Pencarian

Misteri Gerhana Bercinta 3

Dewi Ular 65 Misteri Gerhana Bercinta Bagian 3


Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Rayo..."!" deas hati kecilnya. "Ya, ampuun... alangkah
memalukannya kalau sampai aku mengajak Rayo bercinta"!
Alangkah hina dan rendahnya harga diriku sebagai gadis
bidadari putri keluarga Kahyangan di mata seorang pemuda,
manusia biasa seperti Rayo" Lagi pula, belum tentu Rayo me-
miliki cinta sejati yang kubutuhkan dalam hidupku mendatang,
agar aku bisa diterima menjadi penghuni Kahyangan seperti
para leluhurku itu."
Seandainya Rayo Pasca memang memiliki cinta sejati yang
dicari-cari selama dalam pengembaraan sebagai gadis bumi,
barangkali Kumala akan berkorban demi menghindari
malapetaka yang dapat ditimbulkan dari danau keramat itu,
tentunya setelah ia meminta pertimbangan kedua orang
tuanya; Dewa Permana dan Dewi Nagadini. Tapi jika ternyata
Rayo Pasca bukan pemilik cinta sejati, alias bukan calon
jodohnya sesuai suratan takdir, apakah Kumala tetap harus
menyerahkan kesuciannya kepada pemuda tampan yang
sering membuat hatinya berdebar-debar indah itu"
"Rayo memang romantis, tapi hanya dalam kata-kata.
Dalam prakteknya dia pria yang dingin. Dia belum pernah
menciumku."
"Sekalipun mencium pipi atau kening, apakah belum
pernah?" "Belum," jawab Kumala lirih, bernada sedih dan malu-malu.
la bertimbang rasa dengan Buron, dan memang hanya Buron
yang mengetahui pangkal persoalan pribadinya saat itu.
Kepada yang lain, Kumala masih malu berkeluh kesah masalah
itu. "Rayo memang pernah mengusap bibirku dengan jarinya,
mengusap pipiku dengan punggung tangannya, tapi
kutunggu-tunggu sampai sekarang ternyata ia belum mau
menciumku. Lantas, bagaimana mungkin aku berani bicara
padanya terus terang 'gerhana bercinta' itu, coba"! Malu
kan"!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Memang susah. Rayo sendiri payah. Sebagai lelaki nggak
punya keberanian mencium kekasihnya."
"Kurasa.. dia bukan nggak punya keberanian Tapi terlalu
hati-hati menjaga etika pergaulan. Aku tahu, dia hobby
memanjakan wanita. Aku merasakan getaran gaibnya, bahwa
ia sangat sayang kepadaku. Tapi dia bukan lelaki yang nakal.
Jadi, baginya cinta itu bukan birahi, tapi keagungan jiwa yang
saling menyayangi dan mengasihi."
"Barangkali... itulah tanda-tanda cinta sejati, Kumala."
Gadis cantik anggun itu menarik napas dalam-dalam.
"Belum tentu juga, Ron. Pria yang memiliki cinta sejati dan
menjadi calon jodohku adalah pria yang memiliki beyangan
berwarna biru jika tubuh nya terkena sinar bulan purnama.
Padahal selama ini, aku tak pernah bisa melihat apakah dia
memiliki bayangan biru atau tidak, karena di saat bulan
purnama itu aku justru mengurung diri dalam kamar dan tak
berani keluar atau mengintainya dari balik jendela. Aku takut
ia justru kabur ketakutan melihat perubahan wujudku di saat
malam bulan purnama tiba."
"Kalau begitu, tunggu sampai bulan purnama tiba Kulihat
nanti bayangan Rayo dalam sinar bulan, apakah berwarna biru
atau... " "Nggak bisa itu, Ron! Apa kamu lupa, bayangan biru itu
hanya bisa dilihat oleh mataku sendiri" Mata orang lain nggak
akan bisa melihat warna bayangannya."
"O, iya, ya..,," gumam Buron sambil mendesah "Wah. repot
juga kalau begini," Buron berdecak sambil geleng-geleng
kepala. Tapi ia tampak ikut memikirkan persoalan itu dengan
sangat serius. "Rasa-rasanya.. " kata Kumala lagi setelah sama-sama
tertegun dalam kebisuan sesaat. "... aku perlu bicarakan hal
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ini kepada ibu Aku akan memanggil ibu untuk datang ke bumi,
Ron!" "Menurutku, itu gagasan yang terbaik. Aku sangat setuju."
Maka, dengan tata cara khusus Kumala Dewi pun
melakukan komunikasi supranatural dengan sang ibu di
Kahyangan. Dewi Nagadini mendengar panggilan anaknya,
sehingga bidadari cantik dan sedikit jenaka itu pun turun dari
Kahyangan menemui putri tercintanya.
Malam itu hanya Kumala dan Buron yang masih melek.
Mereka berada di pendapa belakang rumah. Sandhi dan Mak
Bariah sudah tertidur nyenyak sejak pukul sembilan tadi,
karena terkena pengaruh hawa sirep dari Buron yang punya
inisiatif sendiri melakukan hal itu, sebab ia tahu Kumala butuh
bicara empat mata dengannya. Supaya percakapan mereka
tak didengar Sandhi dan Mak Bariah, diam-diam Buron
menggunakan aji sirep, membuat mereka tertidur tanpa bisa
menahan rasa kantuknya lagi.
Maka ketika Kumala memanggil ibunya, Mak Bariah dan
Sandhi tak mengetahuinya. Dua orang itu tak melihat cahaya
biru lebar turun pelan-pelan dari langit berbintang jarang.
Seraut wajah cantik persis wajah Kumala Dewi dengan
kemudaan dan lagak yang serupa juga, tampak sedang
bergerak turun. Dewi Nagadini yang berambut panjang itu
mengenakan jubah putih halus dan lembut melebihi kualitas
sutera mana pun. la mengenakan mahkota berbintang 12,
putih kebiru-biruan warnanya.Bidadari jelita itu berdiri di atas
rembulan, disangga naga berkepala tujuh, bermata hijau pijar.
Aroma wewangian lembut menawan, seperti cendana
bercampur pandan, mulai menyebar memenuhi seluruh bumi.
Ketika naga berkepala tujuh dan rembulan yang menjadi alas
kakinya menyentuh tanah, kedua wujud itu lenyap. Cahaya
biru cerah pun padam. Tinggallah sesosok wanita cantik
bertubuh sexy, berkulit selembut busa salju, dengan dada
sekal dan pinggul indah, tersenyum memandang putrinya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lesung pipit di pipi membuatnya semakin tampak memukau
mahluk berjenis lelaki atau jantan dari bangsa manusia
maupun yang bukan manusia.
Buron selalu terbengong melompong memandangi Dewi
Nagadini sebelum dewi itu menapakkan kakinya ke tanah,
sebab ia sangat terkagum-kagum dengan kecantikan bidadari
tersebut yang menyerupai saudara kembarnya Kumala Dewi,
Tingginya, senyumnya, matanya, bibir ranumnya, semuanya
persis Kumala. Bahkan tidak kelihatan beda usia. Muda dan
selalu ceria Suara pun sama dengan suara anaknya. Yang
membedakan adalah kejenakaannya, membuat Dewi Nagadini
sering tampak lebih lincah dan lebih konyol dari putrinya
sendiri. "Hayyy... putri cantikku," sapanya dengan riang. "Ada apa
kau memanggilku, Baby?"
Kumala dan Buron bersujud memberi hormat, tapi sete lah
itu Kumala tegak kembali. Biasa. Bahkan ketika Dewi Nagadini
menghampirinya, Kumala lebih dulu mencium pipi ibunya
dengan penuh kasih sayang dan nada-nada manja.
"Wow..."! Ada apa nih, kok wajahmu membias merah
jambu" Sedang kasmaran, ya?" tegur sang ibu menggodanya
dengan gaya wanita bumi.
"Uhhhmmm...! Kasmaran"!" Kumala mencibir manja. "Apa
Ibu nggak tahu sih kalau di sini ada peristiwa yang bikin
heboh sampai kepada penghuni alam gaib juga ikut heboh"!"
"Oooo... pemuda tampan itu, maksudmu?" sambil mata
Dewi Nagadini melirik penuh goda, sementara anaknya yang
dilirik justru menatap sang ibu yang menjauh dan bersandar
pada pagar pendapa.
"Kok pemuda tampan sih yang Ibu terka?"
"Habis, mau yang nggak tampan" Buat apa dibicarakan?"
sambil tangannya melambai genit. Barangkali kegenitan ini
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
juga menjadi salah satu perbedaan antara Dewi Nagadini dan
Dewi Ular, anaknya. Sang ibu memang sering bergaya genit
genit centil, tapi tidak murahan. Malahan sering bikin gemas
lawan jenisnya. Sementara sang anak hampir tak pernah
berlagak secentil itu. Lebih mengutamakan penampilan yang
kharismatik dan anggun, namun tetap sama-sama bikin mata
lelaki sulit berkedip.
