Pencarian

My Girlfriend Is My Big 3

My Girlfriend Is My Big Boss Karya Rendi Bagian 3


Selama gw berada di kampung halaman, laras semakin sering menghubungi gw setiap waktu. Walaupun terkadang gw tidak membalas ataupun menjawab panggilan dari laras. Ntah kenapa gw hanya ingin sendiri saat itu.
Sekitar 1 bulan lebih gw dikampung halaman, urusan gw disinipun selesai sudah. Gw berniat balik kejogja agar fika juga tidak berlama-lama disini.
Mengejar ketinggalan kuliah gw dalam 1 bulan itu terasa sangat sulit waktu itu. Gw merasa sangat down, seperti gw berjalan tapi gw tidak tau kemana gw akan pergi. Begitulah keadaan gw sekarang, yang awalnya gw berniat untuk kuliah, kemudian memiliki pekerjaan dan kehidupan yang layak. Semuanya itu gw lakukan hanya untuk membalas semua jasa-jasa nenek yang telah beliau berikan ke gw. Tapi sekarang, tujuan gw itu tibatiba saja menghilang.
Kadang dikampus, gw hanya duduk dibagian belakang tanpa memperhatikan apa yang dosen jelaskan. Jiwa gw serasa tidak berada disini, jadi apapun yang dijelaskan oleh dosen sama sekali tidak masuk kekepala gw. Gw lebih giat bekerja dibanding kuliah, bahkan akhir-akhir itu gw sering tidak masuk kuliah. Hingga akhirnya IP gw disemester itu mencapai 1,7. Dosen wali gw langsung terkejut dengan menurun drastisnya IP gw.
Semester selanjutnya gw dan laras mengisi KRS bersama lagi, tapi bedanya sekarang gw tidak bisa mengambil jumlah SKS yang sama dengan laras. Laras tampak sedikit kecewa dengan perubahan gw saat ini. Tapi gw tidak terlalu memikirkannya.
Di semester ini tingkah gw masih sama dengan semester lalu. Gw lebih sering tidak masuk kuliah, gw hanya turun kerja dan lebih sering menghabiskan waktu sendiri dikamar.
Sebulan, dua bulan keadaan gw seperti ini disemester 6. Hingga suatu hari...
*Kreeeek,,,* (Suara pintu kamar gw terbuka)
Gw melihat sosok fika masih mengenakan kemeja. Ya, fika disemester 6 ini kembali aktif kuliah, dia berkata ingin mengejar ketinggalannya di semester-semester lalu.
Fika: lo gak kuliah lagi ren "
Gw: iya ( hanya kata itu yang bisa keluar dari mulut gw )
Fika pun melangkah pelan mendekati gw yang lagi duduk di pinggiran ranjang.
*PLAAAK* Sebuah tamparan tepat mendarat dipipi kiri gw. Gw hanya bisa tercengang ketika fika menampar pipi gw.
Fika: begini cara lo " lo yang bilang mau ngembimbing gw , mau menjaga gw. Tapi begini cara lo ". Kalau lo tetap begini terus, lo gak pantas untuk menjaga gw. Lo gak malu dengan almarhum nenek "
Gw melihat fika berkata demikian dengan mata yang agak memerah. Saat itu juga gw tersadar, betapa bodohnya tingkah gw akhir-akhir ini. Gw terlalu egois, terlalu naif dengan diri gw sendiri. Gw gak memikirkan tentang orang-orang yang berada disekitar gw, orang-orang yang masih peduli dengan hidup gw. Sejak saat itu, gw merasa ada sebuah dinding besar yang baru saja runtuh oleh tamparan itu. Sebuah dinding yang tumbuh semakin besar semenjak meninggalnya nenek.
Rebound Sebuah dinding yang selama ini membutakan aq setelah kepergian nenek telah hancur. Sebuah tamparan halus yang membuat dinding itu hancur. Kebutaan akan tujuan hidup, ketika tujuan hidup itu hilang, kini gw sadar. Akan muncul tujuan hidup yang lainnya. Dimana kita hidup bersama orang-orang yang peduli dengan kita, disinilah dunia kita hidup. Tempat dimana saling peduli, melindungi dan menyayangi.
Kini gw sadar, ketika satu tujuan hidup kita telah hilang. Disitu kita baru melihat tujuan hidup lainnya yang selama ini tersamarkan oleh cahaya yang ingin kita capai. Kini gw harus memperbaiki nilai gw disemester lalu. Sebuah kebobrokan gw ketika gw terlalu lama hanyut dalam perasaan sedih.
ayo ren Sebuah sapaan halus dari fika pagi ini untuk gw. Kini semua berubah, fika yang menyemangati gw untuk kembali kuliah. Dimana dulu gw sempat marah ke dia karena dia tidak kuliah. Tapi kini semua berbalik.
Walau kelas gw berbeda dengan fika, tapi fika selalu berangkat pagi dengan gw. Sebenarnya gw rada gak enak dengan laras untuk keadaan ini. Tapi ternyata laras memang seorang cewek yang pengertian.
Lo mau langsung ke tempat kerja" tanya fika ke gw
he eh fik, lo langsung balik "jawab gw
gw anter lo ya Eh " ya udah deh boleh kalau gitu, gw hubungin laras bentar ya. Gw cukup terkejut dengan ajakan fika. Gak biasanya dia seperti ini.
Gw pun berangkat ke tempat gw kerja bareng fika. Sesampainya di cafe gw langsung menuju bagian karyawan sambil bersiapsiap berkerja.
Saat mulai berkerja gw melihat fika duduk disalah satu meja.
Lo gak balik " tanya gw
gak lah, suntuk juga dirumah. Sekalian disini deh ngerjain tugas
Mau pesen gak " tawar gw ke fika
biasa yah dan plus roti bakar
es capuccino kan, ditunggu ya
Selagi gw sibuk dengan pekerjaan gw, fika sibuk dengan
laptopnya. Setidaknya dia tidak merasa bosan disini.
Ketika ditengah berkerja gw lihat fika duduk dengan seorang laki-laki. Umurnya terlihat tidak terlalu tua. Mungkin berkisar 30-35 tahun. Serambi gw sibuk kerja, fika dan om-om itu menoleh ke gw dan melempar senyum ke gw . Tentu hal ini membuat gw semakin aneh, siapa sebenarnya pria itu
Akhirnya jam kerja gw pun selesai. Saatnya pulang dan beristirahat. Rasanya badan sudah letih setelah seharian kuliah dan berkerja. Gw langsung nyamperin fika, dan ternyata pria itu masih ada duduk dengan fika.
Nah ini orangnya om Ujar fika ketika gw datang menghampiri
Gw semakin bingung dengan perkataan fika, siapa pria ini
Kenalin seto Sapa pria itu sambil menjabat tangan gw
Rendi balas gw singkat Gw lalu duduk disebelah fika.
Jadi gini ren, saya punya band yang biasa manggung di cafecafe, hotel maupun plasa Jelas pria itu ke gw
Oh gw msaih belum paham maksud pria itu ke gw
dulu waktu malam minggu, gw kebetulan nonton kalian berdua sedang bermain musik di jalan solo depan gedung wanitatama, kebetulan keyboardis kita resign. Waktu ngeliat mbak fika gw langsung aja coba tanyain tentang lo. Mungkin rendi tertarik mau bergabung di band kita
Mungkin saya minta waktu dulu om buat berpikir
Oke sip, nih kartu nama gw. Misalnya rendi jadi ikut, silahkan hubungi aja kontak saya yang ada di kartu itu. Kalau bisa secepatnya ya ren
siap om, secepatnya saya kabari
Setelah itu seto langsung pamit pulang.
yuk balik ujar fika hmmm, fik lo duluan ya. Keknya gw sama laras baliknya. Mau ngomongin masalah kerja di band ini
oh ya udah, lo bawa kunci rumah kan "
bawa kok Fika pun langsung bergegas pulang saat itu. Gw menunggu laras keluar dari ruangannya sambil menikmati secangkir kopi hitam kesukaan gw.
Tidak beberapa lama, laras keluar dari ruangannya, diapun melihat kearah gw.
Loh ren, kamu belum balik
Belum ras, lo dah makan belum "
Belum, cuman ngemil aja tadi
Makan yuk, dah lama gw gak ke nasgor mercon kesukaan gw. Apalagi bareng lo
Laras membalas tawaran gw dengan senyuman manisnya . Yang berarti Iya.
Kita pun pergi ke sebuah warung kecil didekat lampu merah daerah sagan. Dimana ada warung nasi goreng kesukaan gw. Nasi goreng mercon yang pedasnya bikin mata gw melek lagi buat ngerjain tugas kuliah.
Sambil menunggu pesanan datang, kita isi dengan obrolanobrolan ringan sampai akhirnya pesanan pun datang. Sambil menyantap makanan kesukaan gw, gw coba selingi dengan obrolan-obrolan. Tetapi laras lebih banyak tersenyum dibanding bicara kali ini.
Kok lo senyum mulu ras daritadi " Tanya gw keheranan
Senang aja, akhirnya rendi balik menjadi rendi yang selama ini aq kenal.
Soal yang lalu maafin gw ya. Gw memang lagi down saat itu
Aq ngerti kok ren, ngerti banget. Dan aq gak mau maksain kamu untuk berubah. Aq menunggu hingga saatnya kamu sadar kalau masih ada aq dan orang-orang yang peduli dengan kamu
thanks ras, lo memang pengertian , oh iya tadi sore gw dapat tawaran kerja sebagai keyboardis salah satu band. Menurut lo gimana ras "
Jika kamu mau mencoba, coba lah. Selama itu masih hal yang baik buat kamu, kenapa tidak ". Aq bakal suport kamu terus
Gw tersadar, kalau selama ini laras menunggu gw untuk kembali bangkit. Tapi gw terlalu naif dengan keadaan gw. Tanpa peduli kepada orang-orang yang peduli dengan gw. Gw semakin yakin akan perasaan laras terhadap gw malam itu.
Keesokan harinya gw langsung menghubungi seto untuk menerima tawaran kerja itu. Gw langsung disuruh menemui seto di studio tempat dia berkerja pada sore harinya.
Seusai pulang kuliah, gw berniat minta diantar ciko untuk ke studionya seto. Sambil menunggu ciko selesai kuliah, gw asik mengerjakan tugas dikantin sambil menikmati kopi gw.
Tumben sendirian, laras ciko mana " Tanya fika yang tiba-tiba ada didepan gw
Eh fik, laras gak ada kuliah hari ini. Ciko masih ada kelas
Eh fik, lo sibuk gak " tanya gw
Kagak, kenapa " Bisa anterin gw ke studionya seto "
Lo jadi nerima kerjaan dari seto "
He eh fik, lumayan ntar hasilnya buat ditabung
Ya udah deh, yuk Kita pun langsung pergi ke studio tempat bekerja. Kesan pertama gw studiionya tidak terlalu besar, tapi cukup rapi dan bersih untuk sebuah studio musik.
Masuk-masuk. Duduk dulu. Bentar ya
Gw lihat seto sedang asik bicara dengan beberapa orang didalam ruangannya, sepertinya band ini cukup banyak tawaran job. Setelah orang-orang itu pergi seto pun menghampiri gw.
Oh iya nih surat kontrak kerjanya, yah cuman buat formalitas aja sih ren. Biar kelihatan lebih profesional
hehe gw pun menandatangani kontrak kerja tanpa bertanya apa-apa
Oh iya, bulan depan kita coba mulai manggung di cafe-cafe dulu. Pemanasan dulu lah buat kamu
Oh sip, kalau jadwal latihan gimana "
Biasanya kita latihan malam, karena rata-rata personilnya sudah berkerja semua. Tunggu bentar ya
Seto pergi keruangannya dan keluar dengan sebuah kliping yang cukup tebal.
Coba kamu hafalin dulu sekitar 50-80 lagu yang ada di buku ini. Nanti kita langsung latihan besok
He, 50-80 lagu " mampus gw. Mana gw sudah menandatangani kontrak kerja
Bona Akhirnya pekerjaan gw pun bertambah satu sekarang. Menjadi seorang musisi . Ternyata duet dengan fika didepan gedung wanitatama membuahkan hasil. Berawal dari keisengan fika dengan salah satu keinginannya yang aneh-aneh, berujung menjadi sebuah job baru bagi gw.
Tapi tingkat job kali ini semakin meningkat dibanding 2 job yang sudah gw kerjakan selama ini. Dimana awal saja gw sudah harus 50-80 lagu
Hari ini gw harus kuliah dari pagi sampai sore. Untungnya hari
ini gw gak ada shift di tempat laras. Jadi seusai dari kampus gw niatnya langsung pergi ke studio sesuai dengan sms mas seto untuk latihan malam ini. Karena gw masih baru, gw ingin mencoba alat-alat yang ada di studio terlebih dahulu agar lebih terbiasa dengan suasana disana.
Saat berada di kantin kampus.
Ciko: sendirian lo ren "
Gw: he eh, laras ma fika masih ada kelas. Lagian gw mau ke studio nih. Lo antarin gw ya
Ciko: Jyaaah, dah biasa lah kalau lo minta antar kemana-mana. Dasar nebengers
Gw: hehehe, faham-faham aja lo cik . Mana nih putri " biasanya kek perangko lo berdua.
Ciko: lagi tengkar kita ren
Gw: lah kenapa lagi "
Ciko: hah biasa lah ren, dah lah. Lagi gak mood gw bahasnya. Mau diantar gak nih "
Gw: ya udah deh. Hayuk Gw pun pergi kestudio bareng ciko. Letak studio pun tidak terlalu jauh dari kampus. Jadi hanya beberapa menit kita sudah tiba di studio. Saat tiba di studio gw melihat ada sosok perempuan lagi asik mendengarkan lagu di studio.
Gw: sore mbak Cewek ber-headset : sore, cari seto ya "
Gw: gak juga kok mbak, cuman nunggu jam latihan aja
Cewek ber-headset : oh kamu toh keyboardist yang baru itu. Kenalin aq dynda ameera. Panggil aja dynda.
Gw: Rendy . Sendiri ya mbak "
Dynda: iya, hari ini lagi gak lembur. Jadi bisa cepat kesini
Sial, senyumnya dynda manis banget. Mungkin ini daya tariknya dia di grup ini.
