Pencarian

Anak Rajawali 6

Anak Rajawali Serial Pemanah Rajawali Karya Chin Yung Bagian 6


sekali. Pada tebing itu tampak sebuah goa yang cukup besar,
505 mungkin dapat masuk dua orang dewasa, karena bentuk goa yang
melebar ke samping. "Itulah tempat kediaman dari orang yang kumaksudkan!" kata Ho
Sin-se sambil menunjuk goa itu. Kemudian dengan wajah raguragu dia telah bilang: "Aku..... aku harus segera meninggalkan
tempat ini.....!" Tetapi Yo Him menggeleng.
"Jangan..... kau harus menemani kami dulu sampai kami bertemu
dengan orang itu. Jika memang kau meninggalkan kami,
bagaimana mungkin kami mengetahui orang yang mana yang
dimaksudkan olehmu, jangan-jangan nanti kami hanya dapat
bertemu dengan orang yang bukan kami maksudkan itu.....!"
Ho Sin-se walaupun merasa ngeri, berada di tempat itu, tokh
diapun tidak berani membantah permintaan Yo Him, dia telah
mengiyakan dan tidak jadi meninggalkan tempat tersebut.
Dengan hati-hati mereka meletakkan Hok An di bawah sebungkah
batu. Sedangkan Yo Him menghampiri mulut goa, dia merangkapkan sepasang tangannya, katanya: "Boanpwee Yo Him
datang menghunjuk hormat..... harap Locianpwe mau menerima
kedatangan kami.....!"
506 Sunyi, tidak terdengar suara sahutan dari dalam goa itu.
Yo Him mengulangi lagi sampai dua kali dan tetap tidak
memperoleh jawaban. Hal ini membuat Yo Him harus dapat
menahan diri, dia telah dua kali berkata dengan suara yang
nyaring, sampai akhirnya dia habis sabar.
"Jika memang Locianpwe tidak mau menerima kunjungan kami,
biarlah boanpwe bertindak agak kurang ajar dan akan masuk
menghadap kepada Locianpwe. Maafkanlah kelancangan Boanpwe!" Setelah berkata begitu Yo Him menjejakkan kakinya, tubuhnya
melesat akan melompat masuk ke dalam goa itu.
Akan tetapi, Yo Him jadi kaget. Dari dalam goa itu, yang gelap
gulita, tampak melesat beberapa titik sinar putih yang berkilauan
menyambar kepadanya, pada beberapa jalan darah terpenting di
tubuhnya. Waktu itu Yo Him tengah berada di tengah udara dengan
ke dua kaki tidak menginjak bumi, sehingga dia tidak bisa untuk
berkelit. Yo Him masih dapat menggerakkan tangannya, mengibas senjata
rahasia yang menyambar kepadanya, membuat senjata-senjata
507 rahasia itu telah terpental dan kemudian mencong arahnya
menancap dalam sekali di dinding goa itu.
Hal ini mengejutkan Yo Him, sebab dilihatnya bahwa tenaga
timpukan senjata rahasia tersebut kuat sekali, sehingga dapat
menembusi dinding itu. Dengan demikian tentunya orang yang
telah melontarkan senjata rahasia itu memiliki kekuatan tenaga
dalam yang tangguh sekali.
Apalagi waktu itu Yo Him telah meluncur turun dan mendekati
bagian dinding goa yang tertancap senjata rahasia itu, dia
melihatnya bahwa senjata rahasia itu adalah sebatang jarum, dua
batang paku perak, dan tiga bilah pisau kecil.
Yo Him memandang heran, sampai akhirnya, ia menghela napas
dalam-dalam. Segera ia menyadari bahwa mereka tengah menghadapi
seseorang yang beradat sangat aneh. Karena dia telah berseru
beberapa kali mohon bertemu, tetapi orang di dalam goa itu tidak
mau mecerima kunjungannya dan juga tidak mau menyahutinya.
Dengan begitu, membuat Yo Him ingin lancang memasuki goa
tersebut. 508 Akan tetapi dirinya justeru telah disambut dengan jarum dan paku
perak itu. Maka Yo Him terpaksa harus dapat berlaku lebih
waspada, jika ceroboh, dikuatirkan kelak akan menghadapi
kesukaran, karena di dalam goa yang gelap itu tidak bisa dilihat
dengan jelas. Sedangkan keadaan di dalam goa itu tetap sunyi. Yo Him
merangkapkan sepasang tangannya, katanya:
"Harap Locianpwe mau menerima hormat Boanpwe Yo Him.....
Kami datang berkunjung ke mari, karena kami tengah berada
dalam kesulitan dan bermaksud ingin memohon pertolongan
Locianpwe......!" Belum lagi suara Yo Him habis diucapkan, diwaktu itu telah
terdengar suara orang tertawa dingin, kemudian dibarengi dengan
perkataannya yang tawar: "Siapa yang berani melangkahkan
kakinya dengan lancang memasuki goa ini, orang itu akan
kubinasakan......!" Yo Him jadi merandek diam, dia raga-ragu. Tampaknya orang di
dalam goa itu memang seorang yang memiliki hati yang keras, dan
juga tidak bersedia menerima kunjungan siapapun juga.
509 Tetapi mengingat akan keadaan Hok An yang kian parah juga,
maka Yo Him telah mengeraskan hati, katanya: "Kami terpaksa
sekali menggganggu ketenangan Locianpwe, karena kami
memang ingin sekali memohon bantuan dan pertolongan
Locianpwe, di mana kawan kami tengah terancam jiwanya, ia
terluka hebat sekali.....!"
"Itu urusan kalian, bukan urusanku!" menyahuti orang di dalam goa
itu, ketus dan juga ia sudah tidak memperdulikan lagi pada
keadaan Yo Him, yang mungkin tersinggung oleh kata-katanya
yang ketus. "Jika memang kalian tetap memaksa hendak berdiam di tempat ini
guna merusak ketenanganku, maka kalian akan menanggung
akibatnya. Dan bila kalian berani lancang memasuki goa ini, kalian
akan kutangkap dan kubinasakan dengan cara yang sebaikbaiknya, agar kalian dapat pergi ke akherat dengan hati yang
"puas"!" Yo Him mengerutkan sepasang alisnya. Mendengar perkataan
orang di dalam goa, tentu dia bukan sebangsa manusia baik-baik.
Bukankah tampaknya orang di dalam goa itu sama sekali tidak mau
memberikan kesempatan pada Yo Him untuk menjelaskan maksud
510 kedatangannya, juga bukankah orang di dalam goa itu tidak
memperlihatkan sambutan yang baik"
Karena terpikir begitu, menduga bahwa orang di dalam goa itu
bukan sebangsa manusia baik-baik, sikap menghormat Yo Him
berkurang, dan iapun telah berkata dengan suara tidak sehormat
tadi: "Baiklah, jika memang kau tidak dapat menerima kedatangan kami,
itupun memang tidak bisa kami paksakan..... Tetapi yang jelas.....
kawan kami membutuhkan sekali pertolonganmu, karena itu, kami
mohon dengan sangat, agar engkau mengobati kawan kami itu,
dan kami akan segera meninggalkan tempat ini."
"Hemmm!" terdengar suara tertawa dingin dari dalam goa itu. "Atau
engkau menduga bahwa aku ini budakmu, sehingga seenakmu
saja engkau meminta pertolongan dan memerintahkan kepadaku,
agar aku ini mengobati kawanmu itu" Hemmm, hemmm, hemmm!"
Dan kata-katanya itu telah diakhirinya dengan suara mendengus,
seperti juga orang itu tidak senang dan mendongkol sekali!
Yo Him jnga mendongkol, karena dia memperoleh penerimaan
seperti itu. Dia telah mengambil keputusan, jika orang di dalam goa
itu tetap menolak buat mengobati Hok An, maka dia akan
511 mempergunakan kekerasan memaksa orang tersebut buat
mengobati Hok An. Sasana waktu itu mengawasi dengan hati yang berdebar, karena
dia telah mendengar percakapan Yo Him dengan orang di dalam
goa tersebut. Dengan begitu, Sasana juga telah memakluminya
bahwa orang di dalam goa itu tentunya tidak bermaksud hendak
menolongi, bahkan mengusir mereka dengan kasar disertai
ancaman akan membunuh mereka.
Sehingga Sasana kuatir jika Yo Him tidak bisa cepat-cepat
menguasai orang itu, agar dia bersedia menolongi Hok An, maka
keadaan Hok An bertambah parah dan tidak dapat ditolong lagi.
Baru saja Sasana ingin melompat ke samping Yo Him, tiba-tiba dari
dalam goa itu telah terdengar bentakan lagi: "Apakah engkau tetap
tidak mau meninggalkan tempat ini"!"
Yo Him tertawa tawar, katanya: "Kami datang dengan cara baikbaik,
karena memang kamipun membutuhkan sekali pertolonganmu. Tetapi engkau menerima kami dengan cara yang
tidak baik dan ketus, maka terpaksa aku harus berlaku lancang,
bahwa aku harus tetap meminta engkau mengobati luka kawanku
itu. Jika engkau menolak, aku akan memaksanya juga.....!"
512 Setelah berkata begitu, tampak Yo Him bermaksud menjejakkan
kakinya, tubuhnya hendak menerjang masuk ke dalam goa itu.
Namun, belum lagi dia melompat, dari dalam terdengar orang
berkata tawar: "Hentikan! Jangan kau memaksa masuk ke dalam
goaku, atau engkau akan mati dengan percuma!"
Tetapi Yo Him sudah tidak memperdulikan lagi ancaman orang di
dalam goa itu. Dia telah menjejakkan kakinya, tubuhnya melesat
sangat gesit, menerobos ke dalam goa.
Dan seperti ancaman orang di dalam goa, begitu tubuh Yo Him
meluncur akan menerjang masuk ke dalam goa itu, justeru diwaktu
itu tampak beberapa puluh titik sinar yang kemilau menyambar
berbagai tubuh Yo Him. Namun Yo Him sekarang telah bersiap-siap, dia menggerakkan ke
dua tangannya tanpa menahan tubuhnya. Dengan ke dua tangan
yang dikibaskan beruntun, dia membuat senjata-senjata rahasia
yang menyambar kepadanya telah diruntuhkan dan terpencar
menyambar ke segala penjuru dinding goa itu. Tubuh Yo Him
sendiri masih tetap meluncur akan menerobos masuk ke dalam
goa itu. 513 Terdengar seruan kaget dari orang di dalam goa tersebut, rupanya
dia heran juga melihat Yo Him dapat meruntuhkan semua senjata
rahasia yang dilontarkannya.
Sebetulnya, orang di dalam goa tersebut melontarkan senjata
rahasianya itu bukan dengan cara menimpuk biasa saja, karena
dia menimpuk dengan serentak dan senjata-senjata rahasia
tersebut menyambar bagaikan bentuk bunga bwee, yang
mengepung Yo Him dari segala penjuru.
Namun, Yo Him dapat mengibas runtuh semua senjata rahasia
tersebut, tentu saja membuat dia kaget, karena dengan demikian
Yo Him memperlihatkan dia bukan seorang lawan biasa.
Waktu itu tubuh Yo Him telah berhasil menerobos ke dalam goa.
Keadaan di dalam goa cukup gelap, namun Yo Him yang memang
memiliki penglihatan sangat tajam, telah melihat seorang laki-laki
tua duduk bersemedhi di tengah-tengah ruangan goa itu, di mana
pada dalam goa tersebut tidak terdapat barang apapun juga selain
sebuah meja yang terbuat dari batu yang dipahat kasar.
Rupanya orang tua itupun telah melihat Yo Him, dia mengeluarkan
seruan tertahan lagi, karena dia melihat yang berhasil menerobos
514 masuk tidak lain seorang pemuda. Tetapi kepandaian pemuda ini
tinggi sekali. "Siapa kau?" akhirnya orang tua itu telah menegur dengan suara
yang dingin, setelah dapat menenangkan dirinya.
Karena dia tahu jika ia menyerang lagi tokh pemuda itu akan dapat
meruntuhkan senjata rahasianya, juga di waktu itu, iapun tengah
diliputi rasa heran, menduga-duga entah siapa adanya pemuda itu.
Maka dia menanyakan dulu perihal keadaan Yo Him.
Yo Him pun yang telah melihat orang tua yang berusia sangat
lanjut dan memelihara jenggot dan yang panjang sampai tumbuh
terjuntai di pangkuannya, tidak berani bersikap terlalu lancang, dia
merangkapkan sepasang tangannya:
"Maafkan Locianpwe..... sesungguhnya boanpwe hanya ingin
memohon pertolongan Locianpwe agar mau mengobati kawanku..... Jika memang kawanku itu dapat ditolong, maka bukan
alang kepalang terima kasih Boanpwe pada Locianpwe!"
"Terima kasih" Hemmm, apakah jika aku bersedia mengobati
kawanmu itu, engkau hanya akan mengucapkan terima kasih"!"
tanya orang tua itu, sikapnya ku-koay sekali, aneh luar biasa.
515 Yo Him melengak tertegun mendengar pertanyaan orang tua itu,
sampai akhirnya dia bertanya dengan ragu: "Lalu, apa yang harus
kuberikan kepada Locianpwe sebagai ucapan terima kasih atas
budi kebaikan Locianpwe.....!"
"Kau bersedia memberikan sesuatu kepadaku, sebagai imbalan
jika aku berhasil menyembuhkan kawanmu itu"!" tanya orang tua
tersebut. Yo Him mengangguk segera, ia menduga paling tidak orang tua ini
tentu akan meminta sejumlah uang yang tinggi sekali sebagai
imbalan atas jasanya mengobati Hok An.
"Ya...., berapa yang harus kubayar untuk biaya pengobatan itu"!"
tanya Yo Him kemudian. Orang tua itu tertawa. "Aku tidak menghendaki uang.....!" katanya.
Yo Him kembali melengak. "Lalu apa yang diingini Locianpwe"!" Tanya Yo Him sambil
mengawasi tajam pada orang tua itu.
516 Orang tua aneh itu tertawa kecil, suaranya begitu sinis, dan
sikapnya juga acuh tak acuh.
"Sudah kukatakan bahwa aku tidak menghendaki uang.....!" kata
orang tua tersebut. "Lalu apa yang dikehendaki oleh Locianpwe.....?" tanya Yo Him.
"Ada dua syaratku, jika memang engkau memenuhi ke dua
syaratku itu, maka kawanmu itu akan kuobati! Walaupun


Anak Rajawali Serial Pemanah Rajawali Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bagaimana parahnya luka kawanmu itu, pasti aku akan dapat
mengobatinya!" kata orang tua itu.
Yo Him walaupun mendongkol melihat lagak orang tua ini, yang
seperti juga sengaja untuk mengulur-ulur waktu, namun ia
bertanya juga: "Apa ke dua syarat dari Locianpwe itu!"
"Syarat yang pertama, aku menghendaki imbalan sebagai
pembayaran atas jerih payahku mengobati kawanmu itu dengan
pembayaran!" "Pembayaran dengan apa"!" tanya Yo Him tidak sabar memotong
perkataan orang tua itu. 517 "Pembayaran itu adalah jiwamu! Engkau harus memberikan
jiwamu kepadaku! Maka kawanmu itu akan segera kuobati!"
menjawab orang tua itu. Yo Him tertegun, dia kaget dan heran bercampur mendongkol.
"Locianpwe, Boanpwe harap kau si orang tua tidak bergurau!" kata
Yo Him kemudian "Hal itu mana mungkin.....!"
"Mungkin atau tidak itu urusanmu..... tetapi memang begitulah
syaratku.....!" kata orang tua itu.
Yo Him berdiri menjublek.
Orang tua ini benar-benar luar biasa sekali, dia mengajukan syarat
yang benar-benar mengejutkan. Bagaimana mungkin, sebagai
pembayaran untuk mengobati Hok An, Yo Him harus menyerahkan
jiwanya kepada orang tua itu" Bagaimana mungkin dia bisa untuk
menerimanya" Karena itu, segera juga dia berkata dengan suara
yang dingin: "Tidak mungkin syarat itu dapat dipenuhi olehku!"
