Pencarian

Sumpah Palapa 26

Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana Bagian 26


Mereka rapat sekali berhubungan dengan para pameget
kepala urusan agama Syiwa, terutama dengan darmadhyaksa
Kesyiwan Dang Acarrya Syiwa-isywara. Dibalik pengaruh agama
Hindu Dan Syiwa itulah mereka dapat menyelubungi maksud
tujuan mereka yani untuk menghidupkan dan mempertajam
garis-garis golongan berdasarkan pada asal keturunan orang,
yalah kasta. 1568 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan menggunakan ajaran-ajaran agama itu, mereka
berusaha membentuk dinding perisai yang kokoh untuk patih
Dipa. Menurut peraturan kerajaan Majapahit pada waktu itu
maka orang yang berasal dari keturunan kasta Sudra, tidak
diperbolehkan menduduki jabatan tinggi dalam pemerintahan
kerajaan. Jabatan yang tinggi harus dipegang oleh golongan pri-
agung yang dari kalangan kasta ksatrya.
Dan ditemukannya peristiwa nyi T anca, dimanfaatkan sebesar-
besarnya oleh Arya Kembar dan kawan-kawannya untuk
mencemarkan nama baik patih Dipa. Tetapi ternyata usaha
mereka itu mengalami kegagalan. Patih Dipa tak pernah mau
undur selangkah dari pendiriannya bahwa kepeatingan negara itu
harus ditempatkan diatas segala kepeatingen. Dia menolak
tuntutan nyi Tanca. Dan kembali para arya itu harus menggigit
jari. Pertemuan di rumah kediaman nyi Tanca pada malam itu
dihadiri oleh beberapa orang arya.
"Karena sudah terlanjur basah" kata Arya Warak "kurasa
janganlah kita bertindak secara tanggung-tanggung"
Arya Kembar dan kawan-kawan menatapkan pandang kearah
Arya Warak. Rupanya Arya Warak tahu bahwa pandang mereka
itu menuntut keterangan. "Maksudku" kata Arya Warak "lebih baik bibi rakryan
mengadukan hal itu kehadapan sang ratu"
"Maksudmu untuk menggugat patih Dipa dalam peristiwa
pembunuhan rakiyan Tanca itu" " Arya Kembar menegas.
"Ya" sahut Arya Warak "bukankah bibi rakryan sudah memiliki
bukti bukti bahwa patih Dipa terlibat dalam pembunuhan rakryan
Tanca itu?" "Tetapi bagaimana dengan gugatan itu?" tanya nyi Tanca.
1569 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bibi dapat memohon keadilan kehadapan duli sri Ratu" kata
Arya Warak "bahwa patih Dipa telah membunuh paman rakryan
tanpa melakukan pemeriksaan lebih dahulu"
"Apabila sri Ratu menolak untuk mengadili patih Dipa?" tanya
nyi T anca. "Karena sudah melangkah pada perkembangan begini, baiklah
bibi rakryan membongkar sama sekali apa yang sebenarnya
terjadi dalam keaton sehingga seri baginda Jayanagara sampai
dicidera paman rakyan"
Nyi Tanca tidak lekas menyahut melainkan terdiam. Rupanya
dia tengah membayangkan bahwa menggugat patih Dipa,
merupakan suatu tindakan besar. Dan setiap tindakan besar yang
menyangkut peribadi seorang mentri, tentu akan menimbulkan
berbagai akibat yacg berat. Apabila ia tak dapat mengunjukkan
bukti-bukti atas pengaduannya itu, tentulah sri Ratu akan murka
dan menuduhnya menfitnah patih Dipa. Bagai mana
hukumannya, ngeri rasanya ia membayangkan.
"Adi Warak" sesaat kemudian Arya Kembar, juru pemikir
golongan arya yang paling gem ilang, berkata
"Kalau tak salah, dalam peristiwa di keraton pada waktu itu
terdapat seorang wanita lain, bukan bibi rakryan Tanca, juga
bukan nyi Dipa. Dialah yang sebenarnya akan diumpankan
kepada seri baginda. Tetapi karena dia pintar, akhirnya wanita itu
dapat meloloskan diri"
"O, nyi Saraswati" seru nyi Tanca "ya, memang dialah yang
merupakan kunci utama yang dapat kuajukan sebagai saksi"
"Benar bibi" kata Arya Kembar bertolak pada kesaksiannya itu
akan terbongkarlah rahasia dalam keraton. Dengan begitu jelas
patih Dipa terlibat secara tak langsung atas pembunuhan seri
baginda Jayanagara" 1570 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karena hal Itu pernah diuraikan Arya Kembar maka baik nyi
Tanca maupun beberapa arya itu sudah tahu apa yang
dimaksudkan, dalam ucapkan Arya Kembar.
"Benar, bibi" seru beberapa Arya itu. Tetapi nyi Tanca
menghela napas "Ah, tetapi dimana Saraswati itu sekarang "
Sejak dia lolos dari keraton, hingga saat ini tiada kabar beritanya
lagi" "Siapa lagi kalau bukan patih Dipa yang menyembunyikan?"
Arya Warak bersungut-sungut.
Untuk beberapa jenak mereka terdiam. Rupanya mereka
tengah memutar otak untuk mencari jalan.
"Ah, kurasa kita tak memerlukan wanita itu" tiba-tiba Arya
Kembar berkata. "Lalu ?" "Bahkan wanita itu apabila kita mendapat laporan di mana
tempat tinggalnya, harus kita lenyapkan"
"Mengapa?" seru kaavan-kawannya terkejut.
"Apabila dugaan adi Warak tadi benar maka jelas tentulah
patih Dipa sudah membina dan mengisi pikiran wanita itu untuk
membantu kepentingannya. Wanita itu tentu tak mau
mengatakan tentang perbuatan seri baginda terhadap nyi Dipa.
Dengan begitu, hapuslah segala prasangka terhadap diri patih
Dipa" Beberapa arya merenungkan.
"Tetapi apabila wanita itu tak ada dan kita lenyapkan, tentulah
persoalan itu akan gelap. Tuduhan bibi rakryan tentu akan
menimbulkan berbagai tafsiran dan prasangka atas diri patih
Dipa" "Tetapi apaguna segala tasiran dan prasangka terhadap patih
Dipa itu " Bukankah hal itu belum cukup kuat untuk menjadi
1571 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
landasan sang Ratu akan menjatuhkan hukuman kepada patih
itu?" bantah Arya Banyak.
"Setiap prasangka tentu berguna kepada kita, adi Warak" kata
Arya Kembar tersenyum. Arya Banyak memandangnya.
"Dengan menyandang prasangka itu, perjalanan patih Dipa
meniti ke tangga kekuasaan pasti akan mendapat sorotan yang
tajam dan tanggapan yang keras dari para mentri senopati dan
seluruh kawula Majapahit. Tidakkah hal itu akan merintangi atau
paling tidak menghambat perjalanannya?" seru Arya Kembar.
Para arya terkesiap dan mengangguk-angguk. Mereka
mengiakan dan memuji pandangan Arya Kembar yang dapat
menjangkau amat jauh. Tiba-tiba nyi Tanca membuka suara "Arya sekalian, setelah
mendengar berbanyak-banyak uraian dan gambaran yang telah
andika berikan, makin kokohlah pendirianku untuk mengajukan
gugatan kepada patih Dipa. Tetapi aku masih meragu"
"Apa yang bibi rakryan ragukan?" tanya Arya Lembang.
"Untuk mengajukan gugatan yang sepenting itu, kita harui
memilih waktu yang tepat. Apakah andika menganggap sekarang
ini, sudah tepat waktunya aku mengajukan tuntutan itu " Dan
kalau andika menganggap sudah tepat, apa alasannya ?"
Arya Banyak cepat menanggapi "Bibi rakryan, kurasa sang
Ratu selalu siap menerima persoalan yang menyangkut urusan
pemerintahan. Patih Dipa termasuk tokoh penting dalam pusat
pemerintahan. Persoalan yang menyangkut dirinya tentulah
mempunyai nilai yang penting artinya. Bukankah sudah beberapa
waktu ini sang Ratu mengadakan pembersihan dan pembaharuan
dalam susunan mentri dan senopati kerajaan ?"
1572 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, bibi rakryan, alangkah tepatnya saat ini" seru Arya
Lembang, juga Arya Warak mendukung pernyataan kedua arya
itu. "Bagaimana pendapatmu, Arya Kembar?" karena mengetahui
bahwa di antara para arya itu hanya Arya Kembar yang
mempunyai pandangan luas maka nyi Tanca perlu bertanya
kepadanya. "Ingin hamba meminta keterangan tentang penilaian bibi
rakryan sendiri. Karena dengan melontarkan pertanyaan
pertanyaan itu, hamba menilai tentulah bibi rakryan sudah
mempunyai pandangan" Jawab Arya Kembar.
Nyi Tanca mengangguk-angguk. Diam-diam la memuji akan
ketajaman pikiran Arya Kembar "Ya, engkau memang awas. Aku
memang mempunyai pandangan lain. Kuanggap taat ini belumlah
taatnya kuajukan pengaduan itu kepada sang Ratu"
Arya Warak hendak bertanya tetapi sudah didahului Arya
Kembar "Apa alasan bibi rakryan ?"
"Tentulah andika sekalian tahu bahwa sudah hampir dua
tahun lamanya sang Ratu melangsungkan pernikahan dengan
raden Kertawardhana. Namun tampaknya belum terlihat tanda-
tanda sang Ratu akan memperoleh keturunan. Akupun pernah
menerima utusan sang Ratu yang menitahkan aku supaya
membuatkan ramuan jamu agar segera mendapat keturunan.
Dan menurut keterangan utusan itu, sang Ratupun sudah
berusaha mencari orang pandai yang dapat mengabulkan
keinginannya" Arya Kembar mengiakan "Memang apa yang bibi rakryan
ucapkan itu. Sang Ratu memang sangat mengidam-idamkan
putera. Namun sampai sekarang belum juga berhasil"
"Arya" kata nyi Tanca "andika yang dekat dan sering
menghadap ke keraton tentulah dapat melihat suasana di
1573 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keraton. Bagaimana sikap dan penampilan sang Ratu selama ini
?" Arya Kembar mengatakan bahwa walaupun dalam memimpin
pasewakan, sang Ratu tetap bersikap tegas dan bijaksana namun
pernah ia mendapatkan sang Ratu berdiam diri termenung-
menung. Menurut keterangan yang diperolehnya dari para
dayang, memang sang Ratu kerap kali murung.
"Demikianlah naluri yang wajar dari setiap wanita yang sudah
menikah. Walaupun seorang ratu tetapi sang Ratupun tak lepas
dari naluri kewanitaannya" kata nyi Tanca.
"Jadi itukah yang menjadi dasar alasan bibi rakryan untuk
tidak mengajukan gugatan itu sekarang ini?" Arya Warak
menegas. "Apakah alaian itu engkau anggap kurang sempurna?" balas
nyi T anca. Arya Warak terdiam. Dan Arya Kembarpun merenung.
Rupanya para arya itu diam-diam mengakui bahwa alasan nyi
Tanca memang mempunyani dasar yang sukar dibantah.
"Baiklah, bibi rakryan" akhirnya Arya Kembar berkata "kita
akan menunggu lain kesempatan yang lebih sesuai"
"Lalu apa usaha kita kakang Kembar?" tanya Arya Lembang.
"Aku mempunyai rencana adi" jawab Arya Kembar "ada dua
sasaran yang hendak kutuju. Pertama, menyelidiki jejak
Saraswati, wanita yang dapat meloloskan diri dari cengkeraman
seri baginda Jayanagara itu. Dia merupakan saksi utama dalam
peristiwa dalam keraton. Kita harus me lenyapkan wanita itu
secepat mungkin" "Tetapi di mana dan bagaimana kita akan menyelidiki
jejaknya, kakang?" tanya Arya Warak.
1574 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku belum dayat mengatakan deegan pasti. Yang penting
kita berusaha untuk mencarinya" kata Arya Kembar "dan kedua,
ada dua tokoh tua yang dapat kita ajak bersekutu"
"Siapa" serempak ketiga arya berseru.
"Tumenggung sepuh Jabung Tarewes dan tumenggung Lembu
Peteng. Mereka termasuk jajaran kadehan dari rahyang ramuhun
Kertarajasa, ayahanda ratu Teribuanatunggadewi. Keduanya
seangkatan dengan patih mangkubumi Nambi, Lembu Sora dan
lain-lain. Tetapi mereka tidak pernah mengenyam jabatan yang
penting dalam pemerintahan pada masa seri baginda Jayanagara
berkuasa" "Tetapi itu keputusan dari seri baginda sendiri, tiada kaitannya
dengan patih Dipa" bantah Arya Warak.
"Tidak adi Warak" kata Arya Kembar "engkau belum
mengetahui bahwa sebenarnya seri baginda Jayanagara pernah
menitahkan memanggil kedua mentri sepuh itu menghadap. Seri
baginda bermaksud hendak memberi mereka jabatan dalam
pemerintahan setelah pemberontakan Dharmaputera ra Kuti
dapal dibasmi" "Tetapi" lanjut Arya Kembar "patih Dipa menghalangi. Dia
mengatakan bahwa kedua mentri itu sudah terlalu tua untuk
memikul tugas pemerintahan yang berat. Sebaiknya biarlah
mereka mengenyam kehidupan yang tenang untuk menghabiskan sisa hidupnya"
"Waktu kedua tumenggung mendengar hal itu, mereka marah
dan menghadap seri baginda" kata Arya Kembar pula "dengan
panjang lebar kedua priagung sepuh itu menguraikan jasa
bhaktinya semasa mengikuti perjuangan raden Wijaya sehingga
sampai berhasil mendirikan kerajaan Majapahit. Mereka
menyatakan bahwa bagi pejuang tak pernah mengenal istilah
tua. Walaupun usia mereka sudah tua tetapi semangat dan
1575 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tenaga mereka masih menggelora untuk melakukan tugas
negara" "Tetapi seri baginda sudah terlanjur percaya kepada patih


Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dipa. Secara halus seri baginda menitahkan mereka pulang, kelak
apabila sudah ada keputusan untuk menempatkan mereka,
mereka tentu akan dipanggil. Tetapi sampai seri baginda
Jayanagara tewas dicidera ra T anca, tetap kedua tokoh sepuh itu
tak pernah menerima panggilan"
Pernyataan Arya Kembar itu mendapat sambutan yang baik
dari kawan-kawannya. Tak berapa lama kemudian nierekapun
segera pamit. Di tengah jalan Arya Kembar minta ketiga arya itu
supaya singgah ke rumah kediamannya.
