Pencarian

Beruang Salju 18

Beruang Salju Karya Sin Liong Bagian 18


di pinggangnya. Setiap kali Swat Tocu menggerakkan tangannya, maka akan
berjatuhan korban. Dengan begitu korban yang berjatuhan
semakin banyak korbannya.
1228 Tiat To Hoat-ong melihat dengan keadaan seperti itu tentu tidak
akan menguntungkan dirinya dan pihaknya. Beberapa kali dia
berseru dalam bahasa Boan, memberikan petunjuk kepada anak
buahnya. Sedangkan Yo Him yang tengah terlibat dalam pertempuran
dengan Lengky Lumi dan Gochin Talu, juga tidak kurang serunya.
Dia menghadapi ke dua lawannya yang berusaha untuk
merubuhkannya, sebab mereka bermaksud untuk segera
membantui orang-orangnya.
Akan tetapi kepandaian Yo Him sangat tinggi, jangankan
merubuhkan dan membinasakan Yo Him, sedangkan buat
mendesak Yo Him saja mereka tidak sanggup.
Bahkan, tampak beberapa kali Yo Him membuat mereka
kelabakan dan berusaha memperbaiki kedudukan mereka agar
dapat memberikan perlawanan yang lebih gigih pada Yo Him.
Sasana yang melihat keadaan telah kacau seperti itu, pun tidak
tinggal diam. Gadis tersebut mencabut pedangnya, yang dibolang-balingkan.
Dia mendengar bahwa pengemis yang membawa pisau pendek di
pinggangnya adalah musuh, maka pedangnya bekerja dengan
cepat sekali kepada pengemis-pengemis yang membawa pedang
pendek di pinggang mereka.
Sasana sambil bertempur mempergunakan pedangnya, dia juga
berusaha mendekati Yo Him. Akhirnya gadis tersebut berhasil
menggeser kedudukan dirinya, dia telah berada di dekat Yo Him.
1229 "Him Koko, jangan kuatir, aku akan segera membantumu!" berseru
si gadis. Sambil berseru begitu pedangnya juga telah menikam dengan
sebat sekali ke arah punggung Lengky Lumi, yang waktu itu berada
dekat sekali dengannya. Sebenarnya Lengky Lumi tengah mencurahkan seluruh
perhatiannya pada serangan-serangan Yo Him, dan dia jadi kaget
tidak terkira waktu merasakan dari punggungnya telah menyambar
angin serangan yang tajam sekali.
Cepat-cepat Lengky Lumi mengelakkan serangan itu, akan tetapi
gerakannya terlambat sedikit maka pundaknya telah terluka dan
darah mengalir keluar......
"Y" Dengan kalap tampak Lengky Lumi telah mencabut senjatanya,
yaitu sepasang Tia-kauw, yaitu gaitan yang menyerupai poankoan-pit, hanya saja senjata ini bisa dipergunakan buat menggaet
senjata lawannya. Dengan menggerakkan sepasang senjatanya tersebut, maka
Lengky Lumi bisa memberikan perlawanan kepada tikamantikaman pedang Sasana.
Begitu juga halnya dengan Gochin Talu, yang telah mencabut
senjatanya, sehingga Yo Him harus melayaninya dengan hati-hati
dan waspada sekali, sampai akhirnya Yo Him juga telah mencabut
keluar pedangnya, dia bersilat dengan tangkas sekali.
1230 Pertempuran yang terjadi di lembah itu benar-benar sangat kacau
sekali. Swat Tocu yang melihat Yo Ko masih belum berhasil merubuhkan
Tiat To Hoat-ong, segera juga melompat sambil ngulur tangannya
dengan bermaksud mencengkeram pundak Tiat To Hoat-ong.
Swat Tocu bermaksud dengan membantui Yo Ko, dia bisa
menyudahi pertempuran tersebut lebih cepat, sehingga mereka
berdua dapat menawan Tiat To Hoat-ong, yang bisa dipergunakan
buat menggertak anak buah si Koksu Mongolia itu.
Akan tetapi Tiat To Hoat-ong benar-benar sangat licik. Dia memiliki
pundak yang licin dan keras seperti belut.
Memang cengkeraman Swat Tocu berhasil mengenai sasarannya,
akan tetapi dia tidak berhasil mencengkeramnya, karena jari-jari
tangannya telah melejit. Dalam keadaan seperti ini, Swat Tocu jadi penasaran sekali, dia
membisiki Ko Tie, katanya: "Kau saksikan, aku akan menyerang
dengan hebat lagi!" sambil berkata begitu, Swat Tocu telah
mengerakkan tangannya lagi, dia telah menghantam dari dua
jurusan ke punggung Tiat To Hoat-ong.
Sedangkan waktu itu Tiat To Hoat-ong tengah menghadapi
serangan Yo Ko, yang datang menyambar dengan hebat.
Tiat To Hoat-ong jadi dikepung dari dua jurusan, membuat Koksu
negara itu mengeluh. Jika dia menyambuti serangan Yo Ko dengan
kekerasan dia akan menerima hantaman dari Swat Tocu.
1231 Akan tetapi jika memang dia menghindarkan diri dari serangan
Swat Tocu, tentu dia akan dihantam oleh gempuran Yo Ko. Karena
itu pula, Tiat To Hoat-ong jadi serba salah, benar-benar dia dalam
keadaan terdesak sekali. Diantara berkesiuran angin serangan yang sangat hebat sekali,
dan hanya di dalam beberapa detik itu, Tiat To Hoat-ong segera
mengambil keputusan yang nekad.
Dengan mengeluarkan suara raungan yang sangat bengis, Tiat To
Hoat-ong mempergunakan tangan kirinya menangkis serangan Yo
Ko, sedangkan tangan kanannya menyanggah serangan Swat
Tocu. Gerakan yang dilakukan Tiat To Hoat-ong sebenarnya sangat
berbahaya sekali bagi dirinya. Jika memang dia kurang tinggi
tenaga dalamnya, dia bisa saja terbinasa tergencet dan tertindih di
antara tekanan ke dua tenaga tenaga raksasa yang hebat itu.
Waktu itu dua kekuatan tenaga yang menyerang dirinya, tenaga
Yo Ko dan Swat Tocu telah sampai dan saling bentur dengan
tangan Tiat To Hoat-ong. Akan tetapi Tiat To Hoat-ong hanya sebentar saja
mempergunakan kekerasan menangkis kekuatan tenaga ke dua
lawannya, hanya satu-dua detik belaka. Segera dia segera
mengambil sikap lunak, sehingga ke dua macam tenaga itu seperti
dapat disalurkan dari tangan kiri ke tangan yang kanan.
Jelasnya tenaga Yo Ko disalurkan ke tangan kanan buat
menghadapi gempuran tenaga Swat Tocu, sedangkan tenaga
1232 Swat Tocu disalurkan ke tangan kiri untuk menghadapi tenaga Yo
Ko. Dengan cara memindah dan meminjam tenaga lawan, Tiat To
Hoat-ong berhasil dengan baik.
Memang sesungguhnya Koksu negara tersebut dengan perbuatan
nekadnya itu mempertaruhkan jiwanya.
Jika dia gagal memindahkan dua kekuatan tenaga raksasa
tersebut, niscaya dia akan terbinasa dengan tubuh yang hancur
lebur. Dalam keadaan seperti ini, segera juga Tiat To Hoat-ong
membarengi dengan mengeluarkan bentakan nyaring sekali,
tubuhnya telah melompat bergulingan di tanah.
Sedangkan Yo Ko sendiri merasakan tubuhnya tergoncang keras,
walaupun tidak sampai merobah kedudukan ke dua kakinya,
namun itu membuktikan tenaga yang menerjang kepada dirinya
sangat kuat sekali. Begitu pula halnya dengan Swat Tocu, yang kaget bukan main.
Selain tenaganya sendiri seperti lenyap, dia juga merasakan
sambaran tenaga yang dahsyat sekali.
Swat Tocu telah mengetahui berapa tinggi dan kuatnya tenaga
dalam dari Koksu Mongolia tersebut, dan sekarang tenaga
menangkisnya begitu hebat, sehingga ia jadi bercuriga.
Hanya saja disebabkan memang dia memiliki lweekang yang
sempurna, dia telah berhasil mencegah kuda-kuda kakinya
tergempur. 1233 Cepat sekali Swat Tocu mengatur pernapasannya. Begitu pula
halnya dengan Yo Ko. Mereka berdiam diri sejenak buat
meluruskan pernapasan mereka.
Mempergunakan kesempatan ini Tiat To Hoat-ong melompat
bangun, dia segera bermaksud angkat kaki dari lembah itu, dia
ingin melarikan diri. Baru saja dia bergerak beberapa langkah, telah berkelebat
sesosok bayangan putih. Waktu Tiat To Hoat-ong mementang matanya lebar-lebar, segera
terlihat betapa orang yang menghadang di depannya itu adalah
Oey Yong, nyonya Kwee Ceng.
Hati Tiat To Hoat-ong tercengang dan kecut kaget, karena dia
mengetahui siapa adanya Oey Yong dan berapa tinggi kepandaian
yang dimiliki nyonya tersebut.
Oey Yong waktu itu telah mengejek: "Hemmm, Koksu yang mulia,
hendak kemanakah kau" Apakah semua anak buahmu akan
ditinggalkan begitu saja!?"
Halus suara nyonya itu, ramah sikapnya, akan tetapi sinar mata
Oey Yong sangat tajam sekali.
Muka Tiat To Hoat-ong jadi berobah dan waktu itu dia melihat
kesempatan satu-satunya adalah berlaku nekad menerjang Oey
Yong, karena jika dia terlambat dan Yo Ko bersama Swat Tocu
berhasil telah meluruskan pernapasan mereka, tentu ke duanya
akan mengejarnya. 1234 Segera juga terlihat betapa Tiat To Hoat-ong tanpa mengatakan
sesuatu apapun juga, telah melompat menerjang kepada Oey
Yong, dia telah menghantam dengan ilmu sobocnya.
