Pencarian

Anak Rajawali 25

Anak Rajawali Serial Pemanah Rajawali Karya Chin Yung Bagian 25


Sekeliling jalan yang dilalui Giok Hoa gelap pekat, karena rembulan
terhalang awan. Di pinggir kiri kanan dari jalan itu terdapat pohonpohon yang tumbuh cukup lebat.
Ketika Giok Hoa tengah enak-enaknya berjalan, tiba-tiba dia
mendengar suara sesuatu. Suara mendengus. Seperti seseorang yang tengah keletihan telah
berlari jauh. Suara mendengus itu yang demikian mendesah
memburu, didengarnya berasal dari sebelah kanannya, dari
gerombolan pohon yang lebat.
Muka Giok Hoa berobah, hatinya tercekat dan dia segera
berwaspada karena menduga ia akan menghadapi sesuatu yang
tidak diinginkan. Suara mendengus itu masih juga didengarnya. Giok Hoa
memperhatikannya. Mendadak, dari sebelah kanannya berkelebat sesosok bayangan
yang gesit sekali, kekuning-kuningan.
2468 Dalam keadaan gelap seperti itu, gerakan sosok tubuh itu memang
sulit sekali buat dilihat dengan jelas.
Sosok bayangan kuning pun telah menerjang akan menerkam
Giok Hoa. Untung saja memang Giok Hoa sejak tadi telah berwaspada,
sehingga dia tidak kena diterjang oleh sosok bayangan kuning
tersebut. Cepat sekali Giok Hoa mengelak dari tubrukan sosok bayangan
kuning itu. Tapi sosok bayangan kuning tersebut, yang telah
menubruk tempat kosong, mengerang perlahan, dan menerjang
lagi kepada Giok Hoa lebih cepat.
Giok Hoa mengeluarkan seruan tertahan. Karena mendengar
erangan perlahan dari sosok bayangan kuning tersebut. Ia
menduga tentunya yang menerjang dirinya adalah seekor binatang
buas. Ketika makluk berwarna kuning itu menubruknya buat ke tiga
kalinya, sekali ini Giok Hoa tidak berkelit.
Dengan diam-diam dia telah mengerahkan tenaga dalamnya, ia
menyampoknya kuat sekali.
2469 "Dukkkk!" tangan Giok Hoa menghantam sosok tubuh itu.
Terdengar suara pekik yang aneh. Dan mendengar suara pekik
tersebut, Giok Hoa kaget.
Itulah suara seekor kera.
Giok Hoa membuka matanya lebar-lebar. Benar saja, yang ada di
depannya adalah seekor kera. Kera yang berbulu kuning setinggi
manusia dewasa, mengerikan sekali keadaannya.
Giok Hoa segera berpikir. Entah apa maunya kera ini, dan dilihat
berulang kali ia menerjang dan menubruknya, jelas dia merupakan
binatang yang buas dan bermaksud untuk menjadikan Giok Hoa
sebagai korbannya. Giok Hoa pun telah mengambil keputusan bahwa ia tidak akan
segan menurunkan tangan keras kepada binatang ini, jika saja
binatang ini tidak segera menyingkir.
Apa yang diduga oleh Giok Hoa memang tepat. Karena kera bulu
kuning itu diiringi dengan pekiknya yang menyeramkan, telah
melompat lagi. 2470 Gerakan tubuhnya begitu cepat dan gesit sekali, di mana dia telah
menerjang kepada Giok Hoa diiringi erangan dan sepasang tangan
yang diulurkannya. Kera ini bergerak jauh lebih cepat dari sebelumnya, karena
tubuhnya itu telah bergerak begitu lincah dan juga sepasang
tangannya terulurkan panjang sekali dengan ke sepuluh jari
tangannya terpentang lebar bermaksud rupanya hendak mencengkeram Giok Hoa. Giok Hoa tidak bisa berpikir lebih lama lagi, begitu kera tersebut
menubruknya segera dia memasang kuda-kudanya. Ketika kera
bulu kuning itu menerjang telah dekat, cepat sekali dia
menghantam dengan sepasang tangannya.
"Bukkk, bukkk!" Dua kali terdengar suara tubuh kera itu dihantam
oleh pukulan tangan Giok Hoa.
Terdengar pekik kesakitan kera tersebut, malah kera itu telah
melompat ke belakang. Dia tidak menerjang lagi, karena
tampaknya kera tersebut, yang meringis kesakitan dan mengeluarkan pekiknya berulang kali, tidak berani untuk menyerbu
lagi menerjang Giok Hoa. Dia rupanya memang mengetahui
2471 bahwa dirinya tengah menghadapi calon korban yang bukan
sembarangan. Kera itu tidak hentinya mengeluarkan suara pekiknya yang nyaring.
Walaupun dia jeri buat menyerbu lagi, namun tokh diapun tidak
pergi meninggalkan Giok Hoa.
Giok Hoa tertawa dingin. "Hemmm, kau rupanya minta dihajar lebih keras lagi"!" katanya
kemudian, sambil Giok Hoa melangkah maju mendekati kera itu.
Kera tersebut memperlihatkan sikap yang jeri buat bertempur lagi
dengan Giok Hoa. Suara pekikan yang dikeluarkan Kera berbulu kuning itu semakin
lama jadi semakin keras dan nyaring. Tapi Giok Hoa tidak
memperdulikan, dia melangkah maju terus menghampiri.
Tadi dia telah melihatnya betapa kera ini bisa bergerak begitu
lincah, tubuhnya bisa bergerak bagaikan seorang manusia yang
mengerti gin-kang. Karenanya Giok Hoa tidak mau memberi hati
kepadanya, dia menghampiri lebih dekat dan setelah dekat benar,
barulah dia melompat sambil melancarkan serangan.
2472 "Wuttttt! Wuttttt?"!" dua kali dia memukul Kera berbulu kuning itu.
Sedangkan Kera berbulu kuning itu sama sekali tidak berusaha
menangkisnya, karena memang dia tampaknya telah demikian jeri.
Dan diapun segera juga melompat ke samping.......
