Pencarian

Tengkorak Maut 6

Tengkorak Maut Karya Khu Lung Bagian 6


"Oooh.." Han Siong Kie berseru tertahan.
"Aku terjun kedalam dunia persilatan sepuluh tahun lebih
duluan darinya dan berhasil merebut julukan sebagai "Mo Mo
cungcu "Raja dari segala iblis, tetapi sebagian besar orang
menyebut aku sebagai Mo tiong ci Mo atau Iblis diantara
354 segala iblis, sejak Tengkorak Maut munculkan diri dalam dunia
persilatan tersebar berita yang mengatakan satu Iblis muncul,
satu iblis lenyap. "Apakah arti perkataan itu?"?" tanya sang pemuda.
"Artinya setelah kemunculan Tengkorak maut berarti aku si
Rasul dari segala Iblis bakal lenyap."
Han Siong Kie jadi semakin tertarik, ia merasa cerita ini
merupakan satu kejadian Bu-lim yang luar biasa serunya
kemudian. "Lalu bagaimanakah dalam kenyataan?""
"Kau jangan gelisah, dengarkanlah ceritaku ini lebih jauh,
kau musti tahu bukan bahwa orang Bu-lim mengandung soal
"nama" sebagai suatu hal yang lebih penting daripada jiwa
sendiri, setelah mendengar ucapan itu aku jadi teramat gusar,
maka suatu ketika aku ambil keputusan untuk menantang
Tengkorak maut untuk berduel."
"Bagaimana kemudian?""
"Jejak Tengkorak maut bagaikan setan tanpa bayangan, ia
ibaratnya naga sakti nampak kepala tak nampak ekornya, mau
cari jago itu benar2 tidak gampang.."
"Kenapa kau tidak langsung menuju ke benteng Maut untuk
mencari dirinya..?" kembali Han Siong Kie menyela.
"Waktu itu aku masih belum tahu bahwa Tengkorak Maut
sebenarnya bukan lain adalah pemilik Benteng maut"
"Bukankah didepan pintu benteng Maut tertera sebuah
lambang kepala tengkorak yang berlumuran darah?" apa kau
tak bisa menduga kalau benda itu menandakan dirinya?""
"Kesemuanya itu adalah urusan belakangan, waktu itu yang
diketahui umum hanya Benteng Maut dua patah kata..
Dengarkan dulu ceritaku lebih jauh, setelah tiga tahun
lamanya aku menguber jejaknya kesana kemari akhirnya pada
suatu kesempatan aku berhasil juga bertemu dengan dirinya,
355 kami berdua segera berduel dengan serunya hingga beribu2
jurus telah berlalu.."
"Bagaimana akhirnya?" siapa yang berhasil menangkan
pertarungan itu?" tanya Han Siong Kle dengan mata
terbelalak. "Akhirnya pada suatu kesempatan sebuah pukulannya
berhasil menghajar telak ditubuhku hingga membuat aku
muntah darah segar.."
Diam2 Han song Kie terkesiap juga mendengar kisah itu, ia
tak menyangka kalau Iblis diantara iblis sanggup bertanding
sebanyak ribuan jurus melawan Tengkorak Maut, hal ini
membuktikan bahwa tenaga dalam yang dimiliki kakek aneh
ini benar2 sangat tinggi. sambil menghembuskan napas
panjang, serunya kemudian: "Jadi akhirnya kau yang
menderita kekalahan?""
"Tidak salah, tetapi aku tak mana mengaku kalah dengan
begitu saja dalam hati aku tetap merasa tidak puas dengan
hasil pertarungan tersebut.."
"Tidak mau mengaku kalah?"" hampir saja Han Siong Kle
tertawa tergelak karena kegelian, dengan nada ingin tahu ia
berseru, "Apa maksudmu berkata demikian?""
"bukankah kau sudah jelas kalah?" kenapa kau tidak
puas..?"" "Bila berbicara tentang soal jurus serangan, maka boleh
dibilang kepandaian kita berdua setali tiga uang " ujar Iblis
diantara iblis dengan nada emosi.
"Tapi celakanya ia berhasil melatih sejenis ilmu sakti yang
disebut Kim kong sinkang, dengan ilmu saktinya itu tubuhnya
jadi kebal terhadap serangan telapak. totokan jari maupun
bacokan senjata tajam."
356 "Maka dari itu seranganmu sama sekali tidak berguna" "
sambung pemuda itu cepat.
"Ehmm setelah menderita kekalahan aku segera
bersumpah akan menciptakan sejenis ilmu sakti yang mampu
menghancurkan pertahanan ilmu Kim kong sinkangnya."
"Dan sekarang apakah kau telah berhasil menciptakan
kepandaian sakti tersebut?""
"Jangan menyela perkataanku, dengarkan kisahku lebih
jauh" omel Iblis diantara iblis dengan mata melotot "setelah
terjadi pertarungan itu, kami malah jadi sahabat secara terus
terang ia menceritakan segala sesuatu tentang dirinya
kepadaku." "Jadi kau telah mengetahui semua rahasia pribadinya?" "
sela Han song Kie kembali dengan kegirangan. .
Iblis diantara iblis melirik sekejap kearah pemuda itu, lalu
menjawab. "Kau tak usah keburu gembira, aku tak akan
memberitahukan semua rahasia itu kepadamu, bila ada
kesempatan selidikilah sendiri dengan andalkan otak serta
kecerdasanmu. Begitulah.. setelah berhasil maka aku sebera
menggali gua dibawah tanah ini dan bersumpah sebelum
berhasil menciptakan ilmu semacam itu tak akan tinggalkan
tempat ini lagi, siapa tahu sekali mendekam aku telah
menghabiskan waktu selama empat puluh tahun lamanya, aku
berhasil dengan kepandaianku, tapi akupun habis sudah
riwayatnya sampai disini" selesai berkata ia menghela napas
dalam2. Diam2 Han Siong Kie merasa amat kagum dengan
kebulatan tekad Iblis diantara iblis yang begitu kokoh melebihi
batu karang, dengan sebutan yang lebih menghormat ia
berkata: 357 "Locianpwee, semangat serta perjuanganmu yang tak kenal
lelah itu membuat boanpwee merasa amat kagum"
"Hei, bocah, kenapa kau malah bersikap menghormat
kepadaku?" " goda Mo-tiong ci-Mo sambil tersenyum.
"Setelah boanpwee dapat memahami duduk perkara yang
sebetulnya, ialah sepantasnya kalau aku berubah sebulanku".
Mo Tiong ci Mo termenung beberapa saat lamanya,
kemudian setelah menghembuskan napas panjang ujarnya
"Kepandaian sakti yang berhasil kuciptakan itu adalah
sebuah ilmu jari yang kuberi nama " Tong Kim Ci.." "
"Tong Kim ci?".."
"Sedikirpun tidak salah, dalam jarak lima tombak dari
sekeliling tubuhmu bila kau gunakan ilmu jari itu, maka emas
akan berlubang batu akan hancur jadi bubuk. aku percaya
dengan kepandaian sakti ini aku akan berhasil menghancurkan
pertahanan tubuh "Kim kong sinkang" milik Tengkorak Maut,
tapi sayang.. aaai dikala aku sedang melatih ilmu sakti itu, aku
telah mengalami jalan api menuju neraka hingga
mengakibatkan sepasang kakiku jadi cacad, maka tak mungkin
lagi aku dapat memenuhi harapanku untuk memenuhi janji
duel tersebut.. dan kini, kian hari sepasang kakiku telah
semakin kaku, perasaan itu kian lima kian membumbung ke
atas, aku sadar bahwa jiwaku sudah tak akan tahan berapa
lama lagi.. oleh sebab itulah aku berharap bisa berjumpa
dengan orang yang punya jodoh serta dapat mewakili diriku
untuk memenuhi harapan yang telah kupendam selama empat
puluh tahun lamanya ini..."
"Locianpwee, seandainya Tengkorak Maut memang ada
janji dengan diri cianpwee, kenapa ia tak datang kemari untuk
memenuhi janji" tanya Han Siong Kle dengan nada
tercengang. . 358 "Ia tidak tahu kalau aku menyembunyikan diri didalam gua
bawah tanah sudah tentu tak mungkin datang sendiri
kemari..." "Oooh... jadi locianpwee bersuit nyaring adalah
bermaksud...." "Benar, maksudku adalah untuk memancing kedatangan
orang2 yang kebetulan lewat disini"
"Masa selama banyak tahun tak seorang manusiapun yang
mendengar suara sultanmu itu?"?"
"Tentu saja ada, bahkan banyak... banyak sekali, hanya
sayang mereka bukanlah manusia2 yang punya bakat untuk
berlatih ilmu maha sakti ini"
"Kalau begitu darimana pula locianpwee bisa mengetahui
bahwa boanpwee berbakat"
"Dari celah2 mulut gua aku telah menyaksikan gerakan
tubuhmu sewaktu memasuki hutan, aku lihat tenaga dalammu
cukup sempurna dan juga usianya masih muda maka lantas
aku bersuara memanggil kedatanganmu kesini, setelah dekat
aku semakin jelas mengetahui bahwa kau berbakat bagus,
karena itu aku sengaja suruh kau menghancurkan batu cadas
itu dalam tiga pukulan, tujuanku adalah untuk menjajal
sampai dimanakah taraf tenaga dalam yang kau miliki...
sungguh tak kusangka meskipun usiamu masih muda namun
kesempurnaan tenaga dalam yang kau miliki sudah
sedemikian sempurnanya. bila dugaanku tak keliru maka
kemungkinan besar kau pernah mendapat bantuan obat2
mujarab atau buah yang langka, kalau tidak darimana
munculnya hawa murni sebesar seratus tahun hasil latihan?""
"Dugaan Loocianpwee tepat sekali, aku memang telah
mangalami penemuan aneh"
359 "Baik, aku tak ingin tahu asal asul perguruanmu, aku cuma
inginkan agar kau mewakili diriku guna memenuhi apa yang
kuharapkan selama ini."
"Nah kini aku akan wariskan lebih dulu ilmu "Mo mo ciang
hoat" ku lebih dahulu, kepandaian tersebut merupakan ilmu
andalanku yang terampuh, setelah engkau berhasil menguasai
barulah kuwa riskan pula ilmujari Tong Kim ci itu ...."
"Berapa lama yang dibutuhkan untuk mempelajari
kepandaian tersebut?""
"Bagi dirimu yang telah memiliki kemampuan yang cukup
kuat, aku rasa tiga hari sudah cukup"
Begitulah, sejak hari itu dengan tekun dan giat Han Siong
Kie berlatih ilma silat di bawah pimpinan Iblis diantara iblis...
Waktu berlalu dengan cepatnya tanpa tetasa tiga hari
sudah lewat, selama beberapa hari yang amat singkat itulah
Han Siong Kie telah berhasil menguasai seluruh kepandaian
Mo mo ciang hoat serta Tong kim ci yang diwariskan kakek
Iblis diantara iblis kepadanya.
Ilmu telapak Mo mo cianghoat merupakan suatu jenis ilmu
pukulan yang terdiri dari menghisap. menggetar menyerang
serta bertahan empat bagian diantaranya bagian menyerang
serta bertahan merupakan dua bagian pelajaran yang dipenuhi
oleh jurus2 aneh yang maha sakti.
Kalau menyerang maka kehebatannya bagaikan sambaran
kilat yang menggugurkan bukit, sedang kalau bertahan kokoh
bagaikan benteng berlapiskan emas sekalipun menghadapi
serangan yang bagaimana dahsyatpun sulit untuk memaksa
mundur barang selangkahpun.
Selama tiga hari berkumpul dan berlatih silat atas petunjuk
Iblis diantara iblis, tanpa terasa dalam hati kecil Han Siong Kie
muncul suatu perasaan berat yang sangat aneh.
360 Tentu saja ia tak tahu bahwa sebelum mengasingkan diri,
lblis diantara lblis mempunyai nama besar yang disegani
orang, begitu tersohor namanya sebingga tidak berada
dibawah nama besar Tengkorak maut, bahkan musuh2
besarnya tersebar di mana2.
Han Siong Kie amat menguatirkan keselamatan adik
angkatnya Tonghong Hwie, disamping itu diapun hendak
mengunjungi Benteng Maut, dengan mendapat tugas dari lblis
diantara iblis, dia merasa tugas itu kebetulan sekali
kepadanya. Maka pada hari keempat ia lantas berkata.
"Locianpwee, aku ingin mohon diri terlebih dahulu, aku
pasti akan melanjutkan tugas yang cianpwee bebankan
kepadaku, aku tak akan bikin hatimu kecewa"
Iblis diantara iblis termenung dan berpikir sebentar lalu
berkata: "Bocah meskipun ilmu jari Tong Kim ci berhasil kau pelajari
namunnya sayang tenaga dalam yang kau miliki masih amat
cetek, empat puluh tahun bukanlah suatu jangka waktu yang
terhitung pendek siapa tahu sampai dimanakah kemajuan
yang tercapai si Tengkoraak Maut didalam hal tenaga
dalamnyaa... setelan kupikir pulang balik akhirnya aku
berkesimpulan bahwa aku harus ulurkan tangan untuk
membantu dirimu..." Han Siong Kie sebagai seorang jago tentu saja dapat
memahami perkataan itu, buru2 ia goyangkan tangannya
berulang kali. "Locianpwe jangan... jangan sekali kau lakukan hal itu atas
diriku" Iblis diantata iblis mendengus dingin, ia tak ambil peduli
terhadap ucapan dari Han Siong Kie, sepasang telapaknya
bekerja cepat dan terasalah segulung angin pukulan yang
maha dahsyat sebera menekan tubuh sianak muda itu
sehingga sama sekali tak berkutik.
361 Ketika tangannya ditekan kebawah, maka tak dapat
dikuasai lagi Han Siong Kie jatuh tertunduk, jatuh diatas
tanah, pada waktu itulah telapak yang lain laksana kilat
ditempelkan diatas ubun2 pemuda itu.
"Bocah, pusatkalah perhatianmu dan pejamkanlah matamu
rapat2" serunya dengan tiada serius " gunakanlah hawa murni
yang ada dalam tububmu untuk menerina aliran hawa murni
yarg kusalurkan ini"
Sambil berkata segulung aliran hawa panas yang
menyegarkan hati segera mengalir masuk kedalam tubuh Han
Siong Kie lewat jalan darah Hoa kay hiat diatas ubun2.
Han Siong Kie menyadari hebatnya ancaman bahaya bila
dia tidak segera pusatkan perhatiannya dalam keadaan begini
sekalipun dia tak mau terpaksa harus menerima pemberian
aliran hawa panas tersebut, terpaksa ia pusatkan perhatiannya
dan salurkan hawa tenaga dalam untuk mengiringi masuknya
aliran hawa murni dari luar.
Ia pernah ganti tulang karena pengaruh air mukjijat dari


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bawah permukaan tanah kemudian mendapat pula saluran
hawa murni lewat kura2 sakti, jalan darah penting disekujur
tubuhnya boleh dibilang telah menembus semua, kini setelah
mendapatkan saluran tenaga dalam dari Iblis diantara iblis,
dengan amat lancar sekali hawa murni tadi melebur bersama
hawa murni yang sudah di milikinya tadi.
Dalam sekejap mata Iblis diantara iblis telah menyelesaikan
pekerjaannya menyalurkan hawa murni kedalam tubuh
pemuda tersebut. Telapak tangannya segera digeserkan dari atas ubun2
menunggu pemuda itu sudah menyelesaikan semedinya dan
bangkit berdiri Iblis diantara iblis dengan tubuh bergetar keras
sedang duduk disudut goa itu.
