Pencarian

Bangau Sakti 31

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 31


ke arah dinding pualam tempat Cap Kouw keluar tadi,
lalu mengerahkan Hian Bun It Goan Kang Khi (Tenaga Dalam
Hian Bun), dan tangan kirinya menghantam dinding pualam
itu. Maksud Bee Kun Bu ingin membuka pintu rahasia tersebut
dengan pukuIannya, ia ingin mencari Kim Hun Tokouw dan
terlebih dahulu menolong Gin Tie Suseng, setelah itu barulah
pergi mencari Pek Yun Hui.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu pun tahu, bahwa apabila ia telah membuka
pintu rahasia, bahaya pun pasti mengancam dirinya. Namun
demi menolong teman, haruslah menempuh bahaya.
***** Bab ke 24 - Menolong pendekar Demi Membalas Budi
Sebelum telapak tangan Bee Kun Bu menyentuh dinding
pualam itu, mendadak pintu rahasia tersebut pun terbuka
sendiri Oleh karena itu, tenaga pukulan Bee Kun Bu pun
menerobos ke dalam, sehingga membuat dirinya terbetot ke
dalam pula. Keadaan di dalam ruangan itu gelap gulita, Bee Kun Bu
menyadari adanya gelagat yang tidak beres, maka lalu
mengerahkan ginkangnya untuk meloncat mundur Namun
belum lagi Bee Kun Bu sampai di luar, pintu itu sudah tertutup
kembali Bee Kun Bu menghimpun tenaga dalamnya, lalu
menghantam pintu rahasia tersebut, tapi pintu rahasia itu
sama sekali tidak bergerak.
Saat ini Bee Kun Bu berada di mana, ia sendiri pun tidak
tahu, karena tempat itu gelap sekali Bee Kun Bu tertegun,
karena terdengar lagi suara Kim Hun Tokouw.
"Bee Kun Bu! Kalau engkau mau pergi sekarang, aku tetap
menepati janji!" "Hm!" dengus Bee Kun Bu. "Lam Kiong Siu, kalau engkau
tidak melepaskan Gin Tie Suseng, aku tidak akan menyudahi
sampai di sini!" "He he he!" Terdengar suara Kim Hun Tokouw yang
terkekeh "Kim Eng Hauw telah terkena racun, dan tujuh hari
kemudian dia pasti mati! Engkau boleh mencarinya di dalam
Pit Sia Kiong ini, tetapi lewat tujuh hari dia pasti mati, maka
engkau pun tidak perlu memikirkannya lagi! Namun kalau
dalam tujuh hari engkau bisa menemukannya, aku pasti
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
berikan obat penawarnya, dan sekaligus melepaskan kalian
berdua!" "Lam Kiong Siu! Lam Kiong Siu...."
Bee Kun Bu berteriak berulang kali, tapi tiada sahutan lagi
Setelah itu, ia pun mulai mengayunkan kaki-nya. Kira-kira
sepuluh depa kemudian, terdapat sebuah tikungan, dan ia pun
menikung. Tak lama setelah menikung, di depan tampak ada cahaya,
Segeralah Bee Kun Bu melesat ke sana, dan tak lama ia
sudah berada di sebuah ruangan kristal
Ruangan itu cuma beberapa depa luasnya, namun
dinding-dindingnya terbuat dari kristal Dinding-dinding itu
memantulkan bayangan Bee Kun Bu, sehingga tampak
beberapa Bee Kun Bu berada di ruangan tersebut!"
Bee Kun Bu berputar-putar di situ, namun tidak
menemukan jalan keluar, jadi boleh dikatakan ia telah
terkurung di dalam ruangan kristal itu.
Sejak memasuki ruang kristal Bee Kun Bu pun mencoba
menghitung waktu, mungkin sudah ada sehari semalam ia
berada di ruangan itu. Da!am waktu sehari semalam itu, ia terus mencari jalan ke
luar, tetapi berputar-putar tetap di situ-situ juga. itu sungguh
membuatnya tereengang. Akhirnya ia merasa lelah, bahkan merasa lapar Maklum
dalam waktu sehari semalam itu, ia terus-menerus berputarputar ke sana ke mari, tapi tetap kembali ke tempat semula.
Kalau ia terkurung tujuh hari di ruangan kristal ini,
bukankah Gin Tie Suseng sudah mati" Karena berpikir
demikian, ia pun segera melesat ke sana ke mari lagi. Tibatiba ia melihat sebuah kamar yang mirip kamar baca, sehingga
membuatnya terheran-heran.
ia berdiri termangu-mangu di depan kamar itu. Mendadak
pintu kamar baca itu terbuka, tampak seorang gadis berdiri di
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
situ. Tangannya membawa sebuah nampan warna emas, ada
semangkok nasi, sayur dan seguci arak di atasnya.
Bee Kun Bu memang dalam keadaan lapar, maka ketika
melihatnya otomatis membuatnya bertambah lapar.
"Kiong Cu (Majikan Istana) tahu bahwa Tuan sudah lapar,
karena sehari semalam terus berputar ke sana ke mari, Maka
aku diperintahkan membawa makanan ke mari untuk Tuan,
harap Tuan berlega hati menyantap-nya!" ujar gadis itu sambil
tersenyum ramah. Bee Kun Bu betul-betul salah tingkah, sebab semua gerakgeriknya di dalam ruang kristal sudah berada dalam
pengawasan Kim Hun Tokouw, Bagaimana cara dan dari
mana ia melihat gerak-geriknya" Bee Kun Bu tidak habis
berpikir "Jangan melamun, Tuan!" Gadis itu tertawa ge!i.
"Makanlah dulu!"
"Taruhlah!" sahut Bee Kun Bu.
Padahal ia bisa menangkap gadis itu untuk memaksanya
menunjukkan jalan ke tempat Kim Hun Tokouw, namun Bee
Kun Bu tidak mau bertindak begitu, berhubung yang
dihadapinya adalah anak gadis. Kalau ia bertindak begitu,
tentunya akan mempermalukan dirinya sendiri.
Gadis tersebut menaruh nampan ke atas meja, kemudian
menuang secangkir arak. Tidak usah tuangkan arak!" cegah Bee Kun Bu. "Aku tidak
biasa minum arak." Tuan!" Gadis itu tersenyum, "Kenapa Tuan tidak mau
menangkapku, lalu memaksaku menunjukkan jalan?"
"Bagaimana mungkin aku akan berbuat begitu?" sahut Bee
Kun Bu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Tuan!" Gadis itu menarik nafas panjang, "Tuan dan Co
Hiong sama-sama datang dari Tionggoan, tapi Tuan lebih baik
dari padanya." Ucapan gadis itu membuat Bee Kun Bu tertarik, maka ia
lalu mengamati gadis tersebut Bee Kun Bu merasa agak kenal
pada gadis itu, namun bukan salah seorang dari dua belas
pelayan Kim Hun Tokouw. "Co Hiong berada di mana sekarang?" tanya Bee Kun Bu.
"Aku tidak boleh bilang," sahut gadis itu, "Kalau aku bilang,
Tuan pun tidak akan dapat mencarinya."
"Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut, lalu duduk dan
mulai menyantap. Berselang beberapa saat kemudian, gadis itu berkata lagi
dengan suara rendah. "Apakah Tuan tidak mau keluar kalau hendak menolong
teman Tuan itu?" pertanyaan gadis itu membuat hati Bee Kun Bu tergerak.
Mungkinkah gadis itu bermaksud baik" Pikir-nya.
"Tidak salah," jawab Bee Kun Bu.
"Tuan!" bisik gadis itu serius, "Kalau Tuan ingin menolong
orang itu, haruslah mempereayai omonganku."
"Berdasarkan apa aku harus mempereayai omongan-mu?"
tanya Bee Kun Bu sambil menatapnya.
"Tuan! Aku sangat berterima kasih padamu, karena
pedangmu itu tidak menusuk diriku," jawab gadis itu
memberitahukan. "Kebetulan Kiong Cu perintahkan aku
mengantar makanan ke mari, maka aku pun siap menempuh
bahaya untuk memberitahukan tempat terkurungnya Kim Eng
Hauw. Setelah menolongnya, Tuan pun boleh mendesak
Kiong Cu untuk minta obat penawar racun."
Bee Kun Bu tertegun dan terus menatap gadis itu. Barulah
ia ingat bahwa ketika ia bersama Gin Tie Suseng menaiki
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
undakan tangga batu, gadis itu menyerangnya, Tapi Bee Kun
Bu berhasil merebut pedangnya, dan sekaligus menusuknya,
Namun ketika melihat wajah gadis itu memelas dengan mata
bersimbah air, Bee Kun Bu segera menarik kembali
pedangnya, justru sungguh di luar dugaan, saat ini gadis
tersebut malah ingin membalas budinya itu. Tentunya hal itu
amat menggirangkan hati Bee Kun Bu. Akan tetapi, kemudian
ia justru menggeleng kepala.
"Terimakasih atas maksud baik Nona, tetapi aku tidak
membutuhkan bantuanmu," ujar Bee Kun Bu sungguhsungguh.
"Tuan harus tahu, melepaskan kesempatan ini berarti Tuan
tidak alam dapat menemukan Kim Eng Hauw," sahut gadis itu.
"Aku sangat berterimakasih dan mempereayaimu tapi tidak
bisa menerima bantuanmu," tandas Bee Kun Bu.
"Kenapa?" tanya gadis itu heran Tentunya engkau tahu
bagaimana silat Kim Hun Tokouw," jawab Bee Kun Bu sambil
tersenyum hambar "Setelah engkau membantuku, dia pasti tahu dan apa yang
akan terjadi pada dirimu?"
"Tuan...." Air mata gadis itu mulai berlinang. "Asal aku bisa
membantu, mati pun rela."
Bee Kun Bu tertegun, kemudian barulah ia tahu
bagaimana perasaan gadis itu terhadapnya, maka ia segera
berkata sungguh-sungguh. "Engkau semakin mendesak, maka aku pun semakin tidak
mau menyeretmu ke dalam bahaya, cepatlah engkau pergi!"
"Tuan!" Gadis itu tertawa sedih. "Terus terang, meskipun
Tuan tidak mau kubantu, aku pun tetap akan mati,"
"Lho?" Bee Kun Bu terbelalak "Kenapa?"
"Tuan! Aku tahu Tuan adalah lelaki sejati, tentu tidak sudi
menerima bantuanku, Oleh karena itu, sebelum aku datang ke
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mari, aku sudah menelan racun Tiga jam kemudian aku pasti
mati, itu agar tidak disiksa oleh Kiong Cu." Gadis itu
memberitahukan "Eh" Nona...." Bee Kun Bu melongo, "Kenapa Nona
melakukan itu?" "Aku tahu.,.," Air mata gadis itu terus mengalir "Gadis
semacam diriku, Tuan pasti tidak akan pandang sebelah mata
padaku, Hanya saja,., aku harap, setelah aku mati, Tuan akan
ingat padaku, aku pun merasa puas."
Bee Kun Bu terharu, Gadis itu tahu tidak mungkin dirinya
akan dicintai Bee Kun Bu tapi tetap mau berkorban itu
sungguh membuat Bee Kun Bu terharu.
Karena itu, tanpa sadar Bee Kun Bu pun langsung
menggenggam tangan gadis itu erat-erat.
Gadis itu segera bersandar di badan Bee Kun Bu sambil
tersenyum manis. "Namaku Siauw Yun, Tuan akan ingat selalu nama-ku?"
ujarnya perlahan "Siauw Yun, selamanya aku tidak akan melupakanmu,"
jawab Bee Kun Bu. "Cepatlah engkau makan obat penawar
racun, jangan menempuh jalan pendek!"
"Tuan...." Siauw Yun tersenyum lagi dan tampak bahagia
sekali, "Racun yang kutelan tiada obat penawarnya
"Aaaakh-.!" keluh Bee Kun Bu. "Engkau terlampau nekad!"
"Kalau tidak begitu, bagaimana mungkin Tuan akan
menerima bantuanku?" Siauw Yun menatapnya dengan penuh
cinta kasih. "Siauw Yun!" Bee Kun Bu semakin terharu, "Selamalamanya aku pasti selalu ingat padamu."
"Terimakasih!" ucap Siauw Yun sambil mengangkat
nampan yang ada di atas meja. "Kun Bu, mari ikut aku, kalau
ada orang menghadang, bunuh saja!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu mengangguk lalu mengikuti Siauw Yun dari
belakang, Walau amat gelap tempat yang mereka lalui, namun
Siauw Yun bisa berjalan seperti biasa.
Berselang beberapa saat, tampak muncul seseorang
menghadang dan seketika juga Siauw Yun berkata.
"Aku nih!" Sebelum penghadang itu mengeluarkan suara, Bee Kun
Bu sudah turun tangan menotoknya.
Siauw Yun segera berjalan lagi, dan Bee Kun Bu tetap
mengikutinya dari belakang, Tak seberapa lama, kembali
muncul penghadang, Bee Kun Bu bergerak cepat menotok
orang itu. Kira-kira setengah jarn kemudian, Siauw Yun berhenti di
depan sebuah gua dan ujarnya dengan suara rendah.
"Kun Bu, Kim Eng Hauw dikurung di ruang bawah tanah di
dalam gua ini. Setelah bertemu dengannya, engkau pun boleh
mengeluarkan suara mendesak Kiong Cu memberikan obat
penawaran racun." "Ya." Bee Kun Bu mengangguk
"Kun Bu...." Siauw Yun menatapnya sambil tersenyum
sedih. "Kita akan berpisah selama-lamanya."
"Siauw Yun.,.." Hati Bee Kun Bu terasa seperti tersayat
Tiba-tiba Siauw Yun menjulurkan tangannya yang
bergemetar, lalu mengusap muka Bee Kun Bu. Setelah itu,
mendadak gadis itu melesat pergi.
Bee Kun Bu berdiri termenung di depan gua, lama sekali
barulah menarik nafas dan berjanji dalam hati bahwa ia akan
menyiarkan berita bahwa di dalam Pit Sia Kiong masih
terdapat orang yang baik.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah berjanji demikian dalam hati, Bee Kun Bu
melangkah ke dalam gua itu. Tidak begitu dalam gua tersebut,
namun terdapat undakan tangga batu yang menuju ke bawah.
Bee Kun Bu berjalan turun, dan tak lama ia sudah
menginjak tanah datar, bahkan mendengar suara rintihan
"Saudara Kim! Saudara Kim!" panggil Bee Kun Bu.
"Saudara Bee...." Suara sahutan yang amat lemah.
"Apakah... apakah kita bertemu di alam baka?"
Bee Kun Bu segera melesat ke depan, setelah melewati
sebuah tikungan ia melihat Gin Tie Suseng dikurung di dalam
sebuah kerangkeng. Wajah Gin Tie Suseng pucat dan kekuning-kuning-an.
Tubuhnya kurus sekali, padahal baru sehari semalam ia
berada di tempat itu. Cepat-cepat Bee Kun Bu mendekati kerangkeng itu.
Ditariknya gembok pintu kerangkeng itu kuat-kuat sehingga
terlepas, lalu segera membuka pintunya.
"Saudara Kim...." Bee Kun Bu memegang bahunya,
"Bagaimana keadaanmu?"


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Mungkin... mungkin aku sudah mau mati," sahut Gin Tie
Suseng lemah. Tiba-tiba Bee Kun Bu teringat akan pesan Siauw Yun,
segeralah ia bersiul panjang, Sebelum suara siulan-nya
hilang, terdengarlah suara Kim Hun Tokouw yang bernada
dingin. "Apakah engkau ingin keluar dari istana ini?"
"Ha ha!" Bee Kun Bu tertawa gelak "Aku kira istana Pit Sia
Kiong ini merupakan sarang macan, tidak tahunya cuma
merupakan sarang tikus, Aku sudah menemukan Gin Tie
Suseng-Kim Eng Hauw, namun Kim Hun Tokouw yang sangat
terkenal itu cuma berani meracuni orang."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Bee Kun Bu!" Terdengar suara tawa Kim Hun Tokouw,
"Aku tak menyangka engkau pun bisa ber-bohong.,,."
Berkata sampai di sini mendadak berhenti, kemudian
mengeluarkan suara kaget, dan seakan tidak pereaya.
"Eeeeh" Ternyata benar engkau telah menemukan Kim
Eng Hauw yang terkurung di ruang bawah tanah!"
Mendengar itu, Bee Kun Bu pun tereengang, karena nada
Kim Hun Tokouw tadi sepertinya tidak tahu bahwa Bee Kun
Bu berada di ruang bawah tanah, namun kemudian kenapa
dia bisa (ahu" Sungguh mengherankan
"Meskipun engkau berkepandaian tinggi, tapi aku yakin
engkau tidak mampu menemukan ruang bawah tanah itu.
Kecuali... ada orang membantumu secara diam-diam, barulah
engkau bisa menemukan tempat itu." Suara Kim Hun Tokouw
mengalun datang lagi. "Lam Kiong Siu!" bentak Bee Kun Bu. "Apa yang engkau
cetuskan kemarin, apakah masih berlaku?"
"Hm!" dengus Kim Hun Tokouw, "Di Pit Sia Kiong ini telah
muncul murid pengkhianat, aku harus bilang apalagi" Engkau
tunggu sebentar, aku akan menyuruh orang ke sana
membawa kalian keluar!"
Bee Kun Bu girang sekali, karena Kim Hun Tokouw masih
menepati janjinya, Akan tetapi tiba-tiba terdengar suara lain
bernada dingin. "Kim Hun Tokouw, kalau engkau menghendaki kitab kui
Goan Pit Cek, janganlah engkau melepaskan orang itu!"
Bee Kun Bu mengenali suara itu, tidak lain adalah suara
Co Hiong, Kalau Kim Hun Tokouw menurut pada perkataan
Co Hiong, ia dan Gin Tie Suseng pasti celaka di istana Pit Sia
Kiong itu. "Co Hiong!" bentaknya gusar "Apakah engkau ingin
melaksanakan akal busuk lagi?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sekonyong-konyong terdengar suara "Bumm", seketika
juga terang benderang di tempat itu, bahkan dinding ruang
bawah tanah itu pun bergerak Bee Kun Bu memandang ke
luar, ternyata di luar sana merupakan sebuah ruangan.
Yang duduk di situ adalah Kim Hun Tokouw, di ke dua
sisinya juga terdapat dua buah kursi, Yang duduk di kursi itu
adalah Souw Peng Hai dan Co Hiong, Di belakang Kim Hun
Tokouw berdiri dua belas anak gadis yakni para pelayannya.
Bee Kun Bu memapah Gin Tie Suseng menuju ruang itu,
kemudian dinding ruang bawah tanah pun tertutup kembali
"Saudara Bee!" Co Hiong menatapnya sambil tersenyumsenyum. "Apa kabar" Aku sungguh rindu padamu."
"Hm!" dengus Bee Kun Bu, lalu memandang Kim Hun
Tokouw sambil tersenyum "Lam Kiong Siu, mana obat
penawar racun itu" Cepat berikan!"
