Pencarian

Tamu Dari Alam Gaib 2

Dewi Ular 76 Tamu Dari Alam Gaib Bagian 2


bercinta penuh keindahan asmara Meski sempat disangkal
Jessica yang menjadi cemburu atas pengakuan itu, tapi Sandhi
tetap berkesimpulan bahwa apa yang dialam i mereka bukan
sekedar mimpi siang hari, dan apa yang dilihat mereka
bukanlah illusi dari gangguan jiwa yang tertekan rindu sekian
lama. Celakanya lagi, ternyata persoalan yang dihadapi Tante
Munna tidak hanya sampai di situ saja Menurut Sandhi,
barangkali Tante Munna itulah tamu yang dimaksud Kumala
sebagai pembawa informasi penting, di mana informasinya itu
dapat dipakai untuk memprediksi apa maksud dan tujuan dari
'tamu dunia lain' datang ke alam kehidupan manusia ini.
Sebab, ketika Jessica telah kembali tenang dari tangisnya dan
ia harus pergi ke toilet untuk keperluan pribadinya, Sandhi
sempat memancing kemurungan duka di wajah Tante Munna
yang sangat mencurigakan itu.
"Jadi, saat ini Tante sangat sedih karena yakin bahwa T om
pergi nggak akan kembali lagi" Tante kepingin ketemu Tom
agar bisa saling bermesraan lagi, begitukah?"
Janda tomboy yang kehilangan separoh dari ketegarannya
itu tarik napas panjang-panjang setelah menggelengkan
kepalanya. "Bukan bermesraan kembali yang kubutuhkan darinya. Saat
ini aku butuh keterangan darinya atas perubahan yang terjadi
pada diriku ini, San: Perubahan ini sangat aneh membuatku
ketakutan sendiri. Dari menit ke menit keteganganku
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
meningkat terus Rasa takutkupun semakin tinggi terhadap
perubahan yang kualami."
"Perubahan apa maksudnya?"
"Lihat perutku..." seraya mengusap perutnya sendiri.
Sandhi yang duduk berhadapan dengan Tante Munna
langsung mengarahkan pandangan matanya ke perut Tante
Munna, Sandhi baru menyadari, bahwa s iang itu T ante Munna
memang tampak sedikit lebih gemuk dari hari-hari
sebelumnya. Tapi ia belum mengerti apa maksud perintah
tadi, sehingga kini ia kembali menatap Tante Munna yang
masih menyeringai tipis. Menahan perasaan ngeri dan was-
was terhadap sesuatu yang menurutnya sangat mustahil itu.
"Kau lihat perutku ini menjadi lebih besar dari sebelumnya,
kan?" "Ya. Memang kelihatan lebih gemuk."
"Ini bukan gemuk karena kebanyakan lemak, San. Perutku
menjadi bengkak begini karena aku merasakan tanda-tanda
kehamilan pada diriku."
"Hamil..."!"
"SejakTom pergi, aku sering merasa mual malahan sempat
muntah-muntah dua kali di kamar mandi. Makin siang makin
tak enak sekali rasanya. Selain mual, aku juga merasa pegal-
pegal dan nyeri di bagian pinggang. Lalu, kuperhatikan
perutku ini makin membengkak dan urat-uratnya mengencang. Sepertinya... hmmm... sepertinya aku telah
menjadi hamil akibat kencan dengan Tom kemarin malam itu,
San! Proses kehamilan ini pernah kurasakan sewaktu aku
bersuami dulu dan melahirkan dua orang anak yang sekarang
dibawa pergi oleh mantan suamiku itu!"
"Tapi, bukankah... bukankah tadi Tante katakan bahwa
Tante baru kemarin ma lam kenal dengan Tomhans dan tidur
seranjang pun baru malam itu juga" Bukankah..."
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Itu memang benar! Dan, tanda-tanda kehamilan ini pun
juga kenyataan yang benar, San!" suaranya berbisik tapi
bernada tegas. "Pemuda misterius itu telah menghamiliku secara tak
normal," tambahnya. "Aku merasa sedangmengalami proses
kehamilan yang sangat cepat, yang tak bisa diterima oleh akal
sehat mana pun. Dan, oleh sebab itu... aku ingin Kumala
memeriksa kondisiku, apakah benar aku sedang mengalami
kehamilan gaib, atau ada sesuatu yang berkembang dan
merusak sistem kerja lambungku" Inilah yang kutakuti dan
membuatku sangat cemas, Sandhi!"
"Gawat.."!" gumam Sandhi yang mulai berekspresi tegang
itu. Ia tetap tak dapat berbuat banyak terhadap kedua
tamunya, selain menenangkan hati mereka agar bersabar
menunggu Kumala selesai dengan acara rapatnya nanti. Meski
ia tahu nomor telepon di ruang rapat itu, namun ia tetap tak
berani menghubungi Kumala dan memberitahukan kondisi
Tante Munga saat itu. Kumala akan marah padanya jika
Sandhi melakukan kebodohan tersebut.
Celakanya lagi, sampai pukul tiga sore ternyata Kumala
belum turun dari lantai sembilan, tempat diadakannya rapat
para pemegang saham. Dan, pada saat itu Jessica sendiri
akhirnya mengetahui kasus ganjil yang dialam i Tante Munna,
karena perut Tante Miuina tampak lebih membengkak. Lebih
besar dari saat datang tadi. Janda itu hanya bisa mendesah
dan mengeluh sambil mendesak Sandhi agar segera
memanggil Kumala, sebab ia sendiri mengakui saat itu
perutnya semakin menonjol. Seperti orang hamil lima bulan.
Meski pun Sandhi sendiri juga bertambah tegang, tapi ia
tetap tak mau menghubungi majikan cantiknya di ruang rapat
lantai sembilan. Sandhi berusaha sebisa- bisanya menenangkan kondisi kejiwaan kedua tamunya itu, sampai
akhirnya telepon di meja kerjanya Kumala berdering. Kumala
sendiri yang menelepon dari ruang rapat. Ia memberitahu
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
bahwa rapat sudah selesai, sebentar lagi akan kembali ke
ruang keijanya.
"Sebaiknya lekaslah turun dan lihat sendiri keadaan salah
satu tamu kita ini, Mala! Tante Muna benar-benar
membutuhkan pertolonganmu secepatnya!"
"Ya, aku sudah dengar jerit hati kalian bertiga sejak tadi!
Aku akan segera turun."
Kemunculan gadis anak bidadari kahyangan itu membuat
Jessica dan Tante Munna saling berebut kesempatan lebih
dulu untuk mengungkapkan isi hatinya.
Suara mereka sangat crowded, karena Sandhi yang
membantu menenangkan mereka justru menambah tumpang
tindihnya percakapan tersebut. Menghadapi keadaan seperti
itu, Dewi Ular yang tampil tenang dan berkharisma itu cukup
mengangkat jari tangannya dan menempelkan di mulutnya
sendiri. Tanpa suara apapun, ia telah berhasil membuat ketiga
orang di depannya berhenti bicara secara serentak. Sunyi
sesaat menguasai ruang kerjanya.
"Kita selesa ikan satu persatu masalahnya, okey?" ujarnya
seraya tersenyum penuh keramahan dan keakraban. Jessica
dan Tante Munna manggut-manggut seraya mengendurkan
ketegangan masing-masing. Mereka tak sadar telah terkena
pengaruh kekuatan batin Kumala yang terpancar lewat
pandangan mata dan air mukanya. Kekuatan batin itulah yang
membuat mereka segera menghentikan perkataan dan
memiliki rasa patuh serta rasa hormat kepada si gadis anak
dewa itu. Perhatian Dewi Ular tertuju pada perut Tante Munna.
Dahinya sedikit berkerut pertanda sangat curiga terhadap
ukuran perut yang tak normal itu. Tante Munna dim saja,
menatap sedih disiksa kengerian. Sikapnya tampak jelas
menunggu pengertian dari Kumala agar segera bertindak
menangani keganjilan perutnya itu. Melihat perhatian Kumala
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
tertuju kuat pada perut Tante Munna tanpa diminta Sandhi
buru-buru menjelaskan secara singkat apa yang dialami T ante
Munna dan Jessica sebelum datang tadi. Yang bersangkutan
hanya menggumam
dan mengangguk, membenarkan
penjelasan singkat itu.
"Memang sih... tadi sewaktu T ante Munna datang perutnya
nggak sebesar itu, Mala. Aku melihat sendiri perut itu tak
terlalu menonjol begitu. Jadi, rupanya akibat pertemuannya
dengan pemuda yang mengaku bemama Tomhans itu Tante
Munna sekarang mengalami proses kehamilan tak normal,
sehingga..."
"Ambilkan tissue di mejaku... !" perintahnya kepada Sandhi
tanpa berpaling dari penglihatannya. Hanya tangannya yang
terulur ke samping menunjuk tempat tissue di meja kerjanya.
Sandhi mengambilkan dua lembar kertas tissue tersebut,
lalu diserahkan kepada Kumala yang tetap berdiri di tempat,
tak berusaha menghampiri kedua tamunya yang duduk di sofa
berseberangan. Hanya Sandhi yang mengenali betul sikap
Kumala saat itu. Menurutnya, Kumala memang tampil tenang
dan kalem. Namun sebenarnya gadis cantik jelita itu
mengalami suatu ketegangan yang dipendam rapat-rapat dan
ditahan kuat-kuat agar tak mempengaruhi kedua tamunya.
Ketegangan yang tersembunyi itulah yang kini membuat
Sandhi menjadi berdebar-debar. Jika gadis cantik jelita itu
bersikap demikian, maka dapat dipastikan pada saat itu di
sekeliling mereka ada suatu kekuatan gaib yang cukup
membahayakan. Kertas tissue itu digenggamnya dalam satu gumpalan
setelah diremas-remas dengan dua tangan. Lalu, mereka
menjadi heran melihat Kumala Dewi meniup kertas tissue
dalam genggamannya. Seolah-olah putri tunggalnya Dewi
Nagadini itu menitipkan napasnya ke dalam gumpalan kertas
tissue tersebut. Kakinya melangkah pelan-pelan, Hanya dua
langkah sudah berhenti. Kertas tissue dalam genggamannya
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
dilemparkan dengan hati-hati sekali ke perut Tante Munna.
Wuuut...! Weeesss. ! Kertas tissue itu seperti batu yang dilemparkan ke arah
wajah Dewi Ular. Memantul balik begitu menyentuh perut
Tante Munna. Kekuatan pantulannya disertai gelombang hawa
padat yang menerjang Kumala, sehingga gadis itu terhempas
ke belakang. Jatuh terkapar setelah membentur dinding dan
membuat lukisan yang digantungkan di dinding itu jatuh dari
tempatnya. Braak...! "Malaaaa.."!! " sentak Sandhi kaget sekali.
(Oo-dwkz-234-novo-oO)
3 POLWAN cantik yang kini telah berpangkat Letnan itu
sengaja mampir ke rumah Kumala Dewi, Ia yakin sahabat
mudanya yang cantik dan secara tak resmi menjadi konsultan
kriminil di kepolisian itu ada di rumah, karena hari itu adalah
hari libur nasional. Cuaca pagi pun cukup cerah, dan matahari
belum meninggi. Kecil kemungkinannya Kumala sudah pergi
saat dihampirinya nanti.
Letnan Dua Merina Swastika yang akrab dipanggil Mbak
Mer oleh orang-orangnya Kumala itu sengaja mampir bukan
hanya ingin mengucapkan terima kasihnya kepada Kumala
yang telah membantu tugas-tugasnya selama ini dalam
menyingkap kasus kriminil yang misterius, tapi juga ingin
membawa Kumala ke suatu tempat yang menurutnya sangat
perlu diketahui si konsultan cantik itu. Mbak Mer sengaja
berpakaian preman, tampil trendy bak seorang foto model
yang masih berstatus single, karena hari itu dia pun tidak
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
sedang bertugas. Hanya saja, karena ia ditempatkan di bagian
reserse kriminalitas, khusus wanita, maka ia punya beban
moral untuk hadir di tempat-tempat kejadian perkara meski
sedang berlibur.
"Waah, merdeka sekali tuan putri kita nih.,. sudah pukul
sembilan masih belum mandi juga" Ma lah kelihatannya baru
bangun tidur, ya?" tegurnya dengan nada kelakar yang sangat
familiar. Kumala Dewi yang memang baru bangun tidur itu hanya
tersenyum malu, lalu tertawa kecil sambil menutupi wajahnya
dengan tangan. Padahal meski pun belum mandi, wajah
Kumala tak pernah susut dari nilai kecantikannya yang sangat
mengagumkan itu. Maklum, keturunan bidadari asli, biar tak
mandi setahun pun akan tetap kelihatan cantik di mata
manusia mana pun.
"Sandhi dan Buron apakah juga belum bangun, Mal?"
"Kayaknya sih belum, Mbak. Habis, kami baru tidur pukul
enam tadi sih. Mereka ikut begadang jaga semalaman."
"Ada lemburan, tentunya?"
"Begitulah. Biasa,
Mbak... ada klien yang harus
diselamatkan dari ancaman maut para penghuni alam gaib
sana." Lalu, Dewi Ular pun menceritakan tentang upayanya
menyelamatkan T ante Munna dari kehamilan tak wajar itu Ia
dibantu Buron saat menangani kehamilan Tante Munna yang
terpaksa dibawa pulang ke rumahnya setelah gagal ditangani
di kantor. Usaha itu pun hampir saja gagal, karena kekuatan
gaib yang berada di balik kehamilan Tante Munna itu cukup
tinggi. Dukun dan paranormal biasa belum tentu sanggup
melumpuhkan kekuatan gaib yang dikandung Tante Munna.
Mereka baru berhasil mengeluarkan isi kandungan tersebut
setelah Dewi Ular mengerahkan sebagian besar kesaktiannya
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
yang seharusnya hanya digunakan di alam gaib sana. Pukul
lima pagi mereka barubisa membebas kan Tante Munna dari
ancaman kehamilan gaib itu. Karenanya, Tante Munna belum
sempat pulang dan sekarang masih tertidur di kamar tidur
khusus untuk tamu. Jessica juga ada di kamar itu, karena
Jessica ikut menyaksikan perjuangan Dewi Ular dalam
melumpuhkan kekuatan iblis dalam kandungan tersebut.
"Kalau saya gagal menangani kasus semalam, pagi ini
sudah lahir sepuluh anak iblis dari kandungan Tante Munna


Dewi Ular 76 Tamu Dari Alam Gaib di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

itu, Mbak. Dan, tentunya mereka akan menyusun kekuatan
untuk menguasai alam kehidupan kita ini. Mereka pasti akan
tumbuh pesat, dan cepat menjadi dewasa!"
"Mengerikan
sekali"!"
gumam Mbak Mer sambil menyeringai ngeri membayangkan cerita Kumala itu.
Kemudian ia menyambung kata-kalanya dengan sangat serius.
"Nah, sekarang aku ingin mengajakmu ke suatu tempat
yang penting kau ketahui, atau mungkin saja ada
hubungannya dengan anak-anak iblis itu, Kumala. Apakah kau
bersedia?"
