Pedang Pelangi 25
Pedang Pelangi Jay Hong Ci En Karya Tong Hong Giok Bagian 25
Tak disangka lagi tindakan tersebut tak bedanya merupakan sebuah pukulan untuk pihak benteng keluarga Hee, sebaliknya pihak merekapun tak bisa mengatakan kalau orang yang bersangkutan tidak berada dibenteng keluarga Hee.
Sebab jika mereka mengatakan kalau orang orang tersebut tidak berada disitu, pihak partai besar tentu melakukan penyelidikan lebih lanjut ke mana perginya semua peserta pertemuan puncak dibukit Hong san itu"
Sudah pasti jika penyelidikan sampai dilakukan kesulitan kesulitan yang lebih besar bakal terjadi.
Sebab dalam kenyataan mereka semua berada dibukit Lou cu san lagi pula telah dipersiapkan juga bahwa dalam waktu singkat orang orang tersebut akan dibiarkan terjun kembali kedalam dunia persilatan-Sekalipun mereka dapat menciptakan manusia gadungan itu bisa bertindak seperti yang asli, namun yang palsu toh tetap palsu sekalipun dapat menggantikan untuk sementara waktu tak mungkin bisa mewakilinya terus sepanjang masa.
oleh sebab itulah pihak Lou cu san berusaha mempergunakan obat obatan serta pelbagai cara lain untuk merubah kesadaran serta jalan pikiran mereka tanpa mempengaruhi kepandaian silat yang dimiliki yang penting orang orang takluk kepadanya serta menuruti perintah dari seseorang.
Setelah melalui pembedahan dan kerja yang cermat selama satu bulan lebih segala sesuatunya telah berjalan dengan lancar dan sukses kini mereka sedang bersiap sedia membebaskan mereka kembali ke masyarakat ketika berita duka dari keluarga Ban tiba
Jauh hari sebelum diterimanya berita duka itu sesungguhnya congkoan dari benteng keluarga Hee Soh Han sim telah menerima kabar tentang sakit gawatnya Ban lo hujin sehingga atas berita kematian dari perempuan tua tersebut dia sama sekali tidak merasa tercengang.
Seorang nenek yang lanjut usia harus menerima pukulan batin yang berat dalam pertemuan puncak dibukit IHong san bagaimana mungkin dia tak mati karena mendongkolnya.
Maka dipimpin oleh Hee Im hong sebagai Bu lim bengcu berangkatlah dia bersama para wakil sembilan partai dalam pertemuan puncak dibukit Hong san menuju keperkampungan Ban Siong san ceng untuk turut berbelasungkawa atas kematian Ban lo hujin.
Hari ini adalah tanggal sembilan belas bulan enam Siang hari udara terasa panas matahari bersinar cerah ditengah angkasa.
Baru saja rombongan sembilan partai besar yang dipimpin Hee Im hong tiba dimuka tanah lapang didepan perkampungan Ban Siong san ceng sembilan kali ledakan mercon telah bergema dimuka pintu perkampungan tersebut sebagai tanda hormat atas kehadiran Bu lim bengcu beserta para ketua dari sembilan partai tersebut.
Menyusul kemudian dari balik pindu gerbang yang dihiasi bunga dan kain putih itu muncul congkoan Ban Tiong tat dengan langkah tergesa gesa. Sambil memberi hormat dia segera berkata:
"Sungguh tak beruntung tay hujin kami telah bernasib jelek dan dipanggil pulang ke alam akhirat, karenanya mewakili segenap keluarga hamba ucapkan terima kasih banyak atas kunjungan Bengcu serta para ciangbunjin dari sembilan partai besar. Maafkan juga karena sau-cengcu tak bisa menyambut sendiri kehadiran tuan sekalian, untuk itu harap bengcu dan para ciangbunjin bisa memaklumi"
"Ban congkoan tak usah berkata begitu" sahut Hee Im hong sambil tersenyum. Kemudian Ban Tiong tat pun mempersilahkan tamunya seraya berseru:
"Bengcu, ciangbunjin sekalian, silahkan masuk"
Baru berkata sampai disitu, seorang lelaki berbaju hijau yang membawa sebuah tulisan "silahkan" yang amat besar telah masuk lebih dulu untuk membawa jalan-Hee Im hong dengan langkah lebar mengikuti dibelakang manusia berbaju hijau itu masuk kepintu kedua, kemudian setelah melewati pelataran sampailah diruangan dimana layon tersebut bersemayam.
Dipimpin oleh Hee Im hong, segenap wakil dan ciangbunjin dari partai besar memberikan penghormatannya yang terakhir.
Setelah itu Ban Sian ceng dengan pakaian berkabung munculkan diri dari belakang ruangan dan berkata sambil memberi hormat.
"Mewakili ibunda almarhum, kuucapkan banyak terima kasih atas kesudian Bengcu serta ciangbunjin sekalian yang datang menyampaikan bela sungkawa..."
Buru buru Hee Im hong membangunkan pemuda tersebut dari atas tanah, lalu serunya:
"Keponakanku, kau tak usah banyak adat. semula ini aku tahu lo hujin selalu sehat dan segar bugar, apa sebabnya dia bisa berpulang kealam baka secara mendadak?"
Dengan air mata bercucuran Ban Sian cing menyahut:
"Sejak pulang dari pertemuan puncak di bukit Hong san, ibuku mulai merasa tak sehat badan, pada mulanya kami sangka ia sakit karena terlalu salah dalam mempersiapkan pertemuan puncak tersebut, siapa tahu hari berikutnya ia mulai segan makan dan minum, tubuhnya makin kurus dan lemah walaupun sudah diundang berapa orang tabib untuk melakukan pemeriksaan, namun semuanya tak sanggup mengatakan sumber sakitnya, hingga permulaan bulan ini sakitnya bertambah parah, sekalipun dibantu obat yang mujarab, namun sakitnya tak bisa disembuhkan lagi..."
Dengan wajah sedih Hee Im hong segera manggut manggut, katanya:
"Selama ini, bukan saja lo hujin selalu mendampingi lo bengcu melakukan banyak jasa bagi umat persilatan, terutama sekali pada lima tahun terakhir ini, beliau selalu memimpin dunia persilatan dan menegakkan keadilan serta kebenaran dalam dunia ini, jasanya boleh dibilang sangat besar. Sebagai penghormatan yang terakhir, bolehkah kujenguk wajah lo hujin yang terakhir kalinya" Harap keponakan suka membawa kami"
"Berhubung udara panas sekali, jenasah ibuku tidak disemayamkan dalam ruangan ini, melainkan untuk sementara waktu disimpan dalam ruang bawah tanah di pagoda air kebun belakang sana, padahal Bengcu adalah seorang tamu agung, masa..."
Sambil mengelus jenggotnya Hee Im hong segera menjawab:
"Aku serta para ciangbunjin adalah kenalan lama lo hujin, kini lo hujin telah berpulang kealam baka, sudah sepantasnya bila aku bersama sama para ciangbunjin menjenguk wajahnya untuk terakhir kalinya, keponakan tak perlu sungkan sungkan"
Agaknya dia telah bertekad akan menjenguk wajah terakhir dari Ban lo hujin. Dengan perasaan apa boleh buat Ban Sian cing segera berkata:
"Bila bengcu memang menghendaki demikian, keponakanpun merasa tak enak untuk menampik, silahkan bengcu untuk mengikuti keponakan"
Maka dengan dipimpin oleh Ban Sian cing serta congkoan Ban Tiong tat sebagai petunjuk jalan, berangkatlah Hee Im hong sebagai Bu lim bengcu, cing im totiang sebagai wakil bengcu, Kwa Tiang tay serta segenap ketua dan wakil dari perguruan perguruan besar meninggalkan ruang tengah menuju ke pagoda air dike bun belakang.
Dalam pagoda air itu telah disediakan banyak tempat duduk. tiba tiba Ban Tiong tat menghentikan langkahnya dan memberi hormat kepada Hee Im ohng seraya berkata:
"Lapor bengcu, berhubung ruang bawah tanah dalam pagoda air ini sangat sempit, maka diharapkan Bengcu serta para ketua dan wakil partai bisa masuk kesana dalam beberapa kelompok. selain mereka yang turun ke bawah, diharapkan lainnya tetap menunggu diruang Ruang bawah tanah tidak mungkin kelewat besar, tentu saja tak akan mampu menampung orang sebanyak itu"
Sementara pembicaraan berlangsung, empat orang lelaki berbaju hijau telah muncul menghidangkan air teh.
Tentu saja Hee Im hong percaya dengan ucapan Ban Tiong tat, maka diapun menyahut sambil manggut manggut:
"Kalau begitu biar cing im toheng, Kwa pangCu bersama aku turun lebih dulu"
Berhubung Bengcu akan turun, otomatis congkoan Soh Han sim serta ketua pelatih Ju It koay harus mendampinginya ikut turun pula ke ruang bawah.
Ban Sian cing dan Ban Tiong tat kembali berjalan dimuka membawa tamu tamunya menuruni anak tangga dan menuju ke ruang bawah tanah.
Pintu masuk menuju ke ruang bawah tanah kini sudah mengalami perubahan, bentuknya yang semula berupa tungku api, kini sudah ditutup dengan dinding permanen sehingga tak pernah akan menduga kalau bentuknya semula adalah tungku dapur.
Setelah menuruni anak tangga, terbentang sebuah lorong yang panjang dan hanya bisa dilalui dua orang secara bersama sama, pada ujung lorong terdapat sebuah ruangan yang tidak terlalu lebar.
sebuah layar memisahkan ruang mUka dan belakang meja sembayang teratur sangat rapi dibelakang layar putih itulah jenasah disemayamkan, bahkan terdengar juga suara orang sedang menangis.
Dengan mata berkaca kaca Ban Sian cing berkata kemudian: "Lapor Bengcu, jenasah ibuku bersemayam dibelakang layar"
Disaat Ban sian ceng berbicara tadi Ban Tiong tat sudah maju ke mUka dan menyingkap tirai putih sambil serunya:
"Bengcu dan kedua wakil Bengcu tiba"
Dari belakang layar segera terdengar suara tangisan beberapa orang perempuan.
Dengan wajah serius Hee Im hong selangkah masuk kedalam ruangan di belakang tirai tersebut tidak terlalu luas, di tengah perbaringan tubuh Ban lo hujin, wajahnya ditutup dengan selembar kain putih.
Sementara dikedua belah sisi jenasah berlutut empat, lima orang perempuan yang semuanya memakai baju berkabung dan menutupi wajahnya sambil menangis.
Ban lo hujin hanya mempunyai seorang putri yakni si burung hong hijau Ban Huijin, berarti perempuan yang lain adalah keponakan atau keponakan menantu dari Ban lo hujin.
Berhubung didalam ruangan terdapat kaum wanita yang mendampingi jenasah Hee Im hong sebagai seorang Bengcu merasa rikuh untuk masuk lebih kedalam.
Tapi dimana dia berdiri sekarang, jaraknya hanya berapa depa dari jenasah tersebut. dengan ketajaman matanya, tentu saja dia dapat menyaksikan dengan jelas bahwa jenasah yang berbaring disana benar benar adalah jenasah dari Ban lo hujin-Maka sembari menjura ia segera berkata:
"Enso tua, siaute khusus datang untuk menyambangimu untuk terakhir kalinya, semoga kau dapat beristirahat dengan tenang Siaute tak akan mengganggu lagi"
Setelah menjura, pelan pelan dia mengundurkan diri dari situ Ban Sian ceng segera berlutut kembali ke atas tanah sambil berseru: "Terima kasih Bengcu, terima kasih Hu bengcu"
Segala sesuatunya berada dalam keadaan wajar dan tiada yang mencurigakan, tentu saja Hee Im hong pun tidak mencurigai lebih jauh, sambil membangunkan Ban Sian ceng dari atas tanah segera katanya:
"Keponakanku, hadapilah peristiwa ini sebagai suatu keadaan yang wajar dan lumrah, baik baik jaga dirimu"
Ban Tiong tat segera mengangkat tangannya sambil berkata: "Silahkan Bengcu lewat jalan samping"
Ternyata yang ditunjuk bukan yang semula
"Apakah dari sinipun bisa tembus ke pagoda air itu ?" Hee Im hong segera bertanya.
"Tidak pagoda air itu adalah pintu masuk. sedangkan jalanan ini merupakan pintu luar, diatas adalah ruangan tamu"
Sembari berkata begitu, dia segera berjalan lebih dulu dimuka dan membawa Hee Im hong sekalian berlalu dari sana melalui sebuah lorong disebelah kanan.
ooodwooo Pada saat itulah diatas pagoda air telah muncul wakil congkoan Ban Kim sia dengan membawa sebuah daftar nama, sembari memberi hormat segera serunya:
"Sekarang dipersilahkan ketua Hoa sanpay, Hui san taysu dari siauw lim si dan Giok cing totiang dari Bu tong pay untuk masuk ke dalam..."
Maka ketua Hoa sanpay siang Han hui, Hui san taysu dari siau lim pay dan Giok cing totiang dari Bu tong pay bangkit berdiri dan mengikuti dibelakang wakil congkoan Ban Kim sia masuk ke ruang bawah tanah...
Kemudian setelah memberi penghormatan terakhir kepada Ban lo hujin, mereka dipersilahkan mengundurkan diri dari situ Kata Ban Kim sia selanjutnya sambil memberi hormat:
"Siang ciangbunjin, silahkan berjalan lewat sini, pintu keluar berada disini"
selesai berkata, dia segera berebut untuk berjalan dimuka lebih dahulu.
Lorong tersebut cuma dapat dilewati oleh dua orang secara bersama sama setelah berjalan lebih kurang empat lima kaki, pada dinding sebelah kanan terdapat sederet pintu rupanya disana tiga ruangan kecil.
Ban Kim sia yang berjalan didepan sengaja memperlihatkan langkah kakinya.
pada saat itulah Giok- cing totiang dari Bu tong pay yang dipaling belakang mendadak merasakan dirinya diserang orang dan tahu tahu jalan darahnya sudah tertotok.
Disusul kemudian Hui san taysu dari Siau lim si serta Siang Han hui dari Hoa sanpay yang berjalan dipaling muka mengalami nasib yang sama.
orang yang berhasil menaklukkan Siang Han hui sekalian dalam waktu sekejap mata ini tak lain adalah pengemis sakti berwajah senyum.
Menyusul robohnya ketiga tokoh persilatan itu, dari balik pintu ruangan segera muncul tiga orang manusia, mereka adalah Huan cu im, Yo Leng kong dan Kui Hui nian masing masing membopong tubuh seorang dan seCepat kilat mengundurkan diri kembali kedalam ruangan.
Walaupun ketiga tuangan kecil itu masing masing terdapat sebuah pintu, namun didalamnya justru saling berhubungan satu sama lainnya, disudut dinding terdapat tiga buah pembaringan yang didirikan secara darurat.
Huan cu im sekalian bertiga dengan membopong tubuh Siang Han hui, Hui san taysu serta Giok cing totiang, dengan cepat membaringkan tubuh mereka diatas pembaringan tersebut.
Waktu itu dalam ruangan sudah terdapat tiga orang yang menanti, ketiga orang itu adalah ketua Pek hoa pang Hoa Tin tin, Kiu hoa sinni serta Lam totiang yang memakai jubah pendeta berwarna merah membara.
Ketiga orang itu masing masing sudah mempunyai tugasnya tersendiri, Hoa Tin tin telah mempersiapkan pil ciat mi wan yang berhasil diperolehnya dari keluarga Uh dileng lam itu kedapam tiga buah poci arak kecil, begitu korban dibaringkan, dengan cepat pula dia melolohkan pil tersebut masuk kedalam mulut mereka.
Sementara Kiu hoa sinni segera mengeluarkan ilmu can hoa cinya dan secara berturut turut menotok jalan darah Giok seng hiat yang berada dibelakang benak mereka bertiga sebanyak tiga kali.
Lam lee totiangpun tak berani berayal, dengan pergunakan sepasang telapak tangannya yang merah membara seperti bara api itu, dia menguruti seluruh tubuh korbannya dengan ilmu pengurut jalan darah.
Begitu Siang Han hui selesai diurut, dia segera menguruti orang kedua dan ketiga begitu seterusnya.
Selesai dengan pekerjaan tersebut, dia baru menghembuskan napas panjang serta menarik kembali tangannya. Pengemis sakti berwajah senyum segera bertanya:
"Apakah mereka semua telah sembuh kembali?"
Lam lee totiang segera manggut manggut sambil tertawa:
"Kesadaran mereka telah ditutup oleh ilmu Tay im pit jit yang maha dahsyat, setelah terkena totokan sinni diatas jalan darah Giokseng hiat nya, kini pengaruh ilmu tersebut telah menyebar rata keseluruh badan dengan kepandaian ketiga orang ini, pengaruh tersebut akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari, tapi setelah dibakar oleh hawa murni Lee hwee cing khi ku tadi otomatis mereka semua telah sembuh kembali seperti sedia kala"
"Bagus sekali," seru pengemis sakti berwajah senyum kemudian-Dengan suatu gerakan cepat ia segera membebaskan ketiga orang tersebut dari pengaruh totokan-Siang Han hui, Hui san taysu dan Giok cing totiang merasakan tubuhnya bergetar serta kemudian membuka matanya dan bangun duduk.
Dalam sekali pandang siang Han hui telah melihat kehadiran si pengemis sakti berwajah senyum serta Kiu hoa sinni, dia segera berseru tertahan, kemudian tergopoh dia menjura seraya berseru: "Yu cianpwee, sinni..."
Hui san taysu serta Giok cing totiang juga bersamaan waktunya melompat turun dari atas pembaringan serta memberi hormat.
cepat cepat pengemis sakti berwajah senyum menggoyangkan tangannya berulang kali sambil berkata:
"Kalian bertiga takperlu banyak adat, waktu yang mendesak sulit bagiku untuk banyak berbicara dengan kalian semua, kini Hee Im hong masih menunggu diruang tamu bila kalian terlalu lama disini, dia tentu akan curiga."
"Ketahuilah, kalian telah hilang kesadarannya karena terpengaruh oleh ilmu sesat dari Tay im kau, dan sekarang daya pengaruh tersebut telah hilang cepat naik dulu ke atas persoalan selanjutnya aku pasti akan mengaturkan untuk kalian-"
Siang Han hui juga tahu betapa berharganya waktu cepat cepat dia menjura seraya berkata:
"Kalau begitu boanpwee akan menantikan perintah selanjutnya dari cianpwee"
selesai berkata ia segera beranjak pergi lebih dulu. Waktu itu wakil congkoan Ban Kim sia telah menunggu diujung lorong, dengan cepat dia membawa ketiga orang itu keluar dari lorong bawah tanah.
Sementara itu congkoan Ban Tiong tat telah balik kembali ke pagoda air dan membawa ketua Heng sanpay liong Tiong goan ketua Pat kwa bun Hong ci ciong dan ketua Lak hap bun Ki cu hoo memasuki ruang bawah tanah.
Menyusul kemudian wakil congkoan Ban Kim sia mengajak pula ketua Heng masuk ke ruang bawah tanah.
Setelah itu Ban Tiong tat mengajak sau cengcu dari keluarga Tong Tong Bun hoan istrinya clok Sin go dan Seng Bian tong dari Hoasan pay masuk pula ke bawah.
Rombongan berikut adalah Dewa bermuka merah Lou Siu tong si Auman berbulu emas Kiang cu tin si bintang lewat Huan Tong dan keponakan murid dari cing im totiang yang bernama Lu Siu.
Semua jago tersebut segera dicekoki pil ciat mi wan oleh Hoa Tin tin lalu ditotok jalan darah Giok seng hiatnya oleh Kiu hoa sinni dan akhirnya diuruti oleh Lam lee totiang dengan ilmu Lee hwee cing khi sehingga pengaruh Tay im pit jit yang ditanamkan pihak Tay im kau ditubuh mereka segera menjadi punah sama sekali.
Sejak awal sampai akhir semuanya hanya membutuhkan waktu selama sepertanak nasi tapi semua jago tersebut telah memperoleh kesadarannya kembali.
Diantara mereka hanya cing im totiang seorang yang belum memperoleh pengobatan sebab dengan kedudukannya sebagai wakil bengcu ia telah masuk ke ruang bawah tanah bersama sama Hee Im hong dengan sendirinya diapun tak bisa peroleh pengobatan tersebut.
Ruang tamu dikebun belakang ini terletak saling berhadapan dengan pagoda air diantaranya terdapat sebuah bangunan berloteng yang sangat besar dan megah.
Aneka bunga tumbuh dengan indahnya di luar ruangan tersebut disitulah Ban Siau hong bengcu yang lalu sering menjamu tamu tamunya.
Ruangan tersebut terdapat enam belas buah pintu besar pada tiga penjurunya, kini semuanya terbuka lebar sehingga suasana terasa segar dan nyaman-Waktu itu, Bu lim Bengcu Hee Im hong didampingi kedua orang wakilnya yaitu cing Im totiang dari Go bipay dan Kwa tiang tay dari Kay pang serta segenap ciangbunjin serta wakilnya dari sembilan partai besar sedang duduk bersantai disitu sembari menikmati air teh.
Walaupun semua jago telah peroleh kembali kesadaran otaknya, namun berhubung pengemis sakti berwajah senyum telah berulang kali berpesan agar tidak memperlihatkan hal tersebut diluar, maka semua orang tetap berlagak seakan akan kesadarannya belum pulih kembali.
Ketika Hee Im hong menyaksikan kawanan jago tersebut berubah menjadi begitu penurut setelah pengemis proses selama satu bulan lebih di bukit Lou cu san, bahkan Siang han hui yang paling susah diajak berbicara pun kini menjadi menurut sekali dengan perkataannya, tentu saja dia sangat gembira.
Sementara pembicaraan santai masih berlangsung dengan riang gembira, tiba tiba dilihatnya Ban Tiong tat berjalan masuk ke dalam ruangan dengan langkah tergesa gesa, lalu sambil menjura kepada Kwa Tiang tay, ketua dari Kay pang tersebut, ia berseru:
"Kwa pangcu, ada beberapa orang tiang lo dari perkampungan anda ingin bertemu denganmu"
"Siapakah mereka ?" tanya Kwa Tiang tay dengan wajah tertegun.
"Mereka hanya mengatakan ada urusan ingin bertemu dengan pangcu, soal lain sama sekali tidak disinggung"
"Berapa orang yang datang ?"
"Semuanya terdiri dari empat, lima orang"
Setelah mengerutkan dahinya, Kwa Tiang tay segera bangkit berdiri seraya berkata: "sekarang dimanakah orangnya
?" "Berhubung didepan sana banyak orang, sekarang hamba telah mempersilahkan mereka menunggu dipesanggrahan Ing hwat sian, apakah pangcu bermaksud akan menjumpai mereka ?"
Kwa Tiang tay manggut manggut:
"Yaa, biar kutengok siapa mereka ?"
Kemudian sambil menjura kepada Hee Im hong, katanya:
"Bengcu, toheng sekalian, berhubung siaute ada urusan, untuk sementara waktu ingin memohon diri lebih dulu"
"Silahkan saja saudara Kwa" jawab Hee Im hong sambil mengulapkan tangannya.
Ban Tiong tat segera mendampingi Kwa Tiang tay mengundurkan diri dari ruangan tersebut menuju ke Ing gwat sian-Tempat itu berupa sebuah gedung yang terdiri dari tiga bilik mukanya menghadap ke timur dan di depannya terdapat sebuah tanah yang berbentuk bulat.
Mereka berdua melewati tanah lapang mendekati dan pelataran, Ban Tiong tat segera menghentikan langkahnya seraya berseru:
"Beberapa orang tiang lo dari perkumpulan anda sedang menunggu kedatangan Kwa pangcu didalam ruangan silahkan Kwa pangcu masuk kedalam"
"Aku tahu" Dia segera melangkah masuk kedalam ruangan tersebut sambil melayangkan pandangan matanya tapi apa yang kemudian terlihat segera membuat hatinya terperanjat.
Ternyata ruangan tengah persanggarahan ing gwat sian tersebut kosong tanpa alat perabot bahkan meja kursipun tidak nampak. yang melihat sekarang hanya dua tumpukan karung goni yang sangat tinggi paling tidak berjumlah tiga puluh lima, enam buah, namun tiada orang yang duduk disitu.
Disampingnya berdiri seorang nona berbaju ungu yang berusia enam tujuh belas tahunan dan memegang sebuah tongkat pemukul anjing berwarna hijau, panjangnya delapan depa, ternyata benda tersebut tak lain adalah Pek long kan, benda yang paling dihormati dalam perkumpulan Kay pang.
Disisi kiri dan kanan masing masing duduk dua orang pengemis tua berambut putih. semuanya duduk bersila tumpukan karung goni yang tinggi dan memejamkan mata rapat rapat, dalam sekilas pandangan dapat diketahui bahwa tumpukan karung goni tersebut paling tidak berjumlah dua puluh empat biji.
Di bawah disisi kanan duduk pula seseorang, dia adalah pengemis penakluk harimau Lian Sam sin yang menduduki sembilan belas tumpukan karung goni.
Disisinya berdiri seorang pengemis lagi, dia adalah kepala cabang kota Kim leng Lian Sam goan.
Sebenarnya Kwa Tiang tay dan Lian Sam sin sama sama menjabat sebagai tianglo kiri kanan dari Kay pang dengan pangkat sembilan belas buah karung goni, namun berhubung dia sudah menjadi pangcu, maka tingkatannya naik menjadi dua puluh satu buah karung goni.
Yang membuat hatinya terkejut bercampur gugup adalah keempat pengemis tua berjenggot putih yang mempunyai tingkatan dua puluh empat buah karung goni itu, jelas mereka adalah empat tianglo yang sudah lama hidup mengasingkan diri dari keramaian dunia, mengapa orang orang itu bisa muncul bersamaan waktunya ditempat ini "
Terutama sekali dua tumpukan karung goni di tempat utama yang jumlahnya paling tidak mencapai tiga puluh lima, enam buah itu, siapakah orangnya" Benarkah dalam perkumpulan mereka masih terdapat angkatan tua yang menduduki tingkatan sedemikian tingginya Jika dilihat dari formasi dalam ruang ing gwat sian ini, bentuknya mirip sekali dengan sebuah sidang tingkat tinggi dari perkumpulan Kay pang.
Setelah sangsi berapa saat akhirnya Kwa Tiang tay mengeraskan kepala dan melangkah masuk ke dalam ruangan, kemudian setelah menjura dalam dalam ia berkata:
"Tecu pejabat ketua Kwa Tiang tay memberi hormat kepada cianpwee tiang lo berempat"
Walaupun dia menjabat sebagai ketua, oleh karena kedudukan tersebut belum pernah dikukuhkan secara resmi, maka dia hanya mempunyai kedudukan sebagai seorang pejabat ketua saja.
Pengemis penakluk harimau Lian Sam sin pelan-pelan bangkit berdiri, kemudian bentaknya dengan suara nyaring:
"Kwa Tiang tay, setelah berjumpa dengan leluhur kau, meng apa kau tidak berlutut?"
"Leluhurku" Dimana leluhurku?"
Waktu itu Kwa Tiang tay telah meluruskan kembali tubuhnya, dia menjadi teramat gusar setelah mendengar perkataan itu, dampratnya:
"Lian tianglo, kau sudah dua puluh tahun lebih menjabat sebagai tianglo kanan, tahukah kau bahwa menurut peraturan perkumpulan, seorang pangcu tidak perlu berlutut"
"Kwa Tiang tay, kau tidak lebih hanya menjabat sebagai ketua untuk sementara waktu setelah coa pangcu menemui ajalnya, jadi kau bukan seorang pangcu sungguhan, lagi pula menurut peraturan perkumpulan, sekalipun pangcu tak perlu berlutut bila berjumpa dengan angkatan tua dari perkumpulan, tapi bila bertemu dengan toya Pek liang kau yang ditinggalkan leluhur tua, sama artinya bertemu dengan leluhur tua sendiri, kenapa tidak berlutut untuk memberi hormat" Apakah kau memandang rendah benda mestika tersebut?"
Diam diam Kwa Tiang tay mendengus, padahal telah melihat dengan jelas bahwa benda yang berada ditangah budak cilik tersebut benda mestika perkumpulannya.
Karenanya cepat cepat dia berlutut dan menyembah sambil ujarnya: "Tecu Kwa Tiang tay menjumpai leluhur tua"
Mendadak tersebut seseorang berseru dengan suara yang lengking dan tajam:
"Kwa Tiang tay, Lian Sam sin menuduhmu telah meracuni coa PangCu sampai mati merebut kedudukan pangcu secara tidak sah menjual perkumpulan kita kepada pihak lain dan menggabungkan diri dengan kaum sesat benarkah kau telah melakukan hal tersebut" Sekarang kau harus memberikan pengakuannya dihadapan kami semua"
Dengan perasaan terkejut cepat cepat Kwa Tiang tay mendongakkan kepalanya sekarang dia baru melihat bahwa diatas dua tumpukan karung goni yang tinggi dan semula kosong itu, sekarang telah bertambah dengan dua orang.
orang yang duduk diatas tumpukan karung goni sebelah kiri adalah seorang kakek ceking bermuka kurus yang memakai jubah lebar, alis matanya pendek dan matanya kecil, bentuknya lucu dan amat kocak.
Sedangkan diatas karung goni sebelah kanan duduk pula seorang nenek pengemis berambut putih yang baju berwarna birunya penuh tambalan, sepasang matanya terpejam, tampaknya ia sedang mengantuk.
begitu melihat kehadiran kedua orang ini Kwa Tiang tay segera merasakan hatinya tergetar keras bukankah kedua orang ini adalah leluhur perkumpulan mereka yang terhormat, pengemis sakti berwajah senyum serta nenek pengemis bermata buta
Konon kedua orang ini telah berusia di atas seratus tahun dan masih supek cou dari coa pangcu, dibandingkan keempat tianglo tua tersebut, tingkat kedudukannya masih berapa kali lebih tinggi.
Diam diam Kwa Tiang tay merasa menyesali mengapa dia tidak menduga sampai di situ, sehingga dua tempat yang diluangkan di tengah ruanganpun tak terpikirkan olehnya.
