Pencarian

Tengkorak Maut 7

Tengkorak Maut Karya Khu Lung Bagian 7


yang ada maksud" tentu saja orang2 dari perkumpulan Thian
che kau tak akan melepaskan dirinya dengan begitu saja.
Han Siong Kie menyapu sekejap seluruh gelanggang,
sebelum ia tinggalkan tempat itu, mendadak anak muda itu
menemukan sesosok bayangan manusia muncul pada jarak
kurang lebih delapan depa dibelakang tubuhnya, ia sangat
terperanjat dan secepat kilat ia putar tubuh kearah belakang.
Kurang lebih satu tombak dihadapannya berdirilah seorang
sastrawan berusia setengah baya yang mengenakan jubah
berwarna abu2. 424 orang itu bisa mendekati tubuhnya hingga jarak satu
tombak tanpa diketahui jejaknya, dari sini bisa diketahui
betapa dahsyat dan sempurnanya tenaga dalam yang dimiliki
orang itu. "Siapakah engkau?"" tegur Han Siong Kie dengan perasaan
hati amat terperanjat. Bukannya menjawab, sastrawan berusia
setengah baya itu malahan balik bertanya:
"Apakah engkau adalah malaikat penyakitan yang belum
lama munculkan diri didalam dunia persilatan?""
"Sedikitpun tak salah "
"Benarkah engkau ahli waris dari Mo-tiong ci mo iblis
diantara iblis?""
"Saudara ada urus an apa menanyakan soal ini?""
"Sejak kapan Mo tiong ci-mo menerima engkau sebagai ahli
waris nya?"" "Apakah engkau tak merasa bahwa pertanyaan yang kau
ajukan itu keterlaluan?""
"Ehmm guru harimau murid pasti harimau, watak keras
kepalamu tak jauh berbeda dengan watak gurumu, apakah ia
berada dalam keadaan baik2?"" Han Siong Kie tak segera
menjawab, diam-diam pikirnya didalam hati:
"Guruku sudah empat puluh tahun lama nya mengasingkan
diri didalam gua bawah tanah dan tersohor pada lima puluh
tahun berselang, sedangkan engkau sipelajar rudin paling2
baru berusia empat puluh tahunan, huuh.. buat apa pura2
berlagak kenal" sungguh suatu lelucon yang menggelikan
sekali." Dengan suara dingin ia segera bertanya: "Apakah
engkau kenal dengan guruku?"
"Haahh... haahh..haahh. sedikit banyak kami masih
mempunyai sedikit hubungan" sahut sastrawin setengah baya
425 itu sambil tertawa ter-bahak2. "Tolong tanya tahun ini engkau
telah berusia berapa tahun?"
"Ooooh tentang soal itu lebih baik tak usah kau tanya kan,
gurumu akan memberitahukan sendiri kepadamu"
Han Siong Kie segera tertawa dingin.
"Saudara, apakah engkau masih ada perkataan lain ang
hendak diutarakan keluar" maaf aku takpunya waktu
senggang" "Waktu seng gang" haahh..haahh..haah... bocah, engkau
dapat bercakap cakap dengan aku, itu berarti bahwa engkau
punya rejeki yang amat besar"
"Siapakah sebenarnya dirimu?""
"Engkau tak akan tahu siapakah diriku sebab
pengalamanmu masih terlalu cetek eeei .. sampai dimanakah
kesempurnaanmu mempelajari ilmu telapak Mo mo ciang
hoat." Diam2 Han Siong Kie merasa keheranan, mungkinkah
sastrawan setengah baya itu punya hubungan dengan
gurunya dimasa lampau" tapi hal ini rasanya tak mungkin bisa
terjadi, kalau ditinjau dari wajah nya maka paling tinggi ia
berumur empat puluh tahunan, sewaktu gurunya
mengasingkan diri mungkin ia baru dilahirkan dikolong langit,
jangan2 orang ini sedang mempermainkan dirinya?""
Dengan nada gusar bercampur mendongkol sianak muda
itu berseru kembali: "Sebenarnya apakah tujuanmu yang sebenarnya?""
"Jawab dulu pertanyaan2 yang kuajukan dengan sejujurnya
...." "Jika aku menolak untuk memberijawaban, engkau mau
apa?"" 426 "Gurumu sendiri tidak akan berani bicara selancang dan
sekasar itu, berani benar engkau bersikap kurang ajar
kepadaku" Hawa amarah berkobar dalam benak Han Siong Kie,
dengan suara ketus ia berseru kembali:
"Oooh... jadi engkau memang ada maksud untuk menghina
dan mempermainkan guruku?"
"Tak dapat dikatakan menghina"
"Kalau begitu selamat tinggal"
Pemuda itu enjotkan badannya dan melayang sejauh
sepuluh tombak dari tempat semula, mendadak pandangan
matanya jadi kabur dan sastrawan berusia pertengahan itu
sudah berdiri kurang lebih satu tombak dihadapan muka nya.
Han Siong Kie jadi terkejut bercamput terkesiap. ia mulai
menyadari bahwa ilmu silat yang dimiliki pihak lawan jauh
lebih tinggi dari kepandaian sendiri.
Kendatipun begitu, sebagai seorang pemuda yang berwatak
angkuh dan tinggi hati, sekalipun hati merasa kaget akan
tetapi di luaran ia tetap bersikap angkuh. "Hmm saudara,
sebenarnya apa maksudmu?" tegurnya sambil mendengus
dingin. "Aku ingin berbicara tentang sesuatu dengan dirimu"
"Maaf, aku tak punya waktu senggang"
"Sekalipun engkau tak punya waktu senggang,
pembicaraan tetap harus dilangsungkan, jika aku tidak
mengijinkan engkau pergi maka sekalipun engkau bisa
terbang juga tak akan dapat lolos dari sini"
Hawa amarah berkobar makin memuncak dalam benak Han
Siong Kie, bentaknya keras2 "Aku tak sudi mendengarkan
peringatanmu." sekali lagi dia enjotkan badandan meluncur
kedepan. 427 Tapi baru saja tubuhnya mencapai setengah jalan, se-akan
tubuhnya menumbuk diatas sebuah dinding baja, yang tak
berwujud, badannya terpental kembali keatas tanah.
"Aku toh sudah bilang bahwa engkau tak nanti bisa lolos
dari sini, bagaimana?"" ejek sastrawan setengah baya itu.
Han Siong Kie merasa makin terperanjat, kobaran api
amarah yang berkecamuk dalam benaknya sukar dikendalikan
lagi, sepasang telapaknya diayun kedepan dan secara
beruntun dia lepaskan sembilan jurus pukulan berantai.
setiap jurus serangan yang dipergunakan adalah jurus2
pukulan aneh yang maha sakti dan maha dahsyat, mungkin
dikolong langit dewasa ini jarang ada orang yang mampu
menghadapi serangan berantai itu.
Si sastrawan setengah baya itu silangkan telapaknya dan
dengan suatu gerakan yang sangat enteng dia punahkan ke
sembilan jurus pukulan berantai yang maha dahsyat itu
dengan nada tercengang serunya:
"Hey bocah, jurus serangan yang kau gunakan bukan saja
mirip dengan ilmu pukulan Mo mo ciang hoat bahkan lebih
mirip dengan langkah kura2 dari Leng ku siangjin" Han song
Kie tersentak kaget dan mundur tiga langkah kebelakang
dengan hati terkesiap. seratus tahun berselang Leng ku
siangjin telah mati ditengah hutan belantara bahkan jenasah
nya dialah yang menguburkan ketanah, dari mana sastrawan
setengah baya itu bisa mengenali semua gerakan pukulanny a
dengan begitu jelas"
"Akan kucoba lagi, apakab dia benar2 lihay atau tidak..."
pikir pemuda itu dalam hati.
Tanpa mengucapkan sepatah katapun telapaknya berputar
melancarkan kembali serangan serangan dahsyat.
428 dengan gerakan yang cepat bagaikan sukma gentayangan
sastrawan setengah baya itu menyingkir kesamping kemudian
katanya: "Hei bocah sungguh tak nyana engkau telah mewarisi
segenap kepandaian silat yang dia miliki, jurus Mo hwee liau -
coan atau api setan membakar ladang yang kau gunakan saat
ini sedikitpun tak ada bedanya dengan jurus serangan yang
dilakukan oleh Mo tiong ci mo sendiri dimasa lampau tapi
secara bagaimana pula engkau bisa memperoleh warisan ilmu
silat dari Leng ku sangjin?"
Han Siong Kie benar2 merasa amat terperanjat, ia tak
dapat menduga asal usul dari sastrawan setengah baya yang
berada dihadapannya, untuk beberapa saat ia cuma bisa
berdiri dengan mata terbelalak dan mulut membungkam.
Lama sekali ia baru berkata. "Bolehkah aku mengetahui
namamu?" "Haaahhh haahhh haaahhh sudah puluhan tahun lamanya
aku tak pernah menggunakan namaku lagi, baiklah
kuberitahukan kepadamu, aku bernama Put lo sianseng (tuan
awet muda)" "Tuan awet muda?"
"Tidak salah, apakah gurumu tidak pernah mengungkap
soal ini?" Diam2 Han Siong Kie mengulangi kembali nama "Put li
sianseng" itu sampai beberapa kali, berapa puluh tahun tak
pernah menggunakan namanya lagi" bukankah itu berarti
bahwa ia sudah berusia amat lanjut namun memiliki wajah
yang awet muda. "oooh jadi aku harus panggil locianpwce
kepadamu?" serunya tanpa terasa.
"Hh mm panggilan itu boleh juga"
"Bolehkah aku tahu tahun ini locianpwee berusia berapa?"
"Aku" Hoohh hoohh hoohh seratus lima tahun"
429 "Berapa" seratus lima tahun"
"Sedikitpun tidak salah"
-00d000w00- Jilid 12 TAK kuasa lagi Han Siong Kie menghembuskan napas
dingin, berita ini benar2 sukar dipercaya olehnya.
Seorang sastrawan setengah baya yang sekilas pandangan
belum mencapai empat puluh tahun, ternyata adalah seorang
jago persilatan yang telah berusia seratus tahun lebih.
Dengan serta merta timbul perasaan kagUm dan
menghormat dalam hati kecil pemuda itu, tanpa sadar secara
terus terang ia ceriterakan bagaimana dia sudah mendapatkan
warisan ilmu silat diri Leng ku siangjin kemudian bagaimana
berjumpa dengan Mo tiong ci mo yang telah wariskan tenaga
dan kepandaian silatnya kepadanya.
Selesai mendengar kisah tersebut, Put to sianseng atau
tuan awet muda menghela napas panjang, katanya:
"Aaai yaa memang kawan2 lamaku di masa lampau
sebagian besar telah reyot dimakan usia aku yang tidak
mati2pun sudah ingin cepat2 tinggalkan dunia ini Eaei bocah
engkau memang amat hok ki secara beruntun telah mewarisi
ilmu silat dari beberapa orang jago2 lihay dunia persilatan
masa depanmu benar2 amat cemerlang!"
Han Siong Kie ter-sipu2 ia cuma bisa mengucapkan kata2
merendah untuk memberi tanggapan.
Beberapa waktu kemudian terdengar Put-lo sianseng
menegur: 430 "Eei bocah apakah engkau tidak menyesal mengangkat Mo
tiong ci mo sebagai gurumu?"
"Menyesal" kenapa aku musti menyesal?"
"Engkau toh tahu musuh bebuyutan terdapat di mana2
seantero jagad?" "Setelah aku bersedia menerima pelajaran yang diwariskan
beliau kepadaku sudah sepantasnya kalau aku bertanggung
jawab atas semua perbuatannya yang dilakukan tempo dulu
sudah menjadi kewajibanku untuk menanggulangi semua
resiko yang ada kenapa musti aku menyesal?"
"Bagus, anak muda! engkau memang bersemangat..!"
"Ada suatu persoalan hingga kini aku kurang tahu, apa aku
boleh bertanya kepada locianpwee?"
"Coba katakan dulu apa yang ingin kau tanyakan?"
"Sewaktu guruku sering kali melakukan pembunuhan dalam
dunia persilatan tempo hari apakah ia selalu membedakan
mana yang lurus dan mana yang sesat?"
Put-lo sianseng termenung dan berpikir sebentar, kemudian
menjawab : "Ditinjau dari beberapa kejadian yang kuketahui, pihak
korban memang sangat beralasan untuk dibunuh. tapi
mecgenai soal selanjutnya aku kurang begitu tahu, sebab
korban yang mati ditangannya banyak tak terhitung
jumlahnya, mereka terdiri dari pibak kaum lurus maupun
kaum sesat, kalau tidak kejam tak mungkin orang persilatan
memberi julukan iblis diantara iblis kepadanxa.. tapi . masa ia
tidak mengatakan sesuatu kepadamu?"
Han Sioog Kie menggeleng.
"Sama sekali tidak..!"
431 "Ooh yaa, engkau toh baru tiga hari mengingat hubungan
guru dan murid dengan dia kenapa.."
"Sekarang aku sedang melaksanakan sebuah perintah dari
guruku, dan tugas itu harus diselesaikan dalam waktu sepuluh
hari!" "Kenapa harus diselesaikan dalam sepuluh hari?"
"Sebab guruku dia orang tua hanya mempunyai waktu
selama sepuluh hari untuk hidup di kolong langit!"
"Kerapa?" tanya Put-lo sianseng dengan muka berubah
hebat. "Ketika sedang melatih suatu jsnis ilmu silat, beliau
mengalami musibah yakni jalan api menuju neraka yang
mengakibatkan kedua belah kakinya lumpuh, setelah itu beliau
pun wariskan segenap tenaga dalamnya kepadaku, maka.."
Bicara sampai disini, ia menghela napas dan membungkam.
Put-lo sianseng pun menghela napas sedih.
"Aku ingin bertemu muka untuk terakhir kalinya dengan
gurumu, sekarang ini berada dimana?" katanya.
Sebenarnya Han Siong Kie hendak menjawab, tapi ingatan
lain dengan cepat berkelebat dalam benaknya :
"Aku tak boleh bicara, aku masih belum tahu Put-lo
sianseng adalah seorang yang dapat dipercaya atau tidak,


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

andaikata ucapannya hanya merupakan suatu jebakan
bukankah berabe" keadaan suhu pada saat ini sudah cacad,
lemah dan keadaannya tak jauh berbeda dengan msnusia
biasa aku harus bersikap lebih ber-hati2,"
Berpikir sampai disini diapun lantas ber kata:
"Bagaimana kalau kuhantar engkau sehabis kulaksanakan
tugasku" tempat itu sukar ditemukan!"
432 "Oooh! engkau kuatirkan keselamatan gurumu, engkau tak
percaya dengan kepribadianku" Haahh.. haahh.. haahh..
untuk mewujudkan rasa baktimu aku ingin turuti keinginanmu,
tugas apa sih yang hendak kau lakukan?"
"Mencari pemilik benteng maut dan adu kepandaian
dengan dirinya untuk memenuhi cita2nya ini guruku telah
mengasingkan diri dan berlatih tekun selama empat puluh
tahun lamanya!" "Apa" engkau hendak adu kepandaian dengan mahluk aneh
itu" gila.. sudah kau pikir masak2 tindakanmu itu?"
"Apa" mahluk aneh kau maksudkan?" seru Han Siong Kie
dengan psrasaan agak tergerak.
"Benar dia adalah mahluk aneh dikolong langit"
"Kenapa tidak disebut saja iblis keji nomor satu dikolong
langit?" sela sang pemuda Put to sianseng menggeleng.