Kim Hun Tokouw tidak menyahut, sebaliknya malah
bangkit berdiri dan sekaligus menyentak seketika juga tampak
sinar keemas-emasan menyerupai kabut mengarah pada Bee
Kun Bu dengan cepat sekali.
Bee Kun Bu sedang memapah Gin Tie Suseng, maka tidak
bisa bergerak cepat untuk berkelit Akan tetapi, kabut yang
bersinar keemas-emasan itu justru meluncur ke dalam mulut
Kim Eng Hauw. "Lam Kiong Siu! Engkau..."
"Bee Kun Bu!" potong Kim Hun Tokouw dingin, "Aku telah
menyentil obat penawar racun ke dalam mulut Kim Eng Hauw,
Racun yang mengidap didalam tubuhnya akan segera punah,
Akan tetapi dalam waktu setahun, dia tidak boleh
mengerahkan Lweekangnya, Kalau dia berani mencoba
mengerahkan Lweekangnya, semua urat nadinya akan putus
dan dia pun akan mati, Oleh karena itu, engkau harus baikbaik merawatnya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu pereaya apa yang diucapkan Kim Hun
Tokouw, maka ia pun mengambil keputusan untuk mengantar
Gin Tie Suseng pulang ke Tay Pah San.
"Kalau begitu.,." ujar Co Hiong pada Kim Hun Tokouw
sambil mengerutkan kening, "Tokouw ingin melepaskan
mereka berdua?" Tadi engkau bilang, kalau aku menghendaki kitab Kui
Goan Pit Cek, tidak boleh melepaskannya, itu apa
maksudmu?" tanya Kim Hun Tokouw dingin.
"Ha ha!" Co Hiong tertawa, "Kitab-kitab Kui Goan Pit Cek
itu, kini berada di tangan dua orang gadis yang di Kwat Cong
San, yaitu Na Siao Tiap dan Pek Yun Hui. Tiada seorang pun
mampu menandingi kepandaian ke dua gadis itu."
"Oh, ya?" Air muka Kim Hun Tokouw tampak berubah
Co Hiong memang licik. ia sengaja memanasi hati Kim Hun
Tokouw, tujuannya adalah meminjam tangan Kim Hun Tokouw
untuk membunuh orang. "ltu memang benar."
"Kalau begitu, kenapa?" Kim Hun Tokouw menatapnya
tajam. Co Hiong mengarah pada Bee Kun Bu, setelah itu ia pun
tersenyum-senyum. Namun ketika Co Hiong mau membuka
mulut Bee Kun Bu sudah membentak
"Kalian berdua telah diberi kesempatan untuk bertobat di
Toan Hun Ya, namun kalian bukannya bertobat, kini malah
menimbulkan ber bagai urusan, kelihatannya kalian memang
ingin cari mati!" Wajah Souw Peng Hai langsung berubah, kemudian
mengangkat sebelah tangannya, kelihatannya ia ingin
menyerang Bee Kun Bu dengan ilmu Kan Goan Cihnya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Guru tidak perlu turun tangan," cegah Co Hiong serius.
"Seusai aku bicara dengan Kim Hun Tokouw, Bee Kun Bu
pasti dilepaskannya. "Ng!" Souw Peng Hai menurunkan tangannya.
"Kedua gadis di Kwat Cong San.,." ujar Co Hiong pada Kim
Hun Tokouw dan melanjutkan "... sama-sama telah jatuh hati
pada pemuda itu. Kalau Tokouw menahan dia di sini, lalu
mengutus orang ke Kwat Cong San mengantar surat,
bukankah ke dua gadis itu akan membawa kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek ke mari untuk dilukai dengan Bee Kun Bu?"
Betapa gusarnya Bee Kun Bu, sebab Co Hiong
menggunakan akal busuk itu untuk memaksa Na Siao Tiap
dan Pek Yun Hui menyerahkan Kui Goan Pit Cek pada Kim
Hun Tokouw. Walau gusar, namun Bee Kun Bu berlega dalam
hati, rupanya mereka masih tidak tahu Pek Yun Hui sudah
berada di Taysan ini. itu berarti Pek Yun Hui tidak mengalami
sesuatu yang di luar dugaan, Tapi kenapa dia kehilangan
jejak" Bee Kun Bu tidak mengerti
***** Bab ke 25 - Penyerangan Mendadak
Sementara Kim Hun Tokouw diam saja, Co Hiong
menatapnya dan yakin Kim Hun Tokouw tertarik akan usulnya
itu, maka ia pun segera berkata lagi.
"Kalau Kui Goan Pit Cek sudah berada di istana Pit Sia
Kiong, tentu tidak perlu mengkhawatirkan orang-orang dari
sembilan partai besar Kalau mereka tidak ke mari, kami pun
akan bergabung dengan Tokouw membasmi mereka. Nah,
bukankah kita akan menguasai Bu Lim di Tionggoan" Pit Sia
Kiong dan partai Thian Liong bergabung akan menjadi Bu Lim
Beng Cu (Ketua Rimba Persilatan)."
"Co Hiong!" Kim Hun Tokouw menatapnya tajam. "Yang
akan menjadi Bu Lim Beng Cu itu Pit Sia Kiong atau Partai
Thian Liong?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong tidak menyangka Kim Hun Tokouw akan
bertanya begitu, maka diam-diam ia mencacinya. Sialan Lam
Kiong Siu, jangan sok! Walau mencaci dalam hati, namun
wajah Co Hiong tetap tampak tersenyum.
"Tentu Pit Sia Kiong."
"Oh, ya?" Kim Hun Tokouw menatapnya tajam.
"Itu sudah pasti." Co Hiong tertawa gelak.
"Bee Kun Bu!" ujar Kim Hun Tokouw pada pemuda
tersebut "Kalau begitu, engkau terpaksa harus tinggal di sini
untuk beberapa hari."
"Lam Kiong Siu!" bentak Bee Kun Bu gusar "Engkau tidak
menepati janji, aku harus bertindak!"
"Baik!" sahut Kim Hun Tokouw.
Bee Kun Bu menengok ke sana ke mari, tampak di
ruangan itu hanya terdapat dinding batu, sama sekali tiada
jalan untuk keluar Kalau pun ada, itu merupakan pintu rahasia.
Setelah menengok ke sana ke mari, Bee Kun Bu segera
mengapit Gin Tie Suseng, kemudian mendadak
menggerakkan pedangnya menyerang ke arah Kim Hun
Tokouw Lam Kiong Siu. Kim Hun Tokouw sama sekali tidak beranjak dari tempat
duduknya, hanya mengibaskan selendangnya untuk
menangkis serangan itu. "Lam Kiong Siu!" ujar Souw Peng Hai. "Biar aku yang
melayaninya!" Souw Peng Hai bangkit berdiri, tangan kirinya memegang
sebatang tongkat berkepala naga, sedangkan jari tengah
tangan kanannya menyentil ke arah Bee Kun Bu. Ternyata
Souw Peng Hai mengeluarkan ilmu Kan Goan Cihnya.
Pada waktu itu, Bee Kun Bu mencurahkan perhatiannya
terhadap Kim Hun Tokouw, maka tidak menjaga serangan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tersebut Tahu-tahu dadanya sudah diterjang tenaga yang
amat dahsyat Bee Kun Bu terpental beberapa langkah membentur
dinding batu, seketika juga ia merasa matanya ber-kunangkunang, tetapi masih bisa dengan cepat mengatur
pernafasannya. "Souw Peng Hai! Engkau terhitung mantan ketua suatu
partai!" bentak Bee Kun Bu seusai mengatur pernafasannya.
"Tapi kenapa tidak tahu malu melakukan serangan gelap ?"
Souw Peng Hai tampak terkejut, karena dada Bee Kun Bu
telah terpukul oleh ilmu Kan Goan Cihnya, bahkan juga telah
terpental, namun kenapa dia sama sekali tidak terluka" Souw
Peng Hai tidak habis berpikir justru Souw Peng Hai tidak tahu,
kalau Bee Kun Bu memakai kulit ular yang tahan bacok di
dadanya, otomatis mengurangi tenaga pukulan Kan Goan Cih
tersebut Oleh karena itu, Bee Kun Bu dapat bertahan dari sisa
tenaga itu. Kalau ia tidak memakai kulit ular tersebut, saat ini
pasti telah terluka parah.
"Hebat! Hebat! Kepandaian Saudara Bee sungguh hebat,
aku sangat kagum, sehingga tertarik untuk minta pelajaran
beberapa jurus!" seru Co Hiong dan langsung mencabut
pedang gelang emasnya, kemudian menyerang Bee Kun Bu
dengan jurus berantai, yakni Hei Seh Pin Lou (Menerobos Ke
Dalam Laut), Yueh Pan Hong Yen (Asap Ditengah Malam)
dan Thian Kang Lo Cieh (Bu-rung Beterbangan).
Tampak sinar pedang berkelebat ke arah Bee Kun Bu,
Saat ini Bee Kun Bu masih mengapit Gin Tie Suseng di bawah
ketiaknya, sehingga menghambat gcrakannya, Apa boleh
buat, Bee Kun Bu terpaksa menangkis serangan-serangan itu.
Trang! Terdengar suara benturan keras.
Co Hiong termundur selangkah, sedangkan Bee Kun Bu
masih berdiri di tempat, ternyata ia bersandar pada dinding.
Sungguh luar biasa, Bee Kun Bu telah melayani tiga orang
yang berkepandaian tinggi, bahkan tadi dadanya telah terkena
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
pukulan Kun Goan Cih, tapi justru masih tampak seperti biasa,
tiada tanda-tanda terluka oleh pukulan tersebut.
Menyaksikan itu, Kim Hun Tokouw mengerutkan kening
dan membantin, "Kalau aku ingin menguasai rimba persilatan
Tionggoan, pemuda itu tidak boleh dibiarkan hidup!", setelah
membatin ia pun berkata. "Kalian berdua adalah tamu PitSia Kiong! Jadi kalian
berdua tidak perlu turun tangan, pokoknya dia tidak bisa
meninggalkan Pit Sia Kiong ini!"
Semula Bee Kun Bu menganggap Kim Hun Tokouw walau
sesat, tapi masih merupakan orang yang akan menepati janji.
Akan tetapi, setelah mengalami ini, barulah ia tahu bagaimana
sifat dan watak wanita itu.
"Lam Kiong Siu!" bentaknya gusar "Kalau aku berada di
sini, engkau pun tidak bisa tenang!"
Mendadak Bee Kun Bu menyerang Kim Hun To-kouw, ia
mengeluarkan jurus Ku Hoa Cun Ih (Bunga Ku Dimusim
Semi), tampak pedangnya memancarkan sinar yang
bergemerlapan "Bee Kun Bu!" hardik Kim Hun Tokouw, "Engkau ingin cari
mati!" Kim Hun Tokouw segera mengibaskan selendang-nya.
Kibasan itu tidak bisa dianggap remeh, sebab itu adalah jurus
Pit Yun Cian Cang (Gumpalan Awan Merintang).
Selendang itu tampak bagaikan ombak menyerang Bec
Kun Bu. Sungguh aneh dan penuh mengandung tenaga lunak.
Bee Kun Bu kurang berhati-hati, sehingga nyaris terserang
oleh selendang itu. Betapa terkejutnya Bec Kun Bu, ia segera
menghimpun tenaga dalamnya, dan sekaligus disalurkan pada
pedangnya, Ketika ia baru mau melancarkan serangan, tibatiba lonceng kecil yang bergantung di ruang itu berbunyi
"Ting Tang Ting Tang!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Begitu mendengar suara lonceng kecil itu berbunyi, air
muka Kim Hun Tokouw tampak berubah.
"Souw Peng Hai! Entah siapa yang bernyali begitu besar
berani mengacau di Pit Sia Kiong!"
Souw Peng Hai dan Co Hiong memandang Kim Hun
Tokouw, lalu menjura, setelah itu Co Hiong pun berkata pada
Bee Kun Bu sambil tersenyum.
"Saudara Bee, nanti aku akan ke mari menengokmu!"
Usai berkata begitu, ia mundur ke dinding bersama Souw
Peng Hai. Entah dengan cara bagaimana mereka membuka


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dinding itu, tahu-tahu dinding itu sudah terbuka dan mereka
berdua pun segera masuk. Kemudian dinding itu langsung
tertutup kembali Ketika mendengar Kim Hun Tokouw mengatakan bahwa
ada orang mengacau di Pit Sia Kiong, Bee Kun Bu girang
sekali dan yakin orang itu pasti Pek Yun Hui. Kalau tidak,
bagaimana mungkin para anak buah Kim Hun Tokouw
melapor padanya dengan cara yang seunik itu, yakni
membunyikan lonceng kecil yang bergantung di ruang itu.
"Ha ha!" Bee Kun Bu tertawa. "Engkau kira Pit Sia
Kiongmu ini dibuat dari tembok baja, maka tiada seorang pun
mampu menerjang ke mari" Buktinya sudah ada orang
mengacau di sini!" "Hm!" dengus Kim Hun Tokouw, "Engkau jangan salah
duga, pendatang itu memang sudah memasuki lembah,
namun tidak gampang bagi dia memasuki istana Pit Sia Kiong
ini! Maukah engkau lihat siapa pendatang itu?"
"Bagaimana cara melihatnya?" tanya Bee Kun Bu dan
merasa heran. "Tentunya punya cara istimewa," sahut Kim Hun Tokouw
bangga, "Engkau kira orang Tionggoan mampu membangun
istana seperti ini?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kim Hun Tokouw menarik ke atas gordyn di belakangnya,
tampak sebuah kaca besar di situ, Sungguh aneh kaca itu
karena dipasang semacam pipa yang amat panjang, entah
tembus ke mana pipa itu, Kim Hun Tokouw memandang kaca
itu, seketika wajahnya berubah bengis.
"Ternyata wanita jalang itu!"
Bee Kun Bu tereengang mendengar cacian tersebut, maka
ia pun memandang ke kaca itu. Terlihatlah pemandangan di
luar istana Pit Sia Kiong yaitu undakan tangga yang menuju
pintu istana tersebut, bahkan juga tampak seorang wanita
yakni Giok Siauw Sian Cu yang sedang bertarung dengan
para pelayan Kim Hun Tokouw.
"Apakah wanita jalang itu salah satu dari dua wanita di
gunung Kwat Cong San?" tanya Kim Hun Tokouw mendadak.
"Ha ha!" Bee Kun Bu tertawa, "Dua wanita Kwat Cong San
berkepandaian sepuluh kali lipat lebih tinggi dari kepandaian
wanita itu!" "Oh" Kalau begitu, siapa wanita itu?"
"Wanita itu adalah...." Mendadak Bee Kun Bu menyerang
Kim Hun Tokouw tiga jurus beruntun, yaitu jurus Ciak Ciu Puh
Uong (Tangan Kosong Menangkap Naga), Phang Hoa Soh Liu
(Bunga-bunga Bertaburan) dan Yun Liong Phun Uh (Naga
Menyemburkan Kabut). Bukan main dahsyatnya serangan-serangan itu, Kim Hun
Tokouw tidak menyangka Bee Kun Bu akan menyerangnya
secara mendadak, maka ia terpaksa menghindar ke samping,
sedangkan Bee Kun Bu justru berhadapan dengan kaca itu,
dan secepat kilat mengeluarkan jurus Ciok Phoh Thian Keng
(Batu Pecah Langit Kaget), sekaligus menghantam kaca itu.
Braaak! Kaca itu pecah berantakan
"Engkau berani merusak kaca itu?" bentak Kim Hun
Tokouw dengan wajah kehijau-hijauan saking gusarnya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu tidak menyahut, melainkan langsung
menggetarkan pedangnya, Tampak sinar berkelebatan
mengarah pada Kim Hun Tokouw dari tiga jurusan, itu adalah
gerakan Cun Yun Ciat Can (Awan Berkembang).
Kim Hun Tokouw memutarkan badannya laksana kilat,
sambil menggetarkan selendangnya untuk menangkis
serangan Bee Kun Bu, kemudian melesat kesamping.
Ketika melihat Kim Hun Tokouw melesat ke sam-ping, Bee
Kun Bu yakin dugaannya tidak meleset, yakni Kim Hun
Tokouw ingin pergi melihat keadaan di luar Pit Sia Kiong.
Karena itu, Bee Kun Bu pun mengikutinya, Pada waktu
bersamaan, dinding di tempat itu terbuka, dan Kim Hun
Tokouw langsung masuk ke dalanr Se ketika juga Bee Kun Bu
mengerahkan ginkangnya melesat ke arah dinding itu dan
berhasil masuk. Kim Hun Tokouw terus melesat ke depan. ia tahu Bee Kun
Bu mengikutinya, maka tanpa membalikkan badannya
maupun meno!eh, ia langsung menyerang ke belakang
mengeluarkan jurus Pit Lang Cong Cong (Onv bak Terus
Menderu). Selendang yang digunakannya bergerak bagaikan ombak,
dan penuh bertenaga mengarah pada tangan Bee Kun Bu.
Perlu dikelahui, saat ini Bee Kun Bu masih tetap mengepit Gin
Tie Suseng di bawah ketiaknya, Kalau tidak mengapit Gin Tie
Suseng di bawah ketiaknya, tentunya dengan gampang ia
dapat menghindari serangan itu.
jalan satu-satunya harus meloncat ke belakang, itu berarti
ia akan kembali ke ruangan tadi, dan tiada kesempatan lagi
baginya untuk keluar Tiba-tiba Bee Kun Bu menyalurkan Lweekangnya ke
tangan kanannya yang menggenggam pedang,
Dilemparkannya pedang itu ke arah punggung Kim Hun Tokouw, dan seketika terdengarlah suara yang menderu-deru.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah pedang itu meluncur, tangannya pun memukul ke
depan dengan jurus Hui Pa Cong Ceng (Gembreng Terbang
Menubruk Lonceng), yakni salah satu jurus dari ilmu Cap Pek
Lo Han Ciang (Delapan jurus Pukulan Arhat), ilmu andalan
Ngo Khong Taysu, Dapat dibayangkan, betapa dahsyatnya
ilmu pukulan itu. Benar! Pukulan itu dapat menangkis serangan selendang
tersebut, sedangkan pedang yang meluncur laksana kilat itu
dapat dihindari Kim Hun Tokouw, Ternyata wanita itu
menggunakan jurus Cing Yun Toh Toh (Awan Bergumpalgumpal). Setelah menghindari pedang itu, Kim Hun Tokouw
menatap Bee Kun Bu dengan mata berapi-api.
"Baiklah! Mari kita bertarung di sini!"
"Silakan maju!" tantang Bee Kun Bu.
