Pencarian

Kembalinya Raja Tengkorak 2

Dewa Arak 27 Kembalinya Raja Tengkorak Bagian 2


di atas tubuh Raja Tengkorak.
Raja Tengkorak sadar kalau kedudukannya kurang
menguntungkan. Sebab bila lawan kembali
melancarkan serangan, dapat dipastikan dia
akan terancam bahaya besar. Laki-laki berseragam
tengkorak itu tidak ingin hal itu terjadi. Maka sebelum
Melati mengirim serangan kembali, dia lebih dulu
melancarkan serangan.
Kaki kanan Raja Tengkorak mencuat cepat
ke arah perut Melati ketika mata pedang gadis
berpakaian putih itu telah meluncur lewat.
Melati terperanjat. Buru-buru dia melompat ke
belakang. Sehingga serangan Raja Tengkorak
tidak mengenal sasaran.
Raja Tengkorak sama sekali tidak
mempedulikan hasil serangannya. Sebab serangan
yang dilancarkannya sekadar untuk menghindarkan
dirinya dari serangan susulan lawan. Sementara
kedudukannya kurang menguntungkan sama sekali.
33 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
Ketika Melati melompat ke belakang, Raja Teng-
korak pun ikut melompat ke belakang pula.
"Hup... !"
Pada saat bersamaan dengan mendaratnya
kedua kaki Melati di tanah, laki-aki berseragam
tengkorak itu pun telah berhasil memperbaiki
kedudukannya. Belum sempat Raja Tengkorak berbuat sesuatu,
serangan susulan Melati kembali meluncur. Mau
tak mau laki-laki berseragam tengkorak itu mengadakan
perlawanan sengit Memang, menghadapi
kepandaian seperti putri angkat Raja Bojong Gading
itu, tanpa melakukan perlawanan adalah sama
dengan mencari mati.
Pertarungan sengit antara Raja Tengkorak dengan
Melati pun terjadi.
Melati yang tengah diamuk kemarahan,
mengerahkan seluruh kemampuannya. Pedang
yang berada di tangannya berkelebatan cepat
dan bertubi-tubi diarahkan ke daerah berbahaya
di tubuh Raja Tengkorak.
Kemarahan membuat pikiran Melati buntu. Sama
sekali dia tidak menyadari kalau Raja Tengkorak tidak
bersungguh-sungguh menghadapinya. Meskipun
laki-laki berseragam tengkorak itu
menggunakan senjatanya, sebatang pedang
bergagang kepala tengkorak manusia. Tapi, dalam
pertarungan itu, tampak dia tak menggunakannya
sekalipun sewaktu melakukan serangan.
Raja Tengkorak lebih sering mengelak dan
menangkis ketimbang menyerang. Dia baru
menyerang k e t ik a ke a da an n ya s u da h t e r j e p it D an b eg i tu k
edudukannya tidak terdesak, dia
menghentikan serangannya.
Melati bukanlah orang bodoh. Dia segera
menyadari lawannya. Setelah pertarungan
34 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
berlangsung hampir lima puluh jurus, dia tahu kalau
lawan tidak bersungguh-sungguh menghadapi
serangannya. Bahkan sewaktu dia menyerang tidak
pernah diarahkan pada bagian-bagian yang
mematikan. Tapi semua itu dia anggap sebagai
pertanda kalau lawan meremehkan kemampuannya.
Akibatnya, serangan-serangannya kini kian
bertambah dahsyat
Karuan saja serangan beruntun membuat Raja
Tengkorak kelabakan. Disadari kalau tindakan gadis
berpakaian putih ini tidak bisa ditanggulangi
dengan cara baik-baik. Harus dilakukan cara lain
untuk,menahannya.
"Haaat... Seraya mengeluarkan suara keras melengking
nyaring, Raja Tengkorak melompat menerjang.
Pedang di tangannya menusuk bertubi-tubi ke arah
ubun-ubun, bawah hidung, dan leher. Semua jalan
darah kematian.
Melati terperanjat. Disadari akan adanya bahaya
besar yang terkandung dalam serangan itu. Dia
pun segera menggerakkan pedangnya dan memapak
serangan yang meluncur bertubi-tubi itu.
Trang, trang, trang... !
Bunga-bunga api memercik ke udara ketika kedua
buah senjata itu berbenturan. Akibatnya tubuh Melati
terhuyung-huyung ke belakang sejauh dua
langkah. Tangan yang menggenggam pedang pun
dirasakan kesemutan. Hampir saja senjata itu terlepas
dari genggamannya.
Saat itu, serangan susulan Raja Tengkorak kembali
meluncur tiba. Kedua kakinya kembali meluncur ke
arah Melati dengan sebuah tendangan miring
bertubi-tubi ke arah dada dan leher.
Tidak ada jalan lain bagi gadis berpakaian putih
itu, kecuali menjejakkan kedua kakinya ke tanah dan
35 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
melemparkan tubuh ke belakang. Lalu, bersalto
beberapa kali di udara untuk menghindari adanya
serangan susulan dari lawan.
Raja Tengkorak tidak menyia-nyiakan
kesempatan itu. Buru-buru dia melesat kabur dari
situ. Khawatir kalau gadis yang keras hati itu
akan mengejarnya, laki-laki berseragam tengkorak
itu melesat ke arah k e r i m b u n a n p e p o h o n a n d a n s e m a k - s e
m a k y a n g berada di hutan itu.
"Hup ... !"
Melati terkejut bukan kepalang melihat lawan
sudah tidak berada lagi di situ, ketika kedua kakinya
berhasil mendarat di tanah. Dengan agak bergegas dia
edarkan pandangannya berkeliling, dan mengawasi
sekitarnya. Sepasang matanya mencari-cari arah
kepergian lawan. Tapi, dia tidak menemukan petunjuk
sama sekali. Jalan yang tadi dilaluinya tidak
menampakkan adanya sosok tubuh itu.
Melati membanting-banting kaki kanannya ke
tanah untuk melampiaskan kekesalan melihat
lawannya telah menghilang. Disadari kalau
mengejar pun tidak akan ada gunanya, sebab dia
tidak mengetahui ke arah mana jalan yang
dipilih laki-laki berseragam tengkorak itu.
Dengan hati masih diliputi rasa kesal, Melati
melangkah lesu meninggalkan tempat itu. Tapi, dia tidak
mempunyai tujuan yang pasti, diikutinya saja
arah kakinya melangkah.
Melati membiarkan kakinya melangkah semaunya,
dan benaknya digeluti berbagai persoalan-
persoalan yang memusingkan. Mengapa Raja
Tengkorak seperti tidak mengenalnya" Bahkan tokoh
sesat itu pun terheran-heran melihat dia menghadang
perjalanan dan menyerang! Mengapa pula laki-laki
berseragam tengkorak itu terlihat tidak bersungguh-
sungguh menghadapinya" Dan mengapa pula
36 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
harus melarikan diri" Padahal gadis berpakaian
putih itu yakin kalau Raja Tengkorak itu belum tentu
akan kalah bila pertarungan dilanjutkan.
Pertanyaan-pertanyaan itu menghantui benak
Melati. Tapi tidak ada satu pun yang terjawab.
Dalam keadaan tidak berdaya dan tidak menentu
tujuannya, dia teringat pada kekasihnya, Dewa Arak.
Kalau saja p e m u d a b e r a m b u t p u t i h k e p e r a k a n i t u b e r a
d a d i sampingnya, masalah seperti ini
pasti dapat dipecahkannya. Tidak ada persoalan
yang tidak bisa dipecahkan Dewa Arak.
"Kang Arya ...," desah gadis berpakaian putih
itu pelan. "Di mana kau berada" Apakah kau berhasil
menyelamatkan diri dari badai itu. Ohhh...!"
ooOWKNBROoo "Hhh ... !"