"Dia cuma tabiatnya dalam kenyataan sama sekali tidak
keji" "Tindak tanduk tengkorak maut membawa dunia persilatan
mendekati jurang kehancuran, setiap orang diliputi perasaan
ngeri dan takut se akan2 menghadapi hari kiamat, darah
membanjiri permukaan bumi mayat bergelimpangan di mana2,
apakah perbuatan ini tidak termasuk perbuatan seorang iblis
keji?" "Apa" tengkorak maut?""
"Benar lambang tunggal dari pemilik benteng maut"
"Sudah puluhan tahun lamanya aku tak pernah muncul
dalam dunia persilatan, kali inipun baru beberapa hari turun
gunung karena itu banyak persoalan yang tidak kuketahui
benarkah telah terjadi peristiwa berdarah seperti itu?"
"Betul" setiap orang persilatan tentu akan berubah muka
jika membicarakan persoalan tentang tengkorak maut"
433 "Jadi makhluk aneh itu berani menggunakan tengkorak
maut sebagai lambangnya untuk melakukan pembantaian
secara menggila" "
"Benar dan beberapa waktu belakangan ini ia telah dua kali
munculkan diri?""
"Tentang persoalan ini aku pasti akan lakukan penyelidikan
duduknya perkara jadi jelas Nah sekarang marilah kita bicara
pada pokok pembicaraan semula, apa hubunganmu dengan
pemilik dari pesanggrahan Tong to siau cu ini?"
Han Siong Kie tidak langsung menjawab, ia termenung dan
berpikir sebentar kemudian diambilnya keputusan untuk tidak
menjawab sejujurnya ia menjawab.
"Seorang sahabat karibku yang bernama Han Siong Kie
pernah menerima budi pertolongan dari Go siau Bi pemilik
pesanggrahan ini, karena sahabatku telah meninggal maka
aku mewakili sahabatku itu untuk membalas budi kebaikan ini"
"Ehmmm rasa setia kawanmu patut dipuji, tapi tahukah
engkau apa sebabnya pihak perkumpulan Thian che kau
berusaha membinasakan Go Yu Toe ketua dari perkumpulan
Pat gi pang" "Aku dengar katanya peristiwa berdarah itu berlangsung
karena Go Yu Toe tak sudi menghadiri upacara ulang tahun
dari ketua perkumpulan Thian cbe-kau?"
"Keliru, itu cuma alasan mereka yang sengaja di buat2"
sahut Put to sianseng dengan cepat.
Han Siong Kie terperangah mendengar jawaban tersebut.
"Lalu apa sebabnya yang utama?" ia bertanya.
Put to sianseng menghela napas panjang lalu dengan suara
berat ia bertanya: "Peristiwa itu terjadi karena sebuah benda mustika dunia
persilatan-.." 434 "Benda mustika dunia persilatan " benda mustika apakah
itu" aku kok belum pernah mendengar?" "
"Aaaai... benda mustika itu adalah sejilid kitab pusaka ilmu
silat yang dinamakan Thian tok pit liok.
"ooooh... kitab pusaka Thian tok pit liok" ulang Han Siong
Kie dengan perasaan kaget bercampur tercengang.
"Benar, engkau pernah dengar nama kitab itu?"" Han Siong
Kie mengangguk. "Sebenarnya apa saja isi kitab pusaka itu" apakab
loocianpwee mengerti?"?"
"Selain ilmu silat yang maha sakti, terdapat pula ilmu
menyaru muka yang amat sempurna"
"Ooooh kalau toh ketua perkumpulan pat gi-pang memiliki
kitab pusaka selihay itu, bukankah ilmu silat yang dimilikinya
sudah mencapai puncak kesempurnaan" kenapa ia bisa
dibunuh oleh seorang tongcu dari perkumpulan Thian chekau"
bukankah kejadian ini aneh sekali?"
"Yaa kalau kalau kitab pusaka itu benar2 dimiliki olehnya
tentu saja urusan akan beres, apa lacur kitab itu justru tak
pernah dimiliki olehnya"
"Lalu berdasarkan alasan apa ketua perkumpulan Thian che
kau hendak merampas benda mustika itu dari tangannya"
"Kakeknya pernah memiliki kitab pusaka itu hanya saja
kitab itu tak pernah diwariskan kepada keturunannya atau
dengan perkataan lain ketua perkumpulan Thian che kau telah
salah taksir" Makin mendengar kisah itu Han Siong Kie merasa semakin
keheranan- bukankah Put to sianseng sudah puluhan tahun
lamanya tak pernah muncul dalam dunia persilatan, darimana
dia bisa tahu seluk beluk duduknya persoalan ini sehingga
435 demikian jelasnya" Karena rasa ingin tahu dan keheranan dia
pun bertanya: "Locianpwee, darimana engkau bisa tahu duduknya
persoalan ini hingga begitu jelas?" Put lo sianseng tertawa
tawa. "Kalau dibicarakan mungkin malah membingungkan
hatimu, anggap saja kejadian ini hanya suatu kebetulan saja"
Han Siong Kie membungkam setelah orang lain tak mau
bicara, tentu saja diapun tak dapat bertanya lebih jauh, sambil
memberi hormat segera ujarnya: "Locianpwee, kalau engkau
tak ada urusan lagi, aku hendak mohon diri lebih dahulu"
"Jadi engkau tetap akan akan berangkat kebenteng maut?"
"Benar, sampai ini hari masih tinggal waktu selama delapan
hari saja, aku harus segera menyelesaikan tugasku dan
kembali untuk memberi kabar kepada guruku"
"Baik, kalau begitu berangkatlah lebih dahulu memang
sayang pesanggrahan Teng too siau cu terbakar oleh karena
kedatanganku yang agak terlambat, tapi aku merasa amat
berterima kasih kepadamu karena engkau telah mewakili aku
untuk menyingkirkan badut-badut dan manusia kurcaci itu dari
muka bumi... sebelum engkau berangkat kebenteng maut, aku
harap engkau bersedia mendengarkan nasehatku"
"Harap loocianpwee memberi nasehat"
"Lebih baik temuilah pemilik benteng maut dengan wajah
aslimu dari pada terjadi hal2 yang tak diinginkan, makhluk
aneh itu benar2 seorang manusia yang sangat aneh sekali.
"Muka asli...." dengan hati terkesiap Han Siong Kie mundur
dua langkah kebelakang. "Benar, lepaskan topeng kulit manusia yang kau kenakan
itu dan berangkatlah dengan muka aslimu"
436 Sekujur badan Han Siong Kie bergetar keras karena
terperanjat, ia tak mengira kalau Put lo sianseng bisa
mengetahui jika ia mengenakan topeng kulit manusia untuk
menutupi wajah aslinya, ketajaman mata semacam ini benar2
mengerikan sekali sebab dia yang sudah bergaul selama
beberapa hari dengan Mo tiong ci mo pun bisa mengelabuhi
mata gurunya, tak nyana jago tua tersebut bisa menebak jitu
dalam sekali pandangan-Tanpa sadar dengan perasaan tak
puas ia menegur: "Locianpwee, ketajaman matamu memang luar biasa
mengagumkan, tapi bagaimana caranya engkau mengetahui
.." "Gampang sekali untuk mengetahui penyamaranmu itu,
dari nada ucapanmu aku bisa tahu kalau engkau memang
adalah seorang manusia yang angkuh dan ingin menang
sendiri tapi wajahmu kaku dan sama sekali tak berperasaan
se-akan2 orang gobiok, padahal biji matamu jeli dan lincah,
dari situlah aku lantas ambil kesimpulan kalau engkau
mengenakan topeng untuk menutupi wajah aslimu."
"Cianpwee memang lihay, aku merasa amat kagum "
akhirnya pemuda itu mengakui kelihayan lawan.
Setelah memberi hormat berangkatlah pemuda itu
meneruskan perjalanan. Dua jam kemudian Benteng Maut yang penuh rahasia,
seram dan mengerikan itu sudah nampak dari kejauhan.
-000d0w000- BAB 25 GULUNGAN ombak sungai kejar mengejar dan memecah
ditepian batu karang yang berserakan disana sini.
437 Diatas Seluruh tebing batu karang yang kokoh,
bertenggerlah Sebuah bangunan kuno yang antik, kokoh dan
diliputi kegelapan, itulah Benteng Maut yang disegani dan
ditakuti Setiap umat persilatan.
Dengan darah mendidih dan rasa dendam yang ber-kobar2
Han Siong Kie berdiri di tepi sungai memandang bangunan
megah di hadapannya tanpa berkedip. pemilik benteng itu
bukan lain adalah musuh besar yang telah membantai seluruh
anggota keluarganya dan ini hari ia dengan kedudukan
sebagai ahli waris dari Mo tiong Ci mo datang untuk
mengadakan adu kepandaian-
Ia telah berjanji kepada gurunya untuk tidak membalas
dendam dengan kepandaian sakti ajarannya, karena itu
terhadap masalah balas dendam ia masih mempunyai
pandangan yang samar ....
Sekarang ia sedang mempertimbangkan satu masalah,
haruskah ia jumpai pemilik benteng maut dengan wajah asli
atau wajah samaran?"
Tidak akhirnya sianak muda itu mengambil keputusan, ia
bertekad untuk masuk ke dalam benteng dengan wajahnya
sebagai malaikat penyakitan, ia akan muncul dengan wajah
aslinya jika hendak membalas dendam nanti.
orang yang kehilangan sukma pernah menganjurkan
kepadanya agar menyambangi benteng maut dan
menceritakan asal usulnya, tapi kenapa?"
sampai sekarang ia tak dapat menjawab pertanyaan itu,
dan barusan put to sianseng pun menganjurkan kepadanya
agar berkunjung kebenteng itu dengan wajah aslinya, lalu
kenapa ?" soal inipun ia tak dapat menjawab.
Tapi.. ia telah ambil keputusan untuk melaksanakan tugas
yang dibebankan gurunya dengan muka yang palsu.
438 Apakah ilmu jari Tong kim ci dapat menundukkan ilmu
kebal kim koan sin kang yang dimiliki lawan" hingga kini ia tak
berani meramaikan, dan apakah ilmu pukulan Mo mo ciang
hoat dapat mengalahkan jurus serangan lawan, ia sendiripun
tak tahu. Pemuda itu berpikir, andaikata ia tak mampu mengalahkan
pihak lawan, bagaimana caranya untuk memberi jawaban
dihadapan gurunya" Mo tiong ci-mo sudah empat puluh tahun lamanya
mengasingkan diri untuk melatih diri, jika ia kalah mampukah
orang tua itu menahan rasa sesal serta pukulan batin yang
sangat hebat itu" Tidak. kekalahannya hanya bisa dikatakan sekali, keputusasaan
bagi gurunya, sebab rasanya mempunyai kesempatan
hidup selama sepuluh hari saja, dia akan mati dengan hati
menyesal dan kecewa.. Berpikir sampai disitu, pemuda tersebut segera mengepos
tenaga, rasa ingin menang dan harus menang timbul dalam
benaknya, ia berusaha menguasahi golakan batinnya yang ber
kobar2.. seperminum teh kemudian, per-lahan2 ia baru melangkah
keatas jembatan batu, ketika tiba didepan pintu gerbang, rasa
dendam, harapan dan ingin menang berkecamuk makin keras,
dan kali ini bertambah pula dengan rasa ngeri seram yang
amat tebal. Put-lo sianseng selalu menyebut pemilik benteng maut
bagai makhluk aneh, makhluk aneh macam apakah dia"
Tengkorak maut berwarna merah darah yang tergantung
menyeringai diatas pintu gerbang membuat darah panas Han
Siong Kie kembali mendidih, ia teringat kembali dengan
lambang tengkorak maut yang ditinggaikan diatas dinding
perkampungan Han oleh sang pembunuh selesai melakukan
pembantaian. 439 Lambang itu menandakan kekejaman kesadisan, darah
yang mengalir mayat yang bertumpuk serta pembantaian
brutal.. Tiba2 satu ingatan lagi berkelebat dalam benaknya, ia
teringat kembali dengan janjinya bersama malaikat dingin Mo
siu Ing, jika ia berhasil menemukan kabar berita tentang
malaikat panas Kosu Ki maka dia akan menangkan seluruh
kitab pusaka tangan Buddha dan dapat melatih ilmu si mi
sinkang yang maha sakti itu kemudian membalas dendam dan
menghancurkan benteng maut.
Begitu kesengsem dengan lamunannya, hampir saja Han
Siong Kie lupa kalau ia sedang berada ditempat bahaya.
Dalam pada itu dari atas daratan ditepi sungai dari tempat
yang tersembunyi muncullah berpuluh2 pasang mata yang
mengawasi setiap gerak gerik dari Han Siong Kie dengan
pandangan tak berkedip. sorot mata mereka memancarkan
sinar kaget, heran, tercengang dan dendam..
Nun jauh dari bukit karang itu terdapat pula sepasang mata
yang sedang mengintai gerak geriknya, hanya saja sorot mata
orang itu penuh mengandung rasa kuatir dan penuh


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

perhatian- Tentu saja Han Siong Kie tidak merasakan kesemuanya itu,
ia tak sadar kalau gerak geriknya dibawah pengawasan orang
lain. Bagaikan sebuah patung area sianak muda itu berdiri kaku
didepan pintu benteng. seperminum teh kemudian Han Siong Kie baru tarik kembali
lamunannya dan kembali dalam kenyataan. .
Pemuda itu segera menghimpun hawa murninya, seperti
apa yang dipesan oleh Mo tiong ci mo dengan suara lantang ia
bersenandung nyaring: 440 "Satu iblis muncul satu iblis lenyap. iblis diantara iblis
bertemu dengan langit sakti"
Terhadap isi dari senandung tersebut Han Siong Kie
sendiripun agak kurang paham, ia cuma menduga sebutan
"langit sakti" kemungkinan besar adalah menggantikan nama
pemilik benteng maut atau mungkin juga mempunyai maksud
tertentu, namun ia tak sudi untuk putar otak memikirkan
persoalan itu. Setelah bersenandung satu kali dia ulangi untuk kedua
kalinya:.. tiga kali. suara gemericingan yang amat mencekat hati bergema
memekakkan kesunyian pintu benteng maut yang misterius
per-lahan2 bergeser kearah samping dan muncullah sebuah
lubang gelap yang dalam dan sukar ditembusi dengan
pandangan mata. Han Siong Kie merasakan jantungnya bergetar keras, ia
hendak menghadapi suatu keadaan yang sukar dibayangkan
dengan kata2 Meskipun tenaga dalamnya amat sempurna, wataknya
angkuh dan ketus tapi sekarang musuh tangguh yang harus
dihadapi olehnya adalah Tengkorak maut yang mendatangkan
kengerian serta keseraman bagi umat persilatan selama
puluhan tahun belakangan ini, hal tersebut membuat pemuda
itu tak mampu menguasahi ketegangan, kengerian serta
keseraman yang menyelimuti perasaannya.
Benteng maut dianggap sementara orang sebagai istana
kematian tempat tingal malaikat elmaut dan sekarang dia
hendak memasuki benteng iblis yang selama puluhan tahun
tak seorang umat persilatanpun berani mendekat atau
memasukinya. Ia rasakan napasnya jadi sesak, sekujur badannya bergetar
keras dan tanpa sadar bulu kuduknya pada bangun berdiri
441 Ia segera memikirkan tujuan dari kedatangannya sekarang,
ia datang untuk menantang pemilik benteng maut sedang
orang yang hendak ditantangnya ini bukan lain adalah musuh
besar pembunuh keluarganya.
Maka sambil membusungkan dada berjalanlah sianak muda
itu memasuki pintu benteng.
Segulung angin dingin berhembus lewat dari balik lorong
yang dingin membuat ia bersin dan merinding.
