Pencarian

Manusia Srigala 12

Manusia Srigala Karya Can I D Bagian 12


"Ayo cepat masuk ke kamar," Siu Cing menarik tangan Sik
Tiong Giok seraya berseru, "bila muncul kembali nanti
tanggung mereka tidak akan mengenali dirimu lagi."
Sementara itu dua manusia buas yang sudah mulai
terpengaruh oleh arak telah bangkit berdiri begitu melihat
munculnya lima orang wanita cantik disana.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambil mengucek matanya berulang kali, si Selaksa dewa
murung Yu Bong sambil tertawa :
"Telah lama kudengar akan kecantikan wajah lima walet
dari telaga Tong Ting, tak nyana berita tersebut memang
tepat sekali." "Toako", Sejuta setan kesal Yu Jiang berseru pula sambil
tertawa, "aku dengar mereka tak pernah menampik orang
yang berusaha untuk mendekatinya, mengapa kita tidak
mencoa untuk bermesraan dengan mereka?"
"Usulmu memang bagus sekali loji, ayoh kita dekati
mereka." Dengan tubuh sempoyongan karean mabok mereka berdua
segera berjalan ke muka menyongsong kedatangan ke lima
perempuan itu. Biarpun disitu hadir puluhan orang tamu, namun tak
seorangpun yang dipandang sebelah mata oleh mereka, setiap
langkah mereka berjalan segera terdengar suara orang
menjerit kesakitan. Ternyata orang-orang itu kena disambar oleh Sejuta setan
kesal Y u Jiang sehingga terlempar jauh dari atas kursi.
Kedua orang ini memang bernyali besar biarpun
berhadapan begitu banyak jago, semua tanpa rasa gentar
mereka menerjang lewat dari antara para jago menuju ke
arah pintu. Nyatanya memang tak seorang pun di antara mereka yang
berusaha untuk menghalangi perbuatannya, mungkin mereka
sudah cukup mengenali sikap buas kedua orang ini sehingga
siapapun tak ingin mencari penyakit buat diri sendiri.
Dalam waktu singkat mereka telah sampai di hadapan
kelima orang perempuan ini.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah mengamati perempuan-perempuan itu dengan
pandangan melotot tiba-tiba si Selaksa dewa murung Yu Bong
berkata sambil tertawa : "Loji, coba kau lihat siapakah di antara mereka yang paling
bahenol?" Sejuta setan kesal Yu Jiang mengawasi sekejap
perempuan-perempuan itu, lalu sahutnya sambil tertawa:
"Semuanya cantik dan seorang saja di antara mereka sudah
cukup membuat aku terbuai tapi aku rasa perempuan yang
berbaju putih itu paling montok dan bahenol."
"Kalau pandanganku sih berbeda, aku rasa yang berbaju
merah itulah yang lebih menggairahkan."
Lima walet dari telaga Tong Ting terhitung juga jago-jago
kenamaan di dalam dunia persilatan, belum pernah mereka
diperlakukan orang dengan cara begini.
Akan tetapi merekapun sadar akan tabiat dari dua manusia
buas itu, sudah jelas kedua orang itu tidak mudah untuk
dilayani. Dalam keadaan yang kritis inilah, mendadak tampak
seseorang melompat bangun dari tempat duduknya, lalu
sambil menggebrak meja keras-keras bentaknya :
"Dari mana datangnya dua telur busuk, berani amat
membuat keonaran disini."
Dengan gusar Sejuta setan kesal Y u Jiang berpaling, ketika
dilihatnya orang yang menegur, ia mendengus dingin.
Dengan pancaran hawa nafsu membunuh menyelimuti
wajahnya ia maju mendekati orang itu, lalu bentaknya dengan
gusar : "Siapa kau?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hmm, kau pernah mendengar nama si Singa bermata
satu?" kata lelaki kekar itu dingin.
"Hahaa... haahaaa... hahaaa... rupanya Lan Kim Tian dari
benteng Kim Kee Cay, memangnya kau sudah bosan hidup?"
Lan Kim Tian segera meloloskan sebilah golok tipis dari
pinggangnya lalu dibacokkan ke tubuh Sejuta setan kesal Yu
Jiang sambil ucapnya : "Kita buktikan saja nanti, siapa yang bakal mampus di
antara kita." "Hmm, aku rasa kau yang bakal mampus," dengus Sejuta
setan kesal Yu Jiang. Dalam pembicaraan mana dengan suatu gerakan yang
amat cepat dia cengkeram golok lawan.
Menyaksikan kejadian tersebut, semua orang yang hadir di
dalam ruangan sama-sama menguatirkan keselamatan Sejuta
setan kesal Yu Jiang, bagaimana mungkin sepasang tangan
telanjang dapat mengungguli bacokan golok"
Belum habis ingatan tersebut melintas dalam benak semua
orang, tiba-tiba terdengar jeritan ngeri yang memilukan hati
bergema memecahkan keheningan, dengan perasaan kaget
semua orang segera berpaling.
Ternyata golok yang semula berada di tangan Lan Kim Tian
kini sudah mencelat ke udara, sementara orangnya telah
roboh terkapar di atas tanah.
Berhasil merobohkan lawannya, bagaikan tak pernah terjadi
sesuatu apapun Sejuta setan kesal Yu Jiang melanjutkan
perjalannya menuju ke depan lima walet dari telaga Tong
Ting. Atas peristiwa ini, semua yang hadir hanya bisa saling
berpandangan tanpa mengetahui apa yang mesti diperbuat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dari pihak Benteng Kim Kee Cay sesungguhnya masih ada
orang yang hadir disana, tapi sete lah menyaksikan atasan
mereka tewas secara mengenaskan, siapa pula yang berani
berkutik lagi. Selang beberapa saat kemudian, mereka baru berani
menggotong pergi mayat Lan Kim Tian dan cepat-cepat
meninggalkan tempat itu. Sementara itu kedua manusia buas tadi telah tiba di depan
meja ke lima walet tersebut. Selaksa dewa murung Yu Bong
segera menarik tangan si manusia cantik berbaju merah Ciu
Thian Yan serta diendus ke depan hidungnya, lalu sambil
manggut-manggut katanya :
"Ehm, harum nian baunya!"
Sebaliknya Sejuta setan kesal Yu Jiang merangkul pinggang
wanita iblis berbaju putih Liang Siang Yang seraya berseru :
"Waduh, ramping benar pinggangnya!"
Bisa dibayangkan betapa gusarnya lima walet tersebut,
mereka sama-sama mengernyitkan dahi sambil menggigit bibir
tapi tak seorang pun di antara mereka yang berani bicara
terutama kedua walet yang sudah terjatuh ke tangan kedua
orang lelaki itu. Mereka malah harus melayani dengan senyuman terpaksa.
Sesudah mengernyitkan alis matanya, perempuan setan
berbaju hitau Bwee Soat Yan berkata sambil tertawa
cekikikan: "Sungguh tak ku sangka kalian berdua begitu romantis."
Sejuta setan kesal Y u Jiang tertawa tergelak :
"Haaa... haaa... jangan kalian lihat tampang kami
menyeramkan, padahal sangat berpengalaman dalam adegan
ranjang, bersama-sama kami tanggung kalian akan merasa
puas sekali." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Wah, kalau begitu kalian berdua sangat ahli dalam
bercinta," seru Bwee Soat Yan sambil tertawa terkekeh-kekeh.
Mendengar perkataan tersebut, kedua manusia buas saling
berpandangan sekejap lalu tertawa terbahak-bahak.
Ketika Bwee Soat Yan menuang poci ke dalam dua buah
cawan, diam-diam ia masukkan sebutir pil berwarna hijau ke
dalam masing-masing cawan itu, begitu pil tadi sudah larut di
dalam air, segera ujarnya sambil tersenyum :
"Baru pertama kali ini kami kakak beradik lima orang
berkenalan dengan kalian berdua, mari keringkan isi ca wan ini
sebagai tanda persahabatan di antara kita."
Padahal Selaksa dewa murung Yu Bong sudah melihat
kalau isi ca wan itu tak beres, sambil mengangkat cawan yang
disuguhkan segera jengeknya sambil tertawa dingin :
"Ketika masih berdiam di bukit Liang San tempo hari, toaya
paling suka makan empedu ular berbisa, hmm... biarpun kau
campur arak ini dengan racun, jangan harap kau dapat
meracuni diriku." Selesa i berkata ia lantas menegak isi cawan tersebut
sampai habis, Sejuta setan kesal Yu Jiang mengangkat pula
cawannya dia berseru sambil tertawa :
"Obat racun merupakan vitamin buat kami, semakin obat
itu beracun semakin bermanfaat buat kami, sayang disini tak
tersedia ular beracun, kalau tidak tentu akan kubuktikan di
hadapan kalian." Terkesiap juga hati kelima walet itu setelah mendengar
ucapan tersebut. Sambil tertawa paksa Bwee Soat Yan segera berkata :
"Dengan kemampuan yang begitu hebat tak heran kalau
nama besar kalian sangat menggetarkan dunia persilatan,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
syang disini tak tersedia ular beracun, kalau tidak kami pasti
ingin menyaksikan kehebatan kalian."
"Aduuuh..." Belum habis perkataan itu diutarakan, mendadak terdengar
Selaksa dewa murung Yu Bong menjerit keras, lalu sambil
melepaskan pelukannya atas perempuan cantik berbaju merah
Ciu Thian Yan dia melompat bangun dan berdiri tertegun
sambil menggertak gigi, wajahnya kelihatan amat menakutkan. Sekali lagi semua orang yang berada dalam ruangan itu
merasa terkejut, mereka tak habis mengerti perbuatan apa
lagi yang sedang dilakukan oleh Selaksa dewa murung Yu
Bong. Seketika itu juga suasana menjadi hening tak seorang
pun berani berkutik dari tempatnya, sementara berpuluh-
puluh pasang mata bersama-sama ditujukan ke arah
wajahnya. Mendadak terdengar seseorang menjerit keras :
"Ular beracun..."
Ketika semua orang mengalihkan pandangan matanya,
terlihatlah Selaksa dewa murung Yu Bong telah mengangkat
sebelah kakinya ke atas bangku seekor makhluk kecil nampak
melilit kaki itu kencang-kencang.
Makhluk itu tak lain adalah seekor ular kecil berwarna
hitam, ular itu sedang melilit Selaksa dewa murung Yu Bong
kencang-kencang bahkan kian melilit semakin kencang
sehingga sepintas lalu menyerupai sebuah garis hitam yang
membekas dalam-dalam di dalam daging tubuh.
Selaksa dewa murung Yu Bong memperlihatkan kegagahannya sebagai seorang lelaki dia tak nampak kaget
ataupun gugup tetapi peluh sebesar kacang kedelai telah
bercucuran dengan derasnya membasahi seluruh tubuh sudah
jelas dia sedang menggertak gigi menahan sakit.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan penuh rasa geram Sejuta setan kesal Yu Jiang
memandang sekejap seluruh ruangan, kemudian teriaknya
lantang : "Siapa yang telah melepaskan ular" Hayo cepat tarik
kembali..." Dari luar pintu segera terdengar seseorang menyahut
dengan suara yang lembut :
"Bukankah kalian gemar makan ular beracun" Nah,
terima lah ular kecilku itu sebagai hidangan kecil hanya tak
kuketahui cukup kuatkah gigi kalian itu?"
Beberapa patah kata yang amat lembut itu tanpa terasa
membuat puluhan pasang mata yang berada dalam ruangan
itu sekali lagi mengawasi ular kecil tadi dengan lebih seksama.
Mendadak terdengar seseorang menjerit kaget :
"Aah! Ular bersisik besi bergaris emas, ular aneh yang tak
putus bila dibacok!"
Dilihat dari peluh yang membasahi seluruh badan Selaksa
dewa murung Yu Bong, Sejuta setan kesal Yu Jiang tahu kalau
toakonya menderita sekali, tiba-tiba ia merogoh keluar sebilah
pisau belati dari sakunya, kemudian sambil membantingnya ke
atas meja ia berseru : "Toako bagaimana keadaanmu" Kalau sudah tak sanggup
menahan diri potong saja betismu itu."
Sementara itu Selaksa dewa murung Yu Bong telah berhasil
mencengkeram kepala ular itu sambil menggertak gigi
teriaknya : "Aku percaya masih bisa mempertahankan diri, cepat kau
cari s i pemilik ular itu sampai dapat."
Walaupun cuma beberapa patah kata saja, namun
kelihatannya dia ngotot sekali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gelisah melihat keadaan saudaranya, sejuta kesal segera
berteriak keras : "Bila tak kutemukan si pemilik ular ini, akan kuhancurkan
rumah makan ini hingga rata dengan tanah."
Baru selesai ia berkata, dari luar pintu kembali terdengar
seseorang berkata : "Kau tak perlu sewot, lihatlah bukankah aku telah datang?"
Bersama dengan perkataan itu, dari depan pintu muncul
seorang yang memakai baju ringkas berwarna hitam, dia
adalah seorang perempuan yang berparas amat cantik.
Dengan lemah gemulai dia berjalan menuju ke hadapan
Sejuta setan kesal Y u Jiang lalu dengan suara yang halus dan
lembut katanya :

Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kau hendak mencari aku" Lihatlah bukankah aku telah
datang?" Cukup mendengar suaranya saja yang begitu lemah
lembut, orang sudah terpesona dibuatnya apalagi setelah
menyaksikan wajahnya yang cantik dan tubuhnya menggiurkan. Untuk beberapa saat lamanya Sejuta setan kesal Yu Jiang
menjadi tertegun, sepasang matanya terbelalak lebar-lebar,
diawasinya wajah perempuan itu tanpa berkedip.
Seribu Dewa Murung menjadi amat gelisah, cepat-cepat
serunya : "Loji, cepat, cepat kau suruh dia menarik kembali ularnya."
Sejuta setan kesal Yu Jiang baru tersadar dari lamunannya
sesudah mendengar teriakan itu, segera dia mendehem lalu
ujarnya : "Hey, betulkah nyonya kecil yang melepaskan ular itu?"
Perempuan cantik itu segera tertawa merdu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jadi kau tak percaya" Ular itu kupelihara sedari masih
kecil, menurut sekali dengan kata-kataku."
"Mengapa kau lepaskan ular itu seenaknya sendiri?"
"Sebab belakangan ini aku sudah bosan dengannya, maka
sewaktu kudengar kalian gemar makan ular sengaja aku
lepaskan dia. Ada apa" Memangnya kalian anggap ular itu
kelewat kecil dan tak cukup dimakan" Baiklah aku masih
mempunyai yang lebih besar lagi."
Tiba-tiba ia mengangkat tangannya, seekor ular bear
berkepala merah segera muncul dari balik bajunya dan
langsung memagut sikut Sejuta setan kesal Yu Jiang.
Dengan ketakutan cepat-cepat Sejuta setan kesal Yu Jiang
melompat mundur selangkah ke belakang.