"Hemmm, jika memang engkau tidak bisa memenuhi syaratku itu,
aku tidak akan memaksa. Bukankah yang meminta pertolongan
adalah engkau, bukan aku yang menawarkan" Dan jika memang
518 engkau tidak dapat memenuhi syaratku yang pertama itu, silahkan
engkau angkat kaki meninggalkan tempat ini......!"
Mendengar perkataan orang tua itu. Yo Him berdiam diri, sampai
akhirnya dia telah bilang dengan sikap tidak senang: "Jika memang
Locianpwe mengajukan syarat seperti itu, berarti sama saja
Locianpwe menolak permohonan kami agar Locianpwe menolongi
kawanku itu......!" "Aku tidak mau tahu apa yang hendak kau katakan, tetapi yang
pasti, aku akan menolongi kawanmu itu, jika engkau dapat
memenuhi ke dua syaratku!"
"Lalu bagaimana bunyi syarat yang kedua," tanya Yo Him, yang
ingin mengetahui syarat yang kedua itu.
Orang tua itu berdiam tidak segera menyahuti, dia mengawasi Yo
Him dengan mata yang tajam, sampai akhirnya dia telah bilang:
"Apakah engkau menyetujui dan menerima syaratku yang pertama
itu?" Yo Him berdiam sejenak, akhirnya dia mengangguk: "Setelah
mendengar syaratmu yang kedua, barulah aku akan mempertimbangkannya.....!"
519 "Hemmm, jika engkau tidak bisa menerima syaratku yang pertama
itu, kukira tidak ada perlunya kalau aku menyebutkan syarat yang
kedua?"" Tetapi Yo Him telah berkata dengan sikap tidak senang: "Mengapa
tidak mau menyebutkan syaratmu yang kedua itu" Siapa tahu aku
bisa menerima syaratmu itu"!"
"Dalam urusan ini aku tak memaksamu. Jika engkau ingin
mengatakan bahwa aku menindas kau dengan syarat yang terlalu
berat, aku pun tidak memaksa engkau meminta pertolongan
kepadaku," kata orang tua itu.
Yo Him mengangguk. "Benar. Maka dari itu, aku ingin sekali mendengar syaratmu yang
kedua," kata Yo Him.
"Syaratku yang kedua itu sangat ringan!" ujar orang tua tersebut.
"Aku akan mengobati kawanmu, yang katamu itu terluka parah,
dan setelah dia sembuh, orang yang telah kuobati itu harus
menjadi pelayanku!" menjawab orang tua itu dengan suara yang
sangat dingin membuat Yo Him jadi gusar sekali.
520 "Lalu apa artinya pertolonganmu itu pada kawanku"!" tegur Yo
Him. Orang tua itu membuka matanya lebar-lebar, kemudian tertawa
dingin. "Hemmm, apa artinya buat kawanmu itu" Bukankah engkau
tentunya mengetahui, bahwa jika aku menolonginya jiwa orang itu
dapat diselamatkan dan dia dapat hidup terus"!"
"Tetapi dengan menolong dan menyelamatkan kawanku itu berarti
aku harus membuang jiwa. Apa artinya semua itu" Dan juga
setelah kawanku itu sembuh, dia harus menjadi pelayanmu..... Hal
ini keterlaluan sekali. Kau manusia atau iblis, heh"!"
Rupanya Yo Him sudah tidak bisa menahan luapan darahnya lagi.
Dia gusar bukan main. Karena orang tua ini pasti bukan sebangsa
manusia baik-baik, karena dia memiliki syarat yang sangat jahat
dan buruk seperti itu. Dan juga apa artinya jika Hok An ditolongi
orang ini, dan selanjutnya Hok An harus menjadi budaknya.
Memang Yo Him bisa saja menyatakan bahwa dia menerima ke
dua syarat dari orang tua itu. Namun setelah Hok An sembuh, ia
akan mengadakan perlawanan kepada orang tua itu, karena dia
521 yakin, sehebat-hebatnya kepandaian orang tua tersebut, dia akan
dapat menghadapinya dengan baik-baik.
Namun sebagai seorang yang selalu bertindak jujur pada garis
yang lurus, Yo Him tidak mau berdusta. Dia keberatan dengan
syarat itu dan langsung mengatakan keberatannya.
Orang tua tersebut setelah melihat Yo Him berdiam diri, segera
tanyanya dengan suara yang dingin: "Bagaimana, apakah engkau
menerima syaratku itu"!"
Setelah berdiam diri beberapa saat pula, Yo Him telah
menggelengkan kepalanya: "Sayang sekali aku tidak bisa
menerima syaratmu itu.....!" katanya disertai oleh langkahnya yang
telah maju setindak, mendekati orarg tua itu.
"Diam di tempatmu!" bentak orang tua itu melihat Yo Him
melangkah mendekatinya. Yo Him menahan langkah kakinya, katanya kemudian, "Baiklah jika
memang engkau tidak mau menolongi kawanku itu, walaupun aku
telah memohonnya dengan cara baik-baik, akupun tidak bisa
mengatakan sesuatu apapun juga, selain akan memaksamu!"
522 Orang tua itu tertegun sejenak, namun akhirnya tertawa bergelakgelak.
"Hahaha.....!" tertawa orang tua itu dengan suara menggelegar,
seperti juga menggoncangkan dalam goa itu, dinding-dinding goa
tersebut tergetar seperti akan runtuh. "Kau hendak memaksa aku"
Kepandaian apa yang kau miliki sehingga engkau begitu tekebur
hendak memaksaku.....?"
Belum lagi Yo Him menyahuti, Sasana telah melompat ke mulut
goa, dia memanggil Yo Him dua kali.
Cepat-cepat Yo Him memutar tubuhnya, dia keluar dari goa itu.
"Ada apa?" tanya Yo Him kemudian pada isterinya.
Sasana tampak bingung dan gelisah sekali, tanyanya: "Bagaimana, apakah orang di dalam goa itu bersedia menolong
Hok Lopeh" Keadaannya sekarang ini bertambah parah juga. Jika
memang kita berlama-lama lagi, dan waktu berjalan terus, maka
keadaan Hok Lopeh lebih sulit lagi diobati.....!"
Yo Him menghela napas dalam-dalam.
523 "Orang tua di dalam goa itu sangat aneh dan jahat sekali. Dia
mengajukan dua syarat untuk menotongi Hok Lopeh!"
Dan Yo Him telah menjelaskan percakapan apa yang telah
dilakukannya dengan orang tua di dalam goa itu.
Dalam keadaan seperti itu, Sasana sebetulnya tengah bingung
memikirkan keselamatan Hok An, karena Hok An telah mengigau
terus menerus tidak hentinya, keadaannya sangat parah dan
menguatirkan, juga Giok Hoa menangis terus menambah
kebingungan Sasana. Dan sekarang mendengar cerita Yo Him, dia
tambah bingung, malah sampai menjadi gusar bukan main.
"Orang tua di dalam goa itu keterlaluan sekali, karena jika memang
dia bermaksud menolongi Hok Lopeh, mengapa dia mengajukan
syarat yang tidak-tidak"!" Setelah berkata begitu, Sasana menoleh
ke dalam goa itu, dia memperhatikan keadaan goa itu, kemudian
katanya: "Biarlah kita paksa saja.....!"
"Tetapi kepandaian orang tua itu cukup tinggi, mungkin juga sulit
untuk merubuhkan begitu saja, mungkin dia akan berlaku nekad.
Jika dia sampai terbinasa, kita lebih sulit lagi, berarti selanjutnya
Hok Lopeh tidak bisa kita tolong.....
524 "Inilah yang membuat aku jadi ragu-ragu buat memaksanya
dengan kekerasan. Jika tidak, sejak tadi aku telah memaksanya.
Justeru kenekadannya itu, kukuatir dia nantinya mengadakan
perlawanan yang gigih, akhirnya dia terbinasa.....!"
Sasana mengerti apa yang dimaksudkan suaminya. Memang jika
orang di dalam goa itu terbunuh, tentu akan sia-sia belaka usaha
mereka. Beruntung jika mereka berhasil merubuhkannya dan juga
memaksanya buat mengobati Hok An. Tetapi jika orang itu
terbinasa, lalu bagaimana keadaan Hok An.
Setelah berpikir sejenak, segera juga Sasana teringat sesuatu
akal. "Aku mempunyai pikiran," katanya kemudian. "Jika memang
engkau menyetujuinya, aku dapat melakukannya."
"Akal apa"!" tanya Yo Him segera.
Sasana menoleh dan melihat Giok Hoa tengah menangis di
samping Hok An, katanya: "Jika memang engkau menyetujui, aku
akan menyuruh Giok Hoa agar mau perintahkan burung rajawali di
depan goa itu mengibaskan sepasang sayapnya terus menerus.
Aku tidak yakin bahwa orang tua itu dapat bertahan terus di dalam
goanya.....!" 525 Tetapi Yo Him segera menggeleng.
"Itu kurang baik dan tidak sempurna.....!" kata Yo Him. "Bisa
mencelakai burung itu."
Mendengar perkataan Yo Him itu, Sasana membuka matanya
lebar-lebar. "Kenapa"!" tanyanya.
"Tentu orang tua itu akan mempergunakan senjata rahasianya.
"Kitapun belum mengetahui apakah senjata rahasia itu beracun
atau tidak"!" Sasana seperti baru tersadar, dia mengangguk beberapa kali,
katanya: "Baiklah, aku akan perintahkan Giok Hoa saja masuk ke
dalam goa itu, memohon kepada orang tua itu untuk menolongi
paman Hok nya. Aku tidak yakin bahwa orang di dalam goa itu
akan mencelakai Giok Hoa.....!"
"Tetapi jika orang tua itu mencelakai Giok Hoa"!" tanya Yo Him.
Sasana tidak segera menyahuti, kemudian sahutnya: "Kukira tidak
mungkin.....!" 526 "Aku telah melihatnya bahwa orang tua di dalam goa itu merupakan
seorang yang benar-benar memiliki adat yang sangat ku-koay
sekali. Jika memang Giok Hoa kita perintahkan masuk ke dalam
goa itu, aku kuatir jika ia dianiaya dan juga terbinasa di tangan
orang tua tersebut. "Malah, jika orang tua itu menawan Giok Hoa dan kemudian
mengancam akan membunuhnya jika kita tidak meninggalkan
tempat ini, bukankah kita yang akan repot lagi" Waktu berjalan
terus, dan jika terjadi urusan seperti itu, tentu Hok An akan
terbinasa tanpa ditolong pula.....!"
Sasana mengangguk. "Benar, apa yang kau katakan itu memang ada benarnya juga......!"
kata Sasana seperti juga bingung dan berusaha memutar otak
untuk mencari-cari jalan yang sekiranya paling baik guna
mempengaruhi orang tua di dalam goa itu.
Sedangkan Yo Him menghela napas dalam-dalam.
"Biarlah aku akan mencobanya untuk memaksanya dengan
kekerasan walaupun kepandaiannya memang tinggi, tetapi
mudah-mudahan saja aku dapat menawannya....."
527 "Tetapi jika engkau dapat menawannya, dan kemudian memaksa
dia mengobati Hok Lo peh, namun dia bukannya memberikan obat
yang sebenarnya, malah meracunkan Hok Lo peh sampai mati
keracunan, bukankah hal ini malah lebih hebat lagi keadaannya?"
Mendengar pertanyaan Sasana seperti itu Yo Him telah
memandang bengong, karena dia pun segera berpikir. Bisa saja
memang bahwa orang tua di dalam goa itu akan berlaku nekad.
Karenanya, dia berdiri diam tidak mengetahui apa yang harus
dilakukan. Orang tua di dalam goa itu telah memperdengarkan suara tertawa
mengejek, kemudian katanya: "Jika memang kalian tidak segera
berlalu, maka biarlah aku akan melontarkan kalian dari tempat ini
seperti melontarkan anjing....."
Yo Him mendengar teriakan orang tua itu, sudah tidak tahu
tindakan apa yang harus dilakukannya. Dilihatnya Hok An
mengigau tidak hentinya, sedangkan Giok Hoa masih saja
menangis sedih. Karena itu, dia telah memutar tubuhnya, melangkah memasuki
goa, dan ketika berada di hadapan orang tua itu, yang
528 mengawasinya dengan pandangan mata yang sangat tajam,
segera juga Yo Him berkata dengan suara yang tawar.
"Locianpwe, aku telah memohon dengan cara yang baik agar kau
orang tua mengobati dan menolongi kawanku itu, tetapi kau tetap
mengada-ada dengan syarat yang tidak karuan! Sekarang begini
saja, mari kita main-main, aku jadi ingin mengetahui, sesungguhnya berapa tinggikah kepandaianmu itu?"


Anak Rajawali Serial Pemanah Rajawali Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mendengar perkataan Yo Him, muka orang tua tersebut berobah,
kemudian dia tertawa bergelak-gelak.
"Jadi engkau menantangku"!" tanyanya.
"Ya!" mengangguk Yo Him. "Tetapi kita bertaruh!"
"Bertaruh?" "Ya, jika dalam sepuluh jurus aku bisa merubuhkan engkau, maka
engkau harus mengobati kawanku itu sampai sembuh! Tetapi jika
aku tidak berhasil merubuhkan engkau dalam sepuluh jurus,
biarlah kami berangkat meninggalkan tempat ini dan meminta maaf
padamu." 529 Orang itu tertegun sejenak, namun akhirnya ia menganggukkan
kepala. "Baik! Baik!" katanya, rupanya dia tertarik juga mendengar
tantangan Yo Him. "Jika engkau hendak bertaruh seperti itu, aku
melayaninya!" Tantangannya diterima, Yo Him girang. Dia yakin, dalam sepuluh
jurus tentu dia bisa merubuhkan orang tua itu. Dan diapun yakin
jika telah dapat merubuhkannya, orang tua itu tentu tidak akan
banyak rewel lagi. Segera Yo Him bertanya: "Apakah kita sudah boleh mulai?"
Orang tua itu mengangguk lagi.
"Ya.....!" katanya. "Jika memang demikian kehendakmu, mari
sekarang kita mulai."
Dan orang tua itu tetap duduk di tempatnya, sama sekali tidak
bergerak. Sedangkan Yo Him menanti lagi sejenak lamanya, setelah melihat
orang tua itu tetap tidak bergerak dari tempat duduknya, dia jadi
tidak sabar. 530 "Mengapa kau belum bersiap-siap?" tanyanya.
Orang tua itu berkata dengan suara yang tawar: "Aku sudah
bersiap, silahkan engkau membuka serangan!"
Yo Him mendongkol juga, dengan tetap duduk di tempatnya, orang
tua itu seperti juga sengaja meremehkan Yo Him.
Karena itu, Yo Him tidak membuang-buang waktu pula segera
bersiap untuk membuka serangan.
Orang tua itu pun telah bersiap-siap, karena sepasang tangannya
sudah tidak terjuntai lagi ke bawah, dia telah mengingkat ke dua
tangannya itu, dengan sikap seperti menantikan pukulan pertama
dari Yo Him. Yo Him juga berpikir, ia harus mempergunakan taktik secepat
mungkin, di mana dia tidak boleh menyerang tanggung-tanggung.
Jika memang dia menyerang tanggung-tanggung, tentu akan
membuat orang tua itu dapat menghindar selama beberapa jurus,
maka kesempatan untuk meraih kemenangan akan sedikit sekali.
Begitu orang tua itu mempersilahkan dia memulai dengan
serangannya, tanpa membuang waktu lagi, segera juga Yo Him
menggerakkan tangan kanannya. Dia mengambil sikap seperti
531 seekor garuda yang hendak menerkam, gerakannya sangat gesit
sekali, dan kaki kanannya telah menyepak dengan kuat, disusul
dengan tangan kanannya yang telah terpisah beberapa dim dari
pundak orang tua itu. Namun orang tua tersebut tidak merobah kedudukan dirinya, dia
tetap duduk di tempatnya tanpa bergerak, hanya sepasang
matanya saja yang terpentang lebar-lebar mengawasi datangnya
tangan Yo Him yang menyambar dan kakinya yang menendang ke
dadanya dengan kuat sekali.
Orang tua itu rupanya memang telah bersiap-siap, dalam waktu
yang sekejap mata dan kecepatan yang sulit diikuti oleh
pandangan mata, tahu-tahu tangan kanannya meluncur ke
selangkangan Yo Him. Itulah cara penyerangan yang benar-benar membuat Yo Him
kaget. Dia tidak menyangka bahwa orang tua itu dapat
menyerangnya dengan cara seperti itu.
