Pencarian

Tengkorak Maut 13

Tengkorak Maut Karya Khu Lung Bagian 13


dengan sempoyongan. suasana jadi gempar, para jago yang
ada diluar gelanggang sama2 berseru tertahan.
Dalam pada itu manusia srigala bermuka setan telah
menyadari betapa tangguhnya musuh yang sedang dihadapi,
ia tak menyangka kalau kekuatan yang dimiliki Han siong Kie
sekarang telah jauh melampaui kekuatan Mo tiong ci mo
dimasa lampau, ingatan untuk menerima anak muda itu
sebagai muridnya seketika tersapu lenyap dari benaknya.
Sekarang ia baru menyadari betapa bahayanya musuh ini
jika dibiarkan hidup lebih jauh, ingatan jahat melintas dalam
benaknya sambil berpekik nyaring ia maju beberapa kaki
kedepan, segenap tenaga dalam yang dimilikinya dihimpun
kedalam sepasang telapak tangan ketika dilontarkan kemuka,
843 maka bisa dibayangkan betapa dahsyat dan mengerikannya
kekuatan penghancur itu. "Jangan kau bunuh bocah itu" tiba-tiba Ang Nio cu
Tonghong Long berteriak keras:
-000dewi000- Jilid 23 SAMBIL. berseru diapun ayun pula telapak tangannya untuk
membendung angin serangan manusia sigala itu, tapi sayang
tindakan pencegahan ini datangnya agak terlambat setengah
tindak ... Ditengah jeritan ngeri karena kesakitan, Han siong Kie
muntah darah segar dan roboh terkapar diatas tanah.
Menyusul mana sebuah jerit kesakitan kembali menggema
diangkasa, manusia serigala bermuka setan mundur sambil
memegang dadanya, kemudian roboh terduduk diatas tanah,
darah segar meleleh keluar dari celah2 jari tangannya dan
membasahi seluruh pakaian yang ia kenakan-
Ternyata disaat musuh melakukan sergapan maut Han
siong Kie sendiripan melancarkan serangan balasan dengan
ilmu jari Tong kim ci, untung setelah terluka parah kekuatan
serangannya banyak berkurang, itu pun berhasil membuat
beberapa lubang didada musuhnya, kalau tidak sudah pasti
makhluk aneh itu sudah mampus sedari tadi.
Dengan kejadian tersebut, manusia serigala bermuka setan
jadi bergidik hingga bulu kuduknya tanpa terasa pada bangun
berdiri Kawanan jago yang mengikuti jalannya pertarungan itu dari
sisi gelanggang ikut merasa terperanjat, rata2 paras muka
mereka pada berubah hebat.
844 Dengan terlukanya manusia serigala itu maka serangan
dahsyat yang dilepaskan Ang Nio cupun mengena pada
sasaran yang kosong. Begitulah, dalam satu gebrakan kedua belah pihak sama2
menderita luka, namun kalau di hitung2 maka luka yang
diderita Han siong Kiejauh lebih parah.
Kesempatan yang sangat baik ini tidak di buang percuma
oleh kawanan lainnya, per-tama2 keenam orang imam tua dari
partai Kong tong maju lebih dahulu kemuka dan langsung
menerjang kedalam gelanggang.
Menyusul mana delapan pendekar pedang dari kota Tong
ciu, empat orang Tongcu dari perkumpulan tujuh walet serta
belasan orang jago lihay lainnya sama2 berebut masuk
kedalam gelanggang. Dengan ikut sertanya kawanan jago lihay masuk kedalam
gelanggang, maka situasi di sekitar tempat itupun semakin
bertambah tegang. Tiba2 manusia serigala bermuka setan bangkit berdiri,
matanya yacg tinggal sebelah berputar liar, kemudian
bentaknya keras- keras: "Apa yang hendak kalian lakukan?"
Bentakan itu cukup manjur, seketika itu juga kawanan jago
persilatan yang sedang bergerak maju kedepan menghentikan
langkah mereka. Pedang tanpa bayangan Tio cupeng, pemimpin dari Tiong
ciu pat kiam segera tampil kedepan seraya berkata dengan
suara dalam. "setiap umat persilatan yang hadir disini berharap untuk
membunuh manusia muka dingin, kenapa engkau malahan
membantu dirinya?" "Aku tak ambil perduli mau apa kalian semua, pokoknya
sekarang siapa berani mengganggu seujung rambutnya, aku
segera akan suruh orang itu mampus dalam keadaan
845 mengerikan" ancam manusia serigala bermuka setan dengan
tajam. Ancaman ini sama sekali diluar dugaan siapapun juga,
hampir seluruh kawanan jago yang hadir disitu sama2 berdiri
tertegun karena tercengang bercampur heran .... Terdengar
manusia serigala bermuka setan melanjutkan kembali
kata2nya: "Pokoknya selembar jiwa kecil orang itu hanya aku seorang
yang berhak untuk memutuskan, kalau aku ingin dia hidup
terus maka dia akan tetap hidup, sebaliknya kalau aku
inginkan dia mampus, siapapun jangan harap bisa menbelai
dia " "oooh ya?" ejek Ang Nio cu Tonghong Leng dengan sinis
"Kang Tang-hu, aku lihat apa yang kau inginkan tak mungkin
bisa terlaksanakan pada saat ini"
seraya berkata selangkah demi selangkah perempuan tua
itu maju kedepan menghampiri sianak muda itu.
Manusia serigala bermuka setan jadi mencak-mencak
karena kegusaran- kembali teriaknya:
"Ang Nio cu, jadi engkau bersikeras untuk memusuhi
aku?"" "Memangnya aku musti jeri kepadamu?""
sambil tertawa dingin tiada hentinya selangkah demi
selangkah dengan gagahnya perempuan baju merah
Tonghong Leng maju menghampiri musuhnya.
Han siong Kie sendiri pernah cuci otot berganti tulang
disumber air mujarab To meh long swan, kemudian secara
beruntun menjumpai pengalaman diluar dugaan yang
membuat tenaga dalamnya mencapai dua ratus tahun hasil
latihan, meskipun luka dalam yang diderita cukup parah, akan
tetapi sama sekali tidak sampai menggoncangkan jantung
maupun nadinya. 846 Karenanya, sekalipun orang tahu kalau dia sudah terluka
parah, namun anak muda itu masih tetap berdiri tegak dengan
angkernya: Keampuhan sianak muda itu semakin membulatkan tekad
para jago baik dari golongan putih maupun dari golongan
hitam yang hadir disekitar gelanggang, mereka sadar bila hari
ini manusia muka dingin tidak dilenyapkan, maka sukarlah
untuk menemukan kesempatan sebaik ini dikemudian hari,
apa lagi mengingat ilmu silatnya yang begitu lihay.
Apa mau dikata ditengah gelanggang hadir pula dua orang
makhluk aneh yang sudah lama tak pernah munculkan diri
didalam dunia persilatan, dengan kekejian serta kehebatan
mereka, kawanan jago silat tersebut tak berani bergerak
sembarangan. Dipihak lain, Han siong Kie sendiripun sedang
berpikir didalam hati. "Kalau ditinjau dari situasi yang terbentang didepan mata
saat ini, lebib baik aku cepat2 berlalu dari sini, sebab situasi ini
di biarkan lebih jauh niscaya aku sendirilah yang bakal rugi..."
Disamping risau dengan situasi didepan mata, pemuda
inipun mencemaskan nasib dari kelima orang tianglonya yang
ditugaskan untuk mengebumikan jenasah Mo sam yu sekalian,
karena sampai saat itu mereka belum juga munculkan diri,
mungkinkah suatu kejadian yang diluar dugaan telah menimpa
mereka berlima" Berpikir sampai disitu, ia segera putar badan dan siap
berlalu dari tempat kejadian-
Dalam pada itu pedang tanpa bayangan Tio Cupeng telah
merampas sebilah pedang dari rekannya, melihat musuhnya
mau pergi, dia segera enjotkan badan sambil menerjang
kearah Han siong Kie. Dua orang imam tua dari partai Kong tong juga tak mau
membuang kesempatan baik itu, dengan kobaran api dendam
847 yang membara dalam dada mereka, dua orang itu tak sudi
membiarkan musuhnya mampus di tangan orang.
Maka begitu menyaksikan pedang tanpa bayangan terjun
ke gelanggang, kedua orang imam tua itupun sama2
menerjang ke arah musuhnya:
"Bangsat, manusia tak tahu diri rupanya kalian semua
sudah bosan hidup, hardik Ang Nio cu Tonghong Leng marah.
Toya rotannya yang hitam pekat segera diayun kedepan
membacok tubuh seorang imam tua dari Kong tong pay.
Bacokan ini begitu cepat dan keras hingga sukar dilukiskan
dengan kata-kata. Dalam pada itu, manusia serigala bermuka setan telah
menerjang pula kearah pedang tanpa bayangan Tio Cupeng.
sampai dimanakah kelihayan ilmu silat dari Ang Nio cu
Tonghong Leng, rupanya sudah diketahui jelas oleh dua orang
imam tua dari partai Kong tong itu, menyaksikan datangnya
serangan yang amat dahsyat, mereka tak berani menangkis
dengan kekerasan, cepat tubuh mereka menyusut mundur lagi
kebelakang. Dipihak lain, ujung pedang yang dilancarkan pedang tanpa
bayangan Tio Cupeng sudah hampir menembusi tubuh Han
siong Kie, saat itulah manusia serigala bermuka setan telah
menerjang tiba secepat sambaran kilat, dengan gugup ia
lantas tarik kembali serangannya untuk melindungi diri
Gerakan manusia serigala bermuka setan tersebut lebih
cepat dari dugaannya, ketika ia menarik kembali senjatanya,
Criing" pedang itu sudah rontok ke tanah, sementara kelima
jari tangan yang tajam bagaikan cakar elang sudah
mencengkeram pergelangan tangannya, tangan yang lain
menyambar kearahnya. -000dewi000- 848 BAB 47 BETAPA kagetnya pedang tanpa bayangan Tio Cupeng
menghadapi sergapan musuh yang luar biasa itu.
Dipihak lain, ketujuh orang rekannya menjadi panik pula
ketika dilihatnya pemimpin mereka mengalami musibah,
sambil menghardik mereka bertujuh maju bersama menerjang
kearah musuhnya. suatu jeritan ngeri yang menyayatkan hati menggema
memecahkan kesunyian, dada Pedang tanpa bayangan Tio
Cupeng kena di cengkeram bingga robek. isi perutnya kontan
berhamburan diatas lantai menyusul darah segarpun
berhamburan bagaikan sumber mata air.
Selesai membinasakan lawannya, Manusia serigala
bermuka setan melemparkan mayat korbannya yang berada
dalam keadaan mengerikan itu kearah tujuh jagoan yang
sedang menerjang datang. Cepat tujuh orang jago pedang itu menghentikan gerakan
mereka, salah seorang diantaranya menyambut mayat yang
melayang tiba, sementara enam jago pedang yang lain
dengan perasaan dendam yang membara sekali lagi
menerjang maju kemuka. Karena harus menggunakan tenaga kelewat besar, luka
dalam yang diderita Manusia serigala bermuka setan menjadi
kambuh kembali, tubuhnya mulai gontai dan tak mampu
berdiri tegak. Kebetulan Ang Nio cu Tonghong Leng ada disamping
tubuhnya, cepat ia putar toya rotannya dan menyambut
terjangan dari keenam orang pendekar pedang itu.
"criing criiiing" secara beruntun terjadi beberapa kali
benturan nyaring, diantara enam bilah pedang yang
849 menerjang tiba ada tiga bilah diantaranya mencelat dari
cekalan dan rontok keatas tanah.
Agaknya keenam orang pendekar pedang itu menyadari
bahwa ilmu silat mereka bukan tandingan lawan- gagal dalam
sergapan mereka segera mengundurkan diri kebelakang.
Peristiwa berdarah yang baru berlangsung cukup
mengerikan setiap jago yang hadir disitu, rata2 mereka
merasakan hatinya tercekat dan bulu roma pada bangun
berdiri, sepanjang hidup belum pernah mereka saksikan
kejadian sekejam ini. seperti dengan julukannya, Manusia serigala bermuka setan
memang seorang jago yang berhati kejam melewati
kebrutalan seekor binatang, sehabis merobek2 perut pedang
tanpa bayangan Tio Cupeng, ia lantas putar badan mengejar
ke arah Han siong Kie. sambil melesat kearah depan, mulutnya memperdengarkan
suara jeritan aneh yang cukup mendirikan bulu roma siapapun
yang mendengar: Dasar Han siong Kie memang seorang pemuda berbakat
yang punya kecerdasan luar biasa, meskipun waktu yang
tersedia baginya hanya sedikit sekali, akan tetapi ia dapat
manfaatkan kesempatan yang ada itu untuk menyembuhkan
luka yang dideritanya, beberapa bagian tenaga murninya
seketika pulih kembali seperti sedia kala.
Ang Nio cu Tonghong Leng sendiri tidak berpeluk tangan
belaka, setelah memukul mundur enam pendekar pedang dari
kota Tiong ciu, ia segera ikut menerjang kemuka dan
menghalangi jalan pergi dari Manusia serigala bermuka setan
serunya: "Kang Tang hu, jangan kau lukai bocah itu"
"Kenapa?" tanya Manusia serigala bermuka setan dengan
mata melotot besar. "sebab aku nenek tua masih membutuhkan tenaganya"
850 "Membutuhkan tenaganya?" ejek Manusia serigala bermuka
setan sambil tertawa seram,
"heehhhh... heehhh... heehh... Ang Nio-cu, bukankah
engkau tertarik oleh wajahnya yang tampan" sayang engkau
lebih pantas menjadi neneknya. Hmm Aku lihat lebih baik
janganlah punya pikiran lain-."
"Kentut busuk makmu, jangan coba bicara sembarangan
lagi, Hmm Kalau engkau nekad terus, jangan salahkan kalau
kuhajar batok kepalamu sampai remuk"
"Heehhh..heehhh..heehhh.. mau mukul remuk kepalaku"


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ang Nio cu.. Engkau masih belum mampu melakukan tindakan
itu.." "Memangnya engkau pilih mencoba?" tantang Tonghong
Leng, nenek berbaju merah itu sambil ayun toya hitamnya ke
tengah udara. Manusia serigala bermuka setan memang seorang manusia
yang bengis dan kejam dalam perbuatan, namun dia bukan
seorang manusia bodoh yang tanpa perhitungan-
Bila dalam keadaan normal, tentu saja Ang Nio-cu masih
bukan tandingannya, tapi sekarang ia telah menderita luka
dalam yang cukup parah, itu berarti keadaanpun berlainan-
Melihat sang nenek baju merah sudah maju menyerang,
cepat dia ulapkan tangannya seraya berseru: "Eeh..tunggu
sebentar" "Bagaimana " Engkau jeri ?""
"Heeeh heeeh heeeh omong kosong, sejak dilahirkan
sampai setua ini aku manusia serigala bermuka setan tak
pernah mengenal arti kata takut, aku hendak ajukan satu
pertanyaan dulu kepadamu"
"Kalau man kentut, cepat lepaskan kentut baumu itu "
851 "Engkau sungguh2 hendak membelai bocah keparat itu "
Aku toh bukan berbicara hanya sekali saja, sudah berulang
kali kukatakan kalau bocah ini bermanfaat bagiku !"
"Bagaimana kalau tenaga yang dia miliki sudah kau
gunakan"'' desak manusia srigala lebih jauh.
"Tentang soal ini ..apa yang kau harap kau?" Ang Nio-cu
balik bertanya. "Aku harap engkau bersedia menyerahkan kepadaku !"
"Tidak bisa, aku tak dapat serahkan bocah itu kepadamu !"
"Jadi engkau tidak setuju?""