Melihat hal itu, perempuan cantik berbaju hitam itu segera
tertawa cekikikan, serunya :
"Aaaah, rupanya kalian cuma pandai mengibul, masa kalian
benar-benar berani makan ular beracun?"
Mencorong sinar kegusaran dari balik mata Sejuta setan
kesal Yu Jiang, setelah mendengar sindiran dari perempuan
cantik itu, ditatapnya perempuan itu sekejap dengan mata
melotot, kemudian bentaknya keras-keras :
"Ayoh cepat lepaskan keluar!"
"Tapi kau mesti hati-hati lho," seru perempuan cantik
berbaju hitam itu sambil tertawa, "si muka merahku ini jauh
lebih hebat daripada si jaliteng."
Waktu tangannya digerakkan ke atas, cahaya merah segera
berkelebat lewat tahu-tahu seekor ular merah sepanjang tiga
depa telah muncul di hadapan Sejuta setan kesal Yu Jiang
bahkan sambil mengangkat kepalanya siap melakukan
terkaman. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau berani menangkapnya?" ejek perempuan cantik itu
lagi sambil tertawa. Sejuta setan kesal Yu Jiang mendengus, tiba-tiba dia
mengayunkan telapak tangan kanannya dan me lancarkan
sebuah bacokan maut ke depan disusul kemudian sebuah
cengkeraman kilat menyambar kepala ular itu.
Di tengah bunyi gemuruh akibat ambruknya kursi dan
meja, tahu-tahu dia sudah mencengkeram leher ular merah itu
kencang-kencang. Agaknya ular merah itu tak rela dirinya dicengkeram lawa,
tiba-tiba ia membalik tubuhnya dan balas melilit pinggang
Sejuta setan kesal Yu Jiang, bahkan makin lama lilitannya
semakin kencang. Akibatnya dia harus merasakan penderitaan
yang jauh lebih hebat daripada Selaksa dewa murung Yu
Bong. Pada saat itulah dari belakang ruangan muncul dua orang,
seorang lelaki bermuka merah yang penuh berewok, sedang
yang seorang lagi kakek bungkuk.
Mereka begitu muncul segera mencari tempat duduk dan
melalap hidangan yang telah tersedia di meja.
Ketika Huan Li ji berpaling hampir saja ia menjerit saking
kagetnya, untung lelaki bermuka merah itu cepat-cepat
berbisik : "Jangan takut, aku!"
Dari suara bisikan itu Huan Li ji segera mengenali lelaki
bermuka merah itu adalah hasil penyaruan Sik Tiong Giok,
maka serunya sambil tertawa geli :
"Permainan setan apa lagi yang hendak kalian lakukan?"
Siu Cing yang berperan sebagai kakek bungkuk menyahut
sambil tertawa : Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dia takut dipaksa kawin dengan lima walet dari telaga
Tong Ting, maka terpaksa harus menyamar."
Mendadak terdengar Sim Cui berseru :
"Hey, siapkah perempuan yang bermain ular itu?"
Sik Tiong Giok memperhatikan perempuan itu sekejap lalu
serunya kaget : "Aah, rupanya dia" Mengapa siluman ular tujuh bintang
Ang Kian nio pun bisa muncul disini...?"
"Rupanya kau kenal baik dengannya?" tanya Huan Li ji
dingin. "Eem..." Tapi begitu mendehem, pemuda itu segera merasakan
sesuatu yang tak beres, cepat-cepat ia menambahkan :
"Kami pernah bertarung sebanyak tiga kali, tapi belum
pernah melihatnya menggunakan ular, heran mengapa ia
membawa ular hari ini?"
"Aku tebak bisa jadi dia menaruh rasa cinta padamu!" ucap
Huan Li ji dingin. Sik Tiong Giok nampak tertegun setelah mendengar
perkataan itu, tapi kemudian tertawa terbahak-bahak :
"Hey, apa yang kau tertawakan?" bentak Huan Li ji
mendongkol. Sahut Sik Tiong Giok sambil tertawa :
"Aku geli karena kau suka cemburuan, kau tahu si Siluman
ular tujuh bintang An Kiau Nio adalah seorang wanita yang
telah berusia tiga puluhan tahun, masa aku bakal jatuh cinta
padanya?" Pelan-pelan paras muka Huan Li ji berubah menjadi lunak
kembali segera katanya : Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau begitu cepatlah kau berusaha menolong kedua
manusia buas, aku tak ingin kehilangan dua orang pengawal
yang paling kuandalkan."
Sik Tiong Giok menjadi serba salah sesudah mendengar
perkataan itu, ia tahu bahwa kemampuan yang dimilikinya
belum cukup untuk menaklukkan ular tersebut, akhirnya
karena kehabisan akal diapun melirik sekejap ke arah Siu Cing.
Tapi Siu Cing sama sekali tak ambil peduli, dia malah
membalikkan badan dan meninggalkan ruangan tersebut.
Akibatnya Sik Tiong Giok semakin kehabisan daya, saking
paniknya tiba-tiba ia menarik topengnya hingga terlepas.
Pada saat itu mendadak dari tengah udara berkumandang
suara pekikan burung bangau yang amat keras.
Begitu mendengar pekikan burung bangau dengan
perasaan terkejut cepat-cepat Siluman ular tujuh bintang An
Kiau nio bersuit nyaring memperdengarkan suara lengking
yang aneh dan amat tidak sedap didengar.
Kalau dibilang aneh memang aneh sekali, setelah
mendengar suara pekikan aneh itu, tiba-tiba saja kedua ekor
ular yang melilit tubuh dua manusia buas itu melepaskan
lilitannya masing-masing.
Pada saat itu juga dua manusia buas bersama-sama
melepaskan cekalan mereka atas ular tersebut, dengan cepat
binatang tadi merayap ke depan An Kiau nio serta
menyembunyikan diri ke dalam ujung bajunya.
An Kiau nio sendiri segera angkat kaki dari situ tanpa
mengucapkan sepatah katapun.
Siluman ular itu muncul secara tiba-tiba, pergipun secara
mendadak tapi yang jelas dua manusia buas itu merasakan
penderitaan yang luar biasa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah menghembuskan napas panjang, Selaksa dewa
murung Yu Bong segera bertanya :
"Aku masih rada mendingan, bagaimana keadaan toako?"
"Hanya menderita luka yang tak seberapa," sahut Sejuta
setan kesal Yu Jiang pelan-pelan, "tapi dendam sakit hati ini
harus dibalas." "Betul! Belum pernah kita berdua menderita kerugian
sebesar ini." "Toako, apakah kau tahu siapakah perempuan busuk itu?"
"Aku tidak tahu, tapi kalau dilihat dari cara kerjanya bisa
jadi dia adalah perempuan iblis ular sakti Pek Soh Cing."
Belum habis perkataan itu diucapkan, mendadak terdengar
seseorang berseru dengan suara yang tua :
"Huuh, kalian berdua memang benar-benar tak berguna,
masa An Kiau nio pun kalian anggap Pek Soh Cing, sudah
terlihat kalau pengetahuan kalian di dalam dunia persilatan
masih cetek." Sesudah berhenti sejenak, kembalinya terusnya :
"Ular bergaris besi dan ular merah itu merupakan dua jenis
ular yang sangat beracun di dunia ini, jangan dianggap tenaga
dalam kalian cukup untuk melawan pengaruh racun itu, hmm,
bila tidak mendapat pengobatan dengan segera jangan harap
kalian bisa membalas dendam lagi. Nah, ambillah obat
tersebut, separuh diminum separuh lagi oleskan di atas luka,
setelah itu cepat masuk dalam kamar dan tidur."
Ketika para jago berpaling ke depan pintu, tampaklah
seorang kakek bungkuk bertubuh pendek kecil dengan suara
seperti bocah berjalan masuk ke dalam ruangan.
Anehnya kedua manusia buas itu segera menjadi tak berani
berkutik ma lah setelah menerima obat tersebut cepat-cepat
mengundurkan diri dari s itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wanita iblis berbaju putih Liang Siang Yan segera
mengedipkan matanya berulang kali, lalu bisiknya kepada Ciu
Thian Yan. "Kukira si tua Thian Hok yang datang ternyata bukan."
"Toaci, kau kenal dengan orang ini?"
Ciu Thian Yan menggelengkan kepalanya berulang kali :
"Tidak, aku tidak kenal, tapi kalau dilihat dari
kemampuannya menaklukkan dua manusia buas dari Liang
San, bisa jadi mempunyai asal usul yang luar biasa."
Perempuan cantik macan loreng Liem Tiong Yan segera
menghela napas panjang : "Toaci, tampaknya kedatangan kita ke bukit Pay Lau San
hanya perjalanan yang sia-sia belaka."
"Ya heran, mengapa sepanjang jalan kita tidak menjumpai
jejek suhu?" Seru perempuan setan berbaju hitam Bwee Soat Yan pula :
"Aku tebak beliau sedang kedatangan beberapa orang
temannya, asal kita dapat bekerja sama dengan pihak istana
Mo Hu aku yakin perjalanan kita ini pasti akan memperoleh
hasil yang luar biasa."
Belum lagi perkataan itu selesa i diutarakan, mendadak dari
kejauhan sana terdengar seseorang berseru dengan dingin :
"Itu sih sukar untuk dikata, manusia macam apa sih tujuh
iblis dari kota Bi Sia itu?"
Dengan perasaan terkejut Lima walet dari telaga T ong Ting
itu segera berpaling, tapi setelah mengetahui siapa yang
sedang berbicara, Bwee Soat Yan segera berseru dengan rasa
keget bercampur gembira :
"Hey budak Hong, sedari kapan kau berada disini" Mana
ayahmu?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ternyata mereka telah menganggap Huan Li ji sebagai Cu
Siau Hong, sehingga serentak menjerit kaget bercampur
gembira. Kontan saja Huan Li ji melotot besar tegurnya ketus :
"Kalian anggap siapa aku ini?"
Bwee Soat Yan segera melompat ke hadapan Huan Li ji lalu
katanya lagi sambil tertawa :
"Aduh nona besarku, baru beberapa hari berpisah masa
kau sudah tidak kenali diriku lagi" Aku kan bibi Bwee mu?"
"Ngaco belo tak karuan, justru akulah nenekmu!" Umpat
Huan Li ji makin gusar. Tiba-tiba kakek bungkuk itu tertawa geli, serunya
kemudian: "Wah, kionghi, kionghi, tampaknya tidak sia-sia Huan toaci
datang ke lulam kali ini, sayangnya cucu-cucu perempuan mu
itu tak lebih hanya perempuan-perempuan murahan."
Saking bersemangatnya berbicara dia sampai lupa
menutupi logat suara sendiri, sehingga akibatnya seorang
kakek yang telah berusia enam tujuh puluh tahunan harus
muncul dengan suara kekanak-kanakan, tentu saja peristiwa
ini sangat mencengangkan banyak orang.
Cin Thian Yan segera menerjang ke muka sambil
membentak keras : "Siapakah kau?"
Siu Cing tahu bahwa penyamarannya tak mungkin bisa
dilanjutkan, maka sambil mencopot topeng dari wajahnya dia
menyahut sambil tertawa terkekeh-kekeh :
"Masa dengan sobat lamapun tidak kenal!"
Perkataan itu kontan saja menimbulkan gelak tertawa yang
riuh di dalam ruangan tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan wajah merah membara karena jengah, Cin Thian
Yan segera membentak keras :
"Bocah keparat, tampaknya kau pingin mampus!"
Sambil tertawa terkekeh-kekeh Siu Cing berkelit ke samping
lalu menyusup ke balik kerumunan orang banyak untuk
menghindarkan diri dari cengkeraman Cin Thian Yan tersebut.
Tentu saja Cin Thian Yan tak sudi melepaskan korbannya
dengan begitu saja, ia segera mengejar dengan kencang,
bersamaan itu pula ke empat walet lainnya serentak
menyebarkan diri ke empat penjuru siap melancarkan


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

serangan. Tiba-tiba Siu Cing mengintip dari balik tiang ruangan sambil
serunya keras : "Hey perempuan busuk, apabila kalian sanggup menangkapku maka aku pun bersedia kawin denganmu."
Padahal usia si Kalajengking kecil Siu Cing baru mencapai
dua tiga belas tahun, tak heran kalau perkataannya hendak
kawin dengan kelima walet tersebut segera disambut dengan
gelak tertawa yang amat riuh.
Lima walet dari telaga Tong Ting semakin mendongkol,
tiba-tiba Lam Kiong Yan melejit ke depan serta menghadang
jalan pergi bocah itu. Cepat-cepat Siu Cing meloloskan diri dan menyembunyikan
diri di belakang Huan Li ji, kemudian serunya sambil tertawa ;
"Mana ada lima perempuan berebut seorang suami" Maaf,
aku sih tidak tertarik dengan kalian semua, habis kalian kan
barang rongsokan?" Perempuan setan berbaju hijau Bwee Soat Yan segera
membentak keras, ia menerjang ke muka sambil melancarkan
cengkeraman maut, tapi sebelum serangan tersebut berhasil
mencapai sasaran, tiba-tiba muncul dua gulung tenaga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
serangan yang amat kuat dari sisi arena dan langsung
menggetar mundur tubuhnya.
Ketika dia berpaling dengan perasaan kaget, tahu-tahu di
hadapannya telah berdiri tujuh orang lelaki kekar.
"Heeiii, bukankah kalian tujuh ikan dari Phang Ci" Mengapa
berada satu rombongan dengan mereka?"
Ikan hijau dari Kiam Hoo, Siang Su Y ong segera menjawab
dengan suara dingin : "Soal ini tak perlu kau campuri, pokoknya kalian jangan
mencoba-coba untuk mendekat Leng Cu kami, atau kami akan
bertindak kasar terhadap kalian."
"Em, sungguh aneh," seru Cin Thian Yan keheranan,
"semenjak kapan budak dari keluarga Cu telah menjadi Leng
Cu kalian?" "Hey Budak tua, pentang matamu lebar-lebar dan
perhatikan dengan seksama," sela Siu Cing tertawa, "nona ini
berasal dari marga Huan, kalian tahu pahlawan wanita Huan
Lee Ho" Nah, dia adalah nenek moyangnya, jadi bukan she Cu
seperti apa yang kalian duga semula, atau memang begitulah
cara kalian memandang orang?"
"Huuu! Dasar barang rongsokan!"
Cin Thian Yan melotot besar saking mendongkolnya,
bentaknya : "Bocah keparat, kalau memang bernyali, ayoh keluar dari
sini." "Hey budak keparat, kalau kalian memang bernyali ayo
maju ke sini." Balas Siu Cing sambil menirukan lagak lawannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara suasana dicekam ketegangan, mendadak dari
luar pintu ruangan bergema suara teriakan yang amat keras
bagaikan suara guntur yang membelah bumi :
"Pelayan, pelayan cepat siapkan hidangan, aku Si Ciu tua
sudah lapar." Begitu mendengar teriakan itu kontan saja Siu Cing
berseru: "Hey orang gede, kenapa sampai sekarang baru sampai?"
