Bangau Sakti 38
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 38
Yun Hui melampiaskan kegusaran dalam hatinya.
Akan tetapi, Na Siao Tiap dan Pek Yun Hui menggunakan
ilmu To Im Cih Yang (Menyambut Dengan Keras Mendorong
Dengan Lunak), Dengan ilmu tersebut mereka berdua berhasil
memindahkan api yang berkobar-kobar itu untuk membakar
dinding di dalam ruang tersebut Tentang ini telah diceritakan
di atas. Berselang beberapa saat kemudian, Kim Hun Tokouw
kembali ke kamar itu lagi dengan suatu rencana busuk. Begitu
memasuki kamar itu, ia tertawa dan ber-kata.
"Ha ha! Kun Bu, Lie Ceng Loan sudah ke mari."
"Dia berada di mana?" tanya Bee Kun Bu cepat
"Kenapa engkau begitu menaruh perhatian pada-nya?"
Kim Hun Tokouw tertawa dingin, "Dia memang telah mencintai
Co Hiong, maka tidak mau denganmu lagi."
"Tuduhan yang keji!" Wajah Bee Kun Bu merah padam
saking gusarnya. "Tuduhan keji?" Kim Hun Tokouw tertawa, "Dia yang
mengatakan begitu Iho!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu tertegun, sebab Kim Hun Tokouw tampak
begitu serius. Berselang sesaat mendadak Bee Kun Bu
berteriak "ltu tidak mungkin sama sekali!"
"Jangan emosi!" Kim Hun Tokouw tersenyum, "Seandainya
dia mengatakan begitu atau menulis surat menyatakan begitu
pula, lalu bagaimana engkau?"
"Seandainya memang begitu, engkau menghendaki aku
bagaimana, aku pasti menurut saja," sahut Bee Kun Bu.
"Sungguh?" Wajah Kim Hun Tokouw berseri
"Aku tidak pernah bohong!" sahut Bee Kun Bu tegas.
"Baik." Kim Hun Tokouw manggut-manggut, ia
membalikkan badannya meninggalkan kamar itu.
Dengan wajah cerah ceria ia memasuki ruang kaca, lalu
menyiapkan sebuah tungku dan mengambil pakaian Bee Kun
Bu. Setelah itu ia pun mengambil sebuah boneka kayu,
Pakaian Bee Kun Bu dipakaikan pada boneka kayu itu, Wajah
boneka kayu itu pun dirias mirip wajah Bee Kun Bu, kemudian
digantung di atas tungku yang telah dinyalakan.
Setelah beres, Kim Hun Tokouw membawa Lie Ceng Loan
ke sebuah ruang yang dapat melihat ruang kaca itu, sekaligus
memaksanya untuk mengucapkan beberapa patah kata.
Ternyata Bee Kun Bu yang dilihat Lie Ceng Loan cuma
sebuah boneka kayu, Akan tetapi, walau Kim Hun Tokouw
terus mendesak Lie Ceng Loan untuk mengatakan tidak cinta
pada Bee Kun Bu, gadis itu tetap tidak mau mengucapkannya.
Akhirnya saking gusarnya, Kim Hun Tokouw menyuruh
murid-muridnya membakar boneka kayu itu, Maka Lie Ceng
Loan mengira Bee Kun Bu telah mati dibakar
Kim Hun Tokouw amat penasaran ia menuju sebuah
ruangan yang terdapat sebuah lubang rahasia, Dari lubang itu
ia mengintip ke dalam kamarnya sendiri ia melihat Bee Kun Bu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
berjalan mondar-mandir sambil bergumam dengan wajah
gusar. "Omong kosong! Semua itu omong kosong!"
Setelah mendengar gumaman itu, kening Kim Hun Tokouw
berkerut ia tahu bahwa Bee Kun Bu kini sudah pulih, Bee Kun
Bu berada di dalam kamar itu, siapa pun tidak mengetahuinya,
harus meracuninya agar tidak bersiaga seperti orang biasa,
bukankah dia tidak bisa kabur dan berkeras hati lagi" Pikir
Kim Hun Tokouw. Semakin mengintip, cintanya terhadap Bee Kun Bu
semakin menggebu-gebu, ia lalu menekan sebuah tombol
seketika juga nampak asap kuning menyembur ke luar dari
sudut-sudut kamar. Bee Kun Bu yang ada di dalam kamar terkejut bukan main.
ia segeralah mengibaskan lengan bajunya ke arah asap
kuning itu, Namun bagaimana mungkin dapat menghalau asap
kuning itu dengan kibasan lengan bajunya" Sebab tiada
jendela di situ, lagi pula asap kuning itu makin banyak
memenuhi kamar tersebut Lama kelamaan, Bee Kun Bu merasa matanya berkunangkunang dan pusing sekali Akhirnya ia terkulai dengan sekujur
badan tak bertenaga. Setelah melihat Bee Kun Bu terkulai, Kim Hun Tokouw
menelan obat anti racun, lalu memasuki kamar itu melalui
pintu rahasia. Sambil tersenyum-senyum Kim Hun Tokouw memapah
Bee Kun Bu ke tempat tidur sementara asap kuning itu mulai
membuyar "Kun Bu!" ujarnya lembut "Aku terpaksa bertindak demikian
terhadapmu." "Engkau..." tanya Bee Kun Bu lemah, "Engkau
menggunakan racun apa?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Racun yang tidak akan mematikanmu," sahut Kim Hun
Tokouw sambil menatapnya. "Bagaimana mungkin aku tega
membunuhmu" itu merupakan racun pelenyap tenaga, agar
engkau tidak kemana-mana."
"Lam Kiong Siu!" Bee Kun Bu menudingnya. Namun
tangannya terkulai karena tidak bertenaga "Engkau.,, engkau
wanita yang paling tidak tahu malu di dunia!"
"Oh, ya?" Kim Hun Tokouw tersenyum, sama sekali tidak
gusar "Tentunya engkau merasa heran, kenapa aku tidak
mengajakmu menemui Lie Ceng Loan kan?"
"Engkau amat busuk! Aku tidak perlu merasa heran akan
itu!" sahut Bee Kun Bu ketus.
"Kun Bu!" Wajah Kim Hun Tokouw berubah hijau, namun
kemudian berubah lembut lagi "Engkau harus tahu, siapa yang
berani menentangku, pasti mati di istana Pit Sia Kiong,
Engkau sudah memikirkan itu?"
Ketika Bee Kun Bu mau menyahut, mendadak terdengar
suara arus air yang amat deras, Setelah itu terdengar pula
suara suling Giok Siauw Sian Cu dan Gin Tie Suseng yang
amat memilukan Bee Kun Bu tahu, saat ini Kim Hun Tokouw telah
menggerakkan suatu jebakan untuk membunuh mereka.
Tutup mulutmu!" bentaknya gusar.
"Nyawa mereka semua..." ujar Kim Hun Tokouw perlahan
"Saat ini berada di tanganmu."
Bee Kun Bu mengerti, apabila ia tidak menuruti kemauan
Kim Hun Tokouw, semua orang yang terjebak itu pasti mati
Kalau ia menuruti kemauannya, mereka semua pasti
dilepaskan "Lam Kiong Siu!" Bee Kun Bu berkertak gigi. "Kalau
mereka celaka, aku pasti menuntut balas padamu!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu ingin bangkit, tapi tidak bertenaga sama sekali
Karena itu, ia menatap Kim Hun Tokouw dengan mata berapiapi.
"Kun Bu!" Kim Hun Tokouw tersenyum "Lebih baik engkau
beristirahat saja." Bee Kun Bu diam Pada waktu bersamaan sayup-sayup
Bee Kun Bu mendengar suara bentakan yang amat
dikenalnya yakni suara bentakan Kun Lun Sam Cu. Kim Hun
Tokouw segera meninggalkan kamar itu, namun tak lama ia
sudah kembali dengan wajah berhijau-hijauan tak sedap
dipandang. "Hm!" dengus Kim Hun Tokouw, "Ada seorang tua
berjubah biru, siapa orang itu?"
Begitu mendengar itu, Bee Kun Bu girang sekali Sikap Kim
Hun Tokouw yang panik, membuktikan ia telah terjungkal di
tangan orang berbaju biru itu, Bagaimana mungkin Bee Kun
Bu tidak kenal orang itu"
Orang berbaju biru itu Na Hai Peng, ayah angkatnya.
Karena itu, Bee Kun Bu tertawa gembira.
"Engkau mentertawakan apa?" tanya Kim Hun Tokouw
gusar "Lam Kiong Siu!" Bee Kun Bu memberitahukan "Orang
berbaju biru itu Na Hai Peng, ayah Na Siao Tiap! Kini dia telah
ke mari, berarti habislah riwayat-mu!"
Kim Hun Tokouw tertegun dengan wajah berubah, diam
tak bergerak sama sekali Semula ia mengira bahwa dengan kekuatan istana Pit Sia
Kiong, dapat menundukkan seluruh kaum Bu Lim di
Tionggoan Akan tetapi, kini cuma muncul Na Hai Peng
seorang diri, ia sudah kalang kabut tidak karuan
Betapa terkejutnya Kim Hun Tokouw karena mengetahui
adanya gelagat tidak beres. Ia segera mengintip ke luar
melalui sebuah lubang rahasia, karena saat itu juga
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mendengar suara yang amat dahsyat Bahkan istana Pit Sia
Kiong mulai berguncang. Setelah mengintip ke luar, wajahnya langsung berubah
Lagi pula banyak lukisan yang bergantung di dalam kamar itu
mulai berjatuhan Di luar pun terdengar suara hiruk pikuk, para
muridnya juga menjerit-jerit ketakutan.
Wajah Kim Hun Tokouw berubah kehijau-hijauan ia
membalikkan badannya sekaligus menyambar Bee Kun Bu,
lalu cepat-cepat pergi melalui pintu rahasia.
Setelah meninggalkan istana Pit Sia Kiong, ia berpaling
memandang ke arah istananya itu, Begitu memandang,
wajahnya langsung berubah pucat dan nyaris pingsan
seketika. Ternyata istana Pit Sia Kiong kesayangannya itu telah
digenangi air, bahkan mulai roboh pula.
Kim Hun Tokouw melesat pergi menuju sebuah lembah,
lalu membawa Bee Kun Bu ke dalam sebuah gua kristal ia
membaringkan Bee Kun Bu di atas batu besar kemudian
menyalakan lampu minyak Setelah itu, ia berjalan ke mulut gua lalu berdiri di situ
sambil memandang ke arah tebing yang ada di seberang
Tampak beberapa orang berada di sana, Kim Hun Tokouw
mengenali orang-orang itu, Mereka adalah musuh-musuhnya.
Namun Souw Peng Hai dan Co Hiong tidak tampak di sana.
Tiba-tiba ia tersentak Ternyata ia teringat akan sesuatu,
Karena buru-buru membawa Bee Kun Bu meninggalkan
istana, sehingga lupa mengambil dua potong Pit Giok Caknya.
Larut malam, barulah ia kembali ke istana Pit Sia Kiong
yang telah runtuh itu untuk mencari Pit Giok Cak tersebut
justru sama sekali ia tidak menyangka, kalau Pit Giok Cak
telah diambil Co Hiong bersama Souw Peng Hal
Betapa gusarnya ketika Kim Hun Tokouw melihat lubang
rahasia yang ada dipitar itu telah terbuka. Pit Giok Cak yang di
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dalamnya pun telah hilang, ia yakin bahwa Pit Giok Cak itu
telah dicuri orang. Kim Hun Tokouw meninggalkan tempat itu, Namun baru
berjalan beberapa langkah, ia melihat ular piaraan-nya
melingkar di situ, Sungguh di luar dugaannya, ular yang amat
beracun itu masih hidup. ia lalu membawa ular itu pergi Di
saat itu ia mendengar tangis seorang. Kim Hun Tokouw
tereengang lalu melangkah ke arah datangnya sumber suara,
Tidak disangka sama sekali kalau yang menangis itu Lie Ceng
Loan, Tentang ini telah diceritakan, jadi tidak perlu diulang
kembali. Kim Hun Tokouw tidak menduga, kalau Ue Ceng Loan
akan menyusul sampai ke gua kristal itu, maka ia langsung
menyambitnya dengan jarum beracun.
****** Bab ke 54 - Lie Ceng Loan Kena Senjata Rahasia Beracun
Lie Ceng Loan yang sedang menubruk ke arah Bee Kun
Bu, sama sekali tidak menyadari adanya senjata rahasia
meluncur ke arahnya, Setelah berdiri di hadapan Bee Kun Bu
yang berbaring di batu besar itu, barulah ia merasa
punggungnya amat ngilu, seakan tersengat sesuatu.
Setelah merasakan itu, ia tahu kalau punggungnya telah
kena semacam senjata rahasia, Tapi ia tidak menghiraukan
itu, melainkan menggenggam tangan Bee Kun Bu sambil
menangis. "Kakak Bu! Kakak Bu,.,." Air mata Lie Ceng Loan berderai,
kemudian ia mendekap di badan Bee Kun Bu.
"Adik Loan...." Betapa girangnya Bee Kun Bu melihat
kemunculan Lie Ceng Loan, "Jangan menangis, hati-hati
terhadap musuh!" "Kakak Bu, aku tidak menghiraukan siapa pun," sahut Lie
Ceng Loan dengan air mata berlinang-Iinang. "Kakak Bu,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
engkau masih hidup kan" Kakak Bu! Tahukah engkau betapa
sedihnya hatiku" Kakak Bu, wajahmu pucat pias, sakit ya?"
Bee Kun Bu terus menggenggam tangan gadis itu erat-erat
kemudian menoleh ke arah Kim Hun Tokouw, Wanita itu
berdiri diam di tempat sepasang matanya bersinar-sinar itu
membuat Bee Kun Bu terheran-heran, kenapa Kim Hun
Tokouw tidak memanfaatkan kesempatan ini menyerang
mereka" Setelah memandang Kim Hun Tokouw, Bee Kun Bu
memandang Lie Ceng Loan yang mendekap di dadanya, ia
melihat tiga batang jarum halus menancap di punggung gadis
itu. "Adik Loan.,.," Bee Kun Bu terkejut bukan main, "Engkau...
engkau telah kena senjata rahasia beracun-"
Di saat bersamaan, terdengarlah Kim Hun Tokouw tertawa
terkekeh-kekeh, lalu berkata.
"Bukankah kalian saling mencinta" Kini dia telah kena
senjata rahasia yang amat beracun!"
"Engkau...." Bee Kun Bu menatapnya dengan mata berapiapi.
"Hanya ada satu cara untuk menolongnya!" ujar Kim Hun
Tokoiftv sambil tertawa nyaring, "Bee Kun Bu" Engkau sudi
menolongnya apa tidak?"
"Hm!" dengus Bee Kun Bu dingin, "Engkau jangan cobacoba memikirkan yang bukan-bukan!"
"Kakak Bu, dia mau apa?" tanya Lie Ceng Loan.
"Adik Loan!" Bee Kun Bu tersenyum. "Dia ingin
memisahkan kita." "Kakak Bu!" Lie Ceng Loan menatapnya dengan mata
basah, "Engkau tidak akan menurut padanya kan?"
"Tentu." Bee Kun Bu mengangguk
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kakak Bu!" Lie Ceng Loan tersenyum manis, "Cintaku
padamu tidak sia-sia."
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Emmh!" Bee Kun Bu membelainya, lalu memandang ke
arah Kim Hun Tokouw, "Lam Kiong Siu, untuk apa engkau
melakukan kejahatan lagi" Cepatlah engkau beri kan obat
pemunah racun!" "He he he!" Kim Hun Tokouw tertawa terkekeh kekeh. "Dia
telah kena racun aneh, dalam waktu setengah jam, kalau ada
orang bersedia menyedot racun itu, dia masih bisa tertolong!
Lewat setengah jam, sudah tidak bisa ditolong lagi! Engkau
sangat mencintainya, sedotlah racun itu!"
Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan tertegun mendengar
ucapan itu. "Kakak Bu, engkau tidak usah menyedot racun itu!" ujar Lie
Ceng Loan. Bee Kun Bu tersenyum, lalu menjulurkan tangannya untuk
mencabut tiga batang jarum yang menancap di punggung Lie
Ceng Loan. Saat ini, badan Bee Kun Bu tidak bisa bergerak,
begitu pula Lie Ceng Loan. Gadis itu tahu kalau Bee Kun Bu
mau menyedot racun yang ada di punggungnya, Maka
mulailah ia menangis dengan air mata bereucuran
"Kakak Bu!" ujarnya dengan suara gemetar "Engkau
jangan menyedot, biar aku mati keracunan!"
"Adik Loan!" sahut Bee Kun Bu sungguh-sungguh, "Jangan
berkata begitu, aku harus cepat menyedot racun itu."
"He he." Kim Hun Tokouw tertawa dingin, "Cepatlah!
Mumpung masih ada waktu, lewat setengah jam pasti mati!"
Bee Kun Bu tidak meladeni Kim Hun Tokouw, ia membuka
baju Lie Ceng Loan bagian punggung, Tampak tiga buah
lubang kecil berwarna hitam di situ.
Tanpa berpikir lagi, Bee Kun Bu langsung menundukkan
kepala, lalu dengan mulut menempel di punggung yang kena
jarum beracun itu, ia menyedot sekuat tenaga.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kakak Bu! Engkau...." Lie Ceng Loan menangis sedih, -"
Bee Kun Bu tidak menyahut ia terus menyedot dan merasa
ada cairan yang pahit di mulutnya ia ingin menyemburkan
cairan pahit itu, namun malah tertelan
"Adik Loan, engkau jangan bergerak!" ujarnya lembut "Aku
sudah menyedot sampai habis racun itu."
"Kakak Bu, jangan..~" Air mati Lie Ceng Loan berderai.
"Sudah tanggung." ujar Bee Kun Bu sambil tersenyum
"Cairan racun telah tertelan, jadi harus terus menyedot."
"Kakak Bu! Kalau engkau mati, aku pun tidak akan hidup."
Lie Ceng Loan terisak-isak.
"Adik Loan, kalau begitu bukankah pereuma aku menyedot
racun itu?" Bee Kun Bu menarik nafas panjang.
"Kakak Bu.." "Jangan bergerak!" ujar Bee Kun Bu dan mulai menyedot
Iagi. setelah itu ia memandang Kim Hun Tokouw seraya
berkata, "Lam Kkmg Siu! Engkau kira aku tidak berani
berkorban demi Sumoyku kan" Ternyata engkau salah duga!"
Kim Hun Tokouw melihat racun itu telah tersedot oleh Bee
Kun Bu, timbullah rasa benci dan cemburu dalam hatinya
"Hm!" dengusnya dingin. Tapi engkau pasti mati!"
"Ha ha!" Bee Kun Bu tertawa gelak "Walau aku harus mati,
namun aku telah menolong gadis yang amat kucintai! Hatimu
pasti merasa kesal sekali kan?"
Wajah Kim Hun Tokouw menghijau. Kemudian ia melesat
ke arah batu besar itu. Kini racun yang ada di punggung Lie
Ceng Loan telah punah disedot Bee Kun Bu. Maka ketika Kim
Hun Tokouw melesat ke batu besar, Lie Ceng Loan pun
menerjang ke arah Kim Hun Tokouw.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Akan tetapi, Kim Hun Tokouw cepat berkelit ke samping
dengan maksud ingin menyerang Bee Kun Bu. Bagaimana
mungkin Lie Ceng Loan membiarkannya" Bee Kun Bu telah
berkorban demi menolong dirinya, kini malah kena racun itu.
Karena itu, Ue Ceng Loan langsung menyerang Kim Hun
Tokouw dengan Liu Yun Ciang Hoat (llmu pukulan Awan
Terbang), Kim Hun Tokouw meloncat mundur sambil
menggerakkan tangan seketika itu juga tampak sehelai
selendang melayang ke arah Lie Ceng Loan.
Terjadilah pertarungan di dalam gua itu, Hati Bee Kun Bu
cemas sekali menyaksikan pertarungan itu, sebab Lie Ceng
Loan tampak di bawah angin.
Tak terasa mereka bertarung sudah melewati tiga puluh
jurus, Bee Kun Bu semakin cemas.
Tiba-tiba badan Kim Hun Tokouw berputar sambil
menjulurkan jari telunjuknya mengarah ke dada Lie Ceng
Loan. "Haaht" jerit Bee Kun Bu, Tanpa sadar sepasang
tangannya menekan batu itu, maksudnya ingin melesat
menolong Lie Ceng Loan. Namun kemudian ia menarik nafas
panjang, karena ingat akan badannya yang tak bertenaga
Akan tetapi, terjadilah hal yang di luar dugaan Begitu
sepasang tangannya menekan batu, badannya pun melesat
ke atas, seakan tidak pernah kena racun sama sekali.
Betapa girangnya Bee Kun Bu. ia tidak mau memikirkan
kenapa bisa terjadi begitu, karena segera harus menolong Lie
Ceng Loan dari serangan Kim Hun To-kouw, ia segera
melancarkan dua pukulan ke arah wanita itu.
Di saat itu, Kim Hun Tokouw girang bukan main, sebab
serangannya itu akan berhasil melukai Lie Ceng Loan, Namun
di saat bersamaan, ia merasa ada angin pukulan di atas
kepalanya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Segeralah ia mendongakkan kepala, Tampak Bee Kun Bu
sedang melesat ke arahnya dengan pukulan dahsyat Dapat
dibayangkan, betapa kagetnya Kim Hun Tokouw.
Buuuk! Lie Ceng Loan berhasil memukul dadanya.
"Aaakh!" jerit Kim Hun Tokouw termundur beberapa
langkah. Pada waktu bersamaan, pukulan Bee Kun Bu telah sampai
pula, sedangkan Kim Hun Tokouw telah terluka oleh pukulan
Lie Ceng Loan, sehingga membuat dirinya sudah tidak mampu
berkelit lagi. Ketika melihat pukulan Bee Kun Bu mengarah
padanya, ia pun langsung berteriak
"Biar aku mati di tanganmu saja!"
Kim Hun Tokouw tidak menangkis maupun mengelak,
sebaliknya malah memajukan badannya untuk menerima
pukulan itu. sebenarnya Bee Kun Bu merasa tidak tega membunuh
Kim Hun Tokouw, Namun Kim Hup Tokouw malah memajukan
badannya begitu cepat, sehingga Bee Kun Bu tidak keburu
menarik kembali pukulannya.
, "3uk! Buk! Dada dan perut Kim Hun Tokouw terpukul
"Aaaakh.,.!" jerit Kim Hun Tokouw, Badannya melayang
bagaikan layang-layang putus lalu jatuh.
"Kakak Bu..." Lie Ceng Loan langsung mendekatinya.
Apakah aku sedang bermimpi?"
Bee Kun Bu merangkulnya, Lie Ceng Loan mendongakkan
kepala memandang wajah Bee Kun Bu. Sungguh
mengherankan, wajah Bee Kun Bu tampak bersinar-sinar dan
kemerah-merahan. Sedangkan Bee Kun Bu sendiri pun merasa dirinya seakan
dalam mimpi, sebab sudah dua kati kena racun, namun kini
malah jadi segar KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mereka berdua saling memandang Kemudian Bee Kun Bu
coba menghimpun hawa murninya, Tidak terjadi suatu
halangan apa pun, sehingga membuat dirinya ter-heran-heran.
"Adik Loan!" gumamnya dengan suara rendah, Tidak
dalam mimpi kan?" "Memang tidak," sahut Lie Ceng Loan, "Engkau telah
menyedot racun itu, tapi kok tidak apa-apa?"
"Adik Loan!" Bee Kun Bu menggeleng-gelengkan kepala,
"Apa sebabnya bisa begini, aku sendiri pun tidak tahu."
"Kakak Bu!" Lie Ceng Loan bersungguh-sungguh, "Aku
sudah tahu...." Tahu apa?" "Aku tahu.,,." Wajah Lie Ceng Loan agak memerah.
"Mungkin kita berdua saling mencinta secara suci mumi, maka
Thian (Tuhan) merasa kasihan pada kita."
"Adik Loan!" Bee Kun Bu tersenyum.
"Kakak Bu.,." Ketika Lie Ceng Loan ingin mengatakan
sesuatu, terdengarlah suara rintihan Kim Hun Tokouw.
Mereka berdua segera menghampiri nya. Kim Hun Tokouw
menggeletak di tanah dengan mulut berdarah, Kelihatannya ia
telah luka parah, Ketika melihat mereka berdua
menghampirinya, Kim Hun Tokouw berteriak dengan mata
berapi-api. "Bee Kun Bu! sebetulnya engkau sudah kena racun asap
kuning, kemudian engkau menyedot racun di punggung
Sumoymu, Ke dua racun itu berlawanan, sehingga nyawamu
tertolong!" "Oh?" Bee Kun Bu terbelalak
"Bee Kun Bu, aku... aku senang mati di tanganmu," ujar
Kim Hun Tokouw lemah sekali "Sudikah,., sudikah engkau
memelukku agar aku bisa pergi dengan tenang dan damai?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu mengerutkan kening, Lie Ceng Loan
memandang Kim Hun Tokouw yang sudah sekarat, timbullah
rasa ibanya. "Kakak Bu, peluklah dia!" ujar Lie Ceng Loan.
"Aku...." Bee Kun Bu ragu.
"Kakak Bu, peluklah dia agar dia bisa pergi dengan
tenang!" desak Lie Ceng Loan.
Bee Kun Bu mengangguk dan mendekati Kim Hun
Tokouw, lalu memeluknya sesuai dengan permintaan wanita
itu. "Kun Bu...." suara Kim Hun Tokouw makin lemah, "Selama
ini, aku... aku tidak pernah jatuh cinta., kecuali padamu, Tapi...
aku bersalah karena terlampau... cem-buru, Kun Bu
maafkanlah aku!" Bee Kun Bu manggut-manggut Kim Hun Tokouw
tersenyum, namun tiba-tiba sepasang matanya mendelik dan
kepalanya terkulai di tangan Bee Kun Bu.
"Lam Kiong Siu!" panggil Bee Kun Bu.
Kim Hun Tokouw diam, Ternyata nafasnya telah putus,
Namun wajahnya tampak berseri, seakan merasa senang mati
dalam pelukan Bee Kun Bu.
"Kakak Bu, dia telah mati," ujar Lie Ceng Loan dan
menambahkan "Mari kita kubur dia di dalam gua ini!"
Bee Kun Bu mengangguk Mereka berdua lalu mengubur
mayat Kim Hun Tokouw, Setetah itu Bee Kun Bu menarik
nafas panjang. "Kalau tidak bersekongkol dengan Souw Peng Hai,
tentunya dia tidak akan mati," ujar Bee Kun Bu sambil
menggeleng-gelengkan kepala, "Apabila dia tidak berambisi
ingin menguasai rimba persilatan Tionggoan, dia pun tidak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
akan mengalami semua ini, padahal dia sudah hidup tenang di
dalam istana Pit Sia Kiong,.,."
"ltu juga gara-gara Souw Peng Hai!" ujar Lie Ceng Loan,
"Kakak Bu, mari kita pergi!"
"Oh ya! Adik Loan, bagaimana engkau bisa ke istana Pit
Sia Kiong?" tanya Bee Kun Bu mendadak
Lie Ceng Loan segera menutur, Gadis itu pun
memberitahukan bahwa telah kehilangan jejak Na Siao Tiap.
"Adik Loan, engkau tidak mau meninggalkan tempat ini
karena mencintaiku Lalu kenapa pula Na Siao Tiap tidak mau
pergi?" tanya Bee Kun Bu heran.
"Kakak Siao Tiap tidak mau pergi juga karena
mencintaimu." Lie Ceng Loan memberitahukan sambil
tersenyum. "Apa?" Bee Kun Bu tersentak "Adik Loan, jangan
bereanda!" "Kakak Bu!" Lie Ceng Loan tersenyum lagi, "Aku sama
sekali tidak bereanda."
"Adik Loan...."
"Kakak Bu!" Mendadak Lie Ceng Loan menarik nafas,
"Aku.,, aku justru mencemaskan satu hal."
"Hal apa?" "Kakak Siao Tiap bilang, kalau engkau tidak mati, dia pasti
menuruti amanat almarhumah ibunya, yakni harus
membunuhmu dengan irama Mi Hun Li Cin."
"Itu...." Bee Kun Bu terbelalak "Kenapa?"
"Karena dia telah mencintaimu," jawab Lie Ceng Loan,
"Kakak Bu, aku pikir tidak akan begitu kan?"
Mendengar itu, Bee Kun Bu amat terkejut dalam hati,
namun ia tersenyum seraya menyahut agar Lie Ceng Loan
tidak merasa cemas. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"ltu memang tidak mungkin."
Lie Ceng Loan dan Bee Kun Bu berjalan sambil bereakapcakap, Tak terasa mereka sudah sampai di telaga besar yang
kini menyerupai sebuah lembah.
"Kakak Bu mengatakan demikian, legalah hatiku ujar Lie
Ceng Loan, "Aku pikir, kalau mencintai se seorang tentunya
berharap dia tidak akan mati, bagaimana mungkin harus
membunuhnya?" "Ya." Bee Kun Bu mengangguk "Adik Loan, apakah Siao
Tiap berada di bawah ?"
"Aku sudah ke bawah, namun dia tidak ada," jawab Lie
Ceng Loan. "Mari kita ke bawah melihat-lihat!"
Mereka berdua lalu turun ke bawah, akan tetapi kali ini
bukan cuma Na Siao Tiap yang tidak ada. Bahkan piepanya
pun sudah tidak kelihatan Yang tempak adalah mayat Souw
Peng Hai yang tergeletak kaku di situ Setelah menyaksikan
mayat itu, Bee Kun Bu menengok ke pintu batu yang terbuka
dan di atasnya berukir tulisan "Sam Im Sian Hu itu membuat
Bee Kun Bu terkejut sekali.
Sebab Bee Kun Bu telah mendengar penuturan dan Miauw
Muk Jin Mo-Ciu Lin tentang kitab ilmu silat Sam Im Sin Ni
yang tersimpan di dalam gua, harus dibuka dengan Pit Giok
Cak. "Mau apa Siao Tiap berada di sini?" tanya Bee Kun Bu.
"Kami berdua melihat sosok bayangan yang mirip Co
Hiong memasuki gua itu, maka Kakak Siao Tiap menjaga di
sini." Lie Ceng Loan memberitahukan.
"Oh?" Bee Kun Bu bertambah terkejut Apabila kitab ilmu
silat Sam Im Sin Ni jatuh di tangan Co Hiong, pasti celaka.
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Kakak Bu, mari kita ke dalam gua melihat-lihat!" ajak Lie
Ceng Loan. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu mengangguk Mereka berdua memasuki gua
Sam Im Sian Hu, namun tidak menemukan apa pun.
Kemudian mereka ke luar lagi, Karena Na Siao Tiap tidak
kembali, mereka lalu meninggalkan tempat itu.
"Mungkin Kakak Siao Tiap tahu engkau belum mati, maka
pulang ke gunung Kwat Cong San," ujar Lie Ceng Loan.
"Memang mungkin." Bee Kun Bu manggut-mang-gut. "Adik
Loan, kita harus pergi, jangan membiarkan Kakak Pek dan
guruku berduka karena mengira aku telah mati."
"Benar." Lie Ceng Loan mengangguk dan memberitahukan
"Ketika mendengar engkau telah mati, mulut Toa Supek
langsung menyemburkan darah se-gar."
"Oh?" Bee Kun Bu menarik nafas panjang.
Setelah itu, mereka berdua mengerahkan ginkang
meninggalkan pegunungan Altai Taysan.
Keesokan malamnya, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan
telah berada di luar pegunungan tersebut
Tiga hari kemudian, barulah mereka bertemu pada
pedagang di luar perbatasan Mereka membeli dua ekor kuda.
Dengan menunggang kuda mereka melanjutkan perjalanan
Lima hari kemudian mereka sudah berada di sekitar Giok
Bun Kwan, Tempat itu hanya tampak gurun pasir yang amat
luas, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan memburu waktu, maka
mereka memacu kuda masing-masing di gurun pasir itu.
Setelah petang hari, mendadak mereka mendengar suara
pertempuran di depan Segeralah mereka menghentikan kuda
masing-masing, lalu memandang ke de-pan.
Tampak beberapa sosok bayangan sedang bertarung
dengan sengit Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan bukan orang
usil yang suka mencampuri urusan orang lain. Mereka tidak
menghiraukan pertarungan itu, dan melanjutkan perjalanan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Akan tetapi, tiba-tiba terdengar suara siulan di tempat
pertarungan Begitu mendengar suara siulan, tertegunlah
mereka berdua. Toa Supek!" seru Lie Ceng Loan.
"Tidak salah!" sahut Bee Kun Bu. "Memang guru!"
Mereka serentak memandang ke depan lagi Tampak tiga
sosok bayangan melesat ke atas, Kemudian menyusul lagi
tiga sosok bayangan juga melesat ke atas.
Walau jarak masih begitu jauh, namun Bee Kun Bu dan Lie
Ceng Loan dapat melihat dengan jelas tiga sosok bayangan
itu adalah Kun Lun Sam Cu, yang kelihatannya berusaha
melarikan diri Dalam waktu sekejap, mereka sudah tidak
kelihatan lagi tertutup pasir yang berterbangan
Bee Kun Bu menyesal sekali Kemudian ia menarik nafas
panjang, sebab ia tahu tidak mungkin dapat mengejar mereka.
"Kakak Bu, siapa orang itu" Kok guru bertiga masih tidak
mampu menandinginya?" tanya Lie Ceng Loan heran
Bee Kun Bu mengarah pada orang itu, Tampak sosok
yang tinggi besar sedang mengibaskan lengan bajunya,
membuat pasir di tempat itu berterbangan ke mana-mana,
Dapat dibayangkan betapa dalamnya Lweekang orang itu,
Namun mereka berdua tidak dapat melihat jelas orang.
"Kakak Bu!" Lie Ceng Loan tampak tereengang "llmu silat
orang itu... kelihatan mirip ilmu silat Kakak Siao Tiap yang ada
di dalam kitab Kui Goan Pit Cek."
Bee Kun Bu juga mengetahui Setahunya, yang telah
mempelajari kitab Kui Goan Pit Cek cuma ada empat orang,
yakni dirinya sendiri Pek Yun Hui, Na Siao Tiap dan Na Hai
Peng. Bagaimana mungkin salah seorang itu bertempur
dengan Kun Lun Sam Cu"
Berselang beberapa saat kemudian, orang itu berteriakteriak. Begitu mendengar suara teriakannya, Lie Ceng Loan
segera berkata terkejut KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Eh" Kakak Bu! itu ayah Na Siao Tiap, Na Lo-cianpwee!"
"Benar." Bee Kun Bu mengangguk "Dia Ayah angkatku,
kenapa dia berada di sini?"
"Kakak Bu! Mari kita lihat!" ajak Lie Ceng Loan.
"Baik." Mereka berdua lalu melarikan kuda masing-masing ke
depan, Setelah agak mendekat, terlihat jelas orang itu
memang Na Hai Peng, bahkan masih tampak seorang lagi
tergeletak di situ, tidak lain Pek lh Sin Kun-Sen Lui, ketua
partai Swat San, yang kelihatannya telah terluka parah.
Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan terkejut ketika
memperhatikan Na Hai Peng tampak terkejut sekali.
Ketika melihat Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan berada di
situ, Na Hai Peng berhenti dan menatap mereka dengan
sorotan tajam. Kenapa Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan
terkejut menyaksikannya" Ternyata Na Hai Peng tampak
kacau. Rambutnya awut-awutan dengan wajah menyeringai
menakutkan. Belum pernah Bee Kun Bu menyaksikan Na Hai Peng
bersikap demikian Maka tidak heran kalau ia terkejut bukan
main. "Ayah angkat!" panggil Bee Kun Bu sambil meloncat turun
dari kudanya, kemudian maju dua langkah, "Apakah ayah
angkat baik-baik saja?"
sementara itu Lie Ceng Loan pun meloncat turun dari
kudanya, namun tidak berani melangkah maju.
Na Hai Peng memandang Bee Kun Bu dengan sinar mata
aneh, seakan tidak mengenalinya.
"Bocah! Engkau siapa?" tanyanya bernada aneh.
Bee Kun Bu sama sekali tidak menyangka, kalau Na Hai
Peng akan mengajukan pertanyaan tersebut padanya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Seketika ia terperangah dan tidak tahu bagaimana menjawab
nya. Lie Ceng Loan melesat ke sisi Bee Kun Bu, lalu berkata
dengan nyaring. "Paman Na! ini Kakak Bu. Apakah Paman tidak kenal
lagi?" "Hm!" dengus Na Hai Peng, "Apa itu kakak Bu atau adik
Bu" Ayoh, cepat pergi!"
Na Hai Peng mengibaskan lengan j ubahnya, betapa
dahsyatnya kibasan itu, membuat pasir di sekitarnya
berterbangan ke arah Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan.
Mereka berdua segera meloncat mundur, tapi masih
tersambar oleh pasir-pasir itu.
"Ha ha ha!" Na Hai Peng tertawa aneh, "Lumayan juga
gerakan kalian! Cepatlah kalian enyah dari sini!"
Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan tereengang dan cemas,
karena tidak tahu apa yang telah terjadi atas diri Na Hai Peng,
tentunya juga membuat mereka amat penasaran
Mereka berdua saling memandang, kemudian maju lagi
mendekati Na Hai Peng, Begitu melihat mereka mendekat
lagi, Na Hai Peng tertawa aneh dan membentak keras.
" Ayoh, kabur lagi!"