Jika sampai selangkangannya itu terserang, jangan kata terserang
telak, jika terpegang saja, tentu akan membuat Yo Him hilang
kesadaran dirinya akibat kesakitan yang hebat. Karenanya Yo Him
532 telah menarik pulang tangan dan kakinya, membatalkan serangannya, tubuhnya melompat ke belakang.
"Sudah jurus pertama!" berseru orang tua itu dengan suara yang
nyaring. "Ya, jurus pertama.....!" menyahuti Yo Him, tetapi dia bukan hanya
menyahuti saja, juga telah membarengi dengan ke dua tangan
disampokkan kepada orang tua itu, dari ke dua telapak tangannya
meluncur kekuatan yang sangat dahsyat.
Orang tua itu mengetahui, bahwa dia dalam keadaan duduk,
dengan begitu, tidak mungkin dia dapat menghadapi dan
menerima serangan tersebut dengan kekerasan, karena tubuhnya
tentu tidak mungkin dapat bertahan dengan baik.
Begitu angin pukulan ke dua telapak tangan dari Yo Him telah
menyambar dekat padanya, tahu-tahu tubuh orang tua itu
kejengkang ke belakang, rebah rata dengan tanah, dia mengambil
sikap tetap dengan sepasang kaki tertekuk bersemedhi.
Karuan saja, hal itu membuat Yo Him kehilangan sasarannya, dan
angin pukulannya hanya menyampok ke dinding goa itu.
533 Seketika dinding itu gempur dan rontok, meluruk jatuh di dekat
orang tua itu. Namun cepat sekali orang tua itu telah dapat bangun duduk pula
dan tangan kanannya telah meluncur lagi.
Yo Him waktu itu tengah menarik pulang kekuatan tenaga
dalamnya dan akan menyerang pula dengan jurus ketiga. Tetapi
tenaga serangan dari orang tua itu menyambar datang, maka dia
batal menarik pulang tenaganya dan telah menangkisnya.
"Bukkk!" benturan tenaga mereka berdua benar-benar kuat sekali,
Yo Him merasakan napasnya menyesak. Begitulah sampai jurus
keenam Yo Him telah menyerang, namun orang tua tersebut dapat
menghadapinya dengan baik, sehingga Yo Him jadi bingung
dibuatnya. Sedangkan mereka telah bertaruh, dalam sepuluh jurus Yo Him
harus merubuhkan orang tua itu. Jika dia tidak dapat merubuhkan
orang tua tersebut, berarti dia yang dihitung sebagai pecundang
dan harus meninggalkan tempat ini.
Kini hanya tinggal empat jurus. Karena berpikir begitu, di mana
waktu telah terlalu mendesak sekali, Yo Him tidak mau membuang
buang waktu lagi. 534 "Aku harus mempergunakan ilmu pukulan yang terhebat....." Dan
sambil berpikir begitu, Yo Him telah mengempos lweekangnya, dia
telah mengerahkan sebagian besar dari tenaga dalamnya, dan
akan mempergunakan salah satu jurus dari ilmu pukulan yang
akan dapat menghancurkan bungkahan batu, warisan dari
ayahnya, yaitu jurus andalan yang diwarisi oleh Yo Ko padanya
berupa jurus-jurus yang diolah dari sari Kiu-im-cin-keng dan Kiuyang-cin-keng.
Dan memang Yo Him jarang sekali mau mempergunakan
kepandaian andalannya itu, jika saja ia tidak dalam keadaan
terpaksa sekali. Sekarang karena hanya tinggal empat jurus, dan jika ia gagal
merubuhkan orang itu niscaya akan membuat ia gagal memaksa
orang tua tersebut menolongi Hok An yang keadaannya sangat
parah itu, maka Yo Him terpaksa mengandalkan ilmu andalannya
itu. Yang pertama-tama dipergunakannya adalah jurus Kesedihan
Yang Memuncak di mana dia telah menghantam kepada orang tua
itu. Tubuh Yo Him mengambil sikap seperti seekor biruang, yang
bergerak sangat lincah sekali, dia bergoyang-goyang seakan ingin
menari. Hal ini membuat orang tua itu bingung tidak bisa
535 menerkanya dengan segera, ke arah mana sasaran yang diincar
oleh Yo Him. Dan tahu-tahu oranq tua itu merasakan dirinya diterjang oleh satu
kekuatan yang luar biasa dahsyatnya, membuat napasnya
menyesak, cepat-cepat dia mengempos semangat nya, lalu
menangkisnya. Jalan untuk berkelit memang sudah tidak ada. Dengan begitu
terpaksa dia mempergunakan kekerasan buat menangkisnya,
tenaganya itu saling membentur.
"Gelegar.....!" suara yang sangat keras bergema di dalam goa itu.
Kesudahannya" Sangat luar biasa!
Tubuh orang tua itu, dalam posisi tetap duduk seperti bersemedhi,
telah meluncur ke belakang, dan punggungnya menghantam
dinding goa tersebut. Malah seketika tubuhnya itu melesak ke
dalam dinding, dia seperti juga duduk di atas dinding itu, di dalam
legokan dari dinding goa itu!
Batu dari dinding goa yang terhantam oleh punggung orang tua itu
telah meluruk hancuran batu, menimbulkan lobang yang cukup
dalam, beberapa dim. 536 Sedangkan Yo Him juga menghela napas dia kuatir kalau-kalau
nanti orang tua itu mengalami sesuatu yang tidak diinginkan.
Tetapi ternyata tidak, orang tua tersebut segera melompat turun
dalam sikap tetap seperti bersemedhi.
Di waktu itu Yo Him merasa kagum juga. Selain orang tua itu sama
sekali tidak terluka juga tampaknya dia tidak mengalami sesuatu
yang merugikan dirinya. Karenanya, Yo Him menyadari orang tua
itu memiliki lweekang yang cukup tangguh.
Dan dia tadi menyerang begitu hebat, membuat punggung orang
tua itu menghantam dinding goa tersebut, namun dia tidak
mengalami cidera apa-apapun juga. Malah dinding itu sampai
berlobang mencetak bentuk tubuh di bagian punggung dari orang
tua tersebut. Orang tua itu juga telah menghela napas dalam-dalam, dia berkata
dengan suara yang tawar: "Hemm, ternyata engkau murid Sintiauw-tay-hiap Yo Ko.....!"
Yo Him tersenyum. "Bukan.....!" sahut Yo Him.
537 "Bukan"!" memotong orang tua itu tanpa menantikan sampai Yo
Him menyelesaikan perkataannya itu. "Kau hendak mendustai
aku" Sudah jelas bahwa jurus pukulan yang engkau pergunakan
itu adalah ilmu andalan dari Sin-tiauw-tay-hiap Yo Ko..... engkau
tidak bisa mendustai aku.....!"
Yo Him tersenyum, dia merangkapkan ke dua tangannya memberi
hormat kepada orang tua itu katanya: "Bukan...... memang
sesungguhnya Boanpwe bukan murid Sin-tiauw-tay-hiap Yo Ko,
namun Sin-tiauw-tay-hiap Yo Ko adalah ayah Boanpwe.....!"
"Kau..... kau putera Sin-tiauw-tay-hiap Yo Ko"!" tanyanya sambil
memandang heran. Yo Him menganggukkan kepala, cepat-cepat dia merangkapkan
sepasang tangannya, "Benar!"
"Hemmmmm, apakah kau tidak berdusta?" tanya orang tua itu.
"Mengapa Boanpwe harus membohongi Locianpwe?" sahut Yo
Him. "Tetapi.....!" berkata sampai di situ, orang tua tersebut berdiam diri
sejenak, namun kemudian dia telah menganggguk-angguk,
538 "Boleh jadi! Mungkin juga benar bahwa engkau putera Sin-tiauwtay-hiap Yo Ko, kepandaianmu memang cukup tinggi, dan
semuanya merupakan kepandaian dari Sin-tiauw-tay-hiap Yo
Ko.....!" Gembira Yo Him melihat perobahan sikap dari orang tua itu. Dia
mau menduga tentu orang tua itu sebagai seorang yang pernah
memiliki hubungan baik dengan ayahnya. Tentu orang tua itu akan
merobah keputusannya dan bersedia untuk menolongi Hok An.
"Locianpwe.....!" kata Yo Him sambil merangkapkan ke dua
tangannya. "Siapakah Locianpwe sesungguhnya" Bolehkah
Boanpwe mengetahui nama gelaran Locianpwe?"
Orang tua itu tidak segera menyahuti, dia mengamat-amati Yo Him
sampai akhirnya dia bilang: "Jika memang tidak salah, Sin-tiauwtay-hiap telah bertemu kembali dengan Siauw Liong Lie bukan?"
Yo Him telah mengangguk. "Ya, kini ayah telah berkumpul dengan ibu.....!" katanya.
"Hemmm, sungguh beruntung! Sungguh beruntung! Dulu aku
mengetahui benar akan penderitaan dari Sin-tiauw-tay-hiap waktu
berpisah dengan ibumu itu.....!"
539 Setelah berkata begitu, orang tua itu duduk termenung berdiam
diri, dia seperti juga tengah membayangkan sesuatu peristiwa
yang telah lalu itu. Yo Him melihat sikap orang tua itu, dia berdiam diri juga, karena
dia tidak mau mengganggu ketenangan orang tua tersebut.
Setelah dilihatnya orang tua itu menghela napas berulang kali,
barulah dia berkata: "Locianpwe, tentunya kau orang tua adalah sahabat dari ayahku
itu bukan..... dan bolehkah aku mengetahui nama dan gelaranmu
yang mulia" Banyak yang telah diceritakan ayah mengenai kawankawannya, hanya sayang, Boanpwe tidak mengetahui siapakah
Locianpwe sebenarnya.....?"
Orang tua itu menghela napas satu kali lagi, baru kemudian dia
bilang: "Dalam urusan seperti ini memang aku seharusnya
menyatakan perasaan syukur, telah dipertemukan dengan putera
dari seorang yang sangat kukagumi tetapi justeru pertemuan ini
memojokkan aku agar dapat melakukan sesuatu buat putera dari
sahabatku itu.....!"
540 Dan orang tua itu setelah menggumam menghela napas lagi, baru
melanjutkan perkataannya: "Kau ingin mengetahui siapa aku" Aku
she Bun dan bernama Kie Lin!"
"Bun Kie Lin....."!" tanya Yo Him. Dia heran, karena belum pernah
mendengar dari ayahnya nama seperti itu.
"Ya!" mengangguk orang tua itu.
"Ohhh, sudah cukup banyak yang Boanpwe dengar dari ayah
mengenai kebesaran nama Bun Locianpwe..... juga telah banyak
pula yang Boanpwe dengar mengenai kehebatan Locianpwe!"
memuji Yo Him. "Kentutmu!" tiba-tiba orang tua itu menbentak dengan suara yang
nyaring. Yo Him kaget dan heran, ia tertegun. "Locianpwe".."!" dia tidak
bisa meneruskan perkataannya hanya memandangi orang tua itu.
Orang tua she Bun tersebut menghela napas lagi.
"Hemmm, engkau mengatakan telah banyak mendengar perihal
diriku dari ayahmu, telah mendengar juga perihal sepak terjangku
dari ayahmu! Kau berbohong! Engkau seorang pendusta besar!"
541 Muka Yo Him berobah merah. Memang walaupun dia tidak pernah


Anak Rajawali Serial Pemanah Rajawali Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mendengar perihal Bun Kie Lin, namun ia sengaja memuji untuk
sekedar basa-basi. Tetapi siapa sangka orang tua itu benar-benar memiliki adat yang
ku-koay dan malah tidak lama kemudian dia telah bertanya lagi:
"Bagaimana dengan sisa tiga jurus, apakah kita teruskan.....!"
"Tunggu dulu, Locianpwe.....!" kata Yo Him, tergesa-gesa.
Yo Him mana mau merusak suasana yang telah mulai membaik
ini. Tampaknya orang tua yang mengaku sebagai Bun Kie Lin
sangat menghormati ayahnya, karena itu, jika mereka melanjutkan
pula pertandingan sebanyak tiga jurus, itu bisa merobah keadaan
mereka yang mulai membaik. Justeru Yo Him hendak memanfaatkan kesempatan ini buat mendekati orang tua she Bun
itu, membujuknya agar dia mau menyudahi pertaruhan mereka dan
mengobati Hok An. Waktu itu Yo Him telah bilang lagi: "Locianpwe, sesungguhnya
memang Boanpwe hanya mendengar sekali-sekali saja mengenai
nama locianpwe..... akan tetapi tadi Boanpwe telah melihat dan
menyaksikan sendiri, betapapun juga Locianpwe merupakan
542 seorang tua yang memiliki kepandaian yang sangat hebat sekali!
Secara pribadi Boanpwe sangat tunduk dan juga kagum sekali!"
Mendengar pujian Yo Him itu, Bun Kie Lin tertawa dingin.
"Kembali engkau menyebar kentut busukmu!" katanya kemudian
dengan suara yang tawar. "Sudah jelas tadi aku yang didesak
olehmu, kau telah berhasil membuat aku terpental untung saja
tidak sampai aku terluka di dalam atau cedera. Dan sekarang
engkau malah bermaksud hendak mengejekku, dengan memuji
kosong seperti itu..... hemmm, hemmm, hemmm, sesungguhnya
kau seorang pemuda yang pandai sekali berdusta....."
"Locianpwe jangan salah paham. Jika tadi Locianpwe berdiri
dengan ke dua kaki berpijak pada tanah, tentu Locianpwe akan
dapat menahan dan menerima serangan Boanpwe sebaikbaiknya. Tetapi tadi justeru Locianpwe dalam keadaan duduk,
sehingga lweekang Locianpwe tidak tersalurkan, dan tubuh
Locianpwe telah terpental.
"Tetapi yang benar-benar luar biasa dan membuat Boanpwe
kagum sekali, justeru tampaknya Locianpwe telah berhasil
melindungi tubuh Locianpwe dengan lweekang yang tinggi sekali.
Bukankah, biarpun telah menghantam dinding goa itu dengan
543 punggung Locianpwe, namun tubuh Locianpwe tidak mengalami
cidera apapun juga. "Malah dinding goa itu telah meluruk jatuh dan timbul sebuah
lobang yang mencetak bentuk tubuh bagian punggung Locianpwe"
Bukan itu menunjukkan bahwa kekuatan lwekang seperti itu jarang
sekali dimiliki orang biasa?"
Mendengar pujian dari Yo Him, malah dilihatnya pemuda itu sambil
memperlihatkan sikap sungguh-sungguh, girang juga hati orang
tua itu, dan rupanya iapun juga terhibur juga.
"Baiklah, engkau telah berusaha memujiku. Akupun tidak akan
memaksa engkau untuk bertanding terus! Tetapi terus terang saja,
ayahmu tidak mungkin kenal denganku. Karena waktu dulu, aku
memang sering kali bertemu dengan ayahmu, hanya aku sebagai
anak buah dari Tiat To Hoat-ong belaka, karena itu, aku tidak dapat
menonjolkan diri. Sekali saja Sin-tiauw-tay-hiap menghantamku,
tentu aku akan terbinasa.....!"
Mendengar sampai di situ, maka Yo Him segera mengerti.
Tentunya Bun Kie Lin ini seorang bangsa Tiong-goan yang
menghambakan diri pada pihak Mongolia, dan kemudian bekerja
di bawah perintah Tiat To Hoat-ong, hanya saja sebagai orang
544 bawahan Tiat To Hoat-ong, tentunya Bun Kie Lin memang memiliki
kepandaian yang cukup tinggi.
"Lalu mengapa Locianpwe tidak meneruskan untuk ikut pemerintah
Boan itu.....?" tanya Yo Him ingin mengetahuinya.