Dalam pembiaraan mana, seorang lelaki kekar yang amat
jangkung bagaikan pagoda telah muncul di depan pintu, orang
itu adalah murid Ku Tiok lojin yang bernama Ciu Cing.
Ketika orang itu melihat kehadiran Siu Cing disitu, sambil
tertawa terbahak-bahak segera serunya ;
"Hey bocah cilik, rupanya kau telah sampai disini. Mari,
mari kita harus bermesraan dulu."
Sembari berteriak menerjang masuk ke dalam ruangan,
semua kursi atau meja yang menghalangi perjalanannya
langsung saja terterjang sampai mencelat.
Tampaknya si pemilik rumah makan itu lagi sial hari ini,
bukan saja dagangannya porak poranda, tamu yang berada
disitupun sebagian besar adalah manusia-manusia kasar yang
sedikit-sedikit lantas turun tangan, karena itu semenjak tadi
pemiliknya sudah kabur menyelamatkan diri.
Kawanan jago yang berada dalam ruangan pun sama-sama
tak ingin mencari gara-gara dengannya, sebab meski
tampangnya bloon tapi wajahnya penuh diliputi nafsu
membunuh. Walau begitu, nyatanya ada juga yang tak tahan ketika
mejanya kena keterjang sampai ambruk.
Seorang lelaki bertubuh kekar segera melompat bangun
sambil teriaknya : Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Maknya, apa sih yang kau andalkan untuk berbuat
semena-mena disini?"
Telapak tangan kanannya dengan jurus 'Tambur terbang
menubruk gurdi' langsung dihantamkan ke tubuh Ciu Siang
keras-keras. Segulung angin pukulan yang amat dahsyat
segera meluncur ke muka. Ciu Siang kontan saja melotot besar, tegurnya sambil
tertawa : "Hmm, mengapa kau mengajak berkelahi?"
Dengan suatu gerakan acuh tak acuh dia membalikkan
tangannya sambil me lakukan kebasan, sementara dia sendiri
masih melanjutkan langkahnya ke depan.
Ketika telapak tangan lelaki itu saling beradu dengan
telapak tangan Ciu Siang, kontan saja ia merasakan segulung
hawa panas yang menyengat badan memancar keluar dari
telapak tangan lawan, langsung menyusup ke dalam
tubuhnya. Akibat dari menyusupnya tenaga panas tersebut, lengan
lelaki kekar itu langsung terkulai lemas dan sama sekali tak
bertenaga lagi. Pada saat yang bersamaan, tiba-tiba muncul kembali dua
orang lelaki berbaju hijau yang segera menghadang jalan
pergi dari Ciu siang. "Apa yang kau inginkan" Berkelahi?" tegur Ciu Siang
melotot. "Mengapa kau lukai orang lain semaumu sendiri" Hmm, aku
ingin tahu siapa gurumu, meski kau tak tahu aturan, aku
percaya gurumu tentu mengetahui aturan."
Sesungguhnya Ciu Siang memang seorang kasar yang
polos jalan pikirannya, matanya langsung saja mendelik
sesudah mendengar perkataan itu, teriaknya :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siapa bilang aku tak tahu aturan" Mungkin kau sendiri
yang tidak tahu, ayo cepat minggir!"
Sambil berkata kembali ia mengayunkan telapak tangannya, angin pukulan yang amat dahsyat segera
menggulung ke depan. "Woow, hebat nian tenaga seranganmu!" jengek orang itu
sambil melontarkan pula telapak tangan ke depan.
"Hmmm, tenaga pukulanmu memang sungguh hebat dan
mengagumkan, nah kita jumpa lagi di perjalanan depan."
Seusai berkata ia maju ke muka dan membopong lelaki
yang terluka itu kemudian berlalu dari sana.
Suasana yang tegang pun ikut mereda, sementara para
jago berbisik-bisik membicarakan peristiwa yang baru lalu.
Di pihak lain Ciu Siang telah menarik tangan Siu Cing dan
berseru sambil tertawa : "Bocah cilik, sudah lama tak bersua, tahukah kau betapa
rinduku kepadamu?" Siu Cing tertawa pula. "Mengapa kau juga kemari" Tak nyana manusia seperti
kaupun bisa ikut-ikutan datang ke Lu Lam?"
"Hey bocah cilik, kau jangan terlalu menghina, aku sih
datang bersama Si tua, cuma dia telah kabur entah kemana,
sedang akupun bertemu dengan bocah tolol hingga akhirnya
sampai disini." Orang lain tak akan mengerti siapa yang dia maksud
sebagai Si tua dan si bocah tolol itu, tapi Siu Cing mengetahui
dengan jelas, maka segera katanya sambil tertawa :
"Lalu mengapa kau sampai disini seorang diri?"
"Tidak, aku datang untuk menyampaikan kabar," ucap Ciu
Siang sambil menggeleng, "yang menyuruh adalah seorang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dewa tanah, dia yang memberi petunjuk kepadaku agar
datang kesini." "Dewa tanah...?" Gumam Siu Cing kebingungan, "Siapakah
dewa tanah itu?" "Aaah, kau ini memang goblok," seru Ciu Siang tak sabar,
"dewa tanah adalah si kakek berjenggot putih, kalau suaminya
Si dewi tanah bukankah disebut Dewa tanah?"
Belum habis perkataan itu diucapkan, gelak tertawa yang
riuh telah berkumandang dalam ruangan itu.
Merasa dirinya ditertawakan, ia segera berteriak dengan
mata melotot : "Hey, kalian tahu apa" Apa sih yang kalian tertawakan?"
Gelak tertawa yang keras segera berhenti setelah
mendengar bentakan itu bergema.
"Baik, baik, anggap saja kami memang tak mengerti," kata
Siu Cing kemudian, "tapi tolong tanya kau hendak
menyampaikan berita untuk siapa?"
"Siapa lagi, tentu saja kepada Si bocah serigala, orang itu
adalah Siau Sik toako yang pernah tinggal dalam istana Cui Wi
Kiong kita, apakah dia tak ada disini?"
Sik Tiong Giok tak sanggup menahan diri lagi, cepat-cepat
serunya : "Siapa yang akan menyampaikan kabar kepadaku?"
"Siapa kau?" bentak Ciu Siang sambil mendelik, "siapa yang
akan menyampaikan berita untukmu" Kalau cerewet terus,
hati-hati kujotos hidungmu!"
Sesudah tertegun sejenak setelah mendengar perkataan itu
tapi ia segera teringat kalau wajahnya mengenakan topeng,
tak heran kalau orang ini tak mengenalnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Maka sambil mencopot topeng yang dikenakan, ia berseru
sambil tertawa : "Benarkah kau hendak menjotos hidungku?"
Ciu Siang nampak tertegun kaget, teriaknya dengan
keheranan : "Eeei... rupanya kau dapat berubah?"
Sementara itu lima walet dari telaga Tong Ting yang turut
menontong keramaian segera berseru berbareng :
"Pangeran Serigala!"
"Maaf, aku Sik Tiong Giok," kata pemuda itu sambil
tertawa. "Haa haa haa... rupanya Sik Toako", kata Ciu Siang lalu
tertawa terbahak-bahak. "Mah, kalau ingin menyampaikan kabar, cepat sampaikan,"
ujar Sik Tiong Giok sambil tertawa, "coba kulihat siapa yang
memberi kabar kepadaku."
Dari sakunya Ciu Siang mengeluarkan sepucuk surat dan
segera disampaikan kepada Sik Tiong Giok, ketika dibuka
maka terbacalah surat berbunyi demikian :
"Tiga li ke selatan Sik Pian Lam, lalu belok ke kanan tebing
Mo Im Gay sejauh dua puluh li, lewati selokan menembusi
selat, mendaki dinding tebing dengan rotan, bunga merah
menghiasi rambut, monyet raksasa menyambut tamu,
tinggalkan sementara gadis cantik sebagai sandera, bila akan
memasuki tabir, hanya seorang dengan sebilah pedang,
jangan sampai keliru. Tertanda Gi Liong kuncu Berulang kali Sik T iong Giok membaca surat itu, tapi makin
dilihat semakin tidak mengerti, tanpa terasa pikirnya :
"Siapakah gadis cantik... siapa pula Gi Liong kuncu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lama sekali setelah termenung, akhirnya diapun bertanya :
Ciu Siang segera menggeleng.
"Belum pernah kujumpai, tapi bila dia adalah putri dewi
tanah." "Ngaco belo," entak Sik Tiong Giok sambil tertawa, "masa
dewa tanah punya anak" Tahukah kau siapakah yang telah
ditangkap olehnya?" "Soal itu s ih aku tahu, dia adalah budak Peng dan si bocah
tolol." Sik Tiong Giok jadi tertegun setelah mendengar perkataan
itu, dia memandang sekejap ke arah kawanan jago yang
berada dalam ruangan, ternyata sebagian besar telah pada
bubar, sedang ke lima walet dari Tong Ting pun telah
memanfaatkan kesempatan itu untuk kabur juga, maka diapun
segera mengulapkan tangannya menyuruh tujuh ikan dan
empat malaikat bengis agar mengundurkan diri, setelah itu ia
baru mengajak Siu Cing sekalian untuk berunding.
Siu Cing biar kecil orangnya tapi panjang akalnya. Sik T iong
Giok sendiripun seorang manusia yang cerdik, ditambah pula
dengan ide dari Huan Li ji dan Sim Cui, rencana yang
kemudian tersusun nyata sekali kehebatannya.
Keesokan harinya pagi-pagi sekali dari pintu selatan muncul
kota Swan Wi telah muncul sebuah kereta kuda yang dikawal
oleh empat malaikat bengis, tujuh ikan serta dua manusia
buas dari bukit Liang San menuju ke kota Ci Kang.
Tapi menjelang senja dari dalam kota Swan Wi kembali
muncul tiga ekor kuda yang juga dilarikan menuju kota Ki
Kang. Ketiga orang penunggang kuda itu masing-masing adalah
Sik Tiong Giok, Siu Cing seta Sim Cui.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sedang orang yang berada dalam kereta sudah tentu
adalah Huan Li ji.

Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mereka memang sengaja melakukan perjalanan secara
terpisah agar kedua belah pihak dapat saling membantu
bilamana perlu, tentu saja yang penting adalah melindung Sik
Tiong Giok di dalam usahanya menolong orang di tebing Mo
Im Gay. Sesudah melewati kota Kun Beng, kembali mereka
memencarkan diri, kereta melaju ke Goan Kang, dengan
menelusuri jalan raya, Siu Cing dan Sim Cui langsung menuju
ke Sam Kong Ko sebaliknya Sik Tiong Giok menuju ke Hek
Liong Hoo dengan melalui Sik Peng.
Dalam pada itu, Sik Tiong Giok yang amat menguatirkan
keselamatan nona Li Peng telah menempuh perjalanan siang
dan malam dengan tiada hentinya, kalau bisa dia ingin sekali
dapat mencapai tebing Mo Im Gay dalam waktu yang singkat.
Hal ini bukan berarti dia menaruh rasa cinta yang
mendalam terhadap nona itu, yang benar dia teringat akan
budi kebaikan orang terhadap dirinya.
Sebagaimana diketahui dia pernah ditolong nona itu
sewaktu berada di lembah T o Hwee Kok maka saat inipun dia
bertekad akan menyelamatkan jiwanya.
Setelah menempuh perjalan sekian hari tanpa makan
secara teratur mendadak waktu itu ia merasa amat lapar
sekali. Pemuda itu segera berhenti dan dicobanya untuk
mengamati keadaan di sekeliling tempat itu, akhirnya di
kejauhan sana, di antara pepohonan yang rimbun,
dijumpainya sebuah kedai penjual arak.
Tanpa berpikir panjang lagi pemuda itu segera mempercepat langkahnya menuju kesana.
Beberapa li ditempuh dalam waktu yang singkat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Akhirnya tibalah pemuda itu di depan kedai yang dibangun
dengan tiang-tiang bambu, suasana disana amat rindang
karena dikelilingi oleh pepohonan yang lebat.
Pelan-pelan Sik T iong Giok berjalan masuk ke dalam, disitu
hanya terdapat dua buah meja dengan beberapa buah bangku
yang terbuat dari bambu, meski sederhana semua bersih
sekali. Setelah mencari tempat duduk, pemuda itupun berseru
lantang : "Ada orangkah disini?"
"Ada!" Suara seseorang yang tua tapi nyaring segera
bergema. Tirai bambu disingkap dan munculah seorang kakek
berjenggot. Ketika Sik Tiong Giok melihat wajah orang tua itu, dengan
perasaan terkejut segera pikirnya :
"Hey, bukankah orang ini adalah Hoa Tou bertangan keji
Hong Cu Yu" Bukankah dia berada di Say Ling Su" Mengapa
bisa berada di T ian Lam?"
Agaknya orang tua ini tidak kenal dengan Sik Tiong Giok,
tanpa rasa kaget barang sedikitpun juga dia menghampiri
pemuda itu lalu bertanya sambil tertawa :
"Khek koan ingin memesan apa?"
Sik Tiong Giok segera bangkit berdiri, lalu tegurnya dengan
rasa kaget bercampur tercengang :
"Bukan... bukankah kau adalah empek Hong Cu Yu?"
Kakek itupun kelihatan tercengang setelah mendengar
pertanyaan itu, setelah berkerut kening sahutnya :
"Betul, aku adalah Hong Cu Yu! Apakah engkoh cilik kenal
denganku?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku kan Sik Tiong Giok," teriak pemuda itu semakin
girang, "masa empek sudah tidak kenal lagi denganku?"
Dengan mata mendelik Hong Cu Y u mengamati pemuda itu
beberapa saat lamanya, kemudian menyahut :
"Ya, rasanya kita memang seperti pernah kenal, maaf bila
aku tak dapat mengenali dirimu lagi."
"aku adalah Pangeran Serigala Sik Tiong Giok, bukankah
empek berada di Say Leng Sia" Sejak kapan datang ke wilayah
Tian Lam?" Hong Cu Yu segera menggelengkan kepalanya berulang
kali. "Aku tidak memahami perkataanmu, akupun tak tahu
dimanakah letak Say Leng Sia, tapi aku memang pernah
mendengar tentang Pangeran Serigala."
Makin lama Sik Tiong Giok merasa semakin terkejut,
dengan penuh keraguan dia berseru :
"Empek, kau..."
"Kau ingin pesan apa khek koan?" tukas Hong Cu Yu cepat,
"maaf aku masih banyak urusan."
Sesudah tertegun beberapa saat akhirnya Sik Tiong Giok
menghela napas panjang. "Siapkan saja sepoci arak wangi serta beberapa macam
sayur." Hong Cu Yu segera mengiyakan dan berlalu, sikapnya
sangat hambar tanpa emosi, seolah-olah memang tidak kenal
dengan pemuda itu. Tak selang beberapa saat kemudian sayur dan arak telah
dihidangkan, begitu meletakkan hidangan, kakek itu segera
pergi dari situ tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sik Tiong Giok semakin curiga dan tak habis mengerti,
beberapa kali dia ingin membuka suara untuk bertanya,
namun setelah melihat sikap Hong Cu Yu yang dingin, niat
tersebut segera diurungkan kembali.
