Pencarian

Book Under Blue Sky 2

A Book Under The Blue Sky Karya Norman Karel Bagian 2


Ya, karena diawal sudah begini mungkin sebagian dari kalian akan langsung tahu
kelanjutan pertandingan ini. Sampai habis quarter dua, skor menunjukan Colombus Knights 3688
A Book Under The Blue Sky
53 JAA Eagles. Yaps, ketinggalan jauh banget. begitu peluit untuk half time dibunyikan, gue
langsung balik duluan ke ruang ganti. Tapi Stanley dan Darwin nahan bahu gue.
"Lo kenapa"! Apa yang salah sih sama lo" Mainnya kok cacat banget kayak anak SMP
baru tau basket?" Tanya Darwin.
"Dar. Anak SMP aja mainnya gak separah itu kali. ini lebih dari itu."
"Oh! Gue tau! Kayak bokap gue kalau main basket, Stan! PARAH!!"
"Berisik lo berdua!" bentak gue.
"Lo kenapa sih" Tumben mainnya parah. Lo kapten tim kan" Seharusnya?"
"Lo yang milih gue jadi kapten kan Stan" Ngaku aja deh! Ini semua demi rencana balas
dendam kan" Otak bejad lo itu harus dirubah! Lo gila kali ya sampe segitunya banget mau balas
dendam ke Angel sampe gue dijadiin kapten?" Kata gue penuh dengan emosi.
"Fiuhh. Ketauan sekarang sumbernya" Si malaikat dari neraka?" Kata Darwin.
"Oh. Angel toh masalahnya. Gini ya. Pertama, gue gak asal milih lo jadi kapten cuman
untuk balas dendam. Lo punya apa yang gue gak punya. Lo punya pemikiran positive. Lo bisa
bangkitin semangat team. Beda sama gue yang menuntut kesempurnaan. Itu makanya gue minta
coach untuk nunjuk lo sebagai kapten. Yah, walaupun gue juga mikir ini tuh bagus buat balas
dendam. Tapi inget yah Dave dodol Garut, lo gak bisa campur adukin perasaan pribadi sama
game ini. Enggak. Fokus sama satu hal maka lo akan bisa memecahkan masalah yang lain."
Penjelasan Stanley membuat gue terdiam sesaat. Gue salah selama ini. Gue yang salah.
Di ruang ganti. Gue terus merenungkan apa yang terjadi selama di lapangan. Setelah
coach menerangkan begitu banyak penjelasan, dia bertanya sama gue "Udah siap, Kapten?". Gue
masih diam. Iya. Gak seharusnya gue campur adukan masalah pribadi. Gue harus fokus sama
A Book Under The Blue Sky
pertandingan kali ini. Gue yakin, kalau tim kalah, Angel juga pasti sedih. Iyakan" Jadi, gue harus
menang. Tim ini harus menang.
"Dave" Udah siap?" Tanya Coach sekali lagi.
Kali ini gue tegakan kepala gue dan berkata "Three Knights is back, coach."
Coach Mike hanya tersenyum. Setelah itu kita keluar dari ruang ganti dan mulai bermain
untuk quarter tiga. "Dave! Jaga Karl ya!" Kata Stanley sebelum quarter tiga mulai.
"Eh, tapikan?" "Gue percaya lo bisa. Oke" Jaga yang bener!"
Di awal quarter tiga, kita buat sedikit perubahan. Formasi yang kita gunain sama dengan
yang diawal. Perubahan yang kita lakukan adalah, gue yang akan man to man dengan Karl
sementara yang lain tetap pada posisi. Dalam basket, hal ini disebut dengan "Box One". Taktik
ini terbukti ampuh. JAA Eagles seperti kelimpungan dan hanya mengandalkan Herman yang
bebas. Ketika bola di oper ke Herman, Cliff dengan sigap memotong operan lalu diberikan
kepada Darwin. Darwin membawa bola secepat mungkin dan berhasil menghindari tiga pemain.
Dia mengoper kepada Stanley yang ada di bawah ring bersama Alex. Tapi itu hanya jebakan.
Stanley tau dia tidak mampu melawan Alex. Dengan cepat dia mengoper bola ke gue. Gue yang
bebas kini siap untuk melakukan shooting tapi Karl juga sudah siap untuk memblock gue.
Dengan melakukan sedikit fake, Karl sudah tertipu.
"Open Shoot!" Teriak Darwin
"Demi Angel" Gak! demi sekolah" Gumam gue. Gue melakukan shooting three point
dan" IN!! penonton bersorak gembira.
A Book Under The Blue Sky
"WOOW! Dave telah kembali! Formasi Three Knights kini sudah kembali! Akankah
Eagles dapat menahan para ksatria yang sedang haus akan kemenangan ini?" Teriak Komentator.
Pertandingan berjalan sangat seru. Saling jual-beli serangan terus terjadi hingga waktu
menyisakan 12 detik dan skor sementara Knights 78-80 Eagles. Coach Mike meminta Time Out.
Kami segera berkumpul dan menyusun rencana baru.
"Bola dialirkan ke Dave! Kita akan andalkan run and gun dan shooting dari Dave untuk
unggul. Waktu tinggal dua belas detik lagi. Tolong, manfaatkan momen ini sebaik mungkin.
Setelah itu, defense solid! Mengerti?"
"Mengerti Coach!"
"Berkumpul. Kita yel yel. Hitungan ke tiga. Satu dua tiga" COLOMBUS"!"
"KNIGHTS!" Jawab kami serempak.
Seperti yang coach katakan, ketika pertandingan di lanjutkan, bola langsung di oper
Darwin. Gue berlari dengan cepat ke garis three point dan Darwin langsung mengoper ke gue.
Kini gue siap untuk melakukan three point namun, ketika gue melihat ke arah ring, di bangku
penonton belakang ring basket ada wanita duduk di kursi roda. Sorotan matanya tajam dan
dingin. Dia" Dia" Angel"!
"DAVE! SHOOTING! DODOL!" Teriakan Darwin menyadarkan gue. Namun terlambat,
di depan gue ada Karl. Gue putuskan untuk menerobos kedalam namun Karl tentu tidak tinggal
diam. Gue yang panik mencoba shooting dari dalam lingkaran free throw. Beruntung Karl
menepuk tangan gue dan foul terjadi. gue hanya dikasih kesempatan sekali untuk melakukan free
throw. Lagi, ngeliat Angel di belakang ring. AH! Jangan pikirin dia! Fokus! Gue harus fokus!
A Book Under The Blue Sky
Setelah berhasil melakukan free throw dan memperkecil skor menjadi 79-80, tim musuh
mencoba untuk menambah point. Namun belum sempat mereka membawa bola hingga tengah
lapangan, Cliff kembali berhasil mencuri bola dan dioper ke gue yang berada di garis three point.
Ini harus masuk! Harus menang! Tapi semua konsen gue buyar karena ngeliat Angel yang duduk
di kursi roda dan memperhatikan gue dari tadi. Gue jadi diam sesaat, dan Karl yang melihat ini
langsung berlari ke hadapan gue. Lagi-lagi gue panik. Penonton tiba-tiba berteriak
"LIMA!" Anjir! Udah hitungan mundur! Gue coba melakukan fake, tapi gak mempan. Fokus Karl
kini dalam tingkat tinggi.
"EMPAT!!" AH! KHAMTEK!!! MINGGIR KEK LO KARL!
"TIGA!!!" "SHOOTING DAVE DODOL!!! SHOOTING!!!!" Teriak Darwin yang membuat gue
semakin panik. "DUA!!!!" MASA BODOH! GUE HARUS SHOOTING! JUMP SHOOT!!
"SATU!!!!!" PLAK! A Book Under The Blue Sky
Gue tiba-tiba terjatuh dan melihat bola sudah menggelinding di samping gue dan Karl
berdiri di hadapan gue. Suasana menjadi hening. Semua orang tercengang dengan apa yang telah
terjadi. Apa yang terjadi"
"GREAT BLOCK DARI KARL MILLER! INI MEMBUAT KNIGHTS HARUS
PULANG TANPA POIN! KEMENGAN BUAT EAGLES!"
Jadi" Kami" Kalah" Gue" Gue gak bisa" Gue gak bisa merubah kedudukan" Gue"
Gue gak bisa" ><><><><><
A Book Under The Blue Sky
A Book Under The Blue Sky
Chapter 7 A Date "Hei" Angel?"
"Mesum. Mau ngapain lo?"
"Gak. Jenguk aja. Gak boleh yah" Oh ya, anyway gue bawa makanan-makanan kesukaan
lo nih." "Cih. Cari perhatian?"
"Ya" Enggak?"
"Terus?" "Mau jenguk aja."
"Bukannya mau ketemu Putri" Putri gak ada disini."
"Gak. Gak ketemu dia juga. Ngapain gue jauh-jauh kerumah sakit buat ketemu Putri"
Toh rumah lo depan rumah gue juga jadi bisa ketemu dia kapan aja. Lagipula gue udah janji
sama lo untuk selalu ada di samping lo ketika lo sakit. Iya kan?"
"Cih. Alibi." "Dih" Siapa yang alibi?"
A Book Under The Blue Sky
Angel terdiam sesaat tapi matanya itu loh" Tatapan mata yang kayaknya pengen banget
makan makanan yang gue bawain. Tatapan yang kalau bisa ngomong bakalan bilang "Gue mau
itu! Gue mau mie itu! Gue mau nasi goreng itu! Berikan!! BERIKAN!! BERIKAN
PADAKUUUU!!". Iya, tatapan yang ngenes banget.
"Angel?" ?"." "Angel?" Kata gue sambil melambai-lambaikan tangan di depan matanya yang terusmenerus menatap ganas makanan yang ada gue bawa.
"Angel?" "Apa sih! Ganggu aja!"
Eh" Kenapa jadi ganas gini nih anak satu"
"Lo mau ya" Makanan ini?" Kata gue sambil ngangkat bungkusan-bungkusan yang gue
bawa. Angel hanya terdiam tetapi kepalanya menggangguk malu-malu. Nih anak gak mau
bilang kalau dia mau. Entahlah, karena dia malu kali ya" Malu-malu kucing tapi nafsunya
serigala. Kesempatan ini gak gue sia-siain. Selain gue bisa jalanin lagi misi balas dendam, gue
juga bisa cari tau kenapa dia bisa ada dilapangan basket waktu pertandingan lawan JAA-Eagles
dua hari lalu. "Gue suapin mau?" Gue coba modus dikit-dikit.
"Gak usah." Jawabnya dingin.
A Book Under The Blue Sky
"Yakin" Yaudah deh gak us?"
"Eh! Iya. Yaudah. Suapain aja." Selanya masih dengan nada yang dingin. Aduh nih anak,
sekali-kali gitu kek jawabnya yag enak dikit. At least jawabnya ceria gitu. Kan gue juga jadi
enak kalau dia jawabnya ceria. Lah ini" Jawabannya dingin mulu kayak es krim yang baru keluar
dari freezer" dingin-dingin tapi manis gitu deh.
Gue dengan senang hati mengambil bungkusan nasi goreng lalu mulai nyuapin dia.
Sesendok, dua sendok, tiga sendok" Gila nih anak! Cepet amat makannya! Kayak di telen
mentah-mentah itu nasi goreng! Astaga ya Zeus"ada gitu anak cantik-cantik tapi makannya
begini" udah kayak beruang di kasih ikan tau gak"
"Angel. Pelan-pelan dong makannya." Kata gue.
"Sst! Diam. Tugas lo cuman nyuapin gue aja! Cepet!" Perintah Angel.
Adoh ini anak" Tuhan" Kenapa" Kenapa" Kenapa hamba harus terjebak sama
perempuan semacam ini! Apa salah hamba"! Apa"! Apa dosa hamba mu ini"!
"Dave! Jangan bengong! Suapin! AAAAA" Kata Angel sambil ngebuka mulutnya lebarlebar yang ternyata lebih mirip sama lobang hitam.
"Dih" Iya iya?" Kata gue sambil nyupain dia.
Selesai bungkusan pertama, langsung lanjut ke bungkusan nasi goreng yang kedua. Tapi
di kepala gue masih menjadi sebuah misteri. Angel beneran dateng ke lapangan basket hari itu"
Hari dimana sekolah gue kalah"
"Dave. Kemaren menang gak?" Tanya Angel masih dengan nada dinginnya walaupun
gue udah seneng sebelumnya dia ngomong dengan nada manja-manja gitu.
A Book Under The Blue Sky
"Kemaren" Hmm" Bukannya lo dateng?"
"Dateng" Dateng kemana?" Angel heran.
"Iya. Lo nonton kan pake kursi roda?"
"Matamu bletak! Mana ada gue dateng. Gue aja di rumah sakit dari kemaren-kemaren
dan belum boleh sekolah. Gimana mau dateng?"
"Hah"! Seriusan"!"
"Iya seriusan!"
"Anjir" Kemaren" Terus yang kemaren gue liat apa dong"!" Bulu kuduk gue mulai
merinding. "Gak tau. Mungkin?" Angel mendadak menghentikan omongannya.
"Apa"! Apa"! Ada misteri dibalik semua ini"!" Gue penasaran.
"Mau tau?" "Iya mau!" "Yakin"!" "Hm!" "Mungkin?" "Iya"." A Book Under The Blue Sky
"Karena"."
"Hantu?" "Lo kangen sama gue?" Kata Angel sambil nyengir-nyengir.
KHAMTEK!! Gue udah serius juga! Ahelah! Angel ngerjain aja nih!
"BAHAHAHAHAHA" Tawa Angel memenuhi ruangan.
"Kenapa lo ketawa?"
"Ekspresi lo lucu! Bahahahah!" Balas Angel sambil terus tertawa.
Sialan! Sempet-sempetnya dia ngetawain gue. Eh, tapi baru kali ini. Iya, baru kali ini gue
sadar kalau ini untuk pertama kalinya gue liat Angel ketawa kayak gini. Biasanya kan dia mana
pernah ketawa. Paling banter juga senyum itu juga senyuman maut nan jahanam. Tapi kali ini,
syukur deh dia bisa ketawa. Setelah gue suapin dan pamitan pulang walaupun Angel tetep gak
mau bilang terima kasih, gue langsung pacu kendaraan gue untuk pulang kerumah. Ketika
sampai di rumah dan baru rebahan di kamar, tiba-tiba Cia masuk kamar gue dan langsung niban
badan gue di atas kasur sambil teriak-teriak.
"Bang Dave! Bang Dave!!!"
"Apaan sih CIA!! PERGI SANA!!!"
"BENTAR DULU SIH!"
"GAK USAH NIBAN GUE BISA KALI!"
A Book Under The Blue Sky
"Oh iya maaf! Hehehe. Gue seneng banget bang!"
"Seneng kenapa?"
"Bang Stanley akhirnya gak deketin cewek itu lagi! Dia tadi kan ngajak gue nonton sama
bang Darwin, eh taunya ketemu deh sama gebetannya yang ternyata lagi jalan bareng sama
cowok lain." "Iya"!" "Iya seriusan! Pada akhirnya dia mau dengerin gue! Hahahaha!"
"Cie. Selamat ye."
"Eh! Hari lo sama kak Angel gimana?"
"Biasa aja. Gak ada yang special. Gue jenguk dia, suapin dia makanan kesukannya terus
pulang." "Oh" Gitu" Oh iya bang! Tadi bang Darwin nelepon katanya suruh online xbox buat
main Battlefield." Main game lagi nih pasti. Kan kerjaan Darwin begini nih. Gak pernah mau belajar.
Maunya cuman main games dan basket. Bagi dia, hidup tanpa games itu sama kayak lo hidup
tanpa pacar. Ngenes nya udah kebangetan.
"Iya." Jawab gue.
Tanpa basa-basi gue langsung online xbox dan main gamenya. Seperti dugaan gue,
Darwin udah online duluan tapi" Tunggu. Ini ada yang aneh, ada nick RedRose disana. Nick
name yang pernah gue temuin waktu main Gears of War. Ini" Orang yang sama" Setelah main
100 A Book Under The Blue Sky
beberapa game dan mengetahui skill RedRose ini diatas rata-rata, gue langsung kepo dan minta
dia buat voice chat sama gue. Dia setuju dan kita akhirnya voice chat.
"Hallo. Ini RedRose yang pernah main GoW sama gue ya?"
"Hallo Heat. Iya." Suara seorang cewek! Gak salah lagi ini orang yang sama! "Iya. Kita
pernah main bareng kok. Bagaimana Angel setelah lo jenguk tadi siang?" Tanya RedRose.
Anjir! Dia" Dia tau dari mana"!
