Pencarian

Anak Rajawali 22

Anak Rajawali Serial Pemanah Rajawali Karya Chin Yung Bagian 22


itu, Ko Tie berusaha memutar otaknya mencari akal, karena ia
bermaksud untuk dapat berusaha menghindar dari keganasan
kera itu. Sedangkan kera tersebut telah menghampiri dekat sekali. Matanya
masih memandang buas. Ia pun memperdengarkan suata yang
mengerikan sekali. Ko Tie menghela napas. Jika memang kera itu mengkoyak-koyak tubuhnya, habislah dia!
Kam Lian Cu pun jadi berkuatir bukan main. Dilihat lagaknya,
tampaknya kera itu walaupun memang terlihat begitu aneh dan luar
biasa, bisa bergerak sangat lincah, iapun tampaknya buas sekali.
2131 Kam Lian Cu kuatir kalau-kalau kera itu akan mengkoyak tubuh Ko
Tie. Akhirnya, untuk memancing perhatian kera tersebut, Kam Lian Cu
sengaja mengeluarkan jeritan.
Benar saja. Kera itu menoleh. Ia pun malah telah melompat ke
dekat Kam Lian Cu. Bola matanya memain tidak hentinya, tampaknya ia tengah
memperhatikan Kam Lian Cu dengan teliti, karena dia heran si
gadis mengeluarkan suara jeritan.
Tapi setelah memperhatikan sekian lamanya, ia akhirnya
mengeluarkan suara pekik yang nyaring sekali. dia rupanya segera
tahu bahwa tidak ada sesuatu yang menguatirkan pada Kam Lian
Cu. Cepat sekali ia kembali kepada Ko Tie.
Ko Tie mengeluh. Kali ini memang tampaknya ia tidak mungkin lolos dari kebuasan
kera itu. 2132 Bulu kera tersebut berwarna kuning keemas-emasan. Mungkin
juga dia seekor kera yang selama ini terkenal sebagai Kim Go,
Kera Emas. Dan Ko Tie mengetahui bahwa Kim Go memang
memiliki kecerdikan seperti seorang manusia.
Jika sampai kera ini, Kim Go, bermaksud untuk mengkoyak
tubuhnya, dia dalam keadaan tidak berdaya.
Kam Lian Cu pun tidak berdaya, ia tengah rebah karena dalam
keadaan tertotok. Kim Go, atau kera berbulu emas itu, telah mengeluarkan pekikan.
Dengan kaki kanannya, tahu-tahu dia mendorong tubuh Ko Tie,
segera terbalik dan terlentang.
Hati Ko Tie berdebar. Menghadapi binatang buas ini benar-benar
membuatnya jadi gentar juga, terlebih lagi dalam keadaan tidak
berdaya seperti itu. Jika saja, memang di waktu itu ia tidak dalam keadaan terluka
parah dan tidak berdaya, niscaya ia akan dapat menghadapi Kim
Go itu. 2133 Di kala itu Ko Tie berusaha untuk mengendalikan perasaannya. Dia
memandang kera itu dengan sikap yang diusahakan setenang
mungkin. Ko Tie menyadari, jika saja ia melakukan suatu gerakan, walaupun
gerakan yang sangat perlahan, niscaya akan menyebabkan kera
itu segera akan mencabik-cabik tubuhnya.
Karena Ko Tie telah berdiam diri saja, dia berdiam dengan hati
tergoncang. Kam Liang Cu kembali mengeluarkan suara seruan nyaring buat
memancing perhatian kera itu.
Namun Kim Go cuma menoleh sejenak. Dia sama sekali tidak
menghampiri Kam Lian Cu lagi, karena dia tahu bahwa gadis itu
hanya berseru tapi tidak dapat menggerakkan tubuhnya.
Perlahan-lahan, sepasang tangannya yang terjuntai panjang itu,
telah diulurkannya. Dia telah mengangkat tubuh Ko Tie.
Ko Tie berdebar-debar juga. Dia tidak mengetahui apa yang akan
dilakukan oleh kera itu. Atau memang tubuhnya yang akan
dikoyak-koyaknya" 2134 Karena Ko Tie berdiam diri saja, berdiam terus sampai sekian
lama, di mana tubuhnya telah diangkat tinggi sekali oleh Kim Go.
Dan Tiba-tiba tubuh Ko Tie dilontarkannya ke tengah udara tinggi
sekali. Kuat tenaga Kim Go, karena dia bisa melontarkan Ko Tie setinggi
empat tombak lebih. Ko Tie mengeluh. Dia tengah keadaan terluka di dalam yang belum lagi sembuh.
Sekarang dia dilemparkan dan akan terbanting di tanah dari
ketinggian seperti itu. Niscaya akan membuatnya terluka yang
lebih berat lagi. Tubuh Ko Tie meluncur turun cepat sekali. Sedangkan Kam Lian
Cu mengeluarkan suara seruan tertahan menyaksikan itu.
Kim Go mengeluarkan suara aneh. Dan tampak ia telah melesat
gesit sekali. Begitu tubuh Ko Tie meluncur jatuh di tanah, terbanting keras, Kim
Go telah mengangkatnya lagi, melontarkannya lagi dengan sama
kuatnya. 2135 Waktu terbanting, Ko Tie merasakan pandangan matanya
berkunang-kunang. Ia menderita kesakitan yang tidak terkira.
Sekarang dia dilontarkan kembali. Dengan ketinggian yang begitu
tinggi, sehingga membuatnya benar-benar jadi mengeluh, sebab
tubuhnya akan terbanting pula keras di tanah.
Kam Lian Cu berulang kali menjerit untuk memancing perhatian
kera tersebut. Tapi kera itu tidak mau menoleh lagi kepadanya, asyik tengah
mempermainkan Ko Tie yang dilontarkan ke tengah udara
terbanting di tanah berulang kali pula.
Kam Lian Cu jadi bingung bukan main. Dia menyesal tubuhnya
dalam keadaan tertotok tidak bisa bergerak.
Jika saja dia tidak dalam keadaan tertotok, niscaya dia bisa
menghadapi kera itu dengan sebaik-baiknya. Justeru dia tengah
tertotok, membuatnya tidak berdaya untuk menolongi Ko Tie.
Ko Tie merasakan pandangan matanya gelap ketika pada kelima
kalinya ia dibanting di tanah oleh lontaran yang kuat dari Kim Go,
dia mengeluh. 2136 Dan di waktu itu, ia pun telah merasakan jantungnya seperti
berdegup sangat keras. Ia hampir tidak sadarkan diri, masih
sempat didengarnya pekik Kim Go yang sangat keras sekali.
Dikala itu, Kim Go tak mengangkat tubuhnya tidak melontarkan
lagi. Cuma tangan kanan nya, yang panjang dan berbulu itu
meluncur menghantam sangat kuat dada Ko Tie.
"Bukk?"!" Dunia seperti terbalik. Ko Tie merasakan sakit yang
tidak kepalang, dan dia pingsan tidak sadarkan diri.
Kam Lian Cu mengeluarkan jeritan kaget dan berkuatir sekali
terhadap nasib Ko Tie. Kim Go mengeluarkan seruan yang aneh, dia telah duduk
disamping Ko Tie. Sepasang tangannya yang panjang itu
digerakkan berulang kali, terdengar suara:
"Bukk, bukk, bukk!"
Kam Lian Cu memandang dengan sepasang mata terpentang
lebar-lebar, karena dia menyaksikan bagaimana sepasang tangan
Kim Go telah berulang kali menghantam dada Ko Tie.
2137 Ko Tie sendiri tidak sadarkan diri, dalam keadaan pingsan dia tidak
merasakan siksaan itu. Hanya Kam Lian Cu yang justeru jadi seperti merasakan sakit
bukan main. Setiap kali tangan Kim Go menghantam dada Ko Tie,
karena suara pukulan itu sangat nyaring sekali.
Kim Go telah memukul terus, sampat akhirnya dia mengeluarkan
suara puas. Kam Lian Cu melompat berdiri, dan sekarang melompat-lompat
menghampirinya. Hati Kam Lian Cu berdebar, karena ia menduga tentunya Kim Go
akan menyiksa dirinya, sama halnya seperti ia menyiksa Ko Tie
tadi. Kim Go telah berada di dekatnya. Matanya mengerikan sekali.
Sepasang tangannya yang sangat panjang itu terjuntai turun ke
bawah mendekat tanah. Kam Lian Cu mengeluh. 2138 Kalau saja dia tidak dalam keadaan tertotok seperti saat itu, tentu
si gadis akan dapat memberikan perlawanan dan melumpuhkan
kera itu. Cuma saja sekarang dia dalam keadaan tertotok. Jangankan
memberikan perlawanan kepada kera itu, sedangkan untuk
menggerakkan tubuhnya saja dia tidak dapat.
Dan Kam Lian Cu cuma bisa pasrah untuk menyerahkan nasibnya
belaka di mana iapun akan menjadi permainan dari kera itu.
Kim Go berdiri beberapa saat di dekat Kam Lian Cu. Mulutnya tidak
hentinya mengeluarkan suara aneh yang perlahan. Sikapnya
seperti tengah kegirangan, seperti memperoleh sesuatu yang
sangat menarik dan memuaskan hatinya.
Kemudian Kim Go malah duduk di samping Kam Lian Cu. Dia
mengawasi terus seakan juga ia tengah menghadapi barang yang
aneh baginya, tapi juga sangat menggembirakan hatinya.
Napasnya juga mendengus agak nyaring, membuat Kam Lian Cu
bartambah ngeri saja. Sepasang tangan Kim Go tahu-tahu telah diulurkan ke dada Kam
Lian Cu. Sikapnya benar-benar seperti seorang laki-laki ceriwis
yang melihat gadis cantik.
2139 Kam Lian Cu kaget. Ia tidak menyangka seekor kera bisa berlaku segenit itu. Ia sampai
menjerit nyaring. Kera itu jadi kaget, sampai terlompat berdiri dan mundur ke
belakang mengawasi Kam Lian Cu.
Tapi ketika ia melihat Kam Lian Cu tidak bisa bergerak, ia
mengeluarkan suara aneh. Kam Lian Cu berdebar keras hatinya. Ia melihat kera itu perlahanlahan melangkah menghampirinya. Setelah dekat, kera itu duduk
lagi di samping Kam Lian Cu, sepasang tangannya diulurkan.
Kam Lian Cu memejamkan matanya.
Ternyata kera itu telah mengusap perut Kam Lian Cu. Si gadis
mengggidik tidak terkira, ia menjerit sekuat suaranya.
Tapi sekarang ini kera itu tidak kaget, dia tidak melompat seperti
tadi. Malah tangan kanannya meremas dada Kam Lian Cu.
2140 Bukan main ketakutan Kam Lian Cu. Dia seakan hendak menangis
menghadapi keadaan seperti ini.
Kera itu kesenangan, ia mengeluarkan suara yang aneh sekali.
Sambil sepasang tangannya terus juga merabah dan meremasremas tubuh si gadis,
Kam Lian Cu hampir pingsan karena perasaan takut, ngeri dan
juga marah. Dia dalam keadaan tidak berdaya dipermainkan oleh
kera itu. Dan hati si gadis jadi mendongkol kepada Oey Yok Su yang telah
menotoknya. Semua penyesalan ditumpahkannya kepada Oey
Yok Su. Gara-gara Oey Yok Su telah membuatnya jadi tidak
berdaya dipermainkan seekor kera seperti itu.
Waktu itu kera tersebut sambil mengeluarkan suara aneh, telah
menarik robek baju bagian atas tubuh Kam Lian Cu.
Kembali Kam Lian Cu menjerit,
Inilah ancaman yang mengerikan. Kam Lian Cu segera dapat
menerka apa yang akan dilakukan selanjutnya oleh kera itu.
2141 Tentunya kera tersebut tertarik sekali melihat gadis cantik ini, dan
ia terangsang, ia hendak memperkosa si gadis. Sungguh ancaman
yang mengerikan dan hampir membuat Kam Lian Cu menangis
karena saking ketakutan. Di waktu itu terlihat, betapapun juga, memang Kam Lian Cu
berusaha untuk dapat mempertahankan diri. Dia membuka
matanya mengawasi kera itu.
Sedangkan kera tersebut, dengan sepasang mata yang sangat
mengerikan, telah memandangnya buas sekali.
Tangan kera itu juga telah merobek terus baju di bagian atas tubuh
Kam Lian Cu. Benar-benar keadaan si gadis terancam sekali.
"Y" Ko Tie merasakan kepalanya berdenyut sakit. Ia pun merasakan
betapa tubuhnya sakit bukan main.
Ketika dia membuka matanya, dia segera teringat apa yang telah
terjadi, yaitu dia disiksa oleh seekor kera yang setinggi manusia
dewasa. 2142 Dia segera berpaling, dan menyaksikan apa yang tengah dilakukan
kera itu terhadap Kam Lian Cu, yaitu tengah membuka dengan
paksa baju bagian atas tubuh Kam Lian Cu.
Bukan main marahnya Ko Tie, darahnya meluap seakan hendak
meledakkan dadanya. Di antara keadaan seperti tengah bermimpi itu, Ko Tie berusaha
menggerakkan tangannya. Tidak berhasil. Ia tidak bisa menggerakkan tangannya. Malah telah
membuat dia menderita kesakitan yang sangat hebat.
Dikala itu terlihat kera itu sudah tidak memperdulikan keadaan
sekelilingnya. Sepasang tangannya tengah sibuk sekali buat
membuka pakaian Kam Lian Cu.
Semakin lama, semakin melihat tubuh si gadis yang begitu putih
karena pakaiannya telah dikoyak dan dibuka dengan paksa,
membuat kera itu semakin buas saja.
Kam Lian Cu hampir menangis. Dan waktu itu kera yang tinggi
besar tersebut telah bermaksud membuka juga gaun bawah si
gadis dengan cara paksa. 2143 Ko Tie mengeluh di dalam hatinya, karena dia tidak berdaya untuk
menolongi si gadis. Dia memejamkan matanya. Ko Tie tidak akan sanggup
menyaksikan apa yang akan dilakukan kera itu.
Waktu itulah, Kam Lian Cu tiba-tiba merasakan jalan darahnya
beredar kembali seperti biasa, dan juga dia bisa menggerakkan
tangannya, karena totokan Oey Yok Su telah terbuka.
Tidak memikir dua kali, dia telah menggerakkan tenaga dalamnya
pada tangannya, dan menghantam dengan telak.
"Bukkkk!" Dada kera itu kena dihantamnya dengan kuat sekali,
sehingga kera itu terguling-guling di tanah sambil mengeluarkan
suara jerit kesakitan. Kam Lian Cu melompat berdiri. Dia tidak memperdulikan bagian
atas anggota tubuhnya tidak berpenutup. Dia menggerakkan
tangannya lagi, dalam sekejap mata telah mencekal pedangnya
dan menikam ke perut kera itu.


