Pencarian

Kembalinya Raja Tengkorak 3

Dewa Arak 27 Kembalinya Raja Tengkorak Bagian 3


Setelah suasana hening beberapa saat
lamanya karena kakek berpakaian abu-abu itu
menghentikan ucapannya, Kalpa Reksa membuka
suara. Menilik dari ucapannya yang tertahan, bisa
diketahui kalau dia ragu-ragu untuk mengatakan
sesuatu. "Hm...," gumam Jaran Sangkar pelan,
menyambut ucapan Raja Tengkorak.
"Apakah kau akan membuat perhitungan
juga dengan Raja Tengkorak palsu itu?"
J a r a n S a n g k a r t i d a k l a n g s u n g m e n j a w ab p e r tanyan
itu. Dia termenung beberapa saat
lamanya. Jelas, kakek berpakaian abu-abu itu
tengah berpikir keras.
Tak lama kemudian, Jaran Sangkar
menggelengkan kepalanya.
"Kenapa, Ki?" tanya Raja Tengkorak ingin tahu
alasan kakek berpakaian abu-abu itu. Tapi,
Raja Tengkorak sudah dapat menduga kalau Jaran
Sangkar juga ingin membalas dendam atas
66 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
kematian kedua muridnya.
"Karena sudah ada orang yang lebih patut
melakukannya. Dan orang itu adalah kau, Reksa,"
jawab Jaran Sangkar. "Lagi pula sejak semula,
aku masih ragu-ragu dengan niatku sendiri. Kau tahu
kan maksudku, Reksa?"
Laki-laki berseragam tengkorak itu
menganggukkan kepalanya. Dia mengetahui hal-
hal yang masih menjadi hambatan bagi Jaran
Sangkar. Kakek berpakaian abu-abu itu sudah tidak
ingin lagi mencampuri urusan dunia.
B u k a n h a n ya R a j a T e n g k o r a k a s l i s a j a ya n g mengerti
maksud pembicaraan Jaran
Sangkar. Dewa Arak yang sejak tadi terdiam pun
memahami maksud ucapan kakek berpakaian
abu-abu itu. Sifat Jaran Sangkar memang mirip
sekah dengan gurunya, Ki Gering Langit Karena dia
teringat dengan kakek yang memiliki kepandaian luar
biasa itulah, Arya langsung dapat menemukan
jawaban dari ucapan Jaran Sangkar!
"Auuung...!"
Suara lolongan serigala membuat
pembicaraan mereka terhenti. Dewa Arak, Raja
Tengkorak, dan Jaran Sangkar terperanjat begitu
melihat perubahan sikap tokoh-tokoh persilatan
yang berkerumun di bawah pohon. Mereka tidak
lagi kasak-kusuk, tapi hening dan tenang. Bahkan
hampir-hampir tidak bergerak sama sekali. Kepala
mereka semua sama-sama tertunduk.
"Apakah ini pertanda Raja Tengkorak palsu akan
muncul?" ketiga orang yang berada di atas
pohon bertanya dalam hati.
Baru saja lolongan serigala lenyap, dua sosok
bayangan berkelebat cepat memasuki lingkaran tokoh-
tokoh persilatan, yang mengelilingi gundukan
batu setinggi setengah tombak.
67 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
Jaran Sangkar, Raja Tengkorak, dan Dewa Arak
memperhatikan dengan penuh seksama. Sekilas
pandang saja, mereka semua tahu kalau sosok
bayangan itu adalah Raja Tengkorak palsu dan
Turgawa. Tapi Jaran Sangkar tidak mengenali kedua
orang itu, karena memang dia belum pernah melihatnya.
Raja Tengkorak palsu alias Sengkala mengedarkan
Pandang berkeliling. Sedangkan Turgawa berdiri diam
dengan pandangan lurus ke depan. Sebatang
tongkat yang berujung tengkorak kepala manusia,
terhunjam di hadapan mereka.
"Keberhasilan kembali menyertai usaha kita," Raja
Tengkorak palsu memulai ucapannya. Suaranya yang
terdengar pelan, berat, tapi bergaung, tampak
mendukung penampilannya yang menggiriskan itu.
Semua kepala tokoh persilatan tertengadah,
menatap pemimpin, mereka yang berdiri di tempat yang
jauh lebih tinggi.
"Kembali kita berhasil memusnahkan lawan kita,
Perguruan Banteng Sakti telah berhasil kita hancurkan.
Ketuanya, Ki Tamper Waja telah berhasil kita bunuh.
Kita telah berhasil memusnahkan orang-orang
sombong itu!"
"Hidup Raja Tengkorak...!" teriak seorang tokoh
persilatan yang tak mampu menahan luapan
kegembiraannya. Tangan kanan yang
dikepalkannya diangkat tinggi-tinggi ke udara,
seraya meninju ke arah langit.
"Hidup... !" sambut yang lainnya.
Yang lain tak mau ketinggalan. Dalam sekejap saja
suasana di sekitar tempat itu menjadi hiruk-pikuk oleh
teriakan-teriakan semua tokoh persilatan yang hadir
di situ. Raja Tengkorak palsu mengangkat tangannya
ke atas. Suara berisik seperti taw on yang diusik
dari sarangnya itu pun segera lenyap.
68 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
"Kalian jangan bergembira dulu," ucap laki-laki
berseragam tengkorak yang bernama Sengkala
itu. "Kita masih mempunyai penghalang yang akan
menghambat maksud kita...."
Raja Tengkorak menghentikan ucapannya.
Diedarkan pandangannya berkeliling untuk menatap
satu persatu wajah tokoh persilatan yang berada
di sekelilingnya. Dia ingin tahu tanggapan pengikut-
pengikutnya. "Kukira kalian sudah tahu, siapa tokoh yang
kumaksudkan ... "!"
Semua kepala tokoh persilatan yang berada di situ
sama-sama terangguk.
"Kami tahu, Ketua. Bukankah orang itu adalah
Dewa Arak..."!" salah seorang tokoh persilatan yang
bertubuh kecil kurus angkat suara.
"Betul...!" sahut laki-laki berseragam tengkorak itu seraya menganggukkan
kepala. "Pertemuan kali ini
cukup. Ingat kalian semua harus mencari jejak Dewa
Arak. Dan bila bertemu, beritahukan padaku. Setiap
malam aku akan ke sini."
Setelah berkata demikian, Raja Tengkorak palsu
menjejakkan kakinya. Sesaat kemudian tubuhnya telah
melambung ke atas.
Selagi tubuh tokoh yang menggiriskan itu berada
di udara, tubuh Turgawa pun melesat cepat ke atas
pula. Indah dan manis sekali gerakan kedua pimpinan
tokoh sesat itu, ketika melampaui kepala belasan tokoh
persilatan yang mengelilingi gundukan batu.
Tanpa membuang-buang waktu lagi, Raja
Tengkorak asli melesat pula dari cabang pohon yang
didudukinya. Dia tidak ingin kehilangan jejak
Turgawa dan orang yang telah menjelek-jelekkan
julukannya. Arya tahu kalau Kalpa Reksa tidak akan mampu
69 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
menghadapi dua orang tokoh sesat yang memiliki
kepandaian luar biasa itu. Maka dia pun bergegas
melesat keluar dari cabang pohon yang didudukinya.