Saat si dynda asik dengan iPodnya, gw memilih menunggu diluar studio dengan ciko sambil menghisap beberapa batang rokok sambil ngobrol dengan ciko.
Ciko : Ya udah gw balik dulu deh ren, dah mau mulai latihan tuh lo.
Gw : oh, sip. Makasih ya cik dah nganterin
Ciko: nyantai wae lah bro, ntar klo dah kelar hubungin gw aja. Biar gw jemput lo
Gw: sip sip. Thanks yo, hati-hati deh dijalan.
Setelah ciko pergi, gw kembali kedalam studio dimana sudah ada beberapa orang yang ngumpul sambil cek sound dengan alat musik mereka masing-masing.
Seto : ren, yuk kita mulai latihannya. Lo bisa baca not balok kan "
Gw : bisa dikit-dikit om seto. Dulu waktu masih SMA gw belajar membaca not balok di gereja
Seto : oh lo non muslim ya
Gw : gak kok , cuman dulu gw pernah kerja di gereja di desa gw
Seto : oh gitu, ya udah ayo kita mulai.
Awal-awal gw masih dibimbing oleh teman-teman satu grup. Gw masih tampak kaku mengiringi permainan musik mereka yang sudah handal. Terkadang tempo gw terlalu lambat dan kadang juga terlalu cepat. Saat gw melakukan kesalahan, dynda langsung menoleh ke gw dan tersenyum .
Gw : sial, senyumnya manis banget
Ucap gw dalam hati, dan senyum itu kembali membuat gw tenang. Dan gw perlahan-lahan mulai mencoba menyamakan tempo dengan grup.
Seusai latihan.... Seto : Nice try semuanya. Santai aja ren kalau salah, namanya juga awal. Butuh penyesuaian, untuk hari ini gw traktir semua makan.
Teman-teman 1 grup tampak senang saat seto mengajak kita makan-makan. Total personil di grup musik ini ada 5 orang, gw, ari, radit, surya dan dynda.
Kita pun pergi kesebuah foodcourt disalah satu plasa dijogja.
Seto : next job kita disini. Gw sudah dapat tawaran untuk kalian
mengisi disini saat weekend.
Sambil menunggu makan, gw lihat yang lain asik mengobrol dengan bahasan yang gw tidak tau. Gw lebih memilih diam hingga dynda duduk disebelah gw
Dynda : nih *nyodorin iPod*
Gw : He " Dynda : kamu boleh pinjam si jingga, disitu aq sudah urutin list musik yang sering kita mainin
Gw : wah makasih banget dyn, nolong banget. Jingga ya namanya
Dynda : sesuai dengan warnanya . Makanya aq kasih nama jingga
Gw : unik, mirip kek lo. Unik
Dynda : He " memang aq hewan langka sampai dibilang unik
Seusai makan kita balik ke studio, karena gw gak ada kendaraan sendiri. Akhirnya seto nganterin gw balik kerumah.
Seto : wah rumah lo besar juga bro. Gak sesuai sama penampilan lo
Gw : hehe, bukan rumah gw om. Rumah cewek yang om ngobrol waktu itu di cafe.
Seto : oh fika, lo udah nikah ya "
Gw : hahaha, gak kok om. Cuman gw numpang disini sambil kerja. Makasih ya om.
Seto : ya, keep training ya ren
Gw : ya om Ternyata bermain musik secara profesional gak semudah yang
gw bayangkan. Hal ini membuat gw sedikit kelelah di pikiran.
Sesampai dirumah gw langsung mandi dan berniat langsung tidur. Otak gw sudah cukup lelah untuk menghafal semua lagu yang akan kita mainkan nanti. Saat keluar dari kamar mandi, gw sedikit terkejut. Di dekat meja ada kucing kampung berbulu abuabu. Tumben ini rumah masuk kucing, akhirnya gw usir kucing itu keluar rumah takut dia buang kotoran sembarangan. Gw pun langsung pergi tidur setelah itu.
Keesokan paginya... Fika : Rendy..... banguuun....!!!
Gw lihat fika sudah ada didalam kamar gw dengan tampang panik.
Fika : lo lihat kucing warna abu-abu gak tadi malam "
Gw : lihat Fika : dimana " Gw : didapur Fika langsung keluar kamar, karena khawatir gw langsung keluar kamar dan menuju kedapur dimana fika berada.
Gw : nyari apa fik "
Fika : Bona Gw : Hah bona " Fika : kucing gw bona, hilang
Gw : oh bona itu kucing lo " gw kira kucing kampung main masuk rumah aja
Fika : rendy dodoool, terus dimana bona sekarang "
Gw : tadi malam gw keluarin. Aduh kok jadi begini ya . Ya
udah gw cari dulu diluar Akhirnya gw pagi-pagi keliling perumahan buat nyari bona. Tumben fika melihara hewan. Beda dari fika yang gw kenal.
Indirect Kiss Diluar dugaan gw, kucing kampung yang gw kira kucing liar itu ternyata peliharaannya fika. Hampir satu setengah jam gw keliling komplek perumahan buat nyariin tuh kucing, hingga akhirnya gw putus asa dan menanyakan ke satpam penjaga pintu komplek.
Gw : Maaf pak, ada lihat kucing warna abu-abu berkeliaran disekitar sini gak pak "
Satpam : jenis kucing apa ya "
Gw : kucing kampung pak Satpam : wah, gak tau tuh. Gak ada ngeliat mas
Gw : oh makasih ya pak. Maaf mengganggu
Gw pun balik kerumah dengan perasaan was-was. Gw ngerasa bersalah karena telah ngebuang peliharaan fika. Sesampainya dirumah gw langsung mencari fika buat minta maaf. Ternyata fika ada dihalaman belakang sambil duduk ngasih makan kucing berwarna abu-abu dan itu si bona
Fika : kok lo lama baliknya "
Gw : itu bona " Fika : iya Gw : kok bisa ketemu "
Fika : dia cuman tidur di sofa ayun kok ternyata
Gw : Gw lupa satu hal ternyata, karena gw terlalu panik. Sampaisampai gw nggak mencari di lingkungan rumah ini sendiri .
Gw langsung pergi mandi dan niat pagi ini gw pengen ke studio buat latihan. Mau mengejar ketinggalan gw dalam grup musik gw.
Fika : mau kemana lo ren jam segini " :
Gw : mau ke studio buat latihan
Fika : gw ikut ya Wah kebetulan deh, setidaknya gw gak perlu ngeluarin uang buat biaya transportasi kalau fika ikut. Gw pun pergi ke studio bersama fika ke studio. Kita sebagai member diberi duplikat kunci studio bila sewaktu-waktu ingin latihan.
Saat di studio tidak ada orang sama sekali. Mungkin karena ini minggu pagi, waktunya orang-orang buat bersantai.
Fika : gak ada orang ren "
Gw : lagi gak ada Fika : sepi yah Gw : iya, lo bisa duduk di sofa dulu fik. Gw kedalam dulu
Sambil menyetel iPod si- Jingga yang dipinjamkan oleh dynda. Gw berlatih buat menghafal semua lagu-lagu yang ada. Sekitar 2 jam gw berlatih, fika masuk kedalam studio. Mungkin dia terlalu bosan duduk diluar sendirian.
Fika mengambil gitar dan duduk tepat didepan mic. Gw mulai memainkan sebuah lagu Bizzare Love Triangle . Fika mulai mengiringi dan bernyanyi. Perasaan ini, perasaan yang sudah lama gak gw rasakan. Menyanyi dan bermain musik bersama fika. Crazy Konser , rasa ini sama ketika saat itu. Gw pun hanyut dalam suasana ini. Seperti Time zap , waktu berlalu cepat tanpa disadari.
Tiba-tiba pintu studio terbuka ketika gw dan fika lagi asik berdua. Ternyata radit salah satu personil grup musik ini.
Radit : Eh lo ren Gw : hehe.. *gw nyengir* Radit : wah asik ya nge-jam bareng cewek lo
Gw : He " : , bukan dit. Ini temen gw fika
Radit : rajin banget lo libur gini malah nangkring disini.
Gw : soalnya gw takut ngerasa jadi beban klo gak bisa ngimbangi kalian
Radit : yaelah, let it flow aja ren. Klo gitu gw balik duluan deh ya, gw cuman mo ngambil kaset rekaman kita.
Gw : oke dit, hati-hati yo.
Radit pun pergi, karena terhenti permainan karena radit datang. Fika pun mengajak buat balik.
Gw : eh fik, keyboard lo dulu masih ada kan "
Fika : ada, kalau gak salah disimpan mbak may digudang
Gw : tar gw bawa kekamar boleh kan "
Fika : pakai aja. Panas banget ya, makan es krim yuk
Gw : traktir ya Fika : memang otak lo, otak getrongan semua isinya
Kita pun berhenti di mirota yang terletak di utara lapangan kridosono.
Fika : lo mau kue kagak "
Gw : es krim aja deh gw, dah lama banget gw kagak makan es krim
Gw dan fika mengam es jenis ice cone sambil duduk di bagian luar cafe.
Gw : keknya punya lo enak deh
Gw pun langsung menyambar bagian atas es krim fika tanpa peduli gimana reaksi fika
Fika : Rendy dodoooool. Bego ah
Gw : eh sory fik, maaf-maaf. Soalnya keliatan enak punya lo *gw nyengir bingung*
Fika terlihat diam dan gak memakan es krimnya lagi.
Gw : kok gak dimakan lagi es krimnya fik " ntar meleleh tau.
Maaf deh klo gw tadi salah
Fika : dodol lo ren Gw : gw dah sikat gigi kok, lagian kan gw gak ngidap HIV aids
Fika : bukan itu tauk. Indirect kiss *suara fika memelan saat ngucapin ini*
Gw : ha " indirect " apaan tuh
Fika : indirect kiss dodol. Ih beneran oon ya lo ren
Gw : he " apaan tuh " gak pernah dengar gw. Maklum fik dari kampung *gw ngeles*. Gak tau yang begituan. Hehe....~. Dimakan lagi donk es krimnya, ntar meleleh kan sayang. Klo kata alm nenek gw, makanan klo gak dihabisin, dia bakal marah dan gak mau dekatin kita lagi. Kan gak enak kalau marahan sama es krim, ntar lo gak bisa makan es krim lagi deh
Fika : Rendy dodol Walaupun terkesan jutek, akhirnya fika mau memakan es krimnya lagi. Mungkin tingkah gw memang terlalu kedesaan yang gak pernah mikirin hal sensitif seperti itu.
Sin To Be Twin Kuliah, kerja part time, bagian dari grup musik. Itulah keseharian gw sekarang, benar-benar semakin sibuk. Untuk grup musik, ini pekerjaan yang setidaknya menjadi angin segar bagi gw. Selain kerjanya yang bisa gw nikmati, bayarannya pun juga cukup besar .
Tapi bekerja di grup musik ini cukup menyita banyak waktu gw, dimana gw masih menjadi seorang mahasiswa dimana tiap hari selalu ada saja tugas yang diberikan oleh dosen tanpa henti.
Ada beberapa cerita menarik tentang orang-orang yang ada di
grup musik ini. Saat selesai latihan sekitar pukul 11 malam, gw sengaja biasa pulang paling terakhir. Ini gw lakukan supaya gw bisa lebih akrab dengan member yang lain, jadi sebisa mungkin setelah latihan biasanya gw ngobrol dulu dengan member yang lain.
Radit : ren, lo besok siang sibuk gak " Gw : gak dit, kenapa "
Radit : tadi gw nanyain yang lain pada sibuk semua, jadi gw coba ajak lo. Kebetulan lo gak sibuk, besok bisakan temenin gw ketemuan sama seseorang "
Gw : wah cewek ya " memang kenapa gak sendirian aja "
Radit : gw gak berani ren, lo bisa kan "
Gw : bisa kok : Radit memang orang paling pendiam di grup musik ini. Gw pun
kesusahan buat komunikasi dengan radit. Tapi gw kaget ketika radit minta ditemani untuk bertemu dengan seorang wanita. Apa gw bakalan jadi obat nyamuk nanti
Keesokan siangnya gw dijemput radit dirumah, dan kita langsung menuju ke sebuah cafe didaerah gejayan. Karena masih siang, cafe masih sepi pengunjung. Gw malah merasa kurang enak, soalnya selama ini gw gak terlalu akrab dengan radit.
Sekitar 15 menit menunggu, ada cewek menghampiri kita. Klo dilihat sepertinya seumuran dengan gw dan radit. Radit langsung terlihat akrab dengannya.
Radit : Oh iya, kenalin ini rendy
Gw : Rendy Nindy : Nindy, salam kenal
Radit : ren, ini nindy saudara kembar gw
Gw :

My Girlfriend Is My Big Boss Karya Rendi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kembar kimpoi , pertama kalinya gw melihat langsung.
Nindy sedang dalam study tour bersama teman-temannya ke jogja. Nindy tampaknya sangat ramah dan cepat akrab. Nindy pun seperti mendominan obrolan sore itu dan radit lebih pendiam dari biasanya.
Keesokan harinya. Saat sore hari seusai gw latihan
Radit : Ren, bisa ngobrol bentar"
Gw : yo, kenapa dit "
Radit : besok lo sibuk gak "
Gw : gak ada kuliah sih gw besok, cuman sore kerja
Radit : gw bisa minta tolong lagi gak ren "
Gw : minta tolong apa dit "
Radit : ada beberapa barang yang pengen dibeli nindy, kebetulan temen kerja gw sakit, terpaksa gw gantiin shift dia.
Gw : oh, boleh deh. Gw juga kagum banget ma lo, gak nyangka gw kalau lo itu kembar dit. Baru pertama gw lihat kembar kimpoi
Radit : gw benci... Gw : hah " Radit : gw benci menjadi kembar
Gw : maksud lo " Radit : orang tua gw mempercayai mitos kalau anak kembar
kimpoi, maka anaknya harus tumbuh secara terpisah. Kalau tidak, anak yang kembar kimpoi akan saling jatuh cinta dengan kembarannya. Akhirnya orang tua gw memisahkan kita. Gw besar dengan keluarga paman gw, sedangkan nindy " dia besar dengan kasih sayang orang tua gw. Melihat wajah kembaran gw aja, gw sudah benci banget. Oleh karena itu kemarin gw minta lo buat nemanin gw
Memang terkadang hidup sangatlah tidak adil. Mau seberapa keras pun kita berusaha, bila takdir sudah berkata. Maka hasil yang kita dapat tetaplah sama.
