Pencarian

Pendekar Seribu Diri 6

Pendekar Seribu Diri Karya Aone Bagian 6


tebing yang mengapit, kakinya terpentang menahan berat tubuh,
tangannya dirangkapkan didada seperti menyembah,
Pemuda itu tak lain adalah Aram adanya. Setelah beberapa
tahun tahun menjalani kehidupan di alam perbatasan, sekarang
dia sudah menjadi pemuda yang matang, tubuhnya berbadan
tegap berotot. Rambutnya perlahan berubah warna menjadi berwarna perak .
Wajahnya yang tampan dihiasi alis mata yang menukik bagai
sayap elang, matanya tak lazim bagi seorang manusia, sebab
mata itu persis layaknya mata seekor rajawali.
373 dipunggungnya muncul sebuah sayap lebar, masing-masing
sepanjang tiga tombak. dari kedua kakinya yang terpentang
muncul ekor serigala berwarna perak.
Dengan sekali sentakan dan suitan nyaring tubuhnya melesat
keatas, ia terbang bagaikan seekor rajawali perkasa,
wusssshh... ia terbang melintasi tebing-tebing yang menjulang,
himpitan tebing sempit tak menghalanginya, danau sungai hutan
ia lintasi dengan kecepatan angin.
Lama ia berputar-putar diudara layaknya rajawali mencari
mangsa, setelah menemui titik temu ia melesat menukik rendah
menuju sebuah puncak dimana puncak itu berdiri lima sosok
berbentuk manusia. "Jleegggg..." Ia mendarat dahsyat di tempat itu, debu mengepul
tinggi, tanah yang dipijaknya bergetar ringan.
Setelah debu menghilang munculah seraut wajah tampan
berambut hitam. sayap dan ekornya menghilang entah kemana.
"Aram, kemarilah....." suara serak-serak basah seorang lelaki tua
menyapanya. "Baik, kek...." Aram menyahut.
"Duduk" Kakek itu memerintah.
Aram akhirnya duduk diiringi empat sosok yang lainnya.
Akhirnya kakek itu mulai membuka pembicaraan.
374 "Dalam masa penyempurnaannya sebagai manusia berdarah
setengah gaib, setengah hewan aku tak pernah mlihat kau
berhenti berlatih, tak jarang aku menyiksamu hingga kau
pingsan tak sadarkan diri. tapi, kau tak pernah mengeluh...
ataupun mendendam. kini waktunya telah tiba, mulai besok kau
boleh pulang kealammu"
"Hah....Secepat itukah?" Aram menitikan air mata.
"Apa yang harus kau laukan dialammu Aram.." kakek itu
bertanya. "menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai.."
"kapankah kau harus menyelesaikan pekerjaan itu?"
" Dalam jangka dua tahun....tapi, sekarang sudah dua tahun
setengah" Aram bersedih.
"Kau jangan khawatir, satu tahun disini sama dengan satu bulan
dialammu" kakek itu berkata.
"Akh..." hanya itu yang mampu ia ucapkan,
"Kek, dapatkah aku menyambangimu kembali?"
"hahahaha.........uhuk..uhukk..." kakek itu tertawa-tawa sampai ia
batu-batuk dan memuntahkan darah segar.
"Dengarkan baik-baik, Aram. Rasanya saatku sudah tiba...,
Besok, di saat fajar menyingsing, kau harus meninggalkan pulau
375 di Alam perbatasan ini. Saat itu kau tidak akan menemukan aku
lagi." "Huffzzz " Entah mengapa Aram tidak terkejut dengan ucapan
sikakek, hanya elahan nafas yang ia perdengarkan..
"Kau memang cerdik, Aram! Setiap makhluk yang bernyawa
pasti akan kembali pada pencipta-Nya. Mereka semua juga akan
mati dan hancur kembali ke asalnya. hanya cara dan waktu saja
yang membedakannya.!" Ucap kakek itu diplomatis.
"Aram! Seluruh hidup dan nyawaku telah aku habiskan untuk
melakukan penelitian, sembilan ratus tahun duapuluh purnama,
tigapuluh hari dua belas kentungan aku terbenam dalam
ambisiku, entah berapa jiwa yang melayang akan ulahku.... dan
sekarang, sekarang ambisiku telah selesai,... terimakasih.. atas
segala pengorbananmu." Kakek itu menjelaskan sambil
menangis. Aram tidak bisa berkata-kata apa-apa. Dia hanya bangkit dan
memeluk kakek itu. "Aram...," panggil kakek itu pelan.
"Ya, Kek!" sahut Aram seraya melepaskan pelukan dan kembali
ketempatnya semula. "Jangan kembali lagi ke pulau ini, lakukan tugasmu, jangan
menyia-nyiakan ambisiku.... saat
fajar menyingsing kau boleh pergi dari Alam ini." pesan Kakek itu
. 376 "Baik, kakek..."
"Aram...." Seorang perempuan cantik berbaju serba hijau alias
paramitha menyela. "ya, kak..." "Ini... maafkan kami hanya mampu memberikan ini..."
Parahusada memberikan sebuah baju berwarna hijau. lengkap
dengan jubahnya. "Mari, engkau aku bantu pakaikan jangan hanya memakai ca
wat saja...hihi" Parakusti cekikikan.
"Haha..." Aram tertawa malu.
Akhirnya aram berangkat masuk kedalam gua bersama dengan
Parakusti. "tunggu" Paraseja mencegah.
"Ada apa Teh?" Parakusti keheranan.
"Rasanya aneh, bajunya bagus, sementara orangnya kotor, jadi
sebaiknya kita mandikan dahulu baru ganti bajunya." usul
Paraseja. "Aha, ide bagus,. mari..." Parakusti menyeret Aram ke kubangan
air berwarna kuning, meski air itu kuning tapi air itu tidaklah
membuat tubuh kuning. air itu tidaklah begitu jau dengan air
biasa di alam manusia. 377 "brett,..." dengan sekali jambret cawat yang dipakai Aram ditarik
paksa, pakaian satu-satunya itu kini lepas sehingga kini Aram
telanjang tanpa selembar benangpun.
Dengan riang gembira Parakusti dan Paraseja memandikan
Aram, sekali-kali canda tawa mereka kerap terdengar. Paramitha
dan Parahusada menyaksikan sambil tertawa-tawa menyaksikan
ketiganya mandi dengan sekali-kali terdengar rintihan nikmat.
Kakek yang tadi duduk bersama Paramitha dan Parahusada kini
menghilang entah kemana, dia menghilang raib bagaikan angin.
"Akh, sudah kak, aku sudah lelah..." Aram memelas.
"hihi...., bilang saja pengen langsung kepuncak" goda Paramitha
disusuli tawa yang lain. "Kusti, bawa saja ke Gua, kita keroyok didalam.." teriak
Parahusada. "Baik..." Tanpa ba-bi-bu lagi Parakusti membawa Aram kedalam
gua, disana mereka mempuaskan birahi, bagaimanapun mulai
esok hari, mereka tidak bakalan berjumpa lagi,
Dengan semangat Aram menciumi leher jenjang parikusti, meski
mereka adalah makhluk yang berbeda, namun perlu diketahui,
Jin adalah makhluk gaib yang tak kasat oleh mata,
*Pada dasarnya bentuk rupa Jin tidak banyak berbeda dari
bentuk rupa manusia, yaitu mereka memiliki jenis kelamin,
memiliki hidung mata, tangan, kaki, telinga dan sebagainya,
378 sebagaimana yang di miliki oleh manusia. Pada dasarnya 80
hingga 90 persen Jin menyerupai manusia.
Hanya perbedaan fisik Jin adalah lebih kecil dan halus dari
manusia. Bentuk tubuh mereka itu ada yang pendek, ada yang
tinggi dan bermacam-macam warnanya, yaitu putih, merah, biru,
hitam dan sebagainya. Pengetahuan mereka lebih luas dan berumur sangat panjang
sampai beribu-ribu tahun umurnya. Kecepatan Jin bergerak
melebihi kecepatan cahaya dalam suatu waktu. Karena Jin
terdiri dari mahkluk yang seni dan tersembunyi, tidak zahir
seperti manusia dan tidak sepenuhnya ghaib seperti Malaikat,
maka ruang yang kecil pun bisa di duduki oleh jutaan Jin dan
juga dapat merasuki dan menghuni tubuh manusia.
Jumlah Jin terlalu banyak hingga jika jumlah semua manusia
dari Nabi Adam sampai hari kiamat dikalikan dengan hewanhewan, dikalikan dengan batu-batu, dikalikan dengan pasir-pasir
dan semua tumbuh-tumbuhan. Itu pun hanya sepersepuluh dari
total Jin. Alam tempat berdiamnya Jin adalah di lautan, daratan, di udara
dan di Alam Mithal yaitu suatu alam yang terletak diantara alam
manusia dan alam malaikat. Jika kita diberikan oleh Allah
kemampuan untuk melihat Jin, sudah tentu kita akan melihat
jarum yang jatuh dari atas tidak akan jatuh ke bumi, tetapi jatuh
dibelakang Jin, karena sangat banyaknya jumlah mereka.*
379 "Akh...emhhh" Parakusti menggelinjang, Paraseja, Paramitha
dan Parahusada segera melepaskan pakainan mereka dan
segera bergabung dengan Parakusti, malam itu bulan mengintip
malu-malu, didalam gua terdengar jeritan-jeritan nikmat, jeritan
puas dan nafas yang saling memburu menemani malam yang
sepi... Debur ombak bergemuruh memecah karang,
Gemerisik air menyapa pesisir pantai laksana denting piano
Kicauan burung camar bersahut-sahutan menyemarakan
suasana Sinar matahari bersinar terang, kekuning-kuningan menerobos
sela-sela karang, menyinari Seorang pemuda yang tergeletak
diantara jepitan karang, pemuda itu dalam keadaan polos tanpa
selembar benangpun, rambutnya panjang menutupi dadanya
yang bidang, tubuhnya kekar berotot penuh dengan luka
sayatan. Perlahan pemuda itu sadarkan diri dari pingsannya, setelah
berusaha duduk pemuda itu termangu-mangu, diliriknya
disamping kanannya tergeletak satu stel pakaian berwarna hijau
muda transparan dengan jasnya yang berwarna hijau tua
disamping bangkai rakit. "Aneh, mengapa aku tergeletak disini... ukh, " pemuda itu
mengeluh ringan. "hemm,... apakah kejadian itu cuman mimpi belaka" jikalau
memang hanya mimpi, mengapa baju pemberian empat selir
380 raja jin dan luka sayatan ini ada disini?" Ternyata pemuda itu tak
lain adalah Aram adanya,.
Kini rupanya ia baru sampai di Alam manusia, setelah
melakukan Hubungan badan dengan keempat selir jin itu Aram
tertidur kecapaian, dan setelah bangun ia sudah berada dialam
nyata, jadi tidak heran mengapa ia terlihat kebingungan.
"Sudahlah.... Kakek itu bilang satu tahun disana sama dengan
satu bulan disini, dan aku berada disana selama dua tahun
setengah, berarti masih ada waktu satu tahun sembilan purnama
setengah, hemm... aku harus bergegas menemukan tempat
dalam peta itu, lalu merencanakan rencana berikutnya."
Dengan bergegas pemuda itu memakai pakaian yang
menurutnya susah dan ribet, setelah selesai, segera ia meloncat
keatas batu karang dan bersalto diudara menuju sisi hutan.
gerakannya indah dan ringan laksana rajawali perkasa dari alam
dewa. "Jleggg" ia mendarat ringan, ternyata baju itu sangat indah dan
aneh, baju dalamnya tidaklah ketat dan berwarna hijau
transparan berlengan sebatas siku. sementara baju luarnya atau
jasnya hanya ada sebelah kirinya. seperti peralatan untuk
olahraga memanah. baju luarnya itu diikat dengan tali dari bahan
yang sama yang terdiri dari lima utas tali.
Sabuknya berwarna sama dengan bajunya dan berukiran indah,
celananya juga terbuat dari bahan yang sama dengan baju
luarnya, panjang sebatas mata kaki, namun tertutup dengan
381 sepatu panjang sebatas lutut, sepatu itu berukiran indah secara
abstrak. di bagian lututnya terdapat perhiasan pelindung lutut
yang membentuk segitiga. Dengan mengedarkan mata Rajawalinya Aram menatap hutan
menentukan suatu titik temu. dengan sekali genjotan tubuhnya
meluncur didahan-dahan dan ranting-ranting pohon, laksana
seekor serigala mencari mangsa Aram menajamkan
penciumannya, dia menerobos hutan seperti seekor serigala
memburu mangsa. Setelah berlarian sedemikian rupa ia berdiri di depan sebuah
bangunan batu yang sudah ambruk. didepannya terdapat tangga
tangga dari susunan batu yang rapi. tampaknya saja tangga itu
seperti tangga biasa, namun dimata Awas bagi Aram ia tahu
tangga itu mengandung unsur sebuah barisan kuno yang disebut
dengan barisan tangga naik surga.
barangsiapa yang telah terjeblos kedalam tangga itu maka ia
bakal tersesat batinnya kedalam bayangan alam bawah
sadarnya, ia akan berfantasi dengan khayalan hingga ia mati
karena bergembira berlebihan.
Dengan berjalan menurut hitungan rasi bintang Aram mulai
masuk kedalam barisan, dengan hati-hati ia maju dua langkah
kedepan, lalu mundur lagi selangkah kebelakang, ia kemudian
bergeser kearah kiri, Namun ketika kaki kiri-nya menjejak salah satu dari susunan
batu yang teratur rapi, mendadak tanah di sekitar batu itu
382 amblas! Aram terkejut, ia heran padahal ia melangkah dengan
benar, tinggal selangkah lagi ia bisa keluar dari barisan itu,
namun sesuatu hal yang tak diinginkannya telah terjadi.
Belum sempat Aram menyadari apa yang jadi penyebabnya,
tubuhnya tersedot ke lubang besar yang kini menganga.
Srrr! Tubuhnya terus meluncur dalam lubang menurun yang panjang
berliku. Bunyi kerikil dan rumput yang ikut terseret tubuhnya,
terdengar seperti rumput yang dilalui ribuan ular. Sampai suatu
ketika.... Huppzz... ! hait..jleggg Aram mendarat ditanah dengan
mulusnya, "Hem... Apalagi yang akan terjadi padaku." keluh Aram dengan
sedih. setelah memantapkan hatinya, Aram mulai mengawasi
keadaan sekitarnya. Rupanya, di sekelilingnya merupakan
sebuah ruangan yang cukup luas, berdinding batu cadas yang
melingkar hingga ke bagian atas.
Pada beberapa bagian dinding terdapat mutiara-mutiara indah
menerangi tempat itu. Hawa di dalam ruangan itu cukup lembab,
namun tidak berbau amis malah berbau harum.


Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Bau harum itu menarik perhatian Aram. Rupanya ada suatu
bunga berwarna putih diatas meja beralaskan kain kuning emas,
Aram jadi terheran-heran sendiri melihatnya, Bermacam-macam
dugaan berkecamuk dalam benaknya saat ini. Tapi, tak satu pun
383 yang terjawab, sehingga makin membangkitkan rasa ingin
tahunya. Aram segera mengatur napasnya hingga sedemikian rupa,
menjaga kemungkinan yang bakal terjadi ketika menghampiri
bunga yang diciumnya harum itu, setelah dekat Aram mencoba
mengamatinya. Keningnya terlihat berkerut seakan ia tak mengerti akan suatu
hal., Aram coba tempelkan telunjuk kanan dan kirinya disudut
meja. perlahan ditarik miring hingga membentuk segitiga, lalu
ditarik lagi hingga membentuk gambar kristal namun lebih
panjang, kemudian ditarik keatas membelah bentuk tadi, telunjuk
kanannya ditarik kekiri hingga jadilah bintang segi tujuh.
"Srettt" sebuah benda kecil melesat yang dengan sigap
berpindah ditangan Aram. benda itu kecil panjang, setelah
diperhatikan ternyata itu adalah sebuah bambu kecil, disalah
satu ujungnya terdapat kain penyumpal yang seperti tutup.
Dengan hati-hati Aram membuka tutup itu. ternyata didalamnya
terdapat surat bertulisan bahasa sunda yang bila diterjemahkan
isinya seperti ini: "Cucuku Aram Widiawan, Aku adalah buyutmu yang bernama
Avatara Batara Yuda, surat ini aku tulis beberapa abad sebelum
engkau lahir, pada masa tuaku sebelum aku meninggalkan
dunia ini dunia terjadi kekacauan hebat, menilik pada usiaku
yang sudah tua aku akhirnya mengambil murid yang selanjutnya
bergelar Pangeran Empat Dewa, aku perintahkan muridku itu
384 untuk membasmi biang keladi kekacauan itu, namun muridku
terlalu memiliki wajah cakap sehingga tiap langkahnya selalu
dikacaukan oleh wanita. singkat cerita muridku itu tidak dapat
membunuh biang keladi itu, ia hanya mampu membuat cacad
tubuhnya dan dia telah bersumpah bahwa ia akan datang pada
suatu saat melalui keturunannya. dan celakanya pembalasan itu
datang dimana saat Masamu. Maka sebagai cucu buyutku aku
ingin kau membasminya demi kesejahteraan umat manusia.
Diatas meja terdapat bunga kemuliaan, mandi dan minumlah air
itu untuk menghilangkan perilaku buruk hewanisasi dan tubuh
gaibmu. darah hewan dan gaibmu tidak akan berubah sebab
sudah menyatu dengan darah dagingmu. tapi perilaku seperti
memakan daging mentah dan darah akan menghilang. Ambil
segi positifnya buang segi Negatifnya. aku mempercayaimu.
Dipeti bawah meja terdapat kitab Penerobos dimensi, kau dapat
berpindah alam ataupun berpindah ke negri dan tempat lainnya
hanya dalam waktu sekejap mata, tak usah kau pergi ke
perpustakaan keluargamu.. sebab ilmumu terlalu beragam,
apalagi ilmu-ilmu itu tak dapat dipelajari dengan kondisi
tubuhmu... Salam ".Avatara Batara Yuda."
Aram benar-benar terkejut setelah membaca surat itu. ternyata
semua hal yang dialaminya telah diramalkan beberapa Abad
yang lalu. ia kagum benar terhadap buyutnya itu, meramalkan
kejadian beberapa abad mendatang adalah hal yang benarbenar suit untuk dilakukan.
"Baik, Eyang.... Aku pasti dapat membasminya, apapun yang
terjadi..." desisnya bersemangat.
385 Aram segera mengambil bunga kemuliaan dan membawanya
kepojok ruangan dimana terdapat kubangan air berbentuk
sumur, Ia segera melepaskan pakaiannya dan turun kesumur
lalu bersemadi. Dua hari dua malam telah berlalu Aram masih terlihat bersemadi
didalam sumur, perlahan ia membuka matanya dan meminum
air sumur itu. Setelah dirasa cukup Aram segera melompat kedarat dan
memakai pakaiannya kemudian beranjak mengambil kitab
didalam bawah meja. Kitab itu merupakan suatu kitab yang luar biasa, ternyata kitab
itu merupakan kitab alam yang menyatakan bahwa waktu akan
berjalan lebih lamban, jika berada di dekat medan gravitasi, oleh
karenanya gravitasi memiliki cangkang-cangkang waktu.
Kesimpulannya, ketika kita melaju lurus pada satu kecepatan,
sebenarnya kita berada pada satu cangkang dari medan
gravitasi. Berdasarkan teori itu, maka akhirnya terciptalah sebuah ilmu
yang dapat mengantarkan manusia ketempat lain dalam waktu
relatif singkat yang diberi nama Kitab Penerobos Dimensi.
Aram tersenyum senang, dengan tekun ia mempelajari kitab itu
sekaligus membenahi tempat itu, dengan kemampuannya dalam
mengolah masukan data dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan dalam jangka waktu satu bulan akhirnya Aram dapat
menguasai ilmu itu dengan cukup sempurna.
386 Selama diruangan itu, Aram hanya memakan lumut-lumut hijau
dan air dari sumur saja untuk mengisi perutnya,Seperti hari itu,
terlihatlah ditangannya tergenggam setumpuk lumut yang
menjadi santapanya, tengah asyik mengunyah sambil
melepaskan lumut dari batu tiba-tiba ia melihat sebuah tonjolan
kecil yang menurutnya tak lazim,
dengan diliputi rasa Penasaran Aram memencet tonjolan itu,
"Drtt.... jrek...drek: " tiba-tiba dinding ruangan terbuka munculah
sebuah ruangan lain, ruangan itu penuh dengan rak-rak buku,
senjata dan peralatan lainnya.
"Akh, ternyata ini ruangan keluargaku itu,,....hemm... meski
buyutku menyuruhku tak kesini tapi ternyata aku kesini juga.... "
Aram bergumam sambil masuk kedalam ruangan dengan
melewati pintu batu yang terbuka, Sebentar matanya yang tajam
luar biasa itu beredar ke sekeliling ruang yang hanya diterangi
cahaya mutiara yang terpancar di dinding.
"Sepertinya ditempat ini banyak ruangan yang cocok dijadikan
markas pusat,...."Pikirnya dalam hati.
Aram berpikir sambil tangannya menarik salah satu pedang yang
menancap didinding. saking asyik dengan pikirannya sampai tak
sadar dengan apa yang dilakukannya.
Dan begitu tangan-nya memutar-mutar pedang itu , tiba-tiba....
Derrr! 387 Mendadak, dinding batu cadas di samping Aram bergeser ke kiri.
Perlahan-namun pasti dinding itu bergerak, hingga akhirnya
membentuk lubang yang menembus langsung ke dunia luar.
"Akh..."!"
Aram terhenyak kaget. Buru-buru kakinya melangkah, mendekati
lubang itu. dan melongok dan begitu melongok, ternyata ia telah
berada di puncak bukit, di pulau tempatnya tadi datang.
Petir menyambar-nyambar dahsyat dibukit itu, ternyata bukit itu
merupakan bukit tertinggi ditempat itu.
"Hem, hehe..hahaaha" Aram tertawa-tawa bahagia, Ia
berjingkrakan bahagia. Sebenarnya apakah yang sedang ia pikirkan" mengapa ia begitu
bahagia. Dan bagaimana kondisi dunia persilatan saat ini"
Pagi mulai menjelang. Suasana sejuk pagi ini mewarnai sebuah
puncak bukit disebuah pulau yang tak diketahui namanya ini,
seorang pemuda tampan tampak sedang berkutat menaikaan
batu sebesar kerbau yang telah terpangkas rapi membentuk
persegi panjang sepanjang dua tombak keatas tiang penyangga
yang telah disiapkan pemuda itu,
"Hupzzhhh,....Tahap pertama selesai... tinggal kedua" ucap
Pemuda itu. pemuda yang tak lain Aram adanya.
388 Tampak Aram berdiri di hadapan pintu batu itu, mimik wajahnya
tampak serius seperti layaknya orang yang sedang berfikir.
"Hem.... lebih baik aku buat dulu jalan menuju belakang Gunung
wayang, dengan begitu membenahi markas rasanya lebih ringan
bila dikerjakan bersama-sama" gumamnya.
Setelah menimbang-nimbang secara matang akhrnya ia
memutuskan bahwa itulah salah satu jalan yang terbaik saat itu.
Terlihat Aram bersujud kepada bumi, setelah bangkit tangannya
diangkat kelangit seperti menahan benda jatuh, kedua
tangannya ditarik kesamping membentuk ligkaran dan bertemu
lagi didada seperti saat menyembah. dengan disertai teriakan
nyaring tangannya didorongan kemuka.
"Wahai bumi, wahai langit pinjamkanlah nafas kalian
padaku...Hiaaattt" Diiringi bergetarnya bumi dan menyalaknya petir, diantara kedua
batu itu muncul lingkaran sihir lalu membuka dan menyedot
kerikil yang ada disana. Fenomena alam yang diciptakan oleh Aram ini secara teoritis,
merupakan lorong magnetik yang didalamnya memiliki gravitasi
kuat, yang mampu menarik apapun yang masuk ke dalamnya.
Dan untuk kemudian mendorongnya ke ujung lorong yang lain
hanya dalam beberapa saat. Yang dimaksud dengan "ujung
lorong lain" ini, adalah pintu dari alam semesta yang paralel
389 dengan kita, atau bisa juga alam semesta dari galaksi lain juga
Alam semesta sama berbeda tempat.
Sementara ditempat lain, disebuah hutan yang biasanya tak
tersentuh tangan manusia karena kecuramannya terlihat
beberapa kumpulan manusia, dari pemuda sampai kakek-kakek.
terlihat mereka membuat lingkaran seperti halnya sedang
berdiskusi, terdengar salah seorang dari mereka berkata.
"Para hadirin sekalian, segenap keluarga besar Bendera Awan
langit, seperti halnya yang kita ketahui, beberapa sahabat kita
telah kehilangan jiwanya dalam sebuah rencana terakhir yang
diambil ketua kita Aram Widiawan atau Pendekar Seribu Diri,
seharusnya rencana ini tidaklah terjadi apabila pihak kerajaan
tidak ikut campur, namun kita tidak boleh picik pikiran dengan
menganggap kerajaan pihak bersalah, karena bagaimanapun
kerajaan juga merupakan salah satu korban dari organisasi yang
mengerikan itu. Kita harus bersyukur karena memiliki seorang ketua yang luar
biasa cerdasnya, sehingga posisi kita yang sedang berada pada
kondisi terjepit masih dapat menyelamatkan diri, meski beberapa
jiwa sahabat kita menjadi korbannya. selain itu, kita juga masih
dapat menipu pandangan kaum persilatan demi kelanjutan
kedepannya. Aku Sipengabar Langit mempersilahkan kepada
Juang organisasi kita Ki makmur untuk melaporkan keuangan
Organisasi kita." "Baik Wakil ketua, langsung saja, Pendapatan kita dari sejak
didirikan Bendera Awan Langit sampai sekarang telah mencapai
sembilan puluh buah peti emas, dan Seratus buah peti Perak,
390 terpakai saat ini sekitar lima buah peti emas dan sepuluh buah
peti perak sisa delapan puluh lima peti emas, sembilan puluh
peti perak. itu didapatkan dari hasil ketua Aram dari Komandan
Otoy, perampasan dari Panji Telapak Perak, Pengamanan Uang
Kerajaan oleh Tuan Muda Rehan, dan hasil kerja dari sepuluh
Golongan" "Terimakasih kepada Juang kita, Ki Makmur yang telah
melaporkan kekayann kita, dilanjut kepada Julis kita, Ki Brahma
untuk menyampaikan laporannya."sipengabar langit berkata
"Langsung saja, Bendera Awan Langit, memiliki dua ratus
delapan Puluh jiwa pasukan inti, dan sembilan ribu tiga ratus dua
puluh lima pasukan luar, akibat pertarungan dengan Panji
Telapak Perak kita kehilangan seratus sembilan puluh jiwa
pasukan luar, dan empat puluh sembilan jiwa pasukan inti. sisa
sembilan ribu seratus tigapuluh lima jiwa, pasukan luar dan
duaratus tigapuluh satu jiwa pasukan inti.
karena bentrokan dengan kerajaan, kita kehilangan seribu tujuh
ratus delapan puluh satu jiwa anggota luar dan sembilan puluh
anggota inti. sisa tujuh ribu tigaratus limapuluh empat jiwa
anggota luar dan seratus limapuluh jiwa anggota inti,
Karena pembantaian Organisasi Nawa Awatara, kita kehilangan
Seribu enam ratus sembilan dua jiwa anggota luar dan terus
berkurang, sementara anggota inti teta berjumlah seratus lima
puluh,. demikan laporan dari saya terimakasih.."
"silahkan kepada duta langit untuk menyampaikan laporannya
tentang kondisi dunia persilatan saat ini." Sipengabar langit
kembali berkata. 391 "Terimakasih Wakil Ketua, menurut hasil laporan dari berbagai
pihak dan penyelidikan kami, bahwa empat hari sejak kita
menghilang dari dunia persilatan, telah muncul sebuah
organisasi yang mengerikan, mereka menamakan organisasinya
itu Nawa Awatara. (Nawa sembilan dan Awatara penampakan
dewa). Mereka muncul dengan serentak di sembilan ratus tempat dan
langsung membantai semua jago persilatan yang berani
menentang. dimasing-masing tempat itu, mereka membentuk
markas cabang. sehingga meresahkan masyarakat. yang paling
menggenaskan adalah para perempuan, setiap hari mereka
harus melayani nafsu bejad para anggota Nawa Avatara."
"Maaf, Duta Langit, Nyi Asri, saya Brahma menyela, sekiranya
dimanakah letak markas pusat Nawa Awatara itu." Seorang
lelaki berpakaian penduduk biasa dengan tambang melilit
dipinggangnya. "Maaf Ki Brahma, mengenai itu akan disampaikan oleh Duta
Langit Ki Siwa," Nyi Asri berpaling kepada sosok pemuda
berusia tigapuluh tahunan dengan pakaian penuh tambalan.
"hem, Menurut analisa dari hasil pengumpulan data para
pengemis jalanan bawahan saya, Bahwasanya markas pusat itu
berada di sekitar pulau Borneo, tempatnya di desa Mujung
Sungkur" Ki Siwa membeberkan secara efektif, singkat jelas dan
padat. 392 "Adakah diantara kalian mengetahui ciri-ciri pemimpin organisasi
itu" yang berkata kali ini adalah seorang kakek berpakaian
petani, kakek itu berwajah ramah, dihiasi jenggot dan kumis
putih, suaranya bagaikan guntur begitu lantang dan jelas, ia tak
lain adalah Ki Guntur adanya.
"hihihi" seorang gadis berbaju merah dengan belahan dada agak
lebar, memperlihatkan dua buah bukit yang sekal yang sekali
kali suka mengintip. Gadis yang berwajah mungil tapi cantik itu,
matanya bundar indah berbinar-binar dengan bulu mata yang
lentik, bibir yang mungil, hidung yang bangir, serta kulit yang
kuning mulus. Dengan rambut panjang yang lurus lemas di-poni
depan, ia tertawa cekikikan mendengar ucapan Ki Guntur. Gadis
itu tak lain adalah Dewi mawar si Duta Langit yang ke tiga dan


Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

termuda, "Apasih yang tak bisa kita ketahui" jangankan wajahnya,
dalamannya aku juga tahu..., malu dong jika kita berpangkat
Duta Langit bila masalah sepele seperti itu saja tidak tahu."
berbeda dengan siwa yang langsung keinti, tampak sekali
bahwa Dewi mawar lebih suka basa-basi yang membuat semua
orang menghela nafas. "Mohon jangan bertele-tele Duta langit, Dewi Mawar" Seorang
Pemuda tampan berpakaian perlente menyela. dia adalah
Rehan adanya. "baiklah, baik... dia merupakan seorang pemuda berusia sekitar
duapuluh sembilan tahunan, wajahnya cakap dengan tahilalat di
atas alis sebelah kiri, hidungnya mancung, bibirnya tipis seperti
393 perempuan. rambutnya sebatas pundak biasanya dia memakai
baju merah darah, didada kirinya terdapat rajahan piramida
berantai dengan bertulisan angka sembilan. diatas pangkal
pahanya juga terdapat rajahan naga melingkar kepinggangnya,
kemanapun ia pergi selalu membawa barisan empat orang gadis
cantik dan lima lelaki tampan" Dewi mawar menjelaskan.
Mereka terus berbincang-bincang, bahkan Anggota biasapun
ikut berpartisipasi, dalam berdiskusi memang Bendera Awan
Langit memiliki adat yang bagus, yakni setiap anggota memiliki
hak bicara ataupun mengambil suara.(keputusan),
Tengah mereka asyik berdebat, tiba-tiba mereka dikejutkan
dengan adanya suatu gaya tarik yang hebat dari sebuah batu
cadas besar dibelakang mereka, dengan serabutan semuanya
menghindar dan berdiri agak jauh.
Ternyata dari batu cadas itu muncul sebuah lingkaran bergarisgaris, dan sesuatu yang mencengangkan segera terjadi, dari
dalam lingkaran itu, munculah sosok pemuda tampan berbaju
hijau, baju itu sangat indah dan aneh, baju dalamnya tidaklah
ketat dan berwarna hijau transparan berlengan sebatas siku
memperlihatkan goresan-goresan luka ditubuhnya. sementara
baju luarnya atau jasnya hanya ada sebelah kirinya. seperti
peralatan untuk olahraga memanah. baju luarnya itu diikat
dengan tali dari bahan yang sama yang terdiri dari lima utas tali.
Sabuknya berwarna sama dengan bajunya dan berukiran indah,
celananya juga terbuat dari bahan yang sama dengan baju
luarnya, panjang sebatas mata kaki, namun tertutup dengan
394 sepatu panjang sebatas lutut, sepatu itu berukiran indah secara
abstrak. di bagian lututnya terdapat perhiasan pelindung lutut
yang membentuk segitiga. Rambut Pemuda itu panjang dengan dikuncir kuda, dikuncirnya
itu terselip sebuah senjata kecil berbentuk kujang, mata pemuda
itu liar dan tajam bagaikan rajawali, kulitnya putih, seputih salju.
"Ketua..." Sipengabar Langit berteriak dan berlutut diiringi
dengan yang lainnya. Apa yang akan dilakukan anggota Bendera awan langit ketika
ketuanya datang" Dan apa yang akan dikatakan Seorang Raja penguasa Tanah
Jawa daratan sunda kepada Aram"
Laksana ribuan semut pindah sarang, beberapa ratus manusia
berduyun-duyun membawa barang bawaannya, beberapa peti
mati tampak beriringan bak ular yang sedang berjalan, seorang
pemuda tampan bermata rajawali tampak diam mematung
disamping ujung iringan, ujung iringan itu ternyata adalah
sebuah lingkaran berputar-putar berwarna toska diantara batu
cadas tinggi menjulang. Setelah mencapai akhir pemuda itu berkata.
"Rehan, apakah semuanya beres" adakah yang tertinggal.. "
"Semuanya beres, ketua"
395 "Baiklah, lekas masuk... "
"Mari" Lalu keduanya tampak masuk kedalam lingkaran dan
menghilang, Disebuah bukit di pulau tanpa nama, Tampak manusia berbagai
usia sedang duduk melingkar, disebelah utara mereka tampak
batu berbentuk pintu tinggi menjulang dengan dua orang
pemuda tampan bersedekap dada berjalan menuju kearah
lingkaran. Setelah sampai, seorang diantaranya duduk bersama yang lain
sementara yang satunya lagi meneruskan hingga berada
ditengah lingkaran. "Selamat sore semuanya.... lama kita tak berjumpa, aku harap
kalian semua dalam keadaan sehat walafiat" sapa seorang
pemuda bermata Rajawali, "Siap mati, siap tempur" jawab mereka serempak.
"hem,,,,syukurlah, adakah diantara kalian yang paham dengan
maksudku membawa kalian kemari?""
Semua hening tak ada menjawab, namun diantara semuanya
ada seorang mengaacungkan tangannya.
"Silahkan Buana Dewa?" Pemuda yang tak lain Aram itu
mempersilahkan. 396 "Maafkan Hamba ketua." Buana Dewa berkata. buana dewa
adalah seorang pemuda yang tak terlalu tampan namun menarik
dengan jenggot tipis yang dicukur.
"Jangan sungkan, utarakan yang ingin kau katakan"
"Baik ketua, saya yang bodoh ini menduga bahwa ketua
membawa kemari adalah karena memang ketua menginginkan
tempat ini sebagai markas pusat.."
"Hahaha......, bagus-bagus tak sia-sia kau menjadi komandan
bendera, memang maksudku membawa kalian kemari adalah
untuk membenahi markas kita, markas yang takan bisa
dijangkau dengan darat, tapi tidak untuk kita. sebab kita bisa
melakukannya seperti membalikan bawah tangan." Aram
memuji, yang tentu saja membuat Buana Dewa memerah.
"Sebelum aku memulai ke-Acara inti dalam diskusi ini, aku ingin
mempersilahkan kepada yang mulia Adipati Rajalela untuk
mengucapkan beberapa patah kata yang mengganjal hatinya,
aku tidak suka bila ada anggotaku memiliki ganjalan yang bakal
menjadi duri dalam kepemimpinanku" Aram diplomatis.
Seorang lelaki paruh baya berusia empat puluh delapan
tahunan, terhenyak, namun segera ditenangkan oleh seorang
wanita paruh baya yang masih tampak kecantikannya.
"Tenanglah suamiku, benar apa yang dikatakan pemuda itu,
katakan apa yang ingin kau katakan" bisiknya lembut.
"Silahkan yang mulia,...." Aram mempersilhkan kembali.
397 Adipati Rajalela tersenyum ramah, dengan perlahan ia maju
kedepan Aram dan bersoja. Aram tersipu, dengan senyuman
dibibir ia bangunkan Adipati itu dan tersenyum.
"Tak usah banyak adat yang mulia, aku bukanlah seorang yang
berdarah biru" ucapnya lagi.
"Baiklah, ketua dan segenap anggota Bendera awan langit, Aku
Pribadi mengucapkan terimakasih sekaligus minta maaf atas
segala ulahku, dan aku sebagai Adipati/raja mengucapkan
mohon maaf atas keteledoran dan kelemahanku dalam
memimpin negara sehingga harus terkena siasat untuk
menghancurkan Organisasi yang belakang ini ku ketahui
sebagai tonggak dari Dunia ini.
Aku....Aku tak menyangka bahwa aku aku masih diterima
dengan tangan terbuka, sekaligus diselamatkan dari kematian
oleh organisasi perkumpulan yang teah aku..aku hancurkan"
Adipati Rajalela berkata terisak-isak, ia menangis dengan
sedihnya sehingga ditempat itu diselimuti rasa duka.
"Ada yang ingin kau sampaikan lagi yang mulia,?"
"Ada, aku ingin ikut bergabung dengan Organisasi ini, aku ingin
menebus kesalahanku terhadap Organisasi ini juga
masyarakatku., aku..aku ingin melindungi semuanya, ketua....
Jadikan aku anggotamu" Adipati rajalela bersujud dikaki Aram,
namun tak kesampaian sebab Aram telah berada dibelakang
tubuh Adipati Rajalela. 398 "Hem, yang mulia, mintalah kepada Anggotaku, bukan
kepadaku..... sebab keputusan paling mutlak berada pada
mereka" Bisik Aram lembut.
Adipati Rajalela bangkit dan segera bersujud dihadapan sekalian
hadirin, ia berkata dengan semangat dan tangisan air mata.
"Mohon terimalah aku menjadi sesama Anggota bersama
kalian." Para Hadirin tercengang, bagaimanapun Adipati Rajalela adalah
seorang Raja yang dihormati, kini Ia bersujud dihadapan
mereka, bukankan dunia sudah terbalik?"
Tiba-tiba dua sosok perempuan ikut juga bersujud disamping
Adipati Rajalela, dan meminta menjadi Anggota, mereka adalah
Istri Adipati dengan Putrinya, sebenarnya Putri Adipati yang
bernama Laraspati adalah seorang gadis yang manja, namun
setelah kejadian pembantaian keluarganya ia berubah tigaratus
enam puluh derajat menjadi seorang gadis pendiam dan
penurut. "Hahaha.... Bila Adipati yang mulia saja berani mengambil resiko
mengapa aku tidak" seorang lelaki paruh baya berpenampilan
perlente ikut bersujud. Dia bernama Brajangpati seorang hartawan dari Kotapraja
Padjampangan. ia merupakan Ayah dari Rehan, atau
Pendamping dari Ketua Aram Widiawan.
399 Para hadirin saling pandang, seakan dikomando mereka segera
anggukan kepala, sebagai tanda bahwa mereka telah
menyetujui permintaan itu.
"Maafkan saya ketua, saya mewakili yang lainnya menyatakn
setuju dengan permintaan mereka." yang berbicara itu adalah
seorang perempuan muda yang bernama Kenanga di luar dia
berperan sebagai salah satu ketua sepuluh perguruan,
sementara di dalam dia menjadi seorang Komandan Bendera.
Aram, angguk-anggukan kepala, "Ada yang keberatan?"
ucapnya tenang. Semuanya diam tak ada menjawab. "Baiklah, jika tak ada
keberatan silahkan Ki Brahma mengurus sisanya."
"Siap ketua... " Ki brahma segera membangunkan mereka dan
kembali duduk bersama di lingkaran itu.
"Baik. ganjalan telah hilang sekarang kita langsung ke inti, para
sahabatku sekalian, ketahuilah bahwa tempat ini merupakan
pulau keluargaku turun temurun, pada hari ini aku membawa
kalian kemari mengingat bahwa kalian adalah sahabatku yang
utama. di bawah sana terdapat ribuan kitab yang telah
dikumpulkan oleh buyutku sampai generasiku, dari mulai Kyai
Avatara Batara Yuda, Pangeran Empat Dewa dan yang lainnya
terakhir nenekku yang kalian kenal sebagai Dewi Pemanah
asmara, Ayah ku "pendekar pedang pelintang jagat pembelah
sagara" dan ibuku "si pengumpul ilmu tunggal jagat"."
400 Para golongan muda mengangguk-angguk, mereka cukup
terkejut sebab nama-nama terakhir yang disebutkan adalah
nama-nama dedengkot kaum persilatan, sementara golongan
tua bergetar mendengar nama Pangeran Empat Dewa, mau tak
mau mereka diingatkan kejadian beberapa abad kebelakang,
mereka tak menyangka bahwa salah satu keturunannya berada
dihadapan mereka. kini mereka sadar bahwa ketua mereka
bukan hanya memiliki kecerdasan dan kedigdayaan yang luar
biasa. namun juga memiliki riwayat yang sama luar biasanya.
Aram terdiam cukup lama membiarkan Anggotanya mencerna
ucapannya. setelah dirasa cukup kembali ia melanjutkan.
"Sahabatku sekalian, musuh kita sebenarnya adalah keturunan
dari biang keladi kejadian beberapa abad kebelakang, sezaman
dengan Pangeran Empat Dewa. maka dari itu aku memohon
kerjasamanya dari kalian, Apa kalian siap menggoyangkan
Jagad...!" Aram berteriak lantang diakhir kalimat.
"Heaaaaaaa" teriakan serempak menggelora dari mereka
mengguncang bukit itu. "ahahahaha" Suara tertawa gembira bak tawon liar menggaunggaung ditempat itu.
"Cukup...!" suatu bentakan laksana komandan perang
mengkomando prajuritnya. bentakan itu sangat berpengaruh,
terbuti dengan berhentinya suara secara berbareng. itu
menunjukan bahwa Organisasi Bendera Awan langit merupakan
Organisasi yang berdisiplin tinggi.
401 "Adakah diantara kalian mengetahui sebuah tempat yang tidak
mungkin dimasuki seorang manusia?"
Semuanya diam, merenung "Bretttt" sekitar lima orang
mengacungkan tangan. "Slahkan.." "Jurang Halayuda, sepuluh mil dari desa Wonolinggo"
"Lembah Nirwana, seratus mil dari desa kartikawangi"
"Padang Dewa Arwah, tujuh mil dari desa mangu"
"Bukit dasar bumi, empat mil dari hutan kematian"
Aram masih merenung, sepertinya semua itu masih belum
masuk kedalam daftarnya lama ia tertegun setelah sadar ia
tertegun ternyata masih ada seorang lagi yang belum
mengatakan. "Akh, maafkan aku silahkan Kisanak.."
"Tebing Langit di.."
"Cukup, aku tahu tempat itu....." Aram berseri-seri, wajahnya
begitu ceria membuat orang-orang disampingnya ikut
merasakan kebahagiaan, mungkin itulah yang disebut dengan
suka ditanggung bersama, duka dipikul bersama jua.
402 "Kita jadikan tempat itu sebagai jembatan dari tempat ini kedunia luar sana. kakang sobar, kakang guntur aku berikan
mandat untuk membangun dan mendesain tempat disini,
sementara Rehan dan aku meminta dua puluh orang untuk ikut
bersamaku." Tak perlu diperintah dua kali, segera semuanya membagikan
diri, disamping Aram terdapat Rehan juga dua puluh anggota
biasa. "Kita berangkat sekarang..." seperti hal yang dilakukannya
sebelumnya Arambersujud kepada bumi, setelah bangkit
tangannya diangkat kelangit seperti menahan benda jatuh,
kedua tangannya ditarik kesamping membentuk ligkaran dan
bertemu lagi didada seperti saat menyembah. dengan disertai
teriakan nyaring tangannya didorongan kemuka.
"Wahai bumi, wahai langit pinjamkanlah nafas kalian
padaku...Hiaaattt" Diiringi bergetarnya bumi dan menyalaknya petir, diantara kedua
batu itu muncul lingkaran sihir yang berwarna Toska.
Segera saja ke dua puluh dua orang itu masuk kedalam
lingkaran, sampai mereka tiba disebuah puncak karang seluas
duapuluh tombak persegi. ketinggian karang itu sekitar enamtujuh puluh tombak dari atas tanah.
"Kalian bangunlah bangunan disamping lingkaran itu


Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menggunakan bambu yang ada di lamping tebing, sementara
403 aku akan memanipulasi lingkaran sihir itu." aram memerintah.
Perlu diingat kembali bahwasanya Aram merupakan manusia
setengah gaib setengah hewan, meski prilaku buruknya hilang.
namun tubuhny masih berdarah itu.
Aram segera memusatkan perhatiannya, tangannya di
tempelkan ditanah, ia berkomat-kamit sebentar dan berteriak
lantang, "Tumbuhlah...!"
"Dretttt....." Jer..?" jreng.....Hoeeekkk.." tiba-tiba dari dalam batu
cadas yang bertanah sekitar sejengkal itu muncul sebuah pohon
besar luar biasa, pohon itu tidak berdaun, hanya berupa rantingranting besar saja. itulah kejadian yang luar biasa, keduapuluh
Anggota Aram berikut rehan terhenyak melihat kedigdayaan
ketuanya saat ini. keduapuluh itu melongo sampai melupakan
pekerjaannya. namun semuanya dikejutkan dengan suara
ketuanya yang muntah darah.
"Ketua..." Rehan cemas.
"Aku tak apa-apa..."
"Ketua itu jurus Apa" maafkan aku tak mampu menahan
penasaran dihati" "Itu adalah jurus hasil dari penggabungan ilmu ninja dengan Ilmu
dari alam Jin, maaf aku tak bisa menerangkan secara detail"
Aram menerangkan. "Ayo kerja...." Aram mengajak sambil membungkuk...
404 "Brettt,,...." sebuah sayap mengembang dari punggungnya
membuat Rehan dan yang lainnya melotot seakan mimpi, Kini
mereka melihat ketuanya seakan makhluk indah yang tak
diketahui namanya. mereka juga melihat keganjilan lain yakni
rambut yang berwarna perak juga ekor serigala yang berada
dibagian pantatnya. "Aku akan membuat tangga..." kalian selesaikan pekerjaan
kalian,. tanpa berkata-kata apalagi Aram segera terjun kebawah
dan membuat tangga dari tonjolan tonjolan batu. Semilir angin
berhembus lembut menyapa rambut yang menari, tebing langit
masih menjulang tinggi... matahari perlahan pergi
kesinggasanya menuju esok datang.....
Apa yang akan dilakukan Aram selanjutnya dan bagaimanakah
nasib mantan Ksatria Satwa"
Pagi hari dimana matahari belum sepenuhnya menduduki
singgasananya, beberapa orang tampak berkerumun di sebuah
lereng bukit Pangkalan, "Apa kesimpulanmu Jaris?" tanya seorang lelaki setengah baya
dengan pakaian mewah, dipunggung bajunya terdapat gamabar
Piramida dengan sembilan rantai.
Lelaki yang diajak bicaranya diam sesaat, dia merenung seakan
memikirkan sesuatu. "Menurutmu apa Haris?" lelaki itu balik bertanya pada orang
yang memiliki wajah sama dengannya, bukan hanya wajah,
405 perawakan maupun bajunya sama, hanya jenggot nya saja yang
bisa membedakan mereka, satu putih dan satu hitam.
"Aku tak tahu mungkin ia menantang kita..... aku tak mengerti
dengan kata sandi yang ada disana!" ujarnya dengan lesu
seraya menunjuk sebuah dinding cadas lereng bukit pangkalan.
Ternyata didinding cadas itu tertulis sebuah tulisan AKU
MENGHILANG DATANGLAH TENANG AKU MUNCUL
DATANGLAH DARAH. disamping tulisan itu terdapat sebuah
gambar langit dengan tebing menjulang.
Yang lebih hebatnya lagi, tulisan itu bukan ditulis dengan pena,
melainkan dengan tangan, terbukti dengan gambar telapak
tangan yang tertera diakhir kalimat, tulisan itu dalamnya sekitar
satu jengkal tangan orang dewasa, membuktikan bahwa
penulisnya memiliki tenaga dalam yang bukan olah-olah.
Selain itu, tulisan itu tertera diatas sebuah dinding cadas setinggi
sepuluh tombak. jadi orang yang tak memiliki ilmu peringan
tubuh yang tinggi, mustahil bisa melakukan itu.
"Apa kau akan melaporkannya kepada pangeran"." Tanya lelaki
yang dipanggil Jaris. "entahlah, itu urusan yang diatas bagaimana denganmu?" jawab
temannya. "Emch, Aku tak bisa menjawab pertanyaanmu itu Jaris"
"Mengapa?" jaris terheran-heran.
406 "Sebab Pangeran sudah mengetahuinya, kau tahu tulisan itu
sudah beredar ke seluruh penjuru negri"
"Emch, lalu mengapa disini hanya ada sekitar beberapa gelintir
manusia yang menonton?"
"sebab, tulisan itu tidak ada disini saja, melainkan muncul
serentak di seratus desa di nusantara, bahkan tulisan itu sampai
juga di negara tetangga." katanya sambil memasukan rumput
kedalam mulutnya. "Sebaiknya kita kembali ke markas cabang, mungkin bakalan
ada tamu tidak diundang."
lelaki itu lalu beranjak meninggalkan kerumunan, bersama
temannya yang lain,. "Hem,...... rupanya sudah dimulai, ternyata ketua sudah datang
sebelum waktunya.." gumam seorang lelaki dengan caping
lebar, Lelaki itu balik badan dan segera meninggalkan kerumunan
meninggalkan suasana bising ocehan para orang awam yang
lebih tepatnya mirip kumpulan pengemis,.
-0#((aone))#0Jauh dipesisir samudera seorang pemuda dengan pakaian
compang-camping menatap lautan luas, rambut pemuda itu
diikat dengan seikat kain berwarna biru menjadi sebuah kuncir
ekor kuda. 407 Didahi pemuda itu seikat kain berwarna coklat mengikat
kepalanya dengan sebuah senjata kujang kecil di belakang
ikatannya, mata pemuda itu tajam laksana seekor rajawali,
wajah pemuda itu tampan meski sedikit kotor.
"Em, sudah seminggu aku mencari perahu, namun belum jua
aku menemukan, tak ada cara lain... sebaiknya aku
menggunakan napak sancang saja" gumam pemuda yang tak
lain adalah Aram itu, setelah pergi keberbagai daerah dengan
lorong penembus dimensi dan mencurat-coret cadas, membuat
keributan dan kegaduhan ia sgera pergi kedaerah pesisir
pangandaraan. Tampak Aram berkomat-kamit sebentar lalu berlari menuju arah
lautan lepas, luar biasa pemuda itu berlari diatas air laut seakan
itu adalah sebuah daratan saja, itulah kehebatan ilmu yang
disebut dengan napak sancang itu.
"Seandainya tenagaku memungkinkan, akan lebih baik bila
bahwasanya aku menggunakan Lorong Penembus Dimensi
saja, daripada aku berlari seperti ini, selain menguras tenaga
juga membutuhkan waktu yang relatif lama" gerutunya diselasera hembusan nafasnya yang sedang berlari.
Aram berlari dengan kecepatan angin, ia terus berlari menuju
sebuah tempat dimana matahari terbit, semakin lama semakin
cepat, Matahari sudah berada diatas kepala, namun Aram maih
terus berlari-, berlari dan terus belari sampai kegelapan datang.
Disebuah pesisir pantai disebuah negri yang paling dikenal
sebagai negri dimana matahari terbit, atau dikenal juga sebagai
408 negri bernama Jepun seorang Pemuda dengan baju compangcamping tergeletak lemah disisi pesisir dengan sekali-kali
terkena deburan ombak. Disampingnya seorang gadis dengan pakaian khas dari negri itu
duduk memandangnya, sepertinya gadis itu sedang
mempertimbangkan perlukah ia menolong pemuda itu.
Lama gadis itu memandang pemuda itu, dengan setengah raguragu gadis itu memondong tubuhnya dengan setengah menyeret
menuju sebuah hutan disamping pesisir pantai, ternyata
ditengah hutan itu terdapat sebuah pondok mungil yang cukup
asri.dan Gadis itu membawa pemuda itu kedalam pondok.
dengan hati-hati gadis itu meletakan pemuda itu di sebuah
pembaringan dari bambu. "Tampan juga, Pemuda ini...." Gadis itu memandang Pemuda itu
seraya menyibakan rambut yang menutupi wajah pemuda itu.
Setelah dirasa cukup puas, gadis itu segera beranjak kesisi
pembaringan dan menumpukan ranting-ranting pohon di atas
sebuah sisa-sisa pembakaran. lalu gadis itu merogoh
kantongnya dan mengeluarkan batu berwarna hitam sebanyak
dua buah, didekat tumpukan ranting kayu gadis itu gosokan
keras-keras batu yang berada ditangannya.
"Crekkk...crekkk" Wusss...
setelah dua kali gosokan, lidah api menyambar kearah ranting
kayu. 409 "Kreeekk..Krekk" Terdengar suara berkeratakan. perlahan dari
bawah ranting kayu itu muncul setitik api, asap mengepul, tak
menunggu lama tumpukan ranting itu berubah menjadi merah.
sesaat kemudian api berkobar. setelah padam tumpukan ranting
kayu itu telah menjadi bara merah.
Sesaat sebelum gadis itu mengambil ikan yang telah ditusuk
rata, gadis itu berpaling memandang pemuda yang tergeletak
dipembaringan. "Sepertinya, sebentar lagi akan siuman..... " Ucapnya lirih.
setelah itu, gadis itu kembali sibuk dengan ikan-ikannya.
"Ukhhhh..." Pemuda itu menggeliat, sepertinya ia telah siuman.
mata pemuka itu dibuka, ternyata mata pemuda itu tidklah lazim
disbut mata manusia, sebab mata itu lebih tepat mirip dengan
Mata Rajawali. Didunia ini tak ada seorangpun lagi yang memiliki mata seperti
itu selain Aram, Aram Widiawan alias si Pendekar Seribu Diri.
rupanya setelah berhari-hari berlari diatas lautan tenaganya
terkuras cukup besar, sehingga ketika ia sampai dipesisir ia
segera menjatuhkan diri sampai ia pingsan.
bau harum ikan panggang menyeruak di hidung Aram, dengan
sedikit gelengan ringan untuk menghilangkan rasa pusing Aram
bangkit duduk, ia cukup terkejut ternyata ia berada disebuah
ruangan yang mungil namun asri.
"Konbanwa"(Selamat Malam)
410 Sebuah suara merdu yang mendayu-dayu mengagetkan Aram,
dengan cepat ia berpaling, dilihatnya seorang gadis cantik
dengan kimono biru berdiri tak jauh dihadapannya sambil
menenteng ikan bakar yang telah matang.
"Daijobu desu ka ?" (Kamu baik-baik saja) sapanya lagi. Aram
melohok dengan gelagapan ia menjawab.
"Hai,... arigatou" (ya, Terimakasih)
"Mau minum Sake?" tanya gadis itu lagi menggunakan bahasa
Jepang. Aram mengangguk sebab tenggorokannya terasa sakit.
"Ini, minumlah...." gadis itu menyodorkan sebuah guci dari tanah
liat. tanpa ditawarkan dua kali Aram segera menyerobot sake itu
dengan rakus... "Glekkk...glekkkk" dengan cepat seluruh isi guci itu pindah
keperutnya. "hihi... kamu lucu sekali,.." gadis itu tertawa geli memamerkan
giginya yang putih. "maafkan atas ketidak sopananku nona, apakah kamu yang
membawaku kemari?" "hai, kamu tergeletak di pesisir pantai, aku menemukanmu ketika
aku mencari ikan ini" gadis itu mengacungkan panggangan ikan
ditangannya sambil berjalan menuju meja bundar dari batu.
"Duduklah, kau pasti lapar.." tambahnya.
411 Aram menurut, ia duduk dihadapan gadis cantik dihadapannya
dengan sedikit canggung, malam-malam berduaan dengan gadis
cantik membangkitkan sesuatu yang lain dalam dirinya.
"Dapatkah aku mengetahui nama indahmu nona..!"
"hhi, kau pandai merayu.... namaku sangat sederhana Kyoko
Amami, dan kamu siapa."
"Aram, Aram widiawan, nona kemanakan yang lainnya mengapa
hanya ada kamu sendiri?""
"Akh, jangan terlalu formal, panggil saja namaku. sudah dua
tahun ini, aku tinggal disini, kedua orang tuaku sudah pergi dua
tahun yang lalu" gadis itu menunduk sedih,
"maafkan aku, kyoko ekh amami aku telah membangkitkan
kesedihanmu.." Aram gelagapan bingung harus memanggil
nama yang mana. "tidak apa-apa, aku sudah merelakan kepergian mereka. panggil
saja aku Kyoko.." "Baiklah Kyoko, engg,,,,,"
"silahkan dimakan..." Kyoko menitah, Aram tersipu, ternyata apa
yang dia inginkan dapat tertebak oleh sigadis.
Mereka makan sambil bercakap-cakap tentang diri masingmasing. setelah selesai keduanya melanjutkan bercakap-cakap
di sisi pembaringan. 412 "Hoaammm" Kyoko Amami menguap.
"Tidurlah, hari sudah larut malam....."
"ekh," "tidak apa-apa, aku akan tidur di sana " ,Aram menunjuk pojok
ruangan dimana terdapat tumpukan jerami.
"Oyasumi" (selamat tidur)
"mata ashita" (sampai bertemu besok) Aram menjawab sambil
berjalan menuju pojok ruangan, disana ia segera merebahkan
dirinya. Malam semakin kelam, debur ombak menjadi saksi dimana
makhluk-makhluk yang bergerak siang hari terlelap dialam
impian "Ayo Semangat.." Teriak seorang gadis cantik berkimono biru
mengalahkan deburan ombak dipagi yang cerah ini kepada
seorang pemuda tampan berkimono biru jua yang sedang
membidik ikan dengan ranting yang ditajamkan...
"yey, berhasilll, ayo tangkap lagi" teriaknya lagi...
"Hiat, Slapppp" "Horeee" keduanya berteriak kegirangan saat
mata ranting menancap ditubuh seekor ikan sebesar paha.
"Sudah cukup, mari kita kepondok" Ajak gadis yang tak lain
adalah Kyoko Amami itu. 413 Mereka berjalan berdua dengan bergandengan tangan, sekalikali tawa mereka kerap terdengar sampai mereka tiba dipondok.
"Aku akan membuat api, kau urus ikannya kyoko" Aram berkata
sambil berjalan mengumpulkan ranting.
"Hai,..." Api sudah menyala, ikanpun sudah siap, keduanya pun segera
memanggang ikan diatas bara berdampingan.
"Kyoko.." "ya, ada apa?" "Kau tahu tentang desa Kouraningun?"
Kyoko tak menjawab, wajahnya berubah dengan sebat ia
meloncat dan mencabut sebuah katana dari balik bajunya lalu
menempelkan di leher Aram.


Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Mau apa engkau dengan desa kami, apakah engkau mata-mata
dari Emerarudo?" gadis itu membentak dengan tegang, lebih
tegangnya lagi melihat lawan yang dihadapinya tak
menghiraukan katana yang menempel dilehernya apalagi mata
Katana itu telah menggaris kulitnya hingga berdarah, ia malah
asyik membolak-balikan ikan yang dipanggangnya.
"Emch, Tenanglah Kyoko... duduklah jangan terbawa emosi"
Tenang laksana samudera luas saja Sikap Aram. Kyoko mulai
bimbang, ia mempertimbangkan lelaki dihadapannya, dalam
414 hatinya ia mengakui bahwa hatinya sudah jatuh kepada pemuda
itu. pikirannya berdebat, antara cinta dengan kewajiban. namun
sehebat apapun dia, dia tetap seorang gadis, dengan pasrah ia
duduk kembali disamping pemuda itu.
"Aku tahu, sejak memandang dirimu pertama kalinya aku tahu
kau seorang Kunoichi, jika kau ingin menyamar menjadi seorang
awam, saat kau tidur kau harus mengatur nafas sebagaimana
orang awam, kedua kau harus menyembunyikan matamu yang
bersinar-sinar itu, ketiga langkah kakimu terlalu gesit untuk
seorang gadis." Aram mengoreksi penyamaran Kyoko, tentu saja
kyoko memerah, ia tak menyangka bahwa pemuda
disampingnya itu bukan hanya seorang pemuda jembel seperti
yang pertama kali ia temui.
"engkau belum menjawab pertanyaanku Aram" Kyoko lirih,
namun cukup keras ditelinga Aram.
"tidak apa-apa aku hanya ingin mengunjungi sahabat-sahabatku
saja, kau kenal dengan Ryusuke atau Yumi?"
"Akh kau kenal dengan Ryusuke sempai" dan Yumi?" Kyoko
terkaget-kaget. "Mereka sahabatku..." Aram berkata.
"Kalau begitu ayo kita menemui mereka."
"Jangan terburu-buru, kita berangkat setelah makan"
415 Dengan lahap keduanya makan, setelah selesai Aram
tersenyum. "tubuhmu indah sekali..." Aram memuji Kyoko yang sedang
melepaskan kimononya, dibalik kimono itu ia memakai pakian
ketat khas ninja memperlihatkan lekuk tumbuhnya yang indah.
Baju itu tidaklah berwarna hitam, melainkan hijau, perlu diketahui
bahwa ninja itu memiliki baju khas sendiri yang disebut dengan
Shinobi Shozoko, Shinobi Shozoko memiliki tiga warna, Baju
warna hitam biasanya dipakai ketika melakukan misi pada
malam hari dan juga bisa sebagi tanda "kematian yang nyata"
bagi sang target. Warna putih digunakan ketika menjalankan
misi dimusim dingin agar mudah membaur dengan salju. warna
lainnya adalah hijau sebagai bentuk kamuflase agar mereka
tidak terlihat dalam lingkungan hutan.
Dengan menggunakan ilmu peringan tubuh yang sama-sama
tinggi Aram dan Kyoko berlari-larian menjejak ranting-rnting
pohon menyusuri hutan. Kyoko penasaran melihat Aram masih
bisa mengikutinya, "Hem... apakah sekarang dia bisa menyandaku" Kyoko berpikir
dalam hati seraya meningkatkan ilmu peringan tubuhnya.
sehingga ia melesat lebih duluan kemuka. Aram paham apa
yang sedang dipikir kyoko, tanpa di beritahu juga ia
meningkatkan ilmu Selaksa Rubah menjadi bayangannya,
tampaklah disebuah hutan itu dua bayangan Hijau dan Biru
berkelebatan seperti bayangan.
416 "Langit Biru" sebuah suara keras menyentak dua orang yang
sedang berlari. tanpa berpaling kyoko menjawab "Naga
Menggeliat" "Sett" Bayangan tadi menghilang, rupanya itu merupakan kata
sandi untuk membedakan kawan maupun lawan ditempat itu.
Kyoko berpaling kebelakang, "akgggrgg" Ia terpekik melihat
pemuda yang dia pikir tertinggal itu berada persis satu langkah
dibelakangya tanpa ia sadari.
"Akh, ternyata pemuda ini salah seorang pemuda yang sakti"
keluhnya dalam hati. "Tempat yang indah, manusia berlalu lalang, pohon bunga
sakura mengatapi setiap rumah. meski desa ninja tapi ternyata
didalamnya seperti desa pada umumnya," Aram menggumam.
yang paling kaget adalah kyoko, ia kaget sepengetahuannya dari
tempat berdiri menuju desa itu masih ada sekitar tiga mil lagi,
namun pemuda itu dapat melihat seakan tempat itu berada
dihadapannya. Belum kyoko berkomentar Aram kembali menggumam.
"Sepertinya disana terdapat banyak tanaman obat-obatan juga
racun, hem... harum sekali tuak itu". Kyoko coba enduskan
hidungnya, namun ia tak merasakan apa-apa. kyoko coba
pandang wajah Aram, diam-diam ia heran dengan mata Aram
yang tidak lazim. "Aram, bolehkah aku bertanya sesuatu?""
417 "Silahkan.." "Apa yang terjadi dengan matamu" tanya Kyoko pelan.
"Mataku dicongkel dan dicangkokan dengan mata Rajawali oleh
orang" Aku Aram jujur.
Kyoko bergidik, ia tak berani bertanya apa-apa lagi,
membayangkan mata dicongkel dan diganti dengan mata Hewan
saja ia sudah mulas. "Ayo jalan lagi" ajaknya lirih.
Dengan mengerahkan ilmu peringan tubuhnya, mereka kembali
melesat menuju desa yang dinamakan Desa Kouraningun.
Di desa itu hiruk-pikuk dengan segala aktifitas manusia yang
beragam, pepohonan menghijau permai, di mana-mana terlihat
gairah hidup musim semi, bunga-bunga sakura berguguran
ditanah. Dalam suasana yang demikian itulah dua orang pemuda-pemudi
berjalan dengan santai beriringan.
Keduanya lalu segera beranjak menuju gang desa yang
dikelilingi dengan pohon sakura, Wajah Aram tampak tenang
dan damai menikmati suasana tenang itu. dengan gayanya yang
khas dia mengekor dibelakang Kyoko, hingga tibalah mereka
disebuah bangunan yang indah, di gerbangnya bertulisan
"Kazama". 418 Tampak Kyoko mengetuk gerbang itu dua kali, tak lama
kemudian munculah seraut wajah tua dan ramah membuka
gerbang dan menyambut ramah.
"Akh, kiranya Nona Amami yang berkunjung, silahkan-silahkan
Tuan Putri juga kebetulan ada, Ia sedang berkongkow bersama
dengan teman-temannya, " lelaki itu mempersilahkan.
"Ayo masuk" Ajak Kyoko pada Aram.
Aram tak menjawab, ia cukup tersenyum untuk menjawab
segalanya, Cepat Kyoko palingkan wajah, hatinya berdebar tak
keruan, wajahnya panas melihat senyuman itu.
Mereka berjalan sambil diam, mereka masuk ke bangunan itu,
hingga sampai diruang tamu, dan terus masuk menuju dojo
tempat berlatih bela diri, disana terdapat empat sosok pemudapemudi berpasangan, juga dua sosok pemuda yang belum
dikenal Aram. dari ciri-cirinya mereka adalah penduduk pribumi.
rupanya kedatangan tiga orang yakni Aram Kyoko dan lelaki tua
itu ternyata belum mereka sadari entah ada apakah sebenarnya.
"AKU MENGHILANG DATANGLAH TENANG AKU MUNCUL
DATANGLAH DARAH" Aram berkata cukup lantang.
Lelaki tua itu dan Kyoko berpaling, mereka tak paham dengan
maksud ucapan itu, tapi tidak dengan keempat sosok yang
sedang asyik berkongkow. mereka segera berpaling, lalu bangkit
menghampiri dan menekuk lutut,
419 "Ketua" Ucap mereka serempak. Kyoko, dua pemuda pribumi,
dan lelaki tua itu terperanjat mendengar keempat-empatnya
memanggil ketua. "Kalian bangunlah, jangan membuat aku malu" Aram berkata
jenaka. "Hahaha....." Keempatnya bangkit sambil tertawa, dengan
gembira keempatnya berpelukan bergiliran.
"Mari, mari ketua kita duduk" Ryusuke mempersilahkan.
"Pak Suki, silahkan bapak kembali ketempat" Titah Yumi.
"Baik, Tuan Putri..."
"Ketua, perkenalkan ini adalah Tsume, dan ini Koyasha"
Ryusuke memperkenalkan dua pemuda yang sejak tadi berdiri
dibelakang Jelita Indria.
"Aram, Aram Widiawan" Aram memperkenalkan namanya.
Tsume adalah seorang pemuda tampan dengan rambut
sepundak, kimononya berwarna hijau dengan katana
dipunggungnya, diantara hidungnya terdapat bekas luka yang
menambah kejantanannya. sedangkan Koyasha adalah Pemuda
cukup Tampan namun menarik untu dipandang, kimononya
berwarna putih, dibagian dadanya, kimono itu membuka
memperlihatkandada yang kokoh berotot.
420 "Hahahahaa?"hihihi" Angkara dan Jelita indria tertawa lepas,
sepertinya mereka tak dapat menahan tawanya itu.
Aram memerah, rupanya ia paham dengan tawaan itu, dengan
cepat ia berkata kepada Ryusuke.
"Ryu, cepat pinjamkan aku baju, aku tak ingin ditertawakan
orang hanya karena aku memakai baju gadis."
"hahahaha" semuanya tertawa, kini mereka paham apa yang
ditertawakan dua rekan mereka, suara tawa itu cukup keras
hingga memicu orang-orang yang menghuni tempat itu......
INI PAKAILAH" Ryusuke menyerahkan sebuah Kimono
berwarna Biru langit, warna Kesukaan Aram.
"Terimakasih" Aram membuka bajunya, Jeritan kaget dan ngeri
bersahut-sahutan, mengapa" ternyata mereka terkejut melihat
tubuh Aram, yang lebih tepatnya seperti pohon nangka yang
dicacah dihari tertentu supaya buahnya menjadi lebat.
hakikatnya tubuh Aram itu tak ada satupun yang tak ada luka,
luka itu hanya sebatas pundak dan siku,entah kebawahnya
sebab Aram memaki celana panjang.
"Ketua, Apa yang terjadi denganmu" akh, matamu juga tidak
seperti dulu" Angkara bertanya.
Setelah selesai memakai bajunya Aram menjawab singkat
sambil tersenyum,. "Tidak Apa-apa, hanya ada sedikit insiden..."
421 "Tegar sekali sikapmu anak muda, kau memang patut dipanggil
ksatria sejati... anakku sering mengatakan tentang dirimu,
sungguh tak mengecewakan" Seorang lelaki paruh baya
menyela. Lelaki itu berkepala pelontos, alis yang panjang tegak berdiri,
dan jenggot panjang sedada.
"Terimakasih atas pujian Tuan" Aram menghormat layaknya
penduduk Pribumi. "haha... Aku Akamatsu Kazama telah mendapatkan seorang
yang bisa diandalkan untuk membantu menyelesaikan
peperangan ninja ini" Lelaki Paruh Baya itu tertawa.
Aram mengerutkan kening, ia tak menjawab. yang memberi
penjelasan adalh Yumi, "ketua sebenarnya..... "
"Cukup aku tahu, aku mendengar apa yang kalian bincangkan
tadi, meski tak mendengar seluruhnya, aku paham garis
besarnya" Aram menukas.
"Ekh, bukannya kita datang dari semenjak tadi, hanya
mendengar satu katapun tidak?" Spontan Kyoko bertanya.
"Aku sudah mendengarkan perbincangan mereka sejak kita
berada dihutan" Singkat saja aram berkata. Kyoko bulatkan
matanya lebar-lebar, 422 "a..i..uu" Kyoko tergagap.
"Hutan mana?" Tsume bertanya.
"Hutan Gerbang ....Penentu" Kyoko masih tergagap.
"ha" jeritan kaget kembali terdengar.
"Angkara, Ryusuke kalian telah melakukan apa yang aku
perintahkan?" "Sudah ketua, aku berguru pada Enshin Nagatsuki sensei. meski
ia seoran Rounin" (samurai tanpa tuan. biasanya suka
mengacau ). "Aku juga sudah, Akamatsu Sensei yang mengajariku" timpal
Angkara. "Bagus, kita selesaikan urusan disini, baru kita selesaikan
urusan dinegri Seribu Pulau (Nusantara)." Aram berkata
semangat. Tanpa pamit segera ia berila ditanah, tangannya disilangkan
didada. wajahnya tenang tanpa emosi. Angkara yang sudah
mengerti dengan kebiasaan ketuanya segera berkata.
"Baik, semuanya lekas kita ganti baju.....Pertarungan segera tiba
didepan mata" "Pertarungan apa?" Koyasha bertanya bingung. bukan hanya
Koyasha yang lainnya pun masih diliputi dengan sejuta tanya.
423 tidak dengan Ryusuke, Jelita Indria, dan Yumi. sebab mereka
sudah terbiasa dengan tingkah aneh ketuanya, tanpa dikomando
lagi keduanya segera melepaskan kimono dan berganti dengan
Shinobi Shozoko. "Ryu, apa yang terjadi?" Koyasha masih penasaran.
"Tampaknya tamu tak diundang akan datang, dan kita sebagai
tuan rumah harus menjamunya" Ryusuke menjawab misterius.
"Baiklah semunya, segera ganti baju kalian, lekas beritahu
keluarga lain untuk menyambut tamu.." Akamatsu Kazama
berteriak, sepertinya Akamatsu kazama paham dengan maksud
ucapan Ryusuke yang bernama lengkap Ryusuke Kazama itu.
"Hai,...." wuss ..sett" meski tak paham, tapi mereka tak ingin
membantah perintah Akamatsu Kazama. segera mereka
beranjak dari tempat duduknya, seperti bayangan saja, mereka
menghilang ditempat. "Hemmm.......firasatku mengatakan Mereka akan bergerak nanti
malam" Tanpa disadari oleh semuanya Aram telah membuka
mata tersadar dari semadinya dan bergumama.
"Hahaha, sudah kukira, kau adalah bantuan yang terbaik..., Jika
Anak-anaku dan muridku Angkara si setan cilik memenggil kau
ketua, aku yakin kemampuanmu lebih hebat dari Setan cilik"
"Setan cilik?" Aram mengerutkan alis nya yang seperti sayap
elang menambah ketajaman mata Rajawalinya.
424 Melihat sinar mata yang begitu tajam, bulu kuduk Akamatsu
Kazama merinding, tapi pengalamannya sangat luas, dengan
berdehem ia dapat menenangkan hatinya.
"Maksudku Angkara, berkat taktiknya kami bisa memukul
mundur beberapa kali tanpa mengerahkan banyak tenaga..."


Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Oh, kenapa kau bodoh sekali Angkara" jika dipukul tanpa
dihancurkan sama saja dengan menempa besi menjadi pedang,
baiklah sebelum menjadi pedang tajam, kita bereskan selai
masih tumpul" Aram melengos dan memarahi Angkara.
Angkara ngengeh, "hehehe"
"Kami memiliki kesulitan, jika malam dihutan itu terlalu banyak
serigala, jika dibawa kemari justru semakin banyak resko"
Angkara ngeles. "Justru itu semakin bagus" Aram bersemangat.
Angkara mengerutkan alis, tangannya bergerak, menghitung,
mulutnya berkata " satu, dua, tiga, ...delapan puluh,... seratus
duapuluh,..." "Takan ada disana, " Aram menyela...
"heh, lalu..." "Ini murni siasatku..."
"OOO" 425 "Baiklah, silahkan semuanya merapat" dengan membuat
lingkaran mereka segera merapat. dilingkaran itu ada Akamatsu
Kazama, Ryusuke, Jelita Indria, Angkara, Kyoko, Yumi dan
Aram. tujuh orang. "Aku akan memerintahkan serigala itu untuk membantu usaha
kita" Aram memulai percakapan.
"Hehm.,, bagaimana caranya?" Yumi bertanya.
"Begini" aram mendekatkan tangan kanannya kebagian mata
kanannya dan mencongkel, "Akh,,,,Ikhh,, Ukhhh" Kyoko dan yumi menjerit hingga
berpelukan, Jelita Indria memegang tangan ryusuke kencangkencang dan menutup matanya, Angkara memejamkan matanya
ngeri, sementara Akamatsu Kazama hanya menghela nafas
berat saja. Ditangan Aram, sebuah benda bulat terkepal, tangan kirinya
meraba kebalik baju, dan mengambil sebuah tabung transparan
dari kaca, ternyata disana terdapat dua buah benda bulat seperti
mata lainnya, Aram memasukan mata kanannya kedalam
tabung itu, dan mengambil slah satu mata didalamnya, dengan
cepat ia memasukan mata itu kedalam mata kanannya yag
kosong dan dibuka, ternyata mata itu adalah mata seekor
serigala, mata itu berbola mata perak indah
Dari celah mata itu keluar cairan berwarna kuning, akibat air dari
dalam tabung. 426 "aku sudah selesai, bukalah mata kalian" Aram menitah.
Keempatnya membuka mata, dilihatnya mata Aram itu berbeda,
satu mirip serigala dan satu mirip rajawali.
"Set,,,... kyoko yang paling dekat dengan Aram menyapukan
lengan kimononya untuk menyeka air yang membasahi
wajahnya. "Terimakasih" Kyoko mengangguk, dengan ragu-ragu ia
bertanya. "Sungguh aku merasa heran"
"Apa yang kau herankan?"
"dimana kau menyimpan barang-barangmu, perasaan waktu aku
menemukanmu aku melihat kau tak membawa apa-apa"
Ryusuke, dan yang lain menajamkan telinga, sebab merekapun
ingin mengetahu jawabannya.
"Aku menggunakan salah satu ilmu yang bernama Sembunyi
tangan Merogoh mutiara, dengan ilmu itu, aku bisa menyimpan
benda apapun dan bisa dipanggil sesuai kebutuhan., baiklah
semuanya, aku ingin mendengar awal permasalahannya sambil
kita menunggu malam tiba.
"Ekhemmm" Akamatsu Kazama berdehem. dan melanjutkan.
"Sekitar setahun yang lalu, salah satu warga desa ini
mendapatkan misi untuk membunuh salah satu keluarga di
427 daerah edo, namun ketika kami tiba disana rupanya seluruh
desa tempat itu telah mati, bahkan ninja dari desa Emerarudo
beberapa diantaranya ikut menjadi korban. setelah itu, warga
dari desa kami itu datang pulang melapor, tapi tak lama
kemudian beberapa ninja Emerarudo menyerang desa kami ini,
mereka bilang mereka telah kehilangan Pedang Pusaka
matahari perguruannya. dan ditempat itu ditemukan shuriken
dari desa kami. begitulah awal dari permusuhan ini, kami
mencoba tidak memperpanjang, namun mereka terus mendesak
hingga kamipun merasa marah dan terjadilah peperangan, dan
itu terjadi sampai sekarang..." Akamatsu menerangkan,
begitulah mereka terus bercakap-cakap hingga malam
menjelang. "Siasat apalagi yang akan digunakan Aram untuk menghadapi
ninja Emerarudo" "Aaaaauuuuuummmmm" lolongan serigala bersahut-sahutan,
menyambut serombongan sosok bayangan berwarna hitam.
"Selamat datang di gerbang kematian,... " sebuah suara sinis
menggelegar. suara itu menggaung-gaung tidak jelas arahnya.
Pemimpin rombongan itu mengangkat tangan kanannya,
sepertinya mereka terkejut dengan suara itu.
"siapakah anda?" pemimpin itu berteriak dalam, bisa diketahui
bahwa itu hanyalah suara perut saja.
428 "Aku adalah wakil pencabut nyawamu, wahai sang ketiga" suara
itu kembali menggaung. Pemimpin itu terkejut dengan kemampuan pemilik suara itu.
meski ia sudah berusaha sekuat mungkin untuk menentukan
arah suara namun tetap sia-sia belaka. Lebih terkejutnya lagi
ketika suara itu menyebutnya sang ketiga.. bagi orang lain
mungkin panggilan itu hanyalah panggilan biasa, namun tidak
bagi pemimpin itu, mimik wajahnya berubah meski seluruh
wajahnya terselubung kain tapi matanya berkilat-kilat emosi.
"Tunjukan wajahmu pengecut" teriak pemimpin itu. namun
teriakannya itu tidaklah mendapat sambutan yang tak
semestinya. tetap hening seperti dikuburan, hanya suara
binatang malam saja kerap terdegar.
"Wusss...Crak...crakkk..." Suara besi beradu dengan kayu
beradu ditengah malam yang pekat ini.
Ditangan Pemimpin itu masih terselip sebuah senjata dari besi
berbentuk bintang, atau biasa lebih dikenal dengan Shuriken.
Dengan berteriak-teriak pemimpin itu memanggil suara tadi,
namun tak ada sambutan, dengan menahah kemarahan
pemimpin itu mengkomando kawan-kawannya untuk kembali
berangkat. mereka berkelebatan diantara gelapnya malam.
Tiba -tiba terdengar suara bentakan dahsyat laksana guntur
membelah angkasa, sesosok bayangan manusia berwarna
429 hitam dengan cepatnya meloncat menghadang dihadapan
rombongan itu. "Anda terlalu berani tuan, mengirimkan lima puluh ninja di
sebelah utara, dua puluh di selatan, dua puluh di barat dan
terakhir rombongan kalian ini" Sesosok bayangan yang
menghadang menegur. "heh, ternyata kau Akamatsu Kazama, senang bisa bertemu
denganmu, aku pikir kau hanya bisa melakukan siasat anak kecil
saja, heh" Ucap pemimpin itu mengejek.
"hahaha, aku takut bila menggunakan cara jantan kalian binasa
terlalu dini, bila menghadapi siasat anak kecil saja kalian sudah
kabur terbirit-birit apalagi dilakukan secara jantan"
Pemimpin itu tertegun, wajahnya merah menahan malu. belum
sempat pikiran kedua berkelebat dalam benaknya, serentetan
cahaya tajam yang amat menyilaukan mata telah meluncur
datang. Pemimpin ini jadi kaget, buru buru ia menghindar kesamping,
dan menghadangkan shuriken yang dipegangnya hingga terbit
lelatu api "Traaannkkk" Menyadari dirinya diserang tanpa permisi ia menjadi naik pitam,
ia balas membentak keras dan mencabut katana
dipunggungnya, dengan menyabetkan pedangnya secara
horizionta ia membalas serangan itu..
430 Akamatsu Kazama atau sosok yang barusan munculkan diri
dalam kalangan Itu mendengus dingin, ia pegang katananya
dengan kedua tangan, pedangnya diputar menangkis pedang
dari pemimpin yang datang menyerang. lalu membabat kemuka.
Cahaya pedang berkelebat menyilaukan mata,
Pemimpi itu berkelit kesamping, sambil bersuit nyaring,
katananya di ditaburkan melingkar-lingkar ke arah dada
Akamatsu Kazama. Akamatsu menyurut mundur dua langkah
langkah. katananya masih tetap dilintangkan di dada.
" Pengecut engkau akamatsu ..." maki Sipemimpin rombongan.
"haha, kau melupakan satu hal, kami adalah ninja, seorang
pembunuh bayaran, hal-hal apapun kami lakukan bila itu
memang dianggap perlu, haha, aku melupakan sesuatu.... kau
adalah sang ketiga... bwahahaha" akamatsu terbahak-bahak.
Menyadari bahwa lawan sudah mengetahui identitasnya
sekarang, Pemimpin itu mulai ketakutan bila kawan sepihaknya
mengetahui. dengan cepat ia berteriak.
"Kalian tunggu apalagi, lekas bantai dia"
"Hai" kawan-kawan dibelakangnya mengiakan dan segera
mencabut senjatanya. senjata itu berupa katana, naginata,
panah, ada pula tessen, shobo Kyoetsu shogei dan juga neko te.
Akamatsu Kazama tersenyum sinis, bila harus melawan sekian
banyak shinobi-shinobi sendirian, tentulah ia akan kalah. Oleh
karena itu segera ia bersuit nyaing tiga kali.
431 "Heh, kau memanggil bantuan rupanya, serbuuu" Sebelum
Pemimpin dan rombongannya mengeroyok akamatsu Kazama,
cahaya keperakan berkelebat menyambar. Dalam keadaan
seperti itu terpaksa mereka menangkis sebab serangan itu
bukan hanya ada satu melainkan serempak.
"Jrengg..." dihadapannya sepuluh sosok berwarna hitam berdiri
disamping Akamatsu Kazama.
"Sekarang baru seimbang, seraaaanng....." tak pelak lagi kedua
pihak kini mulai bentrok, dentingan senjata mulai terdengar
dimalam yang gelap ini. "Akh...." Sipemimpin atau yang mulai saat ini kita panggil sang
ketiga mendengus. rupanya pundaknya terkena sebuah sabetan
lumayan dalam dari pedang Akamatsu Kazama. sang ketiga
merasakan gelagat buruk cepat ia gerakan pedang.
Tetapi baru dia gerakkan pedang, Akamatsu Kazama sudah
miringkan tubuh dan ujung pedang dibabatkan pada lengan
Sang Ketiga. Jika kena tentu lengan Sang ketiga akan kutung seketika. sang
ketiga tak berani melanjutkan menyerang dan cepat-cepat
menarik tangannya. Tring.....pedang Akamatsu Kazama yang membabat lengan
berobah menjadi membabat katana Sang ketiga dan terjadilah,
benturan senjata yang nyaring sekali.
432 Akamatsu Kazama diam-diam kerahkan tenaga murni kearah
batang pedangnya. saat ini Akamatsu kazama tengah
mengerahkan jurus andalannya yang diberi nama Kuji-in.
sebenarnya kuji-in adalah kekuatan spiritual dan mental
berdasarkan simbol-simbol yang terdapat ditelapak tangan. kujiin ini merupakan hal yang paling terpenting untuk seorang ninja
dalam penguasaan teknik (Ninjutsu). simbol tangan ini diambil
dari praktek pada masa awal penyebaran agama budha, kuji-in
digunakan untuk membangun kepercayaan diri dan kekuatan
seorang ninja. kuji-in juga mampu meningkatkan kepekaan
terhadao keadaan bahaya dan mendeteksi adanya kematian.
Kuji-in memiliki 81 simbol dan yang utama hanya ada sembilan,
kesembilan simbol itu kemudian oleh Akamatsu Kazama
dimasukan kedalam jurus pedang andalannya yaitu, Rin
(memberi kekuatan tubuh), hei (memberi kekuatan
menyamarkan kehadiran seseorang), Toh (menyeimbangkan
bagian padat dan cair pada tubuh), Sha (kemampuan
menyembuhkan), Kai (memberi kontrol menyeluruh terhadap
fungsi tubuh, memungkinkan untuk memperlambat detak
jantung, menaikan atau menurunkan suhu tubuh. dll), Jin
(meningkatkan kekuatan telepati), Retsu (memberi kekuatan
telekinetik), Zai (meningkatkan keselarasan terhadap alam). Zen
(memberi pencerahan pikiran dan pemahaman).
Saat ini Akamatsu Kazama sedang mengerahkan jurus yang
diberi nama dengan Rin (memberi kekuatan tubuh), sepintas
jurus ini seperti berbuat kebaikan dan sederhana padahal
sebenarnya jurus ini mengandung banyak sekali tipuan yang
mematikan. 433 Akamatsu kazama menyerang dengan membuka dadanya,
seakan memberi kesempatan kepada Sang ketiga untuk
menusuk dadanya itu. melihat sebuah kesempatan yang langka,
sang ketiga segera menusukan katananya kearah dada. dengan
mengalirkan tenaga dalamnya kearah ujung pedang, Sang
ketiga berteriak. "Topan pelindas bumi" Sang ketiga memutar katananya dan
menodongka kemuka. "Trankkk" Arus tenaga dalam yang melanda ke Akamatsu kazama seperti
membentur benda keras yang membal sehingga arus tenaga
dalam tertolak sehingga menyebabkan sang ketiga terdorong
mundur sampai tujuh langkah.
Tetapi diluar dugaan Akamatsu kazama juga terpental delapan
langkah ke belakang. bukan hanya mundur, tapi Akamatsu
Kazama terlihat sempoyongan. Melihat itu girang sang ketiga
bukan kepalang. tanpa mempedulikan pertahanan Sang ketiga
segera menyerang dahsyat.
"Hayo seranglah dengan katana tumpulmu itu. tak usah
sungkan!'' Tubuh Akamatsu Kazama bergoyang-goyang maju
menghampiri. Sepintas nada ucapan Akamatsu Kazama itu
seperti ucapan orang yang sedang terluka.
Melihat Akamatsu Kazama menantang dengan suara berat, hati
Sang Ketiga makin mantap. Ujung katana sudah ditujukan pada
434 jalan darah maut di dada akamatsu kazama. Sepasang matanya
berapi-api memancarkan hawa kemenangan yang menyala.
"Mampus kauuu..."
Sang Ketiga menjerit keras dan katanapun segera bergerak
memenyabet memancarkan cahaya perak yang menyilaukan
mata. namun dipertengahan jarak katana itu terus menusuk jalan
kematian dada Akamatsu Kazama.
Pedang berkelebat laksana kilat cepatnya dan jarak keduanya
amat dekat. Tak mungkin Akamatsu Kazama dapat menghindar.
Tetapi suatu peristiwa yang menakjubkan terjadi pada saat itu.
Pada saat katana menusuk, tiba-tiba Akamatsu Kazama


Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

merunduk dan meletakan pedangnya di punggung.
"Sreengggggg..........."
Tahu-tahu Akamatsu Kazama telah nyelonong dibawah katana
milik Sang Ketiga. Kejut Sang ketiga bukan kepalang. ia ingin
menyabetkan katananya kebawah, namun katana milik
Akamatsu kazama menahannya.
"Crassssss" "Akkkkhhhrrgggg"
Sang ketiga menjerit histeris,,.... tubuhnya terbagi menjadi dua,
Akamatsu Kazama telah memenangkan pertempuran.
"Hemmm.... hanya menghadapi kombinasi dua jurusku saja
nyawamu telah terbang ke akhirat" Ejek Akamatsu Kazama
435 sambil menyusutkan katana yang berdarah di baju Sang Ketiga
yang telah menjadi mayat.
Sebenarnya Akamatsu Kazama seperti yang dijelaskan diatas
menggunakan jurus yang diberi nama Rin, tapi Ketika Akamatsu
nyelondong di bawah katana milik Sang ketiga, Akamatsu
kazama menggunakan jurus yang bernama Toh
(menyeimbangkan bagian padat dan cair pada tubuh).
memanglah jurus dengan gerakan milik Akamatsu Kazama
tidaklah nyambung. namun itulah kehebatan dan keunikannya.
malam semakin kelam, jeritan kematian dan auman suara
serigala terus bersahut-sahutan menambah kengerian di malam
tanpa bintang itu. Bagaimanakah pertarungan selanjutnya" dapatkah Aram
menyelesaikan masalah Desa Kouraningun dengan tuntas"
"Apa Pendapatmu dengan kejadian dimalam ini Tuan
Akamatsu?" sesosok bayangan hitam diatas pohon sedang
ongkang-ongkang kaki bertanya kepada sesosok bayangan
hitam tinggi besar yang berdiri disampingnya.
"Sungguh aku tak bisa membayangkannya jika ketua Aram tidak
membantu" jawab sosok tinggi besar yang dipanggil tuan
Akamatsu. Ternyata dua sosok diatas pohon itu Akamatsu Kazama dan
Aram widiawan adanya. Tiba-tiba.... 436 "Srettt..." dua bola mata bersinar-sinar di kegelapan dengan dua
warna. satu mata Rajawali dan satunya lagi mata serigala.
"Tuan terlalu memuji,.... teknik Perang Sun Tzu yang anda
ajarkan tadi sore juga sangat hebat... itu juga membantu untuk
penentuan akhir saat ini... jadi bukan hanya aku tapi kita" Aram
berkata. Diam-diam Akamatsu Kazama merasa takluk juga dengan sikap
pemuda belia yang berada disampingnya ini.
"Bagaimana dengan daerah lain?" Akamatsu Kazama kembali
bertanya. "Daerah utara sudah dibereskan angkara dan jelita indria,
daerah selatan sudah diberskan Yumi dan Ryusuke, sisanya
Oleh Koyasha dan Tsume, selain itu mereka dibantu oleh
sepasukan serigala juga didampingi tetua desa.,"
"Lalu...mer..."
"Shhhtttt... mereka datang" Aram mencegah obrolan dilanjut.
Benar lah saja, dari arah timur muncul serombongan sosok
hitam yang berjalan kearah mereka berdua, mereka datang lalu
segera berkumpul di tanah depan dimana Aram dan Akamatsu
Kazama sedang nangkring. Diantara mereka ada yang mengumpulkan ranting dan membuat
api unggun. yang lainnya duduk saja bergurau satu sama lain.
437 "Kabarnya Akamatsu Kazama memiliki kemampuan yang luar
biasa sehingga Saito yang kita tugaskan untuk mengadu
dombakan Emerarudo dengan Kouraningun yang hanya
merupakan anak dari Ninja Nara harus menemui ajal" Ucap
seorang lelaki paruh baya dengan rambut sepundak, wajahnya
sudah penuh dengan kerutan menandakan ketuaannya.
"bagaimana, apa sebaiknya kita langsung menyerang mereka"
Aku yakin mereka takan menyangka akan kedatangan kita."
ucap salah seorang dari rekannya lagi. orang itu berkepala
plontos dengan kimono ketat berwarna hijau.
"Hem... kalau kita menyerang tanpa perhitungan dan
dihancurkan oleh mereka, tak akan membawa keuntungan apaapa. kita lihat dulu keadaannya.
"Hemmmm... Akamatsu Kazama ya. sampai pelindung hukum
berpikir dua kali sebelum melawannya, aku penasaran ingin
melwannya." Ditempat lain, disebelah barat kumpulan itu dua orang diatas
pohon terlihat bercakap-cakap.
"ternyata perhitungan mereka lebih teliti dari perkiraanku, jika
menyerang sekarang pasti banyak korban diantara kita." bisik
seorang lelaki setengah baya dengan pakaian khas ninja, hanya
saja bagian kepalanya sedang dibuka. mereka tak lain akamatsu
kazama dengan Aram. 438 "Jangan khawatir, kita akan menggunakan Manten Kakai (langit
penuh, lautan meluap, atau juga menipu langit, menyebrangi
lautan), teknik pertama dari Taktik Sun Tzu. " Aram menjawab.
"Manten kakai...." apakah itu cukup tepat" bukankah manten
kakai itu taktik yang membuat musuh terbiasa dengan
penampilan palsu dan menyerang musuh habis-habisan begitu
lengah..! lalu siapa yang akan melakukannya." ragu-ragu
Akamatsu kazama kembali bertanya.
"kita lihat saja nanti, lihat mereka datang"
"Emch, Angkara, Ryusuke, Yumi, Jelita indria..... Tsume,
Koyasha, Yukari, Hokuto, nagatsuki.... sembilan orang..." hitung
Akamatsu Kazama. meski kesembilan sosok itu memakai
pakaian yang terselubung namun, Akamatsu Kazama dapat
membedakan mereka dari simbol didada masing-masing juga
perawakan mereka. Simbol baju angkara adalah kepala Kijang dengan latar bunga
sakura merah muda, Ryusuke bersimbolkan sakura berteteskan
darah. yumi bersimbol sakura polos, Jelita Indria bersimbol
sakura kuning, Tsume dan Yukari bersimbol teratai putih dengan
sebilah pedang bersilang, mereka adalah saudara kembar.
sedangkan Koyasha, Hokuto dan nagatsuki bersimbol sama
yaitu shuriken tiga mata, sebab mereka adalah saudara
seperguruan. 439 "Heh, rupanya kehadiran kita sudah disambut..., pelindung
hukum Natsuki todo biarlah kami yang memberekan mereka"
ucap seorang pemuda berambut sepunggung diikat kuda.
"Baiklah Takada, aku serahkan semuanya kepadamu...." ucap
seorang lelaki paruh baya dengan rambut sepundak, berkimono
biru dongker dengan motif lautan.
"Siapa kalian, beraninya masuk kewilayah kami.. apakah kalian
ingin bernasib sama dengan Sang Ketiga heh..." Seorang
pemimpin rombongan membentak, dia adalah angkara adanya.
"Cis... berani kau bilang seperti itu," Srengggg salah seorang
dari mereka mencabut pedang dan enyabetkan kearah Angkara,
"Breetttt" Pudak Angkara terkena sabetan.
"Ukgg,,... kabur lekas beritahu tuan. lelaki barusan lebih jago dari
Sang Ketiga," Angkara kabur terbirit-birit. lelaki yang
menyerangnya tertegun. "Hahahaha,.... ternyata Akamatsu Kazama memiliki anak buah
yang begitu pengecut.." Tawa mereka bergema di hutan itu.
"Ketua, Aram.." bisik Akamatsu Kazama.
"Jangan Khawatir, lekas kita pindah ke pos kedua" Wusssttt
keduanya melompat dan menghilang dikegelapan malam.
"Pelindung hukum,... mari kita serang mereka sekarang..."
dengan tertawa-tawa terbahak-bahak rombongan yang terdiri
440 dari dua puluh orang itu segera beranjak dan menyusuri hutan
hingga tiba dihutan dengan dua belah batu yang mengapit.
"Siapa kalian.... lekas berhenti atau kalian kami panah" bentak
sesosok hitam di atas pohon.
"Cisss,... buang-buang waktu saja, lekas bereskan" Ucap
pemimpin rombongan yang bernama Natsuki todo itu.
"Baik....", "wussshhh" Creppp...creeppp. .creeppp. .creeppp. .creeppp. .creeppp.
.creeppp. .creeppp."
"Arrggghhhhhh... Arrggghhhhhh... Arrggghhhhhh...
Arrggghhhhhh... Arrggghhhhhh... Arrggghhhhhh...
Arrggghhhhhh... Arrggghhhhhh..."
"Blukkk...Blukk..."
Suara Benda tajam menancap di bagian tubuh lunak sebanyak
delapan kali dan jeritan sebanyak delapan kali pula, dari atas
pohon terjatuh delapan mayat bersosok hitam. rupanya salah
satu dari rombongan itu melemparkan suriken dengan
kecepatan laksana kilat. "Hahaha,... ayo kita bantai desa ini, sepertinya mereka terlarut
dalam kebahagiaan hasil kemenangan mereka" Ucap Natsuki
todo. 441 Dengan santainya seolah semuanya akan baik-baik saja,
rombongan itu masuk ke gerbang desa dengan candaan di
mulut. Setelah mereka cukup jauh seorang lelaki paruh baya
dengan pakaian hitam segera mendekati mayat yang terjatuh di
tanah. "Jangan khawatir tuan akamatsu... mayat itu adalah mayat yang
kita kumpulkan dari hasil pertarungan engkau dengan pasukan
rombongan Sang ketiga. Kalian keluarlah... kita segera
berkumpul di pos ketiga untuk mengeksekusi mereka. " Seorang
pemuda bermata serigala dan Rajawali berkata dengan
santainya. "Ekh..." Akamatsu Kazama berpaling, benarlah saja
dibelakangnya terdapat delapan sosok hitam sedang
menyilangkan katana didada.
"Mari.." Aram mewakili yang lain segera melesat menembus
kegelapan. dengan cepat semuanya mengekor dibelakangnya.
***** "Cukup.... berhenti selangkah lagi nyawamu melayang..."
Delapan sosok hitam mencegat, yang membentak itu adalah
sosok bayangan hitam kekar dengan pundak dibalut, dia adalah
Angkara adanya. "Hahaha... ternyata kau lagi, manusia tak tau diri" yang berbicara
adalah pemuda yang tadi menyabet pundak Angkara.
442 "Seraaannng" Angkara mengkomando, tampak kedelapan orang
itu maju dengan hati-hati seolah ketakutan, dengan seenaknya
rombongan penyatron menangkis dengan santai, tapi mereka
semua kecele sebab tiba-tiba entah darimana datangnya tenaga
itu. Tampak kedelapan ninja dari desa Kouraningun itu
menyerang dengan dahsyat....
Tentu saja, Rombongan penyatron itu terkejut, mereka
kelimpungan menghadapi serangan bak caah dengdeng itu (air
bah yang datang secara tiba-tiba). mereka ingin meningkatkan
serangan namun ternyata beberapa diantara mereka malah
menggeletak pasrah dengan tubuh bersimbah darah.
Natsuki Todo atau pemimpin rombongan itu terkejut, dalam
hatinya ia merasakan gelagat buruk, segera ia berbalik untuk
melarikan diri. Mendadak "Jleegggg" Dihadapannya berdiri seorang Pemuda tampan dengan mata
berinar-sinar tajam, mata itu adalah bola mata serigala dan
Rajawali. "Senang berjumpa denganmu Pelindung Hukum Nawa
Awatara... Natsuki Todo..!"
Natsuki Todo cukup sadar, bahwasanya orang yang berada
dihapannya bukan orang biasa, terbukti dengan kedatangannya
yang tanpa tanda. oleh sebab itu melihat datangnya pemuda
443 bermata aneh itu, dia tak berani bertindak gegabah, ujung
kakinya segera menjejak tanah dan melayang mundur sejauh
tiga kaki lebih. Aram tertawa dingin, tubuhnya mengejar lebih ke depan. .
.sehingga keduanya masih dalam jarak yang sama dengan tadi.
Belum lagi Natsuki Todo menginjak tanah dengan tegak, Aram
sudah menubruk datang, dalam kejutnya dia membentak keras,
sebuah bacokan tangan kanan segera dilontarkan ke luar.
bacokan itu dilakukan dengan posisi merunduk keatas.
Gulungan angin sabetan yang dahsyat dengan cepatnya
menerjang ke dada Aram. Aram mendengus dingin, tubuhnya
berkelebat dan tahu-tahu sudah lenyap tak berbekas.
"Blaammm!" Benturan nyaring menggelegar memecahkan keheningan,
sebuah batu sebesar kerbau hancur menjadi serbuk debu,
ternyata serangan dari Natsuki todo tak dapat dihentikan
kelajuannya sehingga menggempur batu dibelakang Aram.
Menyaksikan kejadian tersebut Natsuki todo merasa gelagat
buruk, dengan perasaan terkejut dia segera membalikkan
badan: Pada saat dia sudah membalikkan badan itu dilihatnya aram
sedang tersenyum mengejek dibelakangnya. Natsuki todo
semakin penasaran, sambil membentak telapak tangan
kanannya sekali lagi didorong ke muka..
444 "Blaammm!" "Treeekkk..." "Bruukkk..!" benturan keras menggelegar kembali terdengar, kali
ini korbannya adalah sebuah pohon sebesar pelukan orang
dewasa. sementara orang yang ditujunya menghilang entah
kemana. Natsuki todo coba edarkan pandangannya dilihatnya dua tombak
disamping kanannya pemuda yang ia hajar sedang memainkan
rumput dibibirnya, Natsuki Todo kerutkan kening, kemudian
pergelangan tangan kanannya diputar dan..
"Criing!" dia telah meloloskan katana-nya yang tersoren di
punggung. Melihat Natsuki Todo sudah meloloskan pedangnya, Aram
berpaling kelangit memandang bintang-bintang di-dinihari
dimalam yang pekat ini. lalu berkata:
"Baiklah, setelah merasakan ninjutsu-mu (teknik beladiri dengan
tangan kosong) yang hebat meski tidak pernah mengenai
tubuhku. aku ingin merasakan Kenjutsu-mu (teknik
menggunakan pedang)"
"Berisik kau, rasakan ini.... Naga Liar Alam barjah" Teriak
Natsuki Todo sambil melompat dan menyabertkan pedangnya
dengan dahsyat. dengan tenang Aram mengalirkan tenaga
dalam kekaki kanan lalu dijadikan poros sekaligus penunjang


Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

445 dari tubuhnya yang melentik sehingga pedang itu nyosor se-inchi
di atas tubuhnya. Bunyi pertarungan antara denting pedang, suara menggaung
pedang dan senjata lainnya menjadikan musik indah bak denting
piano dikala jemari menari merambat pelan dikesunyian malam
Jalan di kota kanglam hari itu cukup ramai dengan hirukpikuknya kehidupan, pedagang dan pembeli saling bersitegang
menentukan harga. Kota itu sangat ramai akan kehidupan dan keramahan, kota
yang terkenal akan keindahan alamnya, pelajar-pelajar yang
hebat juga gadis-gadis yang cantik.
Ditengah jalan itu lima orang pemuda dan pemudi menjadi sorot
perhatian orang banyak karena baju mereka bukanlah baju dari
daerah situ. lelaki yang ditengah merupakan seorang pemuda
dengan kimono biru langit, wajahnya tampan dengan bola mata
elang, bibirnya ranum kemerah-merahan dibalut dengan kulit
seputih salju, rambutnya panjang sepunggung dengan diikat
ekor kuda, kepalanya diikat dengan kain berwarna coklat,
dibelakangnya sebuah kujang kecil menonjol. bila orang yang
tak mengenal maka ia pasti akan mengira bahwa dia adalah
seorang pemuda yang lemah tak berdaya.
Disamping kirinya Seorang pemuda tampan berwajah kuning
pucat, rambutnya sepundak riab-riaban namun tak menutupi
ketampanannya, rahangnya kokoh dengan badan kekar tegap.
ia memakai baju kimono hijau sambil menggandeng seorang
446 gadis cantik berwajah kekanak-kanakan, hidungnya bangir
dengan mata sipit, ia memakai kimono berwarna merah muda
dengan baju dalam merah. Sementara itu disamping kanannya seorang pemuda tampan
berwajah sipit dengan rahang kokoh juga tubuh kekar berotot
asik menggandeng sambil bercanda dengan gadis cantik
bertubuh sintal dengan kimono merah. mereka adalah Aram
Widiawan, Angkara, Yumi, Ryusuke dan Jelita Indria.
Setelah tiba di negri itu mereka sedang berada di pegunungan
bukit yang mereka tak tahu apa namanya, setelah berjalan
cukup lama maka sampailah mereka dikota Kanglam.
"Ketua.." Angkara berbisik.
"Panggil namaku, jangan memancing harimau lapar.." Aram
menasihati. "Ba..ik.. Ar.. Aram.."
"Ada apa?" "Aku lapar...hehe"
"Baiklah kita cari kedai dulu untuk makan."
"Tapi.," "Tapi apa?" 447 "Aku gak bisa bahasa daerah sini.."
"Jangan risaukan itu, perlahan kau juga akan bisa.." Hibur Aram
sambil menatap sebuah kedai yang cukup besar "
"Kalian ikutlah..." Ajaknya kemudian sambil ia segera masuk
kedalam, dilihatnya dikedai itu cukup ramai juga, tampaknya
mereka juga adalah kaum golongan rimba hijau, terbukti dengan
pedang yang mereka bawa. Segera mereka masuk dan memilih tempat dipojok dekat jendela
akan tetapi tidak ada seorang pelayan pun yang meladeni,
sepertinya para pelayan sedang sibuk dengan melayani yang
lainnya. tiba-tiba sudut mata Aram melihat seorang pelayan yang
sedang nganggur segera ia memanggil.
"Hai, kemari!" "Ya, ya, segera datang!" cepat pelayan itu bersuara, lalu
mendekat dan bertanya dengan tertawa,
"Tuan "tuan ini hendak pesan apa?"
"Buatkan lima porsi burung dara goreng, lima porsi Pak-lay-cah,
lima porsi Ang-sio-hi, seporsi ayam cah jamur, dan bawakan
lima kati arak Li-ji-hong."
"Baik, baik, segera disediakan," sahut sipelayan dengan
tergagap. Kiranya restoran ini terhitung rumah makan yang
cukup besar, sehingga menu yang dipesan dapat disediakan
448 dengan baik. meski cukup kaget dengan pesanan itu tapi diamdiam ia juga merasa senang.
Maklumlah, orang berusaha kedai, tentu tidak beralasan
menolak tamu makan banyak, maka dicatatnya pula setiap
pesanan itu. tak lama kemudian pesanan segera datang, dengan lahap
mereka segera makan, ditengah asiknya makan itu yumi berkata
dengan mulut penuh daging burung dara.
"Keua kau au iana etak peuruan ian ong pay" (ketua kau tahu
dimana letak perguruan Thian Liong Pay)
"Sruputt... tidak, aku lupa menanyakannya..." Jawab Aram.
"Berarti kita harus bertanya?" Jelita indria menanyakan sesuatu
hal yang lucu. "Hahaha,.... tak usah.. mereka sudah ada diperjalanan, kita
tunggu saja dikota ini.." Jawab Aram sampai menyeruput
araknya. "Heh, kapan" padahal semenjak tadi aku melihat kau tak
melakukan hal apapun.." Jelita Indria Penasaran. yang dijawab
hanya dengan senyuman saja.
"Sepertinya bakal ada kejadian menarik.." Angkara melirik
kearah pintu masuk. di pintu masuk itu berdiri tiga orang
berseragam hitam dengan gambar piramida berantai di dada.
449 Tangan masing-masing membawa bungkusan panjang, jelas
yang terbungkus itu adalah senjata.
Orang yang paling depan berperawakan tinggi tegap, orang
kedua di belakangnya berbadan pendek tangkas, orang ketiga
bertubuh ramping, dengan wajah tak lebih baik dari wajah
manusia yang dikerok cangkang durian.. dengan tajam mereka
tatap serombongan orang yang berdiri disudut ruangan.
Sementara itu rombongan itu itu sudah menyongsong maju, tapi
setelah berhadapan dalam jarak beberapa tombak mereka
lantas berhenti dan saling tatap dengan penuh waspada.
Dengan setengah mengejek orang yang berseragam hitam
ditengah berkata, "Apakah kalian yang berani membunuh salah
satu anak buah kami?"
"Betul!" jawab salah satu orang dalam rombongan yang sejak
tadi berada dikedai. Orang itu memakai pakaian biru tua,
berbadan sedikit gemuk, dan berkumis tebal, berusia sekitar lima
puluh tahun menjawab dengan dingin, dalam dunia persilatan ia
lebih dikenal dengan sebutan Si Kumis beracun.
"tahukah kalian siapakah kami ini?" si baju hitam bertanya lagi.
Kembali si kumis beracun menjawab, "tentu, kalian adalah
bergundal dari Nawa Awatara sang kumpulan duri dalam mata!"
Si baju hitam dan kawannya menjadi gusar, teriaknya, "tahukah
kau akibatnya bila melawan kami?"
450 "memangnya kenapa jika kami melawan kalian?".
"hem, kalian mencari penyakit sendiri, tak ada tempat lagi untuk
kalian kecuali dunia barat"
"hahaha.... boleh saja kalian pentang gaya dengan
mengandalkan pamor kalian di tanah seribu pulau, tapi disini
kalian ini hanya kunang-kunang di hadapan rembulan"
Seketika air muka Sang baju hitam berubah, tapi ia lantas
menjengek, "Kumis beracun, jangan salahkan jika kau ku kirim
keneraka lapis delapan belas"
"Sudah tentu,sebab kaulah yang pertama kali akan kesana," ujar
si baju hitam. Dia bicara dengan kalem-kalem saja, tidak terburuburu dan juga tidak alon-alon, tapi nadanya seperti sengaja
dibikin-bikin. Dengan tak sabar Si baju hitam menggeram, teriaknya, "Mati
kau" Berbareng dengan itu kedua orang seragam hitam lainnya juga
lantas menubruk maju. Si pendek tangkas itu mendahului
menubruk ke arah rombongan yang berada dimeja yang
berjumlah empat orang itu. Gerak tubuh orang ini sangat
cekatan, gaya serangannya juga ganas, Duk.... salah seorang
dari rombongan yang berusia cukup tua dengan jenggot sedagu
menahan serangan. didalam persilatan ia dikenal dengan nama
Sembilan langkah pembawa maut Beng san.
451 Sedangkan si perempuan baju hitam justru menubruk kearah
seorang gadis cantik berbaju langsat.
Ilmu silat gadis yang terkenal dengan gelar gadis cantik dari
kanglam itu tergolong lumayan dan sudah dua tahu
berkecimpung didunia persilatan, tapi menghadapi serangan
yang aneh dan cepat itu, seketika ia menjadi kelabakan tercecar.
Di sebelah sana sikumis beracun juga sudah bergebrak dengan
si baju hitam yang tegap. Si kumis beracun terkenal dengan
senjata rahasianya yang beracun, senjata itu terletak diantara
kumis-kumis yang melintang diatas bibirnya sehingga serangan
itu tidak dapat dipatahkan dan dipecahkan secara mudah, seain
itu ilmu tangan kosongnya yang diberinama tujuh pukulan kumis
beracun juga terkenal akan racunnya yang ganas juga
serangannya yang aneh. Tapi si baju hitam yang tegap itu pun tidak kalah lihainya,
sehingga mereka dapat bertarung dengan imbangnya.
Pertempuran ini boleh dikatakan cukup hebat, bangku-bangku
sudah berterbangan, tamu-tamu yang hanya seorang pelajar
siang-siang sudah maburkan diri,. hanya beberapa kaum
persilatan saja yang menonton ditengah kalangan.
Wajah mereka terlihat tegang dan cemas, pemilik kedai meringis
ia takut jika orang-orang itu tidaklah mengganti rugi atas
kehancuran kedainya, namun mana berani ia menghentikan
pertarungan itu. Pemilik kedai yang merupakan seorang lelaki
paruh baya melihat masih ada sebuah bangku dengan mejanya
yang utuh. meja itu terlihat dikelilingi oleh lima orang pemuda
452 pemudi yang masih muda. pemuda dan pemudi itu tidaklah
bergeming maupun terusik dengan pertarungan disisiya, mereka
terlihat asik bercengkrama satu sama lain. yang lebih hebatnya
lagi, rambut mereka tidaklah berkibar-kibar seolah diasana ada
benteng penghalang. padahal di sisi pertarungan lain orangorang berusaha untuk tidak ikut terbawa kencangnya angin yang
bersileweran. Di antara mereka bertiga itu yang paling celaka adalah Sembilan
langkah pembawa maut Beng San, baru belasan jurusia sudah
keteter hebat. Sebaliknya si baju hitam yang pendek tangkas itu
semakin bertempur semakin gagah perwira, mendadak ia
mengelak sambil menerjang maju, sinar hijau berkelebat, tahutahu goloknya sudah berada di leher Sembilan langkah
pembawa maut Beng San. Se inchi lagi golok itu maju maka kepala Sembilan langkah
pembawa maut Beng San akan terbang meninggalkan tubuhnya,
namun dari belakangnya ada orang yang menahan golok itu
sehingga terdengar benturan nyaring.
"Trangg......."
Sungguh tidak kepalang kaget Sembilan langkah pembawa maut
Beng San, semangat tempurnya juga runtuh seketika. untunglah
temannya yang sejak tadi berdiam diri memperhatikan menolong
jiwanya itu. sedetik saja terlmbat maka tentu jiwanya akan
amblas. 453 "Engkau tidak apa-apa sute?" Sapa orang itu. ternyata orang itu
merupakan orang yang paling tua diantara rombongan Bengsan.
dia bernama Kim liong. dengan gelaran Naga Emas dari Hopak.
"Terimakasih Suheng, tanpa pertolonganmu tentu jiwa ini akan
melayang" Jawab Beng San.
"Jangan lengah, lawan masing menghadang didepan mata."
"Baik suheng..."
Pertempran dalam kedai terus belangsung sengit, tampak
rombongan Bengsan berempat segera akan menemui ajalnya
dibawah serangan pedang milik Anggota Nawa Awatara.
Pada saat itulah tiba-tiba terdengar suara tertawa panjang
seseorang, sesosok bayangan tahu-tahu menyelinap ke tengahtengah kalangan. Menyusul itu lantas terdengar
"sarr ... serr ... serr ..."
"Klontrang.. Klontrang.. Klontrang.."
ketiga batang senjata kawanan baju hitam mendadak mencelat
semua ke udara, dan jatuh di lantai berkerontangan. Keruan
ketiga orang berbaju hitam terkejut dan serentak melompat
mundur. Mereka hanya merasa pergelangan tangan tergetar dan
tahu-tahu senjata terlepas dari cekalan, cara bagaimana pihak
lawan turun tangan sama sekali tak diketahui.
454 keterkejutan mereka bertambah ketika dilihatnya bahwa yang
membuat mereka kalah hanyalah seorang gadis belia belaka.
gadis itu adalah seorang gadis cantik berwajah kekanakkanakan, hidungnya bangir dengan mata sipit, ia memakai
kimono berwarna merah muda dengan baju dalam merah. dia
tak lain adalah Yumi adanya.
"Nona, mengapa engkau suka urus campur urusan kami..."
tanya lelaki baju hitam berwajah tegap.
"Aku tak paham bahasa kalian! jadi sampai copot tulang
rahangpun aku tak bakalan mengerti " Yumi menjawab dengan
bahasa jepun. "Eng...eh akh..." Lelaki itu tergagap karena merekapun tak
mengerti, "Kalian tahu itu bahasa apa?" bisik lelaki hitam berbaju tegap
kepada temannya yang bertumbuh pendek. namun lelaki yang
bertubuh pendek itu juga menggeleng menandakan ia juga tak
paham. "Dan kau?" tanya lelaki baju hitam bertubuh tegap kepada teman
perempuan yang berwajah buruk.
"Tidak..jikalau tak salah itu adalah bahasa dari negri matahari
terbit." jawab siperempuan.
"Sudahlah nona, aku tak paham dengan bahasa mu."
455 "Sudahlah aku tak paham dengan bahasamu hitam, kita
bertarung saja." Yumi menjawab sambil memasang kuda-kuda.
meski tak mengerti, tapi jika dilihat dari gerak tubuh si gadis
yang memasang kuda-kuda ia mulai sedikit paham, segera ia
berkata "Nona mengapa kita harus bertarung, padahal diantara kita tak
ada dendam sama sekali mending kita senang-senang"
Tiba-tiba dari samping seserorang menjawab dengan dingin.
"Justru Kami memiliki dendam yang tak bisa dibendung lagi...."
ketika mereka berpaling dilihatnya seorang pemuda dengan
kimono biru langit, wajahnya tampan dengan bola mata elang,
bibirnya ranum kemerah-merahan dibalut dengan kulit seputih
salju, rambutnya panjang sepunggung dengan diikat ekor kuda,
kepalanya diikat dengan kain berwarna coklat, dibelakangnya
sebuah kujang kecil menonjol.
Dibelakang pemuda itu pada dinding kedai yang terbuat dari
batu cadas yang disusun terteralah sebuah tulisan "AKU
MENGHILANG DATANGLAH TENANG AKU MUNCUL


Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

DATANGLAH DARAH" Membaca tulisan itu, Pucatlah wajah ketiga kawanan baju hitam
itu. diantara mereka siapakah yang tak mengenal tulisan itu.
tulisan yang membawa alamat buruk bagi keselamatan dirinya.
456 Tanpa menghiraukan harga dirinya mereka segera berserabutan
melarikan diri. namun dua orang pemuda menghadang didepan
pintu masuk. "Jika sudah masuk, mengapa harus ada keluar" Angkara berkata
dengan menggunakan bahasa tanah Jawadwipa. meski tak
begitu paham namun sedikit-sedikit mereka paham sebab
markas pusat berada di negri itu.
"Yumi bereskan mereka..." Aram memerintah.
"Baik.." Yumi segera meletakan kedua tangannya disertai
dengan kabut tipis tubuhnya menghilang dari pandangan.
Merasakan gelagat buruk Sang baju hitam tegap segera pasang
kuda-kuda dan meliarkan pandangan. tiba-tiba.
"Dessss" "Ukghhh" Seperti bayangan saja tubuh yumi muncul dari dalam tanah dan
meninju rahang Silelaki Pendek. tidak berhenti begitu saja yumi
segera menyapu kaki Siperempuan buruk rupa hingga
terjerembab. Gusar hati Silelaki berbadan tegap, segera ia
meloncat keudara, ia pikir musuh muncul dari dalam tanah maka
dirinya akan bebas dari serangan, dengan memanfaatkan
keadaan ia akan menyerang sigadis dengan pukulan diudara.
sayang seribu sayang, yumi bukanlah gadis yang mudah dijebak
begitu saja, empat buah senjata berbentuk bintang melesat dari
457 tanah kearah silelaki berbadan tegap. dengan sigap silelaki
berbadan tegap menangkis dengan pedangnya,.
"Trang..trang tring..jrubb"
meski Silelaki baju hitam mampu menangkis tap tak urung
sebuah shuriken tetap menancp dipahanya. jelaslah
Kisah Membunuh Naga 25 Misteri Lukisan Tengkorak Seri 4 Opas Karya Wen Rui An Tembang Tantangan 5
^