Pencarian

Anak Rajawali 8

Anak Rajawali Serial Pemanah Rajawali Karya Chin Yung Bagian 8


orang she Bong tersebut. "Hemmmmm?"!" terdengar suara yang perlahan dan tawar dari
atas pohon itu. Giok Hoa berusaha mengangkat kepalanya, sehingga dilihatnya
dua orang tengah duduk di cabang pohon itu dengan sikap
707 seenaknya, yang seorang memakai baju warna putih, dengan kulit
muka yang cukup putih, usianya telah lanjut, dialah seorang lakilaki tua yang memiliki wajah dan sikap yang dingin sekali.
Sedangkan yang seorang lagi mengenakan baju warna hitam,
yang mukanya hitam seperti pantat kuali. Matanya sangat besar,
dia memelihara berewok yang kasar, dan mukanya sama seperti
kawannya, dingin dan tidak memperlihatkan perasaan apapun
juga. Waktu itu, orang she Bong itu telah melemparkan Giok Hoa ke
tanah, sehingga gadis cilik itu terguling-guling di tanah. Dan Giok
Hoa berusaha untuk bangun dan berlari meloloskan diri dari orang
she Bong itu. Namun usahanya itu tidak berhasil. Begitu dia bermaksud hendak
berlari, orang she Bong tersebut mengibaskan tangannya, maka
tubuh Giok Hoa telah terguling-guling di tanah, karena diterjang
oleh tenaga yang sangat kuat dari kibasan baju orang she Bong
tersebut. Ke dua orang yang duduk di atas cabang pohon yang hitam dan
putih itu, tidak lain dari Hek-pek-siang-sat. Mereka telah melompat
turun dengan gerakan yang sangat ringan sekali. Mereka telah
708 memandang dengan sorot mata yang sangat tajam dan
memperhatikan Giok Hoa dengan sikap seperti juga memperhatikan sesuatu barang yang indah dan baik.
"Hemmmmmmm, anak sekecil ini dapat menghina dirimu"!" tanya
orang yang bermuka hitam itu. Suaranya mengandung ejekan dan
perasaan gusar. "Kami telah mendidik engkau bersusah payah
selama enam tahun, lalu engkau dapat dihina oleh seorang gadis
cilik seperti dia?" Orang she Bong itu berdiri dengan sepasang tangan diturunkan,
sikapnya menghormat sekali. Mukanya pun berobah menjadi
merah, tampaknya dia malu menerima teguran dari gurunya.
"Bukan dia yang telah membuat tecu jatuh terguling dan diperhina,
tetapi justeru dia adalah pemilik burung rajawali putih itu!
Sedangkan seperti tecu katakan, bahwa yang telah menghina tecu
tidak lain dari Yo Him, putera dari Sin-tiauw-tay-hiap Yo Ko.....!"
Orang bermuka hitam itu tidak berkata apapun lagi, dia hanya
memperhatikan gadis cilik itu. Sedangkan yang memakai baju
putih itu, telah berkata tawar:
"Gadis ini memiliki bakat yang menakjubkan..... dan juga dia
seorang gadis kecil yang agak luar biasa! Jika mendengar ceritamu
709 bahwa gadis cilik ini dapat memerintah burung rajawali putih itu,
tentunya diapun bukan gadis sembarangan?"
Setelah berkata begitu, orang bermuka putih tersebut telah
menoleh kepada Giok Hoa,yang waktu itu tengah merangkak
bangun dengan pipi kanannya agak membengkak karena, telah
terguling-guling akibat kibasan tangan dari orang she Bong itu.
"Siapa kau nak" Dan mengapa engkau memusuhi muridku, kau
perintahkan burung rajawalimu itu buat menghina muridku itu"!"
tanya pula orang berpakaian serba putih itu, sikapnya berobah jadi
sabar sekali. Giok Hoa telah berhasil merangkak bangun berdiri dengan kepala
ditengadahkan. Sikapnya berani sekali, karena gadis cilik ini
merasa marah. Apalagi setelah mengetahui bahwa ke dua orang ini, si Hitam dan
si Putih, adalah dua orang guru dari orang she Bong itu. Tentunya
mereka berdua pun bukan manusia baik-baik?" Karena itu,
dengan suara yang lantang dan berani dia menyahuti,
"Tidak perlu engkau mengurusi diriku! Tidak perlu kalian
mengetahui siapa diriku! Tetapi yang terpenting, kalian harus
710 mendidik murid kalian itu agar menjadi manusia yang cukup baik
dan tidak mengumbar kebengisannya belaka.....
"Masih untung waktu dulu aku tidak perintahkan Pek-jie agar
mematuk biji matanya, agar buta.....! Hemmmmm, siapa sangka,
setelah diberi hajaran oleh Pek-jie, ternyata dia masih berani
mengumbar hatinya yang busuk itu.....!"
Hek-pek-siang-sat tertegun mendengar kata-kata Giok Hoa yang
begitu berani. Tetapi mereka berdua benar-benar merupakan
manusia yang aneh sekali. Mereka selalu menempuh jalan
sekehendak hati mereka, sehingga orang-orang dalam rimba
persilatan tidak bisa memasukkan mereka dalam golongan putih
atau golongan hitam. Karena terkadang Hek-pek-siang-sat menolong orang yang tengah
dalam kesulitan dan juga membela kebenaran, tetapi tidak jarang
pula Hek-pek-siang-sat menolongi penjahat untuk melakukan
sesuatu kejahatan! Dengan demikian, sukar sekali diterka
sesungguhnya ke dua orang yang berkepandaian luar biasa ini
termasuk dalam golongan mana.
Dan ada lagi sifat mereka yang agak aneh jika mereka bertemu
dengan seseorang yang penakut dan bermuka-muka pada
711 mereka, ke duanya akan merasa benci dan juga akan bersikap
bengis. Tetapi menyaksikan Giok Hoa, walaupun masih demikian
kecil, namun sangat berani dan gagah sekali, mereka jadi kagum
dan malah tidak marah ditegur seperti itu oleh Giok Hoa.
"Nona manis, kau berkata bahwa kami tak dapat mendidik murid
kami dengan baik-baik, lalu dengan alasan apakah kau bisa
berkata seperti itu?" tanya si Putih sambil tersenyum tidak
memperlihatkan kemarahan, malah dari wajahnya terlihat dia
merasa senang melihat sikap gadis kecil yang berani ini!
Giok Hoa telah bertolak pinggang, dia bilang: "Aku telah
menyaksikan sendiri, tidak hujan tidak angin, muridmu telah
mencari urusan dengan Yo Koko........ malah dia berusaha untuk
turunkan tangan kematian, karena itu Yo Koko turunkan tangan
keras padanya. Dan akupun telah memberikan ganjaran padanya
dengan perintahkan Pek-jie agar mempermainkannya!
"Hemmmm, dengan begitu, ternyata dia masih tidak kapok dan
masih berusaha menghina diriku. Malah caranya hina sekali,
karena dia menantikan di kala aku seorang diri, dia baru menculik
diriku, dan melarikan diri ketakutan dari Pek-jie! Jika memang dia
seorang Ho-han dan gagah perkasa, tentu dia tidak akan melarikan
diri dari Pek-jie, dan akan menghadapi Pek-jie dengan gagah."
712 Hek-pek-siang-sat saling tatap satu dengan yang lainnya, ke
duanya saling tersenyum. Malah Hek-siang-sat telah berkata dengan, suara yang tawar:
"Lalu menurut pendapatmu, dengan cara apa yang pantas buat
kami mengajar murid kami itu"!"
"Hukum dia dan menuntut agar dia bersumpah keras, bahwa dia
tidak akan berbuat rendah dan memalukan. Disampingitu tidak
melakukan hal-hal yang berbau kejahatan.....!"
Mendengar jawaban Giok Hoa seperti itu Hek-pek-siang-sat
tertawa bergelak-gelak. Mereka beranggapan perkataan Giok Hoa
lucu sekali. "Kau aneh bukan main, nona manis....." kata si putih kemudian.
"Aneh" Aku tidak aneh, aku memiliki sepasang telinga, sepasang
hidung, mulut dan mata..... mengapa aneh" Aku sama seperti
kalian, tetapi yang kuinginkan orang itu yang menjadi muridmu
tidak menjadi manusia rendah yang hanya berani terhadap orang
yang tidak berdaya seperti aku, seorang anak-anak!
"Mengapa dulu waktu menghadapi Yo Koko dan juga Pek-jie, dia
melarikan diri secara pengecut! Dan kini pura-pura garang padaku,
713 ingin menghina diriku! Apakah tidakan dan perbuatannya itu berarti
perbuatan seorang Ho-han"!"
Muka Hek-pek-siang-sat berobah ketika mendengar perkataan
Giok Hoa, dan kemudian katanya: "Hemmm, dengan berkata
begitu jelas nona ingin mengartikan bahwa kami ini merupakan
manusia-manusia tidak punya guna, yang tidak dapat mendidik
murid sendiri. Bukankah begitu?"
"Aku tidak berkata begitu, tetapi kenyataan yang kulihat memang
begitu....." jawab Giok Hoa dengan lantang dan berani sekali.
Tertegun kembali Hek-pek-siang-sat mendengar jawaban Giok
Hoa yang berani itu, karena mereka sama sekali tidak menyangka
bahwa Giok Hoa memiliki keberanian seperti itu.
Dan akhirnya Pek-siang-sat telah berkata dengan suara yang
dingin: "Sekarang coba kau sebutkan, apakah muridku ini harus di
hukum?" Giok Hoa mengangguk cepat.
"Ya, tentu saja harus dihukum. Memiliki murid yang hanya pandai
melakukan kejahatan dan menghina orang tidak berdaya,
disamping itu juga melakukan perbuatan-perbuatan rendah, hanya
714 mengundang rasa malu pada guru-gurunya belaka! Karena itu,
murid seperti dia harus dihukum sekeras-kerasnya, agar dilain saat
dia tidak melakukan perbuatan yang memalukan lagi!"
Hek-pek-siang-sat tiba-tiba tertawa bergelak-gelak dengan suara
yang nyaring sekali, malah Pek-siang-sat telah berkata nyaring:
"Bagus! Bagus! Jika memang nona berkata seperti itu, menandakan bahwa nona bersemangat sekali! Tetapi kami tidak
akan menghukum murid kami, karena kami yang lebih mengetahui
watak dan tabiatnya! "Kami juga tidak akan melarangnya buat melakukan sesuatu
apapun juga, karena itu menjadi haknya. Jika memang dia bisa
melakukannya dan sanggup, bahkan memiliki kemampuan buat
melakukan segalanya, mengapa pula kami harus melarangnya......!" Waktu berkata begitu, tiba-tiba terdengar suara pekik burung
rajawali putih di tengah udara. Terdengarnya begitu nyaring dan
panjang, seakan juga burung rajawali putih itu tengah diliputi
kemarahan, dan suara pekikannya itu terdengar demikian nyaring.
Rupanya burung rajawali putih itu setelah mengetahui tidak
mungkin dia memasuki lebih jauh hutan itu, dia segera keluar dari
715 hutan itu, lalu ia terbang ke tengah udara berputar-putar di atas
hutan itu, berusaha untuk mencari-cari di mana jejak dari
majikannya, Giok Hoa. Tetapi hutan itu terlalu lebat dan tertutup sehingga dia tidak bisa
melihat dari atas menembus ke dalam hutan itu. Lebatnya daundaun dan ranting pada pohon-pohon di hutan itu menyebabkan
Pek-jie tidak bisa melihat keadaan di bawahnya. Apa yang
dilihatnya hanyalah daun-daun yang tebal sekali.
Sedangkan Hek-siang-sat waktu itu telah berkata dengan suara
yang perlahan, mengandung keraguan: "Jika melihat sikapmu
seperti ini, tentunya engkau bukan seorang gadis cilik sembarangan. Siapa ayahmu" Dan apa hubungan antara kau dan
Sin-tiauw-tay-hiap Yo Ko....."
Giok Hoa tertawa tawar, katanya: "Tidak perlu kalian bertanyatanya tentang diriku! Sudah kukatakan lebih baik engkau berdua
mengurusi murid kalian itu! Oh ya, apakah aku sudah boleh pergi
meninggalkan tempat ini, tampaknya Pek-jie tengah mencaricariku."
716 "Biarkan Pek-jie datang ke mari, aku ingin melihat berapa hebatnya
burung rajawali putih yang telah menghina muridku, sehingga
muridku itu tidak dapat menghadapinya.....!" kata Pek-siang-sat.
Dan diapun telah menggerakkan tangan kanannya, maka
terlontarlah secerah sinar kuning ke tengah udara, menimbulkan
suara mengaung yang nyaring sekali. Hal itu menunjukkan bahwa
tenaga lontaran dari Pek-siang-sat memang sangat kuat sekali.
Dan rupanya Pek-jie melihat dan mendengar suara mengaung dari
benda kuning itu, yang menerobos ke tengah udara melewati hutan
itu. Dia memekik dengan nyaring. Pek-jie telah terbang meluncur
turun di atas hutan itu, sepasang sayapnya telah digerakkan
dengan beruntun, mengibas-ngibas, maka timbullah hembusan
angin yang bergemuruh, seperti juga badai yang tengah
mengamuk di tempat itu, menjibakkan daun-daun itu, yang jadi
bergoyang-goyang. Pek-jie telah menggerakkan terus sayapnya dan dia seperti
hendak mengamuk. Dalam keadaan seperti itu, Hek-pek-siang-sat telah menganggukangguk,
717 "Ya, burung rajawali putih yang seekor ini memang lain dari burung
rajawali yang lainnya. Ia memiliki tenaga yang kuat sekali," kata
Pek-siang-sat, "dan aku semakin tertarik buat melihatnya."
Setelah berkata begitu, Hek-pek-siang-sat telahmengeluarkan lagi
semacam benda berwarna kuning, seperti juga sebatang paku,
dilontarkan ke tengah udara, malah tampaknya lontarannya kali ini
jauh lebih kuat, menimbulkan suara mengaung yang sangat keras
sekali. Dan yang lebih luar biasa, Pek-siang-sat seperti juga telah
mengetahui beradanya burung rajawali putih itu, di mana dia telah
menimpukkannya ke arah itu, sehingga benda kuning tersebut
mengenai sayap dari burung rajawali itu, yang memekik nyaring
kesakitan. Karena kesakitan justeru rajawali putih itu semakin mengamuk
hebat. Sepasang sayapnya telah menghantam ke sana ke mari
menimbulkan gemuruh angin yang hebat sekali, bagaikan amukan
topan yang tengah berlangsung di tempat tersebut. Dalam
keadaan seperti itulah, maka tampak Hek-pek-siang-sat saling


Anak Rajawali Serial Pemanah Rajawali Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pandang satu dengan yang lainnya, dan akhirnya mereka telah
mengangguk. 718 "Burung rajawali yang luar biasa..... dan menarik sekali!" kata
mereka berdua hampir berbareng.
Memang tabiat dan perangai Hek-pek-siang-sat agak aneh.
Semakin luar biasanya yang dihadapi mereka, maka semakin
besar pula semangat mereka terbangun.
Waktu itu Giok Hoa yang menguatirkan Pek-jie mengamuk terus
menerus dan juga akan terkena serangan senjata rahasia yang
mungkin dilepaskan oleh Hek-pek-siang-sat, segera bersiul
nyaring, dan suara siulan tersebut memerintahkan Pek-jie agar
segera berlalu menjauhi diri.
Sesungguhnya suara siulan yang dikeluarkan Giok Hoa hampir
tidak terdengar, karena tertindih oleh suara bergemuruh akibat
mengamuknya Pek-jie. Akan tetapi burung rajawali putih itu benarbenar memiliki pendengaran yang sangat tajam sekali, sehingga
dia dapat mendengar juga suara siulan dari majikannya dan segera
terbang menjauhi diri. Dengan demikian, meredahlah suara bergemuruh akibat mengamuknya Pek-jie. Sedangkan Hek-pek-siang-sat telah saling pandang, lalu kata Peksiang-sat: "Mari kita lihat burung rajawali itu!"
