Pencarian

Pendekar Seribu Diri 5

Pendekar Seribu Diri Karya Aone Bagian 5


Harimau Gembala. namun, manusia bukanlah terdiri dari baja
dan kawat. Setangguh apapun Harimau gembala, tak mungkin ia
menghadapi serangan Anggota baru Panji Telapak Perak yang
mengamuk itu. "Desshhh...Akhhh.... " Harimau gembala terhuyung dua tombak
kebelakang, "Hoeekk.... ia muntah darah.
"Mengasolah dialam baka manusia tak tahu diri" Seorang lelaki
berjubah merah berteriak seraya menusukan pedangnya,
"Akkhhhhhh"....
287 "Beg....Akhh.... kembali Harimau gembala terhuyung kedepan
terkena sapuan tendangan Lelaki berkumis lebat dari arah
belakangnya. Dengan menahan rasa sakit Harimau Gembala bangkit dengan
susah payah sambil mendekap dadanya, namun usahanya itu
tinggal kenangan karena seseorang telah memukulkan tenaga
dalam berbentuk sinar jingga.
Sinar itu membersit dan dengan telak menghantam keningnya,
tanpa kata-kata lagi Harimau Gembala menggelosor jatuh
dengan tubuh hangus, ia tewas dengan segala kegagahannya.
Kematian Harimau Gembala ternyata tak sia-sia. Melihat
kegagahan orangnya, sekalian tokoh pun segera teringat akan
ajakannya tadi. Mereka merasa malu hati jikalau tak mati
menerima tawaran itu. Meski Harimau Gembala hanyalah seorang Pendekar Golongan
Hitam namun tindaknnya itu npatutlah ditiru oleh sekalian tokoh
persilatan. Serentak bangkitlah semangat mereka yang telah
meredup. "Sreng...Sreng...." bunyi suara pedang dan senjata lain dicabut
dari sarungnya bersahut-sahutan.
"Saudara-saudari sekalian, mari kita ikuti jejak mendiang
Pendekar Harimau Gembala tadi. Lebih baik binasa daripada
menjadi budak anjing Pesuruh Panji Telapak Perak! mari kita
hancurkan perkumpulan sesat itu sebelum memiliki akar yang
lebih kuat" yang berseru adalah Kijaolak seorang datuk dari
goklongan putih. 288 Memang sebagian besar dari hadirin golongan Putih masih raguragu. Mereka tahu jika dibiarkan saja kekuatan Panji Telapak
Perak akan semakin kuat, tapi bertindak sekarang mereka malu
hati bila menuruti Harimau Gembala yang hanya pendekar kelas
dua dari golongan hitam. "Ketua, apakah kita ikut bergerak sekarang" " kata Huru-hara,
"emch,...... kau sudah tak sabar huru hara?" Aram menjawab
santai. Huru hara tersenyum penuh kegembiraan, " yah, aku tak sabar
ingin membuat keributan dengan memberedeli nyawa Anggota
Panji Telapak Perak, terutama lelaki berbaju Perak didekat
Kaisar Iblis itu.. "Sabarlah, jangan terburu nafsu, kita buat mencak-mencak
Kaisar Iblis dulu dengan menggagalkan sedikit rencananya,
lagipula yang lainnya belum sadar dari semadi" Aram tersenyum
sambil memperhatikan teman-teman lainnya yang sedang
bersemadi.. Bulan masih setia dengan cahayanya yang terang benderang,
sudah sehari setengah malam kaum persilatan mengadakan
Pertemuan dilembah kematian itu, lembah yang luas, seluas
samudra yang tak bertepi.
Dua buah kubu, pasukan saling berhadapan siap bertempur,
dikubu dekat reruntuhan panggung seorang lelaki tengah baya
berwajah cakap tanpa guratan guratan tua, hanya jenggotnya
saja beberapa ada yang sudah memutih. Rambutnya berwarna
289 Putih Keperakan diikat dengan kain putih yang menjuntai sampai
punggungnya. Pakaiannya serba perak dengan jubah perak
sedang berjaln menuju arah reruntuhan panggung.
Setelah sampai, ia berdiri angker denagn jubah peraknya yang
berkibar-kibar tertiup angin,
"Hahaha.......Kunang-kunang hendak melawan Rembulan,
benar-benar pemandangan yang menggelikan. memang pada
awalnya Aku memutuskan takan memaksa kalian, tapi,
jahahaha........" Kaisar iblis tertawa terbahak-bahak memotong ucapannya
sendiri, setelah puas tertawa ia kembali melanjutkan.
"Tetapi, aku tak suka bila ada yang menentangku..maka aku
menitahkan kepada seluruh anggota untuk memusnahkan
kalian..." Teriakan marah dari Para hadirin yang menyatakan tidak mau
bergabung bersahut-sahutan, namun semuanya tenang ketika
seorang pemuda berjubah coklat dengan kulit rubah dilehernya
mengangkat tangan kanannya.
Pemuda itu maju kedepan, dan berkata.
"Jika kami menyatakan tak ingin bergabung dengan kalian
apakah yang akan kalian lakukan kepada kami, kemampuan
apakah yang kalian miliki sehingga meremehkan umat
persilatan?" 290 Pertanyaan yang tenang itu ditanggapi dengan tertawa terbahakbahak dari Kaisar Iblis.
"Kalian masih ingat dengan darah yang kalian kucurkan"
tahukah kalian apa yang akan kalian lakukan denga darah itu?"
Kaum persilatan tegang, dari awal saja mereka sudah kalah
setingkat dengan Panji Telapak Perak. mereka kini sadar telah
kecolongan. tapi meski tahu kecolongan namun mereka tak
mengerti apoa yang akan terjadi. namun mereka juga dikejutkan
dengan jawaban Pemuda berjubah coklat yangb tak lain Aram
itu "Tentu saja aku tahu"
Tak urung jawaban itu membuat paras Kaisar Iblis berubah
juga,. "Apa yang kau ketahui heh bocah" menyusu juga kau belum
tahu... " "Segalanya aku tahu, menyusu yang mana yang kau maksud"
pada ibuku aku sudah kelar, kepada teman sebayaku aku juga
doyan" jawabnya sombong, jawabannya itu mau tak mau juga
mengobati rasa tegang dari para hadirin, berbeda dengan
seorang perempuan yang merah seperti kepiting rebus karena
jadi perhatian orang. "Grrrr........."Kaisar Iblis menggeram.
Melihat itu Aram memanfaatkannya dengan menambah kayu
bakar dalam pembakaran hati Kaisar Iblis yang menyala-nyala.
291 "Kau sengaja mengumpulkan darah hadirin dengan maksud
jaminan nyawa mereka, kau hanya tinggal mengumpulkan darah
itu dalam satu wadah, terbukti dengan guci di depanmu itu.
kemudian kau akan mengeluarkan ajian sukma darah iblis,
dengan ilmu itu maka kau bisa menciptakan wujud yang persis
dengan yang aslinya, kau tinggal menyuruh duplikat itu untuk
membunuh yang aslinya, sekali dayung dua tiga pulau
terlampaui..haha apa aku salah?"
"tidak-kau tidak salah bocah, kau memang terlalu pintar, maka
kau lah orang pertama yang akan merasakan dahsyatnya ilmu
itu. bersiaplah menuju kematianmu," kaisar iblis jengkel , segera
ia merapatkan kedua telapak tangannya dan berkomat kamit
membaca ajian (mantra), "Bangkitlah wahai sukma iblis terpanggil" teriaknya lantang,
semua orang menghela nafas menunggu saat-saat yang
mengerikan,. hening...sepi,... tak ada sesuatu apapun yang
terjadi, Kaisar Iblis tertegun, segera ia mengulang membaca
ajian. "Bangkitlah wahai sukma iblis terpanggil"
"Bangkitlah wahai sukma iblis terpanggil" sudah tiga kali ia
mengulang namun apa yang diharapkan tidak terjadi juga.
"haha..... Aku bangkiiitt" Disebrangnya seorang pemuda
bertingkah jenaka menirukan hantu.
Kaisar Iblis benar-benar marah,....
292 'Kau,....apa yang kau lakuukan bocah?"
"Kau mau tahu":
"yah" "Mau tahu, Apa mau tahu banget?"
"Gerr....." "haha, baiklah...baiklah..jangan merengut seperti itu, wajahmu
terlalu tampan,.... untuk merengut" Aram Mengejek dan
melanjutkan ucapannya. "Kau tahu kelemahan dari Sukma Darah Iblis"''
"Darah Anjing" "Benar-benar, kau memang pintar, hahahah.... aku
mencampurkan DARAH ANJING dalam darah itu..., kalian tak
sadar, bahwa aku siang-siang sudah menyiapkan itu,... siasat
kalian terlalu kuno untuk orang sepertiku,..." Aram berkakakan
tertawa puas mempermainkan Kaisar Iblis....
"Ger....Fyuuiiittttt" Kaisar iblis bersuit nyaring, tiba-tiba tanah
yang diinjak para hadirin bergetar, seruan kaget, ketakutan dan
lainnya bergemuruh terdengar...apalagi ketika tanah yang diinjak
ambrol sebatas lutut. 293 Kaisar Iblis puas tertawa puas, ia yakin kali ini siasatnya akan
berhasil, namun naas, tanah yang diinjuak Para Hadirin hanya
ambrol sebatas lutut saja, tak ada reaksi lain.
"Wung.......Brusshhh...." bagaikan gasing seorang manusia
keluar dari dalam tanah. ia memakai baju seragam hitam dengan
topeng Perak, semua hadirin terkejut, bahkan Kaisar Iblis juga
terlihat mengerutkan kening.
"Ketua, hamba sudah melaksanakan tugas yang dibebankan
ketua, sekarang saya hendak melepaskan tanda kuning, apakah
ketua keberatan?" "silahkan, tapi lepaskan topeng itu dan bantu Ki Makmur dan Ki
Brahma. juga kabarkan ucapan terimakasihku kepada duta
langit." "baik ketua." setelah topeng dibuka ternyata ia adalah seorang lelaki
setengah baya yang tak lain Ki Guntur adanya, Pipa
cangklongnya yang berwarna merah menyala segera ia hisap,
dengan mengerahkjan tenaga dalamnya ia meniup sekeras
tenaga,. Wirrrrr Blaaarrrrr.... cahaya kuning berpijar diudara
menyemarakan malam purnama dimalam ini.
"Aaauuuuuuuummmm" lolonngan serigala seakan membalas
dari tanda kuning yang berpijar itu.
294 "Panggilan sudah terjawab, hamba mohon pamit.." Suaranya
masih menggaung namun Orangnya sudah menghilang entah
kemana, benar-benar pameran tenaga dalam yang sangat tinggi.
"Ternyata kau memasukan mata-matamu kedalam organisasi
kami bocah..." desis Kaisar Iblis....
Aram hanya tersenyum, gemuruh tawa bergirang hati keluar dari
mulut para hadirin... yang berada dibelakangnya. entah
darimana tiba-tiba tyerdengar seruan,
"Pendekar seribu diri, Pendekar seribu diri," elukan elukan
bersahut-sahutan bagaikan genderang perang yang bertalu-talu,
Kaisar Iblis benar-bennar malu hati karena dipermalukan,
didepan orang sebanyak itu....
"baiklah.... kalau begitu keinginan kalian segera kita akan
layani,..." "Siapkan senjata....." Kaisar Iblis berteriak.... dua kubu itu saling
bertatapan lama sekali, ......
Suara senjata yang dicabut bersahut-sahutan.... pertarungan
berdarah segera akan dimulai...., jika perang prajurit kerajaan
juga sangat menakutkan apalagi jika Kaum Rimba Hijau yang
memiliki olah kanuragan lebih... , ini adalah peperangan Kaum
Persilatan yang pertama dallam sejarah....
Sejarah akan terukir abadi
goresan pena darah yang menjadi saksi
295 prasasti-prasasti yang menjadi bukti
(Perang Dunia Rimba Hijau I)
Ketika sinar fajar pertama memancar di ufuk timur maka pada
saat itu pulalah mulainya berkecamuk pertempuran antara
golongan persilatan pertama yang dahsyat di Lembah kematian.
Tak ada kuda, tak ada bendera, yang ada hanya senjata-senjata
yang teracung, tak ada genderang perang, yang ada hanya
suara teriakan, pekikan dahsyat bersahut-sahutan
menggelegar...... Pihak Kaisar Iblis menyerang habis-habisan untuk dapat
membunuh pihak Kaum rimba hijau yang tak mau tunduk
kepadanya. Yang diserang tidak mau kalah, teriakan
menggelora bergemuruh..., mereka tidak bertahan.. karena
mereka tahu bertahan hanya akan membuat kedudukan mereka
semakin buruk. Suara beradunya senjata, pekik kematian, lolong manusiamanusia yang terbabat senjata, bau anyirnya darah, semuanya
menjadi satu menimbulkan suasana yang mengerikan.
Pertarungan semakin sengit, kedua kubu imbang.. itu membuat
pertarungan semakin lama, sudah satu jam pertarungan
berlangsung namun tak ada satupun yang tampaknya akan
kalah.... Kaisar Iblis dengan teriakan-teriakan menggelegar berkelebat
kian ke mari memberi komando anak buahnya. Kaisar Iblis
berdiri angker dengan telapak tangan yang berwarna perak
296 berlumuran darah, disekelilingnya mayat-mayat berserakan
dengan dada bolong, jantung manusia bertumpuk
dibelakangnya. Kaisar Iblis berdiri terlonggong ketika melihat seorang pemuda
berjubah coklat dapat membunuh anggotanya hanya dengan sentilan beberapa jari
saja, ketika ia melihat paras wajahnya ia tertegun... ya, ia pernah
melihat wajah itu. "Sepertinya aku pernah melihat wajahmu itu anak muda,?" ujar
Kaisar Iblis. Pemuda yang tak lain adalah Aram itu tertawa ringan.
"Tentu saja, Iblis tengkorak Mas, aku adalah pemuda yang
berada dikedai itu, ketika kau bertarung dengan kedua pemuda
dari daratan Tionghoa!"
"Kau....kau!" Kaisar Iblis tertegun, ia tak bisa berkata aa-apa
ketika Aram memanggilnya Iblis tengkorak Mas, ia terkejut
dengan sangat.... "Haha...... kau heran darimana aku tahu"!" Aram tersenyum
misterius. Kaisar Iblis tertawa dingin. "Kau mengigau di siang bolong anak


Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

muda, siapakah Iblis Tengkorak Mas itu., apakah yang kau
katakan itu sidatuk silat itu" sayang sekali dia bukan aku"
297 "oh benarkah" hanya anak kecil saja yang tak tahu bahwa kau
itu Iblis Tengkorak mas, jika memang kau bukan Iblis tengkorak
mas.. sudikah kau meneriakan kata kata ini......"
"heh, jangan kan beberapa patah kata sejuta, katapun aku
berani...." "Baik, katakan kepada seluruh rimba hijau bahwa
Candrasengkala adalah manusia gila yang hanya mampu
menurunkan keturunan yang sama gilanya."
"bagaimana kau setuju," baik aku akan suruh seluruh kaum
rimba hijau untuk mendengarkan." tanpa menunggu Kaisar Iblis
menjawab Aram segera Berteriak keras.