Muka Bun Kie Lin berobah merah, kemudian dengan sikap yang
sengit katanya: "Apakah engkau kira aku bekerja pada orangorang Mongolia buat mengharapkan pangkat" Tidak! Justeru aku
hanya ingin meminjam tenaga Tiat To Hoat-ong buat menyelesaikan urusanku! "Aku mempunyai seorang musuh yang tangguh dan karena itu, aku
tidak bisa melayaninya sendiri. Aku segera menghamba pada Tiat
To Hoat-ong, dengan harapan musuhku itu tidak bisa berbuat
banyak padaku. Memang aku berhasil, Tiat To Hoat-ong berhasil
kubujuk dan mau menolongi aku, dia membinasakan musuhku
itu.....!" "Ohhh.....!" Yo Him hanya mengeluarkan perkataan itu saja, dia
mendengarkan terus cerita, orang tua itu.
"Setelah musuhku itu terbunuh," melanjutkan orang tua tersebut
setelah menelan air liurnya dua kali. "Maka akupun segera
meminta berhenti. Namun Tiat To Hoat-ong tidak mengijinkan,
545 malah dia jadi mencurigai aku hendak berkhianat kepada
pemerintah Boan-ciu dan juga ingin kembali berpihak kepada para
pahlawan-pahlawan dari daratan Tiong-goan, karenanya aku
diawasi ketat. "Namun aku menyatakan sungguh-sungguh padanya, bahwa aku
ini hanya ingin mengasingkan diri dan hidup menyendiri. Tokh tetap
saja Tiat To Hoat-ong tidak mengijinkan, sampai akhirnya ia
terbinasa di tangan Sin-tiauw-tay-hiap dan kawan-kawannya.
Waktu itulah aku telah menyingkirkan diri dan hidup menyendiri di
sini....." Waktu mendengar cerita Bun Kie Lin sampai di situ, Yo Him
memotong, tanyanya: "Lalu..... maafkanlah Locianpwe, dari
manakah kepandaian ilmu pengobatan yang dimiliki Locianpwe
yang kabarnya sangat hebat itu, sehingga Boanpwe telah
menggantungkan harapan bahwa Locianpwe akan dapat menolongi kawanku itu"!"
Mendengar partanyaan Yo Him, Bun Kie Lie tersenyum tawar,
katanya: "Memang bicara soal ilmu silat, aku tidak seujung kukunya
Sin-tiauw-tay-hiap ataupun Tiat To Hoat-ong. Justeru mengenai
ilmu pengobatan, hemmmm, hemmmm, aku boleh dibandingkan
dengan siapa saja, tentu aku tidak akan berada di sebelah bawah!
546 "Engkau tentu belum mengetahui bahwa Tiat To Hoat-ong seorang
yang sangat teliti sekali. Orang-orang yang dapat dipercayanya
benar, baru bisa bekerja sebagai orang yang selalu herada di
dekatnya. "Justeru Tiat To Hoat-ong mengetahui bahwa aku memiliki
keahlian yang luar biasa dalam ilmu pengobatan. Karena itu
walaupun dia akhir-akhirnya mencurigai aku ingin memihak
kepada para pahlawan Tiong-goan, tokh dia hanya perintahkan
anak buahnya agar tetap mengawasi aku saja, namun tidak
membunuhnya! Coba, jika dia tidak mengharapkan bahwa aku
dapat memberikan obat-obat mujarab kepadanya, seperti waktuwaktu sebelumnya, tentu siang-siang aku sudah dikirimnya ke
neraka!" Mendengar keterangan orang tua she Bun tersebut, barulah Yo
Him teringat akan perkataan dari Bun Kie Lin, bahwa ia memang
waktu meminta berhenti hendak mengundurkan diri, Tiat To Hoatong mencurigainya.
Dengan begitu, kini Yo Him baru yakin bahwa ia sebenarnya
memiliki ilmu pengobatan yang tinggi, sehingga Tiat To Hoat-ong
sendiri mengharapkan berbagai macam obat dari dia. Dengan
demikian, tentunya semua obat-obat mujarab yang dimiliki Tiat To
547 Hoat-ong semasa hidupnya, dan juga tokoh-tokoh persilatan yang
bekerja di bawah Tiat To Hoat-ong, memperoleh obat-obat itu dari
Bun Kie Lin. Diam-diam Yo Him girang. "Jika demikian, kawanku itu pasti akan tertolong!" kata Yo Him
dalam kegembiraannya itu.
Bun Kie Lin mencilak matanya.
"Siapa yang mengatakan bahwa aku bersedia mengobati
kawanmu itu"!" tanyanya.
Pertanyaan Bun Kie Lin membuat semangat Yo Him seperti
terbang sebagian meninggalkan raganya, dia tertegun memandang Bun Kie Lin. Apa yang dikatakan Bun Kie Lin memang benar. Ia belum pernah
menyanggupi buat mengobati Hok An.
Cepat-cepat Yo Him merangkapkan sepasang tangannya memberi
hormat, sambil katanya: "Locianpwe, memandang muka terang
ayahku, maka aku memohon agar Locianpwe mau mengobati luka
kawanku itu.....!" 548 Bun Kie Lin menggeleng. "Sayang, aku tidak dapat memenuhi permintaanmu itu!" katanya.
"Apa.....?" tanya Yo Him terkejut.
"Ya, sayang sekali, aku tidak bisa memenuhi permintaanmu.
Benar, aku merasa kagum pada ayahmu yang kepandaiannya
tinggi, tetapi aku dengannya tidak ada hubungan apa-apa, maka
jangan harap engkau bisa menjual nama ayahmu itu buat meminta
pertolonganku.....!" kata Bun Kie Lin.
Mendongkol juga hati Yo Him mendengar perkataan Bun Kie Lin
seperti itu. "Ilmu pengobatan adalah semacam ilmu yang perlu diamalkan,
buat menolongi orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Jika
memang Locianpwe tidak bersedia menolongi kawanku itu, apa
gunanya ilmu pengobatan Locianpwe?"
"Hemmm!" mendengus Bun Kie Lin dengan sikap angkuhnya lagi,
bola matanya mencilak ke sana ke mari: "Jika memang kau berkata
begitu, maka sama saja seperti juga engkau hendak mengatur
diriku.....! Untuk apa ilmu pengobatan yang kumiliki itu" Sudah
tentu akan ditentukan olehku sendiri!"
549 Melihat adat dari orang tua she Bun yang begitu ku-koay, benarbenar membuat Yo Him tambah mendongkol, dia telah bilang:
"Jika memang begitu, baiklah! Kita lanjutkan lagi sisa yang tiga
jurus itu. Jika memang sisa tiga jurus ini aku bisa merubuhkan
dirimu, berarti engkau tokh masih tetap terikat oleh pertaruhan kita
itu!" Bun Kie Lin tersenyum tawar.
"Jangan harap engkau bisa merubuhkan diriku, percuma saja. Jika
memang aku masih bisa bertahan, aku tentu akan bertahan, tetapi
jika tidak, hemmm, berarti aku terbinasa di tanganmu dan engkau
juga tetap saja tidak bisa meminta pertolongan yang kau harapkan.
Berarti kawanmu itu tetap saja tidak akan terobati dan sembuh.....!"
Benar-benar ku-koay sekali adat Bun Kie Lin. Dan memang apa
yang dikuatirkan Yo Him, tampaknya akan terjadi, bahwa orang tua
she Bun itu akan nekad. Cepat-cepat Yo Him merobah sikap, dia menindih perasaan
gusarnya, katanya: "Baiklah jika demikian, sekarang kita lihat saja,
apakah engkau masih akan menepati janjimu jika telah
kurubuhkan.....?" Sambil berkata begitu, cepat tangan Yo Him
menyambar ke arah pundak Bun Kie Lin.
550 Kali ini Bun Kie Lin tidak mengelak atau menangkis, dia tetap
duduk bersemedhi. Dengan begitu membuat Yo Him membatalkan
cengkeramannya, menarik pulang tangannya. Kemudian diapun
telah berkata dengan suara yang tawar: "Nah, jika memang engkau
tidak mau meneruskan pertaruhan ini, kau tolonglah sahabatku!"
"Baik-baik! Aku akan menolongi sahabatmu, tetapi bagaimana
dengan ke dua syaratku itu?" tanya Bun Kie Lin, dan juga ia telah
mengawasi Yo Him dengan sorol mata yang tajam, seakan
menantikan jawaban si pemuda itu.
Yo Him benar-benar mati daya buat meminta pertolongan orang
she Bun ini. Dikerasi salah, dilunaki juga salah, karena itu membuat
Yo Him benar-benar jadi sangat kewalahan. Dia telah melangkah
mendekati Bun Kie Lin. kemudian katanya:
"Benar-benar engkau tidak mau menolongi kawanku itu?"
Bun Kie Lin menggeleng. "Tidak.....!" sahutnya. "Biarpun bagaimana tidak dapat aku
menolongi kawanmu itu sebelum engkau memenuhi ke dua
syaratku itu.!" 551 Baru saja Yo Him yang sudah habis sabar hendak menerjang
kepada orang she Bun tersebut justeru terdengar panggilan
Sasana. "Yo Him.....!"
Waktu Yo Him menoleh, dilihatnya Sasana dan Giok Hoa telah
berada di dalam goa itu terpisah tidak jauh dari tempatnya berada.
Segera juga Yo Him menghampiri mereka.
"Bagaimana" Apakah kau berhasil untuk membujuk orang itu
menolongi paman Hok"!" tanya Sasana dengan sikap gelisah.
"Kita tidak boleh terlalu lama membuang-buang waktu, karena
keadaan Hok Lopeh mulai parah tampaknya dia semakin tidak
tahan. Yo Him melihat Giok Hoa pun menangis menitikkan air mata yang
cukup banyak, sehingga berulang kali dia harus menyusutnya.
Melihat keadaan seperti ini membuat Yo Him jadi habis sabar.
"Biarlah aku akan memaksanya dengan kekerasan, tampaknya
orang ini memang tidak bisa diajak bicara baik-baik!" Dan setelah
berkata begitu Yo Him memutar tubuhnya, kembali untuk
menghadapi Bun Kie Lin. 552 Waktu itu bola mata Bun Kie Lin mencilak-cilak mengawasi Yo Him,
kemudian beralih kepada Sasana dan Giok Hoa.
"Siapa mereka"!" tanya Bun Kie Lin sebelum Yo Him membuka
suara. "Dia adalah isteriku, dan gadis kecil itu adalah murid dari orang
yang tengah terluka itu!" menjelaskan Yo Him.


Anak Rajawali Serial Pemanah Rajawali Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Hemmm, jadi kau ingin meminta mereka untuk merengek-rengek
padaku, agar aku mau mengobati luka kawanmu itu"!" suara Bun
Kie Lin tampak mengejek sekali.
Yo Him menggeleng. "Tidak!!" sahutnya dengan tegas.
"Tidak"!" tanya Bun Kie Lin mementang matanya lebar-lebar. "Kau
tidak mengharapkan pertolonganku lagi buat mengobati luka pada
kawanmu itu!" Yo Him mengangguk segera, dengan sikap memperlihatkan
kemendongkolan Yo Him telah bilang: "Benar aku sudah tidak
mengharapkan pertolonganmu. Aku telah memutuskan, biarlah
kawanku itu mati karena luka-lukanya yang parah itu! Tetapi kini
553 aku justeru akan membuat engkau bercacad....." Setelah berkata
begitu, Yo Him melangkah mendekati Bun Kie Lin.
"Tunggu dulu!" cegah Bun Kie Lin sambil mengangkat tangan
kanannya. "Aku mau bicara dulu denganmu!"
Yo Him jadi menahan langkah kakinya, sampai akhirnya dia telah
bertanya tidak sabar: "Apa yang kau bicarakan lagi" Bukankah
engkau telah menolak permintaanku itu" Apa pula yang ingin
engkau katakan kepadaku?"
Orang tua she Bun itu telah mengawasi Yo Him dengan sorot mata
yang tajam sekali, katanya kemudian: "Jika memang engkau mau
bicara lebih jujur, aku baru akan menyampaikan perkataanku itu!"
"Sejak tadi aku bersikap jujur padamu mengapa engkau yang telah
berusaha untuk mempermainkan aku?" tanya Yo Him kemudian.
"Jika sekarang engkau mau bicara, bicara, jika tidak, ya sudah.....
mengapa pula masih harus banyak bicara seperti itu! Yang
terpenting sekarang aku harus membuat engkau bercacad."
Yo Him selesai berkata bersiap-siap akan memulai dengan jurus
penyerangannya yang pertama.
554 Akan tetapi kembali Bun Kie Lin telah menggoyang-goyangkan
tangan kanannya, katanya: "Jangan, kita tidak bertindak sekarang,
karena jika memang engkau ingin membuatku bercacad, itulah
suatu pemikiran yang tidak ada gunanya, kau percaya tidak?"
Yo Him mengawasi orang she Bun tersebut, lalu tanyanya:
"Kenapa?" "Karena jika engkau membuatku bercacad engkau akan mengorbankan temanmu, yang tidak mungkin diobati olehku!"
"Biarlah, aku sudah tidak mengharapkan pertolonganmu lagi?"
kata Yo Him sudah habis sabar.
"Benar-benar engkau sudah tidak mengharapkan pertolonganku?"
tanya Bun Kie Lin. Yo Him mengangguk. "Benar, tidak ada gunanya banyak bicara dengan manusia seperti
kau!" kata Yo Him. "Tunggu dulu..... aku justeru sebaliknya ingin menolong kawanmu
itu, aku malah ingin mengobati luka-luka pada kawanmu itu....."
kata Bun Kie Lin kemudian.
555 "Apa?" Yo Him jadi kaget sekali, dia juga memandang tertegun.
"Kau mau jika kawanmu itu kuobati?" tanya Bun Kie Lin sambil
mengawasi Yo Him dengan melontarkan senyuman yang tawar.
Yo Him jadi girang, wajahnya jadi berseri-seri dan kemudian dia
telah mengangguk dan katanya: "Tentu! Tentu saja aku memang
mengharapkan bahwa kau dapat menolong kawanku ini!"
"Jadi kau mengharapkan pertolonganku itu?" tanya Bun Kie Lin.
"Benar!" sahut Yo Him sambil mengangguk.
"Oh, maaf, aku justeru sekarang berpikir mengobati kawanmu itu
tidak ada gunanya, aku tidak bersedia untuk mengobati kawanmu
itu, aku membatalkannya....."
Meluap kemarahan Yo Him, yang merasakan dadanya seakan
juga ingin meledak, karena merasa dirinya dipermainkan.
"Manusia tidak tahu diuntung dan tidak dapat dihormati!" seru Yo
Him yang sudah tidak sabar lagi, segera maju sambil menghantam
dengan tangan kanannya. 556 Dalam keadaan gusar, tentu saja hantaman tangan Yo Him bukan
merupakan pukulan yang bisa dipandang remeh. Itulah serangan
yang mengandung tenaga lwekang sangat dahsyat.
Bun Kie Lin rupanya menyadari juga bahwa ia tengah terancam
oleh pukulan yang hebat tersebut. Dia mempergunakan jari
telunjuk tangannya menotol tanah, seketika tubuhnya melambung
pindah tempat ke samping.
Angin pukulan telapak tangan Yo Him menghantam tempat yang
tadi diduduki oleh Bun Kie Lin. Segera terdengar suara
menggelegar dan juga tanah telah berhamburan muncrat ke manamana, karena dahsyatnya tenaga pukulan itu, malah tempat di
mana tadi Bun Kie Lin duduk telah tercipta sebuah lobang yang
cukup besar. Bukan main terkejutnya Bun Kie Lin, karena dilihatnya bahwa
tempat di mana tadi dia duduk, telah berlobang besar seperti itu.
Tetapi dia malah tertawa untuk tenangkan hatinya.
"Apakah engkau benar-benar tidak menginginkan lagi aku
menolongi kawanmu itu?" tanyanya dengan suara yang agak
nyaring. 557 "Tidak! Biarlah kawanku itu tidak tertolong, tetapi engkau harus
kubuat bercacad juga. Karena biarpun engkau memiliki ilmu
pengobatan yang tinggi, aku justeru hendak melihat apa yang bisa
kau lakukan buat mengobati dirimu sendiri!" Sambil berkata begitu
Yo Him telah melompat ke dekat orang tua she Bun itu.