"Benar, setelah kumanfaatkan tenaganya kalau engkau
inginkan bocah ini maka silahkan mencarinya sendiri, aku tak
sudi serahkan dirinya kepadamu"
Han Siong Kie yang mengikuti pembicaraan tersebut dari
samping gelanggang jadi naik pitam, pikirnya :
"Ang Nio cu Tonghong Leog berbuat demi kian karena aku
telah lepaskan malaikat hawa dingin Mo Siu ing, dia akan
suruh aku tunjukkan kearah mana perginya perempuan itu .
Hmm! Apa salahnya kalau kuusir dirinya lebih dabulu
kemudian baru menghadapi manusia serigala bermuka setan?"
Berpikir sampai disitu. dia lantas berpaling kearab nenek
tua baju merab\h itu lalu menegur :
"Bukankah engkau sedang mencari jejaknya Malaikat bawa
dingin..Mo Siu ing.."''
"Benar !" nenek tua itu membenarkan.
"Akan kuberitahukan kepadamu, kemana perginya malaikat
hawa dingin" "Engkau tak usah mencoba untuk main gila dihadapanku,
aku tak percaya dengan segala macam pengakuanmu, aku
852 hanya percaya jika engkau sudah menghantar sendiri diriku
kesitu!" "Antara aku dengan malaikat hawa dingin sama sekali tidak
terikat oleh sengketa atau pun dendam sakit hati, kenapa aku
musti menghantar engkau menemui dirinya"!" sahut sang
pemuda dengan marah. "Hey bocah, kalau toh engkau tidak punya hubungan apa2
dengan perempuan tersebut, apa sebabnya kau larang orang
lain untuk membunuhnya dan mengapa pula kau lepaskan dia
pergi"!" "Aku menaruh simpatik terhadap musibah yang menimpa
dirinya, selain itu aku pun paling benci kalau melihat ada
orang main kerubut atau main sergap. karena itu aku lepaskan
dia pergi" "Dan karena itu juga kau memberi bantuan kepadanya?"
sambung sang nenek baju merah dengan gusar.
"Benar" "Kalau begitu katakan kepadaku, sekarang dia pergi
kemana?" Sementara Han siong Kie hendak memberitahukan kemana
perginya malaikat hawa dingin Mo Siu ing, tiba2..
Jeritan kaget diiringi rintihan kesakitan membelah
kesunyian diudara, menyusul mana gelombang manusia yang
mengurung sekeliling gelanggang sama2 menyisih kearah
samping. Sesosok bayangan manusia, dengan gerakan yang amat
cepat dan lincah menyeruak masuk kedalam gelanggang.
Orang itu, ternyata tak lain adalah Malaikat hawa dingin Mo
siu ing yang sudah berlalu.
853 Dengan muka merah karena marah, hawa napsu
membunuh menyelimuti seluruh wajahnya selangkah demi
selangkah ia berjalan masuk kedalam gelanggang.
Dimana perempuan iblis itu lewat, delapan sosok mayat
menggeletak diatas tanah dengan tubuh hancur barantakan
darah bercampur isi benak berhamburan diatas permukaan
tanah. Kemunculan malaikat hawa dingin Mo Siu ing digelanggang
pertarungan, benar2 diluar dugaan Han siong Kie, ia heran
ketika perempuan itu berlalu dari sana jelas isi perutnya
menderita luka yang cukup parah tapi sekarang ia sudah
berada dalam keadaan segar bugar, suatu kejadian yang sama
sekali tak dimengerti olehnya.
Hanya ada satu hal yang di pahami olehnya, kemunculan
malaikat hawa dingin ini sudah pasti untuk membalas dendam
atas pengerubutan yang dilakukan kawanan jago persilatan itu
belum lama berselang. Dipihak lain, kawanan jago lihay dari golongan putih
maupun hitam yang hadir di gelanggang diam2 merasa
bergidik atas kemunculan iblis perempuan yang ditakuti itu.
Ang Nio cu, nenek tua berbaju merah itu mengikik tertawa
dengan kerasnya, suaranya tajam persis leperti jeritan
kuntilanak, sambil menutul permukaan tanah dengan toya
rotannya dia maju delapan depa ke arah depan, kemudian
sambil menuding ke arah Malaikat hawa dingin Mo Siu-ing
serunya : "Malaikat hawa dingin, sungguh tak kusangka engkau akan
masuk perangkap sendiri. bagus-bagus, dengan begitu, aku
nenek tuapun tak usah repot2 mencari jejakmu!"
Agak tertegun Malaikat hawa dingin mendengar teguran
tersebut, kemudiann ia tertawa cekikikan.
854 "Aku mengira siapa yang sedang kuhadapi, eeh.. tak
tahunva adalah Ang Nio cu! Ada urusan apa engkau datang
mencari aku"!" "Lonte busuk, engkau tak usah berlagak bodoh dihadapan
aku nenek tua." Paras muka Malaikat bawa dingin Mo Siu ing berubah
hebat, makian lonte! itu sangat menyinggung perasaannya, ia
mendengus dingin. "Hmm! Ang Nio cu. kalau engkau ada urusan hayo katakan
saja secara blak-blakan, tapi jangan main caci maki dengan
kata2 kotor semacam itu"
"Apa salahnya dua orang muridku yang sedang mencari
bahan obat2an dibukit Keng san, Mengapa kau bunuh mereka
berdua?"" "Hiiih hiiih hiiih lucu amat pertanyaanmu itu Ang Nio cu,
engkau toh tahu aku malaikat hawa dingin membunuh orang
karena berdasarkan rasa senang, perduli amat ada alasan atau
tidak..." Han siong Kie yang ikut mendengar pembicaraan tersebut,
diam2 mengerutkan dahinya.
Ang Nio cu semakin naik darah, teriaknya dengan penuh
kegusaran: "Perempuan rendah, engkau berani mencari gara2 dengan
aku nenek tua?""
"Memangnya kenapa" " ejek Im sat.
"Keparat, kubacok tubuhmu jadi berkeping-keping."
"Huuh Kalau cuma andalkan kekuatanmu itu, aku rasa lebih
baik cepatlah pulang kandang dari pada mencari mati buat diri
sendiri" 855 "Kurang ajar... engkau menghina aku" Baik, akan kusuruh
kau saksikan sendiri kalau aku bukan tempe busuk yang sama
sekali tak ada gunanya. Berbareng dengan seruan tersebut, dia maju sambil
menyerang, toya rotannya berputar kencang langsung
membabat keatas tubuh maaikat hawa dingin.
Mo Siu ing, perempuan iblis itu mengejek dingin bukan
mengegos dari serangan lawan ia malah maju memapaki
dengan ayunan telapak tangannya.
Suatu pertarungan sengit segera berkobar ditengah
gelanggang, kedua belah pihak sama2 terhitung sebagai
seorang jagoan yang lihay dikolong langit disatu pihak orang
menganggapnya sebagai perempuan iblis yang membunuh
orang tanpa berkedip, dipihak lain orang anggap sebagai
makhluk aneh yang susah dilayani, begitu terjadi pertarungan
sengit, keadaannya benarZ mengenkan sekali..
Manusia serigala bermuka setan yang ada disisi gelanggang
mendadak menyeringai seram sambil mendekati Han Siong Kie
dia menghardik : "Hey bocah keparat, serahkan jiwa anjingmul"
Ia menerjang kedepan sambil menyerang, sepasang
telapak tangannya disertai dengan desiran angin pukulan yang
maha dahsyat langsung menerjang ketubuh Han Siong Kie
Rupanya dalam pukulan yang maha dahsyat ini, Manusia
serigala bermuka setan telah salurkan segenap kemampuan
yang di miliki, dia berhasrat uoiuk menghancurkan kehidupan
musuhnya dalam serangan itu juga, dengan begitu sakit hati
yang di dendamnya selama hampir empat puluh tahun dapat
terlampiaskan, Ketegangan mencekam seluruh gelanggang, hawa
pembunuhan yang ber lapis2 mulai menyelimuti setiap benak
jago persilatan yang nadir disana..
856 Dengan kemampuan yang dimiliki Han Siong Kie.
sebenarnya manusia serigala bermuka setan bukan
tandingannya, tapi sayang ia terluka oleh sergapan Jit yan
pang cu dengan senjata rahasia Jit sat sin-bong nya yang
amat beracun hingga berulang kali harus menelan kegetiran
ditangan lawan. Sekalipun banyak kesempatan baik telah dimanfaatkan
untuk pulihkan kembali kekuatan dalam tubuhnya, itupun baru
lima bagian hawa saktinya yang dapat dihimpun kembali.
Sekalipun pemuda itu tahu dalam keadaan sepeiti itu tak
mungkin ia mampu menandingi musuhnya, tapi dengan
wataknya yang angkuh dan tinggi hati, ia tetap nekad untuk
maju kedepan. Sepasang telapak tangannya diayun kedepan disertai hawa
murni sebesar lima bagian ia sambut datangnya ancaman dari
manusia serigala bermuka setan dengan keras lawan keras.
"Blaammm.." suatu benturan nyaring yang menggelegar
diangkasa terjadi ditengah gelanggang, menyusul teriakan
tertahan menggema diudara.
secara beruntun manusia serigala bermuka setan mundur
tiga langkah kebelakang, dadanya terluka oleh bidikan ilmu
jari Tong kim ci, darah segar mengucur keluar membasahi
tubuhnya, muka yang jelek berkerut kencang namun akhirnya
ia roboh terduduk diatas tanah.
Han siong Kie sendiripan tidak memperoleh keuntungan
apa2, ia muntah darah, tubuhnya terguling sejauh satu kaki
lebih dari kedudukan semula.
Dipibak lain, Malaikat hawa dingin Mo siu ing telah terlibat
dalam suatu pertarungan yang amat sengit melawah Ang Nio
cu sebentar mereka saling menyergap dengan gerakan cepat
sebentar kemudian saling menyerang dengan lambat, semua
pukulan dan serangan dilakukan dengan jurus-jurus serangan
yang aneh tapi ganas, gulungan angin puyuh men-deru2
857 menyapu wilayah seluas beberapa kaki, hampir saja membuat
kawanan jago yang berada disekitar tempat itu tak sanggup
berdiri tegak. Enam imam tua dari partai Kong tong yang semenjak tadi
siap siaga, segera maju kedepan dengan cepatnya, mereka
tak mau sia-siakan kesempatan yang sangat baik itu dengan
begitu saja, serentak pukulan2 mematikan diarahkan keatas
tubuh Han siong Kie. Kawanan jago dari perkumpulan tujuh walet tidak menyia2kan
pula kesempatan tersebut, dengan api dendam yang
membara hampir bersamaan waktunya dengan sergapan dari
enam imam tua tersebut, mereka ikut menyergap tubuh Han
siong Kie. sebaliknya tujuh pendekar pedang dari kota Tiong- ciu
langsung menubruk kearah Manusia serigala bermuka setan,
sejak pemimpin mereka mampus ditangan makhluk aneh ini,
rasa dendam mereka telah dialihkan ke atas tubuh iblis
tersebut. Kesempatan baik yang terbentang didepan mata tidak di
sia-siakan dengan begitu saja, diantara kilatan cahaya pedang,
tujuh bilah senjata serentak menyerbu keatas tubuh Manusia
serigala yang sedang duduk dengan napas terengah2.
Ketegangan semakin mencekam seluruh gelanggang,
suasana jadi gempar dan ratusan pasang mata sama2
ditujukan ketengah galanggang dimana sedang berlangsung
tiga partai pertarungan- Enam imam tua dari partai Keng tong sementara itu sudah
berada didepan Han siong Kie, angin pukulan mereka yang
dahsyat serentak menggabung jadi satu menghajar keatas
tubuh lawan- Keadaan jadi kritis, bila pukulan itu sampai bersarang telak
ditubuh anak muda itu, niscaya tamatlah riwayatnya.
858 Untung disaat yang terakhir, sesosok bayangau kecil
melintas masuk kedalam gelanggang, begitu mencapai tempat
tujuan orang itu langsung mengebaskan ujung bajunya ke
depansegulung angin cukulan yang keras dan kencang langsung
menggulung keatas tubuh enam imam dari partai Keng tong
itu.

Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Termakan gelombang angin pukulan yang amat santar itu,
keenam tosu tua tersebut kontan tergetar keras sampai
mencelat kebelakang, kebetulan tubuh mereka menumbuk
diatas tubuh kawanan jago dari perkumpulan Jit yen pang
yang sedang menerjang kemuka, tumbukan membuat suasana
jadi gaduh, semua orang pada roboh terpelanting dan saling
menindih. Jerit kaget menggema dari empatpenjuru Agaknya
peristiwa tersebut sama sekali berada diluar dugaan mereka.
seorang gadis yang cantik rupawan berdiri tegak disisi Han
siong Kie, mukanya diliputi oleh hawa pembunuhan yang
tebal, jangan dilihat mukanya yang lembut, ternyata cukup
memancarkan wibawa yang membuat orang lain tak berani
memandang sembarangan kepadanya.
seorang dara berusia belasan tahun ternyata dalam sekali
kebutan berhasil melempar ke enam jago persilatan kelas satu
kebelakang, hampir saja semua orang tidak percaya dengan
apa yang dilihat. Tiba2 terdengar jerit ngeri yang memilukan hati menggema
diangkasa dan memecahkan kesunyian.
Kawanan jago sama2 alihkan pandangan matanya kearah
mana berasalnya suara itu, tampaklah dua diantara tujuh
pendekar pedang dari kota Tiong-ciu telah dicengkeram oleh
Manusia serigala bermuka setan sehingga dadanya terbelah
dan isi perutnya berhamburan di mana2, percikan darah segar
859 menambah seramnya suasana dalam gelanggang
pertarungan. Sinar mata bengis memancar keluar dari mata tunggal
manusia serigala bermuka setan, tangannya penuh berlepotan
darah segar, sementara tubuhnya gontai sudah tak sanggup
berdiri tegak. Dengan mampusnya dua orang jago itu, maka dari delapan
pendekar pedang, kini masih sisa lima orang belaka.
Kobaran api dendam makin membakar hati mereka, apalagi
setelah tiga orang rekannya mati ditangan seorang musuh
yang sama, lima orang itu jadi nekad, serentak mereka
membentak nyaring dan menerjang kembali kearah makhluk
aneh itu dengan sengit. Suatu pertarungan sengit kembali
berkobar.. Dengan berlangsungnya pertarungah sengit itu, luka dalam
yang diderita Manusia serigala bermuka setan makin
bertambah parah tapi dengan kesempurnaan tenaga murninya
ia masih mampu bertahan, ia belum kelihatan ngotot untuk
melayani serangan2 gencar dari kelima orang pendekar
pedang itu, walaupun ia sudah tak mampu melukai musuhnya
lagi, tapi serangan2 gencar dari lima buah pedang itupun
jangan harap mampu melukai tubuhnya.
Dipihak lain, enam imam tua dari Partai Kong tong telah
berhasil bangkit berdiri, Kui Goan-cu segera tampil kemuka
dan menyapa: "Buliang siu bud Nona, boleh aku tanya siapa
namamu?" "siau li bernama Go siau Bi"
Kiranya gadis cantik rupawan yang munculkan diri tepat
disaat yang kritis ini tak lain tak bukan adalah Go siau bi, dara
cantik yang berhasil diselamatkan jiwanya oleh Han siong Kie
dari tangan kawanan perkumpulan Thian che kau, kemudian
dibawa pergi oleh kakeknya Pat lo sianseng.
860 Dengan sorot mata tajam Kui Goan cu menatap wajah dara
itu tanpa berkedip. kemudian tanyanya lagi:
"Nona, boleh aku tahu engkau berasal dari perguruan mana
dan murid siapa?" Go siau bi tertawa rawan.
