Pencarian

Pedang Naga Hitam 9

Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo Bagian 9


pedang panglima yang tergantung di pinggang , melainkan pedang yang tersembunyi
si balik bajunya . " Singggg .... !" Nampak sinar hitam berkilauan menyilaukan mata . Itulah Hek-
liong-kiam dan Han Sin mengetahui ini .
Timbul perasaan haru di hatinya . Inilah pedang peninggalan ayahnya ! Akan
tetapi dia bersikap tenang dan tertawa .
" Ha-ha , seorang panglima besar memegang pedang curian menghadapi seorang muda
dan masih menggunakan pengeroyokan puluhan orang lagi . Engkau sungguh seorang yang gagah , Lui
Couw !" . " Lui-ciangkun , biarkan pinto menghajar bocah lancang
mulut ini !" tiba-tiba Ngo-heng Thian-cu berseru dan tosu ini sudah mengebutkan
hud-tim ( kebutan ) di tangan kiri dan menggerakkan tongkat putih di tangan
kanan . Han Sin menoleh kepadanya dan tertawa . " bagus ! Engkau tentulah Ngo-heng
Thian-cu yang telah membunuh guruku Ho Beng Hwesio . Akupun akan membalaskan
kematian Ho Beng Hwesio guruku !" . " Ho Beng Hwesio perutmu ! Dia adalah Hek-liong-ong Poa Yok Su , seorang datuk
sesat yang amat jahat dan engkau sebagai muridnya tentu jahat pula . Terimalah
ini !" Tongkat putih itu berkelebat menjadi sinar putih ketika dia menyerang kearah leher Han
Sin , di susul sambaran kebutan yang
menjadi kaku dan menotok kea rah pusar ! .
Serangan itu hebat sekali , akan tetapi dengan lincahnya Han Sin mengelak sambil
melompat ke belakang . Ketika di belakangnya empat orang prajurit menggerakkan
golok , han Sin memutar tubuh , kedua tangannya bergerak dan empat
orang prajurit itu roboh mengaduh-aduh ! Tongkat dan
kebutan sudah menyambar lagi dan Han Sin menangkis
tongkat , bahkan berusaha menangkap ujung kebutan , lalu balas menyerang dengan
tangan kosong . Tamparan tangannya mengandung kekuatan yang amat hebat dan kedua lengannya bergerak
bagaikan gelombang samudera . Dia
memainkan ilmu silat Lo-hai-kun yang dia pelajari dari ibunya .
Tentu saja dalam memainkan ilmi ini . Han Sin sekarang jauh lebih lihai dari
mendiang ibunya karena dia memiliki tenaga sin-kang yang amat kuat . Sampai
tigapuluh jurus bertanding , belum juga Ngo-heng Thian-cu yang memegang dua
macam senjata itu dapat mendesak Han Sin . Dia merasa penasaran sekali , mengeluarkan
bentakan nyaring dan dua senjata itu bergerak semakin cepat .
Akan tetapi , Han Sin juga sudah tidak sabar lagi . Dia mengerahkan Bu-tek Cin-
keng dan tiba-tiba dia merendahkan tubuh sambil mendorongkan kedua tangan ke
depan sambil membentak dengan suara melengking .
" Hyyaatttttt .......... !"
Hawa pukulan yang dahsyat sekali menyambar dan tubuh
Ngo-heng Thian-cu terlempar ke belakang . namun tosu ini memang memiliki
kekebalan . Biarpun dia terbanting keras , dia tidak mengalami luka dalam
terlalu parah , hanya kepala nya berpusing rasanya dan sampai beberapa detik dia
tidak mampu bangkit kembali . Akan tetapi sepasang senjata itu masih tergenggam di
tangannya . Orang yang dapat menahan pukulan tidak langsung dari Bu-tek Cin-keng
jarang ada dan tosu ini adalah seorang diantaranya , tanda bahwa dia
memang seorang yang amat tangguh . Tidak terlalu
mengherankan kalau Hek-liong-ong sampai tewas di
tangannya . Melihat kawannya roboh , Lui Couw marah sekali dan
sambil membentak nyaring dia sudah menyerang dengan Hek-liong-kiam . Pedang itu
merupakan pedang pusaka yang
ampuh . Baru angina pukulannya saja terasa membawa
ketajaman yang dingin sekali . Han Sin maklum akan
kehebatan pedang dan pemegangnya , maka diapun
mengandalkan keringanan tubuhnya , berkelebatan mengelak ke sana sini . Untung
baginya bahwa ilmu pedang andalan lawan itu adalah Lo-hai-kun ( Ilmu Pedang
Pengacau Lautan ) , ilmu yang pernah dipelajari dari ibunya maka dia sudah mengenal gerakan
dasarnya sehingga lebih mudah baginya
untuk menghindarkan diri .
Diapun menggunakan Bu-tek Cin-keng untuk melawannya
dan sambaran tangannya mengeluarkan hawa yang mampu
menangkis dan menolak pedang .
Dibandingkan dengan tingkat kepandaian Ngo-heng Thian-
cu , ilmu kepandaian Lui Couw masih kalah setingkat . Akan tetapi karena ia
memegang Hek-liong-kiam , maka dia lebih berbahaya dan Han Sin tahu benar akan
hal ini . Untung bahwa ketika berada di kuil Siauw-lim-pai dan di gembleng oleh Hek-liong-
ong , dia dengan tekun berlatih ginkang sehingga kini dia dapat bergerak ringan
dengan cepatnya seperti seekor burung wallet saja . Tubuhnya berkelebatan di
antara gulungan sinar pedang berwarna hitam itu .
Akan tetapi begitu melihat pemimpin mereka bertanding , para prajurit itu tidak
mau tinggal diam lagi . Lebih dari lima puluh orang mengepung dan
mengeroyoknya . Bukan itu saja
, juga Ngo-heng Thian-cu yang sudah bangkit kembali kini maju . Ma Goat pun
tidak tinggal diam . Gadis ini merasa sakit hati kepada Han Sin yang bukan saja
menolak cintanya , bahkan telah merobohkannya dan membantu Cu Sian
sehingga Lui Sun Ek tewas di tangan Cu Sian . Dengan suling mautnya Ma Goat ikut
pula menyerang dan serangan gadis ini sama sekali tidak boleh dipandang ringan .
Dalam hal kelihaian , gadis ini tidak kalah dibandingkan dengan Lui Couw
sekalipun . Suling mautnya di tangan kanan diselingi pukulan Tian Ciang ( Tangan
Halilintar ) di tangan kiri mengirim serangan-serangan maut .
Dikeroyok tiga orang sakti itu di tambah lagi kurang lebih enampuluh orang
prajurit yang mengepungnya , Han Sin
menjadi kewalahan juga . Dia tidak dapat melarikan diri karena untuk lolos dari
kepungan itu saja amatlah sukarnya .
Pedang Naga Hitam mengurungnya dari segala jurusan , di tambah kebutan dan
tongkat putih di tangan Ngo-heng Thian-cu dan suling maut di tangan Ma Goat ,
sudah cukup merepotkannya . Biarpun dia dapat melindungi dirinya dengan hawa sakti dari Bu-
tek Cin-keng , namun dia tidak diberi kesempatan untuk membalas serangan lawan
yang bagaikan hujan lebat datangnya . Keadaan Han Sin gawat , kalau di teruskan seperti itu , akhirnya dia dapat saja
roboh terkena satu di antara banyak senjata ampuh itu . Akan tetapi dia bertekad
untuk melawan sampai titik terakhir dan beberapa kali dengan dorongan kedua
tangannya yang mengandung Bu-tek Cin-keng
sepenuhnya dia dapat memaksa tiga orang lawannya mundur
dan sebagian prajurit tersungkur . Akan tetapi tetap saja dia tidak dapat lolos
dari lingkaran yang berlapis - lapis itu .
Tiba-tiba terjadi perubahan . Han Sin merasakan betapa
pengeroyokan para prajurit itu mengendur , bahkan kacau sehingga dia hanya
menghadapi pengeroyokan Lui Couw , Ma Goat dan Ngo-heng Thian-cu bertiga saja .
Apakah yang terjadi " Han Sin segera tahu bahwa ada orang-orang yang datang membantunya ,
menyerang para prajurit itu dari luar kepungan .
" Ha-ha-ha , tiga orang di bantu puluhan prajurit
mengeroyok seorang pemuda ! Sungguh tidak tahu malu !"
terdengar suara seorang kakek yang bertubuh sedang dan
dengan sebatang tongkat di tangan dia merobohkan banyak prajurit dengan amat
mudahnya . " Orang-orang yang tak tahu malu ini patut di hajar !" teriak seorang wanita
setengah tua dan iapun menggerakkan
sebatang pecut yang meledak-ledak dan merobohkan banyak prajurit .
" Heeiii , dia itu Han Sin !" teriak seorang gadis yang memegang sebatang
tongkat pula . Han Sin melayani tiga orang pengeroyoknya lalu melompat jauh ke belakang . Hal
ini dapat dia lakukan karena semua prajurit kini sibuk menghadapi tiga orang
pendatang itu . Dia melihat dan terheran-heran . Bukankah kakek itu Kui Mo yang
gila itu bersama isterinya dan anaknya Kui Ji " Akan tetapi mereka kini tidak
lagi berpakaian kembang-kembang yang
aneh . Kalau dulu Kui Mo berpakaian kembang-kembang
tambal-tambalan , rambutnya riap-riapan suka tertawa dan menangis , kini dia
berpakaian rapi , bahkan setengah mewah dan rambutnya pun di ikat ke atas dengan
rapi , di ikat dengan sutera biru . Dan isterinya , yang usianya lima puluh
tahun kurang itu , rambutnya juga tersisir dan tergelung rapi , tidak riap-
riapan seperti dulu . Pakaiannya juga rapi , tidak berkembang-kembang . Kemudian
gadis itu , Kui Ji nampak cantik sekali dengan pakaiannya yang serba hijau dan
rambutnya di gelung ke atas seperti gelung rambut seorang puteri bangsawan .
Senjatanya tongkat berwarna hitam dan gadis itu dengan
gerakan yang indah menotok sana sini merobohkan para
prajurit lalu memandang kepada Han Sin dengan sinar mata bercahaya dan mulut
tersenyum manis ! . Keluarga gila ! Han Sin merasa girang sekali . Keluarga itu jelas tidak gila
lagi , dapat dilihat dari dandanan mereka dan juga sikap mereka . Mereka
merobohkan para prajurit tanpa membunuh dan sebentar saja para prajurit itu
kocar kacir . Kui Mo kini menerjang kea rah Ngo-heng Thian-cu sambil berseru
, " Bukankah ini Ngo-heng Thian-cu yang tersohor itu "
Ha-ha-ha , kiranya yang bernama Ngo-heng Thian-cu hanya seorang manusia curang
dan licik mengeroyok seorang muda mengandalkan banyak teman ! " .
Tongkat kakek itu menyambar ke depan .
" Trakkk !" Ngo-heng Thian-cu menangkis dengan tongkat
putihnya dan sejenak mereka berdiri saling pandang .
" Hemm , pinto tidak mengenalmu . Siapakah engkau dan
mengapa engkau mencampuri urusan kami ?" .
" Mau tahu namaku " Ouwyang Mo namaku dan mengapa
aku mencampuri urusan kalian " Karena melihat ketidak-adilan
! Aku mengenal pemuda ini sebagai seorang yang gagah
perkasa dan melihat dia di keroyok segerombolan srigala , bagaimana aku tidak
akan mencampurinya ?" .
" Bagus kalau begitu , aku akan membunuhmu lebih dulu , Ouwyang Mo !" teriak
Ngo-heng Thian-cu yang menjadi malu dan marah sekali . Dua orang itu segera
bertanding dengan serunya karena ilmu kepandaian mereka memang seimbang .
