Pencarian

Pedang Pelangi 26

Pedang Pelangi Jay Hong Ci En Karya Tong Hong Giok Bagian 26


"Bila ditinjau dari nada pembicaraan bibi Ban, jangan jangan empek Hee yang telah mencelakai ayahku hingga tewas."
Waktu itu Hee Im hong sendiripun dicekam oleh gejolak emosi yang luar biasa dengan suara dingin segera bentaknya.
"Ban hujin selama ini kuhormati dirimu sebagai enso kuharap setiap perkataan yang akan diutarakan dipertimbangkan dahulu dengan sebaik baiknya."
"Kenapa" Kini semua jago dari pelbagai partai besar hadir disini apakah Bengcu berniat membunuhku untuk menghilangkan saksi hidup?"
Sampai disini Huan cu im tak dapat mengendalikan diri lagi dengan suara keras ia segera berseru.
"Empek Hee sebenarnya apa yang terjadi dengan ayahku?"
Belum selesai perkataan tersebut diutarakan tiba tiba ia mendengar suara gurunya Ju It koay yang membisik dengan ilmu menyampaikan suara:
"Nak. dengarkan saja semua pembicaraan yang sedang berlangsung kau tak usah turut menimbrung"
Sementara itu Ban Lo hujin juga telah mengulapkan tangannya sembari berkata,
"Huan sauhiap kau tak usah terburu napsu sebentar biar aku yang menanyai dirinya hingga jelas"
Ban lo hujin dalam pada itu Hee Im hong telah menegur dengan suara dalam "sesungguhnya kau telah mendengarkan hasutan siapa" Hayolah terangkan secara blak blakan kepada kami semua"
"Ban hujin mendengar dari siaute" tiba tiba Yo Leng kong menyela dari samping.
"Siapakah kau?" bentak Hee Im hong sambil menatap tajam orang tersebut.
Tiba tiba Yo Leng kong mendongakkan kepalanya lalu tertawa terbahak bahak dengan suara yang aneh ujarnya
"Waaah... setelah menjabat kedudukan Bengcu yang terhormat rupanya Hee poocu sudah tidak kenal lagi dengan sahabat lama?"
Dengan sinar mata yang tajam bagaikan sembilu Hee Im hong mengawasi wajah Yo Leng kong lekat lekat, selang berapa saat kemudian ia baru berkata. "Siapakah kau" Maaf bila aku manusia she Hee tidak dapat mengingatnya kembali"
Yo Leng kong segera mengebaskan ujung lengan kanannya yang kosong dihadapan lawan lalu mendesis:
"Yaa, siapa suruh lengan kanan siaute telah kutung dan paras mukaku telah rusak."
Tiba tiba Hee Im hong merasakan hatinya bergetar keras sambil mengawasi orang itu lebih seksama ia berseru
"Kau..." Rupanya dia mengira Yo Leng kong adalah Huan Tay seng.
Tidak sampai perkataan tersebut selesai diutarakan, Yo Leng kong telah berkata lagi sambil tertawa dingin:
"PeriStiwa yang terjadi di bukit Pek sia san tepi telaga cou oh pada tiga belas tahun berselang tentunya masih kau ingat bukan" Nah, boleh dibilang siaute adalah satu satunya saksi hidup,.."
Sepanjang tanya jawab tersebut berlangsung, Huan cu im mengikuti terus semua pembicaraan tersebut dengan seksama.
Pada saat itulah, tiba tiba ia mendengar suara dari si Pengemis sakti berwajah senyum berbisik disisi telinganya:
"Hey anak muda, sejak kau pelajari ilmu Hong lui in, saat inilah kesempatan yang terbaik bagimu untuk mendemonstrasikannya di hadapan semua orang, perhatikan baik baik sinar mata Hee Im hong sudah mulai memancarkan sinar jahat, tampaknya sebentar lagi dia akan melancarkan totokan maut, cepatlah kau giring kekuatan tersebut keluar jendela, jangan sampai teledor"
"Saksi hidup?" sementara itu im hong sudah tertawa tergelak, "haaahhh... haaahhh...haaahhh... perkataan anda hanya menimbulkan kecurigaan saja"
Dengan pandangan mata yang tajam Yo Leng kong memandang sekejap kesekeliling tempat itu, kemudian serunya dengan lantang
"Jelek-jelek begini siaute masih terhitung seorang ciangbunjien dari suatu perguruan besar, masa perkataanku tidak dipercayai orang lain-..?"
Hee Im hong segera mendengus dengan suara dalam:
"Hmmm, menyebut nama sendiripun tak berani, ciangbunjin macam apaan dirimu itu"
Yo Leng kong tertawa tergelak:
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... Siaute adalah Yo Leng kong, sekarang Bengcu sudah teringat kembali bukan?"
"Kau adalah ciangbunjin dari Tiang pek pay" seru Hee Im hong tertegun, kemudian sambil manggut manggut lanjutnya
"ehmm bagus sekali, bagus sekali"
begitu selesai berkata, tiba tiba ia menggerakkan tangan kanannya sambil melancarkan sebuah totokan kilat ke tubuh Yo Leng kong
Huan cu im telah bersiap sedia setelah memperoleh bisikan dari Pengemis sakti berwajah senyum tadi, karenanya sewaktu melihat Hee Im hong menggerakkan pergelangan tangannya sambil melepaskan serangan dengan jari tengahnya, dia pun berani berayal lagi.
SeCepat kilat tangan kanannya diputar satu lingkaran diatas kepala sementara tangan kirinya mendayung dengan ilmu Hong lui in, dalam waktu singkat serangan jari Lui hwee ci yang dilancarkan Hee Im hong telah dibuangnya keluar jendela.
Mimpipun Hee Im hong tidak mengira kalau ilmu Lui hwee ci yang telah dilatihnya dengan susah payah selama dua puluh tahunan dan menggunakan himpunan seluruh tenaga Sam yang cin khi yang dimilikinya, begitu dilepaskan tahu tahu sudah terlepas dari kendali sendiri dan dibuang orang keluar jendela.
Yang lebih mencengangkan hatinya adalah orang yang membuang ancaman dahsyatnya itu ternyata tak lain adalah Huan cu im.
sementara ia masih tertegun, tiba tiba kedengaran seseorang berseru dari luar jendela sambil tertawa:
"Siapa yang membuang kuaci keluar jendela" Adakah kulit kuaci yang dibuang?"
Entah sejak kapan, ternyata diluar jendela telah muncul seorang kakek yang kurus kecil, tiba tiba saja ia bertepuk tangan keras keras, hawa serangan Lui hwee ci yang dibuang Huan cu im keluar jendela itu tahu tahu sudah terkurung dalam tepukan tangannya. "Blaaammm...
Mendadak terjadi suara ledakan yang amat memekikkan telinga, ternyata dalam tepuk tangan tadi ia telah menepuk buyar himpunan tenaga Sam yang cing khi yang maha dahsyat itu.
Ledakan yang menggelegar dalam ruangan, serentak mengejutkan para jago yang hadir disana.
Tampaknya si kakek Ceking itupun turut terperanjat dibuatnya, sambil berseru tertahan segera serunya :
"Aduh, mak siapa yang membuang petasan kepadaku "
Memangnya aku si orang tua dianggap kwaci ?"
Baru selesai perkataan tersebut diutarakan, dalam waktu singkat bayangan tubuhnya telah lenyap tak berbekas.
Sambil tertawa dingin Yo Leng kong segera menjengek:
"Waaah... hebat sekali ilmu Lui hwee ci dari Hee Bengcu"
Berkilat sepasang mata Hee Im hong, dia sama sekali tidak peduli ejekan Yo Leng kong, tubuhnya yang tinggi besar segera berkelebat maju ke muka dan sekejap kemudian telah mendesak maju kehadapan Huan cu im.
Biarpun gerakan tubuhnya dilakukan dengan keCepatan luar biasa, namun oleh karena perhatian semua orang sedang tertuju kepadanya seorang, maka baru saja tubuhnya bergerak. Hee Giok yang, Siang ci un, Siang Siau un bertiga yang berdiri paling dekat dengan pemuda itu telah berkelebatan maju ke muka serta melindungi Huan cu im dari tiga penjuru. "Toook..."
Diiringi suara tongkat besi yang mengetuk lantai bergema memenuhi seluruh ruangan sesosok bayangan manusia secepat sambaran petir telah melinyap kedepan serta menghadang didepan tubuh Huan cu im.
Ternyata orang itu adalah seorang pengiring yang datang bersama Hee Bengcu, yakni ketua pelatih dari benteng keluarga Hee Ju It koay adanya.
Dengan wajah yang diliputi kegusaran Hee Im hong segera menegur dengan suara dalam "Ju cong kau tau, ada yang hendak kau perbuat" Hayo cepat mundur dari sini"
Yo Leng kong tertawa tergelak:
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... Hee Bengcu, kau anggap siapakah loko ini?"
Kemunculan Ju It koay yang secara tiba tiba menghadang didepan Huan cu im telah menimbulkan keCurigaan Hee Im hong, dia sadar pasti ada sesuatu yang tak beres dibalik kejadian ini, maka dengan wajah agak berubah dan suara kurang leluasa katanya "Dia adalah Ju cong kautau dari benteng keluarga Hee"
"Haaahhh... haaahhh... haaahhhh..." sekali lagi Yo Leng kong tertawa tergelak, "aku kuatir kalau apa yang menjadi kenyataan sama sekali diluar dugaan Hee Bengcu"
Dengan tatapan mata yang tajam bagaikan bara api, Hee Im hong mengawasi wajah Ju It koay tanpa berkedip.
kemudian tegurnya dengan suara dalam: "Hayo bicara Ju cong kautau"
Ju It koay termenung beberapa saat, kemudian baru katanya dengan suara pelan:
"Aku tahu sikap toako terhadap putraku memang sangat baik, karenanya perselisihan pribadi diantara kita tak perlu disinggung kembali, siaute hanya ingin menasehati toako..."
"Kau...?" Mendadak Hee Im hong merasakan tubuhnya bergetar keras, sepasang mata mendelik besar, serunya tertahan, "kau adalah Huan hiante?"
Dari sebutan "Hiante" itu Huan cu im turut merasakan hatinya bergolak keras, serunya emosi:
"Suhu... dia orang tua... mungkinkah ayahku...?"
Dia ingin maju menyongsong namun sangsi juga untuk bertindak begitu. Selain Huan cu im, ternyata ada seorang lagi yang turut merasakan gejolak perasaannya setelah mendengar perkataan dari Hee Im hong itu, orang tersebut tak lain adalah ketua Pek hoa pang, Hoa Tin tin-..
Mimpipun dia tak menyangka kalau siJago berbaju hijau Huan Tay seng yang dulu ganteng dan gagah, kini telah berubah menjadi seorang kakek yang reyot lagi cacad, tanpa terasa dengan sepasang matanya yang jeli dia awasi Ju It koay lekat lekat, matanya terasa kabur oleh genangan air mata. Sambil tertawa tergelak Yo Leng kong segera berseru:
"Huan loe, suhumu adalah ayahmu, mengapa kau tidak segera maju untuk menghormatinya " Ayah dan anak yang telah berpisah selama tiga belas tahun, hari ini dapat berkumpul kembali "
Dengan ucapan tersebut, Huan cu im segera yakin kalau perkataannya tidak salah, dengan serunya : "Ayah..."
Tak kuasa lagi dia menjatuhkan diri berlutut ke atas tanah...
Ju It koay, atau sekarang lebih tepat disebut Huan Tay seng segera manggut manggut pula dengan air mata bercucuran, katanya :
"Nak, kau baik sekali. hayo bangun, ayah masih ingin berbinoang bincang dulu dengan empek Heemu"
Sambil menyeka air mata Huan cu im bangkit berdiri. Siang Siau un yang berada disampingnya segera berbisik :
"Samko, selamat kepadamu, akhirnya kalian ayah dan anak dapat berkumpul kembali"
Dengan pandangan kaku Hee Im hong mengawasi ayah dan anak berdua itu tanpa berkedip. sampai lama kemudian ia baru menghela napas panjang sambil katanya:
"Hiante dahulu aku telah melakukan perbuatan yang salah kepadamu, sejak peristiwa tersebut hatiku selalu merasa sedih menyesal"
Sambil tersenyum Huan Tay seng segera menukas:
"Sudah siaute katakan, urusan pribadi sudah menjadi urusan yang basi, yang sudah lewat biarkan saja lewat, buat apa toako mesti membicarakannya kembali..."
"Yaa, hiante memang selalu jujur dan setia kepada siapapun, karenanya Thian melimpahkan karunianya kepadamu" ucap Hee Im hong dengan nada sedih, "begitu bapaknya begitu pula anaknya, kini bukan saja keponakan Huan telah tumbuh menjadi dewasa, lagi pula kepandaian silat sangat tangguh bagaimanapun juga Hiante lebih beruntung ketimbang aku"
"Thianpun melindungi toako" ujar Huan Tay seng pula,
"hanya saja tidak seharusnya toako mau menuruti bujuk setan kaum sesat sehingga melakukan perbuatan yang keluar dari ril kebenaran, kini anak buahmu sudah pada bubar, tokoh tokoh partai besarpun telah memperoleh kesadarannya kembali, toako sudah menjadi sasaran semua orang, karenanya siaute harap mau sadar akan posisinya, serta cepat kembali kejalan yang benar, karena kedamaian didunia persilatan berarti kedamaian pula bagi toako..."
"Terlambat..." tiba tiba Hee Im hong menggelengkan kepalanya dengan sedih dan tidak berbicara lagi.
"Toako" kembali Huan Tay seng berkata dengan wajah bersungguh sungguh "asalkan mau bertobat serta menyesali semua perbuatanmu dulu aku percaya para tokoh partai partai besar sebagai perguruan kenamaan tak akan mencari urusan lagi denganmu apanya yang teriambat...?"
Sambil melangkah maju kemuka Hee Giok yang ikut berseru pula :
"Ayah, apa yang dikatakan paman Huan benar, semua kekalutan dan kekacauan dalam dunia persilatan bersumber dari perkumpulan Tay im kau, ayah, mengapa kau tak mau mengikuti nasehat paman Huan" Asal kau tumpas perguruan Tay im kau seakar akarnya, bukankah tindakanmU itu bisa menebus semua dosa dosamu dulu" Apa lagi yang mesti kau kuatirkan"
"sembilan partai besar serta segenap umat persilatan pasti dapat memaklumi keadaanmu?" Hee Im hong memandang sekejap ke arah Hee Giok yang, kemudian manggut manggut
"Ternyata kau betul betul anak cay"
Hee Giok yang segera melepaskan topeng kulit manusianya lalu sambil berlutut dan mencucurkan air mata, katanya
"Putrimu memang tidak berbakti, tapi ayah... turutilah nasehat paman Huan..."
Tapi Hee Im hong tetap menggelengkan kepalanya berulang kali, bisiknya pelan-"Kalian tidak tahu..."