"Tentang soal ini, lebih baik totiang tak usah banyak
bertanya?" sahutnya singkat. Kui Goan cu termenung
sebentar, lalu kembali dia bertanya:
"Apa hubungan nona dengan manusia muka dingin"
Apakah kami juga boleh ikut tahu".."
"Kami adalah sahabat"
"Dan nona sudah tahu, apa sebabnya pinto sekalian
bergebrak melawan bocah muda itu?""
"Aku tak mau tahu apa sebabnya" jawab Go siau bi ketus.
"yang jelas totiang sekalian sebagai seorang jago dari
perguruan kenamaan tidak pantas main kerubut atas diri
seorang bocah yang masih muda dan lagi pada saat ini dia
sudah kehilangan daya untuk bertempur ....Hmm Jika
perbuatan ini kalian teruskan, tidakkah malu kalau sampai
ditertawakan oleh umat persilatan" "
Merah padam selembar wajah Kui Goancu karena jengah,
ia tak mampu menjawab dan hanya bisa berdiri melongo.
salah seorang diantara lima imam tua yang berada
dibelakangnya segera tampil ke muka dan berseru:
"Lenyapkan iblis demi ditegaknya keadilan dan kebenaran
dunia persilatan, apa salahnya kalau kami main kerubut"
Memangnya membunuh kaum iblis adalah suatlu tindakan
yang keliru?" sepasang alis mata Go siau Bi mengernyit kencang sehabis
mendengar perkataan itu, ia tertawa dingin dan mengejek:
"Heehh.. heehh.. heehh apa katamu" Lenyapkan iblis demi
ditegakkannya keadilan dan kebenaran" Huuh.. omong
861 kosong, alasan yang sengaja dibuat2 demi kepentingan
pribadi, pokoknya kalau ini hari kalian berani mengganggu
seujung rambutnya. Hmm."
"Engkau mau apa?"
"Nonamu akan suruh kalian mampus di atas genangan
darah segar" Ucapan itu terasa sebagai suatu penghinaan bagi
pendengaran keenam orang imam tua itu, paras muka mereka
kontan berubah hebat. Tiba2 empat belas orang jago dari perkumpulan tujuh walet
menerjang maju kedepan. Go siau Bi mendengus sinis, disapunya sekejap keempat
belas orang jago itu dengan pandangan dingin, kemudian
tegurnya: "Hey, apa yang hendak kalian lakukan?""
"Hutang darah atas kematian lopangcu kami yang
terdahulu belum sempat ditagih, pangcu kami yang baru ikut
mati diujung telapak tangannya, apalagi yang hendak kami
lakukan" sudah tentu mencincang tubuhnya menjadi
berkeping2 untuk melampiaskan rasa benci dan dendam yang
berkecamuk dalam dada kami"
Jawaban ini diberikan oleh seorang kakek berjenggot
pendek. agaknya dia baru saja di angkat sebagai pemimpin
baru dari keempat belas jago perkumpulan tujuh walet. Go
siau Bi menatap hina. "Hmm Untuk kematian pangcu kalian tempo hari, bukankah
manusia muka dingin telah memberi penjelasan yang cukup
terang. Apalagi yang hendak kalian ributkan" Mengenai
kematian dari pangcu kalian yang baru. ..Hmm dia kelewat
bejad moralnya, bukan saja jiwanya pengecut dan kerdil,
beraninya cuma menyergap orang dengan senjata rahasia
beracun.. manusia macam begitu memang sudah sepantasnya
kalau di ganjar dengan hukuman mati..."
862 Paras muka keempat belas orang jago dari perkumpulan
tujuh walet kembali berubah hebat, mereka merasa
tersinggung perasaannya. Kakek tua yang bertindak sebagai pemimpin itu mendengus
dingin, ia tak ambil perduli atas peringatan orang, tiba2 sambil
enjotkan badan tubuhnya menerjang kedepan dan telapak
tangannya langsung diayun kedepan membacok tubuh Han
siong Kle. "Bangsat, rupanya kau memang sudah bosan hidup" hardik
Go siau Bi dengan marah. Ujung bajunya dikebutkan berulang kali kedepan,
hembusan angin tajam langsung meluncur keatas dada kakek
tua itu... Ia menjerit kesakitan, sambil muntah darah segar tubuhnya
mencelat balik kebelakang.
Tiga belas orang jago lainnya jadi amat gusar, serentak
mereka membentak keras, kemudian menerjang kemuka
dengan hebatnya. Go siau Bi ayunkan telapak tangannya berulang kali,
segulung desiran angin tajam menghembus lewat, gulung
demi gulung meluncur secara bergelombang membuat angin
pukulan yang dilancarkan ketiga belas orang jago lihay itu
terpental balik, dengan sendirinya orang2 itu sendiripun
mencelat pula kebelakang.
Enam tosu tua dari partai Kong-tong memang pandai
memanfaatkan kesempatan yang ada, saat itulah mereka
menyergap maju dan lepaskan pukulan gencar ketubuh Go
siau Bi. Merasa dirinya disergap. dara cantik itu membentak keras,
ujung bajunya dikebutkan secara menyilang, enam gulung
angin pukulan yang sedang meluncur tiba seketika tersapu
lenyap hingga sama sekali tak berbekas dari pandangan mata.
863 Rupanya keenam orang imam itu tak pemah menyangka
kalau tenaga dalam yang dimiliki dara muda itu mencapai
puncak kesempurnaan, merasakan ancamannya dipukul
lenyap. mereka jadi terperanjat hingga peluh dingin
membasahi tubuhnya. Dipihak lain pertarungan yang sedang berlangsung antara
malaikat hawa dingin Mo siu ing melawan perempuan baju
merah Tonghong Leng masih berlangsung dengan serunya,
kekuatan mereka boleh dikata seimbang, untuk sementara
sulit untuk membuktikan siapa yang lebih unggul diantara
mereka berdua. Pertarungan yang berlangsung antara lima pendekar
pedang dari kota Tiong ciu melawan manusia serigala
bermuka setan bertahan pula dalam keadaan seimbang, tentu
saja hal ini disebabkan karena makhluk aneh tersebut telah
menderita luka dalam yang cukup parah, andaikata ia masih
segar bugar, jalannya cerita pasti lain.
Dan tak usah diragukan lagi, kelima pendekar pedang itu
sudah pasti telah keok sedari tadi.
Beratus2 pasang mata dari umat persilatan tertuju semua
ketengah gelanggang, mereka dibuat terkesima sebab sudah
puluhan tahun lamanya belum pernah terjadi pertarungan
yang begitu seru dalam persilatan.
Diam2 Go siau Bi melirik sekejap kearah Han siong Kie
yang berbaring dalam keadaan tak sadar, perasaan hatinya
bercampur aduk tak karuan, ia tak tahu bagaimanakah
perasaan hatinya pada saat itu.
Ia mencintai pemuda itu, demi kekasihnya ia rela
mengorbankan segala sesuatu, tapi dikala Put-lo sianseng
mengajukan pinangan baginya, pemuda itu menolak secara
mentah-mentah, karena penasaran ia ingin membinasakan
pemuda itu, tapi sekarang .... bukannya membunuh, dia
malah menyelamatkan jiwanya. Mengapa bisa begitu"
864 Ia sendiripun tak mampu menjawab pertanyaan tadi,
mungkin hal ini disebabkan bibit cintanya yang belum padam
.... Lama sekali dara itu berdiri ter mangu2, akhirnya ia
berjongkok dan masukkan sebutir pil kedalam mulutnya.
kemudian menguruti jalan darah diatas tubuh pemuda itu.
"Nona, apa yang hendak kau lakukan?" tiba2 Kui Goan cu
menegur dengan suara dalam.
"Aku hendak membawa ia pergi dari sini"
"Untuk membawa ia pergi dari sini ?" imam tua itu
mengejek. "Kenapa Kalian berapa orang hidung kerbau hendak
menghalangi niatku ini" HHmm... kepandaian silat kalian
semua masih belum becus ..lebih baik tak usahlah mencari
penyakit buat diri sendiri "
sekali lagi paras muka keenam orang imam tua itu berubah
hebat, dengan marah Kui Goan- cu berseru:
" Nona, jangan ngomong seenaknya Hmm bukan kami saja
yang dagang kemari karena dirinya, coba kau lihat Hampir
sebagian besar orang2 yang hadir saat ini adalah disebabkan
karena dia" "Bagus.. bagus sekali" seru Go siau Bi sambil tertawa
dingin, "siapa yang keberatan dengan tindakanku ini. silahkan
tampil kedepan untuk adu kepandaian dengan diriku"
"Nona, sudah kaupikirkan masak2 dengan perbuatanmu
itu?" "Tentu saja " "Engkau tidak akan menyesal?""
"Kenapa aku mesti menyesal " Tidak pernah-pernah
kusesali semua perbuatan yang telah kulakukan!"
865 Menyaksikan kebulatan tekad dara itu. Kui Goan-cu
berpaling kearah lima orang imam tua yang berada
dibelakangnya, lalu berkata dengan muka serius :
"Hayo kita atur barisan lak-hap-kiam-tin"
Lima orang imam tua yang lain segera mengiyakan, mereka
cabut keluar pedang yang tersoren dipunggung kemudian
saling menyebar dengan cepatnya, dalam waktu singkat
sebuah barisan pedang kokoh sudah diatur, sasarannya adalah
Go Siau Bi dara cantik itu.
Barisan pedang Lak-hap-kiam tin merupakan suatu
kepandaian ampuh dari perguruan Kong-tong-pay. bukan saja
dahsyat dalam serangan, barisan itu paling cocok kalau
digunakan untuk menghadapi seorang musuh tangguh yang
berilmu tinggi. Dengan pandangan dingin Go Siau Bi menyapu sekejap
keenam musuhnya nu, kemudian mengejek. :
"Jadi Kalian hendak mengandaikan permainan tersebut
untuk mengurung nonamu?""
"Bila nona tahu diri segeralah menarik diri dari pertikaiaan
ini, pinto sekalian tak akan menggarggu dirimu lagi" sahut Kui
Goan-cu dengan lantang. Go Siau bi menengadah dan tertawa mengikik.
"Hiihh... hhhhh hiiihhh.. hidung2 kerbau! Sekali lagi nona
peringatkan dirimu, kalau ingin melindungi jiwa tuamu, maka
sekarang masih belum terlambat, kalau kalian tetap berkeras
kepala. ..Hmm! Semua resiko tanggung sendiril"
"Baiklah nona, engkau sendiri yang tetap keras kepala,
kalau begitu jangan salah kan kalau pinto sekalian akan


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyalahi dirimu" 866 "Kalian tak usah banyak bicara lagi. ada kepandaian
keluarkan semua, akan kulihat sampai dimanakah kemampuan
yang kalian miliki.."
Kui Goan cu habis sabarnya, ia mendengus dingin lalu
membentak: "Serbu... ." Enam orang imam tua itu mulai berputar mengelilingi
gelanggang, perputaran itu kian lama kian bertambah cepat
sehingga akhirnya ibarat putaran gasingan.
Go Siau bi sama sekali tidak melayani perputaran lawan,
dia tetap berjaga disisi Han siong Kie, setengah langkahpun ia
tidak bergeser, tubuhnya tegap ibarat batu karang, sedikitpun
tidak bergeming oleh pengaruh lawan..
Mendadak Kui Goan cu membentak keras, sebuah tusukan
kilat dilontarkan kemuka.. Go siau Bi mengayun pula telapak
tangannya untuk menabok ujung pedang lawan, siapa tahu
baru saja ia bergerak, cahaya kilat yang menyilaukan mata
telah tersebar di angkasa, lima bilah pedang yang lain
serentak menggeletar diudara kosong.
Selapis hawa pedang yang tajam, bagaikan pusaran air
kencang menggulung ketengah lingkaran, bukan saja
memunahkan pukulan yang dilancarkan dara itu, malahan
mengisap tubuhnya sehingga tanpa disadari ia ikut terbawa
maju beberapa langkah kemuka.
Kejadian ini sangat mengejutkan hati gadis itu, cepat ia
pusatkan perhatiannya untuk melayani serangan musuh
dengan lebih seksama. Perputaran barisan pedang itu semakin kencang dan
gencar, enam bilah pedang di tangan keenam orang imam tua
itu bergetar kian kemari menciptakan serentetan desiran angin
tajam yang memekikan telinga, hawa pedang bergolak
867 ditengah lingkaran terjangan2 serta hawa tekananpun kian
lama kian bertambah kuat.
Sekarang Go siau Bi baru menyadari kalau apa yang
dihadapi tidak segampang apa yang dibayangkan, ditengah
terjangan dan tekanan yang makin santar ia merasa kuda2
nya mulai goyah, tubuhnya tak mampu berdiri tegak lagi,
sementara hawa pedang yang dingin mulai terasa seperti
menyayat2 badan. Cepat dia pusatkan seluruh perhatiannya jadi satu titik,
sebuah pukulan dahsyat yang menggunakan tenaga sebesar
sepuluh bagian dilontarkan kearah depan-
Siapa tahu... ketika pukulan yang maha dahsyat itu
tergulung kedalam pusaran hawa serangan yang amat santar
itu, tiba2 lenyap tak berbekas, tak ubahnya dengan sebiji batu
kerikil dibuang ketengah samudra yang luas, benar2 lenyap
tak berbekas, hal ini menggelisahkan hati dara tersebut.
"Aku tak percaya dengan segala permainan setan" pikirnya,
" aku tak percaya kalau seranganku bisa lenyap dengan begitu
saja tanpa berbekas.."
Secara beruntun dia lancarkan kembali belasan pukulan
berantai, tapi semua pukulan itu tetap menghilang dengan
begitu saja tanpa mendatangkan hasil apa-apa.
Go siau bi makin terperanjat, sebelum sempat berbuat
sesuatu, putaran yang di lancarkan musuh semakin
mengencang, serangan-serangan yang dilancarkanpun makin
menggila, dia yang terkepung ditengah gelanggang mulai
sesak napas dan terengah2, keselamatan jiwanya semakin
terancam. Pelbagai ingatan berkecamuk dalam benaknya, tiba2 dara
itu membentak keras: "Hei hidung kerbau, kalau tahu diri hayo cepat buyarkan
barisan serangan2 mematikan"
868 "Boleh saja kalau nona menginginkan kami bubarkan
barisan, tapi dengan syarat nona tak akan mencampuri urusan
ini" jawab Kui Goan cu dengan nada berat.
"Hmm! Enak benar kalau bicara, kalau aku tetap ngotot
untuk mencampuri urusan ini, kau mau apa?""
"Kami hanya anjurkan kepada nona untuk undurkan diri
dari pertikaian ini, kalau toh engkau tetap keras kepala, yaa
apa boleh buat lagi" Terpaksa kami akan tetap main keras?"
"Heehhh.. heehhh... heeehhh bagus, bagus rupanya kalian
memang tidak menyesal kalau harus menanggung resiko,
baik, kalau ada yang mampus jangan salahkan aku berhati
kejam, toh sebelumnya telah kuterangkan lebih dahulu"
" Keluarkan saja semua kepandaianmu nona, kami tak akan
menyesal" jawab Kui Goan cu, Tiba2 bentaknya keras:
"Rubah posisi barisan"
Hawa pedang yang berpusing kencang tiba-tiba
menggelombang, bagaikan pukulan2 ombak yang
menghantam dermaga, selapis demi selapis hawa pedang
meluncur datang dan menyayat badan.
Go siau bi teramat gusar, diapun menghardik:
"Hidung kerbau sialan, jangan salahkan kalau nonamu
terpaksa bertindak kejam"
-00dw000kz00- Bab 48 DITENGAH bentakan nyaring, telapak tarigannya diangkat
keatas lalu perlahan-lahan didorong kemuka dengan sejajar
dada. Selapis hawa pukulan berwarra hijau muda memancar
keluar mengikuti dorongan telapak tangan itu, mengikuti suatu
869 ledakan keras yang memekakkan telinga terdengar jerit
kesakitan memecahkan keheningan,
Dua sosok bayangan manusia mencelat ke belakang dan
toboh terkapar, sementara empat orang imam tua yang lain
terdorong mundur beberapa langkah dengan sempoyongan,
senjata merela terlepas semua dari genggaman.