Keesokan paginya gw dijemput radit, lalu gw mengantar radit ke tempat dia kerja sebagai shopkeeper. Dengan begitu gw menggunakan motor radit untuk menemani nindy mencari beberapa barang yang dia cari.
Tampaknya nindy sudah menunggu, sesampai di hotel nindy menginap. Nindy terlihat sedang duduk bersama beberapa temannya diruang tunggu.
Gw : hai nin Nindy : pagi kak ren Gw : lo sudah sarapan "
Nindy : udah sih, cuman masih laper. Roti doank sih Gw : mau cari oleh2 kan " sekalian cari makan didekat sana aja.
Nindy : ya udah deh. Yuk kak !
Gw dan nindy langsung menuju ke pusat perbelanjaan oleh-oleh khas jogja di malioboro. Seusai mencari beberapa oleh-oleh untuk keluarga nindy dirumah. Kita pun mencari tempat makan di pinggiran jalan malioboro.
Dan pilihan kami pun berakhir kesebuah warung bakso dan es campur yang ada dipinggaran jalan malioboro itu. Disaat lagi menyantap bakso, tiba-tiba hp nindy berdering. Dan nindy langsung bertingkah jutek menjawab telpon itu.
Gw : Dari pacar ya "
Entah gw juga gak tau gimana, mulut gw bisa nyeplos dengan santainya menguru urusan orang lain ini.
Nindy : Bukan kok kak, sampai sekarang nindy belum pernah punya pacar kak
Gw : wih, jago juga lo. Nindy : Gak lah kak. Belum ada yang cocok aja. Soalnya nindy masih nganggap radit sosok cowok idaman nindy. Dewasa banget
Gw : Maksud lo nin "
Nindy : Bagi nindy, standar cowok itu kek radit. Soalnya radit gak pernah ngeluh walaupun kita sudah dipisah sejak kecil oleh orang tua kita. Dewasa banget menurut nindy. Dan sampai sekarang belum ada nindy temuin cowok yang ngelebihin radit.
Setelah mendengar beberapa cerita dari nindy, disitu gw menangkap kalau sebenarnya nindy punya rasa kepada radit. Sedangkan dari cerita radit kemarin, bahwa mereka dipisah agar yang dikhawatirkan orang tua mereka agar kepada kembaran ini tidak saling jatuh cinta.
Nindy : kak ren, kira-kira hadiah yang cocok buat radit apa ya "
Gw : hmmm, kurang tau gw nin. Apa ya kira-kira "
Nindy : ditanya kok malah balik tanya, gimana sih kak ren ini.
Gw : menurut gw hadiah yang terbaik ya lo.
Nindy : maksudnya " Gw : gimana kalau nanti pas radit pulang kerja, lo gw antar ke tempat dia kerja. Terus lo ajak deh dia makan malam gitu. Gw yakin dia pasti senang
Sebenarnya niat gw disini supaya radit mengerti perasaan nindy
kepada radit. Karena selama ini radit terus menghindar dari nindy karena dia merasa tidak suka kepada nindy. Semoga saja dengan saran gw ini hubungan mereka berdua akan membaik. Dan nindy meng-iya-kan saran gw.
Sore harinya Tepat didepan toko didepan radit bekerja, gw dan nindy menunggu radit selesai bekerja. Sekitar 15 menitan kita menunggu diluar akhirnya radit keluar setelah shift dia selesai.
Radit : kok pada disini "
Gw : nungguin elo dit Radit : sudah belanjanya "
Gw : sudah-sudah, nah gini dit. Si nindy pengen makan malam sama lo. Lo ajak kek kemana, kan besok dia udah balik.
Radit : lah, terus lo gimana "
Gw : gw mah gampang, udah lo sana anterin nindy gih. Udah kering tuh nungguin lo
Radit : gw anterin elo dulu deh balik ya
Gw : udaaah, gak usah. Sana lo bedua aja dulu sana pergi. Dah gw bilang gw mah gampang kok dit. Udah sana, kalau gak gw minta bayaran nih buat nemanin nindy jalan tadi pagi.
Disaat itu gw melihat nindy dan radit berboncengan. Entah kemana mereka pergi, hanya satu harapan gw. Hubungan mereka sebagai saudara kembali membaik.
The world s Best smile Was when You where Riding Behind Me
My Way Terkadang kita, saat sedang mengejar mimpi. Kita akan lupa kepada orang-orang disekitar kita. Mereka yang khawatir kepada kita. Orang-orang yang mengawasi tiap langkah menuju mimpi itu. Tapi kita justru lupa akan keberadaan mereka. Sehingga satu persatu mereka menghilang. Menjauhkan langkahnya dari tepian jalan menuju mimpi kita. Dimana dulu mereka selalu mengawasi langkah kita menuju. Tetapi selalu ada yang tersisa, dia lah orang pertama akan merasa senang ketika melihatmu mencapai mimpimu.
Ciko : eh ren, lo dah liat pembagian kelompok KKN "
Gw : udah cik, emang lo udah KKN "
Ciko : eh jangan salah, biar pas-pasan tapi gw tetap lancar ya. Gak kek selingkuhan lo kale
Gw : selingkuhan siapa o_O
Ciko : lah tempat lo tinggal sekarang kan selingkuhan lo
Gw : sial lo, cik lo free kan "
Ciko : emang kenapa " mau ngojek " traktir minum dlu donk
Gw : iya deh, gw bayarin minum lo
Ciko : emang malam ni ada manggung "
Gw : ho oh, di cafe. Besok pagi di depan kantor pos km. 0
Ciko : widih, ada event apaan emangnya besok "
Gw : promosi produk kecantikan gitu. Yah lumayan lah. Daripada gak ada job
Ciko : ya udah deh yuk. Bayar dulu gih sana.
Gw : siap pak ojek : Gw dan ciko langsung menuju ke studio untuk mempersiapkan bahan-bahan buat nanti malam. Setelah latihan beberapa lagu kita bersiap-siap menuju ke sebuah cafe yang berada di gejayan untuk tampil malam itu.
Sekitar 3 jam tampil akhirnya selesai sudah kerjaan gw malam ini.
Dynda : Ren, ngikut makan bareng anak-anak gak "
Gw : boleh-boleh, lagian emang lapar banget daritadi
Setelah beres-beres perlengkapan, kita menuju ke sebuah gudeg
dipinggiran jalan di ujung selatan jalan gejayan. Sambil makan anak-anak asik bercerita.
Dynda : kenapa ren, diam aja "
Gw : ah enggak kak dyn, cuman kecapekan aja.
Dynda : tumben ren malam ini gak ada yang ngedampingin kamu. Biasanya ada aja tuh cewek tiap kamu tampil.
Gw : hape gw ketinggalan kak dyn. Juga gak ada ngabarin gw klo ada tampil minggu-minggu ini.
Dynda : hati-hati loh ren, kebanyakan cowok gitu deh.
Gw : maksudnya kak "
Dynda : kamu tu loh, kalau udah fokus sama satu. Kadang lupa ama orang-orang disekitarmu
Gw : hehe, iya juga sih kak.
Dynda : jangan gitu lagi kamu ren, ntar jadi kek cowok aq tauk kamunya.
Gw : emang jadi gimana kak "
Dynda : dulu, aku dan cowok aku seangkatan. Sampai cowok aku masuk BEM dan organisasi kampus. Awalnya aku sangat senang, sangat mendukung dia untuk terus berkiprah. Hingga akhirnya jadi presiden BEM di kampus aq. Semakin lama semakin aku menyadari. Dia terlalu fokus dengan karirnya hingga lupa dengan keberadaan orang-orang disekitarnya. Begitu juga aku, hingga akhirnya aku wisuda terlebih dulu. Padahal dulu kita janji bakal wisuda bareng-bareng. Setelah wisuda aku mutusin buat kerja di luar kota. Semoga dengan tidak adanya aku disana, dia bisa sadar. Terus fokus selesain kuliahnya dan nyusul aku disini
Gw : gitu ya kak, kalau dipikir kadang gw juga ngerasa terlalu fokus. Hingga gak nyadarin keadaan disekitar gw. Makasih ya kak dynda sarannya. Pasti bakal gw ingat terus saran kak dynda
Seusai makan dan bercerita, kita bergegas pulang. Karena besok pagi kita masih ada kegiatan. Gw pun langsung balik ke rumah.
Sesampainya dirumah Gw : mbak may belum tidur "
Mbak Maya : belum mas ren, itu mbak fika gak ada keluar kamar. Belum makan juga, mbak takut kenapa-kenapa. Tolong di cek dong mas ren.
Gw : iya mbak, tak cek in dulu
Gw langsung menuju ke kamar fik
Tok.. Tok.. Tok.. Gw : fik, lo masih bangun " gw masuk yah
Gw lihat fika terbaring diatas kasur.
Gw : fik lo gak kenapa-kenapa " makan dulu gih
Fika : gak kenapa-kenapa Jawab fika dengan nada suara serak. Gw curiga fika sakit, langsung gw pegang dahinya. Ternyata benar dugaan gw, panas banget.
Gw : lo sakit kok gak bilang-bilang sih. Bentar gw minta mbak may buatin bubur dulu.
Gw langsung kebelakang datengin mbak may untuk dibuatkan bubur. Sementara mbak may ngebuatin bubur gw sempatkan untuk mandi.
Gw : makan dulu yuk fik, baru minum obat.
Fika : udah minum obat kok gw
Gw : tapi belum ada makan malah minum obat. Ntar malah lambung kamu yang jadi sasaran kalau minum obat gak makan.
Beberapa suap aja paling nggak. Biar perut kamu gak kosong. Duduk donk, gw suapin gih.
Perlahan gw mencoba menyuapi bubur kepada fika agar dia bisa makan.
Fika : panas dodol Gw : eh, gw tiup lagi. Maaf-maaf.
Setelah memakan beberapa suap bubur dan minum obat. Fika langsung terlelap tidur. Gw membuat kompresan agar fika cepat sembuh. Semalaman gw terjaga dengan terus-terusan mengganti kompresan agar fika bisa cepat sembuh.
Gw teringat setiap gw sakit waktu kecil. Seletih apapun nenek gw. Beliau selalu terjaga semalaman dengan selalu mengkompres gw. Entah bagaimana, setiap paginya gw selalu kembali sehat setelah dikompres oleh nenek gw. Begitu juga gw sekarang, gw percaya kalau fika akan sehat besok pagi bila gw terus mengkompresnya semalaman.
Saat pagi gw langsung bersiap buat tampil didepan kantor pos. Sesaat kembali kekamar gw mengecek hape gw. Gw lihat ada beberapa SMS dan panggilan tak terjawab dari laras. Gw merasa gak enak, langsung aja gw menelpon laras.
Gw : halo ras, maaf kemarin gw gak bawa hape. Jadi gak tau kalau lo ngubungin
Laras : gak papa kok. Aku tau kamu sibuk, kamu ada kegiatan lagi "
Gw : iya, pagi ini mau tampil lagi
Laras : aku anter ya, aku ketempat mu sekarang
Gw : boleh deh Gw pun bergegas bersiap, supaya gw tidak terlambat datang ke studio untuk bersiap-siap tampil. Tidak berapa lama suara mobil laras terdengar sudah tiba
Gw : pagi ras Laras : ren, kantong matamu gede gitu. Kamu gak tidur "
Gw : eh, gede banget ya " fika lagi sakit ras
Laras : sakit apa " sudah dibawa kedokter "
Gw : cuman demam kok, gak apa-apa. Berangkat yuk, gw takut telat/
Laras : ya udah, yuk ! Gw dan laras pun langsung berangkat ke studio untuk menyiapkan barang-barang untuk tampil. Karena gw datang paling awal, akhirnya gw ada sedikit waktu free ketika yang lain masih sibuk bersiap-siap.
Gw : Ras~ Laran : kenapa ren "
Gw : boleh pinjam bahu lo bentar gak "
Laras : sini-sini. Ngantuk banget ya "
Gw : iya ras. Di bahu seorang wanita yang begitu penyayang. Gw terlelap, melepas keletihan gw. Walaupun sejenak, gw merasa sangat bahagia.
In The Hill Seseorang akan terasa keberadaannya disaat dia sedang tidak ada disampingmu.
Siang hari setelah tampil di depan kantor pos
Gw : fik, gw masuk ya Gw masuk kedalam kamar fika, disana masih terbaring fika. Gw berharap dia sudah sembuh. Walaupun badan gw masih terasa sangat letih. Gw sempatkan untuk mengecek keadaan fika.
Gw : gimana fik " udah agak enakan "
Fika : udah gak demam lagi kok gw.
Gw pegang dahinya. Ternyata benar, panasnya sudah turun.
Gw : lo dah makan " Fika : kok jadi cerewet banget sih lo dari semalem, ngeselin tauk !
Gw : bukan cerewet fik, klo lo gak makan. Badan lo bakal lemes lagi, jadi gampang balik lagi demam lo.
Gw langsung menuju kedapur mengambilkan makanan untuk fika. Gw lihat mbak may memang sudah menyiapkan makanan untuk fika. Langsung aja gw ngebawa makanan kekamar fika.
Gw : duduk bentar fik, makan dulu.
Fika : *sigh* suapin ! Gw : iya-iya, duduk dulu makanya.
Perlahan gw nyuapin bubur ke fika, tetap saja fika susah untuk menelan. Hanya beberapa sendok yang fika telan pada akhirnya.
Gw : satu sendok lagi gih fik, tanggung nih
Fika : iiiiih... cerewet deh. Gw dah sehat kok, dah gpp.
Gw : ya udah, klo gitu minum dulu obatnya yuk.
Fika : gw bisa sendiri, udah sana. Gw tau kok, lo pasti kurang tidur.
Gw : ya udah, diminum ya obatnya.
Gw langsung membawa bekas makanan fika keluar, sesaat hendak menutup pintu.
Fika : ren Gw : huh " Fika : makasih ya Gw langsung kedapur. Setelah bersih-bersih rumah, gw langsung pergi kekamar dan tidur. Ntah berapa lama gw tidur, gw baru terbangun saat maghrib. Gw pergi keruang tengah, ternyata disana ada fika lagi nonton tv.