Jaran Sangkar menggeleng-gelengkan kepalanya
perlahan. "Luar biasa...! Menilik dari ilmu meringankan
tubuhnya, rasa-rasanya kepandaian yang dimiliki
pemuda berambut putih keperakan itu tidak berada di
bawah Raja Tengkorak. Hhh ... ! Sayang sekali, aku
tidak pernah mendengar julukan Dewa Arak karena
selalu menyembunyikan diri. Kalau melihat dari sikap
yang ditunjukkan Raja Tengkorak, sudah bisa
kupastikan kalau Dewa Arak adalah seorang tokoh
yang disegani," ucap kakek berpakaian abu-abu itu
dalam hati. Sekali menggenjotkan kaki, tubuh Jaran Sangkar
telah melesat cepat, menyusul sosok bayangan hitam
dan ungu yang telah melesat lebih dulu.
ooOWKNBROoo Raja Tengkorak asli mengernyitkan dahinya ketika
melihat Turgawa dan Raja Tengkorak palsu melesat
masuk ke dalam rimbunan pepohonan.
Sejenak hati laki-laki berseragam tengkorak ini
ragu-ragu. Tapi kemarahan dan penasaran yang hebat
membuatnya kembali berani. Tanpa ragu-ragu lagi
segera diterobosnya kerimbunan pepohonan yang
lebat itu. Di sini, Raja Tengkorak asli kebingungan ketika
tidak melihat tanda-tanda keberadaan kedua orang
buruannya. Sesaat dia dilanda kebimbangan. Ke mana
hendak mencari buruannya itu"
Tapi hanya sekejapan saja perasaan bimbang
melandanya. Sesaat kernudian telah ditentukan
pilihannya. Dengan hati-hati dan perasaan
70 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
waspada penuh, dilangkahkan kakinya menuju ke kiri.
Kalpa Reksa bersikap hati-hati karena tahu kelicikan
lawan-lawannya.
Pada saat yang bersamaan dengan
len yapn ya tubuh Kalpa Reksa ditelan kerimbunan
pepohonan, Dewa Arak tiba di tempat laki-laki
berseragam tengkorak yang sedang kebingungan itu.
Setelah beberapa saat lamanya
mempertimbangkan, akhirnya Arya memilih jalan ke
kanan. Jaran Sangkar yang mengikuti secara diam-
diam dari belakang, mengikuti langkah yang diambil
pemuda berambut putih keperakan itu.
Arya memasang sikap waspada penuh.
Sekujur urat-urat syaraf dan otot-otot tubuhnya
menegang waspada, bersiap untuk menghadapi
segala kemungkinan yang akan terjadi.
Memang, pemuda berambut putih keperakan
ini tahu kalau law an yang dihadapinya adalah
tokoh-tokoh persilatan aliran hitam, yang
meskipun telah memiliki kepandaian tinggi tapi tetap
saja lebih sutra menggunakan cara licik untuk
mengalahkan lawan. Itulah sebabnya dia bersikap
hati-hati. Jantung dalam dada Dewa Arak berdebar
tegang ketika melihat adan ya sosok yang tidak
ubahn ya tengkorak tak jauh di hadapannya,
tengah membelakanginya karena tengah menempuh
arah yang sama dengannya. Siapa lagi kalau bukan
Raja Tengkorak! Tapi Raja Tengkorak yang
mana" Asli atau palsu" Kalpa Reksa atau Sengkala"
Sesaat Dewa Arak kebingungan. Tapi kemudian
dia berhasil mengambil sebuah kesimpulan. Sudah bisa
dipastikan kalau Raja Tengkorak yang di
hadapannya itu adalah Kalpa Reksa!
Keberadaannya yang hanya seorang diri saja
71 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
sudah merupakan dugaan kalau dia adalah Kalpa
Reksa! Bukankah Raja Tengkorak palsu tadi bersama
Turgawa" Meskipun yakin kalau Raja Tengkorak yang
berada di hadapannya sekarang adalah Kalpa,
Reksa, Dewa Arak tetap saja tidak mau meninggalkan
kewaspadaannya.
Walaupun agak bergegas, tapi dengan
kew aspadaan tidak berkurang, Arya melangkah
menghampiri. Dan karena Raja Tengkorak
melangkah perlahan-lahan, jarak antara mereka
dengan mudah dapat diperpendek.
Srakkk... Suara berisik ranting dan dedaunan kering
yang terpijak kaki Arya membuat Raja Tengkorak
terperanjat. Wajahnya langsung menoleh ke
belakang dan sikapnya pun langsung waspada penuh.
Tapi.... "Ah ... ! Kiranya kau, Arya... ," ada nada kelegaan dalam suara. Raja Tengkorak.
Kedua tangannya yang
semula menegang penuh kekuatan, kini
mengendur ketika melihat orang yang telah
menimbulkan suara berkerosakan itu.
"Raja Tengkorak...," sebut Dewa Arak pelan
untuk lebih meyakinkan diri kalau Raja Tengkorak yang
berdiri di hadapannya ini benar Kalpa Reksa. Meskipun
sebenarnya dari suara teguran itu sudah bisa
diperkirakan Arya kalau Raja Tengkorak yang
berada di hadapannya benar Kalpa Reksa.
"Lenyapkan...," sahut laki-laki berseragam
tengkorak itu. Kini tidak ada lagi keragu-raguan dalam diri Dewa
Arak. Semua bukti-bukti telah menunjukkan


Dewa Arak 27 Kembalinya Raja Tengkorak di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kalau Raja Tengkorak ini adalah Kalpa Reksa. Maka dia
pun kian maju menghampiri.
"Anak Muda ... ! Kau tertipu! Dia bukan Kalpa
72 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
Reksa... !"
Arya terkejut bukan kepalang mendengar
teriakan itu. Dikenalinya betul kalau suara itu
adalah suara Jaran Sangkar. Dan bersamaan
dengan terdengarnya suara teriakan itu, Raja
Tengkorak telah meluncurkan serangannya. Sekali
menyerang, langsung dengan 'Ilmu Baju Ular Emas'
andalannya. Ciiittt..! Suara berdecit nyaring seperti puluhan ekor tikus
mencicit, mengawali tibanya serangan Raja Tengkorak.
Arya terperanjat bukan kepalang. Serangan
itu datang secara tiba-tiba dan tidak disangka-
sangka, padahal dia tengah dalam keadaan tidak
bersiap sama sekali. Kalau saja tidak ada teriakan
Jaran Sangkar yang memberitahukannya, sudah bisa
dipastikan kalau dirinya akan terkena serangan itu
karena yang melancarkan serangan adalah Raja
Tengkorak. Pemberitahuan Jaran Sangkar telah sedikit
menolongnya. Dengan sebisa-bisanya dielakkannya
serangan yang datang secara tiba-tiba itu.
Karena untuk menangkis serangan itu sudah tidak
tersedia kesempatan. Pemuda berambut putih
keperakan itu segera melangkahkan kakinya ke kiri
sambil mendoyongkan tubuh.
Crat, crat... Arya meringis ketika ujung-ujung jari Raja
Tengkorak palsu menyerempet bahu kanannya.
Seketika itu juga cairan merah agak kental mengalir
keluar dari bagian yang terluka.