"Kemana sih, Mbak?"
"Pukul tujuh tadi aku mendapat kabar dari Sersan Burhan
tentang ditemukannya sesosok mayat lelaki di dalam sebuah
mobil. Mobil itu diparkirkan di jalanan dekat kuburan pinggir
kota, Mala. Sampai sekarang mobil itu masih dalam penyidikan
untuk diketahui pemiliknya, sedangkan mayat lelaki itu tak
diketahui identitasnya. Dia dalam keadaan tinggal tulang
belulang dan sisa pembusukannya. Tapi kerangka mayat itu
ditemukan dalam keadaan berpakaian lengkap serta utuh.
Pakaiannya seperti masih baru. Begitu pula sepatu yang
dikenakan oleh kerangka mayat tersebut."
"Aneh sekali?" gumam Kumala lirih, walau wajahnya tak
menunjukkan rasa heran yang bersungguh-sungguh.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Itulah sebabnya aku ingin membawamu ke sana. Mobil
dan mayat itu masih ada di Polres setempat. Belum dibawa ke
pusat. Mungkin dengan indera keenammu kau bisa mengenali
siapa sebenarnya mayat berpakaian lelaki itu?"
Kumala Dewi manggut-manggut saat merenungi kata-kata
Mbak Mer. Setelah menunggu dalam kebisuan sesaat, Mbak
Mer bertanya pelan.
"Anda tertarik untuk melihatnya, Nona cantik..."!"
Senyum indah penuh pesona mekar di bibir ranum Dewi
Ular. Ia tetap tampak anggun dan menawan. T ak seorangpun
yang dapat menduga bahwa dia adalah anak tunggal dewa
dari kahyangan, karena penampilannya di pagi itu sangat
trendy. Seperti gadis model yang tampil dengan gaya gaulnya
dalam berbusana. Kumala sengaja pergi tanpa membangunkan yang lain, karena ia tak tega mengganggu
kenyenyakan tidur mereka. Ia hanya berpesan kepada Mak
Bariah bahwa sebelum tengah hari ia sudah kembali. Tante
Munna dan Jessica disarankan untuk jangan pulang dulu
sebelum ia kembali.
Begitu turun dari sedan dinasnya Mbak Mer,pandangan
mata Kumala segera tertuju pada sebuah mobil Espass yang
diparkirkan di kantor Pokes setempat. Ia tampak sedikit kaget
meiihat mobil tersebut. Langkahnya pun buru-buru menghampiri Espass merah dan memperhatikan plat nomor di
belakang mobil tersebut. Mbak Mer mulai curiga meiihat apa
yang dilakukan Kumala, sehingga ia segera menyusul ke
tempat Kumala berada.
"Mbak, saya kenal dengan mobil ini," katanya tanpa ditanya
lagi. "Dari warnanya, plat nomornya, saya tahu kalau mobil ini
adalah mobilnya Tante Munna"
"0,ya..."! "
"Mobil ini dipinjam dari pria teman kencannya kemarin pagi,
seperti yang saya ceritakan tadi. Dan, sejak itu pria tersebut
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
tak pernah muncul lagi Mobil ini pun ikut menghilang
bersamanya."
"Tapi kenapa nggak ada surat-surat penting yang
ditemukan dalam mobil ini maupun pada diri mayat
tersebut"!"
"Tante Munna kemarin juga sempat mengungkapkan
kekhawatirannya, sebab ketika mobil dibawa pergi oleh
Tomhans, dia lupa menyerahkan STNK-nya. Tak ada surat
penting yang disimpan di mobil ini, karena sorenya sebelum
dia tersesat, mobil ini habis dicuci bersih dan sengaja
dikosongkan, karena mau dipakai buat mengangkut para calon
karyawannya ke Bandung. yang jelas..."
"Tengoklah dulu ke dalam kantor sana!" sahut sebuah
suara dari seorang lelaki. Suara itu dikenali betul oleh Kumala
yang segera berpaling ke kanan, dan dugaannya memang
benar. Sersan Burhanlah yang menyahut kata-katanya tadi.
Kumala dibawa ke ruang belakang tempat di mana mayat
berkerangka itu disemayamkan sementara.
"Waah... kurasa sudah jelas, Mbak," ujarnya kepada Mbak
Mer yang ada di sampingnya, ikut memandangi mayat
tersebut. "Jelas bagaimana?"
"T-shirt hitam bergaris putih di pundak, celana jeans yang
belum tampak belel, semua ini adalah ciri-ciri pakaian
Tomhans, sesuai keterangan Jessica dan Tante Munna"
"Jadi, menurutmu mayat yang tinggal kerangka ini adalah
pemuda mantan pacarnya Jessica dan yang disebut-sebut
Tante Mun sebagai Tomhans" Begitu?"
"Benar. Aroma kerangkanya menandakan dia pernah
dikubur dalam tanah selama lebih dari enam bulan, Mbak."
"Tapi... kenapa Jessica dan Tante Munna mengaku bertemu
atau meiihat Tomhans dalam sosok manusia biasa"!"
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Hmm, yaa... di situlah letak misteri yang harus kupelajari
lebih cermat lagi, Mbak."
"Apakah menurutmu mayat yang tinggal kerangka ini bisa
hidup kembali seperti kesaksian Jessica dan Tante Mun ?"
tanya Sersan Burhan yang sebelumnya pernah mendengar
cerita mengenai kasusnya Tante Munna dan Jessica sebelum
ini. "Hanya kekuatan gaib kelas tinggi yang dapat menghidupkan mayat ini dalam sosok manusia biasa," jawab
Kumala sambil menatap tak berkedip ke arah mayat tersebut.
Seolah-olah ia sedang mencoba berdialog dengan kerangka
mayat yang masih memiliki s isa kebusukan itu.
Dialog batin tersebut tentunya tak dipahami oleh mereka
yang berkumpul di sekelling mayat sambil menutup hidung
masing-masing, karena kebusukan masih tercium tajam dari
mayat tersebut. Cukup lama Kumala diam di s itu tanpa dialog;
dan berpandangan menerawang. Mbak Mer serta Sersan
Burhari yang sudah hafal betul dengan tanda-tanda seperti itu
mulai mundur pelan-pelan. Mereka membiarkan Kumala dalam
keheningannya. Bahkan. petugas lainnya diingatkan untuk
tidak mengajak bicara Kumala atau mengeluarkan suara yang
mengganggu suasana hening itu.
Pada saat diantar pulang oleh Letnan Merina Swastika,
mereka masih membicarakan masalah kesaksian Jessica dan
peristiwa yang dialami Tante Munna. Polwan cantik itu masih
belum puas dengan keterangan sebelumnya, sehingga ia lebih
banyak bertanya daripada menyimpulkan sebuah perkara.
Barangkali hal itu dimaksudkan untuk mendapat kepastian
mutlak bahwa mayat berkerangka itu memang mayat
almarhum Tommy Rehansha alias Tomhans.
Mbak Mer juga menanyakan tentang hasil wawancara
Kumala dengan roh mayat tersebut. Dan, oleh Kumala
pertanyaan itu hanya dijawab dengan senyum kecil, terkesan
menahan kelucuan dalam hatinya .
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Aku belum berkomunikasi dengan roh Tomhans kok,
Mbak." "Jadi, waktu kau diam agak lama tadi, ngapain?"
"Mencoba mengenali tanda-tanda kekuatan gaib yang
membekas pada tulang-tulang mayat itu. Dan, temyata aku
menemukan bekas-bekas radiasi gaib yang berasal dari alam
kegelapan. Aku mengenali ciri-cirinya sebagai radiasi milik
para iblis. Bukan siluman, bukan dari bangsa jin atau dari yang
lainnya. Jadi, dapat dipastikan alam kita ini sudah kedatangan
tamu dari sana!"
"Iblis telah turun ke bumi, maksudmu?"
"Sepertinya begitu, Mbak. Tapi dari jenis yang mana, belum
sempat kusimpulkan dengan tepat. yang jelas, ia memiliki
kesaktian cukup tinggi, sehingga bisa menghidupkan orang
yang sudah lama mati, atau bisa memanfaatkan kerangka
mayat siapa saja sebagai perwujudan dari dirinya di mata
manusia awam. Pantaslah kalau aku dan Buron hampir gagal
menaklukan kekuatan gaib dalam kandungan Tante Munna,
karena rupanya yang dikandung Tante Munna adalah benih-
benih iblis kelas tinggi."
"Lalu, kenapa sekarang mayat itu menjadi kerangka
kembali"!"
"Karena kekuatan iblis telah meninggalkannya. Maka, ia
menjadi sosok aslinya kembali. Sayangnya, ia tidak
dikembalikan ke makamnya, sehingga menimbulkan berbagai
pertanyaan menegangkan di masyarakat kita,Mbak."
"Apa motivasi kedatangan 'tamu gaib' kita itu, Kumala?"
"Belum bisa kujelaskan semuanya, Mbak. Tadi aku sempat
mendeteksi keadaan sekeliling kantor Polres tadi, nggak ada
tanda-tanda gaib yang dapat dikategorikan sebagai energi
gaib iblis kelas atas. Tapi firasatku mengatakan, dia akan
beraksi lagi nanti malam. Atau bahkan siang ini pun mungkin
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
dia sudab beraksi. Sayangnya deteksi gaibku masih belum bisa
menjangkau gelombang gaibnya"
Mereka saling diam sesaat. Kemudian terdengar kembali
suara lembut berwibawa dari mulut Dewi Ular yang bergigi
indah bak barisan mutiara nan elok itu.
"Rasa-rasanya... mulai sekarang kita harus meningkatkan
aktiv itas keamanan di seluruh wilayah Jakarta. Bahkan bila
perlu seluruh negeri ini harus dalam pengawasan yang ketat
dari para aparat, demi menjamin ketenangan dan keamanan
masyarakat kita. Sebab... hati kecilku mengatakan bahwa
sebentar lagi akan muncul kekacauan yang meresahkan rakyat
terutama warga ibukota ini, yang disebabkan oleh kekuatan
gaib kelas tinggi. Entah seperti apa bentuknya, yang pasti
negeri ini akan menjadi kacau balau, kehidupan di dunia akan
terancam hancur akibat teror misterius dari alam kegelapan.
Kasus kehamilan Tante Munna dan ditemukannya kerangka
mayat Tomhans itu hanyalah sebuah awal dari malapetaka
yang akan melanda permukaan bumi kita, Mbak!"
Sempat merinding bulu kuduk Mbak Mer mendengar kata-
kata Kumala yang bernada datar dan pandangan matanya
seperti orang melamun itu. Seingatnya, Kumala tidak pemah
main-main jika sedang meramalkan sebuah kehidupan masa
depan yang mengandung resiko maut bagi para penghuni
bumi. Mbak Mer tak pernah berani menyangkal dengan canda
jika Kumala sudah bicara dengan nada seperti itu. Dan
menurut perwira cantik itu, ramalan Kumala tadi perlu
dilaporkan pada atasannya supaya seluruh aparat keamanan
bersiap siaga menghadapi suasana rawan bencana dan dapat
mengantisipasi lebih dulu sebelum terjadi.
Hati polwan berkulit sawo matang itu diam-diam
menyimpan debar-debar kecemasan. Tapi tidak lebih kuat dari
debar-debar yang dialam i Tante Munna dan Jessica sewaktu
mendengar penjelasan Kumala mengenai mayat Tomhans
serta mobil Espass milik janda sekal itu. Dengan bantuan
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Mbak Mer dan Sandhi, mereka pergi ke tempat di mana mayat
Tomhans berada, dan mobil Espass menjadi salah satu barang
bukti dari kasus kriminal tersebut.
Hanya Kumala dan Buron yang tidak ikut mereka.
Keduanya mempunyai kesibukan sendiri, setelah masing-
masing berunding menyusun rencana gaib. Rencana tersebut
hanya bisa dipaham i dan dikerjakan oleh mereka yang
memiliki tingkat kesaktian melebihi tingkatannya bangsa
siluman. Tetapi sebelum mereka bertindak, sebuah telepon datang
dari seorang teman dekat Kumala Dewi. Begjtu dekatnya
jalinan persahabatan itu, sampai seperti seorang saudara
sendiri. Kumala tak bisa menyampingkan kehadiran telepon
tersebut, karena mengandung informasi yang sangat penting
baginya. "Please, Kumala... datanglah kemari sekarang juga!
Kondisinya semakin mengkhawatirkan Franni benar-benar
butuh bantuanmu, Kumala! Kalau saja dia bisa kubawa ke
Sana, sudah kubawa dari tadi!"
"Siapa itu Franni?"
"Teman SMA-ku dulu. Dia tinggal di seberang rumahku,
Kumala Tak tega aku melihat dia mengalami penderitaan
seperti itu!"
"Aku sedang punya urusan penting juga, jadi..."
"Yaah, kamu kok gitu sih" Datanglah sebentar saja,
Kumala. Kamu kan bisa gunakan kesaktianmu untuk tiba di
sini dalam tempo kurang dari setengah menit"! Dengan
kesaktianmu juga kamu bisa tangani penderitaan Franni dalam
semenit, lalu kembali menyelesaikan urusanmu itu sampai
benar-benar selesai. Tolong deh, Kumala... Franni benar-benar
kritis. Mungkin dia akan kehilangan nyawanya saat bersalin
nanti, sebab menurutku ia ham il dalam keadaan nggak normal
dan sangat..."
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Franni temanmu itu hamil"!" sahut Kumala sedikit


Dewi Ular 76 Tamu Dari Alam Gaib di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terperanjat. "Benar. Padahal kemarin dia masih sehat. Hmm,
maksudku... masih belum tampak hamil. Perutnya masih
kempes. Tapi hari ini dia kelihatan seperti hamil sembilan
bulan. Dia sangat kesakitan, seperti orang mau melahirkan.
Makanya..."
"Aku akan ke sana!" sahut Kumala tegas dan cepat. Tak
mau banyak bicara lagi, telepon segera ditutup.
Wajahnya sedikit tegang ketika beradu pandang dengan
Buron, membuat Buron curiga dan ingin tabu, "Telepon dari
siapa"!"
"Fiora...," jawab Kumala sambil melirik jam dinding yang
menunjukan pukul lima sore kurang sedikit. Setelah
menjelaskan secara singkat kepada Buron tentang kabar dari
Fiora tadi, ia segera.putuskan untuk pergi menemui F iora saat
itu juga. "Ikut aku, Ron! Gunakan jalur gaib!" Perintah singkat itu
sangat dipahami oleh Buron, Jalur gaib adalah jalur perjalanan
menembus dimensi gaib untuk mempersingkat waktu Maka,
dalam sekejap saja Buron sudah melesat setelah berubah
menjadi seberkas sinar kuning mirip meteor kecil, sedangkan
Kumala Dewi sudah lebih dulu melesat. Ia berubah menjadi
seberkar sinar hijau berbentuk menyerupai seeker naga kecil
yang memiliki kecepatan melebihi kilatan cahaya petir.
Claaap...! Dalam beberapa detik saja mereka sudah muncul di rumah
Fiora, di halaman belakang yang sepi itu. Mereka sengaja tak
muncul di depan rumah Fiora, karena di sana banyak orang
berkerumun, termasuk sanak keluarga Fiora sendiri.