Ketika Kim Hun Tokouw baru mau menyerang Bee Kun
Bu, tiba-tiba terdengar suara lelaki di luar, Suara itu parau tapi
sangat menusuk telinga. "Wanita siluman Pit Sia Kiong, kenapa tidak keluar
menyambut tamu?" Begitu mendengar suara itu, Kim Hun Tokouw tampak
lersentak, sedangkan Bee Kun Bu cuma tereengang sebab
tadi Bee Kun Bu melihat Giok Siauw Sian Cu dan kaca, tiada
orang lain, tapi kenapa malah ada suara lelaki yang begitu
parau" Apakah masih ada orang lain yang datang di Pit Sia
Kiong ini" Berdasarkan suara itu, dapat diketahui betapa tingginya
Lweekang orang tersebut, tapi Bee Kun Bu sama sekali tidak
mengenali suara itu. Mendadak Kim Hun Tokouw melesat ke depan, diikuti oleh
Bee Kun Bu. Berselang beberapa saat ke-mudian, sekonyongkonyong tampak terang di tempat itu, ternyata pintu rahasia
terbuka. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kim Hun Tokouw segera mengerahkan ginkangnya
melesat ke luar, tapi sambil memukul ke belakang, tujuannya
menghalangi Bee Kun Bu keluar Tentunya Bee Kun Bu tahu,
ketika Kim Hun Tokouw melesat keluar dengan ginkang, ia
sudah menduga akan hal tersebut, Oleh karena itu, ia pun
memukul ke depan. Kim Hun Tokouw memang cerdik, ia menggunakan tenaga
pukulan Bee Kun Bu agar dirinya melesat lebih cepat,
sedangkan Bee Kun Bu malah tertahan di dalam, sedangkan
pintu rahasia itu pun mulai tutup.
Bee Kun Bu bersiul panjang sambil mengerahkan
ginkangnya, lalu terdengarlah suara "Serrrt", Ternyata
meskipun masih mengapit Gin Tie Suseng, tapi Bee Kun Bu
tetap berhasil melesat ke luar.
Akan tetapi, ujung bajunya justru terjepit oleh pintu rahasia
yang sudah tertutup itu. Berrrt! Sobeklah ujung baju Bee Kun Bu.
Ternyata kini ia telah berada di ruangan yang amal besar
Tampak Kim Hun Tokouw duduk di kursi batu pualam, tampak
pula dua belas pelayannya sedang bertempur melawan Giok
Siauw Sian Cu, Di sebelah kiri, terlihat Cap Kouw dengan
wajah beringas sedang bertarung dengan seorang Hweeshio
tua. Tampak aneh Hweeshio itu, karena kepalanya yang
gundul licin itu agak menonjol ke atas, muka merah dan
hidungnya mancung, namun sepasang matanya bersinar
tajam, dan dapat diketahui juga bahwa dia bukan orang
Tionggoan. "Berhenti!" bentak Kim Hun Tokouw mendadak
Dua belas pelayannya langsung meloncat mundur, begitu
pula Cap Kouw, Hweeshio tua dan Giok Siauw Sian Cu.
"Eh?" Giok Siauw Sian Cu baru melihat Bee Kun Bu. "Adik
Bee, ternyata benar engkau berada di sini!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kakak!" sahut Bee Kun Bu. "Apa kabar?"
Di saat mereka berdua sedang tutur sapa, di saat itu pula
terdengar suara bentakan keras, Hweeshio tua yang
bersenjata martil tembaga langsung menyerang Bee Kun Bu
dengan gerakan Heng Sau Cian Kun (Menyapu Ribuan
Prajurit). Bee Kun Bu sama sekali tidak menduga akan serangan itu,
ia tidak pernah bertemu dan tidak kenal Hweeshio itu, tapi
kenapa dia menyerang Bee Kun Bu secara begitu mendadak"
Memang sudah tiada kesempatan bagi Bee Kun Bu untuk
menangkis, tetapi pada waktu bersamaan, terdengar pula
suara bentakan Giok Siauw Sian Cu.
"Keledai gunduI! Sudah gilakah kau?"
sementara Bee Kun Bu walau gugup, tapi ia masih
mempunyai sedikit waktu untuk mengerahkan Ngo Heng Mie
Cong Pu. seketika ia lolos dari serangan, sedangkan martil
tembaga itu menyapu tempat kosong.
Belum juga kaki Bee Kun Bu menginjak lantai, Hweeshio
itu sudah menyerang lagi dengan ganas.
Bee Kun Bu terpaksa mengerahkan ginkangnya meloncat
mundur beberapa depa, Betapa gusarnya Bee Kun Bu, ia
segera menyerahkan Gin Tic Suseng pada Giok Siauw Sian
Cu seraya berkata. "Kakak! Dia teman baikku, tolong jaga dia sebentar!"
Setelah menyerahkan Gin Tie Suseng pada Giok Siauw
Sian Cu, Bee Kun Bu memutarkan badannya, sambil memukul
ke arah pinggang Hweeshio tua itu. Namun sebelah
tangannya justru mengarah pada Thian Sing Hiat di lengan kiri
Hweeshio tua tersebut itu adalah jurus Thian Ceh Te Jui (Langit Getar Bumi
Gerak), salah satu jurus dari Kui Goan Pit Cek, yang hebat
dan amat aneh gerakannya, Dengan kelabakan Hweeshio tua
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
itu berkelit, akhirnya meloncat mundur, kemudian menatap
Bee Kun Bu dalam-dalam seraya bertanya lantang.
"Siapakah kau" Kenapa engkau bilang muridku adalah
teman baikmu?" Begitu mendengar pertanyaan Hweeshio tua itu, Bee Kun
Bu sudah tahu siapa dia, ternyata adalah Kuang Ti Taysu dari
Kuil Ceh Yun Si di gunung Tay Pah San.
Kuang Ti Taysu memang berkepandaian tinggi, namun
orangnya amat kasar dan boleh dikatakan Hweeshio sinting.
"Sudah lama aku kenal murid Taysu, kami adalah teman
baik," jawab Bee Kun Bu sambil tersenyum.
"Kalau begitu, bukan engkau yang melukai muridku!" ujar
Kuang Ti Taysu parau, "Aku keliru mempersalahkanmu!"
"Jangan berkata begitu!" Bee Kun Bu tersenyum lagi, Dia
yakin Hweeshio itu adalah orang baik, karena berani mengaku
salah di hadapan orang banyak.
"Adik Bee!" sela Giok Siauw Sian Cu. "Hwecshio keparat
itu telah menyerangmu dua kali, maka jangan begitu gampang
memaafkannya!" "Kakak! Taysu itu sangat mencemaskan muridnya, Karena
aku mengepit muridnya itu, maka ia mengira aku yang melukai
murid kesayangannya, Kita jangan mempersalahkannya,"
sahut Bee Kun Bu. "Ha ha ha!" Kuang Ti Taysu tertawa gelak, "Bagus! Aku
Hweeshio tua bersedia jadi temanmu."
Bee Kun Bu nyaris tertawa geli, karena Kuang Ti Taysu
belum tahu namanya, namun sudah bersedia jadi temannya,
Bukankah itu sangat menggelikan"
"Guru!" ujar Gin Tie Suseng lemah. "Saudara Bee berbudi
luhur dan solider terhadap teman. Kalau bukan demi murid,
dia sudah meninggalkan Pit Sia Kiong ini."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Anak Hauw, apakah Lam Kiong Siu yang melukaimu?"
tanya Kuang Ti Taysu mendadak.
"Tidak salah," sahut Kim Hun Tokouw yang duduk di kursi
batu pualam. "Engkau memang wanita iblis!" bentak Kuang Ti Taysu,
lalu menyerang Kim Hun Tokouw dengan martil tembaganya,
menggunakan jurus Te Teng Tong Nam (Bumi Roboh Ke
Timur Selatan). Betapa dahsyatnya serangan itu, sebab penuh
mengandung tenaga, Akan tetapi, Kim Hun Tokouw cepatcepat menggerakkan selendangnya, Tampak selendang itu
melayang bergelombang-gelombang penuh mengandung
tenaga lunak ke arah senjata Kuang Ti Taysu, lalu melilit
senjata tersebut Kuang Ti Taysu membentak keras menarik senjata-nya.
Perlu diketahui Kuang Ti Taysu berasal dari India, sejak kecil
sudah jadi Hweeshio, namun sifat dan wataknya begitu kasar,
maka diusir oleh gurunva.
Sejak itu ia mulai berkelana dan entah sudah berapa
banyak kuil yang ia masuki, tapi tidak pernah bisa bertahan
lama sebab selalu diusir lantaran silat dan wataknya yang
kasar itu. Akhirnya ia memasuki perbatasan Han (Cina), dan tanpa
sengaja menemukan Kuil Ceh Yun Si yang sudah tua.
Sungguh di luar dugaannya, di dalam kuil itu ia menemukan
sebuah kitab pelajaran silat peninggalan Tatmo (Darmo),
Mulailah ia belajar dengan tekun, dan sepuluh tahun
kemudian, barulah ia berhasil mempelajari habis kitab
tersebut, sehingga dirinya memiliki kepandaian tinggL Karena
itu, ia pun menetap di Kuil Ceh Yun Si di gunung Tay Pah
San. Kim Hun Tokouw mempertahankan selendangnya ketika


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kuang Ti Taysu menarik, selendang itu bukan selendang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
biasa, sebab selendang tersebut terbuat dari semacam bahan
yang istimewa, Kalau tidak, pasti sudah putus terbetot oleh
tenaga Kuang Ti Taysu yang amat kuat itu.
"Kurang ajar!" bentak Kuang Ti Taysu, "Aku sudah ke mari,
tapi engkau masih duduk diam di tempati Ayoh, cepat
bangun!" Kuang Ti Taysu membetot lagi sekuat tenaga, tapi Kim
Hun Tokouw tetap mempertahankan selendangnya, Oleh
karena itu, terjadilah adu Lweekang, Kuang Ti Taysu memiliki
Lweekang keras, sedangkan Kim Hun Tokouw memiliki
Lweekang lunak, dua macam Lweekang itu memang
berlawanan Biar bagaimanapun Kim Hun Tokouw adalah wa-nita,
maka lama kelamaan ia mulai merasa nafasnya sesak, Walau
demikian, ia tetap mempertahankan selendang dan posisi
duduknya. Tiba-liba Kuang Ti Taysu membentak keras sambil
menambah tenaganya, Selendang yang lembut itu pun
berubah keras, akhirnya Kim Hun Tokouw terangkat ke atas
dari tempat duduknya. "Ha ha ha!" Kuang Ti Taysu tertawa gelak.
Akan tetapi, pada waktu bersamaan Kim Hun Tokouw pun
bersalto ke arah Kuang Ti Taysu, bahkan sekaligus
menyerangnya. Ketika melihat Kim Hun Tokouw sudah terangkat ke atas,
Kuang Ti Taysu sudah merasa puas, ia orang kasar dan
polos, sama sekali tidak punya akal busuk, Karena itu, ia tidak
menyangka kalau Kim Hun Tokouw akan menyerangnya
begitu mendadak Lagi pula Kim Hun Tokouw menyerangnya dengan Pit Sau
Ciang (Pukulan Beracun), tampak kelabakan Kuang Ti Taysu
berkelit Mendadak Kuang Ti Taysu menyambitkan senjatanya
ke arah Kim Hun Tokouw, agar dia tidak melancarkan
serangan Iagi. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Benar! Sebab Kim Hun Tokouw terpaksa meloncat ke
samping menghindari senjata aneh itu.
Blammm! Senjata itu menghantam dinding, dan seketika
itu juga dinding itu hancur
sedangkan Kuang Ti Taysu dapat menyelamatkan diri,
akan tetapi mendadak selendang itu melayang ke arahnya
lagi. Betapa gusarnya Kuang Ti Taysu, ia membentak keras
sambil melancarkan sebuah puku!an.
Kim Hun Tokouw berkelit dan tampak gusar bukan main, ia
pun tidak habis berpikir, bagaimana cara Giok Siauw Sian Cu
dan Kuang Ti Taysu memasuki Pit Sia Kiong.
Tiba-tiba Kim Hun Tokouw bersiul panjang, yang membuat
Kuang Ti Taysu me!ongo. "Lam Kiong Siu, pereuma engkau pergunakan akal busuk,
itu tiada gunanya!" bentaknya mengguntur
Sebelum suara siulan Kim Hun Tokouw hilang, mendadak
ruangan itu berubah gelap, tentunya membuat Kuang Ti Taysu
tereengang. "Hati-hati Taysu!" seru Bee Kun Bu memperingat-kannya.
"Rahib wanita itu sangat licik!"
sementara ruangan itu bertambah gelap, sedangkan Kim
Hun Tokouw sudah tidak kelihatan lagi, itu membuat Kuang Ti
Taysu berseru-seru. "Hei! Wanita jalang, mau menggunakan akal busuk apa
lagi?" Walau Kuang Ti Taysu berseru berulang kali, namun tetap
tiada sahutan, Bee Kun Bu segera mendekatinya, lalu berkata
serius. "Taysu! Kita harus berdiri dengan punggung menghadap
punggng, hati-hati menghadapi segala kemung-kinan."
"Betul," Kuang Ti Taysu mengangguk
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Giok Siauw Sian Cu juga menghampiri mereka, kemudian
ia menyerahkan Gin Tie Suseng pada Kuang Ti Taysu.
"Keledai gundul! jaga muridmu ini!" ujarnya.
"Dasar wanita sialan!" Caci Kuang Ti Taysu sambil
menerima Gin Tie Suseng, sedangkan Giok Siauw Sian Cu
cuma tertawa. Julukannya adalah Gin Tie Suseng, tentunya mahir
menggunakan suling perak kan" Setelah keluar dari sini, aku
harus minta pelajarannya," ujar Giok Siauw Sian Cu sungguhsungguh.
"Ha ha!" Kuang Ti Taysu tertawa gelak, "Muridku adalah
Gin Tie Suseng, engkau adalah Giok Siauw Sian Cu! Wuah!
Kalian berdua memang merupakan pasangan yang cocok!"
"Phui!" Giok Siauw Sian Cu meludah. "Engkau adalah
seorang Hweeshio, kok boleh berkata begiiu?"
"Ha ha!" Kuang Ti Taysu tertawa terbahak-bahak. "Yang
penting di dalam hatiku terdapat Buddha, maka aku tidak mau
berpura-pura jadi Hweshio yang cuma tampak suci. Karena
itu, aku mau kata apa langsung mencetuskannya, bahkan juga
tidak pantang makanan."
Padahal saat ini sedang menghadapi bahaya, tapi Kuang
Ti Taysu masih terus bergurau, itu membuat kening Bee Kun
Bu berkerut "Sudahlah Taysu!" ujar Bee Kun Bu. "Jangan terus
bergurau, kita masih dalam bahaya,"
"Justru itu harus bergurau, agar tidak terlampau tegang,"
sahut Kuang Ti Taysu dan tertawa lagi.
"Kakak!" Bee Kun Bu mengarah pada Giok Siauw Sian Cu.
"Di dalam Pit Sia Kiong ini banyak terdapat jebakan-jebakan
yang sulit diduga, lagi pula Kim Hun Tokouw sangat licik,
Ditambah Souw Peng Hai dan Co Hiong, maka kita tidak boleh
bertindak ceroboh." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Adik Bee!" Giok Siauw Sian Cu tersenyum "Aku tahu itu,
tapi kini kita sudah terkurung di sini, jadi kita pun tidak perlu
panik," "Benar." Bee Kun Bu mengangguk "Ohya, kok Ka-kak bisa
ke mari?" "Panjang sekali kalau dituturkan." Giok Siauw Sian Cu
menarik nafas panjang, "Aku ke mari lantaran didesak oleh
adik Ceng Loanmu itu."
"Kakak...." Bee Kun Bu terperanjat "Dia gadis polos dan
tahu diri, bagaimana mungkin dia mendesakmu?"
"Tuuuh!" Giok Siauw Sian Cu tersenyum. "Aku belum
menjelekkannya, engkau sudah tampak tidak senang,
Dasar...." "Kakak...." Muka Bee Kun Bu memerah, "Jangan
bereanda!" "Adik Bee!" Giok Siauw Sian Cu menarik nafas,
"Bagaimana mungkin aku bereanda denganmu" Sejak engkau
pergi, dalam waktu dua bulan adik Ceng Loan tampak biasa
dan baik-baik saja, Namun dua bulan ke-mudian, dia pun
berubah...." "Berubah bagaimana?" tanya Bee Kun Bu cemas.
"Setiap hari berdiri di depan gua seperti kehilangan sukma,
bahkan sering bergumam pula," jawab Giok Siauw Sian Cu.
"Dia bergumam apa?"
"Dia bergumam "Kakak Kun Bu sudah mau pulang, Kakak
Kun Bu sudah mau pulang", dia sering bergumam begitu,
sedangkan Na Siao Tiap, walau terus diam saja, tapi hatinya
justru telah mengikutimu pergi, Akhirnya adik Loanmu
mendesakku pergi mencarimu." Giok Siauw Sian Cu
memberitahukan KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu memang tahu, Lie Ceng Loan pasti
merindukannya, karena sudah lama ia meninggalkan gua
Thian Kie Cinjin, Yang membuatnya kacau, yaitu Na Siao
Tiap, sebab gadis itu pun merindukannya.
"He he he!" Tiba-tiba terdengar suara tawa yang terkekeh,
itu suara tawa Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu.
seketika juga mereka berempat merasa tegang, setelah
suara tawa itu hilang, hening pula suasana di ruangan
tersebut, namun tetap gelap gulita.
Bee Kun Bu yakin, Kim Hun Tokouw pasti punya suatu
rencana busuk untuk menghadapi mereka berempat maka ia
selalu waspada, Berselang beberapa saat kemudian,
mendadak Kuang Ti Taysu berteriak keras.
"Lam Kiong Siu! Kalau engkau punya akal busuk, cepatlah
pergunakan! jangan cuma menyembunyikan diri!"
sementara Giok Siauw Sian Cu diam saja, Wanila itu
sangat berpengalaman dibandingkan yang lain, Kelika
ruangan itu berubah gelap, ia sudah tahu ada sesuatu yang
tak beres, Dengan kekuatan mereka berempat, memang sulit
untuk menerjang ke luar, Oleh karena itu, ia pun memikirkan
cara terbaik untuk menyelamatkan diri.
"Hei! Keledai gundul! jangan terus berteriak-teriak!" tegur
Giok Siauw Sian Cu. "Kenapa aku tidak boleh berteriak?" Kuang Ti Taysu
penasaran "Aku berteriak agar dia mau keluar bertarung
dengan kita." "Huh! Dasar keledai gundul yang tak punya otak!" Caci
Giok Siauw Sian Cu dan melanjutkan "Dia mundur karena
merasa tidak kuat melawan kita, bagaimana mungkin dia mau
keluar lagi?" Saat ini yang paling cemas adalah Bee Kun Bu, sebab ia
masih ingat akan Pek Yun Hui yang kehilangan jejak itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika melihat mereka berdua berdebat, ia pun menarik nafas
seraya berkata. "Kalian berdua jangan terus-menerus berdebat alangkah
baiknya kita berunding harus dengan cara apa menerjang ke
luar." "Benar." Kuang Ti Taysu tertawa.
Hweeshio tua itu langsung mengepit Gin Tic Suseng,
kemudian memungut senjatanya dan melangkah menuju
pintu. Ketika ruangan itu berubah gelap, pintu di tempat itu
pun tertutup. Akan tetapi, ingatan Kuang Ti Taysu sangat kuat,
Hweeshio tua itu masih ingat berada di arah mana pintu
tersebut Begitu Kuang Ti Taysu berjalan ke dinding tempat pintu iiu,
Bee Kun Bu pun langsung mengikutinya Namun mendadak
ada sebuah tangan lembut menarik-nva. tentunya amat
mencengangkan Bee Kun Bu.