><><><><><
Gue masih kebingungan dengan si RedRose satu ini. Kok bisa dia tau kalau gue abis
jenguk Angel" Gue gak ada kasih tau siapa-siapa kecuali Darwin, Stanley, Cia, bokap-nyokap
gue dan Putri. Udah, mereka-mereka doang yang tau kalau gue jenguk Angel tadi siang. Terus
ini siapa dong" Kok bisa tau"
"Heat" Atau" harus gue panggil Dave?" Katanya.
DAMN! Dia bahkan tau nama gue! Asli gue panik setengah mati. Jangan-jangan".
Jangan-jangan nih cewek psikopat yang sengaja main game sama gue padahal dianya udah siapsiap mau ngebunuh keluarga gue dan muncul secara tiba-tiba di depan pintu kamar gue sambil
megang piso dan bilang "Kau mati!" lalu dia tersenyum licik, terus gue yang teriak
"AAARRGGHHH!!! Jangan! Jangan bunuh gue! Gue belum nikah! Gue belum merasakan
nikmatnya surga dunia! Tidaaak!!"
"OI Dave!" Kata RedRose yang memecah khayalan gue.
"Eh" Iya" Wait! Kok lo tau real name gue?"
101 A Book Under The Blue Sky
"Jelas gue tau. Gue adalah salah satu secret admirer lo. Gue bahkan tau kalau lo tadi
siang nyuapin Angel dan sekarang lagi terbengong-bengong di depan TV di kamar lo kan?"
Katanya. OKE FIX! Dia psikopat! DIA PSIKOPAT!! Gue lempar stik xbox sama headsetnya, lari
ke kamar Cia dan gendong dia, terus balik lagi ke kamar gue, kunci pintu, nahan pintu pake
lemari kecil dan matiin lampu kamar. Gue rasa dia udah di depan kamar gue" atau paling
enggak, dia mantau gue dari kejauhan pake binocular! Pasti! Itu pasti! Mungkin dia sekarang
senyum-senyum sendiri sambil bilang "Gotcha!" KAMTEK! Apa dosa hamba sampai hamba
dibuat seperti ini, ya Tuhan"!
"Bang Dave kenapa sih"! Kenapa gue dibawa kesini" Kan gue mau tidur bang!! Gue ada
ujian besok!" Protes Cia.


A Book Under The Blue Sky Karya Norman Karel di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Berisik! Nyawa kita ada di ujung tanduk ini! Ujung tanduk!"
"Apa sih lo bang! Lebay ah!"
"Serius gue de!"
"Gue empat rius ini! Besok ada ujian!"
"Gue lima rius! Ini masalah nyawa!"
"GUE DELAPAN RIUS KALAU BESOK ADA UJIAN BANG DAVE!"
"KOK LO JADI NYOLOT SIH"!"
"BANG DAVE DULUAN YANG NYOLOT SAMA CIA!"
"MEMANG IYA SIH! TAPI GAK USAH GITU JUGA!
102 A Book Under The Blue Sky
"GAK BISA! BESOK CIA ADA UJIAN! TUH HEADSETNYA BUNYI TERUS!"
"YAUDAH! IYA ABANG TAU! INI BARU MAU DIJAWAB!"
"YAUDAH! JAWAB DULU ITU! RIBUTNYA ENTAR LAGI!"
Selagi gue cekcok sama adek gue yang gak peka dan gak pengertian, tanpa disadari
headset gue bunyi-bunyi dari tadi. Si RedRose secara terus-menerus manggil nama gue. Oke, ini
mulai horror! Gue ambil headsetnya, terus mulai bicara lagi sama RedRose.
"Udah ributnya sama adek lo?"
"Berisik! Gini deh. What do you want from me?" Kata gue sok keren kayak di film-film
heroik. "Wih! Jadi langsung ke intinya aja nih"!"
"Iya!" "Tenang kok. Gue gak akan ngebunuh lo. Ngapain gue bunuh orang kayak lo" Rugi di
gue yang ada. Ngotor-ngotorin tangan aja ah." Katanya ngeledek.
"Anjir lo!" "Ohhh" Poor Dave" Gini, gue dan temen-temen lo punya tujuan yang sama. Balas
dendam ke Angel. Gue juga udah muak sama dia! Muak! Udah capek sama dia semenjak SMP
dengan sikapnya yang belagu, dingin dan sok elit itu! Gue mau" gue mau lo kencan sama dia!
Gue mau lo buat dia jatuh cinta sama lo! Begitu dia udah cinta mati, lo putusin dia! Biar dia
rasain bagaimana sakitnya di tinggal sama orang yang dia sayang! Huahahahahaha" Tawanya
menggema dan itu asli serem abis. Gue berasa lagi dengerin penjahat-penjahat super yang
103 A Book Under The Blue Sky
ketawanya menakutkan dan mulutnya terbuka lebar-lebar sampe-sampe bola rugby muat kali
kalau dimasukin ke situ. "Oh" Jadi itu mau lo" Gak ada bedanya lah sama Stanley sama Darwin. Sama aja."
Jawab gue. "Lagian, memang itu tujuan kita dari awal kok."
"Oh Dave, Dave. Lo gak ngerti. Lo gak ngerti dengan apa yang gue maksud. Gue mau
lebih dari itu! Lebih dari itu! Gue mau dia melarat! Gue mau dia kesiksa! Gue mau dia lebih
ngenes dari jomblo ngenes! HAHAHAHA! Anyway, gue udah atur semuanya buat kencan lo!
Hari Jumat dia udah pulang dari rumah sakit dan Minggunya, lo bakalan kencan sama dia!"
"Eh! Enak banget lo ngomongnya! Gue sama temen-temen gue udah punya planning!"
Protes gue. "Planning kalian" Gue gak peduli dengan planning kalian. What the hell with that. I just
want you to follow my order. Not less not more. Or?" Tiba-tiba dia berhenti dan buat gue
penasaran. Jangan-jangan dia mau buat yang aneh-aneh. Jangan-jangan dia mau ngancam
seseorang buat dibunuh. Tapi siapa" Cia"
"Atau apa?" Tanya gue.
"Atau" Masa lalu lo bakalan kebongkar di social media, Dalun?"
KHAMTEK BIN KAMTEK! Ini pembunuhan karakter! Ini lebih parah daripada
ngebunuh orang! Ahh! Dia dapet dari mana" Dia tau dari mana masa lalu gue"! Dia tau dari
mana panggilan gue" Itu panggilan gue pas SMP singkatan dari Dave culun. Ah! Gila ah gila!
"Wei! Kalau ngomong jangan sembarangan!"
"Siapa yang sembarangan" Memang itu kan kenyatannya, Dalun" Gue bahkan ngeliat
ketidakmampuan lo lawan Karl di pertandigan basket. Jadi" Gimana" Mau ikut gue atau
104 A Book Under The Blue Sky
planning temen-temen lo. Lagian mereka juga pasti bakalan tau pembicaraan ini cepat atau
lambat. So" Its up to you right now."
Sial! Dia bahkan tau kalau gue abis kalah lawan JAA-Eagles. Kamtek lah! Gue gak ada
pilihan lain. Gue gak ada jalan lain. Gue gak bisa lawan dia untuk saat ini. Satu-satunya jalan
adalah ikutin kemauan si RedRose yang masih misterius ini. Sial! Sial! Sial! Gue gak bisa buat
apa! DRRT! DRRT! "Bang" Hp abang bunyi?" Kata Cia
"Jawab dulu tuh. Darwin udah nungguin. Dia mau bahas hal yang sama." Tambah
RedRose Gue ambil handphone gue, gue liat memang Darwin yang nelepon. Gue angkat
teleponnya. "Hallo Dar?" "DAVE! Lo lagi ngobrol sama RedRose kan"! Jangan dengerin dia! Jangan! Dia itu
tukang peras! Jangan mau dengerin omongan dia!" Teriak Darwin.
"Darwin PEAA! Sini hp lo! Hallo Dave. Ini gue Stanley." Stanley" Kok dia" Ngapain dia
rumah Darwin" "Dengerin gue baik-baik. Kita gak bisa buat banyak. Tadi waktu kalian sebelum
main, si Darwin di VC juga sama RedRose dan dia ngomong kalau lebih baik rencana balas
dendam versi kita ditunda. Gue akuin setelah denger penjelasan dia secara rinci, rencana dia
lebih jahat dari kita. Dia bukan cuman mau balas dendam. Dia lebih kepada menyiksa secara
psikis. Kita gak bisa buat banyak. Lo ikutin apa mau dia. Code alpha, Dave." Kata Stanley
serius. 105 A Book Under The Blue Sky
"O" Okay." Kata gue sambil nutup teleponnya. Anjir. Ini mulai gak bener. Ini gak
beres! Gue gak nyangka ada yang lebih kejam dari Angel. Ini bukan cuman kejam, tapi brutal!
Gue rasa RedRose bukan seseorang yang manusiawi. Kacau. Ini kacau.
"Gimana Dave" Masih mau jalanin planning kalian sendiri" Atau mau ikut gue?" Tanya
RedRose. Gak ada pilihan. Gue terpaksa. Sorry" Sorry Angel"
"I"m in." ><><><><><
Seperti yang telah direncanakan, Angel memang keluar dari rumah sakit tepat sore hari
ini, hari Jumat. Gue, Cia dan Putri udah siap-siap mau jemput dia karena kebetulan orang tuanya
Angel lagi pergi ke luar negeri untuk urusan bisnis dan om Reza minta tolong, ya jadi gue deh
yang jemput Angel. Ketika gue tiba di rumah sakit dan masuk kamar dia, gue liat dia udah di
duduk di kursi roda sambil menghadap ke jendela menatap langit sore. Kemudian dia melirik ke
arah gue. "Mesum" Ngapain lo disini" Terus itu siapa yang dibelakang Putri?" Kata dia dengan
dingin. Ahelah jadi dingin lagi. Udah bagus-bagus kemaren dia baik dan manja-manja gitu. Ini
balik lagi ke sifat dasar. Aduh"
"Ini?" Kata gue sambil narik Cia kesamping gue. "Ini Cia. Adek gue dan gue disini mau
jemput lo lah. Memang mau ngapain lagi?" Balas gue.
"Hai kak Angel." Kata Cia ragu-ragu.
106 A Book Under The Blue Sky
"Jemput" Hah" Bokap, nyokap gue gak bisa memang?"
"Enggak tau. Gue yang di minta om Reza kemaren." Jawab gue.
"Ck. Pasti urusan bisnis. Kebiasaan. Anaknya sendiri gak pernah diperhatiin." Katanya
dengan dingin. "Loh kok?" "Kenapa" Lo gak suka dengan omongan gue" Memang kenyataan kok gue gak pernah di
perhatiin orang tua gue." Katanya masih dengan nada dingin.
"Mba Angel kita harus?" Putri coba mengalihkan perhatian.
"Mereka selalu sibuk dengan urusan bisnis mereka. Mereka hanya mikirin uang uang dan
uang! Mereka gak pernah peduli sama gue! Bahkan ketika gue masuk rumah sakit, gue sama
sekali gak liat mereka!" Nada dingin itu berubah menjadi sebuah amarah yang meluap-luap.
"Mereka enggak peduli sama GUE!" Lanjutnya dengan nada tinggi.
Gue bisa merasakan amarah dan kemuakan di setiap perkataannya. Ini murni curahan hati
seorang anak yang gak dapet kasih sayang orang tua. Jujur, gue jadi kasian sama dia. Dia
sendirian selama ini. Dia berusaha untuk mencari kasih sayang itu, tapi gagal. Gagal karena
kedua orang tuanya terlalu sibuk dengan kerajaan bisnis mereka. Angel" Gue" Gue bisa
merasakan apa yang lo rasakan.
Mata Angel berkaca-kaca. Dia berusaha agar tidak menitikan air matanya. Dia menghela
nafasnya, kemudian kembali berbicara. "Gue selalu diacuhkan orang! Gue gak pernah di gubris
sama orang lain kecuali Putri! Gue selalu sendiri selama ini! Semua orang itu brengsek! Semua
orang itu bullshit! Bloodyhell sama mereka! Gak ada yang peduli sama gue! Gak ada!" Dirinya
gak bisa lagi menahan kesedihannya. Perlahan tapi pasti, air matanya mulai berjatuhan satu per
107 A Book Under The Blue Sky
satu. "Bahkan orang yang gue suka dulu" Dia juga gak peduli sama gue! Gak ada yang peduli
sama gue! Gak ada" gak ada"
Menangis" Ya" Menangis" Hanya itu yang bisa di lakukan Angel ketika dia tidak
mampu lagi menahan kesedihan yang selama ini sudah menutupi dirinya. Disaat yang
bersamaan, hujan mulai turun. Berawal dari setetes air lalu diringi tetesan yang lainnya hingga
menjadi lebih banyak. Ya, mungkin langit juga merasakan apa yang Angel rasakan.
"Angel" Gue?"
"DIAM! Jangan bilang lo bisa merasakan apa yang gue rasakan! Karena LO GAK
AKAN PERNAH BISA!" Bentak Angel yang memotong omongan gue. Membuat gue terkejut
dengan apa yang dia katakan
Iya. Gue gak bisa bilang kalau gue merasakan apa yang dia rasakan disaat seperti ini. Gue
juga gak bisa bilang kalau sebenernya om Reza dan istrinya ada disaat Angel masuk rumah sakit.
Tapi waktu itu dia lagi gak sadarkan diri. Hanya satu hal yang bisa gue perbuat sekarang.
"Angel?" Kata gue sambil melangkah ke hadapan dia pelan tapi pasti "Gue memang
gak ngerti perasaan lo." Kini gue berada dihadapan Angel. "Gue memang gak ngerti apa yang lo
rasakan?" Kata gue sambil menghapus air matan dari kedua pipinya. "Tapi satu hal yang pasti.
Lo gak sendiri. Ada gue disini yang akan terus ada buat lo, Angel." Lalu gue peluk Angel eraterat.
Awalnya Angel kaget dengan tindakan gue. Dia hanya diam. "Gapapa kalau lo mau
nangis di pelukan gue. Terkadang, setiap orang butuh bahu untuk bersandar dan pelukan untuk
tempat menangis bukan?" Kata gue. Lama-kelamaan dia mulai mencucurkan air mataya lagi, tapi
kali ini semakin deras diikuti dengan teriakan dari dia.
"Its okay Angel. Its okay. I"m here for you. Lets go home."
108 A Book Under The Blue Sky
"Iya." Jawab Angel dengan lembut.
Sepanjang perjalanan pulang, Angel hanya tertidur di dalam mobil. Gue sengaja minta
dia buat duduk di depan supaya dia bisa liat banyak hal. Tapi percuma, orangnya aja udah tidur
dari awal gue nyalain mobil. Ya, kebanyakan orang memang seperti itu. Ketika dia selesai
menangis, mereka akan cenderung untuk tertidur. Katanya, itu akan membuat perasaan menjadi
lebih baik dari sebelumnya. Gue percaya dengan hal itu karena Cia dulu juga melakukan hal
yang sama. Udah sampe di depan rumah dia "yang berhadapan sama rumah gue juga-, gue coba
bagunin Angel. "Angel?" Kata gue sambil nyentuh pipi nya dengan jari telunjuk gue. Ini memang udah
kebiasaan gue dari dulu kalau bangunin Cia dan sepupu-sepupu cewek gue. Kalau bangunin
cowok mah, biasanya gue gampar. Contohnya" Darwin kalau lagi nginep dirumah gue.
"Hmm" Jawabnya "Udah sampe nih. Mau pulang gak?"
"Enggak." "Dih. Nih anak satu. Ayo turun. Put, keluarin kursi rodanya dari bagasi belakang."
"Jangan Putri! Mau lo gue omelin?" Bentak Angel.
"Heh! Apa-apaan sih" Udah pulang sono!"
"Dirumah gue gak ada orang Dave. Percuma."
"Yaelah. Yaudah gini. Gue temenin mau?"
"Serius?" 109 A Book Under The Blue Sky
"Iya!" "Janji?" "Janji!" Jawab gue pasti.
"Anu" Mba" Dave" Jadinya gimana?" Si Putri kebingungan.
"Turunin kursi rodanya. Cia, bantuin Putri ya." Kata gue.
Setelah kursi rodanya di turunin, gue angkat Cia dari dalam mobil terus dudukin dia ke
kursi roda. Setelah itu gue dorong kursi rodanya masuk kedalam rumah. Kesan pertama gue
ketika masuk ke rumah Angel adalah, elegan. Dari luar sih keliatannya seperti rumah-rumah
modern pada umumnya, tapi dalamnya itu loh" Beuh" Gue berasa lagi dirumah bangsawan
keturunan Roma. Serius, ini keren. Kalau dibandingin sama rumah gue, ini kelewat keren!
"Dave?" Angel coba menyadarkan gue.
