Pencarian

Ada Apa Dengan Setan 2

Dewi Ular 97 Ada Apa Dengan Setan Bagian 2


Profesor Atmaja dan Rayo Pasca tiba di villanya ?"k
Rahmadinata sekitar pukul sembilan kurang. Undangan masih
banyak yang belum datang, tapi yang sudah hadir di tempat
juga sudah banyak. Pesta kebun itu benar-benar terkesan
mewah. Ada panggung kecil khusus untuk musik hidup yang
beraliran jazz. Rupanya keluarga Rahmadinata merupakan
keluarga penggemar musik jazz, sehingga tak heran jika Rayo
melihat beberapa penyanyi dan musisi jazz ternama hadir juga
dalam pesta tersebut.
"Nah, ini ?"k Sam... yang kubicarakan tadi," kata Profesor
Atmaja kepada Rayo ketika bertemu dengan seorang lelaki
berbadan gemuk yang dikenal dengan sebuatan ?"k Sam.
Para pengusaha papan atas mengenalnya dengan nama
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Samudra Fatah. Rayo dikenalkan dengan calon pendana
proyek risetnya itu.
"Nah, Rayo... kalau yang ini mantan mahasiswaku angkatan
pertama; sekarang sudah jadi pengusaha sukses juga, ayo
kenalkan..."
"Menantu Anda ini, Prof?"
"Bukan. Anak angkatku sekatigus asistenku di bidang riset."
Lelaki separoh baya yang badannya tidak terlalu gemuk
tapi berperut buncit itu, bernama Montio Lukasa. Wajahnya
belum tampak tua, namun memiliki jerawat besar-besar
dengan hidung yang besar juga. Jelek, tapi lucu. Dia minta
dipanggil Oom Tio saja, karena memang itulah panggilan
akrabnya di mana-mana. Rayo cukup berkesan terhadap
keramahan Oom Tio yang suka tertawa lepas, keras, tanpa
malu atau sungkan kepada siapa pun.
Tuan rumah yang sudah seusia Profesor Atmaja itu berseru
dari depan serambi.
"Tiooo...! Musuh caturmu datang niiihh...!!"
"Haaay, Bennyyy....!! Kemana saja kau selama ini,
Bendooot...! Haa, haa, haa, haa....!!"
Rayo hanya bisa tersenyum geli melihat lelaki berambut
abu-abu dengan pakaian terkesan cuek, tak pernah rapi,
berlari kecil menuju tempat di mana sang tuan rurnah
menyalami seorang tamu jangkung. Suara tawanya mengundang perhatian hampir semua tamu yang hadir dalam
pesta tersebut. Kabarnya, meski pun termasuk pengusaha
sukses tapi hingga sekarang ia belum mempunyai keturunan,
sehingga dalam sejarah hidupnya ia sudah empat kali
menikah, tiga kali bercerai.
"Istrinya yang keempat terpaut sepuluh tahun lebih muda
darinya, hmmm... 35 tahun. Dia istri paling muda. Karena
sebelumnya Tio selalu menikah dengan perempuan yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
usianya terpaut lima tahun darinya. Katanya sih, istri yang
usianya terpaut lima tahun akan membawa kesuksesan sendiri
dalam hidupnya. Tapi ternyata mitos itu nggak bener.
Makanya, sekarang dia kawinin perempuan yang usianya
sepuluh tahun lebih muda darinya."
Profesor Atmaja berdecak pelan, dan Rayo tetap menjadi
pendengar yang baik di samping sang profesor.
"Tapi, nyatanya yaaah.. sama saja. Sudah dua tahun lebih
Tio menikah dengan istri yang keempat ini, toh belum juga
dikaruniai keturunan. Kasihan sebenarnya si T io itu..."
"Faktor kemandulan barangkali."
"Sssst..., jangan keras-keras ngomong begitu. Dia paling
marah kalau ada yang bilang dirinya mandul," bisik Profesor
Atmaja. Sang profesor yang usianya sudah 70 tahun lebih tapi
masih sehat dan segar itu segera membawa Rayo ke table
prasmanan. Di sana mereka bertemu dengan wanita berleher
jenjang, dengan rambut disanggul rapi, tubuh sintal ramping
tapi sekal. Wanita bermata sedikit lebar namun berbulu lentik
itu mencium pipi Profesor Atmaja saat menyapa dengan riang
ceria. Menunjukkan bahwa ia punya hubungan sangat dekat
dengan sang profesor, namun juga punya sikap hormat dalam
keakrabannya itu.
"Oom Atma sama siapa" Wulan ikut, ya?"
"Wulan di Austria dari bulan kemarin. Oom sama asisten
Oom, nihh... Ray, kenalin... ini dia putri cantiknya ?"k
Rahmadinata yang tadi kuceritakan: Feliza."
Memang benar ?"" kata Profesor Atmaja tadi. Feliza bukan
hanya cantik dan sexy, namun punya daya tarik yang
menggoda lawan jehisnya dalam penampilan. Terutama dari
segi model busananya. Malam itu Feliza mengenakan gaun
dengan pundak terbuka.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ray..." kata Profesor Atmaja, ".... di sini dulu kau, aku mau temui teman
lamaku yang baru datang itu."
"Baik, Prof."
Profesor bertubuh tak terlalu gemuk itu bergegas
menghampiri tamu berkepala botak yang baru saja tiba. Saat
itulah Feliza bicara pelan sambil memandangi kepergian sang
profesor. Namun jelas sekali arah bicaranya ditujukan pada
Rayo. "Rupanya kau benar-benar asistennya Oom Atma, kukira
tadi menantunya." Selesai berkata,ia me lirik Rayo sambil
mengambil dua gelas cocktail dari meja panjang.
"Anak-anaknya Profesor sudah punya pacar sendiri-sendiri,
termasuk yang sekarang di Austria."
"Mungkin cuma aku yang belum punya pasangan, kali ya?"
sahut Feliza seraya menyodorkan salah satu cocktail yang
diambilnya. Mau tidak mau Rayo menerima pemberian itu,
karena ia tak ingin membuat Feliza kecewa jika penghormatan
yang diberikannya itu ditolak.
"Thank's..."
"Mencari pasangan yang sesuai dengan selera hati memang
nggak mudah. Ada yang sesuai fisiknya, tapi nggak sesuai
pribadinya. Ada yang sesuai pribadinya, tapi nggak sesuai
intelegensinya. karena itulah, aku lebih memiilih single
daripada melakukan eksperimen cinta dengan berganti-ganti
pasangan. Bagaimana menurutmu ?" Sambil bicara demikian
Feliza melangkah pelan-pelan, dan Rayo pun mengikuti
langkah itu, karena dialah yang diajaknya bicara.
"Menurutku, simple saja... tidak ada yang sempurna dari
?"" yang kita inginkan dalam hidup ini. Karena, sifat manusia
tidak pemah merasa cukup dengan ?"" yang ia dapatkan."
"Jadi, mestinya bagaimana dong?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Entahlah, bagaimana mestinya. Tapi yang selalu kulakukan
adalah mensyukuri segala ?"" yang kudapatkan dalamhidup
ini. Dengan begitu, maka aku tidak merasa kekurangan."
"Falsafahnya Oom Atmaja itu. Haha... kamu pasti nyontek
prinsip hidupnya, ya?"
"Karena menurutku memang itulah yang terbaik untuk
hidupku sekarang ini. Mungkin memang agak beda. dengan
prinsipmu. Itu biasa. Tiap manusia toh boleh-boleh saja punya
prinsip hidup yang berbeda selama tidak saling merugikan
satu dengan yang lain."
Feliza menatap dengan lirikan dan senyum menggoda.
Rayo tetap tenang mengiringi langkah si cantik berhidung
mancung itu. "Kayaknya kamu lebih pantas jadi dosen filsafat daripada
jadi asisten direktur riset."
"Aah..." Rayo hanya bisa tertawa kecil tanpa suara. Hati
kecilnya berkata, "Tatapan matanya sudah mulai berbahaya.
Punya daya tarik melebihi grafitasi bumi. Gawat nih. Aku harus
segera cari teman ngobrol yang lain... Ah, gara-gara segelas
cocktail ini sih, jadi nggak enak hati aku kalau harus segera
menjauhi dia."
Rayo mulai menyadari bahwa penghormatan lewat segelas
cocktail tadi merupakan jeratan halus yang membuat dirinya
tak dapat meninggalkan Feliza tanpa alasan yang kuat.
Diakuinya gadis berbokong me liuk gempal itu memang punya
kematangan tersendiri dalam menjerat seseorang agar tetap
terlibat pembicaraan dengannya. Pertanyaan yang selalu
dihadirkan dalam pembicaraan tersebut telah. membuat
langkah Rayo tetap mengiringi langkah Feliza.