Anak Rajawali Serial Pemanah Rajawali Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kera tersebut bergerak gesit. Dia bisa menghindar, cuma
lengannya yang kanan kena tergores mata pedang, darah
mengucur keluar. 2144 Kera itu tampak kaget dan ketakutan dia segera berlari menjauh
sambil mengeluarkan suara pekikan.
Kam Lian Cu bermaksud mengejarnya, namun sebentar saja
tampak kera itu lenyap. Kam Lian Cu berdiri diam beberapa saat dia menghela napas.
Ketika dia teringat akan dirinya, yang pada bagian atas anggota
tubuhnya tidak berpenutup, sedangkan di tempat itu ada Ko Tie,
mukanya jadi merah. Dia membuka buntalannya dan mengeluarkan sepotong pakaiannya. Dia memakainya.
Barulah kemudian Kam Lian Cu memasukkan pedang ke
sarungnya, dia telah menghampiri si pemuda.
Dilihatnya Ko Tie lebih dalam keadaan tidak berdaya, karena
terluka berat. Tapi dia tidak dalam keadaan pingsan, karena
matanya memandang kepadanya dengan sikap bersyukur.
Kam Lian Cu sendiri sangat bersyukur di detik yang membahayakan jiwanya, di mana dirinya akan diperlakukan tidak
pantas oleh kera itu, totokan pada dirinya telah terbuka, sehingga
dia bisa menghajar kera itu.
2145 Dan akhirnya membuat kera itu melarikan diri. Benar-benar
merupakan hal yang membuat dia bersyukur tidak hentinya kepada
Thian. Sedangkan Ko Tie dengan suara lemah bertanya: "Bagaimana.......
bagaimana keadaanmu?"
Si gadis tersenyum pahit.
"Untung saja totokan itu terbuka di saat detik-detik yang
menentukan itu! Jika tidak, aku tidak bisa membayangkan entah
apa yang akan terjadi!" Menyahuti si gadis.
Ko Tie juga tersenyum pahit.
"Lalu bagaimana keadaanmu?" tanya Kam Lian Cu melihat muka
Ko Tie yang pucat pias dan juga keadaannya begitu lemah.
"Kukira, lukaku tidak ringan.....!"
"Boleh kuperiksa"!" tanya Kam Lian Cu.
Ko Tie mengangguk, Kam Lian Cu memeriksanya.
2146 Diperoleh kenyataan bahwa Ko Tie memang terluka yang parah
sekali. Dia berpikir, untuk membantu mengerahkan tenaga
dalamnya. Ko Tie waktu itu telah berkata: "Jangan, akan sia-sia belaka!"
"Tapi sedikitnya bisa membantu engkau mengerahkan sin-kangmu
untuk memulihkan keadaanmu!" kata Kam Lian Cu.
Ko Tie menggeleng. "Jangan?" percuma, akan menghabisi tenagamu saja?" dan
ini akan membuat kau akhirnya tidak dapat menghadapi kera
biadab itu kalau dia datang lagi!"
Disebut tentang kera itu, Kam Lian Cu terdiam. Dia anggap benar
apa yang dikatakan oleh Ko Tie.
"Kalau aku pergi mencari Oey Yok Su, memintanya agar dia mau
mengobati dan menolongimu, aku kuatir disaat aku pergi, kera itu
datang lagi dan menganiaya dirimu?"!"
Ko Tie diam saja. "Dan Oey Yok Su pun belum tentu bersedia menolongi kau!" kata
si gadis lagi. 2147 Ko Tie mengangguk. "Ya, dia seorang yang sangat ku-koay, tidak nantinya dia mau
menolongiku! Jika memang dia bermaksud menolongiku, tentu
sejak tadi dia telah menolongiku, tidak perlu dia mempermainkan
diriku!" kata Ko Tie.
Kam Lian Cu mengangguk. Mereka terdiam beberapa saat.
Dikala itu, tampak Ko Tie berusaha mengerahkan pernapasannya
untuk menyalurkan sin-kangnya.
Dia gagal. Waktu Ko Tie mengerahkan sin-kangnya, dia merasakan di
dadanya seperti juga terjadi suatu pergolakan, dan isi perutnya
seperti jungkir balik. Kiam Lian Cu mengawasinya dengan berkuatir sekali.
Sedangkan Ko Tie yang telah gagal beberapa kali dengan
usahanya, akhirnya menghela napas.
2148 "Sudahlah! Rupanya aku harus membuang jiwa percuma di sini
dengan kecewa!" kata Ko Tie mengeluh.
Kam Lian Cu pun ikut bersusah hati.
Gadis ini memiliki kepandaian yang tidak terlalu tinggi, tidak
sehebat Oey Yok Su. Mana mungkin dia bisa mengobati Ko Tie"
Terlebih lagi memang ia pun tidak mengerti ilmu pengobatan.
Keadaan di tempat itu hening sekali.
Tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara bentakan dan tertawa
dingin, yang semakin lama semakin dekat.
Segera tampak sesosok bayang hijau yang berkelebat ke tempat
itu. Di belakang sosok bayangan hijau itu tampak berkelebat
sesosok bayangan kuning pula. Begitu cepatnya gerakan ke dua
sosok tubuh itu, sehingga tidak dapat dilihat dengan jelas.
Ko Tie dan juga Kam Lian Cu mementang mata mereka, tapi
mereka hanya melihat gulungan warna hijau dan kuning, yang
cepat sekali telah menjauh. Cuma suara bentakan dan mengejek
belaka yang mereka dengar, dilontarkan dari ke dua sosok
bayangan itu. 2149 "Apakah yang memakai jubah hijau itu bukan Oey Yok
Su"!"menggumam Ko Tie.
Memang biasanya Oey Yok Su mengenakan jubah hijau, walaupun
tadi karena bergerak terlalu gesit sehingga Ko Tie dan Kam Lian
Cu tidak bisa melihat jelas, tokh Ko Tie dapat menerkanya yang
mengenakan jubah hijau tentunya Oey Yok Su.
Kam Lian Cu pun memperlihatkan sikap heran.
"Lalu siapa yang mengejarnya"!" berkata si gadis.
Ko Tie juga jadi heran. "Oey Yok Su memiliki kepandaian yang tinggi sekali, dan di dunia
sekarang ini mungkin sudah tidak ada duanya?" Tapi tampaknya
ia menghadapi kesukaran juga dari orang yang mengejarnya yang
mengenakan baju kuning itu!"
Kam Lian Cu mengangguk. "Biar aku pergi melihat!" kata si gadis.
Dia baru saja bangun, atau segera dia teringat kepada kera bulu
kuning, Kim Go, dia jadi bimbang. Dia kuatir begitu dia
meninggalkan Ko Tie, kera itu datang lagi.
2150 Ko Tie tersenyum. "Pergilah kau melihatnya!" katanya menganjurkan. "Kera itu tentu
tidak akan muncul secara kebetulan di saat sekarang ini!"
Kam Lian Cu bimbang sejenak, tapi perasaan ingin tahunya
membuat dia mengangguk dan kemudian mengerahkan ginkangnya buat mengejar Oey Yok Su dan orang yang mengenakan
baju kuning itu. Akan tetapi mana bisa Kam Lian Cu mengejar mereka yang
memiliki ilmu meringan tubuh yang begitu mahir"
Tidak lama kemudian Kam Lian Cu telah kembali ke tempat di
mana rebah Ko Tie, dengan wajah yang murung.
"Aku tidak berhasil mengejar mereka!" katanya dengan suara yang
tawar. "Ya, mereka tampaknya seperti tengah saling kejar"..!" menyahuti
Ko Tie. "Tapi siapa orang yang mengejar Oey Yok Su"!"
"Oey Yok Su memiliki nama besar, tentu nya dia bukan tengah
melarikan diri dari kejaran orang itu, sebab tidak mungkin dia akan
2151 melakukan tindakan serendah itu?"!" kata Kam Lian Cu
kemudian dengan ragu. Ko Tie mengangguk "Ya, tentunya ada sesuatu yang luar biasa?"!" kata pemuda itu.
Ko Tie dan Kam Lian Cu jadi berdiam diri beberapa saat lamanya,
keadaan hening sekali......
Tapi, di saat itu kembali terdengar suara seruan dan bentakan yang
datang cepat sekali disusul berkelebat sesosok bayangan hijau
dengan di belakangnya mengejar sesosok bayangan kuning.
Sekarang terdengar jelas teriakan Oey Yok Su: "Jika memang
engkau telah dapat mengimbangi gin-kangku, hemmmm, barulah
aku sudi melayani dirimu?"!"
"Jangan sombong, kepandaianmu berada di bawah tingkat
kepandaianku!" terdengar orang mengenakan baju kuning itu
memaki dengan suara yang sengit. Dan kemudian, sekejap mata
saja, mereka kembali telah menjauh dan lenyap.
2152 Ko Tie dan Kam Lian Cu tambah heran saja, mereka tidak mengerti
entah apa yang tengah dilakukan oleh Oey Yok Su dan orang yang
mengerakan baju kuning itu.
Tapi melihat gin-kang orang yang memakai baju kuning begitu
hebat dan bisa mengejar terus Oey Yok Su dalam jarak pisah yang
tidak terlalu jauh, maka mereka bisa menduga tentunya orang yang
memakai baju kuning itu bukan orang sembarangan.
Tapi siapa orang itu" Dan mengapa Oey Yok Su harus berlari-lari
seperti itu" Bukankah biasanya Oey Yok Su memiliki tabiat yang
angkuh" Bukankah jika ada orang yang menantang dirinya, dia
akan meghajarnya mampus"
Tengah Kam Lian Cu dan Ko Tie diliputi perasaan heran dan tanda
tanya, tiba-tiba mereka mendengar suara aneh di dekat mereka,
terpisah tidak jauh. Kera berbulu kuning telah muncul lagi tidak jauh dari tempat
mereka berada! Muka Kam Lian Cu berobah pucat dan merah, karena dia jijik dan
takut melihat kera itu. Segera juga tangannya mencabut
pedangnya, dia bersiap-siap buat menghadapi kera tersebut.
2153 Kera itu mengerang, namun segera memutar tubuhnya, berlari
dengan pesat menghilang lagi meninggalkan tempat itu, rupanya
kera itu juga kaget. Sedangkan Ko Tie menghela napas.
"Sayang aku tengah terluka berat seperti ini, jika tidak tentu aku
akan menangkap dan menghajar kera kurang ajar itu!" menggumam Ko Tie. Kam Lian Cu sambil menggenggam pedangnya erat-erat, matanya
mengawasi sekitar tempat itu. Ia kuatir kalau-kalau kera itu akan
muncul lagi. "Nona Kam, sudahlah?" lebih baik kau beristirahat."!" Ko Tie
menganjurkan. "Tapi kera itu kurang ajar sekali?"!" kata Kam Lian Cu kemudian.
"Ya, kemungkinan dia akan kembali lagi, tapi kukira, kita tidak
perlu, terlalu kuatir, karena dengan kepandaian yang kau miliki,
kulihat engkau akan dapat menghadapinya dengan baik dan kera
itu tidak akan berdaya?"!"
2154 Kam Lian Cu anggap apa yang dikatakan Ko Tie memang benar,
maka dia duduk beristirahat. Tapi tangannya masih terus
menggengam pedangnya erat-erat, karena dia bermaksud untuk
mempergunakan pedangnya itu di sembarang waktu, jika saja kera
itu muncul dengan tiba-tiba.
Hanya satu yang disesalkan Kam Lian Cu yaitu Ko Tie tengah
terluka begitu berat. Jika tidak tentu mereka tidak perlu kuatir
terhadap kera tersebut. Kam Lian Cu juga mengetahuinya bahwa kepandaian Ko Tie
sangat tinggi, jauh berada di atasnya. Dan sayangnya pemuda
yang gagah itu justeru tengah terluka berat dan ia jadi tidak
berdaya, malah sekarang ini ia harus di?lindunginya?"!"
Tengah Kam Lian Cu dan Ko Tie berkuatir untuk kera besar itu,
yang mereka kuatir akan muncul dengan tiba-tiba, justeru tampak
pula berkelebat sesosok bayangan hijau dan bayangan kuning
yang saling kejar. Tentu saja hal ini membuat Ko Tie dan Kam Lian Cu jadi tidak
mengerti, mengapa Oey Yok Su, bersikap demikian, berlari-lari
terus dikejar oleh sosok bayangan kuning itu yang terus juga
mengejarnya. 2155 Entah siapa sosok bayangan itu, yang tampaknya memiliki
kepandaian sangat tinggi.
Di waktu itu rupanya sosok bayangan kuning itu melihat Kam Lian
Cu dan Ko Tie. Tahu-tahu dia berhenti mengejar Oey Yok Su, dia
berdiri tidak jauh dari Kam Lian Cu dan Ko Tie.
Sekarang Kam Lian Cu dan Ko Tie bisa melihat jelas orang itu.
Dialah seorang lelaki tua yang rambutnya telah putih dan juga
tumbuh panjang menutupi pundaknya.
Matanya tampak bersinar sangat tajam sekali, seakan juga
sepasang berlian yang berkilauan.
Dengan bersuara terkekeh, tampak kakek tua yang tubuhnya kurus
tinggi dan mengenakan jubah warna kuning itu, telah menghampiri
Kam Lian Cu dan Ko Tie. "Hehehehehe, tidak di sangka terdapat pasangan muda-mudi yang
demikian cantik dan tampan!" menggumam kakek tua itu.
Kam Lian Cu menggenggam pedangnya erat-erat, dia kuatir kalau
saja kakek tua itu bermaksud tidak baik pada mereka.
2156 Ko Tie sendiri mengeluh. Melihat keadaan kakek tua berbaju
kuning itu, ia segera mengetahui bahwa kakek tua itu tentunya
bukan sebangsa manusia baik-baik!
Sedangkan kakek tua itu yang memakai baja kuning telah berkata


