Pencarian

Terbang Harum Pedang Hujan 2

Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long Bagian 2


Sun-ming melihat Tuan Jian, Tuan Jian tertawa kepadanya.
Maka Sun-ming berjalan ke arah tempat tidur, melihat lalu mengelus kepala putrinya.
Sekarang semua keraguan dan rasa tidak tenangnya telah berlalu digantikan dengan rasa
gembira yang amat sangat.
Seorang perempuan bila telah mencium adanya sedikit rasa bahagia, dia akan segera
menangkapnya, Sun-ming pun tidak terkecuali, walaupun dia belum benar-benar menangkap-nya,
tapi dia mulai berkhayal:
"Kalau luka Lin-er sudah sembuh, dan dia bisa menjadi salah satu murid mereka, itu sangat
bagus!" Dia tersenyum tapi ada sedikit pikiran sedih, 'Apakah kami bisa membalaskan dendam ayah Liner"
Berapa lama kami harus menunggu" Sepertinya harus dengan usaha kami sendiri, tapi aku...'
Diam-diam dia menghela nafas, air matanya mulai menitik lagi, dia segera memejamkan
matanya supaya jangan terus berpikir seperti itu.
Dia melihat dua orang aneh dari dunia persilatan, sepasang mata Tuan Jian yang bercahaya
terus menatapnya, dalam sorot matanya terlihat ada kelembutan, dalam hati Sun-ming timbul riak
seperti riak air. Dia ingin putrinya bahagia, sedangkan untuk dirinya sendiri dia tidak berharap apa pun.
Mungkin karena luka hatinya terlalu dalam sehingga membuatnya tidak bisa memikirkan
kebahagiannya sendiri. 0-0-0 29 BAB 9 Zhong-nan-shan Sebenarnya Tuan Jian dan San-xin-shen-jun mengobrol dengan cara rahasia, bukan karena
mereka takut Sun-ming akan mendengar jneakapan mereka, melainkan sifat mereka memang
seperti itu. Saat ingin melakukan sesuatu mereka tidak mempedulikan perasaan orang yang ada di
sisi mereka. Pembicaraan mereka tadi hanya tentang perpisahan mereka yang telah lama dan baru
bisa bertemu hari ini. Tapi Sun-ming tidak berpikir seperti itu, 'Apa yang sedang mereka bicarakan" Mengapa aku
boleh mendengar"' Diam-diam Sun-ming berpikir jika dia mempunyai ilmu seperti San-xin-shen-jun, dia pun akan
menggunakan telapak tangannya menggetarkan suara mereka.
Dia menundukkan kepalanya karena tidak berani melihat sorot mata orang itu. Raut wajahnya
seperti senang sekaligus takut membuat semua orang yang melihatnya akan merasa kasihan
padanya. Tuan Jian hanya tersenyum, tapi senyumannya sulit dibaca maknanya oleh orang lain.
"San-xin-shen-jun memang mempunyai ilmu pengobatan yang tinggi, tapi kedua orang yang
terluka ini tidak bisa disembuhkan dalam waktu singkat "
Dengan nada yang tidak terlalu dingin lagi dia berkata pada Sun-ming:
"Kita tidak bisa tinggal lama-lama di sini."
"Tadi sebelum kau kemari, aku sudah bersiap-siap akan membawa mereka ke Zhong-an-shan"
jawabTuan Jian. San-xin-shen-jun segera memotong: "Si hidung kerbau yang tinggal di Zhong-nan-shan, apakah
belum mati?" Pembicaraan mereka terdengar tidak sungkan lagi, mereka tidak seperti orang lain yang
memegang banyak sopan santun dan etika, apa yang dipikirkan langsung dikatakan saat itu juga.
"Umur Biksu Yu-ji tidak seperti usiamu. 7 tahun yang lalu dia sudah meninggal, tapi murid
pertamanya yang bernama Miao-ling sekarang menjadi ketua Zhong-nan-pai." kata Tuan Jian Dia
tertawa dan berkata lagi: "Dulu ketika kita bertarung dan berlatih di Zhong-nan-shan, dia selalu
menunggu di sisi. Akhirnya kau mengajarkannya jurus 'Wu-jin-shen-fa'. Ketika itu dia masih anakanak,
sekarang dia sudah menjadi pesilat terkenal di dunia persilatan."
"Oh! Ternyata dia yang kau maksud," jawab San-xin-shen-jun
"Apakah dia adalah biksu Zhong-nan, Miao-ling?"
Tuan Jian mengangguk: "Jujur saja, luka kedua orang ini benar-benar sangat berat, aku pun angkat tangan. Aku ingat
Biksu Miao-ling banyak belajar ilmu pengobatan kepadamu, mungkin kami bisa pergi ke sana dan
mencoba mengobati mereka, tidak disangka kami tidak bertemu muridnya malah bertemu dengan
gurunya langsung." "Aku tidak menyangka kalau semakin tua ternyata kau semakin licin. Asalkan kau mau
menghabiskan sedikit tenaga dalam saja untuk melancarkan aliran darah kedua orang ini bisa kau
lakukan, walaupun luka dalam mereka berat itu, dengan bantuan tenaga dalammu mereka bisa
sembuh. Kau tidak perlu mencari orang lain lagi. Sekarang aku sudah mengatakan hal ini, aku
tidak akan membiarkanmu hidup dengan nyaman. Setelah hal ini selesai, aku juga ingin kau
membantuku melakukan sesuatu!"
"Kau selalu mengukur orang lain dengan hati kerdil, apakah kau tahu dulu sewaktu aku berlatih
ilmu tenaga dalam, hampir saja aku salah. Walaupun aku menguasai ilmu rahasia yang dianggap
sangat rahasia tapi karena sejak awal Latihan aku terlalu tergesa-gesa maka sampai sekarang, jika
aku mengeluarkan tenaga dalam, akan sulit dihentikan. Itu akan melukai orang lain juga diriku,
aku benar-benar tidak sanggup. Mungkin di waktu yang genting tenaga yang kukeluarkan tidak
bisa membantu mungkin malah akan melukai orang lain, karena itu aku tidak berani mengeluarkan
tenaga dalamku." San-xin-shen-jun merasa senang, pelan-pelan berkata:
"Jika begitu aku tidak minta tolong kepadamu, sebaliknya kau yang meminta tolong kepadaku."
30 Dia sengaja berhenti bicara, ternyata benar wajah Tuan Jian terlihat tertarik dengan hal ini.
Sepertinya ini terlalu awal untuk diceritakan
"Setelah kau membantuku melakukan hal ini, aku akan membantumu untuk hal lain," kata Sanxin-
shen-jun. Tuan Jian ingin mengatakan sesuatu tapi dia mengurungkan niatnya. Dia hanya berkata:
"Sejak tadi kita terus mengobrol dan lupa masih ada orang lain."
Dia menunjuk ke luar jendela dan berkata:
"Hari sudah terang, butuh satu hari perjalanan dan kita akan tiba di Zhong-nan."
"Setelah meninggalkan Zhong-nan, tahu-tahu sudah berlangsung 20 tahun, aku ingat ketika di
Zhong-nan, kita belum selesai bermain catur. Ketika itu kau sudah kalah, alasanmu saat itu ada
hal penting yang tidak bisa ditunda sehingga kau tidak menyelesaikan permainan catur kita.
Sekarang aku tidak akan membiarkanmu mencari alasan yang tidak masuk akal lagi."
San-xin-shen-jun tertawa terbahak-bahak: "Baiklah, baiklah, apakah kau tahu selama kurun
waktu 20 tahun lebih ini kecuali menanam bunga dan pergi ke gunung mencari tanaman obatobatan,
setiap hari aku selalu mencari tahu di mana letak kesalahanku ketika bermain catur
denganmu. Kali ini kau pasti yang akan kalah!"
Dari kata-kata mereka, Sun-ming tahu walaupun mereka berdua memiliki sifat sangat aneh tapi
mereka tetap orang biasa. Apalagi dewa pedang, Tuan Jian semenjak berkelana di dunia
persilatan, dia tidak pernah memberitahukan nama dan identitasnya kepada orang lain.
Pertama kali saat Sun-ming melihatnya, Tuan Jian selalu terlihat dingin dan tidak berperasaan,
tapi setelah melihatnya sekarang, di balik wajah dinginnya yang seperti es, dia juga seperti orang
biasa mempunyai darah panas. Hanya saja dia bisa menutupinya dengan rapat, membuat orang
sulit menebak apa yang sedang dia pikirkan.
Penginapan di mana mereka menginap adalah sebuah penginapan kecil. Kota kecil ini berada di
tempat dan belum mendekati Chang-an.
Sesudah Sun-ming membereskan keretanya, hari sudah terang dan masih pagi, mereka segera
meninggalkan penginapan. Tuan Jian dan San-xin-shen-jun adalah orang yang senang pergi melancong dan tempat yang
mereka singgahi tidak menentu, maka mereka tidak pernah naik kuda.
Kereta sudah disiapkan tapi Sun-ming tidak bisa duduk di depan untuk menjadi kusir.
Pertama, dia harus mengurus kedua orang yang masih terluka, alasan kedua, mana mungkin
ada seorang kusir perempuan" Apalagi selama ini Tian-zheng-jiao dengan ketat mencari Sun-ming,
karena itu dia hanya berdiri terpaku di sana.
San-xin-shen-jun tersenyum:
"Walaupun tempat tujuan kita tidak terlalu jauh dari sini, tapi dengan membawa 2 orang yang
sedang terluka ini, itu bukan hal yang mudah. Aku harap Tuan Jian untuk sementara mau menjadi
kusir." Di bawah siraman sinar matahari terlihat sudut mata dan dahi San-xin-shen-jun dipenuhi
dengan kerutan, tenaga dalamnya sangat tinggi, tapi dia sudah tua dan dia tetap tidak bisa
melawan takdir alam. dia sangat terbuka, bicara pun masih seperti seorang anak muda yang tidak
mengerti pengalaman hidup.
Tapi nada bicaranya yang datar membuat orang yang mendengar nada bicaranya merasa
dingin. Dengan pandangan berterima kasih Sun-ming melihatnya. Menghadapi seseorang yang
mempunyai nama jelek dan sifat aneh tapi bisa menggetarkan dunia persilatan, dia merasa mulai
akrab dengan mereka. Dia melihat Tuan Jian yang angkuh. Sun-ming benar-benar tidak bisa membayangkan seorang
raksasa di dunia persilatan akari menjadi kusirnya saat ini.
Tapi Tuan Jian tertawa: "Jangan mengira karena hal ini akan membuatku menyerah menjadi kusir, mengapa tidak akan
kulakukan" Tapi aku ingin kau menjadi seorang pelayan yang menuntun kuda ini berjalan, kau...."
San-xin-shen-jun tertawa:
"Asalkan kau suka, apa pun akan kulakukan, menjadi pelayan untuk menuntun kereta berjalan,
mengapa tidak?" 31 Dia membalikkan kepala berkata pada Sun-ming:
"Nona mempunyai kusir dan pelayan penuntun kuda, di dunia ini tidak akan ada yang kedua!"
Tawanya terdengar nyaring, dia sama sekali tidak marah.
Hal yang dilakukan oleh orang aneh membuat orang biasa tidak akan mengerti. Sun-ming yang
berada di dalam kereta pikirannya tidak karuan:
"Dewa pedang menjadi kusirku, Shen-jun menjadi pelayanku."
Dia benar-benar tidak percaya telah terjadi hal seperti ini. Matahari bersinar dan masuk melalui
jendela kereta. Melihat anak perempuannya Ling-lin yang terbaring di bawah siraman sinar matahari, terlihat
begitu cantik, di sisi anak perempuannya adalah seorang pemuda yang sampai sekarang ini, dia
belum mengetahui namanya, demi nyawanya pemuda ini telah rela mengorbankan nyawanya.
Dalam hatinya timbul kebahagiaan. Tiba-tiba dia merasa dari seorang perempuan biasa dia
menjadi seperti ratu yang sangat dihormati. Sekalipun dia seorang ratu, tapi itupun tidak mungkin
menjadikan 2 orang aneh itu menjadi kusir dan pelayannya. Kehormatan ini tidak bisa ditukarkan
dengan apa pun. "Tapi aku sudah mendapatkannya."
Kebahagiaan yang datang dengan tiba-tiba ini membuatnya kebingungan, mungkin kesulitan
yang dia dapatkan selama ini sudah cukup banyak dan sekarang waktunya dia mendapatkan
kebahagiaan. Kereta kuda teru s berjalan... Entah sejak kapan dia tertidur pulas. Kesulitan yang
dihadapinya selama beberapa hari ini benar-benar membuatnya merasa sangat lelah.
Karena hatinya sekarang agak tenang, dia bisa tertidur pulas. Matahari sudah terbenam, kereta
telah berjalan melewati Chang-an dan telah tiba di kaki Gunung Zhong-nan.
Gunung Zhong-nan berada di selatan kota Chang-an. Gunung itu adalah gunung terkenal,
Zhong-nan-pai berdiri di sana.
Bersama-sama 7 perkumpulan yang ada di hong-yuan, mereka menjadi sebuah keluarga. Dulu
ketua Zhong-nan-pai yaitu Biksu Yu-ji, dengan pedangnya yang bernama Song-wen,
menggunakan jurus pedang 'tujuh kali tujuh empat puluh sembilan' terkenal di dunia persilatan.
Biksu Yu-ji mempunyai ilmu silat tinggi tapi dia jarang mengeluarkan ilmu silatnya, dia
mengangkat murid pun dengan ketat, maka murid-murid Zhong-nan selalu orang bermutu dan
terpilih, dan mereka juga biksu bersih. Beberapa tahun ini zhong-nan-pai jarang mencampuri
urusan dunia persilatan maka nama mereka agak tenggelam, tapi ilmu silat mereka semakin hari
semakin maju. Kadang mereka tanpa sengaja mengeluarkan jurus, itu saja sudah membuat orang
terkejut melihatnya. Mereka tidak seperti Wu-dang-pai ataupun Kong-dong-pai yang menjadi
perkumpulan teramai di dunia persilatan.
Sekarang pemimpin Zhong-nan-pai adalah Biksu Miao-ling. Walaupun baru 7 tahun menjadi
pemimpin tapi dia berhasil membuat Zhong-nan-pai semakin berjaya dan juga hidup dengan
tenang. Selama beberapa tahun ini dia hanya sekali turun gunung tapi nama Zhong-nan-jian-ke
makin hari makin terkenal di dunia persilatan.
Zhong-nan-shan selama ini selalu hidup dengan tenang dan aman, jarang ada orang dunia
persilatan yang berani mencari masalah dengan mereka, maka Tuan Jian memilih tempat ini untuk
Sun-ming dan putrinya. Tapi ada hal yang terjadi di luar dugaan.. Ketika hari semakin larut, Tuan Jian yang biasanya
terlihat santai dan tenang, sedang duduk di tempat kusir, tangan kirinya memegang tali kekang,
mulutnya berdecak mengendalikan kuda. Dia berhenti di mulut jalan masuk gunung.
San-xin-shen-jun turun dari kereta. Dia bercanda:
'Tidak disangka kecuali bisa memegang pedang dengan posisi bagus, ternyata menjadi kusir
pun lumayan juga. Aku benar-benar kalah darimu!"
Tuan Jian tertawa: "Siluman, jangan terus menertawakanku, lebih baik jaga mulutmu. Kau harus banyak belajar
tentang teknik bermain catur!"
Dia membalikkan badan mengetuk pintu kereta memberitahu Sun-ming kalau mereka sudah
sampai. Sun-ming baru terbangun dari tidurnya, dia merasa kacau dan kebingungan. Di dalam
32 kereta sangat gelap. Dia baru tahu bahwa hari sudah malam. Dia menjulurkan kepalanya untuk
melihat keluar. Ada sebuah jalan tidak begitu lebar tapi berliku-liku menuju ke arah gunung.