Kui Ji tidak mau kalah dengan ayahnya . Melihat betapa di antara para pengeroyok
itu terdapat suling , iapun meloncat ke depan Ma Goat dan menudingkan tongkatnya
. " Dan engkau inipun gadis tak tahu malu , main keroyokan
!" . Akan tetapi sebelum ia menyerang Ma Goat , ibunya yang
tadi sudah melihat betapa gerakan Ma Goat lihai sekali dan ia khawatir kalau
puterinya akan celaka , segera melompat maju dan berkata kepada puterinya , "
Kui Ji , kau hajar gerombolan anjing itu dan biar gadis tak tahu malu ini ibu
yang menghajarnya !" Setelah berkata demikian , tanpa menanti jawaban puterinya ,
Nyonya Ouwyang Mo yang bernama Liu Si itu sudah menggerakkan cambuknya dan
menerjang ke arah Ma Goat . " Tar-tar-tar .... ! " Cambuk itu meledak-ledak dan melecut kea rah kepala dan
muka Ma Goat , Maklum bahwa ia
menghadapi lawan berat , Ma Goat lalu memutar sulingnya dan terjadilah
perkelahian seru antara kedua orang wanita itu
. Kui Ji sendiri yang telah di dahului ibunya , tentu saja tidak mau mengeroyok
dan iapun mengamuk di antara para prajurit yang sudah mulai kacau dan kocar
kacir itu . Sementara itu , pertandingan antara Han Sin yang kini
berhadapan satu lawan satu dengan Lui Couw terjadi amat hebatnya karena keduanya
berusaha mati-matian untuk
merobohkan lawan . Kini Han Sin yakin bahwa selain Lui Couw membunuh ayah dan
ibunya dan mencuri Hek-liong-ong , juga orang jahat ini merencanakan terhadap
Kaisar seperti yang diceritakan oleh Thian Ho Hwesio kepadanya . Buktinya kini Ma Goat berada
bersamanya , berarti bahwa See-thian-mo
dan Pak-te-ong tentu diperalat panglima ini karena Ma Goat adalah puteri Pak-te-
ong ! Orang ini jahat sekali harus dibinasakan agar tidak membahayakan manusia
di dunia ! Karena itulah menghadapi Hek-liong-ong yang ampuh itu , Han Sin mengerahkan
seluruh tenaganya dan mainkan ilmu
silat Bu-tek Cin-keng , ilmu peninggalan ayahnya ! Beberapa kali tubuh Lui Couw
terpental oleh pukulan jarak jauhnya dan tenaga Lui Couw makin lama semakin
lemah . Ketika melihat lawannya terhuyung , Han Sin cepat mengirim tendangan kea
rah tangan kanan yang memegang pedang dan dia berhasil
menendang tangan itu sehingga Hek-liong-kiam terpental jauh
! Khawatir kalau pedang pusaka itu hilang , Han Sin tidak memperdulikan lawannya
dan dia melompat dan berhasil
menyambar pedang itu . Hek-liong-kiam milik ayahnya telah kembali ke tangannya !
Bukan main girang dan leganya hati Han Sin , akan tetapi ketika dia mencari
musuhnya , ternyata Lui Couw telah menghilang ! Kiranya panglima itu telah
kehilangan pedang dan melihat kawan-kawannya juga
terdesak , menggunakan kesempatan selagi Han Sin mengejar pedang , dia dapat
melarikan diri memasuki hutan lebat ! .
Han Sin tidak tahu harus mengejar kemana . Dia melihat
Kui Ji dikeroyok puluhan prajurit maka setelah menyimpan pedang Hek-liong-kiam ,
di selipkan di ikat pinggangnya , diapun membantu gadis itu mengamuk , menampar
dan memandangi para prajurit yang akhirnya melarikan diri
ketakutan . Ketika Han Sin menoleh , dia melihat Ng-heng Thian-cu
sudah roboh terkapar dengan kepala pecah terpukul tongkat di tangan Ouwyang Mo ,
sedangkan Ma Goat juga tewas oleh
lecutan cambuk di tangan Liu Si yang menotok pelipisnya .
Han Sin menghela napas , diam-diam merasa kasihan kepada Ma Goat .
Semua lawan telah pergi , meninggalkan mayat Ngo-heng
Thian-cu dan Ma Goat . Han Sin berhadapan dengan tiga
orang itu dan diapun cepat mengangkat kedua tangan depan dada untuk memberi
hormat dan berkata , " Terima kasih atas pertolongan lo-cian-pwe bertiga . Kalau
tidak ada samwi ( kalian bertiga ) , tentu saya mengalami bahaya maut .
" Ha-ha-ha , engkau pandai sekali merendahkan diri , Han Sin . Kami melihat
bahwa ilmu kepandaianmu memang hebat sekali !" .
" Orang-orang jahat ini memang sudah sepantasnya di
hokum , bukan hanya karena membantumu saja kami
menentang mereka !" kata Liu Si .
" Telah lama sekali kami mencarimu kemana-mana , Han
Sin . Kemana saja engkau pergi ?" Tanya Kui Ji dengan manis
. Han Sin memandang kea rah kedua mayat itu , terutama
mayat Ma Goat . Kalau saja dia yang menghadapi Ma Goat , dia tentu tidak akan
sampai hati membunuhnya .
" Cian Han Sin , mengapa Ngo-heng Thian-cu memusuhi ?"
Pertanyaan Kui Mo yang ternyata kini bernama Ouwyang
Mo itu membuat Han Sin tersadar dari lamunannyaa . " Dia telah membunuh guru
saya " . " Siapa gurumu ?"
" Guru saya Hek-liong-ong Poa Yok Su "
" Ah , datuk besar dari Pulau Naga itu ?" Ouwyang Mo
memandang heran dan kaget .
" Dan mengapa gadis ini juga memusuhi mu , Han Sin ?"
Tanya Kui Ji . " Ia bernama Ma Goat , puteri Pak-te-ong . Sudahlah , kita bicara nanti saja .


Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Harap Lo-cian-pwe maafkan saya , saya harus mengubur dulu dua jenazah ini " ,
kata Cian Han Sin . " Han Sin , gadis ini memusuhimu , mengeroyokmu dan
nyaris membunuhmu , kenapa engkau hendak mengurus
jenazahnya ?" . " Nona , ia pernah menyelamatkan nyawaku " , jawab Han
Sin yang segera mulai menggali lubang-lubang untuk
mengubur dua jenazah itu .
" Hemm , dan tosu itu pembunuh gurumu . Kenapa ia juga
kau urus penguburannya ?" Kui Ji mengejar dengan
penasaran . " Nona , yang berbuat salah adalah orangnya ketika masih hidup . Kalau sudah
mati , semua manusia sama saja dan kita harus menghormati orang yang sudah mati
" , jawab Han Sin tanpa berhenti menggali lubang .
" Ha-ha , Kui Ji . Engkau harus banyak belajar adapt dari Cian Han Sin . Dia
benar sekali !" kata Ouwyang Mo yang segera turun tangan membantu pemuda itu
menggali lubang !. Setelah dua jenazah itu dikubur sepantasnya , barulah
mereka melanjutkan percakapan .
" han Sin apa yang dikatakan Kui Ji tadi benar . Kami telah lama mencarimu dan
kebetulan sekali sekarang kita dapat saling bertemu di tempat ini " , kata
Ouwang Mo . " Akan tetapi , saya tidak mempunyai urusan apa-apa lagi dengan lo-cian-pwe
bertiga . Ada urusan apakah lo-cian-pwe mencari saya ?" .
" Cian Han Sin , kami masih ingin menyambung hubungan
antara kita yang dahulu putus . terus terang saja . Kami bertiga sepakat untuk
menjodohkan puteri kami Kui Ji
denganmu . Maafkan perbuatan kami dulu yang kami lakukan di luar kesadaran
kami . Akan tetapi , kami bersungguh-sungguh untuk melanjutkan ikatan tali
perjodohan itu " . Han Sin menoleh dan memandang Kui Ji dan sama sekali
tidak seperti dulu . Kini Kui Ji menundukkan mukanya yang menjadi kemerahan
seperti layaknya gadis biasa . Juga Liu Si memandang kepadanya dengan senyum
penuh harapan . Han Sin bangkit dan mengangkat tangan memberi hormat
kepada Ouwyang Mo . " Banyak terima kasih saya haturkan kepada Lo-cian-pwe yang
telah memberi kehormatan besar itu bagi saya . Akan tetapi , saya mohon maaf
sebesarnya karena terpaksa saya tidak dapat memenuhi keingin hati samwi " .
" Eh , Han Sin mengapa engkau menolak " Apakah engkau
tidak suka karena kami bertiga pernah menjadi tidak waras karena keracunan "
Ataukah , apakah anakku Kui Ji kurang cantik bagimu ?" , Liu Si bertanya
penasaran . " Maaf , bibi . Sama sekali tidak . Biarlah saya berterus terang saja . Saya
telah mencinta gadis lain dan hanya dengan gadis itulah saya mau menikah .
Saya telah mencinta gadis itu jauh sebelum saya bertemu dengan nona Kui Ji " .
---ooo0dw0ooo--- Jilid 17 Terdengar Kui Ji menghela napas panjang . " Ayah , ibu
tidak baik memaksanya . Aku dapat memaklum keadaan
hatinya " . Han Sin merasa kagum sekali dan dia memberi hormat
kepada Kui Ji . " Nona , sungguh hatimu bijaksana dan mulia .
Harap sudi memaafkan aku kalau aku mengecewakan dan
terima kasih atas pengertianmu " .
Ayah dan ibu gadis itu saling pandang dan merekapun
menghela napas panjang , nampak kecewa sekali . Han Sin sudah bersiap-siap ,
kalau-kalau keluarga itu akan
memaksanya dengan kekerasan seperti dahulu lagi . Akan
tetapi ternyata tidak , bahkan kakek itu berkata , " Kalau begitu kamipun tidak
dapat berbuat apa-apa . Hanya kami minta agar kita dapat terus menjadi sahabat .
Han Sin , aku tadi melihat panglima yang memegang pedang hitam itu
siapakah dia ?" . " Dia itu Panglima Lui Couw yang telah membunuh ayah
dan ibuku " . " Ah , saying dia dapat lolos . Dan pedang hitam yang kau rampas itu , bukan kah
itu Hek-liong-kiam ?" .
" Benar , pedang milik mendiang ayahku yang dia curi
setelah dengan curang dia membunuh ayah dari belakang " .
" Ah , jadi Hek-liong-kiam itu milik ayahmu " dan engkau she Cian " Ya , Tuhan ,
kalau begitu engkau ini putera
Panglima Cian Kauw Cu yang terkenal itu ?" .
Han Sin terkejut . " Bagaimana lo-cian-pwe bisa tahu ?"
" Jangan sebut aku lo-cian-pwe , cukup sebut paman saja .
Siapa yang tidak mengenal nama besar Panglima Cian Kauw Cu yang telah berjasa
besar mendirikan Kerajaan Sui "
Ketahuilah , aku adalah putera dari Mendiang Ouwyang Koksu dari Kerajaan Sun
yang juga telah ditundukkan oleh pasukan yang dipimpin ayahmu dan mendiang
Kaisar Yang Chien " .
" Ah , kalau begitu saya telah bersikap kurang hormat
kepada paman , harap maafkan " .
" Han Sin , aku suka sekali kepadamu karena engkau
sungguh seorang pemuda yang tahu sopan santun dan
bersusila . Sayang engkau tidak berjodoh dengan puteriku .
Akan tetapi masih ada satu hal yang kami harapkan untuk mendapatkan keterangan
darimu " . " Apakah itu paman " Tentu akan saya bantu kalau saya
mampu " . " Begini Han Sin . Kami bertiga dapat sembuh karena
pertolongan seorang gadis berpakaian putih yang menurut keterangan yang kami
dapat dari Pek Mau To-kow ketua Hwa-li-pang di Hwa-san bernama Kim Lan . Nah ,
apakah engkau mengetahui dimana adanya gadis itu " Kami ingin sekali
bertemu dengannya dan menghaturkan terima kasih kami " .
Han Sin tersenyum . Tentu saja saya mengenalnya , paman
. Akan tetapi namanya yang asli adalah Ang Swi Lan , alias Kim Lan alias Lan Lan
. Ia adalah murid Thian Ho Hwesio yang berjuluk Siauw Bin Yok-sian , maka pandai
dalam ilmu pengobatan . Memang ia yang telah menyembuhkan paman
bertiga dan saya menjadi saksinya . Akan tetapi saya tidak tahu entah dimana
adanya ia saat ini . Terus terang saja , saya sendiri juga sedang mencarinya .
" Ah , penolong kami itu gadis yang kau cinta , han Sin ?"
tiba-tiba Kui Ji berseru kaget akan tetapi juga girang .