Kalau bukan kehadiran dua orang leluhur tua tersebut, mana mungkin keempat tianglo tua itu akan duduk disamping"
Maka dengan tergopoh gopoh dia segera berlutut sambil menyembah tiada hentinya, ujarnya:
"Tecu tidak tahu akan kehadiran lo cou Tiong berdua, harap dosa tecu dapat dimaafkan"
"Hmm, hayo bangkit berdiri" teriak pengemis sakti berwajah senyum dengan suara lengking, "pertanyaan yang kuajukan tadi belum kau jawab"
Kwa Tiang tay menurut dan segera bangkit berdiri, kemudian ia baru berkata:
"Menjawab pertanyaan lo cou Tiong, sesungguhnya hal ini hanya merupakan suatu perebutan kekuasaan antara tecu dengan Lian tianglo, karenanya dia sengaja memfitnah tecu dengan kata kata yang bohong, padahal coa pangcu mati dibunuh oleh Leng Kang toa yang telah mencampurkan racun Kiu coat tok ke dalam obatnya, bukti tersebut berhasil tecu temukan saat kejadian dan disaksikan pula oleh Lian Sam sin"
Pengemis sakti bermuka senyum segera mendengus dingin:
"Hmmm, kay pang mengutamakan keadilan dan kesetia kawanan, kalau berbicara jangan seenaknya sendiri, kau berani membohongi aku si orang tua?"
"Tecu berbicara dengan sejujurnya, kalau tak percaya silahkan memanggil Koan See yong, waktu itu diapun menjadi saksi"
"Kwa Tiang tay, ketahuilah jika kau berani bicara bohong, peraturan Kay pang tak akan membiarkan kau hidup senang dengan begitu saja..."
"Bila tecu berbohong, kami bersedia menerima hukuman sesuai dengan peraturan, tapi Lian Sam sin harus bisa menunjukkan bukti atas tuduhannya itu, jangan asal menuduh saja tanpa dasar yang kuat"
Pengemis sakti bermuka senyum segera manggut manggut:
"Ehmmm, jadi kau mengatakan Koa See yong bisa diajukan sebagai saksi..."
"Benar" "Lian Sam sin, cepat undang mereka semua datang kemari"
Lian Sam sin meng ia kan dan segera bertepuk tangan tiga kali sambil serunya:
"Yu locianpwee memerintahkan kalian masuk kemari"
Tampak pintu sebelah kiriterbuka dan muncullah empat orang, sebagai orang pertama adalah Huan cu im, menyusul kemudian murid coa pangCu yakni Leng Kan to, orang ketiga dan keempat adalah orang keperCayaan Kwa Tiang tay sendiri yakni Koan See yong yang bertubuh kekar serta Lo Bun pin yang bertubuh cebol bulat.
Diam diam Kwa Tiang tay merasakan hatinya terCekat, setahunya Koan See yong dan Lo Bun pin ikut datang kebukit Hong san ini bersama kawanan jago Kay pang lainnya, tapi mereka semua ditinggalkan diluar mengapa sekarang berada disini"
Keempat orang itu bersama sama berjalan menuju kesisi kanan dan berhenti disana.
"Koan See yong" pengemis sakti berwajah senyum berseru Dengan perasaan hati kebat kebit tak karuan Koan see yong segera mengiakan: "Tecu siap."
"Kwa Tiang tay menyuruh kau menjadi saksi, coba kau ulangi sekali lagi apa yang telah kau akui terhadap keempat telinga tua tadi, agar Kwa Tiang tay pun mendengarkan"
Mendengar kalau Koan See yong telah memberikan pengakuannya terhadap keempat tianglo tua, padahal dia tak tahu apa yang telah diakui olehnya, diam diam Kwa Tiang tay menjadi kaget bercampur bergidik, sinar matanya yang tajam bagaikan sembilu pun segera dialihkan kewajah Koan See yong.
Waktu itu Koan See yong sama sekali tidak memandang kearahnya, walau hanya sekejap pun, dia mengiakan dengan kepala tertunduk dan menjawab: "Kwa tianglo yang menyerahkan racun Kiu coat tok kepada tecu dan minta tecu..."
Kwa Tiang tay tidak menyangka kalau orang kepercayaannya ini berani memberikan pengakuan yang sebenarnya, kontan saja hawa amarahnya meluap, dengan suara menggeledek segera bentaknya: "Apa kau bilang?"
Tapi si pengemis sakti berwajah senyum segera mengulapkan tangannya seraya tersenyum: "Kau jangan berkaok kaok disini"
Tiba tiba saja Kwa Tiang tay merasakan tubuhnya bergidik, bulu kuduknya tanpa terasa pada bangkit berdiri mulutnya pun segera terbungkam dalam seribu basa.
Terdengar Koan See yong berkata lebih jauh. "Kwa tianglo telah berjanji kepada tecu bila dia berhasi menjadi pangcu maka dia akan mengangkat toucu dari kota Kim leng tecu memang bodoh sehingga mau diperalat olehnya, disaat Leng Kang to sedang mengambil obat untuk coa pangcu, tecu telah manfaatkan kesempatan disaat dia tak menaruh perhatian untuk menceburkan racun Kiu coat tok tersebut ke dalam mangkuk obat"
"Kau mengatakan Kwa Tiang tay sengaja meracuni coa coan Tiong karena dia hendak merampas kedudukan pangcu tersebut" "
"Benar" Pengemis sakti berwajah senyum segera berseru lagi "Lo Bun pin sekarang tiba giliranmu"
Lo Bun pin yang gemuk pendek itu segera mengiakan berulang kali setelah maju beberapa langkah kedepan ia berkata
"Selama ini tecu selalu mengikuti Kwa tianglo, tahun berselang Kwa tianglo telah menerima tawaran dari Hway lam tayhiap Hee Im hong untuk menjabat sebagai Kim ciang lengcu."
"Apakah tugas dari seorang Kim ciang Lengcu?" tanya pengemis sakti berwajah senyum
"Menurut Kwa tianglo, Kim ciang Lengcu adalah pimpinan dari suatu perkumpulan, dia mengurusi perkumpulan Kay pang dan mengangkat tecu menjadi Jago pedang lencana tembe"
"Apakah kau mempunyai bukti?"
"Punya" Dari sakunya Lo Bun pin segera mengluarkan sebuah lencana tembaga dan segera diserahkan ke depan.
Dengan sekali ayunan tangan, pengemis sakti berwajah senyum segera menyambar lencana tembaga tersebut dari tangan Lo Bun pin, tahu tahu saja benda tadi sudah melayang ke tangannya.
setelah diperhatikan sekejap. dia segera manggut manggut seraya berkata lagi: "Masih ada yang lain ?"
"Kwa tianglo kuatir tianglo pelatih ong Tin hay dan tianglo bagian hukum song Jin bin tak mau bekerja sama dengan kami, karenanya ia memerintahkan kepada tecu untuk mencampurkan dua bungkus obat pembingung sukma kedalam minuman mereka, kemudian ternyata ong tianglo dan Song tianglo sangat taat dengan semua perintah dari Kwa Tianglo."
Pengemis sakti bermuka senyum segera mendongakkan kepalanya lalu berkata lagi:
"Huan cu im walaupun kau bukan termasuk anggota Kay pang namun kaupun merupakan salah seorang saksi, coba kau ceritakan pengalamanmu sewaktu berada dikota Kim leng "
Huan cu im mengiakan dan segera melangkah maju kedepan, diapun menceritakan bagaimana ketika baru pertama kalinya tiba di Kim leng dia telah menerima surat dari Kim ciang Lengcu yang memintanya agar bertemu di kota Kui bin sia, kemudian bagaiman si Lengcu emas memerintahkan kepadanya untuk meracuni Siang Han hui, bagaimana memerintahkan kepadanya mengerubuti Lian Sam sin-Kemudian bagaimana pula dia ditipu untuk mendatangi sebuah gedung besar, dibius ditengah jalan dan setelah mendusin telah berada dikantor Kay pang cabang kota Kim leng, kemudian bagaimana dia bersama Leng Kang to dituduh membunuh coa pangcu, bagaimana dia dipaksa untuk menunjukkan siapa dalangnya, untung keselamatan jiwanya ditolong oleh orang orang Pek hoa pang...
Setelah mendengarkan kisah tersebut Pengemis sakti berwajah senyum segera bertanya: "Apakah kau yakin kalau Lengcu lencana emas adalah Kwa Tiang tay...?"
"Yaa, aku yakin" Huan cu im mengangguk, "baik perawakan maupun nada pembicaraan dari Lengcu emas tersebut, tak ada bedanya dengan Kwa tianglo"
"Bagus sekali "
Pengemis sakti berwajah senyum segera mengulapkan tangannya dan memerintahkan Huan cu im agar mundur dari situ, kemudian sembari mengalihkan sinar matanya ke wajah Kwa Tiang tay, dia menegur dengan suara dalam
"Kwa Tiang tay, sudah kau dengar semua?"
"Tapi tecu pun mempunyai seorang sakti" jawab Kwa Tiang tay dengan sikap yang tetap menghormati.
Tampaknya dia sendirinya pun telah sadar bahwa kemampuan yang dimilikinya sekarang bukan menjadi jaminan kuat baginya untuk berhasi meloloskan diri dari kejadian hari ini, untung saja Hee Bengcu serta para ciangbunjin dari pelbagai perguruan lain masih berada diruang tengah, asal dia berhasil melarikan diri ketempat tersebut sudah pasti Hee Bengcu akan mengembalikan keputusan baginya.
oleh sebab itu meski diluarnya dia selalu bersikap hormat, padahal dalam hati kecilnya telah membuat persiapan cukup matang.
begitu selesai berkata, dia segera menjatuhkan diri kebelakang, lalu dengan gerakan ikan Leihi melejit, secepat kilat tubuhnya melompat keluar dari ruangan tersebut dan melarikan diri melalui pintu.
"Binatang, kembali"
Yang berbicara adalah si nenek pengemis bermata buta.
Dalam pada itu, Kwa Tiang tay telah berada dipintu gerbang ing gwat sian dan melesat sejauh tiga kaki lebih diatas pelataran, sekalipun dia tidak melihat ada jago yang mengejarnya, namun dia sendiri pun tak berani bertindak gegabah, dengan suatu gerakan cepat dia meneruskan kembali usahanya untuk melarikan diri dari situ.
Siapa tahu baru saja sepasang kakinya menjejak permukaan tanah, tiba tiba ujung baju belakangnya terasa seperti ditarik orang, menyusul kemudian sepasang kakinya meninggalkan permukaan tanah dan tak sanggup lagi untuk melesat ke depan.
Bukan cuma begitu, bahkan punggungnya terasa mengencang kemudian sehingga badannya tak bisa dicegah lagi meluncur balik ke dalam ruangan-Detik detik tersebut merupakan detik penentuan antara hidup dan mati, tentu saja Kwa Tiang tay tidak mau menyerah dengan begitu saja.
Sementara tubuhnya masih berada ditengah udara, mendadak ia bertekuk pinggang sambil melejit kebelakang, kemudian sepasang tangan mendayung dengan cepat, diiringi jejakan kakinya dia berusaha meronta dengan sepenuh tenaga.
Ternyata usahanya ini memberikan hasil yang lumayan, seketika itu juga dia lolos dari cengkeraman tersebut.
Tapi sayang rasa gembiranya tidak berlangsung lama, sebab tahu tahu punggungnya terasa mendapat sebuah cambukan yang keras sekali sehingga mendatangkan rasa sakit yang merasuk sampai ketulang sumsum, tak tahan lagi mendengus tertahan-
"Blaaammm. . . "
Tubuhnya segera terbanting jatuh dari tengah udara dan roboh terkapar diatas tanah
Padahal semua yang hadir dalam ruangan masih tetap duduk seperti sedia kala seakan akan tiada seorangpun yang turun tangan, tapi kenyataannya tubuh Kwa Tiang tay kena ditangkap kembali dari luar ruangan dan terbanting keatas tanah.
Kwa Tiang tay memang benar benar nekad sekalipun tubuhnya sudah terbanting keatas tanah, ternyata sambil menahan rasa sakit dia telah melejit bangun lagi keatas tanah serta berusaha untuk melarikan diri lewat pintu.
Namun kali ini dia hanya mampu menggerakkan tubuhnya sejenak dan sama sekali tidak melejit karena pada detik itulah ia temukan bantingan yang dialaminya barusan membuat seluruh tulang belulang dalam tubuhnya seakan akan sudah terlepas semua tak sedikit tenaga pun yang mampu disalurkan keluar. Habis sudah riwayatnya...
"Mungkinkah ilmu silatku telah dipunahkan mereka...?"
ingatan tersebut dengan cepat melintas dalam benaknya.
Tiba tiba terdengar pengemis sakti berwajah senyum yang masih duduk di atas karung goni itu berkata dengan wajah serius: "Kwa Tiang tay, apakah kau telah mengakui semua?"
Kwa Tiang tay berbaring diatas tanah sambil berusaha mati matian untuk menghimpun hawa murninya kembali, namun sayang... dalam bantingan yang cukup keras tadi segenap hawa murni yang dimilikinya telah buyar dan hilang tak berbekas, bagaimana pun dia telah berusaha untuk menghimpunnya kembali, namun usahanya selalu gagaL
dalam keadaan demikian, otomatis dia tak mampu berkutik atau mengucapkan sepatah katapun.
Pengemis sakti be^wajah senyum segera berseru lagi:
"Leng Kang to, coba kau geledah sakunya apakah terdapat lencana emas yang dimaksud"
Leng Kang to mengiakan dan berjalan mendekati Kwa Tiang tay, kemudian tak sungkan sungkan tangannya merogoh ke dalam sakunya serta memeriksa isinya.
Benar juga, ia berhasil menemukan sebuah lencana emas yang segera dipersembahkan kehadapan pengemis sakti berwajah senyum. Dengan wajah serius Pengemis sakti berwajah senyum berkata lagi:
"Kwa Tiang tay, tampaknya kau sudah gila kedudukan, hingga Kay pang pun kau hianati, bukan saja telah meracuni pangcu bahkan berani membuat huru hara yang cukup fatal bagi kekuatan perkumpulan kita. Nah, kini semua bukti kejahatanmu telah terpapar di depan mata, apa lagi yang hendak kau katakan?"
-oo0dw0oo Jilid: 52 Setelah melalui usahanya yang gagal untuk menghimpun kembali tenaga dalamnya Kwa Tiang tay benar benar sadar kalau ilmu silatnya telah punah disaat tubuhnya terbanting keras keras keatas tanah tadi.
Tahu kalau tiada harapan lagi baginya untuk lolos dari keadilan, tanpa terasa dia menjadi nekad dan segera ujarnya.
"Locu berani berbuat berani pula bertanggung-jawab, apa yang hendak kalian lakukan terhadap locu, silahkan saja untuk dilaksanakan locu tak ambil peduli"
Dengan mengerutkan dahi, Liang Sam sin segera menghardik:
"Kwa Tiang tay, bukan saja telah melakukan suatu perbuatan dosa besar, sekarang masih berani berlagak begitu kasar dihadapan lo cou tiong?"
Sambil merangkak bangun, Kwa Tiang tay berteriak keras:
"Locu hanya mempunyai selembar nyawa kenapa aku tak berani?"
Mendadak pengemis tua berambut putih yang duduk disisi sebelah kiri memancarkan sinar yang tajam dari balik matanya, kemudian membentak dengan suara menggeledek:
"Binatang yang pingin mampus."
Kwa Tiang tay segera merasakan seluruh tubuhnya gemetar keras, segulung hawa di menembusi tulang punggungnya membuat ia terbungkam seketika.
Pengemis tua berambut putih yang duduk disisi kiri itu segera bangkit berdiri, kemudian sambil memberi hormat kepada pengemis sakti berwajah senyum dan nenek pengemis bermata buta, ia berkata:
"Musibah yang menimpa Kay pang terjadi akibat ulah dari penghianat ini, tecu berharap supek berdua mau mewakili perkumpulan kita untuk membersihkan tubuh perkumpulan kita dari anasir anasir jahat serta menjatuhkan hukuman cincang kepada Kwa Tiang tay sebagai otak dari semua kejahatan ini, sedang Koan See yong dan Lo Bun pin sebagai pembantu kejahatan ini diberi ganjaran tiga tusukan pisau pada ulu hatinya, sebab bila manusia manusia murtad seperti mereka tidak diberi ganjaran setimpal bagaimana mungkin kebenaran serta keadilan bisa ditegakkan?"
"Yaa, sudah sepantasnya... Sudah sepantasnya" pengemis sakti berwajah senyum manggut manggut, "aku si orang tua memang paling benci dengan kawanan manusia durhaka seperti ini, sekalipun diganjar dengan seribu tusukan pisaupun tidak menjadi soal, Lian Sam sin, cepat kau gusur pergi ketiga penghianat tersebut serta segera laksanakan hukumannya..."
Lian Sam sin segera memberi hormat sambil mengiakan, kemudian sambil mengangkat kepala ujarnya:
"Tecu mempunyai suatu persoalan yang hendak dilaporkan kepada lo cou tiong"
"Jika ingin berbicara, cepat saja utarakan!" seru pengemis sakti berwajah senyum sambil mengulapkan tangannya,
"jangan ngomong soal lapor, lapor melulu"
Setelah memberi hormat, Lian Sam sin kembali berkata:
"Sejak kematian coa pangcu, sampai kini pejabat ketua dipegang oleh Kwa Tiang tay tapi sekarang semua kejahatan yang dilakukan Kwa Tiang tay telah terbongkar, ini berarti kita harus memiliki seorang ketua baru untuk mengisi kekosongan tersebut, padahal semasa coa pangcu masih hidup dulu, beliau telah menunjukkan Leng Kang to sebagai ahli waris serta penerus kedudukannya, biarpun Leng Kang to pernah difitnah sebagai pembunuh gurunya, tapi sekarang semua persoalan telah menjadi jelas, karenanya mohon lo cou tiong suka merehabilitir nama baik Leng Kang to sebagai calon ketua perkumpulan kita"
"Soal pengangkatan seorang pangcu merupakan suatu pekerjaan yang besar, soal ini mesti disepakati dulu oleh semua tiang lo perkumpulan kita, jadi aku si orang tua tidak dapat mengambilkan keputusan"
Kemudian setelah memperhatikan sekejap ke sekeliling tempat itu, kembali ujarnya sambil tertawa:
Pedang Pelangi Jay Hong Ci En Karya Tong Hong Giok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Bagaimanapun juga aku si orang tua serta si nenek pengemis termasuk juga sebagai tiang lo perkumpulan kita, apalagi keempat tiang lo lainnya juga hadir disini. Ehmm, lantas bagaimana menurut pendapat kalian?"
Pengemis tua berambut putih yang berada diujung kiri itu segera memberi hormat seraya berkata:
"Tiga generasi tiang lo dari perkumpulan kita kini hadir semua disini, tecu rasa, kalau toh semasa hidupnya coa pangcu telah menetapkan Leng Kang to sebagai pewaris kedudukannya, sedang setahuku coa pangcu adalah seorang yang jujur, teliti dan setia dengan perkumpulan, tecu rasa pilihannya sudah pasti tak akan keliru, lebih baik biar Leng Kang to saja yang menduduki jabatan tersebut, entah bagaimana pendapat locianpwe berdua serta sute bertiga?"
"Dalam soal ini aku serta sipengemis tua tak punya pendapat, lebih baik kalian saja yang memutuskan" ujar nenek pengemis bermata buta segera.
Ketiga orang pengemis tua berambut putih lainnya serentak bangkit berdiri seraya berkata:
"Tecu sekalian setuju dengan pendapat toa suheng"
"Bagus sekali" kata pengemis sakti berwajah senyum kemudian sambil manggut manggut "kalau begitu kita putuskan demikian saja."
"Leng Kang to" Lian Sam sin segera membentak keras,
"mengapa kau tidak segera berlutut dan mengucapkan terima kasih kepada kedua orang lo cou tiong serta keempat supek cou?"
oleh karena hal ini sudah merupakan tata cara didalam perkumpulan Kay pang, maka si pengemis sakti berwajah senyum pun tak enak untuk menolak.
Demikianlah, Leng Kang to segera menjatuhkan diri berlutut serta menjatuhkan penghormatan sebanyak delapan kali.
Pengemis tua berambut putih yang ada disebelah kiri itu kembali bangkit berdiri sambil katanya lagi:
"Ketua perkumpulan yang baru Leng Kang to dengarkan baik baik, perkumpulan kita mengutamakan kesetiaan dan keadilan dalam menjalankan peranannya dalam dunia persilatan, kita wajib menolong kaum lemah serta menindas kaum penjahat. Dalam sebulan mendatang, kau harus belajar semua tata cara perkumpulan kita dari tiang lo kanan Lian Sam sin, dan selanjutnya dalam melaksanakan tugasnya, tiang lo kanan akan mendampingimu harap kau bisa camkan baik baik"
"Tecu akan mengingatnya selalu didalam hati" sahut Leng Kang to dengan air mata bercucuran.
ooodwooo Bu lim Bengcu Hee Im hong yang berada diruang belakang mulai menaruh curiga setelah melihat Kwa Tiang tay yang pergi sekian lama, ternyata hingga kini belum juga kembali. Ia segera berpaling sambil katanya
"Soh congkoan, coba kau keluarlah untuk memeriksa kenapa Kwa pangcu sudah sekian lama pergi namun belum juga kembali, mungkinkah telah terjadi suatu atas dirinya?"
Soh Han sim segera mengiakan dan beranjak pergi meninggalkan ruangan tersebut.
Didepan pelataran congkoan keluarga Ban, Ban Tiong tat telah berdiri menanti, melihat kemunculannya, dia segera maju menyongsong serta menyapa sambil tertawa "Saudara Soh, ada urusan apa?"
Diam diam Soh Han sim tak senang hati setelah mendengar sebutan itu, pikirnya:
"Selama ini tua bangka celaka tersebut selalu menuruti perintahku dan bersikap sangat menaruh hormat, mengapa ia menyebut saudara kepadaku hari ini?"
Maka sambil mengelus dagunya dia menjawab:
"Bengcu yang menyuruh aku keluar untuk menanyakan kepadamu saat ini Kwa pangcu berada dimana" Mengapa sudah sekian lama pergi hingga kini belum juga kembali?"
Tiba tiba Tiong tat mendekati seraya berbisik:
"Ssst... kalau Bengcu yang menanyakan, hal ini paling baik lagi bisa jadi Kwa pangcu telah menemui kesulitan..."
"Sebenarnya apa sih yang telah terjadi?" tegur Soh Han sim dengan perasaan tak senang.
"Asal Soh congkoan mau kesitu, aku rasa semua persoalan tanggung beres, kalau tidak waah... rasanya sulit juga untuk meloloskan diri"
"Sebetulnya persoalan besar apa sih?"
"Sebab ada beberapa orang tiang lo dari Kay pang sedang menyelidiki soal kematian coa pangcu yang konon mati keracunan, sekarang Kwa pangcu diajak pergi untuk dijadikan sasaran"
"Mengapa tidak kau katakan sedari tadi?"
"Siaute sendiripun baru mendengar soal ini dari hu congkoan, sebetulnya aku hendak masuk untuk memberi laporan kepada Bengcu, tapi karena loko sudah keluar yaa aku pun lapor kepada loko saja, apakah Soh congkoan hendak melaporkan soal ini kepada Bengcu lebih dulu ?"
"Huuuh, hanya masalah sekecil ini kenapa mesti dilaporkan kepada Bengcu ?" seru Soh Han sim makin tak senang hati,
"dimanakah orangnya sekarang ?"
"Dia berada diruang ing gwat sian, sebelah barat Tiong bun koan"
"Hayo jalan" seru Soh Han sim kemudian sambil mengulapkan tangan, "bila mereka ada persoalan, suruh semuanya pergi menghadap Bengcu"
"Baik, baik... Biar siaute membawa jalan buat Soh congkoan" kata Ban Tiong tat kemudian-
Begitulah, seorang dimuka yang lain dibelakang berangkatlah kedua orang itu menembusi pepohonan-Tak selang berapa saat kemudian tibalah mereka ditempat tujuan-Tempat itu merupakan sebuah bangunan dua tingkat yang terdiri dari lima ruang, di balik pintu gerbang merupakan sebuah halaman kecil yang penuh ditumbuhi aneka bunga anggrek.
Tempat tersebut merupakan gedung buku keluarga Ban yang dibagian tengahnya terdapat sebuah ruang tamu kecil sedang disisi kiri merupakan kamar baca.
Saat itu suasana gedung bertingkat itu amat hening sepi dan sama sekali tak terdengar sedikit suarapun.
Ban Tiong tat segera menghentikan langkahnya setelah tiba dimuka pelataran, lalu katanya:
"soh congkoan dari Benteng keluarga Hee telah tiba^
"Silahkan dia masuk" seru seseorang dari dalam ruangan dengan suara dalam.
"Soh congkoan, silahkan" buru buru Ban Tiong tat mengangkat tangannya sambil mempersilahkan.
Dengan langkah lebar soh Han sim segera melangkah masuk kedalam ruangan, tapi di ruangan tengah tidak ditemui seorang manusiapun. Sambil tertawa paksa Ban Tiong tat segera berkata
"Mereka semua berada dikamar baca, silahkan Soh congkoan menuju kekamar baca"
oleh karena Soh Han sim adalah tamu, tentu saja dia persilahkan tamunya untuk berjalan dimuka.
Tempat itu merupakan sebuah pintu berbentuk bulat, didalamnya adalah sebuah kamar baca yang sangat luas.
Soh Han sim sama sekali tidak menaruh curiga kepada Ban Tiong tat, karena dianggapnya congkoan tersebut telah berpihak kepadanya, dengan langkah lebar dia langsung masuk kedalam kamar baca tersebut.
Tapi setelah mengetahui siapa saja yang hadir di dalam kamar baca tersebut hampir saja ia berdiri mematung saking kaget dan tercengangnya.
Tidak sedikit yang berada dalam kamar baca itu ada yang duduk ada pula yang berdiri, namun tidak tampak Kwa Tiang tay dari Kay pang maupun para tiang lo dari perkumpulan Kay pang.
Yang duduk semua berjumlah tiga orang ditengah adalah seorang kakek berjubah ungu yang beralis mata tebal berjenggot putih dan bermuka merah, dia tak lain adalah sam siang tayhiap, Yu Hua liang yang berhasil diselamatkan dari bukit Lou cu san.
orang kedua adalah seorang perempuan cantik yang berdandan sebagai rahib, dia adalah ketua Pek hoa pang Hoa Tin tin.
Sedangkan orang ketiga adalah seorang perempuan tua berambut putih, ternyata dia tak lain adalah Ban lo hujin, istri Ban Bengcu almarhum dari bukit Hong san yang diberitakan telah tutup mata itu.
Yang berdiri disamping adalah Ban Sian cing Ban Huijin kakak beradik serta Leng Bwee oh dan Ay Ang tho dari Pek hoa pang.
Disamping itu masih ada dua orang pemuda berbaju lagi dia kenali yang menggembil pedang pelangi adalah Hee Giok yang yang sedangkan yang satunya Siang ci un tidak dikenalnya.
Bagaimana pun juga si burung berkepala sembilan Soh Han sim adalah jago kawakan yang telah banyak berpengalaman didalam dunia persilatan, sedikit banyak tergetar juga hatinya setelah melihat kehadiran beberapa orang itu, tapi hanya sejenak kemudian ia telah berhasil menenangkan kembali hatinya.
Dengan cepat pula dia sadar akan apa yang telah terjadi tanpa terasa sekulum senyuman yang dingin dan menyeramkan menghiasi wajahnya. Sambil menjura dia berkata.
"Ban lo hujin, kuucapkan selamat kepadamu karena nyatanya kau masih hidup, segar bugar."
Sambil menarik muka Ban lo hujin mendengus dingin:
"Hmmm Soh Han sim selama ini kau banyak akal muslihatnya tapi tindakanku ini tidak pernah kau duga bukan?"
Sambil senyum tak senyum, sahut Soh Han sim, "Yaa, tindakan yang dilakukan Ban lo hujin kali ini benar benar diluar dugaan siapa saja."
"Demi menyelamatkan semua perguruan dan partai dari ancaman musibah besar musibah terpaksa aku harus berpura pura mati"
"Sayang sekali walaupun lo hujin telah berlagak mati namun masih belum mampu untuk menyelamatkan pelbagai perguruan besar dari ancaman musibah" ujar Soh Han sim dingin.
"Tahukah kau mengapa kuundang kedatanganmu kemari?"
"Aku memang ingin memohon petunjukmu"
"Menurut hasil penyelidikanku, semua tindak tanduk yang dilakukan Hee Poocu tak lain adalah hasil dari pengaruhmu yang telah memperalat dirinya, tentunya kau adalah tokoh penting didalam perkumpulan Tay im kau bukan?"
Perkataan yang terakhir ini sangat mengejutkan hati Soh Han sim sehingga paras mukanya berubah hebat, setelah tertawa seram katanya:
"Hehee... heeeh... heeeh... sungguh tak sangka banyak juga yang lo hujin ketahui, sebenarnya lo hujin bisa beristirahat dengan aman tentram sesudah kedudukan Bengcu kau serahkan, tapi ketahuilah bila kelewat banyak yang kau ketahui, hal ini justru tidak akan mendatangkan keuntungan apa apa bagimu"
"Dalam pertemuan puncak yang diselenggarakan dibUkit Hong san pada bulan lima tanggal lima yang lalu, jago-jago dari pelbagai perguruan telah kehilangan daya kemampuan dihadapanku, sehingga apa yang telah kalian rencanakan menjadi terwujud. Maka sekarangpun aku wajib merebutnya kembali dari tangan kalian- Keluarga Ban dari bukit Hong san tak sudi menerima ancaman, tak sudi diperalat ataupun dihasut, kami hanya berjuang demi ditegakkannya keadilan serta kebenaran didalam dunia persilatan"
soh Han sim segera manggut manggu:
"Ehmm, hanya saja bila lo hujin berbuat demikian maka kau bakal menyesal dikemudian hari"
"Soh Han sim" tiba tiba Ban Sian ceng membentak keras,
"kematian sudah berada didepan mata, kau masih berani bicara tekebur?"