"Ayah, belum Cukupkah ayah disiksa dan dipermainkan perempuan rendah she Sim itu?" seru Hee Giok yang sambil mengangkat wajahnya yang sedih dan penuh air mata itu,
"hampir saja nama baik kau orang tua terCemar, ayah...
apakah kau masih berniat melindunginya . . ." "
Yu Hua liong segera bangkit berdiri dari kursinya dan berkata pula sambil menjura
"Saudara Hee, tepat sekali apa yang dikatakan putrimu, semua yang hadir disini telah mengerti bahwa semua kekaluran terjadi dalam pertemuan puncak dibukit Hong san tempo hari merupakan ulah dari orang orang Tay im kau, tak seorangpun yang akan menyalahkan dirimu..."
"Terima kasih sekali untuk nasehat Saudara Yu yang amat berharga itu, hanya saja..."
Tiba tiba sepasang mata Hee Im hong menjadi basah, sembari membangunkan tubuh Hee Giok yong dari atas tanah, ia berkata dengan sedih:
"ciangbunjin toheng dan saudara sekalian yang hadir disini, aku hanya bisa bersyukur kepada kalian karena sudah bebas dari pengaruh jahat orang orang Tay im kau, sebab dengan begitu siautepun merasa tanggung jawabmu menjadi lebih ringan, siaute..."
Setelah mendengar perkataan dari ayahnya ini, Hee Giok yang seperti mendapat suatu firasat jelek. buru buru katanya lagi: "Ayah, sebenarnya kenapa sih kau ini ?"
Hee Im hong tidak langsung menjawab pertanyaan itu, sambil membelai bahu putrinya ia berkata kepada Huan Tay seng
"Huan hiante, kau tidak mempersoalkan kembali peristiwa lama, hal ini menimbulkan rasa gembiraku, aku telah menjodohkan anak cay kepada cu im, keputusan ini telah kuambil sejak kuberikan pedang pelangi hijau kepadanya pada pertemuan pertama dulu, sekarang kalian ayah dan anak telah berkumpul kembali, anak cay pun sudah menjadi Calon menantumu, aku hanya berharap hiante bisa menganggapnya sebagai putri sendiri... cu im, kaupun harus baik baik menjaganya..."
Huan Tay seng segera menemukan pula ketidak beresan dibalik perkataan itu, dengan mata melotot tegurnya:
"Toako, mengapa kau berkata begitu" Sebenarnya kesulitan apakah yang kau alami" Kita sebagai saudara angkat sudah sepantasnya saling membantu, bila kau menjumpai kesulitan, utarakanlah kepadaku"
Hee Im hong tertawa pedih. "Terus terang saja hiante, aku..."
Mendadak ia menutup mulut sambil menggelengkan kepalanya berulang kali, kemudian setelah menghela napas panjang katanya lagi: "Aaai, lebih baik persoalan ini tak usah dibicarakan lagi"
"Ayah, harus kau katakan, harus kau katakan-.." pinta Giok yang dengan perasaan gelisah.
Sambil melototkan matanya bulat bulat Hee Im hong berkata sambil tertawa tergelak:
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... anak manis kau mesti memahami watak ayahmu, paling tidak aku masih termasuk punya nama didalam dunia persilatan" Hanya saja..."
"Ayah, hanya saja kenapa ?" tanya Giok yang tak sabar
"Baik, jlka kau memaksa ayah untuk mengatakannya, terpaksa ayah harus berbicara seadanya, ketahuilah selama belasan tahun terakhir ini kehidupan ayah telah dikuasai orang lain, bila ayah berani meninggalkan perkumpulan Tay im kau, maka kehidupanku hanya akan berlangsung selama tiga hari"
Begitu ucapan tersebut diutarakan, hampir semua yang hadir dalam arena dibuat terperanjat sekali.
Hee Giok yang sendiripun merasakan hatinya bergetar keras, matanya terbelalak lebar lebar, dengan cemas tanyanya:
"Ayah mengapa orang tua hanya bisa hidup selama tiga hari saja?"
"Sejak sembilan tahun berselang telah diracuni orang dengan suatu jenis racun yang sangat jahat, setiap tiga hari sekali aku mesti menelan sebutir pil pemUnah, bila tiada obat penawar tersebut maka tengah hari ketiga, racun jahat tersebut akan mulai bekerja"
"Racun jahat semacam apakah yang telah toako derita?"
Huan Tay seng ikut bertanya, "kini segenap tokoh silat dari pelbagai partai besar hadir disini, masa mereka tak mampu untuk memunahkan racun yang menyerang didalam tubuh toako?"
Yu Hua liong segera manggut manggut, katanya pula:
"Perkataan Huan loko memang benar, semua jago dari partai besar hadir disini secara lengkap. tak ada salahnya bila Hee loko mengutarkannya keluar, sesungguhnya racun jahat semacam apakah yang telah kau derita?" Hee Im hong menghela napas panjang:
"Aaai... siaute sendiripun tidak tahu racun jahat macam apakah yang kuderitakan, sudah berulang kali kucoba melakukan pemeriksaan bila sedang mengatur pernapasan, namun usahaku ini selalu gagal, apa bila menjelang tengah hari ketiga aku belum juga menelan pil pemunah racun itu, maka racun jahat tersebut akan segera kambuh"
"Bagaimanakah perasaan toako bila racun itu sedang kambuh" tanya Huan Tay seng penuh perhatian-
"Mula mula kepalaku terasa pening sekali dan ingin tidur, lambat laun seluruh tubuhku mulai gentar keras, keempat anggota badanku seakan akan digigit oleh berjuta ekor semut dan akhirnya dari kuku sampai mata akan berubah menjadi hijau sementara seluruh kulit badan membengkak seperti mau pecah."
Siang Han hui dari Hoa sanpay mendengar perkataan tersebut menjadi terperanjat sekali, segera serunya.
"Jangan jangan Hee Bengcu sudah terkena racun cacing racun penempel tulang" Siaute lupa entah membaca hal tersebut dari buku yang mana tapi gejalanya bila racun itu sedang bekerja memang persis seperti apa yang Hee bengcu lukiskan, waktu itu siaute malah menganggap cerita tersebut cuma isapan jempol belaka dan sama sekali tidak menaruh kepercayaan, tak nyana ternyata di dunia ini betul betul terdapat racun semacam ini"
"Apakah empek Siang mengetahui obat penawar dari racun tersebut?" tanya Giok yang kemudian-
"Dalam kitab tersebut sama sekali tidak dijelaskan, tapi aku percaya obat penawarnya pasti ada, sebab setiap benda didunia ini pasti ada tandingannya"
Hee Giok yang berpaling kembali kepada ayahnya dan bertanya lebih jauh. "Ayah, setiap kali siapa kah yang memberikan obat penawar racun kepadamu?"
"orang itu adalah Soh Han sim"
"Kalau begitu aku segera pergi mencarinya"
"Aku juga ikut" sambung Huan cu im.
Tergesa gesa kedua orang itu keluar dari ruangan-Ban Hui jin segera menyusul pula dibelakangnya sambil berteriak keras:
"Huan toako, enci Hee, biar aku yang membawakan jalan untuk kalian berdua"
"Aaah, betul" Huan cu im sambil tertawa, "aku cuma tahu pergi dengan terburu buru, padahal tidak kuketahui dimanakah Soh Han sim berada"
Ban Huijin tersenyum manis: "Nah, kalau begitu ikutilah aku"
Dengan cepat nona itu berjalan lebih dulu didepan, setelah menembusi kebun sekian lama, akhirnya dia baru berbisik:
"lbu kuatir ada orang yang mencelakai jiwanya setelah dia kehilangan ilmu silatnya, maka secara diam diam ia telah berpesan kepada paman Tiong dengan ilmu menyampaikan suaranya untuk mengirim Soh Han sim kedalam ruang bawah tanah. karenanya baru saja kalian meninggalkan ruangan, ibu segera menyuruh aku untuk menjadi petunjuk jalan buat kalian berdua"
Begitulah dengan Ban Huijin berjalan didepan, mereka berjalan menuju ke dalam sebuah gua dibalik gunung gunungan.
"Enci Ban, bukankah pintu masuk kedalam ruangan bawah tanah itu terletak di dalam pagoda air?" tanya Giok yang kemudian keheranan.
"Ada tiga buah pintu masuk untuk menuju keruang tengah tersebut, belakangan ini karena ibu hendak menyiarkan berita kematiannya untuk membohongi orang, maka beliau telah membuka sebuah pintu baru ditempat ini sekarang kita akan masuk melalui pintu baru tersebut"
Huan cu im dan Hee Giok yang segera mengikuti dibelakangnya memasuki gua dibalik gunung gunungan itu, tempat tersebut terletak diseberang pagoda air, ditengahnya dipisahkan oleh sebuah permukaan air yang luasnya mencapai empat lima kaki.
Setelah memasuki gua dibalik gunung gunungan itu maka terbentanglah sebuah lorong yang sempit dengan batu gunung yang menonjol disana sini, lubang diatas dinding lorong memberikan sebuah ventilasi udara yang cukup menyegarkan bagi ruangan bawah tanah itu.
Diujung lorong adalah sebuah ruangan, dari dalam sakunya Ban Hui jin mengeluarkan sebuah anak kunci serta membuka pintu yang terkunci rapat itu.
Ketika pintu terbuka maka terlihatlah di balik pintu merupakan sebuah ruang tamu yang sangat luas, ditengah ruangan terdapat sebuah meja besar dengan delapan buah kursi disekelilingnya, didekat dinding sebelah atas terdapat sebuah meja membentuk persegi panjang yang menyimpan beberapa macam barang antik, sementara diatas dinding tergantung sebuah lukisan pemandangan yang sangat indah.
Ban Huijin yang berpaling dengan pelan pelan mendorong meja panjang itu serta melepaskan sebuah papa npelindung dinding maka terlihatlah sebuah gua kecil dibalik dinding tersebut.
Katanya kemudian seraya berpaling:
"Huan toako, coba kau rapatkan kembali pintu ruangan"
Huan cu im menurut dan segera merapatkan kembali pintu depan.
begitu pintu tertutup, semua orang baru mengetahui bahwa pintu yang tampak terbuat dari kayu dari arah luar, sesungguhnya terbuat dari baja asli, gedung kunci pintu pun terbuat dari besi pula,jika sudah dikunci dari arah dalam maka jangan harap orang luar bisa membukanya.
Sambil berpaling Ban Huijin berseru sambil tertawa:
"sekarang kita boleh turun kebawah"
Habis berkata dia segera menuruni undak undakan batu lebih dulu dibalik gua Kedua orang lainnya segera mengikuti pula dibelakangnya.
Ditempat itu semuanya terdiri dari dua buah ruangan, dibagian luar kosong melompong tanpa perabot, disitu hanya tampak sebuah meja dan dua buah bangku, diatas diujung sebuah lampu lentera, sedang dibagian dalam adalah sebuah kamar tidur dengan sebuah pembaringan kayu yang cukup besar
"Soh congkoan, kami datang untuk menjengukmu" seru Ban Huijin kemudian-Dengan langkah yang amat berat Soh Han sim muncul dari balik ruangan, katanya kemudian seraya menjura:
"Nona Ban, terima kasih banyak atas kesudian lo hujin untuk menampung diriku, tapi aku tetap kuatir, tak mungkin aku bisa hidup melewati malam ini"
"Mengapa kau bisa berkata begitu"
"sebab aku mempunyai semacam firasat seakan akan ada orang hendak mencabut jiwaku"
"Soh congkoan tidak usah kuatir, jangan lagi dalam perkampungan Ban siong san ceng penuh orang kami disinipun hadir Kiu hoa sin nie Yu locianpwee serta nenek bermata buta, betapapun lihaynya pihak Tay im kaujangan harap mereka berani mencari gara gara kemari. ditambah lagi tempat ini terletak amat rahasia tak seorangpun yang mengetahui kalau kau berdiam disini apa lagi yang mesti kau takuti...?"
Soh Han sim segera tertawa getir.
"Mungkin sudah terlalu banyak kejahatan yang kulakukan sehingga begitu kehilangan kepandaian silatku maka keadaanku seperti sudah kehilangan pegangan perasaanku menjadi tak pernah tenang kembali."
"Lepaskan golok pembunuh dan kembalilah kejalan Budha, asal Soh congkoan telah bertobat serta menyesali perbuatan yang lalu pancaran sinar terang dari hatimu pasti akan mengusir semua bayangan hitam dari benakmu, dan kaupun tak perlu merasa gelisah atau tidak tenteram" kata Huan cu im.
"Terima kasih banyak Huan sauhiap atas nasehatmu"
ooodwooo "Soh congkoan" kata Hee Giok yang kemudian, "ada satu persoalan hendak kami tanyakan kepadamu"
"Toa siccia tak perlu sungkan sungkan" sahut Soh Han sim sambil mengangkat bahu dan tertawa, "bila ada persoalan lebih baik utarakan saja secara terus terang, asal kuketahui pasti akan kujawab dengan sejujurnya"
Huan cu im segera menarik bangku seraya serunya: "Mari kita duduk dulu sebelum berbincang bincang"
Hee Giok yang dan Ban Huijin segera mengambil tempat duduk. tentu pula dengan Soh Han sim.
"Ayahku telah diracuni orang, tahukah Soh congkoan, siapa yang telah meracuni beliau?" tanya Giok yang kemudian-
"Aku cuma tahu kalau Bengcu sudah terkena semacam racun yang sangat jahat dan setiap tiga hari sekali mesti menelan obat penawar racun, tentang siapa yang meracuninya, aku sendiripun kurang begitu tahu..."
Dia kuatir Hee Giok yang tidak mempercayai perkataannya, selesai berkata ia segera menambahkan lagi dengan wajah serius:
"Aku telah mengalami nasib setragis ini untuk melindungi jiwa sendiri saja sudah tak mampu, tentu saja apa yang kuketahui akan kuutarakan tanpa ragu, tapi dalam persoalan ini aku benar benar tidak tahu"
"Lalu darimana datangnya obat penawar racun yang harus kau berikan kepada ayahku setiap tiga hari sekali?"
"Saban kali cui huan dayang hujin yang selalu menyerahkan obat tersebut kepadaku, oleh karena aku selalu mendampingi Bengcu maka obat itu harus diminum menjelang tengah hari. Biasanya dihari begitu kalau Bengcu tidak berada diruang tidur tentu berada dikamar baca, maka setiap kali akupun bisa menyerahkan pil tersebut kepada Bengcu tepat pada waktunya"
"Lalu bagaimana seandainya ayah hendak keluar rumah?"
"Setiap kali Bengcu keluar rumah, akupun akan selalu mengiringi kepergiannya, maka dari itu sebelum berangkat, cui huan selalu menyerahkan semua barang kebutuhan Bengcu disepanjang jalan kepadaku otomatis obat untuk Bengcu sudah disiapkan pula"
"Baiklah" kata Hee Giok yang selanjutnya "dalam perjalanan ke bukit Hong san kali ini, berapa banyak obat yang diserahkan cui huan kepadamu?"
"Semuanya terdiri dari empat bungkus, keCuali sebungkusa yang telah diminum ditengah jalan tiga hari berselang dan kemarin siang telah minum sebungkus lagi, kini tinggal dua bungkus"
"serahkan obat tersebut padaku"
"Baik" Soh Han sim segera mengiakan.