Han Sin terkejut sekali . Tak dapat dia menyangkal , maka dia bertanya , " Adik
Kui Ji bagaimana ... engkau bisa tahu
.....?" . Kui Ji tersenyum . Lenyap sudah garis-garis kekecewaan
yang tadi menghias wajah yang manis . " Mudah saja , Han Sin-ko , ketika engkau
menyebutkan nama Ang Swi Lan ,
sepasang matamu bersinar-sinar dan pipimu menjadi
kemerahan wajahmu berseri-seri " .
" Ha-ha-ha , alangkah tajamnya pandang matamu , Kui Ji !"
Ouwyang Mo tertawa . Han Sin jadi engkau sekarang tidak dapat mengira-ngirakan
dimana adanya nona Ang Swi Lan ?" .
" Tidak , paman . Akan tetapi aku yakin akan dapat
menemukannya !" . " Nah , kalau begitu , andaikata engkau yang lebih dulu berjumpa dengannya
tolong sampaijan perasaan terima kasih kami yang mendalam kepadanya " .
" Baik , paman , akan saya sampaikan " .
Karena ingin segera melanjutkan perjalanannya , terutama mencari Kim land an
melakukan pengejaran terhadap musuh besarnya , yaitu Lui Couw yang lolos dari
tangannya , Han Sin lalu berpamit kepada keluarga yang telah menyelamatkannya
itu . Perpisahan berjalan dengan hati ringan karena ternyata Kui Ji dapat
mengatasi kekecewaannya dan kedua orang
tuanya juga menghadapi penolakan itu dengan sikap yang
bijaksana . " Semoga engkau kelak berbahagia dengan Ang Swi Lan ,
Sin-ko " kata Kui Ji yang kini menyebut Han Sin dengan
sebutan koko dan sikapnya juga tidak malu-malu seperti
terhadap kakaknya sendiri .
Han Sin merasa terharu sekali . Gadis ini boleh jadi pernah gila karena
keracunan , akan tetapi sesungguhnya memiliki watak yang bijaksana , seperti
ayahnya . " Terima kasih , Ji-moi . Dan semoga engkau segera dapat bertemu dengan jodohmu
yang cocok " . Mereka berpisah dan mengambil jalan masing-masing .
****** Han Sin melanjutkan perjalanan menuju ke kota raja !
Pedang Hek-liong-kiam telah berhasil dia rampas kembali dan menurut cerita
Panglima Coa Hong Bu , Kaisar Yang Ti
menghendaki pedang Hek-liong-kiam dan Kitab Bu-tek Cin-
keng . Dia sudah berjanji apabila berhasil merampas Hek-liong-kiam , akan
dikembalikan kepada Kaisar dan kalau Kaisar ingin belajar Bu-tek Cin-keng , dia
akan mengajarkannya karena kitabnya sudah dia baker . Kini dia harus
menghaturkan pedang itu kepada Kaisar susuai dengan
janjinya kepada Panglima Coa Hong Bu yang tentu melapor kepada Kaisar tentang
hal itu . Setelah tiba di kota raja , hari sudah sore dan Han Sin segera mencari kamar di
rumah penginapan . Dia tidak tahu bahwa sejak dia memasuki pintu gapura kerajaan
, dirinya sudah di incar dan dibayangi beberapa orang mata-mata yang menjadi
anak buah Lui Couw atau Lui-ciangkun , segala gerak-geriknya diamati orang .
Begitu melihat pemuda itu memasuki kota raja , Lui Couw segera menghadap Kaisar
dan memberi laporan , " Yang Mulia
, pemuda putera mendiang Panglima Cian Kauw Cu yang
memberontak itu kini nampak berada di kota raja " .
Kaisar mengerutkan alisnya . " Putera mendiang Panglima Cian Kauw Cu memberontak
" Apa maksudmu , Lui-ciangkun
?" . " Pemuda itu menyembunyikan pedang Hek-liong-kiam dan
ilmu Bu-tek Cin-keng yang paduka kehendaki . Bukan itu saja , ketika hamba
mencoba untuk memintanya , dia melawan
bahkan telah membunuh putera hamba dan banyak prajurit
tewas di tangannya . Sekarang dia datang ke sini tentu bukan dengan niat baik
terhadap paduka " . " Akan tetapi mengapa dia melakukan hal itu ?" Bukankah dahulu ayahnya ,
Panglima Cian Kauw Cu merupakan seorang pahlawan yang setia ?" .
" apakah paduka lupa " Paduka telah memerintahkan agar
rumah mereka di kosongkan , dan hal itu rupanya
menimbulkan dendam di hati pemuda itu . Dia dapat
berbahaya sekali karena ilmu kepandaiannya tinggi , Yang Mulia " .
" Kurang ajar ! Berani dia memberontak " Tangkap dia !" .
" Hamba akan lakukan , akan tetapi mengingat dia seorang yang berkepandaian
tinggi , hamba mohon diberi surat
perintah paduka agar dia tidak melawan " .
Kaisar Yang Ti segera membuat surat perintah itu dan Lui Couw lalu mengumpulkan
dua ratus orang prajurit dan pagi -
pagi sekali dia memimpin para prajuritnya mengepung srumah penginapan dimana Han
Sin berada ! . Tentu saja pemilik rumah penginapan menjadi ketakutan
melihat demikian banyaknya prajurit mengepung rumah
penginapannya . Dia segera keluar menghadap Lui-ciangkun menanyakan apa
kesalahannya . " Suruh tamu yang bernama Cian Han Sin keluar , atau ku obrak abrik rumah
penginapan ini !" kata Lui Couw .
Pemilik rumah penginapan itu segera berlari masuk ,
mencari Han Sin dan setelah bertemu , dia segera berkata dengan muka pucat , "
Sicu , kami mohon sicu segera keluar .
Sicu di cari oleh panglima Lui yang membawa ratusan prajurit yang sudah
mengepung rumah penginapan ini . Kalau sicu
tidak keluar , rumah penginapan ini akan di obrak abrik .
Kasihanilah kami , sicu . Kami tidak ada sangkut pautnya dengan urusan sicu !"
kata pemilik rumah penginapan itu dengan wajah hamper menangis .
Han Sin bersikap tenang saja . Dia tahu bahwa tentu Lui-ciangkun telah
mengetahui akan kedatangannya dan telah
bersiap-siap . Maka diapun berkata " Keluarlah dan katakana bahwa aku akan
menemuinya " . Han Sin lalu berkemas . Menggendong buntalan pakaiannya dan pedang Hek-liong-
kiam dia selipkan dipinggang , dibalik bajunya . Kemudian dia melangkah keluar
dengan sikap tenang . Kalau Lui Couw hendak menggunakan kekerasan
menangkapnya , dia akan melawan ! Akan tetapi kalau kaisar yang menyuruh tangkap
, kebetulan baginya karena dia
hendak menghadap kaisar dan selain akan menyerahkan
pedangnya , juga dia akan membeberkan semua kebusukan
Lui Couw . Setelah tiba di halaman rumah penginapan , benar saja di situ sudah berkumpul
banyak sekali prajurit dan Lui Ciangkun dengan pakaian perangnya nampak gagah
memimpin mereka . Disebelah kiri telah siap barisan anak panah yang sudah memasang anak panah
pada busurnya . Siap membidik dan
menyerang . Han Sin tersenyum kepada Lui-ciangkun .
" Lui Couw , apa maksudmu dengan semua ini " Kalau
engkau hendak melawanku ,kenapa harus mengerahkan
banyak prajurit " " Tegur Han Sin sambil tersenyum mengejek
. " Pemberontak Cian Han Sin ! Berlututlah dan atas nama
Sribaginda Kaisar engkau di tangkap !" Lui Couw tiba-tiba mengeluarkan surat
perintah dari Kaisar itu dan melihat ini Han Sin terkejut . Kiranya benar kaisar
yang menyuruh menangkapnya . " Apakah aku akan di hadapkan kepada Sri baginda kaisar
?" " Tentu saja ! Yang Mulia Kaisar sendiri akan menentukan hukuman apa yang harus
dijatuhkan padamu " .
" baiklah , kalau aku akan dihadapkan kepada sribaginda Kaisar , aku tidak akan
melawan dan aku akan menyerah " , kata Han Sin dengan tenang dan mendengar ini ,
Lui Couw merasa girang bukan main . Tidak disangkanya pemuda itu akan sedemikian
mudahnya ditangkap . " Bagus ! " serunya dan dia lalu memerintahkan kepada
para pembantunya . " Rampas buntalannya dan ringkus , belenggu kaki
tangannya !" Empat orang pembantunya melangkah maju menghampiri
Han Sin . Akan tetapi ketika mereka hendak melaksanakan perintah itu , tiba-tiba
mereka berempat terjengkang ke belakang !.
" Hemmm , Lui-ciangkun . Aku menyerah dan tidak akan
melawan untuk di bawa menghadap Sri baginda kaisar akan
tetapi bukan sebagai tawanan terbelenggu ! Aku tidak akan melawan , maka tidak
ada gunanya membelenggu aku ! " .
Lui Couw marah sekali akan tetapi dia memandang bimbang
. Dia tahu benar akan kelihaian pemuda ini dan kalau dia menggunakan kekerasan ,
bisa jadi dia akan gagal dan
pemuda ini akan dapat meloloskan diri . Dua orang pembantu yang paling
diandalkan , yaitu Pak-te-ong dan see-thian-mo tidak berada di situ , yang
berada dengannya hanyalah Bong Sek Toan , murid keponakannya yang biarpun cukup
lihai , namun belum cukup menyakinkan . Dia sedang menyuruh
pembantunya mengundang kedua orang datuk itu , akan
tetapi belum kelihatan mereka muncul di situ . Dia menahan sabar dan memaksa
diri tersenyum . " Hemm , maafkan aku . Ini hanya kebiasaan saja dan


Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kalau benar engkau tidak akan melakukan perlawanan ,
baiklah , kami tidak akan membelenggumu " .
Lalu kepada anak buahnya dia berseru , " Biarkan dia
berjalan sendiri . Kepung saja dia !" .
Demikianlah , dengan di tonton banyak sekali orang , Han Sin melangkah dengan
tenang di tengah-tengah kerumunan
para prajurit yang berbaris rapid an yang selalu siap dengan senjata ditangan
kalau-kalau pemuda itu memberontak .
Tentu saja peristiwa itu menjadi buah bibir penduduk kota raja dan merupakan
berita hangat hari itu sehingga sebentar saja tersebar luas diantara pelosok
kota . Seorang pemuda bernama Cian Han Sin di tangkap Panglima Lui ! Bahkan ada
yang mengenal nama itu sebagai putera mendiang Panglima Cian Kauw Cu sehingga
berita itu menjadi lebih menarik lagi .
Sambil melangkah dengan tegap , Han Sin selalu waspada .
Maka dia dapat melihatnya ketika muncul dua orang kakek
diluar kerumunan prajurit dan bersatu dengan Lui-ciangkun .
Dia mengenal pula Bong Sek Toan yang juga berada di dekat Lui-ciangkun . Dua
orang kakek itu bukan lain adalah Pak-te-ong dan see-thian-mo ! Dan diapun tahu
bahwa dia tidak dibawa menuju ke istana kaisar , melainkan dibelokkan kea rah lain ! Tahulah dia
bahwa dia telah tertipu dan sedang di bawa ke tempat berbahaya dimana sudah
menunggu perangkap yang akan mencelakakannya .
Dia bersiap-siap dan tahu bahwa dia tidak jauh dari pintu gerbang kota raja
sebelah selatan . Tiba-tiba saja Han Sin menggerakkan tubuhnya dan belasan orang
di sebelah kanannya roboh saling tabrak . Han Sin melompat dengan
cepat sekali , bagaikan seekor burung terbang melalui kepala para prajurit dan
sudah tiba di luar kepungan .
Segera dia melarikan diri dan ketika beberapa belas orang prajurit paling luar
menghadangnya , dia mencabut Hek-liong-kiam dan sekali pedang itu berkelebat ,
belasan buah golok dan pedang beterbangan dan Han Sin terus berlari .
Melihat ini , Lui Couw terkejut dan marah sekali . " Kejar !"
bentaknya dan dia sendiri lalu mengejar , diikuti Pak-te-ong dan see-thian-mo .
