Pendekar Pemanah Rajawali 27
Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong Bagian 27
mempunyai empat tiangloo."
"Ya, tentang itu pernah aku mendengarnya. Suhu pernah bercerita."
Meski masih muda, karena Ang Cit Kong masih hidup, Oey Yong tidak segera menjelaskan bahwa ia telah ditugaskan Pak Kay untuk menjadi pangcu.
Lou Yoe Kiak mengangguk perlahan.
"Akulah tiangloo yang kedua," dia berkata. "Tiga orang tadi juga berkedudukan sebagai tiangloo."
"Aku mengerti," kata Oey Yong lekas, "Kau dari cabang Pakaian Dekil, mereka dari Pakaian Bersih."
"Eh, mengapa kau ketahui itu?"
"Lihat saja pakaianmu, Lou Toako! Pakaianmu kotor
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tetapi pakaian mereka bersih sekali. Lou Toako, hendak aku omong terus terang, bajunya cabang Pakaian Dekil itu hitam dan bau, pasti tidak
menyenangkan, maka kalau kau mencuci bersih
pakaianmu, bukankah kedua cabang lantas menjadi satu?"
"Kaulah anaknya orang hartawan, pasti kau jemu terhadap pengemis," kata Yoe Kiak sambil ia berjingkrak bangun berdiri.
Kwee Ceng hendak menghanturkan maaf tetapi orang lantas ngeloyor pergi, kelihatannya ia mendongkol sekali.
Oey Yong mengulur lidahnya.
"Engko Ceng, jangan kau menegur aku," katanya.
Kwee Ceng tertawa. "Sebenarnya aku berkhawatir," kata Oey Yong.
"Kenapa?" pemuda itu tanya.
"Aku berkhawatir Lou Yoe Kiak nanti mendupak padamu."
"Tidak karu-karuan dia mendupak aku, kenapa?"
Si nona memainkan mulutnya, ia tertawa, ia tidak menjawab.
Kwee Ceng menjadi berpikir. Ia benar tidak mengerti.
Oey Yong menghela napas. "Ah, engko tolol," katanya. "Kenapa kau tidak hendak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
memikirkan namanya itu?"
Sekarang Kwee Ceng sadar.
"Bagus ya!" katanya. "Dengan memutar kau memaki aku bagaikan anjing!" Ia lantas berbangkit, tangannya diulur, untuk mengitik, atas mana, Oey Yong tertawa dan berkelit.
Tengah muda-mudi ini bergurau, di tangga lauwteng terdengar pula suara tindakan kaki. Segera terlihat munculnya ketiga tiangloo yang tadi pergi mengikuti Yo Kang. Mereka menghampirkan untuk terus memberi hormat. Tiangloo yang ditengah, yang mukanya putih dan tubuhnya gemuk, yang kumisnya gompiok, sudah lantas tertawa sebelum ia berbicara. Coba ia tidak berpakaian banyak tambalannya, tentulah orang menyangka dia itu seorang hartawan. Dengan manis ia berkata: "Jiewi, si pengemis tua she Lou tadi telah dengan diam-diam menurunkan tangan jahat. Kami tidak senang melihat kelakuannya itu maka datang untuk memberikan pertolongan kami."
Kwee Ceng dan Oey Yong terkejut.
"Bagaimana itu?" mereka tanya.
"Bukankah dia tidak sudi dahar bersama jiewi tadi?"
"Ya! Apakah dia telah meracuni kami?"
Pengemis itu menghela napas.
"Inilah gara-garanya partai kami lagi malang," ia berkata, romannya berduka. "Di luar keinginan kami, di antara kami boleh ada banyak orang buruk semacam dia. Dia itu lihay, asal tangannya menyentil, racun yang disimpan di kuku tangannya bisa tanpa diketahui lagi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
masuk nyampur ke dalam barang makanan atau arak.
Jiewi telah terkena racun itu dan hebat, tidak lewat sampai setengah jam, maka jiewi sukar ditolongi lagi?"."
Oey Yong terkejut tetapi ia bersangsi. "Kami tidak bermusuh dengannya, kenapa dia boleh menurunkan tangan jahat?" tanyannya.
"Jiewi telah keracunan berbahaya sekali, baik jiewi lekas makan obat ini, baru jiewi bisa dapat ditolong!"
kata si pengemis tanpa menyahuti dulu pertanyaan orang. Ia lantas mengeluarkan satu bungkusan obat bubuk warna kuning, obat itu ia masuki ke dalam dua cangkir arak, "Lekas minum, jiewi!" katanya pula.
Oey Yong melihat tadi Yo Kang, ia curiga, maka itu, mana mau ia minum arak itu. Maka ia berkata: "Tadi tuan Yo itu kenal kami, tolong samwie ajak dia datang menemui kami."
"Memang jiewi harus bertemu dengannya," berkata si pengemis. "Tetapi racun jahanam itu berbahaya sekali, baik jiewi minum dulu obat ini. Kalau ayal-ayalan, nanti susah buat diobatinya."
"Samwie baik sekali, terima kasih," berkata Oey Yong.
"Nah, marilah duduk untuk kita minum bersama!
Sebenarnya kami kagum sekali kepada Kay Pang
sebab kami ingat tahun dulu itu pangcu dari genarai yang kesebelas, di Pak Kouw San dia seorang diri telah melayani banyak lawan yang gagah dengan sepasang tongkatnya, dengan sepasang tangannya, dia telah membinasakan lima jago dari Lok-yang!
Sungguh gagah!" Tiga pengemis itu nampak heran sebab mendadak mendengar orang bicara perihal partainya, maka
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mereka lantas saling melirik. Heran mereka, kenapa nona begini muda ketahui peristiwa dulu hari itu.
"Ang Pangcu itu lihay sekali ilmu silatnya yang bernama Hang Liong Sip-pat Ciang," berkata pula Oey Yong. "Kepandaiannya itu tak ada bandingannya di kolong langit ini, maka entahlah samwie telah dapat memperlajari beberapa jurus dari ilmu silat itu?"
Mendengar ini, tiga pengemis itu lantas menduga tentulah orang curiga dan tak sudi minum arak campur obat itu. Maka yang beroman mirip hartawan itu berkata sambil tertawa: "Kalau nona bercuriga, tentu sekali kami tidak berani memaksa, tetapi marilah nona melihat suatu bukti nanti nona percaya. Sekarang jiewi lihat dimataku ada apa yang luar biasa?"
Kwee Ceng dan Oey Yong mengawasi, mereka
mendapatkan mata orang bercahaya tajam sekali. Oey Yong melihat tidak ada apa-apa yang aneh, maka ia memikirnya itulah tak lebih tak kurang sepasang mata babi?""
Tetapi si pengemis itu sudah berkata pula: "Jiewi awasi mataku, jangan sekali jiewi memecah perhatianmu.
Lihatlah, sekarang jiewi mulai merasa kulit matamu berat dan kepala pusing, seluruh tubuh jiewi tidak ada tenaganya. Nah, itulah alamat terkena racun. Lekas jiewi menutup mata dan tidur!"
Kata-kata itu menarik dan berpengaruh. Kwee Ceng dan Oey Yong benar-benar lantas merasa matanya ingin dirapatkan dan lesu, benar-benar seluruh tenaganya habis.
"Tempat ini menghadap telaga besar," berkata pula si pengemis. "Hawanya pun adem sekali, maka itu jiewi silahkan kamu berangin dan tidur di sini! Tidur,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tiudrlah!" Makin lama kata-kata itu terdengar makin perlahan, kata-kata itu sangat manis dan menarik hati, maka tanpa merasa sepasang muda-mudi itu menguap, lalu tidur pulas dengan mendekam di meja. Beberapa lama sang tempo telah lewat, inilah mereka tak tahu, hanya mereka merasa ada hawa sejuk yang menyampok
muka mereka, samar-samar pun kuping mereka
mendengar suara gelombang. Mereka lantas
membuka mata mereka. Maka tampaklah di antara mega munculnya sang rembulan, yang baru mulai naik di gunung timur. Mereka terkejut. Tadi toh mereka tengah bersantap dan minum arak di Gak Yang Lauw, kenapa sekarang sudah malam" Mereka mau
berbangkit, atau mereka merasakan kaki dan tangan mereka telah diringkus. Mereka mau berseru, ataupun mereka merasakan mulut mereka telah disumpal biji bebuahan, hingga mereka merasakan mulut mereka sakit.
Sebagai seorang cerdik Oey Yong lantas mengerti bahwa ia telah kena dipermainkan di pengemis gemuk itu, hanya ia belum bisa menerka, orang menggunai ilmu apa membuat dia dan Kwee Ceng menjadi
mengantuk dan lemas dan akhirnya tidur lupa daratan.
Ia mengerti, maka ia tidak mau banyak berpikir. Ia segera melihat ke sekitarnya. Ia nampak Kwee Ceng di sisinya, kelihatannya kawan itu lagi mau meronta, maka hatinya lega sebagian.
Kwee Ceng pun mendusin karena ia merasakan
sampokan hawa dingin. Ia kaget untuk belungguan yang kuat sekali, hingga ia tidak mampu berontak untuk memutuskannya. Kiranya itulah tambang yang dipakai mengikatnya ialah tali kulit kerbau campur kawat. Ketika ia hendak mencoba buat berontak lagi, tiba-tiba ia merasa dingin di pipinya, dua kali pipinya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
disampok pedang. Ketika ia mengawasi, ia dapatkan empat pengemis muda menjagai dia dengan senjata di tangan.
Oey Yong lantas berpikir terus. Satu hal yang membuatnya kaget. Ia mendapat kenyataan mereka berada di atas sebuah puncak, di sekitarnya telaga dengan airnya yang jernih. Di antara sinar rembulan, ai sekarang melihat tegas ke sekitarnya itu. Ia menjadi heran sekali kenapa ia tidak merasa orang telah mengangkutnya ke atas puncak itu, ialah puncak dari gunung Kun San di tengah telaga Tong Teng itu.
Di depan ia terlihat sebuah panggung tinggi belasan tombak. Di sekitarnya itu duduk beberapa ratus pengemis. Semua duduk dengan diam. Itulah
sebabnya kepana mereka mulanya tak nampak, tak ketahuan. Segera setelah ia ingat, hatinya girang.
Pikirnya: "Benarlah! Hari ini Cit gwee Capgouw, hari Rapat Besar Kaum Kay Pang! Biarlah aku bersabar, sebentar aku memperdengarkan titah suhu, mustahil mereka tidak akan menaati"."
Lewat sekian lama, segala apa masih diam saja. Nona ini mulai habis sabarnya. Karena tak dapat bergerak, ia merasakan kaki tangannya baal. Sang waktu pun berjalan terus. Kemudian sinar rembulan menjojoh pinggiran panggung di mana ada tiga huruf besar:
"Hian Wan Tay", artinya panggung "Kaisar Hian Wan".
Maka ingatlah Oey Yong akan cerita dongeng, katanya dulu hari Oey Tee, ialah Kaisar Hian Wan itu, telah membuat perapian kaki tiga di sini, setelah perapian itu rampung, dia menunggang naga naik ke langit. Jadi inilah panggung yang berhikayat itu.
Lagi sekian lama, di waktu sinar rembulan telah memenuhi seluruh panggung, maka terdengarlah
suara yang tiga-tiga kali, suara itu sebentar cepat dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sebentar perlahan, sebentar tinggi, sebentar rendah, ada iramanya. Kemudian ternyata semua pengemis memegang tongkat kecil, dengan itu mereka mengetuk batu hingga berlagu.
Oey Yong menghitung, setelah terdengar sampai delapanpuluh satu kali, suara itu berhenti serentak.
Lalu kelihatan berbangkitnya empat pengemis yang usianya tinggi, ialah keempat tiangloo, Lou Yoe Kiak serta tiga tiangloo lainnya yang Oey Yong
mengenalinya dengan baik. Mereka itu berdiri di empat penjuru panggung. Semua pengemis pada berbangkit, dengan membawa tongkat ke depan dadanya, mereka memberi hormat sambil menjura.
Si tiangloo putih dan terokmok setelah menanti semua pengemis berduduk pula, lantas berkata dengan nyaring: "Saudara-saudara, Thian telah melimpahkan bahaya untuk Kay Pang kita, ialah Ang Pangcu kami telah berpulang ke langit di Lim-an!"
Mendengar warta itu, semua pengemis berdiam, hanya seorang yang kemudian berteriak keras, terus ia roboh ke tanah, setelah mana semua pengemis pada
menumbuki dadanya, semua menangis sedih, ada
yang menggerung-gerung, ada yang mambanting-
banting kaki. Tangisan mereka itu berkumandang jauh.
Kwee Ceng kaget sekali. "Aku tidak dapat mencari suhu, kiranya ia telah menutup mata?" pikirnya. Ia pun menangis, hanya tidak dapat bersuara sebab mulutnya tersumbat.
Oey Yong bercuriga. Ia pikir: "Kami tidak dapat mencari suhu, musathil mereka bisa! Mungkin
kawanan manusia jahat ini lagi mengelabui orang banyak?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tengah orang sangat bersedih itu, Lou Yoe Kiak bertanya: "Pheng Tiangloo, ketika Pangcu berpulang ke dunia baka, adakah tiangloo melihatnya sendiri?"
Si tiangloo putih dan gemuk itu menyahuti: "Lou Tiangloo, jikalau Pangcu masih hidup, siapa yang berani makan nyali macam tutul dan hati harimau untuk menjumpai padanya" Orang yang melihat
sendiri Pangcu meninggal dunia berada di sini. Yo Siangkong, silahkan kau memberi keterangan kepada orang banyak!"
Seorang lantas muncul di antara orang banyak. Dialah Yo Kang. Dengan memegang tongkat bambu, ia naik ke panggung. Semua pengemis berdiam, untuk
memasang kuping. Yo Kang berbatuk satu kali, baru ia mulai bicara. Ia kata: "Kejadian ialah baru satu bulan yang lalu.
Kejadiannya di kota Lim-an. pangcu telah berkelahi dan orang kesalahan memukul ia hingga ia mati."
Mendengar itu, suara orang banyak menjadi riuh.
"Siapakah musuh itu"!" tanya mereka. Nyata mereka murka. "Lekas bilang, lekas! Pangcu demikian lihay, mungkinkah dia jatuh" Pastilah Pangcu telah dikepung ramai-ramai maka ia roboh!"
Kwee Ceng mendongkol mendengar keterangan Yo
Kang itu. "Pada satu bulan yang lalu, suhu ada bersama aku! Ha, kiranya dia lagi main lagi!"
Yo Kang mengangkat kedua tangannya, ia menunggu sampai suara orang reda, baru ia berkata pula: "Orang yang mencelakai hingga Pangcu mati ialah Tong Shia Oey Yok Su, pemilik dari Pulau Tho Hoa To, bersama tujuh imam bangsat dari Coan Cin Pay!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Oey Yok Su sudah lama tidak meninggalkan pulaunya, antara kaum pengemis ini, dalam sepuluh, sembilan tidak ada yang mengenal dia, hanya Coan Cin Cit Cu sangat kesohor maka mereka mengenalnya. Mereka mau percaya ketua mereka kalah karena dikeroyok, maka itu mereka mencaci dan mengutuk, ada yang mau lantas pergi untuk menuntut balas. Tentu sekali mereka tidak tahu bahwa mereka lagi dipermainkan Yo Kang, yang mau mengadu mereka dengan Tong Shia dan Coan Cin Cit Cu. Tentang Kanlamg Liok Koay, ia tidak takut. Yo Kang bertindak begini karena Ang Cit Kong terluka parah hajaran Kuntauw Kodok dari Auwyang Hong sedang Kwee Ceng, ia menyangka
telah mati tertikam olehnya di dalam istana, siapa tahu kemarin ia menemui Kwee Ceng dan Oey Yong di Gak Yang Lauw, karena itu sudah kepalang, ia minta Pheng Tiangloo membekuk kedua orang itu dengan tipu, dengan liap-sim-hoat, yang mirip dengan ilmu sihir. Ia mengharap Tong Shia, Coan Cin Kauw dan Kay Pang nanti ludas bersama kerana bentroknya mereka bertiga?".
Bab 57. Tiat Ciang Sin-kang Kiu Cian Jin
Selagi suara orang berisik itu maka bangkitlah salah satu dari tiga tiangloo itu, ialah Kan Tiangloo.
"Saudara-saudara, mari dengar perkataanku!" ia kata.
Ia telah putih kumis dan alisnya, tubuhnya tegar, di dalam partainya dia disegani. Maka semua orang lantas berdiam.
"Sekarang ini kita lagi menghadapi dua urusan sangat penting," ia berkata. "Kesatu untuk menuruti pesan Pangcu, yaitu untuk memilih pangcu generasi kesembilanbelas. Kedua guna berdaya mencari balas untuk pangcu kita itu."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Benar!" menyahut semua pengemis.
"Tapi kita mesti bersembahyang dulu untuk pangcu," berkata Lou Yoe Kiak. Ia menjumput lumpur, yang ia lalu bikin menjadi patung, mirip dengan patung Ang Cit Kong, ia meletaki itu di atas panggung, terus ia mendekam di tanah dan menangis sedih. Semua
pengemis turut menangis pula.
Oey Yong sendiri berpikir: "Hm, kamu gila! Suhu toh baik-baik saja, dia tidak mati, kenapa kamu tangisi"
Kamu gila sudah mengikat aku dan engko Ceng,
sampai kita tidak bisa bicara! Inilah kamu yang cari penyakit sendiri, sia-sia belaka kamu bersedih".."
Setelah orang menangis sekian lama, Kan Tiangloo menepuk tangannya tiga kali. Lantas semua orang berhenti menangis. Tiangloo ini berkata: "Kita sekarang berapat di sini, kita sebenarnya harus mengangkat pangcu baru menurut petunjuk Ang
Pangcu, karena Ang Pangcu telah menutup nmata, kita harus menuruti pesannya saja, dan kalau
pesannya tak ada, kita harus menaati pemilihan oleh keempat tiangloo. Inilah aturan kita turun-temurun.
Benar begitu, saudara-saudara?"
Semua pengemis menyahuti membenarkan.
Kang Tiangloo lantas berkata pula: "Yo Siangkong, silahkan kau menyampaikan pesan dari Ang Pangcu itu!"
Dalam Kay Pang, pengangkatan pangcu baru
adalah urusan paling besar dan penting. Pada itu tergantung makmur dan runtuhnya partai. Maka
pangcu adalah yang memegang peranan paling
penting. Pernah terjadi pangcu mereka yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ketujuhbelas, yaitu Cian Pangcu, meski dia gagah, dia lemah, pimpinannya tidak tepat, maka terjadilah bentrokan di antara kedua golongan Pakaian Bersih dan Pakaian Dekil hingga partai menjadi lemah. Ang Pangcu kemudian menguasai keadaan, dia melarang bentrokan. Dengan begitu, Kay Pang maju pula. Maka itu sekarang, selagi menaruh perhatian besar, orang berdiam menanti perkembangan.
Yo Kang memegang Lek-tiok-thung dengan kedua
tangannya, ia angkat itu tinggi di atasan kepalanya, lalu ia berkata: "Ang Pangcu kena dikeroyok oleh orang jahat, dia mendapat luka parah hingga jiwanya terancam bahaya. Kebetulan itu waktu aku yang rendah lewat di tempat kejadian, cepat-cepat aku menyembunyikan dia di rumahku, setelah dapat
menipu musuh-musuh itu pergi, aku lantas
mengundang tabib. Sayang, karena parahnya luka, pangcu tidak dapat ditolongi lagi?"."
Mendengar itu, terdengar banyak keluhan.
Yo Kang berhenti sebentar, baru ia melanjuti:
"Ketika Ang Pangcu hendak menghembuskan
napasnya yang terakhir, ia menyerahkan tongkat suci ini kepadaku dan dia menugaskan aku yang rendah untuk menerima tanggung jawab yang berat sebagai pangcu yang kesembilanbelas?"
Orang banyak menjadi heran. Tidak disangka,
pangcu yang baru adalah ini pemuda yang mirip seorang sastrawan.
Yo Kang itu cerdik sekali. Setelah mendapatkan tongkat Lek-tiong-thung di rumahnya Sa Kouw di Gu-kee-cun, ia mendapat kenyataan kedua pengemis gemuk dan kurus itu sangat menghormat padanya, segera ia mendapat pikiran. Lantas di sepanjang jalan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ia menanya ini dan itu kepada mereka tentang tongkat itu. Kedua pengemis itu melihat orang memegang tongkat partainya, mereka menjawab segala
pertanyaan. Dengan begitu tahulah Yo Kang tentang tongkat itu serta pengaruhnya. Maka ia pikir, selagi Kay Pang sangat besar dan berpengaruh, kenapa dia tidak mau mengangkanginya" Bukankah Ang Pangcu telah mati dan tentang kematiannya itu tidak ada saksinya" Bagaimana besar faedahnya kalau ia yang menggantikan memegang pimpinan" Ia lantas
mengambil keputusan, maka itu dengan
mempengaruhi ketiga tiangloo, hendak ia mewujudkan cita-citanya menjadi pangcu dari Kay Pang.
Kan Tiangloo, Pheng Tiangloo dan Nio Tiangloo percaya obrolannya Yo Kang itu. Ini pun kebetulan sekali untuk mereka. Sebenarnya mereka ingin sekali diangkat menjadi pangcu, cuma di dalam hal ini, mereka malang sama Lou Tiangloo. Di bawah
pimpinan Ang Pangcu, mereka menerima keadaan.
Ang Pangcu dapat bertindak bijaksana, dia bisa mengimbangi keadaan, dia bersedia mengenakan baju bersih dan baju kotor bergantian. Hanya diantara keempat tiangloo, dia sebenarnya menghargai Lou Yoe Kiak, cuma Yoe Kiak ini, cacatnya ialah tabiatnya keras dan terburu nafsu, beberapa kali pernah ia hampir menerbitkan onar, kalau tidak, pasti siang-siang ia sudah diangkat menjadi pangcu. Untuk rapat besar di Gakciu ini, pihak Pakaian Bersih sebenarnya berkhawatir Lou Yoe Kiak yang nanti kepilih, ketiga tiangloo itu pernah memikir daya untuk mencegahnya, tetapi karena takut kepada Ang Cit Kong, mereka tidak berani bergerak. Maka mereka tidak sangka, sekarang muncul Yo Kang dengan tongkat suci mereka dan katanya Ang Pangcu telah terbinasa. Mereka berduka tetapi mereka tak melupakan urusan besar mereka.
Mereka berlaku sangat hormat kepada Yo Kang.
Mereka heran Yo Kang tidak mau menerangkan pesan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pangcu mereka. Mereka tidak tahu pemuda ini sangat licin. Baru tiba disaat rapat ini, Yo Kang menyebutkan pesan itu - pesan karangan otaknya sendiri. Mereka menyesal, yang mereka tidak terpilih, akan tetapi mereka dapat menghiburkan diri, sebab Yoe Kiak tidak terpilih juga. Maka, sambil memikir, mungkin di belakang hari mereka dapat mempengaruhi Yo Kang ini, mereka mengangguk tandanya mereka suka
menerima si anak muda sebagai ketua mereka yang baru.
Kan Tiangloo lantas berkata: "Tongkat yang di pegang Yo Siangkong ialah tongkat sejati dari partai kita, tetapi kalau ada saudara yang menyangsikan, silahkan maju untuk memeriksa.
Lou Yoe Kiak melirik Yo Kang. Ia sangsi pemuda ini dapat memimpin Kay Pang. Maka ia maju, akan
memeriksa tongkat suci itu. Ia mendapat kenyataan kesejatian nya tongkat itu. Maka berpikirlah ia:
"Tentulah Pangcu mengingat budi maka pangcu mewariskan tongkat suci ini kepadanya. Karena pangcu telah memesannya, mana dapat aku
membantahnya?" Karena itu ia pun mempercayainya.
Ia angkat tongkat ke atas kepalanya, dengan hormat ia menyerahkan kembali kepada Kan Tiangloo, yang tadi menyambuti itu dari tangan Yo Kang. Ia kata: "Kami menurut kepada pesan Ang Pangcu, kami menjunjung Yo Siangkong sebagai pangcu kami yang
kesembilanbelas!" Mendengar ini semua pengemis berseru
memperdengarkan persetujuan mereka.
Kwee Ceng dan Oey Yong tidak bisa bicara, juga mereka tidak bisa bergerak, bukan main mendongkol dan masgulnya mereka.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Benar dugaannya Yong-jie, Yo Kang ini bernyali besar, berani dia main gila seperti ini," pikir si anak muda. "Dia tentunya bakal mendatangkan onar besar."
Oey Yong sebaliknya lagi memikirkan, tindakan apa yang Yo Kang bakal mengambil terhadap mereka
berdua, sebab tentulah mereka tidak bakal dilepaskan dengan begitu saja.
Yo Kang mengasih dengar suaranya: "Aku yang rendah, muda usiaku dan cupat pengetahuanku, tidak berani aku menerimanya ini tugas yang berat."
"Pesan Ang Pangcu demikian rupa, janganlah Yo Siangkong merendahkan diri," kata Pheng Tiangloo.
"Benar!" berkata Lou Yoe Kiak, yang lantas batuk satu kali, lalu ia berteriak dan meludah ke muka si anak muda.
Yo Kang tidak menyangka, tidak dapat ia berkelit, reak si pengemis tua nemplok di pipi kanannya. Ia menjadi kaget. Baru ia mau menanyakan ketiga
tiangloo lainnya atau mereka itu pun bergantian telah lantas meludah kepadanya, setelah mana keempat tiangloo itu, dengan menyilang tangan, mereka lantas memberi hormat sambil berlutut dan mendekam. Yo Kang masih tidak mengerti, ia tetap berdiri tercengang.
Perbuatannya keempat tiangloo ini disusul oleh semua pengemis lainnya, dengan mengikuti
runtunannya, mereka itu menghampirkan untuk
menludahkan, saban habis berludah, baru memberi hormat.
"Adalah ini cara meludah tanda hormat kepadaku?"
Yo Kang tanya dirinya sendiri. Ia tidak tahu, demikianlah aturan yang dihormati Kay Pang, setiap
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pangcu baru mesti diperhina, sebab pengemis, mereka mesti bersedia menerima penghinaan khalayak ramai.
Ia tidak tahu itulah semacam latihan kebathinan.
Selang sekian lama barulah semua pengemis
memberi hormatnya, lalu ramailah suara mereka: "Yo Pangcu, silahkan naik ke panggung Hian Wan Tay!"
Yo Kang melihat panggung tidak terlalu tinggi, hendak ia membanggakan kepandaiannya. Lantas ia menjejak kedua kakinya, untuk mengapungi diri, berlompat naik. Bagus caranya ia berlompat naik itu, karena ia mempunyai ilmu ringan tubuh yang baik.
Hanya di matanya keempat tiangloo, terlihatlah kepandaiannya itu masih rendah, tetapi mengingat usianya yang muda, ia tidak dapat dicela. Keempat tiangloo itu percaya ialah murid seorang yang pandai.
Begitu lekas berada di atas panggung, Yo Kang mengasih dengar suaranya yang nyaring: " Penjahat yang mencelakai Ang Pancu masih belum dapat
dibinasakan tetapi dua pembantunya telah aku berhasil membekuknya!"
Mendengar itu, berisiklah semua pengemis itu, segera terdengar teriakan mereka: "Di mana" Di mana" Lekas cincang padanya! Jangan lantas
dihukum mati, hukum picis dulu padanya biar dia tahu rasa!"
Kwee Ceng tidak menduga jelek, maka ia kata di dalam hatinya: "Aku hendak lihat siapa pembantunya pembunuh itu"."
Yo kang lantas berseru: "Bawa mereka ke depan panggung!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Pheng Tiangloo lantas bertindak cepat kepada
Kwee Ceng dan Oey Yong, dengan masing-masing
sebelah tangannya, ia memegang dan mengangkat tubuh orang, buat dibawa ke depan panggung di mana ia menggabruki dua muda-mudi itu.
Sekarang baru Kwee Ceng mendusin.
"Ha, binatang, kiranya kau maksudkan kami!" ia mendamprat di dalam hatinya.
Lou Yoe Kiak terperanjat kapan ia melihat Kwee Ceng dan Oey Yong, yang ia kenali, maka ia lantas mengingat kepada keterangannya Lee Seng. Ia lantas berkata: "Pangcu, dua orang ini ialah murid-muridnya Ang Pangcu! Cara bagaimana mereka dapat
mencelakai guru mereka?"
"Justru itulah sebabnya, yang membuat orang semakin gemas!" berkata Yo Kang.
Pheng Tiangloo pun berkata: "Pangcu melihatnya sendiri, mana bisa salah?"
Lee Seng dan Ie Tiauw Hian hadir di dalam rapat ini, keduanya lantas maju dan berkata: "Harap pangcu ketahui, dua orang itu adalah orang-orang gagah, untuk mereka, kami berdua bersedia menanggungnya dengan jiwa kami. Pasti sekali kebinasaan Ang Pangcu tidak ada hubungannya sama mereka ini!"
"Kalau bicara, biarlah tiangloo kamu yang bicara!"
Nio Tiangloo membentak. "Apa di sini dapat kamu campur mulut"!"
Kedua pengemis ini ada dari golongan Pakaian
Kotor dan berada di bawah pimpinan Lou Yoe Kiak, derajat mereka pun rendah, tidak berani mereka
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berbicara lebih lanjut pula. Mereka mengundurkan diri dengan sangat penasaran.
"Di dalam hal ini bukannya aku yang rendah tidak mempercayai Pangcu," berkata Lou Yoe Kiak kemudian, " Akan tetapi mengingat urusan membalas sakit hati ialah urusan sangat besar, aku mohon Pangcu nanti memeriksanya denagn seksama."
Yo Kang memang telah memikir, maka lantas ia
menyahuti: "Baiklah, nanti aku periksa." Kemudian ia mengawasi Kwee Ceng dan Oey Yong serta berkata:
"Aku hendak menanya kamu, tidak usah kamu membuka mulutmu. Jikalau apa yang aku katakan benar, kamu mengangguk, kalau tidak, kamu
menggoyang kepala. Jikalau kamu mendusta, sedikit saja, ingat golok dan pedang tidak mengenal kasihan!"
Pangcu ini mengibaskan tangannya, maka Pheng
Tiangloo dan Nio Tiangloo lantas menghunus senjata mereka, dipasang di punggung Kwee Ceng dan Oey Yong. Pheng Tiangloo memegang pedang, dan Nio Tiangloo mencekal golok.