Oey Yong memperdengarkan suara tertawa dia berkelit ke
samping dengan salah satu gerakan Tah-kauw-pang-hoat dari
pintu perguruan Kay-pang.
Waktu itu terlihat Tiat To Hoat-ong tidak mau berhenti sampai di
situ saja, karena dia telah menyerang lebih hebat lagi.
Lima atau enam kali serangan Tiat To Hoat-ong dielakkan dengan
mudah oleh Oey Yong. Dan pada jurus ketujuh, waktu Tiat To
Hoat-ong akan menyerangnya lagi, di saat nyonya Kwee Ceng
tersebut mulai membalas menyerang.
Serangan Oey Yong aneh sekali, dia seperti dapat melihat Tiat To
Hoat-ong, sehingga Koksu negara tersebut seakan tidak memiliki
jalan keluar buat meloloskan diri dari libatan Oey Yong.
Beberapa kali Tiat To Hoat-ong yang mulai gugup serta bingung
telah melancarkan serangan yang dahsyat, namun Oey Yong
selalu dapat memunahkannya dengan mudah, dan nyonya Kwee
Ceng itu membalas dengan totokan-totokan ke dua tangannya.
Akan tetapi Tiat To Hoat-ong benar-benar licin, hingga selalu saja
ia bisa menghindar diri. Dalam keadaan seperti itu Tiat To Hoatong juga telah berpikir keras, karenanya di saat Oey Yong
bermaksud menotoknya lagi, tangan kanan Tiat To Hoat-ong
merabah jubahnya, dia telah mengeluarkan sesuatu dan
melemparkan kepada Oey Yong.
1235 Benda itu tidak sampai mengenai sasaran telah meledak di tengah
udara dengan suara ledakan yang nyaring. Asap bergumpal tebal
sekali. Oey Yong terkejut, dia menduga pada asap beracun, karena itu dia
melompat mundur. Tiat To Hoat-ong tanpa mensia-siakan kesempatan itu telah
melompat berdiri, tanpa menoleh lagi, dia telah mementang ke dua
kakinya dengan mempergunakan ginkangnya dia berlari sangat
cepat sekali. Oey Yong yang jadi mendongkol dan penasaran telah membentak:
"Mau kemana kau?"
Sambil membentak begitu, Oey Yong telah mengerahkan
ginkangnya untuk mengejar.
Pertempuran yang berlangsung di lembah tersebut bertambah
kacau. Kwee Ceng yang memang memiliki hati mulia dan pengasih, tidak
mau turunkan tangan keras. Dia hanya menghantam pingsan
setiap lawannya, tanpa melukai mereka.
Sedangkan Kwee Hu yang pada dasarnya memang memiliki tabiat
yang aseran dan agak telengas (ingat: tangan kanan Yo Ko ditabas
buntung oleh Kwee Hu), telah turun ke gelanggang dengan
menggerakkan pedangnya membinasakan puluhan orang
pengemis palsu yang membawa pedang pendek di pinggang
1236 masing-masing. Setiap kali pedang Kwee Hu menyambar tentu
akan meminta korban jiwa.
Loo-boan-tong yang memang memiliki sifat jenaka, dia telah
mempermainkan pengemis-pengemis yang membawa pedang
pendek di pinggang mereka. Baru kemudian setelah puas dia
menghajar pingsan orang tersebut.
Begitulah, pertempuran tersebut berlangsung dengan kacau balau,
sedangkan api yang berkobar tinggi dan besar di beberapa bagian
dari lembah tersebut semakin mengerikan, karena banyak pohonpohon yang telah termakan oleh jilatan lidah api tersebut.
Asappun telah memenuhi lembah tersebut, karena angin
berhembus keras sekali. Disamping itu, hawa panas yang luar biasa membuat semua orang
yang berada di dalam lembah itu merasakan tubuh mereka seperti
di panggang dan juga keringat telah membasahi sekujur tubuh
mereka. Diantara teriakan dan jerit kematian, tampak korban-korban telah
menggeletak memenuhi sekitar lembah tersebut.
Yeh-lu Chi juga tidak tinggal diam. Pangcu Kay-pang ini bersama
dengan beberapa orang Tianglo pengemis tersebut telah melabrak
musuh. Akan tetapi justru ada tiga orang Tianglo yang telah berbalik
menyerang Yeh-lu Chi. Mereka adalah Pheng Tianglo dengan ke
dua kawannya, yang berusaha membokong Yeh-lu Chi.
1237 Di waktu itulah Yeh-lu Chi baru menyadarinya bahwa ke tiga
Tianglo inilah yang merupakan musuh dalam selimut. Sambil
menghadapi mereka bertiga, Yeh-lu Chi berulang kali telah
berteriak, memberitahukan kepada semua kawan-kawannya,
maupun orang-orang Kay-pang, agar mereka berhati-hati terhadap
Pheng Tianglo bertiga, yang tampaknya berhianat.
Dan karena Pheng Tianglo bertiga telah terbuka kedoknya, mereka
segera mengeluarkan aba-aba agar anak buah mereka berbalik
menyerang Kay-pang. Sekarang keadaan lebih kacau lagi, karena justru pengemis yang
tidak membawa pisau pendek menyerang pengemis yang sama
tidak membawa pedang pendek. Begitu juga terhadap pengemis
yang membawa pedang pendek dengan pengemis yang memihak
kepada Yeh-lu Chi, mereka telah bertempur dengan kacau balau.
Sekarang antara kawan dan lawan benar-benar sudah sulit
dikenalkan lagi, karena sekarang mereka asal menggerakkan
senjata saja. Oey Yong yang mendengar teriakan Yeh-lu Chi seperti itu jadi
sangat gusar. "Engko Ceng, ke mari kau!" teriaknya memanggil Kwee Ceng.
Kwee Ceng waktu itu tengah menghadapi beberapa orang


Beruang Salju Karya Sin Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pengemis yang ingin mengeroyoknya, para pengemis itu
membawa pisau pendek di pinggang masing-masing.
1238 Mendengar panggilan isterinya, segera juga Kwee Ceng telah
mengibaskan ke dua tangannya, maka para pengemis itu terpental
keras sekali, terpelanting bergulingan di tanah dengan keadaan
tidak sadarkan diri. Cepat dan gesit sekali, Kwee Ceng menghampiri Oey Yong. Belum
lagi dia mendekati isterinya, Oey Yong telah berseru: "Engko Ceng,
kita harus menangkap si gundul keparat itu dulu, baru kita bicara
menghadapi semua orang-orangnya!"
Kwee Ceng yang jujur, percaya bahwa apa yang dikatakan oleh
isterinya, yang memang diketahuinya sangat cerdik dan pandai
mengatur, telah mengiyakan.
Tanpa sungkan-sungkan Kwee Ceng telah menyerang dengan
jurus keenam dari Hang-liong-sip-pat-ciang.
Hebat serangan yang dilakukan Kwee Ceng.
Tiat To Hoat-ong tengah kehabisan tenaga dan sekarang justru dia
dihantam oleh seorang tokoh rimba persilatan yang memiliki
kepandaian sangat sakti seperti Kwee Ceng, karenanya dia
menjadi gelagapan. Mati-matian Tiat To Hoat-ong berusaha menghadapinya dengan
ilmu Sobocnya. Akan tetapi Tiat To Hoat-ong dalam keadaan letih dan kehabisan
tenaga, setelah menghadapi tiga kali serangan Kwee Ceng, yang
lalu menyerang mempergunakan jurus Hang-liong-sip-pat-ciang,
1239 membuat Tiat To Hoat-ong akhirnya terpental keras, sambil
memuntahkan darah segar! Koksu negara tersebut pun tidak bisa segera bangun berdiri lagi.
Di waktu itu Oey Yong tidak tinggal diam, dia telah melompat
menyerang kepada ketiak Koksu itu.
Walaupun dalam keadaan terluka dan pandangan matanya tengah
berkunang-kunang, Tiat To Hoat-ong tidak menerima begitu saja
totokan Oey Yong. Dia menyadari dirinya sudah tidak bisa
menghindarkan diri dari totokan tersebut.
Karenanya dia jadi nekad sekali dan telah menghantam kepada
Oey Yong tanpa berusaha menangkis totokan yang dilakukan
nyonya Kwee Ceng tersebut, dengan mempergunakan seluruh
sisa tenaganya. Oey Yong tertawa mengejek. Dia mana mau adu jiwa dengan
lawannya tersebut. Cepat sekali Oey Yong menarik pulang
totokannya, kemudian dia mengulangi lagi menotok setelah
mengelakkan diri dari serangan Tiat To Hoat-ong.
Kali ini Tiat To Hoat-ong tidak berdaya mengelakkan diri dari
serangan Oey Yong, segera juga jalan darah Yang-kie-hiat nya
kena tertotok. Lemaslah tubuhnya dan punah tenaganya.
Di waktu itu cepat sekali Oey Yong meminta Kwee Ceng agar
menelikung Tiat To Hoat-ong, sedangkan Oey Yong sendiri telah
mengeluarkan sebatang pedang pendek.
1240 "Dengarlah semua.....!" Oey Yong telah berseru dengan suaranya
yang nyaring sekali. "Sesungguhnya, di dalam hal ini jika memang
kalian masih mencintai Koksu kalian, cepat buang senjata kalian
dan berlutut menyerah!"
Sambil mengancam begitu, Oey Yong telah mengandalkan mata
pedang pendeknya di tenggorokan Koksu negara tersebut.
Walaupun dalam keadaan tertotok dan tidak berdaya karena
tenaganya seperti telah lenyap semuanya, tokh Tiat To Hoat-ong
masih dapat mengetahui dengan baik apa yang terjadi pada
dirinya, karena pikirannya masih terang. Dia jadi gelisah dan
bingung, karena jiwanya sekarang benar-benar terancam.
Sedangkan para pengemis palsu yang menjadi pengikut Tiat To
Hoat-ong telah terkejut dan bingung. Akhirnya setelah saling
pandang satu sama lainnya, mereka melemparkan senjata
masing-masing dan berlutut tanda menyerah.