Walau pun penjelrnaan mereka dari cahaya menjadi
manusia biasa tidak diketahui orang, tapi kehadiran mereka
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
yang berasal dari belakang rumah telah mengundang
keheranan sanak keluarga Fiora, serta beberapa tetangga
yang ikut berkerumun di teras depan itu. Bagi Fiora sendiri
kemunculan mereka bukar hal yang aneh dain mengherankan.
Gadis berusia 26 tahun yang memiliki mata membelalak indah
dengan bibir sedikit tebal menggoda gairah itu penah
menyaksikan keajaiban yang lebih hebat lagi dari sekedar
kemunculan Kumala dan Baron.
Bahkan ia lebih banyak tahu tentang rahasia pribadi
Kumala dibandingkan teman-teman Kumala lainnya, sebab
Fioralah saut-satunya sahabat yang pernah diajak menembus
alam seberang. Bahkan pernah bertemu dengan para
begundal iblis dan pernah jumpa dengan ayah Kumala sendiri,
yaitu Dewa Permana, ketika ia mengikuti perjalanan gaibnya si
DewiUlar itu, (Baca serial Dewi Ular dalam episode: "DUEL-
RACUN MAUT"). Tentu saja dia menjadi satu-satunya gadis
yang rnemegang teguh janjinya untuk tidak membeberkan
beberapa rahasia alam sana kepada pihak mana pun.
"Syukurlah kau benar-benar datang, Kumala," sambut Fiora
dengan lega. "Yuk, ikut aku ke rumah seberang. Sudah tiga
'orang pintar' yang dipanggil untuk sembuhkan penyakit
anehnya Franni, yaitu kehamilan gaibnya itu, tapi tidak satu
pun ada yang sanggup menanganinya, Aku baru saja datang
setengah jam yang lalu, makanya telat mengabarimu...!"
celoteh Fiora sambil berusaha menembus kerumunan orang di
pintu masuk rumaah Franni. Buron mengikuti dari belakang
sambil mempertajam radar gaibnya, sebagai tindakan berjaga-
jaga penuh kewaspadaan dari gangguan gelombang gaib yang
dapat datang menyerang mereka sewaktu-waktu.
Franni gadis berkulit langsat, bertubuh sekal, padat berisi
dan memiliki dada yang tergolong montok. Namun tak terlalu
seronok dipandang umum. Ia memilki kecantikan setara
dengan kecantikan Fiora, karena usianya pun sebaya dengan
usia Fiora, Hanya saja, dilihat dari bentuk matanya yang
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
sedikit lebar dan bibir agak tebal menantang gairah, Franni
memiliki daya pikat yang lebih menggoda ketimbang Fiora,
Keberaniannya dalam mengoda lawan jenisnya pun tampak
lebih besar, sehingga para tetangganya diam-diam menilai
dirinya lebih nakal dibandingkan Fiora atau gadis-gadis sebaya
di sekitar rumahnya.
"Apakah dia masih kuliah?" tanya Buron kepada Fiora
dengan berbisik pelan sekali. Matanya memperhatikan Franni
yang mengerang dengan memegangi perutnya yang
membengkak besar.
"Dia sudah bekerja, sebagai Sales Promotion Girl
perusahaan rokok yang sekarang sedang buka stand di PRJ,"
jawab Fiora cepat dalam nada berbisik pula. Buron
menggumam dan manggut-manggut.
"Pantas... Kelihatannya dia cukup berani untuk menikmati
kencan dengan seorang pria. Jiwanya cenderung menyukai
petualangan cinta dengan pria mana pun yang ia sukai."
"Ron...," panggil Kumala yang sudah berada di samping
ranjang tempat Franni menggeliat kesakitan, seperti ingin
bersalin. Buron yang semula hanya sampai batas pintu kamar,
kini berani melangkah mendekati ranjang karena panggilan
Kumala tadi. "Pagar sekeliling tempat ini sekarang juga!"
"Baik,"
"Fi... tolong kosongkan kamar ini. Hanya kami dan salah
satu wakil keluarganya saja yang boleh berada di kamar ini,
termasuk kau. Jaga di pintu, ya Fi"!"
"Okey...!" tegas Fiora walau pun dengan suara bergetar
karena debar-debar ketegangan hatinya membuat persendian
tulangnya mulai gemetar. Ia tahu keadaan saat itu sangat
gawat, terbukti nada suara Kumala Dewi tidak selunak
biasanya. Meski sikapnya tampak tenang, tapi nada suaranya
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
cukup tegas dan berwibawa Itu menandakan bahwa Dewi Ular
merasa berhadapan dengan masalah yang tidak bisa dianggap
enteng olehnya. Apalagi jarak Kumala dengan Franni tidak
berani dekat-dekat seperti biasanya, semakin yakin hati Fiora
bahwa Franni mempunyai persoalan yang sangat berbahaya
bagi diri sang anak dewa itu.
Memang demikian kenyataannya. Dewi Ular berusaha untuk
tidak menyentuh perut Franni. Meski ia telah mengerahkan
tenaga sakiinya, namun begitu kakinya menyentuh tepian
ranjang, sebuah kekuatan gaib dari dalam perut Franni
berhasil menghentak kuat dan membuat tubuhnya terpental
hingga membentur dinding. Bruuk...!
"Ohh.."!" pekik Fiora dengan suara tertahan Ia sangal
kaget melihat Dewi Ular terlempar dari tempatnya. la sangat
cemas terhadap keselamatan sahabat karibnya itu. Tapi
segera menjadi sedikit lega ketika dilihatnya Kumala yang
seperti dihempas badai tadi segera bangkit dari posisinya
jatuh berlutut. Kumala tak mengalami cedera. Namun suasana
menjadi lebih tegang lagi, karena Franni berteriak keras-keras,
panjang sekali, seperti serigala sedang melolong, Seluruh
tubuhnya bergetar, urat-uratnya mengeras Franni tampak
ingin melahirkan bayinya.
Zuuub...! Kumala Dewi menahannya dengan melepaskan cahaya
hijau bening dari telapak tangannya. Cahaya itu menghantam
sekitar kedua paha Franni. Seolah-olah sedang menyumbat
jalur jalan bayi. Hal itu membuat Franni mengerang makin
kuat. Kulit wajahnya selain bercucur keringat juga menjadi
kebiru-biruan akibat mengerahkan tenaga pendorong dari
dalam perutnya. Karena tertahan oleh kekuatan Dewi Utar,
maka terjadilah saling dorong dari dua tenaga yang tak bisa
dilihat dengan mata telanjang.
Dinding kamar bergetar. Benda-benda di kamar itu pun
terguncang seperti dilanda gempa. Lampu yang menggantung
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
di atas ikut bergetar. Rumah itu seperti mau rubuh oleh
sebuah getaran yang sangat menakutkan para penghuninya
Fiora berpegangan pada sisi samping sebuah almari pakaian,
berdekatan dengan kakak perempuannya Franni yang
mewakili keluarga di dalam kamar itu. Kedua orang ini saling
berpandangan penuh rasa takut, hingga tak mampu saling
mengucapkan sepatakatapun.
Buron yang sejak tadi merentangkan kedua tangannya ke
samping kanan-kiri sebagai upaya memagari sekeliling tempat
itu dengan kesaktianriya, tiba-tiba terhempas ke belakang.
Braak.! Lalu, terlempar ke kiri menabrak rak buku. Gubraak...!
Secepatnya ia terpental ke depan. Praang...! Tubuhriya
bagaikandibanting kuat-kuat membentur cermin rias. Belum
sempat bangkit sudah terlempar kembali me layang di atas
ranjang. Wuus, gubraaak. !
"Aaaau...!!" kakak perempuan Franni menjerit panik melihat
Buron terbentur-bentur ke sana-sini, sampai akhirnya jatuh di
bawah kakinya dengan hidung berdarah.
"Ada yang datang, Malaa..!" Buron sempat berteriak
demikian sebelum tubuhnya melambung ke atas dan
menjebolkan langit-langit kamar secara tragis.
Guzzrrakss, bruussk...!
" Aaahh..!!" teriak Buron di atas sana.
"Sirna raga!" seru Dewi Ular memberi instruksi kepada
Buron. Claap, bluss...!
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Buron berubah menjadi sinar kuning. Pada kesempatan itu
Dewi ular juga berubah menjadi s inar hijau seperti naga kecil.
Peristiwa ajaib tersebut membuat kakak Franni mernbelalakan
kedua matanya. Shock di tempat dicekam rasa takutnya.
Cahaya hijau itu memancarkan bias cahayanya semakin
terang, semakin lebar, sehingga sekujur tubuh Franni kini
diliputi oleh cahaya hijau berpendar-pendar. Gadis itu telah
pingsan beberapa detik sebelumnya. Kakaknya pun akhirnya
jatuh terpuruk di lantai karena tak mampu berdiri tegak lag.
Sementara itu, Buron yang kini menggunakan kesaktiannya
secara penuh sedang mengamuk di luar rumah tanpa terlihat
oleh siapa pun. Orang-orang yang berkerumun di luar rumah
hanya melihat kilatan cahaya petir beberapa kali. Seolah-olah
sejumlah guntur sedang menghujani rumah Franni. Suaranya
menggelegar secara beruntun. Mengerikan sekali, sehinga
sebagian besar mereka berlarian masuk rumah siapa saja
yang bisa digunakan untuk bersembunyi.
Blaaar, bllaaar, blegaaar, gleeerr...!
Hanya Fiora yang masih mampu bertahan berdiri dengan
kedua lutut gemetaran la melihat jelas cahaya hijau seperti
seekor naga kecil itu melayang-layang mengelilingi bagian
atas ranjang. Tiba-tiba dari ujung cahaya hijau itu me lesat
sinar putih kebiru-birnan sebesar lidi.
Zlaap...! Sinar panjang itu menuju keatas lurus. Menembus
atap rumah. Tapi tak lama kemudian seperti memantul balik
berupa sinar putih perak yang segera menghantam perut
Franni. Bleess...! Tubuh Franni yang pingsan terguncang-guncang, seperti
cacing kepanasan. Kemudian dari jalur keluarnya bayi tampak
muncul gumpalan kabut menyerupaikapas warna abu-abu.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Bluuuss...! Begitu gumpalan kabut itu keluar, cahaya
hijaunya Dewi Ular menyabet dengan cepat bak sabetan ekor
naga sakti. Bledaarr...! Bledaar...! Bledaaarr...!
Sepuluh kali keluar gumpalan kabut abu-abu, sepuluh kali
pula dihancurkan oleh sabetan sinar hijau. Setelah sepuluh kali
terjadi demikian, maka cahaya hijau itu segera berubah
menjadi sosok gadis cantik yang sangat dikenali oleh Fiora.
Karena setelah sepuluh kali terjadi demikian, tak pernah
muncul lagi gumpalan kabut abu-abu dari tubuh Franni perut
gadis itu pun segera normal kembali. Kempes seperti semula.
Suara guntur di luar rumah sudah berhenti. Dan di depan
mata Fiora cahaya kuning mirip meteor itu menembus atap
rumah, masuk ke kamar itu dan berubah menjadi Buron
kembali dalam keadaan berkulit merah, Seperti kepiting rebus.
Hal itu tidak disaksikan oleh kakaknya Franni karena dia sudah
pingsan lebih dulu saat Franni mengeluarkan gumpalan kabut
abu-abu yang pertama.
"Kesepuluh
janin iblis itu sudah berhasil kita hancurkan,Ron!"
"Ya, tap... tapi.... tapi aku terluka, uuhhhk...!" Buron
tersedak. Dari mulutnya keluar darah merah kehitam-
hitaman. "Hahh..."!" Fiora terpekik lebih tegang lagi me lihat Buron
rubuh di kaki Kumala, yang sempat tersentak kaget melihat
asistennya tumbang.
(Oo-dwkz-234-novo-oO)
4 Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
SEORANG eksekutif muda yang masih lajang menelepon
Kumala Dewi sekitar pukul delapan malam. Dari suaranyayang
tergolong empuk untuk jenis suara pria, Kumala segera dapat
membayangkan siapa pria yang meneleponnya itu. Wajah pria
berusia sekitar 30 tahun itu langsung muncul di benak Kumala
sebagai pria ganteng berkumis tipis dengan penampilan yang
cukup gagah dan eksklusif.
"Dondy ini, ya?"
"Benar, Ini aku, Kumala. Aku perlu bantuanmu sekarang
juga!" Suara Dondy terkesan gugup. Ia dalam ketegangan yang
sangat merisaukan hatinya. Kumala Dewi tak sampai hati
untuk tidak melayani telepon tersebut, sebab Dondy juga
termasuk sahabat baiknya. Dondy pernah diselamatkan
olehnya dari sebuah kasus yang amat misterius, dan hanya
Kumala Dewilah yang mampu menyelesaikan kasus tersebut
secara magis, (Baca serial Dewi Ular dalam episode :
"PERSIDANGAN GAIB").


Dewi Ular 76 Tamu Dari Alam Gaib di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tolong datang kerumahku sekarang juga, Kumala. Adikku
yang sudah setahun lebih meninggal, sekarang hidup lagi, dan
dia ada di rumahku, Kumala. Tapi... tapi aku takut sekali
menghadapinya. Sebab... sebab dia."
"Apakah adikmu itu bernama: Benny?"
"Be... benar! Benar sekali, Kumala. Darimana kau tahu"!"
"Aku akan segera datang!" tegas Kumala tanpa mau
banyak bicara lagi. Apa yang diperkirakan telah menjadi
kenyataan. Ia yakin akan ada pihak yang mengalami kejutan
luar biasa, salah satu anggota keluarganya yang sudah
menjadi mayat sekian lama bangkit kembali. Kumala yakin
orang tersebut pasti bernama Benny. Sebab, dalam
pengakuan singkatnya Franni menyebut-nyebut nama Benny
sebagai pria yang kencan dengannya pada malam sebelum ia
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
mengalami kehamilan gaib itu. Peristiwa tersebut tentunya tak
akan jauh berbeda dengan yang dialami T ante Munna.
Maka, begitu mendapat kabar dari Dondy, anak tunggal
Dewa Permana itu segera pergi menemui adik kandung Dondy
yang sudah lama meninggal dunia. Padahal ia baru saja
pulang dari rumah Franni. Bahkan baru saja selesai mengobati
luka parahnya Buron. Tapi demi memburu tamu alam gaib
yang merasuki mayat Benny, ia tak boleh menunda walau
sedetik pun. "Aku ikut, Kumala!" usuk Buron.
"Jangan. Kau perlu waktu untuk menghimpun energi
gaibmu kembali yang tadi sempat kering dan hampir hilang
semua itu. Lakukan secepatnya. Biar aku sendiri yang
menemui Benny!"
Memang kecewa hati Buron menerima larangan tersebut.