Sekali lagi Soh Han sim memperdengarkan suara gelak tertawanya yang amat menusuk pendengaran, ujarnya kemudian:
"Haaah... haaah... haaah... tapi aku justru tidak berhasil menemukan sesuatu hal yang terasa menjadi ancaman bagi keselamatan jiwaku"
Dengan memancarkan sinar mata yang amat tajam, Yu Hua liong membentak pula dengan suara dalam:
"Soh Han sim, kau belum menjawab pertanyaan dari Ban lo hujin, apa kedudukanmu didalam perkumpulan Tay im kau"
"Saat ini He eBengcu berada diruang tengah, mengapa Yu loji tidak menanyakan sendiri persoalan ini kepada Hee Bengcu?"
Sambil tertawa hambar Hoa Tin tin turut berkata:
"Soh congkoan, tampak sebelum melihat peti mati kau tak akan mencucurkan air mata, sebelum diberi peringatan kau enggan berbicara terus terang?"
sekali lagi Soh Han sim tertawa tergelak:
"Haah... haaah... haaah... tapi sayang aku belum pernah melihat peti mati"
"Peti mati sudah berada dihadapanmu sekarang" tiba tiba terdengar seorang nona menanggapi dari belakang tubuhnya.
Pelan pelan Soh Han sim berpaling, tampak olehnya didepan pintu dibelakang tubuhnya telah berdiri berjajar empat orang, dari keempat orang tersebut hanya seorang yang dikenal, dia adalah Huan Cu im yang menggembol pedang pelangi hijaU. Sedang ketiga orang lainnya adalah Yo Leng kong Kul HaU nian serta Siang SiaU Un. Yang berbicara barusan tak lain adalah Siang SiaU un.
Ternyata Yo Leng kong serta Kui Hau nian sudah sejak tadi bersembunyi diluar pintu untuk berjaga jaga bila Soh Han sim berusaha melarikan diri melalui pintu depan, sebaliknya Huan cu im Siang Siau un baru saja tiba disana. Ban lo hujin segera bertanya.
"Huan sauhiap. nona Siang, apakah Kwa Tiang tay telah dibereskan..."
Sebelum Huan cu im sempat menjawab, Siang Siau un telah berkata sambil tertawa Cekikikan:
"Sudah dibereskan sedari tadi yaitu dijatuhi hukuman terberat dari perkumpulan Kay pang, tubuhnya dicincang menjadi lima bagian. Malah kedudukan ketua Kay pang sudah terpilih yakni dijabat oleh Leng Kan to"
"Bagus sekali kalau begitu" ucap Ban Lo hujin sambil manggut manggut gembira. Sebaliknya Soh Han sim justru amat terperanjat mendengar ucapan ini, segera pikirnya:
"Kalau didengar nada pembicaraan mereka tampaknya Kwa Tiang tay betul betul telah mereka bereskan, kalau begitu Ban lo hujin telah mempersiapkan rencana pada hari ini seCara matang sempurna..."
Berpikir sampai disitu, diapun segera berkata dengan suara sedingin salju :
"Kwa Tiang tay adalah wakil Bengcu hasil pemilihan umum seluruh umat persilatan bila kalian berani melakukan sesuatu terhadap Kwa hu bengcu sama artinya secara terbuka akan memusuhi bengcu. Setelah aku mengetahui akan persoalan ini, harus kulaporkan hal tersebut kepada Bengcu, maaf kalau aku tak bisa memenuhi lebih lama lagi"
oleh karena pintu bundar telah dihadang oleh empat orang maka pandangannya segera dialihkan ketempat lain, menyusul kemudian tubuhnya berubah menjadi segulung asap hijau langsung melesat kearah jendela panjang terpentang lebar.
Tempat itu merupakan jalan mundur yang telah dipersiapkan sejak dia dihadang oleh pihak musuh, hanya keenam jendela panjang itu nampak bebas dari penjagaan dan cuma dihiasi oleh rak rak bunga
Tindakan yang dilakukannya saat ini boleh dibilang amat cepat bagaikan sambaran kilat, belum sempat para jago yang berada dalam ruangan itu menghalangi kepergiannya, sesosok bayangan manusia telah menerobos keluar melalui jendela.
Mendadak terdengar Huan cu im membentak keras: "Kembali"
Sepasang tangannya segera disilangkan di depan dada, tangan kiri menggapai sementara tangan kanan membetot, dia keluarkan sebuah jurus aneh.
Kalau dibicarakan memang sangat aneh, sudah jelas Soh Han sim telah menerobos keluar melalui jendela, akan tetapi menyusul gerakan menggapai itu, tahu tahu tubuhnya tersedot balik kedalam ruangan-..
Kejadian tersebut kontan saja membuat para jago yang berada dalam ruangan menjadi tertegun, siapa pun tidak menyangka kalau Huan cu im memiliki ilmu silat yang begitu tinggi dan sempurna, nyatanya dalam sekali gapaian tangan saja ia telah berhasil membetot Soh Han sim kembali ketempat semula.
Tentu saja Soh Han sim sendiripun amat terperanjat, tapi bagaimanapun juga dia adalah seorang jagoan yang sudah cukup berpengalaman didalam menghadapi musuh tangguh.
Begitu dirasakan munculnya segulung tenanga hidapan yang begitu kuat dari belakang tubuhnya dan membetot dia kebelakang, jago tersebut segera sadar kalau sulit baginya untuk meloloskan diri.
Karena dia tak melawan dan membiarkan badannya terhisap mundur kebelakang, namun begitu tenaga hidapan lawan sedikit mengendor, dengan sekuat tenaga dia meronta serta meloloskan diri dari tenaga hidapan tersebut.
Dia bikin terkejut lagi setelah tahu kalau orang yang berhasil membetotnya kembali tak lain adalah Huan cu im, segera pikirnya: "Heran, darimana datangnya tenaga dalam sehebat itu?"
Dia menyangka dirinya telah terlepas dari tenaga hisapan lawan, padahal Huan cu im yang mengeluarkan ilmu Hong lui ing seCara kebetulan sedang menarik kembali ilmu saktinya itu.
Dengan suara menggeledek Ban lo hujin segera membentak:
"Soh Han sim, sekarang kau mesti mengerti bahwa bukan suatu pekerjaan yang gampang untuk meloloskan diri dari tempat itu, daripada melawan dengan percuma, lebih baik jawab saja semua pertanyaanku sejujurnya"
Dengan memancarkan sinar mata yang tajam menggidikkan hati, Soh Han sim memperhatikan sekejap sekeliling tempat itu, kemudian tanyanya: "Lo hujin, apa yang ingin kau tanyakan?"
"Apa yang kau jabat didalam perkumpulan Tay im kau"
Siapakah koncunya" Apakah sekarang ia berada dibukit Lou cu san?"
Soh Han sim tertawa seram :
"Apakah lo hujin anggap Soh Han sim bakal menjawab semua pertanyaanmu itu?"
"Kau harus menjawabnya" seru Hee Giok yang tegas soh Han sim segera mengalihkan pandangan matanya ke wajah nona itu, lalu tegurnya "Mungkin kau adalah toa siocia bukan?"
"Benar, memang aku "
"Toa siocia, tahukah kau kalau Bengcu berada diruang tamu?"
"Tentu saja tahu"
"Toa siocia kan anak kandung Bengcu, mengapa kau justru mengambil sikap memusuhi ayah sendiri" Apakah kau tidak takut disebut anak durhaka yang berani dengan orang tua sendiri?"
"Tutup mulutmu" bentak Hee Giok yang dengan gusar,
"ayah telah kalian pengaruhi dengan pikiran-pikiran yang jahat serta keji ayah telah kalian kelabuhi dengan perbuatan perbuatan yang licik, tindakanku membongkar intrik busuk dari kalian manusia manusia menolong ayah terpelas dari belenggu jahat kalian semua"
"Soh Han sim " kata Yu Hua liong pula "bila kau enggan menjawab dengan sejujurnya, tahukah bagaimana akhirmu hari ini?"
"Yu Inji, jelek jelek begitu kau toh seorang pendekar besar yang punya nama termashur didalam dunia persilatan, kenapa
" Kau ingin meraih kemenangan dengan mengandalkan jumlah banyak" "
"Yu cianpwee, lo hujin, tak ada gunanya kita banyak berbicara dengan manusia jahanam semacam ini, biar boanpwee yang membekuknya dulu" tukaS Hee Giok yang cepat
"Soal ini tak usah toako turun tangan sendiri" tukas Huan cu im, "lebih baik biar siaute saja yang membekuknya"
Ketika terhisap balik oleh kekuatan Huan cu im tadi, sesungguhnya Soh Han sim masih kurang perCaya, dia tidak yakin dengan usia semuda itu, Huan cu im berhasil menguasai ilmu kepandaian sedemikian sempurnanya.
la segera tertawa seram sesudah mendengar perkataan itu, katanya segera :
"Huan cu im, Bengcu bersikap cukup baik kepadamu, bukan saja menganggapmu sebagai putra sendiri, menjodohkan toa siocia kepadamu, siapa tahu kau adalah manusia yang tak kenal budi. air susu kau balas dengan air tuba, tak heran kalau toa siocia pun berani menghianati orang tua sendiri dan minggat dari rumah, rupanya kau sibocah keparat yang membujuknya . . . "
Hee Giok yang menjadi mendongkol bercampUr gusar setelah mendengar perkataan itu segera bentaknya keras keras: "Kau jangan sembarangan bicara"
Demikian gusarnya nona itu, begitu selesai membentak pergelangan tangan kanannya segera digetarkan keras keras... "Sreeet..."
Jari tangannya segera ditotokkan ketengah udara dengan mengeluarkan ilmu can hoa ci yang mematikan.
Soh Han sim telah membuat persiapan sejak tadi, sambil tertawa seram tubuhnya segera mengegos kesamping dan menghindar ke kiri.
orang yang berdiri dibelakang tubuh sisi kirinya adalah Kui Hau nian, tiba tiba ia membentak keras:
"Hey, kau jangan menyingkir ke sini "
Sambil menggetarkan pergelangan tangan kanannya, sebuah totokan segera dilancarkan pula.
Dia adalah seorang jago dari perguruan Hong lui bun di Lam hay, sejak perguruan Hong lui bun kehilangan kedua macam ilmu saktinya yang paling diandalkan sejak seratus tahun berselang, ilmu pukulan Sian hong ciang dan Lui hwee ci, beberapa orang angkatan tua perguruan itu segera merasa semua kemampuan dan kecerdasan yang dimilikinya menciptakan dua macam ilmu baru dengan menggunakan ilmu Sian hong ciang dan Lui hwee ci sebagai dasarnya, hingga terciptalah ilmu Tay hong ciang serta Thian lui ci.
Jadi boleh dibilang kedua macam kepandaian tersebut pun merupakan kepandaian yang cukup diandalkan kemampuannya.
Serangan totokan yang dipergunakan barusan tak lain adalah ilmu jari guntur langit, begitu angin serangan dilancarkan segera terdengarlah suara gemuruh keras seperti guntur yang membelah bumi kedahsyatannya sungguh mengerikan.
Dengan cepat Soh Han sim menyingkir kesamping lalu tangan kanannya dikebaskan kedepan dan menyambar kekiri tubuh lawan.
Huan cu im tidak berpeluk tangan belaka dengan tangan kiri menghisap dan tangan kanan menggiring ia membentak nyaring.
"Soh congkoan dengan sedikit kemampuan yang kau miliki itu lebih baik bermain dulu beberapa jurus denganku."
Termakan gapaian serta giringan itu otomatis tenaga pukulan Soh Han sim yang ditujukan ke tubuh Kui Hau nianpun segera terhisap sama sekali.
oleh karena telapak tangan kanan Soh Han sim menghantam kesebelah kiri otomatis tubuhnya ikut berputar kesebelah kiri, namun berhubung angin pukulannya terhisap oleh Huan cu im dengan sendirinya dia jadi berputar ke kanan mengikuti datangnya tenaga hisapan tersebut.
Huan cu im sama sekali tidak memberi kesempatan padanya untuk turun tangan, tangan kiri yang sebetulnya menggapai kearah kanan tiba tiba mendorong ke kanan sebaliknya tangan kanannya yang melakukan gerakan menggiring kearah kiri kini turut menyambar pula kesebelah kanan- ini berarti gerakan tangan yang semula menghisap ke sebelah kiri sekarang malah melakukan tolakan kesebelah kanan-Soh Han sim yang tenaga pukulannya terhisap sedang berputar kesebelah kanan waktu itu ketika tiba tiba muncul segulung tenaga besar yang mendorongnya kesebelah kiri tubuhnya yang sedang berputar segera terdorong keluar.
Dalam posisi demikian mana mungkin kuda kudanya masih bisa dipertahankan terus" Tak ampun lagi tubuhnya terdorong maju sejauh dua tiga langkah. Menyaksikan kehebatan Huan cu im yang sanggup memutar balikkan badan Soh Han sim bagaikan sebuah patung boneka saja semua orang menjadi kagum dan bersorak memuji.
Hijau membesi selembar wajah Soh Han sim yang kurus kering itu tiba tiba dia membentak keras,
"Bocah keparat she Huan aku akan beradu jiwa denganmu"
Begitu sepasang kakinya berhasil berdiri tegak sepasang telapak tangannya seperti sepasang kampak langsung dibacokkan ke wajah Huan cu im.
Dalam malu berCampur gusarnya serangan tersebut telah disertai dengan tenaga dalam sebesar puluhan tahun latihannya, angin pukulan menderu deru seperti gulungan ombak yang menyambar tiba dengan hebatnya, ternyata gerak serangan yang digunakan merupakan gerakan beradu jiwa.
Huan cu im memang berniat mempermainkan lawannya ini tentu saja ia tidak memikirkan soal serangan dahsyat itu didalam hati sambil tersenyum katanya: "Kau ingin beradu jiwa denganku" bagus sekali"
Ia tetap berdiri dengan sikap yang amat santai dengan sepasang tangan disilangkan didepan dada, menanti angin pukulan musuh sudah berada didepan mata, tangan kirinya baru melakukan gerakan melingkar diatas kepala sementara tangan kanannya melakukan sanggahan dengan keras lawan keras dia sanggah angin pukulan dari Soh Han sim itu keatas.
Bukan hanya begitu saja, gulungan angin serangan dari Soh Han sim yang sebetulnya membacok lurus kedepan itu setelah termakan oleh gerakan menyanggah dan berputar tadi, otomatis angin pukulan itu mengikuti gerakan tangannya berputar satu lingkaran di atas kepala, setelah itu... "Weeeess"
Ternyata secara langsung kembali menerjang ke tubuh Soh Han sim.
Kepandaian silat yang dimiliki Soh Han sim boleh dibilang sudah mempunyai hasil latihan selama dua, tiga puluh tahunan, dengan sendirinya serangan yang dilancarkan bisa dikendalikan sesuai dengan kehendak hati sendiri.
Akan tetapi mimpipun dia tak mengira kalau pihak musuh bisa menggunakan taktik "pinjam tenaga pemukul tenaga"
untuk membawa angin serangan yang dilancarkan itu berputar satu lingkaran ditengah udara kemudian balik menerjang kembali kearahnya tanpa ia berhasil mengendalikannya kembali.
Bisa dibayangkan betapa terkesiap dan ngerinya jagoan iblis tersebut ketika itu.
Padahal sekeliling tubuhnya waktu itu dipenuhi oleh jago jago musuh sehingga tiada tempat luang baginya untuk menghindarkan diri, didalam keadaan apa boleh buat terpaksa dia menyilangkan sepasang tangannya di depan dada, kemudian dengan mengeluarkan jurus "menutup pintu menghadang harimau" dia sambut datangnya angin pukulan sendiri itu dengan sepenuh tenaga. "Blaaammm. . . "
Walaupun angin pukulannya berhasil diterima dengan baik, toh tak urung gempur juga kuda kudanya, dia tak mampu lagi berdiri tegak dan secara beruntun mundur sejauh dua langkah.
Sekarang dia baru yakin kalau Huan cu im yang dihadapinya sekarang sudah bukan Huan cu im dulu lagi, nyatanya dia telah memperoleh pendidikan yang hebat sehingga entah ilmu sakti apa saja yang berhasil dipelajari olehnya "
Tak sempat lagi untuk mengatur pernapasannya yang terengah engah, dengan suara menggeledek ia segera membentak :
"Hey orang she Huan, percuma kalau menghadapi diriku dengan permainan licik beranikah kau melangsungkan pertarungan secara jantan dan kesatriaan denganku?"
"Mengapa tidak?" sahut Huan cu im sambil tertawa "aku cuma kuatir kau tak akan sanggup bertahan sebanyak sepuluh gebrakan di tanganku."
"Belum tentu begitu"
Tiba tiba sepasang tangannya dipergunakan bersama dengan lima jari ditekukkan ke bawah seperti kaitan satu didepan yang lain dibelakang bersama sama mencengkeram tubuh Huan cu im.
Melihat datangnya ancaman ini Huan cu im sama sekali tidak menunggu sampai gerakan itu tiba dengan mementangkan kelima jari tangannya seperti Cakar yang sama dia balas mendesak maju ke muka.
Soh Han sim tertawa dingin seCara beruntun sepasang tangannya melakukan gerakan mencakar berulang kali, tapi bukan musuh yang diserang melainkan hanya mencakar udara seCara ngawur.
Tapi hasilnya, dalam waktu singkat seluruh udara telah dipenuhi oleh desingan angin dingin yang tajam serta menggidikkan hati.
Gerak Cakarnya yang menyambar kekiri kanan muda dan belakang persis seperti laba laba yang membuat sarangnya disuatu wilayah tertentu, ketika Huan cu im mencoba untuk mengeluarkan ilmu Yu sin ki na jiu, ternyata serangannya kini terbendung oleh hawa dingin musuh yang menggidikkan hati itu serta tak mampu untuk menembusinya.
Paras muka Yu Hua liong segera berubah hebat, sambil menatap tajam wajah Soh Han sim, serunya pelan:
"Aaah ilmu serangan yang dipergunakan olehnya adlaah ilmu im hojiu dia benar benar adalah jagoan dari Tay im kau"
Secara beruntun Huan cu im mengeluarkan beberapa macam ilmu untuk menembusi pertahanan musuh, namun setiap kali serangan tersebut selalu kena dipantulkan oleh tenaga pukulan lawan yang dingin lembut tak menggidikkan hati itu, lama kelamaan terperanjat juga hatinya...
Maka setelah mendengar Yu Hua liong menyinggung soal ilmu im lojiu, satu ingatan segera melintas dalam benaknya, pikirnya
"Jika ia memasang selembar jaring laba laba disini, kenapa aku tidak merasakannya dengan menggunakan pedang?"
Berpikir sampai disitu, gerak serangannya segera berubah, sepasang tangannya mengeluarkan gerakan pedang lalu diiringi bentakan keras tubuhnya menyerbu kemuka dengan jurus "menyingkap awan membuka jalan" dengan jari tangan pengganti pedang ia menyerang kemuka.
Perlu diketahui, ilmu ci kiam cap sah si tersebut sebetulnya merupakanjurus serangan untuk Suatu ilmu pedang, sejak kecil ia telah mempelajari tenaga dalam golongan lurus dan setiap kali melatih ilmu ci kiam tersebut, selalu mengerahkan tenaga dalamnya menembusi ujung jari yang dipancarkan keluar sebagai hawa pedang, apa lagi sejak melatih ilmu Hong lui ing sin kang tenaga dalamnya telah peroleh kemajuan berlipat ganda
Begitu serangan dilancarkan, hawa pedang pun memancar menyelimuti seluruh angkasa. "Sreet Sreeet Sreeet..."
Ditengah desingan angin tajam yang memekikkan telinga, hawa lembut berkekuatan dahsyat yang berhasil dibentuk Soh Han sim dengan gerakan mencakarnya itu seketika hancur sebagian besar oleh hawa pedangnya itu sementara pemuda tersebut berhasil pula menerjang ke hadapan mukanya.
Sebetulnya Soh Han sim sengaja mengeluarkan im lojiu untuk mengurung musuhnya lebih dulu menanti jaring udara serangannya berhasil terbentuk. dia baru akan melancarkan serangan balasan.
Dalam keadaan begitu maka asal dia mengayunkan tangannya saja maka tenaga serangannya yang terpancar keluar akan mengurung seluruh tubuh musuh seperti sebuah jaring laba laba.
Mimpipun dia tak menyangka kalau Huan cu im berhasil menembusi jaring yang dibentuknya bahkan mendesak sampai di depan mata.
Dalam kaget dan gusarnya dia segera tertawa seram, kelima jari tangan kirinya disentilkan keras keras memancarkan lima gulung tenaga serangan berhawa dingin yang menyerang sepasang mata Huan cu im, sementara tangan kanannya yang dipentangkan lebar lebar bergerak kian kemari bagaikan sebuah garpu ikan, dimana seCepat sambaran petir menusuk dada pemuda tersebut.
Tindakan yang dilakukannya ini benar cepat bagaikan sambaran kilat, tapi gerakan tubuh Huan cu impun tidak lambat.
Tangan kanannya segera menyambar ke muka, dengan kelima jari tangannya yang dipentangkan seperti kaitan, dalam suatu perputaran saja ia telah menyambar urat nadi penting diatas pergelangan tangan Soh Han sim.
Menanti Soh Han sim menyadari akan bahaya dan bersiap sedia untuk melakukan perubahan jurus, keadaan sudah terlambat.
Tahu tahu pergelangan tangan kanannya terasa kaku, ternyata sudah dicengkeram musuhnya erat erat.
Walaupun demikian, ternyata dia bersikap acuh tak acuh, seakan akan bukan urat nadinya yang kena dicengkeram, sebaliknya kelima jari tangan malah segera diputar serta balas mencengkeram pergelangan tangan Huan cu im.
Bahkan reaksi tangan kanannya juga teramat cepat, diantara gerakan tadi, kelima jari tangannya setelah melancarkan sentilan kembali empat gulung tenaga serangan yang amat dingin dan tajam bagaikan serangan jarum langsung menyusup kedalam iga kanan Huan cu im.
Menyaksikan musuhnya menggetarkan tangan kanannya, Huan cu imtak ambil diam dengan cepat tangan kirinya melakukan sebuah babatan pula keluar.
Dengan demikian, sebelah tangan mereka berdua saling cengkeram mencengkeram, sementara tangan lainnya yang bebas dipergUnakan untuk saling melancarkan serangan dengan kecepatan luar biasa.
Dalam sekejap itu juga , secara tiba tiba Huan cu im merasakan mengalir keluarnya segulung hawa dingin yang amat merasuk tulang muncul dari balik telapak tangan kiri Soh Han sim.
Didalam kagetnya, buru buru dia mengerahkan hawa murninya untuk mendesak ancaman tersebut.
Dengan cepatnya pula Soh Han sim menemukan jika Huan cu im sedang menyalurkan tenaga dalamnya untuk membendung serangan, memanfaatkan kesempatan yang sangat baik ini dia segera membentak. telapak tangan kanannya dengan jurus "membuat rata bukit Hoa san" dia hantam batok kepala Huan cu im.
Dengan cepat pula Huan cu im merentangkan kelima kali jari tangannya, ia akan menunggu sampai serangan musuh hampir mengenai batok kepalanya, seCara tiba tiba dia baru melakukan Cengkeraman kilat, ilmu yang akan dipergUnakan adalah ilmu Tay lek eng jian kang.
Semula dia hanya bermaksud menggunakan cara tersebut untuk beradu kekerasan dengannya, siapa sangka ketika cengkeram mautnya itu menyentuh telapak tangan lawan, segera terdengarlah suara gemerutukan nyaring bergema memecahkan keheningan. "Kraaaak Kraaaak Kraaaak"
Kelima jari tangan kanan Soh Han sim segera hancur berantakan, termakan oleh bentrokan itu.
Akibat dari remuknya tulang tulang jari tangannya, Soh Han sim segera menjerit sekeras kerasnya dan roboh terjungkal keatas tanah, mungkin karena sakitnya ia segera jatuh tak sadar diri
Kejatuhan ini ternyata diluar dugaan Huan cu im sendiri, dia tak tahu berapa jauhnya kemajuan yang berhasil diraih dalam tenaga dalamnya setelah belajar ilmu Hong lui ing dari sipengemis sakti berwajah senyum, karenanya sewaktu mengeluarkan ilmu Tay lek eng jiu kang tadi, secara otomatis lebih besar tenaga dalam yang dipergUnakan olehnya.
Padahal cengkeramannya itu sudah cUkup untuk menghancurkan batu karang menjadi bubuk. bagaimana mUngkin kelima jari tangan Soh Han sim mampU menahan cengkeraman mautnya itu"
Sementara Huan cu im masih tertegun, Siang Siau un telah maju selangkah ke depan seraya menotoktiga buah jalan darah penting ditubuh Soh Han sim, setelah itu pujinya:
"Samko, kau benar benar sangat hebat"
Berkilat pula sepasang mata Yu Hua liong setelah mengikuti jalan pertarungan itu segera tanyanya:
"Huan sauheng, apakah kepandaian sakti yang kau pergunakan barusan adalah ilmu coan ing sin kang dari kalangan buddha" Aku dengar kepandaian sakti itu sudah lama lenyap dari peredaran dunia persilatan sungguh tak disangka meski Huan sauheng masih muda usia namun telah berhasil melatih kepandaian silat hebat ini"
Ban lo hujin turut mengalihkan pandangan matanya ke wajah Huan cu im dengan perasaan kaget berCampur keheranan.
Tentu saja Ban Huijin yang berdiri di sebelah kanan Ban Lo hujin lebih terkejut lagi dibuatnya, dia baru berpisah selama satu bulan dengan Huan toakonya, tapi kenyataannya sekarang ilmu silat yang dimiliki pemuda tersebut telah memperoleh kemajuan yang begini pesat.
Dengan wajah bersemu merah buru buru Huan cu im menjawab:
"Yu cianpwee terlalu memuji, padahal kepandaian yang kupergunakan tadi bukan ilmu coan ing sinkang"
"Lantas ilmu apakah yang lote pergunakan tadi?" tanya Yo Leng kong dengan perasaan ingin tahu.
"oooh, itu mah ilmu Hong lui in yang diwariskan Yu locianpwee kepadaku"
"Ilmu Hong lui in?"
Kui Hau nian adalah ahli waris dari perguruan Hong lui bun di Lamhay, begitu mendengar nama "Hong lui", dia segera merasa kalau kepandaian tersebut ada sangkut pautnya dengan perguruannya sendiri, oleh sebab itu cepat cepat dia bertanya:
"Huan lote, aku dengar ilmu Hong lui in tersebut ada hubungannya dengan perguruan kami."
"Betul," Huan cu im manggut manggut, "sesungguhnya kepandaian sakti ini diciptakan oleh Kiang cinjin dari Kun lun pay. Ceritanya dia merasa ilmu Sian hong ciang serta Lui hwee ci yang pernah dilihatnya dulu kelewat dahsyat dan ganas, karenanya diapun menciptakan sejenis kepandaian yang bisa menahan ancaman Sian hong ciang serta lui hweeci tersebut dan kepandaian itupun dinamakan Hong lui in."
Setelah mendengar penjelasan tersebut Kui Hau nian menghela napas panjang.
"Aaaai tampaknya dalam soal ilmu silat benar benar berlaku peribahasa yang mengatakan, Diluar langit masih ada langit, diatas manusia pintar masih ada manusia pintar lain. Sudah banyak tahun ilmu Sian hong ciang dan Lui hwee ci dari perguruan kami hilang dari peredaran belum lagi kepandaian sakti tersebut berhasil siaute temukan sungguh tak disangka kini telah muncul ilmu tandingan dari kepandaian tersebut"
Tiba tiba terdengar Pengemis sakti berwajah senyum berseru dari luar jendela
"Hey anak muda, mengapa mesti putus asa" Aku-toh sudah berjanji kepadamu, pokoknya perjalananmu kali ini tak bakal sia sia, Sian hong ciang dan Lui hwee ci sebagai ilmu warisan perguruanmu pasti dapat kau boyong pulang, disamping itu akupun ingin memperlihatkan pula kepadamu kalau didaratan Tiong goan sudah ada ilmu sakti yang dapat menandingi kehebatan kedua macam ilmu sakti perguruanmu, sehingga kalianpun tidak sampai melakukan perbuatan yang menyimpang dari garis yang telah ditentukan sucou kalian"
Ketika mengucapkan kata kata yang terakhir tadi, orangnya sudah pergi jauh.
Sementara itu Soh Han sim telah mendusin dari pingsannya dan berbaring diatas tanah sambil terengah engah.
Ban Sian cing segera maju memberi hormat seraya berkata: "Yu locianpwee, bagaimana dengan manusia she Soh ini ?"
"orang ini merupakan manusia durjana dari perkumpulan Tay im kau, sekarang kita mesti manfaatkan kesempatan ini untuk mengorek keterangan sekitar latar belakang perkumpulan itu"
"Baik " sahut Ban Sian cing mengiakan, kemudian bentaknya keras keras:
"Soh Han sim, sudah kau dengar" Nah, lebih baik berilah pengakuan secara blak blakan"
Waktu itu paras muka soh Han sim telah berubah menjadi pucat pias seperti mayat, dia hanya memandang wajah Ban lo hujin serta Yu Hua liong tanpa mengucapkan sepatah katapun.
"Aku telah menotok jalan darahnya" siang Siau un segera berseru tertahan.
cepat cepat dia maju ke muka sambil menendang belakang tengkuknya keras keras, lalu bentaknya: "Hayo cepat bicara "
Ternyata dia telah menotok jalan darah Thian tu hiatnya tak heran kalau orang tersebut tak mampu berbicara.
Siapa tahu begitu jalan darahnya dibebaskan, tiba tiba Soh Han sim memuntahkan darah segar dan sekali lagi jatuh tak sadarkan diri..
"Sungguh aneh" Siang Siau un segera berseru tertahan,
"kenapa dia...?"
