Pencarian

Pendekar Pemanah Rajawali 23

Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong Bagian 23


keluarnya terus darah itu.
Dengan jatuhnya Sa Kouw, obor cemara di tangannya pun padam. Si tolol menjadi gusar, ketika ia berlompat bangun, ia menendang. Oey Yong tidak menangkis, ia membiarkan pahanya kena ditendang. Sa Kouw
khawatir si nona nanti membalas, ia memutar
tubuhnya untuk berlalri. Tidak lama ia mendengar nona Oey menangis. Ia menjadi heran, maka ia kembali. Ia menyalakan lagi obor cemaranya.
"Apakah kau kena tertendang sakit?" ia menanya Oey Yong.
Nona itu tidak menyahut, ia hanya berlutut
mendampingi Kwee Ceng. Pemuda itu pingsan karena rasa nyerinya, sesaat kemudian ia baru mendusin.
"Apakah surat wasiatnya Gak Bu Bok kena mereka curi?" Kwee Ceng menanya. Itulah hal yang ia ingat paling dulu.
Oey Yong girang mendengar orang dapat bicara, meskipun suaranya lemah.
"Jangan khawatir, penjahat itu tak dapat turun
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tangan?" ia menyahut. Ia tentu saja berdusta, karena ia tidak ingin orang menjadi kaget dan bersusaah hati.
Sebenarnya ia ingin menanyakan lukanya si anak muda, ketika ia merasakan tangannya hangat-hangat, disebabkan darah yang baru keluar dari pinggang Kwee Ceng itu.
"Eh, Yong-jie, kenapa kau menangis?" menanya Kwee Ceng yang baru sekarang melihat si nona berlinang-linang air matanya.
"Aku tidak menangis," kata Oey Yong, yang paksakan diri untuk tertawa.
"Dia menangis tadi!" Sa Kouw campur mulut. "Kau hendak menyangkal" Apakah kau tidak malu" Lihat, mukamu masih ada air matanya!"
"Yong-jie, jangan takut," Kwee Ceng menghibur. "Di dalam Kiu Im Cin-keng ada terdapat cara-cara untuk mengobati luka, aku tidak bakalan mati."
Mendengar itu, Oey Yong merasakan di dalam
kegelapannya ia memperoleh pelita. ia girang. Tadinya ia mau minta penjelasan tentang obat itu, niat ini ia batalkan, khawatir si anak muda nanti menjadi letih.
Maka ia ambil obor dari tangannya si tolol.
"Enci, tadi aku kena serang kau, apakah kau sakit?" ia menanya sambil tertawa.
"Ah, kau menangis, tidak dapat kau menyangkal!" kata si tolol yang tidak memperdulikan pertanyaan orang. Ia hanya mengingat penyangkalan nona ini.
"Ya, benar, aku menangis," kata Oey Yong tersenyum.
"Kau sendiri tidak menangis, kau baik sekali."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Mendengar dirinya di puji, Sa Kouw menjadi sangat girang.
Kwee Ceng sendiri repot meluruskan pernapasannya, dengan begitu rasa sakitnya berkurang.
"Coba kau memakai jarum emasmu menusuk
beberapa kali jalan darahku ceng-ciok dan siauw-yauw," katanya perlahan pada Oey Yong.
"Ah, aku menjadi bodoh!" kata si nona, terperanjat.
Dengan lekas ia mengeluarkan sebatang jarumnya dan terus bekerja. Tiga kali ia menusuk di pinggang kiri di mana ada dua jalan darah yang disebutkan itu.
Tusukan ini membantu memperlambat mengalirnya darah dan pun mengurangi rasa nyeri.
"Luka di pinggangku ini, Yong-jie, meskipun dalam, tetapi tidak berbahaya," Kwee Ceng kata pula, suaranya tetap perlahan. "Yang hebat ialah serangan Kap-mo-kang dari si Bisa bangkotan, syukurlah ia tidak menggunai sepenuhnya tenaganya, dengan begitu aku masih dapat ditolong, cumalah dengan begitu kau bakal menderita merawati aku tujuh hari tujuh malam?"
"Biarnya aku bersengsara tujuhpulh tahun, untukmu aku senang," menyahut si nona, cepat.
Kwee Ceng terharu sekali, hatinya menggetar hampir ia pingsan pula. Ia berdiam akan menenangkan diri.
"Sayang suhu pun terluka," katanya kemudian.
"Sudahlah, kau jangan terlalu banyak pikir," mencegah Oey Yong sekalian menghibur. "Sekarang ini kau mesti berdaya mengobati lukamu sendiri, supaya orang lega hatinya"."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Sekarang perlu kita mendapatkan dulu tempat yang tenang," berkata Kwee Ceng. "Disana aku nanti mengobati diriku dengan bantuanmu. Menurut ajaran kitab, kita mesti mengadu tenaga bergantian dengan sama-sama mengendalikan napas. Dengan jalan
begitu kau membantu aku dengan tenaga dalammu.
Seperti aku bilang tdai, sulitnya ialah tempo yang mesti digunakan mesti tujuh hari tujuh malam, selama mana tak boleh kedua tangan kita berpisahan. Pikiran kita berdua bersatu padu, dapat kita berbicara tetapi tidak boleh ada orang yang ketiga yang menyelak
menyampur bicara. Pula tidak dapat kita bangun atau berjalan sekalipun setengah tindak. Jikalau ada orang yang mengganggu kita, maka"."
Oey Yong mengerti cara pengobatan itu, yang sama dengan orang semadhi, ialah sebelumnya berhasil tidak boleh ada gangguan, gangguan menggagalkan dan bisa mendatangkan bahaya juga. Ini sebabnya, siapa tengah bersemadhi, ia membutuhkan kawan yang menjaga di sampingnya, guna mencegah
gangguan yang tidak diinginkan itu. Ia jadi berpikir:
"Aku perlu membantu dia, di sini tidak ada orang lain, siapa yang dapat melindungi" Sa Kouw tidak dapat diandalkan, dia terlalu tolol, malah mungkin dialah yang nanti merecoki. Juga di mana bisa didapatkan tempat sunyi di dalam waktu sesingkat ini" Umpama kata Ciu Toako datang kemari masih belum tentu ia sanggup menjagai kita selama tujuh hari tujuh malam"Bagaimana baiknya sekarang?"
Kembali ia berpikir keras, matanya memandang tajam ke sekelilingnya. Mendadak ia melihat tempat
menyimpan mangkok dan lainnya.
"Ada!" pikirnya sejenak. "Kenapa aku tidak mau sembunyi di dalam kamar rahasia itu" Dulu hari Bwee
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tiauw Hong tidak mempunyai pembela, dia sembunyi di dalam gua?"
Ketika itu sang pagi mulai terang dan Sa Kouw pergi ke dapur untuk masak bubur.
"Engko Ceng, kau boleh beristirahat," berkata Oey Yong. "Aku hendak pergi sebentar untuk membeli barang makanan, sekembalinya aku, kita mulai berlatih sambil menyembunyikan diri."
Kwee Ceng menurut, ia membiarkan kekasihnya itu pergi.
Oey Yong pergi ke kampung. Sembari jalan ia pikirkan apa yang ia mesti beli. Tidak sembarang barang dapat disimpan selama tujuh hari tujuh malam, atau barang itu bakal rusak dan bau dan tidak dapat dimakan lagi.
Ia tidak usah berpikir lama atau menjadi bingung karenanya. Ia lantas membeli dua pikul semangka, yang ia minta tukang jualnya pikul ke rumah Sa Kouw.
Setelah menerima uang, si tukang semangka berkata:
"Nona, inilah semangka Gu-kee-cun, manis dan lezat rasanya, bila kau sudah mencobainya, baru kau tahu!"
Terperanjat Oey Yong akan mendengar nama desa ini, ialah Gu-kee-cun.
"Kalau begitu, inilah kampung halamannya engko Ceng," pikirnya. Ia menjadi berkhawatir pemuda itu terganggu pikirannya apabila dia ketahui ini
kampungnya, maka ia lantas menyahuti sembarangan saja asal si tukang semangka lekas pergi. kemudian lekas-lekas ia masuk ke dalam. Ia mendapatkan Kwee Ceng lagi tidur dan darah dari lukanya sudah berhenti mengalir.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sedangnya pemuda itu tidur, ia lantas bekerja. Ia membuka pintu dapur, terus ia putar pesawat
rahasianya, akan masuk ke dalam kamar rahasia. Ke dalam situ ia angkut masuk semua semangkanya.
Kepada Sa Kouw ia memesan wanta-wanti agar si tolol jangan beritahukan siapa juga yang mereka berdua berada di dalam kamar rahasia itu, dan meski ada peristiwa bagaimana hebat, si nona dilarang
menerbitkan suara berisik.
Sa Kouw tidak mengerti maksud orang akan tetapi ia menginsyafi, karena ia menampak bicara dan gerak-gerik tamunya ini sangat sungguh-sungguh.
"Baik," katanya mengangguk. "Kamu hendak makan semangka sambil menyembunyikan diri di kamar ini, kamu hendak memakan habis dulu semua semangka, baru kamu akan keluar lagi. Baiklah, sekarang tidak akan bicara!"
"Memang, Sa Kouw tidak akan bicara!" kata Oey Yong, sengaja mengangkat. "Sa Kouw memang anak baik, kalau Sa Kouw bicara, dia anak buruk"!"
"Sa Kouw tidak akan bicara, Sa Kouw anak baik!" si tolol mengulangi.
Tidak lama Kwee Ceng sadar, ia diberikan bubur satu mangkok besar. Oey Yong pun memakannya
semangkok. Habis dahar, nona ini mendukung
pemuda itu masuk ke dalam kamar rahasia. Ketika ia menoleh keluar pintu, ia lihat Sa Kouw mengawasi mereka sambil tertawa si tolo berkata: "Sa Kouw tidak akan bicara!"
Mendapatkan orang demikian tolol, Oey Yong menjadi berkhawatir.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Dia begini tolol, ada kemungkinan dia nanti sembarangan bicara sama siapa saja. Bagaimana kalau dia membilangnya, 'Mereka sembunyi di dalam sini memakan semangka, Sa Kouw tidak akan bicara'"
Kelihatannya cuma dengan dibunuhnya baru lenyap ancaman untuk kita?"
Biarnya ia jujur dan polos Oey Yong tidak
menghiraukan tentang wales asih atau kepantasan, sesat atau sadar, maka itu ia pun tidak pernah mau pikir, ada hubungan apa di antara Sa Kouw dan Kiok Leng Hong. Sekarang ia melainkan pikirkan
keselamatannya Kwee Ceng, yang mesti ditolongi dan dilindungi. Untuk Kwee Ceng, ia bersedia umpama kata mesti membunuh Sa Kouw. Maka ia lantas ambil pisau belatinya si anak muda. Disaat ia hendak pergi keluar, matanya bentrok sama sinar mata si pemuda itu, sinar kaget atau luar biasa. Ia memikir,
"Mungkinkah dia dapat melihat sinar pembunuhan pada wajahku?" Lantas ia ingat: "Tidak apa aku membunuh Sa Kouw, hanya bagaimana nantinya,
engko Ceng sembuh" Bagaimana aku harus
membilangnya apabila ia menanyakan" Mesti dia bakal membikin banyak berisik?"?"
Nona ini menjadi ragu-ragu.
"Engko Ceng baik dan halus budi pekertinya," ia berpikir lebih jauh. "Ada kemungkinan dia bakal tak menyebut-nyebut Sa Kouw, tetapi siapa tahu apabila ia terus-menerus membenci aku" Ah, sudahlah, biarlah kita mencoba menempuh bahaya?".!"
Oey Yong lantas mengunci pintu. Kemudian ia meneliti seluruh ruang itu. Di ujung barat ada sebuah lobang angin atau dari mana masuk sinar terang, maka di siang hari, sinar terang itu dapat menerangi ruang. Di tembok ada sebuah lobang angin kecil, yang ketutupan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
debu, lalu debu itu disingkirkan.
Kwee Ceng duduk menyender di tembok. Ia
bersenyum. "Tidak ada tempat yang baik untuk beristirahat daraipada ini," katanya. "Kau bakal menemani dua mayat, apakah kau tidak takut?"
Oey Yong tertawa meskipun sebenarnya ia risi juga.
"Yang satu kakak seperguruanku, tidak nanti ia mengganggu aku," sahutnya. "Yang satu lagi perwira kantung nasi, hidupnya aku tidak takuti, apapula sesudah dia mati!" Sembari berkata, ia mendupaki jerangkong itu ke pojok Utara, kemudian ia
menghampasr rumput kering. Kemudian lagi ia geser semua semangka, untuk didekati kepada mereka
berdua, supaya gampang diambil dengan mengulur tangan saja.
"Bagus tidak begini?" ia tanya Kwee Ceng akhirnya.
"Bagus!" menjawab orang yang ditanya. "Sekarang mari kita mulai berlatih!"
Oey Yong membantui pemuda itu mengambil tempat duduk di atas rumput, ia sendiri lantas duduk besila di depannya, sedikit di sebelah kiri, darimana, dengan berpaling, ia bisa mengintai ke lobang angin di tembok itu. Untuk girangnya, ia mendapatkan sebuah kaca rasa di sana, dengan perantaraan kaca itu, ia bisa melihat ke luar. Maka itu, ia memuji si pembangun kamar rahasia, yang demikian teliti dengan pembuatan kamarnya itu. Orang sembunyi tapi berbareng orang pun bisa melihat ke luar.
So Kouw duduk seorang diri di tanah sambil tangannya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menggapai kaca ular sutera, mulutnya bergantian ditutup dan dibuka, suaranya perlahan. Oey Yong memasang kupingnya, mendengari, maka tahulah ia, si tolol lagi menyanyikan lagu meninabobokan anak kecil supaya tiudr. Mulanya ia merasa lucu tetapi kemudian ia merasakan suara itu halus dan
mengharukan. Tanpa merasa ia berpikir; "Adakah ini nyanyian ibunya dulu hari untuk ia mendengarinya"
Kalau ibuku tidak telah menutup mata, ibupun akan menyanyikan aku begini rupa"."
"Yong-jie, kau memikirkan apa?" tanya Kwee Ceng mendapatkan orang berdiam saja. "Lukaku tidak berbahaya, kau jangan bersusah hati."
Oey Yong mengusap-usap matanya, ia tertawa.
"Sekarang lekas kau ajari aku caranya menyembuhkan lukamu," ia berkata.
Kwee Ceng menurut, dengan perlahan ia membaca di luar kepala kitab Kiu Im Cin-keng bagian pengobatan luka-luka. Isinya pasal ini menjelaskan luka
disebabkan serangan tenaga dalam, bagaimana ia harus dilawan untuk memulihkan kesehatan.
Cuma mendengar satu kali saja, Oey Yong telah dapat menghapalkan itu. Cuma beberapa bagian yang
kurang jelas, dengan menyakinkan bersama, ia pun akan dapat mengerti. Maka itu, dilain saat, mereka sudah mulai berkatih. Dua orang ini cocok satu sama lain, sebab si pemuda berbakat baik, si pemudi cerdas sekali. Mereka berlatih dengan Oey Yong
mengeluarkan tangan kanannya, yang mana ditahan oleh Kwee Ceng dengan telapakan tangan kirinya, kemudian mereka saling menolak dengan menukar tangan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Latihan ini dilakukan dua jam sekali maka itu, diwaktu beristirahat dengan tangan kirinya Oey Yong
memotong semangka, yang separuh untuk Kwee
Ceng, yang separuh lagi untuknya sendiri. Selagi makan buah itu, tangan mereka yang sebelah
ditempelkan terus satu pada lain.