Tapi ia segera menyadari bahwa ia memang butuh waktu
untuk menghimpun kesaktiannya kembali. Pertarungan
melawan kekuatan gaib yang bertujuan menggagalkan misi
Kumala di rumah Franni itu telah membuatnya nyaris
kehilangan energi gaib. Kesaktiannya hampir terbakar hangus
oleh kekuatan gaib yang dihadapinya. Meski pun ia tahu
bahwa gelombang energi gaib tersebut berasal dari tokoh
yang lebih sakti darinya, tapi demi loya litas dan kesetiaannya
kepada Dewi Ular ia tetap mencoba membendung kekuatan
gaib itu. Jika tidak dibendung dengan kekuatan terakhirnya,
Kumala dapat terluka oleh serangan dari jauh itu. Kegagalan
Kumala Dewi dapat membuat Franni melahirkan bayi-bayi
setan yang berjumlah sepuluh kepala itu.
Seperti apa wajah bayi-bayi setan itu, seandainya mereka
berhasil lahir dari rahim Franni " Entahlah. Kumala sendiri tak
bisa menggambarkan. Yang jelas, Buron sependapat dengan
analisa dan prediksinya Dewi U lar tadi, bahwa ada pihak yang
sengaja ingin memproduksi keturunan secara besar-besaran.
Tentunya tak lain adalah menguasai kehidupan dimuka bumi,
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
dan menyingkirkan seluruh manusia yang selamaini menjadi
penghuni bumi. "Supaya anak cucunya menyerupai manusia biasa, maka ia
harus menggunakan rahim seorang wanita, dan untuk itu ia
harus menjalin hubungan badan dengan wanita tersebut. Agar
wanita tersebut tertarik dan bergairah, maka ia harus
menjelma sebagai sosok manusia biasa. Yang digunakan
adalah masa kehidupan kaum lelaki yang sudah meninggal
dunia, yang ganteng, tampan, menawan dan menggairahkan
selera para wanita," ujar Kumala Dewi tadi, sebelum
menerima telepon dari Dondy. Menurutnya, akan menguras
energi kesaktian sangat banyak jika harus dilakukan
pencegahan kelahiran bayi-bay i setan itu dengan cara seperti
yang dilakukan terhadap kehamilan Franni maupun Tante
Munna. "Kita harus bisa melumpuhkan bidang keladinya. Bukan
bayi-bayinya."
tambah Kumala tadi. "Dan, untuk melumpuhkan biangnya, tak ada cara lain kecuali dengan
berhadapan langsung dari si penyebar benih itu, yakni yang
menggunakan sosok orang-orang yang telah lama meninggal
dunia" "Semudah itukah menyelesaikan kasus ini, Kumala?" tanya
Buron yang tadi masih tampak lemah.
Kumala mengakui, memang tidak mudah menyelesaikan
kasus tersebut. Sebab, setidaknya ia harus berhadapan
dengan lawan berilmu tinggi. Tetapi ia akan mencoba untuk
mengadakan semacam bargaiming gaib dengan pihak yang
bersangkutan. Diharapkan bargaiming yang menyerupai
sebuah kompromi gaib itu dapat mengurangi kemuingkinan
timbulnya korban jiwa pada diri orang-orang yang tak
bersalah. Menurutnya, pertikaian secara frontal dengan
lawannya dapat menimbulkan korban jiwa dari pihak orang-
orang yang kebetulan berada di sekitarnya pada saat terjadi
pertarungan frontal tersebut.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Namun, ternyata konsep kompromi gaib itu pun tidak
mudah dilakukan. Kumala Dewi tak dapat melakukan
perundingan apapun dengan lawannya, sebab bertemu
langsung dengan sang penyebar bibit bayi iblis bukanlah hal
yang mudah. Sepertinya pihak lawan sudah mengetahui
rencana dalam otak Dewi Ular, sehingga ia menghindar lebih
dulu sebelum Dewi Ular dapat beradu muka dengannya
Terbukti ketika Kumala Dewi tiba di rumah Dondy, suasana di
sana semakin tegang. Penuh kengerian dan duka. Benny yang
pada waktu itu masuk ke kamar mandi, setelah digedor-gedor
tak keluar juga, maka kamar mandi itu didobrak oleh, Dondy.
Dan, remyata mereka tidak menemukan Benny. Yang mereka
temukan di dalam kamar mandi itu adalah tulang belulang dari
kerangka mayat Benny dalam pakaian seperti yang dikenakan
Benny semula. "Yaaah, terlambat aku...!" keluh hati Dewi Ular saat itu:
Dan, seperti peristiwa yang terjadi pada kerangka mayat
Tomhans, radar gaib Dewi Ular tak dapat melacak ke mana
perginya roh gaib yang tadi telah menggunakan raga Benny
sebagai penyamarannya.
Kumala hanya dapat memastikan roh itu sedang mencari
mayat lain, yang semasa hidupnya berpenampilan tampan,
gagah dan jantan. Lalu, roh gaib itu akan mengajak seorang
wanita untuk bercumbu, dan esoknya wanita itu akan
mengalami kehamilan gaib. Ce lakanya, Kumala Dewi tak dapat
memprediksikan, siapa wanita berikutnya yang akan menjadi
korban kehamilan bayi-bay i setan itu"
Melihat wajah cantik majikannya menjadi lesu, menyembunyikan rasa kecewa atas kegagalannya menemui si
penyebar benih iblis itu, Sandhi menjadi ikut prihatin dan
kasihan terhadap majikannya. Ia coba menghibur hati saudara
angkatnya itu dengan kata-kata yang bersifat membangkitkan
semangat heroik, sesuai julukan yang pernah didapatkan
sebagai Gadis Penyelamat bumi.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Kurasa dia kabur karena takut berhadapan dengan
kesaktianmu, Kumala. Mungkin dia ngeri jika berhadapan
dengan dirimu, sebab dia tabu bahwa kamu adalah Gadis
Penyetamat bumi yang kesaktiannya jauh lebih tinggi dari
kesaktiannya. Dia sengaja kabur karena tak sanggup
menghadapi kesaktianmu, Kumala."
Dewi Ular menggelengkan kepala. Lembut. Bibir ranumnya
menyunggingkan senyum tipis. Agak tawar. Rupanya ia segera
dapat menangkap apa makna kata-kata Sandhi itu. Ia harus
kembali bersikap tenang, kalem, berseri-seri penuh kedamaian, tanpa harus memperlihatkan perasaan hati yang
sebenarnya, sehingga Sandhi tak perlu berusaha menghibumya. "Nggak begitu keadaan sebenarnya, San. Dia kabur bukan
karena takut padaku, tapi karena memang aku terlambat
datang Mestinya aku bisa bergerak lebih cepat lagi, sehingga
sempat memergokinya dalam keadaan menjelma menjadi
seorang pria yang sebenarnya sudah lama meninggal itu."
"Bukan. Masalahnya bukan keterlambatanmu!" Sandhi
tetap menyangkal dan semakin tampak ingin menghapus
kekecewaan majikannya .
"Atau...," kata Kumala. "... ia sengaja mempermainkan
diriku. Ingin menguji kemampuanku sambil unjuk kehebatan
di depanku. Dia bisa jadi sedang melecehkan diriku, San. Tapi
rasa-rasanya aku memang tak perlu merasa terpancing oleh
siasat seperti itu, sehingga mestinya aku tak perlu beremosi,
ya" Kecewa, marah, penasaran dah emosi-emosi lainnya
memang tak seharusnya membuatku gundah atau pun gusar."
"Tapi tampaknya kau akan dibuat sibuk olehnya, yaitu sibuk
memburu siapa dirinya dan di mana keberadaannya setiap
malam. Bukankah begitu?"
"Memang," jawabnya tenang dan bersuara tetap merdu
didengar oleh siapa pun. Sayang, saat ini Kumala hanya
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
berdua dengan Sandhi. Mereka berada dalam BMW
kesayangan gadis itu. Meluncur dengan kecepatan sedang
menuju arah kota hujan; Bogor. Ada apa di sana ".
Niko Madawi, mantan pria incaran Kumala yang kini berada
di puncak karir sebagai reporter sekaligus pembawa acara
Lorong Gaib di teve swasta itu, baru saja mendapat kabar dari
seorang rekannya tentang kejadian aneh di salah satu wilayah
kota Bogor. la dan beberapa crew liputan Lorong Gaib sudah
sejak tadi meluncur ke sana. Beberapa saat kemudian Niko
merasa perlu memberi kabar kepada Kumala mengenai
kejadian aneh tersebut. Menurutnya, peristiwa misterius yang
terjadi di sana hanya akan tersingkap dan diketahui
kebenarannya oleh Kumala Dewi. Karenanya, ia mengharapkan kehadiran gadis mantan pacar yang kini
menjalin hubungan persaudaraan dengannya itu dapat hadir di
tempat itu. Dengan demikian maka penjelasan Kumala nanti
dapat menjadi pelengkap materi liputan Lorong Gaib-nya.
Sejak pagi masyarakat setempat sudah berkerumunan di
sekitar tempat pemakaman umum. Mereka membentuk
kelompok-kelompok tersendiri yang jumlahnya lebih dari tujuh
kelompok besar. Mereka sibuk membicarakan keanehan yang
terjadi di pemakaman umum itu. Wajah mereka dicekam
kecemasan, ketegangan, tapi juga rasa ingin tahu yang begitu
besar. Hanya beberapa orang saja yang berani berada di areal
pemakaman, termasuk beberapa petugas dari kepolisian
setempat. Niko dan rame-ramenya juga berada di areal
pemakaman, demikian pula Kumala Dewi dan Sandhi yang
baru saja tiba setelah langit menjadi keruh. Ada mendung
membentang di atas sana. Menambah suasana di tempat itu
menjadi lebih seram dan mendebarkan.
Juru kunci makam tersebut bertubuh kurus dan agak
pendek. la akrab djpanggil: Mang Oteb. Usianya sekitar 60
tahun. Rambutnya sudah beruban walau tak rata. Mang Oteb
berkali-kali memberi keterangan pada pihak kepolisian, sampai
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
merasa jenuh. Bibimyacapek bicara. Kering. Tapi ia tetap
harus bicara kepada pihak-pihak yang perlu mendapat
penjelasan darinya, seperti halnya Niko dan Kumala Dewi.
Wajah tuanya tampak lesu, pucat, memprihatinkan sekali.
Tentunya ia mulai letih setelah sejak pagi-pagi tadi hingga
menjelang tengah hari harus bicara terus menerus.
"Kasihan dia...," bisik Sandhi kepada Kumala dengan
maksud supaya Kumala tidak ikut menghujani pertanyaan
kepada Mang Oteb.
Atas seizin pihak kepolisian setempat, Kumala membawa
Mang Oteb ke sebuah warung minuman, letaknya di seberang
jalan. Setelah memberi kesempatan kepada Mang Oteb untuk
minum, merokok dan istirahat sebentar, Kumala Dewi mulai
mengajaknya bicara dengan hati-hati, ramah dan tetap sopan.
Ada kesan hormatnya terhadap orang yang lebih tua, meski
orang tersebut hanyalah penduduk kampung biasa. Tanpa
jabatan apapun selain sebagai seorang juru kunci kuburan
yang tak scberapa luas itu.
"Saya hanya mendengar suara gemuruh sesaat, Non.
Seperti suara pohon pisang rubuh. Saya pikir memang pohon
pisang rubuh, maka saya diamkan saja Nggak saya tengokin.
Apalagi saat itu rasa kantuk saya semakin kuat. Tentu saja
saya memilih lebih baik segera tidur daripada memeriksa
suara gemuruh samar-samar itu."
"Pukul berapa Mang Oteb mendengar suara tersebut?"
"Yaaaah... sekitar pukul satu deh. Hampir pukul dua.
Soalnya, saya pulang dari melek-me lek di tempat hajatan saja
udah pukul dua belas kurang sedikit, Non. Berarti..."
"Selain suara gemuruh, Mamang ada mendengar suara apa
lagi" Coba diingat-ingat dulu deh. Suara apa lagi yang
didengar?"
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Mang Oteb berkerut dahi, benar-benar

Dewi Ular 76 Tamu Dari Alam Gaib di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mencoba mengingat-ingat suasana pada malam itu. Sesaat kemudian ia
tampak sangat yakin pada pendapatnya sendiri.
"Nggak ada tuh, Non. Kalau toh ada suara lain, barangkali
saya nggak sempat dengar. Habis, saya cepat pules tidur
sih..." "Perasaan Mang Oteb sebelum tidur bagaimana" Resah,
takut, curiga, atau merasa ada sesuatu yang nggak enak di
hati, tapi nggak tahu apa artinya, tegitu?"
"Hmmmm ...." ia diam sebentar, lalu melanjutkan
jawabannya. Sebentar-sebentar saya merasa merinding di
sekujur tubuh. T api saya nggak ngerti apa penyebabnya, Non.
Sampai-sampai hati saya bertanya-tanya sendiri, ada apaan
sih ini kok dari tadi gue merinding-merinding terus " Tapi
karena saya pikir malam itu anginnya agak kencang dan
udaranya dingin, maka saya anggap merindingnya badan saya
itu akibat hembusan angin malam, Non."
"Apakah Mang Oteb nggak mendengar suara anjing
menggonggong?"
"Hmmm... seingat saya siiiih... O, ya! Benar, Non. Saya
sempat mendengar suara anjing menggonggong beberapa
kali, tapi setelah itu nggak peduli lagi. Saya nggak perhatikan
sampai kapan suara gonggongan anjing dari rumah sebelah
wetan sana itu berhenti. Habis, saya pikir... itu hal yang biasa-
biasa aja sih "
"Ada tercium bau sesuatu" Msalnya, bau bangkai,
kemenyam dan..."
"Bau kembang kamboja. Cuma itu. Dan, saya sudah
terbiasa dengan wewangian bunga seperti itu, sebab saya
sadar bahwa saya tinggal tak jauh dari tanah pemakaman ini,
Non" Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Begitu ada kesempatan Sandhi mengajukan saran kepada
Kumala lewat bisikan dari belakang gadis itu.
"Ada baiknya kalau kau buka radar gaibmu untuk
memantau suasana sekitar sini."
"Udah," jawab Kumala pelan sekali. "Tapi nggak ada tanda-
tanda gaib yang mencurigakan kok."
Dewi Ular dan Sandhi segera menemui Niko yang masih
sibuk mewawancarai beberapa penduduk setempat. Setelah
menyarankan Niko dan juru kameranya mengikutinya, Kumala
pun menuju ke areal pemakaman. Mendekati salah satu
kuburan yang kini telah menjadi lubang besar tanpa isi.
Menurutnya, wajar saja suasana menjadi gempar dan
mencekam, karena separoh lebih dari jumlah makam yang ada
di situ kini telah kosong tanpa sepotong mayat pun di
dalamnya. Makam-makam yang kehilangan penghuninya itu
menganga lebar seolah-olah mayat yang semula terkubur di
situ bangkit secara serentak tanpa digali lebih dulu. T anahnya
berhamburan ke mana-mana.
Siapa pencuri mayat-mayat itu, belum jelas identifikasinya.