Raja Tengkorak menghela napas lega ketika tidak
melihat lagi bayangan Melati mengejarnya. Kecepatan
larinya pun sedikit dikuranginya.
"Aku yakin gadis, itu menyerang bukan
tanpa alasan! Pasti ada hubungannya dengan Raja
Tengkor a k p a l s u . A p a k a h m a n u s i a b u s u k i t u t e l a h m e
nyebarkan bencana lagi?"
Berbagai pertanyaan muncul di benaknya
dan tidak mampu dipecahkan laki-laki
berseragam tengkorak itu, dan ternyata dia adalah
Raja Tengkorak asli alias Kalpa Reksa. Dia pun
segera melanjutkan langkahnya.
Raja Tengkorak melesat cepat menempuh
jalan yang semula ditempuh Melati ketika
meninggalkan Perguruan Banteng Sakti.
Raja Tengkorak melangkah tergesa-gesa. Terbukti
dia hanya sebentar memperlambat larin ya.
Sesaat kemudian, larinya kembali cepat menyusuri
37 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
jalan yang dilalui Melati.
"Ah ... !"
Mendadak terdengar seruan kaget dari mulut Raja
Tengkorak ketika melihat asap tebal dan hitam
bergumpal-gumpal di angkasa. Keadaan langit yang
cerah membuat asap hitam, tebal dan bergumpal-
gumpal itu terlihat jelas dari kejauhan.
Seiring dengan seruan kaget itu, larinya makin
dipercepat. Menilik dari tindakannya bisa diketahui
kalau asap itulah yang menjadi penyebab kenapa
larinya makin cepat.
"Ya, Tuhan.... Mudah-mudahan asap itu tidak
berasal dari Perguruan Banteng Sakti ....!" desah laki-
laki berseragam tengkorak itu bernada mengharap.
Semakin dekat kakinya melangkah ke arah
yang dituju, semakin jelas kalau asap itu memang
berasal dari sana.
"Ohhh...!"
Raja Tengkorak akhimya mengeluh lirih ketika
melihat secara pasti asal asap itu. Langkah
kakinya pun terhenti. Sekujur tubuhnya tampak
menggigil dengan pandangan mata tertuju lurus
ke depan. Ke arah bangunan berpagar kayu bulat
tinggi yang telah hampir menjadi puing-puing.
Beberapa saat lamanya, laki-laki berseragam
tengkorak itu berdiri mematung dalam jarak sekitar
delapan tombak. Dia menatap dengan pandangan
mata tak percaya pada penglihatan di hadapannya.
Kemudian Raja Tengkorak melangkah lesu,
menghampiri bangunan itu. Lambat dan satu-satu
kakinya dilangkahkan. Dia tahu kalau tidak ada
seorang pun yang hidup di dalam. Dari tanda pisau
bergagang tengkorak kepala manusia yang tertancap, di
papan nama perguruan yang tergantung di alas
pintu gerbang, sudah bisa diketahui pelakunya. Siapa
lagi kalau bukan Raja Tengkorak!
38 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
Kembali langkah Raja Tengkorak terhenti. Kali ini
dia berdiri di ambang pintu gerbang yang sudah tidak
memiliki daun pintu lagi. Pandang matanya
terpaku pada puluhan sosok mayat yang
bergeletakan di tanah dalam keadaan tidak bernyawa
lagi. "Ah ... ! Aku terlambat ... ! Tidak kusangka kalau
Raja Tengkorak palsu punya pikiran cerdik. Dia
lebih dulu melenyapkan orang-orang yang dapat
menghambat gerakannya," keluh Raja Tengkorak
bernada penuh penyesalan. "Kini lenyap sudah
dua, kekuatan besar yang akan menentang
tindak kelaliman Raja Tengkorak palsu.
Perguruan Gajah Putih dan Perguruan Banteng
Sakti telah berhasil ditumpasnya.
"Ah... !"
Laki-laki berseragam tengkorak itu memang telah
menyaksikan Perguruan Gajah Putih
dibumihanguskan. Karena itu, dia bergegas
menuju Perguruan Banteng Sakti. Sebelum Raja
Tengkorak palsu dengan pengikutnya lebih dulu berada
di sana. Sungguh di luar dugaan Raja Tengkorak, Raja
Tengkorak palsu alias Sengkala telah bertindak
begitu cepat. Dengan langkah lesu, Raja Tengkorak memeriksa
mayat-mayat yang bergeletakan di halaman
perguruan itu. Sebagian besar memang terdapat
tubuh-tubuh selamat dari kobaran api, karena
tergoleknya jauh dari bangunan-bangunan
Perguruan Banteng Sakti yang terbakar itu.
"Hhh ... !"
Raja Tengkorak asli alias Kalpa Reksa menghela
napas berat. Jelas, laki-laki berseragam tengkorak


Dewa Arak 27 Kembalinya Raja Tengkorak di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

itu merasa terpukul menyaksikan semua itu.
"Hiyaaa ... !"
39 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
Tiba-tiba Raja Tengkorak membentak nyaring
seraya menghentakkan kedua tangannya. Seketika
itu pula, bertiup angin keras dari kedua tangan tokoh
sakti itu. Dan....
Brakkk... Papan nama Perguruan Banteng Sakti yang
ditancapi dua bilah pisau bergagang tengkorak
kepala manusia, langsung hancur berantakan. Raja
Tengkorak memang mengarahkan pukulan jarak
jauhnya ke situ sebagai pelampiasan rasa kesalnya.
"Raja Tengkorak palsu...! Jangan harap kau
akan lolos dari tanganku ... !"
Setelah berkata demikian, Raja Tengkorak
alias Kalpa Reksa melesat cepat dari situ.
Kemarahan hebat yang membakar dadanya, membuat
Raja Tengkorak memutuskan untuk mengejar Raja
Tengkorak palsu dan pengikut-pengikutnya.
ooOWKNBROoo 40 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
5 Tubuh Raja Tengkorak berkelebatan cepat
menembus kerimbunan pepohonan dan
kegelapan malam. Mendadak, langkahnya diperlambat
ketika pendengarannya yang tajam menangkap
adanya suara lirih memanggil dirinya.
"Ketua... Sejenak Raja Tengkorak bimbang. Haruskah
langkah kakinya dihentikan" Benarkah dirinya
yang dipanggil oleh pemilik suara yang ternyata
adalah enam orang yang masing-masing berwajah
kasar. Ataukah terus saja berlari tanpa peduli"
Laki-laki berseragam tengkorak itu mengedarkan
pandangan berkeliling. Barangkali saja memang
ada orang lain di sekitar tempat itu. Dan orang itu yang
sebenarnya dipanggil oleh enam orang tokoh
persilatan itu.
Tapi ternyata tidak ada satu pun orang di
sekitar tempat itu. Yang ada hanya dirinya sendiri.
Jadi, jelas kalau dialah yang dipanggilk-panggil.
Mendadak dugaan muncul di benak Raja
Tengkorak. Mungkinkah enam orang itu adalah tokoh-
tokoh persilatan anak buah Raja Tengkorak palsu" Dan
dia dikira sebagai pimpinan mereka. Hal itu wajar,
mengingat dia memakai seragam Raja Tengkorak!
Dugaan itu membuat Raja Tengkorak alias
Kalpa Reksa menghentikan langkah. Bila benar
mereka adalah anak buah Raja Tengkorak palsu,
dan dirinya dianggap pimpinan mereka, maka bisa
dimanfaatkan kekeliruan itu untuk keuntungan dirinya.
Maka laki-laki berseragam tengkorak itu pun
berhenti melangkah. Dia berdiri dan diam
menunggu keenam orang itu medekat.
"Ketua.... kami sudah menemukan orang
41 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
yang Ketua cari...," ucap seorang yang bertubuh
kekar berotot. Dia adalah Dulimang.