Cuma saja penyerangan yang dilakukan Giok Hoa memang benarbenar cepat. Waktu Kera berbulu kuning itu mengelakkan diri,
ternyata Giok Hoa telah menghantam lagi dengan kuat mengenai
punggung kera itu, menimbulkan suara yang nyaring sekali:
"Dukkkk!" Disusul dengan Kera berbulu kuning itu bergulingan di
tanah sambil mengeluarkan suara pekikan yang berulang kali.
Dalam keadaan demikian, tampak Giok Hoa tidak mau membuangbuang waktu lagi, segera dia melompat, sambil sepasang
tangannya menghantam lebih dahsyat.
"Dukkk!" kembali punggung Kera berbulu kuning itu kena
dihajarnya, ketika kera itu hendak melompat berdiri, sehingga
tubuhnya seketika terguling-guling di tanah. Diapun tidak hentinya
mengeluarkan suara pekikan.
2473 Tampaknya suara pekikan Kera berbulu kuning itu bukan karena
memekik disebabkan takut, namun dia seperti tengah memanggil
kawan-kawannya. "Hemmm, jika memang dia memanggil kawan-kawannya. jelas aku
akan menghadapi kesulitan. Lebih baik aku menyingkir saja tidak
perlu lebih lama melayaninya.
Karena berpikir begitu, Giok Hoa bermaksud untuk meninggalkan
tempat itu. Cuma baru saja Giok Hoa memutar tubuhnya, untuk berlalu,
justeru di waktu itulah tampak Kera berbulu kuning itu telah
melompat bangun berdiri dan tubuhnya menyusul melesat
menerjang lagi kepada Giok Hoa. Sepasang tangannya diulurkan
buat mencengkeram. Giok Hoa kaget. Itulah penyerangan yang dilakukan Kera berbulu
kuning yang sangat cepat sekali.
Namun Giok Hoa tidak menjadi bingung tubuhnya bergerak
dengan lincah. Dia menangkis dengan menyampokkan tangan
kanannya. 2474 Tangkisan yang dilakukannya membuat Kera berbulu kuning itu
kesakitan pada pergelangan tangannya, dia mengeluarkan
pekikan. Di waktu itu Giok Hoa telah berseru, "Rupanya kau minta aku
mencabut nyawamu!!" Sambil membentak begitu, tangan Giok Hoa cepat sekali telah
mencabut pedangnya. Dan tahu-tahu pedangnya telah dicekalnya,
sinar pedang itu berkilauan.
Kera berbulu kuning itu, kaget bukan main melihat pedang
tersebut. Dia mengeluarkan suara pekikan nyaring. Dia undur ke
belakang dengan sikap ketakutan.
Segera Giok Hoa melompat untuk menikam ke dada Kera berbulu
kuning tersebut. Kera berbulu kuning itu mati-matian berusaha untuk mengelakkan
diri dari tikaman itu, tapi terlambat.
"Cessssss?"!" pedang itu telah menembusi lengannya, darah
merah segera menyembur. 2475 Dengan menjerit kesakitan, Kera berbulu kuning itu telah
membuang dirinya bergulingan di tanah, karena dia bermaksud
hendak melarikan diri. Tapi Giok Hoa justeru sekarang tidak memberikan kesempatan
kepada kera itu, dia telah menyusuli dengan tikaman lainnya.
Kera berbulu kuning itu memang tengah melompat akan melarikan
diri. Karenanya punggungnya yang jadi sasaran dari serangan
yang dilakukan oleh Giok Hoa telah meluncur akan menikam
dengan cepat sekali, menimbulkan angin yang berkesiuran keras
sekali. Di saat jiwa Kera berbulu kuning itu terancam oleh mata pedang
Giok Hoa, justeru dari arah samping berkesiuran angin yang
sangat kuat sekali, sebutir batu telah membentur pedang si gadis.
"Tranggggg.......!" pedang Giok Hoa tergetar malah si gadis
merasakan betapa pergelangan tangannya sakit dan telapak
tangannya pedih. Hati Giok Hoa tercekat, karena timpukan batu itu telah
memperlihatkan bahwa orang yang menimpuk itu memiliki tenaga
dalam atau sin-kang yang tinggi sekali.
2476 Karenanya Giok Hoa segera mengawasi sekelilingnya diapun telah
bersikap waspada sekali. Kera berbulu kuning itu mengeluarkan suara pekikan nyaring dan
telah berlari ke arah dari mana tadi batu itu menyambar pedang
Giok Hoa. Giok Hoa mengawasi dengan mata terpentang lebar-lebar, dan di
waktu itu dilihatnya sesosok bayangan melompat keluar. Diikuti
juga di belakangnya oleh Kera berbulu kuning tersebut.
"Hemmmm, siapa yang berani menghina Kim Go"!?" terdengar
suara orang menegur dengan dingin sekali.
Giok Hoa tercekat. Orang menegur dengan suara yang sangat
dingin, tapi juga merupakan pertanda bahwa orang itu memiliki sinkang yang kuat. Dia semakin berwaspada.
Dikala itu Kera berbulu kuning telah hinggap di samping sosok
tubuh itu. Giok Hoa melihat orang itu adalah seorang kakek tua yang
mungkin telah berusia tujuhpuluh tahun lebih, rambut dan
jenggotnya yang tumbuh panjang itu tergerai sampai ke
pundaknya. 2477 Orang tua itu juga tertegun waktu telah melihat jelas Giok Hoa.
"Aha, seorang nona manis yang cantik jelita.....!" begitu
menggumam orang tua tersebut.
Giok Hoa jadi jemu melihatnya. Dia menduga kakek tua ini pasti
seorang yang ceriwis maka dengan suara yang tawar dia
menegurnya, "Apakah engkau pemilik kera itu"!"
Kakek tua ini tersenyum sambil mengangguk-anggukkan kepalanya: "Benar, tepat, sedikitpun tidak salah! Dan kau nona
manis, apakah kau memang bersedia menjadi mantuku?"
Mendengar perkataan kakek tua itu, yang menanyakan kesediaannya buat menjadi mantunya, bukan main gusarnya Giok
Hoa. "Hemm!" mendengus Giok Hoa dengan suara yang tawar. "Apakah
kau kira aku wanita murahan sehingga begitu mudah engkau
mengucapkan kata-katamu itu"!"