Gw : sudah sehat keknya lo
Fika : dih, kan dah gw bilang dari tadi. Gw tuh dah sehat.
Gw : hehe, bagus deh. Emang dah normal lagi lo
Fika : udah sana cepetan sana mandi, temenin gw makan.
Gw : lo beneran sudah sehat " gw aja gih yang beliin makannya. Kena angin malam malah balik lagi demam lo
Fika : astaga, sehat sehat ren ! lagian gw juga butuh udara segar lah
Gw : ya udah , gw mandi dulu.
Seusai mandi gw dan fika langsung menuju ke sebuah warung sea food daerah moses. Karena gw khawatir dengan kesehatan fika kalau dia menyetir. Akhirnya kita mengendarai motor agar gw bisa didepan. Sesampainya di warung sea food.
Fika : lo pesan apa "
Gw : hmm, cumi rica-rica aja deh. Lagi pengen yang pedespedes.
Fika : halah, lo mah emang kalau makan nyari yang pedas mulu.
Gw : hehehe. Tiba-tiba hape gw berdering ada sms. Ternyata dari laras.
SMS laras : lagi ngapain kamu ren "
SMS gw : lagi makan sama fika
SMS laras : oh sudah sehat ya fikanya "
SMS gw : sudah agak mendingan, tapi dia tetap aja ngotot pengen makan diluar.
SMS laras : oh, syukur deh kalau sudah sehat. Selamat nikmatin makan malamnya ya
Tiba-tiba fika ngambil hape dari tangan gw.
Fika : sibuk amat sih ama hape lo. Lagi sms an ama siapa sih
Gw : yah fik, jangan donk.
Fika : pantes, ama laras toh. Temenin gw ngobrol lah, malah sibuk ama hape lo. Bete deh !
Gw : iya, maaf-maaf. Tidak lama pesanan makanan pun kita datang.
Gw : keknya punya lo enak tuh fik, nyicip yaa
Fika : dasar elo mah, apa aja pengen
Gw : habis asapnya ngepul gitu. Gimana gw gak ngiler Setelah melahap habis makanan kita.
Gw : fik Fika : apaan " Gw : lo jaga donk kesehatan lo. Bentar lagi gw KKN. Lo harus jaga kesehatan lo waktu gw gak ada yah
Fika : iyaa ren, gw bukan anak kecil tau. Gw bisa kok ngurus diri sendiri
Gw : yeee, kemarin aja pas sakit lo lumutan dikamar gitu.
Fika : iya-iya Gw : lo juga jangan bolos kuliah lagi. Masa ketinggalan jauh sama kita-kita. Kan kita pengennya kita semua bisa wisuda barengan.
Fika : iya-iya, males deh ngomongin kuliah lagi.
Seminggu kemudian pun gw berangkat KKN bersama kelompok gw. Setelah mendapat izin cuti dari tempat-tempat kerja gw, gw merasa tenang berangkat KKN ini. Jadi gw bisa lebih fokus menyelesaikan kuliah gw dengan cepat. Laras dan ciko pun juga sedang KKN, hanya saja kita bertiga berbeda kelompok. Gw kebagian disebuah desa di gunung kidul. Kita pun tinggal disebuah rumah kepala desa disana.
Saat siang hari, kita semua sangat sibuk dengan kegiata-kegiatan KKN. Dan yang paling gw senangi dari KKN ini adalah saat ikut membantu mengajar di sekolah-sekolah didesa itu. Bermain dengan anak-anak desa membuat gw ingat kampung gw sendiri. Kesederhanaan dan kepolosan anak-anak desa sangat membuat gw senang. Seakan gw bercermin sendiri, beginilah gw dulu saat masih kecil.
Tetapi berbeda dengan keadaan saat sudah malam hari. Dimana anak-anak kelompok gw berbagi cerita, saat mereka kangen dengan teman-teman atau dengan pacar mereka. Begitupun gw, saat sedang jauh begini, entah mengapa malah timbul rasa kangen. Padahal saat masih dijogja sana. Kadang gw mengabaikan mereka yang berada di dekat gw. Kadang untuk mengalihkan rindu, kita asik bernyanyi bersama dihalaman rumah kepala desa. Ada sebuah lagu yang benar-benar sangat senang kita nyanyikan disaat KKN.
Sheila On 7 Ingin Pulang Saat saat seperti ini Pintu t lah terkunci lampu t lah mati Kuingin pulang Tuk segera berjumpa denganmmu Waktu waktu seperti ini Di dalam selimut harapkan mimpi
Bayangan pulang Tuk segera berjumpa denganmu
Kuingin kau tahu Kubergetar merindukanmu Hingga pagi menjelang Aha aha& & (2X)
Sesaat mata terpejam Tirai imagi membuka Semakin ku terlelap S makin jelas hangat senyuman Tak ingin terjaga sampai aku pulang
Sesaat mata terpejam Bintang bintang menari indah
Iringi langkahmu rangkai mimpi yang s makin dalam Tak ingin terjaga sampai Aku pulang
Karena besok libur, jadi gw memilih untuk bermain gitar dihalaman lebih lama. Karena pemandangan bintang disini begitu indah, lebih bersih dibanding saat sedang berada dijogja. Saat sedang asik bermain gitar, hape gw bergetar.
SMS fika : lo dimana sekarang "
SMS gw : kenapa fik "
SMS fika : gw kesana sekarang
SMS gw : jam berapa ini. Jangan sekarang, sudah malam
SMS fika : ini gw udah dijalan.
Astaga, tiba-tiba fika sms kalau dia sudah berada dalam perjalanan ke tempat gw. Entah ada apa dengan ini anak, gw gak pernah bisa menebak.
Promise Sekitar satu setengah jam gw menunggu dihalaman rumah kepala desa sambil bermain gitar dengan pelan. Jam sudah menunjukan pukul jam 2 malam. Gw semakin khawatir kalau si fika bakal kenapa-kenapa dijalan. Karena jalan menuju ketempat gw sangat sepi kalau malam hari. Tiba-tiba terdengar suara mobil fika, gw langsung keluar halaman. Ternyata benar itu fika, ada rasa sedikit lega ketika melihat fika datang dengan selamat dan ada juga rasa kesal karena kelakuan fika.
Gw : fik, lo ngapain malam-malam gini kesini "
Fika : bete ajah, suntuk dirumah mulu.
Gw : ya ampun fik, bahaya lah malam-malam gini kesini.
Fika : gw gak apa-apa tuh sampai kesininya. Yang lain mana ren "
Gw : sudah pada tidur, lagian kan ini udah jam berapa fik. Fika : besok masih ada kegiatan "
Gw : Sabtu biasanya kita libur kok, emang kenapa "
Fika : Yeee... kenapa lo gak balik kalau libur.
Gw : kan gw gak ada kendaraan. Lagian cuman beberapa anak aja yang balik tiap weekend.
Fika : ya udah lo ikut gw deh sekarang.
Fika menarik tangan gw masuk kedalam mobil. Entah bakal dibawa kemana lagi gw. Sekitar 1jam kita berkendara, kita tiba disebuah pantai. Pantai indrayanti, dengan pelan fika menyetir.
Pagi gini dipantai, dingin banget. Angin yang lumayan kencang buat gw jadi gak enak badan. Mana gw cuman pakai baju kaos doank.
Fika : bantu bawain barang dibelakang ren.
Gw melihat ada beberapa jajanan dan tikar. Keknya fika udah ngesiapin semuanya.
Gw : niat banget lo fik, padahal udah malam gini.
Fika : ye, kalau gw udah niat mah pasti bakal gw seriusin.
Gw : kalau gitu kuliahnya diniatin juga lah fik.
Fika : yeee, malah nyambung kesitu. Udah cepet bantuin.
Sesaat gw menggelar tikar, gw liat ada beberapa orang yang mendirikan tenda-tenda. Walaupun di pantai ini ada saung nya atau pondok-pondok kecil. Tapi tetap saja yang paling enak kalau dipantai itu menggelar tikar sendiri dipantai pasir. Karena gw memang sudah agak lapar, karena jam makan malam tadi sekitar jam 7an. Jadi gw asik ngehabisin cemilan yang fika beli.
Fika : ren Gw : napa fik " Fika : lo ingat gak hari ini hari apa "
Gw : emang ada apa fik "
Fika : hari ini gw ulang tahun
Gw : eh, selamat ulang tahun ya fik
Fika : kok gw ngerasa ada yang kurang ya ren. Rasanya mau gw ultah atau nggak sama aja. Gak bisa ngerubah apa-apa, tetap aja hidup gw gini terus. Gw kangen ren, kangen orang tua gw.kangen kumpul bareng mereka lagi. Gw mau hidup pas-pas an, asal keluarga gw tetap kumpul. Daripada sekarang, karena kesibukan masing-masing. Akhirnya dengan mudahnya bercerai.
Nada suara fika tiba-tiba menjadi serak. Gw tau kalau fika sedang menangis sekarang, emosinya masih belum stabil semenjak orang tuanya bercerai.
Gw : sudah fik, gw tau lo sedih. Tapi lo gak bisa begini terus. Lo juga harus berjuang buat hidup lo sendiri, gw tau itu gak mudah bagi lo. Gw janji, gw akan selalu ada disamping lo.
Fika : ren, misalnya suatu hari nanti. Gw pergi, ngilang entah kemana karena emosi sesaat gw. Gw pengen lo jangan biarin gw menghilang terlalu lama.
Gw : gw janji, kalau suatu saat lo menghilang. Gw pasti akan datang buat ngejemput lo. Gw janji
Disitu gw berjanji untuk terus menjaga fika. Gw tau emosi fika masih terguncang. Dia sudah terbiasa hidup nyaman saat kecil. Dan terhempas saat perceraian kedua orang tuanya. Yang tentu hingga sekarang masih menyisakan luka. Dan membutuhkan waktu untuk fika terbiasa dan melupakan rasa sakit itu.
Berbeda dengan keadaan fika yang saat sedang berada diatas awan tiba-tiba terhempas kebawah. Gw yang memang dari awal berposisi di dataran bawah, tempat fika terhempas. Yang selalu melihat kearah atas dimana tempat yang terlihat nyaman itu. Sehingga emosi gw lebih bisa gw kendalikan. Sudah tertempa dari tempat posisi awal gw.
Cahaya-cahaya bintang pun memudar berganti cahaya pagi. Gw dan fika hanya terdiam setelah gw mengucap janji tadi. Hanya menikmati sisa-sisa bintang yang masih bertahan dilangit yang semakin memudar. Sesaat di keheningan itu, gw tatap wajah fika. Terlihat begitu manis dengan cahaya-cahaya samar pagi hari. Disaat gw sedang memerhatikan wajah fika. Fika berpaling kearah gw, dan disaat itu keempat mata kita bertemu. Saling menatap, entah kenapa masih tidak ada kata yang keluar dari kedua mulut kita.
Entah apa yang gw pikirkan saat itu. Seakan dunia berkonspirasi terhadap kita berdua. Tubuh gw seakan bergerak dengan sendirinya. Perlahan kepala kita berdua bergerak mendekat. Hingga akhirnya kedua bibir kita menempel. Sehembusan nafas ciuman itu terasa sangat lama bagi gw. Suara ombak yang sebelumnya terdengar jelas kini terdengar samar-samar. Hembusan angin dingin pun sekejap menghilang.
Fika : sudah pagi ren, balik yuk
Gw : yuk Suasana pun menjadi kaku setelah kejadian itu. Tidak ada sepatah katapun keluar selama perjalanan kita balik.


My Girlfriend Is My Big Boss Karya Rendi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Gw pun kembali kerutinitas gw sehari-hari dimasa KKN. Setiap malam, gw ingin mengirim pesan kepada fika untuk menanyakan kabarnya. Tapi entah kenapa untuk menekan tombol send ini terasa berat. Akhirnya selalu saja gagal untuk gw mengirimkan pesan kepada fika, dan fika pun tidak ada mengirim gw pesan sekalipun. Kekakuan diantara kita berdua ini pun terus berlanjut hingga akhirnya KKN gw selesai.
Sesampainya gw kerumah, fika sedang tidak ada dirumah. Gw coba menunggu fika hingga pulang. Sampai sekitar jam 12 fika juga belum pulang. Akhirnya gw putusin untuk tidur, karena besok masih ada yang harus gw urus dikampus.
Keesokan harinya gw pergi kekampus untuk mengurus beberapa urusan kampus yang belum selesai. Sampai akhirnya waktu makan siangpun tiba. Gw, laras, dan ciko makan disebuah foodcourt kampus.
Ciko : reeeen, gw putus ren sama putri
Gw : serius lo cik " kenapa emang cik "
Ciko : gw ketahuan selingkuh waktu KKN.
Laras : hahaha, itu sih emang karena kamunya cik.
Ciko : mau gimana lagi, waktu KKN gw sama putri jarang kasih kabar. Mana pas gw lagi KKN gw satu kelompok cakep banget. Kecewean banget deh pokoknya, lo pastinya lewat ras.
Laras : hahaha, dasar kamu cik. Emang sekarang kalian berdua jadian "
Ciko : belum sih ras, makanya bantuin donk ras. Bisa kan misal ntar konsul-konsul ke lo gitu ras
Laras : hahaha, iya deh ntar aku bantuin.
Gw : jangan mau ras, ni otak playboy gini minta bantuan. Ragu gw, pasti ada modusnya tuh
Ciko : yeee, elo ren. Terus-terus, klo lo ras ada gak yang berkesan banget pas lo KKN kemarin "
Laras : hmmm, ada sih. Waktu ngajar gitu tuh disekolah. Eh ada yang nembak aku cik salah satu muridnya.
Ciko : hahahaha, kalau lo ren "
Gw : gak ada deh keknya, ya kek KKN biasa aja menurut gw.
Ciko : iya, cocok dah sama sifat lo. Flat , asal lo tau ren. KKN itu saatnya mencari jodoh. Eh tuh ada fika, FIKA...!
Ciko berteriak memanggil fika, tapi fika hanya menoleh dan langsung kembali masuk kedalam mobil.
Ciko : dih kenapa lagi tuh anak ren. Jadi dingin gitu sifatnya.