"Sebenarnya masih ada sebuah rencana lagi" katanya setelah
duduk bersama ketiga arya di pendapa kediamannya "tetapi
karena hal itu tiada sangkut pautnya dengan bibi Tanca maka
tadi akupua tak perlu membicarakan di sana"
"Engkau benar kakang" seru Arya Warak "Suatu rencana
penting tak perlu terdengar oleh orang yang tak berkepentingan,
apalagi seorang wanita yang mudah kelepasan omong"
Arya Kembar mulai membentangkan rencananya
"Ada suatu langkah yang kukira merupakan jalan pintai yang
dapat cepat menghancurkan kedudukan patih Dipa, yalah kita
harus menghubungi raden Sambu putera aiipati Sadeng itu
supaya segera mempercepatkan rencananya untuk menyerang
Majapahit" "Jika hal itu sudah terlaksana" kata Arya Kembar pula "kita
segera mendahului langkah patih Dipa untuk menghancurkan
orang Sadeng itu. Dengan demikian mau tak mau, sang Ram
tentu akan mengakui jasa kita dan akan mengangkat kita dalam
kedudukan yang penting di kalangan pasukan Majapahit"
1576 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Langkah selanjutnya" lanjut Arya Kembar "kita harus
menanam pengaruh dan kekuasaan dalam tubuh pasukan
kerajaan Majapahit. Nah, apabila kekuasaan pasukan sudah
berada di tangan kita, mudahlah untuk melaksanakan cita-cita.
Kita dapat menekan sang Ratu agar tidak menganggap patih
Dipa ke tempat kedudukan yang tinggi"
"Dan kemungkinan kemungkinan lain yang lebih hebat lagi
tentunya" tukas Arya Banyak.
Ketiga arya memandang kepadanya dengan tatapan mata
bertanya. "Kita harus menarik pelajaran dari kegagalan Dharmaputera ra
Kuti" seru Arya Banyak yang merasa diminta untuk memberi
penjelasan "ra Kuti hanya memikirkan kalangan atas, tidak
memperhitungkan kekuatan dibiwah. Dia hanya melakukan
pendekatan dengan beberapa mentri dan sencpiti saja tetapi tak
pernah mengambil hati anak pasukan"
"Kurasa tidak seluruhnya demikian, kakang Banyak" sanggah
Arya Warak "aku lebih cederung untuk mengatakan bahwa dia
kurang pandai menggunakan kesempatan"
"Apa yang engkau maksudkan itu, adi Warak?" tanya Arya
Banyak. "Pada saat ra Kuti berhasil menghalau seri baginda
Jayanagara dari keraton dan dapat mengambil alih kekuasaan,
dia harus berlaku murah hati. Membagi-bagikan hadiah dan
pangkat kepada mentri dan senopati, membagi-bagikan beras
dan membebaskan pajak kepada para kawula. Menjanjikan
bermacam-macam kesenangan kepada kawula. Pokok, dia harus
membeli hati rakyat dan segenap narapraja kerajaan agar
mereka menganggap bahwa pemerintahan baru di bawah
pimpinan ra Kuti itu jauh lebih baik dari baginda Jayanagara yaag
keras dan bengis" 1577 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah, belum tentu begitu, adi Warak" bantah Arya Banyak
"para narapraja dan kawula di pura Majapahit cukup tinggi
kecerdasan dan kesadarannya. T idak mudah untuk membeli hati
mereka dengan uang dan beras. Yang penting, ra Kuti harus jauh
jauh hari sudah melakukan persiapan untuk mengikat seluruh
mentri dan senopati dari atas sampai ke bawah dan menguasai
pasukan. Apabila pasukan dan kawula sudah berdiri di
belakangnya, tak mungkin patih Dipa dapat mengatur siasat
untuk menggerakkan kemarahan rakyat terhadap ra Kuti. Yang
jelas, ra Kuti terlalu angkuh untuk mendekati orang bawah. Dia
yakin, hanya dengan kekuatan dan kekerasan tentu dapat
menguasai pemerintahan"
"Adi Banyak dan Warak, sama-sama benar" akhirnya Arya
Kembar menengahi "kita rangkaikan penilaian kedua adi. Untuk
menanamkan pengaruh dan kekuasaan, kita harus mengadakan
pendekatan kepada seluruh mentri, senopati dan anak pasukan.
Bahkan terhadap para kawula, kitapun harus memikirkan
kepentingan mereka dengan meningkatkan taraf hidup,
mengembangkan agama Syiwa dan menegakkan keamanan.
Apabila mereka merasa, aman dan sejahtera di bawah pimpinan
kita, barulah kita tingkatkan lagi tujuan kita untuk mencapai
kekuasaan yang terakhir dan tertinggi"
"Jadi jelas" lanjut Arya Kembar pula "rencana kita untuk
mendesak raden Sambu agar segera meminta kepada ramanya
supaya menyerang Majapahit merupakan rencana yang paling
bagus di antara beberapa rencana tadi. Oleh karena itu, marilah
kita tumpahkan perhatian untuk melaksanakan rencana itu"
"Sebaiknya kita me lakukan rencana-rencana itu dengan
serempak" seru Arya Warak.
"Apa maksud adi ?"
"Kita bagi tugas" kata Arya Warak "siapa yang menggarap
raden Sambu, siapa yang harus menemui tumenggung Jabung
1578 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tarewes dan Lembu Peteng serta siapa yang mencari wanita
Saraswati" Kawan-kawannya menerima pendapat itu. Dan Arya Kembar
berkata "Yang penting adalah penggarapan ke Sadeng. Siapa
yang akan ke sana ?"
"Kakang sendiri" seru Arya Lembang "karena kakang kenal
baik dengan putera adipati itu"
"Lalu siapa yang menemui kedua tumenggung sepuh itu ?"
"Kakang Arya Banyak" seru Lembang pula "dia lebih pandai
bicara dan membujuk orang"
"Hus" desuh Arya Banyak "engkau anggap aku ini seorang
penjilat ?" "Bukan penjilat, kakang Banyak. Tetapi seorang yang pandai
mempengaruhi orang. Seorang negarawan harus mempunyai
kecakapan begitu" "Hm, kutahu maksudmu" dengus Arya Banyak "engkau minta
aku yang menemui kedua tumenggung tua itu dan engkau
sendirilah yang akan mencari wanita Saraswati itu, bukan ?"
"Lho, aku belum mendapat pembagian tugas dari kakang
Kembar. Jangan menuduh sembarangan, kakang"
"Yang pasti Saraswiti itu tentu cantik sekali. Kalau tidak tak
mungkin seri baginda Jayanagara akan terpikat hatinya. Maka
engkau pasti akan meminta tugas itu" seru Arya Banyak tertawa.
Arya Lembang hendak menjawab tetapi didahului Arya
Kembar "Sudahlah, kakang Banyak dan engkau Lembang, jangan
berolok-olok saja. Kurasa kita bagi tugas begini. Aku bersama adi
Lenbang akan ke Sadeng sembari di sepanjang jalan menyelidiki
jejak wanita itu. Dan adi Warak menyertai kakang Banyak"
Sadeng terletak di daerah pantai selatan. Termasuk dalam
wilayah Belambangan. Sebenarnya kedudukan Sadeng, lebih
1579 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tepat merupakan sebuih kebuyutan. Tetapi setelah terjadi
peperangan antara Majapahit-Lumajang karena patih mangkubumi Nambi dituduh memberontak di Lumajang maka
seluruh daerah timur dari tanah kerajaan Majapahit yang oleh
raden Wdaya diberikan kepada adipati W iraraja, diambil kembali
oleh baginda Jayanagara. Setelah raden Wijaya berhasil mendirikan kerajaan Majapahit
maka adipati Wiraraja menuntut janji dan oleh raden Wijaya yang
saat itu sudah menjadi raja Majapahit bergelar Sri Kertarajasa,
diberinyalah Wiraraja daerah timur. Daerah yang dikuasai
Wiraraja itu terdiri dari tiga juru atau kabupaten. Lumajang
menjadi pusat dari ketiga daerah juru itu.
Namun setelah Lumajang dan Pajarakan diamankan
Majapahit, maka pusat kekuasaanpun dialihkan ke pura kerajaan
Majapahit. Dan untuk menenteramkan suasana dan mengambil
hati penguasa-penguasa daerah, baginda Jayanagara telah
memberi pengampunan kepada semua buyut, akuwu, wadana
dan juru yang pernah ikut membantu pemberontakan Lumajang.
Tetapi mereka harus mengucapkan sumpah kesetyaan kepada
Majapahit dan tiap tabun harus menghadap baginda di pura
kerajaan. Di samping menghaturkan laporan tentang perkembangan daerah masing-masing, pun mereka menghaturkan bulubekti sebagai tanda kesetyaan kepada raja.
Memang setelah pemberontakan Lumajang dapat diamankan,
tampaknya suasana di daerah bekas kekuasaan Wiraraja, aman
dan patuh kepada kerajaan Majapahit. Tetapi nyatanya tidak
demikian. Di antara buyut, akuwu dan wadana yang berada di
telatah Lumajang itu, buyut Sadeng yang paling mengunjukkan
sikap tak mau tunduk kepada kerajaan Majapahit.
Buyut Sadeng mempunyai alasan untuk berkeras kepala. Dia
mempunyai tiga orang anak. Yang sulung bernama Sambu,
kedua Mangir seorang puteri dan yang bungsu lelaki bernama
Jarak. 1580 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nama puteranya yang bungsu itu diambilkan dari kata
Pajarakan. Setelah Pujarakan dapat diduduki pasukan Maiapahit,
kebetulan isterinya melahirkan seorang putera maka diberinya
nama raden Jarak. Di samping untuk mengenang peristiwa
peperangan di Pajarakan dimana hampir saja buyut Sadeng
terbunuh mati, pun buyut itu menanam cita-cita agar semangat
Pajarakan itu tetap akan menyala terus. Jarak adalah sejenis
tanaman yang bijinya dapat dibuat obor.
Setelah berangkat dewasa maka raden Sambu berguru pada
seorang resi sakti. Mangir tumbuh mekar menjadi seorang dara
yang cantik dan Jarakpun menjadi seorang pemuda jejaka
tanggung. Setelah pulang dari berguru maka Sambu menganjurkan
ramanya supaya memperkuat Sadeng "Rama, buyut buyut di
sekitar daerah Sadeng harus tanduk pada kita. Kita harus
menghidupkan kewibawaan Lumajang lagi dan Sadenglah yang
harus menjadi penggantinya" kata Sambu.
"Sambu" buyut Sadeng terkejut "tidak semudah itu engkau
berucap. Apa taruhanmu untuk menganjurkan rama bertindak
demikian ?" Sambu tertawa "Jika aku mengatakan tentulah rama akan
menganggap aku ini tekebur dan sombong. Baiklah rama, untuk
membuktikan bahwa aku bertanggung jawab atas anjuranku tadi,
aku hendak mohon rama meluluskan keinginanku"
"Apa keinginanmu ?"
"Rama" kata Sambu "Mangir sudah menjelang dewasa. Dia
cantik, pintar dan puteri seorang buyut. Rama tentu
menghendaki mempunyai seorang putera menantu yang perwira,
bukan ?" "Ya, tentu saja"
"Idinkan aku yang menjadi tumbalnya, rama"
1581 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa maksudmu?" tegur buyut Sadeng.
"Kumohon rama mengadakan sayembara"
"Sayembara?" buyut Sadeng kerutkan kening terheran2
"mengapa harus mengadakan sayembara?"
Dengan tenang Sambu mengatakan rencananya. Dia hendak
meminta buyut Sadeng mengadakan sayembara untuk mencari
pasangan buat Mangir "Syaratnya yalah apabila dapat
mengalahkan aku" kata Sambu menutup penjelasannya.
"Ah" buyut menghela napas "apakah engkau yakin
kepandaianrnu telah terlampau digdaya, Sambu?"
"Rama" kata Sambu "jika aku sampai kalah, aku akan bunuh
diri" "Tidak" teriak buyut seketika "jika demikian tekadmu, lebih
baik aku tak mengadakan sayembara itu. Apa guna kalau aku
harus kehilangan puteraku ?"
Rupanya Sambu menyadari akan kesalahan arah dari
ucapannya tadi "Baiklah, rama. Tetapi Mangir adalah adik yang
kusayangi. Bagaimana aku sampai hati untuk mencelakainya
apabila aku tak memiliki keyakinan akan ilmu kedigdayaan yang
telah kuperoieb dari guru. Ketahuilah, rama, bahwa resi yang
menjadi guruku itu bukanlah sembarang resi. Dahulu dia adalah
seorang ...." "Seorang apa?" karena melihat tiba-tiba saja Sambu
menghentikan kata katanya, buyut Saieng cepat menegurnya.
Rupanya Sambu merasa telah kelepasan bicara. Dia telah
bersumpah di hadapan gurunya bahwa dia takkan mengatakan
rahasia peribadi gurunya itu kepada siapapun juga.
"Seorang pendekar yang termasyhur di kerajaan Daha. Karena
menyadari betapa kotor lumpur kedosaan klu dia mengasingkan
1582 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
diri ke gunung dan bertapa" cepat Sambu menyimpangkan arah
kata-katanya. "Tetapi bukankah berbahaya kalau adikmu hendak engkau


Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

jadikan taruhan untuk kesaktianmu itu?"
"Rama benar" sahut Sambu "tetapi ucapan rama itu masih
terbertik dengan rasa cemas dan ragu akan ilmu kedigdayaanku.
Baiklah rama, akan kupersembahkan salah sebuah ilmu
kepandalanku ke hadapan rama" putera buyut itu berpaling ke
arah salah seorang pengatasan kebuyutan "sediakan seekor kuda
atau kerbau dengan seutas tali"
Setelah orang itu pergi melakukan perintah, Sambu mengajak
ramanya menuju ke halaman. Tak berapa lama pengatasan itu
datang dengan menuntun seekor kuda tegar dan seutas tali.
Ia mengikat sebelah kakinya dengan ujung tali dan
memberikan ujung tali yang lain kepada pengalasan itu "ikat
ujung tali itu ke pelana kuda dan cambuklah kuda itu supaya lari"
Setelah perintah itu dikerjakan maka Sambupun berdiri tegak
di tengah halaman "Cambuk kuda itu" teriaknya.
Pengalasan melakukan perintah. Dicambuknya kuda itu dan
karena terkejut kuda terus berlari. Tetapi kuda itu terhenti karena
terpancang oleh tali yang terikat pada kaki Sambu.
"O, Batara" teriak buyut Sadeng dengan terkejut "benar benar
luar biasa" Setelah beberapa saat kuda itu tak kuasa menarik kaki Sambu,
Sambu menyambar tali dan menariknya. Ternyata kuda harus
mengakui keunggulan Sambu dan membiarkan dirinya ditarik ke
tempat Sambu. "Terima kasih rama" sahut Sambu dengan tersenyum gembira
karena telah berhasil merebut hati ramanya. Dia mengfunakan aji
Pengantepan atau membuat dirinya berat sekokoh anak gunung.
1583 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hai, pengalasan" kembali Sambu memanggil orang tadi
"suruh lima orang kawanmu datang ke mari dengan membawa
pentung" Pengatasan itu terkejut heran namun ia tetap melakukan
perintah putera buyut. Tak berapa lama dia kembali bersama
enam orang lelaki yang masing-masing membawa pentung.
"Kemari" kata Sambu "kalian berlima boleh mengepung aku
dan seranglah aku dengan pentung yang kalian bawa itu. Apabila
ada yang berhasil mengenai tubuhku maka dia akan kuberi
hadiah seperangkat pakaian dan uang"
Kelima orang itu tertegun. Hampir mereka tak percaya pada
pendengarannya. Lalu timbullah rasa cemas dan gentar.
Mungkinkah putera buyut itu dapat terhindar dari serangan
mereka berlima. Dan apabila sampai terkena pentung, tidakkah
putera buyut itu terluka" Dan apabila sampai terluka, tidakkah
buyut akan marah kepada mereka "
"Hai, mengapa diam saja?" teriak Sambu ketika melihat kelima
orang Itu masih tertegun diam "jangan kuatir, kalian tidak akan
dipersalahkan apabila dapat memukul aku karena akulah yang
menyuruh kalian. Hayo lekas!"