Pada saat pertempuran berkecamuk dengan serunya, maka
pada saat itulah terdengar suara yang keras laksana guntur
mengatasi segala kecamukan dan kegaduhan Perang Kaum
Rimba Hijau itu. "Hentikan pertempuran ini, Kaisar Iblis ingin mengatakan
sesuatu terlebih dahulu!"
Hampir semua orang merasa hendak copot jantungnya
mendengar suara yang menggelegar itu dan hampir semua mata
pula memandang ke tengah-tengah lapangan pertarungan di
mana kelihatan dua orang manusia sedang berdiri berhadapan
dengan dikelilingi mayat yang berserakan.
Kaisar Iblis kertakkan rahang. Hatinya gusar terhadap si pemuda
yang berjubah coklat itu. Diam-diam dia paham bahwa dalam
298 memanfaatkan kesempatan dan kecerdikan otak dia kalah
beberapa tingkat. "Nah, semuanya sudah tenang sekarang, silahkan Tuan yang
mulia mengatakan Kata-kata yang aku ucapkan tadi"
"Germmmm, tahukah siapakah Ki Candrasengkala itu bocah,
ketahuilah dia adalah Ayahku, aku Renjana bersumpah akan
mencincang tubuhmu......." Kaisar Iblis yang ternyata bernama
asli Ki Renjana itu benar-benar marah dan gusar bukan alang
kepalang sampai-sampai ia membuka identitasnya.
Kaum Rimba Hijau gempar, suara teriakan marah benar-benar
bergemuruh..... kini mereka tahu siapakah sebenarnya Kaisar
Iblis itu dan mereka juga sekarang paham mengapa Ki Renjana
atau Si Iblis tengkorak mas selalu memakai topeng,
Para Anggotanya yang lama sudah tahu keadaan itu sehingga
mereka masih tenang.. berbeda dengan Para Anggota barunya.
kini mereka bimbang, mereka seperti orang yang menunggang
harimau.. maju salah mundur juga salah..
Cacian dan sumpah serapah bergemuruh memekikan telinga...
Aram tersenyum penuh kemenangan, ditengah senyum
kemenangannya itu Kaisar Iblis atau Iblis Tengkorak Mas
melihat Pemuda itu berada dalam keadaan lengah.
Maka kesempatan ini dipergunakan olehnya dengan sebaikbaiknya. Telapak tangannya berkelebat cepat dan ganas.
299 Telapak tangan kanannya berkelebat menyambar ke leher
sedang tangan yang lain menyapu ke dada Aram.
Melihat datangnya serangan itu Aram sadar akan
keteledorannya. Ia benar-benar jengkel dengan kelicikan Kaisar
Iblis. Ia yakin salah satu Telapak lawan pastilah akan mengenai
badannya, namun jika harus terpojok begitu saja bukan Aram
namanya. Aram segera lemparkan diri ke belakang dengan tak
kalah sebat kakinya juga menendang keatas.
"Duuukkkk...." Suara beradunya dua buah muatan yang beradu terdengar.
"Akhhhhh" Kaisar Iblis menjerit kesakitan dan lompat mundur namun diburu
dengan sebat oleh Aram. Dalam keadaan marah ternyata
kekuatan telapak Perak Kaisar Iblis tidaklah keluar dengan
penuh sehingga ia mendapat kerugian.
Saking marahnya Kaisar Iblis mengamuk dahsyat. siapapun
yang berada area sekitar duapuluh tombak dekat dengannya
mati hangus akibat terkena sambaran tenaga dalam yang
berseliweran. "Mati Kau Tutyul edan...!" teriak Kaisar Melengking keras.
Tapi Aranm tak menggubris ia malah tertawa geli.
300 "Orang gila Lihatlah, apakah aku ini mirip tuyul" adakah tuyul
yang berambut gondrong haha......!"
Kaisar Iblis menggerutu penasaran. ia jengkel bagaimana
seorang pemimpin besar sepertinya menjadi bulan-bulanan
seorang bocah. Ditempat Lain terlihat Nyi Dewi Renjani atau bidadari Penakluk
Naga dan Kijalak atau Pendekar Burung Jalak sedang bertarung
sengit dengan Ki sapta atau si Iblis pembunuh raga dan Ki seta
atau Iblis pemakan jantung.
Serangan mereka benar-benar ganas, hingga menyisakan
lowongan selebar duapuluhan tombak, siapapun yang
mendekati itu akan mati dengan minimal tubuh terkoyak robek.
Suara beradunya tenaga dalam benar-benar bagaikan suara
dentuman musik saat konser malah mungkin lebih, begitu
memekikan telinga, belum lagi suara teriakan melengking, dan
senjata beradu, kali ini bumi seperti kiamat saja.
Nyi Permata dewi atau sidewi Pemanah Asmara dibantu dengan
dua datuk lainnya Sisinting dari utara dan Sipemabuk dari
selatan kini berpestapora darah. mereka seperti elang yanng
menyambar mangsanya, serang sana, bunuh sini...
Angkara, Ryusuke, Jelita Indria, Amuk Samudra, Luyu
Manggala, Murka Semesta, Sipengabar Langit dan yang lainnya
dengan tertawa-tawa memenggal kepala Anggota Panji Telapak
Perak. 301 "Heh, Kalian ayo kita bertaruh sipapa yang paling banyak
memenggal kepala dekat jakun paling banyak akan diberi hadiah
oleh yang kalah setuju...!" yang berteriak adalah Murka Semesta
si Ksatria Ular. "Setuju" Jawab yang lain serempak,
begitulah mereka berlomba-lomba memenggal kepala Anggota
Panji Telapak Perak sambil berhitung.
Pasukan kubu lawannya kini tampak kacau, malah sebagian
besar mundur terdesak hebat!
Jeritan kematian kali ini benar-benar suatu musik yang indah,
semakin keras jerit kematiannya lawan yang membunuhnya
tampak semakin senang. Orang yang menjadi kepercayaan kaisar iblis kini asyik
membantai golongan yang menentangnya. namun ketika ia
menyaksikan beberapa ratus anak buahnya bergelimpangan
akibat ulah pemuda-pemudi berjubah coklat ia benar-benar telah
mencapai puncak kemarahannya.
Kemarahan Orang kepercayaan Kaisar Iblis tiada terperikan.
Dengan sebat ia menyerang seorang gadis cantik bercelana
payung yang tak lain adalah Jelita Indria yang sedang
memenggal kepala seorang pendekar yang mengaku takluk
terhadap kaisar Iblis.. Orang itu menyerang dengan pukulan kosong, angin
menyambar tubuh Jelita Indria,. Namun Cahaya biru memotong
serangannya itu dari samping.
302 Dan ketika dia berpaling ternyata orang itu adalah seorang
pemuda berjubah coklat dengan peralatan serigala, ialah Huruhara adanya.
"Aku lawanmu, Penjahat wanita!," teriak Huru-hara.
"Budak hina! Siapa yang kau maksud Penjahat wanita hah" Aku
Adiraja adalah seorang Lelaki sejati!," bentak Adiraja.
"hehe.... Lelaki sejati takan melawan apalagi membokong
wanita" Huru-hara terkekeh.
Adiraja meski amarahnya hampir tak dapat dikendalikan lagi,
tapi mendengar ucapan Huru-hara ada benarnya juga ia
menahan serangannya dan bertanya:
"Mengapa kau malah mencariku heh" bukankah masih ada
orang lain?"!" Huru-hara senyum sedikit.
"hehe....soalnya aku ingin mencabut nyawamu, kalau kau tak
dicabut nyawanya maka kau akan hidup, kalau kau hidup temantemanku akan kau bunuh, kalau kau bunuh berarti mereka mati,
kalau mereka mati aku kesepian, kalau aku kesepian tak ada
yang menghiburku, kalau tak ada yang menghiburku aku bakal
bunuh diri, kala aku bunuh diri maka aku akan mati., jadinya kau
harus dibunuh dulu supaya aku tidak mati hehe"
Adiraja melengak mendengar alasan yang sedemikan aneh dan
bertele-tele itu. 303 "Hegh, apa kau tak punya alasan yang lebih masuk akal lagi?"
tanyanya. "Emch, untuk orang yang suka membokong wanita jelaslah lelaki
yang tak memiliki akal, jadi untuk apa aku bertanya dengan akal"
Huru-hara cengengesan. "Kau meminta kematianmu sendiri bocah" Adiraja menggeram
marah. "hahaha........ aku kan sudah mengatakannya padamu.. sedari
tadi, aku yang bakal membunuhmu,..." Huru hara tertawa.
"Germmm..." Adiraja menggerung marah, matanya tampak
merah, sambil menggerung sekaligus dia melancarkan tiga kali
pukulan dahsyat. Dengan sendirinya pukulan-pukulan itu terarah ke tempat
mematikan di tubuh Huru-Hara, Pukulan bagaikan kilat yang
menyambar menyambar kepalanya.
Tapi, huru-hara bukanlah Pesilat kacangan, Begitu tangan
kirinya bergerak tahu-tahu tangan
Adiraja kena tangkap, keruan Adiraja terkejut cepat ia
memukulkan tangan lainnya dan bergeser kekiri dengan
mendoyongkan tubuhnya, yang disambuti dengan tendangan
atas, "bret", baju bagian dadanya robek tak terselamatkan.
Adiraja merasa heran dan dongkol akan kemampuan Sipemuda
lawannya, dengan sekali gerak serangan yang bertambah
304 tingkat kekejiannya Adiraja menerjang,
Sekilas serangan adiraja begitu kacau dan terburu-buru tapi jika
diperhatikan secara seksama serangan itu mengandung unsur
hati-hati dan teratur. Puluhan jurus telah berlangsung tampaknya Adiraja belum juga
mampu mendesak lawannya. Kagum dan dongkol perasaan Adiraja, namun dalam keadaan
demikian ia pun tidak sempat membuat siasat licik, karena
bagaimanapun lawan yang dihadapinya salah satu orang yang
berpikiran seperti seekor serigala.
sekali ia lengah mungkin tubuhnya sudah kena pukulan ataupun
serangan lawan. Begitulah di tengah pertempuran jutaan orang mereka bertarung
dengan sengit, entah berapa ratus jiwa yang melatyang, entah
berapa orang yang kehilangan keluarganya. namun inilah
perang, perang pertama dalam sejarah kaum Persilatan.
Didalam teriknya sinar mentari, jutaan orang bergumul menjadi
satu bagaikan lautan semut yang berebut gula.
Sekiblat cahaya kuning lembayung menggurat langit dari
sebelah utara pertarungan, seorang gadis cantik dengan baju
dan rambut kuncir kuda yang berkibar-kibar berdiri indah dengan
tangan teracung memegang sebuah senjata kecil,.
Ternyata cahaya itu berasal dari senjata itu, sebuah senjata
yang unik, panjangnya hanya senjekal namun mengeluarkan
hawa dingin yang membekukan raga, senjata itu bernama Keris
305 perasaan pemberian dari Aram. mata gadis itu alias Thian Hong
Li terpejam, tenang...... meski gadis itu hanya diam mematung,
tak ada seorang lawanpun yang mendekatinya.
Tapi, manusia memang selalu dikalahkan oleh rasa penasaran
yang menggebu-gebu... terbukti dengan sesosok tubuh berbalut
kain hitam bertopeng perak yang menerjang tubuh gadis itu.
Untuk sesaat tampak tangan sosok itu akan menjamah tubuh
gadis itu, semua orang yang berada didekat gadis itu menghela
nafas panjang, sungguh sayang gadis seelok itu harus mati
begitu saja, pikir mereka.
Namun tampaknya tuhan masih menyayangi gadis itu, terbukti
dengan sebuah keajaiban, ya,.. sosok itu tiba-tiba berdiam diri mematung, melihat kejadian
itu, kawan sosok itu merasa heran, dengan sebat mereka ikutikutan menerjang namun nasibnya sama halnya dengan sosok
pertama. berdiri mematung.
Gadis itu membukakan mata berbareng dengan kilatan petir biru
menggurat langit. Tubuhnya gemetar dengan amat keras melihat banyak sekali
manusia-manusia yang membeku berada didekatnya. teriaknya
dengan keras, "Kalian terlalu kejih......."
Mendadak tubuhnya condong kedepan, senjata kecilnya dengan
cepat ditarik kedepan, kaki kanannya berpinjak pada bumi
sedangkan kaki kirinya diangkat kebelakang, hingga membentuk
306 sikap kayang, itulah jurus pembukaan Elmu Bedog sanca manuk
"jurus Sanca manuk waspada" dengan disertai suara pekikan
nyaring yang menggetarkan hati sepasang matanya
memancarkan sinar tajam. "Budak-budak Iblis!" bentaknya keras, "aku akan bantai
kalian....!" Di tengah suara dengungan Keris Perasaan yang amat nyaring
Keris itu tergetar amat keras dengan membentuk pijaran-pijaran
api yang dingin, itulah kehebatan dari Keris itu, jika biasanya api
itu panas, maka kali ini api itu melawan kodratnya.
keris itu ditarik sejajar dada dengan perlahan mulai mendesak
maju ke depan. "Hiaaatttt...... " Crakk.....crakkk....
Seperti suara kayu dipukulkan ke-es saja keris itu membabat
setiap lawan yang menghadangnya.
mayat-mayat yang berhasil dibabat berubah menjadi bongkasan
es. Jerit kematian terus berdentangan meramaikan suasana, tibatiba,
Terdengar suara tertawa dingin yang amat menyeramkan
ujarnya, "haha....Hatimu kejam sekali Sicu....."
Thian Hong Li berpaling, dan menjerit lirih.....
307 "Ikhh.....Ap...apa yang kau makan itu Mata?"
"Benar-benar Sicu, dan sebentar lagi mata sicu yang akan pinto
makan.... haha.." Ternyata yang tertawa dingin itu seorang Biksu dengan mata


Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ramah, berkepala gundul. siapapun takan menyangka bila biksu
itu merupakan seorang durjana iblis dari Negri Tionggoan, Biksu
Kejam Po Leng Thaysu itulah namanya.,
Sebagai sesama dari Tionggoan tentu saja Thian Hong li
mengerti bahasa dari Biksu itu., diam-diam ia mengerahkan
tenaga dalamnya kedalam ubun-ubun menuruti Jalan
Ketenangan dalam kitab Sewaka Darma, beberapa saat
kemudian akhirnya ia dapat meredam ketakutannya, ia kembali
tenang, dan kembali kepada sifatnya yang jenaka..
"Nah, siapakah sekarang yang memiliki sifat kejam, aku atau
kau" Thian Hong Li cekikikan.
Biksu kejam alias Po Leng Taysu tertegun, Bagaimanapun juga
dia baru saja mengatakan hal yang memojokan gadis itu malah
menakutinya, kini ia tak dapat menyangka gadis itu bakal
membalikan omongan bahkan mengejeknya,
Thian Hong Li tertawa cekikikan mirip kuntilanak dan berkata.
"Hahaa.... Sesama orang kejam jangan saling mendahului"
Sekonyong konyong.... Thian Hong Li merasakan sambaran angin yang amat ringan.
Ternyata Biksu itu menyerangnya tanpa peringatan.
308 "Curang....!" pekik Thian Hong Li sambil meloncat kelangit.
"Seribu bayangan Budha" teriak Biksu itu..