Dengan dia merogoh kedalam sakunya dan mengeluarkan sebuah kotak keCil, kemudian ujarnya lebih jauh:
"Dalam kotak ini masih terdapat dua bungkus an obat, setiap kali akan minum sebungkus harus dicampur dulu dengan air teh"
Hee Giok yang membuka kotak tersebut serta memeriksa isinya, betul juga didalam kotak itu memang terdapat dua bungkus an keCil, maka sambil disimpan kembali kedalam saku dan bangkit berdiri ujarnya:
"Baiklah, kita boleh pergi dari sini, moga moga kau bisa menjaga diri baik baik" Ketika berbicara sampai disitu, tiba tiba ia berseru tertahan seraya bertanya:
"Soh congkoan apakah kau sudah memiliki sesuatu benda yang bisa dipakai untuk melindungi keselamatan jiwamu bila ada musuh yang berhasil menyelundup kemari ?"
Soh Han sim tertawa getir,
"Segenap hawa murniku telah digetarkan Huan sauhiap sampai buyar, keadaanku sekarang tak berbeda seperti orang biasa, bila musuh hendak merenggut jiwaku, terpaksa aku hanya bisa menyerahkannya secara pasrah"
Hee Giok yang segera mengeluarkan sebuah tabung jarum dari sakunya seraya berkata:
"Tabung ini berisikan jarum sakti Kiu hoa hong ciam, setiap kali dibidikkan bisa menyemburkan sampai sembilan batang jarum semula benda itu diserahkan suhu kepadaku untuk melindungi keselamatanku karena aku baru mulai mempelajari ilmu silat, sekarang aku sudah tidak membutuhkannya maka kupinjamkan kepadamu untuk sementara waktu, tapi kau tak perlu kuatir, tampat ini rahasia sekali letaknya, sekalian pun ada orang dipihak musuh yang berhasil menyusup kemari, belum tentu mereka dapat menemukan tempat ini, sekalian berhasil ditemukan, dengan mengandalkan kesembilan batang jarum tersebut rasanya masih cukup waktu bagimu untuk menghadapinya, nah simpanlah benda tersebut baik baik"
Soh Han sim menjadi kegirangan setengah mati, sambil mengucapkan terima kasih berulang kali dia menerima tabung tersebut. Ban Huijin berkata kemudian sambil tertawa:
"lbuku berpesan kepada paman Tiong agar melakukan peronda siang dan malam diluar sini, begitu ditemukan jejakan musuh, kami akan segera menyusul kemari"
"Budi kebaikan lo hujin tak akan kulupakan untuk selamanya" ucap Soh Han sim kemudian dengan perasaan amat berterima kasih.
Setelah ketiga orang itu mengundurkan diri dari ruang bawah tanah, Ban Huijin menutup kembali pintu masuk ke gua seperti sedia kala kemudian baru membuka pintu dan keluar.
Setelah pintu dikunci kembali, mereka baru tinggalkan gunung gunungan serta kembali ke ruang belakang.
ooodwooo Sepeninggal Huan cu im dan Hee Giok yang sekalian bertiga tadi, sambil tertawa Ban lo hujin segera berkata kepada Huan Tay seng:
"Huan tayhiap. hari ini kalian ayah dan anak telah berkumpul kembali, peristiwa semacam ini boleh dibilang merupakan suatu peristiwa besar yang patut diperingati, aku ingin menambah bunga diatas peristiwa ini dengan kegembiraan ditambah kegembiraan entah bagaimana maksudmu?"
Huan Tay seng mengira Ban lo hujin hendak membicarakan soal perkawinan antara putranya dengan Hee Giok yang, ia tahu bahwa putranya dengan Giok yang telah menjadi kenyataan, maka bila Ban lo hujin yang bertindak sebagai mak comblangnya, hal inijauh lebih baik lagi: Karenanya dia segera menjura dan katanya sambil tertawa terbahak bahak: "Terserah keinginan enso"
Ban lo hujin segera berpaling ke arah Ay Ang tho yang berdiri dibelakang ketua Pek hoa pang, lalu sambil menggapai katanya: "Nona Ay, kemarilah kau"
Ay Ang tho menyahut dan segera tampil ke depan, lalu katanya dengan hormat: "Lo hujin ada perintah apa?"
Ban lo hujin tersenyum. "Nak. Huan tayhiap adalah ayah kandungmu, mengapa kau tidak maju kedapan untuk menghormatinya" "
Ay Ang -ho menjadi tertegun, segera dipandangnya wajah Huan Tay seng dengan sangsi untuk berapa saat dia tak berani untuk maju ke depan...
Huan Tay seng sendiripun dibuat terperangah oleh kejadian ini, sambil memandang ke arah Ban lo hujin katanya: "Enso, sesungguhnya apa yang telah terjadi?"
Ban lo hujin tersenyum: "Aku hanya mendapat titipan pesan dari Pek hoa pangcu, nona Ay sesungguhnya adalah putri kandungmu, dan sekarang kalian ayah dan anakpun telah berkumpul kembali"
"Soal ini... soal ini..."
Hanya perkataan itu saja yang sanggup diutarakan oleh Huan Tay seng, tanpa terasa dia mengalihkan sinar matanya ke wajah Hoa Tin tin
Sementara itu sepasang mata Pek hoa pangcu Hoa Tin tin yang jeli telah basah oleh air mata, dengan cepat dia bangkit berdiri seraya berkata:
-oo0dw0oo Jilid: 54 "Huan tayhiap. aku tak akan menyalahkan dirimu, waktu itu kita berdua sama sama menjadi korban kejahatan orang lain, andaikata Hoa Tin tin tidak menerima pesan dari suhu untuk mempertahankan kedudukan dan kehadiran Pek hoa pang dalam dunia persilatan, sedari dulu aku telah mengakhiri hidupku tapi Ay Ang tho benar benar adalah putri kandungmu, aku tak bisa membiarkan bocah itu hidup tanpa ayah untuk selamanya, oleh sebab itu aku telah minta tolong kepada Ban lo hujin untuk menerangkan duduk persoalan yang sebenarnya kepadamu..."
Ketika berbicara sampai disitu, ia tak bisa menahan diri sehingga menangis terisak. Buru buru Ban lo hujin berkata:
"Sesungguhnya beginilah peristiwanya, waktu itu Pek hoa lo pangcu mempunyai dua orang murid kesayangan, seorang bernama Hoa Siang Siang dan seorang lagi adalah Hoa Tin tin, sesungguhnya kedua orang ini adalah kakak beradik sekandung Hoa Siang Siang lebih tua setahun daripada Hoa pangcu"
Semua jago yang hadir dalam ruangan segera memasang telinga baik baik serta mendengarkan kisah Cerita tersebut dengan seksama, karena selama ini mereka selalu menganggap Pek hoa pang sebagai suatu perguruan kaum sesat dan jarang ada yang mengetahui latar belakang sebenarnya. Terdengar Ban lo hujin berkata lebih jauh
"Didalam perkumpulan Pek hoa pang berlaku suatu peraturan, yakni semua anggota perkumpulan itu tak boleh kawin serta memperlakukan soal jinah, sebagai pantangan nomor wahid.
"Waktu itu disaat lopangcu sakit berat ia telah memilih seorang calon penggantinya kalau berbicara menurut urutan maka Hoa Siang Siang yang seharusnya terpilih, tapi Lo pancu menganggap Hoa Siang Siang berwatak jelek lagi pula suka mencari menangnya sendiri, bila kedudukan pangcu sampai diserahkan kepadanya, niscaya banyak kesulitan yang bakal dialami oleh perkumpulan Pek hoa pay, oleh sebab itu beliaupun mengumumkan Hoa Tin tin sebagai calon penggantinya."
"Ketika Hoa Siang Siang melihat gurunya pilih kasih, dalam marahnya dia pergi meninggalkan perguruan, dan akhrinya ditebing Sian hoa gay diluar kota Kim leng, dia mendirikan perguruan sendiri yang bernama Sau hoa bun."
"oooh..." diam diam semua orang mengangguk. Ban lo hujin berkata lebih jauh:
"Semenjak Hoa pangcu menjabat sebagai ketua, kedua belah pihakpun hidup tersendiri tanpa terjadi sesuatu peristiwa pun, siapa tahu tujuh belas tahun kemudian-,..."
Ia memandang sekejap kearah Huan Tay seng, kemudian melanjutkan kembali.
"Huan tayhiap mempunyai seorang sahabat karib, kalau disebut namanya kalian semua mungkin tahu atau paling tidak pernah mendengar namanya, dia adalah sitombak bercabang tiga Nyoo Lip biau, Nyoo tayhiap dari keluarga Nyoo di wilayah Kang say, nama besar perusahaan ekspedisi Sam cay piaukiok dimasa itu cukup termashur pula diseantero jagat, tapi gara gara peristiwa tersebut menjadi bangkrut dan harus gulung tikar"
Ilmu tombak dari keluarga Nyoo sangat termashur diseluruh kolong langit, tentu saja semua orang mengetahui nama besar dari si tombak bercabang tiga Nyoo Lip biau.
Tapi tak ada yang tahu apa sebabnya perusahaan Sam cay piaukiok yang termashur itu menjadi bangkrut dan akhirnya gulung tikar"
Terdengar Ban lo hujin berkata lagi
"Waktu itu, Nyoo lip biau mendapat sebuah order untuk mengirim sebuah barang yang sangat mahal harganya, konon benda itu adalah seperti intan permata yang tak ternilai harganya."
"Dalam perjalanan menuju ketempat tujuan, ia telah bertemu dengan seorang nyonya muda yang hendak terjun ke sungai untuk bunuh diri, Nyoo tayhiap yang berwelas kasih segera menyelamatkan jiwanya, setelah ditanyakan sebab muasababnya, baru diketahui kalau nyonya muda itu hendak bunuh diri karena sering dihina mertuanya dan mempunyai suami yang suka berjudi, katanya bila sudah kalah main, maka pulangnya dia pasti dihajar sampai babak belur, akibat perlakuan tersebut akhirnya perempuan itu pun melarikan diri.
Terdorong oleh rasa perikemanusiaan Nyoo tayhiap pun menampung perempuan itu serta diajak meneruskan perjalanan bersama, sebab waktu itu malam sudah larut, lagi pula besoknya kereta barang mereka juga akan melalui dusun yang dimaksud, ia berniat mengawalnya pulang sampai ke rumah.
"Maka disebuah rumah penginapan mereka pun menyewa sebuah kamar untuk perempuan tersebut. Siapa tahu, malam itu juga mereka telah dikerjai orang lain, Nyoo tayhiap beserta anak buahnya baru bangun dari tidurnya menjelang Siang hari keesokannya sedang barang kawalan mereka beserta perempuan muda yang ditolong itu sudah lenyap entah pergi kemana..."
Setelah berhenti sejenak untuk tukar napas, Ban lo hujin meneruskan kembali ceritanya:
"Tentu saja Nyoo tayhiap mejadi sangat gelisah, sebab perempuan muda tersebut belum pernah dijumpai dalam dunia persilatan sehingga identitas maupun asal usul sama sekali tak bisa diraba.
"Dalam keadaan seperti ini dia jadi teringat degnan seorang sahabat karibnya yakni Huan tayhiap untuk membantunya menyelidiki kasus tersebut.
Dari keterangan yang berhasil dikumpulkan Huan tayhiap tentang perempuan muda yang memakai sekuntum bunga merah diatas sanggulnya itu, ia jadi teringat pula dengan para anggota Pek hoa pang diwilayah selat Wu see sia barat laut Kiu hoasan dipropinsi An hui yang menggunakan pula bunga merah sebagai simpulnya, hanya saja setahunya anggota perkumpulan itu jarang sekali melakukan perjalanan dalam dunia persilatan.
"Maka diiringi Nyoo tayhiap. berangkatlah Huan tayhiap menyambangi perkumpulan Pek hoa pang, kemudian atas kesaksian dari Nyoo tayhiap ternyata mereka benar benar menemukan kalau setiap anggota Pek hoa pang memang mengenakan sekuntum bunga merah di sanggulnya, persis seperti keadaan perempuan muda tersebut..."
Berbicara sampai disini, Ban lo hujin melirik sekejap lebih dulu kearah Pek hoa pangcu, kemudian baru melanjutkan kata katanya:
"Hoa pangcu belum pernah mengadakan hubungan dengan orang luar, tentu saja menghadapi kunjungan dua orang sahabat kangouw yang sama sekali tak diduga ini ia merasa keberani sekali.
"Setelah terjadi pembicaraan barulah diketahui kalau sudah terjadi peristiwa besar seperti ini."
"Waktu itu Hoa pangcu memberikan pernyataan bahwa semua anggota Pek hoa pang tak pernah terjun kedunia persilatan, lagi pula perkumpulan mereka mengutamakan soal jinah, membunuh dan mencuri, sebagai tiga pantangan tersebut, tak mungkin anggota perguruannya melakukan perbuatan semacam itu.
"Tapi siapun teringat pula dengan perguruan Sau hoa bun yang didirikan Hoa Siang Siang, anggota perkumpulan itupun memakai kuntum bunga merah disanggul sebagai tanda, bisa jadi perbuatan tersebut dilakukan pihak mereka. Sudah tentu dugaan tersebut tidak ia terangkan kepada Huan tayhiap maupun Nyoo tayhiap.
"Tatkala Huan tayhiap dan Nyoo tayhiap melihat Pek hoa pangcu menyangkal, sedangkan setiap anggota perguruannya memakai bunga merah sebagai tanda, tentu saja tak mau mempercayai hal tersebut dengan begitu saja, akan tetapi berhubung Hoa pangcu memberi jawaban secara luwes, lagi pula tiada bukti yang menguatkan, akhirnya mereka berdua terpaksa harus mohon diri
"Padahal kedua orang itu tidak pergi jauh mereka ada maksud melakukan penyelidikan lagipada malam harinya.
"Siapa tahu sepeninggal kedua orang itu, ternyata Hoa pangcu segera menyiapkan kereta dan segera meninggalkan selat Wee see sie, hal segera menimbulkan kecurigaan Huan tayhiap dan Nyoo tayhiap. maka secara diam diam mereka berduapun melakukan penguntilan dari belakang."
Berbicara sampai disini, Ban lo hujin segera berpaling dan tanyanya sambil tersenyum:
"Hoa pangcu, apa yang kuceritakan tak salah bukan?"
Dengan air mata bercucuran membasahi wajahnya, Hoa Tin tin manggut manggut. Maka Ban lo hujin pun berkata lebih jauh:
"Waktu itu Hoa pangcu berniat menyelidiki soal barang kawalan perusahaan Sam cay piaukiok yang hilang, tentu saja tujuan tak lain adalah perguruan sau hoa bun ditebing Sian hoa gay diluar kota Kim leng, tapi Huan tayhiap dan Nyoo tayhiap telah salah mengartikan maksud dan tujuannya, mereka mengira pihak Pek hoa pang benar benar telah membegal barang kawalan tersebut dan kini berniat untuk menyembunyikannya di tempat lain, maka sepanjang jalan mereka mengikuti terus perjalanan Pek hoa pangcu dengan seksama.
