Pencarian

Pedang Naga Hitam 8

Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo Bagian 8


adik perempuan Sian ) ! Engkau terluka " Biarkan aku
memeriksanya !" Han Sin memegang pundak kiri dara itu dan membuaka
baju di bagian itu yang memang sudah robek . Akan tetapi Cu Sian menepiskan
tangannya . " Hemm , engkau mau apa "
kenapa buka-buka baju ?" .
Wajah Han Sin menjadi kemerahan . " Habis , kalau tidak di buka , bagaimana aku
dapat memeriksa lukanya ?" .
Cu Sian lalu dengan hati-hati membuka sedikit baju yang robek itu , hanya cukup
untuk memperlihatkan luka di
pundaknya . Han Sin memeriksa dan hatinya lega . Luka itu tidak terlalu besar ,
hanya luka kulit dan juga nampak bersih tidak ada tanda-tanda keracunan . Tentu
saja nyeri , yaitu pedih karena kulit itu terobek .
" Sukur lukamu tidak berbahaya , Sian-mo . Hanya luka kulit dan tidak beracun .
Biar ku obati dengan obat luka ini " . Dia mengeluarkan sebuah bungkusan dari
buntalan pakaiannya dan menaburkan obat bubuk warna merah kepada luka itu .
Cu Sian memejamkan matanya , tadinya ia khawatir kalau
obat itu menimbulkan rasa pedih , akan tetapi ternyata tidak , bahkan rasa pedih
pada lukanya hilang , tertutup rasa dingin nyaman . Ia lalu menutupkan lagi
robekan bajunya , lalu bangkit berdiri dan menyambar buntalan pakaiannya . "
Engkau tunggu di sini , aku mau berganti bajuku yang robek !"
katanya dan iapun melompat ke darat dan lenyap di balik semak belukar . Tak lama
kemudian ia sudah muncul lagi ke dalam perahu . Han Sin melepas tali perahu dan
perahu itu kembali meluncur mengikuti aliran air sungai .
" Sungguh mati tak pernah aku bermimpi bahwa engkau
adalah seorang wanita , Sian-moi " , kata Han Sin sambil tersenyum memandang
kepada gadis itu . Biarpun masih
mengenakan pakaian seorang pemuda remaja , akan tetapi
karena dia sudah tahu bahwa Cu Sian seorang wanita , gadis itu kelihatan cantik
manis , bukan lagi tampan seperti biasa dia melihatnya .
Cu Sian tersenyum lebar dan lesung pipitnya bermain-main di kanan kiri
mulutnya . " akupun tidak pernah mimpi bahwa engkau ternyata seorang pendekar
yang berilmu tinggi , Sin-ko " katanya .
Han Sin menatap wajah itu dan dia pun tertawa geli . Cu Sian mengerutkan alisnya
dan cemberut , bertanya , " kenapa engkau tertawa " Apanya yang lucu pada diriku
?" . " Ha-ha-ha kau ... seorang wanita ! Sungguh aneh sekali !
Kalau ku ingat akan sikapmu selama ini terhadap Loana dan Hailun ! Sungguh luar
biasa ! Kenapa engkau mempermainkan kedua orang gadis Mongol itu , Sian-moi ?" .
Cu Sian menundukkan mukanya yang berubah kemerahan .
Kemudian ia mengangkat mukanya dan memandang kepada
Han Sin dengan sinar mata menantang ! Agaknya ia tadi
tersipu dan dengan kekerasan hatinya ia malah menantang .
" Aku hanya bermaksud menjauhkan mereka darimu , Sin-
ko " . " Ah , kenapa ?" .
" Aku ... aku takut engkau jatuh cinta kepada Loana . Aku tidak ingin melihat
engkau terpikat oleh Loana atau gadis lainnya !" .
Sejenak mereka saling pandang dan akhirnya Cu Sian
menundukkan mukanya yang menjadi merah sekali karena ia menyadari bahwa baru ia
membuka rahasia hatinya . Han Sin tertegun . Gadis ini cemburu ! Dan tidak ingin
melihat dia jatuh cinta kepada gadis lain . Jawaban ini hanya mempunyai satu
arti , yaitu bahwa Cu Sian juga jatuh cinta kepadanya ! .
Han Sin termenung . Dia harus mengakui bahwa dia amat
suka kepada Cu Sian yang di sangkanya seorang pemuda
remaja , bahkan dia selalu merindukan kehadiran sahabat itu .
Alangkah mudah baginya untuk mengubah rasa suka kepada
Cu Sian pria itu menjadi rasa cinta kepada Cu Sian wanita .
Akan tetapi , perubahan atas diri Cu Sian itu demikian tiba-tiba datangnya dan
dia sama sekali tidak tahu perasaan apa yang
berada di dalah hatinya terhadap Cu Sian wanita . hatinya sudah di penuhi oleh
bayangan Kim Lan , dan agaknya sukar baginya untuk menukar bayangan itu dengan
gadis lain ! . Kini dia merasa tidak enak hati sekali dan salah tingkah ketika Cu Sian membuka
perasaan hatinya kepadanya . Segera dia hendak mengalihkan percakapan mereka
kepada hal - hal lain . " O ya , kau maafkanlah aku ketika aku meninggalkan
engkau tanpa pamit itu , Sian-moi " .
" Ah , tidak , Sin-ko . Aku tahu bahwa tentu engkau
menganggap aku seorang pemuda mata keranjang yang
hendak mempermainkan dua orang gadis . Akan tetapi
setengah mati aku mengejar dan mencarimu ! Untung bahwa kita dapat bertemu di
tempat aku terancam maut itu " .
" Sian-moi , engkau hendak pergi kemanakah ?" .
Cu Sian memandang kepadanya , " kemana engkau pergi
ke sanalah aku pergi pula , Sin-ko . Bukankah selama ini kita melakukan
perjalanan bersama " Aku ingin melakukan
perjalanan bersamamu , Sin-ko . Kemanakah engkau hendak pergi " Aku ikut
denganmu " . Han Sin tersenyum . Gadis ini sikapnya masih sama dengan ketika ia menjadi
pemuda remaja . Bengal , nakal , keras hati dan nekat ! Dia lalu menggeleng
kepalanya . " Hal itu tidak mungkin kita lakukan , Sian-moi . Ingatlah , engkau
seorang gadis dan aku seorang pemuda , mana mungkin melakukan
perjalanan berdua saja ?" .
" Apa salahnya " Kalau aku menyamar sebagai pria , siapa yang akan tahu " Engkau
sendiri juga tidak tahu . Biarkan aku menyertaimu dan aku akan tetap menyamar
sebagai pria , Sin-ko " . " Hemm , biarpun selama ini aku dapat kau kelabui , akan tetapi ku rasa lambat
laun aku tentu akan mengetahui juga .
Banyak kejanggalan kauperlihatkan selama ini . Engkau dekat namun jauh . Bahkan
bermalam pun menggunakan dua kamar
. Tentu akan ketahuan orang dan amat tidak baik bagi nama dan kehormatanmu
sebagai seorang gadis , Sian-moi , kita terpaksa harus mengambil jalan masing-
masing . Apalagi aku sendiri mempunyai urusan pribadi yang amat penting .
" Apakah engkau telah mendapat tahu siapa pembunuh
ayahmu dan pencuri pedang hek-liong-kiam itu ?" .
" Belum , akan tetapi aku sudah mendapat petunjuk -
petunjuk . Apalagi , aku menerima kabar duka bahwa ibuku pun baru saja di bunuh
orang .... " suara Han Sin terdengar sedih .
Cu Sian terkejut . " Ahhhh .... ! Siapa pembunuh keparat itu
?" . " Tidak ada yang tahu , akan tetapi aku mendengar bahwa pembunuh ibuku
menggunakan pedang hitam bersinar .
" Wahhh , jangan-jangan pembunuh ibumu adalah juga
pembunuh ayahmu dan pencuri hek-liong-kiam !" .
Han Sin mengangguk-angguk . Akupun berpendapat begitu
, maka aku akan melakukan penyelidikan ke kota raja " .
" Wah , ke Tiang-an ?"
" Ya , menengok rumah di luar kota raja dan mengunjungi makam ibuku , dan
menyelidiki musuh yang ku kira berada di kota raja " .
" Bagus , kalau begitu aku pun akan pulang " .
"Kemana ?" " Tiang-an ! Kau tahu , Hek I Kaipang berpusat di Taing-an
, Sin-ko . Jadi kita sama-sama menuju ke Tiang-an . Satu tujuan . Engkau tentu
tidak keberatan kalau kita melakukan perjalanan bersama , bukan ?" .
Apa yang dapat dikatakan Han Sin untuk menolak " Tidak
ada alas an sama sekali baginya untuk menolak dan kalau dia mau berterus terang
kepada diri sendiri , dia pun sebenarnya senang dapat melakukan perjalanan
dengan Cu Sian , walaupun kini Cu Sian telah berubah menjadi seorang gadis !.
Diapun tersenyum . " Kalau memang tujuan perjalanam kita sama , mengapa
keberatan , Sian-moi ?" .
Bukan main girangnya hati Cu Sian nampak pada wajahnya
yang kemerahan dan berseri-seri , matanya yang bersinarsinar .
" Terima kasih , Sin-ko . Aku tahu , engkau memang
seorang yang baik sekali !" .
" Ada satu syarat , Sian-moi , yaitu mulai sekarang engkau harus menuruti
petunjukku dan jangan bersikap ugal-ugalan lagi !" kata Han Sin dengan sikap
galak sehingga Cu Sian tertawa geli .
" Baik , kakaku yang budiman. Dan aku pun mempunyai
syarat yang harus kau penuhi!".
" Ehhh " Kenapa jadi engkau yang menentukkan syarat "
Engkau mulai ugal-ugalan lagi?".
" Tidak ! Sekali ini engkau harus menurut , yaitu mulai sekarang jangan menyebut
aku Sian-moi ! Bagaiamana nanti orang-orang yang mendengar seorang pemuda di sebut Sian-moi " Tentu mereka akan mengira kita ini berotak
miring !" . Han Sin tertawa bergelak . Hidup selalu nampak gembira
kalau Cu Sian berada di dekatnya . Bocah ini memang lincah jenaka dan selalu
mendatangkan kegembiraan .
" Baik , Sian-te . dan maafkan kelupaanku " . Tiba-tiba Han Sin teringat akan
sesuatu . " Wah , payah ini !" .
" Kenapa Sin-ko ?"
---ooodwooo--- Jilid 15 " Ketika aku bertemu denganmu tadi , aku sedang hendak
pergi ke Lo-an untuk membeli perbekalan makan karena
perbekalanku sudah habis . Karena peristiwa tadi , aku tidak jadi ke Lo-an dan
sekarang perutku lapar sekali " .
" Aku juga tidak membawa perbekalan makanan , akan
tetapi aku selalu membawa bumbu untuk membuat makanan .
Jangan khawatir , Sin-ko , bahan makanan tersedia banyak di dalam air ini !" ia
menunjuk keluar perahu . " Eh " Makanan apa ?" .
" Ikan ! Engkau suka ikan panggang , bukan ?" .
" Tentu saja ! Akan tetapi bagaimana menangkap ikan-ikan itu ?" .
" ha-ha , alangkah bodohnya ! Tentu saja memberi umpan
dan memancing agar ikan-ikan itu muncul ke permukaan air lalu menangkapnya " .
" Kita tidak mempunyai kail .... " .
" Lihat sajalah ! Dalam waktu kurang dari satu jam sudah akan dapat menikmati
daging ikan panggang !" Cu Sian lalu
membongkar buntalan pakaiannya dan ia mengambil sebilah pisau . Dengan pisau itu
ia membuat ujung tongkatnya
menjadi runcing . Lalu ia mengeluarkan pula sehelai benang yang panjangnya
kurang lebih dua meter . Dengan cekatan sekali jari-jari tangannya bergerak
memotong sedikit kain dari bajunya yang robek tadi , membentuk potongan kain itu
seperti seekor kupu-kupu kecil lalu di ikatkan kupu-kupu kain itu pada ujung
benang . " Nah , sekarang dayunglah perahumu ke bagian yang
airnya tidak berarus kuat , agak ke pinggir . Itu , di bawah pohon sana itu ,
tentu tempat itu menjadi sarang ikan .
Biasanya ikan ekor kuning suka berada di tempat yang teduh seperti itu . Engkau
pernah makan ikan ekor kuning " Lezat sekali , Sin-ko !" .
Han Sin tidak mengerti apa yang hendak di perbuat oleh
gadis itu , akan tetapi dia segera mengemnudikan perahunya menuju ke tepi , di
bawah pohon besar . " Nah , hentikan perahumu di sini " .
Han Sin melempar tali ke darat dan perahunya terhenti .
Ujung tali perahu itu melibat pohon kecil . " Diam , jangan banyak bergerak atau
bersuara !" kata Cu Sian . Gadis itu menggunakan ujung benang dan melempar kupu-
kupu kain ke air , lalu menarik-nariknya sehingga kupu-kupu kecil itu seolah
bergerak-gerak di atas permukaan air . Tangan kanannya siap memegang tangkat
yang ujungnya sudah runcing itu . Barulah Han Sin mengerti apa yang di lakukan
gadis itu . namun dia masih ragu apakah gadis itu akan berhasil menangkap ikan
dengan cara itu . Cara yang belum pernah di lihat atau di dengar sebelumnya .
Akan tetapi Cu Sian mengerti apa yang ia lakukan . Ia
melakukan usaha menangkap ikan itu secara itu dengan
penuh keyakinan karena pengalaman . Ia tahu bahwa ikan
ekor kuning , terutama yang besar , pasti akan muncul dan menyambar kupu-kupu
kain itu . Dan benar saja , tak lama kemudian Han Sin melihat dua
ekor ikan sebersar betisnya muncul dan berebutan
menyambar kupu-kupu kain itu . Secepat kilat Cu Sian
menggerakkan tongkatnya menusuk dan ia berhasil
menangkap seekor ikan yang gemuk . Seekor ikan yang
ekornya kuning ! . Tentu saja Han Sin menjadi girang dan kagum sekali . Dia membantu gadis itu
melepaskan ikan dari ujung tongkat yang menjadi tombak itu dan ikan itupun
menggelepar-gelepar di dalam perahu .
" Satu lagi baru cuku , Sin-ko " , kata Cu Sian dan kembali ia memasang umpan
pancingnya yang istimewa . dan tak lama kemudian , ia berhasil menangkap lagi
seekor ikan yang sebesar betis !. Han Sin hanya dapat memandang kagum dan senang .
Tanpa di minta ia membantu gadis itu untuk membersihkan ikan dengan pisau yang
agaknya selalu di bawa oleh gadis itu , membuka perutnya dan membuang isi
perutnya . Ikan itu tidak bersisik dan gemuk sekali . Sementara itu , Cu Sian sudah melompat ke
darat dan membuat api unggun . Ia sudah mengeluarkan merica , bawang putih dan
garam . Setelah dua ekor ikan itu di lumuri bumbu , lalu di tusuk ranting kayu dan di
panggang . Bau yang sedap gurih membuat Han Sin menjadi semakin
lapar sehingga keruyuk perutnya sampai terdengar oleh Cu Sian . Gadis itu
tersenyum dan Han Sin terpesona . Kalau sudah begitu , Cu Sian menjadi demikian
lembut dan cekatan , sifat kewanitaannya menonjol sepenuhnya . Seorang gadis yang hebat , pikir Han
Sin sambil mengenang semua sepak terjang Cu Sian . Gadis yang gagah perkasa ,
pemberani tak mengenal takut , berbudi baik walaupun baik walaupun
kadang nakal seperti kanak-kanak suka menggoda orang , dan sekarang
memperlihatkan ketrampilannya dalam
mempersiapkan makanan . Dengan ketrampilan Cu Sian , agaknya kemanapun gadis itu pergi , ia tidak perlu
membawa bekal makanan karena
dimana-mana tersedia makanan untuknya ! .