Waktu menegur seperti itu, muka Giok Hoa merah padam.
2478 Orang tua itu tertawa bergelak-gelak nyaring sekali. Dia bilang:
"Bagus!" dan kemudian membarengi dengan perkataannya itu, dia
pun melompat ke depan Giok Hoa.
Yang membuat Giok Hoa kaget, betapa sempurnanya gin-kang
orang tua itu, karena ia bisa bergerak tanpa Giok Hoa bisa
melihatnya cara dia bergerak dengan jelas.
"Kau harus patuh terhadap perintahku kalau tidak, kau akan
menderita nona manis?"!" kata orang tua itu.
Giok Hoa menindih perasaan kuatirnya, dia juga menekan
perasaan marahnya, lalu bertanya dengan gusar: "Siapa kau
sebenarnya?" Orang tua itu sudah berdiri di depan Giok Hoa, tertawa dingin:
"Hemmm, kau ingin mengetahui namaku, nona manis?" Dan
setelah berkata begitu, dia tertawa bergelak-gelak.
"Katakan!" kata Giok Hoa.
"Aku she Bun bernama Siang Cuan! Nah, sekarang engkau telah
mengetahui siapa adanya aku, dan aku harap engkau mematuhi
benar segala apa yang kukatakan, agar kau tidak memperoleh
2479 kesulitan, nona manis. Engkau cocok sekali menjadi mantuku,
karena mantuku yang satu itu telah melarikan diri."
Muka Giok Hoa berobah merah, kemudian dia mengibaskan
pedangnya: "Baiklah, jika memang engkau sudah tidak memiliki
urusan lainnya, aku akan melanjutkan perjalananku.....!!"


Anak Rajawali Serial Pemanah Rajawali Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sambil berkata begitu, dengan tangan masih menggenggam
pedangnya, Giok Hoa memutar tubuhnya. Dia bermaksud hendak
meninggalkan tempat itu, terutama sekali meninggalkan orang tua
yang dianggapnya memiliki mulut sangat kurang ajar dan kera bulu
kuning itu. Tapi Bun Siang Cuan, kakek tua yang memang ku-koay itu telah
tertawa. "Mana boleh kau pergi begitu saja?" katanya kemudian, "Aku
sudah memberitahukan kepadamu, bahwa engkau cocok buat
menjadi mantuku, karena itu, walaupun kau memaksa untuk pergi,
tetap saja aku tidak akan mengijinkan engkau pergi.....!"
Setelah berkata begitu, tubuh si kakek tua she Bun tersebut,
dengan gerakan yang sangat lincah sekali mencelat ke depan Giok
Hoa. 2480 Giok Hoa kaget, karena tahu-tahu dia melihat tangan si kakek tua
telah terulur akan mencengkeram pergelangan tangannya.
Segera si gadis mengelakkan diri, pedangnya dipakai menikam.
"Hahahaha.....!" tertawa kakek tua tersebut dengan suara yang
nyaring. Tubuhnya bergerak sangat lincah dan tahu-tahu dia telah berhasil
mengelakkan diri dari serangan pedang si gadis. Malah dia telah
mencengkeram tangan si gadis, dan pedang Giok Hoa telah pindah
ke tangan si kakek tua she Bun tersebut.
Muka Giok Hoa berobah pucat, dia melompat mundur.
Tapi kakek tua Bun Siang Cuan justeru bertindak tidak kalah
cepatnya. Waktu Giok Hoa tengah melompat mundur, justeru di saat itulah
tangan si kakek tua tersebut telah berhasil menotok tubuh Giok
Hoa. Tidak ampun lagi Giok Hoa terguling di tanah, dia rebah tidak bisa
bergerak. 2481 Bukan main kaget dan kuatirnya si gadis. Dalam keadaan tertotok
dan jika memang Bun Siang Cuan bermaksud hendak melakukan
sesuatu yang kurang ajar kepadanya, niscaya dia tidak akan dapat
mencegahnya. Dia mengawasi kakek tua itu, yang sambil menggoyangkan
pedang di tangannya, telah datang menghampiri.
Malah diapun telah berkata: "Aku sudah mengatakan tadi
kepadamu, lebih baik engkau menyerahkan diri secara baik-baik
dengan menuruti setiap perintah dan kata-kataku, sehingga
engkau tidak akan memperoteh kesulitan.
"Hanya saja, sayangnya engkau seorang gadis kepala batu,
dengan begitu tentu saja akan membuat engkau menderita! Tapi
walaupun bagaimana memang engkau harus menjadi mantuku....... kau akan menjadi calon isteri anakku."
Setelah berkata begitu, tampak kakek tua ini telah menoleh kepada
Kera berbulu kuning. "Kim Go, layani isterimu?"!" perintah kakek tua itu.
2482 Kera bulu kuning itu, Kim Go, mengeluarkan suara pekikan yang
menunjukkan dia tengah kegirangan. Dia melompat ke dekat Giok
Hoa. Bukan main kagetnya Giok Hoa. Jadi yang dimaksudkan Bun
Siang Cuan sebagai anaknya, tidak lain dari Kera berbulu kuning
ini" Tubuh Giok Hoa menggigil menahan rasa takut yang hebat.
Sedangkan kera itu telah mengulurkan tangannya. Dia membuka
baju bagian atas Giok Hoa. Menyusul dengan mana dia juga telah
membuka juga pakaian bagian bawah Giok Hoa.
Giok Hoa dalam keadaan tidak berdaya. Dia tidak bisa bergerak
dan hanya mulutnya yang bisa berseru-seru: "Jangan"..
jangan?"!" air matanya juga telah menitik turun.
Bun Siang Cuan duduk di tepi jalan, mengawasi sambil tertawatawa.
Kera berbulu kuning itu juga telah membuka terus pakaian Giok
Hoa. Benar-benar Giok Hoa ketakutan bercampur putus asa. Dia
bisa menduga apa yang hendak dilakukan kera itu.
2483 Namun belum lagi apa yang memalukan dan akan membuat aib
yang besar buat Giok Hoa terjadi, justeru tiba-tiba berkelebat
sesosok bayangan. "Binatang?"!" terdengar suara mendengus yang perlahan dan
dingin sekali. Menyusul dengan itu terdengar suara "Plakk!"