Mendengar itu terpaksa mereka segera melakukan serangan.
Tetapi mereka terkejut karena tidak seorang-pun yang mampu
mendaratkan pentungnya ke tubuh Sambu. Sambu bergerak
menghindar dengan cara tata-langkah yang luar biasa.
"Cukup" teriak buyut setelah penyerangan itu berlangsung
beberapa saat. Kelima orang itupun berhenti. Kemudian buyut
berkata kepada puteranya "Sambu, sekarang aku baru percaya
akan kesaktianmu" "Jangan terburu dahulu rama" sahut Sambu. Dia menitahkan
pengalaian mengambil beberapa biji batu merah dan
menyuruhnya menumpuk di tanah. Pengatasan itu telah
mengambil sepuluh biji batu merah yang tebal dan keras.
1584 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambu menyingsingkan lengan baju dan maju menghampiri.
Dia berhenti di muka tumpukan batu merah. Setelah bersiap, dia
terus ayunkan tinjunya menebang tumpukan batu merah itu
"Prakkkkk ...."
"Sambu, sudahlah, rama percaya pada kesaktianmu" buyut
Sadeng segera menarik tangan putera-nya terus dipimpin masuk
ke dalam rumah "kini rama tak ragu lagi. Semoga cita-cita rama
dapat terlaksana, angger"
"Apakah yang menjadi cita-cita rama?" tanya Sambu.
"Apakah engkau tahu akan asal keturunan ramamu ini,
puteraku " Sambu mengernyit dahi "Rama adalah buyut dari Sadeng"
"Itu jabatanku sekarang" kata buyut Sadeng "tetapi engkau
tentu tak tahu siapa sebenarnya diriku ini"
Sambu heran dalam hati. Mengapa sejak ia masih kecil baru
sekarang ramanya mempersoalkan asal keturunannya. Mengapa
tidak sejak dahulu kala ramanya memberitahu hal itu kepadanya"
"Rama, telah hamba katakan bahwa hamba adalah putera
rama" jawab Sambu "apabila rama tidak memberitahukan hal itu
bagaimana mungkin hamba dapat mengetahui ?"
"Apakah ibumu tak pernah bercerita kepadamu?" tanya buyut
Sadeng. Sambu mengatakan tidak. Diam diam buyut memuji isterinya
yang dapat dipercaya untuk menyimpan rahasia.
"Sekarang karena engkau sudah dewasa" kata buyut Sadeng
"dan karena engkau sudah memiliki ilmu kedigdayaan yang
hebat, kiranya sudah tiba waktunya apabila akan rama
beritahukan rahasia itu"
Sambu bersiap mendengarkan dengan penuh perhatian.
1585 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sesungguhnya ibumu itu adalah puteri dari adipati Pajarakan
yang ikut terlibat dalam pemberontakan rakryan patih Nambi
dahulu. Dan aku sendiri adalah putera kemanakan dan adipati
Lumajang. Karena paman adipati hanya berputeri maka akupun
dianggap sebagai puteranya. Ketika aku ditugaskan untuk
menjadi juru penghubung antara paman adipati Lumajang dan
adipati Pajarakan maka terjalinlah hubungan kasih antara aku
deogan ibumu. Tetapi waktu itu keadaan sudah genting.
Rombongan rakryan mahapatih Nambi dan beberapa rakryan
mentri datang ke Lumajang. Sebenarnya rakryan mahapatih
Nambi hendak kembali ke pura kerajaan mengingat tugas tugas
dalam pemerintahan. Tetapi datanglah patih Aluyuda yang
menganjurkan agar patih mangkubumi Nambi tetap menetap
dulu di Lumajang sampai ramanya sembuh..." Berhenti sejenak
buyut Sadeng melanjutkan pula "Karena percaya akan ucapan
patih Aluyuda yang sedia membantu untuk menghadap seri
baginda dan melaporkan tentang kepulangan patih mangkubumi
Nambi yang tertunda, maka rakryan patih Nambi mau menerima
nasehat itu. T api tak berapa lama kemudian, tahu-tahu pasukan
Majapahit datang hendak menangkap patih mangkubumi dengan
tuduhan rakryan patih itu memberontak"
"Beberapa mentri dan senopati kerajaan yang berada di
Lumajang untuk menyertai rakryan patih Nambi, bersepakat
untuk mengiringkan patih Nambi pulang. Tetapi pasukan
Majapahit itu tetap hendak menangkap rakryan patih Nambi dan
para mentri serta senapati di Lumajang. Akhirnya marahlah para
rakryan mentri dan senopati itu. Mereka adalah mentri dan
senopati yang sudah berpuluh tahun mengabdi dengan setya
kepada kerajaan Majapahit. Sejak rahyang ramuhun prabu
Kertarajasa Wisnujayawardhana hingga sampai pada seri baginda
Jayanagara yang sekarang"
"Terpancing oleh kemarahan akhirnya para mentri dan
senopati itu menganjurkan agar sang patih mangkubumi
melawan tindakan sewenang-wenang dari seri baginda
1586 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jayanagara. Akhirnya pecahlah peperangan antara Lumajang dan
Pajarakan. Adipati Lumajang cepat mengambil beberapa langkah.
Ia meminang puteri adipati Pajarakan dan dinikahkan dengan
aku. Paman adipati hendak mengikat tali hubungan keluarga
dengan Pajarakan, agar Pajarakan berjuang bahu membahu
dengan Limajang yang akan mendukung patih mangkubumi
Nambi dan para mentri kerajaan"
"O, jika demikian sebenarnya rakryan patih mangkubumi
Nambi Itu tidak berniat memberontak?" tanya Sambu.
"Memang tidak" jawab buyut Sadeng "rakryan patih telah
terperangkap dalam tipu muslihat patih Aluyuda yang mempunyai
tujuan hendak merebut kedudukan patih mangkubumi itu"
"Dan akhirnya gerakan perlawanan rakryan patih Nambi dan
para mentri di Lumajang itu gagal?" tanya Sambu.
"Ya" kata buyut Sadeng "pertama, karena mereka belum
sempat menyusun kekuatan karena semula mereka memang tak
bermaksud hendak memberontak. Kedua, rakryan patih dan para
gusti mentri itu masih mempunyai rasa sungkan dan segan untuk
berperang dengan sungguh sungguh. Akibatnya mereka dapat
dihancurkan" "Ah, itu salah, rama" seru Sambu "dalam peperangan, tidak
boleh bersikap setengah hati dan ragu"
"Engkau benar Sambu" kata buyut Sadeng "tetapi engkau tak
dapat menyelami perasaan rakryan patih Nambi dan para gusti
mentri kerajaan itu. Memang demikian ciri kesetyaan bhakti
mereka terhadap raja terutama kepada kerajaan Maiapahit.
Mereka ikut berjuang membantu raden Wijaya mendirikan
kerajaan Majapahit. Mereka tak bersalah kepada seri baginda
Jayanagara. Rakryan patih Nambi sudah berusaha untuk
mengirim pengalasan menghadap seri baginda untuk menjelaskan duduk persoalannya mengapa rakryan patih belum
1587 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kembali ke pura kerajaan. Tetapi pengalasan itu tak pernah
kembali" "Ditangkap?" "Ya, ditangkap dan dibunuh"
"Atas perintah siapa" Apakah seri baginda yang menitahkan?"
"Seri baginda tidak pernah menitahkan hal itu"
"Lalu dari s iapa, rama?"
"Patih Aluyuda. Dialah yang memegang tampuk pimpinan
pasukan Majapahit ke Lumajang. Dan mendapat kepercayaan
penuh dari seri baginda. Dia seorang yang bernafiu besar untuk
merebut kekuasaan. Dia pandai mengambil muka kepada seri
baginda" "Ah, mengapa seri baginda Jayanagara sedemikian gelap
hatinya sehingga tidak dapat membedakan mana emas mana
loyaog" desah Sambu penuh rasa sesal.
"Itulah apabila kerajaan akan runtuh" sambut buyut Sadeng
"adalah karena akibat dari kegelapan hati seri baginda sehingga
akhirnya seri baginda harus menderita malapetaka dicidera
rakryan Tanca" "Lalu bagaimana kelanjutan cerita rama ?"
"Setelah Lumajang dan Pajarakan pecah maka berguguranlah
para tokoh-tokoh yang telah banyak berjasa kepada kerajaan
Majapahit. Sebenarnya aku hendak nekad menerjang pasukan
Majapahit yang hendak menyerbu kadipaten tetapi pada waktu
itu paman adipati mencegah dan melarang "Angger, lekas bawa
isterimu tinggalkan kadipaten. Bawalah serta kedua adikmu,
yalah puteri dari paman adipati"
"Tidak paman" aku menolak "biarlah hamba ikut gugur
bersama paman" 1588 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetapi paman adipati marah "Tidak, angger. Engkau tidak
boleh mati. Kalau engkau mati maka Lumajang takkan mendapat
kesempatan untuk membalas pada Majapahit selama-lamanya.
Engkaulah satu-satunya tumpuan harapanku"
"Karena paman Adipati marah sekali dan aku harus menurut
perintahnya maka terpaksa aku dan ibumu serta kedua puteri
paman adipati itu meninggalkan kadipaten Lumajang. Akhirnya
dengin menyamar sebagai rakyat biasa aku dapat diangkat
sebagai buyut di Sadeng ini"
Sambu mengangguk-angguk "Jika begitu, ramapun harus
menetapi janji untuk melaksanakan titah eyang adipati Lumajang
itu" "Bertahun tahun kupendam keinginan itu. Baru kini sete lah
engkau dewasa dan memiliki kedigdayaan yang hebat, akan
kulakukan janji itu, Sambu"
Serta merta Sambu memberi tanggapan "Baik, rama,
hambalah yang akan melaksanakan amanat itu. Oleh karena itu
makin teguhlah niat hamba untuk memmohon kepada rama agar
rama berkenan mengadakan sayembara itu"
"Baik, tetapi ...."
"Tetapi bagaimana, rama?"
"Seperti engkau ketahui" kata buyut Sadeng "bahwa selama
ini aku merahasiakan siapa diriku dan siapa diri ibumu. Ini demi
menjaga dan mengamankan keselamatan keluarga kita"
"Maka dalam rencana untuk membangun perserekatan buyut-
buyut di daerah yang dahulu menjadi kekuasaan Lumajang,
sebaiknya janganlah kita terlalu menggunakan cara yang
menyo'ok sehingga menimbulkan perhatian kerajaan Majapahit.
Sayembara pilih jodoh, masih belum umum dalam masyarakat
kita. Dan kedua kalinya, hal itu tentu akan tersiar luas sehingga
tentu terdengar kerajaan Majapahit"
1589 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tetapi rama" bantah Sambu "biarlah Majapahit mendengar
dan menyelidiki kemari. Kenyataan kita memang hendak
mencarikan jodoh yang sesuai kepada Mangir"
Buyut Sadeng gelengkan kepala "Ah, tetapi akibatnya akan
menimbulkan berbagai kemungkinan yang tak kita harapkan"
"Kemungkinan bagaimana, rama ?"
"Bagaimana misalnya ada orang-orang Majapahit yang ikut
dalam sayembara itu ?"
"Silakan" sahut Sambu dengan tegas "asal mereka mampu
mengalahkan aku" Buyut Sadeng menghela napas "Ah, Sambu, kerajaan


Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Majapahit itu penuh dengan orang sakti digdaya. Memang aku
percaya akan kedigdayaanmu setelah menyaksikan apa yang
engkau lakukan tadi. Tetapi aku tak pernah melihat ksatrya-
ksatrya Majapahit memperagakan kesaktiannya. Andaikata dalam
sayembara itu orang Majapahit yang beruntung, bukankah kita
akan kehilangan anak dan rencana kitapun akan bubar sebelum
berkembang ?" Sambu masih hendak mempertahankan keinginannya tetapi
ramaaya menolak. Dan akhirnya persoalan itupun tidak
disinggung. "Lalu bagaimana menurut rama, rencana yang pa? ling baik
untuk melaksanakan tujuan kita?" tanya Sambu.
"Rama lebih cenderung untuk mengundang mereka dalam
suatu perjamuan. Di situlah kita nanti paparkan rencana kita"
"Bagaimana kalau mereka ada yang menolak?" cepat Sambu
menukas. "Nah, pada waktu itu engkau boleh memperagakan
kepandaianmu di hadapan mereka"
1590 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Rama mengidinkan kalau aku akan menyambut tantangan
berkelahi daii salah seorang tetamu kita nanti ?"
"Apabila memang demikian" kata buyut Sadeng "tiada jalan
lain kecuali engkau harus menghadapinya dengan kesaktianmu.
Dengan demikian akan memberi kesan kepada mereka, bahwa
persekutuan kita itu mempunyai tiang andalan yang meyakinkan"
Sambu menyatakan setuju. Namun ia masih bertanya pula,
bagaimana ramanya akan menyelenggarakan perjamuan itu.
Buyut tidak lekas menjawab tetapi merenung diam. Dia
berpikir untuk mencari dasar guna mengadakan perjamuan
"Sebenarnya suatu pesta pernikahan akan menjadi landasan
yang baik sekali untuk mengundang kehadiran mereka. Tetapi
siapakah yang akan kunikahkan " Eh, Sambu, apakah engkau
sudah mempunyai pilihan ?"
"Belum rama" "Apakah engkau sudah siap untuk menikah ?"
"Belum terpikir oleh hamba" kata Sambu pula "hamba maiiti
senang berlelana brata mencari pengalaman dan ilmu"
"Ah, sayang" buyut menghela napas "sebenarnya pamanmu
buyut Pajarakan mempunyai seorang pueri yang cantik rupawan.
Ibumu sudah kepingin mempunyai cucu. Dan ibumupun setuju
sekali bermenantukan puteri kakang buyut Pajarakan iiu. Apakah
engkau belum mau menikah, angker " Apabila engkau belum
mempunyai pilihan maka ibumu akan sanggup mencarikan
reoracg tsteri yang sesuai untukmu. Percayalah, pilihan ibumu
paiti takkan mengecewakan hatimu"
Tetapi Sambu tetap menolak.
"Baiklah, angger" kata buyut akhirnya "jika engkau tetap
belum bersedia menikah, maukah engkau meluluskan agar
adikmu si Jarak itu yang menikah lebih dulu ?"
1591 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tentu rama" sahut Sambu serentak "hamba tak terpancang
akan ikatan adat pernikahan, bahwa yang tua itu harus menikah
lebih dulu. Tetapi apakah Jarak bersedia untuk menikah ?"
"Dua orang puteraku, engkau dan adikmu si Jarak itu" kata
buyut "mempunyai sifat yang berbeda engkau berwatak keras
hati dan kukuh seperti ibumu. Sedang Jarak agak menyerupai
aku, penurut dan tidak banyak tingkah"
"Bagi rama, watak yang manakah yang lebih rama setujui ?"
"Kedua-duanya memiliki ciri-ciri yang baik dan buruk, ada
kelebihan dan kekurangannya" jawab buyut "tergantung pada
keadaan dan waktu. Dalam kehidupan keluarga, sudah tentu
orangtua akan lebih menyukai pada putera puterinya yang
penurut dan mendengar kata ...."