Sun-ming langsung turun kemudian membereskan rambutnya. Dengan tertawa dia bertanya:
"Apakah ini Zhong-nan-shan?" berkata lagi, "kudanya tidak bisa naik ke gunung, bagaimana
dengan dua orang terluka di dalam kereta?"
Tuan Jian berpikir dan tidak menjawab tapi San-xin-shen-jun segera tertawa:
"Kali ini kau jangan menjadi kusir tapi menjadi kudanya."
Dia tinggal di gunung selama 20 tahun lebih, setiap hari kecuali mendengarkan suara angin dan
hujan, bahasa burung, dan ulat, dia hidup dalam kesepian. Kesepian yang sangat sulit ditahan
membuat sifatnya tidak menentu.
Karena itu dengan teman satu-satunya yang ada di dunia ini...Tuan Jian, pada saat bertemu,
walaupun dia tahu ilmu tenaga dalamnya tidak sekuat Tuan Jian tapi dia tetap merasa sangat
senang! Ini bukan berarti dia menganggap remeh mengenai kemenangan dan kekalahan, pikirannya
senang karena dia telah bertemu dengan teman lama. Hal ini lebih penting dibandingkan kalah
atau menang. Karena hati merasa senang maka setiap kali bicara dia selalu bercanda. Tuan Jian yang
sombong dan dingin sudah tahu bagaimana sifat temannya Ini, dia sama sekali tidak menaruh
semuanya itu di dalamhati.
Kata-kata San-xin-shen-jun keluar, Sun-ining belum mengerti maksudnya, tapi Tuan Jian sudah
tertawa dan berkata: "Budha sering mengajarkan kepada kita, semua orang di dunia ini bisa menjadi Budha. Manusia
adalah mahluk hidup, kuda juga mahluk hidup, kau sudah lama membaca buku apakah masih
tidak mengerti" Mari, aku adalah seekor kuda, kau juga kuda. Kita akan menarik kereta ini ke atas
gunung!" Dalam hati Sun-ming ingin tertawa. Tuan Jian yang dingin sekarang bisa bercanda juga.
San-xin-shen-jun maju selangkah kemudian melayangkan tangannya. Dua buah roda di kereta
putus dengan posisi rata seperti dibacok dengan kapak yang sangat tajam.
Dia masih tersenyum, kemudian tangannya ditempelkan di kereta. Lengan baju kirinya
dilambaikan, dia melepaskan kuda penarik kereta itu dan mengusir kuda itu ke gunung.
Dia sudah bercanda: "Tuan Jian mengatakan sendiri kalau dia adalah kuda, kuda adalah dia. Sekarang aku telah
melepaskan kudanya, berarti melepaskan dia juga."
Dia membalikkan kepala lalu bertanya kepada Tuan Jian:
"Hei, aku sangat baik bukan, dengan cara apa kau akan membalas kebaikanku?"
Sun-ming tertawa. Hari ini karena keadaaan hatinya tenang dan bebas dari beban, banyak hal yang tadinya tidak
bisa diselesaikan sekarang sudah menda-patkan pemecahannya.
Tuan Jian juga tersenyum. Dia bisa membuat kesulitan Sun-ming terpecahkan, tapi Sun-ming
juga bisa membuat orang aneh dan kesepian, hati yang sudah lama tertekan menjadi terbebas
serta merasa senang. Di seberang San-xin-shen-jun, Tuan Jian pun menempelkan telapaknya ke
atas permukaan kereta. Mereka berdua tersenyum bersama-sama kemudian seperti ada magnet
telapak mereka mengangkat kereta berat itu dan dengan tenang mereka berjalan ke arah gunung.
Sun-ming sudah mengetahui bagaimana hebatnya tenaga dalam mereka berdua dan tidak
merasa aneh karenanya. Dia ikut mereka berdua dari belakang dan terus naik ke atas gunung.
0-0-0 BAB 10 Terjadi perubahan Malam semakin gelap, jalan di gunung itu semakin berliku-liku. Tapi jalan yang sulit ditempuh
itu sama sekali tidak membuat dewa pedang yang terhormat dan San-xin-shen-jun kesulitan.
Mereka berjalan dengan tenang seperti sedang berjalan-jalan di musim semi.
33 Sun-ming yang berjalan di sisi mereka berjalan dengan santai, kesunyian gunung membuat
hatinya terasa berat. Sekarang adalah musim dingin, bunyi-bunyian serangga tidak terdengar,
hanya terdengar ranting kayu kering berbunyi karena tertiup oleh angin kencang, membuat orang
yang merasa dalam kesepian menjadi bertambah sunyi hatinya. Setelah berjalan memutari
beberapa gunung, jalannya lebih menyempit lagi.
San-xin-shen-jun tertawa dan berkata kepada Tuan Jian:
"Sepertinya murid generasi sekarang lebih lemah dari generasi sebelumnya. Murid-murid Yu-ji
tidak seperti gurunya, malam hari seperti ini biksu-biksu di Zhong-nan-shan bertindak ceroboh.
Coba kau lihat!" Dia menunjuk ke balik gunung. "Sekarang adalah waktunya untuk belajar malam tapi kita tidak
mendengar ada orang yang sedang membaca kitab suci, lonceng kuil pun sama sekali tidak
terdengar. Mungkin biksu-biksu di Zhong-nan-shan sudah masuk ke balik selimut untuk tidur. Jika
aku bertemu dengan anak nakal itu, aku akan memarahinya."
Sun-ming mendengar perkataannya, San-xin-shen-jun menganggap pemimpin Zhong-nan-pai


Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

seorang anak kecil, dia ingin tertawa karenanya. Dalam hati dia berpikir, 'Paling-paling usianya
sekitar 40-50 tahun tapi dia sudah terkenal di dunia persilatan dari 40-50 tahun silam, mungkin
usia sebenarnya sudah sangat tua tapi karena dia menguasai tenaga dalam yang tinggi, yang
sering dikabarkan di dunia persilatan sebagai ilmu ajaib awet muda, mungkin ilmu seperti itu yang
dikuasainya.' Tapi Tuan Jian mengerutkan kedua alisnya. Dia mempercepat langkahnya dan terus berjalan ke
arah gunung. Saat berbelok, di depan terbentang lilitan yang gelap. Bila berjalan lurus akan ada
buah jalan kecil yang dipenuhi dengan batu kerikil tapi dewa pedang terhormat, Tuan Jian dan
San-xin-hen-jun berjalan tanpa mengeluarkan suara.
Mereka berjalan beberapa langkah, Sun-ming baru melihat ternyata di dalam hutan ada sebuah
kuil. Dia berpikir, 'Hari masih sore, mengapa lampu-lampu di kuil itu begitu redup sepertinya
orang-orang yang ada di dalam kuil sudah tertidur semua. Apakah orang-orang Zhong-nan-pai
adalah orang-orang pemalas"'
Tapi Tuan Jian merasa ada sesuatu, lalu sebelah tangan dia mengangkat kereta itu.
San-xin-shen-jun mulai menarik sikapnya yang sering bercanda. Dia lari beberapa meter ke
depan kemudian seperti seekor bangau berwarna abu terbang di malam sepi. Gerakannya ringan
juga Indah. Sun-ming dengan cepat mengikuti mereka. Ia lihat pintu utama kuil yang berwarna merah
tertutup rapat. Di dalam kuil tidak terlihat ada orang, keadaan di sana bukan sepi melainkan
seperti ada hawa kematian.
San-xin-shen-jun berdiri di depan kuil dan mengetuk pintu. Ring pintu yang berwarna ungu
terus berbunyi tapi seperti tidak ada yang keluar untuk membukakan pintu.
Dia melihat Tuan Jian: "Aku akan masuk melihat-lihat."
Lengan bajunya dikibaskan, dia meloncat melewati pagar setinggi 6 meter dan masuk ke dalam
kuil. tiba-tiba dari dalam kuil terdengar suara seseorang yang membentak:
"Siapa!" Sun-ming berpikir, 'Mengapa biksu Zhong-nan begitu galak"'
Diiringi suara bentakan, tampak seorang biksu sudah berdiri di depan pintu. Matanya terus
melihat keluar pintu, sikapnya sangat waspada.
San-xin-shen-jun dengan nada tidak suka berkata kepada biksu itu:
"Tidak disangka semenjak Biksu Yu-ji meninggal dunia, ternyata orang-orang di sini semakin
sombong. Katakan kepada ketua kalian ada teman lama yang datang berkunjung!"
Dia mengatakan kata 'berkunjung' dengan pelan dan membuat biksu itu melihatnya, tiba-tiba
dia merasa senang juga kaget, dia segera berteriak:
"Paman Guru Murong!"
San-xin-shen-jun terpaku, dia tidak menyangka kalau biksu yang membukakan pintu
mengenalinya juga mengetahui nama dan marga yang jarang dipakai dan jarang ada yang tahu...
Murong Wang-wu. Sun-ming merasa Tuan Jian melewatinya dan berlari ke depan.
34 Biksu itu berlutut di depan kuil dan berkata:
"Apakah Paman Guru tidak mengenali keponakanmu ini?"
San-xin-shen-jun menatap biksu itu dari atas ke bawah. Tuan Jian segera bertanya:
"Apakah kau adalah Miao-ling?"
Biksu itu melihatnya. Di bawah sinar bulan yang redup, dia mulai mengenali orang yang ada di
depannya. "Ya, ternyata paman Guru Jian juga datang!! Aku adalah Miao-ling, kedua paman guru
meninggalkan Zhong-nan-shan 30 tahun yang lalu tapi wajah kalian tidak berubah."
San-xin-shen-jun mengangguk dan berkata:
"Tapi kau sudah berubah banyak, tidak disangka anak yang sering membawa air teh sekarang
ini adalah pesilat terkenal di dunia persilatan juga ketua Zhong-nan-pai
Dia membalikkan kepala berkata kepada Tuan Jian:
"Tahun demi tahun berlalu, waktu sangat cepat berganti beberapa tahun lagi mungkin kita
sudah masuk ke liang kubur."
Sun-ming melihat biksu yang keluar dari kuil, diam-diam dia berpikir:
"Apakah dia adalah pesilat Zhong-nan-pai, Xuan-men-yi-he" Dia adalah ketua Zhong-nan-pai,
mengapa dia yang membuka pintu?" Sun-ming tidak salah, pada perkumpulan mana pun, siapa
pun yang menjadi ketua, tidak pernah dia sendiri yang membukakan pintu.
Tangan Tuan Jian tampak dilambaikan, dia memapah Miao-ling untuk berdiri. Dia melihat ke
dalam kuil. Di dalam hanya terpasang sebuah lampu. Dengan bantuan cahaya redup dia melihat
wajah Miao-ling. Wajah yang kurus itu terlihat sangat lelah. Dia tahu pasti telah terjadi perubahan
besar di Zhong-nan-pai. "Tuhan benar-benar melindungi kami, aku tidak menyangka kedua paman guru akan datang
kemari." Suara Miao-ling penuh kegembiraan bercampur dengan kesedihan.
"Kedua paman guru sudah datang, 429 nyawa murid Zhong-nan-pai sudah terkubur separuh!"
Tuan Jian dan San-xin-shen-jun, Murong Wang-wu mengetahui kalau di Zhong-nan-pai telah
terjadi sesuatu di sana, tapi begitu mendengar kata-kata Biksu Miao-ling tadi, wajah dingin mereka
tetap saja berubah. Perubahan apakah yang membuat beratus-ratus nyawa murid biksu Zhong-nan-pai terancam
kematian" Semenjak Zhong-nan-pai didirikan, para pesilat tangguh dari Zhong-nan-pai selalu
bermunculan, semua murid adalah orang yang berguna. Hal ini bisa terjadi, bukankah sangat
aneh" Dengan terkejut Tuan Jian bertanya lagi:
"Kita sudah berpisah sekian lama, kau sudah tumbuh dewasa, aku benar-benar merasa senang
dan ingin memberikan selamat kepadamu! Tapi..."
Dia berhenti sebentar, matanya melihat ke sekeliling:
"Apakah di Zhong-nan-pai telah terjadi sesuatu?"
Biksu Miao-ling menarik nafas panjang...... dia melihat Sun-ming yang berada di balik tubuh
Tuan Jian. Dengan terkejut dia berkata lagi: "Zhong-nan-shan telah terkena bencana, yang selama
beberapa ratus tahun ini belum pernah di temui. Aku tidak berguna dan tidak mempunyai cara
lain. Jika kedua paman guru tidak datang kemari, Zhong-nan-pai yang telah berdiri selama
beberapa ratus tahun ini mungkin akan musnah."
Dari kata-kata Biksu Miao-ling, terdengar kalau masalah ini sangat berat. Tuan Jian yang
biasanya tenang terlihat wajahnya berubah lagi.
Biksu Miao-ling menarik nafas:
"Kedua paman guru, di sini bukan tempat yang baik untuk mengobrol, mari kita masuk dulu,
aku akan menceritakan semua yang terjadi di sini."
Tuan Jian dan Murong Wangwu membawa masuk kereta. Sun-ming mengikuti mereka masuk.
Miao-ling melihat ada seorang perempuan cantik datang bersama dengan kedua paman guru
yang sangat dihormatinya. Tuan Jian adalah dewa pedang terhormat begitu pula dengan San-xinTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
35 shen-jun. Walaupun dia merasa aneh, tapi dia tetap tidak berani menanyakannya secara langsung,
dia hanya berdiri dengan sikap hormat di pinggir.
Lampu di ruangan itu menyala hanya sebesar biji kacang, membuat ruangan itu terlihat sedih
juga sepi. Patung-patung Budha masih dengan tangan kanannya yang gagah memegang pedang.
Di bawah sinar temaram seperti ini, patung Budha itu terlihat lebih hidup, seperti dewa dan dewi
yang turun dari langit. Siapa pun yang masuk ke ruangan ini, hatinya akan terasa berat. Sekarang hati Sun-ming
seperti tertindih benda berat. Benda ini membuatnya tidak bisa bernafas. Di kuil yang begitu besar
ini kecuali Biksu Miao-ling, yang lain tidak terlihat.
Seumur hidup Sun-ming belum pernah dia melihat kuil begitu sepi dan menyedihkan. Wajah
Tuan Jian dan Murong Wang-wu pun terlihat begitu serius. Mereka mengangkat Yi-feng dan Linglin
keluar dari dalam kereta.
Biksu Miao-ling berkata: "Kedua paman guru, untuk sementara kalian bisa membawa 2 pasien
ini ke kamar itu." Dia menarik nafas panjang: "Di dalam kuil ini kecuali diriku, nyawa yang lainnya
hampir tidak tertolong. Nafas mereka sudah terengah-engah."
Di bawah lampu yang redup terlihat wajahnya bertambah lesu. Kedua alisnya selalu berkerut.
Hal ini membuat Sun-ming yang tadinya sudah lemas bertambah lemas lagi.
Orang yang berbakat sangat banyak, pesilat tangguh pun banyak, Zhong-nan-pai yang sangat
terkenal di dunia persilatan mengapa mereka bisa berubah seperti ini"
o-o-o BAB 11 Ketua Tian-du-jiao Ternyata selama sebulan ini, di Zhong-nan-pai telah terjadi perubahan besar, murid-murid
mereka terus sakit-sakitan dan mereka tidak sadarkan diri, nafas mereka pun semakin lemah.
Awalnya semua mengira kalau ini hanya sakit biasa, tapi anehnya yang sakit semakin banyak
dan semua yang mendapat penyakit ini datang secara tiba-tiba. Biksu Miao-ling sangat memahami
ilmu pengobatan tapi dia sendiri tidak tahu penyakit apa yang mereka derita sebenarnya.
Karena dia belajar ilmu pengobatan langsung dari San-xin-shen-jun, kepandaiannya tentu saja
lebih tinggi dibandingkan tabib biasa tapi dia tetap tidak mengetahui mereka sakit apa.
Belakangan ini beberapa murid yang kondisinya agak lemah akhirnya tidak bisa bertahan dan
meninggal dunia, beberapa adik seperguruannya pun sakit tanpa sebab.