"Kakak...." Ternyata yang menariknya Giok Siauw Sian Cu, dan
cepat-cepat wanita itu berbisik.
"Adik Bee, kalau pintu itu dapat diterjang, cukup keledai
gundul itu seorang diri saja, seandainya tidak bisa terbuka,
kenapa engkau harus ikut menempuh bahaya?"
Bee Kun Bu mengerutkan kening, Mereka sama-sama
terkurung di ruangan ini, maka kalau ada bahaya juga harus
menghadapinya bersama, itu yang dikehendaki Bee Kun Bu.
Pada waktu bersamaan, Kuang Ti Taysu sudah
mengayunkan senjatanya ke dinding sekuat tenaga sambil
membentak "Walau ini dinding baja, aku pun harus menghancurkannya!"
Blammm! Terdengar suara benturan keras.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu dan Giok Siauw Sian Cu berdiri agak jauh dari
situ, sama sekali tidak tahu bagaimana hasil hantaman itu.
Mereka berdua pun tidak bisa melihat dengan jelas, sebab
ruangan itu sangat gelap.
Tak lama kemudian suara benturan itu sirna, tetapi tidak
terdengar suara Kuang Ti Taysu, Tersentaklah hati Bee Kun
Bu dan ia pun langsung bertanya.
"Taysu berada di mana" Taysu...."
Tiada sahutan, maka Bee Kun Bu jadi cemas sekali, lalu
bertanya pada Giok Siauw Sian Cu.
"Kak! Apa yang terjadi atas diri Taysu itu?"
"Adik Bee!" jawab Giok Siauw Sian Cu tenang,
"Kelihatannya keledai gundul itu memang telah terjadi
sesuatu, sebab banyak jebakan di dalam Pil Sia Kiong ini."
"TapL, bukankah Taysu dan Gin Tie Suseng belum
meninggalkan ruangan ini?"
Bee Kun Bu ingin melangkah ke dinding itu, tapi Giok
Siauw Sian Cu segera menarik langannya, bahkan kemudian
memeluknya, sehingga amat mengejutkan Bee Kun Bu.
"Eh" Kakak kenapa...?"
"Hi hi!" Giok Siauw Sian Cu tertawa, "Adik Bee, engkau
masih muda dan tampan seka!i. Entah berapa banyak anak
gadis yang jatuh hati padamu" sedangkan aku tidak mendapat
tempat di dalam hatimu, Tapi bisa mati bersamamu, itu
sungguh menggembirakan."
Bee Kun Bu terheran-heran, ia tidak mengerti kenapa Giok
Siauw Sian Cu mengeluarkan ucapan yang bernada putus
asa" "Kak!" Bee Kun Bu mendorongnya perlahan, "Jangan
berpikir begitu!" Setelah mengetahui Kuang Ti Taysu dan muridnya hilang
begitu saja, maka Giok Siauw Sian Cu pun yakin mereka
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
berdua tidak akan bisa meninggalkan Pit Sia Kiong ini. Oleh
karena itu ia pun tertawa ringan.
"Adik Bee, aku memang harus gembira," sahutnya.
Bee Kun Bu tidak tahu harus bagaimana, sebab ia tahu
bagaimana perasaan Giok Siauw Sian Cu terhadapnya itu
membuatnya diam saja. "Adik Bee!" ujar Giok Siauw Sian Cu lembut "Apa-kah
engkau masih ingat ketika kita ke cabang Partai Thian Liong,
di tengah jalan kita terjebak di dalam telaga lumpur sehingga
nyawa kita nyaris melayang" Engkau masih ingat tentang itu?"
"lngat." Bee Kun Bu mengangguk "Pada waktu itu,
kakaklah yang menolong diriku."
"Adik Bee...." Giok Siauw Sian Cu menarik nafas panjang,
"Kali ini kakak tidak bisa menolong dirimu lagi."
Bee Kun Bu diam saja. "Adik Bee, kakak bisa mati bersamamu, itu sungguh
menggembirakan hatiku, Kalau engkau tidak pereaya, aku
akan meniupkan sebuah lagu untukmu, dengar."
Bagaimana mungkin Bee Kun Bu saat ini akan menikmati
suara suling Giok Siauw Sian Cu" Sebelum ia menyahut, Giok


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Siauw Sian Cu sudah mulai meniup sulingnya.
Mula-mula suara suling itu memang bernada gem-bira,
namun berselang sesaat, berubah sedih memilukan hati.
Tanpa sadar air mata Bee Kun Bu pun berIinang-linang,
lama sekali barulah ia berkata.
"Sudahlah Kak, jangan kau tiup lagi suling itu!"
Giok Siauw Sian Cu berhenti lalu menarik nafas panjang
dan berkata perlahan-lahan.
"Adik Bee, kalau engkau menyuruhku meniup iagi, aku pun
sudah tidak sanggup lagi."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Suara Giok Siauw Sian Cu agak serak. Bee Kun Bu tahu
bahwa saat ini hati Giok Siauw Sian Cu amat berduka.
"Kak, kita tidak bisa diam saja," ujar Bee Kun Bu. "Kita
harus memikirkan jalan keluarnya."
"Adik Bee!" sahut Giok Siauw Sian Cu. "Diamlah kau di
sini, aku akan coba menerjang!"
"Kak!" Bee Kun Bu tertawa, "Hingga saat ini Kakak masih
tidak tahu bagaimana perlakuanku terhadap orang?"
"Aku tahu, namun tidak menghendakimu ikut menempuh
bahaya," sahut Giok Siauw Sian Cu.
"Kak, aku tahu maksud baikmu, tapi ada bahaya harus kita
hadapi bersama," ujar Bee Kun Bu.
Giok Siauw Sian Cu diam saja, tapi mendadak ia melesat
pergi, Betapa terkejutnya Bee Kun Bu, ia cepat-cepat
menyambar tangan Giok Siauw Sian Cu, namun tak berhasil
"Kakak! Kakak.,.!" teriaknya.
Akan tetapi, tidak terdengar suara sahutan sama seka!i.
Bee Kun Bu tertegun, kemudian mengayunkan pedangnya
dengan gerakan kilat melesat pergi. Tiba-tiba ia mencium
semacam bau wangi aneh. Bee Kun Bu tahu bahwa ada
sesuatu yang tidak beres, maka cepat-cepatlah menutup
pernafasannya, dan sekaligus memutar pedangnya dengan
tiga jurus beruntun mengarah ke kiri dan ke kanan, lalu
menerjang ke depan. Namun tadi ia sudah terlambat menutup pernafasannya,
sehingga tersedot juga bau wangi aneh itu. Pada gerakan ke
tiga, ia sudah merasa sekujur badannya tidak bertenaga,
Setelah itu ia pun terkulai dan merasa mengantuk sekali, Kini
ia baru tahu, apa yang dialaminya pasti seperti apa yang
dialami Kuang Ti Taysu, Gin Tie Suseng dan Giok Siauw Sian
Cu. Sudah tiada waktu baginya yang berpikir, sebab ia telah
tertidur, sedangkan ruangan itu tetap gelap gulita.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
***** Bab ke 26 - Pek Yun Hui Muncul
Ruangan tersebut masih tetap gelap, bahkan sunyi
senyap, tak terdengar suara apa pun. Namun sesekali justru
terdengar suara dengkuran, Tak seberapa lama kemudian
terdengarlah suara tawa yang terbahak-bahak, yaitu suara
tawa Souw Peng Hai. "Lam Kiong Siu! Engkau memang sungguh hebat!"
Terdengar pula suaranya. "Jangan terlampau memuji!" sahut Kim Hun Tokouw
dingin. Kraaak! Terdengar suara dinding bergerak.
Kim Hun Tokouw, Souw Peng Hai dan Co Hiong
melangkah memasuki ruangan yang masih gelap gulita itu.
Mendadak Kim Hun Tokouw mengayunkan tangannya ke atas
mengarah pada lampu kristal yang bergantung di situ.
Seketika juga lampu tersebut menyala, membuat ruangan
itu jadi terang benderang, Tampak empat orang tergeletak di
lantai Mereka adalah Kuang Ti Taysu, Gin Tie Suseng, Giok
Siauw Sian Cu dan Bee Kun Bu. Keempat orang itu
kelihatannya tidur pulas, Menyaksi-kan keadaan itu, wajah
Souw Peng Hai langsung berseri, sedangkan Co Hiong
tertawa gembira sambil mendekati Bee Kun Bu.
"Saudara Bee, engkau dalam tidur menuju ke alam baka,
Aku sungguh merasa iri padamu," ujar Co Hiong sambil
menghunus pedangnya, lalu menusuk tenggorokan Bee Kun
Bu. Saat ini, Bee Kun Bu sama sekali tidak bisa bergerak dan
dalam keadaan tak sadar, bagaimana mungkin ber-kelit"
Ketika Co Hiong menusuk, berarti nyawa Bee Kun Bu
berada di ujung tanduk, Namun mendadak Co Hiong malah
tertawa gelak sambil menghentikan pedangnya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Saudara Bee, engkau begitu tampan, pantas banyak anak
gadis tergila-gilapadamu! Haha! Aku menghendaki adik
Loanmu tahu kalau engkau akan berubah jadi apa!"
Co Hiong menggerakkan pedangnya, Tampak pedang itu
membentuk belasan bulatan mengarah pada wajah Bee Kun
Bu. itu adalah jurus Lian HoanKiuSiau(SembilanKunei
Beruntun), Kalau wajah Bee Kun Bu terkena serangan
tersebut, tentu tidak akan menyerupai wajah manusia lagi.
Souw Peng Hai mengerutkan kening menyaksikan
tindakan murid kesayangannya itu, ia memang sangat
membenci Bee Kun Bu, maka tidak mencegah perbuatan Co
Hiong. "Berhenti, Co Hiong!" bentak Kim Hun Tokouw dingin.
Co Hiong tertegun mendengar suara bentakan itu, lalu
menghentikan pedangnya. Mereka berdua guru dan murid mengunjungi gunung
Taysan (Altai), tidak lain bertujuan meminjam tangan Kim Hun
Tokouw untuk membasmi sembilan partai besar di Tionggoan,
berikut orang-orang di Kwat Cong San.
Oieh karena itu, mereka masih tidak berani melakukan
suatu kesalahan terhadap Kim Hun Tokouw.
"Nanti engkau akan tahu rasa!" ujar Co Hiong dalam hati.
Akan tetapi, wajahnya justru berseri ia membalikkan
badannya seraya berkata pada Kim Hun Tokouw.
"Apakah Tokouw khawatir Sumoynya akan berduka
menyaksikannya maka menyuruhku jangan merusak
wajahnya ?" "Engkau cukup berhenti!" sahut Kim Hun Tokouw dingin,
"Tidak perlu banyak bertanya!"
Betapa gusarnya Co Hiong, tapi wajahnya justru
bertambah berseri menawan hati, Ketika ia baru mau
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
membuka muIut, Souw Peng Hai telah mendahuluinya, sebab
ia tahu apabila muridnya terus beidebat dengan Kim Hun
Tokouw, pasti akan menimbulkan hal-hai yang tak enak.
"Anak Hiong jangan banyak bicara Tokouw sudah punya
rencana, janganlah engkau merusak :encanjnya!" ujar Souw
Peng Hai. "Ya, Guru," jawab Co Hiong sambil leisenyum, lalu mundur
ke sisi Souw Peng Hai. sedangkan Kim Hun Tokouw sudah
duduk di kursi batu pualam.
"Mereka berempat sudah terkena Kiu Tian Hiang
(Semacam obat tidur)," ujar Kim Hun Tokouw
memberitahukan, "Tiga jam kemudian, mereka berempat akan
sadar Maka sebelumnya mereka harus dikurung di ruang
rahasia, lalu tiupkan Cien Meh San (Racun Pelemah Tubuh)
ke dalam hidung mereka, jadi kalau pun sadar, mereka tetap
tidak bisa bergerak sama sekali."
"Ooooh!" Souw Peng Hai manggut-manggut.
Kim Hun Tokouw bertepuk tangan tiga kali, dan tak lama
tampaklah delapan anak gadis memunculkan diri.
"Gotong mereka ke ruang rahasia!" perintah Kim Hun
Tokouw. "Ya," sahut delapan gadis itu serentak, Ketika mereka baru
mau menggotong ke empat orang itu, mendadak muncul dua
gadis dengan sikap gugup.
"Kiong Cu!" Lapor ke dua gadis itu, "Di luar ada seseorang
ingin bertemu Kiong Cu."
Kim Hun Tokouw mengibaskan tangannya, delapan gadis
itu langsung pergi, Setelah delapan gadis itu pergi, barulah
Kiong Cu itu bertanya. "Siapa orang itu?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Dia...." Ketika dua gadis itu baru mau menjawab,
mendadak berkelebat sosok bayangan memasuki ruangan itu.
Cepatnya laksana kilat, sehingga tidak bisa dilihat jelas,
Setelah sosok bayangan itu melesat ke dalam, tampak pula
dua buah benda meluncur secepat kilat ke arah Kim Hun
Tokouw. Saking cepatnya membual Kim Hun Tokouw tidak bisa
melihat benda apa itu, Karena benda itu mengarah padanya,
maka tanpa berpikir lagi ia langsung melancarkan sebuah
pukulan pada ke dua benda yang meluncur datang itu.
"Aaaakh...." Terdengar suara jeritan yang memilukan,
ternyata jeritan dua orang lelaki, penjaga di terowongan
rahasia, Kedua penjaga itu telah mati dengan tubuh tidak utuh
terkena pukulan Kim Hun Tokouw.
Seketika juga Souw Peng Hai dan Co Hiong tahu bahwa
tempat itu telah kedatangan musuh yang tangguh, Co Hiong
segera mengibaskan tangannya, tampak tiga buah gelang
emas meluncur ke arah bayangan itu.
Trang! Trang! Trang! Terdengar suara benturan, tiga buah
gelang emas itu terpental jatuh.
"Sambut seranganku!" bentak Souw Peng Hai sambil
menyerang ke arah bayangan itu dengan tongkat berkepala
naga, Yang dikeluarkannya adalah jurus San Peng Te Liak
(Gunung Runtuh Bumi Retak).
Saat ini, pendatang itu telah berada di sisi Bec Kun Bu
yang menggeletak di tantai, Tampak sinar pedang berkelebat
menangkis serangan Souw Peng Hai, dan seketika juga
terdengar suara senjata beradu, Souw Peng Hai dan
pendatang itu masing-masing mundur selangkah
Tersentak hati Souw Peng Hai, karena orang itu mampu
menyambut serangannya yang sangat dahsyat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Souw Peng Hai segera menegasi orang itu, ternyata
seorang gadis cantik jelita, namun wajahnya penuh diliputi
kegusaran Siapa gadis itu" Tidak lain adalah Pek Yun Hui.
Setelah termundur selangkah Pek Yun Hui pun
mengeluarkan suara siulan panjang. Sebelum suara siulannya
hilang, sudah tampak sosok bayangan yang amat besar
meluncur ke dalam. Bukan main cepatnya, bahkan sekaligus mencengkeram
Bee Kun Bu dan Giok Siauw Sian Cu, kemudian meluncur
keluar lagi secepat kilat.
Pada waktu bersamaan, Pek Yun Hui juga membentak
ringan sambil menggerakkan pedangnya, Tampak sinar
pedang berkelebatan mengelilingi badannya, lalu mendadak
meluncur pergi "Gampang datang sulit pergi!" bentak Kim Hun Tokouw.
Seketika juga muncul delapan gadis menghadang di pinlu,
Tangan mereka memegang sebatang besi kosong.
Ketika delapan gadis itu muncul Pek Yun Hui sudah
melesat sampai di pintu, Terdengarlah dua kali jeritan, tampak
dua gadis terkulai bermandikan darah.
Yang mencengkeram Bee Kun Bu dan Giok Siauw Sian Cu
adalah Hian Giok, si Bangau Sakti, Hian Giok mengibaskan
sepasang sayapnya, seketika juga dua gadis terpental Hian
Giok lalu meluncur pergi, begitu pula Pek Yun Hui. Dalam
waktu sekejap, mereka sudah meninggalkan Pit Sia Kiong.
Kim Hun Tokouw bangkit berdiri, tapi kemudian kembali
duduk sambil tertawa, Dipandangnya Souw Peng Hai seraya
bertanya. "Gadis yang barusan datang itu adalah salah satu wanita
dari gunung Kwat Cong San?"
"Betul." Souw Peng Hai mengangguk "Dia adalah Pek Yun
Hui!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui datang dan pergi secara mendadak, bahkan
juga berhasil membawa pergi Bee Kun Bu dan Giok Siauw
Sian Cu, sekaligus melukai beberapa pelayan Kim Hun
Tokouw, Ilu pertanda dia berkepandaian tinggi selalu
"Oooh!" Kim Hun Tokouw manggut-manggut. "Ternyata dia
Pek Yun Hui!" sementara Co Hiong pergi memungut tiga buah gelang
emasnya, Kim Hun Tokouw menatapnya seraya berkata.
"Apa yang pernah kau katakan, memang benar se-kali."
"Maksud Tokouw?" tanya Co Hiong sambil tersenyum.
"He he!" Kim Hun Tokouw tertawa terkekeh "Pek Yun Hui
memang berkepandaian amat tinggi, namun dia tidak berakal
panjang, Tidak sampai tiga hari, dia pasti membawa Bee Kun
Bu ke mari." "Oh?" Souw Peng Hai tereengang, "Kenapa bisa begitu?"
"ltu karenanya aku membiarkan dia pergi, tapi nanti dia ke
mari lagi, Dia akan tahu kelihayan Pit Sia Kiong ini," sahut Kim
Hun Tokouw. "Kenapa Tokouw mengatakan Pek Yun Hui akan
membawa Bee Kun Bu ke mari tiga hari kemudian?" tanya Co
Hiong mendadak "Apakah orang luar bisa tahu kelihayan Pit Sia Kiong?"
sahut Kim Hun Tokouw seakan tidak mau memberitahukan
secara terus terang. Souw Peng Hai dan Co Hiong saling memandang, namun
sama sekali tidak mengeluarkan suara.
"Kiu Tian Hiang (Obat Tidur) itu dibikin dari sembilan jenis
racun. Siapa yang terkena Kiu Tian Hiang itu, pasti tak
sadarkan diri." ujar Kim Hun Tokouw sambil tersenyum
"Bukankah tadi Tokouwsudah bilang, bahwa tiga jam
kemudian mereka akan tersadar?" tanya Co Hiong.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Tidak salah, tiga jam kemudian mereka akan ter-sadar,"
jawab Kim Hun Tokouw menjelaskan "Akan tetapi, sepasang
kaki mereka tetap tidak bisa bergerak, kecuali makan obat
penawar racun dariku." .
"Oooh!" Souw Peng Hai tampak gembira sekali.
