Pencarian

Pendekar Pemanah Rajawali 25

Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong Bagian 25


Enam orang Coan Cin Kauw ini duduk bersemadhi di atas tumpukan rumput, dengan itu jalan mereka memelihar diri smabil berlaku sabar sebisanya, cuma In Cie Peng, yang latihannya masih lebih rendah, sudah tidur pulas. Mendengar suara itu, mereka lantas berlompat bangun.
"Musuh mengejar Tam Sutee," berkata Ma Giok.
"Berhati-hatilah semua!"
Untuk Kwee Ceng, malam itu pun malam terakhir, guna memenuhkan waktu istirahat tujuh hari tujuh
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
malam. Tindakan mereka itu besar faedahnya. Bukan saja Kwee Ceng sendiri sembuh lukanya di dalam, juga rapat lukanya di luar, pula tenaga dalam mereka mendapat kemajuan besar. Tempo beberapa jam lagi adalah tempo yang terpenting. Tapi Oey Yong berduka dan berkhawatir kapan ia mendengar perkataannya Ma Giok itu.
"Kalau yang datang benar ayah, inilah hebat," pikirnya.
"Coan Cin Cit Cu tentu bakal lantas menyerang dan mengerebuti".Aku tak dapat keluar, untuk mencegah guna mengasih penjelasan. Bagaimana" Aku khawatir sangat mereka ini bakal bercelaka di tangan ayah.
Kematian mereka itu tidak ada sangkutnya dengan aku sendiri, tidak demikian dengan engko Ceng. Engko Ceng ada sangkutannya dengan mereka itu. Pasti engko Ceng akan bertindak?"Tidakkah itu bakal meludaskan usaha kita berhari-hari dan bemalam-malam ini, sedang ini adalah detik-detik terakhir" Aku khawatir, tidak cuma ilmu silatnya juga jiwanya akan terancam bahaya?" Maka ia lantas berbisik di kuping lawannya itu: "Engko Ceng, kamu mesti berjanji padaku, tidak peduli bakal terjadi apa juga yang besar dan penting, kau tidak boleh keluar dari sini!"
Kwee Ceng mengangguk dengan lantas.
Segera juga siulan terdengar di luar pintu penginapan.
"Tam Sutee, lekas mengatur barisan Thian Kong Pak Tauw!" Khu Cie Kee berseru.
Mendengar nama barisan itu, Kwee Ceng jadi sangat ketarik hatinya. Di dalam kitab Kiu Im Cin-keng ada disebut-sebut nama bintang-bintang itu, sebagai pokok untuk pernyakinan kemahiran, penjelasan lainnya tidak ada, maka itu, ia ingin ketahui kepandaiannya Coan Cin Cit Cu. Segera ia mengintai.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Justru pemuda ini mengintai, justru pintu tergabrukan terbuka dan seorang imam melompat masuk, hanya disaat jubahnya berkibar dan kaki kirinya baru melewati ambang pintu, mendadak ia terhuyung dan mundur pula keluar. Inilah sebab musuhnya telah tiba dan sudah menyerang padanya.
Khu Cie Kee bersama Ong Cie It berlompat ke pintu, dimana mereka berdiri berendeng, kedua tangan mereka diajukan ke depan, maka tenaga mereka
bentrok sama tenaga dari luar. Sebagai kesudahan dari itu, kedua imam ini mundur dua tindak, lawannya mundur dua tindak juga. Ketika ini digunai Tam Cie Toan untuk berlompat masuk.
Di bawah sinar rembulan terlihat tegas orang di luar itu awut-awutan rambutnya, mukanya ada dua goresan darahnya, pedang di tangan kanannya tinggal
sepotong, entah bekas dikutungi dengan senjata apa.
Setiba di dalam, tanpa mengucap sepatah kata, Tam Cie Toan lantas duduk bersila, untuk bersemadhi, sikapnya itu diturut oleh keenam saudaranya. Di luar pintu lantas terdengar suara yang keras dan seram:
"Imam tua she Tam, jikalau bukan nyonya besarmu memandang kepada Ma Giok yang menjadi kakak
seperguruanmu, pasti siang-siang aku telah
mengantarkan jiwamu! Perlu apa kau memancing
nyonya besarmu datang ke mari" Siapa itu barusan yang membantu padamu" Kau terangkanlah kepada Mayat Besi dari Hek Hong Siang Sat!"
Di tengah malam buta itu, suaranya Bwee Tiuw Hong ini membuatnya tubuh orang menggigil sendirinya.
Setelah itu, kembali sunyi senyap. Apa yang dapat terdengar melainkan suara kutu. Hanya sebentar kemudian, terdengar suara seperti mereteknya tulang-
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tulang dan otot-otot. Kwee Ceng tahu itulah tanda Bwee Tiauw Hong, yang rupanya hendak menyerbu ke dalam. Habis itu terdengar: "Sekali tertinggal sampai pula beberapa puluh tahun?"
Itulah senandungnya Ma Giok, suaranya halus dan sabar.
Lalu Tam Cie Toan menyambungi: "Dengan rambut kusut jalan sepanjang hari bagaikan edan." Suara itu besar dan kasar, hingga Kwee Ceng mengawasi
anggota Coan Cin Cit Cu yang kedua ini, muka siapa berdaging dan berotot, alisnya gompiok, matanya besar, tubuhnya besar dan kekar. Sebelum
menyucikan diri, ialah asal tukang besi di Shoatang, tabiatnya jujur dan polos, dari itu, gelarannya ialah Tiang Cin Cu.
Orang yang ketiga bertubuh kate dan kurus, mukanya seperti kera. Dialah Tiang Seng Cu Lauw Cie Hian, yang turut bersenandung. "Di bawah pesaben haytong menanam bibit." Dia bertubuh kecil tetapi suaranya nyaring sekali.
Tiang Cun Cu Khu Cie Kee pun menyambuti: "Di dalam perahu di antara daun teratai ada dewa Thay It Sian." Ia lantas disambungi Giok Yang Cu Ong Cie It
"Tak ada beda maka boleh keluar dari batok kosong."
Kong Leng Cu Cek Tay Thong turut bersenandung juga: "Ada orang yang dapat sadar sebelum dilahirkan." Ia dituruti oleh Ceng Ceng Sanjin Sun Put Jie, katanya, "Pergi keluar sambil tertawa dan merdeka bebas."
Sebagai penutup bersenandunglah Tan Yang Cu Ma Giok, "Mega di telaga See Ouw, rembulan di langit!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bwee Tiauw Hong terkejut mendengar suara mereka itu, suara yang menandakan tenaga dalam yang mahir.
Maka berpikirlah dia: "Mustahilkah Coan Cin Cit Cu berkumpul di sini semua" Ah, tidak bisa jadi! Kecuali Ma Giok, suara mereka itu lain"."
Selama di jurang di padang pasir Mongolia, Bwee Tiauw Hong pernah mendengar suara Ma Giok serta Kanglam Liok Koay yang menyamar sebagai Coan Cin Cit Cu, dengan kupingnya ynag jeli sekali, ia bisa ingat dan membedakan suara orang. Ia tidak mempunyai mata, maka itu ia mengandal pada kupingnya.
Sekarang ia mendengar suara yang lain sekali kecuali suara Tan Yang Cu Ma Giok. Sampai sekarang ia masih belum tahu bahwa dulu hari ia telah
diperdayakan Ma Giok. "Ma Totiang!" ia lantas menanya. "Semenjak kita berpisah, bukankah kau baik-baik saja?"
Ia masih ingat imam itu, yang dulu hari itu berlaku baik terhadapnya, dari itu, mengenai perbuatannya Tam Cie Toan, ia masih memandang ketua Coan Cin Cit Cu itu. Sebenarnya, ketika Cie Tong gagal menyusuk Ciu Pek Thong, di tengah jalan ia melihat salah satu Hek Hong Sang Sat ini, yang lagi berlatih. Ia tahu Tiauw Hong sangat jahat, ia memikir untuk menyingkirkan si jahat ini dari dalam dunia. Ia berhati mulia, tak tega ia menyaksikan Tiuw Hong berlatih dengan sasaran orang hidup. Maka ia lantas menyerang. Diluar dugaannya, ia dikalahkan. Tiauw Hong mengenali orang ada iman dari Coan Cin Kauw, ia ingat Ma Giok, maka ia cuma melukainya, tidak mau ia merampas jiwanya, meski begitu, ia mengejar terus sampai di rumah penginapan itu.
"Terimas kasih, terima kasih!" menyahut Ma Giok. "Tho Hoa To dengan Coan Cin Kauw tidak mendendam
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tidak bermusuh, apakah benar gurumu bakal segera datang kemari?"
Bwee Tiauw Hong melengak.
"Untuk apa kamu menanyakan guruku?" ia menanya.
Tapi Khu Cie Kee bertabiat keras. Ia membentak:
"Perempuan siluman! Lkeas kau suruh gurumu datang ke mari, supaya dia belajar kenal dengan
kepandaiannya Coan Cin Cit Cu!"
"Kau siapa"!" tanya Tiauw Hong gusar.
"Khu Cie Kee! pernahkah kau mendengar namaku?"
Tiauw Hong mengasih dengar suaranya yang aneh, tubuhnya mencelat. Ia menyerang ke arah darimana suara jawaban itu datang, tangan kirinya menutup diri, tangan kanannya menjambak, mencengkeram ke
kepala! Kwee Ceng mengetahu lihaynya Bwee Tiauw Hong, bahwa serangannya itu sangat hebat, biar Cie Kee lihay, tak dapat ia melawan keras dengan keras. Akan tetapi dia melihat si imam tetap duduk bersila, tidak mau menangkis, tidak mau berkelit, ia menjadi kaget.
"Celaka!" katanya dalam hatinya. "Kenapa Khu Totiang bernyali begini besar?"
Bwee Tiauw Hong mengarah batok kepalanya Khu Cie Kee, selagi ia menjambak itu, mendadak datang serangan angin dari kiri dan kanannya. Itulah serangan berbareng dari Lauw Cie Hian berdua Ong Cit It. Ia mau melanjutkan serangannya itu, maka tangan
kirinya dikibaskan, guna menangkis. Di luar
dugaannya, hebat serangan angin itu, tidak dapat ia menghalaunya, maka terpaksa ia berlompat mumdur
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sambil jumpalitan. Cie Hian dan Cie It, dengan tenaga dalam im dan yang, telah menggabungkan diri. Ia menjadi kaget dan heran. Ia menyangsikan itulah serangan orang Coan Cin Kauw. Maka ia lantas
berseru dengan pertanyaannya, "Apakah Ang Cit Kong dan Toan Hongya ada di sini?"
"Kitalah Coan Cin Cit Cu!" berkata Khu Cie Kee tertawa. "Di sini mana ada Ang Cit Kong dan Toan Hongya?"
Tiauw Hong bertambah heran.
"Si imam tua she Tam bukan tandinganku, kenapa di antara saudara-saudaranya ada yang begini lihay?"
pikirnya. "Apa mungkin kepandaian mereka berlainan tanpa memperdulikan tingkatan mereka tua atau muda?"
Kwee Ceng pun heran seperti Tiauw Hong melihat Khu Cie Kee terbebaskan oleh Lauw Cie ian dan Ong Cie It itu. Hebat Tiauw Hong kena dibikin terpental mundur.
Ia menduga kedua imam itu berimbang sama si Mayat Besi. Memang cuma Ang Cit Kong, Ciu Pek Thong, Oey Yok Su dan Auwyang Hong yang mempunyai
tenaga demikian besar. Kalau Caon Cin Cit Cu, inilah aneh"
Tiauw Hong beradat keras, kepalanya besar. Kecuali gurunya, ia tidak takut siapa juga. Makin ia terhajar, makin ia penasaran. Demikian kali ini. Setelah berdiam sebentar, tangannya meraba ke pinggangnya. Ia mengsaih keluar cambuk lemasnya, Tok-liong Gin-pian, cambuk perak si Naga Beracun.
"Ma Totiong, maafkan, hari ini terpaksa berlaku kurang ajar!" katanya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kata-kata yang baik!" Ma Giok menjawab.
"Aku hendak menggunia senjata, maka itu, kamu hunuslah senjata kamu!" kata si buta.
"Kami bertujuh, kau sendirian," berkata Ong Cie It.
"Kau pun tidak bisa melihat apa-apa! Maka itu, biar bagaimana kami tidak dapat menggunakan senjata.
Kami akan tetap duduk bersila, kau majulah!"
Tiauw Hong bersuara dingin.
"Jadi kamu hendak melayani cambuk perakku dengan duduk diam saja?" tanyanya.
"Ah, perempuan siluman!" Cie Kee membentak.
"Malam ini malam ajalmu tiba, buat apa kau masih banyak omong lagi?"
"Hm!" Tiauw Hong berseru di hidungnya, sedang tangannya lantas diayun, hingga cambuknya terus meluncur ke arah Sun Put Jie. Cambuk panjang yang banyak gaetannya itu bergerak perlahan bagaikan seekor ular besar berlegot.
Oey Yong memasang kuping mendengarkan kedua
pihak mengadu mulut, ia tahu cambuknya Tiauw Hong lihay sekali, maka heran Coan Cin Cit Cu mau
melayani tanpa senjata dan tanpa bergerak juga dari tempatnya bercokol masing-masing. Ia menjadi ingin melihat. Ia menarik Kwee Ceng, agar kawan itu menyingkir. Buat ia menggantikan mengintai. Begitu ia menyaksikan caranya tujuh imam itu berduduk, ia menjadi heran.
"Itulah keletakan bintang-bintang Pak Tauw," pikirnya.
"Ah, tidak salah, barusan Khu Totiang menyebutkan tentang Thian kong Pak Tauw. Inilah rupanya barisan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
itu." Oey Yok Su mengerti ilmu alam, ketika Oey Yong masih kecil, suka ia membawanya berangin waktu malam, maka sambil mengasih anak itu duduk di pangkuannya, sering ia menunjuk ke langit dan membritahukan kepada si anak tentang bintang-bintang. Oey Yong ingat benar petunjuk ayahnya itu, maka sekarang, dengan sekali lihat, ia ketahui Coan Cin Cit Cu ini telah menempatkan diri sebagai tujuh bintang Pak Tauw itu, bintang-bintang Utara.
Di antara tjuh imam itu, Ma Giok yang mengambil kedudukan thian-kie, Tam Cie Toan thian-soan, Lauw Cie Hian thian-khie, dan Khu Cie Kee thian-koan, sedang Ong Cie It giok-heng, Cek Thay Thong kay-yang, dan Sun Put Jie yauw-kong. Kedudukan thian-koan paling penting, dia yang menghubungi yang tiga dengan yang tiga lagi, dari itu kedudukan ini ditempati Khu Cie Kee yang ilmu kepandaiannya paling lihay.
Yang kedua yang penting ilaha giok-heng, maka itu diambil Ong Cie It.
Oey Yong sangat cerdas, selagi Kwee ceng mengwasi sekian lama tapi tak mengerti suatu apa, ia hanya menampak sekelebatan, lantas ia mengerti. Tujuh imam itu menggabungkan diri dengan tangan kiri mereka menyambung sama tangan kanan.
Sambungan tangan itu mirip dengan tangan dia dan Kwee Ceng, guna membantu pemuda ini mengobati diri.