"Kumala, kamu tidak perlu risau dan tidak perlu cemas
terhadap pemuda tampan itu. Dia panglima laut yang tersesat
dari zaman ribuan tahun yang lalu. Dia memang sedang kacau
otaknya, karena pada saat ini masih merasa sedang berada
dalam peperangan besar. Perang itu lebih besar dari Perang
Dunia yang pernah melanda bumi ini, Kumala. Perang itu
adalah perang antar bintang, menggunakan senjata-senjata
dahsyat yang lebih hebat dari senjata zaman sekarang.
Peradabannya memang jauh lebih maju dari peradaban
sekarang, Kumala. Karena, memang sekitar 15 ribu tahun
yang lalu, tingkat kepandaian mahluk bumi dan gugusan
bintang lainnya itu sangat tinggi... "
"Ibu, maksudku...."
"Tapi justru tingginya tingkat kepandaian mereka itulah
yang membuat bumi menjadi hancur. Tiga kali lho bumi ini
dilanda bencana besar yang disebabkan karena perang antar
gugusan bintang Iih... gila-gilaan betul mereka pada
zamannya. Bencana perang adu peralatan super canggih
itulah yang membuat bumi menjadi hancur, sepi, berantakan
sekali. Hampir habis binasa semua mahluk dimuka bumi ini.
Sisa-sisa yang masih selamat lari sembunyi ke perut bumi, ada
juga yang melarikan diri ke gugusan bintang Iainnya. Peristiwa
itulah yang membuat negeri si tampan itu hancur dan
tenggelam ke dasar lautan. Tapi si tampan belum sempat
mengalam i kehancuran itu sudah lebih dulu gugur di angkasa.
Kapalnya yang bisa terbang itu dihantam musuh sampai
hancur jadi debu. Beberapa tahun kemudian, barulah pulau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tempat asal si tampan itu tenggelam ke dasar laut bersama
kota-kota besar Iainnya. Lalu, bumi diselimuti salju bertahun-
tahun lamanya. Kemudian,barulah tumbuh kehidupan baru
yang merupakan leluhur manusia zaman sekarang. "
Kumala cemberut kesal mendengar ibunya nyerocos terus,
seperti sok tahu. Tapi itu memang kebiasaan Dewi Nagadini
dalam mengganggu putrinya supaya cemberut, karena ia suka
melihat putrinya sewot dan bersungut-sungut Biasanya setelah
itu ia punya hadiah untuk menghibur sang putri. la bahagia.
dalam tawanya melihat putrinya tutup kuping dengan kedua
tangan dan buang muka sambil merengut Lalu, sang putri pun
dipeluknya dari belakang dan diciumnya dengan gemas.
Cubitan di pipi Kumala bikin gadis itu menggeram jengkel
sampai merengek dalam sentakan kaki berkali kali. Dewi
Nagadini berlari sambil menertawakannya.
Itulah kebahagiaan dari istri Dewa Permana. Suasana
seperti itu jarang sekali ia temukan, karena di Kahyangan ia
hanya hidup bersama suaminya, tak memiliki anak lagi.
Jengkel karena digoda ibunya seperti anak kecil saja,
Kumala Dewi segera menjentikkan jarinya di udara. Lalu,
hujan turun seketika Breesss...! Sang ibu yang tertawa-tawa di
taman terbuka menjadi kehujanan. Sang ibu menjerit dan
berlari masuk ke pendapa kembali. Hujan reda seketika. Tapi
Dewi Nagadini masih jejingkrakkan lantaran sekujur tubuhnya
basah kuyup, demikian juga pakaiannya.
"Yaaah, Kumala... kelewatan, ih! Kelewatan kamu ini, ah!
Basah semua kan"! Aduuh... rambut ibu juga jadi basah
begini. ..! Ih, ih, iiihh...!"
Ganti Kumala yang tertawa cekikikan, tampak bahagia
sekali melihat ibunya seperti habis terjebur ke empang. Buron
tak berani menampakkan tawa gelinya. la menundukkan
kepala. menyembunyikan bibirnya yang tersenyum menahan
tawa. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Syukurin, syukurin, syukurin...! Dandanan Ibu amburadul
begitu, rasaiiin...!" ledek sang anak.
Melihat anaknya sudah puas membalas godaannya tadi,
Dewi Nagadini segera memutar tubuhnya dalam posisi tetap
berdiri tegak. Wuurrsss...!Angin besar menerjang Kumala dan
Buron. Mereka hampir ikut terhempas. Angin itu cepat reda.
Dan, ternyata keadaan Dewi Nagadini sudah kering kembali.
Rapi dan cantik seperti tak pernah terguyur air setetes pun.
"Weee... kering lagi!" ledek Dewi Nagadini.
"Uhh, nanti kuturunkan hujan debu hitam, tahu rasa Iho..."
"Debu hitam" Siapa takuuut..."!" sambil Dewi Nagadini
melenggok segenit mungkin, membuat putrinya menghamburkan tawa geli sambil memeluknya. Canda
kerinduan itu cukup sampai di situ. Dewi Nagadini mulai
menanggapi keluh kesah putrinya dengan serius. tapi santai.
Tidak tampak tegang.
"Apa yang dikatakan Nini Ganjarlangu itu benar, Kumala.
Kekuatan gaib tinggi Tirta Candrawulan memang hanya bisa
diatas i dengan munculnya bayangan 'gerhana bercinta'. Cara
lain tidak ada yang bisa dipakai untuk menghisap habis prana
tua bawaan si panglima tampan dan anak buahnya itu."
"Tapi, masa harus aku yang bercinta di depan rembulan
sih, Bu?" "Siapa lagi yang memiliki hawa kasmaran Buana Puber
selain dirimu, Kumala. Sebab, cuma kamulah anak tunggal
dewa Kahyangan."
"Tapi, Ibu.. ," Kumala murung sedih. "Mahkota kesucian
dewani tidak akan kulepas kepada pria yang bukan calon
jodohku, Bu."
"Siapa bilang harus melepas mahkota kesucian dewani"!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wajah murung Kumala berubah cerah. "Jadi.. jadi
bagaimana dong?"
"Hanya bercumbu, hanya bermesraaan, hanya membangkitkan hawa kasmaran bercinta, tidak harus merusak
mahkota kesucian dewani T erbakar gairahmu, mengalir hasrat


Dewi Ular 65 Misteri Gerhana Bercinta di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

asmaramu, terpancar sudah kasmaran Buana Pubermu. Itu
saja cukup. Jangan sampai merusak kesucianmu, Sayang."
"Ooo... cuma begitu"!"
"lya. Yang dipentingkan adalah hawa pubermu menyatu
dengan cahaya rembulan, dan menjadi getaran sakti penyerap
prana tua itu."
"Oooo...," Kumala berseri-seri menatap Buron, dan Buron
pun ikut manggut-manggut dengan wajah ceria. Hatinya ikut
lega., Namun keceriaan itu surut kembali dari wajah Kumala.
la bergelayutan di pundak ibunya, seperti adik kembar
bergelayutan manja di pundak kakak kembarnya.
"Tapi, Bu... "
"Apa lagi?" sang ibu berlagak galak, tapi jelas hanya pura-
pura. "Lalu, pria mana yang harus menjadi pasangan
kemesraanku nanti" Aku kan nggak punya.. "
"Lho, yang berperawakan gagah, tampan dan setia
mengasuhmu setiap hari ini, siapa" Bukan kekasihmu?"
"Rayo. maksudnya?"
"Siapa lagi kalau bukan dia?"
"Aah...," Kumala merajuk, antara malu dan geli. "Aku
nggak bisa mengawalinya, Bu. Nanti disangka aku cewek
murahan"!"
"Kalau begitu...," kata Sang ibu setelah diam sesaat.
"Biarlah ibu yang mengaturnya. Ibu bisa kok."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bisa apaan" Maksud Ibu mengatur bagaimana"!"
Sang ibu hanya tertawa sambil bergegas pergi.
Blaass...! Tembok ditembusnya. Malam diterobosnya. Sang ibu
melayang cepat. Pergi entah ke ma- na. Kumala dan Buron
sama-sama bingung dan tegang. Mereka saling tak mengerti,
apa yang akan dilakukan oleh Dewi Nagadini itu"
(Oo-dwkz-234-oO)
6 MALAM itu, Rayo Pasca punya pekerjaan yang tak dapat
ditangguhkan la lembur di kantor bersama team risetnya.
Salah satu materi penelitiannya adalah mineral yang
terkandung dalam air danau tersebut. Tadi siang, Rayo
sempat mengambil air danau sebanyak satu botol Agua. Tentu
saja dengan menggunakan peralatan lengkap dan sangat
aman, tak sampai menyentuh kulit. Tanah dan tumbuh-
tumbuhan jenis rumput yang ada di sekitar danau juga
diambilnya sebagai materi penelitian. Maka, ketika Kumala
menelepon ke rumah Rayo, gadis itu tak berhasil bicara
dengan staf ahli bidang riset itu.