Ke mana perginya mayat-mayat tersebut pun belum bisa
dilacak baik baik oleh pihak kepolisian maupun oleh kekuatan
supranaturalnya Dewi Ular. Mereka hanya bisa mengenali
bahwa kuburan yang terbongkar dan kehilangan mayatnya itu
semuanya adalah jenis kuburan seorang lelaki muda. Melihat
penggalian makam tidak menggunakan alat apapun, beberapa
orang yang mempercayai dunia gaib menyimpulkan bahwa
mayat-mayat itu diangkat dari liang kubumya menggunakan
kekuatan ilmu hitam.
"Barangkali mereka dicuri secara serentak, yaitu pada saat
Mang Oteb merasa mendengar suara gemuruh seperti pohon
rubuh itu," ujar beberapa orang yang secara tak langsung
telah dibenarkan oleh Kumala Dewi. Sebab pendapat seperti
itu tidak disangkal sedikitpun oleh Kumala yang mendengarnya berkali-kali.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Hanya saja, untuk mengenali kekuatan ilmu hitam jenis apa
yang digunakan untuk membongkar makam-makam itu secara
serentak, Kumala Dewi mencoba memanfaatkan salah satu
makam yang terganga lebar dengan tanah dan nisan
berharnburan itu. Kumala menyuruh juru kameranyaNiko
untuk mengarahkan kamera ke lubang bekas makam tersebut.
Dengan suatu kekuatan batin tingkat tinggi yang disalurkan
melalui telapak tangannya, Kumala dapat membuat kilatan
cahaya hijau lebar dalam sekejab telah menyinari lubang
tersebut. "Hahh..."! Kok... kok jadi begitu tanahnya, Nik..."!" juru
kamera itu tersentak kaget. Wajahnya menjadi tegang.
Kumala menyarankan agar kamera tetap harus merekam
perubahan apapun yang terjadi di sekitar lubang bekas
makam. Beberapa orang di sekitar lubang itu merasa heran atas
reaksi kagetnya si juru kamera tadi. Niko, Sandhi, dan
beberapa orang lainnya tidak melihat kejanggalan yang
mengejutkan di sekitar tanah yang tadi seperti terkena kilatan
cahaya lampu blizt hijau dari telapak tangan Kumala. Tanah
tetap kering dan berantakan. Tetapi melalui lensa kamera
dapat dilihat bahwa tanah tersebut sebenarnya berubah
warnanya, dari coklat menjadi merah, dan akhirnya membara.
Seolah-olah Iubang itu adalah bentangan besi yang
terpanggang api hingga meleleh dan membentuk rongga
besar di bagian tengahnya. Hal yang sama terjadi pula pada
tiap-tiap makam yang terbongkar dan direkam menggunakan
lensa kamera video.
Para petugas kepolisian dan beberapa orang terkemuka di
wilayah tersebut saling terperangah terheran-heran menyaksikan hasil rekaman kamera tersebut Mereka bertanya-
tanya, mengapa yang tampak pada layar kaca bukan kuburan-
kuburan yang terbongkar, melainkan bongkahan-bongkahan
bara api yang meleleh terus menyerupai lahar "
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Itu menandakan bahwa kekuatan ilmu hitam yang
digunakan untuk membongkar makam dan mencuri mayatnya
adalah jenis ilmu hitam tingkat tinggi," kata Kumala
menjelaskan. "Manusia di muka bumi ini belum ada yang
memiliki kekuatan gaib hitam setinggi itu. Hanya bangsa jin
dan iblis yang memiliki jenis kekuatan gaib hitam seperti yang
terekam kamera ini."
"Jin..."! Jadi, yang mencuri mayat-mayat di sini adalah
bangsa jin " Benar begitu, Nona"!"
"Sepintas memang kelihatannya begitu. T api sesungguhnya
jenis kekuatan gaib tertingginya bangsa jin memiliki ciri-ciri
tersendiri, yaitu tidak meleleh terus menerus seperti lahar
begini, Pak. Hanya kekuatan tertinggi atau kesaktiannya para
iblislah yang akan tampak menyerupai adonan bubur besi
panas dan selalu meleleh terus, berubah-ubah bentuknya."
"Wow..."! Kalau begitu mayat-mayat yang malang itu
adalah mayat-mayat yang dicuri oleh iblis "!" gumam
beberapa orang bernada tegang.
Kumala segera mengarahkan pembicaraannya kepada
komandan polisi yang kebetulan ikut hadir di situ, lima menit
yang lalu. "Sebaiknya perlu disarankan kepada seluruh penduduk di
sekitar sini, terutama pihak keluarga dari mayat-mayat yang
hilang itu, untuk tidak mendekati anggota keluarganya yang
sudah meninggal tapi terlihat nyata hidup kembali."
"Mengapa begitu?"
"Siapa pun orangnya yang sama-sama diketahui sudah
lama meninggal, lalu tampak hidup kembali seperti biasa,
maka sesungguhnya dia adalah kekuatan iblis yang hidup dan
berjalan, membaur menjadi satu dengan kehidupan manusia
biasa. Cepat atau lambat ia akan memakan korban, entah
dengan cara bagaimana. Jadi, sebaiknya kemunculan orang
seperti itu segera dihindari jauh-jauh. Lebih baik bersikap
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
seolah-olah tak pernah mengenalnya, daripada bersikap
sangat mengenalnya, sangat merindukannya, tapi akhirnya
akan menjadi santapan keganasannya."
"Apakah dia akan memakan kita yang hidup ini, Nona?"
"Bisa saja begitu. Atau dengan cara lain Khususnya kaum
wanitanya, jangan sekali-sekali tergiur oleh bujuk rayu orang
yang belum dikenal atau yang bersedia, maaf... kencan
dengan lelaki seperti itu. Sebab, dia akan menjadi penabur
benih iblis. Wanita itu akan hamil dalam sehari semalam, lalu
akan melahirkan anak-anak iblis dalam jumlah sepuluh anak
dalam satu kali kelahiran."
"Gila.,"!" Lalu, terdengar suara decak mereka dan gemuruh
kecil seperti suara lebah.
Mendung semakin tebal. Warna hitamnya kian menutuji
cahaya terang sang matahari. Suasana alam menjadi remang-
remang, seperti suasana menjelang petang tiba. Hembusan
angin pun cukup kencang, membuat bulu kuduk orang yang
masih ada di sekitar tempat pemakaman itu menjadi
merinding hati mereka diliputi kecemasan yang tidak menentu,
sehingga mereka memilih untuk secepatnya pulang daripada
harus berlama-lama di sekitar tempat pemakaman itu.
"Dewi, masih ada beberapa hal yang ingin kutanyakan
padamu. Haammm...tapi kelihatannyakamu sudah mau buru-
buru kembali ke Jakarta, ya" Bagaimana kalau aku numpang
mobilmu, supaya kita bisa lakukan pembicaraan lebih dalam
lagi mengenai kasus ini?"
"Kau selalu saja punya ide cemerlang untuk kepentinganrnu
sendiri, Nik," sambil bibir ranum menggemaskan itu
menyunggingkan senyum bersahabat.
"Boleh nggak aku numpang mobilmu"!" Niko berlagak
kesal. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Buat seorang sahabat konyol macam kau, apa sih yang
nggak kubolehkan" Semuanya selalu kubolehkan. asal jangan
muntah di dalam mobilku, ya"!"
Niko Madawi tertawa spontan mendengar kelakar Dewi U lar
itu. Sandhi sendiri ikut tertawa geli karena tak pernah
menyangka akan mendengar guyoran seperti itu dari mulut
majikan cantiknya. Mereka segera meninggalkan tempat
pemakaman umum, sementara mobil unit-nya Niko sudah
berangkat, lebih dulu, membawa juru kamera dan beberapa
crew fainnya. Hujan pun turun. Cukup deras. Bahkan disertai hembusan
angin menyerupai badai kecil. Tampaknya bukan hanya hujan
yang turun, tapi kabut pun mulai turun merambah permukaan
bumi. Mengganggu pandangan setiap pengemudi mobil yang
melintas di tengah derasnya curah hujan saat itu. Meski pun
BMW hijau giok sudah memasuki jalur tol di saat hujan
menjadi deras, namun Sandhi justru semakin berhati-hati
dalam mengcmudikan sedan mewah tersebut. Kabut dan
hujan membutuhkan ketajaman penglihatannya, memertukan
pemusatan konsentrasinya, sehingga percakapan Kumala
dengan Niko pun tidak bisa disimaknya dengan baik.
"Hey, tunggu...! Kurangi kecepaian mobil ini, San!"
Tiba-tiba Dewi Ular memotong kata-katanya sendiri. Ia
seperti merasakan ada suatu kejanggalan yang perlu
mendapat perhatian secepatnya. Sandhi dan Niko hanya diam
terbengong. Heran dan kebingungan. Kumala diam agak lama,
membuat mereka menjadi sangat penasaran.
"Ada apa sih"! Jangan bikin tegang syarafku kamu,
ya"!"geramNiko.
"San... cobalah menepi dan lebih pelan lagi!" Kumala justru
menyarankan Sandhi untuk membawa mobil ke tepian jalan.
Hujan deras semakin lebat. Bergemuruh gaduh seperti detak
jantung Niko. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Pandangan di depan makin..kabur," Sandhi mengeluh,
mobil berjalan lebih pelan lagi.
"Apakah kalian bisa merasakan getaran roda di permukaan
jalan datar ini?" tanya Kumala. Mereka sama-sama diam
sesaat, lalu Sandhi menjawab pertanyaan tersebut.
"Aneh" Sepertinya tak ada getaran roda menggelinding
dijalanan, ya Nik" Mulus banget laju mobil ini"!"
"Hmm, eeh, hmm...," Niko sulit berkomentar, karena detak
jantungnya semakin lebih cepat dan lebih kuat sentakannya.
"Lihat samping, Nik," saran Kumala. Niko yang ketakutan
itu menyeringai dengan mata mengecil. Kaca buram karena
kabut dan air hujan membuatnya sulit memandang ke luar
mobil. "Ak... aku... nggak bisa me... melihat keluar, Dewi!"
"Astaga!" sentak Sandhi setelah melirik kesisi kanannya.
"Apaan sih, San"!" bentak Niko yang terlonjak kaget oleh
suara sentakan Sandhi tadi.
"Lihatlah sendiri, Nik... mobil ini rodanya nggak menyentuh
jalan. Mobil ini mengambang setinggi... setinggi... hampir satu
meter dari permukaan jalan"! Dan, ooh..."! Ya, ampuun..."!
Menjadi semakin lebih tinggi lagi, Niko!"
"Yaaaah, gimana ini, W i"!" Niko merintih ketakutan Kumala
Dewi melemparkan pandangan ke arah luar, dari sisi kanan,
kiri, depan dan belakang. Lalu, terdengar suaranya yang pelan
bernada tenang, tapi kentara kalau sedang menyembunyikan
ketegangan. "Ada yang menghambat perjalanan kita. Mungkin
bermaksud main-main atau ingin berkenalan dengan kita.
Nggak apa-apa. Jalan terns saja, San. Anggap saja sedang
berjalan di jalanan biasa. Aku akan tangani masalah ini
secepatnya."
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Ta... tapi.... tapi mobil ini nggak bisa berhenti, Mala
Remnya bolong nih...!"
"Hahh..."!" Yang benar aja kamu, San"!" sentak Niko
semakin gemetar. Ia melirik kaki Sandhi yang menginjak pedal
rem. Disentak-sentakkan hingga membentur dasarnya. Tapi
mobil tak mau berhenti. Tetap meluncur mulus, seperti kapas


Dewi Ular 76 Tamu Dari Alam Gaib di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tertiup angin. Setir mobil pun agaknya mulai tidak berfungsi
lagi. Keringat dingin Niko mulai mengucur membasahi sekujur
badannya. Mesin mati mendadak. Begitu pula halnya dengan
AC mobil. Padam.
Mobil itu melayang dalam satu hempasan stabil ke arah
depan. Sandhi dan Niko tercekam ketakutan, sementara
Kumala Dewi duduk bersandar dengan mata terpejam. Tak
bergerak tak bersuara sedikit pun. Menyerupai orang tidur
dalam posisi duduk. Niko dan Sandhi tak dapat menduga apa
yang akan dilakukan Kumala saat itu.
Di antara deru suara hujan, Sandhi sempat mendengar
instruski Dewi ular dengan nada tegas sekali.
"Lepaskan gas, lepaskan stir!"
Sandhi mengikuti instruksi yang diucapkan dengan mata
masih terpejam. Hening sesaat. Yang terdengar napas
ketakutan dua pemuda berkeringat dingin. Tercium aroma
wangi khas dari tubuh si Dewi Ular mulai mengeluarkan
keringat. Niko dan Sandhi sama-sama mengetahui tanda-
tanda seperti itu, yang artinya sedang tetjadi proses
pengerahan hawa sakti dalam diri Dewi U lar.
Beberapa saat kemudian terdengar suara kaki Dewi Ular
dihentakan ke lantai mobil.
Duuhk...! Saat itu juga mobil yang mesinnya mati itu
bergerak melaju sangat cepat bagaikan roket.
Wuusst...! Sandhi dan Niko terpekik sambil berusaha
berpegangan apa saja. Mereka tak sanggup melihat kecepatan
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
gerakan mobil itu yang menembus gumpalan kabut misterius.
Mereka memejamkan mata kuat-kuat sambil masih berteriak
bagaikan naik jet-coaster.
"Hoooaaaawww.. .!"
Praaaang....! Pyaaaarrr... !
"Mati akuuuu...!!" jerit Niko sambil menggigil, berlutut di
lantai depan jok belakang. Ia menyangka mobil itu hancur
berkeping-keping karena menabrak bukit karang. Ternyata
tidak demikian kejadian sebenarnya. Mobil itu justru
membentur keras lapisan bening menyerupai dinding
akuarium. Lapisan aneh itu pecah seketika. Tapi serpihannya
lenyap tanpa bekas. Sedan mewah itu dalam keadaan tetap
mulus tanpa luka goresan sedikit pun. Lalu, tahu-tahu mobil
sedan berhenti di pinggiran jalan tol jurusan Bogor-Jakarta.
Berhenti tepat di tepi jalan.
"Sudah...," kata Kumala sambil menghembuskan napas
lega. "Kita sudah bebas dari jebakan dinding gaib! Nik, San...
kalian nggak apa-apa kan?"
"Nggg..,. nggg.... nggaaaak.!" mereka menjawab dengan
ngos-ngosan. Lemas semua persendian tulangnya. Tapi kini
merasa sangat lega karena ternyata mereka tidak mengalami
cedera apapun. Mereka justru heran melihat suasana di jalan
tol saat itu ternyata kering kerontang, tanpa setetes hujan
pun. Cahaya senja masih cukup terang menyinari bumi.
"Apa yang kita alami sebenarnya, Dewi"!"
"Aku benar-benar sedang diuji oleh 'tamu' kita dari alam
gaib itu. Ck, ck, ck...! Kelewatan sekali. Dia anggap aku in
ibarang mainannya"!"
Kumala geleng-geleng kepala. Tersenyum getir.