Anak Rajawali Serial Pemanah Rajawali Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lagi. "Bagus! Bagus! Dengan demikian Go-jie akan memiliki
kekasih yang cantik sekali......!"
Setelah berkata begitu, segera juga dia melompat, akan menubruk
Kam Lian Cu, tangan kanannya diulurkan.
Kam Lian Cu kaget, dia mengibaskan pedangnya. Tapi dia
menabas tempat kosong, sebab tahu-tahu jalan darah Pai-cinghiat nya telah ditotok jari tangan orang tua itu.
Tanpa ampun lagi, tubuhnya segera terjungkal rubuh bergulingan
di tanah. Dia juga lantas tidak bisa menggerakkan tangan dan tubuhnya,
malah pedangnya telah terlemparkan agak jauh, terlepas dari
genggaman tangannya. Ko Tie kaget melihat apa yang dialami Kam Lian Cu, ia sampai
mengeluarkan seruan tertahan.
2157 Waktu itu Oey Yok Su yang rupanya melihat orang yang memakai
baju kuning itu tidak mengejarnya, ia pun tidak berlari lagi. Dia
membentak, tahu-tahu dia telah berada di situ juga:
"Tua bangka rendah tidak tahu malu, mengapa kau hendak
melukai golongan muda yang tidak berdaya?"
Orang tua berbaju kuning itu tertawa dingin.
"Hem, kau jangan banyak bicara, Oey Loshia, aku akan mengambil
gadis ini menjadi mantuku!" kata orang tua baju kuning itu.
Oey Yok Su tertawa aneh. "Kau ingin mengambil gadis itu menjadi mantumu?" tanyanya
kemudian dingin sekali. "Ya!" "Aneh sekali!" "Aneh apanya?" "Kapan kau telah menikah" Dan sejak kapan kau memiliki anak"!"
tanya Oey Yok Su. 2158 "Hemmm!" mendengus kakek baju kuning itu. "Kau tidak perlu
mencampuri urusanku! Jika aku tidak memiliki anak, tidak mungkin
aku bermaksud untuk memiliki mantu?""
"Tapi?" kukira engkau sinting, telah sinting?"!" kata Oey Yok
Su. "Sinting" Hemmm, kau tidak perlu banyak komentar! Urusan kita
akan kita lanjutkan! Tetapi sekarang aku telah menemukan
seorang calon mantu yang sangat baik, calon isteri yang sangat
pantas buat anakku....."
Oey Yok Su tidak tertawa lagi. Dia memandang tajam sekali, lalu
berkata: "Siapa anakmu?"
"Itu urusanku!"
"Urusanku juga! Karena akupun menginginkan gadis itu!" kata Oey
Yok Su. "Kau?"!" "Ya, aku menginginkan juga gadis itu!" menyahuti Oey Yok Su
dengan sikap yang tegas 2159 Orang tua baju kuning itu tiba-tiba tertawa bergelak-gelak keras
sekali. "Sungguh memalukan! Rupanya semakin tua engkau jadi seorang
yang mata keranjang dan genit lagi karena sekarang engkau
bermaksud hendak mengambil seorang isteri?""
"Bukan begitu maksudku!" kata Oey Yok Su kemudian dengan
suara yang dingin. "Aku ingin mengambil gadis itu menjadi
muridku!" "Menjadi muridmu"!"
"Benar!" sahut Oey Yok Su.
"Aku tidak percaya!"
"Mengapa kau tidak percaya?" tampaknya Oey Yok Su tidak puas.
"Karena aku mencurigai kau memiliki maksud-maksud tertentu
dengan gadis ini!" "Maksud tertentu apa?"
"Kau pura-pura menerima gadis ini menjadi muridmu, lalu kelak
engkau akan mengerjakannya!"
2160 "Mulutmu terlalu kotor sekali?"!"
"Memang aku si kotor yang sesat..... tidak perlu dibuat heran lagi!"
menyahuti si kakek baju kuning itu.
"Kau?" Oey Yok Su tampak jadi tidak puas dan gusar sekali.
Tapi kakek tua baju kuning itu tampaknya tidak jeri oleh sikapnya
Oey Yok Su. "Kenapa" Kau tidak puas?" tanyanya dengan suara yang
mengejek. "Ya, aku justeru hendak mengajak kau main-main seribu jurus
untuk menemukan, apakah engkau memang pantas menjadi
manusia yang sesumbar untuk menantang diriku!"
"Jangan begitu lama..... Seribu jurus merupakan waktu yang terlalu
lama! Kukira......!" berkata sampai di situ dia berhenti berkata dan
tertawa dingin. Oey Yok Su penasaran sekali.
"Kau kira apa?" tanyanya dengan suara yang bengis dan matanya
menatap dingin. 2161 "Kukira"... dalam waktu hanya seratus jurus, aku dapat membuat
Oey Loshia selanjutnya akan menyimpan pedang dan mengakui
dirinya tidak pantas lagi berkeliaran di dalam rimba persilatan,
karena di dalam rimba persilatan ada aku!"
"Hemmm, kau terlalu congkak. Tahukah engkau siapa Oey
Loshia"!" tanya Oey Yok Su karena terlalu murka.
"Tentu saja aku tahu......!" menyahuti orang tua baju kuning itu
dengan suara yang dingin. "Aku tahu bahwa Oey Loshia adalah
calon pecundangku!" Oey Yok Su sudah tidak dapat menahan kemarahan hatinya. Dia
merupakan tokoh sakti yang sangat dihormati di dalam rimba
persilatan. Mungkin sudah tidak ada duanya lagi, karena memang dia
dianggap sebagai satu-satunya tokoh dari tingkatan tua yang sakti
dan masih hidup. Tapi sekarang kakek baju kuning ini berani
mengeluarkan kata-kata kurang ajar seperti itu, membuat dadanya
seperti juga hendak meledak.
Segera, tangan kanannya dikibaskan.
2162 Tapi kakek tua itu sambil diiringi tertawa dingin telah menyingkir ke
pinggir. "Bukkk!" tampak sebatang pohon tumbang menimbulkan suara
yang berisik. Itulah disebabkan batang pohon itu kena diterjang oleh tenaga sinkang Oey Yok Su.
Rupanya tadi waktu dia mengibaskan tangannya walaupun Oey
Yok Su cuma mengibas dengan sembarangan saja dan seperti
tidak mengerahkan tenaga dalamnya, namun sesungguhnya
mengandung kekuatan sin-kang yang luar biasa dahsyatnya.
Karena kakek tua berbaju kuning itu mengelak, tenaga pukulan itu
menghantam batang pohon itu.
Ko Tie yang rebah di tanah, jadi kagum melihat hebatnya tenaga
dalam Oey Yok Su. Sedangkan Kam Lian Cu pun tidak kurang kagumnya. Dia sampai
memandang dengan mata terpentang lebar-lebar, mulutnya
menggumam: "Luar biasa?"!"
Yang membuat Ko Tie dan Kam Lian Cu heran, mereka mendugaduga, entah siapa kakek tua itu.
2163 Mereka sungguh tidak mengerti, karena mereka tidak pernah
mendengar perihalnya kakek tua baju kuning itu.
Jika Oey Yok Su dan beberapa tokoh tua yang sakti lainnya di
dalam rimba persilatan, memang mereka mengetahuinya dan
seringkali mendengarnya. Tapi kakek tua baju kuning itu sama sekali tidak pernah mereka
dengar. Karena itu mereka heran sekali, sedangkan kepandaian
kakek tua itu yang memakai baju kuning tampaknya tinggi sekali.
Dia tidak merasa jeri terhadap Oey Yok Su dan malah bisa
menghadapi Oey Yok Su. Dengan demikian dia bukan sembarangan. Oey Yok Su tertawa dingin.
"Hemmm, jika memang engkau memiliki kepandaian yang berarti,
mengapa engkau menghindar dan tidak menerima serangan itu?"
ejeknya dengan suara yang dingin.
Kakek tua baju kuning itu juga tertawa terkekeh dengan suara yang
aneh. Sikapnya itu membuat Oey Yok Su tambah gusar, karena
dilihatnya kakek tua itu seperti meremehkannya.
2164 "Sekarang kau terimalah?"!" kata Oey Yok Su kemudian sambil
bersiap hendak menghantam lagi.
"Tunggu dulu?"!" kata kakek tua baju kuning itu dengan suara
nyaring. Oey Yok Su menunda gerakan tangannya, dia batal buat
menyerangnya. "Apa yang ingin kau katakan" Atau memang kau hendak
menyatakan bahwa engkau jeri dan ingin menyudahi urusan
dengan begitu saja?" ejek Oey Yok Su.
"Ohhh, tentu saja tidak!" menyahuti kakek tua baju kuning itu,
"Tentu saja bukan begitu! Tapi aku memiliki urusan yang jauh lebih
penting, aku harus mengurus soal mantuku ini..... urusan kita bisa
kita urus nanti saja!"
Oey Yok Su tertawa dingin.
"Urusan gadis itu justeru menjadi urusanku!" sahut Oey Yok Su
kemudian. "Mana bisa kau mengatakannya bukan menjadi urusan
kita" Bukankah sudah kukatakan bahwa aku bermaksud
mengambilnya menjadi muridku?"
2165 Wajah kakek baju kuning itu berobah tidak sedap dipandang. Jika
sebelumnya dia selalu tertawa tergelak-gelak. Justeru sekarang
dia mengawasi Oey Yok Su dengan sinar mata yang tajam.
"Oey Loshia, ternyata engkau hanya mengada-ada saja..... Engkau
hanya mencari alasan untuk menimbulkan urusan denganku.....!"
Suaranya terdengar menyeramkan sekali. Dia telah berkata
dengan sikap yang memperlihatkan kegusaran.
Oey Yok Su tidak memperdulikan sikap si kakek baju kuning yang
gusar seperti itu, dia tertawa dingin, tawar sekali sikapnya.
"Hemmm, biarpun tanpa adanya urusan gadis itu, tetap saja
engkau harus berurusan denganku!"
Kakek berbaju kuning itu memandang Oey Yok Su dengan sinar
mata dingin, kemudian katanya: "Baiklah..... mari kita bereskan
dulu urusan kita, baru nanti aku menyelesaikan urusan mantuku
itu?"!" Oey Yok Su juga bersiap-siap, di mana kakek tua baju kuning itu
telah melangkah menghampiri ke dekatnya.
Ko Tie dan Kam Lian Cu jadi berdebar hati mereka, menyaksikan
dua orang tokoh tua yang sakti itu akan mengadu kepandaian.
2166 Walaupun Ko Tie dan Kam Lian Cu tidak mengetahui siapa adanya
kakek tua baju kuning itu, tapi mereka yakin bahwa kakek tua itu
adalah seorang yang memiliki kepandaian dan kesaktian yang luar
biasa yang tidak berada di sebelah bawah kepandaian Oey Yok
Su. Karena itu, niscaya itulah merupakan suatu pertempuran yang seru
sekali dan jarang terjadi.
Oey Yok Su dengan suara tawar telah bertanya: "Dengan cara
bagaimana kita mengadu kepandaian"!"
"Terserah padamu!" menyahuti kakek tua baju kuning itu dengan
suara yang dingin. Oey Yok Su mendengus, dia bilang: "Baiklah, kita bertanding
mempergunakan ilmu Im dulu?"!"
Kakek tua itu tampak ragu-ragu. Mengadu ilmu Im atau ilmu lunak
merupakan kepandaian yang sempurna sekali dari Oey Yok Su.
Dia mengetahui sin-kang Oey Yok Su hampir mencapai pada
tingkat yang paling sempurna.
Walaupun dia memiliki kepandaian tinggi. Dia tidak jeri pada Oey
Yok Su, akan tetapi, jika memang hanya bertanding dengan
2167 mempergunakan ilmu tertentu, itulah yang akan membuat dia
menghadapi kesulitan yang tidak kecil.
Lain jika mereka bertempur dengan mempergunakan ilmu yang
mana saja, bertempur secara umum terbuka. Dia yakin masih bisa
menghadapi Oey Yok Su. Jika memang harus mempergunakan ilmu Im, yaitu tenaga lunak,
dimana mengandalkan kemahiran sin-kang, berarti kakek tua
berbaju kuning itu menghadapi kesukaran yang tidak kecil. Dia
yakin pula, bahwa sin-kangnya tentu berada di bawah dari sin-kang
Oey Yok Su. Cuma saja untuk menolaknya iapun malu, maka ia
mengangguk. "Baik!" ia menerima tantangan tersebut, dan ia telah berkata lagi
kemudian sambil mengangkat ke dua tangannya: "Apakah kita
mulai sekarang saja?"
Oey Yok Su tersenyum tawar, dan katanya: "Jika memang
demikian, kita membiarkan golongan muda itu menyaksikan dan
mereka sebagai saksi?"
Kakek tua berbaju kuning itu mengangguk.
2168 "Ya, bukankah memang kau bermaksud mengambilnya sebagai
murid, dan akupun bermaksud mengambilnya sebagai mantuku"
Apa, salahnya membiarkan dia menyaksikan semua ini?"
Oey Yok Su memandang dengan muka dingin kepada kakek
berbaju kuning itu, kemudian katanya: "Baiklah, mari kita mulai!"
Lalu Oey Yok Su duduk bersila di tanah, dia memejamkan
matanya. Kakek berbaju kuning itupun telah duduk bersimpuh di hadapan
Oey Yok Su. Ko Tie dan Kam Lian Cu tidak mengerti, entah apa yang hendak
dilakukan ke dua tokoh sakti itu dengan perbuatan mereka, karena
dari itu, mereka bermaksud untuk menyaksikannya, dengan apa
yang disebut bertempur dengan mempergunakan cara Im tersebut.
Oey Yok Su pertama-tama telah menggoreskan jari telunjuknya
pada tanah, sehingga di tanah tergores lukisan bulat melingkar,
seperti juga sebuah bola, dan lingkaran itu cukup besar, mungkin
setengah tombak. Sedangkan kakek tua berbaju kuning itu telah menunduk dan dia
memperhatikan lingkaran itu. Dia mengawasi sekian lama, sampai
2169 akhirnya dia pun mengulurkan tangan kanannya, menggoresnya
juga. Dia menggores melukis bukan lingkaran, tapi empat persegi, dan
juga dia berhasil untuk menggores sama kuatnya, dengan jari


Anak Rajawali Serial Pemanah Rajawali Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