Dalam sekali genjotan, barisan Lak hap-kiam tin yang
paling di bangga2kan perguruan Kong tong pay telah hancur
dan porak poranda, kekalahan yang derita kawanan imam itu
terhitung mengenaskan sekali.
Jeritan kaget berkumandang dari luar gelanggang, ratusan
jago persilatan pada berdiri tertegun dengan mata terbelalak
Lebar Paras muka Kui Goan cu berubah jadi pucat keabu-abuan
dengan bibi2 gemetar ia bergumam sendiri:
"Ilmu pukulan Thian tok Ciang hoat.... ilmu pukulan Thian
tok ciang hoat tak ku sangka benar2 tak kusangka.. ."
"Hey hidurg kerbau, ucapanmu memang tepat sekali!
Tampaknya pengetahuanmu luas juga!" sambung Go Siau bi
dengan muka dingin. Suasana diluar gelanggang kembali jadi gempar.
Menurut berita yang tersiar dalam dunia persilatan, katanya
ilmu pukulan Thian tok siang hoat yang maha dahsyat itu
tercantum dalam sejilid kitab pusaka Thian tok pik liok tak
seorangpun diantara para jago pernah merasakan kehebatan
ilmu pukulan itu, demikian pula dengan Kui Goan cu, ia
bergumam hanya berdasarkan rabaan sendiri, siapa tahu apa
yang ia duga ternyata memang benar.
Kitab pusaka Thian tok pik liok diperoleh leluhur Go Siau bi
yang bernama Hay gwa kiam-khek (jago pedang dari luar
lautan) Go Co beng diatas sebuah pulau kosong yang tak
berpenghuni, ketika berita itu tersiar luas kedalam dunia
870 persilatan, suasana jadi gempar dan banyak jago lihay yang
berdatangan untuk memperebutkan kitab pusaka itu.
Begitu ramai dan gentingnya situasi waktu itu sehingga
akhirnya Put lo sianseng harus turun ke gelanggang untuk
meredakan suasana. Ayah Go siau Bi yakni ketua perkumpulan Pat gi pang Go
Yu too justru mati dibunuh oleh kawanan perkumpulan Thian
che kau lantaran kitab pusaka tersebut.
Dalam pada itu, Kui Goan- cu telah termenung dan berpikir
beberapa saat lamanya, kemudian ia bertanya:
"Apakah engkau adalah keturunan dari ketua perkumpulau
Pat gi pang?"" Mendengar nama ayahnya diungkap. api kebencian
memancar keluar dari balik mata Go siau Bi sambil menggigit
bibir dia menyahut: "Benar, dia adalah ayahku"
Dipibak lain, pertarungan sengit antara malaikat hawa
dingin Mo siu-ing dengan perempuan baju merah Tonghong
Leng masih berlangsung tiada hentinya, tapi keadaan diantara
mereka berdua sudah rada payah, lama sekali mereka baru
saling menyerang satu gebrakan, kalau di lihat dari keadaan
tersebut jelaslah sudah kalau mereka berdua bakal terluka
parah dan akhirnya mati. sementara manusia serigala bermuka setan, entah sedari
kapan telah lenyap dari tempat pertarungan.
Diatas tanah menggeletak tujuh sosok mayat yang berada
dalam keadaan mengerikan, perut mereka ter-koyak2, isi
perutnya berhamburan di itulah mayat dari ketujuh orang
pendekar pedang kota Tiong ciu, dari kemampuan manusia
serigala bermuka setan yang masih sanggup memusnahkan
musuhnya walaupun dia dalam keadaan terluka parah, bisa
dibayangkan betapa sesungguhnya jago aneh tersebut.
871 Han siong Kie sendiri setelah makan obat yang diberi oleh
Go siau Bi, per lahan2 sadar kembali dari pingsannya..
Ia segera bangkit berdiri dan berusaha untuk berdiri
dengan kekuatan sendiri Pandangan matanya waktu itu masih kabur, namun ia
paksakan diri untuk menyapu sekejap sekeliling gelanggang,
tatkala ia menjumpai Go siau Bi berdiri disisinya, sadarlah
pemuda itu akan apa yang telah terjadi.
Perasaan hatinya tergetar keras, rasa menyesal timbul
dalam benaknya, ia jadi teringat kembali akan penampikannya
untuk dinikahkan dengan dara cantik itu.
Go siau Bi sendiri dengan muka murung melirik sekejap
pula kearah Han siong Kie, kemudian ia melengos kearah lain.
Kerlingannya yang amat dingin itu menggetarkan sekujur
badan Han siong Kie, ia merasakan sesuatu yang aneh, suatu
perasaan yang belum pernah dirasakan sebelumnya.
sementara itu semua perhatian ratusan jago persilatan
yang ada disekeliling gelanggang sama2 ditujukan keatas
tubuh pemuda itu. Dengan rasa menyesal Han siong Kie menjura kearah dara
cantik itu, lalu ujarnya:
"Nona, banyak terima kasih atas bantuanmu, untuk
kesekian kalinya aku telah berhutang budi kepadamu"
Go siau Bi sama sekali tidak berpaling, se-olah2 dara itu
takut kalau sampai beradu pandangan dengan pemuda itu.
Ketika mendengar perkataan lawan, dia menjawab dengan
ketus: "Engkau telah selamatkan jiwaku ketika masih ada
diwilayah Lian huan tau, sudah sewajarnya kalau kutolong
pula jiwamu, sekarang kita sudah impas, siapapun tidak
berhutang" 872 "Bukan begitu maksudku nona" seru Han sion Kie cepat.
"bagaimanapun juga budi kebaikan dari nona tak akas
kulupakan untuk selamanya, baiklah... untuk sementara waktu
aku mohon diri lebih dahulu"
Berbicara sampai disitu ia lantas putar badan dan berlalu
dari tempat itu.. Kehambaran dan keketusan sikap Han Siong Kie amat
menusuk perasaan hati dara cantik itu ia merasa amat sedih,
apalagi melihat pemuda itu bermaksud pergi dari situ, dengan
gemas hardiknya: " Han siong Kie, jangan pergi dulu"
Terpaksa Han siong Kie batalkan perjalanannya dan
berpaling. "Apa yang hendak nona katakan?"
"Baru saja engkau sembuh dari luka parah. percayakah
engkau bisa lolos dan sini" tanya Go Siau Bi sambil menggigit
bibir menahan pergolakan emosi.
Dengan pandangan dingin sianak muda itu menyapu
sekejap kearah kawanan jago lihay yang sedang mengawasi
gerak geriknya untuk sesaat ia berdiri tertegun, tapi
keangkuhan membuat ia menjawab dengan ketus :
"Nona tak usah menguatirkan tentang soal ini...aku percaya
masih mampu berlalu dari sini dalam keadaan selamat!"
Betapa sedihnya hati Go Siau Bi melibat kekerasan hati
pemuda iiu, tanpa sadar matanya jadi merah, hampir saja air
matanya jatuh berlinang. "Kau...kau..."'
Ia tak mampu melanjutkan kata2 tersebut akhirnya tak
kuasa lagi titik air mata jatuh berlinang membasahi pipinya.
Han Siong Kie tidak menunjukkan sesuatu reaksi, hanya
dalam hati dia berpikir :
873 "Selama hidup aku tak akan mencintai perempuan macam
apapun...aaahh, tidak kecuali Tonghong Hui. hanya dia yang
kucintai...sayang..aaai.. ia telah pergi..pergi entah kemana"
Dalam keadaan seperti ini dia tak ingin melanjutkan
pertarungan dengan jago2 persilatan itu. sebab luka dalam
yang dideritanya cukup parah, lagipula diapun tak ingin
menambah jumlah korban yang mampus akibat kejadian
tersebut. Selain itu diapun menguatirkan keselamat an dari kelima
orang tianglonya, maka dari itu buru2 pemuda ini ingin berlalu
dari sana. Agak lama Go Siau Bi termenung, akhirnya ia membentak
dengan suara nyaring : "Han Siong Kie ! EagKau telah menghina diriku, aku akan
membuat perhitungan dengan kau !"
"Menghina?" ucap sang pemuda dengan wajah tertegun
"kapan aku pernah menghina dirimu?"
"Dalam hati engkau toh mengetahui dengan jelas !"
"Nona, aku benar2 tak tahu bagaimana aku bisa menghina
nona?"" Air mata semakin deras membasahi pipi Go Siau Bi,
akhirnya ia tundukkan kepala nya rendah2.
Sebenarnya dia hendak menegur apa sebabnya pinangan
kakeknya dia tolak, padahal dalam pertolongan yang diberikan
pemuda itu sebanyak dua kali, tubuh mereka sudah saling


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bergesek dan bagian tubuhnya yang tertentu telah diraba pula
oleh sianak muda itu. Tentu saja sebagai seorang gadis yang masih perawan, ia
tak sanggup mengemukakan kata2 itu.
Bayangan tubuh perempuan yang lain melintas dalam
benaknya, itulah bayangan tubuh dari Tonghong-Hui.
874 "Aaah benar, setelah ada dia, mana mungkin pemuda itu
bersedia mencintai dirinya?"
Tapi. ..relakah hatinya melepaskan pemuda itu dengan
begitu saja" Tidak... sekali lagi tidak. kalau toh tiada harapan
menjadi miliknya, ia tak akan membiarkan pemuda itu terjatuh
kedalam pelukan orang lainsuatu
ingatan yang menakutkan terlintas dalam benaknya.
" Haruskah kubunuh perempuan itu" Haruskah kulakukan
hal itu demi kebahagiaan pribadiku" Agar pemuda itu terjatuh
ketanganku?" Begitulah cinta.. cinta muda mudi, suatu kejadian yang bisa
mendatangkan kebahagiaan tapi dapat pula mendatangkan
bencana.. Walaupun Go siau Bi adalah seorang gadis yang halus budi,
tapi karena pengaruh cinta, ia telah berubah..
Hawa pembunuhan menyelimuti seluruh wajahnya, dia jadi
meringis dan tampak menyeramkan. .
"Han siong Kie, engkau akan kubunuh?" jeritnya.
"Kenapa..?"" tanya Han siong Kie dengan hati tercekat,
tanpa sadar ia mundur satu langkah kebelakang.
"sebab engkau telah menghina aku, menganiaya aku, maka
engkau harus kubunuh.."
"Nona, katakanlah alasanmu yang sejujur2nya, kalau aku
memang pernah menghina engkau atau menganiaya dirimu,
aku bersumpah tak akan melawan, akan kubiarkan nona turun
tangan sekehendak hatimu"
"Dalam hati engkau jauh lebih jelas, kenapa musti
ditanyakan lagi..?" seru Go siau Bi meringis seram.
"Aku tidak memahami"
875 "Baik, kalau engkau belum paham, inilah yang akan
membuat kau jadi paham"
seraya berkata telapak tangannya diayun kemuka,
segulung angin pukulan yang amat santar langsung
menggulung kedepan. "Duuukk" dengan telak pukulan itu bersarang di atas dada
lawan. Diiringi jerit tertahan karena kesakitan tubuh Han siong Kie
mencelat sejauh satu kaki dari tempat semula, darah segar
muntah keluar dari mulutnya, tapi ia tetap berdiri dengan
sempoyongan, mukanya yang tampan berubah hebat
sehingga kelihatan mengenaskan.
seperti mendapat pukulan batin yang amat dahsyat sehabis
melancarkan serangan, itu Go siau bi berdiri menjublak.
sementara air mata yang bercucuran mengalir keluar semakin
deras. Tentu saja pukulan yang ia lancarkan itu hanya
menggunakan tenaga sebesar tiga bagian, kalau tidak.. sedari
tadi si anak muda itu tentu sudah menggeletak sebagai mayat.
Dara itu berdiri tertegun, termangu ....seperti orang bodoh,
mimpipun ia tak menyangka kalau Han siong Kie tak akan
menghindarkan diri, melainkan menerima datangnya serangan
tersebut dengan tubuh sendiri sambil menyeka darah kental
yang menodai ujung bibirnya, Han siong Kie tertawa getir.
Ia mengerti Go siau Bi bukan sungguh2 ingin
membinasakan dirinya, rasa cintalah yang mengakibatkan ia
berbuat demikian. Walaupun begitu, kejadian tersebut tidak sampai merubah
perasaan hatinya terhadap diri Go siau Bi, sebab dia
membenci kaum wanita, tentu saja kecuali Tonghong-Hui
seorang.. 876 Pada saat itulah empat tosu tua dari partai Kong tong serta
kawanan jago lihay dari perkumpulan tujuh walet per lahan2
telah maju kembali menghampiri Han siong Kie. Ketegangan
kembali mencekam seluruh gelanggang.
Waktu itu Han siong Kie masih belum merasa kalau mara
bahaya telah mengancam dirinya.
Pertarungan antara malaikat hawa dingin Mo Siu-ing
dengan Ang Nio-cu Tonghong Leng telah mencapai pula pada
puncaknya, kedua belah pihak sama2 muntah darah segar,
namum mereka masih tetap saling menyerang, saling
menyergap dengan ganasnya, dari keadaan tersebut
tampaknya sebelum salah seorang mampus maka pertarungan
itu tak akan diakhiri.. Disaat yang kritis itulah tiba2 terdengar desiran angin tajam
kembali menggema dari kejauhan..
Semua jago yang hadir dalam gelanggang rata2 tertarik
perhatiannya oleh suara aneh itu..
Hembusan angin aneh telah sirap, ditengah gelanggang
tahu2 telah bertambah dengan sebuah benda, itulah tergkorak
berwarna merah darah.: Lambang dari pemilik benteng maut tiba2 muncul ditempat
itu, rata2 para jago yang hadir di tempat itu sama2 dibuat
terperanjat sehingga tak mampu berbicara...
Empat imam tua dari partai Kong-tong maupun kawanan
jago dan perkumpulan tujuh walet segera mundur kebelakang
dengan hati tercekat.. Sebaliknya Ban Siong Kie merasikan pergolakan darah
panas dalam rongga dadanya..
Maut, kengerian dengan cepat menyelimuti seluruh
gelanggang pertarungan.. "Tengkorak maut!!'. 877 "Tengkorak maut!!"
Suasana jadi amat gaduh, semua orang menjerit kaget dan
rata2 mereka pada mundur dengan ketakutan.
Hembusan angin tajam kembali membelah angkasa.
seorang manusia aneh berbaju hijau, bermain cadar tahu2
sudah berdiri di-tengah gelanggang,
Dia., bukan lain adalah pemilik benteng maui, Tengkorak
maut yang disegani setiap jago.
Dengan sorot mata yang amat tajam Tengkorak maut
menyapu sekejap seluruh gelanggang, kemudian hardiknya
dengan suara menyeramkan:
"Semuanya pergi dari sini!"
Bagaikan mendapat pengampunan, kawanan jago lihay
baik dari golongan putih maupun dari golongan hitam yang
berkumpul disana secepat kilat pada kabut dari situ. dalam
waktu singkat suasana yang semula penuh sesak dengan
manusia kini sudah kosong melompong.
Hanya empat orang saja yang tetap tak berkutik dari
tempat semula, mereka adalah Malaikat hawa dingin, Aag Nio
cu, Han siong Kie serta Go Siau bi..