Bun Kie Lin menegasi: "Benar-benar engkau tidak ingin menolong
kawanmu itu?" "Tidak!" Dan Yo Him hendak menggerakkan pula tangan
kanannya. "Jika engkau sudah tidak mengharapkan, malah aku ingin
menolongi kawanmu itu," kata Bun Kie Lin dengan suara yang
nyaring. "Tidak! Aku sudah tidak akan mengijinkan engkau mengobati luka
kawanku itu!" teriak Yo Him
"Aku justeru hendak mengobati!" teriak Bun Kie Lin, "Aku tentu
akan mengobatinya!" "Tidak boleh!" teriak Yo Him.
558 "Ohhh, kau tidak mungkin dapat mencegahku, karena aku akan
mengobati kawanmu itu....." teriak orang tua she Bun itu, benar
benar dia telah melompat dengan tubuh yang ringan dalam
keadaan duduk bersemedhi itu.
Yo Him yang cukup cerdas telah dapat melihat bahwa Bun Kie Lin
seorang yang ku-koay. Semakin orang memohon dan memintanya, walaupun ia dipukul sampai mati, ia tidak akan
mengabulkan atau meluluskan permintaan itu. Tetapi jika ia ditolak
maksudnya melakukan sesuatu, semakin kuat dan keras juga
keinginannya itu, buat dapat melaksanakan apa yang diinginkannya itu. Karenanya, waktu Bun Kie Lin bertanya apakah Yo Him sudah
tidak mengharapkan lagi pertolongannya agar mengobati luka
kawannya itu, Yo Him segera mencegahnya, dan memang
dilihatnya Bun Kie Lin jadi memaksa hendak menolongi Hok An.
Maka, melihat Bun Kie Lin melompat ingin menolongi Hok An, Yo
Him justeru sengaja telah melompat menghadang di depannya, dia
mencegahnya: "Tidak! Tidak! Kau tidak boleh mengobati luka kawanku itu. Aku
sudah tidak mengharapkan lagi bantuanmu.....!" Sambil berkata
559 begitu, Yo Him memperlihatkan sikap seperti hendak merintangi
orang she Bun itu keluar dari goa tersebut.
Sasana yang menyaksikan keadaan seperti ini telah tersenyum,
karena ia pun telah dapat melihat watak yang aneh dari orang she
Bun tersebut dan Sasana mengetahui bahwa Yo Him tengah
melaksanakan tipu muslihatnya memanfaatkan kelemahan dan
keanehan watak dari orang she Bun tersebut buat mencapai
maksudnya, agar Bun Kie Lin mau menolongi Hok An.
Akan tetapi berbeda dengan Sasana, Giok Hoa jadi memandang
bengong. Dia benar-benar tidak mengerti mengapa Yo Him
merintangi dan mencegah Bun Kie Lin untuk mengobati Hok An,
sedangkan Bun Kie Lin tampaknya ingin sekali mengobati Hok An.
Diam-diam gadis ini gelisah bukan main, dia jadi menangis terisakisak.
Sasana mengetahui kesusahan hati gadis cilik itu, dia membelai
rambutnya, katanya: "Jangan menangis, jangan menangis!"
katanya menghibur. "Yo Koko sedang berusaha memancing orang
itu agar mau mengobati paman Hok mu itu..... Kau tenang-tenang
saja!" 560 "Tetapi..... orang itu telah bersedia untuk mengobati paman Hok,
lalu mengapa Yo Koko, itu menghalanginya dan menolak
keinginannya?" Sasana tersenyum, dia mendekati mulutnya ke telinga si gadis cilik,
membisikkan sesuatu. Barulah Giok Hoa mengerti, dia mengangguk-angguk dan
menghapus air matanya, hanya mengawasi lagi orang she Bun
yang tengah berusaha untuk menerobos rintangan Yo Him, agar
dapat keluar guna mengobati Hok An. Akan tetapi Yo Him tetap
merintanginya, tidak mengijinkan Bun Kie Lin keluar.
"Aku harus mengobati kawanmu itu.....!" teriak Bun Kie Lin mulai
gusar. "Tidak! Aku tidak mengijinkan, biarlah kawanku itu mati, dan
sebagai balasannya engkau akan kubuat bercacad....." teriak Yo
Him. "Hemmm, jika memang engkau ingin mengobati kawanku itu,
aku tidak bisa mempercayai engkau lagi, karena kemungkinan
bukan mengobati engkau akan mencelakainya, akupun meragukan akan kehebatan ilmu pengobatanmu itu..... Aku tidak
mengijinkan engkau mengobati kawanku, jangan coba-coba kau
dekati kawanku itu....."
561 Dan Yo Him tetap memperlihatkan sikap merintangi.
Bu Kie Lin seperti juga tidak bisa menahan diri lagi, dia berseruseru gusar.
"Kau kawan yang berhati busuk, melihat kawan yang terluka parah
itu hendak kuobati, justeru engkau yang menghalanginya.....
Hemmm, rupanya memang engkau memiliki hati yang busuk dan
ingin menyaksikan kawanmu itu terbinasa karena lukanya itu.....!"
teriak Bun Kie Lin. Tetapi Yo Him telah menggeleng, sambil katanya: "Tidak! Tidak
bisa kuijinkan engkau menghampiri kawanku itu. Tidak dapat
engkau pergi mengobati kawanku, karena walaupun bagaimana
tetap saja engkau tidak kuperbolehkan mengobati kawanku itu.....!"
"Kenapa"!" bentak Bun Kie Lin dengan suara yang mengandung
kemarahan. "Kau tidak mempercayai padaku bahwa aku bisa
menyembuhkan kawanmu itu"!"
Yo Him menggeleng. "Tidak! Engkau tidak bisa dipercaya, juga kepandaian ilmu
pengobatanmu itu belum tentu dapat diandalkan buat mengobati
luka kawanku itu..... Aku tidak mengijinkan engkau mengobati
562 kawanku, karena belum tentu dia dapat disembuhkan, bahkan
sebaliknya dia akan bercelaka denganmu......
"Hemmm, aku tidak mengijinkan engkau pergi menyentuh
kawanku itu. Biarlah kawanku itu mati, dan engkau akan kubuat
bercacad!" Setelah berkata begitu, Yo Him menggerakkan tangan kanannya
menyerang Bun Kie Lin. Tetapi berbeda seperti tadi, dimana Yo Him menyerang dengan
kekuatan tenaga dalam yang dahsyat sehingga membuat tempat
duduk dari Bun Kie Lin berlobang, justeru sekarang ini dia
menyerang hanya buat menggertak belaka.
Bun Kie Lin mengelak cepat sekali, dia melompat mundur
beberapa langkah ke belakang. Di waktu itulah dengan gusar ia
telah berteriak: "Aku harus menolongi kawanmu itu...... harus!"
"Tidak! Tidak boleh!" teriak Yo Him tetap merintangi.
"Harus! Walaupun bagaimana aku harus menolongi kawanmu
itu.....!" teriak Bun Kie Lin dengan suara yang mengandung
penasaran. 563 "Aku tetap tidak akan mengijinkan! Walaupun engkau membayar
selaksa tail tetap saja aku tidak akan mengijinkan engkau
menolongi kawanku itu.....!"
"Hemmm, apakah engkau mengira bahwa aku ini jeri padamu"
Atau kau kira aku takut oleh ancamanmu itu yang akan membuat
aku bercacad" "Hemmm, walaupun engkau akan menghantam mati padaku, aku
tetap harus berusaha menolongi kawanmu itu! Aku ingin
memperlihatkan kepadamu, apakah ilmu pengobatanku ini, tidak
memiliki arti sama sekali, atau memang merupakan ilmu
pengobatan yang luar biasa!"
"Aku tidak perlu melihatnya, karena sudah pasti bahwa ilmu
pengobatanmu itu tidak ada artinya.....!" kata Yo Him sengaja
memperlihatkan sikap mengejek.
Bukan main gusarnya Bun Kie Lin.
"Aku bermaksud baik hendak menolongi kawanmu, aku tidak kenal
padanya, tetapi aku mau menolong dan mengobatinya, namun
engkau sebagai kawannya malah menghalang-halangi dan
menghendaki kawanmu itu mati. Cara apa yang kau pergunakan
ini" Kawan apa kau yang berhati begitu busuk?"
564 Mendengar perkataan Bun Kie Lin seperti itu, Yo Him tersenyum
sejenak, katanya: "Aku tidak mau tahu apakah engkau akan dapat


Anak Rajawali Serial Pemanah Rajawali Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengobati atau tidak, tetapi aku tetap tidak mengijinkan. Aku tidak
mau jika kawanku itu dijadikan kambing percobaan olehmu, di
mana dia akan dijadikan sebagai bahan percobaan ilmu
pengobatanmu itu yang belum tentu memiliki khasiat yang berarti.
Karenanya, aku tidak dapat mengijinkan engkau mengobati
kawanku itu.....!" Bun Kie Lin jadi semakin penasaran, dan dari penasaran diapun
jadi nekad, karena kemarahannya telah meluap. Ia melompat ke
depan, jari telunjuknya telah menekan tanah, tubuhnya ringan
sekali melesat ke mulut goa menerjang Yo Him.
"Aku akan mengadu jiwa dengan kau! Walaupun engkau tetap
merintangi, aku harus keluar dan mengobati kawanmu itu, dan juga
aku akan mempertaruhkan jiwaku buat kesembuhan kawanmu itu.
Aku mau lihat, apa yang dapat engkau katakan nanti setelah
engkau melihat betapapun hebatnya ilmu pengobatanku itu, yang
dapat mengobati dan menyembuhkan luka-luka pada kawanmu
itu"!" Setelah berkata begitu, seperti juga sudah tidak memperhatikan
lagi keselamatan dirinya Bun Kie Lin, dengan mempergunakan
565 totolan jari tangannya, dia membuat tubuhnya itu melambung
ringan sekali, menerjang kepada Yo Him yang berdiri melintang di
depannya. Namun Yo Him masih tetap berpura-pura menghalangi jalan keluar
bagi Bun Kie Lin. Tetapi walaupun demikian, Yo Him sengaja melakukan gerakan
yang sangat gesit mengelak dari terjangan Bun Kie Lin. Dia
memperlihatkan sikap seakan juga ia terpaksa harus berkelit
karena terjangan Bun Kie Lin, sehingga membuka lowongan yang
cukup besar, membuat Bun Kie Lin dapat melompat menerobos
keluar goa itu, lewat di samping tubuh Yo Him
Dalam keadaan seperti itu, Yo Him memang sengaja memperlambat gerakannya. Dia girang bahwa diwaktu itu Bun Kie
Lin jadi begitu bernafsu sekali ingin menolongi Hok An.
Memang itulah memperlambat yang diharapkannya, gerakannya, karena maka dia dia sengaja memang ingin membiarkan Bun Kie Lin menolongi Hok An.
Bun Kie Lin begitu dapat keluar dari goanya, dengan sikap tetap
bersemedhi, yaitu ke dua kaki saling tumpang terkunci, hanya jarijari tangannya yang menotol tanah, sehingga jari-jari tangannya
566 yang disaluri tenaga dalamnya itu dapat melontarkan tubuhnya
mendekati Hok An. Ketika berada di samping Hok An, dia segera memeriksa keadaan
Hok An tergesa sekali, karena ia kuatir bahwa Yo Him akan
menyusul dan nanti menghalangi dia mengobati Hok An.
Sedangkan Yo Him berseru-seru: "Jangan, aku tidak mengijinkan
engkau mengobati luka kawanku itu, aku tidak akan mengijinkan,
engkau tidak boleh menyentuh kawanku itu.....!"
Sambil berseru begitu, Yo Him telah melesat ke dekat Bun Kie Lin,
tetapi gerakannya itu telah diperhitungkan. Dia melakukannya
dengan gerakan yang lambat. Dengan demikian membuatnya jadi
memberikan kesempatan kepada Bun Kie Lin untuk dapat
memeriksa keadaan luka dari Hok An.
Bun Kie Lin yang mendengar cegahan Yo Him, segera lebih cepat
lagi memeriksa keadaan luka dari Hok An. Sebagai seorang yang
memang memiliki ilmu pengobatan yang tinggi, dia dapat segera
mengetahui bahwa itulah luka-luka yang menyebabkan infeksi
yang cukup berat. Dia telah mengambil semacam obat dari
sakunya, dan segera memasukkan ke dalam mulut Hok An.
567 Semua itu dilakukannya dengan cepat, karena memang dia ingin
"mengejar" waktu agar Yo Him tidak bisa mencegahnya.
Yo Him yang memang sengaja memperlambat gerakannya,
walaupun dia masih tetap berseru-seru mencegah, namun ia telah
menahan gerakannya ketika melihat Bun Kie Lin memberikan obat
kepada Hok An. Memang dia sengaja agar Bun Kie Lin memiliki
kesempatan buat memberikan obat kepada Hok An.
Dan setelah melihat Bun Kie Lin berhasil memasukkan obat itu ke
dalam mulut Hok An, Yo Him mempercepat gerakannya. Ia juga
mengulurkan tangannya akan menjambret, teriaknya: "Aku akan
buat kau bercacad! Aku tak percaya engkau bisa memiliki ilmu
pengobatan yang berarti, kawanku itu tentu akan lebih celaka lagi
memakan obatmu yang tidak ada khasiatnya apa-apa.....!" Sambil
berkata begitu, Yo Him hanya menjambret setengah hati.
Bun Kie Lin ternyata nekad, dia tidak berkelit, dia hanya diam
bersemedhi di dekat Hok An, dengan ke dua tangannya sibuk
sekali menguruti jalan darah di tubuh Hok An. Dia membiarkan
punggungnya dijambret Yo Him.
Waktu tangan Yo Him hanya terpisah beberapa dim saja dari
punggung Bun Kie Lin segera juga hal ini membuat Yo Him jadi
568 kaget tidak terkira, karena ia melihat Bun Kie Lin sama sekali tidak
berkelit. Cepat-cepat Yo Him mengurangi tenaga serangannya itu, dia
menarik pulang sebagian besar tenaganya sehingga cengkeramannya itu tidak terlalu hebat, segera juga Yo Him telah
mencengkeram baju Bun Kie Lin. Dia menghentaknya.
Namun Bun Kie Lin rupanya benar-benar telah nekad, karena dia
membiarkan saja tanpa ada perlawanan, dia telah meneruskan
pekerjaannya menguruti jalan darah-jalan darah di tubuh Hok An.
Dan dengan demikian, waktu Yo Him menariknya, tubuh Bun Kie
Lin tertarik ke belakang.
Yo Him jadi tidak tega. Jika dia menarik sedikit lagi, Bun Kie Lin
akan terjengkang. Tentu ini akan membuat hati Yo Him tidak enak,
sebab sikap mencegahnya hanyalah disebabkan dia ingin
memancing adat aneh orang ini belaka. Dan sebenar-benarnya
malah dia mengharapkan sekali pertolongan atas pengobatan di
diri Hok An. Cepat-cepat Yo Him melepaskan cengkeramannya, dia melompat
beberapa tombak, kemudian bentaknya:
569 "Kau berdirilah, marilah kita main-main seratus jurus! Aku tidak
akan bertindak sepengecut itu, menyerang orang yang tidak
melawan!" Bun Kie Lin hanya melirik, katanya dengan suara menggumam,
"Aku tidak sempat melayani dirimu, aku tengah mengobati
kawanmu ini. Jika aku telah selesai, maka kalau kau masih ingin
main-main denganku, aku akan melayaninya.....!"
Sambil menggumam seperti itu, tampak Bun Kie Lin terus juga
mengurut dengan urutan yang teratur, sama sekali dia tidak
memperlihatkan sikap kuatir dirinya akan diterjang dan dihantam
oleh Yo Him. Sedangkan Yo Him memang sengaja mencari-cari alasan, agar ia
bisa berhenti menerjang pada Bun Kie Lin, karena itu, sengaja
menonjolkan tentang kesatriaan, dan juga kegagahan yang tidak
akan menyerang seseorang yang tidak melawan. Katanya:
"Hemmm, engkau lancang sekali mencoba mengobati kawanku itu!
Tentu kawanku itu bukannya sembuh, malah akan bertambah
celaka! Karena itu, setelah engkau mengobati kawanku itu hemm,
hemmm, aku akan membuat engkau bercacad!