Dalam sekilas pandangan saja Yu Hua liong dapat melihat kalau wajah orang itu pucat pias seperti mayat, agaknya menderita luka dalam yang cukup parah, hal ini membuatnya sangat keheranan.
Dengan cepat dia bangkit berdiri dan menghampirinya, memegang pergelangan tangan kanan orang she Soh itu serta memeriksa denyutan nadinya, setelah itu ia baru berkata:
"Waaah, parah betul luka dalam yang dideritanya"
Ia segera berpaling ke arah Huan cu im seraya bertanya:
"Apakah Huan sauheng telah beradu tenaga dalam dengannya?"
"Benar" Huan cu im mengangguk, "ketika akan mencengkeram urat nadinya tadi, diapun balas mencengkeram urat nadiku, saat itulah aku merasa ada segulung aliran hawa dingin yang menusuk tulang menyusup keluar dari balik telapak tangannya, oleh sebab itu aku pun segera mengerahkan tenaga untuk menolaknya kembali".
"Nah itulah dia" seru Yu Hua liong kemudian sambil tersenyum, "berbicara dari tingkatan tenaga dalam yang dimiliki Huan sauheng, bagaimana mungkin dia sanggup membendung pukulan balikmu" Enso tua tampaknya kau terpaksa mesti mengeluarkan sebutir pil pat po lian sang wan untuk menyelamatkan selembar jiwanya"
Ban Lo hujin manggut manggut segera perintahnya:
"Sian cing, coba berikan sebutir pil penyembuh luka kepadanya"
Ban Sian cing mengiakan dan mengeluarkan sebutir pil dari dalam botol porselen dan segera dijejalkan ke mulut Soh Han sim.
Pelanpelan Soh Han sim memejamkan matanya rapat rapat selama ini ia tetap membungkam diri dalam seribu basa.
Keadaan tersebut berlangsung sampai seperminum teh lamanya.
Lama kelamaan habis juga kesabaran Ban Hujin, ia segera membentak keras:
"Hey orang she soh, kau tak bakal mampus, kenapa mesti berlagak sadar modar?"
"Hayo cepat bicara" teriak Siang Siau un pula, "jika enggan berbicara lagi, segera akan kulecuti tubuhmu, agar kau merasakan kelihayanku..."
Merah membara sepasang mata Soh Han sim, dengan suara menggeledek bentaknya keras keras:
"Lebih baik kalian membunuhku saja"
"Hmmm" Siang Siau un mendengus "sebelum kau ungkap latar belakang dari perkumpulan Tay im kau, dianggapnya gampang untuk mampus begitu saja?"
"Kini, seluruh kepandaian silatku telah punah, selain mati rasanya tiada persoalan penting lainnya, apa yang mesti kutakuti?"
"Siapa yang telah memunahkan ilmu silatmu?" tanya Siang Siau un keheranan.
"Siapa lagi kalau bukan Huan cu im si anak jadah keparat itu" umpat Soh Han sim sambil menggigit bibir kenoang kencang.
Kontan saja Siang Siau un menendang tubuhnya keras keras, teriaknya dengan marah "Kau berani memaki samkoku?"
Pedang Pelangi Jay Hong Ci En Karya Tong Hong Giok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Dengan cepat Siang ci un mengulapkan tangannya, lalu berkata:
"Siau un, kularang kau untuk turun tangan terhadap seseorang yang telah kehilangan kemampuan untuk memberikan perlawanan"
"Siapa suruh dia memaki orang semaunya sendiri?"
"Aku sama sekali tidak memunahkan ilmu silatnya" Huan Cu im segera membantah.
Yu Hua liong tersenyum dan ikut berkata "ilmu silat yang dilatih Soh Han sim adalah tenaga dalam im kang dari golongan sesat, sebaliknya ilmu yang kau latih merupakan tenaga murni dari golongan lurus, dengan sendirinya tenaga im kangnya buyar dengan begitu saja setelah bertemu dengan hawa murnimu aaai... dari sinilah membuktikan kalau kaum sesat tak pernah bisa mengungguli kaum benar, Soh Han sim apakah kau belum mau bertobat?"
"Soh Han sim" sambung Ban lo hujin pula "kau berjulukan burung berkepala sembilan selama hidup sudah kelewat banyak tindakan kejahatan yang kau lakukan, semestinya manusia semaCam kau tak boleh dibiarkan hidup terus, tapi setelah Huan sauhiap memunahkan segenap ilmu silatmu tanpa disadari berarti telah melenyapkan juga semua bibit dosa darimu, karenanya asal kau bersedia bertobat atas semua kejahatan yang pernah kau perbuat serta kembali kejalan yang benar, separuh hidupmu selanjutnya masih ada kesempatan untuk hidup tenteram sebagai manusia biasa, coba pikirkanlah baik baik"
Soh Han sim mengangkat kepalanya dan memandang sekejap ke arah Ban lo hujin kemudian ujarnya:
"Masa kalian masih bersedia membebaskan aku"
"Asal kau bersedia menyesali perbuatan yang lampau serta mau bertobat, kujamin tiada orang yang akan mencelakai jiwamu"
Tampaknya Soh Han sim seperti tertarik dengan tawaran itu, tapi sejenak kemudian ia sudah menggelengkan kepalanya sambil berkata lagi:
"Tidak bisa, sekalipun kalian bersedia membebaskan diriku, belum tentu orang orang Tay im kau akan melepaskan diriku dengan begitu saja"
Ban lo hujin segera tersenyum.
"Saat berakhirnya kekuasaan Tay im kau telah berada diambang pintu, untuk melindungi keselamatan sendiripun sudah menjadi masalah yang gawat siapa lagi yang berniat mengurusi dirimu" Tapi kalau kau toh tetap kuatir, silahkan saja berdiam diperkampungan Ban siong san ceng kami ini, rasanya tak nanti ada orang yang berani mencelakai dirimu lagi"
"Sungguh ucapan lo hujin itu?" soh Han sim mencoba untuk menegaskan.
"Apa yang telah kuutarakan, tentu saja berlaku"
"Kalau begitu, akupun bersedia untuk menjawab"
Dengan cepat Soh Han sim merangkak bangun, kemudian setelah menyembah beberapa kali katanya:
"Sebelum kuucapkan banyak terima kasih dulu kepada lo hujin, bila lo hujin ingin menanyakan suatu, silahkan bertanya, apa yang kuketahui pasti akan kujawab"
"Yang ingin kuketahui haya sekitar latar belakang perkumpulan Tay im dan berapa banyak kau ketahui, katakan saja sebatas pengetahuanmu"
Soh Han sim segera tertawa getir:
"Biarpun aku mengerti sedikit, namun bukan berarti seluruh latar belakangnya kuketahui, lebih baik lo hujin yang bertanya dan aku yang menjawab"
"Baik" sahut ban lo hujin, "kalau begitu katakan dulu siapakah kaucu dari Tay im kau?"
Soh Han sim segera dibuat tertegun, sesaat kemudian ia baru berkata agak tergagap
"Lo hujin, terus terang saja aku tak sanggup menjawab pertanyaanmu yang pertama ini"
"Kau tidak besedia menjawab?" seru Ban Huijin-
"Bukan begitu, mungkin kalian tak percaya, sesungguhnya aku betul betul tak tahu, sebab sejak masuk menjadi anggota Tay im kau dan menjabat sebagai pelindung hukum perkumpulan, sampai sekarang belum pernah bertemu dengan kaucu"
"Lalu kau mengadakan kontak dengan siapa?"
"Dengan Hee Hujinya kni perempuan she Sim, tapi kedudukannya juga sebagai pelindung hukum perkumpulan"
"Mungkin... mungkinkah Hee... Hee pocu?" tanya Ban Huijin lebih jauh.
Berhubung disitu hadir Hee Giok yang, dia merasa rikuh untuk menyebut nama Hee Im hong secara langsung.
"Bukan" Soh Han sim segera menggeleng "Sim si hujin menguasai bukit Lou cu san, dia pula yang menyuruh Hee Poocu mengutus diriku untuk menjabat kedudukan congkoan dalam benteng keluarga Hee,padahal dalam kenyataannya Hee pocu harus mentaati semua perintahku"
"Perempuan she Sim itu masih mempunyai seorang enci, apa kedudukannya dalam perkumpulan ?" tanya Hee Giok yang.
"Diapun berkedudukan sebagai pelindung hukum, tapi dia juga menjabat kedudukan wakil congkoan dalam benteng keluarga Hee kedudukannya masih berada dibawahku"
"Sesungguhnya apa sih jabatanmu sebenarnya ?" tanya Yu Hua liong tiba tiba sambil mengelus jenggotnya .
"Tugasku mengawasi dan mendampingi Hee pocu selama dia menjadi Bu lim Bengcu dan langkah berikut adalah menguasai sembilan partai besar..."
"Apalagi yang kau ketahui?"
"Hanya ini saja" Soh Han sim tertawa getir, "bila dipikirkan kembali saat ini, sekali pun mereka mengutus diriku untuk mengawasi Hee pocu serta mendampinginya dalam usaha menguasahi sembilan partai besar sehingga sepintas lalu kedudukan dan kekuasaanku seolah olah besar, padahal dalam kenyataannya setiap langkah dan tindakanku masih harus menunggu perintah dari perkumpulan, atau dengan perkataan lain aku tak lebih cuma seorang bonekanya saja, tak sebuah perkumpulan rahasia pun yang kuketahui"
"Rasanya kau menyadari juga akan hal ini"
"Bagus sekali" kata Ban lo hujin pula sambil mengangguk
"Tiong tat, ajaklah dia pergi dari sini, dan berikan sebuah kamar di kebun belakang untuknya serta beri jabatan sebagai bengkoan, beri uang gaji setiap bulan kepadanya agar dia bisa hidup secara baik baik"
Dengan bersusah payah Soh Han sim merangkak bangun, kemudian memberi hormat berulang kali sambil serunya:
"Terima kasih banyak lo hujin"
Ban Tiong tat segera membimbingnya dan mengundurkan diri dari ruangan itu.
-oo0dw0oo Jilid: 53 Soh Han sim pergi dari ruang tengah karena mendapat perintah untuk memeriksa keadaan ketua dari Kay pang Kwa Tiang tay, tapi setelah pergi sekian lama belum nampak juga kembali, BengCu Hee Im hong mulai merasakan ketidak beresan persoalan itu.
Saat itulah, wakil congkoan dari Ban siong san Ceng Ban Kim sia munculkan diri dan berkata sambil memberi hormat:
"Lapor BengCu, pejabat ketua yang baru dari Kay pang, Leng Kang to mohon bertemu"
"Pejabat ketua Kay pang yang baru?" Hee Im hong tertegUn, segera tanyanya, "ke mana perginya Kwa pangcu?"
Ban Kim sia segera tertawa paksa:
"Hamba sendiripun kurang begitu tahu tentang masalah Kay pang, mengapa bengCu tidak persilahkan pejabat ketua Kay pang yang baru masuk lebih dulu kemudian tanyakan sendiri kepadanya?"
Hee Im hong segera manggut manggut:
"Baiklah, harap Ban hu congkoan sampaikan bahwa aku mempersilahkannya masuk"
"Baik " Ban Kim sia mengiakan dan segera membalikkan badan berjalan keluar dari situ, kemudian teriaknya lagi keras keras: "Hee bengcu mempersilahkan Leng pancu masuk ke dalam"
Menyusul seruan itu, dia telah muncul kembali mendampingi Leng Kang to bersama si pengemis penakluk harimau Lian Sam sin dan tocu kantor cabang kota Kim Leng Lian Sam goan.
Dengan langkah lebar Leng Kang to segera maju selangkah kedepan dan memberi hormat kepada Hee Im hong sambil ujarnya:
"Pejabat ketua Kay pang yang baru Leng Kang to menjumpai bengcu"
Hee Im hong sebagai seorang jago yang berpengetahuan sangat luas, tentu saja enggan menerima penghormatan sebesar itu, buru buru dia membimbingnya bangun dan berkata sambil tersenyum:
"Leng sauheng tak usah banyak adat"
Sebelum duduk persoalan yang sebenarnya dibikin jelas, tentu saja dia pun enggan memakai istilah "pangcu"
Setelah Leng Kang to bangkit berdiri, Lian Sam sin segera maju dan berseru sambil menjura:
"Aku si pengemis tua menjumpai bengcu pejabat ketua perkumpulan kami yang baru Leng Kang to masih muda dan cetek pengetahuannya, harap selanjutnya Bengcu sudi banyak memberi petunjuk kepadanya."
"Lian loko terlalu merendah" kata Hee Im hong sambil mengangkat tangannya, "silahkan bertiga mengambil tempat duduk. sebetulnya urusan partai anda bukan menjadi masalah pribadiku, tapi sebagai seorang Bengcu, mau tak mau terpaksa siaute harus bertanya juga sejak kapan Kay pang mengangkat pangcu baru dan mengapa tak nampak Kwa pangcu muncul kembali di sini ?"
Leng Kang to bertiga duduk menurut urutan kedudukannya, lalu oleh Lian Sam sin jawabnya:
"Sebetulnya kedatangan aku she Lian mendampingi Leng pancu adalah untuk melaporkan peristiwa ini kepada Bengcu,"
"Perkumpulan kami memang bernasib buruk sehingga coa pangCu almarhum diracuni orang seCara tragis, atas pemeriksaan yang dilakukan sendiri oleh kedua orang lo coutlong dan keempat tianglo kami semua persoalan telah terungakap jelas tianglo kiri Kwa Tiang tay sebagai pembunuh utama dalam kasus meraCuni coa pangCu telah dituduh sebagai pembunuh, penghianat perkumpulan dan berkomplot dengan musuh untuk menggulingkan kekuasaan pangCu lama."
"Karena bukti sudah jelas, maka bersama para pembantunya Koansee yong dan Lo Bun pin, mereka telah dijatuhi hukuman yang sesuai dengan dosa kesalahan yang telah diperbuat, atas persetujuan semua tianglo, pewaris coa pangcupun diangkat menjadi pangcu baru meneruskan kedudukan gurunya"
Makin mendengar Hee Im hong merasa Semakin tersenggang, tapi makin diperhatikan dia semakin terperanjat, bukanlah kedua orang "lo coa tiong" dari Kay pang adalah si pengemis bermata buta" Mungkinkah kedua orang itu sudah berada diperkampungan Ban siong san ceng"
Kalau toh Kwa Tiang tay sudah menjalani hukuman mati, sebagai urusan rumah tangga Kay pang, tentu saja dia sebagai orang luar tak baik untuk mencampurinya. Maka sambil mengelus jenggotnya Hee Im hong manggut manggut katanya:
"Jikalau rapat tianglo dari perkampungan anda telah menetapkan demikian, aku harus menyampaikan selamat buat Leng pangcu. Kini Kwa Tiang tay sudah mati, sudah barang tentu dia tak perlu untuk mempersoaikan kembali."
"Terima kasih Bengcu" cepat cepat Leng Kang to memberi hormat.
Lian Sam sin segera bangkit berdiri lalu mewakili Leng Kang to memperkenalkannya kepada para ciangbunjin serta wakil dari partai partai besar yang hadir disitu Semua orang pun menyampaikan selamat kepada Leng Kang to, kemudian baru duduk kembali.
Mendadak tampak wakil congkoan Ban Kim sia masuk kembali dengan langkah tergesa gesa, kemudian setelah memberi hormat kepada Hee Im hong katanya: "Lapor Bengcu, lo hujin dan Yu tayhiap telah tiba"
begitu mendengar nama "lo hujin" Hee Im hong segera menjadi tertegun, siapa gerangan "lo hujin" yang dimaksudkan Ban Kim sia"
Baru saja rasa curiga melintas dalam benaknya, dari luar pintu telah muncul serombongan manusia.
Sebagai orang pertama adalah Sam siang tayhiap Yu Hua liong, orang yang telah ditolong dari bukit Lou cu san dan hingga kini belum ketahuan jejaknya.
orang kedua adalah Ban lo hujin yang sangat menggetarkan perasaan hatinya, nyonya tua yang jelas sudah meninggal dunia tersebut kini telah berjalan masuk ke dalam ruangan didampingi Ban Sian ceng serta Ban Huijin.
Dibelakang mereka mengikuti ketua Pek hoa pang Hoa Tin tin, Leng Bwee oh, Ay Ang tho, disusul kemudian Yo Leng kong Kui Hou nian serta Hee Giok yang, siang ci un dan Siang Siau un.
(Hee Giok yang maupun dua bersaudara Siang masih menyaru sebagai pria).
Ketika bertemu dengan Ban lo hujin, Hee Im hong nampak terperanjat sekali, tapi dia bukan manusia biasa, dalam waktu singkat dia telah memahami semua duduknya persoalan-Sepasang matanya segera berkilat tajam lalu dengan senyum dikulum dan tertawa tergelak dia bangkit berdiri untuk menyambut. "Selamat bersua kembali saudara Yu" ujarnya.
Kemudian sambil berpaling ke arah Ban lo hujin, katanya pula seraya menjura :
"Enso tua sungguh nasibmu masih baik ternyata tetap hidup segar bugar didunia ini, Cuma siaute rasa, gurauan enso kali ini benar benar rada keterlaluan"
Ban Lo hujin tertawa dingin-
"Teguran Hee Bengcu memang benar, tapi seandainya tidak kusiarkan berita kematianku, bagaimana mungkin dapat mengundang kehadiran Hee Bengcu disini" Dan bagaimana pula bisa kuundang kedatangan para ciang bunjien dan wakil partai besar yang telah Bengcu undang ke benteng anda...?"
Ucapan tersebut kelewat blak blakan dan mirip dengan tusukan langsung sebilah pisau tajam.
Walaupun Hee Im hong sudah dapat menebak berapa bagian, namun dia belum dapat menduga dengan cara apakah Ban lohujin akan memusuhi dirinya, maka sebelum kedua belah pihak sampai bentrok secara terang terangan, terpaksa dia harus berkata sambil tersenyum
"Bila enso tua ada persoalan, cukup kirim orang untuk menyampaikan kabar, masa siaute tak akan segera datang ?"
Sementara berbicara, matanya yang tajam memandang sekejap ke wajah beberapa orang yang berada di belakang tubuh Ban Lo hujin, dia merasa bahwa kawanan manusia yang turut masuk ke dalam ruangan bersama Ban Lo hujin itu tidak terlampau tangguh.
Diantara sekian orang, yang tidak dikenal olehnya hanya si kakek aneh berjubah hitam dan berlengan kutung (Yo Leng kong) serta seorang lelaki berwajah penyakitan (Kui Hui nian) yang nampaknya memiliki ilmu silat yang agak tangguh.
Sedangkan sisanya ketiga orang pemuda (Hee Giok yang serta dua bersaudara Siang) yang berada bersama Huan cu im hanya mirip anak murid perguruan kenamaan, dengan kemampuan beberapa orang itu, jangan lagi dipihaknya masih terdapat jago-jago tangguh dari pelbagai perguruan, sekalipun dia seora ngpun masih sanggup untuk menghadapinya.
Begitulah, setelah memperhatikan sekitar arena, hatinya menjadi lega separuh, sekulum senyuman pun segera menghiasi ujung bibirnya, dia berkata sambil tersenyum:
"Enso tua, saudara Yu, silahkan duduk semua "
Yu Hua liong, Ban Lo hujin, Hoa Tin tin Yo Leng kong serta Kui Hau nian sekalian segera mengambil tempat duduk.
sementara lainnya hanya berdiri disamping.
Sementara itu Huan cu im telah maju ke hadapan Hee Im hong dengan sikap sangat menghormati, lalu menyapa:
"Empek Hee" "Keponakan Huan" ujar Hee Im hong sambil mendehem,
"bukankah kau keluar rumah bersama Giok yang, apakah Giok yang tidak ikut datang?"
Sekalipun ucap tersebut bernada lembut, namun secara diam diam mengandung maksud menegur pemuda tersebut yang dituduh telah melarikan anak gadis orang.
Kendatipun Huan cu im merasa tak pernah melakukan perbuatan asusila namun teguran yang dilakukan dihadapan orang banyak ini cukup membuat wajahnya merah padam cepat cepat sahutnya:
"Enci Giok yang ikut datang, sebentar dia akan muncul sendiri untuk bertemu dengan empek Hee"
"Hmmm" Hee Im hong mendengus berat berat, "kaum perempuan memang selalu condong keluar, lebih baik dia tak usah datang menjumpaiku lagi"
Hee Giok yang yang berdiri disamping, hampir saja dibuat menangis saking malunya namun ia pun tahu kalau saat sekarang bukan saat yang baik untuk berbicara.
Terpaksa sambil menahan air matanya yang mengambang dalam kelopak mata ia berusaha mengendalikan diri, masih untung dia mengenakan topeng kulit manusia, sehingga orang lain tak melihat raut mukanya secara jelas. Ban lo hujin segera berkata lagi :
"Huan sauhiap. tolonglah minggir dahulu, aku mendapat pesan dari Yu locianpwee untuk membicarakan tiga hal dengan bengcu"
Huan cu im merasa mengiakan dan segera mengundurkan diri dari tempat tersebut.
Tercekal juga perasaan Hee Im hong setelah mendengar nama "Yu locianpwee" disinggung singgUng, tapi segera tanyanya sambil tersenyum tenang : "Enso tua, siapa sih yang kau maksudkan dengan Yu locianpwee itu...?"
Sengaja dia mengajukan pertanyaan tersebut agar dapat mencari tahu nada pembicaraan lawan-
Ban Lo hujin tersenyum. "Nama besar Yu locianpwee sudah termashur di seantero jagad semenjak tujuh, delapan puluh tahun berselang, dia adalah salah seorang dari dua cikal bakal Kay pang, yakni si Pengemis sakti berwajah senyum, rasanya Bengcu pasti mengetahuinya bukan?"
Diam diam Hee Im hong merasa terkejut, buru buru ujarnya sambil tertawa paksa:
"Yu locianpwee adalah seorang tokoh persilatan yang amat terhormat kedudukannya dalam dunia persilatan, sudah lama siaute mengaguminya, apakah beliau hadir disini " Apakah siaute berkenan untuk menyambanginya ?"
"Gerak gerik Yu locianpwee ibaratnya bangau sakti yang terbang kemana mana, setelah pergi kemana " Tapi bila beliau berniat untuk menjumpai Bengcu, dia pasti akan datang sendiri kemari, tapi bila beliau enggan bertemu dengan Bengcu, jangan harap kau bisa bertemu dengan dia orang tua"
Apa yang diucapkan olehnya memang merupakan suatu kenyataan, Pengemis sakti berwajah senyum selalu bertindak dan berbuat menurut kehendak hati sendiri, dan hal ini sudah menjadi kebiasaannya semenjak tujuh, delapan puluh tahun berselang. Sambil menghela napas panjang, Hee Im hong segera berkata :
"Kalau begitu, siaute benar benar tak berjodoh untuk bertemu dengannya " Kemudian sambil menjura kepada Ban lo hujin, katanya :
"Tadi, enso bilang Yu locianpwee hendak menyampaikan berapa persoalan kepadaku, apakah enso dapat mengutarakan persoalannya ?"
"Ya, ada tiga persoalan yang hendak kusampaikan kepada Bengcu, harap sudi memberi keterangan"
"Silahkan enso utarakan " dengan penuh kesangsian dan kecurigaan Hee Im hong menyahut.
"Persoalan pertama mengenai Si burung berkepala sembilan Soh Han sim yang konon menjadi congkoan dalam Benteng Bengcu, apakah Bengcu tahu secara jelas asal usulnya?"
Hingga kini Soh Han sim belum juga menampakkan diri, Hee Im hong sadar congkoannya pasti sudah tertimpa musibah, karenanya dia segera berkerut kening setelah mendengar pertanyaan itu, katanya:
"Apakah enso mencurigai asal usul Soh congkoan" Ia datang kemari bersama siaute, asal enso memanggilnya menghadap dan mengajukan pertanyaan sendiri kepadanya, bukankah semua persoalan akan menjadi jelas?"
"Soal ini sih tidak usah" tukas Ban lo hujin, "sebelum pertemuan puncak di bukit Hong san diselenggarakan, soh congkoan telah merobohkan para ciangbunjin dan wakil partai yang turut serta dalam pertemuan ini, bahkan memaksa diriku untuk menuruti perintahnya, sejak peristiwa tersebut aku sudah menaruh curiga kalau dibelakangnya pasti ada dalang di belakang layar, ternyata Soh congkoan telah mengakuinya tadi..."
Sekali lagi Hee Im hong mengerutkan alis matanya, sementara sinar matanya berkilat, dengan suara dalam ia berseru:
"oooh, rupanya enso telah memaksa berbicara dengan jalan menyiksa?"
Ban lo hujin tertawa hambar.
"Harap Bengcu jangan emosi, sesungguhnya aku sendiripun hanya melaksanakan tugas sesuai dengan perintah dari Yu locianpwee..."
"Yu locianpwe adalah seorang Bu lim cianpwee" kata Hee Im hong bersungguh sungguh, "selama inipun aku selalu menghormatinya, tapi cara kerja dia orang tua kali ini..."
"Kesemuanya ini demi kebaikan Bengcu sendiri" tukas Ban lo hujin cepat, "Soh congkoan pun telah mengakui kalau dia adalah petugas Tay im kau yang diselundupkan ke samping Bengcu"
"Apa?" dengan perasaan terkesiap Hee Im hong pura pura kaget, "dia adalah anggota Tay im kau" Oooh... oooh... apa lagi yang dia katakan?"
"Padahal dia sendiripun tak lebih cuma seorang boneka yang diperalat pihak Tay im kau, terhadap latar belaakng Tay im kau boleh dibilang sama sekali tak tahu"
"Mana orangnya sekarang?" seru Hee Im hong teramat gusar, "aku hendak bertanya sendiri kepadanya"
"Ilmu silat yang dimiliki Soh congkoan telah punah, sebentar lagi dia akan keluar sendiri untuk bertemu dengan Bengcu"
Hawa amarah menyelimuti seluruh wajah Hee Im hong, namun agaknya dia sedang berusaha untuk menahan diri, katanya kemudian
"Apakah persoalan yang kedua?"
"Kedua orang putri kesayangan Siang ciangbunjin dari Hoa sanpay pernah mendapat kabar yang mengatakan Huan sauhiap telah dilukai jarum im khek kiam dari pihak Tay im kau, padahal ibu mereka justru tewas oleh ilmu Im khek ciam tersebut dan selama penyelidikan banyak tahun selalu gagal untuk menemukan sipemakai ilmu im khek ciam tersebut, oleh sebab tolong tanya siapa yang telah melukai Huan sauhiap dengan ilmu im khek ciam tersebut dan saat ini apakah masih berada di bukit Lou cu san?"
"Dimanakah kedua orang putri dari Siang ciangbunjin itu ?"
dengan sinar mata yang tajam Hee Im hong mengawasi sekejap sekeliling tempat itu. Siang ci un dan Siang Siau un segera melangkah maju ke depan, kata ci un : "Kami dua bersaudara berada disini "
Hee Im hong segera berpaling ke arah Siang Han hui seraya menegur : "Siang ciangbunjin, apakah kedua orang ini adalah putrimu ?"
"Benar" sahut Siang Han hui.
ooodwooo "Saudara Siang" kembali Hee Im hong bertanya, "betulkah nyonyamu tewas oleh ilmu Im khek ciam?"
sekilas perasaan sedih danpedih melintas wajah Siang Han hui, segera jawabnya:
"Benar, istriku memang tewas oleh ilmu Im khek ciam, sudah banyak tahun siaute melakukan penyelidikan tanpa berhasil menemukan si pembunuhnya, untung putriku sangat berbakti hingga berhasil mendapatkan keterangan yang sangat berharga itu. Karenanya bila Bengcu mengetahui secara pasti jejak dari bajingan Tay im kau itu, harap sudi memberi keterangan kepadaku, siaute pasti akan merasa berterima kasih sekali..."
"Baik, baik" secara beruntun Hee Im hong mengiakan berulang kali, kemudian sinar matanya dialihkan ke wajah Ban lo hujin sambil tanyanya lagi: "Enso, apakah persoalan yang ketiga?"
"Bengcu belum memberi jawaban atas pertanyaan yang kedua" Siang ci un segera mengingatkan.
Hee Im hong mendengus dengan suara dalam:
"Hmmm, aku pingin mengetahui persoalan yang ketiga lebih dulu, sebelum menjawab semua pertanyaan itu"
"Baiklah" ujar Ban lo hujin kemudian, "persoalan ketiga adalah masalah yang menyangkut sijago berbaju hijau Huan Tay seng yang telah lenyap semenjak tiga belas tahun berselang, apakah Bengcu mengetahui kabar beritanya?"
Ketika Huan cu im mendengar Ban Lo hujin menyinggung soal ayahnya, ia merasakan hatinya terCekat, cepat cepat pandangan matanya dialihkan ke wajah Hee Im hong.
Berubah hebat paras muka Hee Im hong, segera katanya:
"Huan Tay seng adalah adik angkatku, sejak ia hilang dari peredaran dunia persilatan, siaute sudah mencoba untuk mencari kabar beritanya tanpa hasil apakah enso mengetahui kabar beritanya?"
Kembali Huan cu im mengalihkan pandangan matanya ke wajah Ban Lo hujin: Ban Lo hujin segera tersenyum.
"Seharusnya Bengcu mengetahui kabar beritanya"
Huan cu im yang mendengarkan pembicaraan tersebut menjadi sangat terCengang buru buru dia berpaling lagi ke arah Hee Im hong.
"Enso apa maksud perkataanmu itu?" seru Hee Im hong dengan wajah berubah hebat.
Ban Lo hujin tertawa hambar:
"Aku sendiripun hanya mendengarnya dari orang lain"
"Siapakah orang itu" Apa yang dia katakan?" tegur Hee Im hong dengan suara dalam, matanya memancarkan sinar tajam.
"Apakah Bengcu merasa takut?" jengek Ban lo hujin dingin.