Diam2 pemuda itu berpikir didalam hatinya, benarkah
pertarungannya kali ini adalah suatu tantangan terhadap
malaikat elmaut. Dua kali Put to sianseng memperingatkan bahwa pemilik
benteng maut adalah seorang makhluk aneh, hal ini
menunjukkan bahwa Put to sianseng merupakan salah
seorang di antara beberapa orang yang mengetahui latar
belakang mengenai pemilik benteng maut tersebut.
sebelum ia berangkat gurunya Mo tiong ci mopun pernah
berpesan kepadanya: ".... engkau tak boleh melukai dirinya, pertarungan harus
diakhiri bila telah saling menutul... engkau tak boleh
menggunakan kesempatan ini untuk membalas dendam.."
Mungkinkah gurunya sudah merasa yakin bahwa ilmu jari
Tong kim-ci nya mampu mengalahkan ilmu kim kong milik
lawan" sampai dimanakah kedahsyatan ilmu jari Tong kim ci
tersebut, sewaktu berada ditengah jalan ia telah menjajalnya
dan kenyataan membuktikan bahwa ilmu tersebut benar-benar
merupakan suatu kepandaian ampuh yang maha dahsyat.
Tapi ingatan lain berkelebat dalam benaknya, menurut
berita yang tersiar dalam dunia persilatan ilmu silat yang
dimiliki pemilik benteng maut sukar dilukiskan dengan kata2,
442 berita itu sangat mengurangi kepercayaannya pada kekuatan
sendiri Empat puluh tahun bukan suatu jangka waktu yang
pendek, siapa tahu kalau ilmu silat yang dimiliki pemilik
benteng maut telah peroleh kemajuan yang pesat?"
Lorong dibalik pintu gerbang terdiri dari lapisan batu cadas
yang telah ditumbuhi lumut hijau, hawa lembab dan suasana
yang gelap gulita menambah keseraman disitu.
Baru saja Han Siong Kie melangkahkan kakinya kedalam
pintu benteng, serentetan suara yang tua dan seram bergema
dari balik bangunan kuno tersebut. . "Hey bocah, hentikan
langkahmu ?" Han Song Kie terkesiap dan tanpa sadar hentikan
langkahnya, ia dapat menangkap kalau ucapan tersebut
disampaikan dengan ilmu cian li coan im atau menyampaikan
suara seribu lie, suatu kepandaian ilmu menyampaikan suara
tingkat tinggi. Sementara ia masih termenung, suara itu
kembali berkumandang datang:
"Bocah cilik, nyalimu benar2 amat besar berant benar
menyaru sebagai Mo tiong ci mo untuk menipu diriku"
Dari perkataan itu tak dapat diragukan lagi bahwasanya
orang yang barusan berbicara bukan lain adalah pemilik
benteng maut pribadi. Setelah berhasil menguasahi pergolakan hatinya, Han Siong
Kie menghimpun tenaga dalamnya kedalam pusar lalu berseru
lantang. "Apakah engkau adalah pemilik benteng ini?"
"Benar ada apa?"
Han Siong Kie seketika merasakan darah panas dalam
dadanya mendidih, sekarang ia baru yakin bahwa orang yang
sedang diajak bicara bukan lain adalah musuh besar
pembantai keluarganya. 443 Tapi bocah muda itu berusaha untuk menahan sabar,
maksud tujuan dari kedatangannya kali ini adalah untuk
menyelesaikan tugas yang dibebankan Mo tiong ci mo
kepadanya. Dengan suara dingin dan ketus ia segera
menegur: "Poocu berdasarkan apa engkau menuduh aku menyaru
sebagai Mo tiong ci mo?"
"Heeehhh heeehhh heeehhh tahukah engkau akan
peraturan dari benteng ku ini?"
"Peraturan soal apa?""
"Barang siapa berani ngintip benteng maut dia akan
dijatuhi hukuman mati."
"Dari mana engkau bisa menduga aku mencuri lihat
bentengmu?"" "Mengapa engkau berani menyaru sebagai iblis diantara
iblis untuk memasuki..."
Han Siong Kie segera mendengus dingin.
"Hmm benarkah Begitu?" ejeknya.
Pemilik benteng maut tertawa seram.
"Heeehh heeehh heeeehhh bocah cilik, aku ingin tahu
darimana engkau bisa tahu akan kode rahasia yang telah
kujanjikan dengan iblis diantara iblis pada empat puluh tahun
berselang?"" "Hmm..poocu, kenapa engkau tak menduga kalau aku
datang sedang melaksanakan perintah seseorang?""
"Melaksanakan perintah siapa?""
"Perintah guruku"
"Siapakah gurumu?""
"Iblis diantara iblis."
444 "Apa" bocah cilik, kau jangan membohong, masa engkau
adalah ahli waris dari iblis diantara iblis?"
"Benar, engkau tak percaya?"
"Kalau begitu dapat utarakan maksud tujuan dari
kedatanganmu ini..."
Laksana kilat Han Siong Kie putar otaknya, ia teringat akan
anjuran dari Manusia yang kehilangan sukma, dua kali
perempuan itu anjurkan dirinya agar berkunjung kebenteng
maut serta mengutarakan asal usulnya kenapa ia anjurkan
dirinya berbuat begitu"
Andaikata ia hendak turuti anjuran tersebut, maka
sekarang juga anjuran itu bisa dilaksanakan tapi setelah
berpikir lebih jauh akhirnya dia ambil keputusan untuk tidak
berbicara. Tentu saja ia merasa bahwa perbuatannya yang
menceriterakan asal usul sendiri dihadapan musuh besarnya
adalah suatu perbuatan yang tolol, apalagi pihak lawan adalah
iblis nomor satu dikolong langit, bagaimana akibatnya tentu
saja siapapun dapat menduga. Maka dengan suara dingin ia
berkata: "Selama empat puluh tahun lamanya guruku tak pernah
melupakan kekalahan yang dideritanya dimasa silam, dan
sekarang aku hendak menuntut balas atas kekalahannya itu"
"Haahh...haahh..haahh... dalam suatu adu kepandaian,
siapa menang siapa kalah sudah menjadi suatu kejadian yang
jamak. apalagi kemenanganku diperoleh dengan andalkan
kepandaian yang asli, heehh haahh haahh.., ia benar2 seorang
yang berperasaan halus, bagaimana.." apakah ia tak mau
datang sendiri untuk meneruskan pertarungan tempo hari?"
"Guruku tak mungkin akan datang kemari"
"Kenapa" tanya pemilik benteng maut keheranan.
445 "Jiwanya sudah hampir melayang"
"Apa" jiwanya sudah hampir melayang?"
"Benar, untuk melampiaskan rasa dongkolnya karena
kekalahan tersebut, ia masih ada waktu selama beberapa hari
untuk menantikan jawabanku"
Suaranya yang menyeramkan kian lama kian merendah dan
memberat, seakan2 ucapan tersebut bukan muncul dari mulut
seorang manusia hidup. Dengan nada sedih dan bertambah lirih ia berkata :
"Aku tak paham dengan maksud ucapan mu itu!"
"Guruku sedang menanti kabar dariku, empat puluh tahun
komudian ilmu silat siapakah yang jauh lebih unggul!"
"Jadi makscdmu..!"
"Aku datang mewakili dirimu untuk memenuhi janjinya
pada empat puluh tahun berselang, aku hendak adu
kepandaian dengan diri poo-cu dan mari kita buktikan
kepandaian silat siapakah yang jauh lebih lihay!"
"Oooh ! jadi engkau datang mewakili dirinya untuk
memenuhi janji tersebut?"
"Dugaanmu tepat sekali!"
"Dan engkau akan menantang aku uttuk berduel?"
"Tepat ucapanmu!"
"Haaah..haaah.,haaaah.." gelakan tertawa yang keras
bagaikan gulungan ombak di tengah samudra bergema susul
menyusul, suaranya keras, nyaring dan amat memekikkan
telinga, membuat pikiran orang jadi kalut dan hatinya kacaau.
Suara tertawa iiu penuh mengandung hinan rasa pandang
rendah dan sikap yang sombong.
446 Gelak tertawa itu kian lama kian meninggi, golakan darah
dalam dada Han Siong Kie pun ikut bergolak naik turun tiada
hentinya, ia sadar bahwa gelagat tidak menguntungkan. buru2
hawa murninya disalurkan keseluruh badan guna melawan
pengaruh suara tertawa yang tak sedap didengar itu..
Menanti gelak tertawa itu sirap, seluruh jidat dan tubuhnva
telah basah oleh air keringat, ia mulai sadar bahwa tenaga
dalam yang dimiiiki pemilik benteng maut benar2 sukar
dijajaki. Suara dari pemilik benteng maut berkumandang kembali,
kali ini suaranya penuh mengandung rasa kaget dan terkesiap.
"Bocah cilik, sungguh tak nyana engkau sanggup menerima
gelak tertawa ombak menggulungku yang lihay, engkau
memang hebat !" Han Siong Kie makin terkesiap, bukankah pihak lawan sama
sekali tak bergerak dari tempatnya semula" darimana ia bisa
tahu kalau isi perutnya sama sekali tidak terluka oleh
pengaruh gelak tertawa itu" apakah ia memiliki ilmu
memandang jauh yang l1bay"
Meskipuo hatinya tercekat dan jantungnya berdebar keras,
namun diluaran ia tetap bersikap tenang.
"Aku sama sekali tidak kenal dengan apa yang
dimaksudkan sebagai gelak tertawa ombak menggulung, aku
cuma heran apa sebabnya poocu tertawa tergelak?"
"Ternyata iblis diantara iblis memerintahkan seorang bocah
yang masih bau titik untuk memenuhi janjinya, ia benar-benar
bermimpi di siang hari bolong. suatu perbuatan yang
menggelikan.." Mendengar ucapan tersebut hawa amarah segera berkobar
dalam benak Han Siong Kie. ia tertawa dtngin.
"Poocu, engkau tidak msrasa bahwa ucapanmu itu terlalu
sombong dan tekebur?"
447 "Tekebur" engkau mengatakan aku tekebur" haahh
haahh..haahh.. bocah! nyalimu yang besar sangat
mengagumkan hatiku, di samping itu memandang diatas
wajah iblis diantara iblis, engkau boleh segera tinggalkan
tempat ini, karena engkau aku bersedia melanggar
pantanganku yang telah kupegang teguh selama puluhan
tahun lamaya." "Tak usah, poocu tak perlu melanggar pantanganmu
sendiri!" tukas sang pemuda ketus.
"Oooh...lalu apa yang hendak kau lakukan?"
"Aku tak ingin mengabaikan perintah suhuku."
"Jadi engkau bersikeras akan menantangku untuk berduel?"
"Itulah tujuan dari kedatanganku."
"Heeeh heeehh heeehhh engkau benar2 tak tahu diri."
"Tahu diri atau tidak, itu urusan pribadiku"
"Bocab cilik yang masih ingusan, engkau masih belum
pantas untuk berduel melawan Aku!"


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Han Siong Kie semakin gusar, keberaniannya makin
memuncak, tiba2 hardiknya:
"Jadi.. poocu hendak mengingkari janji?"
"Mengingkari janji apa" aku tak pernah m;ngikat janji
dengan engkau?" "Kalau memang begitu kenapa enggkau tak berani
menerima tantanganku untuk diajak berduel?"
"Menantaag untuk berduel" heeehh heeehh heeebbh kalau
iblis diantara iblis datang sendiri, mungkin saja aku bisa
mempertimbangkan kembali...."
"Aku datang mewakili guruku, apa bedanya dengan
kehadiran ia pribadi?"
448 "Tak usah banyak bicara lagi, ayoh segera tinggalkan
tempat ini ! Mumpung aku masih belum berubah pikiran, kalau
tidak ...." "Kalau tidak kenapa?"
"Engkau akan menyesal untuk selamanya."
Kegusaran yang berkobar dalam benak Han Siong Kie tak
dapat dikendalikan lagi. ia lupa kalau musuhnya amat lihay,
segera bentaknya dengan tegas.
"Aku tak sudi menuruti kemauanmu kau mau apa?"
"Tak mau" heh heeeehh heeehhh selama hidup baru
pertama kali ini kudengar ada orang berani berbicara sekasar
itu dengan diriku!" "Hmm ! Siapa tahu kalau lebih dari itu" jengek Han Siong
Kie dengan bangga. "Bocah keparat engkau benar2 tak tahu tingginya langit
dan tebalnya bumi rupanya engkau sudah bosan hidup
dikolong langit?" "Hmm! jadi engkau tak berani menerima tantangan untuk
berduel" tak nyana pemilik benteng maut yang tersohor tak
lebih hanya seorang manusia pengecut!"
"Heehh...heehh..heeebh... bukan pengecut atau tidak yang
pokok engkau masih belum pantas untuk berduel melawan
aku!" "Pantas atau tidak apa salahnya kalau poo-cu coba dulu?"
"Bocah keparat kalau engkau memang sudah bosan hidup
ayo masuklah kedalam, aku menantikan kedatanganmu
disini!" Han Siong Kie mendengus dingin tanpa ragu2 ia berjalan
masuk kedalam istana tersebut.
449 Pantulaa suara langkah kakinya dalam lorong batu yaog
kosong menimbuikan suara yang menyeramkan seakan-akan
ada beberapa orang yang jalan bersama.
Setelah melewati lorong batu itu dua kerat bangunan batu
tsrbentang didepan mata, semua bangunan terbuat dari
lapisan batu karang yang gelap. bangunan itu tak ada jendela,
yang ada cuma sebuah pintu besi yang hitam dan telah
berkarat, pintu itu tertutup rapat dan tak dapat melihat apa
isinya. Lumut hijau tumbuh dengan suburnya diatas bangunan
rumah batu itu, sarang laba2 tergantung disana sini.
Udaranya lembab dan busuk mendatangkan rasa muak
bagi siapapun yang mencium, lapisan batu diatas tanah
sebagian besar telah tertutup oleh rumput ilalang.
Walaupun waktu menunjukkan tengah hari, namun suasana
dalam benteng maut tetap gelap gulita bagaikan berada
dineraka. Han Siong Kie merasakan jantungnya yang berdebar,
berdetak makin keras, ia tak tahu pemilik benteng maut
mengandung maksud2 tertentu terhadap dirinya. "
sunyi.. sepi.. keheningan yang mencekam bagaikan berada
dikuburan menyelimuti seluruh benteng.
Han Siong Kie merasa dirinya seakan2 sedang memasuki
sebuah kuburan kuno yang besar dan gelap. sedikitpun tak
ada hawa manusia hidup.. Mendadak.. sesosok bayangan manusia berkelebat lewat
dihadapan mukanya. Dengan cekatan Han Siong Kit meng hentikan gerakan
tubuhnya, dengan cepat sorot matanya dialihkan kearah orang
itu. 450 Mendadak bulu kuduknya pada bangun berdiri, dengan
badan merinding tanpa sadar ia mundur dua langkah ke
belakang, tangannya disilangkan didepan dada siap
menghadapi segala kemungkinan yang tidak diinginkan.
sesosok makhluk aneh yang sukar dilihat paras mukanya,
dengan rambut panjang yang terurai menutupi seluruh
kepalanya, selangkah demi selangkah maju mendekat.
Manusiakah" atau setankah makhluk aneh itu"
Jelas dia adalah manusia karena terdengar suara langkah
kakinya yang berat. "Berhenti" bocah muda itu segera membentak keras.
Makhluk aneh itu tetap tidak menggubris, selangkah demi
selangkah ia lanjutkan perjalanannya maju kedepan.
Satu ingatan dengan cepat berkelebat daiam benak
pemuda itu,jangan2 makhluk aneh ini adalah..
Hatinya makin tegang dengan suara berat ia segera
menegur: "Engkau adalah pemilik benteng maut"."