Batok kepala Kim Go telah kena terpukul hancur.
Kim Go tidak sempat mengeluarkan suara jeritan lagi, karena
tubuhnya terkulai dan napasnya berhenti.
Giok Hoa tertolong. Tapi si kakek Bun Siang Cuan yang
menyaksikan kera peliharaannya, anak angkatnya, yang sangat
disayanginya itu telah mati.
Bukan main kagetnya. Dia menjerit sambil melesat bangun. Cepat
sekali tubuhnya melambung ke tengah udara. Dia menghantam
kepada sosok tubuh yang menolong Giok Hoa.
Waktu itu sosok tubuh tersebut telah berkata kepada Giok Hoa.
"Pakai bajumu lagi!"
2484 Dan tangannya telah menyentil, sehingga totokan pada diri Giok
Hoa terbuka dan si gadis bisa menggerakkan sepasang tangan,
kaki dan tubuhnya. Giok Hoa cepat-cepat telah memakai kembali bajunya, dan melihat
yang menolonginya adalah seorang tua yang memakai baju dan
topi warna hijau. Waktu itu si kakek tua Bun Siang Cuan telah sampai di belakang
laki-laki tua penolong Giok Hoa, dengan diiringi bentakan dan
erangan menyeramkan. Dia menghantam.
Akan tetapi orang yang memakai baju hijau itu sama sekali tidak
gentar. Malah dia telah mengibas dengan tangannya.
"Dukk!!" hebat tangkisan yang terjadi, dan seketila itu juga tubuh
Bun Siang Cuan dan tubuh orang itu tergetar sangat keras.
Juga di saat itu tampak sesosok bayangan lainnya telah melompat
ke samping Giok Hoa. "Hoa-moay, apakah engkau tidak kurang suatu apa"!" tanya orang
itu. 2485 Giok Hoa terkejut bercampur girang, karena segera dia
mengenalinya itulah Ko Tie. Seketika dia juga jadi malu, hampir
saja dia tertimpah bencana yang sangat hebat sekali, yaitu akan
diperkosa oleh seekor kera.
"Ko Tie Koko...... kau?" hanya kata-kata itu saja yang bisa
diucapkannya. Ko Tie mengangguk. "Ya.....!" sahutnya kemudian. "Dan kau
tampaknya memang telah mengalami keterkejutan yang sangat
hebat!" Giok Hoa hanya mengangguk sambil menunduk malu.
Tampak Ko Tie memperhatikan, bahwa kawannya yang memakai
baju hijau itu, yaitu Oey Yok Su, tengah bertempur seru melawan
Bun Siang Cuan. Oey Yok Su dan Ko Tie ternyata tiba di tempat itu secara
kebetulan, karena mereka memang tengah melakukan perjalanan
juga. Betapa terkejutnya mereka waktu menyaksikan apa yang terjadi,
dimana Giok Hoa akan diperkosa oleh seekor Kera berbulu kuning
2486 itu, maka Oey Yok Su tidak membuang waktu turun tangan buat
menyelamatkan Giok Hoa. Tidak tahunya kembali dia bertemu dengan Bun Siang Cuan dan
sekarang mereka telah bertempur sangat dahsyat. Karena
memang mereka merupakan orang-orang yang telah memiliki
kepandaian sangat tinggi sekali, juga sin-kang yang telah
sempurna. Hebat cara bertempur ke dua tokoh lihay dari dunia persilatan itu,
karena masing-masing telah mengeluarkan seluruh kepandaian
yang mereka miliki. Sedangkan Bun Siang Cuan sendiri merasakan, semakin lama ia
semakin tertindih oleh tenaga Oey Yok Su, karena napasnya juga
sekarang mulai memburu keras.
Dikala itu, Oey Yok Su melihat bahwa dia mulai dapat mendengar
napas Bun Siang Cuan, semakin memperhebat pengerahan
tenaga dalamnya Ko Tie melihat Oey Yok Su menang di atas angin, diam-diam jadi
girang. 2487 Oey Yok Su memang sengaja telah mempergunakan seluruh ilmu
andalannya, karana dia bermaksud untuk merubuhkan Bun Siang
Cuan. Jika dulu, dia menghargai Bun Siang Cuan sebagai seorang yang
memiliki kepandaian sangat tinggi, dan dia tidak mau menurunkan
tangan keras kepadanya. Hanya saja sekarang melihat betapa ancaman yang hampir
menimpah si gadis, dan perbuatan yang begitu rendah sempat
membuat Oey Yok Su jadi murka bukan main.
Ko Tie cepat-cepat telah membisiki Giok Hoa: "Pergilah kau
menyingkirkan diri dulu!"
Giok Hoa telah mengangguk dan meninggalkan tempat itu, karena
memang dia yakin jika sampai dia tidak menyingkir dan Bun Siang
Cuan menurunkan tangan kejam padanya, niscaya akan membuat
dia bercelaka. Tampak Ko Tie juga mengiringi Giok Hoa. Dia tahu, biarpun Bun
Siang Cuan telah kena didesak begitu hebat oleh Oey Yok Su,
namun tetap saja tidak mudah Bun Siang Cuan bisa dirubuhkan
oleh Oey Yok Su, disebabkan kepandaiannya yang memang
hampir berimbang dengan Oey Yok Su.
2488 Jika pertempuran itu berlangsung terus, niscaya akan memakan
waktu mungkin sampai dua hari dua malam atau mungkin juga
lebih. Karenanya Ko Tie telah menganjurkan agar Giok Hoa
menyingkir saja. Hal ini lebih mempermudah buat Oey Yok Su, kalau sampai ia
sudah hendak menyudahi pertempuran tersebut, dia bisa
menyudahi sampai di situ saja. Sedangkan Bun Siang Cuan tentu
tidak akan dapat mencari jejak Giok Hoa lagi.
Memang Oey Yok Su juga berpikir seperti itu. Melihat bahwa Ko
Tie dan Giok Hoa telah menyingkir, dia jadi girang.