Di Zhong-nan-shan. Semua menjadi berhati-hati, akhirnya yang tidak sakit hanya Biksu Miaoling.
saja! Hal ini membuat Biksu Miao-ling yang sangat pintar menjadi kebingungan. Dia tidak tahu apa
penyebab di balik semua peristiwa ini, lebih-lebih dia tidak tahu bagaimana menghadapi penyakit
ini, Ingin meminta bantuan pun tidak mempunyai cara.
Biksu Miao-ling melihat keadaan semua murid Zhong-nan seperti ini, hatinya menjadi sedih dan
juga cemas. Suatu pagi, di ruang tengah di tengah tiang iiimah, ditemukan sehelai kertas. Di atas kertas
hitam itu ditulis dengan huruf putih. Setelah membacanya dengan benar-benar, siapa pun yang
telah membacanya menjadi terkejut. Di atas kertas itu tertulis:
Kepada yang terhormat Ketua Zhong-nan-shan, Biksu Miao-ling.
"Sudah ratusan tahun dunia persilatan Zhong-yuan selalu ribut, ini dikarenakan tidak ada ketua
maka terjadi perebutan kekuasaan dan saling bunuh.
Ketua Tian-du-jiao mendapat dukungan dari Tuhan dan semua orang, terpaksa semua
keributan ini kami ambil alih. Apalagi ketua Zhong-nan-shan sangat berbakat, masa seumur hidup
harus hidup terikat di Zhong-nan-shan. Itu adalah tindakan salah, karena itu perkumpulan kami
telah mengambil keputusan ini. Kami akan menerimamu menjadi murid kami, dan juga berharap
ketua bisa menyampaikan perintah ini kepada semua murid Zhong-nan-shan. Mulai saat ini Zhongnan-
shan bernaung di bawah bendera Tian-du-jiao (Perkumpulan racun langit). Ratusan murid
36 Zhong-nan-shan yang sudah sakit tidak perlu diberi obat, mereka akan sembuh dengan sendirinya,
karena ketua kami tidak ingin murid-muridnya terserang penyakit!"
Yang bertanda tangan Ketua Tian-du-jiao
Surat ini ditulis tidak begitu bagus tapi tetap saja mengejutkan orang-orang. Sesudah membaca
surat itu wajah Biksu Miao-ling langsung memucat.
Dia baru tahu ternyata murid-murid Zhong-nan-shan terkena racun. Ketua Tian-du-jiao
memberikan racun misterius dan aneh, sangat jelas jika Biksu Miao-ling tidak menyetujui pendapat
ketua Tian-du-jiao maka murid-murid akan segera mati karena tidak ada obat penawarnya.
Biksu Miao-ling belum pernah mendengar di dunia persilatan ada perkumpulan yang bernama
Tian-du-jiao, siapakah ketua Tian-du-jiao yang dimaksud di dalam surat itu" Dengan cara apakah
dia bisa meracuni beberapa ratus biksu di Zhong-nan-shan"
Dia menjadi kebingungan. Yang paling membuat Biksu Miao-ling terkejut juga marah adalah
ketua Tian-du-jiao ini menginginkan Biksu Miao-ling menyerahkan Zhong-nan-pai yang telah
didirikan oleh ketua-ketua Zhong-nan-pai kepada ketua Tian-du-jiao. Dan Zhong-nan-pai yang
sudah ratusan tahun berdiri harus bernaung di bawah bendera Tian-du-jiao yang belum pernah
didengar namanya selama ini.
Jika hal ini sampai terdengar oleh orang lain mungkin sangat tidak masuk akal, tapi bagi Biksu
Miao-ling, dia merasa kalau surat ini adalah surat ancaman berat.
Jika dia tidak setuju, maka nyawa murid-murid Zhong-nan-shan tidak akan tertolong lagi. Dia
adalah ketua Zhong-nan-pai, mana mungkin menyetujui ancaman seperti ini"
Dia gelisah dan juga bingung. Pada hari ketiga setelah dia mendapat surat ini ada dewa
penolong datang ke Zhong-nan-shan.
Sekarang di Zhong-nan-shan, di belakang kuil itu, biksu Miao-ling dengan sedih menceritakan
semua itu dengan jelas dan teliti kepada kedua paman gurunya.
Dari jaman dahulu sampai sekarang, di dunia persilatan ini walaupun mendirikan perkumpulan
atau kumpulan lainnya, tidak pernah ada yang mendirikan perkumpulan, dengan cara licik
mengancam perkumpulan lain agar mau bernaung di bawah benderanya. San-xin-shen-jun
tertawa dingin: "Dengan dukungan Tuhan menguasai dunia persilatan, belum pernah kudengar
ada orang gila berbuat seperti ini. Aku tidak percaya ada racun yang tidak bisa kutawarkan.
Baiklah Miao-ling, bawa aku melihat keadaan murid-muridmu!"
Tuan Jian tampak berpikir sebentar lalu berkata:
"Tidak perlu melihat lagi, menurutku racun tidak berwarna juga tidak berbau tapi bisa membuat
ratusan orang terkena racun ini, orang yang terkena racun tidak sadarkan diri, kemudian perlahanlahan
meningal, di dunia ini hanya ahli racun Wu-du-zhen-jun yang bisa membuat racun dari air
liur laba-laba, darah landak beracun, air liur kaki seribu ditambah dengan semacam rumput
beracun yang hanya tumbuh di daerah perbatasan Yun-nan, menjadi semacam racun yang
bernama 'Chu-gu-sheng-shui' (Air suci tulang) sepertinya tidak ada racun lain yang lebih dahsyat
lagi dari racunnya." Dia menarik nafas dan berkata lagi: "Setelah Wu-du-zhen-jun berhasil
membuat racun ini, secara kebetulan di dunia persilatan diadakan rapat 'Jun-shan' maka Wu-duzhen-
jun berniat dengan racun ini, dia akan membuat para pendekar keracunan dan mati.
Rencana busuknya berhasil, semua pendekar terkena racun. Ketika Wu-du-zhen-jun sedang
bersenang-senang di atas penderitaan, ada seorang yang aneh, walaupun dia telah terkena racun
tapi ilmu silatnya tidak menghilang...dia memaksa Wu-du-zhen-jun mengeluarkan obat
penawarnya, maka bencana di dunia persilatan pun bisa terhindar dan ratusan nyawa pendekar
bisa di selamatkan."
Semua yang ada di kamar terus melihatnya, sapai-sampai seorang San-xin-shen-jun pun diam
menunggu kelanjutan ceritanya.
"Wu-du-zhen-jun berhasil dibunuh oleh tetua ini. Air 'Chu-gu-sheng-shui' yang katanya hanya
dipakai beberapa tetes, sisa racun itu telah menghilang entah kemana."
Sun-ming bertanya: "Air racun hanya dipakai beberapa tetes tapi sudah membuat beberapa pendekar di dunia
persilatan terkena racun dalam waktu bersamaan."
37 Pelan-pelan Tuan Jian berkata lagi: "Belakangan aku baru tahu walaupun Wu-du zhen-jun
hanya meneteskan beberapa tetes racun ke dalam air minum, tapi dia telah membuat air sungai di
sana menjadi air beracun. Begitu aku mendengar cerita Miao-ling tadi, aku tahu kalau Chu-gusheng-
shui' sekali lagi muncul di dunia perrsilatan Aku kira ada orang yang sengaja menaruh racun
ke dalam air sungai Zhong-nan-shan. Orang yang terkena racun ini bila dilihat menurut tingkatan
ilmu silatnya, maka jangka waktu sakitnya akan berbeda-beda."
Dengan nada curiga Miao-ling berkata lagi:
"Aku sendiri pun meminum air sungai itu, mengapa aku seperti tidak terkena racun?"
Alis Tuan Jian tampak berkerut:
"Mungkin orang yang membubuhkan racun tidak meracunimu dan berniat memperalatmu."
San-xin-shen-jun bertanya:
"Mengapa kau bisa begitu yakin kalau racun yang menjangkiti murid-murid Zhong-nan-pai itu
adalah racun'Chu-gu-sheng-shui'"
Dulu dalam rapat Jun-shan aku tidak ikut tapi aku pun pernah mendengar cerita ini, hanya saja
tidak sejelas sekarang. Apakah di dunia ini tidak ada racun lain yang lebih hebat?" Tuan Jian
menarik nafas: "Aku bisa begitu yakin karena ketika itu walaupun usiaku masih kecil tapi aku ikut
guruku ke sana untuk menghadiri rapat Jun-shan. Aku juga terkena racun itu."
"Selama beberapa tahun ini aku selalu berkelana ke daerah propinsi Yun-nan, aku pernah
mendengar seorang temanku bercerita kalau 'Chu-gu-sheng-shui' yang dulu dibuat oleh Wu-duzhen-
jun muncul lagi di dunia persilatan. Tidak disangka yang terkena racun itu adalah muridmurid
Zhong-nan-pai." Sun-ming tidak pernah mendengar nama siluman yang muncul beberapa puluh tahun lalu, tapi
saat melihat Tuan Jian begitu serius, maka dia pun tahu kalau racun ini bukan sekedar racun
biasa, maka dia mengerutkan keningnya, Biksu Miao-ling terlihat begitu terkejut, wajahnya penuh
dengan kesedihan. San-xin-shen-jun memejamkan kedua matanya, dia seperti sedang berpikir, setelah lama dia
baru berkata: "Racun yang dicampur dengan 7 macam racun ini, aku tidak akan bisa menawar-nya." Dia
melihat Tuan Jian dan berkata lagi: "Beberapa puluh tahun ini aku tidak bisa menebak siapa
gurumu, sekarang setelah kau menceritakan hal ini, di mana obat penawar itu berada, aku kira
kau pasti mengetahuinya?"
Kata-kata ini membuat semua orang terpaku. Wajah Tuan Jian berubah tapi dia tetap berkata:
"Siapa guruku tidak perlu dirahasiakan lagi, sekarang kau pasti sudah tahu, kau pasti tahu
kesulitan yang akan dihadapi, obat penawar yang dulu masih tersisa, memang masih ada tapi
tetua aneh itu terakhir kali karena satu hal dia membenci orang-orang dunia persilatan ini, maka
dia menyimpan obat penawar dan juga kitab rahasia yang mencatat ilmu silatnya yang tinggi
seumur hidup. Dan masih ada sebutir obat yang sudah berusia 200 tahun yang dibuat oleh 'Donghai
Tui Xian-zi'. Obat ini bisa membuat ilmu silat siapa pun menjadi sangat dahsyat, obat yang
ber-nama 'Du-long-wan' (pil racun naga). Semua ini juga disimpannya di sebuah tempat yang
sangat rahasia. Dia mengatakan kelak jika ada seseorang seperti dirinya bisa menelan semua
kesulitan dan kepahitan yang sama dengannya, maka orang ini akan mendapatkan semua benda
miliknya dan orang aneh yang mempunyai ilmu tinggi ini dalam rasa kecewanya yang berat
akhirnya bisa bunuh diri!"
Sun-ming dan Biksu Miao-ling tidak tahu siapa yang dimaksud orang aneh berilmu silat tinggi
yang baru diceritakan oleh Tuan Jian tadi. San-xin-shen-jun terus berpikir, dia mengumpul-kan
ingatannya, dengan cara menghantar suara dia berkata kepada Tuan Jian:
"Aku berteman denganmu sudah sekian lama, bisa dikatakan kalau kita adalah teman akrab,
aku hanya akan bertanya satu kata kepadamu, Wu-gu-xing-jun Du Gu-ling itu siapamu" Dimana
kitab Tian-xing-mi-ji' (kitab rahasia bintang langit) berada sekarang" Apakah hanya kau yang tahu
tempatnya?"

Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sun-ming dan Biksu Miao-ling bingung nelihat kelakuan San-xin-shen-jun dan Tuan Jian.
mereka tidak mengerti mereka sedang bicara apa.
Tuan Jian berusaha menahan emosinya, tapi tetap terlihat kalau raut wajahnya terus berubahubah.
38 Dia melihat San-xin-shen-jun, dengan manghantar suaranya pelan-pelan dia berkata:
"Kalau kau bisa menebak semuanya untuk apa bertanya lagi" Hal yang dulu terjadi membuat
hidupku tidak tenang, maka aku selalu dengan wajah palsu tampil dihadapan orang lain. Kitab
rahasia Tian-xing-mi-ji' memang aku sendiri yang tahu di mana disimpannya kecuali kalau aku
bertemu dengan orang special seperti yang kumaksud, aku tidak akan memberitahukannya
kepada orang lain." Mata San-xin-shen-jun dibuka tapi dia segera memejamkannya lagi. Dengan kecewa dia
berkata: "Aku memilih tinggal di gunung, kali ini aku turun karena kitab rahasia 'Tian-xing-mi-ji' tapi aku
sudah salah tafsir. Aku kira yang bersembunyi di Qing-hai, di sungai Mu-wu-lu adalah seseorang
yang sangat aneh yang tidak mempunyai nama dan marga, menganggap dia adalah satu-satunya
murid Wu-gu-xing Gu Du-ling. Tadi pagi aku mengatakan ada satu hal, aku ingin dia membantuku
melakukannya, yaitu pergi bersama-ku ke Qing-hai untuk mencari kitab 'Tian-xing-mi-ji'."
Dia menarik nafas panjang, dia tidak menghantar suara lagi malah berteriak:
"Kalau begitu harapanku tidak akan tercapai."
Kedua matanya sekali lagi terbuka, sorot matanya seperti pisau tajam mengarah ke wajah Tuan
Jian: "Jika kau tidak memberitahuku di mana obat penawarnya, apakah kau tega melihat beberapa
ratus murid Biksu Yu-ji mati oleh racunnya Wu-du-zhen-jun?"
Dua orang berilmu silat tinggi juga sangat dingin. Sekarang mereka hilang sikap mereka yang
biasa, apalagi wajah Tuan Jian terlihat sangat sedih. Terlihat dihatinya sedang terjadi perang batin
dengan hebat! Sun-ming perlahan-lahan berjalan ke depan tempat tidur, tiba-tiba dia melihat wajah pemuda
yang menolongnya sangat pucat. Pucat sampai membuat orang takut melihatnya, dia meletakkan
tangannya di depan hidung Yi-feng, nafasnya tinggal sedikit lagi. Karena terkejut dia berteriak:
"Dia...sepertinya dia akan mati!" Teriakan ini membuat ketiga orang di sana terkejut dan segera
melihat keadaannya. San-xin-shen-jun menarik nafas panjang dan berjalan ke depan tempat tidur
"Aku menolong satu orang dan sebagai gantinya mendapatkan satu nyawa."
Dia melihat Tuan Jian dan berkata:
"Nyawa beberapa ratus orang itu berada di tanganmu!" Suaranya sangat berat.
Sun-ming berpendapat: "Jangan percaya 100% pada gosip diluaran. San xin-shen-jun mempunyai reputasi jelek di
dunia persilatan, tapi ternyata dia seorang yang baik hati!"
Sebenarnya setelah San-xin-shen-jun memutuskan bersembunyi dan tinggal di gunung selama
20 tahun lebih, perubahan yang terjadi pada san xin-shen-jun sangat besar, hanya Sun-ming yang
tidak mengetahuinya. 0-0-0 BAB 12 Tidak ingin mengenang masa lalu
Dua jam telah berlalu, napas Yi-feng yang tadinya sudah lemah dan tidak sadarkan diri, pelanpelan
mulai membuka matanya. Dia mulai merasa kalau dia berada di sebuah kamar yang langitlangitnya
sangat tinggi. Tulang tangan dan kakinya serasa lepas dari tubuhnya. Dua tangan terasa
panas di belakang tubuhnya secara perlahan bergerak, panas yang dikeluarkan dari telapak itu
membuat tubuhnya terasa aneh. Dia tahu ada seorang pesilat tangguh sedang mengerahkan
tenaga dalamnya untuk membantunya melancarkan aliran darah ke nadi-nadi yang ada di seluruh
tubuhnya, tapi dia tidak tahu siapa orang itu, karena saat itu pikiran dan hatinya masih kacau. Dia
masih berada dalam kabut kebingungan!