Timbul perasaan tidak tega didalam hati kecil Han Siong
Kie, rasa menyesal berkecamuk didalam hatinya, andai kata
362 pemilik dari benteng maut bukan musuh bebuyutannya, tak
mungkin dia akan menerima permintaan dari Iblis diantara
iblis. Dan kini pihak lawan telah membayar kesanggupannya itu
dengan suatu balas jasa yang tak ternilai harganya, ia telah
mendapat saluran hawa murni dari kakek itu, hingga membuat
Han Siong Kie merasa dirinya terlalu serakah, ia terlalu
memahami diri sendiri. Per lahan2 Iblis diantara iblis membuka matanya, sinar
matanya telah pudar dan badannya nampak lemah sekali,
dengan suara ter sengkal2 ujarnya .
"Bocah cilik, sekarang didalam tubuhmu telah terdapat
hawa murni bagaikan hasil latihan selama dua ratus tahuni
kejadian ini merupakan suatu peristiwa besar yang belum
pernah dialami oleh orang Bu lim sebelumnya, perduli sampai
dimanakah kemajuan tenaga lweekang yang dimiliki
Tengkorak Maut, tak mungkin dia sanggup melampaui
keampuhanmu sekarang"
"Locianpwee, aku merasa menyesal sekali karena selama
ini telah merahasiakan satu persoalan terhadap dirimu" bisik
Han Siong Kie dengan wajah amat sedih. "Rahasia apa..."
"Sebenarnya boanpwee mempunyai dendam kesumat
dengan pemilik dari benteng maut itu, karena itulah aku
dengan senang hati menerima tawaran dari lociaopwee "
"Oooh jadi kaupunya dendam dengan Tengkorak Maut?""
"Benar tapi Loocianpwee tak usah kuatir, aku berani
bersumpah tak akan menggunakan ilmu sakti hasil pelajaran
dari loocianpwee untuk melaksanakan tujuanku didalam
membalas dendam" Iblis diantara tblis tertegun sebentar kemudian tertawa terbahak2.
363 "Haaah... haaah.. haaah bocah cilik, aku kagum
kejantananmu, kupuji dirimu sebagai seorang pendekar sejati
di dalam dunia persilatan, dari perkataan itu akupun bisa
membuktikan bahwa kau berjiwa besar dan berhati jujur, tak
sia2 kusalurkan seluruh hawa murniku kedalam tubuhmu"
Tiba2 Han Siong Kie jatuhkan diri berlutut diatas tanah.
"Eeeei... bocah, apa yang hendak kau lakukan?"" tegur
Iblis diantara iblis dengan wajah tertegun.
"Sekalipun boanpwee telah memperoleh warisan ilmu silat
dari Leng ku Siang-jin terlebih dulu hingga semestinya dalam
peraturan aku harus mengakui dirinya sebagai guruku, tapi
dalam kenyataan boanpwee sama sekali tidak terikat oleh
perguruan manapun juga. Ini hari berkat baik hati dari
locianpwee aku telah berhasil lebih mrnyempurnakan diriku,
karena aku harap cianpwee suka meagijinkan diriku uatuk
mengangkat cianpwee sebagai guruku !"
"Tentang soal ini., tentang soal ini,!" untuk beberapa saat
lamanya iblis diantara iblis tidak berbicara, ia nampak
termenung dan memandang keatas langit2 gua tanpa
berkedip. "Apakab cianpwee tak mau mengabulkan permitaaaku ini?"
pinta Han Siong Kie kembali.
Iblis diantara iblis ragu2 sejenak, akhirnya dia
mengangguk, "Baiklah, aku terima kau sebagai muridku"
Han Siong Kie segera menjalankan penghormatan besar
untuk mengangkat kakek itu sebagai gurunya. kemudian baru
bangkit berdiri. Rupaoya lblis diantara iblis merasa amat terharu sekali,
sekujur tubuhnya tampak gemetar keras sedang air mata
jatuh berlinang membasahi pipinya yang telah kusut. mimpi
364 pun ia tak pernah menyangka pada saat akhir masa hidupnya
ia telah menerima ahli waris yang begitu bagus.
"Muridku, aku sudah tak dapat hidup lebih lama lagi " ujar
Iblis diantara iblis setelah termenung beberapa saat. "Aku
barap didalam sepulub hari kau sanggup menyelesaikan apa
yang menjadi idam2anku itu, berduellah dengan pemilik
Benteng Maut lalu berilah kabar baik kepada gurumu!"
"Tecu akan melaksanakan keinginan suhu, apakah masih
ada lain pesan?" "Persoalan yang lain kita bicarakan setelah kau kembali lagi
kesini dan sekarang kau boleh segera berangkat melakukan
sebaik baiknya: Pertama, setelah tiba didepan Benteng Maut kau harus
segera bersenanduag! Satu Iblis muncul, satu Iblis lenyap,
Iblis diantara Iblis bertemu dengan raja langit" maka
Tengkorak maut akan menyambut kedatanganmu secara
baik2, sebab selamanya Benteng Maut amat benci bila ada
orang berkunjung kesitu."
Dengan perasaan tak habis mengerti Han Siong Kie
mengangguk. "Apakah pesanmu yang kedua?" tanyanya kemudian.
"Kedua pertarungan ini hanya terbatas untuk bertanding
belaka, kedua belah pihak tiada dendam atau sakit hati maka
aku larang kau gunakan ilmu sakti itu untuk melukai dirinya
sebelum bertanding, kau musti jelaskan lebih dahulu bahwa
pertarungan yang bakal berlangsung hanya terbatas sampai
saling menutul belaka. "Tecu akan mengingat selalu pesan suhu, dan apakah
pesan yang ketiga itu"
"Ketiga aku melarang kau gunakan kesempatan ini untuk
menuntut balas bagi sakit hati mu sendiri"
365 "Suhu tak usah kuatir," sahut Han Siong Kie dengan wajah
serius, "tecu masih sanggup untuk membedakan mana budi
mana dendam, mana tugas dan mana kesempatan untuk
pribadi" -000d0w000- Bab 21 "KALAU kau memang bisa berpandangan jauh kedepan,
akupun dengan lega hati akan menantikan kabar gembira
darimu" ujar Iblis diantara Iblis sambil mengangguk " ingat
didalam sepuluh hari kau harus segera kembali kemari, aku
masih ada persoalan yang hendak disampaikan kepadamu,
ingat hanya sepuluh hari, selewatnya sepuluh hari mungkin
aku sudah tak dapat bertemu lagi dengan dirimu"
Han Siong Kie merasa terharu sekali hingga tanpa terasa
air mata jatuh berlinang membasahi pipinya, ia tahu bahwa
suhunya hanya mampu hidup selama sepuluh hari lagi karena
ia telah menyalurkan seluruh hawa murni yang dimilikinya
kedalam tubuh sendiri, tentu saja gurunya berbuat demikian
karena melihat ia bisa mewakili dirinya untuk pergi ke Benteng
maut dan berduel melawan Tengkorak maut.
"Suhu" ujarnya kemudian dengan suara sedih "tecu tak
akan membiarkan kau orang tua merasa kecewa"
"Baiklah, sekarang kau boleh sebera berangkat setelah
keluar dari gua ini carilah batu besar yang lain sebellah mulut
gua ini" "Tapi bagaimana dtngan makanan serta minuman kau
orang tua?" sekarang keadaanmu sudah...." pemuda itu tak
tega melanjutkan kata2nya dan segera membungkam. Iblis
diantara iblis tertawa keras.
"Haahhh...haahhh...haaahhh.. maksudmu dengan
keadaanku sekarang yang lemah tak bertenaga, aku sudah tak
366 mampu lagi untuk makan?" tentang soal ini kau tak usah
kuatir, aku masih punya persediaan ransum selama sepuluh
hari, pergilah dengan hati tenang. Ingat jangan lupa dengan
apa yang telah kukatakan"
"Tecu tak berani melupakannya, didalam sepuluh hari pasti
aku akan kembali kemari"
Selesai memberi hormat ia keluar dari gua kemudian
mencari batu besar untuk menyumbat mulut gua itu dan
berlalu dengan sedih. Perintah dari guru lebih penting untuk dilaksanakan lebih
dulu, terpaksa Han Siong Kee harus singkirkan dahulu niatnya
untuk mencari Tonghong Hwie, dia langsung berangkat
menuju kebenteng maut. Setelah memperoleh tenaga dalam sebesar seratus tahun
hasil latihan milik Leng Ku siangjin dan sekarang mendapatkan
pula seluruh tenaga dalam dari Iblis diantara iblis berarti
sekarang ia telah memiliki tenaga dalam sebesar dua ratus
tahun hasil latihan penemuan semacam ini boleh dibilang
jarang sekali ditemui siapapun.
Ilmu meringankan tubuh Cahaya kilat lintasan cahaya yang
digunakan pada saat ini jauh berbeda keadaannya dangan
tempo dulu, kecepatannya pada saat ini sudah melebihi
kecepatan sambaran kilat, seandainya bukan seorang jago
lihay sukar untuk menemukan gerakan tubuhnya itu.
Sepuluh hari... ia harus berhasil balik kembali kedalam gua
bawah tanah itu dalam sepuluh hari, karena Iblis diantara iblis
hanya mempunyai waktu hidup hanya sepuluh hari saja
Setelah melintasi jalan gunung yang terjal dan berliku, ia
tiba disebuah jalan raya.
Sebuah sungai besar terbentang didepan mata. sambil
melakukan perjalanan menyelusuri pantai sungai itu ia berlari
367 kencang. ia hendak mencapai Benteng Maut didalam sehari
semalam. Han Siong Kie tahu bahwa seandainya di dalam sepuluh
bari ia tak dapat kembali maka hal itu merupakan suatu dosa
yang tak dapat diampuni, sebab satu2nya harapan dari
gurunya telah dititipkan diatas pundaknya, disamping itu dia
harus berhasil menangkan pemilik dari Benteng Maut, kalau
tidak gurunya akan mati dengan mata tidak meram!
Ilmu silat yang dimiliki pemilik Benteng Maut membuat
hatinya bergidik, ia tak tahu dengan andalkan ilmu jari Tong
kim ci tersebut mampukah ia menjebolkan pertahanan ilmu
kebal Kim kong sinkarg yang dimiliki lawan"
Dalam hatinya terselip satu harapan. ia berharap didalam
pertarungannya mewakili Iblis diantara Iblis ini ia berbasil
membongkar raut wajah yang sebenarnya dari Tengkorak
maut, disamping itu diapun bisa mengira-ngira sampai taraf
yang bagaimana hebatnya ilmu silat dari musuh besar
pembunuh keluarganya ini.
Tiba2.. dari depan mata muncul dua sosok bayangan hijau
berkelebat memotong jalan raya dan lenyap dibalik hutan
ditepi jalan, diantara bayangan hijau itu kelihatan mengempit
sesosok benda putih yang mirip sekali dengan tubuh seorang
gadis muda. Satu ingatan dengan cepat berkelebat dalam benak
pemuda ini. ia menghentikan gerakan tubuhnya dan berpikir :
"Kedua orang itu pasti bukan manusia baik2, coba akan
kuintil perjalanan mereka"
Berpikir demikian ia segera belok kesisi jalan dan melayang
pula masuk kedalam hutan.
Baru saja tubuhnya mencapai hutan yang cukup lebat tadi,
terdengar suara seseoraog yang serak tua sedang berkata :
368 "Turunkan dia keatas tanah, lepaskan seluruh pakaian
yang ia kenakan!" "Suhu, perempuan ini...!" ujar orang kedua dengan nada
tinggi melengking. "Ada apa?" "Tecu harap suhu suka menghadiahkan gadis ini..!"
"Bocah keparat, kau lihat apakah wajahnya terlalu cantik
sehingga kau merasa keberatan bila kulalap?"" jengek suara
setan2 tua itu lagi sambil tertawa seram.
"Tentang soal ini.."
"Sudahlah, tak usah ini itu lagi, ayoh cepat lepaskan
seluruh pakaiannya, aku akan segera mengisap sari
kegadisannya" Han Siong Kie kontan merasakan darah panas dalam
didadanya bergolak keras, napsu membunuh menyelimuti
seluruh wajahnya dan sepasang mata melotot bulat2, ia tak
menyangka kalau disiang hari bolong itu ternyata ada orang
yang berani melakukan perbuatan terkutuk semacam ini.
Ia merasa setelah kejadian ini ditemui olehnya, sebagai
seorang pendekar penegak keadilan sudah seharusnya ia
bunuh manusia2 itu. Dalam pada itu terdengar pemuda tadi
telah berkata kembali: "Suhu, bagaimana kalau kau hadiahkan gadis ini kepadaku
saja?" aku akan carikan sepuluh orang gadis yang lain untuk
kau siorang tua..." "Sudah, kau tak usah banyak bicara lagi, perawan ini
mempunyai tulang yang amat bagus dengan dasar tenaga
dalam yang cukup sempurna, jarang sekali perempuan
semacam ini ditemui dalam dunia persilatan, kau hendak pergi
kemana untuk mencari gadis macam begini untukku?" ayoh
cepat turun tangan lepas seluruh pakaiannya"
369 "Suhu, kau toh hanya ingin menghisap sari kegadisannya
belaka, kenapa tidak kau hadiahkan kepadaku saja agar aku
bisa mengawini dirinya."
"Bocah keparat, aku masih belum ingin modar, mengerti?"
kalau kau berani banyak ngebacot lagi, jangan salahkan kalau
kubacok dirimu lebih dahulu."
Han Siong Kie mendengus dingin, perlahan ia munculkan
diri dari tempat persembunyiannya .
Pada saat yang hampir bersamaan terdengar suara pakaian
yang ditarik hingga robek, diikuti dua jeritan kaget bergema
memecahkan kesunyian.

Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dihadapan mereka terlihatlah seorang kakek berjubah hijau
yang berwajah menyeramkan sedang berdiri berdampingan
dengan seorang pemuda berdandan busu warna hijau,
seorang gadis baju putih yang bagian-bagian dadanya telah
robek menggeletak diatas tanah, sepasang buah dadanya
yang putih padat berdiri menongol keluar dari balik pakaian
yang robek itu Napsu membunuh menyelimuti wajah Han Siong Kie makin
tebal, sorot mata ber api2 memancarkan cahaya yang amat
tajam perlahan2 ia sapu kedua orang itu sambil tertawa dingin
tiada hentinya. Kakek tua itu sebera tertawa seram:
"Bocah keparat, rupanya kau datang untuk mencari
kematian buat dirimu sendiri" jengeknya.
Sedang pemuda busu tadi dengan cepat menggerakkan
tubuhnya siap melancarkan serangan.
"Bagus sekali perbuatan kalian berdua" dengus Han Siong
Kie sambil tertawa dingin.
Di siang hari bolongpun berani melakukan perbuatan
terkutuk semacam ini. Hmm ini hari setelah bertemu dengan
aku si malaikat penyakitan, jangan harap kalian berdua bisa
tinggalkan tempat ini dalam keadaan hidup "
370 "Keparat cilik. siapa namamu?""
"Malaikat penyakitan"
"Malaikat penyakitan?" Haah haah haah. sebentar lagi kau
akan berubah jadi malaikat elmaut. Muridku bunuh dia."
Pemuda itu mengangguk dan segera menerjang kedepan
sambil melancarkan satu pukulan dahsyat.
Han Siong Kie mendengus dingin, ia geser tubuhnya satu
langkah kesamping lalu mengirim pula satu pukulan kearah
depan. "Blaaam" ditengah ledakan keras, pasir dan debu
beterbangan memenuhi angkasa, tubuh pemuda busu itu
tergetar keras dan mundur sejauh delapan depa dengan
sempoyongan. Air muka kakek jubah hijau itu kontan berubah hebat, ia
tak menyangka pemuda berwajah penyakitan yang menyebut
dirinya sebagai malaikat penyakitan ini memiliki ilmu silat yang
sangat lihay, tapi aneh sekali kenapa dalam dunia persilatan
belum pernah terdengar munculnya seorang pemuda yang
demikian lihaynya?" Dalam malunya pemuda busu itu jadi
teramat gusar, ia membentak keras dan sekali lagi menerjang
kedepan. telapak kiri melancarkan pukulan, telapak tangan
kanan mengancam dengan ilmu cengkeraman secara terpisah
dari atas dan tengah mengancam dua bagian penting diatas
tubuhnya. Semua jurus dan gerakan dilakukan sangat aneh dan luar
biasa, jauh berbeda dengan kepandaian silat aliran Tionggoan.