Juga Bong Sek Toan ikut pula mengejar , demikian pula para prajurit yang banyak
jumlahnya itu . Para penduduk dan pejalan kaki menjadi panic dan geger mereka
berlarian karena takut terbawa-bawa .
Sambil berlari , Han Sin merobohkan setiap orang yang
menghadang diperjalanan . Juga dia merobohkan para
penjaga pintu gerbang sehingga dia kini dapat melarikan diri keluar dari pintu
gerbang . Dia telah dapat lolos dari kota raja
! . Akan tetapi , baru kurang lebih lima mil dia melarikan diri dari kota raja ,
tiba-tiba terdengar derap kaki kuda dari
belakang . Ketika dia menoleh , dia melihat belasan
penunggang kuda mengejarnya ! Tentu Panglima Couw ,
kedua orang datuk itu , Bong Sek Toan dan beberap orang perwira yang tangguh .
Mereka itu menunggang kuda yang
baik dan kuat . Sebetulnya dia dapat terus melarikan diri dengan kecepatan yang
dapat mengimbangi larinya kuda ,
akan tetapi kalau dia terus berlari , akhirnya dia akan kehabisan napas dan
kalau dia tersusul dalam keadaan
kehabisan napas dan tenaga , dia dapat celaka . Karena yang mengejar hanya
belasan orang lebih baik dia melawan
sekarang . Setelah mengambil keputusan demikian , Han Sin berhenti , membalikan tubuh
menunggu dan Pedang Hek-liong-kiam
telah berada di tangan kanannya ! Dia berdiri tegak dengan sikap tenang sekali ,
akan tetapi seluruh urat syaraf di dalam tubuhnya dalam keadaan siap siaga .
Benar saja dugaannya . Setelah para pengejar itu tiba di depannya , ternyata
mereka adalah Lui Couw , Pak-te-ong , see-thian-mo , Bong Sek Toan dan sepuluh
orang perwira lain yang agaknya memiliki kepandaian pula . Mereka sudah
berlompatan dari atas kuda mereka dan dengan senjata di tangan mereka mengepung
Han Sin . " Ha-ha-ha , Cian Han Sin , Engkau hendak lari kemana "
Engkau tidak akan terlepas dari tanganku !" kata Lui Couw.
" Lui-ciangkun , serahkan saja bocah ini kepadaku . Aku harus mencabut nyawanya
untuk membalas kematian anakku
! " kata Pak-te-ong . Setelah berkata demikian , Pak-te-ong yang marah sekali
itu sudah melancarkan pukulan Tian-Ciang ke arah Han Sin . Tian Ciang ( Tangan
Halilintar ) dari Pak-te-ong ini lihai bukan main . Lawan yang di serang itu ,
terkena pukulan ini dari jarak jauh saja dapat roboh dan tewas .
Serangkum angina pukulan yang amat panas menyambar
dahsyat kea rah tubuh Han Sin .
Akan tetapi Han Sin yang pernah merasakan pukulan
dahsyat ini , sudah siap siaga . Dia mengelak dengan
melompat ke kiri , akan tetapi dari kiri menyambar angin pukulan yang teramat
dingin . Tanpa menoleh tahulah Han Sin bahwa see-thian-mo yang memukulnya dengan
Swat-Ciang ( Tangan salju ) . Diapun pernah menderita karena pukulan ini , maka diapun mengelak lagi , kini
kedua orang datuk itu memukul dengan berbarengan . Menghadapi pukulan ini , Han
Sin mengerahkan tenaga Bu-tek Cin-keng dan dia menyambut dengan kedua
tangannya setelah menggigit pedang Hek-liong-kiam .
" Desss ..... !" Akibatnya , kedua orang kakek itu
terjengkang ! Hebat bukan main Bu-tek Cin-keng itu . Han Sin sendiri terhuyung ,
lalu dia mengambil pedang yang di gigitnya
, siap menghadapi pengeroyokan .
Dua orang itu terjengkang dan dada mereka terguncang
hebat , akan tetapi tidak sampai melukai mereka . Kini dengan marah Lui Couw
memberi isyarat dan majulah semua orang
mengeroyok Han Sin . Lui Couw sendiri menggunakan pedang yang cukup baik .
Karena pedang itu adalah pedang pemberian kaisar sebagai tanda pangkatnya dan ia
sudah memainkan lo-hai-kiamsut
untuk menerjang Han Sin .
Disampingnya , Bong Sek Toan juga memainkan pedangnya
dengan ilmu pedang yang sama pula , membantu paman
gurunya untuk menyerang Han Sin dari depan .
Pak-te-ong Ma Giok menggunakan senjatanya tongkat
kepala naga yang diputar dahsyat , menyambar-nyambar
bagaikan seekor naga yang mengancam kepala Han Sin .
Demikian pula see-thian-mo , datuk barat yang bekas lama ini menggunakan
senjatanya berupa tasbeh yang menyambar
dengan aneh , di seling pukulan Swat Ciang yang ampuh .
Selain empat orang lawan tangguh ini , sepuluh orang
perwira yang semua memegang pedang sudah mengepung
dan ikut mengeroyok . Han Sin memutar Hek-liong-kiam dan mengamuk sekuat tenaga
karena dia maklum bahwa lengah
sedikit saja dia tentu akan terkena senjata lawan yang banyak dan semua lihai ,
terutama dua orang datuk itu .
Hebat memang sepak terjang Han Sin di saat itu . Dia
memainkan pedangnya dengan sepenuhnya memainkan ilmu
silat Bu-tek Cin-keng , membuat pedang itu membentuk sinar yang bergulung-gulung
berwarna hitam . Dari jauh nampak seolah dua ekor naga hitam yang mengamuk di
antara sinar senjata lawan yang mengeroyoknya . Hanya empat orang
pengeroyok yang berilmu tinggi saja , yaitu Lui Couw , Bong Sek Toan , Pak-te-
ong dan see-thian mo yang masih dapat menghujankan serangan mereka kepada Han
Sin . Sedangkan sepuluh orang perwira itu sudah beberapa kali terjungkal oleh
tendangan kaki Han Sin atau oleh hawa sambaran pedang
Hek-liong-kiam ! . Namun harus di akui kenyataannya bahwa saat itu Han Sin terancam bahaya besar .
Betapapun lihainya , para
pengeroyoknya amat tangguh , terutama sekali Pak-te-ong dan see-thian-mo yang
berusaha mati-matian untuk
merobohkannya . Pak-te-ong terutama sekali bernafsu untuk membunuh
pemuda ini karena pemuda inilah yang di anggapnya telah menyebabkan kematian
puterinya . Demikian pula Lui Couw yang berusaha keras membalaskan
kematian puteranya dan juga untuk menguasai kembali
pedang pusaka Hek-liong-kiam dari tangan pemuda itu .
" Wuuktttt ..... !" Tongkat kepala naga dari Pak-te-ong itu kembali menyambar
ganas . Pada saat itu Han Sin sedang
menggunakan pedangnya untuk menghalau senjata para
pengeroyok lain maka hantaman tongkat kepala naga ke arah kepalanya ini terpaksa
di tangkisnya dengan tangan kiri .
" Wuuutttt ... plakkk ! " Tongkat terpental , akan tetapi dia masih dapat memutar
pedangnya sedemikian rupa sehingga
pada saat dia terhuyung tidak ada yang dapat mendekatinya .
Akan tetapi para pengeroyok mengepung lagi dan pada saat yang amat gawat bagi
keselamatan Han Sin itu , tiba-tiba terdengar bentakan halus dan berwibawa
sekali . " Hei , kalian yang mengeroyok ini mengapa saling tempur dengan kawan
sendiri ?" . Dan terjadilah kekacauan . Para perwira itu merasa betapa mereka tidak
mengeroyok Han Sin melainkan bertanding
melawan teman-teman sendiri . Tentu saja mereka terkejut dan berloncatan ke
belakang . Bahkan Lui Couw dan Bong Sek Toan sendiri juga terkejut karena
terpengaruh bentakan tadi dan mereka seolah bertanding melawan teman sendiri .
Hanya Pak-te-ong dan see-thian-mo yang dapat melawan pengaruh itu karena sin-
kang mereka sudah amat kuat .
Selagi keadaan kacau balau itu , mendadak muncul seorang gadis berpakaian putih
yang tadi membentak itu bersama
seorang gadis lain yang memegang sebatang tongkat . Dan gadis yang bertongkat
itu tanpa banyak cakap lagi lalu
menyerang para perwira . Gerakannya bagaikan seekor
burung rajawali mengamuk . Tongkatnya berkelebatan dan
para perwira itupun bergelimpangan ! .
Yang datang itu adalah Kim Land an Cu Sian ! Bagaimana
kedua orang gadis itu dapat datang pada saat yang tepat untuk menolong Han Sin "
Kedua orang gadis secara kebetulan saja saling bertemu ketika mereka berada di kota raja . Dan mereka
bermalam di sebuah rumah penginapan . Di situ Kim Lan menghibur Cu Sian dan
menyatakan bahwa Han Sin mencinta Cu Sian maka ia menganjurkan agar Cu Sian
pergi mencarinya . Akan tetapi Cu Sian mengatakan bahwa setelah dirinya
ternoda , ia merasa tidak pantas berdekatan lagi dengan Han Sin . Selagi mereka
berbicara pada pagi hari itu , mereka mendengar berita bahwa Cian Han Sin di
tangkap oleh Lui Ciangkun . Tentu saja kedua nya terkejut bukan main dan mereka
lalu keluar untuk mencari . Melihat Han Sin di antara ratusan prajurit itu ,
mereka pun tidak berdaya dan merasa heran mengapa Han Sin menyerah begitu saja
ditangkap . Mereka diam-diam membayangi dari jauh dan kemudian
mereka melihat betapa Han Sin memberontak dan melarikan diri keluar dari pintu
gerbang , dikejar oleh belasan orang yang menunggang kuda . Mreka pun melakukan
pengejaran dan akhirnya mereka melihat Han Sin di keroyok dan
keadaannya terdesak dan terancam .
Kim Lan lalu mempergunakan kekuatan sihirnya untuk
mengacau pengeroyokan itu dan Cu Sian sudah mengamuk
dengan tongkatnya yang lihai . Para perwira yang sedang kebingungan itu tentu
saja tidak mampu melawan Cu Sian
yang mengamuk dan mereka sudah roboh bergelimpangan
dan tidak mampu bertempur lagi .
Kekuatan sihir Kim Lan melemah dan kini barulah Lui Couw dan Bong Sek Toan tahu
bahwa yang mereka sangka bertempur dengan teman sendiri itu hanya khayalan belaka .
Maka mereka menjadi marah sekali , apalagi Bong Sek Toan
yang mengenal Cu Sian , sedangkan Lui Couw menyerang Kim Lan .
Han Sin girang bukan main melihat munculnya dua orang
gadis itu dan terutama sekali melihat Kim Lan , Lan-moi hati-hatilah terhadap
Panglima jahat itu ! Dan Sian-moi , hajarlah pemuda keparat itu !" .
Dia sendiri kini dikeroyok oleh Pak-te-ong dan see-thian-mo
. Akan tetapi pengeroyokan dua orang datuk itu tidak
membuat Han Sin menjadi gentar . Kini dia merasa dapat
melayani sebaik-baiknya karena hanya melawan dua orang .
Pedangnya ia gerakkan dengan amat dahsyat sehingga
kedua lawan itu pun terdesak ! .
Pertandingan antara Cu Sin dan Bong Sek Toan amat
serunya . Tingkat kepandaian kedua orang ini memang
seimbang , akan tetapi permainan tongkat Cu Sian amat aneh
. Ia telah menguasai Hek-tung-hoat sepenuhnya dan gadis ini menjadi lihai bukan
main kalau sudah bersilat dengan
tongkatnya . Ia bergerak dengan ringan dan lincah sekali sehingga kemana pun
pedang di tangan Bong Sek Toan
menyerang selalu hanya mengenai angina belakan .
Sebaliknya , totokan-totokan tongkat yang mengarah jalan darah itu amat
berbahaya bagi Bong Sek Toan sehingga dia terpaksa harus memutar pedang untuk
melindungi seluruh tubuhnya bagian atas agar jangan menjadi korban totokan .