Oey Yong telah menoleh kepada semua orang gagah dan
kemudian kepada Yeh-lu Chi: "Yeh-lu Pangcu, mintalah
pertolongan kepada semua Ho-han, buat menangkapi semua
pengkhianat Kay-pang!"
Yeh-lu Chi menyadari tugas apa yang harus dilakukannya, segera
dia mengiyakan. Dengan ikut sertanya Yo Ko, Swat Tocu, Ciu Pek Thong dan para
orang gagah lainnya, maka Pheng Tianglo bertiga, juga para
pengikutnya telah berhasil diringkus.
1241 Pengemis-pengemis palsu itupun telah diringkus oleh pengemispengemis Kay-pang. Ternyata, walaupun mereka berpakaian
sebagai pengemis, skan tetapi di dalamnya mereka mengenakan
pakaian alat negara.....!
Segera juga kepanikan dan kegaduhan di lembah tersebut dapat
di atasi. Waktu itu Kwee Ceng masih mencekal menelikung Tiat To Hoatong, yang dalam keadaan tidak berdaya.
Walaupun dalam keadaan tidak bertenaga dan tidak berdaya
seperti itu, Tiat To Hoat-ong sama sekali tidak memperlihatkan
perasaan gentar waktu para orang-orang gagah mendatangi.
Mereka ditatapnya dengan sorot mata yang bengis sekali.
Lengky Lumi dan Gochin Talu tidak berani memberikan
perlawanan lebih jauh, karena mereka kuatir begitu mereka
melakukan gerakan, mungkin Tiat To Hoat-ong akan segera
dibinasakan. Demikian juga halnya dengan Cing Pang An dan tokoh-tokoh
kerajaan yang lainnya. Semuanya tidak berani menimbulkan
gerakan yang bisa mendatangkan kecurigaan.
Dalam keadaan seperti ini, Yo Ko telah bertanya kepada Tiat To
Hoat-ong, tampak berwibawa sekali.
"Tiat To Hoat-ong, kami sudah tidak mencampuri urusan
pemerintahan, di mana Kaisar Boan itu sekarang berkuasa, akan
tetapi kalian telah datang ke mari menimbulkan korban-korban
1242 yang tidak sedikit jumlahnya, seperti sekarang" Mengapa pihak
kerajaan memusuhi pihak Kay-pang"!"
Tiat To Hoat-ong yang tertotok jalan darahnya yang membuat
tenaganya lenyap, sebenarnya masih bisa bersuara, sebab Ah-hiat
(jalan darah gagu) nya tidak ditotok Oey Yong. Akan tetapi Koksu
negara tersebut terlalu angkuh buat menjawab pertanyaan Yo Ko.
Dia hanya mengawasi mendelik, tidak sepatah perkataan juga
yang disahutinya. Yo Ko yang melihat sikap dari Tiat Ta Hoat-ong telah tersenyum.
"Lihatlah, bukankah dengan kedatangan kalian ke mari jelas-jelas
kalian mencari kesulitan buat diri kalian sendiri!" katanya lagi.
"Ciissss! Phuiiii!" Tiat To Hoat-ong tiba-tiba meludah. "Jika
memang kau ingin membunuhku, bunuhlah!"
Yo Ko tersenyum, dan menoleh kepada Kwee Ceng.
"Kwee Pehhu, tolong kau lepaskan Koksu ini, agar boanpwe bisa
meminta pengajaran yang baik darinya!" kata Yo Ko. "Dia memiliki
keperkasaan yang lumayan, di mana dia tidak memperlihatkan
sikap gentar dan penakut, walaupun telah terjatuh ke dalam tangan
kita! "Keberaniannya seperti ini, disamping ketabahan yang dimilikinya
benar-benar harus dibuat sayang, karena justru berada pada orang
yang tidak tepat, di mana dia seorang manusia yang jahat dan
telengas sekali! Hemmm, lepaskanlah Kwee Pehhu!"
1243 Kwee Ceng menurut, dia membebaskan Tiat To Hoat-ong, bahkan
totokan pada diri Koksu itu juga telah dibebaskan.
Tiat To Hoat-ong menggerak-gerakkan tangannya, dia tertawa
dingin waktu melancarkan jalan darahnya itu.
"Hemm, mengapa kalian tidak berani membunuhku"!!" ejeknya.
Yo Ko tetap membawa sikap yang tenang dan sabar.
"Kami bukan tidak berani membunuhmu, Koksu!" sahutnya. "Akan
tetapi justru kami menghargai akan keberanian dan ketabahanmu
itu. Nah, jika memang engkau ingin pergi, pergilah!"
Tiat To Hoat-ong tercengang, sehingga dia memandang Yo Ko
dengan mata terpentang lebar-lebar. Kemudian dia memandang
Kwee Ceng dan yang lain-lainnya.
Sampai akhirnya Tiat To Hoat-ong bertanya ragu-ragu: "Kalian
akan membiarkanku pergi!"
Yo Ko mengangguk. "Ya!" sahutnya sambil tersenyum.
"Kalian tidak akan menyesal!"
Yo Ko hanya menggeleng. "Hemmm, sesungguhnya inilah suatu tindakan yang tolol sekali!"
kata Tiat To Hoat-ong sambil memperdengarkan suara tertawa
dingin. "Tahukah kalian, dengan membebaskan diriku, tentu di
1244 waktu-waktu mendatang kalian akan berurusan lagi denganku,
berarti kerugian akan berada di pihak kalian!"
Yo Ko sabar sekali, dia hanya tersenyum.
Akan tetapi Oey Yong, walaupun telah menjadi nenek, tokh tetap
saja tidak dapat menahan diri. Nyonya yang nakal ini telah
menyahuti: "Hemmm, engkau tidak perlu sesumbar disini. Jika memang kami
ingin mencincang dirimu sekarang, tentu akan dapat kami lakukan!
Setelah Sin-tiauw-tay-hiap membebaskanmu, mengapa kau tidak
cepat-cepat berlutut mengucapkan terima kasih dan cepat-cepat
angkat kaki buat menyembunyikan ekor."
Mendengar ejekan dari Oey Yong, muka Tiat To Hoat-ong berobah
merah padam karena menahan gusar.
"Hemmm, kau tidak perlu terlalu memandang rendah seperti itu
kepadaku!" katanya dengan suara yang bengis. "Nah, jika kalian
ingin membinasakan diriku, bunuhlah!" Sambil berkata begitu, Tiat
To Hoat-ong membuka jubahnya.
Yo Ko mengulap-ngulapkan tangannya......!
"Tidak perlu sampai begitu!" katanya sambil tetap tersenyum.
"Pergilah! Akan tetapi ada satu yang ingin kumohonkan kepada
Koksu entah mau menerimanya untuk disampaikan kepada
Kaisarmu itu atau tidak....."!!"
1245 "Apa pesanmu?" tanya Tiat To Hoat-ong setelah berdiam diri
beberapa saat. "Yang kuminta justru tidak banyak dan tidak akan memberatkan.
Agar Kaisar kalian tidak memancing untuk menimbulkan
kerusuhan mendatangkan korban jiwa yang tidak sedikit lagi!
Terutama sekali supaya Kaisar kalian memerintah dengan baik!
Asal rakyat dapat hidup senang dan makmur, kami tentu tidak akan
berusaha mengganggunya!"
Mendengar perkataan Yo Ko seperti itu, muka Tiat To Hoat-ong
bersinar, akan tetapi dia sengaja memperdengarkan suara tertawa
dingin. "Hemmm, sekarang pun memang rakyat telah hidup senang dan
makmur di bawah pemerintahan Kaisar kami!" katanya dengan
angkuh sekali. "Akan tetapi disamping semua ini, masih banyak yang ditindas,
itulah yang membuat kami tidak gembira!" menyahuti Yo Ko
dengan senyum ditahan, sabar sekali.
Tiat To Hoat-ong mengangguk.
"Baik! Baik! Akan kusampaikan permintaanmu itu kepada Kaisar
kami!" kata Koksu tersebut.
Dan tampak Koksu itu telah memutar tubuhnya, sedangkan Gochin
Talu dan Lengky Lumi serta orang-orang Koksu yang lainnya telah
bersiap-siap untuk meninggalkan tempat tersebut.
1246 Waktu itu Tiat To Hoat-ong melangkah di samping Yo Ko, tiba-tiba
dibenaknya timbul serupa pikiran. "Hemmm, jika si buntung
keparat ini dapat kuserang mampus dengan sekali pukulan, tentu
yang lainnya tidak begitu sulit buat dihadapi!"
Karena timbul pikiran semacam itu, justru Tiat To Hoat-ong
memiliki pikiran jahat terhadap Yo Ko.
Kebetulan waktu dia melirik, Yo Ko tengah menoleh kepada Kwee
Ceng seperti ingin mengatakan sesuatu.
Segera Tiat To Hoat-ong mengempos seluruh kekuatan
sinkangnya di telapak tangannya, dia bermaksud mempergunakan
seluruh ilmu dan tenaga Sobocnya untuk ingin menghajar satu kali
dan Yo Ko segera terbinasa.
Apa yang dipikirkannya memang dibuktikannya.
Dengan kecepatan yang di luar dugaan, Tiat To Hoat-ong telah
menggerakkan tangan kanannya menghantam dada Yo Ko. Jarak
mereka dekat sekali, karena dari itu, serangan Tiat To Hoat-ong
sangat berbahaya. Walaupun seandainya Yo Ko memiliki sepasang sayap, tokh tidak
mungkin dia akan bisa menghindarkan serangan dari Koksu
negara tersebut. Karenanya, terlihat Yo Ko terancam bahaya
kematian. Para orang gagah yang menyaksikan keadaan seperti itu, jadi
sangat terkejut. Mereka mengeluarkan jeritan gusar bercampur
kaget. 1247 Tiat To Hoat-ong girang bukan main, dia yakin bahwa serangannya
akan berhasil membinasakan Yo Ko.
Yo Ko sendiri sangat kaget menyaksikan lawannya yang licik dan
tidak tahu malu telah menyerang secara membokong seperti itu.