Wes....wes....wes..... Tiba-tiba Biksu itu berubah menjadi empat
bayangan. lalu bayangan-bayangan itu mencabut pedang
dipunggungnya, serta merangkap tangan kirinya di depan dada
berdiam diri tidak bergeming,
Sedangkan Thian Hong li terkejut dengan perubahan si biksu
kejam, setelah berpikir sejenak dan mendarat dibumi Tangan
kanannya mendadak diangkat membentuk gerakan busur
kemudian dengan perlahan dilintangkan di depan dadanya.
yang satunya lagi menengadah seakan meminta minta derma,
disela-sela jarinya Keris perasaan berdiri tegak menantang.
"Bulan gelap bintang Jatuh..." itulah jurus yang digunakan Thian
Hong Li saat ini. jurus yang berasal dari Ajian Bulan Bentang
milik guru keduanya. Pada saat itulah Tangan gadis itu dikebutkan kelangit sehingga
keris itu mencelat, sedangkan tubuhnya melesat ke depan
dengan disertai gulungan angin yang menderu tubuh Thian
Hong li menerjang biksu kejam yang sama-sama menerjang,
Empat lawan satu, gerakannya amat cepat sekali, hanya terlihat
dua buah bayangan yang saling berpapasan.
Terdengar Po Leng Thaysu Memekik keras,
309 "Rajah Budha Bayangan" ujung jubahnya berkibar tertiup angin
dan telapak tangannnya membabat ke depan melancarkan
serangan dahsyat. "Blaaarrrr,....." Satu bayangan Biksu itu terpental jauh,
sedangkan Thian Hong Li hanya mundur tiga tindak.
"Blejrrrttttt" Aliran tenaga dalam seperti listrik menyengat
keempat manusia yang saling berpandangan, mereka adalah
tiga bayangan Biksu Kejam dan Thian Hong Li,
Dengan senyuman aneh Thian Hong li memutar pergelangan
tangannya dan menyentakannya keatas.
"Goaaarrrrrrrr" raungan bak monster bergemuruh memekikan
telinga, untuk sementara semua orang berhenti bertarung dan
berpaling, Betapa terperanjatnya sekalian hadirin melihat Sosok Ular besar
bersayap dengan empat kaki, sedang mengunyah sesosok
manusia yang tak lain adalah Po Leng Taysu asli sehingga
bayangan lain mulai mengabur dan menghilang.
Naga itu tidaklah berkulit melainkan berbentuk hawa keemasan.
dengan tanduk tunggal mirip sebilah keris.
Melihat sosok naga itu Aram sudah mengerti itu adalah
penjelmaan dari sosok Keris yang ia berikan Kepada Thian Hong
Li, yang membuatnya terkejut adalah kemampuan Thian Hong Li
memanggil sosok Naga itu.
310 Namun keterkejutannya itu tidaklah berlangsung lama karena
Kaisar Iblis kembali menempurnya. sehingga kembali mereka
terlarut dalam pertarungan.
Dilain Pihak Thian Hong Li tersenyum bahagia karena usahanya
berhasil, sekali enjot ia meloncak keatas tubuh Naga itu,
"Suiiitssss" Suitan nyaring terdengar dari seorang gadis cantik
yang berduduk angker diatas seekor naga, gadis itu berteriak
teriak mengomando Naganya menyerang Anggota Panji Telapak
Perak. Mereka mengamuk, menelan, hingga pada suatu saat.
"Hoeekkk" "Bruukkkk"
Sosok naga itu menghilang meninggalkan seorang gadis yang
tergeletak pasrah. Sebenarnya sewaktu Thian Hong li melemparkan Kerisnya itu
dan jatuh menimpa tanah ia sedang menggunakan Ajian "Cipta
wujud". Dengan membayangkan sosok naga yang pernah datang
kedalam mimpinya Thian Hong li memanggilnya kealam nyata.
namun, tenaga batinnya belum lah sepadan dengan ilmunya
sehuingga ia Ambruk terluka dalam.
Melihat Si Gadis yang tadi mengamuk bagai badai kini tergeletak
pasrah. Anggota Panji Telapak Perak memanfaatkan
kesempatan, ia menebaskan pedangnya ketubuh gadis itu.
311 "Akkkhhhh....?" jeritan seorang gadis melengking menyayat dan
memilukan. Ternyata yang menjerit itu bukanlah Thian Hong li melainkan
Anggota Panji Telapak Perak yang juga kebetulan seorang
gadis. Mengapa demikian?" Ternyata sebelum Pedang Anggota Panji Telapak Perak
menggores Thian Hong li, Seorang Gadis Cantik berbulu domba
putih menangkis pedang itu.
Dan seorang gadis lainnya Menusuk punggung Anggota Panji
Telapak Perak itu. "Syukurlah kita tak terlambat" Seorang gadis cantik berjubah
coklat dengan peralatan Domba Hitam berkata kepada
temannya, yang dibalas dengan senyumannya.
Tiba-Tiba..... "Butuh bantuan?" seorang gadis cantik lainnya muncul sebatas
kepala dipermukaan tanah.
"Yumi, Kau mengagetkan kami saja" Gadis berjubah coklat
dengan Peralatan Domba putih menjawab.
"Tolong Lindungi kami, kami mau menyembuhkan Tenaga dalam
kekasih Ketua ini" yang satunya mewakili
312 "Hai" Yumi mengangguk dan kembali hilang kedalam tanah.
itulah sebuah ilmu dari kalangan Ninja yang bernama Jinsut.
Kembali Ke Pertarungan Aram dan Kaisar Iblis.
"Halilintar Menyapa Bumi..."
"Arwah Perak Telapak Iblis"
"Duaaaarrrrrrrrrrrrrrrrrrr" Dua buah tenaga sakti beradu tajam.
Pertempuran mereka adalah Pertempuran terdahsyat didalam
kalangan Peperangan itu. Pertempuran yang amat mendebarkan hati ini berlangsung
semakin lama semakin sengit dan merupakan yang belum
pernah terjadi selama ratusan tahun ini angin pukulan memancar
ke delapan penjuru, hawa tenaga sakti meliputi seluruh udara
membuat Tanah berkubang, debu mengepul, rumput menyibak.
Sikap Kaisar Iblis Kini semakim penuh diliputi oleh ketegangan
dan kemarahan, karena belum juga menjatuhkan sipemuda
ingusan. Braak.... bluumm kembali mereka beradu kekerasan. pasir dan
batu kerikil dalam kubangan pada melayang memenuhi angkasa
masing-masing pihak kini sudah mulai melancarkan serangan
yang menentukan mati hidup mereka.
Mulut kaisar Iblis kini merah, darah bertetes-tetes dari mulutntya.
tak beda dengan Aram yang sudah bernafas satu-satu.
Dengan menggunakan jurus Garuda Perkasa dialam surga milik
perguruan Garuda Mas Aram kembali menyerang Kaisar iblis.
313 "Jurus Garuda perkasa didalam surga yang amat bagus sekali"
puji kaisar Iblis. Kaisar Iblis cepat berkelebat menghindarkan diri ke samping
tampak bayangan telapak tangan keperakan berkelebat berturut
turut dia melancarkan sepuluh serangan.
Angin pukulannya yang bagaikan amukan ombak dengan cepat
menggulung ke depan, Aram tertawa Membesi, mendadak kaki kirinya ditarik
kebelakang. tangannya dengan cepat laksana kilat mencakar
wajah Kaisar Iblis. Melihat kesiggapan lawan kaisar Iblis merasa kaget, dengan
cepat dia Menghimpun tenaga dalamnya di dada. disertai
bentakan menggelegar kaisar Iblis bersalto kebelakang.
Air muka Aram segera berubah amat hebat, hawa membunuh
yang tak bisa ditutupinya memancar kesegenap penjuru. ia
memasukan tangan kanannya kebalik jubah dan
mengeluarkankan sebuah bola sebesar kepalan bayi.
Bola itu kemudian dilemparkan keudara dan meledak,
"Duaaaarrrrr" bola itu meledak dan memancarkan cahaya biru
kemana-mana, berbareng dengan itu dari sekeliling lapangan
tiba tiba muncul sebuah gunungan yang keluar dalam tanah
sekilas gunung-gunungan itu keluar layaknya sebuah ombak.
"Jreng...... " Dibalik gunung-gunungan itu muncul ribuan Manusia
dengan busur terpentang. dibelakang pembidik itu ribuan
314 manusia siap tempur dengan senjata ditangan.
Kaisar Iblis terperanjat, begitu pula dengan para bawahannya,
kematian muncul dipelupuk mata mereka, sedangkan para
hadirin yang berada dipihak yang menentang seperti kuda yang
dicambuk saja meeka bertambah semangat bertarung.
"Kau takan bisa lari lagi, laknat.... semua jalan rahasia sudah
tertutup. bersiaplah menuju kemataianmu Hiaaattt"
Aram mengebutkan tangannya dengan cepat. segulung angin
pukulan yang amat dingin serasa menusuk tulang menyergap
kaisar iblis, bersamaan dengan itu pula kaisar Iblis menyentilkan
lima jarinya ke depan segera terasalah segulung angin yang
amat panas dengan amat cepat beradu diudara
"Blaarrrrr" setelah mundur setindak Aram kembali berkata.
"Aku mau lihat apa kau mau menyerah atau tidak!" .
Tangannya kembali dipentangkan lebar kemudian meluruk ke
depan, kecepatannya laksana berkelebatnya sinar kilat di tengah
udara, berturut turut dia melancarkan sepuluh serangan gencar
sekaligus. Tapi, kaisar Iblis juga merupakan jago yang tangguh dengan
segera dia menghimpun tenaga dalamnya yang dikumpulkan di
telapak tangan dia menggunakan ilmu telapak Perak pemburu
arwah untuk menahan serangan kali ini.
"Wirrsss" Dukkk"
315 "Hoeekkk" Kaisar Iblis muntah darah, sedangkan Aram hanya
meringis saja, ia merasakan telapak tangannya kepanasan.
Ketika semua sedang larut dalam pertrungan segera
terdengarlah suara jeritan dan teriakan yang amat keras
sehingga menggetarkan seluruh lembah itu itu,
"Arrrhggghhhhhhhh"
"Seraaaannggg.....serrbbuuuuuuuu...bunuhh" "Wust wust
trang...."Akhg"
Ternyata ketika Kaisar Iblis muntah darah, Aram menghimpun
tenaga dalamnya ditenggorokan dan berteriak sekencangkencangnya.
Melihat Kode sudah dijalankan Anak Buah Aram yang tadi
hanyan berdiam diri menahan hasrat membunuh kini berbinar
ria. Hati para Anak buah Aram, yakni anggota inti Bendera Awan
Langit dan Anggota sepuluh Perguruan yang sedang bergolak
itu kini dibakar lagi dengan kata-kata bunuh dari pimpinan
mereka menjadikan mereka tambah menggolak..
Di tengah suara bentakan yang amat keras tampak Pasukan
pemanah memberikan jalan sehingga Orang-orang dibelakang
yang siap membunuh kini berkelebatan menubruk ke tengah
kalangan pertempuran. 316 Sinar mata mereka penuh dengan hawa membunuh yang
menyala-nyala, tanpa basa-basi mereka menerjang semua
orang yuang berada dekat dengannya.
Perubahan yang terjadi secara mendadak ini membuat Pihak
Kaisar Iblis diam-diam merasa terperanjat dan tergetar hatinya.
Dibawah terik matahari terlihat sinar pedang dan golok yang
melancarkan sinar yang menyilaukan mata tertimpa matahari.
Suatu pertempuran sengit yang menimbulkan bajir darah terus
berlangsung diLembah itu.
Suatu pertempuran yang amat sengit dan seru terus berdenting
bagaikan alunan piano, yang terus berdentang.
Di kalangan pertempuran itu Tampak Nyi Sawitri dari perguruan
teratai putih, Ki Ardam dari perguruan pedang bumi dan Ki bedu
dari perguruan golok harimau sedang berusaha membunuh
lawannya sambil melindungi murid-murinya,
Ditangan Ki Bedu, Ki Madya pengganti dari Ki Ngarai Dari
Perguruan bintang kemukus yang telah wafat dibunuh Anggota
Panji Telapak Perak sedang dipapah karena dadanya terkena
senjata lawan, terbukti dengan dadanya yang berlumuran darah.
"Saya Bintang Endrayana pewaris ketua generasi ke-124
Rajawali emas menggantikan Guru Ki Jalu baru saja diresmikan
kini harus mengalami cobaan yang begitu berat" keluh seorang
Lelaki Paruh baya berusia enam puluh lima tahunan dengan
baju serba kuning keemasan.
317 "Sabarlah Ketua Bintang, yang sekarang kau harus lakukan
adalah melindungi Anggotamu dan Anggota Bintang kemukus
yang bagainapun juga membutuhkan tenagamu yang masih bisa
diharapkan." Seorang Kakek berusia Tujuh Puluh lima tahunan
dengan wajah ramah dan pedang berlumuran darah terlintang
didepan dadanya, menasihati.
baju Ungu kakek itu sudah berlumuran darah dan compang
camping mungkin terkena serangan lawannya dia adalah Ki
Ardam adanya. "Fyuhh....Setelah ini aku ingin memberikan jabatanku, aku
lelah... aku sedih... mungkin aku bakal bertapa digunung untuk
mencuci dosa..!" Timpal wanita setengah baya dengan baju
kebaya kuning yang tak lain adalah Nyi Sawitri itu., rambutnya
disanggul rapi kebelakang dengan tusuk konde sebuah bunga
bermotif teratai warna putih.


Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Jangan berbicara mulu, bantu aku.. apakalian ingin aku modar
dicingcang orang..gerrmmm" Seorang lelaki berusia tigapuluh
tahunan menggeram. lelaki itu berpenampilan simple, hanya
baju putih dengan gambar kepala harimau ditembus dua golok
yang menyilang, rambutnya juga tidak dipermak, hanya
dibiarkan terurai apa adanya saja.
Diantara semua ketua lima perguruan besar golongan putih,
hanya dia yang memiliki sifat pemberang dan liar.
"haha.....Jangan marah dulu ki.... baiklah saya bantu...." Bintang
Endrayana menyahut. 318 Adiraja berkaok-kaok gusar, sedapatnya dia hendak melepaskan
diri dari serangan godaan Huru-hara, tapi anak muda itu laksana
bayangan saja yang melekat pada tubuhnya, sukar ditinggal dan
tidak mungkin berpisah. Malahan anak muda itu berkeplok
tertawa dan berseru, "plok..plok...plokk?"
"Bagus, Pukulan telapak yang hebat .... pukulan dari panji
Telapak Perak memang luar biasa, jarang-jarang orang bisa
selamat jika terkena, jika tak kena macam ini sih, ya sama saja
dengan jurus kacangan lainnya! hahaa.......!"
Dalam gusarnya kembali Adiraja meningkatkan tenaga
dalamnya dan melancarkan serangan-serangan maut,
Sepuluh, duapuluh serangan telah berlalu namun Huru-Hara
belum juga kena ia tangkap. Meski watak Adiraja memang licik
juga cerdik, tidak urung ia pun terpancing murka,
Ia Menggeram gusar, "bisakah kau bertarung dengan tidak main
kucing-kucingan orang edan...!"