Dengan suara yang nyaring dia berseru: "Dengarlah orang she
Bun, engkau ternyata seorang yang berhati busuk dan selalu ingin
melakukan perbuatan hina dan rendah..... Karena itu, hari ini
biarlah aku Oey Yok Su akan turun tangan menghajar kau!"
Sambil berkata begitu, tubuhnya berkelebat-kelebat dengan lincah
sekali buat mendesak lawannya.
Sedangkan Bun Siang Cuan tertawa bergelak-gelak, dia bilang:
"Hemmm, tidak mudah buat kau merubuhkan diriku! Karena akulah
yang akan menghajar kau, akan membunuhmu, karena engkau
telah membunuh anakku.....!"
2489 Setelah berkata begitu, Bun Siang Cuan mengempos semangatnya, dia membalas menyerang semakin hebat.
Hanya saja memang Oey Yok Su menang seurat jika dibandingkan
dengan ilmu Bun Siang Cuan membuat lawannya benar-benar
terdesak. Dikala itu terlihat betapapun juga Bun Siang Cuan, berusaha untuk
mengerahkan seluruh kepandaiannya, namun tetap saja dia tidak
bisa membendung serangan yang dilakukan oleh Oey Yok Su.
Berulang kali dia terdesak dan hampir saja dia rubuh terkena
tekanan dari tenaga dalam Oey Yok Su!
Lama kelamaan tampak Bun Siang Cuan lebih banyak membela
diri saja. Waktu itu pertempuran tersebut telah berlangsung semakin hebat
dan menentukan! Dua tokoh sakti dari rimba persilatan tengah mengukur kepandaian
dan tenaga. Dengan begitu, mereka telah mengeluarkan seluruh
kepandaian andalannya. 2490 Dan mereka juga tampaknya benar-benar tidak mau saling
mengalah dengan keadaan seperti itu, jika saja sampai salah
seorang di antara mereka rubuh, berarti mereka akan rubuh dalam
keadaan terluka parah atau mati!
Bun Siang Cuan akhirnya berpikir. "Hem kau sekarang memang
tidak dapat kurubuhkan biarlah?" nanti setelah kulatih lagi
ilmuku, aku akan mencarimu?"!"
Setelah berpikir begitu, tiba-tiba Bun Siang Cuan tertawa bergelakgelak.
Tahu-tahu dia telah menghantam Oey Yok Su dengan serangan
seperti orang kalap dan hebat sekali setiap pukulannya seperti dia
hendak mengadu jiwa. Oey Yok Su tentu saja tidak mau buat mengadu jiwa dengannya,
dia mengelakkannya. Mempergunakan kesempatan di waktu Oey Yok Su telah berkelit,
tampak tubuh Bun Siang Cuan telah melompat ke belakang. Dia
tertawa bergelak-gelak sambil berlari cepat sekali !
"Nanti kita bertemu lagi.......!" teriaknya.
2491 Oey Yok Su hendak mengejar, namun dia segera teringat kepada
Ko Tie dan juga Giok Hoa, maka dia membatalkan keinginannya
itu dia telah memutar tubuhnya, berlari ke arah di mana tadi Ko Tie
dan Giok Hoa pergi. "Y" Ko Tie telah mengajak Giok Hoa buat pergi ke sebuah tempat yang
cukup aman, yaitu di antara pohon-pohon yang lebat, karena
memang dia ingin mengajak si gadis bersembunyi.
Keadaan di sekitar tempat itu tampak gelap sekali. Si gadis yang
berada di samping si pemuda, jadi berdebar tergoncang hatinya.
Ko Tie waktu itu telah berbisik kepadanya: "Kita tunggu Oey
Locianpwe di sini saja?"!"
Giok Hoa mengiyakan dengan suara yang perlahan sekali, dia
malu bukan main. Sedangkan Ko Tie telah berkata: "Hoa-moay, betapa engkau
membuat aku jadi bingung karena engkau telah meninggalkan aku
begitu saja.....!" 2492 Giok Hoa tidak bisa menjawab. Dia berdiam diri saja, dengan
pipinya berobah memerah dan terasa panas!


Anak Rajawali Serial Pemanah Rajawali Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiba-tiba terlihat sesosok bayangan berlari cepat sekali tengah
mendatangi. "Kita harus bersiap-siap, mungkin juga yang datang adalah Oey
Locianpwe, tapi bisa jadi juga adalah orang she Bun itu!" bisik Ko
Tie. Giok Hoa mengiakan. Sosok bayangan itu telah berlari tiba di dekat mereka.
Ko Tie melihat orang itu mengenakan baju warna hijau. Segera
juga dia mengetahui dan mengenalinya, itulah Oey Yok Su.
"Oey Locianpwe!" panggilnya dengan suara yang nyaring dan
melompat keluar dari tempat persembunyiannya.
Oey Yok Su berhenti dan bertanya: "Bagaimana keadaan kalian
berdua"!" Waktu itu Giok Hoa pun telah melompat keluar, tahu-tahu dia
menjatuhkan dirinya berlutut di hadapan Oey Yok Su.
2493 "Terima kasih atas pertolongan Oey Locianpwe.....!" katanya
kemudian. Oey Yok Su memimpin bangun padanya.
Dikala itu terlihat betapapun juga, memang dia merasa simpati
pada si gadis. Dia melihat gadis ini manis sekali dan cocok jika
bersanding dengan Ko Tie. Maka katanya:
"Diakah gadis yang kau ceritakan dulu kepadaku, murid dari puteri
angkatnya Sin-tiauw-tay-hiap Yo Ko"!"
"Benar.....!" menyahuti Ko Tie. "Oey Locianpwe juga telah pernah
bertemu dengan Hoa-moy beberapa kali.....!"
Oey Yok Su mengangguk, memang benar dia pernah bertemu
dengan gadis ini. Ko Tie telah menceritakan, betapa Bun Siang Cuan ingin
"mempergunakan" keranya untuk memperkosa Giok Hoa, dengan
cara yang biadab sekali. Semua yang telah didengar dari Giok Hoa
diceritakan kepada Oey Yok Su.
Muka Oey Yok Su berobah merah padam dia telah menghela
napas beberapa kali. 2494 "Sayang! Sayang sekali! Manusia dengan kepandaian seperti
orang she Bun itu, yang sangat tinggi dan cukup mengagumkan,
ternyata memiliki hati seperti binatang.....!"