Feliza telah membawanya ke sebuah gazebo. Bangunan
beratap seperti kubah itu berada di sudut halaman. Agak jauh
dari keramaian. Bersuasana sepi dan dengan penerangan
remang-remang. Namun dari sana mereka bisa bebas
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memandang ke mana saja, karena bangunan itu tidak memiliki
dinding. Hanya pagar setinggi satu meter dari kayu jati berukir
yang membuat tempat itu terkesan antik dan romantis.
"Nggak keberatan kan kalau kita ngobrol di s ini?"
Meski hati kecil Rayo ingin mengatakan keberatan, tetapi
secara etika pergaulan tetap saja yang terlontar dari mulutnya
berbeda. "Boleh juga. Tapi, bagaimana kalau temanmu datang
dan..." "Nggak-ada temanku yang ku undang dalam acara ini. Satu
pun nggak ada. Jadi, kamu nggak usah cemaskan hal itu."
"Kenapa" Aku yakin wanita terhormat sepertimu pasti
punya banyak teman."
"0, ya. Dua kali lipat undangan yang hadir di. Sini jumlah
temanku kalau kupanggil semua. Tapi..., nggak. Aku nggak
undang satu pun."
Feliza menyalakan sebatang rokok. Rayo tak sempat
menyalakan korek api, karena ia bukan perokok dan tidak s iap
dengan korek api di sakunya. Jadi, yang ia lakukan hanya
melirik gaya cueknya Feliza sepintas, sambil bertanya dalam
senyum yang lembut.
"Kenapa nggak ada teman yang kau undang" Bukankah..."
"Jujur saja," sahut Feliza sambil mengepulkan asap rokok
pertamanya. "... sebenarnya aku kurang setuju dengan acara
ini. Aku dan adikku; Thomas, memang kurang akur. Sejak
kami sama-sama tinggal di Manhattan sudah sering cekook.
Jadi, pesta keberhasilannya ini membuatku muak. Nggak perlu
teman-temanku ikut menikmati kemuakan pesta ini."
"Ooo...," Rayo manggut-manggut dengan senyum kecil
mengarah ke stage kecil, di sana para pemusik sudah mulai
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bersiap menghidupkan suasana pesta setelah break beberapa
saat. "Sebenarnya kemarin aku sudah mau berangkat ke
Singapore, tapi Papa melarang. Bahkan memohon-mohon
padaku supaya aku tetap hadir dalam pesta ini. Kalau Papa
sudah memohon-mohon begitu, aku nggak berani menolak!
Ingat pesan almarhumah mamaku; kami, anak-anaknya nggak
ada yang boleh ngecewain Papa."
Sekali lagi Rayo hanya menggumam dan manggut-
manggut. Baginya cerita itu tidak penting untuk ditanggapi
secara serius. Yang terpikir dalam benaknya adalah mencari
alasan untuk cepat-cepat menjauhi si pemilik mata nakal itu.
Agak repot juga. Di situ yang ia kenal hanya Profesor Atmaja,
sedangkan sang profesor tampak sedang asyik bicara serius
dengan beberapa rekan lamanya. Sangat tidak mungkin Rayo
tiba-tiba mendekati Profesor Atmaja dan nimbrung dalam
pembicaraan tersebut.
"0, ya... kenapa tadi nggak diajak sekalian calon istrimu,
Ray?" Pertanyaan itu dijawab dengan senyuman kalem oleh Rayo.
Sebab, ia paham betul ?"" tendensi di balik dari pertanyaan
tersebut. Ingin dikorek pribadinya. Ingin dijajagi status
hatinya. "Dia sibuk," hanya itu jawaban di sela senyum ketenangan
nya. "Sesibuk apapun mestinya kau bawa juga dia, biar aku bisa
kenalan dengannya. Begitu dong, Ray."
"Ya, kapan-kapan kubawa dia dan kuperkenalkan padamu.
Dia juga suka berteman dengan siapa pun."
"Orang mana dia?"
"Hmmm..." agak bingung Rayo menjawabnya. Sangat sia-
sia jika ia menjawab yang sebenarnya, bahwa kekasihnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berasal dari suatu tempat yang disebut Kahyangan. Feliza
tidak mungkin akan percaya.
Rayo jadi agak kikuk. Lebih-lebih ia sadar mata nakal
penuh. daya tarik menggoda itu sejak tadi menatapnya. tanpa
basa-basi lagi. Rayo sengaja melemparkan pandanganriya ke
arah Oom Tio yang tampak sedang asyik berkelakar dengan
beberapa tamu lainnya. Suara tawanya sering terdengar
sampai gazebo. ?"?"ng bule dia, ya?" desak Feliza karena tak ingin berada
dalam suasana bisu terlalu lama.
"Bukan. Dia orang... orang sini aja."
"Dia pasti cantik, ya?"
Rayo tertawa sumbang. "Ah, biasa saja-kok."
"Sebiasa apapun dia, tapi menurutku dia adalah wanita
yang paling beruntung di dunia ini, Sangat. beruntung."
"Kenapa kau berkesimpulan begitu?"
"Karena dia akan mendapatkan seorang suami yang gagah,
kalem, tampan, cerdas, dan... yaaah, sesuai dengan obsesiku
selama inilah, pokoknya."
Rayo sengaja menghamburkan tawa agak panjang untuk
menutupi kegundahan hatinya. Sebab, sekarang ?"" yang
diinginkan oleh Feliza semakin jelas. Gadis berpenampilan
sedikit angkuh itu menginginkan pria seperti dirinya. Dia
mencoba menerobos pagar hati yang sudah dibentangkan
Rayo melalui jawaban tentang sang calon istri, yang dikatakan
sedang sibuk tadi,. Bahkan, kali ini Feliza semakin berani
menerjang batasan tersebut dengan sebuah pertanyaan baru.
"Apakah dia benar-benar mencintaimu, Ray?"
"Kurasa... ya. Dia sangat mencintaiku."
"Berani menanggung hidupmu di masa tua kelak?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Maksudmu?" kali ini Rayo langsung menatap tanpa ragu.
Feliza diam sesaat. Seperti ada sesuatu yang baru
terpikirkan olehnya. Meski pun pandangan matanya- beradu


Dewi Ular 97 Ada Apa Dengan Setan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dengan tatapan mata lembutnya Rayo yang amat disukainya
itu, namun hati Fe liza tidak terfokus pada kelembutan senyum
itu. Hati itu berkecamuk sebentar.
"Mestinya aku nggak ajukan pertanyaan bodoh itu. Bego
banget sih aku malam ini"! Kenapa harus grogi menghadapi
cowok macarn dia" Mestinya aku cuek-cuek aja, biar pun dia
cowok yang sesuai dengan seleraku, dan yang kuidam-
idamkan dari dulu. Tapi...nggak perlu sampai kelihatan ngejar
begini dong! Norak banget aku malam ini, ya"!"
Setelah puas mengecam dirinya sendiri, Feliza pun
melempar pandangan ke arah nrang-orang yang sedang
berpesta di sana sambil berkata cepat.
"Ah, forget it...! "
Rayo sengaja mengejar dengan pertanyaan biar gadis itu
semakin salah tingkah, bertambah malu, kemudian pergi ke
tempat lain. ?"k mau melanjutkan obrolan tersebut.
"Apanya yang di -forget it-kan?"
"Nggak tahu...," sambil menggeleng lugu. Sengaja berlagak
makin blo'on biar tampak lucu. Biar rasa sesalnya atas
pertanyaan tadi tak diketahui lawan bicaranya. Ia pun tertawa
geli dengan suara tertahan, sementara Rayo juga tertawa geli
secara spontan. Tanpa dibuat-buat. Rayo tahu Feliza
kebingungan dan tak menemukan cara untuk meralat
pertanyaannya sendiri.
Tawa geli mereka ternyata hanya sampai di situ. Bahkan
putus secara mendadak, karena suasana di tempat pesta pun
berubah menjadi gaduh. Musik berhenti mendadak setelah
terdengar suara jeritan wanita yang cukup keras.
"Aaaaaaaaa....!!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wanita yang menjerit dengan suara lengking itu adalah istri
Oom Benny, teman bermain catur Oom Tio. Agaknya semua
perhatian tamu tertuju pada Oom Ti".
"Ada ?"" di sana"!" gumara Rayo.
Feliza berdiri dari tempat duduknya.
"Ada yang mabuk, kali. Tapi... tapi kayaknya Oom Tio
yang..." "Oom Tio kenapa tuh"!" suara Rayo sedikit menyentak.