Makhluk aneh itu tidak menjawab, ia maju kedepan dengan
langkah lambat. Han Siong Kie mulai memghimpun segenap tenaganya
dalam telapak ia siap melancarkan serangan apabila keadaan
terlalu memaksa, sekali lagi tegurnya:
"Siapa engkau?"
Suaranya keras bagaikan guntur yang membelah bumi
ditengah hari bolong. Terhadap bentakan atau pun teguran dari Han Siong Kie itu
makhluk aneh tersebut sama sekali tidak menggubris, kembali
badannya menerjang kedepan.
Kegusaran yang berkobar dalam dada Han Siong Kie sukar
dilukiskan dengan kata2, sepasang telapaknya laksana kilat
451 melancarkan serangan kedepan, serangan tersebut di
lancarkan dengan kecepatan bagaikan kilat.
Makhluk aneh itu segera mengegos kesamping dan
membentuk gerakan setengah lingkaran keatas permukaan
dengan gerakan yang lincah ia meloloskan diri daya serangan
tersebut. Dari kelihaian yang dilakukan orang itu, semakin besar
membuktikan bahwa makhluk aneh itu adalah manusia yang
memiliki ilmu silat sangat lihay, tanpa sadar Han Siong Kie
melanjurkan lidahnya. Dengan menggunakan tangannya yang kurus, makhluk
aneh itu menyingkap rambutnya yang kusut dan menutupi
wajahnya itu, sepasang biji matanya yang tajam dan
memancarkan sinar berkilauan melirik sekejap kearah Han
Siong Kie, kemudian ber kaok2 aneh.
Suaranya aneh dan menyeramkan, tidak mirip tertawa tidak
mirip pula suara menangis, membuat bulu kuduk semua orang
tanpa terasa pada bangun berdiri
Dengan tar manggu2 Han Siong Kie memandang makhluk
aneh yang tiba2 putar badan serta mengundurkan diri dari
hadapannya, dalam sekejap mata manusia aneh itu sudah
lenyap dari pandangan, ia merasakan suatu perasaan yang tak
sedap. Terutama pandangan dari manusia aneh itu, sorot matanya
penuh memancarkan sinar dingin, seram dan menggidikkan,
membuat perasaan hatinya tak tenang.
Beberapa saat kemudian ia melanjutkan kembali
perjalanannya menuju kelorong sempit yang terbentang di
antara bangunan rumah berbatu itu.
Tujuh delapan langkah baru saja lewat dua sosok bayangan
manusia laksana kilat tiba2 menerjang keluar dari kedua belah
452 sisinya, desiran angin tajam men-deru2 dan serasa menyayat
badan. Han Siong Kie merasa amat terperanjat, dia ayunkan
telapaknya melancarkan dua buah pukulan yang amat dahsyat
menyongsong datangnya ancaman dari kiri maupun kanan itu.
Benturan keras menggelegar diangkasa, dua sosok
bayangan manusia itu terpental dan berhenti ditengah jalan.
sekarang Han Siong Kie dapat melihat jelas wajah dari dua
sosok bayangan manusia itu, ternyata mereka adalah setan2
jelek yang bermulut lebar dan bergigi taring, begitu
menyeramkan wajahnya hingga membuat bocah muda itu seakan2
kehilangan sukma. Semua kejadian itu berlangsung dalam sekejap mata,
setelah tertahan oleh pukulan lawan, dua sosok bayangan
manusia berwajah setan itu melancarkan tubrukan kembali
kearah depan, cakar setannya yang tajam langsung
menyerang bocah muda itu habis2an..
Han Siong Kie amat terkesiap, buru2 ia keluarkan ilmu
pukulan Mo-mo.ciang hoat untuk mempertahankan diri.
Dua orang setan jelek itu menyerang terus dengan
gerakan2 yang nekad, mereka tak ambil peduli sampai dimana
ketatnya pertahanan dari pemuda itu, terjangan demi
terjangan dilancarkan terus dengan hebatnya.
"Blamm Blamm" dua benturan nyaring menggelegar
diangkasa memecahkan kesunyian yang mencekam sekeliling
tempat itu. Han Siong Kie merasakan tulang telapaknya amat sakit
seperti maupatah, ternyata pihak lawan memiliki tubuh yang
keras bagaikan baja, baik pukulan maupun serangannya sama
sekali gagal untuk merobohkan ke dua orang lawannya itu.
Dengan perasaan hati yang tercekat dan kaget, serta merta
ia melayang mundursejauh tiga depa ke belakang dengan
453 gerakannya yang tiba2 itu maka serangan cakar setan dari
kedua orang setan itupun mengena disasaran yang kosong.
Ingatan kedua belum sempat berkelebat lewat, kedua
orang setan jelek itu sudah saiing bertukar tempat dan sekali
lagi melancarkan terjangan maut.
Kecepatan gerakannya, keanehan dari serangannya sangat
jarang ditemui dikolong langit.
Kesalahan bukan terletak pada ketidak becusan Han Siong
Kie, andaikata kedudukannya diganti dengan seorang jago
lihay persilatan lainnya, niscaya orang itu sudah akan roboh
ditangan sepasang manusia setan itupada serangannya yang
pertama. Belum sempat pemuda itu berdiri tegak, sekali lagi
sepasang manusia setan itu melancarkan terjangan maut,
dalam keadaan terburu napsu cepat2 dia himpun tenaganya
hingga sebesar sepuluh bagian, secara terpisah didorongnya
satu kekiri yang lain ke kanan-
"Blaamm.. benturan dahsyat kembali bergeletar diangkasa,
dalam benturan itu ke empat buah cakar setan dari sepasang
setan jelek itu tertahan kurang lebih satu depa dari tubuh Han
Siong Kie oleh getaran tenaga dalamnya, kedua belah pihak
sama-sama berdiri kaku dan siapapun tidak melakukan
pergerakan lagi. Diam2 sianak muda itu mengucurkan keringat dingin saking
terperanjatnya, ia hendak tarik kembali telapaknya untuk
mengganti jurus, tapi ia sadar jika telapaknya ditarik kembali
niscaya kedua orang setan jelek itu akan memanfaatkan
kesempatan itu se-baik2 nya untuk mencengkeram tubuhnya.
Karena itulah terpaksa ia kerahkan segenap kemampuan
yang dimilikinya untuk bertahan sedapat mungkin.
454 Sepasang setan jelek itu menerjang makin hebat daya
tekanan yang terpancar keluar berat bagaikan be ribu2 kati
baja. Han Siong Kie mengerahkan segenap kekuatannya untuk
melawan serangan musuh di samping itu diapun mulai
mempertimbangkan situasi disekelilingnya.
suatu ketika mendadak ia temukan sesuatu, ternyata dua
orang setan jelek yang sedang melancarkan serangan
kearahnya itu bukan lain adalah setan2an yang terbuat dari
baja murni, tak aneh kalau kekuatan daya tekanannya begitu
hebat bagaikan bukit kecil.
Setelah mengetahui keadaan yang sebenarnya,
keberaniannya semakin memuncak tapi daya tekanan yang
terpancar keluar dari manusia besi itu kian lama sudah kian
bertambah hebat. pada saat itulah gelak tertawa pemilik benteng maut
bergema datang disusul ia berseru.
"Haahh... haaahh... haaahh keparat cilik, akan kulihat
engkau bisa bertahan sampai berapa lama kali ini aku akan
memberi kesempatan kepadamu jika engkau bersedia
undurkan diri dari sini maka aku tak akan mencelakai engkau
lagi, katakan saja kepada gurumu kalau pemilik benteng maut
masih sehat walafiat seperti sedia kala"
"Terima kasih atas maksud baikmu"
"Oooh jadi engkau sudah bertekad untuk tidak keluar dari
benteng maut ini dalam keadaan hidup lagi?"
Han Siong Kie tertawa dingin tiada hentinya.
"Heehh heeehh heeehhh belum tentu begitu, sebelum
kulaksanakan tugas yang di bebankan guruku, aku tak nanti
akan mengundurkan diri dari sini"
455 "Kalau memang begitu, andaikata engkau bertemu dengan
gurumu dialam baka nanti jangan salahkan kalau aku tak
kenal kasihan" Teringat kembali akan budi kebaikan gurunya yang telah
salurkan hawa murni miliknya kedalam tubuhnya, dan teringat
pula kalau usia gurunya sudah amat terbatas, timbul kembali
semangat yang berkobar dalam dadanya, tiba2 ia himpun
segenap kekuatan yang dimilikinya kedalam telapak, kemudian
dengan gerakan " menggetar" dari ilmu telapak Mo mo ciang
hoat ia lancarkan suatu tolakan yang amat keras.
Keampuhan dari ilmu telapak Mo mo ciang hoat ditambah
pula dengan dua kali penemuan aneh yang dialami Han Siong
Kie membuat tenaga dalam yang dimilikinya saat ini telah
mencapai dua ratus tahun hasil latihan, tolakan yang
dilancarkan dengan sepenuh tenaga ini benar2 luar biasa
sekali. -oood0wooo- Bab 26

Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"BLAAAMM Blaaamm" dua ledakan keras menggoncangkan
seluruh permukaan bumi, sepasang iblis jelek yang terbuat
dari baja itu terpental kesamping, alat kontrol yang
mengendalikan kedua buah boneka itu hancur berantakan-
Ditengah percikan bunga api dan gugurnya pasir dan debu,
dua buah dinding bangunan rumah tertunduk hingga roboh
tak karuan- Ditengah suara gemuruh yang amat keras terdengar dua
jeritan ngeri bergema memenuhi seluruh ruangan-
Han Siong Kie merasa amat terperanjat mungkinkah dibalik
ruangan batu itu terdapat jago silat yang disekap disitu?"
456 sorot matanya segera dialihkan kearah dua deret bangunan
batu yang terbentang didepan mata, ia lihat pintu besi
tertutup rapat mungkinkah dibalik setiap pintu besi itu
tersekap jago persilatan" mungkinkah mereka adalah jago2
persilatan yang melakukan penyelidikan terhadap benteng
maut dan lenyap tak berbekas itu" atau mungkin mereka
terdiri dari anak buah benteng maut?"
"Heehh heeehh heeehhh keparat cilik, kau memang sangat
hebat" seruan dari pemilik benteng maut bergema diangkasa,
rupanya engkau lebih unggul satu tingkat di bandingkan
dengan iblis diantara ibis dimasa lampau, tak kusangka
engkau mampu menghancurkan sepasang malaikat pelindung
benteng ku, meskipun begitu engkau masih belum....."
"Belum kenapa?" tukas sang pemuda cepat.
"Engkau masih belum pantas untuk mengajak aku berduel"
Han Siong Kie jadi mendongkol sekali, hingga menggertak gigi
rapat2. Teriaknya dengan nada penasaran:
"Hmm kau anggap dengan andalkan beberapa patah
katamu yang tekebur serta beberapa kepingan besi
rongsokanmu itu maka aku lantas pecah nyali menyerah kalah
dan undurkan diri dari sini?""
"Haahh..haahh..haahh... undurkan diri" engkau tak
memiliki kesempatan untuk berbuat demikian lagi, rumah2
batu itu akan menjadi tempat tinggalmu untuk selamanya"
Han Siong Kie makin penasaran dalam pikirnya:
"Jangan sombong dulu, lihatlah kelihayanku akan kuobrak
abrik sarang kura2mu dan akan kulihat engkau si kura2 akan
kabur kemana..?""
sekali enjot badan ia menerjang masuk kedalam lorong
tempat yang menembusi rentetan bangunan batu itu, dalam
457 beberapa pusaran saja ia sudah berada ditengah lingkaran
bangunan tadi. Tampaklah bangunan batu berjajar disana sini, lorong
besar kecil bersimpang siur tak menentu, meskipun ia sudah
berlarian selama seperminum teh lamanya, namun tubuhnya
masih tetap berputar2 dalam lingkungan rumah batu tadi.
Lama kelamaan pemuda itu sadar, ia pasti sudah terjebak
dalam sebuah barisan "ki bun tin" yang lihay dan ampuh.
Dalam keadaan begini, ia enjotkan badan melayang naik
keatas atap bangunan batu itu, sekilas memandang ketempat
kejauhan pemuda itu tertegun dan berdiri kaku, hati nya
terjelos. Rupanya yang terlihat sepanjang pandangannya cuma
bangunaa batu yang ber-deret2, tembok benteng telah lenyap
bahkan suara gulungan ombak sungai pun sudah tak
kedengaran lagi. Sadarlah pemuda itu bahwa ia terjebak
Ia tak menyangka gerakannya selama ini lari kesana kemari
sama sekali tak ada hasilnya, malahan tenaga dalamnya jauh
berkurang karena perbuatan tersebut, ia loncat turun dari atap
rumah batu dan ditemuinya ia masih berada ditempat semula.
Han Siong Kie jadi mendongkol sekali, dengan muka merah
darah karena marah ia membentak keras:
"Huhh. mentang2 seorang pemilik benteng maut, tak
tahunya cuma kura2 busuk yang andalkan kelihayan ilmu
barisan untuk melindungi keselamatan jiwanya."
"Heeehh heeehh heeehh bocah muda, tak ada gunanya
engkau mengonggong seperti anjing, bukankah suhumu iblis
diantara iblis belum sempat mewariskan kepandaian semacam
itu kepadamu" heehh heeeehhh heeehhh..."
458 Gelak tertawanya amat sombong dan takebur sekali,
membuat Han Siong Kie makin gusar bercampur mendongkol,
hampir saja dadanya meledak saking tak tahannya.
Ia sama sekali tak mengira kalau pemilik benteng maut tak
mau unjukkan diri untuk menerima tantangannya. tentu saja
kejadian ini sama sekali berada diluar dugaan iblis diantara
iblis, kalau tidak ia pasti akan memberitahukan rahasia serta
cara untuk memasuki benteng maut tersebut.
Bagaikan seekor burung elang yang terkurung kabut tebal,
Han Siong Kie menerjang kesana kemari secara membabi
buta, walau bagaimanapun juga ia berusaha ternyata
usahanya selalu gagal dan ia tak mampu meloloskan diri dari
kepungan barisan tersebut.
Tiba2 satu ingatan aneh muncul dari dasar hati kecilnya, ia
merasa bahwa benteng maut luasnya cuma beberapa puluh
tombak belaka, apa salahnya kalau ia rusak bangunan rumah
batu itu" jika bangunan tersebut ambrol bukankah barisan itu
dengan sendirinya bakal hancur berantakan"
Teringat akan sistim tersebut tenaga murninya segera
dihimpun dalam telapak lalu dengan sepenuh tenaga dibabat
kearah bangunan batu yang berada dihadapannya.
Angin pukulan men-deru2 dan dengan dahsyatnya
meluncur kedepan, tapi bagaimana hasilnya" se-akan2
menghantam udara kosong sama sekali tiada reaksi apapun
yang di temuinya. Rasa terperanjat yang dialami Han Siong Kie kali ini sukar
dilukiskan lagi dengan kata2, barisan tersebut memang luar
biasa dan membuat orang sukar untuk menduga mana yang
nyata dan mana yang maya.
Dia menerjang maju semakin kedepan dengan tangannya
ia meraba bangunan batu itu terasa dingin dan karat
sedikitpun tidak palsu.. tapi apa sebabnya pukulan yang
459 dilancarkan dengan begitu dahsyat sama sekali tidak
mendatangkan reaksi apapun"
Untuk kedua kalinya ia himpun segenap kekuatan murninya
kedalam telapak baru saja ia bersiap sedia melancarkan
pukulan dahsyat kearah bangunan rumah batu itu. Mendadak
sebuah telapak tangan tahu2 sudah menempel diatas
bahunya. Han Siong Kie amat terperanjat sekujur badannya gemetar
keras baru saja dia akan bergerak.