"Hm ... !"
Raja Tengkorak hanya menggumam pelan. Tidak
menyambuti ucapan itu karena takut salah
bicara. Karena itu dia bersikap tenang dan
menunggu sehingga masalahnya jelas.
"Benar, Ketua," sambung Naga Tua. "Dewa Arak
telah berhasil kami temukan. Semula kami hendak
menangkapnya dan menyerahkan pada Ketua. Tapi
kami tidak berani bertindak lancang mendahului ......
Raja Tengkorak tercenung sejenak. Benaknya
berputar keras. Sungguh tidak disangkanya, Raja
Tengkorak palsu itu demikian cerdik. Memberi
tugas pada anak buahnya yang lain, sementara
dia dengan anak buah lainnya menyerbu Perguruan
Banteng Sakti. Raja Tengkorak palsu itu benar-benar
ingin bertindak cepat.
Apa yang harus dilakukannya sekarang"
Sudah jelas kalau dia dan Arya telah kalah cepat
bergerak. Raja Tengkorak palsu itu ternyata telah
mempunyai perhitungan sampai sejauh ini. Dia ingin
secepatnya melenyapkan orang-orang yang
dianggap menjadi penghalang semua
keinginannya. Bukan tidak mungkin kalau dirinya
pun sudah masuk dalam rencana Sengkala!
"Aku memang memberi perintah seperti itu,"
ujar Raja Tengkorak setelah beberapa saat
benaknya berputar. "Perintah untuk mencari jejak
Dewa Arak!"
Kalpa Reksa menghentikan ucapan sejenak untuk
mengambil napas.
"Tapi seingatku, tugas itu tidak kuserahkan
pada kalian. Tapi lain orang! Aku malah tidak pernah
melihat wajah-wajah kalian!"
Kontan wajah enam orang itu berubah.
42 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
"Mungkin Ketua lupa. Kami telah dua kali
menghadiri pertemuan yang Ketua adakan,"
bantah Naga Tua.
"Benar, Ketua," sambung Dulimang.
"Ya!" sambung Juriga.
Yang lain, sekalipun tidak mengeluarkan
suara, tapi menganggukkan kepala. Ini berarti
mereka menyetujui ucapan yang dikeluarkan oleh
rekan mereka tadi.
"Hm ... !" hanya gumam Raja Tengkorak yang
menyambuti ucapan yang lebih mirip disebut teriakan
teriakan riuh rendah itu.
"Kalian berani bermain-main dengan Raja
Tengkorak"! Rupanya kalian sudah tidak sayang
pada nyawa kalian sendiri!" ancam laki-laki
berseragam tengkorak itu dengan suara khasnya yang
berat, pelan, tapi bergaung.
"Kami..., kami tidak main-main, Ketua. Kami
berkata benar! Sudah dua kali kami menghadiri
pertemuan yang Ketua adakan," jaw ab Naga
Tua, terdengar gugup nada suaranya.
"Kalau benar begitu, mengapa aku tidak
pernah melihat wajah kalian"!" desak Raja
Tengkorak keras dan tegas.
Naga Tua membasahi tenggorokannya yang
mendadak kering. Ternyata bukan hanya dia saja,
lima orang rekannya pun menelan ludah untuk
membasahi kerongkongan.
"Bisakah kalian buktikan kalau kalian benar-benar
hadir dalam pertemuan itu"!" sambung Raja
Tengkorak lagi dengan nada semakin meninggi.
"Bisa, Ketua...," sahut Dulimang, agak
terbata-bata. "Apa ... "!" bentak Raja Tengkorak.
"Pada pertemuan pertama kali.... Ketua
datang sendiri. Tapi pada pertemuan kedua
43 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
kalinya, Ketua membaw a seorang kakek
berpakaian kuning yang Ketua akui sebagai paman
Ketua. Namanya adalah......
Naga Tua menghentikan ucapannya, dan
mengernyitkan kening. Diam-diam dia memaki dirinya
yang mendadak lupa akan nama tokoh yang menjadi
paman Raja Tengkorak itu.
"Turgawa ... !" sambung Juriga cepat begitu
melihat rekannya tidak melanjutkan ucapannya
lagi. Dia tahu kalau Naga Tua lupa, sehingga
buru-buru dia angkat suara.
"Hm...," lagi-lagi Raja Tengkorak hanya
bergumam tidak jelas. "Lalu, apa lagi yang bisa
kalian jadikan bukti kalau kalian memang pernah
ikut hadir dalam pertemuanku?"
"K et ua me me r i ntah k an kami d a n ju g a
t ok o h-tokoh aliran hitam lainnya untuk berkumpul
kembali lusa malam," kali ini Dulimang yang
menjawab. Sedangkan tiga orang tokoh persilatan
lainnya hanya diam saja. Rupanya mereka tidak
terhitung orang yang pandai berbicara.
"Hm..., ya. Pertanyaan terakhir. Di mana tempat
yang kujadikan pertemuan lusa malam"!"
"Sama dengan tempat sebelumnya, Ketua. Tanah
lapang luas di dalam Hutan Jambak!" sahut
Juriga buru-buru.
"Hm.... Semua ucapan kalian benar," ujar Raja
Tengkorak akhirnya. "Sekarang tunjukkan
padaku tempat kalian bertemu dengan Dewa Arak!"
"Baik, Ketua...!" sahut Naga Tua.
Meskipun agak heran melihat perangai Raja
Tengkorak yang mendadak berubah, keenam orang
itubergerak juga untuk memberitahukan tempat
Arya yang telah mereka temukan.
ooOWKNBROoo 44 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
Naga Tua dan kelima orang rekannya berlari
mengerahkan seluruh kemampuannya. Dan itu
terpaksa mereka lakukan agar Raja Tengkorak tidak
murka karena lari mereka yang lambat.
Meskipun keenam orang itu telah
mengerahkan seluruh ilmu meringankan
tubuhnya, tapi tetap saja Raja Tengkorak hanya
mengerahkan sebagian kecil ilmu meringankan
tubuh yang dimilikinya, karena memang perbedaan
ilmu meringankan tubuh mereka terpaut jauh.
"Di mana. Dew a Arak berada...?" tanya Raja
Tengkorak sambil terus berlari. Tidak nampak,
ada desah napas memburu, sekalipun dia berbicara
sambil berlari.
"Tak begitu jauh dari sini, Ketua. Pendekar
keparat itu berada di Desa Jawul," sahut Naga Tua
dengan napas agak memburu ketika berbicara.
Raja Tengkorak terdiam. Tidak melanjutkan
pertanyaannya lagi. Hampir saja ditamparnya mulut
Naga tua yang telah memaki Arya dengan panggilan
pendekar keparat. Untung saja amarahnya masih bisa
dikendalikan. Mereka tak lagi berbicara. Kini yang terdengar
h a n ya l a h l a n gk a h- l an g ka h kak i m e r ek a ya n g m e nerabas
semak-semak dan rerumputan.
Cukup lama juga mereka berlari, sebelum
tembok batas Desa Jawul tampak di hadapan
mereka. Jaraknya tak lebih dari dua puluh tombak.
Melihat desa yang sudah tampak di depan
matanya, lari Naga Tua semakin dipercepat.
Semangatnya seketika bangkit untuk segera
menunjukkan kepada pemimpinnya tempat Dewa
Arak berada, sebelum pemuda berambut putih
keperakan itu pergi.
Hanya dalam beberapa langkah saja, tujuh
orang itu telah mulai memasuki mulut desa.
45 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
"Dew a Arak berada di sana, Ketua," beri tahu
Naga Tua sambil menudingkan jari telunjuknya ke arah
sebuah pos penjagaan yang di bagian depannya
tergantung sebuah kentongan.