Pertanyaan ini sangat menggetarkan perasaan Huan cu im sehingga hatinya bergolak keras, diam diam pikirnya
Pahlawan Dan Kaisar 22 Renjana Pendekar Karya Khulung Pendekar Wanita Buta 2
Tak disangka lagi tindakan tersebut tak bedanya merupakan sebuah pukulan untuk pihak benteng keluarga Hee, sebaliknya pihak merekapun tak bisa mengatakan kalau orang yang bersangkutan tidak berada dibenteng keluarga Hee.
Sebab jika mereka mengatakan kalau orang orang tersebut tidak berada disitu, pihak partai besar tentu melakukan penyelidikan lebih lanjut ke mana perginya semua peserta pertemuan puncak dibukit Hong san itu"
Sudah pasti jika penyelidikan sampai dilakukan kesulitan kesulitan yang lebih besar bakal terjadi.
Sebab dalam kenyataan mereka semua berada dibukit Lou cu san lagi pula telah dipersiapkan juga bahwa dalam waktu singkat orang orang tersebut akan dibiarkan terjun kembali kedalam dunia persilatan-Sekalipun mereka dapat menciptakan manusia gadungan itu bisa bertindak seperti yang asli, namun yang palsu toh tetap palsu sekalipun dapat menggantikan untuk sementara waktu tak mungkin bisa mewakilinya terus sepanjang masa.
oleh sebab itulah pihak Lou cu san berusaha mempergunakan obat obatan serta pelbagai cara lain untuk merubah kesadaran serta jalan pikiran mereka tanpa mempengaruhi kepandaian silat yang dimiliki yang penting orang orang takluk kepadanya serta menuruti perintah dari seseorang.
Setelah melalui pembedahan dan kerja yang cermat selama satu bulan lebih segala sesuatunya telah berjalan dengan lancar dan sukses kini mereka sedang bersiap sedia membebaskan mereka kembali ke masyarakat ketika berita duka dari keluarga Ban tiba
Jauh hari sebelum diterimanya berita duka itu sesungguhnya congkoan dari benteng keluarga Hee Soh Han sim telah menerima kabar tentang sakit gawatnya Ban lo hujin sehingga atas berita kematian dari perempuan tua tersebut dia sama sekali tidak merasa tercengang.
Seorang nenek yang lanjut usia harus menerima pukulan batin yang berat dalam pertemuan puncak dibukit IHong san bagaimana mungkin dia tak mati karena mendongkolnya.
Maka dipimpin oleh Hee Im hong sebagai Bu lim bengcu berangkatlah dia bersama para wakil sembilan partai dalam pertemuan puncak dibukit Hong san menuju keperkampungan Ban Siong san ceng untuk turut berbelasungkawa atas kematian Ban lo hujin.
Hari ini adalah tanggal sembilan belas bulan enam Siang hari udara terasa panas matahari bersinar cerah ditengah angkasa.
Baru saja rombongan sembilan partai besar yang dipimpin Hee Im hong tiba dimuka tanah lapang didepan perkampungan Ban Siong san ceng sembilan kali ledakan mercon telah bergema dimuka pintu perkampungan tersebut sebagai tanda hormat atas kehadiran Bu lim bengcu beserta para ketua dari sembilan partai tersebut.
Menyusul kemudian dari balik pindu gerbang yang dihiasi bunga dan kain putih itu muncul congkoan Ban Tiong tat dengan langkah tergesa gesa. Sambil memberi hormat dia segera berkata:
"Sungguh tak beruntung tay hujin kami telah bernasib jelek dan dipanggil pulang ke alam akhirat, karenanya mewakili segenap keluarga hamba ucapkan terima kasih banyak atas kunjungan Bengcu serta para ciangbunjin dari sembilan partai besar. Maafkan juga karena sau-cengcu tak bisa menyambut sendiri kehadiran tuan sekalian, untuk itu harap bengcu dan para ciangbunjin bisa memaklumi"
"Ban congkoan tak usah berkata begitu" sahut Hee Im hong sambil tersenyum. Kemudian Ban Tiong tat pun mempersilahkan tamunya seraya berseru:
"Bengcu, ciangbunjin sekalian, silahkan masuk"
Baru berkata sampai disitu, seorang lelaki berbaju hijau yang membawa sebuah tulisan "silahkan" yang amat besar telah masuk lebih dulu untuk membawa jalan-Hee Im hong dengan langkah lebar mengikuti dibelakang manusia berbaju hijau itu masuk kepintu kedua, kemudian setelah melewati pelataran sampailah diruangan dimana layon tersebut bersemayam.
Dipimpin oleh Hee Im hong, segenap wakil dan ciangbunjin dari partai besar memberikan penghormatannya yang terakhir.
Setelah itu Ban Sian ceng dengan pakaian berkabung munculkan diri dari belakang ruangan dan berkata sambil memberi hormat.
"Mewakili ibunda almarhum, kuucapkan banyak terima kasih atas kesudian Bengcu serta ciangbunjin sekalian yang datang menyampaikan bela sungkawa..."
Buru buru Hee Im hong membangunkan pemuda tersebut dari atas tanah, lalu serunya:
"Keponakanku, kau tak usah banyak adat. semula ini aku tahu lo hujin selalu sehat dan segar bugar, apa sebabnya dia bisa berpulang kealam baka secara mendadak?"
Dengan air mata bercucuran Ban Sian cing menyahut:
"Sejak pulang dari pertemuan puncak di bukit Hong san, ibuku mulai merasa tak sehat badan, pada mulanya kami sangka ia sakit karena terlalu salah dalam mempersiapkan pertemuan puncak tersebut, siapa tahu hari berikutnya ia mulai segan makan dan minum, tubuhnya makin kurus dan lemah walaupun sudah diundang berapa orang tabib untuk melakukan pemeriksaan, namun semuanya tak sanggup mengatakan sumber sakitnya, hingga permulaan bulan ini sakitnya bertambah parah, sekalipun dibantu obat yang mujarab, namun sakitnya tak bisa disembuhkan lagi..."
Dengan wajah sedih Hee Im hong segera manggut manggut, katanya:
"Selama ini, bukan saja lo hujin selalu mendampingi lo bengcu melakukan banyak jasa bagi umat persilatan, terutama sekali pada lima tahun terakhir ini, beliau selalu memimpin dunia persilatan dan menegakkan keadilan serta kebenaran dalam dunia ini, jasanya boleh dibilang sangat besar. Sebagai penghormatan yang terakhir, bolehkah kujenguk wajah lo hujin yang terakhir kalinya" Harap keponakan suka membawa kami"
"Berhubung udara panas sekali, jenasah ibuku tidak disemayamkan dalam ruangan ini, melainkan untuk sementara waktu disimpan dalam ruang bawah tanah di pagoda air kebun belakang sana, padahal Bengcu adalah seorang tamu agung, masa..."
Sambil mengelus jenggotnya Hee Im hong segera menjawab:
"Aku serta para ciangbunjin adalah kenalan lama lo hujin, kini lo hujin telah berpulang kealam baka, sudah sepantasnya bila aku bersama sama para ciangbunjin menjenguk wajahnya untuk terakhir kalinya, keponakan tak perlu sungkan sungkan"
Agaknya dia telah bertekad akan menjenguk wajah terakhir dari Ban lo hujin. Dengan perasaan apa boleh buat Ban Sian cing segera berkata:
"Bila bengcu memang menghendaki demikian, keponakanpun merasa tak enak untuk menampik, silahkan bengcu untuk mengikuti keponakan"
Maka dengan dipimpin oleh Ban Sian cing serta congkoan Ban Tiong tat sebagai petunjuk jalan, berangkatlah Hee Im hong sebagai Bu lim bengcu, cing im totiang sebagai wakil bengcu, Kwa Tiang tay serta segenap ketua dan wakil dari perguruan perguruan besar meninggalkan ruang tengah menuju ke pagoda air dike bun belakang.
Dalam pagoda air itu telah disediakan banyak tempat duduk. tiba tiba Ban Tiong tat menghentikan langkahnya dan memberi hormat kepada Hee Im ohng seraya berkata:
"Lapor bengcu, berhubung ruang bawah tanah dalam pagoda air ini sangat sempit, maka diharapkan Bengcu serta para ketua dan wakil partai bisa masuk kesana dalam beberapa kelompok. selain mereka yang turun ke bawah, diharapkan lainnya tetap menunggu diruang Ruang bawah tanah tidak mungkin kelewat besar, tentu saja tak akan mampu menampung orang sebanyak itu"
Sementara pembicaraan berlangsung, empat orang lelaki berbaju hijau telah muncul menghidangkan air teh.
Tentu saja Hee Im hong percaya dengan ucapan Ban Tiong tat, maka diapun menyahut sambil manggut manggut:
"Kalau begitu biar cing im toheng, Kwa pangCu bersama aku turun lebih dulu"
Berhubung Bengcu akan turun, otomatis congkoan Soh Han sim serta ketua pelatih Ju It koay harus mendampinginya ikut turun pula ke ruang bawah.
Ban Sian cing dan Ban Tiong tat kembali berjalan dimuka membawa tamu tamunya menuruni anak tangga dan menuju ke ruang bawah tanah.
Pintu masuk menuju ke ruang bawah tanah kini sudah mengalami perubahan, bentuknya yang semula berupa tungku api, kini sudah ditutup dengan dinding permanen sehingga tak pernah akan menduga kalau bentuknya semula adalah tungku dapur.
Setelah menuruni anak tangga, terbentang sebuah lorong yang panjang dan hanya bisa dilalui dua orang secara bersama sama, pada ujung lorong terdapat sebuah ruangan yang tidak terlalu lebar.
sebuah layar memisahkan ruang mUka dan belakang meja sembayang teratur sangat rapi dibelakang layar putih itulah jenasah disemayamkan, bahkan terdengar juga suara orang sedang menangis.
Dengan mata berkaca kaca Ban Sian cing berkata kemudian: "Lapor Bengcu, jenasah ibuku bersemayam dibelakang layar"
Disaat Ban sian ceng berbicara tadi Ban Tiong tat sudah maju ke mUka dan menyingkap tirai putih sambil serunya:
"Bengcu dan kedua wakil Bengcu tiba"
Dari belakang layar segera terdengar suara tangisan beberapa orang perempuan.
Dengan wajah serius Hee Im hong selangkah masuk kedalam ruangan di belakang tirai tersebut tidak terlalu luas, di tengah perbaringan tubuh Ban lo hujin, wajahnya ditutup dengan selembar kain putih.
Sementara dikedua belah sisi jenasah berlutut empat, lima orang perempuan yang semuanya memakai baju berkabung dan menutupi wajahnya sambil menangis.
Ban lo hujin hanya mempunyai seorang putri yakni si burung hong hijau Ban Huijin, berarti perempuan yang lain adalah keponakan atau keponakan menantu dari Ban lo hujin.
Berhubung didalam ruangan terdapat kaum wanita yang mendampingi jenasah Hee Im hong sebagai seorang Bengcu merasa rikuh untuk masuk lebih kedalam.
Tapi dimana dia berdiri sekarang, jaraknya hanya berapa depa dari jenasah tersebut. dengan ketajaman matanya, tentu saja dia dapat menyaksikan dengan jelas bahwa jenasah yang berbaring disana benar benar adalah jenasah dari Ban lo hujin-Maka sembari menjura ia segera berkata:
"Enso tua, siaute khusus datang untuk menyambangimu untuk terakhir kalinya, semoga kau dapat beristirahat dengan tenang Siaute tak akan mengganggu lagi"
Setelah menjura, pelan pelan dia mengundurkan diri dari situ Ban Sian ceng segera berlutut kembali ke atas tanah sambil berseru: "Terima kasih Bengcu, terima kasih Hu bengcu"
Segala sesuatunya berada dalam keadaan wajar dan tiada yang mencurigakan, tentu saja Hee Im hong pun tidak mencurigai lebih jauh, sambil membangunkan Ban Sian ceng dari atas tanah segera katanya:
"Keponakanku, hadapilah peristiwa ini sebagai suatu keadaan yang wajar dan lumrah, baik baik jaga dirimu"
Ban Tiong tat segera mengangkat tangannya sambil berkata: "Silahkan Bengcu lewat jalan samping"
Ternyata yang ditunjuk bukan yang semula
"Apakah dari sinipun bisa tembus ke pagoda air itu ?" Hee Im hong segera bertanya.
"Tidak pagoda air itu adalah pintu masuk. sedangkan jalanan ini merupakan pintu luar, diatas adalah ruangan tamu"
Sembari berkata begitu, dia segera berjalan lebih dulu dimuka dan membawa Hee Im hong sekalian berlalu dari sana melalui sebuah lorong disebelah kanan.
ooodwooo Pada saat itulah diatas pagoda air telah muncul wakil congkoan Ban Kim sia dengan membawa sebuah daftar nama, sembari memberi hormat segera serunya:
"Sekarang dipersilahkan ketua Hoa sanpay, Hui san taysu dari siauw lim si dan Giok cing totiang dari Bu tong pay untuk masuk ke dalam..."
Maka ketua Hoa sanpay siang Han hui, Hui san taysu dari siau lim pay dan Giok cing totiang dari Bu tong pay bangkit berdiri dan mengikuti dibelakang wakil congkoan Ban Kim sia masuk ke ruang bawah tanah...
Kemudian setelah memberi penghormatan terakhir kepada Ban lo hujin, mereka dipersilahkan mengundurkan diri dari situ Kata Ban Kim sia selanjutnya sambil memberi hormat:
"Siang ciangbunjin, silahkan berjalan lewat sini, pintu keluar berada disini"
selesai berkata, dia segera berebut untuk berjalan dimuka lebih dahulu.
Lorong tersebut cuma dapat dilewati oleh dua orang secara bersama sama setelah berjalan lebih kurang empat lima kaki, pada dinding sebelah kanan terdapat sederet pintu rupanya disana tiga ruangan kecil.
Ban Kim sia yang berjalan didepan sengaja memperlihatkan langkah kakinya.
pada saat itulah Giok- cing totiang dari Bu tong pay yang dipaling belakang mendadak merasakan dirinya diserang orang dan tahu tahu jalan darahnya sudah tertotok.
Disusul kemudian Hui san taysu dari Siau lim si serta Siang Han hui dari Hoa sanpay yang berjalan dipaling muka mengalami nasib yang sama.
orang yang berhasil menaklukkan Siang Han hui sekalian dalam waktu sekejap mata ini tak lain adalah pengemis sakti berwajah senyum.
Menyusul robohnya ketiga tokoh persilatan itu, dari balik pintu ruangan segera muncul tiga orang manusia, mereka adalah Huan cu im, Yo Leng kong dan Kui Hui nian masing masing membopong tubuh seorang dan seCepat kilat mengundurkan diri kembali kedalam ruangan.
Walaupun ketiga tuangan kecil itu masing masing terdapat sebuah pintu, namun didalamnya justru saling berhubungan satu sama lainnya, disudut dinding terdapat tiga buah pembaringan yang didirikan secara darurat.
Huan cu im sekalian bertiga dengan membopong tubuh Siang Han hui, Hui san taysu serta Giok cing totiang, dengan cepat membaringkan tubuh mereka diatas pembaringan tersebut.
Waktu itu dalam ruangan sudah terdapat tiga orang yang menanti, ketiga orang itu adalah ketua Pek hoa pang Hoa Tin tin, Kiu hoa sinni serta Lam totiang yang memakai jubah pendeta berwarna merah membara.
Ketiga orang itu masing masing sudah mempunyai tugasnya tersendiri, Hoa Tin tin telah mempersiapkan pil ciat mi wan yang berhasil diperolehnya dari keluarga Uh dileng lam itu kedapam tiga buah poci arak kecil, begitu korban dibaringkan, dengan cepat pula dia melolohkan pil tersebut masuk kedalam mulut mereka.
Sementara Kiu hoa sinni segera mengeluarkan ilmu can hoa cinya dan secara berturut turut menotok jalan darah Giok seng hiat yang berada dibelakang benak mereka bertiga sebanyak tiga kali.
Lam lee totiangpun tak berani berayal, dengan pergunakan sepasang telapak tangannya yang merah membara seperti bara api itu, dia menguruti seluruh tubuh korbannya dengan ilmu pengurut jalan darah.
Begitu Siang Han hui selesai diurut, dia segera menguruti orang kedua dan ketiga begitu seterusnya.
Selesai dengan pekerjaan tersebut, dia baru menghembuskan napas panjang serta menarik kembali tangannya. Pengemis sakti berwajah senyum segera bertanya:
"Apakah mereka semua telah sembuh kembali?"
Lam lee totiang segera manggut manggut sambil tertawa:
"Kesadaran mereka telah ditutup oleh ilmu Tay im pit jit yang maha dahsyat, setelah terkena totokan sinni diatas jalan darah Giokseng hiat nya, kini pengaruh ilmu tersebut telah menyebar rata keseluruh badan dengan kepandaian ketiga orang ini, pengaruh tersebut akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari, tapi setelah dibakar oleh hawa murni Lee hwee cing khi ku tadi otomatis mereka semua telah sembuh kembali seperti sedia kala"
"Bagus sekali," seru pengemis sakti berwajah senyum kemudian-Dengan suatu gerakan cepat ia segera membebaskan ketiga orang tersebut dari pengaruh totokan-Siang Han hui, Hui san taysu dan Giok cing totiang merasakan tubuhnya bergetar serta kemudian membuka matanya dan bangun duduk.
Dalam sekali pandang siang Han hui telah melihat kehadiran si pengemis sakti berwajah senyum serta Kiu hoa sinni, dia segera berseru tertahan, kemudian tergopoh dia menjura seraya berseru: "Yu cianpwee, sinni..."
Hui san taysu serta Giok cing totiang juga bersamaan waktunya melompat turun dari atas pembaringan serta memberi hormat.
cepat cepat pengemis sakti berwajah senyum menggoyangkan tangannya berulang kali sambil berkata:
"Kalian bertiga takperlu banyak adat, waktu yang mendesak sulit bagiku untuk banyak berbicara dengan kalian semua, kini Hee Im hong masih menunggu diruang tamu bila kalian terlalu lama disini, dia tentu akan curiga."
"Ketahuilah, kalian telah hilang kesadarannya karena terpengaruh oleh ilmu sesat dari Tay im kau, dan sekarang daya pengaruh tersebut telah hilang cepat naik dulu ke atas persoalan selanjutnya aku pasti akan mengaturkan untuk kalian-"
Siang Han hui juga tahu betapa berharganya waktu cepat cepat dia menjura seraya berkata:
"Kalau begitu boanpwee akan menantikan perintah selanjutnya dari cianpwee"
selesai berkata ia segera beranjak pergi lebih dulu. Waktu itu wakil congkoan Ban Kim sia telah menunggu diujung lorong, dengan cepat dia membawa ketiga orang itu keluar dari lorong bawah tanah.
Sementara itu congkoan Ban Tiong tat telah balik kembali ke pagoda air dan membawa ketua Heng sanpay liong Tiong goan ketua Pat kwa bun Hong ci ciong dan ketua Lak hap bun Ki cu hoo memasuki ruang bawah tanah.
Menyusul kemudian wakil congkoan Ban Kim sia mengajak pula ketua Heng masuk ke ruang bawah tanah.
Setelah itu Ban Tiong tat mengajak sau cengcu dari keluarga Tong Tong Bun hoan istrinya clok Sin go dan Seng Bian tong dari Hoasan pay masuk pula ke bawah.
Rombongan berikut adalah Dewa bermuka merah Lou Siu tong si Auman berbulu emas Kiang cu tin si bintang lewat Huan Tong dan keponakan murid dari cing im totiang yang bernama Lu Siu.
Semua jago tersebut segera dicekoki pil ciat mi wan oleh Hoa Tin tin lalu ditotok jalan darah Giok seng hiatnya oleh Kiu hoa sinni dan akhirnya diuruti oleh Lam lee totiang dengan ilmu Lee hwee cing khi sehingga pengaruh Tay im pit jit yang ditanamkan pihak Tay im kau ditubuh mereka segera menjadi punah sama sekali.
Sejak awal sampai akhir semuanya hanya membutuhkan waktu selama sepertanak nasi tapi semua jago tersebut telah memperoleh kesadarannya kembali.
Diantara mereka hanya cing im totiang seorang yang belum memperoleh pengobatan sebab dengan kedudukannya sebagai wakil bengcu ia telah masuk ke ruang bawah tanah bersama sama Hee Im hong dengan sendirinya diapun tak bisa peroleh pengobatan tersebut.
Ruang tamu dikebun belakang ini terletak saling berhadapan dengan pagoda air diantaranya terdapat sebuah bangunan berloteng yang sangat besar dan megah.
Aneka bunga tumbuh dengan indahnya di luar ruangan tersebut disitulah Ban Siau hong bengcu yang lalu sering menjamu tamu tamunya.
Ruangan tersebut terdapat enam belas buah pintu besar pada tiga penjurunya, kini semuanya terbuka lebar sehingga suasana terasa segar dan nyaman-Waktu itu, Bu lim Bengcu Hee Im hong didampingi kedua orang wakilnya yaitu cing Im totiang dari Go bipay dan Kwa tiang tay dari Kay pang serta segenap ciangbunjin serta wakilnya dari sembilan partai besar sedang duduk bersantai disitu sembari menikmati air teh.
Walaupun semua jago telah peroleh kembali kesadaran otaknya, namun berhubung pengemis sakti berwajah senyum telah berulang kali berpesan agar tidak memperlihatkan hal tersebut diluar, maka semua orang tetap berlagak seakan akan kesadarannya belum pulih kembali.
Ketika Hee Im hong menyaksikan kawanan jago tersebut berubah menjadi begitu penurut setelah pengemis proses selama satu bulan lebih di bukit Lou cu san, bahkan Siang han hui yang paling susah diajak berbicara pun kini menjadi menurut sekali dengan perkataannya, tentu saja dia sangat gembira.
Sementara pembicaraan santai masih berlangsung dengan riang gembira, tiba tiba dilihatnya Ban Tiong tat berjalan masuk ke dalam ruangan dengan langkah tergesa gesa, lalu sambil menjura kepada Kwa Tiang tay, ketua dari Kay pang tersebut, ia berseru:
"Kwa pangcu, ada beberapa orang tiang lo dari perkampungan anda ingin bertemu denganmu"
"Siapakah mereka ?" tanya Kwa Tiang tay dengan wajah tertegun.
"Mereka hanya mengatakan ada urusan ingin bertemu dengan pangcu, soal lain sama sekali tidak disinggung"
"Berapa orang yang datang ?"
"Semuanya terdiri dari empat, lima orang"
Setelah mengerutkan dahinya, Kwa Tiang tay segera bangkit berdiri seraya berkata: "sekarang dimanakah orangnya
?" "Berhubung didepan sana banyak orang, sekarang hamba telah mempersilahkan mereka menunggu dipesanggrahan Ing hwat sian, apakah pangcu bermaksud akan menjumpai mereka ?"
Kwa Tiang tay manggut manggut:
"Yaa, biar kutengok siapa mereka ?"
Kemudian sambil menjura kepada Hee Im hong, katanya:
"Bengcu, toheng sekalian, berhubung siaute ada urusan, untuk sementara waktu ingin memohon diri lebih dulu"
"Silahkan saja saudara Kwa" jawab Hee Im hong sambil mengulapkan tangannya.
Ban Tiong tat segera mendampingi Kwa Tiang tay mengundurkan diri dari ruangan tersebut menuju ke Ing gwat sian-Tempat itu berupa sebuah gedung yang terdiri dari tiga bilik mukanya menghadap ke timur dan di depannya terdapat sebuah tanah yang berbentuk bulat.
Mereka berdua melewati tanah lapang mendekati dan pelataran, Ban Tiong tat segera menghentikan langkahnya seraya berseru:
"Beberapa orang tiang lo dari perkumpulan anda sedang menunggu kedatangan Kwa pangcu didalam ruangan silahkan Kwa pangcu masuk kedalam"
"Aku tahu" Dia segera melangkah masuk kedalam ruangan tersebut sambil melayangkan pandangan matanya tapi apa yang kemudian terlihat segera membuat hatinya terperanjat.
Ternyata ruangan tengah persanggarahan ing gwat sian tersebut kosong tanpa alat perabot bahkan meja kursipun tidak nampak. yang melihat sekarang hanya dua tumpukan karung goni yang sangat tinggi paling tidak berjumlah tiga puluh lima, enam buah, namun tiada orang yang duduk disitu.
Disampingnya berdiri seorang nona berbaju ungu yang berusia enam tujuh belas tahunan dan memegang sebuah tongkat pemukul anjing berwarna hijau, panjangnya delapan depa, ternyata benda tersebut tak lain adalah Pek long kan, benda yang paling dihormati dalam perkumpulan Kay pang.
Disisi kiri dan kanan masing masing duduk dua orang pengemis tua berambut putih. semuanya duduk bersila tumpukan karung goni yang tinggi dan memejamkan mata rapat rapat, dalam sekilas pandangan dapat diketahui bahwa tumpukan karung goni tersebut paling tidak berjumlah dua puluh empat biji.
Di bawah disisi kanan duduk pula seseorang, dia adalah pengemis penakluk harimau Lian Sam sin yang menduduki sembilan belas tumpukan karung goni.
Disisinya berdiri seorang pengemis lagi, dia adalah kepala cabang kota Kim leng Lian Sam goan.
Sebenarnya Kwa Tiang tay dan Lian Sam sin sama sama menjabat sebagai tianglo kiri kanan dari Kay pang dengan pangkat sembilan belas buah karung goni, namun berhubung dia sudah menjadi pangcu, maka tingkatannya naik menjadi dua puluh satu buah karung goni.
Yang membuat hatinya terkejut bercampur gugup adalah keempat pengemis tua berjenggot putih yang mempunyai tingkatan dua puluh empat buah karung goni itu, jelas mereka adalah empat tianglo yang sudah lama hidup mengasingkan diri dari keramaian dunia, mengapa orang orang itu bisa muncul bersamaan waktunya ditempat ini "
Terutama sekali dua tumpukan karung goni di tempat utama yang jumlahnya paling tidak mencapai tiga puluh lima, enam buah itu, siapakah orangnya" Benarkah dalam perkumpulan mereka masih terdapat angkatan tua yang menduduki tingkatan sedemikian tingginya Jika dilihat dari formasi dalam ruang ing gwat sian ini, bentuknya mirip sekali dengan sebuah sidang tingkat tinggi dari perkumpulan Kay pang.
Setelah sangsi berapa saat akhirnya Kwa Tiang tay mengeraskan kepala dan melangkah masuk ke dalam ruangan, kemudian setelah menjura dalam dalam ia berkata:
"Tecu pejabat ketua Kwa Tiang tay memberi hormat kepada cianpwee tiang lo berempat"
Walaupun dia menjabat sebagai ketua, oleh karena kedudukan tersebut belum pernah dikukuhkan secara resmi, maka dia hanya mempunyai kedudukan sebagai seorang pejabat ketua saja.
Pengemis penakluk harimau Lian Sam sin pelan-pelan bangkit berdiri, kemudian bentaknya dengan suara nyaring:
"Kwa Tiang tay, setelah berjumpa dengan leluhur kau, meng apa kau tidak berlutut?"
"Leluhurku" Dimana leluhurku?"
Waktu itu Kwa Tiang tay telah meluruskan kembali tubuhnya, dia menjadi teramat gusar setelah mendengar perkataan itu, dampratnya:
"Lian tianglo, kau sudah dua puluh tahun lebih menjabat sebagai tianglo kanan, tahukah kau bahwa menurut peraturan perkumpulan, seorang pangcu tidak perlu berlutut"
"Kwa Tiang tay, kau tidak lebih hanya menjabat sebagai ketua untuk sementara waktu setelah coa pangcu menemui ajalnya, jadi kau bukan seorang pangcu sungguhan, lagi pula menurut peraturan perkumpulan, sekalipun pangcu tak perlu berlutut bila berjumpa dengan angkatan tua dari perkumpulan, tapi bila bertemu dengan toya Pek liang kau yang ditinggalkan leluhur tua, sama artinya bertemu dengan leluhur tua sendiri, kenapa tidak berlutut untuk memberi hormat" Apakah kau memandang rendah benda mestika tersebut?"
Diam diam Kwa Tiang tay mendengus, padahal telah melihat dengan jelas bahwa benda yang berada ditangah budak cilik tersebut benda mestika perkumpulannya.
Karenanya cepat cepat dia berlutut dan menyembah sambil ujarnya: "Tecu Kwa Tiang tay menjumpai leluhur tua"
Mendadak tersebut seseorang berseru dengan suara yang lengking dan tajam:
"Kwa Tiang tay, Lian Sam sin menuduhmu telah meracuni coa PangCu sampai mati merebut kedudukan pangcu secara tidak sah menjual perkumpulan kita kepada pihak lain dan menggabungkan diri dengan kaum sesat benarkah kau telah melakukan hal tersebut" Sekarang kau harus memberikan pengakuannya dihadapan kami semua"
Dengan perasaan terkejut cepat cepat Kwa Tiang tay mendongakkan kepalanya sekarang dia baru melihat bahwa diatas dua tumpukan karung goni yang tinggi dan semula kosong itu, sekarang telah bertambah dengan dua orang.
orang yang duduk diatas tumpukan karung goni sebelah kiri adalah seorang kakek ceking bermuka kurus yang memakai jubah lebar, alis matanya pendek dan matanya kecil, bentuknya lucu dan amat kocak.
Sedangkan diatas karung goni sebelah kanan duduk pula seorang nenek pengemis berambut putih yang baju berwarna birunya penuh tambalan, sepasang matanya terpejam, tampaknya ia sedang mengantuk.
begitu melihat kehadiran kedua orang ini Kwa Tiang tay segera merasakan hatinya tergetar keras bukankah kedua orang ini adalah leluhur perkumpulan mereka yang terhormat, pengemis sakti berwajah senyum serta nenek pengemis bermata buta
Konon kedua orang ini telah berusia di atas seratus tahun dan masih supek cou dari coa pangcu, dibandingkan keempat tianglo tua tersebut, tingkat kedudukannya masih berapa kali lebih tinggi.
Diam diam Kwa Tiang tay merasa menyesali mengapa dia tidak menduga sampai di situ, sehingga dua tempat yang diluangkan di tengah ruanganpun tak terpikirkan olehnya.