"Jangan bergerak"
Teguran dingin dan ketus yang membuat bati orang
bergeridik bergema dari arah belakang, pemuda itu kenal
suara itu sebagai suara teguran dari pemilik benteng maut.
"Apa maksudmu berbuat curang?" pemuda itu segera
menegur. "Kau mau takluk tidak?""
"Takluk haaahhh haaahhh haahhh hanya mengandalkan
permainan setan yang sama sekali tak ada harganya itu?""
"Oooh.. jadi engkau tidak takluk?""
"Tidak" "Bocah muda, engkau adalah manusia paling tekebur yang
pernah kujumpai selama hidupku, apa yang harus kulakukan
sehingga kau benar2 merasa takluk" tahukah engkau bahwa
menurut peraturan benteng kami barang siapa telah
memasuki benteng ku ini, dia selama hidup akan disekap
dalam rumah batu dia harus mengakui sendiri kalau hati nya
merasa takluk" Han Siong Kie merasa agak tercengang, peraturan macam
apakah itu tanpa terasa ia bertanya:
460 "Siapa sih yang disekap dalam rumah2 batu itu" apakah
mereka adalah jago2 persilatan yang pernah menerjang
masuk kedalam benteng ini?"
"Benar tapi sekarang mereka harus disebut sebagai
manusia2 tolol yang tekebur dan tak tahu diri"
"jadi mereka telah menyatakan takluk seratus persen serta
rela disekap sepanjang masa?""
"Tentu saja" "Tapi sayang aku tak mau takluk kepadamu"
"Hmm engkau tak dapat menentukan pilihanmu sendiri"
"Jadi engkau hendak menggunakan cara yang begins
rendah dan memalukan untuk paksa orang menyerah kalah?"
teriak Han Siong Kie dengan penuh kegusaran-
"Memaksa Hmm, terhadap aku sih tak perlu terhadap orang
persilatan macam apapun aku tak pernah menggunakan cara
memaksa" "Lalu bagaimana penjelasanmu tentang perbuatan yang
kau lakukan pada saat ini?"
"setelah kuajukan beberapa buah pertanyaan akan kuberi
kesempatan padamu untuk bertanding secara adil"
" Kalau begitu cepatlah bertanya"
"Benarkah engkau ahli waris dari iblis diantara iblis?""
"Benar" "Sebutkan siapa namamu?"
"Malaikat penyakitan"
"Apa" engkau bernama Malaikat penyakitan?""
"Tepat sekali ucapanmu itu"
"Aku ingin mengetahui nama aslimu"
461 Pelbagai ingatan berkelebat dalam beriak Han Siong Kie, ia
teringat kembali anjuran dari orang yang kehilangan sukma
dimana ia berkunjung kebenteng maut dan menceritakan asal
usulnya kenapa harus berbuat begitu" apakah sekarang juga
harus membeberkan asal usulnya?"
Tidak sekarang bukan saatnya yang tepat sekarang sedang
melaksanakan tugas dari gurunya lain kali jika ia hendak
menuntut balas bukan saja asal usulnya akan dibeberkan
bahkan diapun akan menuntut balas dengan wajah aslinya.
setelah berpikir sampai disini iapun lantas menjawab dengan
nada dingin: "Aku tak punya selamanya aku menggunakan
malaikat penyakitan sebagai julukanku"
"Heehh... heeehhh heehhh kalau engkau tak mau
menjawab akupun tak akan memaksa, tahun ini kau berumur
berapa?" "Aku rasa tiada kepentingan bagiku untuk memberitahukan
usiaku padamu" "Bocah muda engkau terlalu keras kepala, sekarang
putarlah tubuhmu" Han Siong Kie merasakan bahunya jadi kendor dan telapak
yang semula menempel diatas bahunya kini sudah dialihkan,
laksana kilat ia putar badan-
Kurang lebib satu tombak dihadapannya berdirilah seorang
manusia aneh berbaju hijau dan berkain cadar warna hijau,
telapak kanannya nampak putih mulus bagaikan pualam
sedangkan tangan kirinya hitam pekat bagaikan tinta bak.
Han Siong Kie seketika itu juga merasakan darahnya
mendidih, ia kenali Telapak itu pernah menghajar tubuhnya
sampai terluka parah, meskipun hanya sekilas pandangan
namun ia tak akan melupakan untuk selama-lamanya.
Api dendam yang membakar dadanya hampir saja
membuat pemuda itu tak dapat menguasahi diri, hampir saja
462 ia menyebut nama aslinya untuk menuntut balas tapi akhirnya
ia dapat menguasahi diri, sekarang belum tiba saatnya untuk
membalas dendam, ia harus menyelesaikan dulu tugas yang
dibebankan iblis diantara iblis kepadanya.
Jikalau ia tidak menggunakan ilmu sakti warisan dari
gurunya dan hanya andalkan jurus serangan dari Leng ku
sianjin belaka sudah jelas ilmu silatnya masih bukan tandingan
lawan- Bergerak secara gegabah berarti mendatangkan penyesalan
yang tak terkirakan sepanjang masa, ia mengerti akan teori
tersebut, jika usahanya untuk membalas dendam menemui
kegagalan dan malahan mengakibatkan kematian bagi dirinya,
bagaimana mungkin ia bisa bertanggung jawab terhadap dua
ratus lembar jiwa keluarganya yang mati di bantai orang, serta
kematian dari susioknya Telapak naga beracun Thio Lin-.
Kematian yang menyangkut keluarga Han dan keluarga
Thio kecuali telah diketahui bahwa pembunuhannya adalah
Tengkorak maut, masih ada sebuah teka teki yang
menyelimuti peristiwa tersebut, dan teka teki itu kemungkina
besar ada sangkut pautnya dengan tengkorak maut.
Sewaktu susioknya telapak naga beracun Thio Lin bunuh
diri, ia menyatakan bahwa perbuatannya itu dilakukan karena
melaksanakan perintah perguruan, ia berpesan kepadanya
agar jangan menuntut balas, jangan mengebumikan
jenasahnya, tapi kenapa?" kenapa harus begitu" apakah
dalam permusuhan ini menyangkut soal dendam perguruan
dari generasi yang lampau.."
Yang patut disayangkan ia sama sekali tak akan tahu
perguruan dari ayahnya, kalau tidak dengan tanda terang itu
mungkin saja duduknya persoalan dapat diketahui.
Mendadak.. ia teringat kembali akan orang yang kehilangan
sukma, manusia misterius itu se-akan2 mengetahui semua
463 persoalan yang menyangkut tentang kehidupannya, bahkan
dia tahu dengan begitu jelas.
Diam2 ia pun mengambil keputusan, seandainya bisa lolos
dari benteng maut dalam keadaan selamat, maka pekerjaan
pertama yang akan dilakukan olehnya adalah mencari orang
yang kehilangan sukma untuk membongkar rahasia itu, tapi
jejak orang yang kehilangan sukma amat sukar diikuti,
kemana ia harus menemukan dirinya?" Pemuda itu merasa
murung dan risau sekali. sementara itu Pemilik benteng maut
telah berkata kembali: "Bocah cilik, sekarang aku akan memberi kesempatan
kepadamu untuk bertanding secara adil"
"Kesempatan untuk berduel?"" seru Han Siong Kie sambil
pusatkan kembali pikirannya.
"Heeehh... heeehh... heehh... engkau belum berhak untuk
mengatakan berduel, anggap saja sebagai suatu percobaan
ilmu"

Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"suatu percobaan ilmu?""
"Ehmm tepat sekali ucapanmu itu"
"Bagaimana caranya melakukan percobaan ilmu itu?"?"
"Kita saling mengadu jurus sebanyak tiga gebrakan- jika
engkau berhasil menang maka kau boleh keluar dari benteng
ini dengan bebas..."
"Andaikata kalah?""
"Engkau akan menjadi penghuni tetap dalam deretan
rumah batu ini" Diam2 Han Siong Kie merasakan hatinya terkesiap.
"Maksudmu selamanya tiada kesempatan lagi bagiku untuk
keluar dari benteng ini?"
464 "oooh... itu sih tidak, selama disekap engkau bebas melatih
ilmu silatmu, bila engkau sudah mampu memecahkan tiga
jurus seranganku, maka pada saat itulah engkau bebas berlalu
dari benteng ini, cuma aku perlu beritahu kepadamu, selama
puluhan tahun terakhir ini belum pernah ada orang yang bisa
keluar dari benteng ini dalam keadaan hidup"
Han Siong Kie tarik nafas panjang, ia rasakan hatinya
bergidik dan bulu romanya pada bangun berdiri, dari ucapan
tersebut dapat diambil kesimpulan kalau tenaga dalam yang
dimiliki pihak lawan telah mencapaipada taraf yang tiada
tandingannya lagi. "Andaikata seri?"" tanya sianak muda itu beberapa saat
kemudian. "Engkau tetap dipersilahkan berlalu dari sini dalam keadaan
hidup," "Andaikata kedatanganku di kemudian hari tetap ada
maksud tertentu dan memaksa engkau untuk berduel?"?"
Rupanya Pemilik benteng maut sama sekali tak mengira
kalau Han Siong Kie Begitu berani mengajukan pertanyaan
seperti itu, setelah terperangah beberapa saat ia berkata:
"Bocah cilik, jadi engkau akan datang lagi dengan maksud2
tertentu?"" "Aku cuma mengatakan seandainya saja, tentu saja dalam
keadaan seperti itu sering kali bisa muncul keadaan2 yang
istimewa" ujar Han Siong Kie dengan nada hambar.
"Kalau memang demikian keadaannya, maka hal itu harus
ditentukan dari maksud hatimu itu."
Han Siong Kie mengangguk, pikirnya:
"Suatu ketika aku pasti akan datang lagi kesini."
Dengan suara berat dia lantas berseru:
465 "Kalau begitu bagaimana kalau sekarang juga kita mulai
dengan pertarungan tersebut?"" Pemilik benteng maut
mengangguk. "Bocah muda, selama puluhan tahun belakangan ini baru
pertama kali ini aku mengecualikan pantanganku"
"Mengecualikan pantangan begitu?"" tanya sang pemuda
dengan perasaan kurang paham.
"Ehmm benar" pemilik benteng maut mengangguk.
"Poocu telah mengecualikan pantangan apa begitu?""
"Pertama, engkau tidak bersedia menyebutkan nama
aslimu serta usiamu, dan aku tidak menuntut lebih jauh.."
"Aku toh bergelar Malaikat penyakitan dan merupakan ahli
waris dari iblis diantara iblis, apa itu tidak cukup?""
"Selain itu..."
"Apa lagi?" sela sang pemuda cepat.
"Engkau mengenakan topeng kulit manusia, tapi aku tidak
punya niat untuk melepaskan kedokmu serta melihat paras
aslimu, apakah tindakan ini bukan suatu keringanan bagimu?"
Dengan perasaan amat terperanjat HanSiong Kie mundur
tiga langkah lebar kebelakang, setelah Put lo sianseng kali ini
merupakan kedua kalinya ada orang mengetahuinya kalau dia
mengenakan topeng kulit manusia, ketajaman mata manusia
semacam ini memang benar2 mengerikan sekali.
"Hey bocah cilik sekarang lancarkanlah serangan"
terdengar pemilik benteng maut berseru dengan suara berat.
Han Siong Kie terkesiap. ia merasakan hatinya jadi tegang
sekali sebab jika ia tak sanggup melakukan perlawanan dalam
tiga jurus serangan tersebut, maka akibatnya sukar dilukiskan
dengan kata-kata. 466 Bukan saja ia akan disekap dalam ruang batu, harapannya
untuk balas dendam akan musnah dan sepuluh hari kemudian
gurunya iblis diantara iblis akan mati dengan membawa
penyesalan. Tugas dari gurunya, dendam berdarah membuat semangat
jantannya ber-kobar2, ia himpun segenap kekuatan yang
dimilikinya kedalam sepasang telapak.
Ia akan menggunakan jurus serangan yang terampuh dan
terdahsyat dari ilmu pukulan Mo mo ciang hoat untuk
melancarkan serangan tersebut.
suasana diliputi keseraman, ketenangan membuat pemuda
itu bergidik rasanya: "Hati2 poocu menghadapi serangan ini"
teriak Han Siong Kie tiba2.
Ditengah bentakan keras ia gunakan jurus Mo ciang ciang
liong atau telapak iblis menundukan naga melepaskan pukulan
yang pertama, kedahsyatan angin serangannya benar-benar
mengerikan. Pemilik benteng maut menyilangkan telapaknya kemudian
dengan menggunakan sebuah jurus serangan yang sangat
aneh menyapu bersih datangnya ancaman yang amat hebat
itu. Han Siong Kie amat terperanjat, ingatan kedua belum
sempat lewat hawa panas dan dingin tahu2 bagaikan
guntingan pisau telah membabat pukulannya hingga lenyap.
bahkan sisa tenaga bagaikan tindihan bukit karang
menghantam dadanya. Buru2 sianak muda ttu melepaskan pukulannya dan
silangkan telapak untuk membendung datangnya ancaman
tadi. Blaamm benturan keras bergeletar di angkasa, pemuda itu
rasakan darah panas dalam dadanya bergolak keras, tak kuasa
lagi tubuhnya tergetar mundur lima langkah lebar kebelakang.
467 "Hey bocah muda, dalam gebrakan ini engkau telah kalah"
seru pemilik benteng maut dengan suara lantang.
Han Siong Kie mendengus dingin, tubuhnya menerjang
maju kedepan, dengan jurus yang lebih ampuh yakni raja iblis
menyambangi neraka, laksana kilat ia lancarkan serangan
kedua. Jurus raja iblis menyambangi neraka merupakan salah satu
jurus terampuh diantara tiga jurus sakti ilmu pukulan Mo mo
ciang hoat, setelah dikembangkan kedahsyatannya
mengerikan hati. "suatu serangan yang amat bagus" puji pemilik benteng
maut tanpa sadar. Bukan mundur, ia malah maju kedepan, sepasang
telapaknya diayun menyambut datangnya ancaman tersebut.
"Duuukk" serangan yang dilancarkan Han Siong Kie kali ini dengan
telak berhasil menghantam dada lawan, ia rasakan telapaknya
se akan2 membabat diatas sebuah dinding baja yang amat
keras, telapaknya secara lapat2 terasa sakit sekali, ini
membuat hatinya amat terperanjat.
Bukan begitu saja pada saat yang bersamaan diapun
merasakan adanya pantulan tenaga yang balik menghantam
tubuhnya dengan kecepatan bagaikan kilat begitu kerasnya
hampir saja membuat pemuda itu muntah darah segar.
Di tengah dengusan berat tubuhnya mundur empat lima
depa kebelakang dengan sempoyongan hampir saja ia roboh
terjengkang di atas permukaan tanah.
Pada waktu yang bersamaan jari tangan kanan pemilik
benteng maut tiba2 nyelonong masuk kearah jalan darah
Tiong tong hiat di atas dada pemuda itu.
468 Gerakannya cepat bagaikan bayangan, mengikuti gerakan
maju mundurnya, sang ujung jari selalu menjaga pada jarak
tiga cun. Han Siong Kie merasakan sekujur badannya gemetar keras,
otaknya mendengung dan pandangannya berkunang2.
Terdengar pemilik benteng maut berkata dengan suara
dingin: "Dalam gebrakan kali ini, engkau kembali menderita
kalah" Habis berkata ia tarik kembali jari tangannya dan
mengundukan diri sejauh satu tombak dari tempat semula.
Tentu saja andaikata pertarungan tersebut merupakan
suatu duel kepandaian, sejak semula Han Siong Kie telah
terkapar di atas tanah dalam keadaas tak bernyawa lagi.