Cambuknya Tiauw Hong bergerak perlahan ke arah kepala Sun Put Jie. Kelihatannya saja perlahan, ancamnannya sebenarnya hebat. Imam wanita itu tetap tidak bergerak. Selagi mengawasi, Oey Yong melihat jubah orang, di situ ia mendapatkan sulaman sebuah tengkorak. Ia heran, hingga ia berpikir: "Coan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Cin Kauw ada dari kalangan murni, kenapa jubahnya sama dengan jubah Tiauw Hong dari kalangan sesat?"
Ia pasti tidak tahu, tempo Ong Tiong Yang menerima muridnya ini, dia telah menghadiahkan gambar
tengkorak dan murid ini, yang ingat budi gurunya, lantas menyulamkan itu pada jubahnya.
Disaat cambuk hampir mengenai sasarannya, ialah bagian gigi dari tengkorak di jubah Sun Put Jie itu, tiba-tiba cambuk itu berbalik sendirinya, berbalik dengan kaget bagaikan kepala ular kena dibacok, bagaikan anak panah melesat, menyambar kepada pemiliknya!
Tiauw Hong kaget, tidak sempat ia menggerakkan tangannya, sebab tangannya itu bergetar, terpaksa ia kelit kepalanya, hingga ujung cambuk lewat di atas rambutnya. "Sungguh berbahaya.." ia kata dalam hatinya. Sesudah itu baru ia dapat menguasai pula cambuknya itu. Ia lalu menyerang ke arah Ma Giok dan Khu Cie Kee.
Dua-dua imam itu duduk diam adalah Tam Cie Toan dan Ong Cie It yang menyerang dan membuatnya
cambuk mental. Oey Yong memasang mata, ia dapat melihatnya.
Kalau satu imam menangkis, ia menggunai sebelah tangannya dan tangan yang lain diletaki di pundak seorang saudaranya. Ia lantas mengerti. Cara mereka itu sama dengan caranya sendiri mengobati Kwee Ceng. Itu artinya, tujuh orang menggabung tenaganya melawan Bwee Tiauw Hong satu orang.
Apa yang dinamakan barisan bintang Thian Kong Pak Tauw ini adalah semacam ilmu kepandaian paling mahir dari kaum Coan Cin Kauw. Itulah karya
ciptaannya Ong Tiong Yang, sesudah imam itu
memutar otaknya melatih diri dengan bersusah payah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dan mengambil tempo lama. Untuk melayani lawan, tak usah orang diserang sendiri yang menangkis atau berkelit, hanya kawan di sampingnya yang membalas menyerang, kalau kawan ini menyerang, tenaganya jadi berlipat ganda kuatnya, sebab ia dibantu oleh yang lain-lainnya.
Tiauw Hong mencoba kagi beberapa kali, habis itu, berbareng heran, ia menjadi berkhawatir. Lama-lama ia merasa, kalau ia menyerang, bukan lagi cambuknya dibikin terpental seperti semula hanya seperti ditarik, meski ia masih dapat menggunai itu, kalangan
bergeraknya cambuk seperti diperciut. Sia-sia ia mencoba untuk menariknya, guna mengulurnya. Ia merasa dirinya terancam tetapi ia masih penasaran.
Tak mau ia membiarkan cambuknya dirampas oleh musuh-musuh yang melawannya sambil duduk
bercokol saja. Tapi karena ia penasaran an bersangsi, ia melenyapkan saatnya yang baik. Coba ia
melepaskan cekalannya dan lompat mundur, tentu ia selamat?"
Kalau barisan bintang-bintang utara itu bergerak, kecuali oleh pemegang pusat thian-koan, gerakannya tidak dapat dihentikan. Bahkan ketujuh imam itu bergeraknya semakin cepat.
Bwee Tiauw Hong menggertak gigi. Ia tahu, kalau ia terus melawan, ia bakal celaka. Maka itu, dengan berat, ia terpaksa melepaskan juga cambuknya. Tetapi sekarang sudah kasep. Lauw Cie Hian sudah lantas menarik dengan kares. Dengan menerbitkan suara, cambuk menghajar dinding tembok, hingga rumah penginapa itu bergetar, genting-gentingnya pada berbunyi, debu meluruk jatuh. Menyusul itu tubuhnya Tiauw Hong terbetot satu tindak ke depan.
Tindakan cuma satu tetapi itulah tindakan yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
memutuskan. Kalau tadi ia melepaskan cambuknya dan lompat, lalu lompat pula mundur, ia bisa memutar tubuhnya untuk lari ke luar. Mungkin ia bakal disusul tetapi tidak nanti ia tercandak. Di dalam saat berbahaya ini, ia masih mencoba membela diri. Ia menjambak ke kiri dan kanan. Ia segera kebentrok tangannya Sun Put Jie dan Ong Cie It. Menyusul itu, Ma Giok dan Cek Tay Thong pun menyerang dari
belakang. Ia majukan kaki kirinya setengah tindak, sambil berseru nyaring, ia menerbangkan kaki
kanannya. Dengan begitu dengan saling susul ia menendang lengannya kedua imam yang belakangan itu, di jalan darah gwa-kwan dan hwee-cong.
"Bagus!" Khu Cie Kee dan Lauw Cie Hian memuji.
Dengan saling susul, mereka ini menolong dua
saudaranya dari bahaya itu.
Kaki kanan Tiauw Hong belum lagi menginjak tanah, kaki kirinya sudah bergerak pula. Dengan begitu ia menyingkir dari serangannya Cie Kee dan Cie It.
Ketika kaki kanan itu diturunkan, ia maju lagi satu tindak. Dengan begini berarti ia telah masuk semakin dalam ke dalam barisannya ketujuh imam. Itu artinya, kecuali ia dapat merobohkan salah satu musuh, ia tidak mempunyai jalan lagi untuk nerobos keluar dari dalam barisan itu.
Oey Yong heran dan terkejut. Di antara sinar rembulan ia menyaksikan Tiauw Hong dengan rambut panjang ynag awut-awutan itu, berlompatan pergi datang dan tangan dan kakinya menjambak dan menendang tak hentinya. Hebat setiap jambakan dan tendangannya itu mengasih dengar suara angin. Tidak peduli segala gerakannya itu, yang hebat, maka Coan Cin Cit Cu tetap bercokol tak bergeming, cuma tangan mereka yang ekerja, saling sambut dengan rapi, tetap mereka mengurung si Mayat Besi.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bwee Tiauw Hong telah berkelahi dengan menggunai dua macam ilmu silatnya, yaitu pelbagai jambakan Kiu Im Pek-kut Jiauw dan hajaran Cwie-sim-ciang yang dahsyat, ia terus mencoba untuk menerjang keluar tetapi selalu ia gagal, saban-saban ia tertolak mundur.
Saking gusarnya, ia sampai berkoak-koak secara aneh.
Sekarang ini, kalau Coan Cin Cit Cu menghendaki nyawa orang, cukup mereka melakukan satu
penyerangan, akan tetapi mereka atau salah satu diantaranya, tidak mau menurunkan tangan yang terakhir.
Mulanya Oey Yong heran, atau sebentar kemudian ia sabar.
"Ah, aku mengerti sekarang!" katanya dalam hatinya.
"Terang mereka ini meminjam Bwee Suci untuk melatih barisan bintang mereka ini! Memang sukar dicari orang yang sekosen suci, yang dapat dipakai menguji barisannya ini. Rupanya mereka hendak membikin lawannya letih hingga mati sendirinya baru mereka mau berhenti?".."
Dugaan nona Oey ini cocok separuhnya. Memang
benar Ma Giok beramai memakai Tiauw Hong sebagai kawan berlatih, tetapi untuk membinasakan, itulah mereka tak pikir. Tidak gampang mereka melakukan pembunuhan.
Sampai di situ, Oey Yong tidak mau menonton lebih lama pula. Ia tidak berkesan baik terhadap Bwee Tiauw Hong, si suci, kakak seperguruan, toh ia tak tega mengawasi lebih jauh. Maka itu, ia berikan tempat mengintainya kepada Kwee Ceng. Maka sekarang ia cuma mendengar, angin serangan sebentar keras sebentar kendor, tandanya pertempuran masih
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berlanjut terus. Kwee Ceng menonton tetapi ia tetap tidak mengerti akan cara berkelahinya ke tujuh imam itu.
"Mereka menggunai kedudukan bintang Pak Tauw,"
Oey Yong membisiki. "Apakah belum pernah melihatnya?"
Baru sekarang pemuda ini mendusin. Ia ingat bunyinya kitab kedua dari Kiu Im Cin-keng. Sekarang ia mengerti sendirinya. Karena itu ia menjadi tertarik hingga tanpa merasa ia berlompat bangun.
Oey Yong kaget, segera ia menahan.
Kwee Ceng pun sadar, lekas-lekas ia berdiam. Tapi ia masih mengintai pula. Sekarang ia mengerti betul kegunannya barisan Thian Kong Pak Tuaw itu. Ketika di Tho Hoa To menyaksikan Ang Cit Kong menempur Auwyang Hong ia memperoleh kemajuan besar, kali ini ia mendapatkan kemajuan serupa, dengan begitu, pengetahuannya menjadi bertambah.
Lama-lama maka letihlah Bwee Tiauw Hong, ia hampir tak dapat bertahan pula. Dilain pihak, juga tenaganya Coan Cin Cit Cu agaknya berkurang, mereka mulai kendor. Justru itu di pintu terdengar suara orang.
"Saudara Yok, kau maju lebih dulu atau kau suka mengalah untuk aku mencoba-coba?" demikian suara itu.
Kwee Ceng terkejut. Ia mengenali baik suaranya Auwyang Hong. Entah kapan datangnya See Tok, si Bisa dari Barat itu.
Juga Coan Cin Cit Cu kaget semuanya, dengan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
serentak mereka melirik ke arah pintu. Di samping pintu itu berdiri berendeng dua orang, yang satu bajunya hijau yang lainnya putih. Mereka mengetahui akan adanya musuh-musuh yang tangguh, dengan
berbareng mereka berseru, dan dengan berbareng mereka menghentikan pertempuran untuk berbangkit berdiri.
"Bagus betul" berkata Oey Yok Su, "Tujuh rupa bulu campur aduk ini mengepung satu muridku! Saudara Hong, jikalau aku memberi pengajaran kepada
mereka, bisakah kau membilangnya aku menghina kepada yang muda?"
Auwyang Hong tertawa, ia menyahuti: "Mereka yang terlebih dulu tidak menghormati kau! Jikalau kau masih tidak mengasih lihat sedikit dari ilmu kepandaianmu, pasti ini kawanan anak muda tidak mengetahui
lihaynya pemilik dari Tho Hoa To!"
Ong Cie It pernah melihat Tong Shia dan See Tok di Hoa San, heran ia mendapatkan orang muncul
berbareng dengan tiba-tiba, hendak ia maju untuk memberi hormat, atau Oey Yok Su sudah maju dengan sebelah tangan terayun. Ia hendak menangkis tapi sudah tidak keburu, maka dengan satu suara "Plok!"
pipinya kena digaplok, tubuhnya lantas terhuyung, hampir ia menubruk lantai.
Khu Cie Kee kaget sekali. "Lekas kembali ke tempat masing-masing!" ia berseru.
Akan tetapi belum sempat saudara-saudaranya itu menaati seruannya atau plak-plok tak hentinya, dengan bergantian mukanya Tam Cie Toan, Lauw Cie Hian, Cek Tay Thong dan Sun Put Jie telah tergaplok seperti muka Ong Cie It. Setelah itu bayangan pun berkelebat ke mukanya Tiang Cun Cu sendiri,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
demikian rupa, hingga tak tahu ia bagaimana harus menangkisnya, maka tidak ayal lagi, ia mengibas tangannya, mengarah dadanya Oey Yok Su!
Bab 53. Ajalnya Bwee Tiauw Hong
Khu Cie Kee adalah yang terpandai dari Cit Cu, Oey Yok Su memandang ia terlalu enteng, maka dadanya itu kena terkibas hingga ia merasakan sakit. Dengan sebat ia menutup diri, lalu dengan tangan kirinya menyambar tangan baju si penyerang, tangan
kanannya mencari biji mata lawan itu.
Khu Cie Kee meronta sekuatnya, ujung bajunya itu robek.
Itu waktu Ma Giok maju bersama Ong Cie It, akan tetapi Oey Yok Su sudah berlompat ke belakang Cek Tay Thong, ketika kakinya dilayangkan, Kong Leng Cu roboh jungkir balik!
Di dalam kamar rahasia, Kwee Ceng menyerahkan lubang intaian kepada Oey Yong, maka giranglah nona ini menyaksikan ayahnya menunjuki kepandaiannya itu, coba ia tidak ingat kawannya mesti menanti lagi satu dua jam untuk nsembuh betul, tentulah ia sudah menepuk tangan bersorak-sorai.
Adalah Auwyang Hong yang berdiri di pintu sambil tertawa berkakakan, dengan mulutnya dibuka lebar-lebar: "Yang Ong Tiong Yang terima adalah ini segerombolan kantung nasi!"
Cie Kee penasaran sekali. Semenjak belajar silat, belum pernah ia dikalahkan begini rupa.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Berdiri rapi di tempat masing-masing!" ia berteriak pula.
Akan tetapi Oey Yok Su tidak sudi memberikan
kesempatan. Ia bergeraak ke timur dan barat, ia menyerang kalang-kabutan hingga semua lawannya itu menjadi kelabakan, barisannya tidak dapat diatur pula. Bahkan pedangnya Ma Giok dan Tam Cie Toan telah dipatahkan Tong Shia dan dilemparkan ke lantai.
Khu Cie Kee bersama Ong Cie It lantas merangsak dengan pedang di tangan masing-masing. Itulah jurus yang istimewa dari ilmu pedang Coan Cin Pay.
Oey Yok Su tidak berani memandang enteng lagi, ia berkelahi dengan hati-hati.
Ma Giok cerdik, diam-diam ia menggunai ketika akan lompat ke dudukan thian-kie dan terus saja ia memegang pimpinan. Tam Cie Toan dan Lauw Cie
Hian lantas menyusul mengambil kedudukan mereka.
Perbuatan mereka ini lantas diikuti oleh yang lain-lainnya.
Sebentar saja, barisan Thian Kong Pak Tauw lantas teratur rapi. Dengan begitu, jalannya pertempuran juga berubah menjadi lain. Thian Koan bersama giok-heng lantas menhadapi lawan di depan, thian-kie dan kay-yang yang terus menyerang dari samping, sedang yauw-kong dan thian-soan di belakang turut
merangsak. Cie Kee maju di bantu Cie Peng.
Oey Yok Su meseti melayani musuh di empat
penjurunya. "Saudara Hong!" katanya tertawa. "Ong Tiong Yang toh dapat meninggalkan ini macam ilmu kepandaian!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tong Shia bicara sambil tertawa, meski begitu, ia merasakan lawan menjadi beda, tenaga mereka itu menjadi besar sekali. Maka sekarang ia bersilat dengan Lok Eng Ciang-huat, ia berputaran di dalam Thian Kong Pak Tauw itu, hingga tubuhnya seperti melayang-layang dan tangannya beterbangan"
Oey Yong mengenali ilmu silat ayahnya itu.
"Ketika ayah mengajari ilmu silat ini, aku menyangka hanya ilmu kosong dan satu berisi atau tujuh berisi dan satu kosong," katanya di dalam hati, "Tidak tahunya setelah dipakai bertempur benar-benar, semua lima kosong dan tujuh berisi itu dapat diubah pergi pulang."
Pertempuran ini besa sekali dengan perlawanan Tiauw Hong tadi. Si nona menonton sambil menahan napas.