"Rama" tukas Sambu "idinkanlah hamba menyela pembicaraan
rama. Memang sudah wajar kalau orangtua menyukai putera
puterinya yang berwatak penurut dan dengar kata. Tetapi itu
dinilai dari kepentingan orangtua yang tempat kedudukannya
telah terpelihara dalam naluri adat istiadat kehidupan
masyarakat. Namun apabila kita berani melepaskan diri sejenak
dari segi itu dan berani beralih ke segi lain dari lingkaran adat
istiadat hidup itu, maka menurut penilaian yang wajar, anak yang
berwatak penurut dan selalu dengar kata itu, adalah lemah dan
bodoh karena tidak berani mengemukakan apa yang
sesungguhnya terkandung dalam hati sanubarinya. Mengapa"
Karena takut dianggap anak liar, kurang ajar dan tidak bertata-
susila. Untuk mencapai anggapan masyarakat, dia rela
mengorbankan perasaan dan isi hatinya sendiri"
"Memang anak yang bandel dan tak mendengar kata,
dianggap kurang ajar. Tetapi lepas dari anggapan itu, dia
sesungguhnya seorang anak yang jujur karena tak mau
membohongi perasaan batinnya. Pemberani karena dia berani
menyatakan pendiriannya. Agar tidak dianggap kurang tata-susila
maka hendaknya cara untuk mengemukakan pendapat itu harus
1592 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dilakukan dengan csra yang sopan dan sabar. Jadi hanya
tergantung pada caranya saja. Sedang sifat berani mengatakan
tidak dapat menerima pada sesuatu yang bertentangan dengan
pendiriannya, bukanlah suatu hal yang kurang susila"
"Sambu" seru buyut "apakah engkau hendak mengajarkan
ilmu kejiwaan kepadaku ?"
"Maaf rama" Sambu gopoh meminta maaf "jauh dari maksud
hamba untuk lancang memberi pelajaran kepada rama. Tetapi
hanyalah sekedar menguraikan apa yang menjadi anggapan
hamba" "Sudahlah, Sambu, tak usah kita perpanjang persoalan itu"
kata buyut "soal adikmu Jarak itu menjadi urusanku. Tetapi yang
hendak kuminta kepadamu, apakah engkau bersedia meluluskan
adikmu menikah lebih dahulu ?"
"Hamba tidak berkeberatan, rama"
"Baik, Sambu" kata buyut "karena langkah pertama sudah
dimulai maka langkah keduapun harus msnyusul. Aku hendak
meminta kepadamu supaya ke Pajarakan menghadap ki buyut
dan mengatakan maksud tujuanku untuk mengikat hubungan
keluarga dengan ki buyut"
"Rama hendak suruh aku meminang puteri ki buyut ?"
"Ya, untuk adikmu si Jarak"
"Baik, rama. Akan hamba lakukan titah rama" kata Sambu.
Beberapa hari kemudian berangkatlah Sambu ke Pajarakan
bersama dua orang pengalasan. Diri Sadeng dia tak mau menuju
ke barat melalui Petunjungan, Dampar dan Lumajang. Ia tahu
bahwa adipati Lumajang yang sekarang adalah orang angkatan
dari Majapahit. Dan rupanya untuk menjaga kemungkinan masih
ada siia-sisa kekuatan Lumajang, kerajaan Majapahit telah
mengidinkan adipati Lumajang untuk membentuk pasukan
penjagaan yang kuat. 1593 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambu mengambil jalan mengitar ke timur lalu ke utara.
Daerah itu merupakan daerah Lumajang, daerah yang diberikan
baginda Kertarajasa kepada adipati W iraraja tebagti penebui janji
raden Wijaya ketika mengadakan pembicaraan dengan adipati
dari Sumenep itu. Daerah timur itu kemudian menjadi daerah
kekuasaan Balambangaa. Sambu hendak menggunakan kesempatan, setiap singgah di
sebuah desa akan menanamkan pengaruh kepada lurah-lurah.
Memang banyak lurah lurah yang terpikat dalam pengaruhnya.
Sambu selalu menggunakan kilah m ulang di Lumajang sebagai
dasar alasan dari maksudnya untuk membujuk mereka.
"Cobalah ki lurah kenangkan peristiwa itu dengan sejujurnya"
katanya setiap kali berhadapan dengan seorang lurah "bukankah
raja Majapahit seorang junjungan yang mudah sekali melupakan
jasa para kadehanaya " Pada hal rakryan patih mangkubumi
Nambi dan mantri seru senapati yang berada di Lumajang itu
adalah para kadehan yang dahulu pernah ikut membantu
perjuangan raden Wijaya untuk mendirikan kerajaan Majapahit.
Tetapi semudah orang membalikkan tangan kiranya baginda
Jayanagara menghapus jasa jasa mereka"
Ada lurah yang berani mengutarakan pendapatnya bahwa
kesalahan baginda adalah karena terlalu mempercayai mulut
patih Aluyuda. Dan Sambu pun menjawab "Benar" katanya
"tetapi memang tujuan baginda Jayanagara itu juga akan
mengadakan pembersihan kepada pengikut-pengikut ayahandanya seri baginda Kertarajasa. Mengapa begitu " Karena
ibunda baginda Jayanagara itu adalah puteri Malayu indah tentu
ratu Indreswari itu juga berusaha untuk mempengaruhi
puteranya agar lambat laun pemerintah kerajaan Majapahit
berada dalam kekuasaan orang-orang Sriwijaya. Coba ki lurah
bayangkan, apa dan bagaimana ulah para Arya dari tanah Malayu
di Majapahit itu " Mengapa mereka datang ke Majapahit" Apakah
1594 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Majapahit sudah kehabisan orang pandai " Tidakkah hanya suatu
maksud terielubung untuk melaksanakan tuatu tujuan tertentu ?"
Pertanyaan yang dilontarkan Sambu itu tak dapat dijawab oleh
para lurah. Dan diam-diam msreka harui mengakui bahwa apa
yang diutarakan Sambu itu memang mengandung kebenaran.
Mereka menyatakan bersedia mendukung gerakan buyut Sadeng.
Tetapi tidaklah selicin itu jalan yang ditempuh Sambu dalam
merintis recananya. Balung, Galagah dan Tampaling, lurah-lurah
desa itu sama setuju. Tetapi ketika singgah di desa Renes,
Sambu harui mengalami ujian.
"Ah, peristiwa itu menjadi urusan kerajaan Majapahit. Kalau
Lumajang dan Pajarakan berontak, adakah kita juga harus ikut
memberontak?" sanggah lurah desa Renes.
Diam-diam Sambu terkejut. Ia mendapat kesan bahwa
agaknya lurah itu tidak setuju. Dipandangnya lurah itu dengan
teliti. Seorang lelaki setengah tua yang bertubuh tinggi tegap.
Sikapnya masih memancarkan daya kekuatan dan semangat
yang kuat. "Engkau salah ki lurah" jawab Sambu "ibarat sepetik lelatu,
kalau dibiarkan tentu akan berkobar menjadi api yang besar.
Jelas tindakan kerajaan Majapahit itu suatu langkah yang
sewenang-wenang dan ngawur. Seri baginda tidak mau
mengingat jasa orang lagi. Seri baginda hanya percaya pada
mulut patih Aluyuda tanpa meneliti kebenarannya"
"Benar" sambut lurah Renes "paling-paling kelalaian seri
baginda hanyalah begitu"
"Tidak ki lurah" seru Sambu "kalau tindakan sewenang-
wenang yang dilakukan kerajaan terhadap Lumajang dan
Pajarakan, dibiarkan saja maka besok atau lusa, kemungkinan
kita para lurah dan buyut di daerah timur ini, mungkin akan
menderita malapetaka semacam itu. Kecuali......"
1595 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kecuali bagaimana ?"
"Kecuali engkau ki lurah, dapat mengambil hati patih Aluyuda
maka bukan saja kedudukanmu akan selamat, pun bahkan ada
harapan engkau akan dinaikkan pangkat sebagai buyut ...."
"Tutup mulutmu !" bentak lurah Renes dengan wajah merah
padam. Ia merasa tersinggung atas ucapan pemuda itu "jangan
menghambur hinaan kepadaku !. Jika tidak memandang ki buyut
Sadeng, hm . . . . . " buyut menggertak geraham.
Rupanya Sambu juga ingin menguji kepandaian buyut itu. Ia
tahu bahwa berhadapan dengan orang yang merasa digdaya dan
membanggakan kesaktian, tiada lain cara kecuali harus
menggunakan bahasa itu "Ki buyut" serunya dengan lantang
"jangan membawa-bawa rama buyut Sadeng. Semua kata-kataku
tadi adalah menjadi tanggung-jawabku seluruhnya"
"Engkau menantang?" teriak buyut Renes.
"Aku tidak mempunyai maksud begitu namun kalau ki buyut
merasa begitu, akupun bersedia mengiring kehendak ki buyut"
kata Sambu. Walaupun diucapkan dengan kata-kata yang halus
namun artinya Sambu bersedia menghadapi buyut.
Buyut memandang pemuda tetamunya dengan cermat. Ia
melihat Sambu itu seorang pemuda yang tampan, berkulit
kuning. Tepatnya seorang putera pria-gung daripada seorang
pendekar yang sakti. Tetapi mengapa Sambu mengeluarkan kata-
kata yang begitu besar " Hm, anakmuda memang sering
membanggakan ilmu kepandaiannya. Dia belum tahu siapa aku
ini, pikir buyut Renes. Diam-diam ia mengambil putusan untuk
mencoba kedigdayaan Sambu. Namun mengingat buyut Sadeng
yang dikenalnya, diapun akan membatasi diri takkan sampai
melukai pemuda itu. "Anakmuda" seru buyut "rupanya engkau bernafsu sekali
untuk memamerkan kepandaianmu. Baik, mari kita ke luar ke
halaman" 1596 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambu mengikuti buyut itu ke halaman. Di situ merupakan
terapat yang cukup luas. Beberapa bawahan buyut yang
mengikuti pembicaraan buyut dengan Sambu, segera ikut
berbondong-bondong ke luar. Mereka tegak berjajar-jajar di
samping kanan kiri halaman
"Anak muda" kata buyut setelah tegak berhadapan "engkau
lebih muda, silakan engkau memulai lebih dulu"
Sambu gelengkan kepala "T idak, ki buyut. Sebagai tetamu aku
harus menghormat tuanrumah. Dan sebagai yang lebih muda,
akupun harus menghargai orang tua. Silakan ki buyut yang
memulai lebih dulu" Buyut desa Renes tak mau memperpanjang percakapan lagi.
Dia terus membuka serangan dengan ayunkan pukulan ke dada.
Namun pukulan itu hanya bersifat ptnjajagan. Selekas lawan
menghindar atau menangkis, secepat itu pula dia hendak
berganti gerakan. Tetapi alanglah kejutnya ketika melihat Sambu
tetap tegak dengan tening sekali. Terpaksa buyut itu
melangsungkan pukula nya.
"Uh" desuhnya dalam hati ketika tinju yang hampir mendarat


Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pala dada, ternyata tak menemui sasarannya. Gesit sekali
anakmuda itu sudah menghindar ke samping.
Buyut Renes terkejut. Jelas anakmuda itu memiliki tata-gerak
yang hebat. Tak boleh dia lengah. Cepat ia lanjutkan tinju yang
sudah menjulur ke muka itu untuk berputar ke samping karena
pemuda itu berada di samping. Tetapi untuk kedua kalinya
diapun terkejut karena peuiiida itu sudah melincah ke samping
lagi. Sepuluh serangan yang terdiri dari pukulan dan tendangan,
tebas dan sapuan kaki, namun buyut itu tetap tak berhasil
mendapatkan sasarannya. Pemuda itu tetap menghindar saja.
1597 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hai, anakmuda" serunya dengan napas mulai terengah
"mengapa engkau hanya menghindar saja" Apakah engkau
takut" Atau apakah engkau tak mampu balas menyerang aku ?"
"Ki buyut" sahut Sambu "aku memang hendak mempermainkan engkau. Lihatlah, bukankah engkau sudah ngos
ngos seperti kerbau menarik gerobak ?"
Bukan kepalang marah buyut Renes. Hampir ia kalap untuk
menghajar Sambu. Tetapi pada lain kilas dia sadar. Jika dia kalap
dan pemuda itu masih terus menghindar, bukankah lama
kelamaan dia sendiri yang akan kehabisan napas "
Dan buyut desa Rsnei itu terpaksa menahan diri. Dia
mengurangi serangannya dan memperlambat gerakannya. Dan
tak berapa lama kemudian dia tegak di tempat, menghentikan
serangan. "Jika engkau tak mau balas menyerang" serunya "tak perlulah
pertandingan ini dilanjutkan"
"Bukankah ki buyut kuberi kesempatan untuk menyeran?
sepuas-puasnya?" Balas Sanabu.
"Aku tidak meminta keringanan darimu" seru buyut dengan
nada getas pula. "Apa yang ki buyut kehendaki ?"
"Balaslah menyerang dan jangan selalu main menghindar
saja" seru buyut Renes.
"Ki buyut menghendaki demikian?" balas Sambu "baiklah, mari
kita mulai lagi" Buyut Rsncs melangkah maju dan menghantam. Ia mengira
Sambu tentu tak pegang janji dan tetap main menghindar lagi.
Tetapi ternyata pemuda itu mengangkat tangan dan
menyongsoagkan pukulannya. Krakkkk .... buyut Renes
1598 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengerang tertahan. Tulang jarinya serasa membentur kepalan
besi. Ia meringis dan menyurut mundur.
Sesaat kemudian timbullah rasa penasaran dan sesal. Tadi dia
memukul dengan setengah hati karena mengira Sambu tentu
menghindar. T etapi ternyata pemuda itu kali ini benar-benar mau
adu pukulan. Dia segera kerahkan tenaga sepenuhnya dan maju
lagi untuk menghantam "Uhhhh ...." kembali dia mendengus
kaget karena Sambu menghilang ke samping.
Marah dan mendongkol menguak dada buyut itu. Ia merasa
telah dipermainkan oleh lawan "Engkau licik" teriaknya.
"Ki buyut" saut Sambu "sesungguhnya aku kasihan dan
menghormati engkau sebagai seorang tua. Tetapi apabila engkau
menginginkan sekali orang-orangmu menyaksikan engkau rubuh,
akupun akan melakukannya" kemudian dengan nada seperti
berbisik Sambu berkata pula "K i buyut, jangan sebodoh itu. Coba
periksalah buah bajumu di dada"
Buyut Renes terkejut dan menunduk. Ia melihat sebuah buah-
bajunya hilang. Diam-diam dia terkejut. Jika begitu jelas buah
bajunya itu telah dicopot Sambu. Putera buyut Sadeng itu masih
tak mau membuatnya malu dan hanya mencopot buah bajunya
saja. Jika Sambu mau, tentulah dia sudah dapat memukul
dadanya. Juga terlintas dalam pikirannya bagaimana tadi, walaupun dia
hanya menggunakan setengah bagian tenaganya namun ia
merasa kesakitan sekali ketika beradu dengan tinju lawan. Tinju
pemuda itu kerasnya bagai besi.