Kalau bukan kehadiran dua orang leluhur tua tersebut, mana mungkin keempat tianglo tua itu akan duduk disamping"
Maka dengan tergopoh gopoh dia segera berlutut sambil menyembah tiada hentinya, ujarnya:
"Tecu tidak tahu akan kehadiran lo cou Tiong berdua, harap dosa tecu dapat dimaafkan"
"Hmm, hayo bangkit berdiri" teriak pengemis sakti berwajah senyum dengan suara lengking, "pertanyaan yang kuajukan tadi belum kau jawab"
Kwa Tiang tay menurut dan segera bangkit berdiri, kemudian ia baru berkata:
"Menjawab pertanyaan lo cou Tiong, sesungguhnya hal ini hanya merupakan suatu perebutan kekuasaan antara tecu dengan Lian tianglo, karenanya dia sengaja memfitnah tecu dengan kata kata yang bohong, padahal coa pangcu mati dibunuh oleh Leng Kang toa yang telah mencampurkan racun Kiu coat tok ke dalam obatnya, bukti tersebut berhasil tecu temukan saat kejadian dan disaksikan pula oleh Lian Sam sin"
Pengemis sakti bermuka senyum segera mendengus dingin:
"Hmmm, kay pang mengutamakan keadilan dan kesetia kawanan, kalau berbicara jangan seenaknya sendiri, kau berani membohongi aku si orang tua?"
"Tecu berbicara dengan sejujurnya, kalau tak percaya silahkan memanggil Koan See yong, waktu itu diapun menjadi saksi"
"Kwa Tiang tay, ketahuilah jika kau berani bicara bohong, peraturan Kay pang tak akan membiarkan kau hidup senang dengan begitu saja..."
"Bila tecu berbohong, kami bersedia menerima hukuman sesuai dengan peraturan, tapi Lian Sam sin harus bisa menunjukkan bukti atas tuduhannya itu, jangan asal menuduh saja tanpa dasar yang kuat"
Pengemis sakti bermuka senyum segera manggut manggut:
"Ehmmm, jadi kau mengatakan Koa See yong bisa diajukan sebagai saksi..."
"Benar" "Lian Sam sin, cepat undang mereka semua datang kemari"
Lian Sam sin meng ia kan dan segera bertepuk tangan tiga kali sambil serunya:
"Yu locianpwee memerintahkan kalian masuk kemari"
Tampak pintu sebelah kiriterbuka dan muncullah empat orang, sebagai orang pertama adalah Huan cu im, menyusul kemudian murid coa pangCu yakni Leng Kan to, orang ketiga dan keempat adalah orang keperCayaan Kwa Tiang tay sendiri yakni Koan See yong yang bertubuh kekar serta Lo Bun pin yang bertubuh cebol bulat.
Diam diam Kwa Tiang tay merasakan hatinya terCekat, setahunya Koan See yong dan Lo Bun pin ikut datang kebukit Hong san ini bersama kawanan jago Kay pang lainnya, tapi mereka semua ditinggalkan diluar mengapa sekarang berada disini"
Keempat orang itu bersama sama berjalan menuju kesisi kanan dan berhenti disana.
"Koan See yong" pengemis sakti berwajah senyum berseru Dengan perasaan hati kebat kebit tak karuan Koan see yong segera mengiakan: "Tecu siap."
"Kwa Tiang tay menyuruh kau menjadi saksi, coba kau ulangi sekali lagi apa yang telah kau akui terhadap keempat telinga tua tadi, agar Kwa Tiang tay pun mendengarkan"
Mendengar kalau Koan See yong telah memberikan pengakuannya terhadap keempat tianglo tua, padahal dia tak tahu apa yang telah diakui olehnya, diam diam Kwa Tiang tay menjadi kaget bercampur bergidik, sinar matanya yang tajam bagaikan sembilu pun segera dialihkan kewajah Koan See yong.
Waktu itu Koan See yong sama sekali tidak memandang kearahnya, walau hanya sekejap pun, dia mengiakan dengan kepala tertunduk dan menjawab: "Kwa tianglo yang menyerahkan racun Kiu coat tok kepada tecu dan minta tecu..."
Kwa Tiang tay tidak menyangka kalau orang kepercayaannya ini berani memberikan pengakuan yang sebenarnya, kontan saja hawa amarahnya meluap, dengan suara menggeledek segera bentaknya: "Apa kau bilang?"
Tapi si pengemis sakti berwajah senyum segera mengulapkan tangannya seraya tersenyum: "Kau jangan berkaok kaok disini"
Tiba tiba saja Kwa Tiang tay merasakan tubuhnya bergidik, bulu kuduknya tanpa terasa pada bangkit berdiri mulutnya pun segera terbungkam dalam seribu basa.
Terdengar Koan See yong berkata lebih jauh. "Kwa tianglo telah berjanji kepada tecu bila dia berhasi menjadi pangcu maka dia akan mengangkat toucu dari kota Kim leng tecu memang bodoh sehingga mau diperalat olehnya, disaat Leng Kang to sedang mengambil obat untuk coa pangcu, tecu telah manfaatkan kesempatan disaat dia tak menaruh perhatian untuk menceburkan racun Kiu coat tok tersebut ke dalam mangkuk obat"
"Kau mengatakan Kwa Tiang tay sengaja meracuni coa coan Tiong karena dia hendak merampas kedudukan pangcu tersebut" "
"Benar" Pengemis sakti berwajah senyum segera berseru lagi "Lo Bun pin sekarang tiba giliranmu"
Lo Bun pin yang gemuk pendek itu segera mengiakan berulang kali setelah maju beberapa langkah kedepan ia berkata
"Selama ini tecu selalu mengikuti Kwa tianglo, tahun berselang Kwa tianglo telah menerima tawaran dari Hway lam tayhiap Hee Im hong untuk menjabat sebagai Kim ciang lengcu."
"Apakah tugas dari seorang Kim ciang Lengcu?" tanya pengemis sakti berwajah senyum
"Menurut Kwa tianglo, Kim ciang Lengcu adalah pimpinan dari suatu perkumpulan, dia mengurusi perkumpulan Kay pang dan mengangkat tecu menjadi Jago pedang lencana tembe"
"Apakah kau mempunyai bukti?"
"Punya" Dari sakunya Lo Bun pin segera mengluarkan sebuah lencana tembaga dan segera diserahkan ke depan.
Dengan sekali ayunan tangan, pengemis sakti berwajah senyum segera menyambar lencana tembaga tersebut dari tangan Lo Bun pin, tahu tahu saja benda tadi sudah melayang ke tangannya.
setelah diperhatikan sekejap. dia segera manggut manggut seraya berkata lagi: "Masih ada yang lain ?"
"Kwa tianglo kuatir tianglo pelatih ong Tin hay dan tianglo bagian hukum song Jin bin tak mau bekerja sama dengan kami, karenanya ia memerintahkan kepada tecu untuk mencampurkan dua bungkus obat pembingung sukma kedalam minuman mereka, kemudian ternyata ong tianglo dan Song tianglo sangat taat dengan semua perintah dari Kwa Tianglo."
Pengemis sakti bermuka senyum segera mendongakkan kepalanya lalu berkata lagi:
"Huan cu im walaupun kau bukan termasuk anggota Kay pang namun kaupun merupakan salah seorang saksi, coba kau ceritakan pengalamanmu sewaktu berada dikota Kim leng "
Huan cu im mengiakan dan segera melangkah maju kedepan, diapun menceritakan bagaimana ketika baru pertama kalinya tiba di Kim leng dia telah menerima surat dari Kim ciang Lengcu yang memintanya agar bertemu di kota Kui bin sia, kemudian bagaiman si Lengcu emas memerintahkan kepadanya untuk meracuni Siang Han hui, bagaimana memerintahkan kepadanya mengerubuti Lian Sam sin-Kemudian bagaimana pula dia ditipu untuk mendatangi sebuah gedung besar, dibius ditengah jalan dan setelah mendusin telah berada dikantor Kay pang cabang kota Kim leng, kemudian bagaimana dia bersama Leng Kang to dituduh membunuh coa pangcu, bagaimana dia dipaksa untuk menunjukkan siapa dalangnya, untung keselamatan jiwanya ditolong oleh orang orang Pek hoa pang...
Setelah mendengarkan kisah tersebut Pengemis sakti berwajah senyum segera bertanya: "Apakah kau yakin kalau Lengcu lencana emas adalah Kwa Tiang tay...?"
"Yaa, aku yakin" Huan cu im mengangguk, "baik perawakan maupun nada pembicaraan dari Lengcu emas tersebut, tak ada bedanya dengan Kwa tianglo"
"Bagus sekali "
Pengemis sakti berwajah senyum segera mengulapkan tangannya dan memerintahkan Huan cu im agar mundur dari situ, kemudian sembari mengalihkan sinar matanya ke wajah Kwa Tiang tay, dia menegur dengan suara dalam
"Kwa Tiang tay, sudah kau dengar semua?"
"Tapi tecu pun mempunyai seorang sakti" jawab Kwa Tiang tay dengan sikap yang tetap menghormati.
Tampaknya dia sendirinya pun telah sadar bahwa kemampuan yang dimilikinya sekarang bukan menjadi jaminan kuat baginya untuk berhasi meloloskan diri dari kejadian hari ini, untung saja Hee Bengcu serta para ciangbunjin dari pelbagai perguruan lain masih berada diruang tengah, asal dia berhasil melarikan diri ketempat tersebut sudah pasti Hee Bengcu akan mengembalikan keputusan baginya.
oleh sebab itu meski diluarnya dia selalu bersikap hormat, padahal dalam hati kecilnya telah membuat persiapan cukup matang.
begitu selesai berkata, dia segera menjatuhkan diri kebelakang, lalu dengan gerakan ikan Leihi melejit, secepat kilat tubuhnya melompat keluar dari ruangan tersebut dan melarikan diri melalui pintu.
"Binatang, kembali"
Yang berbicara adalah si nenek pengemis bermata buta.
Dalam pada itu, Kwa Tiang tay telah berada dipintu gerbang ing gwat sian dan melesat sejauh tiga kaki lebih diatas pelataran, sekalipun dia tidak melihat ada jago yang mengejarnya, namun dia sendiri pun tak berani bertindak gegabah, dengan suatu gerakan cepat dia meneruskan kembali usahanya untuk melarikan diri dari situ.
Siapa tahu baru saja sepasang kakinya menjejak permukaan tanah, tiba tiba ujung baju belakangnya terasa seperti ditarik orang, menyusul kemudian sepasang kakinya meninggalkan permukaan tanah dan tak sanggup lagi untuk melesat ke depan.
Bukan cuma begitu, bahkan punggungnya terasa mengencang kemudian sehingga badannya tak bisa dicegah lagi meluncur balik ke dalam ruangan-Detik detik tersebut merupakan detik penentuan antara hidup dan mati, tentu saja Kwa Tiang tay tidak mau menyerah dengan begitu saja.
Sementara tubuhnya masih berada ditengah udara, mendadak ia bertekuk pinggang sambil melejit kebelakang, kemudian sepasang tangan mendayung dengan cepat, diiringi jejakan kakinya dia berusaha meronta dengan sepenuh tenaga.
Ternyata usahanya ini memberikan hasil yang lumayan, seketika itu juga dia lolos dari cengkeraman tersebut.
Tapi sayang rasa gembiranya tidak berlangsung lama, sebab tahu tahu punggungnya terasa mendapat sebuah cambukan yang keras sekali sehingga mendatangkan rasa sakit yang merasuk sampai ketulang sumsum, tak tahan lagi mendengus tertahan-
"Blaaammm. . . "
Tubuhnya segera terbanting jatuh dari tengah udara dan roboh terkapar diatas tanah
Padahal semua yang hadir dalam ruangan masih tetap duduk seperti sedia kala seakan akan tiada seorangpun yang turun tangan, tapi kenyataannya tubuh Kwa Tiang tay kena ditangkap kembali dari luar ruangan dan terbanting keatas tanah.
Kwa Tiang tay memang benar benar nekad sekalipun tubuhnya sudah terbanting keatas tanah, ternyata sambil menahan rasa sakit dia telah melejit bangun lagi keatas tanah serta berusaha untuk melarikan diri lewat pintu.
Namun kali ini dia hanya mampu menggerakkan tubuhnya sejenak dan sama sekali tidak melejit karena pada detik itulah ia temukan bantingan yang dialaminya barusan membuat seluruh tulang belulang dalam tubuhnya seakan akan sudah terlepas semua tak sedikit tenaga pun yang mampu disalurkan keluar. Habis sudah riwayatnya...
"Mungkinkah ilmu silatku telah dipunahkan mereka...?"
ingatan tersebut dengan cepat melintas dalam benaknya.
Tiba tiba terdengar pengemis sakti berwajah senyum yang masih duduk di atas karung goni itu berkata dengan wajah serius: "Kwa Tiang tay, apakah kau telah mengakui semua?"
Kwa Tiang tay berbaring diatas tanah sambil berusaha mati matian untuk menghimpun hawa murninya kembali, namun sayang... dalam bantingan yang cukup keras tadi segenap hawa murni yang dimilikinya telah buyar dan hilang tak berbekas, bagaimana pun dia telah berusaha untuk menghimpunnya kembali, namun usahanya selalu gagaL
dalam keadaan demikian, otomatis dia tak mampu berkutik atau mengucapkan sepatah katapun.
Pengemis sakti be^wajah senyum segera berseru lagi:
"Leng Kang to, coba kau geledah sakunya apakah terdapat lencana emas yang dimaksud"
Leng Kang to mengiakan dan berjalan mendekati Kwa Tiang tay, kemudian tak sungkan sungkan tangannya merogoh ke dalam sakunya serta memeriksa isinya.
Benar juga, ia berhasil menemukan sebuah lencana emas yang segera dipersembahkan kehadapan pengemis sakti berwajah senyum. Dengan wajah serius Pengemis sakti berwajah senyum berkata lagi:
"Kwa Tiang tay, tampaknya kau sudah gila kedudukan, hingga Kay pang pun kau hianati, bukan saja telah meracuni pangcu bahkan berani membuat huru hara yang cukup fatal bagi kekuatan perkumpulan kita. Nah, kini semua bukti kejahatanmu telah terpapar di depan mata, apa lagi yang hendak kau katakan?"
-oo0dw0oo Jilid: 52 Setelah melalui usahanya yang gagal untuk menghimpun kembali tenaga dalamnya Kwa Tiang tay benar benar sadar kalau ilmu silatnya telah punah disaat tubuhnya terbanting keras keras keatas tanah tadi.
Tahu kalau tiada harapan lagi baginya untuk lolos dari keadilan, tanpa terasa dia menjadi nekad dan segera ujarnya.
"Locu berani berbuat berani pula bertanggung-jawab, apa yang hendak kalian lakukan terhadap locu, silahkan saja untuk dilaksanakan locu tak ambil peduli"
Dengan mengerutkan dahi, Liang Sam sin segera menghardik:
"Kwa Tiang tay, bukan saja telah melakukan suatu perbuatan dosa besar, sekarang masih berani berlagak begitu kasar dihadapan lo cou tiong?"
Sambil merangkak bangun, Kwa Tiang tay berteriak keras:
"Locu hanya mempunyai selembar nyawa kenapa aku tak berani?"
Mendadak pengemis tua berambut putih yang duduk disisi sebelah kiri memancarkan sinar yang tajam dari balik matanya, kemudian membentak dengan suara menggeledek:
"Binatang yang pingin mampus."
Kwa Tiang tay segera merasakan seluruh tubuhnya gemetar keras, segulung hawa di menembusi tulang punggungnya membuat ia terbungkam seketika.
Pengemis tua berambut putih yang duduk disisi kiri itu segera bangkit berdiri, kemudian sambil memberi hormat kepada pengemis sakti berwajah senyum dan nenek pengemis bermata buta, ia berkata:
"Musibah yang menimpa Kay pang terjadi akibat ulah dari penghianat ini, tecu berharap supek berdua mau mewakili perkumpulan kita untuk membersihkan tubuh perkumpulan kita dari anasir anasir jahat serta menjatuhkan hukuman cincang kepada Kwa Tiang tay sebagai otak dari semua kejahatan ini, sedang Koan See yong dan Lo Bun pin sebagai pembantu kejahatan ini diberi ganjaran tiga tusukan pisau pada ulu hatinya, sebab bila manusia manusia murtad seperti mereka tidak diberi ganjaran setimpal bagaimana mungkin kebenaran serta keadilan bisa ditegakkan?"
"Yaa, sudah sepantasnya... Sudah sepantasnya" pengemis sakti berwajah senyum manggut manggut, "aku si orang tua memang paling benci dengan kawanan manusia durhaka seperti ini, sekalipun diganjar dengan seribu tusukan pisaupun tidak menjadi soal, Lian Sam sin, cepat kau gusur pergi ketiga penghianat tersebut serta segera laksanakan hukumannya..."
Lian Sam sin segera memberi hormat sambil mengiakan, kemudian sambil mengangkat kepala ujarnya:
"Tecu mempunyai suatu persoalan yang hendak dilaporkan kepada lo cou tiong"
"Jika ingin berbicara, cepat saja utarakan!" seru pengemis sakti berwajah senyum sambil mengulapkan tangannya,
"jangan ngomong soal lapor, lapor melulu"
Setelah memberi hormat, Lian Sam sin kembali berkata:
"Sejak kematian coa pangcu, sampai kini pejabat ketua dipegang oleh Kwa Tiang tay tapi sekarang semua kejahatan yang dilakukan Kwa Tiang tay telah terbongkar, ini berarti kita harus memiliki seorang ketua baru untuk mengisi kekosongan tersebut, padahal semasa coa pangcu masih hidup dulu, beliau telah menunjukkan Leng Kang to sebagai ahli waris serta penerus kedudukannya, biarpun Leng Kang to pernah difitnah sebagai pembunuh gurunya, tapi sekarang semua persoalan telah menjadi jelas, karenanya mohon lo cou tiong suka merehabilitir nama baik Leng Kang to sebagai calon ketua perkumpulan kita"
"Soal pengangkatan seorang pangcu merupakan suatu pekerjaan yang besar, soal ini mesti disepakati dulu oleh semua tiang lo perkumpulan kita, jadi aku si orang tua tidak dapat mengambilkan keputusan"
Kemudian setelah memperhatikan sekejap ke sekeliling tempat itu, kembali ujarnya sambil tertawa:
Pedang Pelangi Jay Hong Ci En Karya Tong Hong Giok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Bagaimanapun juga aku si orang tua serta si nenek pengemis termasuk juga sebagai tiang lo perkumpulan kita, apalagi keempat tiang lo lainnya juga hadir disini. Ehmm, lantas bagaimana menurut pendapat kalian?"
Pengemis tua berambut putih yang berada diujung kiri itu segera memberi hormat seraya berkata:
"Tiga generasi tiang lo dari perkumpulan kita kini hadir semua disini, tecu rasa, kalau toh semasa hidupnya coa pangcu telah menetapkan Leng Kang to sebagai pewaris kedudukannya, sedang setahuku coa pangcu adalah seorang yang jujur, teliti dan setia dengan perkumpulan, tecu rasa pilihannya sudah pasti tak akan keliru, lebih baik biar Leng Kang to saja yang menduduki jabatan tersebut, entah bagaimana pendapat locianpwe berdua serta sute bertiga?"
"Dalam soal ini aku serta sipengemis tua tak punya pendapat, lebih baik kalian saja yang memutuskan" ujar nenek pengemis bermata buta segera.
Ketiga orang pengemis tua berambut putih lainnya serentak bangkit berdiri seraya berkata:
"Tecu sekalian setuju dengan pendapat toa suheng"
"Bagus sekali" kata pengemis sakti berwajah senyum kemudian sambil manggut manggut "kalau begitu kita putuskan demikian saja."
"Leng Kang to" Lian Sam sin segera membentak keras,
"mengapa kau tidak segera berlutut dan mengucapkan terima kasih kepada kedua orang lo cou tiong serta keempat supek cou?"
oleh karena hal ini sudah merupakan tata cara didalam perkumpulan Kay pang, maka si pengemis sakti berwajah senyum pun tak enak untuk menolak.
Demikianlah, Leng Kang to segera menjatuhkan diri berlutut serta menjatuhkan penghormatan sebanyak delapan kali.
Pengemis tua berambut putih yang ada disebelah kiri itu kembali bangkit berdiri sambil katanya lagi:
"Ketua perkumpulan yang baru Leng Kang to dengarkan baik baik, perkumpulan kita mengutamakan kesetiaan dan keadilan dalam menjalankan peranannya dalam dunia persilatan, kita wajib menolong kaum lemah serta menindas kaum penjahat. Dalam sebulan mendatang, kau harus belajar semua tata cara perkumpulan kita dari tiang lo kanan Lian Sam sin, dan selanjutnya dalam melaksanakan tugasnya, tiang lo kanan akan mendampingimu harap kau bisa camkan baik baik"
"Tecu akan mengingatnya selalu didalam hati" sahut Leng Kang to dengan air mata bercucuran.
ooodwooo Bu lim Bengcu Hee Im hong yang berada diruang belakang mulai menaruh curiga setelah melihat Kwa Tiang tay yang pergi sekian lama, ternyata hingga kini belum juga kembali. Ia segera berpaling sambil katanya
"Soh congkoan, coba kau keluarlah untuk memeriksa kenapa Kwa pangcu sudah sekian lama pergi namun belum juga kembali, mungkinkah telah terjadi suatu atas dirinya?"
Soh Han sim segera mengiakan dan beranjak pergi meninggalkan ruangan tersebut.
Didepan pelataran congkoan keluarga Ban, Ban Tiong tat telah berdiri menanti, melihat kemunculannya, dia segera maju menyongsong serta menyapa sambil tertawa "Saudara Soh, ada urusan apa?"
Diam diam Soh Han sim tak senang hati setelah mendengar sebutan itu, pikirnya:
"Selama ini tua bangka celaka tersebut selalu menuruti perintahku dan bersikap sangat menaruh hormat, mengapa ia menyebut saudara kepadaku hari ini?"
Maka sambil mengelus dagunya dia menjawab:
"Bengcu yang menyuruh aku keluar untuk menanyakan kepadamu saat ini Kwa pangcu berada dimana" Mengapa sudah sekian lama pergi hingga kini belum juga kembali?"
Tiba tiba Tiong tat mendekati seraya berbisik:
"Ssst... kalau Bengcu yang menanyakan, hal ini paling baik lagi bisa jadi Kwa pangcu telah menemui kesulitan..."
"Sebenarnya apa sih yang telah terjadi?" tegur Soh Han sim dengan perasaan tak senang.
"Asal Soh congkoan mau kesitu, aku rasa semua persoalan tanggung beres, kalau tidak waah... rasanya sulit juga untuk meloloskan diri"
"Sebetulnya persoalan besar apa sih?"
"Sebab ada beberapa orang tiang lo dari Kay pang sedang menyelidiki soal kematian coa pangcu yang konon mati keracunan, sekarang Kwa pangcu diajak pergi untuk dijadikan sasaran"
"Mengapa tidak kau katakan sedari tadi?"
"Siaute sendiripun baru mendengar soal ini dari hu congkoan, sebetulnya aku hendak masuk untuk memberi laporan kepada Bengcu, tapi karena loko sudah keluar yaa aku pun lapor kepada loko saja, apakah Soh congkoan hendak melaporkan soal ini kepada Bengcu lebih dulu ?"
"Huuuh, hanya masalah sekecil ini kenapa mesti dilaporkan kepada Bengcu ?" seru Soh Han sim makin tak senang hati,
"dimanakah orangnya sekarang ?"
"Dia berada diruang ing gwat sian, sebelah barat Tiong bun koan"
"Hayo jalan" seru Soh Han sim kemudian sambil mengulapkan tangan, "bila mereka ada persoalan, suruh semuanya pergi menghadap Bengcu"
"Baik, baik... Biar siaute membawa jalan buat Soh congkoan" kata Ban Tiong tat kemudian-
Begitulah, seorang dimuka yang lain dibelakang berangkatlah kedua orang itu menembusi pepohonan-Tak selang berapa saat kemudian tibalah mereka ditempat tujuan-Tempat itu merupakan sebuah bangunan dua tingkat yang terdiri dari lima ruang, di balik pintu gerbang merupakan sebuah halaman kecil yang penuh ditumbuhi aneka bunga anggrek.
Tempat tersebut merupakan gedung buku keluarga Ban yang dibagian tengahnya terdapat sebuah ruang tamu kecil sedang disisi kiri merupakan kamar baca.
Saat itu suasana gedung bertingkat itu amat hening sepi dan sama sekali tak terdengar sedikit suarapun.
Ban Tiong tat segera menghentikan langkahnya setelah tiba dimuka pelataran, lalu katanya:
"soh congkoan dari Benteng keluarga Hee telah tiba^
"Silahkan dia masuk" seru seseorang dari dalam ruangan dengan suara dalam.
"Soh congkoan, silahkan" buru buru Ban Tiong tat mengangkat tangannya sambil mempersilahkan.
Dengan langkah lebar soh Han sim segera melangkah masuk kedalam ruangan, tapi di ruangan tengah tidak ditemui seorang manusiapun. Sambil tertawa paksa Ban Tiong tat segera berkata
"Mereka semua berada dikamar baca, silahkan Soh congkoan menuju kekamar baca"
oleh karena Soh Han sim adalah tamu, tentu saja dia persilahkan tamunya untuk berjalan dimuka.
Tempat itu merupakan sebuah pintu berbentuk bulat, didalamnya adalah sebuah kamar baca yang sangat luas.
Soh Han sim sama sekali tidak menaruh curiga kepada Ban Tiong tat, karena dianggapnya congkoan tersebut telah berpihak kepadanya, dengan langkah lebar dia langsung masuk kedalam kamar baca tersebut.
Tapi setelah mengetahui siapa saja yang hadir di dalam kamar baca tersebut hampir saja ia berdiri mematung saking kaget dan tercengangnya.
Tidak sedikit yang berada dalam kamar baca itu ada yang duduk ada pula yang berdiri, namun tidak tampak Kwa Tiang tay dari Kay pang maupun para tiang lo dari perkumpulan Kay pang.
Yang duduk semua berjumlah tiga orang ditengah adalah seorang kakek berjubah ungu yang beralis mata tebal berjenggot putih dan bermuka merah, dia tak lain adalah sam siang tayhiap, Yu Hua liang yang berhasil diselamatkan dari bukit Lou cu san.
orang kedua adalah seorang perempuan cantik yang berdandan sebagai rahib, dia adalah ketua Pek hoa pang Hoa Tin tin.
Sedangkan orang ketiga adalah seorang perempuan tua berambut putih, ternyata dia tak lain adalah Ban lo hujin, istri Ban Bengcu almarhum dari bukit Hong san yang diberitakan telah tutup mata itu.
Yang berdiri disamping adalah Ban Sian cing Ban Huijin kakak beradik serta Leng Bwee oh dan Ay Ang tho dari Pek hoa pang.
Disamping itu masih ada dua orang pemuda berbaju lagi dia kenali yang menggembil pedang pelangi adalah Hee Giok yang yang sedangkan yang satunya Siang ci un tidak dikenalnya.
Bagaimana pun juga si burung berkepala sembilan Soh Han sim adalah jago kawakan yang telah banyak berpengalaman didalam dunia persilatan, sedikit banyak tergetar juga hatinya setelah melihat kehadiran beberapa orang itu, tapi hanya sejenak kemudian ia telah berhasil menenangkan kembali hatinya.
Dengan cepat pula dia sadar akan apa yang telah terjadi tanpa terasa sekulum senyuman yang dingin dan menyeramkan menghiasi wajahnya. Sambil menjura dia berkata.
"Ban lo hujin, kuucapkan selamat kepadamu karena nyatanya kau masih hidup, segar bugar."
Sambil menarik muka Ban lo hujin mendengus dingin:
"Hmmm Soh Han sim selama ini kau banyak akal muslihatnya tapi tindakanku ini tidak pernah kau duga bukan?"
Sambil senyum tak senyum, sahut Soh Han sim, "Yaa, tindakan yang dilakukan Ban lo hujin kali ini benar benar diluar dugaan siapa saja."
"Demi menyelamatkan semua perguruan dan partai dari ancaman musibah besar musibah terpaksa aku harus berpura pura mati"
"Sayang sekali walaupun lo hujin telah berlagak mati namun masih belum mampu untuk menyelamatkan pelbagai perguruan besar dari ancaman musibah" ujar Soh Han sim dingin.
"Tahukah kau mengapa kuundang kedatanganmu kemari?"
"Aku memang ingin memohon petunjukmu"
"Menurut hasil penyelidikanku, semua tindak tanduk yang dilakukan Hee Poocu tak lain adalah hasil dari pengaruhmu yang telah memperalat dirinya, tentunya kau adalah tokoh penting didalam perkumpulan Tay im kau bukan?"
Perkataan yang terakhir ini sangat mengejutkan hati Soh Han sim sehingga paras mukanya berubah hebat, setelah tertawa seram katanya:
"Hehee... heeeh... heeeh... sungguh tak sangka banyak juga yang lo hujin ketahui, sebenarnya lo hujin bisa beristirahat dengan aman tentram sesudah kedudukan Bengcu kau serahkan, tapi ketahuilah bila kelewat banyak yang kau ketahui, hal ini justru tidak akan mendatangkan keuntungan apa apa bagimu"
"Dalam pertemuan puncak yang diselenggarakan dibUkit Hong san pada bulan lima tanggal lima yang lalu, jago-jago dari pelbagai perguruan telah kehilangan daya kemampuan dihadapanku, sehingga apa yang telah kalian rencanakan menjadi terwujud. Maka sekarangpun aku wajib merebutnya kembali dari tangan kalian- Keluarga Ban dari bukit Hong san tak sudi menerima ancaman, tak sudi diperalat ataupun dihasut, kami hanya berjuang demi ditegakkannya keadilan serta kebenaran didalam dunia persilatan"
soh Han sim segera manggut manggu:
"Ehmm, hanya saja bila lo hujin berbuat demikian maka kau bakal menyesal dikemudian hari"
"Soh Han sim" tiba tiba Ban Sian ceng membentak keras,
"kematian sudah berada didepan mata, kau masih berani bicara tekebur?"
