Pencarian

Pendekar Pemanah Rajawali 24

Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong Bagian 24


Sa Kouw tolol akan tetapi hatinya pemurah dan lemah, kapan ia melihat orang menangis, batal ia meninju, bahkan ia berkata nyaring. "Sudah, jangan kau menangis! Tidak, aku tidak akan menghajar pula padamu?"
Hiburan ini tapinya begitu hebat daripada tinjuan yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ketiga itu. Nio Cu Ong menjadi terasa terlebih terhina pula. Begitu hebat mendongkolnya, mendadak ia muntahkan darah hidup! Tapi ia segera mengangkat kepalanya, memandang Oey Yok Su.
"Tuan siapakah kau?" ia menanya. "Secara gelap kau melukai orang, apakah itu perbuatan satu enghiong, seorang gagah?"
Oey Yok Su tertawa dingin.
"Tepatkah orang semacam kau menanyakan
namaku?" katanya dengan dingin mengejek, lalu dengan suara nyaring, ia memerintah: "Semua kamu menggelinding pergi dari sini!"
Semua orang itu menjadi kaget berbareng lega hati.
Mereka telah menyaksikan segala apa, walaupun mereka gagah, hati mereka toh ciut, jeri mereka terhadap orang lihay tak dikenal ini. Untuk menyerang, mereka tak berani, untuk mengangkat kaki mereka malu, dari itu mereka diam saja, sampai tiba-tiba datang seruan orang.
Pheng Lian Houw si licik adalah yang bergerak paling dulu, hendak ia berlalu. Baru dua tindak ia berjalan, atau mendadak orang menghadang di depan pintu!
Terpaksa ia menghentikan langkahnya, berdiri
menjublak si situ. "Setan alas!" berseru Oey Yok Su. "Telah aku melepaskan kamu, untuk kamu pergi, kenapa kamu berdiam saja" Apakah kamu ingin aku membunuh
mampus pada kamu semua"!"
Pheng Lian ouw ketakutan, ia mengerti bahaya.
"Locianpwee ini menitahkan kita pergi, marilah kita
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
keluar!" ia mengajak kawan-kawannya. Tidak berani ia ngeloyor sendirian.
See Thong Thian panas hatinya. Ia menyingkirkan sumbatan kepada mulutnya.
"Minggir untukku!" ia berseru mendongkol. Ia pun maju ke depan Oey Yok Su, matanya bersinar merah saking gusarnya.
Oey Yok Su tidak mengambil mumat suara orang yang bengis itu. Bahkan dengan tawar ia berkata: "Tidak dapat kau meminta aku membuka jalan! Siapa yang menyayangi jiwanya, lekas ia molos dari
selangkanganku!" Thong Thian semua saling mengawasi, muka mereka merah saking mendongkol. Saking gusar, mereka menjadi nekat. Mereka pun berpikir, "Walaupun kau sangat lihay, dapatkah kau melawan kami?"
Maka itu Hauw Thong Hay sudah lantas berseru
sambil berlompat maju, menubruk itu perintang jalan yang jumawa.
"Hm!" terdengar suaranya Oey Yok Su, yang tahu-tahu tangannya sudah mencekuk si orang she Hauw itu, tubuh siapa diangkat tinggi-tinggi, terus dengan mendadak, tangannya menyambar lengan kiri Thong Thay, untuk ditarik, menyusul mana, orang galak ini menjerit keras, sebab sebelah tangannya itu kena dipatahkan. Habis itu, tubuh korban ini lantas dilemparkan, dia sendirinya terus dongak memandang langit, sikapnya acuh tak acuh?"..
Thong Hay roboh setengah mati, sakitnya bukan main.
Tangannya yang patah itu mengucurkan darah tak hentinya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Semua orang kaget, hati mereka ciut.
Kemudian Oey Yok Su menggeraki kepalanya, dengan matanya perlahan-lahan ia menyapu muka semua
orang. See Thong Thian dan Pheng Lian Houw semua,
semua sebangsa iblis, merasakan tubuh mereka
menggigil sendirinya. Bukan main kerennya sinar mata orang ini! Bulu roma mereka pada bangun ssendiri.
"Kamu mao molos atau tidak?" tanya Oey Yok Su bengis karena orang pada tetap diam saja.
Tidak ada seorang juga yang berani banyak mulut, tidak ada yang ebrani menerjang atau membangkang, bahkan Pheng Lian Houw, dengan kepala tunduk, sudah lantas molos mendahului yang lain-lain!
See Thong Thian melepaskan In Cie Peng dan Liok Koan Eng, dengan menolong adik seperguruannya, ia molos menyusul Pheng Lian Houw, diturut oleh
Wanyen Lieh bersama Yo Kang. Yang paling belakang molos adalah Nio Cu Ong bersama Leng Tie Siangjin.
Sekeluarnya dari pintu rumah makan, mereka
melekaskan tindakan mereka, bahkan tidak berani mereka menoleh ke belakang.
Oey Yok Su tertawa sambil melengak.
"Koan Eng dan kau nona, diam kamu!" ia berkata.
Koan segera mengenali kakek gurunya itu, akan tetapi akan orang mengenakan topeng dan menduga kakek guru ini sengaja tidak hendak memperlihatkan diri, ia tidak berani memanggil, ia cuma bertekuk lutut mengasih hormat dengan mengangguk empat kali.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Menyaksikan orang demikian lihay, In Cie Peng mennduga orang ini bukan sembarang orang, ia lantas memberikan hormatnya seraya memperkenalkan diri sambil menyebut nama gurunya, Tiang Cun Cu dari Coan Cin Kauw.
"Semua orang telah mengangkat kaki!" berkata Oey Yok Su nyaring. "Aku pun tidak menahan kau, perlu apa kau masih berdiam di sini" Apakah kau sudah bosan hidup?"
Cie Peng melengak. Inilah perlakuan yang ia tidak menyangkanya.
"Teecu ialah muridnya Coan Cin Kauw, bukannya orang jahat," ia memberi keterangan.
"Habis kalau Coan Cin Kauw, bagaimana"!" tanya Oey Yok Su sambil tangannya diulur ke meja di mana ada sepotong kayu, yang mana ia ayunkan ke arah Cie Peng.
Nampaknya enteng potongan kayu itu dan melayang.
In Cie Peng mengangkat kebutannya untuk
menangkis. Akan tetapi, ketika keduanya bentrok, muridnya Khu Cie Kee ini terkejut. Ia merasakan serangan yang keras luar biasa, kebutannya itu kena tertolak sampai ujungnya mengenai mulutnya hingga ia merasakan sakit sekali dan mulutnya itu seperti tambah entah barang apa. Ketika ia telah
memuntahkannya, nyatalah ada beberapa buah
giginya yang copot serentak. Ia menjadi kaget dan bungkam. Sungguh hebat!
"Akulah Oey Yok Su atah Hek Yok Su!" kata Tong Shia dingin. "Kamu kaum Coan Cin Kauw, kamu hendak memandang bagaimana kepadaku?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Mendengar itu, In Cie Peng kaget bukan main, hatinya berdebaran.
Yauw Kee semenjak tadi diam saja menyaksikan
tingkah pola orang, turut terkejut, hatinya kebat-kebit.
Koan Eng turut berkhawatir, di dalam hatinya ia kata,
"Tentulah kakek guruku ini dengar pembicaraanku dengan ini tosu muda. Kalau dia pun mendengar kata-kataku kepada malaikat dapur barusan, entah dia bakal menghukum bagaimana kepadaku?"
In Cie Peng memegang pipinya.
"Kaulah pemimpin suatu partai persilatan, mengapa perbuatanmu begini cupat?" kemudian Cie Peng menegur si Sesat dari Timur itu. "Kanglam Liok Koay adalah orang-orang gagah yang berhati mulia,
mengapa kau mendesak mereka demikian rupa"
Mengapakah" Jikalau bukan guruku yang memberikan kabar, bukankah mereka semua bakal bercelaka di tanganmu?"
Oey Yok Su menjadi gusar.
"Pantas tak ketemu aku cari mereka di mana-mana, kiranya ada orang bangsa campuran yang emngadu biru di antara kita!" katanya nyaring.
Cie Peng menjadi berani, ia berjingkrak.
"Jikalau kau hendak membunuh aku, bunuhlah!" ia menantang. "Aku tidak takut!"
Oey Yok Su tertawa dingin.
"Bukankah kau telah mencaci aku dibelakangku?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
katanya. Imam muda itu menjadi nekat.
"Di depanmu pun aku berani mencaci kau!" katanya sengit. "Kaulah si setan alas, si siluman!"
Koan Eng berkecil hati mendengar keberanian Cie Peng itu. Semenjak ia menjadi jago, Oey Yok Su ditakuti semua orang, dari kalangan Hitam dan Putih, tidak pernah ada orang yang berani berlaku kurang ajar terhadapnya, maka Cie Peng ini adalah orang yang pertama.
"Hebat! Ini imam cilik bakal tak ketolongan jiwanya?"
ia mengeluh. Tetapi anehnya, bukannya marah, Oey Yok Su justru tertawa. Nyata si Sesat dari Timur ini menghargai dan menyayangi hati besar bocah ini. Ia ingat pada masa mudanya, yang juga tidak kenal takut.
"Jikalau kau berani, kau makilah pula padaku!" katanya bengis sambil ia bertindak menghampirkan.
"Aku tidak takut, hendak aku memaki pula padamu!"
jawab Cie Peng. "Kau iblis, kau siluman!"
"Hai, binatang bernyali besar, kau berani menghina kakek guruku!" membentak Koan Eng, yang lantas membacok. Tapi ia bukan hendak mencelakai,
sebaliknya, untuk melindungi. Karena ia mengerti baik sekali, kalau kakek gurunya yang turun tangan, celakalah imam muda ini. Ia pikir, bacokannya sendiri, ke arah alis, tidak meminta jiwa orang. Ia harap perbuatannya ini nanti merendahkan kegusarannya kakek guru itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Cie Peng berkelit yang berlompat mundur dua tindak.
Ia mendelik, kembali ia pentang mulutnya lebar-lebar.
"Imam kamu yang muda ini hari ini dia tak menghendaki hidup lebih lama pula!" katanya nyaring dan sengit, "Hendak aku mencaci kau!"
Koan Eng hendak membacok orang roboh, untuk
menolongi jiwanya, maka tanpa membilang suatu apa, ia menyerang pula.
"Traang!" demikian satu suara nyaring. Sebab yauw Kee menalangi Cie Peng menangkis. Nona ini pun segera berkata nyaring: "Aku pun orang Coan Cin Kauw! Jikalau kau hendak membunuhnya, nah
bunuhlah kami berdua saudara seperguruan!"
Perbuatan nona Thia ini membuatnya Cie Peng
terkejut dan kagum. "Bagus, Thia Sumoy!" serunya.
Berdua mereka berdiri berendang, mata mereka
memandang tajam kepada Oey Yok Su.
Sikap mereka ini membuatnya Koan Eng
menghentikan sepak terjangnya.
Oey Yok Su mengawasi sepasang muda-mudi ini, ia tertawa terbahak.
"Bagus, kamu bersemangat!" katanya memuji.
"Memang aku Oey Lao Shia, aku ada dari bangsa sesat, maka tepatlah kau memaki aku! Gurumu masih terhitung orang di bawahan tingkat derajatku, dari itu, mana bisa aku melayani kamu bangsa sebawahanku"
Nah, kau pergilah!" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sambil berkata begitu, Oey Yok Su mengulurkan sebelah tangannya menjambak dada si imam muda, terus tangannya itu dikibaskan.
Cie Peng kena terjambak tanpa ia berdaya dan tahu-tahu tubuhnya sudaha melayang, terlempar ke luar. Ia kaget bukan main. Ia percaya bahwa ia bakal jatuh terbanting keras. Kesudahannya ada diluar
dugaannya. Ia jatuh dengan berdiri dengan kedua kakinya, ia seperti juga dipegangi Oey Yok Su dan diksaih turun dengan perlahan-lahan!
Muridnya Tiang Cun Cu ini berdiri menjublak.
"Sungguh berbahaya.." katanya dalam hatinya.
Sekarang ini biar nyalinya lebih besar pula, tidak nanti ia berani mencaci pula si Sesat dari Timur itu, kepandaian siapa benar-benar luar biasa. Kemudian dengan pegangi pipinya yang bengkak-bengkak, ia memutar tubuhnya untuk ngeloyor pergi"
Yauw Kee memasuki pedangnya ke dalam sarungnya, ia pun membalik tubuhnya untuk berlalu.
"Perlahan dulu!" mencegah Oey Yok Su seraya ia mengangkat tangannya ke mukanya, untuk
menyingkirkan topengnya. "Bukankah kau suka menikah dengannya untuk menjadi istrinya"
Benarkah?" Ia menanya seraya menunjuk ke Koan Eng.
Kaget nona Thia. Inilah ia tak sangka. Dengan sendirinya mukanya menjadi pucat dan kemudian berubah menjadi bersemu merah dadu"
"Imam cilik yang menjadi kakak seperguruanmu itu, memang tetap caciannya padaku," berkata pula Oey Yok Su. "Bukankah ia mengatakan aku iblis dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
siluman" Memang tocu dari Tho Hoa To, Tong Shia Oey Yok Su, siapakah orang kangouw yang tidak mengetahuinya" Seumurnya aku Oey Lao Shia, yang aku paling jemukan ialah segala hal wales asih dan pribadi, segala peradatan dan aturan, dan yang paling aku bencikan yakni segala nabi atau rasul, segala kehormatan atau kesucian diri! Semua itu adalah daya belaka untuk memperdayakan suami-istri tolol, dan manusia di kolong langit ini, turun menurun telah dibelesaki ke dalam situ tanpa mereka sadari!
Tidakkah itu sangat menyedihakn, sangat harus dikasihani dan lucu juga" Oey Yok Su tidak percaya semua itu! Orang mengatakan Oey Yok Su sesat! Hm!
Sebenarnya hatiku ada terlebih baik daripada segala nabi yang dipuja di dalam kuil!"
Yauw Kee berdiam, tapi hatinya berdenyutan. Hebat kata-katanya Oey Yok Su ini. Ia tidak tahu, apa yang si sesat ini hendak perbuat atas dirinya".
"Kau omonglah terus terang kepadaku," berkata pula Oey Yok Su, "Benar bukan kau hendak menikah sama cucu muridku ini" aku paling sukai bocah yang bersemangat dan polos dan jujur! kau lihat imam cilik tadi, ia mencaci aku dibelakangku. Coba di depanku dia takut mencaci lebih jauh, coba dia justru bertekuk lutut memohon ampun, kau lihat, aku bunuh padanya atau tidak! Hm! Di saat yang sangat berbahaya kau membantu imam cilik itu, kau bersemangat, maka itu tepatlah kau dipasangi sama cucu muridkun ini! Nah, kau jawablah!"
Yauw Kee girang bukan kepalang. Memang sangat ingin ia menikah sama Koan Eng. Akan tetapi cara bagaimana ia dapat membuka mulut dalam urusan yang mesti direcoki orang tua mereka" Kepada ayah ibunya sendiri ia malu untuk menjelaskannya, apa pula kepada orang asing ini, yang ia baru pertama kali
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menemuinya" Pula di situ Koan Eng ada beserta!