Lalu Oey Yok Su menghela napas lagi, barulah dia mengajak Ko
Tie dan Giok Hoa buat meninggalkan tempat itu.
Sepanjang perjalanan, Oey Yok Su sering menyinggungnyinggung bahwa Ko Tie dan Giok Hoa merupakan pasangan yang
sangat ideal. Setiap kali Oey Yok Su menyinggung hal itu, maka membuat
pasangan remaja itu berobah wajahnya menjadi merah, dengan
pipi terasa panas sekali. Mereka jengah dan likat.
Cuma saja, pertemuan ini justeru telah menyuburkan benih cinta
yang terdapat di hati mereka.
Perjalanan telah dilanjutkan terus. Hanya sayangnya Oey Yok Su
tidak keburu menanyakan soal Kam Lian Cu kepada Bun Siang
Cuan. Dia telah keburu melarikan diri.
"Tapi Kam Kouw-nio tentu berada di sekitar tempat ini!" kata Ko Tie
dengan penuh keyakinan. "Dia tentu tidak akan menyingkirkan diri
terlalu jauh?"!"
2495 Oey Yok Su mengangguk, dia menghela napas.
"Waktu kejadian itu. dimana Kam Kouw-nio melarikan diri, dia
sesungguhnya bisa saja menantikan engkau di sebuah tempat.
Tapi kenyataannya kau juga terluka hebat.
"Karena itu, tidak diketahui lagi, apakah ia selamat dari tangan
orang she Bun itu atau tidak! Tapi jika memang dia berhasil
menyelamatkan diri, tentu tidak mudah mencarinya di sekitar
tempat ini..... "Sekarang ini telah lewat dua bulan lebih. Tentu dalam dua bulan
lebih dia sudah melarikan diri cukup jauh, dia bisa pergi.
"Lain jika memang dia tertawan oleh Bun Siang Cuan, maka dia
tidak akan berdaya dan tentu dikurung di sebuah tempat oleh orang
she Bun.......!" "Jika begitu, kita harus mencari orang she Bun itu lagi"!" kata Ko
Tie. Oey Yok Su mengangguk. "Tadinya aku tidak berpikir seperti itu, aku membiarkan saja dia
melarikan diri. Tapi sekarang, walaupan bagaimana kita harus
2496 pergi mencarinya. Kita perlu menanyakan perihal nona Kam
kepadanya, dan memaksa dia sampai mau bicara!"
Ko Tie ragu-ragu. Kepandaian Bun Siang Cuan tidak rendah hampir setingkat
dengan kepandaian Oey Yok Su. Jika memang mereka mencari
orang she Bun itu lagi, dan terjadi pertempuran hebat antara Oey
Yok Su dengan orang she Bun tersebut, tentunya merupakan
pertempuran yang berkepanjangan, juga tidak akan ada keputusan, siapakah yang akan rubuh dan siapakah yang akan
menang. Karena itu, jika memang terjadi hal itu, berarti Oey Yok Su harus
benar-benar mengeluarkan seluruh kepandaiannya, sehingga jika
memang tidak dapat Oey Yok Su merubuhkan Bun Siang Cuan,
kemungkinan besar mereka berdua yang akan terluka atau binasa.
Tidak dapat Oey Yok Su untuk merebut kemenangan begitu saja
di kala Bun Siang Cuan masih dalam keadaan segar bugar.
Dan Ko Tie menguatirkan juga buat keselamatan Oey Yok Su,
karena jika Oey Yok Su harus bertempur dua hari dua malam
dengan mempergunakan seluruh sin-kang dan kepandaiannya,
2497 niscaya akan membuat dia letih bukan main, berarti juga dia bisa
terluka di dalam, karena usianya yang telah lanjut benar.
Maka Ko Tie ingin mencegah Oey Yok Su mencari Bun Siang
Cuan. Cuma saja, sekejap kemudian dia ragu-ragu. Dia kuatir Oey
Yok Su akan tersinggung karenanya.
Melihat Ko Tie berdiam diri, Giok Hoa juga jadi canggung. Diapun
berdiam diri saja. Oey Yok Su telah mengajak mereka buat berlalu dan Ko Tie berdua
dengan Giok Hoa hanya ikut saja, mereka ingin mencari Kam Lian
Cu. Walaupun mereka telah mencari ke sana ke mari, Bun Siang Cuan
tidak terlihat bayangannya.
Kakek tua yang tampaknya agak sinting itu ternyata telah
menghilang ke mana" Hanya saja, masih terlihat bangkai kera itu,
yang menggeletak diam dan tampak mengerikan sekali karena
batok kepalanya yang hancur itu.
Giok Hoa menggidik melihat kera bulu kuning itu, karena jika tidak
keburu Oey Yok Su dan Ko Tie tiba di tempat itu, tentu dia telah
2498 menjadi korban kera bulu kuning itu, diperkosa binatang tersebut.
Dan hati Giok Hoa jadi ciut memikirkan hal itu.
Oey Yok Su menghela napas.
"Mari kita cari ke tempat lain..... Dia pasti masih berada di sekitar
tempat ini?"!" Segera juga Oey Yok Su berlari-lari untuk mencari
Bun Siang Cuan di sekitar tempat ini.
Ko Tie berdua Giok Hoa berlari-lari mengikuti di belakang tokoh
sakti tersebut. Oey Yok Su menduga bahwa Bun Siang Cuan masih berada di
sekitar tempat ini, karena dia melihat bangkai kera itu masih berada
di tempatnya. Dia telah menyaksikan betapa Bun Siang Cuan
sangat sayang pada kera itu, dan tentu dia akan kembali buat
mengambil bangkai kera itu, yang tentunya akan dikuburnya.
Karena itu, Oey Yok Su menduga Bun Siang Cuan masih berada
di sekitar tempat ini, dan dia tengah menyembunyikan diri saja di
suatu tempat. Oey Yok Su bertiga telah mencari ke sana ke mari di sekitar tempat
itu. Namun tetap saja Bun Siang Cuan tidak terlihat bayangannya.
