Pencarian

Brondong Lover 2

Brondong Lover Karya Stephanie Zen Bagian 2


Tapi Nasha mengambil risiko itu, dan mulailah dari mulutnya mengalir cerita lancar tentang kejadian minggu lalu, bahwa dia mengakui dengan mulutnya sendiri, di depan gebetan kakaknya, tentang perasaannya ke Dave. Jennifer melongo, tapi dia nggak tertawa atau mulai mengejek seperti yang Nasha bayangkan. Temannya itu malah nyengir nggak jelas sepanjang Nasha cerita.
Gue nggak tau mesti gimana, Jen& Lo tau kan posisi gue sulit banget dalam hal ini& Dia itu adik kelas, dua tahun di bawah gue, apa kata orang-orang nanti" Dan apa jadinya kalau ternyata gue udah rela mempermalukan diri gue sendiri dengan ngaku sebagai brondong lover, tapi Dave nggak punya perasaan yang sama"
Nasha, kalau lo tanya pendapat gue, gue bisa dengan senang hati memastikan Dave juga suka sama lo. Lo aja yang terlalu membentengi diri...
Tapi itu kan cuma dugaan lo. Lo tau Dave nolong gue waktu di Cibubur, lo tau Dave nyanyiin gue lagu di acara api unggun, tapi itu NGGAK menjamin Dave memang suka sama gue. Bisa aja Dave cuma pengin bikin gue ge-er, atau apalah untuk bikin gue kesal, karena selama MOS gue udah jadi senior paling nyebelin di mata dia.
Tapi kalau dia sampai minta nomor HP lo ke gue... Nasha melotot. Apa lo bilang" Dave minta nomor HP gue ke lo" Jadi lo yang...
Sori, Sha, Jennifer meringis, habisnya gue nggak tega
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
ngeliat tampangnya yang memohon-mohon itu... Waktu kita balik dari Cibubur, dia nemuin gue dan merengek-rengek minta nomor HP lo, katanya biar dia bisa ngontak lo untuk tau keadaan kaki lo, tapi karena lo nggak pernah bilang ke gue bahwa dia telepon atau SMS, ya gue kira dia ngebatalin niatnya...
Nasha menarik napas dalam-dalam. Dia memang nggak bisa menyalahkan Jennifer dalam hal ini. Apalagi, meskipun malu mengakuinya, dalam hati Nasha senang juga karena tau Dave ternyata mau bersusah-payah meminta nomor HP-nya ke Jennifer!
Dan dia baru SMS gue minggu lalu, cuma untuk nanya, siapa cowok yang jalan bareng gue itu. Tadi siang lebih parah lagi, dia nyegat gue dan bilang kalau menurutnya Elang itu gebetan baru gue!
Waow, gumam Jennifer. Anak satu itu penuh kejutan, ya"
Memang. Nasha tersenyum sendiri. Tapi sekarang gue harus gimana dong, Jen" Gue jadi serbasalah gini... Gue udah berusaha menghilangkan perasaan gue ini, tapi kok susah banget. Tiap ketemu Dave, gue selalu deg-degan nggak keruan. Dia itu... kenapa ya, gue sendiri nggak ngerti kenapa bisa suka sama dia. Ganteng sih iya, tapi kalo dibandingin sama Kak Elang...
HUSH! Jennifer memotong kalimat Nasha. Nggak baik ah ngebandingin orang gitu! Dan lo tadi bilang apa" Kak Elang" Nasha, dia itu kan gebetannya Kak Nadya!
Nasha nyengir tak berdosa. Iya, iya, gue tau... Lagian tadi gue cuma bercanda kok. Itu tadi tuh cuma perumpamaan aja untuk menggambarkan kebingungan gue yang bisa-bisanya suka sama Dave. Yah... coba lo bayangin aja, apa sih yang bisa bikin gue suka sama dia" Udah anaknya nyolot, nyebelin, suka ngelawan... BRONDONG, lagi!
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Tapi udah gendong lo dari jalur lintas alam sampai ke perkemahan, nyanyiin lagu favorit lo di depan banyak orang waktu api unggun, tukas Jennifer geli. Nasha, Nasha... cinta itu memang nggak bisa dipikir pakai logika, kalau lo mikirin itu, yang ada malah lo bingung sendiri karena jawabannya pasti nggak masuk akal. Cinta itu dipikirnya pakai ini, Jennifer menunjuk bagian tengah dadanya. Pakai hati.
Nasha tersenyum lemah. Pertanyaan gue masih sama, sekarang gue harus gimana" Masalahnya gue sama Dave itu... hampir nggak mungkin, dan gue nggak mau maksain diri kalau tau akhirnya nanti gue-lah yang bakal sakit hati. Siapa tau Dave nanti justru malah tertawa-tawa puas karena udah bikin senior galak macam gue bertekuk lutut"
Dan siapa juga yang tau kalau lo sendiri nggak mencoba" Gue bisa ngerti lo dalam posisi yang serbasalah, tapi segala sesuatu memang ada risikonya, kan" Ada banyak jalan dalam hidup ini, dan harusnya lo mengikuti kata hati lo. Kalau nanti akhirnya nggak seperti yang lo bayangkan... lo masih bisa berubah arah...
Jennifer diam, sengaja supaya kata-katanya bisa dicerna Nasha dengan utuh. Dia kasihan sama Nasha, tapi dia sendiri tau, kalau Nasha masih tetap jaim begini, akhirnya malah dia bakal lebih merana. Nah, Jennifer nggak mau Nasha sampai kayak gitu. Memang sih malu juga kalau ada anak kelas 12 yang ketahuan naksir adik kelasnya yang masih baru meninggalkan seragam SMP, tapi itu bukan apa-apa dibanding patah hati bahkan sebelum sempat pacaran!
Tau ah. Gelap banget gue, gerutu Nasha akhirnya.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
S eminggu kemudian& ULTAH Nadya yang ke-20 digelar di kafe yang terletak di bilangan Kemang. Memang nggak besar-besaran, karena yang diundang cuma keluarga dan teman-teman terdekat aja. Nasha sendiri dapat jatah untuk mengundang tiga orang, dan jelas dia mengundang Jennifer, Elsa, dan Tyrza.
Sore hari sebelum acara, Nasha dan Nadya pergi ke salon langganan mereka untuk di-make-up dan ditata rambutnya. Eddy, kapster banci langganan mereka, langsung berteriak girang begitu melihat dua orang cewek itu muncul di salonnya.
Aduuuhhh& yei-yei tambah cucooookk aja deh bo! Duh, pantes aja eike nggak dapet-dapet cowok, pasti semua stok cowok di Jakarta raya ini larinya ke yei berdua!
Nasha tertawa geli, memikirkan kemungkinan Dave lari ke arah Eddy yang femininnya lebih feminin dari perempuan tulen itu.
Eh, kok gue jadi mikirin Dave seehh" batin Nasha kecut. Payah gue, payaahh!
Nasha menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha mengusir bayang-bayang Dave. Nggak berhasil, bayangan cowok itu masih aja menari-nari di depan kepalanya. Dan mendadak
Brondong Lover" Well& I Think I Am
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Nasha jadi seperti halusinasi melihat Dave di mana-mana. Seorang cowok yang kebetulan mengantar ceweknya ke salon itu, di mata Nasha kelihatan seperti Dave. Tukang bubur kacang ijo yang mengantarkan pesanan Eddy, mendadak jadi mirip Dave. Nasha sampai harus mengerjap dua kali untuk meyakinkan dirinya bahwa Dave nggak punya kerja part-time jadi tukang bubur kacang ijo!
Dua jam di salon dihabiskan Nasha dengan penuh penderitaan, habisnya dia cuma bisa duduk diam dan nggak melakukan apa-apa selama rambutnya ditata, dan itu malah membuat bayangan Dave semakin kalap menyerbu pikirannya! Waktu akhirnya lipgloss selesai dioleskan di bibirnya, Nasha lega banget. Dia udah nggak sabar pengin melakukan sesuatu, apa saja, biar nggak terbayang-bayang Dave terus! * * *
Pesta Nadya ternyata cukup meriah. Biarpun rencananya nggak besar-besaran, tapi ternyata jumlah undangan yang datang lumayan banyak, kelihatannya nyaris semua yang diundang datang. Nasha sampai kewalahan jadi penerima tamu. Untung Jennifer, Tyrza, dan Elsa dengan sukarela membantunya.
Wah wah... arah jam dua! Arah jam dua! Cowok ganteeeenggg banget! Gilaa... lemes gue ngeliatnya! Tiba-tiba Elsa heboh sendiri.
Nasha, Jennifer, dan Tyrza langsung mengikuti petunjuk Elsa dan melihat ke arah jam dua dari tempat mereka berdiri. Nasha tergelak begitu dia tau siapa cowok yang membuat Elsa lemas mendadak.
Maap, gals, tapi yang itu namanya Kak Elang, dan dia unavailable!
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Hah"! Elsa melotot. Udah nggak jomblo, ya" Huhuhu... nangis deh gue!
Hmm... masih jomblo sih sebetulnya, tapi dia gebetan kakak gue, dan kalau insting gue nggak salah, mungkin dalam waktu dekat ini status jomblonya bakal melayang juga, hehe... Nasha cengengesan.
Yahhh... jadi kalaupun gue nekat mau ngejar dia, saingan gue Kak Nadya" Aduuhhh... gue mundur aja deh! Udah pasti kalah gue kalau saingannya Kak Nadya gitu, hiks... Elsa pura-pura nangis merana, sementara Nasha langsung pamer senyum paling manisnya karena Elang sudah semakin dekat.
Sebenarnya, melihat Elang lagi bikin Nasha jadi malu sendiri. Apa lagi alasannya kalau bukan karena curhatannya yang di luar rencana waktu itu. Mengingat bahwa dia udah curhat soal masalah pribadinya ke Elang bener-bener bikin Nasha tengsin!
Hai, Sha, sapa Elang begitu dia sampai di depan Nasha. Cowok itu kelihatan luar biasa ganteng dengan jas dan kemeja putihnya. Pantas aja tadi Elsa heboh sendiri! Malah, sekarang Nasha masih bisa merasakan ketiga cewek yang berdiri di sisinya itu berdiri mematung saking terpesonanya melihat Elang. Bayangkan, Tyrza dan Jennifer ternyata juga terpesona, haha!
Hai, Kak Elang! Apa kabar"
Ohh... aku baik. Acaranya belum mulai, kan" Belum. Kak Elang langsung masuk aja.
Elang mengangguk, dan mendadak Nasha teringat sesuatu. Kak, nanti jadi ngasih kalungnya, ya" Mau dikasih di depan penonton, atau mau ngasih secara pribadi ke Kak Nadya" goda Nasha sambil cekikikan.
Tapi entah kenapa, ekspresi Elang berubah aneh mende-
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
ngar pertanyaan Nasha. Sepertinya ada sesuatu yang dia sembunyikan.
Ah, Kak Elang pasti punya rencana buat nembak Kak Nadya malam ini, dan dia malu karena gue bisa nebak, haha! Nasha tertawa dalam hatinya.
Mmm... nggak usah acara khusus deh, Sha. Eh, aku masuk dulu, ya" Ntar ketemu di dalam deh. Bye.
Nasha mengangguk, masih sambil senyum-senyum sendiri. Sayangnya, begitu Elang menghilang ke dalam kafe, senyum Nasha hilang karena Elsa menyikunya.
Nasha! Kok nggak dikenalin ke kita-kita seeh"! Biarpun dia gebetan Kak Nadya, tapi kalau cuma kenalan aja gue boleh, kan" Elsa merengut.
Nasha cuma bisa meringis. Dia benar-benar lupa untuk mengenalkan teman-temannya itu ke Elang. Tapi dia bersemangat banget malam ini, dia nggak sabar menunggu kakaknya dan Elang jadian! Hmm... enaknya dia minta ditraktir apa ya nanti"
* * * Begitu masuk ke kamarnya, Nasha langsung merebahkan diri di ranjang. Dia capeekk& banget, dan rasanya pengin langsung tidur aja tanpa perlu membersihkan muka lagi. Sayang kulit wajahnya udah terasa tebal tertutup foundation seharian, dan dia nggak mungkin bisa tidur dalam keadaan kayak gitu, jadi mau nggak mau Nasha bangun lagi dan menyeret langkahnya ke kamar mandi.
Tok tok tok& Ada yang mengetuk pintu kamar Nasha, persis sebelum cewek itu masuk ke kamar mandi. Nasha mengurungkan niatnya mencuci muka.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Masuk! serunya. Pintu terbuka, dan Nadya muncul dari baliknya, dengan senyum terkembang lebar. Mata Nasha yang sudah berat langsung berseri riang lagi. Dia menduga kalau suatu hal yang sangat bagus pasti sudah terjadi, makanya Nadya sumringah banget sekarang.
Hai, Sha, kamu pasti udah mau tidur, ya" Maaf ya Kakak ganggu kamu. Bentaarr... aja.
Ah, lama juga nggak pa-pa kok, Kak. Ada apa" Nadya menarik tangan Nasha menuju ranjang, lalu mereka berdua duduk di sana. Nadya masih mengenakan gaun pesta dan make-up-nya masih dengan sempurna menutupi wajahnya. Dia terlihat cantik sekali, nggak seperti Nasha yang make-up-nya udah luntur ke mana-mana.
Nih, lihat hadiah dari Elang! seru Nadya riang, dan pandangan Nasha kontan tertuju pada leher Nadya.
Tapi tak ada kalung emas putih dengan liontin berbentuk bunga itu di sana. Nadya masih mengenakan kalung berbandul hati yang biasa dikenakannya.
Bagus ya, gelangnya" Nadya meminta pendapat Nasha. Gelang" pikir Nasha heran. Dan akhirnya mata Nasha tertumbuk pada tangan Nadya yang tengah terulur. Sebuah gelang sederhana sekarang melingkar di pergelangan tangan kakaknya itu.
Itu... hadiah dari Kak Elang" Nasha berusaha memastikan.
Iya, ini. Tadi dia ngasih pas hampir semua tamu pulang. Bagus banget, ya" Nadya tersenyum sambil membelai gelang itu dengan sayang.
Kening Nasha berkerut dalam. Gelang yang melingkar di tangan Nadya itu hanyalah gelang rantai sederhana, dengan tiga bandul hati yang sangat kecil bergantungan di antaranya.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Mungkin itu bahkan bukan emas putih. Monel, mungkin. Atau perak.
Kakak nggak nyangka Elang bakal kasih hadiah sebagus ini, gumam Nadya, suaranya terdengar seperti orang yang masih melayang di awan saking bahagianya.
Mmmhh... eh, iya. Bagus banget, Kak, kata Nasha susah payah. Otaknya masih berputar keras, berbagai dugaan muncul di kepalanya. Kenapa Elang nggak jadi memberikan kalung yang dibelinya bersama Nasha waktu itu" Memang gelang ini sudah termasuk hadiah yang wah , dan Nadya jelas-jelas senang menerimanya, tapi kan tetap saja kalung itu lebih spektakuler!
Apa... Kak Elang mengembalikan kalung itu ke toko karena dia sayang membuang uangnya, ya" Dan dia memutuskan untuk membelikan Kak Nadya gelang yang biasa aja" pikir Nasha. Ah, nggak mungkin! Kak Elang kayaknya bukan orang pelit macam itu! Pasti dia punya alasan lain!
Kalau aja dia nembak Kakak malam ini, pasti ini bakal jadi malam terindah dalam hidup Kakak, Nadya masih terus berbicara sambil tersenyum sendiri. Kayaknya dia sama sekali nggak menyadari tampang Nasha yang sedang bingung itu.
Eh" Jadi Kak Elang belum nembak Kakak" tanya Nasha, semakin bingung.
Belum. Nadya menatap Nasha. Doain aja supaya itu bisa bener-bener terjadi, ya" Kakak sayaaaang... banget sama dia, tapi seperti yang pernah Kakak bilang, Kakak nggak mungkin maju duluan...