"Dia lembur di kantornya, Kak. Coba saja hubungi HP-nya,"
kata Luvi, sepupunya Rayo yang sedang bermalam di rumah
pria bujangan itu. Tapi ternyata Kumala gagal juga
menghubungi Rayo di kantor, sebab penerima telepon
mengatakan bahwa Rayo berada dalam lab, dan tak bisa
diganggu. Handphone juga tak diaktifkan.
"Apakah mesti kususul ke kantor juga nih"!" desis Kumala
dalam pertimbangannya, sebab ia masih dibuat bingung
derigan maksud kepergian sang ibu tadi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi menjelang pukul dua belas tengah malam, dering
telepon di rumah Kumala berbunyi. Kumala sendiri yang
mengangkat telepon tersebut. Ternyata bukan dari Rayo,
melainkan dari Niko Madawi, mantan pacar yang tetap
menjalin hubungan persaudaraan dengan baik itu Karena
itulah Niko tak merasa segan walau harus menelepon Kumala
hampir tengah malam, karena Kumala sendiri sudah sering
mengalami hal itu, dan tetap saja dilayani dengan baik, tak
peduli teman sendiri atau orang lain yang membutuhkan
pertolongannya.
"Apa, Nik" masih di mana kamu semalam ini" Diskotek,
ya?" "Aku di ruang editing, di studio. Ada keanehan dalam
komputerku, Dewi."
"Keanehan dalam komputermu?" Kumala tertawa pendek.
"Ngaco aja kau ini. Apa kau pikir aku teknisi komputer?"
"Bukan begitu... ini menyangkut namamu, Dewi."
"Lho kok bawa bawa namaku segala sih?"
"Maranya dengar dulu penjelasanku Aku sendiri bingung
nih!" Niko agak ngotot, terdengar getaran suaranya yang
menandakan sedang menahan ketegangan dalam hatinya.
Niko menjelaskan keanehan dalam komputernya. Ketika ia
mengaktifkan komputer dan membuka dengan password
pribadi, maka yang muncul dalam layar menitor hanya sebuah
kalimat yang berbunyi:
"ADMIRAL DEVO
CARDEAS, DESTROYER 233 ZG
HELIGOLAND ... SOS ... SOS ... SOS ... KUMALA - OUT "
"Kucoba menggunakan internet kantor, ter nyata semua
homepage yang kupanggil menampakkan tulisan seperti itu.
Semua file hanya berisi tulisan tersebut."
"Hmmm, begitukah" Coba kugunakan internetku, ya?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Baru saja gagang telepon diletakkan, deringnya sudah
terdengar lagi. Kali ini dari Nandia, seorang foto model yang
termasuk pula seorang pengusaha muda.
"Kumala, masa' internetku mengalami trouble aneh lho.
Setiap aku mengakses home page mana saja yang keluar
kata-kata yang nggak kupahami. Tapi ada namamu tertulis di
situ: Kumala - out."
"Baru saja aku mendapat kabar yang sama. Nanti akan
kuhubungi lagi kau, Nandia. Yang jelas, itu bukan
pekerjaanku."
Kumala Dewi segera membuktikan sendiri . la membuka
komputernya, menggunakan password khusus, dan yang
keluar adalah tulisan seperti yang dikatakan Niko. Tak berapa
lama Rayo telepon juga.
"Tolong buka password-mu, Lata."
"Ya, aku sudah tahu."
"Rupanya Devo telah menguasai jaringan internet, dan
dengan cara khusus dia mampu mensabot instalasinya."
"Kurasa saat ini dia benar-benar stress. O, ya.. ay,
apakah...."
"Sebentar, sebentar... sorry, ada sedikit kekacauan di lab.
Nanti kuhubungi lagi, Lala."
"Ray ..! Raaay ...! Hallooo..."!" Rayo sudah lebih dulu
memutus saluran teleponnya Kumala mendesah agak jengkel
karena belum sempat menyampaikan maksud hatinya. Tapi
tiba-tiba ia harus beralih pikiran, karena suara Buron agak
mengejutkan hati.
"Hey, lihat.. sekarang semua teve nggak bisa siaran,
Kumala. Yang ada cuma tulisan seperti di komputer tadi!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Wow..."! Luar biasa!" geram Kumala. "Apa maksud
panglima nyasar itu"! Berarti dia sudah mampu menguasai
jalur satelit dong"!"
"Namamu jelas sekali dan bisa dibuat berkedip-kedip tuh!"
"Gawat! Bisa melebar seluruh jaringan internasional nih.
Mudah-mudahan saja dia cuma menguasai parabola dan
jaringan khusus di sekitar Jakarta. Jangan sampai ke mana-
mana deh. "
"Apakah kamu nggak bisa menggeser kemampuannya"!
Coba dong, masukkan kekuatanmu melalui jaringan yang
sama!" pancing Buron sengaja membangkitkan emosi Kumala
dewi. Gadis itu diam, tertegun.
Banyak yang menelepon Kumala, banyak yang mengetahul
tulisan itu dari seseorang yang bernama Devo; yang tidak
menghendaki Kumala ikut campur urusannya. Tapi tidak ada
yang mengetahui di mana Devo saat itu berada, kecuali hanya
seorang wanita konglomerat yang namanya sudah cukup
dikenal di kalangan wanita karir. Dia pemiiik pusat ke hidupan
dan aktiv itas kaum jetzet, berupa gedung megah yang terdiri
dari 26 lantai. Di sana terdapat plaza, hotel, apartemen, pusat
kebugaran dan sebagainya Termasuk cafe, night club, panti
pijat atau hiburan malam lainnya yang digandrungi para
cukong berkantong tebal.
Kompleks aktiv itas para eksekutif bergaya trendy itu
bernama: Vega lmperium. Diambil dari nama pemiliknya,
janda dari almarhum konglomerat kondang yang dikenal
dengan panggilan Oom Naban itu, sang Janda bernama:
Nyonya Vega. Berusia sekitar 38 tahun, tapi masih tampak
muda dan cekatan. Rambutnya yang selewat bahu agak
berombak itu serasi betul dengan bentuk kecantikannya yang
berhidung mancung, bermata kebiru-biruan terkesan galak,
memiliki tahi lalat kecil di bawah mata kirinya dan berkulit
putih mulus. Tubuhnya yang mencapai tinggi 170 cm itu selalu
tampak sexy, sekal, dengan dada montok berbentuk indah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menantang gairah. Nyonya Vega yang selalu tampil eksklusif,
proposional dan memiliki kharisma ketegasan sikap itu,
memang tergolong wanita super sibuk dengan multi bisnisnya,
sehingga bertempat tinggal tak tetap.
Ke mana-mana ia lebih sering didampingi oleh dua
bodyguard. Salah satu pengawalnya itu bernama Yonggi,
berperawakari tinggi, gagah, kekar dan sedikit emosional.
Nyonya Vega sendiri juga tergolong wanita yang emosional
dan sedikit egois, namun tak pernah membuat pengawalnya
jenuh mengabdi padanya dengan penuh kesetiaan, karena
jaminan hidup mereka dijamin mutlak oleh Nyonya Vega.
Maka tak segan-segan para pengawalnya itu memberi jaminan
nyawa demi keselamatan wanita cantik yang sangat terhormat
di lingkungan bisnisnya itu. Secara tak langsung, Nyonya Vega
sendiri mempunyai pengawal gaib bayaran, yaitu paranormal
cantik yang pernah menolongnya lolos dari maut: Kumala
Dewi, (Baca serial Dewi Ular dalam episode: "IBLIS
PEMANGSA BAYI").
Vega Imperium juga memiliki convention hall untuk
berbagai keperluan. Sudah tiga hari ini tempat tersebut
digunakan untuk menggelar promosi salah satu bidang bisnis
yang ditangani Nyonya Vega. Perempuan itu sendiri yang
mengadakan pameran komputer produk terbaru dari beberapa
merek yang dimulai bulan depan akan beredar di pasaran
bebas. Kebutuhan Nyonya Vega pemegang lisensi merek-
merek tersebut di Indonesia, sehingga ia merasa perlu
memperkenalkan produk itu melalui pameran yang diadakan di
convention hall tersebut.