Kemudian dia mulai teringat kembali hal yang menimpa dirinya sebelum dia terluka. Karena itu
dalam hati dia merasa aneh.
39 Selama beberapa hari ini, dia berada dalam keadaan tidak sadarkan diri, maka apa yang terjadi
padanya dia tidak tahu. Sekarang dia mulai sadar, tapi tenaga dan pikirannya saat ini masih
lemah. Terkadang dia masih tidak bisa memikirkan sesuatu.
Nyawanya masih bisa dipungut, dua luka berat yang didapatkan akibat bertarung melawan
Sepasang Mayat Pencabut Nyawa, setelah melalui beberapa hari melakukan perjalanan ditambah
dengan keadaan hatinya yang masih tertekan, maka saat dia berada di kamar Miao-ling, nyawanya
hampir saja melayang. Setelah San-xin-shen-jun melakukan beberapa pemeriksaan, ternyata luka Yi-feng lebih berat
dari perkiraannya semula. Karena dia telah berjanji untuk mengobati luka Yi-feng maka dia pun
mengeluarkan obat yang telah lama dikumpulkan dan menghabiskan waktu sangat lama untuk
membuatnya. Obat yang bernama 'Zai-zao-wan' ini dibuat untuk memperkuat nafas seseorang. Dan obat ini
akhirnya bisa menolong nyawa Yi-feng, kemudian menghabiskan tenaga dalam San-xin-shen-jun
untuk memperlancar nadi-nadi Yi-feng. Kecuali San-xin-shen-jun di dunia ini tidak ada orang yang
bisa menarik nyawa Yi-feng yang hampir melayang. Yi-feng sendiri tidak tahu nasib baik apa yang
ditemuinya, dia hanya merasa ada telapak tangan yang bergerak di tubuhnya, semakin lama
gerakan tangan itu semakin cepat. Dari gerakan mengelus menjadi menepuk. Hanya dalam waktu
singkat, nadi yang berjumlah 108 semua telah ditepuk. Lalu Yi-feng memuntahkan dahak yang
telah bercampur dengan darah.
Sewaktu San-xin-shen-jun berhenti bergerak, tampak keningnya berkeringat deras. Dia duduk
bersila tidak bergerak. Kemudian dia memejamkan kedua matanya, memulihkan tenaganya , yang
telah terkuras banyak demi menolong Yi-feng.
Kamar itu sepi, Biksu Miao-ling berdiri dengan lesu, wajahnya menyaratkan kesedihan, dia diam
seperti patung, berdiri dengan kaku.
Tuan Jian pun duduk dengan diam. Wajahnya terlihat datar, tapi dari tangannya yang
mengepal erat, terlihat kalau orang yang berilmu silat tinggi ini pikirannya sedang bergejolak.
Sun-ming terus melihat San-xin-shen-jun yang sedang menolong orang yang telah berbudi
kepadanya. Sampai Yi-feng sadar dan memuntahkan darah serta dahak, dia baru berani
menghembuskan nafas panjang.
Ling-lin yang lukanya lebih ringan sesudah minum obat pemberian San-xin-shen-jun. Sekarang
dia tertidur dengan pulas, wajahnya yang cantik mulai menjadi merah.
Yang terluka semakin membaik, hati Sun-ming mulai terasa lega, begitu dia menolehkan kepala
untuk melihat, dia melihat wajah Tuan Jian, dia merasa lebih terkejut!
Walaupun dia tidak tahu apa yang sedang terjadi pada orang yang berilmu tinggi itu, tapi dia
tahu kalau Tuan Jian pasti sedang menghadapi kesulitan, dia ingin dan berharap mempunyai
kesempatan membantu kesulitan Tuan Jian.
Setelah lama, kamar itu seperti baru terbangun dari rasa sepinya.
San-xin-shen-jun turun dari tempat tidur, sorot matanya sudah kembali seperti semula, setelah
menghabiskan tenaga dalam cukup banyak, dia masih terlihat begitu bersemangat, dari sini dapat
diketahui kalau dia mempunyai ilmu tinggi.
Pelan-pelan dia berjalan mendekati Tuan Jian, dia melihat Tuan Jian dengan pandangan berat
dan berkata: "Kita sudah puluhan tahun berteman, aku tahu seperti apa yang disebut sebagai Tuan Jian,
menghadapi situasi seperti ini kau pasti menemui kesulitan besar, tapi mungkinkah kau tega
melihat nyawa ratusan orang melayang begitu saja?"
Sun-ming berjalan mendekati tempat tidur, melihat mata Yi-feng yang terpejam rapat, dia
seperti sedang tertidur nyenyak. Begitu Sun-ming mendengar perkataan San-xin-shen-jun, dia
segera berkata: "Sesuai perkiraan Tetua tadi, orang yang mengaku sebagai ketua Tian-du-jiao pasti mempunyai
obat penawarnya, mengapa kita tidak memaksanya keluar dan memberikan obat penawarnya?"
Dengan dingin San-xin-shen-jun menjawab: "Siapa ketua Tian-du-jiao, sampai sekarang kita
tidak tahu, kecuali kalau dia muncul dengan sendirinya. Kalau tidak entah ke mana kita harus
mencarinya?" San-xin-shen-jun menarik nafas lagi:
40 "Tapi nyawa ratusan murid Zhong-nan-pai dalam bahaya, kalau kita terus menunggu mereka,
walaupun menunggu sehari saja, akan banyak nyawa yang melayang. Nyawa setiap manusia
sangat penting, kalau putra atau putrimu terkena racun, kau tidak akan bisa bicara seperti itu!"
Suaranya terdengar serius dan besar, Sun-ming menundukkan kepalanya karena malu, dalam
hati dia memarahi dirinya sendiri, dia tidak marah kepada San-xin-shen-jun karena menegur-nya
dengan kata-kata berat, karena kata-kata yang diucapkannya sangat masuk akal.
Wajah Tuan Jian terlihat lebih serius lagi, tiba-tiba dia membuka mata dan berkata:
"Jangan salahkan aku karena tidak berperasaan. Aku dan Kakak Yu-ji telah lama berteman,
masa aku tidak memperhatikan keselamatan murid-muridnya" Nyawa yang harus ditolong begitu
banyak, walaupun bukan Zhong-nan-pai yang terkena musibah aku akan tetap menolong mereka,
apalagi ini menyangkut hidup dan matinya Zhong-nan-pai, tapi..."
Dia menarik nafas panjang, kedua matanya dipejamkan kembali, Biksu Miao-ling yang sejak
tadi diamm tiba-tiba berkata:
"Tadi Paman Guru Jian mengatakan kalau ada seseorang yang mengalami kesedihan sama
seperti tetua yang mempunyai ilmu silat tinggi itu, maka dia bisa bisa mendapatkan kitab dan obat
itu, apakah Paman Guru Jian bisa menceritakan tentang kesedihan tetua ini" Mungkin saja...."
Tuan Jian mengibaskan tangannya, melarang Miao-ling terus bicara, wajahnya terlihat sedih,
pelan-pelan dia berkata: "Tetua pemilik ilmu tinggi itu, tenaga dalamnya telah mencapai puncak, dan tubuhnya menjadi
tubuh yang tidak bisa ditembusi senjata, selama ratusan ini dia sangat terkenal, hanya saja...."
Dia menarik nafas lagi: "Entah mengapa semasa tuanya, dia malah menikahi seorang gadis dan gadis itu melahirkan
seorang putra untuknya."
Sun-ming melihatnya, hatinya tergerak, Tuan Jian berhenti bicara sebentar, lalu pelan-pelan
melanjutkan kembali: "Tetua pemilik ilmu silat tinggi itu, dalam rapat Jun-shan telah menolong semua pendekar
Zhong-yuan yang terkena racun, maka dia mendapat julukan dewa terhormat, di dunia persilatan
semua masalah yang terjadi asalkan dia yang bicara dan turun tangan, pasti akan segera beres.
Ini dikarenakan semua orang ingin membalas budinya, tapi terakhir...."
Sewaktu Tuan Jian bercerita, beberapa kali dia berhenti bicara, sepertinya hatinya terus
bergejolak. Banyak hal yang sulit untuk diungkapkan, akhirnya dia bicara lagi:
"Istrinya menggunakan nama baiknya, dia memakai topeng dan menggunakan ilmu yang
diajarkan oleh suaminya, melakukan hal yang membuat Tuhan tidak mengijinkan siapa pun untuk
melakukannya Perbuatannya membuat orang-orang menjadi marah. Awalnya orang dunia
persilatan masih teringat pada budi sang suaminya, tapi lama-kelamaan mereka tidak tahan lagi.
Wibawa yang sudah lama dibangun oleh tetua itu dalam waktu 3 tahun dihancurkan oleh istrinya
sendiri!" Hari sudah larut, tapi orang yang berada di kamar itu masih dengan sepenuh hati mendengar
cerita Tuan Jian, mereka tidak merasa lelah.
Dari tempat tidur terdengar nafas seseorang yang berat, di luar jendela angin berhembus terus
Tuan Jian melanjutkan lagi: "Kemudian istri tetua itu takut kalau perbuatannya akan diketahui
suaminya, maka dia telah pergi meninggalkan Tiongkok dia pergi ke tempat seorang siluman, lalu
menjadi istri muda siluman itu. Hati tetua ini menjadi terluka, tapi dia tidak ingin membalas
dendam kepada istrinya. Karena dia menganggap kalau perasaan tidak bisa dipaksakan. Dalam
kesedihannya dia melimpahkan kasih sayangnya kepada anak tunggalnya."
Sun-ming menghela nafas, Biksu Miao-ling dan San-xin-shen-jun pun demikian, mereka seperti
melihat seorang tua yang sedih dan sedang menuntun seorang putra, berdiri di depan mereka
saat ini. Tuan Jian membalikkan badan, melihat ke dinding kosong, dia meneruskan kembali katanya:
"Karena tidak ada yang mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, maka orang persilatan terus
menghinanya, menganggap dia bukan orang berhargaa lagi. Isu tidak enak terus
menggoncangkan dunia persilatan, ada beberapa pendekar yang 'berniat menyatukan semua
pendekat tangguh untuk membalas dendam kepada tetua itu."
41 "Kemudian putra satu-satunya dari tetua itu ternyata juga telah salah paham kepada ayahnya.
Suatu malam saat terang bulan, dia membuat pernyataan kalau tetua itu bukan ayahnya lagi!"
Sun-ming menghapus air matanya. Tuan Jian melanjutkan kembali ceritanya: "Tetua berilmu
tinggi itu dan hati penuh luka, ditambah dengan pukulan yang datang dari putranya sendiri,
membuatnya menjadi tidak waras, dari tempat persembunyiannya dia kembali ke dunia persilatan.
Tapi orang persilatan begitu melihat sosoknya mereka langsung menghinanya dari jauh. Sampai
perampok-perampok besar pun tidak sudi bergaul dengannya, kemudian..."
Dia terbatuk ringan, seperti ingin menutupi kesedihannya:
"Tetua berilmu tinggi itu marah, ditambah dia sudah tidak waras, akhirnya dia membunuh Jinling-
san-jie (3 orang terkenal dari Jin-ling), karena mereka yang paling sering menghinanya,
begitu darah mengotori tangannya, dia baru sadar dari pikiran kacaunya, tapi kesalahan itu sudah
terjadi. Karena Jin-ling-san-jie adalah orang terkenal dalam membela keadilan dan kebenaran.
Setelah mereka mati dunia persilatan menjadi marah karenanya."
"Di dunia ini yang paling menyedihkan adalah difitnah dan tidak ada tempat untuk meminta
keadilan." Semua orang di dalam kamar mendengar cerita itu dengan hati berat. Wajah San xin shen-jun
terlihat lebih sedih lagi.
Tuan Jian pun kembali meneruskan ceritanya:
"Tetua berilmu silat tinggi itu sadar kalau semuanya tidak akan bisa diselesaikan dan dijelaskan,
apalagi dia masih sangat mencintai istrinya, dia pun tidak mau menjelaskan keadaan sebenarnya.
Demi menghindari pertumpahan darah, akhirnya dia memutuskan tinggal di tempat terpencil,
hanya saja dia bukan orang yang dulu lagi."
"Dia sangat kecewa, istrinya pergi meninggalkannya, demikian pula dengan putranya, tidak ada
seorang pun yang tahan dengan keadaan seperti ini, karena itu dia pun menulis sebuah kitab,
mencatat semua ilmu yang dimilikinya, serta sebutir obat bernama 'Du-long-wan', yang siap dia
berikan pada putranya juga obat penawar dari racun 'Chu-gu-sheng-shui'. Semua itu dikuburnya di
daerah di perbatasan Yun-nan."
"Semenjak putranya pergi meninggalkannya, dia berkelana di dunia persilatan, dia tahu di
mana ayahnya berada saat ini. Menurut orang-orang darah lebih kental daripada air, maka dia pun
memutuskan untuk mencari ayahnya. Tapi tetua berilmu silat tinggi ini menepak nadi di kepalanya
sendiri, dia memutuskan membunuh diri, tapi sebelum dia mati, dia masih sempat bertemu
dengan putranya untuk terakhir kalinya."
Cerita ini membuat Sun-ming terus meneteskan air matanya.
Biksu Miao-ling mengatupkan kedua tangannya untuk menghormati tetua itu dan merasa turut
berduka cita. Tuan Jian dengan sedih berkata lagi: "Tetua berilmu tinggi itu sebelum meninggal masih
mempunyai tenaga kuat, mungkin semua ini disebabkan karena masalah berat yang menimpanya
sehingga membuatnya lebih kuat dan tegar. Dia masih sempat berpesan kalau di dunia ini ada
orang yang hidupnya tersiksa sama seperti dirinya namun mempunyai cita-cita yang belum
diselesaikan, silakan pergi ke perbatasan Yun-nan tepatnya di Gunung Wu-liang untuk mengambil
benda-benda yang dikuburkannya di sana."
"Karena tempat di mana dia menyembunyikan benda-benda itu, hanya diketahui oleh putranya
sendiri, dan pesan terakhir yang ditinggalkannya adalah untuk putranya sendiri."
"Setelan putra tunggalnya melihat keadaan ayahnya seperti itu, hatinya bertambah pedih,
melihat wajah ayahnya yang telah meninggal saat berada dalam sebuah gua, terus membayang di
benaknya. Selama 3 tahun dia duduk menghadapi dinding gua, semua itu dia lakukan untuk
menebus dan menyesali semua perbuatannya."
"Kemudian dia pun menutupi gua itu, membiarkan mayat ayahnya di sana supaya tidak
diganggu oleh orang-orang lagi, lalu..."
Tuan Jian membalikkan tubuhnya, mata-nya seperti tertutup oleh sebuah kabut tipis, apakah
itu adalah pantulan dari air matanya ataukah air matanya yang menetes"
Dia berkata lagi: "Kalian adalah orang dunia persilatan, apakah kalian tahan melihat ada orang seperti tetua ini
yang keadaannya mengenaskan seperti itu" Mana mungkin aku.."
42 Tiba-tiba dia menghentikan ucapannya, kamar sepi seperti kuburan, lalu dia pun menghela
nafas: "Tidak perlu kukatakan lagi, kalian pasti sudah bisa menebak, tetua berilmu tinggi itu tidak lain
adalah ayahku sendiri, aku adalah putranya yang penuh dengan dosa, dalam keadaan seperti itu
apakah aku bisa melanggar pesan terakhir ayahku dengan mengatakan tempat di mana dia
menyembunyikan obat penawarnya?"
"Selama puluhan tahun aku menutup nama dan margaku, lalu berkelana di dunia persilatan, ,
maksudku tidak lain adalah mencari seseorang yang nasibnya sama seperti ayahku, nasib yang
begitu menyedihkan. Di dunia ini orang yang mengalami kesulitan sangat banyak, tapi sampai saat
ini aku belum menemukan seseorang yang nasibnya lebih menyedihkan dari ayahku."