"Menghadapi manusia2 durjana semacam ini kenapa aku
tidak coba mengguoakan ilmu jari Tong Kim Ci?" pikir Han
Siong Kie didalam hati. Berpikir demikian ia segera menghimpun tenaga dalamnya
dan ayun tangan kearah depan.
371 Suara jeritan ngeri yang amat menyayatkan hati bergema
memecahkan kesunyian. pemuda busu itu roboh terjengkang
diatas tanah dengan darah segar menyembur keluar setinggi
beberapa tombak. dadanya seketika berlubang besar sekali.
Diikuti "Kraak!" sebuah pohon besar yang berada
dibelakang tubuh busu muda itu bergoncang keras serta
muncul sebuah lubang pula sebesar ibu jari.
Rupaeya serangan jari yang dilancarkan oleh Han Siong Kie
seketika berhasil melubangi tubuh pihak lawan. siapa tahu
tenaganya masih cukup besar maka telah menembusi tubuh
busu muda itu sisa tenaga segera melubangi pula sebuah
pobon yang berada pada jarak tiga tombak dari kalangan.
Kejadian ini sangat mengejutkan hati si anak muda itu ia
tak mengira kalau kekuatap ilmu jari Tong kim ci yang
dipelajari itu bisa sedemikian hebatnya.
Kakek jubah hijau itu lebih2 ketakutan selama hidup belum
pernah ia mendengar ilmu jari semacam ini seorang jago yang
dapat menotok jalan darah orang dari jarak jauh pun sudah
terhitung kelas satu apalagi ilmu jari yang bisa menembusi
tubuh lawan bahkan melobangi pula pohon jauh dibelakang
sang korban. Saking takutnya kakek itu mundur beberapa langkah
kebelakang sambil serunya;
"Malaikat penyakitan tahukah engkau siapakah aku?"
"Coba kau katakan sendiri"
"Aku adalah pengawal istana terlarang dibawah kekuasaan
Thian Lam Tee kun yang disebut orang pengawal baju bijau
Pit Lee" Han Siong Kie melongo ia tak tahu manusia macam apakah
yang dimaksudkan sebagai Thian Lam Tee Kun itu tetapi
ditinjau dari sebutan itu jelas orang itu merupakan seorang
372 jagoan dari wilayah Thian Lam maka dengan nada seenaknya
ia berkata: "Kalau Thian-lam lantas kenapa?"?" Pengawal baju hijau
tertawa seram. "Hmmm.... hmmmm... kau berani menghalang-halangi
pekerjaan dari pihak kami, berani pula melukai anggota
perguruan kami berarti bahwa kau hendak memusuhi
golongan Thian lam kami"
Sorot mata Han Siong Kie perlahan2 dialihkan kearah gadis
yang menggeletak diatas tanah itu, ia begitu melihat wajahnya
terkejut tubuhnya seketika gemetar keras hampir saja
dadanya meledak karena kegusaran
Kiranya gadis baju putih itu bukan lain adalah Go Siauw Bi
gadis yang pernah menyelamatkan jiwanya .
"Anjing tua, kau harus modar" bentaknya keras. Dengan
nada terkesiap Pengawal baju hijau mundur satu langkah
kebelakang. "Malaikat penyakitan" teriaknya "Kau betul2 memusuhi
golongan Thian lam kami?"
"Bangsat tua, kau tak usah banyak ngebacot lagi lihat
serangan" secara beruntun ia lancarkan tiga jurus pukulan
yang maha dahsyat. Ternyata ilmu silat yang dimiliki pengawal baju hijau Pit Lee
cukup tangguh, dengan gesit ia menghindar kesana kemari
dengan gerakan yang cukup manis ia berhasil meloloskan diri
dari tiga serangan maut yang dilancarkan Han Siong Kie itu.
Melihat tiga buah jurus mengenai sasaran kosong, Han
Siong Kie semakin naik pitam, ditengah berkelebatnya
bayangan telapak yang ber-lapis2 kembali ia lancarkan sebuah
pukulan. 373 Pecahlah nyali pengawal baju hijau Pit Lee melihat
kelihayan lawan dalam keadaan begini ia tak berani
melancarkan serangan balasan, sambil melompat mundur
sejauh satu tombak teriaknya dengan suara gemetar: "Tahan
Apa hubunganmu dengan iblis diantara iblis?""
Han Siong Kie jadi amat terkejut ketika melihat lawannya
berhasil menebak permainan jurus Iblis diantara iblisnya yang
sudah empat puluh tahun lamanya menyembunyikan diri
dibawah tanah tetapi orang ini sekilas memandang berhasil
menebaknya secara jitu, hal ini menunjukkan bahwa orang
yang berada dihadapannya saat ini bukanlah manusia
sembarangan. Dengan cepat ia menjawab
"Bangsat tua, kau belum berhak mengajukan pertanyaan
ini.." "Apakah kau adalah ahli warisnya?"" "
"Kalau benar mau apa?"?"
"Ooooh jadi Iblis diantara iblis masih hidup di.. kolong
langit?"" "Tentang persoalan ini lebih baik kau tak mengurusinya"
Air muka pengawal baju hijau Pit-Lee berubah jadi sangat
hebat tiba2 ia putar badan kabur dari situ
Tentu saja Han Siong Kie tak akan membiarkan musuhnya
berhasil kabur dengan begitu saja sambil tertawa dingin
bentaknya: "Bangsat tua, kalau pingin kabur tinggalkan dulu selembar
jiwa anjingmu" sambil membentak segulung angin tajam laksana kilat
meluncur kearah depan. Jeritan ngeri yang mendirikan bulu roma kembali
berkumandang memecahkan kesunyian, hujan darah muncrat
keempat penjuru dan pengawal baju hijau Pit Lee yang telah
374 berhasil lari sejauh tiga tombak lebih itu roboh terjengkang
keatas tanah ..sesaat sebelum menemui ajalnya ia sempat
menjerit sekeras kerasnya: "Iblis diantara iblis..."
Han Siong Kie mendengus dingin, ia tendang mayat kakek
baju hijau itu hingga mencelat kedalam hutan lalu putar badan
dan mendekati tubuh Go Siauw Bi sebelum ia sempat berbuat
sesuatu mendadak... Dari belakang tubuhnya terdengar suara desiran angin
bergema datang tanpa beraling ia menegur:
"Jago lihay dari mana yang telah datang kemari?""
"Haaah haaahh haaah sungguh tidak tahu malu jadi ahli
waris dari Iblis diantara iblis."
Per-lahan2 Han Siong Kie putar badan, terlihatlah pada
jarak lima tombak dibelakang tubuhnya berdiri berjejer dua
orang kakek baju kuning, dalam hati segera pikirnya:
"Mereka berdua pasti terpancing datang kemari oleh jeritan
keras bangsat tua itu sesaat sebelum modar.."
Dalam pada itu kedua orang kakek baju kuning itu nampak
berdiri tertegun untuk beberapa saat lamanya, mungkin
mereka tak pernah menyangka kalau ahli waris dari iblis
diantara iblis ternyata adalah seorang pemuda berwajah
penyakitan, bila kenyataan tak ada didepan mata siapapun tak
akan percaya kalau pemuda dihadapannya saat ini adalah
seorang jago yang amat lihay.
Dengan pandangan dingin Han Siong Kie menyapu sekejap
kearah dua orang kakek baju kuning itu, lalu untuk kedua
kalinya ia menegur: "Kalian berdua adalah jago lihay dari
mana?"" salah seorang kakek yang punya tahi lalat merah diatas
jidatnya itu segera menjawab: "Pengawal baju kuning dari
istana Huan mo-kiong dibawah pimpinan Thian lam kun"
375 "Istana Huan Mo Kiong?""
"Sedikitpun tidak salah"
"Ooooh ..jadi kalian adalah satu aliran dengan bangsat tua
baju biru itu?""
"Kalau sudah tahu kenapa mesti tanya lagi?" "
"Jadi kedatanganmu kedaratan Tionggoan juga khusus
untuk memetik sari kegadisan orang2 Tionggoan?""
Air muka kedua orang kakek baju kuning itu seketika
berubah hebat, dengan sorot mata bengis mereka maju dua
langkah kedepan Han Siong Kie sendiri juga amat gusar
dengan nada membunuh menyelimuti wajahnya ia mendengus
dingin: "Kalian berdua jangan harap bisa berlalu dari tempat ini
dalam keadaan hidup,"
Tubuhnya melesat kearah depan sepasang telapak secara
terpisah menyerang kedua orang pengawal baju kuning itu
secara berbareng, serangannya dilancarkan dengan kecepatan
bagaikan sambaran kilat bukan begitu saja bahkan ganas dan
luar biasa. Siapa tahu kedua orang pengawal baju kuning itu dengan
gampang sekali berhasil meloloskan diri dari ancaman itu
kearah samping. Diam2 Han Siong Kie terkesiap juga melihat kenyataan itu,
kelihayan dari kedua orang kakek baju kuning ini ternyata
beberapa tingkat lebih hebat dart kakek baju hijau yang telah
menemui ajalnya diujung ilmu jari Tong kim ci itu ..
Terdengar salah satu diantara pengawal baju kuning itu
berseru tertahan: "Aaaah.. sedikltpun tak salah, ilmu pukulan yang
dipergunakan bangsat ini bukan lain adalah ilmu telapak Mo
mo ciang hoat" 376 Bersamaan dengan selesainya ucapan ini, tiba2 kedua
orang ini meloncat mundur beberapa tombak ke belakang lalu
kabur dari situ secepat-cepatnya.
Han Siong Kle amat terkejut, ia hendak mengejar namun
sudah tak sempat, terpaksa sambil menarik nafas ia cuma
geleng2 kepala berulang kali, dalam hati ia berpikir:
"Sungguh aneh sekali, ilmu pukulan yang kulancarkan
barusan amat lihay dan hebat, bagi orang biasa jelas sulit
menghindar diri, tapi kenyataan mereka berdua dapat
meloloskan diri dari ancamanku dengan begitu mudah,
jangan2 guruku iblis diantara iblis mempunyai hubungan yang
erat dengan istana Huan mo kiong di Thian lam?".."
Ia termenung beberapa saat lamanya, kemudian pikirnya
lagi: "Kenapa aku musti pikirkan persoalan itu?" asal dalam
sepuluh hari aku datang pulang kembali, bukankah persoalan
ini dapat kutanyakan langsung kepada suhu?""
Berpikir demikian ia lantas putar badan dan dengan kembali
sorot matanya kearah Go Siauw Bie, nampak matanya
terpejam dan mulutnya terkatup rapat, tatkala sinar matanya
terbentur dengan dadanya yang terbuka, jantungnya segera
berdebar keras. Tetapi hal itu hanyalah suatu perasaan spontan yang
muncul dari dalam hati seorang pria yang normal, rasa
bencinya terhadap kaum wanita segera menekan kembali
perasaan tersebut kedalam hati.
Sekarang yang harus segera dilakukan adalah menyadarkan
Go Siauw Bie serta memeriksa apakah ada jalan darahnya
yang tertotok, tetapi sudah setengah harian lamanya ia
periksa namun belum juga ditemukan sesuatu jalan darah
yang tersumbat. 377 Dalam keadaan begini terpaksa ia keraskan hati untuk
memeriksa jalan darah di bagian lain yang sensitip.
Dengan jantung berdebar keras pemuda itu periksa jalan
darah disekitar dada, lambung, perut serta perut bagian
bawah dari gadis itu.. tapi aneh sekali, ternyata tak sebuah


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

jalan darahpun yang tertotok.
"Mungkinkah ia sudah terkena semacam obat pemabok
yang bikin kesadarannya jadi lenyap?"" pikirnya didalam hati.
Dengan cepat pemuda itu mendekati mayat kakek baju
hijau itu dengan harapan berhasil menemukan obat pemunah
yang sanggup menyadarkan gadis ini, siapa tahu usahanya
tetap sia2 belaka, saku orang itu kosong melompong tak
terdapat sesuatu benda apapun.
Han Siong Kie jadi amat gelisah, ia tutupi dahulu pakaian
Go Siauw Bie yang robek dengan jubah luarnya, kemudian
duduk disisinya sambil putar otak.
Pada saat ini ia buru2 hendak berangkat kebenteng maut
untuk berduel melawan Tengkorak maut yang disegani setiap
jago dari dunia persilatan, sebab itulah harapan dari suhunya
Iblis diantara iblis, ia merasa dirinya tak bisa membuang
waktu dengan percuma lagi karena gurunya hanya bisa hidup
sepuluh hari lagi. Disamping itu diapun merasa amat benci terhadap kaum
wanita terutama sekali peristiwa di Lian huan tau baru2 ini
dimana ia tertangkap oleh ibunya si Siang- go berwajah cantik
Ong Cui Ing yang kejamnya melebihi ular yang menyebabkan
hampir saja ia kehilangan jiwanya .
Andainya bukan orang yang ada maksud serta ibunya
berusaha menyelamatkan dia, mungkin ia sudah mati sejak
semula, maka dari itu rasa bencinya terhadap kaum wanita
semakin berlipat ganda. 378 Tetapi Go Siauw Bie yang berada dihadapannya saat ini
adalah tuan penolong yang pernah menyelamatkan jiwanya.
Ketika ia dihantam masuk kedalam sungai oleh Tengkorak
Maut tempo dulu, andaikata bukan Go Siauw Bie yang
menolong jiwanya, tak mungkin ia bisa hidup sampai sekarang
bahkan pihak lawan dengan begitu kasih sayang telah
merawat serta menempatkan dirinya dalam kamar pribadinya.
Han Siong Kle merasa budi kebaikan semacam ini
bagaimanapun juga harus dibalas.
Untuk beberapa saat lamanya ia jadi bingung dan tak tahu
apa yang musti dilakukan, berusaha untuk menyadarkan gadis
ini, ataukah meninggalkan dirinya dengan begitu saja.
Setelah kebingungan beberapa waktu lamanya, terakhir
pemuda itu ambil keputusan untuk membawa gadis ini pergi
kekota terdekat guna mendapat pengobatan, sebab kecuali
berbuat demikian sudah tak ada alasan lain yang bisa
dilakukan. Maka dengan perasaan berat ia bopong tubuh Go Siauw Bie
kemudian berkelebat menuju kearah kota..
Belum sampai sepuluh li ia berjalan, tiba2 terdengar suara
bentakan keras berkumandang dari tempat kejauhan, suara
itu makin lama semarin mendekat hingga akhirnya tampaklah
seorang gadis muda sedang bertempur di kerubuti oleh empat
orang pria baju hijau.. Satu ingatan dengan cepat berkelebat dalam benak sianak
muda itu, pikirnya: "Jangan2 mereka adalah manusia-manusia terkutuk dari
istana Huan Mo kiong yang hendak melakukan perbuatan
tercela lagi." Tanpa terasa ia menghentikan perjalanannya dan
menyaksikan jalannya pertarungan itu dari sisi kalangan.
379 Terlihatlah keadaan dari gadis itu ketitir hebat, posisinya
terjepit dan berada dibawah angin, nampaknya sebentar lagi
ia bakal tertawan oleh musuh2nya.