Maka ia tetap berdiri diam, wajahnya tetap merah dadu"
Oey Yok Su mengawasi Liok Koan Eng. Juga pemuda itu, cucu muridnya, berdiam sambil tunduk. Tiba-tiba ia ingat pada putrinya. Maka ia menghela napas.
"Jikalau dihendaki kamu berdua, suka aku merecoki jodoh kamu," katanya perlahan. "Memang di dalam hal perjodohan, orang tua juga tiak dapat memaksanya"."
Si Sesat dari Timur ini ingat kejadian kepada putrinya.
Coba ia meluluskan anak darahnya itu menikah
dengan Kwee Ceng, tidak nanti anak itu mati
mengenaskan di dasar laut. Karena ini, ia menjadi uring-uringan.
"Koan Eng!" katanya tiba-tiba nyaring. "Kau jawablah terus terang, sebenarnya kau menghendaki atau tidak dia ini menjadi istrimu"!"
Pemuda she Liok itu kaget hingga ia mencelat.
"Cauwsuya," sahutnya cepat, gugup, "Aku hanya khawatir aku tidak setimpal dengan ini?"
"Tepat, cocok!" berseru Oey Yok Su. "Kaulah cuci muridku, sekalipun putri raja, tentu dia tepat, dia setimpal denganmu!"
"Ya, cucu muridmu suka," Koan Eng menjawab dengan cepat. Ia mengerti kalau ia tidak omong polos dan terus terang, ia bisa celaka di tangan kakek guru yang tabiatnya aneh ini.
Kalau tadi ia beroman beringis, sekarang Oey Yok Su tersenyum.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Bagus!" serunya. "Sekarang kau, nona?" ia terus tanya nona Thia.
Bukan main girangnya yauw Kee, manis ia mendengar suaranya Koan Eng. Akan tetapi ia masih menunduki kepala.
"Tentang hal ini haruslah ayahku yang
memutuskannya?" sahutnya sesaat kemudian.
"Ha, apakah itu segala titah orang tua, segala perkataan comblang?" kata Oey Yok Su keras.
"Segala itu ialah angin busuknya anjing! Sekarang ini akulah yang hendak mengambil keputusan! Jikalau ayahmu tidak mupakat, suruh dia berurusan
denganku!" Yauw Kee berdiam. "Kalau begitu, terang kau tidak suka!" berkata Oey Yok Su. "Kau ada merdeka! Kita harus omong terus terang, aku Oey Lao Shia, aku larang orang menyesal
kemudian!" Yauw Kee tersenyum. "Ayahku cuma pandai berhitung dan menulis, dia tidak mengerti ilmu silat," katanya, menjelaskan.
Oey Yok Su heran, melengak.
"Biarlah mengadu menghitung dan menulis pun boleh!"
katanya kemudian. "Lekas kau bilang, kau suka atau tidak menikah dengan cucu muridku ini?"
Nona Thia melirik Koan Eng, roman siapa gelisah. Di dalam hatinya ia kata: "Ayahku paling sayang padaku,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
asal kau minta orang datang melamar aku, dia tentu akan menerimanya. Kenapa kau begini bergelisah?"
Oey Yok Su mengawasi cucu muridnya.
"Koan Eng, mari turut aku mencari Kanglam Liok Koay!" katanya nyaring. "Lain kali kalau kau dan nona ini bicara pula, sepatah kata saja, akan aku kuntungi lidah kamu!"
Koan Eng kaget bukan main. Ia tahu benar,
perkataannya si kakek guru tentu bakal diwujudkan.
Maka lekas-lekas ia menghampirkan Yauw Kee,
kepada siapa ia menjura seraya berkata: "Nona Thia, aku Liok Koan Eng, kepandaian ilmu silatku rendah sekali, aku pun tidak terpelajar, sebenarnya tidak setimpal aku denganmu, akan tetapi hari ini kita telah bertemu, itu tandanya kita berjodoh?"
"Jangan terlalu merendah, kongcu," sahut Yauw Kee perlahan, "Aku"aku bukannya"."
Koan Eng lekas memotong. Ia jadi ingat tadi si nona bicara dari hal mengangguk kepala untuk
menggantikan jawaban. "Nona," demikian katanya. "Jikalau kau mencela aku si orang she Liok, kau goyanglah kepalamu?"
Di mulut Koan Eng mengatakan demikian, hatinya sebenarnya goncang keras. Ia menatap si nona, ia khawatir nona itu benar-benar menggeleng kepala"
Sekian lama, Yauw Kee berdiam saja. Di atas dari kepalanya, di bawah sampai kakinya, dia tidak bergerak sedikit juga.
Bukan main girangnya Koan Eng.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Nona!" ia berseru, "Kalau kau setuju, kau menerima baik, sukalah kau mengangguk!"
Tapi, nona Thia itu tetap tidak bergerak.
menampak itu, Koan Eng bergelisah bukan main.
Oey Yok Sun sendiri menjadi tidak sabaran.
"Menggeleng kepala tidak, mengangguk pun tidak, habis bagaimana"!" katanya.
Yauw Kee tunduk, ia bersenyum ketika ia berkata,
"Tidak menggeleng kepala itu berarti mengangguk?"
Mau tidak mau, Oey Yok Su tertawa berkakakan.
"Hebat Ong Tiong Yang, dia menerima ini macam cucu murid! Sungguh lucu!" serunya. "Bagus, bagus!
Sekarang juga aku akan menikahkan kamu!"
Koan Eng dan Yauw Kee terkejut. Keduanya lantas mengawasi orang tua ini, mulut mereka bungkam.
"Mana itu nona tolol?" kemudian Oey Yok Su menanya. "Hendak aku tanya dia, siapakah gurunya."
Ketiganya menoleh ke sekitarnya, Sa Kouw tidak ada di antara mereka. Entah kapannya si tolol menghilang selagi orang berbicara.
"Sudah, tidak usah repot mencari dia," kata Oey Yok Su kemudian, "Koan Eng, sekarang hayolah kau dan nona Thia sama-sama menghormati langit dan bumi, untuk menglangsungkan pernikahan kamu."
"Cauwsuya," berkata Koan Eng. "Kau menyayang cucu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
muridmu ini, untuk itu walaupun tubuhku hancur lebur, sukar aku membalas budimu, akan tetapi dengan aku menikah di sini, nampaknya ini terlalu tergesa-gesa?"
"Hus!" membentak Tong Shia. "Kamu murid Tho Hoa To, apakah kau juga hendak mengukuhi segala aturan umum" Mari, mari, berdirilah berendeng dan memberi hormatlah ke luar kepada langit!"
Berpengaruh sekali suaranya pemilik dari pulau Tho Hoa To ini. Sampai di situ, Yauw Kee dan Koan Eng bertindak satu pada lain, untuk berdiri berendeng, untuk terus menjalankan kehormatan.
"Sekarang menghadap ke dalam, menghormati bumi!"
Oey Yok Su berkata pula, "Nah, kau menghormatilah couwsu kamu! Bagus, bagus, sungguh aku girang!
Sekarang suami istri saling memberi hormat!"
Demikian KoanEng dan Yuaw Kee seperti main
sandiwara di bawah pimpinan Tong Shia, selama mana Oey Yong bersama Kwee Ceng terus mengikuti dari kamar rahasia. Mereka heran dan lucu atas sepak terjangnya orang tua ini.
"Bagus!" terdengar pula suaranya Oey Yok Su.
"Sekarang hendak aku menghadiahkan serupa barang kepada kamu suami-istri muda. Kamu lihat!"
Seketika itu juga, di dalam ruangan ini terdengar suara angin menderu-deru, seumpama kata, tembok
bergoyang-goyang" Oey Yong tidak mengintai tetapi ia tahu, ayahnya tengah menjalankan ilmu silat yang dinamakan Kong-piauw-kun atau Angin Ngamuk.
Sekira semakanan the, angin berhenti menderu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kamu lihat, sekarang kamu turuti, untuk berlatih,"
berkata Oey Yok Su. "Mungkin kamu tidak dapat menangkap seluruh sarinya ilmu silat ini akan tetapi setelah menyakinkannya, meskipun cuma kulitnya saja, bila kemudian kamu bertemu pula orang
sebangsa si orang she Hauw tadi, tak usah kau takut lagi. Koan Eng, pergi kau cari sepasang lilin, malam ini kamu boleh merayakan pernikahan kamu!"
Koan Eng melengak. "Cauwsu," katanya tertahan.
"Apa" Habis menghormati langit-bumi, apakah bukannya merayakan pernikahan di antara lilin di dalam kamar?" tanya kakek guru ini. "Kamu berdua ada orang-orang yang menyakinkan ilmu silat,
mustahilkah untuk kamu masih dibutuhkan segala kamar yang dirias indah dan gubuk reot tak cukup?"
Koan Eng terdesak. Tetapi diam-diam ia bergirang. Ia lantas pergi untuk membeli lilin sekalian membeli juga arak putih dan seekor ayam, bersama-sama Yauw Kee ia pergi ke dapur untuk mematangi itu, setelah mana mereka melayani sang kakek guru bersantap.
Sejak itu Oey Yok Su tidak banyak omong lagi, bahkan ia melihat ke langit, otaknya memikirkan anak daranya.
Oey Yong bersusah hati, beberapa kali hendak ia memanggil ayahnya itu, saban-saban ia
membatalkannya. Ia khawatir ia nanti mengganggu lukanya Kwee Ceng. Pernah ia mengulur tangan ke pintu, lekas ia menariknya pulang.
Yuaw Kee dan Koan Eng beberapa kali melirik Tong Shia, lalu mereka saling mengawasi. Mereka juga
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
membungkam, tidak ada yang berani membuka mulut.
Auwyang Kongcu rebah di atas rumput, ia merasa sangat lapar, tetapi ia menguati hatinya, untuk tak bersuara, tak bergerak. Maka itu ketika itu, di dalam tiga kamar, keenam orang itu sama-sama rapat
mulutnya. Demikian cuca gelap.
Dengan mulai gelapnya sang jagat, hati Yauw Kee berdebaran.
"Ah, kenapa si tolol itu masih belum kembali?" berkata Oey Yok Su. "Kawanan jahanam itu tentulah tak berani mengganggu dia." Ia menoleh pada Koan Eng. Ia menanya. "Malam ini malam pengantin, mengapa kau tidak memasang lilin?"
"Ya," menyahut Koan Eng cepat dan ia menyalakan api menyulut lilin. Maka itu di antar terangnya api ia dapat melihat wajahnya nona Thia dengan rambutnya yang bagus dan pipinya yang putih. Di luar rumah terdengar suara angin perlahan, dari memainnya daun-daun bambu.
Oey Yok Su menngangkat sebuah bangku, ia lintai itu di depan pintu, lants di situ ia rebahkan dirinya. Tidak lama, dari hidungnya mulai terdengar suara
menggeros perlahan, suatu tanda ia sudah tidur pulas.
Yuaw Kee dan Koan Eng masih duduk tak bergeming.
Sang tempo berjalan terus sampai sepasang lilin padam, habis manjadi cair beku dan sumbunya
menjadi abu, hingga ruangan menadi gelap petang.
Setelah ini mereka berbicara, seperti berbisik-bisik hingga Oey Yong yang memasang kuping, tidak dapat menangkap pembicaraan mereka itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Nona Oey berhenti memasang kuping tatkala
merasakan tubuh Kwee Ceng bergerak secara tiba-tiba, napasnya seperti memburu. Ia mengerti, itulah saat genting dari latihan mereka. Maka ia memusatkan perhatiannya, ia mengempos tenaga dalamnya, untuk menunjang kawan itu. Ia menanti sampai si anak muda tenang pula, baru ia mengintai keluar.
Sekarang ini mulai tertampak sinar rembulan, yang molos masuk dari jendela butut. Dengan begitu kelihatan juga Koan Eng dan nona Thia duduk
berbareng. Mereka duduk diatas sebuah bangku.
"Tahukah kau hari ini hari apa?" kemudian terdengar si nona Thia, suaranya perlahan.
"Inilah hari baik dari kita berdua," menyahut Koan Eng.
"Itulah tak usah disebutkan lagi," kata si nona. "Hari ini bulan tujuh tanggal dua - hari ini ialah hari lahir aku."
Koan girang. "Oh, sungguh kebetulan!" katanya. "Tidak ada hari sebaik hari ini!"
Yauw Kee mengulur tangannya menutup mulut orang.
"Sst, perlahan," ia memberi ingat. "Kau lupa daratan, eh?"
Hampir Oey Yong tertawa mendengar pembicaraan mereka itu. Justru itu ia pun bagaikan sadar.
"Hari ini tanggal dua, dan engko Ceng baru sembuh tanggal tujuh," demikian ia ingat. "Rapat partai Pengemis di kota Gakyang bakal dilakukan tanggal limabelas. Dalam tempo delapan hari, mana dapat kita
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sampai di sana?" Nona ini tengah berpikir ketika kupingnya mendengar siulan panjang di luar rumah makan, disusul tertawa nyaring yang seperti menggetarkan genteng rumah makan itu. Ia mengenali suaranya Ciu Pek Thong.
"Hai, tua bangka berbisa bangkotan!" terdengar pula suaranya si orang tua berandalan itu. "Dari Lim-an kau mengubar ke Kee-hin, dari Kee-hin kau mengejar balik ke Lim-an, sudah satu hari satu malam kau
mengejarnya, sampai diakhirnya, kau masih tak dapat menyandak Loo Boan Tong! Sekarang ini sudah ada keputusannya tentang kepandaian kita berdua, apalagi hendak kau bilang?"
Oey Yong terkejut.

Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Dari Lim-an ke Kee-hin toh perjalanan limaratus lie lebih?" pikirnya. "Ah, bagaimana cepat larinya mereka berdua?"
Itu waktu terdengar suaranya Auwyang Hong: "Meski juga kau lari ke ujung langit, akan aku kejar kau sampai di sana!"
Ciu Pek Thong tertawa terbahak.
"Kalau begitu, biarlah kita jangan gegares jangan tidur!" dia berkata nyaring.
"Biar kita terus kejar-kejaran untuk mendapat tahu, siapa yang larinya paling kencang, siapa yang paling ulet. Kau berani atau tidak"!"
"Baik!" menyambut Auwyang Hong. "Mari kita lihat siapa yang akan lebih dulu mampus kecapaian!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bab 51. Ajalnya Auwyang Kongcu
Sebenta saja terdengar perkataan dan tertawanya Auwyang Hong dan Ciu Pek Thong berdua, atau
sejenak kemudian, suara mereka terdengar sudah jauh mungkin di luar belasan tombak.
Koan Eng dan Yauw Kee duduk menjublak. Tak tahu mereka siapa kedua orang itu, mereka heran. Apa perlunya dua orang itu muncul di tengah malam buta rata" Saking ingin tahu, mereka bangun berdiri, terus sambil berpegangan tangan mereka bertindak ke pintu.
Oey Yong sendiri berpikir: "Mereka berdua hendak menguji kekuatan kaki mereka, mestinya ayah
menyaksikan mereka itu."
Benar saja, segeralah terdengar suaranya Koan Eng,
"Ah, aneh! Mana Couwcu?"
"Lihat di sana!" berkata Yauw Kee. "Bukankah di sana ada bayangan tiga orang" Bayangan yang paling belakang itu mirip sama bayangan couwsu."
"Ya, benar!" berkata Koan Eng. "Kenapa dalam sekejap saja mereka itu sudah pergi begitu jauh"
Siapakah itu dua orang yang lain" Mereka lihay sekali!