Tadi siang, Nyonya Vega menyempatkan datang ke ruang
pameran. Hatinya agak getir, karena pengunjung yang hadir di
situ tidak sebanyak yang dibayangkannya. "Justru makin
berkurang dari dua hari sebelumnya. Wajah cantiknya tampak
murung, menahan kedongkolan hati, membuat temperamennya jadi tinggi. Berbagai kecaman dilontarkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kepada team yang menangani penyelenggaraan pameran
tersebut. la tampak uring-uringan ke sana kemari, seolah-olah
semua orang yang menangani pameran tersebut melakukan
kesalahan. Bahkan sampai pada petugas cleaning service ikut
kena omelannya. Ia jelas-jelas tampak stress di s iang itu.Pada
saat itulah ia bertemu dengan seorang pengunjung berwajah
tampan dan masih muda, bertubuh atletis, dengan
penampilannya yang eksklusif sekali. Dari merek pakaian dan
sepatunya saja dapat diketahui bahwa pria muda itu memiliki
gaya hidup yang tinggi. Tak kentara sedikit pun kalau pakaian
dan termasuk sepatu sampai kaus kaki pria itu adalah hasil
curian dari sebuah butik yang letaknya tak seberapa jauh dari
Vega lmperium Pria tampan itu memang tak ada potongan
pencuri Bahkan caranya memandang dan menyunggingkan
senyum tipis membayang cenderung sangat mengesankan,
memiliki daya tarik luar biasa, sehingga siapa pun yang
berpapasan dengannya akan mena- ruh rasa simpati atau
merasa kagum secara diam diam.
Begitu pula dengan hati Nyonya Vega ketika sempat
bertatap pandang, desir halus yang menyentak di hatinya
membuat ia harus buru-buru menyembunyikan rasa kesalnya
sejak tadi. Sekalipun pemuda itu sudah berpindah pandangan
ke pada salah satu komputer pipih berlayar datar, namun
langkah kaki Nyonya Vega ternyata ikut- ikutan berhenti di
stand tersebut, dan sengaja memberi perintah kepada sales
promotion girl yang bertugas di stand tersebut, Seolah olah
Nyonya Vega ingin unjuk kuasa, bahwa dialah boss utama
yang mengadakan pameran komputer tersebut. Hanya saja,
perintah-perintahnya kala itu tidak disertai nada-nada kesal,
justru dengan penuh wibawa dan ketenangan yang
berkharisma. "Anda tertarik dengan tipe ini?" Nyonya Vega membuka
jalan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pria kalem itu hanya tersenyum dengan kepala sedikit
manggut-manggut, matanya menatap sekilas ke arah Nyonya
Vega. Namun meski hanya sekilas, sudah cukup membuat
desiran indah dalam dada janda kaya itu semaldn besar
getarannya. "Ini tipe yang terbaru dan memiliki keistimewaan terunggul
dibandingkan yang lain." tambah Nyonya Vega.
"Apakah ada yang lebih istimewa dan ini?"
"Ini yang paling istimewa."
"Saya butuh yang paling istimewa lagi dari ini."
Nyonya Vega tertawa sumbang. Karena mata pria itu
menatapnya, maka Nyonya Vega mulai bekerja dengan
nalurinya. "Kalau mau yang paling istimewa lagi yaah... ada. Tapi
nggak dipamerkan di sini," pancingnya.
"Lalu, di mana saya harus mendapatkannya?"
"Sebentar...," Nyonya Vega mencari kertas, lalu menuliskan
alamat sebuah apartemen yang termasuk miliknya juga.
Kertas tersebut diserahkan kepada si pengunjung tampan
berambut agak panjang itu.
"Anda bisa melihat barangnya di atas pukul enam petang
nanti," lanjut Nyonya Vega dalam suara lirih Pria itu


Dewi Ular 65 Misteri Gerhana Bercinta di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membacanya sebentar, lalu manggut-manggut lagi sambil
melebarkan senyum dan menatap sekilas kembali.
"Terima kasih. Mudah-mudahan saya bisa melihat
barangnya hari ini."
"Calling dulu kalau mau datang."
Pria itu melirik nomor HP yang tertera di kertas itu, dan
manggut-manggut
lagi,dengan kalem. Tenang sekali penampilannya. Menggemaskan dan membuat kaum wanita
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jadi penasaran padanya, termasuk si janda kaya berpinggul
lebar itu. "O, ya. bisa saya tahu nama perusahaan tempat Anda
bekerja" Atau barangkali sekalian nama Anda sendiri?" suara
Nyonya Vega semakin pelan. Berdirinya lebih dekat lagi,
pandangan matanya ke arah lain, seolah-olah tidak sedang
bicara dengan pria itu. Lalu, terdengar suaraa pria itu
menjawab dengan suara pelan tapi jelas.
"Devo, itu nama saya. Destroyer 233 ZG Heligoland, itu
nama kapal saya."
"Oh, Anda seorang kapten kapal, rupanya?"
"Semacam itu," jawabnya pendek, sedikit agak terkesan
angkuh. Tapi hati Nyonya Vega merasa puas mendengarnya la
tak perlu menyebutkan nama, karena di kertas tadi ia sudah
mencantumkan namanya. Setelah itu ia berlagak sibuk dengan
manager promotion yang kebetulan me lintas tak jauh dari
tempat tersebut. Ketika itulah Devo pergi, seolah-olah tak
menaruh perhatian lagi pada Nyonya Vega.
Tapi sekitar pukul tujuh malam, Devo menelepon Nyonya
Vega. Perempuan itu sudah berada di apartemennya, sengaja
menunggu kabar dari Devo sambil mengakses internetnya,
mengaduk-aduk barang Galeries Lafayette, sebuah toko mode
di Paris. "Okey, datang aja kemari, Devo. Hmmm, masuklah lewat
lobby samping dan gunakan lift D, soalnya lift itu tepat di
seberang ruanganku. Kamu nggak perlu melalui security
segala," kata Nyonya Vega memandu pria yang ditunggu.
Di luar dugaan ternyata kurang dari 3 menit Devo sudah
menekan bel tamu Nyonya Vega membukakan pintu dengan
sedikit terperanjat, tapi wajah cantiknya kelihatan lebih ceria
dan cerah. "Cepat sekali" Dari mana kau meneleponku tadi?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dari lobby samping," jawab Devo tetap kalem, terkesan
cool namun memancarkan keromantisan tersendiri. Aroma
wewangian yang sangat sensual tercium hangat oleh
pernapasan Devo. Gaun bergaya korset yang dikenakan
Nyonya Vega telah tertangkap makna nalurinya. Gaun itu dari
bahan lace dengan punggung dan pundak terbuka lebar-
lebar, sehingga kemulusan kulit tubuh Nyonya Vega
merupakan suatu perlambang keinginan hati wanita bersuara.
serak-serak basah itu. Devo hanya mengenakan T-shirt dan
celana pendek casual hasil curian juga yang membuat
penampilannya lebih santai, serta memiliki daya larik tersendiri
ketimbang saat bertemu di tempat pameran tadi.
"Charming sekali kau malam ini, Dev," sanjung Nyonya
Vega saat menuangkan Champagne untuk tamunya.
'Apa itu charming?" sambil Devo menerima gelas
minumannya. "Menarik dan membangkitkan gairah sensual wanita.
Bukankah begitu arti sebenarnya, hmm?" Nyonya Vega
tertawa dalam suara serak-serak basahnya. Devo tersenyum
lebar, tawanya nyaris tanpa suara. Namun setelah meneguk
minumannya, suaranya terdengar jelas, ganti menyanjung
wanita bermata agak lebar itu.
"Nyonya malam ini juga kelihatan lebih sexy dengan gaun
itu." "O, ya. "! Sejak tadi hati kita sepertinya bicara dan saling
mengerti keinginan batin masing-masing. ya?"
"Sepertinya... memang begitu," jawabnya kalem, matanya
menatap teduh ke wajah Nyonya Vega Hati janda berbibir
sensual itu semakin berdebar-debar, apalagi jarak pandang
mereka kurang dari satu meter, sebab mereka duduk
bersebelahan. Saling menyamping agar bisa berhadapan.
"Kalau begitu... tentunya kau tahu betul apa yang
kuinginkan saat ini, Dev?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tahu Nyonya akan memperlihatkan barang yang saya
inginkan. Bukankah begitu?"
"Ya, memang ingin segera kutunjukkan padamu," jawab
Nyonya Vega dengan suara lirih, mulai parau. "Tapi... ada
syaratnya untuk melihaf barang yang kau inginkan itu, Dev."
"Apa syaratnya?" Devo ikut bersuara sedikit parau.
"Kau harus membuka bungkusnya sendiri."
"Okey. Di mana barang itu, biar saya buka bungkusnya
sekarang juga," sambil mata mereka tetap saling pandang.
"Hmm, kamu sudah nggak sabar juga rupanya?" jari
telunjuk Nyonya Vega mencolek pipi Devo.
"Sekadar mengimbangi ketidak sabaran Nyonya sendiri."
'Tajam sekali nalurimu," senyumnya mulai nakal, matanya
menjadi sayu. "Mau lihat barangnya sekarang juga, hmm?"
"Boleh. Di mana...?"
"Di balik gaunku ini," bisik Nyonya Vega, mata sayunya
makin menantang penuh keberanian.
"Harus saya buka lewat mana?"
"Terserah. Sudah lama tak ada yang membukanya," sambil
wajah cantik itu makin mendekat, makin redup kedua
matanya. Pipinya disentuhkan ke tangan Devo yang berada di
punggung sofa. Tangan itu bereaksi, mengusap lembut.