Dan , tepat seperti yang tadi dijanjikan Cu Sian , kurang dari satu jam hidangan
berupa daging ikan panggang yang lezat sudah di lahap oleh Han Sin ! Cu Sian
juga makan daging ikan panggang itu , namun tidak selahap Han Sin dan
sekarang barulah Han Sin ingat bahwa dulu gadis itupun selalu makan dengan
perlahan dan selalu mengambil potongan -
potongan kecil dengan sumpitnya ketika makan bersama di rumah makan . Kini baru
dia mengerti mengapa demikian .
Betapa bodohnya dia ! . " Hemm , lezat sekali !" kata Han Sin berulang kali dan pujian yang jujur tanpa
maksud merayu ini membuat Cu Sian bersinar-sinar penuh kegembiraan .
Daging dua ekor ikan itu habis dan setelah minum air jernih yang menjadi bekal
Cu Sian , mereka lalu melanjutkan
perjalanan mereka . Perahu mereka meluncur cepat dan
keduanya merasa gembira sekali . han Sin tidak merasa
canggung lagi walaupun kini dia tahu bahwa temannya itu adalah seorang gadis .
Dan dari sikap Cu Sian yang
sewajarnya , tidak dibuat-buat . Dia semakin yakin bahwa gadis itu benar-benar
mencintanya . Tahulah dia mengapa
sejak masih menyamar sebagai pria Cu Sian selalu hendak menemaninya ! .
**** Pada suatu pagi yang cerah , Han Sin dan Cu Sian berjalan
santai mendaki sebuah bukit . Sudah beberapa pekan mereka meninggalkan perahu di
sungai Huang-ho , menghadiahkan


Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

perahu itu kepada seorang nelayan miskin yang tentu saja menjadi kegirangan .
Mereka melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki menuju ke Tiang-an .
Kota raja sudah tidak terlalu jauh lagi , tinggal kurang lebih seratus mil dari
bukit itu , membutuhkan perjalanan
seenaknya selama tiga empat hari .
" Sian-moi .... "
" Huushh , engkau lupa lagi menyebutku Sian-moi !" tegur Cu Sian .
Han Sin tertawa . " Apa salahnya menyebutmu Sian-moi
kalau kita sedang berduaan saja " Kalau ada orang lain , barulah aku menyebutmu
Sian-te . Engkau ini seorang gadis , mengapa ingin benar di anggap pria ?" .
Cu Sian juga tertawa . " Demi keamanan penyamaranku !" .
" Sian-moi , kita sudah dekat dengan Kota raja dalam
beberapa hari lagi . Apa perlunya engkau masih menyamar dengan pakaian itu "
Bagaimana kalau sekarang engkau
berganti pakaian yang sewajarnya ?" .
" Kenapa , Sin-ko " Apakah engkau ingin melihatku dengan pakaian seorang gadis "
" Cu Sian mengamati wajah Han Sin dengan penuh selidik .
Wajah Han Sin agak kemerahan , akan tetapi dia menjawab sejujurnya .
" Bukan hanya ingin melihatmu , melainkan agar kelak
kalau aku bertemu denganmu dalam pakaian wanita , aku
tidak akan pangling . Ku rasa kalau mulai sekarang engkau berpakaian wanita ,
tidak akan ada halangannya " .
" Hemm , bukankah engkau sendiri yang mengatakan
bahwa kalau diketahui orang , seorang gadis tidak pantas melakukan perjalanan
dengan seorang pemuda ?" Cu Sian
menggoda . " Kalau kita mengaku sebagai kakak dan adik , siapa
mengatakan tidak pantas ?" .
Cu Sian tertawa , " Baiklah , aku memang selalu membawa bekal pakaian wanita ,
akan tetapi dimana aku dapat berganti pakaian ?" .
Han Sin menunding ke sebuah hutan tak jauh dari dari situ .
" Di sana ada sebuah hutan . Engkau dapat berganti pakaian di sana . Biar aku
menanti di sini " . " Baiklah , Sin-ko " , Cu Sian lalu berlari memasuki hutan itu dan lenyap di
balik pohon-pohon dan semak belukar .
Han Sin duduk di atas akar pohon yang menonjol ke
permukaan tanah dan dia tersenyum-senyum . Ingin sekali dia melihat bagaimana
rupanya Cu Sian kalau mengenakan
pakaian wanita . Gadis itu tentu nampak cantik sekali . Akan tetapi sungguh aneh
, ketika dia mencoba untuk
membayangkan wajah Cu Sian , eh yang nampak adalah
wajah Kim Lan ! . Entah dimana adanya gadis bijaksana ahli pengobatan itu , dan apa yang sedang ia
lakukan . Begitu teringat kepada Kim Lan , seketika dia sudah melupakan Cu Sian
dan timbul perasaan rindu yang amat mengganjal di dalam hati . Dia
sudah lupa lagi berapa lama dia menanti di situ dan Cu Sian juga belum kembali .
Ketika akhirnya dia teringat kepada Cu Sian , dia bangkit berdiri dan memandang
kea rah hutan itu . Baru dia teringat bahwa sudah lama Cu Sian memasuki hutan , akan tetapi belum
juga kembali . Tidak mungkin berganti pakaian memakan waktu selama itu . Atau
barangkali Cu Sian sedang bersolek diri " Dia tersenyum , akan tetapi kembali
senyumnya menghilang . Jangan-jangan terjadi sesuatu
dengan Cu Sian ! . Han Sin lalu berlari kea rah hutan itu . Karena takut kalau-kalau gadis itu
sedang berganti pakaian , dia pun memanggil ,
" Sian-moi !" Akan tetapi tidak ada jawaban dan diapun
memasuki hutan . Pada saat itu dia mendengar suara orang bertempur di
sebelah dalam hutan itu . Cepat dia meloncat kea rah itu dan tak lama kemudian
dia melihat cu Sian , yang sudah
berpakaian sebagai seorang dara yang cantik , sedang
bertanding melawan seorang pemuda . Pemuda itu berusia
sebaya dengannya , mungkin lebih tua setahun dua tahun , bertubuh sedang tegap
dan berwajah tampan . Pakaiannya
indah sebagai seorang sastrawan dan rambutnya tersisir rapi .
Dia seorang pesolek dan dia bertanding melawan Cu Sian
dengan menggunakan senjata sebuah kipas , kipas besar .
Gagang kipas itu terbuat dari pada baja dan gerakannya lihai bukan main . Di
dekat tempat itu berdiri pula serombongan orang terdiri lima belas orang . Akan
tetapi yang amat mengejutkan hati Han Sin adalah ketika dia melihat seorang gadis di antara
mereka karena gadis ini bukan lain adalah Ma Goat , puteri Pak-te-ong yang tempo
hari mengejar-ngejarnya ! . Sebetulnya , dengan tongkat ranting di tangannya , Cu Sian tidak terlalu
terdesak oleh pemuda itu dan mereka bertanding
seimbang . Akan tetapi ketika melihat munculnya Han Sin , Ma Goat cepat bergerak
kedepan , suling di tangannya berkelebat dan terdengar Cu Sian berseru kaget
karena ranting di tangannya telah terlepas dari pegangan .
Totokan suling itu pada pergelangan tangannya membuat ia terpaksa melepaskan
tongkatnya dan sebelum ia dapat
berbuat sesuatu , Cu Sian tidak mampu melawan lagi dan
tidak berani bergerak karena sekali suling itu menyerang lehernya tentu ia akan
tewas ! . Melihat ini , Han Sin sudah hendak meloncat dan menerjang untuk menolong Cu Sian
, akan tetapi Ma Goat yang cerdik sudah berteriak kepadanya , sambil menempelkan
sulingnya di leher Cu Sian .
" Cian Han Sin , jangan bergerak ! Sedikit saja engkau
bergerak , gadis ini akan mati !" .
Mendengar ancaman ini , tentu saja Han Sin tidak berani bergerak . Dia tahu
kelihaian Ma Goat , dan tahu pula bahwa gadis itu merupakan puteri seorang datuk
dan memiliki watak yang aneh , keras dan kejam .
" Ma Goat " , katanya tenang . " Kenapa engkau menawan
nona itu " Ia tidak bersalah apa-apa , lepaskan ia !" .
" Enak saja , dan engkau akan melarikan diri lagi " Gadis ini menjadi tawananku
sebagai sandera agar engkau tidak
melarikan diri lagi dariku . Lui-kongcu , suruh anak buahmu mengikat kedua
tangan Han Sin !" . Pemuda yang di sebut Lui Kong-cu itu lalu memberi isyarat dan empat orang anak
buahnya lalu menghampiri Han Sin
dengan tali yang kuat di tangan .
Melihat ini , Cu Sian berseru , " Sin-ko , lawanlah ,
berontaklah dan jangan pedulikan aku !" .
Akan tetapi Han Sin melihat bahwa sekali dia bergerak .
Tentu saja akan terbunuh . Tentu saja dia tidak menghendaki hal ini terjadi .
Pihak lawan terlalu banyak dan Cu Sian sudah terjatuh ke tangan Ma Goat .
Keadaannya tidak menguntungkan dan memaksanya untuk menyerah .
" Aku berjanji tidak akan mengganggunya , Han Sin " .
Han Sin merasa lega dan dia menjulurkan kedua lengannya ke depan . " Nah ,
belenggulah aku ! " Empat orang itu segera membelenggu kedua tangan itu dengan
tali yang kuat sehingga Han Sin tidak mampu menggerakkan kedua
tangannya , Melihat ini , Ma Goat tertawa gembira dan sekali sulingnya
bergerak , ia telah menotok pundak Cu Sian dan gadis itu terkulai lemas .
" Ma Goat ! Engkau melanggar janji " " bentak Han Sin
marah . Ma Goat tersenyum dan berkata , " Tenanglah , Han Sin .
Gadis ini terlalu galak dan suka memberontak , kalau tidak ku totok , tentu ia
akan merepotkan kami . Lui-kongcu , kau urus gadis ini , biar aku yang akan
mengurus Han Sin !" .
Lui-kongcu tersenyum dan sekali melompat dia telah berada dekat Cu Sian , lalu
dengan ringan dia memondong tubuh
gadis yang sudah lemas tidak mampu menggerakkan kaki
tangannya itu . " Lepaskan aku , engkau jahanam busuk ! Ku hancurkan
kepalamu nanti , lepaskan !" Cu Sian berteriak-teriak karena ia sudah tidak
dapat meronta . Pemuda itu tersenyum . Kipasnya berkelebat menotok kea rah leher
dan Cu Sian tidak mampu mengeluarkan suara lagi ! Pemuda itu lalu membawanya pergi ke dalam hutan ,
mendaki bukit itu . " Marilah , Han Sin . Kau ikut dengan kami . Ingat , gadis ini masih berada di
tangan kami . Maka jangan engkau
membuat ulah !" Ma Goat mengancam . Terpaksa Han Sin menurut dan diapun
melangkah ketika lengannya di gandeng Ma Goat yang tersenyum-senyum senang .
" engkau membuat aku sengsara , Han Sin . Siang malam
aku teringat kepadamu . Sekali ini engkau harus berada di sisiku untuk selamanya
dan jangan meninggalkan aku lagi .
Kenapa sih engkau ini tidak tahu di cinta orang setengah mati
?" . Han Sin menjadi merah mukanya . Ucapan gadis itu
dikeluarkan begitu saja , tanpa malu-malu padahal di belakang mereka berjalan
lima belah orang anak buah itu ! Diapun diam saja , pura-pura tidak mendengar
dan tidak perduli ketika Ma Goat di sepanjang jalan mengeluarkan kata-kata
rayuan . Dia hanya memperhatikan Cu Sian yang masih berada di pundak pemuda she
Lui itu , dan hatinya merasa amat khawatir . Dia harus mencari kesempatan untuk
dapat membebaskan Cu Sian dari tangan mereka . Dia merasa menyesal sekali
mengapa tadi minta kepada Cu Sian untuk berganti pakaian .
Merasa bersalah karena kalau dia tidak minta gadis itu
berganti pakaian , tentu kini Cu Sian tidak tertawan .
Tak lama kemudian mereka tiba di puncak bukit dan di
puncak itu tersembunyi di antara pohon-pohon raksasa ,
terdapat sebuah bangunan baru . Agaknya bangunan dari
kayu ini belum dibangun orang . Sebuah bangunan yang besar sekali sehingga amat
mengherankan bagaimana bangunan
sebesar itu dibangun orang di tengah hutan puncak bukit ,
Pemuda tampan yang memondong Cu Sian yang telah
tertotok tak berdaya itu dengan cepat menghilang kedalam bangunan . Pemuda itu
bukan lain adalah Lui Sun Ek , putera Panglima Lui Couw di kota raja ! Dia telah
mewarisi ilmu kepandaian dari ayahnya dan merupakan seorang pemuda
yang pandai ilmu silat dan sastra . Sikapnya lemah lembut dan nampaknya sopan
santun . Tak seorangpun akan mengira
bahwa putera panglima besar Lui itu sebetulnya adalah
seorang pemuda hidung belang dan mata keranjang yang
namanya tidak asing lagi di rumah-rumah pelesir . Para
pelacur tingkat tinggi di kota raja mengenal pemuda ini sebagai seorang kong-cu
yang royal sekali . Akan tetapi pemuda ini pandai menyembunyikan kelakuannya ini
, bahkan para pembesar di kota raja tidak ada yang menyangka bahwa dia seorang
yang gemar berjudi dan melacur .
Melihat pemuda itu membawa Cu Sian ke dalam bangunan
dan menghilang , Han Sin merasa khawatir sekali . " Ma Goat , aku sudah menyerah
, dengan janjimu bahwa engkau tidak
akan mengganggu Cu Sian " .
" Aku tidak membohongimu , Han Sin . Aku tidak akan
mengganggu sehelai rambutpun dari gadis itu " , kata Ma Goat sambil menggandeng
lengan Han Sin . " Mari masuk dan kita bicara di dalam " .
Han Sin terpaksa menurut . " Rumah siapakah ini ?"
tanyanya ketika mereka memasuki rumah yang besar itu . ma Goat menariknya masuk
ke dalam sebuah kamar yang cukup
mewah dan bersih , lalu mereka duduk berhadapan terhalang meja .
" Nah , sekarang katakana , apa maksudmu menangkap
kami berdua , Ma Goat ?" Tanya Han Sin . Dia duduk dan
sikapnya tenang walaupun kedua tangannya masih
terbelenggu . Dia sama sekali tidak khawatir akan diri sendiri , hanya
mengkhawatirkan nasib Cu Sian .
Ma Goat memandang tajam lalu bertanya , " Han Sin ,
siapakah gadis itu ?" .
" Ia tidak bersalah apa-apa . Ia bernama Cu Sian " .
" Apamukah ia ?" .
" Hemm , bukan apa-apa , hanya kebetulan jalan bersama .
Kenalan biasa . Karena itu , bebaskanlah ia , Ma Goat " .