"Haha... jika kau bertanya pada kucing mungkin ia bakal nurut,
sayang seribu sayang aku bukan kucing... Aha, jangan jangan
kau dilahirkan dari kucing?"
"Kutu Kupret....!" "Hiaaaattttt....Iblis muka empat penjuru" Drap...
sreeett....kretek...kreteekkk.. tubuh Adiraja tiba-tiba
menggelembung, dari belakang kepalanya muncul wajah baru,
bukan hanya satu, tapi tiga sekaligus berikut tangannya....
319 Huru-hara terkejut ketika sebuah tangan menyentuh dadanya,
dengan sebat ia meloncat menghindah.
"Ikhhh....." "Brettt" Tali Jubah huru-hara terpotong kena cakaran
Adiraja. Jika bukan Huru-hara, mestinya jantungnya sudah copot
terjambret tangan Adiraja.
Tiba-tiba keduanya terkejutkan dengan lengkingan tajam,
mereka juga dikejutkan dengan munculnya sepasukan
pemanah. apalagi ketika pasukan pemanah menyibak dan
pasukan pembunuh menyerbu.
Melihat itu, Huru-hara tersenyum, ia paham sudah saatnya
pertarungan diakhiri. meski terkejut dengan perubahan tubuh
Adiraja, ia tak pernah kehabisan akal.
kakinya menutul tubuhnya bergerak lembut mendesak maju
dengan jurus Rubah menyembah mayat, kembali dia menyerang
dengan telapak tangan berantai,
telapak tangan kiri menyelonong keluar, mengikuti gerakan
tubuh yang meluncur kebawah, telapak tangannya menepuk
kebawah iga kanan Adiraja, berbareng telapak tangan kanan
dirangkapkan didada dan diselonongkan ke wajahnya.
Adiraja mendengus ia membuang tubuhnya kebelakang sebelah
sebelah kanan, pundak kanan ditekan turun, dengan
memanfaatkan enam tangannya ia menyelonongkan dua
tangannya, Tapi, ia kecele ternyata semua rangkaian serangan
itu hanyalah sebuah pancingan belaka.
320 Tampak, Huru-Hara merendah dan menendangkan kakinya,
"Dessshh" tulang kering betis Adiraja kena tendangan yang
dialiri tenaga dalam. "Akhh...Brukkkk" Adiraja terguling kesakitan, memanglah didunia
ini tak ada ilmu yang sempurna, meski Adiraja memiliki empat
wajah dan enam tangan, tapi dengan begitu gerakannya tidaklah
leluasa karena tidak terpokus pada satu titik.
"Aaaaaakkkkkkkkhhhhhhhh, grok...grroookk" Adiraja memekik
dan mengorok ketika Huru-hara menotok jalan darah kakunya,
dengan perllahan Huru-Hara menempelkan pedang yang ia
ambil ditanah keleher Adiraja.,
Dengan Perlahan Huru-hara memutarkan pedangnya sehingga
Adiraja tergorok disembelih perlahan,. Darah memancar
kemana-mana. Huru hara lalu melemparkan kepala itu kebarisan
anak buah Panji Telapak Perak.
Makin Runtuhlah nyali Para Anggota Panji Telapak perak
mengetahui orang kepercayaan kaisar Iblis telah mati.
Sementara itu boleh dikatakan pertempuran sudah hampir
berakhir. Balatentara Anggota Panji Telapak Perak yang kini
banyak kehilangan anggota dan tidak berpimpinan lagi sudah
mundur jauh dari Arena Pertempuran dan terus dikejar oleh Para
Kaum persilatan sehingga lari kucar kacir lalu mati tertembus
ribuan panah yang dilepaskan para pengepung.
321 Dan di antara gelimpangan mayat manusia di atas tanah yang
banjir darah, di udara yang masih hangat oleh baunya maut dan
hawa pembunuhan maka berhadapanlah dua orang yang
bertolak belakang, satu pemuda berjubah coklat dan satu lelaki
paruh baya dengan telanjang dada, ditubuhnya mengguratlah
garis-garis berwarna perak..
Aram berdiri dengan mata merah menyala, disekelilingnya debudebu berpusaran mengelilingi tubuhnya, tak tanggung-tanggung
ia mengeluarkan Tenaga Sakti Mata darah hingga mencapai
tingkat pamungkas, dengan menambahkan Tenaga Bayangan
yang ia kumpulkan tadi. kemudian ia gabungkan dengan ilmu Aura Kematian dan
merapal Ajian Halilintar Semesta, dengan tangan kiri membentuk
kuda kuda Rubah mencabik mangsa.
"Haaiitttt!" "Hiaaattt" Kaisar Iblis pun tak kalah sebat. Tubuhnya berkelebat, Tubuhnya
berputar membentuk angin tornado berwarna perak.
menimbulkan gelombang angin dan mengeluarkan suara
mengaung laksana suara jutaan Tawon!
Gelombang angin itu memporak-porandakan daerah sekitar
hingga tak berbentuk lagi.
"Bllllaaaaaarrrss" duaarrrr jlegaarr srakkk Krakkk" Akh.. akhh...
ukhhh aw...urrgghh. 322 Dua buah Tenaga sakti beradu dudara, kilat menyambarnyambar, hujan turun rintik-rintik, langit mendadak mendung,
jeritan orang-orang disekitar pertarungan mereka ikut terhempas
terbang terkena sapuan angin.
dalam Radius lima-enam ratus tombak manusia menggeletak
pingsan. bahkan ada juga yang langsung mati dengan keluar
darah dari tujuh lobangnya.
Ketika Kaisar Iblis membenturkan jurus tornado peraknya
dengan Jurus pemuda itu, ia merasakan badannya seperti
membentur dinding yang tak kelihatan,
kejadian itu membuat Kaisar Iblis jadi terkejut sekali! Dan dalam
saat itu pula ia melompat ke luar dari kalangan pertempuran!
Mukanya memucat sepucat kertas... Cepat-cepat dia atur jalan
nafasnya. Tapi, Aram yang sedang berada diatas Angin, tidaklah menyianyiakan kesempatan itu, ia melompat dan menghajar Kaisar Iblis
dengan dua jari yang disodokan tepat dijantung Kaisar Iblis.
"Bleessss" tiada terdengar pekikan atau keluh kematian dari
mulutnya. Tubuhnya masih berdiri sesaat lamanya dengan mata melotot
seakan ia tak percaya bahwa ia telah mencapai ajalnya.,Tubuh
Kaisar Iblis atau Si Iblis tengkorak Mas alias Ki Renjana
kemudian merosot ke bawah dan tergelimpang di atas mayatmayat Anggota lainnya.
Kaisar Iblis telah tidur selamnya meninggalkan dosa yang
323 bertumpuk-tumpuk, Tapi apakah semuanya berakhir " Tidak......
didunia ini mana ada urusan semudah itu
Aram tertawa panjang. ia berteriak, "kawan-kawan mari kita
berpesta...... kita pulang sekarang, ......."
"Yeyyy" Teriakan Bahagia terdengar dari anak buahnya.
"Kita bertemu di markas....."
"Wusssttt,.....Tubuh itu terbang dan menyambar seorang gadis
yang berada dipelukan seorang gadis cantik lainnya.
"Hmm....." Aram menggumam, kemudian ia mengambil sebuah
Senjata dari kayu berbentuk kujang seperti halnya yang berada
di sanggul rambutnya, hanya saja senjata itu terbuat dari kayu
dan berikatkan sebuah daun lontar bertuliskan.
"AKU MENGHILANG DATANGLAH TENANG AKU MUNCUL
DATANGLAH DARAH." Setelah kepergian ketuanya, mereka semua segera membantu
Anggota yang lain dari tumpukan mayat sekitarnya.
Beberapa diantaranya ada yang mati, juga masih hidup...
dengan beriringan teratur segera mereka meningalkan tempat itu
membawa orang yang terluka juga mayat.
Ditempat itu kini tertinggal beberapa kaum golongan lain yang
masih pingsan berserakan, mayat bertumpuk bagai gunung,
darah mengalir bagai anak sungai, rumput yang dulu hijau kini
memerah. 324 Bagaikan toge (tumbuhan kacang kedele yang baru tumbuh)
manusia bangkit dari rebahannya..... satu, dua tiga dan
seterusnya terus berkesinambungan, dengan menahan pening
sambil mengumulkan memori mereka duduk bersila bersemadi.
Waktu terus berjalan, satu demi satu orang-orang itu
meninggalkan tempat yang menjadi sejarah dihati mereka.
bisik-bisik dan obrolan ringan keluar dari mulut mereka... ada
yang menangis kehilangan saudara atau sahabat... juga ada
yang tertawa tawa bergembira.
Malam telah menjemput lagi, lolongan serigala dan makhluk liar
lainnya bersahut-sahutan, sepertinya mereka telah mendapat
berkah makanan malam, bau anyir darah menyerbak kemanamana.
Ditengah malam itu, ditempat lain sekelompok orang
mengelilingi sebuah pembaringan sederhana dari bambu.
isak tangis dan helaan nafas panjang terdengar sekali-kali
diantara mereka. Dipembaringan itu seorang pemuda tampan sedang tidur
telentang, ditubuhnya penuh dengan bambu-bambu kecil yang
ditusukan kedalam tubuhnya.
Siapakah Pemuda itu"
Malam yang sunyi tiada kehidupan
Isak tangis dimalam gelap layaknya suara hantu
Pondok kecil ditengah hutan tampak mendung
325 Seorang pemuda tampan berwajah pucat tenang terlelap dalam
impian, disekelilingnya sekelompok orang berharap-harap
cemas. "Oh, Engkoh Aram......." Seorang gadis cantik bermuka sembab
menangis dengan pilu, sorang pemua tampan lainnya
mengusap-usap kepalanya dengan lembutmenenangkannya.
"ehmmmmm" sebuah gumaman lemah terdengar memecah
kesunyian menyadarkan semua orang yang harap-harap cemas.
"Akh, kau sudah sadar nak...." seorang wanita paruh baya
berkata sambil menyapu air mata yang jatuh dipipinya.
Pemuda yang tak lain adalah Aram itu segera mencoba bangkit
namun dicegah oleh seorang kakek-kakek yang memegang
guci. "Jangan dulu bangun, ruas-ruas sendimu telah lumpuh total, kau
terlalu memaksakan diri., meski semuanya bisa sembuh dalam
jangka waktu tiga bulan, aku harap kau tak melakukannya lagi"
Katanya bijak. Mendapat perhatian lebih dari orang yang diangkatnya guru
Aram merasa tentram. diedarkannya pandangan mata merahnya
itu. Tampaklah disekelilingnya Nyi Permata Dewi, Ki Asmaradanu,
Sipemabuk dari selatan,Thian Liong, Thian Hong, Melati,
Angkara, huru hara, Amuk samudra, Luyu Manggala, Ryusuke,
326 Jelita Indria dan yang lainnya tersenyum dengan mata yang
berkaca-kaca. "Nenek, Ayah, Guru bilakah aku berbicara dengan Angkara dan
yang lainnya sebentar." Aram meminta dengan serius.
Meski tak mengerti, akhirnya ketiganya mengijinkan juga.
Angkara maju kedekat pembaringan, diikuti anggota lainnya.
"Adakah yang harus saya lakukan ketua?""
"Apa bunyi Siasat rubah no 86?" Aram bertanya tiba-tiba.
Meski tertegun Angkara segera menjawab.
"Harimau Sembunyi Naga Mendekam Rubah Memantau Api. :
Sembunyi meninggalkan jejak, pancing dengan nyawa,
mendekam menyusun kekuatan, memantau puncak api, Kabut
datang langit gelap, kemenangan diperoleh."
Semuanya diam mencerna ucapan Angkara yang memang
bermakna ambigu. " Kau mengerrti Apa yang harus kau lakukan Angkara?"
Angkara mengangguk paham, memanglah Angkara adalah
Seseorang yang diberi hak untuk memimpin yang lain sehingga
ia yang paling bekerja keras melatih ilmu Rubah Bersiasatnya.
327 "Amuk Samudra tolong kau bawa Thian Liong dan Thian Hong
kenegrinya untuk menyelami ilmu dari Zaman Seribu tahun lalu
itu berkembang dengan sempurna."
"Huru-hara dan kau luyu pimpin yang lain membawa kabur
Anggota Pasukan Inti Bendera Awan Langit. sebelum tengah
malam kalian harus sudah berada di desa Kebon Jambe. atau
boleh lebih jauh. pergilah kesuatu daerah tersembunyi dibalik
gunung Wayang." "Dan yang lain boleh membagi duakan menjadi dua kelompok,
upayakan agar anggota bersama Huru-hara lebih banyak
daripada yang lainnya."
"Yumi dan Ryusuke, bantulah pasukan pembawa madu
ketempat itu., setelah semuanya selesai bawalah Angkara atau
yang lain ke negrimu untuk mempelajari ilmu Jinsut, Ninjutsu dan
yang lain. sementara kalian carilah guru untuk mempelajari ilmu
pedang panjang." "Samurai maksud ketua?" Sela Ryusuke.
"Benar, itu maksudku. Dua Tahun kemudian aku akan
menjemput kalian semua melalui syair ini. ?"AKU MENGHILANG
DATANGLAH TENANG AKU MUNCUL DATANGLAH DARAH."
ada yang kalian tanyakan?""
Semua menggeleng, pertanda mereka sudah paham...
"Bukalah baju kalian sekarang, serahkan pada Murka Semesta,
dia paham apa yang harus dia lakukan..."
328

Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Meski tak mengerti Murka Semesta mengumpulkan jua pakaian
yang lainnya, setelah semua beres tanpa pamit lagi mereka
berkelebatan meninggalkan tempat itu kecuali Amuk samudra,
Thian Hong li dan Thian Liong.
"Engkohhh...." "Aku Paham maksudmu Sayang, tapi pahamilah nyawamu dan
nyawa kita sedang berada di ujung tanduk, pertarungan belum
selesai...., kita berjumpa lagi dua tahun kemudian..Pergilah, "
Dengan berkaca-kaca Aram berkata tegas.
Seperminum teh kemudian Thia Hong Li belum juga beranjak
dari tempatnya. "Kak Liong....." Aram berkata lagi.
Dengan sedih Thian Liong menotok adiknya hingga pingsan.
"Kita berangkat sekarang amuk, apa perahu sudah siap?" Thian
Liong bertanya. "Perahu sudah siap dipantai Minajaya...sekarang kita menuju
kesana.." "Wussss....bayangan mereka menghilang ditelan kegelapan....
"Cucuku apa yang sebenarnya terjadi..." Dewi Pemanah Asmara
bertanya. Belum sempat Aram menjawab dua sosok pemuda tiba-tiba
muncul disana. 329 "Kebetulan sekali kalian datang saudaraku...aku tahu apa yang
akan kalian katakan lekaslah selamatkan Raja dan keluarganya
sebelum mereka tewas, dan kau kakang sobar, bantulah aku
melepaskan pakaian ini, kakang paham apa yang harus
dilakukan dengan pakain ini?"
"Adik, adakah siasat lainnya" tanpa menggunakan siasat itu.....".
"Kakang, segala hal pasti ada resikonya.... bila kakang saja
sudah tak tega apalagi saya..sebagai pemimpinnya.., saya
memutuskan bahwa ini adalah jalan terbaik, meski ada korban
jiwa setidaknya ada harapan untuk mengembalikan dunia
persilatan sebagaimana layaknya." Aram menjawab dengan cucuran air mata.