Gue masih terbengong-bengong sama semua pernak-pernik, desain dan setiap inci bentuk
rumah ini. Gila" keren amat.
"DAVE!" "Eh iya! Apa"!"
"Anterin gue kamar." Pintanya.
"Dih!! Kan ada Putri."
110 A Book Under The Blue Sky
"Putri lagi ajak Cia keliling rumah ini sambil masak buat kalian. Udah, anterin gue
cepet!" Ya, mau bilang apa lagi. Gue terpaksa ngikutin kemauan dia. Gue anterin dia ke
kamarnya, baringin dia ditempat tidur, tarikin selimutnya dan ketika gue mau pergi, tiba-tiba dia
nahan tangan gue. "Jangan!" "Lah"! Kenapa" Gue mau pulang nih."
"Jangan dulu dong. At least, sing a song for me sebelum gue tidur"
"LAHHH!" "Ayo dong." Pintanya
"Oke-oke. Mau lagu apa?"
"Terserah." Waduh! Bahaya. Gue langung buka hp gue, liat playlist lagu. Kira-kira lagu apa yang gue
hafal dan bisa gue nyanyiin ya buat dia" Wait! Ada! Satu lagu kesukaan gue. Lagu yang dari film
Disney, Pocahontas! Ini lagu enak banget. Jadilah gue mulai nyanyi sebelum dia tidur walaupun
cuman setengah-setengah. "If I never knew you
If I never felt this love
I would have no inkling of
How precious life can be 111 A Book Under The Blue Sky
And if I never held you I would never have a clue
How at last I'd find in you
The missing part of me"
Angel mulai menutup matanya perlahan tapi pasti. Gue lanjut nyanyi.
"In this world so full of fear
Full of rage and lies I can see the truth so clear
In your eyes, so dry your eyes
And I'm so grateful to you
I'd have lived my whole life through
Lost forever If I never knew you"
Gue liat dia mulai tidur. Oke, sebelum gue pergi, paling enggak gue lanjutin lirik
terakhirnya aja deh buat dia.
"And If I never knew you
I'd have lived my whole life through
Empty as the sky, never knowing why
Lost forever, if I never knew you. "
Yaps, setelah lagunya selesai, gue liat Angel udah mulai nyenyak tidurnya. Jadi gue
matiin lampunya dia dan usap kepalanya sambil bilang "Gue balik ya, Angel." Gak gue sangka,
dia jawab "Makasih yah, Dave."
"Iya. Sama-sama."
"Hari minggu lo ada acara?" Kata Angel tapi matanya ketutup.
"Gak. Kenapa?" "Lets have a date."
112 A Book Under The Blue Sky
Gue hanya bisa tersenyum terus keluar dari kamar dan tutup pintunya pelan-pelan. Begitu
gue balik badan, gue kaget bukan main karena udah ada Putri sama Cia yang dari tadi nguping
dari balik pintu. "WEH! Kalian ngapain?" Tanya gue.
"CIEEEE bang Dave" CIEEE!!! So sweet banget sih lo! kenapa ke gue gak pernah
begini?" Ledek Cia. "Apa seh. Udah ah, ayo balik."


A Book Under The Blue Sky Karya Norman Karel di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Anu" Dave" Terima kasih ya." Kata Putri.
"Iya sama-sama." Kata gue sambil jalan keluar.
Setelah masukin mobil ke garasi dan gue rebahan di kamar, tiba-tiba hp gue bergetar.
Drrt! Drrt! Siapa sih nih" Gue liat namanya dan ternyata itu" RedRose. Hah"! Sejak kapan gue
punya kontak RedRose" Okelah gue angkat.
"Halo?" "Gimana" Udah nyanyi buat Angel" Cara yang bagus buat hati dia luluh."
Anjir! Ini manusia tau dari mana"!
"Lo udah dapet kepercayaan dia. Bagus. Minggu besok gue udah buat planning untuk
acara nge-date lo." 113 A Book Under The Blue Sky
"Serius" Di mana" Lo mau kita nge-date dimana?"
"Pertanyaan bagus. Di tempat yang gak akan pernah lo lupakan dan itu adalah?"
"Damn" ><><><><><
114 A Book Under The Blue Sky
115 A Book Under The Blue Sky
Chapter 8 Have Fun! Hari Minggu. Ah! Senangnya! Hari dimana gue bisa males-malesan, guling-gulingan di
kasur, gak harus bangun pagi buat sekolah, gak harus mandi pagi dan masih bisa narik selimut
sampai siang. Nikmatnya hari Minggu"
"BANG DAVE!! BANG DAVE!!"
Cia" Aduh ngapain sih itu anak satu manggil-manggil gue" Please, ini tuh harinya gue
bisa santai dan gak bisa di ganggu gug"
"BANG DAVE! BANGUN!!" Kata Cia yang berhasil menerobos kamar gue karena
memang gak dikunci, terus dia lompat ke atas badan gue kayak orang main smack down.
"CIA!!!" Teriak gue
"Masa bodo!! Bangun bang! Cia akan terus di atas abang sampe bangun! Ayo bangun!!!"
Teriak Cia di kuping gue sambil acak-acakin rambut gue.
"Gak ah! Hari Minggu nih! Mau ngapain sih" Ahelahh" Kata gue sambil narik selimut
lagi. "ISH! Bangun bang!! Lo kan mau nge-date sama kak Angel! Bangun!!"
Oh iya ya" Gue ada jadwal nge-date sama Angel hari ini" Iya iya" WHAT DA
HACK! DATE!! MAMPUS GUE! Gue langsung bangun dan membuat Cia terlempar dari kasur
hingga ke lantai. Lalu gue cepet-cepet masuk kamar mandi.
"BANG DAVE!!!" Teriak Cia.
116 A Book Under The Blue Sky
Setelah mandi dan melakukan aktifitas yang lainnya, gue cepet-cepet masuk ke mobil
barengan Cia dan nelepon Angel. "Angel, udah mandi, udah ganti baju" Ini gue on the way
jemput lo ya." Kata gue.
"Hmmm" Ha"! Belum ngapa-ngapain ini. Baru bangun. Ngapain lo jemput gue" Kan
rumah kita sebrangan. Memang kita mau ngapain sih?" Tanya Angel dengan polosnya.
"Kita kan mau nge-date. Gimana deh" Tiga puluh menit lagi gue kesana ya. Gak ada
pertanyaan, gak ada bantahan. Just do it okay?"
"Ehh! Tapikan?"
"Gak ada tapi-tapian. Oke" Bye" kata gue sambil nutup telepon.
"Eh tapi!!" Tut tut tut tut "Lah" Kenapa di tutup bang?" Kata Cia.
"Sengaja. Biar dia cepet-cepet. Kan cewek kalau mau siap-siap lama banget. bisa sejam
kali bolak-balik nyari baju yang cocok padahal ujungnya bakalan balik lagi ke baju pertama."
Tampang Cia jadi sinis banget ke gue. Lah" Kenapa nih anak satu" Memang gue salah
ngomong" "Bang"." Kata cia.
"Apa de?" Bales gue.
117 A Book Under The Blue Sky
"Lo ngeledek gue ya?" Kali ini nada bicaranya berubah kayak psikopat gitu.
Gue yang liat perubahan muka Cia langsung ngeh! Aduh bodoh banget gue! Seharusnya
gue gak bilang gitu ya" Jadilah gue hanya bisa nyengir-nyengir karena panik. "Eh" Eng"
Enggak kok" ehehehe?" Kata gue.
PLAK! Setelah Angel siap-siap, gue dateng ke rumahnya dan bantuin dia masuk ke dalam mobil.
Kebetulan, dia masih pake kursi roda karena badannya masih belum fit. Setelah masuk mobil dan
nyalain mesin, gue nanya ke dia.
"Kita mau kemana?" Tanya gue.
"Hmm"." "Jangan bilang lo gak tau kita mau kemana?"
"Enggak. Lagian kan, lo yang mau! Seharusnya lo dong yang nentuin!" Kata Angel.
"Tapikan lo yang ngajak!" Balas gue.
"Nah terus, lo kenapa mau" Jadi yang salah siapa?"
"Nah terus, lo kenapa ngajak gue" Jadi yang salah siapa?"
"Gue sih" Eh! GAK! Kenapa jadi salah gue semua" Kan yang nyetir lo, Dave!"
"Lah" Yang ngajak kan lo! Yang mau juga lo!"
"I" Iya sih?" Kata Angel.
118 A Book Under The Blue Sky
"Haduh. Yaudah gini deh. Karena Putri gak ikut dan lo gak tau mau kemana terlebih Cia
yang dari tadi duduk di belakang cuman bisa diem gak bisa pecahin masalah, gue rasa akan lebih
cocok kalau pergi ke"
Drrt! Drrt! Hp gue getar dan ketika gue liat nama di layar hp gue, bulu kuduk gue mulai merinding
satu per satu" RedRose"
"Halo?" Kata gue menyapa padahal gue udah tau tujuan dia apa.
"Enak aja lo mau pergi sebelum gue kasih tau lo tempatnya! Lo gak bisa pergi
sembarangan, DALUN!" Teriak RedRose yang menarik perhatian Angel.
"Itu siapa?" Tanya Angel. Mampus gue! Mau bilang apaan"
"Ini" Hmm" Temen" Ehehe." Kata gue sambil nyengir bodoh.
"Temen ya?" Angel mulai curiga.
"Iya. Bentar ya." Kata gue yang lalu kembali bicara sama RedRose. "Jadi, mau lo
gimana" lo mau kita kemana?" Tanya gue.
"Kemana" HAHAHAH. Gue akan bawa lo ke"."
Setelah gue ikutin petunjuknya RedRose, gue bener-bener gak nyangka kalau dia bakalan
ngebawa gue, Angel dan Cia ke" Dunia Fantasi! AHH!!! Gue genek abis sama RedRose! Dia
tau banget kelemahan gue. Oke, mungkin kalian gak tau kelemahan gue ya" Gue paling gak bisa
ke Dufan karena pertama, gue takut naik histeria. Kedua, gue gak suka tempatnya karena banyak
banget paha mulus bertebaran disini. Ketiga dan yang paling penting, gue takut sama badut
Dufan. Iya gue serius. Badut Dufan. Karena dulu jaman SMP gue pernah di kerjain sama temen119
A Book Under The Blue Sky
temen gue buat fotoan sama badut Dufan yang pada akhirnya gue ditinggalin mereka dalam
keadaan terpeluk sama itu badut. Gue takut banget sama hidung tuh badut yang gedenya gak
ketolongan yang kalau lo sumbat pake batu kali yang rada gede muat kali. Udah gitu gue nangis
kayak orang bodoh. Dan gue nangis sejadi-jadinya ketika orang yang dalam badut itu bilang
"Jangan nangis. Om bakalan nemuin temen-temen kamu kok. Kamu sama om dulu aja ya."
"ANJIRR!!! OGAHH!! GUE GAK MAU OM BADUT! GUE MAU TEMEN-TEMEN
GUE! PLEASE! GUE TAKUT LO BERUBAH KAYAK CHUCKY TERUS NGEBANTAI
GUE OM!" "Udah gapapa. Kamu aman kok sama om badut."
Jenong mu! Mana aman gue sama lo apa lagi dengan kostum badutnya itu. Kamtek
memang kamtek! "Bang Dave! Kok bengong" Itu hapenya bunyi tuh!" Kata Cia.
Gue langsung angkat telepon gue yang ternyata dari Stanley. "Dave! Lo dimana" Lo
dibawa ke Dufan ya sama RedRose" Gue liat mobil lo soalnya di parkiran depan Dufan nih."
Kata Stanley. "Lo" Di Dufan" Sama Darwin ya"! THANKS GOD! Stan! Bantuin gue cepetan! Lo tau
kan kalau gue anti Dufan" Please banget please! Bantuin gue! Keluarkan gue dari neraka
jahanam ini!!" Teriak gue.
"Gak bisa Dave! Disisi lain gue juga setuju soalnya sama ide RedRose. Wakakaka.
Seriusan, kalian bakalan jadi pasangan yang lucu abis. Hahaha. Iya, gue sama Darwin nih dan
sama gebetannya Darwin si Cheryl. Yaudah lah yah, gue buntutin lo aja dari belakang. Gue jaga
belakang lo deh! Oke" Bye!" Stanley langsung nutup teleponnya.
"Stan! Stan!!" kata gue. "Anjir lah. Bisa mati berdiri lah gue kalau disini."
120 A Book Under The Blue Sky
"Dave" Kenapa" Ada masalah?" Kata Angel.
"Eh" Enggak kok." Jawab gue.
"Yaudah. Eh! Mainan pertama yang pingin banget gue naikin itu" Histeria! Please! Kita
main itu ya ya ya!" Pinta Angel dengan muka yang ceria.
Aduh mampus gue! Kalau begini gimana jadinya dong" Udah tau gue paling gak bisa
naik Histeria. Aduh" ahhh" aduhh" gue bingung"
"Hmm" Angel" kita naik yang lain aja ya?"
"Loh kenapa?" Kata Angel yang mulai kecewa.
"Gue" Gue.. hmm?"
"Takut" Gapapa kok. Kan ada gue sama Cia. Iya kan Cia?"
Cia yang dari tadi ketawa di samping gue gak bisa bilang apa-apa. Dia tau kelemahan
gue. Wong dia adek gue kok. Keadaan makin parah ketika Cia bilang "Ayo bang! Jangan takut!
Naik Histeria aja ya. HAHAHAHAH" Kamtek lo de!!! Kamtek!!!!!
"Ayo Dave!" "Eh Tunggu! Kan lo gak bisa jalan" Lo harus dikursi roda kan?" Kata gue mengalihkan
perhatian dia. "Hmm" Sebenernya" Gue udah gak butuh kursi roda. Gue udah bisa jalan kok." Kata
Angel sambil berdiri yang sekarang keliatannya dia kuat-kuat aja tuh.
Aduh! Mampus gue! Gue harus ngapain ini"!
121 A Book Under The Blue Sky
"Ayo!" Kata Angel yang langsung narik tangan gue ke antrian. Setelah nunggu sekitar 5
menitan, akhirnya gue duduk di tempat duduk wahana Histeria. Drrt! Drrt! Hp gue bergetar. Gue
liat ada panggilan dari RedRose. Gue angkat teleponnya.
"Hai Dave. Gimana?"
"Kamtek lo!" Kata gue kesel.
"Hahaha! Have Fun!" Lalu telepon mati.
Gue liat ke sebelah kiri ada orang yang udah baca-baca doa minta pengampunan dosa
dan kekuatan. Sementara di sebelah kanan gue, si Angel udah senyum-senyum jahanam padahal
muka gue udah pucat setengah mati. Oh Tuhan" ini" inikah akhir hidupku"
><><><><><
"Oke! Semuanya sudah siap"!!" Kata operator wahana.
Sebagian besar dari mereka menjawab "SIAP!" dengan lantang layaknya tentara yang
siap mati. Beberapa dari mereka ada yang diam dan cuman gue yang dengan kerasnya teriak
"PULANGIN GUE!!" Sesaat, beberapa orang yang dengerin gue teriak ketawa cekikian padahal
mereka gak tau kalau gue udah panik setengah hidup.
"Wah! Ada yang minta pulang nih"! Pulangin gak"!" Tanya si operator kampret.
"KAGAK!!" Teriak yang lainnya.
ANJIR! Kalau gue tau itu siapa-siapa aja yang teriak, gue cari tau namanya, nomor
teleponnya, sama alamatnya. Bukan. Gue gak akan ajak kencan dia. Gue akan bawa dia ke
wahana ini tengah malam dan sendirian, terus suruh mereka naik dan gue seting wahananya
untuk dua puluh lima kali naik turun biar dia merasakan penderitaan gue, perasaan gue.
122 A Book Under The Blue Sky
"Oke! Kita mulai! Tiga! Dua! Satu!!!" setelah si operator menghitung mundur, kursi
yang gue dudukin mulai terangkat keatas pelan tapi pasti hingga mentok di puncaknya. Dari sini
gue bisa liat pemandangan kota Jakarta walau hanya sebagian, tapi sumpah, ini tuh tinggi banget!
Syetan!! Mati gue!! Mati!!! Gue coba berusaha nenangin diri gue dengan melihat orang yang
disebelah kiri gue. Ketika gue nengok, dia malah makin kenceng baca doa-nya. Kampret, ini gak
nolongin. Gue alihkan pandangan ke Angel dan gue disambut sama senyumannya. Anjrit! Gak
nolong sama sekali. Muka gue pucat udah kayak orang yang dikejar-kejar psikopat. Gue hanya
bisa berdoa" Tuhan" Ampuni dosa hamba". Dan tepat setelah gue berdoa, kursinya turun
dengan kecepat tinggi. Membuat gue sport jantung. Gue berusaha teriak, tapi sia-sia. Suara gue
gak keluar. Dalam hati gue cuman bisa bilang "AMPUNI GUE!!! AMPUN!!!"