Empat orang pria baju hijau yang melakukan pengeroyokan
itu ternyata memakai baju serta dandanan yang mirip sekali
dengan pengawal baju hijau Pit Le yang berhasil dibinasakan
itu, atau dengan perkataan lain keempat orang itupun
merupakan pengawal baju hijau dari istana Huan Mo Kiong.
"Tahan" dengan suara keras Han Siong Kle segera
membentak keras, tubuhnya dengan sebat melayang masuk
kedalam kalangan. Keempat orang kakek baju hijau itu segera menghentikan
serangannya dan meloncat mundur kebelakang.
Dengan pandangan dingin Han Siong Kie melirik sekejap
kearah orang-orang dihadapannya, ia lihat keempat orang
baju hijau itu mempunyai usia diantara enam puluh tahunan,
sedang sang gadis mempunyai wajah yang amat cantik jelita,
sekuntum bunga putih menghiasi sanggulnya, pakaian yang
dikenakan adalah pakaian berkabung, walau dengan keringat
bercucuran dan napas ter-sengkal2 ia berdiri disisi kalangan
sambil memandang kearah pemuda itu tanpa berkedip.
Sementara itu ketika keempat orang kakek baju hijau itu
melihat orang yang membentak meresa ternyata adalah
seorang bocah muda berwajah penyakitan yang membopong
seorang gadis, setelah tertegun sejenak mereka segera
tertawa ter bahak2 salah satu diantara keempat orang itu
segera maju dua langkah kedepan sambil ujarnya.
"Hey bocah penyakitan, rupanya kau sengaja datang untuk
memberi hadiah buat kami?""
Sambil berkata sorot matanya dengan tajam melirik sekejap
kearah Go Siauw Bi yang berada dibopongan pemuda itu.
380 Han Sioag Kie mendengus dingin, dia kempit Go Siauw Bi
dibawah ketiak kirinya, lalu dengan tangan kanan yang kosong
ia tuding keempat orang itu, bentaknya: "Apakah kau juga
pengawal2 baju hijau dari istana Huan mo Kiong.?"?"
Sekilas rasa kaget berkelebat diatas wajah keempat orarng
kakek itu, kakek yang maju kedepan tadi segera menjawab:
"Sedikitpun tidak salah bocah keparat siapa namamu?"?"
dari mana kau bisa tahu kalau kami adalah ...."
"Hmmm, bagus sekali" dengus Han Siong Kie singkat "Ingat
baik aku bernama Malaikat penyakitan, sekarang aku akan
kirim kalian untuk pulang kerumah nenekmu" Bersamaan
dengan selesainya ucapan itu telapak tangannya diayun
kedepan. Dalam anggapan kakak baju hijau itu ilmu silat pihak
paling2 tidak seberapa lihaynya mereka bermaksud akan turun
tangan bila serangan dari musuhnya itu sudah hampir
mengenai sasaran, siapa tahu belum sempat ingatan lain
berkelebat didalam benaknya, segulung desiran angin tajam
telah tiba didepan dadanya, kakek itu jadi terkesiap dan
terasalah sukmanya bagaikan melayang tinggalkan raganya..
Jeritan ngeri berkumandang memenuhi seluruh angkasa,
semburan darah menyebar ke empat penjuru, dengan dada
berlubang hingga tembus pada punggungnya kakek itu roboh
binasa diatas tanah. Melihat kelihayan musuhnya, ketiga orang kakek baju hijau
lainnya jadi terkejut, air muka mereka berubah jadi pucat pias
bagaikan mayat, rupanya mereka tahu bahwa keadaan tidak
menguntungkan, buru2 ketiga orang itu putar badan dan siap
melarikan diri. Han Siong Kie menjengek sinis, telapak kanannya diayun
berulang kali.. Kembali terdengar tiga kali jeritan ngeri
berkumandang diangkasa, ketiga orang kakek tersebut
381 dengan punggung berlubang hingga tembus pada dadanya
roboh diatas tanah. Dalam waktu singkat empat jago lihay dari Istana Huan Mo
Kiong telah mati terbunuh semua dibawah serangan ilmU jari
Tong Kim Ci tanpa sanggup melakukan perlawanan.
Gadis cantik berbaju berkabung itu berdiri melongo disisi
kalangan karena kaget, ia merasa belum pernah menjumpai
ilmu jari selihay ini. Dengan pandangan dingin Han Siong Kie melirik sekejap
kearah gadis cantik itu, kemudian tanpa mengucapkan
sepatah katapun ia putar badan dan berlalu dari situ.
"Saudara harap tunggu sebentar" seru gadis berbaju
kabung itu sambil menghadang jalan pergi Han Siong Kie.
sambil memberi hormat ujarnya kembali.
"Aku yang rendah Istri yang ditinggalkan mengucapkan
banyak terima kasih atas bantuan dari saudara."
Han Siong Kie tertegun. "Isteri yang ditinggalkan?" apakah nama yang
dipergunakan juga sebuah julukan belaka?"" pikirnya.
Tanpa terasa ia ulangi kembali ucapan itu setengah
bergumam. " Isteri yang ditinggalkan?""
"Sedikitpun tidak salah, dan saudara apakah bergelar
malaikat penyakitan?""
"Eeei.darimana nona bisa tahu akan julukan itu?" "
"Bukankah kau yang menyebutnya sendiri?"
"Ooh yaah.. aku memang pelupa, maaf"
Habis berkata ia putar badan siap berlalu lagi dari situ.
"Bolehkah aku mengetahui siapakah namamu?" seru istri
yang ditinggalkan dengan suara nyaring:
382 "Malaikat penyakitan"
"Itu bukan namamu yang sebenarnya.."
"Nama yang sebenarnya atau bukan rasanya tiada sangkut
pautnya dengan dirimu, aku rasa sudah seharusnya nona
segera tinggalkan tempat ini..."
"Budi pertolongan yang telah kau berikan kepadaku, suatu
ketika pasti akan kubalas"
"Tidak perlu kau balas, bantuan yang kuberikan bukanlah
sengaja kulakukan, aku hanya turun tangan karena tidak
senang melihat tingkah laku mereka.."
Gadis yang mengaku bernama istri yang ditinggalkan itu
segera mengerutkan sepasang alisnya, ia merasa sikap
maupun ucapan pihak lawan begitu dingin dan ketus hingga
bikin hati orang gemetar keras, terutama sekali raut wajahnya
yang penyakitan itu, andaikata pihak lawan bukan tuan
penolong yang telah menyelamatkan jiwanya mungkin sedari
permulaan ia sudah berlalu dari situ. Setelah tertegun
beberapa saat, ia berkata kembali: "Gadis yang berada dalam
boponganmu itu adalah..."
"Dia senasib dengan dirimu hanya gadis ini jatuh ditangan
pihak lawan yang berbeda." selesai berbicara tanpa menunggu
jawaban lagi ia putar badan dan berlalu dari situ dalam
sekejap mata bayangan tubuhnya lenyap dari pandangan
mata. Memandang bayangan punggungnya yang menjauh diam2
gadis Istri yang ditinggalkan menjulurkan lidahnya bukan saja
malaikat penyakitan memiliki sikap yang dingin menggidikan
bahkan tenaga dalam yang dimiliki benar2 telah mencapai
puncak kesempurnaan. Kiranya gadis yang mengaku sebagai Istri yang ditinggalkan
bukan lain adalah Tonghong Hwie yang sudah ganti rupa
dengan wajah aslinya, mimpipun gadis ini tak pernah
383 menduga kalau malaikat penyakitan yang barusan berdiri
dihadapannya bukan lain adalah engkoh Kie nya yang dikira
sudih mati itu... Tentu saja Han Siong Kie juga tak pernah menduga kalau
istri yang ditinggalkan itu bukan lain adalah adik angkatnya
Tonghong Hwie yang selalu dikuatirkan keselamatannya.
Tanpa saling mengenal satu sama lainnya ternyata sesudah
berjumpa mereka saling berpisah kembali.
Dengan tenaga dalam yang dimilikinya sekarang boleh
dibilang Han Siong Kie pada saat ini jauh berbeda dengan
keadaan dahulu, hingga dalam suara pembicaraanpun
mengalami sedikit perubahan, bila tidak tentu saja Tonghong
Hwie segera akan menaruh curiga.
Sebaliknya Tonghong Hwie ketika muncul dalam bentuk
pengemis cilik, sengaja ia memyerakkan nada suaranya
didalam ber-cakap2, dan sekarang ia bicara dengan suara
sebenarnya, tentu saja hal ini membuat kedua belah pihak
sama2 menganggap asing pihak lawan..
Sementara itu dalam sekejap mata Han Siong Kie telah
menempuh jarak sejauh lima puluh li lebih, akhirnya
sampailah dia disebuah kota besar dan menginap disebuah
rumah penginapan yang memakai merek "Gwat-lay", kepada
sang pelayan ia berpesan untuk carikan seorang tabib.
Beberapa saat kemudian pelayan muncul kembali sambil
membawa seorang kakek tua, begitu melangkah masuk
kepintu dengan pandangan tajam ia awasi wajah Han Siong
Kie beberapa kejap. lalu serunya dengan suara terkejut:
"Aduuuh... siangkong, sungguh tidak enteng penyakit yang
kau derita.. bila tidak cepat diobati tentu jiwamu terancam..."
Han Siong Kie tersenyum dan gelengkan kepalanya.
"silahkan sianseng masuk kedalam, yang sedang sakit
bukan aku melainkan adalah.."
384 "Oooh. bukan siangkong yang sakit" bila pandangan
mataku belum melamur, aku lihat air muka siangkong rada
sedikit kurang beres.."
"Siangseng tak usah kuatir, sejak kecil wajahku sudah
demikian keadaannya..."
"oooh.. kalau begitu yang sakit adalah...."
"Istri dari siangkong ini" seru sang pelayan dengan cepat.
Han song Kie jadi menyengir kuda, dalam keadaan begini,
tentu saja ia tak leluasa untuk membantah, terpaksa
jawabannya: "Harap sianseng suka periksa keadaan sakitnya."
Tabib tua itu mendekati pembaringan dan memeriksa
denyutan nadinya, setelah termenung beberapa saat ia segera
menggeleng. "Sakit yang diderita istri siangkong disebabkan oleh
perjalanan jauh yang terlalu melelahkan, baiklah aku akan beri
obat pelemas otot." Setelah makan beberapa kali, sakitnya pasti akan sembuh
dengan sendirinya..."
-oood0wooo- BAB 22 HAN SIONG KIE jadi tertegun dan menyengir kuda, ia tahu
penyakit semacam ini hanya bisa disembuhkan oleh orang Bulim
saja, dengan andalkan kepandaian kaum Tabib semacam
ini tak mungkin penyakitan itu bisa disembuhkan, lama setelah
mengiakan dan menerima resep ia beri lima tahil perak untuk
tabib itu. Menunggu sang tabib telah berlalu, dengan kesal ia robek
resep obat tadi lalu berjalan mondar mandir dalam kamar
dengan kepala pusing tujuh keliling.
385

Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Go Siauw Bie masih tetap berada dalam keadaan tidak
sadar, selembar wajahnya berubah jadi semu merah dan
mengerikan sekali. Dalam pikirannya sedang kalut dan tak tahu apa yang
musti dilakukan, mendadak dari luar halaman berkumandang
datang suara ketukan nyaring disusul teriakan keras:
"Kami ahli dalam mengobati segala penyakit aneh, bila
tidak manjur kalian tak usah bayar mari2 siapa yang sedang
menderita penyakit aneh cobalah undang kami... penyakit
segera akan sembuh seperti sediakala."
Han Siong Kie jadi amat tertarik mendengar teriakan itu, ia
segera mengintip. tampak seorang nenek tua beserta seorang
gadis berusia delapan sembilan belas tahunan sambil
membawa kain panjang yang bertuliskan Ahli penyakit
menyaingi Hua Tuo kepandaian sakti tiada tandingan dijagad
sedang berjalan melewati penginapan itu.
"Sungguh tekebur ucapan nenek itu " pikir Han Siong Kie
didalam hati "Baiklah akan kujajal kepandaiannya siapa tahu."
Berpikir demikian ia berteriak keras: "Eeeei.. nenek silahkan
mampir sebentar kemari?""
Nenek tua itu alihkan sorot matanya yang tajam
mengawasi wajah Han Siong Kie sekejap kemudtan sapanya:
"Apakah kek koan yang memanggil aku?"
"Benar" diluar menjawab dalam hati pemuda itu tercekat
hatinya sebab dari sorot mata yang tajam dari nenek itu jelas
ia merupakan seorang jago lihay yang memiliki tenaga dalam
yang amat sempurna. Setelah nenek tua itu masuk kekamar dan ambil tempat
duduk gadis berwajah hitam itu menggulung kain panjangnya
dan diletakkan diujung kamar lalu mengundurkan diri dari situ.
386 "Apakah Kek koan yang merasa kurang enak badan?""
tegur nenek tua itu setelah suasana hening beberapa saat
lama nya. "Buu... bukan bukan"
"Lalu siapa yang menderita sakit?""
"Adik perempuanku"
"sekarang adikmu berada dimana?""
"Diatas pembaringan"
Han Siong Kie mendekati pembaringan dan segera
menyingkap kelambu yang menutupi tempat itu.
Nenek tua itu berjalan mendekati sisi tubuh Go siau Bi,
setelah memeriksa beberapa saat lamanya, tiba2 dengan
suara terkesiap ia berseru:
"Aaah, adik perempuanmu ini sudah terkena bubuk Jit bisan
yang merupakan bubuk tercabul dikolong langit"
Han Siong Kie jadi amat terkejut, serunya dengan nada
tercengang: "Bubuk cabul Jit bie san?"" -
"Sedikitpun tidak salah"
"Apa yang dimaksudkan dengan bubuk Jit bi-san?"
"Barang siapa yang terkena bubuk tersebut dan didalam
tujuh jam belum memperoleh pengobatan, maka sekalipun
ada dewa yang turun dari kahyangan puncak akan dapat
menyelamatkan jiwanya "
Han Siong Kie bergidik, bulu romanya pada bangun berdiri
sebentar keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya.
Terdengar nenek tua itu berkata lebih jauh.
"Adik perempuanmu sudah terkena racun keji tersebut
kurang lebih lima jam lamanya, bila paras mukanya telah
387 berubah jadi semu merah, itu berarti bahwa jiwanya tak dapat
tertolong lagi" "Cianpwee, Engkau toh sakti dan berilmu tinggi, mohon
sudi kiranya cianpwee ringan tangan dan menyembuhkan
sakitnya yang parah itu, atas kesediaan cianpwee ku ucapkan
banyak2 terima kasih"
Nenek tua itu gelengkan kepalanya berulang kali:
"Bukannya aku tidak bersedia memberi pertolongan, dalam
kenyataan aku memang sama sekali tak berdaya untuk
menyelamatkan jiwanya"
"Cianpwee engkau berhati mulia dan baik terhadap sesama
umatnya, tolonglah jiwanya dan sembuhkan luka tersebut..."
pinta sang pemuda lebib jauh dengan hati gelisah.
"Sulit... sulit... aaaii terus terang saja kukatakan sulit
sekali..." "Cianpwee, bukankah engkau telah mengatakan sendiri
bahwa segala macam penyakit aneh dapat engkau
sembuhkan." "Tidak salah, tapi yang diderita saudaramu ini bukan suatu
penyakit aneh, engkau harus bisa membedakan"
"Jadi...jadi sudah tak tertolong lagi?"
"Bukannya tidak tertolong lagi cuma... "
"Cuma kenapa?""
Nenek itu melototkan sepasang matanya bulat2 dengan
suara dalam ujarnya: "Sungguhkah gadis itu adikmu?"" Han
Siong Kle terperangah. "Maksud cianpwee... kalau lantas.. bukan adikku...."
"Hmm menurut pendapatku, gadis itu bukan adik
perempuanmu" 388 Diam2 Han Siong Kie merasa amat terperanjat, ia berusaha
membantah: "Darimana engkau mengatakan demikian?"