telunjuknya. Dikala itu diapun telah berusaha untuk menggores
dalam bentuk empat persegi yang lebih lebar dari luasnya
lingkaran yang dilukis oleh Oey Yok Su.
Oey Yok Su mengawasi lukisan empat persegi tersebut, tapi
kemudian tertawa dingin. "Hemmm.....!" Dan tangan kanannya telah bergerak dengan cepat
sekali, di mana tahu-tahu jari telunjuknya itu telah melukis lagi
setangkai bunga Bwee-hoa!
Kakek baju kuning diam beberapa saat. Tampaknya dia tengah
berpikir keras sambil mengawasi bunga Bwee-hoa yang terlukis di
atas tanah. Itulah cara melukis yang sangat pandai sekali, karena waktu Oey
Yok Su menggerakkan jari tangannya, dia cuma menggerakkannya perlahan, tapi jarinya bergerak begitu lincah
tahu-tahu telah melukis selesai satu kuntum bunga Bwee-hoa,
dengan hanya satu kali jalan lukisan atau coretan jari tangannya.
2170 Setelah mengawasi sekian lama, tampak kakek baju kuning itu
menggerakkan jari telunjuknya, dia melukis lagi sekuntum bunga,
tapi bunga teratai. Demikianlah, ke dua jago tua yang memiliki kepandaian luar biasa
tingginya tengah mengadu ilmu dengan cara yang aneh seperti itu
seperti juga tengah mengadu ilmu melukis saja layaknya, membuat
Ko Tie dan Kam Lian Cu jadi heran.
Sedangkan Kam Lian Cu telah berkata dengan suara yang nyaring:
"Kalian tidak akan menang dengan mengadu ilmu seperti itu.....!"
Oey Yok Su dan kakek berbaju kuning sama sekali tidak
memperdulikan teriakan si gadis. Malah tampaknya mereka
berdua semakin mencurahkan perhatian mereka buat lebih tekun
mengamati gambar-gambar yang dilukis lawan mereka."
"Bebaskan aku dari totokanmu!" teriak Kam Lian Cu lagi dengan
suara nyaring! Tapi teriakannya itu tidak diperdulikan oleh ke dua orang yang
tengah mengadu ilmu itu. Memang tampaknya Oey Yok Su dengan
kakek baju kuning itu tengah mengadu ilmu yang tidak ada artinya,
seperti tengah berlomba melukis saja.
2171 Namun sebenarnya, cara mengadu ilmu seperti itu merupakan
cara bertanding kelas tinggi, di mana masing-masing menimbulkan
jurus demi jurus, untuk dapat menindih jurus yang lawan berikan.
Memang semuanya merupakan dalam bentuk lukisan.
Tapi di waktu itu, lukisan itu memiliki arti seperti juga merupakan
gerakan yang dilakukan oleh orang yang bersangkutan jika tengah
bertempur. Seperti pertama kali Oey Yok Su melukis lingkaran, ia
memperlihatkan dalam lukisannya itu, bahwa ia akan bergerak
dengan lincah untuk mengelilingi si kakek baju kuning itu, sehingga
dia tidak dapat menghadapi Oey Yok Su yang bergerak
mengelilinginya. Justeru kakek baja kuning itu telah melukis empat persegi. Hal ini
merupakan suatu isyarat bahwa ia akan menghadapi Oey Yok Su
dengan langkah empat penjuru, dan memang ia berhasil
memecahkan cara "pengepungan" Oey Yok Su.
Demikian juga dengan menggambar bunga, setiap garis lukisan itu
merupakan gerakan dari ilmu silat mereka, karenanya mereka
telah memperlihatkan kehebatan ilmu masing-masing.
2172 Itulah pertandingan tingkat tinggi. Tapi bagi yang tidak mengerti,
menganggap itulah semacam lomba gambar belaka.
Satu harian hampir si kakek baju kuning itu dan Oey Yok Su
tenggelam dalam ketekunan mengeluarkan kepandaian masingmasing, melupakan Kam Lian Cu dan Ko Tie.
Waktu itu tampak Kim Go atau Kera berbulu emas telah muncul
lagi. Ia mengeluarkan suara pekikan yang aneh.
Kakek baju kuning telah menoleh dan tangan kanannya digerakkan
perlahan, memberi isyarat.
Kera itu rupanya kera peliharaan kakek baju kuning, karena patuh
sekali, setelah ia diberi isyarat tersebut, ia segera duduk bersimpuh
di dekat kakek baju kuning.
Oey Yok Su melirik kepada kera bulu kuning itu, iapun segera
menggumam: "Hemmmmmm, menjijikkan."
"Tidak perlu kau menghina Go-jie, karena walaupun bagaimana
belum tentu engkau lebih baik dan lebih cakap darinya!" kata kakek
baju kuning itu, tidak senang.
2173 Oey Yok Su tidak melayani perkataan si kakek baju kuning, dia
telah mengawasi lukisan seekor kura-kura yang digambar oleh
kakek tua itu. Kemudian tangannya bergerak. Dia menggambar
seekor menjangan. Begitulah, ke dua jago tua ini masih terus tenggelam dalam
pertarungan lewat gambar.
Perlahan-lahan totokan pada diri Kam Lian Cu telah terbuka
sehingga si gadis jadi girang.
Dengan mengeluarkan seruan nyaring, dia melompat berdiri
menyambar pedangnya. Baru saja si gadis bisa mencekal pedangnya, waktu itu kakek baju
kuning telah menggerakkan tangan kanannya, berkesiuran angin
yang dingin dan tajam sekali.
Dan Kam Lian Cu terjungkal lagi, rubuh terguling tidak bisa
bergerak, karena tertotok lagi.
Bukan main mendelunya Kam Lian Cu, tapi benar-benar si gadis
tidak berdaya. 2174 "Aku tidak bermusuhan denganmu, mengapa mempersulit diriku"!"
teriak Kam Lian Cu penasaran.
Kakek baju kuning itu mendengus, katanya: "Jangan marah?"
kau adalah calon mantuku?" kau harus dengar kata-kata dan
baik-baik menurut kata-kataku"..... !"
Dan kakek baju kuning itu tidak memperdulikan Kam Lian Cu lagi,
karena dia tengah tekun memperhatikan gambar yang dilukis Oey
Yok Su. Ternyata waktu itu Oey Yok Su melukiskan garis-garis pat-kwa,
segi delapan. Si kakek baju kuning menyoreng sekian lama memperhatikan,
tetap saja dia tidak berhasil mencari jalan untuk memecahkan jurus
itu. Dia tidak bisa melukiskan sebuah gambar lainnya.
Oey Yok Su tertawa dingin.
"Kau menyerah?" tanyanya.
Mendengar ejekan itu, bukan main gusarnya si kakek berbaju
kuning. Dia penasaran sekali.
2175 "Hemmm!" dia mendengus. "Jangan tergesa dulu, belum tentu aku
tidak bisa memecahkan jurusmu ini!"
Oey Yok Su tertawa tawar. Dia memang ahli sekali dalam hal ilmu
Pat-kwa. Pulaunya saja To-hoa-to, telah diaturnya menurut
susunan Pat-kwa. Karena itu, tidak mengherankan jika kali ini Oey Yok Su telah
mengeluarkan ilmu Pat-kwanya itu, dan membuat kakek baju
kuning jadi pusing sendirinya.
Di waktu itu, si kakek baju kuning itu rupanya jadi semakin tidak
sabar, karena dia belum juga berhasil untuk mencari jurus yang
bisa memecahkan jurus yang dipergunakan Oey Yok Su.
Akhirnya, karena ia berulang kali tidak berhasil untuk mencarikan
jurus yang tepat, dia jadi gusar. Tahu-tahu tangan kanannya
menghantam. "Kita mengadu secara Yang saja!" teriaknya. Telapak tangannya
itu mengandung kekuatan sin-kang yang dahsyat sekali.
Oey Yok Su mengerutkan alisnya.
2176 Dia tidak ayal mengangkat tangan kanannya juga buat membendung tenaga serangan kakek baju kuning itu. Tenaga
mereka saling bentur satu dengan yang lainnya.
Nyaring sekali terjadinya benturan tenaga si kakek baju kuning
dengan tenaga Oey Yok Su.
Namun ke duanya tetap duduk di tempatnya, masih saling
berhadapan. Hanya tenaga dalam yang mereka kerahkan itu
merupakan sin-kang yang kuat sekali. Saling mendorong, saling
menghisap dan menerjang dahsyat sekali.
Tampak Oey Yok Su mendongkol bukan main, karena seperti yang
telah di janjikan mereka tadi, bahwa mereka akan mengadu ilmu
secara Im bukan dengan cara Yang. Akan tetapi, kakek baju kuning
itu, setelah tidak berhasil memecahkan jurus Pat-kwa yang
digambarkannya itu, ia telah menyerangnya dengan cara seperti
membokong Untung saja Oey Yok Su memang memiliki sin-kang yang luar
biasa kuatnya. Dengan demikian ia telah berhasil menyalurkan
dengan cepat sekali pada tangannya dan menangkis.
2177 Tenaga serangan dari kakek baju kuning itu memang sangat kuat,
namun di sanggap oleh tangkisan yang sama kuatnya dari Oey Yok
Su membuatnya dia tidak memperoleh hasil sama sekali.
Di waktu itu tampak Oey Yok Su memandang tajam sekali kepada
kakek baju kuning tersebut.
Tampaknya kakek baju kuning ini tengah memutar otak untuk
mencari jalan, guna dapat merubuhkan Oey Yok Su dengan
segera. Sedangkan Oey Yok Su pun tengah mengempos
semangatnya. Ia telah berusaha untuk dapat menyerang juga
dengan tenaga yang bergelombang jauh lebih kuat.
Namun memang pada dasarnya kakek baju kuning itu memiliki
tenaga dalam yang hampir setingkat dengannya, membuat mereka
seperti juga hanya duduk saling berhadapan dan juga telah saling
menempelkan tangan belaka. Tidak terlihat salah seorang di
antara mereka yang terdorong atau yang tertarik oleh kekuatan
tenaga dalam lawan. Beberapa kali kakek baju kuning itu berusaha untuk menambah
tenaganya. Tapi usahanya selalu gagal.
Kera bulu kuning rupanya melihat kakek baju kuning mengalami
kesulitan buat merubuhkan Oey Yok Su, jadi tidak sabar.
2178 Dengan mengeluarkan suara aneh, kera bulu kuning itu melompat
gesit sekali. Tubuhnya melesat akan mencakar muka Oey Yok Su.
Harus dimengerti, jika seseorang tengah menghadapi pertandingan tingkat tinggi, dan telah mengeluarkan seluruh
tenaga sin-kangnya, maka ia tidak boleh terpecahkan perhatiannya. Begitu buyar perhatiannya, tenaga dalamnya akan
kacau dan berarti dia akan mengalami luka di dalam yang berat.
Belum lagi jika memang tenaga serangan dari lawannya
menghantam lebih kuat lagi, niscaya orang yang terbuyarkan
perhatiannya akan menemui ajalnya.
Karena itu, apa yang dilakukan oleh kera bulu kuning itu
merupakan hal yang sangat membahayakan sekali jiwa Oey Yok
Su. Sebab kalau sampai perhatian Oey Yok Su pecah, berarti dia
akan menerima bencana yang tidak kecil buat dirinya.
Namun kakek baju kuning itu sendiri ketika melihat kera bulu
kuning itu menerjang akan mencakar muka Oey Yok Su, dia jadi
kaget bukan main. Jika sampai kera itu benar-benar menerjang
maju, tentu binatang itu akan mengalami celaka.
2179 Oey Yok Su bukanlah lawan yang ringan dan biasa, karena itu apa
yang dilakukan oleh kera bulu kuning itu benar-benar merupakan
perbuatan ceroboh. Namun kakek baju kuning tidak bisa mencegah atau melarangnya,
karena dia tengah mengerahkan sin-kangnya juga, dengan begitu
dia tidak bisa berseru. Sekali saja dia bersuara, maka akan
buyarlah pengerahan tenaga dalamnya.
Sedangkan kera bulu kuning itu telah menerjang sampai di dekat
Oey Yok Su. Tangannya juga, dengan kuku-kuku yang panjangpanjang telah diulurkan buat mencakar.
Tampak Oey Yok Su tertawa dingin.
Di waktu itulah mendadak sekali, tahu-tahu kaki kiri Oey Yok Su
telah terangkat. Kera bulu kuning itu tertendang dengan keras, tubuhnya sampai
terpental bergulingan di tanah, dia juga mengeluarkan suara jeritan
kesakitan. Masih untung kera bulu kuning itu cuma ditendang oleh kaki Oey
Yok Su, dan tenaga tendangan Oey Yok Su tidak sepenuhnya,
2180 karena seluruh kekuatan tenaga dalamnya berada pada ke dua
telapak tangannya. Maka dari itu, kera bulu kuning tidak perlu sampai menemui
kematiannya. Sedangkan si kakek baju kuning, menyaksikan Oey Yok Su
mempergunakan kakinya menendang kera itu, segera juga
mempergunakan kesempatan tersebut buat menerjang dengan
tenaganya yang lebih kuat.
Tapi Oey Yok Su memang tetap memusatkan tenaga dalamnya
pada ke dua tangannya. Dengan demikian dia bisa menghadapi
dan menyanggah terus tenaga dorongan dari kakek tua baju
kuning itu. Ko Tie yang menyaksikan kera bulu kuning itu ingin menyerang
Oey Yok Su, bukan main mendongkolnya. Segera dia terpikir,
dasarnya seekor binatang tetap saja binatang, dan juga ia
mengharapkan kera bulu kuning itu tertendang mati oleh kaki Oey
Yok Su. Namun harapan Ko Tie ternyata tidak terkabul. Kera itu masih
merangkak bangun. Hanya saja tampaknya binatang itu jadi


Anak Rajawali Serial Pemanah Rajawali Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ketakutan dan tidak berani terlalu dekat dengan Oey Yok Su lagi.
2181 Rupanya tendangan Oey Yok Su yang diterimanya telah membuat
dia kesakitan dan jadi jeri berurusan dengan Oey Yok Su.
Kam Lian Cu waktu itu telah mengawasi jalannya pertempuran. Dia
sendiri jadi bingung mengharapkan siapakah yang menang di
antara ke duanya. Jika ia mengharapkan Oey Yok Su yang menang, kakek tua
majikan pulau To-hoa-to itu memiliki perangai yang aneh sekali.
Karena itu jika memang dia menang, belum tentu akan
menggembirakan. Sedangkan kakek baju kuning itupun tampaknya seorang yang
aneh juga, karena dia seorang yang luar biasa, tampaknya sebagai
majikan dari kera bulu kuning itu. Dan ia pun mengandung maksud
untuk mengambil Kam Lian Cu sebagai mantunya
Tentu saja jika sampai kakek baju kuning itu yang menang, Kam
Lian Cu akan menghadapi urusan yang tidak menggembirakannya.
Terlebih lagi di saat itu ia tertotok dan rebah tidak berdaya di tanah
tidak bisa menggerakkan tangan dan tubuhnya, adalah di
sebabkan kakek baju kuning itu.
Dan akhirnya Kam Lian Cu cuma mengawasi saja, dia melihat
rambut kakek tua berbaju kuning, yang tumbuh panjang dan telah
2182 putih semuanya itu seakan juga telah berdiri disebabkan tengah
mengerahkan seluruh kekuatan tenaga dalamnya.
Pertarungan antara kakek tua itu dengan Oey Yok Su benar-benar
merupakan pertandingan yang sangat seru sekali, karena memang
tampaknya ke dua orang itu bertempur dengan tidak menimbulkan
suara dan keributan. Tapi itulah pertempuran yang menentukan.
Sekali saja salah seorang di antara mereka memperoleh angin dan
dapat mendesak lawannya, kemungkinan akan mendapat luka
dalam yang parah sekali. Oey Yok Su telah memandang kepada si kakek berbaju kuning
dengan sorot mata yang sangat tajam sekali. Dia melihat bahwa
kakek tua itu berulang kali berusaha mengerahkan seluruh sinkangnya, untuk menindihnya.
Namun sebagai Tong-shia atau juga si tua yang adatnya aneh
pemilik pulau To-hoa-to, dia mana mau membiarkan lawannya
mendesak dirinya terus menerus.
Dia sebagai Loshia yang sangat terkenal sekali. Kwee Ceng
mantunya, Oey Yong yang sangat terkenal itu adalah puterinya,
sedangkan Kwee Siang adalah cucunya, di mana dialah cakal
2183 bakal dari Go-bie-pay maka dari itu, dia tidak mau memberikan
kesempatan kepada lawannya buat mendesak dirinya.
Di waktu itulah majikan pulau To-hoa-to tersebut telah menghirup
udara bersih, dia mengempos semangatnya, dan menyalurkan sinkangnya.
Mendadak sekali terjadi perobahan.
Tenaga mendorongnya bukan merupakan tenaga yang mengandung kekerasan, karena tenaga Oey Yok Su yang tersalur
keluar dari ke dua telapak tangannya itu, seperti juga bergelombang. Sebentar keras, sebentar lagi menjadi lunak.
Dengan demikian membuat kakek baju kuning itu jadi kaget juga
karenanya. Mati-matian kakek baju kuning itu berusaha merobah cara
bertempurnya. Jika tadi dia selalu mengerahkan tenaga dalamnya
menyalurkan sin-kangnya dengan kekerasan.
Tapi sekarang justeru dia mengganti caranya juga. Dia telah
mendorong dan menghisap berulang kali, bergantian.
2184 Jika memang Oey Yok Su tengah menerjang mendorong dengan
kekuatan lweekangnya yang dahsyat, maka justeru kakek tua baju
kuning itu telah mempergunakan cara menyedot.
Tapi jika memang Oey Yok Su tengah menyedot, dia justeru
membarengi dengan mendorong.
Dengan cara bertempur seperti itu, barulah dia bisa mengimbangi
tenaga dalam Oey Yok Su. Semakin lama pertempuran itu meningkat pada tingkat yang lebih
menentukan, bahkan tampak dari kepala Oey Yok Su telah
mengepul asap yang tipis. Dan juga rambut dari kakek baju kuning
itu telah berdiri kaku, membuktikan ke duanya masing-masing
telah mengerahkan tenaga dalam mereka dengan sekuatnya.
Tapi pertempuran itu terus juga berlangsung.
Kera bulu kuning itu rupanya sudah berkurang rasa sakitnya. Dia
mengeluarkan suara aneh, melirik kepada Kam Lian Cu. Dilihatnya
si gadis rebah dalam keadaan tertotok tidak berdaya dan tidak bisa
bergerak. 2185 Satu kali lagi kera bulu kuning itu mengeluarkan suara pekik yang
nyaring, dan juga segera dengan sikap gembira dia menghampiri
kepada si gadis, bermaksud hendak mengganggu gadis itu.
Muka Kam Lian Cu berobah pucat pias, dia jadi ketakutan bukan
main, kalau saja kera bulu kuning itu mengganggunya seperti
sebelumnya. Sedangkan Ko Tie dalam keadaan rebah tidak berdaya karena luka
berat, dan Oey Yok Su tengah menghadapi kakek tua berbaju
kuning itu, berarti mereka tidak mungkin bisa menolongi dirinya dari
gangguan kera bulu kuning itu.
Apalagi memang dirinya sendiri tengah rebah dalam keadaan
tertotok, maka dia tidak akan bisa melakukan sesuatu apapun juga
buat membela dirinya. Kera bulu kuning itu telah menghampiri dekat sekali dengan si
gadis. Tapi kera itu berdiri tertegun di tempatnya beberapa saat,
tampaknya dia ragu-ragu, dia cuma mengeluarkan suara
merengek yang aneh sekali.
Rupanya kera itu, yang melihat di tangan Kam Lian Cu tergenggam
pedang, jadi ragu-ragu. Karena dia pernah terluka lengannya oleh
tikaman pedang Kam Lian Cu. Maka sekarang melihat pedang
2186 tersebut, dia teringat bagaimana gadis itu pernah melukainya,
membuat dia tidak berani untuk segera menghampiri lebih dekat.
Setelah mengawasi sekian lama dan yakin bahwa Kam Lian Cu
memang tidak dapat menggerakkan tubuh maupun tangan dan
kakinya,barulah dia melangkah maju mendekati lagi.
Perlahan-lahan dia mengambil pedang si gadis.
Kam Lian Cu tidak bisa mencegahnya.
Pedang itu setelah dimainkan beberapa kali oleh si kera bulu
kuning, segera dilemparkannya, sehingga pedang itu terlempar
jauh sekali. Sedangkan Kam Lian Cu semakin lama jadi semakin ketakutan,
karena dia mengetahui bahwa sekali ini tentu dia tidak akan
memiliki nasib baik buat menghindar dari gangguan kera bulu
kuning itu. Karenanya, dia hampir saja menangis, karena marah, takut dan
juga ngeri melihat muka kera bulu kuning yang menyeringai sangat
menyeramkan itu?" 2187 Kera bulu kuning itu telah menghampiri semakin dekat, dia telah
berjongkok di samping si gadis.
Tangan kanannya yang jari-jari tangannya terdapat kuku-kuku
yang runcing dan sangat kotor, telah mencolek muka Kam Lian Cu.
Dia mengeluarkan suara yang aneh sekali.
Kam Lian Cu mengeluh. Dia yakin, bahwa kali ini tentu dirinya akan menjadi korban monyet
kurang ajar ini. Sedangkan kera bulu kuning itu telah tertawa menyeringai, suara
tertawanya itu sangat menyeramkan.
Ko Tie sendiri merasakan darahnya meluap karena amarah.
Namun dia tidak berdaya buat menolongi Kam Lian Cu walaupun
menyaksikan si gadis tengah terancam keselamatannya diganggu
oleh kera berbulu kuning itu.
Kera bulu kuning itu telah berani lebih kurang ajar lagi dengan
mengulurkan tangan kanannya. Dia melepaskan pakaian si gadis
yang sebelah atas. Kam Lian Cu menjerit-jerit.
2188 "Tidak! Jangan?"!" teriaknya dengan kalap karena ketakutan.
Sedangkan kera bulu kuning itu terus juga berusaha melepaskan
pakaian Kam Lian Cu Di waktu itu, segera tampak kakek baju kuning yang mendengar
teriakan si gadis, telah menoleh.
Dia kaget melibat kera bulu kuning itu bermaksud hendak
memperkosa si gadis. Anakrawali 36.178 . . . . . . . Anakrawali 36.177. Oey Yok Su tertawa tawar. Dia memang ahli sekali dalam hal ilmu
Pat-kwa. Pulaunya saja To-hoa-to, telah diaturnya menurut
susunan Pat-kwa. Karena itu, tidak mengherankan jika kali ini Oey Yok Su telah
mengeluarkan ilmu Pat-kwanya itu, dan membuat kakek baju
kuning jadi pusing sendirinya.
Di waktu itu, si kakek baju kuning itu rupanya jadi semakin tidak
sabar, karena dia belum juga berhasil untuk mencari jurus yang
bisa memecahkan jurus yang dipergunakan Oey Yok Su.
2189 Akhirnya, karena ia berulang kali tidak berhasil untuk mencarikan
jurus yang tepat, dia jadi gusar. Tahu-tahu tangan kanannya
menghantam. "Kita mengadu secara Yang saja!" teriaknya. Telapak tangannya
itu mengandung kekuatan sin-kang yang dahsyat sekali.
Oey Yok Su mengerutkan alisnya.
Dia tidak ayal mengangkat tangan kanannya juga buat membendung tenaga serangan kakek baju kuning itu. Tenaga
mereka saling bentur satu dengan yang lainnya.
Nyaring sekali terjadinya benturan tenaga si kakek baju kuning
dengan tenaga Oey Yok Su.
Namun ke duanya tetap duduk di tempatnya, masih saling
berhadapan. Hanya tenaga dalam yang mereka kerahkan itu
merupakan sin-kang yang kuat sekali. Saling mendorong, saling
menghisap dan menerjang dahsyat sekali.
Tampak Oey Yok Su mendongkol bukan main, karena seperti yang
telah di janjikan mereka tadi, bahwa mereka akan mengadu ilmu
secara Im bukan dengan cara Yang. Akan tetapi, kakek baju kuning
itu, setelah tidak berhasil memecahkan jurus Pat-kwa yang
2190 digambarkannya itu, ia telah menyerangnya dengan cara seperti
membokong Untung saja Oey Yok Su memang memiliki sin-kang yang luar
biasa kuatnya. Dengan demikian ia telah berhasil menyalurkan
dengan cepat sekali pada tangannya dan menangkis.
Tenaga serangan dari kakek baju kuning itu memang sangat kuat,
namun di sanggap oleh tangkisan yang sama kuatnya dari Oey Yok
Su membuatnya dia tidak memperoleh hasil sama sekali.
Di waktu itu tampak Oey Yok Su memandang tajam sekali kepada
kakek baju kuning tersebut.
Tampaknya kakek baju kuning ini tengah memutar otak untuk
mencari jalan, guna dapat merubuhkan Oey Yok Su dengan
segera. Sedangkan Oey Yok Su pun tengah mengempos
semangatnya. Ia telah berusaha untuk dapat menyerang juga
dengan tenaga yang bergelombang jauh lebih kuat.
Namun memang pada dasarnya kakek baju kuning itu memiliki
tenaga dalam yang hampir setingkat dengannya, membuat mereka
seperti juga hanya duduk saling berhadapan dan juga telah saling
menempelkan tangan belaka. Tidak terlihat salah seorang di
2191 antara mereka yang terdorong atau yang tertarik oleh kekuatan
tenaga dalam lawan. Beberapa kali kakek baju kuning itu berusaha untuk menambah
tenaganya. Tapi usahanya selalu gagal.
Kera bulu kuning rupanya melihat kakek baju kuning mengalami
kesulitan buat merubuhkan Oey Yok Su, jadi tidak sabar.
Dengan mengeluarkan suara aneh, kera bulu kuning itu melompat
gesit sekali. Tubuhnya melesat akan mencakar muka Oey Yok Su.
Harus dimengerti, jika seseorang tengah menghadapi pertandingan tingkat tinggi, dan telah mengeluarkan seluruh
tenaga sin-kangnya, maka ia tidak boleh terpecahkan perhatiannya. Begitu buyar perhatiannya, tenaga dalamnya akan
kacau dan berarti dia akan mengalami luka di dalam yang berat.
Belum lagi jika memang tenaga serangan dari lawannya
menghantam lebih kuat lagi, niscaya orang yang terbuyarkan
perhatiannya akan menemui ajalnya.