Inilah kesempatan bagus buat Rayo untuk memisahkan diri
dari percakapan Feliza. ?"k", dengan langkah tergesa-gesa
tanpa keraguan sedikit pun ia mepinggalkan gazebo lebih
dulu. Berpura-pura tak punya waktu untuk bicara apapun pada
Feliza. Suasana tegang yang terjadi saat itu membuat Feliza
sendiri merasa. perlu menge?" Rayo. Ia merasa punya alasan
untuk tetap berada di dekat Rayo. Sewaktu-waktu terjadi
bahaya, ia dapat segera berlindung di balik tubuh tegapnya
Rayo. "Tiooo..! Montioooo...?"!" teriak Oom Benny keras-keras.
"Tiooo..."! Hey, kenapa dia"! Kenapa dia jadi begitu"!"
"Mana kutahu"! Tiba-tiba saja dia kejang-kejang begitu
dan...!" Bruuukk...! Tubuh lelaki berperut buncit itu tak tertahan
lagi oleh badan Oom Benny yang menyangganya dari
belakang dalam keadaan berdiri. Oom Benny jatuh
terpelanting. Ia menjerit kesakitan karena persendian mata
kakinya tertindih badan Oom Tio yang lebih berat dari
badannya. Namun, agaknya Oom Benny tidak terlalu
mempedulikan kakinya yang terkilir itu, karena ia segera
mengguncang-guncang tubuh Oom T io yang jatuh meringkuk
tak bergerak. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lekas larikan ke rumah sakit! Jantungnya itu! Jantungnya
kena!" seru beberapa orang.
"Johnyyy...! Buka pintu mobil, cepaaat...!"
"Ayo, bantu angkat...! Angkat dan masukkan kemobilku...!"
"Ya, ampuuun.... Kenapa dia tahu-tahu seperti orang
menderita ephilepsi begitu sih" Makan apa tadi" Minum ?"?"
Emang dia punya penyakit jantung" Sejak kapan"!"
Berbagai pertanyaan muncul dari mulut mereka. Seruan-
seruan bernada panik membuat suasana semakin tegang.
Ketika tubuh Oom Tio sudah dimasukkan ke dalam mobil milik
seorang rekannya, tahu-tahu Oom Benny berteriak keras-
keras sambil menangis, demikian juga istrinya. Puncak
ketegangan terjadi di sana.
"Kenapa..."! Ada ?"" lagi di mobil..."!" Feliza bertanya ke
sana-sini sambil berpegangan lengan Rayo. Lalu, salah
seorang menjawab dengan suara menyedihkan.
"Dia... sudah meninggal... sudah tak bernapas lagi..."
"Oh, my God..."! Dia tewas, Ray...!" Feliza merapatkan
wajahnya ke dada Rayo, menyembunyikan tangis kesedihannya di dada itu.
Secara naluri tangan Rayo pun meraihnya datam pelukan.
Mengusap-usap punggung Feliza sebagai upaya menenangkan
tangis gadis itu. Rayo belum sempat berpikir, apakah tangis
Feliza adalah tangis duka cita, atau sekedar tangis siasat agar
dapat merasakan pelukan hangat" Yang pasti, hati Rayo pun
dirundung duka setelah tahu bahwa Oom Tio benar-benar tak
bernyawa lagi. Rayo menarik napas dalam-dalam, mengendalikan keharuan hati sambil memandang ke langit cerah. Bulan
purnama tepat bertengger di atas kepalanya. Cahayanya yang
cerah ternyata menaburkan misteri di pesta mewah. Misteri
kematian Oom Tio yang sangat tak diduga-duga oleh siapa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pun. Suara tawanya yang keras, lepas dan bebas itu, kini tak
akan terdengar lagi di telinga rekan dan para kerabatnya.
"Duuuh, pas bulan purnama, lagi....?" Pikir Rayo. "Nggak
mungkin aku bisa menghubungi Kumala saat ini. Pasti dia
sedang melakukan ritual sakral di dalam kamarnya."
Seandainya tidak tepat jatuh.pada malam bulan purnama,
Rayo sudah sejak tadi meraih HP-nya dan menghubungi
Kumala Dewi agar segera datang ke villa megah itu. Sebab,
menurutnya kematian Oom Tio sangat tidak wajar. Dari
obrolan jenaka, tertawa-tawa, belum sempat menenggak
mtnuman keras apapun, tahu-tahu tubuhnya mengalami
kejang-kejang. Napasnya seperti tersumbat di tenggorokkan.
Lalu, terkulai. tanpa tenaga sedikit pun. Jatuh menimpa kaki
Oom Benny. Beberapa orang, termasuk Rayo, mempunyai. dugaan yang
sama. Pada saat tubuh Oom Tio terkulai itulah saat-saat.
terakhir almarhum menghembuskan napas. Ketika ia diangkat
untuk dimasukkan ke mobil, sebenarnya ia sudah tidak
bernyawa lagi. Atau setidaknya ketika ia jatuh meringkuk di
tanah, itulah saat ia menghembuskan napas terakhirnya.
Satu-satunya kemungkinan yang bisa diterima akal sehat
adalah serangan jantung mendadak. Tetapi menurut
pengakuan Oom Benny dan beberapa orang yang waktu itu
berada tak jauh dari Oom Tio, termasuk papanya Feliza,
mereka melihat munculnya asap kuning keluar dari mulut Oom
Tio di saat mulut itu ternganga dengan tubuh menyentak
pertama kalinya. Asap kuning itu seperti asap rokok yang
dihembuskan dari mulut. Tipis tapi jelas terlihat di tempat
yang terang. "Hanya satu kali! Ya, hanya satu kali kulihat ada asap
kuning keluar dari mulutnya. Padahal saat itu dia tidak sedang
merokok," kata ?"" Sam yang waktu itu berada dalam jarak 3
meter dari Oom Tio.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang yang tewas karena serangan jantung tidak akan
mengeluarkan asap kuning, pikir Rayo. Lalu, ?"" penyebab
kematian Oom Tio itu sebenarnya" Separoh hati Rayo
mengatakan, ada unsur gaib ikut terlibat dalam kasus
kematian Oom Tio. Entah gaib dari mana, gaib yang
bagaimana, gaib sebesar ?"".,, yang jelas gaib itu telah
merenggut nyawa Oom T io dalam keadaan fisik sehat, segar
bugar, dan suasana hati sedang riang ceria.
"Kenapa kamu nggak panggil Kumala?" bisik Profesor
Atmaja. "Aku yakin pacarmu itu bisa mengetahui penyebab
kematian Montio, dan seperti yang pernah kudengar
beberapakali... mungkin juga Kumala bisa hidupkan kembali
mayat Montio."
"Ya, saya juga punya pemikiran seperti itu, Prof. Tapi.
malam ini Kumala tidak bisa diganggu. Malam purnama.
seperti ini adalah malam sakral baginya. Besok pagi ia baru
bisa dihubungi, Prof."
?"k Atmaja tertegun bungkam. Wajah tuanya memancarkan duka yang teramat dalam.
"Anda harus beristirahat sekarang juga, Prof."
"Aku... aku masih shock melihat jelas kematian Montio,"
ujarnya sambil pandangan matanya menerawang sedih.
"Bagaimana kalau sekarang juga kita pulang. Istirahat di
rumah akan membawa ketenangan sendiri bagi Anda, Prof."
Rayo berusaha membujuk atasannya agar mau segera
pergi meninggalkan villa tersebut. Jika mereka segera pulang,
maka Rayo merasa terbebas dari incaran hati Feliza yang dari
tadi berusaha untuk selalu berada di dekatnya.
"Bagaimana, Prof" Kita pulang sekarang saja, biar Anda
Iekas beristirahat di rumah?"
"Ya, kamu benar. Benar sekali. Aku memang harus
beristirahat" gumam Profesor Atmaja dengan bibir tampak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
masih gemetar, wajah pun masih tampak memucat. "Mari
kuantar ke kamar kalau Oom-mau istirahat sekarang. Kami
sudah siapkan kamar khusus buat Oom Atma kok. Yuk .. !
Suara itu tiba-tiba muncul dari belakang Rayo. Napas Rayo
dihembuskan panjang. Menahan keluhan hati, karena suara itu
adalah suaranya Feliza. Repotnya lagi, Profesor Atmaja
menurut saja ketika dituntun Fe liza menuju kamar yang sudah
dipersiapkan untuk para tamu terhormat. Mau tak mau Rayo
mengikuti langkah mereka. dengan hati menggeram kesal.
Dalam waktu singkat sang profesor berhasil tertidur
nyenyak di atas ranjang besar. Celakanya, Rayo tidak punya
kesempatan untuk ikut-ikutan berbaring seperti atasannya.
Feliza selalu berusaha mendekatinya dengan berbagai cara
dan alasan. Meminta saran ini-itu, meminta bantuau untuk
hal- hal yang seharusnya tidak dilakukan oleh mereka, dan
alasan-alasan lainnya. Tentu saja semua itu adalah upaya
Feliza untuk membuat Rayo semakin terbakar gairah
cumbunya, dan semakin terjerat oleh siasat cinta yang
menggoda. Menjelang pukul delapan pagi Rayo nekat menghubungi
Kumala Dewi. Bidadari asli dari Kahyangan itu diminta datang
ke villa tersebut.