Oey Yong gusar sekali hingga mukanya menjadi
pucat. Ia lantas mengingat peristiwa di Gu-kee-cun, tempo dari lain kamar ia mendengari Liok Koan Eng berbicara sama Thia Yauw Kee, bicara hal lamaran sambil main mengangguk-angguk. Ia tidak
menyangka, sekarang ia mesti mengalami kejadian itu.
Yo Kang tahu Kwee Ceng jujur dan polos dan dapat dipermainkan, maka ia memegang tubuh orang, untuk diangkat ke samping. Segera ia menanya dengan suaranya yang bengis: "Bukankah anak perempuan ini anak kandung dari Oey Yok Su?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kwee Ceng menutup matanya, ia tidak mengambil mumat pertanyaan itu.
Nio Tiangloo menekan dengan ujung goloknya.
"Benar atau tidak!" dia menanya. "Mengangguk atau menggoyang kepala?"
Kwee Ceng sebenarnya tidak niat membuka
mulutnya, ketika ia berpikir, biarnya ia tidak dapat membuka, toh perkara akan menjadi terang juga.
Maka ia lantas mengangguk.
Begitu melihat orang mengangguk, banyak
pengemis lantas berteriak-teriak: "Buat apa ditanyakan terlebih jauh! Lekas bunuh! Lekas bunuh padanya!"
Mereka itu mau percaya benarlah pangcu mereka telah terbinasa di tangan Oey Yok Su. Ada pula yang berteriak: "Lekas bunuh dia! Mari kita cari si tua bangka pembunuh itu!"
"Saudara-saudara, jangan berisik!" Yo Kang berkata. "Tunggu sampai aku sudah menanyakan dia terlebih jauh!"
Mendengar begitu, rapat menjadi sunyi pula.
"Oey Yok Su telah tunangkan gadisnya kepada kau, benarkah?" Yo Kang menanya pula. Ia telah memikir matang runtun pertanyaannya itu.
Kwee Ceng anggap itu benar, ia mengangguk pula.
Yo Kang meraba pinggang orang, dari situ ia
menarik keluar pisau belati yang tajam sekali.
"Inilah pisau yang dikasihkan kepadamu oleh Khu Cie Kee, salah seorang dari Coan Cin Pay, dan imam
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tua she Khu itu mengukir namamu di sini, benar?" Yo Kang tanya.
Kwee Ceng mengangguk. "Ma Giok dan Coan Cin Cit Cu telah mengajari kau ilmu silat dan Ong Cie It, salah satu anggota lain dari Coan Cin Pay itu pernah menolongi jiwamu! Bukankah kau tidak dapat menyangkal itu?"
"Perlu apa aku menyangkal?" pikir si anak pemuda yang polos itu. Dan ia mengangguk.
"Pangcu Ang Cit Kong menganggap kamu berdua orang baik-baik dan dia pernah mengajari ilmu silatnya yang istimewa kepada kamu, benar tidak?"
Kwee Ceng mengangguk.
Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Ang Cit Kong telah dibokong musuhnya hingga dia terluka parah. Kamu berdua berada di samping orang tua itu, benarkah?"
Untuk sekian kalinya, Kwee Ceng mengangguk.
Semua pengemis menyaksikan dan mendengari
pemeriksaan itu, selagi suaranya Yo Kang semakin bengis, Kwee Ceng terus mengangguk saja, dari itu mereka menyangka Kwee Ceng itu mengakui
kesalahannya, mereka tidak memikir bahwa semua pertanyaan itu tidak ada hubungannya sama urusan Ang Cit Kong. Yo Kang tengah memainkan
peranannya yang teratur. Mendengar itu, Lou Yoe Kiak pun kena terpengaruhi hingga ia menjadi sangat membenci Kwee Ceng dan Oey Yong itu. Ia bertindak mendekati dan menendang Kwee Ceng beberapa kali.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Yo Kang tidak mencegah, ia berkata pula:
"Saudara-saudara! Nyata dua bangsat ini berlaku terus terang, maka itu baiklah mereka dibebaskan dari siksaan terlebih jauh. Pheng Tiangloo, Nio Tiangloo, silahkan kamu turun tangan!"
Mendengar begitu, Kwee Ceng dan Oey Yong
saling mengawasi sambil tersenyum sedih, hanya kemudian Oey Yong mendadak tertawa. Sebab ia
ingat: "Aku yang mati bersama-sama engko Ceng, bukannya putri Gochin Baki itu!"
Kwee Ceng lantas memandang ke langit, ia ingat ibunya yang berada jauh di gurun pasir. Ia mengawasi ke langit di mana tampak bintang-bintang bersinar.
Maka ingatlah ia akan pertempuran hebat di antara Coan Cin Cit Cu dan Bwee Tiauw Hong dan Oey Yok Su. Siapa bakal mati, pikirannya menjadi jernih, demikian Kwee Ceng, ia menjadi ingat jelas barisan Thian Kong Pak Tuaw Tin dari Coan Cin Cit Cu itu.
Sedang begitu, kedua tiangloo sudah siap untuk bekerja, Kwee Ceng pun telah dihampirkan.
"Tunggu dulu!" mendadak terdengar cegahannya Lou Yoe Kiak. Ia lantas mendekati Kwee Ceng, dari mulut siapa ia keluarkan biji yang menyumpal mulut anak muda itu. Ia lantas menanya: "Bagaimana caranya pangcu kami telah orang bikin celaka, kau tuturkanlah biar jelas!"
"Tak usah tanya, aku tahu semua!" berkata Yo Kang yang terkejut untuk perbuatan Tiangloo itu.
"Pangcu," berkata Yoe Kiak, "Lebih jelas kita menanya dia lebih baik. Di dalam hal yang mengenai pangcu kita itu, siapa pun tidak dapat dilepaskan!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Yo Kang berdiam. Permintaan Yoe Kiak ini pantas, tidak dapat ia melarangnya.
Kwee Ceng telah dibebaskan dari sumbatannya, ia masih tidak mau bicara, ia terus mengawasi langit di utara itu. Ia menjublak, hingga beberapa kali Yoe Kiak mengulangi pertanyaannya, ia seperti tidak
mendengarnya. Karena sekarang ia lagi memahamkan keletakan bintang-bintang itu, tujuh bintang Pak-tauw, yang tepat sama barisannya rahasianya Coan Cin Cit Cu. Ia tengah memperoleh kemajuan, maka ia tidak memperdulikan si tiangloo.
Oey Yong dan Yo Kang melihat orang tidak hendak menggunakan kesempatan yang baik itu untuk
membela diri, yang satu berduka, yang lainnya bergirang. Tapi Yo kang tidak sudi menyia-nyiakan kesempatannya lagi, maka itu, ia mengibasi
tangannya, memberi tanda kepada kedua tiangloo Pheng dan Nio untuk tidak menunda pula
dijalankannya hukuman mati itu.
Tepat ketika kedua tiangloo itu hendak
mengayunkan senjatanya masing-masing, di situ terdengar satu suara yang diikuti berkelebatnya sinar merah tua melintas di permukaan telaga. Kedua tiangloo itu heran, mereka mengawasi. Lalu terlihat pula dua sinar biru meluncur ke udara, berpisah dari Kun San jauhnya beberapa lie. Terang sinar itu muncul dari tengah telaga.
Kan Tiangloo lantas berkata: "Pangcu, ada tetamu agung!"
Yo Kang terperanjat. "Siapakah?" tanya dia.
"Pangcu dari Tiat Ciang Pang!" sahut Kan Tiangloo.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Tiat Ciang Pang?" Yo Kang menegasi. Ia tidak tahu halnya partai Tangan Besi itu.
"Itulah sebuah partai besar di sekitar Su-coan dan Ouwlam," Kan Tiangloo menerangkan, "Pangcu mereka telah datang, dia harus disambut dengan hormat. Maka dua jahanam ini, baik sebentar kita menghukumnya."
"Baiklah," sahut Yo Kang. "Silahkan tiangloo menyambut tetamu terhormat itu."
Kan Tiangloo lantas memberikan titahnya. Maka di atas sebuah gunung Kun San terlihat meluncurnya tiga buah panah api, yang warnanya merah.
Tidak lama dari itu terlihatlah datangnya perahu, yang terus mendekati tepian. Pihak Kay Pang
memasang obor, mereka menyambut.
Panggung Hian Wan Tay ada di atas puncak Kun
San, dari kaki gunung ke puncak, perjalanannya cukup jauh, maka itu meski tetamu lihay ilmunya ringan tubuh, masih diperlukan waktu untuk mendakinya.
Kwee Ceng dan Oey Yong telah dibawa ke dalam
rombongan orang banyak, mereka dijagai murid-murid Pheng Tiangloo.
Oey Yong mengawasi Kwee Ceng, ia heran sekali.
Pemuda itu, seperti orang tolol, masih berdiam saja, dari mulutnya terdengar suara sangat perlahan, entah apa yang dikatakannya.
Tengah nona ini heran, ia melihatnya tetamu telah tiba. Obor ada sangat terang, maka terlihatlah tegas-tegas tetamu itu, yang diiringi beberapa puluh orang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dengan pakaian hitam. Dia mengenakan baju kuning yang pendek, tangannya membawa kipas.
Siapakah dia kalau bukannya Khiu Cian Jin"
Kan Tiangloo maju menyambut, ia bicara dengan ramah tamah, sikapnya sangat menghormati. Setelah itu ia memperkenalkannya kepada Yo Kang. Ia kata:
"Inilah Tiat Ciang Sui-siang-piauw Khiu Pangcu, yang kepalan saktinya tak ada tandingan, yang namanya menggetarkan dunia."
Yo Kang tidak memandang mata kepada tetamunya ini. Selama di Kwie-in-chung, Thay Ouw, ia telah menyaksikan orang turun merek. Ia tidak menyangka orang adalah pangcu dari suatu partai besar. Tapi karena orang telah datang berkunjung dan ia tuan rumah, ia berpura-pura pilon.
"Sungguh aku girang dengan pertemuan kita ini!"
katanya, tertawa. Dengan mengulur tangannya untuk berjabatan tangan. Ia lantas mengerahkan tenaganya berniat membikin orang kesakitan dan menjerit karenanya. Di dalam hatinya ia kata: "Semua orang percaya kau lihay tetapi di sini hendak aku
merobohkanmu! Inilah ketika yang baik sekali! Tua bangka, hendak aku meminjam kau untuk aku
memamerkan kepandaianku di antara semua
pengemis ini!" Begitu lekas Yo Kang menggunakan tenaganya,
begitu lekas ia merasa telapakan tangannya panas, seperti terkena bara, maka lekas-lekas ia menarik pulang tangannya, akan tetapi tangannya itu seperti kena kecantol, tak dapat dilepaskan, sedang hawa panasnya jadi semakin hebat. Tanpa merasa ia
menjerit: "Aduh! Mati aku!" Mukanya lantas menjadi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pucat, air matanya mengucur, saking sakitnya, pinggangnya menjadi lengkung, hampir dia pingsan.
Keempat tiangloo kaget, semua berlompat maju.
Kan Tiangloo sebagai tertua di antaranya, dengan tongkat baja di tangannya menggetok batu gunung, hingga terdengar suara nyaring dan lelatu apinya muncrat, lalu ia menanya: "Khiu Pangcu, Yo Pangcu kami masih sangat muda sekali, mengapa kau menguji kepandaiannya?"
Pangcu she Khiu ini menyahuti dengan dingin: "Aku berjabat tangan dengan baik-baik dengannya, adalah pangcu kamu yang telah mencoba aku. Yo Pangcu telah berminat meremas hancur beberapa tulangku yang tua!"
Sambil mulut mengatakan demikian, Khiu Pangcu tidak melepaskan tangannya, maka itu Yo Kang terus berteriak teraduh-aduh, suaranya makin perlahan.
Rupanya ia tidak dapat bertahan lebih lama pula, lantas dia pingsan.
Baru sekarang Khiu Cian Jin melepaskan
tangannya, dengan disemperkan, maka Yo Kang yang sudah tak sadarkan diri, lantas terguling tubuhnya.
Syukur Lou Yoe Kiak keburu lompat untuk memegangi.
Kan Tiangloo menjadi gusar.
"Khiu Pangcu apakah artinya ini?" ia menegur.
"Hm!" ketua Tiat Ciang Pang itu mengasih dengar suaranya sedang tangan kirinya menyambar kemuka orang.
Kan Tiangloo mengangkat tongkatnya, untuk
menangkis atau - dengan kesebatannya yang luar
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
biasa - Khiu Cian Jin telah dapat menangkap tongkat orang, hanya belum sempat ia merampasnya, Kan Tiangloo sudah menarik keras sekali. Karena itu ia lantas mengayunkan tangan kanannya ke kiri, tepat mengenai tongkat itu. Kali ini Kan Tiangloo merasakan tangannya sakit, bahkan telapakan tangannya itu pecah dan mengucurkan darah, hingga dia tidak dapat memegang lebih lama pula dan senjatanya itu kena juga dirampas. Bahkan dengan tongkatnya itu, tetamu ini lantas berhasil menangkis golok dan pedang Pheng Tiangloo dan Nio Tiangloo, yang telah segera
menyerang sebab mereka ini menyaksikan rekan
mereka sudah bertempur. Khiu Pangcu lihay sekali hampir berbareng dengan itu, ia juga menyikut mukanya Lou Yoe Kiak, hingga dia ini mesti mundur juga.
Semua pengemis menjadi kaget, semua lantas
menghunus senjata mereka, bersiap untuk menyerbu asal ada titah dari ketua mereka.
Khiu Cian Jin mencekal tongkat dengan tangan kiri dan tangan kanannya, ia tertawa lebar dan panjang, sambil berbuat begitu ia mengerahkan tenaganya, sembari berteriak ia hendak membikin patah tongkat itu, tetapi ia tidak berhasil, karena tongkat itu terbuat dari baja pilihan, maka itu sesudah terus ia
mengerahkan tenaganya, ia cuma bisa menekuk
melengkung bundar beberapa lipat. Baru sekarang ia mengendorkan tenaganya, ia melemparkan tongkat dengan tangan kirinya, hingga tongkat terlempat mengenai batu gunung, keras suaranya, batu gunung itu pada meletik lelatunya, ujungnya tongkat nancap.
Menyaksikan semua itu, kaum Kay Pang jagi kaget dan kagum.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Yang lebih kaget dan heran adalah Oey Yong. Nona ini kata dalam hatinya: "Tua bangka ini terang satu penipu besar yang tidak mempunyai guna, sekarang kenapa dia menjadi begini lihay" Sungguh aneh!"
Rembulan sedang bersinar terang sekali. Oey Yong memandang tajam kepada orang tua itu. Tidak salah, dialah Khiu Cian Jin si penipu yang dula kali ia ketemukan di Kwie-in-chung dan Gu-kee-cun. Maka ia jadi mau berpikir, apakah juga penipuan belaka ilmu kepandaiannya orang ini"
Kemudian si nona menoleh pula kepada Kwee
Ceng, ia mendapat kenyataan pemuda itu masih saja mengawasi bintang-bintang di langit, hingga ia menjadi bingung. Ia tidak tahu, apa yang sebenarnya lagi dikerjakan kawannya itu.
Khiu Cian Jin dengan suaranya yang dingin,
terdengar berkata: "Tiat Ciang Pang serta partai tuan-tuan tidak ada hubungannya satu dengan lain, karena aku mendengar hari ini ada harian Rapat Besar kamu, aku sengaja datang berkunjung, karena itu kenapakah pangcu kamu dengan tidak karu-karuan hendak
merobohkan aku?" Kan Tiangloo telah menjadi jeri, sekarang
mendengar suara orang bukannya suara bermusuh, maka ia lantas memberikan penyahutannya. Ia kata:
"Khiu Pangcu salah paham! Pangcu kesohor di empat penjuru negeri, kami biasa sangat menhargainya, maka dengan kunjungan pangcu ini, bagi kami itulah suatu kehormatan besar."
Khiu Cian Jin mengangkat kepalanya, ia tidak
menyahuti, sikapnya jumawa. Hanya sejenak
kemudian, baru ia membuka pula mulutnya. Ia kata:
"Aku mendengar kabar Ang Pangcu telah berpulang ke
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dunia baka, maka dengan begitu di kolong langit ini berkurang pula satu orang gagah, sungguh sayang!
Sekarang partai kamu mengangkat satu pangcu yang baru seperti ini, ini pun sayang, sayang!"
Ketika itu Yo Kang sudah mendusin, ia mendengar suara yang sangat menghina itu, akan tetapi ia tidak berani membuka mulutnya. Ia masih merasakan
tangannya sakit, tangan itu bengkak berikut lima jejarinya.
Keempat tiangloo juga tidak tahu meski mengucap apa, maka terdengarlah Khiu Cian Jin berkata pula:
"Aku yang rendah hari ini datang berkunjung, ada dua maksudku untuk mana aku ingin memohon sesuatu.
Untuk itu aku pun hendak menghadiahkan apa-apa."
"Tolong Khiu Pangcu memberi petunjuk," kata Kan Tiangloo yang belum tahu orang menghendaki apa.
Khiu Cian Jin tidak langsung menjawab, ia hanya menyapu dengan matanya kepada semua hadirin di seputarnya itu. Ketika ia telah melihat Kwee Ceng dan Oey Yong, lantas sinar matanya menjadi tajam sekali.
Oey Yong tidak takut, ia membalas mengawasi
dengan tajam juga. Bahkan ia mengasih lihat
senyuman memandang enteng. Ia telah pikir: "Buat kau beraksi bagaimana juga, aku tentu
menganggapmu satu penipu besar!"
Khiu Cian Jin berpaling kepada Kan Tiangloo.
"Nona kecil itu serta kawannya si bocah telah mencelakai beberapa muridku," katanya. "Maka itu dengan membesarkan nyali aku hendak minta mereka untuk aku menghukumnya."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kan Tiangloo tidak berani mengambil keputusan.
"Yo Pangcu, bagaimana?" ia menanya ketuanya itu.
"Dua orang ini sebenarnya ada musuh-musuh besar partai kami," berkata Yo Kang, "Maka aku tidak menyangka, mereka juga telah berdosa terhadap Khiu Pangcu. Kalau begitu mari kita menghukumnya
bersama-sama!" Khiu Cian Jin mengangguk.
"Itu boleh!" katanya. "Sekarang permintaan yang keduanya. Kemarin ini ada beberapa muridku yang lagi bekerja atas titahku, entah kenapa mereka itu menyebabkan kemurkaannya dua anggota dari partai kamu, mata mereka telah dibikin buta!" Dia lantas menuding Kwee Ceng berdua dan menambahkan:
"Kabarnya kedua bangsat itu telah membantui menurunkan tangan. Orang-orangku itu tidak punya guna, aku tidak bisa membilang suatu apa, hanya kalau kejadian ini sampai tersebar, tentulah kami Tiat Ciang Pang menjadi hilang mukanya, maka itu, aku si orang tua menjadi tidak kenal gelagat, aku ingin sekali belajar kenal dengan kepandaiannya kedua sahabat itu!"
Yo Kang tidak mencintai orang-orang Kay Pang, tidak ada niatnya untuk melindungi mereka, maka itu mana ia mau berbuat salah lagi hanya untuk dua orang" Maka ia lantas menanya: "Siapakah sudah lancang menerbitkan onar, yang telah bentrok dengan sahabat-sahabat dari Tiat Pangcu" Lekas kamu keluar untuk memohon maaf dari Khiu Pangcu ini!"
Kay Pang itu semenjak dipimpin Ang Cit Kong
belum pernah hilang muka, maka itu bukan main mendongkolnya semua anggotanya mendengar ini
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pangcu baru bersikap demikian lemah. Lee Seng dan Ie Tiauw Hin lantas maju ke depan. Lee Seng kata dengan nyaring: "Harap dimaklumi pangcu. Peraturan partai kami yang nomor empat berbunyi menganjurkan kami berlaku mulia, kami mesti bisa menolong
sesamanya yang berkesusahan. Kemarin ini kebetulan saja kami menyaksikan sahabat-sahabat dari Tiat Ciang Pang membikin celaka rakyat jelata dengan mereka mengumbar ular mereka, sebab kami tidak dapat menahan sabar lagi, kami lantas mencegah perbuatan mereka itu. Kebetulan di situ ada ini dua sahabat kecil, jikalau tidak ada mereka yang
membantu, pastilah kami berdua pun terbinasa oleh ular-ular berbisa itu!"
"Tidak peduli bagaimana, kamu mesti
menghanturkan maaf kepada Khiu Pangcu!" berkata Yo Kang bengis.
Lee Seng dan Ie Tiauw Hin saling mengawasi.
Mereka menghadapi kesukaran, hati mereka panas sekali. Kalau mereka tidak menghanturkan maaf, mereka menentang titah pangcu; kalau mereka
menurut, mereka sangat penasaran. Tapi tak lama Lee Seng bersangsi, ia lantas berseru kepada semua anggota partainya: "Saudara-saudara, jikalau Ang Pangcu masih hidup, tidak nanti kami dibiarkan hilang muka, maka itu sekarang, Siauwtee sekarang lebih suka terbinasa, tidak nanti Siauwtee menerima penghinaan!"
Sembari berkata begitu, Lee Seng mencabut pisau belati dari betisnya, dengan itu ia lantas menikam dadanya, ulu hatinya, maka di situ juga ia roboh dengan jiwanya melayang.
Menampak demikian, Ie Tiauw Hin menubruk
saudaranya itu, untuk merampas pisau belatinya,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dengan apa ia pun menikam dirinya, maka ia juga roboh dengan jiwanya melayang.
Semua pengemis terbangun semangatnya.
Kejadian ini sangat hebat untuk mereka. Tapi mereka masih berdiam, tanpa ada titah pangcu, mereka tidak berani lancang.
Setelah menyaksikan semua itu, Khiu Cian Jin
tertawa tawar. "Permintaanku yang kedua ini sudah beres,"
katanya. "Maka sekarang kami hendak menghanturkan bingkisan kepada partai tuan-tuan!" Habis berkata, ia memberi tanda dengan tangan kirinya. Maka beberapa puluh orang bertubuh besar yang mengenakan
pakaian hitam lantas maju bersama kopor mereka yang besar, yang lantas dibuka tutupnya, dari situ mereka mengambil masing-masing sebuah tetampan untuk diletaki di samping Yo Kang. Itulah uang emas dan perak dan permata yang sinarnya berkeredepan!
Semua pengemis heran melihat orang
mengeluarkan harta sebesar itu.
"Tiat Ciang Pang kami," berkata Khiu Cian Jin,
"Meski kami masih dapat makan, tidak nanti kami sanggup mengeluarkan bingkisan begini berharga, maka itu baiklah tuan-tuan ketahui, ini adalah hadiah dari Chao Wang dari negera Kim, yang meminta kami tolong menyampaikannya."
Mendengar keterangan ini, Yo Kang heran dan
girang. "Di mana adanya Chao Wang?" ia menanya lekas.
"Aku ingin bertemu dengannya!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Inilah kejadian pada beberapa bulan yang lalu,"
menyahut Khiu Cian Jin, menyahuti apa yang tidak ditanya. Karena ia memberikan keterangannya. "Itu waktu Chao Wang telah mengirimkan utusannya
kepadaku membawa bingkisannya ini dan dia minta partaiku yang tolong menyampaikannya."
Mendengar itu, Yo Kang tahu bahwa hal itu terjadi sebelum ayahnya - ilaga Chao Wang - berangkat ke Selatan. Hanya ia belum tahu maksudnya mengapa Kay Pang dikirimkan harta sebesar ini.
Khiu Cian Jin masih meneruskan keterangannya:
"Chao Wang mengagumi partai tuan-tuan, maka itu ia memerintahkan istimewa untuk aku sendiri yang menyampaikan bingkisan ini."
"Jikalau begitu kami membuat capai saja kepada pangcu!" berkata Yo Kang girang.
Khiu Cian Jin tertawa. "Yo Pangcu muda tetapi nyata kau luas
pandangannya, kamu menang jauh daripada Ang
Pangcu!" ia memuji. Yo Kang masih belum tahu maksud ayahnya
berhubungan sama Kay Pang, maka ia menanya pula:
"Entah ada titah apakah dari Chao Wang untuk perkumpulan kami" Tolong pangcu menitahkannya saja!"
"Menitahkan, itulah tak dapat disebutkan," berkata Khiu Cian Jin. "Hanya Chao Wang memesan untuk memberitahukan bahwa wilayah utara ini tanahnya miskin dan rakyatnya melarat, jadi sukar untuk".."
Yo Kang cerdas, segera ia dapat menduga.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Jadinya Chao Wang menghendaki kami pergi ke Selatan?" katanya.
"Sungguh Yo Pangcu cerdas sekali!" berkata Khiu Cian Jin, memuji. "Maaf untuk sikapku tadi. Chao Wang membilang bahwa propinsi-propinsi Kwietang dan Kwiesay serta Hokkien, tanahnya subur, rakyatnya makmur, maka itu ia bertanya kenapa saudara-saudara dari Kay Pang tidak mau pergi ke Selatan untuk menaruh kaki di sana" Wilayah Selatan jauh lebih menang daripada wilayah Utara ini."
"Terima kasih untuk petunjuk Chao Wang serta pangcu sendiri," berkata Yo Kang tertawa.
"Percayalah, aku yang rendah pasti bakal menurutinya."
Khiu Cian Jin heran orang dengan gampang saja menerima hadiah itu, tetapi karena ia khawatir Kay Pang nanti menyesal, ia lantas berkata: "Kata-katanya seorang laki-laki cukup dengan sepatah kata! Dengan semua saudara dari Kay Pang berangkat ke Selatan, bukankah itu berarti bahwa kamu tidak bakal kembali ke Utara ini?"
Yo Kang hendak memberikan jawabannya ketika
Lou Yoe Kiak memotong: "Harap pangcu
mengetahuinya! Kami semua hidup dari mengemis, maka itu, apa perlunya kami dengan uang emas dan barang permata" Laginya partai kita berada di seluruh negeri, kami merdeka, maka kapannya kami pernah dipengaruhi lain orang" Oleh karena itu aku memohon pangcu memikirkan dengan seksama!"
Sekarang ini Yo Kang telah dapat menerka
maksudnya Wanyen Lieh. Di Kangpak ini, yaitu utara Sungai Besar, Kay Pang menjadi musuh bangsa Kim,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sering terjadi, kalau pihak Kim jauh ke utara, Kay Pang suka mengganggu mengacau bagian belakang, baik dengan membunuh punggawa perangnya maupun
dengan membakar rangsum, maka kalau Kay Pang
dipindah ke Selatan, jadi gampanglah usaha bangsa Kim itu. Maka itu atas cegahannya Lou Yoe Kiak, ia berkata: "Ini adalah maksud baik dari Khiu Pangcu, jikalau kita tidak menerima, itu tandanya kita berlaku tidak hormat. Uang emas dan perak dan permata ini, aku sendiri tidak membutuhkannya, maka itu Suwie Tiangloo, sebentar sebubarnya rapat, silahkan kamu membagi-bagikannya kepada semua saudara!"
Tapi Yoe Kiak tidak memperdulikan perkataannya ini pangcu baru. Ia berkata pula: "Ang Pangcu kami yang tua dikenal sebagai Pak Kay, maka itu usaha kita di Utara ini mana dapat gampang-gampang
ditinggalkan secara begini" Laginya partai kita bercita-cita bersetia dan membela negera sedang dengan bangsa Kim, kita adalah musuh turunan, dari itu tidak dapat bingkisannya ini diterima! maka itu tidak dapat kita pindah ke Kanglam!"
Yo Kang menjadi tidak senang, air mukanya
menunjuki itu. Tapi belum lagi ia membuka mulutnya, Pheng Tiangloo sambil tertawa mendahului padanya.
Kata ini Tiangloo; "Lou Tiangloo, urusan besar dari partai kita diputuskan oleh pangcu, bukan diputuskan kau seorang diri, bukankah?"
Yoe Kiak tetapi tetap sama sikapnya. Ia kata keras:
"Jikalau mesti melupakan kesetiaan dan kejujuran, biarnya mati, aku tidak suka menurut!"
"Ketiga tiangloo Kan, Pheng dan Nio, bagaimana pikiran kalian?" Yo Kang tanya ketiga tetua itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kami bersedia untuk titah pangcu!" menyahut ketiga tiangloo itu serentak.
"Bagus!" berseru Yo Kang. "Mulai tanggal satu bulan delapan, kita pergi menyeberangi Sungai Besar!"
Atas perkataan itu, sebagian besar orang Kay Pang menjadi gaduh.
Di dalam Kay Pang ini, perbedaan di antara
golongan Pakaian Bersih dan Pakaian Kotor nyata sekali. Golongan Pakaian Bersih, meski pakaian mereka banyak tambalannya, tetapi pakaian itu bersih seperti pakaian orang kebanyakan dan cara hidupnya sama dengan khalayak ramai, tidak demikian dengan golongan Pakaian Kotor yang teguh sama cita-citanya, sudah pakaiannya butut dan dekil, mereka tidak menggunakan uang untuk membeli barang, bahkan mereka tidak duduk bersantap bersama-sama dengan lain orang, mereka tidak nanti bertempur bersama orang yang tidak mengerti ilmu silat. Benar di antara empat Tiangloo, tiga ada dari golongan Pakaian Bersih, walaupun demikian, jumlah pengemis Pakaian Kotor terlebih banyak. Mereka inilah yang sekarang memberi suara setuju kepada Lou Yoe Kiak.
Melihat sikapnya sebagaian pengemis itu, Yo Kang menjadi bingung juga. Ketiga tiangloo she Kan, Pheng dan Nio lantas mengasih dengar suara nyaring
mereka, untuk meminta orang jangan gaduh, suaranya itu tidak diambil mumat. Kan Tiangloo menjadi habis sabar, maka ia memandang Lou Yoe Kiak.
"Lou Tiangloo, adakah kau hendak memberontak kepada pangcu?" dia tanya bengis.
"Biarnya aku dihukum picis, tidak nanti aku berani melawan yang tua!" menyahut Yoe Kiak keren.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Apapula untuk memberontak terhadap pangcu, pasti aku lebih-lebih tak berani. Akan tetapi anjing Kim itu adalah musuh besar dari Kerajaan Song kita! Apakah katanya Ang Pangcu kepada kita?"
Kan Tiangloo bertiga kena terdesak, mereka lantas tunduk. Mereka mulai menyesal.