Merayap ke dagu, kemudian sedikit menarik ke depan agar
lebih dekat lagi dengan wajahnya. Dan, wajah pria tampan itu
akhirnya merapat. Bibirnya mengecup pelan-pelan sekali.
Ujung lidahnya menyapu bibir Nyonya Vega dengan gerakan
sangat lembut Ujung lidah itu akhirnya menerobos, masuk ke
dalam, diterirna lidah Nyonya Vega, kemudian saling memilin,
dan akhirnya bibir dan lidah Devo dilumat cepat oleh Nyonya
Vega. Devo melawan dengan irama yang sama.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aahhh...!" Nyonya Vega mendesah sepintas ketika lumatan
itu lepas dan sempat menyusuri sekitar pipi dan rahangnya,
kemudian karena kepala Nyonya Vega sedikit ditarik mundur,
maka bibir Devo berhasil dilumat kembali oleh kehausan
cumbuannya. Tangan mereka ikut beraksi. Nyonya Vega menarik ke atas
T-shirt yang dikenakan Devo sehingga lepas dari batas celana
pendeknya. Tangan Devo menarik turun gaun Nyonya Vega,
yang ternyata tanpa penutup apa-apa lagi di baliknya. Maka,
sepasang bukit kembar yang sama besar dan sama hangatnya
menjadi sasaran kenakalan tangan pemuda itu. Bahkan begitu
indahnya cumbuan hangat Devo, sampai-sampai Nyonya Vega
terbuai dan mulutnya mendesis melampiaskan keindahan
bunga cintanya.
Devo ternyata layak dijuluki sebagai panglima perang
Dengan gagah berani, tegar dan besar semangat. ia
menggempur pertahanan musuh berkali- kati. Bahkan peluru
yang dihamburkan secara beruntun itu seolah olah tiada
pernah habis. Di puncak ia memberondong kemesraan
tertinggi Nyonya Vega, di puncak berikutnya ia memberondong lagi, belum sempat terucap kata apapun ia
sudah kembali menghamburkan pelurunya. Begitu dan begitu
terus, hingga Nyonya Vega nyaris tak diberi kesempatan untuk
mengeringkan peluhnya.
"Ini suatu kemesraan yang belum pernah kudapatkan dari
pria mana pun," akunya dengan polos sekali. Napasnya
tersengal-serigal.
Setelah istirahat sebentar, beberapa saat kemudian Devo
memberondongriya kembali, sehingga reaksi yang timbul pada
perempuan itu adalah histeris dalam pelukan puncak
asmaranya. "Oh, Deev... kau benar-benar pria dengan sejuta fantasi . !"
sanjungnya ketika perahu cinta mengikuti irama ombak yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tenang. Ciuman beruntun diberikan oleh Nyonya Vega,
pertanda ia sangat puas dengan kedahsyatan asmara Devo.
Nyonya Vega dibuatnya tak sadar telah menikmati
pelayaran cinta super indah hingga larut malam. Devo benar-
benar menunjukkan ketangguhannya sebagai seorang
panglima perang yang tak pernah kenal lelah dan tak pernah
bisa menyerah. Kekaguman Nyonya Vega terhadap pria yang
satu ini tak bisa dilukiskan lagi dengan kata. Meskipun telah
terkulai lemah, namun masih tetap dilayani oleh kehangatan
dan kemesraan Devo.
"Cukup... cukup dulu, Sayangku. Terlalu puas dan sangat
puas yang kudapat darimu. Aku ingin memilikimu, aku harus
memilikimu. Devo my dear. Berapa pun hargamu akan kubeli
malam ini juga!"
"Hanya dengan satu cara kau bisa membeliku..."
"Sebutkan, lekas. .! Sebutkan, bagaimana caranya"!"
"Rahasiakan diriku di sini dari siapa pun, dan beri aku
semua fasilitas yang kubutuhkan!"
Nyonya Vega diam sejenak, mencoba mencari tahu apa
maksud pemuda yang dikaguminya itu sebenarnya" Kenapa ia
sulit sekali menolak"
(Oo-dwkz-234-oO)
7 TERNYATA saran Buron memang ada benarnya. Dewi Ular
menggunakan kekuatan indera ketujuhnya, memasuki semua
jaringan internet, menerobos signal satelit dan menguasainya.
Akibat dari kemampuannya itu. maka semua layar komputer
jika diaktifkan akan muncul tulisan:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"DEVO, DATANG DAN KEMBALILAH. DESTROYER 233 ZG
HELIGOLAND, ADA DI TANGANKU. KUMALA DEWI."
Mungkin karena mendapat banyak penjelasan dan Nyonya
Vega, akhirnya Devo pun mencoba menghubungi Kumala di
siang harinya. Nyonya Vega lebih dulu bicara dengan Kumala
melalui jalur telepon genggamnya. Setelah itu baru Devo yang
bicara kaku kepada Kumala.
"Apakah dia berada di samping Nyonya saat ini?"
"Hmm. ya... begitulah, Kumala. Dia dalam keadaan stress
berat Perlu mendapatkan shock therapy. Kumohon jangan kau
salah persepsi tentang dirinya, Kumala."
"Apakah dia mau bicara dengan saya, Nyonya?"
"Okey, sebentar... Lalu telepon dialihkan kepada Devo.
"Hallo...," sapanya datar, seperti ragu-ragu
"Devo, kembalilah padaku. Kita bersahabat, bukan
bermusuhan."
"Kau telah mencuri pengetahuanku Kumala. Jika aku
berada dekal denganmu, lalu apa lagi yang akan kau curi
dariku Nyawaku"!"
"Sorry, itu kulakukan untuk dapat memahami dan
menolongmu keluar dari keganjilan geomagnetik-mu, Devo.
Kalau kau merasa kecewa, akan kukembalikan pengetahuanmu yang kusadap hari itu."
Hening sebentar kemudian terdengar suara Devo pelan.
"Aku akan hancur kalau berada dekat denganmu, karena
kau memiliki sumber triton sangat besar. Energiku tak
sanggup bertahan menerima getaran gelombang suprasonic-
mu. Aku bisa terbakar!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Percayalah, aku dapat mengendalikan kekuatanku agar
tidak mencelakakan dirimu, Devo Akan kubantu kau pulang ke
tempat asalmu, dan mendapatkan kapalmu kembali.
"Apakah itu janjimu, Kumala"
"Ini sikap keprihatinanku terhadap seorang sahabat. Devo."
"Apakah aku harus mempercayai kata katamu?"
"Apakah di tempat ini ada yang lebih kau percaya selain
diriku?" Kumala ganti bertanya secara diplomatis, membuat
Devo berpikir cukup lama.
Baru saja Kumala selesai bicara dengan Devo, tahu-tahu
Rayo sudah muncul di serambi samping Kumala yang
mencemaskan pria itu semalaman segera menyambutnya
dengan senyum kelegaan.
"Kau membalas aksi pemuda itu, rupanya."
"Sudah kucabut kekuatanku dari jalur internet. Apakah kau
belum melihatnya?"
"Ya, memang sudah. Tapi para pengakses pengguna jasa
komputer merasa cukup dirugikan dengan aksi kalian berdua
itu, Lala."
"Aku mengerti. Tapi semua itu kulakukan karena sangat
terpaksa. Pemuda itu berbahaya kalau tidak segera
ditundukkan, Ray."
Rayo tersenyum lebar sambil duduk di sofa ruang tengah,
Kumala yang hari itu memang libur dari aktiv itas kantornya,
segera ikut duduk di samping Rayo. Pandangannya cukup
mesra, membuat Rayo sedikit kikuk menghadapinya.
"Jadi, kau sudah berhasil menundukkan Devo?"
"Mudah-mudahan dia tidak berubah pikiran lagi. Nanti dia
akan datang kemari dengan di antarkan oleh Nyonya Vega."
"Ooo, jadi dia selama ini bersembunyi di Vega lmperium?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Entah di mana saja, itu sudah tak perlu kita ketahui. Yang
penting aku sudah berhasil menundukkannya."
"Hebat. Sehari ini kau sudah berhasil menundukkan dua
pemuda." "Dua pemuda"!"


Dewi Ular 65 Misteri Gerhana Bercinta di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Devo dan aku sendiri."
Kumala tertawa kecil. Malu sekali. Tapi juga merasa heran.
"Kenapa kau bilang begitu?"
"Karena semua itu terbukti, kau memang hebat"
"Hebat bagaimana?"
Rayo menatap dalam senyum lembut. Tangannya
mengusap tepian rambut Kumala dengan sentuhan mesra
sekali. "Semalam kau telah membuatku sadar, bahwa seharusnya
aku memang lebih berani lagi. Tak perlu takut padamu."
"Lebih berani bagaimana sih?"
Pemuda tampan yang siang itu tampil dengan busana
santainya itu tertawa kecil. Tapi wajahnya didekatkan,
sehingga hembusan napas dari hidungnya menghangat di
wajah cantik Kumala.
"Berani lebih mesra lagi padamu," bisiknya lirih sekali.