"Kalau begitu, Pek Yun Hui pasti akan ke mari minta obat
tersebut kan?" "Kalau tidak, Bee Kun Bu pasti lumpuh seumur hidup,"
sahut Kim Hun Tokouw sambil tersenyum, "Bagus!" seru Co
Hiong sambil tertawa girang, Kim Hun Tokouw bertepuk
tangan tiga kali, lalu muncullah beberapa anak gadis. Kim Hun


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tokouw segera perintahkan mereka menggotong Kuang Ti
Taysu dan Gin Tie Suseng ke ruang rahasia.
Pek Yun Hui dan Bangau Sakti telah berada di sebuah
lembah. Begitu Pek Yun Hui bersiul, Hian Giok segera
berhenti terbang dan turun ke bawah, Setelah itu, dengan hatihati sekali menaruh Bee Kun Bu dan Giok Siauw Sian Cu ke
bawah. Tak seberapa lama kemudian, muncullah seorang gadis
dengan langkah sempoyongan, dan wajahnya tampak pucat
pias. "Nona Pek...." Gadis itu menggenggam tangan Pek Yun
Hui erat-erat. "Akhirnya Kun Bu tertolong juga. Tapi... dia... dia
sudah terkena racun Kiu Tian Hiang...."
"Siauw Yun, akan bagaimana setelah terkena racun itu?"
tanya Pek Yun Hui. Ternyata gadis itu Siauw Yun. Dia yang menunjukkan jalan
untuk menolong Gin Tie Suseng yang terkui ung di ruang
bawah ianah. Gadis itu tahu, bahwa Kim Hun Tokouw pasti
membunuhnya, maka ia menelan racun, Akan tetapi, betapa
terkejutnya Siauw Yun ketika tahu Bee Kun Bu sudah
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tertangkap dan akan ditukar dengan kitab Kui Goan Pit Cek
milik dua wanita di Kwat Cong San.
Siauw Yun sudah tahu Pek Yun Hui berada di Taysan,
maka timbullah niatnya mencarinya untuk menolong Bee Kun
Bu. Akan tetapi, Taysan sedemikian luas, gadis itu harus
mencari ke mana" Namun demi keselamatan Bee Kun Bu, Siauw Yun pun
bertekad mencari Pek Yun Hui. Oleh karena itu, ia segera
meninggalkan Pit Sia Kiong, sebab kebetulan Kim Hun
Tokouw menyuruhnya pergi mengurusi sesuatu, maka ia
memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mencari Pek Yun
HuL ia pun tahu bahwa nyawanya cuma tinggal tiga jam. Kalau
dalam waktu tiga jam tidak menemukan Pek Yun Hui, ia pasti
mati dan Bee Kun Bu pun tidak dapat diselamatkan
Akhirnya ia sampai di sebuah lembah, Tampak seorang
gadis berbaju putih duduk di atas batu sambil melamun Begitu
melihat gadis itu, Siauw Yun bersorak kegirangan dalam hati,,
karena ia yakin bahwa gadis baju putih itu adalah Pek Yun
Hui. "Nona.,.!" serunya sambil menghampiri gadis berbaju putih
itu, "Apakah Nona marga Pek?"
Gadis berbaju putih itu menoleh. Tampak air matanya
meleleh membasahi pipinya yang putih mulus.
"Apakah Kakak adalah Pek Yun Hui?" tanya Siauw Yun.
"Betu!." Gadis berbaju putih itu mengangguk "Aku adalah
Pek Yun Hui." "Syukurlah Kakak adalah Pek Yun Hui!" Siauw Yun
langsung menggenggam tangannya eral-erat, "Kakak Pek,
Bee siauhiap terjebak di dalam Pit Sia Kiong, Kakak harus
segera pergi menolongnya!"
"Engkau bilang apa" Engkau bilang siapa?" tanya Pek Yun
Hui cepat KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Bee siauhiap adalah Bee Kun Bu, dia terjebak di dalam Pit
Sia Kiong, Aku bernama Siauw Yun. Kakak Pek, cepatlah
pergi menolongnya! Dari sini menuju ke utara, setelah
melewati jalan kecil yang penuh batu tajam Kakak Pek pasti
sudah sampai." Pek Yun Hui tidak banyak bertanya lagi, ia langsung
bersiul panjang, dan seketika juga terdengar pekikan yang
amat keras, yaitu suara pekikan Hian Giok.
Ternyata Pek Yun Hui menunggang Hian Giok itu menuju
ke Pit Sia Kiong, Setelah itu ia pun berhasil menolong Bee
Kun Bu dan Giok Siauw Sian Cu.
Kini Siauw Yun mengatakan bahwa Bee Kun Bu terkena
racun Kiu Tian Hiang, maka cemaslah hati Pek Yun Hui.
"Siauw Yun!" Pek Yun Hui memegangnya, karena Siauw
Yun hampir terkulai "Tiga jam kemudian, Bee siauhiap... akan sadar Tapi...."
Mendadak kepala Siauw Yun terkulai Gadis yang penuh cinta
kasih murni itu telah mati, namun wajahnya tampak berseri
Mungkin ia sangat girang di saat terakhir masih dapat melihat
Bee Kun Bu. Pek Yun Hui memandang mayat Siauw Yun dengan mata
basah, Siauw Yun cuma bilang tiga jam kemudian Bee Kun Bu
akan sadar, tapi tidak keburu memberitahukan tentang yang
lain, maka Pek Yun Hui tid,ik mengetahuinya.
Kemalian Siauw Yun juga sangat mengherankan Pek Yun
Hui, kenapa gadis itu mati mendadak" Ternyata Pek Yun Hui
sama sekali tidak tahu bahwa Siauw Yun telah menelan racun.
Pek Yun Hui menggali sebuah lubang dengan pedangnya,
kemudian mengubur mayat Siauw Yun di situ.
Setelah itu ia duduk sambil menunggu Bee Kun Bu dan
Giok Siauw Sian Cu sadar Saat ini, hari sudah mulai menjelang senja, pemandangan
di lembah itu sangat indah, tapi Pek Yun Hui tidak menikmati
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
keindahan alam di sekitarnya, melainkan terus duduk
melamun dengan wajah murung, Kelihatannya Pek Yun Hui
berduka sekali dalam hati. ia berduka bukan karena
memikirkan keadaan Bee Kun Bu atau Giok Siauw Cu, sebab
ia sudah tahu, tiga jam kemudian mereka akan sadar Kalau
begitu, kenapa Pek Yun Hui tampak begitu berduka"
Ternyata ada suatu kenangan yang membuatnya berduka,
Namun tiada seorang pun tahu dalam hatinya tersimpan suatu
kenangan apa. sementara hari pun sudah mulai gelap, tak seberapa lama
kemudian, bulan pun mulai menampakkan diri, sehingga
lembah itu kelihatan agak terang. sedangkan Pek Yun Hui
tetap duduk di situ tak bergerak sama sekali.
Tampak dua baris air mata mengalir turun dari matanya,
saat ini hati Pek Yun Hui tereekam rasa duka yang tak
terhingga. Tidak sampai tiga jam, Bee Kun Bu sudah tersadar itu
karena racun yang disedotnya tidak begitu banyak, maka lebih
cepat tersadar dari pada Giok Siauw Sian Cu.
Setelah sadar ia sama sekali tidak merasa tersiksa, hanya
saja merasa sekujur badannya tak bertenaga. Dan ia pun
terbelalak sebab dirinya berada di dalam lembah itu.
"Eh'" gumamnya heran. "Kok aku bisa berada di lembah
ini?" Kemudian ia pun ingat apa yang telah terjadi atas dirinya di
dalam istana Pit Sia Kiong, Setelah itu ia bangun duduk, dan
di saat itulah ia melihat Pek Yun Hui. Betapa girangnya Bee
Kun Bu. "Kakak Pek! Kakak Pek! Kakak Pek!" panggilnya sampai
beberapa kail Ketika menyaksikan Pek Yun Hui duduk
melamun dengan air mata berderai, hati Bee Kun Bu merasa
berduka sekali. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ia mengira Pek Yun Hui mengucurkan air mata lantaran
mengkhawatirkan dirinya yang tak sadarkan diri, maka ia pun
bergumam dalam hati. "Bee Kun Bu! Bee Kun Bu! Beberapa gadis penuh cinta
kasih terhadapmu, harus bagaimana engkau terhadap mereka
kelak ?" Akhirnya ia menarik nafas pan-jang, lalu berkata pada
Pek Yun Hui dengan suara rendah, "Kakak Pek, apakah
Kakak Pek yang menolongku dari Pit Sia Kjong?"
Akan tetapi, Pek Yun Hui diam saja. Tentunya hal itu
mencengangkan Bee Kun Bu dan bertanya-tanya dalam hati,
sekarang aku sudah sadar Kalau dia mengkhawatirkan diriku,
pasti bergirang setelah aku sadar Tapi kenapa dia diam saja
seakan tidak mendengar suaraku" Apakah di dalam hatinya
terganjel suatu masalah lain"
Tiba-tiba Bee Kun Bu teringat sesuatu, yakni Pek Yun Hui
mendadak kehilangan jejak di gunung Taysan ini. Apakah ada
kaitannya dengan kedukaannya ini"
Bee Kun Bu pun masih ingat, bahwa setelah bertemu Pek
Yun Hui di gunung Kwat Cong San, kemudian mereka pun
menjadi teman baik. Namun Pek Yun Hui begitu mislerius. ia
cuma tahu bahwa Pek Yun Hui adalah Lan Tay Kong Cu, putri
kaisar yang dibawa pergi oleh Na Hai Peng dari istana ke
Kwat Cong San. Setelah Pek Yun Hui berada di Kwat Cong San dan apa
yang terjadi, Bee Kun Bu sama sekali tidak tahu.
sementara Pek Yun Hui masih tetap duduk mematung
dengan air mata berderai-derai, sedangkan Bee Kun Bu terus
memandangnya dengan mata terbelalak
Berselang beberapa saat kemudian, Giok Siauw Sian Cu
pun tersadar dan langsung bangun duduk, Ketika melihat Bee
Kun Bu dan Pek Yun Hui duduk mematung sambil melamun,
tereenganglah Giok Siauw Sian Cu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Adik Bee, Nona Pek! Kenapa kalian?" tanyanya heran.
Suara yang agak keras itu membuat Bee Kun Bu dan Pek
Yun Hui tersentak, dan seketika juga Bee Kun Bu bertanya
pada Pek Yun Hui. "Kakak Pek kenapa terus duduk melamun?"
Pek Yun Hui segera menyeka air matanya, setelah itu
barulah menyahut dengan suara rendah.
"Oh! Kalian berdua sudah sadari"
"Kakak Pek tahu kami akan sadar?" tanya Bee Kun Bu.
"Ya." Pek Yun Hui mengangguk "Siauw Yun yang
memberitahukan." "Siauw Yun?" kini giliran Giok Siauw Sian Cu yang
kebingungan "Siapa Siauw Yun itu?"
"Panjang sekali kalau dituturkan," jawab Bee Kun Bu.
"Ohya! Apakah Kakak Pek yang menolong kami keluar dari Pit
Sia Kiong?" "BetuI." Pek Yun Hui manggut-manggut, lalu menceritakan
tentang Siauw Yun yang mencarinya, berikut bagaimana cara
ia ke Pit Sia Kiong menolong mereka, Setelah itu ia pun
bertanya pada Giok Siauw Sian Cu. "Kenapa engkau juga ke
mari?" "Yah!" Giok Siauw Sian Cu tertawa sambil menggelenggelengkan kepala. "Adik Ceng Loan terus ribut mau cari kakak
Kun Bu-nya. maka aku ke mari cari Bee Kun Bu demi adik
Ceng Loan." "Ooooh!" Pek Yun Hui manggut-manggut, kemudian
menarik nafas panjang, "Kun Bu, aku minta maaf karena tidak
dapat menolong Gin Tie Suseng dan Hweeshio tua itu. Ohya,
siapa Hweeshio tua itu?"
"Hweeshio tua itu adalah Kuang Ti Taysu dari Kuil Ceh
Yun Si di gunung Tay Pah San." Bee Kun Bu memberitahukan
"Guru Gin Tie Suseng."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalau begitu, kita tidak perlu mencemaskan Gin Tie
Suseng," ujar Pek Yun Hui.
"Kakak, kenapa kita tidak perlu mencemaskan Gin Tie
Suseng?" tanya Bee Kun Bu heran
"Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu berniat memusuhi kaum
Bu Lim di Tionggoan, tentunya dia ingin menarik tenaga
Kuang Ti Taysu, lagi pula kemungkinan besar akan membujuk
Ku Ciok Sianjin untuk membantunya, otomatis dia tidak akan
turun tangan jahat terhadap Kuang Ti Taysu dan muridnya."
Memang masuk akal apa yang dikatakan Pek Yun Hui.
Oleh karena itu Bee Kun Bu pun manggut-manggut.
"Ohya!" Bee Kun Bu teringat sesuatu dan langsung
bertanya, "Ketika itu Kakak pergi ke mana" Aku dan Gin Tie
Suseng melihat Hian Giok meluncur di sebuah Iem-bah, lalu
kami berdua segera memburu ke sana dan melihat baju
luarmu menyangkut di dahan pohon Maka aku kira Kakak Pek
telah mengalami kecelakaan, sehingga kami menerjang ke Pit
Sia Kiong." "Begitu gampang pihak Pit Sia Kiong ingin mencelakaiku?"
dengus Pek Yun Hui, namun kemudian menarik nafas panjang
dengan wajah murung. Bee Kun Bu dan Giok Siauw Sian Cu saling memandang.
Mereka tahu bahwa Pek Yun Hui sedang berduka dalam hati.
"Kakak Pek!" tanya Bee Kun Bu. "Siauw Yun berada di
mana sekarang?" "Siauw Yun adalah pelayan di Pit Sia Kiong, bagaimana
engkau bisa mengenalnya?" Pek Yun Hui balik bertanya.
"Dia memang pelayan Kim Hun Tokouw.,." jawab Bee Kun
Bu menutur tentang semua itu.
"Oooh!" Pek Yun Hui manggut-manggut "Ternyata begitu!
Setelah aku berhasil membawa kalian ke mari, tak lama dia
pun mati keracunan."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aaakh...!" keluh Bee Kun Bu.
"Siauw Yun mati demi cinta, aku salut padanya," sela Giok
Siauw Sian Cu sambil menarik nafas panjang.
"Mati demi cinta! Mati demi cinta..." gumam Pek Yun Hui
berulang kali, kemudian meleleh lagi air matanya.
"Kakak Pek!" Bee Kun Bu menggenggam tangannya eraterat. "Kalau ada urusan dalam hati, kenapa harus terusmenerus disimpan" Bukankah itu akan membuat Kakak
berduka selalu?" "Kejadian masa lalu itu, sudah beberapa tahun kusimpan
dalam hati," sahut Pek Yun Hui. "Biarlah terus disimpan dalam
hati saja." "ltu tidak baik, Kak," ujar Bee Kun Bu. "Curahkan saja agar
Kakak tidak begitu tertekan."
"Nona Pek, aku akan meniup suling," sambung Giok Siauw
Sian Cu. "ltu akan membuatmu mencurahkan kedukaan
tersebut." Giok Siauw Sian Cu tidak menunggu persetujuan dari Pek
Yun Hui, langsung saja ia meniup sulingnya membawakan
sebuah lagu sedih. "Aaaakh...!" Pek Yun Hui menarik nafas panjang, "Baiklah,
Aku akan menceritakan kejadian masa laluku itu."
***** Bab ke 27 - Kejadian Masa Lalu Pek Yun Hui
Dua tahun sebelum bertemu Bee Kun Bu, Pek Yun Hui
masih merupakan gadis remaja berusia enam belasan ia ikut
Na Hai Peng tinggal di gua Thian Kie Cinjin di gunung Kwat
Cong San mempelajari ilmu silat yang ada di dalam kitab Kui
Goan Pit Cek. Gadis itu pun melewati hari-hari yang penuh
ketenangan KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui dibesarkan dalam istana dan tubuh pun


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sangat lemah. Begitu keluar dari istana, ia amat tertarik akan
dunia luar, maka tidak heran kalau gadis itu senang bermain,
sehingga agak menghambat kemajuan ilmu silatnya.
Na Hai Peng memang gurunya, namun juga budak-nya,
maka tidak heran kalau hubungan mereka guru dan murid
agak luar biasa, Na Hai Peng sangat menurut pada Pek Yun
Hui, bahkan ia pun tahu bahwa tubuh Pek Yun Hui sangat
lemah, tapi memiliki kecerdasan yang luar biasa.
Oleh karena itu, Na Hai Peng mengambil keputusan untuk
menggembleng gadis itu, namun tidak begitu memaksanya
untuk melatih diri. Hari itu kebetulan mulai musim semi, hawa udara pun
berubah sejuk menyegarkan Tampak bunga-bunga liar
memekar indah di sekitar gunung Kwat Cong San Hari itu Pek
Yun Hui mengenakan pakaian lelaki, sehingga membual
dirinya menyerupai pemuda yang sangat tampan.
Tangannya membawa sebuah kipas, dan terus berjalan
sambil menikmati keindahan panorama Kwat Cong San.
Tanpa sadar sepasang kaki membawa dirinya menuju kaki
gunung tersebut Di kaki gunung Kwat Cong San terdapat sebuah jalan, Pek
Yun Hui memandang orang-orang yang mendorong gerobak
berlalu-lalang di jalan itu. Ternyata tak jauh dari tempat itu
terdapat sebuah desa kecil, Tampak asap putih membumbung
ke atas, mungkin kaum wanita di desa itu sedang memasak.
Menyaksikan itu, hati Pek Yun Hui tertarik Sebab sejak
tinggal di gua Thian Kie Cinjin di Kwat Cong San ini, gadis itu
sama sekali tidak pernah ke desa tersebut Di saat itu pula
timbul niatnya untuk mengembara di Kang Ouw mencari
pengalaman Oleh karena itu, ia pun segera kembali ke gua
Thian Kie Cinjin. "Guru! Guru!" panggil Pek Yun Hui begitu sampai di dalam
gua, dan sekaligus mendekap di dada Na Hai Peng, "Guru...."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ada apa?" tanya Na Hai Peng sambil membelainya.
"Guru! Kalau aku beritahukan, Guru harus mengabulkan!"
jawab Pek Yun Hui manja. "Belum tentu," sahut Na Hai Peng dan menggelengkan
kepala. "Kalau Guru tidak mengabulkan, aku akan mengambek."
Pek Yun Hui cemberut "Eh" Kong Cu! sebetulnya ada apa" Beritahukanlah dulu!"
Na Hai Peng menatapnya dalam-dalam.
"Guru! Aku ingin mencari pengalaman di Kang Ouw,
sekaligus mencari bibi Cui." Pek Yun Hui memberitahukan.
"Apa?" Na Hai Peng terbelalak, "Itu tidak boleh sama
sekali." "Kenapa?" "Kong Cu harus tahu, betapa bahayanya Kang Ouw, lagi
pula kedudukanmu amat istimewa, bagaimana mungkin
mengembara di Kang Ouw?"