Sekali lagi Soh Han sim memperdengarkan suara gelak tertawanya yang amat menusuk pendengaran, ujarnya kemudian:
"Haaah... haaah... haaah... tapi aku justru tidak berhasil menemukan sesuatu hal yang terasa menjadi ancaman bagi keselamatan jiwaku"
Dengan memancarkan sinar mata yang amat tajam, Yu Hua liong membentak pula dengan suara dalam:
"Soh Han sim, kau belum menjawab pertanyaan dari Ban lo hujin, apa kedudukanmu didalam perkumpulan Tay im kau"
"Saat ini He eBengcu berada diruang tengah, mengapa Yu loji tidak menanyakan sendiri persoalan ini kepada Hee Bengcu?"
Sambil tertawa hambar Hoa Tin tin turut berkata:
"Soh congkoan, tampak sebelum melihat peti mati kau tak akan mencucurkan air mata, sebelum diberi peringatan kau enggan berbicara terus terang?"
sekali lagi Soh Han sim tertawa tergelak:
"Haah... haaah... haaah... tapi sayang aku belum pernah melihat peti mati"
"Peti mati sudah berada dihadapanmu sekarang" tiba tiba terdengar seorang nona menanggapi dari belakang tubuhnya.
Pelan pelan Soh Han sim berpaling, tampak olehnya didepan pintu dibelakang tubuhnya telah berdiri berjajar empat orang, dari keempat orang tersebut hanya seorang yang dikenal, dia adalah Huan Cu im yang menggembol pedang pelangi hijaU. Sedang ketiga orang lainnya adalah Yo Leng kong Kul HaU nian serta Siang SiaU Un. Yang berbicara barusan tak lain adalah Siang SiaU un.
Ternyata Yo Leng kong serta Kui Hau nian sudah sejak tadi bersembunyi diluar pintu untuk berjaga jaga bila Soh Han sim berusaha melarikan diri melalui pintu depan, sebaliknya Huan cu im Siang Siau un baru saja tiba disana. Ban lo hujin segera bertanya.
"Huan sauhiap. nona Siang, apakah Kwa Tiang tay telah dibereskan..."
Sebelum Huan cu im sempat menjawab, Siang Siau un telah berkata sambil tertawa Cekikikan:
"Sudah dibereskan sedari tadi yaitu dijatuhi hukuman terberat dari perkumpulan Kay pang, tubuhnya dicincang menjadi lima bagian. Malah kedudukan ketua Kay pang sudah terpilih yakni dijabat oleh Leng Kan to"
"Bagus sekali kalau begitu" ucap Ban Lo hujin sambil manggut manggut gembira. Sebaliknya Soh Han sim justru amat terperanjat mendengar ucapan ini, segera pikirnya:
"Kalau didengar nada pembicaraan mereka tampaknya Kwa Tiang tay betul betul telah mereka bereskan, kalau begitu Ban lo hujin telah mempersiapkan rencana pada hari ini seCara matang sempurna..."
Berpikir sampai disitu, diapun segera berkata dengan suara sedingin salju :
"Kwa Tiang tay adalah wakil Bengcu hasil pemilihan umum seluruh umat persilatan bila kalian berani melakukan sesuatu terhadap Kwa hu bengcu sama artinya secara terbuka akan memusuhi bengcu. Setelah aku mengetahui akan persoalan ini, harus kulaporkan hal tersebut kepada Bengcu, maaf kalau aku tak bisa memenuhi lebih lama lagi"
oleh karena pintu bundar telah dihadang oleh empat orang maka pandangannya segera dialihkan ketempat lain, menyusul kemudian tubuhnya berubah menjadi segulung asap hijau langsung melesat kearah jendela panjang terpentang lebar.
Tempat itu merupakan jalan mundur yang telah dipersiapkan sejak dia dihadang oleh pihak musuh, hanya keenam jendela panjang itu nampak bebas dari penjagaan dan cuma dihiasi oleh rak rak bunga
Tindakan yang dilakukannya saat ini boleh dibilang amat cepat bagaikan sambaran kilat, belum sempat para jago yang berada dalam ruangan itu menghalangi kepergiannya, sesosok bayangan manusia telah menerobos keluar melalui jendela.
Mendadak terdengar Huan cu im membentak keras: "Kembali"
Sepasang tangannya segera disilangkan di depan dada, tangan kiri menggapai sementara tangan kanan membetot, dia keluarkan sebuah jurus aneh.
Kalau dibicarakan memang sangat aneh, sudah jelas Soh Han sim telah menerobos keluar melalui jendela, akan tetapi menyusul gerakan menggapai itu, tahu tahu tubuhnya tersedot balik kedalam ruangan-..
Kejadian tersebut kontan saja membuat para jago yang berada dalam ruangan menjadi tertegun, siapa pun tidak menyangka kalau Huan cu im memiliki ilmu silat yang begitu tinggi dan sempurna, nyatanya dalam sekali gapaian tangan saja ia telah berhasil membetot Soh Han sim kembali ketempat semula.
Tentu saja Soh Han sim sendiripun amat terperanjat, tapi bagaimanapun juga dia adalah seorang jagoan yang sudah cukup berpengalaman didalam menghadapi musuh tangguh.
Begitu dirasakan munculnya segulung tenanga hidapan yang begitu kuat dari belakang tubuhnya dan membetot dia kebelakang, jago tersebut segera sadar kalau sulit baginya untuk meloloskan diri.
Karena dia tak melawan dan membiarkan badannya terhisap mundur kebelakang, namun begitu tenaga hidapan lawan sedikit mengendor, dengan sekuat tenaga dia meronta serta meloloskan diri dari tenaga hidapan tersebut.
Dia bikin terkejut lagi setelah tahu kalau orang yang berhasil membetotnya kembali tak lain adalah Huan cu im, segera pikirnya: "Heran, darimana datangnya tenaga dalam sehebat itu?"
Dia menyangka dirinya telah terlepas dari tenaga hisapan lawan, padahal Huan cu im yang mengeluarkan ilmu Hong lui ing seCara kebetulan sedang menarik kembali ilmu saktinya itu.
Dengan suara menggeledek Ban lo hujin segera membentak:
"Soh Han sim, sekarang kau mesti mengerti bahwa bukan suatu pekerjaan yang gampang untuk meloloskan diri dari tempat itu, daripada melawan dengan percuma, lebih baik jawab saja semua pertanyaanku sejujurnya"
Dengan memancarkan sinar mata yang tajam menggidikkan hati, Soh Han sim memperhatikan sekejap sekeliling tempat itu, kemudian tanyanya: "Lo hujin, apa yang ingin kau tanyakan?"
"Apa yang kau jabat didalam perkumpulan Tay im kau"
Siapakah koncunya" Apakah sekarang ia berada dibukit Lou cu san?"
Soh Han sim tertawa seram :
"Apakah lo hujin anggap Soh Han sim bakal menjawab semua pertanyaanmu itu?"
"Kau harus menjawabnya" seru Hee Giok yang tegas soh Han sim segera mengalihkan pandangan matanya ke wajah nona itu, lalu tegurnya "Mungkin kau adalah toa siocia bukan?"
"Benar, memang aku "
"Toa siocia, tahukah kau kalau Bengcu berada diruang tamu?"
"Tentu saja tahu"
"Toa siocia kan anak kandung Bengcu, mengapa kau justru mengambil sikap memusuhi ayah sendiri" Apakah kau tidak takut disebut anak durhaka yang berani dengan orang tua sendiri?"
"Tutup mulutmu" bentak Hee Giok yang dengan gusar,
"ayah telah kalian pengaruhi dengan pikiran-pikiran yang jahat serta keji ayah telah kalian kelabuhi dengan perbuatan perbuatan yang licik, tindakanku membongkar intrik busuk dari kalian manusia manusia menolong ayah terpelas dari belenggu jahat kalian semua"
"Soh Han sim " kata Yu Hua liong pula "bila kau enggan menjawab dengan sejujurnya, tahukah bagaimana akhirmu hari ini?"
"Yu Inji, jelek jelek begitu kau toh seorang pendekar besar yang punya nama termashur didalam dunia persilatan, kenapa
" Kau ingin meraih kemenangan dengan mengandalkan jumlah banyak" "
"Yu cianpwee, lo hujin, tak ada gunanya kita banyak berbicara dengan manusia jahanam semacam ini, biar boanpwee yang membekuknya dulu" tukaS Hee Giok yang cepat
"Soal ini tak usah toako turun tangan sendiri" tukas Huan cu im, "lebih baik biar siaute saja yang membekuknya"
Ketika terhisap balik oleh kekuatan Huan cu im tadi, sesungguhnya Soh Han sim masih kurang perCaya, dia tidak yakin dengan usia semuda itu, Huan cu im berhasil menguasai ilmu kepandaian sedemikian sempurnanya.
la segera tertawa seram sesudah mendengar perkataan itu, katanya segera :
"Huan cu im, Bengcu bersikap cukup baik kepadamu, bukan saja menganggapmu sebagai putra sendiri, menjodohkan toa siocia kepadamu, siapa tahu kau adalah manusia yang tak kenal budi. air susu kau balas dengan air tuba, tak heran kalau toa siocia pun berani menghianati orang tua sendiri dan minggat dari rumah, rupanya kau sibocah keparat yang membujuknya . . . "
Hee Giok yang menjadi mendongkol bercampUr gusar setelah mendengar perkataan itu segera bentaknya keras keras: "Kau jangan sembarangan bicara"
Demikian gusarnya nona itu, begitu selesai membentak pergelangan tangan kanannya segera digetarkan keras keras... "Sreeet..."
Jari tangannya segera ditotokkan ketengah udara dengan mengeluarkan ilmu can hoa ci yang mematikan.
Soh Han sim telah membuat persiapan sejak tadi, sambil tertawa seram tubuhnya segera mengegos kesamping dan menghindar ke kiri.
orang yang berdiri dibelakang tubuh sisi kirinya adalah Kui Hau nian, tiba tiba ia membentak keras:
"Hey, kau jangan menyingkir ke sini "
Sambil menggetarkan pergelangan tangan kanannya, sebuah totokan segera dilancarkan pula.
Dia adalah seorang jago dari perguruan Hong lui bun di Lam hay, sejak perguruan Hong lui bun kehilangan kedua macam ilmu saktinya yang paling diandalkan sejak seratus tahun berselang, ilmu pukulan Sian hong ciang dan Lui hwee ci, beberapa orang angkatan tua perguruan itu segera merasa semua kemampuan dan kecerdasan yang dimilikinya menciptakan dua macam ilmu baru dengan menggunakan ilmu Sian hong ciang dan Lui hwee ci sebagai dasarnya, hingga terciptalah ilmu Tay hong ciang serta Thian lui ci.
Jadi boleh dibilang kedua macam kepandaian tersebut pun merupakan kepandaian yang cukup diandalkan kemampuannya.
Serangan totokan yang dipergunakan barusan tak lain adalah ilmu jari guntur langit, begitu angin serangan dilancarkan segera terdengarlah suara gemuruh keras seperti guntur yang membelah bumi kedahsyatannya sungguh mengerikan.
Dengan cepat Soh Han sim menyingkir kesamping lalu tangan kanannya dikebaskan kedepan dan menyambar kekiri tubuh lawan.
Huan cu im tidak berpeluk tangan belaka dengan tangan kiri menghisap dan tangan kanan menggiring ia membentak nyaring.
"Soh congkoan dengan sedikit kemampuan yang kau miliki itu lebih baik bermain dulu beberapa jurus denganku."
Termakan gapaian serta giringan itu otomatis tenaga pukulan Soh Han sim yang ditujukan ke tubuh Kui Hau nianpun segera terhisap sama sekali.
oleh karena telapak tangan kanan Soh Han sim menghantam kesebelah kiri otomatis tubuhnya ikut berputar kesebelah kiri, namun berhubung angin pukulannya terhisap oleh Huan cu im dengan sendirinya dia jadi berputar ke kanan mengikuti datangnya tenaga hisapan tersebut.
Huan cu im sama sekali tidak memberi kesempatan padanya untuk turun tangan, tangan kiri yang sebetulnya menggapai kearah kanan tiba tiba mendorong ke kanan sebaliknya tangan kanannya yang melakukan gerakan menggiring kearah kiri kini turut menyambar pula kesebelah kanan- ini berarti gerakan tangan yang semula menghisap ke sebelah kiri sekarang malah melakukan tolakan kesebelah kanan-Soh Han sim yang tenaga pukulannya terhisap sedang berputar kesebelah kanan waktu itu ketika tiba tiba muncul segulung tenaga besar yang mendorongnya kesebelah kiri tubuhnya yang sedang berputar segera terdorong keluar.
Dalam posisi demikian mana mungkin kuda kudanya masih bisa dipertahankan terus" Tak ampun lagi tubuhnya terdorong maju sejauh dua tiga langkah. Menyaksikan kehebatan Huan cu im yang sanggup memutar balikkan badan Soh Han sim bagaikan sebuah patung boneka saja semua orang menjadi kagum dan bersorak memuji.
Hijau membesi selembar wajah Soh Han sim yang kurus kering itu tiba tiba dia membentak keras,
"Bocah keparat she Huan aku akan beradu jiwa denganmu"
Begitu sepasang kakinya berhasil berdiri tegak sepasang telapak tangannya seperti sepasang kampak langsung dibacokkan ke wajah Huan cu im.
Dalam malu berCampur gusarnya serangan tersebut telah disertai dengan tenaga dalam sebesar puluhan tahun latihannya, angin pukulan menderu deru seperti gulungan ombak yang menyambar tiba dengan hebatnya, ternyata gerak serangan yang digunakan merupakan gerakan beradu jiwa.
Huan cu im memang berniat mempermainkan lawannya ini tentu saja ia tidak memikirkan soal serangan dahsyat itu didalam hati sambil tersenyum katanya: "Kau ingin beradu jiwa denganku" bagus sekali"
Ia tetap berdiri dengan sikap yang amat santai dengan sepasang tangan disilangkan didepan dada, menanti angin pukulan musuh sudah berada didepan mata, tangan kirinya baru melakukan gerakan melingkar diatas kepala sementara tangan kanannya melakukan sanggahan dengan keras lawan keras dia sanggah angin pukulan dari Soh Han sim itu keatas.
Bukan hanya begitu saja, gulungan angin serangan dari Soh Han sim yang sebetulnya membacok lurus kedepan itu setelah termakan oleh gerakan menyanggah dan berputar tadi, otomatis angin pukulan itu mengikuti gerakan tangannya berputar satu lingkaran di atas kepala, setelah itu... "Weeeess"
Ternyata secara langsung kembali menerjang ke tubuh Soh Han sim.
Kepandaian silat yang dimiliki Soh Han sim boleh dibilang sudah mempunyai hasil latihan selama dua, tiga puluh tahunan, dengan sendirinya serangan yang dilancarkan bisa dikendalikan sesuai dengan kehendak hati sendiri.
Akan tetapi mimpipun dia tak mengira kalau pihak musuh bisa menggunakan taktik "pinjam tenaga pemukul tenaga"
untuk membawa angin serangan yang dilancarkan itu berputar satu lingkaran ditengah udara kemudian balik menerjang kembali kearahnya tanpa ia berhasil mengendalikannya kembali.
Bisa dibayangkan betapa terkesiap dan ngerinya jagoan iblis tersebut ketika itu.
Padahal sekeliling tubuhnya waktu itu dipenuhi oleh jago jago musuh sehingga tiada tempat luang baginya untuk menghindarkan diri, didalam keadaan apa boleh buat terpaksa dia menyilangkan sepasang tangannya di depan dada, kemudian dengan mengeluarkan jurus "menutup pintu menghadang harimau" dia sambut datangnya angin pukulan sendiri itu dengan sepenuh tenaga. "Blaaammm. . . "
Walaupun angin pukulannya berhasil diterima dengan baik, toh tak urung gempur juga kuda kudanya, dia tak mampu lagi berdiri tegak dan secara beruntun mundur sejauh dua langkah.
Sekarang dia baru yakin kalau Huan cu im yang dihadapinya sekarang sudah bukan Huan cu im dulu lagi, nyatanya dia telah memperoleh pendidikan yang hebat sehingga entah ilmu sakti apa saja yang berhasil dipelajari olehnya "
Tak sempat lagi untuk mengatur pernapasannya yang terengah engah, dengan suara menggeledek ia segera membentak :
"Hey orang she Huan, percuma kalau menghadapi diriku dengan permainan licik beranikah kau melangsungkan pertarungan secara jantan dan kesatriaan denganku?"
"Mengapa tidak?" sahut Huan cu im sambil tertawa "aku cuma kuatir kau tak akan sanggup bertahan sebanyak sepuluh gebrakan di tanganku."
"Belum tentu begitu"
Tiba tiba sepasang tangannya dipergunakan bersama dengan lima jari ditekukkan ke bawah seperti kaitan satu didepan yang lain dibelakang bersama sama mencengkeram tubuh Huan cu im.
Melihat datangnya ancaman ini Huan cu im sama sekali tidak menunggu sampai gerakan itu tiba dengan mementangkan kelima jari tangannya seperti Cakar yang sama dia balas mendesak maju ke muka.
Soh Han sim tertawa dingin seCara beruntun sepasang tangannya melakukan gerakan mencakar berulang kali, tapi bukan musuh yang diserang melainkan hanya mencakar udara seCara ngawur.
Tapi hasilnya, dalam waktu singkat seluruh udara telah dipenuhi oleh desingan angin dingin yang tajam serta menggidikkan hati.
Gerak Cakarnya yang menyambar kekiri kanan muda dan belakang persis seperti laba laba yang membuat sarangnya disuatu wilayah tertentu, ketika Huan cu im mencoba untuk mengeluarkan ilmu Yu sin ki na jiu, ternyata serangannya kini terbendung oleh hawa dingin musuh yang menggidikkan hati itu serta tak mampu untuk menembusinya.
Paras muka Yu Hua liong segera berubah hebat, sambil menatap tajam wajah Soh Han sim, serunya pelan:
"Aaah ilmu serangan yang dipergunakan olehnya adlaah ilmu im hojiu dia benar benar adalah jagoan dari Tay im kau"
Secara beruntun Huan cu im mengeluarkan beberapa macam ilmu untuk menembusi pertahanan musuh, namun setiap kali serangan tersebut selalu kena dipantulkan oleh tenaga pukulan lawan yang dingin lembut tak menggidikkan hati itu, lama kelamaan terperanjat juga hatinya...
Maka setelah mendengar Yu Hua liong menyinggung soal ilmu im lojiu, satu ingatan segera melintas dalam benaknya, pikirnya
"Jika ia memasang selembar jaring laba laba disini, kenapa aku tidak merasakannya dengan menggunakan pedang?"
Berpikir sampai disitu, gerak serangannya segera berubah, sepasang tangannya mengeluarkan gerakan pedang lalu diiringi bentakan keras tubuhnya menyerbu kemuka dengan jurus "menyingkap awan membuka jalan" dengan jari tangan pengganti pedang ia menyerang kemuka.
Perlu diketahui, ilmu ci kiam cap sah si tersebut sebetulnya merupakanjurus serangan untuk Suatu ilmu pedang, sejak kecil ia telah mempelajari tenaga dalam golongan lurus dan setiap kali melatih ilmu ci kiam tersebut, selalu mengerahkan tenaga dalamnya menembusi ujung jari yang dipancarkan keluar sebagai hawa pedang, apa lagi sejak melatih ilmu Hong lui ing sin kang tenaga dalamnya telah peroleh kemajuan berlipat ganda
Begitu serangan dilancarkan, hawa pedang pun memancar menyelimuti seluruh angkasa. "Sreet Sreeet Sreeet..."
Ditengah desingan angin tajam yang memekikkan telinga, hawa lembut berkekuatan dahsyat yang berhasil dibentuk Soh Han sim dengan gerakan mencakarnya itu seketika hancur sebagian besar oleh hawa pedangnya itu sementara pemuda tersebut berhasil pula menerjang ke hadapan mukanya.
Sebetulnya Soh Han sim sengaja mengeluarkan im lojiu untuk mengurung musuhnya lebih dulu menanti jaring udara serangannya berhasil terbentuk. dia baru akan melancarkan serangan balasan.
Dalam keadaan begitu maka asal dia mengayunkan tangannya saja maka tenaga serangannya yang terpancar keluar akan mengurung seluruh tubuh musuh seperti sebuah jaring laba laba.
Mimpipun dia tak menyangka kalau Huan cu im berhasil menembusi jaring yang dibentuknya bahkan mendesak sampai di depan mata.
Dalam kaget dan gusarnya dia segera tertawa seram, kelima jari tangan kirinya disentilkan keras keras memancarkan lima gulung tenaga serangan berhawa dingin yang menyerang sepasang mata Huan cu im, sementara tangan kanannya yang dipentangkan lebar lebar bergerak kian kemari bagaikan sebuah garpu ikan, dimana seCepat sambaran petir menusuk dada pemuda tersebut.
Tindakan yang dilakukannya ini benar cepat bagaikan sambaran kilat, tapi gerakan tubuh Huan cu impun tidak lambat.
Tangan kanannya segera menyambar ke muka, dengan kelima jari tangannya yang dipentangkan seperti kaitan, dalam suatu perputaran saja ia telah menyambar urat nadi penting diatas pergelangan tangan Soh Han sim.
Menanti Soh Han sim menyadari akan bahaya dan bersiap sedia untuk melakukan perubahan jurus, keadaan sudah terlambat.
Tahu tahu pergelangan tangan kanannya terasa kaku, ternyata sudah dicengkeram musuhnya erat erat.
Walaupun demikian, ternyata dia bersikap acuh tak acuh, seakan akan bukan urat nadinya yang kena dicengkeram, sebaliknya kelima jari tangan malah segera diputar serta balas mencengkeram pergelangan tangan Huan cu im.
Bahkan reaksi tangan kanannya juga teramat cepat, diantara gerakan tadi, kelima jari tangannya setelah melancarkan sentilan kembali empat gulung tenaga serangan yang amat dingin dan tajam bagaikan serangan jarum langsung menyusup kedalam iga kanan Huan cu im.
Menyaksikan musuhnya menggetarkan tangan kanannya, Huan cu imtak ambil diam dengan cepat tangan kirinya melakukan sebuah babatan pula keluar.
Dengan demikian, sebelah tangan mereka berdua saling cengkeram mencengkeram, sementara tangan lainnya yang bebas dipergUnakan untuk saling melancarkan serangan dengan kecepatan luar biasa.
Dalam sekejap itu juga , secara tiba tiba Huan cu im merasakan mengalir keluarnya segulung hawa dingin yang amat merasuk tulang muncul dari balik telapak tangan kiri Soh Han sim.
Didalam kagetnya, buru buru dia mengerahkan hawa murninya untuk mendesak ancaman tersebut.
Dengan cepatnya pula Soh Han sim menemukan jika Huan cu im sedang menyalurkan tenaga dalamnya untuk membendung serangan, memanfaatkan kesempatan yang sangat baik ini dia segera membentak. telapak tangan kanannya dengan jurus "membuat rata bukit Hoa san" dia hantam batok kepala Huan cu im.
Dengan cepat pula Huan cu im merentangkan kelima kali jari tangannya, ia akan menunggu sampai serangan musuh hampir mengenai batok kepalanya, seCara tiba tiba dia baru melakukan Cengkeraman kilat, ilmu yang akan dipergUnakan adalah ilmu Tay lek eng jian kang.
Semula dia hanya bermaksud menggunakan cara tersebut untuk beradu kekerasan dengannya, siapa sangka ketika cengkeram mautnya itu menyentuh telapak tangan lawan, segera terdengarlah suara gemerutukan nyaring bergema memecahkan keheningan. "Kraaaak Kraaaak Kraaaak"
Kelima jari tangan kanan Soh Han sim segera hancur berantakan, termakan oleh bentrokan itu.
Akibat dari remuknya tulang tulang jari tangannya, Soh Han sim segera menjerit sekeras kerasnya dan roboh terjungkal keatas tanah, mungkin karena sakitnya ia segera jatuh tak sadar diri
Kejatuhan ini ternyata diluar dugaan Huan cu im sendiri, dia tak tahu berapa jauhnya kemajuan yang berhasil diraih dalam tenaga dalamnya setelah belajar ilmu Hong lui ing dari sipengemis sakti berwajah senyum, karenanya sewaktu mengeluarkan ilmu Tay lek eng jiu kang tadi, secara otomatis lebih besar tenaga dalam yang dipergUnakan olehnya.
Padahal cengkeramannya itu sudah cUkup untuk menghancurkan batu karang menjadi bubuk. bagaimana mUngkin kelima jari tangan Soh Han sim mampU menahan cengkeraman mautnya itu"
Sementara Huan cu im masih tertegun, Siang Siau un telah maju selangkah ke depan seraya menotoktiga buah jalan darah penting ditubuh Soh Han sim, setelah itu pujinya:
"Samko, kau benar benar sangat hebat"
Berkilat pula sepasang mata Yu Hua liong setelah mengikuti jalan pertarungan itu segera tanyanya:
"Huan sauheng, apakah kepandaian sakti yang kau pergunakan barusan adalah ilmu coan ing sin kang dari kalangan buddha" Aku dengar kepandaian sakti itu sudah lama lenyap dari peredaran dunia persilatan sungguh tak disangka meski Huan sauheng masih muda usia namun telah berhasil melatih kepandaian silat hebat ini"
Ban lo hujin turut mengalihkan pandangan matanya ke wajah Huan cu im dengan perasaan kaget berCampur keheranan.
Tentu saja Ban Huijin yang berdiri di sebelah kanan Ban Lo hujin lebih terkejut lagi dibuatnya, dia baru berpisah selama satu bulan dengan Huan toakonya, tapi kenyataannya sekarang ilmu silat yang dimiliki pemuda tersebut telah memperoleh kemajuan yang begini pesat.
Dengan wajah bersemu merah buru buru Huan cu im menjawab:
"Yu cianpwee terlalu memuji, padahal kepandaian yang kupergunakan tadi bukan ilmu coan ing sinkang"
"Lantas ilmu apakah yang lote pergunakan tadi?" tanya Yo Leng kong dengan perasaan ingin tahu.
"oooh, itu mah ilmu Hong lui in yang diwariskan Yu locianpwee kepadaku"
"Ilmu Hong lui in?"
Kui Hau nian adalah ahli waris dari perguruan Hong lui bun di Lamhay, begitu mendengar nama "Hong lui", dia segera merasa kalau kepandaian tersebut ada sangkut pautnya dengan perguruannya sendiri, oleh sebab itu cepat cepat dia bertanya:
"Huan lote, aku dengar ilmu Hong lui in tersebut ada hubungannya dengan perguruan kami."
"Betul," Huan cu im manggut manggut, "sesungguhnya kepandaian sakti ini diciptakan oleh Kiang cinjin dari Kun lun pay. Ceritanya dia merasa ilmu Sian hong ciang serta Lui hwee ci yang pernah dilihatnya dulu kelewat dahsyat dan ganas, karenanya diapun menciptakan sejenis kepandaian yang bisa menahan ancaman Sian hong ciang serta lui hweeci tersebut dan kepandaian itupun dinamakan Hong lui in."
Setelah mendengar penjelasan tersebut Kui Hau nian menghela napas panjang.
"Aaaai tampaknya dalam soal ilmu silat benar benar berlaku peribahasa yang mengatakan, Diluar langit masih ada langit, diatas manusia pintar masih ada manusia pintar lain. Sudah banyak tahun ilmu Sian hong ciang dan Lui hwee ci dari perguruan kami hilang dari peredaran belum lagi kepandaian sakti tersebut berhasil siaute temukan sungguh tak disangka kini telah muncul ilmu tandingan dari kepandaian tersebut"
Tiba tiba terdengar Pengemis sakti berwajah senyum berseru dari luar jendela
"Hey anak muda, mengapa mesti putus asa" Aku-toh sudah berjanji kepadamu, pokoknya perjalananmu kali ini tak bakal sia sia, Sian hong ciang dan Lui hwee ci sebagai ilmu warisan perguruanmu pasti dapat kau boyong pulang, disamping itu akupun ingin memperlihatkan pula kepadamu kalau didaratan Tiong goan sudah ada ilmu sakti yang dapat menandingi kehebatan kedua macam ilmu sakti perguruanmu, sehingga kalianpun tidak sampai melakukan perbuatan yang menyimpang dari garis yang telah ditentukan sucou kalian"
Ketika mengucapkan kata kata yang terakhir tadi, orangnya sudah pergi jauh.
Sementara itu Soh Han sim telah mendusin dari pingsannya dan berbaring diatas tanah sambil terengah engah.
Ban Sian cing segera maju memberi hormat seraya berkata: "Yu locianpwee, bagaimana dengan manusia she Soh ini ?"
"orang ini merupakan manusia durjana dari perkumpulan Tay im kau, sekarang kita mesti manfaatkan kesempatan ini untuk mengorek keterangan sekitar latar belakang perkumpulan itu"
"Baik " sahut Ban Sian cing mengiakan, kemudian bentaknya keras keras:
"Soh Han sim, sudah kau dengar" Nah, lebih baik berilah pengakuan secara blak blakan"
Waktu itu paras muka soh Han sim telah berubah menjadi pucat pias seperti mayat, dia hanya memandang wajah Ban lo hujin serta Yu Hua liong tanpa mengucapkan sepatah katapun.
"Aku telah menotok jalan darahnya" siang Siau un segera berseru tertahan.
cepat cepat dia maju ke muka sambil menendang belakang tengkuknya keras keras, lalu bentaknya: "Hayo cepat bicara "
Ternyata dia telah menotok jalan darah Thian tu hiatnya tak heran kalau orang tersebut tak mampu berbicara.
Siapa tahu begitu jalan darahnya dibebaskan, tiba tiba Soh Han sim memuntahkan darah segar dan sekali lagi jatuh tak sadarkan diri..
"Sungguh aneh" Siang Siau un segera berseru tertahan,
"kenapa dia...?"