" Hemm , kau bilang ia bukan apa-apa , akan tetapi engkau mau mengorbankan
diri , menyerah untuk menyelamatkan ia
!" . Dalam suara Ma Goat terkandung kemarahan karena
cemburu . " Sudah kukatakan , Ma Goat bahwa Cu Sian tidak bersalah apa-apa . Tentu saja
aku tidak ingin melihat ia celaka atau di ganggu oleh siapapun . Nah , sekarang
katakana apa kehendakmu " Bebaskan dulu Cu Sian dan kita boleh
berurusan di antara kita saja .
" Tidak bisa aku membebaskan gadis itu sekarang . Kalau ia ku bebaskan lalu
engkau memberontak , bagaimana " Aku
harus yakin dulu bahwa engkau tidak akan melarikan diri , baru aku mau
membebaskannya " . " Ma Goat , apa sih maumu ?" .
" Engkau sudah tahu apa mauku " Engkau harus menjadi
suamiku !" kata pula gadis itu tanpa malu-malu lagi .
Han Sin berusaha menyadarkannya . " Ma Goat ,
perjodohan tidak mungkin dapat dipaksakan . Aku sama sekali belum berpikir
tentang perjodohan " .
" Engkau memang seorang yang tidak mengenal budi .
Lupakah engkau bahwa kalau tidak ada aku , engkau tentu sudah mampus di bunuh
ayah dan See-thian-mo " .
Aku menyelamatkan nyawamu karena aku cinta padamu ,
han Sin . karena itu , engkau harus menjadi suamiku dan kalau aku sudah menjadi
isterimu apapun permintaanmu akan ku penuhi " .
Han Sin menggeleng kepala . " perjodohan tidak dapat
dilakukan semudah itu , Ma Goat " .
" Apa engkau menghendaki Cu Sian kubunuh di depan
matamu ?" . " Aku yakin engkau tidak akan melakukan hal itu . Pertama karena Cu Sian tidak
bersalah dan tidak ada sangkut pautnya dengan urusan kita . Kedua karena
walaupun ia ku bunuh , percuma saja " .
Ma Goat bangkit berdiri dengan alis berkerut . " Engkau memang keras kepala !
Akan tetapi aku dapat lebih keras lagi daripada engkau . Kita lihat saja siapa
yang akan menyerah !"
Tiba-tiba gadis itu mencabut sulingnya dan menyerang dengan totokan kea rah
leher Han Sin . Han Sin cepat mengelak
dengan menjatuhkan dirinya ke belakang akan tetapi karena kedua tangannya
terikat , gerakannya menjadi kaku sehingga kakinya menabrak bangku dan diapun
terpelanting . Tiba-tiba dia merasa nyeri dilehernya dan ternyata Ma Goat sudah
meniupkan sebatang jarum yang mengenai lehernya . Dan
gadis itu tersenyum lebar kepadanya .
" Kau tahu jarum apa yang mengenai lehermu " Jarumku
itu mengandung racun penghisap darah dan sudah meracuni seluruh jalan darahmu .
Kalu tidak percaya , coba
kaukerahkan tenaga saktimu " .
Han Sin sudah dapat bangkit berdiri dan dia tidak begitu percaya kepada ucapan
gadis itu . Lehernya terasa kaku dan pedih . dan ketika dia mencoba untuk
mengerahkan sin-kang , tiba-tiba dia mengeluh karena merasa isi dadanya seperti
di tusuk-tusuk . Dia terkejut sekali dan memandang kepada gadis itu .
" Ma Goat , engkau memang seorang gadis yang kejam
sekali !" . " Aku " Kejam kepadamu " Ah , tidak ini hanya merupakan caraku untuk membujukmu
agar engkau suka menjadi suamiku . Nah , lihat . Aku akan membebaskanmu sekarang !"
Ia menghampiri Han Sin , mencabut jarum yang menancap


Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

di lehernya , kemudian ia melepaskan ikatan tangan Han Sin .
han Sin sudah bebas , akan tetapi dia tahu bahwa dia tidak mampu melakukan
sesuatu karena dia tidak dapat
mengerahkan tenaga saktinya .
" Sekarang , apa maumu ?" kata pula Han Sin dengan
penasaran . Cu Sian tertawa dan dia dibuat tidak berdaya .
Keadaan mereka benar-benar terancam .
" Bukan saja gadis itu kujadikan sandera , akan tetapi
engkau juga tidak mempunyai pilihan lain kecuali menyetujui permintaanku untuk
menjadi suamiku . Lihat , ini adalah obat penawar racun penghisap darah ! Sekali
menelan pil ini engkau akan terbebas dari cengkraman racun itu " . Ia
mengeluarkan sebungkus pil dari balik bajunya . " Ku beri engkau waktu satu
malam untuk mempertimbangkan
permintaanku . kalau engkau menuruti permintaanku , suka menjadi suamiku , aku
akan segera membebaskan Cu Sian
dan memberikan pil penawar racun ini kepadamu dan kita
akan hidup bahagia . Aku akan menjadi isterimu yang
mencinta dan setia . Akan tetapi , kalau besok pagi-pagi
engkau menolak permintaanku , Cu Sian akan kusembelih
didepanmu , dan engkau akan mati karena darahmu terhisap habis oleh racun !" .
Setelah berkata demikian , ma Goat meninggalkan Han Sin dalam kamar itu dan
menutupkan daun pintu kamar dari luar .
Setelah yakin bahwa gadis itu sudah pergi . han Sin kembali mencoba untuk
menyalurkan sin-kangnya . Akan tetapi ,
begitu tenaga sakti itu bergerak dari tan-tian ( bawah pusar ) , dadanya terasa
nyeri sekali . Tahulah dia bahwa Ma Goat tidak hanya menggertak . Racun itu talh
bekerja dan agaknya racun itu hebat sekali . Dia tidak mungkin akan dapat
menggunakan kekerasan untuk menolong Cu Sian . bagaimanapun juga ,
akan dicobanya . Dengan hati-hati Han Sin membuka daun
pintu . Akan tetapi empat batang golok menodongnya dari luar pintu itu terdapat
belasan orang penjaga dengan golok di tangan . Kalau saja dia tidak keracunan ,
belasan orang anak buah itu tentu tidak ada artinya baginya . Akan tetapi dalam
keadaan tidak dapat menggunakan tenaga sakti seperti
sekarang , melawan seorang anak buah saja dia tidak akan menang ! Di cobanya
melalui jendela . Akan tetapi , ketika daun jendela terbuka , kembali ada
beberapa batang golok menodongnya .
Kamar itu ternyata telah di jaga ketat ! Ma Goat tidak
bekerja setengah-tengah . Cu Sian di tawan sebagai sandera .
Dia keracunan dan kehilangan tenaga . kamar itupun di
kepung ketat . Benar-benar dia tidak berdaya sama sekali .
Dia kembali duduk . Kini dia duduk di atas pembaringan , bersila dan termenung .
Apa yang harus dilakukan " Dia diberi waktu semalam oleh Ma Goat ! Jalan
kekerasan untuk melawan tidak ada lagi . Kalau dia masih dikuasai oleh racun itu , bagaimana
mungkin dia dapat melakukan perlawanan dan dapat membebaskan Cu Sian " Cu Sian
sendiri sudah tertawan . Ma Goat amat lihai dan pemuda yang menawan Cu Sian itu pun lihai . Masih di
tambah anak buah mereka . Kalau saja dia tidak keracunan , kiranya dia masih
sanggup membebaskan Cu Sian . Tidak ada jalan lain kecuali menyerah ! Menjadi
suami Ma Goat " Untuk selamanya terikat kepada gadis yang kejam dan liar itu "
Tidak mungkin ! Lalu apa yang dapat dia lakukan " Pura-pura menyerah , kemudian
kalau Cu Sian sudah dibebaskan dan dia sudah tidak dipengaruhi racun lagi , dia mengajak Cu
Sian melarikan diri " Kiranya hanya itu satu-satunya jalan . Menipu dan
melanggar janjinya sendiri " Apa boleh buat . Menghadapi seorang yang licik dan
curang seperti Ma Goat yang sudah menawan Cu Sian untuk
menundukkannya , kalau perlu dia dapat menggunakan siasat janji palsu ! .
Akhirnya Han Sin mengusir semua pikiran yang penuh
kegelisahan itu dan diapun berisitrahat untuk menghadapi hari esok yang penuh
ketegangan dan ancaman bahaya .
***** Pada keesokan harinya , pagi-pagi sekali han Sin sudah
terbangun dan dia segera duduk bersila dan mencoba untuk mengerahkan lagi
tenaganya . Akan tetapi kembali dia
mengeluh dan terpaksa menghentikan usahanya karena
dadanya seperti di tusuk pedang rasanya . Racun itu masih bekerja , bahkan lebih
hebat dari pada kemarin . Dia masih duduk bersila sambil mengatur pernapasan .
Untuk melenyapkan rasa nyeri di tubuhnya .
Hari masih pagi sekali dan diluar masih gelap . Akan tetapi di dalam kamar itu
di terangi lampu yang semalam memang tidak dipadamkan oleh Han Sin . Ketika
mendengar langkah lembut di luar kamarnya , jantungnya berdebar tegang . Daun
pintu terbuka perlahan dari luar dan masuklah Ma Goat dalam
kamar itu . Seperti biasa , pakaiannya mewah dan agaknya sepagi itu ia sudah
mandi dan bersolek . Bau harum menerpa hidung Han Sin ketika pintu di buka lalu
di tutup lagi oleh Ma Goat .
Han Sin merasa semakin tegang hatinya . Dia merasa
bahwa bahaya besar yang mengerikan telah datang
mengancamnya dan dia sama sekali tidak berdaya . Dia
menenangkan hatinya dan mengambil keputusan untuk
sementara mengalah dan pura-pura menyerah ketika gadis itu sudah berdiri di
depannya , dia membuka mata memandang
gadis itu . Ma Goat tersenyum manis . Ia membawa sebuah mangkuk
terisi sup sum-sum yang masih mengepulkan uap dan
mengeluarkan aroma yang sedap menimbulkan selera .
Senyumnya melebar ketika ia melihat Han Sin membuka mata memandangnya .
" Selamat pagi , kekasihku . Ku harap engkau sudah
mengambil keputusan sekarang . Bagaimana ?" .
" Ma Goat , sesungguhnya aku belum memikirkan soal
perjodohan pada waktu sekarang ini . Akan tetapi aku
agaknya tidak memiliki pilihan lain . Demi keselamatan Cu Sian yang sama sekali
tidak berdosa itu , terpaksa aku bersedia menuruti kehendakmu " .
Wajah ma Goat berseri , sepasang matanya bersinar-sinar .
" Ah , jadi engkau mau menjadi suamiku , Sin-ko ?" Bagus , aku merasa gembira
dan berbahagia sekali " .
" Ya , aku mau . Sekarang penuhilah janjimu . Pertama , bebaskan Cu Sian dan
biarkan ia pergi tanpa di ganggu .
Kedua , beri obat penawar racun kepadaku ".
" Aha , urusan itu mudah saja . Akan tetapi engkau harus lebih dulu membuktikan
bahwa engkau benar-benar suka
menjadi suamiku . Jangan anggap aku sebagai anak kecil yang mudah saja di bodohi
begitu saja . Nah , kau minumlah sup ini
, saying . Sup ini sengaja kubuat untukmu , kemudian
buktikan bahwa engkau suka menjadi suamiku " .
Diam-diam Han Sin terkejut sekali . Kiranya gadis ini selain lihai dan jahat
curang , juga cerdik bukan main . Apa yang harus dia lakukan " Tidak ada lain
kecuali menurut saja . Apapun isi sup itu dan bagaimanapun akibatnya nanti , dia tidak dapat menolak
untuk meminumnya . Akan tetapi ketika dia sudah menjulurkan tangan untuk
menerima mangkuk itu , tiba-tiba pintu kamar itu terbuka dan muncullah seorang
wanita cantik yang bukan lain adalah Kim Lan atau Lan Lan . Kim Lan sudah
mengerahkan kekuatan sihirnya memandang kepada Ma Goat sehingga ketika Ma Goat menoleh kearah pintu
dan bertemu pandang dengannya ,
otomatis Ma Goat telah berada dalam kekuasaan sihirnya .
" Sobat , kenapa seorang wanita seperti engkau bermain-
main dengan ular berbisa " Engkau memegang ular berbisa , lepaskan atau engkau
akan di gigitnya ! " . Suara yang lembut itu mengandung pengaruh yang penuh
wibawa dan Ma Goat terbelalak kaget ketika melihat bahwa yang dipegangnya
bukanlah semangkuk sup sum-sum , melainkan seekor ular
cobra yang mendesis-desis ! Tentu saja ia terkejut dan cepat membanting ular itu
. mangkuk terjatuh dan pecah , isinya muncrat kemana-mana .
" Sobat , engkau tidak mampu bergerak , tubuhmu kaku
seperti telah menjadi batu !" . kembali Kim Lan berkata dan benar saja . Ma Goat
tidak dapat bergerak lagi sehingga dengan mudah Lan Lan menghampiri lalu menotok
leher dan pundaknya , membuat ia tidak mampu bergerak lagi , juga tidak mampu bergerak
lagi . juga tidak mampu berteriak .
" lan-moi .... ! " seru han Sin gembira sekali . " Untung engkau muncul pada
saatnya yang tepat sekali .
Akan tetapi Kim Lan memperhatikan dan berkata dengan
alis berkerut , engkau keracunan hebat , Sin-ko !' .
" Memang bebar dan obat penawarnya ada pada Ma Goat
itu . Tolong ambilkan obat penawar itu dibalik ikat
pinggangnya , Lan-moi " .
Kim Lan menggeledah dan mendapatkan sebungkus obat pil
di balik ikat pinggang Ma Goat . Setelah memeriksanya , ia lalu menuruh Han Sin
minum obat itu sampai habis . Dan memang luar biasa sekali , begitu minum obat
penawar berupa pil itu , tubuhnya terasa segar dan kuat kembali . Dia lalu
berusaha untuk mengerahkan sin-kangnya dan ternyata dadanya tidak sakit lagi dan
tenaganya sudah pulih . Tentu saja dia menjadi girang sekali . Karena sudah
tidak khawatir lagi kalau-kalau Ma Goat melakukan perlawanan . Han Sin lalu
membebaskan totokan Kim Lan pada diri Ma Goat . Dan memang Ma Goat
tidak lagi berani berbuat sesuatu . Setelah Han Sin tidak keracunan , tentu saja
ia tidak dapat berbuat sesuatu , apalagi di situ terdapat gadis berpakaian putih
yang pandai sihir itu . " Ma Goat , sekarang antar kami ke tempat dimana Cu Sian di tahan . Aku akan
memaafkanmu kalau engkau mengantar
kami ke sana " , kata Han Sin .
Dan sungguh aneh . Ma Goat yang sudah tidak berdaya itu malah tersenyum . "
Engkau hendak menemui gadis liar itu "
hik-hik , boleh , boleh , marilah !" .
Dengan Ma Goat sebagai penunjuk jalan , Han Sin dan Kim Lan lalu menuju ke
bagian belakang rumah itu dan di depan
sebuah kamar , Ma Goat menudingkan telunjuknya kea rah
pintu kamar itu . " Di sinilah temanmu itu !" katanya .