Anak Rajawali Serial Pemanah Rajawali Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

2192 Karena itu, apa yang dilakukan oleh kera bulu kuning itu
merupakan hal yang sangat membahayakan sekali jiwa Oey Yok
Su. Sebab kalau sampai perhatian Oey Yok Su pecah, berarti dia
akan menerima bencana yang tidak kecil buat dirinya.
Namun kakek baju kuning itu sendiri ketika melihat kera bulu
kuning itu menerjang akan mencakar muka Oey Yok Su, dia jadi
kaget bukan main. Jika sampai kera itu benar-benar menerjang
maju, tentu binatang itu akan mengalami celaka.
Oey Yok Su bukanlah lawan yang ringan dan biasa, karena itu apa
yang dilakukan oleh kera bulu kuning itu benar-benar merupakan
perbuatan ceroboh. Namun kakek baju kuning tidak bisa mencegah atau melarangnya,
karena dia tengah mengerahkan sin-kangnya juga, dengan begitu
dia tidak bisa berseru. Sekali saja dia bersuara, maka akan
buyarlah pengerahan tenaga dalamnya.
Sedangkan kera bulu kuning itu telah menerjang sampai di dekat
Oey Yok Su. Tangannya juga, dengan kuku-kuku yang panjangpanjang telah diulurkan buat mencakar.
Tampak Oey Yok Su tertawa dingin.
2193 Di waktu itulah mendadak sekali, tahu-tahu kaki kiri Oey Yok Su
telah terangkat. Kera bulu kuning itu tertendang dengan keras, tubuhnya sampai
terpental bergulingan di tanah, dia juga mengeluarkan suara jeritan
kesakitan. Masih untung kera bulu kuning itu cuma ditendang oleh kaki Oey
Yok Su, dan tenaga tendangan Oey Yok Su tidak sepenuhnya,
karena seluruh kekuatan tenaga dalamnya berada pada ke dua
telapak tangannya. Maka dari itu, kera bulu kuning tidak perlu sampai menemui
kematiannya. Sedangkan si kakek baju kuning, menyaksikan Oey Yok Su
mempergunakan kakinya menendang kera itu, segera juga
mempergunakan kesempatan tersebut buat menerjang dengan
tenaganya yang lebih kuat.
Tapi Oey Yok Su memang tetap memusatkan tenaga dalamnya
pada ke dua tangannya. Dengan demikian dia bisa menghadapi
dan menyanggah terus tenaga dorongan dari kakek tua baju
kuning itu. 2194 Ko Tie yang menyaksikan kera bulu kuning itu ingin menyerang
Oey Yok Su, bukan main mendongkolnya. Segera dia terpikir,
dasarnya seekor binatang tetap saja binatang, dan juga ia
mengharapkan kera bulu kuning itu tertendang mati oleh kaki Oey
Yok Su. Namun harapan Ko Tie ternyata tidak terkabul. Kera itu masih
merangkak bangun. Hanya saja tampaknya binatang itu jadi
ketakutan dan tidak berani terlalu dekat dengan Oey Yok Su lagi.
Rupanya tendangan Oey Yok Su yang diterimanya telah membuat
dia kesakitan dan jadi jeri berurusan dengan Oey Yok Su.
Kam Lian Cu waktu itu telah mengawasi jalannya pertempuran. Dia
sendiri jadi bingung mengharapkan siapakah yang menang di
antara ke duanya. Jika ia mengharapkan Oey Yok Su yang menang, kakek tua
majikan pulau To-hoa-to itu memiliki perangai yang aneh sekali.
Karena itu jika memang dia menang, belum tentu akan
menggembirakan. Sedangkan kakek baju kuning itupun tampaknya seorang yang
aneh juga, karena dia seorang yang luar biasa, tampaknya sebagai
2195 majikan dari kera bulu kuning itu. Dan ia pun mengandung maksud
untuk mengambil Kam Lian Cu sebagai mantunya
Tentu saja jika sampai kakek baju kuning itu yang menang, Kam
Lian Cu akan menghadapi urusan yang tidak menggembirakannya.
Terlebih lagi di saat itu ia tertotok dan rebah tidak berdaya di tanah
tidak bisa menggerakkan tangan dan tubuhnya, adalah di
sebabkan kakek baju kuning itu.
Dan akhirnya Kam Lian Cu cuma mengawasi saja, dia melihat
rambut kakek tua berbaju kuning, yang tumbuh panjang dan telah
putih semuanya itu seakan juga telah berdiri disebabkan tengah
mengerahkan seluruh kekuatan tenaga dalamnya.
Pertarungan antara kakek tua itu dengan Oey Yok Su benar-benar
merupakan pertandingan yang sangat seru sekali, karena memang
tampaknya ke dua orang itu bertempur dengan tidak menimbulkan
suara dan keributan. Tapi itulah pertempuran yang menentukan.
Sekali saja salah seorang di antara mereka memperoleh angin dan
dapat mendesak lawannya, kemungkinan akan mendapat luka
dalam yang parah sekali. Oey Yok Su telah memandang kepada si kakek berbaju kuning
dengan sorot mata yang sangat tajam sekali. Dia melihat bahwa
2196 kakek tua itu berulang kali berusaha mengerahkan seluruh sinkangnya, untuk menindihnya.
Namun sebagai Tong-shia atau juga si tua yang adatnya aneh
pemilik pulau To-hoa-to, dia mana mau membiarkan lawannya
mendesak dirinya terus menerus.
Dia sebagai Loshia yang sangat terkenal sekali. Kwee Ceng
mantunya, Oey Yong yang sangat terkenal itu adalah puterinya,
sedangkan Kwee Siang adalah cucunya, di mana dialah cakal
bakal dari Go-bie-pay maka dari itu, dia tidak mau memberikan
kesempatan kepada lawannya buat mendesak dirinya.
Di waktu itulah majikan pulau To-hoa-to tersebut telah menghirup
udara bersih, dia mengempos semangatnya, dan menyalurkan sinkangnya.
Mendadak sekali terjadi perobahan.
Tenaga mendorongnya bukan merupakan tenaga yang mengandung kekerasan, karena tenaga Oey Yok Su yang tersalur
keluar dari ke dua telapak tangannya itu, seperti juga bergelombang. Sebentar keras, sebentar lagi menjadi lunak.
2197 Dengan demikian membuat kakek baju kuning itu jadi kaget juga
karenanya. Mati-matian kakek baju kuning itu berusaha merobah cara
bertempurnya. Jika tadi dia selalu mengerahkan tenaga dalamnya
menyalurkan sin-kangnya dengan kekerasan.
Tapi sekarang justeru dia mengganti caranya juga. Dia telah
mendorong dan menghisap berulang kali, bergantian.
Jika memang Oey Yok Su tengah menerjang mendorong dengan
kekuatan lweekangnya yang dahsyat, maka justeru kakek tua baju
kuning itu telah mempergunakan cara menyedot.
Tapi jika memang Oey Yok Su tengah menyedot, dia justeru
membarengi dengan mendorong.
Dengan cara bertempur seperti itu, barulah dia bisa mengimbangi
tenaga dalam Oey Yok Su. Semakin lama pertempuran itu meningkat pada tingkat yang lebih
menentukan, bahkan tampak dari kepala Oey Yok Su telah
mengepul asap yang tipis. Dan juga rambut dari kakek baju kuning
itu telah berdiri kaku, membuktikan ke duanya masing-masing
telah mengerahkan tenaga dalam mereka dengan sekuatnya.
2198 Tapi pertempuran itu terus juga berlangsung.
Kera bulu kuning itu rupanya sudah berkurang rasa sakitnya. Dia
mengeluarkan suara aneh, melirik kepada Kam Lian Cu. Dilihatnya
si gadis rebah dalam keadaan tertotok tidak berdaya dan tidak bisa
bergerak. Satu kali lagi kera bulu kuning itu mengeluarkan suara pekik yang
nyaring, dan juga segera dengan sikap gembira dia menghampiri
kepada si gadis, bermaksud hendak mengganggu gadis itu.
Muka Kam Lian Cu berobah pucat pias, dia jadi ketakutan bukan
main, kalau saja kera bulu kuning itu mengganggunya seperti
sebelumnya. Sedangkan Ko Tie dalam keadaan rebah tidak berdaya karena luka
berat, dan Oey Yok Su tengah menghadapi kakek tua berbaju
kuning itu, berarti mereka tidak mungkin bisa menolongi dirinya dari
gangguan kera bulu kuning itu.
Apalagi memang dirinya sendiri tengah rebah dalam keadaan
tertotok, maka dia tidak akan bisa melakukan sesuatu apapun juga
buat membela dirinya. 2199 Kera bulu kuning itu telah menghampiri dekat sekali dengan si
gadis. Tapi kera itu berdiri tertegun di tempatnya beberapa saat,
tampaknya dia ragu-ragu, dia cuma mengeluarkan suara
merengek yang aneh sekali.
Rupanya kera itu, yang melihat di tangan Kam Lian Cu tergenggam
pedang, jadi ragu-ragu. Karena dia pernah terluka lengannya oleh
tikaman pedang Kam Lian Cu. Maka sekarang melihat pedang
tersebut, dia teringat bagaimana gadis itu pernah melukainya,
membuat dia tidak berani untuk segera menghampiri lebih dekat.
Setelah mengawasi sekian lama dan yakin bahwa Kam Lian Cu
memang tidak dapat menggerakkan tubuh maupun tangan dan
kakinya,barulah dia melangkah maju mendekati lagi.
Perlahan-lahan dia mengambil pedang si gadis.
Kam Lian Cu tidak bisa mencegahnya.
Pedang itu setelah dimainkan beberapa kali oleh si kera bulu
kuning, segera dilemparkannya, sehingga pedang itu terlempar
jauh sekali. Sedangkan Kam Lian Cu semakin lama jadi semakin ketakutan,
karena dia mengetahui bahwa sekali ini tentu dia tidak akan
2200 memiliki nasib baik buat menghindar dari gangguan kera bulu
kuning itu. Karenanya, dia hampir saja menangis, karena marah, takut dan
juga ngeri melihat muka kera bulu kuning yang menyeringai sangat
menyeramkan itu?" Kera bulu kuning itu telah menghampiri semakin dekat, dia telah
berjongkok di samping si gadis.
Tangan kanannya yang jari-jari tangannya terdapat kuku-kuku
yang runcing dan sangat kotor, telah mencolek muka Kam Lian Cu.
Dia mengeluarkan suara yang aneh sekali.
Kam Lian Cu mengeluh. Dia yakin, bahwa kali ini tentu dirinya akan menjadi korban monyet
kurang ajar ini. Sedangkan kera bulu kuning itu telah tertawa menyeringai, suara
tertawanya itu sangat menyeramkan.
Ko Tie sendiri merasakan darahnya meluap karena amarah.
Namun dia tidak berdaya buat menolongi Kam Lian Cu walaupun
2201 menyaksikan si gadis tengah terancam keselamatannya diganggu
oleh kera berbulu kuning itu.
Kera bulu kuning itu telah berani lebih kurang ajar lagi dengan
mengulurkan tangan kanannya. Dia melepaskan pakaian si gadis
yang sebelah atas. Kam Lian Cu menjerit-jerit.
"Tidak! Jangan?"!" teriaknya dengan kalap karena ketakutan.
Sedangkan kera bulu kuning itu terus juga berusaha melepaskan
pakaian Kam Lian Cu Di waktu itu, segera tampak kakek baju kuning yang mendengar
teriakan si gadis, telah menoleh.
Dia kaget melibat kera bulu kuning itu bermaksud hendak
memperkosa si gadis. "Jangan!" berseru kakek tua itu karena lupa bahwa ia tengah
mengadu kekuatan dengan Oey Yok Su.
Begitu dia berseru mencegah, maka tubuhnya segera juga
terlontarkan ke tengah udara. Rupanya, waktu dia berseru, tenaga
2202 dalamnya jadi buyar, dan tenaga dalam dari Oey Yok Su telah
menerjangnya, membuat dia terlempar jauh ke tengah udara.
Di saat itu terlihat, kera bulu kuning jadi kaget mendengar cegahan
kakek tua itu. Dia segera berlari menghampiri si kakek.
Kakek tua baju kuning melompat berdiri, napasnya memburu
keras. Walaupun dia telah kena terlontarkan oleh kekuatan tenaga
dalam Oey Yok Su, akan tetapi dia masih sempat buat
mengendalikan dirinya, sehingga tenaganya tidak buyar dan dia
tidak sampai terluka karenanya.
Dia masih tetap dalam keadaan sehat. Hal itu juga disebabkan
memang kekuatan dan kepandaian kakek tua sangat tinggi sekali.
"Mengapa engkau harus tergesa-gesa seperti itu" Kau tidak boleh
menganggu dulu nona mantuku itu.....!" kata kakek tua tersebut
kepada kera bulu kuning. Kera bulu kuning itu seperti juga mengerti apa yang dikatakan olah
kakek tua tersebut dia berulang kali mengeluarkan suara yang
aneh dan kepala tertunduk, seakan juga dia memang tengah
menyesali apa yang telah dilakukannya.
Oey Yok Su waktu itu telah melompat berdiri.
2203 "Kera biadab tidak tahu malu?"!" bentaknya dengan suara yang
nyaring sekali, disusul dengan tubuhnya yang melesat ke tengah
udara. Sepasang tangannya telah menyambar kepala kera bulu kuning
karena Oey Yok Su bermaksud hendak menghantam binasa kera
itu, yang bermaksud tadi berlaku kurang ajar terhadap Kam Lian
Cu. Tapi kera bulu kuning itu segera juga melompat menyingkir ke
samping kakek tua itu. Kakek tua itulah yang mewakilinya menangkis pukulan yang
dilakukan oleh Oey Yok Su.
Merekapun segera melakukan adu kekuatan lagi.
Tapi sekarang ini justeru mereka telah mengadu juga gin-kang
mereka! Sambil menyerang bertubi-tubi, mereka telah bergerak ke sana ke
mari dengan lincah. Kera bulu kuning itu, Kim Go, ketika melihat kakek tua itu tengah
bertempur seru lagi dengan Oey Yok Su, mereka mengikuti dengan
2204 sebentar-sebentar mengeluarkan suara yang aneh. Juga dia
berulang kali melirik kepada si gadis, Kam Lian Cu!
Tampaknya kera itu masih penasaran. Memang ukuran tubuhnya
yang sama seperti tinggi tubuh manusia dewasa, maka sikap dan
kelakuannya juga sama seperti manusia, dimana dia begitu tergiur