"Guru!" Pek Yun Hui tertawa. "Kalau di dalam istana tiada
bahaya, bagaimana mungkin Guru akan membawaku keluar
dari sana?" Na Hai Peng tertegun, bahkan membungkam seketika
juga. "Guru!" Pek Yun Hui tersenyum "Ilmu silatku sekarang
sudah lumayan, tentunya tidak akan terus menyendiri di gua
Thian Kie ini kan" Kalau Guru tidak mengabulkan, aku akan
pergi secara diam-diam."
"Kong Cu!" ujar Na Hai Peng setelah berpikir sejenak
"Engkau memang harus mencari pengalaman di rimba
persilatan, tapi harus ingat dua hal."
"Hal apa?" Pek Yun Hui girang sekali, karena Na Hai Peng
mengizinkannya mengembara di Kang Ouw.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Engkau mengenakan pakaian lelaki, justru tidak mirip
anak gadis." Na Hai Peng menatapnya dengan penuh
perhatian "Maka selanjutnya engkau harus terus mengenakan
pakaian lelaki, Oleh karena itu, siapa pun tidak akan tahu
engkau adalah anak gadis, jadi dapat menutup rahasia dirimu
sebagai Lan Tay Kong Cu."
"Guru! Aku memang tidak mau jadi Lan Tay Kong Cu,
maka tidak akan beritahukan kepada siapa pun."
"Hal ke dua yakni menyangkut ilmu silatmu," ujar Na Hai
Peng serius, "Walau belum mencapai pada tingkat lertinggi,
tapi jurus-jurusnya amat aneh, Karena itu, janganlah engkau
membocorkan sumber ilmu silatmu. dan tidak boleh menyebut
namaku juga!" "Memangnya kenapa?" tanya Pek Yun Hui heran. "Engkau
masih belum tahu, bahwa semua ilmu silatku berasal dari kitab
Kui Goan Pit Cek. Kini kitab itu berada di tangan bibi Cuimu,
Namun kaum Bu Lim justru tidak tahu itu, Lagi pula kitab
tersebut merupakan benda pusaka yang diincar kaum Bu Lim.
Kalau engkau membocorkan rahasia itu, berarti engkau dalam
bahaya." "Wuah!" Pek Yun Hui meleletkan lidahnya "Begitu luar
biasa, pokoknya aku tidak akan membocorkan rahasia
tersebut." "Walau engkau berjanji begitu, aku tetap tidak bisa berlega
hati," ujar Na Hai Peng.
"Guru, aku tidak akan menimbulkan masalah di rimba
persilatan. Setahun atau setengah tahun, aku pasti pulang."
"Kalau begitu...." Na Hai Peng menarik nafas dalam-dalam,
"Baiklah, Aku mengabulkannya."
"Terimakasih, Guru!" Pek Yun Hui berjingkrakan saking
gembiranya, "Aku akan berangkat esok."
"Boleh." Na Hai Peng mengangguk dan berpesan, "Tapi
engkau tidak boleh bertarung dengan siapa pun."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ya." Pek Vun Hui mengangguk
Pek Yun Hui telah meninggalkan gua Thian Kie Cinjin, ia
berdiri di pinggir jalan sambil menengok ke sana ke mari,
karena tidak tahu harus menuju ke mana.
Akhirnya ia mengambil arah utara. Tak seberapa lama
kemudian, ia melihat tiga buah gerobak ekspedisi Beberapa
orang berteriak-teriak, tampak dua orang piauwsu (Pengawal
barang ekspedisi) berjalan di belakang gerobak-gerobak itu.
Setelah mereka lewat, Pek Yun Hui mengambil keputusan
untuk mengikuti di belakang mereka.
Berselang beberapa saat kemudian, mendadak ke dua
piauwsu itu menoleh ke belakang memandang Pek Yun Hui,
lalu berbisik-bisik. Pek Yun Hui baru memasuki rimba persilatan, tentunya
tidak mengerti apa-apa. Ketika ke dua piauwsu itu
memandangnya, gadis itu tersipu mengira ke dua piauwsu itu
sudah tahu akan penyamarannya sebagai pemuda.
Karena itu, ia pun memperlambat langkahnya, dan
berpaling ke arah lain berpura-pura menikmati keindahan
alam. Ia sama sekali tidak menyadari, bahwa itu justru
menimbulkan kecurigaan ke dua piauwsu tersebut Salah
seorang piauwsu itu melotot, lalu mengeluarkan sebuah panji
kecil. Panji kecil tersebut bersulam seekor naga emas. Piauwsu
itu menancapkan panji tersebut ke atas gerobak, agar Pek
Yun Hui tahu bahwa mereka dari ekspedisi Thian Liong.
Pemimpin ekspedisi Thian Liong adalah Souw Peng Hai
dijuluki Hai Thian It Siu. ia mendirikan ekspedisi tersebut
dengan tujuan tertentu, yakni mengumpulkan para pesilat Bu
Lim yang tiada partai agar bergabung, Setelah memiliki
kekuatan, maka akan bertarung dengan sembilan partai besar
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Souw Peng Hai merupakan orang yang sangat licik, sama
sekali tidak memberitahukan pada siapa pun tentang
tujuannya itu, sebab tidak menghendaki sembilan partai besar
mengetahuinya. Oleh karena itu, setelah mendirikan Thian Liong Pang
(Partai Thian Liong) dan ekspedisi Thian Liong, ia pun mulai
menarik para pesilat uniuk bergabung, sesudah banyak pesilat
Bu Lim bergabung, mulailah ia membuka cabang ekspedisi
Thian Liong di daerah lain.
Walau pesilat dari golongan sesal atau dari golongan
hitam, Souw Peng Hai tetap menerimanya. !felas membuat
Partai Thian Liong semakin kokoh dan ekspedisi Thian Liong
pun bertambah meluas ke mana-mana, Oleh karena itu,
ekspedisi tersebut sampai ke mana, tiada penjahat yang
berani mengganggu nya. Akan tetapi, Pek Yun Hui yang baru hari itu menginjak ke
dalam rimba persilatan, sama sekali tidak tahu tentang itu,
Tentunya merasa heran akan gerak-gerik ke dua piauwsu
tersebut, apa lagi ketika menyaksikan panji yang amat indah
itu sehingga hatinya pun semakin tertarik.
Gerobak-gerobak ekspedisi Thian Liong terus maju,
sedangkan Pek Yun Hui juga terus mengikuti dari belakang.
Berselang beberapa saat kemudian, sampailah di sebuah
kota yang cukup besar dan ramai, yaitu kota Ling Hai.
Keindahan kota tersebut justru membuat Pek Yun Hui lupa
mengikuti ekspedisi itu. Pek Yun Hui membeli seekor kuda jempolan, lalu
menunggang kuda itu menuju ke rumah makan. ia
menyerahkan kudanya pada pelayan, kemudian sambil
tersenyum ia memasuki rumah makan itu.
Begitu masuk, Pek Yun Hui melihat ke dua piauwsu itu
duduk di sudut kiri sambil meneguk arak. Kedua piauwsu itu
juga melihat Pek Yun Hui yang mereka anggap sebagai
pemuda berbaju hijau. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
itu suatu kebetu!an, tapi ke dua piauwsu itu malah mengira
bahwa Pek Yun Hui sengaja menguntit mereka, Olomatis ke
dua piauwsu itu pun meraba gagang golok masing-masing.
Pek Yun Hui tersenyum lembut, namun senyumannya
justru telah mengejutkan ke dua piauwsu ilu. kemudian kedua
piauwsu itu berbisik-bisik.
"Saudara Wang, kelihatannya pemuda itu memang
menguntit kita." "Aku pun sedang bereuriga," sahut temannya dengan
suara rendah, "Tapi siapa yang begitu berani mengusik
ekspedisi Thian Liong?"
sementara Pek Yun Hui sudah duduk, salah seorang
piauwsu itu meliriknya dan berbisik lagi pada temannya.
"Sulit dikatakan, sebab hanya dalam beberapa tahun,
ekspedisi Thian Liong sudah berkembang pesat, tentunya ada
orang tertentu merasa tidak senang, Karena itu, mereka ingin
coba-coba cari gara-gara dengan kita. saudara Wang,
dapatkah engkau melihat pemuda berbaju putih hijau itu
berasal dari mana?" Temannya menggelengkan kepala, lalu melirik Pek Yun
Hui sejenak, setelah itu ujarnya perlahan
"Entahlah, Siapa pemuda berbaju hijau itu memang sulit
diduga. Namun dia tampak begitu lemah lembut, yang pasti
dia punya asal-usul yang luar biasa."
"Kalau begitu, nanti kita harus berhati-hati dalam
perjalanan Alangkah baiknya tidak terjadi sesuatu."
Mereka berdua lalu berbisik-bisik, sepertinya sedang
merundingkan sesuatu yang amat penting. Seusai menyantap,
mereka berdua segera meninggalkan rumah makan tersebut
Pek Yun Hui masih bersantap, Berselang sesaat barulah ia
meninggalkan rumah makan itu menunggang kudanya ke luar
kota, Memang sungguh di luar dugaan, ia mengambil jalan
yang searah dengan ke dua piauwsu ilu. Begitu sampai di luar
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kota, Pek Yun Hui pun menyusul mereka dan sekaligus
tersenyum pu!a. kedua piauwsu itu memang lelah bereuriga, tapi Pek Yun
Hui tidak tahu sama sekali, dan terus memacu kudanya, Kirakira sepuluh li kemudian, ia berhenti dan duduk di sebuah batu
di dekat sebuah rimba. Mungkin udara agak panas, maka Pek Yun Hui
mengeluarkan kipasnya untuk mengipas dirinya, Tak seberapa
lama ia duduk di situ, muncullah gerobak-gerobak ekspedisi
Thian Liong. Ketika melihat pemuda berbaju hijau duduk di atas batu, ke
dua piauwsu yang telah bereuriga itu mengira Pek Yun Hui
sengaja menghadang mereka, Mereka berdua saling
memandang, salah seorang segera berteriak Seketika juga
gerobak-gerobak itu berhenti
Kedua piauwsu itu meloncat turun dari kuda masingmasing, lalu mendekati Pek Yun Hui sambil menjura.
"Kawan, bolehkah kami tahu namamu?" tanya salah
seorang piauwsu. "Namaku Pek Yun Hui," sahutnya karena melihat ke dua
piauwsu itu bersikap ramah.
Pek Yun Hui" Kedua piauwsu itu mengernyitkan kening,
sebab mereka tidak pernah mendengar nama tersebut di
rimba persilatan "Kawan!" Salah seorang piauwsu menatapnya. "Ke-napa
engkau menghadang kami ke sini?"
"Eh?" Pek Yun Hui terheran-heran. "Siapa yang
menghadang kalian?" Air muka ke dua piauwsu tampak berubah, karena mengira
Pek Yun Hui sedang menyindir mereka, Padahal
sesungguhnya, gadis itu memang berkata sebenarnya, sama
sekali tidak menyindir ke dua piauwsu itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kawan! Tahukah engkau tentang ekspedisi Thian Liong?"
tanya salah seorang piauwsu itu dengan suara dalam.
"Tidak lahu." Pek Yun Hui menggelengkan kepala.
Pek Yun Hui baru meninggalkan gunung Kwat Cong San,
mungkin belum ada satu hari, tentunya tidak tahu tentang
ekspedisi tersebut ia menjawab sesungguhnya, tapi ke dua
piauwsu itu justru menganggapnya menghina ekspedisi Thian
Liong yang telah kesohor itu.
Trang! Salah seorang piauwsu itu mencabut golok kepala
setan, kemudian tersenyum dingin seraya berkata.
"Kawan! Engkau sungguh berani mengusik ekspedisi
Thian Liong, aku mohon petunjuk beberapa jurus!"
Pek Yun Hui semakin tereengang, lagi pula ia tidak
mengerti apa yang dikatakan piauwsu itu.
"Kenapa engkau ingin mohon petunjuk beberapa jurus, aku
tidak mengerti," ujar Pek Yun Hui.
Piauwsu itu semakin gusar, ia mengira pemuda berbaju


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hijau itu sengaja menghinanya.
"Nah, dengar baik-baik! Aku ingin bertarung de-nganmu!"
bentaknya. "Oh?" Pek Yun Hui tampak girang sekali, ia memang ingin
mencoba kepandaiannya, karena selama ini ia cuma berlatih
dengan gurunya, kini ada orang mengajaknya bertarung,
tentunya ia merasa girang sekali.
"Baiklah!" sahutnya sambil bangkit berdiri
"Hmmm!" dengus piauwsu itu, lalu meluruskan goloknya ke
depan. Mendadak Pek Yun Hui memutar badannya, tahu-tahu
tangannya telah menggenggam sebilah pedang yang
mengeluarkan hawa dingin.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kedua piauwsu itu tertegun, sebab gerakan Pek Yun Hui
barusan sangat indah dan cepat, sehingga membuat ke dua
piauwsu itu meiongo. "Sungguh indah dan laksana kilat gerakan barusan!"
Mendadak terdengar suara orang mernujinya.
Pek Yun Hui mendongakkan kepala, tampak seorang
pemuda berusia sembilan belasan duduk di dahan pohon
sambil menggoyang-goyangkan kakinya.
pemuda itu tampan sekali, sepasang matanya pun bersinar
terang, Ketika mengetahui pemuda itu yang mengeluarkan
suara memuji, giranglah hati Pek Yun Hui tapi tampak tersipu
pula, sehingga wajahnya berubah agak kemerah-merahan dan
terus memandang pemuda itu.
Yang terkejut adalah ke dua piauwsu itu, ternyata mereka
mengira pemuda itu adalah teman pemuda baju hijau yang
akan mereka hadapi, Oleh karena itu, piauwsu yang
bersenjata golok langsung menyerang Pek Yun Hui dengan
jurus Yah Hwee Sauh Thian (Api Berkobar Membakar Langit).
"Hei! Saudara kecil, hati-hati!" seru pemuda itu.
Pek Yun Hui langsung menoleh, namun golok itu sudah
mengarah ke dadanya, Betapa terkejutnya Pek Yun Hui,
secepat kilat ia meloncat mundur sambil menggerakkan
pedangnya mengeluarkan jurus Goan Yah Cing Coh
(Rerumputan di Padang Liar).
Trang! Terdengar suara benturan senjata tajam, bunga api
pun berpijar. Pek Yun Hui dan piauwsu, masing-masing mundur
beberapa langkah, Mereka sama sekali tiada permusuhan apa
pun. Tadi piauwsu itu mengajaknya bertarung, dikira-nya
cuma sekedar bertanding Tapi kini, piauwsu itu kelihatan
malah ingin membunuhnya. "Hei!" bentak Pek Yun Hui. "Kenapa engkau melancarkan
serangan gelap?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Piauwsu itu tidak menyahut, malah menyerang Pek Yun
Hui lagi, Pek Yun Hui segera berkelit, bukan main cepatnya
gerakan itu, ternyata ia menggunakan ilmu Ngo Heng Mic
Cong Pu (llmu Langkah Ajaib), pada waktu itu, ia masih belum
begitu mahir, Namun cukup mengejutkan lawan sehingga
tampak tertegun "Hi hi!" Pek Yun Hui tertawa geli di belakangnya, kemudian
mendadak ia menotok punggung piauwsu itu dengan ujung
sarung pedangnya. Piauwsu itu terkejut, tetapi ketika baru mau berkelit, Tay
Meh Hiat di pinggangnya telah tertotok, seketika juga piauwsu
itu berdiri seperti patung di tempat, bahkan tangannya masih
menggenggam goloknya. Pek Yun Hui segera meloncat mundur beberapa depa.
Begitu melihat keadaan piauwsu itu, tak tertahan Pek Yun Hui
langsung tertawa geli lagi.
Terdengar pula suara tawa di pohon, ternyata pemuda
yang duduk di dahan pohon juga ikut tertawa.
Begitu mendengar suara tawa pemuda itu, Pek Yun Hui
pun tahu dia adalah pemuda periang, dan tanpa sadar
kepalanya menoleh ke arah pemuda itu lagi
sementara piauwsu yang satu lagi gusar bukan main,
ketika melihat temannya dipermainkan pemuda baju hijau itu,
maka tanpa mengeluarkan suara sedikit pun ia mendekati Pek
Yun Hui yang sedang memandang ke atas.
sedangkan Pek Yun Hui juga merasa heran pada dirinya
sendiri, kenapa begitu terkesan baik terhadap pemuda itu.
Kebetulan pemuda itu juga memandangnya, sehingga dua
pasang mata beradu dan hati Pek Yun Hui pun semakin
tertarik. Oleh karena itu, ia sama sekali tidak menyadari bahwa
dirinya dalam bahaya, Piauwsu yang mendekatinya itu
berkepandaian lebih tinggi dari piauwsu tadi.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Serrrl! Piauwsu itu mengayunkan goloknya, setelah itu
barulah membentak "Lihal go!ok!"
Pek Yun Hui terkejut, tapi masih sempat meloncat ke
depan, Piauwsu itu memburunya dengan gerakan Sing Goat
Kiau Hui (Bulan Dan Bintang Memancarkan Cahaya), Akan
tetapi, Pek Yun Hui pun langsung mengerahkan Ngo Heng
Mie Cong Pu untuk menghindar Tampak badan Pek Yun Hui
berkelebat laksana kilat, dan seketika juga sudah menghilang
dari hadapan piauw-su itu. Pada waktu bersamaan, berkelebat
pula sosok bayangan lain, ternyata pemuda itu, Tangannya
menggenggam sebatang ranting, justru telah menekan golok
piauwsu itu. Wajah piauwsu itu merah padam, lalu mengerahkan
tenaganya untuk mengangkat go!oknya, namun tidak berhasil
Ketika melihat pemuda itu berkepandaian ting-gi, Pek Yun Hui
pun girang bukan main. "Ekspedisi Thian Liong sudah cukup terkenal, tapi kenapa
kalian berdua yang sudah ada umur malah bertempur dengan
anak kecil?" tanya pemuda itu membentak keras.
Begitu mendengar pemuda itu mengatakan Pek Yun Hui
adalah anak kecil, seketika juga ia mendengus dan sekaligus
berseru. "Hei! Apakah engkau kakek-kakek?"
Pemuda itu tertawa gelak, kemudian mendadak
menggerakkan ranting membentuk sebuah lingkaran Golok
piauwsu itu juga ikut bergerak membentuk sebuah lingkaran
pu!a. "Ha ha!" Pemuda itu tertawa lalu membentak "Lepaskan
golokmu!" Golok itu terlepas dari tangan piauwsu, sehingga piauwsu
itu termundur dengan wajah berubah.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Bedebah! Tinggalkan...." Piauwsu itu ingin mengucap
"Tinggalkan namamu", namun sebelum usai mengucapkan itu,
ranting di tangan pemuda itu pun sudah bergerak secepat kilat
menotok Pit Keng Hial piauw.su itu, dan seketika juga piauwsu
itu berdiri mematung di tempat.
"Saudara kecil!H ujar pemuda itu pada Pek Yun Hui sambil
tersenyum, "Sungguh besar nyalimu, berani bertarung dengan
orang-orang ekspedisi Thian Liong! Apakah engkau tidak tahu,
bahwa kepala piauwsu bendera putih bernama Yap Yong
Ceng dengan julukan Cu Bo Sin Tan berada di Sih Tong?"