Nasha hampir bicara lagi, tapi otaknya seperti mendapat jawaban dari semua pertanyaannya barusan. Ha! Mungkin Elang baru akan memberikan kalung itu waktu dia menembak Nadya! Jadi dia bukannya batal, hanya menunda! Pasti itu alasannya! pikir Nasha girang.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Ya udah, kayaknya kamu udah ngantuk banget gitu. Tidur gih, biar besok kita nggak telat ke Gereja. Good night, Sha...
* * * Heh, ditungguin gebetan lo tuh di tempat parkir!
Nasha menoleh, dan kotak pensil yang dipegangnya nyaris jatuh begitu melihat bahwa yang baru saja berceloteh itu Dave. Yah, harusnya dia sudah bisa mengenali cowok itu dari suaranya. Siapa lagi yang punya suara sebelagu itu kalau bukan Dave"
Dan bukannya suara itulah yang belakangan ini terus terngiang-ngiang di telinga Nasha, bahkan sampai terbawa mimpi" Nasha rasanya ingin menjambak-jambak rambutnya karena kesal pada dirinya sendiri.
Maksud lo apa sih" tanya Nasha sok cuek.
Saat itu sudah jam bubaran sekolah, dan akibat kebanyakan ngelamun di kelas tadi, Nasha sampai ketinggalan menyalin catatan dari papan tulis! Akibatnya, dia harus pulang paling akhir, benar-benar memalukan! Dan sekarang cowok biang kerok yang menyebabkan Nasha melamun itu berdiri di depannya sambil ngomong hal yang nggak jelas! Apa sih maunya"
Itu, cowok gebetan lo yang di PIM waktu itu. Dia nungguin lo di tempat parkir!
Kak Elang" gumam Nasha heran. Ngapain Kak Elang ke sini"
Meneketehe! jawab Dave ketus, dan dia langsung berlalu pergi dari kelas Nasha dengan tampang bertekuk sepuluh.
Hah" Apa dia cemburu karena Kak Elang ke sini" Tampangnya kusut amat! Nasha berspekulasi sendiri begitu Dave
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
pergi. Dia tertawa geli membayangkan jika dugaannya benar. Dave cemburu! Yes yes yesss!
Ya ampuunn, gue pasti udah gila, rutuk Nasha pada dirinya sendiri beberapa detik kemudian.
Tapi Nasha lalu teringat hal yang lebih penting: kalau memang Elang yang menunggunya di tempat parkir, sebaiknya dia cepat ke sana!
* * * Dave ternyata nggak bohong, Elang beneran ada di tempat parkir! Dia berdiri di samping mobilnya sambil mengutakatik HP. Dan suer, cowok itu dilihat semakin hari semakin ganteng! Hari ini dia pakai kaus distro berwarna hitam dan celana jins plus sneakers. Bener-bener penampilan anak kuliahan yang pasti bikin cewek SMA mana pun meleleh saking mupengnya!
Untungnya, dia gebetan Nadya, jadi Nasha sudah kebal sama pesonanya.
Untungnya lagi (atau fatalnya"), Nasha udah naksir Dave, dan dia nggak mungkin naksir Elang di saat yang sama.
Hei! Kak Elang! Bikin kaget aja, tiba-tiba muncul di sini!
Haha... sori, ya, padahal aku nggak ada niat bikin kamu kaget lho.
Nggak pa-pa kok. Betewe, ngapain nih di sini" Mau ketemu kamu.
Lho, kenapa nggak di rumah aja" tanya Nasha bingung. Terus... kok Kak Elang tau sih aku sekolah di sini"
Elang tersenyum. Kan aku udah berkali-kali lihat badge seragammu, jadi tau kamu sekolah di sini. Dia tak menjawab pertanyaan Nasha yang pertama. Tadi aku sempat
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
bingung, udah sampai sini tapi nggak tau cara ngehubungin kamu karena nggak tau nomor HP-mu. Tau-tau gebetanmu itu lewat, dan dia langsung berbalik arah begitu ngeliat aku. Dia yang manggil kamu, ya"
Pipi Nasha langsung bersemu merah, dan dia spontan mencubit lengan Elang. Cowok itu mengaduh, tapi sambil cengengesan. Nasha juga jadi sadar ada yang lucu: Dave menyebut Elang dengan gebetan lo di depan Nasha, sementara Elang menyebut Dave gebetanmu kalau bicara dengan Nasha. Benar-benar konyol!
Iya sih... dia yang manggilin. Oya, emang Kak Elang ada perlu apa mau ketemu aku" Nasha langsung ganti topik. Dia nggak mau membahas Dave di depan Elang, takut akhirnya malah kelepasan curhat lagi!
Oh, aku mau ngajak kamu jalan. Mau nraktir. Sebagai ucapan terima kasih kamu udah bantuin aku pilih kado buat Nadya...
Lho, kan kapan itu udah nraktir sushi"
Hmm... jadi ceritanya nolak ditraktir nih" Ya udah nggak pa-pa kalau gitu, aku pulang aja deh...
Eh eh, aku nggak bilang kalau nolak ditraktir kok! Nasha menarik lengan kaus Elang, mencegah cowok itu kembali ke dalam mobil. Elang tertawa geli.
Ya udah, ayo naik. Kamu nggak bawa mobil hari ini" Nasha menggeleng. Dia sendiri juga heran kenapa Elang bisa kebetulan menjemputnya di saat dia nggak bawa mobil. Nasha lalu naik ke mobil Elang, dan mobil itu menderu pergi dari lapangan parkir SMA Pancasila.
Selepas mobil itu pergi, barulah Dave menampakkan diri dari balik pohon tempatnya bersembunyi sedari tadi. Tampangnya bahkan lebih kusut dibanding sepuluh menit yang
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
lalu, waktu dia memberitahukan kedatangan Elang pada Nasha.
* * * Gimana, udah ada kemajuan sama Dave" tanya Elang selagi mobilnya terperangkap kemacetan di jalan.
Kemajuan apa" Yah... misalnya kamu udah nembak dia duluan" Ihh... Nasha manyun. Enggaklah! Kak Elang ini anehaneh aja! Kak Elang sendiri gimana, ada kemajuan sama Kak Nadya, nggak"
Kemajuan apa" Elang menoleh menatap Nasha, dan barulah Nasha sadar dia keceplosan bicara. Elang kan belum tau Nadya suka sama dia! Bisa gawat nih!
Ehh... nggak, nggak pa-pa kok, salah ngomong... iya salah ngomong! Habisnya, Kak Elang godain aku terus sih!
Untunglah Elang nggak nanya-nanya lebih jauh lagi. Nasha menghela napas lega. Hampiiiirrr... aja dia membocorkan rahasia kakaknya! Yah, mungkin Elang sendiri udah merasa Nadya suka sama dia, tapi Nasha lebih suka kalau dia nggak ikut campur dalam masalah ini.
Kamu nggak ada niat pengin... Dave tau perasaanmu" tanya Elang lagi.
Nggak tau deh, Kak, jawab Nasha pahit. Kalau Kakak tanya ke aku, aku sih penginnya aku sama Dave bisa... Ah, lupain aja, aku jadi berkhayal terlalu muluk kalau menyangkut dia.
Dia sendiri... gimana sikapnya ke kamu"
Gimana ya... ya nggak gimana-gimana. Tetep suka gangguin, sok-sok nyamperin, nyolot... Eh! Tapi tadi waktu manggil aku di kelas, dia kayaknya agak cemburu lho!
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Oya" Iya! Dia bilang tuh, ada gebetan lo di tempat parkir! , dengan tampang jutek! Hihihi...
Dia kira aku ini gebetanmu"
Nasha mengangguk bersemangat. Waktu yang kapan itu ketemu di PIM aja, malamnya dia SMS aku, nanya-nanya Kak Elang itu siapa, tapi aku bilang bukan urusan lo! . Terus, waktu itu juga dia pernah nanya terang-terangan, tapi ya nggak aku jawab juga. Biar deh, biar dia penasaran! Wah, kamu bisa sok jual mahal juga ya ternyata" Iya dong, Kak! Kalau nggak gitu, aku malah kelihatan gampangan banget dong di depan dia. Yah... posisiku ini kan rawan banget, senior yang naksir brondong... Kalau aku nggak jaim sedikit, bisa-bisa malah Dave yang mainin aku...
Nasha terdiam, sadar bahwa dia baru kelepasan curhat lagi ke Elang. Tapi kelihatannya gebetan Nadya itu nggak keberatan. Cuma, nggak seperti Jennifer yang terang-terangan mendorong Nasha untuk maju duluan, kayaknya Elang hanya memosisikan dirinya sebagai pendengar yang baik, bukan pemberi saran.
Mobil-mobil masih merayap sepanjang jalan itu, dan garagara melewati sebuah billboard iklan sabun yang menjanjikan hadiah kalung dan liontin emas putih bagi konsumennya, Nasha jadi teringat kalung yang seharusnya diberikan Elang pada Nadya.
Kak Elang... Ya" Mmm... Mendadak Nasha, lagi-lagi, sadar bahwa dia nggak mau terkesan ikut campur urusan Elang dan Nadya. Apalagi, orang seumuran mereka pasti punya jalan pikiran
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
yang berbeda dengan jalan pikiran Nasha yang masih anak SMA. Ehh... kita mau makan di mana emangnya" * * *
Nasha sampai di rumah jam sembilan malam, dan dia mendapati ortunya sudah tidur. Nadya kelihatannya udah terbang ke alam mimpi juga, soalnya Nasha melihat lampu kamar kakaknya itu sudah padam. Untung tadi Nasha sudah telepon ke rumah dan mengabarkan dia bakal pulang telat. Kalau nggak, mungkin sekarang seisi rumahnya masih pada terjaga menunggu Nasha pulang.
Nasha baru mau masuk kamar, waktu HP-nya berbunyi. Ada SMS.
From: Tukang Nyolot Kencan ke mn lo hr ini" Lo psti sng kan, djmpt gbtn di sklh?"?"?""
Alis Nasha terangkat setinggi-tingginya. SMS dari Dave! Nasha memang sudah meng-input nomor cowok tengil itu di phonebook HP-nya dengan nama Tukang Nyolot, tapi yang bikin Nasha lebih kaget lagi jelas isi SMS itu. Dave benerbener kelihatan cemburu!
Nasha senyam-senyum sendiri, membayangkan Dave yang pasti lagi merengut kesal di ujung sana, salah paham Elang itu gebetan Nasha.
Baru Nasha mau membalas SMS Dave, cowok itu sudah keburu menelepon.
Halo... Hei, lama amat ngebalesnya! Kenapa" Pasti lo masih senyam-senyum sendiri ngebayangin acara kencan tadi, ya"
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Yang ada, gue senyam-senyum ngebayangin lo cemburu, Dave sayang...
Toloongg! batin Nasha begitu sadar apa yang baru saja dipikirkannya. Gue bener-bener udah gila!
So what" Suka-suka gue dong mau senyam-senyum kek, nangis kek... bukan urusan lo!
Nasha, lo itu kebangetan, tau nggak" Gue kan nanya baik-baik! seru Dave sewot.
Apa pun yang bikin cowok itu sewot, entah kenyataan Dave melihat Nasha jalan bareng Elang atau karena Nasha sok rahasia sama acara kencan -nya, Nasha puas karena itu. Manas-manasin memang asyik banget!
Dan gue menolak untuk jawab pertanyaan lo, jawab Nasha santai, biarpun dalam hatinya melonjak-lonjak karena bisa menangkap nada cemburu yang sama sekali nggak disensor dalam suara Dave. Jennifer benar, kayaknya anak nyolot itu memang naksir Nasha!
Belagu! maki Dave, lalu memutuskan teleponnya. Nasha menatap HP dalam genggamannya dengan tampang sedikit shock. Dia sama sekali nggak menyangka Dave bakal langsung memutuskan sambungan. Tapi dia tahu, cowok itu pasti lagi berang banget.
Mungkin gue harus lebih manas-manasin dan jaim lagi, biar dia penasaran sama gue, haha! Ya Tuhan, gue bener-bener udah berdosa...
HP Nasha berbunyi lagi. Kali ini dari Elang! Mereka memang udah saling bertukar nomor HP tadi, dan Nasha juga sudah menyimpan nomor Elang di phonebook-nya. Ya, Kak Elang"
Eh, Nasha, belum tidur"
Belum. Ini baru mau ganti baju sama cuci muka. Oh... ya deh, met bobo kalau gitu yaa...
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Kening Nasha berkerut. Apa Elang telepon cuma buat bilang good night aja"
Oya, Sha, aku boleh minta satu hal sama kamu" tanya Elang sebelum Nasha bisa menjawab rasa penasarannya. Apa"
Mmm... tolong kamu jangan cerita-cerita sama Nadya ya kalau kita pergi-pergi kayak tadi"
Untuk kedua kalinya, kening Nasha berkerut. Permintaan Elang aneh banget!
Lho, emang kenapa, Kak"
Ah, nggak pa-pa sih, cuma nggak enak aja kan kalau dia tau kita pergi diam-diam"
Bukannya justru karena itu Kak Nadya harus diberitahu" pikir Nasha bingung.
Ya, Sha, ya" desak Elang.
Ehh... iya deh..., jawab Nasha, biarpun hatinya ragu. Oke, met tidur ya, Sha... Have a nice dream... Sampai Elang memutuskan telepon pun, kerutan di kening Nasha masih belum hilang.
* * * Jennifer cekikikan sendiri mendengar cerita Nasha tentang Dave. Dia nggak bisa membayangkan anak belagu itu menyumpah-nyumpah melihat Elang datang untuk menemui Nasha di sekolah.
Gila ya, dia bener-bener menampakkan rasa cemburunya lho!
Iya, emang gila tu anak. Nasha senyam-senyum. Tadi pagi dia sempat berpapasan dengan Dave di koridor, tapi cowok itu cuma menatapnya dalam-dalam tanpa mengucapkan sepatah kata pun! Kayaknya sih dia masih marah, haha!
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Tapi, Sha, gue rasa lo lebih baik jangan terlalu sering manas-manasin Dave.
Lho" Kenapa" Gue cuma takut aja kalau dia nantinya malah mikir kalau lo nggak punya perasaan yang sama ke dia, dan dia jadi nggak suka sama lo lagi...
Nasha terenyak. Kemungkinan itu sama sekali nggak terlintas di otaknya. Betul juga, kesabaran manusia kan ada batasnya. Dan bisa-bisa nanti Dave betul-betul mengira Elang itu gebetan Nasha, terus dia nggak suka sama Nasha lagi!
Tapi... gue seneng lihat tampangnya kalau cemburu, hehe...
Dasar Nasha, sekalinya senang, eh, keterusan dia...
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
H OI! Kenapa lo, bengong terus kayak orang bego"
Sucipto menepuk punggung Dave kuat-kuat, dan dengan wajah tanpa dosa menggeser Dave dari bangkunya sendiri. Geser dikit! serunya.
Ah, gue nggak bengong kok.
Nggak bengong, tapi ngelamun! Kalau mau mikir yang jorok-jorok, jangan di kelas, man! Nanti kalo lo kelepasan, kan malu sendiri! Lo punya banyak waktu di rumah, di tempat yang aman! Dan pastinya di sekolah ini nggak ada yang masuk standar lamunan lo, kan" Sucipto cengengesan, sementara Dave diam dan menunduk menatap lantai.
Wah, udah ngelamun lagi dia! Baru juga dibilangin, kok udah diulangi lagi" Heii& sadar heii!
Cip, lo pernah nggak suka sama cewek yang lebih tua" tanya Dave tiba-tiba.
Heh" Maksud lo ap& Kata-kata Cipto terhenti dalam perjalanan menuju bibir, dan mendadak dia memelototi Dave. Hei, jangan bilang kalau lo& naksir sama si galak itu! Si galak siapa"
Halah& Senior sok galak yang nggak suka dikritik itu lhoo& Nasha! Jangan bilang lo suka sama dia!
The Shocking Date p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Nggak, gue nggak suka sama dia kok! sanggah Dave cepat.