0-0-0 BAB 13 Bencana mendatangkan rejeki
Kamar tetap sepi dan sunyi seperti mati...
Tidak ada yang bersuara untuk menghibur Tuan Jian yang sedang bersedih, lebih-lebih tidak
ada yang memaksa Tuan Jian untuk mengatakan di mana tempat penyim-panan kitab rahasia dan
obat penawarnya. Tiba-tiba orang yang ada di atas tempat tidur bergerak-gerak, terdengar suara lemah yang
berkata: "Aku ingin memberikan pendapat..."
Semua orang disana terkejut dan melihat ke arah tempat tidur, Sun-ming segera berlari ke arah
sana, pemuda yang menolongnya sedang berusaha bangun untuk duduk.
Tapi lukanya baru saja sembuh, walaupun sudah minum obat dan nadi-nadinya telah
dilancarkan aliran darahnya, tapi tubuhnya yang telah terkena jurus Yin-du-zhang, tidak bisa
dalam waktu singkat sembuh total.
Karena itu dia melepaskan keinginannya untuk duduk, dan tetap terbaring di tempat tidur.
San-xin-shen-jun segera berpikir sebentar lalu bertanya:
"Apa yang ingin kau ungkapkan?"
Yi-feng ingin menyahut tapi dia masih lemas, pikiran San-xin-shen-jun terus berputar-putar:
"Dia terluka berat dan baru saja sembuh, kalau terlalu banyak bicara, nanti malah akan
merepotkanku lagi, melihatnya keinginan untuk berbicara, pasti ada hubungannya dengan


Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

masalah yang sedang kami bicarakan, apakah...." karena itu dia segera berjalan mendekati tempat
tidur dan bertanya: "Apa yang ingin kau sampaikan" Katakan-lah sekarang, kami siap mendengarnya." Sun-ming
merasa aneh: "Dia belum sembuh total mengapa San-xin-shen-jun malah membiarkannya bicara?"
Tapi Sun-ming tidak mengatakan kalau dia tidak setuju, dia juga berpikir San-xin-shen-jun pasti
mempunyai maksud tertentu.
Miao-ling pelan-pelan berjalan mendekati tempat tidur.
Ternyata Yi-feng tadi belum tertidur pulas, sejak tadi semua perkataan orang-orang di sana
didengarnya dengan jelas. Dalam hatinya tiba-tiba muncul suatu pengharapan, membuatnya
mengeluarkan suara untuk menyampaikan pendapatnya.
Sewaktu dia mendengar cerita ini, dia tidak melihat wajah orang yang bicara adalah dewa
pedang yang terhormat, dan semenjak 10 tahun lalu telah terkenal di dunia persilatan, dengan
suara lemah dia pun berkata:
"Tadi aku mendengar cerita Tetua, aku pun benar-benar merasa sedih, dan hal ini sangat tidak
berperikemanusiaan, tapi tetua itu mengatakan, di dunia ini tidak ada orang yang nasibnya lebih
tragis darinya', aku tidak berpendapat seperti itu."
Kata-katanya baru keluar, semua orang di sana terkejut mendengarnya, Tuan Jian mengangkat
kepalanya untuk melihat Yi-feng.
Yi-feng berkata lagi: 43 "Kesedihan itu ada berbagai macam, ada yang merasa sedih sangat dalam ada yang tidak, tapi
dua jenis kesedihan ini tidak sama. Aku kira aku sendiri pun tidak bisa membandingkannya,
apalagi kalau bukan kita sendiri yang mengalami kesedihan itu, siapa pun tidak akan bisa
merasakan kesedihan yang dialami oleh masing-masing orang."
"Tetua terhormat itu hidupnya memang sangat tersiksa dan juga menyedihkan, tapi kalau
mengatakan tidak ada yang hidupnya lebih tersiksa darinya, aku kira itu belum tentu."
"Tetua itu berkelana sekian lama untuk mencari orang yang nasibnya sama seperti dirinya, dan
beliau melihat tidak ada yang hidupnya lebih menyedihkan darinya, karena tetua itu sendiri tidak
pernah mencoba merasakan kesedihan orang lain, mana mungkin beliau bisa merasakan
kesedihan orang lain bukan?"
Suara Yi-feng terdengar lemah, tapi setiap perkataannya mengandung makna yang dalam. Sanxin-
shen-jun mengangguk, Sun-ming mendengar perkataan Yi-feng dengan teliti.
Apalagi dengan Tuan Jian, dia hanya diam sambil terus mendengarkan. Sejak dulu belum
pernah ada orang yang mengatakan tentang hal seperti ini juga tidak ada orang yang membahas
tentang kesedihan dengan begitu mendalam. Yi-feng melanjutkan kembali: "Misalkan ada
seseorang, dia mempunyai istri dan anak yang hidup terpisah darinya, mereka dihina oleh orangorang
jahat, mungkin di depan orang itu, orang-orang jahat ini menghina dan memperkosa
istrinya. Disebut kesedihan apakah ini" Dia tidak bernasib seperti tetua terhormat itu, beliau
mempunyai ilmu silat tinggi, dan orang ini hanya bisa menyimpan kesedihannya di dalam hati,
apakah nasibnya lebih mujur dari tetua ini?"
Tuan Jian mendengarkan semua perkataan Yi-feng dan mencoba menganalisa-nya. Dari sorot
matanya memancar cahaya yang membuat siapa pun tidak mengerti maksudnya, seperti setuju
juga seperti ingin membantah.
Yi-feng berkata kembali: "Seperti aku, istriku digaet oleh ketua Tian-zheng-jiao, istriku mengkhianatiku dan pergi dengan
laki-laki itu, keluargaku yang hangat dihancurkan oleh Tian-zheng-jiao. Aku merasa sangat sedih,
tapi bagaimana aku bisa melawan kekuatan Tian-zheng-jiao yang begitu hebat di dunia
persilatan?" Alis San-xin-shen-jun tampak berkerut, Yi-feng bercerita lagi:
"Masih ada lagi, ketua Tian-zheng-jiao harus melihatku mati dia baru akan berhenti
mengejarku, untuk menghindari pengejaran Tian-zheng-jiao dengan terpaksa aku harus berpurapura
mati, aku sudah tidak memiliki apa-apa lagi sekarang. Sampai keinginan untuk membalas
dendam pun sudah tidak ada harapan lagi. Menurut Tetua, jenis kesedihan seperti apakah yang
aku alami ini?" Suaranya yang lemah sarat dengan kesedihan dan juga mengandung kemarahan.
Tidak disangka oleh Sun-ming, pemuda ini pun ternyata mengalami kesedihan yang begitu
dalam. Miao-ling mendekat dan bertanya:
"Apakah Tuan adalah 'Tie-ji-wen-hou' Pendekar Lu?"
Dengan suara lemah Yi-feng menjawab: "Benar, aku adalah Lu Nan-ren, tapi Lu Nan-ren sudah
mati...kecuali kalau dia bisa membalas dendam dan membersihkan nama baik akibat istrinya telah
direbut oleh laki-laki lain." San-xin-shen-jun mulai marah: "Apa Tian-zheng-jiao" Mengapa mereka
berani menghina orang lain?"
Sun-ming tiba-tiba memikirkan sesuatu dan berkata:
Tian-zheng-jiao dan Tian-du-jiao, apakah kedua perkumpulan ini ada hubungannya?"
Sejak tadi Tuan Jian hanya menundukkan kepalanya sedang berpikir, sekarang tiba-tiba saja
dia berdiri. Dia memutari kamar itu dua kali, seperti sedang memutuskan sebuah hal penting.
Di luar jendela terdengar suara hujan menerpa jendela, sepertinya Tuhan juga telah
mendengar hal yang begitu menyedihkan, dan sekarang Dia meneteskan air matanya.
Biksu Miao-ling melihat ke arah jendela dan berkata:
"Malam ini akan ada beberapa orang yang meninggal lagi."
Tuan Jian tiba-tiba memutar tubuhnya dan berjalan ke depan Yi-feng, dengan serius dia
berkata: "Sekarang dengan tenaga dalamku aku akan membantumu melancarkan dua nadi hidup
matimu, tapi kalau aku sudah mengeluarkan tenaga dalam sulit untuk menghentikannya, kalau
tidak berhati-hati mungkin bisa melukai organ dalammu, bahkan mungkin juga kau bisa mati. Tapi
44 kalau kedua nadi itu berhasil dilancarkan alirannya, lukamu akan segera sembuh, ilmu silatmu
akan bertambah beberapa kali lipat, kau bisa membalas dendam kepada musuhmu. Apakah kau
siap dengan taruhan nyawa demi mendapatkan semua ini?" Yi-feng tertawa dengan sedih: "Aku
adalah orang yang sudah mati, aku sudah tidak peduli dengan keselamatan nyawaku, jangankan
hal ini mengandung resiko berhasil atau gagal, asalkan aku bisa membalas dendam, apa pun akan
kulakukan. Tetua tidak perlu bertanya lagi, Anda boleh mencobanya, kalau berhasil aku akan
membalas budi Tetua yang begitu dalam kepadaku, kalau gagal aku akan mati dengan tenang,
aku tidak akan menyalahkan Tetua."
Tuan Jian menarik nafas panjang:
"Kelihatannya di dunia ini masih banyak orang demi membalas dendam sudah tidak peduli lagi
pada hidup dan matinya."
Dia membalikkan badan dan berkata pada Biksu Miao-ling:
"Tempat penyimpanan obat penawarnya ada di Gunung Wu-liang, kalau nadi orang ini telah
dilancarkan, dia akan sembuh, besok dia bisa pergi ke Wu-liang-shan. Tapi dalam waktu 3-5 hari
belum tentu bisa dengan cepat kembali. Apakah tempat penyimpanan obat penawarnya adalah
tempat berbahaya atau tidak, aku pun tidak tahu. Dan aku pun tidak tahu apakah orang ini
sanggup membantu kita mencapai tujuanmu?"
Dari kata-kata Tuan Jian, dia ingin mengatakan di mana tempat rahasia penyimpanan benda
berharga itu. Sun-ming benar-benar senang melihat pemuda itu bisa mendapatkan kesempatan langka,
apalagi Yi-feng sendiri masih antara percaya dan tidak percaya kalau dia bisa mendapatkan nasib
begitu baik. Kedua matanya tampak berkaca-kaca, tapi itu bukan air mata kesedihan.
Biksu Miao-ling berlutut di depan Tuan Jian:
"Aku tidak berguna, membuat Zhong-nan-pai menjadi seperti ini, kalau Paman Guru sudah
mengambil keputusan ini, aku benar-benar berterima kasih pada Paman Guru, apakah ini akan
berhasil atau gagal, semua menjadi rahasia Tuhan, aku hanya...."
"Racun 'Chu-gu-sheng-shui' tidak bisa kutawarkan, tapi ilmuku yang bernama 'Hu-xin-shenfang"
(resep sakti melindungi jantung) paling sedikit bisa memperpanjang nyawa mereka selama
beberapa hari, kita berdoa saja berharap Tuhan akan melindungi kita, dan semuanya bisa berjalan
dengan lancar." Orang aneh seperti San-xin-shen-jun sekarang pun bisa percaya pada kehendak Tuhan.
Tubuh Tuan Jian melayang, dia duduk di atas tempat tidur di dekat Yi-feng:
"Sekarang aku akan melancarkan kedua nadi hidup matinya, hanya saja cara ini terlalu
berbahaya, lebih baik kalian keluar dulu dari kamar ini supaya aku bisa memusatkan pikiran
dengan penuh, kalau tidak aku takut akan terjadi bencana besar."
Diam-diam Sun-ming mendekati Ling-lin, tiba-tiba mata Ling-lin terbuka, dan memanggil: "Ibu!"
ternyata dia sudah sadar. Sun-ming benar-benar senang. Diam-diam Biksu Miao-ling melambaikan
tangan memberi tanda supaya mereka mengikuti ke kamar lain. San-xin-shen-jun menutup pintu
dia pun ikut pergi dari sana.
Lampu di kamar lebih diterangkan, Ling-lin di baringkan di atas tempat tidur, Sun-ming
mengelus kepalanya, tapi dalam hati dia masih merasa tegang. Dia takut kalau tenaga dalam Tuan
Jian terlalu banyak dikeluarkan, Lu Nan-ren akan... dia memejamkan matanya. Tidak berani
berpikir lebih jauh lagi.
Tapi dia pun tahu, nasib baik ini bisa dikatakan jarang bisa diperoleh siapa pun, karena orang
yang mempunyai tenaga dalam 'Xian-tian-zi-qi' seperti Tuan Jian sudah jarang ada di dunia
persilatan ini. Apalagi Tuan Jian mengorbankan sebagian tenaga dalamnya untuk melancarkan dua
nadi orang lain. Menurut San-xin-shen-jun, selama hidupnya belum pernah ada yang bisa
melakukan hal seperti ini.
"Anak muda seperti Lu Nan-ren benar-benar bernasib baik, jalan darah 'Du' dan 'Ren' (hok: Jin
dan Tok) ku, sewaktu aku berusia 50 tahun baru bisa lancar, kali ini kalau dia beruntung dia tidak
akan mati. Dan di dunia persilatan akan bertambah lagi seorang pesilat tangguh. Bisa dikatakan
karena bencana malah mendapatkan rejeki."
45 Satu jam demi satu jam berlalu, hari semakin terang, hujan pun sudah berhenti. Di luar hanya
terdengar suara air yang menetes dari atap, kamar tertutup rapat, tidak terdengar ada suara apa
pun dari dalam sana. Yang paling merasa cemas adalah Biksu Miao-ling, karena Lu Nan-ren Yi-feng, hidup dan
matinya menyangkut keselamatan nyawa ratusan murid Zhong-nan-pai.
Sun-ming dan San-xin-shen-jun pun merasa cemas, satu jam telah berlalu lagi, hari sudah
terang, lampu di kamar padam karena minyak lampu telah habis. Dari kamar Tuan Jian dan Yifeng
tetap tidak terdengar ada suara.
Tiba-tiba pintu kamar terbuka, wajah Tuan Jian tampak berseri-seri, lalu dia pun dengan pelan
berjalan keluar dari kamar itu.
0-0-0 BAB 14 Terburu-buru Setelah turun dari Zhong-nan kemudian menyeberangi sungai Wu-he, melewati Han-zhong, dan
tempat-tempat yang penuh dengan bahaya alam. Kemudian tiba di Ba-zhong-fu.
Yi-feng pergi dengan terburu-buru, dari pagi sampai malam dia terus berjalan, dia ber-harap
bisa tiba lebih awal di Wu-liang-shan.
Dalam waktu satu hari, Yi-feng menerima pengobatan dari dua orang pesilat tangguh, apalagi
dari Tuan Jian yang sudah melancarkan kedua aliran nadi mati hidupnya. Ini adalah keanehan
dalam ilmu silat, hari pertama Yi-feng terluka parah dan pada hari kedua dia sudah bisa pergi
jauh. Dia sendiri tidak tahu begitu nadi 'Du' dan 'Ren' nya (hok: nadi Jin dan Tok) sudah tembus, ilmu
silatnya jadi meningkat beberapa kali lipat. Selama beberapa hari ini, siang dan malam dia terus
berjalan, di pagi hari dia menyewa kereta, sedangkan di malam hari dia menggunakan ilmu
meringankan tubuhnya berlari, dia sama sekali tidak merasa lelah. Dari sini dapat diketahui kalau
ilmunya telah bertambah beberapa kali lipat.
Propinsi Si-chuan dikelilingi oleh gunung, setiba di Ba-zhong, dataran di sana baru terasa lebih
rendah. Yi-feng selalu teringat tugas berat yang diembannya, maka saat berada di Ba-zhong dia
hanya beristirahat sebentar, dia segera menyewa kereta kuda untuk meneruskan perjalanan. Di
dalam kereta dia berusaha tidur, menyiapkan tenaga untuk melakukan perjalanan di malam hari.