Akan tetapi tiba-tiba tongkat menyambar ke bawah tanpa di sangka-sangka oleh
Bong Sek Toan . " Tuukkk !" Tongkat itu dengan tepat memukul tulang
kering kaki kanan pemuda itu . Bong Sek Toan mengaduh .
Hanya orang yang pernah terpukul tulang keringnya yang
dapat merasakan betapa sakitnya tulang betis itu terpukul .
Kiut miut rasanya , senut-senut sampai menusuk jantung
rasanya . Akan tetapi rasa nyeri ini membuat Bong Sek Toan menjadi marah
sekali . Kemarahannya yang memuncak
membuat dia melupakan rasa nyeri itu dan diapun menubruk lalu menyerang dengan
ganasnya . Akan tetapi Cu Sian sudah bergerak lincah lagi dan menghindar dengan
cepatnya sambil kembali menghujankan totokan kea rah seluruh jalan darah di
tubuh Bong Sek Toan . Kembali pemuda itu menjadi repot dan terdesak hebat .
Sementara itu , Lui Couw menyerang Kim Lan dengan
hebatnya . Gadis berpakaian putih ini memang hebat . Ia adalah seorang gadis
berbudi baik dan bijaksana , bahkan selalu mentaati petunjuk gurunya untuk tidak
melakukan kekerasan . Akan tetapi kalau ia di serang , ia dapat membela diri dengan amat
baiknya karena ilmu silatnya tinggi . Bahkan dibandingkan Cu Sian , Kim Lan
lebih hebat gerakannya. Tubuhnya seperti sehelai bulu saja ringannya . Diserang pedang , tubuhnya
melayang-layang , pakaian putihnya
berkibaran akan tetapi tidak pernah dapat tersentuh pedang .
Dan Kim Lan yang selamanya tidak pernah menggunakan
senjata itu pun membalas dengan totokan-totokan jari
tangannya yang membuat Lui Couw kewalahan totokan itu
biarpun dilakukan dengan jari yang halus dan kecil , akan tetapi mendatangkan
angina yang mengeluarkan bunyi
bercuitan ! Kalau saja Kim Lan bermaksud mencelakai lawan dan merobohkan ,
agaknya ia dapat melakukan lebih capet .
Akan tetapi ia tidak mamu melakukan itu hanya bermaksud merobohkan tanpa melukai
saja maka tentu agak sukar
baginya karena Lui Couw juga merupakan lawan yang amat
tangguh . Sementara itu , pertempuran antara Han Sin melawan dua
orang datuk masih berjalan dengan seru . Para perwira yang tadi robohkan Cu Sian
sudah tidak ada yang berani maju lagi ,
bahkan mereka bergerombol agak jauh dari tempat
pertempuran , hanya menjadi penonton saja .
Pada suatu saat yang diperhitungan dengan baik oleh Han Sin , ketika tasbeh di
tangan see-thian-mo menyambar , dia mengerahkan tenaga sin-kang sekuatnya dan


Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hek-liong-kiam di tangannya menyambar dahsyat .
" Sraattt ... cinggg ... ! Tasbeh itu putus dan biji tasbehnya terlepas berantakan ,
sehingga see-thian-mo terkejut bukan main dan meloncat ke belakang . Pada saat
itu tongkat naga di tangan Pak-te-ong menyambar . Han Sin tidak memberi hati
lagi , mengerahkan tenaganya membabat dengan pedang
pusakanya dan sekali ini , tongkat itu pun dapat di patahkan .
Selagi kedua orang itu terkejut dan gugp , Han Sin sudah memukul dengan kedua
tangannya , menggigit pedangnya
dan pukulan Bu-tek Cin-keng ini dia lakukan dengan sekuat tenaganya .
" Wuuuuttt ... deessss ... ! " Kedua orang kakek itu
terlempar bagaikan dua helas daun tertiup angin . . Ketika mereka tanpa di
sangka menerima pukulan itu , mereka tidak sempat mengerahkan tenaga sinking
mereka karena masih tertegun melihat senjata mereka rusak , maka mereka
terpukul dengan telak sekali .
Biarpun sudah terpukul sedemikian hebatnya . Kedua orang datuk sakti itu masih
mampu merangkak berdiri , akan tetapi ketika mereka hendak menyerang dengan
pengerahan sinking , tiba-tiba mereka muntahkan darah segar dari mulut dan merasa betapa dada
mereka nyeri bukan main . Mereka telah terluka parah dan tahulah mereka bahwa
mereka tidak mungkin lagi melanjutkan pertandingan . Tanpa malu dan
tanpa pamit mereka lalu membalikan tubuh dan pergi dari situ
meninggalkan Lui Couw dan Bong Sek Toan yang masih
bertanding . Cu Sian sudah mendesak Bong Sek Toan dengan hebat dan
ketika Bong Sek Toan agak lengah , tongkat Cu Sian sudah menotok dengan
kecepatan kilat mengenai dada dan lehernya
. Robohlah pemuda itu , tidak mampu berkutik lagi karena totokan tadi merupakan
totokan maut yang seketika
menewaskannya ! . Sementara itu , Kim Lan juga masih mempermainkan Lui
Couw . Gadis ini tidak ingin melukai atau membunuh orang , maka ia tidak
menyerang untuk melukai atau mematikan ,
karena itu sampai sekian lamanya ia masih belum mampu
mengalahkan Lui Couw yang memang lihai sekali , melihat ini , Han Sin melompat
ke depan . " Lan-moi , dia musuh besarku , serahkan dia kepadaku !"
katanya dan dia sudah melompat ke tengah di antara kedua orang yang berkelahi
itu . Kim Lan melangkah mundur dan mendekati Cu Sian yang sudah berhasil
menewaskan Bong Sek Toan . " Enci Lan , kenapa engkau tidak membunuhnya " Dia jahat sekali !" kata Cu Sian
mencela . Kim Lan menghela napas panjang . " Suhu tidak pernah
mengajarkan aku untuk membunuh atau melukai orang ,
melainkan untuk mengobati orang " .
" Engkau terlalu baik hati , enci Lan . Dan lihat , sekarang Sin-ko
menggantikanmu . Dia membelamu karena dia
mencintamu enci " . " Husshh , engkau salah sangka , Cu Sian ! Sin-ko hanya mencinta engkau
seorang . Sambutlah dia baik-baik , sekarang juga aku mau pergi !"
" Tidak enci Lan . Engkau tidak boleh pergi . Aku yang akan pergi dari sini .
Engkau yang harus menemaninya !" .
" Anak bodoh ! Percayalah , hanya Sin-ko yang akan
mampu mengobati luka-luka di hatimu dan
membahagiakanmu !" .
" Akan tetapi , aku tidak mungkin membahagiakannya , enci
! Biarkan aku pergi !"
Kim Lan menghela napas panjang . Ia sudah minta dengan
sungguh-sungguh kepada Han Sin agar membahagiakan gadis ini . Ia tahu bahwa Cu
Sian amat mencinta Han Sin , dan biarpun di dalam hatinya ia tidak dapat
menyangkal bahwa ia pun amat mencinta Han Sin , akan tetapi ia tidak ingin
menghancurkan hati gadis yang baik ini .
" Kalau begitu , biarlah dia yang memutuskan nanti " ,
katanya sambil memegangi tangan Cu Sian seolah ia khawatir kalau gadis itu nekat
pergi meninggalkannya . Mendengar ini , timbul keinginan hati Cu Sian untuk juga
mengetahui bagaimana pendapat Han Sin , bagaimana isi hatinya . Biarpun ia sudah tidak
mempunyai harapan lagi karena merasa rendah diri , merasa tidak berharga lagi
bagi Han Sin . Pertandingan antara Han Sin dan Lui Couw terjadi berat
sebelah . Pedang di tangan Lui Couw sudah patah-patah dan kini dia melawan Han
Sin dengan tangan kosong .
" Hyaattt !" Lui Couw menyerang dengan ganasnya dengan
pukulan mematikan dari Lo-hai-kun . Akan tetapi Han Sin sudah mengenal jurus itu
dan dengan pengerahan sinkangnya , dia menangkis .
" Dukkk ... breesss .... ! " Tubuh Lui Couw terbanting keras , akan tetapi dia
bangkit kembali , mengusap keringat dari kening yang memasuki matanya dan
mendengus . " Cian Han Sin , engkaupemberontak ! Berani melawan
utusan Kaisar ?" . " Hemmm , Lui-ciangkun . Engkau adalah pengkhianat !
Engkau amat jahat membunuh ayahku secara curang ,
membunuh pula ibuku dengan engkau mencuri Hek-liong-kiam
. Engkau bahkan bersekutu dengan see-thian-mo da Pak-te-ong untuk membunuh
kaisar ! Sungguh manusia tak berbudi , sudah di beri pangkat tinggi masih hendak
membunuh kaisar Pengkhianat besar !" .
" Tidak mengherankan karena dia adalah putera mendiang
Toat-beng Giam-ong , Koksu dari Kerajaan Toba !" kata Kim Lan yang sudah
mendapat keterangan tentang diri panglima itu .
" Ah , kiranya engkau putera Toat-beng Giam-ong " Jadi
engkau adalah saudara seperguruan ibuku sendiri , dan
engkau telah membunuhnya !" .
" Keparat ! Akan kukirim engkau menyusul ibumu !" Lui
Couw menjadi marah dan nekat karena tahu bahwa dia tidak akan mampu melarikan
diri lagi . Dia menubruk bagaikan
seekor singa menerkam domba , dan serangan ini di sambut oleh Han Sin dengan
pukulan Bu-tek Cin-keng .
" Desss .... ! " Tubuh Lui Couw terpental jauh dan jatuh
terbanting keras , tak dapat bangkit kembali karena dia sudah tewas seketika .
Setelah melihat bahwa Lui Couw dan Bong Sek Toan tewas
, Han Sin menghela napas panjang dan dia segera membuat lubang untuk mengubur
dua mayat itu . Tanpa berkata
apapun Kim Lan membantu pekerjaan itu dan biarpun tadinya Cu Sian memandang
dengan alis berkerut , akhirnya ia
membantu pula . Mereka bertiga menggali lubang dan mengubur dua mayat
itu tanpa banyak cakap . Setelah selesai menguburkan dua mayat itu , barulah Han Sin menghadapi mereka
dan berkata , " Kalau kalian tidak datang tepat pada saatnya , tentu aku yang
sekarang ini di kuburkan di sini , itupun kalau ada yang mau menguburku " .
" Kami sudah mengikutimu dari Kota raja , Sin-ko . Kami berdua kebetulan berada
di kota raja dan kami mendengar berita bahwa engkau di tangkap Lui-ciangkun ,
maka kami lalu membayangi dan mengejar sampai ke sini " , kata Kim Lan .
Han Sin memandang kepada dua orang gadis itu bergantian dan dia melihat
perubahan sikap Cu Sian . Sungguh besar sekali bedanya antara Cu Sian dahulu dan
sekarang . Sekarang Cu Sian menjadi begitu pendiam , bahkan agaknya seperti
orang yang enggan untuk memandang kepadanya , melainkan selalu menundukkan
muka . " Lan-moi , sungguh aku girang sekali dapat bertemu
denganmu di sini , karena sudah lama aku mencari-carimu .
Ada urusan penting sekali hendak kubicarakan denganmu , Lan-moi " .
Mendengar ini , Cu Sian memutar tubuhnya dan berkata , "
Enci Lan , maafkan aku . Aku akan pergi sekarang juga " .
Akan tetapi Kim Lan segera menangkap lengannya dan
menahannya " . " Adik ku , nanti dulu . Sebelum Sin-ko menyatakan
pendapatnya , engkau tidak boleh pergi dulu " . Kemudian Kim Lan memandang
kepada Han Sin dengan sinar mata penuh
teguran , lalu berkata lantang ," Sin-ko , sekarang kami berdua minta kepadamu
agar berterus terang . Seorang
pendekar gagah tentu tidak akan bersikap plin-plan ,
melainkan suka berterus terang dan tidak menyakiti hati orang
" . Tentu saja Han Sin memandang dengan heran , akan tetapi alisnya lalu berkerut
dan jantungnya berdegub tegang karena dia teringat akan kata-kata dan sikap Kim
Lan mengenai diri Cu Sian tempo hari .