Raja Tengkorak segera bergerak perlahan
menghampiri. Diikuti oleh keenam orang tokoh sesat di
belakangnya. Dengan bantuan sinar bulan di
langit, tampak cukup jelas kalau di dalam pos
penjagaan itu tergolek sesosok tubuh berpakaian
ungu dan berambut putih keperakan.
Tapi sebelum Raja Tengkorak dan enam
orang tokoh persilatan itu melangkah lebih dekat lagi,
sosok pakaian ungu yang memang tidak lain adalah
Arya itu telah bangkit.
Begitu bangkit, pemuda berambut putih
keperakan itu langsung bersikap waspada. Apalagi di
hadapannya telah berdiri Raja Tengkorak dan
enam orang tokoh persilatan lainnya. Sesaat Arya
kebingungan. Apakah laki-laki berseragam tengkorak
yang berdiri di hadapannya adalah Sengkala, atau
Kalpa Reksa"
N a m u n h a n ya s e b e n t a r s a j a k e b i n g u n g a n i t u melanda
hatinya. Pemuda berpakaian ungu itu
sudah bisa memperkirakan kalau Raja Tengkorak
yang berada di hadapannya ini adalah Sengkala!
Buktinya, ada enam orang yang bersikap dan
berdandan kasar berdiri di samping Raja Tengkorak
itu. Tentu saja laki-laki berseragam tengkorak itu
adalah Raja Tengkorak palsu!
"Haaat... Tanpa ragu-ragu lagi, Dewa Arak segera
melancarkan serangan. Sambil melompat ke depan,


Dewa Arak 27 Kembalinya Raja Tengkorak di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tangan kanannya yang berbentuk cakar, bergerak
menyampok ke arah pelipis. Sedangkan tangan
kirinya terletak di sebelah kiri pinggang.
Wuttt ... ! 46 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
T e rd e ng ar d e ru a n g i n ke r as k et i k a
s a m po ka n tangan pemuda berambut putih
keperakan itu meluncur cepat ke arah sasaran.
Dewa Arak menggunakan ilmu warisan ayahnya,
'Delapan Cara Menaklukkan Harimau'!
"Hm... Raja Tengkorak menggumam pelan. Sepintas saja
sudah bisa diperkirakannya kekuatan tenaga dalam
yang, terkandung pada serangan itu. Meskipun demi
kian, hatinya tidak menjadi gentar atau jerih.
Segera kakinya dilangkahkan ke kanan, seraya
mencondongkan tubuh. Pada saat yang bersamaan,
tangan kirinya bergerak menangkis serangan itu
dengan arah gerakan dari dalam keluar.
Laki-laki berseragam tengkorak itu sengaja
menangkis sambil mencondongkan tubuh dan
melangkah k e s a mp i ng , a ga r k ek u at an s e ra n gan l aw an t i dak
sepenuhnya menerpa. Sebagian dari
kekuatan lawan, tenaga tambahan karena
lompatan, telah dipunahkannya melalui tangkisan
dengan diiringi gerakan seperti itu.
Takkk..... Hebat bukan main akibat benturan dua buah
tangan yang sama-sama dialiri tenaga dalam amat
tinggi itu. Suara berdetak keras terdengar seperti
beradunya dua batang logam keras.
Tubuh Arya terpental ke belakang.
Sedangkan Raja Tengkorak terhuyung-huyung.
Namun berkat ilmu meringankan tubuh mereka yang
telah mencapai tingkat tinggi, dengan mudah
keduanya mematahkan daya yang mendorong tubuh
mereka ke belakang.
"Hup ... !"
Pada saat yang bersamaan dengan
mendaratnya kedua kaki Dewa Arak di tanah, Raja
Tengkorak pun telah berhasil memperbaiki
47 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
kedudukannya. Arya segera menjumput guci araknya. Tapi
belum juga sempat dituangkan ke mulut....
"Tahan, Arya... !"
Bagai dicengkeram oleh tangan tak tampak,
guci yang dipegang pemuda berambut putih keperakan
itu tertahan di udara. Ucapan yang keluar dari mulut
Raja Tengkorak itulah yang menyebabkannya.
Pemuda berpakaian ungu itu menyipitkan
matanya, menatap wajah Raja Tengkorak lekat-
lekat. Perasaan heran tampak di w ajahnya. Dew a
Arak memang tengah dilanda perasaan bingung
yang amat sangat. Pandang matanya menatap
berganti-ganti pada laki-laki berseragam
tengkorak itu, juga pada enam orang tokoh
persilatan yang berada tak jauh di belakangnya.
Suara itu amat dikenal Arya. Suara Kalpa Reksa!
Tapi kalau benar, mengapa bisa bersama-sama dengan
enam tokoh persilatan yang menilik dari gerak-
geriknya adalah tokoh-tokoh golongan hitam"
Arya terpaku beberapa saat lamanya,
sebelum akhirnya teringat sesuatu.
"Raja Tengkorak...," ucap pemuda berambut
putih keperakan itu ragu-ragu.
"Lenyapkan ...... lirih tapi tajam ucapan yang
keluar dari mulut laki-laki berseragam tengkorak itu.
Kini Arya yakin kalau Raja Tengkorak yang berada
di hadapannya adalah Raja Tengkorak yang asli. Raja
Tengkorak tua yang bernama asli Kalpa Reksa!
"Lebih baik kita singkirkan enam keroco ini dulu,
Arya. Aku mempunyai sebuah rencana yang jitu ......
Serentetan kata-kata terdengar di telinga Arya.
Dewa Arak tahu kalau ucapan itu dikerahkan
melalui ilmu mengirimkan suara dari jauh. Dan suara
itu hanya ditujukan untuknya. Dari suara yang khas,
Arya tahu kalau orang yang mengirimkan pesan itu
48 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
adalah Kalpa Reksa!
Dew a Arak mengangguk samar ketika beradu
pandang dengan Raja Tengkorak
Sedangkan Raja Tengkorak mengangguk
pula. Sama seperti yang dilakukan Dewa Arak.
Samar dan hampir tidak terlihat.
Yakin kalau laki-laki berseragam tengkorak yang
berdiri di hadapann ya adala h Kalpa Reksa,
Ar ya segera melangkah maju. Dia melintasi
camping kiri tubuh Raja Tengkorak, dan terus menuju
ke arah enam orang pengikut Raja Tengkorak palsu itu.
Enam pasang mata terbelalak ketika melihat
pimpinan mereka membiarkan Dew a Arak
berialu di sebelahnya. Tidak salah lihatkah
mereka" Perasaan heran meliputi keenam orang
tokoh aliran hitam itu. Dan, mereka saling pandang
dengan mata terbelalak lebar.
"Ketua...," agak bingung Naga Tua menyapa.
Tapi Raja Tengkorak diam. Dia sama sekali tidak
membalas sapaan laki-laki berpakaian rompi kulit
ular itu. "Dia pasti Raja Tengkorak palsu!" desis Dulimang
keras. Kontan w ajah lima or ang rekann ya berubah.
Ucapan Dulimang tali membuat rekannya
mampu melihat keanehan-keanehan yang tampak dari
Raja Tengkorak yang dikira sebagai pimpinan mereka.
"Ya. Dia pasti menyamar sebagai pimpinan kita!"
seru Juriga mendukung dugaan rekannya.
"Keparat..!" maki Naga Tua keras. Nada
kegeraman tampak jelas di wajahnya.
Tidak cukup hanya dengan makian saja, kedua
t a n g a n n ya b e r g e r a k k e a r a h p u n g g u n g . D a n . . . .
Srattt .. ! Sinar berkilauan terlihat saat Naga Tua mencabut
sepasang goloknya yang tersampir di punggung.
49 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
Wuk, wuk, wuk..!
Begitu sepasang goloknya terhunus, langsung saja
laki-laki berpakaian kulit ular ini memutar-
mutarkannya di depan dada, sehingga menimbulkan
angin dan suara menderu.