"Baiklah bila memang itu keputusanmu adik...... kakang percaya
padamu..bajumu aku ambil..."
"Terimakasih kakang..." Ucap Aram terharu.
"Kami pergi dulu, jaga dirimu adik, sampai berjumpa dua tahun
lagi.... Jika Kakang masih Hidup.." Ucap Sipengabar Langit
sambil berkelebat. "Ketua..." "Ada Apa Rehan?"
"Dapatkah aku membawa keluargaku pula?"
330 Aram termenung, "bilakah itu mungkin bawalah....aku percaya
padamu.." "Brukk...." Rehan bersujud, "terimakasih ketua... Jayalah
Bendera Awan Langit"
Sebenarnya Rehan adalah anak seorang Hartawan kaya,
kesombongannya jangan ditanya lagi tapi hari ini ia bersujud
dibawah perintah seorang pemuda dibawah usianya, maka
jelaslah Aram merupakan pemimpin Organisasi yang luar biasa..
Tanpa babibu lagi ia mengikuti yang lainnya berkelebat
meninggalkan tempat itu menyisakan empat orang yang
terbengong tak mengerti keadaan.
"Guru, Nenek, Ayah dalam waktu dua tahun ini bimbinglah adiku
melati, pergilah mengasingkan diri dari pulau ini.. sejauh
mungkin... seperti yang lainnya aku akan menghubungi kalian
dua tahun lagi.." "Braaakkkkkk" sebuah meja dari kayu jati ancur berantakan
dihajar telapak tangan Sipemabuk dari selatan.
"Murid sialan, setidaknya kau jelaskan dulu padaku apa yang
sedang terjadi... jangan buat aku seperti orang bodoh
begini...gle...glekkkk.." bentaknya jengkel sambil menuang
tuaknya.. itulah ciri khas dari sipemabuk dari selatan yang paling
terkenal, jika ia marah atau jengkel ia akan menuak tuaknya
sambil mencak-mencak. 331 "Hahahaha... kau seperti cacing kepanasan saja setan tuak..." Ki
Asmaradanu berjingkrak-jingkrak seperti orang gila, sepertinya
Ki Asmaradanu juga dibuat sinting oleh keadaan disekitarnya
yang sukar dimengerti. "Apa kau tak dibuat jengkel dengan ulah anakmu itu, bangkotan
gila heh.." "haha, ia iah... aku bahagia... ternyata sesudah aku menjadi
sinting masih ada juga yang ku tak mengerti.." Ki Asmaradanu
alias Sisinting dari timur tergelak-gelak...
"Sudah-sudah jangan berantem dulu, daripada kalian bertengkar
seperti itu yang gak bakalan ada akhirnya mendingan kalian
dengarkan enuturan dari cucuku dulu.." Nyi Permata Dewi
melerai keduanya. Setelah mengenal keduanya Nyi permata Dewi telah
menemukan hal yang baru,.... ternyata kedua datuk dari
golongan merdeka itu memiliki hati yang polos dari pada orang
lainnya. "Nah, cucuku mohon engkau tuturkan supaya kami tidak dibuat
seperti orang bodoh lagi..."
"baiklah nek, kaena waktu yang sudah mepet saya hanya akan
menjelaskan secara ringkas saja. sebenarnya Panji Telapak
Perak hanyalah sebuah alat percobaan dari Organisasi Rahasia
lainnya. jika Panji Telapak Perak telah menimbulkan korban
332 sebanyak itu, maka nenek sekalian bisa bayangkan kekuatan
dari organisasi dibelakangnya itu."
"Aaapppaa..." Si nPemabuk dari Selatan melotot. Aram tak
menanggapi ia terus melanjutkan penuturannya.
" Dengan memakai siasat pertama kami ikut dalam pertemuan
kemarin. dan kini saatnya kami menghilang dari dunia persilatan
untuk menyusun kekuatan baru, target pertama mereka adalah
kerajaan. maka dari itu. daerah ini adalah daerah
berbahaya...bla...bla...."
Aram menjelaskan rencana maupun apa yang terjadi saat ini
secara ringkas dan garis besarnya saja,. setelah penuturan
berakhir Nyi Permata Dewi berkata.
"Baiklah, Cucuku kami paham mengenai kondisi dalam saat ini...
baiklah kami akan berkemas sekarang.."
Satu persatui mereka pergi meninggalkan dua insan berbeda
ditempat itu... Aram menggupaikan tangan pada sosok gadis yang sedari tadi
anya diam saja tak berkata apa-apa.
"Syukurlah melati kau masih hidup.. aku senang sekali... aku
sudah menduga kau bakalan selamat dari pembantaian itu...aku
tak percaya bila kau mati begitu saja" Aram berbasa basi.
"Hik...Hik... Kakang Rama, kau sudah dewasa sekarang... kau
berubah begini tampan.. sungguh beruntung sekali kak Thian
333 Hong li mendapatkan cintamu.." Melati menubruk dan memeluk
Aram yang sedang tidur telentang.
"Settt... Aram mengangkat wajah Melati hingga sejajar dengan
Wajahnya.. "Cupp... ciuman lembut dibibir mendarat dibibir melati...."
"Jangan menangis adik,.... sayangi air mata mu..."uppzzzhh"
Aram berhenti berkata karena bibirnya telah disumbat sebuah
benda yang lembut basah...
Malam semakin gelap.... bintang masih berada diperaduannya.
Bulan masihlah setengah bulat....
hening, sepi...... mengantar kepedihan dan duka lara....
Ayam berkokok menyambut fajar, suaranya bersahut-sahutan
dengan manusia-manusia yang beraktifitas di pagi ini, suara
dulang bertali-talu menyemarakan keramaian dipagi itu.
Suara ramai itu ditambah dengan seseorang yang berteriak
kencang.. "Gawat....gawat,,,, istana hancur rata dengan tanah...
gawat...gawat..." Suara teriakan itu mengagetkan semua warga hingga semuanya
berkumpul mengerubungi lelaki yang berteriak itu.
Seruan tak percaya, atau tanggapan tanggapan lain
berkumandang., setelah semua berkumpul lelaki itu berseru.
334 "Saudara-saudara sekalian, tahun ini adalah tahun paling
menyedihkan untuk kita semua..., sebagai mana yang telah kita
ketahui beberapa tahun kebelakang alam mengamuk
menumpahkan angkara murka, ketahuilah saudaraku... kerajaan
telah hancur, tak ada lagi yang akan melindungi kita.huffzzz"
lelaki itu menghela nafas sedih, seteklahi itu ia melanjutkan,
"saudaraku sekalian, saat ini yang mulia Raja bersama
permaisuri dan Tuan Putri telah hilang dari istana, mayat mereka
menghilang... disekitar reruntuhan istana hanya ditemukan
mayat para mentri dan pejabat lain, juga para tentara kerajaan,
aku dewangga tak sanggup lagi memikul kepala desa di desa ini.
sebelum aku mengundurkan diri aku ingin mengadakan upacara
sembahyangan untuk dewa supaya desa ini tetaplah jaya"
Ternyata lelaki itu adalah seorang kepala desa itu. desa
Salakantring namanya. desa itu merupakan desa terdekat dari
Kotapraja Padjampangan, jadi tidaklah heran apabila kabar
hancurnya istana dapat segera sampai didesa itu.
Lelaki itu berusia setengah baya berusia empat puluh lima
tahunan.. berwajah ramah dengan tahi lalat di dagunya. dia
merupakan Kepala desa yang terkenal ramah namun ceroboh
dalam segala hal. Seperti halnya kedatangan dia ketempat itu, ia berteriak-teriak
nyaring membuat semuanya panik luar biasa, tapi, warga disana
tak ada yang keberatan dengan tingkahnya itu karena memang
mereka sudah mengenalnya sedari dulu.
335 ---<0( Aone )0>--Ditempat lain, tampaklah sebuah pemandangan yang sungguh
luar biasa, ratusan orang mengelilingi tempat itu dengan tatapan
sedih. Tempat itu, bukanlah sebuah istana yang seharusnya di puja
oleh semua masyarakatnya, apalagi mengingat bahwa istana itu
telah menjadi abu. tapi, tempat itu hanyalah sebuah tempat
bordir dimana isinya merupakan sampah masyarakat belaka.
Tapi, entah mengapa sebuah tempat yang selalu dianggap hina
itu kini dijadikan sebuah tempat bersedih semua orang
persilatan. "Selama hidupku baru kali pertamanya aku harus bersedih atas
kematian orang-orang dari golongan merdeka yang bahkan
berpusat di tempat seperti ini," Ucap seorang lelaki berbaju
serba putih dengan sebatang tombak diunggungnya. di dunia
persilatan ia dikenal dengan nama Si Tombak tunggal.
"engkau benar, meski dari golongan yang tak jelas
juntrungannya tapi mereka sangat berjasa dalam
melangsungkan roda berputarnya dunia persilatan." jawab
temannya. Selagi semua orang berbincang-bincang mengenai kejadian hari
ini tiba-tiba berkelebat sosok bayangan putih dan hijau
ketengah-tengah arena puing-puing sisa bangunan yang
terbakar itu. 336 Dua sosok bayangan itu tiba-tiba menekuk lutut memberi
penghormatan kepada dua sosok manusia berjubah coklat yang
duduk berhadapan dengan pedang yang saling menembus
dipunggung. "Pendekar Seribu Diri, Pengabar Langit, kalian merupakan orang
yang tak pernah memperdulikan adat.. tapi, kalian adalah
seorang ksatria sejati yang telah mengukir sejuta harapan
diantara sekalian tokoh persilatan, selamat jalan.. semoga
arwahmu tenang dialam baka,...." Nyi Dewi Renjani alias
Bidadari Penakluk Naga Berdoa.
"Anak muda... Meski aku tak mengetahui siapakah kau
sebenarnya, namun kecerdikan dan kegagahanmu telah
menggugah hati nuraniku. maka dari itu sebagai bentuk
penghormatanku.. aku akan mengasingkan diri mengenang
semua perjalananmu. Anak muda, aku merasa miris dengan
nasib kalian semua, tak kusangka kerajaan akan bertindak
seceroboh itu, dengarlah anak muda, kerajaan juga telah
menjadi abu dalam waktu bersamaan. aku tak mengerti dengan
kejadian dunia persilatan hari ini. sungguh menbuat hati
bertanya tanya" ***** Kabar berita kematian Pendekar seribu diri, Pemimpin-pemimpin
dari Perguruan Merdeka dan pasukan Pemuda berjubah coklat
dalam waktu singkat telah tersiar ke mana-mana.
Pendekar Jala Samudra Hitam, Pendekar Harum mewangi, dan
Pendekar Garpu Tala yang terkenal dengan kesaktiannya saat
337 itu sedang minum tuak merayakan keselamatan mereka di
Lembah Kematian, begitu menerima berita itu serentak mereka taruh cangkir dan
langsung berangkat ke Rumah bordir di daerah Ciburial itu
Bintang Endrayana ketua dari Rajawali Emas, yang pada saat itu
sedang membeli kain baju, demi mendengar kabar itu, tanpa
pamit pada Anggota lainnya langsung mencemplak ke atas
kuda, Terus berangkat ke penginapannya dan langsung memberitahu
keempat Ketua perguruan lain dan berangkat bersama ketua
lima perguruan besar yang lan..
Di Desa Ciranjang, si tangan besi malik murak dan si golok
racun Sastra jendra, yang sedang perang tanding karena
masalah perempuan. Tapi begitu mendapat kabar bahwa sang pahlawan yang begitu
berjasa dalam berlangsungnya roda Dunia Persilatan telah wafat
bunuh diri karena diserbu pasukan kerajaan, serentak runtuh
semangat tempur mereka, Akhirnya kedua orang itu berangkat bersama ke desa ciburial
dengan membawa anak buah lain juga kawan-kawannya yang
ditemui diperjalanan. Ada orang lain lagi yang menerima berita melalui macammacam cara, tanpa pertimbangan lain segera mereka berangkat
menuju desa Ciburial. 338 Desa Ciburial adalah sebuah desa yang tidaklah terlalu ramai,
tapi mendadak hari itu dibanjiri tamu dari penjuru negri, apalagi
di tanah jawa ini masih banyak kaum persilatan dari negri lain
yang belum pulang kenegrinya dikarenakan ada kejadian
kemarin., yang paling beruntung adalah para pedagang kedai
juga penginapan-penginapan.
Seluruh penginapan telah penuh, bahkan beberapa diantaranya


Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ada yan rela tidur dihutan. atau ditempat-tempat lain.
Mereka juga tahu bahwa pada hari itu kerajaan telah diserbu
orang hingga menjadi abu, tapi tak ada seorangpun yang peduli.
tak ada seorangpun yang membahas tentang hancurnya atau
sebab-musabab kehancurannya.
Yang ada hanya cacian-cacian pedas terhadap kerajaan.
Mereka malah bersyukur bahwa kerajaan mendapat imbalannya.
Tanpa mereka sadari sosok lelaki bercaping lebar menitikan air
matanya. bukan terhadap kematian Para Angota yang mati di
tempat itu. melainkan menitikan air mata karena para Kaum
persilatan mencaci maki kerajaan yang telah menjadi abu.
Terdengar seseorang disampingnya yang juga memakai caping
lebar berkata. "Apakah sekarang yang mulia sadar, bahwa yang mulia telah
menanam bibit dendam kaum persilatan terhadap kerajaan."
Yang dipanggil yang mulia itu tak menjawab, ia melengos dan
berjalan meninggalkan tempat itu.
339 Rintik hujan basahi bumi, jatuh mengalir ketempat yang rendah.
Angin bertiup perlahan membawa kesedihan dihati semua orang
yang sedang mengelilingi kubangan besar di tempat itu.
Satu-persatu Orang-orang itu mengangkut mayat-mayat yang
telah di jejerkan ditanah lapang. dan dengan hati-hati di
masukan kedalam kubangan itu.
Satu-dua tiga empat........ dua ratu ratus duapuluh mayat telah
dikuburkan ditempat itu, hingga tertinggal seorang mayat.
Mayat Seorang pemuda tampan memakai jubah coklat dengan
peralatan rubah.. dengan hati-hati mayat itu diangkut dengan
sebuah bambu dan diletakan diantara mayat-mayat berjubah
coklat yang lain. Tanah mulai di urugkan, menutupi mayat-mayat dalam
kubangan itu. isak tangis kesedihan terdengar di tempat itu.
"Saudara-saudara sekalian, entah kesalahan apa yang menimpa
seorang pahlawan bagi kita semua ini, sehingga harus mati
diantara kesedihan, mungkin beliau bunuh diri dikarenakan tak
sanggup lagi menhan derita atas kematian anggotanya yang
lain. sungguh seorang pemimpin yang rela mati bersama
anggotanya merupakan seorang yang gagah. Pihak Kerajaan
sungguh terlalu, jika seandainya saat ini tidaklah menjadi abu
mungkin kita dapat melampiaskannya dengan membumi
hanguskannya. namun sungguh naas Kerajaan telah hacur
menjadi abu. menjadikan kita ini kehilangan kendali akan
pelampiasan dendam berdarah ini."