-oood0wooo- Jilid 13 DENGAN kepandaian sakti yang dimiliki pemilik benteng
maut, asal jari tangannya dikerahkan sedikit tenaga saja,
pemuda itu pasti mampus. sebelum Han Siong Kie mengucapkan sesuatu, terdengar
pemilik benteng maut berkata kembali.
"Bocah muda, engkau adalah orang pertama yang dapat
menyarangkan pukulannya secara telak dibadanku, meskipun
engkau kalah tapi aku akan menganggap pertarungan yang
kedua ini berakhir dengan seri"
Han Siong Kie merasakan hatinya amat sedih dan sakit
bagaikan di iris2 dengan pisau belati, rasa putus asa, kecewa
muncul dari dasar hatinya. Kendatipun begitu, ia masih tetap
ngotot serunya: 469 "Menang yaa menang, kalah yaa kalah, kau tak usah pura2
berlagak baik hati kepadaku "
"Hmm!" pemilik benteng maut mendengus dingin "sekarang
kita sampai pada jurus yang terakhir engkau masih
mempunyai kesempatan sebesar sepertiga!"
Tiba2 Han Siong Kie teringat kembali akan ilmu jari Tong
kim ci yang diyakinkan gurunya Iblis diantara iblis selama
empat puluh tahun lamanya tanpa terasa semangatnya
bangkit kembali. Ilmu jarj Tong-kim ci adalah sejenis kepandaian yang
sangat ampuh, setiap benda yang berada dalam jarak lima
tombak jika terkena serangan itu pasti akan tembus dan
hancur. Pikirnya dalam hati. "Kalau aku sisipkan ilmu jari Tong-kim ci dalam seranganku
yang tak terduga olehnya kendati pun tengkorak maut
memiliki tubuh yang kebal serangan pasti ia tak akan lolos dari
serangan mautku ini."
Beberapa saat kemudian, pikiran lain berkelebat pula dalam
benaknya: "Tapi. . perbuatan itu bukan perbuatan dari seorang lelaki
sejati yang pantas dipuji sebagai seorang manusia dari
golongan lurus aku tak boleh menyergap orang secara
menggelap, aku harus berterus terang dan bersikep jantan"
Berpikir sampai disitu dengan nada serius ia lantas
bertanya: "Poocu, apakah engkau andalkan ilmu Kim kong sinkang
untuk melindungi badanmu?"
"Dugaanmu tepat sekali!"
470 "Aku hendak mengeluarkan sejenis kepandaian ilmu jari
yang sangat ampuh. aku harap poocu suka bertindak hatihati"
"Haaahh haaahh haaahh, Ilmu jari apakah itu" coba
katakana!" "Ilmu jari Tong kim ci!"
Tiba2 pemilik benteng maut merasakan sekujur badannya
gemetar keras, dengan nada terperanjat ia mengulangi:
"Apa kau bilang " ilmu jari Tong kim ci ?"
"Tepat sekaii."
"Haaahh haaahh hhaaahh sungeuh tak nyana empat puluh
tabun kemudian Iblis di antara iblis berhasil melatih ilmu jari
yang telah lama lenyap dari dunia persilatan itu kejadian ini
sama sekali diluar dugaanku, bagus..bagusss..bagus..bagus,
aku akan menyambut serangan ilmu jari Tong kim cimu itu"
"Kalau begitu ber hati2lah poocu"
"Tak usah kuatir seranglah"
Han Siong Kie segera mengayunkan telapak tangan
kanannya, segulung desiran angin tajam laksana kilat
meluncur kedepan dan menghajar pemilik benteng maut.
Tengkorak maut sama sekali tidak menghindar ataupun
berkelit dari serangan tersebut.
"Duukkk" benturan nyaring bergema di angkasa tubuh
pemilik benteng maut mundur satu langkah kebelakang dan
mulutnya memperdengarkan suara dengusan tertahan-
Han Siong Kie merasakan sekujur badannya dingin
bermandikan keringat, diluar dugaan ilmu jari Tong kim-ci
yang paling di andalkan ternyata tidak mempan untuk
merobohkan lawannya. 471 Lama... lama sekali.. pemilik benteng maut baru tertawa ter
bahak2 "Haahh haahhh haahhh bocah muda, kali ini anggap
engkau yang menang" "Tapi... tapi poocu toh tidak menghindar ataupun
melancarkan serangan balasan?" seru Han Siong Kie agak
sangsi. "Memang benar aku tidak menghindar atau membalas, tapi
serangan jarimu itu hampir saja membuyarkan tenaga sakti
pelindung tubuhku, dalam kolong langit dewasa ini kecuali
engkau seorang, mungkin tiada orang lain yang mampu
melakukan hal seperti ini, oleh sebab itulah engkau ku anggap
menang" Han Siong Kie merasa sedih sekali, tentu saja keadaan
seperti itu tak bisa dikatakan sebagai suatu kemenangan,
bagaimana caranya ia ceritakan kejadian ini kepada gurunya..
Walaupun begitu, diam2 pemuda itu masih bersyukur
karena pihak lawan hanya akan beradu tiga gebrakan belaka,
dan di dalam pertarungan tersebut dialah yang berada di
pihak pemenang, dus berarti dia mempunyai kesempatan
untuk keluar dari benteng itu, jika ia bisa lolos dari benteng itu
berarti pula dia masih mempunyai kesempatan untuk
menuntut balas. Pada saat itulah.. tiba-tiba pintu besi sebelah kanan
memperdengarkan suara gemerincingan yang amat nyaring,


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

suara ramai yang muncul dari sustu tempat ibarat neraka ini
kedengaran seram sekali, sebelum pemuda itu berbuat
sesuatu. kembali berkumandang suara gelak tertawa yang
mendirikan bulu roma. Dengan hati terkesiap Han Siong Kie memandang kearah
pintu besi yang telah berkarat itu. dia ingin tahu manusia
macam apakah yang telah memperdengarkan gelak tertawa
seram itu. 472 Dalam pada itu, pemilik benteng maut telah berpaling
kearah pintu besi itu kemudian mengancam dengan suara
berat : "Hati2 kalau sampai kupunahkan seluruh ilmu silatmu!"
Gelak tertawa itu sama sekali tidak mereda, kurang lebih
sepeminum teh kemudian orang itu baru berhenti tertawa dan
berseru : "Hey bocah muda, ditinjau dari nada suaramu aku yakin
kalau usiamu belum melampaui dua puluh tahun. sungguh tak
nyana pemilik benteng maut yang gagah perkasa telah
mengaku kalah kepadamu, haahh haahh haahh peristiwa ini
benar2 merupakan berita aneh yang belum pernah kujumpai
selama puluhan tahun belakangan ini!"
Han Siong Kie tegurnya dengan cepat. "Siapa engkau?"
Sebelum orang yang berada diruangan batu itu sempat
menjawab pemilik benteng maut sudah tertawa dingin tiada
hentinya sambil berseru: "Heee heehh heeehhh orang sbe Ko engkau telah
melanggar psraturan benteng kami yang melarang setiap
penghuni ditempat ini mengajak bicara dengan orang asing
ilmu silatmu harus dipunahkan sama sekali"
Satu ingatan dengan cepat berkelebat dalam benak Han
Siong Kie pikirnya: "Oooh rupanya orang yang ditawan ini sbe Ko tapi
peraturan macam apa itu" masa cuma bicara sepatah dua
patah kata dengan orang asing ilmu silatnya ia lantas
dipunahkan" peraturan ini terlalu semena2 bukankah orang
persilatan lebih baik dibunuh daripada dihina" peraturan ini
sungguh teramat keji..."
Sementara itu terdengarlah orang yang berada dalam
ruang batu itu telah berseru dengan suara keras:
473 "Tengkorak maut aku Ko Sun Ki sudah delapan belas tahun
lamanya dikurung di tempat ini masa.."
Sekujur badan Han Siong Kie bergetar keras setelah
mendengar nama orang itu bagaikan kena listrik secara
beruntun ia mundur tiga langkah kebelakang.
"Ko su Ki.... Ko su Ki "serunya berulang kali "engkau adalah
malaikat hawa panas Ko su Ki?""
"Haahhh... haaahhh... haaahh tebakanmu tepat sekali hey
bocah cilik, tebakanmu sangat tepat, aku memang salah satu
diantara sepasang malaikat panas dingin yang disebut orang
malaikat panas Ko su Ki sungguh tak nyana orang persilatan
masih mengenal nama serta julukanku ini"
Tanpa sadar Han Siong Kie teringat kembali akan
perbuatan2 kejam yang dilakukan malaikat dingin Mo siu Ing
selama ini karena suaminya lenyap tak berbekas ia telah
limpahkan semua kemarahannya pada umat persilatan, setiap
tahun ia harus membantai seratus orang jago persilatan untuk
melampiaskan amarah dan dendamnya itu.
Disamping kesemuanya itu, pemuda tersebutpun teringat
kembali akan janjinya dengan Malaikat hawa dingin Mo siu
Ing, andaikata ia dapat mencari tahu jejak dari Malaikat hawa
panas Kosu Ki, maka dia akan menangkan sarung tangan
pusaka Hud jiu poo pit yang sebelah lain-
Tak nyana apa yang semula dianggap sebagai suatu
pekerjaan yang sangat berat, kini berhasil didapatkan dengan
gampang, ternyata malaikat hawa panas Ko su Ki disekap
dalam istana maut. Saking emosi dan terpengaruh oleh keadaan, sekujur badan
pemuda itu gemetar keras, ia tak tahu benarkah sarung
tangan Hud jin Poo pit yang sebelah kiri masih berada dalam
sakunya.. 474 Tak tahan lagi ia berseru dengan suara keras: "Ko
cianpwee, istrimu.."
"Tutup mulut" mendadak pemilik Benteng Maut membentak
keras, suaranya amat dahsyat bagaikan guntur yang
membelah bumi ditengah hari bolong membuat seluruhruangan
bergetar keras dan pantulan suaranya memekikkan
telinga. "Kraaakk..! kraaakk..!" bunyi gemurutukan yang nyaring
bergema tiada hentinya dari dalam ruangan batu itu tak
terdengar suara dari Ko Su Ki lagi, jelas ada orang lain telah
menggerakkan alat rahasia yang terpasang dalam ruang batu
itu sehingga menggeserkan kedudukan malaikat hawa panas
kearah sebelah lain. Menyaksikan keadaan tersebut, dengan cepat Han Siong
Kie putar badan, kemudian serunya kepada pemilik benreng
maut : "Poocu, apa yang telah kau lakukan terhadap dirinya?"
Pemilik benteng maut tertawa seram tiada hentinya.
"Heehh..heehh..heehh . bocah muda, perbuatanmu itu
sama artinya sedang menggali liang kubur buat diri sendiri!"
"Poocu. apa masudmu mengucapkan kata2 seperti itu?"
tegur Han Siong Kie dengan hati bergetar keras.
"Engkau telah kehilangan hakmu untuk tinggalkan benteng
ini dalam keadaan selamat"
"Kenapa musti begitu?"
"Sebab rahasia benteng kami selamanya tidak diijinkan
untuk bocor kedalam dunia persilatan"
Hawa amarah segera berkobar dalam dada Han Siong Kie
membuat paras mukanya berubah jadi merah padam, ia
mendengus dingin. 475 "Hmmm! apa yang hendak poocu lakukan terbadap diriku?"
tantangnya kemudian. "Akan kumusnahkan segenap ilmu silat yang kau miliki dan
selama hidup disekap dalam istana ini."
Sorot mata penuh kemarahan dan kebengisan terpancar
keluar dari balik mata Han Siong Kie andaikata pihak lawan
benar2 akan memusnahkan ilmu silat yang dimilikinya maka ia
bersiap sedia untuk melakukan perlawanen hingga titik darah
penghabisan. 00000dOw00000 BAB 27 DENGAN langkah yang tegap dan sikap yang gagah, sianak
muda itu maju kedepan beberapa langkah, serunya dengan
penuh kegemasan- "Jadi poocu telah mengambil keputusan untuk menghadapi
diriku dengan cara tersebut?""
"Hmm setiap perkataan yang kuucapkan keluar berat
laksana bukit karang, selamanya aku tak akan merubah
perkataan yang telah diucapkan keluar"
"Kalau begitu akupun akan beritahu kepada mu, jangan
mimpi perbuatanmu itu dapat terlaksana"
"Heeeh heehh heeehhh" pemilik benteng maut tertawa
seram tiada hentinya "buat aku tengkorak maut, tak ada
perbuatan yang tak mungkin bisa kukerjakan"
Han Siong Kie menggertak giginya kencang2, segenap
tenaga dalam yang dimilikinya dihimpun menjadi satu dan siap
untuk melakukan pertarungan terakhir yang akan menentukan
mati hidupnya .... 476 "Bocah muda, engkau masih coba akan melewati?" "
jengek pemilik benteng maut sambil mendengus dingin.
"Tepat sekali selama hayat dikandung badan aku akan
melakukan perlawanan yang gigih hingga titik darah
penghabisan-" "Kau anggap masih ada kesempatan bagimu untuk
melakukan kesemuanya itu ?"
"Aku tak sudi mandah dibunuh dan dijagai orang tanpa
melakukan perlawanan"
"Kalau memang engkau merasa punya kemampuan, apa
salahnya kalau mencobanya lebih dahulu?""
Begitu ucapan terakhir meluncur keluar dari mulutnya,
Pemilik Benteng maut segera menggosokkan sepasang
telapaknya satu dengan yang lain, kemudian didorong kearah
depansegumpal angin pukulan yang sangat tajam dan aneh
segera meluncur keluar dengan dahsyatnya.
Han Siong Kie tak berani bertindak gegabah menghadapi
serangan musuh yang begitu dahsyat, tatkala pihak lawan
melepaskan pukulan mautnya, diapun segara ayunkan
sepasang telapaknya kearah depan-.
Gulungan angin pukulan yang tajam dengan cepat
meluncur kearah depan, namun sewaktu bertemu dengan
gulungan angin aneh yang enteng seakan2 tiada benda itu
ternyata ibarat saiju bertemu dengan api, setelah lenyap tak
berbekas.. Si anak muda itu jadi amat terperanjat hingga merasa
sukma melayang tinggalkan raganya, dari serangan telapak ia
segera merubah ilmu jari sakti Tong kim ci untuk menghajar
mundur serangan lawan-. 477 siapa tahu tenaga murninya sama sekali tak dapat
dihimpun kembali, pemuda itu rasakan badannya lumpuh
total. Sementara itu dari balik sepasang telapak Pemilik benteng
maut yang didorong keluar, gulungan angin serangan yang
aneh masih meluncur keluar tiada hentinya.
Rasa kaget dan terkesiap yang dirasakan Han Siong Kie
saat itu benar2 sukar dilukiskan dengan kata2, dalam hati
kecilnya ia mengeluh: "Habis sudah riwayatku .... entah ilmu aneh apa yang
digunakan pihak lawan?" kenapa tenaga murniku tak dapat
dihimpun kembali?""
Tapi sianak muda itu tak mau menyerah kalah dengan
begitu saja, sekali dua kali secara beruntun ia telah mencoba
sampai delapan kali banyaknya, akan tetapi hawa murninya
masih tetap buyar dan sama sekali tidak dapat dihimpun
kembali... Akhirnya dengan lunglai dan putus asa ia turunkan
telapaknya kebawah. Tiba2 satu ingatan berkelebat dalam benaknya, ia merasa
pernah menjumpai ilmu sakti yang sangat aneh itu, belum
lama berselang ia pernah mengalami nasib sama seperti hari
ini dengan cepat berputar ia berpikir keras.
Akhirnya pemuda itu ingat, ketika berada diwilayah Liao
hian tan pusat markas besar perkumpulan Thian che kau,
ketua muda dari perkumpulan itu pernah menggunakan pula
ilmu silat yang sangat aneh itu, membuat dia dalam waktu
singkat mengalami kemacetan dalam pengerahan tenaga
dalam, tapi itu hanya berlangsung sebentar saja untuk
kemudian hawa murninya pulih kembali seperti sedia kala.