Khiu Cian Jin melihat suasana itu, maka ia pikir usahanya bakal gagal kalau Lou Yoe Kiak tidak dipengaruhi, maka itu dengan tertawa dingin, ia berkata kepada Yo Kang: "Yo Pangcu, hebat Lou Tiangloo ini!" Lalu menyusuli penutup perkataannya itu, dengan kedua tangannya diulur ke arah pundak si tiangloo.
Ketika mendengar orang tertawa dingin, Lou Yoe Kiak sudah bercuriga, ia telah siap sedia, maka itu, ketika ia diserang, dengan cepat ia berkelit sambil menunduk untuk nelusup masuk ke selangkangan
orang. Sebab ia mengerti dengan baik, tidak bisa ia melawan dengan kekerasan. Sembari nelusup itu, tanpa menanti lempangnya pinggangnya, kakinya sudah menendang ke kempolan pangcu dari Tiat
Ciang Pang. Dia bernama Lou Yoe Kiak, Lou si
Mempunyai Kaki, dari itu bisa dimengerti ilmu dupakan itu.
Khiu Cian Jin heran untuk caranya orang berkelit itu, Guna melindungi diri, ia lantas mengayun tangannya ke belakang, guna menghajar kakinya si pengemis.
Yoe Kiak tahu tangan lawan itu hebat, ia menarik pulang dupakannya ketiga. Ia khawatir kakinya nanti terluka. Sambil lompat ke samping, ia meludah kepada lawannya itu!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Khiu Cian Jin boleh gagah dan luas
pengalamannya, akan tetapi serangan semacam itu ia tidak menyangka sama sekali, maka itu, belum sempat ia berkelit, mukanya sudah kena diludahi. Ludah itu tidak mendatangkan rasa sakit atau gatal, toh itu membuatnya tercengang.
"Lou Tiangloo, jangan kurang ajar kepada tetamu agung!" Yo Kang membentak.
Yoe Kiak masih taat kepada ketuanya, tetapi justru ia hendak merubah sikapnya, Khiu Cian Jin yang gusar sudah lantas menyerang padanya, kedua tangannya yang kuat seperti kepit sudah menyambar ke arah tenggorakan. Ia kaget, maka ia berlompat jumpalitan untuk menghindarkan diri dari bahaya. Tapi ia terlambat, selagi kupingnya mendengar ejekan, "Hm!"
kedua tangannya kena disambar lawan itu. Dalam kagetnya ia berontak, tetapi sia-sia saja. Ia sudah banyak pengalamannya, ia tidak menjadi bingung atau ketakutan, maka ia berdaya pula. Dengan tiba-tiba ia menyeruduk dengan kepalanya!
Semenjak masih kecil, Yoe Kiak sudah melatih
kepalanya itu, maka itu, serudukannya dapat
menggempur tembok hingga bolong. Pernah ia
bertaruh sama saudara-saudara separtai dengan ia melawan banteng, mengadu kepala, kepalanya sendiri tidak kurang suatu apa, si kerbau sendiri roboh kelenger. Hanya kali ini, ketika kepalanya mengenai perut, ia merasa membentur benda lunak seperti kapas. Ia kaget, ia mengerti bahaya, dengan lekas ia menarik pulang kepalanya itu. Untuk kagetnya lagi, perut orang itu mengikuti kepalanya itu. Ia lantas mengerahkan tenaganya, untuk membebaskan
kepalanya itu. Sebagai kesudahan dari pergulatannya itu, ia merasa kepalanya mulai panas sedang kedua tangannya yang terus dicekal menjadi panas sekali,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
seperti tangan itu dimasuki ke dalam perapian marong".
"Kau takluk atau tidak"!" tanya Khiu Cian Jin membentak.
"Bangsat busuk, takluk apa!" menjawab Yoe Kiak membentak juga.
Khiu Cian Jin mengerahkan tangan kirinya, maka lima jari Lou Tiangloo mengasih dengar suara meretak, kelima jarinya kena dipencet patah.
"Kau takluk atau tidak"!" tanya pula ketua Tiat Ciang Pang itu.
"Bangsat busuk, takluk apa!" Yoe Kiak membandel.
Khiu Cian Jin memencet pula, maka sekarang
kelima jari kiri dari Lou Yoe Kiak yang pada patah. Ia merasakan sakit bukan main, ia sampai menjadi waswas, tetapi ia bernyali besar dan besar kepala, ia terus masih mencaci.
"Jikalau aku menggeraki perutku, kepalamu pun bakal remuk!" Khiu Cian in mengancam. "Aku mau lihat, kau masih dapat mencaci atau tidak".."
Disaat Lou Yoe Kiak menghadapi waktu
kematiannya itu, dari antara rombongan pengemis mendadak terlihat seorang berlompat maju - seorang yang tubuhnya tinggi dan dadanya lebar. Dialah si bocah Kwee Ceng!
Dengan tindakan lebar, Kwee Ceng ini segera
menghampirkan Lou Yoe Kiak, terus ia mengangkat tangannya yang kanan, dengan itu tiga kali beruntun ia menghajar kempolan si pengemis. Dia menghajar Yoe
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kiak akan tetapi tenaganya itu tersalur, dari kempolan terus ke kepala, terus juga ke perutnya ketua Tiat Ciang pang itu, hingga tiga kali Khiu Cian Jin merasakan benturan yang kuat, hingga sekejap itu juga, buyarlah kekuatannya menempel dan menyedot.
Begitu lekas ia merasakan kepalanya merdeka, Yoe Kiak lantas mengangkat bangun tubuhnya, hanya kedua tangannya, yang masih belum dilepaskan.
"Kau bukannya lawan dari Khiu Cianpwee, kau minggir!" berkata Kwee Ceng, yang sembari berkata telah menggenjot tubuhnya untuk berlompat, maka juga sebelah kakinya bisa mendupak pundak si
pengemis. Tendangan ini sama pengaruhnya seperti hajaran pada kempolan tadi. Tenaga si anak muda tersalurkan ke kedua tangannya Khiu Cian Jin, tidak peduli tadi tangannya panas, ia ini merasakan sakit pada
telapakan tangannya itu, maka tanpa merasa,
cekalannya menajdi kendor dan terlepas sendirinya.
Loe You Kiak pun merasakan ia tak terpegang
Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
keras lagi, ia lantas menggunakan tenaganya
membarengi berontak sambil berlompat mundur. Tapi karena ia telah tercekal keras dan kepalanya masih terasakan pusing, kedua kakinya seperti tidak bertenaga, ia roboh sendirinya.
Khiu Cian Jin terperanjat menyaksikan kepandaian Kwee Ceng itu. Ia mengetahui ilmu yang disebutkan
"Kek san ta gu", atau " Memukul kerbau diantara gunung". Ilmu itu ia cuma mendapat dengar, sekarang ia membuktikannya sendiri. Ia pun heran akan melihat seorang bocah, yang ia tidak kenal. Karena ini ia menyiapkan tenaga di kedua tangannya, ia mengawasi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pemuda itu. ia tidak berani sembarang menyerang meski sebenarnya ia mendongkol.
Sementara itu kegaduhan terbit di antara kaum pengemis. Mereka itu tidak tahu apa yang terjadi dengan Lou Yoe Kiak, mereka menyangka Kwee Ceng menyerang orang hingga roboh, pingsan atau
terbinasa, maka itu dengan suara riuh mereka maju dengan niatan menyerang si anak muda. Mereka juga heran yang anak muda itu yang teringkus sekian lama, mendadak dapat membebaskan diri.
Semenjak ia melihat bintang Pak Tauw, Kwee Ceng telah mengumpul semangatnya. Ia memperhatikan gerak-geriknya rahasia dari Coan Cin Cit Cu, ia gabung dengan sarinya Kiu Im Cin-keng, yang ia telah paham betul, maka itu, ia tidak memperdulikan segala apa yang terjadi di sekitarnya. Ia tidak mengambil mumat Oey Yong, ia tidak menggubris segala
pembicaraan terutama diantara Loe Yoe Kiak dan Khiu Cian Jin. Hebat ia memusatkan pikirannya itu. Selagi Yoe Kiak terancam bahaya, ia sendiri lagi
memecahkan suatu ilmu dari Kitab Bawah dari Kiu Im Cin-keng itu, bagian ilmu "Menyimpan otot dan meringkaskan tulang". Siapa yang paham ini, ia bisa membikin tubuhnya ciut menjadi kecil. Di dalam hal ini, ia memperoleh banyak sekali bantuan dari ilmu yang diwariskan Ang Cit Kong kepadanya, ialah "Ie Kin Toan Kut Pian", atau ilmu "Menukar otot dan melatih tulang".
Dengan mempunyai dasar itu, ia berhasil dengan lekas sekali. Demikian tanpa ia merasa, ia dapat pulang tenaganya dan tubuhnya mengkerat kecil hingga ia lolos dari belungguannya. Sebab Yoe Kiak terancam bahaya, ia segera menghampirkan tiangloo itu, untuk memberikan pertolongannya.
Pheng Tiangloo yang ditugaskan menjaga Kwee
Ceng pun heran dan kaget ketika mendadak ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mendapatkan bocah itu bebas. Ia menjambret, ia gagal, ia cuma bisa menyambar tambang
ringkasannya itu. Ia sadar dengan lekas, hendak ia menyusul si anak muda, tapi ia terlambat, Kwee Ceng sudah mendahului melemahkan tenaga dalam dari Khiu Cian Jin hingga Lou Yoe Kiak dapat ditolong. Tapi ia licik. Begitu melihat suasana, ia berteriak: "Tangkap penjahat licik itu!" Ia sendiri tidak bergerak dari tempatnya berdiri, karena ia merasa, majunya toh bakal sia-sia belaka.
Kwee Ceng menyesal menyaksikan aksinya kaum
pengemis itu, tetapi karena ia justru ingin mencoba lebih jauh hasil latihannya barusan, ia kata dalam hatinya: "Kalau hari ini aku tidak memberi ajaran adat kepada kamu, kemendongkolanku tidak dapat
dilampiaskan...." Maka ia mementang kedua tangannya sambil kakinya memasang kuda-kuda
"Thian Koan". Bab 58. Nona manis menjadi raja pengemis
Tujuh pengemis maju paling dulu, dari depan dan belakang, dari kedua samping. Kwee Ceng
membiarkan mereka maju, dengan kuda-kuda tidak begeming, ia menyambut mereka dengan kedua
tangannya. Di belakang mereka itu, ada lagi beberapa lagi pengemis yang merapatkan diri. Mereka pun disambut serupa, dengan tangkisan atau sikut, kalau perlu barulah dengan dupakan. Maka saling susul mereka itu berteriak kesakitan, saling susul juga mereka roboh terguling. Dengan cara ini Kwee Ceng pun mengundurkan yang lainnya lagi. Kemudian ia memikir untuk menerkam Yo Kang, atau ia melihat dua pengemis berlompat ke arah Oey Yong. Jarak diantara mereka cukup jauh, sulit untuk berlompat menolongi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
nona itu. Tidak ada jalan lain, ia lantas menarik copot kedua sepatunya, dengan itu ia menimpuk ke arah kedua penyerang itu.
Dua pengemis itu adalah orang-orang yang kukuh, mereka hendak membunuh si nona, ke satu untuk membikin si nona tidak keburu lolos, kedua untuk membalaskan sakit hati ketua mereka. Nyata ilmu silat mereka sudah cukup sempurna, mereka mendengar ada angin menyambar di belakang mereka, hanya ketika yang satu segeran menoleh untuk melihat dan menangkis, tahu-tahu sepatu sudah menghajar
dadanya sedang yang lain kena terhajar punggungnya.
Sebenarnya sepatu itu barang lembek tetapi ditimpuki Kwee Ceng, tenaganya besar luar biasa. Sambil menjerit, mereka itu roboh terjengkang dan tengkurap, dan untuk sementara mereka tak dapat merayap
bangun. Pheng Tiangloo berada dekat dua pengemis itu, ia kaget menyaksikan lihaynya Kwee Ceng itu.
Kwee Ceng sendiri, habis menimpuk, lantas
mementang sayapnya, menghalang beberapa
pengemis yang merangsak pula, terus ia berlompat menghampirkan Oey Yong, untuk membuka belunggu si nona.
Selama itu, kawanan pengemis menyerbu pula.
Mereka tidak menjadi takut melihat sejumlah
kawannya kena dirobohkan dengan gampang.
Sekarang Kwee Ceng tidak melayani seperti tadi.
Dengan lantas menjatuhkan diri, untuk duduk
mendeprok di tanah, lalu sambil berduduk, ia meniru gerak-geriknya Khu Cie Kee dan Ong Cie It beramai ketika Coan Cin Cit Cu menggeraki tangan kanannya, sebab tangan kirinya dipakai membuka ikatannya Oey
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Yong, sedang tubuh si nona ia pangku di atas kedua pahanya. Ia dapat berbuat demikian karena sekarang ia menggunakan tipu ajarannya Ciu Pek Thong. Ialah ilmu memecah pemusatan perhatian, kedua tangan bisa dipakai berkelahi satu sama lain.
Rombongan pengepung pengemis itu jadi semakin banyak. Tetapi Kwee Ceng membela diri dengan
tangan kanannya, tetap tangan kirinya membuka belungguan si nona. Ketika kemudian ia berhasil membuka semua ikatan, ia lantas mengeluarkan biji sumbatan dari mulut nona itu, sambil berbuat
demikian, ia tanya: "Yong-jie, apakah kau terluka?"
"Tidak, cuma aku merasa sekujur tubuhku
kesemutan," menyahut si nona, yang terus merebahkan diri.
"Bagus!" berkata si anak muda. "Kau boleh beristirahat, kau lihat bagaimana aku melampiaskan kemendongkolan kita!"
Oey Yong menurut, ia beristirahat. Kuat sekali kepercayaannya kepada Kwee Ceng. Ia cuma
memesan sambil tertawa: "Kau hajarlah mereka, asal mereka jangan sampai terluka parah!"
"Aku mengerti," menyahut si anak muda. "Kau lihat!"
Dengan tangan kirinya, Kwee Ceng mengusap-usap rambut yang bagus dari si nona, dengan tangan kanannya ia mengibas. Kontan tiga orang pengemis kena dibikin terlempar, habis mana menyusul empat pengemis lainnya, semuanya ialah yang merangsak rapat.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Pertempuran kacau itu menyebabkan terdengar
satu suara nyaring: "Saudara-saudara, lekas mundur!
Biarlah saudara dari generasi delapan yang melayani dua bangsat cilik ini!"
Suara itu ialah suaranya Kan Tiangloo. Suara itu ditaati, maka lekas juga semua pengemis itu
mengundurkan diri, hingga tinggal delapan pengemis, yang masing-masing punggungnya menggendol
delapan buah kantung goni. Karena ada dari generasi ke delapan, kedudukan mereka ini cuma ada di
sebawahan keempat tiangloo. Di antara mereka itu ada si kurus dan si gemuk yang menyambut Yo Kang.
Sebenarnya jumlah mereka semua sembilan orang akan tetapi dengan Lee Seng membunuh diri, mereka tinggal delapan.
Kwee Ceng tahu ia bakal melayani delapan musuh tangguh, sebenarnya ia hendak bangun berdiri tetapi Oey Yong berbisik kepadanya: "Kau duduk saja!
Layani mereka dengan sabar!"
Kwee Ceng suka menurut, akan tetapi ia segera berpikir: "Baiklah aku lantas merobohkan beberapa di antaranya supaya hati mereka kecil!" Maka sambil mata mengawasi delapan pengemis itu, tangannya memegang tambang yang dipakai mengikat si nona, Ia memperhatikan si gemuk dan si kurus itu, segera ia menyerang mereka dengan tambangnya itu. Ia
menggunakan satu jurus dari Kim Liong Pian-hoat, atau ilmu silat cambuk Naga Emas, pengajarannya Ma Ong Sin Han Po Kie. Tambang itu lemas tetapi di tangannya pemuda ini lantas menjadi kaku.
Melihat datangnya serangan, kedua pengemis itu berlompat untuk berkelit, setelah itu mereka maju merapatkan diri. Enam saudara mereka tapinya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
terpegat oleh ujung tambang, hingga mereka tak dapat lantas maju karena tertahan.
"Jangan menyerang!" Kan Tiangloo mencegah, tetapi sia-sia saja cegahannya ini, si kurus dan si gemuk yang penasaran, sudah maju terus. Mereka ingin sekali bisa merobohkan si bocah. Maka mereka disambut Kwee Ceng. Sia-sia mereka menangkis, pundak mereka kena dihajar bergantian. Saking kerasnya hajaran itu, tubuh mereka terpental mundur, hanya ada perbedaannya, ialah si gemuk terpendal lebih dekat, si kurus terlebih jauh. Bagusnya untuk mereka, tubuh mereka kena membentur orang-orangnya Khiu Cian Jin.
Mulanya ketua dari Tiat Ciang Pang tidak
memperdulikan orang terpental, hanya setelah terjadi benturan, baru ia kaget, lagi-lagi Kwee Ceng
menggunakan tipu silatnya "Kek san ta gu" itu. Ia kaget karena ia menginsyafi hebatnya hajaran semacam itu.
Untuk menolongi orangnya, Khiu Cian in lantas berlompat, tetapi ia terlambat, kedua pengemis itu sudah berlompat bangun tanpa mereka terluka. Adalah dua orang Tiat Ciang Pang, yang dibentur mereka yang menjadi korban, malah mereka ini pada putus ototnya dan patah tulangnya, hingga mereka mesti rebah terus di tanah. Ketika si ketua kaget, ia terkejut pula karena kupingnya mendengar angin menyambar.
Segera ia menoleh, maka segera ia melihat
terlemparnya tubuh dua pengemis lain! Itulah hebat!
Lagi-lagi orangnya yang bakal menjadi korban. Tidak ayal lagi, ia lompat maju. Pengemis yang satu ia sampok, membikin ia terlempar ke tempat kosong, dan pengemis yang kedua, ia hajar punggungnya. Syukur untuk pengemis yang kedua ini, tenaga Khiu Cian Jin berimbang sama tenaga Kwee Ceng, dai tidak terluka,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dia jatuh dengan perlahan, lantas ia lari pula ke arah si anak muda.
Empat tiangloo dan Oey Yong heran. Keempat
pengemis ini tidak mengerti kenapa bocah itu demikian lihay dapat bertahan terhadap ketua Tiat Ciang Pang yang sangat lihay itu. Oey Yong heran, ia berpikir:
"Penipu besar ini biasa saja kepandaiannya, mengapa ia dapat menandingi engko Ceng" Inilah aneh!"
Sampai di situ, Khiu Cian Jin mengipas tangannya, memberi tanda untuk orang-orangnya jangan
bergerak. Ia menginsyafinya, kekuatannya berimbang sama kekuatan si anak muda, jadi percuma orang-orangnya menerjang. Ia tahu mereka itu bergusar karena robohnya dua saudaranya. Ia berdiri diam saja menonton.
Empat pengemis generasi ke delapan itu heran
untuk ketangguhan si anak muda, tetapi mereka melawan terus. Mereka dibantu oleh saudaranya, yang tadi dihajar punggungnya oleh Khiun Cian Jin. Berlima mereka mengepung, tapi hasilnya tak ada. Coba Kwee Ceng tidak berlaku murah, siang-siang tentulah mereka sudah mendapat hajaran. Kemudian Kwee
Ceng merobohkan lagi dua orang lawan. Baru
sekarang tiga yang lainnya jeri dan mau mundur, tetapi mereka terlambat. Dengan menggunakan
tambangnya, Kwee Ceng menyambar dan melilit
kakinya dua pengemis, terus ia menariknya orang ke sisinya, terus ia meringkus mereka.
Oey Yong gembira sekali menyaksikan
kemenangan dari engko Cengnya itu. Ia lantas ingat kepada Pheng Tiangloo, si pengemis yang wajahnya berseri-seri, yang menangkap dia berdua dengan Kwee Ceng dengan caranya yang aneh itu. Ia
sekarang ingat akan halnya ayahnya pernah bicara
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tentang Liam-sim-hoat, semacam ilmu sihir dengan apa orang dapat dengan tiba-tiba dibikin tidur dan dipermainkan tanpa berdaya. Maka ia lantas tanya Kwee Ceng apa di dalam Kiu Im Cin-keng ada disebut tentang itu macam ilmu gaib. Ia percaya betul Pheng Tiangloo telah menggunakan ilmu itu.
"Tidak," Kwee Ceng menyahut.
Mendapat jawaban ini, si nona menyesal. Tapi
segera ia memberi peringatan: "Hati-hati dengan pengemis jahat yang gemar berseri-seri itu, jangan mengadu sinar mata dengannya!"
Kwee Ceng mengangguk. "Aku justru hendak memberi hajaran kepadanya," katanya perlahan.
Karena sekarang pertempuran sudah berhenti, ia memegang punggung si nona, untuk dikasih bangun, ia sendiri berbareng berbangkit. Lalu dengan
mengawasi Yo Kang, ia bertindak kepada si anak muda.
Yo Kang sendiri telah berdebaran hatinya semenjak tadi. Ia jeri untuk lihaynya si anak muda, maka ia mengharap-harapkan kemenangan pihaknya sendiri, ialah pihak pengemis. Maka kesudahannya itu
membuatnya takut, lebih-lebih ia melihat anak muda itu mendatangi ke arahnya dengan matanya tajam.
"Su-wie Tiangloo!" ia lantas berteriak. "Kita di sini ada mempunyai banyak orang gagah, apakah dapat bangsat kecil ini dibiarkan banyak bertingkah"!" Ia berteriak tetapi ia mundur ke belakangnya Kan Tiangloo.
"Tabahkan hati, Pangcu," kata Kan Tioangloo dengan perlahan. "Biarnya bangsat kecil itu gagah, dia tidak nanti sanggup melawan kita yang berjumlah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
besar. Mari kita lawan dia dengan bergantian!" Dan lantas dia berteriak: "Murid-murid kantong delapan aturlah Barisan Tembok!"
Titah itu ditaati, dengan lantas muncul seorang pengemis dengan kantung delapan. Majunya dia ini diturut oleh belasan pengemis lain, yang mengatur diri dengan rapi, ialah mereka yang bergandengan tangan, jumlah semua enam atau tujuhbelas orang. Mereka lantas maju untuk menerjang Kwee Ceng, majunya sambil berseru nyaring.
Oey Yong berseru heran, ia berkelit ke kiri, sedang Kwee Ceng ke kanan. Segera di arah kiri dan kanan itu, atau timur dan barat, muncul masing-masing satu barisan seperti yang pertama itu, yang menyerang dengan hebat.
Menampak cara penyerangan yang aneh dan
teratur itu, Kwee Ceng tidak berkelit lagi, ia mencoba mengajukan kedua tangannya, guna menahan
mereka. Segera ternyata, barisan itu berat sekali, mereka itu dapat ditolak mundur. Sebaliknya, selagi mereka ditolak, dua barisan yang lain lantas maju pula.
Karena terlambat sedikit, si anak muda kena dibikin terhuyung. Terpaksa ia berlompat tinggi, melewati kepala mereka itu. Baru ia menaruh kaki di tanah atau telah datang pula pasukan yang keempat. Lagi-lagi ia berlompat pergi. Lagi-lagi ia diserang barisan yang serupa. Maka, ke mana ia menyingkir, di sana ia dipegat dan diserbu apa yang dinamakan Barisan Tembok itu.
Juga Oey Yong mengalami serbuan yang serupa. Ia lebih gesit daripada Kwee Ceng tetapi ia kewalahan.
Akhirnya ia lompat kepada si anak muda, untuk mempersatukan diri. Karena ini, bersama-sama
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mereka kena didesak mundur. Mereka mundur terus hingga di pojok batu gunung.
"Engko Ceng, mundur ke jurang!" Oey Yong berkata.
Kwee Ceng belum bisa menerka maksud si nona
tetapi ia menurut, ia mundur ke arah jurang seperti si nona. Ketika mereka akan sampai di tepian, lagi lima atau enam kaki, mendadak pihak penyerang
menghentikan desakannya. Ia lantas berpaling ke belakang. Baru sekarang ia mengerti. Ia kata dalam hatinya: "Di sini ada jurang, kalau mereka mendesak tanpa sanggup mempertahankan kakinya, tentu
mereka bakal terjerunuk ke dalam jurang!"
Pemuda ini lantas memandang ke Oey Yong,
hendak ia memuji ke cerdikan orang, atau ia tak jadi memuji. Roma bergembira dari si nona lekas berubah menjadi guram. Ia menoleh lagi ke arah musuh.
Sekarang ia mendapatkan musuh maju dengan
perlahan-lahan, musuh itu berlapis-lapis. Inilah benar-benar berbahaya. Berdua mereka bisa dipaksa jatuh sendiri ke dalam jurang, sedang untuk berlompat di atasan kepala dari selapis dari seratus orang, itulah tak dapat.
Selama di gurun pasir, Kwee Ceng pernah
mengikuti Ma Giok berlari-lari di tepian jurang, maka itu, ia lantas memperhatikan jurang itu. Ia mendapat kenyataan keadaan jurang kalah daripada jurang di gurun pasir itu. Maka ia lantas mendapat pikiran.
"Yong-jie!" ia berkata. "Lekas kau naik ke punggungku. Mari kita pergi!"
"Tidak dapat!" kata si nona menghela napas.
"Mereka bisa menyerang kita dengan batu"!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kwee Ceng pikir itulah benar juga. Ia menjadi bingung. Tapi justru itu, ia ingat suatu bagian dari Kiu Im Cin-keng.
"Yong-jie," ia berkata. "Aku ingat di dalam Kiu Im Cin-keng, ada ilmu yang disebut Ilmu memindah Arwah, mungkin itu sama dengan ilmu Liam-sim-hoat yang kau tanyakan tadi. Baik, mari kita mencoba-coba"."
Tetapi si nona masih berduka.
"Mereka semua ada murid yang dicintai suhu, apa gunanya untuk membinasakan mereka apa pula di dalam jumlah yang banyak?"
Tetapi Kwee Ceng tidak memperdulikan lagi si
nona. Mendadak ia memeluk tubuh orang sambil ia berbisik: "Lekas lari!" Menyusul itu, ia mencium pipi si nona yang nempel sama hidungnya itu selagi ia berbisik, lalu dengan mengerahkan tenaganya, ia melemparkan nona itu ke atas panggung Hian Wan Tay!"
Oey Yong telah membikin tubuhnya enteng, maka tubuhnya itu melayang ke arah punggung. Ia mengerti maksudnya Kwee Ceng itu, yang mau melawan sendiri kepada semua lawannya, agar ia menyingkir terlebih dahulu. Ketika ia sampai di panggung, dengan enteng ia menaruh kakinya. Sesaat itu, ia menjadi tidak karuan rasanya. Tapi ia segera melihat Yo Kang di satu pojok panggung itu, dengan tangan memegang Lek-tiok-thung, orang she Yo itu lagi memegang pimpinan pada barisan pengemis itu. Ia lantas mendapat pikiran. Terus ia menjejak lantai, akan berlompat kepada anak muda itu, tangannya diulur untuk menyambar tongkat suci kaum Kay Pang itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Yo Kang terkejut melihat tahu-tahu si nona berada di atas panggung itu, ketika tubuh orang hampir sampai, ia hendak menghajarnya dengan tongkatnya, atau tangan kanan si nona, dengan dua jari terbuka, meluncur ke arah kedua matanya. Juga kaki kiri si nona dipakai menjejak tongkatnya itu.
Dalam kagetnya, saking takutnya, Yo Kang
melepaskan tongkatnya dan ia sendiri lompat turun dari panggung. Meski begitu, ia masih kalah sebat oleh si nona, matanya toh kebentur juga jari si nona itu, hingga ia merasakan sangat sakit, kedua matanya menjadi gelap.
Oey Yong telah mengeluarkan jurus "Dari mulut anjing galak merampas tongkat". Itulah salah satu jurus terlihai dari ilmu tongkat "Ta Kauw Pang-hoat"
Jangan kata baru orang dengan ilmu silat seperti Yo Kang itu, biar yang terlebih pandai, sukar untuk dia meloloskan diri.
Oey Yong segera mengangkat tinggi tongkat
sucinya itu, ia berseru:" Saudara-saudara Kay Pang, lekas kamu menghentikan pertempuran! Ketahuilah oleh kamu, Ang Pangcu masih belum meninggal dunia!
Semua-semua adalah bisanya ini manusia jahat!"
Suara itu terang terdengar, semua pengemis
menjadi heran. Dengan serempak, mereka
menghentikan aksi mereka. Semua orang lantas
mengawasi ke arah panggung, hati mereka ragu-ragu.
Benarkah kabar girang itu - artinya pangcu mereka yang she Ang itu belum menutup mata"
"Saudara-saudara, mari!" Oey Yong memanggil.
"Mari dengar aku bicara dari hal Ang Pangcu!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Yo Kang mendengar suara nona itu, tetapi ia tidak dapat membuka matanya. Maka dari bawah panggung, ia berteriak: "Akulah pangcu! Saudara-saudara dengar perintahku! Lebih dulu dorong itu bangsat laki-laki jatuh ke dalam jurang, baru bekuk ini bangsat perempuan yang ngaco-belo!"
Titahnya Yo Kang ini besar pengaruhnya. Walaupun di daam ragu-ragu, bangsa pengemis itu tetap taat kepada ketuanya. Maka itu mereka maju sambil
berseru-seru. "Saudara-saudara, dengarlah!" Oey Yong berteriak pula. "Tongkat Kay Pang ada di tanganku, akulah pangcu dari Kay Pang kamu!"
Semua pengemis itu melengak, tindakan kaki
mereka berhenti sendirinya. Memang belum pernah mereka mengalami peristiwa tongkat suci mereka kena dirampas orang.
Oey Yong berkata pula: "Kay Pang kita telah malang melintang di kolong langit ini tetapi hari ini kita telah diperhina, dibuat permainan oleh orang luar, bahkan dua saudara Lee Seng dan Ie Tiauw Hin
dipaksa membuang jiwanya dengan cuma-cuma! Dan Lou Tiangloo pun telah terluka parah! Kenapakah itu"
Apakah sebabnya itu?"
Kata-kata itu berpengaruh juga, maka ada separuh dari orang Kay Pang itu suka mengawasi si nona untuk mendengar pembicaraan terlebih jauh.