Na Hai Peng menjulurkan tangannya mengarah pada Bee
Kun Bu dan Lie Ceng Loan, maksudnya ingin mencengkeram
mereka berdua. jangankan Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan tidak siap,
kalaupun mereka siap juga belum tentu dapat menghindari
serangan itu, Tahu-tahu baju bagian dada mereka telah
dicengkeram Lie Ceng Loan menjerit kaget sedangkan Na Hai Peng
tertawa gelak dengan nada aneh, lalu mendadak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menggerakkan tangannya, Seketika Bee Kun Bu dan Lie Ceng
Loan melayang ke atas beberapa depa tingginya .
"Adik Loan!" seru Bee Kun Bu. "Cepat himpun hawa
murni!" Lie Ceng Loan segera menarik nafas dalam-dalam untuk
menghimpun hawa murninya. sedangkan Bee Kun Bu
berjungkir balik turun ke bawah, Begitu pula Lie Ceng Loan,
kalau tadi ia tidak menghimpun hawa murninya, pasti akan
jatuh terbanting. "Kakak Bu! Paman Na sudah tidak sayang kita lagi, mari
kita pergi!" ujar Lie Ceng Loan.
Bee Kun Bu menyadari saat ini Na Hai Peng tidak waras
hingga tidak mengenali mereka lagi, itu pasti ada sebab
musababnya. seandainya mereka tidak pergi, tentunya akan celaka di
tangan Na Hai Peng, Akan tetapi, bagaimana mungkin Bee
Kun Bu meninggalkan Na Hai Peng seorang diri di gurun pasir
itu" "Adik Loan! Ayah angkatku tampak tidak waras, itu pasti
ada sebab musababnya, Bagaimana kita boleh pergi?"
"Kalau begitu...." Wajah Lie Ceng Loan sudah berubah
pucat "Kita harus bagaimana?"
"Engkau agak menjauh, aku akan mendekatinya untuk
bertanya!" sahut Bee Kun Bu.
"Kakak Bu! Mari kita bersama mendekatinya!" ujar Lie
Ceng Loan. "Tapi-." Bee Kun Bu mengerutkan kening.
"Kakak Bu!" Lie Ceng Loan menatapnya.
"Adik Loan...." Bee Kun Bu menarik nafas, lalu
memandang Na Hai Peng. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Na Hai Peng tidak menghiraukan mereka, malah duduk
sambil memandang Pek Ih Sin Kun-Sen Lui yang tergeletak
itu, kemudian tersenyum-senyum aneh.
Menyaksikan itu, tergeraklah hati Bee Kun Bu. ia lalu
memandang Lie Ceng Loan seraya berbisik
"Adik Loan! Pek Ih Sin Kun terluka parah, itu pasti dilukai
ayah angkatku, Apa yang telah terjadi, dia pasti
mengetahuinya!" "Betul!" Lie Ceng Loan mengangguk
"Kita tangkap dia!" ujar Bee Kun Bu dengan suara rendah,
"Agar kita bisa bertanya padanya."
"Baik!" Lie Ceng Loan mengangguk lagi.
Mereka berdua segera melesat ke arah Pek Ih Sin Kun,
akan tetapi pada waktu bersamaan, terdengar suara bentakan Na Hai Peng.
"Cepat enyah!" Bee Kun Bu menoleh, Dilihatnya Na Hai Peng
memandangnya dengan mata melotot, gusar Cepat-cepat Bee
Kun Bu memberi isyarat pada Lie Ceng Loan, agar gadis itu
membawa pergi Pek Ih Sin Kun. Setelah itu, ia berkata pada
Na Hai Peng. "Ayah angkat tidak enak badan ya?"
"Siapa yang tidak enak badan?" Na Hai Peng balik
bertanya dengan mata melotot "Engkau belum mau pergi?"
"Ayah angkat...."
Belum juga Bee Kun Bu menyelesaikan ucapannya, Na
Hai Peng sudah mengayunkan tangannya melancarkan
sebuah pukulan. Bee Kun Bu tidak berani menangkis, hanya bergerak cepat
meloncat mundur sambil melirik ke arah Lie Ceng Loan,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sedangkan Lie Ceng Loan telah meninggalkan tempat itu
dengan memondong Pek Ih Sin Kun. Tampak gadis itu sedang
melambai-lambaikan tangannya pada Bee Kun Bu.
Segeralah Bee Kun Bu melesat ke sana, kemudian
menoleh melihat Na Hai Peng, yang masih tetap duduk di
situ.... ttagian ke lima puluh lima
kejadian Aneh Yang Membingungkan
Bfe Kun Bu mendekati Pek Ih Sin Kun yang duduk di sisi
I.ie Ceng Loan. "Soh H Sin! Apa gerangan yang telah terjadi?" tanyanya.
"Kalian... kalian cepat pergi!" sahut Pek Ih Sin Kun. "Orang
itu telah gila." "Dia ayah angkatku, kenapa engkau bilang dia telah gila?"
Bee Kun Bu keheranan "Apa gerangan yang telah terjadi...." Pek Ih Sin Kun
menarik nafas, "Aku pun tidak begitu jelas."
"Beritahukanlah apa yang kau ketahui!" ujar Bee Kun Bu
ingin mengtahuinya. "Setelah meyaksikan istana Pit Sia Kiong musnah
tergenang air, kami meninggalkan pegunungan Altai Taysan
Di tengah jalan aku bertemu dengan Kun Lun Sam Cu, lalu
kami melakukan perjalanan bersama kembali ke Tionggoan..."
tutur Pek Ih Sin Kun, namun tidak dilanjutkan karena nafasnya
mulai memburu. "Kalau begitu, kenapa bertarung dengan ayah angkatku?"
tanya Bee Kun Bu. "Terus terang, kami semua tidak mati di istana Pit Sia
Kiong, itu berkat pertolongannya," jawab Pek Ih Sin Kun
melanjutkan "Ketika kami berempat melewati gurun pasir, tibatiba tampak seseorang berdiri di atas gundukan di tengah
pedang pasir," KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Benar, Kakak Bu." Sela Lie Ceng Loan "Kita juga
melewati tempat itu."
"Adik Loan jangan menyelak, biar sobat Sin melanjutkan!"
tegur Bee Kun Bu halus. Lie Ceng Loan tersenyum lalu diam sedangkan Pek Ih Sin
Kun segera melanjutkan "Pada waktu itu, kami berempat merasa heran Siapa yang
berdiri di situ" Kalau terjadi badai, bukankah orang itu tidak
bisa kabur" Karena merasa heran, maka kami mendekatinya,
ternyata Tuan Na Hai Peng!"
"Apakah pada waktu itu dia sudah giia?" tanya LR Ceng
Loan tak tertahan "Adik Loan, Lweekang ayah angkatku amat dalam
Bagaimana mungkin dia bisa giia?" sahut Bee Kun Bu
"Pada waktu itu, dia memang tidak gila," lanjut Pek Ih Sin
Kun. "Hanya saja cfia terus berdiri mematung di situ, wajahnya
pucat pias, Tentunya membuat kami terheran-heran dan
sekaligus bertanya padanya kenapa berdiri di situ, Kami
mendengar dia bergumam.,.,"
"Dia bergumam apa?" tanya Lie Ceng Loan.
"Dia bergumam Mo Kui Ceh Yi (perbatasan Setan Iblis),
dan terus bergumam begitu, Maka membuat kami bertambah
heran, Kemudian mendadak dia melesat pergi, Kami pun
mengejarnya sampai di sini, Dia membentak gusar talu
menyerang kami, Aku kena pukulannya hingga terluka,
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sedangkan Kun Lun Sam Cu langsung kabur."
Menutur sampai di sini, wajah Pek Ih Sin Kun makin pucat
pias, Ketika Bee Kun Bu mendengar Kun Lun Sam Cu
langsung kabur, wajahnya tampak tidak senang.
"Guru dan Susiokku pergi, tentu ada sebab mu-sababnya,"
ujarnya. "Hm!" dengus Pek Ih Sin Kun, "Sebab musabab apa?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Sobat Sin! Engkau ketua partai Swat san, pasti sudah
berpengalaman luas, Aku ingin bertanya apa artinya Mo Kui
Ceh Yi?" "Kami berempat justru tidak tahu apa artinya Mo Kui Ceh
Yi," sahut Pek Ih Sin Kun sambil menggelengkan kepala.
Bee Kun Bu terus berpikir, tapi tetap juga tidak mengerti
sama sekali tentang sebab musabab Na Hai Peng berubah
jadi begitu, itu sungguh membingungkan
"Sobat Sin! Engkau sudah terluka parah, apakah masih
kuat menunggang kuda meninggalkan gurun pasir ini?" tanya
Bee Kun Bu mendadak "Mungkin masih kuat," sahut Pek Ih Sin Kun.
"Kalau begitu, aku akan berikan seekor kuda kepadamu,"
ujar Bee Kun Bu dan menambahkan "Aku harap engkau
jangan memberitahukan kepada siapa pun tentang ayah
angkatku!" "Ya." Pek Ih Sin Kun mengangguk dengan rasa
terimakasih, karena Bee Kun Bu bersedia memberikannya
seekor kuda. Terimakasih!" ucap Bee Kun Bu sambil memapah Pek Ih
Sin Kun ke punggung kuda.
"Bee Siauhiap, aku mengingatkan kalian, lebih baik
menjauhi Na Hai Peng. Sebab dia sudah tidak waras, dan
kepandaiannya amat tinggi...."
Terimakasih!" ucap Bee Kun Bu. "Kami tahu itu."
"Kalau begitu, aku mohon pamit!" Pek Ih Sin Kun menepuk
badan kuda, dan seketika kuda itu berlari pergi
"Adik Loan!" ujar Bee Kun Bu dengan kening berkerut
"Ayah angkatku jadi begitu, aku yakin pasti ada kaitannya
dengan Mo Kui Ceh Yi."
"Benar." Ue Ceng Loan mengangguk Tapi itu merupakan
tempat apa?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kita memang tidak tahu, namun mungkin guru kita
mengetahuinya," ujar Bee Kun Bu, "Adik Loan, mari kita
kembali ke tempat tonjolan gurun pasir itu untuk me!ihat-lihat,
siapa tahu kita akan menemukan sesuatu di sana."
"Baik," Lie Ceng Loan menurut
Mereka meloncat ke punggung kuda. Lie Ceng Loan duduk
di belakang merangkul Bee Kun Bu erat-erat sedangkan Na
Hai Peng masih duduk di situ tak bergerak sama sekali.
Kuda yang ditunggangi mereka berdua mulai berlari ke
tempat itu. Tak seberapa lama kemudian, mereka sudah
melihat tonjolan-tonjolan pasir itu.
Yang mengherankan adalah tampak seseorang berdiri di
situ tak bergerak sama sekali, persis seperti keadaan Na Hai
Peng yang dituturkan Pek Ih Sin Kun.
Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan sudah mendekat tempat
itu. Ternyata orang itu Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng, ketua
partai Hwa San. Mereka terheran-heran ketika melihat Tu Wee Seng berdiri
mematung di tempat itu. Segeralah mereka meloncat turun
dari punggung kuda sambil memandang ke tempat itu.
sementara Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng tetap berdiri tak
bergerak Tangannya menggenggam toya bambu.
Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan menengok wajahnya,
terkejut lah mereka karena menyaksikan wajah Tu Wee Seng
seperti mayat "Pat Pie Sin Ong! Kenapa engkau berdiri di situ?" tanya
Bee Kun Bu sekeras-kerasnya.
Perlahan-lahan Tu Wee Seng menoleh, kemudian
mendadak berteriak-teriak.
"Mo Kui Ceh Yi! Mo Kui Ceh Yi...."
"Apa itu Mo Kui Ceh Yi?" tanya Bee Kun Bu cepat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Mo Kui Ceh Yi! Mo Kui Ceh Yi...." Tu Wee Seng terus
berteriak begitu, lalu mendadak menggerakkan toya
bambunya menyerang Bee Kun Bu.
Ketika tangan Tu Wee Seng bergerak, Bee Kun Bu sudah
menduga orang itu akan menyerangnya, Maka ia langsung
meloncat mundur Karena tidak berhasil menyerang Bee Kun Bu, Tu Wee
Seng lalu mengayunkan toya bambunya ke arah Lie Ceng
Loan. "Engkau sudah gila ya?" tanya Lie Ceng Loan sambil
berkelit Tu Wee Seng tertawa aneh lalu menyerang Lie Ceng Loan
lagi. "Adik Loan, cepat menghindari seru Bee Kun Bu.
Lie Ceng Loan cepat-cepat meloncat mundur, sedangkan
Bee Kun Bu telah bergerak dengan jurus Hang Yun Liu Sui
(Awan Bergerak Arus Mengalir), Jurus tersebut diarahkan
pada toya bambu Tu Wee Seng, dan toya bambu itu berhasil
dicengkeramnya, Kemudian Bee Kun Bu mengerahkan
Lweekangnya. Plak! Toya bambu itu patah.
Tu Wee Seng berteriak aneh, dan langsung menyerang
Bee Kun Bu dengan toya bambunya yang tinggal separuh.
Tu Wee Seng!" bentak Bee Kun Bu sambil berkelit
"Kenapa engkau?"
Tu Wee Seng tampak seakan tidak mendengar suara
bentakan Bee Kun Bu. ia terus menyerang dengan hebat
sekali, Namun kemudian mendadak ia berhenti, lalu tertawa
aneh persis seperti keadaan Na Hai Peng.
"Adik Loan, serang dia dari belakang!" seru Bee Kun Bu.
Lie Ceng Loan mengangguk, kemudian menyerang Tu
Wee Seng dari belakang dengan tangan kosong, Ketika Tu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Wee Seng ingin menangkis serangan Lie Ceng Loan, Bee Kun
Bu bergerak cepat menotok jalan darah di bahu nya.
Tu Wee Seng terkulai tak bisa bergerak, tapi terusmenerus berteriak-teriak aneh.
HPat Pie Sin Ong! Apa gerangan yang telah terjadi?" tanya
Bee Kun Bu. Tu Wee Seng tidak menyahut, melainkan terus-menerus
berteriak aneh dengan wajah berubah merah, Tiba-tiba ia
melesat pergi menuju arah selatan, Dalam waktu sekejap ia
sudah hilang dari pandangan Ternyata ia berhasil
membebaskan totokan itu dengan Lweekang-nya sendiri.
Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan tertegun, kenapa Na Hai
Peng dan Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng berteriak-teriak "Mo
Kui Ceh Yi" (Perbatasan Setan Iblis)" itu sungguh
membingungkan Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan.
"Adik Loan!" ujar Bee Kun Bu berpesan, "Mari kita melihatlihat gundukan-gundukan pasir itu!"
"Ya." sahut Lie Ceng Loan.
Mereka berdua mulai mengitari tonjolan-tonjolan pasir itu,
kemudian kembali ke tempat semula, Begitu mereka kembali
ke tempat semula, wajah mereka tampak terkejut
Ternyata di tempat Tu Wee Seng berdiri tadi tampak tiga
orang berdiri mematung di situ, Siapa ke tiga orang itu" Tidak
lain adalah Kun Lun Sam Cu!
"Guru!" teriak Bee Kun Bu memanggil mereka.
"Guru! Supek...." Lie Ceng Loan juga berteriak.
Kun Lun Sam Cu tetap berdiri tak bergerak, Bee Kun Bu
segera memberi isyarat agar Lie Ceng Loan berhenti, Karena
Bee Kun Bu telah melihat keadaan mereka bertiga persis
seperti Na Hai Peng dan Tu Wee Seng.
"Guru!" Bee Kun Bu maju selangkah "Murid.,.,"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Mo Kui Ceh Yi! Mo Kui Ceh Yi!" teriak Kun Lun Sam Cu
serentak. "Guru!" Lie Ceng Loan cemassekali, "Apa yang telah
terjadi?" "Mo Kui Ceh Yi! Mo Kui Ceh Yi!" teriak Kun Lun Sam Cu
lagi, lalu mendadak melesat pergi.
Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan pun melesat mengikuti
Kun Lun Sam Cu, Mereka khawatir Kun Lun Sam Cu akan
mengalami suatu kecelakaan.
"Guru!" Bee Kun Bu telah berhasil menyusul mereka,
"Kalian telah mengalami kejadian apa?"
Hian Ceng Tqtiang tidak menyahut, melainkan langsung
menyerang Bee Kun Bu dengan jurus Ciak Ciu Poh Liong
(Tangan Kosong Menangkap Naga), yaitu jurus andalan partai
Kun Lun. Bee Kun Bu tidak mau menangkis, hanya meloncat
mundur Hian Ceng Totiang membentak, namun tidak
menyerang lagi, "Cepat enyah!"
Bee Kun Bu merasa cemas dan kebingungan sedangkan
Lie Ceng Loan sudah menangis sedih dengan air mata
bereucuran "Hei! Bocah perempuan!" bentak Giok Cin Cu mendadak
"Kenapa engkau menangis ?"
"Guru!" sahut Lie Ceng Loan terisak-isak, "Kenapa Guru
tidak mengenali anak Loan lagi?"
Wajah Giok Cin Cu tampak gusar, dan tiba-tiba
menghunus pedangnya, Bee Kun Bu terkejut, lalu cepat-cepat
menarik Lie Ceng Loan mundur
"Ha ha!" Giok Cin Cu tertawa, kelihatannya ia amat
gembira dapat menakuti Lie Ceng Loan
Saat ini, air muka Kun Lun Sam Cu tampak aneh sekali,
boleh dikatakan menyeringai dan boleh dikatakan meringis.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan mundur, Kun Lun
Sam Cu berteriak aneh sambil melesat pergi.
Tadi karena buru-buru mengejar Kun Lun Sam Cu, Bee
Kun Bu tidak mempedulikan kudanya lagi, Begitu melihat Kun
Lun Sam Cu melesat pergi, Bee Kun Bu segera menarik Lie
Ceng Loan mengejar mereka, Tapi kali ini mereka mengejar
dengan hati-hati sekali, bahkan menjaga jarak.
Mereka berdua mengejar di belakang Kun Lun Sam Cu
hampir seharian Ketika hari mulai gelap, barulah mereka ke
luar dari gurun pasir itu, Akan tetapi, Kun Lun Sam Cu masih
terus melesat kd( depan laksana kilat
Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan sudah tahu kalau Kun Lun
Sam Cu tidak waras, Maka mereka tidak berani mendekat
Setelah larut malam, mereka sampai di jalan raya Giok Bun
Kwan Kun Lun Sam Cu memperlambat langkah, tapi md-reka
tampak sempoyongan seperti mabuk, Bee Kun Bu dan Lie
Ceng Loan juga memperlambat langkah serta tetap berhatihati.
Berselang beberapa saat kemudian berkelebat sosok
bayangan hitam ke hadapan Kun Lun Sam Cu, lalu berdiri di
situ. "Kalian bertiga...."
Sebelum orang itu menyelesaikan ucapannya Giok Cin Cu
telah menyerangnya dengan jurus Ku Hoa Chun Ie (Bunga Di
Hujan Musim Semi). "Bagus!" Orang itu berteriak aneh sambil meloncat ke
belakang, Kemudian tangannya bergerak, dan seketika juga
telah menggenggam sebatang tongkat pendek, Tong-kat
pendek itu berkelebatan menyerang ke arah Giok Cin Cu.
Giok Cin Cu juga tidak diam ia langsung menyambut
serangan itu dengan ilmu pedang Hun Kong Kiam Hoat.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kini Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan telah melihat jelas
siapa orang yang bertarung dengan Giok Cin Cu. Orang itu
ternyata Sin Goari Tong, ketua partai Khong Tong.
sedangkan Hian Ceng Totiang dan Tong Leng Tojin
bersorak-sorak sambil bertepuk tangan, Mereka berdua
tampak gembira sekali menyaksikan pertarungan itu.
Bee Kun Bu mengerutkan kening, lalu meloncat ke luar ke
sisi Sin Goan Tong seraya berseru.
"Sobat Sin harap berhenti!"
Saat ini, Sin Goan Tong juga menyadari akan kelihayan
Kun Lun Sam Cu, tidak seperti biasanya.
Padahal ia memang sudah mau berhenti bertarung dengan
Giok Cin Cu, tapi Giok Cin Cu justru terus-menerus
menyerangnya dengan ilmu pedang Hun Kong Kiam Hoat,
sehingga membuatnya tiada kesempatan untuk mundur Ketika
mendengar suara seruan Bee Kun Bu, gusarlah Sin Goan
Tong. "Dia tidak berhenti aku yang berhenti, bukankah nyawaku
akan melayang di bawah pedangnya?"
Masuk akal apa yang dikatakan Sin Goan Tong. Karena itu
Bee Kun Bu menyerang Giok Cin Cu. Terkejutlah Giok Cin Cu.
ia bersiul aneh sambil menyurut mundur, lalu berdiri tak
bergerak Sin Goan Tong menarik nafas lega. ia memandang Bee
Kun Bu seraya bertanya dengan heran.
"Apa gerangan yang telah terjadi" Kenapa mereka
bertiga?" "Aku justru masih pusing karena urusan ini," sahut Bee
Kun Bu sambil menarik nafas, "Sobat Sin, tahukah engkau
apa artinya Mo Kui Ceh Yi?"
"Entahlah." Sin Goan Tong menggelengkan kepala, "Aku
tidak pernah mendengarnya."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu memandang Kun Lun Sam Cu dan berpikir,
kalau mereka bertiga kembali ke Tionggoan dalam keadaan
begini, entah akan menimbulkan urusan apa lagi" Setelah
berpikir demikian, Bee Kun Bu bertanya pada Sin Goan Tong.
"Sobat Sin mau ke mana?"
"Aku mau ke istana Pit Sia Kiong," jawab Sin Goan Tong
memberitahukan. Tidak usah ke sana lagi." ujar Bee Kun Bu. "Pit Sia Kiong
telah musnah, dan Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu pun telah
tewas." "Oh?" Sin Goan Tong terbelalak "Bolehkah engkau
menuturkannya?" "Maaf!" ucap Bee Kun Bu. "Saat ini aku sedang pusing."
Bee Kun Bu mendekati Kun Lun Sam Cu, namun Kun Lun
Sam Cu sama sekali tidak bergerak Secepat kilat Bee Kun Bu
menotok jalan darah mereka.
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Hei!" seru Sin Goan Tong kaget, "Bocah, engkau mau
berbuat apa?" "Sulit dijelaskan dengan sepatah dua patah kata." Bee Kun
Bu menarik nafas panjang. "Guru bertiga kini seakan tidak
waras, aku sama sekali tidak tahu sebab musabab-nya. Oleh
karena itu, aku terpaksa menotok jalan darah mereka,"
"Heran?" Sin Goan Tong terperangah, "Mereka bertiga
berkepandaian tinggi, kenapa bisa jadi begini?"
"Bukan cuma mereka bertiga, bahkan Na Hai Peng pun
begitu." Bee Kun Bu memberitahukan.
HHaaah...!" Sin Goan Tong terkejut bukan main, sebab ia
tahu betapa tingginya kepandaian Na Hai Peng.
Di saat bersamaan, terdengarlah suara tawa panjang dari
tempat jauh kian mendekat Tak lama tampaklah sosok
bayangan melesat ke tempat itu, cepatnya laksana kilat, Siapa
orang itu, tidak lain Na Hai Peng.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tempat Sin Goan Tong berdiri, justru menghalangi Na Hai
Peng, sedangkan Na Hai Peng terus melesat, betapa
kagetnya Sin Goan Tong, ingin menghindar sudah tidak
keburu lagi. Badan Na Hai Peng melewati sisi Sin Goan Tong, tapi
mendadak Sin Goan Tong merasa badannya melambung ke
atas enam depaan, ternyata Sin Goan Tong tersambar oleh
angin dari lengan jubah Na Hai Peng. sedangkan Na Hai Peng
tidak berhenti, terus melesat ke depan.
Kepandaian Sin Goan Tong memang tidak rendah, Namun
dibandingkan dengan Na Hai Peng, masih berada jauh di
bawah, Maka tidak heran kalau badannya melambung ke atas
ketika tersambar angin lengan jubah Na Hai Peng yang lewat
di sisinya. Betapa terkejutnya Sin Goan Tong, Tapi ia masih bisa
berlaku tenang saat badannya melambung ke atas, ia menarik
nafas dalam-dalam sambil berjungkir balik turun ke bawah.
Setelah sepasang kakinya menginjak tanah, bayangan Na
Hai Peng telah lenyap dari pandangan Sin Goan Tong berdiri
dengan mulut ternganga lebar, tak mampu mengucapkan apa
pun. Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan yang menyaksikan
keadaan itu juga tertegun, Na Hai Peng berkepandaian begitu
tinggi, namun kini berubah tidak waras, Siapayang mampu
menundukkannya" Kalau Kun Lun Sam Cu dan Tu Wee Seng,
itu masih bisa cari akal untuk mengatasinya .
Sin Goan Tong yang berdiri dengan mulut ternganga itu,
lalu memandang Bee Kun Bu seraya bertanya.
"Bee Siauhiap, sebetulnya apa yang telah terjadi?"
"Aaakh.,.!" Bee Kun Bu menarik nafas panjang, "Aku tadi
sudah bilang, bukan cuma Na Locianpwee, namun Pat Pie Sin
Ong-Tu Wee Seng juga begitu, itu pasti ada sebab
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
musababnya, sedangkan aku cuma tahu mereka
mengucapkan "Mo Kui Ceh Yi", apa gerangan yang telah
terjadi, aku sama sekali tidak tahu,"
"Mo Kui Ceh Yi! Mo Kui Ceh Yi,,.?" gumam Sin Goan
Tong. "Sobat Sin, engkau tahu apa artinya?" tanya Bee Kun Bu
cepat "Kedengarannya seperti nama suatu tempat, namun aku
tidak tahu tempat apa itu." sahut Sin Goan Tong sambil
menggeleng-gelengkan kepala, lalu berpamit, "Bee siauhiap,
sampai jumpa!" Sin Goan Tong melesat pergi Karena Sin Goan Tong juga
tidak tahu tentang Mo Kui Ceh Yi, maka Bee Kun Bu tidak
menahannya. Setelah Sin Goan Tong pergi, Bee Kun Bu dan Lie Ceng
Loan saling memandangi sama sekali tidak tahu harus berbuat
apa" Urusan begitu aneh, membuat Bee Kun Bu dan Lie Ceng
Loan tidak habis berpikir, akhirnya Bee Kun Bu menghela
nafas. "Adik Loan, arah yang ditempuh ayah angkat adalah Giok
Bun Kwan, Kalau dia sampai di Tionggoan dan tetap begitu,
bukankah akan menimbulkan bencana dalam rimba
persilatan" Aku pikir lebih baik kita berusaha mengejarnya."
"Kalau begitu...." Lie Ceng Loan menunjuk Kun Lun Sam
Cu yang menggeletak di tanah. "Bagaimana dengan guru dan
Supek?" "Engkau tunggu di sini sebentar, pasti ada kaum pedagang
lewat di sini. Engkau berusaha membeli atau meminjam
sebuah kereta kuda pada mereka, lalu membawa guru ke
gunung Kwat Cong San menemui Kakak Pek! Bagaimana?"
"Kakak Bu.,,." Air mata Lie Ceng Loan sudah berlinang,
"Itu.,, bukankah kita akan berpisah lagi?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Adik Loan!" Bee Kun Bu menggenggam tangan gadis itu.
"Kalau aku tidak berhasil mengejar ayah angkat, tentu akan ke
gunung Kwat Cong San untuk menemuimu jadi engkau tidak
usah berduka!" "Kakak Bu, aku... aku sungguh takut sekali." Lie Ceng
Loan menatapnya. "Apa yang engkau takutkan?" tanya Bee Kun Bu heran.
"Kakak Bu.,,." Lie Ceng Loan langsung mendekap di dada
Bee Kun Bu. "Saat itu ketika kita berpisah, engkau juga
mengatakan kita akan bertemu. Tapi akhirnya aku malah
hampir tidak bisa bertemu denganmu."
sebetulnya Bee Kun Bu juga merasa berat meninggalkan
Lie Ceng Loan, Namun teringat akan keadaan Na Hai Peng
yang begitu macam, kalau tiba di Tionggoan pasti akan
menimbulkan hal-hal yang tak diinginkan
Apa gerangan yang akan terjadi, ia sama sekali tidak tahu.
Apabila ia tidak berusaha mengejar Na Hai Peng, mungkin
nama Na Hai Peng akan rusak selamanya, itu tidak boleh
terjadi. "Adik Loan!" Bee Kun Bu membela inya, "Engkau jangan
bodoh! Bukankah aku baik-baik saja berdiri di hadapanmu?"
"Kakak Bu, betapa sedihnya hatiku ketika aku mengira
bahwa engkau telah mati, Maka,., maka aku tidak ingin
tersiksa lagi seperti ketika itu," ujar Lie Ceng Loan dengan air
mata berderai. "Adik Loan!" Bee Kun Bu tersenyum paksa, "Saat itu
karena perbuatan Kim Hun Tokouw, jangankan aku, kakak
Pek dan Siao Tiap pun nyaris celaka, Kini kita sudah hampir
tiba di Tionggoan, bagaimana mungkin hal itu akan terjadi
lagi!" "Kakak Bu, aku,., aku sungguh khawatir" "Apa yang
engkau khawatirkan?" "Paman Na bisa bertarung dengan guru
dan Supek, pertanda paman Na memang sudah tidak waras,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kalau engkau mengejarnya, sedangkan Paman Na tidak
mengenal mu lagi, apa pula yang akan terjadi?"
Yang paling dikhawatirkan Bee Kun Bu memang masalah
tersebut Kini Lie Ceng Loan telah mengemukakan nya. Maka
Bee Kun Bu tertegun, lama sekali barulah menjawab
"Aku pikir tidak akan begitu." "Kakak Bu...." Lie Ceng Loan
menarik nafas. "Kalau engkau berkeras mau pergi, aku tidak
bisa mencegahmu, Tapi... kenapa kita harus sedemikian cepat
berpisah ?" Tentunya tidak akan sedemikian cepat," sahut Bee Kun Bu
sambil tersenyum. Lie Ceng Loan menatapnya dalam-dalam. Kemudian
mereka memapah Kun Lun Sam Cu ke pinggir jalan dan
menunggu di situ, Tak lama muncullah serombongan
pedagang dengan belasan kereta kuda, itu adalah kaum
pedagang di perbatasan Segeralah Bee Kun Bu menghampiri mereka, Salah
seorang tua berjenggot memandangnya seraya bertanya
dengan bahasa Han. "Ada urusan apa, Tuan?"
"Maafl" ucap Bee Kun Bu sopan, "Guru-guruku menderita
penyakit aneh, maka aku ingin berunding dengan Tuan!"
"Berunding apa?"
"Kami ingin membeli sebuah kereta kuda agar bisa pulang
ke kampung halaman. Apakah Tuan sudi membantu kami?"
Orang tua berjenggot itu memandang Kun Lun Sam Cu
sejenak, kemudian baru berkata.
"Eh" Air muka mereka tampak aneh, tapi bukan mengidap
suatu penyakit!" Tuan!" Bee Kun Bu menarik nafas, "Sulit dijelaskan.
Namun kelihatannya Tuan mengerti ilmu pengobatan Sudikah
Tuan mengobati mereka bertiga?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Baiklah." Orang tua berjenggot itu mengangguk
Terimakasih, Tuan!" ucap Bee Kun Bu girang sekali
Orang tua berjenggot segera berseru pada orangorangnya, sedangkan Lie Ceng Loan tidak mendengar
pereakapan mereka. "Kakak Bu, engkau bicara apa dengan orang tua itu?"
tanyanya heran. Tenang, Adik Loan!" sahut Bee Kun Bu. ia juga terkejut
ketika mendengar suara seruan orang tua berjenggot yang
mengandung Lweekang. Setelah orang tua berjenggot itu berseru, wajah orangorangnya mendadak tampak tegang, Bee Kun Bu ingin tahu
apa yang dikatakan orang tua berjenggot pada orangorangnya, namun ia sama sekali tidak mengerti
"Kakak Bu, orang tua itu omong apa?" tanya Lie Ceng
Loan. "Aku pun tidak mengerti," sahut Bee Kun Bu sambil
tersenyum "Orang tua itu berbicara dengan bahasa suku-nya."
Berselang beberapa saat kemudian, orang tua berjenggot
telah usai berbicara. Orang-orangnya segera mundur bersama
kereta kuda mereka. Tuan!" Bee Kun Bu keheranan "ltu kenapa?"
Tenang, itu cuma menjaga diri," sahut orang tua
berjenggot sambil tersenyum.
"Aku tidak mengerti maksud Tuan, Mereka bertiga adalah
guru-guruku, Bagaimana mungkin akan turun tangan jahat
terhadap kalian?" ujar Bee Kun Bu.
Orang tua berjenggot bergumam, tapi menggunakan
bahasa sukunya, maka Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan sama
sekali tidak mengerti KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika orang-orang itu mundur, justru menyisakan sebuah
kereta kuda, sementara orang tua berjenggot dengan gesit
meloncat turun dari kereta kuda.
ia mendekati Kun Lun Sam Cu, lalu berhenti di hadapan
mereka dalam jarak beberapa depa, Dengan penuh perhatian
orang tua berjenggot menatap Kun Lun Sam Cu, kemudian air
mukanya tampak berubah. "Engkau harus berkata sesungguhnya padaku, bagaimana
penyakit mereka bertiga?" ujar orang tua berjenggot
"Mereka bertiga tidak waras, hingga masing-masing tidak
mengenali dirinya sendiri," jawab Bee Kun Bu.
"Haaah!" seru orang tua berjenggot kaget
Tuan...." Bee Kun Bu tereengang.
Akan tetapi, mendadak orang tua berjenggot itu melesat ke
hadapan Kun Lun Sam Cu, kemudian memutarkan badannya
ke belakang Tong Leng Tojin dan Hiang Ceng Totiang,
sekaligus mencengkeram punggung mereka berdua.
Bee Kun Bu terkejut ia ingin mencegah perbuatan orang
tua berjenggot, tapi sudah terlambat
Serrt! Serrrt! Suara sobekan baju di punggung Tong Leng
Tojin dan Hian Ceng Totiang.
Orang tua berjenggot memandang punggung mereka
berdua, wajahnya berubah langsung dan menyurut mundur
beberapa langkah. Sikap orang tua berjenggot seakan telah melihat sesuatu
di punggung Tong Leng Tojin dan Hian Ceng Totiang, Ketika
Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan ingin bertanya, orang tua
berjenggot telah mengibaskan tangannya seraya berkata.
"Kereta kuda itu kuberikan pada kalian, baik-baiklah kalian
berdua menjaga diri!"
Usai berkata begitu, orang tua berjenggot segera kembali
ke kereta kudanya dan berteriak tiga kali.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Apa yang diteriakkannya, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan
sama sekali tidak mengerti, karena orang tua berjenggot
menggunakan bahasa sukunya.
Walau tidak mengerti, namun Bee Kun Bu dapat menduga
bahwa orang tua berjenggot itu telah mengidap penyakit
seperti Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu, terbukti dari
teriakkannya yang menyebut Mo Kui Ceh Yi.
Setelah orang tua berjenggot berteriak, orang-orang-nya
juga berseru kaget dengan wajah berubah, Mereka lalu
melanjutkan perjalanan hanya tersisa sebuah kereta kuda di
situ. "Tuan!" seru Bee Kun Bu, "Sebetulnya apa yang telah
terjadi?" Orang tua berjenggot tidak menyahut, cuma menjura ke
arah Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan dan terus melanjutkan
perjalanan Begitu cepat keberangkatan mereka, Tak lama rombongan
pedagang itu sudah tak tampak lagi.
Menghadapi kejadian itu, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan
cuma berdiri termangu-mangu di tempat Mereka tidak
mengerti kenapa rombongan itu pergi begitu saja.
"Kakdk Bu, sebetulnya mereka telah melihat apa?" tanya
Lie Ceng Loan heran. "Aku pun tidak tahu," sahut Bee Kun Bu sambil melangkah
ke belakang Kun Lun Sam Cu, karena orang tua berjenggot
merobek baju di punggung mereka, Sedangkan Lie Ceng
Loan mengikutinya dari belakang.
Mereka berdua sudah berdiri di belakang Tong Leng Tojin
dan Hian Ceng Totiang, Ternyata di punggung mereka,
tepatnya di Leng Tay Hiat terdapat sebuah tanda hijau
sebesar telapak tangan. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tanda itu tampak samar, bahkan tidak tampak kalau dilihat
sepintas lalu. Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan maju selangkah, lalu
memperhatikan tanda hijau itu. Ternyata tanda itu mirip setan
iblis sedang menyeringai tampak sungguh menakut kan.
Mereka berdua tereengang sebab tanda hijau itu
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sepertinya tumbuh dari dalam, bukan dilukis atau diukir dari
luar. Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan tidak mengerti kenapa
punggung Kun Lun Sam Cu bisa begitu, Akhirnya Bee Kun Bu
menutup kembali punggung mereka.
"Adik Loan!" ujar Bee Kun Bu kemudian, "Kini sudah ada
kereta kuda, kita harus kembali pada rencana se-mula."
"Baik." Lie Ceng Loan mengangguk
Mereka berdua memapah Kun Lun Sam Cu ke dalam
kereta kuda, Bee Kun Bu duduk di depan memegang tali
kendali kuda, Tak lama kemudian, kereta kuda itu pun mulai
meluncur ke depan memasuki Giok Bun Kwan.
Ketika hari mulai malam, kereta kuda itu telah sampai di
ujung jalan, Bee Kun Bu menghentikan kereta kuda dan
meloncat turun, ia lalu bertanya pada pelayan kedai teh yang
ada di situ tentang Na Hai Peng, Pelayan itu mengatakan
melihat orang tersebut melewati tempat itu menuju arah timur
Bee Kun Bu mengucapkan terimakasih lalu kembali
menghampiri Lie Ceng Loan, ia memandang gadis itu seraya
berkata. "Ayah angkat berjalan menuju ke arah timur sedangkan
untuk mencapai gunung Kwat Cong San, engkau harus
menempuh arah selatan, Oleh karena itu, kita terpaksa
berpisah di sini!" "Kakak Bu,.,." Lie Ceng Loan mulai mengucurkan air mata.