570 "Tetapi aku tidak menginginkan engkau ini menerima seranganku
dengan berdiam diri tanpa memberikan perlawanan. Itulah yang
tidak kuinginkan. Maka, jika memang engkau mau untuk mainmain seratus jurus denganku, mari, ke marilah.....!"
Tetapi Bun Kie Lin tidak memperdulikannya, terus juga dia telah
mengobati dengan cara mengurut sekujur tubuh dari Hok An.
Di waktu itu Yo Him juga berdiam diri, karena dia memang ingin
sekali membiarkan dan memberikan kesempatan kepada Bun Kie
Lin buat mengobati Hok An. Kata-katanya tadi hanya sebagai
alasan buat memancing adat anehnya orang she Bun tersebut.
Ternyata siasatnya itu berhasil, sehingga dia bisa membiarkan Bun
Kie Lin mengobati Hok An.
Setelah lewat sekian lama, rupanya Bun Kie Lin sangat letih sekali,
keringat telah mengucur deras dari kening, muka dan tubuhnya.
Sasana dan Giok Hoa telah menghampiri Yo Him, berdiri di
samping Yo Him. Hati mereka girang sekali.
Sedangkan Ho Sin-se hanya mengawasi cara pengobatan yang
tengah dilakukan oleh Bun Kie Lin, dia tertarik sekali, karena diamdiam, dia telah mengingatnya cara mengurut tersebut, yang akan
571 dipraktekkannya kelak kepada pasien-pasiennya penduduk kampung di mana dia tinggal.
Dengan begitu, menurut Ho Sin-se, inilah suatu keberuntungannya, karena dia telah berhasil untuk menyaksikan
cara pengobatan dengan mengurut seperti itu. Dan juga dilihatnya
betapapun juga memang Bun Kie Lin memiliki kepandaian yang
luar biasa dalam hal pengobatan.
Tubuh Hok An yang semula membengkak itu berangsur-angsur
mulai mengempis kembali. Dan juga terlihat Hok An mulai pulih
kesehatannya. Penderitaannya berkurang. Dia sudah tidak
mengigau dan merintih kesakitan lagi. Mukanya yang semula
membengkak besar itu berangsur-angsur mengempis dan warna
memerah mulai tampak di pipinya.
Sedangkan Bun Kie Lin masih terus mengurut dengan mengerahkan tenaga lweekangnya pada ke dua tangannya, di
mana dia mengurut semua jalan darah terpenting di tubuh Hok An.
Dalam keadaan seperti itu, Yo Him diam-diam memuji di dalam
hatinya. Dia kagum juga atas ilmu pengobatan yang dimiliki oleh
Bun Kie Lin. Karena, hanya dalam waktu yang sangat singkat
572 sekali, dia telah berhasil untuk mengobati Hok An, di mana sudah
terlihat kemajuan pada diri Hok An.
Jika sebelumnya muka Hok An, dan juga tubuhnya membengkak,
sekarang ini justeru mulai mengempis dan Hok An pun dapat
tertidur. Tampaknya tenang sekali.
Kemudian tampak Bun Kie Lin telah menghembuskan napasnya
dalam-dalam, dia melompat berdiri sambil katanya: "Sudah!
Kawanmu ini sudah sembuh....."
Dikala itu, Yo Him sengaja tertawa mengejek.
"Hemmm, sekarang engkau telah selesai, mari, ke marilah, mari
kita mulai main-main.....!" ajak Yo Him.
Tetapi Sasana menimpali. "Tentu saja tidak bisa sekarang. Jika memang Bun Lopeh itu
melayani engkau, berarti engkau menarik keuntungan dari
kesempatan yang ada ini buat keuntungan yang tidak kecil, karena
sekarang Bun Lopeh itu tengah letih sekali. Dia telah mempergunakan lweekangnya buat menguruti dan mengobati luka
pada diri Hok Lopeh.....!"
573 Mendengar perkataan Sasana, Yo Him tertawa, dia telah berkata
menimpalinya: "Benar. Biarkanlah dia mengasoh dulu, dan nanti
setelah letihnya berkurang, barulah kita main-main seratus jurus.
Jika sekarang, tentu engkau akan menuduh aku sebagai seorang
yang menarik keuntungan di saat engkau tengah letih dan engkau
jika kurubuhkan dengan mudah, tentunya engkau akan penasaran
dan tidak menerima kekalahanmu itu.....!"
Setelah berkata begitu, tampak Yo Him mengangguk kepada
Sasana, memberikan isyarat agar isterinya itu menimpali lagi katakatanya:
"Ya, itulah baru perbuatan seorang enghiong yang tidak mau
menarik kesempatan dikala lawan tengah letih, karena itu, jika
memang nanti setelah Bun Lopeh itu segar kembali, dan kalian
main-main seribu jurus, tentunya hal itu dapat ditentukan oleh
kepandaian kalian yang sejati! Jika sampai kau berhasil
merubuhkan Bun Lopeh, tentunya diapun akan kalah dengan hati
yang puas.....!" Bun Kie Lin tertawa dingin, katanya: "Untuk beberapa hari ini aku
tidak bisa melayani engkau! Aku harus mengobati terus kawanmu
ini.....!" 574 "Sudah kukatakan, aku tidak mengijinkan engkau menyentuh
kawanku itu karena bukannya dia bisa diobati, malah tentunya dia
akan kau binasakan dan celakakan dengan obatmu yang tidak
keruan itu..... .....!" kata Yo Him.


Anak Rajawali Serial Pemanah Rajawali Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Bukan main-main mendongkolnya Bun Kie Lin, dia bilang: "Jika
memang kawanmu ini bercelaka oleh obatku, maka aku akan
membiarkan leherku ini dipenggal olehmu! Kau bisa melihatnya
nanti hasil pengobatanku, apakah kawanmu ini akan sembuh atau
tidak......!" Waktu itu Hok An tidur tenang sekali, ia seperti sudah tidak
merasakan sakit, dan juga napasnya telah berjalan teratur. Dia
sudah tidak mengigau seperti tadi, dan juga Ho Sin-se yang berada
di sampingnya bukan main kagumnya melihat keliehayan dari Bun
Kie Lin, yang dapat mengobati dan juga mengurangi rasa sakit Hok
An di dalam waktu yang begitu singkat.
Yo Him melirik kepada Sasana, katanya perlahan: "Mari kita pergi
ke sana....." Dan Yo Him berkata begitu, dia menunjuk kepada
sebatang pohon yang terpisah cukup jauh dari tempat mereka.
Setelah Sasana mengangguk, sengaja Yo Him berkata kepada
Bun Kie Lin: "Baiklah, walaupun aku tidak mempercayai bahwa
575 engkau akan dapat mengobati luka dari kawanku itu, tetapi aku
justeru hendak melihatnya, apakah benar kata-katamu itu, yang
menyatakan bahwa engkau akan berhasil mengobati luka kawanku
itu! "Jika memang engkau dapat mengobati kawanku itu, inilah suatu
urusan yang benar-benar tidak bisa kupercaya, bahwa orang
seperti engkau bisa mengobati luka kawanku sampai sembuh!
Tetapi jika memang kawanku itu bertambah parah lukanya dan
juga kemungkinan meninggal, engkau tidak akan mungkin lolos
dari hukumanku, yaitu engkau kubuat bercacad......!"
Setelah berkata begitu, Yo Him memperhatikan keadaan Bun Kie
Lin, dia ingin melihat reaksi orang tersebut. Tetapi Bun Kie Lin tetap
duduk bersemedhi, sama sekali dia tidak memperdulikan
perkataan Yo Him, dan dia masih terus mengatur jalan
pernapasannya. Yo Him berkata lagi lebih nyaring: "Sekarang karena engkau
memang tidak mau memberikan perlawanan kepadaku, akupun
tidak bisa memaksamu..... karenanya, walaupun sampai kapan,
aku akan menunggu engkau, sampai engkau mau main-main
bertempur denganku sebanyak seribu jurus..... Aku akan
menunggu, walaupun seminggu, sebulan ataupun setahun."
576 Setelah berkata begitu, Yo Him menoleh lagi kepada Sasana dan
Giok Hoa, dan telah mengajak mereka ke bawah sebatang pohon
itu, untuk menjauhi Bun Kie Lin.
Waktu mereka telah duduk di bawah batang pohon yang cukup
tinggi dan besar itu, Sasana sudah tidak sabar, segera bertanya
dengan hati yang agak gelisah, yaitu kuatir dan gembira:
"Bagaimana Yo Him..... Apakah Hok Lopeh akan tertolong"
Tampaknya memang Bun Kie Lin memiliki ilmu pengobatan yang
luar biasa, di mana dalam waktu yang sangat singkat sekali, dia
telah berhasil mengurangi bengkak di tubuh Hok Lopeh.....!"
Yo Him mengangguk. "Ya, menurut apa yang kulihat juga begitu..... akan tetapi,
tampaknya dia memang memiliki sifat yang sangat aneh, jika kita
memohon, maka dia akan menolak. Walaupun harus mati, dia
tetap akan menolak. "Tetapi jika kita menolak keinginannya, malah dia akan menjadi
nekad memperjuangkan keinginannya itu, buat mencapai maksudnya itu. Dan walaupun dia akan dihantam mampus, tetap
saja dia akan melaksanakan keinginannya itu!
577 "Memang tampaknya Hok Lopeh akan tertolong lihatlah, sekarang
saja dia telah .dapat tidur dengan tenang, tanpa mengigau lagi, dan
juga bengkak pada tubuhnya mulai mengempis......"
Sasana memperlihatkan sikap yang girang bukan main, sedangkan Giok Hoa tertawa berseri-seri.
"Benarkah paman Hok akan sembuh?" tanya Giok Hoa kemudian
Yo Him mengangguk sambil tersenyum.
"Karena itu, engkau jangan salah paham. Memang tadi sengaja
aku merintanginya, agar dia semakin kuat keinginannya untuk
mengobati paman Hok mu itu..... dan sekarang, benar-benar dia
mengobati paman Hokmu itu......
"Tampaknya paman Hok mu itu telah memperoleh kemajuan yang
pesat sekali, tidak lama lagi dia tentu akan sembuh keseluruhannya! Bun Kie Lin ternyata memiliki ilmu pengobatan
yang benar-benar mengagumkan sekali!"
Setelah berkata begitu, Yo Him melirik kepada Bun Kie Lin yang
waktu itu telah selesai dengan pengaturan napasnya dan mulai
menguruti lagi sekujur tubuh Hok An.
578 Setiap urutan tangannya itu mengandung kekuatan tenaga dalam.
Diapun mengurut pada jalan darah terpenting saja, di mana pada
jalan darah yang mengandung hawa murni, sehingga dapat
beredar lancar kembali, membuat kesegaran tubuh Hok An pulih
kembali, dan "hawa" kotor yang membuat tubuh Hok An
membengkak itu mulai berkurang.
Sedangkan disampingnya duduk bersila Ho Sin-se, yang terus
mengawasi dengan tatapan mata yang mengandung kekaguman.
Dilihatnya bahwa betapapun juga, dia memang harus memperlajari
lagi lebih giat ilmu pengobatan.
Sampai dia berpikir, alangkah girangnya dan berterima kasihnya
ka1au saja Bun Kie Lin mau mewarisi seluruh kepandaian ilmu
pengobatannya itu kepadanya, sehingga dia bisa benar-benar
memiliki kepandaian ilmu pengobatan yang sangat tinggi dan
dapat mengobati berbagai penyakit yang paling berat sekalipun.
Tidak seperti sekarang, dimana Ho Sin-se hanya dapat mengobati
penyakit yang mudah disembuhkan karena penyakit itu ringan.
Sedangkan jika ia bertemu dengan seseorang yang menderita
penyakit yang berat dan parah, tentu dia tidak bisa mengobatinya.
579 Sambil mengawasi bengong, Ho Sin-se juga terus memperhatikan
cara gerak jari-jari tangan Bun Kie Lin yang tengah mengurut
sekujur tubuh Hok An, sehingga walaupun tidak keseluruhannya,
tokh dia bisa mengingatnya sebagian besar dari cara mengurut
tersebut. Dia yakin jika dia bertemu dengan seseorang yang
menderita penyakit yang cukup berat, kalau saja dia mengikuti cara
mengurut seperti yang dilakukan Bun Kie Lin, tentu dia akan dapat
mengobati luka orang itu. Walaupun tidak keseluruhannya, tokh dia
dapat juga untuk mengobatinya.
Dalam keadaan seperti itu, Ho Sin-se juga telah memeras seluruh
ingatannya. Dia telah berusaha untuk mengingat selengkap atau
sebanyak mungkin dari cara mengurut yang dilakukan oleh Bun Kie
Lin. Waktu itu Bun Kie Lin telah selesai mengatur pernapasannya, dan
dia mulai bekerja lagi, menguruti jalan darah terpenting di tubuh
Hok An, dengan demikian tampaknya memang Bun Kie Lin tidak
kenal lelah buat menyembuhkan Hok An. Dan dia berusaha keras,
agar Hok An dapat disembuhkan dalam waktu yang sesingkatsingkatnya.
580 Malam sangat sunyi sekali. Tetapi pendengaran Yo Him yang
sangat tajam telah mendengar suara berkeresek yang perlahan
sekali, seperti juga jatuhnya daun kering.
Sasana yang mendengar juga suara berkeresek tersebut, telah
melirik kepada Yo Him. katanya: "Jika memang tidak salah di
sebelah kanan.....!" dia memberitahukan Yo Him dengan berbisik.
Dan Yo Him mengangguk. "Lindungi Giok Hoa!" hanya itu pesan Yo Him, yang juga membisiki
Sasana. Sasana mengangguk. Bagitulah, dengan penuh kewaspadaan Yo Him telah mengawasi
sekitar tempat itu. terutama sekali pada sumber suara berkeresek
tadi, yaitu di sebelah kanan.
Tiba-tiba berkelebat bayangan putih yang bergerak sangat
perlahan sekali, seperti juga tengah mengindap-indap.
Tidak lama kemudian, tampak sesosok bayangan putih lainnya.
Jarak mereka terpisah dari Yo Him belasan tombak, dan berada di
581 dekat tempat beradanya Bun Kie Lin yang tengah mengobati Hok
An. Yo Him jadi kuatir, kalau sampai orang-orang itu melompat keluar
dengan serentak dan juga menghantam kepada Bun Kie Lin yang
seluruh perhatiannya tengah dicurahkan kepada Hok An yang
tengah diurutinya, niscaya dia tidak akan keburu buat menolonginya. Karena itu, segera juga Yo Him berdiri, dia
melangkah mendekati Bun Kie Lin, herdiri di sampingnya,
membawa sikap seperti juga tengah memperhatikan cara
pengobatan yang dilakukannya Bun Kie Lin terhadap Hok An.
Sosok bayangan putih itu masih tetap bersembunyi di tempatnya.
Akan tetapi melihat pakaian mereka yang serba putih seperti itu,
seketika Yo Him menyadari dan dapat menerka siapa adanya
mereka. Dikala itu tampak Bun Kie Lin rupanya telah mengetahui akan
kedatangan orang-orang tidak diundang yang tengah bersembunyi. Dia hanya melirik, tetapi ke dua tangannya terus juga
mengurut pada jalan darah di sekujur tubuh Hok An, seperti juga
dia tidak begitu memperhatikan dan seluruh perhatiannya
dicurahkan untuk mengurut terus sekujur tubuh Hok An.
582 Sesungguhnya, pada waktu itu benar-benar merupakan detik-detik
yang cukup berbahaya buat Bun Kie Lin. Dia tengah mengurut
dengan mengerahkan seluruh kekuatan tenaga dalamnya yang
disalurkan pada ke dua tangannya.
Jika memang dia, mengurut dengan terpecah perhatiannya, dan
kemudian diserang sehingga dia harus membagi tenaganya buat
menghadapi penyerangan tersebut, maka yang akan berbahaya
adalah dirinya Hok An. Karena waktu itu seluruh pembuluh darah
di tubuh Hok An telah dibuka sebagian besar.
Dan jika pengurutan itu ditinggal dan berhenti niscaya akan
membuat pembuluh darah itu menjadi macet dan darah yang
tengah mengalir dengan deras, dan juga hawa murni yang tengah
tersalurkan itu, akan terhambat dengan mendadak. Berarti akan
membuat getaran yang sangat hebat dan menyebabkan Hok An
akan terluka di dalam yang parah.