Ada dua tujuan yang ingin dicapai Rayo dengan
mengundang kekasihnya. Pertama, menyingkap misteri
kematian Oom T io. Kedua, menyingkirkan Feliza dari bayang-
bayang penggoda cinta.
?"k", ketika Kumala Dewi datang bersama sopir
kesayangannya; Sandhi, ia segera diperkenalkan kepada
keluarga Rahmadinata. Termasuk diperkenalkan kepada
Feliza. "Feliza, kenalkan... ini calon istriku yang kita bicarakan
semalam." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Feliza menyambut dengan senyum hambar. Tertegun
beberapa detik dengan mata tak berkedip memandangi
kecantikan Kumala Dewi yang me lebihi kecantikannya.
Memandangi juga postur tubuh Kumala Dewi yang lebih sexy
dari tubuhnya. Serta, memandangi kehampaan di seberang
sana, di mana terbentang sebuah tanda tanya besar.
"Jika begini keadaannya, ?"" yang harus kulakukan
sekarang..."!"
Apakah itu berarti Feliza merancang sebuah siasat untuk
menyingkirkan Dewi Ular" Atau berani terang-terangan
bersaing dengan kekasih Rayo" Akan mampukah dia
menyingkirkan Kumala"
Oo-dwkz-234-oO 4 DENGAN mata teduhnya Kumala Dewi menatap wajah
datar tanpa ekspresi sedikit pun. Wajah itu ada di depannya.
Hanya berjarak sekitar dua meter darinya. Cahaya senja masih
dapat untuk melihat kepolosan wajah pemuda berambut lebat
tapi berpotongan pendek, agak ikal. Pemuda itu menurut saja
ketika disuruh duduk bersila di lantai pendapa.
Sandhi yang berdiri di dekat tangga. Sedikit bersandar pada
tiang bangunan tanpa dinding itu. Seorang pemuda lagi
berkulit coklat berdiri tak jauh dari Sandhi. Ia juga
memperhatikan Kumala Dewi yang sedang duduk berlutut
dengan badan tegak. Mengenakan atasan thank-top ketat
warna hijau daun, dengan celana stretch sebetis dari bahan
beludru lentur berwama hijau lumut berbintik-bintik putih.
Cantik sekali Kumala di senja itu, meski rambutnya yang
panjang dan halus itu digulung naik asal-asalan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
?"?" sejak dia pulang ke kontrakan itu, dia juga seperti
orang blo'on begitu, Y an?" tanya Sandhi bersuara pelan.
"Iya. Tapi dia masih sempat mengingat saat tahu-tahu
berada dalam taksi, punya uang dan sebagainya. Darimana
dia naik taksi, itu dia nggak ingat sama sekali. Sekarang malah
dia nggak ingat kalau dia pulang ke rumah naik taksi. Aneh
kan?" "Yah, nggak perlu merass aneh sebenarnya. Karena,
kehidupan dia yang sekarang memang berasal dari sesuatu
yang aneh, alias gaib."
"Sampai sekarang gue masih sangsi sebenarnya. Dia benar-


Dewi Ular 97 Ada Apa Dengan Setan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

benar hidup atau sosok setan yang menjelma menjadi
dirinya?" "Kumala akan mengetahui siapa dia dan bagaimana
keadaan dia sebenarnya. Elu tenang aja, Yan. Nggak usah
tegang." "Gimana nggak tegang slh kalau hidup serumah sama
orang yang udah meninggal dan hidup lagi" Gue dari semalem
nggak bisa tidur, San. Sampai sekarang aja belum tidur."
"Tapi, waktu elu tengok dia di kamar, ?"" elu dengar
suara-suara aneh dari dalam kamar?"
"Nggak."
?"?" elu tiba-tiba pengen ?"?"?" dia, kenapa tuh?"
"Yaaaah... nggak tahu. Tiba-tiba aja perasaan gue nggak
enak dan pengen nengok keadaan dia dalam kamar. Makanya,
gue kaget banget waktu lihat tempat tidur kosong. Gue pikir
dia kabur atau hilang secara gaib, eeeh... nggak tahunya dia
tidur nyenyak tapi badannya ngambang di udara. Hampir
nyentuh langit-langit kamar Iho, San!"
"Terus, dia turunnya gimana?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Waktu gue tinggal keluar, manggil tetangga supaya ikut
lihat keanehan itu, eeh... ternyata dia udah nggak ngambang
lagi. Udah meringkuk di atas kasur. Normal aja."
"Sampai pagi?"
"Sampai pagi. Normal. Mandi, makan, ngopi... biasa aja,
kayak kehidupan dia sebelum mati."
Sandhi menggumam pelan. Sedikit banyak hati Yannu
sudah agak lega, karena ia berhasil membawa Rubby
menemui Sandhi dan Kumala, yang ketika ditelepon olehnya
sedang berada di villanya ?"" Rahmadinata. Yannu juga
merasa senang bisa datang tepat waktu, yaitu bersamaan
dengan datangnya Kumala dari menangani kasus misteri
kematian Oom Tio, kira-kira 10 menit yang lalu.
Tadi sewaktu Sandhi memperkenalkan Yannu kepada
Kumala, tatapan mata Kumala sudah lebih dulu tertuju pada
Rubby. Wajah cantik yang sempat mengagumkan hati Yannu
itu diam-dim menyimpan kecurigaan, sehingga sebelum Yannu
menceritakan kasusnya Rubby, Kumala sudah lebih dulu
bertanya dengan suara berbisik.
"Sejak kapan dia kembali dari alam kubur?"
"Hmm, eeh... tadi malam, Mbak... eeh, Zus... Ya, tadi
malam," jawab Yannu agak gugup, karena dia tidak
menyangka kalau akan mendapat pertanyaan pertama seperti
itu. Yannu tidak menyangka kalau Kumala Dewi ternyata
mengetahui bahwa Rubby pernah meninggal dan bangkit lagi,
tanpa mendengar keterangan lebih dulu darinya.
Padahal semula Yannu sempat ragu-ragu untuk menceritakan hal itu. Takut kalau tidak dipercaya dan
dianggap ceritanya mengada-ada. Kumala Dewi segera
menyodorkan tangannya, mengajak salaman kepada Rubby.
Ketika Rubby menyambutnya, ia semakin tak bisa bicara.
"Hay, ?"" kabar" Siapa namanya?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pertanyaan ramah dan lembut itulah yang tak dapat
dijawab Rubby. Rupanya jabat tangan itu memiliki arti
tersendiri. Kumala mengalirkan hawa saktinya yang membuat
Rubby terbeliak-beliak, matanya menjadi sayu, seperti orang
mengantuk berat.
Dan, pada saat seperti itu Yannu sendiri melihat ada
gerakan sinar hijau kecil, seperti urat yang menyusup di
bawah kulit lengan Rubby. Sinar redup itu bergerak bagaikan
ular. Berkelok-kelok menyusuri sekujur tubuh Rubby. Ketika
Kumala melepaskan jabat tangannya, mata Rubby pun melek
kembali dan sinar kecil mirip ular itu tidak terlihat lagi.
"Bawa dia ke belakang, San. Dia perlu ditangani
secepatnya,," kata Kumaia Dewi dengan kalem sekali. Sandhi
sempat berbisik pada Kumala.
"Kamu nggak istirahat dulu?"
"Ada energi hitam dalam dirinya. Kalau dibiarkan berlarut-
larut dapat berubah menjadi ganas dan liar. Berbahaya bagi
keselamatan orang lain."
"O, begitukah?"
"Karena itu, harus dijinakkan secepatnya."
Lalu ia berkata kepada Y annu, "Hmmm, Bang Yannu... ikut
Sandhi ke belakang, ya" Sama temannya juga dibawa ke
sana." "O, iya, baik. Terima kasih sebelumnya Mbak, eeh... Zus...,"
Yannu berusaha sesopan mungkin, karena Kumala bicara
dengannya juga dengan sangat sopan dan sangat
rrienghormati tamunya.
Saat berjalan ke belakang lewat halaman samping, Yannu
berbisik kepada Sandhi dengan nada heran.
"Tadi itu yang masuk ke tubuh Rubby apaan, San" Kayak
ular hijau yang liar, ya?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Itu energi penjelajah medan gaib. Selain mendeteksi
secara langsung unsur gaib yang ada dalam diri temanmu,
energi yang mirip ular hijau tadi juga berfungsi untuk menutup
seluran gaib di titik-titik tertentu supaya nggak ada gaib lain
yang keluar atau masuk selama temanmu dalam terapinya
Kumala nanti."