Lo pernah dengar nggak omongan orang kalau semua penjahat ngaku, penjara bakal penuh" Nah, omongan itu berlaku buat lo sekarang. Cipto nyengir kesenangan. Lo nggak bisa lebih kentara lagi, man! Hahaha!
Jangan ngaco, Cip. Ngaco apanya" Bukannya lo nyanyiin lagu buat dia waktu acara api unggun" Bukannya waktu lintas alam dia mendadak jadi ngejar-ngejar lo, dan kalian berdua tiba-tiba hilang di tengah jalan" Wah, Dave, jangan bilang lo sama dia udah ngapa-ngapain di hutan Cibubur ya& , goda Cipto. Buakkk!
Dave meninju lengan Cipto. Tinjuan main-main antar remaja cowok, tapi pastinya cukup sakit, karena Cipto sampai meringis.
Mulai deh ngelantur. Nasha bukan orang kayak gitu, tau!
Ciee& dibelain lho ceweknya!
Yah, ternyata gue salah nanya sama lo& Tadinya gue kira, lo udah cukup dewasa untuk diajak ngomong serius, tapi nggak taunya lo masih childish. Lagian siapa yang bilang gue naksir cewek lebih tua" Dan kalaupun itu bener, siapa yang bilang kalau cewek itu Nasha" Payah lo!
Waduh, marah yee" Yaoloh, man, maap deh! Sekarang lo ceritain, siapa cewek berpengalaman yang lo taksir itu" Dia pasti seksi, ya" Cewek kuliahan"
Nggak deh, gue udah telanjur mengurungkan niat untuk cerita sama anak childish, kata Dave cuek.
Belagu lo! kata Cipto setengah memaki. Dave keluar dari kelas sambil tertawa.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
* * * Lo masih nggak mau bilang kemarin lo ke mana"
Nasha menghela napas mendengar suara itu. Dia nggak perlu menoleh untuk tahu itu suara Dave. Lagi-lagi cowok itu muncul saat Nasha membereskan barang-barangnya selepas bel pulang sekolah. Kelas Nasha sudah nyaris kosong. Kenapa sih lo selaluuuu... pengin tau aja urusan gue" Yaaa... karenaaa... Dave salting mendengar pertanyaan Nasha. Ya karena gue pengin tau aja, nggak boleh" Nggak! balas Nasha sambil membuang muka. Oke, oke, gue nggak akan ikut campur urusan lo lagi, kalau lo masih mau pergi sama cowok itu, terserah deh!
Nasha mendengar suara langkah kaki Dave yang keluar dari kelas. Dan suara Jennifer mendadak seperti bergaung di telinga Nasha.
Gue cuma takut aja kalau dia nantinya malah mikir lo nggak punya perasaan yang sama ke dia, dan dia jadi nggak suka sama lo lagi...
Nasha kontan berbalik dan mengejar Dave. Dia bisa merasakan beberapa pasang mata, dari teman-temannya yang masih tersisa di kelas, menghunjam curiga padanya, tapi Nasha tahu lebih baik dia melanjutkan ngobrol sama Dave di luar kelas. Bahaya kalau di sini, bisa-bisa besok dialog antara dia dan Dave sudah tersebar di seluruh sekolah!
Hei! Tunggu! Apa" Dave berhenti dan menoleh.
Mmm... for your information aja, yang kemarin itu bukan gebetan gue. Dia temen kakak gue, dan kemarin dia cuma nraktir gue makan sebagai ucapan terima kasih karena gue udah nemenin dia beli kado ultah buat kakak gue, jelas Nasha panjang-lebar.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Lucunya, kerutan di dahi Dave sepertinya berkurang dua garis setelah Nasha menjelaskan bahwa Elang bukan gebetannya.
Jadi yang waktu gue lihat di PIM itu, kalian lagi nyari kado" Nyari kado di restoran Jepang" tanya Dave sinis. Kok nanyanya jadi berlanjut gitu sih"
Ah, udahlah, lupain aja! Dave mengibaskan tangannya. Lo suka makanan Jepang"
Hah" Nasha melotot. Kenapa Dave ngomongnya jadi nggak nyambung gini"
Lo suka makanan Jepang nggak" Ehh... suka... Kenapa"
Suka ditraktir nggak" Nasha makin bengong.
Nggak jawab berarti iya, potong Dave sebelum Nasha sempat menjawab. Kalau gitu, besok siang gue tunggu di resto Jepang tempat kita ketemu waktu itu. Jam dua belas. Gue yang traktir.
Dan, seperti yang sudah-sudah, Dave langsung pergi setelah sukses membuat Nasha melongo.
Oh my God, dia ngajak gue... kencan" desis Nasha nggak percaya.
* * * To: Jennifer Jen!!! Dave ngajak gue kencan!!! Gilaaaa!
From: Jennifer Hah" Kpn?"" Dia ngajaknya gmn"
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
To: Jennifer Bsk di PIM! Haduh gw td kgt bgt tau2 dia nyamperin ke kls, nanya2 ttg kak elang, pula! Ehh... tau2 dia nanya gw sk mknan Jepang g" Sk ditraktir g" Gw blg sk, trs ms dia blg klo mau nraktir gw di resto Jepang yg waktu itu :p
From: Jennifer Haha! Gak romantis! :D To: Jennifer Yeah, gw nggak mengharap ank nyolot mcm dia bs romantis :p
From: Jennifer Ya tp kan dia romantis pas nyanyiin lo lgu di cibubur :D yawda deh, gud lak ya bsk! Jgn lupa pajak jadiannya!
To: Jennifer Weee... msh lama kaleeeee! Itu jg kalo dia nembak!
From: Jennifer Tenang aja, feeling gw mengatakan bkl kjadian dlm wktu dkt kok x)
* * * Besoknya hari Sabtu, dan kebetulan SMA Pancasila libur setiap Sabtu. Biasanya Nasha selalu bangun siang setiap
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
hari libur gitu. Paling nggak dia baru bangun jam sebelas, kebiasaan yang membuat mamanya selalu ngomel panjangpendek. Tapi kali ini Nasha udah bangun jam tujuh, dan dengan riang membantu mamanya menyiapkan sarapan. Mama Nasha sampai kebingungan sendiri. Malaikat rajin macam apa yang merasuki anaknya semalam"
Selesai bantu-bantu di dapur dan sarapan nasi plus sayur asem dan ayam goreng, Nasha langsung ngacir ke kamar mandi. Dia baru keluar setengah jam kemudian, dan Nadya yang masuk kamar mandi sesudahnya langsung mengernyit mendapati lulurnya berkurang sepertiga dari yang sebelumnya. Nasha"! Luluran"!
Waktu Nadya selesai mandi, dia mendapati pemandangan yang lebih ajaib lagi. Adik semata wayangnya sedang membongkar-bongkar lemari dengan semangat. Kayaknya nyaris semua isi lemari Nasha sudah dipindahkan ke tempat tidur! Sha, kamu ngapain" tanya Nadya bingung.
Oh... nggak, aku nyari baju, kata Nasha sambil masih sibuk sendiri mengeluarkan baju-baju dari lemarinya. Dia mengambil salah satu kausnya dan mematut diri di kaca, tapi kemudian menggeleng dengan ekspresi jijik.
Baju... apa" Ya baju buat dipakai pergi, Kak.
Alis Nadya terangkat. Emangnya kamu mau ke mana" Pipi Nasha langsung penuh dengan semburat merah. Ehh... mau ke PIM aja sih.
Kok tumben mau ke PIM aja tapi sampai ngubek lemari segala" Biasa juga kamu pakai kaus sama jins, kan"


Brondong Lover Karya Stephanie Zen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Nasha menunduk, malu menatap Nadya. Ampuuun, kenapa sih kakaknya ini hafal semua kebiasaannya"
Mmm... nggak pa-pa sih, bosan aja pakai kaus sama jins mulu...
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Nasha semakin heboh mengeluarkan isi lemarinya, dan langsung mengembuskan napas kesal begitu menyadari ternyata isi lemarinya cuma terdiri atas lusinan kaus jelek dan jins. Kok dia nggak punya sih yang namanya tank-top, bolero, kardigan, atau apalah namanya itu yang biasanya ada di rubrik fashion majalah cewek" Bukannya dia ini masih cewek"
Mendadak Nasha menyesal kenapa dia nggak seperti Nadya yang pakaiannya selalu girlie dan chic.
Kamu mau kencan, ya" tanya Nadya tiba-tiba. Nasha menoleh dengan ekspresi seperti baru mendengar ada Presiden Nigeria mau bertamu ke rumah mereka.
Hah" Ah, nggak kok! Enggak... aku cuma mau pergi aja sama anak-anak...
Ah, kalau cuma mau pergi sama temen-temenmu yang biasanya, nggak mungkin kamu seniat ini cari baju yang pantas. Nadya mengulum senyumnya. Hayoo... ngaku aja deh, mau kencan, kan"
Akhirnya Nasha mengangguk juga. Percuma juga bohong sama Nadya. Lagi pula, kayaknya kakaknya ini mau balas dendam karena waktu itu Nasha sudah berhasil membuatnya mengaku bahwa dia suka sama Elang. Ha! Satu-sama sekarang!
Yah... nggak bisa dibilang kencan juga sih, Kak... Dia kemarin ngajaknya aja kayak orang ngomel! Masa dia bilang besok siang gue tunggu di resto Jepang tempat kita ketemu waktu itu, gue yang traktir ! Aku sendiri sampai sempat nggak yakin dia itu serius ngajak apa enggak!
Nadya terkikik. Nasha kontan manyun ditertawai begitu. Jangan ketawa dong, Kak!
Hihi... iya deh, maap yaa... Habisnya kamu lucu sih, diajak kencan tapi malah ngomel, hihihi...
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Nasha akhirnya ikut cengengesan juga. Dipikir-pikir memang konyol banget, Dave mengajaknya pergi sambil ngomel, ehh sekarang Nasha juga ikutan ngomel.
Gini aja deh, daripada kamu bingung, mending kamu pinjam baju Kakak aja, gimana"
Bener nih, Kak" tanya Nasha dengan mata melebar. Iya, beneran. Ayo deh, ke kamar Kakak aja. Dan Nasha dengan riang mengikuti langkah Nadya menuju kamarnya. Satu masalah terpecahkan!
* * * Nasha" Kenapa lo pakai baju gitu" tanya Dave begitu dia melihat Nasha.
Anak itu ternyata sudah ngejogrok di depan resto waktu Nasha sampai. Sebenarnya hari ini baju Dave biasa aja, polo shirt putih garis-garis hijau dan jins selutut, plus sneakers. Rambutnya dibikin spike kayak biasanya juga, tapi nggak tau kenapa, darah Nasha terasa berdesir lebih cepat sewaktu melihat Dave siang itu.
Emang kenapa" tanya Nasha defensif. Nadya memang meminjaminya atasan berenda warna cokelat tanah yang imut banget, juga ngotot memakaikan adiknya itu bando dan mendandani Nasha sedikit.
Jangan-jangan tampang gue kayak ondel-ondel" batin Nasha khawatir. Ah, tapi kayaknya tadi waktu ngaca di rumah, gue nggak norak kok...
Ehh... nggak pa-pa sih. Hmm... bagus, malah. Lo kelihatan lebih... eh... rapi.
Mata Nasha membulat. Dalam hatinya melonjak-lonjak kegirangan walau pujian Dave terdengar agak nggak ikhlas.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Rapi" Nggak ada kata yang bagusan dikit apa" Cantik kek, manis kek...
Ayo makan, gue udah kelaperan nih! Dave masuk resto dan langsung memilih duduk di salah satu bangku yang menghadap ke luar resto. Nasha mengekor di belakangnya.
Nah, jadi lo sering nggak pergi sama temen kakak lo itu" selidik Dave setelah mereka selesai memesan. Nasha bingung, kok Dave jadi tertarik banget sih sama Elang" Kenapa emangnya"
Kenapa setiap pertanyaan gue selalu lo balas dengan kenapa juga" Jawab aja kan lebih gampang!
Fiuhhh... anak ini udah mulai lagi nyolotnya, dumel Nasha dalam hati. Kadang-kadang gue nggak ngerti KENAPA gue bisa suka sama anak nyolot begini...
Oke, gue jawab. Gue nggak sering pergi sama Kak Elang. Cuma dua kali. Yang pertama karena nemenin cari kado buat Kak Nadya. Yang kedua karena Kak Elang mau nraktir gue makan sebagai ucapan terima kasih, itu aja. Puas, Pak Polisi"
Dave tertawa, setengah mendengus. Nah, gitu kan enak! Orang nanya terus dijawab, nggak buang-buang tenaga.
Pesanan mereka datang, dan Dave memakan sushi-nya dengan lahap. Dalam sekejap saja dia sudah menghabiskan tiga piring, bikin Nasha geleng-geleng.
Dan tiba-tiba sebuah lagu diputar di resto sushi itu. Sayang-nya ADA Band! Itu membuat Nasha teringat hal yang seharusnya sudah lama dia tanyakan ke Dave.
Hei, sekarang giliran gue yang nanya. Apa"
Apa sih maksud lo waktu itu nyanyiin gue lagu di acara api unggun" Dan dari mana lo tau Sayang itu lagu favorit gue"
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Muka Dave merah padam, entah karena minuman aneh yang baru diminumnya atau karena pertanyaan Nasha. Ehh... gue...
Udah deh, kalau orang nanya tuh langsung jawab aja, kan enak nggak usah buang-buang tenaga buat ngeles, serang Nasha balik. Nah, kena lo!
Siapa yang bilang lagu itu buat lo"
Nasha terpaku. Apa Dave lagi ngeles, atau... dia serius" Jangan-jangan Nasha memang kege-eran!
Tapi... waktu itu... Nasha berusaha keras mengingat kata-kata Dave sebelum cowok itu menyanyikan lagunya.
Lagu ini gue persembahkan buat orang yang sudah sering gue bikin kesal beberapa hari ini. Gue mau minta maaf atas semua tingkah gue yang buat lo marah...
Emangnya ada orang yang lebih lo bikin marah hari-hari itu dibanding gue" Nasha mencoba menenangkan hatinya. Kalau sampai benar dia yang kege-eran, bisa gawat! Kalau ada, kasihan banget tu orang! Gue aja rasanya pengin nyekik lo, gimana tu orang, ya"
Lo kepengin nyekik gue" tanya Dave nggak percaya. Yah... seandainya di Indonesia membunuh itu bukan termasuk tindakan kriminal, pasti gue udah nyekik lo, gerutu Nasha sewot.
Dave terbahak, dan akhirnya Nasha nggak tahan untuk ikut terbahak juga. Dia bahkan memukul bahu Dave kuatkuat!
Heiii! Pertanyaannya tadi belum dijawab! Lo ngeles! Dave berhenti tertawa, dan menatap Nasha dengan jenis tatapan yang bikin meleleh itu. Kalau lo mau gue jujur, gue memang nyanyi lagu itu buat lo. Buat minta maaf.
Yahh... cuma buat minta maaf" desah Nasha kecewa dalam hatinya.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Ternyata lo sadar ya kalau lo cukup nyebelin" Hmm... begitulah... Dan soal dari mana gue tau Sayang itu lagu favorit lo... sebenernya gue nggak tau& Heh"
Maksud gue, gue nggak tau Sayang itu lagu favorit lo. Gue asal nyanyi aja, karena gue suka sama lagu itu. Kalau ternyata itu lagu favorit lo, ya kebetulan aja...
Lagi-lagi Nasha mendesah kecewa dalam hatinya. Tadinya dia kira Dave mau susah-susah menanyai siapa gitu kek tentang lagu favorit Nasha. Ternyata kebetulan aja...
Tapi gue seneng karena ternyata kita satu selera. Kadangkadang malah gue merasa gue suka sama lo, lanjut Dave enteng.
Nasha seperti baru disiram seember air es! Dave& Dave barusan ngaku kadang-kadang dia merasa suka sama Nasha" Itu kan sama persis dengan pengakuan Nasha ke Elang di resto ini beberapa minggu lalu!
Harusnya resto ini namanya diganti jadi The Confessions aja, Nasha membatin.