"Paras muka adik perempuanmu itu sama sekali tidak mirip
dengan paras muka kek koan"
Han Siong Kie menghembuskan napas lega, ia segera
membantah.. "Aaah.. paras muka mana bisa dijadikan suatu dasar" naga
beranak sembilan, toh wajahnya juga tak bisa berbeda satu
sama lainnya?" "Bukan begitu saja, aku bahkan kenal pula dengan gadis ini
dan belum pernah kutemui dirimu"
"Oooh" engkau kenal dengan dirinya?"
"Tidak salah, bukankah ia bernama Go siauw Bi?""
Mendengar jawaban tersebut rasa terperanjat yang dialami
Han Siong Kie tak dapat dilukiskan dengan kata2, ia tak
mengira kalau nenek tua itu bisa kenal dengan gadis tersebut
bahkan mengetahui pula kalau dia bernama Go siau Bi.
Terdengar nenek tua itu tertawa serak. kemudian berkata lagi:
"Jika engkau tidak inginkan dirinya mati secara
mengenaskan, sepantasnya kau jawab pertanyaanku dengan
jujur, sebenarnya apa hubunganmu dengan dirinya?"
"Tiada hubungan apa2, aku hanya secara kebetulan saja
menjumpai dirinya ditengah jalan, dan berhasil selamatkan
jiwanya dari tangan orang2 durjana"
"Dari tangan orang bejad istana Huan-mo-kiong dari
wilayah Thian lam?" "Darimana cianpwee bisa tahu akan persoalan ini?""
"Pihak istana Huan mo kiong telah mengutus para jago
lihaynya untuk masuk kedaratan Tionggan guna mencari
gadis2 perawan yang akan diambil sari perawannya bagi Thian
389 lam Te kun melatih ilmu si hun toa-hoan, peristiwa ini telah
menggemparkan seluruh daratan Tionggoan dan banyak gadis
telah jatuh korban, tentu saja aku mengetahui akan hal itu,
disamping itu bubuk Jit bi san merupakan obat cabul yang
sering kali dipergunakan oleh kaum durjana dari Thian lam
pay, bukankah itu berarti bukti sudah tertera didepan mata?""
Han Siong Kie merasakan darah panas mendidih dalam
dadanya, ia berseru dengan lantang:
"Apakah dari daratan Tionggoan tidak ada seorang
pendekarpun yang munculkan diri guna mencegah terjadinya
peristiwa2 biadab itu.?"
"Tak bisa dikatakan tak ada, tapi pihak lawan mungkin
telah menyelesaikan tugasnya dan kembali kesarang mereka
sekarang kita tak usah membicarakan soal itu lebih dahulu,
yang penting adalah menolong orang lebih dahulu, aku nenek
tua tidak percaya kalau engkau katakan bahwa kalian sama
sekali tak ada hubungan apa2, dan pertolongan itu kau
berikan secara kebetulan"
-oood0wooo- Jilid 11 DENGAN perasaan apa boleh buat Han Siong Kie berkata:
"Beberapa waktu berselang aku pernah mendapat budi
kebaikan dari nona Go karena itu...."
"Karena itu engkau hendak membalas budi kebaikannya itu,
kalau tidak tak nanti sikapmu begitu gelisah bercampur
cemas" Dengan mulut membungkam Han Siong Ki mengangguk
diam2 ia merasa kagum atas ketajaman mata nenek tua ini
serta kecermatannya untuk menilai keadaan.
390 "Kek koan apakah engkau dengan tulus ikhlas hendak
menyelamatkan jiwanya?" terdengar nenek tua itu bertanya
kembali. "Tentu saja" "
"Engkau sudah menikah belum?"
"Tentang soal itu... bertunanganpun belum masa sudah
menikah apa maksud cianpwee mengajukan pertanyaan itu?"
"Tentu saja aku punya alasan2 tertentu untuk mengajukkan
pertanyaan2 tersebut, engkau sudah punya kekasih atau
belum?" "Cianpwee, terus terang saja kukatakan terhadap orang
perempuan ehmm sebetulnya saja aku tak tertarik, bahkan
boleh dibilang mendekati kata benci"
Sebetulnya pemuda itu mau mengatakan perasaan batinya
itu dengan kata2 yang jauh lebih tajam, tetapi secara tiba2 ia
teringat bahwa pihak lawan juga merupakan seorang
perempuan karena itu terpaksa ia harus memperlunak
perkataannya. "Ooooh jadi kalau begitu engkau belum punya istri maupun
kekasih?"" sela sang nenek menegaskan.
Han Siong Kie mengangguk tanda membenarkan.
"Waahh kalau begitu persoalan ini gampang sekali
diselesaikan" "Gampang diselesaikan?" apa maksudmu?" " tanya sang
pemuda keheranan. "Bukankah engkau hendak membalas budi kebaikannya
itu?"" "sedikitpun tak salah, aku memang ada maksud untuk
menyelamatkan jiwanya"
391 "Bagus, kamu memang baik hati tapi untuk menyelamatkan
selembar jiwanya apakah engkau bersedia mengorbankan
segala sesuatunya?""
"Mengorbankan segala sesuatu?""
"Benar " "Pengorbanan dalam bentuk apa?""
"Menjadi suami istri dengan dirinya."
Sekujur badan Han Siong Kie gemetar keras, ia mundur
tiga langkah kebelakang dengan tindakan lebar se-akan2
pemuda itu tak percaya dengan pendengarannya sendiri.
"Cianpwee apa... apa yang kau katakan?" serunya dergan
hati terkesiap. "Menjadi suami istri dengan dirinya pada saat ini juga"
tegasnya dalam satu jam ini.
"Kee... kee... kenapa ha... harus begitu?""
"Untuk menyelamatkan jiwanya "
"Aku sama sekali tidak mengerti akan perkataanmu itu."
"Barang siapa terkena racun Jit bin san kecuali berbuat
begitu tiada obat lain yang dapat menyelamatkan jiwanya
apakah engkau bersedia menolong jiwanya?"
Bagaikan disengat kala sekujur badan Han Siong Ki
gemetar keras badannya merinding dan bulu kuduknya pada
bangun berdiri. "Aku... aku... tak. tak mungkin akan melakukbn perbuatan
yang tolol itu!" "Kalau begitu maafkanlah daku, aku tak bisa membantu
dirimu untuk menyelamatkan jiwanya lagi " kata sang nenek
dengan dingin "mulai sekarang bersiap21ah untuk mengatur
soal memakamkan jenasahnya"
392 Habis berkata ia bangkit berdiri dan siap berlalu,
Keringat dingin sebesar kacang hijau mengucur keluar tiada
hentinya membasahi tubuhnya yang gemetar pemuda itu tak
sudi menikah dengan gadis tersebut tapi ia adalah tuan
penolong yang pernah menyelamatkan jiwanya ia tak tega
gadis itu mati dalam keadaan mengenaskan.
"Cianpwe tunggu sebentar ...kau..kau.. jangan pergi dulu!"
akhirnya pemuda itu berseru.
"Jadi engkau telah menyanggupi?"
"Selain melakukan perbuatan tersebut, apakah ada cara
lain yang bisa digunakan untuk menolong jiwanya" aku
bersedia untuk mengorbankan segala apapun!"
"Ada!" Han Siong Kie amat kegirangan, buru2 dia barseru :
"Bagaimanakah caranya?"
"Kalau engkau merasa tega hati, sekarang juga carilah
seorang pria lain yang memiliki tenaga dalam sebesar seratus
tahun latihan untuk menggantikan kedudukanmu !"
Han Siong Kie terbungkam dalam seribu bahasa, bicara
menurut perasaan hati kecilnya dan jiwa sebagai seorang
pendekar. ia merasa keberatan untuk berbuat demikian.
disamping itu dalam waktu singkat dia harus pergi kemana
untuk mencari seseorang yang memiliki tenaga dalam sebesar
seratus tahun tenaga latihan" bersediakah orang ini untuk
melakukan perbuatan semacam itu"
Dalam pada itu paras muka Go Siau Bie dari semu merah
telah berubah jadi kehitam2an, napasnya mulai memburu dan
agak tersengkal. Dengan suara dalam nenek tua itu berkata kembali:
393 "Bagaimanakah keputusanmu aku harap engkau segera
menetapkan, mungkin tidak sampai satu jam kemudian ia
bakal mati secara mengenaskan, aku tahu diantara kalian
memang tak ada dasar cinta, peristiwa ini mungkin dilakukan
terlalu ter-gesa2, tapi engkau musti ingat bahwa tindakan ini
dilakukan untuk menyelamatkan jiwanya, untuk membalas
budi kebaikan yang pernah kau hutang darinya, disamping itu
dia toh putri dari ketua perkumpulan pat gi pang, paras


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mukanya tidak termasuk jelek, apakah engkau merasa bahwa
gadis itu tak pantas jadi bini mu?"
Han Siong Kie merasakan hatinya amat sakit bagaikan di
tusuk oleh pisau yang amat tajam, mimpipun ia tak
menyangka bakal terjadi peristiwa semacam ini...
Untuk menyanggupi permintaan tersebut" hati kecilnya
merasa tak bersedia, untuk menampik, ia merasa kasihan
melihat tuan penolongnya sebentar lagi harus mati secara
mengenaskan. Sementara ia masih bingung dan tak tahu apa yang musti
dilakukan, untuk kesekian kalinya nenek tua itu mendesak
kembali. "Waktu telah mendesak sekali, apakah engkau telah
mengambil keputusan?"
Han Siong Ki putar otaknya keras2, ia memandang sekejap
kearah wajah Go siau Bi yang telah berubah jadi merah
menghitam akhirnya timbullah kasihan, ia ambil keputusan
untuk berkorban demi keselamatan gadis tersebut.
"Baiklah" ia berseru sambil mengangguk.
Secepat kilat nenek itu merogoh sakunya dan ambil keluar
sebuah botol porselen kecil, dari botol itu ia tuangkan tiga
butir plt berwarna hijau dan dimasukan kedalam mulut Go siau
Bi kemudian jari tangannya menari serta melepaskan delapan
belas totokan kilat, semua totokan dilakukan dengan
394 kecepatan yang sukar diikuti dengan pandangan dan
ketetapan yang mengagumkan.
Selesai melakukan kesemuanya itu dengan muka serius
pesannya kepada sianak muda itu.
"Ingatlah baik2, saat inilah kesempatan yang paling baik
bagimu untuk membalas budi kebaikan yang pernah kau
peroleh dari dirinya dan mulai hari ini engkau tak boleh
melakukan perbuatan2 yang menyakitkan hatinya lagi sebab ia
sudah menjadi istrimu, jika engkau tidak melaksanakan
kesemuanya itu maka akulah yang menanggung semua dosa
dan kesalahan ini" "Cianpwee bolehkah aku tahu siapa namamu?"
"Tentang soal ini" nenek tua itu ragu sejenak "aku she Ong
orang2 persilatan menyebut diriku nenek ong engkau boleh
memanggil aku dengan sebutan itu saja"
Han Siong Kie mengambil setahil perak dan diangsurkan
kedepan katanya dengan halus. "Cianpwee jumlah yang
sangat kecil ini harap diterima sebagai biaya pengobatan"
"Haaahhh...haaahhh... haaahhh tidak usah pengobatan
yang kulakukan saat ini akan kuanggap sebagai batuan
sukarela" seru sang nenek sambil tertawa nyaring "semoga
kalian berdua hidup rukun dan damai hingga akhir hayat nanti,
selamat tinggal dan jangan lupa kalau waktu sudah tak
banyak lagi." Habis bicara dia ambil gulungan kain di ujung ruangan dan
berlalu dari ruangan tersebut.
Diluar pintu kamar seorang gadis baju hitam telah menanti
kedatangannya, ia melihat kemunculan nenek tua itu, dengan
suara setengah berbisik segera tanyanya: "Ibu, apakah semua
urusan telah beres ?""
"Hmm beres..." 395 "Perbuatanmu ini apakah tidak terlalu..."
"Nak, terpaksa aku harus berbuat demikian, aku kuatir jika
sampai terjadi hal yang tak kuinginkan itu."
"Tapi apakah mereka bisa bahagia?""
"Aku rasa bisa"
Suara itu kian lama kian lirih akhirnya lenyap dari
pendengaran. Han Siong Kie sebagai seorang pemuda yang
memiliki tenaga dalam sebesar dua ratus tahun latihan
memiliki ketajaman mata dan pendengaran melebihi siapapun,
kendati bisikan yang dilakukan ibu dan anak diluar pintu itu
dilakukan dengan suara lirih namun semua pembicaraan
berhasil didengar dengan amat jelas, sekujur badannya kontan
gemetar keras. Tiba2 satu ingatan berkelebat dalam benaknya, ia merasa
amat kenal sekali dengan suara itu, bukankah suara itu adalah
suara dari "Yo sim jim" orang yang ada maksud beserta
ibunya "su hun jin" orang yang kehilangan sukma?" mengapa
mereka berdua harus mengatur kesemuanya ini...?"
Ia berkelebat kearah pintu dan mengejar keluar, namun
bayangan orang yang kehilangan sukma berdua telah lenyap
tak berbekas. Dengan perasaan bimbang bercampur curiga akhirnya
sianak muda itu harus balik kembali kedalam kamar.
"Apakah aku harus melakukan perbuatan seperti apa yang
dianjurkan oleh orang yang kehilangan sukma?"" ingatan
tersebut berulang kali berkecamuk dalam benaknya.
Butiran keringat sebesar kacang kedelai mengucur keluar
tiada hentinya, pelbagai pikiran yang saling bertentangan
berkecamuk dalam seluruh benaknya.
Ketika sorot matanya berpapasan dengan wajah Go siau Bi
yang berbaring diatas pembaringan, hampir saja pemuda itu
396 bersorak kegirangan, ia temukan paras muka yang berwarna
merah semu ke hitam-hitaman itu sudah lenyap tidak
berbekas, hal ini membuktikan bahwa tiga butir obat yang
diberikan orang yang kehilangan sukma telah menunjukkan
reaksinya. Dengan hati berdebar keras ia duduk di samping
pembaringan sambil menantikan perubahan selanjutnya,
pemuda itu ambil keputusan untuk menunda pelaksanaan "
Niat" nya tersebut sambil menunggu perkembangan lain.
Pelbagai ingatan berkecamuk dalam benaknya, ia mulai
berpikir apa sebabnya orang yang kehilangan sukma
membohongi dirinya serta mengatur siasat agar dia kawini Go
siau Bi?" Suatu persoalan yang rumit dan diliputi oleh suatu tanda
tanya besar... Mengapa orang yang ada maksud mengatakan: "... Untuk
menjaga segala kemungkinan.." kemungkinan apakah yang
bakal terjadi" Diam2 pemuda itu bersyukur karena ia belum mengawini
gadis itu secara gegabah, kalau tidak entah bagaimanakah
akibatnya". Seperminum teh kemudian, Go siau Bi mulai menggerakkan
tubuhnya dan membuka sepasang matanya kembali.
"Nona Go, akhirnya engkau sembuh juga." seru Han Siong
Kie tanpa sadar. Per-tama2 Go siau Bi temukan dirinya di atas pembaringan,
ketika ia berpaling kesamping maka ditemuilah seorang
pemuda asing yang berwajah penyakitan duduk dihadapannya
tanpa terasa ia menjerit lengking dan loncat bangun dari atas
pambaringan dengan rasa terkesiap curiga bercampur tak
habis mengerti, ia tatap pemuda dihadapannya itu tanpa
berkedip. 397 "Kau.. kau.. siapakah kau?"
"Malaikat penyakitan"
"Apa" malaikat penyakit" "dengan hati terkesiap Go Siau Bi
mundur satu langkah kebelakang.
"Sedikitpun tidak salah."