2499 Kam Lian Cu juga tidak, berhasil mereka temui.
Ko Tie sangat penasaran sekali, dia meminta kepada Oey Yok Su,
untuk beberapa lama dia harus mencari Kam Lian Cu di tempat ini.
Begitulah, selama satu bulan mereka berada di tempat tersebut.
Mereka telah berkeliling ke sana ke mari, menjelajahi sekitar
tempat itu. Namun orang yang mereka cari tetap saja tidak berhasil
ditemui. Sebulan lebih telah lewat, dan Giok Hoa mulai tidak sabar. Diamdiam di hatinya timbul juga perasaan cemburu. Dia mendengar dari
penuturan Ko Tie bahwa Kam Lian Cu seorang gadis yang cantik
sekali, diam-diam hatinya jadi jelus.
Di waktu itu, sebetulnya Giok Hoa hendak mengajak Ko Tie dan
Oey Yok Su menyudahi saja pencarian mereka dan meninggalkan
tempat tersebut. Hanya saja, biarpun hatinya berpikir begitu, tokh
tetap saja dia tidak bisa menyampaikan isi hatinya itu. Mulutnya
tidak bisa untuk mengucapkan apa yang dipikirkannya.
Karena itu, dua minggu lagi mereka telah berada di sekitar tempat
tersebut. "Y" 2500 PENUTUP Pada waktu itu tampak tubuh Oey Yok Su dengan lincah telah
mencelat ke sana ke mari, di mana dia juga telah berusaha untuk
mendatangi tempat-tempat yang paling sukar sekali.
Dengan mengandalkan gin-kangnya yang memang telah sempurna dan sangat mahir, Oey Yok Su tidak menemui kesulitan.
Malam tadi dia telah mengatakan kepada Ko Tie dan Giok Hoa, jika
dua hari lagi mereka tidak berhasil menemukan Bun Siang Cuan
maupun Kam Lian Cu, maka mereka akan meninggalkan tempat
tersebut. Ko Tie sesungguhnya berat meninggalkan tempat itu sebelum Kam
Lian Cu berhasil mereka temukan. Tapi berbalik dengan Giok Hoa,
yang menjadi girang mendengar keputusan Oey Yok Su.
Waktu itu Ko Tie juga telah meminta kepada burung rajawali agar
bantu mencari. Memang selama itu burung rajawali tersebut telah membantu
mereka mencari jejak Bun Siang Cuan maupun Kam Lian Cu
dengan terbang di angkasa, di mana dia mencari ke sana ke mari.
2501 Ko Tie mengharapkan, dengan sisa dua hari ini, burung rajawali itu
berhasil menemukan Kam Lian Cu.
Namun burung rajawali itu tetap saja tidak berhasil menemukan
jejak dari orang yang tengah mereka cari.
Satu hari lagi telah lewat, dan juga di hari itu mereka gagal buat
menemukan jejaknya Bun Siang Cuan maupun Kam Lian Cu.
Benar-benar Ko Tie jadi kecewa sekali?"
Pada pagi keesokannya, waktu Ko Tie, Giok Hoa maupun Oey Yok
Su, masih rebah menyender di sebatang pohon karena tidur
mereka yang nyenyak, tiba-tiba mereka dibangunkan oleh suara
pekik rajawali yang begitu nyaring.
Segera juga ke tiga orang ini melompat berdiri, dan mereka melihat
burung rajawali itu tengah terbang menukik turun hinggap di atas
tanah. Sepasang sayapnya digerak-gerakan tampaknya burung rajawali
itu tengah berusaha memberitahukan sesuatu.
2502 Giok Hoa segera melompat ke punggung burungnya. Ko Tie juga
melompat ke atas punggung burung itu. Segera juga burung
rajawali itu terbang ke tengah udara dengan cepat sekali.
Rupanya burung rajawali ini mengajak mereka ke sebuah lembah,
dan Ko Tie maupun Giok Hoa melihat lembah itu rapat sekali oleh
tumbuh-tumbuhan maupun pohon yang masih liar.
Tadi Tiauw-jie atau burung rajawali ini, telah melihat seseorang di
dalam lembah. Maka dia telah terbang memberitahukan kepada
majikannya. Burung rajawali itu terbang berputar-putar, tapi Giok Hoa maupun
Ko Tie tidak melihat sesuatu.
Akhirnya Giok Hoa perintahkan burung rajawali itu agar terbang
menukik turun di lembah tersebut.
Ko Tie dan Giok Hoa melompat turun dari punggung rajawali
tersebut, dan mereka mencari-cari menyelidiki keadaan di lembah
tersebut dengan teliti. Dan Ko Tie melihat bahwa di tanah dalam lembah itu, banyak
sekali terlihat bekas tapak-tapak kaki.
2503 Seketika Ko Tie dan Giok Hoa jadi girang. Pasti lembah ini didiami
manusia. Juga dilihat dari bekas tapak kaki itu, tapak kaki laki laki
yang berukuran besar dan tapak kaki yang kecil, tapak kaki wanita.
Tengah mereka mencari-cari seperti itu, tiba-tiba terdengar suara
orang menyebut akan kebesaran Sang Budha.
"Omitohud?" siapakah kalian dan apa maksud kalian mendatangi lembah ini?" tiba-tiba telah muncul seorang pendeta
berusia limapuluh tahun lebih dari balik gerombolan pohon.
Ko Tie dan Giok Hoa terkejut.
"Maafkan Taysu!" kata Ko Tie sambil merangkapkan sepasang
tangannya memberi hormat. "Kami tengah mencari jejak seorang
kawan, karena itu telah lancang datang ke lembah ini.....!"
"Tengah mencari kawan"!" tanya pendeta itu.
Ko Tie mengangguk. "Benar Taysu?"!"
"Siapakah kawan Sicu"!"
Ko Tie ragu-ragu. Giok Hoa pun ragu-ragu.
2504 Si pendeta tersenyum. "Lolap kira di sekitar lembah ini tidak terdapat orang lain?" dan
lolap kira, kawan Sicu juga tidak berada di dalam lembah ini?"!"
"Apakah hanya Taysu seorang diri yang berdiam di lembah ini?"
tanya Ko Tie. Muka pendeta itu berobah lagi.