Yo Him sendiri walaupun kurang begitu memahami ilmu
pengobatan tetapi ia mengetahui betapa ancaman yang tengah
dihadapi oleh Hok An dan juga Bun Kie Lin, maka dia tetap bantu
dan melindungi Bun Kie Lin dan Hok An.
583 Sedangkan Sasana tidak kurang waspada. Dia telah bersiap-siap
hendak menghadapi segala kemungkinan, untuk melindungi Giok
Hoa, yang waktu itu tengah tertidur nyenyak.
Begitulah keadaan di tempat itu jadi hening sekali. Sampai
akhirnya terdengar lagi suara keresekan, dan juga disusul dengan
kata-kata yang dingin sekali nadanya:
"Hemmm, engkau telah menolak buat menyembuhkan kami tetapi
kau justeru telah memaksa hendak mengobati orang yang tidak
membutuhkan pertolonganmu. Engkau harus dibinasakan, manusia she Bun....."
Menyusul dengan kata-kata itu, tampak melompat bayangan putih
yang gesit sekali yang langsung menerjang kepada Bun Kie Lin.
Juga dia telah mengayunkan sebatang tongkat ke punggung Bun
Kie Lin. Kemplangannya itu mengandung kekuatan lweekang yang
bisa mematikan. Akan tetapi Yo Him tidak mau membiarkan orang itu tercapai
maksudnya. Begitu tongkat menyambar, tanpa menanti tongkat
dapat mendekati punggung Bun Kie Lin, tubuh Yo Him melesat
menyambuti, dengan mengibaskan tangannya yang kanan, tangan
kirinya menyelonong masuk ke arah iga orang tersebut.
584 Sosok bayangan putih itu mendengus dingin.
"Hemmmm, manusia tidak tahu diuntung, engkau lagi bermaksud
hendak merintangi kami.....!" dan membarengi perkataannya itu,
tongkat orang tersebut telah terputar sangat cepat sekali seperti
titiran. Namun Yo Him menerima kemplangan dan tikaman tongkat itu
dengan tenang dan juga selalu dapat memunahkan serangan itu
dengan mudah. Yo Him telah dapat melihatnya bahwa penyerang yang berpakaian
serba putih ini tidak lain dari wanita setengah baya yang belum
lama yang lalu telah dapat dipukul mundur.
Dia tentunya beberapa sosok bayangan putih yang masih
bersembunyi, adalah cucu-cucu dari wanita setengah baya
tersebut, yang tengah menantikan kesempatan buat keluar guna
melakukan pengeroyokan lagi.
Wanita setengah baya tersebut telah menggerakan tongkatnya
semakin lama makin hebat sehingga tongkat itu menyambar
seliwiran tidak hentinya, menimbulkan angin yang menderu-deru


Anak Rajawali Serial Pemanah Rajawali Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sangat hebat sekali. 585 Keadaan Yo Him waktu itu agak sulit, di samping dia menghadapi
wanita setengah baya, diapun tidak hentinya memasang mata buat
mengawasi beberapa sosok tubuh putih lainnya yang bersembunyi. Karena Yo Him kuatir orang-orang itu akan
menerjang keluar dan mempergunakan kesempatan di kala dia
tengah dilibat oleh wanita setengah baya tersebut, buat menyerang
kepada Bun Kie Lin, yang tentunya akan membuat Bun Kie Lin
terancam oleh bahaya yang tidak kecil!
Waktu itu keadaan Bun Kie Lin benar-benar sangat menentukan
sekali. Dia tengah memusatkan tenaga dalamnya dan telah
berhasil membuka seluruh pembuluh darah di tubuh Hok An.
Dengan begitu sama sekali dia tidak boleh terpecah perhatiannya.
Sekali saja terpecah perhatiannya, niscaya akan membuat dia
terancam bahaya hebat. Di waktu itu Yo Him juga telah menghantam dengan tangan
kanannya, dari telapak tangannya itu telah meluncur angin
serangan yang dahsyat sekali.
Tongkat dari wanita setengah baya itu telah dapat dihantamnya.
Dengan mengeluarkan suara "Plakkk!" yang sangat nyaring sekali,
tongkat itu telah patah menjadi dua.
586 Sedangkan Yo Him mengulangi lagi hantamannya, dia telah
memukul dengan tangan kirinya, yang tenaga dalamnya itu
berkesiuran tidak lebih lemah dari kekuatan tenaganya yang
pertama tadi. Hal ini membuat wanita setengah baya itu terpaksa harus
melompat mundur, karena dia menyadari, jika dia menangkis
dengan kekerasan juga, niscaya akan membuat dia yang
menderita kerugian, karena tadi saja tongkatnya telah terpatahkan
menjadi dua. Dalam keadaan seperti itulah Yo Him telah mendesak terus, dia
telah bergerak dengan cepat sekali, tubuhnya melesat ke sana ke
mari dengan lincah, mengepung dan mengurung wanita setengah
baya tersebut. Sedangkan wanita-wanita lainnya yang berpakaian putih, yang
tengah bersembunyi di balik pohon-pohon yang rindang dan juga
batu-batu gunung, melihat nenek mereka telah terkurung seperti
itu oleh kekuatan tenaga dalam Yo Him, mereka tidak tinggal diam.
Dengan mengeluarkan suara seruan, mereka telah menjejakkan
ke dua kaki mereka. 587 Dengan gerakan yang lincah sebagian dari mereka, dua orang
telah menerjang kepada Yo Him. Untuk membantui wanita
setengah baya itu, mereka telah menyerang dengan tongkat
masing-masing berusaha untuk melindungi wanita setengah baya
itu dan mendesak Yo Him agar tidak memiliki kesempatan lagi buat
mendesak pada wanita setengah baya itu.
Memang kepandaian mereka tidak sehebat kepandaian wanita
setengah baya itu, akan tetapi mereka telah menyerang
bergantian. Jika yang seorang terdesak, maka yang lain akan
menoloog dan membantunya.
Yo Him jadi mendongkol juga. Terlebih lagi dia telah melihatnya
bahwa tiga orang wanita berpakaian putih lainnya telah menerjang
kepada Sasana. Dua orang menyerang Sasana, sedangkan yang
seorang menyerang pada Bun Kie Lin.
Dengan demikian membuat Yo Him jadi berkuatir sekali, di mana
dia telah berusaha hendak melompat membantui Sasana. Akan
tetapi ke dua wanita itu tetap melibatnya, apalagi sekarang wanita
setengah baya itu telah berhasil untuk ikut menyerang lagi, mereka
telah bekerja sama untuk menyerang Yo Him.
588 Dengan demikian telah membuat Yo Him seperti dilibat terus
menerus tanpa diberikan kesempatan untuk melompat keluar dari
kalangan guna membantui Sasana dan melindungi Bun Kie Lin.
Akhirnya cara hertempur seperti itu telah membuat Yo Him naik
darah. Dia mengeluarkan bentakan mengguntur, kemudian
sepasang tangannya bergerak sangat cepat sekali. Dia telah
menghantam ke sana ke mari dengan dahsyat, membuat wanita
setengah baya tersebut melompat ke belakang, dan kesempatan
itu digunakan oleh Yo Him menerobos keluar.
Ringan sekali tubuh Yo Him telah meluncur ke arah Sasana.
Diwaktu itu, Yo Him juga bukan hanya sekedar mendekati Sasana,
waktu ke dua kakinya akan hinggap, Yo Him telah menghantam
punggung salah seorang wanita berpakaian putih yang tengah
mengepung Sasana. "Bukkk!" kuat sekali tenaga pukulan itu, yang membuat tubuh
wanita itu terhuyung mundur dan telah terjungkal.
Dengan demikian telah membuat kepungan pada Sasana terbuka.
Wanita berpakaian putih yang seorangnya lagi, tidak berani terlalu
mendesak, dia mengetahui, untuk menghadapi Sasana seorang
589 saja, dia belum tentu dapat menandinginya, apa lagi sekarang ada
Yo Him. Karena itu, bukannya dia menerjang maju, dia malah melompat
mundur mendekati pada si wanita setengah baya.
Seorang wanita berpakaian putih yang ingin menghantam Bun Kie
Lin, yang melihat keadaan seperti itu, segera mempercepat
pukulannya itu. "Bukkk!" punggung Bun Kie Lin kena dihantamnya, tetapi
hantaman itu tidak membuat Bun Kie Lin menangkis atau
mengelak, juga walaupun punggungnya telah kena dihantam, dia
tidak sampai terjungkal. Malah yang luar biasa, wanita berpakaian putih yang menyerangnya, telah menjerit kesakitan sambil memegangi tangan
kanannya yang segera membengkak.
Dengan muka yang berobah pucat, dia juga telah melompat ke
dekat wanita setengah baya itu. Dia berdiri dengan muka yang
meringis. Sedangkan wanita setengah baya itu dengan gusar membentak:
"Mari kita binasakan mereka semua.....!" Dan setelah berkata
590 begitu, mereka dengan serentak, telah melompat ke dekat Yo Him
dan Sasana. Sedangkan Giok Hoa dilindungi oleh Yo Him dan Sasana berada
di tengah-tengah. Sama sekali gadis cilik itu tidak gentar, karena
dia yakin bahwa Yo Him dan Sasana memiliki kepandaian yang
sangat tinggi sekali, yang mungkin tidak bisa dihadapi oleh lawanlawannya itu.
Yo Him dan Sasana waktu melihat terjangan dari wanita setengah
baya itu, yang telah menggunakan tongkat buntungnya buat
menghantam ke pundak Yo Him, segera juga berseru: "Turun
tangan keras, kita tidak perlu sungkan-sungkan terhadap mereka!"
Sambil berteriak begitu menganjurkan Sasana untuk turun tangan
keras tanpa sungkan-sungkan lagi, Yo Him juga telah menghantam
dengan tangan kanannya, mengerahkan sebagian besar tenaga,
sehingga membuat nenek tua itu terhuyung mundur.
Yo Him menghela napas dalam-dalam, kemudian mengawasi
dengan sikap yang angker kepada wanita setengah baya itu,
katanya: "Sekali ini aku bebaskan kalian buat angkat kaki, tetapi di
lain waktu, jika kalian mengganggu pula kami, hemmm, hemmmm,
jangan harap kepala kalian itu bisa utuh.....!"
591 Wanita setengah baya itu rupanya memang menyadari bahwa
tidak mungkin dia bersama cucu-cucunya untuk melakukan
perlawanan lagi, karenanya dia memutuskan buat mengajak cucucucunya untuk berlalu meninggalkan tempat itu.
"Baiklah, tetapi ingatlah, suatu saat kami akan datang buat
memperhitungkan semua ini.....!" kata wanita setengah baya itu
dengan suara mengandung kebencian yang sangat. "Dan kau,
engkau akan kubunuh dalam suatu kesempatan yang ada kelak!"
Kata-kata terakhir itu ditujukan kepada Bun Kie Lin.
Memang sebelum kedatangan Yo Him beramai, rupanya wanita
setengah baya ini telah tiba lebih dulu bersama-sama dengan
cucu-cucunya itu. Dan dia telah memaksa Bun Kie Lin buat
menolongi beberapa orang cucunya, yang telah mengalami luka
yang tidak ringan, yaitu mengalami luka di mana mereka itu terkena
semacam racun, yang akhirnya akan membuat lweekang mereka
musnah. Tetapi Bun Kie Lin tetap saja tidak bersedia menolongi mereka.
Bahkan Bun Kie Lin telah menolak dengan ketus tidak mau
bertemu dengan mereka. 592 Walaupun wanita setengah baya itu memaksa dengan kekerasan,
tetap saja Bun Kie Lin tidak mau melayani mereka. Setiap kali
wanita setengah baya itu bersama cucu-cucunya hendak
menerjang masuk ke dalam goa, maka Bun Kie Lin telah
membendung mereka dengan hantaman telapak tangan atau juga
lontaran senjata rahasianya.
Dengan begitu, wanita setengah baya itu jadi tidak berdaya, dan
terpaksa telah mundur dan menanti di luar goa selama beberapa
hari, dengan harapan bahwa Bun Kie Lin akhirnya akan merobah
keputusannya dan bersedia buat membantu mereka, menolong
untuk mengobati luka yang diderita oleh cucu-cucunya tersebut.
Akan tetapi selama beberapa hari itu, justeru Bun Kie Lin malah
tidak memperdulikan mereka, dan tetap berwaspada. Setiap kali
wanita setengah baya tersebut ingin menerjang masuk, maka dia
akan membendungnya dengan hujan senjata rahasia, memaksa
wanita setengah baya itu tidak berdaya untuk memaksanya terus.
Dikala itulah Yo Him bersama dengan Sasana dan Giok Hoa
membawa Hok An ke tempat tersebut, bertemu dengan wanita
setengah baya itu. Hal ini membuat mereka bertempur, dengan
berhasilnya Yo Him memukul mundur mereka.
593 Rupanya wanita setengah baya itu sebelum kedatangan Yo Him
ke tempat tersebut, untuk melampiaskan kemendongkolan
mereka, semua anak buah dari Bun Kie Lin, yang khusus untuk
melayaninya mencari makanan, telah dibinasakan semua oleh
wanita setengah baya itu. Dengan demikian mereka mengharapkan Bun Kie Lin akhirnya tokh harus keluar dari goanya,
karena dia tidak memiliki makanan.
Tidak mungkin Bun Kie Lin dapat mengurung diri terus menerus di
dalam goa itu, karena tokh akhirnya dia akan kelaparan dan keluar
dari goa. Keadaan seperti itu berlangsung selama beberapa hari, namun
waktu usaha dari wanita setengah baya itu hampir berhasil, justeru
muncul Yo Him beramai, sehingga membuat wanita setengah baya
itu menumpahkan kemendongkolan dan kemarahannya kepada
Yo Him beramai. Akan tetapi Yo Him dan Sasana memiliki kepandaian yang sangat
tinggi sekali. Mereka yang telah dapat dipukul mundur.
Wanita setengah baya itu tetap tidak berlalu, bersama dengan
cucu-cucunya mereka memperhatikan apa yang dilakukan Yo Him,
594 sampai akhirnya Yo Him dapat "memaksa" Bun Kie Lin mengobati
Hok An. Melihat Bun Kie Lin mau mengobati Hok An, malah memaksa
hendak mengobati, walaupun Yo Him melarangnya, dan walaupun
wanita setengah baya itu mengetahuinya bahwa hal itu memang
tipu daya dari Yo Him yang liehay, tokh tidak urung wanita
setengah baya itu meluap hawa amarahnya. Dia bermaksud
hendak membinasakan Bun Kie Lin.
Dan apes bagi mereka, karena Yo Him benar-benar memiliki
kepandaian yang tinggi sekali, berada di atas tingkat kepandaian
mereka sehingga merekapun dapat dilukai lagi oleh Yo Him.
Setelah berkata begitu, wanita setengah baya itu memutar
tubuhnya untuk mengajak cucu-cucunya berlalu. Dan juga, para
wanita berpakaian serba putih itu telah mengikuti nenek mereka
meninggalkan tempat itu. Giok Hoa yang melihat wanita setengah baya itu mengajak cucucucunya berlalu, dia telah tertawa. Katanya: "Hemmm, galak-galak
akhirnya sipat ekor juga.....!"
Bukan main marahnya wanita setengah baya itu, akan tetapi tokh
dia menyadari bahwa dia tidak mungkin dapat menghadapi Yo Him
595 yang berkepandaian sangat tinggi itu, karenanya, setelah melirik
mendelik kepada Giok Hoa, diapun melanjutkan langkahnya
meninggalkan tempat itu. Setelah melihat wanita setengah baya itu bersama-sama dengan
cucunya telah berlalu, maka Yo Him menghela napas lega.
Ketika matahari pagi muncul dan keadaan di depan goa dari Bun
Kie Lin terang benderang, maka tampak jelas bahwa Bun Kie Lin
sangat letih sekali. Selama semalaman itu dia telah beberapa kali menguruti terus
menerus pada Hok An, sehingga boleh dibilang dia sama sekali
tidak memiliki kesempatan buat beristirahat.
