Pencarian

Brondong Lover 1

Brondong Lover Karya Stephanie Zen Bagian 1


A HHH... sebel! Nasha membanting kalender di meja be-
lajarnya sambil mengentakkan kaki. Kenapa sih besok udah masuk lagi"
Ia lalu menyeret kaki menuju ranjangnya, dan duduk bertopang dagu di pinggir ranjang. Mana besok harus ketemu Kevin! Seandainya aja, gue bisa pindah sekolah...
Nasha diam beberapa detik, lalu matanya membola. Ah ya! Pindah sekolah! Kenapa gue nggak beneran pindah sekolah aja" Ide bagus!
Dengan mood yang sudah berbalik 180 derajat dibanding sepuluh menit lalu, Nasha berlari keluar kamar. Dia mencaricari mamanya, yang akhirnya dia temukan sedang membaca majalah di ruang keluarga.
Ma! Ada apa, Sha" Kok lari-lari di dalam rumah sih" Berisik banget...
Aku pindah sekolah aja, ya, Ma"
Mama langsung menutup majalah yang tadi dibacanya. Pindah sekolah" Apa maksud kamu pindah sekolah"
Yaa... pindah. Nggak sekolah di sekolah yang sama lagi, gitu..., jelas Nasha dengan sabar, biarpun dalam hati dia keki juga. Masa begitu aja Mama nggak ngerti sih"
Junior Nyolot! p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Mama berdecak. Kamu tuh aneh-aneh aja. Kamu kan tahun ini sudah kelas tiga, seharusnya kamu justru senang menikmati masa-masa terakhir bersama teman-teman SMA-mu, kok malah kepingin pindah" Mama dulu semangat banget waktu jadi murid senior! Malah, Mama yang datang nomor satu di sekolah waktu tahun ajaran baru! cerocos Mama panjang-lebar, membuat alis Nasha mau nggak mau terangkat mendengarnya.
Iya, Mama nggak putus sama pacar Mama menjelang tahun ajaran baru, kan" gerutu Nasha. Kalau putus, dan ternyata pacar Mama juga sesekolah sama Mama, apa Mama bakal semangat ke sekolah" Belum lagi kalau ternyata cowok itu juga jadi panitia MOS bareng Mama"
Mama menghela napas mendengar keluhan Nasha. Ya, Nasha memang baru saja putus dari Kevin beberapa hari lalu. Gara-garanya, Nasha merasa Kevin terlalu posesif dan mengekangnya, plus cowok itu cemburuan setengah mati. Kevin marah banget waktu Nasha minta putus, sampai-sampai dia menggebrak meja kafe tempat mereka makan, dan bikin Nasha jadi tontonan gratis orang-orang di sana. Nggak cuma itu, Kevin juga tega meninggalkan Nasha di kafe itu sendirian! Gimana Nasha nggak kesal, coba" Udah dibikin malu, ditinggal pula! Huh! Padahal kan harusnya Nasha yang berbuat begitu ke Kevin!
Dan sekarang Nasha benar-benar nggak ada niat buat masuk sekolah. Seperti yang dia bilang sama mamanya tadi, Kevin satu sekolah sama dia, dan mereka pasti bakal ketemu di sekolah, padahal Nasha ogah melihat tampang Kevin lagi sepanjang sisa hidupnya! Tapi itu nggak mungkin... kan Nasha nggak bisa menghindar terus dari Kevin sepanjang tahun ajaran ini, lagi pula mereka sama-sama jadi panitia MOS! Haduh... Nasha jadi tambah nggak pengin ke sekolah deh
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
kalau mengingat itu semua! Baru membayangkan bakal melihat tampang Kevin saja, semangat Nasha sudah drop sampai ke minus seribu.
* * * Esok paginya, Nasha duduk di meja makan dengan wajah tak berselera. Membayangkan bakal melihat wajah Kevin dalam satu jam lagi benar-benar membuat selera makannya bablas.
Aduh... adikku sayang, kenapa sih kok tampangnya suntuk banget"