Melihat rekannya telah mencabut senjata dan siap
untuk menyerang, Dulimang, Juriga, dan tiga
orang lainnya pun mencabut senjata masing-masing
sehingga menimbulkan suara mengiuk.
Arya tetap bersikap tenang. Bahkan guci yang
tadi sudah dijumputnya, kembali disampirkan ke
punggung. Dewa Arak tahu, menghadapi enam orang
lawan yang berada di hadapannya, tidak perlu
mengeluarkan ilmu 'Belalang Sakti', karena hal itu
hanya akan menghambur-hamburkan araknya saja.
Pemuda berambut putih keperakan itu masih
tetap diam dan tidak bergeming sedikit pun.
Walaupun keenam orang lawannya sudah
bergerak mendekati d e ng a n sen j a ta d i ta n ga n .
M e re ka be r pe n ca r d a n mengurung diri Arya.
Semakin lama kurungan itu semakin menyempit
seiring dengan gerakan mereka yang mendekat ke
arah Dewa Arak.
"Haaat ... !"
Naga Tua berteriak keras mengguntur.
Sepasang golok di tangannya meluncur ke arah leher
Dewa Arak dengan gerakan menggunting.
"Hih ... !"
"Hiyaaa ...
"Hiyaaat ...
Pada saat yang bersamaan dengan meluncurnya
serangan Naga Tua, serangan dari Dulimang,
Juriga, dan tiga orang lainnya meluncur pula. Masing-
masing senjata menyambar ke arah sasaran yang
berlainan. Ubun-ubun, leher, dada, punggung, perut
dan bagian-bagian lainnya.
50 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
Dewa Arak tetap diam. Tidak ada gelagat bila dia
akan menangkis atau mengelak. Baru ketika
serangan i t u me n ya m b a r d e k a t k e a r a h d i r i n ya , d i a m u l
a i bertindak. Luar biasa! Tubuh pemuda berpakaian ungu itu
menyelinap di antara hujan serangan senjata
lawannya. Cepat bukan main gerakan Arya,
sehingga yang terlihat hanyalah bayangan berwarna
ungu yang berkelebatan cepat di antara sinar berkilauan
dari senjata senjata yang meluncur ke arah berbagai
bagian tubuhnya.
Tidak hanya itu saja yang dilakukan Dewa Arak.
Berbarengan dengan lesatan tubuhnya, kedua
tangannya pun bergerak cepat.
"Hup ... !"
Begitu Arya mendaratkan kedua kakinya di tanah,
pads kedua tangannya telah tergenggam senjata-
senjata lawannya.
Naga Tua dan rekan-rekannya tersentak kaget
Sepasang mata mereka menatap tak percaya ke arah
tangan mereka yang tidak lagi menggenggam senjata.
Kalau saja tidak mengalami sendiri, mereka tidak akan
percaya dengan kejadian ini.
Gerakan Dewa Arak memang sangat cepat untuk
bisa diikuti pandangan mata enam orang tokoh
persilatan itu. Naga Tua dan rekan-rekannya merasakan
tangan yang menggenggam senjata langsung lumpuh.
Dan saat itulah senjata mereka berpindah ke tangan
Dewa Arak. Sama sekali mereka tidak tahu kalau Arya
telah menotok jalan darah di siku, sehingga membuat
tangan mereka lumpuh sejenak.
ooOWKNBROoo 51 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
6 Arya tersenyum lebar melihat lawannya terkejut lalu
dengan gerakan perlahan seperti orang mematahkan
lidi, senjata-senjata yang terdiri dari pedang, golok,
tombak pendek, dan toya, dipatah-patahkannya. Suara
berdetak keras terdengar ketika senjata-senjata itu
berpatahan. Naga Tua dan kelima rekannya menelan ludah
melihat kekuatan tenaga dalam yang ditunjukkan
pemuda berambut putih keperakan itu.
Tapi hanya sesaat saja keenam orang itu terpaku.
Kemudian dengan diiringi teriakan-teriakan nyaring dan
keras, mereka kembali melancarkan serangan tangan
kosong ke arah Dewa Arak.
Lagi-lagi Arya bersikap tenang. Dibiarkan saja
semua serangan itu. Baru ketika serangan-serangan itu
menyambar dekat, tangannya segera diputar-putarkan
di depan dada. Perlahan saja kelihatan gerakan itu. Tapi akibat
yang ditimbulkannya hebat bukan kepalang. Semua
serangan yang tertuju ke arahnya mendadak terhenti
di tengah jalan. Betapapun keenam orang itu telah
memaksakan diri, mengeluarkan seluruh tenaganya
untuk melanjutkan serangan, tetap saja mereka
tidak mampu maju. Sampai-sampai terdengar suara
keluhan dari mulut mereka sebagai pertanda telah
mengerahkan tenaga sampai ke puncaknya.
Peristiwa itu berlangsung beberapa saat
lamanya, dan baru berakhir ketika Dewa Arak
menambah kecepatan putarannya.
Tubuh enam orang pengikut Raja Tengkorak itu
berpentalan ke belakang diiringi suara jeritan kesakitan.
Dari mulut mereka memercik darah segar.
Memang, bertambahnya kecepatan gerak
52 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
tangan Dewa Arak, akan mengakibatkan kekuatan
tenaganya. Enam orang itu mana mungkin mampu
bertahan" Brukkk ... ! Brukkk ... !
Suara-suara berdebuk keras terdengar ketika
tubuh keenam orang itu berjatuhan di tanah. Dan belum
sempat mereka bangkit, sekelebatan bayangan
hitam telah lebih dulu melesat. Dan....
Tuk, tuk, tuk... !
Seketika itu juga tubuh Dulimang dan lima orang
rekannya lemas. Raja Tengkorak telah menotok
jalan darah mereka di punggung, dan
mengakibatkan sekujur tubuh mereka lemas tidak
berdaya. "Mereka harus kita tahan, Arya," ujar Raja


Dewa Arak 27 Kembalinya Raja Tengkorak di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tengkorak. "Mengapa, Ki?" tanya pemuda berpakaian
ungu itu. "Aku mempunyai sebuah rencana. Dan, aku
tidak ingin rencana itu berantakan bila mereka
sampai bebas," sambung laki-laki berseragam
tengkorak itu memberi penjelasan.
Dewa Arak menganggukkan kepala pertanda
mengerti. "Kalau begitu, mari kita sembunyikan mereka
dulu, hingga rencanamu berhasil baik."
"Kau mempunyai tempat untuk menyembunyikan
mereka, Arya?" tanya Raja Tengkorak.
"Kira-kira begitu, Ki."
"Kalau begitu, mari kita bawa ke sana!"
sambut Raja Tengkorak cepat
Arya segera mengulurkan tangannya, menjumput
tubuh-tubuh yang tergolek. Dengan kekuatan tenaga
dalamnya yang telah mencapai tingkat tinggi,
tidaklah sulit untuk membaw a tiga tubuh
penjahat itu. Sedangkan tiga tubuh yang lain dibawa
53 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
Raja Tengkorak.
Arya sebagai penunjuk jalan, berjalan lebih
dahulu. Sedangkan Kalpa Reksa mengikuti dari
belakang. Ternyata tempat persembunyian yang
dimaksud Dewa Arak, letaknya cukup jauh dari
tempat pertarungan tadi. Agak lama juga kedua
orang itu berlari cepat mengerahkan seluruh
kemampuan yang dimiliki sebelum akhimya tiba di
tempat tujuan yang ternyata adalah sebuah gua yang
berada di dalam hutan.
"Inikah tempat yang kau maksudkan itu, Arya?"
tanya Raja Tengkorak seraya memperhatikan gua yang
letaknya agak tersembunyi, karena tertutup
pepohonan dan kerimbunan semak-semak yang berada
tak jauh di depannya.