"Apakah aku berharap begitu; menurutmu?"
"Kau sendiri yang memintaku agar begitu."
"Kapan?"
"Semalam suntuk kita ngobrol di kamar tidurku, apakah kau
sudah lupa, Lala?"
"Semalam suntuk" Ngobrol di kamar tidurmu" Ooh,
celaka!" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wajah gadis itu menjadi merah akibat menahan malu dan
kesal hatinya. la bingung ingin mengatakan yang sebenarnya,
karena ia tahu bahwa bukan dirinya yang semalaman bicara
dengan Rayo, melainkan ibunya sendiri. Rayo belum tahu
bahwa Dewi Nagadini memiliki kesamaan rupa dan suara
dengan anaknya sendiri.
"Apa saja yang ia katakan tadi malam, Ray?"
"Yang ia katakan"! Ia siapa maksudmu?"
"Hmm, eeh... apa saja yang kukatakan tadi malam,
maksudku."
Rayo tertawa kalem. "Sudahlah, nggak perlu berpura-pura
begitu. Aku sudah tahu maksudmu dan bisa memahami
pribadimu yang sebenamya. Akan kubantu kau membebaskan
ancaman maut dari danau keramat itu, Lala."
"Apa yang bisa kau lakukan untuk membantuku" Kau pikir
mudah?" "Menciptakan bayangan 'gerhana bercinta' bukan?"
"Oh, my God..!" Kumala semakin malu dan berdebar-debar.
"Ibu pasti sudah bicara banyak tentang diriku dan., dan pasti
dia telah merayu dengan... dengan.... aduh, kenapa jadi
begini s ih"!"
Kumala Dewi segera bergegas masuk ke kamarnya. Di sana
sang ibu masih tertidur dengan mengenakan baby doll milik
anaknya. Nyenyak sekali tidumya, karena Kumala tahu sang
ibu sampai ke kamar itu sekitar pukul enam pagi. Beliau
langsung berbaring dan tertidur lelap. Tak sempat menjawab
pertanyaan anaknya tentang dari mana dan apa saja yang
telah ia lakukan semalaman. Rupanya sang ibu semalaman
telah bicara banyak dengan Rayo dan menggerak kan hati pe-
muda itu agar mau terlibat dalam menciptakan bayangan
'gerhana bercinta'. Tapi sesungguhnya hal itu sangat
memalukan bagi Kumala. Belum lagi jika membayangkan ada
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang lebih dari sekedar ngobrol yang dilakukan Rayo dengan
tiruan dirinya itu, ooh. .. alangkah gundah dan gusar sekali
hati s i anak dewa pada siang itu.
Karena sang ibu dalam keadaan tertidur nyenyak, Kumala
tak berani membjingunkan. la terpaksa kembali menemui
Rayo di ruang engah dan langsung bertanya dengan suara
pelan. "Apakah... apakah ada yang kita lakukan selain sekedar
ngobrol di kamarmu, tadi malam" Aku benar benar lupa, Ray."
"Kurasa... nggak ada!" tegas Rayo. Pasti sekali. Tidak
menyangsikan lagi. "Kita hanya bercanda dan bicara, tidak
lebih kan?"
Kumala bingung menanggapinya, akhirnya hanya manggut
manggut dengan pandangan mata menerawang. Sementara
itu Rayo menatapnya dengan penuh keheranan Kumala tetap
tak menceritakan tentang kehadiran ibunya. Bahkan Sandhi
dan Buron yang mau ikut menemui Rayo sudah wanti-wanti
lebih dulu untuk tidak menceritakan kedatangan Dewi
Nagadini ke rumah itu.
Buron sempat berbisik di ruang makan, "Tiga malam lagi
bulan purnama tiba, Kumala. Kau hanya punya waktu untuk
berpikir dua malam ini, Atau, kau akan membantu bayangan
'ge hana bercinta' selewatnya bulan purnama?"
"Aku ngerti, Ron. Tapi aku masih bingung mengawali bicara
dengan Rayo. Apalagi ibu sudah mendului terlalu berani
begitu, aku jadi malu pada dinku sendiri, Ron!"
"Bicarakan lebih serius lagi dengan Kanjeng Dewi. Pasti ada
saran yang lebih baik buatmu "
"Ah...!" Kumala mendesah, tampak bingung sekali.
"Ingat, nanti malam adalah malam Jumat Kliwon.
Bersiaplah menghadapi sesuatu yang tak kita inginkan,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terutama tentang kekuatan gaib dalam diri Devo. Jangan-
jangan ada reaksi yang lebih keras lagi Kumala."
Kekhawatiran Buron memang wajar. Tapi Kumala yakin
Devo tidak akan beraksi lebih fatal lagi. Dia telah menyentuh
lubuk hati pemuda itu yang paling dalam lewat percakapannya
di telepon tadi. Rasa-rasanya Devo sudah bisa memahami
maksud baik Kumala dalam peristiwa alam yang menjadi
bencana tersendiri bagi Devo itu. Dan keyakinan Kumala
tersebut memang terbukti setelah kedatangan Devo bersama
Nyonya Vega. Kumala Dewi buru buru menurunkan frekuensi gaibnya.
Devo tampak tenang dan lega. Mereka bicara di ruang tamu
bersama-sama dengan Rayo juga. Bahkan Rayo ikut
meyakinkan Devo tentang kemampuan maha saktinya Kumala
Dewi selama ini.
"Bukan hal sulit bagi Lala untuk mendapatkan kembali
kapalmu, Devo Percayalah, dia sangat mampu untuk
pekerjaan seperti itu."
"Aku memang tak tahu banyak tentang Kumala, kecuali
setelah mendapat penjelasan dari Nyonya Vega," kata Devo.
"Semula yang kurasakan hanyalah ambang kehancuran. Aku
akan hancur kalau terlalu lama dekat dengan sumber triton
terbesar. Baru sekarang kuketahui seseorang memiliki sumber
triton begitu besarnya.
Itulah sebabnya aku harus
menyelamatkan diri darinya."
Kumala menyunggingkan senyum. Sesekali melirik ke pintu
kamar tidurnya Ia berharap ibunya masih tetap tertidur,
sehingga tidak mengacaukan perundingan yang sedang
berlangsung itu. Sebab jika Dewi Nagadini ikut berada di
antara mereka, Devo akan semakin takut hancur lagi.
Kekuatan 'triton' yang dimiliki Dewi Nagadini pasti lebih besar
dari yang dimiliki Kumala Dewi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Yang perlu kau ketahui, danau itu sekarang menjadi danau
keramat. Memiliki kekuatan gaib tinggi karena memiliki
kandungan prana beribu-ribu tahun usianya. Bantulah aku
menetralisir danau itu agar tidak menjadi malapetaka bagi
insan di bumi, Devo."
"Baik. Akan kubantu, selama kau membantuku mendapatkan kapalku kembali, Kumala "
Rayo berkata, "Kalau toh Kumala tidak berhasil
mendapatkan kembali kapalmu, dia tetap akan mampu
membawamu pulang ke Atlantik pada masa zaman es belum
terjadi Dia sangat mampu, Devo!"
"Mampu menembus bias waktu"!"
"Ya," angguk Rayo sangat meyakinkan "Bahkan dia mampu
berada di masa sebelum ibumu lahir."
"Buktikan kehebatanmu, Kumala "
"Aku tidak punya bukti," jawab Kumala datar, seperti tidak
ditujukan kepada Nyonya Vega: Devo tersenyum agak sinis.
Tapi tangan Kumala segera terulur ke samping. Tangan kanan
itu tiba-tiba hilang sampai sebatas siku. Nyonya Vega kaget.
Rayo tarperanjat, sementara Devo masih tetap tenang.
Tersenyum tipis. Sepertinya apa yang dilakukan Kumala hanya
suatu tontonan sulap kaki lima yang tidak mengherankan bagi
pemuda itu. Tangan kanah itu kemudian ditarik kembali. Sluub...!
Seperti lolos dari sebuah lubang. Di tangan itu ternyata sudah
ada benda aneh yang setelah diperhatikan ternyata piringan
dari logam anti karat. Besarnya seukuran piling tatakan gelas.
Bentuknya cembung, mirip kulit kerang Benda itu memiliki
panel-panel yang mengelilinginya. Jika salah satu panel
ditekan, panel itu akan menyala dan dari dalam benda itu
keluar suara musik lembut.
"Suara musik apa itu?" desis Nyonya Vega.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Devo terperanjat sejak tadi. Mulutnya sedikit ternganga.
Mata pemuda itu memandangi benda tersebut tak berkedip.
Kumala segera meletakkannya di meja. Devo mengambilnya,
mengusap-usap dengan hati-hati sekali.
"Ini barang mainanku semasa aku masih kecil. Dari mana
kau mendapatkannya, Kumala?"
"Dari tempat tinggalmu, ketika si kecil Devo pergi menemui
mamanya di ruang belakang, dan benda mainan itu
ditinggalkannya di depan pintu. Di lantai. Maka kupinjam
sebentar untuk kuberikan padamu."