Akhirnya cepat-cepat ia bersantap, begitu selesai dia
meninggalkan tempat tersebut.
Siapa tahu begitu bangkit berdiri, ia segera merasakan
matanya kunang-kunang, kepalanya terasa berat dan dunia
seperti berputar kencang, belum sempat meneriakkan kata
'celaka', tubuhnya telah roboh terkapar di atas tanah.
Entah berapa saat sudah lewat, ketika mendusin kembali
ternyata ia sudah berada di dalam sebuah kereta kuda.
Waktu itu kereta berjalan kencang, mungkin sedang
menelusuri jalan bukit yang tak merata sehingga seluruh
tubuhnya terasa sakit sekali.
Diam-diam ia mencoba untuk mengatur pernapasan, lalu
pelan-pelan duduk mengintip keluar.
Senja telah menyelimuti angkasa, namun secara lamat-
lamat dia masih dapat melihat dengan jelas bahwa kereta itu
sedang melewati sebuah lembah yang sunyi, waktu kira-kira
menunjukkan kentongan kedua.
Tanpa terasa pemuda itu berpikir :
"Hendak dibawa kemanakah aku ini?"
Belum habis ingatan tersebut melintas lewat, mendadak
terdengar olehnya seseorang telah berkata dengan suara lirih:
"Saudara Lu, orang yang berada dalam kereta tak akan
mendusin bukan" Berhubung lewat tergesa-gesa tadi, aku
sudah lupa untuk membelenggunya, seandainya sampai
terjadi sesuatu yang tak diinginkan, tak ada orang yang
sanggup memikul tanggung jawab ini."
Orang she Lu itu segera tertawa :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku rasa tak akan sampai terjadi apa-apa, sebab obat
pemabok itu berasal dari si tua Hong, konon bisa bertahan
selama delapan jam, di kala bocah itu mendusin, kita telah
sampai di telaga Gi Long Oh."
"Aku rasa orang she Hong itu tidak bisa dipercaya, kau tahu
hubungannya dengan bocah keparat itu cukup akrab?"
"Biarpun hubungannya cukup akrab, toh tak bisa
dibandingkan dengan hubungan darah antara ayah dan anak,
kecuali Hong Cu Yu sudah tidak menghendaki jiwa putrinya
lagi, kalau tidak aku percaya dia tak akan bermain gila."
"Bagaimanapun juga aku telah merasa kuatir, sebab
andaikan benar-benar terjadi sesuatu yang tidak diinginkan,
kita tak bisa berlepas dari tanggung jawab ini, lebih baik kita
ikat dulu si bocah keparat itu."
Sembari berkata dia lantas menarik tali les kudanya hingga
berhenti kemudian merekapun melompat turun dari kereta
menuju ke belakang. Si kusir kereta itu segera menyingkap tabir kereta dan
mencengkeram ke dalam kereta.
Cepat-cepat Sik Tiong Giok menarik tubuhnya menghindarkan diri dari cengkeraman tersebut.
Gagal dengan cengkeramannya, kusir kereta itu menjerit
kaget : "Hee, hee, hee... rupanya dugaanku tidak me leset, bocah
keparat itu betul-betul mau kabur, Lo Lu jaga disitu baik-baik,
lihatlah biar kubekuk bocah keparat itu."
Sembari berteriak sepasang telapak tangannya langsung
dihantamkan ke dalam kereta.
Tenaga pukulannya memang sangat hebat, di antara suara
bentrokan dahsyat yang memekakkan telinga, papan kereta
itu hancur berantakan tersebar di empat penjuru.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Diam-diam Sik Tiong Giok kaget juga menyaksikan
kesempurnaan teanga pukulannya, cepat-cepat dia mengayunkan tangan kanannya menyambut serangan itu
dengan keras lawan keras, padahal meminjam tenaga
pantulan itu ia melompat turun dari atas kereta.
Baru saja tubuhnya mencapai permukaan tanah orang she
Lu yang telah menunggu di sisi arena segera bertindak,
sebuah pukulan dengan tenaga yang kuat menerjang datang.
Sik Tiong Giok mendengus dingin, telapak tangannya
kembali diayunkan ke muka untuk menyambut datangnya
ancaman itu. "Blaammmmm...!"
Di tengah benturan yang amat keras, orang itu tergetar
sehingga terdorong mundur lima enam langkah dan bediri
dengan termangu-mangu. Pada saat inilah dari kejauhan sana muncul tujuh delapan
orang lelaki kekar yang bersenjata lengkap.
Li Lip atau si kusir itu mula-mula nampak tertegun,
kemudian serunya : "Apakah yang datang adalah saudara-saudara dari telaga Gi
Liong Oh?" "Apakah kau adalah Li toako?" seorang di antara
rombongan itu menyahut : "Apa yang telah terjadi disini?"
"Kebetulan sekali kedatangan kalian, bocah keparat ini
hendak kabur, kita tak boleh membiarkannya lepas."
Dalam waktu singkat bentakan keras bergema memecahkan keheningan, ketujuh delapan orang lelaki
bergolok itu segera maju bersama dan mengepung Sik Tiong
Giok rapat-rapat. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan cepat Sik Tiong Giok melayangkan pandangan
matanya ke sekeliling tempat itu, ternyata semua jalan
mundurnya sudah tertutup, sadarlah pemuda ini bahwa
pertarungan sengit tak dapat dihindari lagi.
Dengan suatu gerakan cepat pemuda itu meloloskan
pedangnya, lalu berkata dengan suara dingin :
"Jadi kalian bermaksud hendak menggunakan kekerasan?"
Baiklah kalian boleh maju bersama-sama."
Belum habis ia berkata, dari kejauhan sudah terdengar
seseorang berseru nyaring :
"Siapa sih yang begitu galak" Akan kucoba sampai
dimanakah kehebatannya."
Begitu bentakan bergema, kawanan lelaki yang melakukan
pengepungan mundur dua langkah ke belakang, jelas
pendatang itu memiliki kedudukan yang cukup tinggi.
Walaupun di tenagh remang-remangnya suasana malam,
tapi dengan ketajaman mata Sik Tiong Giok dia masih dapat
melihat dengan jelas bahwa orang itu adalah seorang gadis
cantik berpakaian ringkas berwarna hitam.
Namun ketika diperhatikan lagi dengan lebih seksama,
pemuda itu menjadi terperanjat hingga hampir saja berseru
tertahan. Ternyata gadis itu bukan lain adalah nona Bun Un yang
lenyap di sungai Ji Lo Kang tempo hari.
Agaknya nona bun sudah tidak mengenalnya lagi, tanpa
mengucapkan sepatah katapun dia me loloskan pedangnya
sambil membentak nyaring :
"Bocah keparat, kau berani melanggar perintah" Hmm,
ingin kucoba sampai dimanakah kelihayan ilmu silatmu."
Apa yang telah disaksikannya selama ini membuat Sik
Tiong Giok segera berpikir :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kelihatannya keadaan nona ini tak berbeda seperti Hong
Cu Yu, mereka pasti sudah terkena obat pemabuk yang
membingungkan pikiran, kalau tidak mengapa mereka tidak
mengenali diriku lagi?"
Belum habis ingatan tersebut melintas lewat, Bun Un telah
maju menyerang sambil membentak keras :
"Jadi kau adalah Pangeran Serigala yang menghebohkan
itu?" "Betul!" Sik Tiong Giok menyahut, "apakah nona Bun sudah
tidak kenal lagi dengan aku?"
"Hmm, siapa yang kenal dengan lelaki busuk macam kau"
Lihat pedang!" bentak Bun Un gusar.
Sebuah tusukan kilat langsung disodokkan kepada Sik
Tiong Giok. Dengan cekatan pemuda itu menghindar ke samping, dia
sama sekali tidak melancarkan serangan balasan.


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Mengapa tak membalas" Takut ya?" jengek Bun Un sambil
tertawa. Di tengah ucapan mana secara beruntun dia melancarkan
tiga buah serangan berantai, semuanya ditujukan ke bagian-
bagian mematikan di tubuh pemuda itu.
Sik Tiong Giok segera menggunakan ilmu egosan serigala
untuk menghindarkan diri dari ketiga buah serangan masa,
kembali dia tidak membalas.
Menjumpai keadan ini Bun Un menjadi terheran-heran,
segera bentaknya dengan kening berkerut :
"Hey bocah keparat, mengapa kau tidak membalas?"
"Aku masih pengin melihat sampai dimanakah kehebatan
ilmu pedangmu itu," sahut Sik Tiong Giok sambil tertawa.
"Baik!" seru Bun Un marah, "rasakan kelihayan ku ini."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Serangannya segera diperketat dan mencecar pemuda itu
habis-habisan Sayangnya walaupun dia sudah menyerang dengan gencar
dan mengerahkan segenap kemampuan yang dimilikinya, tapi
ancamannya tak ada yang berhasil mengenai tubuh lawan.
Malah Sik Tiong Giok sama sekali tidak mencoba untuk
melancarkan serangan balasan, dia cuma mengigos kian
kemari belaka. Dalam waktu singkat di telah menghindar sebanyak dua
puluh jurus lebih, akan tetapi sewaktu dilihatnya orang yang
mengurungnya semakin banyak, diam-diam pikirnya :
"Bila keadaan ini dibiarkan berlarut-larut, akhirnya aku
sendiri yang bakal berabe, daripada bertarung melawan nona
Bun tanpa membalas, padahal pengurung semakin banyak,
mending kulayani yang tua-tua lebih dahulu kemudian baru
memberesi yang lain-lainna."
Berpikir sampai disitu serentak dia melancarkan dua buah
serangan dahsyat ke depan.
Kedua buah serangan itu dilancarkan olehnya dengan
menggunakan ilmu Tay Cou Cap Pwee Ta biarpun
kelihatannya sederhana namun kehebatannya luar biasa,
kontan sana Bun Un terdesak mundur sejauh beberapa
langkah. Sambil tertawa terbahak-bahak Sik Tiong Giok berseru :
"Ilmu pedangmu masih kelewat cetek, lebih baik berlatihlah
lebih tekun lagi, nah sampai lain kali saja, maaf kalau aku
belum punya waktu sekarang."
Selesa i berkata tubuhnya segera melejit ke tengah udara
lalu dalam beberapa kali lompatan saja ia sudah berada empat
lima kaki jauhnya dari posisi semula.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika kawanan pengurung melihat Bun Un berhasil
menempati posisi di atas angin, mereka mengendorkan
kesiap-siagaannya. Menanti mereka saksikan Sik Tiong Giok menerjang keluar
dari kepungan, untuk mencegahnya sudah terlambat.
Di dalam beberapa kali lompat saja bayangan tubuh Sik
Tiong Giok sudah lenyap di balik kegelapan sana.
Sik Tiong Giok berlarian cepat menjauhkan diri dari
kepungan lawan, setelah menempuh perjalanan sejauh tujuh
delapan li dan tidak melihat ada yang mengejar, ia baru
memperlambat langkahnya. Kemudian sesudah menempuh perjalanan lagi sekian lama,
dia mencari sebuah gua kosong untuk mengatur pernapasan.
Ketika selesai mengatur pernapasan dan siap melanjutkan
perjalanan lagi, mendadak ia mendengar suara derap kuda
yang amat keras berkumandang datang.
Cepat-cepat dia mengintip keluar, tampaklah belasan ekor
kuda sedang berlarian mendekat dengan kecepatan luar biasa.
Satu ingatan segera melintas dalam benaknya, pikirnya
kemudian : "Siapa pula yang datang" Apa mau mereka?"
Sementara dia masih berpikir, rombongan itu sudah
semakin mendekat dan tiba-tiba saja berhenti tepat di depan
guanya, belasan lelaki kekar serentak melompat turun dari
kuda itu, sebagai pemimpinnya ternyata tak lain adalah Ki
Beng. Peristiwa ini kontan saja membuat Sik Tiong Giok makin
terkejut, pikirnya kemudian :
"Jangan-jangan Say Leng Sia sudah hancur berantakan tak
berwujud lagi" Kalau tidak, mengapa segenap orang-orangku
disitu sudah tertawan semua?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara dia masih berpikir, terdengar Ki Beng telah
berseru lantang : "Saudara-saudara sekalian, hari ini kita mesti mengerahkan
segenap kekuatan yang ada, bila tak berhasil menyelamatkan
Hong lo enghiong serta putrinya tak akan punya muka lagi
untuk pulang menghadap cong tam huhoat."
Serentak belasan orang lelaki kekar itu berseru bersama :
"Ki toaya tak usah kuatir, sekalipun harus mengorban
nyawa disini, kami tetap akan berusah menolong Hong lo
enghiong." "Bagus sekali, kalau begitu diucapkan terima kasih untuk
kesediaan kalian semua."
Sambil berkata dia mengulapkan tangannya, serentak
belasan lelaki kekar itu membubarkan diri dan menyembunyikan diri di balik semak belukar.
Sik Tiong Giok yang melihat kejadian ini, segera berpikir di
dalam hati : "Rupanya mereka sedang berusaha untuk menolong Hong
Cu Yu, apa salahnya kalau ku bantu usaha mereka ini?"
"Bersiap-siaplah saudara sekalian, lawan sudah mendekat,
kita harus turun tangan secara keji dan tak boleh berperasaan
lagi." Kurang lebih seperminuman teh kemudian, benar juga
terdengar suara derap kaki kuda yang ramai diikuti suara roda
kereta yang menggelinding bergema tiba.
Suara itu makin lama semakin mendekat, debaran jantung
Sik Tiong Giok pun semakin keras, dia tak bisa mengambil
keputusan haruskah munculkan diri secara terang-terangan,
atau membantu secara diam-diam...
"Berhenti!" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Suara bentakan yang amat keras itu segera memotong
jalan pemikirannya, cepat dia berpaling, rupanya berapa puluh
ekor kuda yang melindung sebuah kereta telah berjalan lewat,
terhadap bentakankeras itu mereka sama sekali tidak ambil
perduli. "Hey orang-orang dari telaga Gi Liong Oh, dengarkan baik-
baik! Saat ini kalian sudah masuk perangkap, empat penjuru
sudah disiapkan anak panah yang setiap saat bisa menembusi
tubuh kalian, lebih baik kalian menyerah saja."
Jilid 23 BENTAKAN ITU begitu bergema, kawanan manusia itu baru
berhenti berjalan. Kemudian terdengar seseorang berkata :
"Sobat, kalian berasal dari aliran mana" Berani benar
mencari gara-gara dengan pihak Gi Liong oh kami?"