"Adik Loan, hati-hatiah engkau dalam perjalanan!" pesan
Bee Kun Bu dan menambahkan, "Aku telah menotok jalan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
darah ke tiga guru kita, Sebelum engkau bertemu Kakak Pek,
janganlah engkau membebaskan totokan mereka!"
"Ya." Lie Ceng Loan mengangguk sesungguhnya masih
banyak yang akan dikatakan gadis itu. Namun
tenggorokannya tersumbat lantaran timbulnya duka di dalam
hatinya, sehingga ia cuma bisa terisak-isak menahan rasa
dukanya. Mereka berhadapan lama sekalL Berselang beberapa saat
kemudian, barulah Bee Kun Bu mendongakkan kepala seraya
berkata. "Adik Loan, aku harus pergi."
"Kakak Bu!" Lie Ceng Loan menatapnya dengan air mata
berderai-derai, "Engkau harus hati-hati dan baik-baik menjaga
diri!" "Adik Loan!" Bee Kun Bu membelai rambutnya. "Engkau
pun harus baik-baik menjaga diri!"
Mereka saling memandang, Bee Kun Bu tahu betapa
tingginya ilmu ginkang Na Hai Peng, maka kalau tidak cepatcepat mengejarnya, tentu akan ketinggalan semakin jauh.
Oleh karena itu, Bee Kun Bu mengeraskan hatinya, ia
membalikkan badannya kemudian melesat pergi.
Lie Ceng Loan memandang punggung Bee Kun Bu
dengan wajah murung, Tak lama pemuda itu telah lenyap dari
pandangannya, Dapat dibayangkan, betapa sedihnya hati
gadis itu. Namun ia tetap melanjutkan perjalanannya menuju
gunung Kwat Cong San. sementara bulan pun mulai
menampakkan diri di langit....
****** Bab ke 56 - Bertemu Orang Aneh Yang menyeramkan
Di bawah sinar rembulan, Lie Ceng Loan terus melakukan
perjalanan Ketika larut malam, ia melihat kuda yang menarik
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kereta itu telah lelah sekali, Oleh karena itu ia lalu
menghentikan perjalanannya.
Walau jalan di tempat itu cukup besar, namun suasananya
amat sunyi sepi Di pinggir jalan itu cuma terdapat batu-batu
yang berserakan Lie Ceng Loan meloncat turun, lalu membuka pintu kereta
sekaligus memandang ke da!am. seketika juga ia tampak
tertegun Ternyata ia melihat Kun Lun Sam Cu duduk bersandar
Padahal seingatnya ia dan Bee Kun Bu membaringkan
mereka di dalam kereta, kenapa sekarang duduk bersandar"
Karena merasa heran, Lie Ceng Loan menjulurkan
kepalanya melongok ke dalam Pada waktu bersamaan, ia
mendengar suara tawa di belakangnya.
Lie Ceng Loan terkejut dan segera menoleh ke belakang,
Tampak seorang berwajah tampan berdiri di belakangnya,
yakni Co Hiong. "Saudara Co!" Lie Ceng Loan terperanjat Ternyata
engkau!" "Nona Lie!" Co Hiong tersenyum manis, "Dasar jodoh, kita
bertemu di sini lagi, ini sungguh di luar dugaan."
Lie Ceng Loan adalah gadis yang polos dan berhati bajik,
Maka terhadap Co Hiong, ia tidak begitu men-dendamnya.
LagipuIa ia masih mengira bahwa Co Hiong pernah
berusaha menolong Bee Kun Bu. Padahal sesungguhnya, itu
cuma merupakan rencana busuk Co Hiong.
"Saudara Co, Kakak Siao Tiap mencarimu Engkau tidak
bertemu dengannya?" tanya Lie Ceng Loan
Air muka Co Hiong langsung beruban Matanya pun melirik
ke sana ke mari. Kemudian ia tertawa karena tidak melihat
siapa pun berada di tempat itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Nona Lie, Na Siao Tiap memang tidak bertemu
denganku." sahutnya.
"Ke tiga guruku sekarang duduk bersandar, apakah itu
perbuatanmu?" tanya Lie Ceng Loan mendadak
"Ya." Co Hiong mengangguk dan memberitahukan "Aku
bersembunyi di kolong kereta, tentunya kalian tidak dapat
melihat diriku." sesungguhnya Lie Ceng Loan juga merasa heran, kenapa
Co Hiong muncul mendadak di tempat itu.
"Maaf! Aku harus melanjutkan perjalanan." ujarnya dingin
"Nona Lie!" Co Hiong tertawa, "Engkau begitu mencintai
saudara Bee, tapi dia tidak mempedulikanmu."
"Jangan omong kosong di sini!" bentak Lie Ceng Loan
gusar "Nona Lie, aku tidak omong kosong, Dia pergi
meningga!kanmu, bukankah pertanda dia tidak
mempedulikanmu lagi?" ujar Co Hiong sambil menggelenggelengkan kepala.
"Ayah angkatnya mengalami sesuatu, maka dia pergi
mengejar ayah angkatnya, bukan tidak mempedulikanku."
"Apa" Engkau bilang apa?" Wajah Co Hiong tampak
terkejut Ternyata ia sama sekali tidak tahu tentang apa yang
telah menimpa diri Na Hai Peng maupun Kun Lun Sam Cu.
"Ayah angkat Bee Kun Bu dan ke tiga guruku.,." tutur Lie
Ceng Loan sejeIas-jelasnya.
Co Hiong terheran-heran mendengar penuturan Lie Ceng
Loan. "Engkau tahu apa artinya Mo Kui Ceh Yi?" tanya Lie Ceng
Loan sambil menatapnya. "Aku tidak tahu, bahkan mendengar pun tak pernah," sahut
Co Hiong sungguh-sungguh.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Padahal kemunculan Co Hiong, sebenarnya membawa
suatu niat jahat terhadap Lie Ceng Loan. Tapi ia berpikir lebih
jauh. Kini ia telah memperoleh kitab ilmu silat Sam Im Sin Ni,
sedangkan kepandaian Lie Ceng Loan juga tidak rendah,
seandainya ia menimbulkan suatu masalah di sini, tentunya
tidak akan menguntungkan dirinya, Karena itu, timbullah suatu
ide dalam hatinya. "Nona Lie! Engkau pergilah! Mulai sekarang kita tidak akan
bertemu lagi!" ujar Co Hiong sambil menarik nafas, Ternyata ia
ingin memperalat gadis itu untuk menyiarkan tentang apa
yang dikatakannya barusan.
"Lho" Kenapa?" Heran Lie Ceng Loan.
"Guruku telah mati, maka aku harus berkumpul dengan
isteri guruku dan Sumoyku, Jadi... aku ingin hidup tenang
melewati hari-hariku."
"Oh?" Lie Ceng Loan manggut-manggut "Bagus kalau
engkau bisa begitu."
"Nona Lie!" Co Hiong menjura, "Sampai jumpa!"
Co Hiong melesat pergi, Kalau Co Hiong tidak berpikir
begitu tadi, mungkin saat ini Lie Ceng Loan sudah dalam
bahaya, Namun ternyata Co Hiong lebih mementingkan kitab
ilmu silat Sam Im Sin Ni.
Setelah Co Hiong melesat pergi, Lie Ceng Loan masuk ke
dalam kereta, ia memeriksa nadi Kun Lun Sam Cu. Ternyata
nadi mereka berdenyut cepat dan aneh, tapi tidak ada tandatanda terluka.
Lie Ceng Loan tidak habis berpikir Kemudian ia kembali ke
tempat duduk lalu melanjutkan perjalanan
Tak terasa delapan hari telah berlalu, Dalam hari-hari itu ia
terus memikirkan Bee Kun Bu. ia tidak berani membebaskan
totokan di tubuh Kun Lun Sam Cu. Karena badan Kun Lun
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sam Cu tidak bisa bergerak, maka ia harus menyuap mereka
dengan buah-buahan dan makanan lainnya.
Meskipun ia berdiri di hadapan Kun Lun Sam Cu, tapi
mereka bertiga sama sekali tidak mengenalinya, Sungguh
duka hatinya menyaksikan itu.
Hari ini ketika sedang melanjutkan perjalanan, tiba-tiba ia
mendengar suara "Ngung! Ngung!" di belakangnya.
Suara itu amat aneh dan sangat menyeramkan Lie Ceng
Loan merinding mendengar suara itu, Kemudian ia menoleh
ke belakang, tapi tidak melihat apapun. padahal suara itu
sudah makin dekat Tak seberapa lama kemudian, kereta kuda itu menikung,
pada saat itu terdengar pula suara derap kaki kuda yang amat
cepat Suara ngung-ngungan itu pun terdengar makin jelas
membisingkan telinganya. "Sebal!" seru Lie Ceng Loan dalam hati.
Tampak dua ekor kuda berlari laksana kilat di belakang
kereta kuda Lie Ceng Loan, Gadis itu menoleh ke belakang,
Ke dua ekor kuda itu sudah makin mendekat dan tampak dua
orang menunggang kuda-kuda itu.
karena ke dua ekor kuda itu berlari begitu cepat, Lie Ceng
Loan segera menghentikan kereta kudanya 4i pinggir jalan,
untuk memberi kesempatan ke dua ekor kuda itu berla!u.
Setelah itu ia memandang ke arah ke dua penunggang kuda
itu. Ke dua orang itu mengenakan pakaian serba putih, Ketika
melihat wajah ke dua orang itu, Lie Ceng Loan menjerit kaget
"Haaah.,. Ternyata ke dua orang itu mengenakan kedok kulit
manusia, yang menyeramkan Kedok itu menyerupai muka
setan iblis yang bertaring panjang.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan mengerutkan kening, ia merasa pernah
menyaksikan muka setan iblis tersebut itulah yang
membuatnya tereengang. Akhirnya ia teringat juga, Tanda hijau di punggung Tong
Leng Tojin dan Hian Ceng Totiang persis seperti kedok itu.
Hati Lie Ceng Loan tersentak Kalau saat ini masih
bersama Bee Kun Bu, tentu ia tidak akan merasa terkejut
maupun takut Tapi saat ini, ia cuma seorang diri, Kalau ada
apa-apa, ia tidak tahu harus bagaimana menghadapinya.
Ke dua orang itu menghentikan kuda masing-masing,
sekaligus memandang ke arah Lie Ceng Loan, Gadis itu
merasa bahwa sorotan mata mereka aneh sekali, bahkan juga
melihat semacam terompet yang dibuat dari tulang putih
bergantung di dada mereka, Ternyata suara ngung-ngungan
tadi suara terompet tersebut
Lie Ceng Loan berpikir, bahwa tidak lama lagi akan tiba di
gunung Kwat Cong San, jadi tidak mau banyak urusan
Oleh karena itu, ia menggerakkan tali kendali kuda, Tak
lama kereta kuda itu pun mulai meluncur Di saat bersamaan,
salah seorang penunggang kuda itu menjulurkan tangannya
untuk memegang pinggiran kereta, Bukan main kuatnya
tenaga orang itu, seketika juga kereta kuda itu tidak bisa
bergerak "Lie Ceng Loan terkejut menyaksikan tenaga orang itu, tapi
juga amat gusan "Ei! Engkau mau apa?" tanyanya.
Orang itu menatap Lie Ceng Loan dengan mata mendelik,
sehingga membuatnya merinding seketika.
"Kenapa kalian tidak membiarkan aku pergi?" tanyanya
kemudian Orang yang memegang pinggiran kereta tertawa dingin
Menyusul terdengar pula suara "Krek", kayu di pinggiran
kereta itu telah patah, sehingga kereta itu menjadi miring, Lie
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ceng Loan nyaris terjatuh, untung ia masih sempat meloncat
ke atas. Di saat itu pula ia teringat pada Kun Lun Sam Cu yang tak
bisa bergerak di dalam kereta, ia cepat-cepat menghunus
pedangnya sambil melayang turun
Akan tetapi, ia sudah terlambat karena orang itu telah
membuka pintu kereta, dan tampak Kun Lun Sam Cu
tergelinding ke luar. Lie Ceng Loan tidak tahu siapa ke dua orang itu, Namun ia
yakin bahwa kedatangan mereka karena Kun Lun Sam Cu.
Ketika melihat Kun Lun Sam Cu tergelinding ke luar, cemaslah
hati gadis itu. "Jangan ganggu mereka!"
pedangnya bergerak, jurus Siauw Cih Thian Lam pun
dikeluarkannya untuk menyerang orang itu.
Bukan main cepatnya gerakan pedang Lie Ceng Loan, Di
saat ujung pedang itu hampir menusuk bahu orang tersebut
mendadak orang itu bersiul aneh sambil melesat ke atas
beberapa depa, sehingga pedang Lie Ceng Loan menyerang
tempat kosong. Lie Ceng Loan terkejut sekali ketika menyaksikan gerakan
orang itu, ia lalu bergerak cepat ke hadapan Kun Lun Sam Cu.
Orang yang melesat ke atas itu tertawa panjang sambil
melayang turun, Temannya segera memberi isyarat Mereka
berdua lalu mengangkat terompet yang bergantung di dada,
kemudian meniupnya tiga kali.
Ngung! Ngung! Ngung! Suara itu sangat menusuk telinga dan menggetarkan hati.
Lie Ceng Loan mengira mereka mengerahkan semacam ilmu.
Maka ia segera menghimpun hawa murninya agar dirinya
tidak terpengaruh KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Suara itu memang kedengaran amat lihay, tapi Lie Ceng
Loan tidak merasakan apa-apa, otomatis membuatnya
terheran-heran. Di saat itu pula ke dua orang tersebut meniup
terompet lagi tiga kali, Tiba-tiba Lie Ceng Loan merasa ada
desiran angin yang.amat dahsyat di belakangnya. itu sungguh
di luar dugaannya. Di hadapannya hanya ada dua musuh, tetapi kenapa
masih ada serangan gelap di belakangnya" sedangkan Kun
Lun Sam Cu masih dalam keadaan tertotok tidak bisa
bergerak Lie Ceng Loan ingin berkelit namun sudah terlambat sebab
punggungnya telah kena pukulan
Buuuk! Untung Lweekangnya sudah mengalami banyak kemajuan
Sebelum punggungnya terhantam pukulan itu, ia telah
menghimpun tenaga murni untuk melindungi d iri nya.
Pukulan itu membuat Lie Ceng Loan terhuyung-huyung ke
depan, bahkan nyaris terjatuh
Pada waktu bersamaan, ia pun melancarkan serangan
Coan Yun Cai Goat (Menembus Awan Memetik Bulan) ke
arah orang berbaju putih yang berdiri di hadapannya. Orang
itu meloncat mundur Lie Ceng Loan menggunakan
kesempatan itu untuk menoleh ke belakang.
Begitu menoleh, Lie Ceng Loan nyaris jatuh duduk
seketika, Ternyata di situ berdiri tiga orang, yakni Kun Lun
Sam Cu. sementara Hian Ceng Totiang sedang menurunkan
tangannya. itu membuktikan bahwa orang yang melancarkan serangan
gelap itu Hian Ceng Totiang, sedangkan wajah mereka
tampak aneh sekali, Meringis dan menyeringai
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan tidak mengerti, kenapa mereka bisa
bergerak" Padahal tubuh mereka telah ditotok oleh Bee Kun
Bu. Toa Supek, Ji Supek, Suhu!" panggil nya kaget
Walau Lie Ceng Loan telah memanggil mereka bertiga,
tapi ke tiga orang itu tetap berdiri mematung di tempat
sedangkan ke dua orang berbaju putih berteriak aneh,
kemudian secepat kilat melancarkan serangan ke arah Lie
Ceng Loan. Lie Ceng Loan merasa ada angin pukulan di be-lakangnya,
Maka ia segera menggerakkan pedangnya mengeluarkan
jurus Ciok Phoh Thian Keng (Batu Pecah Langit Kaget),
pedangnya berkelebatan menghadang serangan ke dua orang
berbaju putih. Setelah mengeluarkan jurus itu, tangan kirinya pun
bergerak ke arah bahu salah seorang berbaju putih, itulah
pukulan tangan kosong yang diajarkan Liong Giok Pin
berdasarkan buku catatan silat Sam Im Sin Ni.
pukulan tangan kosong itu berhasil menghantam jalan
darah di bahu orang berbaju putih tersebut
Orang berbaju putih itu menjerit-jerit sambit meloncat
mundur Lengannya sudah tidak bisa bergerak lagi.
Orang berbaju putih yang satu lagi juga meloncat mundur
kemudian mereka berdua bersiul aneh terus-menerus.
Setelah berhasil dengan pukulan itu, Lie Ceng Loan
tampak bersemangat sekali, Badannya bergerak ke depan.
Namun di saat badannya bergerak, ke dua orang berbaju
putih kembali meniup terompet Suara ngung-ngungan pun
terdengar lagi, seketika itu juga berkelebat tiga sosok
bayangan ke arah Lie Ceng Loan dan langsung
mengurungnya, Tiga sosok bayangan itu ternyata Kun Lun
Sam Cu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Guru, anak Loan...."
Belum juga gadis itu usai mengucap, Giok Cin Cu sudah
menggerakkan pedangnya menyerang dengan jurus Hun Hoa
Soh Liu (Dahan Bergoyang Bunga Ber-taburan).
sebetulnya Lie Ceng Loan tidak mau bertarung dengan
gurunya, namun jurus itu amat mendesaknya, sehingga ia
terpaksa menangkis dengan jurus yang sama.
Trang! Ke dua pedang itu beradu dan masing-masing
mundur selangkah Di saat itu, Tong Leng Tojin dan Hian Ceng
Totiang juga sudah menyerangnya.
Lie Ceng Loan terkejut dan juga berduka, ia tahu jelas Kun
Lun Sam Cu adalah tokoh tua yang gagah dan lurus, Tidak
mungkin mereka akan turun tangan terhadap dirinya, Namun
kini mereka menyerangnya, itu pertanda mereka sudah tidak
waras lagi. Gadis itu pun tahu, kalau ia terus-menerus bertarung
dengan Kun Lun Sam Cu, akhirnya pasti sama-sama celaka,
Oleh karena itu, ketika Tong Leng Toj in dan Mian Ceng
Totiang menyerangnya, ia cuma meloncat mundur
menghindari serangan-serangan mereka.
Akan tetapi, muncul lagi serangan dari betakang, Tanpa
menghiraukan serangan itu, Lie Ceng Loan melesat ke arah
ke dua orang berbaju putih seraya membentak
"Kalian berdua sedang berbuat apa?"
Kemudian disusul pula dengan serangan beruntun dari tiga
jurus Hun Kong Kiam Hoat, yakni jurus Ciok Phoh Thian Keng
(Batu Pecah Langit Kaget), Uh Cian Yun Sou (Kabut Sirna
Awan Buyar) dan jurus Ih Hong Hong Siauw (Angin Puyuh
Berdesir). Ke tiga jurus ilmu pedang itu menciptakan puluhan
bayangan pedang mengarah pada ke dua orang berbaju putih,
sehingga mereka berdua terdesak mundur Pada jurus ke tiga,
terdengarlah suara jeritan aneh dari orang berbaju putih yang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
terluka bahunya tadi Ternyata bahunya tertusuk lagi oleh
pedang itu. Lie Ceng Loan tidak berhenti sampai di situ, ia masih
menyerang mereka dengan jurus-jurus ilmu pedang Hun Kong
Kiam Hoat, Akan tetapi, ke dua orang berbaju putih itu
mendadak melesat ke atas punggung kuda masing-masing,
lalu meniup terompet aneh itu tiga kali.
Gadis itu ingin mengejar mereka, namun mendadak Kun
Lun Sam Cu memekik aneh, sedangkan ke dua orang berbaju
putih telah melarikan kuda masing-masing, Kun Lun Sam Cu
pun melesat mengikuti mereka, kejadian itu sungguh
mengejutkan Lie Ceng Loan. kemudian secepat kilat ia
memutuskan tali kereta dengan pedangnya, lalu meloncat ke
atas punggung kuda dan menepuk badan kuda itu.
Kuda itu meringkik dan langsung berlari kencang ke arah
ke dua orang berbaju putih, Padahal Lie Ceng Loan tahu kalau
Kun Lun Sam Cu telah dikendalikan oleh ke dua orang berbaju
putih itu. kalau ia berhasil menyusul mereka, mungkin dirinya
yang bakal celaka. Tapi mengingat Bee Kun Bu yang menyerahkan Kun Lun
Sam Cu padanya untuk dibawa ke gunung Kwat Cong San,
maka ia harus bertanggung jawab tentang itu. sesungguhnya
kini kepandaian Lie Ceng Loan telah berada di atas Kun Lun
Sam Cu, sebab mendapat petunjuk dari Pek Yun Hui dan Na
Siao Tiap. Berhubung rasa tanggung jawabnya terhadap Bee Kun Bu,
maka ia mengambil keputusan untuk mengejar Kun Lun Sam
Cu. Lewat lima enam mil kemudian, Lie Ceng Loan melihat
Kun Lun Sam Cu berlari-lari mengikuti ke dua orang berbaju
putih yang menunggang kuda, Namun gadis itu masih
tertinggal jauh, sehingga ia berteriak-teriak memanggil Kun
Lun Sam Cu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Akan tetapi, Kun Lun Sam Cu tetap berlari mengikuti ke
dua orang berbaju putih, Ketika hari mulai senja, Kun Lun Sam
Cu dan ke dua orang berbaju putih memasuki sebuah rimba.
Lie Ceng Loan girang, karena kuda tidak bisa berlari cepat
di dalam rimba, maka gadis itu meninggalkan kudanya, lalu
mengejar mereka menggunakan ilmu gin-kang, Tapi
mendadak ia mendengar suara siulan tiga kali di dalam rimba.
Tak lama muncullah tiga orang yang langsung menyerang Lie
Ceng Loan dengan golok. Gadis itu terkejut bukan main. ia menggerakkan
pedangnya secepat kilat menangkis ke tiga golok itu.
Trang! Trang! Trang! Walau ia berhasil mematahkan serangan-serangan itu,
namun keringat dinginnya mengucur
Ke tiga orang itu bersiul aneh lagi lalu dengan serentak
menyerang Lie Ceng Loan. Padahal Lie Ceng Loan ingin
lekas-lekas mengejar Kun Lun Sam Cu, tapi tiga orang berilmu
golok aneh itu menghadangnya, sehingga tidak dapat
melepaskan diri dan terpaksa ber-tarung. Tak terasa
pertarungan mereka telah melewati tiga puluh jurus lebih,
Namun Lie Ceng Loan belum melihat jelas wajah ke tiga orang
itu, sebab begitu muncul, ke tiga orang itu langsung
menyerangnya, sehingga Lie Ceng Loan harus menangkis
dan berkelit Mereka terus bertarung sampai hari sudah mulai gelap,
pertarungan sudah melewati lima puluh jurus lebih, namun Lie
Ceng Loan tidak bisa menerka berasal dari golongan mana
ilmu golok mereka. Semakin bertarung, Lie Ceng Loan semakin di atas angin,
dan barulah bisa melihat wajah mereka, Ternyata mereka juga
mengenakan kedok kulit manusia, dan berpakaian serba putih.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan menarik nafas lega, sebab mereka bertiga
segolongan dengan ke dua orang berbaju putih, yang
menunggang kuda tadi, Asal bisa mengalahkan mereka
bertiga, tentunya bisa memaksa mereka untuk
memberitahukan golongan mereka dan ke mana perginya Kun
Lun Sam Cu. Karena berpikir demikian, Lie Ceng Loan lebih
bersemangat dan langsung menggerakkan pedangnya
secepat kilat, Orang berbaju putih yang di hadapan Lie Ceng
Loan meloncat mundur, namun terpeleset jatuh.
Lie Ceng Loan tidak menyia-nyiakan kesempatan itu,
Laksana kilat ia menyerang orang berbaju putih yang terjatuh
Tapi di saat bersamaan, berkelebat pula sinar golok ke
arahnya, Ternyata ke dua orang baju putih lainnya
menyerangnya dari arah kiri dan kanan.
Lie Ceng Loan jadi batal menyerang orang baju putih yang
terjatuh itu. ia terpaksa mengayunkan pedangnya untuk
menangkis serangan-serangan tersebut dengan jurus Pat
Hong Hong Ih (Hujan Angin Delapan Penjuru).
Trang! Trang! Ke dua golok itu tertangkis, bahkan
sekaligus membuat ke dua orang berbaju putih itu terpental
mundur beberapa langkah. Lie Ceng Loan memutarkan badannya, maksudnya ingin
menyerang orang berbaju putih yang terjatuh tadi Namun di
saat bersamaan, orang baju putih itu telah mengayunkan
goloknya ke leher Lie Ceng Loan, Ternyata ia tadi cuma
berpura-pura jatuh, agar Lie Ceng Loan lengah pada nya.
Memang tidak salah, Lie Ceng Loan sama sekali tidak
menyangka. Maka betapa terkejutnya gadis itu. Lagi pula
golok itu telah mengarah lehernya, Sungguh bahaya dirinya di
saat ini. Bagaimana cara Lie Ceng Loan menghindar" Tiada jalan
lain kecuali menarik dirinya ke belakang. sedangkan ujung
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
golok itu melewati leher Lie Ceng Loan cuma berjarak
setengah jengkal seandainya gadis itu terlambat menarik
dirinya ke belakang, saat ini lehernya pasti sudah putus.
Setelah menarik menyurut ke belakang, dan ketika golok
itu melewati lehernya, ia pun menerobos maju sambil
menjulurkan tangan kirinya. itulah jurus tangan kosong Sam
Im Sin Ni. Orang berbaju putih itu tertegun, karena goloknya tidak
dapat menebas leher Lie Ceng Loan, bahkan gadis itu balas
menyerangnya dengan tangan kosong.
Karena tertegun, maka orang berbaju putih itu tidak
sempat berkelit lagi, sehingga jalan darah di lengannya
tertotok oleh jari Lie Ceng Loan.
Kreek! Mungkin lengan orang berbaju putih itu telah patah,
ia terhuyung-huyung ke belakang lalu jatuh.
Lie Ceng Loan langsung melesat ke arahnya, kemudian
mencengkeram nadinya, Maksud gadis itu ingin bertanya
padanya di mana Kun Lun Sam Cu. Ketika ia baru mau
membuka mulut bertanya, ke dua orang berbaju putih yang
terpental tadi telah menyerangnya
Lie Ceng Loan terpaksa melepaskan cengkeramannya di
nadi orang berbaju putih, yang satu itu, lalu berkelit ke
samping. Tapi ke dua orang itu telah mundur Salah seorang segera
melesat ke arah temannya yang terluka, langsung
memapahnya dan sekaligus melesat ke dalam rimba, Begitu
pula orang berbaju putih yang lain, juga melesat ke dalam
rimba. Bagaimana mungkin Lie Ceng Loan akan membiarkan
mereka kabur" ia segera mengerahkan ginkangnya mengejar
mereka, Begitu memasuki rimba itu, ia terheran-heran, karena
di dalam rimba itu amat sunyi, sepertinya tidak ada orang
sama sekali, Padahal mereka bertiga baru melesat ke dalam.
Lagipula salah seorang dari mereka telah terluka, Bagaimana
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mungkin mereka bisa kabur begitu cepat" Mungkinkah
mereka bersembunyi di suatu tempat" Pikir Lie Ceng Loan.
Setelah berpikir demikian, ia tidak menggunakan ginkang
lagi, melainkan melangkah biasa sambil menengok ke sanasini.
Tiba-tiba terdengar suara di depan, Giranglah Lie Ceng
Loan. Ketika ia baru mau melesat ke arah suara itu,
mendadak tempat itu berubah gelap, Ternyata ada gumpalan
awan hitam menutupi bulan di langit
Karena itu, Ue Ceng Loan terlambat sehingga sudah tidak
tahu di mana arah suara itu.
Tak lama kemudian, tempat itu berubah agak terang lagi,
karena awan hitam telah melewati bulan di langit sedangkan
Lie Ceng Loan sudah ke luar dari rimba itu. Tampak sebuah
jalan besar di situ, tapi tidak kelihatan bayangan ke tiga orang
berbaju putih. Lie Ceng Loan penasaran sekali. ia yakin, ke tiga orang itu
tidak mungkin pergi melalui jalan besar, sebab mereka bertiga
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
harus menghindarinya Tapi Lie Ceng Loan juga tidak tahu
arah mana yang mereka tempuh, Akhirnya ia terpaksa menuju
jalan besar itu, lalu mengerahkan ginkangnya
Kka-kira beberapa mil kemudian, tampak sebuah jalan
kecil membelok ke kiri Ue Ceng Loan berhenti di situ, lalu
memperhatikan jalan kecil itu. Terlihat enam buah tapak kaki
di situ. Giranglah Lie Ceng Loan, itu pertanda ke tiga orang
berbaju putih melalui jalan kecil tersebut Segeralah ia
mengerahkan ginkang mengejar
Akan tetapi, hingga hari mulai terang, Lie Ceng Loan
masih belum berhasil mengejar ke tiga orang itu, Maka ia
berhenti sambil berpikir Tiba-tiba ia tersentak, jangan-jangan
ke enam tapak kaki itu merupakan suatu tipuan belaka, agar
dirinya mengejar di situ.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
wajahnya langsung berubah murung, ia tidak menyangka
kalau dirinya akan terjebak oleh tapak-tapak kaki itu.
sedangkan gunung Kwat Cong San sudah dekat ia menjadi
putus asa, Bagaimana mungkin dapat menemukan Kun Lun
Sam Cu lagi" Lebih baik langsung
menuju gunung Kwat Cong San menemui Pek Yun Hui,
sekaligus berunding dengannya pikir Ue Ceng Loan sambil
mengerahkan ginkangnya menuju gunung Kwat Cong San.
****** Hari berikutnya, Lie Ceng Loan telah tiba di gunung Kwat
Cong San, ia terus mengerahkan ginkangnya menuju ke gua
Thian Kie Cinjin, Setelah mendekat, terdengar suara alunan
suling yang amat memiluka
Lie Ceng Loan segera melesat ke tempat itu, Tampak Giok
Siauw Sian Cu duduk di atas batu sambil meniup suIing.
"Kakak Giok Siauw! Kakak Pek ada?" seru Lie Ceng Loan.
Giok Siauw Sian Cu berhenti meniup suling, lalu
menoIehkan kepalanya, ia tertegun ketika melihat Lie Ceng
Loan. "Eh" Nona Loan!" Giok Siauw Sian Cu menatapnya
dengan penuh keheranan "Kenapa engkau meninggalkan
gunung Taysan?" "Ya." Lie Ceng Loan mengangguk "Kakak Pek ada di
dalam gua?" Tiba-tiba air muka Giok Siauw Sian Cu berubah, lalu
membalikkan badannya, ia mulai meniup suling lagi, sama
sekali tidak meladeni Lie Ceng Loan.
Begitu melihat sikap Giok Siauw Sian Cu, heranlah Lie
Ceng Loan, karena selama ini Giok Siauw Sian Cu tidak
pernah bersikap demikian terhadapnya.
"Kakak Giok Siauw!" Gadis itu mendekatinya, "Kenapa sih
engkau" Kok tidak mau meladeniku?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Nona Loan!" sahut Giok Siauw Sian Cu dingin, "Ternyata
cintamu terhadap Bee Kun Bu cuma merupakan cinta palsu!"
"Eh?" Lie Ceng Loan terkejut. "Kakak Giok Siauw, apa
maksudmu itu?" "Engkau dan Na Siao Tiap berdua telah berjanji akan
menemani Bee Kun Bu selama-lamanya di tempat itu, namun
kini justru engkau seorang diri ke mari! itu membuktikan
bahwa cintamu itu palsu!"
"Kakak Giok Siauw!" Lie Ceng Loan tersenyum
"Engkau masih bisa senyum?" bentak Giok Siauw Sian Cu
gusar "Kalau aku tidak memandang Nona Pek, engkau sudah
kuhajar sekarang!" "Kakak Giok Siauw!" Lie Ceng Loan tersenyum lagi seraya
berkata, "Engkau jangan salah paham, aku bukan gadis
macam itu." "Kalau begitu, kenapa engkau ke mari?" tanya Giok Siauw
Sian Cu dengan kening berkerut
"Kakak Giok Siauw!" Lie Ceng Loan memberitahukan.
"Kakak Bu tidak mati."
Ketika mendengar itu, Giok Siauw Sian Cu nyaris meloncat
ia memandang Lie Ceng Loan dengan mata tak berkedip.
"Engkau... engkau bilang apa?" tanyanya.
"Aku bilang Kakak Bu tidak mati, dia masih hidup segar
bugar." "Ba... bagaimana dia bisa tidak mati?" tanya Giok Siauw
Sian Cu heran, "Bukankah engkau yang menyaksikan
kematiannya?" "Kakak Giok Siauw, sungguh panjang kalau dituturkan,"
ujar Lie Ceng Loan, "Mari kita masuk menemui Kakak Pek
dulu, barulah aku menuturkannya!"
"Ayo!" Giok Siauw Sian Cu menarik Lie Ceng Loan.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika menikung di sebuah tebing, muncullah Pang Siu
Wie. Begitu melihat Lie Ceng Loan, ia pun terbelalak
"Cepat beritahukan pada Nona Pek, bahwa Bee Kun Bu
tidak mati!" ujar Giok Siauw Sian Cu.
"Apa"!" Mendadak muncul Pek Yun Hui dengan wajah
berseri "Kakak Pek!" Lie Ceng Loan langsung menubruknya, dan
sekaligus mendekap di dadanya, "Kakak Bu tidak mati, dia
sudah mau ke mari, Kalau dia sudah datang dia pasti
menyalahkan aku karena tidak bisa menjaga guru dan Supek."
ucapannya yang tiada ujung pangkal itu membuat Pek Yun
Hui, Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie melongo.
"Adik Loan, engkau bilang apa" Di mana Siao Tiap?" tanya
Pek Yun Hui. "Aku tidak tahu. Kakak Pek, aku... aku menghadapi suatu
masalah yang amat aneh, yang membuatku resah sekali."
"Adik Loan!" Pek Yun Hui tersenyum, "Engkau
menghadapi masalah aneh yang bagaimana" Beritahu-kanlah
perlahan-lahan!" "Aku...." Wajah Lie Ceng Loan kemerah-merahan, barulah
ia sadar telah mengucapkan yang tiada cenderungannya.
"Kita masuk dulu!" ajak Pek Yun Hui.
Mereka bertiga memasuki gua Thian Kie. Setelah mereka
duduk, Lie Ceng Loan bertanya.
"Kalian bertiga, siapa tahu apa artinya Mo Kui Ceh Yi?"
Pek Yun Hui, Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie
tertegun, Mereka bertiga saling memandang dan menyahut
serentak. "Tidak tahu," "Adik Loan!" ujar Pek Yun Hui kemudian Tutur-kanlah cara
bagaimana engkau bertemu Bee Kun BuI"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan mengangguk lalu menutur tentang
pertemuannya dengan Co Hiong, bagaimana kematian Kim
Hun Tokouw-Lam Kiong Siu, berikut Mo Kui Ceh Yi
(Perbatasan Setan Iblis) dan lain sebagai nya.
Ketika mendengar Na Hai Peng berubah tidak waras, Pek
Yun Hui, Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie tampak
terkejut sekali Setelah Lie Ceng Loan usai menutur, mereka bertiga sama
sekali tidak bersuara, Berselang sesaat, barulah Pek Yun Hui
membuka mulut berkata pada Giok Siauw Sian Cu.
"Engkau paling berpengalaman dalam rimba per-silatan,
tahukah engkau apa artinya Mo Kui Ceh Yi?"
"Aku tidak tahu." Giok Siauw Sian Cu menggeleng kepala.
"Kedengarannya seperti nama suatu tempat, tapi tidak pernah
mendengar tentang tempat itu."
"Berdasarkan apa yang dituturkan Nona Loan tadi, kaum
pedagang itu pasti tahu jelas tentang rahasia tersebut
sayangnya pada waktu itu Nona Lie tidak bertanya pada orang
tua itu." ujar Pang Siu Wie.
Tidak apa." ujar Pek Yun Hui setelah berpikir sejenak "Ke
lima orang berbaju putih itu pasti ada hubungannya dengan
Mo Kui Ceh Yi. Kita tunggu kedatangan Kun Bu, barulah kita
mengambil suatu ke-putusan."
Giok Siauw Sian Cu, Pang Siu Wie dan Lie Ceng Loan
mengangguk Lie Ceng Loan sudah lelah sekali, maka ia
segera tidur ****** Bab ke 57 - Pertama Kali Pek Yun Hui jatuh di Bawah
Angin Keesokan harinya, begitu bangun dari tidurnya, Lie Ceng
Loan langsung ke luar untuk menunggu Bee Kun Bu, Namun
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sampai tiga hari lamanya, Bee Kun Bu belum juga datang, itu
membuat hati Lie Ceng Loan jadi resah sekali, Pek Yun Hui
pun begitu, tapi ia masih bisa berlaku tenang.
Lie Ceng Loan menunggu sehari lagi, tapi Bee Kun Bu
tetap tidak muncul Gadis itu menjadi cemas dan mulai tiada
nafsu makan. wajahnya pun tampak muram sekali
Pek Yun Hui berpikir, kalau terus begini juga tiada
gunanya. Maka pada hari ke Hma, ia berpesan pada Giok
Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie, harus menjaga di depan
gua Thian Kie. Kalau Bee Kun Bu datang, suruh dia
menunggu di dalam gua, jangan pergi ia dan Lie Ceng Loan
berdua akan pergi mencari Bee Kun Bu, paling lama setengah
bulan pasti kembali ke gua Thian Kie.