"Lalu... lalu dimanakah kita berada saat ini?"
"Rumah penginapan"
Sekujur badan Go siau Bi gemetar keras suatu perasaan
halus seorang gadis dara itu tanpa sadar memeriksa pakaian
yang dikenakan olehnya sewaktu menyaksikan pakaian
bagaian dadanya telah terbuka, pandangan matanya jadi
gelap dan hampir saja ia roboh tak sadarkan diri
Rasa malu dan gusar berkecamuk jadi satu dalam dadanya,
tiba2 ia membentak keras: "Bajingan keparat, aku akan
beradu jiwa dengan dirimu" Han Siong Kie terperangah.
"Blaammm" sebuah pukulan yang amat keras bersarang
diatas bahu pemuda itu dan "Blaamm" kembali pukulan lain
menghajar dadanya. Dalam keadaan tertegun bercampur kaget sianak muda itu
sama sekali lupa untuk mengerahkan tenaga guna melawan
hajaran2 yang dilontarkan keatas tubuhnya itu tanpa dapat
dikuasai ia terdorong mundur sejauh tiga langkah kebelakang.
sementara itu, ketika Go siau Bi melihat pihak lawan sama
sekali tidak melakukan pembelaan terhadap serangannya, ia
jadi terperangah dan hentikan serangannya setelah
membereskan pakaiannya bagian dadanya yang terbuka, ia
tatap wajah lawannya tajam2 kemudian sambil menuding
kemuka teriaknya keras: "Malaikat penyakit, aku bersumpah tak akan hidup
berdampingan dengan dirimu"
398 Butiran air mata jatuh berlinang membasahi pipinya, ia
mengira kesucian tubuhnya telah ternoda ditangan lawan.
Han Siong Kie sendiri sebetulnya hendak melepaskan
topeng kulit manusia yang dikenakan olehnya, tapi setelah
berpikir sebentar ia segera batalkan niatnya itu sebab "orang
yang ada maksud" pernah berpesan kepadanya bahwa
manusia berwajah dingin sudah mati..
Sambil tertawa getir ujarnya:
"Nona Go, duduklah dahulu dan mari kita perlahan
berbicara persoalan ini"
"Apa" darimana engkau bisa tahu kalau aku she Go?"
"Nona, pikirlah kembali.. apa yang kau alami setengah hari
berselang?" Rasa sangsi dan bingung terlintas diatas wajah Go siau Bi,
ia dapat merasakan bahwa Malaikat penyakit yang berada
dihadapannya tidak mirip seorang pemuda yang bermoral
bejad, maka setelah mendengar perkataan itu, dara tersebut
mulai duduk tenang dan mengingat kembali kejadian yang
telah dialaminya beberapa waktu berselang.
Ia masih ingat ketika dirinya dikejar kejar oleh seorang
kakek baju hijau dan seorang busu baju hijau, setelah
tertawan tiba2 hidungnya mencium bau harum yang sangat
aneh dan kesadarannya seketika lenyap tak berbekas.
Gadis ini mulai berpikir kenapa ia berada ditempat ini dan
dari mana pula pemuda berwajah penyakitan itu bisa tahu
kalau dia she Go" Dalam pada itu dara tersebut sudah merasa yakin bahwa
tubuh bagian bawahnya tidak menunjukan gejala kelainan
atau rasa sakit, bahkan gaun yang dia kenakan masih utuh
sama sekali ini membuat hatinya agak lega.
399 Dari perubahan wajah Go Siau Bi sianak muda itupun sudah
tahu bahwa dara tadi mulai mengenang kembali peristiwa
yang telah menimpa dirinya ia lantas berkata:
"Ketika aku sedang melakukan perjalanan kutemui nona
sedang diculik oleh para durjana dari istana Huan mo kiong
karena itu . . . ." "ooooh jadi siangkong yang telah menyelamatkan diriku?"
"Benar, aku kasihan melihat nona menderita ditangan
lawan maka aku telah menyelamatkan dirimu"
"Waah... kalau begitu akulah yang telah salah menuduh diri
siangkong dengan pikiran yang bukan2, bila aku telah
melakukan kekerasan kepadamu harap siangkong bersedia
memberi maaf" Habis berkata ia memberi hormat.
Dengan cepat Han Siong Kie menyingkir ke samping.
"Nona tak usah banyak adat" serunya.
Pemuda itupun segera menceritakan bagaimana ia telah
membawa gadis itu kesitu untuk mencari pengobatan tentu
saja ia telah merahasiakan persoalan tentang permintaan dari
orang yang kehilangan sukma untuk mengawini gadis itu.
Selesai mendengarkan kisah tersebut Go siau Bi merasa
amat berterima kasih sekali, kembali ia memberi hormat
sambil berkata: "Budi kebaikan siangkong suatu ketika pasti akan kubalas
terimalah penghormatanku ini"
"Tak usah kau lakukan kesemuanya itu" buru2 Han song Ki
goyangkan tangannya berula kali "anggaplah kesemuanya ini
sebagai takdir dan justru karena peristiwa ini juga akupun bisa
membalas kebaikan budi yang pernah kau lepaskan beberapa
waktu yang lalu" 400 Go siau Bi terperangah, ia membelalakkan matanya lebar2
dan berseru dengan hati tercengang:
"Siangkong, apa... apa yang kau ucapkan?"
Han Siong Kie merasa bahwa ia telah salah berbicara,
buru2 serunya kembali: "Nona, apakah engkau kenal dengan
manusia berwajah dingin Han Siong Kie?"
Pucat pasi selembar wajah Go siau Bi mendengar nama itu,
tubuhnya mundur dengan sempoyongan, jawabnya dengan
sedih : "Kenal, tapi dia.... dia telah mengalami nasib yang jelek dan
meninggal dunia" Han Siong Ki merasa tak habis mengerti, ia tak tahu kenapa
Go Siau Bi begitu terpukul hatinya mendengar ucapan tersebut
karena pandangan yang sempit dia merasakan anti
perempuan yang berkecamuk dalam dadanya membuat
pemuda itu tak mampu meresapi perasaan antara pria dan
wanita. Dengan nada dingin katanya:
"Benar, nasibnya memang jelek dan kematian yang
menimpa dirinya hampir boleh dibilang sama sekali diluar
dugaan siapapun" -000d0w000- BAB 23 "SIANGKONG apa hubunganmu dengan dirinya?" tanya
dara itu. "Saudara sehidup semati"
"Oooh.. jadi dia... dia.. adalah saudara angkatmu?" Han
Siong Kie mengangguk dingin, ujarnya kembali:
"Sudah lama berselang ketika ia dihantam oleh musuhnya
hingga tercebur kedalam sungai, aku dengar jiwanya ditolong
401 oleh seorang nona atas peristiwa itu saudaraku selalu
mengingat dan mengenangnya dan sering kali membicarakan
dengan diriku, sekarang ia telah mati maka sudah
sepantasnya kalau akulah yang membayar budi pertolongan
yang kau lepaskan kepadanya"


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dengan sedih Go siau Bi menghela napas panjang.
"Aaai.. siangkong keliru besar, aku melepaskan budi
bukannya mengharapkan pembalasan, lagipula aku bisa
menolong jiwamu hal itu hanya terjadi karena kebetulan,
karenanya tak dapat dikatakan sebagai budi atau hutang,
justru hari ini akulah yang telah berhutang budi terhadap diri
siangkong.." "Oooh... Bukannya aku bermaksud begitu, sahabat karibku
itu paling mengutamakan membedakan mana budi mana
dendam, sedang aku.."
Belum habis ia berkata, tiba2 dari halaman luar
berkumandang datang suara gelak tertawa yang amat keras
dan menggetarkan seluruh angkasa, diikuti seseorang dengan
suara yang berat berteriak:
"Malaikat penyakit, ayoh keluar untuk berbicara"
Sekujur badan Han Siong Kie bergetar keras, segera
pikirnya didalam hati: "Kurang ajar manusia darimanakah yang telah mengejar
diriku sampai kesinii?"
Go siau Bi pun kelihatan agak tercekat hatinya, ia segera
berseru: "Siangkong, ada orang menantang dirimu"
Han sioag Kie mengangguk dan sebera melangkah keluar
dari ruangan. . Ditengah halaman ia temukan seorang imam berjubah abu2
yang mempunyai perawakan badan setinggi delapan depa
402 berdiri sambil melotot gusar kearahnya, sepasang matanya
melotot bagaikan biji gundu, tampangnya bengis dan
menyeramkan. sianak muda itu jadi keheranan, pikirnya:
"Heran aku sama sekali tak kenal dengan hidung kerbau ini,
kenapa ia datang mencari gara2 dengan aku?""
Dalam pada itu imam tersebut dengan suara yang keras
bagaikan geledek telah berseru kembali:
"Apakah engkau adalah Malaikat penyakit yang baru saja
munculkan diri di dalam dunia persilatan?""
"Tidak salah, tolong tanya siapakah diri totiang?""
"Aku adalah Malaikat raksasa Leng Bengcu dari partai
Khong-tong." "Bolehkah aku tahu ada urusan apa totiang datang mencari
diriku?"" "Aku harap engkau bersedia menuju ke pantai sungai
kurang lebih lima li diluar kota"
Han Siong Kie tercengang bercampur tidak habis mengerti,
ia tak tahu apa sebabnya partai Khong-tong mengutus jago
lihaynya untuk mencari gara2 dengan dirinya.
"Apakah aku boleh tahu ada urusan apa kau mencari aku?"
tegurnya dengan suara dingin-
Malaikat raksasa Leng Beng cu tertawa seram.
"Heehh..heehh..heeehh.... sampai waktunya engkau akan
tahu sendiri, sekarang maafkanlah kalau terpaksa pintu akan
jalan lebih dahulu."
Tanpa banyak bicara ia putar badan dan berlalu dari situ,
diatas lantai bekas tempat yang dilalui olehnya tersisalah
bekas2 telapak kaki sedalam satu cun.
403 Han Siong Kie tertawa dingin, sekarang ia telah menduga
babwa pihak lawan datang untuk mencari balas, hanya ia tak
habis mengerti darimana munculnya dendam tersebut.
"Kini luka yang diderita Go siau Bi telah sembuh, aku
memang sudah sepantasnya untuk menerus kan perjalanan"
pikirnya dihati. Tapi sebelum ia berangkat tinggalkan tempat itu, dari arah
belakang telah berkumandang suara teguran dari Go Siau Bi.
"Siangkong, apa yang telah terjadi?"
"Ooh tak apa2, hanya suatu perjanjian yang harus segera
kupenuhi" "Menurut penglihatanku, imam tersebut mengandung suatu
maksud yang tidak benar, lebih baik tak usah kau gubris" Han
Siong Kie tertawa tawa. "Aku rasa kejadian ini hanya suatu kesalah pahaman
belaka, nona maafkan daku, sekarang aku ada urusan penting
yang harus segera diselesaikan, selamat tinggal nona dan
sampai jumpa kembali lain waktu"
Bicara sampai disitu ia segera memanggil pelayan dan
membereskan rekening kamarnya.
Go Siau Bi seperti mau mengucapkan sesuatu, wajahnya
sedih sekali namun tak sepatah katapun yang meluncur
keluar, setelah tertegun beberapa saat akhirnya dia berkata:
"Siangkong, benarkah engkau adalah saudara sehidup semati
dengan Han Siong Kie?"
"Sedikitpun tidak salah"
"Tentunya siangkong mengetahui juga bukan asal
usulnya?" "Tentu soal ini kenapa sih nona menanyakan persoalan
itu?" 404 Air mata mengembang dalam kelopak mata Go siau Bi
dengan sedih jawabnya lirih: "Terus terang kukatakan
siangkong aku telah serahkan hatiku kepadanya"
Bagaikan disambar petir disiang hari bolong Han Siong Kie
merasa amat terperanjat sekali untuk beberapa saat lamanya
ia terpaku dan berdiri ter-mangu2
"Sedari kapan bibit cinta itu mulai bersemi apakah sejak ia
beristirahat selama tiga hari dikamar tidurnya itu" Nona
engkau telah serahkan hatimu kepadanya?" pemuda itu
berseru tertahan- "Benar sejak aku selamatkan jiwanya dari dalam sungai dan
merawat dirinya selama tiga hari dikamar tidurku, aku telah
bersembahyang didepan meja abu ayahku dan menyerahkan
hatiku padanya." Han Siong Ki merasakan jantungnya berdebar keras,
persoalan ini betul2 merupakan suatu persoalan yang
memusingkan kepalanya, diam2 ia bersyukur karena ia telah
berubah wajahnya danpihak lawanpun sudah menyaksikan
sendiri liang kubur yang digunakan untuk mengubur
jenasahnya, kalau tidak pemuda itu tak dapat membayangkan
sampai dimanakah kesulitan yang bakal dia alami
Andaikata gadis yang mengutarakan isi hatinya adalah
gadis lain, mungkin pemuda itu hanya tersenyum belaka tapi
pihak lawan pernah melepaskan budi kebaikan kepadanya
urusan jadi tambah rumit. Dengan suara dalam segera
ujarnya: "Sungguh tak beruntung, ia sudah mati"
"Benar. Ia telah mati, tapi aku telah serahkan seluruh jiwa
ragaku kepadanya, karena itu aku hendak mengorbankan
seluruh kehidupanku untuk berbakti kepada keluarganya" Air
mata yang mengembang dalam kelopak mata, akhirnya
menetes juga membasahi pipinya.
Han Siong Kie terharu dan badannya gemetar keras, dia
paling benci kepada kaum wanita tapi perasaan cinta yang
405 begitu suci dan murni yang diutarakan gadis itu telah mencair
dihatinya, hampir saja ia hendak lepaskan topeng kulit
manusia yang dikenakan diwajahnya, tapi setelah berpikir
sebentar akhirnya ia batalkan niatnya itu. Dengan nada suara
setenang mungkin dia berkata:
"Cinta suci yang nona perlihatkan benar2 mengagumkan,
sukma yang ada didalam baka pasti akan tersenyum setelah
mengetahui akan hal ini.. sayang rasa cinta nona yang begini
murninya aku tak dapat disalurkan sesuai dengan apa yang
nona harapkan" "Kenapa?" "Sebab dia tak punya rumah dan tak punya keluarga,
dikolong langit hanya hidup sebatang kara"
Go siau Bi tak dapat menahan rasa sedihnya lagi, ia
menangis terisak. ujarnya:
"oooh aku tak menyangka kalau asal usulnya begitu
menyedihkan dan patut dikasihani, sekarang akupun hidup
sebatang kara, ibuku telah lama meninggal, ayahku juga mati
ditangan orang sampai2.. impianku yang terakhirpun ikut
lenyap dan musnah" Han Siong Kie merasakan tenggorokannya tersumbat dan
seakan-akan hendak menangis, ia berharap segera tinggalkan
gadis itu karena ia takut terlalu lama berdiam, ia takut ia tak
dapat menahan pergolakan perasaan dalam hati kecilnya,
disamping itu diapun berharap cepat2 membuka tabir rahasia
yang menyelimuti tantangan dari pihak Khong tong pay itu..
Dengan cepat ia alihkan pembicaraan kesoal lain dan berkata:
"Nona Go, tahukah engkau bahwa Han Siong Kie
mempunyai sesuatu rahasia hati yang amat besar?"
"Rahasia apa?" "sepanjang hidupnya dia paling.. paling.. benci
berhubungan dengan kaum wanita, atau bicara dengan kata
406 yang lebih tak sedap didengar, ia paling benci dengan kaum
wanita" "Kenapa" " tanya Go siau Bi terperangah.
"Mungkin ia pernah menderita sesuatu macam pukulan
batin yang hebat, dan pukulan batin yang amat parah itu
datangnya dari kaum wanita, bagaimanakah duduk persoalan
yang sebenarnya aku tak begitu jelas, tapi aku menguasahi
penuh akan wataknya ini"
"Sungguhkah hal ini?"