"Grrrhhh ... !"
Raja Tengkorak menggeram keras begitu melihat
serangannya tidak membawa hasil seperti yang
dihar a p k a n . G e r a m p a d a o r a n g y a n g t e l a h m e m b e r i
tahukan Dewa Arak. Kalau saja, tidak ada
73 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
suara usilan itu tentu Arya telah berhasil dikirimnya ke
alam baka. Sebelum Raja Tengkorak mengirimkan
serangan lanjutan, Dew a Arak telah lebih dulu
memberikan sebuah pukulan jarak jauh dengan
hentakan tangan kirinya.
Wusss... Raja Tengkorak tidak berani bertindak
sembrono. Dari kerasnya hembusan angin yang
terdengar, bisa diperkirakan kedahsyatan serangan
itu. Maka buru-buru dia melompat ke belakang.
Kesempatan itu dipergunakan sebaik-baiknya oleh
Dewa Arak. Dia melentingkan tubuhnya ke belakang,
bersalto beberapa kali di udara. Dan kemudian
mendaratkan kakinya di sebelah Jaran Sangkar.
Indah dan manis sekali gerakannya.
Arya buru-buru menotok jalan darah di sekitar luka
untuk menghentikan aliran darah.
"Terima kasih atas pemberitahuanmu, Ki,"
ucap Arya. "Kalau saja tidak ada kau mungkin aku
sudah tewas di tangan Raja Tengkorak palsu itu ......
"Lupakanlah, Dewa Arak," Jaran Sangkar
mengibaskan tangannya. "Kalau saja aku tidak
terkesima sebelumnya, mungkin kau tidak perlu
terluka seperti itu. Raja Tengkorak palsu ini memiliki
wajah yang amat mirip dengan Kalpa Reksa. Hanya
saja dia jauh lebih muda. Itulah yang membuatku
terlambat memberi peringatan padamu ......
Jantung Dewa Arak berdebar tegang.
Mungkinkah Raja Tengkorak palsu ini mempunyai
hubungan darah dengan Kalpa Reksa" Bukankah
menurut cerita Raja Tengkorak asli itu, hanya
orang yang mempunyai hubungan darah dengan
Kalpa Reksa dan Turgawa-lah yang mampu menguasai
'Ilmu Baju Ular Emas' secara sempurna. Padahal,
Turgawa mandul. Hanya tinggal satu kemungkinan
saja, Kalpa Reksa. Kemungkinan besar Sengkala
74 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
punya hubungan darah dengan Kalpa Reksa!
Mungkinkah Sengkala ini putra Kalpa Reksa" T ap i
b u ka nk a h m e nu r ut R a j a T en g ko r ak as l i i t u , putranya telah
tewas dalam keadaan yang sangat
menyedihkan"
Berbagai macam pertanyaan bergayut di
benak Dewa Arak, tapi tidak sempat dipikirkannya
lebih lama lagi. Karena Raja Tengkorak telah kembali
menyerang dengan 'llmu Baju Ular Emas'nya.
Kontan baik Jaran Sangkar maupun Dewa Arak
melompat berpencaran. Arya belum ingin memapak
serangan lawan, sedangkan kakek berpakaian abu-
abu itu tidak ingin ikut campur dalam urusan Raja
Tengkorak. Sambil melompat, tangan Arya bergerak ke arah
pungung. Dan begitu kedua kakinya mendarat
di tanah, guci araknya pun dituangkan ke mulut.
Gluk... gluk... gluk... !
Suara tegukan terdengar ketika arak itu melewati
kerongkongan Dewa Arak. Sesaat kemudian
kedua kaki pemuda berambut putih keperakan
itu mulai oleng. Jelas, kalau pengaruh arak dari
guci perak itu mulai mempengaruhinya.
Raja Tengkorak tidak mempedulikannya. Terus
saja dihujaninya tubuh lawan dengan serangan-
serangan mematikan.
Tapi kini Dewa Arak telah siap. Dengan ilmu 'Be-
lalang Sakti'nya dihadapi semua gempuran Raja
Tengkorak alias Sengkala.
Berbeda dengan Raja Tengkorak yang menyerang
dengan mempergunakan seluruh kepandaiannya,
Dewa Arak tidak berlaku demikian. Ketika timbul
dugaan kalau Raja Tengkorak palsu ini mempunyai
hubungan dengan Kalpa Reksa, dia tidak ingin
menjatuhkan tangan maut lebih dulu, sebelum
Kalpa Reksa, mengetahui hal ini.
75 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
Itulah sebabnya, Arya hanya mempergunakan
jurus 'Delapan Langkah Belalang'. Dia, hanya
mengelak menghadapi hujan serangan yang
dilancarkan Raja Tengkorak
Untung saja, pemuda berambut putih
keperakan itu mempunyai jurus 'Delapan Langkah
Belalang' yang membuatnya tidak mengalami kesulitan
untuk mengelakkan setiap, serangan.
Meskipun begitu, bukan berarti mudah saja Arya
memunahkan setiap serangan yang dilancarkan lawan.
Disadarinya kalau jurus 'Delapan Langkah Belalang'
memang luar biasa. Tapi, lawan yang dihadapinya
kah ini adalah Raja Tengkorak. Kalau terus-menerus
mengelak, meskipun mempunyai gerakan
mengelak yang luar biasa, sampai kapan dia bisa
bertahan" Sebagai seorang tokoh tingkat tinggi, Raja
Tengkorak tentu saja mengetahui kalau Dewa Arak
sama, sekali tidak mengadakan perlawanan dan
hanya mengelak saja. Hal itu membuat
kemarahannya berkobar hebat. Dia merasa
direndahkan oleh lawannya. Dan sebagai
akibatnya, serangan-serangan yang dilancarkan
pun semakin dahsyat. Dia, Raja Tengkorak yang
selama ini ditakuti di kalangan rimba persilatan, kini
dihadapi oleh Dewa Arak tanpa balas menyerang!
Kalau didengar oleh tokoh-tokoh persilatan,
mau ditaruh di mana mukanya"
ooOWKNBROoo 76 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
8 D ew a A ra k t i d ak t a hu k a la u R aj a T e ng ko ra k mempunyai sebuah
rencana. Sama sekali tidak
disadarinya kalau. Raja Tengkorak berusaha
menggiringnya ke sebuah tempat.
Jangankan Arya, Jaran Sangkar sendiri tidak
tahu kalau Raja Tengkorak tengah berusaha
mengajak law annya ke suatu tempat. Saking
tertariknya dia dengan pertarungan yang tengah
berlangsung, tanpa sadar kakinya terus
melangkah mengikuti ke mana arah pertarungan
bergeser. Seperti juga Raja Tengkorak, Jaran Sangkar
pun tahu kalau. Dewa Arak bersikap mengalah
terhadap, Raja Tengkorak. Dia sendiri pun merasa
heran, tapi tidak mempedulikannya. Kakek
berpakaian abu-abu ini yakin kalau pemuda
berambut putih keperakan itu punya alasan kuat
untuk bertindak seperti itu.
Sedikit demi sedikit pertarungan terus
bergeser. Suara mencicit nyaring, diseling suara
tegukan, arak menyemaraki pertarungan yang terjadi.