"Benar, Ki," sahut Dewa Arak seraya
menganggukkan kepala. "Bagaimana" Cukup
tersembunyi, bukan?"
"Kira-kira begitu, Arya," sahut Raja Tengkorak.
Arya pun melangkah memasuki mulut gua itu. Di
belakangnya, Raja Tengkorak mengikuti pula.
Gua itu meskipun di luarnya tidak terlihat besar, tapi
bagian dalamnya ternyata luas dan agak terang.
Padahal tidak nampak adanya obor yang tergantung
di situ. Tapi, baik Dewa Arak maupun Raja Tengkorak
sama sekali tidak mempedulikan sumber cahaya itu
karna mereka tahu ada sejenis batu yang dapat
menyerap sinar, dan memancarkan kembali apabila hari
telah gelap. Barangkah saja gua itu tersusun dari batu-
batu semacam itu.
Sesampainya di bagian dalam gua, Arya dan Raja
Tengkorak Wu menjatuhkan tubuh-tubuh yang mereka
bawa ke lantai gua, tanpa peduli enam orang itu merasa
kesakitan atau tidak.
Raja Tengkorak dan Arya memperhatikan enam
54 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
sosok tubuh itu sesaat, sebelum akhimya melangkah
meninggalkan tempat itu.
"Apa rencanamu, Ki?" tanya Dewa Arak setelah
mereka berada agak jauh dari mulut gua. "Menyerang
mereka!" tandas Raja Tengkorak.
"Kau sudah tahu sarang Raja Tengkorak palsu itu,
Ki?" tanya Arya lagi.
"Bukan sarangnya, Arya. Tapi tempat pertemuan
mereka," sahut-Raja Tengkorak, memperbaiki kata-
kata Dewa Arak "Tapi, itu berbahaya sekali, Ki," ada nada
kekhawatiran dalam ucapan pemuda berpakaian
ungu itu. "Kita tidak tahu pasti seberapa besar
kekuatan mereka. Padahal, Raja Tengkorak palsu dan
Turgawa saja sudah merupakan lawan-lawan yang
teramat tangguh.
"Apa yang kau ucapkan itu memang tidak salah,
Arya," Raja Tengkorak yang memang sudah
mempekirakan sambutan Arya, tetap bersikap
tenang. "Dan aku pun tentu saja tidak bermaksud langsung
menyerang. "Hm...," Arya menggumam pelan. "Lalu ... "'
"Apakah menurutmu, Raja Tengkorak dan pengikut-
pengikutnya berada dalam satu sarang?" Raja
Tengkorak malah balas bertanya.
Pemuda berambut putih keperakan itu
mengernyitkan dahi sebentar, pertanda tengah berpikir.
Perlahan kepalanya digelengkan.
"Tidak, Ki," sahut Arya.
"Mengapa kau menduga demikian, Arya?" kejar laki-
laki berseragam tengkorak itu lagi.
"Atas dasar adanya tempat pertemuan itu, aku
menduga demikian, Ki," jawab Dewa Arak mantap.
"Apabila Raja Tengkorak dan pengikutnya tinggal
di satu tempat, tak perlu mereka mengadakan
55 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
pertemuan di tempat yang lain."
"Tepat!" sambut Raja Tengkorak gembira.
"Begitu pula dugaanku, Arya. Jadi, begitu
pertemuan selesai, mereka kembali ke tempat masing-
masing. Raja Tengkorak dan Turgaw a mungkin
akan bersama-sama. Tapi tidak dengan tokoh-tokoh
persilatan lainnya."
"Aku mengerti, Ki," lanjut Arya buru-buru. "Di saat mereka tengah berdua, kita
menyergapnya!"
"Tepat sekali, Arya! Memang itu maksudku...
sambut Raja Tengkorak cepat. "Bagaimana
rencanaku, Arya" Cukup baik bukan?"
"Bagus sekali, Ki!" puji Dewa Arak jujur. "Tapi, kalau boleh kutahu, dari mana
kau mengetahui tempat
pertemuan Raja Tengkorak dengan tokoh-tokoh
persilatan itu, Ki?"
"Dari enam orang yang kita tawan, Arya."
"Kau yakin mereka tidak menipu, Ki?" tanya
Dewa Arak khawatir.
"Aku berbicara dengan mereka sebagai Raja
Tengkorak, Arya. Mana mungkin mereka berani ber-
bohong! Apakah mereka sudah mempunyai nyawa
rangkap" Lagi pula siapa yang tahu kalau Raja
Tengkorak tidak hanya seorang selain Turgawa" Dan,
aku yakin dia tidak akan mau menceritakannya,
karena hal itu akan membuat tokoh-tokoh persilatan itu
berkurang kepercayaannya pada Raja Tengkorak.
Akibatnya, bisa jadi mereka bubar!"
Arya mengangguk-anggukkan kepala. Memang,
penjelasan panjang lebar yang diajukan Raja
Tengkorak bisa diterima akalnya.
"Di mana tempat pertemuan itu, Ki?"
"Di Hutan Jambak. Di sebuah tanah lapang luas
yang di bagian tengahnya terdapat sebuah gundukan
batu lebar dan pipih. Dua malam lagi pertemuan itu
akan diadakan, Arya."
56 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
"Kalau begitu, kita harus bergegas, Ki," sahut
Dewa Arak cepat. "Perjalanan ke sana cukup jauh."
"Kau benar, Arya. Mari ... !"
Begitu gema ucapannya selesai, Raja Tengkorak
pun melesat. Kini ilmu meringankan tubuhnya tidak
ragu-ragu lagi dikerahkan sampai tiga perempat
bagian. Telah disaksikannya sendiri kecepatan gerak
Arya dan kekuatan tenaga dalamnya.
Laki-laki berseragam tengkorak ini terkejut begitu
melihat sekelebatan bayangan ungu melesat cepat dan
tahu-tahu sudah berada di samping kanannya. Dan
terus berada di situ. Sama sekali tidak tertinggal
olehnya. Melihat hal ini Raja Tengkorak pun menambah
kecepatan larinya. Tapi tetap saja Dewa Arak mampu
mengimbanginya. Bahkan sampai seluruh ilmu
meringankan tubuhnya dikerahkan, tetap saja pemuda
berambut putih keperakan itu mampu mensejajari
langkahnya. Karuan saja Raja Tengkorak kaget juga melihat
hal itu. Memang sudah bisa diperkirakannya kalau
pemuda berambut putih keperakan itu adalah seorang
yang lihai. Tapi sama sekali tidak disangka bisa
menyamai ilmu meringankan tubuhnya. Entah dalam hal
tenaga dalam dan mutu ilmu silat.
ooOWKNBROoo Sang surya telah lama tenggelam. Bias-bias
berwarna kemerahan tampak di ufuk Barat.
Kegelapan pun mulai menyelimuti persada.
"Kau yakin tempat kita ini sulit diketahui oleh
mereka yang di bawah, Ki?" tanya Arya sambil
berpindah ke cabang pohon yang lebih banyak
dikelilingi dedaunan.
"Kira-kira begitu, Arya," kalem jawaban Raja
57 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
Tengkorak. "Di samping tempat ini tertutup oleh
kerimbunan dedaunan, juga keadaan malam pun nanti
akan banyak menolong kita."
Memang, Arya dan Kalpa Reksa telah berada di
atas cabang sebatang pohon tinggi berdaun lebat yang
berjarak sekitar lima tombak dari lapangan luas di
Hutan Jambak. Pemuda berambut putih keperakan itu terdiam.
Alasan yang diajukan Raja Tengkorak bisa
diterimanya. Kini suasana pun menjadi hening, karena baik
Dewa Arak maupun laki-laki berseragam tengkorak itu
tidak berbicara lagi. Mereka berdua hanya diam
menunggu. Waktu berlalu terasa begitu lambat bagi kedua
tokoh sakti yang tengah diam menunggu itu. Malam
tiba seperti seekor siput merayap.