Diapun sadar bahwa sampai sepuluh kali serangan, anakmuda
itu tak mau membalas dan melainkan menghindar saja. Dalam
sepuluh kali serangan itu ternyata dia tak mau mengenai tubuh
lawan. Dengan begitu jelas bahwa kepandaiannya kalah unggul
dengan lawan. 1599 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ki buyut, kita hanya main-ma in saja" seru Sambu setelah
melihat buyut tegak tertegun "marilah kita masuk melanjutkan
percakapan lagi" Sebelum buyut menjawab, Sambu sudah mencekal tangan
buyut dan terus dipimpinnya ke dalam pendapa. Buyut terkejut
dan hendak meronta tetapi lengannya terasa lunglai tak
bertenaga. Terpaksa dia membiarkan dirinya dibawa masuk.
"Maafkan aku, ki buyut" setelah kembali ke tempat duduk
Sambu menghaturkan maaf. Buyut tak dapat berkata apa-apa kecuali mengangguk. Dan
Sambupun menyusuli kata-kata pula "Ki buyut, banyak sekali
adipati di daerah-daerah dan para kawula yang tidad puas akan
seri baginda Jayanagara yang sekarang ini. Kecuali kebijaksanaan
memerintah yang sewsaang wenang menggunakan peraturan
keras, terlalu percaya pada mulut patih Aluyuda, juga sering
mengganggu wanita dan isteri para mentri. Dan yang penting
seri baginda adalab bukan darah keturunan raja Singasari yang
aseli. Ibunda ratu adalah puteri Malayu"
Buyut masih tetap diam walaupun dalam hati memang
mengakui kebenaran kata-kata tetamunya.
"Kudengar keadaan di pura Majapahit makin semrawut" kata
Sambu pula "seri baginda telah mengangkat tujuh orang sebagai
Dharmaputera. Dergan demikian terjadilah perebutan secara
diam-diam di kalangan para mentri. Antara patih Aluyuda dm
Dharmaputera yang dikepalai rakryan Kuti. Antara golongan yang
senang dan tidak senang terhadap seri baginda"
"Hm" desuh buyut Renes "lalu bagaimana kehendakmu?"
"Kita adalah rakyat pada wilayah Lumjang. Gusti patih
mangkubumi Nambi dan para gusti mentri serta senopati yang
telah gugur dalam peperangan di Lumajang, adalah mentri-
mentri setya yang terbunuh akibat fitnah patih Aluyuda. Tidakkah
1600 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
layak apabila kita menghimpun dan menyusun kekuatan lagi
untuk melakukan pembalasan ?"
Buyut Renes terkejut "Ngraman?" ulangnya.
"Ya" sahut Sambu "kita basmi kawanan patih Aluyuda, demi
membalas dendam kematian gusti patih Nambi dan para mentri
yang telah gugur di Lumajang dan demi menegakkan
kewibawaan kerajaan. jika seri baginda Jayanagara mamang mau
sadar, tentulah tidak akan memusuhi kita. Tetapi kalau seri
baginda tetap gelap dan hendak membela kawanan durna itu
terpaksa kita harus melawan"
Buyut Renes tertegun. "Pemberontakan kita ini mempunyai tujuan yang suci. Sebagai
kawula Majapahit kita tak menghendaki kerajaan Majapahit
dilumuri oleh para durna dan o-rang oraag dari tanah seberang.
Jika seluruh buyut wilayah kekuasaan Lumajang sampai
Balambangan mau bersatu, tentulah akan dapat melaksanakan
tugas yang luhur ini" kata Sambu pula.
Sambu mengatakan bahwa dia tak mau memaksa pada setiap
buyut yang tak mau ikut dalam persekutuan yang akan
dibentuknya. Tetapi diapun akan menindak setiap buyut yang
hendak merintangi rencananya.
Sambu meninggalkan desa Renes dengan permintaan agar
buyut merenungkan dan mempertimbangkan usul yang
dikemukakan itu. Berbeda pengalaman yang diterimanya ketika ia singgah di
beberapa desa yani desa Doni-bontong, Pu-rthan, Badek,
Pakisadji, Padangan dan Secang. Buyut-buyut desa itu
mendukung rencana Sambu. Di kebuyutan Silabango, Sambu
mengalami peristiwa lagi. Tetapi karena dia berhasil mengatasi
persoalan di situ, maka dia mendapat sambutan yang meriah di
Silabango. 1601 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Peristiwa itu terjadi antara lurah desa Jatigumelar dengan
lurah desa Dewaramai. Mengenai watekbumi atau batas tanah di
antara kedua desa. Dan batas itu amat penting artinya bagi
keduanya karena menyangkut aliran sungai yang menjadi sumber
untuk pengairan sawah rakyat kedua desa itu.
Buyut Silabango telah berusaha untuk melerai dan
memutuskan persoalan itu tetapi tetap tak dihiraukan oleh lurah
Jatigume lar yang merasa dirugikan kepentingannya.
Lurah Jatigume lar rupanya mengandalkan kedigdayaan untuk
menekan lurah Dewaramai yang lemah. Buyut Silabango juga
gentar menghadapi lurah Jatigume lar. Waktu menerima
kedatangan Sambu, antara lain dalam percakapan buyut
Silabangopun mengutarakan tentang kemasygulan hatinya akibat
ulah lurah Jatigumelar. "Sumber pertikaian itu berpusat pada aliran sungai Mayang.
Sebenarnya telah dibuat suatu bendungan untuk mengalirkan
sungai itu ke daerah desa Dewaramai tetapi kemudian
bendungan itu ditutup oleh lurah Jatigumelar" menerangkan
buyut Silabango. "Adakah ki buyut tak memutuskan siapakah sebenarnya yang
berhak akan aliran sungai itu?" tanya Sambu.
Buyut mengatakan bahwa hendaknya bendungan itu dibuka
kembali "Walaupun diadakan bendungan tetapi desa Jatigumelar
tetap mendapat pengairan yang cukup dari sungai Mayang.
Tetapi ternyata lurah desa itu tetap hendak menguasainya" kata
buyut Silabango. "Usahaku mendamaikan pertikaian itu tak berhasil. Lurah
Jatigume lar tetap bersikeras hendak menguasai aliran sungai"
"Apakah ki buyut tak mengambil tindakan kepadanya ?"
1602 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Buyut yang sudah setengah umur itu hanya menghela napas
"Ah, dia masih muda, kuat dan digdaya. Bagaimana mungkin aku
sanggup melawannya ?"
"Tidakkah kebuyutan Silabango ini merupakan pimpinan dari
kelompok desa-desa di sekitar daerah ini?"
"Ya, ada enam desa yang bernaung di bawah kebuyutan
Silabango. Pernah juga kami undang mereka untuk merundingkan peristiwa itu. Tetapi mereka tak berani membuka
suara karena takut akan kekuatan lurah Jatigumelar"
Sambu menganggap bahwa lurah Jatigumelar itu terlalu
sewenang-wenang dan suka mengagulkan kedigdayaan "Hm, ini
suatu kesempatan baik untuk merebut hati para lurah di
kebuyutan Silabango dan menguasai mereka" diam-diam Sambu
mempunyai rencana. "Ki buyut" katanya "bawalah aku kepada lurah Jatigumelar.
Mari kita selesa ikan urusan itu supaya keadilan dan peraturan
serta ketenteraman dapat dipulihkan kembali"
Dengan diiringkan oleh berpuluh rakyat kebuyutan Silabango,
buyut mengajak Sambu menuju ke desa Jatigumelar. Di hadapan
lurah itu buyut Silabango mengutarakan maksud kedatangannya
yalah hendak meminta agar lurah Jatigume lar suka membuka
bendungan lagi, demi menolong rakyat desa Dewaramai dari
kekurangan makan akibat sawah-sawah mereka kering.
"Sudah kukatakan, ki buyut" kata lurah Jatigume lar yang
bertubuh tinggi besar gagah perkasa "bahwa karena bendungan
itu maka sawah sawah rakyat di s inipun menjadi kekurangan air.
Sungai Mayang masuk dalam daerah desa kami"
"Ki lurah" tiba-tiba Sambu menyelutuk sete lah mengetahui
kekeraian kepala lurah Jatigumelar "Sungai Mayang itu adalah
milik bumi kerajaan Majapahit yang diperuntukkan semua rakyat
yang membutuhkan perairan. Hendaknya tidak ada rakyat di
suatu daerah yang merasa memiliki aliran sungai itu sendiri"
1603 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siapa engkau?" tegur lurah Jatigume lar yang sebelumnya
juga sudah diperkenalkan buyut siapa diri Sambu. Tetapi dia
tetap meminta penegasan. "Aku mengiringkan ki buyut untuk menyelesaikan soal perairan
sungai Mayang" "O, engkau orang undangannya" Mau apa engkau?"
"Kedatanganku kemari hanya membawa maksud perdamaian
bukan permusuhan. Yang kukehendaki, janganlah di antara kita
dengan kita terjadi perselisihan. Apabila ada perselisihan
hendaknya dimusyawarahkan dengan cara damai"
"Aku hanya berurusan dengan ki buyut. Orang luar tak berhak
mencampuri urusan ini"
"Urusan itu bukan hanya urusan rakyat desa Jatigumelar
dengan rakyat Dewarantai tetapi seluruh kepentingan rakyat
Majapahit" "Hm, apa pangkatmu berani mengatakan begitu?"
Sambu mendesuh "Memang engkau lurah dari desa
Jatigume lar dan aku hanya putera dari buyut Sadeng saja. Tetapi
untuk menegakkan kebenaran dan keadilan, setiap orang
mempunyai hak" "Keadilan" Huh" dengus lurah Jatigumelar "mana di dunia ini
terdapat keadilan yang murni. Apabila ada keadilan, harimau tak
dibenarkan makan kambing dan kelinci. Pokoknya, keadilan itu


Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

adalah siapa yang kuat itu adil dan benar"
"Itu hukum rimba namanya" sahut Sambu "bangsa binatang di
rimba memang mendasarkan kehidupannya dengan hukum
macam begitu. Tetapi kita ini manusia, bukan binatang. Adil dan
Benar itu bersemayam dalam singgasana yang suci, tak boleh
dikotori dengan tangan kotor dan hukum rimba. Yang kuat, yang
menang, belum tentu benar dan adil"
1604 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Omong kosong" seru lurah Jatigumelar "kata-kata itu adalah
pembelaan dari yang lemah. Coba yang lemah itu menjadi kuat,
tentu lain lagi katanya"
Sambu makin mendapat kesan akan sikap dan watak lurah itu
"Lalu bagaimana maksud ki lurah?" serunya.
"Jika engkau menghendaki supaya aku tak mempersilakan
engkau keluar, sebaiknya engkau diam, jangan ikut campur
dalam pembicaraan kami"
Sambu tertawa "Wah, wah, hebat benar engkau ki lurah.
Sedang Hyang Iiwara, raja, orangtuaku sendiripun tidak pernah
melarang aku bicara, mengapa engkau berani melarangku"
Adakah engkau melebihi dari Hyang Iswara, seri baginda dan
orangtuaku?" Merah muka lurah Jatigume lar "Ho, rupanya engkau memang
didatangkan ki buyut untuk cari perkara kepadaku, bukan?"
"Ya, aku memang menyanggupkan diri kepada ki buyut untuk
menyelesaikan peristiwa itu secara adil dan benar. Bukan untuk
cari perkara" "Engkau tidak berhak!" bentak lurah Jatigumelar.
"Siapa yang mengatakan tidak berhak?"
"Aku!" "Engkau bukan raja, engkau hanya seorang lurah"
"Dan apa pangkatmu?"
"Aku rakyat biasa. Aku hanya putera dari buyut Sadeng. Atu
hendak membantu ki buyut Silabango menyelesaikan urusan ini"
"Wah, engkau garang sekali. Rupanya engkau mempunyai
ilmu simpanan" seru lurah Jatigumelar "baiklah, mari kita
selesaikan urusan ini secara ksatrya"
1605 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tunggu" seru Sambu ketika melihat lurah Jatigumelar hendak
melangkah keluar "apa janjimu kalau aku menang?"
"Aku akan bunuh diri"
"Tidak" teriak Sambu "aku tidak meminta jiwamu tetapi aku
menginginkan engkau mau bertindak bijaksana dalam urusan itu"
"Hm" dengus lurah Jatigumelar "engkau berbicara seolah
engkau sudah memastikan dirimu akan menang. Bagaimana
kalau engkau yang kalah?"
"Apa yang engkau kehendaki?" sahut Sambu.
"Engkau harui mengerjakan sawahku selama sepuluh tahun"
"Aku akan menjadi hambamu seumur hidup" sambut Sambu
serentak. Buyut Silabango terkejut. Ia hendak mencegah tetapi Sambu
melirik dan memberi anggukan kepala dan senyum. Kemudian
dia mengikuti lurah Jatigume lar melangkah keluar.
Di halaman telah berkumpul belasan orang bawahan lurah
Jatigume lar. Mereka lelaki lelaki muda yang tegap-tegap. Salah
seorang yang berkulit hitam, kepala besar dan mata bundar,
maju ke muka lurah Jatigumelar "Ki lurah, idinkan aku yang
mencoba kekuatan anak itu"
"Engkau Kelut" seru lurah Jatigume lar.
"Baiklah ki lurah beristirahat, tak perlu me lelahkan diri.
Rasanya aku masih sarjggup untuk menghajar anak itu" kata
lelaki muda yang disebut Kelut. Dia termasuk salah seorang dari
kelompok anakmurid lurah Jatigumelar yang berkerumun di
halaman situ. Dan sebelum lurah Jatigumelar menjawab, Kelut pun sudah
menghampiri ke hadapan Sambu "Hati-hati Kelut" lurah
Jatigume lar tak dapat berbuat apa-apa kecuali memperingatkan
agar anakmuridnya itu berhati hati.
1606 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kelut berpaling sejenak ke arah lurah Jatigumelar dan
memberi hormat dengan mengangguk kepala. Kemudian dia
berseru kepada Sambu "Ki muda, tentulah engkau mempunyai
kepandaian yang hebat sehingga engkau berani melawan ki
lurah. Tetapi ketahuilah, wahai ki sanak, bahwa desa Jatigumelar
ini adalah kedung pendekar-pendekar yang digdaya. Sebelum
ergkau menderita malu, kuberikan kesempatan baik kepadamu
untuk mengundurkan diri dan tinggalkan desa ini"
"Terima kasih, ki sanak" Sambu menahan diri "tetapi sudah
bulat tekadku, sebelum memberantas tindakan lurah Jatigumelar
yang sewenang-wenang, tak mungkin aku mau pergi dari sini.
Apakah engkau murid dari ki lurah itu ?"
"Ya" sahut Kelut "rupanya engkau memang keras kepala.
Baiklah, tak perlu engkau berhadapan dengan ki lurah, cukup
dengan aku saja, keinginanmu tentu sudah terpuaskan"
Sambu memperhatikan Kelut. Didapatinya Kelut itu memang
bertubuh kekar, tentu memiliki tenaga yang kuat. Tetapi diapun
tahu bahwa yang dimiliki Kelut itu hanya tergolong kekuatan
tubuh, bukan kekuatan dari dalam "Baiklah, ki sanak, engkau
tentu bertenaga kuat. Silakan engkau memukul aku. Engkau
boleh memilih hendak memukul bagian tubuhku yang mana saja"
"Sombong" teriak kelut "engkau boleh menangkis pukulanku.