" Lan-moi , jaga ia jangan sampai berbuat yang tidak -
tidak . Aku akan memeriksa dalam kamar ! " kata Han Sin dan sekali tangan
kanannya mendorong dia telah membuat pintu kamar itu roboh .
Dia melihat seorang pemuda tampan pesolek sedang duduk
makan minum di depan meja . pakaiannya awut-awutan dan
rambutnya kusut . Dan Cu Sian sendiri berada di atas
pembaringan dengan pakaian kusut dan rambut terurai ,
rebah tak dapat bergerak dan air matanya bercucuran tanpa mengeluarkan suara
tangis . Jelas bahwa ia tertotok .
Dapat dibayangkan betapa kagetnya hati Lui Sun Ek ,
pemuda itu , ketika tiba-tiba saja pintu kamar itu jebol dan muncul Han Sin .
Dia cepat menyambar kipas besar bergagang baja di atas meja dan menerjang ke
arah han Sin . Akan tetapi dengan mudah Han Sin mengelak sambil
berloncatan ke sana sini , kemudian kakinya mencuat dan sebuah tendangan kilat
mengenai dada Lui Sun Ek yang
membuat pemuda itu terjengkang .
Pada saat itu Cu Sian sudah dapat bergerak karena Kim Lan menotok Ma Goat
sehingga tidak mampu bergerak dan cepat ia sudah melompat ke dalam dan
membebaskan totokan yang membuat Cu Sian tidak mampu bergerak . Begitu dapat
bergerak dan melihat Lui Sun Ek terjengkang roboh , kipas nya terlempar , Cu
Sian meloncat dan menyambar kipas itu .
kemudian bagaikan orang yang kemasukan setan , ia
berteriak-teriak , memaki-maki dan kipas yang bergagang baja itu menghujani
tubuh dan muka Lui Sun Ek !
Lui Sun Ek menjerit-jerit kesakitan , mukanya berlumuran darah dan bajunya
robek-robek , akan tetapi Cu Sian terus menusuk-nusuk dan memukul-mukulkan
gagang kipas sampai dia tidak mampu bergerak lagi dengan muka hancur dan
tubuh penuh luka . Akan tetapi , Cu Sian belum juga mau berhenti , agaknya ia
hendak melumatkan tubuh pemuda itu .
Melihat ini Han Sin melompat dan memegang lengan
kanannya . " Cu Sian , cukup ! Dia sudah mati .... !" katanya bergidik melihat keadaan tubuh
pemuda yang tadinya tampan dan
pesolek itu . Cu Sian menangis tersedu-sedu , akan tetapi Ma Goat yang berdiri di luar pintu
seperti patung tidak mampu bergerak ."
Engkaupun perempuan jalang yang pantas di bunuh ! "
bentaknya dan ia sudah melompat dan menyerang Ma Goat
dengan kipas yang berlumuran darah itu .
Akan tetapi Han Sin kembali menangkis dan memegang
lengannya . " Jangan , Cu Sian . Jangan bunuh ia . Aku sudah berjanji kepadanya
dan ia pernah menyelamatkan nyawaku
dahulu !" katanya dan dengan tangan kiri masih memegangi dan menahan tangan
kanan Cu Sian yang mengamuk , Han
Sin menggunakan tangan kanannya untuk membebaskan
totokan pada diri ma Goat .
" Cepat kau pergi kalau kau tidak ingin mati !" kata Han Sin
. Ma Goat tahu diri . Ia bergidik ngeri melihat Lui Sun Ek mati seperti itu
dengan wajah hancur dan tubuh penuh luka . Ia tahu bahwa Cu Sian tentu akan
membunuhnya . Gadis itu seperti telah menjadi gila . maka setelah dibebaskan dari totokan tanpa menanti
perintah dua kali ia sudah melompat dan melarikan diri sekuat tenaga
meninggalkan tempat yang mengerikan itu . Ketika para anak buah yang tadi tidak
dapat mencegah kedatangan Kim Lan yang menyihir mereka
berdatangan untuk mengeroyok , mereka disambut amukan
tiga orang itu dan lari kocar kacir mencari keselamatan .
Cu Sian mengamuk sambil menangis terus , dan ketika
mereka berlari , ia mengejar dan membunuh sebanyak
mungkin orang yang dapat ia lakukan .
" Cu Sian , sudahlah , sudah cuku engkau membunuh orang
! " kembali Han Sin yang mencegahnya .
Melalui cucuran air matanya , Cu Sian memandang kepada
Han Sin . Kipas berlumuran darah masih berada di tangannya .
" Kau ... kau membiarkan perempuan jahanam itu pergi ..........
!" teriaknya dan dengan marah ia membanting kipas itu lalu meloncat pergi
meninggalkan Han Sin . " Sian-moi .... !" Han Sin hendak mengejar .
" Tidak ada gunanya dikejar !" kata Kim Lan dengan suara lembut berwibawa dan
Han Sin menahan kakinya , membalik dan memandang gadis berpakaian putih itu .
" Kenapa ia " Aku khawatir ia ........terguncang jiwanya dan sakit .... "
" Hem , apakah engkau tidak dapat menduga apa yang
telah terjadi kepada diri Cu Sian yang bernasib malang itu "
Dunia rasanya kiamat baginya . Ia membunuh pemuda itu
dengan penuh kebencian untuk melaksanakan dendamnya .
Kau tidak dapat menduga ?" .
" Aku ... aku tidak mengerti . Ia di tangkap sebagai sandera oleh mereka untuk
membuat aku menyerah "
" Hem , kalau saja engkau tidak menyerah , tentu hal itu tidak akan terjadi " .
" Tapi ia tentu akan di bunuh oleh mereka " .
" Dibunuh masih lebih ringan daripada penderitaan yang
kini ia alami " . " Eh , mengapa begitu " Apa yang terjandi dengannya ,
Lan-moi ?" . " Sin-ko , engkau sungguh masih hijau kalau tetap tidak mengerti . Cu Sian
mengalami malapetaka yang paling hebat bagi seorang gadis . Ia telah diperkosa ,
di nodai oleh jahanam yang dibunuhnya itu " .


Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

" Ahhhh .......!" Wajah Han Sin tiba-tiba menjadi pucat , lalu merah sekali . "
Keparat jahanam ! Pantas saja ia menjadi begitu marah dan benci . Kasihan sekali
Cu Sian !" . " Bukan hanya kasihan saja , han Sin . Engkau harus
berbuat sesuatu . Kau tahu , Cu Sian amat mencintaimu , mencinta dengan seluruh
jiwa raganya . Maka , dapat
kaubayangkan ketika ia di nodai orang , dan ia mengira
engkau pasti mengetahui pula . Hancur hatinya dan hanya engkau yang mampu
mengobati kehancuran hatinya itu " .
" Aku " Bagaimana caranya ?" .
" Ia amat mencintamu . Engkau harus mengawininya untuk
menebus aib yang menimpanya " .
Han Sin terbelalak , memandang kepada Kim Lan dengan
hati berdebar tidak karuan . Sampai lama dia tidak menjawab , lalu ketika dia
bicara suaranya gemetar .
" Itu tidak mungkin ! Aku .... Aku menyayangnya seperti
saudara , sejak aku mngira ia seorang pemuda , aku
menyayangnya seperti sorang adik " .
" Tapi ia amat mencintaimu dan kalau engkau tidak
mengawininya , kiamatlah dunia ini untuknya " .
" Tapi , Lan-moi . Tidak tahukah engkau " Aku .... Aku
selama hidupku baru satu kali jatuh cinta dan hanya akan mencinta wanita satu
kali saja . Aku mencinta engkau , Lan-moi , sejak pertemuan kita yang pertama
kali ! Bagaimana engkau menuruh aku menikah dengan Cu Sian " Dan akupun
tidak buta , Lan-moi . Aku tahu dan yakin bahwa engkaupun cinta padaku .... " .
" Tidak .... Tidak .... !" .
" Engkau tidak dapat membohongiku , Lan-moi , engkau
tidak dapat menyangkal . Aku dapat melihat cintamu melalui pandang matamu , Lan-
moi , kalau kita saling mencinta , kenapa engkau menyuruh aku menikah dengan
gadis lain ?" . " Tidak , Sin-ko . Aku tidak mau , tidak ingin merusak hati Cu Sian yang
demikian berbudi . Ia seorang gadis yang baik sekali dan ia mati-matian
mencintaimu , Sin-ko . Engkau harus mengawininya , Sin-ko . Aku sendiri kelak
akan membencimu dan membenci diri sendiri kalau engkau tidak mau
mengawininya dan menghancurkan hati Cu Sian yang penuh
cintakasih kepadamu itu . Nah , cepat kejarlah Cu Sian ! "
Setelah berkata demikian . Kim Lan berkelebat pergi .
" Lan-moi , tunggu .......!"
" Cukup , aku tidak mau lagi bicara . Jangan mengejarku !"
kata gadis itu dengan suara bercampur isak dan Han Sin
menahan larinya . Tidak akan baik jadinya kalau dia mengejar dan memaksa , maka
diapun hanya berdiri bengong ,
mengikuti bayangan gadis itu dengan pandang mata sedih dan sayu .
Apa yang harus dia lakukan " Menuruti permintaan Kim Lan
, mengejar Cu Sian dan mengawini gadis itu " Tidak , mungkin hal ini dia lakukan
! Bukan karena Cu Sian telah ternoda . Hal
itu sama sekali tidak menjadi alasan karena Cu Sian ternoda diluar kehendaknya .
Akan tetapi bagaimana dia dapat
mengawini Cu Sian kalau cintanya kepada Cu Sian seperti kepada seorang adik ,
kalau cintanya hanya kepada Kim Lan seorang "
Dia menghela napas berulang-ulang , kemudian teringat
akan urusannya sendiri , teringat akan kematian ibunya seperti yang di dengarnya
dari Panglima Coa Hong Bu . Ibunya
terbunuh oleh seorang yang mempergunkan Hek-liong-kiam , berarti pembunuh
ayahnya juga pembunuh ibunya . Dan
kemana lagi mencari pembunuh ibunya kalau tidak di kota raja
, di tempat ibunya terbunuh " Setelah berpikir demikian , dia lalu mengambil
keputusan untuk pulang ke rumah ibunya .
***** " Suhu , terimahlah hormat teecu ( murid ) !" Han Sin
menjatuhkan diri berlutut di depan kaki Tiong Gi Hwesio .
Hwesio yang sudah tua itu nampak heran , cepat
membangunkan pemuda itu dan memandang dengan mata
tuanya yang sudah dihiasi alis yang putih semua .
" Omitohud ..... Sicu siapakah ?" tanyanya .
" Suhu , apakah suhu sudah lupa kepada teecu " Teecu
adalah Cian Han Sin " .
" Omitohud .... ! Akhirnya engkau pulang juga , Han Sin .
Ibumu ... " Hwesio itu meragu untuk melanjutkan kata-
katanya . " teecu sudah mendengar dari Panglima Coa Hong Bu
bahwa ibu tewas terbunuh . Karena itulah maka teecu pulang untuk melakukan
penyelidikan , siapa gerangan yang
membunuh ibu dan mengapa pula ibu dibunuh orang .
Barangkali suhu dapat memberi petunjuk kepada teecu " .
" Omitohud ! Pin-ceng menyesal sekali bahwa pinceng
tidak dapat memberi petunjuk apapun kepadamu , han Sin .
Pinceng tidak mengetahui ketika peristiwa itu terjadi . Kepada Panglima Coa Hong
Bu yang datang ke sini , pin-ceng juga tidak dapat memberithu apa-apa . Kalau
kau ingin menyelidik , pergilah ke rumahmu . Di sana masih ada Cio Si , pembantu
Ibu mu itu dan hanya ia yang berada di rumah ketika
pembunuhan itu terjadi . Pergi dan tanyalah kepadanya Han Sin . Semoga engkau
berhasil . Han Sin menghaturkan terima kasih lalu meninggalkan kuil itu , menuju ke rumah
ibunya . Dia merasa terharu melihat rumah itu masih dipelihara dengan baik dan
segera dia dapat bertemu dengan Cio Si yang menjadi penghuni tunggal rumah itu .
Tidak seperti Tiong Gi Hwesio , Cio Si segera
mengenalnya dan begitu bertemu dengan majikan muda itu , ia menangis dan
merangkul kaki Han Sin . Pemuda itu mengangkatnya bangun dan berkata dengan
tenang . " Sudahlah , Cio Ma , tidak ada yang perlu di tangisi lagi . Sekarang
persiapkan alat-alat sembahyang , antarkan aku ke kuburan ibu dan di sana nanti
kita bicara " . Tergopoh-gopoh Cio Si mempersiapkan segala keperluan
sembahyang secara sederhana dan tak lama kemudian , tanpa bicara , mereka berdua
pergi mengunjungi makam nyonya Ji Goat , ibu kandung Han Sin . Di depan makam
ibunya Han Sin bersembahyang dan duduk bersila terpekur sampai beberapa
lamanya . Kemudian dia bangkit dan mengajak duduk Cio Si di depan makam .
" Nah , Cio-ma , sekarang ceritakan apa yang kau lihat dan dengar , apa yang kau
ketahui tentang pembunuhan itu " .
" Baru sekarang saya berani bercerita kepadamu , kong-cu .
Ketika orang-orang bertanya , saya tidak berani bercerita karena takut di bunuh
penjahat itu . Bahkan kepada Panglima yang datang menanyai saya , saya hanya
mengatakan bahwa ibumu dibunuh orang yang memakai pedang hitam . Itu saja "
. " Jadi engkau tahu lebih banyak lagi " Nah , ceritakan
kepadaku semuanya , Cio-ma " .
" Ketika itu ibumu sedang berlatih silat . Ketika penjahat itu datang , saya
ketakutan dan bersembunyi di balik semak-semak . Penjahat itu minta kitab yang
namanya saya lupa lagi , pendeknya minta kitab agar jangan terjatuh ke tangan Kaisar Yang Ti . Ibumu
menolak dan mereka berkelahi . Orang itu lalu mengeluarkan sebatang pedang hitam
berkilauan dan ibumu tertusuk dan roboh tewas . Kemudian orang itu masuk ke rumah , agaknya
menggeledah karena barang-barang di
rumah acak-acakan , lalu pergi . Barulah saya berani keluar dan memanggil
tetangga , melapor kepada Tiong Gi Hwesio " .
" Bagaiman wajah pembunuh itu " Berapa kira-kira usianya dan bagaimana pula
perawakannya " "
" Ketika itu , usianya sekitar empat puluh lima tahun , wajahnya gagah dan
tubuhnya sedang dan tegap . Pakaiannya juga indah sekali .... "
" Pakaian Panglima ?" .
" Bukan , pakaian biasa kong-cu " .
" Hem , apakah ada tanda atau cirri khusus yang membuat dia mudah di ingat atau
di kenal ?" . " Wajahnya hanya gagah , akan tetapi biasa saja . Akan
tetapi ada satu hal yang penting sekali dan belum saya
beritahukan kepada orang lain , kong-cu . Ketika mereka berkelahi , ibumu
menyebut orang itu sebagai Lui-sute ( adik seperguruan Lui )" .
" Lui-sute ...." Hemmm , setahuku ibu tidak mempunyai
seorang adik seperguruan " . Han Sin melamun dan
mengingat-ingat , akan tetapi tetap dia tidak dapat menduga siapa Lui-sute itu .
" Ibumu juga mengatakan bahwa orang itu pembunuh
ayahmu , kong-cu " .