"Dia kok udah tahu. Kalau Rubby habis hidup kembali dari
kematiannya , ?"" elu ngomong duluan sama dia?"
"Nggak. Gue belum sempet jelasin secara detil sama dia.
Cuma, gue bilang kalau ada temen gue yang butuh bantuan
sangat penting. Begitu doang. Nah, kalau dia tahu Rubby
mayat yang bangkit lagi, itu karena dia punya aji Mata Dewa,
"ang kira-kira nih... kira-kira bisa untuk melihat sesuatu yang
ganjil akibat pengaruh gaib."
"Oooo...., hebat sekali majikanmu tadi, ya San?"
"Itu belum seberapa, Yan. Gue sering lihat kesaktian dia
yang.jauh lebih hebat lagi dari apa yang elu lihat tadi...,"
dengan bangganya Sandhi menceritakan beberapa kehebatan
Kumala Dewi, membuat Yannu terbengong-bengong diliputi
perasaan kagum dan terheran-heran.
"Mak...," sapa Kumala ketika beitemu pelayan bagian
dapur. "Ya, Non...?"
"Buron ke mana, ?"k?"
"Tadi dia bilang mau nemenin tamu kita jalan- jalan. Nggak
bilang jalan-jalannya ke mana sih. Saya nggak tahu, Non."
"0, ya udah. Dia memang kutugaskan melayani Biggan
selama tamu kita masih berada di sini."
Kumala Dewi me letakkan tas kecil. yang tadi diselempangkan menyilang dada; kemudian bergegas ke
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pendapa. Selama berjalan ke sana hati kecil Kumala bicara
pada dirinya sendiri.
"Energi gaib hitamnya
agak aneh tadi" Seperti
mengandung racun yang bisa bikin gatal. Kayak ulat bulu.
Hmmm, gaib dari mana yang masuk dan menguasai diri orang
itu tadi, ya" Dia juga memilik daya sengat seperti aliran listrik,
tapi langsung tertuju ke jantungku. Sedangkan sekujur
tubuhku nggak terasa dapat sengatan. Darimana energi gaib
itu, ya?" Itulah sebabnya setelah mendapat penjelasan singkat dari
Yannu, lalu ia dan Rubby sama-sama duduk di lantai kayu
yang halus berwarna coklat mengkilat, Kumala Dewi sengaja
diam tak bicara. Tapi pandangan matanya tertuju pada Rubby.
Yang dipandang sangat cuek. Seperti tak merasa sedang
diperhatikan. Bahkan cenderung sering melamun.
Kesempatan itu digunakan oleh Dewi U lar untuk menerobos
lapisan hawa gaib yang menyelimuti seluruh peredaran darah
Rubby; la menggunakan kekuatan mata saktinya untuk
menembus lapisan hawa gaib tersebut sehingga dapat
mengetahui ada berapa titik dalam diri Rubby yang
mengandung energi gaib besar.
"Wow .. ada tiga belas titik"!' gumam hati Kumala. "Gawat!
Tiga belas titik gaib bertegangan tinggi kalau kuterjang begitu
saja dapat menyedot energiku sendiri. Aku harus cari dulu titik
kelemahannya"
Tetap dengan menggunakan kekuatan mata saktinya, Dewi
Ular mempelajari energi gaib yang ada pada diri Rubby. T api
sikapnya tetap santai, tidak tegang, tidak menggunakan
gerakan-gerakan seperti yang difakukan oleh paranormal pada
umumnya. Bahkan ia tidak kelihatan kalau sedang
mengerahkan energi saktinya, sehingga membingungkan
Yannu yang memperhatikan sejak tadi. Yannu menyangka
Kumala hanya memandangi Rubby dengan cermat, seperti
sedang mengenali raut muka dan ciri-ciri f isik Rubby.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah beberapa saat, barulah terdengar suara Kumala
bicara dengan Rubby, selalu diiringi dengan senyum indah
yang mengagumkan hati siapa pun yang melihatnya. Terlebih
dulu ia bertanya kepada Yannu tentang nama pemuda berkulit
bersih itu. "Siapa namanya tadi, aku Iupa?"
"Rubby, Mbak..; eeh, Zus..."
"Panggil Mbak aja!" bisik Sandhi seraya menohok pinggang
Yannu dengan sikunya.
?"k", Kumala pun segera bertanya kepada pasiennya.
?"?" yang kamu rasakan sekarang, Rubby " "
Rubby diam saja. Mendengar memang ya, mendengar.
Terbukti wajahnya segera berpaling kepada Kumala sebagai
bukti bahwa ia mendengar Kumala menyebut namanya. Tapi
pemuda itu seperti tak mengenali arti kata-kata yang
didengarnya. Ia tetap polos, datar, tanpa ekspresi sedikit pun.
Meski, Kumala mengajaknya tersenyum, namun Rubby tak
membalasnya dengan senyum atau kerutan dahi.
"Rubby, kamu dengar suaraku?"
Rubby diam. Bibirnya terkatup rapat.
Kumala pun berkata dalam-hatinya, "Ooo, pengaruh energi
yang ke tigabelas telah membuat tenggorokannya dipenuhi
oleh uap semu. Pantas dia malas bicara dan sulit merespon
dengan kata-kata."
Lalu,dengan sedikit membungkukkan badan Kumala Dewi
mencoba berdialog lagi dengan pasiennya.
"Rubby, kamu dengar suaraku ini" Jawablah dengan
anggukan kepala jika kau mendengarnya dan menggelengkan
kepala jika tidak."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Rubby masih tanpa reaksi. Tapi matanya menatap lurus ke
wajah cantik Kumala Dewi. Dan, tiba-tiba kedua bola mata
indah berbulu lentik itu mengeluarkan percikan cahaya hijau
kecil dan secepat kilat.
Craaalp...! Percikan cahaya. hijau itu hampir saja tak terlihat oleh
Yannu. Beruntung ia tidak sedang berkedip tadi, sehingga ia
melihat percikan sinar hijau yang menembus ke mata Rubby.
Ia yakin, sinar itu ke mata Rubby, terbukti Rubby tersentak ke
belakang. Kaget. Seperti mau terjengkang. Lalu, ia
menggeragap dan napasnya mulai cepat. Pandangan matanya
mulai nanar. "San, kenapa dia"! Iih, gue jadi serem lihat dia buas
begitu"!"
"Tenang aja. Kan ada Kumala."
Terdengar suara Kumala menegur Rubby lagi.
"Rubby...!"
Seet...! Rubby cepat berpaling. Gerakannya tidak selamban
tadi. Ia tampak lebih agresif dan refleks, instingnya lebih ?"k".
"Kau dengar suaraku, Rubby"!"
"Ya, kenapa"!" jawabnya bernada tak ramah.
"Apa yang kau rasakan saat ini ?" tanya Kumala Dewi
dengan suara tetap lembut, diiringi senyum keramahan yang
bersahabat. Karena tidak langsung dijawab,
Kumala mengulang sekali lagi pertanyaannya.
?"?" yang kau rasakan saat ini, Rubby?"
"Haus!" sambil mulutnya mengecap-ngecap dan matanya
memandang liar keadaan sekelilingnya.
"Kau mau minum?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, minum! Haus...! Minum...! Mana minum..."!"
Suaranya mulai mengerang.
"Mana minuuum, hheegggrrrmm...!"
"Hey,, hey... tenang...! Kalem aja, Rubby," seraya Kumala
dewi mengangkat salah satu tangannya. Tangan itu sudah
mengandung kekuatan tenaga gaib yang dapat untuk
menyentuh benda dalam jarak 50 meter. Atau untuk menahan
gerakan hawa padat dari energi gaib yang dapat keluar dari
diri Rubby sewaktu-waktu.
"Minuuuummm....!!"
"Ya, ya... kau mau minum ?"?" Kopi pahit " Air putih?"
"Daraaah...! Mana daraaaah...! Hhgggrrrmm...!"
Yannu melompat keluar dari pendapa. Ia tampak ketakutan
sekali mendengar Rubby minta darah. Sandhi juga takut, tapi
tidak sebesar Yannu rasa takutnya itu. Sandhi juga mundur
dari tempatnya semula, karena khawatir kalau tiba-tiba Rubby
berbalik dan melompat menerkam dirinya. Wajah Rubby sudah
tidak lugu lagi. Wajah itu dipenuhi ekspresi kebuasan,
kebengisan dan sangat liar gerakan matanya.
"Di s ini tidak ada darah, Rubby."
"Ada!" sentaknya. "Kalau tak ada, darahmu saja!
Heegggrr...!!"