"Kami pihak T hian long pay tak pernah terikat dendam sakit
apapun dengan kalian, apa sebabnya kalian justru
menangkapi orang-orang kami" Jelas kalian yang mencari
gara-gara lebih daulu, mengapa sekarang malah salahkan
kami?" jawab Ki Beng lantang.
"Oooh, rupanya kalian berasa l dari partai serigala langit,
lantas apa kehendak kalian?"
"Sesungguhnya kami tidak bermaksud mencari permusuhan
dengan partai mana pun, asal kalian tinggalkan orang yang
berada dalam kereta itu, kami pun tak akan menyusahkan
kalian lagi." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Suasana menjadi hening sejenak, pihak lawan sama sekali
membungkam diri dalam seribu bahasa.
Sementara itu Sik Tiong Giok sendiripun merasa bercampur
mendongkol, dia segera bersiap sedia untuk menerjang keluar
dan bertarung melawan orang-orang itu.
Tiba-tiba terdengar Ki Beng berkata lagi :
"Sobat, kuanjurkan kepada kalian lebih baik jangan
menolak arak kehormatan dengan memilih arak hukuman, aku
akan menghitung sampai angka lima jika kalian belum juga
meninggalkan kereta itu, akan kuperintahkan dengan segera
untuk melepaskan panah!"
Namun pihak lawan tetap membungkam diri, sama sekali
tidak menggubris ucapan mana.
Dengan hati mendongkol K i Beng segera menghitung :
"Satu, dua, tiga, empat, lima..."
Sampai angka kelima diucapkan, ternyata pihak lawan
masih tetap membungkam diri dalam seribu bahasa.
Dengan geram Ki Beng segera memerintahkan untuk
melepaskan anak panah. Dalam waktu singkat desingan angin tajam menderu-deru
anak panah segera berhamburan bagaikan hujan gerimis.
Tapi pihak lawan tetap tak bergerak, selain ringkikan kuda
yang amat memekakkan telinga, sama sekali tak terdengar
suara apapun... Sik Tiong Giok dapat melihat dengan jelas, di bawah sinar
bintang yang redup, belasan orang lelaki itu segera termakan
oleh bidikan panah itu dan roboh bergelimpangan, nyatanya
tak seorangpun di antara mereka yang berusaha menghindar
atau berkelit. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam waktu singkat, kawanan manusia dan kuda itu sudah
roboh tewas semuanya, roboh seperti landak.
Sementara di sekitar arenapun penuh berserakan panah-
panah yang menancap di sana sini.
Melihat kejadian mana, Sik Tiong Giok segera berpikir :
"Aneh benar, masa orang-orang dari Gi Liong oh tak takut
mati" Masa mereka mau mati konyol" Mustahil hal ini bisa
terjadi... wah, jangan-jangan ada sesuatu yang tidak
beres...?" Sementara dia masih termenung, orang-orang dari partai
serigala langit telah menyerang rombongan kereta itu segera
mengepungnya rapat-rapat.
Mendadak terdengar seorang menjerit kaget :
"Aduuh... bukankah mereka adalah saudara-saudara dari
Juanpang" Kita sudah salah membunuh."
Belum selesai perkataan itu diutarakan, dari balik kereta
kuda itu terdengar seseorang berseru sambil tertawa dingin :
"Benar, kalian memang telah salah membunuh. Orang-
orang itu merupakan sepuluh orang penjaga markas Juan
pang dari telaga Tiau Cha oh, sekarang semua sudah tewas
kalian bidik. Hmm... akan kulihat bagaimana kalian akan
mempertanggung-jawabkanpersoalan ini di hadapan Bun ci
khi." Sambil berkata, dari balik kereta pelan-pelan berjalan
keluar seorang nona berbaju merah.
Dengan langkah lemah gemulai, dia berjalan turun dari
kereta dan menuju ke tengah arena.
Begitu memandang wajah nona itu, Sik Tiong Giok
merasakan dadanya seperti dipukul dengan martil berat,
pandangan matanya menjadi gelap dan napasnya menjadi
sesak, tanpa terasa pekiknya di dalam hati :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hey, bukankah dia adalah Cu Siau hong. Mengapa bisa
bergabung dengan orang-orang Gi Liong Oh" Jangan-jangan
Cu Bu Ki sudah berpaling ke pihak lain?"
Sementara itu Ki Beng sudah mendengus seraya berseru :
"Seandainya mereka tidak dibius dulu oleh obat pemabuk
kalian, tak nanti mereka akan membiarkan dirinya terbidik
mati." "Lantas mau apa kau?" jengek Cu Siau hong sambil tertawa
mengejek. "Walaupun mereka tewas di ujung panah kami, tapi
sesungguhnya mati di tangan kalian. Kamu semualah yang
harus mempertanggung-jawabkan kematian mereka itu."
"Baik, anggap saja aku yang membunuh, mau apa kalian
sekarang" Ingin membalaskan dendam" Hmm, maju saja!"
seru Cu Siau hong sambil tertawa dingin.
Berbicara sampai disitu ia segera menggenggam gagang
pedangnya lalu diiringi getaran keras secepat kilat dia
mencabut keluar senjata itu dan melancarkan sebuah
serangan hebat. Di tengah berkelebatan cahaya perak, tiba-tiba terdengar
jeritan ngeri yang memilukan hati berkumandang memecahkan keheningan. Seorang lelaki berbaju hijau telah
mundur dua langkah dengan sempoyongan dan roboh
terjengkang ke atas tanah.
Terkesiap juga hati Sik Tiong Giok menyaksikan hal
tersebut, segera pikirnya :
"Cepat amat gerak serangannya, betul-betul suatu
ancaman yang amat keji."
Terdengar Cu Siau hong berkata lagi sambil tertawa
terkekeh-kekeh : Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sudah kalian lihat" Nah bila ada yang tak puas tak ada
salahnya untuk maju dan merasakan ketajaman pedangku."
Ki Beng segera tampil ke depan kemudian serunya :
"Budak busuk, hatimu sungguh keji, manusia semacam kau
tak boleh dibiarkan hidup terus di dunia lagi..."
Cu Siau hong mengerdipkan matanya yang jeli kemudian
tersenyum. "Senjata itu tak bermata, apalagi kalau sudah dipakai untuk
membacok orang tak bisa dibilang aku kelewat keji dalam
serangan tadi, tapi... siapakah kau?"


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Ki Beng dari perkampung Oh im san ceng! Hari ini aku
ingin mencoba sampai dimanakah kehebatan nona."
"Oooh rupanya kau adalah Ki Beng, pernah kudengar dari
Kuncu ku yang mengatakan bahwa Ki Thian bin dari
perkampungan Oh im san ceng cukup hebat, mumpung hari
ini ada kesempatan ingin sekali kulihat sampai dimanakah
kehebatan itu." Mendadak ia menggetarkan tangannya dan melancarakn
sebuah tusukan kilat. Semenjak tadi Ki Beng sudah membuat persiapan,
pedangnya segera digetarkan menciptakan selapis bayangan
pedang untuk me lindungi seluruh badan, kemudian dengan
menggunakan jurus 'bunga bwee memuntahkan putih', ia
ciptakan berpuluh kuntum bunga pedang yang serentak
mengurung seluruh tubuh lawan.
Rupanya Cu Siau hong tak tahu bagaimana mesti
menghadapi serangan itu, ia terdesak mundur sejauh satu
langkah. "Heeeehhh, heeeehhh, heeehhh... tidak jelek bukan ilmu
pedang dari perkampungan Oh im san ceng?" jengek Ki Beng
sambil tertawa dingin. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Cu Siau hong mendengus. "Sayang belum bisa disebut ilmu yang maha sakti dari
dunia persilatan!" jengeknya.
Di antara kilatan cahaya yang menyilaukan mata kembali ia
menerjang ke muka, pedangnya diputar bagaikan roda dan
langsung membacok tubuh Ki Beng.
Dengan gerakan yang amat berhati-hati Ki Beng
menyambut datangnya serangan musuh, betapapun hebatnya
ancamanlawan ia tetap menjaga posisi bertahan.
Empat puluh gebrakan sudah lewat, mendadak Cu Siau
hong membentak keras, permainan pedangnya segera
berubah, kali ini serangannya makin lama makin cepat seolah-
olah belasan serangan merupakan satu serangan yang sama.
Atas perubahan ilmu pedang yang begitu hebat dari Cu
Siau hong, Ki Beng terdesak hebat dan mundur berulang kali,
jurus serangannya pun menjadi kacau balau.
Sebaliknya Sik Tiong Giok yang melihat kejadian tersebut
segera berpikir dengan perasaan kaget :
"Hey, sejak kapan budak ini mempelajari ilmu pedang Ciu
hong lok yap kiam hoat" Jangan-jangan dia bukan Cu Siau
hong" Tapi Li Peng adalah Cu Siau hong" Atau mungkin dia
memang mempunyai dua nama?"
Sementara dia masih termenung, Ki Beng di tengah arena
sudah dibuat terdesak hebat dan kalang kabut tak karuan,
sedang serangan yang dilancarkan Cu Siau hong makin lama
semakin bertambah gencar.
Berada dalam keadaan begini dia tak sempat lagi untuk
berpikir panjang, cepat-cepat serunya dengan ilmu menyampaikan suara : "Ki toako, untuk menghadapi ilmu pedang dari budak
tersebut, kau tak boleh cuma berjaga-jaga saja, berusahalah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
untuk saling berebut menyerang dengannya, akan kubantu
dirimu secara diam-diam."
Waktu itu Ki Beng memang sudah tidak tahan, setiap saat
ada kemungkinan baginya untuk roboh bermandikan darah,
untunglah di saat yang amat kritis ini suara bisikan tersebut
bergema. Dia kenal sekali dengan suara itu, sadarlah Ki Beng bahwa
si Pangeran Serigala langit Sik Tiong Giok telah datang.
Kendatipun dia tak tahu mengapa pangeran tersebut
enggan menampakkan diri, namun semangatnya toh berkobar
kembali, segera dia merubah taktik dan balas me lancarkan
serangan-serangan yang gencar dan bertubi-tubi.
Benar juga, dengan serangkaian serangan gencarnya itu,
situasi yang tidak menguntungkan bisa teratasi malahan
diapun dapat mendesak lawannya untuk mau tak mau harus
bertahan. Cu Siau hong menjadi mendongkol sekali, paras mukanya
berubah hebat, mendadak ia menarik kembali serangannya
sambil melompat mundur sejauh enam tujuh depa.
Sambil tersenyum Ki Beng segera mengejek :
"Hey nona, kenapa ilmu pedangmu begitu jelek?"
"Keparat, hari ini pertarungan tak akan berakhir sebelum
salah seorang di antara kita roboh terkapar menjadi mayat,"
seru Cu Siau hong dengan suara dingin.
Begitu selesai berkata, tiba-tiba saja dia mengayunkan
pedangnya sambil melancarkan sebuah tusukan ke tubuh
lawan. Ki Beng tak berani berayal, cepat-cepat dia menciptakan
segulung bayangan pedang untuk menangkis ancaman
tersebut, lalu dengan menggetarkan bunga-bunga pedang dia
melindungi tubuh sendiri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Traaaang... traaang..."
Serangkaian bentrokan nyaring segera berkumandang
memecahkan keheningan, cahaya tajam tahu-tahu lenyap dan
bayangan manusiapun nampak kembali.
Suasana pertarungan dalam arena saat ini sama sekali
telah berubah, jelas sudah bahwa kedua orang itu sama-sama
telah mengerahkan segenap tenaga yang dimilikinya.
Ki Beng berdiri dengan napas tersengkal-sengkal,
sementara Cu Siau hong dengan berjaga pada pedangnya
yang menancap di atas tanah mengatur pula pernapasannya.
Selang beberapa saat kemudian, mendadak Cu Siau hong
mengangkat pedangnya lagi sambil berseru :
"Orang she Ki, beranikah kau menyambut sebuah
seranganku lagi?" Ki Beng segera menghimpun tenaga dalamnya lalu
menyahut : "Asalkan nona masih mempunyai kemampuan untuk
melanjutkan pertarungan, Ki Beng bersedia menerima
seranganmu itu." "Bagus!" dengus Cu Siau hong.
Dengan menghimpun hawa murninya ke dalam pedangnya,
pelan-pelan dia lancarkan sebuah tusukan ke muka.
Ki Beng sendiripun segera menghimpun semangatnya
dengan menggetarkan pedangnya sejajar dada.
Tampaknya saja gerakan yang dilakukan kedua orang itu
sangat lamban, padahal berbahaya bukan kepalang, sebab
dalam gebrakan ini siapa mati siapa hidup akan segera
ketahuan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sik Tiong Giok yang bersembunyi di balik kegelapan dapat
menyaksikan semua peristiwa ini secara jelas, melihat kedua
orang itu sudah bersiap-siap beradu jiwa, ia segera berpikir :
"Bila kubiarkan kedua orang itu bertarung lebih lanjut,
salah seorang di antaranya pasti akan mati. Padahal aku tidak
berharap mereka berdua terluka atau mati..."
Sementara dia masih berpikir, kedua orang berada di arena
sudah mulai menggerakkan tubuh masing-masing untuk
melepaskan serangannya yang paling akhir.
Sik Tiong Giok segera melompat keluar dari tempat
persembunyiannya sambil membentak keras :
"T a h a n !" Secepat kilat dia menerobos lewat dari antara kedua bilah
pedang lawan... T r a a a n g... ! Di tengah dentingan nyaring, dua orang yang sedang
bertarung itu tahu-tahu kehilangan kekuatan dan terperosok
jatuh ke bawah. Sementara di tengah arena telah bertambah seseorang, di
adalah Pangeran Serigala Sik T iong Giok.
Serentak para jago dari partai serigala bersama-sama
memberi hormat, Ki Beng juga menjura seraya berkata :
"Tecu menjumpai pangeran cilik."
Hanya Cu Siau hong seorang yang jatuh terduduk di atas
tanah sambil memandang lawannya dengan pandangan
tertegun serta terelalak...
Sik Tiong Giok maju ke depan seraya berkata :
"Nona Cu, masih ingat dengan Sik Tiong Giok?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan wajah kebingungan Cu Siau hong menggelengkan
kepalanya berulang kali. "Aku tidak kenal denganmu, dan akupun tidak she Cu!"
"Lantas siapakah kau?"
Mendadak Cu Siau hong melompat bangun lalu sahutnya
dingin : "Memberitahukan kepadamupun tak ada salahnya, aku
merupakan salah seorang di antara lima tusuk konde di bawah
pimpinan Gi liong kuncu, si gadis suci Li Peng."
"Li Peng," Sik Tiong Giok menjerit kaget, kemudian
lanjutnya, "kau benar-benar adalah Li Peng" Aku justru kemari
menolongmu, ayoh cepat ikut aku pergi dari sini."
Seraya berkata ia segera menangkap lengan gadis itu.
Mendadak Li Peng membabat dengan pedangnya sambil
membentak : "Mau apa kau?" "Apakah kau tidak kenal lagi denganku" Aku adalah
Pangeran Serigala Sik Tiong Giok?"