"Sebabnya ialah karena itu manusia licin she Yo telah bersekongkol sama pihak Tiat Ciang Pang!"
berkata pula Oey Yong nyaring. "Orang she Yo itu telah menyiarkan cerita burung bahwa Ang Apngcu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
telah meninggal dunia! Tahukah saudara-saudara siapakah orang she Yo ini?"
"Siapakah dia" Siapakah dia?" banyak suara bertanya. "Lekas bilang, lekas!"
Tapi ada juga yang berseru. "Jangan dengar ocehannya bangsat perempuan ini, dia lagi mengacau pikiran kita!"
Maka itu, suara mereka itu menjadi berisik.
Oey Yong tidak menghiraukannya. Ia berkata pula:
"Dia bukan orang she Yo, dia sebenarnya she Wanyen! Dialah putra dari Pangeran Chao Wang dari negara Kim! Dia tengah beraksi untuk merumpas Kerajaan Song kita!"
Kawanan pengemis itu melengak tetapi mereka
tidak berani lantas mempercayai.
Oey Yong berpikir cepat. Ia pun mengerti, sukar untuk lantas merebut kepercayaan orang banyak itu.
Maka ia membutuhkan bukti. Ia lantas merogoh ke dalam sakunya. Ia merasa syukur yang barang-barangnya tidak terampas semua. Di situ masih ada tangan besi yang Cu Cong curi dari tubuhnya Khiu Cian Jin. Dia lantas mengangkatnya tinggi-tinggi. Ia lantas berkata nyaring: "Lihatlah kamu, barang ini barang apa! Baru saja aku merampas ini dari
tangannya si orang she Yo itu! Lihatlah, semua saudara!"
Semua orang merangsak maju. Mereka terpisah
cukup jauh dari panggung. Mereka ingin melihat tegas, barang apa itu. Lantas juga di antaranya ada yang berseru, "Itulah tangan besi! Kenapa barang itu ada padanya?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Nah, inilah dianya!" berseru Oey Yong. "Dialah mata-mata dari Tiat Ciang Pang! Tentu saja dia membawa-bawa barang pertandaan dari partainya!"
Yo Kang kaget dan takut sekali. Segera ia
mengayunkan sebelah tangannya, maka dua biji
pusutnya menyambar ke arah si nona. Ia tidak bisa melihat tetapi ia bisa menduga orang berada di mana dengan mendengar suaranya saja. ia pun terpisah paling dekat dengan nona itu.
Oey Yong mendapat lihat menyambarnya senjata
rahasia, yang mengeluarkan sinar berkeredepan, ia membiarkan saja. Adalah diantara pengemis ada yang berteriak-teriak: "Senjata rahasia! Awas!" Ada pula yang menjerit: "Celaka!"
Dua batang senjata rahasia itu mengenai tubuh Oey Yong, terdengar suaranya yang nyaring, lekas
keduanya jatuh ke panggung, si nona tidak kurang suatu apa.
"Eh, orang she Yo!" Oey Yong menegur. "Jikalau kau bukannya orang jahat, kenapa kau membokong aku dengan senjata rahasiamu!"
Orang Kay Pang itu menjadi heran, mereka jadi sangat bersangsi. Rata-rata mereka bertanya, siapa nona itu, dan apa benar perkataannya. Ada juga yang menanya, apa pangcu mereka - Ang Pangcu - belum mati. Maka itu, banyak mata lantas ditujukan kepada keempat tiangloo mereka. Agaknya mereka ingin minta keempat tertua itu mengeluarkan pikirannya.
Karena kejadian ini, Barisan Tembok dari kaum Kay Pang itu pecah sendirinya, dengan begitu ketika Kwee
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ceng pergi ke pinggiran panggung, tidak ada orang yang mengambil peduli.
Ketika itu Lou Yoe Kiak sudah mendusin, maka
keempat tiangloo lantas berbicara.
"Sekarang ini belum bisa didapat kepastian,"
berkata Yoe Kiak. "Maka itu baiklah kedua pihak itu ditanya jelas-jelas. Yang paling penting ialah mencari tahu dulu benar atau tidak Ang Pangcu telah
meninggal dunia"."
"Tetapi kita sudah mengangkat pangcu baru, mana dapat kita mengubahnya dengan sembarangan?" kata Kan Tiangloo bertiga. "Aturan kita turun-temurun, titah pangcu tidak dapat dibantah!"
Maka itu, keempat tiangloo itu pun menjadi terpecah dua.
Kemudian ketiga tiangloo golongan Pakaian Bersih saling mengasih isyarat, terus mereka mendekati Yo Kang, terus Kan Tiangloo berseru: "Kami cuma mempercayai perkataannya Yo Pangcu! Entah
darimana datangnya ini dukun perempuan, dia
mengacau pikiran orang! Jangan dengarkan dia!
Saudara-saudara bekuk dia! Bawa dia turun untuk dihajar!"
Tapi Kwee Ceng di bawah panggung berseru
dengan bengis: "Siapa berani turun tangan"!"
Melihat orang bersikap garang, tidak ada pengemis yang berani naik ke panggung.
Sementara itu Khiu Cian Jin bersama orang-
orangnya semua berdiri diam di samping, jauh dari
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mereka itu. Ia senang menyaksikan peristiwa itu.
Bukankah orang seperti lagi saling membunuh"
Oey Yong berkata pula: "Sekarang ini Ang Pangcu masih hidup, ia berada dengan tidak kurang suatu apa di dalam istana di Lim-an! Pangcu kelewat gemar dahar barang santapan raja, ia tidak dapat membagi tempo untuk datang ke mari, maka itu ia mewakilkan aku. Kalau nanti Ang Pangcu sudah cukup dahar, ia pasti akan datang menemui saudara-saudara!"
Keempat tiangloo serta kedelapan pengemis
kantung delapan itu tahu kegemarannya pangcu
mereka akan bersantap, keterangannya Oey Yong ini dapat juga menarik kepercayaan mereka itu, maka pikiran mereka guncang pula.
Kembali Oey Yong berkata: "Orang she Yo ini sudah bersekongkol sama Tiat Ciang Pang, dia
sengaja hendak mencelakai aku. Dia telah mencuri tongkatnya Pangcu untuk mengakali orang. Kenapa kamu tidak dapat membedakan apa yang benar dan apa yang salah dan kamu main percaya saja"
Keempat tiangloo dari partai kita adalah orang-orang yang banyak penglihatannya dan luas
pengetahuannya, mengapa kamu tidak dapat melihat ini suatu akal yang kecil sekali?"
Mendengar itu, semua mata lantas diarahkan
kepada keempat tiangloo. Banyak mata yang bersinar ragu-ragu.
Yo Kang telah buntu jalan, dia norek.
"Kau bilang Ang Pangcu masih hidup, habis kenapa dia menugaskan kau menjadi pangcu?" ia menanya.
"Dia menghendaki kau menjadi pangcu, kau mempunyai bukti apa?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Oey Yong membalingkan tongkatnya.
"Inilah tongkat Tah-kauw-pang dari Pangcu!
Mustahilkah ini bukannya bukti?" berkata ia.
Yo Kang tertawa lebar. "Haha! Toh itu tongkat suciku, yang barusan kau merampasnya dari tanganku?" katanya. "Siapakah tidak menyaksikan itu barusan?"
"Jikalau Ang Pangcu menghendaki kau menjadi pangcu, mengapa dia tidak mengajari ilmu silat Tah Kauw Pang-hoat?" Oey Yong tanya. "Kalau benar dia mengajarinya, kenapa kau membiarkannya aku
merampasnya?" Mendengar orang menyebut ilmu silat Tah Kauw
Pang-hoat, yaitu ilmu silat tongkat peranti
mengemplang anjing. Yo Kang menyangka Oey Yong memandang hina tongkat itu, maka ia hendak
membalikinya. Ia berteriak: "Inilah tongkat suci dari Pangcu kami, kenapa kau menyebut-nyebut tongkat peranti mengemplang anjing" Ha, kau mengaco belo, ya! Sungguh berani kau menghinakan tongkat suci dari partai kami!"
Yo Kang bangga sekali. Ia menganggap dengan
begitu ia telah menghormati tongkatnya itu. Ia mau percaya, tentulah orang-orang Kay Pang senang dengannya. Ia sama sekali tidak menyangka, bahwa selama di sepanjang jalan, si pengemis gemuk dan kurus sebenarnya tidak berani menyebut Ta Kuaw Pang kepada tongkat suci itu, hingga dengan begitu, ia sendiri jadi tidak tahu nama tongkat itu. Mendengar perkataannya itu, semua pengemis saling mengawasi,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
wajah mereka muram, suatu tanda mereka tidak
senang hati. Yo Kang telah dapat melihat sikap orang itu, ia mengerti bahwa ia tentu telah omong kurang tepat, hanya ia tak tahu di mana letak kesalahannya. Tidak pernah ia menyangka, tongkat suci yang dipandang keramat Kay Pang itu, namanya sebenarnya ialah Tah Kauw Pang alias tongkat peranti pengemplang anjing!
Oey Yong tersenyum. "Ha, buat apa banyak-banyak omong tentang tongkat suci ini!" katanya. "Jikalau kau menghendakinya, kau ambillah!"
Dan ia mengulurkan tangannya, menyodorkan
tongkat itu.
Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Yo Kang menjadi girang sekali, meski begitu, ia tidak berani lantas naik ke panggung, ia jeri untuk Kwee Ceng.
"Pangcu, kita nanti menjagai kau," Pheng Tiangloo berbisik. "Lebih dulu ambillah tongkat itu, baru kita bicara pula."
Habis berkata begitu, tiangloo ini mendahului berlompat naik.
Melihat demikian, Yo Kang yang sekarang telah dapat melihat pula, turut naik dengan diiringi Kan Tiangloo dan Nio Tiangloo.
Yo Kang dengan bersangsi, dia curiga orang nanti menggunakan akal, ia tidak langsung menyambuti, lebih dulu ia bersiaga dengan tangan kiri, baru tangan kanannya diulur.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Oey Yong melepaskan cekalannya. Ia tertawa.
"Apakah kau telah memegangnya erat-erat?" ia menanya.
"Kenapa?" tanya Yo Kang gusar, sedang tangannya memegang keras tengah tongkat.
Oey Yong tidak menjawab, hanya dengan tangan
kirinya bergerak, kaki kanannya terbang, menyusul mana, tangan kanannya dilonjorkan, Dengan
gerakannya itu pas berbareng cepat, tongkat suci kembali pindah ke tangannya tanpa Yo Kang mampu berdaya untuk melindunginya.
Kedua tiangloo she Pheng dan Nio kaget bukan
main, mereka heran sekali. Cuma sekejap, tongkat telah berpindah tangan pula. Kan Tiangloo juga tidak kurang herannya. Bukankah mereka bertiga
melindungi pangcu mereka yang muda itu"
Yo Kang bersangsi. Kang Tiangloo menggeraki cambuknya sebat sekali, cuma sedetik, tongkat itu kena disambar, dililit dan ditarik, lalu dipegang tangannya. Menyaksikan itu, semua orang Kay Pang bersorak dengan pujian
mereka. Kemudian tongkat dapat diserahkan kepada Yo Kang.
"Ketika Ang Pangcu menyerahkan tongkat ini kepadamu, mustahil ia tidak mengajari kau untuk kau memegangnya dengan erat?" tanya Oey Yong tertawa pada si anak muda. "Bukankah ia telah mengajarinya supaya kamu dapat melindunginya hingga tidak
gampang-gampang kena orang rampas?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tepat selagi ia tertawa, kedua kaki si nona
menjejaki lantai, lalu tubuhnya melesat di antara Kan Tiangloo dan Nio Tiangloo, terus tiba di depannya Yo Kang. Kan Tiangloo menyambar dengan tangan
kirinya, guna menangkap si nona, tetapi tangkapannya gagal. Sebab nona itu tepat menggunakan jurus
"Burung waket terbang berpasangan" ajaran Ang Cit Kong, tubuhnya lincah dan licin. Bukan main heran dan kagetnya tiangloo itu, yang mengenal baik
kepandaiannya sendiri. Hatinya tercekat. Justru itu mereka mendengar sambaran angin, hingga terpaksa mereka itu melompat mudur.
"Ini jurus yang dinamakan Tongkat mengemplang anjing sepasang," berkata si nona, yang tubuhnya melesat sedang barusan, dengan gerakan tongkatnya, ia sengaja membikin kedua tiangloo itu membuka jalan untuknya. Maka ia telah sampai di pojok timur dari panggung itu, tongkat Tah-kauw-pang tercekal di tangannya, cahayanya menyorot hijau di antara sinar rembulan.
Demikian sebat si nona, tak ada orang yang melihat gerakannya itu.
Kwee Ceng lantas berseru: "Lihatlah! Kepada siapa Ang Pangcu telah menyerahkan tongkat Tah-kauw-pang" Apakah masih belum cukup terang?"
Orang-orang Kay Pang menjadi kagum, heran dan bercuriga. Mereka telah menyaksikan jelas bagaimana caranya si nona merampas pulang tongkat itu dari tangan Yo Kang, sedang anak muda mereka itu - si pangcu baru - pun pandai ilmu silat dan dia juga dilindungi ketiga tiangloo. Lantas mereka ramai membicarakan itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lou Yoe Kiak lantas berkata: "Saudara-saudara, apa yang diperlihatkan nona ini benar-benar ada ilmu silatnya Ang Pangcu!"
Kan Tiangloo saling mengawasi dengan Pheng
Tiangloo dan Nio Tiangloo, lalu ia berkata: "Dialah muridnya Ang Pangcu, sudah tentu dia mendapat warisan pelajaran ilmu silatnya! Apakah yang aneh!"
"Semenjak jaman dahulu, Tah Kauw Pang-hoat tidak diwariskan kecuali kepada orang yang menjadi pangcu," berkata Lou Yoe Kiak. "Mustahilkah Kan Tiangloo tidak ketahui aturan itu?"
Kan Tiangloo tertawa dingin.
"Nona ini mengerti beberapa jurus ilmu silat tangan kosong merampas senjata, belum tentu itulah Tah Kauw Pang-hoat!" ia berkata.
Yoe Kiak menjadi bersangsi, tetapi ia berkata kepada Oey Yong: "Nona, silahkan kau menjalankan ilmu silat Tah Kauw Pang-hoat. Kalau benar kau mewariskan ilmu silat itu, pasti pengemis di seluruh negeri bakal takluk kepadamu."
"Tetapi," berkata Kan Tiangloo yang licik, "Ilmu silat itu kita cuma baru mendengar namanya saja, belum pernah ada yang melihatnya, maka itu siapa berani memastikan itu tulen atau palsu?"
"Habis itu kau menghendaki apa?" Lou Tiangloo tanya.
Kan Tiangloo menepuk kedua tangannya satu
dengan lain, ia kata dengan nyaring: "Jikalau nona ini dengan ilmu silat tongkat itu dapat mengalahkan sepasang tanganku yang kosong ini, maka aku si
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
orang she Kan barulah takluk benar-benar dan akan menjunjungnya sebagai pangcu kita! Umpama kata aku mengandung dua hati, biarlah laksana panah menancap di tubuhku dan ribuan golok menghukum picis mayatku!"
"Hm!" Yoe Kiak berkata, "Berapa tinggikah usianya si nona ini" Meskipun dia pandai dengan ilmu silat tongkatnya, maka sanggup dia melayani kau yang sudah belajar silat beberapa puluh tahun lamanya?"
Selagi dua tiangloo ini berebut bicara, Nio Tiangloo si tabiat keras sudah habis sabarnya, dengan
mendadak dia berlompat kepada Oey Yong sambil membacok dengan goloknya. Sembari menyerang, dia kata: "Tulen atau tidaknya ilmu silat Tah Kauw Pang-hoat itu akan terbukti setelah diuji! Maka lihatlah golok!"
Penyerangan itu hebat. Itulah penyerangan berantai tiga kali, sedang dilakukannya dengan cara seperti membokong.
Oey Yong dapat melihat serangan itu, dengan cepat ia menyoren tongkat di pinggangnya, dengan sebat ia berkelit, dan ia berkelit terus tiga kali, hingga ia bebas dari serangannya. Ia pun berkelit tanpa memindahkan kaki, cuma main mengegos tubuh.
"Apakah untuk melayani kau tepat aku
menggunakan ilmu silat Tah Kauw Pang-hoat?" ia kata sambil tertawa. Kata-kata ini disusuli gerakan tangannya kiri dan kanan - tangan kiri menyerang, tangan kanan mencoba merampas golok!
Nio Tiangloo berkenamaan, ia menjadi gusar sekali, yang satu bocah cilik berani memandang dia sebelah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mata, maka itu habis menyingkirkan goloknya itu, ia lantas menyerang pula. Tentu sekali, ia berlaku bengis.
Sekarang Kan Tiangloo tidak lagi memandang
enteng kepada si nona itu, ia mau percaya, mengenai si nona, mesti ada apa-apa yang masih tersembunyi, dari itu, karena khawatir kawannya berlaku
semberono, ia meneriaki: "Nio Tiangloo, jangan kau berlaku telengas!"
Tapi Oey Yong sebaliknya memandang enteng,
"Jangan sungkan-sungkan!" katanya tertawa. Sembari berkata dan tertawa itu, ia melayani si tiangloo. Karena orang bersenjata golok dan menyerang bengis, ia melawan dengan lebih banyak berkelit, setiap ada ketikanya, ia membalas, meninju atau menendang, atau ia menyikut atau memengal. Dalam tempo yang pendek, ia mengasih lihat belasan macam jurus yang luar biada.
Semua pengemis menjadi seperti kabur matanya.
Mereka heran dan kagum, apapula delapan pengemis kantung delapan itu.
"Ah, itulah Lian Hoa Kun!" yang satu berseru.
"Eh, itu toh pukulan gembolan kuningan?" kata si gemuk, yang turut menjadi kagum. Hanya belum ia menutup rapat mulutnya, Oey Yong sudah menukar lagi ilmu silatnya, hingga seorang pengemis lain berseru: "Ah, itulah ilmu silat Kun-thiang-kang dari Ang Pangcu!"
Ang Cit Kong itu adalah seoarang yang wajar, ia tidak suka menerima murid, kalau ada anggota yang berjasa, ia cuma mengajari satu atau dua jurus sebagai persen. Lee Seng bukannya seorang lemah, ia cuma diajarkan satu jurus dari satu jurus dari Hang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Liong Sip-pat Ciang, ialah jurus "Naga sakti menggoyang ekor". Sudah begitu ada lagi satu tabiat aneh dari pangcu itu, ialah satu jurus yang diajarkan kepada satu orang, ia tidak suka mewariskan lagi kepada yang lain, maka juga, pelajaran yang didapat anggota-anggota Kay Pang, semua berlainan. Cuma Oey Yong yang menjadi murid yang istimewa, sebab ia pandai masak, dia dapat memincuk pangcu itu dengan pelbagai masakannya yang lezat, setiap kali ia masak, setiap kali ia memperoleh satu pelajaran. Maka juga selama di Kiang Bio-tin, dia memperoleh puluhan macam jurus. Sekarang, di depan Kay Pang, ia
sengaja pertontonkan ilmu silatnya itu, membikin orang kagum, heran dan tunduk. Maka setiap anggota Kay Pang, yang pernah memperoleh warisan dari Ang Cit Kong lantas memuji kalau ia melihat si nona
menjalankan jurusnya itu. Maka itu, ramailah suara pujian, yang keluar saling susul.
Nio Tiangloo melihat itu semua, ia juga menjadi heran dan kagum, matanya pun seperti kabur, oleh karena itu, ia tidak mau berlaku sembrono lagi, tidak mau ia menyerang, ia selalu membela diri dengan menutup dirinya rapat-rapat.
Lagi beberapa jurus telah dilewatkan atau
mendadak si nona berhenti bersilat, dengan
menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya, ia tertawa menanya: "Apa kau suka menyerah kalah?"
Nio Tiangloo belum mengeluarkan seantero
kepandaiannya, mana sudi ia menyerah kalah, bahkan kerena panas hatinya, ia lantas menyerang.
Bacokannya ini hebat sekali.
Kan Tiangloo dan Lou Yoe Kiak kaget. "Tahan!"
mereka berseru. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Pula banyak pengemis lainnya yang berteriak
saking kagetnya. Selagi orang kaget dan berkhawatir itu, Oey Yong sendiri tidak menghiraukan datangnya bacokan yang diarahkan ke pundaknya yang kiri.
Nio Tiangloo sendiri pun menyesal, tetapi ia tidak dapat menarik pulang bacokannya itu, maka tepat sekarang si nona kena dibacok, sebab ia nampak tidak berkelit atau menangkis.
Baru Nio Tiangloo menyesal atau mendadak
tangannya dirasai lenyap tenaganya, goloknya itu terlepas dari cekalan, jatuh dengan mengasih dengar suara nyaring di lantai panggung. Ia tentu tidak tahu yang nona lawannya itu mengenakan pakaian dalam joan-wie-kah, jangan kata golok biasa, golonk mustika pun tak nanti memakan. Berbareng dengan
menyesalnya itu, sikutnya telah ditotok si nona menggunakai ilmu totok warisan ayahnya ialah "Lan-hoa-hoet-hiat-ciu", ilmu menotok jalan darah Bungan Anggrek.
Dengan lantas Oey Yong mengulurkan kakinya,
untuk menginjak goloknya si pengemis tertua itu, kepalanya dimiringkan, sembari tertawa, ia menanya,
"Bagaimana?" Nio Tiangloo tercengang, lalu tanpa membilang apa-apa, ia lompat mundur.
Adalah itu waktu Khiu Cian Jin dari tempatnya menonton mengasih dengar suaranya yang nyata
sekali: "Orang memakai mustika dari Tho Hoa To, atau tidak membacok kepalanya, mana bisa kau melukai dia?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kan Tiangloo tunduk, ia berpikir.
"Bagaimana, kau percaya aku tidak?" tanya Oey Yong tertawa.
Lou Yoe Kiak mengedipi mata kepada si nona,
untuk dia menyudahi saja. Ia tahu, dalam ilmu silat, nona ini kalah jauh dari Nio Tiangloo, maka
kemenangannya itu mesti karena suatu tipu daya. Atau sedikitnya, akan sama tangguhnya. Dilain pihak, Kan Tiangloo jauh lebih lihay daripada Nio Tiangloo itu.
Maka ia bergelisah melihat si nona tidak menggubris isyaratnya itu. Hanya celaka untuknya, untuk turun tangan, ia tidak sanggup, tangannya, yang diremas Kiu Cian Jin, masih terasa sakit sekali, bahkan semakin sakit, hingga ia mengeluarkan keringat dingin di sekujur badannya, hingga tak bisa ia membuka
mulutnya. Akhir-akhirnya Kan Tiangloo mengangkat
kepalanya. "Nona marilah aku belajar kenal denganmu!" ia berkata.
Kwee Ceng melihat tegas tiangloo itu, ia percaya Oey Yong tak sanggup melawannya, maka itu, ia hendak menggantikan nona itu. Maka ia lantas
menjumput tambang kulit yang dipakai meringkus dirinya, dengan satu gerakan tangan, ia membikin ujung tambang menyambar tongkatnya Kan Tiangloo yang tadi oleh Kiu Cian Jin dibikin nancap di batu gunung, sambil membentak, ia menarik dengan kaget.
Maka tongkat itu tercabut, terlempar ke arah si tiangloo. Disaat itu ia berlompat ke depan Kan Tiangloo, ia menyambar dengan sambarannya
"Menunggang enam naga", suatu jurus dari Hang Liong Sip-pat Ciang, setelah itu, dengan tangan kiri
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
memegang kepala tongkat dan tangan kanan
mencekal bututnya, yaitu ujungnya, ia membikin gerakan memutar. Maka itu dilain saat, tongkat yang telah melilit melengkung ia lantas menjadi pulih keadaannya, lempang seperti biasa. Segera setelah itu, ia menyerukan, "Sambutlah!" dan tongkat itu ia lemparkan kepada pemiliknya.
Kan Tiangloo terkejut. Ia tahu, kalau ia menyambut, tangannya bisa terluka. Maka dengan lantas ia berkelit, sambil berbuat begitu, ia berseru kepada orang-orangnya dibawah panggung, menitahkan mereka itu lekas menyingkir. Kalau tidak, mereka atau beberapa di antaranya bisa terhajar tongkat itu.
Akan tetapi tongkat itu tidak sampai mendatangkan bencana. Oey Yong dengan sebat sekali, dengan cara pandai, telah mengulurkan Lek-tiok-thung di tangannya itu, menyambar bagian tengah dari tongkatnya Kan Tiangloo, lalu dengan gerakan menarik sambil
memutar, ia membuatnya tongkat tertahan dan kena tertekan hingga turun di lantai.
Gerakannya nona Oey ini adalah jurus "Menindih punggung anjing", dari ilmu silat Tah Kauw Pang-hoat, tepat bekerjanya, setelah mana si nona sambil tertawa berkata kepada tiangloo itu yang barusan menantang padanya: "Silahkan kau menggunakan tongkat baja, aku hendak menggunakan tongkat bambu ini! Marilah berdua kita main-main beberapa jurus"."
Kan Tiangloo sangat bersangsi. Sekarang ia
mengambil sikap, kalau kalah, baiklah ia menyerah. Ia lantas membungkuk, untuk memungut tongkat bajanya itu - kepala tongkat diturunkan ke bawah, buntut tongkat naik ke atas, lalu sambil memberi hormat dengan membungkuk, ia berkata: "Aku mohon belas kasihan nona."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dengan cara menghormatnya itu, ialah kepala
tongkat diturunkan, tiangloo ini mengambil sikap menurut aturan Kaum Rimba Persilatan, kehormatan di antara yang muda dengan yang tua, tanda dari tidak berani menganggap diri seimbang derajat. Itulah untuk mohon petunjuk.
Oey Yong meluncurkan tongkatnya, dengan
gerakan "Anjing dongak ke langit", ia menyontek ujung tongkat ujung tongkat si pengemis tertua, hingga tongkat itu naik ke atas, sambil berbuat begitu, ia mengatakan sambil tertawa: "Tak usah memakai banyak adat peradatan! Aku khawatir yang
kepandaianku tidak dapat melawan kepandai kau.."
Tongkat baja dari Kan Tiangloo adalah tongkatnya yang berat yang ia telah pakai untuk beberapa puluh tahun lamanya, sekarang tongkat itu, dengan satu sontekan perlahan, kena dibikin terangkat naik oleh si nona, bahkan ujungnya terangkat sampai hampir mengenakan jidatnya, ia menjadi terkejut. Syukur ia lekas menggunakan tenaganya, untuk menahan, ia kembali membawa sikapnya si muda terhadap
seatasannya. Ia menyerang dengan jurus "Raja Cin menghajar batu", suatu jurus dari Hong Mo Thung-hoat, ilmu silat Hantu Edan dari Lou Tie Cim, salah seorang anggota gagah dari pahlawan-pahlawan Liang San.
Menampak gerakan si tiangloo, Oey Yong tidak
berani berlaku alpa. Ia tahu, meskipun memakai baju lapis, serangan tongkat itu bisa melukai ia di dalam tubuh. Maka dengan lincah ia berkelit. Ia bukannya mundur, hanya berkelit sambil merangsak. Ia terus menggunakan jurus-jurus dari Tah Kauw Pang-hoat.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Demikian keduanya bertempur. Beratnya tongkat baja tigapuluh kati lebih tetapi menghadapi tongkat bambu yang enteng itu, tongkat itu tidak dapat berbuat banyak.
Mulanya Kan Tiangloo masih mengandung rasa
khawatir nanti kena merusak tongkat suci itu, serangannya hebat tetapi diperbataskan, ialah kalau rasanya ia bakal menghajar Lek-tiok-thung, segera ia membatalkannya, ia selalu mencegah bentrokan, akan tetapi sesudah beberapa jurus itu, ia mengubah caranya berkelahi, ia bahkan jadi bersungguh-sungguh. Ia mendapat kenyataan, tongkat si nona lihay sekali, tikamannya juga dapat merupakan totokan kepada jalan darah. Dengan lantas untuk membela diri, ia menjadi repot.
Kwee Ceng menjadi sangat kagum. "Benar lihay ilmu silatnya suhu," ia berkata di dalam hatinya, memuji Ang Cit Kong.
Tengah bertempur itu, mendadak Oey Yong
membuat satu perubahan. Ialah tongkatnya bukan ia cekal gagangnya, hanya bagian tengahnya, dan
bukannya ia menyerang, ia terus putar itu dengan asyik, hingga tongkatnya nampaknya bulat. Tentu sekali itulah bukan cara bertarung, itulah bagaikan orang tengah main-main.
Mulanya Kan Tiangloo heran hingga ia tercengang, habis itu ia menyerang si nona, untuk mencegah kurungan. Ia mengarah pundaknya si nona.
Oey Yong melihat datangnya serangan, ia
bukannya menangkis, ia hanya menjaga. Tapi ia tidak membuat kedua tongkat bentrok, ia cuma
mendekatkan, lalu bagaikan memancing, ia menarik.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kan Tiangloo terkejut. Ia menyerang tetapi ia merasa tongkatnya seperti tertarik dengan keras. Jadi terang si nona telah meminjam tenaga lawan. Dalam kagetnya, ia lantas menarik. Kembali ia terkejut.
Tongkatnya itu seperti nempel sama tongkat lawan, tertarik atau menarik. Ia kaget sebab ia tahu, di dalam halnya tenaga dalam, ia mesti menang daripada si nona, tetapi sekarang ialah yang kena dipengaruhkan.
Tujuh atau delapan kali sudah ia menarik, sia-sia belaka, tongkatnya itu tidak bisa dia
membebaskannya. Tah Kauw pang-hoat ada delapan pokoknya, dan
sekarang Oey Yong lagi menggunakan pokok "melibat"
maka juga tongkatnya itu seperti ada talinya yang mengikat tongkatnya si tiangloo.
Kan Tiangloo penasaran, ia mengerahkan
tenaganya dan memainkan Tay-lek Kim-kong Thung-hoat, yaitu ilmu tongkat Arhat Tangguh, dengan begitu hebat ia membuatnya ujung tongkatnya bergerak keempat penjuru. Tetapi aneh tongkat si nona, kemana ujung tongkat baja menuju, ke sana tongkat bambu mengikuti. Nampaknya seperti si tiangloo yang berkuasa, sebenarnya dia seperti lagi dikendalikan.
Panji Sakti 6 Jala Pedang Jaring Sutra Seri Thiansan Kiam Bong Cian Sie Karya Liang Ie Shen Naga Dari Selatan 7
mempunyai empat tiangloo."