719 Kemudian dia memberikan isyarat kepada muridnya, agar dia
mencekuk Giok Hoa. Orang she Bong itu mengerti perintah gurunya, tanpa mengatakan
sepatah perkataanpun juga, tubuhnya telah melesat ke samping
Giok Hoa. Belum lagi Giok Hoa mengetahui suatu apa pun juga, di
saat itu telah terlibat pinggangnya kena dilingkari tangan orang she
Bong tersebut. Dalam kagetnya Giok Hoa hanya dapat memukul serabutan
dengan kepalan tangannya yang berukuran kecil itu kepada dada
orang she Bong tersebut. Dia memukulnya berulang kali, sambil
meronta-ronta. Namun pukulan kepalan tangan Giok Hoa sama sekali tidak
menimbulkan rasa sakit, malah telah membuat orang she Bong itu
tertawa mengejek, dan berkata dengan suara menghina: "Kau
pilihlah bagian yang empuk di tubuhku, pukullah terus!"
Dan dia telah berhasil mengempit Giok Hoa, sambil tertawa
mengejek, dia menjejakkan ke dua kakinya, tubuhnya segera
melesat menyusul ke dua gurunya.....!
Hek-pek-siang-sat waktu itu tengah berlari-lari dari hutan tersebut.
Dalam sekejap mata saja mereka telah berada di depan hutan itu.
720 Maka mereka melihat Pek-jie tengah terbang berputaran di tengah
udara. Dan Hek-pek-siang-sat saling memandang satu dengan
yang lainnya, tampak di wajah mereka perasaan kagum, karena
dilihatnya burung rajawali itu berukuran sangat besar sekali, jauh
lebih besar dari burung-burung rajawali umumnya.
"Ini memang burung rajawali yang agak luar biasa!" menggumam
Pek-siang-sat dengan suara tertahan.
Hek-siang-sat mengangguk.
Orang she Bong itu telah tiba di tempat itu juga dengan mengempit
tubuh Giok Hoa. Sedangkan Pek-jie yang tengah terbang berputar di tengah udara,
ketika melihat munculnya Hek-pek-siang-sat, disusul kemudian
dengan orang she Bong yang pernah dipermainkannya, dan
melihat Giok Hoa terkempit di tangan orang she Bong itu dalam
keadaan tidak berdaya, jadi mengeluarkan suara pekik yang
nyaring. Ia telah terbang meluncur turun akan menyambar orang
she Bong. Akan tetapi orang she Bong itu yang telah mengetahui kehebatan
burung rajawali putih ini tidak berani menghadapi terjangan burung
721 tersebut. Ia segera menjejakkan kakinya, tubuhnya melompat ke
samping, berlindung di balik sebatang pohon yang cukup besar.
Hek-pek-siang-sat yang melihat burung rajawali putih itu telah
menyambar ke bawah. segera melompat menghadangnya,
mencegah burung rajawali itu menyerang murid mereka.
Dengan tenang dan penuh keyakinan, bahwa mereka akan dapat
menangkap burung rajawali putih yang luar biasa ini. Hek-peksiang-sat berdiri bersiap-siap di tempatnya. Di waktu itu terlihat
betapa Hek-pek-siang-sat telah mengerahkan tenaga dalam pada
telapak tangannya, dan Pek-siang-sat berdiri tenang belum
mengerahkan tenaganya. Ketika burung rajawali putih itu telah meluncur turun menyambar
ke bawah, dia telah disambut dengan pukulan telapak tangan dari
Hek-siang-sat. Sedangkan Pek-siang-sat telah menjejakkan
sepasang kakinya, tubuhnya dengan ringan sekali telah melesat ke
tengah udara, begitu dia berpok-say segera dia hinggap di
punggung burung rajawali putih tersebut.
Dengan kuat sepasang tangan Pek-siang-sat merangkul batang
leher tersebut, ia melingkarkan tangannya dengan ketat.
722 Pukulan telapaktangan dari Hek-siang-sat telahmenyambar ke
arah dada burung rajawali itu. Itulahpukulan yang mengandung,
kekuatan lweekang bisamenghancurkan, karena Hek-siang-sat
hendak melukai dulu burung rajawali putih itu.
Namun untuk herannya, waktu pukulan Hek-siang-sat hampir
mengenai dada burung rajawali putih itu, dengan gerakan yang
aneh sekali seperti juga gerakan seekor ular yang berlenggang
lenggok dan melejit ke samping, cepat sekali burung rajawali itu
telah dapat menghindar dari terjangan tenaga pukulan Hek-siangsat.
Dengan demikian, gagallah serangan yang dilakukan Hek-peksiang-sat.
Dan burung rajawali itu telah bergerak lincah sekali. Begitu dia bisa
berkelit dari angin serangan Hek-siang-sat, cepat sekali dia telah
menyambar ke arah batok kepala Hek-siang-sat, yang hendak
dipatuknya dengan paruhnya.
Gerakan burung rajawali yang demikian aneh membuat Hek-siangsat jadi mengeluarkan seruan heran. Namun seketika terbangun
semangatnya, dia jadi sangat tertarik sekali dan semakin
bersemangat untuk main-main dengan burung rajawali putih itu.
723 Dalam keadaan demikianlah Hek-siang-sat juga telah menghantam lagi beberapa kali.
Namun burung rajawali itu telah dapat menghindar dengan
gerakan tubuh yang meliuk-liuk. Dan juga setiap kali dia berkelit,
tentu sayapnya akan mengibas, menimbulkan sambaran angin
yang gemuruh dahsyat sekali.
Hek-siang-sat yang melihat keadaan seperti bukannya menjadi
jeri, malah jadi semakin tertarik dan gembira. Tubuhnya telah
melompat ke sana ke mari untuk membingungkan burung rajawali
itu, tangannya juga tidak tinggal diam. Dia telah menyerang kepada
burung rajawali putih itu berulang kali, dengan maksud jika
pukulannya itu sekali saja mengenai sasarannya, niscaya akan
menyebabkan burung rajawali putih itu akan luka berat.
Namun benar-benar burung rajawali putih yang tengah mereka
hadapi ini merupakan seekor burung rajawali yang luar biasa
sekali. Karena setiap hantaman dan pukulan telapak tangan Heksiang-sat, yang sesungguhnya sangat kuat dan hebat itu masih
dapat dielakkannya dengan gerakan tubuh aneh seperti gerakan
seekor ular. 724 Dan dengan demikian, disamping heran, tentu saja Hek-siang-sat
semakin penasaran. Jangan kata seekor burung rajawali,
sedangkan tokoh rimba persilatan saja yang memiliki kepandaian
tinggi, belum tentu dapat menghadapi serangan Hek-siang-sat.
Tetapi burung rajawali putih ini justeru tampaknya begitu mudah
selalu memunahkan tenaga serangan dari Hek-siang-sat. Berkelit
ke sana ke mari dengan tubuh yang seperti dapat meliuk-liuk.
Waktu itu padahal Pek-siang-sat masih duduk di punggungnya,
dengan mengempitkan ke dua tangannya pada batang leher
burung rajawali tersebut. Tetapi burung rajawali itu seperti tidak
memperdulikan sikap dan perlakuan dari Pek-siang-sat.
Dia seperti juga tidak memperdulikan betapa ke dua tangan Peksiang-sat telah melingkari lehernya begita kuat. Dia menerjang
terus Hek-siang-sat. Malah suatu waktu, ketika dilihatnya Hek-siang-sat tengah
melompat jauh dari dirinya, cepat sekali burung rajawali putih itu
telah meluncur turun dengan pesat. Tahu-tahu dia telah memutar
tubuhnya, sepasang kakinya menghadap ke langit, begitu juga
dengan perutnya. 725 Dengan demikian, waktu akan menghantam tanah punggungnya
itulah yang akan menubruk bumi. Berarti burung rajawali ini hendak
membenturkan tubuh Pek-siang-sat pada tanah dengan keras.
Sedangkan Pek-siang-sat yang merasakan tahu-tahu tubuh
rajawali itu telah berputar, dia jadi kaget. Namun Pek-siang-sat
tidak menjadi gugup, dan dia segera melepaskan kempitan
sepasang tangannya pada leher burung rajawali itu, kemudian
telah melesat cepat sekali, sehingga dia bisa meloloskan diri dari
bantingan burung rajawali itu.
Ketika Pek-siang-sat telah meninggalkan punggungnya dengan
melompat menjauhi diri dan juga merasakan punggungnya ringan
disamping lehernya telah terbebas tidak dikempit terus oleh Peksiang-sat, maka burung rajawali itu membatalkan menumbukkan
punggungnya pada tanah. Segera juga dia telah terbang menukik
naik lagi dengan cepat, luar biasa, tubuhnya telah mengangkasa
lagi sambil mengeluarkan suara pekikan yang sangat nyaring
sekali. Pek-siang-sat waktu itu telah berdiri di samping Hek-siang-sat. Ke
duanya telah saling pandang. Hek-pek-siang-sat diam-diam di hati
mereka merasa kagum bukan main, karena mereka melihatnya
726 burung rajawali itu memang sangat cerdik sekali, di samping
memiliki kekuatan yang luar biasa.
"Tentunya burung rajawali putih itu telah terdidik baik sekali!"
Begitulah Pek-siang-sat menggumam sambil mengawasi burung
rajawali putih yang tengah terbang berputar-putar di tengah udara,
sementara waktu burung rajawali itu tidak menukik turun buat
menerjang pada ke dua orang itu, si Hitam dan si Putih.
Hek-siang-sat tampak penasaran sekali, dia tersenyum sambil
memandang kepada Pek-siang-sat.
"Memang kali ini kita menghadapi lawan yang agak luar biasa.....
dia seperti dapat berkelit dari setiap seranganku, di mana dia dapat
meliukkan tubuhnya bagaikan gerakan seekor ular..... luar biasa
sekali!" Dan memang Hek-siang-sat jadi tambah penasaran karena itu dia
jadi semakin ingin sekali merubuhkan burung rajawali itu.
Sebagai seorang tokoh rimba persilatan di mana Hek-pek-siangsat keduanya merupakan orang-orang yang disegani oleh semua
orang gagah rimba persilatan, baik dari kalangan hitam maupun
727 dari kalangan putih, sekarang seperti tidak berdaya buat
merubuhkan burung rajawali putih itu.
Walaupun ke duanya telah beberapa jurus berusaha menyerang
rajawali itu, tokh keduanya masih tidak bisa dirubuhkan Pek-jie,
sehingga burung rajawali putih itu masih dapat terbang berkeliaran
di tengah udara. Dengan demikian telah membuat Hek-pek-siang-sat benar-benar
penasaran sekali. Karena itu, mereka bersiap-siap untuk
bersungguh-sungguh menghadapi burung rajawali itu.
Namun burung rajawali itu tidak juga segera menukik turun lagi, dia
berputar-putar di tengah udara, sambil memekik tidak hentinya.
Rupanya burung rajawali putih itu mengetahui ke dua orang yang
dihadapinya kali ini bukan sebangsa manusia sembarangan.
Tadi dia telah melihatnya, betapa setiap pukulan-pukulan yang
dilakukan oleh ke dua orang itu mengandung kekuatan tenaga
dalam yang dahsyat sekali. Juga tadi dia merasakan cekikan
tangan dari Pek-siang-sat, membuatnya hampir sulit bernapas.
Karena itu, telah membuat burung rajawali putih tersebut tidak
segera menukik turun buat menyerang pula. Dia hanya berputar728
putar di tengah udara sambil mengeluarkan suara pekikan tidak
hentinya. Dalam keadaan seperti inilah segera juga terlihat bahwa ke dua
orang Hek-pek-siang-sat semakin tidak sabar. Hek-pek-siang-sat
telah menoleh kepada muridnya, katanya: "Suruh gadis cilik itu
buat memerintahkan burung rajawali itu terbang turun....."
Orang she Bong itu mengiyakan, segera juga perintahnya kepada
Giok Hoa: "Cepat kau perintahkan burung rajawali itu terbang
turun......" Tetapi Giok Hoa berdiam diri saja.
"Jika engkau tidak menuruti perintahku, hemmmm, hemmmm,
tentu aku akan menyiksamu, sehingga akhirnya mau atau tidak
engkau akan mematuhi perintahku!"
"Manusia rendah tidak tahu malu!" memaki Giok Hoa karena tidak
bisa menahan kemarahan hatinya.
Bukan main mendongkol hatinya. Jika saja menuruti kemarahan
hatinya dan dia itu tidak ada ke dua gurunya, tentu orang she Bong
itu telah menghantam batok kepala gadis kecil ini buat
membinasakannya. 729 Namun akhirnya dia menahan kemarahan hatinya, dia telah
berkata dengan tawar, "Baiklah, jika memang engkau tidak mau
menuruti perintahku, hemm, hemm, dengan begini apakah engkau
tidak mau mematuhi perintahku!"
Dan setelah berkata begitu, segera juga orang she Bong itu telah
menelikung tangan kiri Giok Hoa. Dia memijitnya kuat-kuat.
Tentu saja Giok Hoa jadi kesakitan sampai gadis kecil itu karena
terlalu kesakitan, telah menitikkan air mata.
Tetapi Giok Hoa tetap tidak mau memenuhi perintah dari orang she
Bong itu, dia tidak mau bersiul, hanya menggigit bibirnya kuat-kuat.
Disaat itu, Hek-pek-siang-sat telah menoleh kepada muridnya,
tanyanya: "Apakah kau tidak dapat perintahkan gadis cilik itu agar
memerintahkan burung rajawali itu turun!"
Itulah teguran yang nadanya biasa saja, tetapi orang she Bong itu
mengetahui gurunya itu sudah tidak sabar lagi. Dan jika dia masih
tidak berhasil memaksa Giok Hoa memanggil turun burung rajawali
itu, kemungkinan besar amarah gurunya itu akan ditimpahkan
kepadanya. Segera juga orang she Bong itu menelikung tangan
Giok Hoa semakin keras, membuat Giok Hoa jadi tambah
kesakitan. 730 Karena sudah tidak tahan perasaan sakit pada tangannya, yang
seperti juga hendak patah, dengan sendirinya telah membuat Giok


Anak Rajawali Serial Pemanah Rajawali Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Hoa menjerit kesakitan. Namun tetap saja dia tidak mau bersiul
memanggil burung rajawali itu turun.
Burung rajawali putih itu yang tengah terbang berputar-putar di
tengah udara, mendengar suara jerit kesakitan Giok Hoa. Diapun
melihat tangan Giok Hoa tengah ditelikung ke belakang tubuhnya
oleh orang she Bong itu. Maka burung rajawali putih yang sangat
cerdik segera mengetahui majikannya tengah disiksa.
Cepat seperti kilat, tahu-tahu tubuhnya telah menukik turun,
menyambar kepada orang she Bong itu. Gerakan burung rajawali
itu sangat cepat sekali, tubuhnya telah melesat sampai di dekat
orang she Bong itu. Belum lagi orang she Bong tersebut mengetahui apa yang terjadi,
justeru di waktu itulah telah terlihat sayap kanan dari burung
rajawali itu, tepat sekali menghantam batok kepalanya.
Beruntung orang she Bong itu kenal bahaya, dia mengetahui. Jika
saja batok kepalanya kena dikepret oleh sayap burung rajawali
yang begitu kuat dan besar tentu batok kepalanya akan hancur.
Maka dia mati-matian telah membuang dirinya bergulingan di
731 tanah. Dengan demikian dia hanya merasakan menyambarnya
angin kibasan sayap dari burung rajawali itu yang sangat kuat
sekali, namun kepalanya tetap utuh.
Dan sebagai penggantinya, sebungkah batu yang sangat besar
telah terhantam sayap burung rajawali putih itu, dengan
menimbulkan suara yang bergemuruh, batu itu telah terpental
hancur menjadi potongan-potongan kecil.