Bahkan Auwyang Hong yang lihay pun turut ketarik sampai ia menjadi kagum sekali.
Selagi orang bertaruh seru itu, tiba-tiba terdengar satu suara jeritan, "Aduh!" disusul mana tubuh jatuh terguling. Nyata korban itu ialah In Cie Peng. Dia tidak sanggup melayani Oey Yok Su berputaran, matanya kabur, kepalanya pusing, dunia dirasakan bagai berputar, di depan matanya entah ada berapa banyak musuhnya itu, diakhirnya, setelah penglihatannya gelao, tidak ampun lagi ia roboh sendirinya!
Coan Cin Cit Cu memusatkan pikiran mereka. Mereka tahu, asal ada satu saja yang hatinya goncang, mereka tidak bakal ketolongan lagi, atau Coan Cin Pay bakal runtuh dan musnah.
Oey Yok Su pun gelisah. Ia sudah kepalang, ia bersangsi untuk bertempur terus atau berhenti.
Perlawanan hebat dari Khu Cie Kee beramai itu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
membuat kedua pihak sama unggulnya.
Sementara itu ayam-ayam sudah berkokok dan sinar matahari mulai mengintai di arah timur.
Dengan lewatnya sang waktu itu, selesai sudah batas tempo istirahatnya Kwee Ceng. Ia telah sembuh dan memperoleh kembali kesehatannya seperti sediakala.
Di luar kamarnya orang bertempur umpama kata langit terbalik dan bumi ambruk tetapi ia sendirinya tetap tenang, ia duduk diam. Baru sesaat kemudian, ia mengintai ke luar kamar rahasianya, atau ia menjadi terkejut.
Oey Yok Su bertindak dengan perlahan, kakinya mengikuti garis patkwa, atau segi delapan, setiap gerakan tangannya berlahan juga. Ketika Oey Yong menggantikan Kwee Ceng mengintai, ia tahu betul ayahnya lagi menggunakan ilmu silatnya yang tak sembarang dipakai.
Segera juga bakal datang saat yang memutuskan.
Coan Cin Cit Cu berkelahi dengan seantero
tenaganya. Mereka pun menginsyafi bahaya yang tengah mengancam mereka. Berkali-kali mereka
mengasih dengara suara satu sama lain, untuk
mengasih isyarat, guna menambah semangat masing-masing. Di batok kepala mereka mulai terlihat hawa panas mengkedus, sedang jubah mereka telah basah kuyup. Hilanglah ketenangan mereka sebagaimana tadi mereka melayani Bwee Taiuw Hong.
Auwyang Hong terus menonton sambil ia
memperhatikan barisannya imam-imam dari Coan Cin Kauw itu. Ia mengharap-harap Oey Yok Su nanti mengurus semua tenaganya hingga ia mendapat luka di dalam. Dengan begitu, kapan kembali di adakan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
rapat besar di Hoan San, rapat yang kedua, untuknya akan kurang satu lawan yang tangguh. Akan tetapi Tong Shia benar-benar lihay, meski Khu Cie Kee semua bekerja sekerasnya, mereka itu masih tidak dapat merampas kemenangan.
Menyaksikan pertempuran yang sangat memakan
tempo itu, Auwyang Hong menjadi tidak sabar.
Dasarnya ia berbisa, setelah berpikir sekian lama, ia mendapat satu akal licik.
Pertempuran itu berjalan semakin perlahan, tapi itu tandanya bahwa bahaya semakin dekat.
Oey Yok Su bekerja terus, nyata sekali terlihat ia menyerang dengan kedua tangannya kepada Sun Put Jie dan Tam Cie Toan. Kedua imam itu mengangkat tangan mereka untuk menangkis. Mereka segera
dibantu Lauw Cie Ian dan Ma Giok.
Justru itu, mendadak See Tok bersiul panjang dan terus berseru: "Saudara Yok, aku bantu kau!"
menyusul suaranya itu ia berjongkok, segera dengan kedua tangannya ia menolak ke arah Tam Cie Toan!
Tiang Ci Cu tengah memusatkan perhatiannya
terhdapa Oey Yok Su, ia telah mengerah tenaganya untuk menangkis serangan Tong Shia, ketika
mendadak ia merasakan benturan keras di
belakangnya, jangan kata untuk menangkis, berkelit saja sudah tidak keburu, maka itu dengan menerbitkan suara, ia roboh tengkurap.
Oey Yok Su menjadi gusar sekali.
"Siapa menghendaki bantuanmu!" ia menegur See Tok.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ketika itu Khu Cie Kee dan Ong Cie It menyerang dengan berbareng. Tong Shia mengibas untuk
menangkis atau tangannya yang kanan bentrok sama perlawanannya Ma Giok dan Cek Tay Thong, yang pun menyerang kepadanya.
Auwyang ong tertawa. "Kalau begitu, biarlah aku bantui mereka!" seruanya.
Sambil berkata begitu, dengan kedua tangannya benar-benar ia menyerang si Sesat dari Timur itu.
Kalau tadi ia menyerang Tam Cie Toan dengan
menggunai tenaga tiga bagian, sekarang ia
menggerahkan tenaganya dengan sepenuhnya. Itu pun saat Oey Yok Su tengah menghadapi empat
lawannya. Ia mengharap hajaran ini, satu kali saja, akan menamatkan riwayatnya pemilik dari pulau Tho Hoa To itu. Akal yang ia bertelurkan dari batok kepalanya ialah lebih dulu menjatuhkan salah satu Coan Cn Cit Cu, baru ia membokong Oey Yok Su. Ia sudah memikir matang, setelah Thian Kong Pak Tauw Tin pecah, dengan Oey Yok Su sudah mati, walaupun imam-imam dari Coan Cin Kauw itu murka, ia tidak usah takuti mereka.
Oey Yok Su kaget sekali. Ia tidak menyangka
Auwyang Hong dapat berlaku demikian. Ia
menghadapi kesulitan. Tidak bisa ia meninggalkan empat musuhnya di depannya itu, umpama kata ia memutar tubuhnya, untuk melayani Auwyang Hong, ia bisa celaka. Maka itu tidak ada jalan lain, ia mencoba menutup diri seraya mengerahkan tenaga di
punggungnya, guna terpaksa menerima serangan
Kap-mo-kang, ilmu silat Kodok, dari si Bisa dari Barat yang licin itu.
Auwyang Hong girang sekali melihat Tong Shia mau mempertahankan diri dari serangannya yang dahsyat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
itu. Itu pun artinya akal busuknya berhasil. Tapi justru ia lagi bergirang itu, mendadak ia melihat
berkelebatnya satu bayangan hitam, yang mencelat dari samping, bayangan mana berlompat ke
belakangnya Oey Yok Su, untuk mewakilkan Tong Shia menyambuti serangannya itu!


Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Segera setelah serangan Auwyang Hong itu ada yang tangkis, dua-dua Oey Yok Su dan keempat imam
lawannya menghentikan pertempuran mereka sambil lompat minggir, untuk memisahkan diri. Kapan mereka telah melihat tegas, nyata orang yang berkorban untuk Tong Shia ialah Bwee Tiauw Hong!
Oey Yok Su menoleh kepada See Tok, ia tertawa dingin.
"Benar-benar si Bisa Bangkotan ternama tak mengecewakan," katanya mengejek.
Auwyang Hong sendiri berulang-ulang menyatakan,
"Sayang, sayang!" di dalam hatinya. Ia menyesal bukan main yang serangannya itu gagal, sebab lain orang yang menjadi korban. Dasar licik, ia mengerti bahaya. Ia tidak mau melayani Oey Yok Su. Ia
mengerti baik sekali, kalai Oey Yok Su bergabung dengan semua imam itu, itu berarti ia menghadapi bencana jiwa. Maka juga ia tertawa nyaring dan panjang, sembari tertawa itu ia memutar tubuh untuk berlompat keluar, buat terus menangkat langkah seribu!
Ma Giok lantas menghampirkan Tam Cie Toan, ia membungkuk untuk mengangkatnya. Segera juga ia menjadi kaget. Tubuh adik seperguruannya itu lemas sekali dan kepalanya pun teklok. Auwyang Hong telah menghajar orang hingga tulang-tulang iga serta punggungnya patah. Kakak ini lantas mengucurkan air
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mata, sebab ia merasa pasti, adik seperguruannya itu tidak bakal dapat ditolong lagi.
Khu Cie Kee yang bertabiat keras berlompat keluar dengan membawa pedangnya, ia mau menyusul See Tok, untuk menyerang si bisa yang jahat itu, tetapi dari tempat yang jauh ia cuma mendengar suara orang:
"Oey Lao Shia, telah aku membantu kau memecahkan barisan istimewa warisannya Ong Tiong Yang, aku pun sudah mewakilkan kau menghukum mati murid Tho Hoa To yang murtad, maka itu, sisanya enam imam campur aduk, kau sendiri pun dapat melayaninya.
Sampai ketemu pula!"
Oey Yok Su mengeluarkan suara di hidung. Ia tahu, kata-kata terakhir dari See Tok ini ada untuk membakar hatinya dan kawanan Coan Cin Kauw itu, supaya mereka murka dan menumpleki kemurkaannya terhadapnya. Tapi ia pun besar kepala, tidak sudi ia memberi keterangan kepada Ma Giok semua. Ia hanya menghampirkan mayatnya Bwee Tiauw Hong, ia
mengangkatnya dengan perlahan-lahan. Murid itu telah memuntahlan darah hidup, kelihatannya ia tidak bisa hidup lebih lama lagi.
Khu Cie Kee mengubar sampai beberapa puluh
tembok, Auwyang Hong entah telah kabur kemana.
Ketika itu, Ma Giok berulang-ulang memanggil ia pulang, maka ia kembali dengan tindakan lebar. Ia masih gusar sekali, kedua matanya terbuka besar dan bersinar merah. Segera ia menuding Oey Yok Su.
"Coan Cin Kauw kami denganmu ada bermusuhan apa"!" ia menegur dengan bengis. "Oh, iblis tersesat yang jahat sekali! Mulanya kau membinasakan Ciu Susiok kami, sekarang kau mencelakai Tam Sutee kami ini. Apakah artinya perbuatanmu, hai manusia sesat?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ditegur begitu, Oey Yok Su melengak.
"Kau maksudkan Ciu Pek Thong?" akhirnya ia menanya. "Kau bilang aku membinasakan dia?"
"Apakah kau masih mau menyangkal?" Cie Kee mendesak.
Oey Yok Su tahu di sini ada salah mengerti, tetapi ia membungkam, ia cuma tertawa dingin. Sebenarnya bersama-sama Ciu Pek Thong dan Auwyang Hong, ia lagi mengadu lari, sesudah beberapa ratus lie dilalui, mereka masih seri. Niat mereka semula adalah
mengagu terus sampai ada keputusan siapa yang menang, tetapi mendadak, Ciu Pek Thong
menghentikannya setengah jalan. Inilah disebabkan Loo Boan Tong tiba-tiba ingat Ang Cit Kong, ynag ditinggalkan seorang diri di dalam istana kaisar.
Berbahaya kalau kangzusi.com Pengemis dari Utara itu sampai kena dipergoki penghuni istana. Bukankah ia telah habis ilmu silatnya" Maka itu ia kata kepada kedua lawannya: "Loo Boan Tong ada mempunyai urusan, kita berhenti saja, kita jangan mengadu lari lebih jauh!" Kata-kata ini ialah kepastian, Oey Yok Su dan Auwyang Hong tidak dapat memaksakan, untuk itu, ia dibiarkan lari. Oey Yok Su berniat menanyakan Ciu Pek Thong tentang putrinya, karena kepergian si orang tua berandalan dan jenaka itu, ia menjadi batal menanyakan.
Ketika itu sia-sia belaka Tam Cie Toan menyusul mereka itu bertiga, ia tidak dapat melihat sekalipun bayangan orang, sebaliknya Oey Yok Su semua
mengetahui dan melihat ia jelas sekali, maka itu seberlalunya Loo Boan Tong, Oey Yok Su dan
Auwyang Hong lantas kembali ke Gu-kee-cun.
Kebetulan sekali, sesampainya mereka di rumah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
penginapan, mereka dapat menyaksikan Coan Cin Cit Cu lagi menempur Bwee Tiauw Hong. Biar bagaimana, Tong Shia tidak bisa membiarkan muridnya bercelaka, maka itu, diakhirnya ia yang turun tangan sendiri. Di luar segela dugaan, kesudahannya ada demikian hebat.
Selagi Khu Cie Kee kalap itu, Sun Put Jie
menangiskan Tam Cie Toan. Yang lain-lain pun gusar sekali, hingga mereka semua mau mengadu jiwa.
Tiba-tiba Tam Cie Toan membuka matanya dan
berkata: "Aku mau pergi?"
Khu Cie Kee semua lantas menghampirkan, mereka mengerubungi saudara seperguruan itu.
Tam Cie Toan bersenandung lemah, lalu ia menarik napasnya yang penghabisan, matanya meram.
Keenam Cu bertunduk, untuk memujikan arwahnya saudara itu. Habis itu Ma Giok memondong tubuh suteenya, buat dibawa pergi. Khu Cie Kee semua mengikuti tanpa bersuara, tanpa berpaling lagi ke belakang, mereka keluar dari rumah penginapan itu dan pergi.
Oey Yok Su heran sekali, ia tidak tahu permusuhan apa di antara ia dan Coan Cin Kauw, tetapi ketika ia melihat Bwee Tiauw Hong bernapas empas-empis, ia menjadi berduka. Biar bagaimana Tiauw Hong adalah muridnya, mereka telah hidup bersama buat beberapa puluh tahun. Murid itu pun telah berkorban untuknya.
Pada dasarnya, ialah seorang yang jujur, maka itu, dalam kedukaannya itu, ia menangis menggerung-gerung.
Bwee Tiauw Hong dapat mendengar tangis gurunya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
itu, ia mengerti, lantas ia tersenyum. Ia tidak mengatakan apa, hanya dengan mengerahkan tenaga terakhir, dengan tangan kanannya ia mematahkan lengannya yang kiri, setelah mana dengan tangan kanan itu ia menghajar batu itu hancur dan lengannya pun patah pula.
Menyaksikan perbuatan muridnya itu, Oey Yok Su tercengang.
"Suhu," berkata sang murid, "Ketika di Kwei-in-chung suhu menitahkan muridmu melakukan tiga macam
perbuatan, dua yang lain muridmu tak keburu
melakukannya".."
Oey Yok Su lantas ingat akan tiga macam titahnya itu, ialah pertama mencari pulang kitab Kiu Im Cin-keng yang telah hilang, kedua mencari Liok Leng Hong serta dua muridnya yang lainnya, dan yang ketiga, yaitu yang terkahir, muridnya ini dimestikan membayar pulang ilmu silat yang didapat dari Kiu Im Cin-keng itu.
Sekarang dengan mematahkan kedua tangannya itu, Bwee Tiauw Hong menepati perintah gurunya, sebab dengan tangannya patah maka musnahlah juga
kepandaiannya Kiu Im Pek-kut Jiauw seri Cwie-sim-ciang.
Lantas sang guru tertawa terbahak.
"Bagus, bagus!" katanya. "Dua yang lain itu sudah tidak ada artinya lagi! Sekarang mari aku terima pula kau menjadi murid dari Tho Hoa To!"