Maksud lo... apa" tanya Nasha, suaranya sedikit berge-
tar. Atau jangan-jangan... gue suka beneran sama lo" Rasanya suara Nasha benar-benar sudah hilang di tenggorokannya. Dave ini mau nembak atau apa sih, kok katakatanya menjurus " Jangan-jangan feeling Jennifer benar, dan Nasha harus mulai menyiapkan budget untuk mentraktir temannya itu.
Oya, Sha, si Elang itu... dia cuma temen kakak lo, atau..." Dave mengganti topik seenak udelnya, padahal Nasha sudah panas-dingin menunggu cowok itu melanjutkan kalimatnya yang tadi.
Mmm... eh... ya, sebenernya dia gebetan kakak gue...
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Ohh... tapi kok kayaknya malah si Elang itu suka sama lo"
Kayaknya hari ini memang hari kejutan buat Nasha. Dari tadi omongan Dave selalu membuatnya nyaris terlompat dari kursi saking kagetnya.
Bayangin, Elang... naksir Nasha" Mana mungkiiin!!! Lo ngaco!
Kok bisa" Gue bilang gitu tuh berdasarkan apa yang gue lihat dengan mata kepala gue sendiri lho. Waktu dia jemput lo di sekolah kapan itu, kelihatan banget dia suka sama lo, masa lo nggak nyadar sih"
Nasha speechless. Nah kan, lo baru nyadar, kan" Ya ampun, Nasha... Cara dia ngeliat lo tuh udah nunjukin dia suka sama lo! Tapi... tapi yang suka sama dia kan kakak gue... So what" Dia kan bisa aja malah sukanya sama lo, bukan sama kakak lo. Wah, gue dapat saingan nih!
Dan Nasha cuma bisa menelan ludahnya. Kalau dia punya jantung lemah, barangkali dia sudah mati dari tadi.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
N ASHA nggak bisa pura-pura tuli dari kasak-kusuk di seki-
tarnya. Sedari melewati gerbang sekolah tadi, dia sudah mendengar kasak-kusuk itu. Dan kalau intuisinya masih bekerja dengan normal, dia yakin dialah yang sedang dikasak-kusukkan.
Tapi kenapa" Nasha!
Nasha menoleh dan melihat Jennifer berlari tergopoh-gopoh ke arahnya. Cewek itu baru berhenti setelah dia berdiri persis di depan Nasha. Napasnya ngos-ngosan.
Apa, Jen" Kemarin, waktu lo makan sama Dave, ada anak sekolah ini yang makan di resto itu juga nggak"
Wahh... ya gue nggak merhatiin, Jen... Anak sekolah ini kan banyak, terus resto tempat gue makan itu kan luas juga, nggak mungkin dong gue ngeliatin pengunjung restoran itu satu-satu. Kenapa sih emangnya"
Jennifer nggak menjawab, dia cuma menatap Nasha dengan tatapan iba.
Mendadak Nasha sadar ada sesuatu yang nggak beres, dan itu pastilah berhubungan dengan kasak-kusuk di sekitarnya tadi.
The Hardest Day p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Jen... apa... Nasha nggak sempat meneruskan kalimatnya, karena Jennifer sudah keburu menarik tangannya menuju papan pengumuman sekolah, yang sedang penuh dikerubungi murid-murid SMA Pancasila.
Minggir... Eh, permisi dong! Permisi..., kata Jennifer sambil menyeruak di antara gerombolan orang itu, yang ternyata kebanyakan adalah anak kelas sepuluh yang masih cekikikan akibat apa pun yang terpajang di papan pengumuman itu.
Sha, lihat itu, Sha, kata Jennifer, tangannya mengetukngetuk kaca papan pengumuman.
Dan Nasha rasanya nyaris pingsan melihat fotonya dan Dave terpajang di situ! Fotonya dan Dave saat makan di resto Jepang Sabtu kemarin! Ada foto waktu pipi Nasha memerah gara-gara omongan Dave, foto Nasha yang sedang memukul bahu Dave kuat-kuat (yang entah gimana caranya, tapi benar-benar kelihatan seolah-olah Nasha memukul Dave dengan mesra!), bahkan foto waktu mereka ngakak berdua!
Nggak cukup itu, tapi di atas foto-foto itu terpajang tulisan yang membuat Nasha rasanya kepingin menghilang ke perut bumi aja! Tulisan itu berbunyi : BRONDONG LOVER!
Ini... kenapa foto-foto ini bisa ada di sini" Siapa yang masang" tanya Nasha panik.
Jennifer menggeleng lemah. Gue nggak tau, Sha... Waktu gue datang tadi pagi dan lewat di depan sini, foto-foto itu udah ada... Udah banyak orang bergerombol juga... Tapi...
Jadi lo bener ada apa-apa sama brondong itu, Sha" tanya Kevin yang ternyata termasuk di antara orang-orang yang bergerombol di situ. Lo kencan sama dia Sabtu kemarin" Nasha nggak bisa ngomong apa-apa, dia cuma berdiri me-
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
matung di situ, jadi sasaran empuk tatapan meledek semua orang. Kevin bahkan menatapnya menghina!
Gue bisa terima kalau kita putus, katanya setengah mendesis, asal lo bisa dapat yang lebih baik dari gue. Tapi kalau yang lo dapet cuma anak kecil begini sih... terus terang gue kecewa sama lo...
Jennifer menggenggam tangan Nasha erat-erat, berusaha menguatkan sahabatnya. Tangan itu terasa dingin dan gemetar dalam genggamannya.
Nasha menghela napas dalam-dalam dan menatap sekelilingnya. Belasan orang balik menatapnya dengan berbagai ekspresi. Dia melihat Andina, junior yang paling menurut padanya, menatapnya kasihan. Dia melihat Sucipto, kroni Dave, yang menatapnya setengah sinis. Mungkin Cipto menganggap Nasha sudah bikin malu temannya dengan insiden itu. Ada juga teman-teman Kevin, yang menatap Nasha dengan pandangan aneh.
Lalu Nasha memutuskan dia tak tahan lagi. Dia berlari pergi dari situ, langsung menuju kelasnya, dan nggak keluar lagi, bahkan saat istirahat datang.
Sementara Jennifer terpaku di tempatnya berdiri. Dia merasa tadi ada sesuatu yang ganjil, tapi entah apa... Mungkin sebaiknya sekarang dia menyusul Nasha saja.
* * * Lo nggak pa-pa" Dave muncul di kelas Nasha saat jam istirahat kedua. Tampangnya kelihatan agak kusut siang itu. Mungkin dia juga sudah mendapat segala macam ledekan hari ini.
Siapa yang masang foto itu di papan pengumuman" tanya Nasha lirih.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Dave menggeleng dan tersenyum kecut. Kalau gue tau, udah gue cekik tu orang dari tadi pagi, Dave berusaha bercanda, tapi Nasha sama sekali nggak tertawa.
Lo marah ya sama gue"
Kecuali kalau semua ini perbuatan atau ide lo, nggak... gue nggak marah sama lo.
Nasha, Nasha... mana mungkin lah gue ngelakuin semua ini. Memang lo kira gue mau mempermalukan diri sendiri"
Nasha menatap Dave tajam. Apa maksud lo dengan lo nggak mau mempermalukan diri sendiri " Maksudnya... lo malu ketahuan jalan sama gue, gitu"
Lho..." Bukan gitu maksud gue... Dave bingung melihat Nasha yang mendadak emosi.
Halah... nggak usah bohong deh! Lo sebenernya cuma mau iseng sama gue, kan" Nasha mendadak muntab. Pikirannya sangat lelah hari ini, dan dia ingin marah! Dan sekarang lo malu karena ada foto kita berdua yang terpajang di papan pengumuman"! Lo takut orang salah sangka kalau lo bener-bener berniat deketin gue, dan lo jadi dapat predikat... cowok yang suka daun tua! Iya, kan"! kata Nasha berapiapi.
Daun tu... Dave tergagap. Nasha, gue sama sekali nggak ada maksud gitu! Maksud gue tadi tuh...
Ternyata gue salah menilai orang! Gue kira di balik sikap nyolot lo, lo cowok yang baik, tapi nyatanya enggak! Gue nggak tau apa lo jujur soal bukan lo dalang di balik semua ini, tapi asal lo tau aja, yang seharusnya malu atas semua ini tuh gue! Gue yang dianggap pecinta brondong, gue yang dipermalukan!
Dave cuma bisa bengong menatap Nasha yang heboh sendiri. Dia tahu, kalau dia berusaha menjelaskan sekarang, Nasha nggak akan mau mendengarkannya. Jadi daripada buang-
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
buang tenaga, lebih baik sekarang dia diam saja, melihat cewek di hadapannya ini memuntabkan emosi sampai puas.
Tadinya gue berani berharap sama lo, tapi harapan gue sia-sia! Lo hanya menganggap gue ini cewek yang bikin malu, nggak pantas jalan sama lo, karena lo kan... masih anak SMA, sementara habis ini gue harus jadi anak kuliahan yang tuwir! Nasha nggak sadar dia baru saja kelepasan mengakui perasaannya ke Dave.
Alis Dave terangkat, dan Nasha bisa mendengar tawa setengah mendengusnya yang lucu.
Kenapa lo ketawa" Lo merasa puas, hah" Lo seneng karena sekarang tujuan lo udah tercapai" Lo jahat, Dave! Sok baik padahal aslinya lo jahat! Munafik!
Kali ini Dave nggak bisa tahan lagi. Tadi dia datang ke kelas Nasha dengan niat untuk menghibur cewek itu, mungkin juga minta maaf... karena sudah mengajak Nasha pergi, dan akhirnya malah mengakibatkan insiden ini, tapi dia malah dimarahin habis-habisan!
Lo itu ya, memang paling nggak bisa dibilangin! Terserah lo deh kalau nggak mau percaya sama omongan gue! Capek gue ngomong sama lo!
Dave pergi dari kelas Nasha dengan langkah mengentak, kelihatannya dia betul-betul marah. Nasha cuma bisa menelungkupkan kepalanya lagi. Dalam hati dia menyesal sudah bicara sekasar tadi sama Dave, padahal tadi cowok itu datang untuk bicara baik-baik.
Ah, dia bilang dia mempermalukan diri sendiri kok dengan ketahuan jalan sama gue! batin Nasha jengkel, dan itu menutupi perasaan menyesalnya yang sempat tebersit tadi.
Nasha merasa hari ini benar-benar hari terberat yang pernah dialaminya.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
* * * Sepulang sekolah, Nasha mendapati pemandangan yang nggak biasa. Dia melihat Nadya sedang terduduk lesu di ruang tamu, sambil memegang HP-nya dengan sebelah tangan, tatapannya menerawang.
Hei, Kak, Kakak kenapa" Nasha nggak bisa menahan dirinya untuk nggak bertanya. Seumur-umur, dia cuma pernah melihat Nadya begini dua kali. Pertama, waktu dulu kakaknya itu gagal jadi juara umum saat kelas satu SMP, dan yang kedua ya sekarang ini.
Eh, Nasha, kamu udah pulang" tanya Nadya tanpa menjawab pertanyaan Nasha.
Nasha mengangguk. Iya. Kakak kok nggak kuliah" Dan kayaknya... Kakak lagi sedih nih, ada masalah, ya"
Nadya tersenyum lemah. Kakak lagi nggak enak badan, makanya nggak kuliah. Itu aja kok. Nggak ada masalah apaapa...
Bener nih" tanya Nasha curiga. Dia merasa ada sesuatu yang Nadya sembunyikan.
Iya, bener. Nadya tersenyum sekali lagi, dan kembali melamun.
Nasha lalu beranjak menuju kamarnya sendiri, nggak mengusik kakaknya lagi. Sebenarnya tadi sempat terbersit keinginan Nasha untuk curhat soal semua kejadian hari ini ke Nadya. Tapi kalau melihat kondisi kakaknya yang sepertinya juga lagi ruwet begitu, Nasha jadi nggak tega. Nanti sajalah, kalau Nadya udah baikan. Saran-saran Nadya biasanya selalu tokcer, dan Nasha butuh banget semua saran itu sekarang, lebih dari dia butuh obat sakit kepala untuk menghilangkan rasa pusingnya akibat rentetan kejadian hari ini.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
* * * Bulu kuduk Nasha bergidik mendengar suara itu. Siapa yang nangis malam-malam begini" pikirnya ngeri. Masa rumah gue ada hantunya sih"
Tapi suara tangis tertahan itu semakin terdengar jelas, dan Nasha, yang tadinya berniat bikin susu hangat di dapur, karena nggak bisa tidur juga biarpun sekarang udah jam tiga subuh, mulai ketakutan sendiri. Sebelum ini, dia nggak pernah mengalami hal-hal aneh di rumahnya sendiri, dan jangan sampai deh hari ini dia harus ketemu penunggu rumahnya juga! Pikirannya udah terlalu ruwet dan nggak perlu dibikin semakin ruwet dengan harus mikirin hantu!
Tunggu! Suara hati Nasha memerintah begitu ia nyaris ngacir ke kamarnya lagi. Kenapa suara itu kayaknya berasal dari kamar Kak Nadya, ya"
Nasha mengurungkan niatnya kembali ke kamar, dan berjalan mendekati pintu kamar Nadya. Dari ventilasi di atas pintu kamar Nadya, Nasha bisa melihat lampu kamar Nadya sudah padam, dan kemungkinan besar kakaknya itu sudah tidur. Jadi nggak mungkin suara tangisan itu dari kamar Nadya, mungkin malah Nasha yang halusinasi gara-gara pikirannya lagi nggak beres.
Nasha hampir beranjak lagi, waktu dia memutuskan untuk meyakinkan dirinya sendiri. Dia menempelkan telinganya ke pintu kamar Nadya, dan bengong sendiri mendapati suara itu semakin jelas! Akhirnya Nasha mengambil keputusan dia harus mengintip sedikit ke dalam kamar Nadya. Bagaimana kalau ternyata yang menangis itu benar kakaknya"
Pelan-pelan, Nasha membuka pintu kamar Nadya. Nggak terkunci. Aneh, padahal biasanya Nadya selalu mengunci pintu kamarnya kalau mau tidur...
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Begitu pintu itu terbuka, Nasha terkaget-kaget sendiri melihat samar-sama sosok kakaknya itu duduk di salah satu sudut ranjang, terisak dalam kegelapan. Spontan, Nasha menekan saklar lampu. Kamar Nadya langsung terang benderang, dan Nadya mendongak menatap Nasha.
Kak! Kakak kenapa?" Nasha menghambur masuk kamar, dan memeluk kakaknya. Aku nggak percaya kalau Kakak bilang Kakak nggak kenapa-kenapa!
Nadya menggeleng, dan terisak lagi. Dari mata Nadya yang sembap dan pipinya yang penuh air mata, Nasha menduga kakaknya itu sudah menangis dalam jangka waktu yang lama.
Kak... aku kan selalu cerita sama Kakak kalau aku ada masalah, dan Kakak selalu bantuin aku... Nah, sekarang aku pengin Kakak cerita masalah Kakak ke aku. Yah, mungkin aku nggak bisa banyak bantu, tapi seenggaknya kan... Elang suka sama orang lain, Sha..., desis Nadya lirih. Mata Nasha kontan membulat. Hah"! Nggak mungkin! Mana ada sih cewek yang lebih dari Kakak"
Bener, Sha... Dia nggak suka sama Kakak, dia lebih suka sama cewek itu...
Siapa" tanya Nasha emosi. Biar aku cekik cewek itu! Seenaknya aja ngerebut Kak Elang, memangnya dia nggak tau apa Kak Elang itu gebetan Kakak"! Cekik memang akhir-akhir ini jadi kata favorit Nasha.
Kakak sendiri nggak tau cewek itu siapa...
Lho" Kok Kakak bisa tau Kak Elang suka sama cewek lain tapi nggak tau cewek itu siapa " Memangnya dari mana Kakak tau Kak Elang suka sama cewek itu" Dari Kak Elang sendiri"
Nggak... Kakak tau dari Sita, temen kuliah Kakak... Dia bilang dia pernah lihat Elang jalan sama cewek di PIM... beli perhiasan, malah...