Anehnya selama 2-3 hari ini, asal dia duduk mengatur nafas, dia akan segera kembali
bersemangat. Dia tahu tenaga dalamnya sudah memperoleh kemajuan pesat
Baru 4 hari lebih, dengan mujizat yang dialaminya dia telah melewati Si-chuan. Di perbatasan
Si-chuan dan Yun-nan, dia baru merasa butuh istirahat barang sebentar.
Untuk menghindari perhatian orang-orang, dia mengenakan baju biasa yang tidak menarik
perhatian setiap orang yang ditemuinya. Karena sekarang musim dingin, dia menarik topi kulitnya
hingga ke bawah untuk menutupi mata dan dia pun memanjangkan janggut dan kumisnya.
Setiba di Xu-zhou, dia menginap di sebuah penginapan kecil, dia berusaha menghindari
perhatian Tian-zheng-jiao, karena waktu tetap hal terpenting baginya, setelah masuk ke dalam
penginapan, dia merasa di sana ada kejadian aneh, hatinya mengeluh.
Ternyata walaupun penginapan itu terletak di luar kota, tapi bangunannya lumayan besar.
Tempat membayar dan memesan kamar berada di paling depan. Di pinggir kasir ada 10 kursi lebih
di mana orang bisa beristihat di sana.
Sekarang kursi-kursi itu sudah terisi penuh, seorang lelaki yang mengenakan baju hitam terus
menyorotnya. Dalam hati Yi-feng berpikir, 'Celaka! Apakah dia adalah orang-orang Tian-zhengjiao"'
diam-diam dia menyalahkan dirinya, mengapa dia bisa salah memilih penginapan, dan malah
datang ke tempat seperti ini.
Tapi dia tidak bisa mundur lagi, terpaksa dia berjalan masuk ke penginapan itu. Dia berharap di
sini tidak ada seorang pun yang mengenalinya, dan lebih berharap pelayan akan mengatakan:
"Kamar sudah penuh!"
Tapi pelayan penginapan dengan ramali sudah berkata:
46 "Nasib Anda sangat baik, kamar masih banyak." kemudian pelayan membawanya ke arah barat
untuk memperlihatkan kamarnya.
Ternyata penginapan ini sangat luas dibandingkan dengan penginapan yang ada di kota, di sini
juga sepi, mungkin ini adalah salah satu alasan mengapa orang lebih memilih menginap di sini.
Pelayan sudah masuk ke dalam kamar untuk membersihkan kamar, sementara Yi-feng berdiri
menanti di pekarangan, dia sedang menghitung-hitung jarak perjalanan yang masih harus
ditempuhnya. Tiba-tiba di belakangnya terdengar langkah orang, dia tidak membalikkan tubuh
untuk melihat, tapi pundaknya telah ditepuk dengan keras.
Dia terkejut ternyata yang menepuknya adalah laki-laki berbaju hitam yang tadi dilihatnya di
depan, dengan kasar laki-laki itu bertanya:
"Sahabat, kau datang dari mana?"
Yi-feng bertambah terkejut, dan dia berpikir:
'Apakah ada yang mengenaliku" Kalau tidak, mengapa orang Tian-zheng-jiao ini bisa bertanya
begitu padaku"' tapi Yi-feng segera menjawab:
"Aku datang dari utara."
Laki-laki berbaju hitam itu melihatnya dari atas ke bawah lalu mengangguk.
Yi-feng merasa lebih terkejut lagi, bukan karena dia takut kepada laki-laki ini, tapi dia takut
akan timbul kerewelan, dan hal ini tentunya akan menghambat perjalanannya.
Laki-laki itu tertawa dan berkata lagi:
"Sahabat, kau bernasib baik."
Yi-feng terkejut lagi, laki-laki itu berkata lagi: "Mulai hari ini, kau menjadi saudaraku, aku lihat
kau adalah seorang pedagang tapi tidak terlihat sebagai orang sukses, lebih baik kau ikut
denganku aku jamin kau akan mendapatkan kebaikan."
Laki-laki itu berkata dengan perkataan yang tidak menentu, benar-benar membuat Yi-feng
hanya bisa terpaku, saat dia akan menjawab pertanyaan laki-laki itu, terlihat kalau laki-laki berbaju
hitam itu sudah tidak sabaran.
Yi-feng berkata: "Terima kasih, kebaikan Tuan ku terima di dalam hati, tapi...."
Kata-katanya belum selesai, laki-laki berbaju hitam itu terdengar marah:
"Bocah tengik, jangan tidak tahu diri, bapakmu merasa cocok denganmu, kau mau apa"
Bapakmu...." Dia terus mengatakan 'bapakmu', Yi-feng tidak tahu kalau itu adalah kebiasaan orang Si-chuan
saat bicara, dia malah marah dan membentak:
"Tutup mulutmu dan pergi dari sini!" Laki-laki berbaju hitam itu tidak menyangka kalau Yi-feng
akan membentaknya, maka dia masih berdiri dengan bengong, kemudian dia seperti tersadar dan
ikut marah, tangan kanannya membentuk kepalan siap memukul dada Yi-feng.
Yi-feng yang mempunyai kepandaian tinggi, mana mungkin dia akan roboh hanya karena jurus
kampungan seperti itu, tapi dia segera memutar otaknya, dia menghindari serangan itu, sengaja
menjulurkan kepalanya, supaya laki-laki itu bisa memukul kepalanya
Laki-laki itu tertegun lagi, tiba-tiba dia mengangkat kedua tangannya dan pergi dari tempat itu,
mungkin dia tahu kalau kali ini dia telah bertemu dengan pesilat tangguh.
Yi-feng tersenyum, darah di dalam tubuh-nya masih terus bergejolak, orang dengan sifat
seperti dia, setelah tahu kalau ilmu silatnya maju pesat dia tidak akan mau mengalah terusterusan.
Apalagi dia belum sempat mencoba ilmunya, dalam hati dia berpikir:
"Kalau terjadi apa-apa, aku akan segera membereskannya, setelah itu baru pergi dari sini,
mereka tidak akan bisa mengejarku."
Dia berjalan ke arah kamar, pelayan itu dengan tertawa berkata:
"Tuan sungguh hebat, tuan adalah orang yang bisa melihat gelagat, seorang laki-laki sejati!"
Yi-feng tersenyum, dia menyuruh pelayan itu pergi dan tidak lupa menyuruh menutup pintunya,
dia berniat untuk beristirahat. Dia ingin mencoba kekuatan Tian-zheng-jiao yang semakin lama
semakin kuat kedudukannya di dunia persilatan.
Tidak lama kemudian, benar saja ada yang mengetuk pintu kamarnya, sambil tertawa dingin Yifeng
pun berpikir, 'Mereka sudah datang mencariku.' dia pun membuka pintu, di depan kamar
telah berdiri seorang gadis cantik.
47 Gadis itu mengenakan baju berwarna hijau muda, celananya ada sulaman bunga, rambutnya
disanggul tinggi, sepasang matanya bening seperti air. Setelah melihat Yi-feng, mata yang tadinya
terlihat marah berubah menjadi tawa.
Gadis itu belum begitu dewasa, tapi pembawaannya terlihat sudah dewasa, matanya
memancarkan tawa, membuat siapa pun yang melihatnya segera dapat mengartikan kalau dia
mempunyai keinginan tidak pantas, dia tertawa centil, mulutnya sedikit terbuka katanya:
"Aku dengar dari orang bodoh yang datang melapor kepadaku, bahwa ada seorang pesilat
tangguh di sini, dengan tenaga dalam pesilat ini telah menggetarkan tangannya, aku katakan
padanya mengapa di penginapan sekecil ini bisa kedatangan seorang pesilat tangguh" Maka
karena penasaran aku pun datang kemari untuk melihatnya sendiri, siapa tahu..."
Dia berhenti bicara lalu tertawa centil lagi, suaranya nyaring menggunakan logat Bei Jing,
membuat nada bicaranya enak didengar. Yi-feng berpikir dengan aneh: "Siapakah gadis ini"
Apakah dia adalah salah satu pesilat tangguh dari Tian-zheng-jiao" Tapi walau bagaimanapun
bahasa yang mau dikeluarkan untuk memaki ternyata tidak jadi dikeluarkan."


Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sambil tertawa manja, gadis itu berkata lagi: "Aku ingin bertanya pada Anda, siapa nama dan
marga Anda" Anda mempunyai tenaga dalam begitu hebat, Anda pasti seorang pahlawan yang
telah lama terkenal bukan?"
Dia tidak menunggu Yi-feng mempersilakan masuk dan dia menyelonong masuk ke dalam,
dengan sikap tidak senang Yi-feng hanya mengerutkan alisnya dan berpikir, 'Gadis ini benar-benar
tidak tahu malu!' Tapi sebelum tahu identitas gadis ini dia tidak bisa berbuat apa-apa, apalagi
pertanyaannya sudah terjawab, Yi-feng pun berpikir seperti itu.
"Aku hanya pesilat biasa, bukan pesilat terkenal, tadi aku telah melukai pengurusmu, aku minta
maaf!" Mata gadis itu tampak berputar-putar melihat wajah Yi-feng, tawanya seperti bunga mawar
yang baru mekar, dengan manja dia berkata:
"Kalau Anda tidak mau mengatakan padaku, aku pun tidak bisa berbuat apa-apa, yang salah
adalah orang bodoh itu, punya mata tapi tidak bisa mengenali orang yang hebat, benar-benar
pantas mati, tapi..." dia pun tertawa.
"Apakah kau mau berteman denganku?"
Yi-feng mengerutkan alisnya kembali, dia benar-benar merasa gadis ini sangat genit, dulu
sewaktu dia berkelana di dunia persilatan memang sering terjadi peristiwa seperti ini, maka dia
tidak merasa begitu kaget.
Sambil tertawa dingin dia berkata:
"Karena hati pemaaf yang dimiliki Nona, aku merasa beruntung, tapi sekarang aku ingin
beristirahat sebentar, kalau ada kesempatan lain, kita akan...."
Mata gadis itu sudah berputar, dia tertawa manis, dan dia memotong perkataan Yi-feng:
"Kalau begitu, apakah kau mau berteman denganku?"
Bukan Yi-feng tidak tergoda oleh gadis ini, dia hanya tidak mau membuat nona ini merasa
kecewa, bagaimanapun nona ini punya niat baik, manusia selalu tidak bisa menolak kebaikan
orang lain, entah niat orang itu baik atau jahat, itu adalah urusan kesekian. Apalagi yang ada di
hadapan Yi-feng adalah seorang gadis, walaupun centil tapi tidak terlalu genit.
Gadis itu keluar kamar sambil tertawa:
"Kau ada urusan, aku tidak akan mengganggumu lagi, tapi kalau bertemu di lain kesempatan,
jangan pura-pura tidak kenal denganku!"
Yi-feng melihat sosok belakangnya yang berjalan ke depan pintu, tiba-tiba gadis itu
membalikkan badan, dari balik bajunya dia mengeluarkan sesuatu dan meletakkan di atas meja,
dia berkata lagi: "Ini... adalah nama-ku."
Kemudian dia pun berlalu dari sana seperti angin.
Yi-feng terpaku, ternyata gadis itu meletakkan sehelai kertas berwarna merah muda, di kertas
itu tertulis: Zhi-feng-mai-hui dari Tian-mei-jiao.
Setelah membaca tulisan Tian-mei-jiao, hati Yi-feng bergetar! Kertas itu mengeluarkan wangiwangian
yang membuatnya pusing, begitu dia sadar akan hal ini, semua sudah terlambat!
Dengan lemas dia pun ambruk ke lantai kamar....
48 0-0-0 Bab 15 Tian-mei-jiao Sewaktu dia sadar, tangan dan kakinya terasa lemas, sedikit tenaga pun tidak ada. Nadi-nya
seperti ditotok tapi juga seperti tidak.
Apalagi kepalanya masih terasa pusing, dia merasa terkejut, 'Racun apa yang digunakannya"
Mengapa bisa begitu kuat?"
Perlu diketahui setelah dua nadinya yaitu nadi 'Du' dan 'Ren' nya tembus, tenaga dalamnya Yifeng
telah bertambah 10 kali lipat.
Sebelum kedua nadinya dilancarkan, obat biasa pun tidak akan mempengaruhi dirinya sampai
seperti itu, apalagi ini hanya kertas kecil berwarna merah muda, tidak ada hal aneh dalam kertas
itu. Tapi siapa sangka ternyata di kertas itu bisa ada racun yang begitu lihai"
Dia melihat ke sekelilingnya, semua hanya terlihat warna merah muda, kamar itu tidak begitu
luas, tapi berkesan sangat mewah, seperti kamar tidur seorang putri kaya.
Dia segera tahu apa yang telah terjadi padanya, dengan marah dia pun meludah ke lantai, dia
ingin menggunakan tenaga dalam untuk mengeluarkan sisa racun dari dalam tubuhnya, tapi dia
merasa gelap... Setelah keadaan terang, dia melihat hal aneh lagi, di kamar itu ternyata sudah ada 4 orang
gadis. Salah satu dari gadis itu adalah Zhi-feng-mai-hui, mereka mengenakan baju yang terbuat
dari kain ringan dan tipis.
Empat orang gadis itu sama cantiknya, tubuh mereka memancarkan kecabulan, mereka
berjalan berlenggak lenggok ke tempat tidur Yi-feng. Lalu mereka berempat duduk di sisi tempat
tidur. Yi-feng dengan konsentrasi penuh menghadapi empat gadis yang tertawa centil kepadanya.
Hati Yi-feng mulai terasa panas, tapi dia sendiri pun terkejut!
Kaki dan tangannya terasa lemas dan tidak bertenaga, dia tidak berdaya melawan, empat gadis
itu, yang tertawa dengan senang, mereka terus memainkan jari-jari mereka, membuat Yi-feng
hampir tidak tahan lagi. Tapi Yi-feng yang berilmu silat tinggi tidak sama dengan laki-laki lain, sebelum kehilangan
pertahanan dirinya, dia berusaha tidak melihat ke arah empat gadis itu, dia berusaha
mengumpulkan tenaga. Empat gadis itu melihat wajah Yi-feng memancarkan kemarahan. Matanya yang bagus menjadi
buram, dia seperti mabuk dan tingkah-nya seperti orang idiot.
Salah satu dari empat orang gadis itu dengan perawakan agak pendek dan sangat seksi, sambil
tertawa berkata: "Sudah cukup!" Dia berkata pada Zhi-feng-mai-hui dan seorang gadis:
"Adik ketiga dan adik keempat, kalian pergi dan panggil ketua ke sini! Ternyata bocah ini hanya
memiliki kemampuan seperti itu, mengapa harus kita berempat yang menghadapinya?"
Zhi-feng-mai-hui melihat Yi-feng, dia tertawa:
"Karena tadi dia menggunakan ilmu 'Qi-shuang-wan' menggetarkan anak buah kita,
kelihatannya dia sangat lihai, aku kira dia mempunyai ilmu tinggi! Siapa yang tahu..." dia tertawa,
"benar-benar tidak berguna!"
Kemudian dia menarik seorang gadis yang tubuhnya lebih tinggi dan berkulit putih, diam-diam
mereka keluar dari kamar.
Yi-feng mendengar semua perkataan itu, dia berpikir diam-diam, Tian-mei-jiao tampaknya
bukan perkumpulan sembarangan, kalau aku tidak berhati-hati, aku bisa masuk ke dalam
perangkap mereka!' dia memejamkan matanya dan diam-diam mengatur nafasnya.
Setelah mengatur nafas pikirannya jadi kosong, semua udara dikumpulkan di kepala, kemudian
ujung lidahnya ditekankan ke atas langit-langit, dari luar dia masih terlihat seperti mabuk, tapi
sebenarnya Yi-feng sangat sadar.
49 Tidak lama kemudian, ada suara tawa dari arah luar, terdengar dengan nyaring, Zhi-feng-maihui
berkata: "Ketua sudah datang!"