Sang kita tidak dapat melihat mereka?"
Kata Oey Yong dalam hatinya: "Tidak peduli kamu melihat si bisa bangkotan atau si bocah tua bangkotan berandalan, untuk kamu berdua tidak ada
faedahnya?" Habis itu, dua-dua Koan Eng dan Yauw Kee lega hatinya. Dengan kepergian Oey Yok Su sang kakek
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
guru, mereka menganggap berdua saja di rumah
makan itu. Bukankah Sa Kouw pun pergi tidak karuan paran"
Koan Eng lantas merangkul pinggang langsing dari istrinya si pengantin baru.
"Adikku, apakah namamu?" ia menanya perlahan.
Nona Thia tertawa. "Aku tidak hendak membilangi kamu. Kamu terkalah!"
Koan Eng pun tertawa. "Kalau bukannya kucing kecil tentulah anjing cilik, !"
katanya. "Semaunya bukan!" kata si nona, kembali tertawa.
"Itulah si biang kutu gede!"
Koan Eng tertawa pula. Dengan "biang kutu gede"
dimaksudkan harimau. "Oh, kalau begitu tak dapat aku menangkapnya!"
katanya. Nona Thia berontak, ia melompat ke meja. Koan Eng mengejar sambil tertawa-tawa.
Demikian mereka main kejar-kejaran, berputar-
putaran, suara tertawa mereka ramai.
Samar-samar Oey Yong menanmpak bayangan
mereka di antara sinar bintang-bintang, ia terus mengawasi, mulutnya tersenyum sendiri.
"Eh, Yong-jie, coba kau terka, dapatkah dia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menyandak nona Thia atau tidak?" tiba-tiba Kwee Ceng menanya.
"Dia bakal pasti tercandak!" jawab si nona.
"Kalau sudah kena ditangkap, bagaimana?" Kwee Ceng menanya pula.
Oey Yong tidak dapat menjawab. Pertanyaan itu menggeraki hatinya.
Justru itu terdengar suaranya Koan Eng, tandanya ia telah berhasil menyandak dan membekuk Yauw Kee, lalu keduanya saling merrangkul, kembali ke bangku mereka. Mereka bicara dan tertawa dengan perlahan.
Bukan main gembiaranya mereka itu.
Tangan kanan Oey Yong tetap beradu sama tangan kiri Kwee Ceng, ia merasakan telapakan tangannya si anak muda makin lama makin panas, tubuhnya pun bergoyang ke kiri dan ke kanan, bergoyangnya makin lama makin keras. Ia menjadi terkejut.
"Engko Ceng, kau kenapa?" ia menanya.
Kwee Ceng masih belum sembuh totol, bersenda
guraunya Koan Eng dan Yuaw Kee mengganggu
pemusatan pikirannya, lebih-lebih ia berada berduaan saja sama Oey Yong. Sulit untuk dia menguasai dirinya, maka itu tanganya menjadi panas, tubuhnya bergoyang. Ia tidak jawab si nona, hanya ia ulur tangan kanannya akan memegang pundak si nona.
Oey Yong bertambah khawatir. Pemuda itu bernapas memburu keras, hawanya pun bertambah panas.
"Engko Ceng, hati-hati!" ia memperingati, "Kau tenangkan dirimu, kau tetapkan hatimu!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku gagal, Yong-jie," menyahut Kwee Ceng, yang hatinya goncang. "Aku"aku.."
Habis berkata, ia mencoba bangun untuk berdiri.
"Jangan bergerak!" Oey Yong berteriak saking bingungnya. Ia gugup.
Kwee Ceng duduk pula, ia mainkan pernapasannya. Ia merasakan hatinya ruwet, dan dadanya pun seperti hendak meledak.
"Yong-jie, kau tolongi aku, tolongi?" raratpnya.
Kembali ia hendak berbangkit bangun.
"Jangan bergerak!" Oey Yong melarang pula. "Begitu kau gerak, akan aku totoki padamu!"
"Benar, lekaslah kau totok!" kata Kwee Ceng. "Aku tidak dapat menguasai diriku lagi?"
Oey Yong menjadi sangat bingung. Ia tahu, kalau ia menotok, habis sudah latihan ,mereka berdua, yang telah dilakoni dengan susah payah, dikemudian hari mereka harus berlatih dari baru pula. Tapi Kwee Ceng menghadapi bahaya, asal ia berdiri, maka terancamlah jiwanya. Tapi ia tak dapat bersangsi, ia tidak boleh berayal lagi. Dengan menggertak gigi, ia geraki tangan kirinya, dengan tipu "Lan-hoat Hut-huat-ciu", ia menotoki jalan darah ciang-bun di tulang rusuk ke sebelas dari dada kiri si pemuda itu.
Tenaga dalam dari Kwee Ceng telah terlatih
sempurnya sekali, ia dapat menggunai itu secara wajar, maka tempo jari si nona hampir sampai pada sasarannya, ia berkelit sendirinya. Dua kali Oey Yong menotok, dua-dua kalinya gagal. Ketika ia hendak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mengulangi untuk ketiga kalinya, mendadak lengan kirinya tercekal keras, lengan itu kena ditangkap Kwee Ceng.
Cuaca ketika itu sudah mulai terang. Oey Yong berpaling, mengawasi si anak muda. Ia mendapatkan sepasang mata orang merah bagaikan api. Ia terkejut.
Ia pun merasa tangannya ditarik. Mulut Kwee Ceng mengasih dengar suara tak tegas, terang ia kacau otaknya. Terpaksa ia menggeraki pundaknya,
membentur tangan orang. Dengan begitu duri dari baju lapisnya mengenai daging si anak muda.
Kwee Ceng kaget kesakitan, ia tertegun. Justru itu waktu, kupingnya dapat menangkap keruyuknya ayam jago. Mendadak saja, otaknya menjadi terang dan sadar. Dengan perlahan ia lepaskan cekalannya, ia mengasih turun tangannya. Ia pun malu hingga ia jengah sendirinya.
Oey Yong mengawasi. Di jidat anak muda terlihat keringat mengetel. Kulit muka orang pun lesu dan pucat sekali. Tapi, meskipun itu semua, ancaman bahaya sudah lenyap. Maka legalah hatinya, ia menjadi girang.
"Engko Ceng, kita sudah melewati dua hari!" katanya.
"Plok!" demikian satu suara nyaring. Nyata Kwee Ceng telah menggaplok mukanya sendiri. "Sungguh berbahaya!" katanya. Ia maish hendak menggaplok lagi atau si nona mencegah.
"Jangan, itulah tak ada artinya!" kata Oey Yong tertawa. "Kau ketahui lihaynya Loo Boan Tong, dia masih tak sanggup mempertahankan dri dari suara seruling ayahku, apapula kau tengah terluka parah?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tanpa merasa, karena ancaman bahaya itu, Kwee Ceng dan Oey Yong sudah memasang omong.
Mereka lupa keadaan mereka, mereka tidak ingat lagi untuk main berbisik saja. Koan Eng dan Yauw Kee tengah kelelep asmara, mereka tidak mendapat
dengar, tetapi tidak demikian dengan Auwyang Kongcu di ruang dalam. Pemuda ini memasang kupingnya, hingga ia mengenali suaranya Oey Yong. Ia kaget berbareng heran. Ia masih mendengar lagi tapi suara lantas sirap. Ia menjadi sangat menyesal karena kedua kakinya luka parah hingga ia tak mampu berjalan.
Tetapi ia ingin berjalan pula, maka terpaksa ia menggunai kedua tangannya, yang dijadikan seperti kaki, hingga tubuhnya terangkat ke atas, kakinya naik tinggi sedangakan kepalanya berada di bawah!
Koan Eng bersama pengantinya berdiri berendeng, tangan kirinya merangkul leher istrinya itu, terletak di pundak istrinya. Ia terkejut ketika kupingnya dapat mendengar suara berkerisiknya rumput, segera ia menoleh. Maka terlihatlah olehnya seorang berjalan dengan kedua tangan di jadikan kaki. Ia segera berbangkit seraya mencabut goloknya.
Auwyang Kongcu telah terluka parah, ia pun sudah kelaparan, tubuhnya menjadi sangat lemah, ketika ia lihat berkelebatnya sinar golok, kagetnya tak kepalang, tidak ampu lagi ia roboh pingsan.
Koan Eng melihat orang tengah sakit, ia lompat maju untuk mengasih bangun, buat dikasih duduk di atas bangku, tubuhnya disenderkan pada meja.
Selahi suaminya menolongi orang, Thia Yauw Kee menjerit kaget. Ia tidak uash mengawasi lama akan mengenali orang adalah Auwyang Kongcu, yang di Poo-ceng telah menangkap padanya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Koan Eng menoleh dengan lantas karena jeritan istrinya itu. Ia terkejut akan mendapatkan muka si istri, yang seperti orang ketakutan sangat.
"Jangan takut," ia menghibur. "Dia telah patah kakinya."
Tapi istrinya menyahut lain.
"Dia orang jahat, aku kenali dia!" demikian sahutnya.
"Oh!" seru Koan Eng tertahan.
Auwyang Kongcu mendusin sendirinya.
"Bagi aku nasi, aku lapar sekali," ia memohon.
Yauw Kee mengawasi. Ia melihat orang bermata
coleng dan beroman sangat kucel, timbul rasa
kasihannya. Ia memang berperangai halus dan
pemurah hati, ia menjadi tidak tega. Ia menghampirkan kuali untuk mengisikan satu mangkok nasi, yang mana ia angsurkan pada pemuda yang bercelaka itu.
Auwyang Kongcu menyammbuti, terus ia makan.
Habis satu mangkok, ia minta pula, maka habislah tiga mangkok, setelah mana ia merasa tenaganya pulih. Ia mengawasi Yauw Kee. Mendadak timbul pula pikiran yang buruk.
"Mana nona Oey," ia tanya.
"Nona Oey yang mana?" Oey Yong balik menanya.
"Nona Oey putrinya Oey Yok Su dari Tho Hoa To,"
Auwyang Hong menjawab. "Oh, kau kenal nona Oey?" kata Koan Eng. "Kabarnya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dia sudah menutup mata?"
Pemuda itu tertawa. "Ah, kau hendak memperdayakan aku?" katanya.
"Terus-terang aku telah mendengar suaranya barusan!" Terus dengan mendadak ia menekan meja dengan tangan kirinya, atas mana tubuhnya melesat, hingga dilain saat ia sudah berdiri pula dengan kedua tangannya. Ia berputaran di ruang itu, untuk mencari Oey Yong. Sia-sia ia mencari, maka ia memasang mata sambil memasang kupingnya. Ia mengawasi ke arah darimana datangnya suara Oey Yong datang, ialah arah timur. Tapi di situ ada tembok, tidak ada pintu. Ia sangat cerdas, tak usah berpikir lama, ia lantas mencurigai lemari.
"Mesti ada rahasianya di situ," demikian pikirnya. Maka ia lantas menarik meja, dibawa ke depan lemari itu, habis mana ia naik ke atas meja itu, untuk segera membuka daun lemari. Ia menyangka ada pintu
rahasia di situ, tapi ia kecele. Ia melihat bagian dalam lemari yang hitam dan kotor. Ia berputus asa akan tetapi pikirannya bekerja terus juga. Maka terlihatlah olehnya mangkok besi, bahkan di situ ia mendapatkan beberapa tapak jari tangan, yang masih baru.
Mendadak hatinya tergerak. Segera ia mengulur tangannya, meraih mangkok itu. Ia menarik tetapi mangkok tidak bergeming. Ia tidak mau sudah,
sekarang ia memutar. Mangkok itu terus bergerak, ia memutar terus. Maka segeralah terdengar suara apa-apa, disusul sama bergeraknya pintu rahasia hingga di sana terlihat Oey Yong dan Kwee Ceng lagi duduk di dalam kamar rahasia itu.
Bukan main girangnya kongcu ini melihat si nona, hanya menampak Kwee Ceng ada beserta nona itu, ia berbalik menjadi kaget berbareng iri dan cemburunya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lantas timbul, iri hatinya menyusul.
"Adikku, apakah kau tengah berlatih?" ia menanya. Ia melihat dua orang itu berdiam saja.
Semenjak tadi Oey Yong merasa pasti rahasianya bakal ketahuan. Ia telah mengawasi setiap gerak-geriknya Auwyang Kongcu itu, ketika orang membuka lemari, ia lantas berpikir.
"Jangan bergerak," ia bisiki Kwee Ceng. "Aku akan pancing dia datang dekat, lalu kau hajar dia dengan ang Liong Sip-pat Ciang, untuk menghabiskan
padanya." "Tetapi aku tidak dapat menggunai tenaga di tanganku," Kwee Ceng membilang, berbisik juga.
Oey Yong masih hendak berbicara pula atau pintu sudah terbuka dan Auwyang Kongcu muncul di depan mereka, maka lekas-lekas ia mengasah otaknya:
"Dengan cara bagaimana aku dapat menghalau dia hingga dia suka pergi jauh-jauh, supaya aku bisa melewatkan terus lima hari lima malam dengan
tenang" Kalau aku membuka mulut, bisa celaka engko Ceng"Bagaimana sekarang?"
Auwyang Kongcu jeri terhadap Kwee Ceng, melihat orang berdiam saja, ia mengawasi dengan tajam hingga ia dapat melihat roman yang lesu, mukanya pucat. Dia lantas ingat pembilangan pamannya bahwa Kwee Ceng itu pernah dihajar dengan Kuntauw Kodok di dalam istana, kalau tidak lantas mati, si anak muda mestinya terluka parah. Maka sekarang, ia melihat keadaannya Kwee Ceng dan menyaksikan sikapnya mereka berdua, sebagai orang cerdik, ia lantas dapat menduga duduknya hal. Untuk mendapat kepastian, ia hendak mencoba.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Adik, kau keluarlah," ia berkata. "Buat apa berdiam di dalam kamar ini, cuma-cuma pikiran menjadi pepat?"
Sembari berkata, ia mengulur sebelah tangannya, berniat menarik ujung baju si nona.
Oey Yong tidak menyahuti, hanya ia angkat
tongkatnya dengan apa ia menghajar kepala orang.
Auwyang Kongcu kaget, dengan lekas ia berkelit.
Hebat serangan itu, sebagaimana anginnya pun
berkesiur keras. Ia lompat jumpalitan, akan trun dari meja.
Oey Yong menjadi sangat menyesal. Kalau dapat ia bergerak, ia bisa menyusuli dengan serangan yang kedua, yang pasti tidak bakal gagal. Sekarang ia cuma bisa numprah terus, jengkelnya bukan kepalang.
Sementara itu Koan Eng dan Yauw Kee heran bukan main mendapatkan kamar rahasia itu serta di
dalamnya ada orangnya, mereka sampai diam
menjublak saja. Ketika kemudian mereka mengenali Oey Yong dan Kwee Ceng, itu waktu si nona Oey sudah menyerang Auwyang Kongcu, tetapi
serangannya gagal. Setelah itu, pemuda itu naik pula ke meja, untuk beraksi. Ia jadi berani karena ia melihat Oey Yong tidak bergerak untuk menyusul padanya, dugaannya menjadi satu kepastian. Begitulah ia menyerang si nona, tangan siapa ia hendak tangkap untuk ditarik. Kalau Oey Yong menghajar dia dengan tongkat, ia senantiasa main berkelit. Kalau ada ketikanya, ia menotok.