Waktu itu tenaga dalam yang dimilikinya hanya separuh
dari apa yang dimiliki saat ini, dari sini dapat diketahui bahwa
pengetahuan ketua muda perkumpulan Thian che- kau
terhadap ilmu aneh tersebut masih cetek sekali, sedang
478 pemilik benteng maut benar2 telah menguasahi segenap
keampuhan ilmu tadi. Tapi kenapa ketua muda perkumpulan Thian che kau bisa
menggunakan pula kepandaian aneh itu." jangan2 antara
perkumpulannya dengan Benteng maut terikat hubungan yang
erat" Kenangan lain yang memilukan hati, dengan cepat
menyelinap kembali dalam benaknya..
Ibunya siang-go cantik ong cui Ing telah menerima sebuah
pukulan dahsyatnya sebelum ia mendapat celaka, namun
perempuan itu sama sekali tidak menderita luka apapun jua,
jangan2 ilmu yang dipergunakan olehnya adalah ilmu Kim
kong sinkang dari pemilik benteng maut"
Ditinjau dari kedua tanda tersebut dapatlah ditarik
kesimpulan bahwa perkumpulan Thian che kau mempunyai
ikatan hubungan yang erat dengan pemilik benteng maut.
Berpikir sampai disini dengan penuh emosi ia berseru:
"Apa hubungan benteng maut dengan perkumpulan Thian
che kau?" "Apa?" perkumpulan Thian che kau" seru pemilik benteng
maut tercengang. "Benar perkumpulan paling besar dikolong langit dan daya
pengaruhnya melampaui perkumpulan serta partai2 lainnya"
"Belum pernah aku dengar yang dinamakan perkumpulan
Thian che kau itu" Han Siong Kie terperangah mendengar jawaban tersebut
tapi dengan cepat la tertawa dingin tiada hentinya.
"Heeahh..heehh..heehh... bocah cilik dan kaum wanitapun
kenal apa yang dinamakan perkumpulan Thian che kau, masa
engkau sebagai pimpinan persilatan sama sekali tak kenal
nama itu, omong kosong ucapan yang cuma bisa membohongi
anak kecil" 479 "Omong kosong.." HHmm aku bukan seorang manusia
yang suka omong kosong, bocab muda kau anggap dengan
mengada-ada pembicaraan maka engkau dapat meloloskan
diri dengan menggunakan kesempatan itu" HHmm ... kalau
engkau punya jalan pikiran semacam itu, maka terus terang
kukatakan kepadamu, pikiran semacam itu hanya suatu
impian disiang hari"
Pemilik benteng maut segera rentangkan sepasang
telapaknya, jari tengah kiri dan kanannya di sentil kearah
muka, dua desiran tajam laksana kilat meluncur kearah depan.
Dalam keadaan hawa murni yang sama sekali buyar, Han
Siong Kie sama sekali tak mempunyai kemampuan untuk
menangkis ataupun menghindarkan diri dari datangnya anca
tersebut, ia rasakan badannya jadi kaku dan enam buah jalan
darahnya tahu2 sudah tertotok semua hingga segenap hawa
murninya buyar sama sekali.
Ditengah gelak tertawa yang membetot sukma, pemilik
benteng maut enjotkan badan berlalu dari situ, dalam sekejap
mata bayangan tubuhnya sudah lenyap tak berbekas.
Han Siong Kie segera merasakan tubuhnya seakan2


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terjerumus kedalam sebuah jurang yang tiada tara dalamnya,
sukma serasa melayang tinggalkan raganya, ia merasa tubuh
kasar itu sudah bukan menjadi miliknya lagi, ia merasa hatinya
tercekam dalam suasana yang berat.. ia merasakan pukulan
batin yang keras.. Dalam suatu sentilan jari yang sangat ringan, Pemilik
benteng maut telah membuyarkan tenaga dalam hasil latihan
selama dua ratus tahun yang dimiliki olehnya..
Pemuda itu menjublak dengan mata terbelalak lebar,
badannya mulai sempoyongan bagaikan orang mabuk.
Setelah tenaga dalamnya punah berarti semua harapan,
budi, dendam, cinta dan segala perasaan hatinya ikut lenyap
tak berbekas. 480 Dua titik air mata tanpa terasa menetes keluar membasahi
pipinya.. Lama.. lama sekali, ia baru berseru dengan nada
serak: "Tengkorak maut, hari kiamat bagimu tak akan terlalu
jauh.. suatu saat pasti akan tiba saat sialmu itu.."
Pemuda itu temukan suaranya begitu lirih dan lemah,
paling banter hanya bisa berkumandang sampai sepuluh
tombak jauhnya dari tempat semula.
Pada saat itulah.. dari belakang tubuhnya berkumandang
suara aneh yang mendirikan bulu roma, dengan kaku Han
Siong Kie berpaling kebelakang, makhluk aneh setengah
manusia setengah setan yang berambut panjang dan pernah
ditemui sewaktu masuk kedalam benteng tadi tahu2 telah
berdiri tiga langkah dihadapan mukanya.
Sorot matanya yang begitu dingin, menyeramkan dan
membuat orang selama hidup tak dapat melupakannya
kembali itu terpancar keluar lewat sela2 rambut dan menatap
wajahnya tanpa berkedip. Tanpa terasa pemuda itu kembali merasakan hatinya
bergidik dan bulu romanya pada bangun berdiri, sorot mata
yang terpancar keluar dari balik mata makhtuk aneh itu, sama
sekali tiada pancaran hawa manusia barang sedikltpunjua.
Setelah menatap Han Siong Kie beberapa saat lamanya,
mahluk aneh itu putar badan dan berjalan kearah ruang batu
disisinya diruang malaikat hawa panas Ko Su Ki mula-mula
disekap. Ia membuka rantai besi didepan pintu, membuka pintu baja
yang berat kemudian menggape kearah Han Siong Kie dan
menuding kearah dalam ruangan batu itu..
Tentu saja Han Song Kie mengerti apa yang dimaksudkan
makhluk aneh itu, ia akan dijadikan tawanan dalam benteng
maut dan selamanya tinggal disana.
481 Api kegusaran dan rasa dendam seketika berkobar dalam
dadanya, ia tak menyangka kalau akhirnya dia bakal musnah
ditangan musuh besar pembunuh keluarganya, dia ingin sekali
membinasakan makhluk aneh itu kemudian musnahkan ruang
batu dan akhirnya mencari tengkorak maut dan beradu jiwa
dengan dirinya. Namun sianak muda itu mengerti apa yang dibayangkan
olehnya itu tak mungkin bisa dilaksanakan untuk selamanya
sebab tenaga dalam yang ia miliki sama sekali telah punah.
Untuk kedua kalinya Makhluk aneh itu memberi tanda
kepadanya, agar Han Siong Kie masuk kedalam ruangan.
Pemuda itu menggertak gigi kencang2, sorot matanya
memancarlan api kegusaran dan rasa penasaran, sekujur
badannya gemetar sangat keras.
Dengan perasaan putus asa ia menengadah memandang
langit yang berwarna abu2, gumamnya seorang diri:
"Sungguh tak nyana aku bakal musnah dalam keadaan
begini, dendam berdarah belum sempat kutuntut balas
perintah guruku belum sempat kulaksanakan, sekalipun mati
aku tak bakal mati dengan mata terpejam."
Belum habis dia bergumam, tubuhnya telah maju dengan
sempoyongan, lengannya terasa jadi kencang dan sepasang
kakinya sudah terangkat tinggalkan permukaan, bagaikan
anak ayam disambar elang, tahu2 badannya sudah diangkat
makhluk aneh itu dan dilemparkan kedalam ruang batu itu.
"Blaaamm.. badannya mencium tanah keras2, sekujur
badannya terasa amat sakit bagaikan tulangnya sudah patah
semua begitu terhempas keatas tanah pemuda itu sama sekali
tak dapat berkutik lagi. "Kraakk Kraakk " pintu baja tertutup rapat kemudian
dikunci dari luar. 482 seketika itu juga suasana dalam ruangan itu jadi gelap
gulita, begitu gelapnya hingga susah untuk melihat kelima jari
tangan sendiri, hawa lembab yang dingin dan menyayat badan
menyelimuti seluruh ruangan membuat badan jadi sakit
bagaikan ditusuk2 jarum. Dengan tenang dan sama sekali tak berkutik ia berbaring
diatas papan batu yang dingin dan keras, benaknya serasa
kosong melompong tiada ingatan apapun juga.
Dalam waktu singkat, ia tak mempunyai pikiran lagi,
ingatan apapun tak tersisa dalam benaknya, pemuda itu
merasakan dirinya seolah2 sudah mati . Waktu telah
kehilangan arti dan manfaatnya dalam ruang baja yang gelap
itu. Ketika matanya sudah biasa dengan kegelapan dan ia
sudah dapat membedakan setiap benda yang ada
disekelilingnya, kesadaran perlahan2 pulih kembali seperti
sedia kala, pertama-tama ia saksikan lebar ruang batu itu tiga
tombak. empat penjuru merupakan dinding batu yang keras
kecuali itu tiada sesuatu apapun yang tertinggal disana.
Hal ini membuktikan bahwa malaikat hawa panas Ko su Ki
telah dipindahkan ketempat lain, bagaimanakah nasibnya
sukar di duga dan sekarang ia telah menggantikan tempat
kedudukannya itu serta menjadi penghuni tetap dalam ruang
batu itu. Malaikat hawa panas Ko su Ki sudah di sekap selama
delapan belas tahun lamanya disana tapi tenaga dalamnya
sama sekali belum punah, ia masih ada harapan untuk bisa
meloloskan diri dari tempat terkutuk ini sedang dia sendiri"
setengah dari harapan yang mereka milikipun tak ada,
kehidupannya akan berakhir disana.
Pemuda itu bangkit dan duduk bersandar disisi dinding
teringat kembali kenangan masa lampau hatinya terasa amat
sakit bagaikan di iris2. 483 Dendam berdarah atas kematian dua ratus jiwa anggota
keluarganya tak mungkin bisa dituntut balas untuk selamanya.
Keluarga paman gurunya telapak naga beracun Thio Lin
ikut musnah dari muka bumi dan mereka hanya akan merana
dan penasaran dialam baka.
sepuluh hari kemudian jika gurunya Mo tiong ci mo tidak
dijumpai kemunculannya sesaat sebelum meninggal ia mesti
sedih gusar dan penasaran, pukulan batin yang diterimanya
waktu itu pasti sulit dilukiskan dalam kata2, cita2 serta
harapannya yang terkandung sejak empat puluh tahun
berselang akan musnah bagaikan kabut ditempa sinar
matahari dan pasti akan mati tak tenang.
Budi kebaikan yang dilimpahkan orang yang kehilangan
sukma dan orang yang ada maksud selama hidup tak mungkin
bisa dibalas. Adik angkatnya Tonghong Hwei selama ini menganggap dia
sudah mati bahkan mendirikan tugu untuk memperingati
kematiannya tak lama kemudian dia pasti akan bunuh diri
untuk menyusul dirinya, meskipun aku tak membunuh Pak-jin
tapi Pak jin mati lantaran aku..
Hampir saja pemuda itu otaknya jadi sinting, dosa karena
tidak berbakti, tidak setia kawan- tidak setia pada perguruan,
semuanya menimpa dirinya. Kematian, belum tentu bisa
membebaskan semuanya itu dari dalam benaknya. Ia merasa
hatinya tersayat, terluka, dan akhirnya mengucurkan darah.
"Apa yang harus kulakukan untuk mengatasi semua
kesulitan ini" ingatan tersebut hampir merampas seluruh
perhatian serta pikirannya.
Apakah dia harus hidup lebih jauh dalam keadaan yang
lemah dan sama sekali tak berguna" apakah dia harus
menerima keadaan tersebut hingga akhir hidupnya"
484 Mungkinkah dia harus menyelesaikan sendiri kehidupannya
yang penuh kegagalan serta kekecewaan itu"
Ia sama sekali tidak mempunyai pikiran untuk berusaha
meloloskan diri dari situ, sebab segenap tenaga dalam yang
dimilikinya telah musnah, sekalipun masih utuh, untuk
meloloskan diri dari cengkeraman Pemilik benteng maut boleh
dibilang ibaratnya bermimpi disiang hari bolong.
Cukup andalkan barisan rumah batu yang aneh dan sakti,
tipis sudah harapannya untuk melarikan diri.
Rasa putus asa, bagaikan sebilah pisau tajam yang
menyayat hatinya. Rasa ingin mati, kian lama kian tebal
menyelimuti benaknya. Mendadak... jari tangannya menyentuh suatu benda, serta
merta ia ambil benda tadi dan diperiksanya dengan seksama.
Ternyata benda itu adalah sebuah bungkusan kain kecil,
ketika diangkat terasa berat sekali, dengan cepat ia buka kain
tadi. Apa yang terlihat?" ternyata isi bungkusan itu adalah
sebuah telapak tangan yang terbuat dari tembaga.
Ledakan rasa girang tak terbendung lagi, gumamnya
seorang diri: "Hud jiu Poo pit. Kitab pusaka tangan Buddha...
kitab pusaka..." Tak dapat diragukan lagi, benda itu pasti sudah tertinggal
tatkala malaikat hawa panas Ko su Ki dipindah dari tempat itu.
Jika sepasang sarung tangan itu digabungkan menjadi satu,
maka dia akan berhasil mempelajari ilmu sakti see mi sinkang,
bila ilmu sakti itu sudah diyakinkan olehnya maka ia tak usah
jeri terhadap keampuhan Tengkorak maut lagi.
Tapi.. ketika ia teringat kembali bahwa tenaga dalam yang
dimilikinya telah musnah dan harapannya untuk meloloskan
485 diri telah punah, bagaikan kepalanya diguyur air dingin, ia
berdiri terbelalak dan tak mampu berbuat sesuatu apapun-
Apa gunanya kitab pusaka tangan Buddha jika ia tak dapat
melatihnya" benda itu ibaratnya barang yang tak berguna..
"Criing" tangannya jadi kendor dan benda mustika yang
diincar setiap umat persilatan itu terlepas dari cekalannya dan
jatuh kembali keatas tanah. seluruh ingatan dan pikirannya
kembali tersita untuk memikirkan soal kematian-
Ia tak sudi hidup dalam keadaan cacad dan tak bertenaga,
pemuda itu merasa lebih baik mati daripada menanggung
derita dan kekecewaan-. sementara ia sedang putus harapan
dan siap untuk bunuh diri
"criing criing" sentilan jari yang menyentuh permukaan
pintu baja berkumandang tiada hentinya.
Han Siong Kie sama sekali tak mendongak ia segan untuk
melakukan segala sesuatunya.
"Malaikat penyakitan, malaikat penyakitan" serentetan
suara perempuan yang pernah di kenal olehnya
berkumandang disisi telinga.
Sekujur tubuh Han sing Kie bergetar keras siapakah
perempuan itu" mengapa ia muncul dalam benteng maut, dari
mana ia tahu kalau dirinya disekap disitu" "Malaikat
penyakitan " untuk kedua kalinya suara panggilan itu
berkumandang. Han Siong Kie segera mendekati pintu baja itu
dan tak tahan lagi dia bertanya. "Siapakah engkau?"
"Aku" engkau tak perlu tahu dulu, aku ingin tanya apakah
engkau benar2 adalah malaikat penyakitan ahli waris dari Mo
tiong ci mo?" "Benar" "Apakah engkau masih ingat dengan seorang gadis yang
pernah kau tolong dari tangan empat pengawal baju hijau dari
486 istana Huan mo kiong?" Han song Kie termenung dan berpikir
sebentar lalu menjawab: "Akulah gadis yang kau maksudkan itu"
"Engkau?""