Kalau engkau kuat menerima pukulanku, aku mengaku kalah"
"Orang mengatakan kerbau itu binatang bodoh. Tetapi ada
kalanya orang lebih bodoh dari kerbau" gumam Sambu seorang
diri. "Tutup mulut" teriak Kelut terus maju dan menghantam
sekuat-kuatnya. Sambu hendak menyelesaikan pertandingan itu dengan cepat.
Diapun hendak memberi pelajaran agar mata lurah Jatigumelar
dan anakmuridnya terbuka. Sengaja dia songsongkan pukulannya
untuk menyambut pukulan Kelut, krakkkkk.....
1607 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aduhhhh" Kelut menjerit keras, terhuyung-huyung ke
belakang sambil mendekap tangannya. Tulang tangannya patah.
Kejut lurah Jatigumelar dan murid-muridnya bukan alang
kepalang. Hanya dalam satu gebrak saja, Kelut sudah terseok-
seok seperti kura kura hendak bertelur. Pada hal di antara murid-
murid ki lurah dialah yang tergolong paling kuat tenaganya.
Seorang lelaki muda yang bertubuh tinggi besar terus hendak
tampil tetapi dilarang ki lurah "Jaglang, jangan maju. Akulah
yang akan menghadapinya sendiri"
Kini lurah Jatigumelar berhadapan dengan Sambu "Ki muda,
pantas kalau engkau berani bermulut besar di hadapanku.
Kiranya engkau juga berisi. Tetapi engkau terlalu tekebur sekali.
Kalau engkau mampu mengalahkan aku, barulah engkau benar-
benar seorang jago yang digdaya"
"Tak perlu banyak cakap" tukas Sambu "lekas mulai sajalah"
"Sombong" teriak lurah Jatigumelar seraya maju dan ayunkan
tinjunya ke arah kepala Sambu. Sambu mengendap sehingga
tinju lurah itu melayang di atas kepalanya.
Sambu mendapat kesan bahwa lurah itu memandang rendah
kepadanya. Atau mungkin terlalu mengandalkan akan ilmu
kepandaiannya. Diam-diam dia memutuskan untuk memberi
hajaran yang keras. Dia hendak menyelesaikan lawan dalam
waktu yang amat singkat. Sambu mengangkat tubuh ke muka dan secepat kilat
mencengkeram ketiak lawan. Tetapi tak diduganya lurah itu
menghalaunya dengan ayunkan pukulan tangan kiri. Jarak
keduanya amat rapat, sukar bagi Sambu untuk menghindar.
Dalam keadaan yang terdesak, Sambu masih belum kehilangan
akal. Dengan cepat ia gerakkan kaki kanan untuk menyapu kaki
lawan. Apabila tersapu, lawan pasti terjerembab ke belakang dan
ancaman tinju kiri tadi tentu terhapus.
1608 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hebat" teriak lurah Jatigume lar seraya loncat ke belakang.
Dia dapat terbebas dari kaki Sambu tetapi tinju kirinyapun tak
dapat dilangsungkan juga.
Diam-diam Sambu menyesal dalam hati. Dia salah
memperhitungkan lawan. Ternyata lurah itu memang memiliki
ilmu kanuragan yang cukup berbahaya. Hampir saja dia celaka
dalam perangkap lawan. Kini Saaabu bertempur dengan hati-hati. Beberapa taat
kemudian barulah dia mendapat kesimpulan bahwa ilmu
kanuragan lurah itu memang hebat tetapi belum cukup tinggi.
Apabila bertempur lawan jago biasa tentu menang tetapi kalau
berhadapan dengan pendekar yang digdaya rasanya masih kalah.
Dia yakin tentu dapat menundukkan lurah itu.
Tiba-tiba lurah Jatigume lar melayangkan sebuah serangan
berbahaya, mengarah ke perut. Sambu mengisar ke samping lalu
menyodok lambung lawan. Lurah masih dapat mengendapkan
tangan kanannya untuk menangkis. Sambu menghantam bahu
dan lurah itu masih dapat menangkis. Tetapi ketika Sambu
melancarkan serangan ketiga dengan menendangkan kakinya ke
perut lawan, lurah tak sempat menghindar atau menangkis lagi.
Plakkkk.....buk.... seperti pohon pisang ditebang, tubuh lurah
yang tinggi besar itupun terlempar jatuh sampai setombak
jauhuya. Tendangan Sambu itu cukup keras sehingga membuat
lawan tak sadarkan diri. Melihat lurah rubuh, berhamburanlah lima enam pemuda
menyerbu Sambu. Namun mereka hanyalah bagaikan anai-anai
menyerbu api. Satu demi satu berjatuhanlah keenam orang itu ke
tanah. Ada yang mendekap perutnya karena sakit kena solokan.
Ada yang menjerit kesakitan sambil mendekap bahunya yang
termakan tebasan tangan Sambu. Ada pula yang meliuk-liuk
karena tulang kakinya patah. Dan ada yang mendekap mukanya
yang bengap karena menderita tamparan.
1609 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Suasana di halaman menjadi hiruk. Ada beberapa rombongan
murid lurah itu yang terseok seok melarikan diri. Ada pula yang
kelintingan mengerang erang.
"Ki sanak, kami menyerah asal jangan engkau bunuh lurah
kami" tiba-tiba salah seorang dari kelompok pengikut lurah
Jatigume lar berteriak sambil mengangkat kedua tangannya ke
atas. "Hal itu tergantung pada ki lurah sendiri" jawab Sambu
"apabila dia mau merobah pendiriannya untuk membagi aliran
sungai itu secara adil, akupun akan menganggap peristiwa ini
habis sampai di sini saja. Tetapi kalau ki lurah masih tetap
bersikeras, apa boleh buat ...."
Beberapa pengikut dan murid lurah Jatigumelar segera
berusaha untuk menolong lurah itu. Tak berapa lama lurah
itupun sadar. "Maafkan ki lurah" kata Sambu "bukankah ki lurah akan
menetapi janji untuk membagi aliran sungai itu kepada rakyat
desa Dewaramai?" "Hm" dengus lurah Jatigumelar "aku seorang lelaki, tak pernah
aku memungkiri janji janji. Tetapi ingat anakmuda, kelak pada
suatu hari aku pasti akan membalas hinaan yang engkau berikan
kepadaku hari ini" Sambu tertawa "Ah, janganlah ki lurah mendendam. Terus
terang ki lurah, Engkau sudah tua, biarpun engkau mencari guru
lagi, rasanya tulang-tulangmu sudah terlalu keras. Sedang ilmu
yang engkau miliki sekarang ini masih belum ada seperempat
dari ilmu kepandaianku. Adakah engkau masih yakin akan
mampu melaksanakan dendammu itu " Ah, ki lurah, janganlah
kita mengandung rasa dendam. Soal aliran sungai, soal kecil.
Caba engkau renungkan. Masih ada soal lain yang jauh lebih
besar dan lebih penting dari itu"
"Soal apa ?" 1610 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Soal negara kita Majapapahit ini" kata Sambu "terus terang ki
lurah. Aku sedang membutuhkan kawan dan tenaga yang suka
membantu kepadaku untuk membentuk suatu persekutuan untuk
menegakkan kembali kerajaan Majapahit. Percayalah ki larah.
Apabila kita berhasil, engkau tak perlu jadi lurah di desa yang
sekecil dan sesunyi desa Jatigume lar ini tetapi engkau pasti akan
mendapat pangkat sebagai seorang tumenggung"
"Apa?" lurah itu terbeliak. Dia memang seorang yang
mempunyai nafsu besar untuk mencapai pangkat kedudukan
yang tinggi. "Ki Lurah, kalau engkau letuju membantu aku" kata Sambu
pula "aku berjanji, kelak apabila tujuan kita berhasil maka engkau
tentu kuusahakan pangkat adipati"
Lurah Jatigumelar memandang penuh tanya dan ragu kepada
Sambu. Sambu mengerti hal itu. Dia lalu membentangkan
rencananya untuk mengadakan persekutuan seluruh lurah dan
buyut jajaran daerah kekuasaan Lumajang untuk menentang seri
baginda Jayanagara. Dengan dalih dan alasan yang kuat dan dapat diterima akal
pikiran, Sambu membangkitkan kelemahan dan kekurangan
baginda Jayanagara selama ini "Cobalah ki lurah bayangkan"
katanya pula " betapa beda perlakuan kerajaan Majapahit
terhadap daerah kekuasaan Lumajang setelah peristiwa
pemberontakan itu. Adipati Lumajang sekarang ini adalah orang
pilihan kerajaan Majapahit. Pada setiap kebuyutan tentu
didampingi oleh orang kepercayaan kerajaan Majapahit yang
disebut petinggi. Tugasnya yalah untuk mengawasi setiap
perobahan yang terjadi dalam kebuyutan itu. Juga pemungutan
cukai lebih diperkeras dan lebih tinggi dari daerah pesisir"
Lurah dan buyut mendengarkan dengan penuh perhatian.
Diam diam mereka mengakui bahwa apa yang dikatakan Sambu
itu memang suatu kenyataan.
1611 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jelasnya" kata Sambu menarik kesimpulan "kita lurah dan
buyut dalam wilayah kekuasaan Lumajang masih dicurigai dan


Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

selalu diawasi dengan ketat. Apakah kita harus menerima saja
perlakuan yang tidak adil itu" Tidak ki lurah. Buyut Sadeng
ramaku, tidak mau menerima perlakuan semacam itu dan
mengajak ki lurah dan ki buyut sekalian di wilayah kekuasaan
Lumajang untuk bersatu dan bangkit meiawan perlakuan yang
semena-mena itu" "Sekali tepuk dua lalat" kata Sambu pula "kita mempunyai
beberapa landasan untuk bergerak. Pertama, sebagai kawula
Majapahit kita tak menginginkan junjungan kita seorang raja
yang bukan aseli keturanan Singosari. Kedua, kita tak ingin
diperintah oleh seorang raja yang gelap pikiran karena terlalu
percaya pada mentri-mentri durna. Ketiga, kita tak rela menerima
perlakuan yang tak adil. Keempat, kita akan bangkit untuk
mengembalikan kekuasaan Lumajang sesuai dengan janji seri
baginda Kertaraja?a kepada adipati Wiraraja. Dan kelima, kita
akan menuntut balas kematian dari gusti patih dan mentri
dengan membersihkan para durna yang menguasai pucuk
pemerintahan di pura kerajaan. Nah, dengan lima landasan itu
cukup sudah kiranya bagi kita untuk bersatu dan bangkit
menentang pemerintahan raja Jayantgara yang sekarang"
Mendengar uraian yang panjang lebar itu akhirnya lurah
Jatigume lar tergerak juga hatinya. Dia menyatakan ingin
membantu gerakan yang akan dibentak Sambu.
Demikian beberapa rintangan yang dialam i Sambu dalam
perjalanan ke Pajarakan. Dan setelah menempuh rerjalanan yang
lama karena setiap singgah di desa dan kebuyutan ia harus
bermalam untuk menanam pengaruh, maka akhirnya tiba juga
dia di Pajarakan. Pajarakan diperintah oleh seorang pembeiar kerajaan yang
berpangkat adipati. Isteri adipati Pajarakan saat itu masih
1612 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
saudara misan dengan isteri buyut Sadeng atau ibu dari Sambu.
Sambu diterima dengan sukacita oleh isteri adipati.
Tengah Sambu bercakap cakap dengan iiteri adipati tiba-tiba
muncul seorang dara "Ah, Tunjung, inilah kakak misanmu
Sambu. Berilah hormat kepadanya"
Dara yang disebut Tunjung itu adalah puteri sang adipati.
Dalam usia menjelang dewasa, Tunjung bagaikan bunga yang
sedang mekar. Kecantikannya menimbulkan pssona yang
menyebabkan Sambu seperti kehilangan semangat "Kakang,
hamba Tunjung menghaturkan sembah bakti ke hadapan
kakang" kata Tunjung.
"O. terima kasih dinda" sahut Sambu terbata-bata seperti
orang yang terjaga dari mimpi.
"Sambu" tegur nyi Adipati tersenyum melihat tingkah Sambu
yang serba salah itu "memang sejak timbulnya peperangan
Majapahit dengan Lumajang dan Pajarakan dahulu, aku dan
ibumu tak pernah bertemu lagi. Itu waktu suasana perang
genting sekali, para kawula kebingungan dan lari mengungsi. Aku
sendiri pun kehilangan arah. Kudengar rama telah gugur dalam
peperangan, ibu dan saudara tercerai-berai ...."
Nyi Adipati diam pejamkan mata. Rupanya dia teringat dan
mengenangkan masa-masa yang penuh dengan penderitaan itu.
Ab, sebuah helaan napas menghembus dari mulutnya.
"Sambu" katanya sesaat kemudian "sayang pamanmu sedang
menghadap seri ratu hingga engkau tak dapat berjumpa"
Sambu terkejut. "Tetapi bukankah engkau bertemu dengan rama mu " Kalau
begitu engkau harus bermalam di sini beberapa hari" kata nyi
Adipati pula. Sambu tersibak pikirannya. Pertama, dia terkejut mengipa
adipati Pajarakan menghadap seri baginda Majapahit. Kedua, dia
1613 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berdebar-debar karena harus bermalam di kadipaten menunggu
kedatangan sang adipati. Tidakkah dia akan kerap berjumpa
dengan Rara Tanjung "
"Mengapa hatiku berdebar keras ketika beradu pandang
dengan Tanjung" dia bertanya kepada hatinya sendiri. Dia tak
tahu bagaimana jawabannya kecuali mengakui bahwa wajah
sinar mata dara itu memang mengandung pesona yang sukar
ditolak. Ada dua macam perasaan yang bertentangan membayang
dalam hati Sambu. Dia menaruh kecurigaan terhadap diri paman
adipati. Tetapi di balik itu, hatinya selalu tercengkam oleh
bayang-bayang wajah Tanjung yang cantik.
"Ah, suatu kebenaran sekali" akhirnya ia melihat suatu
kesempatan "dengan menginap di kadipaten aku dapat
menyelidiki diri adipati dan sekalian mendekati Tanjung"
"Baiklah bibi, hamba akan bermalam di sini. Tetapi tidakkah
hal itu akan merepotkan bibi ?"jawabnya kepada nyi adipati.
"Jangan mengucap begitu, Sambu" kata nyi adipati "rasanya
masih belum puas rasa rinduku kepada ibumu. Aku ingin sekali
mendengar keterangan tentang ibumu selama ini"
Sambu mengucap terima kasih atas perhatian nyi adipati
terhadap ibunya. "Sebenarnya, angger, apakah keperluanmu datang ke
Pajarakan sini?" tanya nyi adipati.
Sambu terkejut. Namun ditenangkan jua apa yang
menggelegak dalam hatinya "Benar, bibi, memang hamba
mempunyai keperluan kepada paman dan bibi di s ini"
"O, katakanlah lekas, Sambu"
Sambu tak lekas menyahut melainkan melirik ke arah Tanjung,
kemudian dia menunduk. 1614 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bagaimana Sambu ?"