Sesudah berlatih hingga jam bie-sie, satu atau dua lohor, Kwee Ceng merasakan dadanya sedikit lega, tak pepat seperti semula. Terang itu tanda telah
berjalannya hawa hangat dari tangann Oey Yong, yang masuk ke dalam tubuhnya sendiri. Dengan begitu, rasa nyeri di pinggangnya turut berkurang juga. Hal ini membuatnya girang, hingga ia jadi berlatih semakin bersungguh-sungguh.
Ketika tiba pada istirahat yang ketiga kali, dari lobang di atas terlihat masuknya sinar matahari yang lemah.
Itulah tanda dari telah datangnya sang sore. Cuaca jadi semakin guram. Denga berlalunya sang tempo, Kwee Ceng merasa semakin lega pernapasannya, dan Oey Yong pun bertambah segar. Dengan begitu,
mereka bisa melewati tempo beristirahat itu dengan memasang omong.
Tidak lama keduanya hendak mulai latihannya terlebih jauh, kuping mereka mendapat dengar suara berlari-lari keras ke arah rumah makan dan berhenti di depan pondokan. Setelah itu terdengar masuknya beberapa orang, sebagaimana itu ternyata dari tindakan kaki mereka yang ramai.
"Lekas sediakan nasi dan lauk pauknya!" begitu terdengar satu suara keras dan kasar. "Tuan-tuan besarmu sudah kelaparan hingga mau mati"."
Kwee Ceng dan Oey Yong saling mengawasi. Mereka mengenali suaranya Sam tauw-kauw Hauw Thong
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Hay. Si nona lantas mengintai dari liang kecil di tembok di sisinya. Sekarang ia mendapat kepastian itulah rombangan musuh mereka sebab mereka
adalah Wanyen Lieh bersama Yo Kang, Auwyang
Hong, Pheng Lian Houw, Nio Cu Ong dan See Thong Thian. Sa Kouw tidak kelihatan, setahu mana perginya si tolol itu.
Hauw Thong Hay menghajar meja kalang kabutan, masih tidak ada suara penyahutan untuknya.
Pheng Lian Houw dan Nio Cu Ong memperhatikan
rumah itu, lalu mereka mengerutkan kening mereka.
"Tidak ada orang di sini?" kata Cu Ong.
"Kalau begitu, biarlah pada pergi ke kampung untuk membeli makanan!" kata Thong Hay, ia mendongkol tetapi ia sudi gawe.
Pheng Lian Houw tertawa, dia kata: "Hebat kawanan Gie-lim-kun itu, mereka ada kawanan kantung nasi tetapi mereka bisa telasap-telusup di segela tempat, mereka membuatnya arwah-arwah pun tak man,
hingga sekarang kitalah yang untuk satu hari lamanya tak dapat gegares! Ongya adalah orang Utara tetapi ongya ketahui di sini ada ini dusun sunyi senyap.
Hebat!" Wanyen Lieh tahu orang mengangkat-angkat padanya tetapi ia tidak jadi kegirangan hingga terkentarakan pada air mukanya, sebaliknya, ia nampak masgul.
"Pada sembilanbelas tahun yang lalu, pernah aku datang ke mari," katanya sambil menghela napas.
Orang melihat wajah pangeran ini, yang agaknya berduka, mereka heran. tentu sekali mereka tidak tahu,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pada sembilanbelas tahun yang lampau itu, di situ Pauw Sek Yok telah menolongi jiwanya dari ancaman bahaya maut.
Mereka ini tidak usah menanti lama atau Hauw Thong Thay telah kembali bersama arak dan barang
makanan, maka Pheng Lian Houw segera menuangi arak untuk mereka masing-masing, kemudian ia
berkata pada si pangeran: "Hari ini ongya mendapatkan surat wasiat, itulah bukti yang Negara Kim yang terbesar bakal menggentarkan pengaruhnya di kolong langit, dari itu kami semua hendak memberi selamat kepada ongya! Saudara-saudara mari minum!"
Ia pun mengangkat cawanya, untuk cegluk kering isinya.
Nyaringnya suara Pheng Lian Houw ini, Kwee Ceng dari tempatnya sembunyi dapat mendengar itu.
Pemuda ini menjadi terkejut.
"Kalau begitu berhasillah mereka mencuri surat wasiat Gak Ongya!" pikirnya.
Begitu ia berpikir demikian begitu ia merasakan napasnya sesak.
Oey Yong terkejut. Kagetnya si pemuda ia dapat merasakan pada tangannya, yang terus menempel sama tangannya si pemuda itu. Ia mengerti sebabnya gangguan itu. Itulah berbahaya untuk si anak muda.
Maka lekas-lekas ia geser kepalanya, untuk mendekati kuping orang untuk berbisik: "Ingat kesehatanmu!
Mereka dapat mencuri pulang! Asal gurumu yang kedua turun tangan, lagi sepuluh surat wasiat pun ia dapat curi!"
Kwee Ceng anggap kata-kata itu benar. Ia mengetahui
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
baik kepandaiannya gurunya yang nomor dua itu ialah Biauw Ciu Sie-seng Cu Cong si Mahasiswa Tangan Lihay. Maka itu ia berdaya untuk menentramkan diri, tak suka ia mendengari lebih jauh pembicaraan mereka itu. Ia meramkan kedua matanya.
Oey Yong mengintai pula, justru Wanyen Lieh
mengangkat cawan araknya. Habis mencegluk,
pangeran ini kata dengan gembira: "Semuanya siauw-ong mengandal kepada tuan-tuan. Jasa Auwyang
Sianseng ialah yang nomor satu! Jikalau tidak sianseng mengusir bocah she Kwee itu pastilah kita mesti bekerja lebih sulit lagi."
Auwyang Hong tertawa kering, suaranya bagaikan cecer pecah. Kwee Ceng berdenyut hatinya
mendengar tertawanya orang itu.
Oey Yong pun bingung, hingga ia berkata seorang diri.
"Berterima kasih kepada langit dan bumi, biarlah ini makhluk berbisa tua bangka jangan ngoceh lebih lama di sini, bisa-bisa engko Ceng nanti bercelaka karenanya?"
"Tempat ini sangat mencil dan sunyi," berkata Auwyang Hong, "Tidak nanti tentara Song dapat menyusul kita sampai di sini. Sebenarnya apa itu surat wasiat Gak Bu Bok, baiklah kita sama melihatnya, untuk menambah pemandangan kita."
Sembari berkata, ia merogoh sakunya untuk
mengeluarkan itu kotak batu, yang mana ia letaki di atas meja. Di mulut See Tok mengatakan demikian, di dalam hatinya ia sudah mengambil kepastian apabila ia mendapatkan surat wasiat itu berfaedah, hendak ia merampasnya untuk menjadi miliknya sendiri, kalau itu hanya ilmu perang biasa, yang baginya tak ada pentingnya, suka ia mengalah dan menyerahkannya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kepada Wanyen Lieh, dengan begitu ia menjadi
berbuat jasa untuk pangeran itu?".
Sejenak itu, semua mata diarhkan kepada kotak batu itu.,
Oey Yong melihat semua itu, segera otaknya bekerja.
"Cara apa aku mesti ambil untuk dapat memusnahkan surat wasiat itu?" demikian pikirnya. "Kemusnahan adalah yang terlebih baik daripada surat wasiat itu jatuh ke dalam tangannya ini manusi-manusia jahat dan berbahaya".!"
Lalu terdengar suaranya Wanyen Lieh: "Ketika siauw-ong memeriksa surat peninggalannya Gak Hui itu, yang bunyinya seperti teka-teki, lalu itu dihubungi sama catatan hikayat beberapa kaisar di dalam istananya kaisar she Tio itu, maka tahulah siauw-ong surat wasiat ini disimpan di Cui Han Tong, di simpan di dalam kotak batu yang berada limabelas tindak di arah Timurnya. Buktinya sekarang, duagaanku itu tidak salah. Aku mau percaya, tak ada orang yang ketahui kenapa telah terjadi pengacauan kita di dalam istana semalam?".."
Kelihatannya pangeran ini sangat puas, lebih-lebih setelah kembali orang memuji padanya.
Wanyen Lieh mengurut kumisnya.
"Anak Kang, kau bukalah kotak itu!" ia memerintah.
Yo Kang menurut perintah. Ia maju, menghampirkan.
Lebih dulu ia menyingkirkan segelannya kotak, habis itu ia membuka tutupnya. Maka ke dalam situ
menyorotlah sinar matanya semua orang. Apa yang dilihat membuatnya semua hadiran menjadi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tercengang bahna herannya, sehingga untuk sesaat itu tak ada seorang jua yang dapat membuka suaranya.
Semua mata diarahkan tajam ke dalam kotak batu, yang diharap isinya istimewa, siapa tahu kotak itu ternyata kosong melompong, tidak ada serupa benda juga di dalam situ, jangan kata surat wasiat tentang siasat perang, sehelai kertas kosong pun tidak kedapatan.
Oey Yong tidak dapat turut melihat isinya kotak, tetapi ia melihat tegas wajah semua orang, maka maulah ia menduga untuk kosongnya kotak itu. Diam-diam ia bersyukur.
Wanyen Lieh menjadi sangat lesu, ia duduk dengan memegangi meja, sebelah tangannya menunjang
janggut. Ia berpikir keras sekali. Di dalam hatinya ia kata: "Aku telah memikir matang, aku menduga surat wasiat itu berada di dalam kotak ini, kenapa surat itu tak ada sekalipun bayangannya?" begitu ia memikir demikian, begitu ia mendapat pikiran, wajahnya pun menjadi bercahaya saking gembiranya. Ia sambar kotak itu, terus ia bertindak ke cimchee, di sini dengan tiba-tiba ia banting kotak ke lanti batu!
Dibarengi suara nyaring, kotak itu pecah menjadi beberapa keping.
Oey Yong cerdas, kupingnya lihay, dari suara
pecahnya kotak itu, ia mendapat tahu kotak
sebenarnya terdiri dari dua lapis, artinya ada lapisan dalamnya.
"Ah, siapa sangka kotak ini ada lapisannya?" katanya di dalam hati. Ia dapat menduga demikian, tetapi bukannya ia girang karena dugaannya itu tepat, ia justru menjadi masgul. Percuma menduga dengan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berhasil, ia sendiri tidak bisa muncul untuk
mendapatkan kepastian. Tapi ia tak usah bergelisah lama-lama, atau Wanyen Lieh tertampak sudah
kembali ke mejanya seraya berkata: "Aku sangka kotak itu ada lapisan dalamnya, tak tahunya isinya tidak?" Ia lesu sekali.
Lian Houw semua heran, mereka ramai membicarakan kotak itu.
"Ah, siapa sangka!" pikir Oey Yong, hatinya lega, hingga di dalam hatinya ia tertawai mereka itu. Ia berbisik pada Kwee Ceng, akan memberitahukan
Wanyen Lieh belum berhasil memdapatkan surat
wasiatnya Gak Hui. Kwee Ceng pun lega hatinya mendengar keterangan itu.
"Aku lihat kawanan penjahat ini belum mati hatinya, meski mereka bakal pergi pula ke istana," Oey Yong mengutarakan dugaannya. Karena ini ia menjadi berkhawatir untuk gurunya, yang masih berada di dapur istana. Ada kemungkinan guru itu bakal
diperogoki. Benar di sana ada Ciu Pek Thong yang melindungi tetapi Pek Thong bangsa berandalan, yang edan-edanan.
Jitu juga dugaanya nona Oey ini. Segera terdengar suaranya Auwyang Hong: "Keggagalan kita ini tak berarti banyak, sebentar malam kita pergi pula ke istana, untuk mencari terlebih jauh!"
"Malam ini tak dapat," Wanyen Lieh mencegah. "Tadi malam keadaan kacau sekali, tentu karenanya
penjagaan diperkeras."
"Memang penjagaan tetap dilakukan, itu pun tidak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berarti," berkata Auwyang Hong. "Ongya bersama sie-cu malam ini tak usah turut, baiklah ongya berdua beristirahat di sini bersama keponakanku."
"Dengan begitu kembali siauw-ong membikin sianseng bercapai lelah," kata pangeran Kim itu sambil memberi hormat. "Baiklah siauw-ong menanti kabar baik saja."
Pembicaraan mereka berhenti sampai di situ. Habis bersantap Wanyen Lieh merebahkan diri di hamparan rumput, ditemani putra angkatnya dan Auwyang
Kongcu, dan Auwyang Hong bersama yang lainnya lantas pergi memasuki kota, untuk menyerbu ke istana.
Wanyen Lieh tak dapat tidur, ia golek-golek saja. Ia memikirkan surat wasiat dan kepergian sekalian pahlawannya itu. Ia merasa tidak enak waktu
kupingnya mendengar seekor anjing kampung
membaung dan mengulun, suaranya sangat
menyedihkan, tak sedap masuk ke kupingnya. Ia menjadi tak tentram dan masgul.
Belum lama pada pintu terdengar suara. Rupanya daun pintu ada yang tolak, sebab segera terlihat masuknya satu orang. Ia menggeraki tubuhnya, buat bangun berduduk, tangannya memegang gagang
pedang. Yo Kang telah berlompat ke belakang pintu,
menyembunyikan diri, bersiap sedia.
Yang datang itu satu nona dengan rambut riap-riapan, mulutnya memperdengarkan nyanyian perlahan. Ia menolak pintu untuk masuk terus.
Dialah Sa Kouw, yang tadi pergi bermain di rima dekat rumahnya dan sekarang baru kembali. Ia melihat ada orang asing di rumahnya itu, ia tidak mengambil
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mumat, langsung ia pergi ke tumpukan rumput tempat ia bisa tidur. Begitu ia merebahkan dirim segera terdengar suara napasnya menggeros.
Melihat bahwa orang ada seorang nona dusun yang tolol, Yo Kang tertawa sendirinya dan terus ia tidur pula.
Wanyen Lieh tetap berpikir, masih ia tak dapat pulas.
Maka kemudian ia bangun, untuk nyalakan sebatang lilin, yang ia letaki di atas meja. Ia mengeluarkan sejilid buku, untuk dibaca, dibolak-balik lembarannya.
Selama itu, Oey Yong terus menginta dari lubang temboknya. Kebetulan ia menampak seekor selaru terbang memutari api, lalu menyerbu, maka
terbakarlah sayapnya dan robohlah tubuhnya di atas meja.
Wanyen Lieh jumput selaru itu.
"Jikalau Pauw-sie hujinku ada di sini, pastilah kau bakal ditolong diobati," berkata ia dengan perlahan. Ia pun lantas mengeluarkan sebuah piasu kecil serta satu ples kecil berisi obat, ia pegang itu di kedua tangannya, untuk dibuat main. Ia nampaknya sangat berduka.
Oey Yong menepuk perlahan pundaknya Kwee Ceng, ia memberi isyarat supaya pemuda itu melihat
kelakuan si pangeran . Kwee Ceng lantas mengintai, akan dilain saat ia menjadi gusar sekali. Samar-samar ia ingat, piasu dan obat itu kepunyaan Pauw Sek Yok, ibunya Yo Kang.
Semasa di dalam istana Chao Wang, Sek Yok pernah menggunai itu mengobati lukanya seekor kelinci.