Arya dan Jaran Sangkar baru terperanjat ketika
mendengar suara pertarungan lain di dekatnya.
Sekilas dia melirik, ternyata Raja Tengkorak lain tengah
bertarung sengit menghadapi Turgawa. Sudah bisa
diketahui kalau Raja Tengkorak itu adalah Kalpa
Reksa. Belum sempat hilang keterkejutan Dewa Arak, tiba-
tiba terdengar suara bergemuruh nyaring. Sesaat
kemudian di sekitar tempat itu bermunculan puluhan
tokoh-tokoh persilatan yang tak lain adalah pengikut-
pengikut Raja Tengkorak palsu yang tadi telah pergi
menyebar untuk mencari Dewa Arak.
77 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
Begitu bermunculan, puluhan tokoh persilatan itu
langsung bergerak menyebar dan mengurung.
Ha ha ha... !"
Raja Tengkorak dan Turgawa tertawa bergelak.
Kemudian keduanya melompat mundur, menjauhi
lawan masing-masing.
Arya dan Raja Tengkorak asli saling Pandang
sejenak kemudian keduanya bergerak menghampiri.
Jaran Sangkar pun yang masuk dalam kepungan,
bergerak perlahan menghampiri keduanya.
"Kita terjebak, Arya," ucap Raja Tengkorak asli
yang tak lain adalah Kalpa Reksa.
"Bagaimana mungkin mereka bisa mengetahui
kehadiran dan maksud kita?" tanya Arya heran.
"Kalian tidak melihat adanya orang-orang yang
kalian tawan di dalam gua?" pelan saja Jaran Sangkar
mengucapkannya. Tapi akibat yang dialami Arya dan
Raja Tengkorak tidak sesederhana itu.
Raja Tengkorak asli dan Dewa Arak segera meng
alihkan pandangan ke arah yang ditunjukkan Jaran
Sangkar. Benar saja, dari sekian banyaknya
tokohtokoh persilatan yang mengurung, terlihat
Dulimang, Juriga, Naga Tua, dan tiga orang lainnya
yang mereka tawan.
"Ha ha ha... I"
Raja Tengkorak tertawa terbahak-bahak. Sebuah
tawa kemenangan yang bernada mengejek.
"Jangan harap untuk bermain siasat dengan Raja
Tengkorak, Manusia-manusia Kerdil ... !" teriak laki-laki berseragam tengkorak
itu penuh kemenangan.
"Percuma! Kalian tidak akan menang!"
Dewa Arak dan Raja Tengkorak asli saling
pandang dengan raut wajah memancarkan keheranan.
"Bagaimana mungkin keenam orang itu bisa tiba
di sini?" gumam Raja Tengkorak asli pelan, seperti
berbicara pada dirinya sendiri. "Aku yakin, totokanku
78 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
itu akan punah dalam waktu sehari semalam. Tapi
mengapa mereka sudah bisa berada di sini"
Jarak tempat itu dari sini membutuhkan waktu lebih
dari sehari semalam, sekalipun perjalanan dilakukan
secara cepat dan terus-menerus ......
"Kemungkinannya hanya satu, Ki...," sahut Arya
kalem. "Mereka dibebaskan orang. Begitu kan, Arya?"
tebak Raja Tengkorak.
Arya mengangguk.
"Kalau tidak Raja Tengkorak, tentu Turgawa.
Karena tidak sembarangan orang bisa memunahkan
totokanku," sambung Raja Tengkorak asli lagi.
"Berarti ada dua kemungkinan kalau benar yang
melakukannya adalah Raja Tengkorak palsu. atau
Turgawa...," ajar Dewa Arak lagi.
"Apa itu, Arya?" Kalpa Reksa ingin tahu.
"Salah satu atau justru kedua-duanya melihat kita
sewaktu tengah membawa mereka... atau salah


Dewa Arak 27 Kembalinya Raja Tengkorak di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

satu atau kedua-duanya tinggal di dalam salah
satu ruang di gua tempat kita menyembunyikan
tahanan." "Ha ha ha ... !"
Suara tawa bergelak mengejutkan hati Dewa Arak
dan Raja Tengkorak asli. Tanpa melihat pun keduanya
sudah bisa mengetahui orang yang telah mengeluarkan
suara tawa itu. Suara tawa yang nadanya aneh.
Pelan, berat, tapi bergaung. Siapa lagi
pemiliknya kalau bukan Raja Tengkorak! Dan
sudah pasti Raja Tengkorak palsu alias Sengkala.
Meskipun begitu Arya dan Kalpa Reksa menoleh
juga. Bahkan Jaran Sangkar pun melakukan hal
yang sama. "Ternyata kau tidak sedungu yang kukira, Dewa
Arak! Dugaanmu tepat sekali!" sambung Raja
Tengkorak palsu dengan suaranya yang menggelegar.
79 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
Arya, Raja Tengkorak asli, dan Jaran Sangkar
sama sekali tidak menyambuti ucapan itu. Mereka
semua diam menunggu kelanjutan ucapan itu.
"Gua tempat kau menyembunyikan enam orang
anak buahku adalah tempat tinggalku! Sekarang,
kau bisa menduga sendiri kan mengapa, mereka semua
bisa berada di sini. Saat kematianmu telah hampir
tiba, Dewa Arak!"
"Manusia licik! Aku pun sudah sejak lama ingin
membunuhmu! Kau benar-benar seorang
pengecut hina. Menyamar menjadi Raja Tengkorak!"
teriak Raja Tengkorak asli keras.
Seiring dengan lenyapnya suara bentakan
ku, Kalpa Reksa melompat menerjang Raja
Tengkorak palsu.
"Ki ... !"
Arya berusaha mencegah. Tapi terlambat Raja
Tengkorak asli sudah tidak bisa dicegah lagi.
"Kau adalah lawanku, Dewa Arak..!"
Sebuah suara keras dan parau terdengar
disusul dengan berkelebatnya sesosok bayangan
kuning yang meluncur cepat ke arah Dewa Arak
dalam sebuah serangan totokan jari tangan lurus
dan bertubi-tubi ke arah leher dan ulu hati.
Memang, meskipun sebelah tangannya
sudah tidak mempunyai jari, bukan berarti kalau
keampuhan tangan itu hilang. Kedahsyatan tangan
itu, tak kalah dengan tangan yang utuh.
Sekali lihat saja Arya tahu kalau Turgawa telah
mengeluarkan 'Ilmu Baju Ular Emas' andalannya.
Maka ilmu 'Belalang Sakti' andalannya tidak ragu-ragu
lagi digunakan.
Dengan langkah terhuyung-huyung seperti
akan jatuh, Dewa Arak mengelakkan serangan
bertubi-tubi ke arahnya. Tapi hebatnya serangan
yang menuju ke arah sasaran, hanya mengenai tempat
80 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
kosong. Turgawa tidak menjadi heran melihat serangannya
berhasil digagalkan. Dia tahu kalau Dewa Arak adalah
s e o r a n g l aw a n ya n g a m a t t a n g g u h . M a k a b e g i t u
serangannya berhasil dielakkan, segera
disusulinya dengan serangan selanjutnya. Sesaat
kemudian, pertarungan sengit pun terjadi.