Yi-feng telah bersiap, dia ingin melihat seperti apa ketua Tian-mei-jiao itu" Setelah tirai
disibakkan, Zhi-feng-mai-hui dengan seorang gadis datang sambil memapah seseorang masuk ke
kamar itu, dalam hati dia ingin tertawa, ingin marah tapi juga merasa kecewa.
Sebelumnya Yi-feng mengira kalau ketua Tian-mei-jiao adalah seorang yang gagah, paling
sedikit begitu melihatnya dia adalah orang terkenal. Hampir saja dia memuntahkan nasi yang
sudah dimakannya beberapa hari yang lalu.
Ternyata ketua Tian-mei-jiao adalah seorang perempuan gemuk, dia seperti gadis lain,
memakai baju dengan bahan tipis, tubuhnya yang gemuk menyangga seraut wajah jelek,
wajahnya dibubuhi bedak tebal, begitu melihat Yi-feng mulutnya yang besar segera tertawa.
"Aya! Tidak disangka di tempat terpencil seperti ini ada orang begitu tampan. Hui Er, kau
benar-benar anak baik!"
Yi-feng benar-benar ingin menutup telinganya, suara perempuan itu serak dan kasar, dibuatbuat
untuk memberikan kesan manja. Bisa dibayangkan bagaimana kalau kita sendiri yang
mendengarnya! Diam-diam Yi-feng merasa aneh, mengapa orang sejelek ini bisa menjadi ketua Tian-mei-jiao.
Yi-feng tidak tahu kalau ketua Tian-mei-jiao yang bernama "Wan-miao-xian-niang' sadar kalau
dirinya jelek, maka sejak awal orang-orang yang dijebak masuk ke dalam perangkapnya selalu
digoda terlebih dulu oleh empat orang gadis cantik yang menjadi anak buahnya, setelah itu baru...
Yi-feng merasa dia tidak usah bergerak dulu, dia ingin tahu apa yang akan dilakukan oleh ketua
Tian-mei-jiao ini kepadanya. Ketua Tian-mei-jiao melambaikan tangannya, memberi tanda supaya
empat gadis itu mundur dari sana. Empat gadis itu segera menutup mulut dan mundur dari sana,
alis Yi-feng mulai berkerut dia siap menyerang perempuan jelek itu.
Wan-miao-xian-niang seperti terburu-buru, dia mendekati tempat tidur Yi-feng, kemudian
duduk di sisinya, dia mengeluarkan tangannya yang selebar kipas, mulai mengusap wajah Yi-feng.
Diam-diam Yi-feng mengatur nafas, setelah merasa tidak ada gangguan, perasaan pusing dan
perasaan tidak bisa menahan dirinya sudah lenyap tidak berbekas.
Sewaktu tangan Wan-miao-xian-niang hampir mengenai wajah Yi-feng, kepalannya sudah
menyerang perempuan jelek itu, kedua tangan dengan cepat dikeluarkan, dia menotok dua nadi
penting ketuaTian-mei-jiao itu.
Jurus yang dilakukan Yi-feng sangat cepat, apalagi sewaktu lawan sedang tidak waspada,
tenaga yang dikeluarkan 90%, Yi-feng sudah bertekad akan membunuh orang jelek ini dengan
telapaknya. Wan-miao-xian-niang benar-benar terkejut, dia sama sekali tidak menyangka kalau pemuda
yang telah terkena obat biusnya 'Cha-nu-zhi' ternyata masih bisa menyerangnya, tapi dia pun
ternyata punya keahlian yang tidak disangka oleh Yi-feng. Di saat semua berlangsung cepat dan
kepepet, tangan yang dikeluarkan untuk mengelus wajah Yi-feng, tiba-tiba berputar setengah
lingkaran, kemudian dua jari seperti dua pedang menotok nadi di bawah hidung Yi-feng, angin
dari jari berhembus dengan kencang, tampaknya dia mempunyai ilmu hebat!
Kalau dengan keadaan seperti ini walaupun bisa menotok dua nadi penting perempuan jelek
itu, tapi tubuhnya tetap akan terkena totokan lawan, dan dengan jari sekuat jari Wan-miao-xianniang,
dia tetap akan mati karenanya.
Apalagi saat ini Yi-feng berada di sarang musuh, kalau dia ditotok, maka tenaganya akan
hilang. Dan empat gadis yang ada di luar adalah pesilat tangguh. Bahaya yang dihadapinya tentu
akan lebih banyak lagi. Kepandaiannya memang bertambah beberapa kali lipat tapi saat menghadapi musuh dia masih
menggunakan ilmu silatnya yang dulu itu pun sudah cukup memadai, tapi seperti-nya perempuan
jelek ini bukan orang sembarangan.
0-0-0 50 BAB 16 Bersiasat Berkali-kali Yi-feng berjodoh mendapatkan penemuan aneh, dia mendapatkan tenaga dalam
yang kuat dari seorang aneh yang bernama Tuan Jian, dan membantunya melancarkan dua urat
nadinya yaitu nadi 'Du' dan 'Ren' nya. Dia juga mendapatkan sebuah peta berharga yang menjadi
petunjuk, pergi ke perbatasan Yun-nan.
Siang dan malam dia berjalan akhirnya dia tiba di Si-chuan, kemudian melanjutkan perjalanan
ke Yun-nan. Dia berharap bisa mendapatkan kitab rahasia, obat langka, dan obat penawar
peninggalan dari seorang tetua sebelum meninggal yang dikuburkan di Gunung Wu-liang. Semua
ini dilakukan oleh Yi-feng untuk menolong nyawa murid-murid Zhong-nan-shan yang terkena
racun ganas dan hampir mati.
Tapi manusia yang berkehendak, Tuhan yang mengatur semuanya. Karena Yi-feng bertindak
ceroboh, dia terkena obat bius yang diberikan oleh Zhi-feng-mai-hui, dalam keadaan tidak
sadarkan diri akhirnya dia pun tertangkap, lalu dibawa ke markas Tian-mei-jiao...
Keadaannya sekarang benar-benar sulit, Yi-feng tahu dia tidak akan bisa melukai ketua Tianmei-
jiao yang jelek ini, karena dia sendiri pun akan balas ditotokoleh ketuaTian-mei-jiao itu.
Di kandang harimau, dengan keadaan nadi ditotok, akibat yang akan terjadi tidak bisa
dibayangkan olehnya! Tapi situasi yang berlangsung semuanya terjadi dengan tiba-tiba.
Di saat seperti itu, dia mengambil suatu keputusan tepat, dan nyawanya tergantung pada
keputusannya ini. Pikirannya berputar dengan cepat, tenaga yang telah terkumpul di tangannya segera ditarik
kembali. Sewaktu dia menarik tenaganya, tubuhnya pun bergeser sekitar 5 sentimeter, dan bersamaan
waktu itu mulutnya dibuka.
Kalau ketua Tian-mei-jiao tidak menarik jurusnya, jarinya malah akan masuk ke dalam mulut Yifeng
dan Yi-feng akan segera menggigit jari itu Wan-miao-xian-niang tertawa, tubuhnya bergeser
1 meter, dia berkata: "Anak muda, ilmu silatmu lumayan bagus!" Kemudian dia melayangkan tangan kirinya, seperti
ada asap yang keluar dari lengan bajunya yang lebar, dengan cepat Yi-feng menahan nafasnya.
Karena Yi-feng telah mencoba kelihaian obat mereka, maka dia tahu kalau tercium sedikit saja
asap yang keluar dari lengan baju perempuan jelek itu, maka keadaannya akan seperti tadi lagi.
Tangan dan kakinya akan terasa lemas dan tidak bertenaga. Semua telah diatur mereka.
Yi-feng sudah lama berkelana di dunia persilatan, dia bukan orang baru, dalam keadaan seperti
itu dia masih bisa menjaga ketenangannya. Dia melihat ke sekeliling, di dalam kamar mewah itu
sama sekali tidak ada jendela.
Ini membuat Yi-feng yang tadinya berniat melarikan diri melalui jendela, akhirnya membatalkan
niatnya. Yang perlu diketahui jalan keluar kamar itu pun dijaga oleh empat orang gadis tadi, kalau
terganggu sedikit saja, mana mungkin mereka akan melepaskannya begitu saja" Dan dia tidak
akan bisa keluar dari sana.
Sekarang ketua Tian-mei-jiao pun menjadi diam tidak bergerak, ternyata dia pun sedang
memperhitungkan apa yang harus dia lakukan, karena dia sudah tahu ternyata pemuda ini
memiliki kepandaian sangat tinggi, dan biasanya kalau orang yang mempunyai kepandaian begitu
tinggi, tentu bukan orang sembarangan.
Ternyata sejak muda Wan-miao-xian-niang sudah tinggal di perbatasan Yun-nan, dia datang ke
Zhong-yuan belum begitu lama, orangnya jelek, tapi dia sangat teliti dan berilmu tinggi.
Sekarang bukan karena dia takut pada ilmu silat Yi-feng, maka dia tidak bertindak, melainkan
karena dia takut kalau Yi-feng mempunyai hubungan dengan perkumpulan yang sealiran dengan
perkumpulannya, dan dia tidak mau membuat kawan dari perkumpulan lainnya menjadi marah.
Wan-miao-xian-niang tahu kali ini dia bisa mendirikan perkumpulannya di Zhong-yuan, semua
karena berhubungan dengan suatu rencana besar, maka segala sesuatunya harus dilakukan
dengan teliti. 51 Suasana dua orang di kamar itu berubah menjadi aneh, yang satu dengan mata terbuka masih
dalam keadaan berbaring di tempat tidur, yang satu berdiri di sisi tempat tidur, berdiri dengan
terpaku. Di antara mereka ada asap putih yang belum menghilang sampai sekarang. Asap ini
membuat dua orang itu yang tadinya tampak aneh menjadi biasa.
Dalam hati mereka berdua, masing-masing mempunyai rasa takut, karena itu semua
menyebabkan mereka tidak berani bergerak lebih jauh dulu.
Apalagi Yi-feng yang sama sekali tidak mengenal ataupun pernah mendengar nama ketua Tianmei-
jiao, pikirannya benar-benar kusut, tiba-tiba dia berpikir, 'Kecuali Tian-zheng-jiao, yang
meracuni murid-murid Zhong-nan-shan adalah Tian-du-jiao, dan sekarang yang meracuniku
adalah Tian-mei-jiao, apakah di antara ketiga perkumpulan ini saling berkaitan"'
Yi-feng adalah orang pintar, begitu memikirkan hal ini, dia segera mencari alasan, dengan
tujuan supaya dia bisa lolos dari cengkraman perempuan jelek ini.
Diam-diam dia berpikir, 'Sekarang posisi lawan kuat sedangkan aku lemah, apalagi aku masih
mempunyai urusan penting, aku tidak bisa terus-menerus berdiam di sini dengan perempuan tidak
tahu malu ini.' "Tapi dengan kekuatan sendiri tidak mungkin aku bisa menyingkirkan mereka, satu-satunya
cara adalah..." Ketua Tian-mei-jiao melihat anak muda yang masih berbaring membuka matanya dengan lebar,
tapi tidak bergerak, juga tidak sampai terkena racun yang dikeluarkan olehnya, dia pun merasa
semakin aneh. Dua tangan digerakkan, Yi-feng langsung duduk, dia berkata dengan suara tegas:
"Aku diperintahkan oleh ketua Tian-zheng-jiao karena ada suatu keperluan aku harus pergi ke
Yun-nan, tapi secara tidak sengaja telah berselisih dengan perkumpulan kalian, karenanya aku
minta maaf. Harap Ketua sudi melepaskan aku, kelak kalau aku telah bertemu dengan ketua Tianzheng-
jiao aku akan membalas kebaikan Ketua." dia tahu kalau bertindak keras melawan keras,
yang akan rugi adalah dirinya, maka dia pun menggunakan akal-akalan ini.
Dia memakai nama Tian-zheng-jiao. Dia pun berpikir, 'Kalau benar Tian-zheng-jiao dan Tianmei-
jiao mempunyai keterkaitan, maka keadaanku akan lebih baik, mungkin demi nama Tianzheng-
jiao mereka akan memberikan muka kepadaku!'
Tampak ketua Tian-mei-jiao itu tertawa, dalam hati dia berpikir, 'Ternyata pemuda ini berasal
dari aliran yang sama, untung aku tidak jadi menganiayanya, kalau tidak sekali kabar ini tersebar,
aku akan malu sendiri.' Dia masih asing terhadap situasi Zhong-yuan, maka Yi-feng pun mencoba mengakali
perempuan jelek itu, siasatnya jadi berhasil kalau tidak mana mungkin di dunia ini bisa ada hal
yang terjadi begitu mudahnya"
Melihat sikapnya, diam-diam Yi-feng merasa senang, dia tahu kalau siasatnya berhasil, tapi dia
merasa pusing, dan dia pingsan lagi dengan roboh ke ranjang.
Ternyata sewaktu dia membuka mulut untuk bicara kepada perempuan jelek itu, dia tidak
menahan nafasnya, maka asap yang lama tidak hilang-hilang itu malah tersedot masuk ke dalam
mulutnya, asap ini adalah obat rahasia milik Wan-miao-xian-niang.
Dalam ketidaksadarannya, tiba-tiba dia mencium ada wangi pedas, kemudian dia pun bersin.
Setelah itu dia segera sadar.
Saat membuka mata, ada seraut wajah jelek sedang melihatnya sambil tertawa. Dia adalah
ketua Tian-mei-jiao. Tawa jelek ini membuatnya ingin muntah, maka dia pun memejamkan matanya
kembali, supaya dia tidak perlu menatap wajah jelek itu.
Tapi telinganya tetap mendengar suara ketua Tian-mei-jiao yang cempreng dan jelek seperti
wajahnya: "Anak muda, jangan takut, bukalah matamu, aku tidak akan memakanmu!"
Sejak kecil Wan-miao-xian-niang sudah tinggal di perbatasan, walaupun dia tidak lupa dengan
bahasa Zhong-yuan, tapi sekarang dia tidak menggunakannya dengan lancar dan terdengar kaku.
Ditambah lagi suaranya seperti suara setan di malam hari, membuat suaranya tidak enak


Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

didengar. Terpaksa Yi-feng membuka matanya. Wan-miao-xian-niang membuka mulutnya yang besar dan
tertawa lagi, 52 "Aku sudah menebak kalau kau adalah murid Tian-zheng-jiao, kalau bukan karena 'San-tian'
punya persilat tangguh seperti dirimu, pak tua kami akan marah-marah sampai mati. Hei,
menurutku..." Dia terus bicara, Yi-feng sama sekali tidak mendengarnya.
Sekarang dia sedang berpikir, 'Tian-zheng-jiao, Tian-du-jiao, Tian-mei-jiao, ketiga perkumpulan
ini satu dengan yang lain ada keterkaitan, maka si jelek ini selalu mengatakan San Tian, menurut
ceritanya tadi, di antara ketiga perkumpulan ini masih ada seorang pak tua yang posisinya paling
tinggi, diakah yang menguasai gerakan ketiga perkumpulan ini" Siapakah pak tua itu"'
Dia terus berpikir, tapi mulutnya terus berusaha menjawab pertanyaan ketua Tian-mei-jiao.
"Pak tua ini pasti mempunyai keinginan serakah, dia ingin membunuh semua pendekar di
Zhong-yuan, maka dia pun mendirikan tiga perkumpulan yang tidak sama."
Diam-diam Yi-feng berpikir dan mengingat dendamnya yang begitu dalam kepada Tian-zhengjiao,
sepertinya niat untuk mem-balas dendam akan semakin sulit. Dia menarik nafas, terdengar
ketua Tian-mei-jiao berkata lagi:
"Adik kecil, mungkin kita berjodoh, aku tidak rela kau begitu saja pergi, kalau bisa tinggallah
beberapa hari lagi di sini."
Dia memainkan matanya, kejelekannya bertambah lagi.