"Sejak Hoa Siang siang mendirikan perguruan sendiri, iapun belum pernah bentrok dengan Hoa pangcu secara terang terangan, sejak Hoa pangcu menjadi ketua, Hoa Siang siang juga menjadi tianglo pelindung hukum dari Pek hoa pang..."
"oleh sebab itu Pek hoa pang masih menganggap Hoa Siang siang sebagai tianglo pelindung hukumnya dan sama sekali tidak mengakui perguruan Sau hoa bun nya. Ketika Hoa pangcu tiba di tebing Sian hoa gay Hoa Siang siang juga menyambut kedatangan Hoa pangcu sebagai seorang ketua.
Diseluruh tebing Sian hoa gay penuh ditumbuhi aneka bunga yang berwarna warni sekalipun tiada larangan untuk orang lain menikmatinya tapi ada dua peraturan yang harus dipegang teguh oleh setiap orang pertama orang asing dilarang memasuki daerah terlarang dan kedua setiap umat persilatan dilarang memasuki daerah tersebut dengan membawa senjata.
Tatkala Huan tayhiap dan Nyoo tayhiap berdua menanti Hoa pangcu hingga tiba di tebing Sian hoa gay mereka tahu kalau sudah tiba ditempat tujuan saat itu menjelang senja mendekati malam keduanya memasuki tebing Sian hoa gay tersebut maka berarti kedua orang itu sudah melanggar kedua buah larangan dari Hoa Siang siang.


Pedang Pelangi Jay Hong Ci En Karya Tong Hong Giok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Bagaimana mungkin mereka dapat menduga kalau pihak Sian hoa gay telah melakukan persiapan" Baru saja kedua orang itu memasuki hutan bunga, mereka sudah dibikin mabuk oleh asap dupa seratus bunga dan tergeletak ditengah hutan bunga tadi, gara gara perbuatan mereka yang gegabah ini, akhirnya terciptalah suatu kesalahan besar yang tak bisa ditolong lagi...
Semua jago mendengarkan kisah tersebut dengan terpesona, makin didengar makin asyik sehingga suasana dalam ruangan hening dan sepi kecuali pembicaraan Ban lo hujin seorang.
Setelah beristirahat sejenak dan menghirup air teh seteguk.
Ban Lo hujin berkata lebih jauh:
"Tentu saja barang kawalan dari perusahaan Sam cay piaukiok telah dibegal oleh anak buah Hoa Siang siang tapi sewaktu Hoa pangcu melakukan penyelidikan ternyata Hoa Siang siang selalu menyangkal, malah ia sempat melayani Hoa pangcu secara ramah dan baik sekali.
"Menanti Huan tayhiap dan Nyoo tayhiap telah berhasil ditawan, timbullah suatu niat akal busuk didalam hati Hoa Siang siang, secara diam diam dia meloloh kedua orang itu dengan bubuk bunga pembangkit berahi sementara dalam hidangan untuk Hoa pangcu pun diberikan pula obat yang sama.
"Waktu itu dia berniat membiarkan Huan tayhiap dan Nyoo tayhiap memperkosa Hoa pangcu secara bergantian, tapi di saat terakhir ternyata dia berubah pikiran, hanya Huan tayhiap yang kemudian dihantar kedalam kamar tidur Hoa pangcu sebaliknya memerintahkan seorang dayangnya untuk melayani Nyoo tayhiap..."
Ketika mendengar sampai disini semua jago yang hadir dalam ruangan sama sama dibuat keheranan, rencana busuk apakah yang sesungguhnya telah direncanakan Hoa Siang siang dengan perbuatannya itu" Ban lo hujin berkata kembali:
"Tindakan dari Hoa Siang siang waktu itu betul betul keji, rupanya telah membiarkan dayangnya melayani Nyoo tayhiap.
ia segera mengikat kedua orang itu menjadi satu dan pada malam itu juga menghantar mereka ke gedung pengadilan di kota Kim leng dengan tuduhan Nyoo tayhiap telah memperkosa rakyat biasa, bukan cuma begitu, malah diapun menghubungi istri tua Nyoo tayhiap agar datang menyaksikan sendiri adegan tersebut digedung pengadilan
"Untung saja istri tua Nyoo tayhiap adalah seorang yang bijaksana, dia pula yang kemudian menebus Nyoo tayhiap hingga dibebaskan dari tahanan.
"Akibat dari peristiwa tersebut, bukan saja nama baik Nyoo tayhiap jadi ternoda, barang kawalannya yang hilang dibegalpun terpaksa dilepaskan dengan begitu saja. Sejak itulah perusahaan Sam cay piaukiok gulung tikar dan menutup usahanya"
Mengetahui akan kekejaman serta kelicikan Hoa Siang siang, para jago sama sama menggeleng gelengkan kepalanya berulang kali, mereka semakin menguatirkan pengalaman dari sijago berbaju hijau Huan Tay seng. Terdengar Ban lo hujin berkata lagi:
"Rupanya Hoa Siang siang sengaja berbuat demikian karena dia berhasrat akan merampas kedudukan ketua Pek hoa pang dari tangan adiknya, sebab berjinah merupakan pantangan pertama yang paling besar dalam perkumpulan itu.
"Huan tayhiap yang dilolohi dengan bubuk bunga pembangkit birahi secara otomatis terjebak ke dalam perangkap liciknya, menanti ia sadar kembali, nasi sudah menjadi bubur, namun waktu itu Huan tayhiap salah menduga, dia mengira Hoa pangcu sengaja mempergunakan tubuhny a sebagai umpan agar dia masuk perangkap. dalam gusarnya setelah menampar pipi Hoa pangcu keras keras, ia segera kabur melalui jendela.
"Untung saja ketika itu Hoa Siang siang sedang sibuk mengirim Nyoo tayhiap ke gedung pengadilan, sekalipun dia telah mengutus dayangnya untuk melakukan perondaan namun ilmu silatnya bukan tandingan Huan tayhiap. itulah sebabnya secara mudah Huan tayhiap berhasil meloloskan diri dari situ. Kasihan Hoa pangcu, kesucian tubuhnya telah ternoda dengan percuma..."
Ketika mendengar sampai disitu, seluruh badan Huan Tay seng segera gemetar keras bagaikan disambar petir disiang belong ia berseru dengan nada kaku:
"Aaai... seandainya enso tidak menjelaskan duduk persoalan yang sebenarnya hari ini, siaute tak akan tahu kalau tempo dulu aku sudah melakukan pcrbuatan seperti itu siaute benar benar telah berbuat salah kepada Hoa pangcu, siaute benar benar pantas untuk mati..."
Mendadak ia mengayunkan telapak tangan sendiri dan langsung dihantam ke atas ubun ubun.
Hee Im hong dan Yo Leng kong berdua berdiri paling dekat dengannya, dengan suatu gerakan cepat Hee Im hong segera mencengkeram lengan Huan Tay seng sambil serunya "Hiante, apa yang hendak kau perbuat" Kejadian itu toh bukan kesalahanmu?"
Yo Leng kong yang sudah menerjang ke sampingnya segera ikut berbicara pula:
"Ban Lo hujin sengaja memceritakan kisah tersebut dengan harapan agar kalian ayah dan anak bisa saling mengenal, mengapa kau mesti bertindak seceroboh ini?"
Sementara itu Hoa Tin tin yang selama Ban lo hujin mengisahkan pengalamannya hanya duduk dengan air mata bercucuran, kini bangkit berdiri pula secara tiba tiba sembari berkata:
"Huan tayhiap mengapa sih kau harus berbuat begitu"
Biarpun Hoa Tin tin telah mengalami nasib demikian, namun aku tidak menyalahkan dirimu, hal ini disebabkan kita berdua sama sama telah dicelakai orang, betapa pun lihaynya ilmu silat yang dimiliki seseorang tak nanti mampu ia mengendalikan daya kerja obat perangsang seperti itu kejadian lama kini sudah lewat, siapapun tak perlu menyalahkan pihak yang lain"
"Apalagi saat ini Hoa Tin tin telah masuk menjadi anggota agama Budha, tiada masalah lagi bagiku dengan peristiwa tersebut, cuma bocah itu... bagaimanapun dia adalah anak kandungmu, aku tak tega membiarkan dia tetap hidup diperguruan Pek hoa pang dan terikat oleh segala macam peraturan, aku tak tega membiarkan dia hidup membujang sepanjang masa, lebih lebih tak tega membiarkan dia tak tahu siapa ayahnya, bila kau masih teringat dengan peristiwa dulu serta merasa menyesal atas kejadian mana, harap terimalah dia disisimu tapi bila kau enggan mengakuinya, akupun tak bakal memaksa..."
Mendengar sampai disini, Ay Ang tho tak bisa menahan diri lagi, tiba tiba ia menubruk kedalam rangkulan Hoa Tin tin sambil serunya keras keras: "oooh ibu..."
Meledaklah isak tangis yang memilukan hati.
Dengan air mata bercucuran Huan Tay seng segera berlutut dan katanya sambil menahan isak tangisnya:
"Hoapancu, aku telah berbuat salah kepadamu, aku pantas mati, karena akulah yang telah merusak seluruh kehidupanmu, kau seorang perempuan mulia, seorang perempuan yang agung, aku pasti akan menuruti perkataanmu serta mengakuinya sebagai anak kandungku sendiri, untuk itu... terimalah sebuah hormatku"
"Huan tayhiap. harap kau segera bangkit berdiri, Hoa Tin tin tidak berani menerima penghormatanmu" seru Hoa Tin tin gelisah "anak Tho, cepat kau bangunkan Huan tayhiap dan jumpailah ayahmu, mulai sekarang kau seharusnya menggunakan nama marga Huan"
Sambil menyeka air mata yang bercucuran deras, Ay Ang tho berjalan kehadapan Huan Tay seng, lalu serunya: "Ayah, silahkan bangun"
Setelah membangunkan Huan Tay seng dengan cepat gadis itu berlutut dihadapannya dan menyembah seraya berseru:
"Putrimu menghunjuk hormat buat ayah..."
Dengan air mata bercucuran membasahi wajahnya, Huan Tay seng memeluk tubuh Ay Ang tho erat erat, serunya lirih:
"Putriku sayang, ayah merasa bersalah kepada Hoa pancu, akupun malu kepadamu..."
Sementara itu Ban lo hujin yang melihat ayah dan anak telah saling mengakui, sambil tertawa segera berkata lagi:
"Sudah, sudahlah Huan tayhiap. sekarang kalian ayah dan anak telah berkumpul kembali, peristiwa ini merupakan suatu kejadian yang amat menggirangkan hati. sudah sepantasnya bila kau bergembira menyambutnya"
Semua jago pun bersama sama maju kedepan mengucapkan selamat kepada Huan Tay seng, disamping itu melontarkan pula puji pujian dan rasa kagum kepada Hoa Tin tin
Kebetulan pada saat itulah Huan cu im, Hee Giok yang dan Ban Huijin baru kembali dari ruang bawah tanah. Huan Tay seng segera bertanya:
"Nak. apakah kalian telah berjumpa dengan Soh Han sim"
Apa yang dia katakan?"
"Dalam sakunya masih terdapat dua bungkus obat yang telah kuambil semua" kata Hee Giok yong menerangkan,
"menurut pengakuannya, obat penawar raCun itu selalu diserahkan cui huan, seorang dayang disamping perempuan Sim kepadanya, aku rasa perempuan she Sim itulah yang telah meracuni ayahku kini masih ada waktu selama sembilan hari, aku rasa biar aku segera berangkat ke Lou cu san untuk mencari perempuan she Sim itu ayah, kedua bungkus obat ini harap kau orang tua menerimanya"
Sambil menerima kotak berisi obat itu Hee Im hong segera berseru:
"oooh... rupanya perbuatan perempuan rendah itu, baik, ayah akan berangkat kesitu bersamamu dengan mengandalkan kemampuan kita ayah dan anak berdua, kutak percaya kalau tak mampu menghancurkan perkumpulan Tay im kau mereka" Seraya berkata dia segera bangkit berdiri
"Tunggu sebentar saudara Hee" buru buru Yu Hua liong mencegah, "saudara Hee dapat menyadari akan kesalahan dan segera mendusin kembali, hari ini merupakan suatu peristiwa yang patut digirangkan, sedang mengenai bagaimana Cara kita membasmi Tay im kau, aku rasa persoalannya menyangkut keadaan yang lebih luas, untung saja saudara Hee masih mempunyai dua bungkus obat penawar raCun sehingga takperlu kelewat tergesa gesa mumpung kita semua berkumpul disini, mengapa tidak kita rundingkan dulu persoalan itu secara seksama sebelum mengambil tindakan berikut..."
Sementara pembicaraan masih berlangsung Huan Tay seng telah menarik tangan Huan Ang tho (kini dia memakai nama marga Huan) dan diperkenalkan kepada Huan cu im sambil serunya:
"Nak, dia adalah adik kandungmu " Lalu kepada Huan Ang tho katanya pula "Hayo cepat memanggil toako"
Huan cu im sama sekali tidak menyangka kalau Ay Ang tho betul betul adalah adik kandungnya, ketika teringat apa yang pernah dilakukan dalam ruang bawah tanah malam itu, hatinya segera berdebar keras sekali
Andaikata waktu itu dia tidak berusaha menerjang keluar dengan mempertaruhkan jiwa raganya, sebaliknya telah menodai kesucian tubuh adiknya, bagaimana mungkin ia bisa hidup sebagai manusia lagi"
Berpikir sampai disini, selembar wajahnya berubah menjadi merah padam seperti bara api, segera panggilnya dengan lirih.
"Adikku..." Huan Ang tho menundukkan kepalanya dengan wajah merah padam, diapun berseru "Toako..."
Dalam pada itu Ban Sian Ceng telah mendekati Ban lo hujin sambil bisiknya lirih:
"lbu, tadi Yu locianpwee berpesan kepada ananda agar malam ini ibu selenggarakan perjamuan secara besar-besaran untuk menjamu semua orang, disamping itu juga guna merayakan kembalinya Hee Bengcu kejalan yang benar dan berkumpulnya kembali paman Huan dengan putra-putrinya, hidangan mesti disiapkan yang paling lezat, bila perlu semua orang boleh minum arak sampai mabuk"
Tergerak hati Ban lo hujin setelah mendengar perkataan itu, dia tahu Yu locianpwee pasti mempunyai maksud tertentu dengan perintahnya tersebut, karenanya sambil manggut dia berkata
"Ya a, sudah sepantasnya kita berbuat demikian, cepat kauperintahkan kepada paman Tiong agar menyiapkan segala sesuatunya"
"Ananda telah memerintahkan paman Tiong untuk mempersiapkan kesemuanya itu" sahut Ban Sian ceng.
"Kalau begitu bagus sekali..." ucap Ban lo hujin kemudian sambil manggut manggut.
Sementara ibu dan anak masih berbincang bincang, sementara itu semua orang juga sedang membicarakan soal racun penempel tulang yang diderita Hee Im hong.
Kini Hee Giok yang telah mendapatkan dua bungkus obat penawar racun, sedang dari antara partai partai besar, keluarga Tong dari Suchuan lah yang terhitung paling ahli dalam bidang racun, Tong Bun huan yang hadir sekarang pun merupakan sau ceng cu dari keluarga Tong, dia menjadi otak dari semua pembicaraan yang kemudian berlangsung.