(Oo-dwkz-234-novo-oO)
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
5 TERNYATA bukan hanya di daerah kota Bogor saja yang
mengalami peristiwa aneh itu. Di daerah pinggiran kota
Jakarta pun telah terjadi peristiwa serupa. Tempat
pemakaman umum kehilangan mayat-mayat penghuni
makamnya. Jumlahnya lebih dari dua puluh makam. Tak satu
pun paranormal yang berhasil mengetahui ke mana perginya
mayat-mayat yang dicuri dari liang kuburnya itu.
Bahkan telepon dari Mbak Mer menyebutkan, di daerah
Bekasi juga terjadi pembongkaran beberapa makam yang
hingga lewat petang belum berhasil diketahui s iapa pelakunya,
di mana mayat-mayat itu disembunyikan, dan sulit diterka
motifasinya. Rata-rata mayat yang hilang adalah pria yang
tewas dalam usia 20 sampai 30 tahun. Ada yang sudah
menjadi kerangka, ada yang masih tersisa pembusukannya,
ada pula yang baru dua tiga hari di makamkan di pemakaman
tersebut. "Pasti akan teijadi sesuatu dalam dua-tigahari lagi. Mungkin
malam ini pun aksi gila dari alam iblis itu akan diawali," kata
Kumala Dewi setelah sampai pukul sembilan malam ia masih
belum bisa melacak di mana 96 mayat-mayat itu bersembunyi.
Buron pun merasa jengkel, karena ia gagal menemukan
getaran gaib yang semestinya dimiliki oleh mayat yang bangkit
dari kuburnya dan menjelma menjadi manusia biasa itu.
"Sepertinya mereka memiliki ilmu penyamaran yang sangat
sempuma, Kumala. Mereka mampu menyembunyikan gelombang gaibnya, sehingga kita sulit menemukan satu pun
dari sosok penjelmaannya! Biadab betul dia itu!" geram di
mulut Buron semakin keras. Ia tampak jengkel sekali, tapi
tidak tahu harus ke mana melampiaskan kejengkelannya itu.
"Dia memprotek penjelmaannya. Seharusnya aku bisa
menembus proteksinya itu. Tapi ternyata tidak, kan" Rasa-
rasanya aku harus meminta bantuan Kahyangan, Buron"
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Ya, lakukan itu secepatnya sebelum segalanya menjadi
semakin berantakan, Kumala'" tegas Buron memberi
dukungan kuat atas gagasan Dewi U lar itu.
Seberkas-sinar hijau tampak melesat ke langit. Sinar itu
berbentuk seperti bola pingpong. Kecepatannya sangat luar
biasa. Semakin tinggi semakin indah bentuknya. Sinar itu
dapat dilihat dengan mata orang biasa. Tak heran jika malam
itu banyak orang yang terkagum-kagum memandangi sinar
yang keluar dari halaman belakang rumah Kumala. Mereka
menyangka sedang melihat pertunjukan kembang api di
angkasa.Mereka tidak mengetahui bahwa sinar itu adalah
isyarat panggilan dari Kumala kepada pihak Kahyangan. Ia
memanggil ibunda atau ayahbundanya agar datang ke bumi
untuk membantu menghadapi misteri dari alam gaib itu.
Satu jam setelah itu, terdengar suara gemuruh dari
berbagai tempat. Sandhi dan Buron bergegas keluar rumah.
Mereka ada di halaman belakang, depan bangunan tanpa
dinding yang disebut pendapa. Suara gemuruh itu juga
memancing perhatian Dewi Ular yang segera keluar dari
kamar, lalu bergabung dengan Sandhi dan Buron. Pada saat
itu Sandhi dan Buron memandang ke sana-sini, memperhatikan setiap pohon atau tanaman yang ada di
sekelilingnya. Ternyata suara gemuruh itu berasal dari gesekan daun-
daun pepohonan. Setiap pohon yang ada di sekitar tempat itu
bergetar, terguncang-guncang dengan sendirinya. Tanpa ada
hembusan angin yang kuat. Biasanya pepohonan akan
terguncang jika angin berhembus kencang dan kuat, seperti
badai. Tapi kali ini pepohonan terguncang tanpa hembusan
angin seperti itu. Justru angin bertiup sangat lamban. Nyaris
tak terasa hembusannya.
"Aneh sekali"! Setiap pohon bergetar seperti ada tangan
raksasa yang mengguncang-guncang akarnya"!" ujar Sandhi
ketika Kumala Dewi mendekati mereka.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Kumala hanya tersenyum manis. Memandangi setiap
tanaman dengan wajah berseri-seri. Melihat ekspresi wajah
Kumala seceria itu, Buron yang semula berkerut dahi melihat
getaran pohon kini kerutan dahinya itu hilang.
la menghembuskan napaslega. la tahu bahwa saat itu tidak ada
sesuatu yang perlu dicemaskan karena ekspresi wajah Kumala
kelihatan ceria.
"Ada apa ini sebenarnya, Kumala"!" desak Sandhi yang
agak kesal karena Kumala sejak tadi tidak memberikan
keterangan apapun. Padahal Sandhi menganggap gemuruh
guncangan tiap pohon itu merupakan tanda-tanda bahaya
yang semestinya patut dicemaskan.
"Nggak ada apa-apa. Tenang saja, San," sambil Kumala
menuju ke tangga pendapa. Di sana ia sengaja duduk dengan
santai, seakan menunggu sesuatu yang akan menyenangkan
hatinya. "Nyalakan lampu taman yang sudut sana, Ron!" perintah
Kumala dengan kesan familiar sekali. Buron bergegas menuju
saklar listrik.
"Kenapa kau senyum-senyum terus?" tegur Sandhi
penasaran. "Ada yang mengajak kita bermain-main"
"Maksudmu?"
"Aku sedang digoda."
"Siapa yang menggodamu?"
"Pohon-pohon itu sengaja diguncang-guncang untuk
memancing perhatianku, sekaligus memberitahu bahwa dia
akan datang."
"Dia siapa"!" geram Sandhi jengkel.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Tuh...!"
Kumala menunjuk dengan meruncingkan mulutnya. Arah yang ditunjukkan itu menjadi pusat perhatian
Sandhi. Pada ujung salah satu pohon tampak setitik cahaya biru
berkilauan. Cahaya itu menyerupai kunang-kunang . Pada saat
cahaya biru mekar menjadi besar, seluruh tanaman berhenti
dari guncangan. Lalu, cahaya tersebut melesat dari atas pohon
dan mcngambang di udara depan Kumala dan Sandhi. Cahaya
tersebut makin lebar, seperti menjulurkan kakinya hingga
menyentuh rerumputan. Sekejap kemudian cahaya itu
membias cepat. Claap...! Sandhi menarik mundur badannya dengan tangan
melindungi mata. Silau. Tapi setelah itu cahaya tersebut
padam. Hilang. Dan, berganti sosok pemuda tampan berjubah
hijau dengan dalaman putih berhias benang emas. Aroma
wangi sensual menyebar kemana-mana.
Buron yang berada tak jauh darinya buru-buru berlutut
penuh hormat kepada tamu tampan berdagu belah itu. Sandhi
terpukau tak bisa berkedip memandangi ketampanan sang
tamu yang berperawakan tinggi, tegap dan gagah.
"Selamat datang di gubukku ini, Argon."'
"Tak perlu bersikap hormat seperti itu. Justru akulah yang
sepatutnya membungkukkan badan untuk menghormati gadis
penolongku ini, Sayangnya aku lupa membungkukkan badan,
dan ....."
"Ah, sudahlah!" Kumala Dewi memotong kata-kata
tamunya Tanpa sungkan-sungkan ia menarik tangan si
tampan agar duduk sejajar dengannya di tepian lantai
pendapa itu. "Ooo... dialah yang disebut Dewa Argon"! "gumam hati
Sandhi. "Pantas Buron langsung berlutut memberi hormat"!"
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Argontara Bhisma, adalah Dewa Pengembara yang pernah
ditolong Kumala ketika ia terkena Pedang Hampa, pusakanya
Dewa Kegelapan, (baca serial Dewi Ular dalam episode:
"RAHASIA ANAK NEKAKA"). Argon sebenarnya sudali berusia
sangat tua.Tapi ia dan keluarganya dianugerahi kesaktian
awet muda, sehingga penampilannya selalu tampak muda,
seperti baru berusia 21 tahun. Padahal dia dewa yang lebih
tua dari ayah Kumala dan kesaktiannya pun satu tingkat di
atas ayah-ibunya Kumala Dewi. Hanya dialah satu-satunya
Dewa yang bersuara romantis dan konon sampai sekarang
masih single. Itulah sebabnya Kumala tadi sempat memberi sikap hormat
kepada Argon, walau sebenarnya Argon menolak hormat
Kumala. Sebab, ia pernah bersumpah akan menghormati siapa
pun yang bisa memulihkan dirinya dari kehampaan fisik akibat
terkena Pedang Hampa dulu. Karenanya, ia lebih hormat
kepada Kumala daripada Dewa Permana dan Dewi Nagadini,
ayah-ibunya Kumala. Pada dasarnya Kumala tak mempedulikan sumpah itu. la sudah cukup senang dapat
berkenalan dengan Dewa Argontara Bhisma itu. Hatinya
sampai sekarang masih diliputi debar-debar keindahan jika
mendengar suara romantisnya si dewa pengembara.
"Kebetulan aku sedang melintasi batas kehidupan malam
ini, dan kutangkap tanda panggilanmu itu, Dewi. Aku yakin
kau dalam kesulitan, sehingga mengirim tanda panggilan ke
Kahyangan. Oleh Sebab itulah aku datang kemari walau
sebenarnya tidak kau undang, Dewi."
"Kau memang dewa tampan yang lancang, Argon. Tapi...
ya sudahlah. Aku nggak perlu menghukummu, bukan?"
"Kalau memang kau rasa perlu menghukum atas
kelancanganku, silakan saja. Aku siap menerima hukumanmu,
Dewi jelita."
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Kalau aku harus menghukummu, lantas hukuman apa
yang pantas kujatuhkan untuk dewa romatis macam kamu ini,
Argon?" "Terserah. Hukuman cium sampai pagi " Memelukmu
sampai..."


Dewi Ular 76 Tamu Dari Alam Gaib di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Ahhh, nggak, nggak...!" Kumala buru-buru menolak
dengan tawa merdunya yang menyenangkan hati siapa pun
yang mendengarnya. Ia menambahkan kata dalam kelakarnya
itu. "Dicium kamu bisa mampus selamanya aku!"
"Kok mampus?"
"Ketagihan!"
Tawa kerinduan penuh kekeluargaan itu akhirnya berhenti
dengan sendirinya. Sandhi dan Buron menjauhi tempat itu
setelah saling bertegur sapa secara basa-basi dengan Dewa
Argontara Bhisma. Mereka berdua menunjukan sikap tahu diri,
sehingga Kumala tak perlu lagi mengeluarkan perintah
diplomatis untuk Sandhi dan Buron.
"Ar, sebenarnya aku membutuhkan bantuan ayah bundaku,
karena saat ini aku sedang dikerjain mahluk dari seberang
neraka sana."
"Oh, siapayang ngerjain kau itu sebenarnya" Apa yang
telah dilakukannya terhadap dirimu, Dewi" Jelaskan, biar aku
yang menindaknya sekarang juga!"
Meski suaranya tetap romantis, namun mengandung
kemarahan yang terpendam. Argontara menjadi geram
mendengar Dewi Ular ada yang mengganggu. Ia tampak tak
rela jika putri tunggal kerabatnya itu diusik ketentramannya
oleh siapa pun. Kumala Dewi buru-buru menenangkan agar
kemarahan Argon
tak semakin membesar lagi. Ia menceritakan secara singkat kondisi kehidupan manusia bumi
yang sedang menghadapi teror gaib itu.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Kalau begitu begini saja, Dewi...," Argon menarik napas
dalam. "Aku akan pancing dia keluar dari persembunyian
gaibnya. Pancinganku ini akan membuat ia murka dan
menampakkan diri. Dia tak akan bisa berlindung lagi dari
wahana gaib, yaitu wahana yang membuatnya tak dapat
ditembus oleh teropong mata dewantara !"
"Terserah kau saja, Argon. Lakukan apa yang terbaik demi
menyelamatkan kehidupan manusia di bumi ini."
"Akan kulakukan yang terbaik untukmu, Dewiku," sambil
menyunggingkan senyuman yang sangat mendebarkan hati
Dew Ular. Kemudian dewa romantis itu berdiri di tempat terbuka.
Kedua tangannya direntangkan sejajar pundak. Lalu, setiap
ujung jarinya mengeluarkan asap biru yang menyemburkan ke
atas, makin lama makin tebal. Mulutnya menghembuskan
napas, tapi yang keluar adalah hembusan angin kencang
menyerupai badai. Gemuruh suara angin membuat dedaunanpun beterbangan dan asap tebal menyebar ke
mana-maaa. Asap itu kini merata, melapisi seluruh udara di
ibukota. Bahkan lebih dari batas Jakarta. Baunya wangi aneh,
mirip kapur barus, tapi juga seperti bau daun teh kering. Siapa
pun yang menghirupnya akan bergidik merinding bulu
kuduknya. "Dari tadi aku kok jadi sering merinding sih" Kenapa, ya?"
tanya seorang wanita kepada pria muda di sampingnya. Pria
muda berusia sekitar 25 tahun itu senyum-senyum penuh arti
pribadi. Wanita itu usianya juga masih tergolong muda, sekitar 28
tahun. Tapi statusnya memang sudah janda. Belum sempat
punya keturunan. Ia sering dipanggil dengan nama panggjlan:
Yayah. Sementara si anak muda yang ada bersamanya mengaku
bernama Rio. Lumayan ganteng, dan berkulit bersih. Mereka
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
saling kenal belum lama. Sekitar dua jam yang lalu. Yayah
adalah pelayan di rumah Nyonya Sofi. Malam itu seluruh
keluarga Nyonya Sofi keluar kota karena ada famili yang
meninggal dunia. Rumah dipercayakan kepada Yayah dan
Mang Usep. Tapi karena Mang Usep memanfaatkan peluang untuk
pulang ke rumah adiknya, menengok anaknya yang dititipkan
di rumah adiknya, di Tangerang, besar kemungkinan Mang
Usep akan pulang.besok siang. Maka, Y ayah pun mempunyai
peluang tersendiri yang sangat rugi jika tidak digunakan
sebaik-baiknya. Yayah bertemu dengan Rio di sebuah ruko,
ketika ia membeli lauk untuk makan malamnya sendiri.
Penampilan Rio yang memikat dengan keramahanrya yang
menggoda hati janda muda itu, akhirnya Yayah berusaha
menjerat hati Rio. Dia berhasil membawa pulang Rio dengan
alasan untuk diajak makan malam bersama.
"Apa kamu akan dimarahi orang tua kalau malam ini kamu
nggak pulang ke rumahmu, Rio?"
"Kurasa nggak, Mbak. Aku sudah sering menginap di rumah
teman kok. Memangnya kenapa kok Mbak Yayah bertanya
begitu?" "Hmmm, hmmm, eeh...," Yayah tersenyum-senyum nakal.