Selagi ia mengawasi terus, ia dengar pangeran itu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berkata seorangd iri dengan perlahan: "Pada sembilanbelas tahun dulu di kampung ini yang buat pertama kali aku bertemu denganmu". Ah, aku tidak tahu, sekarang entah bagaimana dengan rumahmu yang dulu itu?"
Habis berkata pangeran itu berbangkit, ia ambil lilinnya, terus ia jalan keluar pintu.
Kwee Ceng berdiam. "Mustahilkah kampung ini kampung Gu-kee-cun, kampung halamannya ayah dan ibuku?" ia menanya dirinya sendiri. Ia lantas pasang mulutnya di kuping Oey Yong, untuk menanyakan.
Oey Yong mengangguk. Tiba-tiba Kwee Ceng merasakan dadanya goncang, darahnya berjalan keras, hingga tubuhnya bergerak-gerak karenanya.
Tangan kanan Oey Yong menempel sama tangan kiri anak muda itu, ia merasakan goncangan keras dari hatinya si anak muda, ia menjadi berkhawatir.
Goncangan itu bisa mencelakai anak muda ini. Lekas-lekas ia ulur tangan kanannya, akan ditempel dengan tangan kiri orang, terus ia mengerahkan tenaganya menekan.
Kwee Ceng pun turut menekan, ini justru ada baiknya.
Dengan begitu, perhatiannya terpusatkan pula, tak terbagi dengan perasaan yang menggoncangakan hati itu. Perlahan-lahan hatinya menjadi tenang kembali.
Tidak lama tertampak sinar api, lalu Wanyen Lieh bertindak masuk sambil menghela napas panjang.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kwee Ceng mengawasi dengan tenang. Sekarang ia dapat menguasai dirinya. Oey Yong dapat merasai ketenangan hati kawannya ini, ia membiarkan si kawan terus mengintai, cuma sebelah tangan dia itu tetap ia tempel sama tangannya sendiri.
Sekarang ini tangan Wanyen Lieh memegang sebuah senjata berwarna hitam. Itulah bukannya golok, bukannya kampak. Dengan bengong si pangeran
mengawasi senjata itu di samping api lilin. Sekian lama, ia mengasih dengar pula suaranya yang


Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

perlahan: "Rumah keluarga Yo rusak hingga tak ketinggalan sepotong genteng juga. Keluarga Kwee masih meninggalkan tombak pendek yang dulu hari dipakai Kwee Siauw Thian"."
Hati Kwee Ceng tercekat mendengar nama ayahnya disebut oleh musuh yang telah membunuh ayahnya itu. Lantas saja ia berpikir, "Jahanam ini terpisah dari aku tak ada sepuluh tindak, dengan sebuah pisau belati dapat aku menimpuk mampus padanya"."
Terus dengan tangan kanannya ia menanya: "Yong-jie, dengan sebelah tanganmu dapat kau memutar
membuka daun pintu?"
"Jangan!" mencegah si nona, yang dapat menerka maksud orang. "Gampang untuk membunuh dia tetapi dengan begitu orang menjadi mendapat tahu tempat sembunyi kita ini".."
"Dia"dia memegangan senjatanya ayah aku?" kata Kwee Ceng, suaranya menggetar.
Seumurnya Kwee Ceng belum pernah melihat wajah ayahnya, ia cuma mengetahuinya sebagian dari
penuturan dan lukisan ibunya, yang lain berkat kekhawatiran hatinya memikir ayahnya itu, yang ia bayangi. Ia memuja sangat ayahnya itu. Maka itu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
melihat ujung tombak ayahnya, hatinya goncang keras kerana kebencian dan kemarahannya yang hebat.
Oey Yong mengalami kesulitan. Memang susah untuk membujuki pemuda ini. Tapi ia mencoba. Ia berbisik pula ke telinga si anak muda: "Ibumu dan Yong-jie menghendaki hidupmu?"
Kata-kata ini besar pengaruhnya. Kwee Ceng terkejut, terus ia menyimpan pula pisau belatinya di
pinggangnya. Ia kembali mengintai. Wanyen Lieh telah merebahkan kepalanya di meja.
Pemuda itu menghela napas. Bukankah ia tak dapat membalas sakit hati ayahnya" Karena lesu, ia lalu bersemadhi lebih jauh. Tapi, belum lagi ia
menyingkirkan matanya dari lubang angin, ia melihat seorang duduk di tumpukan rumput. Di dalam kaca, tak terlihat mukanya dia itu yang terkurung sinar api.
Hanya setelah ia berbangkit berdiri dan mendekati Wanyen Lieh, akan emngambil peles obat dan pisau kecil tadi, selagi memutar tubuh, dia dapat dikenali sebagai Yo Kang.
Untuk sesaat Yo Kang memandangi bengong kepada peles obat dan pisau kecil itu, kemudian dari sakunya ia mengeluarkan sebuah tombak. Ia pun mengawasi tombak itu. Tidak lama ia berdiam, berbareng sama berubahnya air mukanya, ia menjumput tombak
pendek yang terletak di tanah, dengan itu ia menikam ke arah punggungnya Wanyen Lieh.
Kwee Ceng melihat itu, girang hatinya. Ia mengerti, Yo Kang tentu mengingat ayah dan ibunya dan sekarang hendak menuntut balas. Asal tombak itu dikasih turun habis sudahlah jiwa pangeran Kim itu. Tapi, tangan Yo Kang terangkat naik terus berdiam, tidak terus dikasih turun, untuk menikam. Lewat beberapa saat, tangan itu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pun diturunkan tanpa tikaman.
"Bunuh, bunuhlah!" Kwee Ceng berseru-seru di dalam hatinya. "Sekarang kalau kau tidak turun tangan, kau hendak menunggu sampai kapan lagi?" Lalu ia menambahkan: "Jikalau kau menikam, kau tetap saudaraku yang baik, urusanmu di dalam istana sudah menikam aku, akan aku bikin habis saja."
Tangan Yo Kang gemetaran, tangan itu dikasih turun perlahan sekali, maka kemudian, tombak itu
menggeletak pula di tanah"
"Anak haram!" Kwee Ceng mendamprat di dalam hatinya. Ia menyesal dan mendongkol sekali.
Yo Kang meloloskan bajunya yang panjang, ia pakai itu untuk menutupi tubuhnya Wanyen Lieh, rupanya ia takut ayah angkat itu masuk angin.
Kwee Ceng lantas melengos. Tak sudi ia mengawasi terlebih lama lagi. Ia sungguh tak mengerti sikapnya Yo Kang ini.
"Jangan bergelisah tidak karuan," Oey Yong menghibur. "Jangan keburu nafsu. Setelah kau sembuh, meski jahanam ini lari ke ujung langit, kita akan kejar padanya!"
Kwee Ceng mengangguk, setelah mana ia berlatih terus.
Ketika sang fajar datnag, beberapa ekor ayam jago kampung mengasih dengar keruyuk mereka saling sahut, dilain pihak muda-mudi itu sudah berlatih tujuh rintasan hingga mereka merasakan tubuh mereka segar sekali.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Oey Yong menunjuki telunjuknya.
"Telah lewat satu hari!" katanya sambil tertawa. Ia puas dengan selesainya latihan hari pertama itu.
Bab 49. Pertempuran di dalam rumah makan
"Sungguh berbahaya!" kata Kwee Ceng perlahan.
"Jikalau tidak ada kau, tidak dapat aku mengendalikan diri, dan itu artinya bahaya?"."
"Masih ada enam hari dan enam malam, kau mesti janji akan dengar kata aku," kata si nona.
"Kapannya pernah aku tidak dengar kau?" Kwee Ceng menanya sambil tertawa.
Oey Yong tersenyum, lalu ia miringkan kepalanya.
"Nanti aku berpikir," katanya.
Dari atas mulai bersorot sinar matahari, maka terlihatlah muka Oey Yong yang merah dadu, yang cantik manis, sedang dilain pihak, Kwee Ceng tengah memegangi tangan orang yang halus lemas, tanpa merasa, dadanya memukul. Maka lekas-lekas ia
menenangi diri, walaupun begitu, mukanya merah. Ia jengah sendirinya.
Sejak mereka bertemu dan bergaul, belum pernah Kwee Ceng memikir seperti sekali ini terhadap si nona, dari itu ia menyesal sendirinya dan menyesali dirinya juga.
"Eh, engko Ceng, kau kenapa?" tanya Oey Yong. Ia heran menampak perubahan mukanya si anak muda.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku bersalah, mendadak saja aku memikir"..aku memikir"."
Pemuda itu tunduk, perkataannya berhenti sampai di situ.
"Kau memikirkan apa sebenarnya?" si nona menanya pula.
"Tetapi sekarang aku sudah tidak memikir pula."
"Tadinya kau memikir apa?"
Kwee Ceng terdesak. "Aku memikir untuk merangkulmu, menciummu.."
karena terpaksa ia mengaku. Sebagai seorang jujur, tak dapat ia berdusta.
Mukanya si nona bersemu merah. Ia berdiam. Justru itu ia nampak semakin menggiurkan.
Melihat orang diam saja dan bertunduk, Kwee Ceng menjadi tak enak hati.
"Yong-jie, kau gusarkah?" ia menanya. "Dengan memikir demikian, aku jadi buruk seperti Auwyang Kongcu?""
Tiba-tiba si nona tertawa.
"Tidak, aku tidak gusar!" sahutnya. "Aku hanya memikir, di belakang hari, kau akhirnya bakal merangkul aku, mencium aku, bahwa aku bakal jadi istrimu!"
Mendapat jawaban itu, lega hatinya Kwee Ceng.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Engko Ceng," kemudian si nona tanya. "Kau memikir untuk mencium aku, adakah hebat pikiranmu itu?"
Kwee Ceng hendak memberikan jawabannya ketika ia menundanya. Tiba-tiba terdengar tindakan kaki cepat dari dua orang, yang terus masuk ke dalam rumah makann disusuli suara nyaring dari Hauw Thong Hay:
"Aku telah bilang, di dunia ini ada setan, kau tidak percaya!"
"Apakah itu setan atau bukan setan?" terdengar suaranya See Thong Thian. "Aku bilang padamu, kita sebenarnya bertemu dengan seorang pandai!"
Oey Yong lantas saja mengintai, maka ia melihat muka Huaw Thong Hay berbelepotan darah dan bajunya See Thong Thian robek tidak karuan.
Melihat dua saudara seperguruan itu rudin demikian, Wanyen Lieh dan Yo Kang menjadi heran. Mereka lantas menanyakan sebabnya.
"Nasib kita buruk," menyahut Hauw Thong Hay. "Tadi malam di dalam istana kita bertemu hantu, sepasang kuping aku si Lao Hauw telah kena ditabasnya
kutung?" Wanyen Lieh melihat kupingnya Thong Hay itu, benar lenyap dua-duanya. Ia menjadi heran sekali.
"Masih ngoceh saja!" See Thong Thian menegur.
"Apakah kita telah tidak cukup memalukan"!"
Thong Hay takut kepada kakak seperguruannya itu, tetapi ia melawan.
"Aku melihat tegas sekali," katanya, membela. "Satu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
setan hakim yang mukanya biru kumisnya merah
seperti cusee sudah berpekik seraya menubruk aku, begitu aku menoleh, sepasang kupingku tahu-tahu sudah lenyap. Hakim itu mirip benar dengan patung hakim di dalam kuil, kenapa dia bukannya hakim neraka tulen?"
See Thong Thian pun menerangkan, ia cuma
bertempur tiga jurus dengan hamkin neraka itu lantas pakaiannya kena disobek rubat-rubit seperti itu.
Mereka itu menjadi heran tanpa pemecahan, dari itu mereka cuma dapat menduga-duga. See Thong Thian percaya ia berhadapan sama satu jago Rimba
Persilatan yang lihay, maka itu ia menyangsikan hantu, tetapi ia pun tidak bisa membuktikan kesangsiannya itu.
Ketika Auwyang Kongcu ditanya, mungkin ia ketahui sesuatu, ia pun menggeleng kepala.
Tengah mereka ini berdiam dengan terbenam dalam keheranan itu, terlihat baliknya Leng Tie Siangjin bersama Pheng Lian Houw dan Nio Cu Ong bertiga.
Mereka datang saling susul, keadaan mereka juga tidak karuan.
Leng Tie Siangjin dengan kedua tangannya tertelikung ke belakang dengan rantai besi. Pheng Lian Houw dengan muka bengkak dan matang biru mungkin
bekas digaploki pulang pergi. io Cu Ong lebih lucu lagi, ialah kepalanya sudah dicukur licin mirip dengan kepalanya seorang paderi!
Mereka ini, katanya, begitu lekas mereka memasuki istana, akan mencari surat wasiatnya Gak Hui, telah bertemu hantu. Masing-masing bertemu sama hantu sendiri, ialah satu hantu Bu Siang Kwie, satu malaikat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Oey Leng Koan, dan satu lagi toapekkong tanah.
Nio Cu Ong pulang dengan mulutnya memaki kalang-kabutan seraya tangannya mengusap-usap kepalanya yang gundul licin itu. Pheng Lian Houw dapat
menguasi diri, ia berdiam saja. Leng Tie Siangjin tertelikung hebat sekali, rantai melibat keras kulit dan dagingnya. Pheng Lian Houw mesti mesti bekerja sekuat tenaganya, baru rantai itu dapat diloloskan, karena itu lengan orang suci dari Tibet itu jadi berdarah. Mereka ini saling mengawasi saja. Mereka percaya sudah bertemu sama musuh lihay, maka itu terpaksa mereka menutup mulut.
"Kenapa Auwyang Sianseng masih belum kembali?"
tanya Wanyen Lieh sesudah mereka itu membungkam sekian lama.
"Setahu dia pun bertemu hantu atau tidak?"
"Auwyang Sianseng sangat lihay, umpama kata ia juga bertemu hantu, tidak nanti ia dapat dikalahkan,"
berkata Yo Kang. Mendengar jawaban Yo Kang ini, Pheng Lian Houw jengah sendirinya.
Oey Yong melihat dan mendengar semua
pembicaraan mereka, ia puas sekali.
"Aku telah membelikan topeng pada Ciu Toako, siapa tahu sekarang ia telah perlihatkan pengaruhnya,"
katanya dalam hati. "Inilah diluar sangkaanku. Hanya entahlah si tua bangka yang berbisa itu bertemu dengannya atau tidak?"
Nona ini menoleh kepada Kwee Ceng, ia dapatkan si anak muda lagi berlatih terus, maka ia pun menemani.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Pheng Lian Houw semua sudah lapar sekali, dari itu repotlah mereka membelah kayu untuk menyalakan api, untuk membeli beras dan memasak nasi. Hauw Thong Hay pergi mencari mangkok, di dapur ia melihat itu mangkok besi, ketika ia angkat itu, tidak bergerak, Ia heran hingga ia berseru. Lagi sekali ia menarik dengan mengerahkan tenaganya, tetap ia tak berhasil.
Oey Yong yang berada di dalam kamar dapat
mendengar suara Thong Hay itu. Ia terkejut. Ia tahu ancaman bahaya apabila kamar itu ketahuan orang-orang di luar itu, justru merekalah rombongan musuh.
Tidak saja mereka berjumlah besar dan semuanya lihay, Kwee Ceng sendiri tak dapat menggeraki tubuhnya. Maka itu ia cemas hati, ia menjadi bingung.