Ketika kursinya hendak menyentuh bagian terbawah, baru deh suara manusia-manusia
yang tadinya udah teriak "SIAP!" dengan gagah beraninya, kini berteriak seperti banci lagi dia
razia Satpol PP. "AHHHHHHH" teriak mereka. Belum sempet nelen ludah, kursi gue ditarik lagi
keatas dengan cepat membuat gue kaget setengah mati". Gue teriak "AMPUN!!!" tapi sebelah
gue teriak "Aahhh!!! PULANG!!!" dan beberapa orang teriak "MAMAAAA!!! MAAAA!!!!"
MAMAM tuh siap! Setelah ditarik ke atas, kursi gue diturunin lagi kebawah, lalu keatas dengan
sangat cepat! Gue udah pasrah dan cuman bisa teriak-teriak. Tapi gue bingung, kok si Angel gak
ada suara ya dari tadi" Apa dia keenakan atau dia malah ketakuan"
Setelah wahana itu berhenti. Gue turun dengan kaki yang gemetean dan gak bisa diam.
Muka gue masih pucat dan seakan ingin mengatakan "Gue gak akan pernah liat wahana ini lagi!
KAGAK AKAN!!!" Tapi semua itu berubah setelah gue liat Angel. Dia turun dengan tampang
yang pucat pasi, kaki yang gemeteran dan sebuah senyuman keraguan yang diarahkan ke gue.
"He he he" Katanya terbata-bata. Terima kasih ya Tuhan. Ternyata ada yang lebih kesiksa dari
gue. "Angel" Lo gak apa-apa?" Tanya gue sok kuat padahal kaki gue masih gemetaran.
"Hmm" Dave" Lain kali".. Jangan naik wahana terkutuk ini lagi ya." Kata Angel.
123 A Book Under The Blue Sky
Gue cuman bisa senyum-senyum sok manis gitu depan gue yang mengartikan kalau gue
setuju. Kali ini gue sependapat sama dia. "Gak ada lagi histeria. Gue janji." Kata gue dengan
mantap. Cia yang ngeliat kejadian tadi ketawa setengah mati. Gue rasa dia puas banget udah liat
kita kesiksa. "CIEEE yang kakinya sama-sama gemetaran! Wahahaahahaahaha!!!" Kata Cia sambil
ketawa. "Gak lucu de." Kata gue ketus. "Jadi" Kita mau lanjut kemana lagi, Njel?"
?"?" Angel malah gak bisa ngomong apa-apa. Dia masih shock dengan wahana tadi.
"Angel?" Tanya gue.
?". Ketempat yang gak pake tinggi-tinggian ada gak?" Tanya Angel.
Gue mikir. Di dufan tempat yang gak pake tinggi-tinggian apaan ya" Oh gue tau. Gue
ajak ke istana boneka aja ya. "Kita ke istana boneka aja ya. Gimana?" Tanya gue. "IYA!" Jawab
Angel semangat. Setelah itu kita jalan ke istana boneka yang jaraknya gak begitu jauh dari
histeria. Di istana boneka, gak ada yang istimewa. Gue berharap di istana boneka, paling enggak
dia nyenderin kepalanya ke gue gitu kan, ini mana ada. Yang ada dia malah ngobrol terus sama
Cia. Cowok macam apa yang gak bisa deketin cewek dan modus dikit-dikit" Gue sebagai cowok
merasa gagal" Total" Sekarang gue berharap cepet-cepet kek nih perahu nyampe di ujung.
Gue makin muak ketika gue melihat ke belakang ada pasangan yang sok unyu gitu pake acara
cubit-cubit pipi segala lagi. Sedangkan gue" Gue cuman bisa nelen ludah.
Selesai dari istana boneka, kita terus jalan ke wahana-wahana yang lain sampai tiba
makan siang, kita putuskan untuk makan di restoran cepat saji. Gue memesan big mac dua porsi,
Cia cuman makan ayam " nasi. Nah, si Angel ini loh gak pake neko-neko langsung pesen big
mac tiga porsi, ditambah double chese burger tiga porsi juga. Gue gak heran dengan porsi makan
124 A Book Under The Blue Sky
dia. Tapi gue bingung kenapa dia gak gemuk-gemuk padahal udah makan sebanyak itu. Entah
kemana itu semua makanan gue juga gak ngerti deh.
"Kak Angel beneran makan sebanyak itu?" Tanya Cia. Duh de. Dia gak tau apa kalau itu
pertayanyaan krusial buat Angel" Dan yap. Seperti yang sudah gue duga muka Angel berubah
drastis. Gue yang nyadar, langsung rubah topik pembicaraan. "Habis ini, kita ke halilintar aja ya.
Baru main arung jeram. Gimana?" tanya gue.
"Setuju!!!" Kata Cia.
"Gue sih setuju aja." Tambah Angel.
"Oke fix! Kita main halilintar! Kalau halilintar mah gue berani." Kata gue dengan
mantap. "Yakin bang?" Ledek Cia.
"Yakin! Gue bakalan duduk di belakang deh biar lebih ekstrim!"
Gue gak tau kalau ternyata ucapan barusan menjadi boomerang buat gue kayak di
lagunya Tulus. Sungguh kamtek memang, pada kenyataannya gue lah orang pertama yang teriakteriak ketika kereta halilintar itu mulai masuk ke jalur "loop de loop" itu loh, yang bentuknya
lingkaran gede tapi berdiri tegak. Udah keretanya cepet, gue teriak pula.
"AAHHHHH!!!!" Teriak gue sekuat tenaga.
"KENAPA DAVE?" Tanya Angel sambil ketawa-ketawa.
Disaat seperti ini, dia masih sempet aja nanya ya. "INI CEPET BANGET!" Jawab gue.
"Tadi ketanya lo, lo yang mau duduk di belakang" Kok malah jadi takut?" Tanya Angel lagi.
Asem lah. Gue gak jawab pertanyaan dia yang satu itu sampai wahana bener-bener berhenti.
125 A Book Under The Blue Sky
Begitu gue turun dari kereta halilintar, gue merasakan kalau dunia itu berputar. Gak lama, Angel


A Book Under The Blue Sky Karya Norman Karel di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

nanya. "Muka lo pucat Dave. Lo kenapa?"
"Gak" Gak ta"." Bruk! Gue ambruk seketika dan setelah itu semua menjadi hitam,
gelap gulita. Gue gak tau lagi.
><><><><><
"Dave" Dave?" Gue mendengarkan suara seseorang yang memanggil gue. Jujur, gue
gak punya gambaran ini siapa karena gue gak bisa liat apa-apa dan semuanya itu gelap. Berusaha
setengah mati untuk buka mata, tapi gak bisa. Gue kenapa ini" Mau buka mata aja gak bisa dan
bahkan gue gak bisa rasain apa-apa. Yang gue denger hanya ada orang yang sebut-sebut nama
gue terus-menerus dan berulang-ulang.
"Dave" Dave?" Tuh kan! Apa gue bilang. Gue cuman bisa denger suaranya, tapi gak
bisa liat mukanya karena untuk buka mata aja rasanya tuh berat banget. Oke, kalau buka mata
susah, gue coba rasain disekeliling gue. Gue mulai coba gerakin kepala gue pelan-pelan dan
ternyata berhasil. Rasanya seperti gue sedang berbaring di atas bantal". Enggak! Ini lebih
empuk dari itu". ini". PAHA"! ASEM! Paha siapa ini"! Gawat gawat!! Gue harus buka mata
gue cepet-cepet. Dan ketika gue membuka mata, hal yang pertama gue lihat adalah"
Matahari" Lalu gue tengok ke kanan, udah ada Darwin, Stanley, Cia sama Cheryl gebetannya
Darwin. Gue tengok ke kiri dan melihat Angel lagi tidur dalam keadaan duduk tapi dia
korbankan pahanya untuk menjadi bantalan kepala gue.
"EHH!! Udah sadar!! Dave udah sadarr!!" Ya ya" Kalian taulah siapa manusia heboh
yang bakalan teriak begini" Darwin.
"Gue" Dimana?"
"Lo gak nyadar dimana" Ini masih di bangku taman deket halilintar. Begitu lo gak
sadarkan diri, Cia langsung telepon gue dan gue beserta Darwin pea dan Cheryl langsung kesini.
126 A Book Under The Blue Sky
Tau-taunya, lo memang beneran gak sadarkan diri sih tapi"." Tiba-tiba Stanley berhenti bicara
membuat gue penasaran. "Tapi" Apa?"
"Tapi lo keenakan. Tidur di paha cewek cakep! Enak di elu!"
"Yee" Serius?"
"Serius udah bubar keleus bang" Sela Cia.
"Ahh.. Terserah kalian lah" Gue mau bangun?" Kata gue sambil berusaha untuk
duduk. Tapi susah karena kepala gue pusing dan rasanya itu berat banget.
"Ehh ehh". Dave" Pelan-pelan.." Kata Angel yang tiba-tiba bangun sambil bantuin gue
buat duduk. "Kapan sadarnya" Kok gue gak tau?"
"Ya iya jelas lo gak tau. Orang lo tidur udah kayak orang mati begitu" Gak merhatiin
keadaan sekitar.." "Eh! Yang tidur kayak orang mati siapa sih" Yang tiba-tiba pingsan siapa" Yang buat
panik siapa"! Enak aja nyalahin gue!" Bentak Angel dengan muka yang memerah. Sepertinya dia
marah beneran deh. "Lo udah buat gue bingung tau gak" Tadi katanya sehat-sehat aja, gak
kenapa-napa. Katanya berani duduk dibelakang eh dia malah tewas. Payah." Tambahnya.
Ya. Mau gimanapun, disini posisi gue tetep salah. Gue yang tiba-tiba kehilangan
kesadaran, jadinya merepotkan banyak orang termasuk Angel. Jujur, gue gak suka ngerepotin
orang terlebih si Angel walaupun dari dulu genek sama dia. Setelah itu gue dikasih minum sama
Cia, lalu kita putuskan pada sore hari itu untuk pulang. Kita sudahi semua aktifitas have fun di
Dufan karena kejadian gue tadi.
127 A Book Under The Blue Sky
Kita semua menuju parkiran dan sebelum masuk ke dalam mobil, Stanley sama Darwin
nahan gue. "Dave. Mobil gue ngikut lo aja ya dari belakang. Jaga-jaga kalau nanti lo kenapa-napa
gitu kan." Kata Stanley sambil colek-colek ke Darwin.
"Yehhh. Gue ngerti nih maksud lo. Tapi gapapa nih?"
"Iya gapapa Dave. Kita sebagai sahabat bertanda kutip kan harus saling membantu"
Muehehehe" Kata Darwin sambil nyengir-nyengir iblis.
"Apa kata lo dah. Yaudah, cabut yuk."
Sepanjang perjalanan pulang, Cia sama Angel tuh akrab banget. Mereka ngobrol,
bercanda, main, bahkan sampai karaokean bareng dan mambuat gue ilang konsen karena suara
mereka yang lebih mirip sama penyanyi-penyanyi heavy-metal padahal lagu yang diputer itu
lagu LDR " Raisa. Selagi mereka nyanyi-nyanyi dan gue yang lagi nyetir stress, hp gue bergetar.
DRRTTT! DRRTTT! Aduh. Ini siapa sih" Ganggu banget. Gue coba menghiraukannya. Tapi lagi-lagi, hp gue
bergetar. DRRTTT! DRRTTT! Ahelah. Ribet banget. Denga sedikit gondok, gue angkat teleponnya.
"Halo?" Sapa gue.
"Gimana kencannya, Dalun" Sukses gak?"
128 A Book Under The Blue Sky
"RedRose. Menurut lo?"
"Menurut gue sih sukses berat lah. Apa lagi dengan akting lo yang tiba-tiba hilang
kesadaran itu. Pas banget! Hahahaha"
"Lo" Tau dari mana?"
"Ya gue tau lah! As I told you before, gue tau segalanya tentang lo, Dalun."
Kamtek nih orang! Gue gak suka sama orang-orang yang begini. Tipe orang yang hanya
bisa memeras lawannya dengan memanfaatkan masa lalu, dan mencoba bermain sebagai matamata sehingga dia tau kita lagi ngapain aja dan memanfaatkan hal tersebut. Gue gak suka sama
orang yang begini. Orang dengan kekuasaan penuh.
"Gue serius. Lo tau dari mana" Stanley" Darwin" Bahkan gue tak tau siapa lo
sesugguhnya. Kalau lo memang berani buat gue sampai sejauh ini, tunjukin dong siapa lo
sebe"." "Dalun, Dalun, my dear Dalun" You have no idea who am i."
"Cih! Pengecut."
"Whatever. Udah banyak yang bilang gue pengecut termasuk" dua sahabat lo itu.
Stanley sama Darwin. Barusan gue nelepon mereka dan sebentar lagi, pasti mereka bakalan
nelepon lo. Okay now, listen. Gue punya rencana baru buat lo"."
"Persetan dengan rencana lo!" Teriakan gue menarik perhatian Angel dan Cia yang lagi
karaokean dari tadi. Keadaan di dalam mobil menjadi hening dan sedikit mencekam. "Gue gak
butuh rencana lo! Gue udah muak dengan semua rencana busuk lo itu!" Lanjut gue.
129 A Book Under The Blue Sky
"Well, well" Rencana busuk" Apa bedanya gue sama kalian yang dari kemarenkamaren udah punya rencana balas dendam ke Angel" Apa bedanya" Jawab gue, DAVE!" tibatiba suara RedRose meninggi. Dia ada benarnya. Kalau udah begini, gak ada bedanya antara gue
dan dia. Antara the Three Knight"s sama RedRose. Kita semua sama. Sama-sama busuk. Samasama mau menjatuhkan Angel.
"Gimana" Bisa jawab" Enggak kan" Okay now, listen. Gue mau next stepya adalah"
Lo?"" Gue yang dengerin rencana dia, mendadak kaget. Gila! Planning apaan ini" Ini" Ini
jahat banget sumpah" Jahat banget"
"Lo" Yakin?" Tanya gue penuh dengan keraguan.
"Yakin. Udah ya. Nanti gue hubungin lo lagi. Bye, my Sweet Dalun. Oh! Jangan lupa,
abis ini Stanley bakalan nelepon lo. Diangkat ya." Telepon akhirnya ditutup.
Gue cuman bisa diem dan sedikit shock dengan planningnya dia. Gak nyangka kalau dia
jauh diatas presepsi gue. Dia" dia" dia dendam banget sama Angel. Entah apa yang udah
Angel perbuat ke dia sampai RedRose jadi begini. Apa lebih buruk dari masa SMP gue"
DRRTTT! DRRTTT! Telepon masuk dari Stanley. Gue putuskan untuk angkat teleponnya.
"Halo Stan." "Dave! Gue yakin lo udah ditelepon RedRose barusan. Lo pasti udah denger planning dia
kan?" "Udah." 130 A Book Under The Blue Sky
"Dave. Dia jahat. Dia bahkan lebih jahat dari kita. Kita gak bisa biarin dia begini terusterusan. Gue punya rencana buat ngancurin dia. Ini namanya boomerang. Kita akan buat dia
makan planningnya sendiri, Dave."
"Ah" Serius lo"! yakin"!" Tanya gue dengan sedikit keraguan, tapi di sisi lain gue seneng
banget. Temen jenius gue ternyata bisa balikin keadaan ini. Yesh!!!
"Yaps Dave" Gue serius. We"re gonna have fun" dude." Jawab Stanley.
><><><><><
131 A Book Under The Blue Sky
132 A Book Under The Blue Sky
Chapter 9 Perempuan Cantik dan Boomerang
Sore hari. Waktu yang paling tepat untuk bersantai sehabis pulang sekolah dan latihan
basket untuk pertandingan selanjutnya. Ya, walaupun kalah ketika melawan JAA-Eagles karena
si kampret Karl Miller, tapi gue bertekat akan menghabisi dua lawan berikutnya. Selesai latihan
basket, Darwin dan Stanley langsung ngajak gue buat makan sore bareng di restoran kesukaan
kita. Restoran ini sebenarnya gak jauh dari rumah gue dan letaknya cukup strategis Bentuknya
mirip banget sama rumah-rumah jaman kolonial dan berbau vintage. Ditambah dengan makanan
yang enak dan pelayanan yang sangat baik, membuat kita bertiga ketagihan untuk kesini terus.
"Selamat sore tuan-tuan, mau pesan apa hari ini?" Tanya si pelayan wanita yang
menggunakan baju pelayan ala jaman kolonial.
"Hmm" Saya pesan yang biasa aja deh yah mba." Kata Stanley.