Melihat hebatnya sampokan sayap burung rajawali itu, muka orang
she Bong tersebut seketika berobah pucat.
Dan di waktu itu juga terlihat betapa Hek-siang-sat yang memang
semakin tertarik buat main-main dengan burung rajawali putih yang
hebat itu, telah menjejakkan kakinya. Tubuhnya bagaikan anak
panah telah melesat ke dekat burung rajawali tersebut, dia
menghantam dengan tangan kirinya.
Angin hantaman itu cukup kuat dan burung rajawali itu mengelak,
maka Hek-siang-sat telah menghantam dengan tangan kanannya.
Rupanya serangan tangan kirinya merupakan gertakan belaka.
Dalam keadaan seperti itulah terlihat, betapapun cepatnya gerakan
burung rajawali putih itu, tokh tetap saja dia tidak berhasil
732 menghindarkan diri lagi dari serangan tangan kanan Hek-siangsat.
Hantaman itu kuat sekali, burung rajawali putih tersebut sampai
mengeluarkan pekik kesakitan.
Namun burung rajawali putih itu tidak berdiam diri belaka, dia telah
mengibaskan sayap kanannya.
Maka tidak ampun lagi Hek-siang-sat pun kena disapu oleh sayap
burung rajawali itu, sampai tubuhnya terpental karena memang
Hek-siang-sat sama sekali tidak menyangkanya bahwa rajawali itu
setelah kena dihantamnya dengan pukulan yang sangat dahsyat,
ternyata masih dapat mengibaskan sayapnya itu begitu kuat. Yang
membuat Hek-siang-sat tidak menyangkanya pula adalah kekuatan burung rajawali itu yang demikian dahsyat, sehingga
begitu disapu oleh sayapnya seketika tubuhnya terpental rubuh di
atas tanah. Mungkin, tadi merupakan satu-satunya pengalaman yang pernah
dialami oleh Hek-siang-sat, sedangkan jika bertempur dengan
tokoh-tokoh persiIatan tidak mungkin dia tersapu terguling seperti
itu. 733 Dasarnya Hek-siang-sat memiliki kepandaian yang tinggi, begitu
terguling, tubuhnya sudah melentik melompat sambil telapak
tangannya menyambar kepada ujung sayap dari si burung rajawali.
Dengan memusatkan kekuatan tenaga dalamnya, dia berusaha
menariknya di mana dia telah membetotnya sangat kuat sekali,
sehingga menyebabkan burung tersebut telah mengeluarkan
suara pekik kesakitan yang keras sekali, dan menggerakkan
sayapnya itu berusaha melepaskan cekalan Hek-siang-sat.
Namun cekalan Hek-siang-sat kuat sekali. Diapun telah mempergunakan ilmu memberatkan tubuh seribu kati. Dengan
demikian sepasang kakinya seperti tertanam dalam di bumi
walaupun burung itu menghentak keras, tokh Hek-siang-sat tidak
bergeming lagi dari tempatnya.
Mengetahui bahwa lawannya seorang manusia yang memiliki
kepandaian tinggi sekali, burung rajawali tersebut tidak tinggal
diam, segera dia merobah cara. Dia tidak menggerakkan sayapnya
yang tercekal, hanya serentak dia menggerakkan sepasang
sayapnya itu, angin menderu-deru. Namun tetap Hek-siang-sat
telah mencekalnya kuat-kuat, karena itu, tubuh Hek-siang-sat
terangkat sedikit demi sedikit, karena burung itu hendak
membawanya terbang. 734 Begitu telapak kaki Hek-siang-sat terpisah dari tanah, maka
punahlah kekuatan memberatkan tubuh seribu kati. Dia berusaha
melepaskan cekalannya. Namun belum lagi Hek-siang-sat menjalankan kehendaknya itu, di
mana dia hendak menyelamatkan diri dengan menjauhkan diri dari
burung rajawali itu, justeru di waktu itulah terlihat burung rajawali
putih itu telah menggerakkan sepasang sayapnya semakin hebat.
Dengan demikian membuat tubuh Hek-siang-sat terangkat tinggi
sekali ikut terbang dengan burung rajawali putih itu.
Malah sebelum cekalannya, Hek-siang-sat burung rajawali sempat putih yang untuk melepaskan cerdik itu telah mengibaskan sayapnya yang dicekal Hek-siang-sat. Seketika itu
juga tubuh Hek-siang-sat terlempar tinggi sekali, ke tengah udara
bagaikan dilontarkan oleh suatu kekuatan yang sangat hebat.
Dalam keadaan seperti itu Hek-siang-sat pun menyadarinya
bahwa dia tidak bisa melawan dengan kekerasan, karenanya dia
telah meringankan tubuhnya, membiarkan tubuhnya itu terlontar ke
tengah udara, dia berpok-say dengan maksud hendak melompat
turun dengan sepasang kaki terlebih dulu.
735 Hanya saja yang membuat Hek-siang-sat jadi kaget tidak terkira
justeru di saat itulah terlihat bahwa burung rajawali itu telah
menerjang kepadanya terbang dengan sepasang sayap yang
besar itu bermaksud hendak menyampok kepadanya.
Hati Hek-siang-sat tercekat kaget, dia terkesiap. Inilah hebat. Dia
bisa bercelaka oleh sampokan sayap dari burung rajawali putih
tersebut. Dalam keadaan seperti ini Hek-siang-sat tidak menjadi gugup. Dia
melihat betapa sayap itu menyampok kepadanya kuat sekali dan
telah dekat. Begitu tinggal beberapa dim, cepat-cepat Hek-siang-sat menghantam dengan tangannya, meminjam sampokan angin
pukulan tersebut, tubuhnya telah mencelat setombak lebih,
terpisah dari burung rajawali itu, kedudukannya tepat di atas sayap
burung rajawali tersebut. Maka sepasang kaki Hek-siang-sat telah
menotol sayap burung rajawali tersebut dan tubuhnya mencelat
tinggi sekali tiga tombak lebih dengan meminjam tenaga totolan
pada kakinya kemudian berpok-say di tengah udara.
Dalam keadaan seperti inilah segera tampak bahwa Hek-siang-sat
bisa menyelamatkan diri tiba di tanah dengan ke dua kaki terlebih
736 dulu. Namun tidak urung dia mengucurkan keringat dingin juga
karena dia melihatnya bahwa dengan cara seperti tadi, dia
bagaikan baru saja lolos dari lobang jarum. Dan karenanya dia
telah berusaha untuk mengatur pernapasannya menenangkan
perasaannya. Pek-siang-sat yang sempat terpaku menyaksikan hebatnya burung
rajawali putih itu, diam-diam tergetar juga hatinya. Hanya saja dia
segera tersadar, maka dia menjejakkan kakinya, tubuhnya melesat
ke tengah udara. Cepat sekali tangan kanannya bergerak, dia telah
menimpuk dengan senjata rahasia.
Tiga batang paku berwarna kuning emas itu dapat dihindarkan oleh
burung rajawali putih yang waktu itu hendak memutar tubuhnya
buat terbang menerjang pada Hek-siang-sat. Tetapi salah satu dari
paku-paku itu telah menghujani sayapnya. Segera juga burung
rajawali putih itu mengeluarkan pekik kesakitan, dan telah terbang
menjauh.....!" Hek-siang-sat pun tidak tinggal diam. Dia telah melancarkan
serangan, sambil mengerahkan sebagian besar tenaga lweekangnya, namun burung rajawali itu sama sekali tidak
memperdulikan pukulan yang jatuh di tubuhnya, sayapnya
menyampok tubuh Hek-siang-sat.
737 Hantaman sayap dari burung rajawali itu yang memiliki tenaga
sangat kuat sekali, telah membuat Hek-siang-sat seperti diterjang
oleh suatu kekuatan yang bagaikan gunung runtuh menyebabkan
dia terhuyung lagi. Beruntung saja Hek-siang-sat telah keburu
mengerahkan tenaga dalamnya, dia telah mengempos semangatnya untuk memperkokoh sepasang kakinya dengan
demikian membuat dia tidak sampai terguling, hanya merasakan
napasnya agak sesak. Burung rajawali putih itu benar-benar nekad, dia seperti tidak
memperdulikan pukulan-pukulan Hek-siang-sat, juga dia tidak
memperdulikan sayapnya telah terluka. Dia masih juga menyerang
dengan kalapnya, seakan juga burung rajawali itu benar-benar
setia ingin menolong Giok Hoa, majikannya itu.
Menyaksikan kekalapan burung rajawali putih tersebut, Hek-peksiang-sat menyadari mereka mungkin saja bisa menghadapi
burung rajawali ini, akan tetapi untuk merubuhkan burung rajawali
tersebut tentu saja dibutuhkan tenaga yang berlebihan.
Dan sebelum mereka mengetahui dengan cara bagaimana lebih
mudah merobohkan burung rajawali putih tersebut, burung itu telah
terbang melayang ke dekat orang she Bong, guna menyerangnya
untuk menolongi Giok Hoa 738 Tetapi orang she Bong juga cerdik, mana mau dia menghadapi
burung rajawali putih yang tengah kalap itu. Melihat burung rajawali
putih itu terbang ke arahnya, cepat sekali dia telah berlari ke dalam
hutan. Dia mengambil tempat yang lebat ditumbuhi pohon-pohon,
di mana dia sengaja bersembunyi di situ.
Tentu saja burung rajawali putih yang berukuran sangat besar
tersebut tidak bisa mengejar terus, hanya saja disebabkan burung
rajawali putih itu sangat marah, dia telah menggerakkan sayapnya,
menyampok berulang kali ke batang-batang pohon di dekatnya,
sehingga batang pohon itu seperti dihantam suatu kekuatan yang
dahsyat, membuatnya bergoyang-goyang tidak hentinya.
Sedangkan orang she Bong itu merasakan berkesiuran angin
kibasan tersebut, yang membuat mukanya terasa pedih dan nyeri.
Diam-diam hati orang she Bong tersebut bergidik.
Bagaimana akibatnya jika saja ia berhadapan langsung dengan
burung rajawali putih itu, yang memiliki tenaga begitu besar dan
kuat. Karenanya, hal ini telah membuat orang she Bong tersebut
menyelusup masuk ke dalam hutan lebih jauh lagi, tanpa
memikirkan pula keadaan ke dua gurunya. Giok Hoa tetap saja
dikempitnya dan dibawa berlari dengan cepat.
739 Dalam keadaan demikian Hek-siang-sat telah melompat ke dekat
burung rajawali. Dengan serentak mereka menghantam burung
rajawali putih itu, tangan mereka yang lainnya telah melontarkan
juga senjata rahasia. Hanya saja membuat mereka berbalik kaget tidak terkira. Justeru
senjata rahasia yang mereka lontarkan itu, telah kena disampok
oleh sayap burung tersebut, sehingga paku-paku senjata rahasia
itu telah beterbangan menyambar kepada mereka sendiri!
Untung saja Hek-siang-sat memang liehay. Mereka dapat berkelit
dari sambaran senjata-senjata rahasia yang hampir makan
majikan itu! Tetapi selanjutnya Hek-pek-siang-sat tidak mau menerjang terlalu
dekat pada burung rajawali itu. Mereka melihatnya burung rajawali
tersebut masih saja menggerakkan sepasang sayapnya tidak
hentinya. Setiap hantaman sayapnya telah membuat pohon-pohon
di dekatnya bergoyang-goyang, seperti pada waktu itu tengah
terjadi gempa bumi. Karena kehilangan jejak orang she Bong, dan juga tengah kalap,
burung rajawali putih itu bagaikan tidak memperdulikan bulubulunya yang rontok akibat sampokan sepasang sayapnya, yang
740 hendak menumbangkan pohon-pohon itu, untuk mengejar si orang
she Bong. Cuma saja, setelah melakukan sampokan-sampokan berulang kali
tanpa hasil, burung rajawali putih itu sambil mengeluarkan pekik
yang nyaring mengandung kekesalan, kemarahan dan juga
kekalapan, telah memutar tubuhnya, terbang ke tengah udara. Dia
berputar-putar di atas udara, di mana dia seperti tengah mencaricari jejak orang she Bong yang masih menawan Giok Hoa.


Anak Rajawali Serial Pemanah Rajawali Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Hek-pek-siang-sat yang melihat kelakuan burung rajawali putih
tersebut, diam-diam jadi geleng-geleng kepala, mereka sangat
kagum sekali, karena mereka telah melihatnya, betapa burung
rajawali putih itu di samping tangguh, juga merupakan seekor
burung rajawali yang sangat setia sekali, sehingga dia harus
terluka seperti itu, tokh burung rajawali putih tersebut masih terus
berusaha mencari majikannya, Giok Hoa.
Setelah berputar-putar sekian lama di tengah udara sambil
mengeluarkan pekikan tidak hentinya, burung rajawali itu
kemudian terbang menjauhi. Tidak lama kemudian telah terbang
mendatangi lagi. 741 Begitulah burung rajawali putih tersebut berulang kali terbang ke
sana ke mari, di mana dia telah berusaha untuk mencari jejak dari
orang she Bong itu. Namun orang she Bong yang menjadi murid Hek-pek-siang-sat
telah menyembunyikan diri terus. Dia tidak berani keluar dari dalam
hutan itu, karena sekali saja dia keluar dan kena dicengkeram oleh
burung rajawali putih tersebut, niscaya akan menyebabkan
tubuhnya dapat dirobek-robek.
Sedangkan Hek-pek-siang-sat waktu itu telah beberapa kali
memanggil-manggil muridnya, namun orang she Bong itu tidak
menyahuti dan tidak keluar. Hek-pek-siang-sat akhirnya masuk ke
dalam hutan itu. Mereka mencari-cari cukup jauh juga, rupanya orang she Bong itu
telah memasuki hutan itu cukup dalam untuk menghindar dari
burung rajawali tersebut. Karena dari itu, ketika melihat muridnya
masih mengempit Giok Hoa dan tengah bersembunyi di balik
sebungkah batu di tengah-tengah hutan tersebut, Hek-siang-sat
telah membentaknya: "Kie Siu, keluar..... sekarang burung rajawali putih itu telah
pergi.....!" 742 Orang she Bong itu keluar juga dari balik batu tersebut, dia telah
mengempit Giok Hoa kuat-kuat, karena jika Giok Hoa masih
berada di tangannya dan gadis itu tidak mau memerintahkan
burung rajawalinya pergi, sehingga jiwanya terancam, dia akan
membunuh gadis cilik tersebut.
Ketika melihat ke dua gurunya, hatinya agak tenang. Tadi dia telah
menyaksikan, gurunya yang begitu gagah dan liehay ternyata
masih agak kewalahan juga menghadapi kekalapan burung
rajawali putih yang memiliki tenaga begitu kuat. Dengan demikian
membuat Bong Kie Siu, murid Hek-pek-siang-sat tersebut tidak
berani untuk keluar dari hutan itu mukanya masih pucat.
"Mengapa kau meninggalkan kami"!" bentak Hek-siang-sat
dengan suara yang agak bengis. "Hemmm, mengapa engkau tidak
memaksa gadis cilik itu agar bersiul perintahkan burung rajawali
putih itu agar pergi dari tempat ini"!"
"Maafkan Suhu..... sesungguhnya memang gadis kecil ini keras
kepala, dia tidak mau menuruti perintahku, dan dia membandel bila
perintahkan burung rajawali itu pergi dari tempat ini.....!" menyahuti
Bong Kie Siu, dengan sikap takut-takut.
743 "Lepaskan gadis itu.....!" perintah Pek-siang-sat dengan suara
yang lebih sabar dibandingkan sikap Hek-siang-sat.
Bong Kie Siu mematuhi perintah gurunya. Dia melepaskan
kempitannya pada Giok Hoa, tetapi Bong Kie Siu tetap
berwaspada, di mana dia berusaha untuk mengawasi gadis itu,
kalau-kalau gadis cilik tersebut berusaha untuk melarikan diri.