Paras muka malaikat hawa dingin Mo siu ing beberapa kali
berubah hebat, akhirnya per-lahan2 ia berlalu dari sana.
sekarang dalam gelanggang yang luas tinggal tiga orang
belaka, yaitu Han siong Kie, Go siau Bi serta Ang Nio-cu
Tonghong Leng. sorot mata tengkorak maut yang tajam per tama2 berhenti
diatas wajah Han siong Kie.. kemudian beralih ke atas wajah
Go siau Bi dan akhirnya berhenti diatas tubuh Ang Nio cu,
nenek baju merah itu. Keadaan dari nenek baju merah itu sudah amat payah,
pertarungannya melawan Malaikat hawa dingin telah
878 menguras hampir sebagian besar kekuatan tubuhnya,
sekarang tatkala dilihatnya kemunculan dari tengkorak maut,
paras mukanya berkerut kencang, ia seperti mau
mengucapkan sesuatu tapi akhirnya niatnya itu dibatalkan.
Han siong Kie sendiripun putar otak memikirkan persoalan
itu, ia sadar luka dalam yang dideritanya cukup parah,
sebelum tenaga dalam yang dimilikinya pulih seperti sediakala,
jelas dia bukan tandingan dari Tengkorak maut.
Baik musuhnya ini Tengkorak maut asli ataupun tengkorak
maut gadungan, yang jelas lebih banyak bencana daripada
rejeki bagi dirinya. Go siau Bi sendiri hanya pernah mendengar nama besar
Tengkorak maut. selama hidup baru pertama kali ini ia
berjumpa dengan jagoan lihay yang disegani banyak orang.
Dengan kemampuan yang dia miliki sekarang, bukan suatu
pekerjaan yang sulit bila dia hendak berlalu dari situ, akan
tetapi suatu kekuatan yang aneh membuat ia tak mampu
menggeserkan tubuhnya. Kenapa bisa begitu" Kegantengan dan kegagahan Han
siong Kie telah menarik perhatiannya, dia mencintai pemuda
itu kendati diapun membenci dirinya.
Lama sekali Tengkorak maut mengamat ke tiga orang
musuhnya, kemudian selangkah demi selangkah ia
menghampiri Han siong Kie.
Tercekat perasaan hati Go siau Bi, rupanya diapun dapat
merasakan apa maksud dan tujuan kedatangan dari
Tengkorak maut ini. Cinta memang buta, dia tak dapat membedakan mana
bahaya mana aman, cinta membutuhkan pengorbanan, dan
Go siau Bi rela berkorban demi kekasihnya. Ia langsung
meloncat kedepan, menghadang dihadapan Han siong Kie.
879 sianak muda itu merasa sangat terharu cepat ia berseru:
"Nona. berlalulah dari sini"
"Kenapa?" "Engkau bukan tandingannya"
"Memangnya engkau sanggup melawan dia?" dara itu balik
bertanya. "Ini adalah urusan pribadiku, aku cuma minta kepadamu,
tak usahlah mencampuri soal ini"
"Tidak Aku tak akan pergi dari sini"
Tiba2 Han siong Kie mendorong tubuh dara itu ke arah
samping, dalam keadaan sama sekali tak siap tubuh Go siau Bi
segera mencelat sejauh satu kaki lebih..
"Ehh.. Han siong Kie, apa2an kau ini?" teriak gadis itu
dengan marah." apa maksudmu mendorong aku?"
"Nona, toh sudah kuterangkan bahwa persoalan ini adalah
urusan pribadiku, buat apa engkau musti mencampurinya..."
Belum sempat ia menyelesaikan kata2nya, tengkorak maut
mendadak sudah muncul dihadapannya.
Dengan cekatan Han siong Kin mundur tiga langkah
kebelakang, paras mukanya berubah hebat. .
Tengkorak maut tertawa seram. tiba2 ia ayun telapak
tangan kanannya kedepan. " Engkau berani melukai dirinya?" bentakan nyaring
menggeletar diangkasa, dengan nekad Go siau Bi
menghadang dihadapannya. Menyaksikan kemunculan dara itu, dengan cepat Tengkorak
maut menarik kembali serangannya.
"Eeh budak ingusan" ia berseru "hari ini engkaupun tak
usah tinggalkan tempat ini dalam keadaan hidup, setelah
880 kematianmu ini maka dendam tersebut haaah haah haaahh
biarlah Put lo sianseng yang bikin perhitungan sendiri"
"Tengkorak maut " bentak Go siau Bi dengan marah,
"jangan anggap kau adalah seorang jagoan, bagi nonamu
Hmm engkau tak lebih cuma seorang manusia kacoak"
"'Bagus.. bagus tak nyana dara semuda engkau memiliki
nyali yang amat besar, ini hari aku akan menyempurnakan
dirimu! Nah... pulanglah kerumah nenekmu"
Seraya berkata sebuah pukulan yang maha dahsyat
dilontarkan kearah Go Siau bi, serangan tersebut cepat
bagaikan sambaran kilat dan dahsyat ibarat ambruk nya
sebuah bukit Tay san. Go Siau bi tak berani menyambut serangan tersebut
dengan keras lawan keras, cepat ia berkelit kesamping dengan
suatu gerakan, yang cepat tapi lincah.
Menyaksikan serangannya mengenai disasaran yang
kosong Tengkorak maut melancarkan kembali serangannya
yang kedua. Go Siau bi rnenggertak gigi tiba2 sepasang telapak
tangannya didorong kedepan segulung asap hijau yang amat
tebal dengan cepat meluncur kemuka.
Rupanya Tengkorak maut taho lihay dengan terperanjat ia
berseru tertahan: "Haaa..?" Ilmu pukulan Thian tok ciang-hoat!"
Suatu benturan keras menimbulkan ledakan yang
menggelegar diudara, pasir dan debu beterbangan memenuhi
seluruh angsasa, termakan oleh dorongan angin pukulan itu
Tengkorak maut terdorong dua langkah kebelakang.
'Go Siau Bu amat kegirarang, ia sama sekali tidak
menyangka kalau ilmu pukulan Thian tok ciang-hoat yang
881 dimilikinya sanggup memukul mundur Tengkorak maut yang
ditakuti banyak orang. "Hey budak, lihat toya!" tiba2 Ang Nio-cu membentak
keras. Mengikuti suara bentakannya itu, Tong hong Leng putar
toya rotannya dan langsung membabat kearah Go Siau Bi
dengan hebatnya. Tindakan dari Ang Nio cu ini sama sekali diluar dugaan
siapapun, tak pernah diduga kalau Ang Nio cu bakal
membantu Tengkorak maut untuk menghajar dara tersebut.
Dalam kejutnya cepat Go Siau Bi melesat kesamping untuk
menghindar, kemudian telapak tangannya, berputar
melepaskan sebuah pukulan dahsyat.
"Blaamm!" ditenga benturan keras toya nya hampir saja
terlepas dari genggaman, nenek itu mundur beberapa langkah
kebelakang dengan sempoyongan.
Bukannya nenek tua itu tidak becus, justru karena
pertarungannya melawan malaikat hawa dingin, hampir saja
semua tenaga dalam yang dimilikinya terbuang musnah.
Karena itulah pukulan dari Go siau bi yang kelihatan sangat
enteng tak mampu di hadapinya.
Justru pada detik itu pula tiba2 Tengkorak maut tertawa
seram, sambil loncat kemuka dan lepaskan sebuah pukulan
keatas tubuh Han siong Kie.


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Walaupun sianak muda itu masih lemah, tenaga dalam
yang dimilikinya belum pulih kembali, akan tetapi ia tak sudi
menyerah dengan begitu saja, sisa tenaga lwekang yang
dimilikinya dihimpun menjadi satu kemudian menangkis
ancaman yang tiba dengan kekerasan.
"Blaammm.." dengan disertai benturan yang keras pemuda
itu menjerit kesakitan. 882 Dengan sempoyongan Han siong Kie terdorong mundur
kebelakang, kemudian terkapar diatas tanah dan tak mampu
berkutik lagi. -000dw000- Jilid 24 BETAPA terperanjatnya hati Go Siau Bi, ia segera
membentak kerai : "Tengkorak maut. nonamu akan beradu
jiwa dengan kaul" Ia loncat kedepan, sebelum kakinya men capai permukaan
tanah, pukulan dahsyat Thian tok ciang hoat telah dilepaskan
dengan sepenuh tenaga. Rupanya Tengkorak maut sadar akan ke dahsyatan ilmu
pukulan lawannya. cepat dia menghindar kesamping.
Sekali lagi Go Siau Bi loncat kedepan dan menubruk kearah
Tengkorak maut dengan ganasnya, telapak tangan diayun
berulang kali melancarkan lima buah serangan berantai.
kelima jurus serangan itu semuanya aneh dan jarang dijumpai
dikolong langit. Dalam waktu singkat Tengkorak maut telah dipaksa
mundur sejauh tiga langkah ke belakang.
Suatu pertarungan sengitpun dengan cepat berkobar..
Tenaga dalam yang dimiliki Go siau Bi berasal dari kitab
pusaka Thian tok pit-liok, ditambah pula mendapat bimbingan
langsung dari kakeknya Put lo sianseng. sudah tentu
kemampuan yang diperolehnya sekarang bukan saja amat
dahsyat bahkan sukar ditandingi oleh kawanan jago persilatan
kelas satupun. 883 Diam2 Tengkorak maut merasa terperanjat oleh
ketangguhan dara muda itu, semua serangan yang ditujukan
kearahnya rata2 memakai jurus serangan yang aneh dan
sama sekali berlawanan dengan peraturan pada umumnya,
Bukan saja bayangan telapak menyelimuti seluruh angkasa,
bakkan memimiki pula suatu daya hisap yang sama sekali tak
berujud, membuat serangan balasan yang di lancarkan tak
mampu digunakan dengan sepenuh tenaga.
sekalipun begitu, Tengkorak maut masih bertarung
melawan musuhnya dengan sistim pertarungan yang sama
sekali tak berubah, rupanya dia ada hasrat untuk melenyapkan
Go siau Bi dari muka bumi, oleh karena itu sepanjang
pertarungan berlangsung dia hanya bertahan tanpa
melakukan perlawanan, tentu saja kesemuanya ini disebabkan
karena ia sedang melaksanakan suatu taktik pertarungan, dia
hendak menunggu sampai tibanya kesempatan yang baik
untuk mulai bertindak. seperminum teh sudah lewat, namun pertarungan masih
berjalan dengan serunya, kedua belah pihak tetap bertahan
pada posisi semula, tiada yang menang dan tak ada yang
kalah. Mengikuti jalannya pertarungan itu, Ang Nio cu Tonghong
Leng cuma bisa berdiri dengan mata terbelalak mulut
melongo, ia percaya tenaga dalam yang dimilikinya masih
belum berhasil mencapai ketingkat yang begitu tingginya.
Han siong Kie sendiri dtngan mengandalkan pula tenaga
yang masih dimilikinya teLah berhasil bangkit berdiri dari atas
tanah, hanya saja dengan kondisi tubuhnya sekarang, jangan
toh untuk berkelahi, untuk berdiri tegakpun dia tak mampu.
Dengan pandangan kaku ia mengikuti jalannya pertarungan
yang sedang berlangsung ditengah gelanggang.
Tahu2.. .Tengkorak maut melancarkan beberapa buah
serangan berantai memaksa Go Siau Bi terdesak mundur
884 beberapa langkah kebelakang, sepasang telapak tangannya
dihadapkan satu sama lain. kemudian digosok dan dilontarkan
kedepan.. Han Siong Kie tahu bila tengkorak maut hendak
mengeluarkan ilmu anehnya yang bisa membuat orang tak
mampu mengerahkan tenaga dalamnya, ia jadi sangat gelisah,
cepat teriaknya : "Nona, haii2;..dia.."
Waktu itu Go Siau Bi sedang siap melancarkan serangan
balasan, ketika telapak tangan musuh dilontarkan kearahnya,
tiba2 ia merasakan hawa murninya musnah dan tak sanggup
dihimpun kembali. Betapa terkejutnya sang dara msnghadipi kejadian aneh
itu, ingatan kedua belum sempat terlintas, tahu2 sepasang
telapak tangan dari Tengkorak maut telah meluncur tiba...
"Duuk ..!" diiringi jerit kesakitan yang memilukan hati,
ibarat layang2 putus benang, tubuh sang dara itu mencelat
sejauh tiga kaki lebih dan roboh terkapar diatas tanah.
Han Siong Kie pejamka i miunya rapttl. dalam hati dia
mengeluh : "Aah.. habislah sudah riwayat dan Go Siau Bi.."
Terbayang betapi pengorbanan dari dara itu disebabkan
untuk menyelamatkan jiwa nya, sianak muda itu merasa
hatinya amat sakit bagaikan di-iris2, tak kuasa lagi ia muntah
darah segar. Ang Nio co Tonghong Leng maju selangkah dengan muka
terharu, ia seperti mau mengucapkan sesuatu..
Tengkorak maut tertawa seram, gelak tertawa penuh rasa
bangga, dia ayunkan telapak tangannya keatas tanah dan
menghisap kembali lambang tengkoraknya yang menggeletak
885 diatas tanah, kemudian sambil menyambar tubuh Han Siong
Kie dia berlalu dari situ.
Han Siong Kie sama sekali tak dapat ber kutik, ia cuma
berdiam diri dalam kempitan tengkorak maut itu. ia tahu
percuma ba nyak bicara dalam keadaan seperti ini..
Terbayang kembali akan dendam berdarah dari
keluarganya yang belum sempat terbalas, kemudian pesan
gurunya yang belum di laksanakan, ia makin sedih rasanya.:
Tiba2 ia teringat kembati akan lencana Ok kut cu pay serta
pusaka Hud jiu po pit yang berada dalam sakunya, pemuda itu
semakin gelisah, ia tahu lencana pusaka itu dapat digunakan
untuk memimpin perguruan Thian lam sedangkan pusaka itu
dapat mempelajari sejenis ilmu silat yang tiada taranya
dikolong langit, jika ke dua2nya sampai terjatuh ketangan
tengkorak maut, maka akibatnya sukar dilukiskan dengan
kata2. otaknya mulai berputar untuk mencari jalan
pemecahan, ia berusaha mencari akal untuk mengatasi
bencana itu. Serentetan pegunungan berbatu yang tinggi menjulang
didepan mata, Tengkorak maut langsung meluncur kearah
tebing batu itu, hanya sebentar saja mereka sudah berada
diatas puncak bukit berbatu yang terjal.
Pemuda itu tak tahu kemana dia akan dibawa oleh
musuhnya ini, diapun tak tahu hukuman apa yang bakal
dijatuhkan atas dirinya. Sesosok bayangan kecil mengikuti gerak-gerik dari
Tengkorak maut dari tempat kejauhan, orang itu memang
cukup lincah dan lihay, terbukti jago yang maha sakti itupun
tak sadar kalau jejaknya sedang diikuti oleh seseorang.
Setelah melewati sebuah tebing yang curam, akhirnya
sebuah lembab jurang yang dalam terbentang didepan mata,
kabut tebal menyelimuti sekitar jurang tersebut hingga sukar
dihitung berapa dalamnya jurang tersebut.
886 Satu ingatan mendadak terlintas dalam benak Han siong
Kie, pikirnya: "Daripada aku mati konyol ditangan keparat ini, apa
salahnya kalau aku ajak bangsat ini untuk ber-sama2 terjun
kedalam jurang" Asal dia mampus dan akupun mati, maka
kedua macam benda mustika inipun tak akan sampai terjatuh
ketangan seorang gembong iblis seperti dia.."
Begitu ingatan tersebut melintas dalam benaknya, diam2
sisa hawa murni yang masih dimilikinya dihimpun menjadi
satu, kemudian dengan sepenuh tenaga ia totok jalan darah Ki
hay hiat ditubuh Tengkorak maut.