Akan tetapi sebagai tokoh sakti yang memiliki kepandaian telah
sempurna, walaupun dia merasakan angin serangan yang begitu
panas menyambar dirinya, tokh Yo Ko tidak jadi gugup.
Dengan gerakan yang sulit diikuti oleh pandangan mata, tampak
Yo Ko telah menggeser sedikit tubuhnya dimiringkan.
"Breeetttt.....!" ternyata Yo Ko telah mengambil keputusan yang
cepat sekali, hanya di dalam beberapa detik itu, di mana dia telah
mengorbankan lengan baju sebelah kanan yang kosong itu.
Karena dia memutar tubuhnya sengaja membiarkan lengan
bajunya yang sebelah kanan tersebut yang menjadi sasaran dari
serangan Tiat To Hoat-ong, sehingga lengan baju tersebut menjadi
robek putus! Semua orang mengeluarkan jeritan kaget, karena mereka
menduga Yo Ko telah terserang.
Tiat To Hoat-ong kaget tidak terkira waktu tenaga serangannya
mengenai tempat kosong dan hanya berhasil merobek lengan baju
Yo Ko. Belum lenyap kagetnya itu, justru Yo Ko telah membarengi
menghantam dengan tangan kirinya kepada Koksu tersebut.
Serangan tangan kiri Yo Ko hebat sekali, jarak mereka pun terlalu
dekat, Tiat To Hoat-ong pun belum menarik pulang tenaga
1248 serangannya. Karenanya tidak ampun lagi dadanya tergempur
hebat sekali, sampai seluruh tulang dadanya hancur remuk ke
dalam! Oey Yong yang melihat Yo Ko terancam keselamatannya, dalam
berapa detik itu telah melompat untuk menyerang Tiat To Hoatong. Waktu serangan Oey Yong pada punggung pendeta itu tiba,
justru baru saja Tiat To Hoat-ong terkena gempuran Yo Ko, di
mana tulang dadanya baru saja remuk.
Dan sekarang serangan Oey Yong tiba, tulang punggung Koksu itu
jadi remuk hancur, sehingga jelas, dia sudah tidak memiliki


Beruang Salju Karya Sin Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kesempatan buat menjadi manusia lebih lama lagi.
Dengan mengeluarkan suara jeritan yang menyayatkan, dan dari
mulutnya menggelogok darah yang sangat banyak sekali, karena
jantungnya telah pecah, tubuh Tiat To Hoat-ong telah terlempar ke
depan. Dia rubuh dan tidak bergerak lagi, karena jiwanya telah
melayang! "Y" Gochin Talu dan Lengky Lumi terkejut menyaksikan apa yang telah
dialami oleh Tiat To Hoat-ong.
Akan tetapi di waktu semua orang tengah kesima memandang
peristiwa tersebut, justru tampak Gochin Talu telah melompat akan
menghantam batok kepala Ko Tie yang berada digendongan Swat
Tocu. Maksudnya dia ingin mengambil jiwa itu, karena dia yakin
bahwa dirinya sudah tidak mungkin bisa terelak dari kematian.
1249 Lengky Lumi sendiri tidak tinggal diam, yang berada di dekatnya
Kwee Hu, karenanya dia telah menghantam dengan ke dua telapak
tangannya. Hebat bukan main cara menyerang Gochin Talu dan Lengky Lumi.
Akan tetapi Swat Tocu yang tengah menggendong Ko Tie, mana
bisa membiarkan muridnya itu dihantam kepalanya oleh Gochin
Talu. Karena dari itu, waktu sambaran angin serangan Gochin Talu telah
dekat, dengan gerakan yang sangat hebat, Swat Tocu memutar
tubuhnya, kemudian dia menyambuti serangan Gochin Talu
dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya balas
menghantam. Tubuh Gochin Talu menggigil hebat, karena seketika dia
merasakan dirinya seperti dibungkus es.
Dengan disertai oleh keluhan perlahan, tubuhnya mengejang kaku
dan rubuh menggetetak di tanah tidak bergerak lagi, sepasang
matanya mendelik. Rupanya dia telah terbinasa dengan cara yang
sangat mengenaskan sekali.
Rupanya angin serangan dari tenaga dingin yang dilontarkan Swat
Tocu telah membuat seduruh darah di tubuh Gochin Talu telah
membeku. Kematian yang dialami oleh Gochin Talu telah dilihat oleh Lengky
Lumi. Dia jadi kaget bukan main, pada waktu itu dia telah
menyerang Kwee Hu. 1250 Bicara soal kepandaian walaupun Kwee Hu liehay, tokh dia belum
setangguh Lengky Lumi. Karena dari itu, waktu dirinya diserang hebat seperti itu, telah
membuat Kwee Hu jadi terkejut, dia mengeluarkan seruan kaget
dan mempergunakan pedangnya buat menabas tangan Lengky
Lumi. Akan tetapi Oey Yong yang melihat puterinya terancam bahaya
yang tidak kecil, segera juga membentak nyaring. Dia telah
melompat sambil menghantam dengan tangan kanannya.
Telak sekali telapak tangan Oey Yong menghantam tulang iga
Lengky Lumi. Tulang rusuk itu remuk dan juga seluruh isi perutnya
telah hancur. Lengky Lumi rubuh, masih sempat mengeluarkan jerit kematian
yang sangat panjang, kemudian terguling beberapa kali di tanah
dan diam tidak bergerak lagi. Jiwanya telah melayang.
Oey Yong menghela napasnya dalam-dalam.
"Dia mencari mati sendiri!" menggumam nyonya Kwee Ceng waktu
suaminya menegurnya, menyatakan Oey Yong menurunkan
tangan terlalu keras. Yo Ko juga menghela napas. Dia telah melihat tokoh-tokoh
kerajaan telah terbinasa demikian rupa, karena mereka ingin
berbuat curang. 1251 Cing Pang An yang waktu melihat peristiwa tersebut, hatinya kebat
kebit. Waktu semua orang tidak memperhatikan dirinya, segera
juga diam-diam memutar tubuhnya. Dia bermaksud akan
melarikan diri. Akan tetapi baru saja beberapa langkah Cing Pang An berlari, di
waktu itu ke dua kakinya digaet sesuatu, sehingga dia terjerembab
dan bergulingan di tanah. Mukanya berlumuran darah, karena dari
hidungnya telah bocor darah segar......
Ternyata yang teliah menggaet kaki Cing Pang An tidak lain dari
Ciu Pek Thong. Malah cepat sekali Ciu Pek Thong telah menjambak punggung
orang she Cing tersebut. Dia telah membantingnya lagi ke tanah.
Cing Pang An merasakan matanya berkunang-kunang dan pusing,
dia mengeluh dan dengan tidak mengenal malu dia sesambatan
minta diampuni. Akan tetapi Yeh-lu Chi yang telah gusar, karena melihat bahwa
orang-orang seperti Cing Pang An lah yang telah menimbulkan
kerusuhan di lembah ini pada rapat besar Kay-pang, menghampiri
dengan penuh kemarahan. "Hemmmm, jika kami terjatuh di dalam tangan kalian, belum tentu
kalian memiliki belas kasihan terhadap kami!" sambil berkata
begitu, tangan Yeh-lu Chi telah bergerak menghantam batok
kepala Cing Pang An, yang seketika remuk dan ia binasa di waktu
itu juga . 1252 Semua orang gagah yang menyaksikan kini menghela napas,
mereka berusaha mencari jalan keluar dari lembah tersebut
dengan menggiring para tawanan mereka, karena mereka
bermaksud menghindarkan jilatan lidah api yang masih tetap
berkobar sangat besar sekali. Bau sangit terbakarnya mayat-mayat
manusia tercium memuakkan.
Akhirnya para orang gagah itu berhasil menemukan jalan keluar
disela lamping yang agak curam. Mereka dengan hati-hati
meninggalkan lembah tersebut......
"Y" Penutup Rapat besar Kay-pang tetap diselenggarakan tiga hari kemudian di
lembah tersebut. Dalam rapat besar tersebut telah diambil permufakatan dan tekad
bersama untuk meneruskan perjuangan mereka menentang
pemerintah penjajah. Bahkan semua orang gagah yang berkumpul di dalam kesempatan
rapat besar tersebut menyatakan tekad mereka juga, yang akan
membantu Kay-pang, jika saja ada anggota Kay-pang yang
mengalami kesulitan di waktu-waktu mendatang.
Begitulah, rapat besar Kay-pang telah menghasilkan tiga
keputusan. 1253 Keputusan pertama mengadakan kerja sama yang erat dengan
semua para orang-orang gagah di dalam rimba persilatan yang
setia negara, dan ke dua merupakan persetujuan bersama untuk
menghadapi penjajah dengan gigih, walaupun harus menebus
dengan jiwa dan raga, keputusan yang ke tiga menegaskan jika
memang ada anggota Kay-pang yang berkhianat, maka pasti akan
dihukum berat sekali. Begitulah, keputusan tersebut disiarkan di dalam rimba persilatan,
sehingga semua orang-orang gagah di dalam rimba persilatan
menaruh hormat kepada Kay-pang.
Di bawah pimpinan Yeh-lu Chi, memang Kay-pang mengalami
kemajuan yang pesat, terutama sekali memang Kwee Ceng dan
Oey Yong bersedia menyediakan waktu mereka buat membantu
Yeh-lu Chi dalam memimpin Kay-pang. Banyak persoalan besar
yang dihadapi Kay-pang diselesaikan oleh Oey Yong dan Kwee
Ceng, ke dua pendekar besar di jaman ini.
Yo Him dan Sasana juga telah meresmikan hubungan mereka
dalam bentuk sebuah perkawinan, atas desakan Yo Ko dan Siauw
Liong Lie. Hal ini disebabkan Siauw Liong Lie, maupun Yo Ko, memang ingin
cepat-cepat menggendong cucu, itulah sebabnya mereka
mendesak agar Yo Him sngera menikah dengan Sasana.
Walaupun gadis itu keturunan Boan-ciu, tokh dia seorang gadis
yang baik. Begitulah perkawinan Yo Him dengan Sasana telah dimeriahkan
sebuah pesta yang sangat ramai sekali, di mana hampir seluruh
1254 orang gagah dari segala macam golongan telah hadir di dalam
pesta perkawinan tersebut.