"Ya, tentang itu pernah aku mendengarnya. Suhu pernah bercerita."
Meski masih muda, karena Ang Cit Kong masih hidup, Oey Yong tidak segera menjelaskan bahwa ia telah ditugaskan Pak Kay untuk menjadi pangcu.
Lou Yoe Kiak mengangguk perlahan.
"Akulah tiangloo yang kedua," dia berkata. "Tiga orang tadi juga berkedudukan sebagai tiangloo."
"Aku mengerti," kata Oey Yong lekas, "Kau dari cabang Pakaian Dekil, mereka dari Pakaian Bersih."
"Eh, mengapa kau ketahui itu?"
"Lihat saja pakaianmu, Lou Toako! Pakaianmu kotor
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tetapi pakaian mereka bersih sekali. Lou Toako, hendak aku omong terus terang, bajunya cabang Pakaian Dekil itu hitam dan bau, pasti tidak
menyenangkan, maka kalau kau mencuci bersih
pakaianmu, bukankah kedua cabang lantas menjadi satu?"
"Kaulah anaknya orang hartawan, pasti kau jemu terhadap pengemis," kata Yoe Kiak sambil ia berjingkrak bangun berdiri.
Kwee Ceng hendak menghanturkan maaf tetapi orang lantas ngeloyor pergi, kelihatannya ia mendongkol sekali.
Oey Yong mengulur lidahnya.
"Engko Ceng, jangan kau menegur aku," katanya.
Kwee Ceng tertawa. "Sebenarnya aku berkhawatir," kata Oey Yong.
"Kenapa?" pemuda itu tanya.
"Aku berkhawatir Lou Yoe Kiak nanti mendupak padamu."
"Tidak karu-karuan dia mendupak aku, kenapa?"
Si nona memainkan mulutnya, ia tertawa, ia tidak menjawab.
Kwee Ceng menjadi berpikir. Ia benar tidak mengerti.
Oey Yong menghela napas. "Ah, engko tolol," katanya. "Kenapa kau tidak hendak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
memikirkan namanya itu?"
Sekarang Kwee Ceng sadar.
"Bagus ya!" katanya. "Dengan memutar kau memaki aku bagaikan anjing!" Ia lantas berbangkit, tangannya diulur, untuk mengitik, atas mana, Oey Yong tertawa dan berkelit.
Tengah muda-mudi ini bergurau, di tangga lauwteng terdengar pula suara tindakan kaki. Segera terlihat munculnya ketiga tiangloo yang tadi pergi mengikuti Yo Kang. Mereka menghampirkan untuk terus memberi hormat. Tiangloo yang ditengah, yang mukanya putih dan tubuhnya gemuk, yang kumisnya gompiok, sudah lantas tertawa sebelum ia berbicara. Coba ia tidak berpakaian banyak tambalannya, tentulah orang menyangka dia itu seorang hartawan. Dengan manis ia berkata: "Jiewi, si pengemis tua she Lou tadi telah dengan diam-diam menurunkan tangan jahat. Kami tidak senang melihat kelakuannya itu maka datang untuk memberikan pertolongan kami."
Kwee Ceng dan Oey Yong terkejut.
"Bagaimana itu?" mereka tanya.
"Bukankah dia tidak sudi dahar bersama jiewi tadi?"
"Ya! Apakah dia telah meracuni kami?"
Pengemis itu menghela napas.
"Inilah gara-garanya partai kami lagi malang," ia berkata, romannya berduka. "Di luar keinginan kami, di antara kami boleh ada banyak orang buruk semacam dia. Dia itu lihay, asal tangannya menyentil, racun yang disimpan di kuku tangannya bisa tanpa diketahui lagi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
masuk nyampur ke dalam barang makanan atau arak.
Jiewi telah terkena racun itu dan hebat, tidak lewat sampai setengah jam, maka jiewi sukar ditolongi lagi?"."
Oey Yong terkejut tetapi ia bersangsi. "Kami tidak bermusuh dengannya, kenapa dia boleh menurunkan tangan jahat?" tanyannya.
"Jiewi telah keracunan berbahaya sekali, baik jiewi lekas makan obat ini, baru jiewi bisa dapat ditolong!"
kata si pengemis tanpa menyahuti dulu pertanyaan orang. Ia lantas mengeluarkan satu bungkusan obat bubuk warna kuning, obat itu ia masuki ke dalam dua cangkir arak, "Lekas minum, jiewi!" katanya pula.
Oey Yong melihat tadi Yo Kang, ia curiga, maka itu, mana mau ia minum arak itu. Maka ia berkata: "Tadi tuan Yo itu kenal kami, tolong samwie ajak dia datang menemui kami."
"Memang jiewi harus bertemu dengannya," berkata si pengemis. "Tetapi racun jahanam itu berbahaya sekali, baik jiewi minum dulu obat ini. Kalau ayal-ayalan, nanti susah buat diobatinya."
"Samwie baik sekali, terima kasih," berkata Oey Yong.
"Nah, marilah duduk untuk kita minum bersama!
Sebenarnya kami kagum sekali kepada Kay Pang
sebab kami ingat tahun dulu itu pangcu dari genarai yang kesebelas, di Pak Kouw San dia seorang diri telah melayani banyak lawan yang gagah dengan sepasang tongkatnya, dengan sepasang tangannya, dia telah membinasakan lima jago dari Lok-yang!
Sungguh gagah!" Tiga pengemis itu nampak heran sebab mendadak mendengar orang bicara perihal partainya, maka
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mereka lantas saling melirik. Heran mereka, kenapa nona begini muda ketahui peristiwa dulu hari itu.
"Ang Pangcu itu lihay sekali ilmu silatnya yang bernama Hang Liong Sip-pat Ciang," berkata pula Oey Yong. "Kepandaiannya itu tak ada bandingannya di kolong langit ini, maka entahlah samwie telah dapat memperlajari beberapa jurus dari ilmu silat itu?"
Mendengar ini, tiga pengemis itu lantas menduga tentulah orang curiga dan tak sudi minum arak campur obat itu. Maka yang beroman mirip hartawan itu berkata sambil tertawa: "Kalau nona bercuriga, tentu sekali kami tidak berani memaksa, tetapi marilah nona melihat suatu bukti nanti nona percaya. Sekarang jiewi lihat dimataku ada apa yang luar biasa?"
Kwee Ceng dan Oey Yong mengawasi, mereka
mendapatkan mata orang bercahaya tajam sekali. Oey Yong melihat tidak ada apa-apa yang aneh, maka ia memikirnya itulah tak lebih tak kurang sepasang mata babi?""
Tetapi si pengemis itu sudah berkata pula: "Jiewi awasi mataku, jangan sekali jiewi memecah perhatianmu.
Lihatlah, sekarang jiewi mulai merasa kulit matamu berat dan kepala pusing, seluruh tubuh jiewi tidak ada tenaganya. Nah, itulah alamat terkena racun. Lekas jiewi menutup mata dan tidur!"
Kata-kata itu menarik dan berpengaruh. Kwee Ceng dan Oey Yong benar-benar lantas merasa matanya ingin dirapatkan dan lesu, benar-benar seluruh tenaganya habis.
"Tempat ini menghadap telaga besar," berkata pula si pengemis. "Hawanya pun adem sekali, maka itu jiewi silahkan kamu berangin dan tidur di sini! Tidur,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tiudrlah!" Makin lama kata-kata itu terdengar makin perlahan, kata-kata itu sangat manis dan menarik hati, maka tanpa merasa sepasang muda-mudi itu menguap, lalu tidur pulas dengan mendekam di meja. Beberapa lama sang tempo telah lewat, inilah mereka tak tahu, hanya mereka merasa ada hawa sejuk yang menyampok
muka mereka, samar-samar pun kuping mereka
mendengar suara gelombang. Mereka lantas
membuka mata mereka. Maka tampaklah di antara mega munculnya sang rembulan, yang baru mulai naik di gunung timur. Mereka terkejut. Tadi toh mereka tengah bersantap dan minum arak di Gak Yang Lauw, kenapa sekarang sudah malam" Mereka mau
berbangkit, atau mereka merasakan kaki dan tangan mereka telah diringkus. Mereka mau berseru, ataupun mereka merasakan mulut mereka telah disumpal biji bebuahan, hingga mereka merasakan mulut mereka sakit.
Sebagai seorang cerdik Oey Yong lantas mengerti bahwa ia telah kena dipermainkan di pengemis gemuk itu, hanya ia belum bisa menerka, orang menggunai ilmu apa membuat dia dan Kwee Ceng menjadi
mengantuk dan lemas dan akhirnya tidur lupa daratan.
Ia mengerti, maka ia tidak mau banyak berpikir. Ia segera melihat ke sekitarnya. Ia nampak Kwee Ceng di sisinya, kelihatannya kawan itu lagi mau meronta, maka hatinya lega sebagian.
Kwee Ceng pun mendusin karena ia merasakan
sampokan hawa dingin. Ia kaget untuk belungguan yang kuat sekali, hingga ia tidak mampu berontak untuk memutuskannya. Kiranya itulah tambang yang dipakai mengikatnya ialah tali kulit kerbau campur kawat. Ketika ia hendak mencoba buat berontak lagi, tiba-tiba ia merasa dingin di pipinya, dua kali pipinya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
disampok pedang. Ketika ia mengawasi, ia dapatkan empat pengemis muda menjagai dia dengan senjata di tangan.
Oey Yong lantas berpikir terus. Satu hal yang membuatnya kaget. Ia mendapat kenyataan mereka berada di atas sebuah puncak, di sekitarnya telaga dengan airnya yang jernih. Di antara sinar rembulan, ai sekarang melihat tegas ke sekitarnya itu. Ia menjadi heran sekali kenapa ia tidak merasa orang telah mengangkutnya ke atas puncak itu, ialah puncak dari gunung Kun San di tengah telaga Tong Teng itu.
Di depan ia terlihat sebuah panggung tinggi belasan tombak. Di sekitarnya itu duduk beberapa ratus pengemis. Semua duduk dengan diam. Itulah
sebabnya kepana mereka mulanya tak nampak, tak ketahuan. Segera setelah ia ingat, hatinya girang.
Pikirnya: "Benarlah! Hari ini Cit gwee Capgouw, hari Rapat Besar Kaum Kay Pang! Biarlah aku bersabar, sebentar aku memperdengarkan titah suhu, mustahil mereka tidak akan menaati"."
Lewat sekian lama, segala apa masih diam saja. Nona ini mulai habis sabarnya. Karena tak dapat bergerak, ia merasakan kaki tangannya baal. Sang waktu pun berjalan terus. Kemudian sinar rembulan menjojoh pinggiran panggung di mana ada tiga huruf besar:
"Hian Wan Tay", artinya panggung "Kaisar Hian Wan".
Maka ingatlah Oey Yong akan cerita dongeng, katanya dulu hari Oey Tee, ialah Kaisar Hian Wan itu, telah membuat perapian kaki tiga di sini, setelah perapian itu rampung, dia menunggang naga naik ke langit. Jadi inilah panggung yang berhikayat itu.
Lagi sekian lama, di waktu sinar rembulan telah memenuhi seluruh panggung, maka terdengarlah
suara yang tiga-tiga kali, suara itu sebentar cepat dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sebentar perlahan, sebentar tinggi, sebentar rendah, ada iramanya. Kemudian ternyata semua pengemis memegang tongkat kecil, dengan itu mereka mengetuk batu hingga berlagu.
Oey Yong menghitung, setelah terdengar sampai delapanpuluh satu kali, suara itu berhenti serentak.
Lalu kelihatan berbangkitnya empat pengemis yang usianya tinggi, ialah keempat tiangloo, Lou Yoe Kiak serta tiga tiangloo lainnya yang Oey Yong
mengenalinya dengan baik. Mereka itu berdiri di empat penjuru panggung. Semua pengemis pada berbangkit, dengan membawa tongkat ke depan dadanya, mereka memberi hormat sambil menjura.
Si tiangloo putih dan terokmok setelah menanti semua pengemis berduduk pula, lantas berkata dengan nyaring: "Saudara-saudara, Thian telah melimpahkan bahaya untuk Kay Pang kita, ialah Ang Pangcu kami telah berpulang ke langit di Lim-an!"
Mendengar warta itu, semua pengemis berdiam, hanya seorang yang kemudian berteriak keras, terus ia roboh ke tanah, setelah mana semua pengemis pada
menumbuki dadanya, semua menangis sedih, ada
yang menggerung-gerung, ada yang mambanting-
banting kaki. Tangisan mereka itu berkumandang jauh.
Kwee Ceng kaget sekali. "Aku tidak dapat mencari suhu, kiranya ia telah menutup mata?" pikirnya. Ia pun menangis, hanya tidak dapat bersuara sebab mulutnya tersumbat.
Oey Yong bercuriga. Ia pikir: "Kami tidak dapat mencari suhu, musathil mereka bisa! Mungkin
kawanan manusia jahat ini lagi mengelabui orang banyak?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tengah orang sangat bersedih itu, Lou Yoe Kiak bertanya: "Pheng Tiangloo, ketika Pangcu berpulang ke dunia baka, adakah tiangloo melihatnya sendiri?"
Si tiangloo putih dan gemuk itu menyahuti: "Lou Tiangloo, jikalau Pangcu masih hidup, siapa yang berani makan nyali macam tutul dan hati harimau untuk menjumpai padanya" Orang yang melihat
sendiri Pangcu meninggal dunia berada di sini. Yo Siangkong, silahkan kau memberi keterangan kepada orang banyak!"
Seorang lantas muncul di antara orang banyak. Dialah Yo Kang. Dengan memegang tongkat bambu, ia naik ke panggung. Semua pengemis berdiam, untuk
memasang kuping. Yo Kang berbatuk satu kali, baru ia mulai bicara. Ia kata: "Kejadian ialah baru satu bulan yang lalu.
Kejadiannya di kota Lim-an. pangcu telah berkelahi dan orang kesalahan memukul ia hingga ia mati."
Mendengar itu, suara orang banyak menjadi riuh.
"Siapakah musuh itu"!" tanya mereka. Nyata mereka murka. "Lekas bilang, lekas! Pangcu demikian lihay, mungkinkah dia jatuh" Pastilah Pangcu telah dikepung ramai-ramai maka ia roboh!"
Kwee Ceng mendongkol mendengar keterangan Yo
Kang itu. "Pada satu bulan yang lalu, suhu ada bersama aku! Ha, kiranya dia lagi main lagi!"
Yo Kang mengangkat kedua tangannya, ia menunggu sampai suara orang reda, baru ia berkata pula: "Orang yang mencelakai hingga Pangcu mati ialah Tong Shia Oey Yok Su, pemilik dari Pulau Tho Hoa To, bersama tujuh imam bangsat dari Coan Cin Pay!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Oey Yok Su sudah lama tidak meninggalkan pulaunya, antara kaum pengemis ini, dalam sepuluh, sembilan tidak ada yang mengenal dia, hanya Coan Cin Cit Cu sangat kesohor maka mereka mengenalnya. Mereka mau percaya ketua mereka kalah karena dikeroyok, maka itu mereka mencaci dan mengutuk, ada yang mau lantas pergi untuk menuntut balas. Tentu sekali mereka tidak tahu bahwa mereka lagi dipermainkan Yo Kang, yang mau mengadu mereka dengan Tong Shia dan Coan Cin Cit Cu. Tentang Kanlamg Liok Koay, ia tidak takut. Yo Kang bertindak begini karena Ang Cit Kong terluka parah hajaran Kuntauw Kodok dari Auwyang Hong sedang Kwee Ceng, ia menyangka
telah mati tertikam olehnya di dalam istana, siapa tahu kemarin ia menemui Kwee Ceng dan Oey Yong di Gak Yang Lauw, karena itu sudah kepalang, ia minta Pheng Tiangloo membekuk kedua orang itu dengan tipu, dengan liap-sim-hoat, yang mirip dengan ilmu sihir. Ia mengharap Tong Shia, Coan Cin Kauw dan Kay Pang nanti ludas bersama kerana bentroknya mereka bertiga?".
Bab 57. Tiat Ciang Sin-kang Kiu Cian Jin
Selagi suara orang berisik itu maka bangkitlah salah satu dari tiga tiangloo itu, ialah Kan Tiangloo.
"Saudara-saudara, mari dengar perkataanku!" ia kata.
Ia telah putih kumis dan alisnya, tubuhnya tegar, di dalam partainya dia disegani. Maka semua orang lantas berdiam.
"Sekarang ini kita lagi menghadapi dua urusan sangat penting," ia berkata. "Kesatu untuk menuruti pesan Pangcu, yaitu untuk memilih pangcu generasi kesembilanbelas. Kedua guna berdaya mencari balas untuk pangcu kita itu."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Benar!" menyahut semua pengemis.
"Tapi kita mesti bersembahyang dulu untuk pangcu," berkata Lou Yoe Kiak. Ia menjumput lumpur, yang ia lalu bikin menjadi patung, mirip dengan patung Ang Cit Kong, ia meletaki itu di atas panggung, terus ia mendekam di tanah dan menangis sedih. Semua
pengemis turut menangis pula.
Oey Yong sendiri berpikir: "Hm, kamu gila! Suhu toh baik-baik saja, dia tidak mati, kenapa kamu tangisi"
Kamu gila sudah mengikat aku dan engko Ceng,
sampai kita tidak bisa bicara! Inilah kamu yang cari penyakit sendiri, sia-sia belaka kamu bersedih".."
Setelah orang menangis sekian lama, Kan Tiangloo menepuk tangannya tiga kali. Lantas semua orang berhenti menangis. Tiangloo ini berkata: "Kita sekarang berapat di sini, kita sebenarnya harus mengangkat pangcu baru menurut petunjuk Ang
Pangcu, karena Ang Pangcu telah menutup nmata, kita harus menuruti pesannya saja, dan kalau
pesannya tak ada, kita harus menaati pemilihan oleh keempat tiangloo. Inilah aturan kita turun-temurun.
Benar begitu, saudara-saudara?"
Semua pengemis menyahuti membenarkan.
Kang Tiangloo lantas berkata pula: "Yo Siangkong, silahkan kau menyampaikan pesan dari Ang Pangcu itu!"
Dalam Kay Pang, pengangkatan pangcu baru
adalah urusan paling besar dan penting. Pada itu tergantung makmur dan runtuhnya partai. Maka
pangcu adalah yang memegang peranan paling
penting. Pernah terjadi pangcu mereka yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ketujuhbelas, yaitu Cian Pangcu, meski dia gagah, dia lemah, pimpinannya tidak tepat, maka terjadilah bentrokan di antara kedua golongan Pakaian Bersih dan Pakaian Dekil hingga partai menjadi lemah. Ang Pangcu kemudian menguasai keadaan, dia melarang bentrokan. Dengan begitu, Kay Pang maju pula. Maka itu sekarang, selagi menaruh perhatian besar, orang berdiam menanti perkembangan.
Yo Kang memegang Lek-tiok-thung dengan kedua
tangannya, ia angkat itu tinggi di atasan kepalanya, lalu ia berkata: "Ang Pangcu kena dikeroyok oleh orang jahat, dia mendapat luka parah hingga jiwanya terancam bahaya. Kebetulan itu waktu aku yang rendah lewat di tempat kejadian, cepat-cepat aku menyembunyikan dia di rumahku, setelah dapat
menipu musuh-musuh itu pergi, aku lantas
mengundang tabib. Sayang, karena parahnya luka, pangcu tidak dapat ditolongi lagi?"."
Mendengar itu, terdengar banyak keluhan.
Yo Kang berhenti sebentar, baru ia melanjuti:
"Ketika Ang Pangcu hendak menghembuskan
napasnya yang terakhir, ia menyerahkan tongkat suci ini kepadaku dan dia menugaskan aku yang rendah untuk menerima tanggung jawab yang berat sebagai pangcu yang kesembilanbelas?"
Orang banyak menjadi heran. Tidak disangka,
pangcu yang baru adalah ini pemuda yang mirip seorang sastrawan.
Yo Kang itu cerdik sekali. Setelah mendapatkan tongkat Lek-tiong-thung di rumahnya Sa Kouw di Gu-kee-cun, ia mendapat kenyataan kedua pengemis gemuk dan kurus itu sangat menghormat padanya, segera ia mendapat pikiran. Lantas di sepanjang jalan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ia menanya ini dan itu kepada mereka tentang tongkat itu. Kedua pengemis itu melihat orang memegang tongkat partainya, mereka menjawab segala
pertanyaan. Dengan begitu tahulah Yo Kang tentang tongkat itu serta pengaruhnya. Maka ia pikir, selagi Kay Pang sangat besar dan berpengaruh, kenapa dia tidak mau mengangkanginya" Bukankah Ang Pangcu telah mati dan tentang kematiannya itu tidak ada saksinya" Bagaimana besar faedahnya kalau ia yang menggantikan memegang pimpinan" Ia lantas
mengambil keputusan, maka itu dengan
mempengaruhi ketiga tiangloo, hendak ia mewujudkan cita-citanya menjadi pangcu dari Kay Pang.
Kan Tiangloo, Pheng Tiangloo dan Nio Tiangloo percaya obrolannya Yo Kang itu. Ini pun kebetulan sekali untuk mereka. Sebenarnya mereka ingin sekali diangkat menjadi pangcu, cuma di dalam hal ini, mereka malang sama Lou Tiangloo. Di bawah
pimpinan Ang Pangcu, mereka menerima keadaan.
Ang Pangcu dapat bertindak bijaksana, dia bisa mengimbangi keadaan, dia bersedia mengenakan baju bersih dan baju kotor bergantian. Hanya diantara keempat tiangloo, dia sebenarnya menghargai Lou Yoe Kiak, cuma Yoe Kiak ini, cacatnya ialah tabiatnya keras dan terburu nafsu, beberapa kali pernah ia hampir menerbitkan onar, kalau tidak, pasti siang-siang ia sudah diangkat menjadi pangcu. Untuk rapat besar di Gakciu ini, pihak Pakaian Bersih sebenarnya berkhawatir Lou Yoe Kiak yang nanti kepilih, ketiga tiangloo itu pernah memikir daya untuk mencegahnya, tetapi karena takut kepada Ang Cit Kong, mereka tidak berani bergerak. Maka mereka tidak sangka, sekarang muncul Yo Kang dengan tongkat suci mereka dan katanya Ang Pangcu telah terbinasa. Mereka berduka tetapi mereka tak melupakan urusan besar mereka.
Mereka berlaku sangat hormat kepada Yo Kang.
Mereka heran Yo Kang tidak mau menerangkan pesan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pangcu mereka. Mereka tidak tahu pemuda ini sangat licin. Baru tiba disaat rapat ini, Yo Kang menyebutkan pesan itu - pesan karangan otaknya sendiri. Mereka menyesal, yang mereka tidak terpilih, akan tetapi mereka dapat menghiburkan diri, sebab Yoe Kiak tidak terpilih juga. Maka, sambil memikir, mungkin di belakang hari mereka dapat mempengaruhi Yo Kang ini, mereka mengangguk tandanya mereka suka
menerima si anak muda sebagai ketua mereka yang baru.
Kan Tiangloo lantas berkata: "Tongkat yang di pegang Yo Siangkong ialah tongkat sejati dari partai kita, tetapi kalau ada saudara yang menyangsikan, silahkan maju untuk memeriksa.
Lou Yoe Kiak melirik Yo Kang. Ia sangsi pemuda ini dapat memimpin Kay Pang. Maka ia maju, akan
memeriksa tongkat suci itu. Ia mendapat kenyataan kesejatian nya tongkat itu. Maka berpikirlah ia:
"Tentulah Pangcu mengingat budi maka pangcu mewariskan tongkat suci ini kepadanya. Karena pangcu telah memesannya, mana dapat aku
membantahnya?" Karena itu ia pun mempercayainya.
Ia angkat tongkat ke atas kepalanya, dengan hormat ia menyerahkan kembali kepada Kan Tiangloo, yang tadi menyambuti itu dari tangan Yo Kang. Ia kata: "Kami menurut kepada pesan Ang Pangcu, kami menjunjung Yo Siangkong sebagai pangcu kami yang
kesembilanbelas!" Mendengar ini semua pengemis berseru
memperdengarkan persetujuan mereka.
Kwee Ceng dan Oey Yong tidak bisa bicara, juga mereka tidak bisa bergerak, bukan main mendongkol dan masgulnya mereka.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Benar dugaannya Yong-jie, Yo Kang ini bernyali besar, berani dia main gila seperti ini," pikir si anak muda. "Dia tentunya bakal mendatangkan onar besar."
Oey Yong sebaliknya lagi memikirkan, tindakan apa yang Yo Kang bakal mengambil terhadap mereka
berdua, sebab tentulah mereka tidak bakal dilepaskan dengan begitu saja.
Yo Kang mengasih dengar suaranya: "Aku yang rendah, muda usiaku dan cupat pengetahuanku, tidak berani aku menerimanya ini tugas yang berat."
"Pesan Ang Pangcu demikian rupa, janganlah Yo Siangkong merendahkan diri," kata Pheng Tiangloo.
"Benar!" berkata Lou Yoe Kiak, yang lantas batuk satu kali, lalu ia berteriak dan meludah ke muka si anak muda.
Yo Kang tidak menyangka, tidak dapat ia berkelit, reak si pengemis tua nemplok di pipi kanannya. Ia menjadi kaget. Baru ia mau menanyakan ketiga
tiangloo lainnya atau mereka itu pun bergantian telah lantas meludah kepadanya, setelah mana keempat tiangloo itu, dengan menyilang tangan, mereka lantas memberi hormat sambil berlutut dan mendekam. Yo Kang masih tidak mengerti, ia tetap berdiri tercengang.
Perbuatannya keempat tiangloo ini disusul oleh semua pengemis lainnya, dengan mengikuti
runtunannya, mereka itu menghampirkan untuk
menludahkan, saban habis berludah, baru memberi hormat.
"Adalah ini cara meludah tanda hormat kepadaku?"
Yo Kang tanya dirinya sendiri. Ia tidak tahu, demikianlah aturan yang dihormati Kay Pang, setiap
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pangcu baru mesti diperhina, sebab pengemis, mereka mesti bersedia menerima penghinaan khalayak ramai.
Ia tidak tahu itulah semacam latihan kebathinan.
Selang sekian lama barulah semua pengemis
memberi hormatnya, lalu ramailah suara mereka: "Yo Pangcu, silahkan naik ke panggung Hian Wan Tay!"
Yo Kang melihat panggung tidak terlalu tinggi, hendak ia membanggakan kepandaiannya. Lantas ia menjejak kedua kakinya, untuk mengapungi diri, berlompat naik. Bagus caranya ia berlompat naik itu, karena ia mempunyai ilmu ringan tubuh yang baik.
Hanya di matanya keempat tiangloo, terlihatlah kepandaiannya itu masih rendah, tetapi mengingat usianya yang muda, ia tidak dapat dicela. Keempat tiangloo itu percaya ialah murid seorang yang pandai.
Begitu lekas berada di atas panggung, Yo Kang mengasih dengar suaranya yang nyaring: " Penjahat yang mencelakai Ang Pancu masih belum dapat
dibinasakan tetapi dua pembantunya telah aku berhasil membekuknya!"
Mendengar itu, berisiklah semua pengemis itu, segera terdengar teriakan mereka: "Di mana" Di mana" Lekas cincang padanya! Jangan lantas
dihukum mati, hukum picis dulu padanya biar dia tahu rasa!"
Kwee Ceng tidak menduga jelek, maka ia kata di dalam hatinya: "Aku hendak lihat siapa pembantunya pembunuh itu"."
Yo kang lantas berseru: "Bawa mereka ke depan panggung!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Pheng Tiangloo lantas bertindak cepat kepada
Kwee Ceng dan Oey Yong, dengan masing-masing
sebelah tangannya, ia memegang dan mengangkat tubuh orang, buat dibawa ke depan panggung di mana ia menggabruki dua muda-mudi itu.
Sekarang baru Kwee Ceng mendusin.
"Ha, binatang, kiranya kau maksudkan kami!" ia mendamprat di dalam hatinya.
Lou Yoe Kiak terperanjat kapan ia melihat Kwee Ceng dan Oey Yong, yang ia kenali, maka ia lantas mengingat kepada keterangannya Lee Seng. Ia lantas berkata: "Pangcu, dua orang ini ialah murid-muridnya Ang Pangcu! Cara bagaimana mereka dapat
mencelakai guru mereka?"
"Justru itulah sebabnya, yang membuat orang semakin gemas!" berkata Yo Kang.
Pheng Tiangloo pun berkata: "Pangcu melihatnya sendiri, mana bisa salah?"
Lee Seng dan Ie Tiauw Hian hadir di dalam rapat ini, keduanya lantas maju dan berkata: "Harap pangcu ketahui, dua orang itu adalah orang-orang gagah, untuk mereka, kami berdua bersedia menanggungnya dengan jiwa kami. Pasti sekali kebinasaan Ang Pangcu tidak ada hubungannya sama mereka ini!"
"Kalau bicara, biarlah tiangloo kamu yang bicara!"
Nio Tiangloo membentak. "Apa di sini dapat kamu campur mulut"!"
Kedua pengemis ini ada dari golongan Pakaian
Kotor dan berada di bawah pimpinan Lou Yoe Kiak, derajat mereka pun rendah, tidak berani mereka
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berbicara lebih lanjut pula. Mereka mengundurkan diri dengan sangat penasaran.
"Di dalam hal ini bukannya aku yang rendah tidak mempercayai Pangcu," berkata Lou Yoe Kiak kemudian, " Akan tetapi mengingat urusan membalas sakit hati ialah urusan sangat besar, aku mohon Pangcu nanti memeriksanya denagn seksama."
Yo Kang memang telah memikir, maka lantas ia
menyahuti: "Baiklah, nanti aku periksa." Kemudian ia mengawasi Kwee Ceng dan Oey Yong serta berkata:
"Aku hendak menanya kamu, tidak usah kamu membuka mulutmu. Jikalau apa yang aku katakan benar, kamu mengangguk, kalau tidak, kamu
menggoyang kepala. Jikalau kamu mendusta, sedikit saja, ingat golok dan pedang tidak mengenal kasihan!"
Pangcu ini mengibaskan tangannya, maka Pheng
Tiangloo dan Nio Tiangloo lantas menghunus senjata mereka, dipasang di punggung Kwee Ceng dan Oey Yong. Pheng Tiangloo memegang pedang, dan Nio Tiangloo mencekal golok.