Oey Yong kewalahan, tidak peduli ilmu tongkatnya lihay. Ia tidak berani bangun, untuk meninggalkan Kwee Ceng. Karena ini, lama-lama ialah yang kena
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
terdesak. Koan Eng dan istrinya melihat keadaan buruk untuk nona Oey itu, dengan serentak mereka maju untuk membantui. Mereka masing-masing menggunai golok dan pedang.
Auwyang Kongcu melihat majunya suami-istri itu, ia tertawa lebar dan panjang, sambil tertawa tubuhnya bergerak, sebelah tangannya menyambar ke arah Kwee Ceng.
Pemuda itu melihat bahaya mengancam, akan tetapi ia tidak dapat menangkis atau berkelit, terpaksa ia tutup rapat kedua matanya untuk menantikan maut datang.
Oey Yong kaget bukan main, ia segera menyerang.
Auwyang Kongcu sudah bersiap, begitu tongkat tiba, ia menanggapi, ia mencekal, lalu ia menarik keras.
Dalam tenaga, tentu saja nona Oey kalah, sedang sebelah tangannya tidak dapat ia gunakan. Bahkan ia khawatir sekali tangannya itu lepas dari tangan Kwee Ceng. Sekalipun tubuhnya terhuyung, ia berdaya untuk mempertahankan diri. Tidak ada jalan lain, terpaksa ia lepaskan tongkatnya, untuk tangannya itu dipakai merogoh ke dalam sakunya, untuk meraup jarumnya, dengan apa ia menyerang ke arah musuh yang licik itu.
Auwyang Kongcu terkejut. Jarak di antara mereka cukup dekat, ketika ia melihat barang berkeliauan, ia lantas menjatuhkan diiri rebah di atas meja. Tanpa berkelit secara demikian, pastilah ia celaka. Justru itu, Koan Eng datang dengan bacokannya.
Kembali Kongcu itu kaget, terpaksa ia menggulingkan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
diri ke kanan. Golok Koan Eng mengenai meja, sebab sasarannya lenyap. Tengah Koan Eng membacok,
jarumnya Oey Yong tiba, menggenai punggungnya. Ia kaget sebab dengan segera ia merasakan separuh tubuhnya tak dapat digeraki. Maka ketika Auwyang Hong menyambar, ia kena dicekuk tanpa berdaya.
Sebat luar biasa, keponakannya Auwyang Hong
mencekal tangan orang. "Bagus!" katanya.
Itu waktu Yauw Kee pun menyerang. Si nona kaget dan hendak menolongi suaminya. Tapi Auwyang
Kongcu ada terlalu lihay untuknya. Pemuda itu berkelit, sambil berkelit, sebelah tangannya menyambar ke dada orang. Ia kaget bukan main. Celaka kalau dadanya itu kena dipegang pemuda ceriwis itu. Lekas-lekas ia mambacok. Auwyang Kongcu menarik pulang tangannya itu, tetapi dia telah berhasil menjambret baju orang, yang kena dia robek. Saking kaget, hampir Yauw Kee membikin pedangnya terlepas, mukanya pucat. Karena ini, ia tidak dapat maju pula.
Auwyang Kongcu duduk numprah di atas meja. Ketika itu, pintu lemari, atau lebih benar pintu rahasia, sudah tertutup pula. Ia bergidik sendirinya kapan ia ingat serangan jarum berbisa dari si nona tadi.
"Budak ini benar-benar lihay," pikirnya. "Tapi biarlah dia, sekarang aku permainkan saja nona Thia, aku tanggung mereka berdua bakal jadi kacau pikirannya, rusak semadhinya. Sampai itu waktu, aku tentu sudah mempunyai daya untuk menguasai mereka?"
Mengingat itu, bukan main girangnya pemuda itu.
"Eh, nona Thia," ia berkata kepada Yauw Kee. "Kamu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menghendaki dia mati atau hidup?"
Ia maksudkan Koan Eng, yang sudah tidak berdaya itu. Ia sudah pikir, nona Thia tidak dapat dilawan dengan keras, mesti dengan halus, supaya ia suka menyerah sendirinya. Jalan itu ialah Koan Eng harus dipakai sebagai alat.
Yauw Kee bingung bukan main. Ia lihat suaminya menutup kedua matanya, tubuhnya tak bergeming.
"Auwyang Kongcu," katanya terpaksa. "Dia dengan kau tidak ada bermusuhan, aku minta sukalah kau merdekakan dia?"
"Haha!" tertawa si anak muda. "Kiranya kamu kaum Coan Cin Pay juga ada harinya kamu minta-minta kepada lain orang!"
"Dia"dialah murid dari Thoa hoa Ta, jangan kau celakai dia?" kata pula si nona.
"Siapa suruh dia membacok aku?" kata si anak muda tetap tertawa. "Jikalau bukannya aku berkelit dengan cepat, apakah batok kepalaku masih ada di batang leherku" Jangan kau gertak aku dengan nama Tho Hoa To! Oey Yok Su itu ialah mertuaku!"
Yauw Kee tidak tahu orang bicara benar atau
mendusta. "Kalau begitulah kau yang terlebih tua, kau merdekakanlah dia," kata pula ia. "Biarlah dia menghanturkan maaf padamu."
"Mana bisa gitu gampang, he?" Auwyang Kongcu pula.
"Jikalau kau menghendaki juga aku melepaskan dia, kau mesti menerima baik permintaanku."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Yauw Kee mengawasi paras orang, ia mendapat duga orang bermaksud tidak baik, maka itu ia lantas tunduk, ia tidak menyahuti.
"Kau lihat!" berkata Auwyang Kongcu, tiba-tiba. Ia mengangkat tangannya menghajar ujung meja hingga ujung meja itu semplak seperti bekas dibacok.
Yauw Kee terkejut. "Suhu juga tidak selihay dia ini," pikirnya.
Auwyang Kongcu mewariskan kepandaiannya
Auwyang Hong, sang paman, maka itu, dia menang banyak daripada Sun Put Jie. Ia senang mendapatkan si nona berkhawatir.
"Begini permintaanku," kata dia. "Inilah apa yang aku titahkan kau lakukan, kau mesti lakukan, jikalau kau tidak menurut, kau mesti lakukan, jikalau kau tidak menurut, maka leher dia akan aku bikin macam
begini!" Dia mengasih contoh dengan ancaman tangannya, seperti tadi ia membacok meja, tetapi kali ini ia tujukan kepada batang leher Koan Eng.
Nona Thia kaget hingga ia menjerit.
"Kau menurut atau tidak?" Auwyang Kongcu tanya.
Dengan terpaksa Yauw Kee mengangguk.
"Bagus!" seru keponakannya Auwyang Hong. "Begini barulah anak manis! Nah, pergilah kau menutup pintu!"
Yauw Kee berdiri diam. "Kau dengar tidak kataku?" Auwyang Kongcu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
membentak. Takut Yauw Kee, maka dengan terpaksa, dengan hati berdebaran, ia menutup pintu.
"Bagus!" anak muda itu tertawa grang. "Tadi malam kamu berdua menikah, aku mendengarnya dengan
nyata, cuma anehnya, di dalam kamar pengantin, kamu tidak membuka pakaian. Di kolong langit ini tidak ada suami-istri seperti kamu! Sekarang kau
loloskanlah semua pakaianmu, sepotong juga tak boleh ketinggalan. Jikalau kau tidak menurut, segera aku kirim suamimu ke alam baka, hingga kau lantas menjadi janda muda!"
Koan Eng tidak dapat menggeraki kaki tangannya, tetapi kupingnya mendengar segala apa dengan nyata dan matanya melihat segala sesuatu, maka itu ia murka bukan main, hingga matanya seperti mau
melompat keluar, hatinya seperti mau meledak. Ia hendak meneriaki istrinya buat jangan menuruti permintaan itu, supaya istri itu pun melarikan diri, apa celaka, ia tidak dapat membuka mulutnya.
Sementara itu Oey Yong di dalam kamarnya telah siap sedia. Ialah yang mengunci pula pintu rahasia selagi Auwyang Kongcu merobohkan Liok Koan Eng. Ia
mencekal pisaunya kalau-kalau si anak muda
menyerang untuk kedua kalinya. Maka ia kaget, mendongkol berbareng gusar mendengar Auwyang
Kongcu menitah Yauw Kee melepaskan pakaiannya untuk bertelanjang bulat. Dilain pihak, dasar sifatnya kekanak-kanakan, ia ingin melihat Yauw Kee akan meluluskan atau tidak permintaan kongcu Auwyang itu".
Maka itu masih menantikan".
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Mengapa sulit untuk meloloskan pakaian?" berkata pula Auwyang Kongcu. "Ketika kau dilahirkan dari dalam perut ibumu, apakah kau pun berpakaian" kau bilang, kau hendak melindungi mukamu atau jiwanya dia?"
Kembali ia menuding kepada Koan Eng.
Nona Thia berdiam, otaknya bekerja keras.
"Nah, kau bunuhlah dia!" kata dia akhirnya, suaranya dalam.?
Auwyang Kongcu melengak. Sungguh dia tidak
menyangka si nona dapat memberikan jawaban itu. Itu menjadi terlebih kaget ketika ia melihat nona itu mengayun pedangnya ke arah lehernya sendiri.
Dengan lantas ia menimpuk dengan sebatang
jarumnya, jarum Touw-kut-ciam, maka jatuhlah pedang di tangannya nona itu.
Yauw Kee membungkuk, untuk menjumput pula
pedangnya itu. Atau tiba-tiba:
"Pengurus hotel! Pengurus hotel!"
Itulah suaranya seorang wanita, yang memanggil pemilik hotel.
Yauw Kee menjadi dapat harapan. Setelah mencekal pedangnya, ia lompat ke pintu, untuk segera
membukai itu. Maka ia melihat seorang wanita muda, yang pakaiannya putih, berdiri di muka pintu, rambutnya dibungkus dengan kain putih juga dan dipinggangnya tersoren sebatang golok. Dia beroman kucel tetapi itu tidak menutupi kecantikannya. Ia tidak kenal nona itu tetapi dia mau anggap orang adalah penolongnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Silahkan masuk, nona!" katanya lekas.
Nona itu berdiri bengong melihat "pemilik" rumah berpakaian mewah tetapi tangan mencekal pedang. Ia mengawasi sekian lama, baru ia berkata: "Di luar ada dua peti mati, bolehkah itu dibawa ke dalam?"
Kalau di dalam rumah orang biasa, pasti sekali jenazah orang tidak dapat dibawa masuk, lain adalah dengan rumah penginapan, bahkan kali ini dalam suasana luar biasa itu. Untuk Yauw Kee, jangan kata baru dua buah, seratus pun ia akan mengijinkannya dibawa masuk.
"Baik, baik!" sahutnya cepat. "Silahkan!"
Nona itu heran mendapatkan pelayanan istimewa dari
"pemilik" rumah penginapan ini akan tetapi ia lantas menoleh keluar, untuk menggapaikan. Maka lantas juga masuk delapan orang yang menggotong dua
buah peti mati, di bawa ke ruang dalam. Ketika ia berpaling ke arah Auwyang Konngcu, ia kaget sekali, dengan segera ia menghunus golok dipinggangnya.
Auwyang Kongcu sudah lantas tertawa lebar.
"Inilah dia jodoh yang telah ditakdirkan Thian!" katanya nyaring. "Dari jodoh telah tertakdir itu, orang tidak dapat meloloskan diri! Inilah peruntungan baik yang diantarkan sendiri! Jikalau peruntungan ini tidak diterima, sungguh durhaka!"
Nona itu bukan lain daripada Bok Liam Cu, yang pernah ia tawan.
Sesudah bentrok hebat sama Yo Kang di Poo-eng, ludas sudah pengharapan nona Bok ini, hatinya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menjadi tawar, cuma tinggal satu hal yang ia berati, maka itu ia lantas ke Tiong-touw (Peking) dimana ia ambil jenazah ayah dan ibunya untuk dibawa pulang ke dusun Gu-kee-cun di Lim-an, untuk dikubur di kampung halamannya itu. Hebat untuknya, seorang wanita, membawa-bawa peti mati orang tuanya disaat negara demikian kacau. Ketika itu tentara Mongolia tengah menyerang negara Kim. Ia pun, ketika ia meninggalkan kampung halamannya, usianya baru baru lima tahun, maka ia tidak ingat lagi kampung halamannya itu. Maka juga setibanya, begitu melihat pondokannya Sa Kouw, lantas ia memikir untuk
singgah terlebih dahulu, sambil singgah, ia mencari keterangan. Maka adalah diluar sangkaannya, disini ia justru bertemu pula sama keponakannya Auwyang Hong itu. Tentu sekali ia tidak tahu nona itu dengan pakaian mewah itu tengah diperhina si anak muda. Ia belum pernah bertemu dangan nona Thia dan
sekarang ia menyangka nona Thia itu ialah gula-gulanya pemuda itu. Dengan menghunus goloknya, ia lantas membacok si anak muda, habis mana ia
berlompat untuk lari keluar. Atau ia merasakan angin menyambar, dari orang yang lompat lewat diatasan kepalanya. Ia lantas membacok ke atasan kepalanya itu.
Auwyang Kongcu lihay sekali. Dengan tangan
kanannya, dengan dua jeriji, dia menekan belakang golok, dengan tangan kiri, ia menangkap lengan si nona, maka sedetik itu juga, terlepaslah goloknya Liam Cu, hingga berbareng mereka jatuh ke atas sebuah peti mati. Keempat tukang gotong kaget hingga mereka berteriak, mereka roboh, peti matinya jatuh, mereka babak belur mukanya sebab terkena pikulan dan saling tubruk.
Dengan tangan kanan merangkul nona Bok, dengan tangan kanan Auwyang Kongcu menghajar tukang-
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tukang gotong itu hingga mereka ini menjerit-jerit dan terus merayap, untuk lari keluar, diturut oleh empat tukang gotong lainnya, hingga mereka tidak memikir untuk meminta upah pula.
Selama kejadian itu, Yauw Kee lompat kepada Koan Eng, yang rebah di lantai, untuk dikasih bangun. Ia bingung sekali, tidak tahu ia bagaimana harus menyingkirkan diri mereka.
Auwyang Kongcu melihat sikapnya Yauw Kee, dengan sebelah tangan menekan peti mati, sambil terus merangkul Liam Cu, ia lompat kepada nona Thia itu, yang mana ia terus peluk dengan tangan kanannya, setelah mana ia duduk di atas kursi. Sambil tertawa lebar, ia berkata: "Adik Oey, kau juga datang ke mari!"
Sedangnya pemuda ini kegirangan, mendadak ada bayangan yang berlompat dari luar, masuk ke dalam, maka dilain saat ketahuanlah dia adalah Yo Kang!
Yo Kang ini, sehabisnya dihinakan Oey Yok Su, tidak meninggalkan Gu-kee-cun. ia bersakit hati dan ingin sangat dapat melampiaskannya. Karena kerasnya hati, ia dengan perkenan Wanyen Lieh, ia memisahkan diri.