"Hmm siapa sih yang kenal dengan lelaki busuk macam
kau?" Selesa i berkata ia membalikkan badan dan segera beranjak
pergi dari situ. Serta merta Sik Tiong Giok menghadang jalan perginya
seraya menegur : "Li Peng, mau kemana kau?"
"Kembali ke telaga Gi liong oh. Ada apa" Kau hendak
menyandera diriku?" Sik Tiong Giok memutar biji matanya berulang kali sambil
berpikir, teringat keadaan dari Hong Cu Yu, dia sadar nona
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
inipun bisa jadi sudah terpengaruh oleh obat pembingung
sukma. "Aku tak dapat melepaskannya pergi," demikian pikirnya,
"apalagi maksud kedatanganku memang untuk menolongnya,
setelah bertemu masa harus kulepaskan dengan begitu saja?"
Begitu ingatan tersebut melintas lewat, dia segera
mendesak ke muka sambil melancarkan totokan untuk
menotok tiga buah jalan darah penting di tubuh nona itu.
Pada saat itulah mendadak dari tengah udara berkumandang datang suara pekikan nyaring disusul
kemudian tampak sesosok bayangan manusia melayang turun
ke atas dan menyambar tubuh Li Peng yang tergeletak di
tanah. Kemudian setelah melirik sekejap ke arah Sik Tiong Giok,
tegurnya dingin : "Siapa kau" Besar nyalimu, berani melukai orang-orang Gi
liong oh kami." Sik Tiong Giok merasakan segulung angin berbau harum
berkelebat lewat, sementara dia masih tertegun, orang itu
sudah melayang turun di hadapannya.
Apa yang kemudian terlihat kontan saja membuat hatinya
amat terperanjat. Ternyata orang yang berada di hadapannya adalah seorang
nona berbaju merah yang berwajah mirip sekali dengan Li
Peng malah kalau tidak bisa dibilang bagaikan pinang dibelah
dua. Gadis itu segera mendengus setelah melihat Sik T iong Giok
tertegun, kembali tegurnya :
"Hey, sudah kau dengar belum pertanyaanku itu?"
"Aaaah... apa yang kau tanyakan?" Sik Tiong Giok masih
tertegun. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Anak muda tolol, aku bertanya siapakah kau?"
"Pangeran Serigala Sik Tiong Giok!"
"Oooooh, jadi kau yang bernama Pangeran Serigala," seru
nona itu kaget, "cepat amat kedatanganmu, tentunya kau
sudah menerima surat kami bukan?"
"Betul, dan siapa pula namamu?"
"Aku bernama Li Peng!"
"Apa" Kau pun bernama Li Peng?"
"Benar, kami kakak beradik lima orang semuanya bernama
Li Peng dan wajah kamipun mirip sekali satu sama lainnya."
Sik Tiong Giok semakin terkejut lagi, tanpa terasa dia
berpikir : "Walaupun di dunia ini banyak terdapat orang yang
berwajah mirip dan bernama sama, tetapi kalau sekaligus ada
lima enam orang yang berwajah sama, ini baru aneh
namanya, apalagi Huan Li ji pun berwajah mirip sekali dengan
mereka?" Ketika Li Peng melihat Sik Tiong Giok hanya membungkam
diri, sambil tertawa segera katanya lagi :
"Apakah kau tidak percaya?"
Mendadak ia mengulapkan tangannya, mendadak dari balik
pepohonan muncul lagi tiga orang nona berbaju merah yang
berdandan maupun berwajah serupa antara yang satu dengan
lainnya. Untuk beberapa saat lamanya Pangeran Serigala Sik Tiong
Giok merasa pandangan matanya berkunang-kunang, ia tak
bisa membedakan lagi satu dengan lainnya.
Dalam pada itu si Gadis cantik Li Peng telah menepuk
bebas jalan darah si gadis suci Li Peng, kemudian katanya lagi
sambil tertawa merdu : Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nah, pangeran cilik, coba kau lihat, bukankah kami kakak
beradik mempunyai wajah yang serupa?"


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dengan wajah termangu-mangu Sik Tiong Giok mengangguk : "Ya, kalian memang berwajah serupa, tapi bukankah kalian
telah menculik seseorang yang juga bernama Li Peng" Berada
dimanakah dia sekarang?"
"Kini dia berada di telaga Gi Liong oh, bila kau memang
merasa mampu, tidak ada salahnya untuk menjenguk kesana."
"Padahal di antara kita tak pernah terikat dendam sakit hati
apapun juga, mengapa kau selalu mencari gara-gara
denganku?" "Terus terang saja tuan putri kami berniat mengumpulkan
dua belas orang tusuk konde emas yang harus memiliki wajah
yang mirip dengan kami, itulah sebabnya Li Peng mu itu
terpilih, aku rasa kau tak akan bisa membawanya pulang."
Mendadak si gadis mungil Li Peng menyela :
"Satu hal ingin kusampaikan pula kepadamu, orang she
Huan yang berhasil kami tangkap di Goan kang belum lama
berselang, kebetulan sekali berwajah mirip pula dengan kami."
"Apa" Jadi kalian pun telah menangkapnya?"
"Bukankah sudah kukatakan padamu, tuan putri kami
membutuhkan dua belas orang yang berwajah mirip untuk
dijadikan dua belas orang tusuk konde emas, dan sekarang
baru mendapatkan tujuh orang."
"Aku rasa selama hidup harapan kalian itu tak akan
tercapai, mana ada orang yang berwajah mirip dalam jumlah
sebanyak itu?" "Itu sih tidak menjadi soal, andaikata memang tak bisa
terkumpul, kami pun mempunyai seorang suhu ahli rias, dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bisa merias seseorang yang berwajah beda menjadi berwajah
mirip." Sik Tiong Giok mendengus.
"Tolong tanya bagaimana pula rencana kalian dengan
orang she Hong yang telah kalian tangkap itu?" tanyanya.
"Kau maksudkan si Hoa tou bertangan racun Hong Cu Yu"
Tentu saja kami membutuhkan ilmu pengobatan yang
dimilikinya." "Bagaimana pula dengan Hong Kai im serta Bun Un...?"
"Kau masih lupa menyebutkan seorang lagi yakni K i soat ji,
mereka termasuk dalam urutan tusuk konde emas dan di
dalam waktu singkat paras muka mereka akan dirubah...."
Belum habis perkataan itu diucapkan, Sik T iong Giok sudah
mengumpat dengan marah. "Bagus sekali perbuatan kalian, hmmm! Selama Sik Tiong
Giok masih hidup di dunia ini, aku tak akan membiarkan
perbuatan gila kalian itu terwujud."
Li Peng segera tertawa terkekeh-kekeh.
"Kau jangan mendongkol dulu; tiga bulan kemudian dari
tepi telaga Gi liong oh bakal muncul dua belas orang Pangeran
Serigala, nah sampai waktunya kau sendiripun tanggung tak
bisa membedakan." "Benar-benar suatu siasat keji, hari ini kalian mesti ditahan
lebih dulu," seru Sik Tiong Giok marah.
"Aku kuatir kau justru tak memiliki kemampuan semacam
itu," ejek Li Peng tertawa, "ayoh berangkat!"
Mendadak dia mengayunkan sebuah benda ke depan yang
segera meledak keras. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Begitu ledakan terjadi, asap putih yang amat tebal segera
menyambar kemana-mana membuat bayangan manusia disitu
sama sekali tak nampak lagi.
Sik Tiong Giok menjadi teramat gusar, sambil membentak
dia segera menerobos kabut tebal itu untuk melakukan
pengejaran. Dari kejauhan sana lamat-lamat dia seperti medengar Ki
Beng berteriak keras : "Pangeran cilik... pangeran cilik..."
Tapi waktu itu Sik Tiong Giok benar-benar sudah naik
darah, sekalipun ia dengar teriakan tersebut namun sama
sekali tidak digubris, malah dia semakin mempercepat
langkahnya untuk melakukan pengejaran.
Ketika fajar mulai menyingsing jejak kelima orang gadis itu
sudah tak nampak lagi sementara ia sendiri sudah tiba di
depan sebuah lembah. Di depan situ terbentang sebuah tanah lapang seluas
beberapa puluh bau yang ditumbuhi rumput hijau,
pemandangan di sekitar sana indah menawan hati, hanya
sayang Sik Tiong Giok sama sekali tak berminat untuk
menikmatinya. Mendadak dari balik hutan lebih kurang sepuluh kaki di
depan sana terlihat ada bayangan manusia melintas.
Sik Tiong Giok mengumpat :
"Hmmm, permainan setan kalian tak lebih cuma begitu.
Akan kulihat kalian lima siluman perempuan bisa kabur
kemana?" Berpikir sampai disitu ia segera mengejar lebih lanjut,
dalam tiga lima kaki lompatan saja di sudah mencapai tepi
hutan, kemudian bentaknya lagi :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siluman perempuan, jangan kabur kalian, Sik Tiong Giok
telah datanga!" Sambil membentak dia langsung menerjang ke muka
dengan jurus rajawali sakti menerkam kelinci.
Mendadak terdengar seseorang berseru nyaring :
"Engkoh Sik, rupanya kau!"
Mendengar seruan mana, cepat-cepat Sik Tiong Giok
menghentikan gerakannya dan merubah jurus 'rajawali sakti
menerkam kelinci' menjadi jurus 'bangau berdiri mematuk
ular', dengan ringannya dia melayang turun ke atas tanah.
Apa yang kemudian dilihatnya segera membuat hatinya
terkejut. Ternyata orang yang berada di hadapannya adalah Siu Cing
dan Sim Cui, hanya kedua orang itu nampak kuyub serta
basah bermandikan keringat, waktu itu mereka sedang
menggotong tandu di atas tandu berbaring seseorang yang
sudah payah keadaannya. Setelah berhasil menenangkan hatinya, Sik Tiong Giok baru
menegur pelan : "Saudara Siu, kenapa kalian sampai disini" Siapa yang
kalian gotong itu?" Siu Cing segera menghela napas panjang.
"Aaai, engkoh Sik jangan disinggung lagi, hari ini aku si
Kalajengking kecil benar-benar sudah ketemu rajawali
bermata emas." "Sebenarnya apa sih yang terjadi?"
"Waktu itu kami sedang menuju ke San kang ko, di tengah
jalan tiba-tiba bertemu si bocoh tolol she Poo itu, siapa tahu
dia sudah berubah pikiran dan sama sekali tidak kenal dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
siapa saja, mending kalau dia tidak membalas sapaan kami
bahkan dia menendang kami sampai terguling-guling."
"Lantas siapa yang kau gotong itu?"
"Agaknya semua kejadian sial terjatuh ke tanganku
seorang, baru saja berjalan setengah jalan, kami telah
bertemu dengan raja setan berkepala botak, dia bilang sudah
hampir mati, dan katanya sebelum mati ingin bertemu dulu
denganmu terpaksa kami pun menggotongnya kemari."
"Untung saja Lo Thian ya masih punya perasaan sehingga
mempertemukan kita disini," sambung Sim Cui pula, "kalau
tidak, kami pun tak tahu harus kemana untuk mencari."
Sik Tiong Giok makin terkejut setelah mendengar laporan
itu segera pikirnya : "Jangan-jangan ketujuh iblis pun sudah terkena musibah."
Belum habis dia berpikir, si raja setan berkepala botak telah
mengangkat kepalanya dan berkata dengan napas tersengal-
sengal : "Habis sudah riwayat kami, lima puluh orang anak murid
kami di kota Ci shia serta ke-enam saudara ku telah dimakan
semua oleh siluman iblis, pangeran cilik kau harus
membalaskan dendam buat kami semua."
Setelah dihadapkan dengan peristiwa demi peristiwa yang
datang secara bertubi-tubi, Sik Tiong Giok yang dikenal karena
cerdik dan banyak akal pun sempat dibuat gelagapan
setengah mati dan tak tahu apa yang mesti dilakukan.
Apalagi setelah mendengar laporan dari si Raja setan
kepala botak yang mengatakan ke lima puluh orang muridnya
lenyap dimakan iblis, iblis apakah yang begitu besar
lambungnya sampai lima enam puluh orang dilalap
semuanya?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Untuk sesaat Sik Tiong Giok tertegun dan berdiri melongo
saking kagetnya, lama kemudian dia baru menghela napas
seraya berkata : "Aku rasa semua peristiwa ini tentu hasil karya dari orang-
orang Gi Liong oh." "Pangeran cilik, jadi kau... kaupun tahu tentang Gi Liong
oh?" seru Raja setan kepala botak keheranan, "kami memang
mendapat musibah disana."
"Aku sendiripun baru dua hari belakangan ini mengetahui
tentang nama tersebut, tapi belum pernah bertemu secara
langsung, sebenarnya siluman macam apakah yang telah
kalian jumpai?" Raja setan kepala botak mengatur pernapasan lebih dulu,
kemudian baru menceritakan kisah pengalamannya yang
mengerikan. Rupanya tujuh iblis setelah berangkat meninggalkan Ci sui
ho dengan disertai anak buahnya, merasa sangat tak puas
dengan Pangeran Serigala karena dibuat tak berkutik oleh
lencana tujuh iblis yang terjatuh ke tangan pemuda tersebut.
Maka merekapun berunding untuk segera berangkat ke
bukit Pay lau san serta mengatur persiapan sambil berusaha
menunggu kesempatan baik untuk menangkap si kelabang
langit. Asalkan kelabang langit diperoleh dan ilmu sakti berhasil
dipelajari, tentu mereka bisa malang me lintang dalam dunia
persilatan tanpa harus takut dengan Pangeran Serigala lagi.
Begitu keputusan diambil, merekapun segera memotong
jalan untuk berangkat menuju ke bukit Pay lau san.
Menurut keterangan penduduk pribumi disitu, dikatakan
ada sebuah jalan potong yang bisa mempersingkat jarak
perjalan selama dua tiga hari dengan melewati Siu pi ciong
dan telaga Gi Liong oh. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi menurut penuturan penduduk suku Biau disitu,
katanya di tengah telaga Gi Liong oh terdapat seekor naga
yang sudah banyak melukai jiwa manusia
Sebagai jago-jago silat yang berpengalaman luas, tentu
sjaa cerita tahayul semacam itu tak digubris, maka
berangkatlah mereka menembusi jalan setapak melalui Siu pi
ciong menuju ke telaga Gi Liong oh.
Perjalanan yang mereka tempuh memang merupakan
daerah yang terpencil serta jarang dilalui manusia, hanya ada
satu hal yang aneh yaitu tak seekor binatang atau burung pun
yang kelihatan di sekitar sana.
Thian mo longcu atau budak sakti iblis langit Ang Cun yang
terkenal dengan kecerdikannya segera menjadi curiga setelah
melihat peristiwa itu, cepat-cepat dia berkata kepada sema
orang : "Aku rasa keadaan disini memang kurang beres, mau tak
mau kita harus mempercayai cerita tahayul itu, siapa tahu
kalau di sekitar sini memang benar-benar terdapat naga?"