Dalam keadaan seperti ini telah membuat Giok Hoa tidak berdaya
untuk meloloskan diri dari ke tiga orang ini. Giok Hoa pun
menyadarinya, bahwa Hek-pek-siang-sat memiliki kepandaian
yang tinggi. Jika memang Giok Hoa berusaha melarikan diri, tentu
dengan mudah dia akan dapat dicekuk kembali.
Itulah akhirnya membuat Giok Hoa telah berdiam diri saja. Dia
mengawasi Hek-pek-siang-sat beberapa saat lamanya dengan
sorot mata mengandung kebencian.
Pek-siang-sat telah tersenyum tawar, katanya: "Nona manis, kami
tidak akan mempersulit engkau..... siapa engkau sebenarnya"
Siapa gurumu" atau siapa ayah dan ibumu?"
Pek-siang-sat bertanya begitu karena menduga Giok Hoa tentunya
seorang puteri dari tokoh terkemuka di dalam rimba persilatan.
744 Tetapi Giok Hoa diam seribu bahasa, dia bungkam dan tidak mau
memberikan penyahutan sepatah perkataan pun juga.
Pek-siang-sat yang melihat sikap gadis cilik itu, telah tersenyum
lagi. "Nona manis, kami merasa kagum kepadamu, walaupun usiamu
masih muda sekali, tokh engkau telah dapat menjinakkan seekor
burung rajawali sehebat itu..... karena dari itu, terdorong oleh rasa
kagum kami, membuat kami bermaksud bersahabat dengan kau
dan ingin mengetahui siapakah sebenarnya engkau ini"!"
Mendengar perkataan Pek-siang-sat itu. yang berusaha untuk
menghadapinya dengan cara yang lunak, Giok Hoa tetap tidak mau
melayaninya, bahkan gadis cilik ini telah berkata dengan suara
yang tawar: "Jangan banyak bertanya.....!" kemudian bungkam
lagi. Bong Kie Siu rupanya sudah tidak bisa menahan diri, dia
membentak marah: "Biarlah Suhu, aku akan menyiksanya!
Mustahil dia tidak mau bicara!"
Dan sambil berkata bengis seperti itu, Bong Kie Siu telah
melangkah buat menghampiri Giok Hoa.
745 Namun Pek-siang-sat telah mengulapkan tangannya.
"Jangan!" kata si putih. "Kau tidak boleh mempersakiti nona manis
ini!" Giok Hoa tertawa dingin. "Jika kalian hendak menyiksaku, siksalah, aku tidak takut!"
tantangnya. Melihat keberanian gadis cilik itu, bertambah kagum juga hati Hekpek-siang-sat. Mereka berdua memang merupakan manusiamanusia aneh, semakin memperoleh sesuatu yang luar biasa,
semakin terbangun semangat mereka untuk dapat menguasainya.
Dan demikian juga halnya dengan Giok Hoa, semakin keras dan
ketusnya gadis cilik itu menghadapi mereka, maka semakin
bersemangat sekali Hek-siang-sat hendak menguasainya. Tampak
Pek-siang-sat sambil tersenyum lebar telah mengangsurkan
tangan kanannya menunjukkan ibu jarinya.
"Hebat! Engkau hebat sekali, nona manis......!" pujinya. "Engkau
ternyata seorang nona manis yang benar-benar sangat tabah,
menambah kekaguman kami saja!"
746 Giok Hoa tertawa dingin, katanya: "Jika memang begitu, mengapa
kalian tidak mau membebaskan aku"!"
Pek-siang-sat membuka matanya lebar-lebar kemudian katanya:
"Jika memang engkau ingin pergi, kamipun tidak berani
menahanmu! Bukankah telah kami katakan, engkau sangat manis
sekali, berani dan menimbulkan perasaan kagum pada kami!
"Karenanya, untuk ini telah membuat kami ingin bercakap-cakap
sekedarnya denganmu untuk dapat mengikat tali persahabatan!
Tentunya engkau bersedia menjadi sahabat kami"!!"
"Tidak mau!" Giok Hoa menggeleng keras-keras. "Aku tidak mau
bersahabat dengan manusia-manusia jahat!"
"Kami bukan orang-orang jahat!" kata Pek-siang-sat tersenyum.
"Kamu orang jahat! Murid kalian saja seorang penjahat rendah
tidak tahu malu!" menyahuti Giok Hoa ketus sambil melirik kepada
Bong Kie Siu. Bukan main gusarnya Bong Kie Siu, sampai dia berjingkrak.
747 Namun sebelum dia sesumbar memaki, waktu itu Hek-siang-sat
telah menoleh kepadanya, telah mendelikinya, dengan begitu
membuat Bong Kie Siu tidak berani mengumbar kemarahannya itu.
Sedangkan Pek-siang-sat telah berkata lagi: "Murid kami itu
memang seorang yang kasar tidak tahu aturan, karena dari itu kami
ingin meminta maaf kepada nona..... jika memang nona tidak
keberatan, maka kami akan menegurnya dan juga menghukumnya
jika perlu!" "Mengapa aku harus keberatan, dia murid kalian, sudah tentu
kalian pula yang berhak buat menghukumnya! Dia seorang yang
rendah dan jahat, tidak tahu malu.....!" kata Giok Hoa ketus. "Dan
juga kalian tampaknya bukan manusia baik-baik, karena Pek-jie
telah kalian lukai.....!"
Mendengar perkataan Giok Hoa seperti itu membuat Hek-peksiang-sat benar-benar kewalahan menghadapi gadis cilik yang
keras hati itu. Namun Pek-siang-sat masih tersenyum, walaupun
senyum pahit. Mereka memang benar-benar sangat aneh! Coba jika Giok Hoa
ketakutan dan juga meminta-minta ampun kepada mereka, tentu
Hek-pek-siang-sat tidak akan bersikap manis kepada gadis cilik ini,
748 malah akan memperlakukannya dengan keras dan bengis. Tetapi
justeru gadis cilik ini sangat berani, maka mereka tambah
menyukai gadis kecil ini, mereka memperlakukannya dengan
manis. Waktu itu Pek-siang-sat telah memanggil Bong Kie Siu, tanyanya
dengan bengis: "Apa yang telah kau lakukan terhadap nona manis
ini"!" Bong Kie Siu ditegur seperti itu oleh gurunya, kaget tidak terkira.
Dia mengetahui, mungkin jika gurunya hendak ambil hati pada
Giok Hoa, dirinya yang akan dikorbankan dan dihajar. Karena itu
cepat-cepat Bong Kie Siu menggeleng dengan semangat seperti
terbang meninggalkan raganya.
"Tidak..... tecu tidak melakukan sesuatu apapun juga padanya.....
Bukankah tadi suhu berdua perintahkan tecu agar memaksanya
untuk dapat memerintahkan dia mengusir burung rajawali putih
itu"!" Pek-siang-sat mencilak matanya.
"Engkau seorang murid yang terlalu bodoh, dengan begitu, kalian
telah menimbulkan kesan seperti juga kami ini berdua pun bukan
sebangsa manusia baik-baik! Hemm, engkau menjadi murid kami,
749 tetapi engkau tidak berusaha mengangkat nama harum gurumu,
malah telah mencemarkannya. Seharusnya engkau menerima
hukuman yang setimpal dengan perbuatanmu......!"
Setelah berkata begitu, Pek-siang-sat mengibaskan tangannya,
dari kibasan tangan itu telah meluncur angin yang sangat kuat,
membuat tubuh Bong Kie Siu terguling. Namun dia bersyukur,
dengan begitu dia batal dihukum berarti gurunya hanya pura-pura
marah belaka, dan perintahkan dia pergi.
Begitu merangkak bangun, segera juga dia berlari meninggalkan
tempat itu, dia memasuki hutan itu lebih dalam, karena dia tahu,
semakin lama dia berada di situ kemungkinan besar dia terancam
hukuman gurunya, jika saja Giok Hoa masih terus juga "ngambul".
Hek-pek-siang-sat tidakmencegah kepergian muridnya, mereka
telah membiarkan Bong Kie Siu pergi tanpa mencegah lagi.
Sedangkan Giok Hoa yang melihat Pek-siang-sat telah mengibaskan lengan bajunya dan membuat Bong Kie Siu sampai
terguling seperti itu, hatinya telah puas.
"Hemmm, rupanya kalian guru yang cukup baik dalam mengajar
murid, kalian tetap akan menghukum murid kalian jika murid kalian
itu melakukan suatu kejahatan.....!" kata Giok Hoa kemudian.
750 "Oh tentu, tentu saja.....!" kata Pek-siang-sat cepat. "Kami sangat
kagum kepadamu, nona manis, namun siapa sangka, justru murid
kami itu pernah berlaku kurang ajar kepadamu maka kami sangat
marah sekali. "Beruntung saja nona tidak meminta kami menghukumnya dengan
keras, jika tidak tentu kami akan membuatnya bercacad. Tetapi
nona manis, tentunya kau pun tidak tega jika kami harus turunkan
tangan keras menghukum murid kami itu sampai bercacad,
bukan"!" Giok Hoa terdiam sejenak, kemudian katanya: "Apakah sekarang
aku sudah boleh meninggalkan tempat ini"!!"
"Tentu boleh! Tetapi kami ingin bercakap-cakap dengan kau dulu,
karena itu, harap nona manis jangan pergi tergesa-gesa......!"
Giok Hoa jadi mengerutkan alisnya lagi, karena dia segera dapat
menduga, inilah penahanan secara halus. Namun, untuk memaksa
pergi begitu saja tentu Giok Hoa tidak bisa melakukannya, karena
jika dia bersikeras pergi begitu saja, niscaya akan menyebabkan
dia memperoleh kesulitan dari Hek-pek-siang-sat. Karenanya dia
telah berdiam diri saja, hanya hatinya jadi tidak senang lagi
terhadap ke dua orang itu.
751 "Nona manis, siapakah sebenarnya namamu"!" tanya Pek-siangsat.
"Aku tidak mau bicara dengan kalian!" kata Giok Hoa ketus.
"Ihhhh, mengapa tidak mau bicara dengan kami"!" tanya Peksiang-sat kemudian.
"Aku tidak mau bicara dengan kalian, manusia-manusia berhati
palsu. Kalian tidak mengijinkan aku pergi, dengan alasan ingin
mengajakku bercakap-cakap.
"Jika memang kalian hendak bercakap-cakap, sekarang kalian
biarkan dulu aku pergi, agar aku memiliki kesempatan buat
mengobati luka pada Pek-jie. Kemudian memberitahukan kepada
paman Hok. Dengandemikian nanti kita memiliki kesempatan buat
bercakap-cakap....."
Mendengar perkataan Giok Hoa itu, bola mata Pek-siang-sat
bersinar tajam sekali, katanya: "Siapakah paman Hok mu itu dan
dia berada di mana sekarang"!"
"Dia paman Hok ku. Dia sekarang berada tidak jauh dari tempat
ini......!" menjelaskan Giok Hoa pada akhirnya setelah bimbang
sejenak. "Hemmmm, jika kalian memang benar-benar ingin
752 bersahabat, tentu kalian akan melepaskan diriku, agar aku bisa
bertemu dengan paman Hok ku itu......!"
Hek-pek-siang-sat mengangguk serentak, malah Pek-siang-sat
segera juga berkata: "Baik! Baik, nona manis, engkau boleh saja kembali ke paman Hok
mu itu! Tetapi kami ingin sekali ikut denganmu menemui paman
Hok mu itu, karena kami tertarik sekali.
"Engkau seorang gadis manis yang sangat kami kagumi, tentunya
paman Hok mu itu lebih hebat lagi dari kau. Karenanya, kami
tertarik sekali buat berkenalan dengan paman Hok mu itu.....!"
Mendengar perkataan ke duao rang itu, yang sebetulnya memang
telah didengar cerita mengenai Hek-pek-siang-sat dari Bun Kie Lin
beberapa waktu yang lalu, walaupun hanya sedikit sekali, namun
Giok Hoa telah memiliki kesan tidak baik, di mana dia memiliki
kesan bahwa Hek-siang-sat tentunya bukan sebangsa manusia
baik-baik. Karena itu, segera juga dia berkata:


Anak Rajawali Serial Pemanah Rajawali Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Paman Hok ku itu tidak mau bertemu dengan siapapun juga,
karenanya aku tidak bisa mengajak kalian buat pergi menemuinya.....!" 753 Hek-siang-sat saling pandang satu dengan yang lainnya, dan telah
berdiam diri sejenak. Mereka telah melihat, walaupun bagaimana
tampaknya Giok Hoa tidak menyukai mereka. Walaupun mereka
berdua telah berusaha bersikap manis sekali kepada Giok Hoa.
Maka Pek-siang-sat segera mengambil keputusan tegas.
"Baiklah! Biarkanlah paman Hok mu itu datang ke mari! Kau
mengatakan bahwa dia tidak mau jika ada orang yang datang
menemuinya. "Karena itu, biarkanlah dia yang datang mencarimu ke mari.
Bukankah jika dia tidak melihatmu, dan engkau telah pergi sekian
lama, diapun akan datang ke tempat ini?"
Giok Hoa tercekat hatinya. Jika memang Hok An datang ke tempat
itu dalam rangka mencari jejaknya, berarti Hok An akan bertemu
dengan Hek-pek-siang-sat. Dan ini merupakan hal yang tidak
menggembirakan. Kepandaian Hek-pek-siang-sat memang jauh berada di atas
kepandaian dari Hok An. Karenanya, jika Hok An bertemu dengan
mereka, berarti bisa diperhina mereka tanpa bisa memberikan
perlawanan sedikitpun juga.
754 Akhirnya Giok Hoa telah bertanya: "Apakah kalian tetap tidak mau
melepaskan aku?" Hek-pek-siang-sat menggeleng, katanya: "Tidak! Biarlah paman
Hok mu itu datang ke mari menjemputmu dan kami akan
membebaskan engkau, karena memang sangat tertarik sekali buat
berkenalan dengan paman Hok mu itu......!"
Setelah berkata begitu, segera juga Hek-pek-siang-sat saling
memberi isyarat satu dengan yang lainnya dan juga telah
menghampiri Giok Hoa. Pek-siang-sat mengulurkan tangan kanannya, katanya: "Nona
manis, mari kita beristirahat di sana.....!" dia menunjuk ke arah
sebatang pohon besar. Giok Hoa mengetahui bahwa itu merupakan hal penawaran
belaka. Dia tidak diperbolehkan meninggalkan tempat ini. Juga dia
tidak akan diberikan kesempatan buat melarikan diri.
Justeru memang jika dia terlalu lama pergi, Hok An pasti akan
mencari-carinya. Dan Pek-jie juga akan segera memberitahukan
kepada Hok An, di mana beradanya Giok Hoa.
755 Dengan demikian, tentu Hok An akan bertemu dengan Hek-peksiang-sat.
Sedangkan Hek-pek-siang-sat bukan sebangsa manusia baik, di
mana pendirian mereka tidak menentu, bisa mengambil jalan lurus
dan jalan sesat. Maka dengan tabiat mereka yang aneh seperti itu,
kalau sampai Hok An diperhina mereka dan dia marah, lalu terjadi
perkelahian, niscaya akan merugikan Hok An. Sebab memang
kepandaian Hok An masih berada di sebelah bawah kepandaian
Hek-pek-siang-sat. Giok Hoa jadi bingung sendirinya, cepat-cepat dia menggelengkan
kepalanya sambil memperlihatkan sikapmarah, katanya: "Tidak!
Aku tidak mau menemani kalian! Aku mau pergi.....!"
Setelah berkata begitu, dengan nekad Giok Hoa melangkahkan
kakinya buat meninggalkan tempat itu, karena dia bermaksud akan
pergi. Dia tidak memperdulikan lagi ke dua orang Hek-pek-siangsat tersebut.