"Luar biasa?" desis Devo penuh kekaguman. "Aku sendiri
sudah tak tahu di mana benda ini berada, karena kumiliki
mainan ini ketika aku berusia...."
"Tiga tahun!" sahut Kumala dengan kalem.
"Ya, ya benar! Ketika aku berusia tiga tahun. Tapi.. tapi
dari mana kau tahu hal itu, Kumala?"
Rayo menyahut dengan bangga, "Dia tahu apa yang kita
tidak tahu!"
Rasa percaya Devo terhadap kemampuan Kumala semakin
bertambah besar. Mulutnya sudah tak bisa lagi mengucapkan
kata sanjungan atau pernyataan pujian apapun untuk Kumala,
karena merasa tak memiliki kata-kata lain lagi kecuali hanya
bisa bilang, "Fantastik sekali!"
Sejak itu Devo menampakkan sikap bersahabatnya. Namun
ia sangat terkejut sewaktu Nyonya Vega tiba tiba berkata
padanya. "Biar begini-begini, Kumala ini sebenarnya anak dewa Iho."
"Apa...?"! Anak dewa"!"
"lya. Asli dari Kahyangan. Ayahnya bernama Dewa
Permana, alias Dewa Poseidon."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hah, putri Dewa Poseidon.. "!" Devo semakin kaget. Buru-
buru ia turun dari tempat duduknya, berlutut di lantai dengan
satu kaki, dan menundukkan kepala hingga badannya
membungkuk. "Arerros Compaladea, Dewa Poseidon!" ucapnya tegas,
seperti mengucapkan hormat dan permohonan maafnya
kepada sang dewa. Tentu saja Kumala dan Rayo jadi
tersenyum menahan geli. Sementara itu, Nyonya Vega
terbengong bingung sendiri:
"Dari mana Nyonya mengetahui nama lain ayah saya:
Poseidon"!"
"Nggak tahu " Nyonya Vega menggeleng linglung. "Kok...
mulutku tiba-tiba saja bisa berkata begitu sih"!"
"Wah, nggak. beres nih," bisik hati Kumala. "Pasti
pekerjaan ibu dari dalam kamar, ikut bicara lewat mulut
Nyonya Vega!"
Ternyata kejadian itu membuat Devo semakin hormat dan
seolah-olah patuh kepada semua perintah Kumala. Tapi saat
itu Dewi Nagadini masih tetap tertidur. Mungkin hanya
jasadnya yang tertidur, tapi kesaktian rohnya tetap mengikuti
putrinya. Dan, suatu kebiasaan yang dilakukan Kumala, jika
ibunya sedang tidur, ia tidak pernah berani membangunkannya.
Kebiasaan Dewi Nagadini kalau sudah tidur bisa lebih dari 8
jam lamanya. Buat Kumala, ada sisi keuntungan sendiri
melihat ibunya tetap tertidur, karena Devo tidak merasa
ketakutan dan Rayo tidak tahu kalau di rumah itu ada Kumala
lain. Sekitar pukul lima sore, hujan mulai turun. Kumala agak
cemas, karena firasatnya mengatakan ada yang ganjil dalam
hujan itu. Mula-mula memang hujan tampak biasa-biasa saja.
Tetapi manjelang pukul enam petang, butiran hujan tidak
bening lagi, melainkan berwarna kemerah-merahan. Suara
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
guntur menggelegar di angkasa berkali- kali. Setiap cahayanya
berkerilap terasa menyengat dan menyilaukan mata Buron
yang punya firasat sama segera mendekati Kumala.
"Boleh aku menengok apa yang terjadi di balik hujan ini?"
"Pergilah, dan kembali secepatnya!"
"Bagaimana dengan Kanjeng Dewi?"
"Masih tidur. Biarkan saja."
Devo tetap asyik ngobrol dengan Sandhi dan Rayo,
sementara Nyonya Vega sudah pulang karena ada kesibukan
lain yang harus ia selesaikan. Tapi ia berjanji akan menjemput
Devo dan membawanya pulang kembali ke tempatnya!
Kumala membantu Mak Bariah menyiapkan hidangan untuk
makan malam nanti. Namun ketajaman indera keenamnya
tetap digunakan untuk memantau situasi yang ada. Sementara
itu, benaknya masih memikirkan tentang apa yang harus ia
lakukan di depan Rayo nanti jika pemuda itu mendesak
melakukan 'gerhana bercinta' Sampai saat itu Kumala belum


Dewi Ular 65 Misteri Gerhana Bercinta di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menemukan solusi untuk dirinya sendiri.
Blegaaarrr...! Tiba-tiba langit seperti mau runtuh. Dentuman halilintar
begitu dahsyatnya. Devo berlari ke luar rumah. membiarkan
hujan mengguyumya. Tapi ia memandang ke langit dengan
kebingungan. Bahkan berlari ke halaman belakang dekat
pendapa. Dari sana ia berteriak.
"Kumala... mereka mengerahkan-skuadron halilintar! Bumi
akan dihancurkan, Kumala!"
"Devo ... masuk! Jangan hujan-hujanan begitu!" seru
Kumala. "Tapi mereka menyerang bumi, Kumala!"
"Bukan! Bukan mereka yang datang! Masuklah, nanti kau
sakit!" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Rayo dan Sandhi ikut ke belakang. Sandhi diperintahkan
membujuk Devo untuk masuk ke pendapa. Rayo dan Kumala
segera menghampirinya ke pendapa. Mereka menenangkan
traumatik Devo tentang dentuman halilintar yang disangka
serangan dari luar angkasa itu.
Jlegaaaar. .! Kali ini bumi bergetar hebat Beberapa dahan pohon ada
yang patah. Beberapa genteng ada yang rontok Barang
barang di dapur pun berjatuhan karena guncangan hebat,
seperti perahu membentur tebing karang. Kumala sendiri
semakin curiga dengan keadaan itu. Butiran hijau menjadi
semakin merah. "Adaapa ini"!" gumam Sandhi setelah menyadari butiran
hujan bukan berwarna bening.
Bluubb...! Seberkas sinar kuning datang dan meletup di belakang
Kumala, lalu berubah menjadi sosok pemuda berambut kucai:
Buron. "Kumala, pamanku diserang pasukan
iblis hingga kewalahan!"
"Nah, apa kataku tadi"!" sahut Devo. Tegang kembali Rayo
dan Sandhi menenangkan lagi.
"Mereka ingin menguasai danau itu, Kumala! Pamanku
sendirian!" kata Buron dengan nada tegang juga.
"Okey, aku akan ke sana!"
Buron pergi dulu membantu Jin Gantranoya yang
menghadapi ratusan prajurit dari istana iblis itu. Kumala Dewi
sempat bertukar pakaian supaya punya gerakan lincah. Tapi di
kamar ia justru melihat ibunya terbangun setelah dentuman
ketiga terdengar dan mengguncangkan isi kamar kembali.
"Oh, bencana mulai datang rupanya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ibu, apa yang harus kulakukan" Pasukan iblis menyerang
Jin Gantranoya, ingin menguasai danau itu!"
Tetap tenang Dewi Nagadini berkata, "Hentikan hujan!
Munculkan rembulan!"
Tiba-tiba hujan berhenti total. Sangat mengejutkan semua
orang. Petang yang sudah berubah malam mulai menampakkan cahaya rembulan. Tapi dentuman halilintar
masih terdengar menggelegar, hanya saja tak sampai
mengguncangkan bumi.
"Kumala, ibu sudah membuka pintu hati Rayo. Sekaranglah
saatnya menciptakan bayangan 'gerhana bercinta', Manisku...."'
Blegaaarrr...! "Ta .. tapi aku nggak bisa, Ibu. Aku malu dan., dan..."
"Gunakan Aji Lintang Sewu dan Jangan gugup begitu, ah!"
"Aji Lintang Sewu..."!"
Blegaaarrrr. .! Bluuummm...!
"Kalau kau tak mau bercinta, cukup menggunakan Aji
Lintang Sewu-mu itu. Satu jelmaan dirimu dari seribu rupa itu
sudah bisa mewakilimu bercinta tanpa merusak mahkota suci
dewani. Sisanya dari yang seribu membantu Jin Gantranoya
mengalahkan pasukan iblis itu!"
"Ya, ampuunn... kenapa bukan dari kemarin Ibu bilang
begitu?" "Ibu baru saja dapat petunjuk dari ayahmu, Sayang "
sambil sang ibu mencubit dagu anaknya Kumala Dewi
menggunakan Aji Lintang Sewu, yaitu sebuah kesaktian yang
membuat dirinya menjadi kembar seribu rupa. Sosok aslinya
tetap berada di kamar, sementara salah satu dari
kembarannya itu keluar dari kamar dan menemui Rayo.
Sisanya menyebar dalam bentuk cahaya hijau seperti naga,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menuju ke daerah danau keramat, dan membantu Jin
Gantranoya menghadapi pasukan dari istana iblis.