Selanjutnya ketua Hoa Sanpay Siang Han hui juga banyak membaca buku ilmu pengetahuan, terhadap soal ilmu ketabiban dia mempunyai kemampuan yang cukup mengagumkan-Sedang lainnya seperti ketua Pat kwa bun Hong ci Cing mahir dalam ilmu obat obatan, ketua Tiam cong pay cia Yujin mahir dalam rumput obat, Tianglo kanan dari Kay pang si pengemis penakluk harimau Liam Sam sin juga mahir dalam ilmu rumput rumputan, karenanya beberapa orang itu segera terlibat dalam pembicaraan yang serius.
Tapi sayang biarpun mereka telah melakukan penyelidikan hampir selama setengah harian untuk menyelidiki bahan obat yang dipakai untuk menawarkan racun tersebut, hasilnya tetap nihil.
Tiba tiba Yu Hua liong berseru sambil tertawa gelak:
"Toheng sekalian, sekalipun obat ini dinamakan obat penawar racun dalam kenyataannya bukan obat penawar racun yang hebat, sebab setelah menelan obat ini, hasilnya hanya bisa mencegah daya racun itu untuk sementara waktu, sedang selewatnya tiga hari tetap harus minum obat lagi, aku pikir sekalipun bahan obat obatannya berhasil ditemukan, juga tidak efisien dalam penggunaannya, karena racun yang sebenarnya belum bisa dihilangkan sama sekali, menurut pendapat siaute kita harus berusaha untuk mendapatkan obat penawar racun yang sebenarnya, dengan begitu persoalannya baru bisa teratasi"
"Perkataan saudara Yu memang benar" sahut Siang Han hui, "tapi obat yang demikian ini tak gampang diperoleh, lagi pula saudara Hee cuma memiliki dua bungkus obat yang terakhir, dalam waktu yang terdesak begini, sebelum kita berhasil menemukan obat penawar racun yang sesungguhnya, bila kita bisa menemukan sumber bahan obat yang digunakan dalam obat tadi, berarti kita pun bisa memperpanjang waktu.
Dengan tersedianya waktu yang cukup, rasanya tidak terlalu sulit untuk menemukan obat penawar racun yang sebenarnya"
"Yaa, perkataan Siang cianbunjin memang benar" ucap Ho cing Cing, ketua Pat kwa bun pula, "dewasa ini kita hanya tersedia waktu selama delapan hari, rasanya waktu sesingkat ini tidak cukup untuk melakukan penyelidikan lebih jauh"
"Haaahh... haaahh... haaahh..." Yu Hua liong tertawa terbahak bahak, "toheng sekalian, kalian harus mengerti, seandainya kita tidak tahu siapa yang telah meraCuni Hee Bengcu dan tidak mengetahui harus menjadi obat penawar racun dimana, persoalan semacam inilah baru merupakan persoalan yang sulit, tapi sekarang kita tahu kalau Tay im kau yang meracuninya, dan mereka tinggal di Lou cu san, dengan kekuatan yang dimiliki kita semua, rasanya cukup untuk menggempur mereka serta membasmi seakar akarnya, dalam keadaan terjepit masa mereka tak akan menyerahkan obat penawar racun itu" Dari sini sampai di Lou cusan paling banter hanya memerlukan waktu selama tiga hari, entah bagaimana menurut pendapat toheng sekalian?"
"Betul juga perkataan saudara Yu" seru Liok Tiong goan, ketua Heng sanpay, "bila kita serbu bukit Lou cu san dengan mempergunakan gerakan yang tercepat serta membasmi Tay im kau dari muka bumi ini, bukan saja obat penawar racun buat Hee Bengcu bisa diperoleh dengan mudah, dunia persilatan pun akan menjadi aman dan tentram untuk selamanya"
"Benar" dukung Ki cu ho, ketua Lak hap bun pula,
"bagaimana kalau kita bertindak demikian saja?"
"Aaai, siaute benar benar sangat menyesal" kata Hee Im hong kemudian, "memelihara harimau bukan saja merugikan diri sendiri, bahkan menyusahkan pula segenap umat persilatan lainnya, sekarang kalau toh toheng sekalian berhasrat akan membasmi Tay im kau dari muka bumi, siaute bersedia menjadi pelopornya"
"BengCu tak usah kelewat menegur diri sendiri" kata Siang Han hui selanjutnya, "tapi dalam usaha membasmi Tay im kau dari muka bumi memang lebih baik saja BengCu yang memimpin"
Buru buru Hee Im hong menggoyangkan tangannya berulang kali, segera ujarnya:
"Saudara Siang hal ini tak berani kuterima, siaute bisa menjadi BengCu lantaran usaha dari pihak Tay im kau, siaute sendiri tak lebih cuma sebuah beneka saja, kini kalian semua telha pulih kembali kesadarannya, sedang siaute yang berdosa sudah untung masih bisa hidup dengan selamat, karenanya kedudukan Bengcu sudah tak berani kujabat lebih jauh, maksud siute, mumpung para jago dari pelbagai perguruan telah berkumpul semua disini, kuharap kalian bisa mencari seorang Bengcu lain yang lebih bijaksana lebih saleh dan berguna sebagai penggantiku."
Yu Hua liong segera menggoyangkan tangannya berulang kali, katanya sambil tertawa:
"Saudara Hee, untuk sementara hal kedudukan Bengcu tak perlu dipilih ulang, dan terus terang saja kukatakan, dalam usaha menumpas Tay im kau nanti, sebetulnya saudara Hee lah yang memilul semua tanggung jawabnya, oleh karena itu saudara Hee mesti menerima tanggung jawab ini secara jantan. "
"Perkataan saudara Yu memang benar, siaute tak bakal menghindarkan diri" sahut Hee Im hong segera.
"Perkataan siaute belum selesai..." kata Yu Hua liong lagi sambil tertawa, "kalau toh saudara Hee mempunyai kewajiban untuk memikul tanggung jawab dalam pembasmian terhadap perkumpulan Tay im kau, maka sebelum tugas itu selesai dikerjakan, kau harus tetap memangku jabatan sebagai Bengcu, dengan demikian kau baru bisa memberikan petunjuk petunjuknya, atau dengan perkataan lain, bukankah saat merupakan kesempatan yang terbaik buat saudara Hee untuk menebus dosa?"
"Benar" Hee Im hong segera manggut manggut. Yu Hua liong tertawa gelak:
"Haaahh... haaahh... haaahh... apabila perkumpulan Tay im kau telah dibasmi, berarti semua dosa saudara Hee pun sudah tiada, betul bukan" Nah, kalau toh saudara Hee sudah tak bersalah lagi, bahkan sudah menyumbangkan tenaga dan pikiran demi kesejahteraan umat persilatan, maka jabatan Bengcu sudah sepantasnya tetap dijabat oleh saudara Hee, kenapa kita mesti memilih lagi yang baru ?"
"Tidak" tampik Hee Im hong dengan tegas, "siaute hanya berharap bisa menebus dosa dosaku, sedang kedudukan Bengcu tak berani siaute jabat lebih lanjut"
"Baik, baik" kata Yu Hua liong kemudian sambil tersenyum,
"soal ini adalah masalah dikemudian hari, mari kita bicarakan dikemudian hari saja"
"Perkataan saudara Yu betul" ujar Siang Han hui pula.
"dewasa ini kita memang tak perlu membicarakan soal pemilihan Bengcu lagi, siaute rasa masalah yang perlu kita bahas sekarang adalah bagaimana usaha kita untuk membasmi Tay im kau dari muka bumi, karena masalah inilah merupakan pokok persoalan kita sekarang."
Sambil mengelus jenggotnya Yu Hoa liong tersenyum: "Soal itu mah tak susah"
"Apakah Yu tayhiap sudah mempunyai rencana yang matang?" tanya Ban lo hujin-
"Haaahh... haaahh... haaahh..." kembali Yu Hua liong tertawa tergelak, "Enso, harap putra putrimu diutus keluar untuk memeriksa dulu sekeliling tempat ini, sebab apa yang hendak siaute bicarakan tak boleh sampai bocor dan diketahui pihak lain-"
Ban lo hujin segera mengulapkan tangannya, seraya berseru:
"Sian ceng, Huijin, coba kalian lakukan perondaan disekeliling gedung, sebelum mendapat panggilan siapa saja dilarang mendekati gedung ini."
Ban Sian ceng bersaudara segera mengiakan dan mengundurkan diri dari ruangan tersebut.
Kemudian Ban lo hujin baru berkata: "sekarang Yu tayhiap beleh berbicara"
Pelan pelan Yu Hua liong mengalihkan pandangan matanya memperhatikan segenap sekeliling tempat itu, lalu dengan suara yang rendah ia berkata:
"Apa yang tersedia ditempat ini sekarang merupakan barang jadi yang tinggal dipakai, saudara Hee beserta segenap jago dari pelbagai perguruan khusus kemari untuk menyampaikan duka cita kepada enso, maka selesai upacara penghormatan besok, kalian tentu akan pulang bukan" Nah, para jago dari sembilan partai bisa saja tetap berlagak masih belum sadar pikirannya, otomatis mereka akan pulang juga ke Lou cusan dengan mengikuti saudara Hee"
Siang Han hui yang mendengar perkataan itu segera manggut manggut, katanya:
"Siasat saudara Yu memang sangat hebat, bila kami pulang ke bukit Lou cu san dengan mengikuti Hee Bengcu, pihak musuh pasti tak akan menaruh curiga, dengan begitu kita tentu mempunyai kesempatan yang baik sekali untuk menguasahi mereka dari dalam"
"Sementara itu enso, siaute Yo, ciangbunjin, Hoa pangcu, saudara Huan, nona Hee dan lain lainnya beleh berangkat sedikit rada lambat" ujar Yu Hua liong lebih jauh, "tentu saja sepanjang jalan kita harus berusaha untuk merahasiakan jejak kita sedapat mungkin, menanti sudah sampai bukit Lou cu san kita dapat menantang pihak Tay im kau secara terang terangan, dengan gencetan luar dalam, masa mereka tak bisa kita tumpas seakar akarnya ?"
Setelah mendengar keterangan ini, para jago merasa rencana tersebut memang sangat jitu dan rasanya tak mungkin bisa meleset lagi dari perhitungan, maka keputusanpun segera diambil. Ujar Ban lo hujin kemudian:
"Tapi bagaimana dengan Soh Han sim" ilmu silatnya telah kita punahkan...?"
"Soal itu mah bukan masalah yang gawat dia hanya kehilangan tenaga dalamnya, asal dia mau tunjukkan semangat yang menyala dan bertindak lebih hati hati dan seksama tidak sulit rasanya untuk mengelabuhi orang lain.
Bagaimana pun juga tugasnya toh hanya mendampingi Hee Bengcu" Asal saudara Hee tidak memberi perintah apa apa kepadanya, dia pun tak usah banyak bergerak, otomatis rahasianya tak akan ketahuan orang lain"
Ketika perundingan telah selesai, waktu sudah menunjukkan menjelang magrib, Ban Tiong tat pun segera memerintahkanpara centeng untuk menyiapkan meja perjamuan.
Ketika hidangan sudah siap. Ban lo hujin mempersilahkan tamunya untuk mengambil tempat duduk.
Tiba tiba Yu Hua liong bertanya:
"Enso, kemana perginya Kiu hoa sinni, Yu loocianpwee, nenek pengemis serta Lam iee totiang berempat" Mengapa tidak diundang sekalian-.."
Ban lo hujin tersenyum. "Sinni telah pergi, sedang Lam iee totiang telah naik gunung untuk menyambangi sahabatnya, maklum belum tentu sepuluh tahun sekali dia bisa tiba dibukit Hong san, sedangkan nenek pengemis adalah tianglo tingkat tinggi dari Kay pang, tadi bersama keempat tianglo utama Kay pang telah pergi lebih dulu, yang tersisa hanya Yu locianpwee seorang, tapi dia memang tersohor karena jejaknya yang Susah dibuntuti, mau datang ia segera datang, mau pergi pun dia segera pergi, tiada orang yang bisa menemukan jejaknya, tadi Sian ceng sudah berusaha mencarinya, tapi kamarnya kosong kecuali dua guci arak yang melompong, mungkin diapun sudah meninggalkan tempat ini"
Sekilas perasaan girang menghiasi wajah Yu Hua liong, tapi segera ujarnya sambil menghela nafas:
"Bila dapat mengundang datang seorang saja dari empat cianpwee itu hal mana sudah merupakan suatu kehormatan besar bagi kita semua, yaa.^. coba kalau tiada bantuan dari keempat cianpwee ini, mungkin seluruh dunia persilatan sudah terjatuh kedalam cengkeraman maut pihak Tay im kau"
selang berapa saat kemudian, Ban lo hujin baru berseru lagi dengan serius: "Mari dimulai..."
Dengan diiringi basa basi, semua orangpun mengambil tempat duduk diseputar meja jamuan.
Menanti semuanya sudah duduk, Ban Lo hujin baru bangkit berdiri sambil mengangkat cawan araknya, lalu berkata:
"Malam ini aku sengaja menyelenggarakan perjamuan ini, pertama untuk merayakan keberhasilan Hee Bengcu meloloskan diri dari cengkeraman Tay im kau dan berjuang kembali demi keadilan dan kebenaran dalam dunia persilatan, kedua untuk merayakan keberhasilan para ciangbunjin dan wakil dari sembilan partai besar yang lolos dari cengkeraman musuh serta memperoleh kembali kesadaran pikirannya, ketiga untuk merayakan keberhasilan Kay pang membersihkan tubuh organisasinya dari manusia jahanam serta mengangkat Leng pangcu sebagai ketua baru, kemudian keempat untuk merayakan keberhasilan Huan tayhiap yang berkumpul kembali dengan putra putrinya. Kecuali keempat hal yang patut digembirakan ini, kelima adalah untuk menyampalkan selamat kepada saudara sekalian, semoga usaha membasmi Tay im kau cepat berhasil serta membebaskan dunia persilatan dari cengkeraman dan teror manusia manusia laknat, untuk kesemuanya ini mari kita meneguk secawan arak..." Selesai berkata dia segera meneguk habis isi cawannya.
Para jago pun masing masing mengangkat cawan sendiri serta meneguk habis isi cawan, menyusul kemudian orang juga menghormati Hee Im hong, Leng Kang to serta Huan Tay seng ayah beranak dengan secawan arak. tidak ketinggalan pula kepada para ciangbunjin dan wakil dari sembilan partai besar.
Selanjutnya perjamuanpun berlangsung sangat meriah diselingi senda gurau yang amat ramai.
Selesai perjamuan, Hee Im hong dan para jago dari sembilan partai besar dihantar oleh cong koan Ban Tiong tat untuk kembali ke gedung tamu untuk beristirahat.
Tentu saja kain putih tanda duka cita yang semula menghiasi pintu gerbang perkampungan Ban siong san ceng, kini sudah dilepas semua, suasana duka cita segera berubah menjadi suasana riang gembira, sementara berita kematian Ban lo hujin pun seakan akan lenyap dengan begitu saja.