Rubby semakin ganas. Ia merangkak ingin menerkam


Dewi Ular 97 Ada Apa Dengan Setan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kumala Dewi. Tapi dengan cepat ujung jari telunjuk Kumala
mengeluarken sinar hijau kecil dan bening. Sinar itu me lesat
lurus menghantam bagian tengah kening Rubby.
Claap ... ! Desss... !
"Hhhhrrrr...! Hhhrr...! Heerrrhh...!"
Suara geram Rubby tiba-tiba menjadi lunak. Makin
menggeram semakin lemah kedengarannya. Tubuh Rubby pun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
oleng beberapa kali. Kemudian terkulai pelan-pelan, merebah
di lantai. Dalam hitungan detik Rubby telah tak bergerak lagi.
Ia tertidur nyenyak sekali. Suara dengkurnya terdengar sangat
tipis. Dewi Ular bangkit berdiri. Menarik napas dalam-dalam.
Geleng-geleng kepala memandangi Rubby sebentar, kemudian
bicara pada Sandhi dan Yannu yang sudah mulai mendekati
tangga pendapa.
"Nggak ada cara yang lebih aman selain membuatnya
tertidur. Ada tiga belas titik gaib bertegangan tinggi yang
dapat mempengaruhi ledakan emosinya. Padahal dia
sebenarnya sudah tidak memiliki aura."
"Oh, dia nggak punya aura?"
"Nggak ada. Yang membuatnya hidup dan bangkit dari
kematian adalah tiga belas titik arus gaib bertegangan tinggi
itu." Yannu memberanikan diri bertanya.
"Jadi, dia sebenarnya sudah bukan manusia lagi, Mbak?"
Dewi Ular menggeleng tipis.
"Dia hidup bukan karena rohnya sendiri, tapi karena
kekuaten energi gaib yang menyerupai rohnya. Karena itulah
ingatannya labil, karena yang menggerakkan ingatan itu
adalah roh tiruan."
Secara singkat Kumala menjelaskan pada Yannu dan
Sandhi, bahwa ada pihak yang menghendaki Rubby tetap
hidup. Pihak itu meminjam kekuatan gaib hitam, dan berhasil
mendapatkan tiga betas titik gaib hitam bertegangan tinggi.
Kumala mengakui ia tidak mengenali ciri dari ketiga belas
energi gaib tersebut.
"Kayaknya sih bukan energinya bangsa siluman, atau jin,
bahkan bukan milik bangsa iblis. Milik dewa pun bukan."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aneh...?"?" gumam Sandhi. "Jadi, milik s iapa, dong energi
itu?" "Aku harus mengundang roh aslinya," kata Kumala
membuat Yannu bergidik merinding.
Karena saat itu senja telah sirna. Petang mulai datang.
Cahaya yang menerangi tempat itu adalah cahaya lampu yang
ada ditiap tiang penyangga atap bangunan pendapa. Di luar
sana, gelap yang ada.
"Kalau aku berhasil menarik kembali rohnya, maka ketika
roh itu masuk dalam raga ini, akan bergumul dengan kekuatan
dari ketiga belas titik gaib hitam. Ingatannya akan sempurna.
Tapi roh itu tidak bisa diam terlalu lama dalam raga yang
seharusnya sudah dimakan belatung ini."
"Jadi... yang membuat raganya masih utuh dan normal
adalah kekuatan dari ketiga belas titik gaib hitam itu?"
"Ya," jawab Kumala pendek. Lalu, diam tanpa suara. Berdiri
dengan satu tangan bertolak pinggang. Mata masih
memandangi Rubby yang tertidur nyenyak. Rupanya ada
sesuatu yang dipertimbangkan dalam benaknya. Setelah kata
hati dan pikiran menyatu, ia pun berkata dengan nada tegas.
Tanpa keraguan sedikit pun.
"Okey! Akan kucari roh aslinya. Bukan untuk mempermainkan roh itu, tapi sekedar untuk mengetahui
rahasia kebangkitannya."
Kumala Dewi segera berdiri tegak. Kedua telapak
tangannya dipertemukan di dada. Matanya terpejam, tapi
kepala tidak tertunduk. Beberapa saat kemudian datang angin
kencang. Hembusannya cukup kuat, membuat beberapa pohon kecil
hampir rubuh. Ada suara dahan berderak patah. Ada suara
lolongan anjing di kejauhan. Malam yang baru saja datang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seperti mengalami perputaran waktu sangat cepat; Seolah-
olah mereka berada di pertengahan malam.
Kedua tangan Dewi U lar pun diangkat ke atas dengan mata
tetap terpejam; Deru angin semakin kuat. Alam bergemuruh
gaduh, seakan menjadi gundah dan ketakutan mengetahui
sang Dewi U lar mengundang roh-roh dari alam kubur.
Roh-roh itu seakan sedang berebut untuk masuk ke raga
Rubby, namun hawa sakti Kumala yang terpancar dari kedua
tangannya menghalengi roh-roh liar menempati raga yang
bukan miliknya. Hahya roh asli Rubby yang diperkenankan
Dewi Ular untuk masuk ke raga yang pernah ditempatinya.
Craallp....! Seperti cahaya petir berwarna biru terang menembus atap
tanpa suara. Kilatan cahaya biru terang itu menembus badan
Rubby setelah terlebih dulu berputar-putar di kedua tangan
Dewi Ular. Masuknya cahaya tersebut ke raga Rubby juga
tanpa suara. Kedua kaki Rubby seperti tersentak kaget. Satu
kali. Pelan. Dan, ia tetap tertidur.
Kumala Dewi pun menurunkan kedua tangannya. Ia
berkata kepada Sandhi dan Yannu yang berdiri tepat di
belakang Sandhi.
"Angkat dia. Pindahkan ke kamar tidur tamu."
"Dia masih tidur, ya?"
"Ya. Biarkan dia tidur sampai bangun sendiri. Roh aslinya
sedang berinteraksi dengan tiga belas energi gaib asing itu.
Setelah bangun nanti dia akan ingat semuanya. Tapi setelah
itu, jangan kaget, dia akan pingsan. Roh aslinya akan pergi
lagi." "Kenapa... .hmm... kenapa roh aslinya tidak dibiarkan tetap
bersama raganya, Mbak?" tanya Yannu dengan kepolosannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nggak boleh," jawab Kumala Dewi dengan senyum
lembutnya. "Selain melanggar kode etik dunia gaib, roh
aslinya akan menderita jika terlalu lama tinggal di raganya,
sebab raga itu akan membusuk kalau ketiga belas titik gaib
asing sudah berhasil dilumpuhkan."
Yannu menggumam kecil. Kemudian tak berani bertanya
lagi. Ia hanya berani membantu Sandhi mengangkat Rubby.
Memindahkannya ke kamar tidur tamu yang hanya ditempati
jika tidak ada tamu yang bermalam. Sedangkan Biggan
Mouzax, tamu istimewanya Kumala Dewi itu, menempati
kamar tidur tamu spesial, yang dulu pernah ditempati Dewa
Jenaka. Bluub...! Cahaya kuning muncul di depan kamar itu. Dalam
sekejap berubah menjadi sosok pemuda berambut kucai.
Siapa lagi kalau bukan si jelmaan Jin Layon yang habis
mendampingi Biggan berjalan-jalan. Kemunculan mistis itu
tidak membuat Kumala terkejut, hanya langsung bertanya
pada-Buron, "Mana Biggan?"
Buron belum menjawab, dan Biggan sudah muncul dari
teras. Ia langsung masuk dengan senyum mautnya yang
tertuju pada Kumala. "Sorry aku tadi jalan-jalan sama Buron,
dan..." "Nggak ?"". Aku cuma khawatir kamu nggak bisa balik
karena ditinggalin sama si Buron ini " sahut Kumala Dewi .
Wajah cantiknya tampak ceria, penuh rasa lega. Rupanya
dari tadi Kumala diam-diam menyimpan kecemasan karena
Biggan sampai maghrib belum pulang. Kecemasan itu pasti
punya makna sendiri bagi hati Kumala Dewi yang tetap ia
semburiyikan agar tak diketahui oleh siapa pun.
Tetapi sewaktu Biggan menghampiri Kumala, tiba-tiba
langkahnya terhenti dan dahinya berkerut. Seperti merasakan
sesuatu yang membuatnya curiga. Buron mengetahui
perubahan ekspresi Biggan segera menghampiri dan berbisik.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ada ?"?""
Biggan menjawab dengan bisikan pula, di saat Sandhi dan
Yannu muncul dari kamar tersebut.
"Aku mencium aroma mistik itu di sini."
?", ya"! Jadi menurutmu dia ada di sini?"
Biggan tidak menjawab, tapi menyapu seluruh ruangan
dengan pandangan matanya. Hal itu menarik perhatian
Kumala dan Sandhi, sehingga sebelum Kumala bertanya
Sandhi sudah lebih dulu mengajukan pertanyaan pada Biggan.