Di luar Gu-kee-cun, dia berdiam di dalam pepohonan yang lebat. Diwaktu malam, ia melihat Oey Yok Su, Auwyang Hong dan Ciu Pek Thong bertiga mondar-mandir, tentu sekali terhadap mereka ia tidak bisa berbuat apa-apa. Lantas paginya ia melihat Bok Liam Cu membawa jenazah orang tuanya. Diam-diam ia menguntit nona ini sampai di rumahnya Sa Kouw. Baru nona ini masuk ke dalam atau lantas tukang-tukang gotong peti itu lari serabutan. Ia menjadi heran, maka lantas ia memburu ke dalam. Di pintu ia mengintai, ia tidak melihat Oey Yok Su, sebaliknya ia mendapatkan Auwyang Kongcu duduk di kursi dengan air muka terang, dirangkulannya kiri kanan ada kedua nona
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
cantik, ialah Bok Liam Cu dan Thia Yauw Kee, yang lagi dipermainkan. Tidak ayal lagi, ia melompat masuk.


Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Oh, siauw-ongya, kau telah kembali!" menegur Auwyang Kongcu kapan ia melihat pangeran itu.
Yo Kang mengangguk. Auwyang Kongcu melihat muka orang muram, ia
lantas menghibur. "Jangan kecil hati, jangan berduka, siauw-ongya,"
katanya. "Juga di jaman dulu Han Si pernah menerima penghinaan merangkak di bawah selangkangan orang: Seorang laki-laki dia harus dapat berlaku keras dan lunak. Itulah tidak ada artinya. Kau sabar saja, kau tunggu sampai kembalinya pamanku nanti kau boleh melampiaskan sakit hatimu ini!"
Ia menduga pangeran ini berduka karena bekas
diperhina. Yo Kang mengangguk pula, tetapi matanya
mengawasi Liam Cu. Auwyang Kongcu tertawa. "Siauw-ongya," katanya, "Tidakkah kedua si cantik kepunyaanku ini tak ada kecelaannya?"
Kembali pangeran ini mengangguk.
Auwyang Kongcu tidak tahu ada hubungan apa di antara si pangeran dengan Liam Cu itu sebab tempo mereka itu berdua mengadu kepandaian di jalan besar di Tong-touw, ia tidak hadir bersama. Mulanya Yo Kang tidak memperhatikan si nona, sampai si nona itu mencintai dia dengan sungguh-sungguh hati, hingga
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ada janji untuk menikah, maka itu sekarang, melihat nona itu dalam rangkulan Auwyang Kongcu, hatinya panas. Ia dapat mengendalikan diri, dari itu ia tidak mengentarakan suatu apa.
Lagi-lagi Auwyang Kongcu tertawa dan berkata:
"Semalam ada orang menikah di sini, maka itu di dalam almari ada arak dan daging ayam! Siauw-ong tolong kau ambilkan itu, mari kita minum bersama.
Nanti aku menyuruh kedua si cantik ini meloloskan semua pakaiannya, supaya mereka menari untuk
menggembirakan kau minum arak!"
"Itulah bagus!" sahut Yo Kang tertawa.
Bukan main panasnya hati Liam Cu melihat sikapnya Yo Kang ini, karenanya hatinya menjadi dingin, ingin ia membunuh diri di depan kekasihnya itu, supaya ia bebas dari penderitaan ini. Segera juga ia melihat Yo Kang mengambil arak dan ayam dan kemudian duduk minum dan dahar bersama Auwyang Kongcu.
Auwyang Kongcu mengisikan dua cawan arak, ia bawa itu ke depan mulutnya nona itu, sembari tertawa ia kata: "Mari minum arak dulu, baru kamu menari!"
Kedua nona ini gusarnya bukan main, hampir mereka pingsan. Tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa juga.
Tubuh mereka sudah di totok pemuda itu. Ketika cawan arak ditempelkan ke mulut mereka, masih mereka tidak berdaya. Maka diakhirnya, mereka mesti menenggak air kata-kata itu.
"Auwyang Sianseng," berkata Yo Kang, "Sungguh aku mengagumi kepandaian kau! Mari aku beri selamat padamu dengan secawan arak, habis itu baru kita menonton tarian!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Auwyang Kongcu tertawa bergelak, ia menyambuti araknya itu, untuk dihirup kering. Habis itu ia menotok bebas Yauw Kee dan Liam Cu, cuma kedua tangannya masih menekann jalan darah mereka yang dinamakan sintong-hiat, yang adanya dipunggung. Ia kata: "Baik-baik saja kamu mendengar perkataanku, dengan
begitu kamu tidak bakal menderita, sebaliknya, kamu akan mendapat kesenangan!"
Liam Cu menunjuk kepada kedua peti mati itu.
"Yo Kang!" katanya, bengis, "Kau lihat, jenazah siapakah itu"!"
Pangeran itu memandang ke peti mati yang ditunjuk itu. Yang pertama ia tampak ialah tulisan tinta merah yang berbunyi: "Tay Song Gie-su Yo Tiat Sim Sim cie-leng". Artinya, "Jenazah dari Yo Tiat Sim, orang gagah dari jaman ahala Song". Sebenarnya hatinya terkesiap, tetapi ia menguatkan diri, ia menunjuki sikap acuh tak acuh. Bahkan ia kata kepada Auwyang Kongcu:
"Auwyang Sianseng, kau pegangi kedua nona manis ini, hendak aku meraba-raba kaki mereka, untuk membuktikan siapakah yang kakinya terlebih mngil?"
Auwyang Kongcu tertawa. "Siauw-ongya sungguh jenaka!" katanya. "Aku lihat tentulah kaki dia ini yang terlebih mungil!"
Dan ia meraba kakinya Thia Yauw Kee.
"Ah, belum tentu!" berkata Yo Kang, yang terus saja membungkuk hingga ke kolonng meja.
Dua-dua Liam Cu dan Yauw Kee sudah mengambil
putusan, begitu mereka diraba, mereka hendak
menendang tempilingan pangeran itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Yo Kang, tidak segera meraba, hanya ia tertawa.
"Auwyang Sianseng, kau minum lagi satu cawan!"
katanya, "Habis minum nanti aku beritahu, dugaanmu cocok atau tidak"."
"Bagus!" sahut Auwyang Kongcu, seraya ia mengangkat cawannya.
Yo Kang sambil membungkuk melirik di saat pemuda itu dongak untuk minum, kemudian ia mengeluarkan tombak buntung dari sakunya, dengan itu dengan sekuat tenaga - sambil ia mengertak gigi - ia menikam ke arah perut orang, hingga tombak itu nancap dalam lima atau enam dim, menyusul mana, ia membaliki meja!
Kejadian ini mendadak sekali dan luar biasa juga, maka itu Oey Yong dan Kwee Ceng, juga Bok Liam Cu, Liok Koan Eng dan Thia Yauw Kee menjadi kaget dan heran sekali.
Auwyang Kongcu menggeraki kedua tangannya, ia membuatnya Liam Cu dan Yauw Kee terbalik dari kursinya, sedang cawan arak di tangannya ditimpuki ke arah Yo Kang!
Pangeran ini berkelit sambil mendak, maka jatuhlah cawan itu ke lantai, pecah hancur dengan mengasih dengar suara nyaring.
Yo Kang berkelit dengan terus menjatuhkan diri, untuk bergulingan, maksudnya buat lari ke pintu, apa mau ia terhalang peti mati. Terpaksa ia berlompat bangun dan memutar tubuhnya, mengawasi Auwyang Kongcu.
Hatinya menjadi ciut kapan ia melihat pemuda itu berdiri dengan tubuh doyong ke depan, kedua
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tangannya berpegangan pada kursi, sepasang
matanya mendelik, wajahnya seperti tertawa dan bukannya tertawa. Ia menggigil sendirinya.
Sebenarnya ia berniat lari menyingkir tetapi itu sepasang mata tajam dan bengis membuatnya kakinya seperti terpaku.
Auwyang Kongcu melengak dan tertawa.
"Aku si orang she Auwyang telah malang melintang seumur hidupku, aku tidak menyangka bahwa hari ini aku mesti mati di tangan kau, binatang!" katanya bengis. "Cuma satu hal yang aku tidak mengerti!
Siauw-ongya, mengapa kau mencoba membunuh
aku?" Yo Kang tidak menjawab, hanya dengan menenjot diri, ia hendak berlompat ke pintu, guna melarikan diri. Ia telah pikir, setelah berada di luar pintu, baru ia hendak memberikan keterangannya. Selagi tubuhnya
melayang, mendadak ia merasakan belakang lehernya kena dicengkram keras sekali, bagaikan terbangkol gaetan besi, hingga ia tak mampu berlompat lebih jauh, bahkan sebaliknya, ia jatuh ke atas peti mati -
jatuh bersama-sama tubuhnya Auwyang Kongcu -
yang telah melompat menyambar padanya.
"Kau tidak mau bicara, apakah kau hendak membikin aku mati tak meram"!" kata Auwyang Kongcu sembari tertawa. Nyata ia masih kuat sekali.
Yo Kang tahu ia ada bagian mati, hatinya menjadi besar. Ia tertawa dingin.
"Baiklah, nanti aku memberi keterangan padamu!"
sahutnya. "Tahukah kau, siapa dia?" Ia menunjuk kepada nona Bok.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Auwyang Kongcu memandang Liam Cu. Nona ini
memegang golok di tangan, siap untuk menerjang, guna menolongi si pangeran, cuma ia masih bersangsi sebab ia khawatir nanti melukai kekasihnya.
"Dia"dia.." kata Auwyang Kongcu, yang terus terbatuk-batuk.
"Dialah tunanganku!" Yo Kang meneruskan. "Dua kali kau menghina dia, mana aku dapat membiarkannya?"
"Benar," kata Auwyang Kongcu. Dia masih tertawa.
"Mari kita sama-sama pergi ke neraka"!" Dia mengangkat kepalannya, untuk di kasih turun ke batok kepalanya si pangeran?".
Liam Cu kaget hingga ia berteriak, hendak ia
menolong tetapi sudah tidak keburu.
Yo Kang memeramkan kedua matanya, ia menantikan kebinasaannya. Tapi ia menanti sekian lama, ia tidak merasakan hajaran kepada batok kepalanya. Saking herannnya, ia membuka matanya.
Auwyanng Kongcu mengasih lihat senyumannya, tapi tangannya yang mencekuk leher sudah terlepas, maka tempo si pangeran berontak, ia lantas jatuh menimpa peti mati. Sebab ia sudah putus jiwa?"..
Yo Kang melengak, Liam Cu melongo. Hanya sejenak, lantas keduanya lari saling menghampirkan, untuk terus saling berpegangan tangan. Dalam keadaan seperti itu banyak kata-kata yang hendak dikeluarkan tetapi tak sepatah yang dapat diucapkan. ketika mereka memandang mayat Auwyang Kongcu, lantas terbayang apa yang barusan terjadi, sendirinya mereka bergidik.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Yauw Kee sendiri mengasih bangun pada Koan Eng, yang totokannya ia bebaskan.
Koan Eng ketahui Yo Kang adalah pangeran Kim
tetapi orang telah membinasakan Auwyang Kongcu, itu artinya orang telah menolongi padanya, mak aitu ia lantas memberi hormat sambil menjura, habis mana dengan membungkam, ia tuntun tangannya istrinya untuk diajak berlalu dari situ. Sebagai laki-laki, yang mengenal budi, taidak sudi ia menyerang pangeran itu untuk membunuhnya.
Senang hatinya Oey Yong menyaksikan Yo Kang dan Liam Cu bertemu pula satu dengan lain dan
bertemunya dengan itu cara luar biasa. Kwee Ceng pun mengharap-harap Yo Kang itu nanti mengubah kelakuannya. Dengan Oey Yong ia saling memandang, lalu keduanya tersenyum.
Itu waktu terdengar suara Liam Cu.
"Jenazah ayah dan ibumu telah aku bawa pulang,"
katanya kepada Yo Kang. "Sebenarnya itulah kewajibanku, maka aku hanya membuat kau bercapai lelah, adikku," Yo Kang bilang.
Liam Cu tidak mau menimbulkan soal lama, ia lalu menanya bagaimana penguburan harus dilakukan.
Yo Kang mencabut tombaknya dari perut Auwyang Kongcu.
"Paling dulu, kita kubur mayat dia ini," katanya. "Kalau kejadian ini diketahui pamannya, walaupun dunia ini lebar, bai kita tak ada tempat untuk menyembunyikan diri?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Liam Cu menurut, dari itu keduanya lantas bekerja.
Mayat Auwyang Kongcu dikubur begitu saja di dalam pekerangan rumah penginapan Sa Kouw itu. Sesudah beres, mereka pergi ke kampung, untuk meminta bantuan sejumlah penduduk guna menggotong dan mengubur jenazah itu dibelakang rumah. Di sini Yo Kang seperti tidak punya kenalan lagi, tidak ada orang yang yang menanyakan dia ini dan itu.
Setelah penguburan, hari pun sudah malam. Untuk tidur, Liam Cu menumpang pada seorang penduduk sedang Yo kang mengambil tempat di pondokan.
Besoknya pagi si nona pergi menyamperi ke rumah penginapan, ia mendapat Yo Kang justru lagi
membanting-banting kaki dan menyesalkan diri tak hentinya.
"Kau kenapa?" tanya si nona.
"Aku menyesal yang kemaren kita tidak sekalian membinasakan itu dua orang," Yo Kang menyahuti. Ia maksudkan Yauw Kee dan Koan Eng. "Aku tolol, aku dibikin bingung tidak karuan. Mereka sudah pergi, ke mana mereka harus di cari?"
Nona Bok heran. "Perlu apa kita membinasakan mereka?" tanyannya.
"Sebab aku telah membunuh Auwyang Kongcu. Kalau mereka membuka rahasia, kita terancam bahaya"."
Liam Cu berpikir lain. Ia mengerutkan alisnya.
"Seorang laki-laki, dia mesti berani berbuat berani juga bertanggung jawab!" katanya. "Jikalau kau takut kemarin tak seharusnya kau membinaskan dia!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Yo Kang menutup mulutnya, akan tetapi hatinya memikirkan bagaimana ia harus mencari Koan Eng dan Yauw Kee itu, untuk membinasakan mereka.
"Pamannya Auwyang Kongcu benar lihay," kata lagi Liam Cu, "Tetapi jikalau kita menyningkir jauh, musthail dia dapat mencari kita?"
"Adikku, aku memikir lain," berkata Yo Kang.
"Pamannya itu lihay sekali, aku hendak mengangkat dia menjadi guruku."
"Oh, begitu!" kata si nona heran.
"Sebenarnya sudah lama aku kandung niatku ini," Yo Kang menerangkan. "Hanya di pihak Auwyang Kongcu itu ada aturannya yang ditaati turun-temurun, ialah warisan saban-saban cuma diturunkan kepada satu orang. Sekarang Auwyang Kongcu telah mati, maka pasti pamannya itu suka menerima aku sebagai
muridnya!" Pangeran ini berbicara dengan bangga sekali,
tandanya ia sangat girang.
Liam Cu berdiam, hatinya tawar.
"Jadinya kau membunuh dia bukannya untuk menolongi aku?" tanyanya. "Kau jadinya ada maksudmu sendiri!"
"Adikku, kau terlalu bercuriga!" kata Yo Kang tertawa.
"Untukmu aku rela tubuhku hancur lebur!"
"Tentang itu baiklah kita bicarakan di belakang hari saja," berkata si nona kemudian. "Sekarang apa yang kau pikir. kau suka menjadi rakyat yang bersetia dari kerajaan Song yang maha agung atau karena
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
keserakahanmu untuk kedudukan mulia, kau tetap mengakui musuh sebagai ayahmu?"