" Hemmm ... " Karena tidak ada keterangan lain yang lebih jelas , maka dia
berpikir keras . Pembunuh ayahnya " Menurut keterangan Tarsukai , ketika ayahnya
roboh , dia didekati seorang perwira sui . Mungkin itukah pembunuhnya yang
bermarga Lui itu " Seorang perwira " Dia harus menyelidiki kalau-kalau ada
seorang perwira Lui yang dulu ikut ayahnya berperang ke sebelah utara Shan-si .
Setelah pulang ke rumahnya , mulailah han Sin melakukan penyelidikan . Dengan
bertanya-tanya , akhirnya die
mendengar bahwa dahulu memang ada perwira Lui yang
menjadi pembantu ayahnya ketika berperang ke utara . han Sin menjadi girang
sekali mendengar keterangan bahwa
perwira Lui itu lihai sekali dan juga usianya sekitar lima puluh tahun kurang .
Akan tetapi ketika die melakukan penyelidikan lebih jauh , dia mendengar bahwa
panglima Lui itu sedang melakukan perjalanan mengawal Kaisar Yang Ti ke utara .
Kaisar Yang Ti berkenan memimpin pasukan melakukan
pembersihan ke Shan-si utara ! .
Tidak ada lain jalan bagi Han Sin kecuali melakukan
pengejaran ke utara . kalau benar perwira Lui itu yang telah membunuh ayah
ibunya , dia harus berhati-hati sekali , apalagi perwira itu sedang melakukan
pengawalan atas diri Kaisar !
Setelah berkunjung lagi ke makam ibunya dan berpamit dari Tiong Gi Hwesio , Han
Sin lalu meninggalkan kota raja untuk kembali ke utara mengikuti jejak perwira
Lui yang mengawal Kaisar menggerakkan pasukan ke utara .
***** Beberapa hari kemudian , ketika dia berjalan melalui jalan sunyi di sebuah bukit
, dia melihat seorang kakek melangkah terhuyung-huyung . nampaknya orang itu
menderita sakit dan hamper roboh . Melihat ini Han Sin cepat menghampirinya dan
masih sempat mencegahnya roboh dengan merangkul
pundaknya . Ternyata dia seorang yang sudah tua sekali , kepalanya gundul dan
jubahnya menunjukkan bahwa dia
seorang hwesio . " Lo-suhu , engkau kenapakah ?" Tanya Han Sin khawatir
melihat wajah ayang amat pucat dan napas yang terengah-
engah itu . Aneh , Hwesio yang kesakitan itu malah tertawa ! .
" Ha-ha-ha , omitohud .... Agaknya Sang Budha masih
menolong pinceng ... tidak mati tanpa ketahuan orang ... " Dia terengah-engah , akan
tetapi mulutnya masih tersenyum lebar
. Sikap ini saja sudah amat menarik hati Han Sin dan
menimbulkan rasa hormat dan sukanya .
Dia membantu hwesio tua itu duduk bersila di tepi jalan di atas rumput , bahkan
dia membantu dengan penyaluran
tenaga saktinya untuk mengobati luka dalam tubuh hwesio itu
. Akan tetapi hwesio itu menolak setelah kaget sejenak
merasakan getaran tenaga dalam yang amat kuat .
" Omitohud ... engkau seorang pemuda yang sakti ! Akan
tetapi ... percuma saja , aku tidak akan dapat disembuhkan .
Dengar , orang muda , pinceng bernama Thian Ho Hwesio ...
dan pinceng sudah mau mati . Mudah-mudahan engkau
seorang pendekar yang sudi memenuhi permintaan seorang
yang mau mati ...... " .
" Katakanlah , lo-suhu . Kalau saya dapat melakukannya , tentu akan saya lakukan
" . " Omitohud ... ha-ha , engkau ternyata seorang pemuda
yang teliti dan baik . Pin-ceng bertemu Pak-te-ong dan See-thian-mo . Mereka
hendak membunuh Kaisar dan mengajak
pinceng . Ketika pin-ceng menolak , mereka lalu mengeroyok pin-ceng . Mereka
terlalu tangguh bagi pinceng sehingga pinceng terluka .... " Kembali ia terengah-
engah karena telah mengeluarkan banyak tenaga untuk bicara .
" Hemm , mereka memang bukan orang baik-baik . Lalu
apa pesan lo-suhu ?" .
" Pinceng mempunyai seorang murid , akan tetapi keadaan murid itu penuh rahasia
... tolonglah , tolong ia agar bertemu dengan orang tuanya .... " .
" Akan tetapi bagaimana saya dapat lo-suhu ?"
" Datangi ketua Thian-li-pang . Ketua itu yang dahulu
menculik muridku ketika masih kecil dan pin-ceng menolong anak itu . tanyakan
kepada ketua Thian-li-pang siapa orang tua anak itu ... engkau memiliki kepandaian
, tentu dapat memaksanya mengaku .... " .
" Ahhh ..... terima kasih , kini pin-ceng dapat mati dengan lega dan rela .... " .
Pendeta itu yang duduk bersila lalu memejamkan kedua matanya dan napasnya
terhenti ! . Han Sin teringat bahwa dia belum menanyakan nama murid
itu , maka dia lalu mengguncang pundak hwesio itu . " Losuhu .... ! Lo-suhu ,
jangan mati dulu , aku ingin bertanya ....!"
. Akan tetapi tubuh itu biarpun masih hangat , sudah tidak bergerak lagi . Han Sin
dengan cepat lalu menotok beberapa jalan darah kea rah jantung dan kekek itu
membuka matanya . " Omitohud . pin-ceng sudah mulai berjalan pulang , kenapa kau panggil lagi ?"
hwesio itu menegur . " Maaf , lo-suhu . Lo-suhu belum menceritakan siapa nama murid lo-suhu !"
" ha-ha-ha , oh , itu " Namanya Lan Lan .. Lan ... Lan ... "
dan dengan nama muridnya di bibir kakek itu terkulai lehernya dan tewas dalam
keadaan masih duduk bersila .
Han Sin tertegun dan terbelalak . Dia tahu bahwa kakek itu sudah tewas . Lan Lan
" Siapa lagi kalau bukan Kim Lan " Jadi Kim Lan murid kakek saneh yang ternyata
sakti bukan main ini sehingga ketika matipun dalam keadaan bersila " Timbul
semangatnya untuk melaksanakan pesan kakek itu . Tanpa di pesan juga dia akan
rela melaksanakannya demi kepentingan Kim Lan . Jadi Kim Lan adalah seorang anak
yang dulu di culik oleh Ketua Thian li pang , kemudian di pungut sebagai murid
oleh hwesio ini dan tidak mengenal ayah bunda sendiri "
Sungguh kasihan ! . Han Sin mengubur jenazah kakek itu dengan baik- baik . Di atas makam itu dia
menancapkan sebatang kayu besar dan dia mengukirnya dengan kata-kata : MAKAM
GURU KIM LAN . Setelah itu dia lalu memberi hormat kepada makam itu dan pergi . Thian li pang
adalah perkumpulan pendeta wanita yang terkenal gagah perkasa dan termasuk
perkumpulan bersih . bagaimana ketuanya dapat melakukan penculikan terhadap
seorang anak kecil " Tentu ada rahasianya ! .
Di lereng Thian San terdapat perkumpulan Thin li pang .
Sejak dulu , ketika masih diketuai oleh mendiang Im Yang T0-
kouw , Thian li pang terkenal sebagai perkumpulan wanita-wanita gagah , para to-
kouw ( pendeta wanita To ) yang
bertindak sebagai para pendekar wanita yang galak dank eras hati . Setelah kini
di pegang oleh murid mendiang Im-yang Tokouw , perkumpulan itu terkenal lebih
keras lagi . Keras peraturannya terhadap muri-muridnya . Para murid yang
jumlahnya ada lima puluh orang lebih itu bukan saja dilarang untuk menikah ,
bahkan kalau kelihatan bicara dengan laki-laki saja akan di hokum ! Dan terhadap
dunia luar merekapun bersikap keras , terutama sekali terhadap para penjahat , para murid Thian li
pang tidak pernah memberi ampun ! .
Seperti telah diceritakan di bagian depan , Kang Sim Tokouw dahulu ketika masih
muda bernama Yap Ci Hwa ,
seorang wanita yang berhati keras dan bengis . Setelah kini menjadi ketua , ia
menjadi lebih keras hati lagi . Akan tetapi diam-diam ia telah menyimapn suatu
rahasia dihatinya , yang kadang membuat ia nampak berduka dan menyesal bukan
main . Suatu dosa yang baginya kadang-kadang amat


Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyiksa . Ia pernah menculik puteri dari sumoinya sendiri , yaitu Ciang kwi
yang sekarang menjadi ketua Hwa li pang di Hwa-san . ia bahkan telah membunuh
secara diam-diam suami sumoinya itu , kemudian ia menculik anak perempuannya !
Dosa ini selalu menghantuinya dan membuat ia yang usianya baru lima puluh tahun
itu nampak seperti sudah tujuh puluh tahun ! .
Tidak sukar bagi Han Sin untuk mendapatkan keterangan
dari para penduduk dusun di kaki gunung Thian-san di mana adanya Thian li pang .
Semua orang tahu belaka . Para
pendeta wanita dari Thian-li-pang memang terkenal sebagai orang-orang dermawan
yang suka menolong penduduk ,
membasmi penjahat , memberi obat dan bahkan memberi
uang . Para penduduk juga selalu naik ke lereng dimana Thian
li pang mempunyai sebuah kuil untuk bersembahyang . akan tetapi tentu saja yang
diperbolehkan datang ke kuil hanyalah kaum wanita saja . Laki-laki dilarang
keras naik ke kuil , bahkan tidak boleh menaiki lereng yang menjadi wilayah
Thian li pang . Setelah mendapat keterangan dari para penduduk dusun
dimana letaknya Thian li pang , disertai peringatan pria dilarang keras naik ke
sana . Han Sin lalu mempergunakan kepadandaiannya untuk berlari cepat mendaki
tempat itu . Kuil itu berada di lereng bukit dan dari jauh saja sudah nampak
tembok kuil dan pagarnya yang putih bersih .
Baru saja tiba di depan pintu gerbang , Han Sin sudah
berhadapan dengan dua belas orang pendeta wanita anggota Thian li pang . Mereka
terdiri dari wanita yang berusia antara dua puluh sampai tigapuluh tahun dan
diam-diam Han Sin merasa heran . Semua pendeta wanita itu sungguh amat
sederhana , baik sanggulnya , jubahnya maupun wajahnya
yang sama sekali tidak berbau bedak maupun pemerah .
Padahal diantara mereka banyak yang memiliki wajah yang lumayan cantiknya . Dia
cepat-cepat mengangkat kedua
tangan memberi hormat . Akan tetapi seorang di antara para to-kouw itu , yang
berusia tiga puluh tahun , sudah
membentaknya dengan suara halus namun galak .
" Agaknya engkau tidak tahu bahwa di sini merupakan
tempat larangan untuk kaum pria . Hayo cepat menggelinding turun dari sini
sebelum kami menggunakan kekerasan !" .
Jarak antara Han Sin dan para to-kouw itu ada lima meter dan mendengar bentakan
itu , han Sin melangkah maju untuk menghampiri sambil tersenyum . Melihat ini ,
para to-kouw itu cepat melangkah mundur menjauhi .
" Maaf , kenapa cu-wi to-kouw menjauhiku " Aku bukan
seorang yang menderita penyakit menular . Aku datang
hendak bicara dengan ketua kalian . Bukankah ketua kalian yang bernama Kang Sim
T-kouw ?" . " Jangan mendekat atau kami akan membunuhmu ! "
Bentak pimpinan to-kouw itu . " Ketua kami tidak sudi bertemu dan bicara dengan
seorang pria . Pergi lah sebelum terlambat
!" . " Heiiii , apakah kalian benar-benar demikian membenci
pria " " Tanya Han Sin sambil tersenyum .
" Kami membenci semua pria mati-matian !" mereka
menjawab dengan suara hiruk pikuk dan Han Sin tertawa
bergelak . Para to-kouw itu merasa heran dan marah
mendengar pemuda itu tertawa .
" mengapa kau tertawa " Manusia tidak sopan !" .
" Mengapa aku tertawa " Tentu saja tertawa melihat
kelucuan kalian . Kalian berkata membenci semua pria .
Apakah kalian tidak mempunyai ayah kandung " Apakah kalian juga membenci dan
membunuh ayah kandung kalian . Juga
kakek kalian , saudara kalian yang laki-laki , Keponakan kalian yang laki-laki ,
saudara misan kalian , kakak ipar kalian , adik laki-laki kalian , paman kalian
... " . " Cukup ! Cepat pergi atau kami akan menyerangmu !"
bentak pemimpin itu sambil menoleh ke kanan kiri dengan sikap ketakutan .
" Ha-ha-ha , kalian seperti sekumpulan kucing yang
ketakutan . Ingin aku bertemu dengan ketua kalian , maka panggillah ia keluar .
Aku tidak ingin berurusan dengan kalian
!" . " Minggatlah !" Bentak pimpinan itu dan iapun sudah
menerjang ke depan , menyerang Han Sin dengan sebatang
pedangnya . Han Sin miringkan tubuhnya dan ketika dia
menggerakkan tangannya , to-kouw itu terpelanting roboh .
Semua to-kouw menjadi kaget dan marah dan duabelas orang itu serentak menyerang
Han Sin dengan pedang mereka .
Han Sin tidak tega untuk melukai mereka , maka ia hanyak mengelak dan
menangkis , dan mendorong mereka sehingga
mereka berpelantingan tanpa menderita luka-luka .
Beberapa orang dari mereka cepat lari ke dalam untuk
memberi laporan . Tak lama kemudian , terdengar bentakan nyaring , " hentikan
semua pengeroyokan !" .
Para to-kouw yang sudah jatuh bangun itu lalu mundur dan berdiri dengan muka
merah di belakang seorang to-kouw tua yang baru muncul . To-kouw ini berusia
kurang lebih lima puluh tahun . wajahnya nampak kaku dan galak , matanya
seperti mata harimau . Inilah Kang Sin To-kouw yang dahulu bernama Yap Ci Hwa .
Dengan tegak ia memandang Han Sin
kepalanya di angkat dan matanya tajam menyelidik . Tangan kirinya memegang
sebatang kebutan bulu hitam , tangan
kanannya memegang pedang . Sebetulnya wanita itu tidaklah buruk , bahkan di
waktu mudanya tentu manis , akan tetapi karena wajah itu diselimuti kekerasan
dan kekakuan , maka nampak buruk dan kelaki-lakian .
" Bocah kurang ajar ! Siapa engkau berani membikin kacau Thian li -pang !"
bentak Kang Sim To-kouw dengan bengis .
" Katakan namamu agar engkau jangan mati tanpa nama !"
. Han Sin tersenyum lebar . Kini mengertilah dia mengapa
para to-kouw itu begitu ketakutan . Ternyata ketua mereka memang bengis dan
galak . " Namaku Cian Han Sin dan aku tidak mau mati dulu , baik dengan atau tanpa
nama . Apakah lo-cian-pwe ini pang-cu dari Thian li pang ?" .