Gw : kurang tau deh cik, dari kemarin gak ada ketemu gw. Tadi malam gw tidur cepat gak tau gw dia pulangnya jam berapa. Eh cik, habis ini anterin gw ke studio bentar ya.
Ciko : yeee, ya udah deh. Emang mau ngapain ren "
Gw : mau minta lagu-lagu baru yang harus dihafal buat latihan. Buat latihan dirumah.
Sesudah makan siang gw dan ciko menuju ke studio dimana disana ada mas seto sedang sibuk dengan kerjaannya. Gw mengambil daftar lagu dan chord lagu-lagu yang akan kita pakai buat tampil-tampil selanjutnya.
Sesampainya dirumah, setelah bersih-bersih rumah dan mandi.
Gw langsung latihan diruang tengah. Mencoba menghafal lagulagu baru.
Fika : eh gw suka banget ini lagu. Gw nyanyi ya
Gw pun tersenyum, hanya karena sebuah lagu. Kekakuan kita yang lama ini hilang begitu saja. Kita pun menghabiskan sore itu dengan nyanyian yang bisa menyatukan kita berdua. Gw percaya, lagu adalah sebuah bahasa universal. Dimana bisa menyampaikan sesuatu tanpa harus melewati sebuah kata.
What shoul I do " I forget what I was like before I met you The wind caresses my cheek
Lullaby of birdland Kick my heels goind down the slope
As my worthless shadow grows It s like an endless summer vacation Feels like sneakin into the swimming pool Hey, let s swim with our clothes on, jump in!!
A shocking seductive spiral This beat that pierces my heart is strange
It flares up, then vanishes Every miserable day is swell, dress it up
A high-speed swing surrounds us What s this dance called " I can t stop Don t you go, it s twined around my ears And won t leave me ever again This melody...
...is like love Ordinary Night Gw : Bonaaaa...!!!
Gw terus teriak-teriak memanggil-manggil bona si kucing yang fika pungut. Ngerawat kucing kampung didalam rumah yang cukup besar begini memang sudah ngebuat kerepotan tersendiri untuk mencarinya.
Fika : lo kenapa sih teriak-teriak.
Gw : nyariin bona fik. Fika : dikamar gw bonanya.
Gw : yaaaah, kenapa gak daritadi sih bilangnya. Gw udah kelilingin isi rumah nyarinya.
Fika : yeee, lagian kan bona lagi ada sesi curhat ma gw. Jadi gak boleh diganggu lah.
Gw : Fika : bentar gih gw ambil dulu dari kamar.
Gw pun balik ke dapur buat ngebantu mbak may nyiapin makan malam.
Fika : nih ren, eh ren. Gw : apa " Fika : tadi bona batuk-batuk gitu. Gak kenapa-kenapa kan ya "
Gw : keselek tulang ikan kali
Fika : lah, bukannya udah dibeliin makanan kucing. Kok makan ikan "
Gw : namanya juga kucing kampung fik. Lidahnya ya lidah kampung. Tetap aja doyannya ikan. Sama kek gw :
Fika : mbak may masak paan "
Gw : mie sama udang tepung. Makan dulu gih sono. Gw ngasih bona makan dulu
Fika : bareng aja deh. Lebih nafsu makan gw kalau ngeliatan orang makan. Apalagi liat lo, rakus gitu.
Gw : yeee, akhirannya gak enak fik.
Setelah mengasih makan bona gw menyusul ke meja makan untuk makan malam bersama. Walaupun hanya 2 atau 3 kali seminggu kita bisa makan bareng-bareng gini. Tapi tetap aja bagi gw ini lah waktu-waktu yang menyenangkan bagi gw. Bisa makan malam bersama. Gw jadi inget saat-saat makan malam bareng nenek gw. Suasana kekeluargaannya sangat terasa walaupun hanya kita bertiga disini.
Akhir-akhir ini saat malam hari dijogja sangat dingin. Bahkan saat jam 7 malam aja gw sudah terpaksa mengenakan jaket karena dinginnya. Ketika tengah malam gw keluar cari makan dengan fika. Gw inget saat itu pengukur suhu yang ada di mirota kampus simpang jakal hingga menunjukan 17 derajat. Jadi bisa kebayang gimana dinginnya jogja saat itu.
Sesaat lagi mengerjakan tugas kuliah tiba-tiba ada sms dari ciko.
SMS ciko : ren lo dirumah "
SMS gw : iya, kenapa cik "
SMS ciko : gw kesana ya SMS gw : ngapain " dingin gini
SMS ciko : jiwa gw sedang berkecamuk ren
SMS gw : halah, bilang aja bete.
SMS ciko : otw Sekitar setengah jam bel rumah pun berbunyi. Gw langsung keluar.
Gw : gila lo cik malam-malam dingin gini kesini.
Ciko : bete tau gw di kost. Anak-anak pada keluar maen biliard. Gw kagak doyan lagi biliardan.
Gw : ya udah masuk gih. Ciko : dudukan luar aja deh ren.
kita pun dudukan dikursi teras rumah.
Ciko : ren Gw : apaan " Ciko : kopi gih. Gw : yeee, iya deh. Gw pun kedapur buat ngebuatin kopi.
Gw : ini tuan kopinya Ciko : haseek, gitu donk. Kan enak dingin-dingin gini ngopi sambil ngudut (rokok)
Saat ciko sedang ngehidupin rokoknya, fika pun keluar mengenakan sebuah cardigan dan hotpant.
Ciko : widih fik Fika : napa cik " Ciko : demen gw ngeliatin lo pakai cardigan gitu. Lebih kecewekan lah. Asli gw rela ngelepas pacar gw kalau lo dandan feminim gini terus fik
Fika : emang lo punya pacar "
Ciko : wanjiiir, tau aja lo fik gw lagi jomblo. Ya karena jomblo makanya gw gak jadi ngejar lo
Gw : mau kemana fik "
Fika : ke minimarket depan beli cemilan. Mau ngikut "
Ciko : gw temenin ya fik Fika : gak deh, sendiri aja gw.
Fika pun pergi ke mini market didepan komplek. Gw hanya gak habis pikir dicuaca dingin gini cewek masih aja pakai hotpant. Gak dingin apa ya
Ciko : emang tuh fika punya sensasi sendiri
Gw : maksud lo cik "
Ciko : yah elo mah ren gimana sih, cewek tomboy kek fika gitu pas makai pakaian yang feminim gitu enak banget dilihatnya.
Gw juga baru terpikir saat fiko ngeberi tahu saat itu. Mungkin karena gw yang setiap hari ketemu fika malah ngebuat gw gak terlalu merhatikan perubahan-perubahan seperti itu pada fika. Atau mungkin karena kesibukan gw yang memang ngebuat gw gak terlalu merhatiin fika.
Ciko : rokok ren " Gw : boleh deh Jujur aja gw jarang banget kalau soal ngerokok. Biasanya saat gw memang lagi ada pikiran yang ngeganggu gw baru gw ngerokok. Saat sedang asik ngerokok dan nyeruput kopi fika pun datang.
Fika : nih cemilan. Dih lo ngerokok ren "
Gw : kadang-kadang aja kok.
Fika : bagi gih cik. Ciko : ini baru fren, nih nih. Gw buka ya cemilan lo fik
Fika : buka aja. Gw : kok akhir-akhir ini jogja dingin banget gini ya. Dari pertama kejogja ini yang paling dingin deh perasaan gw
Ciko : nih ren, kalau kata orang-orang tua ya. Kalau dingin gini berarti gunung merapi mau meletus nih.
Gw : beneran lo cik "
Ciko : beneran, dinginnya juga gak biasa banget ini. Oh iya ren,
lo habis wisuda ntar lanjut gak "
Gw : lanjut apaan " Ciko : lanjutin pendidikan lo. Ngambil profesi jadi akuntan publik atau apa gitu
Gw : gak tau deh gw cik. Paling cari kerja dulu deh kalau gw. Emang lo mau ngelanjut profesi "
Ciko : kagak, gw pengen kuliah lagi jadi pramugara
Gw : widih, apa hubungannya tuh ama kuliah lo sekarang
Ciko : bukan itu yang gw incer ren. Gw liat anak-anak yang kuliah jadi pramugari cakep-cakep ren. Buat ngincer cewek doank
Gw : astaga cik, buang-buang uang lah.
Ciko : fik, bagi nomor temen-temen lo yang cakep donk
Fika : gak ada Ciko : ya udah lo aja deh fik ya.
Fika : lo dah akut banget ya cik jomblonya. Parah ih
Ciko : ya bantu lah fik, ren. Cariin cewek gitu kek Fika : heh, klo sifat lo gini terus mah mentok juga hitungan bulan juga bakal putus lagi.
Ciko : ya mau gimana lagi. Emang sifat gw gini
Fika : ya lo mikirnya masih cuman buat senang-senang sih. Ya lo juga bakal dapat cewek yang gunain lo buat senang-senang doank.
Ciko : ya gpp, mumpung masih muda. Ntar dah tua mah dah gak bisa lagi kek gini.
Fika : au ah. Ngantuk gw, gw masuk duluan.
Ciko : yah gak asik. Kan gw masih pengen mandangin lo fik.
Fika : yeee Fika pun masuk kedalam terlebih dahulu.
Ciko : asli fika malam ini enak banget diliatin. Rambut diiket juga, gak bosan-bosan deh gw datang kesini klo gini. Ren
Gw : apaan " Ciko : kok gw deg-deg an gini ya. Apa gw jatuh cinta ke fika ya
Gw : yaelah fik, lo mah dikit-dikit bilang cinta mulu. Dah kebanyakan lo ngehambur cinta mah.
Akhirnya gw pun ngehabisin malam itu dengan secangkir kopi dan beberapa batang rokok sambil mengobrol dengan ciko.
Beberapa minggu kemudian setelah malam itu. Merapi benarbenar meletus. Ya, dibulan oktober 2010 gunung merapi pun akhirnya meletus dimalam hari. Gw hanya bisa melihat dari teras kamar fika yang berada di lantai dua.
Eruption Malam itu gunung merapi mengeluarkan isinya. Malam itu menjadi malam yang mengerikan. Gw hanya bias menyaksikan kebuasan gunung merapi dari beranda rumah. Terlihat jelas warna cerah di utara kota jogja ini. Gw, mbak may dan fika pun terjaga dimalam itu, duduk diruang tengah mencari kabar tentang keadaan saat itu.
Gw : lo gak ngungsi aja fik "
Fika : buat apa " Gw : ya kalau nanti tiba-tiba tuh gunung muncrat gimana "
Jujur aja ini pengalaman pertama gw melihat gunung merapi erupsi. Dijogja banyak hal yang tidak bisa gw rasakan, contohnya gempa dan erupsi gunung berapi. Karena di kalimantan tidak ada sama sekali gunung berapi.
Fika : ye, erupsi kecil aja kok. Nyante aja ren Gw : gitu ya "
Ini sifat fika yang gw gak suka. Terlalu menganggap mudah masalah. Jujur aja gw was-was banget saat itu. Apalagi di tv isinya semua tentang berita erupsi gunung merapi. Saat yang lain sudah tidur, gw tetap terjaga malam itu. Gw jaga-jaga kalau tiba-tiba aja nanti ada letusan dari gunung merapi.
Sekitar jam 5 pagi, handhphone gw berdering. Sebuah telepon dari laras.
Gw : halo Laras : halo ren Gw : kenapa ras " Laras : kamu gak kenapa-kenapa kan ren "
Gw : iya gak apa-apa kok ras
Laras : pagi ini aku sama keluarga aku ke jakarta ren. Buat ngungsi sementara sampai keadaan membaik. Kamu sama fika gak ngungsi "
Gw : gak keknya ras, lagian kalau gw ikut ngungsi ntar siapa yang bersih-bersih rumah dari abu. Kasian mbak may ras. Kamu hati-hati aja ya perjalanannya ke jakarta. Semoga gak kenapakenapa deh.
Laras : amin. Kalau ada apa-apa hubungin aku ya ren
Gw : iya ras, udah sana siap-siap gih. Gw gak apa-apa kok ras
Seharian gw gak bisa kemana-mana. Diluar hujan abu masih terus berjatuhan. Sekitar jam 1 siang tiba-tiba ada yang mengetok pintu rumah. Gw bingung siapa yang datang kerumah siang-siang ditengah ujan abu gini.
Ciko : hai ren Gw : cik, ngapaen lo keliaran. Lagi ujan abu gini Ciko : ceilah, justru ini ren momen yang pas banget nih.
Gw : momen apaan " Ciko : udah ikut gw jadi relawan yuk
Gw : waduh cik, bukannya gak mau. Tapi ntar siapa yang bakalbakal bantu dirumah kalau gw gak ada. Apalagi gw satu-satunya cowok dirumah nih
Ciko : yeeeee, tega amat lo ren ama sohib sendiri
Gw : ya mau gimana lagi cik, Maaf deh. Lagian tumben amat lo
semangat begini Ciko : nah itu dia ren. Biasanya banyak cewek-cewek kampus yang jadi relawan. Ini dia saatnya gw beraksi ren. Gw kudu pulang tanpa tangan kosong kali ini. Soalnya tadi malam gw mimpi ketemu cewek cakep banget saat jadi relawan. Pertanda banget kan tuh.
Gw : ternyata, tetap aja ada motif laen ya. Dasar lo cik, tapi sory nih gw gak bisa nemenin lo. Gw kudu jaga rumah cik.
Ciko : yaudah deh gw cabut sendiri. Awas lo iri ntar gw pulang bawa cewek cakep ya
Gw : iya-iya, gak kok. Good luck buat lo aja deh. Semoga ketemu ama cewek yang ada didalam mimpi lo.
Ciko pun pergi mengendarai motornya di tengah hujan abu itu. Sering sekali ide gila yang dia lakuin hanya buat mengejar seorang cewek. Dan yang paling parah dari sekarang ini. Hanya dari sebuah mimpi dia ngebela-belain jadi relawan.
Fika : sapa ren " Gw : ciko fik Fika : ngapain " kok dah gak ada.
Gw : ngajakin jadi relawan Fika : oh, terus kok lo gak ikutan "
Gw : kalau gw ikut, siapa yang jaga lo "
Fika : eh, gw dah besar kali.
Gw : lagian ada motifnya dia jadi relawan fik. Gara-gara semalam dapat mimpi ketemu cewek saat jadi relawan katanya.