Tindakan ini memang lihay dan sama sekali diluar dugaan
Tengkorak maut, sayang totokan itu kurang tangguh sehingga
cuma mampu mendatangkan sedikit luka baginya. Walaupun
luka itu sangat lirih, akan tetapi berakibat besar sekali, dengan
serta merta Tengkorak maut melepaskan kempitan nya..
Begitu terlepas dari cekalan, Han Siong Kie terguling ditepi
jurang yang amat dalam itu, kemudian dalam beberapa
gulingan berikutnya, ia sudah terjerumus kedalam jurang yang
amat dalam itu. Tengkorak maut berusaha menyambar korbannya, namun
tak berhasil, akhirnya ia cuma bisa memandang dasar jarang
yang amit dalam itu dengan pandangan kesima.
Sementara itu bayangan kecil mungil yang mengikuti jauh
di belakang telah menyaksikan pula semua peristiwa yang
terjadi didepannya, apalagi setelah mengetahui bahwa acak
muda itu tercebur kedalem jurang. ia merasa hatinya remuk
rendam langkahnya jadi sempoyongan dan hampir saja orang
itu roboh tak sadarkan diri
Siapakah orang itu" Siapa lagi kalau bukan Tongbong Hui. gadis yang telah
berpisah dergan suatu ciuman panjang..
887 Biaa dibayangkan sampai di manakah sedihnya perasaan
hati Tonghong Hui sesudah menyaksikan engkoh Kie yang
tercinta tercebur kedalan jurang, pandangan matanya jadi
gelap dan hampir saja ia ikut tercebur kedalam jurang.
"Ooh. ayah, engkau benar2 berhati kejam, mengapa kau
bunuh Kekasih hatiku.." Oh. ayah. mengapa engkau begitu
tega menyiksa perasaan anakmu" Tahukah engkau ayah,
hidupku terasa jadi kosong tanpa kehadirannya, dan kini
engkau membinasakan dirinya dihadapanku ,ooh, apa artinya
kehidupanku ini . " Oi, kejam, kejam,, ayah. engkau terlalu
kejam . " gumamnya lirih.
Berapa kali dia bermaksud memburu ke tempat kejadian
dan ingin melihat bagiimanakah keadaan dari kekasihnya, tapi
setiap kali keinginannya itu selalu dibatalkan.
Sekarang dia hanya mengharapkansesuatu berharap agar
ayahnya.. Tengkorak maut cepat2 berlalu dari sana.
Air mata jatuh bercucuran membasahi seluruh wajahnya,
butiran air mata telah mengaburkan pandangannya,,.
Gadis itu jadi tertegun...berdiri menjublak dengan pikiran
kosong, ia merasa se-olah2 telah menyaksikan mayat engkoh
Kienya menggeletak dengan badan remuk. Ia se-akan2
merasa telah melihat darah segar yang menggenangi seluruh
permukaan tanah jauh didasar jurang sana..
Dalam keadaas seperti ini dia ingin menangis, yaa
menangis se-keras2nya, agar semua kedukaan dan kepedihan
hatinya dapat tersalur keluar, agar pikiran maupun
perasaannya jadi lega dan enteng..
Akan tetapi gadis itu tak berani berbuat demikian, ia kuatir
perbuatannya itu akan mengejutkan ayahnya, bila Tengkorak
maut sampai tahu kalau dia berada disini, maka keadaannya
pasti akan bertambah runyam..
888 Apa boleh buat" Dara itu hanya bisa bersandar disisi
sebatang pohon sambil menahan isak tangisnya, ia menangis
tanpa suara, hanya air matanya jatuh bercucuran dengan
derasnya. Lama.... lama sekali, entah berapa waktu sudah lewat,
tiba2 gadis itu seperti teringat sesuatu, ia bangkit dan
bergumam lagi: "Baiklah, meskipun selama hidup kami tak dapat hidup
berbahagia sebagai suami istri, biarlah kami mati dalam satu
liang, diaa m baka sana tak akan kutemui dendam sakit hati,
tiada permusuhan ataupun perasaan, perkawinan kami tak
akan dihalangi lagi oleh kenyataan yang kejam, yaa, disitulah
kami akan hidup bahagia, tempat itu memang tempat yang
paling cocok bagi kami untuk membina keluarga . Akhirnya
Tengkorak maut telah berlalu, berlalu tanpa meninggalkan
bekas. Dengan hati yang pedih dan isak tangis yang menjadi,
Tonghong Hui mendaki keatas tebing curam itu, pukulan batin
yang amat berat itu se-olah2 merubah gadis yang kosen ini
menjadi seorang anak dara yang lemah, begitu lemahnya
sampai2 untuk melangkah pun rasanya amat berat.
setelah bersusah payah toh akhirnya sampai juga gadis itu
ditebing tersebut, persis dimana Han siong Kie tercebur
kedalam jurang, ia berdiri termangu, berdiri kaku bagaikan
patung arca, sedikitpun tidak bergerak ataupun berbicara.
Angin gunung berhembus sepoi mengibarkan rambutnya
yang hitam pekat dan panjang terurai sepanjang pundak itu.
sekilas cahaya semu menyelimuti wajahnya yang layu,
kusut dan murung karena dimakan oleh pikiran dan siksaan
batin yang berat, begitu pula rasanya membuat hati orang tak
tega Perasaan hatinya saat ini bagaikan air yang tenang, tiada
harapan, tiada keinginan dan tiada kenangan, semuanya se
889 akan2 sudah tiada, semuanya telah berlalu dan lenyap dengan
begitu saja. Memandang jurang yang ternganga didepan matanya, serta
kabut tebal yang menyelimuti mulutjurang tersebut, ia berdiri
mendelong, matanya memandang kaku kedepan, ia merasa se
akan2 sukma engkoh Kie-nya sedang menggapai kepadanya,
serta memanggil dia agar cepat menyusulnya kealam baka.
Akhirnya gadis itu tak mampu mengendalikan diri lagi, ia
menjerit keras dan terjun kedalam jurang yang tiada tara
dalamnya itu .. "Engkoh Kie.. engkoh Kie Tunggulah aku.. sebentar lagi
akan kususul dirimu di alam baka.."
Jeritannya makin lirih, makin lama makin kecil dan akhirnya
lenyap. lenyap tertelan perut bumi..
suasanapun menjadi tenang kembali, keheningan kembali
mencekam jagad, yang terdengar hanya hembusan angin


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

gunung.. tiupan angin yang sepoi2..
Bagaimanakah nasib gadis yang cantik tapi bernasib
malang itu" Mungkinkah jiwanya melayang tertelan oleh
jurang yang dalam.." Tiada seorangpun yang tahu. Hanya
Thian lah yang maha kuasa dan Thian lah yang maha tahu..
"Yaa.. memang besar pengaruh dari cinta, memang
taksalah lagi kalau orang mengatakan bahwa cinta itu buta,
cinta dapat membuat orang lupa segala2nya, melakukan
segala-galanya tanpa dipikir panjang lagi.. siapakah yang
dapat membantah kenyataaan ini"
-oo0dw0oo- Bab 49 890 SEMENTARA itu marilah kita mengikuti pengalaman yang
ditemui Han Siong Kie setelah terlepas dari cengkeraman
Tengkorak maut gadungan. Setelah terlepas dari cengkeraman musuh ia sengaja
menggelinding dengan harapan bisa menjauhi musuhnya itu.
apa lacur tubuh nya tercebur kedalam jurang yang dalam yang
tertelan oleh kabut yang tebal.
Menghadapi saat2 terakbir menjelang kematiannya ini,
anak mula tersebut sama se kali tidak gugup. malahan ia jauh
lebih tenang dari waktu2 biasa, ia merasa kematian tidaklah
menakutkan, sebab dalam kenyataan memang tiada
sesuatupun yang bisa menakutkan hatinya.
Ia lebih rela mati daripada serahkan jiwa raganya dan
kedua macam benda mustika dari dunia persilatan itu
ketangan Tengkorak maut gadungan, karena ketidak
relaannya inilah maka dia mengambil keputusan untuk
menghabisi jiwa sendiri sambil membawa pula benda tersebut.
Tak lama setelah badannya terjatuh ke dalam jurang, tiba2
ia merasakan sekujur badannya bergetar keras, se-akan2 ia
terjatuh diatas sebuah benda yang lunak, menyusul kemudian
tubuhnya memental balik keudara dan melayang turun
kembali kebawah. Keadaan tersebut berlangsung sampai beberapa kali. di
mana akhirnya pemuda itu jatuh tak sadarkan diri.
Entah berapa lama kembali sudah lewat, ketika ia tersadar
kembali dari pingsannya, pemuda itu merasakan sekujur
tulang belulangnya amat sakit seperti patah2, otot badannya
seperti sudah terlepas serius, sedikit pun tiada tenaga yang
bisa digunakan. Kabut amat tebal, bepitu tebalnya hingga menutupi seluruh
pemandangan disekeliling tempat itu, jangankan memandang
891 ketempat jauh, untuk melihat kelima jari sendiripun susah
sekali. Anak muda itu tak tahu sekarang dia berada dimana, tapi
ada satu hal yang membuat dia merasa kegirangan, ternyata
jiwa nya lolos dari lubang jarum, ia tidak mati!
Perlahan dia meraba tanah disekelilingnya, ia merasa
tububnya berada diatas sebuah jaring yang terdiri dari
tumpukan rotan yang kuat, apakah rotan itu bergelantungan
ditengah udara" Ataukah didasar jurang" anak muda itu tak
dapat membayangkan .... Tapi yang jelas apabila ia tidak kebetulan terjatuh diatas
tumpukan rotan itu, niscaya jiwanya sudah melayang.. mati
dengan tubuh hancur berantakan.
Dalam keadaan begini, terasalah pelbagai perasaan
berkecamuk menjadi satu, rasa dendam benci, cinta dan
hutang budi membuat pikirannya serasa kalut sekali.
Tapi dengan cepat ia dapat menguasahi diri, ia mengambil
keputusan untuk menyembuhkan dahulu luka yang
dideritanya, setelah itu baru mencari jalan keluar untuk lolos
dari sana. sambil menggigit bibir menahan sakit di badan, ia bangkit
dan duduk bersila, kemudian setelah pejamkan mata dan
pusatkan perhatiannya menjadi satu, sisa hawa murni yang
masih ada dalam tubuhnya perlahan-lahan dikumpulkan dan
dihimpun kembali untuk menerobosi jalan darahnya yang
tersumbat. Mula2 dia merasa kepayahan, tapi setelah dicoba.. dan
dicobanya berulang lagi, akhirnya ia berhasil juga
mengumpulkan sisa kekuatan itu menjadi satu.
Begitulah dengan andalkan sisa kekuatan yang berhasil
dihimpun itu, ia salurkan hawa murni tersebut untuk
menembusi jalan darah Wi liu hiat, kemudian dengan melalui
892 jalan darah seng hwan hiat, son pi hiat, siang kwan hiat dan
thian cu hiat mencapai Ni wan Tong.
Dari situlah hawa murninya per lahan2 disalurkan menuju
kebawah, dengan melalui jalan darah sin teng hiat,
menyeberangi ciau kiau hiat kemudian menembusi cap ji, co
lo, ciang kiong. oei teng dan ki hay hiat langsung terhimpun
kembali dalam pusar. Berhasil dengan yang pertama, pemuda itu ulangi kembali
latihannya sekali demi sekali.
Akhirnya ia berhasil menghimpun kembali hawa murninya,
terasahlah aliran hawa panas mulai mengitari sekujur
tubuhnya. Dalam Waktu singkat pemuda itu sudah duduk "Tenang"
dan lupa segalanya.. Berapa lama sudah lewat entahlah, sebab jurang itu amat
gelap dan selalu tertutup kabut tebal, siang atau malam
susahlah untuk ditentukan ataupun dibedakan.
Akhirnya Han siong Kie berhasil menyelesaikan semedinya,
ia merasa tubuhnya jadi segar dengan kekuatan hawa murni
yang penuh, ketika matanya dipentang kembali maka
pemandangan disekitar situpun dapat terlihat dengan jelasnya.
Apa yang diduga semula ternyata tak meleset, dia memang
berada diatas sebuah jaring rotan yang tebal, nun jauh diatas
situ merupakan tebing2 berbatu karang yang terjal dan tajam.
Ketika ia coba memandang jauh kebawah lagi, maka
tampaklah dasar jurang itu kurang lebih masih ada lima kaki
dibawahnya. Batu runcing bagaikan pisau berserakan di mana2, bisa
dibayangkan apa jadinya bila tubuh seseorang sampai jatuh
menimpa batu cadas tersebut."
893 Diam2 anak muda itu menarik napas panjang untuk
menenangkan perasaan hatinya yang bergolak kencang, ia tak
bisa membayangkan bagaimana seandainya ia bukan terjatuh
diatas jaring rotan itu, melainkan jatuh tepat diatas tumpukan
batu runcing itu" Dalam keadaan begini, satu bayangan terlintas dalam
benaknya, bayangan wajah seseorang yang cantik namun
diliputi kemurungan dan kesedihan, itulah bayangan wajah
dari Go siau Bi. Han siong Kie masih ingat, dikala dia di bawa kabur
Tengkorak maut gadungan- gadis itu berusaha mencegah
kejadian itu tapi akhirnya ia kena dihajar sampai mencelat
pula. Tak tahan ia menghela napas panjang dan bergumam lirih:
"Aaai... Dia mati lantaran aku, itu sama artinya akulah yang
telah membinasakan dirinya, hutang budi ini susah rasanya
untuk dibayar lagi.. aaai Dia memang seorang gadis yang
bernasib malang" Tak kuasa dua titik air mata jatuh berlinang membasahi
pipinya.. Yaa, pemuda ini merasa sedih, bersedih hati demi
seseorang yang mencintai dirinya tanpa menerima cinta
balasan darinya, yang kemudian mati karena membela dirinya,
berusaha menyelamatkan jiwanya.. Itulah Go Siau Bi, gadis
yang bernasib malang "Suatu saat, aku pasti akan
membalaskan dendam bagi kemariannya. tapi, dapatkah ia
bersstirahat dengan tenang dialam baka?"
Pikirannya terasa makin kalut dan kacau. ia murung
bercampur kesal,.murung karena memikirkan pelbagai
persoalan yang berkecamuk menjadi satu dalam benaknya..
Sementara dia masin termenung sambit melamun. tiba2
dari sisi tubuhnya berkumandang suara rintihan kesakitan,
894 meskipun suara tersebut amat lirih namun jelas berasal dari
mulut seorang acak dara. Betapa terperaajatnya perasaan Han Siong Kie setelah
mendengar rintihan itu, mimpi pun dia tak menyangka kalau
disamping tubuhnya masih terdapat oiaog lain.
Mungkinkah gadis itupun senasib sependeritaan dengan
dirinya" Atau mungkin dialah yang telah menolong dan selamatkan
jiwanya dari ancaman ke-matian"
Atau mungkin,., ia tak mampu membayangkan lebih jauh.
Dengan pandangan yang tajam dia menyapu sekejap
kearah mana berasalnya suara tadi, kurang lebih tiga kaki
didepan situ tampaklah sesosok tubuh yang kecel mungil
tersangkut diatas jaring rotan itu. sementara separuh
tubuhnya yang lain masih tergantung di awang awang.
Mengikuti rintihannya yang lirih dan tubuhnya yang
menggeliat, badan gadis itu kembali merorot setengah depa
kebawah jaring Han siong kie amat terperanjat, dia tidak berpikir panjang
lagi. dengan sekali lompatan ia telah melayang kesisi gadis itu
dan mengangkatnya naik keatas jaring tersebut.