" benar , aku pang-cu dari Thian-li-pang , dan engkau telah melakukan
pelanggaran besar-besaran . Tidak saja engkau berani melanggar wilayah kami ,
akan tetapi engkau bahwa telah merobohkan murid-muridku . Sekarang engkau akan
mati di tanganku !" Kang Sim To-kouw lalu memberi tanda dengan tangannya dan
semua murid yang berjumlah kurang
lebih lima puluh orang itu sudah menyerbu semua ! Bergidik juga Han Sin di
keroyok wanita demikian banyaknya . Akan tetapi dia mengeluarkan kepandaiannya ,
tubuhnya bagaikan baja , kalau sampai terserempet pedang , maka pedang itu yang
terpental dan tangkisan tangannya membuat pedang
lawan terlempar jauh . hanya dengan dorongan tangan saja dia membuat anak buah
Thian li pang terjungkal roboh
tumpang tindih ! . " Semua mundur ! " Kang Sim To-kouw berseru ketika
melihat betapa muridnya seperti sekumpulan semut
mengeroyok seekor jangkrik saja . Para murid yang memang sudah jerih lalu
berkelompok mundur dan Kang Sim To-kouw yang cepat menggerakkan pedang dan
kebutannya menyerang dengan dahsyatnya ke arah Han Sin .
---000odwo000--- Jilid 16 Han Sin melihat bahwa ilmu kepandaian to-kouw ini cukup berat walaupun masih
kalah dibandingkan ketua Hwa-li-pang yang pernah di lihatnya bertanding melawan
keluarga gila dahulu itu . Dia pun menyambutnya dengan gerakan cepat
dan membiarkan wanita itu mengamuk dan menyerang
bertubi-tubi sampai tigapuluh jurus lebih . Dia hanya mengelak dan kadang
menangkis saja . " Lo-cian-pwe , perlahan dulu !" Han Sin meloncat ke
belakang . " Aku bukan orang jahat , aku hanya ingin
membicarakan sesuatu denganmu !" .
" Kalahkan dulu pedang dan kebutanku , baru kita bicara !"
kata to-kouw itu yang mengira bahwa pemuda itu menjadi
jerih . " Hemm , begitukah maumu " Baik !" kata Han Sin yang
tadinya tidak ingin membikin malu to-kouw itu dengan
mengalahkannya . Sekarang mau tidak mau dia harus
mengalahkan wanita berhati baja ini . Maka mulailah dia mengisi kedua tangannya
dengan tenaga Bu-tek Cin-keng dan begitu dia mendorong kedua tangannya , Kang
Sim To-kouw tidak mampu bertahan dan terdorong ke belakang , terhuyung dan
hamper roboh kalau beberapa orang muridnya tidak cepat merangkulnya .
Diam-diam Kang Sim To-kouw terkejut bukan main . Tak
disangkanya ia akan di kalahkan demikian mudahnya oleh
seorang pemuda ! . " nah , lo-cian-pwe , apakah engkau akan menjilat ludah sendiri dan tidak
memenuhi janji untuk mendengarkan
pembicaraanku ?" . Dengan cemberut Kang Sim To-kouw mendengus . "
Masuklah dan mari kita bicara !" katanya karena di depan
semua muridnya sudah jelas ia telah dikalahkan dan tentu saja ia tidak ingin
mengingkari janji . Ia masuk ke dalam kuil dan di ikuti oleh Han Sin . Setelah berada di ruangan
dalam , mereka duduk berdua berhadapan dan Kang Sim To-kouw berkata ketus , "
Nah , katakana apa yang hendak kau bicarakan ?" .
Han Sin senang melihat bahwa di situ tidak ada orang lain sehingga dia dapat
leluasa bicara . Dia tersenyum ,
memandang tajam lalu berkata perlahan , " Pang-cu , aku datang ingin
membicarakan tentang dosamu yang amat besar
!" . Sepasang mata itu terbelalak dan muka itu berubah merah sekali karena marahnya .
" Orang muda ! Apakah karena
sudah dapat menang melawan aku engkau lalu boleh main-
main sesuka hatimu " Jangan kurang ajar !" .
" Maaf , pang-cu . Aku tidak main-main . Aku bicara
sejujurnya . Aku tahu apa yang kau lakukan belasan tahun yang lalu . Mungkin
tidak ada orang lain yang mengetahui , akan tetapi aku tahu benar bahwa engkau
telah melakukan dosa besar sekali !" .
Kini wajah yang tadinya merah berubah agak pucat dan
pandang matanya penuh selidik . " Hemm , coba katakana , dosa apa yang telah
kulakukan ?" . " Engkau telah menculik seorang anak perempuan yang kau tinggalkan di dalam
hutan !" . Wajah itu menjadi pucat sekali dan otomatis wanita tua itu menoleh ke kanan kiri
untuk melihat apakah pembicaraan
mereka ada yang mendengarkan . Setelah yakin bahwa di situ tidak ada orang
lain , ia memandang kepada Han Sin .
" Kau bohong ! Kau ngawur dan melakukan fitnah !" Akan
tetapi teriakannya dilakukan dengan suara bisik-bisik .
Han Sin tertawa . " Pang-cu engkau seorang ketua dan
seorang pendeta wanita . sungguh tidak pantas sekali apa yang kau lakukan itu .
Akan tetapi Thian adil . Perbuatanmu itu ada yang melihat nya dan anak perempuan
itu kini telah menjadi seorang gadis dewasa yang berilmu tinggi sekali . Apa
yang akan dilakukannya kalau ia kuberitahu bahwa engkau dulu menculiknya ?" .
Kang Sim To-kouw merasa tersudut dan akhirnya ia
menghela napas panjang . Memang perbuatannya itu selalu menghantuinya dan ia
merasa menyesal bukan main .
" Cian Han Sin , lalu apa yang akan kau lakukan ?" .
" Hem , aku tidak akan menceritakan kepada siapapun juga asal engkau suka
memenuhi permintaanku " .
" Apa yang kau kehendaki ?" .
" Aku ingin mengatakan siapa orang tua anak itu !" .
" Kalau aku tidak mau memberitahu "
" Akan kusiarkan ke seluruh dunia kang-ouw bahwa pang-
cu dari Thian-li-pang yang terhormat itu ternyata hanyalah seorang penculik anak
kecil , seorang penculik yang kejam , juga akan ku beritahukan kepada gadis itu
agar ia sendiri yang menuntut balas ke sini .
Dan jangan harap kalian semua akan mampu
menandinginya ! Ia lebih lihai daripada aku !" kata Han Sin mengancam .
Wajah itu semakin pucat dan berulang kali ia menghela
napas panjang . " Baiklah , akan kuberitahu kepadamu sendiri
" . Bocah itu adalah anak dari sumoiku sendiri " .
" Siapa sumoimu ?"
" Namanya Ciang Hwi , sekarang bernama Pek Mau To-
kouw ........" " Pek Mau To-kouw ketua Hwa-li-pang di Hwa-san " " Han
Sin memotong dan mengangguk sambil menundukkan
mukanya . " Akan tetapi ... mengapa .... ?"
" Jangan Tanya mengapa .... Aku akan menjadi gila karena
iri hati .... " . Dan tiba-tiba to-kouw itu menangis sesunggukan , tanpa
suara . Han Sin dapat melihat betapa to-kouw itu menyesali
perbuatannya , maka diapun merasa kasihan . " Penyesalan saja tiada gunanya ,
pang-cu . Yang penting pang-cu harus berani mengakui kepada sumoimu dan minta
maaf . Aku mengenal Pek Mau To-kouw dan ia adalah seorang yang
berbudi mulia . Tentu ia akan suka memaafkanmu " .
Kang Sim To-kouw mengangguk ." Maukah engkau
menemaniku mengunjunginya ?"
" Tentu saja . Mari kutemani engkau berkunjung ke Hwa-li-pang " .
Kang Sim To-kouw lalu menghentikan tangisnya . Ia
memanggil para murid kepala dan berpesan agar mereka
menjaga Thian-li-pang baik-baik karena ia hendak pergi
bersama Han Sin . Para murid memandang heran akan tetapi tidak ada yang berani
bertanya . Pada hari itu juga , Kang Sim To-kouw berangkat bersama Han Sin menuju ke Hwa-
li-pang . Kalau bukan karena urusan itu menyangkut diri Kim Lan , tentu Han Sin
tidak mau bersusah payah menemani pang-cu itu ke Hwa-san .
***** Kedua orang to-kouw itu saling berhadapan dan saling
pandang sampai beberapa lamanya . Akhirnya Kang Sim To-
kouw yang mendahului memanggil . " Sumoi ..... !" .
Pek Mau To-kouw terbelalak , merasa seperti dalam mimpi .
Tadinya ia tidak mengenal siapa to-kouw yang berdiri di depannya itu karena
sudah nampak tua sekali , seperti telah berusia tujuhpuluh tahun . Akan tetapi
setelah Kang Sim Tokouw memanggilnya , barulah ia menyadari bahwa yang
berdiri di depannya benar-benar Yap Ci Hwa atau Kang Sim To-kouw , sucinya . Ia
lalu maju merangkul dan berseru .
" Suci ..... ! Benarkah engkau ini , suci " Terima kasih
kepada Thian ! Suci mau datang ke sini berkunjung kepadaku
?" Mereka berangkulan kemudian Pek Mau To-kouw dapat
menguasai dirinya dan memandang kepada Han Sin .
" Suci datang bersama pemuda ini ... heiii , bukankah sicu ini pemuda yang dulu
datang bersama keluarga gila itu ?" .
Han Sin memberi hormat . " Benar pang-cu , Thian-li-
pangcu berkunjung untuk membicarakan hal yang teramat
penting kepadamu , maka harap kami diperbolehkan bicara di dalam " .
" Ah , mari , silahkan ! Silahkan masuk !" Pek Mau To-kouw menggandeng tangan
Kang Sim To-kouw yang masih terharu
melihat sambutan sumoinya yang dahulu di musuhinya dan
Han Sin mengikuti dari belakang . Mereka duduk dalam


Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ruangan tamu . " Hal penting apakah yang perlu dibicarakan ?" Tanya Pek Mau To-kouw dan ia
semakin heran melihat betapa tiba-tiba saja sucinya menangis .
" Eh " Suci , engkau kenapakah " Orang-orang seperti kita ini sudah tidak
semestinya lagi menangisi sesuatu . Segala sesuatu dalam dunia ini adalah
baying-bayang belaka , tidak ada yang perlu di susahkan " .
" Sumoi , aku datang untuk minta ampun kepadamu " .
Pek Mau To-kouw terbelalak memandang sucinya ,
kemudian menoleh kea rah Han Sin . Pemuda itu hanya
mengangguk-angguk saja . " Suci , apa-apaan ini " Akulah yang seharusnya minta maaf kepadamu bahwa selama
ini aku tidak mengunjungimu ,
bahkan sebaliknya hari ini engkau datang berkunjung . Kenapa minta ampun ?" .
" Sumoi , aku datang untuk membuat pengakuan akan
dosaku yang tak berampun kepadamu . Aku ....... Akulah yang telah menculik anak
perempuanmu dahulu " .
Betapapun tenang dan sabarnya ia , Pek Mau To-kouw
terlonjak kaget dan meloncat dari tempat duduknya . Sambil berdiri dengan muka
pucat ia memandang sucinya . " Akan tetapi ... kenapa ... kenapa kau lakukan itu ,
suci " Dan dimana ia sekarang " Diamana anakku ?" .
Han Sin berkata , " Jangan khawatir , pang-cu . Puterimu masih hidup dan
sekarang telah menjadi seorang gadis yang cantik jelita dan berkepandaian tinggi
. Kang Sim To-kouw menjatuhkan dirinya duduk di atas kursi lagi , merangkap
kedua tangan seperti menyembah dan berseru . " Terima
kasih kepada Thian ! Anakku masih hidup , achh , anakku masih hidup !" .
" Sumoi , maukah engkau memaafkan aku ?"
" Tentu saja , suci . Peristiwa itu sudah berlalu belasan tahun lamanya dan
anakku Lan Lan masih hidup ! Dimana ia sekarang ?" .
" Aku tidak tahu , sumoi dan Cian Han Sin inilah yang
mengetahui dimana ia " .
" Aku juga tidak tahu dimana ia sekarang . Akan tetapi aku akan mencarikan ia
untukmu , pang-cu . Tidak dapatkah pangcu menduga siapa anakmu itu " Pernah
pang-cu bertemu dengannya di sini !" .
" Ehhhh .... " Siapakah " Sudah ratusan orang gadis
kutemui di sini , yang datang bersembahyang .... " .
" Akan tetapi puterimu itu lain lagi . Ia sendiri tidak tahu bahwa engkaulah ibu
kandungnya . Puterimu itu adalah gadis berpakaian putih yang bernama Kim Lan itu
" . Kembali Pek Mau To-kouw melonjak kaget , akan tetapi kali ia kelihatan gembira
bukan main . " Ia .... ! Ah , terima kasih Tuhan , anakku menjadi gadis yang berbudi dan
sakti . Ah , sicu , dimana ia sekarang " Aku ingin bertemu dengannya !" .
" Tenanglah , pang-cu . Aku sendiri tidak tahu dimana ia sekarang ini , akan
tetapi aku berjanji akan membawanya ke sini bertemu denganmu !" .
Pek Mau To-kouw yang merasa bahagia sekali itu lalu
bangkit dan mengangkat kedua tangan depan dada memberi
hormat kepada Han Sin . " Terima kasih , Cian-sicu , engkau merupakan dewa
penolong bagiku !" .
Han Sin cepat membalas penghormatan itu . " aihh , pang-cu . Harap jangan
bersikap seperti itu . Ingat , ketika aku dijadikan tawanan keluarga gila itu ,
pang-cu juga telah ikut menolongku " .
" Akupun berterima kasih kepadamu , suci . Dengan
pengakuanmu ini , engkau telah mendatangkan kebahagiaan dalam hatiku dan itu
sudah cukup untuk menebus
kesalahanmu dahulu " , kata Pek Mau To-kouw bijaksana .
Akan tetapi tiba-tiba Kang Sim To-kouw melakukan sesuatu yang membuat Pek Mau
To-kouw dan Han Sin terkejut .
Ketua Thian-li-pang itu tiba-tiba menjatuhkan dirinya
berlutut didepan sumoinya sambil menangis !.
" Eh , apa yang kaulakukan ini suci ?" .
" Sumoi , dosaku tak berampun . Aku bukan hanya minta
ampun kepadamu , bahkan kalau sekarang juga engkau
membunuhku , aku rela untuk menebus dosaku , sumoi " .
" Suci , apa artinya ini ?" .
" Aku .... Aku yang telah membunuh Ang Cun Sek .... "
Nenek itu kini menangis sesunggukan .
Wajah Pek Mau To-kouw yang tadinya berseri dan
kemerahan saking bahagianya mendengar berita tentang
puterinya , kini mendadak pucat sekali dan matanya terbelalak
. Jadi , pembunuh suaminya adalah sucinya ini juga ! .
" aku ... aku menjadi gila .... Kemasukan setan karena iri
kepadamu sumoi ... " Kang Sim To-kouw menangis .
Pek Mau To-kouw menegakkan kepalanya dan suaranya
terdengar lembut namun ketus . " Hemm , aku tidak berhak memberi ampun
kepadamu , suci . Engkau telah membunuh
seorang manusia yang tidak berdosa . Kalau mau minta
mapun . mintalah ampun kepada Thian . Sekarang pergilah dan jangan berada di
sini lebih lama lagi !" Pek-Mau To-kouw mengusir sucinya yang mengaku telah
membunuh suaminya itu . Kang Sim To-kouw menangis . bangkit berdiri lalu berlari keluar sambil terus
menangis . Setelah Kang Sim To-kouw pergi , barulah Pek Mau To-
kouw tenang kembali dan ia merangkap kedua tangan depan dada .