Tiauw Hong menginsyafi ia telah tersesat, maka itu mendengar gurunya memberi ampun dan suka
menerima ia kembali, ia girang bukan main, dengan memaksakan diri ia merayap bangun, untuk memberi hormat kepada guru itu sambil paykui beberapa kali,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ketika ia mengangguk untuk ketiga kalinya, tubuhnya rebah tak bangun pula.
OeyY ong dari kamar rahasia telah menyaksikan itu semua, ia disandingkan pelbagai perasaan. Hebat apa yang ia telah saksikan itu, semuanya mengagetkan dan mengharukan. Dilain pihak, ia mengharap-harap ayahnya itu nanti berdiam sedikit lama pula, supaya ia bersama Kwee Ceng dapat keluar untuk menemuinya.
Kwee Ceng itu tinggal menanti berkumpulnya hawa di pusarnya.
Oey Yok Su sudah lantas mengangkat tubuhnya Bwee Tiauw Hong, untuk dipondong.
Hampir di itu waktu, di luar rumah terdengar suara meringkiknya kuda. Oey Yong mengenali, itulah kuda merah yang kecil kepunyaan Kwee Ceng. Menyusuli suaranya Sa Kouw, yang berkata: "Inilah dusun Gu-kee-cun! Mana aku tahu di sini ada orang she Kwee atau tidak?"?""
Lalu terdengar suaranya seorang yang lain: "Di sini toh cuma ada beberapa buah rumah! Mustahil kau tidak kenal semuanya penduduk sini?"
Agaknya orang itu tidak sabaran, karena ia lantas saja menolak pintu dan bertindak masuk.
Oey Yok Su menempatkan diri di belakang pintu, ketika ia melihat orang yang masuk itu, air mukanya berubah. Orang adalah Kanglam Liok Koay yang telah ia cari dengan susah payah.
Kanglam Liok Koay sudah pergi ke Tho Hoa To, lantas mereka berputar-putar, tidak juga mereka berhasil mencari rumahnya pemilik pulau Bunga Tho itu, baru kemudian mereka bertemu sama satu bujang yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
gagu dari siapa mereka ketahui majikannya pulau itu tengah bepergian. Kemudian lagi Kanglam Liok Koay melihat kuda merah dari Kwee Ceng terlepas merdeka di dalam rimba, mereka lalu membawanya sampai di dusun Gu-kee-cun ini, dimana mereka bertemu sama Sa Kouw, si nona tolol.
Kwa Tin Ok sangat jeli kupingnya, begitu masuk di pintu, ia mendapat dengar suara orang bernapas di belakang pintu itu, maka segera ia memutar tubuhnya, dituruti oleh lima saudaranya. Dengan lantas mereka melihat Oey Yok Su menhadang di ambang pintu
seraya tangannya memodong Bwee Tiauw Hong. Oey Yok Su rupanya mau mencegah keenam orang luar biasa dari Kanglam itu melarikan diri"..
"Oey Tocu baik?" Cu Cong lantas menanya. "Sudah lama kita tidak bertemu! Kami berenam telah
memenuhi janji untuk bertemu di Tho Hoa To, sayang tocu tidak ada di rumah, tetapi hari ini kebetulan bertemu di sini, kami merasa sangat beruntung!"
Habis berkata begitu, si Mahasiswa Tangan Lihay lantas menjura dalam.
Oey Yok Su berniat membunuh Liok Koay, sekarang ia menampak pula muka pucat pasi dari Tiauw Hong, ia berpikir: "Liok Koay ini musuh besar dari Tiauw Hong, siapa nyana sekarang Tiauw Hong mendahului mereka mati, meski begitu, sekarang aku mesti membuatnya ia membinasakan musuhnya dengan tangannya sendiri, supaya ia mati dengan meram".."
Maka itu tangan kanan tetap memondong tubuh
muridnya, dengan tangan kiri ia mengangkat tangan yang patah dari muridnya itu, tangan yang hanya tersambung dengan kulit daging, sembari berbuat begitu ia melompat ke sampingnya Han Po Kie, untuk
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dengan cepat sekali, dengan tangannya Tiauw Hong itu, menghajar bahu kanan si Malaikat Raja Kuda.
Han Po Kie kaget bukan main, sampai dia tidak sempat berkelit atau menangkis. Hebat ia kena dihajar, benar lengannya tidak sampai patah tetapi sesaat itu dia tidak dapat menggeraki tangannya itu.
Liok Koay kaget dan gusar karena sikapnya Oey Yok Su ini, yang menyerang tanpa bicara lagi, maka itu mereka pun lantas balik menyerang. Han Po Kie turut maju setelah ia merasa tangannya lebih ringan.
Mereka berseru-seru sambil mereka menghunus
senjatanya masing-masing. Mereka mengurung
dengan rapi. Oey Yok Su mengangkat tinggi tubuhnya Bwee Tiauw Hong, ia seperti tidak menghiraukan pelbagai alat senjata yang aneh dari enam jago dari Kanglam itu.
Han Siauw Eng adalah orang pertama yang diserang pemilik Tho Hoa To itu. Ia kaget ketika ia melihat mukanya Bwee Tiauw Hong, yang matanya mendelik, rambutnya riap-riapan, mulutnya penuh darah. Itulah roman mayat yang sangat menyeramkan. Tangan
Tiauw Hong pun diangkat tinggi-tinggi, mengancam batok kepalanya. Tanpa merasa ia menjadi lemas kaki dan tangannya.
Lam Hie Jin dan Coan Kim Hoat menyaksikan saudara angkat mereka terancam, dengan berbareng mereka menyerang tangannya Tiauw Hong itu. Mereka
menggunai pikulan serta bandulan besi dacin mereka.
Oey Yok Su sebat luar biasa, dengan cepat ia menarik pulang tangan kanan Tiauw Hong itu, untuk dengan tangan kirinya menghajar terus Siauw Eng.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ahli pedang Gadis Wat itu tengah tidak berdaya, maka pinggangnya menjadi sasaran, ia kesakitan hingga tubuhnya melengkung jongkok.
Han Po Kie maju dari samping, untuk menyerang dengan cambuknya, Kim-liong-pian, atau cambuk Naga Emas. Oey Yok Su mengangkat kaki kirinya, ia bergerak sebat, tetapi toh kaki itu toh kena kelibat.
Hanya Han Po Kie, meski ia mengeluarkan seluruh tenaganya, tidak sanggup ia menarik kuda-kudanya Tong Shia. Dilain pihak, tangan berkuku dari Bwee Tiauw Hong telah menyambar ke mukanya. Ia kaget sekali, ia melepaskan libatan cambuknya, ia berkelit sambil berlenggak terus menjatuhkan diri bergulingan.
Meski begitu, ia merasakan mukanya panas dan sakit, ketika ia meraba ke mukanya itu, tangannya penuh darah. Sebab lima kukunya Tiauw Hong berhasil menyambar mukanya. Syukur untuknya, Tiauw Hong sudah menjadi mayat dan jambakannya itu bukannya jambakan Kiu Im Pek-kut Jiauw.
Setelah beberapa jurus, Liok Koay lantas jatuh di bawah angin. Coba tidak Oey Yok Su menghendaki membinasakan musuh dengan tangannya Tiauw Hong sendiri, mungkin mereka sudah bercelaka. Sekarang mereka hanya terancam bahaya.
Kwee Ceng di dalam kamar rahasia menjadi
bergelisah. Ia mendengar nyata suara napas
menggorong dari keenam gurunya itu, tanda dari keaadan berbahaya dari mereka. Ia menjadi cemas hati sebab ia sendiri tidak bisa lekas-lekas keluar, untuk mencegah bencana. Ia masih memerlukan
waktu untuk memperkuat hawa di pusarnya itu. Tapi dapatkah ia main ayal-ayalan" Budi guru-gurunya itu sama dengan budi orang tuanya! Maka diakhirnya, ia menahan napas, ia meluncurkan sebelah tangannya untuk menghajar daun pintu, hingga pintu itu gempur.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Oey Yonng kaget bukan main.
"Engko Ceng, jangan!" ia mencegah. Ia tahu kawan itu mesti beristirahat.
Kwee Ceng pun merasakan akibat serangannya itu, ialah hawa naik ke atas, ke jantungnya, maka lekas-lekas ia memeramkan mata menarik pulang hawanya itu kembali ke pusar.
Tetapi sekarang pintu rahasia telah tergempur pecah dan terbuka.
Oey Yok Su dan Kanglam Liok Koay kaget sekali, apa pula mereka lantas melihat muda-mudi itu. Dengan sendirinya mereka pada lompat mundur menghentikan pertempuran mereka.
Oey Yok Su heran dan girang, hingga ia mengucak-ucak matanya.
"Anak Yong, benarkah kau?" ia menanya. ia hampir tak mempercayai matanya sendiri. Ia merasa bagaikan lagi bermimpi.
Oey Yong dengan sebelah tangannya memegang
tangan Kwee Ceng, mengangguk sambil tersenyum. Ia tidak membuka mulutnya untuk menjawab ayahnya itu.
Mengawasi sikap anak gadisnya itu, Oey Yok Su lantas mengerti. Untuknya, diketemuinya anak itu ada seperti juga si anak sudah mati tetapi hidup pula. Itulah putri satu-satunya dan juga yang ia sayangi seperti jiwanya sendiri. Ia lantas meletaki tubuh Tiauw Hong di atas bangku, ia terus menghampirkan Kwee Ceng, di sisi siapa ia duduk bersila, tangannya diulur untuk mencekal tangan anak muda itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kwee Ceng merasakan hawa di dalam tubuhnya
panas bergolak, sangat sukar ia melawan itu.
Beberapa kali ia hendak berkoakan atau berlompatan.
Tapi, begitu lekas tangannya di tempelkan Oey Yok Su itu, lantas hawa panasnya berkurang, dapat ia berlaku tenang. Dengan lain tangannya, Oey Yok Su pun menguruti sekejur tubuhnya pemuda itu.
Boleh di bilang hanya sekejap kemudian, lantas Kwee Ceng dapat menenangi diri betul-betul. Itu artinya bukan saja ia telah terhindar dari bahaya, bahkan ia sudah sembuh betul, otot dan tulang-tulangnya menjadi bertambah kuat. Maka itu, ia lantas bangun, untuk paykui kepada pemilik dari Tho Hoa To itu, akan kemudian ia pun menghampirkan keenam gurunya, untuk memberi hormatnya kepada muridnya.
Selagi pemuda itu berbicara sama semua gurunya, menuturkan segala hal semenjak mereka berpisah, Oey Yok Su pun asyik pasang omong dengan putrinya, tangan siapa ia tuntun. Mereka gembira sekali, saban-saban mereka tertawa gila.
Mengetahui tentang nona Oey, Liok Koay heran dan ketarik hati. Mereka pun ketarik denagn suara halus dari nona itu. Maka itu, diam-diam mereka bertindak mendekati, akan mendengari lebih jauh suara si nona, yang terus berbicara dengan ayahnya. Sebab banyak yang anak ini tuturkan.
Tiba pada saatnya pertempuran Oey Yok Su dengan Liok Koay, nona itu berkata sambil tertawa: "Sudahlah, tak usah aku bercerita terus!"
Segera setelah itu Oey Yok Su berkata: "Aku hendak membinasakan empat orang, ialah Auwyang Hong, Leng Tie Siangjin, Kiu Cian Jin dan Yo Kang, maka
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
anak yang baik, mari kau turut aku menyaksikan keramaian itu!"
Tapi ia melirik kepada Liok Koay, agaknya ia jengah, tetapi dasar angkuh, ia terus tidak sudi mengaku salah, cuma seperti untuk menghibur diri, ia kata: "Anggaplah sang peruntungan masih tidak terlalu buruk hingga aku tidak sampai mencelakai orang baik-baik!"
"Ayah," kata Oey Yong tertawa, "Baiklah kau minta maaf kepada beberapa suhu ini?"
"Hm," jawab ayah itu, yang lalu menyimpanginya. "Aku hendak mencari See Tok, eh, anak Ceng, kau turut atau tidak?"
Belum lagi Kwee Ceng menyahuti, Oey Yong sudah memegat. Kata anak ini, "Ayah, baiklah kau pergi dulu ke istana untuk memapak suhu!"
Kwee Ceng tidak sempat menjawab Oey Yok Su, ia terus bercerita terus sampai Oey Yok Su memberi perkenan untuk ia menikah dengan Oey Yong serta Ang Cit Kong mengambil ia sebagai murid. Mengenai ini, ia minta keputusan guru-gurunya itu.
Kwa Tin Ok menjadi sangat girang.
"Kau sungguh beruntung!" katanya. "Dengan kau mendapati Kiu Cie Sin Kay sebagai guru dan Tocu dari Tho Hoa To sebagai mertua, kami girang bukan
kepalang! Masa dapat kami tidak memberikan
perkenan kami" Cumalah halnya Kha Khan dari
Mongolia?" Tin Ok hendak menyebutkan urusan putrinya Jenghiz Khan, bahwa halnya murid ini adalah calon Kim-too Huma, tetapi ia tidak dapat lantas membuka mulutnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Mendadak sekali, pintu, yang tadi tertutup pula, sekarang ada yang pentang dan Sa Kouw muncul di antara mereka, tangannya memegang monyet-monyetan dari kertas. Ia menghampirkan Oey Yong dan menanya sambil tertawa: "Adik, apakah semangkamu telah habis dimakan" Seorang tua telah menyuruhnya aku menyerahkan kunyuk-kunyukan ini kepadamu, katanya dibuat main?"
Oey Yong menyangka orang lagi kumat ketololannya, ia menyambuti kena kerta itu acuh tak acuh.
Sa Kouw berkata pula: "Orang tua itu, yang rambutnya ubanan, memesan juga supaya kamu jangan gusar, katanya pasti ia bakal menolongi kau mencari
gurumu." Mendengar itu, Oey Yong menduga kepada Ciu Pek Thong, maka ia lantas meneliti kertas itu. Benarlah di situ ada tulisan alamatnya, maka ia lantas
membukanya, hingga ia dapat membaca: "Si pengemis tua tak dapat ditemukan, karenanya Loo Boan Tong menjadi tidak gembira."
Si nona menjadi heran dan kaget.
"Ah, kenapa suhu lenyap?" serunya.
Oey Yok Su berdiam, lalu ia kata: "Loo Boan Tong edan-edanan tetapi ia lihay sekali, maka asal Ang Cit Kong tidak mati, pasti ia dapat menolonginya. Hanya sekarang ini Kay Pang lagi menghadapi satu urusan besar?"
"Bagaimana, ayah?" Oey Yong menanya terkejut.
"Tongkatnya si pengemis tua yang telah diberikan padamu sudah dibawa pergi oleh Yo Kang si binatang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
cilik itu! Binatang itu tidak lihay ilmu silatnya tetapi lihay otaknya, kalau tidak bagaimana dapat orang sebangsa Auwyang Kongcu terbinasa di tangannya" Dia telah mendapati tongkat keramat kaum pengemis itu,
pastilah dia bakal menerbitkan gelombang kekacauan, yang dapat membahayakan Kay Pang. Mari kita lekas mencari dia, untuk merampas pulang tongkat itu, kalau tidak, pasti celakalah murid-murid dan cucu-cucu muridnya si pengemis bangkotan itu!"
Mendengar itu Liok Koay menganggukkan kepala.
"Sayang suhu sudah pergi beberapa hari, mungkin di sukar dicandak," kata Kwee Ceng.
"Di sini ada kuda merahmu, kau boleh coba menyusul," kata Po Kie.
Kwee Ceng lantas ingat kuda merahnya itu, ia menjadi girang sekali, lantas ia lari keluar seraya bersiul.