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Jantung Nasha serasa berhenti berdetak. Kap... ehh... kapan itu"
Udah lama, sebelum pesta ultahku. Selain itu, waktu Sita makan di resto Jepang di sana, dia ketemu lagi sama Elang dan cewek itu. Katanya mereka mesra banget, dan Elang kayaknya enjoy ada di dekat cewek itu...
Nasha kehilangan kata-kata. Cewek yang dimaksud Nadya itu kan dia! Tapi jelas teman Nadya yang namanya Sita itu melebih-lebihkan, karena Nasha kan sama sekali nggak mesra sama Elang! Dia malah curhat soal Dave di restoran itu, gimana coba caranya dia bisa mesra" Malu sih iya!
Sita nggak tau Kakak suka sama Elang, makanya dia dulu nggak cerita... Dan karena itu udah lama, dia lupa juga... Tapi tadi waktu kita lagi ngobrol-ngobrol, dia sambil lalu cerita Kamis kemarin dia lihat Elang makan sama cewek itu lagi! Dan tau nggak yang bikin Kakak tambah miris, cewek yang Elang suka itu ternyata masih anak SMA, Sha... Sita bilang, cewek itu masih pakai seragam sekolah, cuma dia nggak perhatiin dari sekolah mana...
Tanpa sadar, Nasha menahan napas. Nggak salah lagi, yang dilihat Sita itu pasti dia! Kamis kan hari waktu Elang menjemputnya ke sekolah dan mereka pergi makan bareng, dan entah kenapa si detektif gadungan bernama Sita itu bisa ada di tempat yang sama! Nasha sebenarnya lega sedikit karena Sita-si-tukang-spekulasi-hiperbolis-bin-sotoy itu nggak bisa melihat badge seragamnya.
Ehh... Kak, kan belum tentu juga itu cewek yang disuka sama Kak Elang. Kalau cewek itu masih SMA, mungkin... mungkin itu adiknya Kak Elang" Nasha berusaha menenangkan Nadya, sekaligus menyelamatkan dirinya sendiri dari tuduhan Sita.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Nadya menggeleng. Elang nggak punya adik cewek. Dia cuma punya satu kakak cowok.
Nasha menelan ludah. Dia ingat sekarang, Elang memang cuma punya kakak cowok. Yang namanya Kaisar Putra Mahadewa itu. Kenapa dia nggak bisa ngasih argumen yang lebih bagus sih"!
Ohh... gitu ya... Kalau gitu, mungkin itu... sepupunya Kak Elang"
Nasha... kalau sepupu, mana mungkin sih bisa mesra" Atau... temen Kakak yang namanya Sita itu melebih-lebihkan aja kali...
Untuk apa" Dia toh nggak tau Kakak sebenernya suka sama Elang, kenapa dia harus melebih-lebihkan" Ehh... iya juga yaa....
Nasha terdiam, otaknya berputar keras. Dia nggak bisa bilang ke Nadya bahwa dialah sebenarnya cewek itu, karena Nadya pasti nantinya juga curiga kenapa Elang dan Nasha bisa pergi bareng tanpa sepengetahuannya. Dan kondisi mood Nadya sekarang ini jelas bukan kondisi mood yang baik untuk mendengarkan penjelasan Nasha. Bisa-bisa nanti malah dia salah paham, dan ujung-ujungnya makin sedih karena mengira Nasha musuh dalam selimut...
Dan mendadak, seperti serangan rudal yang selalu datang tiba-tiba, kata-kata Dave waktu mereka kencan Sabtu kemarin bergaung di telinga Nasha.
Ohh... tapi kok kayaknya malah si Elang itu suka sama lo" Nggak mungkin! batin Nasha sambil menggeleng kuatkuat. Apa sih gue ini kalau dibandingin sama Kak Nadya" Gue slenge an, nggak bisa diatur, suka seenaknya sendiri... Kak Nadya cantik, pintar, anggun, baik banget, ramah...
Lalu satu kalimat lagi seakan menampar Nasha. Kata-kata Elang dulu...
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Mmm... tolong kamu jangan cerita-cerita sama Nadya ya kalau kita pergi-pergi kayak tadi"
Sekarang Nasha tau, kenapa Elang dulu meminta begitu. Pasti karena Elang nggak pengin Nadya tahu bahwa cewek yang berhasil mengalahkannya adalah adiknya sendiri... Sekarang semua keanehan itu cocok...
Ya Tuhan, rasanya Nasha kepengin mati saja kalau semua itu benar.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
P AGI ini Nasha seperti mayat hidup. Dia berjalan ke sana
kemari sambil menyeret langkahnya, nggak ada semangat sama sekali. Waktu pelajaran kimia, kesabaran Pak Darmo, guru kimia-nya, sudah habis untuk meneriaki Nasha. Jennifer sendiri mungkin juga sudah bosan untuk terus menyikut teman sebangkunya itu. Tapi Nasha seperti mobil yang udah waktunya ganti oli, ngadat dan nggak bisa konsentrasi.
Akhirnya waktu istirahat, Jennifer menarik Nasha ke depan perpus, dan menginterogasinya habis-habisan di sana. Lo kenapa"
Nggak pa-pa... Halah, orang zaman sekarang! Udah jelas kenapa-napa, tapi masih bilangnya nggak pa-pa . Ayolah, Sha, gue memang udah kenal lo bertahun-tahun, tapi kan tetap aja gue nggak bisa baca isi hati lo...
Ujung bibir Nasha berkedut sedikit, dia menatap Jennifer kosong.
Kemarin gue shock, Jen...
Oh. Masalah kemarin... Jennifer terdiam. Kalau gue jadi lo, gue juga pasti shock, Sha... Yang tabah ya...
Bukan cuma masalah foto itu... tapi kemarin pas istirahat kedua, Dave datang ke kelas.
Semakin Shock p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Serius" Jennifer terkaget-kaget. Dia memang sama sekali nggak tau soal itu.
Nasha mengangguk, lalu menceritakan semua obrolannya dengan Dave kemarin siang, termasuk soal Dave yang bilang dia nggak mungkin mempermalukan dirinya sendiri dengan memajang foto-fotonya bareng Nasha sewaktu mereka makan berdua di PIM.
Coba, Jen, apa maksud dia kalau bukan mau mainin gue" Selama ini dia cuma iseng, tau nggak" Dan semua dugaan lo, tentang dia yang suka sama gue, itu salah besar! Dia nggak suka sama gue, dia cuma jadiin gue ini mainan! cerocos Nasha. Tapi selama ini kayaknya nggak gitu kok, Sha... Ah! Iya! Gue kan belum bilang kalau ternyata Dave bakat akting, ya" Harusnya dia main sinetron aja! Semua kelakuannya selama ini bener-bener berhasil menipu gue! Dia ngibulin gue habis-habisan! Nyolot sepanjang MOS untuk caper, sok baik waktu di Cibubur, ngajak gue KENCAN di PIM... tapi lihat apa ujungnya" Dia cuma mau bikin gue malu di depan seisi sekolah!
Jennifer melongo. Dia nggak percaya Dave bisa sejahat itu. Harusnya gue nggak boleh ngebiarin perasaan gue ke dia berkembang sampai kayak gini. Harusnya dulu waktu gue sadar kalau gue suka sama dia, gue cepat-cepat buang perasaan itu. Udah nggak waras gue ini, bisa-bisanya suka sama cowok yang dua tahun di bawah gue, dan dia nggak worth it pula untuk dapetin itu semua...
Jennifer terdiam. Dia ingat dia adalah oknum utama yang mendorong Nasha untuk nggak mengenyahkan perasaannya ke Dave. Jennifer kan dulu mendukung Nasha mati-matian, karena dia yakin banget Dave benar-benar suka sama Nasha. Sekarang Jennifer jadi merasa bersalah juga, biarpun dia yakin Dave sebenarnya nggak seperti yang dituduhkan Nasha.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Itu semua belum apa-apa, Jen. Subuh tadi, gue mergokin kakak gue nangis di kamarnya. Dan lo tau apa penyebab dia nangis" Gue!
Hah" Temen Kak Nadya mergokin Kak Elang jalan di mal sama cewek dua kali, terus tanpa sengaja dia cerita ke Kak Nadya... tanpa mereka berdua tau kalau cewek itu gue! Dan Kak Nadya nangis semalaman, karena dia kira Kak Elang suka sama cewek itu!
Tapi... kenapa lo nggak bilang aja ke Kak Nadya kalau cewek itu lo"
Dan bikin Kak Nadya tambah sedih karena mengira gue ada apa-apa sama Kak Elang" Nggak deh, makasih. Nasha mendengus keras-keras, Jennifer sampai kaget mendengarnya. Itu juga belum apa-apa, masih ada yang jauh lebih parah... Oh no... apa"
Gue mulai merasa, Kak Elang memang... suka sama gue... Nasha melirik Jennifer dengan tatapan sedih.
Ya ampun... Lo yakin"
Sebenernya gue nggak pengin yakin, tapi semua buktinya udah mengarah ke situ. Dan ini bukan karena gue ge-er atau apa... Dave pernah bilang gitu, dan Kak Elang juga melarang gue untuk cerita sama Kak Nadya kalau kita pernah pergi bareng... Entah apa maksudnya itu kalau bukan karena dia sebenernya suka sama gue dan nggak mau ketahuan Kak Nadya... Aduh, Sha, ini bener-bener gawat...
Kenapa ya, masalah selalu datang beruntun" Gue nggak bakal tahan kalau kayak gini terus...
Jennifer menepuk pundak Nasha pelan. Yang tabah ya, Sha...
Nasha hanya mengangguk getir. Entah bagaimana dia harus menghadapi semua ini.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
* * * Nasha duduk di kantin dengan ogah-ogahan. Mi ayam di depannya, yang dibelikan Tyrza dan Elsa karena kuatir melihat Nasha yang pucat karena belum makan, sama sekali nggak digubris. Jennifer saat itu nggak ikut nongkrong, karena sedang dipanggil guru fisika mereka, dia harus pemantapan untuk ikut lomba fisika tingkat nasional bulan depan. Sha, dimakan dulu minya, bujuk Tyrza. Nasha menggeleng. Gue nggak laper.
Jangan gitu dong, Sha, lo pucat banget gitu. Nanti lo pingsan, tambah Elsa.
Makasih ya, lo semua udah perhatian banget sama gue, tapi gue bener-bener nggak mood makan...
Kita tau lo lagi down banget gara-gara semua masalah ini, tapi itu nggak berarti lo harus menyiksa diri lo sendiri, kan" Lama-lama juga orang bakal lupa kejadian ini pernah ada kok. Tahun depan udah nggak ada yang ingat lagi lo pernah diledek gara-gara suka sama adik kelas, Tyrza berusaha menghibur Nasha.
Iya! Dan apa sih salahnya jalan bareng sama brondong" Toh brondongnya cakep! celoteh Elsa. Mau nggak mau Nasha tertawa mendengarnya, sementara Tyrza memelototi Elsa galak. Bercanda kok nggak lihat sikon dulu!
Jujur aja nih, gue sempat nggak percaya waktu lihat fotofoto itu kemarin. Gimana enggak, Nasha yang sebulan lalu mati-matian bilang nafsu yang ada dalam dirinya setiap melihat Dave itu cuma nafsu pengin membunuh, ehh... sekarang malah berubah jadi nafsu pengin mencium! Elsa belum tobat biarpun udah dipelototi Tyrza tadi. Nasha nyengir lagi.
Sa, lo nggak peka banget sih! Tyrza mulai galak karena Elsa nggak bisa direm mulutnya.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Nggak pa-pa, Za. Yah... walaupun gue nggak seberangasan yang Elsa bilang itu. Nasha terkekeh.
Nah! Lihat tuh, tadi tampangnya suntuk, tapi begitu topik udah sampai ke pujaan hati, dia langsung ketawa-ketiwi! Elsa tertawa penuh kemenangan. Tyrza jadi keki sendiri.
Tapi, Sha, serius nih... Kok lo bisa-bisanya sih nggak cerita ke kita-kita kalau lo... yah, ada rasa sama si Dave itu. Kita kan temen lo juga, Sha... Atau lo cuma cerita sama Jennifer" tanya Tyrza hati-hati.
Nasha jadi merasa nggak enak banget. Bukannya gitu, tapi gue... sejak awal gue emang niatnya nggak mau ngakuin perasaan gue ke Dave itu. Gue selalu bilang ke diri gue sendiri, gue nggak mungkin suka sama... brondong. Dan gue berusaha membuang semua perasaan itu. Cuma mungkin gue yang kurang berusaha, semakin gue menyangkal, semakin gue sadar sebenernya gue memang suka sama dia.
Ah..., desah Elsa, seolah dia habis mendengar penjelasan tentang kenapa Romeo bisa jatuh cinta sama Juliet. Cinta nggak bisa bohong, ya kan" Ya dong"
Nasha tersenyum pahit. Waktu gue nyerah itulah, gue mulai bisa... ngasih kesempatan buat Dave. Dan karena semua itu masih awal, gue nggak bisa cerita ke lo berdua, maaf yaa...
Hooo... seperti wanita hamil yang tabu beli perlengkapan bayi sebelum kandungannya berumur tujuh bulan, karena takut terjadi apa-apa, ya kan" kata Elsa sok tau.
Ihh... Elsa! Apaan sih" Nggak nyambung, tau! protes Tyrza.
Nggak pa-pa, nyantai aja. Nasha nyengir mendengar perdebatan kedua temannya itu. Tadinya gue pengin cerita kalau gue udah dapat kejelasan soal perasaan Dave, tapi... kalian tau sendiri, sebelum gue bisa mencapai semua itu, ada
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
orang iseng yang mau bikin gue malu, dan yah... dia berhasil.
Tyrza dan Elsa berpandangan, lalu mereka berdua menepuk tangan Nasha yang ada di atas meja kantin.
Sekarang baru gue nyesel, kenapa dulu gue sok tau sama perasaan gue, dan bukannya mikir pakai logika. Cowok seumur Dave nggak mungkin serius lah sama gue, dia cuma mau iseng... Kalau dulu gue mikir pakai logika, pasti semua ini nggak bakal terjadi. Gue nggak bakal malu di depan seisi sekolah, nggak bakal sakit hati...
Everything happened for a reason, Sha, kata Tyrza pelan. Nasha mengangguk, biarpun dia sendiri nggak tau untuk alasan apa semua ini harus terjadi. Mungkin supaya dia dapat pelajaran supaya lebih hati-hati untuk suka sama cowok lain kali. * * *
Jantung Nasha seperti mau copot waktu sore itu dia mendapati Toyota Rush Elang diparkir di sebelah mobilnya di lapangan parkir sekolah. Cowok itu bahkan berdiri persis di depan mobil Nasha. Ganteng dan charming, as usual.
Halo, Sha! sapanya riang begitu melihat Nasha. Kak Elang mau apa" tanya Nasha dingin.
Elang rupanya bisa menangkap nada suara Nasha yang nggak ramah itu. Keningnya berkerut heran. Kamu kok ngomongnya gitu"
Emang kenapa" Aku kan cuma nanya Kak Elang mau apa datang ke sini, itu pertanyaan yang wajar, kan" Tapi nada suaramu itu lho...
Udahlah, Kak, aku capek, mau pulang. Kalau Kakak nggak ada perlu yang penting sama aku, lebih baik Kakak pulang aja deh.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Nasha berjalan menuju pintu mobilnya, tapi Elang berhasil menangkap pergelangan tangannya.
Bad day, ya" tanyanya sambil tersenyum. Mau cerita sambil ngopi di Coffee Bean, nggak" Aku yang traktir deh...
Nasha cepat-cepat menggeleng. Makasih, tapi sebaiknya Kakak nggak usah ketemu aku lagi. Nggak usah datang-datang ke sini lagi. Nggak usah ngajak-ngajak aku pergi lagi. Elang bengong. Kamu kenapa sih"
Tadi kan aku udah bilang, aku capek! Aku mau pulang! Nasha menepiskan tangan Elang yang menggenggam tangannya dengan kasar, sampai-sampai tangan Elang membentur kap mobilnya keras. Nasha sempat merasa nggak enak dan berniat minta maaf, karena pastinya tangan Elang sakit banget, tapi dia mengurungkan niatnya. Lebih cepat dia pergi dari sini akan lebih baik.