Yo Kang mengawasi nona itu, wajah yang cantik dan potongan tubuhnya yang bagus sangat menggiurkan hatinya. Hanya kata-kata yang tajam itu membuatnya tidak senang.
"Kedudukan yang mulia?" katanya. "Kedudukan mulia apakah itu" Sekarang ini kota Tiong-touw dari kerajaan Kim telah diserang bangsa Mongolia! Setiap diserang, setiap kali bangsa Kim itu kalah! Di depan mataku sekarang ini ada bayangan dari kemusnahan negara Kim itu!"
Tapi Liam Cu tidak senang mendengar urusan itu.
"Negara Kim kalah, itulah yang paling kita harapkan!"
katanya nyaring. "kau sebaliknya membuatnya sayang"."
"Adikku, untuk apa kau menimbulkan urusan ini?" Yo Kang membujuk. "Kau tahu, semenjak kau pergi, hatiku bersengsara memikirkanmu?" Dengan tindakan perlahan ia mendekati si nona untuk mencekal
tangnnya. Mendengar suara orang yang lemah, hatinya Liam Cu menjadi lemah juga, maka itu ia membiarkan
tangannya dicekal, digenggam perlahan. Cuma karena itu, kulit mukanya menjadi merah.
Yo Kang hendak merangkul nona itu dengan
tangannya yang hendak ketika tiba-tiba kupingnya mendengar beberapa kali suara burung yang lagi terbang, suaranya sangat nyaring. Ia lantas
mengangkat kepala, dongak. Maka ia melihat dua ekor rajawali putih yang besar terbang berputaran.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ketika dulu hari Wanyen Lieh mengejar Tuli, Yo Kang melihat dua ekor rajawali itu, yang kemudian dibawa pergi ke oleh Oey Yong. Maka itu ia jadi berpikir dan menanya dalam hatinya: "Kenapa burung ini sekarang berada disini?" Dengan mencekal terus tangan Liam Cu, ia pergi keluar. Ia melihat burung itu terbang berputaran di atasan mereka. Di dekat pohon yang besar sebaliknya terlihat seorang nona, yang duduk di atas seekor kuda bagus, lagi memandang ke tempat yang jauh. Nona itu memakai sepatu kulit, tangannya mencekal cambuk, dia dandan sebagai wanita
Mongolia. Sesudah terbang berputaran, kedua burung itu terbang ke arah jalan besar, hanya tak lama mereka kembali.
Tidak lama dari jalan besar itu terdengar riuh rendah tindakan kaki kuda, yang dikasih lari.
"Rupanya burung itu memanggil orang," Yo Kang pikir.
"Supaya mereka itu berkumpul sama ini nona Mongolia?"
Segera juga terlihat debu mengepul naik, disusul sama mendatanginya tiga penunggang kuda. Selagi mereka itu mendatangi dekat, terdengarlah suara melesetnya sebatang anak panah, yang dilepaskan ke arah rumah penginapan.
Si nona muda mengeluarkan busur dan anak
panahnya, ia terus memanah.
Kapan ketiga penunggang kuda itu mendengar suara panah tersebut, mereka berseru kegirangan, kudanya lantas dikasih lari lebih keras lagi. Si nona pun melarikan kudanya untuk memapaki.
Kedua pihak sudah datang dekat sekira tiga tombak,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kedua-duanya berseru berbareng, tubuh mereka
mencelat turun dari kuda masing-masing, belum lagi tubuh mereka tiba di tanah, tangan mereka itu sudah saling menyambar, maka itu, akhirnya mereka turun di tanah berbareng.
Menyaksikan kegesitan mereka itu, Yo Kang kaget dan kagum.
"Bangsa Mongolia demikian pandai menunggang kuda dan menggunai panah, pantaslah kalau bangsa Kim kalah!" katanya dalam hati.
Oey Yong dan Kwee Ceng di dalam kamar juga dapat mendengar suara burung dan kuda berlari-larian.
Mereka tetap memasang kuping. Tidak lama dari bitu, mereka mendengar orang mendatangi rumah
penginapan sambil berbicara. Kwee Ceng terperanjat bukan main.
"Ah, kenapakah mereka datang ke mari?" katanya. Ia kenal baik suara mereka itu. Si nona Mongolia adalah putri Gochin Baki, yang oleh Jengiz Khan ditunangkan kepadanya, dan tiga lainnya ialah Tuli, Jebe dan Borchu.
Putri itu berbicara samvil tertawa dengan kakaknya, Oey Yong tidak mengerti sepatah kata juga apa yang dibicarakan itu, sebab mereka menggunai bahasa Mongolia. Kwee Ceng sebaliknya, hingga kulit
mukanya pucat dan ,erah bergantian. Di dalam hatinya pemuda ini berkata: "Di dalam hatiku sudah ada Yongjie, pasti aku tidak dapat menikah dengannya, tetapi sekarang ia menyusul aku sampai di sini" Mana dapat aku merusak kepercayaannya. Bagaimana
sekarang?" "Engko Ceng, siapakah itu nona?" Oey Yong tanya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berbisik, "Apakah itu yang mereka bicarakan" Kenapa kelihatannya kau tidak tenang?"
Kwee Ceng polos dan jujur, sudah beberapa kali ia hendak mengasih keterangan pada Oey Yong, setiap kali ia hendak membuka mulutnya, ia gagal selalu, dengan sendirinya ia menarik pulang apa yang ia pikir untuk diucapkan itu, tetapi sekarang ia ditanya, mana dapat ia berdusta"
"Dialah putrinya Jenghiz Khan, Kha Khan dari Mongolia," menyahut dia. "Dialah tunanganku"."
Oey Yong tercengang, lalu air matanya keluar
mengucur. "Kenapa kau tidak pernah memberitahukan hal ini padaku?" ia menanya kemudian.
"Pernah aku memikir untuk memberitahukan kau, tetapi selalu batal, sebab aku berkhawatir kau tidak senang," Kwee Ceng menyahut. "Pula ada waktunya aku tidak ingat urusan itu."
"Dialah tunanganmu, kenapa kau boleh tidak ingat?"
Oey Yong tanya. "Aku pun tidak tahu jelas. Aku hanya memikir dia sebagai saudara kandungku".Sebenarnya aku tidak ingin menikah dengannya."
Oey Yong heran. "kenapa begitu?" ia menanya.
"Karena pertunangan kami itu ditetapkan oleh Kha Khan sendiri. Ketika itu perasaanku tidak ketentuan, ada kalanya aku senang, ada kalanya tidak. Aku
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
melainkan pikir bahwa perkataannya Kha Khan itu tidak salah. Sekarang ini Yong-jie, mana dapat aku menyia-nyiakan kau untuk menikah dengan orang lain?"
"Nah, habis bagaimana?"
"Aku juga tidak tahu?"
Oey Yong berdiam, lalu ia menghela napas.
"Asal didalam hatimu kau selalu perlakukan baik padaku, biarnya kau menikah dengannya, aku tidak ambil peduli?" Katanya sesaat kemudian. Ia berhenti pula sejenak, untuk lantas menambahkan; "Hanya aku pikir, lebih baik kau tidak menikah dengannya. Aku tidak bergembira melihat lain wanita setiap hari mengintil saja padamu, hingga aku khawatir nanti satu waktu darahku naik hingga aku membuatnya lubang pedang di dalam dada dia! Kalau sampai itu terjadi, tentulah kau bakal mencaci aku"Coba dengar, apa saja yang mereka itu bicarakan?"
Di luar kamar rahasia itu, keempat orang Mongolia itu memang asyik bicara terus.
Putri Mongolia itu lagi bicara tentang perpisahan mereka sama saudara-saudara itu.
Sebenarnya, setelah Kwee Ceng dan Oey Yong
lenyap di hutan, kedua burung itu sia-sia mencari mereka, sebab di tengah laut itu tak ada tempat untuk menclok, akhirnya mereka terbang ke darat, karena mereka ingat majikan mereka yang lama, terus mereka terbang pulang ke Utara. Gochin Baki heran melihat pulangnya kedua burung itu. Ia melihat ada potongan kain diikat di kaki burung. Itulah robekan kain layar.
Dirobekan kain itu ada tulisan hurunf Tionghoa. Ia tidak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mengerti bahasa Tionghoa, ia lantas bawa itu kepada ibunya Kwee Ceng, Nyonya Kwee atau Lie Peng.
Huruf-huruf itu bunyinya "Yoe Lan" artinya "Mendapat bahaya". Tentu saja sang putri menjadi berkhawatir, maka ia lantas berangkat ke Selatan. Itu waktu Jenghiz Khan lagi memimpin angkatan perangnya menyerang bangsa Kim dan pertempuran lagi berlangsung di luar dan di dalam Tembok Besar, maka itu, ke mana si putri mau pergi, tidak ada orang yang melarangnya.
Kedua burung rajawali itu mengerti maksud nona majikannya itu, mereka membawa si nona ke Selatan, untuk mencari Kwee Ceng. Di dalam satu hari, mereka bisa terbang jauhnya beberapa ratus lie, siang mereka terbang pergi, malam mereka terbang kembali.
Diakhirnya tibalah mereka di Liam-an. Di sini Gochin Baki tidak dapat menemui Kwee Ceng, sebaliknya ia bertemu dengan kakak ketiganya.
Tuli ini lagi menerima tugas dari ayahnya. ia di utus ke Lim-an untuk berserikat sama kerajaan Song untuk sama-sama menyerang bangsa Kim. Raja Song -
Song Selatan - merasa kedudukannya aman, ia pun jeri terhadap bangsa Kim, dari itu ia menyambutnya ajakan Tuli dengan tawar. Dia pernahkan Tuli di gedung tetamu, dia berlaku acuh tak acuh terhadap utusan Mongolia itu. Selama itu datang kabar baik yang pihak Mongolia menang terus-terusan, sampai pun kota Tiong-tpuw telah kena dipukul jatuh, itu waktu lantas berubahlah sikapnya menteri-menteri Song itu, lantas saja mereka berlaku manis kepada Tuli, pangeran Mongolia itu. Tuli tidak puas sekali, akan tetapi karena malang sama tugasnya, untuk berserikat sama negara Song, terpaksa ia melayani mereka itu.
Demikian perserikatan dilangsungkan. Karena ini berangkatlah ia kembali ke Utara. Di luar kota Lim-an, kebetulan ia melihat burung rajawali adiknya, ia menyangka kepada Kwee Ceng, tidak tahunya ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bertemu sama adiknya itu. Karena ia ada bersama Jebe dan Borchu, mereka jadi ada berempat. Mereka terus singgah di tempatnya Sa Kouw itu.
"Apakah kau bertemu sama anda Kwee Ceng?" sang adik menanya kakaknya.
Tuli baru mau menjawab atau di luar terdengar suara berisik dari satu pasukan tentara, yang kemudian ternyata adalah satu barisan tentara Song yang ditugaskan mengantar pasukan Mongolia itu.
Yo Kang melihat benderanya pasukan Song itu di mana dituliskan: "Dengan segala kehormatan mengantarkan Utusan Mongolia pulang ke Utara".
Melihat itu hanya menjadi bimbang. Baru beberapa puluh hari yang lalu, dia pun pangeran yang menjadi utusan rajanya atau sekarang dia sebatang kara.
Dapatkah ia menyia-nyiakan kedudukan yang mulia itu"
Bab 52. Barisan bintang Liam Cu mengawasi pemuda itu dengan tingkahnya yang tidak wajar, ia mengerti yang orang tidak dapat melupakan kedudukan mulia atau penghidupan yang mewah, ia menjadi berduka.
Ketika itu punggawa perang yang mengepalai pasukan pengiring pihak Song itu masuk ke dalam rumah penginapan, dengan hormat sekali ia menghadap Tuli, dengan siapa ia berbicara. Tuli pun mengatakan sesuatu. Habis itu ia memutar tubuhnya, untuk dengan membentak memberikan titahnya: "Pergi kamu menanyakan setiap rumah di kampung ini, apa di rumah mereka ada Kwee Ceng Kwee Koanjin! Jikalau
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tidak ada, kamu pergi mencari ke lain tempat!"
Titah itu diterima oleh pasukannya, setelah menyahuti, tentaranya itu bubar.
Tidak lama setelah itu terdengarlah suara ayam ribut beterbangan atau anjing berlarian serta juga jeritan-jeritan dari laki-laki serta tangisan dari orang-orang perempuan. Teranglah sudah kawanan serdadu itu telah menggunai ketikanya yang baik untuk melakukan perampasan.
Mendengar suara berisik itu, Yo Kang mendapat pikiran.
"Kenapa aku tidak mau menggunai ketika ini untuk bersahabat dengan pangeran-pangeran Mongolia ini?"
demikian pikirnya. "Dalam tempo beberapa hari pastilah dapat aku membinasakan mereka itu. Kalau Kha Khan dari Mongolia mengetahui itu, pasti ia menyangka itulah perbuatannya pihak Song, dengan begitu dengan sendirinya perserikatan mereka bakal bubar. Dan itulah apsti menguntungkan pihak Kim"."
Dengan cepat Yo Kang mengambil keputusan.
"Adikku, kau tunggu sebentar," ia berkata kepada Liam Cu. Terus ia pergi menghampirkan si punggawa Song, ketika ia membentak, tangannya digeraki, dengan tangan kirinya ia membikin punggawa itu terguling jatuh celentang, hingga untuk sesaat dia tidak dapat merayap bangun.
Tuli dan Gochin Baki menyaksikan itu, mereka heran.
Yo Kang melihat keheranan orang itu, ia lantas bertindak ke ruang tengah. Di sini ia keluarkan tombak buntungnya, ia angkat itu tinggi melewati kepalanya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
untuk terus diletaki di atas meja. Lalu, setelah menekuk kedua lututnya, mendadak ia menangis
menggerung-gerung. Ia segera mengeluh: "Oh, saudara Kwee Ceng, kau mati secara menyedihkan sekali"..Pasti aku membalas dendam untukmu! Oh, saudara Kwee Ceng?""
Tuli dan saudaranya beramai tidak mengerti bahasa Tionghoa, tetapi mereka mendengar nama Kwee Ceng disebut-sebut, mereka menjadi heran, maka itu selagi punggawa merayap bangun, mereka menitahkan
punggawa ini memberikan keterangan.
Dengan suara terputus-putus Yo Kang kata: "Aku ialah saudara angkatnya Kwee Ceng. Saudara Kwee Ceng telah orang bunuh mati dengan ditikam dengan ujung tombak, aku hendak pergi mencari musuhnya guna membalaskan sakit hatinya itu."
Kapan Tuli dan saudaranya dikasih mengerti, mereka berdiri menjublak. Jebe dan Borchu sebaliknya, mereka menangis sambil menumbuki dada. Mereka ini ingat benar persahabatannya dengan Kwee Ceng itu.
Yo Kang mengarang cerita terlebih jauh dengan menuturkan halnya ia menghajar mundur bangsa Kim di Poo-eng. Cerita ini dpercayai Tuli beramai, bahkan mereka menanyakan penjelasan dan kebinasaannya Kwee Ceng itu. Yo Kang pandai sekali mengatur ceritanya, seperti juga itulah peristiwa benar.