"Ada ?"" sih?"
?"?" yang kamu cari, Biggan?" tanya Kumala.
Tapi dalam hal ini Buron merasa sebagai sang pemandu
tamu, sehingga ia berani menjawab mewakili B iggan.
"Dia mencium bau mistik setan."
"Mistik setan?"
"Ada ?"" dengan setan?" sahut Sandhi lagi semakin ingin
tahu. Buron bermaksud ingin menjelaskan. Tetapi mulutnya tak
sempat bicara karena Biggan bergerak dengan cepat.. Tahu-
tahu. ia masuk ke kamar tempat dibaringkannya Rubby.
Mereka bergegas ikut masuk juga.
Di dalam kamar Biggan berwajah semakin serius. Ia
memandangi Rubby yang sedang berbaring. Masih tertidur
nyenyak. "Kumala, siapa orang ini?"
"Temanku," sahut Sandhi: Kenapa?"
Kumala berkata, "Sebenarnya ada ?"", Biggan" Kau
sepertinya mengenali jenis energi gaib yang ada dalam diri
temannya Sandhi itu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku sedang berburu energi itu. Tokoh mistik di tempat
kami melarikan diri dan membawa kitab mantera terlarang."
Buron menyahut', "Tujuan Biggan datang ke bumi ini
karena mendapat tugas dari atasannya untuk memburu tokoh
yang dikenal dengan nama: Seithan: Tokoh aliran hitam yang
paling radikal di, planet Aqurin. Mungkin dalam bahasa bumi
disebut: Setan, bukan Seithan."
"Rubby memang sebenarnya sudah mati. Sudah hampir
empat puluh hari. Benar begitu, ya Yan?" tanya Sandhi.
"Ya, benar."
"Dan, entah mengapa dia bangkit kembali,
tapi menggunakan roh lain. Begitu kan, Kumala?"
Kumala Dewi mulai bicara.
"Bukan roh lain, tapi kekuatan energi asing yang tidak
kukenali, itulah yang membuat Rubby bangkit dari kuburnya."
Biggan menyahut.
"Pasti ada tiga belas unsur gaib yang bersemayam dalam
dirinya." "O, rupanya kau benar-benar mengenali ciri-ciri buruanmu,
ya?" kata Kumala Dewi tak menyangsikan lagi kebenaran
pengakuan Biggan. Sebab si tampan pemilik senyuman maut
itu ternyata dapat sebutkan jumlah tiga belas sebagai jumlah
kekuatan gaib yang ada dalam diri Rubby. Ini berarti Biggan
benar-benar memahami tentang kekuatan buronannya.
Secara singkat Kumala Dewi menjelaskan hasil diagnosanya
atas diri Rubby. Biggan langsung berkata kepada bidadari
cantik itu. "Jangan sentuh ketiga belas titik gaib itu. Berbahaya
bagimu. Biar aku yang selesaikan masalah ini. Aku tahu cara
melumpuhkannya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Baguslah kalau begitu."
"Tapi...," Biggan tampak ragu.
"Tapi kenapa?" sahut Sandhi.
"Tapi sepertinya di dalam diri orang itu ada roh, asli
yang..." "Memang aku yang menariknya," sahut Kumala. "Aku
sengaja menarik roh aslinya untuk menetralisir kekuatan tiga
belas titik gaib hitam itu. Nanti setelah dia bangun dari
tidurnya, dia dapat menceritakan segala sesuatunya, sehingga
kita tahu siapa orang yang telah membuat dirinya bangkit dari
kematian."
"Hmmm, kalau begitu aku nggak berani mengusiknya untuk
sementara waktu," kata Biggan.
"Aku juga butuh informasi di mana Seithan itu berada.
Mungkin orang ini tahu letak keberadaan buronanku. Dan, itu
akan mempermudah pelacakannya."
"Jadi, bagaimana...?" sahut Buron.
"Kita tunggu sampai dia bangun dari tidurnya," jawab
Biggan. Lalu, mereka pun menunggu dengan dibayang-bayangi
rasa cemas yang tak terlalu meng- gelisahkan, tapi sesekali
muncul sebagai sesuatu yang menegangkan jiwa .
Oo-dwkz-234-oO 5 Kumala Dewi dapat merasakan bahwa di kamar tidur Rubby
ada terdengar suara, gerakan, pertanda pemuda itu sudah
terjaga dari tidurnya. ?"k" ia segera masuk ke kamar
tersebut. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tampak Rubby memandangnya terpana. Heran bercampur
kagum melihat kecantikan gadis yang berdiri di hadapannya.
ieran karena ia sama sekaii tidak mengenali s iapa gadis itu.
"Di... mana saya?" tanyanya agak gugup.
?""k usah cemas... Kau berada di tempat yang aman. Coba
ceritakan ?"" saja yang.masih bisa kau ingat, pada saat-saat
terakhirmu!" perintah Kumala bernada membujuk.
"Ak... aku... aku tak tahu ?"" yang sebenarnya telah terjadi
pada diriku ini. Rasanya sungguh mengagetkan ketika
beberapa orang mencoba merampok taksiku serta menganiaya diriku! Seterusnya aku seperti melihat ada


Dewi Ular 97 Ada Apa Dengan Setan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

suasana kematian dan orang-orang menggiring tubuhku ke
tempat pemakaman."
"Nah, bagaimana kemudian kau dapat bangkit kembali dari
kuburmu" Itu yang perlu kuketahui!" sergah Kumala Dewi.
"Nghh... Rasanya aku masih melayang-layang, terpaku
memandangi gundukan tanah itu. Orang-orang semua sudah
bubaran pulang. Tahu-tahu seperti ada angin datang
bergulung-gulung... Dan kulihat seberkas sinar memasuki
gundukan tanah yang masih baru itu," Rubby mencob"
mengingat-ingat.
"Hmm, baru setelah itu kamu bangkit kembali?" tanya
Kumala mengangguk-angguk.
"Ya, ya... , tanah kuburan itu bergerak dan sesuatu yang
aneh luar biasa terjadi. Tubuhku muncul dari dalam tanah. Dia
berjalan tanpa mempedulikan aku," sambung Rubby dengan
kening berkerut.
?""k usah kau lanjutkan ceritamu. Sekarang aku mengerti
?"" yang terjadi sebenarnya. Aku tahu di mana setan itu
menyembunyikan kitab yang sedang kucari!" Biggan tiba-tiba
ikut masuk ke dalam kamar.
Sambil berkata demikian, ia menoleh kepada Kumala Dewi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jangan kau siksa dia terlalu lama. Biarkan dia kembali ke
asalnya," ujarnya.
Serta merta ia menotok dada Rubby. Pemuda itu ternganga
mulutnya. Seberkas sinar meleset keluar dari mulutnya.
Tubuhnya sedikit menggerenjal lalu terdiam kaku setelah
patuh terhempas di atas kasur.
Sebelum Kumala Dewi sempat bertanya lebih lanjut, Biggan
melesat pergi meninggalkan sang Dewi Ular yang masih dalam
bingung. Gadis itu memanggil Sandhi, Yannu dan yang
lainnya. "Sebaiknya kita kembalikan jazad pemuda ini kembali ke
kuburnya. Biar dia bisa berlstirahat dengan tenang," ia
memberi aba-aba yang lantas disanggupi oleh semuanya.
?"" yang direncanakan Dewi Ular ternyata tidak berjalan
dengan mulus. Karena di tempat pemakaman itu, tepatnya di
atas kuburan Rubby sedang berlangsung pertarungan sengit.
Selarik Sinar biru berpendar-pendar membentuk lingkaran,
mengejar dan bergelut dengan seberkas sinar kuning
keemasan. Setiap kali kedua sinar itu. berbenturan,
memercikkan api disertai udara menggelegar bagai sebuah
ledakan gemuruh angin topan. Hanya Kumala dan Buron yang
masih bisa berdiri tegak di tempatnya menyaksikan adegan
perkelahiah seru tersebut. Sedangkan Sandhi sempoyongan.
Apalagi Yannu dan beberapa yang lainnya, langsung terpental
beberapa meter sambil mengaduh kesakitan memegangi
tubuh mereka masing-masing.
"Ada pertempuran antara setan dan jin apaan, sih, nih"
Sialan banget! Mau ngubur orang saja, pakek diganggu
begini,..," gerutu Yannu kalang-kabut.
"Tunggu, Biggan, aku akan membantumu...," kata Kumala
terpusat konsentrasinya pada pertempuran itu.
"Jangan, Kumala! Aku harus hati-hati mengambil kitab yang
disembunyikannya di sini " cegah Biggan si s inar B iru uranium
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menjawab. "Dia sengaja mengalihkan perhatian orang, atau
tepatnya mengecoh kita semua dengan membangkitkan
kembali mayat si Rubby."