"Kalau saya" Nasi goreng aja deh." Tambah Darwin.
"Baik. Satu porsi beef teriyaki punya tuan Stanley, satu porsi nasi goreng untuk tuan
Darwin dan anda, tuan Dave?"
"Saya pesan mie ramen aja deh. Tapi jangan ada?"
"Seafood. Ya saya tau, tuan. Semuanya diganti jadi daging sapi atau ikan. Saya sangat
mengetahui kebiasaan anda. Kalian adalah pelanggan berharga kami, jadi kami sudah wajib
menghafal kebiasaan kalian. Baik, semuanya akan disiapkan sekitar sepuluh menit lagi. Saya
akan mengantarkan jus jeruk kesukaan kalian. Selamat sore." Kata pelayan itu seraya pergi
meninggalkan meja kami dan kembali lagi dengan membawa jus jeruk.
133 A Book Under The Blue Sky
Mungkin sebagian dari kalian akan sedikit bingung dengan playanan di restoran ini yang
sangat formal. Disini memang semua pelanggan itu diperlakukan layaknya seorang bangsawan.
Jadi pelayanannya maksimal gitu. Tapi kalian gak harus berlaku formal banget disini. Mau
ketawa kenceng-kenceng, mau agak ribut, sampe makan pake tangan juga, gak dipermasalahkan
disini. Cuman ya, kalian juga harus tau sopan santun. Setelah makanan datang, Darwin sama
Stanley langsung lahap banget makannya tapi tidak dengan gue yang bengong dari tadi. Gue
malah mikirin RedRose sama Angel. Entah kenapa, gue jadi merasa bahwa gak seharusnya balas
dendam ke Angel yang secara tiba-tiba udah berubah jadi baik gini.
"Dave" Kok lo bengong?" Tanya Stanley.
"Iya. Kalau gak mau makan ramennya, kasih gue aja. Sayang tuh, entar keburu dingin."
Tambah Darwin. "Eh" Enggak kok" Gue baru mau makan nih."
"Lo kenapa sih" Ada masalah apa?"
"Enggak kok. Enggak Stan."
"Halah! Boong aja lo sama kita. Lo pasti stress deh mikirin masalah RedRose kemaren
kan" Gue aja yang rada polos tau kok." Kata Darwin.
"Rada polos sama bodoh beda tipis ye." Ledek Stanley.
"Hahahahaha" Tawa kita bertiga meledak, memenuhi ruangan.
"Ya" Ini semua karena RedRose. Gue gak nyangka dia bakalan buat planning sejahat
itu." Kata gue. 134 A Book Under The Blue Sky
"Nyatakan cinta pada Angel di depan sekolah, dan dia pasti nerima lo. Lalu, besoknya
putusin dia di depan semua orang ketika pertandingan basket berlangsung dan bilang kalau ini
cuman permainan Angel. Itu insane, men." Tambah Darwin.
"Itu bahkan lebh parah dari rencana kita. Ya kan, Dar, Stan?"
"Iya ya" Gue juga jadi merasa bersalah karena udah buat planning balas dendam. Kalau
diliat-liat, Angel itu orangnya baik juga kok gak separah yang kita pikirkan selama ini. Buktinya
dia udah berubah kok walau gue yakin perubhan dia gak akan bertahan lama sih. Gue baru sadar
kalau balas dendam itu gak akan menyelesaikan masalah. Malah itu akan menciptakan dendam
baru yang gak akan ada abisnya."
"Lo selalu benar, Stan. Lo memang pantes dijulukin tuan sempurna. Gue jadi inget masa
lalunya Dave. Ketika dia lagi culun-culunnya dan cupu banget."
"Kamtek lo Dar! Masih aja inget masa-masa itu." Kata gue yang lalu diiringi tawa oleh
Darwin dan Stanley. Iya sih, gue jadi masa-masa tersuram dalam hidup gue. Perlu gue ceritain ke kalian gak"
Perlulah yah, kalian para pembaca juga perlu tau masa lalu gue. Oke, mari kita flash back ke
masa-masa tersuram gue. Waktu itu sekitar tahun 2008 atau 2009 gitu. Ya, sekitar itu lah. Gue
juga udah rada lupa. Waktu itu gue kelas satu SMP dan masih culun banget, gak seganteng
sekarang. Badan yang kurus kerempeng, kulit yang berwanra coklat menuju hitam kayak dark
chocolate, pake kacamata, rambut dibelah dua, pokoknya culun banget.
Hari pertama sekolah, lebih tepatya waktu pulang sekolah. Gue udah di bully oleh
beberapa orang yang belakangan gue ketahui bahwa itu adalah temen sekelas gue. Mereka ada
tiga orang dan tampangnya sih gak sangar-sangar banget malah lebih culun dari gue. Yang satu
kurus tinggi dan pake kacamata, yang satu lagi biasa aja, dan terakhir adalah orang yang gendut
dan banyak omong. Gue yakin dia adalah ketua geng sok keren ini.
135 A Book Under The Blue Sky
"Lo anak barukan" Sini duit lo gue minta buat jajan." Kata si gendut yang ternyata lebih
mirip sama boboho itu. "Gak" Gak ada duit bang?" Kata gue yang ketakutan.
"Bang bang aja lo! Sembarangan! Bos gue ini! Lo wajib manggil dia bos!" Kata yang
tinggi. "Iya! Panggil dia bos! Eh, tapi bos" anak kayak dia mana punya duit sih. Udah kumel,
culun, item, jelek, hidup lagi. Pasti miskin dia.." Kata temannya yang satu lagi.
"Eh! Bener juga lo tong. Kalau anak kayak gini mah, gak akan duit. Paling juga bukubuku di tasnya itu buku-buku bekas sumbangan. Iye gak" HAHAHAHAHAHA!" Kata si boboho
yang ketawa sendiri itu. "Woy! Kenapa diem" Ketawa bareng gue, nyet! Ayo!!
HAHAHAHAH!!!" Karena si bos boboho marah, pada akhirnya dua temennya itu juga ikutan
ketawa walau harus dipaksa.
Selesai ketawa, dia tiba-tiba narik dasi gue dan mulai ngata-ngatain kalau gue ini anak
miskin. "Anak miskin!! Anak Miskin!!" kata itu terus-terusan diucapkan dan jujur, membuat gue
sakit hati. Gue mulai menitikan air mata, tapi itu gak menyelesaikan masalah. Mereka malah
semakin menghina gue dengan nafsu.
"Eh liat! Si culun item miskin ini nangis! AHAHA!!! NANGIS!! NANGIS AJA
SANAA!!! DASAR CULUN ITEM MISKIN!! HAHAHAHAHA!!!" Kata si boboho.
Gue gak bisa ngapa-ngapain dan hanya bisa pasrah. Gue berharap punya kekuatan untuk
mukulin orang-orang ini biar diem dan gak banyak omong. Kalau harapan gue itu gak terkabul,
paling enggaka ada kek orang yang dateng buat belain gue. Dan hal yang gue harapkan itu
terjadi. Gak berapa lama, dateng dua orang cowok yang seumuran sama gue dan langsung
dorong-dorongan sama mereka walau akhirnya dua orang ini kalah dan terjatuh. Ya, mereka gak
lain adalah si Darwin sama Stanley.
136 A Book Under The Blue Sky
"Dave! Lo gak kenapa-napa?" Tanya Stanley.
"Tenang bro! Kita disini! Gue bakalan kasih pelajaran ke mereka! Ayo, Stan!" Kata
Darwin sambil bangkit berdiri dan mulai melayangkan tinju ke trio kampret itu. Perkelahian gak
terhindarkan lagi namun hasilnya tetep sama. Darwin sama Stanley kalah. Yang ada mereka
malah babak belur. "Sialan. Ini boboho pake ninjutsu apaan sih?" Kata Darwin
"Merea gak pake ninjutsu, pea! Lo kira mereka ninja dari konoha"! Mereka menang
badan doang itu!" Jawab Stanley.
"Eh! Si item culun miskin punya temen juga toh"! Hahahah! Temennya juga culun walau
keliatannya gak miskin sih. Gini aja deh, dari pada lo bertiga babak belur, mending kasih duit ke
gue. Gimana"!" Tanya si gendut.
"Gak akan!" Jawab gue.
"Wah!! Belagu banget lo cul?" Belum sempet si boboho menyelsaikan kalimatnya, tibatiba terdegar teriakan dari kejauhan. "Mau jadi jagoan"!"
"Siapa tuh!" kata si boboho.
Dan muncul lah sesosok perempuan cantik, putih dengan tatapan dingin dan tanpa emosi.
Dia menghampiri si boboho dan tanpa basa-basi, langsung memberikan tamparan telak.
PLAK! "ADUH! Lo sia?"
PLAK! 137 A Book Under The Blue Sky
"Sakit woy!" PLAK! "WOY! Lo siapa sih?"
"Masih berani gangguin mereka?" Tanya si cewek.
"Lo sia?" PLAK! "Gak usah tanya gue siapa. Mending pergi sekarang."
"Dih! Siapa lo bisa ngatur-ngatur gu?"
PLAK! "Oke! Oke gue pergi!! Ayo, cabut. Eh, culun. Kali ini lo selamat ya. Awas aja lo!" Kata
si boboho sambil pergi. Gue, Stanley dan Darwin cuman bisa bengong doang ngeliat aksi si perempuan itu. hanya
dengan tamparan dia bisa ngusir si boboho. Nah, Darwin sama Stanley yang dari tadi udah


A Book Under The Blue Sky Karya Norman Karel di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pukul-pukulan sama si boboho aja kalah. Lah ini, kok dia jago amat yak.
"Lo gak apa-apa?" Tanya si cewek dengan dingin.
"Eng" Enggak kok" Makasih yah." Jawab gue. Gak berapa lama, supir gue dateng
sambil teriak-teriak manggil nama gue.
138 A Book Under The Blue Sky
"Abang Dave. Kemana aja" Saya nyariin dari tadi. Loh bang" ini kenapa" Kok baju jadi
kotor begini" Abis di bully ya" Atau dipukulin" Ini juga, Stanley sama Darwin kok biru-biru
begini" Aduh, gawat ini. Ayo pulang. Darwin sama Stanley juga pulang ke rumah abang Dave
dulu aja ya. Nanti dijemput dari rumah bang Dave." Kata supir gue, mas Sarno.
Lalu gue, Darwin dan Stanley pergi dengan mas Sarno menuju tempat parkiran. Tapi
sebelum gue pergi, gue sempetin lagi liat si perempuan itu. Perempuan cantik berambut panjang
dengan tatapan dingin yang akhirnya harus berjalan sendirian menuju pagar sekolah. Sorry gue
gak bisa ngobrol lebih lama sama lo, perempuan cantik.
><><><><><
"Woy Dave!" Teriakan Darwin memecahkan khayalan gue. "Kan, bengong lagi kan.
Kenapa sih lo?" "Eh" Enggak kok Dar. Wait. Sekarang tahun berapa?"
"Dua ribu empat belas?" Jawab Darwin.
"Dan kita masih kelas dua SMA, iya kan?" Tanya gue.
"Iye. Memang kenapa sih?" Darwin malah kepo kenapa gue nanya pertanyaan yang
cukup membuat dia bingung.
"Gini. Barusan gue inget masa-masa kita kelas satu SMP. Itu loh, yang hari pertama
sekolah udah di bully sama si boboho dengan anak buahnya. Itu hari pertama kita ketemu sama
Angel, kan?" "Hmm" Masa sih" Kok gue gak inget ya" Hmm?" Kata Darwin tapi dengan nada yang
ngeledek. 139 A Book Under The Blue Sky
"Perlu gue ingetin, Dar?" Kata Stanley. "Itu loh, yang pas kita berantem dan lo bilang
kalau si bos boboho itu pake ninjutsu karena pukulan lo gak ada yang kena. Kan dodol si Darwin
ini." "AHAHAHAHA" Lagi, tawa kami bertiga memenuhi ruangan.
"Iya iya. Gue inget kok. Itu kocak banget memang. Lagian gue kesel sama si bos boboho
karena pas gue pukul, bisa-bisanya dia menghindar. Jago bener?" Kata Darwin.
"Tapi kita beruntung sih, Stan, Dar. Kalau Angel gak dateng, gak ngerti lagi deh gue apa
yang bakalan terjadi selanjutnya."
"Iya juga ya. Bisa dibilang dia datang sesuai dengan namanya. Angel yang berarti
malaikat yang berarti pelindung. Kondisi dia lagi bener tuh waktu itu." Tambah Darwin.
"Iya Dar memang. Waktu itu dia dateng sesuai dengan namanya. Tapi setelah itu, gue
rasa dia udah mulai berubah total" Sangat berubah?" Kata gue yang kembali mulai mengingat
saat-saat tersuram bersama Angel.
Masih sangat jelas di otak gue kenangan tersuram itu. Setelah beberapa hari dari kejadian
penyiksaan si bos boboho, gue yang sudah mulai bersekolah seperti biasanya kini harus menelan
ludah ketika menerima kenyataan pahit bahwa gak cuman si bos boboho doang yang seneng ngebully gue. Ternyata anak-anak lain juga seneng banget ngata-ngatain gue dan malakin gue.
Hanya teman-teman sekelas gue, Darwin, Stanley dan Angel yang nerima gue apa adanya.
Selebihnya" Hah. Mereka hanya para pecundang yang cuman berani sama yang lebih lemah.
Gue hanya dipandang sebelah mata oleh mereka.
Setiap kali gue di bully oleh orang-orang, Darwin sama Stanley langsung datang
menolong gue. Dan ketika keadaan sudah mendesak kami, barulah Angel datang dan menolong
kami. Entah kekuatan dari mana yang bisa membuat dia sudah mulai ditakuti oleh satu sekolah
dan dikenal sebagai guardian angel gue. Awalnya gue seneng bahwa ada orang yang mau
140 A Book Under The Blue Sky
bantuin gue. Tapi lama kelamaan gue sadar. Sadar kalau ternyata gue itu lemah banget dan gak
lebih dari seorang pecundang. Hal semacam itu gue sadari ketika Angel secara tiba-tiba menemui
gue di jam istirahat. "Dave. Ada waktu?" Katanya.
"Memangnya kenapa" Ada kok, Ngel."
"Gue mau ngomong sama lo."
"Tentang?" "Tentang" Kenapa setiap lo di bully, lo diem aja" Kenapa lo gak ngelawan" Padahal
mereka kan udah buat lo sakit baik secara fisik dan mental."
"Oh" Masalah gue di bully" Kenapa ya" Hmm" Gak tau. Gue juga gak ngerti kenapa
gue gak mau ngelawan. Mungkin karena gue sadar kalau kejahatan kita balas dengan kejahatan,
itu gak akan menyelesaikan masalah. Lagipula, gue belum pernah nyakitin orang juga sih. Kalau
sampe gue pukul mereka, berarti gue gak ada bedanyalah sama mereka."
Mendengar penjelasan gue, Angel hanya bisa diam. Entah apa yang dipikirkannya saat
itu, tapi gue yakin itu mampu membuat dia-paling tidak-sadar bahwa kekerasan bukan cara
terbaik untuk menyelesaikan masalah. "Lo sendiri, kenapa selalu ngelawan mereka balik?"
Tanya gue. "Itu" Itu karena" Karena keharusan. Bagi gue, gak ada gunanya lo baikin orang-orang
jahat. Semkin lo baikin, yang ada mereka semakin ngelunjak. Disamping itu, gue gak mau ada
orang lemah yang di permainkan sama yang lebih kuat." Jawabnya.
"Oh" Begitu ya" Hmm?"
141 A Book Under The Blue Sky
"Memangnya kenapa?" Tanya Angel.
"Gapapa sih." "Dave?" "Iya?" "Gue boleh ajarin lo sesuatu gak?"
"Apaan tuh?" "Gue mau ajarin lo bagaimana lo membela diri ketika lo di bully" Gimana" Gue gak
menerima penolakan ya. Nanti sore, kita tetep dikelas." Kata Angel.
Gue gak bisa menolak tawaran Angel. Jadi, ketika pulang sekolah, gue tetep berada di
kelas bersama Darwin dan Stanley. Awalnya dua manusia itu juga gak mau. Tapi setelah gue
bujuk-bujuk dan nawarin untuk nginep plus main PS di rumah gue, mereka akhirnya setuju.
Selang beberapa menit, Angel datang dan mulai mengajarkan gue bagaimana caranya
untuk bertahan dari orang yang seneng banget nge-bully gue. Awalnya dia hanya mengajarkan
caranya mempunyai tatapan dingin, namun lama kelamaan dia mengajarkan lebih banyak lagi.