"Aku memang ingin cari gara-gara, kenapa engkau yang
kalut?" sahut Pek Yun Hui.
Sahutan yang kasar itu tidak membuat pemuda itu gusar,
sebaliknya malah tertawa. Pek Yun Hui pula yang jadi gusar,
sehingga melototinya. "Kenapa tertawa?" tanyanya ketus.
"Wuah!" Pemuda itu tertawa lagi, "Jangan-jangan engkau
darah tinggi!" Mendadak pemuda itu melangkah maju, lalu
menggerakkan rantingnya membentuk beberapa buah
lingkaran kecil, langsung mengarah muka Pek Yun Hui.
Pek Yun Hui sama sekali tidak menyangka pemuda itu
akan menyerangnya, otomatis membuatnya terkejut sekali,
dan sudah tiada kesempatan baginya untuk berkelit Di saat
muka Pek Yun Hui akan tergores oleh ranting itu, tiba-tiba
pemuda tersebut tertawa sambil meloncat mundur
Pek Yun Hui tertegun. Setelah pemuda itu meloncat
mundur, barulah ia tahu kalau pemuda itu cuma ingin
menakutinya saja, seketika juga darahnya naik, dan secepat
kilat menyerang pemuda itu dengan pedangnya.
"Eeceh! Celaka!" teriak pemuda itu sambil tertawa,
"Saudara kecil betul-betul sudah marah! Celaka! Celaka...."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Walau sudah berulang kali diserangnya, tapi pemuda itu
tetap dapat berkelip lagi pula Pek Yun Hui tidak bermaksud
melukainya, maka memperhitungkan setiap serangannya,
Akan tetapi, sudah menyerangnya tujuh kali, masih tidak dapat
menyentuh ujung baju pemuda itu. Dapat dibayangkan betapa
penasarannya Pek Yun Hui.
"Coba sambut lagi tiga seranganku!" bentak Pek Yun Hui.
ia menyerang pemuda itu tiga kali beruntun mengeluarkan
jurus-jurus yang dipelajarinya dari Kui Goan Pit Cek, yakni
jurus Jit Cut Tong Hong (Matahari Terbit di Timur), Giok Touw
Sia Sen (Kelinci Meloncat Miring) dan Kim Ciauw Si Cen
(Burung Emas Tenggelam Di Barat).
pemuda itu terus berkelit, akan tetapi jurus ke tiga itu
membuatnya tidak dapat berkelit lagi. sedangkan pedang Pek
Yun Hui justru mengarah ke dada pemuda itu.
Pek Yun Hui terkejut bukan main. ia ingin menghentikan
pedangnya, tapi sudah tidak keburu dan yakin dada pemuda
itu akan terluka oleh pedangnya.
Disaat yang amat kritis, mendadak pemuda itu
menggerakkan rantingnya menyabet pedang Pek Yun Hui.
Plak! Pek Yun Hui merasa ada tenaga yang amal besar
menangkis pedangnya, Walau demikian, baju bagian dada
pemuda itu telah terkoyak juga oleh pedang Pek Yun Hui.
Gadis itu segera meloncat mundur, kemudian tanyanya
cemas dan penuh perhatian
"Bagaimana" Apakah dadamu terluka7"
"Untung tidak!" sahut pemuda itu sambil tertawa.
"Engkau juga sih!" Pek Yun Hui menyalahkannya,
"Mendesak orang turun tangan."
"Oh?" pemuda itu menatapnya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalau engkau terluka, entah bagaimana baiknya?" gumam
Pek Yun Hui dan tersentak, kenapa ia begitu menaruh
perhatian padanya" Wajah Pek Yun Hui langsung memerah.
"Eh" Saudara kecil!" Pemuda itu tampak tereengang,
"Kenapa engkau" Kok seperti anak gadis saja?"
"Aku...." Pek Yun Hui agak tergagap, "Aku khawatir akan
melukaimu, itu kan tidak baik."
"Dadaku hampir tertusuk oleh pedangmu," ujar pemuda itu.
"Saudara kecil, ilmu pedangmu sangat luar biasa, Entah siapa
gurumu?" "Maaf!" sahut Pek Yun Hui. "Guruku melarangku menyebut
namanya." "Kalau begitu sama," ujar pemuda itu sambil menarik
nafas, "Guruku pun melarangku memberitahukan namanya
pada siapa pun!" "Oh!" Pek Yun Hui gembira. "Baguslah kalau begitu! Kita
pun tidak usah saling bertanya asal-usul."
"Benar." pemuda itu mengangguk, lalu maju ke hadapan
Pek Yun Hui, dan sekaligus memegang bahunya.
Pek Yun Hui ingin mengelak, tapi mendadak ia ingat akan
dirinya yang menyamar sebagai anak lelaki, maka ia
membiarkan pemuda itu memegang bahunya. Akan tetapi,
hatinya justru berdebar-debar tidak karuan.
"Saudara kecil!" ujar pemuda itu. "Aku kagum padamu,
sebab engkau berani melawan orang-orang ekspedisi Thian
Liong itu. Nah, bagaimana kalau kita jadi ieman".?"
"Baiklah." Pek Yun Hui mengangguk.
"Namaku Sie Bun Yun, namamu?"
"Namaku Pek Yun Hui."
"Bagus! Bagus!" Sie Bun Yun tertawa gembira, "Nama kita
sama-sama ada Yunnya!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mendengar itu, wajah Pek Yun Hui tampak memerah, itu
membuat Sie Bun Yun terheran-heran, tapi kemudian tertawa
gelak. "Saudara kecil! Kenapa engkau begitu pemalu" Aku
omong sedikit wajahmu sudah memerah! Dasar...."
"Dasar apa?" Pek Yun Hui cemberut "Siapa yang seperti
mukamu begitu tebal sih?"
"Eh?" Sie Bun Yun menatapnya sambil menggaruk-garuk
kepala, "Kok anak lelaki bisa cemberut" Jangan-jangan
engkau terlampau dimanjakan!"
"Omong sembarangan!"
"Ohya! Saudara kecil mau ke mana?"
"Entahlah." Pek Yun Hui menggelengkan kepala, "Kemana
pun boleh." "Kalau begitu, kebetulan aku akan ke Cui Cuk San Cung
(Perkampungan Cui Cuk) di kaki gunung Thian Muk San. Aku
ke sana untuk menemui pamanku, dua hari lagi beliau akan
merayakan ulang tahunnya ke enam puluh, Bagaimana kalau
engkau ikut aku ke sana?"
"ltu.-" Pek Yun Hui tampak ragu.
"Engkau pasti mau kan?" Sie Bun Yun tertawa, lalu
mendadak menarik Pek Yun Hui menuju ke tempat kudanya
ditambah Setelah berada di sisi kuda itu, tiba-tiba Sie Bun Yun
merangkul pinggangnya, dan sekaligus mengangkatnya ke
punggung kuda. "Eeeeh?" Wajah Pek Yun Hui memerah. ia telah duduk di
atas punggung kudanya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sambil tersenyum, Sie Bun Yun pun meloncat ke
punggung kuda lain, lalu memandang Pek Yun Hui seraya
berseru. "Ayohlah! Mari berangkat kok malah melamun?"
Pek Yun Hui mengangguk Ternyata tadi ia masih
memikirkan pemuda itu merangkul pinggangnya, itulah yang
membuat jantungnya nyaris copot ?"
Bagian ke dua puluh delapan perkampungan Cui Cuk San
Cung Dalam perjalanan menuju perkampungan Cui Cuk, tak


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

henti-hentinya Sie Bun Yun menceritakan tentang rimba
persilatan Pek Yun Hui mendengarkan dengan penuh
perhatian dan semakin tertarik pada Sie Bun Yun. Sarnbil
bereerita, Sie Bun Yun selalu tertawa-tawa dengan wajah
berseri Memang tidak salah, pemuda itu memang pe-riang.
Kira-kira dua jam kemudian, mereka sudah tiba di kaki
gunung Thian Muk San, dan mulai memasuki Cui Cuk San
Cung. justru sungguh mengherankan karena tempat tersebut
ditumbuhi bambu hijau, Tiba-tiba Sie Bun Yun menarik nafas.
"Saudara kecil, sejak kecil aku tidak punya orang tua,
paman yang membesarkanku, beliau adalah adik a!marhumah ibuku, Setelah berusia dua belas tahun, aku ikut guru
pergi, Enam tahun kemudian yakni hari ini, aku baru kembali
di sini, dan tempat ini kelihatan tidak berubah sama sekali."
"ltu tentu." Pek Yun Hui tersenyum "Dalam enam tahun,
bagaimana ada perubahan?"
Sie Bun Yun tertawa misterius, dan Pek Yun Hui
menatapnya heran. "Kenapa engkau tertawa?" tanyanya.
"Aku tahu, Cui Cuk San Cung ini memang tidak berubah,
namun ada seseorang justru telah berubah."
"Maksudmu?" Pek Yun Hui merasa bingung.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ketika aku meninggalkan Cui Cuk San Cung ini, adik
misan perempuanku baru berusia sebelas tahun, Kini dia
sudah berusia tujuh belas tahun, Dalam kurun waktu enam
tahun, bukankah dia telah berubah?" jawab Sie Bun Yun
memberitahukan "Dia pasti sudah besar sekarang."
Begitu mendengar itu, timbullah perasaan aneh dalam hati
Pek Yun Hui, lagi pula ketika Sie Bun Yun menyinggung adik
misan perempuannya, wajahnya pun tampak berseri-seri.
"Oooh!" Pek Yun Hui tersenyum hambar
"Enam tahun lalu ketika aku mau pergi, dia.,, dia menangis
tersedu-sedu," ujar Sie Bun Yun sambil tersenyum "Pada
waktu itu, dia cuma merupakan gadis cilik yang masih
ingusan, entah bagaimana dia kini?"
Semakin mendengar, hati Pek Yun Hui pun semakin
tertusuk, maka ia berpaling ke tempat lain.
"Saudara kecil!" Sie Bun Yun tersenyum "Engkau pun akan
bertemu dengannya." "Oh?" sesungguhnya di saat itu, Pek Yun Hui hampir
menangis, tapi ia masih berusaha menahan air matanya agar
tidak mengalir Serrrt! Serrrrt! Mendadak di rimba bambu itu muncul dua
orang lelaki, mereka menjura sambil berkata.
"Tamu harap memberitahukan nama, agar kami pergi
melapor!" "Ha ha!" Sie Bun Yun tertawa gelak, "Ei! Tan I.o Sam.
sungguhkah engkau tidak mengenaliku !agi?"
Yang dipanggil Tan Lo Sam itu terkejut lalu menatap Sie
Bun Yun dengan penuh perhatian
"Hah" A Yun! Engkau sudah pulang! Nona amat rindu
padamu! Ayoh, cepat masuki Cepat masuk!" serunya girang.
"Di mana piauw moyku (Adik misan perempuan)?" tanya
Sie Bun Yun sambil tertawa gembira.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Beberapa hari banyak tamu ke mari, maka nona sedang
sibuk, A Yun akan tahu setelah masuk ke dalam."
Wajah Sie Bun Yun masih berseri-seri, lalu meloncat turun,
dan segera melesat ke dalam sejauh tiga depa, Mendadak ia
berhenti sambil membalikkan badannya lalu memandang Pek
Yun Hui seraya berkata. "Saudara kecil, mari ikut aku!"
Pek Yun Hui melihat dia begitu girang ketika mendengar
tentang piauw moynya, bahkan nyaris melupakannya pula,
Betapa dukanya dalam hati, karena itu sahutnya dingin.
"Engkau masuk duluan, aku akan segera menyusul."
"Saudara kecil! Di Cui Cuk San Cung kita tidak begitu
gampang masuk," ujar Sie Bun Yun sambil tersenyum.
"Cepatlah ikut aku ke dalam!"
Hati Pek Yun Hui sedang kesal, maka ketika mendengar
itu ia pun amat penasaran, dan ujarnya kelus.
"Aku justru ingin masuk seorang diri. Engkau tidak usah
perduli." "Wuah!" Sie Bun Yun menggeleng-gelengkan kepala.
"Engkau mulai naik darah lagi! Baiklah, aku masuk du!uan."
Sie Bun Yun melesat ke dalam, tak lama ia sudah tidak
kelihatan lagi, Begitu melihat dia sungguh tidak
memperdulikannya, hati Pek Yun Hui semakin berduka, lalu
masuk ke dalam dengan menunggang kudanya, Akan tetapi,
mendadak muncul beberapa orang menghadang-nya.
"Harap siauhiap turun dari kuda!" ujar salah seorang.
Pek Yun Hui yang sedang mendongkol itu, justru tiada
tempat untuk melampiaskannya, kebetulan muncul beberapa
orang itu menghadang, maka seketika juga ia
melampiaskannya. "Aku senang menunggu kuda ke dalam, kalian mau apa?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Beberapa orang itu saling memandang, Mereka ter-heranheran kenapa pemuda berbaju hijau itu tak tahu aturan sama
sekali" Namun mereka tahu bahwa pemuda tersebut teman Sie
Bun Yun, maka mereka tidak berani berlalu kurang ajar
terhadapnya, Kemudian salah seorang segera menjura sambil
berkata ramah. "Kalau siauhiap terus ke dalam, di situ cuma ada jalan
setapak yang tak dapat dilalui kuda, Karena itu, lebih baik
kuda siauhiap diserahkan pada kami saja."
Karena orang itu berlaku sopan dan ramah, maka Pek Yun
Hui pun merasa tidak enak kalau berkeras kepala.
ia tersenyum dingin sambil meloncat turun, kemudian
melesat ke dalam, Semakin ke dalam semakin sempit pula
jalan yang dilaluinya. Berselang beberapa saat kemudian, ia berhenti sambil
mengerutkan kening, Ternyata di hadapan terbentang
sebidang tanah kosong, dan terdapat empat buah jalan.
Pek Yun Hui mendongakkan kepala memandang ke
depan. Di sana hanya tampak ada pohon bambu yang linggitinggi, tidak tampak rumah sama sekali, Gadis itu tampak
kebingungan, karena tidak tahu harus mengambil jalan yang
mana, Akhirnya ia sembarangan memilih sebuah jalan,
Setelah melangkah kurang lebih sepuluh depa, ia pun
merasakan adanya gelagat tidak beres.
pohon bambu semakin jarang, tapi jalanan yang dilaluinya
juga semakin berliku-liku dan banyak tikungan-nya. Tak
seberapa lama kemudian, Pek Yun Hui mengira dirinya sudah
keluar dari jalanan itu. Akan tetapi, setelah diperhatikannya,
ternyata ia masih tetap berada di tempat semula.
Pek Yun Hui tahu, kini dirinya berada di dalam semacam
formasi, Pantas tadi Sie Bun Yun mengatakan tidak gampang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
memasuki Cui Cuk San Cung ini, tidak tahunya ada semacam
formasi di tempat ini. Dia tinggal pergi menemui piauw
moynya, dan dibiarkan dirinya tersesat di tempat ini. Gadis itu
berduka sekali, bahkan juga tampak kesal
ia mulai melangkah lagi, tapi tetap tidak bisa keluar dari
tempat itu. Akhirnya ia mencabut pedangnya, kemudian
mendadak membabat sebatang bambu yang berukuran besar.
Braak! Pohon bambu itu langsung tumbang. Ketika ia baru
mau membabat pohon bambu lain, tiba-tiba terdengar suara
bentakan nyaring. "Bocah liar dari mana, berani mengacau di Cui Cuk San
Cung" Engkau harus diberi sedikit pelajaran!"
Tampak berkelebat sosok bayangan laksana kilat. Pek Yun
Hui mendengus dingin sambil mundur selangkah
Di hadapannya telah berdiri seseorang, ternyata seorang
gadis. Usia gadis itu sebaya dengan Pek Yun Hui, amat cantik
tapi wajahnya tampak gusar sekali. ia terus melototi Pek Yun
Hui, lama sekali barulah berianya.
"Siapakah kau?"
"Kenapa engkau harus tahu siapa aku?" sahut Pek Yun
Hui dingin. "Engkau lelah menumbangkan sebatang pohon bambu,
kok masih berani bersikap begitu kasar?" Gadis itu melotot
lagi. "Aku senang menumbangkan semua pohon bambu yang
ada di sini, engkau mau apa?" Pek Yun Hui mengayunkan
pedangnya. Braaak! Tampak sebatang pohon bambu tumbang lagi.
"Bagus!" Gadis itu gusar sekali, "Dasar bocah liar! Engkau
dideking oleh siapa sehingga berani mengacau di sini"
Apakah Cu Bo Sin Tan-Yap Yong Ceng?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui tahu nama tersebut dari Sie Bun Yun, karena
masih dalam keadaan kesal, maka ia pun sengaja menjawab
demikian. "Tidak salah! Aku adalah paman gurunya!"
"Hah?" gadis itu tertegun, "Engkau punya hubungan apa
dengan orang itu?" "Aku adalah paman gurunya! Engkau tidak dengar ya?"
sahut Pek Yun Hui. Mendadak gadis itu tertawa cekikikan sambil memegang
perut, sebaliknya Pek Yun Hui malah melototinya.
Perlu diketahui, Cu Bo Sin Tan-Yap Yong Ceng
berkedudukan tinggi di rimba persilatan, bagaimana mungkin
punya paman guru yang masih begitu muda"
"Phui! jangan omong besar!" bentak gadis itu. "Kalau
engkau adalah orang ekspedisi Thian Liong, maka
kesalahanmu pun bertambah! Tapi mengingat usiamu masih
muda, aku akan bermohon pada ayahku agar meringankan
hukumanmu! Ayoh, mari ikut aku!"
"Berdasarkan apa aku harus mengikutimu?" sahut Pek Yun
Hui dingin. "Untung aku yang menemukanmu, kalau ditemukan orang
lain, mungkin engkau sudah ditangkap! Ei! Kok tidak mau
dengar perkataan ku ?"
"Ha ha!" Pek Yun Hui tertawa, "Aku justru tidak pereaya,
ada kelihayan apa di Cui Cuk San Cung ini!"
"Hei, bocah liar!" Air muka gadis itu berubah, "Eng-kau
sungguh bermulut besar! Aku beritahukan, ayahku tidak akan
bergabung dengan partai Thian Liong! Kalian jangan
bermimpi, mau ikut aku tidak?"
Setelah itu, gadis tersebut pun mengeluarkan senjatanya
yang berupa tongkat trisuIa.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Bagus!" seru Pek Yun Hui. "Mau berkelahi ya" Aku lihat
engkau masih berbau pupur, maka aku akan mengalah tiga
jurus padamu!" Wajah gadis itu langsung memerah, lalu maju sambil
menyerang Pek Yun Hui dengan jurus Tok Coh Yu Hong
(Duduk Tenang Seorang Diri), ujung tongkat trisu!a itu
mengarah dada Pek Yun Hui.
Pek Yun Hui segera melintangkan pedangnya, kemudian
mengerahkan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu (litnu Langkah
Ajaib) menghindari serangan itu, Setelah itu, mendadak ia
menggerakkan pedangnya menyerang gadis itu, Yang
dikeluarkannya adalah jurus Ombak Laut Men-deru Balik.