Fika : panteeeees. Gila tuh anak.
Akhirnya gw menghabiskan waktu dirumah kurang lebih 2 minggu. Dan diwaktu yang sangat jarang ini gw pergunakan untuk mengerjakan skripsi gw. Karena jarang banget buat gw dapat waktu free yang lama seperti ini. Tiap beberapa jam sekali laras selalu saja menelpon gw. Sekedar menanyakan keadaan ataupun menemani gw mengobrol saat sedang suntuk dirumah.
Setelah sekitar 2 minggu akhirnya keadaan membaik. Orangorang sibuk membersihkan rumah masing-masing. Selain membersihkan rumah gw juga sibuk membantu membersihkan caf" tempat gw berkerja.
Laraspun telah balik dari jakarta, dan datang ke caf" saat kita sedang bersih-bersih. Laras sangat lega saat dia melihat keadaan tidak terlalu parah. Walau saat erupsi ada salah stasiun tv yang terlalu membesar-besarkan kejadian. Yang membuat para warga khawatir berlebihan.
Saat sore hari setelah bersih-bersih. Ciko menjemput gw dicafe.
Ciko : ayok balek. Gw : asik ojek gw udah datang. Makin kurus aja lo cik habis jadi relawan.
Ciko : ah kampret lo, yang bener "
Gw : beneran, terus gimana kabar cewek di dalam mimpi lo itu "
Ciko : masih nyangkut di mimpi gw. Apes bener dah gw pulang dengan tangan hampa
Gw : hahaha, lagian lo sih. Niat baik nolong tapi ada motifnya. Jelaslah gak dikasih hadiah ama tuhan.
Ciko : yeee, gw turunin juga nih lo.
Gw : hahaha, ampun deh cik.
Her, Her, and Her Dihari yang damai dihari minggu. Dimana gw bisa ngehabisin waktu buat istirahat atau ngerjain skripsi gw agar gw cepat kelar kuliah. Semakin cepat selesai semakin sedikit juga gw bakal ngehabisin uang buat kuliah. Saat gw lagi sibuk mengetik skripsi gw, tiba-tiba hape gw berdering. Gw lihat laras menelpon gw.
Gw : halo ras Laras : hai ren, lagi ngapain sibuk ngapain "
Gw : gak kok ras, cuman sambil ngetik-ngetik skripsi gw aja sih.
Laras : wah skripsi terus, emang sudah bab berapa kamu "
Gw : udah bab 3 ras, lo sendiri "
Laras : masih bab 2, eh ren
Gw : hah " Laras : nonton yuk, lagi suntuk banget nih
Gw : ayo, dah lama juga gw gak nonton. Ada kali ya setahun gw dah gak nonton
Laras : ya udah ntar sore aku jemput ya.
Gw : siap bu bos Asik, sudah lama bener gw gak nonton di bioskop lagi. Dan akhir-akhir ini gw memang terlalu fokus dengan skripsi dan pekerjaan gw aja. Dan gw sudah sangat jarang jalan bareng karena kesibukan gw ini. Karena gw pengen banget cepat-cepat lulus saat itu. Karena gw pengen cepat-cepat kerja full time.
Sekitar jam setengah 4 setelah selesai bersih-bersih rumah gw langsung bergegas mandi dan berpenampilan yang prima biar gak malu-maluin kalau jalan bareng laras.
Fika : widiiii, wangi banget lo. Mau kemana "
Gw : mau nonton sama laras
Fika : ih tega banget sih mau nonton gak ngajak-ngajak. Parah lo
Gw : ya gw kan diajak fik. Gw kira laras juga ngehubungin lo
Fika : dih ngimpi Gw : hah " Fika : udah-udah sana. Bau lo bikin idung gw sakit. Sono-sono pergi.
Gw : iye, gak usah galak kenapa.
Fika : suka-suka gw lah. Fika langsung bertampang bete karena gak diajak nonton. Lagian gw memang sudah lama gak nge-date bareng laras. Dan gw memang sudah mulai capek dengan kesibukan gw. Memang butuh sedikit peregangan dari rutinitas gw.
Sekitar 20 menit gw menunggu di beranda, mobil laras terlihat masuk ke dalam komplek. Akhirnya gw bisa berdua lagi bareng laras.
Laras : eh maaf ya lama, tadi agak sedikit macet di seturan
Gw : udah gpp, gw kan numpang. Mau lama mau bentar gw ngikut kok
Laras : ya udah deh yuk, ntar malah gak kebagian tiket kita
Gw : siap : Sekitar setengah jam kita tiba di XXI. Sesampainya disana gw langsung mengantri untuk membeli tiket sedangkan laras membeli cemilan yang menurut gw harganya bener-bener gak bersahabat dengan kantong gw kalau gw yang beli. Untungnya laras yang traktir cemilan saat itu.
Seusai mendapatkan tiket dan laras juga sudah membeli cemilan, kita mencari tempat duduk sambil menunggu studio kita.
Laras : duduk disitu aja yuk.
Gw : ayo deh, gempor juga kalau nunggu 1 jam
Masih sekitar 1 jam lagi hingga film kita dimulai. Gw pun menghabiskan waktu ngobrol dengan laras sambil memakan popcorn caramel ukuran besar.
Sekitar setengah jam gw dan laras menunggu, datang sekelompok perempuan. Sekitar 3 perempuan duduk tepat diseberang gw dan laras sekarang. Saat gw memperhatikan salah satu dari mereka bertiga, ada satu yang membuat pandangan gw terhenti. Pandangan gw terhenti pada seorang wanita memakai jilbab merah muda. Gw terus pandangi, seakan wajah itu tak asing bagi gw. Tiba-tiba dia melihat kearah gw, dan gw juga belum beralih kelain. Kitapun saling menatap.
Ternyata benar, dia anisa. Wanita pertama kali yang gw kagumi dan sukai saat SMA. Dia pun senyum kepada gw dan langsung nyamperin gw.
Nisa : rendi ya " Gw : iya, nisa kan "
Nisa : astaga rendi, akhirnya ketemu juga. Aku kira gak bakal ketemu sama kamu
Gw : lo kuliah dimana " oh iya kenalin ini laras sa
Laras : laras Nisa : Anisa, iya aku kuliah di UAD. Aku ada dengar kabar kalau kamu kuliah dijogja juga. Tapi gak tau kamu kuliah dimana
Gw : gw di UGM nis. Gw malah gak tau kalau lo ngelanjutin kejogja
Nisa : tega deh, oh iya turut duka atas nenek kamu ya. Kamu nonton film apa "
Gw : Twilight, lo " Nisa : sama donk, aku balik dulu ya ke teman-teman aku.
Gw : oke Anisa pun balik ke kumpulan teman-temannya. Entah kenapa yang pertama selalu meninggalkan kesan yang berbeda. Tak akan pernah sama dengan yang lain.
Laras : siapa ren " Gw : oh, anisa. Teman gw waktu SMA ras
Laras : manis ya orangnya
Gw : iya ras, gw juga pernah suka sama dia. Sayangnya gw gak pernah ada keberanian buat ngungkapin
Laras : huh, serius kamu "
Gw : kenapa " lucu ya "
Laras : ya gak ren, gak nyangka aja kamu gitu. Soalnya kamu selama kuliah kek gak terlalu pengen punya pacar gitu
Gw : ya kalau kuliah kan beda ras, gw pernah cerita kan kalau gw pengen fokus banget. Soalnya kuliah jauh dan biayanya gak dikit. Kalau gw main-main mau bayar pakai apa. Kan gw juga pernah kasih tau lo kalau gw dah komitmen gak bakal mau pacaran dulu sampai gw wisuda.
Laras : iya, ngerti kok. Semangaaat !!!
Gw : Akhirnya panggilan buat masuk studio kita pun terdengar. Gw dan laras langsung masuk ke tempat duduk kita. Dan yang gak terduga anisa dan teman-temannya duduk tepat didepan gw. Saat hendak duduk anisa melempar senyum ke gw.
Entah kenapa saat menonton gw sangat gak konsen. Selain emang gw gak ngerti filmnya. Karena ini film yang kedua atau ketiga gitu kalau gak salah yang membuat gw gak mengerti ceritanya. Anisa yang tepat duduk didepan membuat gw semakin tidak konsen. Seperti ada rasa yang aneh, seorang wanita yang dulu gw kagumi dan sukai. Hampir 4 tahun tidak bertemu dan tidak ada kabar sama sekali. Sekarang tiba-tiba ada tepat didepan gw.
Saat pikiran gw kemana-kemana, tiba-tiba tangan laras memegang tangan gw. Saat itu semua pikiran gw yang kemanakemana itu tiba-tiba hilang. Gw langsung tersadar kalau disini ada laras. Tangan lembut laras menenangkan gw, membuat gw hanya berpikir tentang laras.
Akhirnya selesai juga film yang gw tidak mengerti itu. Yang gw suka difilm itu hanya saat serigala bertengkar dengan para vampire. Just that, sesaat sedang berjalan menuju parkiran. Ada suara anisa memanggil gw terdengar dari belakang.
Nisa : ren, minta nomormu donk Gw : oh iya, nih sa.
Nisa : ntar aku hubungin ya
Gw : oke Nisa pun pergi kembali keteman-temannya.
Laras : cieee, ada yang senang nih ya


My Girlfriend Is My Big Boss Karya Rendi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Gw : hahaha, gak lah ras. Kan itu dulu
Jujur, walaupun rasa itu sudah lama. Tapi tetap aja rasa yang
sudah pudar itu perlahan kembali ke gw.
Seusai nonton gw dan laras makan disebuah warung bakmi dipinggir jalan. Karena lamanya film tadi memang membuat gw kelaparan. Popcorn tidak bisa menutupi celah perut gw yang kosong ini.
Keesokan harinya saat gw sedang kerja di caf", anisa pun ngesms gw.
SMS Anisa : hi ren, ini aku nisa
SMS Gw : hi nis SMS Anisa : lagi ngapain ren "
SMS Gw : lagi kerja, bentar ya.
SMS Anisa : oh iya ren, malam minggu nanti sibuk gak "
SMS Gw : gw ada manggung nis, kenapa "
SMS Anisa : eh manggung dimana " ya aku mau ketemuan aja. Mau lepas kangen gitu sama kamu.
SMS Gw : gimana kalau datang ke caf" tempat gw manggung aja
SMS Anisa : boleh tuh, SMS in aja ya ntar kamu manggung dimana. Selamat bekerja ya
Gw langsung balik kerja. Hari demi hari berganti, gw semakin gak sabar buat nunggu hari sabtu tiba. Tapi karena kesibukan gw yang begitu padatnya, sehingga hari demi hari gak kerasa hinggar hari sabtu yang ditunggu itupun tiba.
Fika : eh ren, lo malam ini manggung di caf" mana "
Gw : Dixie fik. Fika : malam kan ya "
Gw : he eh fik Fika : ntar malam gw kesana ya.
Gw : oke deh Waduh, fika bakal datang juga. Sedangkan gw sudah janjian dengan anisa buat ketemuan juga disana.
Saat sedang manggung, gw melihat anisa datang sendirian dan duduk memperhatikan gw dan grup musik gw bermain menghibur para pengunjung caf". Langsung aja gw request ke grup gw buat sebuah lagu yang bakal selalu mengingatkan gw tentang anisa saat masih SMA.
Aku& Harus Bisa Mengalahkan
Malam Malam Kesepian Yang Menjadi Musuh Besarku
Aku& Harus Bisa Menaklukan Hari Hari Sendirian Yang Menjadi Lawan Tangguhku
Tak Ada Yang Akan Bisa Meruntuhkan Niatku.. Tuk Bertemu..Memeluk..
Dan Menyanding Meski Surya Membenamkan Tubuhku Di Lautan Kutunggu Sampai Samudra Mengering& Kutunggu Sampai Samudra Mengering&
Aku& Harus Bisa Menaklukan
Hari Hari Sendirian Yang Menjadi Lawan Tangguhku
Tak Ada Yang Akan Bisa Meruntuhkan Niatku.. Tuk Bertemu..Memeluk..
Dan Menyanding Meski Surya Membenamkan Tubuhku Di Lautan Kutunggu Sampai Samudra Mengering& Kutunggu Sampai Samudra Mengering& Lagu ini sering banget gw nyanyiin saat gw sedang kasmaran dulu saat SMA. Saat gw masih tergila-gila dengan yang namanya anisa. Setiap saat mendengar lagu ini gw selalu teringat akan anisa.
Seusai tampil& . Gw : sendirian nis
Anisa : iya sendirian kok, gak nyangka kamu masih jago aja main pianonya ren.
Gw : yah akhirnya berguna dan jadi uang juga disini
Anisa : iya, enak-enak banget lagu yang kalian bawain
Gw : hehe, makasih nis. Fika : hoy Gw : eh fik Fika : ye gw dicuekin. Sapa nih "
Gw : oh iya, nih kenalin fik. Anisa, temen gw SMA
Fika : oh, lo ikut balik gak "
Gw : gak deh fik, lagian ntar mau ke studio dulu. Maaf ya
Fika : buat paan minta maaf " gw duluan ya
Lagi-lagi fika bertampang jutek ke gw. Gw pun mengajak anisa ke studio dan kemudian kita jalan-jalan dan duduk di daerah benteng malioboro sambil mengobrol mengobati kekangenan kita berdua
Graduation Malam hari dijogja memang selalu memberi kesan tersendiri. Para penghuni malam yang mulai hidup saat malam tiba. Begitu juga dengan di daerah benteng malioboro ini. Tempat biasanya para penghuni malam di jogja berkumpul. Sekedar bercerita tentang hidup, ataupun membunuh waktu bersama teman-teman para penghuni malam hari jogja.
Begitu juga dengan gw dan anisa malam itu. Sebuah malam yang memberikan kesan tersendiri bagi gw. Hampir 4 tahun gw tidak tau kabar sama sekali tentangnya. Tiba-tiba saja sosoknya muncul dihadapan gw. Sebuah rasa yang benar-benar lama telah gw lupakan. Tiba-tiba perlahan muncul lagi setelah sekian lama gw lupakan.