See Thong Thian mendengar suara Thong Hay, ia mengatakan adik seperguruannya itu berisik saja. Adik ini penasaran.
"Kalau begitu, kaulah yang mengambilnya!" katanya sengit.
Thong Thian menghampirkan, ia mencoba
mengangkat. "Ah"!" serunya heran. Ia pun tak berdaya.
Berisiknya mereka ini membikin Pheng Lian Houw datang mendekati. Ia mengawasi mangkok itu.
"Pasti ini ada rahasianya," bilangnya kemudian. "See Toako, coba kau memutarnya ke kiri atau ke kanan."
Oey Yong kaget bukan main. Ia serahkan pisau
belatinya kepada kwee Ceng, ia sendiri memegangi tongkatnya Ang Cit Kong. Justru itu ia melihat tulang-
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
belulang di pojokan, tiba-tiba ia mendapat pikiran. Ia lantas mabil kedua buah tengkorak, ia belesaki itu ke dalam buah semangka.
See Thong Thian di luar kamar sudah bekerja,
diputarnya mangkok besi itu membuat pintu rahasia terbuka. Melihat itu, Oey Yong lantas bekerja. Ia riap-riapakan rambutnya hingga terurai tidak karuan dimukanya, tangannya memegang semangka
bertengkorak itu, ia ajukan ke depan, mulutnya memperdengarkan suara meniru hantu.
Hauw Thong Hay yang pertama melihat setan
"berkepala dua" itu, ia kaget bukan main. Bukankah mereka itu baru saja diganggu hantu" Maka itu ia menjerit keras dan lari ngiprit. Perbuatannya ini dituruti yang lainnya, yang hatinya menjadi ciut. Hingga disitu tinggal Auwyang Kongcu seorang, yang rebah di atas rumput tanpa bergerak.
Oey Yong tertawa lebar, lalu ia menghela napas lega.
Lekas-lekas ia menutup pula pintu rahasianya.
Sekarang ia mesti berpikir keras, untuk mencari lain jalan guna menyelamatkan diri. Sebagai orang-orang kangouw lihay, mesti Thong Hay beramai bakal datang pulang.
Selagi si nona berpikir, ia mendengar suara pintu depan dibuka, lalu satu orang bertindak masuk. Ia menjadi berkhawatir sekali. Ia lantas mencekal tempulingnya dan tongkatnya diletaki di sampingnya.
Begitu lekas pintu dibuka dan orang terlihat, hendak ia mendahului menimpuk dengan tempuling itu.
Tidak lama terdengarlah suara halus tapi nyaring memanggil-manggil tuan rumah.
Oey Yong menjadi heran. Itulah suara wanita. Lekas-
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lekas ia mengintai. Tidak keliru pendengarannya itu.
Orang yang baru datang itu benar seorang wanita, yang terus berduduk di sebuah kursi. Dia berdandan indah seperti seorang nona hartawan. Karena ia menghadapi kaca, mukanya tidak kelihatan.
Selang sesaat, kembali nona itu memanggil-manggil tuan rumah, yang jawabannya tak juga kunjung tiba.
Oey Yong menjadi heran. Ia ingat sekarang suara nona itu.
"Dia toh Nona Thia dari Poo-ceng?" katanya dalam hati.
Kebetulan itu waktu si nona berpaling. Maka heran dan giranglah Nona Oey ini.
Tidak salah, nona itu ialah Thia Yauw Kee. Maka ia menduga-duga sekarang, kenapa nona itu bisa berada di tempat ini.
Sementara itu Sa Kouw, yang tidur layap-layap, bangun juga atas panggilan si nona. Ia
menghampirkan. "Tolong bikinkan aku barang makanan," nona Thia minta.
Si tolol menggeleng kepala, tandanya tak ada barang makanan, tetapi justru itu, hidungnya mencium bau nasi baru matang, sambil menoleh, ia lari ke dapur.
Untuk herannya ia menampak nasih putih di dalam tempulo. Itulah nasi Wanyen Lieh beramai. Ia menjadi girang sekali. Tanpa cari tahu darimana datangnya nasi itu, ia menyendoki satu mangkok untuk nona tetamunya, ia sendiri turut dahar pula.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tidak biasa, nona Thia dahar tanpa lauk pauknya, nasi itu pun nasi keras, maka itu baru beberapa suap, ia sudah meletaki mangkok serta sumpitnya.
Sa Kouw sendiri memakan habis tiga mangkok,
setelah mana ia menepuk-nepuk perutnya, romannya menandakan ia sangat puas.
"Nona aku numpang tanya," nona Thia menanya.
"Tahukah kau dusun Gu-kee-cun dari sini berapa jauh lagi?"
"Gu-kee-cun?" menyahut si tolol. "Ini justru Gu-kee-cun. Hanya aku tak tahu berapa jauh terpisahnya.."
Nona Thia itu agaknya likat, mukanya menjadi
bersemu dadu, kepalanya terus ditunduki dan
tangannya membuat main ujung bajunya.
"Oh, kiranya inilah Gu-kee-cun!" katanya kemudian.
"Sekarang aku hendak tanyakan kau tentang satu orang, apakah kau tahu".kau tahu".."
Sa Kauw tidak menanti hingga orang mengucapakan habis pertanyaannya, ia menggoyang-goyang
kepalanya, terus ia berlari keluar.
Oey Yong sendiri, yang mendengar pertanyaan nona Thia jadi berpikir.
"Ah, siapakah yang ia cari di sini" Ya, ia muridnya Sun Put Jie, mungkin ia dititahkan guru atau paman gurunya mencari Yo Kang yang ada muridnya Khu Cie Kee?"
Sambil berpikir, nona Oey mengawasi nona Thia itu.
Dia duduk dengan toapan, pakaiannya indah dan rapi, tangannya mengusap-usap bunga di samping
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kupingnya. Mukanya pun bersemu merah. Entah apa yang ia lagi pikirkan.
Oey Yong mengawasi terus.
Itu waktu terdengar pula tindakan kaki di luar rumah maka, lalu satu orang muncul sambil memanggil-manggil tuan rumah.
"Sungguh kebetulan!" berkata Oey Yong di dalam hatinya. "Kenapa orang-orang yang kukenal di kolong langit ini justru pada berkumpul di Gu-kee-cun ini?"
Orang baru itu ialah Liok Koan Eng, tuan muda dari Kwie-in-chung. Ia berdiri di muka pintu. Heran ia melihat nona Thia. Ia tidak menegur, hanya kembali ia memanggil tuan rumah.
Nona Thia melihat seorang muda, ia malu dan likat, ia lantas menoleh ke arah lain.
Koan Eng pun heran, hingga ia tanya dirinya sendiri.
"Kenapa ada nona cantik di sini dan dia sendirian saja?" Ia bertindak masuk, terus ke dapur. Ia tidak menemukan siapa juga, maka agaknya ia bernafsu kapan ia mendapat lihat nasi di tempulo.
"Aku lapar, hendak aku minta beberapa mangkok untukku, bolehkah bukan nona?" ia tanya nona Thia.
Yauw Kee menganggap lucu orang minta nasi yang bukan kepunyaannya sendiri, ia tertawa.
"Nasi itu bukan kepunyaanku, kau makanlah!" katanya tertawa.
Tanpa banyak bicara, Koan Eng lantas berdahar. Ia makan dua mangkok.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Terima kasih," katanya kemudian seraya memberi hormat kepada nona Thia. "Sekarang aku mohon menanya, adakah nona ketahui dusun Gu-kee-cun berapa jauh terpisahnya dari sini?"
Nona Oey menjadi bertambah heran, nona Thia pun tak terkecuali.
"Kiranya dia juga mencari dusun Gu-ke-cun," pikir nona Oey.
"Tempat ini justru desa Gu-ke-cun," menyahut Yauw Kee sambil ia membalas hormatnya si anak muda.
Koan Eng menjadi girang. "Bagus!" katanya. "Sekarang aku minta tanya nona tentang satu orang?"
Yauw Kee memikir untuk memberitahukan bahwa ia bukannya penduduk Gu-kee-cun itu, atau ia ingat baiklah ia dengar dulu, siapa yang dicari pemuda ini.
Maka itu ia menanti. "Ada seorang muda she Kee nama Ceng, entah dia tinggal di rumah yang mana di sini?" Koan Eng tanya.
"Apakah ia berada di rumahnya?"
Yauw Kee heran, lebih-lebih Oey Yong.
"Mau apa dia mencari engko Ceng?" putrinya Tong Shia tanya dirinya sendiri.
Yauw Kee tidak menyahut, ia hanya likat hingga mukanya jadi merah, lekas-lekas ia menunduk.
Oey Yong mendapat lihat wajah dan kelakuan orang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
itu, saking cerdiknya ia dapat menerka hari orang.
"Ah, kiranya!" pikirnya. "Engko Ceng telah menolongi dia di Poo-eng, rupanya ia lantas mencintainya secara diam-diam?"
Oey Yong polos dan jujur, ia tidak kenal iri atau cemburu, maka itu mengetahui ada orang yang
mencintai Kwee Ceng, justru ia menjadi girang sekali.
Memang tidak keliru dugaan putrinya Oey Yok Su ini.
Yauw Kee ingat budinya Kwee Ceng. Ia memang
dibantu oleh Lee Seng dan lainnya dari Kay Pang, Partai Pengemis, tetapi mereka bukannya
tandingannya Auwyang Kongcu, tanpa ada pemuda itu, pastilah ia bakal terhina. Melihat Kwee Ceng muda, romannya tampan, dan orang pun jujur, mulia hatinya dan gagah, lantas ia menjadi ketarik dan jatuh hati, maka seperginya pemuda itu, ia ingat dan
memikirkannya tak hentinya. Lama-lama tak dapat ia menguasai dirinya lagi, setelah memikir pergi pulang, pada suatu malam ia pergi secara diam-diam dari rumahnya. Ia mengerti ilmu silat tetapi belum pernah ia melakukan perjalanan seorang diri dan jauh, dia asing dengan segala apa kaum kangouw. Tetapi ia
memberanikan diri. Ia mencari dusun Gu-kee-cun sebab Kwee ceng membilang ia berasal dari dusun itu dengan kotanya Lim-an. Untung nona Thia, karena dandannya indah, di tengah jalan tidak ada orang yang mengganggunya, sampai ia tiba di Gu-kee-cun, hanya ia belum tahu itulah desa yang ia cari itu. Maka itu, ia minta keterangan dari Sa Kouw. Begitu ia mendapat jawaban, ia menjadi likat sendirinya, pikirannya pun kacau.
Dari tempat jauh ia datang, setelah tiba, ia mengharap-harap Kwee Ceng tak ada di rumah"kata ia di dalam
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
hatinya: "Sebentar aku mencuri datang ke rumahnya, setelah melihat dia, aku akan lantas berangkat pulang lagi. Aku tidak boleh membikin dia ketahui datangku ini. Kalau dia melihat aku, aku malu sekali?"
Diluar dugaan Yauw Kee, Koan Eng datang ke situ, dan pemuda ini menanyakan Kwee Ceng. Ia kaget dan heran. Bukankah ia tengah "bersalah?" Ia mau menduga si anak muda telah pecahkan rahasia
hatinya, ia menjadi malu sendirinya. Setelah berdiam sekian lama, ia bangun berdiri, dengan niat
mengangkat kaki. Tapi ia belum sempat ia
mewujudkan itu, sebab mendadak dari sebelah luar mongol satu kepala orang yang romannya jelek. Cepat sekali, kepala itu diperengkatkan. Ia terkejut hingga ia bertindak mundur.
Lekas sekali, kepala dengan muka jelek itu nongol pula, bahkan sekarang ia mengasih dengar suaranya:
"Hantu kepala dua, kalau kau berani, marilah muncul di terangnya matahari! Sam-tauw-kauw Hauw Looya
bersedia untuk melayani kau bertempur!"
Dua-dua Liok Koan Eng dan Thia Yauw Kee menjadi heran. Adakah mereka yang ditantang" Kalau benar, kenapakah"
"Hm!" Oey Yong menagsih dengar suara perlahan.
"Dia toh datang pula!"
Tapi nona ini menjadi berkhawatir untuk keselamatan Yauw Kee dan Koan Eng itu. Terang mereka ini bukan tandingannya rombongan Thong Hay ini. Maka ia pikir baiklah mereka berdua itu lekas mengangkat kaki dari situ. Daya apa dia ada punya"
Memang Thong Hay muncul cepat sekali. Tadi ialah yang kabur lebih dulu, hingga kawan-kawannya turut
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lari. Kawan-kawan itu menyangka munculnya pula si hantu istana, mereka lari jauh. Ia lari belum jauh, lantas ia berhenti, dengan begitu ia jadi ditinggalkan semua kawannya. Ia bertabiat keras, hatinya menjadi panas.
"Hantu itu tak dapat berbuat apa-apa di siang hari bolong!" demikian ia dapat berpikir. "Tidak, aku si Lao Hauw tidaak takut, biar aku balik pula untuk singkirkan hantu itu! Biar mereka itu melihat aku!"
Dengan tindakan lebar, ia kembali ke rumah makan.
Meski begitu, hatinya toh kebat-kebit. Ia heran apabila ia mengintai dan ia dapat melihat Koan Eng dan Yauw Kee. Pikirnya: "Celaka betul, sekarang hantu kepala dua itu mencipta diri jadi setan pria dan setan wanita!
Oh, Lao Huaw, kau mesti waspada!"
Begitulah ia menantang. Koan Eng dan Yauw Kee berdiam sesaat, lantas
mereka tidak memperdulikannya. Mereka menduga lagi berhadapan sama orang yang otaknya tak beres.
Thong Hay menantang dengan sia-sia. Si setan pria dan wanita tidak muncul menyambut tantangannya itu.
Ia jadi lebih percaya bahwa setan tidak munculkan diri diwaktu siang. Karena itu, hatinya menjadi semakin besar. Untuk menyerbu, ia ragu-ragu. Kemudian ia ingat pembilangan bahwa hantu takut sama kotoran manusia atau air kencing.
"Kenapa aku tidak hendak mencoba?" pikirnya Ia pun lantas mengambil keputusan, maka ia pergi akan mencari kakus. Tidak sulit untuk mencari tempat kotoran itu. Di samping rumah makan ada sebuah.
Saking penasaran, ia melupakan segala apa. Untuk membungkus najis itu, ia pakai bajunya ia loloskan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dengan membawa kotoran itu, ia kembali ke rumah makan. Ketika ia sampai, ia lihat kedua setan muda mudi itu lagi berduduk diam. Ia menjadi gusar sekali.
"Hantu yang bernyali besar!" ia lantas membenatk.
"Kau lihat Hauw Looya kamu akan membikin segera memeprlihatkan diri asalmu!" lantas ia bertindak masuk, tangan kirinya mencekal senjatanya bercagak tiga, tangan kanannya membelak bungkusan najis.
Koan Eng dan Yauw Kee terperanjat melihat "si edan"
kembali, mereka melengak. Mereka mengawasi
dengan menjublak. Di sebelah itu, hidung mereka lantas mencium bau busuk yang santar.
Hauw Thong Hay sendiri sudah berpikir, "Aku dengar orang bilang, setan pria kalah jahat dengan setan wanita, sekarang baik aki hajar dulu yang wanita!"
Maka itu, ia menimpuk ke arah Yauw Kee.