Kuda itu mendengar suara majikannya, dia berjingkrak lari menghampirkan, dia mengelus-elus majikannya itu seraya meringkik perlahan tak hentinya.
Menampak demikian Oey Yok Su berkata: "Anak Yong, pergilah kau bersama Kwee Ceng untuk
merampas pulang tongkat itu. Kuda kecil itu keras larinya, mungkin kamu dapat menyandak."
Selagi berkata begitu, Oey Yok Su melihat Sa Kouw di samping mereka, nona itu tertawa dengan
ketololannya. Ia melihat wajah dan gerak-gerik orang, ia ingat itulah mirip dengan sifat muridnya, Kiok Leng Hong.
"Apakah kau she Kiok?" ia tanya nona itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sa Kouw menggeleng kepala secara lucu.
"Aku tidak tahu," sahutnya.
"Ayah, mari kau lihat!" berkata Oey Yong, mengajak ayahnya, yang ia tuntun ke dalam kamar rahasia.
Begitu melihat pengaturan ruangan itu, Oey Yok Su ketarik hatinya. Itulah pengaturan seperti caranya sendiri. Maka ia mau menduga, mesti itu diatur oleh Kiok Leng Hong, muridnya itu.
"Ayah, coba lihat benda di dalam peti besi itu," Oey Yong berkata pula.
Oey Yok Su tidak lantas membuka peti hanya
tubuhnya mencelat tinggi sambil tangannya diulur ke pojok tembok barat daya, menyambar ke arah
wuwungan, ke temboknya, ketika ia menarik, tembok itu lantas terbuka merupakan sebuah lubang. Dengan tangan kanannya memegang kertas, ia lantas
menggelantungkan diri, lalu dengan tangan kirinya, ia meragoh ke dalam lubang itu. Dari situ ia menarik keluar segulungan kertas. Belum lagi ia lompat turun, tangan kanannya sudah menekan tembok, maka
dengan itu, ia berlompat terus keluar kamar.
Oey Yong dengan sebat lompat mengikuti ayahnya itu.
Ia melihat gulungan kertas yang penuh debu setelah dibeber, kertas itu memuat tulisan yang huruf-hurufnya tidak karuan macam, bunyinya:
"Surat ini dihanturkan kepada guruku yang berbudi di pulau Tho Hoa To. Dari istana kaisar muridmu telah berhasil mendapatkan sejumlah tulisan dan gambar lainnya, yang semua hendak dihanturkan kepada suhu, maka tidak beruntung sekali, selama di dalam istana aku telah dikepung sekawanan siwi. Aku telah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
meninggalkan seorang anak perempuan?"."
Sampai habis di situ, habis sudah surat itu, yang terlihat tinggal titik-titik yang terang adalah titik-titik darah.
Melihat surat itu, Oey Yong menjadi terharu hatinya. Ia mengingat nasib celaka murid-murid ayahnya itu, yang semuanya lihay tetapi mereka telah diusir ayahnya itu gara-gara Bwee Tiauw Hong berdua. Sekarang
beginilah nasib Kiok Leng Hong, salah satu murid yang tetap setia itu.
Oey Yok Su mengerti, Leng Hong ini tentulah ingin kembali ke Tho Hoa To, maka setelah diusir dia berdaya mencari rupa-rupa barang yang menjadi kesukaan gurunya, ia membesarkan hati pergi mencuri ke istana, maka apa celaka, ia menemui saat naas, disaat berhasilnya, ia kepergrok dan dikepung pahlawan-pahlawan istana. Melihat nasibnya Liok Seng Hong, ia sudah menyesal, maka sekarang ia menjadi lebih menyesal lagi.
Sa Kouw tidak tahu apa-apa, ia berdiri di samping sambil terus tertawa haha-hhihi.
"Apakah ilmu silatmu diajari ayahmu?" Oey Yok Su menegur si nona, suaranya bengis.
Sa Kouw menggeleng kepala lantas dia lari keluar pintu besar, daun pintu itu ia tutup rapat, setelah ia mengintai ke dalam, terus ia bersilat. Dia mengintai pula, lalu kembali ia bersilat lagi.
"Ayah," berkata Oey Yong, "Dia belajar silat dengan mencuri pelajaran Kiok Suko."
Ayah itu mengangguk. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ya," katanya, "Aku pun tidak percaya, setelah di usir, Leng Hong bernyali besar berani mewariskan ilmu kepandaiannya kepada lain orang" Eh, anak Yong, coba kau serang dia dibagian bawah, kau gaet dia roboh!"
Kata-kata yang belakangan ini dikeluarkan secara mendadak.
Oey Yong heran, tidak tahu ia maksud ayahnya, tetapi ia menghampirkan Sa Kouw, sembari tertawa haha-hihi, ia kata kepada nona tolol itu, "Sa Kouw, mari aku berlatih bersama-sama denganmu. Kau berhati-hatilah!" Ia lantas menggerak dengan tangan kiri, disusul sama tendangan kaki kiri dan kanan degan sebat sekali.
Sa Kouw melengak, sebelum ia sempat berdaya,
kempelonnya yang kanan telah kena ditendang. Ia lantas lompat mundur. Tetapi di sini ia telah ditunggu, begitu ia digaet, lantas ia jatuh terguling. Ia lompat bangun dengan segera.
"Kau menggunai akal!" serunya. "Adik kecil, mari kita mulai lagi!"
"Hus!" membentak Oey Yok Su. "Apa adik kecil! Kau mestinya memanggil kouw-kouw!"
"Kouw-kouw!" Sa Kouw lantas memanggil, tanpa ia mengetahui apa bedanya "adik kecil" dengan "kouw-kouw" atau bibi.
Baru sekarang Oey Yong mengerti bahwa ayahnya hendak mencoba bagian bawah dari si tolol itu sebab Kiok Leng Hong hilang kedua kakinya, kalau Leng Hong bersilat seorang diri, kuda-kudanya tidak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
nampak, kalau ia mengajari dengan mulut, mestinya nona itu sempurna bagian atas, tengah dan bawahnya.
Dengan terus menyebut "kouw-kouw" itu sama dengan artinya Oey Yok Su menerima si nona sebagai
muridnya. "Kenapa kau tolol?" ia tanya pula.
"Aku ialah Sa Kouw," sahut si nona tertawa. "Tolol"
ialah "Sa" "Mana ibumu?" tanya Oey Yok Su, alisnya mengkerut.
Nona itu meringis, "Ia sudah pulang?" sahutnya.
Masih Oey Yok Su menanya beberapa kali, jawaban si nona tidak karuan, maka ia menghela napas panjang.
Ia tidak tahu orang tolol semenjak dilahirkan atau karena suatu penderitaan yang mengagetkan. Kecuali Leng Hong hidup pula, tidak nanti ada lai orang yang mengetahui sebab-musabab itu.
Dengan mendelong, tocu dari Tho Hoa To ini
mengawasi mayatnya Tiauw Hong.
"Anak Yong," katanya selang sesaat, "Mari kita lihat barang-barang Kiok Sukomu itu."
Oey Yong menurut, maka ayah dan anak itu masuk pula ke dalam kamar rahasia.
Mengawasi tulang-belulang Kiok Leng Hong, Oey Yok Su berdiri mendelong, kemudian air matanya
mengucur turun. "Anak Yong," katanya. "Diantara semua muridku, Leng Hong yang paling pandai, maka kalau bukan kakinya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
buntung, seratus siwi pun tidak nanti sanggup menawan dia!"
"Itulah wajar!" sahut putri itu. "Ayah, apakah kau mau menerima Sa Kouw sebagai muridmu?"
"Ya," ayahnya itu menyahut. "Aku akan ajarkan dia ilmu silat, bersyair dan -menabuh khim, juga ilmu Kie-bun Ngo-heng. Apa yang dulu sukomu niat pelajarkan, tetapi belum kesampian, semua akan aku ajarkan kepada anaknya ini!"
Oey Yong mengulur lidahnya.
"Hebat penderitaan ayah," pikirnya.
Oey Yok Su membuka peti besi, ia memeriksa isinya.
Melihat semua itu, ia menjadi semakin berduka. Ketika ia membeber sebuah gambar, ia menhela napas.
"Gambar bunga dan burung Kaisar Hwie Cong ini indah dilukisannya," katanya, "Maka sayang sekali, negara yang indah pun ia hanturkan kepada bangsa Kim"."
Selagi ia menggulung pula gambar itu, mendadak Oey Yok Su berseru, "Ih!"
"Ada apa ayah?" tanya Oey Yong.
"Kau lihat!" sahut ayah itu, tangannya menunjuk kepada sebuah gambar san-sui, lukisan pemandangan alam, gunung dan air.
Oey Yong mengawasi, ia melihat gambarnya sebuah gunung tinggi dengan puncak lancip menjulang ke langit, masuk ke dalam mega, di bawah mana ada jurang yang berair, di sini lembah pula ada
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sekumpulan pohon cemara, yang penuh salju, yang semuanya doyong ke Selatan, seperti bekas diserang angin Utara yang hebat, di puncaknya, di sebelah Barat, sebaliknya ada sebuah pohon cemara yang berdiri tegak, di bawah pohon itu, dengan tinta merah, ada dilukisan seorang jenderal perang lagi bersilat dengan pedang. Mukanya jenderal itu tak nampak jelas, tetapi dandannnya membuat siapa yang melihat, mesti menaruh hormat. Seluruh gambar memakai tinta hitam, kecuali manusianya ini, yang merah merong, hingga kelihatan mencolok mata. Gambar itu pun tidak ada tanda-tanda pelukisnya, cuma ada syairnya seperti berikut:
"Setelah bertahun-tahun maka baju perang penuh debu dan tanah,
Maka itu sengaja aku mencari bau harum di paseban Cui Bie,
Gunung yang indah, sungai yang permai, belum
dipandang cukup. Tindakan kuda mendesak hingga malam terang bulan pergi pulang."
Oey Yong memperhatikannya, lalu ia ingat. Beberapa hari yang lalu, di paseban Cui Bie Teng di puncak Hui Lang Hong, ia pernah melihat syair itu yang ada tulisannya Jenderal Han See Tiong yang kesohor.
"Ayah," katanya, "Inilah tulisan Tiong Bu Han Kie Ong, sedang syairnya ialah buah kalamnya Gak Bu Bok."
"Benar," berkata ayahnya itu, "Gak Bu Bok menulis syairnya ini melukiskan gunung Cui Bie San di Kota Tie-ciu, hanya gunung yang dilukisan begini berbahaya keadaannya bukan gunung Cui Bie San itu sendiri.
Latar belakang lukisan ini bagus tetapi pelukisnya bukannya seorang pelukis jempolan."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Oey Yong ingat itu hari di Hui Lay Hong, Kwee Ceng sangat ketarik sama syairnya yang ditulis Han See Tiong itu, yang ia ukir di batu dengan jeriji tangannya, dan si pemuda seperti tidak hendak meninggalkannya.
Maka itu ia kata kepada ayahnya: "Adaa baikkah gambar ini diberikan kepada menantumu!"
Oey Yok Su tertawa dan berkata: "Memang anak perempuan berpihak ke luar, maka itu, apa aku hendak bilang lagi?" Ia pun memilih serenceng mutiara seraya berkata pula: "Mutiara yang dulu hari si Bisa bangkotan seragkan kepadamu, aku telah ambil dari Tho Hoa To dan membayar pulang kepadanya, maka itu sekarang kau ambillah ini."
Oey Yong tahu ayah itu sangat membenci Auwyang Hong, ia mengangguk, ia menyambuti mutiara itu seraya terus mengalungi di lehernya. Ia sedang berbuat begitu tempo kupingnya mendengar suara burung rajawali putih berbunyi keras beberapa kali di udara, suaranya nyaring dan kesusu. Ia sebenarnya sangat menyukai burung rajawali itu tetapi mengingat burung telah diambil oleh putri Gochin Baki, ia menjadi tidak senang, meski begitu, ia toh lari keluar, masih ingin ia membuat main burung itu. Tiba di luar, ia melihat Kwee Ceng berada di bawah sebuah pohon liu yang besar, seekor rajawali memacuk bajunya di pundak dan menarik-narik, yang satunya lagi
berputaran memutari seraya ia berbunyi tak hentinya.
Sa Kouw kegirangan, ia berlari-lari memutarai Kwee Ceng, ia bertepuk-tepuk tangan sambil tertawa dan bersorak.
"Yong-jie, mereka mendapat susah!" kata Kwee Ceng melihat si nona muncul. "Mari kita pergi menolongi!"
"Siapa mereka?" Oey Yong menanya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kedua saudara angkatku, yang pria dan wanita!"
Nona itu memonyongkan mulutnya.
"Aku tidak mau pergi!" katanya.
Kwee Ceng melengak, ia tidak mengerti tapi lekas ia berkata pula: "Ah, Yong-jie, jangan seperti bocah! Mari kita lekas pergi!" Habis berkata, ia menarik kudanya, ia lompat naik ke punggungnya.
"Habis, kau menghendaki aku atau tidak?" Oey Yong tanya.


Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pemuda itu menjadi bingung.
"Kenapa aku tidak menghendaki kau?" ia balik menanya. Dengan tangan kiri ia menahan kudanya, tangan kanannya diansurkan untuk menyambuti si nona.
Oey Yong tertawa, lalu ia berpaling ke arah ayahnya, sambil berkata nyaring: "Ayah, kita hendak pergi menolongi orang! Kau bersama keenam suhu baik turut juga!" Ia terus menjejak tanah dengan kedua kakinya, dengan begitu tubuhnya mencelat tinggi, tangan kirinya diluncurkan, akan menyambuti tangan kanan Kwee Ceng, untuk ditarik, maka itu, tubuhnya lantas melayang naik ke atas kuda hingga ia duduk di sebelah depan!
Kwee Ceng memberi hormat dari atas kuda kepada gurunya, setelah mana, ia melarikan kudanya itu, yang lantas lari kabaur. Kedua burung rajawali pun terus terbang, sambil berbunyi mereka terbang cepat di sebelah depan, untuk menunjuki jalan.
Kuda mereka itu girang sekali bisa bertemu pula sama
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
majikannya, dia lari keras dengan gembira, kalau burung bukannya burung rajawali, mungkin keduanya ketinggalan di belakang. Kedua burung itu terbang ke sebuah rimba lebat di sebalah depan, terus turun.
Kuda itu sangat mengerti, tanpa titah majikannya, ia lari terus ke arah rimba itu.
Setibanya Kwee Ceng di luar rimba, dari dalam situ ia mendengar suara nyaring bagaikan cecer pecah, katanya: "Saudara Cian Jin, telah lama aku mendengar Tangan Besimu yang lihay, aku sangat
mengangguminya, maka itu sekarang baiklah aku menggunai dulu kepandaianku yang tidak berarti ini mengambil nyawa yang satu ini, setelah itu aku minta kau menggunai tanganmu yang lihay itu terhadap yang lainnya. Setujukah kau, saudara?"
Menyusuli itu maka terdengarlah suara gemuruh diikuti jeritan yang h menyayatkan hati. Sebuah pohon kelihatan bergerak bagian atasnya, lalu jatuh roboh.
Kwee Ceng kaget, ia lompat turun dari kudanya, ia lari ke dalam rimba.
Oey Yong lompat turun, ia menepuk-nepuk kepala si kuda merah seraya berkata: "Pergi lekas menyambuti ayahku!" Kemudian ia menunjuk ke jalan dari mana mereka datang.