"Aku tidak akan membohongi diri nona"
Mau tak mau Go siau Bi harus mempercayai perkataan itu,
ia masih ingat dengan jelas sikap dan nada ucapan Han Siong
Kie sewaktu meninggalkan pesanggrahan Teng to siau cu
tempo hari, semuanya menunjukkan sikap yang begitu dingin
hingga menggidikkan hati. Ia sebera mengangguk dan
menjawab: "Mungkin apa yang kau ucapkan memang benar2
merupakan kenyataan, tapi sekarang dia telah mati, rasa
cintaku kepadanya-pun hanya selalu kusimpan dalam hati, aku
tak pernah menunjukkan perasaanku itu di hadapannya,
mungkin disinilah letak keberuntunganku, hingga tak usah
dipandang dan dihadapi dengan sikap dingin"
"Ucapan nona sangat mengharukan hatiku, semoga engkau
bisa baik2 jaga diri selamat berpisah"
"Budi kebaikan siangkong tak akan kulupakan untuk
selamanya" "Nona terlalu serius" ditengah pembicaraan tersebut
tubuhnya dengan cepat telah berlalu dari rumah penginapan
itu. Setelah keluar dari rumah penginapan dengan cepat Han
Siong Kie berangkat menuju ketepi sungai kurang lebih lima lie
407 dari kota, perasaan hatinya kalut dan bingung, cinta suci dari
Go siau Bi telah mengharukan perasaan hatinya, dan rasa
bencinya terhadap kaum wanita tanpa terasa per-lahan2 jauh
lebih menipis. Beberapa saat kemudian, ia telah berada ditepi sungai, dari
tempat kejauhan ia lihat ada tujuh orang telah menanti
kedatangannya ditepi sungai yang berpasir, ketujuh orang itu
berdandan sebagai imam semua, salah satu diantaranya
bukan lain adalah malaikat raksasa Leng Beng cu.
Tujuh pasang mata yang tajam menyambut
kedatangannya, dibalik cahaya yang tajam itu terpancarlah
rasa benci, dendam yang amat tebal.
Dengan suatu gerakan yang manis Han Siong Kie melayang
turun dihadapan ketujuh orang itu dan berhenti kurang lebih
dua tombak dihadapannya. seorang imam tua berambut ke perak2an yang berdiri
dipaling depan segera buka suara dan menegur:
"Apakah sicu yang disebut orang sebagai malaikat
penyakitan?" "Sedikitpun tidak salah" jawab sang pemuda sambil
mengangguk. "Pintu adalah Kui Goan cu dari partai Khong tong, kami
dengar orang berkata bahwa sicu adalah ahli waris dari Mo
tiong ci mo. iblis diantara iblis, apakah berita ini benar?"
Han Siong Kie merasa amat terperanjat, ia tak menyangka
kalau berita tersebut begitu cepat sudah tersiar dalam dunia
persilatan- Ketika terjadi pertarungan sengit melawan pengawal istana
Huan mo kiong,jurus serangan yang dipergunakan olehnya
berhasil diketahui asal usulnya oleh pihak lawan, dan sungguh
tak nyana baru satu hari setengah telah muncul musuh2
tangguh yang mencari gara2 dengan dirinya.
408 Ia sendiripun tak tahu sebelum gurunya Mo tiong ci mo
mengasingkan diri, perselisihan apa saja yang pernah
dilakukan olehnya dengan orang persilatan, tapi setelah ia
menerima pelajaran ilmu silat darinya itu berarti diapun harus
bertanggung jawab pula atas resiko yang harus dihadapi.
Setelah berpikir sebentar dengan suara ketus dia segera
menjawab: "Sedikltpun tidak salah, aku memang ahli waris
dari dia orang tua" Paras muka ketujuh orang imam itu berubah hebat, rasa
benci dan dendam yang menghiasi wajah merekapun semakin
menebal. Kui Goan cu dengan sorot mata memancarkan cahaya kilat
berseru dengan paras serius.
"Kalau memang begitu pinto akan mengajukan satu
pertanyaan lagi, pinto harap siau sicu bersedia menjawab
pertanyaanku dengan sejujurnya"
"Ajukanlah pertanyaanmu itu"
"Apakah gurumu masih hidup dikolong langit?"
"Masih ada apa?"
"Sekarang ia berada dimana?"
"Harap tootiang terangkan dahulu maksud kedatangan
kalian" "Tak ada gunanya kami terangkan padamu, asal engkau
bersedia mengatakan dimanakah gurumu berdiam maka pinto
tanggung kami tak akan menyusahkan dirimu"
"Seandainya aku tidak bersedia menjawab apa yang
hendak kau lakukan?" ejek Han Siong Kie ketus.
Paras muka ketujuh orang imam itu kembali berubah
hebat, ditengah perasaan benci yang teriintas diatas wajah
mereka hawa amarah mulai berkobar membakar hati mereka.
409

Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dengan suara beratpenuh kemarahan Kui Goan cusegera
menjawab: "siau sicu, kami tak akan membiarkan engkau bertindak
sesuka hatimu, kalau engkau tidak bersedia menjawab maka
ia berarti engkau sudah bosan hidup dikolong langit"
"Aaah belum tentu kalian mampu mengapa-apakan aku"
ejek Han Siong Ki sambil mendengus sinis.
Malaikat raksasa Leng Beng cu yang berdiri dibelakang
imam tua itu kontan berteriak dengan suara yang keras
bagaikan guntur membelah bumi. "Belum tentu". Huuh akan
kusuruh engkau rasakan kelihayan kami.." sambil berseru ia
segera menerjang maju kedepan sambil melepaskan satu
pukulan. Kun Goan cu yang berada disampingnya segera
menghadang jalan pergi rekannya itu sambil berseru: "Jangan
terburu napsu." Kemudian kepada Han Siong Kie ia menambahkan.
"siau sicu, aku anjurkan kepadamu lebih baik jawablah
dengan sejujurnya semua perkataan yang kuajukan"
"Maaf aku tak dapat memberitahukan kepadamu"
"Jadi siau sicu tetap keras kepala dan tak mau menjawab
pertanyaanku itu?" "Apa salahnya kalau tootiang terangkan dahulu maksud
kedatanganmu itu?" "setelah kuutarakan kelUar, apakah siau sicu dapat
memberi pertanggunganjawabnya?"
"Mungkin " Tiba2 diatas paras muka Kun Goin cu yang penuh keriputan
terlintas rasa sedih, yang amat tebal ujarnya dengan penuh
emosi: 410 "Empat puluh tahun berselang gurumu telah
membinasakan cin siu Toojin, ketua ke sembilan belas dari
partai kami beserta tiga puluh orang anggota perguruan"
Dengan hati terperangah Han Siong Kle mundur satu
langkah kebelakang, ia tak menyangka gurunya pada empat
puluhan tahun berselang telah membinasakan ketua ke
sembilan belas dari partai Khong tongpay beserta tiga puluh
orang muridnya, ia tahu peristiwa tersebut merupakan suatu
peristiwa besar yang luar biasa sekali tanpa sadar serunya:
"Benarkah telah terjadi peristiwa semacam ini?"
"Pinto tak akan sengaja mengarang cerita bohong untuk
mencari gara2, setiap umat persilatan dikolong langit
mengetahui akan kejadian ini"
"Apakah tootiang tahu apa sebabnya hingga terjadi
peristiwa berdarah itu?"
"Dahulu suhumu gemar membunuh manusia, ia membunuh
orang bagaikan membabat rumput, apa sebabnya dia
melakukan peristiwa yang biadab itu mungkin hanya dia
seorang yang tahu" "Jadi maksud tootiang engkau hendak mencari guruku
untuk menuntut balas atas peristiwa berdarah itu?"
"Bu liang siu hud peristiwa berdarah ini sudah dipeti es kan
selama empat puluhan tahun lebih, tentu saja sekarang harus
diselesaikan sebagaimana mestinya"
Tentu saja Han Siong Ki tidak akan mengerti apa sebabnya
gurunya Mo-tiong ci-mo, membunuh cing siu toojin beserta
ketiga puluh lima orang anggota perguruannya pada masa
silam tapi pada saat ini tentu saja ia tak bersedia
menerangkan dimanakah gurunya sebab masa hidupnya
masih tinggal sepuluh hari bahkan seluruh tenaga dalam yang
dimilikinya telah diberikan padanya membuat kakek itu jadi
loyo dan sama sekali tak bertenaga.
411 Pemuda itu merasa dia sebagai ahli warisnya sudah
menjadi kewajiban untuk menyelesaikan setiap persoalan yang
diwariskan gurunya pada dia. Maka dengan suara lantang ia
bertanya: "Jadi maksud tootiang bagaimana caranya hendak
menyelesaikan persoalan ini?"
"Apakah siau sicu dapat mengambil keputusan mengenai
masalah tadi?" "Aku akan menyelesaikan semua tanggung jawab dengan
segala kemampuan yang kumiliki"
"Haaahh.... Haaahhh... haaahhh bocah cilik, engkau benarbenar
tak tahu diri" seru Kui Goan cu sambil tettawa seram
"lebih baik katakan saja dimana gurumu berdiam, pinto akan
pergi mencari dirinya dan menyelesaikan sendiri persoalan ini
dengan dirinya" "Maaf, aku tak dapat memenuhi keinginanmu"
"Bocah keparat yang tak tahu tingginya langit tebalnya
bumi, lebih baik tutup bacot anjingmu itu dan tak usah
berlagak sok di tempat ini...." bentak Malaikat rakrasa Leng
Beng-cu dengan penuh kegusaran.
Sambil membentak keras ia maju kedepan, telapak
tangannya yang lebar bagaikan kipas segera diayUn kedepan
mencengkeram tubuh Han Siong Kie, serangan ini bUkan saja
dilancarkan dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat,
bahkan disertai pula tenaga pukulan yang maha dahsyat.
Dengan cekatan Han Siong Kle berkelit ke samping,
tegurnya dengan suara ketus: "Aku anjurkan lebih baik
persoalan ini diterangkan dahulu sampai selesai sebelum main
kekerasan" Tatkala menyaksikan cengkeramannya mengenai sasaran
yang kosong, malaikat raksasa Leng Beng cu semakin naik
pitam, dengan gusar bentaknya :
412 "Tutup bacot anjingmu, tooya akan beri pelajaran lebih
dahulU kepadamU sebelum pembicaraan diteruskan"
sepasang telapak dilancarkan berbareng, segulUng
hembusan angin pUyuh segera menggulUng kemUka bagaikan
amukan ombak yang menghajar tepian pantai,
kedahsyatannya benar2 sesuai dengan julukannya sebagai
malaikat raksasa. Diam2 Han Siong Kle terkesiap juga menghadapi serangan
dahsyat itu, buru2 dia ayun telapak kanannya dan
melancarkan satu pukulan dengan tenaga sebesar tujuh
bagian. "Blaamm.. ditengah getaran keras yang menggelegar
diangkasa, pasir dan batu beterbangan memenuhi di angkasa,
malaikat raksasa mundur delapan langkah kebelakang dengan
sempoyongan. Paras muka semua imam yang bordiri di tepi gelanggang
sama2 berubah hebat, rasa bergidik timbul dalam hati mereka
semua, mereka tak menyangka kalau sebuah pukulan lawan
yang dilakukan dengan tangan sebelah berhasil memukul
mundur Leng Beng cu yang tersohor akan kekuatan alamnya
itu, peristiwa ini benar2 mengejutkan. Buru2 Kui Goan cu maju
ke depan dan berkata dengan suara dalam:
"Siau sicu, tenaga dalam yang engkau miliki benar2 luar
biasa sekali, tapi peristiwa berdarah ini sudah sepantasnya
kalau diselesaikan sendiri oleh gurumu.."
Sementara itu Han Siong Kle telah mengambil keputusan
dalam hatinya untuk menangani persoalan itu, dengan suara
dingin menyeramkan ia segera menjawab:
"Maaf, sudah kukatakan tadi bahwa persoalan ini tak bisa
kupenuhi" Air muka Kui Goan cu berubah hebat, per-lahan2 ia mundur
tiga langkah kebelakang. 413 Sekali lagi malaikat raksasa Leng Beng cu membentak
keras kemudian bagaikan banteng terluka menerjang
kedepan. Han Siong Kle berdiri tegak bagaikan sebuah bukit karang,
sepasang telapaknya berputar satu lingkaran dengan suatu
gerakan yang sangat aneh, kemudian melepaskan satu
pukulan mendorong balik tubuh malaikat raksasa, inilah
gerakan bertahan yang tercantum dalam ilmu pukulan Mo mo
ciang hoat, kesaktiannya luar biasa dengan perubahan yang
sukar diikuti dengan kata2, meskipun hanya suatu gerakan
yang sangat gampang namun tubuh lawan seketika terpental
kebelakang. Dalam hati kecilnya kendatipun Leng Beng-cu merasa amat
terperanjat, namun ia tak sudi menelan kekalahan tersebut
dengan begitu saja, setelah mundur, ia maju kembali
kedepan, telapaknya yang besar bagaikan raksasa dengan
menciptakan bayangan telapak bagaikan bukit segera
melepaskan pukulan balasan, kedahsyatannya sukar dilukiskan
dengan kata2. Han Siong Kie memutar telapaknya dengan kencang,
badannya tetap tegak bagaikan bukit Thay san, kendatipun
Leng Beng cu telah melepaskan serangkaian pukulan yang
mematikan, namun tetap gagal untuk menembusi pertahanan
lawan, ini mengakibatkan ia jadi penasaran dan membentak
keras tiada hentinya. Lima orang imam yang berdiri dibelakang Kui Goan cu
rupanya sudan kehabisan sabar, sambil membentak mereka
segera terjunkan diripula kedalam gelanggang pertarungan.
Dalam sekejap mata hawa pukulan menderu2, bayangan
telapak berkelebat memenuhi angkasa bagaikan bukit.
Enam sosok bayangan manusia saling melepaskan pukulan
berantai secara kalap dan menggila, mereka berusaha
merobohkan musuhnya secepat mungkin..
414 Han Siong Kie sendiri makin bertempur ia merasa semakin
mantap hatinya, dengan jurus pertahanan yang tercantum
dalam angin pukulan Mo mo ciang hoat, kendatipun keempat
orang imam tersebut berusaha melontarkan jurus
serangannya dari sudut yang manapun, usaha mereka selalu
mengalami kegagalan total.
Kadangkala mereka berhasil menemukan titik kelemahan
yang dalam pikiran mereka pasti akan menghasilkan suatu
pukulan yang mantap. tetapi setelah pukulan dilontarkan
ternyata dengan suatu gerakan yang sangat enteng dan
seperti tak disengaja pukulan tersebut tertangkis kembali, hal
ini membuat ketujuh orang jago lihay daripartai Khong-tong
jadi kelabakan setengah mati. suatu ketika Han Siong Kie
berseru lantang: "Totiang, ketahuilah bahwa kesabaran orang ada
batas2nya, apakah engkau hendak paksa aku untuk melukai
orang?"" Serangan yang dilancarkan ketujuh orang imam itu semakin
membabi buta, ibaratnya hujan badai mereka hamburkan
semua pukulan yang rasanya dapat mendatangkan hasil untuk
meneter dan mendesak lawan.