Yu Hua liong, Huan Tay seng, Huan cu im, Yo Leng kong, Kui Hau nian beserta ketua Pek hoa pang Hoa Tin tin, Hee Giok yang Siang ci un kakan beradik sekalian karena tak ingin menampakkan diri di depan umum, mereka tetap berdiam dikebun belakang.
Ketika perjamuan baru usai dan Huan cu im slap kembali kekebun belakang, tiba tiba ia mendengar suara sipengemis sakti berwajah senyum berbisik disisi telinganya.
"Hey anak muda, bila semua sudah bubaran nanti, datanglah seorang diri kepuncak gunung gunungan, ingat, jangan sampai jejakmu ketahuan siapa saja"
Huan cu im tidak mengetahui apa sebabnya Yu locianpwee bertindak begitu rahasia, persoalan apakah yang terjadi"
Maka setelah berada dlkamar sejenak bersama ayahnya, dengan alasan ada sedikit keperluan, pemuda itu segera mohon diri dari ayahnya dan menuju kegunung gunungan.
siang tadi ia sudah pernah berkunjung kesitu, karenanya pemuda itu tak usah mencari tahu letak yang tepat.
Sebagaimana diketahui, digedung belakang banyak berdiam tamu agung, sedang tamu tamu itupun perlu dirahasiakan identitasnya, maka dibawah pimpinan wakil congkoan Ban Kim sia, sekitar tempat itu dilakukan penjagaan secara khusus, terutama disekitar gunung gunungan tersebut, untuk melindungi keselamatan jiwa Soh Han sim, disana telah ditempatkan penjagaan ekstra.
Biarpun begitu, dengan kepandaian silat yang dimiliki Huan cu im sekarang tentu saja semua penjaga ekstra tersebut dapat dihindarinya dengan mudah.
Seperti segulung asap ringan saja, dia melintas diantara pepohonan dan tiba di atas gunung gunungan itu dalam waktu singkat.
Diatas gunung gunungan terdapat sebuah gardu serta beberapa batang pohon siong tua saat itu dalam gardu amat sepi tak nampak sesosok bayangan manusiapun.
Tapi sebelum pemuda tersebut sempat celingukan disekitar sana suara suara bisikan dari sipengemis sakti berwajah senyum telah bergema disisi telinganya. "Hey anak muda aku siorang tua berada disini"
Mengikuti sumber suara tersebut Huan cu im berpaling, ternyata sipengemis sakti berwajah senyum sedang berjongkok dibelakang sebuah batu besar dekat gardu, Cepat Cepat dia memburu ke situ sambil tertawa dengan keheranan:
"Locianpwe, ada apa?"
"Sstt, cepat jongkok"
Disamping tubuh sipengemis sakti berwajah senyum terdapat sebuah poci arak kecil serta sebuah mangkuk besar, setelah menghirup araknya setegukan, ia baru berkata lagi:
"Kalau tak ada urusan, buat apa aku si orang tua mengundangmu kemari...?"
Huan cu im segera menurut dan berjongkok disampingnya, kemudian tanyanya lagi "Apakah ada orang hendak mencelakakan Soh Han sim ?"
Sambil tertawa pengemis sakti berwajah senyum manggut manggut, sahutnya:
"Ehmm, tampaknya kau sianak memang bodoh, tapi... buat apa kau mesti bertanya lagi" Kalau bukan untuk menanti kemunculan seseorang, buat apa kita mesti bercokol disini"
Memangnya untuk menunggu digigit nyamuk ?"
Kemudian sambil menyodorkan mangkuk araknya kehadapan pemuda tersebut kembali ia berkata:
"Hey anak muda, minumlah juga satu tegukan"
"Boanpwee ta kpandai minum arak lebih baik kau orang tua saja yang minum "
Sambil menarik kembali mangkuknya, pengemis sakti berwajah senyum berkata:
"Hey anak muda, sebetulnya kau baik dalam segala hal, hanya sayang tak pandai minum arak, kalau tidak... waaah, betapa nyamannya menemani aku si orang tua minum arak sambil menikmati keindahan alam...?"
Selang sejenak kemudian, mendadak sipengemis sakti itu berseru lagi, seakan akan teringat akan sesuatu, katanya sambil menepuk pahanya keras keras:
"Yaa benar.. Bukankah kau tak pandai minum arak" Kau takut mabuk bukan" Mari aku si orang tua akan mengajarkan sebuah cara yang bagus sekali, tanggung kau tak bakal mabuk blar minum seribu cawan pun, tapi kau mesti merahasiakan cara ini dengan sebaik baiknya. Bila kau sedang minum arak maka kerahkanlah tenaga dalammu untuk mendesaknya keluar lagi dari badan, seperti misalnya dari Tiong ciu kau dapat salurkan hawa arak itu melewati Hway im lalu menuju ibu jari dan disalurkan keluar lewat nadi Sau siang, atau dari Jiu yang beng keng keluar dari nadi Siang yang, pokoknya semua nadi ditangan atau kaki dapat digunakan untuk meyalurkan keluar hawa arak dari dalam tubuhmu dengan demikian mana mungkin kau bisa mabuk ?"
"oooh, jadi dengan cara begini kau orang tua minum arak"
Tak heran kalau kau tak pernah mabuk"
"Huuss... aku siorang tua paling suka minum arak tentu saja arak itu kuminum kedalam perut, dengan demikian kenyamanan dan kenikmatannya baru bisa dirasakan, jika hawa arak sudah dipancarkan keluar, apa gunanya kita mesti minum" cara semaCam ini hanya kuajarkan kepada kalian yang tak pandai minum arak. dengan begitu kau pun bisa turut bergaya dihadapan orang lain"
Melihat orang tua itu hanya menyinggung soal arak. Huan cu im menjadi tak sabar, segera tanyanya:
"Locianpwee, sebenarnya apa yang akan terjadi pada malam nanti...?"
"Sebentar kau toh bakal mengetahui dengan sendirinya"
kata pengemis sakti sambil tertawa.
Huan cu im cukup mengetahui akan watak siorang tua yang gemar jual lagak ini, karenanya diapun tidak bertanya lebih jauh melainkan menunggu perkembangan selanjutnya dengan tenang, sebab dia perCaya bahwa perhitungan si orang tua itu tak bakal meleset. Pengemis sakti berwajah senyum pun tidak berbicara lagi, seorang diri dia makan kaCang sambil minum arak. sikapnya kelihatan santai sekali...
Waktu pun berlalu dengan cepat, suasana diatas gunung gununganpun terasa lebih nyaman ketimbang dalam ruangan, paling tidak disitu banyak anginnya sehingga udara tetap segar.
Waktu sudah menunjukkan mendekati kentongan kedua, namun belum juga terlihat sesuatu gerakan.
Pengemis sakti berwajah senyum sendiri pun mulai curiga dan ragu-ragu, sambil menurunkan kembali mangkuk araknya ia bergumam:
"Aneh benar, mengapa hingga sekarang belum juga datang
" Waaah... agaknya apa yang terjadi diluar perhitunganku "
"Locianpwee, sekarang tentunya kau bersedia memberitahukan kepadaku bukan, sebenarnya siapakah orang itu ?"
Kembali pengemis sakti berwajah senyum menggelengkan kepalanya berulang kali : "Tidak bisa, saat ini kau belum beleh mengetahui hal tersebut..."
Kemudian secara tiba tiba ia berseru tertahan, seperti teringat akan sesuatu segera tanyanya:
"Anak muda, apa yang kalian rundingkan sore tadi" Apakah sudah dibicarakan sesuatu rencana tertentu?"
Secara ringkas Huan cu im menerangkan hasil perundingan sore tadi, dimana empek Hee dengan memimpin para jago dari sembilan partai berangkat dulu ke Lou cu san untuk mempersiapkan penyerangan dari dalam, sementara jago-jago lainnya berangkat ke Lou cu san dengan gerakan paling rahasia lalu menantang pihak Tay im kau secara terang terangan.
Kemudian bila sudah terjadi pertarungan, merekapun akan melakukan serangan gabungan dari luar dan dalam untuk membasmi semua jago dari Tay im kau
Mendengar keterangan ini pengemis sakti berwajah senyum segera manggut manggut, tanyanya kemudian-
"Hee Im hong pulang dulu dengan membawa segenap anak buahnya merupakan suatu cara yang bagus, tapi bagaimana dengan Soh Han sim yang ilmu silatnya telah punah?"
"Bagaimana pun juga Soh Han sim selalu mendampingi empek Hee, maka asal empek Hee tidak mengutusnya untuk melakukan suatu tugas, belum tentu orang lain akan mengetahui rahasianya"
"Ehm, lantas kapan mereka akan berangkat?"
"Besok" "Mengapa tidak kau katakan sedari tadi?" seru pengemis sakti berwajah senyum kemudian sambil melompat bangun dari atas tanah, "buat apa kita mesti menunggu disini lagi...?"
Berbicara sampai disitu, dia segera mengulapkan tangannya kepada Huan cu im sambil berpesan lagi:
"Kau beleh pulang sekarang, tapi ingat, jangan kau Ceritakan kejadian pada malam ini kepada siapa saja"
Kemudian pengemis itu berseru lagi sambil menarik tangan pemuda tersebut dan berbisik disisi telinga:
"Selain itu, besok kau harus memberitahukan kepada Ban lo hujin secara diam diam bahwa rencana kita laksanakan seperti semula, tapi ingat, pesan tersebut tak boleh sampai kedengaran pihak ketiga"
"Boanpwee mengerti" pemuda itu manggut manggut.
"oya..." kembali sipengemis menambahkan, "kita berjumpa lagi setibanya di Lou cu san nanti, sampai waktunya aku si orang tua pasti akan memberitahukan kepadamu apa yang harus dilakukan, nah aku pergi dulu"
Selesai berkata, sepasang kakinya segera menjejak tanah keras keras, sesosok bayangan manusia tampak berkelebat ditengah udara dan lenyap dibalik kegelapan malam.
Huan cu im dapat merasakan bahwa cara berbicara Yu locianpwee pada malam ini nampak sedikit aneh, rahasia danpenuh diliputi selapis selubung yang susah ditebak isinya.
tapi sebagai pemuda yang sudah meningkat pengalamannya setelah dipikirkan kembali sejenak. satu ingatan pun segera melintas didalam benaknya.
"Jangan jangan disekitar kami terdapat penghianat" Tapi siapakah penghianat itu?" demikian ia berfikir.
Tapi pendapat itupun segera dibantah kembali, dia merasa tak mungkin ada penghianat disekitar mereka, bukankah setiap jago yang hadir sudah diketahui identitasnya secara jelas"
Melihat hari sudah larut malam diapun segera beranjak meninggalkan tempat itu untuk kembali ke kamarnya.
Waktu itu Huan Tay seng masih duduk ditepi pembaringan, melihat Huan cu im menyelinap masuk ke dalam kamar tak tahan diapun bertanya: "Nak. kemanakah kau pergi?"
Tentu saja Huan cu im tak ingin membehongi ayahnya, maka secara ringkas dia menceritakan apa yang dialaminya barusan.
Selesai mendengar keterangan itu, sepasang mata Huan Tay seng segera terbelalak lebar lebar, serunya keheranan:
"Jadi Yu locianpwee menganggap diantara kita terdapat seorang penghianat?"
"Yaa" Huan cu im manggut manggut, "ananda pun berpendapat demikian-.."
"Bila mendengar dari nada pembicaraan Yu locianpwee, agaknya dia menduga ada orang yang akan berbuat tidak menguntungkan terhadap Soh Han sim malam ini, tapi berhubung besok soh Han sim akan turut Hee toako pulang ke Lou cu san, maka niat tersebut diurungkan. Bila ditinjau dari kesemuanya ini, jangan-jangan rencana kita sudah bocor lebih dahulu...?"
"Aku rasa dengan ikut campurnya Yu locianpwee didalam persoalan ini rasanya tak mungkin akan terjadi sesuatu masalah dalam rencana kita"
"Yaa, moga moga saja begitu"
"Sekarang waktu sudah larut, sedang besok pagi semua orang akan berangkat, mari kita tidur"
Malam itu berlalu tanpa sesuatu kejadian, keesokan harinya Ban lo hujin menyuruh Ban Tiong tat untuk menyampaikan rencana mereka kepada Soh Han sim.
Keesokan harinya selesai bersantap. Hee Im hong masih dengan kedudukannya sebagai Bengcu dengan mengajak para ciangbunjin dan wakil dari sembilan partai besar dan mengajak pula congkoan Soh Han sim dan ketua pelatih Ju It koay (Huan Tay seng) berangkat meninggalkan perkampungan itu.
Hanya ketua Kay pang sudah bukan Kwa Tiang tay lagi, karenanya tidak turut serta didalam rombongan tersebut.
Ban Sian ceng serta Ban Huijin masih dengan pakaian berkabung menghantar tamunya hingga keluar dari pintu gerbang.
Kemudian dengan dipimpin oleh Hee Im hong, berangkatlah rombongan tersebut meninggalkan tempat itu Sepeninggal rombongan ini, pintu gerbang perkampungan Ban siong san ceng pun ditutup kembali.
Ban Sian ceng bersaudara cepat cepat melepaskan pakaian berkabung mereka dan menyusul kekebun belakang.
Waktu itu, wakil congkoan Ban Kim sia telah menyiapkan dua buah perahu layar di kebun belakang.
oleh karena perjalanan akan ditempuh dengan penuh rahasia, oleh sebab itu semua orang harus naik kapal dari kebun belakang dari situ perahu langsung berlayar keluar dari selat menuju ke telaga Ang ci oh.
rombongan ini dipimpin oleh Sam siang tayhiap Yu Hua liong, kalau pada perahu pertama ditumpangi oleh Yo Leng kong, Kui Hau nian, Huan cu im, Lian Sam sin, Leng Kang to, Lian Sam goan, Ban Sian ceng dan Tiong tat kaum barisan
"lelaki" Maka pada perahu kedua merupakan rombongan
"perempuan", mereka adalah Ban lohujin, Ban Huijin, Hee Giok yang, Siang ci un, Siang Siau un, ciu gwat, ciu kui, Pek Hoa pangcu, Hoa Tin tin, congkoan Hoa hiang, Leng Bwee oh, Huan Ang tho serta Siau bi.
Setelah mengangkat sauh, perahu pun pelan-pelan bergerak meninggalkan kebun belakang perkampungan Ban siong san ceng.
Kedua rombongan perahu itu bergerak dengan suatu jarak tertentu, tapi untuk hubungan kontak, setiap hari selalu ada burung merpati yang menghubungkan perahu yang satu dengan perahu lain-Senja itu perahu mereka tiba di Say ko bio jaraknya dengan bukit Lou cu san tinggal enam tujuh li.
Tempat itu merupakan pos terakhir dalam perjalanan mereka, sebab bila gerakan lebih ke depan berarti jaraknya dengan Lou cusan lebih dekat, bisa jadi pasukan air pihak lawan akan melakukan pemeriksaan ataupun penghadangan, karenanya mereka berpendapat lebih baik mendarat di Say ko bio kemudian meneruskan perjalanan ke bukit Lou cu san dengan melalui jalan darat.