Sha, aku nggak akan biarin kamu pergi sebelum kamu cerita yang jujur sama aku ada apa ini sebenernya! Kalau aku punya salah sama kamu, aku minta maaf. Kalau kedatanganku ke sini bikin kamu punya masalah sama... Dave, aku minta maaf, tapi kamu jangan gini dong...
Dalam hati Nasha sedikit bersyukur karena tempat parkir udah lumayan sepi. Nggak kebayang kalau masih banyak murid SMA Pancasila di sini, pasti Nasha bakal semakin hot dijadikan bahan gosipan. Bayangin aja, udah kepergok jalan sama brondong, ehh... sekarang malah berantem sama cowok di parkiran. Mulut anak SMA mana yang bisa tahan untuk nggak berkicau"
Nggak! Kak Elang nggak punya masalah sama aku, tapi sama Kak Nadya! kata Nasha akhirnya.
Nadya..." Memangnya Nadya kenapa" Elang kelihatan bingung.
Masa Kakak nggak tau sih" Kak Nadya itu kan suka
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
sama Kakak, tapi Kakak malah nyakitin hatinya! seru Nasha blak-blakan. Dia nggak peduli lagi dia sudah membocorkan rahasia kakaknya, pokoknya sekarang dia pengin cepat-cepat pergi dari Elang!
Aku tau, kata Elang, dan Nasha melotot mendengarnya. Kalau udah tau, kenapa Kakak nggak utarain perasaan sama Kak Nadya" Kenapa Kakak malah bikin Kak Nadya bingung" Nasha jadi marah. Kalau cowok ini ternyata juga mau iseng sama kakaknya seperti Dave mengisenginya, lihat saja nanti! Dia nggak keberatan melayangkan bogem mentahnya, yang dulu pernah bikin beberapa cowok brengsek merintih kesakitan.
Karena aku sebenernya nggak punya perasaan apa-apa ke Nadya... Karena yang aku rasain ke dia cuma perasaan sebagai teman, nggak lebih...
Kali ini Nasha nggak tau harus ngomong apa-apa. Aku kaget waktu aku sadar Nadya suka sama aku, tapi aku memutuskan untuk berusaha punya perasaan yang sama ke dia. Aku terima ajakan-ajakan Nadya untuk datang ke rumahnya, aku berusaha mendekatkan diri sama dia. Tapi kalau emang dasarnya perasaanku nggak kena , aku harus gimana"
Elang menatap Nasha lurus-lurus. Tatapan cowok itu benarbenar setajam tatapan elang, seperti namanya.
Tapi selama usaha pdkt-ku yang nggak berhasil ke Nadya itu, aku mulai sadar, sebenarnya ada cewek lain yang lebih menarik perhatianku...
Nasha menahan napas. Tidak, jangan sampai ke bagian yang ini...
Cewek yang ceria, ceplas-ceplos, dan sedikit slenge an, tapi benar-benar apa adanya... Dia nggak seperti Nadya yang manis, lembut, dan feminin itu... Aku sendiri nggak tau kenapa aku bisa tertarik pada cewek seperti itu... tapi mungkin
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
karena sepatunya pernah terbang menghantam jidatku sampai benjol..."
Sekarang napas Nasha seperti tercekik.
Di dekat cewek itu, aku seperti punya dunia baru, yang lebih ceria, lebih bebas... Aku bisa jadi diriku apa adanya. Tapi di saat aku mulai berani mendekati dia, dia malah mengaku dia suka sama cowok lain... yang ternyata lebih muda dua tahun dari dia, yang ternyata adalah adik kelasnya yang supernyolot...


Brondong Lover Karya Stephanie Zen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Rasanya Nasha benar-benar kepengin mati saat ini. Atau pingsan pun bolehlah, asal dia nggak perlu mendengar lanjutan kata-kata Elang.
Aku pengin banget cewek itu juga punya perasaan yang sama, tapi aku tau dia nggak akan bisa, karena selain kenyataan dia suka sama cowok lain, dia juga pasti bakal benci aku kalau tau soal perasaanku... Dan dia bakal berada di pihak kakaknya, yang udah kubuat sakit hati...
Detik-detik itu terasa berjalan sangat lambat, Nasha cuma bisa terpaku di tempatnya, terlalu shock untuk berbuat apa pun yang lebih dari itu.
Aku rasa, aku nggak perlu bilang ke kamu siapa cewek itu. Kamu mengenalnya, Sha... Kamu sangat mengenalnya...
Gila, kata Nasha akhirnya. Jadi selama ini Kak Elang punya maksud seperti itu, ya" Kak Elang sok care sama Kak Nadya, padahal cuma pengin bikin Kak Nadya sakit hati"!
Kalau aku terang-terangan bilang aku suka sama kamu, memangnya kamu mau dengar" Bisa ada dekat kamu, biarpun aku harus pura-pura semua itu demi Nadya, udah cukup buat aku.
Dan aku dengan bodohnya tertipu, mau aja jalan bareng Kak Elang... Aku nggak sadar dengan gitu aku udah bikin kakakku sendiri sakit hati! Kak Elang sadar nggak sih apa
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
yang Kak Elang lakuin ini"! Nasha setengah mati menahan air matanya.
Maafin aku, Sha... Kak Elang nggak tau kan, kalau semalam aku harus lihat Kak Nadya nangis" Kak Elang nggak tau kan, kalau semua ini udah bikin Kak Nadya menderita"
Maksudmu... Nadya udah tau... Elang terbata. Kak Nadya tau Kak Elang jalan sama cewek lain. Temannya yang namanya Sita atau entah siapa itu lihat kita jalan bareng, DUA KALI! Dan dia cerita ke Kak Nadya! Untunglah dia nggak tau cewek itu aku! Tapi itu aja udah cukup menyakiti Kak Nadya, tau nggak"! Apa jadinya lagi kalau Nadya tau cewek itu ternyata... aku"
Tapi bukannya itu... Kemarin aku merasa jijik banget sama diriku sendiri, Kak. Aku merasa seperti pengkhianat! Aku menikam kakakku sendiri dari belakang! Sekarang air mata Nasha sudah membanjir di pipinya. Kenapa harus aku, Kak" Kenapa bukan cewek lain" Aku ini udah cukup ribet tanpa perlu ketambahan masalah seperti ini lagi! Cowok yang aku suka, yang BRONDONG itu, bilang dia mempermalukan dirinya sendiri dengan jalan sama aku! Dan sekarang, cowok yang disuka kakakku malah ngaku dia suka sama aku! Kurang susah apa lagi aku ini" Harusnya aku bisa jadi anak SMA yang normal... Punya kehidupan yang normal... bukannya terjebak di dalam masalah kayak gini...
Nasha mengusap air matanya dengan punggung tangan kuat-kuat, sampai pipinya terasa sakit. Dia menunduk menatap pavingstone di lapangan parkir sekolahnya karena nggak mau menatap Elang. Tapi dia mendongak juga waktu Elang mendekat.
Dan Nasha cuma bisa bengong karena Elang sedang meng-
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
angsurkan sebuah kalung ke dalam genggamannya. Kalung emas putih dengan liontin bunga yang dulu Nasha pilihkan untuk hadiah ultah Nadya...
Buat apa itu" tanyanya galak.
Ini buat kamu. Aku tau kamu suka banget sama kalung ini. Elang meraih tangan Nasha dan menggenggamkan kalung itu ke tangan Nasha, tapi Nasha menepisnya. Aku nggak suka sama kalung itu!
Tapi dulu kamu sendiri yang pilih...
Iya! Tapi untuk Kak Nadya! Kenapa sekarang Kakak kasih ke aku"
Aku... sebetulnya aku dulu pengin kasih sesuatu buat kamu, tapi aku baru kenal kamu, dan nggak tau apa yang kamu suka... Jadi aku pura-pura minta kamu menemaniku beli kado ultah untuk Nadya, tanpa kamu tau bahwa kamu pilih kado untuk kamu sendiri...
Gila, maki Nasha lagi. Setelah itu aku beli kado lain lagi untuk Nadya, sekadar kado persahabatan. Aku simpan kalung ini untuk kamu, sampai saatnya tepat. Aku tau kamu pasti bingung waktu melihat hadiahku untuk Nadya, tapi kamu nggak mau tanya, iya kan"
Itu nggak penting sekarang. Apa pun yang menyangkut Kak Elang, sekarang nggak penting lagi buatku!
Dan kali ini Nasha benar-benar mendorong Elang, lalu masuk ke mobilnya dan memacu mobil itu pergi. Air matanya bercucuran sepanjang jalan.
* * * Di dalam kamarnya, Nasha menangis kuat-kuat. Dia sudah me ngunci pintu kamar untuk mencegah siapa pun masuk, dan
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
menyetel boombox-nya keras-keras, supaya nggak ada yang mendengar isakannya.
Kenapa dia ini" Kenapa semuanya nggak berjalan lancar untuk dia" Masalah Dave yang ternyata malu kepergok jalan bareng Nasha, Nadya yang nggak tau saingannya ternyata adiknya sendiri, Elang yang seenaknya saja menjatuhinya cinta tanpa pikir panjang...
Ini bahkan jauh lebih buruk dibanding perasaannya waktu ditinggalkan Kevin sendirian di kafe setelah cowok itu menggebrak meja dan membuat Nasha jadi tontonan seluruh pengunjung kafe.
Ini juga lebih buruk dibanding kacaunya hatinya saat dia mendengar Dave bilang dia nggak akan mempermalukan dirinya sendiri dengan memajang fotonya dengan Nasha di papan pengumuman sekolah.
Ini jauh lebih buruk... Dia suka sama brondong, yang ternyata cuma mau iseng mengetes sampai sejauh mana dia bisa menaklukkan cewekcewek senior. Dia jadi bahan tertawaan hampir semua anak di sekolahnya karena kepergok jalan sama si brondong. Gebetan kakaknya naksir dia. Dan dia nggak tau harus seperti apa menjalani hari-harinya besok.
Kalau Nadya sampai tau Nasha-lah yang jalan bareng Elang, dia pasti nggak akan memaafkan Nasha lagi. Adik macam apa itu, yang bikin kakaknya patah hati sampai menangis di tengah pagi buta" Adik macam apa yang diam-diam menikam kakaknya dari belakang"
Nasha benar-benar merasa jijik pada dirinya sendiri. Benar deh, kalau ada award untuk Cewek Tergoblok Sedunia, Adik Paling Munafik Sejagad, dan Manusia Tanpa Gairah Hidup, Nasha pasti memenangkan ketiganya sekaligus. Dengan suara mutlak.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
S EMINGGU sudah berlalu, tapi Nasha masih tetap lesu.
Sekarang hidupnya seperti rutinitas nggak berarti, dan dia benar-benar merasa nggak semangat menjalaninya. Pagi hari dia bangun, siap-siap, lalu ke sekolah. Sorenya pulang ke rumah, les ini-itu, makan, terus tidur lagi. Besoknya dia bangun lagi dan melakukan hal yang sama seperti kemarin. Nasha sebenarnya bosan, tapi karena dia toh nggak tertarik lagi untuk punya semangat hidup seperti dulu, dia membiarkan saja semua itu terjadi.
Beberapa anak di sekolahnya masih suka meledek Nasha. Yah, Nasha sih mau nggak mau harus terima, karena kan memang dia yang udah dengan gobloknya mau pergi bareng Dave dan mengakibatkan dia dapat julukan Brondong Lover itu. Waktu itu malah ada anak cewek kelas dua belas yang nggak Nasha kenal dekat, tiba-tiba mendatanginya dan bilang dia juga punya pacar yang masih kelas sepuluh, dan itu berarti mereka senasib. Reaksi Nasha untuk menghadapi pengakuan cewek itu cuma satu: bengong.
Jennifer, Tyrza, dan Elsa udah sampai pada batas kesabaran mereka untuk menasihati Nasha. Mereka tau Nasha memang lagi suntuk, ditambah Nasha juga sudah membeberkan semua kejadian dengan Elang sore itu, jadi makin sadarlah
Confession Part II p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
teman-temannya bahwa Nasha memang lagi butuh lebih banyak waktu untuk berpikir.
Tapi Dave rupanya nggak berpikiran sama.
Sore itu, dengan berbekal alamat Nasha yang didapatnya dari hasil merayu Bu Ana, guru tuwir tapi minta ampun genitnya yang jadi petugas Tata Usaha di sekolah mereka, Dave datang ke rumah Nasha. Waktu melihat Dave, Nasha shock seperti melihat hantu.
Ngapain lo ke sini" Gue mau ngomong sama lo. Kan bisa di sekolah!
Memangnya di sekolah, lo mau ngomong sama gue" Tiap lo lihat gue dari jauh, lo langsung kabur. Papasan di kantin, lo buang muka. Kapan gue bisa ngomongnya"
Nasha melengos. Udahlah, nggak usah buang-buang waktu. Percuma lo belain datang ke sini, gue tetap nggak mau ngomong sama lo.
Dan Nasha membanting pintu rumahnya di depan wajah Dave. Benar-benar membanting, dengan bunyi berdebam keras.
Tapi dia lupa menguncinya, karena sedetik kemudian, Dave sudah membuka pintu itu kembali. Jelas Dave nggak mau kedatangannya ke rumah Nasha jadi sia-sia. Merayu Bu Ana demi mendapatkan alamat Nasha bukan sesuatu yang gampang lho.
Nasha, pokoknya lo harus dengerin!
Nasha akhirnya mengembuskan napasnya kuat-kuat, sadar kalau nantinya dia menjawab enggak sekalipun, si Dave yang tukang ngeyel itu bakal tetap memaksa bicara sama dia. Jadi lebih cepat selesai akan lebih baik.
Oke, dua menit, katanya galak.
Oke. Yang mau gue tegaskan cuma satu: gue sama se-
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
kali nggak ada niat mempermalukan lo. Obrolan yang waktu itu... lo salah paham. Yang gue maksud waktu itu adalah... gue nggak mau orang tau kalau gue sebenernya naksir cewek yang nggak punya perasaan sama ke gue... Gue nggak mau bikin diri sendiri malu kalau orang tau perasaan gue ke cewek itu cuma bertepuk sebelah tangan...
Nasha melongo dengan suksesnya. Dan bukannya mengeluarkan tanggapan yang cerdas, dia malah melirik jam dinding di ruang tamu dengan canggung dan bilang, Udah dua menit. Waktu lo habis.
Nasha! Kenapa sih lo munafik banget" Kenapa lo membentengi diri sendiri kayak gitu" Gue tau gue ini nyebelin, dan sebutan apa yang lo pakai untuk menggambarkan gue..." Junior supernyolot" Yah, gue tau gue memang seperti itu, dan itu udah bikin lo kesal. Oke, gue minta maaf. Kali ini gue serius.
Kalau aja Nasha nggak ingat sakit hatinya setelah obrolan Dave-nggak-mungkin-mempermalukan-dirinya-sendiri waktu itu, dia pasti udah menghambur memeluk Dave sekarang. Tapi rasa gengsinya mengalahkan semuanya.
Gue maafin, katanya dingin, berusaha nggak menatap Dave langsung. Sekali menatap Dave, dia pasti nggak bakal bisa membuang muka lagi. Cowok itu tatapannya benar-benar mengerikan, seperti... menuntut.
Sekarang, gue mau tanya satu hal sama lo, dan tolong jawab dengan jujur, oke" Setelah itu gue bakal lakukan apa pun yang lo minta, termasuk pergi dari sini.
Nasha mengerjap. Ini seperti membeli kucing dalam karung. Dia kepengin Dave pergi dari sini, dengan artian kalau cowok itu lebih lama berada di depannya mungkin dia nggak bisa menahan diri lagi, tapi dia juga takut kalau nanti pertanyaan Dave bakal masuk daerah berbahaya .