Diam2 Kiu Goan cu mengerutkan dahinya, ia telah
menyadari bahwa ilmu silat yang dimiliki ahli waris dari Mo
tiang ci mo ini sudah berhasil mencapai kesempurnaan
bagaikan gurunya, jika pertarungan itu dilanjutkan, maka
akhirnya toh pihak merekalah yang akan mengalami kerugian
besar, karena itu setelah termenung sebentar dia segera
berseru: "Kalian semua segera mundur"
Keringat sebesar kacang kedelai telah mengucur keluar
membasahi seluruh tubuh tujuh orang imam itu. napas
mereka tersengkal2 bagaikan kerbau, mendengar perintah itu
dengan cepat mereka tarik kembali serangannya dan
415 mengundurkan diri kebelakang. Dengan paras muka amat
serius Kui Goan cu maju beberapa langkah kedepan, ujarnya:
"Siau sicu apakah engkau tetap keras kepala dan tidak
bersedia mengatakan tempat tinggal gurumu?"
"Sudah beberapa kali toh kuterangkan, permintaan kalian
itu tak mungkn bisa kupenuhi"
"Kalau memang begitu, terpaksa pinto harus berbuat kasar
kepada dirimu..." "Silahkan" Kiu Goan cu mengibaskan sepasang ujung bajunya, angin
pukulan yang tajam bagaikan gunting segera menghantam
tubuh Han Siong Kie. Ku Goan cu adalah pemimpin dari Khong-tong sam tiang lo,
tenaga dalam yang dimilikinya amat sempurna bisa dapat
dibayangkan kedahsyatannya serangan yang dilancarkan
olehnya ini. Han Siong Kie scndiri diam2 merasa kagum juga melihat
sikap imam tua yang tetap menjaga kesopanan kendatipun ia
telah berhadapan muka dengan ahli waris musuh besarnya,
Pemuda itu tak mau melukai orang sebelum mengetahui
jelas duduk perkara yang sebenarnya.
Ketika menyaksikan datangnya guntingan angin pukulan
yang tajam dengan cekatan tubuhnya berkelebat delapan
langkah kesamping guna meloloskan diri, serunya dengan
suara dalam: "Tootiang, apakah engkau bersedia mendengarkan
penjelasanku?""
"Katakanlah " ujar Kui Goan cu sambil menarik kembali
serangannya. 416 "Aku sama sekali tidak mengerti dengan duduk persoalan
yang mendasari terjadinya peristtwa berdarah itu, sementara
tootiang sendiripun tidak bersedia menerangkan, hal ini
membuat urusannya jadi makin kabur dan membingungkan
hati..." Malaikat raksasa Leng Beng cu yang berada disamping
segera menyela dengan gusar:
"Mo tiong ci mo membunuh manusia bagaikan membabat
rumput, masih ada perkataan apa lagi yang harus diucapkan?"
Dengan sorot mata berkilat Han Siong Kie segera berpaling
kearah Leng Bengcu, katanya:
"Jadi menurut maksudmu, apa yang harus dilakukan?"
Leng Beng cu merasa amat terperanjat, ia ngeri sekali
melihat sorot mata la wan yang begitu tajam, bulu kuduknya
tanpa terasa pada bangun berdiri Kui Goan cu segera maju
kedepan dan balik bertanya:
"Lalu apa pula maksud siau sicu" apa yang hendak kau
lakukan untuk menyelesaikan persoalan ini?"
"Dewasa ini aku masih ada urusan penting yang harus
diselesaikan lebih dahulu, aku tak ada kesempatan untuk
menemani kalian lebib jauh, sepuluh hari kemudian setelah
berhasil mengetahui jelas duduk persoalan ini, setiap saat
kunantikan petunjuk dari kalian dalam dunia persilatan, cara


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bagaimana kalau tootiang yang menentukan waktu dan
tempat untuk menyelesaikan persoalan ini?"
Sebelum Kui Goan cu sempat menjawab Leng Beng cu
berseru lebih dahulu. "Hmm engkau anggap bisa lolos dari sini
dangan alasan begitu gampang?"" Han Siong Kie mengejek
sinis. "Kalau aku mau pergi siapa yang mampu menghalangi
kepergianku?" "Cobalah untuk kabur dari sini"
417 Han Siong Kie tak lagi menunda waktu terlalu lama lagi,
karena dia harus segera melaksanakan perintah gurunya
untuk adu kekuatan dengan pemilik Benteng Maut.selain itu
sebelum duduk perkara dibikin jelas ia tak tahu tindakan apa
yang harus dilakukan olehnya, maka ujarnya kemudian
dengan dingin, "Perkataanku sudah kuutarakan cukup jelas, setiap saat
kunantikan petunjuk dari kalian maaf"
Tubuhnya meluncur kedepan dengan gerakan tubuh
cahaya kilat lintasan bayangan, didalam sekejap mata
tubuhnya sudah berada sejauh sepuluh tombak dari tempat
semula kemudian dalam beberapa enjotan tubuhnya telah
lenyap diujung jalan. Tujuh orang jago lihay dari partai Khong tong itu hanya
bisa berdiri saling berpandangan, mereka tahu bahwa gerakan
tubuh pemuda itu terlalu cepat sehingga tak mungkin bagi
mereka untuk menyusulnya.
Dalam pada itu Han Siong Kie sendiri sambil melakukan
perjalanan cepat otaknya berputar terus tiada hentinya.
Ia berusaha menemukan alasan yang kuat untuk
menerangkan apa sebabnya partai Khong tong beserta ketiga
puluh lima orang muridnya dibunuh habis oleh gurunya
dimasa silam?". Ditinjau dari pembicaraan tersebut, sedikit banyak pemuda
itu dapat merasa bahwa gurunya gemar sekali membunuh
manusia atau dengan perkata an lain musuh besarnya
tersebar luas di seluruh kolong langit.
Sekarang asal usulnya telah diketahui orang, berarti pula
setiap langkahnya kemungkinan besar mengundang banyak
kesulitan bagi dirinya. Tiga hari kemudian tatkala fajar baru menyingsing ia telah
berada kurang lebih seratus li dari benteng maut ditepi pantai,
418 dibalik pepohonan bambu berdirilah sebuah bangunan mungil,
tanpa terasa Han Siong Kie menghentikan langkahnya
disitulah letak pesanggrahan Teng to siau cu tempat tinggal
Go siau Bi, ia tak akan melupakan tempat itu, sebab ketika
tubuhnya dihajar oleh pemilik benteng maut hingga tercebur
kedalam sungai ditempat itulah jiwanya tertolong.
Dengan sedih pemuda itu memandang pesanggrahan Teng
to siau cu, kenangan lama terlintas lagi dalam benaknya.
Tiba2 jeritan ngeri berkumandang datang dari arah
pesanggrahan Teng to siau cu diikuti jilatan api membubung
tinggi ke angkasa -000d0w000- BAB 24 HAN SIONG KIE berhenti sebentar kemudian dengan satu
loncatan lebar ia meluncur kearah pesanggrahan Teng to siau
cu. Dibawah jilatan api terlihatlah beberapa bayangan manusia
berkelebat lewat, dari dalam pesanggrahan itu menuju keluar.
Han Siong Kie segera meluncur kemuka sambil membentak
keras: "semuanya berhenti?" Beberapa sosok bayangan
manusia itu segera menghentikan gerakan tubuh mereka,
orang yang berjalan dipaling depan adalah seorang pria
setengah baya yang berwajah bersih dibelakangnya mengikuti
delapan orang pria baju hitam.
Tatkala kesembilan orang itu menyaksikan orang yang
menghadang jalan pergi mereka adalah seorang pemuda
berwajah penyakitan, suara tertawa dingin berkumandang
tiada hentinya. Pria setengah baya itu dengan nada yang sinis segera
menegur: "Keparat cilik, apa maksudmu menghadang jalan
perginya kami"."
419 sambil menuding kearah pesanggrahan Teng to siau cu
yang sedang dimakan api Han Siong Kie menegur:
"Apakah kalian yang membunuh orang dan melepaskan api
untuk membakar pesanggrahan tersebut?"
"Sedikitpun tidak salah engkau mau apa?"
Napsu membunuh terlintas diatas wajah Han Siong Kie,
katanya kembali. "Aku ingin tahu apa alasannya sehingga kalian melakukan
pembunuhan dan pembakaran rumah itu?"
setelah tertawa seram tiada hentinya pria setengah baya
itu menjawab dengan nada menghina:
"Bocah keparat, rupanya engkau sengaja mencari gara2
dengan kami, tahukah engkau siapakah toayamu"
"Sebutkan siapa nama mu?"
"Heehh... heeehhh... heeehhh keparat aku hendak
menerangkan lebih dahulu setelah toaya menyebutkan
namanya itu berarti saat kematian bagimu sudah tiba, kami
berasal dari perkumpulan Thian che kau"
"Apa" perkumpulan Thian che kau?""
"Sedikitpun tidak salah, engkau takut?"
Han Siong Kie terbayang kembali pemandangan sewaktu ia
hampir menemui ajalnya ditangan orang perkumpulan Thian
che-kau, napsu membunuh yang amat tebal segera berkelebat
diatas wajahnya, dengan suara menyeramkan ia berkata:
"Engkau tak usah menyebutkan namamu lagi, sebab
dengan dasar kaki tangan perkumpulan Thian che- kau sudah
lebih dari cukup bagiku untuk melimpahkan sesuatu kepada
kalian" "Melimpahkan apa?"
420 "Kematian" "Haahh..haahhhahh.. keparat cilik, benar engkau pentang
bacot bicara yang bukan2, ketahuilah justru karena ucapanmu
yang tidak keruan, kematian akan tiba lebiih cepat atas
dirimu" " Perlahan2 Han Siong Kie maju tiga langkah kedepan,
sepatah demi sepatah ujarnya dengan dingin:
"Membunuh orang membakar rumah, tujuannya untuk
membabat rumput seakar2nya, sayang orang yang kalian cari
tak berada di sini, bukankah begitu?"?"
Paras muka pria berusia pertengahan itu berubah sangat
hebat. "Keparat cilik, apa hubunganmu dengan budak sialan dari
perkumpulan pat gi pang tersebut?"" tegurnya.
"Hmm tentang soal ini lebih baik engkau tak usah tahu"
Delapan orang pria baju hitam itu mendengus dingin, salah
satu dlantaranya dengan gusar berkata:
"Hiangcu, lebih baik kita musnahkan saja bangoat ini, buat
apa kita banyak bicara lagi ...."
Dengan sorot mata yang tajam bagaikan sambaran kilat
Han Siong Kie menyapu sekejap kearah pria baju hitam iltu,
membuat pria tersebutjadi bergidik dan bulu romanya pada
bangun berdiri, sebelum ucapan nya diutarakan hingga
selesai, ia telah menelan kembali katanya.
Pria setengah baya yang dipanggil sebagai Hiang cu itu
mendengus dingin, nafsu membunuh yang amat tebal
menyelimuti seluruh wajah nya, dengan nada seram ia
berseru. "Bajingan cilik, dengarkanlah baik2, toa-yamu adalah Hiang
cu bagian urusan luar dari perkumpulan Thian che kau yang
disebut Lauseng dengan begitu setelah mampus engkau tak
421 akan jadi setan kebingungan" Han Siong Ki mendesis penuh
penghinaan: "Huuh bagus sekali Lau Seng engkaupun harus ingat baik2
namaku orang menyebut diriku sebagai malaikat penyakitan"
"Apa" malaikat penyakitan" "
"Sedikitpun tidak salah"
Tiba2 dari balik hutan bambu tidak jauh dari gelanggang
berkumandang datang suara seruan yang amat merdu.
"Lao hiangcu, kalian cepat mengundurkan diri dari situ dia..
dia adalah..." Sembilan orang jago lihay dari perkumpulan Thian che kau
itu nampak terperangah dan tak tahu apa yang musti
dilakukan. Han Siong Ki melirik sekejap kearah hutan bambu itu,
kemudian sambil berpaling kearah Lau Seng ujarnya.
"Lao hiangcu, aku melihat kamu bersembilan lebih baik
bereskan nyawa kalian sendiri daripada aku musti repot2"
"Lao hiangcu," suara merdu tadi kembali berkumandang
datang: "dia adalah ahli waris dari Mo tiong ci mo iblis
diantara iblis" Begitu mendengar akan sebutan Mo tiong ci- mo paras
muka sembilam orang yang ada dalam gelanggang berubah
hebat, keringat dingin mengucur keluar membasahi seluruh
badan, Mereka tak menyangka kalau pemuda ingusan yang
menyebut diri bernama malaikat penyakitan itu ternyata bukan
lain adalah ahli waris dari Mo-tiong ci mo seorang tokoh sakti
yang angkat nama ber-sama2 pemilik benteng maut.
Bersama dengan berakhirnya suara peringatan tadi
tampaklah sesosok bayangan tubuh manusia yang berbadan
ramping melarikan diri dari balik hutam bambu.
422 Sembilan orang jago lihay dari perkumpulan Thian che kau
itu saling bertukar pandangan sekejap sebelum sempat kabur,
Han siong Ki mendengus dingin dan berseru: "Lao seng
engkau saja yang musti mampus lebih dahulu"
Telapak tangan terayun, segulung desiran angin tajam
laksana kilat meluncur kedepan.
Jeritan ngeri yang menyayatkan hati berkumandang
memecahkan kesunyian, sebelum ingatan kedua sempat
berkelebat lewat dalam benak Lau seng, dadanya sudah
berlubang dan selembar jiwanya melayang tinggal kan raga
kasarnya. Delapan orang pria baju kitam lainnya jadi ketakutan
setengah mati, mereka rasakan sukma serasa melayang
tinggalkan raganya, tanpa banyak bicara orang2 itu putar
badan dan kabur ter birit2.
Napsu membunuh telah membakar hati Han Siong Kie,
tentu saja ia tak akan membiarkan musuh2nya melarikan diri
dengan begitu saja, badannya meluncur kedepan dan laksana
kilat berputar membentuk setengah lingkaran busur.
Delapan orang pria baju hitam itu merasakan pandangan
matanya jadi kabur dan tahu2 segulung deruan angin pukulan
yang maha dahsyat menghantam datang, memaksa tubuh
mereka tergulung kembali ketempat semula.
"Disinilah mayat2 kalian akan dikuburkan" serentetan suara
teguran yang dingin bagaikan es bergema diangkasa.
Meyusul ucapan tersebut, gulungan angin puyuh yang
maha dahsyat bagaikan ambruknya sebuah bukit segera
menindih tubuh kedelapan orang pria baju hitam itu.
Jeritan2 ngeri yang mendirikan bulu roma bergema saling
susul menyusul, darah segar berhamburan membasahi seluruh
lantai, delapan sosok mayat roboh bergelimpangan diatas
tanah. 423 Han Siong Kie menghembus kan napas lega, sorot mata
nya dialihkan kearah pesanggrahan Tang to siau cu, meskipun
api telah padam namun bangunan tersebut sudah tinggal
puing yang berserakan, ia segera menghela napas panjang
dan berpikir: "Kecepatan gerak tubuh Go siau Bi jauh ketinggalan jika
dibandingkan dengan kecepatan gerakku, mungkin ia masih
belum kembali kesini.."
Setelah berdiri termangu beberapa saat, akhirnya dia
gantung kesembilan sosok mayat itu diatas bambu, kemudian
dengan darah ia menulis beberapa huruf diatas sebuah batu
besar, tulisan itu berbunyi demikian:
"Membunuh orang melepaskan api adalah perbuatan dosa
yang tak dapat diampuni, kaki tangan Thian chee kau sampai
habis. Tertanda: malaikat penyakitan"
Tujuannya meninggalkan tulisan itu adalah berharap
andaikata Go siau Bi telah kembali kesitu, maka ia dapat
membaca peringatan yang ditinggalkan kepadanya itu
sehingga kewaspadaannya dipertingkatkan dan tidak sampai
terjatuh ketangan orang2 perkumpulan Thian che kau.
Sejak Go siau Bi gagal membalas dendam diwilayah Lian
huan tau dan nyaris dibunuh kalau bukan tertolong oleh orang
Pendekar Latah 12 Hartanya Penghianat Serial Oey Eng Si Burung Kenari Karya Xiao Ping Pendekar Seribu Diri 5
^