" Katakanlah , apa yang harus ku jawab dengan terus
terang itu " . " Sin-ko , biarpun sudah jelas bagi ku bahwa selama ini engkau mencinta Cu
Sian , akan tetapi adik Cu Sian minta penegasan dari mulutmu sendiri , karena ia
menganggap bahwa engkau mencintaku .
" Nah sekarang di depan kami berdua , katakana , kepada siapa engkau mencinta ?"
. Biarpun Han Sin sudah menduga lebih dulu pertanyaan ini , namun dia tertegun
juga dan sampai lama tidak mampu
menjawab , hanya memandang bergantian kepada kedua
orang gadis itu . Kepada Kim Lan yang menatap tajam
wajahnya dan kepada Cu Sian yang menundukkan mukanya .
Akhirnya dia berkata dengan suara yang sungguh-sungguh
keluar dari lubuk hatinya , tidak di buat-buat . " Aku saying kepada kalian
berdua , aku saying kepada Sian-moi seperti aku saying kepadamu , Lan-moi .
Inilah jawabanku yang jujur
" . Wajah Kim Lan berubah pucat , lalu merah dan ia berkata dengan penasaran . "
Sin-ko , engkau tidak boleh menjawab begitu ! Engkau harus menikah dengan adik
Cu Sian , kalau tidak , aku .... Aku akan benci kepadamu !" .
Cu Sian merengut tangannya terlepas dari pegangan Kim
Lan , kemudian memandang kepada Kim Lan dengan kedua
mata basah air mata . " Tidak ! Aku hanya mau menikah
dengan Sin-ko akan tetapi dengan satu syarat .... !" .
" Apa syaratnya , adik Cu Sian ?" Tanya Kim Lan heran .
" Syaratnya , Sin-ko harus menikah dengan enci Kim Lan
lebih dulu . Kalian tahu kemana akan dapat menemukan aku di Tiang-an !" Setelah
berkata demikian , Cu Sian melompat dan berlari cepat meninggalkan tempat itu .
Kim Lan menjadi bengong dan bingung . Setelah bayangan
Cu Sian tidak nampak lagi , barulah Kim Lan menhadapi Han Sin dan dia berkata
dengan bingung . " Apa ... apa maksudnya ia berkata seperti itu dan mengajukan
syarat gila itu ?" .
Han Sin tersenyum dan memandang nakal . " Apanya yang
aneh " Akupun mempunyai syarat , Lan-mo . Aku mau
menikah dengan Cu Sian dan membahagiakan dengan syarat
bahwa aku harus menikah dulu dengan Ang Swi Lan !" .
" Ehhh " Siapa itu Ang Swi Lan ?" Tanya Kim Land an
matanya mencorong marah , kedua pipinya berubah merah
sekali . " Ang Swi Lan adalah gadis tercantik di dunia , dan
sebetulnya hanya kepada Ang Swi Lan saja aku jatuh cinta dan tergila-gila . Akan
tetapi aku mau menikah dengan Cu Sian asalkan aku lebih dulu menikah dengan Ang
Swi Lan " . Kim Lan menjadi marah sekali . Ia mengepal tinju dan
bertanya , " Siapa itu Ang Swi Lan " Agaknya ada siluman betina yang telah
menyihirmu sehingga engkau tergila-gila kepadanya ! Tunjukan dimana dia !" .
" Kalian sudah tahu engkau mau apa terhadap dirinya ?" .
" Aku harus mengatakan kepadanya bahwa engkau telah
ada yang punya , bahwa engkau sudah mencinta ... eh , dua
orang gadis dan aku akan mengenyahkannya kalau ia tidak melepaskan cengkraman
sihirnya dari mu " .
" Ha-ha-ha , engkau mau tahu siapa orangnya " Ang Swi
Lan adalah gadis yang kini berada di depanku , yang marah-marah karena cemburu .
Engkaulah Ang Swi Lan , Lan-moi " .
Kim Lan melangkah mundur dua langkah dan memandang
kepada pemuda itu dengan alis berkerut . " Apa ... apa
maksudmu , Sin-ko " Jangan engkau mempermainkan aku !" .
" Aku tidak mempermainkan , lan-mo . Engkau memang
bernama Ang Swi Land an aku telah bertemu dengan ibu
kandungmu !" . " Apa-apaan ini ! Bagaimana engkau bisa tahu bahwa ada
seorang yang mengaku sebagai ibu kandungku " Bagaimana
kalau ia berbohong ?" .
" Panjang ceritanya , Lan-moi . Marilah kita duduk menjauhi kuburan ini dan
mencari tempat yang enak untuk bercakap-cakap " .
Mereka meninggalkan kuburan itu dan duduk di bawah
pohon besar di atas batu-batu gunung yang banyak terdapat di situ . " nah ,
ceritakanlah apa artinya semua ini , Sin-ko " .
" Secara kebetulan sekali aku bertemu dengan seorang
yang menceritakan keadaan dirimu di waktu masih kecil .
Engkau di temukan orang itu dalam sebuah hutan , di
tinggalkan oleh seorang wanita dan orang itu mengetahui siapa wanita yang
mebuangmu di hutan itu ?" .
" Siapa orang itu ?" .
" Dia bukan lain adalah mendiang Thian Ho Hwesio ... "
" Suhu ... " Mendiang .....! Jadi suhu telah .... Telah ... "
" Gurumu itu telah tewas dalam pelukanku , Lan-moi " .
" Aih , Suhu .... !" Kim Lan menahan sesengukan dan Han
Sin membiarkannya saja karena dalam menerima berita yang mengejutkan dan
mendukakan itu memang paling baik bagi
Kim Lan untuk menangis . Pelampiasan rasa duka yang terbaik adalah melalui
cucuran air mata . Akan tetapi tidak lama Kim Lan menangis . Ia sudah dapat menguasai lagi dirinya
dan ia berhenti menangis , memandang Han Sin dengan kedua mata kemerahan dan
bertanya , " Bagaimana suhu meninggal dunia , Sin-ko " Apakah dia mati karena sakit ?" .
" Dia terluka parah , Lan-moi . Dia bertemu dengan see-
thian-mo dan Pak-te-ong , dua orang datuk yang berkelahi denganku tadi . Dua
orang datuk itu sudah mengenalnya dan mereka membujuk suhumu agar membantu
mereka bersekongkol dengan Lui Couw untuk membunuh kaisar .
Akan tetapi suhumu tidak sudi dan dia lalu di serang dan di keroyok dua sehingga
terluka parah . Dialah yang bercerita tentang dirimu kepadaku " .
" Aihhh , suhu , betapa malang nasibmu .... " Kim Lan
menghela napas panjang . " Lalu bagaimana , Sin-ko "
Lanjutkan ceritamu . Menurut suhu , siapakah wanita yang telah membuangku di
hutan itu " Apakah ia itu ibu kandungku
?" . Sama sekali bukan , Lan-moi . Bagaimana ibu kandungmu
bisa begitu jahat " Ibu kandungmu adalah seorang wanita yang bijaksana dan baik
hati , seperti engkau ! Yang
membuangmu di hutan itu dan terlihat oleh gurumu adalah seorang tokouw bernama
Kang Sim To-kouw , ketua Thian-li-pang dari Thian-san " .
" Hemmm , mengapa ia melakukan hal itu " Apakah ia
menculik aku ?" . Aku pun bertanya seperti itu dalam hatiku , karena merasa penasaran aku lalu
pergi ke Thian-li-pang menemuinya . Kami sempat bertanding dan aku berhasil
mengalahkannya . Sesuai dengan janjinya bahwa kalau kalah ia akan bercerita
tentang dirimu , maka berceritalah Kang Sin To-kouw akan
perbuatannya yang kejam , yang timbul karena perasaan iri hati " .
" Iri hati " Kepada siapa ?"


Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

" Kepada ibumu . Dengarlah , Lan-moi . Ibumu adalah
sumoi dari Kang Sim To-kouw . Mereka sama-sama menjadi
murid Thian-li-pang yang sebetulnya tidak membolehkan para muridnya menikah .
Karena ibumu melanggar , maka ia
dikeluarkan dari Thian-li-pang . Melihat ibumu hidup bahagia dengan suaminya dan
melahirkan engkau , maka Kang Sim
To-kouw menjadi iri hati . Ia tidak saja menculikmu bahkan ia telah membunuh
ayah kandungmu karena iri " .
" Aih , betapa kejam dan jahatnya !"
" Akan tetapi ia telah sadar dan menyesali perbuatannya .
Bersamaku lalu ia pergi menemui ibumu dan mengakui segala perbuatannya , baik
mengenai pembunuhan suami ibumu
maupun tentang penculikan atas dirimu . Ia bukan hanya
mohon ampun , melainkan bersedia menerima hukuman dan
rela di bunuh . Akan tetapi ibumu adalah seorang wanita yang bijaksana dan baik
hati sekali , ia tidak marah hanya menyesal mengapa sucinya berbuat sekejam itu
dan ia memaafkannya ! . Nah , dari ibu itulah aku dapat mengetahui bahwa
sesungguhnya namamu adalah Ang Swi Lan . Aku sudah
berjanji kepada ibumu untuk mencarimu sampai dapat dan
membawamu pulang kepada ibumu " .
" Siapakah ibuku , Sin-ko ?" .
" Engkau tentu tidak pernah menduganya , Lan-moi .
Engkau pernah bertemu dengannya bahkan berkenalan . Ia
adlah Pek Mau To-kouw ketua Hwa-li-pang di Hwa-san " .
" Ahhhh ............ ! " Kim Lan membayangkan wanita tua
dengan rambutnya yang sudah putih semua itu . Seorang
nenek yang baik hati dan budiman . Akan tetapi ia
mengerutkan alisnya . " Sin-ko , bagaimana aku dapat yakin akan semua ceritamu ini " Biarpun suhu
sudah bercerita , biarpun mereka semua sudah mengaku , akan tetapi apa buktinya
bahwa aku adalah puteri Pek Mau To-kouw dari Hwa-li-pang ?" .
Han Sin tersenyum . Dia tidak ragu lagi . " Akupun sudah bertanya akan hal itu
kepada Pek Mau To-kouw dan ia
mengatakan bahwa pada rubuhmu terdapat tanda-tanda khas yang tidak mungkin
terdapat pada orang lain " .
Wajah Kim Lan menjadi merah . " Tanda-tanda khas "
Apakah itu ?" . " Kata Pek Mau To-kouw , di telapak kaki kananmu terdapat bercak hitam . Nah ,
benar atau tidakkah , Lan-moi ?" .
Mendengar ini , wajah Kim Lan menjadi merah sekali dan ia menutupi mukanya
dengan kedua tangan ." Ah , ibuuuu ....
! " . " Mari kita ke Hwa-San , Lan-moi . Kita temui ibumu yang tentu sudah
mengharapkan dan menunggu-nunggu " .
" Baiklah , Sin-ko . Akan tetapi ....... Bagaimana dengan Cu Sian ?" .
" Bagaimana dengan ia tergantung kepada keputusanmu ,
Lan-moi , Kalau engkau dapat memenuhi syarat nya dan
syaratku , tentu semua menjadi beres !" .
" Hemmm , berarti engkau hendak mengawini kami berdua
?" . " Bukankah itu syarat dari Cu Sian " Kalau engkau
menghendaki agar ia berbahagia , dan kita berdua juga
berbahagia , tidak ada jalan lain bagimu kecuali menyetujui , bukan ?" .
" Ihhh , engkau laki-laki mau enaknya saja ! " kata Kim Lan akan tetapi ia
tersenyum . Han Sin tertawa dan mereka lalu melanjutkan perjalanan menuju Hwa-
San . ****** Setelah meninggalkan tempat itu , Han Sin teringat akan
pedang Hek-liong-kiam . " Lan-moi , bagaimana pendapatmu "
Apakah sebaiknya kalau pedang ini kuserahkan dulu kepada kaisar ?" .