Hek-pek-siang-sat melihat Giok Hoa bersikeras hendak pergi, jadi
tersenyum tawar. Malah Hek-siang-sat telah melompat menghadang di depannya. 756 "Kau tidak boleh pergi dulu, nona manis, jalan di hutan ini berbelitbelit. Jika engkau tidak mengenal jalan, tentu engkau akan
tersesat. "Nanti jika paman Hok mu itu datang menanyai engkau, tentu kami
akan malu, karena tidak bisa memberitahukan di mana beradanya
engkau! Karena dari itu, sudahlah! Mari Kita nantikan saja
kedatangan paman Hok mu itu!"
Sambil berkata begintu, dia telah mengulurkan tangan kanannya.
Dia mengulurkan perlahan sekali!
Giok Hoa mengetahui pergelangan tangannya yang hendak
dicekal oleh Hek-siang-sat.
Anakrawali 13.062. Dia berusaha berkelit. Namun entah bagaimana, tahu-tahu
tangannya telah kena dicekal oleh Hek-siang-sat. Malah begitu
pergelangan tangannya kena dicekal oleh Hek-siang-sat, seketika
Giok Hoa merasakan tenaganya seperti lenyap. Namun Giok Hoa
berusaha meronta, walaupun usahanya itu sia-sia belaka.
Sambil tertawa Hek-siang-sat pura-pura tidak mengetahui si gadis
meronta, dia telah menariknya setengah paksa.
757 "Mari kira duduk beristirahat di sana.....!" ajaknya, bermaksud untuk
membawa gadis kecil itu ke bawah batang pohon di mana Peksiang-sat telah duduk sambil tersenyum mengawasi Giok Hoa.
Giok Hoa segera juga berteriak-teriak: "Lepaskan, lepaskan, aku
mau pergi..... kalian..... ohhh, kalian manusia-manusia jahat.........!"
Tetapi Hek-siang-sat tetap mencekal pergelangan tangan Giok
Hoa, di mana dia telah mencekal jalan darah terpenting di
pergelangan tangan si gadis kecil itu, dengan demikian Giok Hoa
jadi kehilangan tenaganya.
Sedangkan Giok Hoa masih terus berusaha meronta sambil
berteriak-teriak ketika Hek-siang-sat perintahkan agar dia duduk.
"Tidak! Tidak! Aku tidak mau! Lepaskan Lepaskan! Oh, Kalian
benar-benar manusia jahat........!"
Hek-siang-sat tidak memperdulikan sikap si gadis kecil. Dia telah
duduk sambil menarik tangan Giok Hoa, sehingga Giok Hoa tertarik
untuk duduk dengan betotan yang cukup kuat.
Tetapi gadis kecil ini telah menangis keras sekali, karena masih
terus berteriak-teriak agar cekalan Hek-siang-sat dilepaskan.
758 Dalam keadaan seperti itulah, tiba-tiba terdengar suara seorang
wanita yang bersenandung sangat tenang dan sabar sekali,
suaranya begitu lembut: "Pergi dengan berpasangan, rajawali sakti, dan juga kesedihan telah ditinggalkan.....
Kini muncul berdua, dengan rajawali sakti yang terbang beriringan....."
Suara itu sangat perlahan, dan tenang sekali, sabar dan bening,
disusul dengan suara berkeresek, menunjukkan bahwa ada
seseorang yang tengah mendatangi ke arah tempat di mana
adanya Hek-pek-siang-sat dan Giok Hoa.
Mengetahui ada orang datang, Giok Hoa menangis semakin keras,
malah dia telah berteriak-teriak: "Tolong..... tolong......!"
"Hussss!" bentak Hek-siang-sat yang menjadi dongkol juga. "Kami
tidak menyiksa dan mempersakiti dirimu, kami hanya ingin
mengajak kau bercakap-cakap saja. Mengapa engkau melolonglolong seperti itu?"
759 Sedangkan suara orang bersenandung itu terdengar semakin
dekat, suara seorang wanita yang begitu bening sekali. Disusul
kemudian suara keresekan itu semakin dekat juga.
Dan akhirnya muncul dari balik batang-batang pohon, seorang
gadis berpakaian serba kuning, memiliki paras yang cantik sekali,
berusia di antara duapuluh limatahun lebih. Matanya bersinar
tajam dan bening sekali, bibirnya yang begitu tipis tersenyum
manis sekali, sedangkanrambutnya yang disanggul tampak teratur
dan rapi sekali. Sama sekali gadis berpakaian serba kuning itu tidak memperlihatkan perasaan terkejut, ia memandang kepada Hekpek-siang-sat kemudian kepada Giok Hoa, lalu katanya,
"Adik kecil, mengapa engkau menangis seperti itu" Apakah ke dua
orang itu masih ada hubungan saudara denganmu"!"
"Bukan! Bukan! Mereka adalah dua orang penjahat tidak tahu
malu, dia hendak menahanku!" Sambil berkata begitu, Giok Hoa
telah mendeliki Hek-siang-sat.
Gadis berpakaian serba kuning yang parasnya sangat cantik itu
telah berkata dengan suara yang sabar, "Sebenarnya, apa yang
kalian kehendaki dari gadis kecil tidak berdosa itu" Bukankah
760 harus dikasihani adik kecil yang begitu jujur dan polos, kalian takuttakuti seperti itu"!"
Sebelum Hek-pek-siang-sat telah bersiap-siap ketika mendengar
suara berkeresekan daun kering menandakan ada orang datang,
mereka menduga seorang tokoh sakti dari rimba persilatan juga.
Namun siapa sangka, justeru yang muncul adalah seorang gadis
yang cantik jelita. Karena itu mereka tidak memandang sebelah
mata. "Nona cantik engkau demikian rupawan tetapi seorang diri engkau
berkeliaran di hutan belukar ini, apakah engkau tidak kuatir akan
ditimpa malapetaka diganggu oleh manusia-manusia jahat"!"
Gadis berpakaian kuning itu tersenyum. Manis sekali senyumannya itu, sikapnya juga sabar sekali. Dia telah berkata
dengan sikapnya yang sabar dan tenang:
"Mengapa harus takut" Bukankah disini semuanya aman" Oya,
jika memang kalian hendak bicara dengan gadis kecil itu,
bicarakanlah dengan baik-baik. Jangan dengan cara seperti itu, di
mana kalian telah mencekal tanganadik kecil itu, seperti juga kalian
memaksanya.....!" 761 "Kau jangan mencampuri urusan kami!" tiba-tiba Hek-siang-sat
membentak bengis. "Kami tidak mau jika urusan kami dicampuri
orang lain!" Gadis berbaju kuning itu tersenyum mendengar perkataan Heksiang-sat, kemudian katanya: "Mengapa tidak boleh mencampuri"
Justeru jika urusan ini tidak wajar, aku malah sengaja ingin
mencampuri. Memang apa yang Siauw-moay (adik) lihat, urusan
ini tidak wajar......!"
Setelah berkata begitu, gadis berpakaian serba kuning itu telah
menoleh kepada Giok Hoa, lalu tanyanya: "Adik kecil, siapakah
engkau"!" "Aku..... aku Giok Hoa, mereka hendak menawanku!" menjelaskan
Giok Hoa, "Cie-cie tolonglah aku....., mereka berdua sangat jahat
sekali!" Gadis berbaju kuning itu telah menoleh lagi memandang tajam
kepada Hek-pek-siang-sat, namun sikapnya tetap sabar.
"Nah, kalian telah mendengar sendiri, bahwa adik kecil itu tidak
menyukai kalian. Mengapa kalian hendak memaksanya agar dia
menemani kalian"!" suaranya tenang, sama sekali tidak gentar
762 walaupun melihat muka Hek-pek-siang-sat yang agak luar biasa
dan bengis. Namun Hek-pek-siang-sat justeru jadi habis sabar. Pek-siang-sat
telah melompat berdiri. "Nona, kau jangan mengusili urusan kami! Kami tidak akan
mengganggumu, engkau boleh melanjutkan perjalananmu! Tetapi
jika engkau mencampuri urusan kami, berarti engkau mencari
kesusahan buat dirimu sendiri......!"
Setelah berkata begitu segera juga Pek-siang-sat bersiap-siap
untuk menyerang gadis berbaju kuning itu, kalau saja dia
membangkang. Benar saja. Gadis berbaju kuning itu menggelengkan kepalanya.
"Maaf, aku tidak bisa melanjutkan perjalananku, sebelum kalian
membebaskan adik kecil itu! Tidakkah kalian merasa kasihan
melihatnya, seorang gadis cilik yang tidak berdaya, kalian takuttakuti seperti itu" Bebaskanlah.....!
"Kukira kalian pun bukan sebangsa manusia-manusia gentong
nasi, sedikitnya kalian memiliki kepandaian yang berarti. Karena
763 dari itu, mengapa justeru kalian hendak menurunkan pamor kalian
dengan menakut-nakuti anak kecil seperti itu....."!"
Mendengar kata-kata si gadis baju kuning yang mengandung
ejekan padanya, hal ini membuat Pek-siang-sat jadi berobah
mukanya. Dia mengetahui, bahwa ini memang merupakan urusan
yang sengaja dicari-cari oleh gadis berpakaian baju kuning itu.
Bahkan melihat cara gadis berpakaian kuning itu berjalan, tentunya
dia memiliki kepandaian juga. Tidak mungkin seorang gadis yang
tidak memiliki kepandaian apa-apa mempunyai keberanian seperti
yang diperlihatkangadis berbaju kuning tersebut.
Karenanya, dalam keadaan seperti itu Pek-siang-sat sudah tidak
bisa menahan diri lagi, dia mengayunkan tangan kanannya,
maksudnya hendak mendorong pundakgadis baju kuning itu.
Namun gadis baju kuning itu sama sekali tidak berusaha berkelit,
dia membiarkan tangan Pek-siang-sat meluncur ke dekat
pundaknya. Hanya saja terpisah beberapa dim lagi, di waktu telapak tangan
Pek-siang-sat hampir menyentuh pundaknya, tampak gadis
berpakaian serba kuning tersebut telah memiringkan sedikit
764 pundaknya. Tahu-tahu dorongan tangan dari Pek-siang-sat
mengenai tempat kosong. Itulah suatu cara berkelit yang mengagumkan sekali, karena
gerakan gadis tersebut sangat gesit

Anak Rajawali Serial Pemanah Rajawali Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dan lincah, cara mengelakkannya pun luar biasa sekali. Maka dari itu segera juga
Pek-siang-sat memiliki dugaan, bahwa lawannya ini tentu bukan
seorang gadis sembarangan, yang dapat dipermainkannya dengan
mudah. Cepat sekali tangan Pek-siang-sat telah bergerak mendorong pula.
Kali ini dia mendorong dengan mengerahkan tujuh bagian tenaga
lweekangnya. Namun, sekali lagi gadis berpakaian serba kuning itu bisa
menghindarkan dorongan tersebut.
Telapak tangan Pek-siang-sat mengenai tempat kosong lagi,
karena tahu-tahu pundak si gadis itu seperti juga telah melejit.
Itulah cara mengelakkan diri yang benar-benar sangat luar biasa
dan cukup mengejutkan di samping menimbulkan rasa kagum di
hati Pek-siang-sat. "Hemmm, ternyata engkau memiliki kepandaian lumayan, sehingga engkau hendak mencampuri urusan kami!" kata Pek765
siang-sat geram. "Bagus! Bagus! Memang sudah lama aku tidak
bertempur, sehingga tanganku ini gatal. Mari, mari kita mainmain.....!"
Setelah berkata begitu, berbareng dengan selesainya perkataannya itu, sepasang tangan Pek-siang-sat bergerak
menghantam dan mencengkeram. Gerakan tangan itu meluncur
terus dan melingkar, tangan kirinya hendak mencengkeram
meluncur lurus, sedangkan tangan kanannya yang hendak
menepuk meluncur dari atas seperti juga menyambarnya petir,
dekat sekali menimbulkan sambaran angin yang sangat panas
bukan main. Namun gadis berpakaian serba kuning itu juga tidak tinggal diam
saja. Dia kali ini bukan hanya memiringkan sedikit pundaknya,
karena dia telah bergerak cepat sekali. Tangan kirinya telah
menyampok serangan lawannya tersebut.
Walaupun sampokan gadis berpakaian kuning itu dilakukannya
perlahan, tokh tidak urung telah membuat tangan Pek-siang-sat
terasa sakit. Dia merasakan getaran yang kuat waktu tangan
mereka saling bentur, terasa pedih dan getaran itu menjurus terus
pada ulu hatinya yang terasa menyesak.
766 Karena itu, sebagai seorang yang berpengalaman, Pek-siang-sat
menyadarinya gadis berpakaian kuning ini tentunya bukan lawan
sembarangan. Dia berseru nyaring, ke dua tangannya telah
bergerak menyerang bertubi-tubi bagaikan gelombang laut yang
datang susul menyusul. Tetapi dasarnya gadis berpakaian kuning itu memiliki kepandaian
yang tinggi, tidak satupun serangan dari Pek-siang-sat yang
berhasil mengenainya, bahkan dengan gerakan tubuh seperti juga
seekor burung rajawali rubuh, gadis berpakaian serba kuning itu
telah melesat ke sana ke mari dengan lincah mengurung Peksiang-sat.
Yang lebih mengejutkan lagi, gadis berpakaian serba kuning itu
telah menggerakkan tangannya buat memunahkan tenaga
serangan Pek-siang-sat, walaupun tanpa saling membentur.
Namun tenaga serangan dari Pek-siang-sat telah terpunahkan.
Malah dengan mengandalkan ginkangnya yang mengagumkan,
gadis berpakaian kuning itu telah beberapa kali hampir kena
menotok jalan darah terpenting di tubuh Pek-siang-sat. Beruntung
Pek-siang-sat memang liehay dan juga memiliki kepandaian yang
tinggi. Disebabkan itulah, walaupun serangan gadis berpakaian
767 serba kuning tersebut selalu hampir mengenai sasarannya, tokh
dia masih bisa meloloskan diri.
Gadis berpakaian baju kuning itu telah berkata dengan sabar:
"Kita mengadu tenaga dan bertempur, hal ini tidak ada gunanya,
lebih baik jika kalian membebaskan gadis cilik itu.....!"
Tetapi Pek-siang-sat malah jadi penasaran bukan main. Dengan
bersuara mengguntur tahu-tahu sepasang tangannya itu meluncur
serentak seperti juga akan menungkrap batok kepala gadis
berpakaian kuning tersebut. Semua itu dilakukannya cepat sekali,
sehingga bagi orang biasa, tidak mungkin bisa melihat meluncur
ke dua tangannya tersebut.
Sedangkan gadis berpakaian serba kuning itu, kali ini tidak mau
menyingkir. Dia mengawasi tangan Pek-siang-sat yang meluncur ke arah
kepalanya. Waktu sepasang tangan itu telah dekat, di saat itulah
dia telah bergerak lincah sekali, memiringkan sedikit kepalanya,
kemudian mengulurkan tangan kirinya menyanggah ke dua tangan
tersebut. 768 Dengan demikian membuat Pek-siang-sat merasakan pergelangan tangannya seperti tertahan oleh suatu kekuatan yang
tidak tampak, membuat sepasang tangannya itu tidak bisa
meluncur lebih jauh. Dalam keadaan demikian Pek-siang-sat tidak mau sudah. Dia
cepat menarik pulang ke dua tangannya, kemudian dia telah
menghentak ke dua tangannya, membarengi dengan mana, tahutahu tangan kanannya ditekuknya, ia membarengi juga dengan
tangan kirinya yang menyelusup karena dia bermaksud menotol
biji mata gadis berbaju kuning itu. Sedangkan tangan kanannya
yang seperti menggaet itu, hendak menerobos akan menghantam
dada gadis berpakaian baju kuning itu.
Namun sekali ini benar-benar Pek-siang-sat melupakan sesuatu.
Yaitu dia tidak ingat bahwa gadis berpakaian baju kuning itu baru
mempergunakan satu tangannya belaka, berarti satu tangannya
yang lain masih bebas. Karena itu, begitu Pek-siang-sat
menyerang lagi dengan perobahan pada ke dua tangannya, justeru
tangan gadis berbaju kuning itu telah meluncur cepat sekali
menghantam dengan kuat. "Bukkk.....! Dukkk!" terdengar benturan dua kali benturan.