Kuda merah itu mengerti, dia berbalik dan lari pergi.
"Semoga ayah lekas datang?" kata nona Oey ini dalam hatinya, "Kalau tidak, kita bisa susah di tangannya si Bisa bangkotan!" Lalu ia lari ke dalam rimba tetapi dengan cara sembunyi.
Begitu ia melihat ke depan, Oey Yong menjadi kaget sekali, hingga ia tercengang.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Di sana Tuli, Gochin Baki, Jebe dan Borchu berempat sedang tertawan, masing-masing ditambat di atas sebuah pohon kayu. Di bawah pohon, Auwyang Hong berdiri bersama-sama Kiu Cian Jin. Di sebuah pohon lain, ialah pohon yang sudah roboh, ada tertambat seorang lain, yang seragamnya mewah, sebab ialah si punggawa perang Song yang mengantarkan keempat orang Mongolia itu pulang ke negerinya. Hanya perwira itu sudah mati, sebab pohonnya telah dihajar roboh oleh See Tok. Di situ tidak ada pasukan serdadu mereka, rupanya tentara itu telah diusir ini dua jago tua.
Kiu Cian Jin tidak berani mengadu tenaga tangan dengan Auwyang Hong, tapi pun ia tidak mau omong terus terang, sebab ia hendak memegang derajatnya, selagi ia hendak menggunai alasan, guna menutup diri, tiba-tiba ia melihat munculny Kwee Ceng. Ia lantas jadi terperanjat bahna girang. Ia segera mendapat pikiran.
"Kenapa aku tidak mau pinjam tangannya See Tok akan menyingkirkan bocah ini?" demikian pikirnya.
Auwyang Hong pun heran. Nyata Kwee Ceng tidak mati terkena pukulan ilmu Kodoknya.
Itu waktu putri Gochin Baki berseru: "Engko Ceng, lekas tolongi aku!"
Melihat suasana itu, Oey Yong sudah lantas
mengasah otaknya. "Sang tempo mesti diperlambat, sampai ayah datang!"
demikian ia peroleh akal.
Kwee Ceng sendiri telah menjadi gusar, hingga ia jadi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tak kenal takut. "Bangsat tua, apa kamu bikin di sini"!" ia mendamprat.
"Kembali kamu mencelakai orang, ya"!"
Auwyang Hong hendak menguji kepandaian Kiu Cian Jin, meski diperlakukan kurang ajar, ia bahkan bersenyum. Tidak demikian dengan si orang she Kiu itu.
"Ha, binatang cilik yang baik!" dia membentak. "Di sini ada Auwyang Sianseng, mengapa kau tidak berlutut memberi hormat" Apakah kau sudah bosan hidup"!"
Kwee Ceng sangat membenci orang ini, yang di rumah penginapan sudah ngaco belo, memfitnah dan
mengadu gurunya dengan Oey Yok Su, dengan di sini kembali dia mencelakai orang, maka itu tanpa
membilang suatu apa, ia menghampirkan, terus ia menyerang dadanya.
Pemuda ini menyerang dengan Hang Liong Sip-pat Ciang, yang sekarang talh maju jauh sekali. Ia menggunakan tenaga menyerang enam bagian dan
tenaga menarik empat bagian, dari itu, habis
menyerang, tinjunya cepat ditarik pulang. Kiu Cian Jin berkelit, tetapi ia kena ditarik anginnya tinju itu, tubuhnya mundur hanya diluar keinginannya, dia ditarik ke depan, terus jatuh terjerunuk!
"Hm!" Kwee Ceng mengejek seraya tangannya yang kiri dilayangkan, guna menyambut muka muka orang, hendak ia menhajar hingga gigi rontok dan lidah terkancing putus, supaya jago tua ini tidak dapat mengacau lagi menerbitkan gelombang yang tidak-tidak.
"Tahan!" berseru Oey Yong tiba-tiba seraya ia lompat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
keluar dari tempat persembunyiannya.
Kwee Ceng heran, hingga ia batal menggaplok, tetapi karena ia sebat, ia ubah gerakan tangannya itu, segera ia menyambar ke arah leher, untuk mencekuk, setelah mana, ia mengangkat tubuh orang.
"Yong-jie, bagaimana?" ia menanya seraya ia berpaling.
Oey Yong khawatir Kwee Ceng mencelakai orang tua itu, kalau itu sampai terjadi, pasti Auwyang Hong turun tangan. Inilah ia mau cegah, untuk ia menjalankan akalnya.
"Lekas lepaskan!" ia berkata. "Orang tua ini mempunyai semacam kepandaian yang lihay pada
kulit mukanya, kalau pipinya dihajar, tenaganya berbalik bekerja, kau pasti terluka di dalam!"
"Ah, mustahil?" kata Kwee Ceng yang tidak percaya.
"Aku tidak tahu, asal ia mementang mulut dan meniup, seekor kerbau pun dapat terkelupas kulitnya!" kata pula si nona. "Masih kau tidak lekas mengundurkan dirimu!"
Pemuda ini masih tetap tidak percaya, akan tetapi ia menduga kekasihnya itu ada maksudnya, maka ia menurut, ia melepaskan cekukannya.
"Syukur nona ini mengetahui bahaya," Kiu Cian Jin berkata. "Kita berdua tidak bermusuhan, maka selagi Thian murah hati, masa aku ambil sikap yang tua menindih yang muda dan sembarang melukakan kau?"
Oey Yong tertawa. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Itu benar!" ia bilang. "Kepandaian kau yang lihay, loosiansseng, aku sangat mengagumi, karena itu, hari ini aku mau minta pengajaran dari kau, untuk beberapa jurus saja, tetapi aku harap janganlah kau melukakan aku?"
Habis berkata si nona lantas memasang kuda-
kudanya, tangan kirinya dikibaskan ke atas, tangan kanannya ditarik ke dalam, terus di bawa ke mulutnya, untuk mengasih dengar siulannya beberapa kali. Ia tertawa pula dan berkata: "Sambutlah ini! Inilah jurusku yang dinamakan silat Meniup Terompet Keong!"
"Ah, nona kecil, sungguh besar nyalimu!" berkata Kiu Cian Jin. "Auwyang Sianseng kesohor namanya di seluruh negara, mana dapat ia membiarkan kau
tertawa mengejek dia..?"
Oey Yong tidak meladeni kata-kata itu, tangan kanannya melayang ke kuping orang, hingga
terdengarlah suara mengelepok yang nyaring. Ia lantas tertawa dan berkata: "Dan ini namanya Pukulan Berbalik ke arah Kulit Tebal!"
Berbareng dengan itu, dari luar rimba terdengar suara orang tertawa yang disusul dengan pujian, "Bagus!
Sekalian saja kau menggaplok lagi satu kali!"
Mendengar suara itu, Oey Yong girang bukan
kepalang. Ia mengenali suara ayahnya. Dengan
begitu, hatinya menjadi mantap. Sembari menyahuti, tangannya melayangp pulang. Kembali tangann yang kanan.
Kiu Cian Jin buru-buru menunduki kepala untuk berkelit. Tapi gaplokan itu gaplokan gertakan belaka, sedang yang benar adalah susulan tangan kiri. Ia melihat itu, lekas-lekas ia berkelit pula. Atas ini,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tangannya si nona melayang pergi pulang, hingga ia menjadi repot berkelit tak hentinya. Di akhirnya, kuping kanannya tergaplok pula!
Kiu Cian Jin kaget. Ia mengerti, kalau terus-terusan begitu hebat untuknya. Maka ia lantas membalas menyerang. Dengan dua kepalannya, ia memaksa si nona mundur, setelah mana, ia lompat ke samping.
"Tahan!" ia berseru.
"Apa?" Oey Yong tertawa. "Apakah sudah cukup?"
Kiu Cian Jin mengasih lihat roman sungguh-sungguh.
"Nona, kau telah dapat luka di dalam!" ia berkata.
"Lekas kau pulang untuk bersemadhi di kamar rahasia lamanya tujuh kali tujuh menjadi empatpuluh sembilan hari! Jangan kena angin atau jiwamu yang muda tidak bakal ketolongan!"
Melihat roman orang sungguh-sungguh untuk sejenak Oey Yong tercengang, tetapi lekas juga ia tertawa pula. Ia tertawa terkekeh, kepalanya memain.
Ketika itu Oey Yok Su yang tadi cuma terdengar suarnya saja, telah tiba bersama-sama Kanglam Liok Koay. Mereka heran melihat Tuli beramai menjadi orang tawanan.
Auwyang Hong sendiri lagi keheran-heranan. Ia heran untuk Kiu Cian Jin. Ia tahu betul, orang she Kiu ini lihay sekali, dulu hari pernah dengan tangannya yang seperti besi itu ia menghajar mati dan luka pada jago-jago dari Heng San Pay, sampai partai itu roboh dan tak dapat bangun lagi, maka itu kenapa sekarang ia kena digaplok Kwee Ceng, kena dicekuk pula, dan melayani Oey Yong nampak tak berdaya" Ia menjadi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mau menduga-duga, apakah benar orang mempunyai kepandaian di kulit muka" Itulah kepandaian yang ia belum pernah dengar, itu mirip khayal?"
Selagi si Bisa dari Barat itu beragu-ragu, matanya menjurus kepada Oey Yok Su, hingga ia melihat di pundak pemilik pulau Tho Hoa To itu tergantung sebuah kantung sulam buatan Su-coan, yang
sulamannya sutera putih adalah seekor unta. Ia mengenali baik sekali, itulah kantung keponakannya.
Ia menjadi kaget. Habis membinasakan Tam Cie Toan dan Bwee Tiauw Hong, ia pergi, tapi sekarang ia kembali, niatnya untuk menampak keponakannya itu.
"Mungkinkah Oey Yok Su telah membunuh
keponakanku itu untuk membalas sakit hati muridnya?"
Ia berpikir. Maka ia lantas menanya dengan suaranya menggetar: "Bagaimana dengan keponakanku?"
Oey Yok Su menjawab dingin: "Bagaimana dengan Bwee Tiauw Hong muridku itu, demikian juga dengan keponakanmu!"
Auwyang Hong merasakan tubuhnya beku separuh.
Auwyang Kongcu itu namanya saja keponakannya
akan tetapi nyatanya ialah anaknya sendiri sebab dia didapatkan dari perhubungan gelap diantara dia dan istri kakaknya. Jadi paman dan ipar telah main gila dan terlahirlah "Keponakan" yang dimanjakan itu. Ia sangat kejam, jahat sebagai bisa, tetapi terhadap anaknya itu, ia sangat menyayangi, menyayangi melebihkan
jiwanya sendiri. Ia tidak menyangka keponakannya itu bakal terbinasa, sebab dengan kedua kakinya rusak, ia percaya Oey Yok Su dan Coan Cin Cit Cu, yang ada orang-orang kenamaan, tidak nanti menurunkan
tangan mengambil nyawa sang keponakan, siapa tahu, kesudahannya, keponakan itu toh menerima nasibnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Oey Yok Su berdiri dengan waspada terhadap See Tok. Ia mengerti kalau si Bisa dari Barat kalap, ia mesti bekerja banyak untuk membela diri.
"Siapa yang membunuh keponakanku itu?" akhirnya Auwyang Hong menanya, suaranya serak. "Muridmu atau muridnya Coan Cin Cit Cu?"
See Tok masih tidak percaya pemilik Tho Hoa To nanti membinasakan orang yang kakinya telah buntung dua-duanya. Itulah perbuatan memalukan.
Dengan tetap dingin, Oey Yok Su menjawab pula: "Dia pernah mempelajari ilmu silat Coan Cin Pay serta juga pernah mempelajari sedikit silat dari Tho Hoa To.
Pergilah kau cari dia!"
Pemilik Tho Hoa To itu menyebutnya Yo Kang akan tetapi Auwyang Hong menduga Kwee Ceng. Bukan
main panasnya hatinya, tetapi di dalam keadaan seperti itu, ia masih dapat menguasai dri.
"Nah, apa perlunya kau membawa-bawa kantungnya keponakanku itu?" ia tanya.
"Peta Tho Hoa To berada pada dia, aku mesti mengambilnya pulang," menyahut Oey Yok Su. "Tidak dapat aku menanti sampai dia masuk ke dalam
tanah"." "Kata-kata yang bagu!" ujar Auwyang Hong. Ia terus menahan sabar. Ia tahu baik sekali, kalau ia
menempur Tong Shia, mereka mesti berkelahi sampai satu - atau duaribu jurus tanpa ada ketentuan siapa menang siapa kalah, bahkan ada kemungkinan ia tak berada di atas angin. Ia ingat Kui Im Cin-keng telah didapatkan, dari itu, soal membalas sakit hatinya bolehkah ditaruh di belakang. Tapi di sini ada Kiu Cian
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Jin. "Dia ada di sini, dia dapat membantu aku," pikirnya.
"Kalau dia dapat mengalahkan Kanglam Liok Koay beserta Kwee Ceng dan Oey Yong, lantas dia dapat membantui aku! Tidakkah dengan begini aku bisa mengambil jiwanya Oey Yok Su?"
Karena berpikir begini, harapannya lantas timbul.
Lantas ia menoleh kepada si orang she Kiu.
"Saudara Cian Jin, pergi kau membinasakan delapan orang ini, aku sendiri melayani Oey Lao Shia!"
katanya. Kiu Cian Jin mengibaskan kipasnya yang besar, ia tertawa.
"Begitu pun bagus!" sahutnya. "Setelah membinasakan mereka berdelapan, nanti aku membantui kau!"
"Benar begitu!" menjawab Auwyang Hong, yang lantas menghadapi Oey Yok Su, terus ia berjongkok
perlahan-lahan. Oey Yok Su sudah lantas bersedia. Ia memasang kuda-kudanya yang disebut "put teng put pat", ia mengambil apa yang dinamakan kedudukan "tong hong it bok". Ia memasang mata jeli.
Oey Yong sementara itu berkata kepada Kiu Cian Jin.
"Baiklah kau bunuh aku dulu!" bilangnya tertawa.
Orang tua itu menggeleng-geleng kepala.
"Ah, sebenarnya aku tidak tega?" katanya. "Aduh, aduh, celaka!" ia terus menjerit. "Sungguh tidak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kebetulan"!" ia lantas memegangi perutnya, tubuhnya membungkuk.
"Kau kenapa?" Oey Yong tanya.
Kiu Cian Jin meringis. "Kau tunggu sebentar, aku hendak membuang air?"
"Cis!" si nona meludah.
"Aduh!" Kiu Cian Jin berkoak pula, lalu ia memegangi pinggiran celananya, terus ia lari ke pinggiran. Melihat romannya, dia benar-benar perutnya sakit dan kebelet ingin membuang air besar.
Oey Yong mengawasi tanpa berani mengejar. Ia
sangsi orang benar-benar sakit perut atau lagi menggunai akal bulus.
Tiba di pinggiran, Kiu Cian Jin berjongkok.
"Nah, ini kertas untukmu!" berkata Cu Cong, yang lari kepada orang she Kiu itu, pundak siapa ia tepuk, sedang tangannya menyerahkan kertas yang ia
keluarkan dari kantungnya.
Terima kasih!" mengucap Cian Jin. Ia lantas pergi ke gompolan rumput di mana ia berjongkok.
"Pergi jauhan sedikit!" kata Oey Yong yang memungut sepotong batu kecil, dengan apa ia menimpuk orang tua itu.
Bab 54. Segitiga........ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Batu itu melayang bagaikan terbang tetapi Kiu Cian Jin menyambutinya.