" Hemmm , jangan bodoh , Sin-ko . Kalau engkau pergi ke kota raja dan menghadap
kaisar , engkau seperti ular mencari penggebuk saja . Para perwira tentu sudah
melapor bahwa engkau telah membunuh Lui-ciangkun dan engkau akan
ditangkap sebagai pemberontak . Pula , bukankah Hek-liong-kiam itu peninggalan
ayahmu sendiri . Tidak semestinya kalau diserahkan kepada kaisar . Aka mendengar
berita yang banyak tentang diri kaisar dan berita itu menyatakan bahwa dia
adalah seorang yang kurang bijaksana , bahkan melakukan banyak hal yang
merugikan rakyat . Kita tidak perlu kesana dan sebaiknya engkau menjauhkan diri
dari kota raja , Sin-ko "
. Han Sin mengangguk-angguk . " Pendapatmu memang
tepat sekali . Kalau selalu bersamamu , aku mempunyai
seorang penasehat yang amat bijaksana . Nah , mari kita berangkat menuju ke Hwa-
san " . Mereka melakukan perjalanan dengan cepat tanpa halangan sesuatu dan tibalah
mereka di kuil Hwa-li-pang di pegunungan Hwa-san itu .
Kedatangan mereka di sambut sendiri olah Pak-Mau To-
kouw . Pendeta wanita ini berdiri termangu-mangu melihat gadis berpakaian putih
yang datang bersama Han Sin .
Demikian pula Kim Lan atau Ang Swi Lan atau Lan Lan
berdiri seperti terpesona memandang wanita yang sebetulnya belum begitu tua ,
belum lima puluh tahun akan tetapi yang rambutnya sudah putih semua seperti
benang-benang kapas itu . Kemudian , keduanya seperti di tarik oleh besi
sembrani , saling menghampiri dan saling rangkul sambil menangis
.........!" . " Swi Lan .... ! Lan-Lan , engkau Lan-Lan-ku ... ah , benar-benar engkau Swi Lan !
Terima kasih kepada Tuhan ..... " .
Tokouw itu mencium muka anaknya sambil menangis
kegirangan , penuh bahagia terasa di hatinya .
" Ibu , maafkan anakmu yang telah membuat ibu selalu
bersedih hati " kata Lan-Lan sambil mencium pipi ibunya yang masih montok dan
belum terganggu keriput itu .
Ibunya merangkulnya , lalu membawanya duduk di kursi .
Mereka bertiga duduk menghadap meja . Lan-Lan dekat sekali dengan ibunya dan Han
Sin berhadapan dengan mereka . "
Bukan salahmu , anakku . Engkau masih kecil ketika di culik orang , dan tentu
baru sekarang engkau mendengar semua
tentang riwayatmu dari Han Sin " .
" Kang Sim To-kouw itu sungguh kejam dan jahat sekali , ibu . Bukan hanya
menculikku , memisahkan aku dari ibu , akan tetapi ia juga membunuh ayahku " .
" Bukan kejam dan jahat , anakku . Melainkan iri hati .
Nafsu iri memang dapat membutakan mata bathin manusia
dan menghilangkan segala pertimbangan dan perasaan halus .
Akan tetapi suci sudah menginsafi kesalahannya , bahkan jauh sebelum bertemu
dengan Han Sin ia sudah tersiksa , terhukum karena dikejar-kejar oleh nuraninya
sendiri yang merasa berdosa . Dan akupun sudah memaafkannya anakku " .
" Ibu bijaksana sekali dan aku bangga mempunyai ibu
begini bijaksana " kata Lan Lan sambil memandangi wajah ibunya dengan penuh
kasih sayang . " Semua ini berkat bantuan Han Sin . Kalau tidak ada dia , sampai sekarangpun
belum kita akan dapat saling bertemu dan berkumpul kembali . Entah apa yang
dapat kami lakukan untukmu , Han Sin . Untuk membalas budimu yang amat
besar " . " Tidak perlu sungkan , bibi . Karena kita adalah orang-orang sendiri . Harap
bibi ketahui bahwa kalau aku bersusah payah menolong Lan-moi , itu berarti aku
menolong calon istriku sendiri " .
" Ahhhh .... " Begitukah ..... ?" Pek Mau To-kouw
memandang kepada mereka bergantian dengan wajah berseri
. Lan Lan menundukkan mukanya yang menjadi kemerahan
dan Han Sin tertawa lalu berkata , " Kami berdua saling mencinta dan sudah
berjanji untuk menjadi suami istri , bibi " .
" Siancai .... ! bagus , bagus !
Wah , hari ini pinni mendapat kebahagiaan ganda .
Menemukan kembali puteriku dan sekaligus memperoleh
mantu yang baik sekali . Ini harus di rayakan !" ia lalu memanggil para muridnya
untuk mempersiapakn sebuah pesta untuk menyambut kembalinya anak yang hilang
sejak kecil itu . Semua anggota Hwa-li-pang ikut bergembira dengan
peristiwa itu . Apalagi ketika mereka mengetahui bahwa puteri ketua
mereka adalah gadis baju putih yang sudah lama mereka
kagumi dan calon mantunya adalah pemuda gagah yang dulu hamper dipaksa keluarga
gila untuk menjadi mantu mereka .
Malam itu , ibu dan anak ini melepas rindu dan saling
bercakap sampai semalam suntuk . menceritakan semua
pengalamannya kepada ibunya yang merasa bangga sekali
kepada puterinya . Puterinya bukan saja telah menjadi
pendekar wanita yang memiliki ilmu silat lebih tinggi darinya , akan tetapi juga
pandai ilmu pengobatan dan ilmu sihir ! Akan tetapi ketika ia menceritakan
kepada ibunya tentang Cu Sian , pendeta wanita itu menjadi heran .
" Cu Sian , yang kau maksudkan pemuda pengemis yang
gagah perkasa itu ?"
" Ia bukan pemuda , Ibu , ia adalah seorang gadis yang
manis sekali . Dan ia .... Ia amat mencinta Sin-ko jauh hari sebelum aku bertemu
dengan Sin-ko " . " Ahhhh .... ! Dan bagaimana dengan Han Sin " Apakah dia
juga mencintainya ?" .
" Sin-ko sayang kepadanya , sejak ia menyamar sebagai
pria dan di sayang seperti adik sendiri , akan tetapi .... " .
" Akan tetapi apa ?"
" Cu Sian sungguh amat mencinta Sin-ko , dan hatiku tidak tega membiarkan ia
merana kalau ia sampai tidak dapat
menikah dengan Sin-ko , apalagi setelah malapetaka itu
menimpa dirinya " Dengan terus terang Lan Lan bercerita kepada ibunya
tentang apa yang menimpa diri Cu Sian , betapa Cu Sian telah diperkosa oleh Lui
Sun Ek yang kemudian dibunuhnya . Dan ia bercerita pula kepada ibunya bahwa ia
telah mengalah dan menganjurkan kepada Han Sin untuk menikah dengan Cu Sian
. " Ah , engkau keliru anakku . Kebijaksanaan ada batasnya , mengalahpun ada
batasnya . Engkau hendak memaksakan
sesuatu yang tidak mungkin " .
" Akan tetapi aku rela mengalah demi kebahagiaan Cu Sian
, ibu . Aku merasa kasihan sekali kepadanya " .
" Memang itu salah satu perasaan yang baik . Akan tetapi mengalah dengan
mengorbankan diri sendiri " Dan apa kau kira bahwa perbuatanmu itu ,
pengorbananmu itu , akan mendatangkan kebahagiaan bagi Cu Sian sendiri " Bagaimana mungkin ia dapat
berbahagia bersuamikan seorang yang
hanya menyayangnya seperti adik sendiri " Engkau harus ingat pula akan perasaan
hati Han Sin . Apakah dia akan dapat hidup berbahagia , berpisah dari engkau
yang di cintanya dan terpaksa menikah dengan gadis yang hanya di sayangnya
seperti adik " Dan engkau sendiri ! Ah , pengorbananmu yang kau anggap mulia itu
akhirnya bahkan akan membuat kalian bertiga menderita kesengsaraan dan
kekecewaan hati yang menimbulkan penyesalan selama hidup " .
Lan Lan tertegun dan ucapan ibunya itu meresap benar ke dalam sanubarinya . Ia
seolah baru terbuka matanya dan
melihat kemungkinan dalam pandangan yang benar dan tepat itu .
" Akan tetapi sudah terlanjur , Ibu . Sudah kukatakan
kepada Han Sin bahwa kalau dia tidak mau mengawini Cu Sian
, aku akan membencinya . Semua itu kukatakan hanya untuk mendorongnya mengawini
Cu Sian " . " Anak bodoh ! Dan Cu Sian sendiri " Apa katanya " Apakah ia mau diperisteri
oleh Han Sin setelah dirinya ternoda "
Apakah ia tidak akan merasa rendah diri ?" .
" Mula-mula Cu Sian memang tidak mau , akan tetapi
akhirnya ia mengatakan bahwa ia mau menjadi isteri Han Sin dengan satu syarat
yaitu setelah Han Sin menikah dengan aku
!" . Pak Mau To-kouw tersenyum dan mengangguk-angguk .
Gadis itu berbudi baik . Agaknya ia tahu bahwa engkau mencinta Han Sin , maka ia mengajukan syarat
seperti itu . Akan tetapi bagaimana dengan Han Sin sendiri " Maukah dia menikah
dengan Cu Sian ?" . " Itulah ibu yang menjadi persoalan . Sin-ko juga
mengajukan syarat . Dia mau menikah dengan Cu Sian asal boleh menikah dengan aku
lebih dulu !" . " Hemmm , syarat yang sama ! Dengan demikian maka
mau tidak mau engkau terpaksa menikah dengan Han Sin ,
begitukah ?" . " Agaknya demikianlah ibu , demi kebahagiaan mereka " .
" Lan-lan , engkau selalu memikirkan kebahagiaan orang
lain . Itu memang baik dan benar , akan tetapi kalau engkau
mengabaikan kebahagiaanmu sendiri , hal itu merupakan
tindakan yang bodoh sekali . Apakah engkau akan berbahagia kalau menjadi isteri
Han Sin dengan dimadu bersama Cu Sian
?" . " Aku sayang kepada Cu Sian , Ibu . Aku tidak keberatan dan aku akan berbahagia
sekali . Tentu saja kalau bukan Cu Sian , aku tidak akan sudi " .
" Baiklah kalau begitu , akan tetapi aku tidak membenarkan tindakan Cu Sian
itu . Kalau memang Han Sin tidak
mencintanya , mengapa ia memaksa diri menjadi isterinya "
Hal itu hanya akan mendatangkan perasaan kecewa kelak . Ia masih muda , cantik
dan aib itu tidak diketahui orang lain .
Kelak tentu ia masih akan bertemu dengan seseorang pria yang benar-benar
mencintanya . Akan tetapi kalau kalian bertiga sudah mengambil keputusan ,
akupun tidak dapat berbuat apa-apa lagi " .
" Jadi ibu setuju kalau aku menikah dengan Sin-ko ?" .
" Tentu saja aku setuju . Dia seorang pemuda yang baik
sekali " . " Biarpun dia akan menikah pula dengan Cu Sian ?" .
" Hemmm , aku tahu perasaannya . Dia mau menikah
dengan Cu Sian karena engkau memaksanya . Mungkin
engkaupun akan mengajukan syarat gila yang sama pula ,
yaitu , baru mau menikah dengan Han Sin kalau Han Sin
berjanji hendak menikahi Cu Sian , bukan begitu ?" .
Wajah Lan Lan menjadi kemerahan dan ia merangkul
ibunya . " Ibu tahu saja akan isi hatiku ".
" Hemm , lalu bagaimana seandaianya Cu Sian kelak tidak mau menikah dengan Han
Sin ?" . " Ah , ibu ia amat mencinta Han Sin " .
" Mungkin saja ia mengubah pikirannya dan tidak mau
menikah dengan Han Sin yang hanya sayang kepadanya
seperti seorang adik , lalu bagaimana ?" .
" Kalau ia yang tidak mau apa boleh buat . Akan tetapi
kalau Sin-ko yang menolak . Akupun tidak mau menikah
dengannya . Aku tidak mau mengecap kebahagiaan di atas
penderitaan batin Cu Sian " .
" Kalau begitu , persoalannya tergantung kepada Han Sin , sudahlah , sudah cukup
kita bicara . Hari sudah hamper pagi , engkau belum tidur . Engkau perlu mengaso
, Lan-Lan " . " Wah , aku yang lupa diri , ibu . Ibu yang harus mengaso .
Ibu sudah tua dan tentu kelelahan " .