Hanya saja yang membuat hati Sasana sering tidak tenang. Dia
bermaksud untuk meninggalkan daratan Tiong-goan dan hidup di
tempat terpencil. Selama dia masih berada di daratan Tiong-goan, selalu dia teringat
kepada nasib buruk yang dialami ayahnya, sehingga selalu
mendatangkan kesedihan belaka.
Beruntung Yo Him sangat mencintainya dan pandai sekali buat
menghiburnya, karenanya dengan demikian Sasana dapat
dikurangi kedukaannya. Begitulah hari demi hari telah berlalu cepat sekali, sedangkan
Kaisar Mongolia yang telah berkuasa penuh di daratan Tiong-goan
semakin kuat kedudukannya, sehingga tipislah harapan dari para
orang-orang gagah itu buat mengusir penjajah dari tanah air
mereka. Yo Ko dan Siauw Liong Lie telah hidup mengasingkan diri di
sebuah tempat yang sulit sekali dicari manusia. Tidak ada
seorangpun yang mengetahui di mana Siauw Liong Lie bersama
Yo Ko menyembunyikan diri maupun mengasingkan diri di hari tua
mereka, karena dari itu, mereka telah hidup sebagai dewa dan
dewi belaka. Yo Him dan Sasana sendiri tidak mengetahui di mana beradanya
ke dua orangtua mereka. 1255 Waktu Yo Ko dan Siauw Liong Lie akan berpisah dengan Yo Him
dan mantu mereka, kedaanya tidak mau menyebutkan di mana
mereka akan menetap. Itulah sebabnya mengapa Yo Him sendiri tidak mengetahui di
mana ayah dan ibunya berada pada waktu itu, yang menurut
kabar-kabar yang tersiar di dalam dunia Kang-ouw, Yo Ko dan
Siauw Liong Lie telah berhasil menyempurnakan ilmu mereka. Ke
duanya telah sempurna dan akhirnya naik menjadi dewa dan dewi.
Waktu Yo Ko dan Siauw Liong Lie meminta diri kepada semua
orang-orang gagah yang berkumpul di dalam pesta perkawinan Yo
Him dengan Sasana, justru Ciu Pek Thong ngotot ingin ikut
bersama ke dua manusia dewa itu.
Dan akhirnya memang Yo Ko bersama Siauw Liong Lie meluluskan
permintaan Ciu Pek Thong.
Sejak saat itu, tidak pernah terdengar lagi sepak tcrjang Ciu Pek
Thong maupun Yo Ko dan Siauw Liong Lie......
"Y" Yo Him mengajak Sasana untuk berkelana, banyak yang mereka
lakukan, untuk berusaha membangun kembali kerajaan dan
bangsanya yang telah diinjak-injak oleh orang Mongolia, yang kini
menjajah daratan Tiong-goan tersebut.
Disamping itu, Yo Him juga berhubungan dengan para orang
gagah di seluruh daratan Tiong-goan, dalam mengumpulkan
1256 bahan-bahan yang sekiranya
menghadapi penjajah Mongolia.
dapat dipergunakan untuk Akan tetapi keadaan di daratan Tiong-goan waktu itu sudah
mengalami banyak sekali perobahan sejak Kublai Khan, Kaisar
penjajah dari Mongolia tersebut mengeluarkan berbagai peraturan
yang pelaksanaannya mengalami pengawasan yang ketat sekali.
Sejak kematian Tiat To Hoat-ong, bukan kepalang amarah dan
murkanya Kaisar Kublai Khan. Kaisar ini mengerahkan seluruh
bala tentara dan para pahlawannya untuk mengejar pembunuhpembunuh Tiat To Hoat-ong.....
Kematian Koksu negara tersebut telah mendatangkan
kegoncangan yang tidak kecil di daratan Tiong-goan, terutama
sekali di kota raja. Hal ini disebabkan karena memang Tiat To Hoat-ong orang yang
penting dalam kerajaan Mongolia tersebut, juga sangat dimanjakan
oleh Kaisar Kublai Khan. Dan sekarang Koksu yang sangat
disayang oleh Kaisar telah tiada. Karena dari itu bisa dibayangkan
betapa murka dan sakit hatinya Kaisar Kublai Khan terhadap para
pembunuh Koksu tersebut. Perintah yang dikeluarkan oleh Kublai Khan merupakan perintah
yang keras sekali. Dan kekuasaan yang diberikan kepada para
panglimanya yang melakukan pengejaran kepada para pembunuh
Tiat To Hoat-ong diberikan kekuasaan yang penuh.
Sehingga mereka berhak buat menangkap orang yang dicurigai
dan menahannya serta memeriksanya. Jika perlu, kalau orang
1257 yang ditangkap karena dicurigai itu tidak mau bicara, boleh
dibunuh. Kekuasaan untuk membunuh yang diberikan oleh Kaisar Kublai
Khan ini telah menimbulkan kegoncangan yang tidak kecil di
daratan Tiong-goan, di mana rakyat jadi begitu ketakutan. Sebab
bisa saja jika seorang tentara kerajaan Mongolia merasa tidak
senang atau tidak menyukai seorang penduduk, ia lalu
mempergunakan alasan bahwa orang tersebut mencurigakan, dan
ditangkap, kemudian tanpa diperiksa lagi dibunuhnya dengan
kejam. Banyak pembesar tua Mongolia yang agak arif, telah mengajukan
tentangan terhadap perintah Kaisar yang satu itu, yaitu melakukan
pengejaran terhadap para pembunuh Tiat To Hoat-ong. Yang
mereka tentang sekali justru kekuasaan yang diberikan oleh Kaisar
terhadap para panglimanya untuk memiliki hak membunuh dengan
bebas tanpa memeriksa dan mencari bukti-bukti terhadap
kesalahan orang yang dicurigai itu.
Akan tetapi Kaisar Kublai Khan yang telah kehilangan Tiat To Hoatong, Koksu yang sangat disayanginya itu, tidak memperdulikan
tanggapan dari para pembesar itu.
Usul mereka yang mengatakan keberatan dengan adanya perintah
dan kekuasaan istimewa yang diberikan kaisar kepada para
panglimanya, telah dibekukan dan sama sekali. Tidak dilayani oleh
Kaisar tersebut. Yo Him bersama Sasana dan juga para orang-orang gagah di
daratan Tiong-goan yang melihat keadaan seperti itu yang tengah
1258 berlangsung di daratan Tiong-goan, jadi berduka sekali. Kemana
mereka sekali-kali bertemu dengan para tentara Mongolia yang
tengah melakukan keganasan, akan tetapi merekapun tidak bisa
selamanya turun tangan buat membinasakannya.
Terdapat cukup banyak bala tentara Mongolia yang dikerahkan
Kaisar Kublai Khan. Karena dari itu, jika Yo Him dan Sasana
membinasakan satu atau dua orang bala tentara Mongolia yang
tengah melakukan keganasan, tentu di tempat lainnya terdapat
bala tentara lainnya yang tengah melakukan keganasan dan


Beruang Salju Karya Sin Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kejahatan juga. Karenanya hal ini telah membuat Yo Him dan Sasana merasa
bahwa semua itu hanya menimbulkan kedukaan yang semakin
mendalam, jika saja mereka tetap menyaksikan kemelut yang
timbul di daratan Tiong-goan.
Akibat matinya Koksu negara Mongolia tersebut, entah telah
berapa ribu rakyat yang akhirnya menjadi korban, karena mereka
menjadi sasaran dari keganasan bala tentara Mongolia tersebut,
yang dilindungi kekuasaan yang diberikan Kaisar mereka.
Dengan begitu pula, akhirnya Yo Him memutuskan untuk
mengajak Sasana hidup menyepi di sebuah tempat yang sangat
sunyi dan juga jarang sekali didatangi orang.
Semula Sasana keberatan untuk mengikuti keinginan suaminya
tersebut, di mana Sasana mengemukakan bahwa mereka masih
muda usia dan tidak selayaknya mengikuti jejak ke dua orang tua
mereka, Yo Ko dan Siauw Liong Lie yang kini telah hidup menyepi.
1259 Tetapi Yo Him mengatakan, jika memang mereka masih
menyaksikan keganasan-keganasan yang dilakukan oleh para
tentara Mongolia, tentu mereka selalu akan berduka dan merasa
sedih menyaksikan semua itu, di mana rakyat menjadi korban
keganasan dari semua tindakan dan perbuatan para tentara
Mongolia itu. Akhirnya Sasana menyarankan agar mereka selama beberapa
tahun ini tetap berkelana. Walaupun tenaga mereka tidak seberapa
jika dibandingkan dengan jumlah rakyat Tiong-goan yang
menderita atas keganasan dari para tentara Mongolia tersebut,
tokh semua tindakan dan perbuatan mereka mempunyai arti yang
sangat penting, di mana mereka bisa menolong meringankan
sebagian dari rakyat yang tengah menderita itu.
Jika memang mereka hidup mengasingkan diri dan menyepi,
berarti mereka lari dari hidup kenyataan, melepaskan tanggung
jawab sebagai orang-orang gagah dan meninggalkan begitu saja
rakyat yang tengah menderita.
Alasan yang dikemukakan oleh Sasana memang dapat diterima
oleh Yo Him, di mana akhirnya Yo Him membatalkan maksudnya
buat menyepi. Dan dia bertekad untuk sebanyak mungkin
menolong rakyat yang tengah dalam keadaan bersengsara dan
tertindas oleh keganasan tentara Mongolia tersebut.
Itulah sebabnya, banyak yang dilakukan Yo Him dan Sasana.
Mereka selalu dengan segera turun tangan membunuh atau juga
menghajar para balatentara Mongolia yang tengah melakukan
kejahatan dan keganasan. 1260 Dan mereka walaupun hanya berdua, akan tetapi mereka memiliki
kepandaian yang sangat tinggi sekali. Dengan begitu tidak bisa
para tentara tersebut melakukan perlawanan.