Dalam sekilas pandangan saja Yu Hua liong dapat melihat kalau wajah orang itu pucat pias seperti mayat, agaknya menderita luka dalam yang cukup parah, hal ini membuatnya sangat keheranan.
Dengan cepat dia bangkit berdiri dan menghampirinya, memegang pergelangan tangan kanan orang she Soh itu serta memeriksa denyutan nadinya, setelah itu ia baru berkata:
"Waaah, parah betul luka dalam yang dideritanya"
Ia segera berpaling ke arah Huan cu im seraya bertanya:
"Apakah Huan sauheng telah beradu tenaga dalam dengannya?"
"Benar" Huan cu im mengangguk, "ketika akan mencengkeram urat nadinya tadi, diapun balas mencengkeram urat nadiku, saat itulah aku merasa ada segulung aliran hawa dingin yang menusuk tulang menyusup keluar dari balik telapak tangannya, oleh sebab itu aku pun segera mengerahkan tenaga untuk menolaknya kembali".
"Nah itulah dia" seru Yu Hua liong kemudian sambil tersenyum, "berbicara dari tingkatan tenaga dalam yang dimiliki Huan sauheng, bagaimana mungkin dia sanggup membendung pukulan balikmu" Enso tua tampaknya kau terpaksa mesti mengeluarkan sebutir pil pat po lian sang wan untuk menyelamatkan selembar jiwanya"
Ban Lo hujin manggut manggut segera perintahnya:
"Sian cing, coba berikan sebutir pil penyembuh luka kepadanya"
Ban Sian cing mengiakan dan mengeluarkan sebutir pil dari dalam botol porselen dan segera dijejalkan ke mulut Soh Han sim.
Pelanpelan Soh Han sim memejamkan matanya rapat rapat selama ini ia tetap membungkam diri dalam seribu basa.
Keadaan tersebut berlangsung sampai seperminum teh lamanya.
Lama kelamaan habis juga kesabaran Ban Hujin, ia segera membentak keras:
"Hey orang she soh, kau tak bakal mampus, kenapa mesti berlagak sadar modar?"
"Hayo cepat bicara" teriak Siang Siau un pula, "jika enggan berbicara lagi, segera akan kulecuti tubuhmu, agar kau merasakan kelihayanku..."
Merah membara sepasang mata Soh Han sim, dengan suara menggeledek bentaknya keras keras:
"Lebih baik kalian membunuhku saja"
"Hmmm" Siang Siau un mendengus "sebelum kau ungkap latar belakang dari perkumpulan Tay im kau, dianggapnya gampang untuk mampus begitu saja?"
"Kini, seluruh kepandaian silatku telah punah, selain mati rasanya tiada persoalan penting lainnya, apa yang mesti kutakuti?"
"Siapa yang telah memunahkan ilmu silatmu?" tanya Siang Siau un keheranan.
"Siapa lagi kalau bukan Huan cu im si anak jadah keparat itu" umpat Soh Han sim sambil menggigit bibir kenoang kencang.
Kontan saja Siang Siau un menendang tubuhnya keras keras, teriaknya dengan marah "Kau berani memaki samkoku?"
Pedang Pelangi Jay Hong Ci En Karya Tong Hong Giok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Dengan cepat Siang ci un mengulapkan tangannya, lalu berkata:
"Siau un, kularang kau untuk turun tangan terhadap seseorang yang telah kehilangan kemampuan untuk memberikan perlawanan"
"Siapa suruh dia memaki orang semaunya sendiri?"
"Aku sama sekali tidak memunahkan ilmu silatnya" Huan Cu im segera membantah.
Yu Hua liong tersenyum dan ikut berkata "ilmu silat yang dilatih Soh Han sim adalah tenaga dalam im kang dari golongan sesat, sebaliknya ilmu yang kau latih merupakan tenaga murni dari golongan lurus, dengan sendirinya tenaga im kangnya buyar dengan begitu saja setelah bertemu dengan hawa murnimu aaai... dari sinilah membuktikan kalau kaum sesat tak pernah bisa mengungguli kaum benar, Soh Han sim apakah kau belum mau bertobat?"
"Soh Han sim" sambung Ban lo hujin pula "kau berjulukan burung berkepala sembilan selama hidup sudah kelewat banyak tindakan kejahatan yang kau lakukan, semestinya manusia semaCam kau tak boleh dibiarkan hidup terus, tapi setelah Huan sauhiap memunahkan segenap ilmu silatmu tanpa disadari berarti telah melenyapkan juga semua bibit dosa darimu, karenanya asal kau bersedia bertobat atas semua kejahatan yang pernah kau perbuat serta kembali kejalan yang benar, separuh hidupmu selanjutnya masih ada kesempatan untuk hidup tenteram sebagai manusia biasa, coba pikirkanlah baik baik"
Soh Han sim mengangkat kepalanya dan memandang sekejap ke arah Ban lo hujin kemudian ujarnya:
"Masa kalian masih bersedia membebaskan aku"
"Asal kau bersedia menyesali perbuatan yang lampau serta mau bertobat, kujamin tiada orang yang akan mencelakai jiwamu"
Tampaknya Soh Han sim seperti tertarik dengan tawaran itu, tapi sejenak kemudian ia sudah menggelengkan kepalanya sambil berkata lagi:
"Tidak bisa, sekalipun kalian bersedia membebaskan diriku, belum tentu orang orang Tay im kau akan melepaskan diriku dengan begitu saja"
Ban lo hujin segera tersenyum.
"Saat berakhirnya kekuasaan Tay im kau telah berada diambang pintu, untuk melindungi keselamatan sendiripun sudah menjadi masalah yang gawat siapa lagi yang berniat mengurusi dirimu" Tapi kalau kau toh tetap kuatir, silahkan saja berdiam diperkampungan Ban siong san ceng kami ini, rasanya tak nanti ada orang yang berani mencelakai dirimu lagi"
"Sungguh ucapan lo hujin itu?" soh Han sim mencoba untuk menegaskan.
"Apa yang telah kuutarakan, tentu saja berlaku"
"Kalau begitu, akupun bersedia untuk menjawab"
Dengan cepat Soh Han sim merangkak bangun, kemudian setelah menyembah beberapa kali katanya:
"Sebelum kuucapkan banyak terima kasih dulu kepada lo hujin, bila lo hujin ingin menanyakan suatu, silahkan bertanya, apa yang kuketahui pasti akan kujawab"
"Yang ingin kuketahui haya sekitar latar belakang perkumpulan Tay im dan berapa banyak kau ketahui, katakan saja sebatas pengetahuanmu"
Soh Han sim segera tertawa getir:
"Biarpun aku mengerti sedikit, namun bukan berarti seluruh latar belakangnya kuketahui, lebih baik lo hujin yang bertanya dan aku yang menjawab"
"Baik" sahut ban lo hujin, "kalau begitu katakan dulu siapakah kaucu dari Tay im kau?"
Soh Han sim segera dibuat tertegun, sesaat kemudian ia baru berkata agak tergagap
"Lo hujin, terus terang saja aku tak sanggup menjawab pertanyaanmu yang pertama ini"
"Kau tidak besedia menjawab?" seru Ban Huijin-
"Bukan begitu, mungkin kalian tak percaya, sesungguhnya aku betul betul tak tahu, sebab sejak masuk menjadi anggota Tay im kau dan menjabat sebagai pelindung hukum perkumpulan, sampai sekarang belum pernah bertemu dengan kaucu"
"Lalu kau mengadakan kontak dengan siapa?"
"Dengan Hee Hujinya kni perempuan she Sim, tapi kedudukannya juga sebagai pelindung hukum perkumpulan"
"Mungkin... mungkinkah Hee... Hee pocu?" tanya Ban Huijin lebih jauh.
Berhubung disitu hadir Hee Giok yang, dia merasa rikuh untuk menyebut nama Hee Im hong secara langsung.
"Bukan" Soh Han sim segera menggeleng "Sim si hujin menguasai bukit Lou cu san, dia pula yang menyuruh Hee Poocu mengutus diriku untuk menjabat kedudukan congkoan dalam benteng keluarga Hee,padahal dalam kenyataannya Hee pocu harus mentaati semua perintahku"
"Perempuan she Sim itu masih mempunyai seorang enci, apa kedudukannya dalam perkumpulan ?" tanya Hee Giok yang.
"Diapun berkedudukan sebagai pelindung hukum, tapi dia juga menjabat kedudukan wakil congkoan dalam benteng keluarga Hee kedudukannya masih berada dibawahku"
"Sesungguhnya apa sih jabatanmu sebenarnya ?" tanya Yu Hua liong tiba tiba sambil mengelus jenggotnya .
"Tugasku mengawasi dan mendampingi Hee pocu selama dia menjadi Bu lim Bengcu dan langkah berikut adalah menguasai sembilan partai besar..."
"Apalagi yang kau ketahui?"
"Hanya ini saja" Soh Han sim tertawa getir, "bila dipikirkan kembali saat ini, sekali pun mereka mengutus diriku untuk mengawasi Hee pocu serta mendampinginya dalam usaha menguasahi sembilan partai besar sehingga sepintas lalu kedudukan dan kekuasaanku seolah olah besar, padahal dalam kenyataannya setiap langkah dan tindakanku masih harus menunggu perintah dari perkumpulan, atau dengan perkataan lain aku tak lebih cuma seorang bonekanya saja, tak sebuah perkumpulan rahasia pun yang kuketahui"
"Rasanya kau menyadari juga akan hal ini"
"Bagus sekali" kata Ban lo hujin pula sambil mengangguk
"Tiong tat, ajaklah dia pergi dari sini, dan berikan sebuah kamar di kebun belakang untuknya serta beri jabatan sebagai bengkoan, beri uang gaji setiap bulan kepadanya agar dia bisa hidup secara baik baik"
Dengan bersusah payah Soh Han sim merangkak bangun, kemudian memberi hormat berulang kali sambil serunya:
"Terima kasih banyak lo hujin"
Ban Tiong tat segera membimbingnya dan mengundurkan diri dari ruangan itu.
-oo0dw0oo Jilid: 53 Soh Han sim pergi dari ruang tengah karena mendapat perintah untuk memeriksa keadaan ketua dari Kay pang Kwa Tiang tay, tapi setelah pergi sekian lama belum nampak juga kembali, BengCu Hee Im hong mulai merasakan ketidak beresan persoalan itu.
Saat itulah, wakil congkoan dari Ban siong san Ceng Ban Kim sia munculkan diri dan berkata sambil memberi hormat:
"Lapor BengCu, pejabat ketua yang baru dari Kay pang, Leng Kang to mohon bertemu"
"Pejabat ketua Kay pang yang baru?" Hee Im hong tertegUn, segera tanyanya, "ke mana perginya Kwa pangcu?"
Ban Kim sia segera tertawa paksa:
"Hamba sendiripun kurang begitu tahu tentang masalah Kay pang, mengapa bengCu tidak persilahkan pejabat ketua Kay pang yang baru masuk lebih dulu kemudian tanyakan sendiri kepadanya?"
Hee Im hong segera manggut manggut:
"Baiklah, harap Ban hu congkoan sampaikan bahwa aku mempersilahkannya masuk"
"Baik " Ban Kim sia mengiakan dan segera membalikkan badan berjalan keluar dari situ, kemudian teriaknya lagi keras keras: "Hee bengcu mempersilahkan Leng pancu masuk ke dalam"
Menyusul seruan itu, dia telah muncul kembali mendampingi Leng Kang to bersama si pengemis penakluk harimau Lian Sam sin dan tocu kantor cabang kota Kim Leng Lian Sam goan.
Dengan langkah lebar Leng Kang to segera maju selangkah kedepan dan memberi hormat kepada Hee Im hong sambil ujarnya:
"Pejabat ketua Kay pang yang baru Leng Kang to menjumpai bengcu"
Hee Im hong sebagai seorang jago yang berpengetahuan sangat luas, tentu saja enggan menerima penghormatan sebesar itu, buru buru dia membimbingnya bangun dan berkata sambil tersenyum:
"Leng sauheng tak usah banyak adat"
Sebelum duduk persoalan yang sebenarnya dibikin jelas, tentu saja dia pun enggan memakai istilah "pangcu"
Setelah Leng Kang to bangkit berdiri, Lian Sam sin segera maju dan berseru sambil menjura:
"Aku si pengemis tua menjumpai bengcu pejabat ketua perkumpulan kami yang baru Leng Kang to masih muda dan cetek pengetahuannya, harap selanjutnya Bengcu sudi banyak memberi petunjuk kepadanya."
"Lian loko terlalu merendah" kata Hee Im hong sambil mengangkat tangannya, "silahkan bertiga mengambil tempat duduk. sebetulnya urusan partai anda bukan menjadi masalah pribadiku, tapi sebagai seorang Bengcu, mau tak mau terpaksa siaute harus bertanya juga sejak kapan Kay pang mengangkat pangcu baru dan mengapa tak nampak Kwa pangcu muncul kembali di sini ?"
Leng Kang to bertiga duduk menurut urutan kedudukannya, lalu oleh Lian Sam sin jawabnya:
"Sebetulnya kedatangan aku she Lian mendampingi Leng pancu adalah untuk melaporkan peristiwa ini kepada Bengcu,"
"Perkumpulan kami memang bernasib buruk sehingga coa pangCu almarhum diracuni orang seCara tragis, atas pemeriksaan yang dilakukan sendiri oleh kedua orang lo coutlong dan keempat tianglo kami semua persoalan telah terungakap jelas tianglo kiri Kwa Tiang tay sebagai pembunuh utama dalam kasus meraCuni coa pangCu telah dituduh sebagai pembunuh, penghianat perkumpulan dan berkomplot dengan musuh untuk menggulingkan kekuasaan pangCu lama."
"Karena bukti sudah jelas, maka bersama para pembantunya Koansee yong dan Lo Bun pin, mereka telah dijatuhi hukuman yang sesuai dengan dosa kesalahan yang telah diperbuat, atas persetujuan semua tianglo, pewaris coa pangcupun diangkat menjadi pangcu baru meneruskan kedudukan gurunya"
Makin mendengar Hee Im hong merasa Semakin tersenggang, tapi makin diperhatikan dia semakin terperanjat, bukanlah kedua orang "lo coa tiong" dari Kay pang adalah si pengemis bermata buta" Mungkinkah kedua orang itu sudah berada diperkampungan Ban siong san ceng"
Kalau toh Kwa Tiang tay sudah menjalani hukuman mati, sebagai urusan rumah tangga Kay pang, tentu saja dia sebagai orang luar tak baik untuk mencampurinya. Maka sambil mengelus jenggotnya Hee Im hong manggut manggut katanya:
"Jikalau rapat tianglo dari perkampungan anda telah menetapkan demikian, aku harus menyampaikan selamat buat Leng pangcu. Kini Kwa Tiang tay sudah mati, sudah barang tentu dia tak perlu untuk mempersoaikan kembali."
"Terima kasih Bengcu" cepat cepat Leng Kang to memberi hormat.
Lian Sam sin segera bangkit berdiri lalu mewakili Leng Kang to memperkenalkannya kepada para ciangbunjin serta wakil dari partai partai besar yang hadir disitu Semua orang pun menyampaikan selamat kepada Leng Kang to, kemudian baru duduk kembali.
Mendadak tampak wakil congkoan Ban Kim sia masuk kembali dengan langkah tergesa gesa, kemudian setelah memberi hormat kepada Hee Im hong katanya: "Lapor Bengcu, lo hujin dan Yu tayhiap telah tiba"
begitu mendengar nama "lo hujin" Hee Im hong segera menjadi tertegun, siapa gerangan "lo hujin" yang dimaksudkan Ban Kim sia"
Baru saja rasa curiga melintas dalam benaknya, dari luar pintu telah muncul serombongan manusia.
Sebagai orang pertama adalah Sam siang tayhiap Yu Hua liong, orang yang telah ditolong dari bukit Lou cu san dan hingga kini belum ketahuan jejaknya.
orang kedua adalah Ban lo hujin yang sangat menggetarkan perasaan hatinya, nyonya tua yang jelas sudah meninggal dunia tersebut kini telah berjalan masuk ke dalam ruangan didampingi Ban Sian ceng serta Ban Huijin.
Dibelakang mereka mengikuti ketua Pek hoa pang Hoa Tin tin, Leng Bwee oh, Ay Ang tho, disusul kemudian Yo Leng kong Kui Hou nian serta Hee Giok yang, siang ci un dan Siang Siau un.
(Hee Giok yang maupun dua bersaudara Siang masih menyaru sebagai pria).
Ketika bertemu dengan Ban lo hujin, Hee Im hong nampak terperanjat sekali, tapi dia bukan manusia biasa, dalam waktu singkat dia telah memahami semua duduknya persoalan-Sepasang matanya segera berkilat tajam lalu dengan senyum dikulum dan tertawa tergelak dia bangkit berdiri untuk menyambut. "Selamat bersua kembali saudara Yu" ujarnya.
Kemudian sambil berpaling ke arah Ban lo hujin, katanya pula seraya menjura :
"Enso tua sungguh nasibmu masih baik ternyata tetap hidup segar bugar didunia ini, Cuma siaute rasa, gurauan enso kali ini benar benar rada keterlaluan"
Ban Lo hujin tertawa dingin-
"Teguran Hee Bengcu memang benar, tapi seandainya tidak kusiarkan berita kematianku, bagaimana mungkin dapat mengundang kehadiran Hee Bengcu disini" Dan bagaimana pula bisa kuundang kedatangan para ciang bunjien dan wakil partai besar yang telah Bengcu undang ke benteng anda...?"
Ucapan tersebut kelewat blak blakan dan mirip dengan tusukan langsung sebilah pisau tajam.
Walaupun Hee Im hong sudah dapat menebak berapa bagian, namun dia belum dapat menduga dengan cara apakah Ban lohujin akan memusuhi dirinya, maka sebelum kedua belah pihak sampai bentrok secara terang terangan, terpaksa dia harus berkata sambil tersenyum
"Bila enso tua ada persoalan, cukup kirim orang untuk menyampaikan kabar, masa siaute tak akan segera datang ?"
Sementara berbicara, matanya yang tajam memandang sekejap ke wajah beberapa orang yang berada di belakang tubuh Ban Lo hujin, dia merasa bahwa kawanan manusia yang turut masuk ke dalam ruangan bersama Ban Lo hujin itu tidak terlampau tangguh.
Diantara sekian orang, yang tidak dikenal olehnya hanya si kakek aneh berjubah hitam dan berlengan kutung (Yo Leng kong) serta seorang lelaki berwajah penyakitan (Kui Hui nian) yang nampaknya memiliki ilmu silat yang agak tangguh.
Sedangkan sisanya ketiga orang pemuda (Hee Giok yang serta dua bersaudara Siang) yang berada bersama Huan cu im hanya mirip anak murid perguruan kenamaan, dengan kemampuan beberapa orang itu, jangan lagi dipihaknya masih terdapat jago-jago tangguh dari pelbagai perguruan, sekalipun dia seora ngpun masih sanggup untuk menghadapinya.
Begitulah, setelah memperhatikan sekitar arena, hatinya menjadi lega separuh, sekulum senyuman pun segera menghiasi ujung bibirnya, dia berkata sambil tersenyum:
"Enso tua, saudara Yu, silahkan duduk semua "
Yu Hua liong, Ban Lo hujin, Hoa Tin tin Yo Leng kong serta Kui Hau nian sekalian segera mengambil tempat duduk.
sementara lainnya hanya berdiri disamping.
Sementara itu Huan cu im telah maju ke hadapan Hee Im hong dengan sikap sangat menghormati, lalu menyapa:
"Empek Hee" "Keponakan Huan" ujar Hee Im hong sambil mendehem,
"bukankah kau keluar rumah bersama Giok yang, apakah Giok yang tidak ikut datang?"
Sekalipun ucap tersebut bernada lembut, namun secara diam diam mengandung maksud menegur pemuda tersebut yang dituduh telah melarikan anak gadis orang.
Kendatipun Huan cu im merasa tak pernah melakukan perbuatan asusila namun teguran yang dilakukan dihadapan orang banyak ini cukup membuat wajahnya merah padam cepat cepat sahutnya:
"Enci Giok yang ikut datang, sebentar dia akan muncul sendiri untuk bertemu dengan empek Hee"
"Hmmm" Hee Im hong mendengus berat berat, "kaum perempuan memang selalu condong keluar, lebih baik dia tak usah datang menjumpaiku lagi"
Hee Giok yang yang berdiri disamping, hampir saja dibuat menangis saking malunya namun ia pun tahu kalau saat sekarang bukan saat yang baik untuk berbicara.
Terpaksa sambil menahan air matanya yang mengambang dalam kelopak mata ia berusaha mengendalikan diri, masih untung dia mengenakan topeng kulit manusia, sehingga orang lain tak melihat raut mukanya secara jelas. Ban lo hujin segera berkata lagi :
"Huan sauhiap. tolonglah minggir dahulu, aku mendapat pesan dari Yu locianpwee untuk membicarakan tiga hal dengan bengcu"
Huan cu im merasa mengiakan dan segera mengundurkan diri dari tempat tersebut.
Tercekal juga perasaan Hee Im hong setelah mendengar nama "Yu locianpwee" disinggung singgUng, tapi segera tanyanya sambil tersenyum tenang : "Enso tua, siapa sih yang kau maksudkan dengan Yu locianpwee itu...?"
Sengaja dia mengajukan pertanyaan tersebut agar dapat mencari tahu nada pembicaraan lawan-
Ban Lo hujin tersenyum. "Nama besar Yu locianpwee sudah termashur di seantero jagad semenjak tujuh, delapan puluh tahun berselang, dia adalah salah seorang dari dua cikal bakal Kay pang, yakni si Pengemis sakti berwajah senyum, rasanya Bengcu pasti mengetahuinya bukan?"
Diam diam Hee Im hong merasa terkejut, buru buru ujarnya sambil tertawa paksa:
"Yu locianpwee adalah seorang tokoh persilatan yang amat terhormat kedudukannya dalam dunia persilatan, sudah lama siaute mengaguminya, apakah beliau hadir disini " Apakah siaute berkenan untuk menyambanginya ?"
"Gerak gerik Yu locianpwee ibaratnya bangau sakti yang terbang kemana mana, setelah pergi kemana " Tapi bila beliau berniat untuk menjumpai Bengcu, dia pasti akan datang sendiri kemari, tapi bila beliau enggan bertemu dengan Bengcu, jangan harap kau bisa bertemu dengan dia orang tua"
Apa yang diucapkan olehnya memang merupakan suatu kenyataan, Pengemis sakti berwajah senyum selalu bertindak dan berbuat menurut kehendak hati sendiri, dan hal ini sudah menjadi kebiasaannya semenjak tujuh, delapan puluh tahun berselang. Sambil menghela napas panjang, Hee Im hong segera berkata :
"Kalau begitu, siaute benar benar tak berjodoh untuk bertemu dengannya " Kemudian sambil menjura kepada Ban lo hujin, katanya :
"Tadi, enso bilang Yu locianpwee hendak menyampaikan berapa persoalan kepadaku, apakah enso dapat mengutarakan persoalannya ?"
"Ya, ada tiga persoalan yang hendak kusampaikan kepada Bengcu, harap sudi memberi keterangan"
"Silahkan enso utarakan " dengan penuh kesangsian dan kecurigaan Hee Im hong menyahut.
"Persoalan pertama mengenai Si burung berkepala sembilan Soh Han sim yang konon menjadi congkoan dalam Benteng Bengcu, apakah Bengcu tahu secara jelas asal usulnya?"
Hingga kini Soh Han sim belum juga menampakkan diri, Hee Im hong sadar congkoannya pasti sudah tertimpa musibah, karenanya dia segera berkerut kening setelah mendengar pertanyaan itu, katanya:
"Apakah enso mencurigai asal usul Soh congkoan" Ia datang kemari bersama siaute, asal enso memanggilnya menghadap dan mengajukan pertanyaan sendiri kepadanya, bukankah semua persoalan akan menjadi jelas?"
"Soal ini sih tidak usah" tukas Ban lo hujin, "sebelum pertemuan puncak di bukit Hong san diselenggarakan, soh congkoan telah merobohkan para ciangbunjin dan wakil partai yang turut serta dalam pertemuan ini, bahkan memaksa diriku untuk menuruti perintahnya, sejak peristiwa tersebut aku sudah menaruh curiga kalau dibelakangnya pasti ada dalang di belakang layar, ternyata Soh congkoan telah mengakuinya tadi..."
Sekali lagi Hee Im hong mengerutkan alis matanya, sementara sinar matanya berkilat, dengan suara dalam ia berseru:
"oooh, rupanya enso telah memaksa berbicara dengan jalan menyiksa?"
Ban lo hujin tertawa hambar.
"Harap Bengcu jangan emosi, sesungguhnya aku sendiripun hanya melaksanakan tugas sesuai dengan perintah dari Yu locianpwee..."
"Yu locianpwe adalah seorang Bu lim cianpwee" kata Hee Im hong bersungguh sungguh, "selama inipun aku selalu menghormatinya, tapi cara kerja dia orang tua kali ini..."
"Kesemuanya ini demi kebaikan Bengcu sendiri" tukas Ban lo hujin cepat, "Soh congkoan pun telah mengakui kalau dia adalah petugas Tay im kau yang diselundupkan ke samping Bengcu"
"Apa?" dengan perasaan terkesiap Hee Im hong pura pura kaget, "dia adalah anggota Tay im kau" Oooh... oooh... apa lagi yang dia katakan?"
"Padahal dia sendiripun tak lebih cuma seorang boneka yang diperalat pihak Tay im kau, terhadap latar belaakng Tay im kau boleh dibilang sama sekali tak tahu"
"Mana orangnya sekarang?" seru Hee Im hong teramat gusar, "aku hendak bertanya sendiri kepadanya"
"Ilmu silat yang dimiliki Soh congkoan telah punah, sebentar lagi dia akan keluar sendiri untuk bertemu dengan Bengcu"
Hawa amarah menyelimuti seluruh wajah Hee Im hong, namun agaknya dia sedang berusaha untuk menahan diri, katanya kemudian
"Apakah persoalan yang kedua?"
"Kedua orang putri kesayangan Siang ciangbunjin dari Hoa sanpay pernah mendapat kabar yang mengatakan Huan sauhiap telah dilukai jarum im khek kiam dari pihak Tay im kau, padahal ibu mereka justru tewas oleh ilmu Im khek ciam tersebut dan selama penyelidikan banyak tahun selalu gagal untuk menemukan sipemakai ilmu im khek ciam tersebut, oleh sebab tolong tanya siapa yang telah melukai Huan sauhiap dengan ilmu im khek ciam tersebut dan saat ini apakah masih berada di bukit Lou cu san?"
"Dimanakah kedua orang putri dari Siang ciangbunjin itu ?"
dengan sinar mata yang tajam Hee Im hong mengawasi sekejap sekeliling tempat itu. Siang ci un dan Siang Siau un segera melangkah maju ke depan, kata ci un : "Kami dua bersaudara berada disini "
Hee Im hong segera berpaling ke arah Siang Han hui seraya menegur : "Siang ciangbunjin, apakah kedua orang ini adalah putrimu ?"
"Benar" sahut Siang Han hui.
ooodwooo "Saudara Siang" kembali Hee Im hong bertanya, "betulkah nyonyamu tewas oleh ilmu Im khek ciam?"
sekilas perasaan sedih danpedih melintas wajah Siang Han hui, segera jawabnya:
"Benar, istriku memang tewas oleh ilmu Im khek ciam, sudah banyak tahun siaute melakukan penyelidikan tanpa berhasil menemukan si pembunuhnya, untung putriku sangat berbakti hingga berhasil mendapatkan keterangan yang sangat berharga itu. Karenanya bila Bengcu mengetahui secara pasti jejak dari bajingan Tay im kau itu, harap sudi memberi keterangan kepadaku, siaute pasti akan merasa berterima kasih sekali..."
"Baik, baik" secara beruntun Hee Im hong mengiakan berulang kali, kemudian sinar matanya dialihkan ke wajah Ban lo hujin sambil tanyanya lagi: "Enso, apakah persoalan yang ketiga?"
"Bengcu belum memberi jawaban atas pertanyaan yang kedua" Siang ci un segera mengingatkan.
Hee Im hong mendengus dengan suara dalam:
"Hmmm, aku pingin mengetahui persoalan yang ketiga lebih dulu, sebelum menjawab semua pertanyaan itu"
"Baiklah" ujar Ban lo hujin kemudian, "persoalan ketiga adalah masalah yang menyangkut sijago berbaju hijau Huan Tay seng yang telah lenyap semenjak tiga belas tahun berselang, apakah Bengcu mengetahui kabar beritanya?"
Ketika Huan cu im mendengar Ban Lo hujin menyinggung soal ayahnya, ia merasakan hatinya terCekat, cepat cepat pandangan matanya dialihkan ke wajah Hee Im hong.
Berubah hebat paras muka Hee Im hong, segera katanya:
"Huan Tay seng adalah adik angkatku, sejak ia hilang dari peredaran dunia persilatan, siaute sudah mencoba untuk mencari kabar beritanya tanpa hasil apakah enso mengetahui kabar beritanya?"
Kembali Huan cu im mengalihkan pandangan matanya ke wajah Ban Lo hujin: Ban Lo hujin segera tersenyum.
"Seharusnya Bengcu mengetahui kabar beritanya"
Huan cu im yang mendengarkan pembicaraan tersebut menjadi sangat terCengang buru buru dia berpaling lagi ke arah Hee Im hong.
"Enso apa maksud perkataanmu itu?" seru Hee Im hong dengan wajah berubah hebat.
Ban Lo hujin tertawa hambar:
"Aku sendiripun hanya mendengarnya dari orang lain"
"Siapakah orang itu" Apa yang dia katakan?" tegur Hee Im hong dengan suara dalam, matanya memancarkan sinar tajam.
"Apakah Bengcu merasa takut?" jengek Ban lo hujin dingin.
Pertanyaan ini sangat menggetarkan perasaan Huan cu im sehingga hatinya bergolak keras, diam diam pikirnya
Pahlawan Dan Kaisar 22 Renjana Pendekar Karya Khulung Pendekar Wanita Buta 2