Pat Huang Sin Mo yang mendengar perkataan ini segera
berseru sambil tertawa : "Losam, mengapa si nyalimu makin lama semakin kecil,
perduli amat dengan naga atau makhluk aneh, memangnya
kita mesti merasa takut?"
"Kalau makhluk itu tidak menakutkan, mengapa dalam
hutan ini tak nampak seekor binatang atau seekor burung
pun?" "Jadi menurut anggapanmu dalam telaga Gi Liong oh
benar-benar ada naganya?" seru Pat Huang Sin Mo.
"Menurut penuturan dari suku Biau," kata Thian mo tongcu
Ang Cun kemudian, "jauh sebelumitu disini memang sering
kali muncul makhluk aneh berbentuk naga, itulah sebabnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tempat ini dinamakan telaga 'Gi Liong oh', siapa tahu kalau
makhluk tersebut memang benar-benar bercokol disana?"
"Yaa, akupun merasakan sesuatu yang tak beres," sela
stkb, "sepanjang perjalanan sampai disini, tidak seekor
harimau atau binatang buaspun yang kujumpai, bahkan
binatang kecilpun tidak ada yang nampak."
Setelah mendengar perkataan itu, maka semua orang pun
segera meningkatkan kewaspadaan masing-masing.
Tak lama kemudian mereka sudah melewati tanah berbukit-
bukit dan tiba di sebuah mulut lembah.
Lembah tersebut penuh dengan tebing yang terjal serta
pepohonan yang besar dan lebat, sekilat pandangan saja
cukup mendatangkan suasana yang menyeramkan."
Han biau sian koh Lu Yong pun menjadi tertegun setelah
menyaksikan suasana disitu, kepada Raja setan kepala botak
segera katanya : "Toako, aku rasa lembah ini bukan tempat yang aman,
bagaimana kalau kita mencari jalan berputar saja?"
Hua sin mo li T hi Cu segera menimbrung :
"Cici, apakah kau menjadi takut" Padahal banyak tebing
dan lembah sudah kita lewati, kenapa kali ini kau nampak
amat ketakutan...?" "Ji moay memang tak bisa merubah sifat tergesa-gesanya,"
sela Raja setan kepala botak sambil tertawa, "andaikata kita
tak pernah mendengar tentang makhluk aneh seperti naga,
apa pula yang mesti kita takuti?"
"Betul," seru Han biau sian koh cepat, "alangkah baiknya
kalau kita dapat bertindak lebih hati-hati."
Maka Thian mo tongcu pun berseru :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Lebih baik kita utus dua orang untuk melakukan
pemeriksaan lebih dulu kemudian baru memutuskan tindakan
selanjutnya." Dua orang anggota Mo hu segera diirim ke dalam lembah
untuk melakukan pemeriksaan tak lama kemudian mereka
muncul kembali sambil melaporkan :
"Situasi dalam lembah aman, tanahnya luas dan penuh
dengan pohon siong di bagian luar, tapi setelah menembusi
hutan berupa sebuah tebing yang berbatu luas, tecu sudah
memeriksa di sekitar sepuluh li lebih tanpa menemukan
dasarnya, mungkin tempat ini berupa selat yang tembus
sampai ke tebing lain."
"Apakah ditemukan sesuatu yang mencurigakan?" tanya
Thian mo tongcu lagi. "Disitu tidak terlihat sesuatu apapun, bahkan burungpun
tak nampak." Thian mo tongcu segera termenung sejenak, kemudian
baru ujarnya kepada Raja setan kepala botak :
"Toako, aku bermaksud meninggalkan semua anggota di
luar lembah sedang kita masuk melihat-lihat, bagaimana
menurut pendapatmu?"
"Baik!" jawab Raja setan kepala botak.
Ia segera menerobos masuk ke dalam lembah itu lebih dulu
disusul keenam iblis lainnya di belakang.
Berapa kaki setelah memasuki lembah berupa sebuah
hutan pohon cemara yang lebat, ranting bertumpang tindih
sehingga sukar untuk dilewati.
Tiba-tiba satu ingatan melintas di dalam benak Thian mo
tongcu, segera pikirnya :
"Membiarkan kelima puluh orang anggota Mo hu menunggu
di luar lembahpun bukan suatu tindakan yang benar, apa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
salahnya kalau suruh mereka mengikuti saja di belakang
sehingga kalau sampai terjadi suatu ada yang akan
membantu?" Karena pendapat tersebut maka diapun segera mengulapkan tangannya memerintahkan kelima puluh orang
anggota Mo hu itu mengikutinya masuk ke dalam lembah.
Pohon cemara yang tumbuh disana memang lebat sekali,
ditambah lagi senja sudah menjelang tiba, membuat suasana
di sana menjadi remang-remang.
Tumpukan daun kering yang rontok ke atas tanah
bertumpuk-tumpuk amat tebal dan menimbulkan bau busuk
yang menusuk hidung. Dengan susah payah rombongan tersebut menembus hutan
cemara itu sebelum akhirnya tiba di hutan batu.
Sejauh mata memandang, lembah itu hanya dipenuhi
dengan aneka macam batuan yang tinggi rendah tak menentu
tersebar dimana-mana, sebagian besar batuan disitu telah
dilapisi dengan lumut yang tebal.
Dengan susah payah pula hutan batu ini berhasil dilalui,
kini di depan mata terpentang sebuah sungai dengan air yang
deras. Baru saja tujuh iblis hendak menyeberang sungai tadi, si
telapak darah pengusik langit Lu Ma yang berpegangan pada
sebuah batuan mendadak merasa tangannya memegang
suatu cairan lembek yang baunya busuk sekali, saking
kagetnya ia segera berteriak :
"Aaaah...!" "Lo liok, apa yang telah kau temukan?" cepat-cepat T hian
mo tongcu bertanya. "Coba kau lihat cairan apakah ini?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan seksama Thian mo tongcu memperhatikan sekejap
cairan yang menodai tangan telapak darah pengusik langit,
kemudian ujarnya : "Kemungkinan sekali benda itu adalah cairan racun dari
bangsa ular, cepat cuci sampai bersih, hati-hati jangan sampai
keracunan." Mendengar itu Telapak darah pengusik langit Lu Ma segera
mencuci bersih tangannya lalu mengejar rombongan lainnya.
Makin ke dalam, batuan makin berkurang, aliran selokan
berubah menjadi sungai yang mengalir bersih.
Dengan menelusuri sungai itu mereka berjalan lagi sekian
waktu sebelum akhirnya perjalanan itu terhadang oleh sebuah
tebing, tampaknya mereka telah tiba di dasar lembah.
Thian mo tongcu segera maju ke kaki bukit untuk
melakukan pemeriksaan, ternyata di bawah bukit itu
merupakan sumber mata air di antara dindingnya terdapat
sebuah gua yang mirip dengan sebuah pintu.
Walaupun mulut gua itu hanya selebar dua tiga kaki,
namun nampak amat rahasia letaknya dan sukar diukur
berapa dalamnya, bau busuk yang sangat amis serta desingan
angin yang dingin membuat suasana disitu terasa mengerikan.
Di sisi kiri mau pun kanan gua merupakan tebing-tebing
curam yang menjulang ke angkasa, disitu tiada jalan lain lagi.
Dalam pada itu matahari sudah tenggelam, suasana dalam
lembah pun menjadi gelap dan pemandangan di sekitar situ
mulai sukar untuk dibedakan lagi."
Memandang mulut gua itu, Thian mo tongcu segera
berpikir : "Kini langit sudah gelap dan jika masuk ke dalam gua itu
dan berjumpa dengan makhluk aneh, pasti akan sulit untuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menghadapinya... tapi kalau tak berhasil menemukan jalan
keluarnya, bukankah kami semua akan terkurung disini...?"
Berpikir begitu, diapun bermaksud merundingkan persoalan
ini dengan si Raja setan kepala botak sekalian.
Tapi di saat dia berpaling inilah, tampak olehnya si Raja
setan kepala botak sekalian sedang berjalan mondar mandir di
bawah beberapa batang pohon besar di tepi selatan jeram,
seakan-akan sedang mencari sesuatu.
Timbul rasa dalam hati Thian mo tongcu setelah
menyaksikan kejadian ini, cepat-cepat dia menyusul kesana.
Di saat tubuhnya sedang melewati mulut gua dan
kebetulan menengok ke dalam sekejap, mendadak terasa
olehnya ada beberapa cahaya bintang yang memancar keluar
dari gua tersebut, karena heran ia segera menghentikan
langkahnya. Dengan seksama penemuannya itu diperiksa sekali lagi,
ternyata cahaya bintang yang berkedip itu sedang bergerak
naik turun tiada hentinya bahkan makin lama berkembang
makin luas, agaknya sedang mengembang ke arah mulut gua,
malah secara lamat-lamat dia pun menangkap suara dengusan
napas. Peristiwa ini kontan saja mengejutkan Thian mo tongcu,
tanpa terasa teriaknya : "Aduh celaka, kita telah memasuki sarang dari ular besar."
Sambil berseru dengan sekuat tenaga dia melompat ke lain
sisi tebing dan berlarian menuju ke sisi Raja setan kepala
botak, serunya dengan gugup :
"Toako, di dalam gua itu bersembunyi sejumlah harimau
ganas, rupanya merasa dibikin terkejut sehingga berbondong
menerjang keluar." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benarkah begitu?" kata Pat Huang Sin Mo, "kalau begitu
kita harus cepat-cepat bersedia untuk menghadapi mereka,
lebih baik sumbat mulut guanya, lalu kita bunuh setiap
harimau yang keluar, apa sih yang kita takuti?"
"Betul!" dukung Ang lou hujin sambil mempersiapkan
toyanya, "mari kita bertindak cepat, jangan sampai mereka
menerjang keluar lebih dulu, bakal kerepotan jadinya, apalagi
hari sudah gelap, salah-salah jiwa kita bakal terancam."
Sambil berkata dia lantas memberi tanda dan memimpin
kawanan iblis tersebut untuk menyumbat gua.
Mendadak Thian mo tongcu menghalangi perjalanannya
sambil berkata : "Sa moay, kau tak usah gugup, dengarkan dulu
perkataanku..." "Harimau-harimau itu sudah hampir keluar dari gua, apalagi
yang mesti dibicarakan?"
"Menyumbat gua bukan tindakan yang tepat, lagi pula
harimau-harimau itupun belum tentu takut mati, andaikata
mereka menyerang secara bergerombol, bukankah kita bakal
berabe" Lebih baik kita bagi semua anggota menjadi lima
rombongan serta bersembunyi untuk sementara waktu di atas
pohon, bila ada kesempatan kita bidik saja dengan senjata-
senjata rahasia, aku rasa cara ini jauhlebih baik."
Raja setan kepala botak segera manggut-manggut :
Maka dia pun memerintahkan ke lima puluh anggota Mo
kiong itu agar naik semua ke atas pohon.
Tapi biarpun orangnya bisa naik pohon, beberapa ekor
keledai pengangkut rangsum justru tak mungkin naik ke
pohon, maka mereka pun disembunyikan dalam beberapa
lubang pohon. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika persiapan sudah selesai, rombangan harimau ganas
yang ditunggu ternyata belum nampak juga.
Kini semua orang sudah berada di atas pohon kecuali T hian
mo tongcu seorang tetap berada di bawah sambil mengawasi
situasi di sekelilingnya dan termenung dengan keheranan.
"Andaikata makhluk yang berada dalam gua itu cuma
binatang buas sebangsa harimau, urusan lebih mudah diatasi,
takutnya kalau binatang itu adalah makhluk aneh yang
menghebohkan, siluman naga... bisa berabe..."
Sementara dia masih berpikir, mendadak terdengar Raja
setan kepala botak berseru :
"Losam, cepat naik ke atas pohon."
Bagaikan baru sadar dari lamunan, Thian mo tongcu
bersiap-siap hendak melompat naik ke pohon.
Siapa tahu kakinya baru diangkat, ia sudah tersandung
sebuah batu besar sehingga hampir saja terjerembab, ketika
diperiksa lagi dengan seksama, dia pun berseru kaget :
"Aaaaah, sungguh aneh!"
Kalau tadi ia tak sempat memeriksa keadaan di sekitar sana
karena suasan dalam lembah gelap gulita dan lagi dilapisi
kabut tipis, maka setelah tersandung batu, ia baru memeriksa
dengan seksama. Dan saat itulah ia baru menemukan begitu banyak batuan
yang berada di tanah kosong itu, semuanya berupa batu
granit alam yang diatur secara rapi sekali.
Semakin dilihat T hian mo tongcu merasa makin keheranan,
tanpa terasa pikirnya lagi :
"Mungkinkah selain terdapat makhluk aneh dan binatang
buas, disinipun terdapat manusia" Tapi mungkinkah itu...?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara dia masih termenung, dari dalam gua sudah
terdengar suara auman yang amat keras sehingga
menggetarkan seluruh permukaan bumi.
Dalam waktu singkat angin kencang berhembus lewat
menerbangkan pasir dan debu, begitu kuatnya hembusan
angin tersebut sampai untuk berdiripun tak mampu.
Berada dalam keadaan seperti ini biarpun T hian mo tongcu
bernyali besar dan berilmu silat tinggi pun tak berani berdiam
lebih lama lagi, cepat-cepat dia membalikkan tubuhnya lalu
melompat naik ke atas pohon dengan gerakan musim kering
mencabut rumput. Menanti ia sudah berada di pohon serta menengok kembali
ke bawah, kontan saja iblis ini dibikin terperana saking
kagetnya. Ternyata dari dalam gua telah muncul tujuh delapan ekor
harimau ganas yang rata-rata bertubuh sebesar kerbau.
Rombongan macam itu langsung menuju ke arah tebing
sebelah atas dengan menyeberangi sungai, suara percikan air
menambah seramnya keadaan waktu itu.
Sebenarnya mereka yang bersembunyi di atas pohon tak
akan terancam jiwanya asal tak bersuara.
Tapi beberapa ekor keledai yang disembunyikan dalam
lubang pohon itu menjadi panik dan meringkik tiada hentinya
setelah mendengar auman harimau yang menyeramkan itu.
Tak bisa dihindari lagi serentak binatang-binatang itu
menerjang keluar dari tempat persembunyiannya dan
melarikan diri ke dalam hutan.
Harimau-harimau ganas itu menjadi makin berang, apalagi
melihat ada makanan lezat melintas di hadapannya, diiringi
suara auman keras mereka segera mengejar dari belakang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Menyaksikan kejadian ini, meski ke tujuh iblis itu merasa
terkejut namun tak seorang pun yang mampu berkutik,
apalagi hari sudah gelap, panah yang mereka siapkan sma
sekali tak berguna lagi. Selang beberapa saat kemudian, rombongan harimau
ganas itu telah muncul kembali, ternyata beberapa ekor
keledai itu tak satupun yang berhasil melarikan diri, semuanya
kena terseret kembali. Hanya anehnya, setelah menyeret kembali keledai-keledai
itu serta mengumpulkannya di tengah lapangan, ketujuh
delapan ekor harimau itu tidak melahapnya, tapi cuma
mengawasi dengan mata melotot besar :
Saat itulah, tiga ekor harimau di antaranya membalikkan
badan dan berjalan masuk kembali ke dalam gua.