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Tapi Nasha tau pilihannya cuma dua. Oke, tanya aja.
Apa lo pernah, biarpun cuma sebentar... punya perasaan yang sama dengan mmm... perasaan gue"
Duh! Mampus! Nasha membatin dengan panik. Gue harus jawab apa"
Tepatnya, seperti apa perasaan lo itu" Nasha berhasil membalikkan pertanyaan, biarpun dia tadinya panik setengah mati. At least sekarang dia bisa bernapas lega sedikit, plus mendesak Dave untuk lebih jelas mengakui perasaannya. Gotcha! Sekali tepuk, dua lalat!
Perasaan... suka. Sayang. Cinta... terserah deskripsi lo apa, tapi jenis perasaan yang kayak gitu, jawab Dave yakin.
Nasha melotot. Dave baru saja mengaku dia suka, sayang, cinta, atau apa pun lah yang semacam itu, sama Nasha! Dan ini bukan jenis pengakuan kadang-gue-merasa-suka-sama-lo seperti yang dibilangnya waktu mereka makan bareng di resto Jepang dua minggu lalu! Kali ini pengakuan tanpa kata kadang atau merasa!
Oh, masa bodo lah, Sha, gue ngaku gue suka sama lo, puas" kata Dave lagi, setelah dia melihat Nasha yang cuma bisa bengong dan mengerjap berulang-ulang.
Lo... lo nggak lagi bercanda, kan"
Eh" Lo pikir gue mau belain ngerayu Bu Ana, cuma buat datang ke sini dan BERCANDA"
Lo ngerayu Bu Ana" tanya Nasha kaget.
Iya! Kalo nggak, mana mungkin guru tengil itu mau ngasih alamat lo"! Udahlah, Nasha, lo ngeles mulu dari tadi! Apa jawabannya"
Nasha diam lagi. Nah, biar lebih gampang aja, lo PERNAH nggak suka sama gue"
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Nasha diam lagi... tapi kemudian dia menggeleng. Dave seperti mau bilang sesuatu, tapi dia mengurungkan niatnya. Dia menghela napas dalam-dalam. Ohh... oke. Kalau gitu... gue nggak melihat ada gunanya lagi gue tetap di sini. Sori udah gangguin lo. Bye.
Gue nggak PERNAH suka sama lo, kata Nasha waktu punggung Dave menghadap padanya, gue SELALU suka sama lo.
Dave berbalik, dan senyumnya... senyumnya yang itu, yang selalu bikin Nasha salting dan panas-dingin itu, mengembang lebar.
Bahkan biarpun lo nyebelin setengah mati, dan gue rasanya pengin nonjok lo sepanjang MOS, gue sebenernya... suka sama lo. Awalnya gue coba menyangkal, karena... lo tau kan, gue takut sama anggapan orang-orang. Tapi akhirnya gue sadar gue nggak bisa selamanya membohongi diri gue sendiri...
Dave tersenyum geli. Dia mendekat pada Nasha. May I" tanyanya.
Apa" tanya Nasha bingung.
Dave nggak menjawab, tapi dia langsung mencium pipi Nasha lembut, membuat wajah cewek itu merah padam saking malunya!
* * * Jen! Coba tebak! seru Nasha bersemangat di telepon.
Wah, ada apa nih" Kok ceria amat" tanya Jennifer heran. Seminggu ini Nasha lemah-letih-lesu, kenapa sekarang dia menelepon dengan semangat 45 gini" Lo habis menang undian"
Bukaaaannn! Nasha terkikik. Lebih seru daripada itu!
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Apa" Kasih tau aja deh, I have no idea nih... Gue... baru jadian!
HAH"! Lo balikan sama Kevin, Sha?""
Ihh... Kok Kevin sih"! Nasha mengernyit. Bukan sama diaaa...
Terus... Oh, no, jangan bilang... Elang"
Aduh! Apalagi itu! Gue kan udah bilang, gue nggak mungkin nusuk kakak gue dari belakang! Lagian cowok itu, gue sebeeeeelll sama dia! Tega-teganya nyakitin cewek sebaik Kak Nadya!
Tapi... Ya Tuhan..., gumam Jennifer akhirnya. Dave?"" Iyaa! Nasha nyaris melonjak kegirangan. Dia tadi datang ke sini! Terus ngaku suka sama gue, dan dia nanya gimana perasaan gue ke dia! Terus...
Nasha menceritakan semuanya, lengkap. Bahkan semua potongan dialognya pun dia hafal!
Wow! Hihihi... gue sampai sekarang masih nggak nyangka lho, Jen! Maksud gue, tadi pagi kan gue masih yang senewen aja gitu sama dia, bahkan nggak mau lihat tampangnya lagi, tapi sekarang... duh, dia baru aja pulang, tapi gue udah kangen berat!
Ckckck, Jennifer berdecak, suaranya terdengar geli. Tyrza sama Elsa udah tau"
Mm... sebenernya gue nggak berniat ngasih tau mereka, soalnya... Nasha menelan ludahnya dengan susah payah. Kerongkongannya terasa agak sakit begitu sampai di bagian ini. Apa"
Gue sama Dave udah sepakat untuk backstreet. Hah" Backstreet dari siapa" Ortu lo ngebolehin pacaran, kan" tanya Jennifer nggak ngerti. Dia tau, halangannya pasti bukan dari ortu Nasha, soalnya dulu waktu Nasha pacaran
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
sama Kevin, ortunya membolehkan kok... Masa dari ortu Dave" Iihh... lebih nggak mungkin lagi!
Backstreet dari... anak-anak sekolah... Ya ampun, Nasha...
Gue tau, ini pasti kedengerannya aneh banget, tapi lo tau kan, situasi di sekolah sekarang... Dan anggapan semua orang tentang gue" Nah, gue nggak mau orang-orang itu semakin menggila dan merasa menang karena gue memang brondong lover seperti yang mereka bilang...
Tapi... apa lo nggak jadi merasa punya beban kalo kayak gini, Sha"
Tenang aja, dulu gue kuat kok ngadepin Kevin yang posesif, dan kalau lo lupa... baru-baru ini gue juga sanggup ngadepin seisi sekolah yang meledek gue, jadi gue rasa backstreet sama Dave nggak lebih berat dari itu semua. Yang penting gue sebenernya hepi, kan, Jen" Nggak tau kenapa, kayaknya sekarang gue legaaa... banget, nggak perlu nutupin perasaan gue dari Dave lagi...
Dan terutama lega karena lo tau dia juga bener-bener suka sama lo, kan"
Iya... Dan sekarang mungkin gue sama Dave cuma perlu berkorban bentar aja. Nggak bakal lama kok. Paling dua-tiga bulan lagi juga gosip itu hilang, dan nanti gue sama Dave bisa go public pelan-pelan.
Ceila, go public katanya! Jennifer terbahak. Oke deh, Sha, apa pun keputusan lo, asal lo hepi, gue pasti dukung kok... I m happy for you...
Makasih, ya, Jen! Lo emang temen gue yang paling baiiiikkk deh!
Well, I am, haha... Eh, jangan lupa traktirannya lho! Hehe... iya beres deh. Udah dulu ya, mau makan nih gue. Oke. Babaii...
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Nasha menutup telepon, lalu berjalan keluar kamarnya. Di ruang keluarga dia melihat Nadya, yang kelihatannya sedang nonton TV, tapi pandangannya menerawang. Tebersit rasa bersalah di hati Nasha, bagaimanapun juga dia ikut andil membuat kakaknya terlihat seperti orang kehilangan semangat hidup begitu.
Kak... Kak Nadyaaaa, panggil Nasha, memutuskan untuk mengajak kakaknya bicara, aku punya kabar bagus nih...
Nadya mendongak di bawah matanya ada lingkaran hitam yang besar, tapi dia masih mau tersenyum untuk Nasha. Wah, ada apa nih" Kok kayaknya kamu hepi banget gitu" Hehe... iya sih. Aku... baru jadian nih, Kak! Mata Nadya membola. Oh ya" Wah... sama siapa" Eh... tunggu! Pasti sama cowok yang nge-date sama kamu waktu itu, kan" Yang bikin kamu pusing nyari baju"
Nasha tersipu. Hehe... iya sama dia... Tadi siang dia datang ke rumah, terus nembak gitu...
Wah, selamat ya, Sha... Nadya berdiri dan memeluk Nasha. Kakak ikut seneng deh. Untung kamu bisa jadian sama cowok yang kamu suka ya. Sayang Kakak nggak seberuntung kamu...
Mendengar itu, perasaan bersalah Nasha jadi semakin besar, menghantam bagian dalam dirinya. Dia jadi menyesal sudah cerita soal jadiannya sama Dave ini ke Nadya. Harusnya dia kan ingat kakaknya lagi patah hati, kenapa dia malah cerita-cerita dia baru jadian" Bego banget sih"!
Mmm... Kak, maaf yaa... Aku jadi bikin Kakak sedih... Ah, siapa bilang" Kakak sedih kan bukan gara-gara kamu. Malah kamu udah bikin Kakak ikut senang karena tau kamu lagi bahagia, jadi ini sama sekali bukan salah kamu. Nasha mengangguk, tapi dalam hatinya tetap merasa nggak
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
enak. Apa Nadya bakal tetap bilang seperti itu kalau dia tau Nasha-lah yang disukai Elang"
Tiba-tiba, Nasha merasa muak pada dirinya sendiri.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
G UE jadi curiga, kata Sucipto sambil mondar-mandir di
depan Dave. Lo ke mana sih tiap istirahat kedua" Tiap gue sama anak-anak mau ngajakin main bola, lo udah ngilang.
Dave berlagak cuek, padahal ia sibuk memutar otak. Ke WC.
Cipto mengernyit. Ohh... sekarang ke WC bisa dijadwal selama sepuluh menit pertama tiap jam istirahat kedua, ya"
Gue tuh... ngerokok di WC, jawab Dave akhirnya. Dia nggak mungkin bilang ke Cipto bahwa tiap jam istirahat kedua dia selalu diam-diam ketemu Nasha di aula lantai tiga, kan"
Gila lo, kayak nggak ada tempat lain aja! Kalo mau ngerokok tuh di belakang gedung sana, bukannya di WC. Nggak aman, dodol! Kalau si Arman geblek itu pas kebelet mau ke WC, terus dia mergokin lo, gimana" Cipto mengomel, membawa-bawa nama guru kesiswaan mereka yang galak.
Bisa diurus. Dave nyengir lalu cabut dari situ sebelum Cipto sempat menginterogasinya lebih lanjut. Anak yang satu itu kadang-kadang memang kelewat pengin tau urusan orang lain.
* * * Ternyata... Backstreet Itu Susah!
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Nasha, lo dari mana sih" Kok ngos-ngosan gitu" tanya Elsa penasaran. Elsa lagi makan bakso bareng Jennifer di kantin, tapi Tyrza nggak kelihatan batang hidungnya. Dugaan Nasha, temennya yang satu itu lagi mojok sama Alan, pacarnya.
Nasha duduk di bangku kantin depan Jennifer, dan langsung menyeruput habis minuman sobatnya itu tanpa permisi. Gue... mmm... dari perpus.
Perpus" Elsa melotot. Ngapain lo di perpus" Gue... ya cari buku lah! Emang mau ngapain lagi di perpus kalo bukan cari buku" Aneh-aneh aja lo, haha...
Nasha memaksakan untuk tertawa, sementara Jennifer menatapnya penuh arti. Jennifer tau Nasha pasti lari-lari dari aula lantai tiga setelah ketemuan sama Dave. Memang cuma tempat itu yang nggak ada orangnya kalau jam istirahat begini. Tempat yang sangat sempurna untuk dua orang yang nggak mau ketahuan seisi sekolah kalau mereka sebenernya pacaran.
Iya, tapi... Elsa jelas kelihatan nggak percaya. Maksud gue... lo kan... Nasha. Nah, seorang Nasha nggak mungkin memilih ada di perpus kalau jam istirahat. Kalau Jennifer yang bilang dia ke perpus pas jam istirahat, nah... itu gue percaya!
Ohh gitu yaaa... Cewek bego kayak gue nggak mungkin ke perpus, gitu" Cuma yang pinter kayak Jennifer aja yang boleh ada di perpus, iya" Nasha jadi sedikit sewot.
Ehh... bukannya gitu, Sha, tapi kan... Elsa kelihatannya sadar kata-katanya tadi bikin Nasha jadi sewot. Maksud gue tuh... kan nggak biasanya lo suka ke perpus, apalagi jam istirahat gini... Udah gitu, udah seminggu ini lo selalu nggak ikut nongkrong bareng tiap istirahat kedua, itu lo ke perpus juga"
Nasha menghela napas. Memang seminggu ini dia diam-
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
diam ketemuan sama Dave di aula lantai tiga, dan yang tau soal itu cuma Jennifer, jadi wajar aja kalau sekarang Elsa curiga. Fiuhh... ternyata backstreet itu susah!
Mmm... yah, gue ada tugas tambahan dari Bu Maria, jawab Nasha asal. Untung aja Elsa dan Tyrza nggak sekelas sama dia saat mereka kelas dua belas ini, jadi Nasha bisa mengarang cerita tentang tugas tambahan yang sebenarnya nggak ada itu. Nilai fisika gue ada yang jelek, jadinya gue... eh... dikasih tugas tambahan... Nah, gue di perpus itu buat nyari bahan...
Oh, gitu, gumam Elsa. Jadi kemarin-kemarin itu lo nyari bahan juga"
Nasha mengangguk, biarpun dalam hati dia nggak enak harus membohongi temannya sendiri. Tapi mau gimana lagi, dia sama Dave kan udah sepakat untuk backstreet. Semakin sedikit orang yang tau mereka sebenarnya pacaran akan semakin baik.
Oya, Sha, kata Elsa lagi, gue mau nanya nih... lo akhirnya bener-bener nggak jadi ya sama Dave" Maksud gue... sejak ada yang masang foto lo sama Dave itu...
Nasha seperti baru menelan batu kali. Ehh... iyalah, nggak mungkin juga gue masih mau lanjut sama dia setelah kejadian itu. Gue udah sakit hati.
Yah, sayang ya... padahal sebenernya kalian tuh bisa jadi couple yang cocok banget lho! Elsa menyerocos. Terus... sekarang nggak ada cowok yang lo gebet, Sha" Nasha menggeleng. Nggak. Gue lagi males pacaran. Bohong aja tuh, dia kan sebenernya lagi hepi-hepinya pacaran sama Dave, biarpun itu harus menyita jam-jam istirahatnya untuk ketemu sembunyi-sembunyi sama cowok itu! * * *
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Waktu berlalu cukup cepat. Tanpa terasa, Nasha dan Dave udah satu bulan jadian. Untuk merayakan itu (termasuk merayakan mereka yang belum pernah berantem sekalipun sejak pacaran!), Dave janji bakal mentraktir Nasha di Starbucks. Nasha jelas senang banget, soalnya... ini pertama kalinya mereka bakal pergi bareng setelah jadian! Kemarin-kemarin sih acara malam mingguan mereka cuma Dave yang ngapel ke rumah Nasha, dan mereka nongkrong di teras rumah sambil dikerubuti nyamuk. Soalnya, Nasha nggak tahan kalau pacaran di ruang tamu, karena mamanya selalu sok mondarmandir dan mengedipkan mata untuk menggodanya! Mending di teras walau digigitin nyamuk deh!
Selain itu, Nasha juga masih belum berani jalan ke tempat-tempat umum bareng Dave. Takut kalau sampai ada anak sekolah mereka yang memergoki! Dia masih agak trauma juga gara-gara kasus foto Brondong Lover itu.
Tapi sekarang Nasha sudah punya strategi. Kalau kebetulan dia melihat ada yang dikenalnya waktu dia jalan bareng Dave, dia sama Dave bakal langsung berpisah jalan, seolaholah mereka nggak sedang jalan bareng. Cukup berisiko sih, tapi mau gimana lagi... masa dia harus terusmenerus malam mingguan ditemani nyamuk" Sekali-sekali kan Nasha pengin malam mingguan yang spesial juga, apalagi ini sekalian merayakan satu bulan jadiannya sama Dave.