Rio diam memperhatikan dengan senyum tipis menghias
wajah tampannya. Hati Yayah saat itu berdebar-debar penuh
harapan cinta. "Kalau kamu kuminta menemaniku ma lam ini, apakah
keberatan" Soalnya, aku menjaga rumah ini sendirian, Rio.
Mang Usep udah jelas nggak pulang. Baru saja kau sendiri
tahu aku menerima kabar dari Mang Usep lewat te lepon, kan"
Aku takut kalau tidur sendirian di rumah sebesar ini, Rio.
Maukah kau menemaniku?"
"Boleh saja, Mbak. Tapi kalau tidur sendirian, aku juga
takut." Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Tentu saja kamu nggak tidur sendirian dong. Tidur di
kamarku, bersama aku juga. Mau?"
Rio mengangguk dengan senyum semakin nakal. Yayah
menerima senyuman itu sebagai sebuah peluang yang lebih
besar lagi untuk menikmati kemesraan. Ia sudah lama tak
menikmati hangatnya pelukan lelaki, sehingga malam itu ia
akan memanfaatkan sebaik mungkin peluang yang ada Maka,
dengan tawa genit dan genggaman tangan hangat ia
membawa Rio masuk ke kamar tidurnya. Di sana hanya ada
sebuah ranjang dari dipan kayu berkasur empuk. Sebuah meja
dan dua buah kursi sederhana sebagai pelengkap isi kamar
tidurnya. "Nah,disinilah aku tidur. Kau juga akan tidur disini juga,"
seraya ia menarik tangan Rio agar ikut duduk bersamanya. Ia
duduk di tepian ranjang, sementara Rio akhimya ikut pula
duduk sejajar dengannya. Pintu kamar sudah ditutup sejak
tadi, walau belum terkunci rapat. Tapi agaknya Yayah sudah
tak mampu menahan diri untuk berlama-lama mengulur
waktu. Ia segera memancing reaksi Rio lebih berani lagi
dengan mengusap-usap pangkuan Rio.
"Kamu pernah tidur dengan wanita sebelum ini?"
"Belum, Mbak"
"Bohong."
"Iya. Sungguh. Belum pernah kok, Mbak."
"Tapi kamu tahu dong, bagaimana seharusnya seorang
lelaki jika tidur bersama seorang wanita yang merindukan
kehangatan asmara lawan jenisnya" Hmm" Tahukan?"
Rio berlagak bodoh. Ia menggelengkari kepala sambil
tertawa malu. "Apa yang harus dilakukan seorang lelaki jika tidur dengan
lawan jenisnya, Mbak?"
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Yang jelas, ya harus memberikan sentuhan hangat dong."
"Sentuhan hangat seperti apa sih, Mbak?"
Yayah tertawa cekikikan, antara girang dan merasa lucu
mendengar pertanyaan polos seperti tadi.
"Sentuhan hangat itu yaaah... seperti misalnya sebuah
kecupan di bibir, kecupan di leher, dan..."
"Contohnya bagaimana, Mbak?" pancing Rio.
"Masak aku yang harus memberi contoh. Kamu sendiri
dong yang mestinya punya keberanian memberi contoh
padaku." "Tapi aku kan belum pernah sama sekali, Mbak?"
"Hmm... ! " Yayah mencibir, lalu memeluk sambil tertawa
cekikikan lagi. Wajahnya tepat berada di leher Rio. Bibirnya
sengaja didesakkan hingga menyentuh leher Rio, dan pemuda
itu menggelinjang kegelian sambil. tertawa lirih. Yayah
sengaja mendesak, menggoda dengan ciumannya agar Rio
makin menggelinjang. Rio benar-benar makin meronta, Yayah
mempertahankan dengan memegangi kedua tangan Rio.
Akhirnya tangan Rio tanpa sengaja masuk ke balik daster yang
dikenakan Y ayah. Pada saat itu juga tangan Rio ditahan kuat-
kuat oleh Yayah agar tak perlu keluar lagi dari dalam
dasternya. Sambil asyik beraksi dengan jari-jarinya, Rio akhirnya
melumat bibir Yayah. Dengan ganas, Yayah membalasnya,
seperti musafir yang kehausan di padang pasir dan kini
menemukan oase yang menyegarkan. Akhirnya mereka
berguling-guling di atas pembaringan.
Kencan penuh gairah pun segera terjadi. Yayah bebas
bergerak, ia merasa hanya berdua di rumah itu, sehingga tak
segan-segan untuk mengerang atau memekik saat merasakan
nikmatnya kencan bersama kehangatan pemuda ganteng itu.
Rio sendiri menjadi semakin atraktif karena pemintaan Yayah
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
adalah sesuatu yang menggairahkan baginya. Ia tak
mendapat kesulitan untuk memenuhi permintaan Yayah,
sampai akhirnya keduanya sama-sama mencapai puncak
kemesraan. Yayah lebih dulu mencapai terminal kemesraannya yang
dicari, beberapa kejab kemudian Rio pun tiba kemesraannya.
Tapi pada saat itu Rio berteriak keras-keras dengan tubuh
mengejang. Ia seperti tersiksa oleh sesuatu yang membuatnya
berwajah merah.
"Aaaaa ....!!"
"Rio,.."! Kenapa kau" Ooh, Rio.,."! Riooooo..."!"
Rio mengejang tak dapat bergerak lagi. Perlahan- lahan
kulit tubuhnya seperti terbakar. Mengepulkan asap menyebarkan aroma hangus. Akhirnya pemuda itu berubah
menjadi sesosok mayat yang telah berbentuk kerangka kering.
"Aaaaaaaaaaahhh ...!!" jerit Y ayah histeris sekali dan ia pun
lari keluar seperti orang gila.
(Oo-dwkz-234-novo-oO)
6 RUMAH Nyonya Sofi tepat berada di samping rumah
Kumala Dewi. Jeritan histerisnya Yayah mengundang
perhatian Buron dan yang lainnya. Tentu saja mereka
berhamburan mendatangi rumah Nyonya Sofi. Mereka sangat
terkejut melihat sesosok kerangka manusia berserakan di atas
pembaringan dan lantai kamar tidur Yayah.
Maka jelas sudah bahwa pemuda bernama Rio itu
sesungguhnya adalah manusia jelmaan. Ia sudah lama
meninggal dunia dan tentunya sudah lama pula dimakamkan.
Tapi karena ia menghirup udara yang sudah bercampur
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
dengan hawa saktinya Argon, maka ketika mencapai puncak
kemesraan ia berubah wujud menjadi kerangka mayat..
Sementara itu kekuatan gaib yang menghidupkannya
meninggalkan kerangka itu dalam keadaan sangat kesakitan.
"Hebat sekali. Sampai terjadi di sebelah rumahku, aku
masih belum bisa menangkap getaran gelombang gaibnya"!"
gumam Kumala Dewi terheran-heran. Bahkan Argontara
Bhisma pun tidak dapat merasakan gelombang getaran gaib
dari makhluk alam kegelapan yang berada dalam posisi kurang
dari seratus meter. Tapi untung saja udara sudah bercampur
dengan bawa saktinya, sehingga temyata bukan hanya kasus
dirumah Sofi saja yang menimbulkan kegemparan masa,
melainkan di beberapa tempat pun teijadi hal yang sama.
"Mayat-mayat yang dicuri hari ini, baik yang di Bogor
maupun yang di Jakarta, ternyata digunakan untuk melakukan
kencan masal pada malam ini juga. dengan begitu maka kau
tak akan dapat mengatasi kelahiran bayi-bayi setan itu, Dewi.
Tapi untunglah kau menjelaskan hal ini padaku, sehingga aku
bisa mencegahnya sebelum terlambat segalanya," ujar Dewa
Argontara Bhisma kepada Kumala Dewi.
Cukup lega hati Kumala dan para pengikutnya itu sete lah
mengetahui misi dari alam kegelapan dapat digagalkan pada
malam itu juga.
Tetapi tentunya pekerjaan berat yang harus dilakukan
Kumala Dewi tidak cukup berhenti sampai di situ saja: Biang
kebiadaban belum berhasil mereka temukan. Belum ada yang
mengetahui siapa pelaku teror gaib tersebut. Satu-satunya
pendapat yang masih belum dapat dipastikan adalah pendapat
dari Argon. Ia mengenali ciri-ciri modus operandi dari teror
tersebut, walau ia sendiri belum yakin betul apakah
praduganya tak meleset lagi.
"Kalau dugaanku tidak salah, maka aku dapat menyimpulkan bahwa kekuatan membangkitkan mayat dan
menjadikan mayat itu hidup sebagaimana manusia biasa, serta
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
mampu menyebar benih dalam rahim kaum wanita tak lain
adalah kekuatannya salah satu anak dari Dewa Kegelapan,
yaitu putra kinasihnya yang bertahta di Lereng Bangkai."
"Maksudmu... teror ini datang dari... Marong"! Putra


Dewi Ular 76 Tamu Dari Alam Gaib di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kinasihnya si Lokapura alias Dewa Kegelapan itu"!" Dewi Ular
berkerut dahi dengan serius. Argontara menganggukkan
kepala. Kalem. "Seingatku, dia memiliki kesaktian seperti itu, dan mampu
menciptakan wujud manusia atau mahluk apapun dari
segumpal bara api. Kesaktian itu diperoleh dari ibunya, yaitu
Ratu Lidah Setan yang menjadi selir Dewa Kegelapan
mempunyai anak masing-masing satu anak dan memiliki
tingkat kesaktian sendiri-sendiri. Kumala telah berhasil
mengalahkan enam anak selirnya Dewa Kegelapan, yaitu
Venoz, Amapola, Bahorok, Pancanaka, Garnizon dan Wawak,
(Baca serial Dewi Ular dalam episode: "MISTERI ANAK
SELIR"). Kini tinggal Marong dan Chongor, anak dari istri
pertamanya Dewa Kegelapan yang belum pemah dihadapi
oleh Dewi Ular. Dan, agaknya kali ini Marong turun ke bumi
untuk mengadakan pembalasan atas kekalahan adik-adiknya,
dan kegagalannya menyebar cinta melalui gadis-gadis jelmaan
yang diciptakannya dari gumpalan bara api neraka tempo hari,
(Baca serial Dewi Ular dalam episode : "PUNCAK KEMATIAN
CINTA"). "Jika ceritamu benar, Dewi ... bahwa seorang anak remaja
pernah mangaku melihat manusia bersayap, maka tak salah
lagi dugaanku ... manusia bersayap itulah yang disebut-sebut
sebagai putra Kinasih Lokapura, yaitu Marong Palelarongrong!" tambah Argon pada Kumala. Mereka masih
berada di halaman depan, Para tetangga pun belum masuk ke
rumah semua. Masih banyak yang membicarakan perihal
misteri kerangka itu, walaupun sudah ditangani pihak yang
berwajib. Rasa takut mereka tak begitu mencekam, karena
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
banyak orang yang sekarang berada di luar rumah
membicarakan kasus tersebut. Suasana malam yang semula
mencekam, kini menjadi nyaris seperti biasanya.
Blegaaaarrr...!
Tiba-tiba cahaya petir besar berkerilap menyambar rumah
Kumala Dewi. Setiap tetangga yang saat itu ada di sekitar
rumah tersebut terpekik refleks tanpa bisa dikendalikan lagi.
Malahan ada yang jatuh terjungkal dari atas motor yang baru
akan dikendarai. Petugas kepolisian yang sedang mengangkut
kerangka Rio ada yang jatuh tergelincir di depan ambulance-
nya. Petir itu benar-benar mengejutkan, sekaligus sangat
menakutkan. "Demi Tuhan, saya lihat sendiri petir tadi menyambar atap
rumah Non Kumala. Tapi aneh sekali, rumah itu tidak
mengalami kerusakan sedikit pun"!" cetus seorang tetangga
terheran-heran. Beberapa dari mereka mendekati rumah
Kumala Dewi. Sandhi dan Buron tersenyum-senyum melihat
kehebatan rumah ini. Tak mempan disambar petir.
"Aku juga sempat melihatnya. Dan, kurasa semua ini berkat
bantuan dari Argon, ya Ron?" kata Sandhi agak berbisik.
"Ya, tapi kekuatanku juga ikut andil melapisi sekeliling
rumah kita ini, San. Kalau nggak begitu, sudah hancur rumah
ini kena petir tadi! Bukankah begitu, Dewa Argon"!"
"Benar, Buron Tapi,... hey, di mana Dewi"!"
"Hah...."!" Buron terkejut, begitu pula Sandhi. Mereka baru
sadar bahwa saat itu Kumala Dewi tidak bersama mereka.
"Kumala...! Kumalaaa...!" panggil Sandhi sambil mencari
Kumala di sekelilingnya. Buron sempat masuk ke dalam rumah
dan keluar kembali seraya berseru kepada Argon.
"Didalam tidak ada!"
"Celaka! Ka lau begitu... petir itu tadi telah menculik Dewi!"
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Apa..."!" Sandhi sangat terkejut dan mulai tampak tegang.
"Kumala dibawa lari oleh si iblis berbentuk petir tadi!" kata
Buron. "Aku akan segera mengejarnya!"
Bluuub...! Buron segera berubah menjadi cahaya kuning tanpa peduli
disaksikan banyak orang di luar pagar halaman. Cahaya
kuning itu melesat dan menembus lapisan dimensi gaib,
sehingga dalam sekejap saja telah lenyap dari pandangan
manusia biasa. "Sandhi, tolong jaga rumah ini. Aku akan mengejar
penculiknya!" kata Argon tanpa menunggu jawaban dari
Sandhi, tahu-tahu lenyap begitu saja Sandhi hanya bisa
menggeragap panik dan kebingungan sendiri. Tak tahu harus
berbuat apa menghadapi kasus penculikan Dewi U lar itu.
Dugaan dewa bersuara romantis itu memang benar. Dewi
Ular diculik dan dibawa ke alam Iain, Alam itu adalah alam
berpadang tandus, gersang dan tanahnya terdiri dari lapisan
batu hitam. Tak ada tanaman satupun yang tumbuh disana.
Tubuh langsing itu dilemparkan begitu saja hingga jatuh
terguling-guling sangat memprihatinkan. Dewi Ular dalam
keadaan sudah tidak seperti sediakala. Tubuhnya berwarna
merah kehitaman hangus dan membengkak menyedihkan
sekali. Ia seperti sepotong kayu bakar yang dibuang tanpa arti
sama sekali. "Menjeritlah kau sekarang, Dewi keparat!" gumam suara
besar dan serak, penuh nada permusuhan sengit.
"Uhhk, aahkk...!" Dewi Ular menggeliat sambil, menyeringai
kesakitan. Sekujur tubuhnya hangus terbakar oleh lidah api
yang digunakan untuk menjerat dirinya tadi. Tulang-tulangnya
pun terasa remuk semua. Tak ada yang dapat dilakukan oleh
Kumala selain hanya menggeliat seperti caring kepanasan. Ia
mencoba untuk melepaskan kesaktiannya, tetapi pada saat itu
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
seluruh kesaktiannya hilang. Ia menjadi seperti gadis awam
yang tak memiliki kekuatan apapun.
Claap .... ! Blegaaarr ......!