769 Ternyata dalam keadaan seperti itu, Pek-siang-sat masih bisa
menahan serangannya, tangannya tidak meluncur terus, sehingga
masih sempat menangkis gempuran dari gadis berpakaian serba
kuning tersebut. Bentrokan tenaga yang terjadi dari benturan
tangan mereka, menimbulkan suara yang keras. Dan juga Peksiang-sat merasakan tangannya itu pedih.
Gadis berpakaian serba kuning itupun tak kurang kagetnya, karena
begitu tangannya menangkis tangan Pek-siang-sat, seketika dia
merasakan tubuhnya bagaikan diterjang sesuatu kekuatan yang
seperti juga terjangan gelombang laut. Namun karena dia memiliki
lweekang yang tinggi, maka gadis berpakaian serba kuning
tersebut tidak sampai terhuyung, hanya tubuhnya tergoncang
sedikit. Setelah ke duanya mengadu kekuatan tenaga dalam, kemudian
seperti berjanji, ke duanya menjejakkan kaki mereka masingmasing melompat ke belakang. Dengan begitu mereka saling
menjauhi dirinya. Sedangkan gadis berpakaian kuning itu telah berkata dengan
suara yang tetap lembut dan juga sikap yang sabar: "Ternyata
Siauw-moay tengah berurusan dengan seorang yang sakti!"
770 Hek-pek-siang-sat berobah memerah, karena ia mendengar pujian
gadis berpakaian kuning itu seperti juga sebuah olok-olok yang
mengejeknya. Maka katanya dengan murka: "Siapa engkau
sebenarnya?" Walaupun Pek-siang-sat bertanya dengan gusar, tokh tidak urung
di dalam hatinya diliputi perasaan heran dan kagum. Dia heran
melihat usia gadis berpakaian baju kuning itu yang masih muda
belia, tetapi lweekangnya tadi, di mana mereka telah saling
mengadu kekuatan dalam satu gebrakan itu.
Pek-siang-sat mengetahui lweekang gadis berpakaian kuning ini
tidak berada di sebelah bawah kepandaiannya. Dan perasaan
kagum, karena dia melihat juga jurus-jurus dari gerakan itu tidak
dapat dikenalinya. Sebetulnya Pek-siang-sat memiliki pengalaman yang luas sekali,
dia boleh dibilang mengenal hampir seluruh ilmu silat dari berbagai
aliran. Namun sekarang ini ternyata dia tidak bisa mengenali ilmu
silat gadis itu, walaupun mereka telah mengadu ilmu sebanyak
beberapa jurus. Sedangkan gadis berpakaian baju kuning itu tersenyum sabar,
katanya: "Sekarang begini saja! Tolong kau katakan, siapakah
771 sebenarnya kalian..... nanti Siauw-moay akan sebutkan siapa
Siauw-moay adanya." Pek-siang-sat waktu itu sebetulnya tengah murka juga, dia
sebetulnya pun tidak mau menyebutkan siapa dirinya. Namun Heksiang-sat yang waktu itu masih duduk di bawah batang pohon,
dengan memegangi terus pergelangan tangan Giok Hoa, telah
mewakili menyahuti: "Kami adalah Hek-pek-siang-sat!"
Gadis berpakaian serba kuning itu memperlihatkan sikap terkejut.
"Ohhh, kiranya jie-wie Locianpwee..... maaf, maaf Siauw-moay tadi
berlaku kurang ajar." Benar-benar gadis berpakaian kuning itu
telah membungkukkan diri menjurah memberi hormat.
Sedangkan Pek-siang-sat yang sudah tidak sabar segera
membentak: "Siapa kau"!"
Gadis berpakaian serba kuning itu tersenyum, dia menyahuti
dengan tetap sabar: "Siauw-moay she Yo......!"
"She Yo....."!" tanya Pek-siang-sat seperti terkejut, karena dia
teringat seseorang. 772 "Mengapa"!" tanya gadis berpakaian serba kuning she Yo tersebut
ketika melihat Pek-siang-sat terkejut seperti itu, juga dilihatnya
Hek-siang-sat pun sangat kaget, sampai hampir-hampir cekalannya terlepas. "Masih ada hubungan apa antara kau dengan Yo Ko"!" tanya Heksiang-sat dari tempat duduknya, malah waktu itu Hek-siang-sat
telah melompat berdiri sambil menarik tangan Giok Hoa.
Gadis she Yo itu tersenyum. Sikapnya tetap sabar dan tenang,
kemudian katanya: "Tentang hal itu, Siauw-moay rasa kurang layak dibicarakan! Tadi
Locianpwee menanyakan siapa adanya Siauw-moay dan Siauwmoay telah memberitahukan bahwa Siauw-moay she Yo. Dan
Siauw-moay kira, urusan telah habis sampai di situ. Sekarang
Siauw-moay memiliki pertanyaan, entah Locianpwe mau menjawabnya atau tidak"!"
Pek-siang-sat sebetulnya masih penasaran karena belum menerima jawaban dari gadis itu atas pertanyaannya, maka dia
baru saja ingin bertanya lagi, Hek-siang-sat telah mewakilinya
berkata: "Baiklah, katakanlah, apa yang hendak engkau tanyakan"!" 773 "Sesungguhnya, masih ada sangkutan apakah antara jie-wie
Locianpwe dengan gadis kecil itu?" tanya gadis berpakaian serba
kuning itu. "Dia seorang cucu dari sahabat kami yang tersesat di hutan ini,
tetapi dia bersikeras hendak meninggalkan hutan ini seorang diri,
karena dari itu pula, dan kami pun tidak akan mengijinkannya. Kami
menganjurkan agar dia bersama kami dulu, sehingga nanti
sahabat kami itu datang menyambutnya. Hal ini karena kami kuatir
kalau saja dia nanti tersesat dalam hutan belukar ini!" kata Heksiang-sat.
"Bohong! Dia bukan apa-apaku! Mereka bukan sahabat paman
Hok! Mereka hendak menawanku!" teriak Giok Hoa tiba-tiba
dengan suara yang nyaring.
Muka Hek-siang-sat berubah, dia kemudian berkata dengan sikap
berang: "Jika banyak rewel lagi akan kuhajar hancur batok
kepalamu ini!" Mendengar Hek-siang-sat mengancam gadis cilik tersebut, gadis
berpakaian serba kuning itu telah berkata dengan sikap yang
tenang dan sabar: 774 "Hemmm, engkau hendak menghajar batok kepala adik kecil itu"
Berarti kau hendak membunuhnya!
"Dengan demikian memperlihatkan bahwa kalian bukan apaapanya adik kecil itu, karena jika memang ia puteri dari seorang
sahabatmu, tentu kalian akan sayang padanya, tidak akan
menyakitinya, dan juga tidak akan mengancamnya seperti itu!"
Setelah berkata begitu, segera si gadis she Yo yang berpakaian
serba kuning tersebut telah menoleh kepada Pek-siang-sat
katanya, "Apakah kalian benar-benar hendak menawan adik kecil
itu, locianpwe?" Hek-pek-siang-sat adalah dua tokoh rimba persilatan yang
memiliki nama sangat ditakuti dan disegani oleh tokoh-tokoh lurus
maupun sesat. Mereka itu semuanya menghormati Hek-pek-siangsat sehingga Hek-pek-siang-sat mengatakan hitam, harus hitam.
Jika mereka mengatakan putih, maka semuanya harus mengiyakan dan harus putih.
Dengan begitu membuat Hek-pek-siang-sat tidak pernah bersikap
murah hati kepada siapapun juga. Jika mereka tidak senang tentu


Anak Rajawali Serial Pemanah Rajawali Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mereka akan menghajar orang yang tidak disenangi tersebut.
775 Namun sekarang gadis berpakaian serba kuning yang mengaku
she Yo, tersebut justeru seperti tidak memandang sebelah mata
kepada mereka. Bahkan sikap gadis berpakaian kuning itu sangat
berani sekali, sama sekali tidak memgerlihatkan perasaan gentar
sedikit pun juga. Maka mereka sangat gusar dan bermaksud untuk menguji
kepandaian gadis berpakaian serba kuning itu, karena mereka
ingin mengetahui berapa tinggi kepandaian yang dimiliki gadis
berpakaian serba kuning tersebut.
Memang tadi Pek-siang-sat telah mengadu kekuatan dengan gadis
berpakaian serba kuning itu, namun dia tidak percaya sepenuhnya
si gadis yang belum mencapai usia tigapuluh tahun itu, bisa
memiliki lweekang yang begitu tinggi. Disebabkan itulah, dengan
penasaran Pek-siang-sat justeru hendak mencobanya pula.
"Biarkanlah aku yang menghadapinya dulu," kata Pek-siang-sat
kepada Hek-siang-sat. Hek-siang-sat mengiakan, kembali duduk pada tempatnya. Kali ini
sikapnya agak kasar waktu dia menarik tangan Giok Hoa, sampai
gadis tersebut telah tertarik dengan keras dan hampir saja
terjerembab. 776 Sedangkan gadis berbaju kuning itu telah berkata dengan suara
yang tawar, tetapi tetap sabar: "Jika memang jie-wie Locianpwee
tidak memiliki hubungan apa-apa dengan adik kecil itu, maka
dengan memandang muka Siauw-moay, tentunya jie-wie Locianpwee bersedia buat membebaskan adik kecil itu! Jika
seandainya adik kecil itu pernah melakukan kesalahan pada jiewie, maka dengan ini Siauw-moay menyatakan maaf pada jie-wie
berdua.....!" Dan benar-benar gadis berbaju kuning itu telah membungkukkan
tubuhnya lagi memberi hormat untuk mewakili Giok Hoa
mengucapkan maafnya. Tetapi Pek-siang-sat tertawa dingin.
"Mari kita main-main dulu!" katanya kemudian dengan suara
mengandung penasaran sekali.
"Mari main?" Apa maksud dari Locianpwe?" tanya gadis berbaju
kuning itu. "Kita bertempur sampai seratus jurus!" mengajak Pek-siang-sat.
"Aku melihat bahwa engkau memiliki kepandaian yang cukup
tinggi, tentunya engkau akan dapat untuk menghadapi setiap
seranganku....." 777 Gadis berbaju kuning itu telah tersenyum, sambil katanya:
"Baiklah! Jika memang Locianpwe hendak main-main, Siauwmoay bersedia menemani! Tetapi terus terang saja, jika kita
mengadu tangan dan tenaga, tentu hal ini akan menimbulkan
kesalah pahaman, suatu kali tentu kita bisa kesalahan turun
tangan! Sekarang Siauw-moayada saran, entah Locianpwe
menyetujuinya atau tidak......!"
"Katakanlah!" kata Pek-siang-sat gusar dan penasaran, karena
dilihatnya gadis berbaju kuning itu sama sekali tidak memperlihatkan sikap jeri. Dengan begitu jelas membuatnya jadi
mengetahui bahwa gadis berbaju kuning ini memang yakin
memiliki kepandaian tinggi, sehingga dia tidak merasa takut,
"Aku mempunyai saran, dan harap Locianpwee mau mempertimbangkannya!" kata gadis berbaju kuning itu, setelah
berdiam diri sejenak dan telah menoleh mengawasi Giok Hoa yang
masih dicekal tangannya oleh Pek-siang-sat. "Dan permainan itu
tentunya merupakan permainan yang sangat menarik sekali, di
mana kita atur sedemikian adilnya, sehingga nanti tidak ada salah
satu pihak di antara kita saling menyesalinya......!"
"Apa saranmu itu"!" tanya Pek-siang-sat.
778 "Karena jie-wie berdua bergelar Hek-pek-siang-sat, tentunya jiewie memiliki kepandaian yang diandalkan dan selalu harus
dibawakan berdua oleh jie-wie. Bukankah begitu"!" tanya gadis
berbaju kuning itu. Pek-siang-sat mengangguk,
"Ya..... memang begitu!" menyahuti Hek-pek-siang-sat. "Jika kami
berdua telah turun tangan serentak, jangan harap siapapun dapat
menghadapi kami! Walaupun tokoh tersakti sekalipun di dalam
rimba persilatan, jika kami telah turun tangan serentak berdua,
tentu tokoh sakti itu akan dapat kami rubuhkan."
"Nah!" kata gadis berbaju kuning itu. "Jika demikian halnya, Siauwmoay sangat tertarik sekali. Tetapi jiwie Locianpwe jangan
tersinggung. Siauw-moay memang ingin mengemukakan saran
yang berasal dari dasar hati yang sejujurnya.
"Bagaimana jika jie-wie berdua serentak maju menghadapi Siauwmoay dan kita bertempur sebanyak sepuluh jurus. Jika dalam
sepuluh jurus Siauw-moay tidak bisa merubuhkan Jie-wie berdua,
hitung saja Siauw-moay yang kalah!
"Dan yang kita pertaruhkan itu adalah adik kecil itu. Jika memang
Siauw-moay kalah, berarti Siauw-moay tidak akan mencampuri
779 lagi urusan adik kecil itu. Jie-wie ingin mengapakan juga adik kecil
itu, Siauw-moay tidak akan mencampuri lagi!
"Demikian juga sebaliknya jika Siauw-moay dalam sepuluh jurus
dapat merubuhkan jie-wie berdua, maka adik kecil itu harus
diserahkan kepada Siauw-moay untuk Siauw-moay bawa pergi
meninggalkan tempat ini dengan syarat bahwa jie-wie tidak akan
menimbulkan kesulitan lagi buat kami, dan terutama sekali tidak
akan berusaha merintangi pula keberangkatan kami dari tempat
ini. Bagaimana, apakah jie-wie menerima saran Siauw-moay?"
Muka Pek-siang-sat dan demikian juga Hek-siang-sat jadi berobah
merah padam. Memang gadis berbaju kuning itu berkata-kata dengan sikap yang
manis dan sabar sekali. Tetapi dibalik dari kata-kata yang sabar
dan manis itu, ternyata mengandung ejekan dan memandang
remeh kepada Hek-pek-siang-sat.
Bayangkan saja, gadis itu yakin, dalam sepuluh jurus ia akan dapat
merubuhkan Hek-pek-siang-sat! Itulah sikap tekebur yang dianggap oleh Hek-pek-siang-sat keterlaluan sekali. Dan juga
malah gadis berpakaian kuning itu tidak tanggung-tanggung dalam
780 tantangannya, karena dia sekaligus menantang kepada Hek-peksiang-sat maju serentak berdua!
Tetapi Pek-siang-sat yang lebih dapat menahan diri, telah berkata
dengan sikap geram: "Baiklah! Jika memang engkau menghendaki
diaturnya begitu, kami juga tidak keberatan!" Setelah berkata
begitu, Pek-siang-sat menoleh kepada Hek-siang-sat.
"Mari kita hadapi gadis angkuh ini!" katanya dengan suara yang
mengandung penasaran. Hek-siang-sat melirik kepada Giok Hoa, namun akhirnya keraguraguannya itu lenyap. Karena diapun memang mendongkol sekali!
"Baik!" katanya sambil melepaskan cekalannya pada pergelangan
tangan Giok Hoa. Dia pun telah melompat ke samping Pek-siangsat. Kemudian katanya: "Apakah kita sudah boleh memulainya
sekarang"!" Gadis berpakaian baju kuning itu telah berkata dengan sikap yang
tenang sekali, katanya, "Silahkan, silahkan! Siauw-moay memang
telah siap, silahkan kita mulai!"
Setelah berkata begitu, gadis berpakaian baju kuning itu berdiri
dengan sikap yang tetap tenang dan sabar, sama sekali dia tidak
781 memperlihatkan sikap hendak bersiap siaga terhadap kemungkinan serangan-serangan Hek-pek-siang-sat yang bisa
saja terjadi dilancarkan dengan tiba-tiba.