Oey Yong gusar sekali hingga mukanya menjadi
pucat. Ia lantas mengingat peristiwa di Gu-kee-cun, tempo dari lain kamar ia mendengari Liok Koan Eng berbicara sama Thia Yauw Kee, bicara hal lamaran sambil main mengangguk-angguk. Ia tidak
menyangka, sekarang ia mesti mengalami kejadian itu.
Yo Kang tahu Kwee Ceng jujur dan polos dan dapat dipermainkan, maka ia memegang tubuh orang, untuk diangkat ke samping. Segera ia menanya dengan suaranya yang bengis: "Bukankah anak perempuan ini anak kandung dari Oey Yok Su?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kwee Ceng menutup matanya, ia tidak mengambil mumat pertanyaan itu.
Nio Tiangloo menekan dengan ujung goloknya.
"Benar atau tidak!" dia menanya. "Mengangguk atau menggoyang kepala?"
Kwee Ceng sebenarnya tidak niat membuka
mulutnya, ketika ia berpikir, biarnya ia tidak dapat membuka, toh perkara akan menjadi terang juga.
Maka ia lantas mengangguk.
Begitu melihat orang mengangguk, banyak
pengemis lantas berteriak-teriak: "Buat apa ditanyakan terlebih jauh! Lekas bunuh! Lekas bunuh padanya!"
Mereka itu mau percaya benarlah pangcu mereka telah terbinasa di tangan Oey Yok Su. Ada pula yang berteriak: "Lekas bunuh dia! Mari kita cari si tua bangka pembunuh itu!"
"Saudara-saudara, jangan berisik!" Yo Kang berkata. "Tunggu sampai aku sudah menanyakan dia terlebih jauh!"
Mendengar begitu, rapat menjadi sunyi pula.
"Oey Yok Su telah tunangkan gadisnya kepada kau, benarkah?" Yo Kang menanya pula. Ia telah memikir matang runtun pertanyaannya itu.
Kwee Ceng anggap itu benar, ia mengangguk pula.
Yo Kang meraba pinggang orang, dari situ ia
menarik keluar pisau belati yang tajam sekali.
"Inilah pisau yang dikasihkan kepadamu oleh Khu Cie Kee, salah seorang dari Coan Cin Pay, dan imam
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tua she Khu itu mengukir namamu di sini, benar?" Yo Kang tanya.
Kwee Ceng mengangguk. "Ma Giok dan Coan Cin Cit Cu telah mengajari kau ilmu silat dan Ong Cie It, salah satu anggota lain dari Coan Cin Pay itu pernah menolongi jiwamu! Bukankah kau tidak dapat menyangkal itu?"
"Perlu apa aku menyangkal?" pikir si anak pemuda yang polos itu. Dan ia mengangguk.
"Pangcu Ang Cit Kong menganggap kamu berdua orang baik-baik dan dia pernah mengajari ilmu silatnya yang istimewa kepada kamu, benar tidak?"
Kwee Ceng mengangguk.
Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Ang Cit Kong telah dibokong musuhnya hingga dia terluka parah. Kamu berdua berada di samping orang tua itu, benarkah?"
Untuk sekian kalinya, Kwee Ceng mengangguk.
Semua pengemis menyaksikan dan mendengari
pemeriksaan itu, selagi suaranya Yo Kang semakin bengis, Kwee Ceng terus mengangguk saja, dari itu mereka menyangka Kwee Ceng itu mengakui
kesalahannya, mereka tidak memikir bahwa semua pertanyaan itu tidak ada hubungannya sama urusan Ang Cit Kong. Yo Kang tengah memainkan
peranannya yang teratur. Mendengar itu, Lou Yoe Kiak pun kena terpengaruhi hingga ia menjadi sangat membenci Kwee Ceng dan Oey Yong itu. Ia bertindak mendekati dan menendang Kwee Ceng beberapa kali.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Yo Kang tidak mencegah, ia berkata pula:
"Saudara-saudara! Nyata dua bangsat ini berlaku terus terang, maka itu baiklah mereka dibebaskan dari siksaan terlebih jauh. Pheng Tiangloo, Nio Tiangloo, silahkan kamu turun tangan!"
Mendengar begitu, Kwee Ceng dan Oey Yong
saling mengawasi sambil tersenyum sedih, hanya kemudian Oey Yong mendadak tertawa. Sebab ia
ingat: "Aku yang mati bersama-sama engko Ceng, bukannya putri Gochin Baki itu!"
Kwee Ceng lantas memandang ke langit, ia ingat ibunya yang berada jauh di gurun pasir. Ia mengawasi ke langit di mana tampak bintang-bintang bersinar.
Maka ingatlah ia akan pertempuran hebat di antara Coan Cin Cit Cu dan Bwee Tiauw Hong dan Oey Yok Su. Siapa bakal mati, pikirannya menjadi jernih, demikian Kwee Ceng, ia menjadi ingat jelas barisan Thian Kong Pak Tuaw Tin dari Coan Cin Cit Cu itu.
Sedang begitu, kedua tiangloo sudah siap untuk bekerja, Kwee Ceng pun telah dihampirkan.
"Tunggu dulu!" mendadak terdengar cegahannya Lou Yoe Kiak. Ia lantas mendekati Kwee Ceng, dari mulut siapa ia keluarkan biji yang menyumpal mulut anak muda itu. Ia lantas menanya: "Bagaimana caranya pangcu kami telah orang bikin celaka, kau tuturkanlah biar jelas!"
"Tak usah tanya, aku tahu semua!" berkata Yo Kang yang terkejut untuk perbuatan Tiangloo itu.
"Pangcu," berkata Yoe Kiak, "Lebih jelas kita menanya dia lebih baik. Di dalam hal yang mengenai pangcu kita itu, siapa pun tidak dapat dilepaskan!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Yo Kang berdiam. Permintaan Yoe Kiak ini pantas, tidak dapat ia melarangnya.
Kwee Ceng telah dibebaskan dari sumbatannya, ia masih tidak mau bicara, ia terus mengawasi langit di utara itu. Ia menjublak, hingga beberapa kali Yoe Kiak mengulangi pertanyaannya, ia seperti tidak
mendengarnya. Karena sekarang ia lagi memahamkan keletakan bintang-bintang itu, tujuh bintang Pak-tauw, yang tepat sama barisannya rahasianya Coan Cin Cit Cu. Ia tengah memperoleh kemajuan, maka ia tidak memperdulikan si tiangloo.
Oey Yong dan Yo Kang melihat orang tidak hendak menggunakan kesempatan yang baik itu untuk
membela diri, yang satu berduka, yang lainnya bergirang. Tapi Yo kang tidak sudi menyia-nyiakan kesempatannya lagi, maka itu, ia mengibasi
tangannya, memberi tanda kepada kedua tiangloo Pheng dan Nio untuk tidak menunda pula
dijalankannya hukuman mati itu.
Tepat ketika kedua tiangloo itu hendak
mengayunkan senjatanya masing-masing, di situ terdengar satu suara yang diikuti berkelebatnya sinar merah tua melintas di permukaan telaga. Kedua tiangloo itu heran, mereka mengawasi. Lalu terlihat pula dua sinar biru meluncur ke udara, berpisah dari Kun San jauhnya beberapa lie. Terang sinar itu muncul dari tengah telaga.
Kan Tiangloo lantas berkata: "Pangcu, ada tetamu agung!"
Yo Kang terperanjat. "Siapakah?" tanya dia.
"Pangcu dari Tiat Ciang Pang!" sahut Kan Tiangloo.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Tiat Ciang Pang?" Yo Kang menegasi. Ia tidak tahu halnya partai Tangan Besi itu.
"Itulah sebuah partai besar di sekitar Su-coan dan Ouwlam," Kan Tiangloo menerangkan, "Pangcu mereka telah datang, dia harus disambut dengan hormat. Maka dua jahanam ini, baik sebentar kita menghukumnya."
"Baiklah," sahut Yo Kang. "Silahkan tiangloo menyambut tetamu terhormat itu."
Kan Tiangloo lantas memberikan titahnya. Maka di atas sebuah gunung Kun San terlihat meluncurnya tiga buah panah api, yang warnanya merah.
Tidak lama dari itu terlihatlah datangnya perahu, yang terus mendekati tepian. Pihak Kay Pang
memasang obor, mereka menyambut.
Panggung Hian Wan Tay ada di atas puncak Kun
San, dari kaki gunung ke puncak, perjalanannya cukup jauh, maka itu meski tetamu lihay ilmunya ringan tubuh, masih diperlukan waktu untuk mendakinya.
Kwee Ceng dan Oey Yong telah dibawa ke dalam
rombongan orang banyak, mereka dijagai murid-murid Pheng Tiangloo.
Oey Yong mengawasi Kwee Ceng, ia heran sekali.
Pemuda itu, seperti orang tolol, masih berdiam saja, dari mulutnya terdengar suara sangat perlahan, entah apa yang dikatakannya.
Tengah nona ini heran, ia melihatnya tetamu telah tiba. Obor ada sangat terang, maka terlihatlah tegas-tegas tetamu itu, yang diiringi beberapa puluh orang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dengan pakaian hitam. Dia mengenakan baju kuning yang pendek, tangannya membawa kipas.
Siapakah dia kalau bukannya Khiu Cian Jin"
Kan Tiangloo maju menyambut, ia bicara dengan ramah tamah, sikapnya sangat menghormati. Setelah itu ia memperkenalkannya kepada Yo Kang. Ia kata:
"Inilah Tiat Ciang Sui-siang-piauw Khiu Pangcu, yang kepalan saktinya tak ada tandingan, yang namanya menggetarkan dunia."
Yo Kang tidak memandang mata kepada tetamunya ini. Selama di Kwie-in-chung, Thay Ouw, ia telah menyaksikan orang turun merek. Ia tidak menyangka orang adalah pangcu dari suatu partai besar. Tapi karena orang telah datang berkunjung dan ia tuan rumah, ia berpura-pura pilon.
"Sungguh aku girang dengan pertemuan kita ini!"
katanya, tertawa. Dengan mengulur tangannya untuk berjabatan tangan. Ia lantas mengerahkan tenaganya berniat membikin orang kesakitan dan menjerit karenanya. Di dalam hatinya ia kata: "Semua orang percaya kau lihay tetapi di sini hendak aku
merobohkanmu! Inilah ketika yang baik sekali! Tua bangka, hendak aku meminjam kau untuk aku
memamerkan kepandaianku di antara semua
pengemis ini!" Begitu lekas Yo Kang menggunakan tenaganya,
begitu lekas ia merasa telapakan tangannya panas, seperti terkena bara, maka lekas-lekas ia menarik pulang tangannya, akan tetapi tangannya itu seperti kena kecantol, tak dapat dilepaskan, sedang hawa panasnya jadi semakin hebat. Tanpa merasa ia
menjerit: "Aduh! Mati aku!" Mukanya lantas menjadi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pucat, air matanya mengucur, saking sakitnya, pinggangnya menjadi lengkung, hampir dia pingsan.
Keempat tiangloo kaget, semua berlompat maju.
Kan Tiangloo sebagai tertua di antaranya, dengan tongkat baja di tangannya menggetok batu gunung, hingga terdengar suara nyaring dan lelatu apinya muncrat, lalu ia menanya: "Khiu Pangcu, Yo Pangcu kami masih sangat muda sekali, mengapa kau menguji kepandaiannya?"
Pangcu she Khiu ini menyahuti dengan dingin: "Aku berjabat tangan dengan baik-baik dengannya, adalah pangcu kamu yang telah mencoba aku. Yo Pangcu telah berminat meremas hancur beberapa tulangku yang tua!"
Sambil mulut mengatakan demikian, Khiu Pangcu tidak melepaskan tangannya, maka itu Yo Kang terus berteriak teraduh-aduh, suaranya makin perlahan.
Rupanya ia tidak dapat bertahan lebih lama pula, lantas dia pingsan.
Baru sekarang Khiu Cian Jin melepaskan
tangannya, dengan disemperkan, maka Yo Kang yang sudah tak sadarkan diri, lantas terguling tubuhnya.
Syukur Lou Yoe Kiak keburu lompat untuk memegangi.
Kan Tiangloo menjadi gusar.
"Khiu Pangcu apakah artinya ini?" ia menegur.
"Hm!" ketua Tiat Ciang Pang itu mengasih dengar suaranya sedang tangan kirinya menyambar kemuka orang.
Kan Tiangloo mengangkat tongkatnya, untuk
menangkis atau - dengan kesebatannya yang luar
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
biasa - Khiu Cian Jin telah dapat menangkap tongkat orang, hanya belum sempat ia merampasnya, Kan Tiangloo sudah menarik keras sekali. Karena itu ia lantas mengayunkan tangan kanannya ke kiri, tepat mengenai tongkat itu. Kali ini Kan Tiangloo merasakan tangannya sakit, bahkan telapakan tangannya itu pecah dan mengucurkan darah, hingga dia tidak dapat memegang lebih lama pula dan senjatanya itu kena juga dirampas. Bahkan dengan tongkatnya itu, tetamu ini lantas berhasil menangkis golok dan pedang Pheng Tiangloo dan Nio Tiangloo, yang telah segera
menyerang sebab mereka ini menyaksikan rekan
mereka sudah bertempur. Khiu Pangcu lihay sekali hampir berbareng dengan itu, ia juga menyikut mukanya Lou Yoe Kiak, hingga dia ini mesti mundur juga.
Semua pengemis menjadi kaget, semua lantas
menghunus senjata mereka, bersiap untuk menyerbu asal ada titah dari ketua mereka.
Khiu Cian Jin mencekal tongkat dengan tangan kiri dan tangan kanannya, ia tertawa lebar dan panjang, sambil berbuat begitu ia mengerahkan tenaganya, sembari berteriak ia hendak membikin patah tongkat itu, tetapi ia tidak berhasil, karena tongkat itu terbuat dari baja pilihan, maka itu sesudah terus ia
mengerahkan tenaganya, ia cuma bisa menekuk
melengkung bundar beberapa lipat. Baru sekarang ia mengendorkan tenaganya, ia melemparkan tongkat dengan tangan kirinya, hingga tongkat terlempat mengenai batu gunung, keras suaranya, batu gunung itu pada meletik lelatunya, ujungnya tongkat nancap.
Menyaksikan semua itu, kaum Kay Pang jagi kaget dan kagum.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Yang lebih kaget dan heran adalah Oey Yong. Nona ini kata dalam hatinya: "Tua bangka ini terang satu penipu besar yang tidak mempunyai guna, sekarang kenapa dia menjadi begini lihay" Sungguh aneh!"
Rembulan sedang bersinar terang sekali. Oey Yong memandang tajam kepada orang tua itu. Tidak salah, dialah Khiu Cian Jin si penipu yang dula kali ia ketemukan di Kwie-in-chung dan Gu-kee-cun. Maka ia jadi mau berpikir, apakah juga penipuan belaka ilmu kepandaiannya orang ini"
Kemudian si nona menoleh pula kepada Kwee
Ceng, ia mendapat kenyataan pemuda itu masih saja mengawasi bintang-bintang di langit, hingga ia menjadi bingung. Ia tidak tahu, apa yang sebenarnya lagi dikerjakan kawannya itu.
Khiu Cian Jin dengan suaranya yang dingin,
terdengar berkata: "Tiat Ciang Pang serta partai tuan-tuan tidak ada hubungannya satu dengan lain, karena aku mendengar hari ini ada harian Rapat Besar kamu, aku sengaja datang berkunjung, karena itu kenapakah pangcu kamu dengan tidak karu-karuan hendak
merobohkan aku?" Kan Tiangloo telah menjadi jeri, sekarang
mendengar suara orang bukannya suara bermusuh, maka ia lantas memberikan penyahutannya. Ia kata:
"Khiu Pangcu salah paham! Pangcu kesohor di empat penjuru negeri, kami biasa sangat menhargainya, maka dengan kunjungan pangcu ini, bagi kami itulah suatu kehormatan besar."
Khiu Cian Jin mengangkat kepalanya, ia tidak
menyahuti, sikapnya jumawa. Hanya sejenak
kemudian, baru ia membuka pula mulutnya. Ia kata:
"Aku mendengar kabar Ang Pangcu telah berpulang ke
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dunia baka, maka dengan begitu di kolong langit ini berkurang pula satu orang gagah, sungguh sayang!
Sekarang partai kamu mengangkat satu pangcu yang baru seperti ini, ini pun sayang, sayang!"
Ketika itu Yo Kang sudah mendusin, ia mendengar suara yang sangat menghina itu, akan tetapi ia tidak berani membuka mulutnya. Ia masih merasakan
tangannya sakit, tangan itu bengkak berikut lima jejarinya.
Keempat tiangloo juga tidak tahu meski mengucap apa, maka terdengarlah Khiu Cian Jin berkata pula:
"Aku yang rendah hari ini datang berkunjung, ada dua maksudku untuk mana aku ingin memohon sesuatu.
Untuk itu aku pun hendak menghadiahkan apa-apa."
"Tolong Khiu Pangcu memberi petunjuk," kata Kan Tiangloo yang belum tahu orang menghendaki apa.
Khiu Cian Jin tidak langsung menjawab, ia hanya menyapu dengan matanya kepada semua hadirin di seputarnya itu. Ketika ia telah melihat Kwee Ceng dan Oey Yong, lantas sinar matanya menjadi tajam sekali.
Oey Yong tidak takut, ia membalas mengawasi
dengan tajam juga. Bahkan ia mengasih lihat
senyuman memandang enteng. Ia telah pikir: "Buat kau beraksi bagaimana juga, aku tentu
menganggapmu satu penipu besar!"
Khiu Cian Jin berpaling kepada Kan Tiangloo.
"Nona kecil itu serta kawannya si bocah telah mencelakai beberapa muridku," katanya. "Maka itu dengan membesarkan nyali aku hendak minta mereka untuk aku menghukumnya."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kan Tiangloo tidak berani mengambil keputusan.
"Yo Pangcu, bagaimana?" ia menanya ketuanya itu.
"Dua orang ini sebenarnya ada musuh-musuh besar partai kami," berkata Yo Kang, "Maka aku tidak menyangka, mereka juga telah berdosa terhadap Khiu Pangcu. Kalau begitu mari kita menghukumnya
bersama-sama!" Khiu Cian Jin mengangguk.
"Itu boleh!" katanya. "Sekarang permintaan yang keduanya. Kemarin ini ada beberapa muridku yang lagi bekerja atas titahku, entah kenapa mereka itu menyebabkan kemurkaannya dua anggota dari partai kamu, mata mereka telah dibikin buta!" Dia lantas menuding Kwee Ceng berdua dan menambahkan:
"Kabarnya kedua bangsat itu telah membantui menurunkan tangan. Orang-orangku itu tidak punya guna, aku tidak bisa membilang suatu apa, hanya kalau kejadian ini sampai tersebar, tentulah kami Tiat Ciang Pang menjadi hilang mukanya, maka itu, aku si orang tua menjadi tidak kenal gelagat, aku ingin sekali belajar kenal dengan kepandaiannya kedua sahabat itu!"
Yo Kang tidak mencintai orang-orang Kay Pang, tidak ada niatnya untuk melindungi mereka, maka itu mana ia mau berbuat salah lagi hanya untuk dua orang" Maka ia lantas menanya: "Siapakah sudah lancang menerbitkan onar, yang telah bentrok dengan sahabat-sahabat dari Tiat Pangcu" Lekas kamu keluar untuk memohon maaf dari Khiu Pangcu ini!"
Kay Pang itu semenjak dipimpin Ang Cit Kong
belum pernah hilang muka, maka itu bukan main mendongkolnya semua anggotanya mendengar ini
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pangcu baru bersikap demikian lemah. Lee Seng dan Ie Tiauw Hin lantas maju ke depan. Lee Seng kata dengan nyaring: "Harap dimaklumi pangcu. Peraturan partai kami yang nomor empat berbunyi menganjurkan kami berlaku mulia, kami mesti bisa menolong
sesamanya yang berkesusahan. Kemarin ini kebetulan saja kami menyaksikan sahabat-sahabat dari Tiat Ciang Pang membikin celaka rakyat jelata dengan mereka mengumbar ular mereka, sebab kami tidak dapat menahan sabar lagi, kami lantas mencegah perbuatan mereka itu. Kebetulan di situ ada ini dua sahabat kecil, jikalau tidak ada mereka yang
membantu, pastilah kami berdua pun terbinasa oleh ular-ular berbisa itu!"
"Tidak peduli bagaimana, kamu mesti
menghanturkan maaf kepada Khiu Pangcu!" berkata Yo Kang bengis.
Lee Seng dan Ie Tiauw Hin saling mengawasi.
Mereka menghadapi kesukaran, hati mereka panas sekali. Kalau mereka tidak menghanturkan maaf, mereka menentang titah pangcu; kalau mereka
menurut, mereka sangat penasaran. Tapi tak lama Lee Seng bersangsi, ia lantas berseru kepada semua anggota partainya: "Saudara-saudara, jikalau Ang Pangcu masih hidup, tidak nanti kami dibiarkan hilang muka, maka itu sekarang, Siauwtee sekarang lebih suka terbinasa, tidak nanti Siauwtee menerima penghinaan!"
Sembari berkata begitu, Lee Seng mencabut pisau belati dari betisnya, dengan itu ia lantas menikam dadanya, ulu hatinya, maka di situ juga ia roboh dengan jiwanya melayang.
Menampak demikian, Ie Tiauw Hin menubruk
saudaranya itu, untuk merampas pisau belatinya,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dengan apa ia pun menikam dirinya, maka ia juga roboh dengan jiwanya melayang.
Semua pengemis terbangun semangatnya.
Kejadian ini sangat hebat untuk mereka. Tapi mereka masih berdiam, tanpa ada titah pangcu, mereka tidak berani lancang.
Setelah menyaksikan semua itu, Khiu Cian Jin
tertawa tawar. "Permintaanku yang kedua ini sudah beres,"
katanya. "Maka sekarang kami hendak menghanturkan bingkisan kepada partai tuan-tuan!" Habis berkata, ia memberi tanda dengan tangan kirinya. Maka beberapa puluh orang bertubuh besar yang mengenakan
pakaian hitam lantas maju bersama kopor mereka yang besar, yang lantas dibuka tutupnya, dari situ mereka mengambil masing-masing sebuah tetampan untuk diletaki di samping Yo Kang. Itulah uang emas dan perak dan permata yang sinarnya berkeredepan!
Semua pengemis heran melihat orang
mengeluarkan harta sebesar itu.
"Tiat Ciang Pang kami," berkata Khiu Cian Jin,
"Meski kami masih dapat makan, tidak nanti kami sanggup mengeluarkan bingkisan begini berharga, maka itu baiklah tuan-tuan ketahui, ini adalah hadiah dari Chao Wang dari negera Kim, yang meminta kami tolong menyampaikannya."
Mendengar keterangan ini, Yo Kang heran dan
girang. "Di mana adanya Chao Wang?" ia menanya lekas.
"Aku ingin bertemu dengannya!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Inilah kejadian pada beberapa bulan yang lalu,"
menyahut Khiu Cian Jin, menyahuti apa yang tidak ditanya. Karena ia memberikan keterangannya. "Itu waktu Chao Wang telah mengirimkan utusannya
kepadaku membawa bingkisannya ini dan dia minta partaiku yang tolong menyampaikannya."
Mendengar itu, Yo Kang tahu bahwa hal itu terjadi sebelum ayahnya - ilaga Chao Wang - berangkat ke Selatan. Hanya ia belum tahu maksudnya mengapa Kay Pang dikirimkan harta sebesar ini.
Khiu Cian Jin masih meneruskan keterangannya:
"Chao Wang mengagumi partai tuan-tuan, maka itu ia memerintahkan istimewa untuk aku sendiri yang menyampaikan bingkisan ini."
"Jikalau begitu kami membuat capai saja kepada pangcu!" berkata Yo Kang girang.
Khiu Cian Jin tertawa. "Yo Pangcu muda tetapi nyata kau luas
pandangannya, kamu menang jauh daripada Ang
Pangcu!" ia memuji. Yo Kang masih belum tahu maksud ayahnya
berhubungan sama Kay Pang, maka ia menanya pula:
"Entah ada titah apakah dari Chao Wang untuk perkumpulan kami" Tolong pangcu menitahkannya saja!"
"Menitahkan, itulah tak dapat disebutkan," berkata Khiu Cian Jin. "Hanya Chao Wang memesan untuk memberitahukan bahwa wilayah utara ini tanahnya miskin dan rakyatnya melarat, jadi sukar untuk".."
Yo Kang cerdas, segera ia dapat menduga.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Jadinya Chao Wang menghendaki kami pergi ke Selatan?" katanya.
"Sungguh Yo Pangcu cerdas sekali!" berkata Khiu Cian Jin, memuji. "Maaf untuk sikapku tadi. Chao Wang membilang bahwa propinsi-propinsi Kwietang dan Kwiesay serta Hokkien, tanahnya subur, rakyatnya makmur, maka itu ia bertanya kenapa saudara-saudara dari Kay Pang tidak mau pergi ke Selatan untuk menaruh kaki di sana" Wilayah Selatan jauh lebih menang daripada wilayah Utara ini."
"Terima kasih untuk petunjuk Chao Wang serta pangcu sendiri," berkata Yo Kang tertawa.
"Percayalah, aku yang rendah pasti bakal menurutinya."
Khiu Cian Jin heran orang dengan gampang saja menerima hadiah itu, tetapi karena ia khawatir Kay Pang nanti menyesal, ia lantas berkata: "Kata-katanya seorang laki-laki cukup dengan sepatah kata! Dengan semua saudara dari Kay Pang berangkat ke Selatan, bukankah itu berarti bahwa kamu tidak bakal kembali ke Utara ini?"
Yo Kang hendak memberikan jawabannya ketika
Lou Yoe Kiak memotong: "Harap pangcu
mengetahuinya! Kami semua hidup dari mengemis, maka itu, apa perlunya kami dengan uang emas dan barang permata" Laginya partai kita berada di seluruh negeri, kami merdeka, maka kapannya kami pernah dipengaruhi lain orang" Oleh karena itu aku memohon pangcu memikirkan dengan seksama!"
Sekarang ini Yo Kang telah dapat menerka
maksudnya Wanyen Lieh. Di Kangpak ini, yaitu utara Sungai Besar, Kay Pang menjadi musuh bangsa Kim,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sering terjadi, kalau pihak Kim jauh ke utara, Kay Pang suka mengganggu mengacau bagian belakang, baik dengan membunuh punggawa perangnya maupun
dengan membakar rangsum, maka kalau Kay Pang
dipindah ke Selatan, jadi gampanglah usaha bangsa Kim itu. Maka itu atas cegahannya Lou Yoe Kiak, ia berkata: "Ini adalah maksud baik dari Khiu Pangcu, jikalau kita tidak menerima, itu tandanya kita berlaku tidak hormat. Uang emas dan perak dan permata ini, aku sendiri tidak membutuhkannya, maka itu Suwie Tiangloo, sebentar sebubarnya rapat, silahkan kamu membagi-bagikannya kepada semua saudara!"
Tapi Yoe Kiak tidak memperdulikan perkataannya ini pangcu baru. Ia berkata pula: "Ang Pangcu kami yang tua dikenal sebagai Pak Kay, maka itu usaha kita di Utara ini mana dapat gampang-gampang
ditinggalkan secara begini" Laginya partai kita bercita-cita bersetia dan membela negera sedang dengan bangsa Kim, kita adalah musuh turunan, dari itu tidak dapat bingkisannya ini diterima! maka itu tidak dapat kita pindah ke Kanglam!"
Yo Kang menjadi tidak senang, air mukanya
menunjuki itu. Tapi belum lagi ia membuka mulutnya, Pheng Tiangloo sambil tertawa mendahului padanya.
Kata ini Tiangloo; "Lou Tiangloo, urusan besar dari partai kita diputuskan oleh pangcu, bukan diputuskan kau seorang diri, bukankah?"
Yoe Kiak tetapi tetap sama sikapnya. Ia kata keras:
"Jikalau mesti melupakan kesetiaan dan kejujuran, biarnya mati, aku tidak suka menurut!"
"Ketiga tiangloo Kan, Pheng dan Nio, bagaimana pikiran kalian?" Yo Kang tanya ketiga tetua itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kami bersedia untuk titah pangcu!" menyahut ketiga tiangloo itu serentak.
"Bagus!" berseru Yo Kang. "Mulai tanggal satu bulan delapan, kita pergi menyeberangi Sungai Besar!"
Atas perkataan itu, sebagian besar orang Kay Pang menjadi gaduh.
Di dalam Kay Pang ini, perbedaan di antara
golongan Pakaian Bersih dan Pakaian Kotor nyata sekali. Golongan Pakaian Bersih, meski pakaian mereka banyak tambalannya, tetapi pakaian itu bersih seperti pakaian orang kebanyakan dan cara hidupnya sama dengan khalayak ramai, tidak demikian dengan golongan Pakaian Kotor yang teguh sama cita-citanya, sudah pakaiannya butut dan dekil, mereka tidak menggunakan uang untuk membeli barang, bahkan mereka tidak duduk bersantap bersama-sama dengan lain orang, mereka tidak nanti bertempur bersama orang yang tidak mengerti ilmu silat. Benar di antara empat Tiangloo, tiga ada dari golongan Pakaian Bersih, walaupun demikian, jumlah pengemis Pakaian Kotor terlebih banyak. Mereka inilah yang sekarang memberi suara setuju kepada Lou Yoe Kiak.
Melihat sikapnya sebagaian pengemis itu, Yo Kang menjadi bingung juga. Ketiga tiangloo she Kan, Pheng dan Nio lantas mengasih dengar suara nyaring
mereka, untuk meminta orang jangan gaduh, suaranya itu tidak diambil mumat. Kan Tiangloo menjadi habis sabar, maka ia memandang Lou Yoe Kiak.
"Lou Tiangloo, adakah kau hendak memberontak kepada pangcu?" dia tanya bengis.
"Biarnya aku dihukum picis, tidak nanti aku berani melawan yang tua!" menyahut Yoe Kiak keren.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Apapula untuk memberontak terhadap pangcu, pasti aku lebih-lebih tak berani. Akan tetapi anjing Kim itu adalah musuh besar dari Kerajaan Song kita! Apakah katanya Ang Pangcu kepada kita?"
Kan Tiangloo bertiga kena terdesak, mereka lantas tunduk. Mereka mulai menyesal.