Padahal sesungguhnya, Giok Siauw Sian Cu ingin ikut
mereka, namun Pek Yun Hui telah berpesan begitu, maka ia
terpaksa menurut Keesokan harinya sebelum hari terang, Pek Yun Hui dan
Lie Ceng Loan sudah berangkat
Hati Lie Ceng Loan sama sekali tidak bisa tenang, Dalam
perjalanan ia terus-menerus bertanya pada Pek Yun Hui
"Kakak Pek! Kakak Bu tidak akan terjadi sesuatu di luar
dugaan kan?" sesungguhnya Pek Yun Hui juga tidak habis berpikir,
karena urusan tersebut sangat aneh, Ketika melihat Lie Ceng
Loan begitu gelisah, ia terpaksa menghiburnya.
"Adik Loan! Bee Kun Bu pernah mengalami kesulitan di
dalam istana Pit Sia Kiong, tapi dia toh bisa selamat Nah, kini
apa yang kau khawatirkan?"
"Mudah-mudahan begitu!" ucap Lie Ceng Loan sambil
menarik nafas panjang, "Yaah! selanjutnya aku tidak mau
berpisah dengan Kakak Bu lagi!"
"Adik Loan!" Pek Yun Hui tersenyunv "Engkau yang
bersalah dalam hal ini."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kok aku yang bersalah?" tanya Lie Ceng Loan keheranan
"Siapa suruh engkau berpisah dengan dia?" Pek Yun Hui
tersenyum Iagi." "Aku sendiri pun tidak tahu, kenapa aku tidak bisa tidak
menurut perkataannya," sahut Lie Ceng Loan dengan wajah
agak kemerah-merahan. "Adik Loan!" ujar Pek Yun Hui setelah berpikir sejenak
"Ada satu urusan yang aku sungguh tidak mengerti
"Urusan apa?" tanya Lie Ceng Loan heran. "Engkau bilang
pernah melihat di atas pintu gua di dasar telaga kering itu
terdapat tulisan Sam 2m Sian Hu?" "Benar."
"Kalau begitu, ketika engkau melihat Co Hiong, apakah dia
tampak bersikap aneh?"
"Tidak juga," jawab Lie Ceng Loan seraya berpikir,
kemudian melanjutkan "Dia cuma bilang mulai sekarang akan
mendampingi Nyonya Souw dan putrinya di kuil Yang Sim Am,
tidak mau berkecimpung di dalam rimba persilatan lagi."
"Hm!" dengus Pek Yun Hui dingin, "Kakak Pek!" Lie Ceng
Loan menatapnya heran. "Kenapa engkau mendengus?"
"Aku pikir Co Hiong yang begitu licik dan jahat, bagaimana
mungkin akan tinggal di kuil itu" Pasti ada sebab
musababnya!" "Kakak Pek, untuk sekarang ini kita tidak perlu
mempedulikannya." ujar Lie Ceng Loan. "Setelah kita ke luar
dari gunung Kwat Cong San ini, ke mana kita mencari orangorang berbaju putih itu?"
"Adik Loan!" Pek Yun Hui tersenyum getir, Terus terang,
aku pun tidak tahu harus ke mana mencari mereka, Kita ikuti
keadaan saja!" "Ya." Lie Ceng Loan mengangguk
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika hari mulai petang, mereka berdua hampir tiba di
kaki gunung Kwat Cong San. sepanjang jalan, tak hentihentinya Lie Ceng Loan menarik nafas dan berkeluh kesah.
Pek Yun Hui ingin menghiburnya, tapi pada waktu
bersamaan, dari tempat yang tidak begitu jauh di depan,
terdengar suara jeritan yang memilukan
Begitu mendengar suara jeritan itu, Pek Yun Hui dan Lie
Ceng Loan tertegun, lalu bersama melesat ke tempat itu.
Ketika mereka melesat, masih terdengar suara jeritan itu
malahan semakin dekat Tak seberapa lama kemudian, mereka melihat seseorang
berlari-lari sambil menjerit, lengan kanannya telah kutung dan
masih mengucurkan darah. "Hah!" teriak Lie Ceng Loan dan seketika berdiri mematung
di tempat ini bukan karena ketakutan, melainkan merasa tidak tega
menyaksikan keadaan orang itu.
Orang itu berlari ke hadapan Pek Yun Hui dan Lie Ceng
Loan, Dalam jarak dua depaan mendadak orang itu terkulai
"Nona Pek! Cepat., cepat..." ucapnya terputus, Kepalanya
terkulai dan tidak bergerak lagi.
Melihat wajah orang itu, Pek Yun Hui langsung
mengenalnya. Oleh karena itu, mereka berdua segera mendekati orang
itu, Siapa orang itu" Tidak lain Gin Tie Suseng-Kim Eng
Hauw. Setelah mengetahui orang itu Gin Tie Suseng, Pek Yun
Hui pun tahu ada urusan yang tidak beres. Sebab Gin Tie
Suseng tadi kelihatan ingin menyampaikan se-suatu, namun
cuma mengucapkan "Cepat" saja.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kepandaian Gin Tie Suseng tidak rendah, namun kini
sekujur badannya telah terluka parah, Da-pat dibayangkan
betapa sadisnya orang yang melukainya.
"Kakak Pek, apakah dia... dia akan mati?" tanya Lie Ceng
Loan cemas. Pek Yun Hui segera meraba hidung Gin Tie Suseng,
Ternyata masih ada sedikit nafas, dan Pek Yun Hui pun
berkata. "Dia belum mati, adik Loan! Menolong orang jauh lebih
penting, Kita harus segera memapahnya ke gua Thian Kie!"
Padahal Lie Ceng Loan ingin cepat-cepat pergi mencari
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Bee Kun Bu. Namun ketika melihat keadaan Gin Tie Suseng
begitu parah, ia merasa tidak tega dan harus segera
menyelamatkan nyawanya. "Baik." Lie Ceng Loan mengangguk
Mereka segera membuat sebuah usungan dari dahan
pohon, kemudian membawa Gin Tie Suseng dengan usungan
itu. sepanjang jaian, Gin Tie Suseng sama sekali tidak
bergerak Darahnya masih mengucur di sekujur tubuh-nya.
Walau sedang menggotong, Pek Yun Hui masih terus
memeriksa nafasnya, Kian lama nafas Gin Tie Suseng kian
lemah, itu membuat mereka berdua harus mengerahkan
ginkang agar lekas-lekas sampai di gua Thian Kie.
Tak seberapa lama kemudian, mereka sudah sampai di
depan gua Thian Kie. Kebetulan Giok Siauw Sian Cu dan
Pang Siu Wie berada di situ, Ketika melihat Pek Yun Hui dan
Lie Ceng Loan menggotong seseorang yang berlumuran
darah, mereka terkejut "Apakah.... Kun Bu terluka?" tanya Giok Siauw Sian Cu
dengan wajah memucat KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Bukan," sahut Pek Yun Hui.
Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie menarik nafas lega.
Kemudian Giok Siauw Sian Cu bertanya.
"Siapa orang itu?"
Pek Yun Hui tidak menyahut, sebab Giok Siauw Sian Cu
sudah melihat orang yang ada di dalam usungan itu, dan
seketika juga wajahnya berubah pucat.
Giok Siauw Sian Cu dan Gin Tie Suseng pernah bersama
meniup suling di dalam penjara istana Pit Sia Kiong. Bahkan
ketika mau berpisah, Gin Tie Suseng masih mengundang Giok
Siauw Sian Cu pesiar ke gunung Tay Pah San. itu pertanda
Gin Tie Suseng telah jatuh hati padanya.
Akan tetapi kini Gin Tie Suseng terbujur di dalam usungan
dengan sekujur badan berlumuran darah, Be-tapa dukanya
hati Giok Siauw Sian Cu. ia segera mendekati Gin Tie Suseng
lalu meraba hidungnya, ternyata masih ada sedikit nafas, itu
cukup melegakan hati Giok Siauw Sian Cu.
"Nona Pek, bagaimana kalian bertemu dia?" tanya Giok
Siauw Sian Cu. Pek Yun Hui memberitahukan, kemudian memandang
Giok Siauw Sian Cu seraya bertanya.
"Engkau bersedia mengobatinya dan mau menjaga-nya?"
pertanyaan itu membuat wajah Giok Siauw Sian Cu
langsung memerah, sebab kalau mengobati Gin Tie Su-seng,
otomatis harus membuka semua pakaiannya.
"Giok Siauw Sian Cu!" Pek Yun Hui tersenyum "Di gunung
Taysan dia telah menaruh perhatian padamu, LagipuIa
engkau wanita rimba persitatan, jadi tidak usah banyak
peradaban!" "Baik-" Giok Siauw Sian Cu mengangguk "Aku bersedia
mengobatinya dan menjaganya."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Usai berkata begitu, Giok Siauw Sian Cu segera
menggendong Gin Tie Suseng ke dalam salah sebuah ruang
di gua Thian Kie, tidak pedu!i sekujur badan Gin Tie Suseng
berlumuran "Adik Loan!" Pek Yun Hui mengarah padanya, "Dia tadi
kelihatan ingin menyampaikan sesuatu, Bagaimana kalau kita
tanya setelah dia siuman?"
"Baik," Lie Ceng Loan mengangguk
Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan masuk ke dalam gua
Thian Kie. Mereka menunggu di luar ruang itu. Berselang
beberapa saat kemudian, tampak Giok Siauw Sian Cu
berjalan ke luar dari ruang itu.
"Bagaimana keadaan Gin Tie Suseng?" tanya Pek Yun
Hui. "Di badannya terdapat delapan luka bekas tusukan pedang
dan golok," jawab Giok Siauw Sian Cu sambil mengerutkan
kening, "Aaaakh! Bagaimana cara dia dapat meloloskan diri?"
"Pernahkah dia siuman?" tanya Lie Ceng Loan.
Tidak." Giok Siauw Sian Cu menggelengkan kepala, "Aku
telah mengobati luka-lukanya, bahkan telah memasukkan obat
ke dalam mulutnya Nafasnya sudah normal, tapi dia masih
belum siuman. "Apakah dia sama sekali tidak bersuara?" tanya Pek Yun
Hui. "Pernah bersuara." Giok Siauw Sian Cu memberitahukan
"Dia mengucapkan "Cepat" saja."
"Mari kita ke dalam menengoknya!" ajak Pek Yun Hui.
Mereka bertiga masuk ke dalam ruang itu, sedangkan
Pang Siu Wie menjaga di luar gua.
Tampak Gin Tie Suseng berbaring di atas batu. wajahnya
kelihatan tenang tapi masih pucat pias.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mereka bertiga mendekatinya, Pek Yun Hui memeriksa
nadinya lalu lama ia berkata.
"Lukanya sudah tidak masalah, tapi sementara ini masih
belum bisa siuman," "Kalau begitu kita harus bagaimana?" Lie Ceng Loan
tampak gugup. "Kalau dia ada suatu urusan penting...."
Ucapan Lie Ceng Loan terputus, karena tiba-tiba terdengar
suara bentakan di luar gua.
"Siapa itu" Cepat berhenti!" Yang membentak Pang Siu
Wie, yang menjaga di situ.
Pek Yun Hui, Giok Siauw Sian Cu dan Lie Ceng Loan
tertegun ketika mendengar suara bentakan itu.
"Giok Siauw Sian Cu!" pesan Pek Yun Hui. "Engkau tidak
boleh meninggalkan Gin Tie Suseng, Adik Loan, mari kita ke
luar melihat-lihat!"
Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan melesat ke luar. Mereka
melihat Pang Siu Wie tetap menjaga di luar gua, kelihatan
bersiap-siap menghadapi musuh.
Beberapa depa di depan, tampak berdiri seorang
berpakaian putih. wajahnya memakai kedok kulit manusia
yang menyerupai muka setan iblis bertaring pan-jang.
Begitu melihat orang berbaju putih itu, Pek Yun Hui dan Lie
Ceng Loan sudah tahu bahwa orang itu berkepandaian tinggi,
Pek Yun Hui maju beberapa langkah, dan Pang Siu Wie
segera mendekatinya dan berbisik
"Gerakan orang itu amat cepat, tapi setelah kubentak dia
pun berdiri diam. Entah dia berasal dari golongan mana?"
"Engkau mundur du!u!" bisik Pek Yun Hui juga. "Engkau
dan Lie Ceng Loan menjaga di depan gua berjaga-jaga kalau
ada orang menerobos ke dalam Biar aku yang menghadapi
orang itu." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pang Siu Wie mengangguk, lalu mundur ke sisi Lie Ceng
Loan. Setelah mereka berdua berdiri di depan gua, Pek Yun
Hui maju ke hadapan orang berbaju putih seraya bertanya
lantang. "Anda siapa" Ada urusan apa Anda ke mari?" Orang
berbaju putih tampak sungkan sekali, ia segera menjura
seraya menjawab dengan sopan
"Maaf! Siapa aku, Nona tidak perlu tanyai Aku ke mari
cuma menginginkan seseorang!"
Pek Yun Hui melihat sepasang mata orang berbaju putih
itu menyorot tajam sekali, pertanda memiliki Lwee-kang yang
amat dalam Maka ia pun segera mengerahkan Toa Pan Yok
Cin Khi (Hawa Murni Tenaga Sakti) untuk melindungi diri.
"Penghuni gua Thian Kie tidak begitu banyak, entah Anda
menginginkan siapa?" tanya Pek Yun Hui. sesungguhnya ia
sudah tahu bahwa yang dimaksudkan orang itu, tentu Gin Tie
Suseng. "Dia murid dari kuil Ceh Yun Si di gunung Tay Pah San,
namanya Kim Eng Hauw! Dia telah terluka di luar gunung
Kwat Cong San, namun kami tidak menemukan nya. Nona
yang telah meno!ongnya! Harap Nona menyerahkannya pada
kami!" sahut orang berbaju putih memberitahukan
"Oh?" Pek Yun Hui tertawa panjang, Tidak salah, memang
kami yang menotongnya. Bagaimana mungkin begitu
gampang engkau menginginkannya" jangan bermimpi di siang
hari bolong!" "He he he!" Orang berbaju putih itu tertawa terkekeh "Nona
mencetuskan omongan besar, bolehkah aku tahu siapa
Nona?" Orang berbaju putih itu ke mari menginginkan Gin Tie
Suseng-Kim Eng Hauw. Tentunya tidak terhindar dari suatu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
pertarungan Maka Pek Yun Hui maju selangkah seraya
menyahut "Aku Pek Yun Hui!"
"Oh! Ternyata engkau Pek Yun Hui, yang telah
menggemparkan rimba persilatan Tionggoan! Namun aku
harus menasihatimu, jangan memaksakan diri untuk
mencampuri urusan ini!"
"Jangan omong kosong di sini!" bentak Pek Yun Hui.
"Engkau tuh apa" Berani banyak omong di sini!"
"Ha ha!" Orang berbaju putih tertawa aneh, "Nona Pek,
kalau engkau tidak mau menyerahkan Kim Eng Hauw, aku
akan menerjang ke dalam gua!"
"Oh?" Pek Yun Hui tertawa dingin "Kalau begitu, engkau
boleh coba!" "Baik!" Orang berbaju putih mengangguk, "Hati-hatilah
Nona Pek!" Usai berkata begitu, orang berbaju putih melesat ke arah
Pek Yun Hui sambil menyerang.
Pek Yun Hui memang sudah siap, maka begitu melihat
bayangan putih berkelebat ia langsung melancarkan sebuah
pukulan Plak! Terdengar suara benturan Ternyata Pek Yun Hui dan
orang berbaju putih telah mengadu sebuah pukulan.
Pek Yun Hui tetap berdiri di tempat tak bergeming sama
sekali, sedangkan orang berbaju putih terdorong mundur
beberapa langkah, barulah bisa berdiri tegak.
Setelah mengadu pukulan, Pek Yun Hui juga merasa
terkejut akan kehebatan Lweekang orang berbaju putih.
"Cuma berkepandaian segitu sudah berani mengacau di
sini?" ujar Pang Siu Wie dingin.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Orang berbaju putih memandang ke arah Pang Siu Wie,
kemudian mengarah pada Pek Yun Hui seraya berkata.
"Nona berkepandaian tinggi, aku kagum padamu!"
Ketika mendengar orang berbaju putih berkata be-gitu, Pek
Yun Hui mengira orang berbaju putih itu ingin pergi, maka
segera membentak "Jangan kabur!"
"Ha ha!" Orang berbaju putih tertawa gelak, "Nona Pek
sedang omong bergurau, Aku belum mengatakan apa pun,
kok Nona Pek sudah mengira aku mau kabur" Aku memang
bukan tandingan Nona, namun tentu ada yang berkepandaian
tinggi akan menerjang ke dalam gua Thian Kie!"
Orang berbaju putih menyurut mundur beberapa depa,
kemudian bersiul panjang, seketika juga tampak berkelebat
tiga sosok bayangan ke tempat itu. Salah satu bayangan itu
bergerak cepat sekali laksana kilat, dan dalam waktu sekejap
sudah sampai di situ. Ke tiga orang itu juga berpakaian putih dan memakai
kedok setan iblis, Orang yang sampai duluan itu berbadan
tinggi besar. Pek Yun Hui sudah tahu, bahwa Gingkang orang itu telah
mencapai tingkat yang amat tinggi, Tentunya sangat
mengejutkannya. Orang berbaju putih yang beradu pukulan dengan Pek Yun
Hui, segera menghampiri orang baju putih yang tinggi besar,
lalu menepuk-nepuk bahunya seraya berkata dengan nada
aneh. "Di dalam gua itu ada seseorang yang terluka parah,
cepatlah engkau menerjang ke dalam dan bawa orang itu ke
luar!" "Ack!" Orang baju putih yang tinggi besar mengeluarkan
suara di tenggorokan seakan menyahut, kemudian melangkah
ke arah Pek Yun Hui. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika melihat langkah orang itu, terkejutlah Pek Yun Hui,
sebab sangat mirip Nai Hai Peng.
"Berhenti!" bentak Pek Yun Hui.
Orang berbaju putih itu tidak mendengar sama sekali, dan
terus melangkah Pek Yun Hui mengerutkan kening,
bagaimana mungkin ia membiarkan orang berbaju putih itu
memasuki gua Thian Kie" Karena itu, ia langsung
melancarkan sebuah pukulan ke arah orang baju putih itu,
sedangkan orang berbaju putih itu pun melancarkan sebuah
pukulan pula. Ketika menyaksikan pukulan orang itu, terkejutlah Pek Yun
Hui dan air mukanya pun berubah, Secepat kilat ia meloncat
ke samping beberapa depa, kemudian bertanya dengan nada
kaget "Si... siapa engkau?"
Orang berbaju putih itu kelihatan tidak mendengarkan
pertanyaan Pek Yun Hui. sedangkan pukulannya mengarah
pada sebuah batu besar. Bum! Terdengar suara ledakan dahsyat, dan batu besar itu
telah hancur Kalau Pek Yun Hui tidak berkelit ke samping, tentu ia
sudah celaka, Lie Ceng Loan dan Pang Siu Wie menyaksikan
keadaan itu. Mereka tahu Pek Yun Hui bukan lawan orang
berbaju putih itu. Pang Siu Wie yang lebih berpengalaman segera menarik
Lie Ceng Loan ke dalam gua. Pada saat itu Pek Yun Hui dan
orang berbaju putih kembali mengadu pukulan.
Bum! Pek Yun Hui terdorong, wajahnya menjadi pucat
pias. "Nona Pek!" seru Pang Siu Wie. "Cepat masuk gua!"
Saat ini, Pek Yun Hui sudah tahu bahwa Lweekang orang
berbaju putih itu lebih tinggi dari padanya, LagipuIa ada satu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
hal yang membuatnya tidak habis berpikir dan merasa sangat
terkejut Maka ketika mendengar seruan Pang Siu Wie, ia
langsung melesat ke dalam gua.
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Blam! Pang Siu Wie yang telah siap itu segera menutup
pintu gua. Baru saja pintu gua itu tertutup, mendadak terdengar suara
"Bum! Bum" yang amat dahsyat di pintu gua itu. Untung pintu
gua itu sangat tebal, maka tidak bisa dihancurkan dengan
tenaga dalam. Pek Yun Hui mengintip ke luar dari sebuah lubang rahasia,
Tampak orang berbaju putih itu sedang menghantam pintu
gua dengan pukulan. "Kita semua harus mundur ke dalam lagi!" ujar Pek Yun
Hui. "Pintu ke dua dan ke tiga juga harus ditutupi
Sejak mengenal Pek Yun Hui, Lie Ceng Loan tahu bahwa
Pek Yun Hui berkepandaian amat tinggi tiada tanding, Namun
kini hanya beradu satu pukulan dengan orang berbaju putih
itu, Pek Yun Hui sudah jatuh di bawah angin, Maka Lie Ceng
Loan sangat terkejut "Kakak Pek, siapa orang itu" Dia kok begitu lihay?"
tanyanya. Pek Yun Hui tidak menyahut, melainkan menariknya ke
dalam, Di dalam gua itu memang masih terdapat dua buah
pintu, yang selama ini tidak pernah ditutup, Namun kini
menghadapi musuh yang begitu tangguh, ke dua pintu itu pun
segera ditutup. "Musuh tangguh mana yang ke mari?" tanya Giok Siauw
Sian Cu. "Beberapa orang berbaju putih yang tidak jelas
identitasnya," sahut Pang Siu Wie.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Hah?" Giok Siauw Sian Cu terkejut "Nona Pek... jatuh di
bawah angin?" "Ya." Pang Siu Wie mengangguk
Tidak tahu siapa musuh tangguh itu?" Giok Siauw Sian Cu
terperanjat Pek Yun Hui mengibaskan tangannya, agar mereka jangan
berbicara lagi, lalu duduk di atas sebuah batu dan berpikir
dengan kening berkerut-kerut Lama sekali barulah ia menarik
nafas panjang, Setelah Pek Yun Hui menarik nafas panjang,
Lie Ceng Loan bertanya. "Kakak Pek sedang memikirkan apa?"
"Adik Loan! Menurutmu orang berbaju putih yang tinggi
besar itu mirip siapa?" Pek Yun Hui balik bertanya.
"Kalau orang itu memakai jubah biru, aku pasti
menganggapnya Paman Na." jawab Lie Ceng Loan.
"ltu bagaimana mungkin!" sela Giok Siauw Sian Cu.
"Ketika aku melihat orang berbaju putih tinggi besar itu,
aku pun berpikir begitu, Namun aku masih ragu dan
mentertawakan diri sendiri lantaran berpikir begitu, Ke-tika
orang berbaju putih tinggi besar melancarkan pu-kulan,
ternyata memakai ilmu silat dari kitab Kui Goan Pit Cek."
"Hah?" Pang Siu Wie terkejut "Maka Nona langsung
menarik pukulan yang telah dilancarkan itu?"
"Ya." Pek Yun Hui mengangguk "Karena itu, aku cepatcepat berkelit ke samping. Namun dia terus mendesakku
dengan pukulan, maka aku terpaksa membalas dengan
pukulan pula, sehingga pukulan kami beradu. ilmu Toa Pan
Yok Sin Kangnya masih diatasku, Selain Na Siao Tiap, aku
berani bilang hanya guru yang memiliki ilmu itu."
"Maksud Kakak Pek orang berbaju putih itu Paman Na?"
tanya Lie Ceng Loan cemas.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aku masih tidak berani memastikannya." sahut Pek Yun
Hui. Mereka semua tampak tertegun dan tenggelam dalam
keheranan, karena urusan itu memang aneh sekali
Setelah mereka mundur ke ruang dalam, terdengar lagi
suara "Bum" di luar gua. Tentunya orang berbaju putih itu
masih terus menghantam pintu gua dengan pukulan yang
amat dahsyat Berselang beberapa saat kemudian, tak terdengar suara
apa-apa lagi, dan suasana di luar gua menjadi sunyi
"Aku akan ke luar melihat-lihat sebentar," ujar Pek Yun
Hui. "Kakak Pek bukan lawan orang itu, aku ikut" sela Lie Ceng
Loan. "Aku tidak ke luar dari gua, hanya ingin mengintip dari
lubang rahasia," sahut Pek Yun Hui memberitahukan
"Kakak Pek!" ujar Lie Ceng Loan setelah berpikir sejenak
"Aku ikut bersamamu, agar kalau Kakak Bu datang kita dapat
menyambutnya bersama-sama."
"Baiklah." sahut Pek Yun Hui.
Mereka berdua berjalan ke luar Namun begitu sampai di
pintu ke dua dan baru mau membuka pintu itu, tiba-tiba
mereka mendengar suara seruan di luar gua.
"Kalian tidak mungkin selamanya di dalam! Lebih baik
kalian serahkan orang itu, jadi kalian masih bisa selamat untuk
sementara waktu!" Pek Yun Hui mengintip ke luar melalui sebuah lubang
rahasia, Tampak beberapa orang berbaju putih berdiri di
depan gua, sedangkan orang berbaju putih tinggi besar berdiri
mematung di tempat Pek Yun Hui merasa cemas sekali, sebab persediaan
makanan di dalam gua tidak begitu banyak Apabila mereka
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
terus menunggu di luar gua, otomatis yang di dalam gua akan
kehabisan makanan LagipuIa Bee Kun Bu bukan orang yang suka ingkar janji,
Dia pasti datang menemui Lie Ceng Loan, Kalau dia datang
dalam beberapa hari ini, bukankah akan bertemu orang-orang
berbaju putih" Pek Yun Hui terus berpikir Setelah itu ia mundur dari
tempat tersebut Giliran Lie Ceng Loan mengintip ke luar ia
melihat orang-orang berbaju putih sedang asyik menyantap
ayam panggang dan makanan lainnya, Mungkin mereka telah
mengambil keputusan untuk terus menunggu di situ.
Lie Ceng Loan juga mempunyai pikiran sama seperti Pek
Yun Hui, Dalam beberapa hari ini, Bee Kun Bu pasti datang.
"Memang bagus sekali kalian menunggu di luar!" seru Pek
Yun Hui mendadak sekeras-kerasnya, "Jadi kami punya
kesempatan untuk mengobati Kim Eng Hauw sampai sembuh!
Kalian begitu mendesak menginginkan-nya, sebetulnya
karena apa?" "Kalau kalian tidak menyerahkan Kim Eng Hauw sekarang,
tetapi malah menunggu setelah lukanya sembuh, mungkin
kalian pun tidak akan bisa meloloskan diri!" sahut salah
seorang berbaju putih. Mendengar itu, Pek Yun Hui menduga, tentu Kim Eng
Hauw mengetahui suatu rahasia mereka, maka mereka ingin
membunuhnya untuk menutup mulut seandainya Kim Eng
Hauw sembuh, otomatis akan membeberkan rahasia tersebut
sehingga orang-orang berbaju putih itu tidak akan melepaskan
mereka semua, Di saat Pek Yun Hui sedang berpikir, tiba-tiba
terdengar suara seruan Pang Siu Wie dari dalam gua.
"Nona Pek cepat ke mari!"
"Ada apa?" tanya Pek Yun Hui sambil menoleh.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kim Eng Hauw sudah siuman, dia ingin bicara dengan
Nona." sahut Pang Siu Wie memberitahukan
"Kami segera ke dalam." ujar Pek Yun Hui lalu berkata
pada Lie Ceng Loan, "Adik Loan, mari kita ke dalam!"
Pek Yun Hui langsung menarik Lie Ceng Loan ke dalam,
namun Lie Ceng Loan tidak mau.
"Aku mau di sini menunggu Kakak Bu." katanya.
"Adik Loan,.,." Pek Yun Hui tertegun "Kalau Bee Kun Bu
datang, bagaimana engkau ?"
"Aku,., aku akan ke luar menyambutnya," jawab Pek Yun
Hui. justru ini yang dikhawatirkan Pek Yun Hui, Ke-mudian ia
berpikir tidak mungkin begitu kebetulan Bee Kun Bu akan ke
mari di saat ini. "Baik," Pek Yun Hui mengangguk Tapi kalau Bee Kun Bu
ke mari, engkau tidak boleh membuka pintu gua,"
"Aku tahu, musuh berkepandaian begitu tinggi, kita semua
bukan lawannya." sahut Lie Ceng Loan.
Setelah Lie Ceng Loan menyahut begitu, barulah Pek Yun
Hui melesat ke dalam, sedangkan Lie Ceng Loan masih tetap
mengintip ke luar melalui lubang rahasia itu.
Ia melihat beberapa orang berbaju putih sedang berkasakkusuk, kelihatannya mereka merundingkan sesuatu Namun
orang berbaju putih yang mirip Na Hai Peng masih tetap
berdiri tak bergerak ia sama sekali tidak mempedulikan
keadaan di sekitarnya. Lie Ceng Loan tidak tahu apa yang mereka rundingkan
Mendadak orang-orang berbaju putih itu bangkit berdiri sambil
memandang ke depan Lie Ceng Loan juga memandang ke
sana, Tampak seseorang sedang menuju tempat itu. Orang itu
ternyata Bee Kun Bu, yang sedang ditunggu Lie Ceng Loan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dalam beberapa hari ini, sungguh rindu gadis itu pada Bee
Kun Bu, sehingga tiada nafsu makan dan tidak bisa tidun Kini
ia melihat kemunculan Bee Kun Bu. Maka tidak heran kalau
perasaannya menjadi girang, gugup, panik dan cemas.
sementara orang-orang berbaju putih itu segera
bersembunyi Orang baju putih yang mirip Na Hai Peng juga
ditarik untuk bersembunyi
Saat ini, di depan gua Thian Kie sama sekali tidak tampak
siapa pun, Lie Ceng Loan tahu, mereka sedang menunggu
kedatangan Bee Kun Bu. sementara Bee Kun Bu terus menuju
ke situ. Kelihatan ia tidak menyadari akan bahaya sedang
mengancam dirinya. Tak lama kemudian, Bee Kun Bu sudah makin mendekat
Lie Ceng Loan bisa melihat wajahnya yang tampak gelisah,
Gadis itu berpikir, kalau saat ini ia tidak bersuara, Bee Kun Bu
pasti celaka, Tapi kalaupun ia berteriak, bagaimana mungkin
Bee Kun Bu dapat mendengarnya"
Oleh karena itu, demi menyelamatkan Bee Kun Bu, Lie
Ceng Loan sudah tidak bisa berpikir panjang lagi. ia segera
mengangkat palang pintu gua, sekaligus membuka sedikit
pintu gua itu, lalu secepatnya melesat ke luar ke arah Bee Kun
Bu seraya berteriak "Kakak Bu, jangan maju!"
Suara seruan Lie Ceng Loan membuat Bee Kun Bu
tertegun, lalu bertanya dengan heran
"Kenapa?" "Ada mu...." Sebelum Lie Ceng Loan mengucapkan "Suh",
sudah tampak dua orang berbaju putih melesat ke arah Bee
Kun Bu dari balik sebuah batu bosan
Bee Kun Bu langsung menghunus pedangnya, dan
terjadilah pertarungan Pada waktu bersamaan, berkelebat
pula dua sosok bayangan ke arah Lie Ceng Loan, dan
sekaligus menyerangnya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan terpaksa menyambut serangan-se-rangan
itu dengan tangan kosong, sehingga tidak sempat
memandang ke arah Bee Kun Bu.
"Adik Loan, Kakak Pek tidak ada ya?" tanya Bee Kun Bu
dan menambahkan, "Kalau dia ada, mereka semua bukan
tandingannya!" "Musuh amat tangguh, kami semua bukan lawannya!"
sahut Lie Ceng Loan. "Apa?" Bee Kun Bu terkejut "Engkau bilang apa?"
"Kakak Pek ada, tapi dia juga bukan lawan musuh tangguh
itu!" Lie Ceng Loan memberitahukan
Di saat mereka berdua sedang bereakap-cakap, tampak
dua orang melesat ke arah mereka. Salah seorang adalah
yang mirip Na Hai Peng. "Cepat pergi!" ujar orang berbaju putih yang menarik orang
berbaju putih yang mirip Na Hai Peng itu sambil menepuk
bahunya. Saat ini, pintu gua itu terbuka sedikit Ketika mendengar
orang berbaju putih itu mengatakan begitu, wajah Lie Ceng
Loan langsung berubah pucat sedangkan orang berbaju putih
tinggi besar telah melesat ke arah pintu gua. Karena demi
menyelamatkan Bee Kun Bu, maka Lie Ceng Loan membuka
sedikit pintu gua itu, sama sekali tidak berpikir kalau orang
baju putih itu akan menerjang ke sana.
Dapat dibayangkan, betapa gugup dan cemasnya hati Lie
Ceng Loan, ia langsung menyerang ke dua lawannya dengan
jurus-jurus yang lihay, kemudian mendadak melesat ke arah
pintu gua. Walau Lie Ceng Loan melesat begitu cepat, tapi gerakan
orang berbaju putih tinggi besar itu jauh lebih cepat, bahkan
telah masuk ke dalam gua.
"Kakak Pek!" teriak Lie Ceng Loan sekeras-keras-nya.
"Cepat tutup pintu batu! Musuh sudah menerjang ke dalam!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Suara teriakan Lie Ceng Loan nyaring sekali, sehingga
membuat orang berbaju putih tinggi besar melancarkan
sebuah pukulan ke belakang, seketika juga Lie Ceng Loan
terpental ke luar bagaikan layang-layang putus.
Ketika badannya terpental, ia segera menghimpun hawa
murninya sambil memandang ke arah Bee Kun Bu. Tampak
Bee Kun Bu berada diatas angin bertarung dengan ke dua
orang berbaju putih. Namun di saat bersamaan, salah seorang berbaju putih
mengayunkan senjata yang berbentuk aneh ke arah Lie Ceng
Loan. Begitu melihat serangan itu, Lie Ceng Loan segera
menghunus pedangnya. Ketika badannya melayang turun, Lie Ceng Loan
mendengar suara "Bum! Bum" di dalam gua, sepertinya suara
pintu batu ke dua di dalam gua, Maka ia menarik nafas lega.
Tepat di saat itu pula senjata berbentuk aneh mengarah
pada dirinya dan mengeluarkan suara aneh, Lie Ceng Loan
tahu kalau orang berbaju putih itu berkepandaian tinggi, sebab
ia sama sekali tidak terluka ketika beradu pukulan dengan Pek
Yun Hui. Segeralah Lie Ceng Loan mengeluarkan jurus Chun Yun
Cak Can (Awan Musim Semi Mulai Mengembang) untuk
menangkis senjata aneh itu.
Trang! Terdengar suara benturan senjata, bunga api pun
berpijak Setelah menangkis senjata aneh itu, sepasang kaki Lie
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ceng Loan menginjak tanah, namun nyaris terjatuh
Sedangkan orang berbaju putih itu menyerang lagi,
Guguplah Lie Ceng Loan dan mendengar suara seruan Bee
Kun Bu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ngo Heng Mie Cong Pu (llmu Langkah Ajaib)!"
Lie Ceng Loan segera mengerahkan ilmu tersebut, maka
dirinya ter!uput dari serangan orang berbaju putih itu, Walau
demikian tak urung keringat dinginnya mengucur
"He he!" Orang berbaju putih itu tertawa aneh, "Bagus
sekali! Engkau masih bisa menghindar di bawah senjata
anehku! Coba lihat bisa menghindar berapa lama!"
"Pasti kusambut seranganmu!" sahut Lie Ceng Loan, lalu
bersiul panjangsambil mengerahkan ilmu pedangnya, seketika
tampak pedangnya berkelebatan, sehingga yang tampak
hanya sinar putih, tidak tampak orangnya.
Pada waktu bersamaan, Bee Kun Bu telah berhasil
mengalahkan ke dua lawan nya. Kemudian secepat kilat ia
melesat ke arah Lie Ceng Loan dan langsung menyerang
orang baju putih itu dengan ilmu pedang Hun Kong Kiam Hoat,
yakni Tui Hun Cap Ji Kiam (Dua Belas jurus Mengejar Setan).
Kacaulah orang baju putih itu, sehingga dirinya nyaris
tertusuk pedang Lie Ceng Loan.
Kini Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan menyatukan diri
menyerang orang baju putih, sehingga membuat orang baju
putih itu terdesak "Adik Loan!" Bee Kun Bu memanfaatkan kesempatan ini
untuk bertanya pada Lie Ceng Loan, "Apakah musuh berada
di sini semua " Kenapa kalian tidak bisa melawan mereka "M
"Masih ada satu orang yang telah menerjang ke dalam
gua!" Lie Ceng Loan memberitahukan
"Oh?" Bee Kun Bu terkejut "Siapa mereka itu dan di mana
guru-guru kita?" "Guru dan Supek telah mereka tangkap!" sahut Lie Ceng
Loan dan nyaris menangis.
Bee Kun Bu terkejut bukan main, sehingga gerakan
pedangnya jadi lamban, Kesempatan ini tidak disia-siakan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
oleh orang berbaju putih itu. ia langsung melesat pergi dan
bersiul panjang. Bee Kun Bu tidak mengejarnya, melainkan bertanya pada
Lie Ceng Loan yang sedang terisak-isak.
"Bagaimana guru bisa ditangkap mereka?"
"Kakak Bu...." Lie Ceng Loan menarik nafas, ia tahu Bee
Kun Bu pasti mempersalahkannya. "Panjang sekali kalau
dituturkan, maka lebih baik kita melawan musuh dulu!"
Bee Kun Bu masih ingin mengucapkan sesuatu, namun
terdengar lagi siulan panjang orang berbaju putih, Mendadak
tampak sosok bayangan melesat ke luar dari dalam gua ke
arah orang baju putih itu, Begitu melihat orang berbaju putih
tinggi besar itu, terkejutlah Lie Ceng Loan.
"Hati-hati Kakak Bu!" Lie Ceng Loan segera
memb Setan Harpa 16 Hartanya Penghianat Serial Oey Eng Si Burung Kenari Karya Xiao Ping Bara Dendam Menuntut Balas 2
Yun Hui melampiaskan kegusaran dalam hatinya.