340 Seorang kakek-kakek berjubah Hitam berkata, kakek itu
berwajah penuh kerut di telan usia. Sikapnya masih gagah dan
tenang. Meski dalam dunia persilatan ia terkenal sebagaoi tokoh hitam
yang ganas, namun saat ini bagaikan macan kehilangan giginya.
Kakek itu terkenal dengan julukannya yang cukup seram,
Bangkotan Demit Edan. Perkataan itu konstan saja membuat para pelayat menjadi
bergemuruh laksana guntur di senja hari.
Senja telah datang, malam mulai gelap. satu persatu pelayat itu
meninggalkan tempat, hening mulai tercipta, malam semakin
kelam. suasana seram diantara kepulan debu membuat
merindingkan bulu roma siapapun.
Sebenarnya apakah Aram dan kawan-kawannya telah mati"
ataukah " Permadani biru masihlah terbentang
kcipak suara ikan masihlah terdengar syahdu.
Kucium Aroma farfum garam mu.
Deburan ombak perlahan menyapu sampanku.
Sampan bambu harapanku. Wahai burung yang terbang disana,
mendekatlah dan menari disini.
Ku merindukanmu hm....suit..suitt..suiit..tut..trulut.
Siulan dan nyanyian merdu terdengar dari seorang pemuda belia
yang tampoan rupawan, dengan hidung layaknya paruh gagak,
341 kulitnya putih bersih bak mutiara dari dasar laut, berpadu dengan
pakaiannya yang hitam kelam. Pemuda itu memiliki bibir merah
muda menantang dihiasi gigi putih yang berderet rapi.
Mata Pemuda itu Merah darah dipayungi dengan alis sayap
elang. sungguh Pemuda yang tampan luar biasa.
Pemuda itu berdiri tegak menantang lautan diatas sebuah
sampan dari bambu, matanya menatap lurus kepada burungburung camar yang berterbangan menyambar ikan.
Sampannya melaju kencang meski tak memakai layar apalagi
dayung. bergoyang indah dipermainkan ombak yang sekali-kali
menghantamnya. "Uhuk....Uhukkk" Pemuda itu batuk batuk sambil memegang
dadanya yang sepertinya terasa sesak.
"Akh, Daratan....Syukurlah... sudah seminggu ini aku berlayar
mengarungi samudra ini...?"
Karena terlalu bergembira, pemuda ini tidak sadar bahwa secara
tiba-tiba dibelakang sampannya sebuah gulungan ombak setinggi empat kaki
menghantamnya, Byurrssss.... Pemuda itu terkejut, ia kehilangan keseimbangan
dan terlempar kearah sebuah karang yang menonjol. hingga tak
pelak lagi jidatnya terbentur keras.
342 Pemuda itu merasakan dunia berputar, pandangannya sayu,
perlahan gelap..gelap..maka pingsanlah ia.
Entah berapa lama telah berselang, akhirnya pemuda itu mulai
mendusin, ia merasakan sakit luar biasa pada pundak kanan
dan kirinya, "Ughh" keluhnya lirih..
Semakin sadar ia merasakan pundaknya semakin sakit. ia sadar
rasa sakit itu bukanlah sebuah khayalan. ia mencoba membuka
matanya yang terasa berat.
Setelah terbuka, hal pertama yang dilihatnya adalah sebuah
batu yang saling menonjol diatas langit-langit gua dan sebuah
obor diatas tulang kepala kerbau hutan.
setelah pandangannya mulai terbiasa, ia melirik kearah pundak
kanannya yang terasa sakit. ia mendelong, ia benar-benar kaget
luar biasa, ternyata rasa sakit itu dikarenakan sebuah pasak dari
kayu yang menembus tulang pundaknya membuat ia terkunci
diatas sebuah pembaringan,
Setelah merasakan dinginnya keringat didahi, Pemuda itu
segera palingkan wajah kearah pundak kirinya, ternyata pundak
kirinya sama halnya dengan pndak kanannya.
Keringat dingin mulai membanjir, perasaannya galau tak keruan.
setelah beberapa saat ia mulai tenang, dan mengerahkan
tenaga dalamnya, kali ini ia benar-benar telah mencapai
kesedihannya, titik-titik air mata mulai menjatuhi pipinya.
343 Ternyata tenaga dalamnya ikut musnah. perlu diketahui, tulang
pundak merupakan sbuah alat vital dari seorang pesilat, jika
seorang pesilat terluka parah dibagian tulang pundak sama
halnya dengan memusnahkan ilmu silatnya.
Ia mencoba mengangkat kakinya, namun ia kembali mencelos,
setelah diangkat. ia sadar kakinya diborgol dengan rantai,
terbukti dengan suara gemerincingnya suara logam yang
beradu. Bau Amis, apek, kelembaban dan bau aneh lainnya merangsang
hidung pemuda itu, hingga ia hampir saja muntah.
Dalam kesunyian di Goa itu, mendadak berkumandang
gelak tawa aneh, yang membuat siapa saja yang mendengarnya
terkencing-kencing ketakutan.
Pemuda itu merasakan bulu kuduknya berdiri meremang.
Tampak sesosok bayangan bagai hantu berkelebat masuk.
bayangan itu ternyata adalah seorang kakek kurus tinggi,dengan
jenggot sepanjang lutut berwarna perak.
Dengan sorot mata jalang dan sadis kakek itu menatap kearah
Pemuda itu. Senyuman puas dan sadis menghiasi bibirnya
membuat pemuda itu tercekat.
Selangkah demi selangkah kakek ini maju menghampiri makin
dekat. Dibawah penerangan Obor yang guram,kakek ini
berambut kusut masai dengan muka pucat kurus. Pakaiannya
yang sudah koyak-koyak sudah tidak kelihatan warnanya,
344 keadaannya begitu mengeriikan.
Kakek itu menatap pemuda yang terbaring diatas pembaringan
dengan tajam seperti orang yang menikmati karyanya sendiri.
Dia jambak rambut kepala pemuda itu itu sehingga kepalanya
menengadah. Dengan seksama dia awasi muka Pemuda itu,
"hehehe...sebuah bahan percobaan yang bagus, haha...
dengarlah wahai dunia, aku Tabib Sesat Raga akan
menciptakan seorang manusia yang lain dari yang lain. hahaha"
Tawa itu bagaikan suara iblis yang haus akan darah, begitu
mengerikan dan membuat bulu roma berdiri tegak, tapi tidak
dengan pemuda itu. Pemuda itu hanya mengerutkan kening seakan berfikir sesuatu,
mulutnya bergerak-gerak ingin bicara, namun mulutnya seakan
bisu.. hingga ia hanya bisa mengap-mengap seperti ikan tak
diberi air. Tiba-tiba Kakek-kakek itu mengeluarkan beberapa batang
bambu kecil kecil dan runcing dari dalam lengan bajunya.
dengan mendelik memerhatikan bagian-bagian tubuh dari
pemuda yang terbaring lemah didepannya. kakek itu
menusukkan bambu kecil itu di tengah dada Pemuda itu.
"Ukhhhgg" Pemuda itu mengeluh,
Rasa sakit seperti menusuk sanubari, mungkin saking kesakitan
sekujur tubuh pemuda itu mengejang, bola matanya yang merah
darah terbelalak lebar. 345 Tak berhenti begitu saja, kakek itu lalu menusukan bambubambu runcing itu dibagian tubuh yang lainnya, hingga total ada
lima puluh batang bambu. Setelah puas dengan tusuk bambunya kakek itu kemudian
mengeluarkan bumbung dari bambu dan membuka tutupnya,
kemudian berkata.: "Ini adalah air laut merah darah dari negri tandus sana, aku
berbaik hati memberikan Cuma-Cuma kepadamu, jadi
berterimakasihlah hahaha.."
Setelah berkata, kakek itu mengucurkan air itu kedalam ronggarongga bambu satu persatu, bau garam menyengat hidung,
pemuda itu benar-benar kesakitan, garam yang bercampur
dengan darah bagaikan tangan yang dicincang secara perlahan.
Rasa sakit itu membuat tubuhnya kaku lalu jatuh pingsan. Darah
segar tampak meleleh dari ujung bambu yang amblas itu
setetes, dua tetes dan seterusnya membasahi tanah.
Cahaya obor yang guram tampak terlalu redup untuk menerangi
ruangan yang gelap pekat ini, kepekatan yang
menyiarkan bau amis dan anyir yang memualkan.
Setelah puas dengan hasil karyanya, kakek itu perlahan
meninggalkan pembaringan dengan tawanya yang khas. entah
berapa lama waktu telah berjalan, digua itu tidaklah diketahui
siang ataupun malam, 346 Pemuda yang terbaring dengan puluhan batang bambu itu mulai
siuman kembali, sepertinya rasa sakit membuat pemuda itu
sadar dari pingsannya, Sekujur tubuhnya telah basah oleh cairan merah, ia berkelojotan
seperti kena ayan, mukanya yang putih kini pucat menampilkan
rasa kesakitan yang luar biasa, apalagi darahnya disedot
dengan cara yang sadis menambah kepucatannya.
Matanya terpejam menahan sakit, darah kembali menetes dari
ujung pembaringan membasahi lantai di bawahnya.
Rasa sakit itu memang tidak tertahankan lagi, mulut Pemuda itu
megap-megap. namun tak ada suara yang keluar dari
tenggorokannya, tubuhnya masih terus mengejang, keringat
darah terus bercucuran. Giginya yang gemerutuk menjadi sebuah paduan suara yang
mengerikan dengan bunyi gemerincing rantai yang
membelenggu kakinya,. Tap..Tap... bunyi langkah kaki terdengar, Pemuda itu mengeluh,
ia sadar siksaan baru telah menantinya. benarlah saja bunyi
langkah kaki itu memang Kakek yang menyiksanya itu.
Setelah sampai di tepi pembaringan, kakek itu terkekeh kekeh.
"brukkk..brukkk..bruk." Suara benda jatuh terdengar keras.
setelah diperhatikan ternyata benda itu adalah seekor serigala
sebesar anak kerbau berbulu perak belang hitam, seekor
347 rajawali sebesar kambing dewasa berbulu merah keemasan dan
sebuah buntalan dari daun kelapa yang dianyam.
"Haha... kau anak bagus, kau satu-satunya yang masih hidup
setelah dicuci darah dengan digantikan dengan air laut
merah..haha" kakek itu mencabuti puluhan bambu itu lalu
disimpan disisi pembaringan.
Kakek itu berjongkok mengambil sebuah selang dari bambu
lentur, dengan hati-hati kakek itu menusukan selang itu di nadi
pergelangan pemuda itu, begitu berulang-ulang sampai ada
tujuh tempat penusukan. Kemudian kakek itu mengikat ketujuh selang dari bambu lentu
itu menjadi satu. dan dimasukan kedalam bambu berukuran
cukup besar. Setelah itu, bambu itu dimasukan kedalam tonjolan dibawah
sebuah kendi. kakek itu lalu mengambil serigala itu dan
menggoroknya dengan jari kuku sehingga darah serigala itu
mengucur deras kedalam kendi.
Setelah dianggap cukup, bangkai serigala yang masih
mengucurkan darah itu segera di lemparkan kedalam sebua bak
dari batu diatas kepala pemuda itu.
Selesai dengan serigala, kakek itu ternyata belum puas, ia
segera mengambil Rajawali yang menggeletak pasrah ditanah.
seperti halnya dengan serigala tadi, Burung rajawali itu
diperlakukan sama halnya dengan serigala itu.
348 setelah selesai kakek itu mengaitkan tali kendi disebuah palang
diatas pembaringan. (zaman sekarang itu disebut infusan)
sambil tertawa terkekeh-kekeh lalu beranjak meninggalkan
tempat itu. Pemuda itu tersenyum getir meski hanya sebuah garis tipis yang
melengkung., matanya terpejam mengantarkan ia kedalam alam
bawah sadarnya. ternyata pemuda itu pingsan diiringi dengan
sebuah senyuman, benar-benar pemuda yang sangat aneh bin
ajaib. segala hal pasti ada hikmahnya, itulah sebuah prinsip dari
pemuda yang tergeletak pingsan itu. maka dari itu meski


Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tubuhnya penuh dengan luka ia masih dapat tersenyum.
senyuman seorang yang memiliki jiwa tegar.
Entah berselang berapa lama kemudian, di tengah rasa
kesakitan yang masih menyiksa dirinya pelan-pelan Pemuda itu
siuman dari pingsannya, pelan-pelan dia buka matanya,
Mulutpun mulai mengeluarkan rintihan perlahan, Sepertinya
darah dari kedua hewan itu telah membantunya untuk
memulihkan tenaga. Rasa sakit di pundak dan sekujur tubuhnya sungguh tak akan
tertahankan oleh siapapun, tubuhnya seperti mati, tak berjiwa
lagi, rasanya seperti linu, tapi bukan sakit juga bukan pegal,
pendek kata bagaimana perasaan yang tercampur aduk sukar
dilukiskan. 349 Siksa badan mungkin ia masih tahan, tapi siksa batin adalah
yang paling hebat menimpanya, jiwanya benar merintih bahkan
menjerit. Ingatan akan teman-temannya, kekasihnya, keluarganya terus
berkelebatan dipelupuk matanya, ia benar-benar kehilangan
arah, matanya menatap lurus dinding goa yang bertonjolan,
tanpa sadar air matanya jatuh berlinang.
"Huahahaha, keh..keh ternyata orang yang aku pikir seorang
lelaki sejati kini hanyalah sebuah mimpi, ternyata pemuda yang
dihadapanku hanyalah seorang pengecut yang menangis hanya
dengan sedikit siksaan hahah" Sebuah suara serak mencacinya.
Pemuda itu tertegun, ia tak sadar bahwa sejak tadi seorang
sedang memperhatikannya, diam-diam ia merasa malu,
wajahnya memerah. "Cis, Aku Aram Widiawan tidaklah akan menangis bila hanya
mendapat siksaan seperti ini, aku hanya merindukan kawankawanku yang selalu menanti" Jawb Pemuda yang tak lain
adalah Aram itu. "benarkah?" "cis, seribu siksaan darimupun aku masih sanggup menahan
apalagi hanya seperti ini.
"hahaha.... ternyata kau memiliki jalu juga, hahan.. baik apa kau
akan sanggup menerima yang berikutnya" ancam kakek itu
sambil tertawa terkekeh-kekeh.
350 Kakek itu tiba-tiba bangkit dan mengambil sebuah pisau kecil di
sisi tubuhnya. melihat itu Aram mengeluh dalam hati, ia
menyesal harus terbawa emosi dari sikakek tapi ia tak sudi unjuk
kelemahan. Dengan mengerahkan semangat 45 ia meneguhkan hatinya
demi mendapat siksaan berikutnya lagi.
Kakek itu dengan kecepatan laksana kilat mencabuti setiap
bambu lentur yang menempel ditubuh Aram.
Setelah beres kakek itu menancapkan pisau di dekat leher
samping kiri lalu tertawa terkekeh kekeh sambil berbalik menuju
keatas kepala aram, entah apa yang dilakukannya membuat
orang bertanya tanya. Tapi, bagi Aram itu tak membuatnya bertanya-tanya ia yakin
apapun itu, pasti merupakan media alat penyiksa bagi dirinya.
Kakek itu berbalik, ditangannya terdapat empat buah macam
benda bulat berlumuran darah merah segar,
"Nah anak muda, mata apa yang kau suka, mata rajawali atau
mata serigala.. haha..."