Akhirnya Yo Him dan Sasana merupakan momok yang sangat
mengerikan di mata para tentara Mongolia. Karena bagi mereka,
jika memang mereka bertemu dengan Yo Him atau Sasana, sama
mereka bertemu dengan malaikat elmaut.
Karena dari itu, jika saja para tentara Mongolia tersebut mendengar
bahwa Yo Him dan Sasana berada di sekitar tempat mereka
berada, para tentara negeri tersebut tidak berani melakukan
keganasan mereka mengganggu penduduk.
Yo Him dan Sasana telah bertindak bagaikan sepasang manusia
sakti yang sangat dihormati oleh semua orang-orang gagah di
daratan Tiong-goan. Walaupun mereka berusia muda belia, tokh
orang-orang gagah dan golongan tua di dalam rimba persilatan,
tetap menghormati mereka dan merasa kagum atas tindakan
mereka melaksanakan perbuatan yang gagah perkasa dengan
menolong rakyat yang tengah tertindas.
Tidak jarang juga Yo Him dan Sasana berkumpul dengan Yeh-lu
Chi, pangcu dari Kay-pang, untuk tukar pandangan dan pikiran,
guna menentukan langkah-langkah apa yang perlu mereka ambil.
Terlebih lagi sekarang, setelah kematian Koksu negara Mongolia
tersebut, di mana semua anggota Kay-pang sangat dibenci dan
dimusuhi oleh tentara Mongolia, yang mengetahui bahwa kematian
Koksu mereka terjadi di dalam rapat besar Kay-pang tersebut.
1261 Yeh-lu Chi sendiri telah beberapa kali mengalami kesulitan dalam
menghadapi gangguan bala tentara kerajaan Mongolia yang
berusaha untuk mempersulit Kay-pang.
Sedangkan para pengemis Kay-pang yang memiliki kepandaian
masih rendah, jika melihat serombongan tentara negeri, tentu akan
berusaha mengelak dan menyingkirkan diri. Sebab mereka
menyadarinya tidak mungkin mereka bisa menghadapi para
tentara kerajaan tersebut.
Yo Him sangat murka mendengar semua cerita Yeh-lu Chi,
kebenciannya kepada Kaisar Mongolia jadi semakin menjadi-jadi.
Terlebih lagi dari Yeh-lu Chi didengarnya, betapa Kaisar Mongolia
tegas-tegas telah mengeluarkan perintah, untuk menangkap
orang-orang tokoh Kay-pang.
Para pahlawan Kaisar, yang umumnya memiliki kepandaian
sangat tinggi telah dikerahkan untuk penangkapan tersebut.
Walaupun usaha dari Kaisar Mongolia tersebut tidak berhasil,
namun memang terlihat jelas, banyak kerusakan yang dialami oleh
Kay-pang. Juga beberapa tokoh penting Kay-pang telah tertawan dan mereka
dibawa ke kota raja, untuk diadili langsung oleh Kaisar, yang
hendak mengorek keterangan dari mulut mereka.
Yeh-lu Chi yakin bahwa tokoh-tokoh Kay-pang tersebut tentu akan
lebih rela mati dari pada harus membongkar seluruh rahasia Kaypang. Karena dari itu, hatinya tidak begitu gelisah.
1262 Ia hanya berikhtiar untuk berusaha menolongi tokoh-tokoh Kaypang yang telah tertawan tersebut.
Yo Him dan Sasana yang mendengar keterangan seperti itu,
menganjurkan kepada Yeh-lu Chi, agar mengambil tindakan yang
lebih berani dan nekad, yaitu menyatroni istana Kaisar, buat
berusaha menolongi tokoh-tokoh Kay-pang yang tertawan itu.
Akan tetapi Yeh-lu Chi telah menolak saran tersebut dengan ragu.
Menurut Yeh-lu Chi justru sekarang-sekarang ini Kaisar Mongolia
tersebut telah menempatkan penjagaan yang sangat ketat sekali,
banyak jago-jago yang memiliki kepandaian hebat telah
didatangkan dari Mongolia.
Karena dari itu, jika memang mereka menyatroni istana Kaisar
Mongolia tersebut dalam saat-saat seperti sekarang, niscaya sama
saja seperti mereka mengantarkan diri dalam jaring.
Yo Him dan Sasana berpikir memang apa yang dikatakan oleh
Yeh-lu Chi beralasan. Hanya saja mereka tetap tidak rela jika
tokoh-tokoh Kay-pang yang tertawan itu tetap berada di bawah
pengawasan dari tentara Mongolia tersebut di mana mereka
berada dalam keadaan yang tidak menggembirakan.
Jelas bahwa tokoh-tokoh Kay-pang itu merupakan orang-orang
gagah yang tidak akan membuka mulut dan keterangan sepatah
perkataanpun juga. Akan tetapi yang pasti mereka juga akan
menerima siksaan yang sangat hebat serta sadis sekali.
Karena itu, Yo Him dan Sasana tetap bermaksud untuk menolong
membebaskan mereka. 1263 Bahkan Yo Him telah memajukan dirinya bersama Sasana, di
mana mereka berdua yang akan pergi ke kota raja untuk
menyelidiki keadaan para tokoh Kay-pang yang telah terjatuh ke
dalam tangan orang-orang Mongolia tersebut
Yeh-lu Chi akhirnya menyetujui keinginan Yo Him dan Sasana. Ia
hanya berpesan agar mereka berhati-hati dan waspada.
Mereka hanya boleh menyelidiki dan tidak boleh turun tangan. Hal
ini untuk mencegah agar mereka tidak mengalami ancaman
bahaya yang lebih hebat. Walaupun kepandaian Yo Him dan Sasana memang sangat tinggi
dan Yeh-lu Chi juga mengagumi mereka, namun menurut
pendapat Yeh-lu Chi, sekarang-sekarang ini Kaisar Mongolia telah
mendatangkan dan mengundang banyak sekali para jago-jago
sakti dari Mongolia, yang didudukan sebagai pengawal pribadinya,
menjadi pahlawan-lawan istananya.
Dengan demikian walaupun bagaimana, Yo Him dan Sasana yang
hanya berdua, tidak mungkin dapat menghadapi mereka dengan
baik. Yo Him dan Sasana berjanji bahwa mereka tidak akan menempuh
langkah-langkah yang bisa membahayakan diri dan jiwa mereka.
Mereka juga telah menghibur agar pangcu Kay-pang tersebut tidak
perlu menguatirkan diri dan jiwa mereka, dan meminta Yeh-lu Chi
agar bertenang diri. 1264 Begitulah, setelah dua hari lagi berdiam di markas Kay-pang, Yo
Him bersama Sasana telah mengambil keputusan untuk berangkat
ke kota raja, dan merekapun berpamitan.
Perpisahan mereka diiringi dengan pesta yang meriah, pesta
perpisahan yang cukup mengharukan, karena di dalam pesta
perpisahan tersebut berulang kali Yeh-lu Chi telah berpesan
kepada Yo Him dan Sasana, agar mereka dapat membawa diri
sebaik-baiknya dan tidak melakukan tindakan nekad.
Keesokan harinya Yo Him dan Sasana melakukan perjalanan ke
kota raja. "Y" Kaisar Kublai Khan sangat marah sekali, telah dua tahun
pengejaran yang dilakukan para pahlawannya masih tidak
memberikan hasil yang memuaskan.
Memang Kaisar tersebut telah mengerahkan para pahlawannya,
yang umumnya memiliki kepandaian sangat tinggi, dengan
harapan membasmi dan mengejar terus para orang-orang gagah
daratan Tiong-goan yang telah membinasakan Koksunya.
Karena dari itu, betapa kecewanya setelah mengerahkan sekian
banyak orang-orangnya yang semuanya memiliki kepandaian
tinggi dan juga biayanya yang tidak kecil, namun orang yang
diburunya tidak juga berhasil ditemuinya.
1265 Karena dari itu, Kaisar Kublai Khan pada pagi itu telah marahmarah kepada para pembesarnya dan panglimanya. Di dalam
sidang tersebut telah ditegaskan oleh Kaisar.
Jika saja para panglimanya itu tidak bisa mengejarnya untuk
membasmi para orang-orang gagah yang terdaftar nama mereka
dalam daftar hitam Kaisar tersebut, mereka akan dipecat! Malah
besar kemungkinan mereka akan dijatuhi hukuman mati!
Perintah Kaisar, yang dikeluarkan dengan ancaman seperti itu,
telah membuat semua para panglimanya jadi gelisah dan bingung.
Akan tetapi perintah Kaisar tidak bisa dibantah. Jika memang
mereka tidak melaksanakan sebaik mungkin, tentu akan membuat
jiwa mereka sebagai tarohannya dan juga keluarga mereka akan
menjadi korban. Karena dari itu, para panglima tersebut segera mengumpulkan
para bawahannya, dan para panglima ini juga marah-marah
terhadap bawahannya tersebut.
Merekapun telah mengeluarkan perintah yang sama kerasnya
seperti perintah yang dikeluarkan oleh Kaisar kepada para
panglima tersebut, dengan ancaman jika para bawahan mereka ini
tidak bisa bekerja lebih baik, maka mereka akan dijatuhi hukuman
seberat-beratnya. Dengan begitu, maka segera juga para pahlawan Kaisar telah
melakukan tindakan yang jauh lebih bengis dan keras terhadap
penduduk. Para tentara negara juga telah berusaha untuk dapat
menangkapi orang-orang yang mereka curigakan.
1266 Yang menjadi korban akhirnya rakyat jelata. Walaupun mereka
tidak bersalah, tokh mereka telah ditangkap dan memperoleh
hukuman yang tidak ringan, bahkan banyak di antara mereka yang
telah dijatuhi hukuman mati.