Plaaar, blaar, jleeegaaarrr...! Wwuuurrrrrr...!
Gemuruh suara memenuhi bumi adalah perlawanan dari
kembarannya Dewi Ular yang mendesak pasukan iblis agar
menjauhi danau tersebut. Udara di atas danau itu
menyemburkan percikan bunga api tiada henti. Orang-orang
di sekitarnya memandang dengan kagum dan ketakutan.
Sementara itu, Sandhi dan Devo terbengong melompong
melihat Kumala Dewi membawa pergi Rayo. Kedua tangan
Rayo bergenggaman dengan kedua tangan Kumala, lalu
keduanya melayang dalam posisi tetap berdiri berhadapan.
Makin lama makin jauh, arahnya menuju ke pancaran cahaya
rembulan. Dalam perjalanan itu Rayo mendengar suara
Kumala berbisik mesra padanya.
"Takutkah melayang begini, Ray?"
"Selama bersamamu tidak ada yang membuat ku bisa
ketakutan."
"Dinginkah tubuhmu?"
"Ya, tapi hatiku hangat, Lala."
"Mungkin lebih hangat kalau kau memelukku, Ray "
Maka Rayo pun memeluknya. Kumala masih berbisik,
"Ray...hangat lagi tubuhku, Ray.. ."
Maka sentuhan lembut pun terasa menghangat di pipi
Kumala. Sentuhan itu menjadi semakin mendebarkan hati
ketika Rayo merayapkan bibirnya hingga menyentuh bibir
ranum Kumala. Bibir itu dikecupnya pelan-pelan, lembut
sekali. Membakar gairah birahi keduanya.
Maka, tangan mereka pun mulai merayap, meremas, dan
semua dilakukan dalam kelembutan.Kemesraan
itu membungkam sejuta petir. Tak ada yanng berdentum lagi, tak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ada yang bergemuruh kecuali dada mereka dibakar api
asmara. Semakin jauh mereka melayang semakin dahsyat
perlawanan Kumala, sehingga gerak-gerak tubuh mereka
dapat terlihat dari permukaan bumi Orang-orang keluar dari
rumah, memandang ke arah rembulan. Bayangan hitam yang
menciptakan gerhana itu bergerak-gerak dalam tarian orang
bercumbu. Lampu lampu jalanan menjadi indah dalam pancaran
sinarnya. Alam menjadi berseri-seri, sehingga warna hijau
daun tampak seperti kristal-kristal bening yang amat indah.
Butiran hujan di mana mana menyerupai hamparan berlian
yang amat mengagumkan. Hati tiap manusia di bumi pun
merasa diliputi kemesraan, sehingga yang memiliki pasangan
saling terangsang dengan pasangannya masing-masing. Suara
musik dan dentingan apa saja mengandung nada nada
romantis, membuat alam menjadi hanyut dalam keindahan
bercinta. Pada saat itulah pancaran cahaya rembulan berubah
menjadi biru kehijau-hijauan Cahaya itu bening sekali, dan
enak dipandang mata Seakan membuat darah yang mengalir
di tubuh tiap manusia memiliki getaran asmara yang
membahagiakan jiwa. Hewan-hewan pun memperdengarkan
suara lirihnya, seperti ikut kasmaran oleh suasana yang amat
mengagumkan itu.
Dan, orang-orang yang berada di sekitar danau keramat itu
bukan hanya keluar rumah memandangi bayangan gerhana,
tapi juga melihat sejumlah cahaya ungu keluar dari
permukaan air danau. Cahaya ungu bercampur serpihan
kuning emas itu membentuk seperti pelangi. Melengkung
tinggi, makin lama makin mendekati rembulan, dan akhirnya
antara rembulan dan danau tercipta jembatan cahaya ungu
yang melengkung indah mengagum kan. Itulah saatnya Tirta
Candrawulan terhisap kuat-kuat oleh 'gerhana bercinta' di
angkasa biru. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Luar biasa"!" desah Devo terkagum-kagum. "Benar-benar
dia anak dewa yang kami hormati di Atlantis sana, Sandhi!"
"Dia memang bidadari mulia. Heey... apa itu yang bergerak
turun" Seperti bintang jatuh, ya"!"
"Oh, itu... itu... sepertinya itu kapalku, Sandhi"! Oh, Dewa!
Telah kau kembalikan kapalku"! Benar kah begitu"!"
Cahaya ungu berbintik emas itu padam dari permukaan
danau. Tapi benda aneh itu tetap meluncur mendekati
permukaan air danau. Sementara bayangan 'gerhana bercinta'
sudah pudar Rayo Pasca dan Kumala Dewi kembali ke
halaman belakang dalam keadaan berkeringat dan acak-
acakan pakaian mereka. Kumala segera lari masuk ke kamar..
Seperti malu berhadapan dengan Devo dan Sandhi yang ingin
memberitahu ada benda aneh meluncur dari langit.
Sebelum mereka menyusul sampai ke depan pintu kamar,
Kumala sudah muncul kembali. Pakaiannya sangat rapi,
rambutnya pun rapi, tak terkesan habis bercumbu di
permukaan rembulan tadi. Mereka tak tahu, bahwa Kumala
yang muncul kali ini adalah Kumala yang asli, bukan salah satu
dari seribu kembarannya tadi.
"Kumala, ada benda aneh meluncur turun dari langit!" kata
Sandhi berapi-api.
"Itu kapalmu ,yang kutarik dari batas atmosfir kita, Devo!"
"Kalau begitu aku harus cepat-cepat ke danau itu. Kumala!"
Dewi Ular hanya menyentakkan jari tangannya. Blaab. !
Cahaya hijau menyergap mereka, tidak termasuk Rayo.
Mereka bertiga lenyap dari depan kamar. Tahu-tahu sudah
berada di tepi danau. Benda dari langit itu me luncur
menembus kedalaman danau. Jebuuur...! Sebentar kemudian
muncul sebagai roket, lalu mengembang dengan sendirinya
setelah dipandangi oleh kekuatan mata sakti Dewi Ular. Benda
itu menjadi berbentuk sebuah kapal aneh yang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mencengangkan semua orang. Devo segera naik ke atas kapal
itu dengan bantuan sinar hijaunya Kumala yang membentuk
jembatan atau tangga dari darat ke geladak kapal.
"Ini kapalku, Kumala! Aku telah mendapatkannya! Terima
kasih...! Terima kasih putri Dewa Poseidon...!" Devo
kegirangan sampai mau bersujud berkali-kali.
Claaap...! Kumala melepaskan sinar hijau patah-patah dari
jari tangannya. Udara di belakang kapal seperti robek,
memancarkan sinar biru bergelombang. Sinar itu pun makin
lebar menyerupai dinding besar, dan bagian tengahnya segera
berlobang menyerupai terowongan besar
"Devooo...! Selamat jalan, Teman...!!" seru Kumala sambil
melambaikan tangannya.
Devo masih belum mengerti maksud Kumala. Tapi ketika
dirasakan kapalnya mulai bergetar dan ingin bergerak, barulah
ia sadar bahwa Kumala akan mengirimnya kembali. Pulang ke
zamannya. Maka Devo pun melambaikan tangan sambil
berseru sedih, "Selamat tinggal...! Terima kasih, Dewiku...!
Selamat bertemu lagi...!"
"Hati-hati, Devooo...!!"
Blaaass...! Kapal itu lenyap seperti ditelan terowongan
bercahaya biru. Akhirnya cahaya itu sendiri padam. Danau
menjadi hening. Sunyi. Sang Panglima telah kembali ke
zamannya. Sayang, waktu itu Nyonya Vega tidak ikut
menghantar kepulangan Devo, sehingga janda kaya itu hanya
bisa merenung sedih saat mendapat kabar dari Kumala.
"Kumala, tolong... bantu aku ... Bantu aku untuk menyusul
kepergiannya, Kumala," pinta Nyonya Vega yang membuat
Kumala hanya tersenyum, Sandhi menyembunyikan tawa
gelinya, dan Buron berbisik pelan di belakang Kumala.
"Menyusul ke mana" Ke dasar lautan" Atlantik sudah
tenggelam kok mau disusul."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sssst...!" desis Kumala mengingatkan ucapan Buron.
Namun gadis itu jadi terperangah melihat ke arah depan. Di
sana ia melihat Rayo sedang berjalan berdampingan dengan
ibunya: Dewi Nagadini Tapi ketika Rayo memandang ke arah
Sandhi, ia terkejut karena di samping Sandhi ada Kumala juga
"Hahh..."! Ja... jadi siapa yang berjalan denganku sejak
tadi ini, Saaan...!!" seru Rayo dengan kebingungan dan
ketakutan. Mereka menertawakan walau tak harus bersuara keras.
Rayo semakin tegang dan seperti orang linglung. Lucu sekali
mimiknya. SELESAI Rahasia Si Badju Perak 6 Kemelut Di Cakrabuana Karya A Merdeka Permana Seruling Samber Nyawa 14
^