Dengan cepat Yi-feng menjawab: "Keramahan dan kepedulian Ketua kepadaku sangat
kuterima, aku merasa sangat berterima kasih karenanya, hanya saja aku benar-benar ada urusan
penting lain, dan tugasku ini sama sekali tidak boleh diganggu siapa pun."
Dia melihat mata ketua Tian-mei-jiao yang tampak bercahaya, dengan cepat Yi-feng berkata
lagi: "Kalau tugasku di Yun-nan sudah selesai, aku pasti akan datang lagi ke sini untuk menengok
Ketua." Wan-miao-xian-niang menatapnya, seperti tidak rela dia melepaskan kepergian Yi-feng, dia
berkata: "Kalau kau benar-benar ada tugas penting yang harus kau laksanakan, pergilah sekarang, tapi
waktu kau pulang nanti jangan lupa untuk menengokku, kalau tidak lain kali begitu bertemu
denganmu lagi, aku akan membunuhmu!"
Yi-feng benar-benar sedang terburu-buru, asalkan dia bisa pergi dari sana sekarang, yang lain
baru akan dia pikirkan lagi.
Wan-miao-xian-niang bertepuk tangan, empat gadis itu masuk dan terus tertawa-tawa.
Zhi-feng-mai-hui berjalan paling depan, sambil tertawa diaberkata pada Yi-feng:
"Selamat ya!" t Di Gunung Wu
Wajah Yi-feng menjadi merah, ketiga gadis lainnya tertawa terbahak-bahak sambil memain-kan
mata mereka kepada Yi-feng.
Yi-feng merasa punggungnya seperti ada yang menusuk, dengan cepat dia meninggalkan
tempat itu. 0-0-0 BAB 17 Di Gunung Wu-liang Sewaktu Yi-feng keluar dari tempat Tian-mei-jiao, hari mulai terang.
Dia menarik nafas panjang, akhirnya dia bisa kabur dari sarang siluman itu.
Tidak lama kemudian Yi-feng telah berada di Wu-liang Shan, Gunung Wu-liang adalah gunung
terkenal di Yun-nan dan letaknya di tengah Yun-nan. Puncak gunung berada di bagian barat,
gunung itu sangat tinggi.
Sore hari Yi-feng tiba di Jing Dong, dia menginap semalam di sana, pagi-pagi dia segera naik
gunung. Kabut pagi belum menghilang, karena itu cuaca terasa dingin dan orang-orang enggan untuk
keluar rumah dalam cuaca dingin seperti itu. Di gunung tidak ada siapa pun, Yi-feng melewati
jalan berliku, Yi-feng terus naik dan naik, udara semakin dingin, maka dia pun mencari tempat
53 untuk menghindari rasa dingin yang menusuk tulang ini. Dia duduk bersila untuk beristirahat
sambil mengatur nafasnya. Dia baru merasa suhu tubuhnya telah kembali normal kembali.
Peta yang menunjukkan tempat penyimpanan benda-benda rahasia itu, dengan teliti dilihat dan
dipelajarinya lagi. Peta itu dengan sangat jelas menunjukkan lokasi benda-benda berharga itu.
Tapi di gunung sebesar dan luas seperti ini untuk mencari sebuah gua bukan hal yang mudah. Dia
melihat ke sekeliling, gunung di sana saling menyambung. Di dalam gunung ada gunung lagi,
gunung begitu tinggi hingga menembus awan.
Tempat penyimpanan benda-benda berharga itu berada di sana.
Setelah makan makanan kering, dia mencari jalan untuk naik, saat dia berjalan burung-burung
terkejut dan terbang melewatinya. Tubuhnya bergerak lincah, ringan, dan juga cepat. Gerakannya
tidak kalah dengan burung-burung yang tinggal di gunung.
Setelah mendaki beberapa gunung, dia mulai merasa panas dan lelah, tapi tujuannya sudah
ada di depan mata, dia tidak berniat untuk beristirahat.
Tapi dia pun tahu kalau bukan karena tenaga dalamnya yang maju pesat, sejak tadi dia sudah
merasa kelelahan dan terbaring dengan payah. Akhirnya dia menemukan gunung yang
ditunjukkan dalam peta tempat penyimpanan benda berharga itu. Dia tidak segera mendaki
gunung itu. Dia kembali melihat peta, tempat penyimpanan benda berharga itu berada di sebuah gua, dan
gua itu terletak di ujung sebuah sungai.
Semakin berjalan semakin jauh, sepertinya awan berada di bawah kakinya. Yi-feng masih terus
berjalan. Di manakah tempat itu"
Yi-feng merasa semakin cemas, tiba-tiba dia mendengar di antara suara pohon cemara yang
tertiup angin, terdengar suara air yang mengalir, dia menjadi bersemangat dan mencari sumber
suara itu. Dia berjalan memutari gunung, dia melihat ada mata air, air itu mengalir dari atas gunung ke
bawah, air mengalir ke bawah mengikuti batu-batuan dan menimbulkan percikan air. Di hari gelap
seperti sekarang ini, pemandangan seperti itu tampak sangat indah.
Yi-feng berjalan menyelusuri aliran sungai itu, air sungai membuat sepatu dan kaus kakinya
basah. Karena tertiup angin maka dia pun menggigil kedinginan.
Dia melihat ke bawah lagi, awan putih berada di sekelilingnya, begitu melihat ke atas, puncak !
gunung berada di depannya. Tiba-tiba dia melihat di antara dua gunung, ada sebuah sungai, dan
air sungai itu berasal dari seberang gunung. Dia segera menjadi bersemangat dan berlari ke sana,
melewati jalan di antara dua gunung itu.
Malam semakin larut, udara terasa semakin dingin, tapi Yi-feng masih bersemangat, karena
tempat yang ditunjuk di dalam peta sudah berada di depan matanya.
Dia teringat banyak pendekar yang menginginkan benda yang akan dia dapatkan sekarang.
Maka jantungnya pun berdebar-debar, dia menambah kecepatan ayunan langkah kakinya. Tapi
begitu masuk di antara dua gunung itu, dia malah terpaku.
Tempat itu sangat luas, di depan gunung masih ada sebuah air terjun. Air mengalir turun
seperti sebuah rantai putih, dan terus mengalir ke bawah mengalir melalui sela gunung dan turun
ke bawah lagi. Yang membuat Yi-feng terkejut adalah di sisi air terjun ternyata ada sebuah rumah yang sudah
terpasang lampu. Dia berhenti melangkah dan melihat keadaan di sana.
Tapi tempat itu dan tempat yang ditunjuk dalam peta sangat pas, artinya benda berharga itu
tersimpan di belakang air terjun, tepatnya di sebuah gua.
"Tapi mengapa di sana bisa ada lampu" Siapa yang tinggal di sana" Apakah barang berharga
itu telah diambil oleh orang lain?"
Karena masih dalam keadaan kaget dia tidak berani meneruskan ayunan langkah kakinya. Dia
tahu orang yang tinggal di tempat itu, kalau bukan untuk menghindari orang yang berniat
membalas dendam pasti adalah orang yang sedang mengasingkan diri. Atau mungkin sedang
melatih suatu ilmu rahasia.
Tapi walau bagaimanapun orang itu pasti pesilat tangguh.
54 Tapi Yi-feng tidak berniat membalikkan badan dan pergi dari sana. Tanggung jawab yang
dipikulnya sangat berat. Ratusan nyawa murid Zhong-nan-pai berada di tangannya. Sekarang dia
harus terus maju bukan mundur karena takut.
Suara air mengalir masih terdengar, suara angin terdengar jelas.
Ditutupi suara itu, dengan cepat dia berlari masuk ke bawah cahaya redup. Yi-feng melihat ke
sisi air terjun, ada sebuah rumah yang terbuat dari batu. Ada dua jendela di sisi rumah itu, cahaya
lampu tersorot dari jendela.
Sekarang Yi-feng bisa melihat cahaya lampu yang menyorot dari jendela itu, cahaya yang
menyilaukan, itu bukan lampu biasa.
Ditambah lagi atap rumah terbuat dari batu, penuh dengan rotan liar yang merambat ke atas.
Angin gunung di malam hari, suara air terjun yang mengalir, kegelapan dan kesepian di sekeliling
tempat itu begitu terasa.
Hal ini membuat Yi-feng merasa dingin, dan rasa dingin itu menyerang ke punggungnya.
Tangannya mengeluarkan keringat dingin.
Dia terpaku, diam-diam menyalahkan dirinya, 'Lu Nan-ren! Lu Nan-ren! Mengapa kau jadi
begitu penakut" Apakah kau lupa kalau ratusan nyawa murid Zhong-nan-shan dan dendammu
semua tergantung padamu" Mengapa kau jadi begitu penakut" Bagaimana kau bisa
menghadapi orang lain" Bagaimana kau bisa bertanggung jawab terhadap semuanya ini"'
Karena itu dia segera berlari ke depan dan terus berjaga-jaga supaya tidak ada suara yang
keluar. Dalam kegelapan diam-diam dia melihat ke dalam jendela. Keadaan di dalam rumah hampir
membuatnya berteriak, kedua matanya tidak bergerak melihat keadaan dalam rumah...
Rumah yang terbuat dari batu itu terlihat sangat besar, sudut rumah di bagian barat penuh
dengan umbi-umbian, Fu-ling, Shou-wu (tanaman obat-obatan), juga ada makanan kering untuk
manusia. Di bagian utara dan selatan, menumpuk batu-batu perhiasan, dan bebatuan itu memancarkan
cahaya yang menyilaukan membuat mata orang sakit saat melihatnya. Bebatuan itu pula yang
membuat rumah batu itu menjadi terang benderang.
Yi-feng baru mengerti, mengapa cahaya yang keluar dari jendela rumah ini tidak sama dengan
cahaya lampu di rumah biasa.
Semua ini membuat Yi-feng terkejut. Tapi Yi-feng terkejut juga karena hal lain. Di tengah
ruangan duduk dua orang saling berhadapan, orang yang menghadap ke arah timur, kaki kirinya
dilipat, kaki kanannya diangkat, dia memakai baju tua yang penuh dengan minyak. Sepertinya
sudah beberapa tahun dia tidak mengganti bajunya. Dia pun tidak memakai sepatu, jarinya terus
membersihkan tanah yang menempel di sela-sela jari kakinya. Rambutnya berantakan, janggutnya
tampak lengket, hanya sepasang matanya memancarkan cahaya terang dan bersemangat.
Sedangkan orang yang duduk menghadap ke arah barat, tubuhnya kurus seperti bambu, kedua
pipinya cekung, tulang pipir.ya sangat tinggi. Janggutnya carang dan sangat panjang.
Dia mengenakan baju panjang berwarna biru, tapi karena sering dicuci jadi terlihat seperti
warna putih. Dia duduk bersila sambil memejamkan mata. Seperti sebuah patung dengan posisi
sedang duduk bersila. Keadaan aneh seperti mi membuat Yi-feng terkejut, setelah melihat situasi di rumah itu,
pertama yang dia pikirkan adalah kedua orang itu sudah lama tinggal di rumah ini.
Kedua, dia tahu kalau kedua orang itu pasti mempunyai ilmu silat sangat tinggi.
Tapi yang membuatnya merasa aneh adalah, 'Siapakah mereka" Mengapa bisa berada di rumah
batu di gunung ini, dan mengapa mereka sedang duduk-duduk"'
Dia pun dengan jelas mengetahui kalau masalah ini sulit untuk mendapatkan jawabannya,
diam-diam dia berpikir, 'Lebih baik aku masuk ke gua secara diam-diam, kemudian secara diamdiam
pula keluar dari sini.' Dia berpikir seperti itu, sebenarnya dia tahu cara ini mungkin tidak bisa dilakukan karena
mereka berdua bukan orang tuli.
Dia merasa cemas, tapi dia merasa lebih terkejut lagi, saat dia melihat ke dalam lagi, hal itu
benar-benar membuatnya terkejut!
55 Ternyata laki-laki bercambang itu meloncat, kemudian tertawa, tawanya membuat telinga Yifeng
menjadi sakit dan berdenging terus, dengan terkejut dia berpikir, 'Apakah dia telah melihatku...'
Pikirannya belum selesai, tiba-tiba laki-laki bercambang itu memutar tubuhnya, putaran
tubuhnya membuat Yi-feng lebih kaget lagi.
Karena perputaran tubuh laki-laki itu, tubuh bagian atasnya mengarah ke kiri, sedang-kan
tubuh bagian bawahnya mengarah ke kanan. Pinggangnya terbagi menjadi dua arah, pinggangnya
bisa menekuk dan berputar.
Kaki kanannya berputar dan mengait tangan kanannya, lalu melayang ke kanan. Jari telunjuk
dan jari tengahnya mengait ke kiri, tangan kanannya membentuk lingkaran, kemudian keluar
menyerang melalui tangan kirinya.
Tapi dia masih bisa berkata: "Tubuh bagian atasku berputar ke kiri, bulan kemarin jurus tangan
kananmu tepat melewati sisi kiriku, tubuh bagian bawah berputar ke kanan, tujuannya adalah
menghindari tangan kirimu yang menyerang dengan miring. Tangan kiriku mengait untuk menotok
nadi yang berada di belakang telinga kananmu. Telapak tangan kananku menyerang keluar, kalau
kau meng-hindar ke kiri, tangan kiriku dengan cepat akan mencegah jalan mundurmu, kalau kau
meng-hindar ke kanan, kaki kananku akan melingkar dan mengaitmu, dan dengan tepat bisa
menendang nadi yang ada di ujung kakimu. Maka kau pun akan terpaksa mundur, waktu itu
telapak tangan-ku akan tepat berada di sana!"
Dia tertawa terbahak-bahak, kemudian berkata lagi:
"Kalau aku tidak menguasai ilmu 'Chai-gu-hen-gu' (membongkar tulang, menekan tulang), aku
akan kalah dari jurus yang kau keluarkan bulan kemarin."
Yi-feng yang berada di luar jendela, terus meneteskan keringat dingin. Kepandaian laki-laki
bercambang itu benar-benar membuat kaget siapa pun yang melihatnya.
Dalam hati Yi-feng berfikir " Kalau orang ini menyerangku dengan ilmunya tadi, aku pasti akan
mati " Dia melihat ke dalam lagi, pak tua kurus itu seperti seorang biksu tua tetap duduk tidak
bergerak, dia seperti tidak mendengar lelaki bercambang itu bicara kepadanya.
0-0-0 BAB 18 Pencuri selatan, Perampok utara
Laki-laki bercambang itu tertawa keras, kemudian dia ke belakang mengambil sepotong daging
sapi asin yang kerasnya sudah seperti batu lalu duduk kembali ke tempat tadi untuk makan. Yifeng
mulai merangkai semua hal ini, dalam hati dia menebak-nebak, 'Kedua orang itu pasti sedang
beradu ilmu silat.' Tapi ada pertanyaan lagi dalam pikiran-nya, 'Mengapa mereka mengadu ilmu silat memilih di
tempat seperti ini" Bila melihat keadaan di sini, sepertinya mereka telah berada di sini lebih dari
setahun, apakah mereka selalu mengadu ilmu silat mereka di sini"'
Ketika sedang berpikir untuk menemukan jawabannya, laki-laki bercambang itu meloncat
berdiri dan tertawa keras:
"Tidak disangka di tempat terpencil seperti ini, ada tamu yang datang berkunjung, sahabat
yang ada di luar, silakan masuk!"
Suara tawanya bisa memecahkan batu. Suara yang keluar dari mulutnya seperti bunyi lonceng,
sehingga menimbulkan gema di sekeliling gunung.
Yi-feng terkejut oleh ilmu silat laki-laki bercambang itu.
Dia berpikir, 'Aku tidak bersuara sama sekali, mengapa dia tahu aku ada di sini"'
Dia tidak sadar karena tegang nafasnya tadi menjadi berat. Awalnya kedua orang itu sedang
berkonsentrasi pada satu masalah, maka mereka tidak mendengar nafas Yi-feng, sekarang setelah
Pendekar Muka Buruk 2 Pendekar Gila Karya Cao Re Bing Pedang Penakluk Iblis 13
^