Khiu Cian Jin melihat suasana itu, maka ia pikir usahanya bakal gagal kalau Lou Yoe Kiak tidak dipengaruhi, maka itu dengan tertawa dingin, ia berkata kepada Yo Kang: "Yo Pangcu, hebat Lou Tiangloo ini!" Lalu menyusuli penutup perkataannya itu, dengan kedua tangannya diulur ke arah pundak si tiangloo.
Ketika mendengar orang tertawa dingin, Lou Yoe Kiak sudah bercuriga, ia telah siap sedia, maka itu, ketika ia diserang, dengan cepat ia berkelit sambil menunduk untuk nelusup masuk ke selangkangan
orang. Sebab ia mengerti dengan baik, tidak bisa ia melawan dengan kekerasan. Sembari nelusup itu, tanpa menanti lempangnya pinggangnya, kakinya sudah menendang ke kempolan pangcu dari Tiat
Ciang Pang. Dia bernama Lou Yoe Kiak, Lou si
Mempunyai Kaki, dari itu bisa dimengerti ilmu dupakan itu.
Khiu Cian Jin heran untuk caranya orang berkelit itu, Guna melindungi diri, ia lantas mengayun tangannya ke belakang, guna menghajar kakinya si pengemis.
Yoe Kiak tahu tangan lawan itu hebat, ia menarik pulang dupakannya ketiga. Ia khawatir kakinya nanti terluka. Sambil lompat ke samping, ia meludah kepada lawannya itu!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Khiu Cian Jin boleh gagah dan luas
pengalamannya, akan tetapi serangan semacam itu ia tidak menyangka sama sekali, maka itu, belum sempat ia berkelit, mukanya sudah kena diludahi. Ludah itu tidak mendatangkan rasa sakit atau gatal, toh itu membuatnya tercengang.
"Lou Tiangloo, jangan kurang ajar kepada tetamu agung!" Yo Kang membentak.
Yoe Kiak masih taat kepada ketuanya, tetapi justru ia hendak merubah sikapnya, Khiu Cian Jin yang gusar sudah lantas menyerang padanya, kedua tangannya yang kuat seperti kepit sudah menyambar ke arah tenggorakan. Ia kaget, maka ia berlompat jumpalitan untuk menghindarkan diri dari bahaya. Tapi ia terlambat, selagi kupingnya mendengar ejekan, "Hm!"
kedua tangannya kena disambar lawan itu. Dalam kagetnya ia berontak, tetapi sia-sia saja. Ia sudah banyak pengalamannya, ia tidak menjadi bingung atau ketakutan, maka ia berdaya pula. Dengan tiba-tiba ia menyeruduk dengan kepalanya!
Semenjak masih kecil, Yoe Kiak sudah melatih
kepalanya itu, maka itu, serudukannya dapat
menggempur tembok hingga bolong. Pernah ia
bertaruh sama saudara-saudara separtai dengan ia melawan banteng, mengadu kepala, kepalanya sendiri tidak kurang suatu apa, si kerbau sendiri roboh kelenger. Hanya kali ini, ketika kepalanya mengenai perut, ia merasa membentur benda lunak seperti kapas. Ia kaget, ia mengerti bahaya, dengan lekas ia menarik pulang kepalanya itu. Untuk kagetnya lagi, perut orang itu mengikuti kepalanya itu. Ia lantas mengerahkan tenaganya, untuk membebaskan
kepalanya itu. Sebagai kesudahan dari pergulatannya itu, ia merasa kepalanya mulai panas sedang kedua tangannya yang terus dicekal menjadi panas sekali,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
seperti tangan itu dimasuki ke dalam perapian marong".
"Kau takluk atau tidak"!" tanya Khiu Cian Jin membentak.
"Bangsat busuk, takluk apa!" menjawab Yoe Kiak membentak juga.
Khiu Cian Jin mengerahkan tangan kirinya, maka lima jari Lou Tiangloo mengasih dengar suara meretak, kelima jarinya kena dipencet patah.
"Kau takluk atau tidak"!" tanya pula ketua Tiat Ciang Pang itu.
"Bangsat busuk, takluk apa!" Yoe Kiak membandel.
Khiu Cian Jin memencet pula, maka sekarang
kelima jari kiri dari Lou Yoe Kiak yang pada patah. Ia merasakan sakit bukan main, ia sampai menjadi waswas, tetapi ia bernyali besar dan besar kepala, ia terus masih mencaci.
"Jikalau aku menggeraki perutku, kepalamu pun bakal remuk!" Khiu Cian in mengancam. "Aku mau lihat, kau masih dapat mencaci atau tidak".."
Disaat Lou Yoe Kiak menghadapi waktu
kematiannya itu, dari antara rombongan pengemis mendadak terlihat seorang berlompat maju - seorang yang tubuhnya tinggi dan dadanya lebar. Dialah si bocah Kwee Ceng!
Dengan tindakan lebar, Kwee Ceng ini segera
menghampirkan Lou Yoe Kiak, terus ia mengangkat tangannya yang kanan, dengan itu tiga kali beruntun ia menghajar kempolan si pengemis. Dia menghajar Yoe
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kiak akan tetapi tenaganya itu tersalur, dari kempolan terus ke kepala, terus juga ke perutnya ketua Tiat Ciang pang itu, hingga tiga kali Khiu Cian Jin merasakan benturan yang kuat, hingga sekejap itu juga, buyarlah kekuatannya menempel dan menyedot.
Begitu lekas ia merasakan kepalanya merdeka, Yoe Kiak lantas mengangkat bangun tubuhnya, hanya kedua tangannya, yang masih belum dilepaskan.
"Kau bukannya lawan dari Khiu Cianpwee, kau minggir!" berkata Kwee Ceng, yang sembari berkata telah menggenjot tubuhnya untuk berlompat, maka juga sebelah kakinya bisa mendupak pundak si
pengemis. Tendangan ini sama pengaruhnya seperti hajaran pada kempolan tadi. Tenaga si anak muda tersalurkan ke kedua tangannya Khiu Cian Jin, tidak peduli tadi tangannya panas, ia ini merasakan sakit pada
telapakan tangannya itu, maka tanpa merasa,
cekalannya menajdi kendor dan terlepas sendirinya.
Loe You Kiak pun merasakan ia tak terpegang
Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
keras lagi, ia lantas menggunakan tenaganya
membarengi berontak sambil berlompat mundur. Tapi karena ia telah tercekal keras dan kepalanya masih terasakan pusing, kedua kakinya seperti tidak bertenaga, ia roboh sendirinya.
Khiu Cian Jin terperanjat menyaksikan kepandaian Kwee Ceng itu. Ia mengetahui ilmu yang disebutkan
"Kek san ta gu", atau " Memukul kerbau diantara gunung". Ilmu itu ia cuma mendapat dengar, sekarang ia membuktikannya sendiri. Ia pun heran akan melihat seorang bocah, yang ia tidak kenal. Karena ini ia menyiapkan tenaga di kedua tangannya, ia mengawasi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pemuda itu. ia tidak berani sembarang menyerang meski sebenarnya ia mendongkol.
Sementara itu kegaduhan terbit di antara kaum pengemis. Mereka itu tidak tahu apa yang terjadi dengan Lou Yoe Kiak, mereka menyangka Kwee Ceng menyerang orang hingga roboh, pingsan atau
terbinasa, maka itu dengan suara riuh mereka maju dengan niatan menyerang si anak muda. Mereka juga heran yang anak muda itu yang teringkus sekian lama, mendadak dapat membebaskan diri.
Semenjak ia melihat bintang Pak Tauw, Kwee Ceng telah mengumpul semangatnya. Ia memperhatikan gerak-geriknya rahasia dari Coan Cin Cit Cu, ia gabung dengan sarinya Kiu Im Cin-keng, yang ia telah paham betul, maka itu, ia tidak memperdulikan segala apa yang terjadi di sekitarnya. Ia tidak mengambil mumat Oey Yong, ia tidak menggubris segala
pembicaraan terutama diantara Loe Yoe Kiak dan Khiu Cian Jin. Hebat ia memusatkan pikirannya itu. Selagi Yoe Kiak terancam bahaya, ia sendiri lagi
memecahkan suatu ilmu dari Kitab Bawah dari Kiu Im Cin-keng itu, bagian ilmu "Menyimpan otot dan meringkaskan tulang". Siapa yang paham ini, ia bisa membikin tubuhnya ciut menjadi kecil. Di dalam hal ini, ia memperoleh banyak sekali bantuan dari ilmu yang diwariskan Ang Cit Kong kepadanya, ialah "Ie Kin Toan Kut Pian", atau ilmu "Menukar otot dan melatih tulang".
Dengan mempunyai dasar itu, ia berhasil dengan lekas sekali. Demikian tanpa ia merasa, ia dapat pulang tenaganya dan tubuhnya mengkerat kecil hingga ia lolos dari belungguannya. Sebab Yoe Kiak terancam bahaya, ia segera menghampirkan tiangloo itu, untuk memberikan pertolongannya.
Pheng Tiangloo yang ditugaskan menjaga Kwee
Ceng pun heran dan kaget ketika mendadak ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mendapatkan bocah itu bebas. Ia menjambret, ia gagal, ia cuma bisa menyambar tambang
ringkasannya itu. Ia sadar dengan lekas, hendak ia menyusul si anak muda, tapi ia terlambat, Kwee Ceng sudah mendahului melemahkan tenaga dalam dari Khiu Cian Jin hingga Lou Yoe Kiak dapat ditolong. Tapi ia licik. Begitu melihat suasana, ia berteriak: "Tangkap penjahat licik itu!" Ia sendiri tidak bergerak dari tempatnya berdiri, karena ia merasa, majunya toh bakal sia-sia belaka.
Kwee Ceng menyesal menyaksikan aksinya kaum
pengemis itu, tetapi karena ia justru ingin mencoba lebih jauh hasil latihannya barusan, ia kata dalam hatinya: "Kalau hari ini aku tidak memberi ajaran adat kepada kamu, kemendongkolanku tidak dapat
dilampiaskan...." Maka ia mementang kedua tangannya sambil kakinya memasang kuda-kuda
"Thian Koan". Bab 58. Nona manis menjadi raja pengemis
Tujuh pengemis maju paling dulu, dari depan dan belakang, dari kedua samping. Kwee Ceng
membiarkan mereka maju, dengan kuda-kuda tidak begeming, ia menyambut mereka dengan kedua
tangannya. Di belakang mereka itu, ada lagi beberapa lagi pengemis yang merapatkan diri. Mereka pun disambut serupa, dengan tangkisan atau sikut, kalau perlu barulah dengan dupakan. Maka saling susul mereka itu berteriak kesakitan, saling susul juga mereka roboh terguling. Dengan cara ini Kwee Ceng pun mengundurkan yang lainnya lagi. Kemudian ia memikir untuk menerkam Yo Kang, atau ia melihat dua pengemis berlompat ke arah Oey Yong. Jarak diantara mereka cukup jauh, sulit untuk berlompat menolongi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
nona itu. Tidak ada jalan lain, ia lantas menarik copot kedua sepatunya, dengan itu ia menimpuk ke arah kedua penyerang itu.
Dua pengemis itu adalah orang-orang yang kukuh, mereka hendak membunuh si nona, ke satu untuk membikin si nona tidak keburu lolos, kedua untuk membalaskan sakit hati ketua mereka. Nyata ilmu silat mereka sudah cukup sempurna, mereka mendengar ada angin menyambar di belakang mereka, hanya ketika yang satu segeran menoleh untuk melihat dan menangkis, tahu-tahu sepatu sudah menghajar
dadanya sedang yang lain kena terhajar punggungnya.
Sebenarnya sepatu itu barang lembek tetapi ditimpuki Kwee Ceng, tenaganya besar luar biasa. Sambil menjerit, mereka itu roboh terjengkang dan tengkurap, dan untuk sementara mereka tak dapat merayap
bangun. Pheng Tiangloo berada dekat dua pengemis itu, ia kaget menyaksikan lihaynya Kwee Ceng itu.
Kwee Ceng sendiri, habis menimpuk, lantas
mementang sayapnya, menghalang beberapa
pengemis yang merangsak pula, terus ia berlompat menghampirkan Oey Yong, untuk membuka belunggu si nona.
Selama itu, kawanan pengemis menyerbu pula.
Mereka tidak menjadi takut melihat sejumlah
kawannya kena dirobohkan dengan gampang.
Sekarang Kwee Ceng tidak melayani seperti tadi.
Dengan lantas menjatuhkan diri, untuk duduk
mendeprok di tanah, lalu sambil berduduk, ia meniru gerak-geriknya Khu Cie Kee dan Ong Cie It beramai ketika Coan Cin Cit Cu menggeraki tangan kanannya, sebab tangan kirinya dipakai membuka ikatannya Oey
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Yong, sedang tubuh si nona ia pangku di atas kedua pahanya. Ia dapat berbuat demikian karena sekarang ia menggunakan tipu ajarannya Ciu Pek Thong. Ialah ilmu memecah pemusatan perhatian, kedua tangan bisa dipakai berkelahi satu sama lain.
Rombongan pengepung pengemis itu jadi semakin banyak. Tetapi Kwee Ceng membela diri dengan
tangan kanannya, tetap tangan kirinya membuka belungguan si nona. Ketika kemudian ia berhasil membuka semua ikatan, ia lantas mengeluarkan biji sumbatan dari mulut nona itu, sambil berbuat
demikian, ia tanya: "Yong-jie, apakah kau terluka?"
"Tidak, cuma aku merasa sekujur tubuhku
kesemutan," menyahut si nona, yang terus merebahkan diri.
"Bagus!" berkata si anak muda. "Kau boleh beristirahat, kau lihat bagaimana aku melampiaskan kemendongkolan kita!"
Oey Yong menurut, ia beristirahat. Kuat sekali kepercayaannya kepada Kwee Ceng. Ia cuma
memesan sambil tertawa: "Kau hajarlah mereka, asal mereka jangan sampai terluka parah!"
"Aku mengerti," menyahut si anak muda. "Kau lihat!"
Dengan tangan kirinya, Kwee Ceng mengusap-usap rambut yang bagus dari si nona, dengan tangan kanannya ia mengibas. Kontan tiga orang pengemis kena dibikin terlempar, habis mana menyusul empat pengemis lainnya, semuanya ialah yang merangsak rapat.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Pertempuran kacau itu menyebabkan terdengar
satu suara nyaring: "Saudara-saudara, lekas mundur!
Biarlah saudara dari generasi delapan yang melayani dua bangsat cilik ini!"
Suara itu ialah suaranya Kan Tiangloo. Suara itu ditaati, maka lekas juga semua pengemis itu
mengundurkan diri, hingga tinggal delapan pengemis, yang masing-masing punggungnya menggendol
delapan buah kantung goni. Karena ada dari generasi ke delapan, kedudukan mereka ini cuma ada di
sebawahan keempat tiangloo. Di antara mereka itu ada si kurus dan si gemuk yang menyambut Yo Kang.
Sebenarnya jumlah mereka semua sembilan orang akan tetapi dengan Lee Seng membunuh diri, mereka tinggal delapan.
Kwee Ceng tahu ia bakal melayani delapan musuh tangguh, sebenarnya ia hendak bangun berdiri tetapi Oey Yong berbisik kepadanya: "Kau duduk saja!
Layani mereka dengan sabar!"
Kwee Ceng suka menurut, akan tetapi ia segera berpikir: "Baiklah aku lantas merobohkan beberapa di antaranya supaya hati mereka kecil!" Maka sambil mata mengawasi delapan pengemis itu, tangannya memegang tambang yang dipakai mengikat si nona, Ia memperhatikan si gemuk dan si kurus itu, segera ia menyerang mereka dengan tambangnya itu. Ia
menggunakan satu jurus dari Kim Liong Pian-hoat, atau ilmu silat cambuk Naga Emas, pengajarannya Ma Ong Sin Han Po Kie. Tambang itu lemas tetapi di tangannya pemuda ini lantas menjadi kaku.
Melihat datangnya serangan, kedua pengemis itu berlompat untuk berkelit, setelah itu mereka maju merapatkan diri. Enam saudara mereka tapinya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
terpegat oleh ujung tambang, hingga mereka tak dapat lantas maju karena tertahan.
"Jangan menyerang!" Kan Tiangloo mencegah, tetapi sia-sia saja cegahannya ini, si kurus dan si gemuk yang penasaran, sudah maju terus. Mereka ingin sekali bisa merobohkan si bocah. Maka mereka disambut Kwee Ceng. Sia-sia mereka menangkis, pundak mereka kena dihajar bergantian. Saking kerasnya hajaran itu, tubuh mereka terpental mundur, hanya ada perbedaannya, ialah si gemuk terpendal lebih dekat, si kurus terlebih jauh. Bagusnya untuk mereka, tubuh mereka kena membentur orang-orangnya Khiu Cian Jin.
Mulanya ketua dari Tiat Ciang Pang tidak
memperdulikan orang terpental, hanya setelah terjadi benturan, baru ia kaget, lagi-lagi Kwee Ceng
menggunakan tipu silatnya "Kek san ta gu" itu. Ia kaget karena ia menginsyafi hebatnya hajaran semacam itu.
Untuk menolongi orangnya, Khiu Cian in lantas berlompat, tetapi ia terlambat, kedua pengemis itu sudah berlompat bangun tanpa mereka terluka. Adalah dua orang Tiat Ciang Pang, yang dibentur mereka yang menjadi korban, malah mereka ini pada putus ototnya dan patah tulangnya, hingga mereka mesti rebah terus di tanah. Ketika si ketua kaget, ia terkejut pula karena kupingnya mendengar angin menyambar.
Segera ia menoleh, maka segera ia melihat
terlemparnya tubuh dua pengemis lain! Itulah hebat!
Lagi-lagi orangnya yang bakal menjadi korban. Tidak ayal lagi, ia lompat maju. Pengemis yang satu ia sampok, membikin ia terlempar ke tempat kosong, dan pengemis yang kedua, ia hajar punggungnya. Syukur untuk pengemis yang kedua ini, tenaga Khiu Cian Jin berimbang sama tenaga Kwee Ceng, dai tidak terluka,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dia jatuh dengan perlahan, lantas ia lari pula ke arah si anak muda.
Empat tiangloo dan Oey Yong heran. Keempat
pengemis ini tidak mengerti kenapa bocah itu demikian lihay dapat bertahan terhadap ketua Tiat Ciang Pang yang sangat lihay itu. Oey Yong heran, ia berpikir:
"Penipu besar ini biasa saja kepandaiannya, mengapa ia dapat menandingi engko Ceng" Inilah aneh!"
Sampai di situ, Khiu Cian Jin mengipas tangannya, memberi tanda untuk orang-orangnya jangan
bergerak. Ia menginsyafinya, kekuatannya berimbang sama kekuatan si anak muda, jadi percuma orang-orangnya menerjang. Ia tahu mereka itu bergusar karena robohnya dua saudaranya. Ia berdiri diam saja menonton.
Empat pengemis generasi ke delapan itu heran
untuk ketangguhan si anak muda, tetapi mereka melawan terus. Mereka dibantu oleh saudaranya, yang tadi dihajar punggungnya oleh Khiun Cian Jin. Berlima mereka mengepung, tapi hasilnya tak ada. Coba Kwee Ceng tidak berlaku murah, siang-siang tentulah mereka sudah mendapat hajaran. Kemudian Kwee
Ceng merobohkan lagi dua orang lawan. Baru
sekarang tiga yang lainnya jeri dan mau mundur, tetapi mereka terlambat. Dengan menggunakan
tambangnya, Kwee Ceng menyambar dan melilit
kakinya dua pengemis, terus ia menariknya orang ke sisinya, terus ia meringkus mereka.
Oey Yong gembira sekali menyaksikan
kemenangan dari engko Cengnya itu. Ia lantas ingat kepada Pheng Tiangloo, si pengemis yang wajahnya berseri-seri, yang menangkap dia berdua dengan Kwee Ceng dengan caranya yang aneh itu. Ia
sekarang ingat akan halnya ayahnya pernah bicara
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tentang Liam-sim-hoat, semacam ilmu sihir dengan apa orang dapat dengan tiba-tiba dibikin tidur dan dipermainkan tanpa berdaya. Maka ia lantas tanya Kwee Ceng apa di dalam Kiu Im Cin-keng ada disebut tentang itu macam ilmu gaib. Ia percaya betul Pheng Tiangloo telah menggunakan ilmu itu.
"Tidak," Kwee Ceng menyahut.
Mendapat jawaban ini, si nona menyesal. Tapi
segera ia memberi peringatan: "Hati-hati dengan pengemis jahat yang gemar berseri-seri itu, jangan mengadu sinar mata dengannya!"
Kwee Ceng mengangguk. "Aku justru hendak memberi hajaran kepadanya," katanya perlahan.
Karena sekarang pertempuran sudah berhenti, ia memegang punggung si nona, untuk dikasih bangun, ia sendiri berbareng berbangkit. Lalu dengan
mengawasi Yo Kang, ia bertindak kepada si anak muda.
Yo Kang sendiri telah berdebaran hatinya semenjak tadi. Ia jeri untuk lihaynya si anak muda, maka ia mengharap-harapkan kemenangan pihaknya sendiri, ialah pihak pengemis. Maka kesudahannya itu
membuatnya takut, lebih-lebih ia melihat anak muda itu mendatangi ke arahnya dengan matanya tajam.
"Su-wie Tiangloo!" ia lantas berteriak. "Kita di sini ada mempunyai banyak orang gagah, apakah dapat bangsat kecil ini dibiarkan banyak bertingkah"!" Ia berteriak tetapi ia mundur ke belakangnya Kan Tiangloo.
"Tabahkan hati, Pangcu," kata Kan Tioangloo dengan perlahan. "Biarnya bangsat kecil itu gagah, dia tidak nanti sanggup melawan kita yang berjumlah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
besar. Mari kita lawan dia dengan bergantian!" Dan lantas dia berteriak: "Murid-murid kantong delapan aturlah Barisan Tembok!"
Titah itu ditaati, dengan lantas muncul seorang pengemis dengan kantung delapan. Majunya dia ini diturut oleh belasan pengemis lain, yang mengatur diri dengan rapi, ialah mereka yang bergandengan tangan, jumlah semua enam atau tujuhbelas orang. Mereka lantas maju untuk menerjang Kwee Ceng, majunya sambil berseru nyaring.
Oey Yong berseru heran, ia berkelit ke kiri, sedang Kwee Ceng ke kanan. Segera di arah kiri dan kanan itu, atau timur dan barat, muncul masing-masing satu barisan seperti yang pertama itu, yang menyerang dengan hebat.
Menampak cara penyerangan yang aneh dan
teratur itu, Kwee Ceng tidak berkelit lagi, ia mencoba mengajukan kedua tangannya, guna menahan
mereka. Segera ternyata, barisan itu berat sekali, mereka itu dapat ditolak mundur. Sebaliknya, selagi mereka ditolak, dua barisan yang lain lantas maju pula.
Karena terlambat sedikit, si anak muda kena dibikin terhuyung. Terpaksa ia berlompat tinggi, melewati kepala mereka itu. Baru ia menaruh kaki di tanah atau telah datang pula pasukan yang keempat. Lagi-lagi ia berlompat pergi. Lagi-lagi ia diserang barisan yang serupa. Maka, ke mana ia menyingkir, di sana ia dipegat dan diserbu apa yang dinamakan Barisan Tembok itu.
Juga Oey Yong mengalami serbuan yang serupa. Ia lebih gesit daripada Kwee Ceng tetapi ia kewalahan.
Akhirnya ia lompat kepada si anak muda, untuk mempersatukan diri. Karena ini, bersama-sama
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mereka kena didesak mundur. Mereka mundur terus hingga di pojok batu gunung.
"Engko Ceng, mundur ke jurang!" Oey Yong berkata.
Kwee Ceng belum bisa menerka maksud si nona
tetapi ia menurut, ia mundur ke arah jurang seperti si nona. Ketika mereka akan sampai di tepian, lagi lima atau enam kaki, mendadak pihak penyerang
menghentikan desakannya. Ia lantas berpaling ke belakang. Baru sekarang ia mengerti. Ia kata dalam hatinya: "Di sini ada jurang, kalau mereka mendesak tanpa sanggup mempertahankan kakinya, tentu
mereka bakal terjerunuk ke dalam jurang!"
Pemuda ini lantas memandang ke Oey Yong,
hendak ia memuji ke cerdikan orang, atau ia tak jadi memuji. Roma bergembira dari si nona lekas berubah menjadi guram. Ia menoleh lagi ke arah musuh.
Sekarang ia mendapatkan musuh maju dengan
perlahan-lahan, musuh itu berlapis-lapis. Inilah benar-benar berbahaya. Berdua mereka bisa dipaksa jatuh sendiri ke dalam jurang, sedang untuk berlompat di atasan kepala dari selapis dari seratus orang, itulah tak dapat.
Selama di gurun pasir, Kwee Ceng pernah
mengikuti Ma Giok berlari-lari di tepian jurang, maka itu, ia lantas memperhatikan jurang itu. Ia mendapat kenyataan keadaan jurang kalah daripada jurang di gurun pasir itu. Maka ia lantas mendapat pikiran.
"Yong-jie!" ia berkata. "Lekas kau naik ke punggungku. Mari kita pergi!"
"Tidak dapat!" kata si nona menghela napas.
"Mereka bisa menyerang kita dengan batu"!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kwee Ceng pikir itulah benar juga. Ia menjadi bingung. Tapi justru itu, ia ingat suatu bagian dari Kiu Im Cin-keng.
"Yong-jie," ia berkata. "Aku ingat di dalam Kiu Im Cin-keng, ada ilmu yang disebut Ilmu memindah Arwah, mungkin itu sama dengan ilmu Liam-sim-hoat yang kau tanyakan tadi. Baik, mari kita mencoba-coba"."
Tetapi si nona masih berduka.
"Mereka semua ada murid yang dicintai suhu, apa gunanya untuk membinasakan mereka apa pula di dalam jumlah yang banyak?"
Tetapi Kwee Ceng tidak memperdulikan lagi si
nona. Mendadak ia memeluk tubuh orang sambil ia berbisik: "Lekas lari!" Menyusul itu, ia mencium pipi si nona yang nempel sama hidungnya itu selagi ia berbisik, lalu dengan mengerahkan tenaganya, ia melemparkan nona itu ke atas panggung Hian Wan Tay!"
Oey Yong telah membikin tubuhnya enteng, maka tubuhnya itu melayang ke arah punggung. Ia mengerti maksudnya Kwee Ceng itu, yang mau melawan sendiri kepada semua lawannya, agar ia menyingkir terlebih dahulu. Ketika ia sampai di panggung, dengan enteng ia menaruh kakinya. Sesaat itu, ia menjadi tidak karuan rasanya. Tapi ia segera melihat Yo Kang di satu pojok panggung itu, dengan tangan memegang Lek-tiok-thung, orang she Yo itu lagi memegang pimpinan pada barisan pengemis itu. Ia lantas mendapat pikiran. Terus ia menjejak lantai, akan berlompat kepada anak muda itu, tangannya diulur untuk menyambar tongkat suci kaum Kay Pang itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Yo Kang terkejut melihat tahu-tahu si nona berada di atas panggung itu, ketika tubuh orang hampir sampai, ia hendak menghajarnya dengan tongkatnya, atau tangan kanan si nona, dengan dua jari terbuka, meluncur ke arah kedua matanya. Juga kaki kiri si nona dipakai menjejak tongkatnya itu.
Dalam kagetnya, saking takutnya, Yo Kang
melepaskan tongkatnya dan ia sendiri lompat turun dari panggung. Meski begitu, ia masih kalah sebat oleh si nona, matanya toh kebentur juga jari si nona itu, hingga ia merasakan sangat sakit, kedua matanya menjadi gelap.
Oey Yong telah mengeluarkan jurus "Dari mulut anjing galak merampas tongkat". Itulah salah satu jurus terlihai dari ilmu tongkat "Ta Kauw Pang-hoat"
Jangan kata baru orang dengan ilmu silat seperti Yo Kang itu, biar yang terlebih pandai, sukar untuk dia meloloskan diri.
Oey Yong segera mengangkat tinggi tongkat
sucinya itu, ia berseru:" Saudara-saudara Kay Pang, lekas kamu menghentikan pertempuran! Ketahuilah oleh kamu, Ang Pangcu masih belum meninggal dunia!
Semua-semua adalah bisanya ini manusia jahat!"
Suara itu terang terdengar, semua pengemis
menjadi heran. Dengan serempak, mereka
menghentikan aksi mereka. Semua orang lantas
mengawasi ke arah panggung, hati mereka ragu-ragu.
Benarkah kabar girang itu - artinya pangcu mereka yang she Ang itu belum menutup mata"
"Saudara-saudara, mari!" Oey Yong memanggil.
"Mari dengar aku bicara dari hal Ang Pangcu!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Yo Kang mendengar suara nona itu, tetapi ia tidak dapat membuka matanya. Maka dari bawah panggung, ia berteriak: "Akulah pangcu! Saudara-saudara dengar perintahku! Lebih dulu dorong itu bangsat laki-laki jatuh ke dalam jurang, baru bekuk ini bangsat perempuan yang ngaco-belo!"
Titahnya Yo Kang ini besar pengaruhnya. Walaupun di daam ragu-ragu, bangsa pengemis itu tetap taat kepada ketuanya. Maka itu mereka maju sambil
berseru-seru. "Saudara-saudara, dengarlah!" Oey Yong berteriak pula. "Tongkat Kay Pang ada di tanganku, akulah pangcu dari Kay Pang kamu!"
Semua pengemis itu melengak, tindakan kaki
mereka berhenti sendirinya. Memang belum pernah mereka mengalami peristiwa tongkat suci mereka kena dirampas orang.
Oey Yong berkata pula: "Kay Pang kita telah malang melintang di kolong langit ini tetapi hari ini kita telah diperhina, dibuat permainan oleh orang luar, bahkan dua saudara Lee Seng dan Ie Tiauw Hin
dipaksa membuang jiwanya dengan cuma-cuma! Dan Lou Tiangloo pun telah terluka parah! Kenapakah itu"
Apakah sebabnya itu?"
Kata-kata itu berpengaruh juga, maka ada separuh dari orang Kay Pang itu suka mengawasi si nona untuk mendengar pembicaraan terlebih jauh.