Anak Rajawali Serial Pemanah Rajawali Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melihat gadis cantik itu.
Karenanya, begitu melihat Oey Yok Su dan kakek tua itu telah
bertempur semakin menjauhi tempat itu, di mana mareka terlibat
dalam pertempuran yang seru, kera bulu kuning itu rupanya sudah
tidak bisa menahan diri lagi.
Segera juga melompat ke dekat si gadis. Dia bermaksud untuk
melakukan sesuatu lagi. Ke dua tangannya telah diulurkan kepada
dada si gadis, dia meremasnya dengan mata meram melek.
Keruan saja Kam Lian Cu jadi menjerit-jerit ketakutan dan marah
setengah mati, namun si gadis benar-benar tidak berdaya, karena
tubuhnya tidak bisa bergerak.
Waktu itu si kera bulu kuning itu tampaknya semakin lama jadi
semakin berani. Dia bermaksud akan melepaskan pakaian si gadis
di sebelah bawah, karena tampaknya memang kera ini sudah tidak
kuat membendung akan napsu birahinya?" sampai akhirnya dia
2205 tidak menyadarinya bahwa waktu itu ada sesosok tubuh yang
tengah mendekatinya, sesosok bayangan berpakaian serba
putih?". "Bukk!" sosok bayangan putih itu telah menghantam dengan
dahsyat punggung kera itu.
Seperti juga dihantam oleh pukulan alu yang besar, kera itu
merasakan sakit bukan main, tulang punggungnya seperti juga
akan patah. Malah kera itu juga tampak telah terjungkal rubuh bergulingan di
tanah beberapa tombak jauhnya. Disebabkan kesakitan yang
hebat, kera itu juga telah berulang kali mengeluarkan suara yang
aneh. Di waktu itu, sosok bayangan putih itu telah menerjangnya lagi,
menyerang berulang kali. Kera itu tidak tahan menghadapi pukulan sosok bayangan putih itu,
dia memutar tubuhnya, dengan diringi oleh pekiknya yang aneh,
dia telah melarikan diri.
2206 Sosok bayangan putih itu tidak mengejarnya. Ternyata dia seorang
pemuda yang memiliki wajah tampan dan jantan sekali dengan
tubuh yang tegap dan tinggi.
Dia menghampiri si gadis she Kam, mengulurkan tangannya
membebaskan si gadis dari totokan.
Bukan main malunya Kam Lian Cu, karena melihat pemuda itu
sempat melihat dadanya yang terbuka.
Tapi dia sangat bersyukur, di dalam saat-saat dirinya terancam
bencana yang begitu hebat, telah muncul pemuda tampan ini, yang
telah menolonginya. Sedangkan si pemuda telah melirik kepada
Ko Tie. Matanya memancarkan sinar yang mengandung kebencian. Kam Liau Cu telah mengeluarkan pakaian baru dari buntalannya
dan mengenakannya. Barulah dia kemudian merangkapkan ke dua
tangannya, membungkuk memberi hormat menyatakan terima
kasihnya kepada tuan penolongnya ini.
"Terima kasih atas pertolongan in-kong, si apakah in-kong
sebenarnya"!" tanya Kam Lian Cu.
2207 Pemuda tampan berbaju putih itu, yang wajahnya sangat tampan
tapi jantan, telah berkata:
"Aku Gorgo San".."
"Ohh?" tampaknya anda bukan seorang Han?"?" tanya Kam
Lian Cu. Pemuda itu mengangguk sambil melirik kepada Ko Tie.
"Mengapa dia rebah terluka seperti itu?" tanyanya, nada suaranya
terdengar sinis sekali, seperti juga menghina.
Kam Lian Cu memandang kepada Ko Tie. Dia menghela napas.
Katanya: "Justeru kawanku itu terluka di dalam yang parah.....!"
Gorgo San yang sebelumnya memang telah kita kenal sebagai
murid Dalpa Tacin, tertawa tawar. Ia memang tidak menyukai Ko
Tie. "Mengapa kau tertotok seperti tadi" Apakah engkau dilukai oleh
dia"!" sambil berkata begitu, tampak Gorgo San menunjuk kepada
Ko Tie. Kam Lian Cu menggeleng. 2208 "Dia?" dia malah kawanku.....!"
"Hemm......!" Gorgo San telah mendengus dingin.
Dia melangkah buat menghampiri Ko Tie.
Sedangkan Ko Ti pun kenal siapa pemuda itu. Dia tahu, tentu
Gorgo San tidak akan segan-segan turunkan tangan kejam
padanya. Benar saja, waktu Gorgo San telah tiba di dekatnya, pemuda itu
berkata dengan bengis, "Sekarang engkau tidak akan lolos dari kematian di tanganku!"
Sambil berkata begitu tangan kanannya bergerak menghantam
dengan dahsyat. Namun, justeru ketika telapak tangannya bergerak, di saat itulah
berkesiuran juga angin pukulan dari arah belakangnya.
Gorgo San segera mengelak, dia batal menghajar Ko Tie.
Ketika dia menoleh, dilihatnya yang menyerang dirinya tidak lain
Kam Lian Cu. 2209 "Kau....."!" katanya dengan sikap tidak puas.
Kam Lian Cu jadi salah tingkah, dia bilang: "In-kong, kau telah
menolongiku, tapi mengapa kau hendak mencelakai kawanku?"
"Gorgo San tidak segan-segan membunuh dia!" katanya dengan
suara menyeramkan. "Selama Gorgo San berada di permukaan
bumi, dia tidak boleh ada bersamaku!"
Mendengar nada suara Gorgo San yang menunjukkan bahwa ia
sangat membenci Ko Tie dan juga seakan menaruh dendam yang
hebat, Kam Lian Cu segera dapat menduganya bahwa Gorgo San
tentunya memang musuh Ko Tie.
Sedangkan Ko Tie dengan suara yang tawar telah berkata: "Jika
memang kau membunuhku sekarang, kau bukan seorang
gagah..... percuma saja, karena engkau adalah seorang pengecut
yang paling hina di dunia ini!"
Muka Gorgo San berobah merah, karena murka, tubuhnya
menggigil menahan amarah.
"Hemmm, aku tidak perduli apakah orang akan menyebutku
sebagai manusia hina, tapi yang terpenting engkau harus
mampus!" 2210 Setelah berkata begitu, dengan bengis kembali ia berusaha
menyerang Ko Tie. Tapi Kam Lian Cu mana mau membiarkan Gorgo San mencelakai
Ko Tie dalam keadaan tidak berdaya seperti itu. Karenanya, segera
juga dia melompat dan menghantam punggung Gorgo San lagi.
Bukan kepalang gusarnya Gorgo San.
"Wanita tidak berbudi! Aku telah menyelamatkan dirimu, ternyata
engkau berbalik memusuhi diriku!" Sambil berkata begitu, segera
juga dia menghantam kepada Kam Lian Cu, karena dia
mendongkol bukan main merasa dirinya dihalang-halangi oleh si
gadis. Sedangkan Kam Lian Cu melayaninya, mereka jadi bertempur seru
sekali. Kepandaian Gorgo San memang tinggi. Dia merupakan murid
tunggal Dalpa Tacin, dengan sendirinya, ilmunya juga luar biasa.
Namun Kam Lian Cu pun memiliki kepandaian yang tinggi,
walaupun tak setinggi Oey Yok Su atau kakek tua baju kuning itu.
Namun untuk menghadapi Gorgo San, dia tampaknya masih bisa
mempertahankan diri. 2211 Dikala itu Gorgo San telah menyerang semakin lama jadi semakin
hebat. Kam Liam Cu juga telah menyalurkan seluruh kepandaiannya, dia
merasakan bahwa Gorgo San memang memiliki kepandaian yang
sangat tinggi, karena itu dia tidak berani meremehkannya. Tadi ia
masih setengah hati buat menyerang Gorgo San, mengingat
pemuda tampan dengan muka berpotongan jantan itu, merupakan
tuan penolongnya. Akan tetapi setelah bertempur beberapa jurus. segera dia
merasakan bahwa Gorgo San seorang yang bertangan telengas.
Setiap serangan yang dilakukan Gorgo San sangat ganas, dan ini
membuktikan hatinya yang kejam.
Terlebih lagi memang Kam Lian Cu telah melihat Gorgo San
memusuhi Ko Tie, jelas tentunya Gorgo San bukan seorang yang
baik-baik. Apalagi menyaksikan Gorgo San begitu hina, melihat Ko
Tie dalam keadaan tidak berdaya.
Justeru dia hendak menyerang dan membinasakan Ko Tie. Dan
itulah sikap seorang yang rendah dan hina. Dan sekarang Kam
Lian Cu justeru tidak segan-segan lagi buat balas menyerang
dengan ilmunya yang terhebat.
2212 Gorgo San sendiri heran, dia melihat gadis ini memiliki kepandaian
yang tinggi. Yang membuatnya tidak mengerti mengapa tadi Kam Lian Cu
dalam keadaan tertotok tidak berdaya"
Maka Gorgo San telah mencurahkan perhatiannya lebih baik lagi,
dia menyerang semakin gencar dan berusaha tidak memberikan
napas dan kesempatan kepada Kam Lian Cu membalas
menyerang. Dalam keadaan seperti itu, Kam Lian Cu melayaninya terus.
Mereka berdua jadi bertempur seru, tubuh mereka berkelebatkelebat ke sana ke mari dengan lincah sekali.
Di saat mereka tengah bertanding, mendadak sekali terlihat Oey
Yok Su dan si kakek baju kuning tengah bertempur sambil
mendatangi. Waktu itu Oey Yok Su telah melihat Gorgo San.
"Bagus! Rupanya bocah busuk itu berada di sini!" Sambil berkata
begitu, tiba-tiba Oey Yok Su tampaknya sudah tak memperdulikan
ia si kakek baju kuning itu, tubuhnya melesat sangat cepat sekali
ke dekat Gorgo San. 2213 Waktu itu Gorgo San tengah berusaha merubuhkan Kam Lian Cu.
Dia tengah bergirang hati sebab melihat Kam Lian Cu terdesak
hebat, dan tidak lama lagi tentu dia akan dapat merubuhkannya.
Tapi justeru di saat-saat seperti itulah, dia mendengar bentakan
Oey Yok Su. Dia telah melompat juga untuk menyingkirkan diri.
Kagetnya tidak terkira, karena dia menyadari jika menghadapi Oey
Yok Su, tentu dalam beberapa jurus saja dia akan dapat
dirubuhkan oleh majikan To-hoa-to yang sangat lihay itu.
Tapi Oey Yok Su tak mau melepaskannya.
"Mau kabur ke mana kau?" teriak Loshia dengan suara yang
bengis, tubuhnya seperti juga gulungan warna hijau, telah
melompat mengejar Gorgo San.
Tapi Gorgo San tidak mau membuang-buang waktu, dia berusaha
melarikan diri! Hatinya terguncang keras, mati-matian dia melarikan diri dengan
mengerahkan seluruh gin-kangnya!
Si kakek baju kuning justeru melihat Oey Yok Su tahu-tahu telah
meninggalkannya dan mengejar Gorgo San, segera melompat
2214 sambil berteriak: "Oey Loshia, mengapa kau jadi pengecut, bukan
menghadapi aku malah ingin menganggu seorang pemuda"!"
Dia bukan hanya berteriak begitu saja, karena sepasang
tangannya menghantam kuat sekali di saat tubuhnya masih
terapung di tengah udara. Dia menghantam kepada punggung Oey
Yok Su. Sebetulnya Oey Yok Su pada waktu itu hampir dapat mengejar
Gorgo San, dia tengah bersiap-siap hendak menghantam rubuh
Gorgo San dan Gorgo San tengah mengeluh.
Tapi justeru dia merasakan hantaman yang begitu dahsyat dari si
kakek baju kuning, telah membuat Oey Yok Su mau tidak mau
membatalkan serangannya kepada Gorgo San.
Dia membalikkan tubuhnya, terpaksa dia menghadapi si kakek tua
baju kuning itu. Mendongkol bukan main Oey Yok Su, dia berseru: "Urusan kita
masih bisa diselesaikan nanti, kita masih memiliki banyak waktu!
Tapi sekarang aku ingin menangkap keparat cilik itu!"
Tapi kakek tua itu tidak mau memperdulikan, dia menyerang terus
gencar sekali. 2215 "Kau anggap aku budakmu, sehingga seenakmu saja kau
perintahkan aku menantikan kau melakukan sesuatu?" katanya
dengan mengejek dan telah menyerang dengan dahsyat.
Dikala itu terlihat Gorgo San telah melarikan diri secepat mungkin.
Dalam waktu yang singkat dia telah menghilang dan tidak terlihat
bayangannya lagi. Bukan main mendongkolnya Oey Yok Su. Dia jadi mendelu sekali.
Kemurkaannya itu telah ditumpahkannya kepada si kakek tua baju
kuning. Sedangkan kakek tua itu tampak gembira bisa membikin Oey Yok
Su jadi murka seperti itu.
"Ya, dengan demikian kita bisa bertempur sepuas hati! Mengapa
harus diselingi dengan segala persoalan tidak ada artinya?"
katanya. Kakek tua berbaju kuning itu telah melayani terus setiap kali
serangan Oey Yok Su. Tapi sejenak kemudian dia melirik melihat
Kam Lian Cu yang berdiri diam tidak tertotok.
"Ihhh, kau sudah terbebaskan"!" katanya dengan suara terkejut.
2216 Dia menunda serangannya kepada Oey Yok Su dan melompat ke
samping untuk menghindarkan diri dari serangan Oey Yok Su.
Kemudian dia menyentil dengan jari telunjuk tangan kanannya,
dengan tenaga dalamnya dia bermaksud menotok si gadis lagi.
Tapi Kam Lian Cu sekarang ini telah bersiap sedia, dia tidak mau
membiarkan dirinya ditotok lagi oleh kakek tua itu.
Begitu dia melihat si kakek menyentil dan merasakan menyambarnya angin serangan, seketika itu juga Kam Lian Cu
melesat menjauhi diri. Kakek tua itu tertegun melihat totokannya
tidak berhasil mengenai sasarannya, malah Kam Lian Cu telah
melesat menjauhi diri dari tempatnya.
"Ihhhhh, kau mau ke mana"!" teriaknya. Dia bermaksud