Nona Thia ini kaget hingga ia berteriak, ketika ia hendak berkelit, Koan Eng mendahului, menolong ia menangkis serangan dengan sebuah bangku. Hanya hebat tangkisan itu. Bungkusan terhajar jatuh ke lantai, baunya berhamburan, siapa mendapat cium, ia pasti muak.
Thong Hay sendiri sudah lantas berkoak: "Hantu kepala dua sudah pulang ke asalnya!" Dan koakannya ini disusul sama serangannya menikam kepada nona Thia! Dia semberono tetapi ilmu silatnya cukup baik.
Maka itu hebatlah tikamannya ini.
Koan Eng dan Yauw Kee bertambah heran. Mereka sekarang percaya, orang bukan orang edan hanya seorang gagah dari Rima Persilatan.
Tidak ayal lagi, Koan Eng menggunai bangku untuk
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menangkis pula tikaman itu.
"Kau siapa tuan?" ia menanya. Ia tidak mau berlaku tak tahu aturan.
Hauw Thong Hay tidak memperdulikan pertanyaan itu, ia hanya menuruti saja kehendak hatinya. Begitulah ia menyerang beruntun hingga lagi tiga kali.
Dengan terpaksa Koan Eng membela diri, sambil menangkis berulang-ulang, ia masih menanyakan nama orang.
Thong Hay bertempur dengan hati lega. Ia melihat orang mengerti ilmu silat tetapi tidak selihay musuh tadi malam. Karena ini, sekarang ia suka bicara. Ia menyahuti: "Hantu, kau ingin mengetahui namaku supaya kau bisa menggunai jampemu yang
berbahaya" Tidak, tuan besarmu justru tidak hendak memberitahukan namanya!"
Ia menggeraki cagaknya, ia membikin gelangnya bersuara nyaring, lalu ia mengulangi serangannya secara hebat.
Koan Enng segera juga keteter dan terdesak ke tembok. Ia memang kalah gagah dan senjata bangku juga tidak cocok untuknya. Tidak ada ketika untuknya mencabut golok di pinggangnya. Ia terdesak ke tembok di betulan lobang tempat Oey Yong mengintai.


Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Teranglah Hauw Thong Hay telah melihat ketikanya yang baik dengan hebat ia mengirimkan tusukannya.
Masih sempat Koan Eng berkelit, maka itu, ujung senjata musuh menikam ke tembok di samping lobang.
Koan Eng berlaku sebat, belum lagi musuh mencabut senjatanya, ia mendahulukan menghajar dengan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bangkunya. Tapi Thong Hay lihay, matanya awas, gesit gerakannya, sebelah kakinya terangkat naik, mendahului menendang lengan lawannya itu, yang mengenai tepat, sedang dengan tangan kirinya ia membarengi menyerang.
Koan Eng terkejut. Bangkunya terlepas dari
tangannya. Justru itu ia pun mesti berkelit dari serangan tangan kiri. Tengah ia mendak, Thong Hay sudah mencabut senjatanya yang nancap di tembok itu.
Thia Yauw Kee, yang melihat bahaya, lompat kepada Koan Eng, untuk menolongsi si anak muda
menghunus goloknya, untuk diserahkan kepada anak muda itu. "Terima kasih!" kata Koan Eng seraya menyambuti golok dari tangan si nona. Ia kagum untuk kelincahan si nona itu, yang dalam saat genting seperti itu dapat membantu padanya.
Sebab gerakannya Thong Hay, ia sudah menyerang pula. Disaat senjata lawan hampir sampai didadanya, Koan Eng menangkis dengan keras, maka keras juga bentrokan kedua senjata, hingga muncratlah lelatu apinya. Thong Hay merasakan telapakan tangannya sakit.
Pertempuran berlanjut terus, kaki keduanya telah menginjak kotoran. Selama itu Thong Hay bergelisah.
Nyatanya lawannya itu tangguh.
"Perlihatkan diri asalmu!" ia membentak sambil menikam ke arah perut. Itulah pukulan "Menolak peragu menuruti aliran air".
Menampak ilmu silat itu, Koan Eng lompat mundur tiga tindak.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Tahan dulu!" ia berseru. "Kau pernah apakah dengan Kwie-bun Liong Ong?"
Thong Hay melirik dengan tajam.
"Ha, hantu, kau kenal juga nama sukoku!" katanya dingin.
Koan Eng menduga kepada orang gila, yang
menyerang ia kalng-kabutan, atau orang salah
menyangka, tetapi sekarang, mendengar orang
menyebut siri sebagai adik seperguruan dari See Thong Thian, tahulah ia bahwa orang ini datang menuntut balas untuk Hong Ho Su Koay, Empat
Siluman dari sungai Hoang Hoo. Ia jadi hendak membalaskan sakitnya Toat-pek-pian Ma Ceng Hiong.
Karena ini, ia lantas berkelahi semakin hebat.
Tidak lama, kembali Koan Eng kena terdesak, tidak peduli ia berlaku mati-matian.
Yauw Kee dapat melihat si pemuda terancam bahaya.
Mulanya ia berdiam saja di pojokan menyaksikan pertempuran itu, ia pun takut pada kotoran, tetapi sekarang menampak ancaman bahaya itu, tidak dapat ia berdiam terus-terusan. Ia mencabut pedangnya sambil mengajukan diri.
"Jangan takut, akan aku bantu kau!" ia berkata. Ia bahkan segera menikam punggung lawan. Ia murid kepala dari Ceng Ceng Sanjin Sun Put Jie, dari itu ia adalah orang dari kaum Coan Cin Pay.
Majunya nona ini ada dalam dugaan Hauw Thong Hay.
Tidak demikian dengan Koan Eng. Maka pemuda ini menjadi heran berbareng girang, hingga terbangun semangatnya, kalau tadi ia repot membela diri, hingga ia tidak dapat melakukkan penyerangan balasan,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sekarang ia dapat melakukan itu.
Mulanya Thong Hay jeri juga, ia khawatir si nona lihay, tetapi selang beberapa jurus, legalah hatinya. Dia mendapat kenyataan nona ini kurang latihannya. Maka kemudian, walaupun dikepung berdua, ialah yang dapat lebih banyak menyerang.
Oey Yong dari dalam kamar mengikuti terus
pertempuran itu. Ia menjadi berkhawatir. Ia
mengetahui dengan baik, lama-lama muda-mudi itu bisa becelaka di tangan musuh yang telengas ini. Ia berkhawatir sebab ada keinginannya untuk membantui tetapi keinginan itu tidak dapat diwujudkan. Mana bisa ia tinggalkan Kwee Ceng"
"Nona kau pergilah!" berkata Koan Eng kemudian.
"Urusan di sini bukan urusanmu!"
Yauw Kee tak mau mundur. Ia tahu pemuda itu
mengkhawatirkan keselamatanya. Untuk kebaikan hati itu, ia merasa sangat bersyukur. Tentu sekali, tidak dapat ia mengangkat kaki membiarkan kawan itu menghadapi bahaya maut. Maka itu ia menggeleng kepalanya.
"Kita bermusuh, maka itu kau carilah aku sendiri si orang she Liok!" Koan serukan Thong Hay. "Lekas kau membuka jalan untuk nona ini mengundurkan diri!"
Thong Hay tertawa lebar. Sekarang ia telah
memperoleh kepastian muda-mudi ini bukannya hantu atau iblis, hatinya menjadi besar. Ia pun sudah menang di atas angin! Bukankah si nona pun cantik manis"
"Hantu pria aku hendak tangkap, iblis wanita aku hendak bekuk juga!" katanya dingin. Ia mengulangi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
serangannya yang hebat, hanya terhadap Thia Yauw Kee, ia tidak menggunai tenaga sepenuhnya.
Koan Eng menjadi bertambah khawatir.
"Nona lekas kau menyingkir!" ia serukan nona itu. "Aku berterima kasih padamu!"
"Kau she Liok?" tanya si nona perlahan tanpa menghiraukan anjuran orang untuk mengangkat kaki.
"Benar," menyahut Koan Eng. "Nona sendiri she apa dan murid siapakah?"
"Guruku she Sun, orang menyebutnya Ceng Ceng Sanjin," sahut nona Thia. "Aku sendiri"aku?" Ia hendak menyebut namanya tetapi ia malu.
"Nona," berkata Koan Eng. "Akan aku tahan dia, kau pergilah menyingkir! Asal aku dapat menolong jiwaku, nanti aku susul padamu!"
Mukanya Yauw Kee merah. Ia tidak menjawab itu anak muda, hanya ia membentaki lawannya: "Eh, siluman, jangan kau lukakan dia! Katahui olehmu, guruku ialah Sun Cinjin dari Coan CinPay dan dia segera bakal datnag kemrai!"
Nama Coan Cin Pay sangat terkenal, maka
mendengar disebutnya partai itu, hati Thong Hay tercekat. Bukankah Thie-kak-sian Giok Yang Cu Ong Cie It pernah memperlihatkan kepandaiannya di dalam istana Chao Wang" Meski begitu, ia tidak sudi mengasih lihat kelemahannya. Maka itu ia sengaja berseru: "Biarnya tujuh siluman Coan Cit Cit Cu datang kemari, hendak aku membinasakan semuanya!"
"Orang bosan hidup, kau ngaco belo!" mendadak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
terdengar seruan dari arah luar.
Kaget ketiga orang itu, dengan sendirinya mereka pada lompat mundur. Koan Eng khawatir Thong Hay main gila, ia tarik Yauw Kee ke belakangnya, ia lantas berdiri di depan si nona seraya ia bersiap dengan goloknya.
Semua mata mengawasi ke luar. Di ambang pintu berdiri seorang tojin atau imam usia muda, romannya tampan, tangannya mencekal kebutan atau hudtim. Ia bersenyum dingin ketika ia menegaskan pula:
"Siapakah yang membilang hendak membinasakan Coan Cin Cit Cu?"
"Itulah aku Hauw Looya yang membilangnya!" sahut Thong Hay takabur. "Kau mau apa"!"
"Baiklah! Sekarang kau cobalah membunuhnya!"
menantang si imam muda. Kata-kata ini disusul sama gerakan tubuhnya seraya kebutannya mengebut
kemuka si Ular Naga Kepala Tiga.
Ketika itu selesailah Kwee Ceng dengan latihannya, tempo kupingnya dapat mendengar suara berisik di luar kamar itu, ia lantas mengintai.
"Mungkinkah benar imam muda ini anggota Coan Cin Cit Cu?" Oey Yong tanya.
Kwee Ceng segera mengenali imam muda itu, ialah In Cie Peng muridnya Tiang Cun Cu Khu Cie Kee. Dialah yang dua tahun lampau pergi ke Mongolia
menyampaikan surat gurunya kepada Kanglam Liok Koay dan dalam pibu, pertandingan itu, ia kena dikalahkan dia itu. Maka itu, ia beritahukan si nona Oey siapa imam itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Dia pun tak dapat melawan Hauw Thong Hay,"
berkata Oey Yong sambil menggeleng-geleng kepala.
Setelah lewat dua tahun, kepandaiannya In Cie Peng telah bertambah, walaupun demikian, berkelahi sama-sama Liok Koan Eng mengepung Hauw Thong Hay
mereka cuma berimbang saja.
Yauw Kee menonton dengan bengong. Ia terkejut katika ia dipegang oleh Koan Eng dan ditarik ke belakang si anak muda, habis mana anak muda itu menyerang Thong Hay yang menyambuti serangannya In Cie Peng. ia tengah mengusut-usut tangannya itu tatkala ia mendengar suara Koan Eng, "Nona, awas!"
Itulah Hauw Thong Hay, yang menggunai
kesempatannya akan membokongi si nona, yang ia tikam pundaknya. Ia tidak menyangka akan serangan itu, atas pemberian ingat si anak muda, ia lantas berkelit, setelah mana dalam murkanya ia maju menyerang. Dengan begitu, Thong Hay jadi dikerubuti bertiga.
Walaupun ia gagah, sekarang Thong Hay bingung juga. Memang nona Thia ini tidak lihay, akan tetapi dikepung berdua, mereka sudah berimbang, dengan bertambah satu tenaga lagi, ia merasa berat. Ia menjadi cemas sendirinya, hendak ia meloloskan diri, tetapi kepungan rapat.
In Cie Peng mempermainkan kebutannya di muka
lawannya itu, lama-lama Thong Hay menjadi seperti kabur matanya, maka satu kali ia alpa, gerakannya kurang sebat, ia merasakan pahanya sakit, sebab goloknya Koan Eng mampir di pahanya itu. Ia menjadi murka sekali, ia mendamprat leluhur lawannya.
Masih si Ular Naga Kepala Tiga membuat perlawanan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Karena luka dikakinya itu, kelincahannya menjadi berkurang. Masih ia diganggu kebutan Cie Peng, yang membikin ia kewalahan. Kapan tiba saatnya ia
mencoba menikam, Cie Peng libat gaetannya itu, hingga keduanya jadi saling tarik.
Biar bagaimana, Thong Hay menang tenaga,
kesudahannya saling tarik itu, kebutannya Cie Peng kena tertarik hingga terlepas. Tapi menang disini, Thong Hay kalah dilain pihak. Dengan mengadu
tenaga sama Cie Peng, ia menjadi lengah, maka juga ujung pedangnya Yauw Kee menusuk pundak
kanannya, atas mana terlepaslah tempulingnya yang bercagak tiga!
In Cie Peng lepas kebutannya itu, ia tidak menjadi kaget atau bingung, bahkan ia memperlihatkan
kegesitannya, ialah justru lawannya kena tertikam, ia maju untuk menotok. Tepat ia mengenakan jalan darah hian-kie, atas mana, Sam-tauw-kauw roboh seketika.
Koan Eng tidak berlaku ayal, ia berlompat untuk menubruk, lalu dengan menggunai ikat pinggang lawan, ia ringkus lawannya itu, kedua tangan siapa ditelikung.
"Lihat, muridnya Coan Cin Cit Cu saja kau tidak sanggup lawan!" kata In Cie Peng mengejek.
"Masihkah kau hendak membinasakan semua Coan Cin Cit Cu?"
Thong Hay gusar, ia memaki kalang kabutan. Ia kata ia toh dikepung bertiga.
Cie Peng tidak sabaran, ia sobek ujung baju orang dan pakai itu untuk menyumbat mulut orang yang kotor itu, maka sekarang, si Ular Naga Tiga Kepala melainkan bisa mendelik mata dan mukanya merah, mulutnya tak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bersuara lagi. "Suci," berkata Cie Peng kepada Yauw Kee sambil ia memberi hormatnya. "Kau adalah murid dari Sun Susiok, maka terimalah hormatnya suteemu."
Yauw Kee membalas hormat sambil merendahkan diri.
"Entah suheng murid paman guru yang mana?" ia bertanya.
"Siauwtee ialah In Cie Peng, muridnya Tiang Cun Cu,"
menyahut saudara asal seperguruan ini.
Yauw Kee tidak pernah keluar pintu, ia tidak kenal keenam saudara gurunya tetapi ia pernah mendengar dari gurunya tentang mereka itu, maka tahulah ia siapa Tiang Cun Cu itu.
"Kalau begitu, In Suheng, kaulah suhengku," katanya perlahan. "Adikmu ini she Thia, kau panggil saja sumoy padaku."
In Cie Peng bersenyum melihat sumoy itu, adaik seperguruannya, tetapi meski begitu, ia melayani berbicara, setelah mana ia belajar kenal dengan Liok Koan Eng.