"Baiknya nanti malam saja, bibi" Rupanya nyi adipati dapat
menanggapi sikap Sambu. Tentulah Sambu mempunyai urusan
penting yang hanya dapat disampaikan kepada adipati. Dan
menilik Sambu melirik ke arah T anjung tadi, nyi adipati menduga
tentulah Sambu sungkan mengatakan hal itu karena Tanjung
hadir di situ. "Nini Tanjung, lekas ambilkan hidangan minum untuk
kakandamu" cepat nyi adipati menyuruh puterinya. Dan
Tanjungpun segera mengiakan dan masuk.
"Sambu, mungkin sekarang engkau tak merasa tak leluasa lagi
untuk mengatakan maksudmu itu kepadaku, bukan?" tanya nyi
adipati. "Terima kasih, bibi" kata Sambu "hamba diutus rama dan ibu
menghadap adipati dan bibi ini. Pertama, untuk menyampaikan
doa keselamatan dan kerahayon kepada sang adipati dan bibi
sekalian. Kedua, ibu menyampaikan rasa rindu yang sangat
karena sudah lama tak bertemu dengan bibi. Dan yang ketiga
...." "Eh, mengapa berhenti?" tegur nyi adipati ketika Sambu tak
melanjutkan kata-katanya.
Yang ketiga "kata Sambu dengan mara getar "rama dan ibu
hendak menanyakan tentang keadaan dinda Tanjung ...."
"O, Tanjung sehat dan sekarang sudah tumbuh sebagai
seorang gadis dewasa. Lalu apa maksud rama dan ibumu ?"
"Rama dan ibu ingin mendapat keterangan dari bibi, adakah
dinda Tanjung itu sudah......sudah mendapat tempat ?"
"O, maksudmu, apakah Tanjung sudah mempunyai pasangan
hidup ?" Sambu mengangguk. 1615 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Memang pernah dua orang tumenggung di pura Majapahit
mengirim utusan untuk meminang Tanjung ...." nyi adipati
tempat memperhatikan bahwa wajah Sambu tiba-tiba berobah
tegang. Ia tersenyum dalam hati dan tahu apa yang terkandung
dalam hati putera kemanakannya itu "tetapi jangan kuatir
Sambu. Pamanmu tidak berkenan meluluskan"
"O" desuh Sambu "mengapa, bibi ?"
"Waktu itu Tanjung belum akil balig. Masih terlalu muda untuk
menikah" "Ah" Sambu mendesah longgar. Tiba-tiba dia teringat bahwa
adipati telah berangkat ke pura Majapahit. Adakah kepergian
adipati itu mempunyai hubungan dengan perjodohan Tanjung "
"Tetapi bibi" karena tak dapat menahan rasa ingin tahu maka
Sambupun bertanya "adakah kepergian paman adipati ke pura
kerajaan itu mempunyai sangkut paut dengan peminangan
Tanjung ?" "Entahlah, Sambu," kata nyi adipati "tetapi kudengar kakang
adipati memang mengatakan bahwa dia dipanggil oleh patih
Aluyuda" "Oleh patih Aluyuda?" tanpa disadari Sambu mengulang keras-
keras "mengapa patih Aluyuda kenal dengan paman adipati ?"
Sebelum nyi adipati sempat menjawab, tiba-tiba Tanjung
muncul dengan membawa minuman. Terpaksa percakapan
mereka berhenti dan nyi adipatipun mempersilakan Sambu untuk
minum. Setelah minum dan beristirahat beberapa jenak maka nyi
adipati memulai lagi pembicaraanya.
"Lebih kurang setahun yang lalu" kata nyi adipati pada suatu
hari patih Aluyuda beserta rombongan mengunjungi Pajarakan.
Menurut katanya, dia memang hendak mengadakan pemeriksaan
kedaerah-daerah, terutama untuk melihat bagaimana 1616 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perkembangan wilayah kekuasaan Lumajang setelah terjadi
pemberontakan patih Nambi.
"Waktu berkunjung ke kadipaten sini" kata nyi Adipati "untuk
menghormati rombongan tamu agung itu maka pamanmu telah
mengadakan perjamuan besar yang diramaikan dengan tarian.
Diantaranya yang menari itu adalah Tanjung sendiri"
"O, apakah dinda Tanjung pandai menari?" tanya Sambu.
"Ya, dia memang amat berbakat sekali dalam kesenian
terutama menari. Sampai pamanmu telah mengundang seorang
guru tari dari Bali untuk memberi pelajaran tari Bali kepada
Tanjung "Lalu apa kata patih Aluyuda?"
"Menyaksikan kepandaian Tanjung menari, tak henti-hentinya
patih Aluyuda menghambur pujian. Bahkan sempat pula bertanya
siapakah Tanjung itu. Ketika mendapat jawaban bahwa Tanjung
itu puteri kakang adipati, Aluyudapun tak segan bertanya apakah
Tanjung sudah mempunyai calon suami. Dan betapa riang
gembira ketika patih Aluyuda mendengar bahwa Tanjung masih
bebas" "Ah, jika demikian kunjungan paman adipati ke pura Majapahit
ini tentu ada kaitannya dengau Tanjung, bibi"
"Maksudmu atas undangan patih Aluyuda?"
"Ya, kudengar patih Aluyuda itu sudah beberapa kali
mempersembahkan gadis cantik kepada seri baginda"
"Untuk apa?" tanya nyi Adipati.
"Ah, bibi tak tahu" kata Sambu "itulah cara patih Aluyuda
membius raja. Bukan saja dengan minum tuak, pun dengan
wanita-wanita cantik"
"Patih semacam itu" seru nyi adipati "selayaknyalah kalau
dipecat" 1617 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Itu bagi seorang raja yang terang pikiran. Tetapi seri baginda
Jayanagara memang gelap pikir dan buta hati. Kalau tidak masa
para gusti Nambi dan mentri-mentri tua yang setya, dituduh
memberontak dan ditumpas. Kebalikannya, patih Aluyuda yang
hanya pandai menjilat, dipercaya penuh"
"Ah" desah nyi adipati "tentulah kepergian kakang adipati ke
pura kerajaan ini mempunyai hubungan dengan patih Aluyuda"
"Bagaimana bibi sampai menduga begitu?" Nyi adipati
menghela napas panjang " Sambu,
"Belum lagi kuceritakan kepadamu tentang derita yang
kualami waktu prcah perang di Lumajang dan Pajarakan. Setelah
Pajarakan bobol dan prajurit Majapahit menyerbu seisi kadipaten
bubar tak keruan. Aku tercerai berai dari keluargaku dan akupun
lari ke mana saja kakiku dapat membawa diriku. Saat itu
menjelang petang dan aku berada di sebuah hutan di luar
kadipaten. Tiba-tiba aku berpapasan dergan sekelompok lelaki
yang liar. Mereka hendak menuju ke Pajarakan untuk menangguk
di air keruh. Tujuan mereka hanyalah hendak ikut merampok
harta dan mengganggu wanita"
"Apakah mereka kawula Pajarakan ?"
"Bukan" "Gerombolan prajurit-prajurit Majapahit?"
"Rasanya bukan karena tidak mengenakan busana keprajuritan" "Lalu apakah mereka mengganggu bibi ?"
"Ya" sahut nyi adipati "tetapi untunglah aku ditolong oleh
seorang demang muda yang gagah perkasa. Gerombolan orang
jahat itu dapat dihajar tunggang langlang oleh ki demang itu. Dia
yang telah menyelamatkan diriku"
"Lalu di mana ki demang itu ?"
1618 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dia berada di s ini, Sambu"
Sambu terbeliak "Di s ini " Di mana ?"
"Di kadipaten sini dan menjadi rama dari Tanjung"
"Oh" Sambu menghela napas seperti orang yang baru
diangkat dari genangan air "jadi beliau adalah paman adipati
yang sekarang ?" Nyi adipati mengangguk "Ya, aku merasa berhutang nyawa
kepadanya dan dia telah memperlakukan aku dengan baik.
Salahkah kalau aku menikah dengan dia?"


Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sambu agak tercengang mendapat pertanyaan itu. Sudah
tentu dia setuju atas tindakan sang bibi menikahkan dengan ki
demang itu. Mengapa bibinya perlu mencari pertimbangan
tentang tindakannya itu "
Tetapi pada lain saat Sambu teringat bahwa kepergian sang
adipati Pajarakan ke pura Majapahit mempunyai hubungan
dengan patih Aluyuda. Jika begitu.....
"Adakah ki demang itu orang bawahan dari patih Aluyuda,
maksud bibi" tanyanya serentak.
"Bermula aku tak tahu tetapi kemudian hari barulah kuketahui
hal itu, Sambu" kata nyi adipati "Pajarakan dan Lumajang dahulu
merupakan pusat dari sumber pemberontakan para mentri dan
senopati dibawah pimpinan gusti patih Nambi. Maka terhadap
dua wilayah itu, kerajaan Mijapahit memberi perhatian khusus.
Atas usul patih Aluyuda maka ki demang karena jasa2 nya yang
menonjol selama dalam peperangan di Pajarakan dan Lumajang
itu, telah dinaikkan pangkat menjadi adipati dan di tempatkan di
Pajarakan sini" "Ah" desah Sambu dengan sarat. Rupanya dia mempunyai
pirasat akan menghadapi beban yang amat berat dalam
melaksanakan rencana pembentukan persekutuan itu.
1619 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sambu, engkau tidak menyalahkan bibi, bukan?" tanya nyi
adipati pula. "Tidak bibi" sahut Sambu "bibi tidak bersalah. Kesatu, karena
bibi merasa berhutang jiwa kepada beliau. Dan kedua, bibi tidak
tahu kalau paman itu mempunyai hubungan dengan patih
Aluyuda. Maka kuanggap bibi tak perlu gelisah"
"Tidak bibi" sahut sambu "bibi tidak bersalah karena bibi
merasa berhutang jiwa kepada beliau. Dan kedua, bibi tidak tahu
kalau paman adipati mempunyai hubungan dengan patih
Aluyuda, maka bibi tak perlu gelisah"
Nyi Adipati mengangguk. "Soal paman adipati mempunyai hubungan dengan patih
Aluyuda atau tidak, belum dapat diketahui jelas. Namun
andaikata benar demikian, hamba rasa bibi masih dapat
menyadarkan paman" Nyi adipati menghela napas "Ya, memang seorang isteri itu
mempunyai pengaruh besar terhadap suami. Dan hal itu
beberapa waktu yang lalu pernah ku-percakapkan soal itu tetapi
apa kata pamanmu. Dia bilang, dia telah 'dibesarkan' dan
dijadikaan priagung oleh patih Aluyuda, bagaimana mungkin dia
harus melupakan budi" Itulah Sambu, yang menjadi
keperihatinanku" "Baik bibi" Sambu menghibur "memang sesuatu yang sudah
berakar tentu sukar dalam waktu yang singkat akan dikikis.
Tetapi hanya kesabaran dan ketekunanlah yang akan mencapai
hasil. Walaupun lambat tetapi pasti hal itu akan dapat bibi
lakukan" Setelah berbincang bincang sampai beberapa waktu maka nyi
adipati mengulang pula apa maksud tujuan Sambu berkunjung ke
Pajarakan itu. Sambupun terpaksa harus menyampaikan tugas
yang diberikan ramanya. 1620 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"O, Batara Agung, terima kasih" seru nyi adipati seraya
menengadahkan kedua tangannya ke atas "kalau hal itu terjadi
aku merasa bahagia sekali. Ngumpulake balung apisah, tidak
jatuh pada lain orang tetapi hubungan keluarga kita tetap akrab
dan makin dekat" "Tetapi Sambu" kata nyi adipati pula"'bukankah peminangan
rama ibumu ini untuk puteranya?"
"Tentu bibi" Sambu tersenyum.
"Untuk engkau sendiri, bukan ?"
Sambu gelagapan. Dia tak siap untuk menerima pertanyaan
begitu. Memang tugas yang diberikan rama ibunya, peminangan
itu adalah untuk adiknya Jarak.
Tetapi kini setelah dia melihat Rara T anjung, hatinya bergetar
keras dan pendiriannya goyang. Tak tahu dia bagaimana harus
memberi jawaban kepada nyi adipati.
"Eh, Sambu, mengapa engkau diam saja Bukankah Tanjung
akan dijodohkan kepadamu?" nyi adipati mengulang.
"Itu ... . itu terserah kepada rama dan ibu" akhirnya Sambu
dapat memaksakan suatu jawaban menghindar. Setelah itu diam-
diam dia menghela napas longgar.
Beruntung nyi adipati dapat menerima jawab itu sebagai suatu
kewajaran. Namun tak urung timbul juga rasa keinginan untuk
menyelidiki "Tetapi Sambu, engkau putera yang sulung, tentulah
engkau yang wajib menikah lebih dulu"
Kembali Sambu menderita pertanyaan yang memojokkannya
ke sudut kesulitan. Namun akhirnya dia dapat juga mengelak
"Bagi hamba bibi, lebih cenderung untuk melepaakan diri dari
ikatan naluri adat. Kalau memang rama dan ibu menganggap
bahwa peminangan itu layaknya diperuntukkan dimas Jarak,
hambapun tak keberatan"
1621 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah, tentunya rama dan ibumu takkan menyinggung
martabatmu sebagai kakak yang tertua"
"Mudah-mudahan begitulah, bibi" Sambu menghela napas
kecil "namun pernikahan itu bukanlah semata pilihan rama ibu
tetagi juga suatu ikatan rasa antara kedua insan yang
bersangkutan. Pernikahan yang bahagia adalah timbul dari
kehendak kedua fihak atas dasar saling mencintai, tanpa
mengesampingkan hak orangtua untuk menentukan pilihannya"
Sengaja Sambu menggunakan kata-kata yang agak panjang
dan berbelit untuk menyelubungi maksud hatinya agar terhindar
dari desakan nyi adipati. Dan dia-pun tahu bahwa sejak tadi,
Rara Tanjung masih hadir di ruang pembicaraan situ maka
sengaja dia memberi tekanan nada pada setiap kata yang
menyinggung soal 'atas dasar saling cinta dari kedua insan yang
bersangkutan'. Memang Rara Tanjung mendengar ucapan Sambu itu dau
tersibaklah serabut-serabut halus nuraninya. Bersambutlah nada-
nada yang dikumandangkan Sambu itu ke dalam lubuk hatinya.
Memang sejak tumbuh sebagai seorang dara remaja, nalurinya
sering terdebur oleh percik-percik lamunan dara yang indah. Dan
percik-percik lamunan itu melahirkan suatu pendambaan masa
depan yang cerah dan bahagia di samping seorang suami yang
cakap, bijaksana dan saling mencintai, hidup rukun sampai kaki-
kaki dan nini-nini. Kadang percik lamunannya itu bertebar selaput kabut hitam
yang mencemaskan. Betapalah pera aan hatinya apabila dia kelak
mendapat jodoh pria yang tidak sesuai seperti yang diidam-
idamkannya itu. Ia tahu bahwa tata adat masyarakat kala itu,
seorang anak wanita harus patuh dan menurut kata orangtua,
terutama dalam menentukan pasangan hidup. Iapun telah
mendapat ajaran, bahwa seorang isteri itu harus setya pada
guru-lakinya, menjadi pendamping suami, ibu rumah tangga
1622 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang baik, penyambung keturunan dan seorang ibu yang
bijaksana bagi putera puterinya.