" siancai ... terima kasih kepada Thian yang telah memberi kekuatan kepada
hambanya .... " katanya lirih .
Han Sin kagum sekali . To-kouw ini benar-benar telah
memiliki kekuatan batin yang menganggumkan sehingga
mendengar pengakuan orang yang membunuh suaminya tidak
menjadi mata gelap dan marah .
" Pang-cu , aku telah mengenal baik puterimu Kim Lan .... "
" Sebetulnya ia bernama Swi Lan , Sicu . Ang Swi Land an biasanya ketika kecil
menyebut diri sendiri Lan Lan " .
" Ah , begitukah " Aku telah mengenalnya dengan baik dan aku akan mencarinya
untukmu " . " Terima kasih , Cian-sicu . Engkau baik sekali . Akan tetapi bagaimana kalau ia
tidak percaya jika diberitahu bahwa aku adalah ibu kandungnya ?" .
" Hemmm , sulit juga . Bagaimana kalau ia minta bukti ?"
kata pula Han Sin ragu . " Saksi mata satu-satunya , yaitu Thian Ho Hwesio yang
menjadi gurunya , telah meninggal
dunia " . " Ah , aku ingat sekarang ! Anak itu mempunyai tanda
bercak hitam pada telapak kaki sebelah kanan ! Itulah
buktinya bahwa ia adalah puteriku " .
" Bagus ! Terima kasih pangcu . Aku mohon diri untuk
segera mencari jejaknya " .
" Selamat jalan , sicu , semoga engkau berhasil dan sekali lagi terima kasih
atas semua jerih payahmu " .
Han Sin lalu meninggalkan Hwa-li-pang dengan hati
gembira . Dia merasa menerima tugas yang amat
menggembirakan . Betapa hatinya tidak akan gembira " Dia akan dapat
membahagiakan hati gadis yang di cintainya itu dengan berita tentang ibu
kandungnya ini . ***** Kaisar Yang Ti melaksanakan niatnya untuk melakukan
pembersihan sendiri terhadap bangsa liar yang mengganggu tapal batas utara di
Shan-si utara . Kaisar Yang Ti membawa pasukan yang besar jumlahnya ,
tidak kurang dari sepuluh laksa orang . Akan tetapi Kaisar ini sama sekali tidak
dapat disamakan dengan mendiang ayahnya
, Kaisar Yang Cian yang merupakan seorang pendekar dan ahli perang . kaisar Yang
Ti sudah terbiasa dengan kehidupan yang berfoya-foya mengejar kesenangan
sehingga perjalanan memimpin pasukan inipun tidak ketinggalan ikut pula selir-
selirnya tercinta ! Perjalanan itu baginya bukan sebagai seorang panglima perang
, melainkan seorang yang pergi
berpesiar dengan selirnya untuk bersenang-senang .
Ketika tiba di Shan-si , Kaisar di sambut oleh Gubernur Shan-si , Li Goan . Akan
tetapi Li Si Bin tidak ikut menyambut , bahkan meninggalkan kota . Pemuda ini
muak melihat sikap kaisar yang demikian angkuh dan demikian royal . Pergi
berperang dalam kereta mewah berikut para selirnya . Dalam pandangan pemuda
putera gubernur ini , kaisar Yang Ti tidak patut menjadi orang yang di sembah-
sembah . Gubernur Li Goan dengan hati-hati memperingatkan Kaisar agar meninggalkan selir-
selirnya di Tai-goan dan melakukan pembersihan mengutus para panglimanya saja .
Akan tetapi Kaisar tidak ambil peduli . Dia hendak memimpin sendiri sambil
memamerkan kepada para selirnya betapa " gagahnya
" dia membuat aksi pembersihan para pemberontak .
Hal ini tentu saja menggirangkan hati Lui Couw . Sudah
lama sekali putera bekas Kok-su Toat-beng Giam-ong Lui Tat yang menjadi kok-su
kerajaan Toba ini menanti saat baik untuk membunuh Kaisar , menggulingkan
Kerajaannya dan kalau mungkin merampas tahta kerajaan ! Dia bercita-cita mendirikan kembali Kerajaan Toba yang
sudah jatuh . Dia sudah berhasil menyingkirkan penghalang utama , yaitu
Panglima Cian Kauw Cu dan sekarang dia mendapat
kesempatan baik sekali untuk membinasakan Kaisar . Dia tidak puas dengan hasil
usahanya menyeret Kaisar ke dalam
kehidupan yang hanya mengejar kesenangan belaka . Dan dia sudah menempatkan diri
dengan kedudukan sebaik mungkin
sehingga sebagai Panglima besar dia menyertai Kaisar Yang Ti mengadakan
pembersihan ke utara . dan diam-diam Lui Couw sudah mengadakan persiapan sebaik
mungkin . Dia sudah menyusupkan Pak-te-ong dan See-thian-mo menjadi prajurit karena kedua orang
datuk inilah yang bertugas membunuh
kaisar pada saatnya . Semua itu harus dilakukan dengan hati-hati sehingga kaisar seolah-olah terbunuh
oleh pemberontak . Gubernur Li Goan dan puteranya yang tidak mau
menghadap Kaisar Yang Ti memandang dengan hati prihatin
melihat kaisar mereka berangkat ke perbatasan di utara yang berbahaya . Mereka
tahu bahwa pihak Turki dan suku-suku Mongol sudah tahu akan gerakan pembersihan
itu dan mereka tentu sudah mengatur perang gerilya yang akan
membahayakan kedudukan pasukan Kaisar . Maka , Gubernur Li Goan lalu berunding
dengan puteranya dan akhirnya Li Si Bin memimpin pasukan istimewa untuk
membayangi pasukan kota raja itu dan melindungi kaisar kalau diperlukan .
Beberapa hari kemudian , pasukan yang sepuluh laksa
orang itu tiba di perbatasan utara , dekat dengan daerah Yakka . Akan tetapi
jauh hari sebelumnya Tar-sukai sudah
mendengar berita yang dikirim Li Si Bin akan datangnya
pasukan besar itu dan dia sudah mengosongkan
perdusunannya , bersembunyi di hutan-hutan dan mengatur barisan untuk melakukan
perang gerilya . Juga suku-suku lain dan Bangsa Turki yang berada
diperbatasan sudah menyingkir dan bersembunyi , akan tetapi bukan melarikan diri
melainkan bersiap-siap untuk melakukan perang secara bersembunyi-sembunyi .
Melihat dusun-dusun yang kosong , kesempatan baik ini
dipergunakan Lui-ciangkun untuk menghadap Kaisar Yang Ti .
" Hamba melaporkan bahwa para pengacau sudah pergi
meninggalkan dusun-dusun mereka dan melarikan diri , Yang Mulia . Kami tidak
menemukan seorangpun musuh " .
" Hemm , lalu bagaimana baiknya , Lui-ciangkun ?" Tanya kaisar .
" Kita harus membagi-bagi tugas dan pasukan menjadi
puluhan regu . Masing-masing melakukan pengejaran dan
pembakaran terhadap dusun-dusun yang di tinggalkan ,
membunuhi ternak yang kita temukan dan membakar habis
tanama mereka agar mereka mati kelaparan " .
Kaisar Yang Ti mengangguk-angguk . " bagus , akan tetapi kami ingin memimpin
pasukan sendiri untuk mengobrak-abrik dan membinasakan mereka !" kata Kaisar itu
dengan sikap gagah karena di situ para selirnya juga hadir dan
mendengarkan . " Tentu saja , Yang Mulia . Paduka akan memimpin
sepasukan pengawal istimewa dan juga hamba sendiri akan mengawal paduka ! Kita
boleh menghancurkan mereka sepuas hati paduka ! "
" Baik , kalau begitu lekas atur pemecahan pasukan menjadi rombongan-rombongan
agar semua perusuh dapat di cari dan dikejar lalu di basmi !" kata Kaisar Yang
Ti . Lui-ciangkun lalu memerintahkan para pembantunya untuk
memecah-mecah pasukan itu menjadi beberapa rombongan .
Dia memilih pasukan pengawal yang hanya terdiri dari dua ratus orang untuk
mengawal Kaisar dan tentu saja di
dalamnya terdapat Pak-te-ong dan see-thian-mo yang
menyamar sebagai prajurit . Dengan kedua pembantunya ini dia sudah mengatur
siasat . Malam nanti , ketika rombongan itu berhenti berkemah , dua orang
pembunuh itu akan mengenakan kedok dan akan melakukan pembunuhan .
Dengan demikian , tentu tidak akan ada yang mengira bahwa pembunuhnya adalah
orang-orang dalam , melainkan mata-mata yang dikirim musuh . Dengan kesaktian
mereka , andaikata ketahuan oleh pengawal , mereka akan mampu
memukul mundur para pengawal dan melanjutkan usaha
pembunuhan mereka sampai berhasil .
Setelah hari mulai gelap , mereka pun membuat
perkemahan dilereng sebuah bukit . Sama sekali mereka tidak tahu bahwa ada
ribuan pasang mata mengintai mereka sejak hari mulai gelap . Begitu malam tiba ,
Pak-te-ong dan see- thian-mo sudah mengenakan pakaian serba hitam dan
memakai topeng hitam pula . Akan tetapi sebelum mereka
melaksanakan tugas keji itu , tiba-tiba terdengar ledakan keras di susul sorak
sorai . Kiranya ribuan orang suku Yak-ka bercampur dengan bangsa Turki datang
menyerbu ! Tentu saja para prajurit yang hanya dua ratus orang jumlahnya itu menjadi kacau
balau . Lui-ciangkun terkejut dan disertai dua orang yang berkedok itu diapun
membela diri dan mengamuk
. Banyak musuh dapat mereka bertiga robohkan . Melihat
kekuatan musuh yang demikian besar , Lui-caingkun lalu
berseru kepada dua orang pembantu rahasianya .
" Kita tinggalkan pergi ! Biar mereka yang mewakili
pekerjaan kalian !" .
Pak-te-ong dan see-thian-mo juga mengerti bahwa
betapapun sakti mereka , tak mungkin mereka melawan
ribuan orang itu . Pula , bukankah tugas mereka membunuh kaisar dan tentu kaisar
akan terbunuh oleh orang-orang ini "
Maka dalam kegelapan malam mereka bertiga melarikan diri .
Para prjaurit juga banyak yang mengikuti jejak mereka
.Perkemahan itu di baker dan ketika musuh sudah pergi , Lui-ciangkun
mengumpulkan sisa pasukannya , Pak-te-ong dan
see-thian-mo sudah berganti pakaian prajurit biasa lagi .
Mereka memeriksa keadaan dan mencari-cari mayat kaisar .
Akan tetapi mereka tidak menemukan mayat itu . Bahkan tidak ada pula mayat
seorangpun selir . Yang ada hanya mayat
beberapa orang prajurit yang tewas .
Tentu saja mereka menjadi heran dan tiga orang
pengkhianat itu menjadi agak panik .
" Heran sekali , kemana kaisar pergi ?" kata Lui-ciangkun .
" Tentu telah di tawan , karena kalau dibunuh tentu ada mayatnya " , kata Pak-
te-ong . " Hem , apa bedanya " Ditawan musuh sama saja dengan
di bunuh !" kata see-thian-mo.


Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Agak lega hati Lui-ciangkun dan dia segera menghubungi
pasukan lain yang berpencaran . Setelah dalam tiga hari dia bertemu dengan
pasukan lain . kiranya pasukan lain juga mengalami serangan mendadak di tengah
malam dan banyak mengalami kerugian . Akan tetapi para perwira terkejut
setengah mati mendengar berita yang di sampaikan Lui-
ciangkun bahwa kaisar beserta para selirnya jatuh ke tangan musuh dan
ditawan ! . Selagi mereka kebingungan dan ramai membicarakan
malapetaka itu , datang dua orang utusan bangsa Turki .
Mereka menunggang kuda dan membawa bendera tanda
utusan sehingga mereka tidak di ganggu dan di terima oleh Lui-ciangkun dan para
perwira lainnya . Dua orang utusan itu membawa pesan raja Turki bahwa Kaisar
Yang Ti berada di tangan mereka sebagai sandera dan kalau Kerajaan Sui tidak
cepat menarik pasukan mereka , kaisar akan segera dibunuh !
. Mendengar pesan ini , tentu saja para panglima tidak ada yang berani melanjutkan
pertempuran dan mereka semua
menarik pasukan mereka dan mundur sampai ke Tai-goan .
Sementara itu , pasukan yang di pimpin Li Si Bin juga sudah mendengar akan
tertawannya Kaisar oleh bangsa Turki . Dia lalu menyuruh pasukannya untuk pulang
dan dia sendiri cepat membalapkan kudanya menuju ke utara , ke pertengahan
bangsa Turki di luar tapal batas .
Li Si Bin diterima oleh para pimpinan Bangsa Turki dengan baik karena die
dianggap keluarga . Ibunya adalah seorang puteri Turki dan hubungannya dengan
Bangsa Turki memang baik sekali . Apalagi ayahnya , Gubernur Li Goan . Juga
bersahabat dan di antara keduanya tidak pernah terjadi
permusuhan , walaupun Li Goan menjadi Gubernur di Shan-si .
" Hemm , tentu maksud kunjunganmu ini ada
hubungannya dengan kaisarmu yang tertawan , Li Si Bin !"
kata pimpinan suku Turki itu sambil mengelus jenggotnya yang pendek dan memuntir
kumisnya yang panjang . " Tidak salah , yang Mulia . Saya bermaksud untuk
mencegah kekeliruan besar yang mungkin paduka lakukan !" .
" Kekeliruan besar " Apa maksudmu ?"
" Kalau paduka mengganggu atau membunuh kaisar Yang
Ti , maka akan terjadi malapetaka di sini . Membunuh Kaisar itu tidak ada
gunanya , tidak menguntungkan malah
merugikan saja . Kaisar itu seperti boneka , tidak ada gunanya dan selama dia
yang menjadi kaisar di Kerajaan Sui , paduka boleh tenang-tenang saja karena
pasukannya tidak akan mungkin menyerbu ke sini . Akan tetapi kalau sampai dia terbunuh , lalu kerajaan
Sui mengangkat seorang kaisar baru yang gagah perkasa seperti mendiang Kaisar
Yang Chien , kita bisa celaka . Tempat ini pasti akan di serbu oleh puluhan
laksa prajurit dan tempat paduka akan menjadi lautan api !" .
Pemimpin Turki itu mengangguk-angguk setelah berpikir
sejenak . " Hemmm , bicaramu masuk di akal . Memang kami masih
ragu untuk membunuh kaisar pengecut itu yang dalam
tahanan masih saja bersenang-senang dengan para selirnya dan selalu merengek
minta ampun . Akan tetapi apa
untungnya membebaskan kaisar seperti itu bagi kami ?" .
" Untungnya banyak sekali , Yang Mulia . Selain kaisar
merasa berhutang budi sehingga tidak memusuhi paduka ,
juga paduka mendapat kesempatan untuk menyusun kekuatan
dan pada saatnya kelak kita bergerak ke selatan . Bahkan ada baiknya paduka
menghadiahkan beberapa orang selir terdiri dari wanita-wanita yang cerdik untuk
dijadikan penyelidik dan mata-mata di sana " .