Seperti juga Turgawa, Dewa Arak tidak ragu-ragu
lagi untuk mengeluarkan seluruh kemampuannya. Ilmu
'Belalang Sakti' dikerahkan seluruhnya. Kedua tangan,
g u c i d a n s e m b u r a n a r a k n ya d i p e r g u n a k a n u n t u k
menghadapi serangan Turgawa.
ooOWKNBROoo Di arena lainnya, pertarungan antara dua Raja
Tengkorak sedang berlangsung sengit meskipun
kurang menarik, karena kedua belah pihak
menggunakan ilmu yang sama, 'Ilmu Baju Ular Emas'.
Suara mendecit nyaring seperti puluhan ekor tikus
mencicit mengiringi pertarungan yang terjadi
antara kedua tokoh yang sama-sama menggiriskan itu.
P e r t a ru n ga n a nt a ra ke d ua t ok oh i t u
m e m a ng berlangsung agak berbeda dengan
pertarungan antara Dewa Arak menghadapi Turgawa.
Karena masing-masing Raja Tengkorak telah
mengetahui perkembangan ilmu masing-masing
lawan. Ke mana serangan dilancarkan dan juga
serangan susulan yang akan dikirimkan.
Pertarungan antara empat orang yang sama-sama
memiliki ilmu meringankan tubuh tingkat tinggi itu
berlangsung cepat, karena memang keempat tokoh itu
memiliki ilmu meringankan tubuh yang tinggi.
Itulah sebabnya, di antara puluhan tokoh
persilatan yang ada di situ, hanya Jaran Sangkar
seorang yang mampu menyaksikan jalannya
81 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
pertarungan secara jelas. Sedangkan tokoh
persilatan lainnya hanya melihat sosok bayangan
putih, ungu, dan kuning yang saling berkelebatan.
Terkadang saling belit, tapi tak jarang saling
berpencaran. Jaran Sangkar memperhatikan jalannya
pertarungan yang terjadi dengan perasaan
tertarik. Memang, meskipun telah mengundurkan
diri dari dunia persilatan, tapi sebagai seorang ahli
silat tetap saja dia dijangkiti penyakit umum,
senang menyaksikan pert ar un g an . T eru ta m a
s e ka l i p er t ar un g an ya n g b e rlangsung antara tokoh-tokoh silat
tingkat tinggi, seperti pertarungan
yang kini berlangsung di hadapannya.
Tapi belum juga lima puluh jurus
menyaksikan jalannya pertarungan, gangguan
sudah datang melanda. Tokoh-tokoh persilatan yang
melihat adanya kakek berpakaian abu-abu, dan tahu
kalau kakek itu berada di pihak Dewa Arak, segera
meluruk menyerbu.
Meskipun belum mengetahui kelihaian lawan, tapi
mengingat Jaran Sangkar datang bersama-sama Dewa
Arak, tokoh-tokoh persilatan itu tidak ragu-ragu lagi
untuk menggunakan senjata andalan mereka, dan juga
mengeroyoknya secara bersama-sama.
"Hm.. !"
Jaran Sangkar hanya bergumam tak jelas ketika
melihat datangnya serbuan belasan orang tokoh
persilatan itu. Dengan sikap tenang dia berdiri diam
menunggu datangnya serangan. Tidak tampak adanya
tanda-tanda kalau kakek sakti ini akan berbuat sesuatu.
Baru ketika serangan lawan-lawannya menyambar
dekat, kedua tangan kakek itu bergerak cepat, berputar
di depan dada. Gila! Dari kedua tangan yang berputaran itu
tiba-tiba muncul serentetan angin keras. Seolah-olah
82 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
di situ sedang terjadi badai.
Jeritan-jeritan kekagetan terdengar dari mulut
tokoh-tokoh persilatan yang menerjang maju. Tubuh
mereka semua berpentalan tak tentu arah.
Senjata-senjata yang mereka pegang pun berpentalan
ke sana kemari.
Karuan saja hal itu membuat rekan-rekan mereka
yang lain terkejut bukan kepalang. Tapi tentu saja hal
itu tidak berarti kalau mereka takut.
Kini sisa dari tokoh-tokoh persilatan yang belum
kebagian menyerang tadi, mulai menyerang. Sedangkan
rekan-rekan mereka yang tadi terlempar bergulingan
pun kembali bangkit berdiri dan langsung menyerang.
"Hhh... Jaran Sangkar menghela napas berat. Sungguh
tidak disangka kalau dirinya akan terlibat dalam
pertarungan seperti ini. Padahal dia sudah tidak
ingin terlibat dalam kekerasan lagi. Itulah sebabnya
tadi, dengan kekuatan tenaga dalamnya, dia hanya
melontarkan tubuh-tubuh lawannya. Dan tidak
melukainya. Seperti juga sebelumnya, kali ini pun Jaran
Sangkar sama sekali tidak bermaksud melukai lawan-
lawannya. Dia hanya memutar-mutarkan kedua
tangannya di depan dada. Dan dengan pengerahan
tenaga dalam yang dimilikinya, tubuh-tubuh lawannya
dibuat berpentalan tak tentu arah sebelum serangan-
serangan mereka sempat menyentuh tubuhnya.
Keadaan tokoh-tokoh persilatan itu seperti semut-
semut menerjang api. Meskipun terlihat kalau yang
melakukan penyerangan adalah mereka, tapi tampak
jelas kalau mereka sendiri yang roboh tak tentu arah.
ooOWKNBROoo Sementara itu pertarungan antara Dewa Arak
83 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
melawan Turgawa dan antara Raja Tengkorak tua alias
Kalpa Reksa menghadapi Raja Tengkorak palsu alias
Sengkala, masih berlangsung imbang. Padahal
pertarungan sudah berlangsung hampir seratus jurus.
Di antara ketiga kancah pertarungan itu yang sulit
diketahui antara tokoh-tokoh yang tengah berlaga
adalah pertempuran antara dua Raja Tengkorak
Pertarungan antara Raja-Raja Tengkorak itu
memang membingungkan jika ada orang yang
melihatnya. Karena bukan hanya pakaian saja
yang sama, kedua tokoh itu juga memiliki ilmu,
potongan tubuh serta suara yang sama.
Menginjak jurus yang keseratus, mulailah terjadi
perubahan dalam pertarungan antara dua Raja
Tengkorak. Tampak kalau salah satu dari Raja
Tengkorak itu mulai terdesak oleh lawannya. Kini Raja
Tengkorak yang terdesak, bermain mundur. Dia
lebih sering mengelak ketimbang menangkis.
Tapi rupanya Raja Tengkorak yang terdesak itu
belum mengaku kalah. Tangan kanannya pun
bergerak. Entah dari mana mengambilnya, pada kedua
tangannya telah tergenggam sebilah pisau bergagang
tengkorak kepala manusia.
Begitu kedua senjata itu telah berada di
tangannya, langsung digunakannya untuk
melancarkan serangan pada Raja Tengkorak yang
tengah mendesaknya.
Raja Tengkorak yang unggul tidak berani
bertindak gegabah. Dia tahu betul ketajaman senjata-
senjata di tangan lawannya. Maka buru-buru tubuhnya
dilempar ke belakang, bersalto beberapa kali di udara.