Dia tentu saja tidak bisa berdusta. Dia seorang pendeta yang alim
dan saleh, maka tidak dapat dia berdusta, sedangkan orang telah
bertanya seperti itu, membuat dia benar-benar sangat sulit sekali.
Melihat pendeta itu tampaknya jadi kikuk dan agak bingung, Ko Tie


Anak Rajawali Serial Pemanah Rajawali Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

jadi heran. Namun segera juga sambil tertawa dia bilang: "Jika
memang Taysu keberatan menjelaskannya, sudahlah, kami juga
tidak berani bertanya berbelit-belit?"!"
Di waktu itu terlihat pendeta itu jadi kurang enak hati. Dia bilang:
"Lolap tinggal di sini bersama kawan."
"Ohhhhh?"." Baru saja Ko Tie hendak meneruskan katakatanya, pada saat itu dari mulut lembah telah berlari-lari pesat
sekali sesosok bayangan hijau!
2505 Dialah Oey Yok Su! Melihat Oey Yok Su, muka pendeta itu jadi berobah seketika, dia
segera juga menggumam: "Mengapa dia bisa berada di tempat
ini?" Waktu itu cepat sekali Oey Yok Su telah berlari tiba di dekat si
pendeta. Si pendeta merangkapkan sepasang tangannya memberi hormat
kepada Oey Yok Su dan katanya: "Locianpwe sesungguhnya ini
merupakan pertemuan yang sangat menggembirakan sekali!
Terimalah hormat dari Yang Bun?"
Melihat pendeta itu, Oey Yok Su hanya membalas penghormatan
dengan setengah membungkukkan tubuhnya.
"Jangan banyak peradatan, Yang-bun," katanya.
Ternyata pendeta itu adalah seorang pendeta Siauw-lim-sie dari
tingkat kedua. Dia memang memiliki kepandaian yang sangat
tinggi. Sering juga Yang-bun bertemu dengan Oey Yok Su, karena itu dia
mengenali jago tua yang sakti tersebut.
2506 Sekarang melihat Oey Yok Su muncul di tempat ini, dia menjadi
heran bukan main. Melihat pendeta itu hanya memandangi saja, Oey Yok Su
kemudian bilang: "Taysu berada di sini, apakah dalam perjalanan?"
Si pendeta bergeleng kepala.
"Lolap berada berdua dengan kawan yang mengalami nasib
sangat buruk sekali, untuk sementara waktu berdiam di sini?"!"
menyahuti si pendeta. "Oh.....!" berseru Oey Yok Su. "Siapakah kawan Taysu, apakah
pendeta Siauw-lim-sie juga"!"
"Bukan!" menyahuti Yang Bun Taysu. "Dia adalah seorang gadis
yang malang sekali nasibnya!"
Mendengar keterangan Yang Bun Taysu itu bukan main kagetnya
Ko Tie bertiga. "Seorang gadis?" tanya Ko Tie kemudian.
Yang Bun Taysu mengangguk membenarkan, dia juga menceritakan apa yang telah dialami oleh kawannya itu, yang
ternyata tidak lain Kam Lian Cu.
2507 Mendengar Kam Lian Cu korban dari kera bulu kuning milik Bun
Siang Cuan, hati Ko Tie dan Giok Hoa maupun Oey Yok Su
berdebar-debar. Mereka pun merasa bahwa kawan dari si pendeta
ini adalah orang yang tengah mereka cari.
"Bisakah Taysu mengajak kami bertemu dengannya"!" tanya Oey
Yok Su. Oey Yok Su merupakan orang yang sangat dihormati oleh Yang
Bun Taysu, maka dia tidak memiliki alasan buat menolaknya,
malah dengan segera dia mengajak mereka bertiga masuk ke
dalam lembah itu lebih jauh.
Ketika dipertemukan dengan orang yang disebutkan Yang Bun
Taysu, semuanya terkejut. Karena dialah Kam Lian Cu, orang yang
tengah mereka cari-cari. Kam Lian Cu menangis sedih sekali. Oey Yok Su menghiburnya.
Malah menjelaskan juga bahwa Kera berbulu kuning telah dihajar
mati olehnya. "Tapi..... tapi entah apa yang akan terjadi buat hari-hariku di masa
mendatang.....!" mengeluh Kam Lian Cu dalam isak tangisnya.
Ko Tie dan Giok Hoa ikut menghiburnya.
2508 Oey Yok Su malah menawarkan, jika Kam Lian Cu bersedia, maka
dia ingin mengambil anak Kam Lian Cu kelak sebagai muridnya.
Karena dari itu Oey Yok Su menganjurkan Kam Lian Cu ikut
dengannya pergi menetap di pulau Tho-hoa-to.
Bukan kepalang girangnya Kam Lian Cu. Terlebih lagi Yang Bun
Taysu, karena dengan demikian dia bebas dari tugasnya yang
sangat berat itu. Diapun yakin bahwa Kam Lian Cu benar-benar
terlindung dengan berada dalam perlindungan Oey Yok Su.
Begitulah, setelah bercakap-cakap beberapa saat, merekapun
berpisah. Oey Yok Su mengajak Kam Lian Cu ke Tho-hoa-to,
sedangkan Yang Bun Taysu melanjutkan perjalanannya meninggalkan lembah tersebut.
Ko Tie dan Giok Hoa melakukan perjalanan kembali ke tempat
guru-guru mereka, dan di sana mereka ingin meminta restu, agar
mereka dinikahkan dengan resmi.
Ko Tie sesungguhnya merasa iba dan berkasihan kepada Kam
Liam Cu, tapi dia tidak bilang apa-apa. Dan terhadap Giok Hoa,
memang pada dasarnya dia sangat mencintai, dia tidak dapat
mengelak lagi untuk lepas dari pernikahan.
2509 Tentu guru mereka akan menyambut berita ini dengan gembira.
Tiauw-jie atau burung rajawali peliharaan Giok Hoa pun telah
terbang di tengah udara mengiringi perjalanan mereka sambil terus
mengeluarkan pekik mengandung kegembiraan yang meluap-luap.
TAMAT 2510 Pendekar Seribu Diri 3 Golok Sakti Karya Chin Yung Badai Awan Angin 36
^