Kwee Ceng di dalam kamar rahasia mendengar
ocehan itu, ia pun terbengong. Sebaliknya Gochin Baki, si putri Mongolia, mendadak ia menghunus golok di pinggangnya, untuk membunuh diri. Hanya ketika golok itu hampir mengenai lehernya, tiba-tiba ia memikir sesuatu, goloknya itu terus ia bacoki kepada meja sambil ia bersumpah: "Jikalau aku tidak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
membalaskan sakit hatinya anda Kwee Ceng, aku sumpah tidak sudi menjadi manusia!"
Yo Kang senang sekali. Nyata akalnya sudah
termakan. Ia terus tunduk, ia menangis pula. Karena ia tunduk, tiba-tiba matanya melihat tongkatnya Oey Yong, yang dirampas Auwyang Kongcu. Itulah tongkat yang bersinar hijau bagus. Ia ketarik hatinya, maka ia jumput tongkat itu.
Oey Yong melihat tongkatnya diambil pemuda itu, ia mengeluh. Tentu sekali ia tidak bisa keluar untuk merampasnya.
Tidak lama tentara datang dengan barang hidangan, Gochin Baki semua tak ada nafsunya untuk menangsal perut mereka. Bahkan mereka lantas minta Yo Kang mengantarkan mereka untuk mencari pembunuhnya Kwee Ceng.
"Marilah!" jawab Yo Kang. Ia membawa tongkat Oey Yong serta terus bertindak ke pintu, diikuti rombongan orang Mongolia itu.
"Siapakah yang Yo kang bakal cari?" Kwee Ceng berbisik pada Oey Yong.
Si nona menggeleng kepala.
"Aku tidak tahu," sahutnya. "Bukankah dia sendiri yang membacok padamu" Dia sangat licik, di dalam halnya kelicikan, aku kalah?"
Justru itu di luar rumah terdengar suara orang bersenandung dengan nada tinggi, katanya: "Malang-melintang dengan mereka, tanpa ikatan, jikalau hati tidak kemaruk akan kemulian, diri sendiri taklah terhina"! Eh, nona Bok, kenapa kau ada di sini?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Itulah suaranya Tiang Cun Cu Khu Cie Kee. Dia menanya Bok Liam Cu selagi si nona baru muncul di ambang pintu. Belum lagi si nona menyahuti, Yo Kang pun bertindak keluar. Kaget ia melihat gurunya itu, hatinya berdenyutan. Tentu sekali ia tidak dapat ketika untuk menyingkirkan diri, maka dengan terpaksa dia menghampirkan guru itu, di depan siapa dia memberi hormat sambil berlutut dan mengangguk.
Khu Cie Kee tidak sendirian, di sampingnya ada Tan Yang Cu Ma Giok, Giok Yang Cu Ong Cie It, Ceng Ceng Sanjin Sun Put Jie serta In Cie Peng, muridnya.
Kedatangan Khu Cie Kee kali ini pun untuk urusan muridnya ini.
Ketika itu hari In Cie Peng kena dihajar Oey Yok Su hingga giginya copot, ia mengadu kepada gurunya.
Kebetulan Khu Cie Kee berada di Lim-an. Dia kaget dan gusar, maka mau lantas ia mencari Oey Yok Su.
Ma Giok sabar, ia mencegah.
"Oey Lao Shia itu dulu harinya sama kesohornya dengan almarhum guru kita," kata Cie Kee. "Di antara kita bertujuh, cuma Ong Sutee yang pernah bertemu dengannya selama rapat di gunung Hoa San.
Siauwtee mengagumi dia, memang siauwtee ingin bertemu dengannya, maka inilah ketikanya yang baik.
Siauwtee tidak memikir untuk menempur dia, kenapa suheng mencegah?"
Ma Giok tertawa dan berkata: "Aku dengar Oey Lao Shia itu aneh tabiatnya, sedang kau, berangasan, maka jikalau kamu bertemu muka, kebanyakan bisa terbit onar. Bahwa ia telah memberi ampun pada Cie Peng, itu tandanya ia menaruh muka?"
Cie Kee tidak dapat dibujuk, dia mau juga pergi, maka
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
itu Ma Giok lantas mengundang saudara-saudaranya untuk pergi ke Gu-kee-cun. Mereka sudah berkumpul tetapi Ma Giok mengusulkan untuk mereka berlima yang pergi terlebih dulu. Tam Cie Toan, Lauw Cie Hian dan Cek Tay Thong menantikan di luar kampung itu, bersiap membantu kalau ada perlunya. Diluar
sangkaan mereka, bukan mereka bertemu Oey Yok Su, mereka melihat Bok Liam Cu. Khu Cie Kee
mengenali nona itu, maka itu selagi bersandung, ia menegur lebih dulu.


Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Melihat muridnya itu, Khu Cie Kee mengasih dengar suara di hidung, "Hm!" Dia tidak memperdulikan.
"Suhu," Cie Peng berkata, "Tocu dari Tho Hoa To menghina teecu justru di dalam ini rumah penginapan."
Cie Peng sebenarnya menyebut Oey Yok Su dengan nama Oey Lao Shia, yang berarti si Oey tua yang tersesat atau si Sesat bangkotan, tetapi ia ditegur oleh Ma Giok, maka ia mengubah sebutannya.
Khu Cie Kee segera menghadapi rumah penginapan itu, dengan nyaring ia berkata: "Murid-murid Coan Cin Kay ialah Ma Giok beramai, datang menghadap
kepada Oey Tocu dari Tho Hoa To!"
"Di dalam tidak ada orang," Yo Kang memberitahukan.
"Sayang, sayang," kata Cie Kee yang membanting-banting kaki. Tapi ia lantas tanya muridnya: "Kau di sini, apa kau bikin?"
Hati Yo Kang sudah goncang karena melihat guru dan sekalian paman gurunya itu, maka atas pertanyaan itu, ia tidak lantas dapat memberikan jawabannya.
Sementara itu Gochin Baki mengawasi Ma Giok, lalu ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lari menghampirkan, terus ia berseru: "Oh, kaulah itu imam yang membantu aku menangkapi rajawali putih.
Lihatlah, sekarang itu sepasang rajawali telah menjadi besar sekali!"
Putri Mongolia ini menunjuk pada burungnya sambil bersiul, atas mana kedua ekor burungnya itu lantas turun, menclok di kedua belah pundaknya.
Ma Giok tersenyum, ia mengangguk.
"Apakah dia pun datang ke Selatan ini untuk pesiar?"
ia menanya. Putri ini tahu siapa yang dimaksudkan dengan "dia" itu, lantas saja ia menangis.
"Anda Kwee Ceng telah dibikin celaka orang hingga mati!" katanya sengit. "Totiang, tolong kau balaskan sakit hatinya!"
Ma Giok terkejut hingga ia mencelat. Dengan bahasa Tionghoa ia lalu memberi keterangan kepada saudara-saudaranya perkataan putri itu.
Khu Cie Kee dan Ong Cie It pun heran, dengan
berbareng mereka lantas menanyakan apa
sebenarnya telah terjadi.
Putrinya Jenghiz Khan segera menunjuk kepada Yo Kang.
"Dialah yang membawa berita, katanya ia melihatnya sendiri," bilangnya. "Coba kau tanyakan dia sendiri!"
Melihat si nona kenal paman gurunya yang tertua, Yo Kang berkhawatir, maka itu ia lantas kata kepada Tuli dan si nona itu: "Kamu tunggu dulu di sebelah depan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sana, aku hendak bicara sama beberapa imam ini.
Sebentar aku susul kamu."
Perkataan ini disalin oleh si punggawa. Mendengar itu Tuli mengangguk, lantas ia ajak adik dan kawannya pergi ke depan, ke utara kampung itu.
"Siapa yang membunuh Kwee Ceng"!" Cie Kee menanya, bengis. "Lekas bicara!"
Dalam takutnya Yo Kang berpikir: "Kwee Ceng itu aku sendiri yang membunuhnya sendiri, sekarang aku mesti menimpakan kesalahan kepada siapa?"
Baiklah aku menyebut seorang lihay, supaya suhu mencari dia, supaya dia mengantarkan jiwanya sendiri, dengan begitu untuk selamanya aku bebas dari mara bahaya?" Maka dengan lagu suara sangat membenci, ia menjawab: "Dialah tocu dari Tho Hoa To!"
Menyusuli jawabannya Yo Kang ini, dari kejauhan terdengar tertawa lebar yang samar-samar, disusul sama suara nyaring seperti bentroknya cecer
rombeng, lalu disusul lagi sama suara yang perlahan sekali, tetapi meskipun perlahan, terdengarnya toh tegas. Suara itu seperti berputaran di luar kampung lantas pergi jauh?""
Akan tetapi Khu Cie Kee kaget berbareng girang.
"Itulah tertawanya Ciu Susiok," katanya.
"Ketiga Suheng pergi menyusul!" kata Sun Put Jie.
"Rupanya suara cecer pecah dan suara memanggil tadi seperti lagi menyusul susiok," kata Ong Cie It.
Ma Giok nampaknya berduka.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kelihatannya dua orang itu berkepandaian tidak ada di bawahan Ciu Susiok," katanya.
"Entah mereka itu orang pandai darimana" Ciu Susiok bersendirian melawan dua musuh, aku khawatir?" Ia lantas menggoyang-goyangi kepalanya.
Khu Cie Kee dan tiga saudaranya mendengari pula, sekarang suara itu lenyap, rupanya orang telah pergi jauh beberapa lie hingga sulit disusul lagi.
"Ada Tam Suko bertiga, kita tidak usah
mengkhawatirkan susiok," kata Sun Put Jie kemudian.
"Aku khawatir mereka tidak dapat menyandak," bilang Cie Kee. "Coba Ciu Susiok mendapat tahu kita berada di sini dan dia datang ke mari?"
Oey Yong dapat mendengar semua pembicaraan
mereka itu, ia tertawa sendirinya.
"Ayahku bersama si bisa bangkotan dan tua bangka berandalan tengah mengadu kepandaian lari!" katanya di dalam hatinya. "Mereka itu bukannya lagi berkelahui.
Umpama kata mereka benar lagi berkelahi, kamu beberapa imam hendak membantu, mana kamu dapat melawan ayahku serta si bisa bangkotan itu?"
Ma Giok yang sabar lalu mengibas tangannya, maka semua orang lantas masuk ke dalam rumah
penginapan untuk pada berduduk.
"Eh, mari aku tanya kau!" kata Cie Kee pada muridnya.
"Aku mau tahu, sekarang ini kau dipanggil Wanyen Kang atau Yo Kang?"
Yo Kang takut sekali. Mata gurunya itu sangat tajam memandang padanya. Kalau ia salah menjawab,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
jiwanya terancam bahaya. Maka lekas-lekas ia
menjawab: "Jikalau bukannya suhu serta Ma Supee dan Ong Susiok yang memberi petunjuk, sampai
sekarang tentu juga teecu masih dalam kegelapan, masih teecu tetap mengaku musuh sebagai ayahku.
Sekarang ini tentu sekali teecu she Yo. Baru saja tadi malam berdua bersama adik Bok ini teecu mengubur jenazah ayah bundaku."
Senang Khu Cie Kee mendengar jawaban itu, ia
mengangguk-angguk, air mukanya pun berubah tak bermuram lagi seperti tadi. Sebagai imam jujur, ia mempercayai orang.
Juga Ong Cie It tidak lagi mendongkol melihat sekarang Yo Kang ada bersama Liam Cu, yang
tadinya dia gusar karena keponakan murid itu
menyangkal perjodohannya dengan nona Bok.
Kebetulan Khu Cie Kee melihat ke lantai tatkala sinar matanya bentrok sama tombak buntung. Ia kenali itu sebagai senjatanya Kwee Siauw Thian. Ia lantas memungutnya, untuk diusap-usap. Nyata ia berduka.
"Pada sembilanbelas tahun yang lampau," katanya perlahan, "Di sini aku telah berkenalan dengan ayahmu serta pamanmu she Kwee, sekarang sesudah belasan tahun lewat, aku melihat ini peninggalan tombaknya, sedang sahabatku itu telah pulang ke alam baka".."
Kwee Ceng mendengar perkataan itu, ia berduka bukan main. Katanya dalam hatinya: "Khu Totiang menyebutnya ialah sahabatnya ayahku, tetapi aku sendiri tidak pernah melihat wajah ayahku itu"."
Kemudian Khu Cie Kee tanya muridnya bagaimana caranya Oey Yok Su membunuh Kwee Ceng.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sudah terlanjur, Yo Kang lantas mengarang cerita.
Ketiga imam itu menghela napas, mereka berduka sekali. Mereka pun mengenal baik itu pemuda she Kwee.
Selama itu hatinya Yo Kang tidak tenang. Ia pun telah berjanji kepada Tuli dan Gochin Baki.
"Apakah kamu berdua sudah menikah?" kemudian Ong Cie It tanya keponakan murid itu, yang ia awasi.
"Belum," sahut Yo Kang. Kali ini ia tidak berani berdusta.
"Lebih baik kalian lekas menikah!" Ong Cie It bilang.
"Khu Suko, baiklah hari ini kau merecoki jodoh mereka, supaya mereka lantas menikah."
Oey Yong dan Kwee Ceng saling mengawasi, dalam hatinya, mereka kata: "Benarkah malam ini kembali kita akan menonton sepasang pengantin?"
Yo Kang sementara itu telah berkata dengan cepat:
"Terserah kepada suhu!"
Tapi Bok Liam Cu berkata: "Mesti dipenuhkan dulu satu permintaanku, yang menjadi syaratku, kalau tidak biarnya mati, aku tidak sudi menikah!"
Nona ini telah lama mengikuti ayahnya merantau maka itu ia beda daripada Yauw Kee.
Khu Cie Kee tersenyum. "Baiklah!" bilangnya. "Apakah itu, nona, kau bilanglah!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ayah angkatku telah dibikin mati oleh Wanyen Lieh, musuh negaraku," menyahut nona Bok, "Maka itu dia mesti membalaskan dulu sakit hati ayahku itu!"
"Bagus!" berseru Cie Kee bertepuk tangan. "Nona, pikiranmu cocok sama pikirannya si imam tua! Nah, anak Kang, bagaimana dengan kau" Kau setujukah?"
Syarat itu hebat sekali, tentu saja Yo Kang menjadi ragu-ragu. Selagi ia berpikir, bagaimana ia harus menjawab, di luar penginapan terdengar suara orang bernyanyi, suaranya serak, dan nyanyiannya ialah lagu
"Lian Hoa Lok", nyanyiannya bangsa pengemis.
Nyanyian itu lantas disusul sama satu suara halus dan tajam, katanya: "Tuan-tuan besar sukalah berlaku murah hati, mengamal untuk satu bun saja"!"
Mendengar suara itu, Bok Liam Cu lantas berpaling, ia mengenali suara itu.
Di ambang pintu terlihat dua orang pengemis, yang satu bertubuh jangkung dan gemuk, yang lainnya kate dan kurus, dan si jangkung gemuk itu umpama kata sebesar empak kali tubuhnya si kate kurus itu. Maka itu sangat luar biasa perbedaaan di antara mereka berdua. Sang tempo telah berselang banyak tahun tetapi nona Bok masih ingat peristiwa ketika usianya tigab elas tahun dulu, ketika lukanya dibalut oleh pengemis itu, sedang Ang Cit Kong, yang menyukai si nona, telah mengajari dia ilmu silat selama tiga hri.