Hal itu disebabkan para tentara negeri dan para pahlawan Kaisar
yang tengah kebingungan dengan perintah Kaisar dan panglima
mereka yang mengandung ancaman itu, telah membuat mereka
sebanyak mungkin untuk menangkapi orang yang mereka
curigakan, tanpa memperdulikan apakah orang tersebut bersalah
atau tidak. Yang terpenting mereka telah dapat menangkap sebanyak
mungkin orang Han tersebut untuk dijatuhi hukuman, agar mereka
dilihat oleh atasan mereka masing-masing memiliki kerja yang
baik. Para orang-orang gagah di daratan Tiong-goan gusar bukan main
menyaksikan keganasan tentara Mongolia yang semakin menjadijadi itu. Mereka telah berhimpun dan banyak diantara mereka yang
telah berusaha untuk mengadakan pemberontakan dan gerakan di
bawah tanah, memberikan perlawanan kepada para tentara dan
kerajaan Mongolia tersebut.
Akan tetapi Kaisar Kublai Khan memang merupakan seorang
Kaisar yang sangat cerdik sekali. Ia memiliki kecerdikan yang luar
biasa dalam mengambil taktik-taktik menundukan para
pemberontak tersebut. Pertama-tama Kaisar Kublai Khan mengerahkan tentara
perangnya dalam jumlah yang besar. Kekuatan tentara perang
1267 Mongolia tersebut sangat besar dan tidak mungkin ditandingi dan
dilawan oleh para pemberontak tersebut, yang umumnya
berjumlah sedikit sekali.
Karena dari itu, umumnya pemberontakan tersebut dapat ditindas
dalam waktu singkat. Hanya saja sebagai Kaisar yang cerdik, maka Kublai Khan bukan
hanya mempergunakan kekerasan.
Setiap pembrontakan itu hampir dapat dibasminya, maka ia telah
mengutus beberapa orang pahlawannya, untuk menghubungi
pemimpin pemberontakan tersebut, guna membujuk mereka, agar
dapat kembali kepada masyarakat dan juga bekerja untuk kerajaan
Mongolia, dengan janji diberikan kedudukan dan harta.
Dalam keadaan tertindas seperti itu, di mana pasukan pembrontak
tersebut hampir hancur dibasmi oleh kekuatan tentara perang
Mongolia, dan justru kini menerima uluran tangan yang begitu
manis dari Kaisar Kublai Khan, membuat para pemimpin
pemberontak tersebut akhirnya menerima tawaran tersebut dan
menakluk kepada Kaisar Kublai Khan, yang diakui sebagai majikan
mereka. Mereka memimpin pemberontakan, umumnya disebabkan
perasaan tidak senang mereka terhadap kerajaan Mongolia
tersebut, di mana mereka melihat rakyat yang tertindas.
Akan tetapi utusan Kaisar justru telah memberikan penjelasan
kepada mereka, hal ini justru untuk mencegah pemberontakan,
karena yang akan menjadi korban adalah rakyat juga.
1268 Bahkan orang-orang Mongolia tersebut telah memperlihatkan
berbagai usaha mereka untuk berusaha membangun daratan
Tiong-goan menjadi kerajaan yang terbesar, dan juga mereka telah
memberikan berbagai hadiah dan hiburan kepada para pemimpin
pemberontak itu. Dengan demikian para pemimpin pemberontak
memperoleh kesan yang lain dari sebelumnya.


Beruang Salju Karya Sin Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tersebut Justru mereka melihatnya betapa Kaisar Kublai
sesungguhnya merupakan seorang Kaisar yang besar.....
Khan Bahkan merekapun dipersilahkan melihat, betapa kepada daerahdaerah yang tandus dan kering, di mana bahaya kelaparan
mengancam penduduk daerah tersebut, Kaisar Kublai Khan telah
mengirimkan bantuan rangsum dan uang. Dengan demikian
pemimpin para pemberontak itu menyerah dengan perasaan
kagum di hati mereka, dan tunduk terhadap Kaisar Kublai Khan.
Begitulah pemberontakan-pemberontakan yang timbul di berbagai
tempat di daratan Tiong-goan, telah dapat dipatahkan oleh Kublai
Khan. Memang rakyat masih menderita di bawah tindasan Kaisar Kublai
Khan, akan tetapi sebagian lagi, yang kebetulan menerima "budi
kebaikan" Kaisar Mongolia tersebut karena memang politik dari
Kaisar Kublai Khan, telah memajukannya.
Juga untuk menenangkan rakyat, Kaisar Kublai Khan telah
mengeluarkan firman, untuk menghapus peraturan-peraturan
lama. 1269 Jika raja yang lama di daratan Tiong-goan mengenakan rakyat
dengan berbagai macam pajak, maka Kaisar Kublai Khan telah
menghapusnya, sehingga rakyat Tiong-goan akhirnya bersyukur
dan berterima kasih kepada Kaisar yang baru ini, walaupun Kaisar
ini merupakan penjajah. Mereka beranggapan bahwa Kaisar Mongolia ini jauh lebih
bijaksana dibandingkan dengan Kaisar-kaisar yang lalu.
Hanya di luar tahu rakyat yang telah merasa tunduk dan kagum
serta patuh terhadap kaisar Mongolia tersebut, sesungguhnya
kaisar Kublai Khan telah mengambil tindakan lain.
Justru terhadap rakyat yang hidupnya berkecukupan dan senang,
bahkan para hartawan yang kaya raya, sebagian terbesar dari
harta kekayaan mereka telah disita dan diambil menjadi milik
negara. Dengan demikian, para orang-orang kaya di daratan
Tiong-goan jadi ketakutan dan mereka umumnya menyembunyikan sebagian besar dari harta mereka.
Cuma saja, Kaisar Kublai Khan yang memang telah menduga hal
itu akan terjadi, telah mengenakan sanksi-sanksi yang hebat
sekali, di mana dikatakan, jika seorang hartawan atau siapa saja,
yang dengan sengaja menyembunyikan harta kekayaannya,
sehingga suatu kali dapat diketahui akan hal tersebut, maka orang
tersebut akan dibunuh habis satu keluarga, di mana anak istri dan
cucu mereka akan dibinasakan semuanya.
Karena dari itu, Kaisar Kublai Khan juga memerintahkan agar
mereka dengan suka rela menyerahkan sebagian dari harta
1270 mereka, dengan alasan untuk membangun negara mereka agar
menjadi kerajaan yang jaya.
Begitulah taktik yang dijalankan oleh Kublai Khan dalam mengatur
negerinya, di mana dia menempuh dua jalan. Menurut
perkiraannya, bahwa jumlah para hartawan tidak sebanyak jumlah
rakyat jelata. Karena dari itu, jika memang ia mengambil kesempatan untuk
menanam bibit-bibit kebaikan di hati rakyat jelata niscaya pengaruh
ini besar sekali untuk kekuasaannya di daratan Tiong-goan, di
mana yang akan mendukungnya sangat banyak dan sangat besar
sekali. Apa yang ditempuh oleh Kaisar Kublai Khan memang berhasil
dengan baik. Karena dari itu, seluruh rakyat Tiong-goan boleh dibilang sebagian
terbesar dari mereka telah tunduk dan telah patuh kepada
pemerintahan penjajah tersebut. Tidak terkandung pula sikap
antipati dan perasaan memusuhi tentara kerajaan.
Berangsur-angsur, keamanan di daratan Tiong-goan tersebut telah
dapat teratasi tanpa adanya pemberontakan-pemberontakan lagi.
Jika tokh ada pemberontakan, itu hanya merupakan
pemberontakan kecil-kecilan yang tidak memiliki kekuatan yang
berarti. Mereka hanya merupakan para hartawan yang ingin
menyelamatkan harta mereka, dan mereka pergunakan buat
membiayai pemberontakan tersebut.
Namun umumnya 1271 pemberontakan seperti itu dapat ditindas dan dibasmi bersih oleh
tentara Kublai Khan dalam waktu yang singkat sekali.
Yang membuat Kaisar Kublai Khan penasaran, justru sampai
sekaraug ini orang-orangnya belum lagi berhasil menggusur Yo
Ko, Siauw Liong Lie, Kwe Ceng, Yeh-lu Chi dan orang-orang gagah
daratan Tiong-goan lainnya untuk diadili olehnya.
Karena menurut Kublai Khan, di mana ia sangat yakin sekali, jika
para orang-orang gagah itu dapat ditawan dan juga kemudian
dijatuhi hukuman mati, ia boleh bertenang hati, di mana di daratan
Tiong-goan tidak akan timbul pergolakan lagi.
Akan tetapi selama orang-orang gagah di daratan Tiong-goan
tersebut masih bebas berkeliaran, jelas ini merupakan api dalam
sekam. Sewaktu-waktu mereka akan muncul pula dengan gerakan
pemberontakan yang bisa mengganggu kewibawaan Kaisar Kublai
Khan. Itulah sebabnya, walaupun kematian Tiat To Hoat-ong telah lebih
dua tahun yang lalu, namun tetap saja ia tidak bisa membiarkan Yo
Ko dan para orang-orang gagah Tiong-goan lainnya untuk bebas
terus. Pengajaran terhadap mereka malah ditingkatkan semakin ketat
dan hebat. Malah Kaisar Kublai Khan telah menjanjikan, jika saja memang
orang-orangnya itu berhasil melaksanakan tugas mereka buat
menangkap salah seorang dari para tokoh-tokoh orang-orang
gagah di dalam rimba persilatan itu, maka akan diberi hadiah yang
1272 sangat besar jumlahnya dan juga ditambah dengan kenaikan
pangkat. Itu pula sebabnya mengapa orang-orangnya Kaisar Kublai Khan
tetap giat melakukan pengejaran terhadap para orang gagah di
daratan Tiong-goan tersebut.
Sedangkan Kublai Khan tetap tidak pernah berputus asa, di mana
Kaisar ini tetap memperketat pengejaran tersebut. Selama Yo Ko
dan kawan-kawannya belum berhasil ditangkap, hati Kaisar ini
belum dapat tenang dengan kedudukannya di singgasana serta
kekuasaannya di daratan Tiong-goan.
Bahkan terakhir ini, entah telah berapa ribu orang-orang gagah
Mongolia, yang semuanya merupakan tokoh-tokoh sakti di
negerinya itu, telah diundang ke daratan Tiong-goan, dan diberi
kedudukan yang tinggi di dalam kerajaan Kaisar Kublai Khan
tersebut. Juga Kaisar Kublai Khan telah mengundang tiga orang tokoh paling
sakti dari Mongolia, yang telah lama sebenarnya hidup
mengasingkan diri. Kepada mereka diberikan kedudukan sebagai
pengawal pribadi dan juga merangkap penasehat Kaisar.