Tengah hari itu, Ban Tiong tat juga telah menerima surat terakhir yang dikirim Hee Im hong lewat burung merpati, dikatakan pagi itu mereka telah tiba di liong ong ki dan menurut rencana siangnya langsung naik ke bukit Lou cu san.
Dengan demikian, beleh dibilang kerja sama diantara mereka sepanjang jalan amat rapat dan erat.
Setelah perahu merapat didaratan, semua orang pun naik ke darat sambil melemaskan otot, maklumlah setelah berapa hari dikurung dalam perahu, mereka merasa semangatnya kini berkobat kembali.
Waktu itu malam sudah tiba, kegelapan mulai menyelimuti seluruh permukaan bumi
congkoan Ban Tiong tat telah menyiapkan air teh serta hidangan didalam kuil itu, kemudian mengundang semua orang untuk beristirahat di gedung sebelah timur.
Empat batang lilin yang besar telah disulut kaum pendeta dalam ruangan, suasana yang terang benderang membuat keadaan disitu terasa lebih nyaman.
Disitupun telah disediakan dua buah meja perjamuan sekalipun yang dihidangkan hanya sayuran dan hidangan yang tak berjiwa namun kelihatan kalau semua hidangan itu amat lezat dan harum.
Selama beberapa hari ini semua orang memang selalu makan daging dan ikan, karenanya hidangan barang barang tak berjiwa ini menambah kenikmatan semua orang dalam bersantap.
Selesai mengisi perut, semua orang mulai berunding kembali rencana selanjutnya dalam operasi kebukit Lou cu san malam nanti.
Sementara perundingan masih berlangsung, mendadak terdengar siau bi yang baru berusia empat belas tahun dari perkumpulan Pek hoa pang menjerit kesakitan kemudian sambil memegang perutnya dengan kedua belah tangan ia terbungkuk bungkuk... Dengan wajah keren Hoa Tin tin segera berpaling seraya menegur: "Hey, mengapa kau ?""
-oo0dw0oo Jilid: 55 Dengan wajah berseru merah karena malu, buru buru Siau bi menjawab: "Perut... perut tecu... sakit... sakit sekali..."
Belum habis perkataan itu dlutarakan, Huan Ang tho telah berkata pula dengan Cepat:
"Suhu, tecu pun merasa perutku mulai sakit... aduh... aduh celaka...jangan jangan dalam sayur... sayur itu ada racunnya..."
Sementara Hoa Tin tin masih tertegun, Lian Sam goan dari Kay pang, Ban Huijin, Leng Bwee oh, Hoa hiang, Siang ci un dan lainnya mulai merasakan pula perutnya sakit sekali. Ban lo hujin segera menemukan kalau keadaan tidak beres, buru buru serunya:
"coba kalian atur pernapasan, sambil melakukan pemeriksaan, apakah benar benar telah keracunan?"
Mendengar seruan itu, semua orangpun segera mengatur pernapasan masing masing melakukan pemeriksaan, alhasil paras muka mereka semua berubah sangat hebat. Dengan wajah penuh amarah Yu Hua liong mendengus dingin serunya keras keras:
"Ternyata kita benar benar sudah dipeCundangi orang harap saudara sekalian, jangan panik atau gugup, cepat untuk bersiap dan mengatur pernapasan untuk mencegah daya kerja racun tersebut, coba dilihat apakah hidangan yang sudah terlanjur dimakan masih bisa ditumpahkan keluar.."
"Bisa jadi hwesio yang menghuni dalam kuil ini mempunyai hubungan dengan pihak Lou cu san" seru Yo Leng kong tiba tiba, "biar locu segera menjaga mereka semua..."
"Yo ciangbunjin tak boleh bertindak gegabah," buru buru Ban Lo hujin mencegah, "bisa juga persoalan initak ada sangkut pautnya dengan para hwesio dari kuil ini..."
Sementara itu Ban Tiong tat telah mengeluarkan pil pemunah racun Pat poo coat tok wan dari keluarga Ban dan siap dibagikan kepada para penderita sakit perut.
Dengan wajah hijau membesi Ban lo hujin segera bangkit berdiri, kemudian bentaknya keras keras:
"Tunggu dulu Tiong tat, coba jelaskan, dari mana datangnya racun tersebut?"
Ban Tiong tat jadi melongo, kemudian agak ketakutan sahutnya:
"Lo hujin, jangan mencurigai diriku, dulu hamba pernah melakukan kesalahan, tapi sekarang telah bertobat mana mungkin..."
"Tapi hidangan tersebut kau yang siapkan kalau bukan kau siapa lagi...?" bentak Yu Hua liong gusar.
Sembari berkata dia segera mengayunkan telapak tangannya dan siap dihantamkan ke atas batok kepalanya.
Buru buru Lian Sam sin menangkis dengan tangannya, lalu membujuk :
"harap Yu tayhiap jangan gusar dulu, tidak sulit untuk menyelidiki duduk persoalan yang sebenarnya dalam peristiwa ini, persoalan terpenting sekarang adalah bagaimana caranya mendesak keluar dari racun tersebut dari dalam tubuh kita"
Sementara itu Hoa Tin tin telah mengeluarkan pula embun penolah sari racun dari seratus bunga, lalu katanya pula:
"Ban congkoan benar benar telah bertobat lo hujin memang masalah terpenting saat ini adalah memunahkan racun kita semua, aku rasa bila pil penolak racun Pat too coat tok wan dari perkampungan Ban siong san ceng dicampur dengan embun penolak racun perkumpulan kami khasiatnya pasti luar biasa dan racun sejahat apapun niscaya akan dimusnahkan. Kalau toh lo hujin mencurigai obat penawar racun milik Ban congkoan, aku rasa dalam saku keponakan Ban berdua tentu terdapat persediaan juga bukan?"
"Yaa, aku memang membawa sebotol" cepat cepat Ban sian ceng berseru sambil mengeluarkan dari sakunya. "Bagus sekali kalau begitu"
Hoa Tin tin segera menerimanya, kemudian sambil mengeluarkan sebutir dan diletakkan dimangkuk, diapun menuang semangkuk embun penolak racun, kemudian membagikan kepada semua orang.
Rupanya dalam waktu yang amat singkat ini, hampir semua orang yang hadir telah merasakan perutnya sakit sekali, bagi mereka yang memiliki tenaga dalam agak sempurna rasa sakit itu masih bisa ditahan, tapi bagi mereka yang bertenaga dalam rendah, rasa sakit telah membuat mereka mandi peluh sebesar kacang kedele, bahkan sambil merintih tiada hentinya, air mata pun turut bercucuran keluar.
Kini semua orang sudah duduk bersila di atas lantai dan mengatur pernapasan untuk mendesak keluar sari racun dari dalam tubuhnya.
pil pemunah racun Patpo coat tok wan dari perkampungan Ban siong san ceng serta embun penolak racun Pat hoa coan tok liok dari Pek hoa pang memang mempunyai kasiat yang luar biasa, tak sampai seperminum teh kemudian rasa sakit telah berhenti sama sekali.
Tapi masalah lain segera timbul, dengan berhentinya rasa sakit yang melilit, ternyata perut mereka jadi keruyukan dan mendesak keluar dari bawah.
Berbondong bondonglah para jago lari meninggalkan ruangan serta berebut masuk kakus untuk melepaskan hajatnya, berapa diantaranya yang tak bisa menahan diri terpaksa harus menahan keluar ampas dari tubuh mereka dengan sekuat tenaga, wajahnya yang memerah membuat keadaan orang orang itu mengenaskan sekali Melihat kalau keadaan sangat tidak menguntungkan, buru buru Ban lo hujin berpesan kepada Ban Tiong tat agar membatalkan saja rencana mereka untuk menyatroni bukit Lou cu san pada malam ini.
Kemudian diperintahkan juga agar menyiapkan tempat dalam ruang kuil itu agar semua orang dapat istirahat selama serta memulihkan kembali tenaga yang dibuang.
Diantara sekian orang, boleh dibilang tenaga dalam yang dimiliki Huan Cu im paling sempurna, tentu saja jika dibandingkan dengan usianya, dia masih belum dapat menandingi Yu Hua liong, Ban hujin, Yo Leng kong, Lian Sam sin ataupun Hoa Tin tin sekalian.
Kesemuanya ini tak lain akibat dia mempelajari ilmu Hong lui in yang maha sakti dimana merupakan simhoat tenaga dalam dari golongan Buddha, sudah barang tentu hasilnya jauh berbeda dengan yang lain.


Pedang Pelangi Jay Hong Ci En Karya Tong Hong Giok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tatkala mendengar perkataan dari Yu Hua liong tadi, seCara diam diam pemuda itu segera mengatur pernapasan untuk melakukan pemeriksaan, alhasil dia temukan kalau diantara dada dan lambungnya memang tersumbat oleh sejenis racun, karenanya secara diam diam diapun mengerahkan tenaga dalamnya untuk membendung daya kerja racun tersebut.
Peristiwa semacam ini baru dialami untuk pertama kali sehingga boleh dikata pemuda itu belum berpengalaman sama sekali walaupun kemudian racun tersebut berhasil dibendung daya kerjanya dengan tenaga dalam, tapi apa yang mesti dilakukan pada langkah berikut" Untuk sesaat dia tak mempunyai sesuatu gambaranpun.
pada mulanya dia ingin bertanya kepada rekan rekan lain yang berada disampingnya tapi karena dijumpainya Yu Hua liong dan Ban lo hujin sekalian sedang memejamkan mata sambil menyalurkan tenaga dalam, niat itu kemudian diurungkan.
pada Saat Seperti inilah, tiba tiba saja dia teringat kembali dengan perkataan Yu locianpwe yang pernah disampaikan kepadanya berapa malam berselang sewaktu berada di atas gunung gunungan.
"Setelah minum arak, maka hawa arak bisa disalurkan keluar melalui dua belas nadi mengapa tidak kucoba menyalurkan keluar sari racun yang mengeram didalam tubuhku melalui kedua belas nadi tersebut?"
Berpikir sampai disitu, pelanpelan diapun menarik napas panjang panjang, kemudian dengan menggunakan teknik dia desak sari racun yang berada dalam tubuhnya menuju ke urat cu yang beng keng, kemudian dengan melalui tenggorokan, mengalir lewat lambung, ternyata sari racun tersebut pelanpelan bergerak turun kebawah dan akhirnya terdesak keluar melalui jalan darah Lee ko hiat dijari kakinya...
Penemuan yang sama sekali tak terduga ini menggirangkan hatinya, hal ini pun menjadikan dia semakin rajin menyalurkan tenaga dalamnya untuk membersihkan sisa sisa racun yang masih berada dalam dada dan lambung melalui urat cu yang beng keng tersebut.
Menanti Hoa Tin tin memberikan pil penawar racun yang dicampur dengan embun seratus bunga, sisa racun yang masih mengeram didalam tubuhnya sudah tinggal tak seberapa, dengan kekuatan gabungan kedua jenis obat mujarab itu, dengan cepatnya semua racun yang tersisa dapat dibersihkan.
Menanti dia membuka matanya, dijumpai semua orang sedang berak berak akibat minum obat penawar racun itu. Ia mengerti bahwa hal ini diakibatkan oleh gempuran obat penawar racun yang membersihkan sari racun dari tubuh mereka, jadi berbeda sekali dengan cara yang dipergunakan, yaitu mendesak keluar sari racun dengan pengerahan tenaga dalam.
Begitulah, untuk sesaat semua kakus menjadi ramai pengunjung, dalam perkiraan mereka, asal sudah membuang kotoran dari perut, maka keadaan akan membaik, karena nyatanya setelah itu tubuh mereka jauh lebih segar.
Siapa tahu, baru saja mereka selesai membuang hajat dan balik keruang tengah, tiba tiba saja perut terasa mulas sehingga tergesa gesa mereka harus balik kembali kekakus.
Demikianlah keadaan tersebut berlangsung sampai beberapa kali, jangan dilihat membuang hajat hanya soal kecil, tapi kalau dilakukan sampai berulang kali, hal mana merupakan suatu kejadian yang sangat membuang tenaga, tak heran kalau beberapa saat kemudian semua orang sudah dibuat lemas dan kehabisan tenaga.
Paras muka mereka hampir semuanya kusut dan layu, sepasang matanya cekung ke dalam, keadaan seperti ini benar benar nampak mengenaskan sekali.
Kalau orang lain sibuk pergi kekakus, maka hanya Huan cu im seorang yang tetap duduk dengan santai, jangan lagi berulang kali, pergi kekakus satu kali saja tak pernah.
Kejadian tersebut dengan cepat mengundang perasaan heran dihati Yu Hua liong, tiba tiba ia menegur:
"Huan sauheng, kau seperti tidak mengalami sakit perut ?"
"Betul, ketika cianpwee menyuruh kami mengatur napas sambil memeriksa badan tadi, boanpwee temukan kalau racun itu berada diantara dada dan lambung, maka boanpwee mendesak keluar sari racun tersebut melalui urat cu yang beng keng dengan mengerahkan hawa murniku, sebetulnya boanpwee juga ingin mengajarkan Cara tersebut kepada semua orang..."
Selintas perasaan tak percaya segera menghiasi Yu Hua liong, diawasi wajah Huan cu im dengan seksama, lalu tegurnya dingin "Huan sauheng, benarkah perkataanmu itu?"
Dari nada teguran tersebut dapat disimpulkan kalau dia mencurigai Huan cu im sebagai orang meraCuni hidangan disana.
"Apa yang boanpwee ucapkan merupakan suatu bukti yang nyata" cepat cepat pemuda itu menjawab.
"Sudah puluhan tahun lamanya aku melatih tenaga dalamku, aku percaya kemampuan sekarang telah mencapai tingkatan yang paling sempurna, tapi nyatanya tak sanggup melakukan seperti yang dikatakan Huan sauheng yaitu mendesak keluar sari racun melalui urat cu yang beng keng...
saudara Huan jawabanmu tadi benar benar menimbulkan kecurigaanku. . . "
"Apa yang menyebabkan cianpwee menaruh curiga?" tanya Huan cu im agak tertegun.
Yu Hua liong memperhatikan sekejap sekeliling ruangan, kemudian katanya sambil tertawa nyaring:
"Semua orang yang berada dalam ruangan ini telah terkena serangan licik dari Tay im kau, tapi kenyataannya hanya Huan sauheng seorang tetap segar bugar, apakah kejadian ini tidak menimbulkan keCurigaan orang ?"