Tapi., dikala sorot matanya membentuk raut wajah yang
ditolongnya itu, ia tertegun lalu menjerit tertahan, sekujur
badannya gemetar keras bagaikan terlanggar aliran listrik
tegangan tinggi. Ternyata gadis tak lain tak bukan adalah Tonghong Hui,
kekasih hatinya! Tonghong Hui yang di cari2 dan diharapkan pertemuannya
selama ini, ternyata berhasil ditemukan ditengah tebing yatg
curam kejadian ini benar2 jauh di luar dugaan si anak muda
itu. 895 Dengan penuh emosi Han Siong Kie memeluk anak dara itu
kencang2, kemudian merebahkan tubuhnya dalam pangkuan,
sambil menggoyang2kan badannya ia berteriak memanggil:
"Adik Hui.. Adik Hui, bangunlah... sadariah kembali,
mengapa engkaU bisa sampai disini..?"
Perlahan2 Tonghong Hui membuka matanya, dengan
pandangan kosong dan kebingungan ditatapnya wajah Han
siong Kie tanpa berkedip. lama sekali dia memandang
pemandangan yang terbentang dihadapan matanya, gadis itu
berusaha untuk membedakan apakah yang dilihat hanyalah
bayangan semu, ataukah suatu kejadian yang nyata Akhirnya
setelah tertegun lama sekali, dia baru bergumam lirih:
"Engkoh Kie.. engkoh Kie."
"Adik Hui.." "Benarkah engkau adalah engkoh Kie sayang Engkoh Kie
tercinta?" Dengan pandangan penuh kasih sayang Kie mengangguk.
"Tentu saja adik Hui, kalau bukan engkoh Kie mu yang
sungguh, memangnya aku adalah engkoh Kie gadungan..?"
Sekulum senyum manis, senyum penuh kemesraan
tersungging diujung bibir anak dara itu, meskipun wajahnya
begitu murung dan diliputi kepedihan hati.
"orang selalu mengatakan alam baka mengerikan,alam
baka penuh dihuni setan dan iblis, tapi kenyataannya tempat
ini tidak mengerikan, pun tidak menakutkan, sekalipun
udaranya terasa amat dingin ...." ia bergumam lemah.
"Adik Hui, apa yang sedang engkau igaukan?" tegur Han
siong Kie dengan penuh perasaan tidak mengerti.
"Aku bukan mengigau, aku mengatakan yang sebenarnya,
coba lihatlah bukankah alam baka tidak mengerikan seperti
896 sering yang diperbincangkan orang" Aai atau mungkin karena
kita berada bersama..."
"Alam baka" Apa maksudmu?"
"Selama hidup didunia, kita tak dapat melakukan perbuatan
yang ingin kita lakukan, tapi sekarang kita telah mati, semua
penghalang dan semua perintang telah tersingkirkan semua
engkoh Kie, bukankah kita telah bebas?"
sepasang mata Han siong Kie terbelalak semakin lebar,
ditatapnya gadis itu dengan pandangan kebingungan.
"Adik Hui, siapa yang kau maksudkan telah mati?"
tegurnya. "Bukankah kau dan aku telah berada di alam baka?"
sekarang Han siong Kie baru mengerti apa yang sedang
dimaksudkan anak dara itu, dipeluknya Tonghong Hui dengan
penuh kemesraan, kemudian ia berbisik lirih: "Adik Hui kita
belum mati, ketahuilah kita masih hidup segar bugar didalam
dunia" "Apa..?"Jadi kita belum mati"
"Tentu saja belum sayang Engkau tak perlu merasa tegang,
tiada sesuatu kejadian yang patut kau hadapi dengan
perasaan begitu.." "ooh jadi jadi kita belum mati?"
"Engkau masih belum mati, percaya tidak adik Hui?"" bisik
pemuda itu dengan mesra. Tonghong Hui pejamkan matanya, air mata jatuh
bercucuran membasahi pipinya yang putih halus.
Han siong Kie makin kebingungan dibuat oleh sikap
kekasihnya yang aneh itu, tanya nya lagi dengan nada
tercengang. 897 "Adik Hui, mengapa engkau malah bersedih hati" Kau kok
malahan menangis setelah tahu kalau kita masih hidup?"
"Engkoh Kie, masa kita tak bisa mati?" keluh gadis itu lirih.
"Lho.. Engkau kok malahan mengharapkan mati"Jadi kau
lebih suka mati daripada hidup?"
"Benar" "Mengapa begitu?" tanya Han siong Kie dengan penuh
emosi, sekujur badannya gemetar keras.
"selama kita masih hidup maka kita berdua tiada harapan
untuk hidup bersama, tapi kalau kita sudah mati maka
selama2nya kita akan saling mencintai, kita akan selalu
berdampingan.." "ooh.. adik Hui, kau..."
"Engkoh Kie, ayahku adalah musuh besar pembunuh
keluargamu, dapatkah kuhalangi niatmu untuk membalas


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dendam" Dan dapat kah kubiarkan engkau melakukan
pembalasan terhadap ayahku" Ooh.. engkoh Kie, takdir telah
menentukan kesemuanya ini. takdir telah rremisahkan kita
secara kejam.... Ooh, nasib yang buruk, apa artinya aku hidup
terus di dunia ini?"
Han Siong Kie tertunduk dengan mulut membungkam, apa
yang diucapkan gadis itu memang tak salah, cinta dan
dendam tak mungkin bisa berjalan bersama, salah satu
diantaranya memang harus diKorbankan!
Perlahan2 Tonghong Hui membuta kembali matanya, air
mata mengucur keluar semakin deras, sambil menahan isak
tangisnya ia berbisik lagi dengan lirih
'Engkoh Kie. masih ingat ketika kucium bibirmu tempo hari
sebelum kita berpisah" Aku telah berlalu dengan membawa
kepuasan yang sebenarnya kosong, kepuasan yang hampa,
aku hendak mencari sesuatu tempat yang sunyi, sepi dan jauh
898 dari pergaulan manusia untuk membebaskan diri dari
belenggu ini, tapi . aku tidak mempunyai ke beranian untuk
berbuat begitu, akhirnya aku telah kembali, aku..', aku
berharap bisa mati dihadapanmu agar engkaulah yang
mengebumikan. tubuhku kedalam tanah-"
Sekujur badan Han Siong kie gemetar keras, apalagi
setelah mendengar perkataannya yang terakhir, ia segara
berteriak dengan suara serak :
"Adik Hui, mengapa engkau selalu pikirkan soal itu.,
mengapa tidak kau buang jauh2 ingatan macam begitu..?"
Ia berhenti sebentar, lalu setelah tarik napas panjang dia
menambahkan : "Oh iya, bagaimana kejadiannya hingga engkuipun tercebur
kedalam jurang yang amat dalam ini?"
"Aku hendak menyusul dirimu!"
"Menyusul aku" Oh adik Hui sayang kau...kau.."
"Enkoh Kie, aku telah menyaksikan engkau meloloskan diri
dari kempitan ayahku dan terjun kedalam jurang..."
"Ayahmu..?" Benar, aku selalu mengikuti jejakmu dari kejauhan, tapi aku
tak mampu menyelamatkan jiwamu..'"
"Dia bukan ayahmu, Engkau keliru besar.."
"Dia bukan ayahku"!" Tonghong Hui agak terperanjat-
"Benar, dia bukan ayahmu, engkau telah salah menerka..."
"Lalu siapakah orang itu?"
"Dia adalah Tengkorak maut gadungan "
"Tengkorak maut gadungan?" Tonghong Hui tersentak
kaget dan loncat bangun dari rangkulan anak muda itu, mimik,
899 wajahnya penuh diliputi rasa kaget dan perasaan tak habis
mengerti. "Benar orang itu memang tengkorak maut gadungan"
"Tapi, kalau memang gadungan kenapa kulihat.."
"Bukankah potongan badan maupun ilmu silat yang dipakai
setali tiga uang dengan ayahmu" Aaai.. Kejadian ini memang
amat mencengangkan hati, membuat orang merasa betulbetul
tidak habis mengerti"
"Darimana engkau bisa tahu kalau dia.."
"Aku toh pernah melakukan pertarungan melawan ayahmu
sewaktu berkunjung kebenteng maut tempo hari, dari
kesempurnaan tenaga dalam yang mereka miliki bisa
membedakan mana yang asli dan mana yang gadungan,
selain itu dia sendiripun telah mengakui bahwa ia telah
mencatut nama besar ayahmu"
"ooh kiranya begitu Tidak aneh kalau sampai aku
sendiripun dibuat tercengang oleh kejadian ini, sebab sejak
aku belum dilahirkan ayah telah bersumpah tak akan
tinggalkan benteng maut barang setengah langkahpun, dan
sekarang tiba2 ia telah melanggar sumpahnya sendiri dan
muncul kembali dalam dunia persilatan, kiranya ada orang
yang mencatut nama besar beliau"
"Bolehkah aku tahu, apa sebabnya ayahmu bersumpah tak
akan muncul kembali dalam dunia persilatan?"
"Tentang soal ini... tentang soal ini.." tiba-tiba sepasang
mata Tonghong Hui berubah jadi merah, setelah berhenti
sebentar dia melanjutkan lagi, " engkoh Kie, maafkanlah aku,
pertanyaanmu tak dapat kujawab sebab peraturan benteng
menetapkan bahwa setiap anggotanya dilarang menyiarkan
kabar yang bersangkutan dengan masalah Benteng maut
keluar dunia" 900 "Apakah ayahmu telah mengetahui tentang munculnya
Tengkorak maut gadungan dalam dunia persilatan?"
"Dia tak mungkin tahu"
"Engkau yakin kalau dia pasti tak tahu?"
"Benar, sebab Benteng maut telah terputus hubungan
kontaknya dengan dunia luar, kecuali aku seorang yang sering
melakukan perjalanan, tiada orang kedua yang pernah keluar
dari benteng itu, padahal aku sendiripun baru pertama kali ini
mendengar tentang persoalan tersebut"
Selesai mendengar perkataan itu, paras muka Han Sing Kie
tiba2 berubah jadi murung, ia mulai berpikir siapakah
sebenarnya pembunuh yang telah membantai sekeluarganya"
Tengkorak maut yang asli ataukah tengkorak maut
gadungan?" Jika apa yang dlucapkan Tonghong Hui benar, dan
Tengkorak maut yang asli benar2 sudah belasan tahun
lamanya tak pernah munculkan diri didalam dunia persilatan,
itu berarti musuh besarnya adalah Tengkorak maut gadungan,
tapi.. menurut berita yang tersiar dalam dunia persilatan,
kemunculan Tengkorak maut gadungan dalam dunia
persilatan baru terjadi belum lama berselang, hal ini semakin
membingungkan pikirannya.
Mana yang benar" Tengkorak maut asli atau tengkorak
maut gadungan" Bagaimana kalau sumpah Tengkorak maut
dilakukan setelah kejadian diperkampungan keluarga Han.
Bila ditinjau dari perkataan Tonghong Hui, katanya sebelum
dia lahir ayahnya sudah bersumpah tak akan muncul kembali
kedalam dunia persilatan, itu berarti kalau ditinjau dari usianya
maka sedari hampir dua puluh tahun lamanya pemilik benteng
maut itu tak pernah munculkan diri
901 sebaliknya pembantaian berdarah dalam perkampungan
keluarga Han baru berlangsung enam belas tahun berselang,
dan itu berarti sudah selisih waktu beberapa tahun lamanya.
Tanpa sadar pemuda ituteringat kembali akan manusia
yang kehilangan sUkma, berulang kali perempUan itu
menganjUrkan kepadanya agar berkunjung ke benteng maut
dan membeberkan asal usulnya, mungkinkah kunci terutama
dari kejadian ini letaknya ada disitu?""
"Engkoh Kie, apa yang sedang kaupikirkan?" tiba2 teguran
Tonghong-Hui menyadarkan kembali anak muda itu dari
lamunannya. "Ooh aku ...aku sedang memikirkan, sebenarnya siapakah
pembunuh keluargaku yang sebenarnya! sahut anak muda itu
agak tergagap." Mula pertama Tonghong Hui agak tertegun, menyusul
mana sekilas cahaya berseri menghiasi wajahnya, cepat ia
berseru: "Engkoh Kie, beri tahu asal usulmu itu kepadaku!"
"Buat apa engkau mengetahui asal usulku adik Hui?" kata
Han siong Kie dengan wajah sedih.
"Aku hendak membuktikan sesuatu!"
"Apa yang hendak kau buktikan?"
"Akan kubuktikan siapakah sebenarnya pembantai
keluargamu!" "Tapi., bagaimana caranya engkau hendak membuktikan
persoalan ini?" 'Setelah pulang kerumah nanti, akan kutanyakan persoalan
ini langsung kepada ayahku!"
Berdebarlab jantung Han siong Kie setelah mendengar
perkataan itn, ia tertekan oleh perasaan emosi yang ber
902 kobar2, memang tak salah lagi, inilah cara yang paling bagus
untuk memecahkan teko teki tersebut.
Tapi. bagaimana kalau kenyataan membuktikan bahwa
pembantaian tersebut betul betul dilakukan oleh ayahnya"
Bagaimana ia hendak bereskan persoalan itu"
Berpikir sampai disitu, dia lantas berkata:
"Adik Hui seandainya..seandainya kalau sampai,."
"Seandainya kalau sampai terbukti memang ayahku yang
melakukan, apa yang hendak kulakukan?" sambung dara itu
cepat "Benar andaikata sampai terjadi begitu, apa yang hendak
kau lakukan..?" Tonghong Hui tertawa getir.
"Engkoh Kie. kalau memang sampai demikian apa lag! yang
kukatakan, aku.." "Engkau mau apa?"
"Apa lagi" terpaksa aku harus menerima nasib dan
menuruti garis takdir yang telah ditetapkan o!eh Thian! '
Betapa terharunya sianak muda itu, sambil menggigit bibir
menahan diri ia berkata: "Adik Hui. aku tahu cintamu kepadaku sedalam lautan, budi
dan kesetiaanmu bagaikan bukit, akan tetapi dendam sakit
hati ini tak mungkin bisa kuelakkan dengan begitu saja, bila
takdir telah mengatur se-gala2nya seperti apa yang tidak kita
inginkan. yaa.. apa mau dikata lagi" selesai melakukan balas
dendam, akan kukorbankan selembar jiwaku demi kekasihku
yang tersayang" "ooh, engkoh Kie, kau.. kau tak boleh berbuat begitu.."
teriak Tonghong l-Hui sambil mendekap tubuh pemuda itu
rapat2 dan menangis tersedu2.
903 pada hakekatnya Han siong Kie sangat membenci kaum
wanita, akan tetapi terhadap saudara angkatnya ini, ia
menaruh kesan yang mendalam, apa lagi setelah menyaksikan
Cinta kasih gadis itu terhadap dirinya, lambat laun kesan
jeleknya terhadap wanita makin berkurang, dan diapun
membalas cinta kasih gadis itu terhadap dirinya.
Isak tangis yang berkumandang diangkasa sangat
memilukan hati, baja yang keraspUn mungkin akan meleleh..
Han siong Kie menengadah memandang kabut yang
menyelimuti angkasa, ia membungkam dalam seribu bahasa,
tak sepatah katapun yang diutarakan untuk menghibur gadis
itu. Lama.. lama sekali.. akhirnya Tonghong-Hui berhenti
menangis, dengan air mata masih membasahi wajahnya ia
berbisik: " Engkoh Kie, sekarang katakanlah asal usulmu..."
Han siong Kie termenung sejenak. akhirnya sambil
menggigit bibir menahan emosi dia menjawab:
"Adik Hui, engkau tak tak usah mengetahui asal usulku,
Cukup tanyakan kepada ayahmu, apakah pada lima belas
tahun berselang dia pernah melakukan pembantaian pada
kedua ratus lembar jiwa keluarga Han dan Thio.." Dengan
wajah pucat Tonghong Hui mengangguk.