Kedua ibu dan anak ini tidur , akan tetapi sampai lama Lan Lan termenung
memikirkan percakapan yang dilakukan


Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bersama ibunya tadi . ***** Sebulan kemudian , Hwa-li-pang mengadakan perayaan
pernikahan antara Han Sin dan Lan Lan . Atas permintaan Han Sin , maka perayaan
itu dilakukan dengan sederhana , hanya mengundang para penduduk yang menjadi
tetangga . Han Sin mengajukan alasan kepada ibu mertuanya bahwa setelah dia
membunuh Lui Couw , tentu dia akan di cari oleh pasukan Kerajaan dan di anggap
sebagai pemberontak . Maka , kalau pesta pernikahan itu di rayakan secara meriah
dan mengundang tokoh-tokoh kang-ouw , tentu akan ketahuan
dan dapat mendatangkan keributan .
Biarpun perayaan dilangsungkan dengan sederhana ,
namun cukup meriah dan membahagiakan hati sepasang
mempelai yang saling mencinta itu .
Baru tiga hari berpengantenan , Lan Lan mendesak
suaminya agar mereka berdua pergi berkunjung kepada Cu
Sian untuk melamar Cu Sian menjadi isteri kedua Han Sin !
Han Sin tidak berani membantah biarpun hatinya merasa
enggan sekali . Dia telah berjanji ! Maka berangkatlah mereka menuju ke Tiang-an
, kota raja , mereka menyamar sebagai suami isteri dusun yang berpakaian
sederhana sekali . Dengan hati-hati mereka memasuki pintu gerbang kota raja di waktu senja setelah
cuaca remang-remang sehingga
mereka tidak dapat dikenali oleh para penjaga . Dan memang sesungguhnya mereka
berdua terutama sekali Cian Han Sin sudahmasuk catatan sebagai pemberontak yang
di cari-cari ! Dengan berhati-hati sekali mereka memasuki pintu gerbang bersama rombongan
orang-orang dusun lainnya sehingga
tidak dikenali dan akhirnya mereka dapat masuk dengan
selamat . Mereka segera mencari Hek-I Kai-pang yang
pusatnya berada di Tiang-an dan mempunyai rumah besar di daerah selatan kota .
Akan tetapi ketika mereka melihat rumah besar itu di tutup dan papan perkumpulan
Hek I Kaipang telah tidak ada lagi . Di situ bahkan terdapat tulisan tertempel
di pintu depan bahwa Hek I Kaipang telah di bubarkan dan
rumah itu di sita oleh pemerintah ! .
Selagi mereka kebingungan , seorang kakek berpakaian
sederhana menghampiri mereka dan berbisik . " Apakah sicu yang bernama Cian Han
Sin ?" . Han Sin terkejut dan menoleh . Kakek itu berbisik lagi , "
Saya adalah utusan Cu-pangcu yang di tugaskan menghadang sicu di sini . Mari
silahkan mengikuti saya dari jauh .
" Setelah berkata demikian kakek itu berjalan pergi seolah tidak pernah terjadi
apa-apa . Han Sin dan Swi Lan segera mengikutinya dari jarak jauh agar jangan
kentara dan kakek itu membawa mereka memasuki lorong yang berliku-liku dan
ternyata lorong itu menuju ke sebuah tanah kuburan ! Tentu saja tempat itu sepi
sekali , apa lagi hari telah mulai malam .
Mereka lalu duduk di depan sebuah kuburan tanpa
menggunakan api agar tidak diketahui orang lain . Akan tetapi memang tidak perlu
ada api penerangan karena bulan
purnama muncul sore-sore dan cuaca tidaklah amat gelap .
Setelah merasa yakin , bahwa di situ tidak terdapat orang lain
, kakek itu memperkenalkan diri .
" Saya bernama Lo Kian , dahulu menjadi pembantu dari
nona Cu yang menjadi pangcu kami . Ketika Cu-pangcu pulang dari perantauannya ,
pada suatu hari datang ratusan prajurit yang menyerbu dan menyerang kami ,
dengan maksud menangkap pangcu . Kami semua tentu saja mengadakan
perlawanan , akan tetapi jumlah prajurit terus bertamabah sehingga banyak di
antara kami yang tewas " .
" Bagaimana dengan Cu Sian ?" Tanya Swi Lan khawatir .
" Cu-pangcu berhasil melarikan diri bersama sisa anggota kami . Juga saya
berhasil melarikan diri . Kami lalu
menanggalkan pakaian hitam dan mengenakan pakaian biasa sehingga tidak dapat di
temukan para prajurit . Tempat kami ini di sita dan kami tidak berani
menampakkan diri sebagai anggota Hek I Kaipang lagi . Kemudian Cu-pangcu
mengambil keputusan untuk membawa para anggota melarikan diri ke
Shansi di utara " . " Hemmm , mengapa ke Shansi ?" Tanya Han Sin , teringat akan pengalamannya
dengan Cu Sian ketika mereka merantau
ke utara mengalami banyak hal yang aneh-aneh , terutama ketika mereka berdua
menjadi tamu suku Yakka .
" Karena pang-cu mendengar bahwa di utara ada
pergolakan . Kaisar kabarnya mencurigai Li-kongcu putera Gubernur Li di Shansi
yang di dakwa mempunyai hubungan
dan bersekutu dengan orang Turki . Kaisar memanggil Li-
kongcu , akan tetapi Li-Kongcu tidak mau datang sehingga dia di anggap
pemberontak . Maka Cu-pangcu pergi ke sana untuk membantu kalau-kalau Gubernur
Shansi mengadakan pemberontakan terhadap kaisar yang di kuasai orang-orang jahat . Banyak durna
berkuasa di istana kaisar sehingga kami , perkumpulan pengemis yang tidak
bersalah di anggap pemberontak " . " Lalu engkau di suruh menhadang kami di sini , apa pesan pangcu-mu untuk
kami ?" . " Pangcu mengirim surat untuk Cian-sicu dan harus di
terima oleh Cian-sicu sendiri . Oleh karena itu berpekan-pekan saya menanti di
sini dan kebetulan sekali tadi saya melihat sicu . " Lo Kian lalu mengeluarkan
sepucuk surat bersampul untuk Han Sin .
Bulan purnama bersinar dengan cerahnya . Karena tidak
ada awan yang merintangi , maka sinarnya cukup terang bagi Han Sin untuk membaca
surat itu . Dia memperlihatkan
kepada Swi Land an mereka berdua membaca bersama-sama
di saksikan oleh Lo Kian . Surat itu di tulis indah dan jelas .
Sin-ko dan Lan-ci yang baik ,
Kalau kalian datang , aku sudah pergi ke utara .
Perkumpulanku di serbu pasukan , agaknya aku sudah masuk daftar hitam mereka .
Aku dan kawan-kawan akan membantu Gubernur Li menentang kaisar yang lalim .
Tentang janjiku , dengan ini kunyatakan bahwa aku
menarik kembali janji itu . Maafkan aku , enci Lan . Aku tidak dapat menikah
dengan Sin-ko yang ku sayang sebagai
kakakku sendiri . Aku telah salah sangka terhadap perasaan hatiku sendiri . Dan
pesanku bagimu , Sin-ko . Bahagiakanlah enci Lan , aku sangat sayang dan
berhutang budi kepadanya .
Sekianlah , semoga kalian menjadi suami isteri yang
berbahagia . Sampai berjumpa lagi kalau Tuhan menghendaki
. Hormat dari aku , Cu Sian . Han Sin dan Swi Lan saling pandang dalam keremangan
cuaca itu . han Sin melihat betapa sepasang mata isterinya basah air mata . Dia
sendiri merasa amat terharu akan tetapi juga berbahagia dan lega . Akhirnya Cu
Sian menyadari bahwa cinta di antara mereka adalah kasih sayang antara saudara
dan tidak lah baik kalau mereka berdua jadi menikah .
" Nah , sicu , setelah saya menyerahkan surat , saya mohon diri . Saya harus
kembali ke utara bergabung dengan kwan-kawan yang berada di sana " .
Han Sin dan Swi Lan mengucapkan terima kasih dan
merekapun saling berpisah . Suami isteri ini melewatkan malam di sebuah kuil tua
dimana banyak terdapat pula orang-orang dusun yang tidak kuat menyewa kamar .
Dan pada keesokan harinya , mereka berdua keluar dari kota raja untuk kembali ke Hwa-li-
pang . Sebetulnya apakah yang terjadi dengan pergolakan di utara
" Kaisar Yang Ti yang masih dikelilingi banyak durna itu mendapat hasutan dari
mereka . Mereka mengatakan bahwa Gubernur Li , terutama sekali
puteranya , yaitu Li Si Bin pasti mempunyai hubungan
persekongkolan dengan orang Turki . Kalau tidak demikian , bagaimana mungkin dia
dapat membebaskan kaisar ketika di tawan oleh mereka . Dan persekongkolan itu
amatlah berbahaya . Siapa tahu Guebernur Li mengadakan rencana
untuk memberontak , bergabung dengan orang-orang Mongol dan Turki yang menjadi
musuh lama kerajaan . Mendengar hasutan ini , kaisar lalu menjadi curiga kepada Li Si Bin dan dia
mengutus orang untuk memanggil Li Si Bin datang menghadap . Tentu saja dengan
rencana kalau sudah menghadap , pemuda itu akan di tangkap dan di paksa
mengaku tentang persekutuannya dengan orang-orang Turki .
Akan tetapi di antara perwira yang menjadi utusan ini ada yang berpihak kepada
Li Si Bin dan diam-diam dia memberi peringatan kepada Li Si Bin . Pemuda ini
tentu saja menolak dan tidak mau menghadap . Para utusan tidak berani
melakukan kekerasan dan kembali dengan tangan kosong .
Peristiwa itu bagaikan api kecil yang membakar dan yang kemudian menjadi api
besar yang menimbulkan perang
pemberontakan . Li Si Bin memang sudah beberapa kali
menganjurkan ayahnya untuk memberontak sejak mendengar
ketidak-adilan kaisar . Mendengar tentang kaisar yang hanya berfoya-foya dan
menekan rakyat , yang di kelilingi oleh para durna atau pembesar yang jahat .
Akan tetapi Gubernur Li Goan masih menolak , ketika terjadi peristiwa itu ,
yaitu ketika Li Si Bin hendak di tangkap oleh kaisar , Gubernur Li Goan tidak
lagi dapat di cegah kehendak puteranya . Mulai lah Li Si Bin bangkit , memimpin
pasukan yang di dukung banyak
golongan rakyat itu dan di bantu oleh pasukan dari Mongol dan Turki , menyerbu
ke selatan . Terjadilah perang saudara yang hebat sampai akhirnya
Kerajaan Sui jatuh dalam tahun 618 . Akan tetapi ini
merupakan kisah lain lagi .
Kerajaan Sui yang di bangun dengan susah payah oleh
Mendiang Yang Cien yang gagah perkasa , hancur di tangan puteranya yang tidak
becus , Yang Ti 9604 - 6180 merupakan kaisar yang lemah dan menuruti kesenangan
diri sendiri saja , sehingga Kerajaan Sui itu hanya mampu dan bertahan berdiri
selama tahun 581 sampai 618 saja .
Cu Sian dan anak buahnya , yaitu para anggota Hek I
Kaipang , merupakan satu di antara golongan yang banyak membantu perjuangan Li
Si Bin . Bahkan Cian Han Sin dan isterinya , Ang Swi Lan , akhirnya juga
bergabung dan membantu menggulingkan Kaisar Yang Ti yang semakin lemah
. Melalui perang selama hamper sepuluh tahun . Akhirnya Kerajaan Sui dapat di
jatuhkan dan Li Si Bin mengangkat ayahnya sendiri , Guebernur Li Goan menjadi
Kaisar dari sebuah kerajaan baru yang diberi nama Kerajaan Tang ! .
Demikianlah , kisah ini selesai sampai di sini dan kalau dulu
, pedang Naga Hitam di tangan Cian Kauw Cu membantu
berdirinya Kerajaan Sui , kini di tangan Cian Han Sin , bahkan membantu
meruntuhkan Kerajaan Sui dan membantu
berdirinya Kerajaan Tang .
Mudah-mudahan kisah ini ada manfaatnya bagi para
pembaca dan sampai jumpa lagi di lain kisah .
Tamat Lereng Lawu , akhir Juli 1987 .
Si Tangan Sakti 7 Misteri Kapal Layar Pancawarna Karya Gu Long Medali Wasiat 8
^