Perkataan semaCam ini benar benar mudah sekali memancing kesalah pahaman orang lain-Yo Leng kong yang kebetulan bersemedhi tiba tiba membuka matanya dan berseru sambil tertawa:
"Sesudah mendengar keterangan dari Huan sauhiap barusan, akupun telah mencoba untuk mendesak keluar sari racun melalui urat cu yang beng keng tapi tanpa hasil menurut pendapatku hal ini disebabkan sistim penyaluran hawa murni dari Huan sauhiap mungkin berbeda dengan sistim kita semua, bayangkan saja, bukankah Huan sauhiap sanggup menggiring serangan Lui hwee Ci dari Hee Beng cu yang sangat lihay itu serta membuangnya ke arah lain" walaupun sudah puluhan tahun lamanya kita berlatih tenaga dalam, apakah diantara kalian ada yang mampu menggiring serangan Lui hwee ci serta membuangnya kearah lain" oleh sebab itu siaute beranggapan bahwa apa yang dikatakan Huan sauhiap betul betul merupakan suatu kenyataan, harap saudara Yu jangan menaruh kesalah pahaman"
Sambil manggut manggut Ban Lo hujin berkata pula:
"Apa yang dikatakan Yo ciangbunjin memang tepat sekali, Huan sauhiap telah mendapat pendidikan ilmu silat dari Yu locianpwee, simhoat tenaga dalamnya memang berbeda dengan orang lain, aku rasa Yu tayhiap kelewat menaruh curiga"
Mendengar perkataan mana, Yu Hua liong segera tertawa terbahak bahak:
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... aku pernah berhutang budi kepada Huan sauheng masa aku akan menuduhnya yang bukan bukan" padahal bukannya aku tak percaya dengan Huan sauheng, tapi persoalan ini akan mesti dibedakan antara urusan dinas dan pribadi, setelah menemukan persoalan yang mencurigakan tadi, timbul perasaan curiga dalam hatiku, karenanya masalahpun mesti dibikin jelas dulu, Huan sauheng, tentunya kau tidak marah kepadaku bukan?"
Berhubung Yo Leng kong maupun Ban lo hujin telah mengucapkan kata begitu mau tak mau diapun pasti mencari kesempatan untuk mengundurkan diri. Dengan cepat Huan cu im menjura katanya:
"Sudah sepantasnya bila Yu cianpwee menaruh curiga kepada boanpwee, masa boanpwee menjadi marah kepadamu?"
Dengan kening berkerut Kui Hau nian berkata kemudian:
"Setelah minum obat penawar racun dan buang air berulang kali, mula mula kukira sari racun tersebut akan punah dengan sendirinya, siapa tahu dalam pemeriksaanku barusan ternyata kutemukan kalau sari racun itu sama sekali belum lenyap. tapi telah membuyar kemana mana, malah kujumpai hawa murnikupun turut membuyar... entah bagaimana perasaan kalian semua"
"Benar" sambung Hoa Tin tin, "aku pun mempunyai perasaan yang sama sekalipun pembuyaran tenaga dalam berlangsung lambat sekali, tapi sudah jelas pihak lawan telah mencampurkan bubuk pembuyar tenaga didalam obatnya, sebab andakata cuma satu dua jenis racun saja, embun seratus bunga penolak racun dari perkumpulan kami serta pil pemunah racun pat poo wan dari Ban siong san ceng pasti dapat melumatnya sampai punah. Tetapi jika ditinjau dari situasinya sekarang kemungkinan besar racun yang mereka pergunakan paling tidak mencapai lima jenis atau lebih"
"Bila diperhatikan dari pembicaraan Hoa pangcu barusan"
kata Yo Leng kong, "agaknya kau mempunyai pengetahuan yang cukup luas dalam bidang racun meracun, tapi tahukah kau jenis racun apa saja yang mengeram didalam tubuh kita sekarang dan bagaimana cara pemunahannya" "
"Yo ciangbunjin terlalu memuji, padahal Hoa Tin tin pun hanya tahu sedikit sekali. Menurut apa yang kuketahui, racun yang dicampurkan dalam hidangan kita malam ini paling tidak mencapai lima jenis ke atas yang pertama sudah pasti bubuk penghilang rasa Ma ih san, lalu sejenis racun rumput yang disebut cian yong Cau serta bubuk pembuyar tenaga.
"Bubuk Ma ih san dapat membuat orang hilang rasa serta melelehkan air mata tiada hentinya, air mata yang mengering akan menyebabkan peCahnya nadi disekitar urat mata sehingga terjadi pendarahan hebat sampai korbannya tewas, bukankah diantara kalian ada yang melelehkan air mata disaat merintih kesakitan tadi"
"Racun ciau cong cau mempunyai daya kerja paling cepat, tapi kedua jenis racun itu dapat dipunahkan oleh embun seratus bunga penolak racun dari perkumpulan kami Ini berarti hanya bubuk pembuyar tenaga yang membutuhkan obat penawar khusus, sekalipun reaksinya cukup lambat, tapi sebelum memperoleh pil penawarnya, tenaga dalam kita tak diragukan lagi pasti akan semakin berkurang dan membuyar..."
"Orang orang Tay im kau sungguh sunggh keji dan menjengkelkan" seru Siang Siau un dengan perasaan gemas,
"bagaimana kalau kita manfaatkan saja kesempatan disaat tenaga dalam kita belum buyar sama sekali, langsung menyerbu kebukit Lou cu san " Asal manusia manusia jahanam jahanam itu telah ditumpas bersih, bukankah obat penawar racunnya dapat diperoleh secara mudah ?"
Hoa Tin tin segera tersenyum.
"Seandainya kita tak bergerak. tenaga dalam kita pun tak akan membuyar secepat itu, tapi jikalau kita menggunakan tenata otomatis proses pembuyaran tenagapun akan beriangsung semakin cepat, padahal jarak dari sini sampai kebukit Lou cu san masih ada tujuh puluh li lebih, belum lagi pesanggrahan keluarga Hee kita capai, mungkin saja tenaga dalam kita sudah buyar separuh bagian"
Siang Siau un menjadi tertegun, kemudian serunya: "Lalu apa yang kita perbuat sekarang ?"
"Aku tidak keracunan, biar aku yang berangkat" seru Huan cu im tiba tiba, "aku rasa bila kita tidak bergerak. empek Hee sekalian juga tak akan melakukan suatu tindakan, asal tidak bertindak. dengan sendirinya rahasia merekapun tak akan sampai terbongkar, biar aku pergi mencari ayah serta berusaha untuk mendapatkan obat pemunah racun itu, siapa tahu usahaku ini bakal berhasil ?"
"Ehmm, cara ini memang bisa dicoba" Hee Giok yong membenarkan, "tapi kepergianmu seorang diri terlalu berbahaya"
"Tidak mengapa, ini namanya kalau tidak memasuki sarang harimau, mana mungkin akan diperoleh anak macan" Bila aku berangkat seorang diri, rasanya hal ini malah lebih leluasa bagiku"
"Aaai..." Ban lo hujin menghela napas panjang, "rasanya selain cara tersebut memang tiada jalan lain, tapi Huan sauhiap harus berhati hati sekali dalam perjalananmu nanti"
"Bibi tak usah kuatir, boanpwee dapat menjaga diri dengan sebaik baiknya"
Kemudian sambil menjura kepada semua orang, katanya pula: "Kalau begitu aku mohon diri lebih dulu"
Hee Giok yang dan Siang ci un serentak melompat maju kedepan, terdengar Giok yong berbisik.
"Samte, dewasa ini pihak Lou Cusan mempunyai sejumlah jago persilatan yang berkepandaian hebat sekali, kau mesti bertindak sangat berhati hati"
"Berbicara soal kepandaian silat yang dimiliki, tentu saja kita tak usah kuatir" kata Siang ci unpula, "tapi pihak Tay im kau mempunyai banyak akal muslihat yang amat licik, cara kerja merekapun rendah serta tak tahu malu, kau mesti ekstra waspada menghadapi segala kemungkinan yang tidak diinginkan" Huan cu im tertawa.
"Silahkan Cici berdua segera masuk. bila siaute berhasli, sebelum terang tanah besok pasti sudah tiba kembali disini"
Selesai berkata, dia segera mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya dan berangkat meninggalkan tempat tersebut.
Menyaksikan si anak muda itu berangkat dengan langkah dengan cepat Hee Giok yang segera menggenggam tangan Siang ci un dan katanya dengan nada sedih:
"Ji moay, aku benar benar menguatirkan keselamatan jiwanya, kau tahu, perempuan she Sim itu licik dan banyak akal muslihatnya ini berarti keberangkatannya berbahaya sekali"
Tentu saja siang ci un sendiripun merasa sangat kuatir, tapi segera sahutnya sambil tertawa paksa setelah mendengar perkataan itu:
"cici tak perlu menguatirkan keselamatan jiwanya, aku yakin dengan kepandaian silat yang dimilikinya dia masih mampu untuk menghadapi segala kemungkinan yang tidak diinginkan."
"Yaa moga moga saja begitu" sambung Giok yong dengan suara yang lembut.
Tiba tiba terdengar seseorang tertawa Cekikikan dari belakang, seraya berkata "Nah itulah yang disebut kalau bekerja tidak tenteram bakalnya banyak kekelutan"
Siang ci un segera berpaiing seraya menegur,
"Hey setan Cilik... mau apa kau datang kemari?"
siang Siau un tertawa cekikikan-Aku kan merasa kuatir terhadap keselamatan jiwanya"
Kontan saja siang ci un mengayunkan tangannya dan siap menempeleng serunya dengan gemas.
"Setan cilik berani menggoda. Pingin digebuk nampaknya?"
Sambil tertawa cekikikan cepat cepat Siang Siau un menyembunyikan diri. Siang ci un segera menarik tangan Giok yong dan serunya sambil membalikkan badan
"Toaci mari kita masuk tak usah menggubris dirinya lagi..."
Melihat encinya berdua sudah masuk Siang Siau unpun cepat cepat memburu dari belakang tapi saat itulah mendadak mendengar seseorang memanggilnya dari belakang:
"siau un" Mendengar suara panggilan itu Siang Siau un menjadi girang setengah mati buru buru serunya, "suhu"
Ternyata yang datang adalah si nenek pengemis bermata buta. "SSStt..." nenek itu segera berbisik "hayo cepat kemari."
cepat cepat Siang Siau un menghampirinya lalu berseru dengan gembira "Suhu, kedatanganmu memang kebetulan sekali"
"Saat ini suhu tak punya banyak waktu untuk berbicara lama denganmu" kata si nenek pengemis kemudian, "selewat kentongan ketiga nanti bakal ada orang datang kemari, karenanya masih belum saatku untuk menampakkan diri.
Kalian semua telah terkena racun jahat pembuyar tenaga yang bersifat lambat daya kerjanya, disakuku hanya terdapat tiga biji teratai saja yang bisa memunahkan racun tersebut.
Sekarang, telanlah sebiji dan sisanya yang dua biji kau serahkan kepada Hee Giok yong serta cicimu. Tapi kalian bertiga harus bertanggung jawab pula terhadap segala kejadian yang bakal berlangsung malam nanti, tapi jangan kuatir, meskipun cukup berbahaya dan menegangkan perasaan, sampai waktunya mungkin saja bakal muncul penolong yang akan membebaskan kalian dari kesulitan, nah sekarang pergilah cepat"
Seraya berkata dia serahkan ketiga biji teratai itu ke tangan Siang Siau un.
"Suhu" kata Siang siau un, "Huan toako telah berangkat ke bukit Lou cu san mungkinkah dia..."
"Bakal ada orang lain yang membantunya, kalian tak usah kuatir, nah sudah dulu, itu dia mereka datang"
siang Siau un masih ingin mengajukan pertanyaan, tapi matanya menjadi silau dan tahu tahu sudah kehilangan bayangan tubuh gurunya.
la tak berani berayal lagi, cepat cepat ditelannya sebiji teratai salju, terasa segulung hawa dingin yang menusuk tulang menjalar keluar dari dalam dadanya sementara mulutnya terasa harum dan segar.
Mendadak terdengar Siang ci un berseru dari dalam ruangan: "Siau un seorang diri kau hendak ke mana" Hayo cepat kembali"
Rupanya Siang ci un dan Hee Giok yang sekembalinya kedalam ruangan belum nampak juga adiknya menyusul jadi merasa kuatir, sebab malam ini semua orang telah terkena racun pembuyar tenaga, ini berarti kekuatan mereka sudah berkurang banyak. dia takut adiknya tak tahu diri hingga bertemu dengan pihak lawan. Itulah sebabnya mereka segera menyusul balik.
"cici, aku berada disini" sahut Siang Siau un dengan wajah berseri seri karena girang.
"Su moay (adik ke empat), kau betul betul kelewat nakal"
ujar Hee Giok yang pula "kau mesti kelewat waspada malam ini, mau apa sih kau berdiri diluar kuil seorang diri?"
Sambil tertawa Siang siau un berseru:
"Malam ini pemandangan sangat indah, aku lagi menikmati keindahan rembulan" Lalu sambil menggapai serunya lagi dengan suara lirih:
"Toaci, Jici, cepat kemari, agaknya disana ada sesosok bayangan manusia"
Mendengar ada bayangan manusia, buru buru Giok yong dan ci un memburu kedepan
walaupun mereka sudah terkena racun pembuyar tenaga, namun tenaga dalam yang dimilikinya belum buyar sama sekali. Sambil celingukan ke sekeliling tempat itu ci un bertanya: "Dimana orang itu?"
Diam diam siau un menjejalkan sebiji teratai salju kedalam genggaman tangan encinya, kemudian berbisik:
"cici, benda itu adalah teratai salju yang dapat memunahkan racun dari bubuk pembuyar tenaga, cepat kau telan"
"Dari mana kau peroleh benda ini?" tanya ci un keheranan
"Ssst, barusan suhu datang kemari, dia orang tua hanya memiliki tiga biji teratai salju yang diserahkan kepadaku untuk disampaikan kepadamu dan toaci"
"Kalau Cuma tiga biji, seharusnya kita serahkan untuk Yu tayhiap dan Ban lo hujin" kata ci un kemudian-
"Tidak suhu berpesan begitu, aku tak ingin membantahnya, hayo cepat ditelan, aku masih akan memberitahukan sesuatu kepadamu"
Tiba tiba terdengar Giok yong menegur
"Hey kalian berdua kasak kusuk sendiri apa sih yang lagi dibicarakan?"
Terpaksa ci un menelan biji teratai salju yang diserahkan kepadanya, kemudian baru ujarnya sambil tertawa ringan:
"Toaci, cepat kemari"
Giok yong menurut dan mendekati, ci un pun segera menceritakan kembali apa yang barusan didengarnya itu dengan suara lirih
Dengan cepat Siau un menyodorkan teratai salju itu kepadanya, Giok yong menyambut dan segera ditelannya.
Kemudian Siang ci un baru bertanya lagi: "Apa lagi yang dikatakan sinenek?"
SeCara ringkas Siau un menerangkan bahwa tengah malam nanti bisa jadi ada jago dari Lou cu san yang bakal datang menyatroni mereka semua... Giok yong menjadi tertegun setelah mendengar perkataan itu, katanya kemudian: "Perlu kita sampaikan persoalan ini kepada Yu cianpwee serta Ban lo hujin?"
Siang ci un termenung sebentar, kemudian baru katanya:
"Si nenek berkata bahwa saat ini belum saatnya untuk menampakkan diri, ini berarti sebelum dia orang tua menampakkan dirinya lebih baik kita jangan menyinggung soal kedatangan si nenek kemari, kalau toh dia orang tua sudah bilang kita bertiga yang harus menghadapi kejadian pada malam ini, aku rasa kitapun tak usah banyak berbicara lagi asal kita bertindak lebih berhati hati, aku rasa persoalan tentu dapat teratasi dengan sendirinya"
Pendekar Pemabuk 8 Pedang Angin Berbisik Karya Han Meng Pusaka Negeri Tayli 4
^