"Betul, aku adakah istri yang ditinggalkan"
"Ooooh jadi nona adalah gadis yang menyebut diri sebagai
istri yang ditinggalkan" sekarang aku ingat sudah"
Setelah berhenti sebentar, dengan rasa sangsi ia bertanya
kembali: "Kenapa nona bisa sampai disini " dan darimana pula
engkau tahu kalau aku disekap ditempat ini?""
"ooooh... soal itu engkau tak usah tahu"
"Apa nona adalah anggota benteng ini ?""
"Sudah kukatakan tadi, lebih baik tak perlu banyak
bertanya, pernahkah engkau mendengar cerita tentang
seorang sahabat yang membalas jasa atas budi yang pernah
diterima olehnya?"?"
"Ada apa " apakah nona..."
Sebelum pemuda itu sempat menyelesaikan kata2nya,
gadis itu telah menanggapi:
"Dugaanmu tepat sekali, aku memang hendak membalas
jasa baik yang pernah kuterima dari tanganmu, sekarang aku
hendak tolong engkau untuk keluar dari benteng ini."
Sekujur badan Han Siong Kie gemetar keras hampir saja ia
tidak percaya dengan telinga sendiri serunya dengan suara
gemetar: "Nona hendak menolong aku lolos dari benteng ini"
"Betul tunggulah sebentar disitu aku segera akan muncul
dalam ruangan batu itu" Begitu mengucapkan kata2 tersebut
suaranya seketika lenyap tak berbekas.
487 Han Siong Kie merasakan hatinya bergejolak keras hampir
saja tak dapat menahan pergolakan emosi yang luar biasa itu,
gumamnya seorang diri: "suatu pertemuan aneh benar2 kejadian ini merupakan
suatu pengalaman aneh membuat orang bingung dan sama
sekali tak habis mengerti" sesudah berpikir beberapa saat
lamanya diam2 ia berpikir lebih jauh:
"Aaah tidak betul gadis yang menyebut dirinya sebagai istri
yang ditinggalkan ini pastilah anggota benteng maut ini, kalau
tidak dengan tenaga dalam yang dimilikinya tak mungkin ia
bisa pergi kesana kemari dalam benteng tersebut dengan
leluasa tapi apakah hubungannya dengan tengkorak maut,


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kalau toh dia anggota istana maut, kenapa tenaga dalam yang
dimilikinya begitu biasa" bikin kepala jadi pusing."
"Kraaakrk kraaakkk "sebuah dinding batu per lahan2
bergeser kesamping dan muncullah sebuah pintu kecil.
Han Siong Kie rasakan jantungnya berdebar keras dengan
pandangan tajam dia awasi terus pintu kecil itu.
sesosok bayangan tubuh yang ramping dan mulus per
lahan2 muncul dalam ruangan itu, dia bukan lain adalab "Istri
yang ditinggalkan" Mendadak pelbagai pikiran dan ingatan berkecamuk dalam
benak sianak muda itu pikirnya.
"Dewasa ini tenaga dalam yang kumiliki sama sekali telah
buyar, sekalipun aku berhasil ditolong oleh " istri yang
ditinggalkan" hingga lolos dari benteng maut tapi tugas yang
dibebankan guruku belum terlaksana dengan muka apa aku
harus berjumpa dengan guruku Mo tiong ci mo" disamping itu
musuh bebuyutan yang punya dendam dengan aku terlalu
banyak. sekalipun muncul dengan muka asliku atau dengan
wajah malaikat penyakitan orang lain sudah pasti tak akan
lepaskan diriku, kenapa aku musti menerima uluran tangannya
488 sehingga berhutang budi kepada gadis yang bernama istri
yang di tinggalkan ini?"
Berpikir sampai disini dengan nada dingin ia lantas berkata:
"Apakah nona hendak tolong aku untuk keluar dari benteng
ini?" "Benar, dengan menempuh bahaya aku melakukan hal ini,
maksudku tidak lain adalah guna membalas budi atas
pertolongan yang pernah engkau berikan padaku"
"Maksud baik nona biarlah kuterima dalam hati saja, nona
tak usah menempuh bahaya ini demi diriku"
Istri yang ditinggalkan tertegun mendengar jawaban
tersebut, dengan nada tercengang bercampur tak habis
mengerti ia berseru: "Jadi engkau rela mengorbankan dirimu untuk dikubur
dalam benteng ini?""
"segenap tenaga dalam yang kumiliki telah punah,
keadaanku tidak jauh berbeda dengan seorang manusia
cacad, apa arti hidup bagiku?""
"Ooooh tentang soal itu terus terang kuberitahukan
kepadamu, tenaga dalam yang kau miliki masih utuh, hanya
jalan darahmu tertotok mengakibatkan urat dan nadi mu jadi
kacau balau, oleh sebab itulah hawa murnimu tak dapat
dihimpun kembali" setelah mendengar keterangan tersebut, timbullah harapan
untuk hidup dalam hati kecilnya, rasa putus asa yang semula
menyelimuti hatinya kini tersapu lenyap dari benaknya,
dengan penuh emosi ia berseru: "Sungguhkah apa yang nona
ucapkan itu?"" "Aku rasa tiada kepentingan apa2 bagiku untuk
membohongi dirimu" 489 "Lalu kepandaian apakah yang telah digunakan oleh pemilik
benteng maut untuk melukai diriku ?""
"Suatu kepandaian rahasia yang tak pernah diwariskan
kepada siapa2 dari Benteng Maut"
"Nona dapat memunahkannya?"
"Tentu saja dapat" sahut gadis itu sambil mengangguk
"tapi aku tak dapat membebaskan jalan darahmu itu, sebab
untuk melepaskan engkau dari sini aku telah menempuh suatu
jalan yang amat berbahaya, jika aku bebaskan pula jalan
darahmu yang tertotok itu berarti kematian yang tak bisa
ditawar lagi bagiku, sebab itulah peraturan dari benteng maut
ini" "jadi nona adalah anggota benteng maut" " tegur Han
Siong Kie dengan suara dalam.
"Benar, ucapanmu itu sama sekali tak keliru"
"Apa hubunganmu dengan pemilik benteng maut ini?""
"Maaf untuk sementara waktu aku tak dapat
memberitahukan soal ini kepadamu"
"Tapi aku harus mengetahuinya lebih dahulu"
Rasa serba salah dan keberatan terlintas diatas wajah istri
yang ditinggalkan, setelah ragu2 beberapa saat lamanya, ia
tetap gelengkan kepalanya berulang kali. "Aku tak dapat
beritahukan rahasia ini kepadamu" katanya. Melihat keputusan
gadis itu, Han Siong Kie segera berpikir dalam hati:
"Kalau ditinjau dari sikapmu itu, sudah pasti ia mempunyai
hubungan yang luar biasa dengan Tengkorak maut, sebaliknya
antara aku dengan Tengkorak maut terikat oleh dendam
sedalam lautan, darimana aku boleh menerima budinya "
tapi...Aaaai kalau aku tetap berdiam disini mana mungkin
dendamku bisa terbalas?"
490 Harapan untuk pulihkan kembali kekuatan tubuh yang
dimilikinya mendorong sianak muda itu untuk cepat2
tinggalkan benteng yang mirip neraka ini.
Dalam keluarga bakti kepada gurunya... serta masalah lain
yang pelik kembali berkecamuk dalam benak pemuda itu,
akhirnya tak tahan lagi ia bertanya:
"Siapakah orang2 dalam persilatan yang sanggup
membebaskan aku dari pengaruh totokan ini?"
"Sulit untuk dikatakan" dunia persilatan amat luas, banyak
keanehan yang terlingkup didalamnya, soal ini harus dilihat
dari rejekimu sendiri, kalau ada jodoh aku rasa gampang
untuk temukan manusia seperti itu, sebaliknya kalau tidak
berjodoh...apa mau dikata lagi?"
Dengan mulut membungkam Han Siong Kie mengangguk.
pikirnya didalam hati: "Guruku Mo tiong ci mo sangat hapal dengan ilmu silat
yang dimiliki Tengkorak maut, mungkin ia bisa bebaskan
pengaruh totokan ini, selain itu bukankah masih ada orang
yang kehilangan sukma, serta Put to sianseng beberapa orang
jago misterius yang berkepandaian lihay" siapa tahu.."
Terdengar gadis itu berkata lebih jauh:
"Setelah engkau keluar dari benteng ini, aku harap engkau
bersedia merahasiakan apa yang pernah kau saksikan dalam
benteng ini sehingga tidak sampai bocor kedalam dunia
persilatan?" "Tentang soal ini aku bisa memenuhinya, tapi sebelum itu
akupun hendak mengutarakan dua hal lebih dahulu"
"Katakanlah cepat"
"Pertama aku punya janji dengan malaikat hawa dingin Mo
siu In untuk mencarikan jejak suaminya yakni malaikat hawa
491 panas Ko su Ki untuk mencegah malaikat hawa dingin
melakukan pembantaian lagi.
terhadap orang persilatan terpaksa aku harus bocorkan
jejak suaminya itu kepada perempuan tersebut"
"Tentang soal itu sih boleh saja, jika malaikat hawa dingin
berani mencari gara2 kemari itu berarti dalam benteng kami
ini akan bertambah dengan seorang penghuni lagi"
"Kedua jika tenaga dalamku telah pulih kembali maka aku
akan menyatroni kembali benteng maut ini.."
"Apa engkau akan datang lagi?"
"Betul" "Kenapa?" "Untuk membalas dendam"
"Oooh engkau punya dendam dengan poocu benteng ini?"
"Benar, dendamku lebih dalam dari pada samudra, jikalau
nona menyesal untuk melepaskanku pergi dari sini sekarang
juga engkau masih sempat menarik kembali tawaranmu itu"
Paras muka gadis yang bernama istri yang ditingalkan itu
berubah hebat, akhirnya dengan sedih ia berkata:
"Baik, engkau boleh terhitung sebagai seorang pendekar
jujur yang jarang ditemui dalam dunia persilatan, hari ini
kulepaskan dirimu karena ingin membalas budi pertolongan
yang pernah kau berikan kepadaku sedangkan mengenai
rencanamu untuk menuntut balas dalam benteng maut ini, hal
itu boleh dianggap masalah lain"
"Dan nona tak akan menyesal dengan perbuatanmu itu?"
"Tiada alasan menyesal bagiku untuk perbuatan yang telah
kulakukan dengan penuh kesadaran."
492 "Kalau begitu kuucapkan banyak terima kasih lebih dahulu
atas bantuanmu itu" "Engkau tak usah berterima kasih kepadaku, kita satu
bayar satu, budi diantara kita sama sekali telah terhapus, dan
sekarang kitapun harus segera berangkat"
"Bagaimana caranya kita keluar dari sint?"
Tiba2 gadis itu melancarkan sebuah totokan kilat keatas
tubuh Han Siong Kie.. sianak muda itu seketika merasakan badannya merasa
gemetar keras, sebelum ingatan kedua sempat berkelebat
dalam benaknya, ia sudah roboh terkapar diatas tanah.
Ketika ia sadar kembali dari pingsannya, terasa angin
dingin berhembus lewat menggidikkan badan- suara gulungan
ombak terdengar kembali dengan jelas, ketika ia buka
matanya tampaklah bintang bertaburan diangkasa, dinding
benteng yang hitam pekat berdiri mentereng dihadapannva,
ternyata ia sudah berada diluar benteng maut.
"Saudara, sekarang engkau boleh segera tinggalkan tempat
ini Nah, inilah benda milikmu yang ketinggalan, baik2lah kalau
menyimpannya." Begitu ucapan tersebut selesai diutarakan, sebuah buntalan
terjatuh disisinya sedang gadis itu sudah lenyap dari
pandangan. Han Siong Kie bangkit berdiri, dalam hati ia merasa
bersyukur karena isi buntalan itu adalah sebagian dari Hud jiu
Poopit yang diidamkan setiap umat persilatan, semula benda
itu merupakan benda milik malaikat hawa panas yang
tinggalkan disana, tapi gadis istri yang ditinggalkan mengira
sebagai miliknya, kini benda itu dibawa keluar dan diserahkan
kembali kepadanya. 493 Bukankah itu berarti bahwa benda mustika itu berjodoh
dengan dirinya?" andaikata masih ketinggalan dalam benteng
maut, bukankah semua harapannya ikut lenyap"
setelah menyimpan buntalan itu baik2, pemuda itu melirik
sekejap kearah Benteng maut yang bercokol bagaikan iblis
raksasa itu, kemudian putar badan dan berlalu dari sini.
setelah tenaga dalamnya punah, keadaan Han Siong Kie
tidak jauh berbeda dengan manusia biasa, selangkah demi
selangkah berjalan tinggalkan benteng itu.
Ia merasa dirinya seperti baru sadar dari suatu impian
buruk, dalam sehari belaka dari seorang jago persilatan yang
ampuh telah berubah jadi manusia biasa yang lemah tak
bertenaga. Dan satu hal yang mimpipun tak pernah disangka olehnya,
ia telah berjumpa kembali dengan Tonghong Hui yang
dirindukan olehnya selama ini...
Jika Tonghong Hui tahu kalau malaikat penyakitan yang
telah ditolongnya olehnya bukan lain adalah engkoh Kie yang
dianggap sudah mati dibunuh oleh orang2 perkumpulan Thian
che kau, serta ia bersumpah hendak balaskan dendam sakit
hatinya itu, mungkin ia bisa mengerahkan segenap
kemampuan yang dimilikinya untuk bebaskan sianak muda itu
dari pengaruh totokan. Sedangkan Han Siong Kie sendiri, andaikata ia tahu kalau
"istri yang ditinggaikan" adalah adik angkatnya Tonghong Hui,
mungkin iapan akan membuka rahasianya hingga apa yang
kemudian terjadipun bisa dibayangkan setiap orang.
Sayang, Takdir telah menentukan lain, sepasang merpati
itupun harus melewatkan kesempatan baik itu dengan Begitu
saja. . Dengan susah payah Han Siong Kie menyeberangi
jembatan batu dan tiba ditepi pantai berpasir, seCara lapat2 ia
494 merasa se akan2 melihat adik angkatnya Tonghong Hui
sedang duduk diatas batu cadas dimana mereka berjumpa
untuk pertama kalinya, rasa sedih menyelimuti seluruh wajah
pemuda ini. Dengan langkah yang ling lung ia naik ke atas daratan dan
per-lahan2 meneruskan perjalanannya lewat jalan raya.
Ingatan pertama yang berkelebat dalam benaknya saat ini
adalah bagaimana caranya tiba ditempat tinggal gurunya
dengan gerak badan paling cepat dia harus tiba disitu sebelum
sepuluh hari lewat karena gurunya pernah berkata bahwa ia
masih ada pesan lain yang hendak disampaikan.
sementara itu dari tempat2 tersembunyi tidak jauh dari
jalan raya berpuluh2 pasang mata dengan sorot mata penuh
rasa kejut dan tercengang sedang mengamati gerak gerik dari
Han Siong Kie.. Dengan mata kepala sendiri mereka saksikan pemuda itu
masuk kedalam benteng dan sekarang mereka saksikan pula
ia muncul dari dalam benteng dalam keadaan selamat.
Meskipun dari langkah kaki Han Siong Kie yang berat dan
lambat menimbulkan perasaan heran dan tak habis mengerti
dalam hati kecil mereka, namun siapapun tak berani mencabut
kumis harimau secara gegabah kelihatannya dan
Tapak Tapak Jejak Gajahmada 2 Pedang Tanpa Perasaan Karya Khu Lung Imam Tanpa Bayangan 5
^