Dan akhimya mendaratkan kedua kakinya di tanah
dengan kedua bilah pisau berada di kanan kiri
tangannya. Tapi baru saja kedua kakinya mendarat di tanah,
serangan susulan dari Raja Tengkorak yang pertama
84 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
kali mengeluarkan pisau, kembah meluncur ke
arahnya. Tidak ada kesempatan mengelak bagi
Raja Tengkorak yang baru hinggap di tanah. Maka
segera digerakkan sepasang pisaunya untuk
memapak serangan itu.
Trang, trang, trang...!
Percikan bunga api mengiringi dentang nyaring
dua pasang pisau yang beradu. Akibatnya, kedua
belah pihak sama-sama terhuyung dua langkah ke
belakang. Hanya saja, Raja Tengkorak yang menyerang,
lebih parah lagi keadaannya. Karena kedudukan
kakinya agak goyah. Sedangkan Raja Tengkorak yang
menangkis sama sekali tidak terpengaruh.
"Hih ... !"
Sambil menggertakkan gigi, Raja Tengkorak yang
menyerang, kembali membabatkan pisaunya ke arah
leher Raja Tengkorak yang diserang.
Anehnya, Raja Tengkorak yang diserang sama
sekali tidak mempedulikannya. Justru ketika lawan
meluncurkan serangan, dia pun mengirimkan serangan
pula, dengan sebuah tusukan ke arah dada.
Blesss, crattt ... !
Hampir berbareng kedua pisau itu sama-sama
mendarat pada sasarannya masing-masing. Serangan
Raja Tengkorak yang pertama kali mencabut pisau,
menabas putus kepala lawannya. Sebaliknya, dia pun
terkena serangan pisau lawan pada dada kanannya.
Memang, di saat terakhir, Raja Tengkorak yang pertama
kali mencabut pisau ini sempat menggeliatkan tubuh,
sehingga serangan lawan tidak tepat mengenai ulu
hatinya. Pada saat yang bersamaan dengan terjengkangnya
Raja Tengkorak yang pertama kali mencabut pisau,
kepala Raja Tengkorak yang satu lagi menggelinding
lepas dari lehernya. Tapi anehnya, tubuh yang sudah
tidak memiliki kepala itu tidak roboh ke tanah.
85 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com


Dewa Arak 27 Kembalinya Raja Tengkorak di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Raja Tengkorak yang terluka pada dadanya
menatap dengan sepasang mata terbelalak
pemandangan di hadapannya. Tangannya sibuk
menotok jalan darah di sekitar luka untuk mencegah
mengalirnya darah. Sementara racun yang terkandung
dalam pisau yang mengenai tubuhnya sama sekali tidak
dihiraukan, karena memang dia sudah memiliki
penangkal di dalam tubuhnya.
Dengan tubuh agak terbungkuk, dia melihat
pemandangan yang terpampang di hadapannya.
Tampak kepala Raja Tengkorak yang tergeletak
di tanah, bergerak-gerak. Kemudian mendadak
meluncur bagaikan terbang dan mendarat di
tempatnya kembali.
Dan begitu kepala itu telah bersatu kembali
dengan tubuhnya, tangan Raja Tengkorak mengusap
bagian sayatan pada lehernya.
Ajaib! Luka babatan pedang itu mendadak lenyap
seperti sediakala!
"Ha ha ha... I"
Raja Tengkorak yang terbabat putus kepalanya
tertawa bergelak
"Ki...! Jangan bunuh Raja Tengkorak palsu! Aku
yakin dia adalah anakmu ... !" seru Dewa Arak sambil
melempar tubuh ke belakang dan bersalto beberapa
kali di udara. Memang, Arya baru teringat kembali akan
dugaannya ketika melihat bentrok berdarah kedua Raja
Tengkorak itu. Karena tidak tahu mana di antara Raja
Tengkorak itu yang Kalpa Reksa, dia langsung
berteriak saja ketika melihat salah seorang dari Raja
Tengkorak itu terancam maut.
Hebat akibat ucapan Dewa Arak! Turgawa, dan
Raja Tengkorak yang kepalanya tadi putus kontan
terpaku kaku. Tampak jelas, kalau kedua orang itu
terkejut bukan kepalang. Kekagetan yang sama
86 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
melanda Raja Tengkorak yang tertusuk dadanya.
Bahkan kedua kakinya tampak menggigil.
Dengan sendirinya, suara-suara pertarungan pun
lenyap karena tokoh-tokoh persilatan yang
mengeroyok Jaran Sangkar merasa jerih, dan tidak
melanjutkan penyerangan lagi ketika berkali-kali
usaha mereka kandas.
"Bohong...!"
Suara pekikan keras Turgawa memecahkan
keheningan yang tercipta. Sekaligus juga menyadarkan
dua Raja Tengkorak yang sama-sama terpaku kaku.
"Jangan percaya ucapan busuk Dewa Arak,
Sengkala!" seru Turgawa lagi seraya bergerak
menghampiri Raja Tengkorak yang tadi putus
kepalanya. "Orang yang menyamar sebagai Raja
Tengkorak itu adalah pembunuh ayahmu! Cepat kau
binasakan dia!"
Hebat akibat pengaruh yang ditimbulkan oleh
ucapan Turgawa. Sepasang mata Raja Tengkorak palsu
alias Sengkala kembali mencorong kehijauan. Kedua
tangannya tampak bergetar hebat. Jelas, kalau dia
tengah bersiap mengirimkan serangan mematikan.
Tapi.... "Kau jangan kena, dihasut oleh Turgawa, Sengkala!
Sebelum kau menyesal seumur hidupmu karena telah
membunuh ayah kandungmu, lebih baik kau beri
kesempatan pada ayahmu untuk menjelaskan
masalahnya!" teriak Arya tak kalah kalap.
Ucapan Dewa Arak membuat Raja Tengkorak palsu
itu menghentikan gerakannya. Memang, sudah sejak
lama dia heran, mengapa Turgawa yang mengaku
pamannya, sepertinya selalu menyembunyikan rahasia
tentang keluarganya. Baru kalau telah didesak-desak,
akan diceritakan. Itu pun hanya sekadarnya saja.
Sehingga tetap saja Sengkala tidak mengetahui secara
persis tentang ayahnya.
87 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
"Keparat ... ! " teriak Turgawa. Tubuhnya pun
bergerak, slap untuk melancarkan serangan. Tapi,
kontan ditariknya kembah ketika ada tangan kuat yang
mencekal tangannya.
"Biarkan mereka mengemukakan masalah itu,
Paman...," pelan saja ucapan yang keluar dari mulut
Raja Tengkorak palsu itu. Tapi dari nada suaranya,
semua orang tahu ada tekanan dalam ucapan itu.
Tekanan yang tidak menghendaki adanya bantahan.
Turgawa menatap wajah Raja Tengkorak lekat-lekat
Perlahan-lahan dia melangkah mundur ketika melihat
sorot mata penuh ancaman dari sepasang mata laki-laki
berseragam tengkorak itu.
"Bisa kau memberikan bukti kalau aka adalah putra
dari Raja Tengkorak palsu ini, Dewa Arak"!" agak
bergetar suara yang keluar dari mulut Raja Tengkorak
palsu alias Sengkala. Dia tetap menyangka kalau Raja
Tengkorak yang di hadapannya adalah Raja Tengkorak
palsu dan dirinya Raja Tengkorak tulen.