" Bagus , bagus ! kami setuju sekali !" .
" Juga saya dapat membujuk Kaisar bahwa kalau paduka
membebaskannya , kaisar akan memberi hadiah yang pantas untuk paduka " .
" Baik , laksanakanlah " .
Li Si Bin lalu memasuki tempat tahanan dan dia berlutut di depan kaisar . Kaisar
memandang kepadanya dan bertanya ."
Engkau siapakah " Engkau seperti seorang Han " .
" Yang Mulia , hamba adalah Li Si Bin , putera Gubernur Li Goan " .
Kaisar terkejut sekali dan heran . Eh , bagaimana engkau dapat masuk ke
sini ?" . " yang Mulia ,ketika mendengar bahwa paduka di tawan ,
hamba memberanikan diri menghadap pemimpin orang Turki
untuk membujuknya agar mereka membebaskan paduka " .
"Hamba berhasil membujuknya dengan syarat bahwa kalau
paduka di bebaskan , pertama akan memberi hadiah yang
layak kepada mereka " .
" Tentu saja , itu hal mudah !" .
" Dan kedua kalau paduka dibebaskan mereka mohon agar
paduka tidak memusuhi dan menyerang mereka lagi " .
" Tentu , hal itupun pasti kulakukan . kalau dibebaskan , aku akan segera pulang
ke selatan dan menarik mundur
semua pasukan " . " kalau begitu , hari ini juga paduka akan bebas " .
" Bagus sekali , jasamu akan besar sekali , Li Si Bin " .
Pemimpin orang Turki lalu menghadap Kaisar dengan sikap hormat dan menyerahkan
tiga orang gadis Turki yang cantik-cantik sebagai persembahan . Tentu saja
mereka ini di terima dengan girang oleh Kaisar Yang Ti yang mata keranjang .
Pembebasan itu di atur dengan mudah . Sepasukan
pengawal ditugaskan mengantar rombongan Kaisar bersama Li Si Bin untuk
meninggalkan tempat itu . Mereka lalu menuju ke Tai-goan .
Tentu saja munculnya kaisar ini di sambut oleh Gubernur Li Goan dengan gembira
sekali . akan tetapi pasukan kerajaan sudah meninggalkan Shan-si , di suruh
kemabli ke selatan oleh Lui-ciangkun . Sedangkan Lui-ciangkun sendiri sudah
mendahului untuk memberi kabar kepada kota raja ditemani dua orang perajurit
yang bukan lain adalah Pak-tek-ong dan See-thian-mo . Padahal , dia mendahului
ke selatan ini adalah untuk melaksanakan rencana mereka yang busuk , yaitu
mencoba untuk merampas tahta kerajaan ! .
Saking girangnya dibebaskan oleh Bangsa Turki , Kaisar
Yang Ti tidak tergesa-gesa pulang ke kota raja , melainkan tinggal beberapa
lamanya di tai-goan dan tetap bersenag-senang , terutama dengan tiga orang selir
barunya dari Turki . ***** Cian Han Sin melakukan perjalanan meninggalkan kota raja
untuk melakukan pengejaran terhadap Lui-ciangkun . Akan tetapi dalam perjalanan
itu dia mendengar tentang
tertawannya Kaisar oleh musuh . Berita ini tidak terlalu diperdulikan karena
dalam hatinya , han Sin juga tidak begitu suka kepada Kaisar Yang Ti . banyak
berita di dengarnya tentang kaisar itu , berita yang tidak baik saja . Bahkan dia dan ibunya di usir
keluar dari rumah mendiang ayahnya yang sudah banyak jasanya dalam membantu
Kaisar Yang Cien membangun Dinasti Sui . Mendengar di tariknya mundur pasukan Kerajaan dari utara
, Han Sin menghentikan usahanya melakukan pengejaran ke utara karena dia tahu
bahwa orang yang dia cari tentu
bersama pasukan itu kembali pula ke kota raja . Lebih baik dia menanti di kota
raja dan kelak menyelidiki kalau Lui-ciangkun sudah kembali ke kota raja .
Sementara itu , lebih baik dia mencari Kim Lan untuk dipertemukan dengan ibu
kandungnya . Akan tetapi kemana dia harus mencari ".
Pada suatu hari dia memasuki kota Tai-bun yang terletak di tepi sungai Fen-ho .
Kota itu cukup besar dan ramai karena mempunyai hubungan langsung dengan Tai-
goan melalui sungai Fen-ho . Setiap hari hilir mudik perahuperahu pedagang yang pergi dan datang . Karena
hari telah mulai gelap , han Sin
mengambil keputusan untuk bermalam di kota Tai-bun . Dia memilih sebuah rumah
penginapan yang juga sebuah rumah
makan yang cukup besar dan bersih . Pelayan menyambutnya dan mempersilahkannya
masuk dengan sikap ramah .
" Kongsu hendak makan " Silahkan , masih banyak meja
yang kosong di bagian dalam . Atau ingin makan di loteng ?"
" Nanti dulu . Aku hendak menyewa sebuah kamar malam
ini , apakah masih ada yang kosong ?"
" Ada , kong-cu . Silahkan ikut saya " .
Pelayan itu membawanya ke sebuah kamar yang tidak
begitu besar namun cukup bersih . Setelah mandi dan
bertukar pakaian , han Sin lalu keluar dari kamarnya menuju ke rumah makan yang
berada di bagian depan rumah
penginapan itu . Ternyata rumah makan itu kini sudah penuh tamu dan dia
mendapatkan meja yang berada di sudut . Sama sekali dia tidak tahu bahwa tiga
pasang mata mengamatinya dari atas loteng . Tiga orang itu duduk menghadapi meja
dan sedang makan ketika Han Sin muncul .
Mereka itu bukan lain adalah Lui Couw atau Lui-ciangkun , murid keponakannya ,
Bong Sek Toan dan seorang Tosu tua yang bukan lain adalah Ngo-heng Thian-cu ! .
" Itu dia , Cian Han Sin !" bisik Bong Sek Toan ketika
melihat Han Sin . " Wah , pinto pernah bertemu dengan dia dan bertanding .
Dia lihai bukan main , meiliki ilmu pukulan sakti yang amat kuat !" kata Ngo-
heng Thian-cu . Lui Couw memandang tajam . " Tidak salah lagi , tentu dia putera mendiang Cian
Kauw Cu dan agaknya dia memiliki Bu-tek Cin-keng ! Dia dapat merupakan orang
yang amat berbahaya bagi kita . Mari kita pergi , jangan sampai dia melihat kita " .
Mereka bertiga meninggalkan loteng dan pergi dari rumah makan itu tanpa
diketahui Han Sin . Dalam perjalanan Ngo heng Thian-cu mencela . " Lui-
ciangkun , kenapa kita melarikan diri " Pinto tidak takut kepadanya , apalagi kalau kita maju bertiga ,
mustahil dia dapat menandingi kita " .
" Hemm , kita harus berhati-hati . Aku hendak
mengerahkan pasukan untuk mencegatnya besok . Pula , kita
masih menanti munculnya puteraku dan Ma Goat . Bukankah janjinya hari ini mereka
akan datang ke kota ini ?" .
Mereka bertiga menuju ke sebuah rumah besar dan setelah tiba di situ , ternyata
Ma Goat telah berada di situ .
Begitu bertemu dengan Lui Couw , Ma Goat menghampiri
lalu berkata dengan muka pucat . " Lui-ciangkun , celaka sekali ! Telah terjadi
malapetaka hebat atas diri puteramu !" .
Lui Couw terkejut bukan main dan memegang pundak gadis
itu dengan kedua tangannya kuat-kuat . kalau Ma Goat bukan seorang gadis lihai ,
tentu kedua pundaknya sudah terluka atau setidaknya akan hancur tulang pundaknya
. Dia mengguncang dan berseru . " Apa " Apa yang terjadi dengan puteraku Sun Ek "
Dimana dia ?" . " Dia .... Dia telah tewas terbunuh ......!" kata Ma Goat .
Panglima itu melepaskan pegangan nya lalu melangkah
mundur seperti terhuyung , matanya terbelalak . " Apa yang terjadi " Siapa
pembunuh anakku " Katakan , siapa ?"
" Yang membunuhnya adalah Cian Han Sin dan Cu Sian !
Mula-mula kami berdua telah berhasil menawan Cu Sian .
Akan tetapi kemudian muncul Han Sin dan seorang gadis
berpakaian putih yang tidak saja menolong Cu Sian , akan tetapi juga membunuh
Lui-kongcu Bahkan gadis bernama Cu Sian itu menggunakan kipas milik Lui-kongcu untuk
menghancurkan tubuh Lui-kongcu " .
" Aahhhh ..... ! " Lui Couw terhuyung dan kalau dia tidak cepat menjatuhkan diri
di atas kursi , tentu dia sudah jatuh tersungkur . Mukanya pucat sekali dan
wajahnya diliputi kedukaan yang mendalam . Kemudian dia melompat bangun
..... " Jahanam Cian Han Sin ! Aku akan membunuhmu , aku
akan menghancur leburkan tubuhmu ! kita tidak boleh gagal !
Aku akan mengerahkan pasukan !" .
Dengan hati terasa sakit sekali , malam itu juga Lui Couw menghubungi pembesar
setempat dan berhasil mengumpulkan pasukan sebanyak limapuluh orang penjaga
keamanan kota . Dia tidak segera melakukan penagkapan atau penyerbuan
malam itu juga karena dia tidak ingin gagal . Kalau malam itu di sergap ,
mungkin Han Sin yang berkepandaian tinggi itu akan mampu meloloskan diri . Dia
lalu menaruh penjaga di sekeliling rumah penginapan untuk melakukan
pengintaian . Demikian rapat penjagaan itu sehingga tidak mungkin pemuda itu meninggalkan
rumah penginapan tanpa diketahui .
Han Sin sama sekali tidak menyangka buruk . Malam itu dia tidur nyenyak , bahkan
bermimpi bertemu dengan Kim Lan , mempertemukan gadis itu dengan ibu kandungnya
dan saking girang dan berterima kasih nya , Kim Lan dalam mimpi itu merangkul
dan menghadiahinya sebuah ciuman ! Tentu saja semua ini timbul dari keinginan
dan harapannya sendiri . Pada keesokan harinya , pagi-pagi Han Sin sudah mandi
dan dengan tubuh terasa segar dan pikiran juga penuh
dengan harapan yang indah , dia melanjutkan perjalanannya , tanpa tujuan
tertentu karena dia ingin mencari jejak Kim Lan .
Dia berkeliling ke dalam kota itu untuk melihat kalau-kalau gadis itu berada di
dalam kota . Setelah tidak berhasil , dia melanjutkan perjalanan keluar dari
pintu gerbang sebelah timur karena dia bermaksud untuk pergi ke kota An-yang .
Di depan nampak deretan pegunungan Tai-hang-san dan baru
beberapa li meninggalkan kota Tai-bun , dia sudah melalui jalan mendaki yang
sunyi . Pagi itu amat cerah dan di pohon-pohon banyak burung berkicau . Biarpun
musim semi sudah lewat namun masih banyak bunga menghias alam di antara
daun-daun hijau . Han Sin sama sekali tidak mengira bahwa sejak dia
meninggalkan rumah penginapan , banyak orang telah
membayanginya . Ketika dia tiba di tempat yang sunyi , tiba-tiba dari empat
penjuru bermunculan banyak orang . Tadinya dia sama sekali tidak menduga bahwa
kemunculan mereka itu ada hubungannya dengan dirinya . Tahu-tahu mereka itu
telah mengepungnya ! Lebih dari limahpuluh orang dan mereka
berpakaian seragam prajurit penjaga keamanan kota ! .
" Heiii , ada apakah ini ?" teriaknya heran melihat puluhan orang itu
mengepungnya dengan golok siap di tangan dan
dengan sikap mengancam . kalau mereka itu sebangsa
perampok tentu dia tidakakan merasa heran . Akan tetapi mereka adalah pasukan
keamanan . Kemudian muncul empat orang dan melihat tiga di antara
mereka , mengertilah Han Sin bahwa dia berhadapan dengan musuh yang amat
berbahaya . Dia tentu saja mengenal Bong Sek Toan , Ngo-heng Thian-cu dan Ma
Goat ! Dan yang seorang lagi tidak dikenalnya , seorang berpakaian panglima yang nampak bengis
sekali ketika memandang kepadanya .
Tentu saja Han Sin maklum bahwa dia terancam karena
tiga orang itu pernah bermusuhan dengan dia . Akan tetapi anehnya , bukan tiga
orang itu yang kelihatan marah sekali , melainkan si panglima yang kelihatan
gagah perkasa itu . Kalau tiga orang itu hanya memandang kepadanya dengan
sinar mata penuh kebencian , kecuali Ma Goat yang masih memandang kepadanya
dengan sinar mata penuh gairah di
samping kemarahan si panglima itu mengacungkan
telunjuknya menuding ke arah muka Han Sin dan
membentaknya . " Kamu yang bernama Cian Han Sin ?"
Karena memang merasa tidak mengenal panglima itu , Han
Sin menjawab dengan heran . " Rasanya aku belum pernah
mengenalmu , ciang-kun . mengapa tiba-tiba saja engkau


Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengepung dan marah-marah kepadaku ?" .
Ma Goat tertawa , " Heh he , Cian Han Sin ! Engkau telah membunuh kong-cu Lui
Sun Ek dan Lui-ciangkun ini adalah ayahnya . Tentu saja dia kini menghendaki
kematianmu ! Bersiaplah engkau untuk mati , Han Sin !" .
" aku akan mencincang tubuhmu sampai hancur !" bentak
Lui Couw penuh geram . Diam-diam Han Sin terkejut sekali dan juga girang . Di cari kemana-mana tidak
tahunya kini berdiri di depannya . Akan tetapi dia menahan diri dan mencoba
untuk membela diri . "
Bukan aku yang membunuh Lui Sun Ek temanmu itu , akan
tetapi Cu Sian " . " Kalau bukan engkau yang datang menolong , bagaimana
mungkin Cu Sian dapat membunuhnya " Engkau yang
memberi kesempatan Cu Sian untuk membunuhnya !" kata Ma Goat .
Akan tetapi Han Sin tidak peduli lagi kepada gadis itu . Dia memandang Lui Couw
penuh perhatian dan diam-diam merasa heran bagaimana ibunya dapat mempunyai
seorang sute seperti panglima ini "
" Jadi engkaukah yang bernama Panglima Lui Couw itu "
Sudah lama aku memang mencarimu ! Engkaulah yang dahulu membunuh ayahku dengan
curang dan merampas Hek-liong-kiam , kemudian engkau pula yang membunuh ibuku ,
sucimu sendiri !" . Mendengar ucapan yang tegas itu , Lui Couw terkejut dan wajahnya agak berubah
pucat . Akan tetapi karena rahasia sudah dibuka , dan pemuda ini sudah berada di
ambang maut , diapun tertawa bergelak untuk menutupi keguncangan
hatinya . " Ha-ha-ha-ha-ha ! Dan sekarang aku akan mengirim
engkau menyusul ayah dan ibumu , keparat !" . Setelah
berkata demikian , panglima itu menggerakkan tangannya , mencabut pedang , bukan
Senja Jatuh Di Pajajaran 2 Raden Banyak Sumba Seri Kesatria Hutan Larangan Karya Saini K M Pedang Langit Dan Golok Naga 17
^