Cara ngebentak, cara menampar, membuat mereka takut, dan lain hal sebagainya. Pelatihan itu
berlangsung selama satu minggu dan Angel melatih gue secara ganas.
Akan tetapi, hati kecil gue berkata lain. Hati kecil gue seakan ingin berkata kalau hal ini
tuh bukan diri gue banget. Ini benar-benar berbeda dengan apa yang telah diajarkan orang tua
gue. Gak seharusnya gue begini. Ah! Bener-bener dilema banget deh.
Sampai suatu hari" 142 A Book Under The Blue Sky
"Dave. Ini saatnya lo ngebuktiin ke kita-kita kalau lo itu udah berubah. Gue tau lo
bakalan di bully lagi nanti di jam istirahat, dan gue mau lo mempraktikan apa yang telah gue
ajarkan." Kata Angel.
"Tenang Dave. Lo pasti bisa." Kata Darwin menyemangati. Dan ternyata, hal itu memang
terjadi. Gue di bully lagi di istirahat pertama. Dan kali ini, yang ngebully gue adalah temen
sekelas yang gak pernah suka sama gue dari awal. Siapa lagi kalau bukan si bos Boboho dengan
antek-anteknya itu. "OI DAVE CULUN!" Teriak si bos Boboho.
Gue yang lagi jalan santai menuju ke kantin, secara refleks langsung mencari sumber
suara itu. Ketika gue ngeliat kalau itu bos Boboho, gue berusaha buat kabur. Tapi terlambat, dia
berhasil mengejar gue dan menangkap gue.
"Oi! Dave culun! Gue minta duit dong. Buat jajan aja. Oke?" Kata si bos Boboho.
Gue yang inget perkataan Angel, langsung mencoba mempraktikan apa yang telah gue
pelajari. Pertama, memasang tatapan dingin lalu membuat wajah tampa ekspresi. Hal itu cukup
berhasil karena membuat si bos Boboho kaget.
"IH! Lo kenape" Dave culun, Dave culun. Lo kira gue takut" Ah, kepanjangan kalau gue
panggil lo Dave culun! Mulai sekarang, nama lo Dalun aja ya!" Kata si bos boboho. "Oi semua!
Dengerin! Dave kini sudah punya julukan baru! DALUN! WAHAHAHAHA" Tawanya yang
begitu kencang serta menarik perhatian para siswa lainnya, membuat gue sakit hati. Jujur, gue
gak suka banget dengan panggilan itu, panggilan yang merendahkan diri gue. Awalnya gue mau
nangis, tapi gue harus kuat. Gue masih pasang tampang datar dan tatapan dingin. Lalu gue
berdiri dan mulai menatap mata si bos Boboho.
"Lo kenapa, Dalun?" Tanya si bos Boboho yang lalu membuat satu sekolah tertawa.
"Kalau mau nangis, nangis aja. Gapapa kok, Dalun! HAHAHAHA" Tambahnya.
143 A Book Under The Blue Sky
"Gue gak nangis kok. Tapi gue cuman mau kasih peringatan aja. Jangan lo ganggu gue
lagi." Kata gue mantap.
"Ouhhh! Seram sekali Dalun!" Ejek si bos Boboho.
"Seriusan. Jangan ganggu gue atau?"
"Atau apa" Mukul gue?"
"Atau gue umbar kesemua anak-anak disekolah mengenai aib orang tua lo. Gimana?"
Setelah gue mengucapkan kalimat itu, muka bos Boboho berubah banget. Mukanya
mejadi pucat kayak zombie. "Gak. Lo bercanda kan?" Tanya dia.
"Gue serius. Gue tau aib orang tua lo." Kata gue. Sebenernya gue gak tau aib orang tua
dia sih, tapi logika aja deh. Kalau ada anak bermasalah gini, pasti keluarganya juga bermasalah
kan" Kalau keluarganya bermasalah, apa lagi orang tuanya kan" Nah, logika yang seperti itu
yang gue pake. "Mending, lo pergi dari hadapan gue. Sekarang." Tambah gue.
"I,,, Iya" Oi boys. Cabut." Perintah si bos Boboho.
"Loh bos" Kok cabut" Duitnya?"
"Udah gak usah banyak tanya! Cabut!" Kata si bos Boboho sambil melangkah pergi dari
hadapan gue. Awalnya gue seneng. Seneng banget sampe-sampe Darwin beliin gue eskrim dan jajanin
gue apa aja di sekolah pada hari itu. Karena berhasil pada rintangan pertama, gue coba lagi pada
yang lain. Semua percobaan gue berhasil sampai pada akhirnya semua anak kelas tujuh (satu
SMP) baik yang suka ngejailin gue ataupun enggak, tunduk sama gue. Gue bahagia banget waktu
itu. Beh, bahagia banget! Tapi ada yang mengganjal di hati gue. Ini salah. Gak seharusnya
144 A Book Under The Blue Sky
seperti ini. Mereka tunduk sama gue bukan karena mereka mau. Mereka temenan sama gue
bukan karena mereka mau. Tapi karena terpaksa. Yang lebih parah lagi, itu semua mereka
lakukan karena mereka takut sama gue.
Gue sempet tanya ke Stanley sama Darwin mengenai masalah ini dan mereka berpikiran
sama dengan gue. "Lo berubah Dave. Lo yang sekarang bukan lo yang dulu. Ya, agak kejam lah." Kata
Stanley. Gue tau kalau itu salah. Gue tau gak seharusnya gue ikutin saran dan pelatihan bodohnya
si Angel. Dan mulai sejak itu, gue berubah. Gue kembali menjadi gue yang dulu. Awalnya susah
memang cari temen dengan menjadi gue yang dulu. Bahkan gue sempet di bully lagi. Melihat
gue menjadi bahan bully lag, Angel gak tinggal diam. Dia datang membantu gue.
"Pergi kalian dan jangan gangu Dave lagi!" Kata Angel dengan nada dinginnya. Lagi-lagi
dia telah menyelamatkan gue dari segerombolan anak tukang bully. "Lo gak kenapa-napa kan,
Dave" Kenapa gak ngelakuin seperti yang gue ajarin?" Katanya.
Entah apa yang merasuki, seketika gue malah membentak Angel yang barusan membela
gue. "MAKSUD LO APA SIH"!" Bentak gue. "Dengan sikap lo yang begitu, membuat gue
seakan-akan pecundang! Membuat seakan-akan gue ini harus terus-menerus dibawah bayangbayang lo! Lo bukan siapa-siapa gue!"
Angel yang kaget dengan bentakan gue, langsung merubah raut wajahnya. Kini, wajah itu
menjadi lebih dingin dari sebelumnya. Tatapan matanya yang semakin tajam itu diarahkan
kepada gue. "Lo gak tau. Lo gak ngerti." Katanya.
"Apanya yang gak ngerti hah"! Gue tau! Lo ngelindungin gue karena lo ada maunya kan"
Iyakan"!" Kata gue.
145 A Book Under The Blue Sky
"Lo gak ngerti. Lo gak tau. Gue" Gue.."
"APA"! Lo apa"! Lo mau terus-terusan ngelindungin gue dan nyiksa gue dengan semua
pelatihan bullshit lo itu" Iya"! Ohh, gue tau. Lo mau buat gue sama seperti diri lo, iyakan"!
Dasar pengecut! Lo gak lebih dari sekedar putri jahanam!" Kata gue sambil berbalik badan.
"Dan satu hal lagi. Jangan pernah inget gue. Gue gak mau kenal lo lagi dan gue harap, lo gak
kenal gue lagi. Lupakan tentang semua yang pernah kita jalanin, even itu hubungan pertemanan
kita." Kali ini gue melangkah pergi dari hadapa dia.
Angel diam terpaku. Dia diam seribu bahasa. Tetapi gue tau, gue tau kalau saat itu dia
mulai mencucurkan air matanya. Gue tau saat itu dia kehilangan teman terbaiknya dan mungkin
satu-satunya teman disekolah karena selama ini dia selalu sendiri dan gak pernah bergaul. Gue
tau pada saat itu sesuatu dalam dirinya terluka. Hatinya terluka parah.
"OKE KALAU ITU MAU LO!" Teriak Angel tapi suaranya bergetar. "Gue" Gue akan
penuhin permintaan lo! Gue gak akan inget siapa lo! Gue akan lupain semua hal tentang kita!
Gue akan lakukan itu semua kalau memang itu yang terbaik! BYE, DALUN!" Kata Angel
sambil menangis. Seketika gue tersadar kalau ternyata gue malah menanamkan hal baru pada dirinya.
Kebencian. Ini malah menjadi boomerang buat gue.
Maaf. Maaf Angel" Maafkan gue, perempuan cantik"
><><><><><
146 A Book Under The Blue Sky
147 A Book Under The Blue Sky
Chapter 10 One Step Closer DRRTT!! DRRTT!! Ahelah" Siapa sih yang nelepon gue pagi-pagi begini" Gue coba buat buka mata gue
yang agak berat karena masih sangat ngantuk dan berusaha buat ngeliat ke jam dinding. Ah! Gak
jelas. Pandangan gue masih gak jelas. Dengan sedikit mengusap-usap muka, gue coba lagi untuk
melihat jam dinding. Jarum panjang di angka sebelas, dan jarum pendek di angka lima. Oh"
Masih jam lima kurang lima toh" Hoamm" Gue rasa gue harus tidur lag"
DRRTT!! DRRTT!! AHELAH! Siapa sih nih yang nelepon pagi-pagi begini" Ngerusak mood orang buat tidur
tau gak" Kamtek ahh!
DRRTT!! DRRTT!! KAMTEK! Iya gue angkat! "Halo?" Kata gue dengan nada males.
"DAVE!! Bangun!!" Hmm" Suara seorang wanita" Tapi siapa"
"Dih"! Siapa sih"! Masih ngantuk nih!" Protes gue
"Ih kan! Coba deh liat layar hapenya"
Gue coba buat liat layar hape gue dan memperhatikan nama siapa yang tertera disana.
Angel" Oh" HAH"! ANGEL"!
148 A Book Under The Blue Sky
"Lo tau ini jam berapa"!" Kata gue
"Iiyaaps." Si Angel mulai sok imut.
"So, kenapa bangunin gue sepagi ini" Buat apa?"
"Kepengen aja. Sebelum ada orang lain yang bangunin lo." Jawab Angel dengan
enaknya. "What the" Are you insane"!"
"Siapa yang gila" Kan gue udah bilang gue kepengen aja bangunin lo sepagi ini sebelum
orang lain yang bangunin."
"Memang siapa yang bakalan bangunin gue sepagi ini selain lo?"
"Itu tuh. Cewek yang dari kemaren teleponan terus sama lo sampe lo lupa kalau kita lagi
makan bareng. Siapa namanya" Gun n rosses" Red Cross?"
"RedRose." "Nah iya. Itu tuh. Kan dia ngesel" in?"
"Hah?" "Lupakan. Coba deh bangun dari tempat tidur dan buka jendela lo. SEKARANG!"
Perintah Angel. "Iya" Bawel.." Jawab gue dengan ogahan-ogahan. Gue turun dari kasur, berjalan
menuju jendela kamar, membuka tirai dan kini pandangan gue tertuju kepada sesosok manusia
yang berada di sebrang rumah gue, yang kamarnya bersebrangan dengan kamar gue. Seorang
149 A Book Under The Blue Sky
perempuan cantik yang dulu hanya bisa memberikan tatapan dingin dan wajah tanpa ekspresi,
kini dia memberikan senyum manis kepada gue.
"Selamat pagi" Dave!" Katanya dengan nada ceria dan sebuah senyuman manis yang
diberikan kepada gue padahal dia gak nyadar kalau dia masih pake piyama tidur.
"I" Iya" Jawab gue.
"IH! Kok gitu sih" Senyum dong!"
"Mal?" "SENYUM!" Bentak Angel lewat telepon. Dengan sangat terpaksa, gue ikutin maunya
dia untuk" tersenyum" Ya, gue terpaksa harus senyum. Sebuah senyuman yang mungkin bagi
sebagian orang itu dianggap sebagai senyuman orang cuek. Ya, begitulah.
"IH!! Gak tulus ahh!"
"Lah, terus" Harus gimana?"
"Yang tulus dong"
"Oh yaudah. Gini aja kali ya?" Kata gue sambil tersenyum konyol yang sebenernya sih"


A Book Under The Blue Sky Karya Norman Karel di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lebih mirip mulut ikan"
"Huhm" Hahahahaha" Tawa Angel. Tanpa diasadari, ketika Angel ketawa gue juga ikut
tersenyum. "Nah! Gitu dong senyumnya. Lain kali, kalau bangun pagi, lo harus senyum ke gue
kayak gitu ya" Oke?"
150 A Book Under The Blue Sky
"Eh! Apaan?" "Sut! Gak boleh ada pembatahan. Pagi ini, gue mau lo yang nganter gue kesekolah. Gue
tunggu jam setengah enam udah harus ada di depan rumah gue. Dan" Gak boleh ada
pembatahan. Cepat sana mandi!"
"Lo aja masih pake piyama." Ledek gue santai.
Angel melihat ke arah piyamanya, lalu mukanya berubah warna menjadi merah. "Oh"
Ini" Yaudah, gue juga mandi kalau gitu." Lalu telepon diputus secara sepihak.
TUTUTUTUTUT Dasar Angel. Kebiasaan kalau udah mati langkah gitu tuh. Gak mau ngakuin kalau dia
juga salah sebenarnya. Hah" Harus mandi jam segini gitu" Tapi jujur, sesaat gue terkejut
dengan tindakan dia pagi ini. Sejak kapan Angel berubah drastis begini" Gue" Gue gak
nyangka kalau dia bisa berubah begini. Sebenarnya sih, alasan kenapa Angel bisa jadi baik
begini bukan karena kita nge-date kemaren itu atau karena gue nyanyi untuk dia. Bukan hanya
karena itu maksud gue. Tapi, entah mengapa semenjak hari dimana gue care banget karena dia
sakit, dia udah mulai berubah.
Hmm" Tapi kalau dipikir-pikir lagi sih, memang akhir-akhir ini juga gue lagi deketdeketnya dengan Angel. Kita makan bareng dikantin, jalan-jalan bareng, dan ya pokoknya kita
meghabiskan banyak waktu luang bareng deh. Disisi lain gue seneng banget kalau gue sekarang
udah deket sama Angel. Udah gak musuhan lagi kayak dulu.
Setelah gue udah beres-beres, pun mengeluarkan mobil dari garasi dan menjemput Angel
serta Putri untuk dianter kesekolah. Jadilah gue pria satu-satunya di mobil dan Cia kesenangan
karena dia punya temen cewek untuk diajak ngobrol. Sampai disekolah, kita melakukan aktifitas
seperti biasanya, tapi ketika tiba waktu istirahat"
151 A Book Under The Blue Sky
"Dave. Yo, ke kantin" Ajak Darwin.
"Oh iya. Ayo." Kata gue yang udah berdiri dan mau jalan bareng Stanley serta Darwin.
Tapi secara tiba-tiba, seseorang menahan tangan gue supaya gue gak pergi. Setelah gue tengok
kebelakang, ternyata itu Angel.
"Gak. Dave makan bareng gue. Kalian makan bareng Putri aja." Katanya.
"Eh! Gak bisa gitu dong! Gue mau nya makan sama sahabat gue"!" Balas Darwin.
"Harus bisa! Ayo, Dave!" Kata Angel sambil narik gue keluar kelas
"Eh! Angel! Gak bi?"
"Udah Win. Biarin aja ah mereka begitu. Lagi akur itu mereka. Oh ya, Put. Makan bareng
kita yuk." Ajak Stanley.
"Hmm" Iya?" Jawab Putri.
Untuk kesekian kalinya di jam istirahat, gue harus nemenin Angel makan. Gue sih gak
permasalahin untuk nemenin dia. Yang jadi masalah adalah, dia pasti nyuruh gue untuk nyuapin
dia. Disitu masalah intinya.
"Dave" Kok bengong" Lagi gak mau nyuapin gue ya?" Tegur Angel.
"Eh.. Enggak kok. Gapapa." Jawab gue.
"Jujur?" "Iyaps. Udah sini, gue suapin lagi." Kata gue sambil nyuapin dia.
152 A Book Under The Blue Sky
Sebenarnya gue masih kepikiran dengan pembicaraan gue dengan RedRose semalam.
Ya, pembicaraan mengenai masalah balas dendam si RedRose"
"Dave. Gue gak mau tau ya. Pokoknya lo harus jadian sama dia, terus putusin dia di hari
yang sama di depan semua anak-anak!"
"Lo gila kali ya?"
"Iya. Gue gila." Jawabnya santai.
"Well, kalau lo mau gue ngejalanin hal konyol itu, at least lo jujur sama gue. Lo punya
masalah apa sama dia" Motif lo apa sebenarnya?"