Nisa : gimana kuliah kamu "
Gw : ini masih sibuk skripsi gw nis, lo "
Nisa : aku minggu depan balik ke kalimantan ren Gw : lah kenapa "
Nisa : eh aku udah wisuda ya bulan kemarin, jadi ini ya puaspuasin bentar dijogja sebelum balik ke kalimantan
Gw : lagi-lagi gw gak pernah menang dari lo. Gw selalu ranking 2, gak pernah dapat 1. Karena lo selalu yang pertama. Ampe sekarang ternyata kutukan ini tetap masih ada nis. Tetap aja lo lebih selangkah didepan gw.
Nisa : hahaha, kamu kan sibuk ren. Sambil kerja ini itu. Kalau aku kan cuman tinggal kuliah aja. Jadi sebenarnya kamu yang lebih selangkah didepan dari aku.
Gw : terus nis, lo kerja di kalimantan. Gak disini aja "
Nisa : hmmm, kalau kerja ngeliat ntar deh ren. Cewek itu ditempat kita tetap aja gak boleh kerja berat. Tetap harus lebih fokus dirumah.
Gw : iya sih, orang tua kita masih pegangan ama adat lama soalnya.
Nisa : eh ntar lebaran kamu balik gak "
Gw : kayaknya gak nis. Gw mau selesain kuliah dulu. Mau benar-benar fokus dulu deh gw
Nisa : yah, gak bisa ngehadirin nikahan gw donk
Gw : hah " nikah sama siapa lo nis "
Nisa : temen sekampus ren. Makanya balik gih pas lebaran
Gw : gw usahain ya, soalnya gw juga bingung nis. Soalnya udah
gak ada siapa-siapa dikampung.
Nisa : gitu ya, eh rabu ntar bisa gak aku minta tolong "
Gw : apaan nis " Nisa : aku minta tolong anterin ke bandara Gw : bisa-bisa nis. Rabu ya
Nisa : iya, pagi gitu jam 10 an ya ren. Balik yuk, udah malam banget nih. Ntar kena marah ibu kos lagi aku
Gw : ya udah yuk. Mau gw dampingin gak pulangnya "
Nisa : gak usah ren, jauh lah kamu diutara. Gpp kok, lagian jalan ketempat aku ramai kok
Gw : oke deh, kalau gitu rabu gw jemput ya.
Entah kenapa rasanya gw ngerasa ada yang ngeganjal di hati gw saat mendengar kalau anisa akan melakukan pernikahan.
Walaupun gw sadar kalau gw suka anisa itu hanyalah kisah lama. Tapi tetap aja rasanya ada yang ngeganjal karena perasaan ini tidak pernah tersampaikan.
Hari rabu pun tiba, hari dimana gw akan ngantar anisa ke bandara. Gw langsung ngejemput anisa di daerah janturan. Sekitar setengah kitapun tiba dibandara jogja. Gw : barang lo kok dikit banget nis "
Nisa : iya ren, yang lain udah aku wariskan ke adek-adek aku di kost. Ya udah aku check in bentar ya
Gw : sip-sip. Gw tunggu di kursi sana ya
Gw duduk disebuah kursi dekat jejeran ATM dibandara. Hanya sekitar 10 menitan nisa sudah balik setelah check in.
Nisa : sudah makan belum ren "
Gw : udah kok, lo belum "
Nisa : he eh, lapar nih. Ke situ aja yuk. Lagian masih agak lama kok pesawatnya.
Kita menuju sebuah tempat makan dibandara. Nisa memesan makan sedangkan gw hanya memesan soft drink.
Gw : cowok lo mana nis "
Nisa : lagi magang dia di surabaya.
Gw : pantes Gw berpikir mungkin sangat susah akan bertemu dengan anisa lagi. Gw benar-benar pengen ngutarain rasa yang mengganjal ini.
Gw : nis, lo tau gak waktu SMA dulu gw sempat suka loh sama lo
Nisa : tau kok Gw : eh kok tau " Nisa : tau lah ren, kan aji ngomong ke gw.
Gw : oh tuh anak ternyata ember juga ya. Lega gw nis, dah lama banget gw pengen bilang ke lo. Apalagi ini mungkin perpisahan. Gw belum tentu balik ke kalimantan habis wisuda nanti, apalagi lo mau nikah. Setidaknya dah gak ada lagi beban dihati gw. Lega banget
Nisa : hahaha, akhirnya bisa ngedengar dari mulut kamu ren. Sayangnya sudah jadi cerita lama ya. Kamu sih ngilang gitu aja setelah lulus SMA.
Gw : ya gw harus kerja keras nis buat bisa kuliah.
Setelah itupun anisa masuk ke ruang tunggu. Dan itu menjadi pertemuan terakhir gw dengan anisa.
Setelah perpisahan itu, rasanya hati gw lega banget. Gw semakin fokus nyelesain skripsi gw. Walau berbagai kegiatan maupun ditempat kerja gw di kebun laras ataupun di studio semakin padat. Gw selalu menyempatkan waktu buat ngerjain skripsi gw.
Setelah beberapa bulan gw pun mendapat panggilan sidang. Perjuangan gw selama 4 tahun akan dipertaruhkan disini. Gw semakin giat belajar dan mengambil cuti disemua tempat gw bekerja untuk mempersiapkan sidang gw. Hasil sidang gw pun sangat memuaskan. Sebanding dengan hasil perjuangan gw selama 4 tahun ini. Hingga tinggal menunggu wisuda.
Gw : fik, nih Fika : apaan nih " Gw : surat undangan gw wisuda. Datang ya fik, laras ma ciko juga wisuda bareng gw. Lo juga kuliah dirajinin donk fik, biar nyusul kita-kita.
Fika : yaelah lo, gw kuliah apa gak sama aja lah ren. Lagian gw gak tau nih ren bisa datang atau nggak
Gw : yah beneran fik gak bisa datang "
Fika : gak tau deh. Gw : yah datang donk fik, cuman lo yang gw kasih undangan. Gak ada lagi nih.
Disaat orang lain sangat gembira saat mendengar kabar wisuda. Gw justru antara senang dan sedih. Senang gw karena selesai sudah perjuangan gw 4 tahun ini. Tapi yang buat gw sedih, karena gw iri dengan orang lain. Setiap wisuda seluruh warga para peserta pasti berkumpul. Sedangkan gw hanya sendiri, dan satu-satunya yang bisa gw kasih undangan hanyalah fika yang sudah gw anggap seperti keluarga gw.
Hari wisuda gw pun tiba. Gw sudah berada di gedung graha saba ugm lebih cepat dibanding jam yang sudah ditentukan. Gw lihat banyak sekali para wisudawan datang dengan keluarganya semua. Sedangkan gw cuman sendirian, dan fika pun saat gw berangkat, dia tidak ada dirumah.
Gw pun menunggu hingga nama gw dipanggil. Sesaat nama gw dipanggil rasanya gw senang banget. Dan setelah beberapa nama sehabis gw, nama laras dan ciko pun dipanggil. Senang gw melihat teman-teman seperjuangan gw bisa wisuda bareng gw.
Setelah acara selesai, gw melihat ada fika memakai sebuah gaun berwarna biru. Fika datang mendekati gw dan tiba-tiba langsung memeluk gw. Gw pun ngebalas memeluk fika. Dan beberapa matapun tertuju kepada kita.
Gw : ternyata lo datang juga fik. Gw senang banget, kenapa gak ngabarin gw sih kalau lo datang.
Fika : gw telat, jadi gw cuman bisa nunggu diluar.
Gw melihat mata fika merah, fika menangis kecil didalam pelukan gw.
Gw : fik, nangis kenapa "
Fika : gw mimpi tadi malam lo pergi ninggalin gw. Dan gw sadar lo hari ini wisuda dan lo pasti bakal pergi dari rumah.
Gw : fik, walaupun kita gak serumah lagi. Bukan berarti gw gak care sama lo. Lo tetap bagi gw fika. Dan gw sudah jani bakal ngejaga lo kan. Udah donk jangan nangis lagi.
Dan gw pun memeluk fika semakin erat.
Resign Sekarang nama gw sudah bertambah panjang 2 huruf . Dan yang bikin gw lebih bangga adalah setelah wisuda gw tidak bergelar pengangguran . Setelah wisuda gw pengen banget mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan tentu saja dengan gaji yang lebih tinggi dari yang gw dapatkan sekarang. Walaupun sebenarnya gaji yang gw dapatkan sekarang sudah cukup lumayan besar. Itu terasa ketika saat gw mengecek saldo gw di atm, gw terkejut sendiri karena hampir mendekati angka 100 juta dari hasil kerja gw selama 4 tahun ini. Karena itulah terbenak dipikiran gw untuk memulai hidup sendiri dijogja.
Seusai kerja di caf". Gw, Laras, dan Ciko pun berjanji untuk
ngumpul. Niatnya membahas tentang pekerjaan. Sekitar jam 12 malam saat gw selesai bekerja di caf". Gw langsung menghampiri laras dan ciko yang memang daritadi sudah menunggu daritadi.
Gw : seru amat nih keknya ngobrolnya
Laras : gak kok ren, cuman ngomongin soal mau ngebuka cabang caf" ini.
Gw : wah, enak ya lo ras udah mapan.
Laras : ye, apasih. Gak kok, ini idenya ciko
Gw : waduh, ragu gw Ciko : eh kampret lo ye. Gak gw antar pulang nih.
Gw : yaudah, gw nebeng laras aja deh kalau gitu. Ya ras
Laras : hmmm, gimana ya & .
Gw : wah raaas, tega ya sekarang. Masa tega liat gw jalan kaki dari sini ke casa grande.
Ciko : makanya, penumpang diem aja deh. Mumpung ide gw lagi ngalir nih habis dapat title. Gw merasa makin pinter nih.
Gw : iya deh, maaf. Emang mau buka cabang dimana "
Ciko : kalau tempat sih belum dapat. Cuman gw udah ada ide ren. Jadi ntar cabangnya benar-benar tema kebun gitu. Nah terus gak cuman caf" doank gw pengennya. Pengen kek taman hiburan kecil gitu ada didalamnya juga. Jadi target konsumennya gak cuman anak muda, tapi keluarga juga. Jadi nanti bakal ada wadah buat event-event besar gitu deh.
Gw: bakal wah banget donk itu biayanya.
Ciko : nah itu dia, gw pengennya menggaet investor gitu.
Gw : jadi lo gak cari kerja lagi ras "
Laras : gak ren, mau fokus ngembangin caf" ini aja. Udah terbiasa jadi bos soalnya
Gw : iya ya, enak kali ya jadi bos.
Laras : yee, terus kamu sendiri ren gimana " udah dapat tempat kerja baru "
Gw : belum ras, kalau udah dapat pastinya gw udah resign ras.
Ciko : yaaah elo ren. Udah gak usah pusing, baru juga wisuda udah pusing cari kerja baru.
Gw : ya kan gw pengen cari kerja yang gajinya lebih gede cik.
Ciko : buat apa lo temenan ama gw. Udah tenang aja, gw udah ada ngomong sama temen bokap gw. Kan dari dulu gw memang udah ditawarin kerja disitu. Ya tinggal essay dikit pasti dapat lah buat kita berdua kerja disitu.
Gw : seriusan lo cik " gak nyesal deh gw temenan ama lo cik
Ciko : siapa dulu, Ciko gitu loh. Udah lo ntar minggu depan siap-siap aja. Ada ntar gw kabarin.
Gw : sini cik gw cium lo. Gemes gw
Ciko : dih homo, ogah-ogah. Gw masih doyan cewek.
Malam itupun kita habiskan dengan canda tawa. Dan gw sadar saat itu, saat-saat kita bisa berkumpul seperti malam ini tentu akan menjadi momen langka saat kita sudah sibuk dengan pekerjaan kita masing-masing nanti. Gw lebih sering memerhatikan wajah laras malam itu. Dimana gw lihat laras yang sudah tumbuh semakin dewasa dibanding gw kenal dulu. Dan tentu saja semakin manis.
Sekitar jam 3 kita pulang. Sesampainya dirumah gw tidak langsung tidur, karena takut malah kebablasan untuk solat. Sehabis gw ibadah gw langsung beres-beres rumah agar gw bisa tidur sampai siang. Tapi sayangnya, semuanya tidak berjalan seperti yang gw bayangkan. Saat gw sedang nyenyaknyenyaknya tidur. Tiba-tiba ada yang menggoyangkan badang gw.
Fika : huy ren, ren bangun gih
Gw : huh fik. Kenapa fik "
Fika : bangun-bangun ! . Temenin gw belanja ayo. Mandi gih sana
Dengan kepala yang terasa pusing gw melihat ternyata baru jam 10. Rasanya gw benar-benar kurang tidur beberapa hari ini. Dan diminggu yang biasanya gw habiskan buat istirahat hilang begitu saja karena kehendak fika yang memang tidak bisa ditebak. Dengan berat hati pagi itu gw mandi dan menemani fika belanja.
Karena pada awalnya gw kira hanya kesebuah supermarket, jadi gw hanya mengenakan celana pendek dan baju kaos. Ternyata fika membelokan mobilnya kesebuah plasa dijogja. mampus gw sebut gw dalam hati.
Gw : mau belanja apa sih fik "
Fika : pengen makan roti boy gw.
Gw : cuman itu " Fika : gak lah, pengen cari selimut juga.
Akhirnya kita berkeliling plasa itu. Yang awalnya hendak membeli selimut dan roti berantai menjadi ke berbagai toko. Dan fika selalu ngebeli apa aja yang menurut dia menarik. Apalagi yang ada motif-motif teddy bear. Ketika fika sedang asik memilih baju ada seorang cowok menghampiri fika.
Dani : fika " Fika : bang dani " Doble mampus gw. Jika lo masih ingat, Dani ini mentor gw saat masih ospek dulu yang ciko ceritain dekat dengan fika sejak SMA. Yang ngehukum gw saat gw ketahuan gak sengaja ngelihat fika sedang jongkok .