"Baiklah engkoh Kie, setelah keluar dari lembah, nanti
tunggulah aku ditepi sungai dimana kita berkenalan untuk
pertama kalinya itu,jika dalam dua hari aku belum ke luar dari
benteng, maka itu berarti...."
"Berarti apa" "Aku.. mungkin aku sudah tiada dikolong langit lagi, dan
silahkan engkau melaksanakan apa yang ingin kau lakukan"
"Adik Hui" 904 Tak tahan lagi Han slong Kle mengucurkan air mata karena
sedih, ia merasa hatinya sakit bagaikan di iris2 dengan pisau
tajam, tapi.. .. apa lagi yang bisa dia katakan
Dapatkan dia batalkan niatnya untuk melakukan
pembalasan dendam demi cintanya kepada gadis itu"
"Engkoh Kie, engkau tak usah terlalu pikirkan persoalan ini
! dara itu coba menghibur" kalau itu untung maka tak bisa
berubah jadi bencana, dan kalau itu bencana meoyingkirpun
juga tak ada gunanya, biarkanlah datang mereka yang mau
datang, masalah paling penting yang harus kita laku kan
sekarang adalah berusaha untuk meninggalkan tempat ini!"
'Baiklah, adik Hui" Mari kita pikirkan saja bagaimana
caranya meninggalkan tempat ini, tapi sebelum itu aku ingin
bertanya kepadamu apakah engkau terluka dikala melompat
turun dari atas tadi"!"
Gadis itu menggeleng. "Bagus, kalau memang begitu hayo kita berusaha keluar
dari sini" seru anak muda itu kemudian.
Kedua orang itu sejera melompat turun, dari tumpkan rotan
itu dan melayang keluar dari jepitan batu 2 cadas yang
runcing' kurang lebih belasan kaki kemudian sampai lah
mereka disuatu tanah lapang yang berlumut. setelah
menentukan arah maka berangkatlah mereka untuk keluar
dari mulut lembah tadi. Meskipun mereka lolos dari kematian. namun perasaan
yang berkecamuk dalam benak kedua orang itu jauh lebih
hebat, mereka selalu menguatirkan tibanya kenyataan yang
sadis, suatu kenyataan yang mengerikan..
Selang sejenak mereka sudah berada lima li jauhnya dari
mulut lembab, kabut yang menyelimuti sekitar situ telah kian
menipis, pepohonan yang rindang tampak amat jelas, kiranya
905 waktu itu tengah malam telab tiba, rembulan bersinar dengan
terangnya di-awang2. Dengan mulut membungkam kedua orang itu melakukan
perjalanannya, setelah lewat sesaat tiba juga mereka berdua
diluar lembah tersebut. Suatu ketika tiba2 Han Siong Kie menghentikan larinya
kemudian berkata : "Adik Hui. Aku ingin mengunjungi gelanggang pertarungan
siang tadi!' "Mau apa engkau pergi kesitu"!"
"Aku hendak mencari mayat seseorang demi selamatkan
jiwaku ia telah mengobankan diri ditangan Tengkorak maut
gadungan" "Siapa yang kau maksudkan?"
"Nona Go Siau Bit"
"Engkau maksudkan gadis yang hendak membongkar


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kuburanmu sewaktu berada di bukit kecil luar Lian huan tau?"
"Benar... dialah yang kumaksudkan"
"Engkau tak usah cerita lagi, sebab tak ada gunanya"
"Kenapa?" "Gadis itu tidak mati, dengan mata kepalaku sendiri
kusaksikan dia berlalu dari sana, cuma luka dalam yang
dideritanya teramat parah"
"Aaai... Aku sangat berhutang budi kepadanya.." bisik Han
siong Kie sambii menghembuskan napas panjang. Tonghong
Hui tertawa sedih, selanya dari samping:
"Engkoh Kie, apakah engkau tidak tahu nona Go itu
menaruh perasaan cinta yang mendalam kepadamu?"
906 "Ah, adik Hui tak usah engkau bicarakan persoalan itu, aku
segan mendengarkan masalah macam begitu.. "oh ya, aku
harus melakukan pemeriksaan dahulu didalam batang pohon
Liu dekat dermaga penyeberangan itu.
Selesai berbicara ia segera berangkat lebih dahulu menuju
ke hutan pohon liu seperti yang dimaksudkan.
Tonghong-Hui membungkam tanpa mengucapkan sepatah
katapun, dia mengintil di belakang anak muda itu.
selang sesaat kemudian sampailah Han siong Kie ditempat
kejadian dimana mayat2 dari Mo Sam yu sekalian yang mati
dibunuh malaikat hawa dingin ditemukan.
sebuah tanah gundukan baru muncul ditepi hutan, ini
menunjukkan bahwa kelima orang tianglonya telah
mengebumikan mayat-mayat itu seperti apa yang ia
perintahkan tapi kemana perginya kelima orang tianglo itu.."
Dari situ menuju ke gelanggang pertarungan terpaut tak
begitu jauh, bila mereka tidak temukan kejadian yang ada
diluar dugaan, tak mungkin mereka mangkir, tapi... apa yang
sebenarnya terjadi" "Engkoh Kie apaan ini" kok seperti gundukan tanah kecil?"
terdengar Tonghong-Hui memecahkan kesunyian,
"Kuburan masal"
"Kuburan massal" siapa yang dikubur di tempat ini?""
"Penghianat2 dari perguruanku"
"Perguruan" Maksudmu perguruan engkoh Kie?""
Han siong Kie secara ringkas lantas menceritakan apa yang
telah dialaminya selama ini.
Selesai mendengar kisah tersebut, Tonghong-Hui menghela
napas panjang dan berkata: "Jadi kalau begitu engkoh Kie
907 telah menjadi bakal majikan istana Huan mo kiong di Thian
lam?" "Adik Hui, ketahuilah perintah guruku tak bisa dibantah,
kalau bukan begini apa gunanya kucari banyak kesulitan bagi
diriku sendiri" Hayo kita berangkat"
Dengan ilmu meringankan tubuh yang semcurna
berangkatlah kedua orang itu melakukan perjalanan cepat,
baik siang maupun malam mereka lanjutkan terus
perjalanannya dengan diselingi waktu istirahat yang amat
singkat. Tiga hari kemudian baru saja fajar menyingsing sampailah
kedua orang itu di depan benteng maut.
ombak menghantam tepian batu karang memercikkan
butiran air ke empat penjUru. itulah Benteng maut yang
disegani dan ditakuti setiap umat persilatan.
Kedua orang muda mudi itu langsung menuju ke batu
cadas dimana untuk pertama kalinya mereka berkenalan
disitu. Memandang batu karang yang tetap seperti sedia kala,
tanpa terasa pikiran mereka melayang dan membayangkan
kembali kejadian dimasa lampau..
"Engkoh Kie" tiba2 Tonghong-Hui buka suara memecahkan
kesunyian yang mencekam seluruh jagad. "masih ingat soal
kita angkat saudara di tempat ini.."
"Adik Hui, kenangan seindah itu tak akan kulupakan untuk
selamanya, sampai mati pun akan kuingat terus peristiwa
besat itu" "Aai.. semoga apa yang kita bayangkan jangan sampai
terjadi.." Bisik gadis itu dengan sedih, tiba2 ia menengadah
dan menatap anak muda itu tajam2. "Engkoh Kie, sekarang
juga aku akan kembali kebenteng maut..."
908 "Akan kunantikan kedatanganmu disini adik Hui, selama
dua hari aku tak akan berlalu dari tempat ini, akan kunantikan
kedatanganmu kemari sambil membawa warta gembira"
"Tunggulah aku disini engkoh Kie, mungkin tak sampai dua
hari, atau mungkin juga hanya beberapa jam saja.."
"Pokoknya aku tak akan menunggu kedatanganmu selama
dua hari, semoga ... semoga kita masih dapat berjumpa
kembali dibatu karang ini dalam keadaan hidup..! '
'"Akupun berharap bsgitu.. engkoh Kie, semoga apa yang
kita harapkan tidak sia2; aku ."
Berbicara sampai disitu Tonghong Hui tak mampu
menguasai diri lagi. ia menangis ter sedu2. sambil mendekap
mukanya gadis itu berlarian meninggalkan tempat itu..
Han Siong Kie hanya bisa berdiri termangu sambil
memandang bayangan tubuhnya yang makin menjauh, di
mana akhirnya lenyap dibalik benteng maut.
0000dOw0000 Bab 50 MENANTI adalah suatu pekerjaan yang paling
membosankan, dengan susah payah Han Siong Kie telah
menunggu muncul nya Tonghong hui dari balik benteng maut
yang mengerikan. Ini hari adalah hari terakhir dari perjan jian mereka, bila
Tongbong Hui tidak munculkan diri juga. itu berarti pemilik
benteng maut betul! adalah pembunuh orang tuanya, dan itu
berarti pola Tonghonk Hui telah mengambil keputusan
pendek.. 909 Ditatapnya benteng maut itu dengan mata melotot, dia
sangat berharap akan kemunculan Tonghong Hui..
Menit demi menit telah lewat, Tonghong Hui tidak muncul
juga dari balik benteng maut, jejaknya se-akan2 lenyap
tertelan perut bumi Kini sang surya telah tenggelam disebelah barat, sebentar
malam akan menjelang tiba, tapi Tonghong-Hui belum tampak
juga batang hidungnya.. Pemuda itu berdiri kaku bagaikan sebuah patung area
diatas bukit karang itu, tenggelamnya sang surya telah
menutupkan pula satu2nya harapan yang didambakan selama
ini. Akhirnya sekujur badannya gemetar keras, dengan bibir
yang pucat ia berbisik lirih:
"Habislah riwayat adik Hui.. habis sudah riwayatnya.. oh.
tampaklah garis takdir telah menetapkan kami harus
menderita.." Dua titik air mata jatuh berlinang membasahi pipinya yang
pucat pias seperti mayat.
Tonghong-Hui telah berkata, jika ia tidak keluar lagi setelah
batas waktunya habis, itu berarti ayahnya benar2 adalah
pembantai keluarga Han dan keluarga Thio, itu berarti pula ia
sudah berkorban demi cinta.
Kini batas waktunya telah habis dan gadis itu tak pernah
muncul kembali dihadapannya, itu berarti ia telah bunuh diri.
"Adik Hui.." akhinya ia berbisik lagi. "Setelah selesai aku
membalas dendam akan kususul dirimu kealam baka kita akan
hidup bahagia disitu"
Meskipun dia membenci kaum wanita, pandangan itu
terwujud karena ibunya telah memberikan pukulan batin yang
amat berat kepadanya, dalam kenyataan didasar hati kecilnya
910 ia mempunyai juga bara api cinta, semua kebenciannya
terhadap wanita berhasil dilelehkan oleh kobaran cinta yang
amat mendalam dari Tonghong Hui..
Dan kini kekasihnya yang tercinta telah tiada, berkobarlah
api dendam dan benci di dasar hati kecilnya, dengan langkah
tegak selangkah demi selangkah ia turuni bukit karang itu dan
berlalu menuju benteng maut.
sepasang matanya merah membara, penuh pancaran api
kebencian dan nafsu membunuh..
Tatkala kakinya melangkah diatas jembatan batu yang
menghubungkan daratan dengan benteng maut, segulung
ombak memecah ditepian dan memercikkan air yang dingin
diatas wajahnya. Hawa dingin menyadarkan kembali pemuda itu dari
pengaruh emosi, ia jadi teringat kembali akan pengalamannya
datang benteng maut tempo dulu, andaikata tiada Tonghong
Hui yang memberikan bantuannya, niscaya dia telah terkurung
untuk selamanya dalam benteng
"Aku tak boleh berbuat bodoh..?" ingatan teriebut dengan
cepat melintas dalam benaknya. kalau aku nekad itu berarti
aku bodoh aku hendak mencari mati konyol bagi diri sendiri.,
sekarang tak mungkin aku bisa menangkan Tengkorak maut,
ilmu silatku masih ketinggalan jauh sekali.."
Tanpa sadar ia meraba ke sakunya sendiri, disitutah
tersimpan sspasang sarung tangan Hud jiu po pit.
"Aku harus melatih dulu ilmu sakti yang tercantum dalam
sarung tangan Hud jiu po pit! pikirnya dihati, setelah ilmu sakti
tersebut berhasil kuyakinkan barulah kupikirkan lagi soal
pembalasan dendam, kalau aku terlalu ceroboh maka akhirnya
pasti akan menyesal., bila aku sampai mati bagaimana
pertanggungan jawabku terhadap ayah" Su-siok" Dan semua
keluarga yang telah tiada"
911 Bsrptkir sampai disitu tak kuasa lagi ia segera
menghentikan langkah kakinya.
Lama sekali ia menatap lambang tengkorak berwarna
merah darah yang tertera di depan pintu benteng, akhirnya ia
putar badan dan berlalu dari tempat itu..
Ia mendekati kembali keatas batu karang itu dan
memandang bangunan seram dihada pannya dengan
termangu2. Sekarang sndah jelas terbukti bahwa Pemilik benteng maut
tak lain adalah algojo yang membantai dua ratus lembar jiwa
keluarga nya. Lalu apa maksud Manusia yaog kehilangan sukma suruh dia
berkunjung kebeoteng maut dan membeberkan asal usulnya "
Mungkin kab dia mempunyai tujuan tertentu"
Rasanya tak mungkin kalau dia bertujuan, sebab untuk
membebaskan niat tonya yang tertotor. bukankah dia rela
mengorbankan lengan sendiri"
Pelbagai ingatan berkecamuk didalam be nasnya, setelah
termangu sesaat akhirnya dia mengambil kepntusan. untuk
sementara waktu tas akan memikirkan soil balas de^i dam,
dia harus berlatih ilmu dulu sebelum mel akukan semua
tugasnya. Setelah menatap kembali benteng maut. pemuda itu
bergumam : "Bila aku datang untuk kedua kalinya kesini, itulah berarti
saat kehancuran dan benteng maut telah tiha, adik Hui! Beristi
rahatlah dengan tenang dialam baka!"
Berbisik sampai disitu. dia lantas menjejakkan kakinya
keatas tanah dan meluncur turun dari batu karang itu dan
menuju kejalan raya. 912 Meskipun ia membenci perempuan, tapi kematian dari
Tonghong l-Hui membuat ia sakit hati dan merasakan pukulan
batin yang berat. Pemuda itu telah mengambil keputusan, dia akan
berangkat kelembah in wu san dan melatih ilmu sakti yang
tercantum dalam Hud jiu po pit hingga berhasil, sebab hanya
tempat itulah rasanya merupakan tempat paling cocok untuk
berlatih ilmu. Entah berapa jauh ia sudah berjalan, suatu ketika tiba2
telinganya menangkap suara rintihan lirih berkumandang dari
tepi hutan- Han siong Kie memperlambat larinya, ia menduga ada
orang yang terluka atau menderita penyakit parah
mengggeletak disana, dengan perasaan ingin tahu
berangkatlah anak muda itu mendekati arah mana berasalnya
suara rintihan tersebut. Dengan gerak tubuhnya yang cepat, hanya sekali
berkelebat tahu2 ia sudah tiba ditempat tujuan, apa yang
kemudian terlihat seketika mengejutkan hatinya.
Tampaklah seorang manusia aneh berambut putih berbaju
merah menggeletak ditepi sebatang pohon besar, orang itu
ternyata tak lain adalah Ang nio cu perempuan baju merah
Tonghong Leng adanya. Tenaga Iwekang yang dimiliki Ang nio cu tidak terpaut jauh
bila dibandingkan dengan kekuatan dari malaikat hawa dingin
Mo siu ing dengan kepandaian selihay itu jarang ada orang
yang mampu melukai mereka hingga separah itu.
Iblis Sungai Telaga 16 Pedang 3 Dimensi Lanjutan Pendekar Rambut Emas Karya Batara Istana Pulau Es 20
^