Akan tetapi, Na Siao Tiap dan Pek Yun Hui menggunakan
ilmu To Im Cih Yang (Menyambut Dengan Keras Mendorong
Dengan Lunak), Dengan ilmu tersebut mereka berdua berhasil
memindahkan api yang berkobar-kobar itu untuk membakar
dinding di dalam ruang tersebut Tentang ini telah diceritakan
di atas. Berselang beberapa saat kemudian, Kim Hun Tokouw
kembali ke kamar itu lagi dengan suatu rencana busuk. Begitu
memasuki kamar itu, ia tertawa dan ber-kata.
"Ha ha! Kun Bu, Lie Ceng Loan sudah ke mari."
"Dia berada di mana?" tanya Bee Kun Bu cepat
"Kenapa engkau begitu menaruh perhatian pada-nya?"
Kim Hun Tokouw tertawa dingin, "Dia memang telah mencintai
Co Hiong, maka tidak mau denganmu lagi."
"Tuduhan yang keji!" Wajah Bee Kun Bu merah padam
saking gusarnya. "Tuduhan keji?" Kim Hun Tokouw tertawa, "Dia yang
mengatakan begitu Iho!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu tertegun, sebab Kim Hun Tokouw tampak
begitu serius. Berselang sesaat mendadak Bee Kun Bu
berteriak "ltu tidak mungkin sama sekali!"
"Jangan emosi!" Kim Hun Tokouw tersenyum, "Seandainya
dia mengatakan begitu atau menulis surat menyatakan begitu
pula, lalu bagaimana engkau?"
"Seandainya memang begitu, engkau menghendaki aku
bagaimana, aku pasti menurut saja," sahut Bee Kun Bu.
"Sungguh?" Wajah Kim Hun Tokouw berseri
"Aku tidak pernah bohong!" sahut Bee Kun Bu tegas.
"Baik." Kim Hun Tokouw manggut-manggut, ia
membalikkan badannya meninggalkan kamar itu.
Dengan wajah cerah ceria ia memasuki ruang kaca, lalu
menyiapkan sebuah tungku dan mengambil pakaian Bee Kun
Bu. Setelah itu ia pun mengambil sebuah boneka kayu,
Pakaian Bee Kun Bu dipakaikan pada boneka kayu itu, Wajah
boneka kayu itu pun dirias mirip wajah Bee Kun Bu, kemudian
digantung di atas tungku yang telah dinyalakan.
Setelah beres, Kim Hun Tokouw membawa Lie Ceng Loan
ke sebuah ruang yang dapat melihat ruang kaca itu, sekaligus
memaksanya untuk mengucapkan beberapa patah kata.
Ternyata Bee Kun Bu yang dilihat Lie Ceng Loan cuma
sebuah boneka kayu, Akan tetapi, walau Kim Hun Tokouw
terus mendesak Lie Ceng Loan untuk mengatakan tidak cinta
pada Bee Kun Bu, gadis itu tetap tidak mau mengucapkannya.
Akhirnya saking gusarnya, Kim Hun Tokouw menyuruh
murid-muridnya membakar boneka kayu itu, Maka Lie Ceng
Loan mengira Bee Kun Bu telah mati dibakar
Kim Hun Tokouw amat penasaran ia menuju sebuah
ruangan yang terdapat sebuah lubang rahasia, Dari lubang itu
ia mengintip ke dalam kamarnya sendiri ia melihat Bee Kun Bu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
berjalan mondar-mandir sambil bergumam dengan wajah
gusar. "Omong kosong! Semua itu omong kosong!"
Setelah mendengar gumaman itu, kening Kim Hun Tokouw
berkerut ia tahu bahwa Bee Kun Bu kini sudah pulih, Bee Kun
Bu berada di dalam kamar itu, siapa pun tidak mengetahuinya,
harus meracuninya agar tidak bersiaga seperti orang biasa,
bukankah dia tidak bisa kabur dan berkeras hati lagi" Pikir
Kim Hun Tokouw. Semakin mengintip, cintanya terhadap Bee Kun Bu
semakin menggebu-gebu, ia lalu menekan sebuah tombol
seketika juga nampak asap kuning menyembur ke luar dari
sudut-sudut kamar. Bee Kun Bu yang ada di dalam kamar terkejut bukan main.
ia segeralah mengibaskan lengan bajunya ke arah asap
kuning itu, Namun bagaimana mungkin dapat menghalau asap
kuning itu dengan kibasan lengan bajunya" Sebab tiada
jendela di situ, lagi pula asap kuning itu makin banyak
memenuhi kamar tersebut Lama kelamaan, Bee Kun Bu merasa matanya berkunangkunang dan pusing sekali Akhirnya ia terkulai dengan sekujur
badan tak bertenaga. Setelah melihat Bee Kun Bu terkulai, Kim Hun Tokouw
menelan obat anti racun, lalu memasuki kamar itu melalui
pintu rahasia. Sambil tersenyum-senyum Kim Hun Tokouw memapah
Bee Kun Bu ke tempat tidur sementara asap kuning itu mulai
membuyar "Kun Bu!" ujarnya lembut "Aku terpaksa bertindak demikian
terhadapmu." "Engkau..." tanya Bee Kun Bu lemah, "Engkau
menggunakan racun apa?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Racun yang tidak akan mematikanmu," sahut Kim Hun
Tokouw sambil menatapnya. "Bagaimana mungkin aku tega
membunuhmu" itu merupakan racun pelenyap tenaga, agar
engkau tidak kemana-mana."
"Lam Kiong Siu!" Bee Kun Bu menudingnya. Namun
tangannya terkulai karena tidak bertenaga "Engkau.,, engkau
wanita yang paling tidak tahu malu di dunia!"
"Oh, ya?" Kim Hun Tokouw tersenyum, sama sekali tidak
gusar "Tentunya engkau merasa heran, kenapa aku tidak
mengajakmu menemui Lie Ceng Loan kan?"
"Engkau amat busuk! Aku tidak perlu merasa heran akan
itu!" sahut Bee Kun Bu ketus.
"Kun Bu!" Wajah Kim Hun Tokouw berubah hijau, namun
kemudian berubah lembut lagi "Engkau harus tahu, siapa yang
berani menentangku, pasti mati di istana Pit Sia Kiong,
Engkau sudah memikirkan itu?"
Ketika Bee Kun Bu mau menyahut, mendadak terdengar
suara arus air yang amat deras, Setelah itu terdengar pula
suara suling Giok Siauw Sian Cu dan Gin Tie Suseng yang
amat memilukan Bee Kun Bu tahu, saat ini Kim Hun Tokouw telah
menggerakkan suatu jebakan untuk membunuh mereka.
Tutup mulutmu!" bentaknya gusar.
"Nyawa mereka semua..." ujar Kim Hun Tokouw perlahan
"Saat ini berada di tanganmu."
Bee Kun Bu mengerti, apabila ia tidak menuruti kemauan
Kim Hun Tokouw, semua orang yang terjebak itu pasti mati
Kalau ia menuruti kemauannya, mereka semua pasti
dilepaskan "Lam Kiong Siu!" Bee Kun Bu berkertak gigi. "Kalau
mereka celaka, aku pasti menuntut balas padamu!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu ingin bangkit, tapi tidak bertenaga sama sekali
Karena itu, ia menatap Kim Hun Tokouw dengan mata berapiapi.
"Kun Bu!" Kim Hun Tokouw tersenyum "Lebih baik engkau
beristirahat saja." Bee Kun Bu diam Pada waktu bersamaan sayup-sayup
Bee Kun Bu mendengar suara bentakan yang amat
dikenalnya yakni suara bentakan Kun Lun Sam Cu. Kim Hun
Tokouw segera meninggalkan kamar itu, namun tak lama ia
sudah kembali dengan wajah berhijau-hijauan tak sedap
dipandang. "Hm!" dengus Kim Hun Tokouw, "Ada seorang tua
berjubah biru, siapa orang itu?"
Begitu mendengar itu, Bee Kun Bu girang sekali Sikap Kim
Hun Tokouw yang panik, membuktikan ia telah terjungkal di
tangan orang berbaju biru itu, Bagaimana mungkin Bee Kun
Bu tidak kenal orang itu"
Orang berbaju biru itu Na Hai Peng, ayah angkatnya.
Karena itu, Bee Kun Bu tertawa gembira.
"Engkau mentertawakan apa?" tanya Kim Hun Tokouw
gusar "Lam Kiong Siu!" Bee Kun Bu memberitahukan "Orang
berbaju biru itu Na Hai Peng, ayah Na Siao Tiap! Kini dia telah
ke mari, berarti habislah riwayat-mu!"
Kim Hun Tokouw tertegun dengan wajah berubah, diam
tak bergerak sama sekali Semula ia mengira bahwa dengan kekuatan istana Pit Sia
Kiong, dapat menundukkan seluruh kaum Bu Lim di
Tionggoan Akan tetapi, kini cuma muncul Na Hai Peng
seorang diri, ia sudah kalang kabut tidak karuan
Betapa terkejutnya Kim Hun Tokouw karena mengetahui
adanya gelagat tidak beres. Ia segera mengintip ke luar
melalui sebuah lubang rahasia, karena saat itu juga
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mendengar suara yang amat dahsyat Bahkan istana Pit Sia
Kiong mulai berguncang. Setelah mengintip ke luar, wajahnya langsung berubah
Lagi pula banyak lukisan yang bergantung di dalam kamar itu
mulai berjatuhan Di luar pun terdengar suara hiruk pikuk, para
muridnya juga menjerit-jerit ketakutan.
Wajah Kim Hun Tokouw berubah kehijau-hijauan ia
membalikkan badannya sekaligus menyambar Bee Kun Bu,
lalu cepat-cepat pergi melalui pintu rahasia.
Setelah meninggalkan istana Pit Sia Kiong, ia berpaling
memandang ke arah istananya itu, Begitu memandang,
wajahnya langsung berubah pucat dan nyaris pingsan
seketika. Ternyata istana Pit Sia Kiong kesayangannya itu telah
digenangi air, bahkan mulai roboh pula.
Kim Hun Tokouw melesat pergi menuju sebuah lembah,
lalu membawa Bee Kun Bu ke dalam sebuah gua kristal ia
membaringkan Bee Kun Bu di atas batu besar kemudian
menyalakan lampu minyak Setelah itu, ia berjalan ke mulut gua lalu berdiri di situ
sambil memandang ke arah tebing yang ada di seberang
Tampak beberapa orang berada di sana, Kim Hun Tokouw
mengenali orang-orang itu, Mereka adalah musuh-musuhnya.
Namun Souw Peng Hai dan Co Hiong tidak tampak di sana.
Tiba-tiba ia tersentak Ternyata ia teringat akan sesuatu,
Karena buru-buru membawa Bee Kun Bu meninggalkan
istana, sehingga lupa mengambil dua potong Pit Giok Caknya.
Larut malam, barulah ia kembali ke istana Pit Sia Kiong
yang telah runtuh itu untuk mencari Pit Giok Cak tersebut
justru sama sekali ia tidak menyangka, kalau Pit Giok Cak
telah diambil Co Hiong bersama Souw Peng Hal
Betapa gusarnya ketika Kim Hun Tokouw melihat lubang
rahasia yang ada dipitar itu telah terbuka. Pit Giok Cak yang di
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dalamnya pun telah hilang, ia yakin bahwa Pit Giok Cak itu
telah dicuri orang. Kim Hun Tokouw meninggalkan tempat itu, Namun baru
berjalan beberapa langkah, ia melihat ular piaraan-nya
melingkar di situ, Sungguh di luar dugaannya, ular yang amat
beracun itu masih hidup. ia lalu membawa ular itu pergi Di
saat itu ia mendengar tangis seorang. Kim Hun Tokouw
tereengang lalu melangkah ke arah datangnya sumber suara,
Tidak disangka sama sekali kalau yang menangis itu Lie Ceng
Loan, Tentang ini telah diceritakan, jadi tidak perlu diulang
kembali. Kim Hun Tokouw tidak menduga, kalau Ue Ceng Loan
akan menyusul sampai ke gua kristal itu, maka ia langsung
menyambitnya dengan jarum beracun.
****** Bab ke 54 - Lie Ceng Loan Kena Senjata Rahasia Beracun
Lie Ceng Loan yang sedang menubruk ke arah Bee Kun
Bu, sama sekali tidak menyadari adanya senjata rahasia
meluncur ke arahnya, Setelah berdiri di hadapan Bee Kun Bu
yang berbaring di batu besar itu, barulah ia merasa
punggungnya amat ngilu, seakan tersengat sesuatu.
Setelah merasakan itu, ia tahu kalau punggungnya telah
kena semacam senjata rahasia, Tapi ia tidak menghiraukan
itu, melainkan menggenggam tangan Bee Kun Bu sambil
menangis. "Kakak Bu! Kakak Bu,.,." Air mata Lie Ceng Loan berderai,
kemudian ia mendekap di badan Bee Kun Bu.
"Adik Loan...." Betapa girangnya Bee Kun Bu melihat
kemunculan Lie Ceng Loan, "Jangan menangis, hati-hati
terhadap musuh!" "Kakak Bu, aku tidak menghiraukan siapa pun," sahut Lie
Ceng Loan dengan air mata berlinang-Iinang. "Kakak Bu,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
engkau masih hidup kan" Kakak Bu! Tahukah engkau betapa
sedihnya hatiku" Kakak Bu, wajahmu pucat pias, sakit ya?"
Bee Kun Bu terus menggenggam tangan gadis itu erat-erat
kemudian menoleh ke arah Kim Hun Tokouw, Wanita itu
berdiri diam di tempat sepasang matanya bersinar-sinar itu
membuat Bee Kun Bu terheran-heran, kenapa Kim Hun
Tokouw tidak memanfaatkan kesempatan ini menyerang
mereka" Setelah memandang Kim Hun Tokouw, Bee Kun Bu
memandang Lie Ceng Loan yang mendekap di dadanya, ia
melihat tiga batang jarum halus menancap di punggung gadis
itu. "Adik Loan.,.," Bee Kun Bu terkejut bukan main, "Engkau...
engkau telah kena senjata rahasia beracun-"
Di saat bersamaan, terdengarlah Kim Hun Tokouw tertawa
terkekeh-kekeh, lalu berkata.
"Bukankah kalian saling mencinta" Kini dia telah kena
senjata rahasia yang amat beracun!"
"Engkau...." Bee Kun Bu menatapnya dengan mata berapiapi.
"Hanya ada satu cara untuk menolongnya!" ujar Kim Hun
Tokoiftv sambil tertawa nyaring, "Bee Kun Bu" Engkau sudi
menolongnya apa tidak?"
"Hm!" dengus Bee Kun Bu dingin, "Engkau jangan cobacoba memikirkan yang bukan-bukan!"
"Kakak Bu, dia mau apa?" tanya Lie Ceng Loan.
"Adik Loan!" Bee Kun Bu tersenyum. "Dia ingin
memisahkan kita." "Kakak Bu!" Lie Ceng Loan menatapnya dengan mata
basah, "Engkau tidak akan menurut padanya kan?"
"Tentu." Bee Kun Bu mengangguk
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kakak Bu!" Lie Ceng Loan tersenyum manis, "Cintaku
padamu tidak sia-sia."
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Emmh!" Bee Kun Bu membelainya, lalu memandang ke
arah Kim Hun Tokouw, "Lam Kiong Siu, untuk apa engkau
melakukan kejahatan lagi" Cepatlah engkau beri kan obat
pemunah racun!" "He he he!" Kim Hun Tokouw tertawa terkekeh kekeh. "Dia
telah kena racun aneh, dalam waktu setengah jam, kalau ada
orang bersedia menyedot racun itu, dia masih bisa tertolong!
Lewat setengah jam, sudah tidak bisa ditolong lagi! Engkau
sangat mencintainya, sedotlah racun itu!"
Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan tertegun mendengar
ucapan itu. "Kakak Bu, engkau tidak usah menyedot racun itu!" ujar Lie
Ceng Loan. Bee Kun Bu tersenyum, lalu menjulurkan tangannya untuk
mencabut tiga batang jarum yang menancap di punggung Lie
Ceng Loan. Saat ini, badan Bee Kun Bu tidak bisa bergerak,
begitu pula Lie Ceng Loan. Gadis itu tahu kalau Bee Kun Bu
mau menyedot racun yang ada di punggungnya, Maka
mulailah ia menangis dengan air mata bereucuran
"Kakak Bu!" ujarnya dengan suara gemetar "Engkau
jangan menyedot, biar aku mati keracunan!"
"Adik Loan!" sahut Bee Kun Bu sungguh-sungguh, "Jangan
berkata begitu, aku harus cepat menyedot racun itu."
"He he." Kim Hun Tokouw tertawa dingin, "Cepatlah!
Mumpung masih ada waktu, lewat setengah jam pasti mati!"
Bee Kun Bu tidak meladeni Kim Hun Tokouw, ia membuka
baju Lie Ceng Loan bagian punggung, Tampak tiga buah
lubang kecil berwarna hitam di situ.
Tanpa berpikir lagi, Bee Kun Bu langsung menundukkan
kepala, lalu dengan mulut menempel di punggung yang kena
jarum beracun itu, ia menyedot sekuat tenaga.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kakak Bu! Engkau...." Lie Ceng Loan menangis sedih, -"
Bee Kun Bu tidak menyahut ia terus menyedot dan merasa
ada cairan yang pahit di mulutnya ia ingin menyemburkan
cairan pahit itu, namun malah tertelan
"Adik Loan, engkau jangan bergerak!" ujarnya lembut "Aku
sudah menyedot sampai habis racun itu."
"Kakak Bu, jangan..~" Air mati Lie Ceng Loan berderai.
"Sudah tanggung." ujar Bee Kun Bu sambil tersenyum
"Cairan racun telah tertelan, jadi harus terus menyedot."
"Kakak Bu! Kalau engkau mati, aku pun tidak akan hidup."
Lie Ceng Loan terisak-isak.
"Adik Loan, kalau begitu bukankah pereuma aku menyedot
racun itu?" Bee Kun Bu menarik nafas panjang.
"Kakak Bu.." "Jangan bergerak!" ujar Bee Kun Bu dan mulai menyedot
Iagi. setelah itu ia memandang Kim Hun Tokouw seraya
berkata, "Lam Kkmg Siu! Engkau kira aku tidak berani
berkorban demi Sumoyku kan" Ternyata engkau salah duga!"
Kim Hun Tokouw melihat racun itu telah tersedot oleh Bee
Kun Bu, timbullah rasa benci dan cemburu dalam hatinya
"Hm!" dengusnya dingin. Tapi engkau pasti mati!"
"Ha ha!" Bee Kun Bu tertawa gelak "Walau aku harus mati,
namun aku telah menolong gadis yang amat kucintai! Hatimu
pasti merasa kesal sekali kan?"
Wajah Kim Hun Tokouw menghijau. Kemudian ia melesat
ke arah batu besar itu. Kini racun yang ada di punggung Lie
Ceng Loan telah punah disedot Bee Kun Bu. Maka ketika Kim
Hun Tokouw melesat ke batu besar, Lie Ceng Loan pun
menerjang ke arah Kim Hun Tokouw.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Akan tetapi, Kim Hun Tokouw cepat berkelit ke samping
dengan maksud ingin menyerang Bee Kun Bu. Bagaimana
mungkin Lie Ceng Loan membiarkannya" Bee Kun Bu telah
berkorban demi menolong dirinya, kini malah kena racun itu.
Karena itu, Ue Ceng Loan langsung menyerang Kim Hun
Tokouw dengan Liu Yun Ciang Hoat (llmu pukulan Awan
Terbang), Kim Hun Tokouw meloncat mundur sambil
menggerakkan tangan seketika itu juga tampak sehelai
selendang melayang ke arah Lie Ceng Loan.
Terjadilah pertarungan di dalam gua itu, Hati Bee Kun Bu
cemas sekali menyaksikan pertarungan itu, sebab Lie Ceng
Loan tampak di bawah angin.
Tak terasa mereka bertarung sudah melewati tiga puluh
jurus, Bee Kun Bu semakin cemas.
Tiba-tiba badan Kim Hun Tokouw berputar sambil
menjulurkan jari telunjuknya mengarah ke dada Lie Ceng
Loan. "Haaht" jerit Bee Kun Bu, Tanpa sadar sepasang
tangannya menekan batu itu, maksudnya ingin melesat
menolong Lie Ceng Loan. Namun kemudian ia menarik nafas
panjang, karena ingat akan badannya yang tak bertenaga
Akan tetapi, terjadilah hal yang di luar dugaan Begitu
sepasang tangannya menekan batu, badannya pun melesat
ke atas, seakan tidak pernah kena racun sama sekali.
Betapa girangnya Bee Kun Bu. ia tidak mau memikirkan
kenapa bisa terjadi begitu, karena segera harus menolong Lie
Ceng Loan dari serangan Kim Hun To-kouw, ia segera
melancarkan dua pukulan ke arah wanita itu.
Di saat itu, Kim Hun Tokouw girang bukan main, sebab
serangannya itu akan berhasil melukai Lie Ceng Loan, Namun
di saat bersamaan, ia merasa ada angin pukulan di atas
kepalanya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Segeralah ia mendongakkan kepala, Tampak Bee Kun Bu
sedang melesat ke arahnya dengan pukulan dahsyat Dapat
dibayangkan, betapa kagetnya Kim Hun Tokouw.
Buuuk! Lie Ceng Loan berhasil memukul dadanya.
"Aaakh!" jerit Kim Hun Tokouw termundur beberapa
langkah. Pada waktu bersamaan, pukulan Bee Kun Bu telah sampai
pula, sedangkan Kim Hun Tokouw telah terluka oleh pukulan
Lie Ceng Loan, sehingga membuat dirinya sudah tidak mampu
berkelit lagi. Ketika melihat pukulan Bee Kun Bu mengarah
padanya, ia pun langsung berteriak
"Biar aku mati di tanganmu saja!"
Kim Hun Tokouw tidak menangkis maupun mengelak,
sebaliknya malah memajukan badannya untuk menerima
pukulan itu. sebenarnya Bee Kun Bu merasa tidak tega membunuh
Kim Hun Tokouw, Namun Kim Hup Tokouw malah memajukan
badannya begitu cepat, sehingga Bee Kun Bu tidak keburu
menarik kembali pukulannya.
, "3uk! Buk! Dada dan perut Kim Hun Tokouw terpukul
"Aaaakh.,.!" jerit Kim Hun Tokouw, Badannya melayang
bagaikan layang-layang putus lalu jatuh.
"Kakak Bu..." Lie Ceng Loan langsung mendekatinya.
Apakah aku sedang bermimpi?"
Bee Kun Bu merangkulnya, Lie Ceng Loan mendongakkan
kepala memandang wajah Bee Kun Bu. Sungguh
mengherankan, wajah Bee Kun Bu tampak bersinar-sinar dan
kemerah-merahan. Sedangkan Bee Kun Bu sendiri pun merasa dirinya seakan
dalam mimpi, sebab sudah dua kati kena racun, namun kini
malah jadi segar KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mereka berdua saling memandang Kemudian Bee Kun Bu
coba menghimpun hawa murninya, Tidak terjadi suatu
halangan apa pun, sehingga membuat dirinya ter-heran-heran.
"Adik Loan!" gumamnya dengan suara rendah, Tidak
dalam mimpi kan?" "Memang tidak," sahut Lie Ceng Loan, "Engkau telah
menyedot racun itu, tapi kok tidak apa-apa?"
"Adik Loan!" Bee Kun Bu menggeleng-gelengkan kepala,
"Apa sebabnya bisa begini, aku sendiri pun tidak tahu."
"Kakak Bu!" Lie Ceng Loan bersungguh-sungguh, "Aku
sudah tahu...." Tahu apa?" "Aku tahu.,,." Wajah Lie Ceng Loan agak memerah.
"Mungkin kita berdua saling mencinta secara suci mumi, maka
Thian (Tuhan) merasa kasihan pada kita."
"Adik Loan!" Bee Kun Bu tersenyum.
"Kakak Bu.,." Ketika Lie Ceng Loan ingin mengatakan
sesuatu, terdengarlah suara rintihan Kim Hun Tokouw.
Mereka berdua segera menghampiri nya. Kim Hun Tokouw
menggeletak di tanah dengan mulut berdarah, Kelihatannya ia
telah luka parah, Ketika melihat mereka berdua
menghampirinya, Kim Hun Tokouw berteriak dengan mata
berapi-api. "Bee Kun Bu! sebetulnya engkau sudah kena racun asap
kuning, kemudian engkau menyedot racun di punggung
Sumoymu, Ke dua racun itu berlawanan, sehingga nyawamu
tertolong!" "Oh?" Bee Kun Bu terbelalak
"Bee Kun Bu, aku... aku senang mati di tanganmu," ujar
Kim Hun Tokouw lemah sekali "Sudikah,., sudikah engkau
memelukku agar aku bisa pergi dengan tenang dan damai?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu mengerutkan kening, Lie Ceng Loan
memandang Kim Hun Tokouw yang sudah sekarat, timbullah
rasa ibanya. "Kakak Bu, peluklah dia!" ujar Lie Ceng Loan.
"Aku...." Bee Kun Bu ragu.
"Kakak Bu, peluklah dia agar dia bisa pergi dengan
tenang!" desak Lie Ceng Loan.
Bee Kun Bu mengangguk dan mendekati Kim Hun
Tokouw, lalu memeluknya sesuai dengan permintaan wanita
itu. "Kun Bu...." suara Kim Hun Tokouw makin lemah, "Selama
ini, aku... aku tidak pernah jatuh cinta., kecuali padamu, Tapi...
aku bersalah karena terlampau... cem-buru, Kun Bu
maafkanlah aku!" Bee Kun Bu manggut-manggut Kim Hun Tokouw
tersenyum, namun tiba-tiba sepasang matanya mendelik dan
kepalanya terkulai di tangan Bee Kun Bu.
"Lam Kiong Siu!" panggil Bee Kun Bu.
Kim Hun Tokouw diam, Ternyata nafasnya telah putus,
Namun wajahnya tampak berseri, seakan merasa senang mati
dalam pelukan Bee Kun Bu.
"Kakak Bu, dia telah mati," ujar Lie Ceng Loan dan
menambahkan "Mari kita kubur dia di dalam gua ini!"
Bee Kun Bu mengangguk Mereka berdua lalu mengubur
mayat Kim Hun Tokouw, Setetah itu Bee Kun Bu menarik
nafas panjang. "Kalau tidak bersekongkol dengan Souw Peng Hai,
tentunya dia tidak akan mati," ujar Bee Kun Bu sambil
menggeleng-gelengkan kepala, "Apabila dia tidak berambisi
ingin menguasai rimba persilatan Tionggoan, dia pun tidak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
akan mengalami semua ini, padahal dia sudah hidup tenang di
dalam istana Pit Sia Kiong,.,."
"ltu juga gara-gara Souw Peng Hai!" ujar Lie Ceng Loan,
"Kakak Bu, mari kita pergi!"
"Oh ya! Adik Loan, bagaimana engkau bisa ke istana Pit
Sia Kiong?" tanya Bee Kun Bu mendadak
Lie Ceng Loan segera menutur, Gadis itu pun
memberitahukan bahwa telah kehilangan jejak Na Siao Tiap.
"Adik Loan, engkau tidak mau meninggalkan tempat ini
karena mencintaiku Lalu kenapa pula Na Siao Tiap tidak mau
pergi?" tanya Bee Kun Bu heran.
"Kakak Siao Tiap tidak mau pergi juga karena
mencintaimu." Lie Ceng Loan memberitahukan sambil
tersenyum. "Apa?" Bee Kun Bu tersentak "Adik Loan, jangan
bereanda!" "Kakak Bu!" Lie Ceng Loan tersenyum lagi, "Aku sama
sekali tidak bereanda."
"Adik Loan...."
"Kakak Bu!" Mendadak Lie Ceng Loan menarik nafas,
"Aku.,, aku justru mencemaskan satu hal."
"Hal apa?" "Kakak Siao Tiap bilang, kalau engkau tidak mati, dia pasti
menuruti amanat almarhumah ibunya, yakni harus
membunuhmu dengan irama Mi Hun Li Cin."
"Itu...." Bee Kun Bu terbelalak "Kenapa?"
"Karena dia telah mencintaimu," jawab Lie Ceng Loan,
"Kakak Bu, aku pikir tidak akan begitu kan?"
Mendengar itu, Bee Kun Bu amat terkejut dalam hati,
namun ia tersenyum seraya menyahut agar Lie Ceng Loan
tidak merasa cemas. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"ltu memang tidak mungkin."
Lie Ceng Loan dan Bee Kun Bu berjalan sambil bereakapcakap, Tak terasa mereka sudah sampai di telaga besar yang
kini menyerupai sebuah lembah.
"Kakak Bu mengatakan demikian, legalah hatiku ujar Lie
Ceng Loan, "Aku pikir, kalau mencintai se seorang tentunya
berharap dia tidak akan mati, bagaimana mungkin harus
membunuhnya?" "Ya." Bee Kun Bu mengangguk "Adik Loan, apakah Siao
Tiap berada di bawah ?"
"Aku sudah ke bawah, namun dia tidak ada," jawab Lie
Ceng Loan. "Mari kita ke bawah melihat-lihat!"
Mereka berdua lalu turun ke bawah, akan tetapi kali ini
bukan cuma Na Siao Tiap yang tidak ada. Bahkan piepanya
pun sudah tidak kelihatan Yang tempak adalah mayat Souw
Peng Hai yang tergeletak kaku di situ Setelah menyaksikan
mayat itu, Bee Kun Bu menengok ke pintu batu yang terbuka
dan di atasnya berukir tulisan "Sam Im Sian Hu itu membuat
Bee Kun Bu terkejut sekali.
Sebab Bee Kun Bu telah mendengar penuturan dan Miauw
Muk Jin Mo-Ciu Lin tentang kitab ilmu silat Sam Im Sin Ni
yang tersimpan di dalam gua, harus dibuka dengan Pit Giok
Cak. "Mau apa Siao Tiap berada di sini?" tanya Bee Kun Bu.
"Kami berdua melihat sosok bayangan yang mirip Co
Hiong memasuki gua itu, maka Kakak Siao Tiap menjaga di
sini." Lie Ceng Loan memberitahukan.
"Oh?" Bee Kun Bu bertambah terkejut Apabila kitab ilmu
silat Sam Im Sin Ni jatuh di tangan Co Hiong, pasti celaka.
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Kakak Bu, mari kita ke dalam gua melihat-lihat!" ajak Lie
Ceng Loan. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu mengangguk Mereka berdua memasuki gua
Sam Im Sian Hu, namun tidak menemukan apa pun.
Kemudian mereka ke luar lagi, Karena Na Siao Tiap tidak
kembali, mereka lalu meninggalkan tempat itu.
"Mungkin Kakak Siao Tiap tahu engkau belum mati, maka
pulang ke gunung Kwat Cong San," ujar Lie Ceng Loan.
"Memang mungkin." Bee Kun Bu manggut-mang-gut. "Adik
Loan, kita harus pergi, jangan membiarkan Kakak Pek dan
guruku berduka karena mengira aku telah mati."
"Benar." Lie Ceng Loan mengangguk dan memberitahukan
"Ketika mendengar engkau telah mati, mulut Toa Supek
langsung menyemburkan darah se-gar."
"Oh?" Bee Kun Bu menarik nafas panjang.
Setelah itu, mereka berdua mengerahkan ginkang
meninggalkan pegunungan Altai Taysan.
Keesokan malamnya, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan
telah berada di luar pegunungan tersebut
Tiga hari kemudian, barulah mereka bertemu pada
pedagang di luar perbatasan Mereka membeli dua ekor kuda.
Dengan menunggang kuda mereka melanjutkan perjalanan
Lima hari kemudian mereka sudah berada di sekitar Giok
Bun Kwan, Tempat itu hanya tampak gurun pasir yang amat
luas, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan memburu waktu, maka
mereka memacu kuda masing-masing di gurun pasir itu.
Setelah petang hari, mendadak mereka mendengar suara
pertempuran di depan Segeralah mereka menghentikan kuda
masing-masing, lalu memandang ke de-pan.
Tampak beberapa sosok bayangan sedang bertarung
dengan sengit Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan bukan orang
usil yang suka mencampuri urusan orang lain. Mereka tidak
menghiraukan pertarungan itu, dan melanjutkan perjalanan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Akan tetapi, tiba-tiba terdengar suara siulan di tempat
pertarungan Begitu mendengar suara siulan, tertegunlah
mereka berdua. Toa Supek!" seru Lie Ceng Loan.
"Tidak salah!" sahut Bee Kun Bu. "Memang guru!"
Mereka serentak memandang ke depan lagi Tampak tiga
sosok bayangan melesat ke atas, Kemudian menyusul lagi
tiga sosok bayangan juga melesat ke atas.
Walau jarak masih begitu jauh, namun Bee Kun Bu dan Lie
Ceng Loan dapat melihat dengan jelas tiga sosok bayangan
itu adalah Kun Lun Sam Cu, yang kelihatannya berusaha
melarikan diri Dalam waktu sekejap, mereka sudah tidak
kelihatan lagi tertutup pasir yang berterbangan
Bee Kun Bu menyesal sekali Kemudian ia menarik nafas
panjang, sebab ia tahu tidak mungkin dapat mengejar mereka.
"Kakak Bu, siapa orang itu" Kok guru bertiga masih tidak
mampu menandinginya?" tanya Lie Ceng Loan heran
Bee Kun Bu mengarah pada orang itu, Tampak sosok
yang tinggi besar sedang mengibaskan lengan bajunya,
membuat pasir di tempat itu berterbangan ke mana-mana,
Dapat dibayangkan betapa dalamnya Lweekang orang itu,
Namun mereka berdua tidak dapat melihat jelas orang.
"Kakak Bu!" Lie Ceng Loan tampak tereengang "llmu silat
orang itu... kelihatan mirip ilmu silat Kakak Siao Tiap yang ada
di dalam kitab Kui Goan Pit Cek."
Bee Kun Bu juga mengetahui Setahunya, yang telah
mempelajari kitab Kui Goan Pit Cek cuma ada empat orang,
yakni dirinya sendiri Pek Yun Hui, Na Siao Tiap dan Na Hai
Peng. Bagaimana mungkin salah seorang itu bertempur
dengan Kun Lun Sam Cu"
Berselang beberapa saat kemudian, orang itu berteriakteriak. Begitu mendengar suara teriakannya, Lie Ceng Loan
segera berkata terkejut KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Eh" Kakak Bu! itu ayah Na Siao Tiap, Na Lo-cianpwee!"
"Benar." Bee Kun Bu mengangguk "Dia Ayah angkatku,
kenapa dia berada di sini?"
"Kakak Bu! Mari kita lihat!" ajak Lie Ceng Loan.
"Baik." Mereka berdua lalu melarikan kuda masing-masing ke
depan, Setelah agak mendekat, terlihat jelas orang itu
memang Na Hai Peng, bahkan masih tampak seorang lagi
tergeletak di situ, tidak lain Pek lh Sin Kun-Sen Lui, ketua
partai Swat San, yang kelihatannya telah terluka parah.
Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan terkejut ketika
memperhatikan Na Hai Peng tampak terkejut sekali.
Ketika melihat Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan berada di
situ, Na Hai Peng berhenti dan menatap mereka dengan
sorotan tajam. Kenapa Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan
terkejut menyaksikannya" Ternyata Na Hai Peng tampak
kacau. Rambutnya awut-awutan dengan wajah menyeringai
menakutkan. Belum pernah Bee Kun Bu menyaksikan Na Hai Peng
bersikap demikian Maka tidak heran kalau ia terkejut bukan
main. "Ayah angkat!" panggil Bee Kun Bu sambil meloncat turun
dari kudanya, kemudian maju dua langkah, "Apakah ayah
angkat baik-baik saja?"
sementara itu Lie Ceng Loan pun meloncat turun dari
kudanya, namun tidak berani melangkah maju.
Na Hai Peng memandang Bee Kun Bu dengan sinar mata
aneh, seakan tidak mengenalinya.
"Bocah! Engkau siapa?" tanyanya bernada aneh.
Bee Kun Bu sama sekali tidak menyangka, kalau Na Hai
Peng akan mengajukan pertanyaan tersebut padanya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Seketika ia terperangah dan tidak tahu bagaimana menjawab
nya. Lie Ceng Loan melesat ke sisi Bee Kun Bu, lalu berkata
dengan nyaring. "Paman Na! ini Kakak Bu. Apakah Paman tidak kenal
lagi?" "Hm!" dengus Na Hai Peng, "Apa itu kakak Bu atau adik
Bu" Ayoh, cepat pergi!"
Na Hai Peng mengibaskan lengan j ubahnya, betapa
dahsyatnya kibasan itu, membuat pasir di sekitarnya
berterbangan ke arah Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan.
Mereka berdua segera meloncat mundur, tapi masih
tersambar oleh pasir-pasir itu.
"Ha ha ha!" Na Hai Peng tertawa aneh, "Lumayan juga
gerakan kalian! Cepatlah kalian enyah dari sini!"
Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan tereengang dan cemas,
karena tidak tahu apa yang telah terjadi atas diri Na Hai Peng,
tentunya juga membuat mereka amat penasaran
Mereka berdua saling memandang, kemudian maju lagi
mendekati Na Hai Peng, Begitu melihat mereka mendekat
lagi, Na Hai Peng tertawa aneh dan membentak keras.
" Ayoh, kabur lagi!"