Anak Rajawali Serial Pemanah Rajawali Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

meninggalkan Oey Yok Su, buat mengejar si gadis.
Tapi Oey Yok Su kini gilirannya buat merintangi si kakek, dia
menyerang hebat pada kakek itu.
"Mengapa engkau harus mengurusi urusan kecil tidak ada artinya
dengan menunda pertempuran kita"!" Setelah berkata begitu,
gencar sekali Oey Yok Su menyerang si kakek.
2217 Dengan demikian kakek tua baju kuning tersebut sudah tidak
memiliki kesempatan buat mengejar Kam Lian Cu.
Dia telah melayani Oey Yok Su dengan penasaran sekali, dan juga
setiap serangan yang dilakukannya merupakan serangan yang
mengandung kematian. Ko Tie yang menyaksikan hal itu jadi menghela napas. Dia berpikir
di dalam hatinya: "Mereka berdua memiliki kepandaian yang tinggi luar biasa, jika
memang mereka bertempur terus seperti itu, niscaya akhirnya
mereka akan terluka bersama atau terbunuh bersama..... Tidak
mungkin di antara mereka ada yang menang atau kalah, pasti ke
duanya yang akan menerima malapetaka tidak kecil?"!"
Setelah berpikir begitu, Ko Tie jadi menghela napas berulang kali
lagi. Sedangkan dari kejauhan tampak berlari-lari sesosok bayangan
kuning! Dialah kera bulu kuning itu, yang mendatangi sambil
memperdengarkan suaranya yang aneh.
2218 Melihat Kam Lian Cu sudah berdiri dan berada di tempat yang
terpisah jauh, justeru kera bulu kuning itu telah mengeluarkan
suara pekik yang aneh lagi.
Kemudian dengan buas dia menghampiri Ko Tie.
Tampaknya kera bulu kuning itu bermaksud hendak melampiaskan
kemarahan hatinya kepada Ko Tie.
Menyaksikan hal itu Kam Lian Cu jadi kaget bukan main, karena
dia mengetahui bahwa Ko Tie bukanlah seorang yang dapat
diandalkan menghadapi kera itu dengan keadaannya yang tengah
terluka parah itu. Tentu Ko Tie akan terbunuh di tangan kera yang
buas tersebut. Dengan segera si gadis telah melompat ke dekat kera bulu kuning.
Dia telah mengayunkan tangannya menyerang kera itu.
Jika tadi dia dalam keadaan tertotok memang dia tidak berdaya
menghadapi kera itu. Justeru sekarang ini dia dalam keadaan
bebas, karenanya dia bisa menyerang dengan hebat kepada kera
itu. 2219 Sedangkan kera tersebut yang menyadari bahwa Kam Lian Cu
memang memiliki kepandaian yang tinggi, dan jeri buat pedang si
gadis, telah melawan setengah hati.
Kera itu selalu main mundur.
Namun akhirnya setelah lewat beberapa saat, dia melihat si gadis
tidak mencabut keluar pedangnya, yang ternyata pedangnya telah
terpental mengeletak jauh di tanah, maka kera bulu kuning itu jadi
semakin berani. Semula kera ini menduga bahwa pedang si gadis belum dicabut
keluar. Sekarang setelah pertempuran itu berlangsung sekian lama
dan si gadis masih tidak bersenjatakan pedang, hanya mengandalkan ke dua tangannya, kera itu semakin berani.
Dengan mengeluarkan suara pekik yang menyeramkan tampak
tubuhnya berkelebat-kelebat gesit sekali. Dia mencakar dan
bermaksud mencengkeram kepada si gadis.
Kam Lian Cu mengelakkan diri, di dalam hatinya si gadis heran
bukan main, karena dia melihatnya bahwa si kera bulu kuning itu
bersilat seperti juga mempergunakan ilmu silat yang teratur dan
juga bagaikan seorang ahli silat.
2220 "Tentunya kera bulu kuning ini telah dididik baik sekali oleh kakek
baju kuning itu!" berpikir Kam Lian Cu.
Gadis itu mengempos semangatnya, dia mengerahkan tenaga
dalamnya berusaha untuk dapat mendesak kera itu dengan
pukulan-pukulan yang bisa mematikan.
Tapi kera tersebut juga bisa bergerak gesit, dia bukan hanya
menghindarkan diri belaka. Dia selalu dapat balas menyerang juga
kepada Kam Lian Cu. Begitulah, manusia dengan kera telah bertempur seru sekali. Tapi
yang luar biasa justeru kera itu bertempur dengan mempergunakan jurus-jurus ilmu silat?"
Kakek baju kuning juga melihat betapa keranya telah bertempur
dengan Kam Lian Cu. Dia kuatir sekali kalau-kalau kera itu melukai si gadis. Karena
memang dia telah penuju gadis itu akan dijadikan nona mantunya.
Tetapi untuk mencegah kera itu menyerang si gadis lebih jauh, dia
tidak memiliki kesempatan, karena Oey Yok Su telah mengikatnya
dalam pertempuran yang seru.
2221 Di waktu itu terlihat, kera itu juga memang berimbang
kepandaiannya dengan Kam Lian Cu. Hal ini disebabkan si gadis
sering merasa jijik harus bertemu tangan dengan binatang itu,
karenanya dia selalu menghindarkan diri dari bentrokan tangan
mereka. Hal itu telah membuat kera itu menang angin dan
memperoleh banyak kesempatan, tampaknya mereka jadi seperti
berimbang. Oey Yok Su melihat pertempuran tersebut, tiba-tiba mengeluarkan
tertawa yang nyaring sekali.
"Bagus! manusia dengan kera bertempur! Aku ingin melihat,
apakah kera itu yang engkau bangga-banggakan itu dapat
menandingi si gadis dan memperoleh kemenangan?"
Itulah ejekan buat si kakek, membuat kakek tua itu jadi tidak
senang, pada wajahnya dia memperlihatkan sikap tidak puas,
matanya jalang sekali. "Tentu saja Go-jie akan memperoleh kemenangan! Kita lihat saja,
tidak lama lagi calon menantuku itu akan dapat dirubuhkannya!"
"Dirubuhkannya" Tapi jika memang dibunuhnya"!" tanya Oey Yok
Su. "Bukankah harapanmu buat memperoleh seorang menantu
secantik gadis itu akan sia-sia belaka"!"
2222 Kakek tua itu bungkam. Sedangkan ke dua tangannya telah menghujani Oey Yok Su
dengan pukulan-pukulan yang sangat gencar.
Oey Yok Su memang sejak dulu selalu berusaha untuk mencapai
tingkat kedudukan sebagai jago nomor wahid dalam rimba
persilatan, Te It Eng-hiong. sehingga pernah diadakan pertandingan di antara lima jago luar biasa, yang terdiri dari Ong
Tiong Yang, Oey Yok Su, It Teng Taysu, Ang Cit Kong maupun
Auwyang Hong. Tapi selama itu, ke lima jago tersebut tidak berhasil menentukan
siapa yang memiliki kepandaian tertinggi.
Namun akhirnya Ong Tiong Yang lah yang mereka anggap sebagai
jago Nomor Satu di dalam rimba persilatan.
Sejak kematian Ong Tiong Yang, antara Auwyang Hong dengan
Oey Yok Su, maupun dengan Ang Cit Kong dan It Teng Taysu,
tidak pernah tercapai suatu pemutusan, siapakah yang paling lihay
di antara mereka. Karena itu pula Oey Yok Su setiap saat telah melatih diri dengan
giat. Bahkan di antara empat jago luar biasa itu telah berusaha
2223 memiliki kitab Kiu-im-cin-keng, untuk dapat mempelajarinya
dengan cermat isinya. Terakhir, sampai menjelang usia tua dari ke empat jago luar biasa
itu, bahkan di antaranya telah ada yang putus napas karena usia
tua, mereka berempat masih belum bisa menentukan siapakah di
antara mereka yang memiliki kepandaian paling tinggi.
Kemudian tinggal Oey Yok Su yang memiliki usia paling panjang,
dan ia merupakan satu-satunya jago dari tingkatan tua yang
memiliki kepandaian tinggi yang masih hidup.
Dengan sendirinya dia dianggap satu-satunya jago nomor satu di
dalam rimba persilatan di jamannya itu.
Sekarang ada si kakek baju kuning, yang penasaran dan
menganggap kepandaiannya lebih tinggi dari Oey Yok Su.
Waktu mereka bertemu, Oey Yok Su tidak menyangka bahwa
kakek tersebut memiliki kepandaian yang tinggi, maka dia tidak
memandang sebelah mata. Namun setelah mereka bertempur, ternyata kakek tua berbaju
kuning itu memang memiliki kepandaian yang sangat tinggi. Dan
hal ini benar-benar mengherankan sekali hati Oey Yok Su.
2224 Mengapa dulu-dulu tidak pernah kakek tua berbaju kuning ini
muncul. Dan sekarang mereka tengah bertempur dengan seru sekali, buat
menentukan siapakah di antara mereka yang memiliki kepandaian
lebih tinggi. Dan Oey Yok Su melihat, lagak dan tabiat dari kakek
baju kuning itu memang agak mirip dengan Ciu Pek Thong.
Hanya saja bedanya, jika Ciu Pek Thong memang telah resmi
memiliki kepandaian yang berada di sebelah bawah Oey Yok Su.
Sedangkan kakek baju kuning ini belum lagi dapat dipastikan
apakah dia yang lebih rendah dari Oey Yok Su atau memang
sebaliknya. Karena itu Oey Yok Su telah mengerahkan seluruh kepandaiannya, namun sejauh itu dia masih belum bisa
merubuhkan kakek tua baju kuning itu.
Sedangkan kepandaian kakek baju kuning itu pun mengejutkannya, beberapa kali hampir saja Oey Yok Su kena
didesaknya. Hanya saja memang dasarnya Oey Yok Su memiliki kepandaian
tinggi, dia bisa mengimbanginya.
2225 Terlebih lagi setelah Oey Yok Su mempergunakan ilmu silat
campur aduknya, yang sebagian telah dicernakan dari inti sari Kiuim-cin-keng. Dan juga telah dikombinasikannya dengan langkahlangkah Pat-kwanya. Dengan demikian membuat kakek baju
kuning itu jadi gelagapan juga.
Kakek tua baju kuning itu berusaha untuk dapat mengatasi
keadaan dengan merobah cara bersilatnya. Usahanya itu
beberapa kali telah di lakukannya, namun selalu gagal.
Oey Yok Su dapat membuat dia bingung, karena setiap serangan
yang dilakukan Oey Yok Su di luar dugaan. Juga kakek baju kuning
itu akhirnya tidak bisa mendekati tempat di mana Oey Yok Su
berada. Hal ini disebabkan memang Oey Yok Su telah melangkah menurut
peraturan Pat-kwa. Seperti di dalam Sin-tiauw-hiap-lu, telah dijelaskan juga, jurusjurus langkah Pat-kwa ini telah dipergunakan Oey Yong untuk
menyelamatkan Kwee Siang.
Dan sekarang, sama halnya. Dengan Oey Yok Su mempergunakan langkah Pat-kwa seperti itu, membuat kakek baju
kuning itu tidak dapat untuk mendekatinya.
2226 Setiap kali kakek tua baju kuning itu menyerangnya, maka dia
menghantam tempat kosong.
Sedangkan Oey Yok Su leluasa untuk mendesaknya, sehingga
lama kelamaan membuat kakek itu penasaran dan murka sekali.
"Kau main curang?" kau hina sekali, kau main curang tidak
berani menghadapiku secara berterang!" teriak kakek baju kuning
itu berulang kali dengan suara yang mengandung kemarahan.
Tapi Oey Yok Su tidak melayani teriakan-teriakan kakek tua itu. Dia
meneruskan serangannya dengan caranya seperti itu.
Dan selalu pula, dia memang berhasil membuat kakek itu jadi
kebingungan karena si kakek selalu gagal dengan serangannya,
sedangkan dirinya selalu di serang dari arah yang sukar diterka.
Waktu itu perrempuran antara Kam Lian Cu dengan kera bulu
kuning itu terus berlangsung. Beberapa kali baju si gadis kena
dijambret oleh kera bulu kuning.
Muka Kam Lian Cu merah padam karena murka. Dia penasaran
sekali, karena dia merasa tidak yakin bahwa dirinya akan dapat
dirobohkan oleh seekor kera seperti itu.
2227 Dia mengempos semangatnya, dan tidak perduli lagi akan
perasaan jijiknya, dengan demikian dia telah menangkis setiap
serangan tangan kera bulu kuning itu.
Setiap kali menangkis, si gadis mempergunakan tenaga lweekang
yang kuat, membuat kera itu jadi kesakitan setiap kali tangannya
terbentur dengan tangan Kam Lian Cu.
Dengan mempergunakan cara seperti inilah Kam Lian Cu akhirnya
baru bisa menguasai keadaan.
Kam Lim Cu melihat pedangnya menggeletak cukup jauh darinya
di atas tanah. Dia berusaha untuk mendekati pedang itu. Karena


Anak Rajawali Serial Pemanah Rajawali Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