"Hem... !"
Dewa Arak dan Raja Tengkorak terjingkat bagai
disengat kalajengking! Hampir saja kedua orang itu
terlempar dari atas pohon, saking besamya perasaan
kaget yang melanda dada mereka.
Betapa tidak" Suara deheman itu berasal dari atas
mereka. Dengan wajah pucat, Arya dan Raja
Tengkorak mendongak ke atas. Memang, di cabang
pohon di atas mereka tampak duduk sesosok tubuh
berpakaian abu-abu!
Kini tidak hanya wajah Arya saja yang berubah.
Sepasang matanya pun membelalak lebar. Sejak tadi
dia dan Raja Tengkorak berada di cabang pohon ini,
namun sama sekali tidak mengetahui adanya sosok
berpakaian abu-abu itu. Dari sini saja sudah bisa
diperkirakan ketinggian ilmunya! Karena baik Arya
maupun Raja Tengkorak memiliki pendengaran yang
luar biasa tajamnya. Tapi sama sekali tidak mampu
mendengar helaan napas sosok berpakaian abu-abu
58 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
itu. Tak terasa hati kedua tokoh sakti ini berdebar
tegang. Sebelum Arya dan Raja Tengkorak berbuat
sesuatu, sosok tubuh berpakaian abu-abu itu telah
lebih dulu melayang turun. Ringan sekali gerakannya
seperti seekor burung.
Tappp ... ! Tanpa menimbulkan getaran pada cabang
pohon sedikit pun, sosok berpakaian abu-abu itu
telah hinggap di cabang pohon, persis di tengah-
tengah Dewa Arak dan Raja Tengkorak. Dia lalu
duduk dalam keadaan bersila.
"Tenanglah. Aku bukan lawan...," ucap sosok
berpakaian abu-abu itu.
Ucapan sosok berpakaian abu-abu itu membuat
urat-urat syaraf dan sekujur otot-otot Raja
Tengkorak dan Dew a Arak yang semula
menegang w aspada, langsung, mengendur kembali.
Ucapan itu bisa mereka terima, sebab bila sosok
berpakaian abu-abu itu bermaksud tidak baik,
tentu sudah sejak tadi dia turun tangan.
Arya dan Raja Tengkorak menatap lekat-lekat
sosok berpakaian abu-abu itu. Ternyata dia adalah
seorang kakek yang sudah berusia lanjut. Sekujur kulit
wajahnya penuh keriput. Kumis, dan jenggotnya telah
memutih semua. Bulu-bulu hidungnya yang juga putih,
nampak menerobos keluar dari lubang hidungnya.
"Aku Jaran Sangkar.... Dan berada di sini karena
memang ingin menjumpai kalian berdua. Terutama
sekali bertemu denganmu, Raja Tengkorak. Karena,
kalian sepertinya tidak mempedulikanku, maka
sengaja aku berdehem. Maafkan bila perbuatanku
itu mengejutkan kalian ......


Dewa Arak 27 Kembalinya Raja Tengkorak di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Sama sekali tidak, Ki," sahut Arya buru-buru.
Sementara Raja Tengkorak hanya diam. Menilik dari
pandangannya yang menatap tajam pada satu
59 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
titik, bisa diketahui kalau laki-laki berseragam
tengkorak ini tengah berpikir.
"Jaran Sangkar ...... ulang Raja Tengkorak setelah
beberapa saat lamanya terdiam. "Bukankah kau
orang yang mengasingkan diri di Gunung Lontar"
Ya. Kau guru Ranjana dan Tampar Waja."
Bibir kakek berpakaian abu-abu itu
menyunggingkan senyum pahit.
"Matamu awas juga, Kalpa Reksa. Memang, aku
adalah guru kedua orang itu."
Deg! Tubuh Raja Tengkorak terjengkang ke
belakang. Kalau saja Arya tidak lekas mengulur
tangan dan menangkap pergelangan tangannya,
tubuh laki-laki berseragam tengkorak itu akan
terjatuh dari cabang pohon.
Arya mengernyitkan dahi. Sungguh tidak
dimengertinya mengapa Raja Tengkorak kaget.
Semula kakek berpakaian abu-abu yang ternyata
bernama Jaran Sangkar, disangkanya adalah
kawan Raja Tengkorak.
"Ba... bagaimana kau bisa tahu?" tanya Raja
Tengkorak agak tergagap.
Kini pemuda berpakaian ungu itu baru terkejut
Rupanya Kalpa Reksa dan Jaran Sangkar sama sekali
tidak saling mengenal.
"Tampar Waja sering berkunjung ke tempatku, Reksa.
Dia sering bercerita tentang sahabatnya yang bernama
Kalpa Reksa," jawab Jaran Sangkar tenang. "Dia juga memberitahukan padaku ciri-
cirimu. Oleh karena itu aku
bisa langsung mengenalimu."
"Aku memang sering berkunjung ke tempatnya.
Begitu pula ke tempat Ranjana. Mereka berdua sudah
kuanggap sebagai saudaraku sendiri. Tapi..., aku
benar-benar tidak menyangka kalau Tampar Waja
tahu kalau aku adalah Raja Tengkorak......
60 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
"Tampar Waja tidak tahu kalau kau adalah Raja
Tengkorak," masih terdengar kalem suara Jaran
Sangkar. "Jadi..., Ranjana?"
Lagi-lagi kakek berpakaian abu-abu itu
menggelengkan kepalanya.
"Lalu ... "! Bagaimana kau bisa mengetahui kalau
aku yang berada di balik seragam Raja Tengkorak
ini?" ada nada keputusasaan dalam suara laki-laki
berseragam tengkorak ini. Arya yang sejak tadi
mendengarkan pembicaraan kedua orang itu pun jadi
tertarik pula. Jaran Sangkar tidak langsung menjaw ab
pertanyaan itu. Ditariknya napas dalam-dalam, lalu
dihembuskannya kuat-kuat.
"Bukankah sudah kukatakan tadi, Tampar Waja
telah menceritakan semua ciri-cirimu, Kalpa Reksa.
Bahkan sewaktu kau kebetulan pulang berkunjung dari
tempatnya, aku melihatmu di jalan, karena aku saat
itu hendak menuju ke tempatnya pula. Itulah
sebabnya, begitu mehhat, aku langsung bisa
mengenali dirimu.
Raja Tengkorak rupanya masih belum mengerti
juga maksud pembicaraan Jaran Sangkar. Memang,
perasaan terkejutlah yang menyebabkan hatinya
terguncang. Sehingga membuat pikirannya seperti
buntu, tidak bisa diajak berpikir.
"Bukankah wajah Ki Kalpa Reksa tersembunyi di
balik selubung, Ki?" meskipun ada sekelumit dugaan
yang muncul di hatinya, Dewa Arak menanyakannya
untuk memperoleh kejelasan.
"Aku mempunyai ilmu yang mampu melihat
sesuatu benda secara jelas meskipun benda itu
berada di balik tembok tebal. Jadi, selubung
tengkorak itu sama sekali tidak menjadi penghalang
bagiku untuk melihat wajahnya.
61 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
"Ah ... ! " hampir berbareng terdengar desah
keterkejutan dari mulut Dewa Arak dan Raja Tengkorak.
Luar biasa ilmu yang dirnfliki kakek berpakaian abu-
abu ini. Meskipun sama-sama berseru kaget namun ada
perbedaan dalam keterkejutan Dewa Arak dan Raja
Tengkorak. Kalau kekagetan Arya, memang kekagetan
murni, tidak demikian halnya dengan kekagetan Raja
Tengkorak. Laki-laki berseragam tengkorak itu memang kaget
ketika mendengar Jaran Sangkar memiliki ilmu itu.