Na Hai Peng menjulurkan tangannya mengarah pada Bee
Kun Bu dan Lie Ceng Loan, maksudnya ingin mencengkeram
mereka berdua. jangankan Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan tidak siap,
kalaupun mereka siap juga belum tentu dapat menghindari
serangan itu, Tahu-tahu baju bagian dada mereka telah
dicengkeram Lie Ceng Loan menjerit kaget sedangkan Na Hai Peng
tertawa gelak dengan nada aneh, lalu mendadak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menggerakkan tangannya, Seketika Bee Kun Bu dan Lie Ceng
Loan melayang ke atas beberapa depa tingginya .
"Adik Loan!" seru Bee Kun Bu. "Cepat himpun hawa
murni!" Lie Ceng Loan segera menarik nafas dalam-dalam untuk
menghimpun hawa murninya. sedangkan Bee Kun Bu
berjungkir balik turun ke bawah, Begitu pula Lie Ceng Loan,
kalau tadi ia tidak menghimpun hawa murninya, pasti akan
jatuh terbanting. "Kakak Bu! Paman Na sudah tidak sayang kita lagi, mari
kita pergi!" ujar Lie Ceng Loan.
Bee Kun Bu menyadari saat ini Na Hai Peng tidak waras
hingga tidak mengenali mereka lagi, itu pasti ada sebab
musababnya. seandainya mereka tidak pergi, tentunya akan celaka di
tangan Na Hai Peng, Akan tetapi, bagaimana mungkin Bee
Kun Bu meninggalkan Na Hai Peng seorang diri di gurun pasir
itu" "Adik Loan! Ayah angkatku tampak tidak waras, itu pasti
ada sebab musababnya, Bagaimana kita boleh pergi?"
"Kalau begitu...." Wajah Lie Ceng Loan sudah berubah
pucat "Kita harus bagaimana?"
"Engkau agak menjauh, aku akan mendekatinya untuk
bertanya!" sahut Bee Kun Bu.
"Kakak Bu! Mari kita bersama mendekatinya!" ujar Lie
Ceng Loan. "Tapi-." Bee Kun Bu mengerutkan kening.
"Kakak Bu!" Lie Ceng Loan menatapnya.
"Adik Loan...." Bee Kun Bu menarik nafas, lalu
memandang Na Hai Peng. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Na Hai Peng tidak menghiraukan mereka, malah duduk
sambil memandang Pek Ih Sin Kun-Sen Lui yang tergeletak
itu, kemudian tersenyum-senyum aneh.
Menyaksikan itu, tergeraklah hati Bee Kun Bu. ia lalu
memandang Lie Ceng Loan seraya berbisik
"Adik Loan! Pek Ih Sin Kun terluka parah, itu pasti dilukai
ayah angkatku, Apa yang telah terjadi, dia pasti
mengetahuinya!" "Betul!" Lie Ceng Loan mengangguk
"Kita tangkap dia!" ujar Bee Kun Bu dengan suara rendah,
"Agar kita bisa bertanya padanya."
"Baik!" Lie Ceng Loan mengangguk lagi.
Mereka berdua segera melesat ke arah Pek Ih Sin Kun,
akan tetapi pada waktu bersamaan, terdengar suara bentakan Na Hai Peng.
"Cepat enyah!" Bee Kun Bu menoleh, Dilihatnya Na Hai Peng
memandangnya dengan mata melotot, gusar Cepat-cepat Bee
Kun Bu memberi isyarat pada Lie Ceng Loan, agar gadis itu
membawa pergi Pek Ih Sin Kun. Setelah itu, ia berkata pada
Na Hai Peng. "Ayah angkat tidak enak badan ya?"
"Siapa yang tidak enak badan?" Na Hai Peng balik
bertanya dengan mata melotot "Engkau belum mau pergi?"
"Ayah angkat...."
Belum juga Bee Kun Bu menyelesaikan ucapannya, Na
Hai Peng sudah mengayunkan tangannya melancarkan
sebuah pukulan. Bee Kun Bu tidak berani menangkis, hanya bergerak cepat
meloncat mundur sambil melirik ke arah Lie Ceng Loan,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sedangkan Lie Ceng Loan telah meninggalkan tempat itu
dengan memondong Pek Ih Sin Kun. Tampak gadis itu sedang
melambai-lambaikan tangannya pada Bee Kun Bu.
Segeralah Bee Kun Bu melesat ke sana, kemudian
menoleh melihat Na Hai Peng, yang masih tetap duduk di
situ.... ttagian ke lima puluh lima
kejadian Aneh Yang Membingungkan
Bfe Kun Bu mendekati Pek Ih Sin Kun yang duduk di sisi
I.ie Ceng Loan. "Soh H Sin! Apa gerangan yang telah terjadi?" tanyanya.
"Kalian... kalian cepat pergi!" sahut Pek Ih Sin Kun. "Orang
itu telah gila." "Dia ayah angkatku, kenapa engkau bilang dia telah gila?"
Bee Kun Bu keheranan "Apa gerangan yang telah terjadi...." Pek Ih Sin Kun
menarik nafas, "Aku pun tidak begitu jelas."
"Beritahukanlah apa yang kau ketahui!" ujar Bee Kun Bu
ingin mengtahuinya. "Setelah meyaksikan istana Pit Sia Kiong musnah
tergenang air, kami meninggalkan pegunungan Altai Taysan
Di tengah jalan aku bertemu dengan Kun Lun Sam Cu, lalu
kami melakukan perjalanan bersama kembali ke Tionggoan..."
tutur Pek Ih Sin Kun, namun tidak dilanjutkan karena nafasnya
mulai memburu. "Kalau begitu, kenapa bertarung dengan ayah angkatku?"
tanya Bee Kun Bu. "Terus terang, kami semua tidak mati di istana Pit Sia
Kiong, itu berkat pertolongannya," jawab Pek Ih Sin Kun
melanjutkan "Ketika kami berempat melewati gurun pasir, tibatiba tampak seseorang berdiri di atas gundukan di tengah
pedang pasir," KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Benar, Kakak Bu." Sela Lie Ceng Loan "Kita juga
melewati tempat itu."
"Adik Loan jangan menyelak, biar sobat Sin melanjutkan!"
tegur Bee Kun Bu halus. Lie Ceng Loan tersenyum lalu diam sedangkan Pek Ih Sin
Kun segera melanjutkan "Pada waktu itu, kami berempat merasa heran Siapa yang
berdiri di situ" Kalau terjadi badai, bukankah orang itu tidak
bisa kabur" Karena merasa heran, maka kami mendekatinya,
ternyata Tuan Na Hai Peng!"
"Apakah pada waktu itu dia sudah giia?" tanya LR Ceng
Loan tak tertahan "Adik Loan, Lweekang ayah angkatku amat dalam
Bagaimana mungkin dia bisa giia?" sahut Bee Kun Bu
"Pada waktu itu, dia memang tidak gila," lanjut Pek Ih Sin
Kun. "Hanya saja cfia terus berdiri mematung di situ, wajahnya
pucat pias, Tentunya membuat kami terheran-heran dan
sekaligus bertanya padanya kenapa berdiri di situ, Kami
mendengar dia bergumam.,.,"
"Dia bergumam apa?" tanya Lie Ceng Loan.
"Dia bergumam Mo Kui Ceh Yi (perbatasan Setan Iblis),
dan terus bergumam begitu, Maka membuat kami bertambah
heran, Kemudian mendadak dia melesat pergi, Kami pun
mengejarnya sampai di sini, Dia membentak gusar talu
menyerang kami, Aku kena pukulannya hingga terluka,
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sedangkan Kun Lun Sam Cu langsung kabur."
Menutur sampai di sini, wajah Pek Ih Sin Kun makin pucat
pias, Ketika Bee Kun Bu mendengar Kun Lun Sam Cu
langsung kabur, wajahnya tampak tidak senang.
"Guru dan Susiokku pergi, tentu ada sebab mu-sababnya,"
ujarnya. "Hm!" dengus Pek Ih Sin Kun, "Sebab musabab apa?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Sobat Sin! Engkau ketua partai Swat san, pasti sudah
berpengalaman luas, Aku ingin bertanya apa artinya Mo Kui
Ceh Yi?" "Kami berempat justru tidak tahu apa artinya Mo Kui Ceh
Yi," sahut Pek Ih Sin Kun sambil menggelengkan kepala.
Bee Kun Bu terus berpikir, tapi tetap juga tidak mengerti
sama sekali tentang sebab musabab Na Hai Peng berubah
jadi begitu, itu sungguh membingungkan
"Sobat Sin! Engkau sudah terluka parah, apakah masih
kuat menunggang kuda meninggalkan gurun pasir ini?" tanya
Bee Kun Bu mendadak "Mungkin masih kuat," sahut Pek Ih Sin Kun.
"Kalau begitu, aku akan berikan seekor kuda kepadamu,"
ujar Bee Kun Bu dan menambahkan "Aku harap engkau
jangan memberitahukan kepada siapa pun tentang ayah
angkatku!" "Ya." Pek Ih Sin Kun mengangguk dengan rasa
terimakasih, karena Bee Kun Bu bersedia memberikannya
seekor kuda. Terimakasih!" ucap Bee Kun Bu sambil memapah Pek Ih
Sin Kun ke punggung kuda.
"Bee Siauhiap, aku mengingatkan kalian, lebih baik
menjauhi Na Hai Peng. Sebab dia sudah tidak waras, dan
kepandaiannya amat tinggi...."
Terimakasih!" ucap Bee Kun Bu. "Kami tahu itu."
"Kalau begitu, aku mohon pamit!" Pek Ih Sin Kun menepuk
badan kuda, dan seketika kuda itu berlari pergi
"Adik Loan!" ujar Bee Kun Bu dengan kening berkerut
"Ayah angkatku jadi begitu, aku yakin pasti ada kaitannya
dengan Mo Kui Ceh Yi."
"Benar." Ue Ceng Loan mengangguk Tapi itu merupakan
tempat apa?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kita memang tidak tahu, namun mungkin guru kita
mengetahuinya," ujar Bee Kun Bu, "Adik Loan, mari kita
kembali ke tempat tonjolan gurun pasir itu untuk me!ihat-lihat,
siapa tahu kita akan menemukan sesuatu di sana."
"Baik," Lie Ceng Loan menurut
Mereka meloncat ke punggung kuda. Lie Ceng Loan duduk
di belakang merangkul Bee Kun Bu erat-erat sedangkan Na
Hai Peng masih duduk di situ tak bergerak sama sekali.
Kuda yang ditunggangi mereka berdua mulai berlari ke
tempat itu. Tak seberapa lama kemudian, mereka sudah
melihat tonjolan-tonjolan pasir itu.
Yang mengherankan adalah tampak seseorang berdiri di
situ tak bergerak sama sekali, persis seperti keadaan Na Hai
Peng yang dituturkan Pek Ih Sin Kun.
Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan sudah mendekat tempat
itu. Ternyata orang itu Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng, ketua
partai Hwa San. Mereka terheran-heran ketika melihat Tu Wee Seng berdiri
mematung di tempat itu. Segeralah mereka meloncat turun
dari punggung kuda sambil memandang ke tempat itu.
sementara Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng tetap berdiri tak
bergerak Tangannya menggenggam toya bambu.
Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan menengok wajahnya,
terkejut lah mereka karena menyaksikan wajah Tu Wee Seng
seperti mayat "Pat Pie Sin Ong! Kenapa engkau berdiri di situ?" tanya
Bee Kun Bu sekeras-kerasnya.
Perlahan-lahan Tu Wee Seng menoleh, kemudian
mendadak berteriak-teriak.
"Mo Kui Ceh Yi! Mo Kui Ceh Yi...."
"Apa itu Mo Kui Ceh Yi?" tanya Bee Kun Bu cepat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Mo Kui Ceh Yi! Mo Kui Ceh Yi...." Tu Wee Seng terus
berteriak begitu, lalu mendadak menggerakkan toya
bambunya menyerang Bee Kun Bu.
Ketika tangan Tu Wee Seng bergerak, Bee Kun Bu sudah
menduga orang itu akan menyerangnya, Maka ia langsung
meloncat mundur Karena tidak berhasil menyerang Bee Kun Bu, Tu Wee
Seng lalu mengayunkan toya bambunya ke arah Lie Ceng
Loan. "Engkau sudah gila ya?" tanya Lie Ceng Loan sambil
berkelit Tu Wee Seng tertawa aneh lalu menyerang Lie Ceng Loan
lagi. "Adik Loan, cepat menghindari seru Bee Kun Bu.
Lie Ceng Loan cepat-cepat meloncat mundur, sedangkan
Bee Kun Bu telah bergerak dengan jurus Hang Yun Liu Sui
(Awan Bergerak Arus Mengalir), Jurus tersebut diarahkan
pada toya bambu Tu Wee Seng, dan toya bambu itu berhasil
dicengkeramnya, Kemudian Bee Kun Bu mengerahkan
Lweekangnya. Plak! Toya bambu itu patah.
Tu Wee Seng berteriak aneh, dan langsung menyerang
Bee Kun Bu dengan toya bambunya yang tinggal separuh.
Tu Wee Seng!" bentak Bee Kun Bu sambil berkelit
"Kenapa engkau?"
Tu Wee Seng tampak seakan tidak mendengar suara
bentakan Bee Kun Bu. ia terus menyerang dengan hebat
sekali, Namun kemudian mendadak ia berhenti, lalu tertawa
aneh persis seperti keadaan Na Hai Peng.
"Adik Loan, serang dia dari belakang!" seru Bee Kun Bu.
Lie Ceng Loan mengangguk, kemudian menyerang Tu
Wee Seng dari belakang dengan tangan kosong, Ketika Tu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Wee Seng ingin menangkis serangan Lie Ceng Loan, Bee Kun
Bu bergerak cepat menotok jalan darah di bahu nya.
Tu Wee Seng terkulai tak bisa bergerak, tapi terusmenerus berteriak-teriak aneh.
HPat Pie Sin Ong! Apa gerangan yang telah terjadi?" tanya
Bee Kun Bu. Tu Wee Seng tidak menyahut, melainkan terus-menerus
berteriak aneh dengan wajah berubah merah, Tiba-tiba ia
melesat pergi menuju arah selatan, Dalam waktu sekejap ia
sudah hilang dari pandangan Ternyata ia berhasil
membebaskan totokan itu dengan Lweekang-nya sendiri.
Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan tertegun, kenapa Na Hai
Peng dan Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng berteriak-teriak "Mo
Kui Ceh Yi" (Perbatasan Setan Iblis)" itu sungguh
membingungkan Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan.
"Adik Loan!" ujar Bee Kun Bu berpesan, "Mari kita melihatlihat gundukan-gundukan pasir itu!"
"Ya." sahut Lie Ceng Loan.
Mereka berdua mulai mengitari tonjolan-tonjolan pasir itu,
kemudian kembali ke tempat semula, Begitu mereka kembali
ke tempat semula, wajah mereka tampak terkejut
Ternyata di tempat Tu Wee Seng berdiri tadi tampak tiga
orang berdiri mematung di situ, Siapa ke tiga orang itu" Tidak
lain adalah Kun Lun Sam Cu!
"Guru!" teriak Bee Kun Bu memanggil mereka.
"Guru! Supek...." Lie Ceng Loan juga berteriak.
Kun Lun Sam Cu tetap berdiri tak bergerak, Bee Kun Bu
segera memberi isyarat agar Lie Ceng Loan berhenti, Karena
Bee Kun Bu telah melihat keadaan mereka bertiga persis
seperti Na Hai Peng dan Tu Wee Seng.
"Guru!" Bee Kun Bu maju selangkah "Murid.,.,"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Mo Kui Ceh Yi! Mo Kui Ceh Yi!" teriak Kun Lun Sam Cu
serentak. "Guru!" Lie Ceng Loan cemassekali, "Apa yang telah
terjadi?" "Mo Kui Ceh Yi! Mo Kui Ceh Yi!" teriak Kun Lun Sam Cu
lagi, lalu mendadak melesat pergi.
Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan pun melesat mengikuti
Kun Lun Sam Cu, Mereka khawatir Kun Lun Sam Cu akan
mengalami suatu kecelakaan.
"Guru!" Bee Kun Bu telah berhasil menyusul mereka,
"Kalian telah mengalami kejadian apa?"
Hian Ceng Tqtiang tidak menyahut, melainkan langsung
menyerang Bee Kun Bu dengan jurus Ciak Ciu Poh Liong
(Tangan Kosong Menangkap Naga), yaitu jurus andalan partai
Kun Lun. Bee Kun Bu tidak mau menangkis, hanya meloncat
mundur Hian Ceng Totiang membentak, namun tidak
menyerang lagi, "Cepat enyah!"
Bee Kun Bu merasa cemas dan kebingungan sedangkan
Lie Ceng Loan sudah menangis sedih dengan air mata
bereucuran "Hei! Bocah perempuan!" bentak Giok Cin Cu mendadak
"Kenapa engkau menangis ?"
"Guru!" sahut Lie Ceng Loan terisak-isak, "Kenapa Guru
tidak mengenali anak Loan lagi?"
Wajah Giok Cin Cu tampak gusar, dan tiba-tiba
menghunus pedangnya, Bee Kun Bu terkejut, lalu cepat-cepat
menarik Lie Ceng Loan mundur
"Ha ha!" Giok Cin Cu tertawa, kelihatannya ia amat
gembira dapat menakuti Lie Ceng Loan
Saat ini, air muka Kun Lun Sam Cu tampak aneh sekali,
boleh dikatakan menyeringai dan boleh dikatakan meringis.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan mundur, Kun Lun
Sam Cu berteriak aneh sambil melesat pergi.
Tadi karena buru-buru mengejar Kun Lun Sam Cu, Bee
Kun Bu tidak mempedulikan kudanya lagi, Begitu melihat Kun
Lun Sam Cu melesat pergi, Bee Kun Bu segera menarik Lie
Ceng Loan mengejar mereka, Tapi kali ini mereka mengejar
dengan hati-hati sekali, bahkan menjaga jarak.
Mereka berdua mengejar di belakang Kun Lun Sam Cu
hampir seharian Ketika hari mulai gelap, barulah mereka ke
luar dari gurun pasir itu, Akan tetapi, Kun Lun Sam Cu masih
terus melesat kd( depan laksana kilat
Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan sudah tahu kalau Kun Lun
Sam Cu tidak waras, Maka mereka tidak berani mendekat
Setelah larut malam, mereka sampai di jalan raya Giok Bun
Kwan Kun Lun Sam Cu memperlambat langkah, tapi md-reka
tampak sempoyongan seperti mabuk, Bee Kun Bu dan Lie
Ceng Loan juga memperlambat langkah serta tetap berhatihati.
Berselang beberapa saat kemudian berkelebat sosok
bayangan hitam ke hadapan Kun Lun Sam Cu, lalu berdiri di
situ. "Kalian bertiga...."
Sebelum orang itu menyelesaikan ucapannya Giok Cin Cu
telah menyerangnya dengan jurus Ku Hoa Chun Ie (Bunga Di
Hujan Musim Semi). "Bagus!" Orang itu berteriak aneh sambil meloncat ke
belakang, Kemudian tangannya bergerak, dan seketika juga
telah menggenggam sebatang tongkat pendek, Tong-kat
pendek itu berkelebatan menyerang ke arah Giok Cin Cu.
Giok Cin Cu juga tidak diam ia langsung menyambut
serangan itu dengan ilmu pedang Hun Kong Kiam Hoat.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kini Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan telah melihat jelas
siapa orang yang bertarung dengan Giok Cin Cu. Orang itu
ternyata Sin Goari Tong, ketua partai Khong Tong.
sedangkan Hian Ceng Totiang dan Tong Leng Tojin
bersorak-sorak sambil bertepuk tangan, Mereka berdua
tampak gembira sekali menyaksikan pertarungan itu.
Bee Kun Bu mengerutkan kening, lalu meloncat ke luar ke
sisi Sin Goan Tong seraya berseru.
"Sobat Sin harap berhenti!"
Saat ini, Sin Goan Tong juga menyadari akan kelihayan
Kun Lun Sam Cu, tidak seperti biasanya.
Padahal ia memang sudah mau berhenti bertarung dengan
Giok Cin Cu, tapi Giok Cin Cu justru terus-menerus
menyerangnya dengan ilmu pedang Hun Kong Kiam Hoat,
sehingga membuatnya tiada kesempatan untuk mundur Ketika
mendengar suara seruan Bee Kun Bu, gusarlah Sin Goan
Tong. "Dia tidak berhenti aku yang berhenti, bukankah nyawaku
akan melayang di bawah pedangnya?"
Masuk akal apa yang dikatakan Sin Goan Tong. Karena itu
Bee Kun Bu menyerang Giok Cin Cu. Terkejutlah Giok Cin Cu.
ia bersiul aneh sambil menyurut mundur, lalu berdiri tak
bergerak Sin Goan Tong menarik nafas lega. ia memandang Bee
Kun Bu seraya bertanya dengan heran.
"Apa gerangan yang telah terjadi" Kenapa mereka
bertiga?" "Aku justru masih pusing karena urusan ini," sahut Bee
Kun Bu sambil menarik nafas, "Sobat Sin, tahukah engkau
apa artinya Mo Kui Ceh Yi?"
"Entahlah." Sin Goan Tong menggelengkan kepala, "Aku
tidak pernah mendengarnya."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu memandang Kun Lun Sam Cu dan berpikir,
kalau mereka bertiga kembali ke Tionggoan dalam keadaan
begini, entah akan menimbulkan urusan apa lagi" Setelah
berpikir demikian, Bee Kun Bu bertanya pada Sin Goan Tong.
"Sobat Sin mau ke mana?"
"Aku mau ke istana Pit Sia Kiong," jawab Sin Goan Tong
memberitahukan. Tidak usah ke sana lagi." ujar Bee Kun Bu. "Pit Sia Kiong
telah musnah, dan Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu pun telah
tewas." "Oh?" Sin Goan Tong terbelalak "Bolehkah engkau
menuturkannya?" "Maaf!" ucap Bee Kun Bu. "Saat ini aku sedang pusing."
Bee Kun Bu mendekati Kun Lun Sam Cu, namun Kun Lun
Sam Cu sama sekali tidak bergerak Secepat kilat Bee Kun Bu
menotok jalan darah mereka.
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Hei!" seru Sin Goan Tong kaget, "Bocah, engkau mau
berbuat apa?" "Sulit dijelaskan dengan sepatah dua patah kata." Bee Kun
Bu menarik nafas panjang. "Guru bertiga kini seakan tidak
waras, aku sama sekali tidak tahu sebab musabab-nya. Oleh
karena itu, aku terpaksa menotok jalan darah mereka,"
"Heran?" Sin Goan Tong terperangah, "Mereka bertiga
berkepandaian tinggi, kenapa bisa jadi begini?"
"Bukan cuma mereka bertiga, bahkan Na Hai Peng pun
begitu." Bee Kun Bu memberitahukan.
HHaaah...!" Sin Goan Tong terkejut bukan main, sebab ia
tahu betapa tingginya kepandaian Na Hai Peng.
Di saat bersamaan, terdengarlah suara tawa panjang dari
tempat jauh kian mendekat Tak lama tampaklah sosok
bayangan melesat ke tempat itu, cepatnya laksana kilat, Siapa
orang itu, tidak lain Na Hai Peng.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tempat Sin Goan Tong berdiri, justru menghalangi Na Hai
Peng, sedangkan Na Hai Peng terus melesat, betapa
kagetnya Sin Goan Tong, ingin menghindar sudah tidak
keburu lagi. Badan Na Hai Peng melewati sisi Sin Goan Tong, tapi
mendadak Sin Goan Tong merasa badannya melambung ke
atas enam depaan, ternyata Sin Goan Tong tersambar oleh
angin dari lengan jubah Na Hai Peng. sedangkan Na Hai Peng
tidak berhenti, terus melesat ke depan.
Kepandaian Sin Goan Tong memang tidak rendah, Namun
dibandingkan dengan Na Hai Peng, masih berada jauh di
bawah, Maka tidak heran kalau badannya melambung ke atas
ketika tersambar angin lengan jubah Na Hai Peng yang lewat
di sisinya. Betapa terkejutnya Sin Goan Tong, Tapi ia masih bisa
berlaku tenang saat badannya melambung ke atas, ia menarik
nafas dalam-dalam sambil berjungkir balik turun ke bawah.
Setelah sepasang kakinya menginjak tanah, bayangan Na
Hai Peng telah lenyap dari pandangan Sin Goan Tong berdiri
dengan mulut ternganga lebar, tak mampu mengucapkan apa
pun. Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan yang menyaksikan
keadaan itu juga tertegun, Na Hai Peng berkepandaian begitu
tinggi, namun kini berubah tidak waras, Siapayang mampu
menundukkannya" Kalau Kun Lun Sam Cu dan Tu Wee Seng,
itu masih bisa cari akal untuk mengatasinya .
Sin Goan Tong yang berdiri dengan mulut ternganga itu,
lalu memandang Bee Kun Bu seraya bertanya.
"Bee Siauhiap, sebetulnya apa yang telah terjadi?"
"Aaakh.,.!" Bee Kun Bu menarik nafas panjang, "Aku tadi
sudah bilang, bukan cuma Na Locianpwee, namun Pat Pie Sin
Ong-Tu Wee Seng juga begitu, itu pasti ada sebab
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
musababnya, sedangkan aku cuma tahu mereka
mengucapkan "Mo Kui Ceh Yi", apa gerangan yang telah
terjadi, aku sama sekali tidak tahu,"
"Mo Kui Ceh Yi! Mo Kui Ceh Yi,,.?" gumam Sin Goan
Tong. "Sobat Sin, engkau tahu apa artinya?" tanya Bee Kun Bu
cepat "Kedengarannya seperti nama suatu tempat, namun aku
tidak tahu tempat apa itu." sahut Sin Goan Tong sambil
menggeleng-gelengkan kepala, lalu berpamit, "Bee siauhiap,
sampai jumpa!" Sin Goan Tong melesat pergi Karena Sin Goan Tong juga
tidak tahu tentang Mo Kui Ceh Yi, maka Bee Kun Bu tidak
menahannya. Setelah Sin Goan Tong pergi, Bee Kun Bu dan Lie Ceng
Loan saling memandangi sama sekali tidak tahu harus berbuat
apa" Urusan begitu aneh, membuat Bee Kun Bu dan Lie Ceng
Loan tidak habis berpikir, akhirnya Bee Kun Bu menghela
nafas. "Adik Loan, arah yang ditempuh ayah angkat adalah Giok
Bun Kwan, Kalau dia sampai di Tionggoan dan tetap begitu,
bukankah akan menimbulkan bencana dalam rimba
persilatan" Aku pikir lebih baik kita berusaha mengejarnya."
"Kalau begitu...." Lie Ceng Loan menunjuk Kun Lun Sam
Cu yang menggeletak di tanah. "Bagaimana dengan guru dan
Supek?" "Engkau tunggu di sini sebentar, pasti ada kaum pedagang
lewat di sini. Engkau berusaha membeli atau meminjam
sebuah kereta kuda pada mereka, lalu membawa guru ke
gunung Kwat Cong San menemui Kakak Pek! Bagaimana?"
"Kakak Bu.,,." Air mata Lie Ceng Loan sudah berlinang,
"Itu.,, bukankah kita akan berpisah lagi?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Adik Loan!" Bee Kun Bu menggenggam tangan gadis itu.
"Kalau aku tidak berhasil mengejar ayah angkat, tentu akan ke
gunung Kwat Cong San untuk menemuimu jadi engkau tidak
usah berduka!" "Kakak Bu, aku... aku sungguh takut sekali." Lie Ceng
Loan menatapnya. "Apa yang engkau takutkan?" tanya Bee Kun Bu heran.
"Kakak Bu.,,." Lie Ceng Loan langsung mendekap di dada
Bee Kun Bu. "Saat itu ketika kita berpisah, engkau juga
mengatakan kita akan bertemu. Tapi akhirnya aku malah
hampir tidak bisa bertemu denganmu."
sebetulnya Bee Kun Bu juga merasa berat meninggalkan
Lie Ceng Loan, Namun teringat akan keadaan Na Hai Peng
yang begitu macam, kalau tiba di Tionggoan pasti akan
menimbulkan hal-hal yang tak diinginkan
Apa gerangan yang akan terjadi, ia sama sekali tidak tahu.
Apabila ia tidak berusaha mengejar Na Hai Peng, mungkin
nama Na Hai Peng akan rusak selamanya, itu tidak boleh
terjadi. "Adik Loan!" Bee Kun Bu membela inya, "Engkau jangan
bodoh! Bukankah aku baik-baik saja berdiri di hadapanmu?"
"Kakak Bu, betapa sedihnya hatiku ketika aku mengira
bahwa engkau telah mati, Maka,., maka aku tidak ingin
tersiksa lagi seperti ketika itu," ujar Lie Ceng Loan dengan air
mata berderai. "Adik Loan!" Bee Kun Bu tersenyum paksa, "Saat itu
karena perbuatan Kim Hun Tokouw, jangankan aku, kakak
Pek dan Siao Tiap pun nyaris celaka, Kini kita sudah hampir
tiba di Tionggoan, bagaimana mungkin hal itu akan terjadi
lagi!" "Kakak Bu, aku,., aku sungguh khawatir" "Apa yang
engkau khawatirkan?" "Paman Na bisa bertarung dengan guru
dan Supek, pertanda paman Na memang sudah tidak waras,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kalau engkau mengejarnya, sedangkan Paman Na tidak
mengenal mu lagi, apa pula yang akan terjadi?"
Yang paling dikhawatirkan Bee Kun Bu memang masalah
tersebut Kini Lie Ceng Loan telah mengemukakan nya. Maka
Bee Kun Bu tertegun, lama sekali barulah menjawab
"Aku pikir tidak akan begitu." "Kakak Bu...." Lie Ceng Loan
menarik nafas. "Kalau engkau berkeras mau pergi, aku tidak
bisa mencegahmu, Tapi... kenapa kita harus sedemikian cepat
berpisah ?" Tentunya tidak akan sedemikian cepat," sahut Bee Kun Bu
sambil tersenyum. Lie Ceng Loan menatapnya dalam-dalam. Kemudian
mereka memapah Kun Lun Sam Cu ke pinggir jalan dan
menunggu di situ, Tak lama muncullah serombongan
pedagang dengan belasan kereta kuda, itu adalah kaum
pedagang di perbatasan Segeralah Bee Kun Bu menghampiri mereka, Salah
seorang tua berjenggot memandangnya seraya bertanya
dengan bahasa Han. "Ada urusan apa, Tuan?"
"Maafl" ucap Bee Kun Bu sopan, "Guru-guruku menderita
penyakit aneh, maka aku ingin berunding dengan Tuan!"
"Berunding apa?"
"Kami ingin membeli sebuah kereta kuda agar bisa pulang
ke kampung halaman. Apakah Tuan sudi membantu kami?"
Orang tua berjenggot itu memandang Kun Lun Sam Cu
sejenak, kemudian baru berkata.
"Eh" Air muka mereka tampak aneh, tapi bukan mengidap
suatu penyakit!" Tuan!" Bee Kun Bu menarik nafas, "Sulit dijelaskan.
Namun kelihatannya Tuan mengerti ilmu pengobatan Sudikah
Tuan mengobati mereka bertiga?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Baiklah." Orang tua berjenggot itu mengangguk
Terimakasih, Tuan!" ucap Bee Kun Bu girang sekali
Orang tua berjenggot segera berseru pada orangorangnya, sedangkan Lie Ceng Loan tidak mendengar
pereakapan mereka. "Kakak Bu, engkau bicara apa dengan orang tua itu?"
tanyanya heran. Tenang, Adik Loan!" sahut Bee Kun Bu. ia juga terkejut
ketika mendengar suara seruan orang tua berjenggot yang
mengandung Lweekang. Setelah orang tua berjenggot itu berseru, wajah orangorangnya mendadak tampak tegang, Bee Kun Bu ingin tahu
apa yang dikatakan orang tua berjenggot pada orangorangnya, namun ia sama sekali tidak mengerti
"Kakak Bu, orang tua itu omong apa?" tanya Lie Ceng
Loan. "Aku pun tidak mengerti," sahut Bee Kun Bu sambil
tersenyum "Orang tua itu berbicara dengan bahasa suku-nya."
Berselang beberapa saat kemudian, orang tua berjenggot
telah usai berbicara. Orang-orangnya segera mundur bersama
kereta kuda mereka. Tuan!" Bee Kun Bu keheranan "ltu kenapa?"
Tenang, itu cuma menjaga diri," sahut orang tua
berjenggot sambil tersenyum.
"Aku tidak mengerti maksud Tuan, Mereka bertiga adalah
guru-guruku, Bagaimana mungkin akan turun tangan jahat
terhadap kalian?" ujar Bee Kun Bu.
Orang tua berjenggot bergumam, tapi menggunakan
bahasa sukunya, maka Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan sama
sekali tidak mengerti KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika orang-orang itu mundur, justru menyisakan sebuah
kereta kuda, sementara orang tua berjenggot dengan gesit
meloncat turun dari kereta kuda.
ia mendekati Kun Lun Sam Cu, lalu berhenti di hadapan
mereka dalam jarak beberapa depa, Dengan penuh perhatian
orang tua berjenggot menatap Kun Lun Sam Cu, kemudian air
mukanya tampak berubah. "Engkau harus berkata sesungguhnya padaku, bagaimana
penyakit mereka bertiga?" ujar orang tua berjenggot
"Mereka bertiga tidak waras, hingga masing-masing tidak
mengenali dirinya sendiri," jawab Bee Kun Bu.
"Haaah!" seru orang tua berjenggot kaget
Tuan...." Bee Kun Bu tereengang.
Akan tetapi, mendadak orang tua berjenggot itu melesat ke
hadapan Kun Lun Sam Cu, kemudian memutarkan badannya
ke belakang Tong Leng Tojin dan Hiang Ceng Totiang,
sekaligus mencengkeram punggung mereka berdua.
Bee Kun Bu terkejut ia ingin mencegah perbuatan orang
tua berjenggot, tapi sudah terlambat
Serrt! Serrrt! Suara sobekan baju di punggung Tong Leng
Tojin dan Hian Ceng Totiang.
Orang tua berjenggot memandang punggung mereka
berdua, wajahnya berubah langsung dan menyurut mundur
beberapa langkah. Sikap orang tua berjenggot seakan telah melihat sesuatu
di punggung Tong Leng Tojin dan Hian Ceng Totiang, Ketika
Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan ingin bertanya, orang tua
berjenggot telah mengibaskan tangannya seraya berkata.
"Kereta kuda itu kuberikan pada kalian, baik-baiklah kalian
berdua menjaga diri!"
Usai berkata begitu, orang tua berjenggot segera kembali
ke kereta kudanya dan berteriak tiga kali.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Apa yang diteriakkannya, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan
sama sekali tidak mengerti, karena orang tua berjenggot
menggunakan bahasa sukunya.
Walau tidak mengerti, namun Bee Kun Bu dapat menduga
bahwa orang tua berjenggot itu telah mengidap penyakit
seperti Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu, terbukti dari
teriakkannya yang menyebut Mo Kui Ceh Yi.
Setelah orang tua berjenggot berteriak, orang-orang-nya
juga berseru kaget dengan wajah berubah, Mereka lalu
melanjutkan perjalanan hanya tersisa sebuah kereta kuda di
situ. "Tuan!" seru Bee Kun Bu, "Sebetulnya apa yang telah
terjadi?" Orang tua berjenggot tidak menyahut, cuma menjura ke
arah Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan dan terus melanjutkan
perjalanan Begitu cepat keberangkatan mereka, Tak lama rombongan
pedagang itu sudah tak tampak lagi.
Menghadapi kejadian itu, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan
cuma berdiri termangu-mangu di tempat Mereka tidak
mengerti kenapa rombongan itu pergi begitu saja.
"Kakdk Bu, sebetulnya mereka telah melihat apa?" tanya
Lie Ceng Loan heran. "Aku pun tidak tahu," sahut Bee Kun Bu sambil melangkah
ke belakang Kun Lun Sam Cu, karena orang tua berjenggot
merobek baju di punggung mereka, Sedangkan Lie Ceng
Loan mengikutinya dari belakang.
Mereka berdua sudah berdiri di belakang Tong Leng Tojin
dan Hian Ceng Totiang, Ternyata di punggung mereka,
tepatnya di Leng Tay Hiat terdapat sebuah tanda hijau
sebesar telapak tangan. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tanda itu tampak samar, bahkan tidak tampak kalau dilihat
sepintas lalu. Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan maju selangkah, lalu
memperhatikan tanda hijau itu. Ternyata tanda itu mirip setan
iblis sedang menyeringai tampak sungguh menakut kan.
Mereka berdua tereengang sebab tanda hijau itu
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sepertinya tumbuh dari dalam, bukan dilukis atau diukir dari
luar. Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan tidak mengerti kenapa
punggung Kun Lun Sam Cu bisa begitu, Akhirnya Bee Kun Bu
menutup kembali punggung mereka.
"Adik Loan!" ujar Bee Kun Bu kemudian, "Kini sudah ada
kereta kuda, kita harus kembali pada rencana se-mula."
"Baik." Lie Ceng Loan mengangguk
Mereka berdua memapah Kun Lun Sam Cu ke dalam
kereta kuda, Bee Kun Bu duduk di depan memegang tali
kendali kuda, Tak lama kemudian, kereta kuda itu pun mulai
meluncur ke depan memasuki Giok Bun Kwan.
Ketika hari mulai malam, kereta kuda itu telah sampai di
ujung jalan, Bee Kun Bu menghentikan kereta kuda dan
meloncat turun, ia lalu bertanya pada pelayan kedai teh yang
ada di situ tentang Na Hai Peng, Pelayan itu mengatakan
melihat orang tersebut melewati tempat itu menuju arah timur
Bee Kun Bu mengucapkan terimakasih lalu kembali
menghampiri Lie Ceng Loan, ia memandang gadis itu seraya
berkata. "Ayah angkat berjalan menuju ke arah timur sedangkan
untuk mencapai gunung Kwat Cong San, engkau harus
menempuh arah selatan, Oleh karena itu, kita terpaksa
berpisah di sini!" "Kakak Bu,.,." Lie Ceng Loan mulai mengucurkan air mata.