Di waktu itu Hek-pek-siang-sat telah saling melirik dan mereka
bersiap-siap hendak mulai menyerang kepada gadis berbaju
kuning she Yo itu, yang dianggap mereka sebagai gadis yang
tekebur dan angkuh. Sedangkan Giok Hoa jadi menguatirkan keselamatan gadis
berbaju kuning itu, karena dia mengetahui kepandaian ke dua
orang Hek-pek-siang-sat tersebut sangat lihay dan tinggi sekali
ilmunya. Jika saja ke dua orang Hek-pek-siang-sat maju serentak buat
mengepung dan mengeroyok gadis berbaju kuning, inilah hal yang
benar-benar sangat menguatirkan sekali. Kalau saja gadis itu
berlaku ayal sedikit saja tentu dia akan terluka di tangan Hek-peksiang-sat. Karena dari itu, jika memang sampai gadis itu terluka,
berarti keselamatan jiwa Giok Hoa juga akan terancam.
Sedangkan Hek-pek-siang-sat gusar bukan main, mereka pun
penasaran. Seumur hidup mereka, baru kali ini ada seorang gadis
782 muda yang berani bersikap demikian sombong dan sama sekali
tidak memandang mata kepadanya.
Tanpa memberi muka sedikitpun juga, telah memancing mereka
berdua, agar maju serentak, di mana mereka akan dihadapi hanya
dalam sepuluh jurus dan dijanjikan akan dapat dirubuhkan!
Dengan begitu, hal ini merupakan suatu penghinaan yang paling
hebat buat Hek-pek-siang-sat.
Maka kedua Hek-pek-siang-sat yang memang memiliki tabiat
aneh, telah mengambil keputusan, mereka akan turun tangan
dengan keras. Mereka menginginkan dalam dua atau tiga jurus
akan dapat merubuhkan gadis berbaju kuning itu. Jika memungkinkan mereka juga hendak melukai gadis berbaju kuning
lebih parah lagi. Karena dari itu, begitu mendengar gadis berbaju kuning itu
mempersilahkan mereka mulai menyerang, maka Hek-pek-siangsat sudah tidak memperdulikan lagi aturan-aturan Kang-ouw,
bahwa pihak yang lebih tua tingkatannya, harus menerima
diserang lebih dulu dari pihak yang lebih mudah.
783 Dan kini, dengan segera ke duanya memencarkan diri karena
mereka telah berusaha uutuk menyerang gadis berbaju kuning itu
dengan dua jurusan yang serentak.
Gadis berpakaian baju kuning itu tetap bersikap tenang dan sabar.
Dia sama sekali tidak jeri.
Malah dia telah mengawasi Hek-pek-siang-sat dengan sikap
seperti juga bukan tengah berhadapan dengan dua orang lawan
tangguh. Tentu saja sikap yang diperlihatkan gadis berbaju kuning
itu membuat Hek-pek-siang-sat bertambah meluap darahnya.
Mereka telah mengeluarkan suara gerengan, disusul dengan Peksiang-sat melompat lebih dulu. Dia telah bergerak cepat sekali
tangannya, mengancam akan menghantam dengan lweekang
yang bisa menghancurkan sebungkah batu yang sangat besar.
Dia percaya, jika memang gadis berpakaian kuning itu menangkisnya, dia akan menyusuli dengan hantaman berikutnya.
Dan jika gadis berbaju kuning itu mengelak, tentu Hek-siang-sat
waktu itu telah menyerangnya juga.
Tetapi dugaan Hek-pek-siang-sat meleset, karena terlihat pukulan
tangan Pek-siang-sat dibiarkan saja oleh gadis berbaju kuning itu,
sama sekali dia tidak berusaha menangkisnya. Malah diapun tidak
784 berusaha untuk mengelakkan diri dari pukulan tersebut, sehingga
dalam keadaan seperti itu telah membuat Pek-siang-sat tertegun
sejenak, namun dia tidak mengurangi tenaga serangannya, karena
biarpun gadis berpakaian baju kuning yang sangat cantik manis
tersebut terluka akibat pukulannya itu, dia tidak akan menyesal.
Di kala itu Hek-siang-sat pun tidak tinggal diam, tangannya telah
meluncur secepat kilat. Waktu pukulan dari Pek-siang-sat hampir tiba, terlihat gadis
berpakaian baju kuning itu telah mengempos semangatnya.
Kemudian waktu kepalan tangan Pek-siang-sat hanya tinggal
beberapa dim dari dirinya, dia telah menotok dengan telunjuknya.
Luar biasa! Walaupun hanya ditotok dengan jari telunjuk, tetapi telah cukup
buat gadis itu memunahkan tenaga pukulan dari Pek-siang-sat.
Sebab begitu kepalan tangan dari Pek-siang-sat mengenai ujung
jari telunjuk dari gadis berbaju kuning itu, seketika dia merasakan
bahwa dari ujung jari itu seperti mengalir suatu kekuatan yang
sangat panas sekali yang telah menyelusup dan menerjang
kepada kepalan tangannya, menyebabkan tulangnya sangat sakit
sekali. 785 Dengan begitu, Pek-siang-sat seperti kehilangan kekuatan
tenaganya, yang sebagian terbesar seperti telah sirna begitu saja.
Tentu saja Pek-siang-sat jadi kaget, dia juga heran dan bingung,
karena tidak mengetahui entah ilmu apa yang dipergunakan oleh
gadis berbaju kuning itu, yang dengan hanya mempergunakan jari
telunjuknya dapat memunahkan tenaga serangannya.
Akan tetapi seketika itu juga Pek-siang-sat teringat sesuatu, di
mana dia telah teringat semacam ilmu totok, yaitu It-yang-cie.
Teringat akan ilmu itu, seketika keringat dingin mengucur deras
sekali di kening dan muka Pek-siang-sat. Dia sampai berpikir:
"Masih ada hubungan apakah dia dengan It-teng Taysu?"
Sambil berpikir begitu, tubuh Pek-siang-sat menggigil juga. Hal ini


Anak Rajawali Serial Pemanah Rajawali Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

disebabkan Pek-siang-sat memang telah mengetahui dan pernah
mendengar akan kehebatan dari ilmu It-yang-cie itu.
Dengan demikian, dia jadi gentar juga. Namun perasaan gentarnya
itu segera lenyap, karena dia berpikir usia gadis baju kuning itu
tidak lebih dari duapuluh lima atau duapuluh enam tahun, tidak
mungkin dia memiliki lweekang yang terlatih dengan sempurna.
Taruh kata memang gadis berbaju kuning itu mengerti ilmu It-yangcie, tidak mungkin dia bisa mempergunakan ilmu It-yang-cie nya
786 itu dengan sempurna. Karena dari itu, telah membuat semangat
Pek-siang-sat bangun lagi.
Sedangkan berbeda dengan apa yang dialami oleh Hek-siang-sat.
Karena dia waktu itu tengah menghantam ke punggung gadis
berpakaian kuning tersebut.
Dia yakin gadis itu pasti akan mengelakkan hantaman kepalan
tangannya. Namun buat kagetnya, waktu kepalan tangannya itu
meluncur, justeru gadis berpakaian kuning itu tidak bergeming dari
tempatnya berada, dia masih berdiri tegak.
Dengan begitu, Hek-siang-sat girang. Dia menduga tentu tulang
punggung gadis berpakaian kuning tersebut akan dapat dihajarnya
hancur oleh hantaman kepalan tangannya. Maka dia mengempos
semangat dan lweekangnya untuk menambah kekuatan tenaga
serangannya. Tetapi ketika kepalan tangan dari Hek-siang-sat hanya terpisah
beberapa dim lagi dari punggung gadis berbaju kuning itu, dia jadi
kaget sendirinya, karena tahu-tahu dia melihat tubuh gadis berbaju
kuning itu berkelebat menggeser ke samping.
Ketika kepalan tangan Hek-siang-sat lewat, si gadis membarengi
mengulurkan tangan kirinya. Dia telah mencekal pergelangan
787 tangan Hek-siang-sat, kemudian dengan mendorong sedikit, dia
membuat tubuh Hek-siang-sat tertarik ke depan.
Untung saja Hek-siang-sat memang telah bersiap-siap sejak
semula, dia telah memperkokoh kuda-kuda ke dua kakinya.
Dengan begitu dia tidak sampai terjerunuk maju ke depan.
Sepasang kakinya tetap berdiri tegak di tempatnya, sedangkan
tubuhnya membungkuk sedikit ke depan.
Namun sebagai seorang yang berpengalaman, Hek-siang-sat juga
segera dapat merobah kedudukannya. Begitu tubuhnya terdorong
ke depan hampir terjerunuk, segera juga dia menekuk tangannya,
tahu-tahu sikut tangannya itu telah menyambar dada gadis berbaju
kuning itu. Namungadis berpakaian kuning tersebut benar-benar memiliki
kepandaian yang luar biasa begitu sikut lawannya menyambar
kepada dadanya, justeru dia telah menahan dengan telapak
tangannya. Ditahan oleh telapak tangan gadis berbaju kuning itu, sikut Heksiang-sat tidak bisa meluncur lebih jauh. Malah Hek-siang-sat
nyaris tulang sikut tangannya itu kalau saja dia tidak cepat-cepat
788 menariknya karena akan kena dicengkeram oleh telapak tangan
gadis berbaju kuning itu.
"Sudah tiga jurus!" berseru gadis itu sambil tersenyum sabar dan
tenang. "Jika dalam tujuh jurus lagi aku masih tidak berhasil
merubuhkan kalian, maka jelas aku yang kalah dan tidak akan
mencampuri urusan kalian lagi!"
Hek-pek-siang-sat seperti ucapan gadis itu bahwa telah berlangsung tiga jurus. Karena dari itu, dalam tujuh jurus pula pasti
gadis itu akan berusaha untuk merubuhkan mereka.
Tetapi Hek-pek-siang-sat seperti telah berjanji sebelumnya,
seketika mereka teringat sesuatu, bahwa mereka sengaja akan
menyerang serabutan lebih hebat lagi. Dengan begitu, dia akan
menghabisi ke tujuh jurus itu dengan segera. Bukankah jika telah
sepuluh jurus, berarti mereka terbebas dari gadis berbaju kuning
itu" Walaupun memang mereka ini tidak dapat merubuhkan gadis itu,
namun mereka pasti akan puas, karena mereka tokh tetap akan
berada sebagai pemenang. Maka Hek-pek-siang-sat saling lirik.
Mereka memberikan isyarat, untuk menyerang gadis berbaju
kuning itu jauh lebih hebat lagi.
789 "Tidak perlu kita sampai berhasil merubuhkan gadis itu, cukup jika
kita telah dapat menghabisi sepuluh jurus tanpa kita dapat
dirubuhkannya!" berseru Pek-siang-sat, mengingatkan Hek-siangsat.
Dan Hek-siang-sat pun memiliki pemikiran yang sama, karena itu,
mereka berdua mempercepat setiap serangan mereka, agar
mereka dapat segera menghabisi, sisa yang tujuh jurus lagi.
Dengan begitu, tanpa si gadis berbaju kuning itu rubuh, namun
mereka sudah sebagai pemenang.
Gadis berpakaian kuning itu tersenyum mendengar seruan Peksiang-sat, kemudian dia telah berkelit dari serangan telunjuk
tangan kanan Pek-siang-sat yang hendak menotok jalan darah di
ketiaknya. Totokan itu membuat Pek-siang-sat memaksa gadis
baju kuning tersebut harus menyingkir ke samping kiri, dengan
demikian jarak pisah antara gadis berbaju kuning itu dengan Heksiang-sat cukup jauh.
Hek-pek-siang-sat sambil mengerahkan delapan bagian tenaga
lweekangnya, segera menyerang dengan serentak.
Waktu itu gadis berbaju kuning tersebut berpikir: "Hemmm. telah
tiba saatnya.....!" 790 Dan karena dia telah melihat adanya kesempatan, maka segera
juga ia mengeluarkan suara siulan yang nyaring sekali. Tahu-tahu
dia telah menghantam ke arah tengkuk Pek-siang-sat.
Hantaman gadis baju kuning itu dengan tepian telapak tangannya
merupakan pukulan yang menimbulkan angin berkesiuran kuat
sekali. Sebetulnya gadis itu hanya menabas dengan tepian telapak
tangannya dengan gerakan yang tampaknya perlahan saja, seperti
juga dia tidak menyerang sungguh-sungguh.
Namun Pek-siang-sat justeru menyadari, jika sampai telapak
tangan gadis baju kuning itu mengenai tengkuknya, tentu dia akan
semaput, karena angin dari serangan tepian telapak tangan itu,
sesungguhnya merupakan pukulan yang mengandung kekuatan
tenaga dalam yang sulit sekali dijajakinya. Maka Pek-siang-sat
tidak berani untuk berlaku ayal.
Ia berusaha membungkuk, buat membiarkan pukulan tepian
telapak tangan gadis berbaju kuning itu lewat di atas kepalanya.
Dan memang tabasan tepian telapak tangan gadis berbaju kuning
itu lewat di atas kepala Pek-siang-sat.
791 Namun yang tidak disangka-sangka oleh Pek-siang-sat, waktu dia
membungkuk seperti itu, justeru kaki dari si gadis berbaju kuning
telah menyambar secepat kilat ke arah kempolannya. Tidak ampun
lagi, tubuh Pek-siang-sat telah terguling.
Memang Pek-siang-sat dapat bergerak sangat lincah sekali, dia
telah dapat melompat berdiri pula, namun mukanya telah berobah
merah dan pucat bergantian.
"Bukankah seperti yang Siauw-moay janjikan, paling banyak dalam
sepuluh jurus siauw-moay akan dapat merubuhkan jie-wie
Locianpwe"!" tanyagadis berbaju kuning itu.
Dan pertanyaangadis baju kuning itu sama saja seperti tempilingan
pada muka Hek-pek-siang-sat.
Malah waktu itu Hek-pek-siang-sat yang melihat gadis baju kuning
itu tengah berbicara tanpa bersiap siaga, segera mempergunakan
kesempatan itu.Tahu-tahu tubuhnya telah melesat bagaikan
bayangan belaka, tangan kiri dan tangan kanan dilonjorkan ke
depan. Dia telah memusatkan seluruh kekuatan lweekangnya pada ke
sepuluh jari tangannya, karena dia memang hendak menghantam
792 sepenuh tenaga kepada gadis baju kuning. Hanya saja, cara dia
menyerang itu sama saja seperti dia melakukan pembokongan.
Gadis baju kuning itu tetap berdiri membelakanginya, seperti juga
tidak menyadari bahwa dirinya tengah dibokong oleh Hek-siangsat.....
Namun setelah tangan Hek-siang-sat dekat pada sasarannya,
tahu-tahu tubuh gadis berbaju kuning itu berkelebat. Gerakan yang
dilakukannya sangat cepat dan lincah sekali.
Dia bergerak bagaikan seberkas sinar kuning belaka yang tahutahu telah lenyap dari mata Hek-siang-sat. Dan "Bukkkkk!"
punggung Hek-siang-sat kena dihantam kuat sekali oleh kepalan
tangan gadis berbaju kuning itu.
Tubuh Hek-siang-sat tidak bergeming, dia tetap berdiri di
tempatnya dengan sepasang tangannya terlonjorkan ke depan,
tetap bersikap dalam keadaan menyerang seperti tadi. Namun
tidak lama kemudian telah terjungkal rubuh pingsan tidak sadarkan
diri. Pek-siang-sat terkejut melihat keadaan Hek-siang-sat seperti
itu.Dia menduga Hek-siang-sat telah terbunuh di tangan gadis baju
kuning tersebut. Dengan bentakan marah bercampur kuatir, cepat793
cepat dia melompat ke dekat Hek-siang-sat, diapun telah
memeriksa keadaan Hek-siang-sat.
Ternyata Hek-siang-sat keadaannya tidak terlalu menguatirkan.