Hal ini hanya untuk dipergunakan sebagai alat, di mana Kaisar
Kublai Khan memakai mereka bertiga sebagai orang-orang yang
paling bisa diandalkan. Dan ke tiga orang itu merupakan tokohtokoh sakti yang bisa disebut sebagai dewa, karena memiliki
kepandaian yang luar biasa hebatnya yang tenaganya dapat
diandalkan buat menghadapi Yo Ko dan kawan-kawannya, jika
1273 saja memang orang-orang gagah daratan Tiong-goan tersebut
muncul dengan tiba-tiba menyatroni Kaisar tersebut......
"Y" Yo Him yang mengajak Sasana telah tiba di kota raja. Kehidupan
yang terlihat pada rakyat kota tersebut memang merupakan
penghidupan yang biasa-biasa saja, di mana mereka setiap
harinya diliputi kesibukan untuk bekerja dan berdagang. Mereka
berlomba untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya
dalam usaha mereka masing-masing.
Sama sekali tidak terlihat oleh Yo Him dan Sasana keaktifan orangorang kerajaan. Semua hanya merupakan penduduk biasa belaka.
Jarang sekali tentara kerajaan yang berkeliaran di luaran.
Cuma saja, setelah menyerap-nyerapi beberapa hari, akhirnya Yo
Him dan Sasana memperoleh keterangan, banyak tentara
kerajaan yang berkeliaran di kota raja ini. Hanya saja mereka
semuanya tidak memakai pakaian seragam, hanya berpakaian
sebagai rakyat biasa. Dan juga memang telah menjadi peraturan yang keras sekali dari
panglima penguasa kota raja ini, setiap tentara kerajaan tak boleh
memperlihatkan siapa dirinya sebenarnya. Mereka harus
menyamar sebagai rakyat jelata dengan sempurna.
Dan jika terjadi keributan, mereka tidak boleh memperlihatkan
bahwa mereka adalah tentara negeri. Mereka harus menghadapi
keributan itu sebagai rakyat jelata biasa.
1274 Hal ini untuk mencegah bocornya rahasia pertahanan dari tentara
kerajaan di kota raja tersebut. Karena sebagai kota raja dari
seluruh daratan Tiong-goan, niscaya seluruh kegiatan berada di
kota raja ini. Karena dari itu, tampak jelas, betapapun juga, memang Kublai
Khan telah mengadakan penjagaan dan pengawalan yang ketat.
Setelah mengetahui hal itu, Yo Him dan Sasana menyadari, bahwa
mereka harus lebih berwaspada. Karena dari itu, mereka
melakukan penyelidikan dengan lebih hati-hati.
Selama beberapa hari mereka telah berusaha menyelidiki, di mana
tokoh-tokoh Kay-pang ditahan oleh pihak kerajaan Mongolia
tersebut. Akan tetapi mereka selalu gagal dengan usaha tersebut,
karena tidak ada seorang pun di antara para penduduk yang
mengetahui, di mana para tokoh Kay-pang tersebut ditahan.
Karena dari itu, Yo Him dan Sasana jadi tambah penasaran. Hanya
saja mereka sekarang telah mengetahui bahwa banyak orangorang kerajaan yang menyamar sebagai rakyat biasa, maka
mereka tidak berani sembarangan menanyai keterangan kepada
setiap orang. Dan jika memang telah yakin bahwa orang yang akan ditanyai
mereka itu bukan tentara kerajaan yang tengah menyamar,
barulah secara memancing. Yo Him dan Sasana menanyai
berbagai hal kepada mereka termasuk perihal tokoh-tokoh Kaypang yang tengah ditahan oleh pihak kerajaan.
1275 Pada pagi itu, Yo Him dan Sasana tengah bersantap di sebuah
rumah makan, dan mereka tengah asyik menanyai seorang
pelayan rumah makan tersebut.
Pelayan rumah makan itu seorang bertubuh kurus kering dengan
muka yang pucat seperti orang berpenyakitan. Juga usianya telah
lanjut sekali, mungkin telah enampuluh tahun.
Melihat keadaan pelayan rumah makan itu, Yo Him dan Sasana
yakin bahwa pelayan ini tidak memiliki potongan sebagai tentara
negeri yang tengah menyamar. Dan mereka telah bertanya-tanya
tentang tokoh-tokoh Kay-pang yang ditahan oleh kerajaan.
Pelayan itu tampaknya agak gugup waktu memberikan
keterangan, ia menyatakan bahwa tokoh-tokoh Kay-pang itu
ditahan di gedung panglima penguasa kota, dikawal oleh pasukan
Gie-lim-kun. Bukan main girangnya Yo Him dan Sasana. Pelayan itu dihadiahi
mereka dalam jumlah yang besar.
Malam itu juga mereka menyatroni gedung panglima penguasa
kota raja. Akan tetapi betapa kagetnya Yo Him dan Sasana, karena
kedatangan mereka telah disambut oleh pasukan panah dan para
pahlawan yang sangat tinggi kepandaiannya. Seperti juga pasukan
tentara kerajaan ini sudah mengetahui akan kedatangan mereka
ke gedung panglima penguasa kota raja tersebut.
1276 Yang lebih mengejutkan Yo Him dan Sasana. Waktu mereka
berdua tengah memberikan perlawanan yang gigih dan melukai
beberapa orang lawan mereka, muncul pemimpin dari pasukan
tentara yang tengah mengepung mereka.
Pemimpin pasukan tersebut berpakaian lengkap dengan sikap
yang gagah, walaupun orangnya telah berusia lanjut dan bertubuh
kurus kerempeng. Dan panglima ini tidak lain dari..... pelayan tua
yang siang tadi ditanyai Yo Him dan Sasana!
Ternyata Yo Him dan Sasana telah melakukan suatu kesalahan
besar. Mereka tidak dapat mengenali babwa orang yang berusia
lanjut dengan tubuh yang kurus kerempeng itu merupakan seorang
yang sebenarnya memiliki kepandaian tinggi sekali.
Akan tetapi dalam keadaan terkepung seperti itu, dengan
mengandalkan kepandaiannya Yo Him bersama Sasana telah
berhasil meloloskan diri. Mereka segera meninggalkan kota raja di
malam itu juga, dengan dikejar terus oleh pasukan tentara
kerajaan. Yo Him dan Sasana menyadari, mereka tidak bisa berdiam yang
lebih lama lagi di ibukota kerajaan, karena mereka telah dikenali
oleh panglima pasukan kerajaan kota tersebut. Dan juga, pasukan
tentara kerajaan telah melakukan pencarian jejak mereka dengan
ketat. Yo Him dan Sasana yang dikejar terus oleh para pahlawan istana,
ternyata tidak bisa berdiam terlalu lama di daerah sekitar kota raja
tersebut. Mereka harus melakukan perjalanan terus menerus guna
menghindarkan diri dari pengejaran para pahlawan istana.
1277 Yang lebih mengejutkan dan hebat, justru para pengejarnya itu
semakin lama semakin banyak jumlahnya, di mana para pahlawan
raja itu bertambah banyak karena mereka telah mengetahui bahwa
Yo Him dan Sasana tidak lain dari putera dan mantu Yo Ko dan
Siauw Liong Lie! Di berbagai kota pun telah dipersiapkan untuk penangkapan
kepada Yo Him dan Sasana jika saja mereka dalam menyingkirkan
diri singgah di kota-kota yang mereka lalui.
Akan tetapi Yo Him dan Sasana memang memiliki kepandaian
yang tinggi, juga Yo Him tidak kurang cerdiknya. Mereka berdua
selalu dapat menyingkirkan diri. Hanya saja, yang membuat
mereka menyesal, karena kesalahan kecil belaka, di mana mereka
tidak bisa mengenali panglima tua yang tengah menyamar menjadi
pelayan itu, membuat mereka untuk sementara ini tidak bisa
datang ke kota raja buat melakukan penyelidikan lagi.
Akhirnya setelah berbulan-bulan menyingkirkan diri dari para
pengejarnya, Yo Him dan Sasana mencari tempat yang sunyi buat
hidup mengasingkan diri dan menyepi. Karena Yo Him menyadari,
walaupun bagaimana mereka tidak mungkin untuk menembus
kekuasaan Kaisar Kublai Khan, yang sekarang tengah berkuasa
dengan segala kejayaannya.
Karena dari itu, Sasana juga tidak bisa membantah dan menolak
keinginan suaminya di mana ia telah mengikuti keinginan
suaminya tersebut buat hidup menyepi.


Beruang Salju Karya Sin Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

1278 Begitulah, Yo Him dan Sasana telah hidup menyepi seperti juga
mereka telah tidak pernah muncul pula dalam rimba persilatan,
juga mereka seperti hilang tanpa jejak sama sekali.
Di dalam dunia persilatan telah bermunculan banyak sekali jagojago muda yang telah mengisi lembaran dari sejarah persilatan
daratan Tiong-goan. Demikianlah akhir cerita dari Biruang Salju ini, di mana semua
orang-orang gagah lainnya, seperti Kwee Ceng dan Oey Yong,
sampai akhir hari tua mereka, tetap saja mereka disibuki berbagai
urusan keduniawian. Karena bersedia mencampuri urusan Kaypang, yang dipimpin oleh mantu mereka, yaitu Yeh-lu Chi.
Hanya saja disebabkan Kwee Ceng dan Oey Yong, maka Kaypang walaupun dimusuhi oleh Kublai Khan dan selalu memperoleh
gangguan yang hebat dari pihak kerajaan, tetap dapat berkembang
dengan pesat menjadi salah satu perkumpulan yang terhebat di
dalam rimba persilatan. TAMAT 1279 Kisah Sepasang Bayangan Dewa 3 Puteri Es Seri 5 Kesatria Baju Putih Karya Wen Rui Ai Naga Pembunuh 12
^