"Adik Loan, hati-hatiah engkau dalam perjalanan!" pesan
Bee Kun Bu dan menambahkan, "Aku telah menotok jalan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
darah ke tiga guru kita, Sebelum engkau bertemu Kakak Pek,
janganlah engkau membebaskan totokan mereka!"
"Ya." Lie Ceng Loan mengangguk sesungguhnya masih
banyak yang akan dikatakan gadis itu. Namun
tenggorokannya tersumbat lantaran timbulnya duka di dalam
hatinya, sehingga ia cuma bisa terisak-isak menahan rasa
dukanya. Mereka berhadapan lama sekalL Berselang beberapa saat
kemudian, barulah Bee Kun Bu mendongakkan kepala seraya
berkata. "Adik Loan, aku harus pergi."
"Kakak Bu!" Lie Ceng Loan menatapnya dengan air mata
berderai-derai, "Engkau harus hati-hati dan baik-baik menjaga
diri!" "Adik Loan!" Bee Kun Bu membelai rambutnya. "Engkau
pun harus baik-baik menjaga diri!"
Mereka saling memandang, Bee Kun Bu tahu betapa
tingginya ilmu ginkang Na Hai Peng, maka kalau tidak cepatcepat mengejarnya, tentu akan ketinggalan semakin jauh.
Oleh karena itu, Bee Kun Bu mengeraskan hatinya, ia
membalikkan badannya kemudian melesat pergi.
Lie Ceng Loan memandang punggung Bee Kun Bu
dengan wajah murung, Tak lama pemuda itu telah lenyap dari
pandangannya, Dapat dibayangkan, betapa sedihnya hati
gadis itu. Namun ia tetap melanjutkan perjalanannya menuju
gunung Kwat Cong San. sementara bulan pun mulai
menampakkan diri di langit....
****** Bab ke 56 - Bertemu Orang Aneh Yang menyeramkan
Di bawah sinar rembulan, Lie Ceng Loan terus melakukan
perjalanan Ketika larut malam, ia melihat kuda yang menarik
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kereta itu telah lelah sekali, Oleh karena itu ia lalu
menghentikan perjalanannya.
Walau jalan di tempat itu cukup besar, namun suasananya
amat sunyi sepi Di pinggir jalan itu cuma terdapat batu-batu
yang berserakan Lie Ceng Loan meloncat turun, lalu membuka pintu kereta
sekaligus memandang ke da!am. seketika juga ia tampak
tertegun Ternyata ia melihat Kun Lun Sam Cu duduk bersandar
Padahal seingatnya ia dan Bee Kun Bu membaringkan
mereka di dalam kereta, kenapa sekarang duduk bersandar"
Karena merasa heran, Lie Ceng Loan menjulurkan
kepalanya melongok ke dalam Pada waktu bersamaan, ia
mendengar suara tawa di belakangnya.
Lie Ceng Loan terkejut dan segera menoleh ke belakang,
Tampak seorang berwajah tampan berdiri di belakangnya,
yakni Co Hiong. "Saudara Co!" Lie Ceng Loan terperanjat Ternyata
engkau!" "Nona Lie!" Co Hiong tersenyum manis, "Dasar jodoh, kita
bertemu di sini lagi, ini sungguh di luar dugaan."
Lie Ceng Loan adalah gadis yang polos dan berhati bajik,
Maka terhadap Co Hiong, ia tidak begitu men-dendamnya.
LagipuIa ia masih mengira bahwa Co Hiong pernah
berusaha menolong Bee Kun Bu. Padahal sesungguhnya, itu
cuma merupakan rencana busuk Co Hiong.
"Saudara Co, Kakak Siao Tiap mencarimu Engkau tidak
bertemu dengannya?" tanya Lie Ceng Loan
Air muka Co Hiong langsung beruban Matanya pun melirik
ke sana ke mari. Kemudian ia tertawa karena tidak melihat
siapa pun berada di tempat itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Nona Lie, Na Siao Tiap memang tidak bertemu
denganku." sahutnya.
"Ke tiga guruku sekarang duduk bersandar, apakah itu
perbuatanmu?" tanya Lie Ceng Loan mendadak
"Ya." Co Hiong mengangguk dan memberitahukan "Aku
bersembunyi di kolong kereta, tentunya kalian tidak dapat
melihat diriku." sesungguhnya Lie Ceng Loan juga merasa heran, kenapa
Co Hiong muncul mendadak di tempat itu.
"Maaf! Aku harus melanjutkan perjalanan." ujarnya dingin
"Nona Lie!" Co Hiong tertawa, "Engkau begitu mencintai
saudara Bee, tapi dia tidak mempedulikanmu."
"Jangan omong kosong di sini!" bentak Lie Ceng Loan
gusar "Nona Lie, aku tidak omong kosong, Dia pergi
meningga!kanmu, bukankah pertanda dia tidak
mempedulikanmu lagi?" ujar Co Hiong sambil menggelenggelengkan kepala.
"Ayah angkatnya mengalami sesuatu, maka dia pergi
mengejar ayah angkatnya, bukan tidak mempedulikanku."
"Apa" Engkau bilang apa?" Wajah Co Hiong tampak
terkejut Ternyata ia sama sekali tidak tahu tentang apa yang
telah menimpa diri Na Hai Peng maupun Kun Lun Sam Cu.
"Ayah angkat Bee Kun Bu dan ke tiga guruku.,." tutur Lie
Ceng Loan sejeIas-jelasnya.
Co Hiong terheran-heran mendengar penuturan Lie Ceng
Loan. "Engkau tahu apa artinya Mo Kui Ceh Yi?" tanya Lie Ceng
Loan sambil menatapnya. "Aku tidak tahu, bahkan mendengar pun tak pernah," sahut
Co Hiong sungguh-sungguh.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Padahal kemunculan Co Hiong, sebenarnya membawa
suatu niat jahat terhadap Lie Ceng Loan. Tapi ia berpikir lebih
jauh. Kini ia telah memperoleh kitab ilmu silat Sam Im Sin Ni,
sedangkan kepandaian Lie Ceng Loan juga tidak rendah,
seandainya ia menimbulkan suatu masalah di sini, tentunya
tidak akan menguntungkan dirinya, Karena itu, timbullah suatu
ide dalam hatinya. "Nona Lie! Engkau pergilah! Mulai sekarang kita tidak akan
bertemu lagi!" ujar Co Hiong sambil menarik nafas, Ternyata ia
ingin memperalat gadis itu untuk menyiarkan tentang apa
yang dikatakannya barusan.
"Lho" Kenapa?" Heran Lie Ceng Loan.
"Guruku telah mati, maka aku harus berkumpul dengan
isteri guruku dan Sumoyku, Jadi... aku ingin hidup tenang
melewati hari-hariku."
"Oh?" Lie Ceng Loan manggut-manggut "Bagus kalau
engkau bisa begitu."
"Nona Lie!" Co Hiong menjura, "Sampai jumpa!"
Co Hiong melesat pergi, Kalau Co Hiong tidak berpikir
begitu tadi, mungkin saat ini Lie Ceng Loan sudah dalam
bahaya, Namun ternyata Co Hiong lebih mementingkan kitab
ilmu silat Sam Im Sin Ni.
Setelah Co Hiong melesat pergi, Lie Ceng Loan masuk ke
dalam kereta, ia memeriksa nadi Kun Lun Sam Cu. Ternyata
nadi mereka berdenyut cepat dan aneh, tapi tidak ada tandatanda terluka.
Lie Ceng Loan tidak habis berpikir Kemudian ia kembali ke
tempat duduk lalu melanjutkan perjalanan
Tak terasa delapan hari telah berlalu, Dalam hari-hari itu ia
terus memikirkan Bee Kun Bu. ia tidak berani membebaskan
totokan di tubuh Kun Lun Sam Cu. Karena badan Kun Lun
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sam Cu tidak bisa bergerak, maka ia harus menyuap mereka
dengan buah-buahan dan makanan lainnya.
Meskipun ia berdiri di hadapan Kun Lun Sam Cu, tapi
mereka bertiga sama sekali tidak mengenalinya, Sungguh
duka hatinya menyaksikan itu.
Hari ini ketika sedang melanjutkan perjalanan, tiba-tiba ia
mendengar suara "Ngung! Ngung!" di belakangnya.
Suara itu amat aneh dan sangat menyeramkan Lie Ceng
Loan merinding mendengar suara itu, Kemudian ia menoleh
ke belakang, tapi tidak melihat apapun. padahal suara itu
sudah makin dekat Tak seberapa lama kemudian, kereta kuda itu menikung,
pada saat itu terdengar pula suara derap kaki kuda yang amat
cepat Suara ngung-ngungan itu pun terdengar makin jelas
membisingkan telinganya. "Sebal!" seru Lie Ceng Loan dalam hati.
Tampak dua ekor kuda berlari laksana kilat di belakang
kereta kuda Lie Ceng Loan, Gadis itu menoleh ke belakang,
Ke dua ekor kuda itu sudah makin mendekat dan tampak dua
orang menunggang kuda-kuda itu.
karena ke dua ekor kuda itu berlari begitu cepat, Lie Ceng
Loan segera menghentikan kereta kudanya 4i pinggir jalan,
untuk memberi kesempatan ke dua ekor kuda itu berla!u.
Setelah itu ia memandang ke arah ke dua penunggang kuda
itu. Ke dua orang itu mengenakan pakaian serba putih, Ketika
melihat wajah ke dua orang itu, Lie Ceng Loan menjerit kaget
"Haaah.,. Ternyata ke dua orang itu mengenakan kedok kulit
manusia, yang menyeramkan Kedok itu menyerupai muka
setan iblis yang bertaring panjang.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan mengerutkan kening, ia merasa pernah
menyaksikan muka setan iblis tersebut itulah yang
membuatnya tereengang. Akhirnya ia teringat juga, Tanda hijau di punggung Tong
Leng Tojin dan Hian Ceng Totiang persis seperti kedok itu.
Hati Lie Ceng Loan tersentak Kalau saat ini masih
bersama Bee Kun Bu, tentu ia tidak akan merasa terkejut
maupun takut Tapi saat ini, ia cuma seorang diri, Kalau ada
apa-apa, ia tidak tahu harus bagaimana menghadapinya.
Ke dua orang itu menghentikan kuda masing-masing,
sekaligus memandang ke arah Lie Ceng Loan, Gadis itu
merasa bahwa sorotan mata mereka aneh sekali, bahkan juga
melihat semacam terompet yang dibuat dari tulang putih
bergantung di dada mereka, Ternyata suara ngung-ngungan
tadi suara terompet tersebut
Lie Ceng Loan berpikir, bahwa tidak lama lagi akan tiba di
gunung Kwat Cong San, jadi tidak mau banyak urusan
Oleh karena itu, ia menggerakkan tali kendali kuda, Tak
lama kereta kuda itu pun mulai meluncur Di saat bersamaan,
salah seorang penunggang kuda itu menjulurkan tangannya
untuk memegang pinggiran kereta, Bukan main kuatnya
tenaga orang itu, seketika juga kereta kuda itu tidak bisa
bergerak "Lie Ceng Loan terkejut menyaksikan tenaga orang itu, tapi
juga amat gusan "Ei! Engkau mau apa?" tanyanya.
Orang itu menatap Lie Ceng Loan dengan mata mendelik,
sehingga membuatnya merinding seketika.
"Kenapa kalian tidak membiarkan aku pergi?" tanyanya
kemudian Orang yang memegang pinggiran kereta tertawa dingin
Menyusul terdengar pula suara "Krek", kayu di pinggiran
kereta itu telah patah, sehingga kereta itu menjadi miring, Lie
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ceng Loan nyaris terjatuh, untung ia masih sempat meloncat
ke atas. Di saat itu pula ia teringat pada Kun Lun Sam Cu yang tak
bisa bergerak di dalam kereta, ia cepat-cepat menghunus
pedangnya sambil melayang turun
Akan tetapi, ia sudah terlambat karena orang itu telah
membuka pintu kereta, dan tampak Kun Lun Sam Cu
tergelinding ke luar. Lie Ceng Loan tidak tahu siapa ke dua orang itu, Namun ia
yakin bahwa kedatangan mereka karena Kun Lun Sam Cu.
Ketika melihat Kun Lun Sam Cu tergelinding ke luar, cemaslah
hati gadis itu. "Jangan ganggu mereka!"
pedangnya bergerak, jurus Siauw Cih Thian Lam pun
dikeluarkannya untuk menyerang orang itu.
Bukan main cepatnya gerakan pedang Lie Ceng Loan, Di
saat ujung pedang itu hampir menusuk bahu orang tersebut
mendadak orang itu bersiul aneh sambil melesat ke atas
beberapa depa, sehingga pedang Lie Ceng Loan menyerang
tempat kosong. Lie Ceng Loan terkejut sekali ketika menyaksikan gerakan
orang itu, ia lalu bergerak cepat ke hadapan Kun Lun Sam Cu.
Orang yang melesat ke atas itu tertawa panjang sambil
melayang turun, Temannya segera memberi isyarat Mereka
berdua lalu mengangkat terompet yang bergantung di dada,
kemudian meniupnya tiga kali.
Ngung! Ngung! Ngung! Suara itu sangat menusuk telinga dan menggetarkan hati.
Lie Ceng Loan mengira mereka mengerahkan semacam ilmu.
Maka ia segera menghimpun hawa murninya agar dirinya
tidak terpengaruh KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Suara itu memang kedengaran amat lihay, tapi Lie Ceng
Loan tidak merasakan apa-apa, otomatis membuatnya
terheran-heran. Di saat itu pula ke dua orang tersebut meniup
terompet lagi tiga kali, Tiba-tiba Lie Ceng Loan merasa ada
desiran angin yang.amat dahsyat di belakangnya. itu sungguh
di luar dugaannya. Di hadapannya hanya ada dua musuh, tetapi kenapa
masih ada serangan gelap di belakangnya" sedangkan Kun
Lun Sam Cu masih dalam keadaan tertotok tidak bisa
bergerak Lie Ceng Loan ingin berkelit namun sudah terlambat sebab
punggungnya telah kena pukulan
Buuuk! Untung Lweekangnya sudah mengalami banyak kemajuan
Sebelum punggungnya terhantam pukulan itu, ia telah
menghimpun tenaga murni untuk melindungi d iri nya.
Pukulan itu membuat Lie Ceng Loan terhuyung-huyung ke
depan, bahkan nyaris terjatuh
Pada waktu bersamaan, ia pun melancarkan serangan
Coan Yun Cai Goat (Menembus Awan Memetik Bulan) ke
arah orang berbaju putih yang berdiri di hadapannya. Orang
itu meloncat mundur Lie Ceng Loan menggunakan
kesempatan itu untuk menoleh ke belakang.
Begitu menoleh, Lie Ceng Loan nyaris jatuh duduk
seketika, Ternyata di situ berdiri tiga orang, yakni Kun Lun
Sam Cu. sementara Hian Ceng Totiang sedang menurunkan
tangannya. itu membuktikan bahwa orang yang melancarkan serangan
gelap itu Hian Ceng Totiang, sedangkan wajah mereka
tampak aneh sekali, Meringis dan menyeringai
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan tidak mengerti, kenapa mereka bisa
bergerak" Padahal tubuh mereka telah ditotok oleh Bee Kun
Bu. Toa Supek, Ji Supek, Suhu!" panggil nya kaget
Walau Lie Ceng Loan telah memanggil mereka bertiga,
tapi ke tiga orang itu tetap berdiri mematung di tempat
sedangkan ke dua orang berbaju putih berteriak aneh,
kemudian secepat kilat melancarkan serangan ke arah Lie
Ceng Loan. Lie Ceng Loan merasa ada angin pukulan di be-lakangnya,
Maka ia segera menggerakkan pedangnya mengeluarkan
jurus Ciok Phoh Thian Keng (Batu Pecah Langit Kaget),
pedangnya berkelebatan menghadang serangan ke dua orang
berbaju putih. Setelah mengeluarkan jurus itu, tangan kirinya pun
bergerak ke arah bahu salah seorang berbaju putih, itulah
pukulan tangan kosong yang diajarkan Liong Giok Pin
berdasarkan buku catatan silat Sam Im Sin Ni.
pukulan tangan kosong itu berhasil menghantam jalan
darah di bahu orang berbaju putih tersebut
Orang berbaju putih itu menjerit-jerit sambit meloncat
mundur Lengannya sudah tidak bisa bergerak lagi.
Orang berbaju putih yang satu lagi juga meloncat mundur
kemudian mereka berdua bersiul aneh terus-menerus.
Setelah berhasil dengan pukulan itu, Lie Ceng Loan
tampak bersemangat sekali, Badannya bergerak ke depan.
Namun di saat badannya bergerak, ke dua orang berbaju
putih kembali meniup terompet Suara ngung-ngungan pun
terdengar lagi, seketika itu juga berkelebat tiga sosok
bayangan ke arah Lie Ceng Loan dan langsung
mengurungnya, Tiga sosok bayangan itu ternyata Kun Lun
Sam Cu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Guru, anak Loan...."
Belum juga gadis itu usai mengucap, Giok Cin Cu sudah
menggerakkan pedangnya menyerang dengan jurus Hun Hoa
Soh Liu (Dahan Bergoyang Bunga Ber-taburan).
sebetulnya Lie Ceng Loan tidak mau bertarung dengan
gurunya, namun jurus itu amat mendesaknya, sehingga ia
terpaksa menangkis dengan jurus yang sama.
Trang! Ke dua pedang itu beradu dan masing-masing
mundur selangkah Di saat itu, Tong Leng Tojin dan Hian Ceng
Totiang juga sudah menyerangnya.
Lie Ceng Loan terkejut dan juga berduka, ia tahu jelas Kun
Lun Sam Cu adalah tokoh tua yang gagah dan lurus, Tidak
mungkin mereka akan turun tangan terhadap dirinya, Namun
kini mereka menyerangnya, itu pertanda mereka sudah tidak
waras lagi. Gadis itu pun tahu, kalau ia terus-menerus bertarung
dengan Kun Lun Sam Cu, akhirnya pasti sama-sama celaka,
Oleh karena itu, ketika Tong Leng Toj in dan Mian Ceng
Totiang menyerangnya, ia cuma meloncat mundur
menghindari serangan-serangan mereka.
Akan tetapi, muncul lagi serangan dari betakang, Tanpa
menghiraukan serangan itu, Lie Ceng Loan melesat ke arah
ke dua orang berbaju putih seraya membentak
"Kalian berdua sedang berbuat apa?"
Kemudian disusul pula dengan serangan beruntun dari tiga
jurus Hun Kong Kiam Hoat, yakni jurus Ciok Phoh Thian Keng
(Batu Pecah Langit Kaget), Uh Cian Yun Sou (Kabut Sirna
Awan Buyar) dan jurus Ih Hong Hong Siauw (Angin Puyuh
Berdesir). Ke tiga jurus ilmu pedang itu menciptakan puluhan
bayangan pedang mengarah pada ke dua orang berbaju putih,
sehingga mereka berdua terdesak mundur Pada jurus ke tiga,
terdengarlah suara jeritan aneh dari orang berbaju putih yang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
terluka bahunya tadi Ternyata bahunya tertusuk lagi oleh
pedang itu. Lie Ceng Loan tidak berhenti sampai di situ, ia masih
menyerang mereka dengan jurus-jurus ilmu pedang Hun Kong
Kiam Hoat, Akan tetapi, ke dua orang berbaju putih itu
mendadak melesat ke atas punggung kuda masing-masing,
lalu meniup terompet aneh itu tiga kali.
Gadis itu ingin mengejar mereka, namun mendadak Kun
Lun Sam Cu memekik aneh, sedangkan ke dua orang berbaju
putih telah melarikan kuda masing-masing, Kun Lun Sam Cu
pun melesat mengikuti mereka, kejadian itu sungguh
mengejutkan Lie Ceng Loan. kemudian secepat kilat ia
memutuskan tali kereta dengan pedangnya, lalu meloncat ke
atas punggung kuda dan menepuk badan kuda itu.
Kuda itu meringkik dan langsung berlari kencang ke arah
ke dua orang berbaju putih, Padahal Lie Ceng Loan tahu kalau
Kun Lun Sam Cu telah dikendalikan oleh ke dua orang berbaju
putih itu. kalau ia berhasil menyusul mereka, mungkin dirinya
yang bakal celaka. Tapi mengingat Bee Kun Bu yang menyerahkan Kun Lun
Sam Cu padanya untuk dibawa ke gunung Kwat Cong San,
maka ia harus bertanggung jawab tentang itu. sesungguhnya
kini kepandaian Lie Ceng Loan telah berada di atas Kun Lun
Sam Cu, sebab mendapat petunjuk dari Pek Yun Hui dan Na
Siao Tiap. Berhubung rasa tanggung jawabnya terhadap Bee Kun Bu,
maka ia mengambil keputusan untuk mengejar Kun Lun Sam
Cu. Lewat lima enam mil kemudian, Lie Ceng Loan melihat
Kun Lun Sam Cu berlari-lari mengikuti ke dua orang berbaju
putih yang menunggang kuda, Namun gadis itu masih
tertinggal jauh, sehingga ia berteriak-teriak memanggil Kun
Lun Sam Cu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Akan tetapi, Kun Lun Sam Cu tetap berlari mengikuti ke
dua orang berbaju putih, Ketika hari mulai senja, Kun Lun Sam
Cu dan ke dua orang berbaju putih memasuki sebuah rimba.
Lie Ceng Loan girang, karena kuda tidak bisa berlari cepat
di dalam rimba, maka gadis itu meninggalkan kudanya, lalu
mengejar mereka menggunakan ilmu gin-kang, Tapi
mendadak ia mendengar suara siulan tiga kali di dalam rimba.
Tak lama muncullah tiga orang yang langsung menyerang Lie
Ceng Loan dengan golok. Gadis itu terkejut bukan main. ia menggerakkan
pedangnya secepat kilat menangkis ke tiga golok itu.
Trang! Trang! Trang! Walau ia berhasil mematahkan serangan-serangan itu,
namun keringat dinginnya mengucur
Ke tiga orang itu bersiul aneh lagi lalu dengan serentak
menyerang Lie Ceng Loan. Padahal Lie Ceng Loan ingin
lekas-lekas mengejar Kun Lun Sam Cu, tapi tiga orang berilmu
golok aneh itu menghadangnya, sehingga tidak dapat
melepaskan diri dan terpaksa ber-tarung. Tak terasa
pertarungan mereka telah melewati tiga puluh jurus lebih,
Namun Lie Ceng Loan belum melihat jelas wajah ke tiga orang
itu, sebab begitu muncul, ke tiga orang itu langsung
menyerangnya, sehingga Lie Ceng Loan harus menangkis
dan berkelit Mereka terus bertarung sampai hari sudah mulai gelap,
pertarungan sudah melewati lima puluh jurus lebih, namun Lie
Ceng Loan tidak bisa menerka berasal dari golongan mana
ilmu golok mereka. Semakin bertarung, Lie Ceng Loan semakin di atas angin,
dan barulah bisa melihat wajah mereka, Ternyata mereka juga
mengenakan kedok kulit manusia, dan berpakaian serba putih.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan menarik nafas lega, sebab mereka bertiga
segolongan dengan ke dua orang berbaju putih, yang
menunggang kuda tadi, Asal bisa mengalahkan mereka
bertiga, tentunya bisa memaksa mereka untuk
memberitahukan golongan mereka dan ke mana perginya Kun
Lun Sam Cu. Karena berpikir demikian, Lie Ceng Loan lebih
bersemangat dan langsung menggerakkan pedangnya
secepat kilat, Orang berbaju putih yang di hadapan Lie Ceng
Loan meloncat mundur, namun terpeleset jatuh.
Lie Ceng Loan tidak menyia-nyiakan kesempatan itu,
Laksana kilat ia menyerang orang berbaju putih yang terjatuh
Tapi di saat bersamaan, berkelebat pula sinar golok ke
arahnya, Ternyata ke dua orang baju putih lainnya
menyerangnya dari arah kiri dan kanan.
Lie Ceng Loan jadi batal menyerang orang baju putih yang
terjatuh itu. ia terpaksa mengayunkan pedangnya untuk
menangkis serangan-serangan tersebut dengan jurus Pat
Hong Hong Ih (Hujan Angin Delapan Penjuru).
Trang! Trang! Ke dua golok itu tertangkis, bahkan
sekaligus membuat ke dua orang berbaju putih itu terpental
mundur beberapa langkah. Lie Ceng Loan memutarkan badannya, maksudnya ingin
menyerang orang berbaju putih yang terjatuh tadi Namun di
saat bersamaan, orang baju putih itu telah mengayunkan
goloknya ke leher Lie Ceng Loan, Ternyata ia tadi cuma
berpura-pura jatuh, agar Lie Ceng Loan lengah pada nya.
Memang tidak salah, Lie Ceng Loan sama sekali tidak
menyangka. Maka betapa terkejutnya gadis itu. Lagi pula
golok itu telah mengarah lehernya, Sungguh bahaya dirinya di
saat ini. Bagaimana cara Lie Ceng Loan menghindar" Tiada jalan
lain kecuali menarik dirinya ke belakang. sedangkan ujung
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
golok itu melewati leher Lie Ceng Loan cuma berjarak
setengah jengkal seandainya gadis itu terlambat menarik
dirinya ke belakang, saat ini lehernya pasti sudah putus.
Setelah menarik menyurut ke belakang, dan ketika golok
itu melewati lehernya, ia pun menerobos maju sambil
menjulurkan tangan kirinya. itulah jurus tangan kosong Sam
Im Sin Ni. Orang berbaju putih itu tertegun, karena goloknya tidak
dapat menebas leher Lie Ceng Loan, bahkan gadis itu balas
menyerangnya dengan tangan kosong.
Karena tertegun, maka orang berbaju putih itu tidak
sempat berkelit lagi, sehingga jalan darah di lengannya
tertotok oleh jari Lie Ceng Loan.
Kreek! Mungkin lengan orang berbaju putih itu telah patah,
ia terhuyung-huyung ke belakang lalu jatuh.
Lie Ceng Loan langsung melesat ke arahnya, kemudian
mencengkeram nadinya, Maksud gadis itu ingin bertanya
padanya di mana Kun Lun Sam Cu. Ketika ia baru mau
membuka mulut bertanya, ke dua orang berbaju putih yang
terpental tadi telah menyerangnya
Lie Ceng Loan terpaksa melepaskan cengkeramannya di
nadi orang berbaju putih, yang satu itu, lalu berkelit ke
samping. Tapi ke dua orang itu telah mundur Salah seorang segera
melesat ke arah temannya yang terluka, langsung
memapahnya dan sekaligus melesat ke dalam rimba, Begitu
pula orang berbaju putih yang lain, juga melesat ke dalam
rimba. Bagaimana mungkin Lie Ceng Loan akan membiarkan
mereka kabur" ia segera mengerahkan ginkangnya mengejar
mereka, Begitu memasuki rimba itu, ia terheran-heran, karena
di dalam rimba itu amat sunyi, sepertinya tidak ada orang
sama sekali, Padahal mereka bertiga baru melesat ke dalam.
Lagipula salah seorang dari mereka telah terluka, Bagaimana
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mungkin mereka bisa kabur begitu cepat" Mungkinkah
mereka bersembunyi di suatu tempat" Pikir Lie Ceng Loan.
Setelah berpikir demikian, ia tidak menggunakan ginkang
lagi, melainkan melangkah biasa sambil menengok ke sanasini.
Tiba-tiba terdengar suara di depan, Giranglah Lie Ceng
Loan. Ketika ia baru mau melesat ke arah suara itu,
mendadak tempat itu berubah gelap, Ternyata ada gumpalan
awan hitam menutupi bulan di langit
Karena itu, Ue Ceng Loan terlambat sehingga sudah tidak
tahu di mana arah suara itu.
Tak lama kemudian, tempat itu berubah agak terang lagi,
karena awan hitam telah melewati bulan di langit sedangkan
Lie Ceng Loan sudah ke luar dari rimba itu. Tampak sebuah
jalan besar di situ, tapi tidak kelihatan bayangan ke tiga orang
berbaju putih. Lie Ceng Loan penasaran sekali. ia yakin, ke tiga orang itu
tidak mungkin pergi melalui jalan besar, sebab mereka bertiga
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
harus menghindarinya Tapi Lie Ceng Loan juga tidak tahu
arah mana yang mereka tempuh, Akhirnya ia terpaksa menuju
jalan besar itu, lalu mengerahkan ginkangnya
Kka-kira beberapa mil kemudian, tampak sebuah jalan
kecil membelok ke kiri Ue Ceng Loan berhenti di situ, lalu
memperhatikan jalan kecil itu. Terlihat enam buah tapak kaki
di situ. Giranglah Lie Ceng Loan, itu pertanda ke tiga orang
berbaju putih melalui jalan kecil tersebut Segeralah ia
mengerahkan ginkang mengejar
Akan tetapi, hingga hari mulai terang, Lie Ceng Loan
masih belum berhasil mengejar ke tiga orang itu, Maka ia
berhenti sambil berpikir Tiba-tiba ia tersentak, jangan-jangan
ke enam tapak kaki itu merupakan suatu tipuan belaka, agar
dirinya mengejar di situ.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
wajahnya langsung berubah murung, ia tidak menyangka
kalau dirinya akan terjebak oleh tapak-tapak kaki itu.
sedangkan gunung Kwat Cong San sudah dekat ia menjadi
putus asa, Bagaimana mungkin dapat menemukan Kun Lun
Sam Cu lagi" Lebih baik langsung
menuju gunung Kwat Cong San menemui Pek Yun Hui,
sekaligus berunding dengannya pikir Ue Ceng Loan sambil
mengerahkan ginkangnya menuju gunung Kwat Cong San.
****** Hari berikutnya, Lie Ceng Loan telah tiba di gunung Kwat
Cong San, ia terus mengerahkan ginkangnya menuju ke gua
Thian Kie Cinjin, Setelah mendekat, terdengar suara alunan
suling yang amat memiluka
Lie Ceng Loan segera melesat ke tempat itu, Tampak Giok
Siauw Sian Cu duduk di atas batu sambil meniup suIing.
"Kakak Giok Siauw! Kakak Pek ada?" seru Lie Ceng Loan.
Giok Siauw Sian Cu berhenti meniup suling, lalu
menoIehkan kepalanya, ia tertegun ketika melihat Lie Ceng
Loan. "Eh" Nona Loan!" Giok Siauw Sian Cu menatapnya
dengan penuh keheranan "Kenapa engkau meninggalkan
gunung Taysan?" "Ya." Lie Ceng Loan mengangguk "Kakak Pek ada di
dalam gua?" Tiba-tiba air muka Giok Siauw Sian Cu berubah, lalu
membalikkan badannya, ia mulai meniup suling lagi, sama
sekali tidak meladeni Lie Ceng Loan.
Begitu melihat sikap Giok Siauw Sian Cu, heranlah Lie
Ceng Loan, karena selama ini Giok Siauw Sian Cu tidak
pernah bersikap demikian terhadapnya.
"Kakak Giok Siauw!" Gadis itu mendekatinya, "Kenapa sih
engkau" Kok tidak mau meladeniku?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Nona Loan!" sahut Giok Siauw Sian Cu dingin, "Ternyata
cintamu terhadap Bee Kun Bu cuma merupakan cinta palsu!"
"Eh?" Lie Ceng Loan terkejut. "Kakak Giok Siauw, apa
maksudmu itu?" "Engkau dan Na Siao Tiap berdua telah berjanji akan
menemani Bee Kun Bu selama-lamanya di tempat itu, namun
kini justru engkau seorang diri ke mari! itu membuktikan
bahwa cintamu itu palsu!"
"Kakak Giok Siauw!" Lie Ceng Loan tersenyum
"Engkau masih bisa senyum?" bentak Giok Siauw Sian Cu
gusar "Kalau aku tidak memandang Nona Pek, engkau sudah
kuhajar sekarang!" "Kakak Giok Siauw!" Lie Ceng Loan tersenyum lagi seraya
berkata, "Engkau jangan salah paham, aku bukan gadis
macam itu." "Kalau begitu, kenapa engkau ke mari?" tanya Giok Siauw
Sian Cu dengan kening berkerut
"Kakak Giok Siauw!" Lie Ceng Loan memberitahukan.
"Kakak Bu tidak mati."
Ketika mendengar itu, Giok Siauw Sian Cu nyaris meloncat
ia memandang Lie Ceng Loan dengan mata tak berkedip.
"Engkau... engkau bilang apa?" tanyanya.
"Aku bilang Kakak Bu tidak mati, dia masih hidup segar
bugar." "Ba... bagaimana dia bisa tidak mati?" tanya Giok Siauw
Sian Cu heran, "Bukankah engkau yang menyaksikan
kematiannya?" "Kakak Giok Siauw, sungguh panjang kalau dituturkan,"
ujar Lie Ceng Loan, "Mari kita masuk menemui Kakak Pek
dulu, barulah aku menuturkannya!"
"Ayo!" Giok Siauw Sian Cu menarik Lie Ceng Loan.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika menikung di sebuah tebing, muncullah Pang Siu
Wie. Begitu melihat Lie Ceng Loan, ia pun terbelalak
"Cepat beritahukan pada Nona Pek, bahwa Bee Kun Bu
tidak mati!" ujar Giok Siauw Sian Cu.
"Apa"!" Mendadak muncul Pek Yun Hui dengan wajah
berseri "Kakak Pek!" Lie Ceng Loan langsung menubruknya, dan
sekaligus mendekap di dadanya, "Kakak Bu tidak mati, dia
sudah mau ke mari, Kalau dia sudah datang dia pasti
menyalahkan aku karena tidak bisa menjaga guru dan Supek."
ucapannya yang tiada ujung pangkal itu membuat Pek Yun
Hui, Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie melongo.
"Adik Loan, engkau bilang apa" Di mana Siao Tiap?" tanya
Pek Yun Hui. "Aku tidak tahu. Kakak Pek, aku... aku menghadapi suatu
masalah yang amat aneh, yang membuatku resah sekali."
"Adik Loan!" Pek Yun Hui tersenyum, "Engkau
menghadapi masalah aneh yang bagaimana" Beritahu-kanlah
perlahan-lahan!" "Aku...." Wajah Lie Ceng Loan kemerah-merahan, barulah
ia sadar telah mengucapkan yang tiada cenderungannya.
"Kita masuk dulu!" ajak Pek Yun Hui.
Mereka bertiga memasuki gua Thian Kie. Setelah mereka
duduk, Lie Ceng Loan bertanya.
"Kalian bertiga, siapa tahu apa artinya Mo Kui Ceh Yi?"
Pek Yun Hui, Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie
tertegun, Mereka bertiga saling memandang dan menyahut
serentak. "Tidak tahu," "Adik Loan!" ujar Pek Yun Hui kemudian Tutur-kanlah cara
bagaimana engkau bertemu Bee Kun BuI"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan mengangguk lalu menutur tentang
pertemuannya dengan Co Hiong, bagaimana kematian Kim
Hun Tokouw-Lam Kiong Siu, berikut Mo Kui Ceh Yi
(Perbatasan Setan Iblis) dan lain sebagai nya.
Ketika mendengar Na Hai Peng berubah tidak waras, Pek
Yun Hui, Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie tampak
terkejut sekali Setelah Lie Ceng Loan usai menutur, mereka bertiga sama
sekali tidak bersuara, Berselang sesaat, barulah Pek Yun Hui
membuka mulut berkata pada Giok Siauw Sian Cu.
"Engkau paling berpengalaman dalam rimba per-silatan,
tahukah engkau apa artinya Mo Kui Ceh Yi?"
"Aku tidak tahu." Giok Siauw Sian Cu menggeleng kepala.
"Kedengarannya seperti nama suatu tempat, tapi tidak pernah
mendengar tentang tempat itu."
"Berdasarkan apa yang dituturkan Nona Loan tadi, kaum
pedagang itu pasti tahu jelas tentang rahasia tersebut
sayangnya pada waktu itu Nona Lie tidak bertanya pada orang
tua itu." ujar Pang Siu Wie.
Tidak apa." ujar Pek Yun Hui setelah berpikir sejenak "Ke
lima orang berbaju putih itu pasti ada hubungannya dengan
Mo Kui Ceh Yi. Kita tunggu kedatangan Kun Bu, barulah kita
mengambil suatu ke-putusan."
Giok Siauw Sian Cu, Pang Siu Wie dan Lie Ceng Loan
mengangguk Lie Ceng Loan sudah lelah sekali, maka ia
segera tidur ****** Bab ke 57 - Pertama Kali Pek Yun Hui jatuh di Bawah
Angin Keesokan harinya, begitu bangun dari tidurnya, Lie Ceng
Loan langsung ke luar untuk menunggu Bee Kun Bu, Namun
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sampai tiga hari lamanya, Bee Kun Bu belum juga datang, itu
membuat hati Lie Ceng Loan jadi resah sekali, Pek Yun Hui
pun begitu, tapi ia masih bisa berlaku tenang.
Lie Ceng Loan menunggu sehari lagi, tapi Bee Kun Bu
tetap tidak muncul Gadis itu menjadi cemas dan mulai tiada
nafsu makan. wajahnya pun tampak muram sekali
Pek Yun Hui berpikir, kalau terus begini juga tiada
gunanya. Maka pada hari ke Hma, ia berpesan pada Giok
Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie, harus menjaga di depan
gua Thian Kie. Kalau Bee Kun Bu datang, suruh dia
menunggu di dalam gua, jangan pergi ia dan Lie Ceng Loan
berdua akan pergi mencari Bee Kun Bu, paling lama setengah
bulan pasti kembali ke gua Thian Kie.