Dia hanya tertotok pada tulang punggung utamanya, di mana
beradanya jalan darah utama pada perputaran seluruh urat syaraf
seorang manusia. Tidak mengherankan, begitu jalan darah utamanya itu kena
dihantam begitu kuat oleh kepalan tangan gadis berbaju kuning
tersebut, tubuh Hek-siang-sat menjadi kaku. Dan kemudian
barulah rubuh tidak sadarkan diri.
Cepat-cepat Pek-siang-sat mengurutinya. Lima menit kemudian
terdengar keluhan, dan sepasang mata Hek-siang-sat terbuka
lebar-lebar. Begitu Hek-siang-sat teringatapa yang terjadi, cepat sekali dia
telah melompat berdiri. Anakrawali 13.065. Pek-siang-sat mengetahui bahwa Hek-siang-sat hendak menyerang lagi kepada gadis berbaju kuning itu, karena Hek-
794 siang-sat waktu itu tengah penasaran dan kalap, karena dia telah
dirubuhkan seperti itu. "Jangan..... kita memang telah dirubuhkannya!" kata Pek-siang-sat
mencegahnya, yang mengakui, bahwa dalam delapan jurus
ternyata mereka telah rubuh di tangan gadis berbaju kuning itu.
Dan mereka memang harus mengakui kenyataan tersebut.
Sedangkan Hek-siang-sat yang masih murka, memandang kepada
gadis berbaju kuning itu dengan mata yang memancarkan
kemarahan yang sangat, tampaknya dia masih penasaran dan
hendak menerjang lagi. Pek-siang-sat telah berkata kepada gadis baju kuning itu: "Baiklah,
kami mengakui, bahwa engkau telah berhasil merubuhkan kami.....
Kami menerima kalah dalam pertaruhan ini, sehingga gadis cilik ini
menjadi milikmu..... Terserah engkau mau apakan gadis cilik itu!"
Gadis baju kuning itu ketika melihat Pek-siang-sat telah mengakui
dan menerima kekalahannya itu, cepat-cepat merangkapkan
sepasang tangannya, dia telah memberi hormat dalam-dalam,
katanya: "Semua ini berkat jie-wie Locianpwee berlaku murah hati kepada
Siauw-moay. Jika tidak tentu Siauw-moay tidak akan berdaya
795 menghadapi jie-wie Locianpwee..... karena dari itu, terima kasih
atas sikap mengalah dari jie-wie Locianpwce?"
Setelah berkata begitu, sekali lagi gadis berpakaian serba kuning
itu telah menjurah dalam-dalam"
Melihat lagaknya gadis itu, yang dapat merendahkan diri,
walaupun telah meraih kemenangan yang gemilang, Pek-siang-sat
berkurang amarahnya sebagian. Dia telah menoleh kepada Heksiang-sat,katanya, "Mari kita berlalu!"
Hek-siang-sat rupanya masih penasaran dan murka sekali, karena
dia masih mengawasi mendelik kepada gadis berbaju kuning itu.
Setelah tangannya ditarik oleh Pek-siang-sat, barulah Hek-siangsat menurut untuk di ajak pergi.
Gadis berpakaian kuning itu berdiri tersenyum manis saja, tanpa
mengucapkan sepatah perkataan lagi.
Giok Hoa melihat kemenangan gemilang dari gadis berpakaian
kuning tersebut, bukan main gembiranya. Dia sampai bersorak dan
telah menghampiri si gadis berpakaian kuning, dia menekuk ke dua
kakinya, berlutut sambil mengangguk-anggukkan kepalanya, dia
pun berkata: 796 "Terima kasih atas pertolongan Cie-cie......!"
Gadis berbaju kuning itu membungkukkan tubuhnya, untuk
mengangkat dan membangunkan Giok Hoa, katanya:
"Jangan banyak peradatan, semua itu hanya kulakukan seperti apa
yang mampu kulakukan.....! Hu! Hu! Ke dua orang itu sangat
berbahaya sekali, mereka memiliki kepandaian yang sangat tinggi
sekali. Mereka sebetulnya merupakan lawan yang sangat berat
sekali. Jika saja bukan memang kebetulan aku bisa menangkap
kelemahan mereka, niscaya aku tidak mungkin dapat merubuhkan
mereka!" Setelah berkata begitu, gadis berbaju kuning tersebut mengajak
Giok Hoa duduk di bawah pohon itu, kemudian melanjutkan
perkataannya: "Sesungguhnya, kepandaian Hek-pek-siang-sat tinggi sekali,
walaupun tidak bisa disebut kepandaian mereka yang berada di
atas kepandaianku, tetapi dengan majunya mereka serentak
berdua, seharusnya aku menghadapi kekuatan yang tidak sedikit.
Hanya saja tadi aku melihat, bahwa mereka merupakan manusiamanusia yang memiliki perangai sangat aneh sekali, di mana
797 mereka mudah sekali dihasut, sehingga dalam keadaan marah,
mereka akan lupa dengan penjagaan diri.
"Itulah sengaja aku menantangnya buat bertanding sepuluh
jurus..... dan ternyata apa yang kuduga itu memang benar. Mereka
mudah sekali dipanasi, dan dengan begitu, aku bisa mencari
kelemahan mereka dan berhasil untuk merubuhkannya. Tetapi jika
memang bertempur sungguh-sungguh tanpa batas, dan juga
mereka mengadakan kerja sama yang jauh lebih kompak lagi,
niscaya aku akan sibuk sekali menghadapi mereka......!"
Setelah berkata begitu, gadis berpakaian kuning itu mengawasi
Giok Hoa, lalu katanya: "Adik kecil, sesungguhnya siapakah
engkau dan mengapa berada di tempat ini, ditawan oleh Hek-peksiang-sat"!"
Giok Hoa tiba-tiba menghela napas, hampir saja air matanya
menggelinding jatuh karena dia jadi sedih sekali, sebab dirinya
telah diperlakukan tidak baik oleh Bong Kie Siu, murid dari Hekpek-siang-sat. Segera juga Giok Hoa menceritakan semua
pengalamannya. Gadis berbaju kuning itu setelah mendengar cerita Giok Hoa jadi
menghela napas juga.

Anak Rajawali Serial Pemanah Rajawali Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

798 "Mana rajawalimu yang penurut itu?" tanya gadis berbaju kuning ini
setelah mendengar betapa rajawali putih peliharaan Giok Hoa
begitu setia berusaha menolonginya walaupun burung rajawali itu
telah terluka pada sayapnya. "Aku jadi teringat kepada rajawali
yang pernah dimiliki ayahku!"
Giok Hoa bersiul beberapa kali. Akan tetapi rajawali itu tidak
muncul. Rupanya burung rajawali putih itu telah terbang jauh untuk
memberitahukan pada Hok An tentang keadaan Giok Hoa.
Begitulah, Giok Hoa dengan gadis berbaju kuning itu bercakapcakap beberapa saat. Dan waktu itu gadis berbaju kuning itu telah
menanyakan, apakah Giok Hoa ingin diantarkan kepada paman
Hok nya. Tetapi baru saja dia bertanya seperti itu, justeru di udara terdengar
suara pekik yang nyaring dari burung rajawali.
Waktu gadis berbaju kuning dan Giok Hoa mengangkat kepala
mereka memandang ke tengah udara, mereka melihat seekor
burung rajawali putih besar sekali, tengah berputar-putar di atas
hutan itu. Sedangkan di punggung rajawali putih itu duduk seorang
laki-laki cukup tua usianya. Dan lelaki itu tidak lain dari Hok An.
799 Melihat burung rajawali itu, yang telah datang bersama-sama
dengan Hok An, bukan kepalang girangnya Giok Hoa. Seketika dia
bersiul nyaring. Burung rajawali tersebut mengerti panggilan majikannya, segera
dia menukik, dan terbang turun.
Giok Hoa sambil berlari-lari menyahuti mereka, tidak lupa gadis
cilik ini mengajak gadis berpakaian serba kuning, yang ingin
diperkenalkan kepada Hok An.
Hok An telah melompat turun dari punggung burung rajawali putih
itu dengan sikap berwaspada, karena dia mengetahui bahwa Giok
Hoa tengah menghadapi kesukaran, sedangkan burung rajawali itu
sendiri telah terluka sayapnya. Dia bersiap-siap, buat menghadapi
sesuatu. Kedatangan burung rajawali putih itu tadi, yang memekik tidak
sudahnya, dan datang tanpa Giok Hoa, membuat Hok An mengerti
bahwa Giok Hoa tengah menghadapi ancaman dan dia segera
perlu sekali pergi menolonginya. Karena dari itu, dia segera
melompat ke punggung rajawali putih itu dan rajawali tersebut telah
membawanya terbang ke tempat di mana Giok Hoa ditahan oleh
Hek-pek-siang-sat. 800 Tetapi ketika tiba di tempat itu, Hok An malah jadi heran dan
bingung, karena dilihatnya Giok Hoa tidak kurang suatu apapun
juga, di belakangnya ikut berjalan dengan tenang dan tersenyumsenyum seorang gadis yang cantik jelita berpakaian serba kuning.
Hok An segera memeluk Giok Hoa, tanyanya: "Apakah engkau
tidak apa-apa"!"
Giok Hoa menggeleng manja.
"Tidak aku telah ditolongi oleh Cie-cie itu, paman Hok!" kata Giok
Hoa. Sambil berkata begitu Giok Hoa menunjuk kepada gadis
berpakaian serba kuning tersebut.
Cepat-cepat Hok An telah melepaskan rangkulannya pada Giok
Hoa, dia telah menghampiri si gadis berpakaian seba kuning itu.
Waktu tiba di depan gadis tersebut dia telah merangkapkan ke dua
tangannya, memberi hormat sambil mengucapkan terima kasihnya. "Paman Hok!" kata Giok Hoa kemudian, waktu gadis berpakaian
serba kuning itu tengah merendahkan diri menerima hormat Hok
An. Hok An menoleh dengan segera Giok Hoa telah menghampirinya,
801 "Tahukah paman Hok siapa yang telah menawanku"!" tanya Giok
Hoa. Hok An menggelengkan kepalanya.
Giok Hoa tersenyum katanya lagi: "Orang yang telah menangkapku tidak lain dari orang bertubuh tinggi jangkung murid
Hek-pek-siang-sat.....!"
Mendengar keterangan Giok Hoa, muka Hok An menjadi berobah
seketika. "Orang she Bong itu yang telah menangkapmu?" tanya Hok An
dengan suara agak tertahan. "Sekarang di mana orang itu?"
Dan juga Hok An telah memandang sekelilingnya dalam keadaan
bersiap-siap, karena dia mengetahui bahwa orang she Bong itu
memiliki kepandaian yang liehay sekali.
"Orang she Bong itu telah melarikan diri siang-siang!" menyahuti
Giok Hoa, "Bahkan kedua gurunya, Hek-pek-siang-sat, yang
bermaksud hendak menawanku, juga telah dirubuhkan Cie-cie itu."
Hok An memandang kepada gadis berpakaian serba kuning itu
dengan sikap setengah mempercayai setengah tidak, karena dia
802 kurang yakin bahwa gadis berpakaian serba kuning yang usianya
masih demikian muda telah dapat merubuhkan Hek-pek-siang-sat.
Waktu Giok Hoa menceritakan kepadanya, betapa Hek-pek-siangsat bermaksud menahannya dan gadis berbaju kuning itu bertaruh
dengan mereka. Hok An mendengarkan bengong saja.
Benar-benar hampir tidak bisa diterima oleh akal sehatnya. Tetapi
memang apa yang terjadi telah ada di hadapannya, dan dia telah
melihatnya Giok Hoa tertolong. Karena itu, tidak sudahnya Hok An
memuji akan kehebatan gadis berbaju kuning itu.
Gadis berbaju kuning tersebut pun telah mengucapkan kata-kata
yang merendah, karena diapun merasa canggung mendengar Hok
An memujinya terus menerus.
"Sesungguhnya, sangat luar biasa sekali.....!" kata Hok An
kemudian. "Hek-pek-siang-sat..... mereka merupakan orang-orang
yang memiliki kepandaian sangat tangguh sekali..... dan memang
sulit sekali diterima akal sehat, bahwa nona bisa merubuhkan
mereka tidak lebih dari sepuluh jurus.....!"
Dan setelah berkata begitu, Hok An merangkapkan ke dua
tangannya, dia telah menjurah lagi kepada gadis berbaju kuning
803 itu, katanya: "Jika memang Liehiap tidak keberatan, bolehkah aku
mengetahui she dan nama Liehiap yang mulia dan agung?"
Gadis berpakaian serba kuning itu tertawa.
"Janganlah paman terlalu merendah seperti itu. Malah seharusnya
Siauw-moay yang harus bersikap menghormat kepada paman
Hok! Telah lama sekali Siauw-moay mendengar kebesaran nama
paman Hok, dan beruntung sekali kita dapat bertemu hari ini.....!
"Mengenai nama Siauw-moay, sesungguhnya hal itu kurang
leluasa dibicarakan sekarang. Dan kiranya, memang perlu juga
paman Hok ketahui, Siauw-moay she Yo.....!"
Dan setelah berkata begitu, gadis berbaju kuning tersebut
bersenandung dengan suara perlahan, dia mengangkat kepalanya
memandang kepada langit, seperti tengah memandangi gumpalan
awan, mulutnya berkemak kemik bergumam perlahan, bersenandung lembut sekali:
"Berpasangan, berkelana dengan rajawali sakti, dan juga pergi berdua, 804 Bermesraan, di antara mega dan tingginya gunung, di antara kesucian dan keadilan.....!"
Waktu itu muka Hok An telah berobah. Dia memperlihatkan sikap
terkejut, kemudian tanyanya dengan sikap yang ragu-ragu:
"Apakah..... apakah Liehiap adalah..... adalah sanak dari Yo
Tayhiap" Sin-tiauw-tay-hiap Yo Ko"!"
Gadis berbaju serba kuning itu tersenyum.
"Semua itu ada awal dan ada akhir, semua itu ada pertemuan dan
ada perpisahan..... perjalanan......" gadis maka Siauw-moay berpakaian serba akan kuning melanjutkan itu telah mengelakkan pertanyaan Hok An.
Sedangkan Hok An bertambah yakin, tentunya gadis ini adalah
salah seorang dari sanak kerabatnya Yo Ko.
Segera juga Hok An telah berkata: "Tunggu dulu, Liehiap.....
dengarlah dulu, ada yang perlu kusampaikan kepadamu......!"
"Ya, katakanlah......!" kata gadis berbaju kuning itu. "Siauw-moay
akan mendengarkannya baik-baik!"
805 Hok An memandang ragu kepada gadis itu kemudian melirik
kepada Giok Hoa, baru kemudian memandang kepada gadis
berpakaian serba kuning tersebut, katanya: "Sesungguhnya belum
lama yang lalu, aku baru saja berpisah dengan puteranya Sintiauw-tay-hiap Yo Ko yang bernama Yo Him....."
Mendengar perkataan Hok An itu, tiba-tiba saja gadis berpakaian
serba kuning tersebut telah memandang bersungguh-sungguh,
kemudian tanyanya: "Kapan kalian bertemu dan di manakah
sekarang ini Yo Him berada?"
"Baru beberapa hari saja kami berpisah, rasanya belum lama
berpisah. Begitu mulia hati Yo Him Tayhiap, dan juga isterinya
itu..... Sasana Kouw-nio. Betapa agungnya mereka, merupakan
pasangan yang sangat ideal sekali......"
Mendengar Hok An, tidak menjawab pertanyaannya malah telah
bergumam seperti orang kesima, gadis berpakaian serba kuning
tersebut bagaikan tidak sabar, tanyanya: "Paman Hok...... di
manakah sekarang ini Yo Him dan isterinya berada"!"
"Mereka telah melanjutkan perjalanan, tetapi kukira belum begitu
Petualang Asmara 14 Misteri Tirai Setanggi Tujuh Manusia Harimau (4) Karya Motinggo Busye Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan 2
^