"Nona takut bau busuk?" katanya tertawa. "Baiklah, aku akan menyingkir sedikit lebih jauh. Kau orang delapan mesti menunggu, aku larang kamu pada
melarikan diri"..!"
Dengan masih memegangi celananya, Cian Jin pergi sampai belasan tombak, di situ ia baru jongkok, hingga ia tak terlihat lagi.
"Jie suhu, jangan-jangan bangsat tua itu mau melarikan diri!" berkata Oey Yong.
Cu Cong tertawa. "Mungkin dia mau lari tetapi dia tidak bisa," sahutnya guru yang nomor dua itu. "Kau ambillah dua rupa barang ini untuk kau buat main"."
Oey Yong melihat sebatang pedang dan sebuah
sarung tangan dari besi di tangan gurunya itu, maka tahulah dia tadinya selagi menepuk pundak Kiu Cian Jin, gurunya itu sudah memindahkan barang orang. Ia periksa pedang itu, lantas ia tertawa geli. Selama di dalam kamar rahasia tadi ia melihat Kiu Cian Jin mempermainkan Coan Cin Cut Cu dengan menikam
perutnya dengan pedang itu, tidak tahunya itulah pedang rahasia, yang dapat dibikin melesat atau ngelepot tiga kali. Maka ia lantas menghampirkan Auwyang Hong.
"Auwyang Sianseng, aku tidak mau hidup lagi!"
katanya sambil tertawa, tangan kanannya terus diayunkan ke perutnya, yang ia tumblas dengan pedangnya Kiu Cian Jin itu, hingga pedang itu melesak masuk.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Auwyang Hong dan Oey Yok Su yang bersiap untuk bertempur menjadi kaget, tetapi Oey Yong sudah lantas mencabut pedangnya itu, yang menjadi pendek, sembari memperlihatkan itu kepada ayahnya, ia menuturkan rahasianya pedang tukang sulap itu.
Auwyang Hong menjadi melengak dan berpikir: "Apa mungkin tua bangka itu main gila seumurnya sedang sebenarnya dia tidak mempunyai guna?"
Oey Yok Su terus mengawasi si Bisa dari Barat itu, ketika ia melihat tubuh orang mulai tak jongkok lagi, ia dapat menerka hati orang. Ia lantas menyambuti sarung tangan besi dari anaknya, untuk meneliti itu. Ia melihat ukiran huruf "Ki" di telapakan tangan, di sebelah belakangnya ada ukiran seekor ular kecil serta seekor kelabang kecil, yang berguling menjadi satu. Ia ingat itulah lengpay atau tertanda dari Tiat-ciang Sui-siang-piauw Kiu Cian Jin. Pada duapuluh tahun yang lalu, lengpay itu sangat berpengaruh di dalam dunia kangouw, siapa yang membawa-bawa itu, dia dapat lewat dengan merdeka di selatang dan si utara sungai Tiang Kang atau di hulu dan hilir sungai Hong Hoo, bahkan golongan Hitam dan Putih sangat jeri
terhadapnya. Maka itu heran, mungkinkah pemiliknya lengpay itu ada ini orang yang besar mulutnya saja"
Sembari berpikir, Oey Yok Su kembalikan sarung tangan itu kepada putrinya.
Auwyang Hong juga berpikir keras, ia turut merasa heran.
Oey Yong tertawa. "Ayah, sarung tangan ini bagus untuk dibuat main, aku menyukainya, hanya ini alat peranti menipu orang aku tidak membutuhkannya! Nah ini, kau sambutlah!" Ia mengayaun tangannya, hendak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menimpukkan pedang-pedangan itu. Atau mendadak, ia membatalkannya. Jaraknya dengan Kiu Cian Jin jauh juga, ia khawatir tidak dapat ia menimpuk sampai di sana. Maka pedang itu ia serahkan kepada ayahnya seraya membilangnya sambil tertawa: "Ayah, kau saja yang menimpukkannya!"
Oey Yok Su memang tengah bersangsi, ia menjadi ingin mencobai Kiu Cian Jin, maka ia menyambutinya pedang itu, yang ia taruh di telapakan tangannya yang kiri, ujungnya yang lancip di arahkan ke luar, lalu dengan jari tangan dari tangan kanan, ia menyentil.
Sekejap saja pedang itu meleset bagaikan terbang!
"Bagus!" berseru Oey Yong dan Kwee Ceng sambil bertepuk tangan.
"Tiat Cie Sin-kang yang hebat!" Auwyang Hong memuji di dalam hatinya. Ia kaget sendirinya untuk lihaynya Tong Shia si Sesat dari Timur ini.
Semua mata diarahkan kepada pedang itu serta Kiu Cian Jin. Di situ ia tampak jongkok tak bergeming walaupun bebokongnya mau dijadikan sasaran
pedangnya itu. Maka cepat sekali, pedang telah mengenai dan nancap.
Serang Oey Yok Su sangat hebat, jangan kata itu pedang besi, walaupun pedang kayu, kalau
sasarannya keba terhajar, korbannya mesti bercelaka.
Kwee Ceng lantas berlompat lari ke arah Kiu Cian Jin.
Ketika ia sampai di tempat orang berjongkok itu, mendadak ia berseru: "Celaka betul!" Tangannya pun lantas mengangkat sepotong baju, untuk diulap-ulapkan. Ia berseru pula: "Orangnya sudah kabur!"
Kiu Cian Jin telah meloloskan bajunya, yang ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sangkutkan dengan rapi hingga ia tampak seperti terus berjongkok membuang air besar, dengan nyeludup di pepohonan lebat, ia sendiri diam-diam mengangkat kaki, menyingkir dari tempat berbahaya itu. Dengan kecerdikannya ini ia terlah berhasil menjual Tong Shia dan See tok yang berpenglamanan dan lihay itu, hingga dua orang itu melengak dan saling mengawasi, lalu keduanya tertawa lebar.
Auwyang Hong kenal baik Tong Shia, yang tak sejujur Ang Cit Kong, yang sukar untuk dibokong, sekarang melihat orang tengah tertawa, ia menganggap inilah ketikanya untuk turun tangan. Dengan mendadak ia berhenti tertawa, terus ia menjura dalam sekali.
Oey Yok Su terus tertawa hanya sambil tertawa itu, tangan kirinya dilonjorkan, tangan kanannya ditekuk, sebagai juga ia membalas hormat.
Sesaat itu tubuh mereka bergoyang sebentar, setelah mana, Auwyang Hong mundur tiga tindak. Ia telah membokong dengan tidak berhasil. Lantas ia kata:
"Baiklah, kita berdua nanti bertemu pula di belakang hari!" Sembari berkata begitu, ia mengibaskan tangan bajunya, ia memutar tubuhnya, untuk berlalu.
Air mukanya Oey Yok Su berubah. Dengan lekas ia mengulur tangan kirinya ke depan anak gadisnya.
Kwee Ceng pun telah melihat, selagi memutar tubuh, Auwyang Hong menyerang secara rahasia, menyerang Oey Yong dengan "Pek-hong-ciang", yaitu ilmu silat tangan kosong yang memerlukan anginnya saja. Ia hanya kalah jeli dengan Oey Yok Su. Tapi ia berseru, dengan kedua tangannya ia lantas menyerang See Tok, untuk memaksa orang membatalkan serangannya itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Auwyang Hong melihat ia ditangkis Oey Yok Su, yang melindungi putrinya, ia lantas menarik pulang serangannya itu, hanya bukan untuk dibatalkan, tetapi untuk diteruskan, dipakai menyerang Kwee Ceng, selagi si anak muda menyerang padanya, hingga serangan mereka bakal bentrok, keras sama keras.
Kwee Ceng tahu diri, ia tidak mau melayani, maka itu dengan sebat ia membuang diri, bergulingan, untuk terus berlompat berdiri. Ia kaget hingga mukanya pucat sekali.
"Ha, anak yang baik!" berseru Auwyang Hong. "Baru beberapa hari kau tidak terlihat, kepandaianmu telah maju pesat sekali!"
Memang adalah di luar dugaan, si anak muda lolos dari bokongannya itu.
Melihat orang telah turun tangan, Kanglam Liok Koay segera memernahkan diri di belakangnya Auwyang Hong, untuk memegat.
Auwyang Hong maju terus, ia mendekati Coan Kim Hoat dan Han Siauw Eng. Mereka ini tidak berani turun tangan, maka itu, merdeka See Tok berjalan melewati mereka, keluar dari dalam rimba.
Oey Yok Su pun berdiam saja. Sebenarnya kalau ia mau turun tangan, dengan dibantu Liok Koay, See Tok bisa dapat celaka, tetapi ia berkepala besar, tidak mau ia mengepung si Bisa dari Barat itu, ia khawatir nanti orang tertawakan. Ia memikir, lain kali saja, kalau ada ketikanya, mereka bertempur satu sama satu. Ia tertawa dingin mengawasi punggung orang.
Ketika itu Kwee Ceng telah lepaskan Gochin Baki berempat dari tambatan mereka.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Putrinya Jenghiz Khan ini girang sekali melihat si anak muda tidak mati, maka itu dengan sengit ia menamprat Yo Kang yang dikatakan sudah menjual cerita untuk mendustakan orang.
Tuli menambahkan dengan berkata: "Orang she Yo itu membilang ia mempunyai urusan mesti lekas pergi ke Gak-ciu, kami menyangka dia orang baik-baik, maka kecewa sekali kami memberikan dia tiga ekor kuda pilihan?"
"Anda," Kwee Ceng tanya, "Bagaimana caranya maka kamu jadi bertemu sama itu dua siluman tua?"
Putri Mongolia itu, dalam kegembiraannya, mendahului memberikan keterangan.
Mereka ini sangat berduka mendengar dari Yo Kang bahwa Kwee Ceng telah meninggal dunia, dilain pihak, senang hati mereka mendengar Yo Kang berniat
mencari balas. Mereka menaruh kepercayaan besar, senang mereka bergaul dengan orang she Yo itu. Itu malam mereka menginap bersama di sebuah dusun.
Yo Kang beberapa kali mencoba membokong Tuli, saban-saban ia gagal disebabkan penjagaan yang keras dari kedua pengemis kurus dan gemuk
terhadapnya, kalau tidak si gemuk, tentulah si kurus yang meronda smabil memegang tongkat keramatnya.
Kecewa ia karena kegagalannya, dari itu, terpaksa besoknya pagi ia minta saja tiga ekor kuda, dengan itu bersama kedua pengemis itu ia berangkat ke barat.
Tuli berempat menuju ke utara, sedang kedua burung rajawali terbang ke selatan, sampai lama, keduanya tidak kembali. Ia tahu pada itu mesti ada sebabnya.
Karena mereka tidak membikin perjalanan cepat, mereka menantikan di rumah penginapan, sampai dua hari. Baru di hari ketiga, kedua ekor burung rajawali itu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kembali, keduanya menclok di pundak Gochin Baki seraya berbunyi tak mau berhenti.
"Mari kita ikuti mereka," berkata Tuli, yang merasa heran.
Mereka kembali ke selatan dengan kedua rajawali itu menjadi petunjuk jalan, hanya apa lacur, di rimba itu mereka bertemu Auwyang Hong dan Kiu Cian Jin. Tuli, Jebe dan Borchu gagah tetapi menghadapi Auwyang Hong, mereka tidak berdaya, dari itu bersama si opsir pengiringnya, dengan gampang mereka kena ditawan dan dibelenggu. Malang si opsir, dia menjadi korban paling dulu.
Kiu Cian In mendapat tugas dari negara Kim untuk mengacau orang-orang kosen di Kanglam. Supaya mereka bentrk satu dengan lain, untuk menggampangi usaha bangsa Kim itu menyerang ke Selatan. Bersama Auwyang Hong ia berada di rimba itu, kapan ia melihat Tuli berlima, ia lantas menganjurkan Auwyang Hong turun tangan. Syukur kedua burung rajawali telah bisa mencari bantuan dan rombangannya Kwee Ceng ini datang tepat.
Gochin Baki sangat gembira, sembari menutur ia pegangi tangan Kwee Ceng, ia tertawa tak hentinya.
Oey Yong mengawasi tingkah lakunya putri itu, ia merasa tak puas. Ia jadi lebih tak senang karena si putri bicara dalam bahasa Mongolia, yang ia tidak mengerti. Ia menjadi tidak sabaran.
Oey Yok Su melihat roman anak gadisnya itu, ia heran.
"Yong-jie, siapakah ini perempuan asing?" ia tanya.
"Dialah istrinya engko Ceng yang masih belum
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dinikah!" sahut sang gadis.
Ayah itu heran hingga ia hampir tidak mempercayai kupingnya sendiri.
"Apa"!" ia menanya, mengulangi.
"Ayah, kau pergi tanya dia sendiri," sahut si anak perlahan. ia malu untuk menjelaskannya.
Cu Cong mendapat dengar pembicaraan di antara ayah dan anak itu, ia mengerti keadaan berbahaya untuk Kwee Ceng, karena ia tahu baik hal ikhwal putrinya Jenghiz Khan itu dengan muridnya, ia lantas campur bicara, ia menuturkan duduknya hal itu. Tentu saja ia menyebutkan, jodoh itu didesaki oleh Khan tersebut.
Oey Yok Su memangnya tidak penuju Kwee Ceng,
kalau toh ia menjodohkan juga putrinya, itulah saking terpaksa. Sekarang ia mendengar ini soal yang baru untuknya, ia menjadi tidak puas. Ialah kepala suatu partai, ia sangat menyayangi putrinya itu bagaikan mutiara mustika, dari itu mana dapat putrinya ini menjadi istri kedua, artinya menjadi gundik"
"Yong-jie!" ia lantas kata kepada putrinya, suaranya keras.
"Ayahmu hendak melakukan sesuatu, kau tidak boleh mencegah!"
Anak itu kaget. "Apakah itu, ayah?" ia tanya.
"Anak busuk itu, perempuan hina itu, dua-duanya mesti dibunuh!" sahut sang ayah.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Oey Yong kaget, ia lompat menubruk tangan ayahnya itu.
"Tetapi, ayah, engko Ceng bilang dia sungguh mencintai aku!" katanya.
Oey Yok Su tidak meronta, tetapi ia membentak kepada Kwee Ceng. "Eh, bocah, kau bunuhlah perempuan asing itu, untuk membuktikan hatimu sendiri!"
Kwee Ceng berdiri menjublak. Belum pernah ia
menghadapi soal sesulit ini. Ia memang kurang cerdas, dari itu, ia ayal mengambil keputusannya.
?"Lebih dulu kau sudah bertunangan, kenapa kau melamar juga putriku"!" tanya Oey Yok Su bengis.
"Apakah artinya perbuatanmu ini"!"
Kanglam Liok Koay memasang mata waspada.
Sikapnya Tong Shia luar biasa sekali. Sembarang waktu si Sesat dari Timur ini dapat menurunkan tangan dahsyat, muka orang merah padam. Hati mereka
goncang sebab pemilik Tho Hoa To ini sangat lihay.
Kwee Ceng tidak pernah mendusta, maka ia
menyahuti: "Pengharapanku ialah dalam seumur hidup aku bisa berkumpul bersama Yong-jie saja, lainnya hal tidak ada di hatiku."
"Baik kalau begitu," kata Oey Yok Su, yang hawa amarahnya sedikit mereda. "Sekarang begini saja.
Tidak apa kau tidak suka membinasakan perempuan itu, tetapi kau, semenjak hari ini, aku larang kau bertemu pula dengannya!"