Berangkat sekarang" tanya Dave saat Nasha muncul di ruang tamu.
He eh. Nasha tersenyum, lalu berpamitan sama ortunya yang duduk di ruang tamu. Mamanya, seperti biasa, mengedip menggoda Nasha. Sementara papanya malah pasang tampang sok galak begitu melihat Dave. Biasa... namanya juga bokap, kalau lihat anak ceweknya punya pacar, pasti deh langsung pasang tampang sok galak, hihi...
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Dulu, waktu Dave pertama kali ngapel ke rumah, mama Nasha malah lebih heboh lagi. Wanita setengah baya yang masih sangat cantik itu langsung sibuk kasak-kusuk sama Nasha.
Wah wah... ternyata anak Mama hebat juga ya, putus sama Kevin yang ganteng, ehh... sekarang malah dapat yang lebih guuaaanteeeeeeng! kata mama Nasha waktu itu.
Tapi... dia lebih muda dari aku lho, Ma, kata Nasha kecut.
Lebih muda" Adik kelas, maksudmu" Nasha mengangguk. Emang dia kelas berapa"
Kelas sepuluh, dua tahun di bawahku...
Mama Nasha tergelak. Hahaha... nggak pa-pa lagi, Sha! Siapa sih yang mau mempersoalkan kalau dia masih brondong" Yang penting kan ganteng!
Nasha cuma bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah mamanya waktu itu.
* * * Starbucks EX ternyata rame banget malam itu. Nasha menyuruh Dave masuk duluan, dan mengecek apakah kafe itu aman dari anak-anak SMA Pancasila. Dave sempat cemberut waktu disuruh begitu, tapi karena Nasha pasang tampang ngambek, akhirnya mau nggak mau Dave nurut juga. Dia masuk ke Starbucks dan celingak-celinguk seperti maling.
Dua menit kemudian, SMS masuk ke HP Nasha.
From: Pacarku Aman. Ak di pojok kanan blkg, dkt smoking area.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Nasha, yang menunggu di depan Strabucks, melangkah masuk. Dia sempat celingak-celinguk juga, dan ternyata memang nggak ada anak sekolahnya di situ. Fiuhh... inilah risiko pacaran backstreet dari seisi sekolah!
Nasha menemukan Dave duduk di dekat smoking area, persis seperti yang dibilang cowok itu lewat SMS. Tempat itu cukup tersembunyi, karena letaknya yang di bagian belakang, tertutup meja-meja lainnya, dan satu sisinya malah dinding. Rasa kuatir Nasha ada yang bakal memergokinya jalan bareng Dave, memudar.
Mau minum apa" tanya Dave setelah Nasha duduk. Frappuccino Rhumba, Mas, jawab Nasha sambil cekikikan. Habis, gaya Dave kayak waiter banget sih!
Dave tertawa, lalu mengacak rambut Nasha. Cake" Strawberry cheesecake satu, please, Nasha masih meneruskan gurauannya.
Dave mengangguk dan berjalan menuju kasir, memesan untuk dirinya sendiri dan Nasha. Dalam lima menit dia kembali sambil membawa dua buah piring yang masing-masing berisi strawberry cheesecake dan opera cake. Lalu dia kembali lagi untuk mengambil Caramel Frappuccino dan Frappuccino Rhumba yang baru selesai dibuat.
Kayaknya opera cake-mu enyaakkk..., kata Nasha sambil menatap piring cake Dave dengan mupeng. Dia jadi agak menyesal nggak pesan opera cake juga. Strawberry cheessecake-nya enak banget sih, tapi penampilan makanan Dave lebih menggiurkan.
Mau" tawar Dave. Nasha langsung mengangguk. Nggak disangka, Dave memotong ujung kue dengan sendok dan menyorongkannya pada Nasha.
Ehh... Muka Nasha merah padam kayak tomat. Dulu
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
waktu pacaran sama Kevin, dia nggak pernah yang sampai suap-suapan begini!
Lho, katanya mau" kata Dave bingung. Dia heran sendiri melihat Nasha yang nggak memakan kue di atas sendok yang digenggamnya.
Maluuu, bisik Nasha. Dave, yang baru tau alasan Nasha nggak melahap kue yang disuapkannya, langsung ngakak. Yah... ternyata kamu pemalu, ya" Ya udah, kalau gitu makan sendiri aja yaa...
Dave mengangsurkan piring opera cake-nya pada Nasha, tapi wajah cewek itu masih merah padam saking malunya. Mupengnya pada opera cake Dave sudah hilang gara-gara malu itu.
Ciee... dia malu! Dave masih menggoda Nasha. Ini sih mukanya lebih merah dibanding waktu aku cium dulu!
Nasha semakin merah padam, tapi kali ini dia nggak tinggal diam. Tangannya mencubit paha Dave keras-keras.
Adududuhh... sakit, Sha, Dave mengaduh, tapi sambil cengengesan. Kayaknya dia menikmati banget menggoda Nasha seperti sekarang.
Setelah puas cekikikan, mereka akhirnya menghabiskan makanan masing-masing. Ups, sebenernya bukan makanan masing-masing, karena Dave dengan sukarela mau menukar opera cake-nya dengan strawberry cheessecake Nasha, padahal Nasha tau cowoknya itu nggak suka stroberi. Di salah satu acara malam-minggu-ditemani-nyamuk mereka, Nasha pernah menawari Dave es krim stroberi yang baru dibeli Nadya, tapi cowoknya itu menolak dengan alasan sejak dulu dia memang nggak suka stroberi. Nasha jadi agak-agak terharu karena tau Dave ternyata termasuk jenis cowok yang mau melakukan (atau memakan") hal-hal yang nggak disukainya demi pacarnya. Berarti Dave sayang banget sama dia, kan"
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Sehabis makan, mereka jalan ke 21, dan memutuskan untuk nonton The Dark Knight yang dibintangi Heath Ledger. Sebelumnya, Nasha mengusulkan untuk nonton film horor, tapi gara-gara Dave menggodanya (kamu pasti mau nonton film horor supaya bisa punya kesempatan peluk-peluk aku, kan"), Nasha jadi manyun dan nurut aja diajak nonton The Dark Knight. Untungnya, film itu kereeenn... banget, dan Nasha terpesona sepanjang film, jadi dia nggak ngomel lagi sama Dave.
* * * Waktu hampir menunjukkan jam sebelas malam waktu Dave menghentikan motornya di depan pagar rumah Nasha. Nasha melepas helm yang dibawakan Dave untuknya, dan mengembalikannya pada cowok itu.
Makasih ya... Aku seneng banget hari ini, kata Nasha. Iya, aku juga seneng.
Mereka terdiam selama beberapa detik, sampai akhirnya Dave menggenggam tangan Nasha dan cengengesan seperti biasanya.
Besok-besok, jalan lagi, mau"
Nasha mendongak, terlihat agak ragu. Tapi... Oke, aku nggak bakal maksa, tukas Dave sambil tersenyum, tapi Nasha bisa melihat kekecewaan di wajah cowoknya itu. Met bobo ya, ntar sampai rumah aku SMS kamu deh.
Maaf ya... Nasha merasa nggak enak.
Kalau mau jujur, sebenernya dia pengiiinnnn... banget bisa sering jalan keluar sama Dave, tapi kalau disuruh menghadapi ejekan-ejekan seperti dulu, dia belum siap. Selain itu, Nasha juga takut Dave sampai diejek teman-temannya gara-gara pa-
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
caran sama cewek yang lebih tua. Gimana kalau Dave sampai terpengaruh, dan akhirnya menyadari dia bego banget mau pacaran sama daun tua sementara cewek-cewek seangkatannya banyak yang lebih cantik" Nasha nggak mau mengambil risiko itu kalau cuma untuk bisa mengalami beberapa kali nge-date di luar sama Dave. Malam ini dia berani mengambil risiko itu karena dia tau ini hari yang spesial. Tapi kalau untuk yang seperti ini setiap hari, Nasha takut...
Nggak pa-pa. Dave turun dari motornya, dan mencium pipi kiri Nasha yang terasa dingin karena angin malam. Kamu masuk gih, nanti masuk angin kalau di luar kelamaan. Good nite...
Nasha mengangguk, lalu menutup pintu pagar rumahnya begitu motor Dave berlalu.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
N IH, titipan dari Sherly, kata Sucipto, tangan kanannya
melemparkan sebuah bingkisan pada Dave, yang langsung ditangkap cowok itu dengan spontan.
Apaan nih" Meneketehe! Buka aja sendiri.
Cipto duduk di meja sebelah Dave, dan menatap ke arah bingkisan yang baru dilemparnya itu. Kayaknya Cipto juga penasaran sama apa isi kado dari Sherly, cewek ganjen kelas 10C yang kelihatannya bener-bener kesengsem sama Dave.
Dave membuka kertas kado pink bergambar ratusan hati yang norak itu dengan kening berkerut. Si Sherly ini ngerti nggak sih dia nggak suka sama cewek itu" Kayaknya selama ini Dave selalu pasang tampang jutek deh kalau berpapasan dengan Sherly, tapi nggak tau kenapa, cewek itu kayaknya muka badak banget suka sama Dave!
Kertas pembungkus kado Sherly sudah teronggok di bawah meja Dave, dan sekarang Dave sama Cipto bisa dengan jelas melihat apa isi kado itu. Cokelat Cadburry! Satu kotak besar!
Buka dong! kata Cipto nggak sabaran.
Dave menyorongkan kotak cokelat Cadburry itu ke Cipto. Tuh, abisin aja kalo lo mau.
Ketahuan! p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Serius" Iya. Udah cepet, mau apa nggak" Kalau kelamaan, gue tarik lagi lho tawarannya!
Iya, iya! Siniin! Cipto membuka kotak cokelat itu, dan langsung mengunyah isinya dengan semangat.
Kenapa sih lo nggak suka Sherly" Dia kan cantik, bodinya yahud, lagi! kata Cipto dengan mulut penuh cokelat. Biar ganteng, tingkah laku Cipto ternyata agak ndeso juga. Bicara dengan mulut penuh makanan kan jelas melanggar etiket.
So what gitu loh kalo gue nggak suka, jawab Dave cuek. Maaf deh ya, dia nggak tertarik sama cewek ganjen yang suka ngejar-ngejar cowok macam Sherly. Lagi pula, dia kan udah punya Nasha!
Seenggaknya dia jauh lebih baik daripada gebetan lo& si Nasha itu! Apa sih yang lo lihat dari cewek kayak dia" Udah galak, belagu lagi!
Telinga Dave terasa panas mendengar kata-kata Cipto barusan. Dia melirik Cipto dengan tatapan marah.
Maksud lo apa bilang yang jelek-jelek tentang Nasha gitu"
Oh, man, gue tau lo suka sama dia, tapi coba lo pikirpikir lagi deh gimana reaksi dia setelah kasus foto Brondong Lover itu. Dia kan jadi semakin jutek sama lo, seakan-akan dia itu dari kasta yang lebih tinggi dari lo aja! Dan ngomong-ngomong soal kasus foto itu, gue sampai sekarang masih nggak percaya kalian ternyata pernah nge-date! Gue melongo tau waktu lihat foto lo sama Nasha!
Dave menghela napas. Memang, untuk menutupi hubungan mereka, Nasha menambah kadar juteknya kalau kebetulan berpapasan sama Dave di sekolah. Dengan begitu nggak ada
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
yang curiga mereka sebenernya pacaran, kan" Cipto aja tertipu.
Dan soal nge-date itu... wajar aja kalau Cipto melongo waktu melihat foto Nasha dan Dave yang lagi makan berdua. Habisnya, selama ini kan Cipto taunya Nasha dan Dave itu seperti anjing dan kucing. Ketemu aja nggak pernah rukun, lha kok ini tiba-tiba malah kepergok lagi jalan bareng!
Sejak itu, Dave mendadak berlagak tuli kalau Cipto atau kroni-kroninya yang lain menanyainya soal Nasha. Dia tutup mulut, sama sekali nggak mau bilang kenapa dia dan Nasha bisa pergi bareng. Apalagi waktu itu Dave lagi marahan juga sama Nasha. Dia malas membahas tentang cewek, yang menurutnya waktu itu, nggak bakal digebetnya lagi, di depan teman-temannya.
Tapi sekarang, gara-gara Sherly si cewek nggak tau malu itu, Cipto jadi menyinggung-nyinggung lagi soal Nasha. Kali ini pakai menjelek-jelekkan segala, pula!
Udahlah, nggak usah ngomongin orang itu lagi, kenapa" Dave berusaha supaya emosinya nggak terpancing. Dia juga kepengin mengalihkan topik pembicaraan, soalnya Dave agak kuatir juga dia bakal keceplosan kalau mereka membahas tentang Nasha terus.
Ya, ya terserah lo lah... tapi menurut gue nih, lo harusnya terima Sherly aja Dave. Kalau lo jadian sama Sherly, anakanak sekolah ini bakal melupakan kasus foto lo sama Nasha, dan lo sekalian bisa membuktikan lo bukan cowok pencinta daun tua! Lagian, apa bagusnya sih Nasha"
Entah karena Dave yang memang sudah nggak bisa menahan lagi emosinya mendengar Nasha dijelek-jelekkan sedari tadi, atau karena wajah Cipto yang sama sekali nggak menunjukkan rasa bersalah saat mengucapkan itu, bogem mentah Dave tiba-tiba sudah mendarat di wajah Cipto! Cipto
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
merasa nggak terima, dan langsung menonjok balik Dave. Mereka bergulingan di lantai sambil terus saling memukul, menyebabkan beberapa teman sekelas mereka yang baru kembali dari kantin terperangah kaget melihat dua sobat itu berkelahi.
Hei... Cip! Dave! Kalian ini kenapa?" Danny berlari masuk ke kelas, dan berusaha memegangi Cipto, sementara Halim langsung menahan Dave, yang meronta-ronta karena merasa belum cukup memberi pelajaran pada Cipto.
Jangan pernah jelek-jelekkin Nasha lagi, denger lo"! teriak Dave.
Cipto memegang bibirnya yang perih, dan dia melihat ujung jarinya yang memegang bibir itu bernoda darah, lalu menggeleng tak percaya. Cih! Bener dugaan gue! Ternyata lo bener-bener suka sama Nasha!
Semua yang berkerumun di situ langsung ribut mendengar kata-kata Cipto barusan. Mereka seperti diingatkan lagi atas kasus foto Nasha dan Dave yang dipajang di papan pengumuman sekolah waktu itu, dan kali ini seperti mendapat bukti bahwa gosip tentang Dave dan Nasha ada apa-apa itu memang benar. Bisik-bisik pun mulai merebak, dicampur dengan beberapa decakan tak percaya.
Dave berusaha melepaskan dirinya dari kungkungan Halim, berniat untuk menonjok Cipto lagi, tapi ternyata tangan Halim, yang tergabung dalam salah satu klub basket di Jakarta itu, sangat kuat menahannya, sampai dia hanya bisa menggeliat tanpa daya, seperti ikan yang dikeluarkan dari dalam air.
Gue suka sama Nasha atau nggak, itu bukan urusan lo! Dan ingat ya, jangan pernah jelek-jelekin Nasha di depan gue lagi!
Kasak-kusuk dari kerumunan orang di sekitar mereka ter-
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
dengar semakin ramai, sampai-sampai Halim dan Danny pun berpandangan dengan tatapan nggak percaya. Mereka sama sekali nggak menyangka Dave dan Cipto benar-benar berkelahi hanya karena seorang Nasha!
Hei, ada apa ini ribut-ribut" Ada apa"


Brondong Lover Karya Stephanie Zen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Semua menoleh ke arah pintu kelas karena mendengar suara bariton itu. Pak Arman, guru kesiswaan mereka yang galaknya minta ampun, berdiri di sana dengan mata melotot marah.
Api Di Bukit Menoreh 20 Jodoh Atau Cinta Karya Iman Nizrina Romantika Sebilah Pedang 4
^