jika dia berhasil mengambil pedang itu dengan bersenjatakan
pedang menghadapi kera tersebut tentunya dia tidak akan
menghadapi kesulitan. Tapi yang sulit sekarang adalah kera itu seperti dapat membaca isi
hati si gadis. Dia selalu mendesak si gadis agar tidak dapat
mendekati tempat menggeletaknya pedang tersebut.
Begitulah mereka bertempur terus, sampai akhirnya Kam Lian Cu
berhasil juga menggeser tubuhnya berada di dekat pedang itu.
2228 Dengan mempergunakan gin-kangnya, waktu si kera bulu kuning
tengah menghindarkan diri dari serangan tangan kanannya, Kam
Lian Cu telah menjejakkan ke dua kakinya, tubuhnya melesat ke
tengah udara, dan dia menyambar pedangnya.
Berhasil! Pedangnya itu telah dicekalnya kuat dan berdiri tegak
menantikan terjangan si kera bulu kuning.
Kera bulu kuning ketika melihat Kam Lian Cu berhasil mengambil
pedangnya, jadi berdiri tertegun.
Tampaknya kera ini ngeri dan jeri buat menerjang terus, karena
memang di waktu itu ia segera juga terbayang kembali, betapa
lengannya pernah tertikam oleh pedang si gadis.
Dia mengeluarkan suara erangan yang aneh, sedangkan Kam Lian
Cu melihat kera itu seperti ketakutan dan bimbang buat menerjang
kepadanya. Dia mengeluarkan suara tertawa dingin disertai
tubuhnya melesat sangat cepat sekali, dengan pedangnya
ditikamkan kepada dada kera bulu kuning tersebut.
Kera itu mengeluarka pekik seperti ketakutan, dia telah memutar
tubuhnya dan berlari. Kam Lian Cu mengejarnya. 2229 Begitulah, antara kera dengan manusia telah saling kejar
mengejar. Kakek tua baju kuning ketika melihat Kam Lian Cu mengejar
keranya dengan menggenggam pedangnya, jadi terkejut. Dia
kuatir kalau sampai keranya itu kena dilukai si gadis.
Sedangkan dia sendiri tengah dilibat oleh Oey Yok Su, dengan
demikian dia tidak berhasil untuk membagi perhatiannya guna
menolongi keranya. Karena mengetahui jika dibiarkan terus keranya akan memperoleh
bahaya yang tidak kecil, si kakek tua telah bersiul.
Nyaring suara siulannya, dan kera itu seperti mengerti maksud
siulan itu. Dengan segera kera itu berlari menghampiri kakek tua
tersebut. Oey Yok Su melihat kera itu menghampiri, segera menghantam
dengan tangan kanannya Kera itu berkelit. Kakek tua tersebut juga menghantam lagi kepada Oey Yok Su,
guna mencegah Oey Yok Su menyerang keranya itu.
2230 Di waktu itu Kam Lian Cu telah mengejar semakin dekat.
Pedangnya siap buat ditikamkan kepada kera itu.
Kera tersebut mengeluarkan suara yang aneh, kemudian berlari
menjauhi lagi. "Hentikan dulu! Hentikan dulu!" teriak si kakek baju kuning itu. "Aku
ingin mengurus dulu urusanku!"
"Cisssss. tidak tahu aturan!" bentak Oey Yok Su mendongkol, "Kita
bertempur sampai ada penentuan siapa di antara kita yang lebih
tinggi kepandaiannya!"
"Aku menyerah!" teriak kakek tua itu tiba-tiba sekali, "Aku
menyerah! Engkaulah yang memiliki kepandaian lebih tinggi
dariku!" Rupanya kakek tua itu menyerah, karena dia sangat menguatirkan
sekali keranya, dan dia tidak mau kalau sampai keranya itu nanti
mengalami sesuatu yang tidak diinginkan. Karena itu dia lebih rela
untuk menyerah saja, Oey Yok Su tidak melibat terus padanya.
Puas Oey Yok Su mendengar pengakuan si kakek. Dia juga tidak
mendesak lebih jauh. 2231 "Jadi kau mengakui bahwa kepandaian kau berada di bawah
kepandaianku"!" tanya Oey Yok Su dingin.
Kakek tua itu menghela napas dalam-dalam.
"Ya..... kau memang lebih lihay dariku!" kata si kakek tua tersebut.
Dan dia sudah tidak memperdulikan Oey Yok Su lagi, dia melompat
mengejar Kam Lian Cu. Bukan kepalang kagetnya Kam Lian Cu melihat si kakek tua
menyudahi pertempurannya dengan Oey Yok Su. Kalau sampai
dia menyerang dirinya, tentu saja Kam Lian Cu tidak akan dapat
menghadapinya. Sedangkan kakek tua itu memang bergerak cepat sekali. Dia tahutahu telah berada di samping Kam Lian Cu. Belum lagi Kam Lian
Cu sempat menyerangnya, kakek tua itu telah mengulurkan
tangannya. Sebat bukan main, dan Kam Lian Cu sendiri tidak mengetahui
entah dengan cara apa, tahu-tahu pedangnya telah kena dirampas
oleh kakek itu. 2232 "Ohhh, mantuku, mengapa engkau hendak mencelakai Go-jie"
Apakah dia kurang ajar?" tanya si kakek, seperti juga bertanya
kepada seorang yang dikasihinya.
Kam Lian Cu kalap bercampur takut.
"Kembalikan pedangku!" katanya dengan nekad dan hendak
menerjang kepada si kakek.
Tapi kakek tua tersebut telah melemparkan pedang itu, yang
meluncur jauh sekali, menancap di sebatang pohon.
Dikala itu terlihat betapa Kam Lian Cu menjejakkan kakinya,
tubuhnya segera juga melompat akan mengambil pedangnya.
Tapi kakek tua itu segera menghalanginya
"Jangan kau memaksa aku menotokmu sehingga engkau tidak
bisa bergerak seperti tadi!" katanya.
Kam Lian Cu tertegun. Dia mengawasi kakek tersebut dengan
sorot mata jeri. Ancaman kakek tua itu memang benar, jika kakek tua itu
menotoknya, tentunya Kam Lian Cu tidak mungkin bisa
menghindarkan diri dan akan membuat dia rubuh kembali.
2233 Karenanya, Kam Lian Cu akhirnya hanya berdiam diri saja, dia
cuma mengawasi kakek tua itu.
Waktu itu si kakek tua tersebut telah berkata lagi: "Kau baik-baik
harus mendengar kata-kataku!"
Kam Lian Cu tidak menyahuti.
Di waktu itu kera bulu kuning melihat si kakek telah berhasil
menghadapi Kam Lian Cu segera berlari mendatangi dengan
mengeluarkan suara pekik yang aneh.
Sedangkan Kam Lian Cu menoleh kepada Oey Yok Su, karena dia
mengharapkan Oey Yok Su yang akan menolongnya.
Tapi pada waktu itu Oey Yok Su yang telah merasa puas karena
mendengar kakek tua tersebut telah manyatakan dia yang memiliki
kepandaian lebih tinggi, dengan bersenandung perlahan, telah
melangkah untuk meninggalkan tempat itu.
"Awan gunung terus hitam hijau, sepanjang bergulung, air dunia salju turun, sungai mengalir..... masih berputar.....!" 2234 Senandung Oey Yok Su dengan suara perlahan, dan dia semakin
menjauh, suara senandungnya semakin samar.
Sedangkan Kam Lian Cu jadi tambah gugup.
Walaupun bagaimana dia sesungguhnya hanya menumpahkan
harapan pada Oey Yok Su. Dan sekarang melihat Oey Yok Su telah pergi, maka habislah
harapannya. Kakek tua itu tertawa. "Kau tampaknya gugup dan ketakutan!" katanya dingin sekali.
"Sebetulnya tidak perlu engkau gugup dan ketakutan seperti itu
karena aku tidak akan menyiksa dirimu. Aku tidak memusuhi
dirimu, malah aku ingin mengambil engkau sebagai mantuku......!"
Mendengar perkataan kakek tua tersebut, Kam Lian Cu berpikir
cepat. Jika memang dia mengadakan perlawanan dan membangkang, berarti dia hanya mencari susah buat dirinya
sendiri. Maka dari itu dia berpikir untuk pura-pura menurut saja
terhadap perintah kakek tua itu.
2235 "Baiklah, apa yang kau inginkan?" tanya Kam Lian Cu kemudian
sambil menatap kepada kakek tua itu.
"Aku ingin mengambil engkau menjadi mantuku!" kata kakek tua
tersebut. "Mana anakmu?" tanya Kam Lian Cu. "Tanpa engkau memperkenalkan anakmu kepadaku, bagaimana mungkin aku bisa
memastikan bahwa aku bersedia menjadi mantumu atau memang
menolaknya permintaanmu itu!?"
Dingin suara Kam Lian Cu.
Kakek tua itu tertawa. "Kau pasti menerima keinginanku itu karena anakku itu selain
memiliki kepandaian yang sangat tinggi, dialah satu-satunya calon
ahli waris dari seluruh kepandaianku ini!" kata kakek tua itu dengan
gembira. Tapi Kam Lian Cu menggeleng.
"Tidak, sebelum aku diperkenalkan dengan anakmu, maka aku
tidak bisa memberikan keputusan!" katanya.
"Kalian sudah bertemu!" kata kakek tua itu
2236 "Aku sudah bertemu dengan anakmu"!" tanya Kam Lian Cu sambil
mementang matanya lebar-lebar.
Kakek tua itu mengangguk.
"Ya..... kalian memang telah bertemu! Tapi sekarang ini lebih
bagus aku tidak memperkenalkan dulu, karena engkau tentu akan
banyak tingkah! Nanti saja, jika sudah tiba waktunya, aku akan
memberitahukan!" "Mana ada aturan seperti itu?" kata Kam Lian Cu.
"Ini adalah aturanku!" menyahuti kakek tua itu.
Muka Kam Lian Cu berobah merah padam. "Aku tidak mau!" tibatiba dia menggeleng dan berkata dengan tegas.
"Tidak mau" Tidak mau apa"!" tanya kakek.
"Aku tidak mau menjadi mantumu!" kata Kam Lian Cu. "Karena
tampaknya engkau seorang yang aneh sekali!"
"Hemmm, jika memang demikian baiklah. Aku akan merobek
tubuhmu, aku akan membunuhmu dengan menyiksanya hebat
terlebih dulu, agar engkaupun tidak bisa menjadi isteri orang lain!
2237 Dengan menolak anakku sebagai suamimu, maka sama saja
engkau telah menghina aku!"
Menggidik tubuh Kam l.ian Cu mendengar ancaman kakek tua ini,
yang tampaknya agak sinting.
"Mengapa diam"!" bentak kakek tua itu dengan suara yang masih
bengis. Kam Lian Cu menghela napas.
"Locianpwe.....!"
"Jangan kau memanggilku dengan sebutan locianpwe..... kau
harus memanggilku dengan sebutan ayah, karena aku adalah
mertuamu!" kata si kakek.
Bukan main mendongkolnya si gadis.
"Aku ingin melihat anakmu. Tidak bisa pernikahan diadakan
dengan cara paksa seperti ini!" kata Kam Lian Cu kemudian.
"Hem, tidak ada pilihan, mau atau tidak, engkau harus mau menjadi
isteri anakku!" "Tapi.......!" 2238 "Mengapa harus pakai tetapi?"!?" tanya kakek tua itu. "Aku
sudah menyukai kau dan bersedia mengambil kau menjadi
mantuku, itu".., itu saja sudah merupakan peruntungan yang
sangat bagus buat kau! "Hemmmm, walaupun ada gadis yang bersedia menjadi isteri
anakku dan berlutut menangis memohon-mohon, belum tentu dia
akan kuambil sebagai mantuku! Engkau memiliki rejeki demikian
bagus, ternyata benar-benar tidak perduli.....!"
Kam Lian Cu hanya terdiam.
Sedangkan kera bulu kuning itu mengeluarkan suara pekik yang
aneh. Matanya memancarkan sinar yang sangat tajam, menunjukkan bahwa dia tengah bernapsu birahi kepada si gadis.
Kam Lian Cu tampak sebal sekali melihat monyet itu, dia
mendengus beberapa kali dan membuang pandangannya.
Sedangkan pada saat itu tampak si kakek tua itu telah berkata:
"Sekarang juga engkau harus turut bersamaku..... dan nanti akan
menikah dengan anakku!"
Kam Lian Cu menggeleng. 2239 "Tidak, aku tidak mau ikut sekarang denganmu!" katanya kemudian
terpaksa. "Ihhhh, kau masih pura-pura menolak?" tanya Si kakek, mukanya
jadi bengis Kam Lian Cu menghela napas. Bukan main bingung hati si gadis.
Menghadapi kakek tua ini dia benar-benar tidak berdaya. Jika
memang dia bersikeras, berarti dia akan menghadapi bahaya tidak


Anak Rajawali Serial Pemanah Rajawali Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kecil juga, bukankah kepandaian kakek tua itu memang sangat
tinggi sekali dan bukan menjadi tandingannya.
Karena itu dalam waktu yang hanya beberapa detik itu, dia telah
memutar otak. "Aku bersedia menjadi mantumu, tapi harus ada syaratnya!" kata
Kam Lian Cu Sepasang alis si kakek berdiri.
"Engkau sudah diberi rejeki bagus untuk menjadi isteri anakku,
masih bertingkah seperti ini harus mengajukan syarat?" kata si
kakek sengit. 2240 "Jika memang kau tidak mau memenuhi syaratku ini, lebih baik aku
mati dan tidak sudi menjadi isteri anakmu!"
"Baiklah!" Kata kakek tua itu setelah bimbang sejenak. "Aku
menerima syaratmu. Katakanlah, syarat apakah itu"!"
Kam Lian Cu bimbang, tapi akhirnya dia menunjuk Ko Tie yang
rebah di tanah tidak berdaya dalam keadaan terluka parah.
"Kau harus menyembuhkannya dulu. Setelah dia sembuh, aku
akan ikut bersama kau pergi menemui anakmu!" kata Kam Lian Cu.
Kakek tua itu tampak jadi bimbang lagi, untuk sejenak dia berdiam
diri. "Bagaimana, apakah kau menerima syaratku itu"!" tanya Kam Lian
Cu dengan menatap tajam kepada kakek tua tersebut, sedangkan
hatinya berdebar keras sekali. Dia kuatir kalau kakek tua itu
menolaknya, berarti dia pun tidak akan berdaya jika dipaksa oleh
kakek tua itu untuk ikut dengannya.
Sedangkan kakek tua tersebut tidak menyahutinya.
"Bagaimana"!" tanya si gadis menegasi.
2241 Kakek tua tersebut berkata ragu-ragu: "Untuk menyembuhkan
pemuda itu........!" Dia tidak meneruskan perkataannya lagi.
"Kenapa"!" tanya Kam Lian Cu, "Apakah ada sesuatu yang luar
biasa"!" tanya Kam Lian Cu.
"Bukan..... bukan begitu.....!"
"Atau memang kepandaianmu kurang tinggi, sehingga engkau
tidak bisa mengobatinya?"
"Hemmmmmm, enak saja kau bicara!" bentak kakek tua tersebut.
"Kau berani memandang rendah kepandaianku"!"
"Bukan begitu! Oey Yok Su sanggup mengobati pemuda itu, tapi
karena engkau muncul dan mengganggunya, dia tidak jadi
mengobatinya. Tapi kau tampaknya memang tidak sanggup buat
mengobati pemuda itu! "Dengan demikian jelas kepandaianmu memang kurang tinggi
untuk dapat mengobati pemuda itu. Bukankah dengan berkata
begitu aku tidak bersalah!?"
Muka kakek itu berobah. 2242 "Aku tidak akan kalah dengan Oey Yok Su!" katanya dengan
temberang. "Jika tadi aku mengakui bahwa dia memiliki kepandaian yang lebih
tinggi dariku, karena aku kuatir kalau-kalau engkau melukai Go-jie!
Hemmm, engkau ternyata pandai membakar-bakar!
"Kuberitahukan, bahwa pemuda itu terluka parah sekali. Di dalam
tubuhnya telah terjadi pergolakan Im dan Yang, dua macam hawa
murni yang bergolak dan bercampur menjadi satu.
"Dengan keadaannya seperti itu, jelas agak sulit buat menyembuhkannya".. Tentu akan memakan waktu yang lama
sekali! "Sedikitnya aku harus mengerahkan lwekangku mengobatinya
selama satu minggu! Dengan demikian hari pernikahan puteraku
dengan kau akan tertunda juga cukup lama!"
Setelah berkata begitu, tampak kakek tua tersebut memandang
tertegun kepada Ko Tie. Sedangkan Ko Tie rebah dalam keadaan tidak berdaya.
Sesungguhnya, dia mendongkol sekali melihat kakek tua itu
hendak memaksa Kam Lian Cu buat menikah dengan anaknya.
2243 Tapi Ko Tie memang dalam keadaan tidak berdaya, maka dia diam
saja, sambil memejamkan matanya. Karena memang dia tidak
memiliki kesanggupan buat menghadapi kakek itu, sedangkan
buat menggerakkan tubuh dan tangannya saja dia tidak sanggup.
Kam Lian Cu telah mengawasi kakek itu, dia bilang, "Jika memang
engkau tidak mau mengobati pemuda itu, biarlah aku akan bunuh
diri saja. Aku tidak sudi menjadi isteri puteramu!"
"Ohhhh, jangan! Jangan nekad seperti itu!" kata si kakek yang jadi
gugup sekali. "Kau sanggup mengobatinya?" bertanya Kam Lian Cu, mendesaknya. Kakek itu mengangguk. "Ya, ya, aku sanggup. Tapi kau tidak boleh memungkiri janjimu.
Jika memang aku berhasil mengobati pemuda itu, maka engkau
tidak boleh menolak lagi untuk menjadi isteri puteraku, menjadi
mantuku! Kau mengerti?"
Kam Lian Cu mengangguk. "Ya, aku mengerti!"
2244 "Nah jika demikian aku akan mengobati pemuda itu!" kata kakek
tua itu. Dia segera menghampiri Ko Tie.
Waktu itu Ko Tie memejamkan matanya saja. Sebetulnya dia tidak
mengharapkan dirinya diobati oleh kakek tua itu. Jika dia harus
mati, diapun tidak menyesal.
Hanya saja, justeru sekarang, dia jadi mengharapkan bisa
sembuh. Karena jika dia sembuh, berarti dia yang bisa menolongi
Kam Lian Cu dari tangan kakek tua itu, agar mencegah si gadis
dikawinkan dengan putera si kakek.
Karena itu, Ko Tie berdiam diri saja, dia membiarkan ketika kakek
tua tersebut telah memegang tangannya.
Telapak tangan Ko Tie diletakkan pada telapak tangan si kakek
tua, kemudian kakek tua itu mengerahkan sin-kangnya.
Tenaga dalam kakek tua meluncur keluar dari telapak tangannya,
mengalir masuk ke dalam telapak tangan Ko Tie.
Dikala itu Ko Tie merasakan segulungan hawa yang hangat
memasuki telapak tangannya.
2245 Mendadak sekali Ko Tie merasakan kepalanya pusing, dadanya
seperti mau meledak, karena hawa panas yang memasuki telapak
tangan itu seperti juga mengaduk-aduk dada dan perutnya, yang
seperti juga jungkir balik.
Dengan mengeluarkan suara jeritan yang nyaring, tampak Ko Tie
tidak sadarkan diri. Pingsan.
Kam Lian Cu kaget tidak terkira, dia segera menghampiri menjerit
pada si kakek: "Kau".. kau..... kau telah mencelakainya!"
Naga Pembunuh 13 Kehidupan Para Pendekar Karya Nein Arimasen Hikmah Pedang Hijau 11
^