"Sebabnya ialah karena itu manusia licin she Yo telah bersekongkol sama pihak Tiat Ciang Pang!"
berkata pula Oey Yong nyaring. "Orang she Yo itu telah menyiarkan cerita burung bahwa Ang Apngcu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
telah meninggal dunia! Tahukah saudara-saudara siapakah orang she Yo ini?"
"Siapakah dia" Siapakah dia?" banyak suara bertanya. "Lekas bilang, lekas!"
Tapi ada juga yang berseru. "Jangan dengar ocehannya bangsat perempuan ini, dia lagi mengacau pikiran kita!"
Maka itu, suara mereka itu menjadi berisik.
Oey Yong tidak menghiraukannya. Ia berkata pula:
"Dia bukan orang she Yo, dia sebenarnya she Wanyen! Dialah putra dari Pangeran Chao Wang dari negara Kim! Dia tengah beraksi untuk merumpas Kerajaan Song kita!"
Kawanan pengemis itu melengak tetapi mereka
tidak berani lantas mempercayai.
Oey Yong berpikir cepat. Ia pun mengerti, sukar untuk lantas merebut kepercayaan orang banyak itu.
Maka ia membutuhkan bukti. Ia lantas merogoh ke dalam sakunya. Ia merasa syukur yang barang-barangnya tidak terampas semua. Di situ masih ada tangan besi yang Cu Cong curi dari tubuhnya Khiu Cian Jin. Dia lantas mengangkatnya tinggi-tinggi. Ia lantas berkata nyaring: "Lihatlah kamu, barang ini barang apa! Baru saja aku merampas ini dari
tangannya si orang she Yo itu! Lihatlah, semua saudara!"
Semua orang merangsak maju. Mereka terpisah
cukup jauh dari panggung. Mereka ingin melihat tegas, barang apa itu. Lantas juga di antaranya ada yang berseru, "Itulah tangan besi! Kenapa barang itu ada padanya?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Nah, inilah dianya!" berseru Oey Yong. "Dialah mata-mata dari Tiat Ciang Pang! Tentu saja dia membawa-bawa barang pertandaan dari partainya!"
Yo Kang kaget dan takut sekali. Segera ia
mengayunkan sebelah tangannya, maka dua biji
pusutnya menyambar ke arah si nona. Ia tidak bisa melihat tetapi ia bisa menduga orang berada di mana dengan mendengar suaranya saja. ia pun terpisah paling dekat dengan nona itu.
Oey Yong mendapat lihat menyambarnya senjata
rahasia, yang mengeluarkan sinar berkeredepan, ia membiarkan saja. Adalah diantara pengemis ada yang berteriak-teriak: "Senjata rahasia! Awas!" Ada pula yang menjerit: "Celaka!"
Dua batang senjata rahasia itu mengenai tubuh Oey Yong, terdengar suaranya yang nyaring, lekas
keduanya jatuh ke panggung, si nona tidak kurang suatu apa.
"Eh, orang she Yo!" Oey Yong menegur. "Jikalau kau bukannya orang jahat, kenapa kau membokong aku dengan senjata rahasiamu!"
Orang Kay Pang itu menjadi heran, mereka jadi sangat bersangsi. Rata-rata mereka bertanya, siapa nona itu, dan apa benar perkataannya. Ada juga yang menanya, apa pangcu mereka - Ang Pangcu - belum mati. Maka itu, banyak mata lantas ditujukan kepada keempat tiangloo mereka. Agaknya mereka ingin minta keempat tertua itu mengeluarkan pikirannya.
Karena kejadian ini, Barisan Tembok dari kaum Kay Pang itu pecah sendirinya, dengan begitu ketika Kwee
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ceng pergi ke pinggiran panggung, tidak ada orang yang mengambil peduli.
Ketika itu Lou Yoe Kiak sudah mendusin, maka
keempat tiangloo lantas berbicara.
"Sekarang ini belum bisa didapat kepastian,"
berkata Yoe Kiak. "Maka itu baiklah kedua pihak itu ditanya jelas-jelas. Yang paling penting ialah mencari tahu dulu benar atau tidak Ang Pangcu telah
meninggal dunia"."
"Tetapi kita sudah mengangkat pangcu baru, mana dapat kita mengubahnya dengan sembarangan?" kata Kan Tiangloo bertiga. "Aturan kita turun-temurun, titah pangcu tidak dapat dibantah!"
Maka itu, keempat tiangloo itu pun menjadi terpecah dua.
Kemudian ketiga tiangloo golongan Pakaian Bersih saling mengasih isyarat, terus mereka mendekati Yo Kang, terus Kan Tiangloo berseru: "Kami cuma mempercayai perkataannya Yo Pangcu! Entah
darimana datangnya ini dukun perempuan, dia
mengacau pikiran orang! Jangan dengarkan dia!
Saudara-saudara bekuk dia! Bawa dia turun untuk dihajar!"
Tapi Kwee Ceng di bawah panggung berseru
dengan bengis: "Siapa berani turun tangan"!"
Melihat orang bersikap garang, tidak ada pengemis yang berani naik ke panggung.
Sementara itu Khiu Cian Jin bersama orang-
orangnya semua berdiri diam di samping, jauh dari
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mereka itu. Ia senang menyaksikan peristiwa itu.
Bukankah orang seperti lagi saling membunuh"
Oey Yong berkata pula: "Sekarang ini Ang Pangcu masih hidup, ia berada dengan tidak kurang suatu apa di dalam istana di Lim-an! Pangcu kelewat gemar dahar barang santapan raja, ia tidak dapat membagi tempo untuk datang ke mari, maka itu ia mewakilkan aku. Kalau nanti Ang Pangcu sudah cukup dahar, ia pasti akan datang menemui saudara-saudara!"
Keempat tiangloo serta kedelapan pengemis
kantung delapan itu tahu kegemarannya pangcu
mereka akan bersantap, keterangannya Oey Yong ini dapat juga menarik kepercayaan mereka itu, maka pikiran mereka guncang pula.
Kembali Oey Yong berkata: "Orang she Yo ini sudah bersekongkol sama Tiat Ciang Pang, dia
sengaja hendak mencelakai aku. Dia telah mencuri tongkatnya Pangcu untuk mengakali orang. Kenapa kamu tidak dapat membedakan apa yang benar dan apa yang salah dan kamu main percaya saja"
Keempat tiangloo dari partai kita adalah orang-orang yang banyak penglihatannya dan luas
pengetahuannya, mengapa kamu tidak dapat melihat ini suatu akal yang kecil sekali?"
Mendengar itu, semua mata lantas diarahkan
kepada keempat tiangloo. Banyak mata yang bersinar ragu-ragu.
Yo Kang telah buntu jalan, dia norek.
"Kau bilang Ang Pangcu masih hidup, habis kenapa dia menugaskan kau menjadi pangcu?" ia menanya.
"Dia menghendaki kau menjadi pangcu, kau mempunyai bukti apa?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Oey Yong membalingkan tongkatnya.
"Inilah tongkat Tah-kauw-pang dari Pangcu!
Mustahilkah ini bukannya bukti?" berkata ia.
Yo Kang tertawa lebar. "Haha! Toh itu tongkat suciku, yang barusan kau merampasnya dari tanganku?" katanya. "Siapakah tidak menyaksikan itu barusan?"
"Jikalau Ang Pangcu menghendaki kau menjadi pangcu, mengapa dia tidak mengajari ilmu silat Tah Kauw Pang-hoat?" Oey Yong tanya. "Kalau benar dia mengajarinya, kenapa kau membiarkannya aku
merampasnya?" Mendengar orang menyebut ilmu silat Tah Kauw
Pang-hoat, yaitu ilmu silat tongkat peranti
mengemplang anjing. Yo Kang menyangka Oey Yong memandang hina tongkat itu, maka ia hendak
membalikinya. Ia berteriak: "Inilah tongkat suci dari Pangcu kami, kenapa kau menyebut-nyebut tongkat peranti mengemplang anjing" Ha, kau mengaco belo, ya! Sungguh berani kau menghinakan tongkat suci dari partai kami!"
Yo Kang bangga sekali. Ia menganggap dengan
begitu ia telah menghormati tongkatnya itu. Ia mau percaya, tentulah orang-orang Kay Pang senang dengannya. Ia sama sekali tidak menyangka, bahwa selama di sepanjang jalan, si pengemis gemuk dan kurus sebenarnya tidak berani menyebut Ta Kuaw Pang kepada tongkat suci itu, hingga dengan begitu, ia sendiri jadi tidak tahu nama tongkat itu. Mendengar perkataannya itu, semua pengemis saling mengawasi,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
wajah mereka muram, suatu tanda mereka tidak
senang hati. Yo Kang telah dapat melihat sikap orang itu, ia mengerti bahwa ia tentu telah omong kurang tepat, hanya ia tak tahu di mana letak kesalahannya. Tidak pernah ia menyangka, tongkat suci yang dipandang keramat Kay Pang itu, namanya sebenarnya ialah Tah Kauw Pang alias tongkat peranti pengemplang anjing!
Oey Yong tersenyum. "Ha, buat apa banyak-banyak omong tentang tongkat suci ini!" katanya. "Jikalau kau menghendakinya, kau ambillah!"
Dan ia mengulurkan tangannya, menyodorkan
tongkat itu.
Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Yo Kang menjadi girang sekali, meski begitu, ia tidak berani lantas naik ke panggung, ia jeri untuk Kwee Ceng.
"Pangcu, kita nanti menjagai kau," Pheng Tiangloo berbisik. "Lebih dulu ambillah tongkat itu, baru kita bicara pula."
Habis berkata begitu, tiangloo ini mendahului berlompat naik.
Melihat demikian, Yo Kang yang sekarang telah dapat melihat pula, turut naik dengan diiringi Kan Tiangloo dan Nio Tiangloo.
Yo Kang dengan bersangsi, dia curiga orang nanti menggunakan akal, ia tidak langsung menyambuti, lebih dulu ia bersiaga dengan tangan kiri, baru tangan kanannya diulur.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Oey Yong melepaskan cekalannya. Ia tertawa.
"Apakah kau telah memegangnya erat-erat?" ia menanya.
"Kenapa?" tanya Yo Kang gusar, sedang tangannya memegang keras tengah tongkat.
Oey Yong tidak menjawab, hanya dengan tangan
kirinya bergerak, kaki kanannya terbang, menyusul mana, tangan kanannya dilonjorkan, Dengan
gerakannya itu pas berbareng cepat, tongkat suci kembali pindah ke tangannya tanpa Yo Kang mampu berdaya untuk melindunginya.
Kedua tiangloo she Pheng dan Nio kaget bukan
main, mereka heran sekali. Cuma sekejap, tongkat telah berpindah tangan pula. Kan Tiangloo juga tidak kurang herannya. Bukankah mereka bertiga
melindungi pangcu mereka yang muda itu"
Yo Kang bersangsi. Kang Tiangloo menggeraki cambuknya sebat sekali, cuma sedetik, tongkat itu kena disambar, dililit dan ditarik, lalu dipegang tangannya. Menyaksikan itu, semua orang Kay Pang bersorak dengan pujian
mereka. Kemudian tongkat dapat diserahkan kepada Yo Kang.
"Ketika Ang Pangcu menyerahkan tongkat ini kepadamu, mustahil ia tidak mengajari kau untuk kau memegangnya dengan erat?" tanya Oey Yong tertawa pada si anak muda. "Bukankah ia telah mengajarinya supaya kamu dapat melindunginya hingga tidak
gampang-gampang kena orang rampas?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tepat selagi ia tertawa, kedua kaki si nona
menjejaki lantai, lalu tubuhnya melesat di antara Kan Tiangloo dan Nio Tiangloo, terus tiba di depannya Yo Kang. Kan Tiangloo menyambar dengan tangan
kirinya, guna menangkap si nona, tetapi tangkapannya gagal. Sebab nona itu tepat menggunakan jurus
"Burung waket terbang berpasangan" ajaran Ang Cit Kong, tubuhnya lincah dan licin. Bukan main heran dan kagetnya tiangloo itu, yang mengenal baik
kepandaiannya sendiri. Hatinya tercekat. Justru itu mereka mendengar sambaran angin, hingga terpaksa mereka itu melompat mudur.
"Ini jurus yang dinamakan Tongkat mengemplang anjing sepasang," berkata si nona, yang tubuhnya melesat sedang barusan, dengan gerakan tongkatnya, ia sengaja membikin kedua tiangloo itu membuka jalan untuknya. Maka ia telah sampai di pojok timur dari panggung itu, tongkat Tah-kauw-pang tercekal di tangannya, cahayanya menyorot hijau di antara sinar rembulan.
Demikian sebat si nona, tak ada orang yang melihat gerakannya itu.
Kwee Ceng lantas berseru: "Lihatlah! Kepada siapa Ang Pangcu telah menyerahkan tongkat Tah-kauw-pang" Apakah masih belum cukup terang?"
Orang-orang Kay Pang menjadi kagum, heran dan bercuriga. Mereka telah menyaksikan jelas bagaimana caranya si nona merampas pulang tongkat itu dari tangan Yo Kang, sedang anak muda mereka itu - si pangcu baru - pun pandai ilmu silat dan dia juga dilindungi ketiga tiangloo. Lantas mereka ramai membicarakan itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lou Yoe Kiak lantas berkata: "Saudara-saudara, apa yang diperlihatkan nona ini benar-benar ada ilmu silatnya Ang Pangcu!"
Kan Tiangloo saling mengawasi dengan Pheng
Tiangloo dan Nio Tiangloo, lalu ia berkata: "Dialah muridnya Ang Pangcu, sudah tentu dia mendapat warisan pelajaran ilmu silatnya! Apakah yang aneh!"
"Semenjak jaman dahulu, Tah Kauw Pang-hoat tidak diwariskan kecuali kepada orang yang menjadi pangcu," berkata Lou Yoe Kiak. "Mustahilkah Kan Tiangloo tidak ketahui aturan itu?"
Kan Tiangloo tertawa dingin.
"Nona ini mengerti beberapa jurus ilmu silat tangan kosong merampas senjata, belum tentu itulah Tah Kauw Pang-hoat!" ia berkata.
Yoe Kiak menjadi bersangsi, tetapi ia berkata kepada Oey Yong: "Nona, silahkan kau menjalankan ilmu silat Tah Kauw Pang-hoat. Kalau benar kau mewariskan ilmu silat itu, pasti pengemis di seluruh negeri bakal takluk kepadamu."
"Tetapi," berkata Kan Tiangloo yang licik, "Ilmu silat itu kita cuma baru mendengar namanya saja, belum pernah ada yang melihatnya, maka itu siapa berani memastikan itu tulen atau palsu?"
"Habis itu kau menghendaki apa?" Lou Tiangloo tanya.
Kan Tiangloo menepuk kedua tangannya satu
dengan lain, ia kata dengan nyaring: "Jikalau nona ini dengan ilmu silat tongkat itu dapat mengalahkan sepasang tanganku yang kosong ini, maka aku si
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
orang she Kan barulah takluk benar-benar dan akan menjunjungnya sebagai pangcu kita! Umpama kata aku mengandung dua hati, biarlah laksana panah menancap di tubuhku dan ribuan golok menghukum picis mayatku!"
"Hm!" Yoe Kiak berkata, "Berapa tinggikah usianya si nona ini" Meskipun dia pandai dengan ilmu silat tongkatnya, maka sanggup dia melayani kau yang sudah belajar silat beberapa puluh tahun lamanya?"
Selagi dua tiangloo ini berebut bicara, Nio Tiangloo si tabiat keras sudah habis sabarnya, dengan
mendadak dia berlompat kepada Oey Yong sambil membacok dengan goloknya. Sembari menyerang, dia kata: "Tulen atau tidaknya ilmu silat Tah Kauw Pang-hoat itu akan terbukti setelah diuji! Maka lihatlah golok!"
Penyerangan itu hebat. Itulah penyerangan berantai tiga kali, sedang dilakukannya dengan cara seperti membokong.
Oey Yong dapat melihat serangan itu, dengan cepat ia menyoren tongkat di pinggangnya, dengan sebat ia berkelit, dan ia berkelit terus tiga kali, hingga ia bebas dari serangannya. Ia pun berkelit tanpa memindahkan kaki, cuma main mengegos tubuh.
"Apakah untuk melayani kau tepat aku
menggunakan ilmu silat Tah Kauw Pang-hoat?" ia kata sambil tertawa. Kata-kata ini disusuli gerakan tangannya kiri dan kanan - tangan kiri menyerang, tangan kanan mencoba merampas golok!
Nio Tiangloo berkenamaan, ia menjadi gusar sekali, yang satu bocah cilik berani memandang dia sebelah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mata, maka itu habis menyingkirkan goloknya itu, ia lantas menyerang pula. Tentu sekali, ia berlaku bengis.
Sekarang Kan Tiangloo tidak lagi memandang
enteng kepada si nona itu, ia mau percaya, mengenai si nona, mesti ada apa-apa yang masih tersembunyi, dari itu, karena khawatir kawannya berlaku
semberono, ia meneriaki: "Nio Tiangloo, jangan kau berlaku telengas!"
Tapi Oey Yong sebaliknya memandang enteng,
"Jangan sungkan-sungkan!" katanya tertawa. Sembari berkata dan tertawa itu, ia melayani si tiangloo. Karena orang bersenjata golok dan menyerang bengis, ia melawan dengan lebih banyak berkelit, setiap ada ketikanya, ia membalas, meninju atau menendang, atau ia menyikut atau memengal. Dalam tempo yang pendek, ia mengasih lihat belasan macam jurus yang luar biada.
Semua pengemis menjadi seperti kabur matanya.
Mereka heran dan kagum, apapula delapan pengemis kantung delapan itu.
"Ah, itulah Lian Hoa Kun!" yang satu berseru.
"Eh, itu toh pukulan gembolan kuningan?" kata si gemuk, yang turut menjadi kagum. Hanya belum ia menutup rapat mulutnya, Oey Yong sudah menukar lagi ilmu silatnya, hingga seorang pengemis lain berseru: "Ah, itulah ilmu silat Kun-thiang-kang dari Ang Pangcu!"
Ang Cit Kong itu adalah seoarang yang wajar, ia tidak suka menerima murid, kalau ada anggota yang berjasa, ia cuma mengajari satu atau dua jurus sebagai persen. Lee Seng bukannya seorang lemah, ia cuma diajarkan satu jurus dari satu jurus dari Hang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Liong Sip-pat Ciang, ialah jurus "Naga sakti menggoyang ekor". Sudah begitu ada lagi satu tabiat aneh dari pangcu itu, ialah satu jurus yang diajarkan kepada satu orang, ia tidak suka mewariskan lagi kepada yang lain, maka juga, pelajaran yang didapat anggota-anggota Kay Pang, semua berlainan. Cuma Oey Yong yang menjadi murid yang istimewa, sebab ia pandai masak, dia dapat memincuk pangcu itu dengan pelbagai masakannya yang lezat, setiap kali ia masak, setiap kali ia memperoleh satu pelajaran. Maka juga selama di Kiang Bio-tin, dia memperoleh puluhan macam jurus. Sekarang, di depan Kay Pang, ia
sengaja pertontonkan ilmu silatnya itu, membikin orang kagum, heran dan tunduk. Maka setiap anggota Kay Pang, yang pernah memperoleh warisan dari Ang Cit Kong lantas memuji kalau ia melihat si nona
menjalankan jurusnya itu. Maka itu, ramailah suara pujian, yang keluar saling susul.
Nio Tiangloo melihat itu semua, ia juga menjadi heran dan kagum, matanya pun seperti kabur, oleh karena itu, ia tidak mau berlaku sembrono lagi, tidak mau ia menyerang, ia selalu membela diri dengan menutup dirinya rapat-rapat.
Lagi beberapa jurus telah dilewatkan atau
mendadak si nona berhenti bersilat, dengan
menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya, ia tertawa menanya: "Apa kau suka menyerah kalah?"
Nio Tiangloo belum mengeluarkan seantero
kepandaiannya, mana sudi ia menyerah kalah, bahkan kerena panas hatinya, ia lantas menyerang.
Bacokannya ini hebat sekali.
Kan Tiangloo dan Lou Yoe Kiak kaget. "Tahan!"
mereka berseru. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Pula banyak pengemis lainnya yang berteriak
saking kagetnya. Selagi orang kaget dan berkhawatir itu, Oey Yong sendiri tidak menghiraukan datangnya bacokan yang diarahkan ke pundaknya yang kiri.
Nio Tiangloo sendiri pun menyesal, tetapi ia tidak dapat menarik pulang bacokannya itu, maka tepat sekarang si nona kena dibacok, sebab ia nampak tidak berkelit atau menangkis.
Baru Nio Tiangloo menyesal atau mendadak
tangannya dirasai lenyap tenaganya, goloknya itu terlepas dari cekalan, jatuh dengan mengasih dengar suara nyaring di lantai panggung. Ia tentu tidak tahu yang nona lawannya itu mengenakan pakaian dalam joan-wie-kah, jangan kata golok biasa, golonk mustika pun tak nanti memakan. Berbareng dengan
menyesalnya itu, sikutnya telah ditotok si nona menggunakai ilmu totok warisan ayahnya ialah "Lan-hoa-hoet-hiat-ciu", ilmu menotok jalan darah Bungan Anggrek.
Dengan lantas Oey Yong mengulurkan kakinya,
untuk menginjak goloknya si pengemis tertua itu, kepalanya dimiringkan, sembari tertawa, ia menanya,
"Bagaimana?" Nio Tiangloo tercengang, lalu tanpa membilang apa-apa, ia lompat mundur.
Adalah itu waktu Khiu Cian Jin dari tempatnya menonton mengasih dengar suaranya yang nyata
sekali: "Orang memakai mustika dari Tho Hoa To, atau tidak membacok kepalanya, mana bisa kau melukai dia?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kan Tiangloo tunduk, ia berpikir.
"Bagaimana, kau percaya aku tidak?" tanya Oey Yong tertawa.
Lou Yoe Kiak mengedipi mata kepada si nona,
untuk dia menyudahi saja. Ia tahu, dalam ilmu silat, nona ini kalah jauh dari Nio Tiangloo, maka
kemenangannya itu mesti karena suatu tipu daya. Atau sedikitnya, akan sama tangguhnya. Dilain pihak, Kan Tiangloo jauh lebih lihay daripada Nio Tiangloo itu.
Maka ia bergelisah melihat si nona tidak menggubris isyaratnya itu. Hanya celaka untuknya, untuk turun tangan, ia tidak sanggup, tangannya, yang diremas Kiu Cian Jin, masih terasa sakit sekali, bahkan semakin sakit, hingga ia mengeluarkan keringat dingin di sekujur badannya, hingga tak bisa ia membuka
mulutnya. Akhir-akhirnya Kan Tiangloo mengangkat
kepalanya. "Nona marilah aku belajar kenal denganmu!" ia berkata.
Kwee Ceng melihat tegas tiangloo itu, ia percaya Oey Yong tak sanggup melawannya, maka itu, ia hendak menggantikan nona itu. Maka ia lantas
menjumput tambang kulit yang dipakai meringkus dirinya, dengan satu gerakan tangan, ia membikin ujung tambang menyambar tongkatnya Kan Tiangloo yang tadi oleh Kiu Cian Jin dibikin nancap di batu gunung, sambil membentak, ia menarik dengan kaget.
Maka tongkat itu tercabut, terlempar ke arah si tiangloo. Disaat itu ia berlompat ke depan Kan Tiangloo, ia menyambar dengan sambarannya
"Menunggang enam naga", suatu jurus dari Hang Liong Sip-pat Ciang, setelah itu, dengan tangan kiri
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
memegang kepala tongkat dan tangan kanan
mencekal bututnya, yaitu ujungnya, ia membikin gerakan memutar. Maka itu dilain saat, tongkat yang telah melilit melengkung ia lantas menjadi pulih keadaannya, lempang seperti biasa. Segera setelah itu, ia menyerukan, "Sambutlah!" dan tongkat itu ia lemparkan kepada pemiliknya.
Kan Tiangloo terkejut. Ia tahu, kalau ia menyambut, tangannya bisa terluka. Maka dengan lantas ia berkelit, sambil berbuat begitu, ia berseru kepada orang-orangnya dibawah panggung, menitahkan mereka itu lekas menyingkir. Kalau tidak, mereka atau beberapa di antaranya bisa terhajar tongkat itu.
Akan tetapi tongkat itu tidak sampai mendatangkan bencana. Oey Yong dengan sebat sekali, dengan cara pandai, telah mengulurkan Lek-tiok-thung di tangannya itu, menyambar bagian tengah dari tongkatnya Kan Tiangloo, lalu dengan gerakan menarik sambil
memutar, ia membuatnya tongkat tertahan dan kena tertekan hingga turun di lantai.
Gerakannya nona Oey ini adalah jurus "Menindih punggung anjing", dari ilmu silat Tah Kauw Pang-hoat, tepat bekerjanya, setelah mana si nona sambil tertawa berkata kepada tiangloo itu yang barusan menantang padanya: "Silahkan kau menggunakan tongkat baja, aku hendak menggunakan tongkat bambu ini! Marilah berdua kita main-main beberapa jurus"."
Kan Tiangloo sangat bersangsi. Sekarang ia
mengambil sikap, kalau kalah, baiklah ia menyerah. Ia lantas membungkuk, untuk memungut tongkat bajanya itu - kepala tongkat diturunkan ke bawah, buntut tongkat naik ke atas, lalu sambil memberi hormat dengan membungkuk, ia berkata: "Aku mohon belas kasihan nona."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dengan cara menghormatnya itu, ialah kepala
tongkat diturunkan, tiangloo ini mengambil sikap menurut aturan Kaum Rimba Persilatan, kehormatan di antara yang muda dengan yang tua, tanda dari tidak berani menganggap diri seimbang derajat. Itulah untuk mohon petunjuk.
Oey Yong meluncurkan tongkatnya, dengan
gerakan "Anjing dongak ke langit", ia menyontek ujung tongkat ujung tongkat si pengemis tertua, hingga tongkat itu naik ke atas, sambil berbuat begitu, ia mengatakan sambil tertawa: "Tak usah memakai banyak adat peradatan! Aku khawatir yang
kepandaianku tidak dapat melawan kepandai kau.."
Tongkat baja dari Kan Tiangloo adalah tongkatnya yang berat yang ia telah pakai untuk beberapa puluh tahun lamanya, sekarang tongkat itu, dengan satu sontekan perlahan, kena dibikin terangkat naik oleh si nona, bahkan ujungnya terangkat sampai hampir mengenakan jidatnya, ia menjadi terkejut. Syukur ia lekas menggunakan tenaganya, untuk menahan, ia kembali membawa sikapnya si muda terhadap
seatasannya. Ia menyerang dengan jurus "Raja Cin menghajar batu", suatu jurus dari Hong Mo Thung-hoat, ilmu silat Hantu Edan dari Lou Tie Cim, salah seorang anggota gagah dari pahlawan-pahlawan Liang San.
Menampak gerakan si tiangloo, Oey Yong tidak
berani berlaku alpa. Ia tahu, meskipun memakai baju lapis, serangan tongkat itu bisa melukai ia di dalam tubuh. Maka dengan lincah ia berkelit. Ia bukannya mundur, hanya berkelit sambil merangsak. Ia terus menggunakan jurus-jurus dari Tah Kauw Pang-hoat.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Demikian keduanya bertempur. Beratnya tongkat baja tigapuluh kati lebih tetapi menghadapi tongkat bambu yang enteng itu, tongkat itu tidak dapat berbuat banyak.
Mulanya Kan Tiangloo masih mengandung rasa
khawatir nanti kena merusak tongkat suci itu, serangannya hebat tetapi diperbataskan, ialah kalau rasanya ia bakal menghajar Lek-tiok-thung, segera ia membatalkannya, ia selalu mencegah bentrokan, akan tetapi sesudah beberapa jurus itu, ia mengubah caranya berkelahi, ia bahkan jadi bersungguh-sungguh. Ia mendapat kenyataan, tongkat si nona lihay sekali, tikamannya juga dapat merupakan totokan kepada jalan darah. Dengan lantas untuk membela diri, ia menjadi repot.
Kwee Ceng menjadi sangat kagum. "Benar lihay ilmu silatnya suhu," ia berkata di dalam hatinya, memuji Ang Cit Kong.
Tengah bertempur itu, mendadak Oey Yong
membuat satu perubahan. Ialah tongkatnya bukan ia cekal gagangnya, hanya bagian tengahnya, dan
bukannya ia menyerang, ia terus putar itu dengan asyik, hingga tongkatnya nampaknya bulat. Tentu sekali itulah bukan cara bertarung, itulah bagaikan orang tengah main-main.
Mulanya Kan Tiangloo heran hingga ia tercengang, habis itu ia menyerang si nona, untuk mencegah kurungan. Ia mengarah pundaknya si nona.
Oey Yong melihat datangnya serangan, ia
bukannya menangkis, ia hanya menjaga. Tapi ia tidak membuat kedua tongkat bentrok, ia cuma
mendekatkan, lalu bagaikan memancing, ia menarik.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kan Tiangloo terkejut. Ia menyerang tetapi ia merasa tongkatnya seperti tertarik dengan keras. Jadi terang si nona telah meminjam tenaga lawan. Dalam kagetnya, ia lantas menarik. Kembali ia terkejut.
Tongkatnya itu seperti nempel sama tongkat lawan, tertarik atau menarik. Ia kaget sebab ia tahu, di dalam halnya tenaga dalam, ia mesti menang daripada si nona, tetapi sekarang ialah yang kena dipengaruhkan.
Tujuh atau delapan kali sudah ia menarik, sia-sia belaka, tongkatnya itu tidak bisa dia
membebaskannya. Tah Kauw pang-hoat ada delapan pokoknya, dan
sekarang Oey Yong lagi menggunakan pokok "melibat"
maka juga tongkatnya itu seperti ada talinya yang mengikat tongkatnya si tiangloo.
Kan Tiangloo penasaran, ia mengerahkan
tenaganya dan memainkan Tay-lek Kim-kong Thung-hoat, yaitu ilmu tongkat Arhat Tangguh, dengan begitu hebat ia membuatnya ujung tongkatnya bergerak keempat penjuru. Tetapi aneh tongkat si nona, kemana ujung tongkat baja menuju, ke sana tongkat bambu mengikuti. Nampaknya seperti si tiangloo yang berkuasa, sebenarnya dia seperti lagi dikendalikan.
Panji Sakti 6 Jala Pedang Jaring Sutra Seri Thiansan Kiam Bong Cian Sie Karya Liang Ie Shen Naga Dari Selatan 7