"Aaaahhkk...!" Dewi Ular mengerang dengan tubuh
mengejang. Seberkas sinar kilat terjulur dari mulut lawannya,
seperti cambuk yang melecut tubuh dengan kekuatan daya
penghancur cukup besar.
Masih beruntung Dewi Ular tidak remuk sekujur tubuhnya,
selain hanya mengalami luka koyak lebar, menyerupai bekas
bacokan pedang bertenaga api. Ia menyeringai kesakitan.
Namun tak sepatah kata ampun yang terlontar dari mulutnya.
Bahkan tampak berusaha untuk. memberi balasan kepada
lawan, namun tenaganya semakin tipis. Tak ada kemampuan
untuk melakukan pembalasan apapun. Lidah petir dari
lawannya yang tadi menjerat dan menggulungny aitu telah
merusak sistem refleks kesaktiannya. Membekukan seluruh
kekuatan gaibnya, sehingga tak dapat digunakan untuk
barbuat apa-apa lagi.
"Sekarang waktunya untuk menghancurkan dirimu, Dewi
ular! Seluruh rencanaku memang bisa kau gagalkan. Tapi
rencana menghancurkan dirimu tidak akan mungkin bisa kau
hindari lagi, keparat!"
Suara itu menggeram besar. Gemanya sampai ke mana-
mana. Kumala masih bisa menyadari siapa lawannya kali ini.
Tinggi, besar, berdaun telinga tinggi, Dan, sesuatu yang
menyambarnya itu temyata seberkas sinar kuning mirip
meteor. Dalam waktu kurang dari sedetik, sinar itu berubah
wujud menjadi sosok tinggi, besar, berkepala botak, berwajah
menyeramkan. Mahluk besar yang tingginya sekitar enam
meter itu tak lain ada wujud aslinya Buron, yaitu Jin Layon.
"Gggrrrrrrllkkk...!!" Jin Layon menggeram murka melihat
Kumala Dewi diperlakukan seperti tadi. Tanpa banyak bicara
lagi ia menyerang Marong menggunakan kesaktiannya. Tetapi
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
energi gaib yang digunakan itu memantul balik karena Marong
mengepakkan sayapnya yang mengeluarkan energi tandingan.
Wuuut. biaaarr... ! Buron terjungkal. Jin Layon terkapar
dengan Suara mengerang kesakitan, karena terkena energi
kesaktiannya sendiri. Kakinya yang besar berada di atas,
koyak parah, sementara dalam posisi telentang begitu
perutnya pun tampak terluka. Bolong dan mengalirkan darah
hitam kehijau-hijauan. Mungkin ususnya akan terburai jika
posisi jatuhnya tidak pas telentang begitu.
"Heaaaakkrr ... !" Marong menyentakkan kembali kedua
sayapnya diiringi kedua tangan terulur ke atas. Pada saat itu
dari tubuhnya keluar puluhan ekor kelelawar yang segera
menyerang Jin Layon Bweerrr...
Tepat ketika itu Jin Layon sudah dalam posisi duduk dan
akan berdiri. Tetapi karena diserang puluhan ekor kelelawar,
yang jumlahnya mungkin mencapai seratus ekor itu, maka ia
pun menghalaunya dengan kewalahan
"Haaaaakkkrrr, Haaaaakkkrrr.. !" tangan Jin Layon
berkelebat ke sana-sini, tapi tak juga mampu menahan banjir
kelelawar. Dalam waktu singkat ia sudah disergap,
dikerumuni, dari digerogoti oleh kelelawar-kelelawar yang kini
membuat tubuhnya nyaris tak dapat dilihat lagi. Sekujur tubuh
Jin Layon terbungkus sayap kelelawar ganas itu. Ia hanya bisa
meronta dan berteriak-tenak seperti kerbau sedang sekarat.
"Buu... rooon..!" Dewi Ular merayap dengan susah payah,
mendekati Layon. Ia tak tega melihat Jin Layou dalam
keadaan sekarat begitu. Tetapi ia tak memiliki kekuatan apa-
apa lagi, sehingga tak mampu menyelamatkan dengan segera.
Kumala hanya tetap berusaha ingin membantu Buron,
membebaskan diri dari kerumunan kelelawar. Namun,
sebelum mencapai tempat itu, ia kembali diinjak dengan satu
kaki besarnya Marong.
"Huhhhggh...!" la mendelik tak berkutik.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Kau akan menjadi hangus dan binasa seperti jin keparat
itu, Dewi U lar! Heeeaaahhkkrrr...!!"
Ctaaar, taaar, taaar...!
Tiba-tiba cambuk guntur muncul dan menghajar kedua
sayap Marong. Mahluk menyeramkan. itu terlempar sete lah
lebih dulu melambung di udara. Lecutan cambuk guntur yang
menyerupai petir tunggal itu temyata sahggup mematahkan
salah satu sayapnya. Hal tersebut membuat Marong
mengerang semakin murka. Darahnya yang hitam seperti air
selokan itu bercucuran membasahi tanah keras di bawahnya.
Ia segera bangkit dan menyentakkan kedua kakinya, sehingga
dalam sekejap saja kedua sayapnya itu lenyap dari punggung.
Sayap itu disimpannya di dalam lapisan gaibnya.
"Biadab...!! Jahanam busuk kau, Argon...!!" teriaknya
dengan keras sekali setelah mengetahui Dewa Argontara
Bhisma ikut carnpur dalam persoalaraya. Kemunculan Argon,
sangat membuatnya marah, karena selama ini ia memang
menarub dendam permusuhan dengan dewa romantis itu,
sebagaimana rasa permusuhan ayahnya yang harus diikuti
oleh seluruh keturunan lainnya.
Marong memang belum pernah berhadapan langsung
dengan Argon. Ia hanya sering melihat dewa pengembara itu
mondar-maiidir dari dimensi ke dimensi lain. Ia selalu gagal
menjegal perjalanan Argon, karena memang Argon menghindari bentrokan dengannya, terutama setelah Argon
bebas dari pengaruh Padang Hampa.
Zlaaab, zlaaab...! Sepercik sinar keluar dari tangan Argon.
Sinar biru bening itu menghantam Dewi Ular, dan satu lagi
menghantam Jin Layon. Dalam sekejap saja Jin Layon sudah
terbebas dari keroyokan kelelawar tadi. Bahkan luka-lukanya
lenyap tanpa bekas. Kekuatannya pun pulih kembali. Begitu
juga halnya dengan Kumala Dewi yang kini sudah tidak
berkulit hitam bengkak lagi. Kesaktian yang dibekukan
Marong, kali ini telah kembali aktif seperti sediakala. Dalam
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
dua-tiga detik kemudian Dewi Ular sudah dapat bangkit dan
berdiri dengan tegak di depan lawannya.
"Terima kasih atas bantuanmu, Argon!"
Dewa pengembara itu diam saja. Berdiri dengan gagah
memandanga Marong yang sedang mengumpulkan kekuatan
gaibnya. Jubahnya tertiup angin yang berhawa panas. Angin
panas mulai datang dari hembusan napas kemarahan Marong
terhadap dirinya,
"Sebaiknya biar kuhadapi sendiri anak iblis itu. Argon. Ini
urusan pribadiku dengan pribadinya. Jadi..."
"Mundurlah, kau tak akan mampu kalahkan dia, Dewi," kata
Argon dengan suara getar, tak terlalu romantis seperti
biasanya: Nada bicara seperti itu segera dipahami Kumala
sebagai suatu keseriusan sang dewa yang tak boleh ditentang
oleh siapa pun. Argon akan marah dan tidak simpati lagi
padanya apabila Kumala tetap ngotot ingin menghadapi
Marong sendirian. Maka, satu-satunya jalan adalah mundur
menjauhi Argon, membiarkan Argon berhadapari langsung
dengan Marong. Bahkan ketika Jin Layon bangkit dengan
menggeram penuh dendam, Dewi Ular mengangkat tangan
kanannya, memberi isyarat agar Buron membatalkan niatnya,
menahan emosi kemarahannya itu.
"Hey, jahanam...! Ini pertarunganku dengan Dewi U lar! Apa
maksudmu ikut campur urusan ini, hah"! Minggat kau dari
sini!" Dengan kedua tangan bersidekap di dada Argon menjawab
tenang. "Langkahi dulu mayatku jika kau ingin berhadapan dengan
Dewi U lar, Marong! Siapa pun tak akan kudiamkan menyentuh
tubuhnya sebelum lebih dulu menghancurkan jasad dewani
Argontara Bhisma!"
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Apakah kau belum jera dihajar ramandaku dengan pedang
Hampa seperti waktu itu, hah"!"
''Ramandamu ganti akan kuhajar kalau dia berani
menyentuh seujung rambut pun dari apa yang ada pada diri
DewiUlar! Sampaikan salamku pada Lokapura, bahwa Bhisma
berdiri di depan seluruh perkara yang dihadapi Dewi Ular
dengan pihakmu,"
"Keparat! Kalau begitu sebelum kau menyentuh ayahku,
sentuhlah dulu Aji Candrakubur ini, Bhisma! Heaan


Dewi Ular 76 Tamu Dari Alam Gaib di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

aahhhkkrrr...!!"
Blaaab, blaaab, blegaaaarrr:..!
Dua berkas sinar merah terang menghantam tubuh Argon.
Dewa bersuara romantis itu tetap diam saja. Tidak
menghindar dan tidak menangkisnya.Tentu saja dalam
sekejap tubuhnya menyatu dengan ledakan dahsyat yang
mengguncangkan alam sekitar mereka. Tapi ketika bias
cahaya ledakan itu padam, ternyata Argon masih tetap berdiri
tegak. Utuh tanpa luka sedikit pun Padahal Kumala dan Buron
yang ada di belakangnya sempat terlempar ke arah
berlawanan ketika terjadi dentuman dahsyat tadi.
"Gila! Dia cuma tersenyum mendapat serangan sedahsyat
tadi"!" gumam hati Jin Layon yang terheran-heran dan kagum
melihat kesaktian Dewa Argontara Bhisma itu.
Claaap,..! Kini ganti Argon yang melepaskan kesaktiannya
lewat tengah kening. Dari pertengahan keningnya, diantara
kedua alis bagusnya itu, melesal seberkas sinar ungu
menyerupai laser. Sinar itu menghantam tepat di dada
Marong. Jegaaaaarrr...! Gemuruh suara alarn terguncang seperti
akan hancur seluruhnya. Pada saat itu tubuh Marong pecah
menjadi empat bagian dan terlempar ke empat penjuru.-
Tetapi dalam tempo sangat singkat pecahan tubuh Marong
memantul balik, dan menyatu kembali dalam keadaan utuh.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Bahkan ukuran tubuhnya. menjadi dua kali lipat lebih besar
dari semula. "Huaaaaahaaa, haap, haaaa, haaaa!" Tawanya semakin
menggetarkan alam tempat mereka berada. Argon melepaskan pukulan saktinya dari tangan kiri. Tangan itu
seperti menaburkan bunga di depannya, tapi yang keluar
adalah lima petir warna emas.
Craalaaap...! Jlegaaaar .....!
Marong kembali terkena kesaktian Argon. Tubuhnya pecah
menjadi empat bagian. Tapi segera kembali menyatu dan
berukuran dua kali lipat lebih besar dari semula.
"Gawat! Dia akan menjadi sangat besar, memenuhi alam
gaib ini, jika Argon tak segera menyelesaikan pertarungan
ini"!" bisik Kumala kepada Jin Layon yang kini telah berubah
wujud menjadi Buron itu.
Maka, ketika Atgon menghancurkan Marong lagi seperti
semula, dengan cepat Dewi Ular berubah menjadi seekor naga
hijau besar bersisik emas. Naga hijau itu melayang cepat dan
ekornya mengibas dalam gerakan melebihi kecepatan anak
panah. Sabetan ekor naga itu mengenai tiga bagian dari
empat potongan tubuh Marong.
Blegaaar, blaaar, jegaaaarr.,.! Ketiga potongan tubuh
Marong itu menjadi hangus terbakar, dan susut menjadi
ukuran semula. T api ketiga potongan tubuh yang sudah susut
itu menyatu kembali dengan yang satunya lagi, dan tampaklah
Marong dalam ukuran semula. Ia mengerang kesakitan
dengan mulut dan hidung mengeluarkan asap merah.
"Jahanam terkutuk kalian... !" Ia mencoba bangkit kembali
dalam kelumpuhannya. Naga jelmaan Dewi Ular ingin
menghantamnya dengan ekor seperti tadi, tapi suara Argon
menghentikan gerakan tersebut.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Tahan, Dewi...!" suara itu berbisik, seperti tepat di depan
telinga Kumala dengan sangat romantis.
Kesaktian mengirimkan suara romantisnya itu ternyata
menyadarkan Kumala, bahwa ia harus menghentikan aksinya
lantaran ada perhitungan sendiri yang tidak ia mengerti tapi
sangat dipahami oleh Argontara Bhisma.
"Awas kalian! Kuadukan kepada ramandaku! Kuhancurkan
kalian nanti, jahanam busuuuuukk ..!!"
Wuuuuurrsssb...!
Tahu-tahu tubuh Marong menjadi kabut, berasap tipis, lalu
lenyap dari pandangan mereka. Jelas, dia lari mengadu
kepada ayahnya; Dewa Kegelapan Pengaduan anak emas
Dewa Kegelapan tentunya akan membuat murka sang ayah.
Tetapi apakah benar Dewa Kegelapan sendiri yang akan turun
tangan melakukan pembalasan itu " Atau kakaknya Marong
yang bernama Chongor yang akan diutus membereskan
dendam mereka"
"Kita tunggu saja kehadiran mereka," kata Argon: "Yang
jelas, kalau tadi kau hancurkan dia, maka separoh lebih
kesaktianmu akan hilang selama-lamanya."
"Kenapa begitu"!"
"Karena dia memiiiki Aji Badramuspralena, yaitu menghisap
separoh lebih kesaktian lawan yang berhasil menghancurkan
atau membinasakan masa hidupnya. Itulah sebabnya aku tadi
menahanmu agar tidak melakukannya."
"Oh, terima kasih atas saran berhargamu tadi, Argon."
"Tak perlu berterima kasih, karena bagaimana pun juga kau
masih lebih unggul dariku. Sebab kaulah yang mampu
membuatku bebas dari kutukan Pedang Hampa. Tidak ada
pihak lain yang mampu melakukannya selama ini, Dewi."
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Sambil berkata demikian Argon melingkarkan tangannya ke
punggung Kumala Dewi. Gadis itu diam saja. Tersenyum
girang. Berdebar-debar hatinya. Ia sempat berpikir dan
bertanya pada diri sendiri, haruskah rangkulan mesra itu
dibalasnya sebagai tanda pintu hati yang terbuka menerima
keromantisan semacam itu"
"Kita tunggu saja akhirnya !" bisik hati Buron yang di
belakang mereka memaksakan diri untuk terbatuk-batuk kecil.
Membuat Kumala dan Argon berpaling menatapnya dengan
senyum geli cukup ceria.
SELESAl Kekaisaran Rajawali Emas 6 Tangan Berbisa Karya Khu Lung Kaki Tiga Menjangan 24
^