Arya menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak bisa. Tapi mungkin ayahmu. bisa.... "
Setelah berkata demikian, pemuda berambut putih
keperakan itu menoleh ke arah Raja Tengkorak asli
yang masih terpaku dengan tangan mendekap dada.
Kedua kaki Kalpa Reksa tampak menggigil keras,
karena guncangan perasaan. Benarkah Raja
Tengkorak palsu itu adalah anaknya"
"Kalau kau benar anakku.... Kau mempunyai
beberapa ciri...."
Sesampainya di sini, Raja Tengkorak asli alias Kalpa
Reksa menghentikan ucapannya sejenak karena
tenggorokannya dirasakan kering. Ditelannya air liur
untuk membasahinya.
"Apa ciri-ciri yang kumiliki ... "!" selak Raja
Tengkorak palsu tak sabar. Lenyap sudah suara
khasnya karena getaran perasaan yang melanda.
88 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
Kini suara tokoh sesat yang menggiriskan itu
terdengar serak.
"Kau... kau..., mempunyai benjolan daging di
ketiak sebelah kirimu ...... Agak terputus-putus ucapan
yang keluar dari mulut Raja Tengkorak yang terluka
dada kirinya. "Lalu..., apa lagi..."!" tanya Raja Tengkorak palsu dengan suara semakin serak.
Kekagetan tampak jelas
dari tubuhnya yang agak terjingkat.
"Di bawah dagumu ada tompel...," lanjut Kalpa
Reksa lagi. "Dan nama aslimu bukan Sengkala... tapi
Prawira.... Sedangkan Turgawa adalah orang
yang telah membunuh ibumu dan membawa lari
dirimu... "Dusta...!"
Teriakan keras Turgawa menyambuti ucapan
Kalpa Reksa. Tidak cukup hanya sampai di situ saja,
dia pun mengibaskan tangannya. Seketika itu juga
beberapa buah benda berkilat yang tidak lain adalah
pisau meluncur cepat ke arah Raja Tengkorak.
Tidak hanya itu saja yang dilakukan kakek
berpakaian kuning. Begitu pisau-pisaunya meluncur,
tubuhnya pun meluruk menyusul pisau-pisaunya.
Dews Arak, Raja Tengkorak palsu, dan Jaran
Sangkar terperanjat bukan main melihat serangan yang
sama sekali tidak terduga-duga itu. Apalagi Raja
Tengkorak asli sendiri.
Kalpa Reksa saat itu tengah tidak berwaspada
sama sekali karena tengah tenggelam dalam luapan
perasaannya. ltulah sebabnya dia merasa terkejut
bukan kepalang melihat datangnya serangan itu Tapi,
meskipun begitu sebagai seorang tokoh tingkat tinggi
walaupun dalam keadaan terluka, dan tengah tidak
bersiap, dia masih mampu berbuat sesuatu.
Cepat-cepat tangan kanannya yang memegang pisau,
digerakkan menangkis. Memang, pisau yang terpegang
89 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
di tangan kirinya, terpental sewaktu dia terkena tusukan
lawan. Tranggg, tranggg, tranggg...!
Cappp ... ! "Akh ... !"
Satu di antara sekian banyaknya pisau itu berhasil
menghunjam perut Kalpa Reksa. Tak pelak lagi, tubuh
laki-laki berseragam tengkorak itu terhuyung, Pisau
yang tergenggam di tangannya pun telepas dari
pegangan. Saat itu, serangan susulan dari Turgawa menyusul
tiba. Tapi sebelum serangan itu mencapai sasaran,
angin keras berhawa panas menyengat dari Dewa Arak
dan pukulan jarak jauh yang dilepaskan Raja Tengkorak
palsu telah lebih dulu menyambar ke arahnya.
Memang, Saking terkejutnya, Arya dan
Sengkala langsung melancarkan pukulan jarak
jauh masing-masing ke arah Turgawa.
Brass... ! Kakek berpakaian kuning itu memekik ngeri.
Dahsyat bukan main pukulan jarak jauh gabungan itu.
Tubuh Turgawa yang tengah berada di udara
terpental Darah segar mengucur deras ketika
tubuhnya terpental. Dan sekujur tubuhnya hangus
seketika. Brukkk .. ! Tubuh Turgawa jatuh berdebuk di tanah dan diam
tidak bergerak lagi. Karena saat tubuhnya melayang,
nyawanya sudah meninggalkan raganya.
ooOWKNBROoo "Ayah ... !"
Raja Tengkorak palsu melesat memburu tubuh
Raja Tengkorak asli yang tergolek rebah di tanah.
90 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
Kini dia tidak ragu-ragu lagi menyebut demikian
pada laki-laki yang memiliki seragam sama dengan
dirinya. Memang, semua keterangan yang diberikan Raja
Tengkorak asli telah membuat dirinya yakin kalau
dia, anak Kalpa Reksa. Di samping semua ciri-ciri yang
disebutkan pada dirinya benar. Ada hal lain
yang membuat pertanyaan yang selama, ini
bergayut di benaknya dan tak pernah terjawab
oleh pamannya, kini terjawab. Huruf bertuliskan
'Prawira' pada selimutnya sewaktu dia masih bayi
ternyata adalah namanya.
Tanpa ragu-ragu lagi, Raja Tengkorak palsu
itu duduk di tanah dan meletakkan kepala
ayahnya di pangkuan. Tak dipedulikannya darah
segar yang keluar dari luka di tubuh ayahnya
mengotori pakaiannya.
"Prawira, Anakku.... Syukur kau telah
membalaskan sakit hati ibumu...," dengan suara
terputus-putus, Raja Tengkorak asli mengeluarkan
ucapannya. "Sebelum aku mati... ingin kulihat wajah
aslimu ...... Raja Tengkorak palsu membuka selubung
tengkoraknya. Tampaklah seraut wajah seorang
pemuda yang mempunyai wajah mirip dengan
Kalpa Reksa. Dialah Prawira alias Sengkala.
"Bukalah selubungku, Praw ira.:.," pinta Raja
Tengkorak asli.
Dengan tangan gemetar Sengkala
mengulurkan tangan dan membuka selubung
ayahnya. Dan....
"Kau..."!" seru Sengkala kaget. "Kalpa Reksa...
Raja Tengkorak asli menganggukkan kepalanya.
Kemudian dengan terputus-putus diceritakan
semua kejadian yang menimpa keluarganya akibat
tindakan jahat Turgawa.
91 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
Dewa Arak, Jaran Sangkar, dan seluruh tokoh
persilatan yang ada di situ menatap penuh haru.
Meskipun begitu, sebagai orang yang telah
kenyang makan garam kehidupan, mereka bisa
mengendalikan diri.
Sementara Sengkala sendiri kini mengerti
keculasan hati Turgawa. Kini dia baru mengerti
mengapa kakek berpakaian kuning itu memberikan
perlengkapan Raja Tengkorak, yang k atanya
adalah peninggalan ayahnya yang telah tewas oleh
Kalpa Reksa. Rupanya Turgawa ingin menjelek-jelekkan
nama Raja Tengkorak yang telah tidak muncul ke dunia
persilatan lagi.