Namun sering penerimaan pada ajaran itu, tersibak oleh rasa
enggan manakala membayangkan kalau kebetulan sang suami itu
bukan pria seperti yacg diangan-angankannya. Haruskah ia tetap
berpegang teguh pada ajaran-ajaran adat itu yang jelas hanya
merupakan derita siksa pada-batin dan kehidupannya" Haruskah
ia tetap setya-bakti pada guru-laki, apabila dia tak mencintai pria
itu " "Ah" setiap kali tiba pada persimpangan alam pemikiran
semacam itu, hanya deiah dan desuh yang menghambur dari
mulutnya. Ia tak tahu dan tak mengerti bagaimana harus
menjawab. Ia merasa gelap akan alam di luar daripada alam
kehidupan dengan naluri ajaran tata adat hidup yang berlaku
pada masa itu. Apabila tertumbuk pada bayang bayang yang tak
berkenan itu tiada lain cara baginya kecuali menengabkan muka,
mengunjukkan kedua tangan ke atas dan memohon kepada
Hyang Karyajagad "Duh, pukulun, limpahkan berkah paduka
kepada hamba . . . ."
Kini dia mendengar bahwa ternyata ada seorang taruna yang
memiliki pendirian seperti yang belum pernah ia dengar dari lain
orang. Pernikahan itu merupakan ikatan dari hati dua insan yang
saling bertaut dalam rasa saling mencintai. Ah, betapa merdu
kumandang kata kata itu. Karena terkesan akan ucapannya, tanpa disadari Rara
Tanjungpun membayangkan wajah orang yang berbicara itu dan
serentak tersiraplah darahnya. Ah, Sambu seorang pemuda yang
cakap dan gagah. Selintas kesan cepat mengguris dalam batinya.
Membayangkan hal itu ia tersipu-sipu kemala maluan sendiri.
Nyi adipati dan Sambu tak sempat memperhatikan bahwa saat
itu Rara Tanjung sedang mengalami gejolak batin yang cukup
menegangkan. Hanya nyi adipati yang dapat melihat bahwa
1623 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tubuh puterinya agak bergetar dan wajahnya bersemu kemerah-
merahan. "Tanjung" tegurnya "kalau engkau letih, beristirahatlah di
dalam" Tanjung terkejut dan gopoh menyahut "Ah, tidak ibu. Aku tak
lelah" "Mengapa pipimu merah ?"
"Tidak apa apa, bu'" Tanjung makin tersipu-sipu malu karena
gerak-geriknya terlihat ibunya.
"Bibi, kurasa dinda Tanjung tak apa-apa" tiba-tiba Sambu
berusaha untuk membantu Tanjung menghindari perhatian nyi
adipati "tetapi kalau bibi sudah lelah, baiklah kita beristirahat
saja. Besok masih ada waktu untuk melanjutkan percakapan lagi"
Nyi adipati menghela napas "Ya, memang sudah malam.
Baiklah, Sambu, karena ergkau masih menginap di sini sampai
beberapa hari, mari kita beristirahat. Engkau tentu lelah sehabis
menempuh perjalanan yang jauh"
Demikian percakapan itupun selesai. Sambu dipersilakan untuk
beristirahat di bilik yang telah disediakan nyi adipati. Tanjung
yang disuruh ibunya supaya mengantarkan Sambu.
"Tanjung, apakah engkau tak pernah berkunjung ke Sadeng?"
di tengah perjalanan menuju ke belakang
Sambu bertanya kepada Tanjung.
"Belum pernah, kakang"
"Ibuku tentu tenang sekali melihat engkau, Tanjung"
"Terima kasih kakang" kata Tanjung "tolong sampaikan
sembah baktiku kepada beliau"
Sambu tertawa dan berjanji akan menyampaikannya.
Kemudian dia mengajak dara itu berbicara lebih lanjut. Mengenai
1624 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keadaan Pajarakan, kehidupan rakyat tampai pada perkembangan agamanya. Sebenarnya saat itu mereka sudah
tiba di sebuah bangunan yang tersendiri di belakang yang
diperuntukkan tempat Sambu menginap. Tetapi karena Sambu
masih mengajak bicara maka Tanjungpun belum meninggalkan
tempat itu Dalam waktu yang singkat, Sambu mendapat kesan yang baik
terhaftap dara itu. Seorang anak gadis yang lem ah lembut budi
bahasanya, luas pengetahuan pula.
"Ah, tak kukira bahwa di tengah kadipaten Pajarakan terdapat
sepetik mutiara yang begini cemerlang" diam-diam Sambu
memberi penilaian. Perasaan serupapun dirasakan Rara Tanjung. Dia mendapat
kesan bahwa Sambu itu seo ang pemuda yang tegai, pandai dan
berpambek perwira. Beberapa saat kemudian Tanjung pamit karena malam sudah
sunyi. Dan malam itu ia bermimpi indah.
Tiga hari kemudian adipati Pajarakanpun pulang. Walaupun
hanya dalam tiga hari namun pergaulan Sambu dengan Rara
Taejung sudah makin erat. Nyi adipati melihat hal itu tetapi
bukan marah kebalikannya diam-diam ia malah gembira. Ia
melihat Sambu seorang muda yang cakap dan gagah, layak
menjadi pasangan hidup untuk Rara Tanjung. Dan diapun
melihat bahwa kedua anakmuda itu rukun dan cocok satu sama
lain. Adipati Pajarakan terkejut ketika menerima laporan dari
isterinya bahwa Sambu, putera buyut Sadeng yang masih ada
hubungan keluarga dengan nyi adipati, berkunjung ke Pajarakan
perlu hendak menghadap sang adipati.
Sambu dititahkan menghadap adipati. Setelah meng haturkan
sembah maka Sambupun segera menerangkan tentang maksud
kedatangannya ke Pajarakan. Pertama, menyampaikan maksud
1625 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
rama ibunya untuk meminang Rara Sedayu. Dan kedua, untuk
mtnjajagi kemungkinan Pajarakan untuk diajak ikut serta dalam
rencana akan menegakkan kewibawaan dan kesucian tahta
kerajaan Majapahit. "Ah, betapalah rasa terima kasihku kepada kakang dan
kangbok buyut atas perhatiannya terhadap anakku si Tanjung"
sambut Adipati "tetapi kurasa Tanjung masih terlalu muda untuk
menikah. Dia baru berumur limabelas tahun, masih bodoh dalam
pengetahuan dan pengalaman apa-apa"
Sambu terkejut. Dari nadanya, jelas adipati menolak secara
halus. Sambu tidak menyesal karena penolakan itu tetrpi dia
ingin tahu apakah dibalik penolakan itu ada sesuatu yang
tersembunyi. "Ah" Sambu mendesah "hamba rasa paman adipati benar.
Tetapi rama dan ibupun tidak menghendaki bahwa pernikahan itu
harus segera dilangsungkan. Tetapi yang penting asal paman
adipati sudah memperkenankan ikatan itu"


Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Adipati kerutkan dahi "Begini Sambu" katanya "sekarang ini
aku tak berani memberi keputusan. Kelak apabila T anjung sudah
mencapai usia enam atau tujuhbelas tahun, nanti kita bicarakan
lagi. Sebab engkau tahu Sambu, bahwa setiap saat keadaan
dunia dan manusia itu berobah. Maka sebaiknya jangan kita
memaksakan diri untuk membicarakan sesuatu yang belum
datang" Sambu makin mendapat kesan bahwa dibalik penolakan
adipati itu tentu terdapat sesuatu yang tak wajar.
"Baik, paman adipati. Akan hamba sampaikan kepada rama
dan ibu keputusan paman adipati ini" kata Sambu. Kemudian
Sambu mengalihkan pada pembicaraan tentang keadaan
pemerintahan di kerajaan kerajaaan Majapahit.
1626 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Keadaan di pura tampak gawat " kata adipati "ada tanda-
tanda bahwa alran terjadi sesuatu yang tak diinginkan di pura
kerajaan" Sambu terkejut dan meminta perjelasan.
"Tampaknya persaingan antara gusti patih Aluyuda dengan
para gusti Dharmaputera sudah mulai terbuka dau makin tajam"
"O, apakah keduanya hendak bersaing untuk merebut hati seri
baginda ?" "Mungkin" sahut adipati ringkas.
"Menurut pendapat paman adipati, siapakah di antara kedua
golongan itu yang lebih baik dan bermanfaat bagi kawula
Majapahit?" Sambu coba memancing pertanyaan.
"Gusti patih Aluyuda mendapat kepercayaan penuh dari seri
baginda tetapi entah bagaimana seri baginda malah mengangkat
sebuah kelompok baru yang diketuai rakryan Kuti sebagai
Dharmaputera. Pengangkatan itu langsung dari seri baginda
sendiri" "Apa makiud seri baginda un'uk membentuk dua kelompok
orang kepercayaan itu ?"
"Entahlah" sahut adipati "sebenarnya hal itu malah akan
menimbulkan kesulitan. Karena kedua iihak tentu akan bersaing
untuk merebut kepercayaan seri baginda"
"Bagaimana kira-kira rencana gusti patih Aluyuda " Dapatkah
adipati melimpahkan keterangan kepada hamba ?"
"Gusti patih Aluyuda tahu benar akan kelemahan seri baginda
mengenai soal kegemarannya. Oleh karena itu maka gusti patih
akan menempuh cara itu"
"Apakah kegemaran seri baginda ?"
"Wanita cantik dan minum tuak"
1627 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hm" desuh Sambu "jika demikian bukankah kepergian paman
adipati ke pura itu juga mempunyai kaitan dengan rencana gusti
patih Aluyuda ?" Adipati terkejut. Ia baru menyadari babwa dia telah terlalu
jauh memberi keterangan sehingga sekarang Sambu berani
mengajukan pertanyaan sedemikian.
Namun cepat ia alihkan persoalan itu dengan suatu jawab
yang singkat "kita adalah kawula yang berada jauh dari pura
kerajaan. Bagaimana keadaan yang sebenarnya, sudah tentu
tidak begitu jelas. Namun menurut kesan yang kurasakan selama
berada di Majapahit, memang suasana sudah mengunjukkan
tanda-tanda yang menguatirkan"
Sambu tahu bahwa adipati tidak mau berlaku terus terang
"Maaf, paman adipati, hamba hendak mengunjuk atur, bahwa
pertentangan yang terjadi di kalangan para mentri di pusat
kerajaan itu, pada hakekatnya adalah hendak berebut pengaruh
dan kekuasaan. Hamba mohon petunjuk paduka, paman,
siapakah di-antara Dharmaputera dan gusti patih Aluyuda itu
yang lebih mendapat kepercayaan dari seri baginda dan siapa
pula diantara kedua pihak itu yang patut didukung rakyat?"
Adipati terkesiap menerima pertanyaan itu "Sambu, apa
maksudmu mengajukan pertanyaan begitu?"
Karena sudah terlanjur bertanya maka Sambupun pantang
mundur, sahutnya "Menurut kesan hamba, paman adipati,
rasanya di kalangan para buyut, lurah dan kawula dari daerah
bekas kekuasaan kadipaten Lumajang, masih tak melupakan
peristiwa peperangan di Lumajang dan Pajarakan....."
"O, adakah mereka masih mendendam kepada kerajaan
Majapahit?" tukas Adipati.
"Sukar untuk menyebut apa yang terkandung dalam perasaan
hati mereka, paman adipati" kata Sambu "tetapi yang jelas
mereka masih penasaran atas peristiwa gusti patih mangkubumi
1628 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nambi dan para mentri senopati. Beliau-beliau itu adalah para
mentri yang setya kepada kerajaan Majapahit tetapi mengapa
dituduh sebagai pemberontak?"
"Sambu" teriak Adipati dengan nada keras "jangan
membangkitkan mayat yang sudah dikubur. Peristiwa itu sudah
lampau, jangan diusik lagi"
"Paman Adipati" kata Sambu tak surut "selama mereka belum
mendapat keterangan yang jelas mengenai peristiwa itu, mereka
akan menganggap bahwa para gusti mentri yang gugur itu tak
bersalah. Dan selama masih memiliki anggapan demikian maka
mereka tetap tak puas terhadap kerajaan"
"Ah, tetapi apa daya mereka " Bukankah kerajaan sudah
menguasai daerah-daerah itu?" kata Adipati "Sambu, dapatkah
engkau menunjukkan siapa-siapa saja yang tak senang kepada
kerajaan Majapahit ?"
Sambu tidak terkejut menerima pernyataan itu. Ia memang
sudah mendapat keterangan dari bibi adipati bahwa adipati itu
adalah orang dari patih Aluyuda "Hamba hendak menghaturkan
keterangan. Bahwa perasaan tak puas para kawula di daerah
bekas kekuasaan Lumajang itu, bukan ditujukan kepada kerajaan
Majapahit, paman Adipati"
"Kalau bukan kepada kerajaan lalu kepada siapa ?"
"Dua priagung" "Siapa ?" "Seri baginda Jayanagara dan gusti patih Aluyuda"
"Sambu" teriak Adipati "berani benar engkau mengatakan
begitu " Siapakah orangnya yang bersikap seperti itu ?"
"Seluruh kawula dan lurah serta buyut di wilayah kekuasaan
Lumajang, paman Adipati" sahut Sambu tak gentar "jika paduka
hendak membasmi, silakan membasmi mereka semua. Tetapi
1629 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
paman Adipati, mengapa paduka tidak berkenan mendengar
hatur kata hamba itu ?"
"Aku adalah adipati dari Majapahit. Sudah sewajibnya aku
setya kepada kerajaan dan seri baginda"
"Para gusti patih, mentri dan senopati yang gugur di Lumajang
dahulu juga mentri-mentri tua yang setya kepada kerajaan
Majapahit" "Tidak" teriak Adipati "mereka hendak memberontak"
"Itu tuduhan patih Aluyuda yang dihaturkan ke hadapan seri
baginda Jayanagara, paman Adipati"
"Tetapi nyatanya memang demikian"
"Tidak, paman adipati. Patih Aluyudalah yang menghasut seri
baginda supaya membasmi para gusti mentri di Lumajang itu.
Oleh karena itu, paman adipati, kawula di daerah-daerah
kekuasaan Lumajang dan brang wetan, tidak senang kepada seri
baginda Jayanagara yang bukan berasal dari darah keturunan
Singasari" "Tutup mulutmu, Sambu" bentak adipati murka.
"Paman Adipati" tetap Sambu tak mau berhenti "patih Aluyuda
hanyalah seorang dan seluruh kawula daerah kekuasaan
Lumajang itu beratus ribu orang. Mengapa paman Adipati
meremehkan kekuatan mereka ?"
"Prajurit; seret pemuda ini ke luar" tiba-tiba adipati berseru
memberi perintah. Dua orang prajurit bertubuh kekar segera maju dan terus
menyambar lengan Sambu dan diseretnya "Uhh ...." tiba-tiba
kedua prajurit itu mendesuh kejut, wajahnya merah padam,
karena tak mampu menarik tubuh Sambu.
"Panggillah kawanmu lagi, ki prajurit" kata Sambu dengan
tersenyum. 1630 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kedua prajurit itu memandang ke arah Adipati. Adipati
memberi anggukan kepala. Suatu tanda bahwa Adipati berkenan
mengidinkan kedua prajurit itu untuk menggunakan kekerasan.
Kedua prajurit itupun segera bertindak. Keduanya mengangkat
Laron Pengisap Darah 2 Hina Kelana Balada Kaum Kelana Siau-go-kangouw Karya Jin Yong Pedang Bengis Sutra Merah 3
^