Orang she Liok itu memberitahukan she dan namanya tetapi ia tak menyebutkan nama dan gelaran ayahnya dan menyebut juga pekerjaannya sebagai kepala perampok di telaga Thay Ouw, ia cuma menerangkan, ia bermusuh dengan Hauw Thong Hay sebab ia telah membunuh Ma Ceng Hiong.
"Orang edan ini kosen, dia tidak dapat dimerdekakan!"
berkata nona Thia. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Biarlah aku lantas binasakan dia!" berkata Liok Koan Eng.
"Ah, jangan!" mencegah nona Thia, yang hatinya pemurah.
"Tidak apalah dia tidak dibikin mampus!" kata Cie Peng tertawa. "Sumoy, sudah berapa lama kau berada disini?"
"Baru saja," sahut si nona dengan wajahnya merah jengah.
Cie Peng mengawasi muda-mudi ini, pikirannya
bekerja. "Mereka rupanya pasangan, jangan aku berdiam lama di sini membuat mereka muak saja?" pikirnya. Maka ia lantas berkata: "Aku sedang menjalankan tuga yang diberikan suhu. Aku diperintah pergi ke dusun Gu-kee-cun guna menyampaikan berita kepada satu orang.
Nah, sampai di sini saja, harap kita bisa bertemu pula!"
Yauw Kee masih likat. "In Suheng, kau sedang mencari siapa?" tanyanya perlahan.
Cie Peng agaknya bersangsi, tetapi sejenak kemudian, ia pikir: "Thia sumoy orang sendiri, dia berjalan sama anak muda ini, dia pun bukan orang lain, tidak ada halangannya untuk aku bicara." Maka ia menjawab bahwa ia lagi mencari seorang kenalan she Kwee.
Keterangan ini membuatnya beberapa orang terkesiap hatinya. Mereka yang berada di dalam kamar rahasia, begitu pun Liok Koan Eng, bahkan pemuda she Liok ini lantas bertanya: "Adakah ia yang bernama Ceng?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Benar," sahut Cie Peng memberikan kepastian.
"Saudara Liok kenal sahabat she Kwee itu?"
"Siauwtee justru hendak mencari Kwee Susiok itu,"
menyahut Koan Eng. "Eh, kau memanggil dia susiok?" tanya Cie Peng dan Yauw Kee berbareng. Nona ini pun heran waktu
pertama mendengar Cie Peng menyebut "sahabat she Kwee"
"Ayahku setingkat derajatnya dengannya, maka itu siauwtee memanggil susiok," Koan Eng menjelaskan.
(Susiok artinya paman guru)
Tingkat Liok Seng Hong sederajat dengan Oey Yong, dengan sendirinya Koan Eng mesti memanggil paman guru kepada Kwee Ceng. Mengenai Kwee Ceng itu, Yauw Kee tidak membilang suatu apa akan tetapi perhatiannya tertarik.
"Apakah kau telah bertemu padanya. Ada di mana dia sekarang?" Cie Peng menanya dengan cepat.
"Siauwtee pun baru tiba di sini, selagi siauwtee hendak mencari keterangan, kita bertemu ini orang edan, tidak karuan dia menyerang kita," menerangkan Koan Eng.
"Kalau begitu, mari kita sama-sama pergi mencarinya,"
kata Cie Peng kemudia. Oey Yong dan Kwee Ceng saling mengawasi. Mereka telah mendapat dengar semua pembicaraannya ketiga orang itu.
"Mereka pasti bakal kembali," kata Kwee Ceng. "Yongjie, kau bukalah pintu."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Mana dapat?" si nona berkata. "Mereka mencari kamu tentu untuk urusan penting. Kau lagi beristirahat, mana dapat kau memecah pikiranmu?"
"Tetapi urusannya mesti sangat penting," si anak muda bilang.
"Biarnya langit ambruk, tidak nanti aku membuka pintu," si nona kata pasti.
Hati Kwee Ceng tidak tenang, tetapi Oey Yong benar.
Ia pun khawatir si nona menjadi berduka. Maka terpaksa ia berdiam saja, melanjuti istirahatnya itu.
Benar saja, selang tidak lama, Koan Eng bertiga kembali ke rumah makannya Sa Kouw. Kaon Eng
berduka, katanya: "Di kampung halamannya sendiri susiok tidak dapat dicari. Bagaimana sekarang?"
"Urusan penting apakah itu antara kamu berdua, saudara Liok?" Cie Peng tanya Koan Eng. "Bolehkah aku ketahui itu?"
Sebenarnya Koan Eng tidak suka memberitahu, tetapi ketika ia menampak wajah nona Thia, ia mengubah pikirannya dalam sekejap.
"Omonganku panjang," ia menyahut. "Biarlah aku bersihkan dulu kotoran di sini, nanti baru kita bicara."
Di rumahnya Sa Kouw ini, sapu pun tidak ada, maka itu Koan Eng dan Cie Peng menggunai rumput untuk menyapu kotoran. Setelah itu ketiganya duduk
menghadapi meja. Koan Eng hendak mulai bicara ketika Yauw Kee
mencegah. "Tunggu dulu!" katanya seraya ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berbangkit bertindak mendekati Hauw Thong Hay. Ia memotong sejuwir ujung baju orang tawanan itu, yang mana ia pakai menyumpal kedua kupingnya dia itu.
"Biar dia jangan mendapat dengar!" ia menambahkan dengan tertawa.
"Kau teliti, nona!" Koan Eng memuji. Ia pun tersenyum.
Oey Yong dalam tempat persembunyiannya tertawa di dalam hatinya. Pikirnya: "Kau masih bicara tentang teliti! Sudah kami berdua, sukar untuk mengetahuinya, di sana pun ada rebah Auwyang Kongcu, kau masih belum ketahui juga?""
Thia Yauw Kee masih hijau, inilah tidak heran. In Cie Peng biasa mengikuti gurunya tetapi ia dasarnya semberono. Sedang Koan Eng, yang biasa
memerintah, kurang waspada. Demikian mereka
berbicara, bertindak, tanpa memeriksa dulu tempat di sekitarnya.
Nona Thia mendapatkan kuping Thong Hay telah
terpapas, ia tercengang, tetapi hanya sejenak.
"Sekarang kau boleh bicara!" katanya tertawa pada Koan Eng habis ia menyumbat.
Untuk sesaat, agaknya pemuda she Liok itu bersangsi.
"Ah, darimana aku harus mulai?" katanya. "Sekarang aku lagi mencari Kwee susiok. Sebenarnya tidak seharusnya aku pergi mencari tetapi tanpa mencari, tak dapat"."
"Inilah aneh!" berkata Cie Peng.
"Memang. Aku mencari Kwee Susiok bukan untuk urusannya sendiri hanya untuk keenam gurunya."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ah, Kanglam Liok Koay?" Cie Peng tanya seraya menepuk meja. "Mungkin kita ada bersamaan tujuan.
Sekarang mari kita masing-masing menulis di tanah, lalu minta Thia sumoy yang melihatnya, cocok atau tidak."
Belum lagi Koan Eng menyahuti, sambil tertawa Yauw Kee mendahului: "Bagus! Nah putarlah tubuhmu dan menulislah!"
In Cie Peng dan Liok Koan Eng memegang masing-masing sebatang puntung, sambil belakang-
membelakangi, mereka sudah lantas mencoret-coret di tanah.
"Thia Sumoy!" kemudian kata Cie Peng tertawa, "Kau lihat tulisan kita sama atau tidak?"
Yauw Kee melihat coretan mereka itu.
"In Suheng, kau menduga keliru," katanya perlahan.
"Tulisan kamu tidak sama."
"Ah!" seru Cie Peng sambil berbangkit.
Yauw Kee tertawa dan menambahkan: "Kau menulis
'Oey Yok Su' dan dia menggambar sebatang bunga tho."
Oey Yong heran. "Mereka mencari engko Ceng, mengapa toh ada sangkutannya sama ayahku?" ia menduga-duga.
Lalu terdengar suara Koan Eng perlahan: "Apa yang ditulis In Suheng adalah nama dari kakek guruku, dan siauwtee tidak berani menulisnya langsung?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Oh, kakek gurumu?" kata Cie Peng terperanjat.
"Kalau begitu, pikiran kita sama saja. Bukankah Oey Yok Su itu tocu dari pulau Tho Hoa TO?"
Yauw Kee heran. "Oh, kiranya begitu!" katanya.
"Karena saudara Liok ada orang kaum Tho Hoa To,"
berkata In Cie Peng, "Dengan begitu dengan mencari Kanglam Liok Koay, kau tentunya bermaksud tak baik untuk mereka itu?"
"Sebaliknya, suheng?"
Cie Peng tidak puas orang omong sangsi-sangsi.
"Oleh karena saudara Liok tidak mengangap aku sebagai sahabat, sudahlah, tak ada gunanya untuk kita bicara banyak-banyak," katanya. "Ijinkanlah aku meminta diri."
Ia lantas berbangkit dan memutar tubuh, untuk berlalu.
"Tunggu, In Suheng!" mencegah Koan Eng. "Aku hendak menutur sesuatu, aku pun hendak memohon bantuanmu."
Adalah tabiat Cie Peng yang ia paling senang kalau orang memnita apa-apa padanya, dari itu ia lantas menjadi girang.
"Baiklah!" katanya. "Sekarang kau boleh bicara!"
"In Suheng," berkata Koan Eng menerangkan, "Kau adalah orang Coan Cin Pay, maka itu bukankah ada semacam tugas dari kamu umpama kata kau
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mendengar sesuatu tentang lain orang, kau akan lantas memberitahukan atau mengisikinya supaya orang itu berhati-hati dan berjaga-jaga" Sekarang, andaikata, ada salah seorang dari pihak seatasan kau hendak mencelakai seseorang, dan kau
mengetahuinya itu, pantas atau tidak kalau kau mengisiki orang itu untuk lari menyingkirkan diri?"
In Cie Peng seperti dapat menduga maksud orang. Ia menepuk pahanya.
"Aku mengerti sekarang," katanya. "Teranglah di antara kamu pihak Tho oa To ada orang yang tengah menghadapi kesulitan. Nah, kau bicaralah!"
"Di dalam perkara ini," berkata Koan Eng. "Jikalau aku memeluk tangan menonton saja, aku jadi berbuat tak selayaknya, sebaliknya, apabila aku mencampurnya tahu, aku jadi menentang kaumku sendiri. Maka itu, In Suheng, walaupun aku ingin memohon bantuanmu, tak dapat aku membuka mulutku?"
Cie Peng mau menduga, akan tetapi karena orang tidak menjelaskannya, ia pun tidak dapat mengambil putusan, maka itu ia menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Ia nampaknya likat sendiri.
Yauw Kee memandang kedua orang itu, ia mendapat jalan.
"In Suheng," katanya, "Kau tanyalah Liok Toako. Kalau ia mengangguk, itulah soalnya, kalau ia menggeleng kepalanya, itulah bukannya. Asal Liok Toako tidak mengatakannya sendiri, itu berarti ia tidak melanggar aturan kaumnya."
"Bagus dayamu ini, Thia Sumoy!" kata Cie Peng girang. "Saudara Liok, mari dengar aku bicara dulu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tentang urusanku. Guruku yaitu Tiang Cun Cu Khu Cinjin, diluar keinginannya, telah mendapat suatu kabar penting, ialah kabar halnya Tocu Tho Hoa To karena membenci Kanglam Liok Koay, berniat
membunuh jago-jago dari Kanglam itu, hendak
membinasakan mereka serumah tangga. Karena itu guruku lantas mendahulukan pergi untuk memberi kisikan. Nyatanya Liok Koay tidak ada dirumahnya, mereka telah pergi pesiar. Atas itu guruku lantas menitahkan semua anggota keluarga Liok Koay itu pergi menyingkirkan diri masing-masing. Maka ketika Oey Yok Su sampai ke Kee-hin, ia tidak menemukan seorang juga. Ia menjadi sangat gusar dan
mendongkol, tetapi ia cuma dapat menungkuli diri, dengan gondok ia berangkat ke Utara. Setelah itu taklah lagi bagaimana kejadiannya peristiwa. Dan kau, tahukah kau tentang itu?"
Koan Eng mengangguk. In Cie Peng berdiam sebentar habis itu ia berkata pula:
"Turut rasaku dia terus mencari kanglam Liok Koay.
Sebenarnya di antara guruku dan Liok Koay ada suatu perselisihan, tetapi perselisihan itu sudah dapat disudahi sedang mengenai urusannya, kesalahan berada di pihak Oey Yok Su maka itu kebetulan Coan Cin Cit Cu berkumpul di Kanglam, mereka lantas memisah diri mencari Liok Koay untuk menasehati mereka untuk berhati-hati menjaga diri, bahkan paling betul mereka menyingkir jauh-jauh, supaya mereka tak dapat dicari kakek gurumu itu. Coba kau pikir, tindakan itu tepat atau tidak?"
Koan Eng mengangguk pula.
Mendengar sampai di situ, Oey Yong berpikir: "Engko Ceng sudah tiba di Tho Hoa To memenuhi janji, kenapa ayah hendak pergi mencari pula Liok Koay?" Ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tidak tahu ayahnya telah kena dijual Leng Tie Siangjin dan mempercayai yang ia telah mati kelelap di laut hingga dia menjadi sangat berduka dan gusar dan karenanya hendak menumpahkan amarahnya kepada Kanglam Liok Koay.
Kembali terdengar suaranya In Cie Peng: "Oleh karena tidak dapat mencari Liok Koay, guruku ingat Kwee Ceng yang menjadi murid Liok Koay itu. Kwee Ceng itu ada orang asal dusun Gu-kee-cun di Lim-an dan dipercaya betul ia telah kembali ke kampung
halamannya, dari itu aku dititahkan datang kemari mencari dia di sini. Guruku percaya pastilah Kwee Ceng mengetahui di mana adanya semua gurunya itu.
Kau telah datang ke mari, saudara Liok, bukankah itu untuk urusan yang sama?"
Lagi-lagi Koan Eng mengangguk.
"Sekarang telah ternyata Kwee Ceng belum kembali ke kampung halamannya ini," berkata Cie Peng pula,
"Meskipun begitu guruku telah melakukan
kewajibannya terhadap Liok Koay itu, maka itu walaupun dia tidak dapat mencari mereka itu, itulah disebabkan habis daya. Melihat yang mereka dukar dicari, aku percaya, Oey Yok Su juga tentu tak akan dapat mencari mereka. Nah, saudara Liok, kau hendak memohon bantuanku, bukankah itu urusan mengenai urusan ini juga?"
Untuk kesekian kalinya, Liok Koan Eng kembali mengangguk.
Bab 50. Menikah! "Kau hendak menitahkan apa padaku, saudara
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Liok, silahkan kau mengatakannya," kata Cie Peng. "Di mana yang aku bisa, pasti aku akan memberikan bantuanku padamu."
Atas ini, Liok Koan Eng membungkam.
Yauw Kee tertawa. "In Suheng, kau lupa," katanya mengingati. "Saudara Liok tak dapat membuka mulutnya!"
Cie Peng sadar, ia pun tertawa.
"Benar!" ujarnya. "Bukankah saudara Liok hendak memohon aku berdiam terus disini untuk menanti sampai pulangnya sahabat Kwee Ceng itu?"
Koan Eng menggeleng kepala.