Fika : kapan balik dari ausinya bang "
Dani : baru bulan kemarin kok, tumben lo sekarang agak feminim fik. Rambut lo biarin panjang gini. Beda jauh dari lo yang dulu
Fika : emang kenapa " gak suka "
Dani : ya bukan berarti gak suka, cuman beda aja gitu dari lo yang dulu. Oh iya, itu siapa fik " *nunjuk ke arah gw*
Fika : oh ini temen kok Dani : kenalin gw dani *menyodorkan tangan*
Gw : rendi Sepertinya doi sudah lupa dengan gw. Tapi buat gw momen saat
gw dipermalukan didepan semua maba itu masih melekat diingatan gw. Alhasil gw ngikutin dani dan fika dibelakang mereka sambil ngebawa belanjaan fika. Semakin jelaslah gw terlihat seperti jongos yang sedang menemani nona dan tuan mudanya belanja. Untungnya keadaan itu tidak berlangsung lama karena dani mendapatkan telepon dan dia pamit buat pulang. Begitu juga dengan fika dan gw. Setelah memuaskan hasrat belanja fika. Kita juga langsung kembali.
Sesampainya dirumah gw langsung kembali melanjutkan tidur gw yang belum tamat itu. Tetapi memang hari itu sepertinya hari sial gw. Baru terlelap, hape gw berdering. 1x berdering gw masih cuek, 2x berdering gw mulai terasa terganggu dan saat yang ke 3x gw angkat juga telepon itu.
Ciko : woy kupret, lama amat lo ngangkat !!!
Gw : yah elo cik. Gw ngantuk berat cik asli.
Ciko : mau kerja gak lo "
Gw : hah " mau-mau Gw langsung ngerasa segar jiwa dan raga saat mendengar kata kerja dari ciko.
Ciko : besok pagi lo siap-siap gw jemput kita interview.
Gw : seriusan lo cik "
Ciko : ye serius lah. dah sana lanjut tidur lagi
Gw : dah gak ngantuk cik Gw langsung semangat menyiapkan CV dan beberapa surat buat lamaran kerja besok. Rasanya dulu awal gw ngerantau kejogja hanya bermodalkan nekat itu. Tidak terbayang akan seperti ini. Seperti selalu saja dipermudahkan jalan buat gw untuk hidup di rantauan.
Keesokan harinya& . Sejak pagi gw sudah dag dig dug menunggu ciko datang ngejemput gw buat wawancara kerja. Gw sudah berpenampilan semaksimal gw saat itu agar terlihat lebih seperti orang kantoran . tidak berapa lama gw menunggu, ciko datang menjemput gw. Kita berhenti disebuah kantor yang sangat besar, kantor yang bertingkat-tingkat. Yang sudah lama banget gw idamkan buat bisa bekerja jadi seorang karyawan kantoran seperti ini. Soalnya selama ini gw hanya selalu menyaksikannya melalui film-film di tv saja.
Saat menunggu gilaran wawancara, gw ngerasa sangat tegang saat itu.
Ciko : lo napa ren, jadi pendiam amat "
Gw : gw kan gak sebacot lo cik. Lagian lo gak tegang apa "
Ciko : yaelah ren, santai. Lagian ini formalitas doank. Udah santai, pasti keterima udah.
Saat mengatakan itu, beberapa orang disebelah gw menoleh
kearah ciko dengan tatapan yang tidak mengenakan. Tapi ciko tetap dengan tampang tak berdosanya, santai menunggu giliran wawancara.
Sekitar setengah jam gw diwawancara. Rasanya seperti dihakimi oleh beberapa orang didalam sebuah wawancara itu. Seusai wawancara gw langsung merasa lapar. Gw dan ciko menuju kesebuah rumah makan khas banjar kindai yang berada didaerah jembatan merah gejayan. Gw makan dengan lahapnya buat ngilangin rasa tegang gw walaupun sudah di wawancara. Karena gw masih ragu akan diterima kerja diperusahaan sebesar itu.
Ciko : jadi kapan nih lo mau ngantar surat resign ke laras ren "
Gw : hah " diterima aja belom dah mau resign aja.
Ciko : yaelaaah, gak percayaan amat lo ama gw. Asal lo tau aja, GM (General manager) disitu teman bokap gw. Jadi lo udah nyantai aja, dah pasti diterima. Percaya dah ama gw.
Gw : yaudah, habis makan ini temenin gw tempat laras ya. Gw sms laras dulu
Ciko : terus kerjaan lo yang distudio itu gimana "
Gw : nah kalau yang itu keknya gak gw lepas deh cik, soalnya lahan basah itu tempat. Gajinya lumayan gede, dan biasanya kita latihan juga waktu senggang. Jadi gak ngeganggu jam kerja kita.
Mendengar kabar dari ciko itu gw semakin percaya diri bakalan diterima di perusahaan itu. Seusai makan pun gw dan ciko langsung menuju kerumah laras buat menyerahkan surat resign gw. Dan hari itu gw berhenti bekerja di caf" laras.
Keesokan harinya gw menerima surat. Dalam hati tumben ada orang ngirim surat ke gw. Saat gw lihat ternyata isi surat itu tentang penerimaan kerja gw. Dan gw sudah bisa mulai bekerja besok.
Keesokan harinya& Seusai solat subuh gw langsung siap-siap buat pergi kerja. Gw ngebantu mbak may bersih-bersih rumah dan menyiapkan sarapan. Walaupun sangat jarang fika bangun untuk sarapan. Biasanya fika bangun siang hari. Gw pun sarapan hanya dengan mbak may seperti biasanya.
Mbak May : selamat ya mas, udah diterima kerja. Sekarang udah jadi orang kantoran loh
Gw : hehe, iya nih mbak. Gugup gitu hari pertama kerja.
Mbak May : jangan gugup mas, dibawa santai saja.
Gw : iya mbak. Seperti biasa gw dijemput oleh ojek gw ciko. Tapi biasanya gw dijemput buat berangkat ke kampus. Kali ini gw dijemput buat berangkat ke kantor. Menyebutnya saja sudah buat gw senang banget, jadi bila ada orang bertanya mau kemana. Gw bisa dengan bangga menjawab mau ngantor : .
Dihari pertama gw kerja, ternyata tidak seperti yang gw bayangkan. Kerjaan gw cuman duduk dan sesekali ngebantu pekerjaan karyawan lainnya. Saat sedang istirahat makan siang gw dihampiri oleh seorang karyawan.
Karyawan : mas dicari mayke
Gw : mayke " Karyawan : kadiv kita mas. Katanya nanti habis makan disuruh ngehadap beliau
Gw : oh iya makasih mas. Pendengaran gw saat makan siang itu namanya maykel/michael. Wah sepertinya kepala divisi gw seorang bule. Gw pun masuk kesebuah ruangan kepala divisi gw. Saat gw melihat ada seorang cewek sedang duduk disana. Gw kira dia seorang sekretaris.
Tapi masa iya seorang kadiv sudah memiliki asisten.
Mayke : silahkan duduk Gw langsung duduk disebuah kursi didepannya. Dan saat gw perhatiin meja itu. Teradapat papan nama mayke . Ternyata pendengaran gw salah. Yang awalnya gw kira michael seorang nama bule itu ternyata mayke. Seorang nama cewek. Dan lagilagi gw memiliki seorang bos seorang cewek. Entah emang takdir atau gimana, gw selalu memiliki seorang bos berkelamin wanita. Gw diberikan job desk pertama gw untuk kerja disitu. Gw ngerasa senang banget, rasanya utuh sudah gw seorang karyawan kantoran. Memiliki job desk sendiri.
Seminggu gw sudah menjadi karyawan di perusahaan itu. Berangkat pagi dan pulang sekitar jam 3 sore. Dan saat pulang kantor biasanya gw minta antar ciko ke studio. Kita latihan tiap malam karena ada beberapa event yang akan kita hadiri dalam bulan ini. dan setiap gw pulang kerumah, fika selalu saja sedang keluar. Sampai suatu weekend gw libur. Gw pengen ngehabisin waktu dirumah. Dan saat gw sedang tidur siang, fika keluar rumah lagi dengan seseorang. Gw sengaja menunggu fika, entah kenapa gw penasaran dengan siapa fika jadi sering keluar rumah. Gw ngerasa khawatir dengan fika.
Sampai sekitar jam 1 malam gw menunggu fika di ruang tengah sambil menonton tv malam itu. Akhirnya fika pulang diantar seseorang.
Gw : darimana fik " Fika : jalan-jalan, kenapa "
Gw : enggak, emang sama siapa "
Fika : dani, kenapa sih " kok tanya-tanya mulu.
Entah kenapa gw ngerasa khawatir yang berlebih. Gw takut kalau fika balik ke fika yang dulu. Yang suka keluar malam dan mabuk-mabukan. Disisi lain entah kenapa gw merasa sedikit lelah.
Gw : fik, bisa ngomong sebentar "
Fika : ya ngomong aja Gw : keknya besok gw pindah fik. Gw udah ada kredit rumah.
Fika : loh, ngapain pindah " emang kenapa dengan tinggal disini " kan disini enak
Gw : se enak-enaknya rumah orang. Tetap enak rumah sendiri fik. Gw juga pengen banget dari lama punya tempat tinggal sendiri.
Fika : ya udah kalau gitu. Gak mungkin juga kan gw ngelarang lo.
Gw ; ya Seperti ada perasaan yang bertengkar didalam hati gw. Entah perasaan apa ini, tapi gw sudah memutuskan untuk hidup sendiri mulai besok.
Re-Confession SMS Gw : cik, besok temenin gw pindahan ya.
SMS Ciko : lah, jadi lo pindahan besok "
SMS Gw : iya cik. Jujur aja sebenarnya gw ingin lebih lama menjaga fika. Tapi entah kenapa semenjak fika kembali dekat dengan dani. Pikiran dan perasaan gw gak sejalan. Tiba-tiba gw sering memutuskan sesuata secara spontan tanpa pikir panjang.
Keesokan paginya& . Ciko : serius lo barang lo segini doank "
Gw : he eh cik. Cuman pakaian ama buku-buku doank.
Ciko : parah, sumpah parah.
Gw : lah parah kenapa cik "
Ciko : pantas aja lo lulus dah bisa langsung beli rumah. Kelewat ngemat lo ren.
Gw : yaelah cik, lagian beli macam-macam buat apa juga.
Ciko : tau gini mah gw sendiri aja bisa. Gak perlu pakai minjam mobil laras segala.
Gw : lah gw kan gak ada minta buat pakai mobil. Yaudah deh yuk angkatin
Barang-barang gw memang sedikit. Hanya 4 kerdus, sama dengan jumlah tahun gw berada dijogja. Karena gw memang sudah diajarkan oleh nenek gw untuk selalu berhemat dan untuk terus selalu menabung dari kecil.
Setelah memasukan barang kedalam bagasi. Gw pamitan kepada mbak may dan juga fika.
Gw : mbak may, aku pamitan ya.
Mbak May : iya mas, sering-sering main kesini loh mas.
Gw : iya pasti kok mbak. Lagian dekat kok mbak aku pindahnya. Dah kebiasaan suasana utara jogja mbak. Lebih adem, oh iya fika mana mbak "
Mbak May : masih dikamar keknya mas. Belum ada keliatan keluar. Gak sarapan dulu nih mas ren "
Gw : ah gak dulu deh mbak, takut kesiangan. Soalnya belum
bersih-bersih disananya juga. Aku tak cek kamar fika dulu ya mbak.


My Girlfriend Is My Big Boss Karya Rendi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Gw berjalan kekamar fika, saat gw mengetok pintu kamar tidak ada jawaban dari fika. Gw pun memutuskan untuk masuk dan ternyata fika masih tertidur.
Gw : duh ni anak, jam segini belum bangun juga. Fik bangun fik.
Saat gw mencoba membangunkan fika, gw melihat wajah fika yang begitu polosnya saat dia tidur. Tidak banyak tingkah seperti saat dia sudah terbangun. Akhirnya gw tidak membangunkan fika karena gw gak tega mengganggu tidurnya yang lelap ini. akhirnya gw mengecup keningnya sebagai tanda perpisahan gw.
Gw : lo jaga diri lo ya fik. Jangan macam-macam.
Ucap gw sambil melangkah pelan keluar kamar fika. Gw dan ciko pun langsung menuju kesebuah perumahan yang memang masih tergolong baru. Rumah gw tergolong kecil. Hanya memiliki 2 buah kamar, 1 kamar mandi, ruang tamu, dapur dan ruang tengah. Karena gw tinggal sendiri, gw niatnya menjadikan 1 kamar yang tidak terpakai jadi ruang baca dan kerja.
Saat gw memasukan barang-barang gw kerumah gw yang baru. Gw teringat dengan almarhum nenek gw. Seandainya saja beliau masih hidup, mungkin gw akan mengajak nenek tinggal bersama disini. Gw yakin beliau bakal senang melihat gw sukses sekarang.
Ciko : udah nih " Gw : temenin gw belanja kasur sama perlengkapan dapur yuk cik.
Ciko : ke progo aja kali ya. Lagian laras minta dijemput nih.
Gw : eh mobilnya mau dipakai "
Ciko : kagak, doi mau ngikut.
Gw : oh, gw kira mobilnya mau dipakai.
Saat sedang dijalan menuju kerumah laras&
Ciko : eh ren, tuh rumah kredit "
Gw : ho oh cik, kalau kontan mah tidur dilantai gw.
Ciko : terus ren, lo sekarang gimana "
Gw : gimana apaan cik "
Ciko : yaelah lo, masalah laras ama fika. Jadi lo milih yang mana nih "
Gw : gw masih belum tau nih cik. Bingung gw
Ciko : yaelah lo, rakus amat. Buat gw satu napa.
Gw : yaelah cik, gw juga masih gak tau ini. apalagi akhir-akhir ini fika deket lagi sama dani cik.
Ciko : terus " Gw : ya gw takut aja fika kenapa-kenapa
Ciko : yaelah ren, bilang aja lo gak mau lihat fika dekat ama cowok lain kan. Itu namanya egois ren, lagian lo doyan amat ngegantung perasaan cewek.
Gw : kan gw gak ada niat ngegantung cik. Gw emang cuman pengen fokus ma kuliah gw aja dulu kemarin.
Ciko : nah itu tuh. Itu tuh cuman alasan lo aja. Asal lo tau aja nih ren, dimana-mana semua cewek itu butuh perhatian. Kalau lo gini in terus cewek mana aja juga bakal nyerah sama lo. Jangan salahin gw dah kalau ntar gw embat ye.
Hijaunya Lembah Hijaunya 10 Roro Centil 24 Geger Tombak Pusaka Ratu Shima Darah Pendekar 4
^