Padahal sesungguhnya, Giok Siauw Sian Cu ingin ikut
mereka, namun Pek Yun Hui telah berpesan begitu, maka ia
terpaksa menurut Keesokan harinya sebelum hari terang, Pek Yun Hui dan
Lie Ceng Loan sudah berangkat
Hati Lie Ceng Loan sama sekali tidak bisa tenang, Dalam
perjalanan ia terus-menerus bertanya pada Pek Yun Hui
"Kakak Pek! Kakak Bu tidak akan terjadi sesuatu di luar
dugaan kan?" sesungguhnya Pek Yun Hui juga tidak habis berpikir,
karena urusan tersebut sangat aneh, Ketika melihat Lie Ceng
Loan begitu gelisah, ia terpaksa menghiburnya.
"Adik Loan! Bee Kun Bu pernah mengalami kesulitan di
dalam istana Pit Sia Kiong, tapi dia toh bisa selamat Nah, kini
apa yang kau khawatirkan?"
"Mudah-mudahan begitu!" ucap Lie Ceng Loan sambil
menarik nafas panjang, "Yaah! selanjutnya aku tidak mau
berpisah dengan Kakak Bu lagi!"
"Adik Loan!" Pek Yun Hui tersenyunv "Engkau yang
bersalah dalam hal ini."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kok aku yang bersalah?" tanya Lie Ceng Loan keheranan
"Siapa suruh engkau berpisah dengan dia?" Pek Yun Hui
tersenyum Iagi." "Aku sendiri pun tidak tahu, kenapa aku tidak bisa tidak
menurut perkataannya," sahut Lie Ceng Loan dengan wajah
agak kemerah-merahan. "Adik Loan!" ujar Pek Yun Hui setelah berpikir sejenak
"Ada satu urusan yang aku sungguh tidak mengerti
"Urusan apa?" tanya Lie Ceng Loan heran. "Engkau bilang
pernah melihat di atas pintu gua di dasar telaga kering itu
terdapat tulisan Sam 2m Sian Hu?" "Benar."
"Kalau begitu, ketika engkau melihat Co Hiong, apakah dia
tampak bersikap aneh?"
"Tidak juga," jawab Lie Ceng Loan seraya berpikir,
kemudian melanjutkan "Dia cuma bilang mulai sekarang akan
mendampingi Nyonya Souw dan putrinya di kuil Yang Sim Am,
tidak mau berkecimpung di dalam rimba persilatan lagi."
"Hm!" dengus Pek Yun Hui dingin, "Kakak Pek!" Lie Ceng
Loan menatapnya heran. "Kenapa engkau mendengus?"
"Aku pikir Co Hiong yang begitu licik dan jahat, bagaimana
mungkin akan tinggal di kuil itu" Pasti ada sebab
musababnya!" "Kakak Pek, untuk sekarang ini kita tidak perlu
mempedulikannya." ujar Lie Ceng Loan. "Setelah kita ke luar
dari gunung Kwat Cong San ini, ke mana kita mencari orangorang berbaju putih itu?"
"Adik Loan!" Pek Yun Hui tersenyum getir, Terus terang,
aku pun tidak tahu harus ke mana mencari mereka, Kita ikuti
keadaan saja!" "Ya." Lie Ceng Loan mengangguk
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika hari mulai petang, mereka berdua hampir tiba di
kaki gunung Kwat Cong San. sepanjang jalan, tak hentihentinya Lie Ceng Loan menarik nafas dan berkeluh kesah.
Pek Yun Hui ingin menghiburnya, tapi pada waktu
bersamaan, dari tempat yang tidak begitu jauh di depan,
terdengar suara jeritan yang memilukan
Begitu mendengar suara jeritan itu, Pek Yun Hui dan Lie
Ceng Loan tertegun, lalu bersama melesat ke tempat itu.
Ketika mereka melesat, masih terdengar suara jeritan itu
malahan semakin dekat Tak seberapa lama kemudian, mereka melihat seseorang
berlari-lari sambil menjerit, lengan kanannya telah kutung dan
masih mengucurkan darah. "Hah!" teriak Lie Ceng Loan dan seketika berdiri mematung
di tempat ini bukan karena ketakutan, melainkan merasa tidak tega
menyaksikan keadaan orang itu.
Orang itu berlari ke hadapan Pek Yun Hui dan Lie Ceng
Loan, Dalam jarak dua depaan mendadak orang itu terkulai
"Nona Pek! Cepat., cepat..." ucapnya terputus, Kepalanya
terkulai dan tidak bergerak lagi.
Melihat wajah orang itu, Pek Yun Hui langsung
mengenalnya. Oleh karena itu, mereka berdua segera mendekati orang
itu, Siapa orang itu" Tidak lain Gin Tie Suseng-Kim Eng
Hauw. Setelah mengetahui orang itu Gin Tie Suseng, Pek Yun
Hui pun tahu ada urusan yang tidak beres. Sebab Gin Tie
Suseng tadi kelihatan ingin menyampaikan se-suatu, namun
cuma mengucapkan "Cepat" saja.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kepandaian Gin Tie Suseng tidak rendah, namun kini
sekujur badannya telah terluka parah, Da-pat dibayangkan
betapa sadisnya orang yang melukainya.
"Kakak Pek, apakah dia... dia akan mati?" tanya Lie Ceng
Loan cemas. Pek Yun Hui segera meraba hidung Gin Tie Suseng,
Ternyata masih ada sedikit nafas, dan Pek Yun Hui pun
berkata. "Dia belum mati, adik Loan! Menolong orang jauh lebih
penting, Kita harus segera memapahnya ke gua Thian Kie!"
Padahal Lie Ceng Loan ingin cepat-cepat pergi mencari
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Bee Kun Bu. Namun ketika melihat keadaan Gin Tie Suseng
begitu parah, ia merasa tidak tega dan harus segera
menyelamatkan nyawanya. "Baik." Lie Ceng Loan mengangguk
Mereka segera membuat sebuah usungan dari dahan
pohon, kemudian membawa Gin Tie Suseng dengan usungan
itu. sepanjang jaian, Gin Tie Suseng sama sekali tidak
bergerak Darahnya masih mengucur di sekujur tubuh-nya.
Walau sedang menggotong, Pek Yun Hui masih terus
memeriksa nafasnya, Kian lama nafas Gin Tie Suseng kian
lemah, itu membuat mereka berdua harus mengerahkan
ginkang agar lekas-lekas sampai di gua Thian Kie.
Tak seberapa lama kemudian, mereka sudah sampai di
depan gua Thian Kie. Kebetulan Giok Siauw Sian Cu dan
Pang Siu Wie berada di situ, Ketika melihat Pek Yun Hui dan
Lie Ceng Loan menggotong seseorang yang berlumuran
darah, mereka terkejut "Apakah.... Kun Bu terluka?" tanya Giok Siauw Sian Cu
dengan wajah memucat KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Bukan," sahut Pek Yun Hui.
Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie menarik nafas lega.
Kemudian Giok Siauw Sian Cu bertanya.
"Siapa orang itu?"
Pek Yun Hui tidak menyahut, sebab Giok Siauw Sian Cu
sudah melihat orang yang ada di dalam usungan itu, dan
seketika juga wajahnya berubah pucat.
Giok Siauw Sian Cu dan Gin Tie Suseng pernah bersama
meniup suling di dalam penjara istana Pit Sia Kiong. Bahkan
ketika mau berpisah, Gin Tie Suseng masih mengundang Giok
Siauw Sian Cu pesiar ke gunung Tay Pah San. itu pertanda
Gin Tie Suseng telah jatuh hati padanya.
Akan tetapi kini Gin Tie Suseng terbujur di dalam usungan
dengan sekujur badan berlumuran darah, Be-tapa dukanya
hati Giok Siauw Sian Cu. ia segera mendekati Gin Tie Suseng
lalu meraba hidungnya, ternyata masih ada sedikit nafas, itu
cukup melegakan hati Giok Siauw Sian Cu.
"Nona Pek, bagaimana kalian bertemu dia?" tanya Giok
Siauw Sian Cu. Pek Yun Hui memberitahukan, kemudian memandang
Giok Siauw Sian Cu seraya bertanya.
"Engkau bersedia mengobatinya dan mau menjaga-nya?"
pertanyaan itu membuat wajah Giok Siauw Sian Cu
langsung memerah, sebab kalau mengobati Gin Tie Su-seng,
otomatis harus membuka semua pakaiannya.
"Giok Siauw Sian Cu!" Pek Yun Hui tersenyum "Di gunung
Taysan dia telah menaruh perhatian padamu, LagipuIa
engkau wanita rimba persitatan, jadi tidak usah banyak
peradaban!" "Baik-" Giok Siauw Sian Cu mengangguk "Aku bersedia
mengobatinya dan menjaganya."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Usai berkata begitu, Giok Siauw Sian Cu segera
menggendong Gin Tie Suseng ke dalam salah sebuah ruang
di gua Thian Kie, tidak pedu!i sekujur badan Gin Tie Suseng
berlumuran "Adik Loan!" Pek Yun Hui mengarah padanya, "Dia tadi
kelihatan ingin menyampaikan sesuatu, Bagaimana kalau kita
tanya setelah dia siuman?"
"Baik," Lie Ceng Loan mengangguk
Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan masuk ke dalam gua
Thian Kie. Mereka menunggu di luar ruang itu. Berselang
beberapa saat kemudian, tampak Giok Siauw Sian Cu
berjalan ke luar dari ruang itu.
"Bagaimana keadaan Gin Tie Suseng?" tanya Pek Yun
Hui. "Di badannya terdapat delapan luka bekas tusukan pedang
dan golok," jawab Giok Siauw Sian Cu sambil mengerutkan
kening, "Aaaakh! Bagaimana cara dia dapat meloloskan diri?"
"Pernahkah dia siuman?" tanya Lie Ceng Loan.
Tidak." Giok Siauw Sian Cu menggelengkan kepala, "Aku
telah mengobati luka-lukanya, bahkan telah memasukkan obat
ke dalam mulutnya Nafasnya sudah normal, tapi dia masih
belum siuman. "Apakah dia sama sekali tidak bersuara?" tanya Pek Yun
Hui. "Pernah bersuara." Giok Siauw Sian Cu memberitahukan
"Dia mengucapkan "Cepat" saja."
"Mari kita ke dalam menengoknya!" ajak Pek Yun Hui.
Mereka bertiga masuk ke dalam ruang itu, sedangkan
Pang Siu Wie menjaga di luar gua.
Tampak Gin Tie Suseng berbaring di atas batu. wajahnya
kelihatan tenang tapi masih pucat pias.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mereka bertiga mendekatinya, Pek Yun Hui memeriksa
nadinya lalu lama ia berkata.
"Lukanya sudah tidak masalah, tapi sementara ini masih
belum bisa siuman," "Kalau begitu kita harus bagaimana?" Lie Ceng Loan
tampak gugup. "Kalau dia ada suatu urusan penting...."
Ucapan Lie Ceng Loan terputus, karena tiba-tiba terdengar
suara bentakan di luar gua.
"Siapa itu" Cepat berhenti!" Yang membentak Pang Siu
Wie, yang menjaga di situ.
Pek Yun Hui, Giok Siauw Sian Cu dan Lie Ceng Loan
tertegun ketika mendengar suara bentakan itu.
"Giok Siauw Sian Cu!" pesan Pek Yun Hui. "Engkau tidak
boleh meninggalkan Gin Tie Suseng, Adik Loan, mari kita ke
luar melihat-lihat!"
Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan melesat ke luar. Mereka
melihat Pang Siu Wie tetap menjaga di luar gua, kelihatan
bersiap-siap menghadapi musuh.
Beberapa depa di depan, tampak berdiri seorang
berpakaian putih. wajahnya memakai kedok kulit manusia
yang menyerupai muka setan iblis bertaring pan-jang.
Begitu melihat orang berbaju putih itu, Pek Yun Hui dan Lie
Ceng Loan sudah tahu bahwa orang itu berkepandaian tinggi,
Pek Yun Hui maju beberapa langkah, dan Pang Siu Wie
segera mendekatinya dan berbisik
"Gerakan orang itu amat cepat, tapi setelah kubentak dia
pun berdiri diam. Entah dia berasal dari golongan mana?"
"Engkau mundur du!u!" bisik Pek Yun Hui juga. "Engkau
dan Lie Ceng Loan menjaga di depan gua berjaga-jaga kalau
ada orang menerobos ke dalam Biar aku yang menghadapi
orang itu." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pang Siu Wie mengangguk, lalu mundur ke sisi Lie Ceng
Loan. Setelah mereka berdua berdiri di depan gua, Pek Yun
Hui maju ke hadapan orang berbaju putih seraya bertanya
lantang. "Anda siapa" Ada urusan apa Anda ke mari?" Orang
berbaju putih tampak sungkan sekali, ia segera menjura
seraya menjawab dengan sopan
"Maaf! Siapa aku, Nona tidak perlu tanyai Aku ke mari
cuma menginginkan seseorang!"
Pek Yun Hui melihat sepasang mata orang berbaju putih
itu menyorot tajam sekali, pertanda memiliki Lwee-kang yang
amat dalam Maka ia pun segera mengerahkan Toa Pan Yok
Cin Khi (Hawa Murni Tenaga Sakti) untuk melindungi diri.
"Penghuni gua Thian Kie tidak begitu banyak, entah Anda
menginginkan siapa?" tanya Pek Yun Hui. sesungguhnya ia
sudah tahu bahwa yang dimaksudkan orang itu, tentu Gin Tie
Suseng. "Dia murid dari kuil Ceh Yun Si di gunung Tay Pah San,
namanya Kim Eng Hauw! Dia telah terluka di luar gunung
Kwat Cong San, namun kami tidak menemukan nya. Nona
yang telah meno!ongnya! Harap Nona menyerahkannya pada
kami!" sahut orang berbaju putih memberitahukan
"Oh?" Pek Yun Hui tertawa panjang, Tidak salah, memang
kami yang menotongnya. Bagaimana mungkin begitu
gampang engkau menginginkannya" jangan bermimpi di siang
hari bolong!" "He he he!" Orang berbaju putih itu tertawa terkekeh "Nona
mencetuskan omongan besar, bolehkah aku tahu siapa
Nona?" Orang berbaju putih itu ke mari menginginkan Gin Tie
Suseng-Kim Eng Hauw. Tentunya tidak terhindar dari suatu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
pertarungan Maka Pek Yun Hui maju selangkah seraya
menyahut "Aku Pek Yun Hui!"
"Oh! Ternyata engkau Pek Yun Hui, yang telah
menggemparkan rimba persilatan Tionggoan! Namun aku
harus menasihatimu, jangan memaksakan diri untuk
mencampuri urusan ini!"
"Jangan omong kosong di sini!" bentak Pek Yun Hui.
"Engkau tuh apa" Berani banyak omong di sini!"
"Ha ha!" Orang berbaju putih tertawa aneh, "Nona Pek,
kalau engkau tidak mau menyerahkan Kim Eng Hauw, aku
akan menerjang ke dalam gua!"
"Oh?" Pek Yun Hui tertawa dingin "Kalau begitu, engkau
boleh coba!" "Baik!" Orang berbaju putih mengangguk, "Hati-hatilah
Nona Pek!" Usai berkata begitu, orang berbaju putih melesat ke arah
Pek Yun Hui sambil menyerang.
Pek Yun Hui memang sudah siap, maka begitu melihat
bayangan putih berkelebat ia langsung melancarkan sebuah
pukulan Plak! Terdengar suara benturan Ternyata Pek Yun Hui dan
orang berbaju putih telah mengadu sebuah pukulan.
Pek Yun Hui tetap berdiri di tempat tak bergeming sama
sekali, sedangkan orang berbaju putih terdorong mundur
beberapa langkah, barulah bisa berdiri tegak.
Setelah mengadu pukulan, Pek Yun Hui juga merasa
terkejut akan kehebatan Lweekang orang berbaju putih.
"Cuma berkepandaian segitu sudah berani mengacau di
sini?" ujar Pang Siu Wie dingin.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Orang berbaju putih memandang ke arah Pang Siu Wie,
kemudian mengarah pada Pek Yun Hui seraya berkata.
"Nona berkepandaian tinggi, aku kagum padamu!"
Ketika mendengar orang berbaju putih berkata be-gitu, Pek
Yun Hui mengira orang berbaju putih itu ingin pergi, maka
segera membentak "Jangan kabur!"
"Ha ha!" Orang berbaju putih tertawa gelak, "Nona Pek
sedang omong bergurau, Aku belum mengatakan apa pun,
kok Nona Pek sudah mengira aku mau kabur" Aku memang
bukan tandingan Nona, namun tentu ada yang berkepandaian
tinggi akan menerjang ke dalam gua Thian Kie!"
Orang berbaju putih menyurut mundur beberapa depa,
kemudian bersiul panjang, seketika juga tampak berkelebat
tiga sosok bayangan ke tempat itu. Salah satu bayangan itu
bergerak cepat sekali laksana kilat, dan dalam waktu sekejap
sudah sampai di situ. Ke tiga orang itu juga berpakaian putih dan memakai
kedok setan iblis, Orang yang sampai duluan itu berbadan
tinggi besar. Pek Yun Hui sudah tahu, bahwa Gingkang orang itu telah
mencapai tingkat yang amat tinggi, Tentunya sangat
mengejutkannya. Orang berbaju putih yang beradu pukulan dengan Pek Yun
Hui, segera menghampiri orang baju putih yang tinggi besar,
lalu menepuk-nepuk bahunya seraya berkata dengan nada
aneh. "Di dalam gua itu ada seseorang yang terluka parah,
cepatlah engkau menerjang ke dalam dan bawa orang itu ke
luar!" "Ack!" Orang baju putih yang tinggi besar mengeluarkan
suara di tenggorokan seakan menyahut, kemudian melangkah
ke arah Pek Yun Hui. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika melihat langkah orang itu, terkejutlah Pek Yun Hui,
sebab sangat mirip Nai Hai Peng.
"Berhenti!" bentak Pek Yun Hui.
Orang berbaju putih itu tidak mendengar sama sekali, dan
terus melangkah Pek Yun Hui mengerutkan kening,
bagaimana mungkin ia membiarkan orang berbaju putih itu
memasuki gua Thian Kie" Karena itu, ia langsung
melancarkan sebuah pukulan ke arah orang baju putih itu,
sedangkan orang berbaju putih itu pun melancarkan sebuah
pukulan pula. Ketika menyaksikan pukulan orang itu, terkejutlah Pek Yun
Hui dan air mukanya pun berubah, Secepat kilat ia meloncat
ke samping beberapa depa, kemudian bertanya dengan nada
kaget "Si... siapa engkau?"
Orang berbaju putih itu kelihatan tidak mendengarkan
pertanyaan Pek Yun Hui. sedangkan pukulannya mengarah
pada sebuah batu besar. Bum! Terdengar suara ledakan dahsyat, dan batu besar itu
telah hancur Kalau Pek Yun Hui tidak berkelit ke samping, tentu ia
sudah celaka, Lie Ceng Loan dan Pang Siu Wie menyaksikan
keadaan itu. Mereka tahu Pek Yun Hui bukan lawan orang
berbaju putih itu. Pang Siu Wie yang lebih berpengalaman segera menarik
Lie Ceng Loan ke dalam gua. Pada saat itu Pek Yun Hui dan
orang berbaju putih kembali mengadu pukulan.
Bum! Pek Yun Hui terdorong, wajahnya menjadi pucat
pias. "Nona Pek!" seru Pang Siu Wie. "Cepat masuk gua!"
Saat ini, Pek Yun Hui sudah tahu bahwa Lweekang orang
berbaju putih itu lebih tinggi dari padanya, LagipuIa ada satu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
hal yang membuatnya tidak habis berpikir dan merasa sangat
terkejut Maka ketika mendengar seruan Pang Siu Wie, ia
langsung melesat ke dalam gua.
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Blam! Pang Siu Wie yang telah siap itu segera menutup
pintu gua. Baru saja pintu gua itu tertutup, mendadak terdengar suara
"Bum! Bum" yang amat dahsyat di pintu gua itu. Untung pintu
gua itu sangat tebal, maka tidak bisa dihancurkan dengan
tenaga dalam. Pek Yun Hui mengintip ke luar dari sebuah lubang rahasia,
Tampak orang berbaju putih itu sedang menghantam pintu
gua dengan pukulan. "Kita semua harus mundur ke dalam lagi!" ujar Pek Yun
Hui. "Pintu ke dua dan ke tiga juga harus ditutupi
Sejak mengenal Pek Yun Hui, Lie Ceng Loan tahu bahwa
Pek Yun Hui berkepandaian amat tinggi tiada tanding, Namun
kini hanya beradu satu pukulan dengan orang berbaju putih
itu, Pek Yun Hui sudah jatuh di bawah angin, Maka Lie Ceng
Loan sangat terkejut "Kakak Pek, siapa orang itu" Dia kok begitu lihay?"
tanyanya. Pek Yun Hui tidak menyahut, melainkan menariknya ke
dalam, Di dalam gua itu memang masih terdapat dua buah
pintu, yang selama ini tidak pernah ditutup, Namun kini
menghadapi musuh yang begitu tangguh, ke dua pintu itu pun
segera ditutup. "Musuh tangguh mana yang ke mari?" tanya Giok Siauw
Sian Cu. "Beberapa orang berbaju putih yang tidak jelas
identitasnya," sahut Pang Siu Wie.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Hah?" Giok Siauw Sian Cu terkejut "Nona Pek... jatuh di
bawah angin?" "Ya." Pang Siu Wie mengangguk
Tidak tahu siapa musuh tangguh itu?" Giok Siauw Sian Cu
terperanjat Pek Yun Hui mengibaskan tangannya, agar mereka jangan
berbicara lagi, lalu duduk di atas sebuah batu dan berpikir
dengan kening berkerut-kerut Lama sekali barulah ia menarik
nafas panjang, Setelah Pek Yun Hui menarik nafas panjang,
Lie Ceng Loan bertanya. "Kakak Pek sedang memikirkan apa?"
"Adik Loan! Menurutmu orang berbaju putih yang tinggi
besar itu mirip siapa?" Pek Yun Hui balik bertanya.
"Kalau orang itu memakai jubah biru, aku pasti
menganggapnya Paman Na." jawab Lie Ceng Loan.
"ltu bagaimana mungkin!" sela Giok Siauw Sian Cu.
"Ketika aku melihat orang berbaju putih tinggi besar itu,
aku pun berpikir begitu, Namun aku masih ragu dan
mentertawakan diri sendiri lantaran berpikir begitu, Ke-tika
orang berbaju putih tinggi besar melancarkan pu-kulan,
ternyata memakai ilmu silat dari kitab Kui Goan Pit Cek."
"Hah?" Pang Siu Wie terkejut "Maka Nona langsung
menarik pukulan yang telah dilancarkan itu?"
"Ya." Pek Yun Hui mengangguk "Karena itu, aku cepatcepat berkelit ke samping. Namun dia terus mendesakku
dengan pukulan, maka aku terpaksa membalas dengan
pukulan pula, sehingga pukulan kami beradu. ilmu Toa Pan
Yok Sin Kangnya masih diatasku, Selain Na Siao Tiap, aku
berani bilang hanya guru yang memiliki ilmu itu."
"Maksud Kakak Pek orang berbaju putih itu Paman Na?"
tanya Lie Ceng Loan cemas.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aku masih tidak berani memastikannya." sahut Pek Yun
Hui. Mereka semua tampak tertegun dan tenggelam dalam
keheranan, karena urusan itu memang aneh sekali
Setelah mereka mundur ke ruang dalam, terdengar lagi
suara "Bum" di luar gua. Tentunya orang berbaju putih itu
masih terus menghantam pintu gua dengan pukulan yang
amat dahsyat Berselang beberapa saat kemudian, tak terdengar suara
apa-apa lagi, dan suasana di luar gua menjadi sunyi
"Aku akan ke luar melihat-lihat sebentar," ujar Pek Yun
Hui. "Kakak Pek bukan lawan orang itu, aku ikut" sela Lie Ceng
Loan. "Aku tidak ke luar dari gua, hanya ingin mengintip dari
lubang rahasia," sahut Pek Yun Hui memberitahukan
"Kakak Pek!" ujar Lie Ceng Loan setelah berpikir sejenak
"Aku ikut bersamamu, agar kalau Kakak Bu datang kita dapat
menyambutnya bersama-sama."
"Baiklah." sahut Pek Yun Hui.
Mereka berdua berjalan ke luar Namun begitu sampai di
pintu ke dua dan baru mau membuka pintu itu, tiba-tiba
mereka mendengar suara seruan di luar gua.
"Kalian tidak mungkin selamanya di dalam! Lebih baik
kalian serahkan orang itu, jadi kalian masih bisa selamat untuk
sementara waktu!" Pek Yun Hui mengintip ke luar melalui sebuah lubang
rahasia, Tampak beberapa orang berbaju putih berdiri di
depan gua, sedangkan orang berbaju putih tinggi besar berdiri
mematung di tempat Pek Yun Hui merasa cemas sekali, sebab persediaan
makanan di dalam gua tidak begitu banyak Apabila mereka
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
terus menunggu di luar gua, otomatis yang di dalam gua akan
kehabisan makanan LagipuIa Bee Kun Bu bukan orang yang suka ingkar janji,
Dia pasti datang menemui Lie Ceng Loan, Kalau dia datang
dalam beberapa hari ini, bukankah akan bertemu orang-orang
berbaju putih" Pek Yun Hui terus berpikir Setelah itu ia mundur dari
tempat tersebut Giliran Lie Ceng Loan mengintip ke luar ia
melihat orang-orang berbaju putih sedang asyik menyantap
ayam panggang dan makanan lainnya, Mungkin mereka telah
mengambil keputusan untuk terus menunggu di situ.
Lie Ceng Loan juga mempunyai pikiran sama seperti Pek
Yun Hui, Dalam beberapa hari ini, Bee Kun Bu pasti datang.
"Memang bagus sekali kalian menunggu di luar!" seru Pek
Yun Hui mendadak sekeras-kerasnya, "Jadi kami punya
kesempatan untuk mengobati Kim Eng Hauw sampai sembuh!
Kalian begitu mendesak menginginkan-nya, sebetulnya
karena apa?" "Kalau kalian tidak menyerahkan Kim Eng Hauw sekarang,
tetapi malah menunggu setelah lukanya sembuh, mungkin
kalian pun tidak akan bisa meloloskan diri!" sahut salah
seorang berbaju putih. Mendengar itu, Pek Yun Hui menduga, tentu Kim Eng
Hauw mengetahui suatu rahasia mereka, maka mereka ingin
membunuhnya untuk menutup mulut seandainya Kim Eng
Hauw sembuh, otomatis akan membeberkan rahasia tersebut
sehingga orang-orang berbaju putih itu tidak akan melepaskan
mereka semua, Di saat Pek Yun Hui sedang berpikir, tiba-tiba
terdengar suara seruan Pang Siu Wie dari dalam gua.
"Nona Pek cepat ke mari!"
"Ada apa?" tanya Pek Yun Hui sambil menoleh.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kim Eng Hauw sudah siuman, dia ingin bicara dengan
Nona." sahut Pang Siu Wie memberitahukan
"Kami segera ke dalam." ujar Pek Yun Hui lalu berkata
pada Lie Ceng Loan, "Adik Loan, mari kita ke dalam!"
Pek Yun Hui langsung menarik Lie Ceng Loan ke dalam,
namun Lie Ceng Loan tidak mau.
"Aku mau di sini menunggu Kakak Bu." katanya.
"Adik Loan,.,." Pek Yun Hui tertegun "Kalau Bee Kun Bu
datang, bagaimana engkau ?"
"Aku,., aku akan ke luar menyambutnya," jawab Pek Yun
Hui. justru ini yang dikhawatirkan Pek Yun Hui, Ke-mudian ia
berpikir tidak mungkin begitu kebetulan Bee Kun Bu akan ke
mari di saat ini. "Baik," Pek Yun Hui mengangguk Tapi kalau Bee Kun Bu
ke mari, engkau tidak boleh membuka pintu gua,"
"Aku tahu, musuh berkepandaian begitu tinggi, kita semua
bukan lawannya." sahut Lie Ceng Loan.
Setelah Lie Ceng Loan menyahut begitu, barulah Pek Yun
Hui melesat ke dalam, sedangkan Lie Ceng Loan masih tetap
mengintip ke luar melalui lubang rahasia itu.
Ia melihat beberapa orang berbaju putih sedang berkasakkusuk, kelihatannya mereka merundingkan sesuatu Namun
orang berbaju putih yang mirip Na Hai Peng masih tetap
berdiri tak bergerak ia sama sekali tidak mempedulikan
keadaan di sekitarnya. Lie Ceng Loan tidak tahu apa yang mereka rundingkan
Mendadak orang-orang berbaju putih itu bangkit berdiri sambil
memandang ke depan Lie Ceng Loan juga memandang ke
sana, Tampak seseorang sedang menuju tempat itu. Orang itu
ternyata Bee Kun Bu, yang sedang ditunggu Lie Ceng Loan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dalam beberapa hari ini, sungguh rindu gadis itu pada Bee
Kun Bu, sehingga tiada nafsu makan dan tidak bisa tidun Kini
ia melihat kemunculan Bee Kun Bu. Maka tidak heran kalau
perasaannya menjadi girang, gugup, panik dan cemas.
sementara orang-orang berbaju putih itu segera
bersembunyi Orang baju putih yang mirip Na Hai Peng juga
ditarik untuk bersembunyi
Saat ini, di depan gua Thian Kie sama sekali tidak tampak
siapa pun, Lie Ceng Loan tahu, mereka sedang menunggu
kedatangan Bee Kun Bu. sementara Bee Kun Bu terus menuju
ke situ. Kelihatan ia tidak menyadari akan bahaya sedang
mengancam dirinya. Tak lama kemudian, Bee Kun Bu sudah makin mendekat
Lie Ceng Loan bisa melihat wajahnya yang tampak gelisah,
Gadis itu berpikir, kalau saat ini ia tidak bersuara, Bee Kun Bu
pasti celaka, Tapi kalaupun ia berteriak, bagaimana mungkin
Bee Kun Bu dapat mendengarnya"
Oleh karena itu, demi menyelamatkan Bee Kun Bu, Lie
Ceng Loan sudah tidak bisa berpikir panjang lagi. ia segera
mengangkat palang pintu gua, sekaligus membuka sedikit
pintu gua itu, lalu secepatnya melesat ke luar ke arah Bee Kun
Bu seraya berteriak "Kakak Bu, jangan maju!"
Suara seruan Lie Ceng Loan membuat Bee Kun Bu
tertegun, lalu bertanya dengan heran
"Kenapa?" "Ada mu...." Sebelum Lie Ceng Loan mengucapkan "Suh",
sudah tampak dua orang berbaju putih melesat ke arah Bee
Kun Bu dari balik sebuah batu bosan
Bee Kun Bu langsung menghunus pedangnya, dan
terjadilah pertarungan Pada waktu bersamaan, berkelebat
pula dua sosok bayangan ke arah Lie Ceng Loan, dan
sekaligus menyerangnya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan terpaksa menyambut serangan-se-rangan
itu dengan tangan kosong, sehingga tidak sempat
memandang ke arah Bee Kun Bu.
"Adik Loan, Kakak Pek tidak ada ya?" tanya Bee Kun Bu
dan menambahkan, "Kalau dia ada, mereka semua bukan
tandingannya!" "Musuh amat tangguh, kami semua bukan lawannya!"
sahut Lie Ceng Loan. "Apa?" Bee Kun Bu terkejut "Engkau bilang apa?"
"Kakak Pek ada, tapi dia juga bukan lawan musuh tangguh
itu!" Lie Ceng Loan memberitahukan
Di saat mereka berdua sedang bereakap-cakap, tampak
dua orang melesat ke arah mereka. Salah seorang adalah
yang mirip Na Hai Peng. "Cepat pergi!" ujar orang berbaju putih yang menarik orang
berbaju putih yang mirip Na Hai Peng itu sambil menepuk
bahunya. Saat ini, pintu gua itu terbuka sedikit Ketika mendengar
orang berbaju putih itu mengatakan begitu, wajah Lie Ceng
Loan langsung berubah pucat sedangkan orang berbaju putih
tinggi besar telah melesat ke arah pintu gua. Karena demi
menyelamatkan Bee Kun Bu, maka Lie Ceng Loan membuka
sedikit pintu gua itu, sama sekali tidak berpikir kalau orang
baju putih itu akan menerjang ke sana.
Dapat dibayangkan, betapa gugup dan cemasnya hati Lie
Ceng Loan, ia langsung menyerang ke dua lawannya dengan
jurus-jurus yang lihay, kemudian mendadak melesat ke arah
pintu gua. Walau Lie Ceng Loan melesat begitu cepat, tapi gerakan
orang berbaju putih tinggi besar itu jauh lebih cepat, bahkan
telah masuk ke dalam gua.
"Kakak Pek!" teriak Lie Ceng Loan sekeras-keras-nya.
"Cepat tutup pintu batu! Musuh sudah menerjang ke dalam!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Suara teriakan Lie Ceng Loan nyaring sekali, sehingga
membuat orang berbaju putih tinggi besar melancarkan
sebuah pukulan ke belakang, seketika juga Lie Ceng Loan
terpental ke luar bagaikan layang-layang putus.
Ketika badannya terpental, ia segera menghimpun hawa
murninya sambil memandang ke arah Bee Kun Bu. Tampak
Bee Kun Bu berada diatas angin bertarung dengan ke dua
orang berbaju putih. Namun di saat bersamaan, salah seorang berbaju putih
mengayunkan senjata yang berbentuk aneh ke arah Lie Ceng
Loan. Begitu melihat serangan itu, Lie Ceng Loan segera
menghunus pedangnya. Ketika badannya melayang turun, Lie Ceng Loan
mendengar suara "Bum! Bum" di dalam gua, sepertinya suara
pintu batu ke dua di dalam gua, Maka ia menarik nafas lega.
Tepat di saat itu pula senjata berbentuk aneh mengarah
pada dirinya dan mengeluarkan suara aneh, Lie Ceng Loan
tahu kalau orang berbaju putih itu berkepandaian tinggi, sebab
ia sama sekali tidak terluka ketika beradu pukulan dengan Pek
Yun Hui. Segeralah Lie Ceng Loan mengeluarkan jurus Chun Yun
Cak Can (Awan Musim Semi Mulai Mengembang) untuk
menangkis senjata aneh itu.
Trang! Terdengar suara benturan senjata, bunga api pun
berpijak Setelah menangkis senjata aneh itu, sepasang kaki Lie
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ceng Loan menginjak tanah, namun nyaris terjatuh
Sedangkan orang berbaju putih itu menyerang lagi,
Guguplah Lie Ceng Loan dan mendengar suara seruan Bee
Kun Bu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ngo Heng Mie Cong Pu (llmu Langkah Ajaib)!"
Lie Ceng Loan segera mengerahkan ilmu tersebut, maka
dirinya ter!uput dari serangan orang berbaju putih itu, Walau
demikian tak urung keringat dinginnya mengucur
"He he!" Orang berbaju putih itu tertawa aneh, "Bagus
sekali! Engkau masih bisa menghindar di bawah senjata
anehku! Coba lihat bisa menghindar berapa lama!"
"Pasti kusambut seranganmu!" sahut Lie Ceng Loan, lalu
bersiul panjangsambil mengerahkan ilmu pedangnya, seketika
tampak pedangnya berkelebatan, sehingga yang tampak
hanya sinar putih, tidak tampak orangnya.
Pada waktu bersamaan, Bee Kun Bu telah berhasil
mengalahkan ke dua lawan nya. Kemudian secepat kilat ia
melesat ke arah Lie Ceng Loan dan langsung menyerang
orang baju putih itu dengan ilmu pedang Hun Kong Kiam Hoat,
yakni Tui Hun Cap Ji Kiam (Dua Belas jurus Mengejar Setan).
Kacaulah orang baju putih itu, sehingga dirinya nyaris
tertusuk pedang Lie Ceng Loan.
Kini Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan menyatukan diri
menyerang orang baju putih, sehingga membuat orang baju
putih itu terdesak "Adik Loan!" Bee Kun Bu memanfaatkan kesempatan ini
untuk bertanya pada Lie Ceng Loan, "Apakah musuh berada
di sini semua " Kenapa kalian tidak bisa melawan mereka "M
"Masih ada satu orang yang telah menerjang ke dalam
gua!" Lie Ceng Loan memberitahukan
"Oh?" Bee Kun Bu terkejut "Siapa mereka itu dan di mana
guru-guru kita?" "Guru dan Supek telah mereka tangkap!" sahut Lie Ceng
Loan dan nyaris menangis.
Bee Kun Bu terkejut bukan main, sehingga gerakan
pedangnya jadi lamban, Kesempatan ini tidak disia-siakan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
oleh orang berbaju putih itu. ia langsung melesat pergi dan
bersiul panjang. Bee Kun Bu tidak mengejarnya, melainkan bertanya pada
Lie Ceng Loan yang sedang terisak-isak.
"Bagaimana guru bisa ditangkap mereka?"
"Kakak Bu...." Lie Ceng Loan menarik nafas, ia tahu Bee
Kun Bu pasti mempersalahkannya. "Panjang sekali kalau
dituturkan, maka lebih baik kita melawan musuh dulu!"
Bee Kun Bu masih ingin mengucapkan sesuatu, namun
terdengar lagi siulan panjang orang berbaju putih, Mendadak
tampak sosok bayangan melesat ke luar dari dalam gua ke
arah orang baju putih itu, Begitu melihat orang berbaju putih
tinggi besar itu, terkejutlah Lie Ceng Loan.
"Hati-hati Kakak Bu!" Lie Ceng Loan segera
memb Setan Harpa 16 Hartanya Penghianat Serial Oey Eng Si Burung Kenari Karya Xiao Ping Bara Dendam Menuntut Balas 2