Liam Cu hendak menghampirkan kedua pengemis itu tetapi ia bersangsi tempo ia melihat kedua pengemis itu lantas mengawasi tongkat di tangannya Yo Kang, lalu setelah mereka saling melirik, terus mereka menghampirkan pemuda itu. Dengan menyilangkan kedua tangan mereka, mereka memberi hormat.
Ma Giok semua mengawasi kedua pengemis itu,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dengan hanya melihat tindakan orang dan gerakan tubuhnya, mereka mendapat tahu dua orang ini mesti lihay ilmu silatnya. Mereka juga melihat di punggung orang ada tergendol delapan buah kantung goni, yang mana adalah tanda tingkatan tinggi dari kaum Kay Pang. Hanya mereka tidak mengerti kenapa keduanya demikian menghormat terhadap Yo kang.
Si pengemis kurus lantas berkata: "Saudara yang baik, beruntung sekali yang di dalam kota Lim-an ini kau telah menemukan tongkat pangcu kami. Sebenarnya kami telah mencarinya berputaran! Saudara, entahlah dimana tahu kemanakah perginya pangcu kami
meminta amal?" Yo Kang heran diperlakukan demikian. Ia memegangi tongkat tetapi ia tidak tahu hal ikhwalnya tongkat itu.
Tentu sekali tidak tahu ia bagaimana harus
menjawabnya. Adalah aturan kaum Kay Pang, melihat tongkat adalah sama seperti mereka menghadap pangcu mereka
sendiri, dari itu terhadap Yo Kang mereka berlaku sangat menghormat, tetapi sekarang Yo Kang seperti tidak memperdulikan mereka, agaknya mereka
bergelisah, lekas-lekas mereka menunjuki sikap lebih hormat pula.
Si pengemis gumuk turut berkata, katanya:
"Pertemuan di Gak-ciu sudah mendesak harinya, untuk itu Kan Tianglo dari timur sudha bergerak ke barat."
Yo Kang menjadi semakin tidak mengerti. Tadi ia mengasih dengar, "Hm!" sekarang ia mengasih dengar pula suaranya itu.
Pengemis kurus pun berkata pula: "Oleh karena teecu mencari tongkatnya pangcu, tempo kami telah tersia-
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
siakan beberapa hari, maka sekarang setelah kita bertemu, seharusnya kita lantas berangkat! Maka itu baiklah sekarang teecu beramai menemani padamu!"
Biar bagaimana Yo Kang dapat menggunakan
otaknya. Memang ia ingin lekas-lekas menyingkir dari depan guru dan paman-paman gurunya itu. Maka ia lantas berlutut kepada mereka, katanya: "Teecu ada mempunyai urusan penting, tidak dapat teecu
menemani kepada suhu beramai, dari itu, harap teecu dimaafkan!"
Khu Cie Kee beramai percaya muridnya ini ada
mempunyai urusan penting dengan Kay Pang, mereka pun tahu, Ang Cit Kong kenal baik dengan Ong Tiong Yang, almarhum guru mereka, karena itu mereka tidak berani menahan Yo Kang. Malah sebaliknya, mereka berlaku hormat kepada kedua pengemis itu, yang sikapnya demikian halus.
Bok Liam Cu pun suka turut. Bukankah ia ada kenal dengan dua pengemis itu" Maka ia juga memberi hormat pada Khu Cie Kee berempat, untuk pamitan.
Begitulah, berempat mereka berangkat.
Khu Cie Kee berempat bermalam di rumah
penginapan itu untuk menantikan Tam Cie Toan
bertiga. Baru besoknya tengah malam, mereka
mendengar suara siulan panjang di luar kampung itu.
Sun Put Jie lantas berkata: "Cek Suheng pulang!"
Ketika itu Khu Cie Kee berempat lagi bersemadhi tatkala mereka mendengar isyarat dari Kong Leng Cu Cek Tay Thong, atas mana Ma Giok lantas
memberikan jawabannya perlahan tetapi terang. Cuma sebentar saja, lantas satu bayangan berkelebat dan Cek Tay Thong bertindak masuk.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Oey Yong belum pernah melihat imam itu, ia lantas mengintai.
Malam itu malam tanggal lima bulan tujuh, rembulan masih kecil, akan tetapi si situ si nona dapat melihat dengan tegas. Maka ia tampak seorang yang bertubuh gemuk dan tinggi besar, romannya seperti seorang pembesar negeri, tangan baju dari jubahnya ada separuh, cuma sampai sebatas sikut. adi pakaian dia ini berbeda sekali dengan jubahnya Ma Giok beramai.
Cek Tay Thong ini, semasa belum menjadi imam, adalah seorang hartawan di Lenghay, Shoatang, dia pun terpelajar tinggi, baru kemudian dia mengangkat Ong Tiong Yang menjadi guru. Ketika ia menerima muridnya ini, Ong Tiong Yang meloloskan jubah yang ia pakai, kedua ujung bajunya ia kutungi, jubahnya itu dikasihkan muridnya pakai. Ia pun kata: "Tidak ada bahaya, tidak ada tangan baju, maka kamulah yang harus merampungkan sendiri."
Huruf "tangan baju" ada sama suaranya dengan huruf
"menerimakan". Dengan itu mau diartikan, meskipun guru ini tidak memberikan banyak pengajaran kepada satu muridnya, dengan peryakinan sendiri, si murid akan memperolah kemajuan. Cek Toy Thong
mengingat baik-baik perkataan gurunya itu, maka selanjutnya ia tetap mengenakan jubah tangan
buntung itu. "Bagaimana dengan Cui Susiok?" tanya Khu Cie Kee yang tidak sabaran. "Sebenarnya ia lagi bergurau atau benar-benar bertempur?"
Cek Toy Thong menggeleng kepala.
"Kepandaianku masih rendah sekali, setelah menyusul
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tujuh atau delapan lie, aku lantas kehilangan Cui Susiok itu," ia menyahut. "Tam Suko bersama Lauw Suko berada di sebelah depanku."
"Kau letih, Cek Sutee, kau beristirahatlah," katany.
Cek Tay Thong lantas duduk bersila, untuk
menjalankan pernapasannya.
"Diwaktu tadi aku berjalan pulang," kemudian ia berkata pula, "Di Ciu Ong Bio aku melihat enam orang, melihat roman mereka, mereka mestinya Kanglam Liok Koay yang Khu Suheng cari. Lantas aku
menghampirkan mereka, nyata penglihatanku tidak keliru."
"Bagus!" kata Cie Kee girang. "Sekarang di mana adanya mereka itu?"
"Sebenarnya mereka itu baru kembali dari Tho Hoa To," Tay Thong memberi keterangan pula.
Cie Kee terkejut. "Sungguh mereka bernyali besar berani pergi ke Tho Hoa To!" katanya. "Pantas kita tidak dapat mencari mereka."
"Menurut keterangannya Thay-hiap Kwa Tin Ok, ketua dari Liok Koay, mereka telah membuat perjanjian dengan Oey Yok Su untuk pergi ke Tho Hoa To, hanya setibanya mereka di pulau itu, Oey Yok Su tidak ada.
Mendengar kita berada di sini, mereka itu membilang bahwa dalam satu dua hari ini mereka hendak datang berkunjung."
Kwee Ceng mendengar pembicaraan itu, mengetagui semua gurunya tidak kurang suatu apa, ia girang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sekali. Sementara itu, setelah lewat lima hari lima malam, kesehatannya pun sudah pulih separuhnya.
Di hari keenam lohor kira jam tiga atau empat, dari luar kampung sebelah timur terdengar suara siulan, atas itu Khu Cie Kee berkata: "Lauw Sutee kembali bersama seorang yang lihay, entah siapakah dia?"
Berlima mereka lantas berbangkit, untuk pergi keluar untuk menyambuti. In Cie Peng jalan di belakang.
Lantas mereka melihat Cie Hian bersama seorang tua yang rambut kumisnya sudah putih semua, bajunya pendek, sepatunya sepatu goni, sebelah tangannya memegang sebuah kipas besar, sembari berjalan ia berbicara sambil tertawa-tawa. Ketika dia sampai di muka penginapan, kepada lima anggota Coan Cin Pay yang menyambutnya, dia cuma mengangguk sedikit, agaknya dia tidak melihat mata kepada mereka itu.
Tapi Lauw Cie Hian segera mengajarnya kenal: "Inilah Tiat-ciang Cui-siang-piauw Kiu Locianpwee yang namanya kesohor di seluruh negera. Hari ini kami bertemu dengannya, sungguh beruntung!"
Mendengar namanya imam she Lauw itu, Oey Yong tersenyum, dengan sikutnya ia membentur tubuh Kwee Ceng, siapa lantas tersenyum juga. Berdua mereka berpikir: "Marilah kita menyaksikan ini tua bangka penipu besar mempermainkan ini orang-orang Coan Cin Kauw!"
Lalu terdengarlah suaranya Ma Giok berlima, yang bicara sama orang she Kiu ini dengan sikap
menghormat, sedang Kiu Cian Jin lantas mengasih dengar ocehannya.
Kemudian Khu Cie Kee menanya apa "locianpwee" itu bertemu sama Ciu Pek Thong, paman gurunya itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Loo Boan Tong?" menegaskan orang she Kiu itu. "Dia telah dibinasakan oleh Oey Yok Su!"
Semua orang Coan Cin Kauw itu menjadi kaget sekali.
"Ah, tidak bisa jadi!" kata Cie Hian selang sesaat.
"Baru saja boanpwee melihat Cui Susiok, karena larinya sangat keras, boanpwee tidak dapat
menyandak padanya." Kiu Cian Jin tertawa, ia tidak membilang suatu apa. Ia rupanya lagi berpikir bagaimana harus menelurkan kedustaannya.
"Lauw Sutee," tanya Cie Kee, "Apakah kau melihat tegas romannya itu dua orang yang mengejar Ciu Susiok?"
"Yang satu mengenakan jubah putih, yang lainnya jubah hijau panjang. Mereka itu sangat kencang larinya. Samar-samar aku melihat wajahnya yang berjubah hijau itu luar biasa sekali, mirip dengan mayat".
Kiu Cian Jin telah melihat Oey Yok Su di Kwie-in-chung, segera berkata. "Benar! pembunuhnya Ciu Pek Thong si baju hijau itu ialah Oey Yok Su! Lain orang mana bisa" Aku hendak mencegah sayang
terlambat"!" Namanya Tiat-ciang Sui-siang-piauw Kiu Cian Jin sangat kesohor, enam imam Cona Cin Kauw ini tidak menyangka bahwa orang tengah membohong,
mendengar hal dibunuhnya Ciu Pek Thong, paman guru mereka itu, mereka sangat berduka berbareng gusar.
"Tam Suko dapat lari lebih keras daripada aku,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mungkin dia mendapat kesempatan melihat
bagaimana caranya susiok dibunuh," kata Cie Hian.
"Aku khawatir Tam Suko pun nampak bahaya?" kata Sun Put Jie yang berkhawatir. Ia berhenti tiba-tiba dan mukanya pucat.
Khu Cie Kee lantas menghunus pedangnya.
"Mari kita menyusul!" serunya. "Kita mesti menolongi dan membalaskan sakit hati!"
"Jangan!" berteriak Kiu Cian Jin, yang khawatir mereka ini dapat mencari Ciu Pek Thong. "Oey Yok Su ketahui kamu berada di sini, segera juga dia bakal datang ke mari. Oey Lao Shia itu ada sangat jahat, aku si orang tua tidak dapat membiarkan dia! Aku juga tidak membutuhkan bantuannya lain orang, maka biarlah kamu berdiam saja di sini menantikan kabar baik dari aku!"
Khu Cie Kee semua sangat percaya dan menghormati orang tua ini, mereka tidak membantah. Pula, kalau mereka mengejar, mereka khawatir nanti mengambil jalan salah hingga jadi tidak dapat bertemu sama Oey Yok Su, dari situ, suka mereka menanti saja. Maka mereka berjalan keluar mengantarkan kepergiannya orang tua itu, mereka sikapnya sangat menghormat.
Setelah keluar dari ambang pintu, Kiu Cian Jin memutar tubuhnya seraya mengibaskan tangan serta mulutnya berkata: "Tidak usah kau mengantar sampai jauh! Meskipun Oey Lao Shia lihay sekali, ako toh mempunyai jalan untuk mengalahkan dia! Kamu lihat!"
Ia tidak lantas berjalan terus hanya menghunus sebatang pedang dari pinggangnya, dengan itu ia menikam perutnya, hingga mereka menjadi kaget. Tiga
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dim dari pedang itu telah tertancap separuhnya! Akan tetapi si orang tua tertawa dan kata: "Di kolong langit ini, senjata tajam apa juga tidak dapat melukakan aku, maka janganlah tuan-tuan kaget dan takut! Jikalau aku menyusul tetapi tidak bertemu dan sebaliknya Oey Lao Shia itu datang ke mari, jangan tuan-tuan melayani dia bertempur, khawatir nanti kamu terluka, kamu tunggu saja kembaliku!"
"Sakit hati paman guru, yang menjadi keponakan muridnya, tak dapat kami tidak membalasnya!" berkata Khu Cie Kee.
Mendengar itu, Kiu Cian Jin menghela napas.
"Kalau begitu, terserah!" katanya, berduka. "Ini dia takdir! Jikalau kamu hendak membalas sakit hati, satu hal kamu mesti ingat!"
"Tolong locianpwee memberikan petunjuk," Ma Giok minta.
Kiu Cian Jin lantas mengasih lihat roman sungguh-sungguh.
"Begitu kamu melihat Oey Lao Shia, kamu metsi lantas mengepung dengan sungguh-sungguh!" katanya.
"Jangan kau bicara kendari sepatah kata juga! Kalau tidak, sukarlah sakit hati kamu terbalaskan! Ingat baik-baik!"
Habis berkata, ia memutar tubuhnya, untuk terus berlalu, pedangnya masih nancap terus diperutnya itu?"
Khu Cie Kee semua saling mengawasi dengan berdiri menjublak. Mereka ada orang-orang dengan
pengetahuan dan pemandangan yang luas tetapi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
belum pernah mereka menyaksikan orang menublas perut demikian rupa, dapat bicara, tertawa dan berjalan dengan tenang! maka itu maulah mereka menduga bahwa kepandaian orang tua itu sangat luar biasa. Sama sekali mereka tidak pernah menyangka bahwa mereka telah dijual Kiu Cian Jin. Pedang itu bertekuk tiga, kalau tekukan yang pertama membentur sesuatu, yang dua lagi segera ngelepot masuk, jadi ujung pedang cuma mengenai ikat pinggang dan
nancap, hanya nampaknya betul seperti terpendam di dalam perut. Dia telah menerima undangan Wanyen Lieh, dia bertugas mulutnya menyebar racun kata-kata untuk membuatnya orang-orang gagah di jamannya itu bentrok satu dengan lain, agar bangsa Kim (kin atau Chin) mendapat ketika menyerbu ke Selatan, guna menumpas alaha Song.
Seperginya orang tua itu, Khu Cie Kee berenam tak tenang hatinya, sampai mereka tidak bernafsu dahar dan minum. Mereka terus menanti. Ketika tiba sang tengah malam dari tanggal tujuh, mendadak mereka mendengar sama-samar suara orang di arah utara, seperti dua orang saling susul, atau sebentar kemudian, tibalah dua orang itu di depan rumah penginapan.
Pedang Dan Kitab Suci 16 Pangeran Anggadipati Seri Kesatria Hutan Larangan Karya Saini K M Pedang Berkarat Pena Beraksara 3
^