"Bagaimana kau yakin kitab itu disembunyikan di kuburan
ini?"selidik kumala.
"Mendengar penuturan roh Rubby yang asli, aku lantas
tersadar. Waktu itu aku memang kehilangan jejak, ketika
sedang mengejar Seithan!" Biggan menjelaskan tanpa
mengendurkan serangannya terhadap lawan.
"Ha ha ha..., kalian percuma saja mengingirikan benda
yang sudah jatuh ke tanganku!" ejek Seithan, yang sinar
kuningnya dapat membuat mata sakit kesilauan.
"Jangan takabur, Seithan!" bentak Kumala.
"Bagaimahapun benda itu harus kau kembalikan kepada
pemiliknya," erang sang Dewi Ular geram sambil bersiap
membantu temannya.
"Boleh coba!" tentang Seithan kian terbahak keras. Sampai
tanah yang dipijaknya ikut berderak-derak. Dalam sekali
loncatan ia melayang jauh. Namun disambar secepat kilat oleh
sinar biru. Breett! Breettt!
"Bedebah! Dasar keparat! Kalian telah merusak milikku,"
rutuk s inar kuning tapi suaranya tak terdengar lagi bersamaan
dengan lenyapnya cahaya kuning.
"Kita tak perlu mengejarnya, Kumala," gumam Biggan
dengan sosok pemuda tampan kini. ?"k lagi berwujud sinar
biru uranium. "Aku berhasil merebutnya setelah mengirim
serangan mautku tadi. Dia terluka parah..., tapi ada dua
lembar kitab yang terbawa olehnya."
"Kitab itu robek?" tegas kumala menyayangkan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Biggan mengangguk pelan "Barangkali sudah suratan takdir
setan-setan di bumi ini kian merajalela kejahatannya, dengan
dua lembar kitab mantera terlarang di tangannya," Biggan
menyimpulkan seraya merengkuh bahu Kumala mengajaknya
pulang. Oo-dwkz-234-oO Rayo Pasca tak menyangka hari ini ia akan kembali
berhadapan dengan Feliza, si penggoda; Sekali ini ia malah
tak bergeming menolak ajakan kencan gadis tersebut.
"Rasanya seperti mimpi, Ray... bisa berduaan denganmu di
villa ini, " desah Feliza menggelendot manja di dada bidang
pemuda tampan itu.
Memang saat ini Feliza lebih mirip dengan seekor siluman
ular betina dimabuk cinta. Rayo terbuai dalam rayuannya.
Baginya Feliza telah menjelma menjadi Kumala Dewi dan
mereka sedang menikmati malam pengantin yang sangat
berkesan. "Kekasihku..., akhirnya kita memulai semua ini lebih cepat
dari yang kuduga," bisik Rayo.
"Ya, yaa..., kita akan selalu bersama menjadi pasangan
yang saling mencinta," sahut Feliza tersenyum nakal penuh
kemenangan. Masih terbayang jelas di pelupuk matanya,
kemarin teman karibnya mengantar dia pada seseorang yang
konon dapat menolongnya dari kesulitan cinta. Susi, gadis
teman curhatnya itu ternyata tidak berbohong. Dengan
bantuan orang tersebut, kini begitu mudahnya ia memperoleh
belasan cinta Rayo Pasca. Ia takkan menyia-ny iakan
kesempatan berikutnya, yakni menyeret pemuda pujaannya ke
pelam inan sebelum Rayo teringat kembali pada kekasihnya!
"Ya, aku tak boleh menunggu sampai kesadaran cowok ini
pulih kembali, bisa berabe...." tekadnya membantin.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Oo-dwkz-234-oO Kumala menggerenjal kaget dari tidurnya bersamaan
dengan suara halilintar rnenggelegar di tengah hujan yang
turun lebat. Entah ?"" alasannya, tiba-tiba ia teringat dan
rindu pada kekasihnya. ?"" sabar ia bergegas pergi membawa
perasaan tak menentu; pilu dan ingin segera bertemu.
Bagi sang Dewi Ular hanya memerlukan waktu sekejap,
Untuk tiba di tempat yang dituju.
"Aku mau pulang, Liz... perasaanku tak enak, nih," rungut
Rayo hampir bersamaan dengan bunyi sambaran petiryang
kesekian kalinya.
"Ngh... aah, ayolah temani aku sampai pagi. Ngapain
cepat-cepat pulang?" rengek Feliza enggan melepaskannya.
Di luar kamar, suara mendesis-desis semakin mendekat.
Rayo mendorong tubuh Feliza. Ia segera membuka pintu
kamar dan terbelalak melihat kehadiran kekasihnya.
"Kumala...! Kau kemari?" tanyanya gugup.
Kumala Dewi menatapnya tajam. Sesaat lain matanya
berkaca-kaca. Ia tak mampu berkata-kata. Langsung
berkelebat pergi dengan hati yang hancur.
"Kumala..., tunggu. Dengar dulu penjeiasanku!" Panggil
Rayo panik penuh penyesalan. Kesadarannya pulih seratus
persen. Namun Kumala sama sekali tak mau menggubrisnya.
Lari menjauh tanpa menoleh lagi sambil menutup kedua
telinganya. Rayo berpaling ke arah Feliza, yang masih tergolek
di atas ranjang.
"Semua gara-garamu!" rutuknya. "Lihat semua jadi begini.
Kau puas melihat hubunganku dengannya jadi berantakkan,
Perempuan Siluman"!" bentaknya beringas.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Feliza beringsut ketakutan melihat perubahan mimik wajah
Rayo. "Sabar, Ray... Jangan marah dulu! Aku sangat
mencintaimu. Aku berjanji akan membahagiakan dirimu.
Lupakanlah dia...," bujuk Feliza mencoba menenangkan
dirinya tatkala teringat kembali bahwa ia masih memiliki
sebuah benda pemberian tuan penolongnya. Tapi sebelum
sempat meraih benda keramat tersebut dari dalam tasnya,.
sepasang tangan kekar mencekik kuat-kuat lehernya.
?"?" katamu" Lupakan si Kumala Dewi dan mengawinimu"
Sebaliknya kau pergi saja ke neraka dan jangan ganggu kami
lagi!" teriak Rayo membuat mulut Feliza berhenti komat-kamit
membaca mantra dengan maksud melunakkan kembali hati
Rayo. Kedua matanya yang indah terbeliak lebar dan lidahnya
terjulur keluar.
"Hahaha..., akhirnya dendamku terlampiaskan sudah!"
Suara gelak tawa yang memekakkan telinga bergema di
seluruh ruangan. Rayo tak melihat sesosok makhluk pun di
sekitarnya. Dan dia memang tak mau peduli Siapa yang ke
tawa. Juga tak peduli pada tubuh Feliza yang kini tergolek tak
bernyawa lagi. Ia hanya bisa menangis dan menangisi
kebodohannya masuk perangkap setan yang dipasang gadis
itu. Ia tahu s iapa Kumala, yang tak mungkin mau memaafkan
kesalahannya yang fatal. Atas pengkhianatannya yang
disaksikan dengan mata kepala sang Dewi U lar sendiri..
Menyesal pun tiada berguna. Terali besi telah menunggunya. Suara tawa kian terdengar sumbang, meninggalkan villa
tersebut. Sosok makhluk menyeramkan memegangi dadanya.
Melayang mencari mangsa manusia yang lain.
Oo-dwkz-234-oO Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kumala masih terisak di kamarnya. Bahunya disentuh
seseorang. Ia menoleh lesu. Biggan dengan senyum mautnya
berusaha menghibur.
"Jangan bersedih, Sayangku... Kalau aku boleh mengatakan
sesuatu padamu, sejujurnya kedatanganku ke bumi ini bukan
hanya untuk mencari kitab yang dicuri Seithan. Tapi aku
diutus untuk menjemput calon istriku, seorang bidadari cantik
yang telah keliru menambatkan cintanya pada seorang anak
manusia. Malangnya Seithan yang terluka parah itu tak
sengaja telah membantuku mengembalikan calon istriku yang
tercinta," bujuk Biggan matanya memancarkan kasih sayang
yang begitu dalam.
"Jadi.., kau telah mengetahui semuanya, Biggan?" Kumala
menegasi. Biggan mengangguk penuh pengertian.
"Apakah kau keberatan?" tanyanya menggoda.
"Ahh, kau memang baik, Biggan. Tapi jangan membuatku
malu dan bingung," sahut Kumala.
"Aku hanya ingin memberitahumu bahwa bidadari pun bisa
patah hati, sebelum menemukan jodohnya," gurau Biggan.
SEKIAN Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ilmu Ulat Sutera 8 Pedang Angin Berbisik Karya Han Meng Pedang Kiri Pedang Kanan 15
^