Kwee Ceng berdiam, pikirannya bekerja.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Bukankah kau pasti akan bertemu pula dengannya?"
Oey Yong bertanya. "Di dalam hatiku, dialah mirip adik kandungku," sahut Kwee Ceng. "Kalau aku tidak bertemu dengannya, aku suka mengingat padanya."
Mendengar itu Oey Yong tertawa.
"Kau suka melihat siapa, kau boleh melihatnya!"
katanya. "Tentang itu aku tidak memperdulikannya!"
"Baik, begini saja!" berkata Oey Yok Su. "Saudaranya-saudaranya perempuan asing itu ada di sini, aku ada di sini, dan keenam gurumu berada di sini juga, maka hayolah kau membilangnya jelas-jelas bahwa yang kau bakal nikahi adalah putriku ini, bukan perempuan asing itu!"
Dengan bicara begitu, Oey Yok Su sudah menentang hatinya sendiri, untuk keberuntungan gadisnya, ia suka mengalah.
Kwee Ceng berpikir sambil tunduk, maka ia lantas melihat golok Kim-too hadiah dari Jenghiz Khan serta pisau belati pengasihnya Khi Cie Kee. Ia menjadi bingung sekali. Ia berpikir: "Menurut pesan ayahku, dengan Yo Kang aku mesti menjadi saudara sehidup semati, akan tetapi Yo Kang itu bersifat lain, kelihatannya persaudaraanku dengannya tidak dapat dilundungi lagi. Pula menurut pesan paman Yo, aku harus menikah sama adik Liam Cu. Bagaimana
sekarang" Seharusnya pesan orang tua mesti


Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dijalankan. Dengan begitu, perangkapan jodohku dengan putri Gochin Baki pun ada atas kehendak Jenghiz Khan, seorang tua! Bolehkah karena kata-kata orang tua itu lantas aku mesti berpisah dengan Yong-
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
jie?" Setelah memikir paling belakang itu, pemuda ini lantas mengambil keputusan. Ia mengangkat kepalanya.
Sementara itu Tuli telah menanyakan Cu Cong tentang pembicaraan di antara Kwee Ceng dengan Oey Yok Su itu, setelah mengetahui duduknya hal dan
menampak kesangsian si anak muda, ia menjadi tidak puas. Ia gusar mengetahui orang tidak mencintai adiknya. Maka dari kantung panahnya, ia menarik keluar sebatang anak panah bulu burung tiauw, sambil memegang itu di tangannya, ia kata dengan nyaring:
"Anda Kwee Ceng, seorang laki-laki yang mau malang melintang di dalam dunia, dia mesti berbuat hanya dengan satu kata-katanya yang apsti! Oleh karena kau tidak mencintai adikku, mana bisa putri yang gagah dari Jenghiz Khan memohon-mohon meminta
kepadamu" Oleh karena itu, mulai hari ini, putus sudha persaudaraan di antara kita! Di masa mudamu, kau pernah menolongi aku, kau juga telah menolongi ayahku, budi itu, kami ingat baik-baik, dari itu, ibumu yang sekarang berada di Utara, akan aku mengirim orang untuk mengantarkannya, tidak nanti aku
membikin dia kurang suatu apa! Kata-katanya seorang kesatria ada mirip gunung kekarnya, karenanya kau boleh bertetap hati!"
Habis berkata begitu, ia patahkan anak panah itu dan melemparkannya di depan kudanya.
Hati Kwee Ceng tergerak. Ia lantas ingat masa mudanya di gurun pasir, bagaimana kekalnya
pergaulannya sama Tuli. Ia jadi berpikir: "Memang, perkataannya seorang kesatria mirip sebuah gunung.
Jodohnya adik Gochin Baki telah aku menerima
dengan mulutku sendiri, bagaimana sekarang aku boleh tidak memegang kepercayaanku" Tanpa
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kepercayaan, dapatkah aku menjadi manusia" Biarlah Oey Tocu membunuh aku, biarlah Yong-jie membenci aku seumur hidup, aku tidak dapat berbuat lain!" maka itu ia mengangkat kepalanya dan berkata dengan tegas: "Oey Tocu, keenam guruku, anda Tuli, kedua guruku Jebe dan Borchu, aku Kwee Ceng, aku
bukannya seorang yang tidak mempunyai
kepercayaan, maka itu, mesti aku menikah sama adik Gochin!"
Kwee Ceng bicara dalam bahasa Tionghoa, lalu ia salin itu ke dalam bahasa Mongolia, hingga kedua belah pihak mengerti. Kata-kata ini membikin mereka itu menjadi heran sekali. Itulah diluar dugaan. Tuli dan Gochin Baki heran berbareng girang. Kanglam Liok Koay memuji muridnya sebagai laki-laki sejati! Adalah Oey Yok Su, yang tertawa dingin.
Oey Yong sangat kaget dan berduka, hingga ia
terbengong sekian lama. Ia maju beberapa tindak, untuk memandangi si putri Mongolia, tubuh siapa kekar, alisnya lancip, matanya besar dan bagus, air mukanya gagah dan agung. Tanpa merasa, ia
menghela napas. Ia berkata kepada Kwee Ceng,
"Engko Ceng, aku mengerti kau. Dia dan kau benarlah orang dari satu kalangan, kamu berdua ialah sepasang rajawali putih dari gurun pasir, kau sebaliknya, aku hanya seekor burung walet di bawah cabang yangliu di Kanglam"."
Kwee Ceng maju satu tindak, ia mencekal tangan si nona. Ia kata: "Yong-jie, aku tidak tahu perkataan kau tepat atau benar, tetapi di dalam hatiku cuma ada kau satu orang! Kau mengerti aku, maka kalau aku
dicincang selaksa golok, tubuhku dibakar menjadi abu, dalam hatiku tetap ada cuma kau sendiri!"
Air mata si nona mengembang.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Habis kenapa kau hendak menikahi dia?" ia tanya.
"Aku seorang tolol, segala apa aku tidak mengerti,"
sahut si pemuda. "Aku cuma tahu, apa yang telah dijanjikan tidak dapat dibuat menyesal. Aku tidak suka omong dusta, tidak peduli bagaimana, dalam hatiku cuma ada kau seorang!"
Oey Yong bingung. Ia girang tetapi juga bersusah hati.
"Engko Ceng, aku sudah tahu," katanya, tertawa tawar. "Kalau dari atas pulau Beng Hoo To kita tidak kembali, bukankah itu terlebih bagus?"
"Inilah gampang!" memotong Oey Yok Su sambil alisnya berdiri, sebelah tangannya diayunkan ke arah putri Gochin Baki.
Oey Yong telah melihat roman ayahnya, maka juga ia mendahulukan lompat untuk menyambar tangannya putri dari Mongolia itu, ditarik turun dari kudanya.
Oey Yok Su khawatir mencelekai gadisnya,
gerakannya terlambat, sesudah putri itu ditarik turun, baru tangannya menghajar pelana kuda. Mulanya tak apa-apa, hanya sleang sesaat kemudian, kuda itu tunduk kepalanya, lemas empat kakinya, lalu
mendeprok sendirinya, jiwanya melayang.
Kuda itu kuda Mongolia pilihan, besar dan kuat, tetapi dengan sekali hajar, dia mampus, kejadian itu membuatnya Tuli semua kaget bukan main. Kalau Gochin Baki kena terhajar, tidakkah tubuhnya ringsek"
Oey Yok Su melengak. Ia tidak menyangka gadisnya mau menolongi nona Mongolia itu. Tapinya ia cerdik, sejenak kemudian, ia mengerti sebabnya itu. Kalau
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
putri itu terbinasa, tentu Kwee Ceng bakal murka, kalau Kwee Ceng murka, mana bisa dia akur lagi dengan gadisnya" Ia lantas berpikir keras. Sama sekali ia tidak takut bocah itu. Kapan ia memandang kepada gadisnya, yang romannya lesu dan berduka sangat, hatinya menjadi dingin. Paras si nona itu waktu sungguh mirip sama paras istrinya, ialah ibunya Oey Yong, selagi si istri mau menghembuskan napasnya yang terakhir. Oey Yong dan ibunya sangat mirip satu dengan lain dan Oey Yok Su sangat mencintai istrinya itu, meninggalnya siapa membuatnya seperti gila.
Sudah lewat limabelas tahun tetapi wajah istrinya itu masih masih saban-saban terbayang di depan
matanya. Sekarang ia melihat roman gadisnya itu, maka tahulah ia bagaimana sangat anak itu mencintai Kwee Ceng. Akhirnya ia mengela napas, lalu
bersenandung. Oey Yong pun berdiri diam, air matanya turun
mengucur".. Han Po Kie menarik tangannya Cu Cong.
"Dia kata apakah?" ia berbisik.
"Ia mengulangi tulisannya seorang she Kee di jaman Ahala Gan," Cu Cong jawab. "Itu artinya, manusia di dalam dunia beserta segala bendanya adalah seperti penderitaan yang dibakar di dalam sebuah perapian besar."
"Dia demikian lihay, apalagi penderitaannya?" Po Kie tanya pula.
Cu Cong tersenyum, ia tidak menjawab.
"Yong-jie, mari kita pulang?" akhirnya terdengar suaranya Oey Yok Su halus. "Untuk selanjutnya, untuk
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
selamanya jangan kita melihat pula bocah ini?"
"Tidak, ayah," sahut si anak menggeleng kepala. "Aku mesti pergi ke Gak-ciu. Suhu menitahkan aku untuk menjadi pangcu, ketua dari Kay Pang."
Ayah itu tersenyum. "Apakah enaknya menjadi ketua Partai Pengemis?" ia menanya.
"Aku telah memberikan janjiku pada suhu, ayah!"
Ayah itu berpikir. "Baiklah," katanya kemudian, "Kau coba-cobalah untuk beberapa hari. Umpama kata kau menganggap terlalu jorok, kau wariskan saja kepada orang lain.
Bagaimana di belakang hari, kau masih mau menemui bocah ini atau tidak?"
Oey Yong melirik kepada Kwee Ceng, siapa terus mengawasi kepadanya, sinar matanya sangat lesu, romannya sangat berduka. Ia berpaling kepada
ayahnya, ia menyahuti: "Ayah, dia mau menikah sama lain orang maka aku pun akan menikah dengan lain orang juga. Di dalam hati dia cuma ada aku satu orang, maka di dalam hatiku cuma ada dia seorang juga?"
"Ha!" berkata orang tua itu. "Anak perempuan dari Tho Hoa To tidak dapat dihina orang, itulah bagus. Habis bagaimana kalau orang orang dengan siapa kau
menikah nanti melarang kau menemui dia?"
"Hm, siapa yang berani melarang aku!" kata nona itu keren. "Aku toh anakmu!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ah, budak tolol!" berkata ayah itu. "Lewat beberapa tahun lagi aku bakal meninggalkan dunia ini?"
"Tetapi ayah," kata si nona yang pun berduka, "Begini rupa dia memperlakukan aku, apakah kau mengira aku bakal dapat hidup lama pula?"
Kanglam Liok Koay dijuluki manusia-manusia aneh tetapi mendengari pembicaraan ayah dengan anak itu, mereka menjublak. Di jaman Song itu, masih keras orang menghormati adat-istiadat, ada sopan santun.
Oey Yok Su bukannya Seng Tong dan Bu Ong,
bukannya Ciu Kong atau Khong Cu, tetapi ialah seorang yang aneh, maka julukannya pun Tong Shia, si Sesat dari Timur. Apa yang ia lakukan biasanya sebaliknya daripada yang umum, sedang Oey Yong itu, semenjak kecilnya, ia sudah dididik ayahnya yang aneh ini, yang terpelajar tinggi dan luas
pengetahuannya, maka ia mengerti, suami istri tinggal suami istri tetapi cinta itulah lain.
Kwee Ceng pun mendengari pembicaraan itu dengan hatinya terluka. Ia sangat berduka. Ia mau menghiburi Oey Yong tetapi apa ia hendak bilang" Maka ia pun berdiam saja.
Oey Yok Su memandang putrinya, lalu ia mengawasi Kwee Ceng, kemudian lagi ia dongak memandang
langit dan mengasih dengar suaranya yang lama dan keras, yang seumpama kata menggetarkan rimba, suaranya itu berkumandang di lembah-lembah.
Burung-burung kucica kaget hingga pada beterbangan mengitari pepohonan.
"Burung kucica, burung kucica!" berkata Oey Yong.
"Malam ini Gu Long bakal bertemu sama Cit Lie, kenapa kau tidak lekas-lekas membuat jembatanmu?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tapi Oey Yok Su sengit, ia menjumpat seraup pasir, ia menimpuk, maka itu belasan burung jatuh dan mati, setelah mana dia membalik tubuh, untuk berjalan pergi tanpa menoleh lagi".
Tuli tidak mengerti pembicaraan orang, karena tahu Kwee Ceng tidak akan menyalahi janji, ia girang sekali.
Ia pegang golok Kim-too dari ayahnya, dia cium itu di mulutnya, lalu ia membawanya kepda Kwee Ceng, untuk diserahkan.
"Anda," katanya, "Aku harap usahamu yang besar lekas selesai, supaya kau bisa pulang ke Utara di mana kita nanti dapat bertemu pula!"
"Burung kita ini kau boleh bawa," berkata Gochin Baki.
"Aku harap kau lekas pulang!"
Kwee Ceng mengangguk. Dari sakunya ia
mengeluarkan sepotong tombak pendek, sambil
menunjuki itu, ia kata pada putri Mongolia itu: "Kau bilangi ibuku, pasti aku akan pakai senjata ayahku ini untuk membinasakan musuh kami!"
Jebe dan Borchu pun turut mengambil selamat
berpisah. Oey Yong mengawasi empat orang Mongolia itu
berlalu, Kwee Ceng masih berdiri saja. Ia melihat kedukaan orang.
"Engko Ceng, kau pergilah, aku tidak sesalkan kau,"
katanya. "Yong-jie," menyahut si anak muda itu, yang bicara dari lain hal, "Tongkat Kay Pang dibawa Yo Kang, dan ayahmu membilang, mengenai Kay Pang mungkin
terjadi sesuatu, maka itu malam ini mari kita mencari
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
suhu, besok aku nanti terus pergi bersama kau."
Si nona menggeleng kepala.
"Pergi kau sendiri mencari suhu," katanya. Ia mengasih keluar pisau belata Kwee Ceng, yang ia selipkan di pinggangnya, ia letaki itu di tanah. Ia juga menurunkan dan membuka pauwhok yang digendol di punggungnya, darimana ia mengeluarkan segulung gambar. Ia kata: "Inilah pemberian ayah untukmu."
Masih ia mengeluarkan lakonnya yang beraneka
warna, yang mana ia pisahkan separuh. Ia kata pula:
"Inilah barang yang kita kumpulkan di pulau, aku bagi separuh untukmu?" Ia mengawasi bungkusannya itu, di situ cuma ada baju pemberian Kwee Ceng serta sejumlah uang serta beberapa potong pakaiannya untuk salin tiap hari, maka ia tertawa dan berkata pula:
"Aku tidak mempunyai barang lainnya lagi untuk diberikan padamu." Lalu dengan perlahan ia membungkus rapi, ia menggendol itu, habis mana ia memutar tubuhnya, untuk berjalan pergi.
Rajawali Sakti Dari Langit Selatan 11 Pedang Darah Bunga Iblis Terror Bwe Hwa Hwe Karya G K H Mutiara Hitam 10
^