"Begitulah ceritanya, Prawira ...... kata Kalpa Reksa
menutup ceritanya. "Kuharap kau segera melepas
seragam tengkorakmu itu. Masa Raja Tengkorak telah
lenyap karena aku telah menguburnya belasan tahun
lalu. Kau mau memenuhi permintaanku ini, Prawira"!"


Dewa Arak 27 Kembalinya Raja Tengkorak di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Prawira alias Sengkala menganggukkan
kepalanya. Meskipun tidak ada butiran air yang
mengalir keluar dari matanya. Tapi tampak jelas kalau
sepasang mata itu berkaca-kaca. Memang, tokoh yang
menggiriskan ini merasa sedih sekali.
"Kau harus mempertanggungjawabkan
perbuatanmu pada Ki Jaran Sangkar. Kedua orang
muridnya, Ki Tampar Waja dan Ranjana, telah kau
bunuh ...... Sambil berkata demikian, Raja Tengkorak
mengalihkan pandangannya ke arah kakek
berpakaian abu-abu itu.
"Lupakanlah, Reksa. Aku tidak mendendam,"
sahut Jaran Sangkar cepat. Dia tidak sampai hati
menghukum Sengkala di depan ayahnya yang telah
menjelang ajal ini. Biarlah di akhir hayatnya, Kalpa
Reksa merasa lega karena anaknya tidak kurang suatu
apa. "Asalkan dia tidak mengulangi kejahatannya lagi...
92 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
semua kesalahannya kumaafkan,"
"Terima kasih, Ki. Kau memang bijaksana," kata
Kalpa Reksa dengan raut wajah penuh terima kasih.
"O ya, Prawira. Katakan dari mana kau mendapat
ilmu 'Rawa Rontek' itu"!"
"Dari orang sakti yang bersedia menjadikanku
murid, Ayah.... Dan..., Ayaaah ... !"
Sengkala terpaksa memutuskan ucapannya
karena kepala Kalpa Reksa telah terkulai lemas dan tak
bernyawa lagi. "Ayah... !" teriak Sengkala lagi seraya menggoyang-goyangkan pipi Kalpa Reksa.
Dengan hati sedih, Sengkala bangkit berdiri,
kemudian menatap satu persatu wajah-wajah anak
buahnya. "Kalian dengarkan semua...!" ujar Raja Tengkorak
palsu. "Mulai saat ini aku tidak lagi menjadi Raja
Tengkorak. Kalian boleh memilih jalan sendiri-sendiri. "
Raja Tengkorak palsu menghentikan ucapannya
sebentar. Sementara anak buahnya tetap menunduk-
kan kepala. "Kalian tahu..., kalau Ki Jaran Sangkar mau,
sudah sejak tadi kalian jadi mayat! Bagaimana"
Yang ingin sadar, boleh mengikutiku! Bagi yang tak
mau, kuberi kebebasan untuk pergi! Tapi ingat! Bila
kalian melakukan kejahatan dan bertemu denganku,
jangan harap akan kuampuni...!"
Setelah berkata demikian, Prawira alias Sengkala
lalu membungkukkan tubuh dan mengangkat
mayat Kalpa Reksa, lalu berjalan sambil membopong
mayat ayahnya. Jaran Sangkar dan Dewa Arak
membiarkannya. Mereka berdua tahu, hati putra Kalpa
Reksa itu sangat terpukul.
Jaran Sangkar dan Arya hanya memandangi saja
Sengkala yang semakin jauh sambil membawa
93 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
ayahnya. Sementara di belakang pemuda yang telah
menggemparkan karena telah menjadi Raja Tengkorak
itu, berjalan dengan kepala tertunduk, tokoh-
tokoh persilatan yang menjadi anak buahnya.
Hanya sebagian kecil saja yang tidak mengikuti
Prawira. "Ada orang yang tengah menuju kemari, Arya...,"
ucap Jaran Sangkar pada Dewa Arak yang juga telah
mendengar langkah-langkah kaki mendekati
tempat mereka. "Aku pergi dulu...."
"Tunggu sebentar, Ki ...... cegah Arya cepat.
"Ada apa, Arya?" tanya Jaran Sangkar, sambil
menghentikan langkahnya.
"Boleh kutahu tempat tinggalmu, Ki?" tanya Arya.
"Lupakanlah, Arya. Aku tidak ingin terlibat dalam
kekerasan dunia persilatan...."
Belum lagi lenyap, ucapannya, tubuh kakek
berpakaian abu-abu telah berada dalam jarak
belasan tombak di depan.
Arya hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat
kehebatan kakek itu. Lalu dipalingkan kepalanya ke
arah asal suara. Dan mendadak wajahnya berubah!
"Kang Arya...!" seru sosok serba putih yang
berada dalam jarak lima tombak.
"Melati... !" jaw ab pemuda berambut putih
keperakan itu tak kalah keras. Nada suaranya
mengandung kekagetan tapi juga kegembiraan yang
tak terkirakan. Dan memang, Dew a Arak merasa
gembira bukan kepalang melihat siapa adan ya
sosok tubuh yang bergerak mendatangi. Sosok
tubuh wanita cantik jelita laksana bidadari, berpakaian
serba putih dan berambut panjang terurai. Siapa lagi
kalau bukan Melati"
Seiring keluarnya ucapan itu, Arya melesat ke
depan dengan kedua Lengan terkembang. Hal
yang sama pun dilakukan oleh sosok tubuh yang
94 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
tidak lain Melati adanya.
Dua sosok tubuh yang berlari cepat saling
mendekati itu akhirnya bertemu di pertengahan jalan.
"Kang Arya... !" sebut Melati dengan sepasang
mata berkaca-kaca. Kepalanya disandarkan di
dada Arya yang bidang dan kokoh itu. Nada
suara gadis berpakaian putih ini terdengar agak
serak karena rasa haru yang menyekat
tenggorokannya.
Arya pun dilanda perasaan yang sama.
Sungguh tidak diduga kalau dia bisa bertemu
dengan tunangannya. Bertubi-tubi diciuminya,
rambut, telinga dan pipi gadis berpakaian putih itu
dengan kerinduan yang menggelegak.
"Melati..., syukur kau selamat...," dengan suara tak kalah serak, Arya
menyahuti. Dipeluknya tubuh
Melati erat-erat seakan-akan khawatir kalau gadis itu
akan pergi lagi.
Melati pun balas memeluk tak kalah erat. Dan
tanpa melepaskan pelukannya dia pun menceritakan
semua kejadian yang dialami.
"Ketika aku tiba di hutan ini, kudengar sayup-
sayup suara ribut-ribut. Karena ingin tahu, kudekati.
Syukur, aku malah bertemu denganmu, Kang."
Arya sama sekali tidak menyahuti. Dia masih
diliputi rasa gembira melihat gadis yang dicintainya,
berhasil ditemukan kembali dalam keadaan selamat.
Waktu terus saja bergulir, tapi Melati dan Dewa
Arak tetap dalam kerinduan dan kebahagiaan. Mereka
tidak mempedulikan lagi keadaan alam sekelilingnya.
SELESAI WAKINAMBORO PROPERTIES
95 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
Document Outline
COVER DA.027.pdf
Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
Patung Dewi Kwan Im 8 Menuntut Balas Karya Wu Lin Qiao Zi Kisah Pedang Di Sungai Es 16
^