Ternyata benda bulat ditangan kakek itu adalah mata Rajawali
dan mata Serigala tadi, keringat berjatuhan di dahi Aram, ia
sadar target berikutnya adalah mata. mesih mending bila kakek
itu membuatnya tak sadar lalu diambil, tapi bila Sikakek
melakukan sesuatu yang lain"
351 "Menilik dari alismu yang seperti sayap elang biklah aku
putuskan bahwa yang akan kau pakai adalah mata rajawali ini.
hehe.. emch, akan lebih bagus bila pencangkokan mata ini bila
pasiennya dalam keadaan sadar,,nah bersiaplah...." Putus
Kakek itu sambil tertawa terkekeh-kekeh lalu menotok bagianbagian tubuh Aram..
Tak selang begitu lama, kakek itu membentuk tangan kanannya
menjadi hurup V dengan perlahan, tangan itu diturunkan kearah
mata dan ditekan... Aram mengeluh kesakitan, ia ingin sekali meronta, namun
jangankan meronta, berteriakpun susahnya selangit, nampaknya
kakek itu telah menotok jalan darah kaku dan bisunya.
darah keluar menetes dari sela-sela matanya, kedua bola mata
itu perlahan keluar dari tempat kedudukannya. sampai suatu
ketika kedua bola mata itu benar-benar keluar....
Sebuah benda kemerahan dari bola mata itu menjulur kedalam
kedudukan mata itu. dengan menggunakan kuku jarinya benda
seperti ari itu dipotong hingga putus.
Rasa sakit Aram benar-benar tak tertahankan, ia ingin sekali
terpingsan menerima siksaan itu, tapi harapan itu kembalui
kandas, ternyata ada bagian tubuh yang tertotok membuat ia tak
bisa pingsan. Waktu terus bergulir cepat, tak terasa satu bulan menurut
hitungan seorang pemuda yang terbaring lemah dipembaringan
itu telah berlalu. 352 Selama satu bulan ini setiap hari dia disiksa dengan berbagai
cara oleh kakek yang tak jelas asal usulnya itu, sebetulnya
tubuhnya sudah pati rasa, namun setiap kali dikala napasnya
sudah kempas-kempis. Kakek itu selalu memberi minum darah dari dua buah hewan
yang telah di simpan darahnya membuat ia bisa
mempertahankan hidupnya. Selama satu bulan ini, dia sudah mengalami siksaan lahir batin,
siksaan paling keji diunia sekalipun ia telah mencobanya.
Keadaannya sudah tidak segagah, setampan serta selincah
sebelum datang ketempat itu, Aram Widiawan sang pahlawan
yang dipuja oleh umat persilatan kini tinggal kulit
membungkus tulang saja, tubuh yang dulu kekar putih mulus
tanpa cacat kini dipenuhi oleh luka sayatan,
Sekujur tubuhnya kecuali muka kini hakikatnya tak ada tempat
yang tak dihuni luka sayatan. luka adalah pelipur laranya, sakit
adalah kawan sejatinya. kini setiap tubuhnya disayat pisau ia tak
perlu menjerit ia benar-benar pati rasa.
"kau benar-benar anak baik...." kakek itu tersenyum, senyum
yang begitu lembut menenangkan jiwa membuat pemuda itu
laksana diguyur es dari kutub selatan.
Ditangan kakek itu tergenggam cambuk berduri dari sebuah akar
pohon. dengan diiringi desingan nyaring cambuk itu
menggelepar pemuda yang terbaring diatas pembaringan,
353 "Ctarrrrr" "ukhhh" Ctarrrr"
Aram mengeluh, mulutnya tergagap, bibirnya gemetar, napasnya
juga sudah senin kemis, Dalam keadaan setengah sadar, lapatlapat Aram bergumam dan mata yang tertutup dengan kain itu
menatap wajah Sikakek. Sikakek terbahak-bahak dengan ulahnya, lalu berkata:
"bicaralah anak muda..." Perintah kakek itu.
Selama dia telah disiksa setengah bulan akhir-akhir ini oleh
Kakek itu, didalam hati kecilnya Aram telah memikirkan sesuatu
yang akan menentukan masa depannya.
Ia akan bertaruh dengan masa depan melalui sebuah perkataan.
"Kita berdamai..." hanya itu yang mampu ia katakan saat ini,
sebab tubuhnya sudah tak mengizinkan, ia pingsan tergeletak
lemah. Kakek itu tertegun, lama ia melamun, setelah menghela nafas
keras ia berjalan terseok-seok menuju bangku disamping kiri
pembaringan, dibangku itu kakek aneh ini duduk melamun
memikirkan dua patah kata pemuda yang selama ini ia siksa.
Selama sebulan ini ia benar-benar tersentuh dengan korbannya
itu. selama penyiksaan dari mata pemuda itu tak ada rasa
dendam yang terpancar, selama pencangkokan mata pun
pemuda itu hanya menunjukan rasa sakit saja tanpa hawa
dendam dan haawa kebencian.
354 Waktu adalah sesuatu yang tak bisa dihentikan, ia tetap berjalan
seiring dengannya putaran bumi. begitupula ditempat itu, dikala
sikakek melamun ia tersentak kaget dengan sebuah lenguhan
orang yang tersadar dari pinsannya.
"Ukghhhhh"Suara itu begitu lirih dan menyayat hati siapapun
yang mendengarnya, meski sikakek memiliki hati sekeras baja,
mendengar lenguhan itu tak urung ia menghela nafas panjang
juga. "Apa yang akan kau damaikan anak muda..keh..kehh.." kakek itu
berbicara lantang dari tempatnya duduk.
"izin...izinkan ak..aku bergerak beb..bas..dan dalam wak...waktu
ber...kala kau bol...eh meny..yiksaku kem...kembali" Aram
menjawab dengan disertai sengalan-sengalan menahan sakit.
"hahah...permintaanmu itu sudah aku duga anak muda,..." Kakek
itu berkata sambil tertawa terbahak-bahak, sementara hatinya
merasa kagum juga dengan insting pemuda itu, ia tak menyagka
pemuda itu akan mengatakan dirinya siap mdisiksa kapanpun
dia mau. "Apakah syar...atnya?" pemuda itu berkata lirih. kakek itu
kembali tertegun, belum ia mengatakan bahwa ia memiliki syarat
tertentu pemuda itu sudah mampu mengatakannya.
"Tampaknya, Pemuda ini memiliki kecerdasan yang luar
biasa...hemm...baiklah aku tak bakalan sungkan" Kakek itu
membatin, 355 "Syarat Pertama, setiap hari kau harus mengisi bak air didepan,
kedua kau harus mematuhi perintahku, tak ada kata menolak,
dan yang terakhir syarat lainnya akan kukatakan dalam setiap
kondisi yang memungkinkan (Kondisional). bagaimana.?"
Pemuda itu tak menjawab ia hanya mengangguk lalu tiba-tiba
mengejang dan menggeram...
"Geerrrrr....Auuuuuuuuummmm...Keeeaaakkk" pemuda itu
bergetar hebat, pasak yang menempel ditubuhnya mencelat dan
menancap di langit gua. Tubuhnya bergulingan kekanan kekiri. mulutnya tak berhenti
mengeak dan mengaum..ia mengaum hebat membuat gua itu
bergetar, Tubuhnya meringkuk, lalu diangkat mengambil posisi
merangkak, tangannya mencengkram lantai gua dengan erat,
dari punggungnya muncul tonjolan besar dan semakin besar,
dari tonjolan itu muncul bulu-bulu hitam, jrett,....debu mengepul,
angin dari kebasan tonjolan daging itu berhembuscukup
kencang sehingga menutupi tubuh pemuda itu..
Sebenarnya apa yang akan terjadi dengan Pemuda itu"........
DEBU mengepul tebal menutupi gua dimana tinggal seorang
pemuda dan seorang kakek yang memiliki sifat aneh luar biasa,
Digua itu tampak seorang kakek duduk disebuah bangku tanpa
bergeming dengan senyuman puas. dihadapannya debu
mengepul dengan tebal dan perlahan lahan memudar, samarsamar sebuah sosok manusia dengan sayap dipunggungnya .
356 Debu mulai menipis, perlahan-lahan menghilang, sebuah sosok
aneh tampak dari kepulan debu itu.
Sosok itu merupakan seorang pemuda tampan dengan mata
Seekor Rajawali, Dipunggungnya sebuah sayap hitam
keemasan terbentang setengah terbuka.
Rambut Pemuda itu berwarna Perak, sama halnya dengan
sebuh benda aneh dipantatnya, ternyata pemuda itu memiliki
sebuah ekor mirip serigala.
Pemuda itu tampaknya tertegun dengan kondisi tubuhnya, ketika
ia membuka bibirnya yang semerah darah dua buah taring
runcing tersembul dari bibir itu.
Perubahan itu tidaklah lama, hanya sekitar seperminum teh saja,
Pemuda yang tak lain Aram itu terhuyung dan menggeletak
dilatai gua dalam keadaan pingsan, tubuhnya kembali normal,
sayap itu dengan ajaibnya masuk kedalam tubuh pemuda itu.
Kakek itu terbahak-bahak dan bangkit lalu memegang kaki
pemuda itu, dengan diiringi kekehan mengerikan kakek itu
menggusur pemuda itu hingga keluar dari gua,
Seberkas sinar mucul dari luar gua, menyinari gua yang gelap
itu. setelah diluar keadaanya terbanding terbalik dari kondisi
dalm gua, suatu pemandangan indah terbentang didepan mata.
ternyata gua itu berada didalam sebuah puncak gunung mati.
dibawah lereng bergunduk-gunduklah bukit-bukit hijau dikelilingi
oleh pohon-pohon rindang,
357 Sebuah aliran sungai dari kejauhan bagaikan ular yang sedang
berjalan. dibukit lain terlihatlah sebuah air terjun menggaris putih
lurus indah. Keindahan itu bagaikan suatu nirwana didunia, indahnya
bukanlah kepalang. tapi disana terasa begitu hambar, tidaklah
memberikan kesejukan yang berarti, disana tak ada kehidupan,
tak ada burung ataupun hewan lainnya, begitu sepi..
Pohon-pohon tidaklah meliuk, bergoyangpun tidak. ternyata
disana tak ada ANGIN, entah bagaimana kedua manusia tu bisa
bernafas didalam sana. "Uhuk...Uhukkkk..." Suara orang batuk berkumandang di gunung
itu. Suara batuk itu sangatlah tidak lazim, karena suara batuk itu
seperti orang yang kebanyakan minum air. disebuah kubangan
seluas delapan tombak persegi seorang pemuda tampan
terbungkuk-bungkuk sambil memuntahkan air.
Dalam kubangan itu, airnya tidaklah seperti kubangan biasa, Air
itu berwarna kuning kunyit. namun bening.
"Berhenti MAIN AIR, naiklah kedaratan bocah..." Suara serak
menegur Pemuda itu. Dengan segenap kemampuannya pemuda itu berusaha menaik
kedaratan, Setelah berhasil ia merangkak menuju mulut gua.
"Ukh, Setelah beberapa lama di pasak dipembaringan ternyata
berjalanpun susahnya minta ampun" gerutu pemuda itu.
358 "Brakkkkk" Empat buah cangkang buah maja, tergeletak
dihadapannya. "lekas ambil air, penuhi bak itu" Teriak seorang kakek diatas
mulut gua. ?"Hah,....." mulut pemuda itu kembali menganga.
"Aku bilang lekas ambil air...."
"Dalam kondisi tubuh seperti ini?"
"Ya," "Serius..." "tentu" "Huh, baik tapi,"
"Tapi apa lagi heh?"
"Dimana?" Pemuda itu kembali bertanya membuat sikakek
mencak-mencak tak keruan.
Dengan setengah membentak kakek itu kembali menjawab.


Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Dimana apanya heh?"
"Airnya...." 359 "Ooohhhhh" mulut kakek itu membulat. ia bangkit dari silanya
dan meloncat sambil bersalto satu dua kali diudara.
"kau lihat bukit itu..!" kakek itu menunjuk sebuah bukit dilereng
gunung. "Yah,.." jawab sipemuda.
"Dari bukit itu, kau berjalan sekitar dua mil. kekanan hingga kau
sampai dipinggir sungai dengan air hijau.?"
"baik aku berangkat kesana sekarang" Pemuda itu mulai
merangkak. "Tunggu..." "Apalagi?" "Darisana kau menuju ke selatan sampai kau menemukan batu
jembatan., kau lewatilah sungai itu lalu berangkatlah ketenggara
hingga engkau menemukan air mata biru. darisana kau
masuklah kedalam gua hingga kau menemukan air putih,
seputih susu. Ambilah air itu."
"haitt..." kau gila?" bukankah air disana! atau air yang kau bilang
biru dan hijaupun air...?" Pekik Pemuda itu.
"hem, setitik saja air itu menetes dikulitmu, maka tubuhmu akan
melepuh hingga menjadi tulang,." ucap sikakek sinis.
360 Diam-diam pemuda itu merinding sendiri, tanpa pamit lagi ia
berjalan merangkak menuruni puncak gunung dengan
membawa empat buah cangkang buah maja.
Baru saja sepuluh duapuluh rangkakan kakek itu kembali
menegur. "Tunggu..!" "Apalagi sih kek.."
"Siapa Namamu?" Kakek itu bertanya membuat pemuda itu
melengak. "Aram, Aram Widiawan. dan kakek?" Aram balik bertanya.
"cih, bocah sekali lagi kau tanya namaku kupenggal kepalamu,
aku Rajadiseta pailing benci jika ada orang menanyakan
namaku." Pemuda alias Aram itu tertawa geli, ia heran.. jika orang lain
menanyakan namanya ia malah mengancam. tapi ia malah
membocorkan namanya sendiri tanpa sadar atau memang
sudah kebiasaan. Karena Kakek itu tak bertanya-tanya lagi, Aram mulai
mengumpulkan semangat dan keteguhan hatinya, ia mulai
merangkak lagi menuruni lereng.
361 Karena ia merangkak yang tentu saja lebih lambat dari biasanya,
setengah hari ia hanya mampu menuruni seperempat lereng
gunung. benar-benar sebuah kemunduran yang luar-biasa.
Jika dulu ia mampu melewati beberapa mil hanya beberapa jam,
kini ia perlu waktu setengah
hari hanya mampu berjalan satu setengah mil.
"Ukh,..... Ya tuhan.. Aku yakin kau memberiku cobaan seperti ini
untuk menurunkan kesombonganku, kecongkakanku yang
merasa memiliki ilmu yang tiada taranya. kini aku sadar wahai
tuhanku... aku hanyalah seorang manusia yang hanya mampu
berjalnpun memerlukan tuntunanmu..."
Aram berdoa dengan menyenderkan punggungnya disebuah
pohon, lutut dan telapak tangannya sudah mulai berdarah,
keringat berketel-ketel membasahi tubuhnya yang telanjang
dada. Nafasnya sudah ngos-ngosan tak beraturan. matanya yang
setajam rajawali berkeliaran di kelopak matanya. Aram yang
memiliki mata baru mulai membiasakan diri dengan mata itu.
Ia merasakan bahwa mata itu lebih tajam daripada mata yang ia
miliki sebelumnya. dengan memusatkan segenap rasa dan
ciptanya menuju arah mata Aram mulai setitik benda.