Raja setan kepala botak yang menjumpai adegan ini
menjadi keheranan, pikirnya kemudian :
"Mungkinkah kawanan harimau ini mempunyai raja
harimau" Atau mungkin juga masih terdapat makhluk
lainnya..." Atau jangan-jangan di dalam gua itu terdapat
makhluk aneh yang menghebohkan...?"
Belum habis ingatan tersebut melintas, dari balik gua telah
muncul cahaya api yang menerangi seluruh mulut gua itu.
Bahkan terdengar pula suara gemericikan yang sangat
ramai, seolah-olah ada banyak langkah kaki yang berat
sedang berjalan melalui permukaan air.
Sekali lagi Raja setan kepala botak berpikir dengan
keheranan : "Jangan-jangan orang itu adalah manusia aneh yang


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mampu mengendalikan binatang-binatang tersebut" Tapi
rasanya belum pernah kudengar ada manusia semacam ini di
dalam dunia persilatan."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Belum habis pikiran itu melintas, ketiga ekor harimau yang
masuk ke dalam gua tadi kini sudah muncul kembali.
Lalu terlihatlah cahaya api yang makin lama semakin
terang, menyusul kemudian muncul dua makhluk aneh yang
tinggi besar, berjalan seperti manusia biasa tapi seluruh
badannya berbulu panjang, bulu itu berwarna emas dengan
rambut di atas kepalanya terurai ke pundak.
Hidungnya nampak pesek dengan bibir yang tebal, gigi
taringnya mencuat keluar, matanya besar, sementara
lengannya panjang lagi kasar, ia memilikir ekor yang pendek.
Betapa pun luasnya pengetahuan yang dimiliki tujuh iblis,
untuk sesaat tertegun juga mereka setelah menjumpai dua
makhluk aneh manusia bukan manusia, gorila bukan gorila ini.
Kedua makhluk aneh itu masing-masing membawa sebuah
obor yang memercikkan cahaya api yang besar, ketika
terhembus angin segera memperdengarkan suara yang
nyaring. Satu di antara mereka segera menancapkan obornya di
atas dinding gua, sedangkan yang lain segera menyeberangi
air menuju ke daratan. Dengan kehadiran dua makhluk aneh tadi, dari balik gua
kembali terdengar suara langkah kaki yang ramai, menyusul
kemudian muncul serombongan makhluk aneh yang
bentuknya sama, mereka semua memanggul senjata yang
besar dan berat, sementara makhluk yang paling akhir
membawa sebuah kuali besi yang besar sekali.
Kuali itu paling tidak beratnya mencapai delapan ratus kati,
namun makhluk itu membawanya secara mudah tanpa
membuang banyak tenaga. Di bawah bimbingan cahaya api inilah kawanan makhluk
aneh itu bersama-sama menyeberangi sungai menuju ke arah
tanah kosong di seberang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Agaknya rombongan harimau ganas itu takut sekali
terhadap kawanan makhluk aneh itu, seperti kucing-kucing
yang jinak mereka mengikuti di samping mereka sambil
mengibas-ngibaskan ekornya, sehingga mengenaskan sekali
keadaannya. Tatkala makhluk aneh itu mengayunkan cakarnya yang
panjang sembari berpekik rendah, kawanan harimau ganas itu
serentak sipat ekor dan menyingkir jauh-jauh, namun
merekapun tak berani meninggalkan tempat tersebut, boleh
dibilang kewibawaannya sebagai raja hutan sama sekali telah
hilang. Dalam waktu itu kawanan makhluk aneh itu telah
menancapkan obor-obor tersebut di atas di sepanjang sungai
dan meletakkan kuali besi di atas batu besar.
Kemudian merekapun mengerubungi keledai-keledai yang
tergeletak di atas tanah itu sambil tertawa seram, sehingga
kelihtan gigi-gigi taringnya yang panjang.
Suara tertawa mereka sangat menakutkan, karena tak akan
terdengar di antara manusia dan tak akan ditemukan pula di
antara binatang. Kalau dibilang sedang tertawa pun sebenarnya tidak, sebab
lebih mirip dengan suara lolongan.
Ketika ke delapan makhluk aneh itu melolong bersama,
suara yang ditimbulkan segera menggetarkan seluruh rimba,
apalagi di tengah malam buta begini, siapa saja yang
mendengar suara tersebut niscaya akan dibuat ketakutan dan
ngeri. Ke tujuh orang iblis terhitung gembong-gembong iblis yang
membunuh orang tanpa berkedip dalam dunia persilatan, saat
inipun dibuat ketakutan setengah mati sampai mandi keringat
dingin. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jangan lagi bergerak, menghembuskan napas dinginpun
tak berani, mereka cuma bisa menyaksikan semuanya itu
dengan mata melotot. Setelah tertawa keras beberapa saat, kawanan makhluk
aneh itu mulai turun tangan mencabik-cabik keledai tersebut,
dan dalam waktu yang singkat percikan darah segar telah
berhamburan kemana-mana. Ke enam keledai itu segera tercabik jadi beberapa potong
masing-masing mencomot segumpal daging segar itu dan
segera dimakan dengan lahapnya.
Sementara itu kawanan harimau ganas itu hanya
mengawasi dari kejauhan sambil menahan air liur, mereka
tidak berani meraung, tak berani pula bergerak, mengenaskan
sekali keadaannya. Tak sampai setengah jam kemudian ke enam ekor keledai
itu sudah habis dimakan kawanan makhluk aneh tersebut,
sedang kawanan harimau ganas itu hanya kebagian isi
perutnya saja, namun binatang-binatang itu justru makan
dengan tenang sekali. Selesa i bersantap, makhluk aneh itu mulai berkumpul dan
kasak kusuk seakan-akan merundingkan sesuatu.
Mendadak mereka mendongakkan kepalanya memandang
keadaan cuaca, lalu dengan tergopoh-gopoh lari masuk ke
dalam gua. Tak selang sesaat kemudian mereka muncul kembali
dengan masing-masing menggotong benda yang nampaknya
berat sekali, lalu ditumpukkan di bawah pohon dekat sungai.
Ke delapan makhluk aneh itu segera turun tangan
bersama-sama memindahkan kuali besar itu ke lapangan
kosong lalu diganjal dengan batu besar dan menyulut api di
bawahnya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kemudian beberapa makhluk aneh itu memindahkan
barang-barang yang semula ditaruh di bawah pohon ke sisi
kuali, dan memasukkan sesuatu benda ke dalam kuali.
Api yang berkobar di bawah kuali makin lama semakin
bertambah besar sampai akhirnya seluruh angkasa jadi merah
membara. Ketika uap panas sudah mulai mengepul, merekapun buru-
buru memasukkan senjata sebangsa garpu yang semula
diletakkan di sisi kuali itu ke dalam api.
Tampaknya cairan yang berada dalam kuali itu adalah
sebangsa minyak-minyakan, ketika angin berhembus lewat,
terenduslah bau harum yang semerbak.
Pada saat inilah satu makhluk aneh itu memasukkan
sesuatu benda ke dalam kuali.
Seketika itu juga bunyi minyak yang mendidih bergema
sangat keras, bau harum semerbak pun memencar ke seluruh
lembah itu. Tindak-tanduk dari makhluk aneh itu sangat mencekam hati
ke tujuh iblis itu, mereka tidak mengira setelah habis makan
daging keledai tadi, kawanan makhluk aneh tersebut kembali
mempersiapkan hidangan lain yang harum baunya.
Namun dugaan mereka itu keliru besar karena sesudah
memasukkan sekantong benda ke dalam minyak, mendadak
kawanan makhluk aneh itu kelihatan sangat tegang, serentak
mereka melompat bangun dan celingukan ke sekeliling tempat
itu dengan mata melotot. Sementara itu bau minyak mendidih yang harum semerbak
sudah menyebar ke seluruh lembah tersebut.
Kayu bakar di bawah kuali segera ditambah sehingga
kobaran api pun semakin besar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba-tiba terjadi angin ribut yang sangat deras, pasir dan
debut beterbangan kemana-mana seakan-akan terdapat
beribu-ribu orang prajurit yang sedang bergerak menunggang
kuda. Sejak angin ribut melanda, kawanan makhluk aneh itupun
membungkam diri dalam seribu bahasa, serentak mereka
berjongkok di belakang kuali sambil menambah kayu bakar,
tiada hentinya mereka mengawasi senjata garpu dalam api.
Waktu itu ujung garpu yang berada dalam gorengan api
telah membara merah menganga.
Kalau dilihat dari begitu banyaknya garpu dalam api
tersebut bisa diperkirakan jumlahnya mencapai tujuh delapan
puluh batang lebih. Menyaksikan kejadian ini, ketujuh iblis tersebut menjadi
semakin keheranan, mereka tak tahu apa yang sedang
diperbuat kawanan makhluk aneh itu, kecurigaan segera
menyelimuti perasaan mereka semua.
Ketika angin puyuh telah berhembus lewat, semua jago
segera mengendus semacam bau amis yang sangat menusuk
penciuman, begitu baunya membuat orang merasa pusing dan
mual. Thian mo tongcu tak dapat menahan diri lagi ia segera
berbisik : "Aah! Aneh benar, bau apaan ini" Kok begitu tak sedap?"
Belum habis dia berkata, dari atas puncak tebing sebelah
sana telah memancar datang dua buah sinar yang aneh sekali.
Agaknya kedua sinar aneh itu membawa pula deruan angin
puyuh yang sangat kuat sebab tampak pasir dan debu
beterbangan di kejauhan sana, semua pepohonan nampak
bergoncang keras. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bau busuk yang sangat menusuk hidung pun makin lama
makin bertambah tebal. Ketujuh iblis itu rata-rata adalah jago-jago persilatan yang
berilmu silat sangat tinggi, merasa memiliki ketajaman mata
yang luar biasa. Dalam sekilas pandangan saja mereka sudah mengetahui
bahwa dari balik puncak tebing darimana sinar tajam itu
berasal, telah muncul sebuah kepala yang aneh sekali
bentuknya. Kepala itu besar seperti gentong, kalau dibilang sebagai
kepala ular maka di bawah mulutnya terdapat jenggot yang
panjang, kalau dibilang dagu justru mempunyai sebuah kaki
tunggal kedua sinar tajam tadi tak lain adalah sepasang
matanya yang besar sekali bentuknya.
Bergidik hati si Raja setan kepala botak setelah
menyaksikan peristiwa ini, segera pikirnya dalam hati :
"Aduh celaka, nampaknya naga yang menghebohkan itu
telah muncul kembali."
Sementara dia masih berpikir, bau amis itu makin lama
semakin bertambah tebal, kepala naga pun semakin dekat.
Dalam waktu singkat kepala naga itu sudah muncul di atas
pohon di seberang sana, sedang tubuhnya yang besar lagi
panjang masih melintang di tengah udara bagaikan sebuah
jembatan gantung, kulitnya bersisik hijau nampak berkilap
menyilaukan mata. Sementara itu, tujuh iblis yang berada begitu dekat telah
melihat dengan jelas kepala aneh yang besar dan menakutkan
itu, dari mulutnya yang lebar kelihatan kabut beracun
berwarna putih menyembur keluar tiada hentinya, lidah merah
membara yang melintas bagai halilintar menambah seramnya
makhluk tersebut. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Berada dalam keadaan seperti ini, sekalipun tujuh iblis
dikenal sebagai jago-jago nekad yang berayal, saat ini dibuat
ketakutan juga sampai mereka tak berani bergerak barang
sedikitpun juga. Tiba-tiba kepala naga itu berpaling dan mengalihkan sorot
matanya ke atas sebatang pohon yang tumbuh di dekatnya,
menyusul kemudian terdengar jeritan ngeri bergema dari
sana. Sesosok bayangan hitam terpental dari pohon tersebut, lalu
secepat panah yang terlepas dari busurnya meluncur masuk
ke mulut naga tersebut. Thian Mo tongcu dapat mengenali bahwa bayangan hitam
yang tersedot masuk ke dalam mulut naga itu tak lain adalah
seorang anak buahnya. Dalam terkejutnya dia tak sempat
berpikir panjang lagi, segera teriaknya keras-keras :
"Lepaskan anak panah..."
Begitu bentakan bergema, panah beracun yang telah
disiapkan semenjak tadi segera dibidikkan ke arah naga itu.
Raja setan kepala botak sekalain beserta anak buahnya tak
berani berayal lagi, dengan tekad berupaya untuk
menyelamatkan diri serentak mereka turun tangan bersama.
Dalam waktu singkat, anak panah serta berbagai macam
senjata rahasia berhamburan ke arah naga tersebut.
Si naga itu sama sekali tak ambil peduli, sembari
menggeleng-gelengkan kepalanya ia menyemburkan kabut
beracun yang segera menyelimuti seluruh angkasa.
Semua senjata yang tertuju ke arahnya tahu-tahu lenyap
dengan begitu saja, setelah masuk ke dalam lapisan kabut
putih itu, sama sekali tidak memberi manfaat apapun.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Raja setan kepala botak semakin ketakutan lagi, terutama
setelah melihat senjata mereka tak mempan, apalagi anak
buahnya satu persatu dilalap oleh binatang aneh itu.
Mendadak terdengar lagi beberapa kali jeritan ngeri
bergema dari pohon yang berada tak jauh darinya, lalu terlihat
sebatang tongkat besi terjatuh dari tengah udara.
Kalau ditinjau dari bentuk senjata itu, kemungkinan besar
Ang Lou hujin telah mendapat musibah.
Mendadak terdengar Pat Huang Sin Mo menjerit kaget :
"Hati-hati Jit Moay..."
Belum habis jeritan itu, dari atas pohon kembali terdengar
jeritan keras, disusul raungan kalap, agaknya Pat Huang Sin
Mo pun sudah mendapat musibah.
Apa yang disaksikan dan didengar oleh Raja setan kepala
botak sekarang adalah suatu pemandangan yang betul-betul
menggidikkan hati, jerit-jeritan menyeramkan masih saja
berkumandang tiada hentinya.
Akibatnya ia merasakan sepasang kakinya menjadi lemas
tak bertenaga, suatu ketika menginjak tempat kosong, tak
ampun tubuhnya segera terjatuh dari atas pohon.
Masih untung ia tidak terjatuh ke tanah melainkan tercebur
ke dalam air. Sungai tersebut lebar lagi dalam, begitu terjatuh dia segera


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berenang untuk berusaha munculkan diri kembali ke atas
permukaan air. Untung saja dia pun mengerti ilmu berenang, sehingga
Lentera Maut 2 Gajahmada Karya Langit Kresna Hariadi Dewa Iblis 3
^