"Motif" Sama kayak lo. Gue gak suka banget ngeliat dia dengan semua tingkah lakunya."
"Lah" Kan sekarang dia udah?"
"Udah apa" Berubah" Gak peduli mau dia udah berubah kek, mau dia udah ngapain kek,
gue gak peduli. Gue cuman mau dia merasakan apa yang gue rasakan."
"Jadi" Lo dulu pernah satu seko?"
"Cukup. Lo ikutin perintah gue dan gue kasih waktu sama lo untuk nembak dia. Paling
enggak sampai team basket kalian masuk ke perempat final. Oke" Bye."
Sejujurnya gue udah mulai curiga sama si RedRose ini. Iya, gue malah mulai berpikiran
kalau RedRose ini adalah Putri yang udah mulai genek sama Angel. Well, walaupun dia rada
polos-polos gitu, tapi tetep dia harus gue curigain. Selesai gue nyuapin Angel dan balik ke kelas,
Darwin dan Stanley langsung nyamperin gue.
"Gimana rasanya?"
153 A Book Under The Blue Sky
"Rasa" Rasa apa Win?"
"Rasanya nyuapin Angel lah. Gimana" Enak" Hahahahaha" Tawa Darwin.
"Ahelah. What ever. Eh, lo udah deket sama Cheryl dari kapan?" Tanya gue.
"Hmm" Baru tiga minggu deh kalau gak salah. Kenapa?" Darwin balik nanya.
"Dia anak kelas 11-C kan" Tapi kok kayak familiar ya mukanya" Lo kenal Stan?"
"Dulu dia kan pernah satu SMP bareng kita. Lo gak inget" Itu loh, Cewek yang selalu
duduk di sebelah Darwin, yang kalau lo gak bisa jawab pertanyaan guru, dia yang selalu bantuin
lo. Inget gak?" "Hah" Masa sih"!" Gue mulai coba berpikir keras mengenai identitas si Cheryl.
"Lah" Lo lupa" Kan dulu dia pernah kasih surat cinta sama lo. Itu loh, yang dia bilang
kalau dia secret Admirer lo. Dave mulai pikun ternyata." Tambah Stanley.
Wait! Okay, ini mulai mencurigakan. Gue berasa kalau ada yang aneh.
"Stan. Rencana boomerang lo kita tahan dulu ya."
"Lah, kenapa Dave?"
"Gue mau susun rencana baru. Gue yakin, kita bisa pastiin siapa RedRose dengan
rencana ini." 154 A Book Under The Blue Sky
"Memangnya lo mau buat planning kayak gimana?" Tanya Darwin
"Ya simple aja. Gue tembak Angel di depan umum, terus kalian perhatiin siapa yang
senyum-senyum jahanam. Dia pasti si RedRose" Jawab gue.
"Lo gila kali. Kita" Nyari diantara tiga ratusan anak" Lo aja sendiri. Gue mah ogah!"
"Ya terus mau gimana lagi Dar?"
"Yaudah gini. Mending lo pada belajar. Sebentar lagi ujian fisika loh. Memang kalian
yakin pada bis?" Sebelum Stanley menyelesaikan kalimatnya, bel masuk berbunyi dan guru
fisika pun memasuki ruang kelas.
"Damn?" Kata gue.
"Gue bahkan gak sempet buka buku." Tambah Stanley.
"Gue pasti gak bakalan bisa nyontek." Kata Darwin.
"Baik anak-anak! Kita ujian!" kata si guru fisika yang tampangnya killer abis. Killer yang
gue maksud adalah, bener-bener tampang pembunuh.
"Oke, kita tamat."
><><><><><
Tik tok tik tok tik tok Suara yang berasal dari jam dinding terdengar jelas kali ini. Biasanya suara itu sama
sekali tidak pernah terdengar karena tertutupi oleh suara dari para murid di kelas yang saling
berbicara satu sama lain. Tapi ada yang berbeda hari ini. Suasana kelas sangat hening. Detik
155 A Book Under The Blue Sky
demi detik berlalu dan para murid masih berusaha fokus untuk mengisi selembar kertas yang ada
dihadapannya. Sudah satu jam gue berada di ruang kelas dan beberapa murid mulai gelisah,
kepalanya bergerak ke kiri dan ke kanan berharap seseorang akan membantu.
"Sstt! Dave!" Seseorang yang berada di depan gue mencoba memanggil, tentunya dengan
nada yang sangat pelan dan lembut. Gue gak berani meladeni panggilan anak tersebut dan hanya
menatap kertas yang ada dihadapan gue. Tentunya, tatapan itu adalah tatapan frustasi dan putus
asa. Damn man! Ini soal fisika tersulit yang pernah gue kerjain!
"SST!! Dave!" Orang tersebut masih mencoba memanggil gue tapi tetap, gue gak akan
nengok ke dia kecuali dia".
Trrrrrrrrt Sebuah pensil di gelindingkan dari arah depan dan berhenti tepat di meja gue.
Tertarik dengan hal itu, gue mengambil pensilnya dan menyadari bahwa pensil itu terbungkus
oleh sebuah kertas. Gue buka kertas itu dan mendapati sebuah tulisan "LIAT GUE WOI!". Ah,
sial. Gue gak bisa cari alasan lagi. Terpaksa gue harus liat dia yang ternyata itu" Darwin.
O iya, gue lupa kasih tau ke kalian. Guru fisika gue ini kadang ada rese-resenya apa lagi
pas ujian. Udah soalnaya susah, matanya bagaikan sharingan yang selalu siap melihat
kejanggalan dan kemungkinan menyontek dari murid, terlebih lagi kita duduk itu diacak. Dari
yang duduknya bebas, kini dia yang mengatur. Kami diatur sesuka dia dengan susunan cowokcewek. Bangku ganjil cowok, bangku genap cewek. Gue duduk di bangku kedua dari belakang
dan Darwin duduk empat bangku di depan gue. Stanley" Hah. Orang sepintar dia pasti akan
selalu ditempatkan di barisan depan. Ya, berhadapan dengan meja guru. Gimana" Rese kan guru
gue. Memang dia rese banget.
Balik lagi ke Darwin yang udah panik. Awalnya gue pingin banget ketawa, tapi kalau gue
ketawa gue bisa dikeluarin dari kelas. Alhasil, gue cuman bisa senyam-senyum doang itupun si
guru fisika ini -yang sering kita panggil "you know who"- udah ngeliat gue dengan tatapan tajam
layaknya Sasuke kalau lagi pake sharingan. Darwin masih menoleh kebelakang, berharap dapet
bantuan dari gue. 156 A Book Under The Blue Sky
"Bantuin gue dong!" Katanya sambil bisik-bisik.
"Gak bisa." "Kenapa" Biasanya fisika lo pinter."
"Biasanya kan" Gue gak belajar ini" Jawab gue.
"Serius" Coba liat kertas lo!" Darwin masih gak percaya. Gue dengan amat sangat
terpaksa menunjukan kertas gue.
"Nih!" kata gue sambil memperlihatkan kertas kosong gue yang sama sekali mulus gak
terkena sentuhan tinta sedikitpun.
"Njrit!" Darwin kaget, lalu dia mulai nyengir-nyengir ngeselin.
"Ketawa aja lo, kamtek!"
"Ada yang lebih parah dari gue! Hahaha" Katanya pelan
"Memang lo bisa" Tunjukin coba kertas lo!" Tantang gue.
"NEH!" Darwin mulai memperlihatkan kertasnya yang cuman ada tulisan "Saya
menyerah. Stanley duduknya kejauhan di depan. Jadi saya gak bisa mikir."
JAWABAN MACAM APA ITU DARWIN DODOL!!! Sesaat, gue pengen banget
ketawa. Serius, pengen banget. Tapi gue masih tahan-tahan sampai akhirnya Darwin bilang
"Seenggaknya gue jujur!" Damn. Gue gak bisa tahan tawa gue.
157 A Book Under The Blue Sky
"WAHAHAHAAHAHAHAHAHAHAHAHAHA" Tawa gue memecah keheningan
kelas. "Siapa itu!" kata guru fisika.
Aduh mampus gue. Kan, gue bilang juga apa. Gak seharusnya tadi gue ketawa.
"Eh! Jawab! Siapa itu!" Katanya dengan nada tinggi. Dari pad ague bikin suasana kelas
jadi tegang gak jelas begini, gue beranikan untuk angkat tangan.
"Oh! Kamu yah Dave! Kelua?"
"Sebentar pak! Saya mau ijin ke toilet." Kata gue secara spontan.
"Oh. Bukannya kamu mau ngaku kalau kamu yang keta?"
"Pak! Saya udah gak tahan ini!"
"Oh ya ya. Silahkan. Yang lainnya, kembali ke kertas masing-masing!" Perintahnya.
Well, kali ini mungkin gue bisa selamat karena akting gue yang lumayan meyakinkan.
Tapi next time, who knows" Gue melangkah keluar dari kelas dan menuju ke toilet. Tapi
sebelum gue keluar kelas, gue sempetin liat Angel yang duduk di bangku depan dan Putri di
belakangnya. Mukanya Angel terlihat santai banget, lalu dia tersenyum ke arah gue. Ya,
senyuman manis itu mampu membuat gue deg-degan. Wait" Kok begini jadinya" Gue kok jadi
deg-degan. Apa jangan-jangan. Ah, feeling doang kali ya.
Sepanjang perjalanan menuju toilet, gue merasa kalau ada yang ngikutin gue. Ah, masa
bodo ah. Gue gak peduli dan sekarang fokus gue adalah mau cuci muka. Gue masuk ke toilet dan
mulai cuci muka. Ah, sial. Gue benar-benar di hadapkan dengan dua masalah besar hari ini.
Harus nyelesain ujian fisika yang kamtek itu, dan memecahkan kasus RedRose. Ah, gue curiga
158 A Book Under The Blue Sky
terhadap dua manusia berjenis kelamin perempuan itu. Mereka benar-benar mencurigakan. Tapi
siapa" Siapa" Jujur gue muak banget di buat kepo dan ditindas begini. Ahelah. Seandainya gue
punya waktu buat mengobservasi lebih dalam mengenai dua manusia itu. Wait" Mengobservasi
ya" Looks like gue dapet ide baru nih"
Gue keluar kamar mandi, dan melangkah dengan cepat menuju kelas gue. Semakin lama
gue melangkah, yang ada gue semakin semangat. Ya, gue excited banget karena gue akan
mengetahui siapa RedRose sebenarnya. Yeah! Gue bakalan ta"
BUK! "Aw!" Teriak seorang wanita yang terjatuh di lantai. Karena gue mikir dan gak meratiin
jalan, jadinya gue nabrak orang kan. Dan ini perempuan lagi yang gue tabrak.
"Sorry sorry. Lo gak kenapa-napa kan?"
"Hmm" Enggak kok." Kata dia sambil melihat handphone-nya yang terjatuh tidak jauh
dari tempat gue berdiri. "Oh. Hp ya" Sebentar ya gue ambil dulu" Gue ambil dan menyerahkannya. Tapi sebelum
gue kasih ke dia, gue liat layarya. Sepertinya dia mau melakukan panggilan kepada seseorang
yang bernama Decih Tih. Kayak nama orang luar. "Ini dia. Maaf ya" Kata gue.
"Enggak apa-apa kok." Jawabnya.
"Wait. Lo mirip seseorang deh."
"Ha" Siapa?"
"Wait. Lo gebetannya Darwin ya" Hmm" Siapa nama lo" Che che apa gitu" oh!
Cheryl! Iya. Cheryl ya?"
159 A Book Under The Blue Sky
"Eh. Bukan. Lo salah orang." Katanya sambil pergi ninggalin gue. Aneh.
Gue lanjut lagi jalan dan masuk ruang kelas. Begitu masuk, gue kembali disapa sama
Angel degan senyuman manisnya. Mumpung otak gue lagi bener, gue sengajain jalan deket
barisan meja Angel dan Putri. Ya, gue mau liat si Putri ngapain. Pas jalan mepet banget dengan
meja Putri, gue liat dia memegang hape dan terlihat membuka kontak hapenya. Sadar kalau lagi
diperhatiin, Putri lalu memukul paha gue. Menandakan bahwa gue harus cepet-cepet pergi dari
hadapan dia. Well, itu mencurigakan. Tapi gue simpen dulu segala kemungkinan yang ada.
Setelah itu gue duduk dan guru fisika gue bilang "Waktu tinggal tiga puluh menit lagi!".
Gue makin frustasi ketika menyadari bahwa kertas gue masih kosong layaknya seorang bayi
yang sedang didalam incubator. Bersih dan putih. Sudah. Tamatlah riawayat gue. Tanpa sadar
gue memasukan tangan ke kantong celana dan merasakan kalau di kantong celana sebelah kanan
ada sesuatu. Kayak kertas gitu. Penasaran, gue ambil dan buka kertasnya dan" TARA! Semua
jawaban dari soal fisika gue ada disana lengkap dengan penjelasannya. Well, gue bingung ini
kertas datang dari mana. Tapi siapa yang peduli ketika waktu sudah mepet begini" Langsung gue
kerjain semua soal yang ada. Pas tiga puluh menit gue isi semua jawaban dari soal itu dan
bakalan gue kumpul, tiba-tiba hape gue bergetar bersamaan dengan bunyi bel untuk jam istirahat
kedua. "RedRose" Hmm?" Kata gue.
Gue langsung tarik Angel buat ke kantin dan menjawab telepon itu. Tapi kali ini gue
loudspeaker biar si Angel denger.
"Kenapa?" Tanya gue.
"Gimana ujiannya" Enak" Enak nyonteknya?"
"Ya. Gue rasa lo udah tau kok kalau gue nyontek. Tapi lo tau dari mana sih?"
160 A Book Under The Blue Sky
"Kepo banget sih lo?"
"Iyalah kepo." "Sekarang lagi sama Angel ya?"
"Iya. Gue mau makan bareng dia." Kata gue yang lalu menggandeng Angel secara tibatiba. Awalnya Angel kaget, tapi gue memberikan isyarat supaya dia tetap tenang. "Lo pasti
ngeliat kan kalau gue lagi gandeng Angel?"
"Cih. Sangat jelas." Jawab RedRose.
Denger jawaban RedRose yang begitu, gue minta Angel buat perhatiin sekeliling kita dan
liat siapa aja yang lagi pegang hp terutama yang lagi nelepon. Angel mengikuti permintaan gue.
"Well, gue akan jalanin rencana lo. Tapi sekarang, tolong tutup teleponnya. Kalau lo mau
rencana ini berhasil, tutup teleponnya." Kata gue.
"Oh" Oke oke. Gue tunggu ya. Bye, Dalun." Lalu telepon terputus.
"Itu siapa sih"! Pasti Red Cross ya"! Kenapa harus angkat telepon dia sih! Udah tau kalau
kita lagi jalan berdua. Kan lo udah janji gak akan angkat telepon dia kalau kita lagi berdu?"
"Angel. Cerewet ah. Lo tau gak dia mau ngapain" Gue lagi menyelamatkan lo dari
masalah yang lebih besar. Well, diluar itu tadi liat gak siapa yang lagi nelepon disekitar kita?"
"Liat kok." "Siapa?" 161 A Book Under The Blue Sky
"Tapi janji kasih tau. Sebenarnya ada apaan" Memang gue mau di apain?"
"Iya oke. Gue janji"


A Book Under The Blue Sky Karya Norman Karel di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tadi ada Cheryl yang barusan kita lewatin. Dia lagi duduk di bangku sambil nelepon
kayaknya. Terus, ada Putri yang di belakang kita tadi. Tapi karna gue nengok ke dia, dianya
malah pergi menjauh."
"Oh gitu ya. Cuman itu?"
"Iya. Itu aja" "Ya ya. Gue ngerti."
"Sebenarnya ada apa sih?"
"Nanti gue jelasin kalau gue udah tau siapa itu RedRose ya. Sekarang, kita cari Stanley
dulu di ruang guru. Dia pasti lagi bantuin koreksi ujian tadi deh. Ayo." Ajak gue.
Kita lalu ke ruang guru dan memang benar. Stanley ada disana dan kebetulan dia mau
keluar. "Stan, punya waktu sebentar?"
"Buat apa, Dave?"
"Gue tau cara kita mastiin RedRose."
"How?" "Nanti kelas 11-C ujian gak?"
162 A Book Under The Blue Sky
"Iya ujian kok. Kenapa sih" Oh" I see. Lo mau ngawas ya" Yaudah, kebetulan banget.
si pak Retno mau pergi karena ada urusan. So, lo bisa ngawas bareng gue."
"Bukan itu!! Eh. Tapi beneran bisa nih?"
"Lah iya. Bisa kok. Ntar gue ajak Darwin juga deh."