Betapa terkejutnya gadis itu, sebab mendadak pemuda
berbaju hijau itu menghilang dari hadapannya, Lebih terkejut
lagi pedang pemuda berbaju hijau itu telah mengarah lengan
kirinya. Secepat kilat gadis itu mengayunkan tongkat trisu!a~ nya.
ia mengeluarkan jurus Cui Cuk Yauw Ih (Bambu Hijau
BergoyangCepat), pedang Pek Yun Hui tertangkis.
"Bagus!" seru Pek Yun Hui memujinya.
Setelah pedangnya tertangkis, Pek Yun Hui pun langsung
menggerakkan pedangnya menyabet pinggang gadis itu
dengan jurus Yang Hui Touw Coan (Matahari Berputar).
Gadis itu berkelit, tapi Pek Yun Hui merubah jurus itu
dengan jurus Seng Cah Put Cih (Berhambur Tak Teratur),
Tampak berkelebatan sinar pedang mengitari badan gadis itu.
Terkejutlah gadis tersebut, lalu secepat kilat meloncat
mundur Akan tetapi, tangan kiri Pek Yun Hui justru ikut
menyerang laksana kilat, ia menggunakan jurus Fan Yun Fan
Ih (Awan Dan Hujan Berbalik), yaitu salah satu jurus dari Kui
Goan Pit Cek, tergolong ilmu mencengkeram.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Gadis itu sama sekali tidak menduga akan serangan
tersebut, lagi pula jurus itu sangat aneh, sehingga gadis
tersebut tidak dapat berkelit.
"Ha ha!" Pek Yun Hui tertawa sambil memperlihatkan
sekuntum bunga yang di tangannya, Ternyata bunga itu tadi
menghias di rambut gadis tersebut, tapi kini telah berpindah ke
tangan Pek Yun Hui. "Kepandaianmu sungguh hebat!"
Disindir demikian, wajah gadis itu langsung memerah ia
membentak keras sambil mengerahkan ilmu an-dalannya,
Tampak tongkat trisulanya berkelebatan menyerang ke arah
Pek Yun Hui. Pek Yun Hui juga segera mengerahkan ilmu pedang
andalannya, maka terjadilah pertarungan yang amat seru dan
dahsyat Gadis itu mati-matian menyerang Pek Yun Hui,
lantaran ingin menebus kekalahannya tadi, sedangkan Pek
Yun Hui juga ingin menundukkan gadis itu, sehingga ia pun
balas menyerang dengan hebat. Ketika mereka bertarung
dengan seru dan sengit, mendadak muncul seorang tua dan
seorang pemuda sambil membentak
"Berhenti, anak Hung!"
"Adik Hung, cepat berhenti!"
Pek Yun Hui tahu, bahwa pemuda itu adalah Sie Bun Yun,
dan seketika ia tersentak sadar, gadis yang sedang bertarung
dengan dirinya tidak lain adalah adik misan perempuan Sie
Bun Yun itu. Setelah mendengar suara bentakan itu, Pek Yun Hui pun
segera mengerahkan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu, tahu-tahu
ia sudah berdiri beberapa depa dari gadis tersebut
"Gerakan yang sungguh indah dan hebat!" Orang tua itu
mengeluarkan suara pujian
Pek Yun Hui segera mengarah pada orang tua itu,
berbadan tinggi besar dan sepasang matanya menyorot tajam.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sedangkan Sie Bun Yun langsung mendekati gadis itu dengan
wajah berseri

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Adik Hung, engkau masih ingat padaku?" tanyanya.
"Engkau...." Gadis itu menatap Sie Bun Yun dengan penuh
perhatian, lalu berseru girang, "Aku ingat! Engkau adalah
kakak A Yun!" Gadis itu memang berseru girang, tapi sama sekali tidak
mengandung cinta kasih, itu membuat Pek Yun Hui membatin
"Sie Bun Yun, mungkin engkau akan kecewa, karena adik
misan perempuan itu telah melupakan masa kecilnya
denganmu." "Adik Hung!" Sie Bun Yun tertawa gembira, "Syu-kurlah
engkau masih ingat, sudah enam tahun, aku pasti sudah
banyak berubah kan?"
"Tidak," sahut gadis itu sambil tersenyum. "Engkau tetap
begitu." Sie Bun Yun menjulurkan tangannya menggenggam
tangan gadis itu, namun gadis tersebut justru mengelak
Sie Bun Yun tertegun Kemudian ia baru sadar bahwa adik
misan perempuannya itu telah besar, bagaimana mungkin
sembarangan menggenggam tangannya seperti ketika masih
kecil" "Ayah!" Gadis itu mendekati orang tua itu. "Orang itu...
menghinaku." Orang tua itu membelai-belai rambut gadis tersebut
dengan penuh kasih sayang seraya berkata.
"Saudara kecil itu adalah teman A Yun, bagaimana
mungkin dia akan menghinamu?"
"TapL.," Gadis itu membanting-banting kaki, "Dia jahat
sekali!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Oh?" Orang tua itu tertawa gelak, "Bagaimana jahatnya
dan bagaimana dia menghinamu" Beritahukanlah!"
Gadis itu menoleh memandang Pek Yun Hui, tetapi
kegusaran Pek Yun Hui telah reda, maka ia menatap gadis itu
sambil tersenyum-senyum. Tertegunlah gadis itu, bahkan hatinya pun berdebar-debar
tidak karuan ditatap dengan cara begitu.
"Dia... dia... dia...." Gadis itu tergagap dengan wajah
memerah. Menyaksikan putrinya tergagap-gagap, orang tua itupun
melongo, lalu berkata dengan suara rendah.
"Anak Hung! Beritahukanlah! Kenapa dia?"
"Dia... dia begitu turun tangan, langsung... langsung
merebut bunga yang menghiasi di rambutku," jawab gadis itu
setengah berbisik dengan wajah tampak kemerah-merahan.
"Eh?" Orang tua itu memandang rambut putrinya, "Jangan
omong sembarangan, bukankah bunga itu masih menghias di
rambutmu?" Gadis itu tertegun, lalu cepat-cepat meraba ram-butnya.
Ternyata bunga itu memang menancap di rambutnya,
Heranlah gadis itu, kemudian memandang Pek Yun Hui. justru
Pek Yun Hui memperlihatkan wajah setan untuk
menggodanya. Gadis itu tak tertahan dan langsung tertawa
geli. "Ayah!" ujar gadis itu manja, "Aku salah ingat!"
"Kalau begitu...." Orang tua itu tertawa terbahak-bahak
"Harus dipukuI."
Kenapa bunga itu bisa menancap lagi di rambut gadis
tersebut" Ternyata ketika melewati sisi gadis itu, dengan
gerakan kilat Pek Yun Hui menancapkan bunga itu ke rambut
nya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Saudara Bun Yun, mereka berdua adalah..." tanya Pek
Yun Hui. "Saudara kecil! ini adalah adik misan perempuan-ku.,.,"
Sebelum Sie Bun Yun usai memperkenalkan gadis itu segera
menyambung. "Namaku Ling Hung, Bocah liar, bolehkah aku tahu
namamu?" "Eh" Anak Hung, jangan kurang ajar!" tegur orang tua ilu.
"Bocah liar bernama Pek Yun Hui," sahut Pek Yun Hui
sambil tersenyum. "Ha ha!" Orang tua itu tertawa gelak "Engkau masih muda,
namun sudah berkepandaian tinggi, Aku kagum sekali Sudah
lama aku mengundurkan diri dari rimba persilatan, tak
disangka dalam Bu Lim telah muncul pendekar muda,
Bagaimana kalau ikut aku ke dalam Cui Cuk San Cung untuk
bereakap-cakap?" Tapi...." Wajah Pek Yun Hui agak kemerah-me-rahan, "...
aku ke mari tidak membawa kado, sebaliknya malah telah
menumbangkan dua batang pohon bambu."
Siapa orang tua itu" Tidak lain adalah majikan Cui Cuk
San Cung Ling Kie Ngiap, julukannya adalah Cui Cuk Cin Ong
(Orang Tua Sakti Bambu Hijau). Ketika mendengar Pek Yun
Hui berkata begitu, ia pun tertawa terbahak-bahak
"ltu tidak apa-apa," ujarnya.
"Saudara kecil tidak usah berlaku sungkan-sungkan, itu
akan membuat pamanku jadi tidak enak," sela Sie Bun Yun.
"Baiklah." Pek Yun Hui mengangguk "Aku memang sangat
kagum akan Cui Cuk San Cung ini."
Ling Kie Ngiap tersenyum, lalu mengayunkan kaki-nya.
sedangkan yang lain segera mengikutinya dari be-lakang.
Keluar dari rimba bambu dan berbelok lagi beberapa kali,
tampaklah puluhan rumah di sana, Namun sungguh
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mengherankan, semua rumah itu dibikin dari bambu. Ling Kie
Ngiap mengajak Pek Yun Hui menuju rumah bambu yang
paling besar, yaitu tempat tinggal orang tua tersebut
Setelah berada di ruang depan, Pek Yun Hui melihat
semua kursi meja juga dibikin dari bambu, dan tampak
belasan orang duduk di situ. Ling Kie Ngiap lalu
memperkenalkan mereka pada Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui,
Para tamu itu merupakan pesilat yang terkenal di rimba
persilatan. Nama Pek Yun Hui masih begitu asing bagi para tamu,
maka mereka pun tidak begitu memperdulikannya, sebaliknya
malah terus mengobrol dengan Sie Bun Yun.
Pek Yun Hui berdiri salah tingkah di situ. Tiba-tiba ia
mendengar suara yang amat merdu.
"Bocah liar! Kenapa engkau tidak menghiraukan aku"
Masih marah padaku ya?"
Pek Yun Hui menoleh, tampak Ling Hung berdiri di
belakangnya, sepasang matanya penuh mengandung cinta
kasih menatap Pek Yun Hui.
Hati Pek Yun Hui tersentak, karena ia tadi melihat Ling
Hung bersikap acuh tak acuh terhadap Sie Bun Yung, namun
terhadap dirinya justru begitu.
Di saat itu, tiada kesempatan bagi Pek Yun Hui untuk
menjelaskan maka terpaksalah ia tersenyum.
"Bagaimana mungkin aku marah?" sahut Pek Yun Hui.
"Apakah engkau tidak merasa kesal kupanggil anak liar?"
tanya Ling Hung sambil tersenyum
"Tentu tidak." Pek Yun Hui tersenyum lagi
"Aku sebal berdiri di sinl.,." Tiba-tiba wajah Ling Hung
kemerah-merahan. "Bagaimana kalau kita duduk di tempat
lain?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui merasa tidak enak menolak, maka mereka
lalu duduk di sudut kiri ruangan itu, Celaka! Seru Pek Yun Hui
dalam hati. Kalau ini terus berlanjut, pasti akan menimbulkan
hal-hal yang tak diinginkan, maka lebih baik malam ini kabur
saja! Setelah berpikir begitu, Pek Yun Hui jadi tenang, Akan
tetapi kalau ia pergi malam ini, otomatis akan berpisah dengan
Sie Bun Yun, itu juga membuatnya jadi ragu lagi.
Sie Bun Yun merupakan pemuda tampan, periang dan
memiliki kepandaian tinggi Begitu melihatnya, Pek Yun Hui
sudah terkesan baik padanya, bahkan amat tertarik pu!a.
Ketika teringat pada Sie Bun Yun, Pek Yun Hui pun diam
dengan kening berkerul-kerut.
sedangkan Ling Hung yang duduk di hadapannya terus
memandangnya seperti kehilangan sukma.
"Nona Ling, aku sedang memikirkan kakak misan-mu," ujar
Pek Yun Hui memberitahukan
"Kenapa memikirkannya?" tanya Ling Hung heran
"Dia bilang padaku, enam tahun yang lalu ketika dia mau
meninggalkan perkampungan ini, engkau menangis tersedusedu merasa berat berpisah dengannya, Ya, kan?" sahut Pek
Yun Hui. "ltu urusan anak kecil" Wajah Ling Hung memerah,
"Kenapa diungkit kembali?"
"Nona Ling...." Diam-diam Pek Yun Hui menarik nafas
panjang. "Kakak misanmu sudah pulang sekarang, engkau
tidak merasa gembira?"
Ling Hung menundukkan kepala, namun kemudian
mendongak seraya berkata.
"Aku gembira." Legalah hati Pek Yun Hui, tapi Ling Hung segera
melanjutkan KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aku gembira karena dia datang bersamamu."
Ling Hung adalah anak gadis, dia mengucapkan begitu
tentunya secara tidak langsung mencurahkan pe-rasaannya.
Tersentaklah Pek Yun Hui, dan segeralah ia menggenggam"
tangan gadis itu. Wajah Ling Hung memerah dan tampak tersipu, dan
sepasang matanya yang bening terus menatap Pek Yun Hui.
Kenapa Pek Yun Hui menggenggam tangannya" Ternyata
ia ingin menjelaskan tentang dirinya, Namun pada waktu
bersamaan teringat pula akan pesan gurunya, jangan
memberitahukan kepada siapa pun bahwa dirinya seorang
wanita. Kini ia masih belum tahu siapa majikan Cui Cuk San Cung
itu, bagaimana mungkin boleh sembarangan membocorkan
tentang dirinya" Oleh karena iiu, ia cuma menggenggam
tangan Ling Hung tanpa memberitahukan apa pun. Disaat
itulah terdengar suara seruan
"Adik Hung, di mana kau?" Ternyata suara Sie Bun Yun.
"Saudara Bun Yun, Nona Ling berada di sini!" sahut Pek
Yun Hui. Sie Bun Yun menghampiri mereka sambil tersenyum,
tetapi ketika melihat mereka berduaan, ia pun tertawa sambil
berkata. "Wuah! Tempat ini memang sepi! Adik Hung, dalam enam
tahun ini, bagaimana ilmu silatmu?"
"Biasa saja," jawab Ling Hung dengan wajah agak
memerah dan bertanya, "Kak A Yun, bagaimana cara engkau
berkenalan dengan Saudara Yun Hui?"
"Aku mengenal saudara kecil ketika saudara kecil ini
bertempur dengan dua orang piauwsu ekspedisi Thian Liong,"
jawab Sie Bun Yun memberitahukan sambil tertawa. "Kedua
piauwsu itu masih berdiri mematung di tempat itu."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Bagus! Bagus!" Ling Hung bertepuk tangan, "Me-reka
memang harus dipukul."
"Nona Ling!" Pek Yun Hui tersenyum. "Kenapa engkau
begitu membenci orang-orang ekspedisi Thian Liong?"
"Orang-orang ekspedisi Thian Liong, tiada satu pun yang
baik," sahut Ling Hung, "Sudah lama ayahku hidup menyendiri
di sini, tapi Yap Yong Ceng mengutus orangnya ke mari
beberapa kali mengajak ayahku bergabung dengan ekspedisi
tersebut, namun ayahku menolak langsung."
"Kalau begilu...." Kening Sie Bun Yun berkerut "Dia pasti
tidak akan menyudahi begitu saja."
"Benar." Ling Hung mengangguk "Kemarin dia masih
mengutus orangnya mengantar kado ke mari. orangnya juga
bilang dia akan ke mari menghadiri pesta ulang tahun ayahku,
Siapa suka dia ke mari, dengar namanya saja aku sudah
merasa sebal." "Kalau begitu celaka!" ujar Sie Bun Yun sambil
mengernyitkan kening. "Kenapa celaka?" tanya Ling Hung dan Pek Yun Hui
serentak. "Aku sama sekali tidak tahu tentang ini, tadi aku menotok
jalan darah piauwsu itu, bahkan juga memberitahukan ke
mana tujuanku, Kalau Cu Bo Sin Tan-Yap Yong Ceng tahu,
bagaimana mungkin dia akan menyudahi urusan itu?"
"Saudara Bun Yun boleh berlega hati," ujar Pek Yun Hui.
"Aku yang menimbulkan urusan itu, biar aku yang
bertanggung jawab." "Saudara Yun Hui!" sela Ling Hung, "Aku pasti
membantumu." "Ha ha!" Sie Bun Yun tertawa, "Saudara kecil adik Hung!
Kalian kira aku takut urusan?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ling Hung melotot, namun ketika ia baru mau membuka
mulut, tiba-tiba mengalun suara orang berseru.
"Kepala piauwsu bendera putih ekspedisi Thian Liong, Cu
Bo Sin Tan-Yap Yong Ceng datang!"
Suara seruan itu membuat hening suasana dalam ruangan
tersebut, Pek Yun Hui bertiga segera melangkah ke pintu,
Tampak seorang lelaki berusia empat puluhan berjalan ke
dalam, Wajah orang itu agak kepucat-pucatan dan badannya
tinggi kurus. Dua orang lelaki mengikutinya dari belakang, Wajah
mereka kelihatan penuh diliputi kegusaran Pek Yun Hui
tertegun melihat dua orang itu, sedangkan Sie Bun Yun
segera berbisik. "Saudara kecil, ke dua orang itu ikut dalang juga." Ternyata
ke dua . orang itu adalah piauwsu yang dipecundang mereka.
Ketika berbisik, Sie Bun Yun pun mendekati Pek Yun Hui, itu
membuat gadis tersebut merasa nyaman, namun juga timbul
suatu perasaan aneh dalam hatinya, Apa yang akan terjadi di
situ, ia sama sekali tidak memperhatikannya.
Siapa lelaki tinggi kurus dan berwajah kepucat-pucatan itu,
ternyata Cu Bo Sin Tan-Yap Yong Ceng, Kedudukannya di
rimba persilatan cukup tinggi, maka ketika ia melangkah ke
dalam, para tamu yang ada di ruangan itu pun segera bangkit
berdiri menyambut ke-datangannya, Begitu pula Cui Cuk Sin
Ong Ling Kie Ngiap, ia langsung menghampirinya sambil
menjura. "Selamat datang!" ucapnya, "Kenapa harus merepotkan


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tuan untuk hadir?" "Hm!" dengus Cu Bo Sin Tan-Yap Yong Cengdingin,
"Kalian semua duduklah! Saudara Ling, aku punya sedikit
urusan ingin mohon petunjuk!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Di antara para tamu, terdapat juga orang yang terkenal
terutama dua orang dari partai Hwa San. Mereka berdua
adalah adik seperguruan Pat Pie Sin Ong, yakni To Pie Kim
Kong-Thu It Kang dan Sam Ciu Ju Lay Cing Men, bahkan
tampak pula murid dari partai Swat San dan partai Tiam Cong.
Oleh karena itu, sikap Cu Bo Sin Tan-Yap Yong Ceng
yang jumawa itu, membuat mereka merasa tidak senang,
Namun mereka terpaksa diam, karena mereka merupakan
tamu di Cui Cuk San Cung ini. LagipuIa mereka pun
mendengar bahwa Kim Coa Suseng-Wang Han Siang yang
sangat kesohor itu pun telah bergabung dengan Partai Thian
Liong. Kedudukannya adalah kepala piauwsu b
Kisah Bangsa Petualang 11 Gelang Perasa Serial Tujuh Senjata (4) Karya Gu Long Perguruan Sejati 11
^