Yo Him dan Sasana telah melompat berdiri dari duduk mereka,
membiarkan Giok Hoa masih meringkuk tertidur nyenyak.
Sepasang suami isteri tersebut telah menghampiri Bun Kie Lin
yang tengah duduk terpekur mengawasi Hok An.
"Hemmm, sudah kukatakan bahwa engkau tidak mungkin bisa
menyembuhkan luka pada diri kawanku itu..... kau masih bicara
besar..... sekarang buktinya saja, engkau telah gagal dan kawanku
itu masih pingsan tidak sadarkan diri.....!" mengejek Yo Him.
596 Mendengar perkataan Yo Him itu, Bun Kie Lin tidak menoleh, juga
dia tidak menyahuti, tetap duduk terpekur mengawasi Hok An
sampai akhirnya dia menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
Baru kemudian dia menggumam: "Hemm, dia telah sembuh benarbenar..... sudah tidak ada yang perlu kulakukan lagi!"
Setelah berkata begitu Bun Kie Lin menotolkan jari-jari tangannya
pada tanah, tubuhnya segera melesat cepat sekali ke samping,
duduk tetap bersila menghadapi Yo Him, katanya lagi: "Dia telah
sembuh, besok kesehatannya telah pulih sebagaimana biasa! Jika


Anak Rajawali Serial Pemanah Rajawali Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dia beristirahat beberapa hari, tentu dia akan sehat kembali tidak
kurang suatu apapun juga.....!"
Setelah berkata begitu, tampak Bun Kie Lin hendak menotol
kembali tanah dengan jari tangannya, tetapi Yo Him melompat
kepadanya katanya: "Kau jangan pergi dulu..... aku tidak akan
mengijinkan engkau pergi!"
Bola mata dari Bun Kie Lin mencilak-cilak tidak hentinya, kemudian
dia telah berkata dengan suara mengandung perasaan tidak
senang. "Mengapa tidak boleh pergi"!"
597 "Bukankah telah kukatakan, bahwa engkau akan kubuat cacad.
Sekarang sebelum kau bisa membuktikan bahwa kawanku itu telah
sembuh, jangan harap engkau akan kulepaskan begitu saja.....!"
Bun Kie Lin telah memandang dengan sikap tidak tenang, malah
kemudian dia bilang dengan suara yang bengis sekali: "Hemm,
engkau manusia tidak tahu berterima kasih.....!!"
"Ya..... tetap aku akan membuktikan perkataanku itu, bahwa
engkau tidak akan kulepaskan, engkau akan kubuat bercacad,
karena engkau tetap tidak kuijinkan menyentuh kawanku, tetap
engkau sengaja ingin mengobatinya. Sekarang terbukti bahwa
kawanku ini masih pingsan, dia belum lagi diketahui tertolong atau
tidak! Dan juga engkau telah berjanji, jika engkau telah mengobati
kawanku itu, maka engkau akan bersedia main-main denganku
sebanyak ratusan jurus!"
Setelah berkata begitu, Yo Him mengibaskan tangannya, ia
memang bermaksud hendak merintangi kepergian Bun Kie Lin.
Karena Yo Him kuatir Hok An benar-benar belum bisa ditolong
sepertinya, di mana dia masih tertidur nyenyak.
Jika memang nanti lukanya itu kumat kembali, sedangkan Bun Kie
Lin sudah tidak berada di tempat itu, bukanlah hal yang itu akan
598 membuatnya jadi sibuk kembali" Karenanya Yo Him sengaja
mencari alasan seperti itu, dengan maksud hendak merintangi
kepergian dari Bun Kie Lin.
Bun Kie Lin mengawasi Yo Him dengan sorot mata yang tajam,
kemudian katanya: "Ya memang benar..... engkau memang bukan
manusia yang mengenal budi, dan akupun bersedia melayani
engkau sebanyak ratusan jurus.....!"
Setelah berkata begitu, dia mengibaskan tangannya, katanya:
"Nah, majulah!"
Tetapi Yo Him menggeleng.
"Engkau telah letih, karena engkau baru saja mempergunakan
lweekangmu itu buat menolongi kawanku, dan engkau belum lagi
pulih kesegaranmu! Jika memang kita bertempur sekarang, walau
tokh aku bisa merubuhkan engkau dengan mudah, tentu hal itu
akan membuat engkau penasaran sekali, dan tidak akan
menerimanya dengan hati yang puas. Disebabkan inilah aku ingin
membiarkan engkau beristirahat dulu, agar semangat dan
tenagamu pulih kembali!"
Bun Kie Lin mendelik mengawasi Yo Him lalu tanyanya: "Apa yang
engkau inginkan?" 599 "Aku hendak melihat dulu, guna membuktikan apakah perkataanmu itu benar, bahwa engkau sanggup mengobati luka
kawanku itu..... dan juga terpenting aku tidak akan membiarkan
engkau berlalu sebelum engkau bercacad!"
Bola mata Bun Kie Lin mencilak-cilak, sampai akhirnya dia telah
bilang dengan suara yang tawar: "Baik-baik! Baik-baik! Aku akan
berdiam disini, sampai nanti kawanmu itu telah tersadar benar dan
memperlihatkan bahwa aku benar-benar dapat menyembuhkannya!" Dan setelah berkata begitu, segera juga Bun Kie Lin menotol lagi
tanah dengan ujung jari tangannya, tubuhnya melesat sangat
ringan, ke samping Hok An pula.
Waktu itu Hok An masih tertidur nyenyak, dia telah memperlihatkan
sikap yang tidak menderita kesakitan lagi, wajahnya tampak
memerah mulai sehat, dan bengkak-bengkak pada sekujur
tubuhnya pun telah lenyap.
Dengan demikan membuat Yo Him girang bukan main, berhasil
menahan kepergian Bun Kie Lin.
Yo Him telah kembali ke bawah pohon, menghampiri Sasana dan
Giok Hoa. 600 Sedangkan Ho Sin-se tidak sabar telah berdiri.
"Yo Kongcu, dia telah sembuh!" kata Ho Sin-se sambil menunjuk
kepada Hok An, yang masih tertidur itu.
Maksud Ho Sin-se, dia ingin sekali buat mengambil hati Bun Kie
Lin karena dia mengharapkan kemungkinan besar dapat
membujuknya nanti agar Bun Kie Lin mau menurunkan
kepandaian ilmu pengobatannya kepadanya.
Yo Him hanya mendengus saja.
"Sesungguhnya, jika memang Sin-se ini pergi, juga kawanmu ini
telah sembuh benar.....!" kata Ho Sin-se lagi.
Tetapi Yo Him tidak memperdulikannya, di waktu itu terlihat bahwa
Bun Kie Lin telah menoleh kepada Ho Sin-se, katanya: "Apakah
engkau mengerti ilmu pengobatan juga?""
Cepat-cepat Ho Sin-se merangkapkan sepasang tangannya. Dia
menjura memberi hormat. Katanya: "Dalam persoalan ilmu
pengobatan sesungguhnya aku hanya mengerti sedikit-sedikit,
tidak seperti kau yang bagaikan Tabib Dewa saja, yang dapat
menyembuhkan penyakit dari orang ini dalam waktu yang sangat
601 singkat. Walaupun orang tersebut menderita luka yang demikian
parah!" Setelah berkata begitu, segera juga Ho Sin-se membungkuk
dalam-dalam memberi hormat, katanya: "Jika memang tidak
keberatan, mau aku menjadi pengikutmu, untuk mempelajari ilmu
pengobatan." "Cusss....." tiba-tiba Bun Kie Lin meludah, katanya dengan bola
mata yang mencilak-cilak, "Hemmm, enak saja engkau bicara,
apakah engkau ini hendak meminta aku menjadi gurumu?"
Sambil tersenyum nyengir, tampak Ho Sin-se telah berkata. "Tetapi
walaupun Sin-se tidak bermaksud menurunkan kepandaianmu itu
secara resmi dan tidak bermaksud mengangkat murid, akupun
tidak keberatan menjadi pelayanmu, yang akan membantu Sin-se
untuk meramu obat-obatan......!"
Bun Kie Lin tersenyum dingin, dia telah mengawasi Ho Sin-se
beberapa saat lamanya, kemudian baru berkata dengan suara
yang tawar: "Baiklah jika engkau mau menjadi pelayanku, aku akan
menerimanya, karena memang beberapa orang pelayanku telah
dibinasakan oleh wanita setengah baya yang berpakaian serba
putih itu. Engkau akan melayani segala kebutuhanku....."
602 Bukan main girangnya Ho Sin-se, segera juga dia menjatuhkan diri
berlutut di hadapan Bun Kie Lin, diapun telah menganggukanggukkan kepalanya berulang kali.
"Tentu saja tecu bersedia untuk menjadi pelayan Sin-se..... semua
tugas yang akan diberikan Sin-se, tecu akan lakukan sebaikbaiknya....."
Bun Kie Lin mengangguk, dia melirik kepada Yo Him, bertiga
dengan Sasana dan Hok An, yang masih duduk di bawah pohon
itu. Kemudian katanya dengan suara yang nyaring: "Kawanmu ini
bermaksud hendak menjadi pelayanku, apakah engkau tidak
keberatan?" Yo Him tersenyum saja, dia tidak menyahuti.
Melihat sikap Yo Him seperti itu, segera juga Bun Kie Lin menegur
lagi: "Hei, aku bertanya kepadamu, apakah kau mengijinkan aku
mengambil kawanmu untuk menjadi pelayanku?"
"Urusan itu tidak ada sangkut pautnya denganku. Jika memang dia
bersedia menjadi pelayanmu, mengapa aku harus melarangnya?"
603 Bun Kie Lin tersenyum. "Baiklah, biarlah aku menerimanya menjadi
pelayanku! Nah, mulai detik ini engkau resmi menjadi pelayanku
dan selanjutnya engkau harus patuh terhadap semua perintahku!"
Ho Sin-se cepat-cepat mengiyakan sambil mengangguk, diapun
kemudian berkata: "Tentu, tentu saja Sin-se. Semua perintah Sinse akan kulakukan dengan senang hati."
"Nah, ini adalah perintahku yang pertama dan harus engkau
lakukan dengan sebaik-baiknya," kata Bun Kie Lin kemudian.
"Dengarlah baik-baik, aku akan perintahkan kepadamu melakukan
sesuatu!" "Katakanlah Sin-se.....!" kata Ho Sin-se kemudian dengan
bersemangat. "Kau harus menyingkirkan orang-orang itu.....!" kata Bun Kie Lin
sambil tunjuk Yo Him dan Sasana. "Engkau harus menyingkirkan
mereka agar tidak menggangguku lagi! Jika memang engkau
berhasil, aku akan mewarisi satu dari sekian banyak ilmu
pengobatanku, yang sekiranya akan membawa suatu keuntungan
tidak kecil buatmu.....!"
Ho Sin-se jadi tertegun memandang bengong kepada Bun Kie Lin,
mukanya berobah pucat dan tampaknya dia bingung sekali. Dia
604 telah memandang Bun Kie Lie dan kemudian beralih kepada Yo
Him dan Sasana. Dia jadi bingung, entah apa yang harus
dilakukannya. Apa yang telah diperintahkan Bun Kie Lin merupakan perintah
yang tidak pernah disangka-sangkanya. Semula dia menduga
bahwa dia hanya akan diperintahkan untuk pergi mengambil daun
obat-obatan belaka. Siapa tahu justeru dia telah diperintahkan
untuk menyingkirkan Yo Him dan Sasana.
Mana mungkin dia sanggup melakukan perintah itu untuk
menyingkirkan Yo Him dan Sasana" Karena itu, Ho Sin-se sendiri
tidak mengetahui entah jawaban apa yang harus diberikannya.
Setelah berdiam diri sejenak lamanya, diapun berkata dengan
suara yang ragu-ragu: "Untuk urusan ini..... sesungguhnya.....
sesungguhnya......" Bun Kie Lin tertawa tawar, kemudian katanya: "Kenapa" Apakah
perintah yang kuberikan itu sangat sulit sekali"!"
Ho Sin-se menelan air liurnya, kemudian mengangguk ragu.
"Ya..... sulit sekali buatku melaksanakan perintah itu....." kata Ho
Sin-se kemudian. "Aku aku tidak memiliki kepandaian apa-apa, aku
605 tidak mengerti ilmu silat, sehingga mana mungkin aku bisa
menghadapi mereka yang berkepandaian begitu tinggi"!"
Bun Kie Lin tertawa dingin, kemudian katanya: "Bagaimana
mungkin engkau menjadi pelayanku sedangkan untuk menjalankan perintahku yang pertama saja engkau tidak dapat dan
tidak sanggup melakukannya.....?"
Setelah berkata begitu, matanya mendelik: "Kau mau menjadi
pelayanku atau tidak" Jika engkau telah menjadi pelayanku dan
tidak melaksanakan perintahku, maka engkau akan memperoleh
hukuman yang berat dariku!"
Ho Sin-se benar-benar jadi bingung. Dia mengiler sekali buat
mengetahui ilmu pengobatan yang dimiliki oleh Bun Kie Lin, di
mana dia mengiler untuk menerima warisan ilmu pengobatan itu.
Namun siapa tahu, justeru dia telah memperoleh perintah yang
membuatnya jadi berada dalam kesulitan yang tidak kecil. Karena
itu, dia telah memandang dengan sikap ragu kepada Bun Kie Lin,
antara maju dan mundur. Jika dia maju, berarti dia menerima perintah Bun Kie Lin dan dia
harus berusaha untuk menyingkirkan Yo Him dan Sasana. Tetapi
606 dia mana memiliki kepandaian untuk menyingkirkan ke dua orang
itu" Namun jika dia tidak menyanggupi perintah dari Bun Kie Lin, berarti
dia tidak jadi diterima Bun Kie Lin sebagai pelayannya, berarti juga
kepandaian ilmu pengobatan Bun Kie Lin tidak mungkin diwarisi.
"Bagaimana" Apakah engkau ingin .membatalkan permintaanmu
agar aku menerima engkau sebagai pelayanku"!" tanya Bun Kie
Lin. "Jika engkau ingin membatalkan niatmu itu, engkau masih
memiliki kesempatan yang luas. Tetapi jika tidak, dan engkau tetap
bertekad hendak menjadi pelayanku, maka engkau selalu harus
patuh melaksanakan perintahku itu, dengan sebaik-baiknya! Sekali
saja engkau membangkang, maka aku akan menghukum
dirimu.....!" Ho Sin-se jadi tambah ragu-ragu, namun akhirnya dia mengangguk
nekad. "Baiklah, aku menerima perintah!" kata Ho Sin-se, diapun telah
memutar tubuhnya, kemudian melangkah menghampiri Yo Him
dan Sasana. Setelah berada di hadapan Yo Him, Ho Sin-se merangkapkan
sepasang tangannya, dia memberi hormat sambil berkata dengan
607 nada memohon. "Harap Yo Kongcu mau menolongku, agar tidak
mempersulit diriku! Maukah Kongcu menolongku"!"
"Menolong bagaimana"!" tanya Yo Him sambil tersenyum, padahal
dia mengerti, tentunya Ho Sin-se ini ingin meminta mereka berlalu.
"Menolongku agar majikanku itu melihat engkau berlalu dari tempat
ini, agar dia menerimaku menjadi pelayannya! Dengan menjadi
pelayannya, aku akan diwarisi ilmu pengobatannya, yang kelak
dapat kupergunakan buat menolong manusia lainnya yang
membutuhkan pengobatan dariku..... dan..... maukah Yo Kongcu
menolongku"!" Yo Him tersenyum lagi, kemudian katanya: "Sayang sekali aku
tidak bisa menolongmu, karena walaupun bagaimana aku tidak
bisa membawa-bawa kawanku yang tengah dalam keadaan belum
sembuh benar..... sedangkan sembuh atau tidaknya kawanku itu
belum lagi kuketahui dengan pasti! Tunggulah sampai kawanku itu
sembuh, barulah aku akan angkat kaki tanpa mengganggu orang
she Bun itu." Mendengar perkataan Yo Him, wajah Ho Sin-se berobah berseriseri, dia kemudian telah berkata dengan suara yang mengandung
Kucing Suruhan 3 Pendekar Panji Sakti Karya Khu Lung Rajawali Sakti Dari Langit Selatan 5
^