"Apakah kau menghendaki aku lekas pergi ke segala tempat untuk mencari Kanglam Liok Koay dan sahabat she Kwee itu?" Cie Peng tanya pula.
Kembali Koan Eng menggeleng kepala.
"Ah, aku mengerti sekarang!" kata Cie Peng, "Kau menghendaki aku menyampaikan kabar pada sahabat-sahabat di Kanglam, mereka terkenal, mereka pasti ada punya sahabat-sahabat kekal, yang nantinya akan mengisikinya mereka terlebih jauh. Benarkah begitu?"
Lagi-lagi Koan Eng menggeleng kepalanya.
Cie Peng mengutarakan pula beberapa dugaan akan tetapi Koan Eng tidak membenarkan, Yauw Kee turur dua kali menanya, ia pun dijawab dengan gelengan kepala. Maka itu, Oey Yong yang curi dengar turut menjadi bingung juga.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sekian lama mereka bertiga berdiam saja.
"Thia Sumoy," akhirnya In Cie Peng berkata, "Perlahan saja kau bicara sama saudara Liok ini, aku tidak dapat main teka-teki terus-terusan, hendak aku keluar sebentar. Lagi satu jam, aku akan kembali."
Habis berkata, benar-benar Cie Peng bertindak keluar.
Maka itu di dalam ruangan, kecuali Hauw Thong Hay, tinggal Liok Koan Eng berdua dengan Thia Yauw Kee.
Si nona bertunduk, ia berpikir. Ia tetap mendapati Koan Eng berdiam saja, diam-diam ia melirik, justru itu, Koan Eng pun memandang padanya, maka sinar mata


Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mereka jadi saling bentrok. Ia jengah sendirinya, dengan muka merah, ia lekas-lekas melengos, terus ia tunduk, kedua tangannya membuat main runce
gagang pedangnya. Setelah itu Koan Eng berbangkit dengan perlahan, untuk menghampirkan perapian. Di muka dapur itu ada gambarnya malaikat dapur, kepada malaikat itu ia berkata: "Touw Ongya, hambamu mempunyai satu urusan, yang sulit untukku memberitahukannya
kepada lain orang, maka itu baiklah hambamu
menjelaskannya pada ongya saja, dan hambamu
mengharap semoga ongya suka memayunginya."
Mendengar itu girang hatinya Yauw Kee.
"Orang yang pintar!" ia memuji di dalam hatinya. Ia lantas mengangkat kepalanya untuk mendengar
terlebih jauh. "Hambamu she Liok bernama Koan Eng," berkata pula si anak muda. "Hambamu ialah anak dari Chungcu Liok Seng Hong dari dusun Kwie-in-chung di tepi telaga Thay Ouw. Ayahku itu telah mengangkat Tocu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Oey Yok Su dari Tho Hoa To sebagai gurunya.
Beberapa hari yang lalu guru ayahku itu, ialah kakek guruku datang ke Kwie-in-chung, ia mengatakan ia hendak membinasakan semua keluarga Kanglam Liok Koay, maka itu ia menitahkan ayahku dan supee Bwee Tiauw Hong turut mencari Kanglam Liok Koay. Bwee supee bermusuhan dengan Kanglam Liok Koay, inilah hal yang sangat menggirangkan hatinya. Tidak
demikian dengan ayahku, yang mengagumi kemuliaan Kanglam Liok Koay. Ayahku menganggap tidaklah pantas membinasakan orang-orang gagah seperti mereka itu. Karena itu, ayahku menjadi berduka. Ayah berniat menitahkan aku mengisiki Kanglam Liok Koay, untuk Liok Koay menyingkir, tetapi ayah tidak berani berbuat demikian sebab itu berarti mendurhaka kepada kakek guru. Maka juga pada suatu malam ayah menghadapi gambar yang dilukis Sukouw Oey Yong, yang menjadi putrinya kakek guru, untuk mengutarakan kesulitannya itu. Hambamu ini telah mendapat dengar pengutaraan ayahku itu, karenanya hamba segera berangkat mencari Kanglam Liok Koay, guna menyampaikan berita dari ancaman bahaya
itu"." Mendengar itu, Yauw Kee dan Oey Yong kata dalam hatinya: "Dia cerdik juga, dengan kata-katanya ini dia ingin lain orang dapat mendengarnya. Dengan caranya ini, dia menjadi tidak berdurhaka kepada partainya."
Lalu terdengar suara Koan Eng lebih lanjut: "Karena hambamu tidak dapat mencari Kanglam Liok Koay, hambamu lantas berangkat kemari. Hambamu ingat kepada muridnya mereka ialah Kwee Susiok. Siapa tahu, Kwee Susiok pun tak ketahuan dimana adanya, Kwee Susiok itu ialah menantu dari kakek guruku?"
Yauw Kee menaruh hati kepada Kwee Ceng. Ia
menaruh hati sendirinya. Maka ia terkesiap juga
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mendengar bahwa Kwee Ceng menantunya Oey Yok
Su. Cuma sebentar perasaannya itu, lantas ia dapat melegakan hati. Bukankah sekarang perhatiannya telah ditumpleki kepada Liok Koan Eng, pemuda di hadapannya ini, yang lebih tampan daripada pemuda she Kwee itu"
Koan Eng masih bicara seorang diri: "Asal hambamu dapat mencari Kwee Susiok, maka ia dapat bersama Oey Sukouw meminta kakek guru membatalkan
niatannya itu. Kakek guru boleh keras hatinya tetapi tidak nanti ia dapat menolak permintaan anak
mantunya. Hanya, dari suaranya ayahku, mungkin Kwee Susiok dan Oey Sukouw telah menampak suatu bencana" Di dalam hal ini, tidak dapat hambamu menanyakan keterangan ayah."
Mendengar kata-kata ini, Oey Yong tanya dalam hatinya: "Mustahilkah ayah sudah ketahui engko Ceng telah terluka parah" Tidak, tidak nanti ia ketahui itu.
Mungkinkah ayah ketahui yang kita terlunta-lunta di pulau kosong?""
"In Suheng ialah seorang yang sungguh-sungguh hati dan nona Thia cerdas dan lemah-lembut," terdengar suaranya Koan Eng, terlebih lanjut. Mendengar pujian ini Yauw Kee girang berbareng mukanya merah.
"Meski demikian, mereka tidak dapat menebak apa yang aku pikir. Sulit adalah Kanglam Liok Koay.
Mereka adalah orang-orang gagah yang kenamaan, benar mereka bukan tandingan kakek guru, akan tetapi untuk meminta mereka menyingkir jauh-jauh, itulah rasanya tidak mungkin. Menyingkir bagi mereka berarti merusak nama baik mereka, itu tandanya mereka jeri.
Pastilah mereka tidak akan melakukan itu. Bahkan hambamu percaya, kalau mereka mendengar kabar yang mereka lagi dicari, mungkin mereka justru akan berbalik menncari kakek guru!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Diam-diam Oey Yong memuji Koan Eng, yang tidak kecewa menjadi kepala perampok di Thay Ouw, sebab nyata ia berpandangan jauh.
"Maka sekarang aku memikir lain," Koan Eng masih berkata-kata terus. "Coan Cin Cit Cu gagah dan mulia hatinya, nama mereka kesohor, ilmu silat mereka mahir, jikalau In Suheng dan nona Thia yang
memohon bantuan guru mereka, suka mengajukan diri sebagai juru pendamai, mungkin kakek guruku sudi mendengar suara mereka. Tidak mungkin ada
permusuhan hebat di antara kakek guru dan Kanglam Liok Koay, dan biarpun Kanglam Liok Koay umpama kata benar bersalah terhadapnya, jikalau ada orang kenamaan yang mendamaikan, hambamu percaya
perdamaian bakal didapatkan. Touw Ongya, inilah kesulitan hambamu. Sia-sia belaka hambamu
mempunya pikiran ini tetapi tidak dapat ia
mengutarakannya kepada lain orang. Dari itu
hambamu mohon sudi apakah ongya dapat
mengaturnya?" Yauw Kee tahu pembicaraan orang akan berakhir, maka tidak nanti sampai Koan Eng berhenti bocara, ia sudah memutar tubuhnya bertindak keluar untuk mencari Cie Peng, guna menyampaikannya,hanya
baru ia tiba di ambang pintu, kembali ia mendengar lagi suaranya pemuda she Liok ini. Kata dia ini: "Touw Ongya, jikalau Coan Cin Cit Cu suka membantu
mendamaikan, sungguh ini suatu perbuatan sangat besar dan bagus, hanya hambamu berharap dengan sangat, kapan nanti Coan Cin Cit Cu bicara sama kakek guru, biarlah mereka tidak menyentuh hingga kakek guru merasa tersinggung. Kalau tidak, satu ombak belum sirap, lain gelombang datang menyusul, itulah artinya celaka. Ongya, sampai disinilah kata-kata hambamu, tidak ada lagi?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Mendengar itu Yauw Kee tertawa. Di dalam hatinya ia kata: "Kau sudah bicara habis, sekarang akulah yang akan bekerja untukmu!" Ia berjalan keluar untuk mencari In Cie Peng, tetapi telah ia memutari sekitar rumah makan, tidak ia melihat bayangan si kakak seperguruan itu. Terpaksa ia berjalan kembali. Atau tiba-tiba ia mendengar suaranya Cie Peng, perlahan sekali: "Thia Sumoy?"
"Oh, kau di sini!" kata si nona girang.
Cie Peng memberi tanda dengan tangannya agar si nona yang berisik. I apun segera menunjuk ke arah Barat, sambil berkata pula, tetap dengan perlahan sekali. "Di sana ada orang, tindakannya sebagai setan.
Dia membawa senjata di tubuhnya?"
"Mungkinkah dia orang yang tengah lewat di sini?"
kata Yauw Kee, menghampirkan kakak
seperguruannya itu. Ia mengatakan demikian karena perhatiannya terpengaruh kata-kata Koan Eng.
In Cie Peng sebaliknya bersikap sungguh-sungguh.
Katanya pula: "Di sana ada beberapa orang, lincah tubuh mereka, mestinya mereka lihay."
Orang-orang yang ia lihat itu adalah rombongannya Pheng Lian Houw. Mereka itu menanti Thong Hay, yang lama tak kembali, mereka menjadi menduga kawan itu mendapat kecelakaan, tetapi walaupun demikian, karena mereka sangat mementingkan diri sendiri, mereka tidak berani pergi untuk mencari dan menolongi. Mereka jeri terhadap itu orang yang menyamar hantu di istana, yang sangat lihay".."
In Cie Peng menanti sekian lama, setelah tidak dapat melihat bayangan orang, iabertindak menghampirkan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ke tempat mereka itu tadi. Nyata mereka sudah tidak nampak lagi.
Sampai di situ, Yauw Kee menuturkan ocehannya Koan Eng tadi kepada malaikat dapur.
"Begitu rupanya yang ia pikir, mana dapat orang menerkanya," berkata Cie Peng. "Sekarang begini, sumoy. Pergi kau bicara sama Sun Susiok, aku sendiri akan minta bantuan guruku. Asal Coan Cin Cit Cu suka membantu, di kolong langit ini tak ada urusan yang tak dapat diselesaikan."
"Hanya kita harus waspada agar urusan tidak berubah menjadi keonaran," kata nona Thia itu, yang menyampaikan kata-kata terakhir dari Koan Eng tadi.
"Hm!" kata Cie Peng. "Oey Yok Su itu makhluk macam apa, mustahil dia dapat melebihkan Coan Cin Cit Cu?"
Ia tertawa dingin. Yauw Kee ingin minta orang jangan takabur, tetapi melihat wajah orang muram, ia membatalkan niatnya itu.
Bersama-sama mereka lantas kembali ke rumah
makan. "Aku hendak meminta diri," kata Koan Eng kepada dua orang itu. "Lain hari, kalau kamu lewat di Thay Ouw, harap kamu berdua sudi mampir di Kwie-in-chung untuk singgah buat beberapa hari."
Yauw Kee tercengang. Berat rasanya untuk segera berpisah dengan pemuda itu.
In Cie Peng sendiri memutar tubuh menghadapi
malaikat dapur, untuk berkata: "Touw Ongya, Coan Cin
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Cit Cu paling gemar mendamaikan segala
persengketaan. Urusan tak adil bagaimana juga dalam kalangan kangouw, asal murid-murid Coan Cin
mengetahuinya, pasti mereka tak nanti berpeluk tangan saja tak mengurusnya!"
Koan Eng mengerti kata-kata itu ditujukan kepadanya, maka ia pun berkata: "Touw Ongya, semoga ongya dapat membereskan urusan ini dengan baik, dan hambamu sangat bersyukur kepada sekalian budiman untuk kebaikannya sudi mengeluarkan tenaganya."
In Cie Peng pun berkata pula. "Touw Ongya, silahkan legakan hati. Coan Cin Cit Cu tersohor di kolong langit ini, asal mereka suka turun tangan, tidak ada urusan yang tidak dapat diselesaikan."
Koan Eng melengak. Di dalam hatinya ia kata: "Kalau Coan Cin Cit Cu memaksakan perdamainan, mana
kakek guruku puas?" Maka lekas-lekas ia berkata pula:
"Touw Ongya, ongya mengetahui sendiri kakek guru biasa bawa maunya sendirinya, dia tidak suka
memperdulikan orang lain, kalau lain orang sudi bersahabat dengannya, dia suka mendengarnya, tetapi bila orang bicara dari hal kepantasan, itulah yang ia paling sebal."
Cie Peng lantas mengasih dengar pula suaranya:
"Haha, Touw Ongya! Coan Cin Cit Cu mana pernah jerih terhadap lain orang" Urusan ini memang tidak ada sangkutannya sama pihak kami, guruku pun cuma menyuruh aku mengasih kabar saja kepada orang lain, tetapi kalau orang berani main gila terhadap Coan Cin Cit Cu, hm, biar dia Oey Yok Su atak Hek Yok Su, nanti Coan Cin Kauw memperlihatkan dia apa yang bagus!"
Kata-kata Oey Yok Su dan Hek Yok Su itu berarti
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ejekan, karena disini "Oey" itu bukan diartikan she, hanya "oey - kuning" dan "hek - hitam"
Mendengar itu, Liok Koan Eng menjadi tidak senang.
Maka ia pun lantas berkata: "Touw Ongya, apa yang barusan hambamu telah mengatakannya, harap
dipandang saja sebagai kata-kata ngelindur. Umpama kata ada orang tak melihat mata kepada kami, pasti kami tak sudi menerimanya!"
Mereka itu masing-masing bicara kepada malaikat dapur, diluar dugaan, kata-kata mereka menjadikan bentrokan satu pada lain. Yauw Kee menjadi serba salah, mau ia datang sama tengah tetapi mereka itu sama-sama muda dan darahnya panas.
Begitulah In Cie Peng telah berkata pula: "Touw Ongya, ilmu silat Coan Cin Pay adalah ilimu silat sejati di kolong langit ini, ilmunya orang lain kaum yang sesat, biar bagaimana luar biasa juga, tidak nanti dapat dibandingkannya!"
"Touw Ongya," berkata Koan Eng, "Hambamu juga telah lama mendengar tentang ilmu silat Coan Cin Pay itu, bahwa banyak orangnya yang lihay, akan tetapi di antaranya tak mustahil tak ada si tukang ngobrol belaka!"
Bukan main gusarnya Cie Peng, tangannya segera menyampok. Maka gempurlah sebelah kepalanya
patung malaikat dapur itu. Dia berseru: "Binatang yang baik, kau berani mendamprat orang"!"