"Jangan lupa Putri ya."
"Hah" Untuk ap" Oh" Kayaknya gue tau nih. Mau cari identitas RedRose ya?"
"Lo selalu benar."
"Gue bantuin deh kalau mau tau siapa si RedRose. Oke gini, nanti abis istirahat ini
langsung aja ke kelas 11-C karena mereka langsung ujian. Lo duluan aja, ntar biar gue bawa
Putri sama Darwin belakangan."
Gue mengangguk tanda setuju. Setelah bel masuk dibunyikan, gue dan Angel langsung
berjalan menuju kelas 11-C. Karena Angel kepo banget, dia nanya terus. Ya, dia nanya terus
dengan maksudnya si RedRose dan rencananya.
"Sebenernya ada apa sih?"
"Angel. Dengerin baik-baik" Kata gue yang udah mulai cape dengan pertanyaan dia.
"Gini, ada orang yang gak suka sama lo. Dia mau menjatuhkan lo dengan memanfaatkan gue."
Kata gue. "Hah" Siapa" Si RedRose itu?"
"Iyaps. Udah yah, jangan nanya lagi. Gue mau nanti lo tetap diam dan jangan ada bicara
sedikitpun sampai gue minta. Ya?"
163 A Book Under The Blue Sky
Angel mengangguk tanda setuju. Setelah itu, gue masuk ke kelas 11-C dan diikuti oleh
Stanley, Darwin, serta Putri. Setelah Stanley memberikan penjelasan kenapa pak Retno gak
ngawas dan malah kita yang ngawas, dia langsung bagiin kertas ulangannya. Gue sama Darwin
langsung pindah ke bagian belakang dengan alasan untuk meratiin siapa yang nyontek. Angel
dan Putri serta Stanley tetep jaga dari depan. Gue perhatiin, si Cheryl dudu di bangku tengah.
Dari belakang sini, semuanya keliatan dan ini tuh perfect banget. Setelah ujian berjalan tiga
puluh menit, gue akan coba metode gue. Metode untuk cari siapa RedRose sebenarnya. Gue
ambil handphone, search contact RedRose dan mulai menekan tombol panggilan"
Setelah itu". DRRT! DRRT! Suara getaran hp" Tapi darimana" Damn. Cepet cari, cepet cari! Gue harus cepet-cepet
cari dan dengerin baik-baik. Suara getaran ini" ini"
DRRT! DRRT! Hah! Gotcha! ><><><><><
Gue masih inget banget hari dimana gue masih di bully dan masih dalam perlindungan
Angel. Jujur, gue juga di kelas gak pinter-pinter banget dan Cheryl selalu ada buat gue ketika
gue dalam kesulitan untuk belajar. Dia sering banget nyamperin meja gue untuk bantuin ngerjain
soal matematika, fisika, kimia, sosiologi, bahkan sampe PKN dan Bahasa Indonesia. Ya, dia
selalu bantuin gue. Sampai suatu ketika Angel datang dan mulai melatih gue untuk berontak
melawan pem-bully-an di sekolah. Gue gak hanya dilatih secara keras oleh Angel, tapi tanpa gue
sadari, gue juga mengabulkan semua keinginan dia. Dari beliin dia makanan, ngerjain PR dia,
dan lain hal sebagainya. Gue bukan hanya dijadikan mesin untuk balas dendam, tapi secara gak
164 A Book Under The Blue Sky
langsung gue dijadikan pembantu sama dia. Cheryl yang tau kejadian itu sempet marah sama
gue. "Dave! Lo kenapa sih"! Kenapa lo selalu ikutin Angel" Apa hebatnya dia?"
"Lah" Memangnya kenapa" Kalau sama dia, gue kan bisa?"
"Jadi jagoan" Iya. Memang sekarang lo jagoan. Tapi lo liat gak" Orang tunduk sama lo
bukan karena mereka suka sama lo! Tapi mereka takut. Kekaguman gue sama lo berubah. Lo
bukan Dave yang gue kenal." Katanya sambil melangkah pergi.
"Tapi Cher?" "Gue kecewa. Lo" Lo gak ngerti persaaan gue" Itu merupakan kata-kata terakhir yang
gue dengar. Dari situ Cheryl udah jarang bahkan gak pernah bantuin gue lagi. Dia nyuekin gue
setengah mati. Bener-bener dicuekin dan gue berasa gak dianggap. Entah apa yang dirasakan
Cheryl waktu itu, tapi gue tetap menganggap dia sebagai sahabat walau sikapnya udah berubah.
Ya, tapi itu dulu" Kita balik lagi ke masalah RedRose.
DRRT! DRRT! Asal suara ini" Dari" Hah! Gotcha! Dari arah depan! Dan yang ngambil hape lalu
keluar kelas adalah" Stanley"! WHAT"! Stanley"! Jadi dia" Tunggu-tunggu. Kalau dari arah
depan berarti yang angkat telepon seharusnya si Putri. Salah satu orang yang gue curagain kalau
dia itu RedRose, tapi kok dia gak ada gelagat mau ngambil hp dari kantongnya ya" Malah jadi
Stanley yang ngambi hp dari kantong" Wait. Kok jadi aneh gini"
Stanley memang keluar kelas sambil bawa hp nya, tapi kok gak diangkat-angkat ya" Apa
jangan-jangan dia mau ngambil alat untuk merubah suara" Ini patut gue curigain. Gue coba
165 A Book Under The Blue Sky
ambil tindakan untuk keluar kelas dan bertemu dengan Stanley, tapi ketika gue keluar dia malah
lagi teleponan sama orang lain. Lebih tepatnya sama guru fisika.
"Lah Dave" Kok lo diluar" Ngawas sana lo!"
"Itu lo, terima telepon dari siapa?"
"oh ini" Guru fisika. Tadi dia minta supaya soal nomor tujuh dirubah angkanya biar
dapetnya bulat. Gitu. Memang kenapa sih?" Tanya Stanley balik.
Gue yang merasa kesel dan gak percaya sama tindakan dia, mencoba untuk merebut
hpnya. Ya, Stanley otomatis kaget dan teriak "Ini apa-apaan sih"! Woi DAVE!". Gue masa bodo
dengan hal itu! Gue cuman mau pembuktian! Setelah berhasil merebut hp Stanley, gue buka
Recevied Calls nya, dan ternyata memang benar. Dia barusan dihubungin sama guru fisika,
bukan gue. "Apa-apaan sih lo! Sini hp gue!" Kata Stanley yang lalu merebut hpnya kembali. "Lo
kenapa sih?" tanya dia.
"Gue" Tadi gue coba cari tau siapa RedRose. Jadi pas lagi kelas, gue coba telepon dia.
Siapa tau dia itu salah satu diantara orang-orang di dalam."
"Dan lo mencurigai kalau gue RedRose karena gue mengangkat telepon disaat yang
bersamaan" Kamtek lo! Lo gila ya" Gue ini kan sahabat lo, dodol! Ternyata ada yang lebih pea
dari Darwin." "Ya maaf Stan."
"Kocak lo! eh! Itu hp lo nyala-nyala tuh. Ada telepon masuk deh kayaknya."
166 A Book Under The Blue Sky
Gue liat telepon gue dan seketika gue merinding sendiri. RedRose. Dia menelepon gue
disaat yang krusial kayak gini.
"Halo?" Kata gue.
"Bagus banget lo ya. Mencoba cari tau siapa gue" Gak akan ketemu! Yang ada lo jadi
curigain Stanley kan" Hahahaha! Payah. Lo payah. Gue udah bilang dari awal sama lo buat
ngelanjutin planning gue dan gak buat yang macem-macem. Eh ternyata, lo mau coba-coba."
Katanya "Apa sih" Enggak kok enggak. Gue cuman"."
"Halah! Gak usah bohong keles. Gue udah tau rencana lo. Gini ya, untuk kali ini gue
maafin tapi karena lo menyebalkan, gue terpaksa kasih hukuman. Apa hukumannya" Hah. Liat
nanti apa yang akan terjadi sama Angel dan identitas lo. Dan jangan lupa, buat lanjutin misi lo.
Salam buat Stanley yang lagi nguping juga ya. Bye, Dalun." lalu RedRose menutup teleponnya.
"Gila nih cewek! Dia bahkan tau kalau gue lagi nguping! Wah, kacau Dave. Ini kacau."
"Gue bilang juga apa. Dia ini pinter. Ibarat Sherlock Holmes tapi versi jahatnya. Nah,
sekarang gue bingung kita mesti ngapain."
"Hmm?" Stanley berpikir untuk beberapa saat. Tidak lama kemudian, dia mendapatkan
ide. "Gini aja. Orang yang lo curigain RedRose siapa?" Tanya dia.
"Putri sama Cheryl."
"Alasan lo apa sampe curigain mereka?"
"Kalau Putri, karena dia selama ini tuh kayaknya ditindas mulu sama Angel. Kalau
Cheryl" Seinget gue memang dia gak suka dari awal sama Angel. Gitu."
167 A Book Under The Blue Sky
"Hmm" Cukup kuat sih, tapi gini. Gue mau abis ujian nanti, kita cek hp Putri sama
Cheryl. Kita liat recevied calls nya. Kalau dia gak pinter-pinter amat sih, seharusnya dia lupa
buat hapus itu. Tapi kalau gak ketemu, gue akan cari cara lain. Gimana?"
"Ide bagus!" "Sip. Nanti gue suruh Darwin untuk nge-cek hp Cheryl, nah lo cek hp Putri. Oke?"
Dengan ide Stanley yang cukup cemerlang, gue rasa kita bisa nemuin pelakunya. Gue
optimis banget bakalan bisa nemuin siapa si RedRose kamtek ini sebenarnya. Maka terjadilah
ketika ujian berakhir, Darwin sepik-sepik minjem hp Cheryl, dan gue minta hpnya Putri.
"Put. Boleh pinjem hp?"
"Bu" Buat apa" Dave?"
"Hmm" Mau sms?"
"Sm"S" Sms siapa?"
Aduh. Ini nih, gue paling gak bisa nyari alibi-alibi. Aduh, jawab apaan gue"
"Mau sms Cia sebentar." Duh, salah nih kayaknya alasan gue.
"Cia" Cia adenya Dave" Kan dia dibawah" Dave bisa ketemu dia kan." Kata Putri.
Nah kan! Alasan dodol memang. Geblek dah.
"Gini. Bukan Cia itu. Ini Cia anak kelas dua belas. Cia senior. Iya. Karena dia katanya
mau bantuin gue belajar dirumah. Ehehe" Kata gue sambil nyengir-nyengir. Alasan apa lagi ini
yang gue pake" Ambung lahh"
168 A Book Under The Blue Sky
"Oh" Gitu ya" Ini" Kata Putri sambil kasih hpnya.
Setelah itu gue langsung cari buka recevied calls dan coba cari nama gue, tapi gak ada.
Gue coba cari lagi dengan teliti, masih gak ada. Lagi, kali ini gue coba pelan-pelan cari tapi tetep
gak ada. hasilnya nihil. Pada akhirnya gue balikin lagi hp Putri dan pergi meninggalkan dia.
"Makasih yah Put."
"Iya" Sam" Sama-sama Dave."
Setelah itu gue buru-buru balik ke kelas. Gue pengen tau hasil apa yang di dapet sama
Darwin. Di kelas, si Stanley udah duduk manis ditemani Darwin disebelahnya.
"Gimana?" Tanya Stanley ke gue. Gue cuman bisa geleng-geleng menandakan hasilnya
itu nihil. "Sama aja kayak Darwin. Darwin juga gak nemuin nama lo di hpnya Cheryl. Yah,
terpaksa kita buat rencana baru deh."
"Eh, tapi Stan. Itu Darwin udah bener-bener nyari belum?" Tanya gue.
"Lo kata gue apaan Dave" Walaupun gue rada polos-polos bodoh, tapi gue bisa kali
jalanin buat tugas yang gampang begini" Darwin mempertahankan dirinya.
"Serius lo?" Tanya gue.
"Udah ah udah. Gini aja ribut. Oke. Nanti gue akan coba buat planning baru. Jadinya kita
bakalan?" Belum sempet Stanley menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba bu Gladys masuk ke
kelas di ikuti oleh seorang anak cowok. Yang jadi masalah adalah, semua mata tertuju padanya
terlebih yang anak perempuan. Karena sosok dia yang tinggi, berkulit putih, pirang dan mukanya
169 A Book Under The Blue Sky
yang kayak orang Eropa. Kalau gue jadi perempuan juga, gue pasti melted. Tapi sekarang gue
cowok dan gue jijik banget kalau tiba-tiba gue suka sama dia. Ihhh" Eke gak rela bo" Eh kok"
"Anak-anak. Mohon perhatiannya sebentar. Di jam terakhir ini, kita kedatangan teman
baru. Silahkan perkenalkan diri kamu." Kata bu Gladys.
"Halo. My name is Bryant Carter. Im from United States of America, and still seventeen.
Nice to meet you, guys." Katanya penuh dengan pesona yang luar biasa, membuat perempuan di
kelas kami terpukau. "Biasa aja." Kata Stanley.
"Kerenan gue." Kata gue.
"Dia ganteng." Kata Darwin.
"Ahhhhhhhhh" Kata anak-anak perempuan yang udah meleleh dari tadi.
"Win! Apaan sih lo?" Protes Stanley.
"Lah. Memang dia ganteng kan?"
"Udah Stan. Ribet ngomong ama Darwin." Kata gue.
Setelah dia memeperkenalkan diri, bu Gladys minta dia untuk duduk di bangku paling
belakang. Otomatis, kelas punya primadona baru sekarang. Seorang Bryant Carter yang punya
sejuta pesona buat perempuan. Yaelah, dasar anak norak. Alay Eropa aja lo.
"Dave?" Kata Angel sambil nyolek-nyolek gue.
"Eh. Angel. Kenapa" Gak mau nyamperin Bryant?"
170 A Book Under The Blue Sky
"Gak." "Lah" Kenapa?"
"Hmm" Dia gak kayak lo." Jawab Angel
"Halah. Lebay." Kata gue yang sebenarnya seneng banget sih dipuji dia begitu. Hehehe
"Kenapa gak teleponan sama RedRose" Biasanya teleponan."
"Ih" Kenapa" Cemburu yaa?"
"AHH!! Eng". Enggak!!!" Angel mulai salting
"Hahahahaha. Ngapain gue teleponan sama dia" Kan udah ada lo disini." Balas gue.
"Ih" Gombal!"
"Hehehehe" "Eh iya, Dave. Soal RedRose?"
"Hmm" Nihil. Cara gue gak efektif. Nanti kita susun rencana baru ya."
"Are you guys, talking about RedRose?" Kata si Bryant yang tiba-tiba udah disebelah
Angel. "Mau tau banget sih lo" Jawab gue sinis.
"Well, gue bukannya gimana ya, tapi gue suka ngeliat Angel. Youre the most beautiful
girl I ever see in my life." Kata Bryant sambil mencium tangan Angel.
171 A Book Under The Blue Sky
"Eh iya". Makasih?" Angel malu-malu.
"Angel"!" "Apa Dave?" "Sini." Kata gue sambil tarik dia ke sisi gue. "Listen, perfect boy. Lo anak baru disini,
dan jangan coba-coba cari masalah. Got it?" Kata gue mengancam Bryant
"What" Are you Angel boyfriend?" Tanya Bryant
Aduh" Kamtek lo woi! Pertanyaan lo itu krusial!!! Gue sama dia itu gak ada status!
Tapi" Tapi gue"
"Oh, bukan" So, kenapa lo cemburu?"
Eh iya" Gue kan" Gue buka siapa-siapanya Angel. Kenapa gue cemburu" Apa janganjangan gue udah beneran jatuh cin...
KRIIIIIING! Bel sekolah berbunyi menandakan bahwa sudah waktunya untuk pulang.
"Well, pertemuan pertama cukup menyenangkan. Besok kita ketemu lagi ya, Dave. Oh,
sebagai tambahan. Jika lo mau tau siapa itu RedRose" Gue tau jawabannya. Why" Cause I"m"
the RedRose." Hah" Yang bener aja"!
><><><><><
172 A Book Under The Blue Sky
173 A Book Under The Blue Sky
Chapter 11 Why" Hari ini adalah pertandingan penting. So far, team basket sekolah sudah berhasil menjadi
runner up group dengan mengalahka dua team lainnya. Gak hanya sampai disitu aja, tapi kami
berhasil memasuki babak perempat final dan harus berhadapan dengan musuh lama kami, SaintGeorge Trojan. Mereka musuh yang telah membuat impian kami untuk mendapat titel juara dan
Neraka Gunung Dieng 3 Sherlock Holmes - Surai Singa Kemelut Kerajaan Mancu 5
^