Tubuhnya bergetar ringan. menyatakan bahwa ia kaget dengan
hasilnya. "Gila...tak kusangka jarak beberapa mil dapat kulihat dengan
mataku...." 362 Tak berasa setengah peranakan nasi telah berlalu, akhirnya
Aram mulai sadar dari keasyikannya, ia segera mengaitkan tali
buah maja pada lehernya dan mulai kembali merangkak.
hari mulai temaram, menyelimuti dunia.. Aram terus merangkak
meski tubuhnya sudah tak kuat lagi merangkak, lututnya terasa
perih tangannya terasa pedas,
Rasa pegal sudah menyelimuti tubuhnya, tapi ia merupakan
seorang yang teguh, meski tubuhnya telah mencapai batas
kemampuan ia masih merangkak hingga ia tergelaetak pingsan
kecapaian. Semuanya gelap dan sunyi, tak ada nyanyian malam tak ada
suara binatang malam, semuanya sunyi seperti kuburan. Aram
yang tergeletak pingsan mulai sadarkan diri, ia mencoba
mengerjapkan matanya, mata setajam rajawali itu bersinar-sinar
dalam kegelapan dengan mengerahkan segenap
kemampuannya kembali ia mengambil posisi merangkak.
Lapat-lapat sinar mentari mulai menerobos dedaunan, rupanya
fajar telah datang, "Ukhhh...." Suara keluhan dari bibir seorang pemuda tampan
dengan lutut dan telapak tangan berlumuran darah. disebuah
bukit kecil yang ia tuju. Pemuda yang tak lain Aram itu mengeluh
menahahan sakit ditubuhnya.
Sebenarnya ia bisa saja memanfaatkan kesempatan untuk
melarikan diri, dengan begitu ia bisa selamat dari siksaan kakek
aneh itu lagi. Tapi, Aram adalah sesosok pemuda yang memiliki
jiwa yang lain dari yng lain.
363 Ia Paham bahwa sebenarnya kakek itu bermaksud baik
kepadanya, meski tubuhnya sudah hancur dijadikan bulanbulanan kakek itu Aram tetap mempercayai sikakek.
Rasa percaya itulah yang membuat ia mampu menghirup
kebebasan dari pembaringan, ia sadar jika ia terus berbaring,
lama-lama syarap tubuhnya melupakan cara berjalan...
Terbukti dengan keadaannya sekarang, ia harus merangkak
menahan sakit hanya untuk mengambil setetes demi tetes air
yang tempatnyapun ia belum mengetahui.
" Dua mil kekanak, dua mil kekanan...." Mulut Aram bergumam
lirih sambil kembali merangkak, ia merangkak menyusur hutan
belantara menuju kearah timur terus dan terus hingga tengah
hari ia baru sampai di Sebuah sungai berair hijau.
Pemuda itu bena-benar terpesona dengan keindahan air
tersebut, di barat sungai sebuah air terjun berwarna hijau
bercucuran menju sungai, benar-benar pemandangan yang
sangat indah. Seandainya ia tak diberitahu bahwa sungai itu mengandung
racun yang dahsyat ia pasti sudah menerunkan diri berenang
sambil meminum airnya sepuas-puasnya.
Sambil menghela nafas panjang pendek Aram kembali
merangkak menuju selatan sungai, benar-benar perjaklanan
yang sangat melelahkan. 364 "Teman-teman, ayah, guru nenek, Hong moay, doakan aku
bahwa aku bisa melewati semua ujian ini.." Sambil merangkak
pemuda itu berdoa, air matanya bercucuran,
Kondisi saat ini benar-benar menggenaskan, bajunya hingga
tinggal cawat, darah bercucuran dijalanan, keringat berketelketel, nafas tak beraturan,
"Akh...Kakek itu benar-benar gila,...." Aram mengumpat,
dihadapannya terbentang sungai sepanjang dua puluh tombak
dan batu yang menjadi jembatan melintang diatas air tenang.
yang jadi masalah adalah bahwa jembatan itu lebarnya hanya
satu jengkal orang dewasa, Aram benar-benar kebingungan jika
ia melewati jembatan itu, salah-salah jiwanya bakal melayang.
Apakah Aram dapat melewati jembatan itu dan sampai di Mata
air biru hingga mendapatkan air seputih susu"
"OTAKMU MEMANG SECERDIK rubah bocah sialan, kau
memang cerdas, memanglah aku belum cukup merubahmu,
ngomong ngomong kau sudah tahu kau sedang berada dialam
mana?" "Tidak.." Aram menjawab dengan riang, memang itulah yang
sejak lama ia nantikan jawaban itu.
" Ini Adalah alam Perbatasan Antara Manusia dengan Makhluk
Ghaib., bukankah kau merasakan di Alam ini tak ada angi n
yang bergerak...?" 365 Aram tak menjawab, ia hanya mengangguk sajalah sebagai
jawabannya. tiba-tiba kakek itu bangkit dan berkata :
"Bocah, ikutlah denganku...." tanpa menunggu apa-apa Kakek
itu segera berbalik menuju gua.
Melihat itu, Aram segera mengekor dengan membawa paha
Kijang yang masih berlumuran darah, setelah berbelok-belok
akhirnya mereka sampai juga disebuah ruangan.
Aram terkejut, karena ia belum pernah melihat ruangan itu
sebelumnya. yang membuatnya lebih terkejut adalah disana terdapat empat
orang perempuan yang sangat cantik jelita bak bidadari dalam
keadaan setengah telanjang.
Tangan mereka diikat keatas sebuah pembaringan sementara
kakinya diikat kebawah pembaringan, mereka menangis dengan
tersedu-sedu. Aram benar-benar kebingungan dengan ulah
sikakek, entah apa yang akan dilakukannya lagi.
Aram tak berkata apa-apa, ia hanya memandang sikakek
dengan sejuta tanya. "Kau tahu siapa mereka?" Sikakek bertanya.
"Tidak..." "Mereka adalah empat selir raja Agung Prahasta, raja dari
Kerajaan Swargaloka di Alam Jin." dingin saja Kakek itu berkata.
366 Aram hanya setengah mempercayai sikakek, bagaimanapun
selir raja selalu dijaga ketat oleh pengawalnya, apalagi tidak
mustahil mereka memiliki kemampuan diatas pengawalnya.
Hanya satu yang ia pahami, Sikakek ingin membuat tubuhnya
setengah gaib. mengenai caranya aram masih blang tidak
mengerti. Kakek itu segera mendekati si Perempuan pertama, tangan
kasarnya diulur dan akhirnya ia dapat memegang gundukan
indah itu, dengan sedikit remasan dari puncaknya keluarlah
cairan putih. dengan diiringi jeritan marah siempunya.
"Nah bocah, kau lihatlah cairan putih ini.. kau harus
menghisapnya..." "Heh, tapi..." Ger.... sepertinya kakek itu jengkel dengan penolakan Aram,
segera ia memegang leher perempuan itu dan menotok urat
dilehernya. "Heh, Lekas kau paksa bocah itu atau ku ceburkan anakmu
kedalam sungai hijau" Ancam sikakek.
Perempuan itu ketakutan, dengan terisak-isak ia menjawab...:
"Baik,-baik, jangan jangan kau bunuh anakku... nah anak muda
tampan lekaslah kau lakukan apa yang diminta sikakek.."
"Tapi.." Aram masih Ragu.
367 "Lekaslah.. apakau ingin membunuh anakku pula.." Teriak
perempuan itu. Mendapat tekanan dari sana sini akhirnya Aram melangkahkan
kakinya dan mendekatkan bibirnya kepuncak bukit perempuan
itu. Perempuan itu meramkan mata, tubuhnya bergetar ketika ia
merasakan puncaknya dihisap...
"Nah, bocah dengarlah.. dipojok sana ada keranjang berisi bayi,
setiap mereka menangis kau harus menyusukan mereka pada
ibunya, namun karena kau pun ikut menghisap maka kau
berikanlah air yang seputih susu itu kepada ibunya. nah balikan
tubuhmu..." Aram membalikan tubuh dan plakkkk ukhhgg... Tubuhnya
mundur selangkah, didadanya terjiplak empat jari milik sikakek...
"Jari itu adalah pemantau apakah kau menuruti perintah ku apa
tidak, setiap kiau menghisap air susu dari satu orang maka jari
itu akan menghilang." setelah berkata demikian kakek itu
beranjak keluar ruangan sambil mengibaskan tangannya.
"Ukh...ukh..ukh..." tiga teriakan dari tihga orang lainnya
terdengar, sepertinya sikakek membebaskan suara mereka
sepenuhnya. Aram termangu-mangu disisi pembaringan, ia tak menyangka
sikakek bakal menyuruhnya menyusu seperti bayi,
"Tampan apa yang sedang kau pikirkan...?" Perempuan pertama
menyadarkan Aram yang sedang termangu-mangu.
368 Aram benar-benar kaget, dengan terbata-bata ia menjawab:
"Akh..tidak.. tidak ada apa-apa..!"
"Lihatlah tubuhmu tampan, apakah kau sering mendapat siksaan
dari kakek itu" kau turutilah apa yang dikehendakinya agar kau
tidaklah mendapat siksaan lagi"
Aram benar-benar terharu dengan kebaikan perempuan itu, ia
menganguk-angguk "Nama saya Aram, siapakah nama kakak bertiga... "
Aram mencoba basa-basi, perempuan pertama yang memiliki
wajah oriental dengan tahi lalat di dagunya dengan pakaian
indah serba hijau meski bajunya itu menyibak lebar di lengan
sampai pinggulnya menjawab sambil memperkenalkan yang
lain, karena yang lain masih asyik menangis..
"Namaku Paramitha disebelahku yang memakai pakaian kuning
bernama Parahusanti, disebelahnya yang memakia pakaian
merah muda bernama Paraseja, dan yang terakhir yang
memakai pakaian biru muda bernama Parakusti dialah yang
paling muda diantara kami,"
Parahusanti memiliki wajah cantik manis berkulit kuning langsat
mulus, dibelahan dadanya tersebar banyak tahi lalat
menggairahkan setiap yang melihatnya, wajahnya sayu
menambah keayuannya. 369 Paraseja juga tak kalah cantiknya dengan yang lainnnya,
diantara semuanya dialah yang memiliki bukit paling besar,
matanya jeli bersinar nakal, sepertinya dia memiliki sifat yang
sedikit binal dan liar. Sedangkan Parakusti memiliki wajah cantik kekanak-kanakan,
matanya jeli berhidung mancung, kulitnya hejo carulang dadanya
sekal dan indah, diantara halis kanannya tahilalat kecil
menghiasi kulitnya. Aram tundukan kepalanya, ia merasa kikuk berhadapan dengan
empat wanita itu, meski ia pernah tidur dengan perempuan, tapi,
ia belum pernah berhadapan langsung dengan tiga gadis


Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

langsung. "Lekaslah anak muda, bukannya aku tak memiliki harga diri
sebagai istri orang, namun keselamatan anakku lebih berharga.."
Paramitha memelas. Dengan hati dag-dig-dug Aram kembali mendekatkan bibirnya
dibukit milik Paramitha, Air itu rasanya hambar namun segar...
lama ia menghisap, sementara Paramitha terlihat
menggelinjang-gelinjang seperti cacing kepanasan.
Aram berhenti, dia melihat sebuah bekas jari di dadanya telah
hilang, sementara Paramitha masih mengap-mengap, seperti
ikan mas. Setelah menenangkan kondisinya Paramitha segera
menyuruh Aram melakukan kepada lainnya.
370 "maafkan aku..." Desis Aram kepada Parakusti, Parakusti
tampak memejamkan matanya yang
jeli kekanak-kanakan, wajahnya semu merah menahan malu dan
gairah. Setelah menunaikan tugasnya Aram segera menutupkan baju
mereka, dari sinar mata mereka tampak sebuah titik
kebahagiaan dalam sebuah bentuk.
Aram berjalan kepojok ruangan, ia melihat disana empat orang
bayi yang sedang menangis, dengan hati-hati ia memangkunya
dan membawa keibunya. dengan sedikit singkapan bayi itu
menyusu dengan lahap sekali.
Begitulah berturut-turut, terakhir ia membawa air yang
dibawanya dengan susah payah,
"Kak, bukalah mulutmu...." Aram memerintah, tanpa perlawanan
mereka meminum air itu. "Akh, ...." Aram menguap, ia duduk dihadapan Paramitha,
dengan menelungkupkan kepalanya Aram tertidur dengan
nyenyak. Malam demi malam, hari demi hari, bulan demi bulan, tahun
demi tahun, genaplah Aram tinggal bersama mereka dalam 2
tahun. Fajar sampai pagi ia mengambil Air, dalam hari ini,
kelincahannya telah kembali, ia tak perlu lama untuk mengambil
371 air, cukup satu kentungan ia sudah kembali kegua. bisa
dibayangkan kecepatan geraknya hari ini,
Pagi sampai Tengah hari ia mendapat siksaan dari sikakek,
kadang dicambuki, kadang disayat dan sebagainya.
Tengah hari sampai malam ia berlatih kembali, melatih setiap
ilmunya yang ia lupakan. Tengah malam ia segera menemani empat selir raja jin yang
disekap sikakek, kini keempatnya tak lagi disekap seperti dulu,
saat ini mereka melayani Aram dengan hati riang gembira,
bahkan bukan hanya menyusu saja, bagaimanapun merek
membutuhkan sentuhan biologis, dan yang bertugas melayani
mereka adalah Aram, Sipemuda kita.
Waktu datang dan pergi. Roda kehidupan terus ber-jalan tanpa
ada yang dapat menghentikannya.
Sejak Kematian Para Pendekar Merdeka yang berani unjuk
taring menentang kejahatan
Panji Telapak Perak, munculah sebuah organisasi yang lebih
mengerikan dan menakutkan,
Hari-hari makin tersaput warna merah karena terlalu banyak
darah tertumpah. Tidak hanya membumi hanguskan kerajaan,.
Tapi, juga membantai setiap umat persilatan yang menentang,
lima perguruan utama disegel, kaum persilatan dilarang
berkelana, 372 Pembantaian terjadi dimana-mana, seluruh penduduk seantero
tanah jawa ketakutan. Di setiap tempat dan di setiap waktu
terjadi pemerkosaan, kematian ataupun kejahatan lainnya.
Isak tangis pilu para korban yang teraniaya ataupun yang
kehilangan keluarganya kini merata, bukan hanya terjadi ditanah
jawa saja, seluruh pelosok nusantara dan tanah sebrang
merasakan dampaknya. Saat ini, dunia persilatan maupun masyarakat biasa
membutuhkan sosok pemimpin, sosok pemimpin yang dapat
melawan sebuah organisasi itu.
Tak ada lagi kebahagiaan dimata mereka, anak-anak seperti
sampah yang berserakan, mereka tampak berkeliaran dimanamana meminta perlindungan, tubuh mereka krus kering.
Sementara itu, di sebuah Alam lain, seorang pemuda tampan
bertelanjang dada tampak sedang bersemadi dicelah-celah
Rahasia 180 Patung Mas 6 Hancurnya Sian Thian San Seri Pengelana Tangan Sakti Seri Ke Iv Karya Lovelydear Pedang Medali Naga 13
^