Koan Eng pun menyampok membikin gempur sebelah yang lain dari kepala malaikat dapur itu, sambil ia berseru: "Mana aku berani mendamprat kau" Aku hanya mencaci manusia tak tahu diri, yang tak melihat orang!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
In Cie Peng telah menyaksikan kepandaian orang, ia berada di sebelah atas, ia menjadi tidak takut, maka ia tertawa dingin dan berkata: "Baiklah, mari kita main-main, untuk melihat siapa sebenarnya yang tidak memandang orang!"
Koan Eng menginsyafi bahwa ia kalah kosen tetapi ia tidak senang yang pihaknya dpandang enteng, ia menjadi tengah menunggang harimau hingga tak
dapat turun, maka dengan tangan kanan menghunus golok, dengan tangan kirinya ia memberi hormat. Ia berkata: "Baiklah, siauwtee suka sekali menerima jurus-jurus yang lihay dari Coan Cin Pay!"
Yauw Kee bertambah bingung. Beberapa kali ia
hendak mencegah, saban-saban ia batal sendirinya, hingga cuma air matanya yang berlinang-linang. Ia tidak mempunyai keberanian untuk maju di tengah antara mereka itu.
Cie Peng sudah lantas mengebut hudtimnya, ia
bertindak maju. Mereka berdua sudah lantas
bertempur. Koan Eng tidak mengharapi kemenangan, ia lebih mengutamakan pembelaan diri. Ia mainkan sungguh-sungguh ilmu golok warisan Kouw Bok Taysu, ilmu golok Lo Han Too-hoat.
In Cie Peng memandnag enteng kepada lawannya, ia lancang maju, maka kagetlah ia ketika hampir saja lengan kirinya kena terbacok. Karena ini barulah ia berkaku waspada, kemudian barulah ia menang di angin.
Oey Yong dari tempat sembunyinya mendengar dan menyaksikan itu semua. Ia terus menonton. Ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mendongkol juga kepada In Cie Peng, yang berani mengatai ayahnya yang dikatakan berilmu sesat.
"Kalau bukan engko Ceng lagi sakit, akan aku kasih rasa padanya!" katanya dalam hati. Tiba-tiba saja, ia menjerit, "Ah, celaka!"
Koan Eng membacok begitu hebat hingga ia
kehilangan sasarannya. Golok itu terpancing hudtim Cie Peng, setelah mana orang she In ini menbalas menotok, dengan jitu, hingga golok lawan terlepas dan jatuh, setelah mana dia mengebut terus ke muka orang seraya berkata jumawa: "Ingat baik-baik, inilah jurus lihay dari Coan Cin Pay!"
Diantara bulu hudtim itu ada tercampur kawat halus, kalau muka Koan Eng kena terkebut, pasti wajahnya yang tampan bakal penuh baret dan berlumuran darah.
Koan Eng melihat bahaya, ia berkelit sambil tunduk.
Cie tak mau sudah, ia menyusul dengan kebutannya itu.
"In Suko!" Yauw Kee berseru. Kali ini si nona berlompat maju seraya menangkis dengan piasunya.
Ketika ini dipakai oleh Koan Eng untuk memungut goloknya.
"Bagus!" berseru Cie Peng, tertawa dingin. "Kau telah membantu orang luar, Thia Sumoy! Nah, kamu berdua, majulah bersama!"
"Apa katamu!" menegur Yauw Kee murka.
Cie Peng tidak menyahuti, ia hanya menyerang
beruntun tiga kali, membuatnya si nona repot
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menangkis. Koan Eng mendongkol, ia maju pula. Dengan begitu Cie Peng benar-benar dikerubuti berdua. Tapi Yauw Kee tidak mau bertempur dengan kakak
seperguruannya itu, ia lantas lompat mundur.
"Mari maju!" Cie Peng menantang adik seperguruannya itu. "Dia sendiri tidak dapat melawan aku. Dengan kau maju, tak usahlah sebentar kau membantui padanya!"
Oey Yong merasa lucu menyaksikan tiga orang itu, dari kawan, menjadi lawan, malah mereak jadi
bertempur. Ia memikir, bagaimana urusan mereka itu dapat diselesaikan. Justru itu ia mendengar satu suara di pintu dari terbukanya daun pintu, setelah mana terlihatlah masuknya rombongan Pheng Lian Houw yang mengiringi Wanyen Lieh dan Yo Kang.
Mereka ini menanti sekian lama tanpa mendengar sesuatu, See Thong Thian jadi berkhawatir untuk saudara seperguruannya, dengan membesarkan nyali, ia masuk untuk membuat penyeledikan, diwaktu
mengintai, ia melihat Cie Peng tengah bertempur sama Koan Eng. Seorang diri ia tidak berani lancang masuk, maka ia kembali untuk mengajak kawan-kawannya.
Demikian mereka masuk dengan tiba-tiba.
In Cie Peng dan Koan Eng melihat datangnya banyak orang itu dengan sendirinya, mereka berhenti
berkelahi, dengan lantas keduanya berlompat mundur.
Belum sempat mereka menjauhkan diri, sebat luar biasa, See tHong Thian menubruk mereka, akan
menyambar masing-masing tangan mereka itu,
Sedang Pheng Lian Houw dengan cepat pergi
menolongi Hauw Thony Hay dengan melepaskan
belunggunya dan membebaskna totokannya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Thong Hay susah bernapas, maka itu, tanpa menanti mengeluarkan sumbatannya itu, sambil mencoba
berseru, ia menyerang Yauw Kee, tangannya
menyerbu ke muka si nona.
Nona Thia melihat serangan, ia dapat berkelit mendak.
Thong Hay mendongkol bukan main, mukanya merah.
Kembali ia maju, kali ini dengan dua kepalan
berbareng. "Tahan!" Pheng Lian Houw berseru. "Mari kita menanya dulu!"
Thong Hay tidak dapat mendengar cegahan itu, karena kedua kupingnya pun disumpal.
Koan Eng dicekal keras oleh Thong Thian, separuh tubuhnya sampai tak bisa digeraki, akan tetapi menampak Thong Hay menyerang Yauw Kee seperti kesetanan, entah darimana datangnya, ia berontak hingga terlepas, terus ia lompat kepada si orang she Hauw. Akan tetapi Lian Houw awas dan sebat, kakinya melayang, karena mana, pemuda itu roboh terbanting, hingga batang lehernya kena dicekuk.
"Kau siapa"!" Lian Houw membentak. "Kemana perginya itu manusia yang menyaru jadi hantu"!"
Baru Lian ouw menutup mulutnya, atau mana daun pintu terdengar bersuara, terbuka dengan perlahan.
Semua orang menoleh dengan lantas, akan tetapi mereka tak melihat orang masuk. Tanpa merasa, hati mereka ciut sendirinya. Hanya sejenak, di ambang pintu tertampak seorang wnaita muda dengan rambut kusut awut-awutan, mulanya kepalanya yang nongol.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Nio Cu Ong bersama Leng Tie Siangjin lompat
mencelat. "Celaka, iblis wanita!" mereka berseru, kaget.
Tapi Pheng Lian Houw bermata jeli, ia melihatnya orang bukan setan.
"Masuk!" ia memanggil.
Sa Kouw, demikian wanita itu, bertindak masuk sambil tertawa haha-hihi.
"Oh, begini banyak orang!" katanya seraya mengulur lidahnya.
Nio Cu Ong yang menjeritkan iblis, menjadi gusar sekali.
"Kau siapa"!" ia membentak sambil lompat maju, tangannya menyambar lengan orang. Ia menganggap orang adalah gadis desa yang tolol. Tapi ia ketemu batunya!
Sa Kouw tidak sudi tangannya dicekuk, ia kelit seraya berbalik membalas menyerang, maka "plok!" tanganna Cu Ong kena dihajar keraas, hingga ia merasakan sakit. Tentu sekali, dia jadi gusar sekali.
"Ha, kau berlagak tolol!" ia berseru. Dia maju denagn dua tinjunya berbareng.
"Hahahaha!" mendadak si tolol tertawa seraya menuding kepala orang yang gundul licin.
Semua orang heran mendengar tertawa itu, Cu Ong tidak menjadi terkecuali, tapi mereka melengak tidak lama, atau si orang she Nio sudah mengirim satu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tinjunya - tinju yang kanan.
Sa Kouw menangkis, ia berhasil, akan tetapi tubuhnya terhuyung. Mengertilah ia yang ia bukan tandingannya lawan itu, maka tak ayal lagi, ia memutar tubuhnya untuk lari pergi.
Cu Ong berlaku sebat, dengan satu loncatan ia sudah menghadang di depan si tolol itu, sikutnya dikerjakan, maka hidung si nona menjadi sasaran, hingga ia kesakitan, dan matanya kabur. Lantas ia berteriak-teriak: "Adik yang makan semangka, lekas kau kelluar menolongi aku! Ada orang memukul aku!"
Oey Yong terkejut. "Jikalau anak tolol ini tidak dibinasakan, dia bakal menjadi bahaya untuk kami," pikirnya. Tapi belum lagi ia mengambil keputusan atau tindakan, mendadak ia mendengar satu suara "Hm!" perlahan, yang ia kenali dengan baik sekali.
"Ah, ayah datang!" katanya dalam hatinya, sedang hatinya berdebaran. Ia segera mengintai pula.
Benar-benar oey Yok Su muncul di situ dengan
jubahnya yang panjang dan hujai warnanya, mukanya ditutup dengan topeng kulit manusia. Dia berdiri di ambang pintu!
Tidak ada orang yang mengetahui kapan tibanya ini orang baru, tidak ada yang melihat datangnya, tidak ada yang mendengarnya, hingga mungkin ia baru tiba, mungkin juga ia masuk lebih dulu ke dalam situ. Dia berdiri tak bergerak. Benar mukanya tidak bercaling atau bengis, tetapi kulitnya bukan kulit orang hidup, hanya kulit mayat, maka siapa yang memandangnya, lekas-lekas ia melengos, tidak berani ia mengawasi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
terus. "Nona, kau siapa?" Oey Yok Su kemudian menanya.
Ia heran melihat gerak-gerik si nona, ia tahu orang bersilat dengan ilmu silatnya sendiri. "Siapa gurumu"
Mana gurumu?" Sa Kouw menggeleng kepala. Ketika ia mengawasi mukanya Oey Yok Su, ia menjublak. Tapi cuma
sebentar, lantas ia tertawa berkakakan dan menepuk-nepuk tangan.
Oey Yok Su mengerutkan keningnya, ia berpikir sejenak, lantas ia mengambil putusan nona ini pasti ada cucu muridnya, hanya entah dari muridnya yang mana. Ia memang paling sayang sama muridnya, tidak sudi ia orang menghinakan muridnya itu. Buktinya Bwee Tiauw Hong, muridnya yang murtad tetapi tempo murid itu dikalahkan oleh Kwee Ceng masih ia hendak melindungi. Apa pula Sa Kouw nona yang tolol dan polos ini.
"Eh, anak!" tegurnya. "Orang telah serang kau, mengapa kau tidak membalas menghajarnya?"
Ketika baru-baru ini Oey Yok Su pergi naik ke perahu mencari putrinya, ia tidak mengenakan topeng, tetapi kali ini lain, orang tidak segera mengenalinya, kali ini setelah ia membuka mulutnya, lantaslah Wanyen Lieh bertiga Yo Kang dan Pheng Lian Houw lantas menjadi ciut nyalinya. Bahkan ia menduga-duga, jangan-jangan adalah Oey Yok Su yang menyamar jadi hantu di dalam istana. Maka ia lantas memikir untuk tidak bertempur, hanya mencari ketika untuk mengulur langkah seribu. Untuk ia, jiwanya paling penting, nama wangi dan malu adalah urusan lain"
"Aku tidak dapat menghajar dia," Sa Kouw menjawab.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Siapa bilang kau tidak dapat menghajar dia"!" bentak Oey Yok Su. "Kau hajar cecongornya seperti tadi ia memukul hidungmu! Dia memukul kau satu kali, kau membalas dia tiga kali lipat ganda!"
Sa Kouw tertawa. "Bagus!" katanya. Dan ia menghampirkan Nio Cu Ong, tanpa memikir pula ia bukan tandingan jago itu. Ia kata, "Kau memukul hidungku satu kali, akan aku hajar hiudngmu tiga kali!"
Dan ia mengangkat kepalannya, meninju hidung
orang! Nio Cu Ong tidak sudi mandah dihajar, ia angkat tangannya, untuk menangkis, atau tiba-tiba ia merasakan jalan darah kiok-tie-hiat di lengannya menjadi mati sendirinya, hingga ia tak sanggup sekalipun untuk melonjorkan lengannya itu. Maka itu,
"Buk!" kenalah hidungnya dihajar si nona tolol itu, hingga ia kaget bahna sakitnya.
"Yang kedua!" berseru sa kouw tanpa mengasih hati.
Nio Cu Ong memasang kuda-kudanya, tangan kirinya digeraki. Ia hendak menggunai tipu silat Kim-na-hoat, Menangkap untuk membikin lengan orang terlepas dari sambungannya. Tidak sudi ia terus-terusan kena dihajar. Hanya, belum lagi tangannya itu bentrok tangan si nona, ia merasakan jalan darahnya pek-jie-hoat lemas sendirinya, hingga habislah tenagany, Dilain pihak, "Buk!" kembali hidungnya kena dihajar untuk kedua kalinya, bahkan kali ini hajarannya jauh lebih hebat, sampai tubuhnya melengak ke belakang.
Selagi Nio Cu Ong kaget dan kesakitan dan heran,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
semua hadirin lainnya tak kurang herannya, kecuali Pheng Lian Houw seorang ahli senjata rahasia. Ia mendengarnya, setiap kali Nio Cu Ong menggeraki tangan, untuk menangkis atau membalas, saban-saban ada suara halus berkesiar, maka itu ia
menduga, tentulah Oey Yok Su sudah menggunakan semcama senjata rahasia, mungkin sebangsa jarum, ia hanya tak dapat melihatnya, tak tahu kapannya senjata rahasia itu dipakai menyerang. Tentu sekali ia tidak tahu Oey Yok Su sudah melepaskan jarum rahasia dari dalam tangan bajunya, jarum mana dapat
menembusi tangan baju itu, untuk meleset kepada sasarannya. Siapa dapat berkelit dari serangan semcam itu?"
"Yang ketiga!" terdengar suara pula Sa Kouw, nyaring.
Nio Cu Ong terkejut. Oleh karena tangannya tidak sudi mendengar kata, sedang ia tidak ingin merasakan pula bogem netah, lekas-lekas ia bertindak mundur, untuk menghindarkan diri. Tapi, baru ia mengangkat kakinya itu, kaki kana atau betisnya, bagian jalan darah pek-hay-hiat, mati sendirinya. Ia kget tak terkira. Itu artinya ia tak dapat berkelit. Ia menjadi sangat menyesal, maka tiba-tiba saja matanya menjadi merah, air matanya mengembang, untuk meluncur keluar. Kalau sampai ia menangis, habis sudah nama besarnya, maka ia hendak menyusutnya. Celaka untuknya, tidak dapat ia menangangkat tangannya. Dari itu, akhirnya bercucuranlah air matanya itu!
Naga Pembunuh 12 Naga Merah Bangau Putih Karya Kho Ping Hoo Kilas Balik Merah Salju 1
^