Tapi keterkejutan yang dialaminya bercampur dengan
kemengertian. Kini dia baru tahu mengapa kakek
berpakaian abu-abu itu tahu kalau Raja
Tengkorak adalah Kalpa Reksa.
"Untung saja tadi aku bertindak hati-hati, sehingga
tidak langsung menyerang. Melainkan lebih dulu
melihat wajah yang berada di balik selubung. Kalau
tidak, mungkin aku tadi sudah langsung
menyerangmu. Kau bisa mengerti kan?"
Raja Tengkorak mengangguk.
"Ya. Kedua orang muridmu telah dibunuh oleh
Raja Tengkorak."
Jaran Sangkar tersenyum getir.
"Kalpa Reksa...," ucap kakek berpakaian abu-
abu itu. Nada suaranya kini terdengar sungguh-
sungguh seperti raut wajahnya.
Raja Tengkorak diam menunggu kelanjutan
ucapan Jaran Sangkar. Sebagai seorang yang telah
banyak makan garam kehidupan, dia tahu kalau
laki-laki berpakaian abu-abu itu mulai bersikap
sungguh-sungguh.
"Aku minta penjelasan darimu mengenai Raja
Tengkorak.... Benarkah kau orang yang telah membu
nuh kedua, muridku" Dari tanda yang ditinggalkan, aku
tahu kalau kedua orang muridku dan perguruan yang
62 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
mereka dirikan dihancurkan oleh Raja Tengkorak-..."
"Hhh... !"
Raja Tengkorak asli alias Kalpa Reksa menghela
napas berat sebelum menjawab pertanyaan itu.
"Cukup panjang juga ceritanya, Ki," terdengar
pelan jawaban laki-laki berseragam tengkorak
itu. "Padahal, kami berada di sini untuk menunggu
hadirnya Raja Tengkorak yang telah membunuh
kedua orang sahabatku itu ......
"Ceritakanlah secara singkat," kata Jaran Sangkar.
Raja Tengkorak tercenung sejenak, mencari kata-
kata yang tepat untuk memulai ceritanya.
"Aku memang Raja Tengkorak yang puluhan
tahun merajalela di rimba persilatan," laki-laki
berseragam tengkorak itu memulai ceritanya.
"Tapi sebuah kejadian menyedihkan menyadarkanku.
Aku lalu mengasingkan diri ......
"Hm.... Pantas kalau tiba-tiba saja Raja Tengkorak
lenyap dari dunia persilatan...," Jaran Sangkar
mengangguk-anggukkan kepalanya pertanda mengerti.
Tapi mendadak keningnya berkernyit dalam ketika
teringat sesuatu.
"Menurut berita yang kudengar, Raja Tengkorak
telah tewas dalam pertandingan melawan musuhnya....
!" Sambil berkata demikian, kakek berpakaian abu-
abu ini menatap wajah Raja Tengkorak penuh selidik.
T a m pa k ad a n ya n a d a t u nt uta n , b a ik d a l a m s u ar a maupun
sorot matanya. ooOWKNBROoo 63 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
7 Raja Tengkorak tidak langsung menjawab
pertanyaan itu. Ditariknya napas dalam-dalam, dan
dihembuskannya kuat-kuat.
"Akulah yang menciptakan desas-desus itu, Ki.
Karena aku memang ingin mengubur kenangan
pahit Raja Tengkorak....
"Jadi..." Berita pertarungan antara Raja
Tengkorak dengan musuhnya itu tidak benar"!"
nada suara Jaran Sangkar terdengar penuh
tuntutan. "Padahal berita yang kudengar begitu
jelas kalau Raja Tengkorak mencari-cari musuh
besarnya."
Raja Tengkorak tersenyum getir.
"Berita itu memang benar, Ki. Raja Tengkorak
memang mencari-cari musuh besarnya, bertemu dan
akhimya bertarung. Tapi dalam pertarungan itu, Raja
Tengkorak berhasil membinasakan musuhnya.
Jadi, cerita yang merupakan kabar bohong
adalah kekalahan Raja Tengkorak oleh
musuhnya," jelas Kalpa Reksa panjang lebar.
"Hm...." kakek berpakaian abu-abu itu bergumam
seraya mengangguk-anggukkan kepalanya.
Tampak jelas kalau dia telah mengerti maksud
pembicaraan Raja Tengkorak.
Sesaat suasana menjadi hening sejenak,
ketika Jaran Sangkar tidak melanjutkan
pertanyaannya lagi dan Raja Tengkorak telah
selesai dengan penjelasannya.
"Boleh aku bicara?" ucapan Dewa Arak
memecahkan keheningan yang terjadi.
Hampir berbareng Jaran Sangkar dan Raja
Tengkorak menganggukkan kepala pertanda
64 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
membolehkan. "Dari mana kau tahu, kalau kami akan menuju
kemari, Ki"!" Arya langsung saja mengeluarkan
ganjalan yang mengganggu hatinya sejak tadi.
"Aku melihat sew aktu Kalpa Reksa menanyai
enam orang tokoh persilatan...."
"Jadi..., kau mengikuti kami sejak dari sana,
Ki?" tan ya Raja Tengkorak kaget karena bisa
memperkirakan betapa hebatnya ilmu meringankan
tubuh yang dimiliki kakek berpakaian abu-abu ini,
sehingga dia dan Dew a Arak yang sama-sama
memiliki pendengaran yang tajam, sama sekali tidak
mengetahui kehadirannya.
Jaran Sangkar mengangguk.
"Tapi, aku mendahului kalian ke pohon ini.
Karena aku yakin kalau kalian berdua pasti akan
sembunyi di sini ......
Mendadak Dewa Arak, Jaran Sangkar, dan Raja
Tengkorak menghentikan pernbicaraannya. Karena
pendengaran mereka yang tajam menangkap suara
langkah-langkah kaki menuju ke arah tempat mereka
bersembunyi. Benar saja! Sesaat kemudian, muncul
sosok-sosok bayangan yang kemudian berhenti
di pinggir lapangan.
Semula jumlah mereka terlihat beberapa
orang saja. Tapi lama-kelamaan makin banyak
bayangan yang berkelebatan. Kemudian mereka
menghentikan langkahnya setelah berada di pinggir
lapangan. Dewa Arak, Jaran Sangkar, dan Raja Tengkorak
membisu. Sedangkan mata mereka menatap tajam
ke arah sosok-sosok bayangan yang berada di
pinggir l apa n ga n . M er e ka t i d ak l a g i me n de n ga r l a n gk a h-
langkah kaki. Jelas, tidak ada lagi tokoh
persilatan yang bakal datang.
"Rupanya hanya tinggal Raja Tengkorak yang
65 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
belum muncul...," ujar Raja Tengkorak asli, lirih.
"Kira-kira begitu, Ki," sahut Arya dengan suara
ya n g t i d a k k a l a h l i r i h , a g a r t i d a k t e r d e n g a r o l e
h tokoh-tokoh persilatan yang berkumpul di
pinggir lapangan.
"Jadi... inikah anak buah Raja Tengkorak
palsu itu, Reksa?" tanya Jaran Sangkar pelan.
"Aku sendid tidak tahu pastinya, Ki," jawab Raja
Tengkorak sambil menggelengkan-gelengkan
kepalanya. "Tapi, dari cerita yang kudengar dari
tokoh persilatan yang menjadi pengikut Raja
Tengkorak itu, bisa kujawab, ya!"
Jaran Sangkar pun terdiam. Rupanya
jaw aban yang diberikan Raja Tengkorak alias
Kalpa Reksa cukup memuaskan hatinya.
"Ki....!"
Pedang Kiri Pedang Kanan 1 Perang Ilmu Gaib Karya Mpu Wesi Geni Pedang Naga Kemala 22
^