Nasha mendongak sedikit lalu tersenyum. Dia memang lagi bete, tapi kalau sama Nadya, kakaknya, Nasha nggak bisa marah. Kak Nadya baik banget sih, selalu bisa mengerti Nasha, dan Nasha juga sayang banget sama kakaknya itu.
Ada masalah apa" Cerita dong sama Kakak. Pasti kamu malas sekolah gara-gara ini hari pertama, ya" Masih ngantuk"
Aku nggak ngantuk kok, cuma... aku males banget masuk sekolah.
Ohhh... Kakak tau, pasti kamu malas ketemu Kevin, ya kan"
He-eh. Nasha manyun. Nadya memang tahu kalau dia putus sama Kevin, juga insiden gebrakan meja di kafe dan betapa jengkelnya Nasha karena harus pulang naik taksi sendirian gara-gara ditinggal begitu saja oleh Kevin.
Nadya berdiri dari kursinya dan mengelus kepala Nasha pelan. Yang sabar ya, Sha. Kakak tau kamu pasti jengkel harus ketemu Kevin lagi, tapi kamu kan nggak mungkin terus-terusan menghindar. Nanti Kevin malah mengira kamu menyesal mutusin dia...
Heh" Menyesal" Tak usah ya, aku malah hepi banget bisa putus dari dia!
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Nadya tertawa, memamerkan deretan giginya yang putih bersih. Makanya itu... Kamu harus bisa nunjukin ke Kevin bahwa kamu sama sekali nggak menyesal putus dari dia. Kalau kamu ketemu dia, kamu harus angkat kepalamu dan menghadapi dia, jangan malah menghindar.
Nasha terdiam, tapi kemudian dia mengangguk. Nadya benar banget, ngapain juga dia harus takut ketemu Kevin" Toh, dia yang minta putus dari cowok itu, jadi seharusnya dia nggak perlu malu atau menghindar, kan"
Iya, Kak. Kakak bener banget! Pokoknya aku nggak mau Kevin sampai kege-eran mengira aku nyesal putus sama dia. Huh, sori aja deh!
Nah... gitu dong! That s my sis! Nadya memeluk Nasha, dan Nasha benar-benar merasa dia adalah cewek paling beruntung di dunia karena punya kakak sebaik Nadya. * * *
Yang saya panggil namanya, angkat tangan ya!
Nasha membalik lembaran kertas di tangannya dan mulai mengabsen murid-murid kelas satu yang baru di hadapannya. Kelas 10 A& Hmm& Andreas Wirayudha" Seorang cowok yang dahinya lebar mengangkat tangan. Ardi Setiawan"
Saya! Andina Putri Citra" Saya, Kak!
Nasha terus mengabsen, dan sempat beberapa kali menahan tawanya karena menemukan nama-nama yang lucu. Bayangkan, ada anak yang namanya Sucipto! Sucipto! Hahaha... bukannya mau menghina nih, tapi hareee geneee masih ada yang namanya Sucipto"
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Reynaldo Dave Candra" Senyap.
Nasha mendongak dari kertas yang dipegangnya dan menatap deretan anak kelas satu yang ada di hadapannya, tapi tak satu pun yang mengangkat tangan.
Reynaldo Dave Candra" panggilnya lagi. Masih nggak ada jawaban.
Nasha lalu meneruskan mengabsen murid-murid di kelas 10A, kelas yang ditanganinya selama MOS kali ini. Kelihatannya anak di kelas ini alim-alim, jadi mungkin ia nggak bakal terlalu susah mengarahkan mereka semua.
Nah, sudah semua. Nasha melipat kertas absensi itu dan meletakkannya di meja guru. Sekarang kenalan dulu ya, nama saya Nasha, saya kelas 12, dan saya panitia yang akan menemani kalian selama MOS kali ini, termasuk saat kalian ikut camp penutup MOS di Cibubur tanggal 17 sampai dengan 19 Juli nanti. Saya...
Kata-kata Nasha terhenti di tenggorokan, karena mendadak seorang cowok nyelonong masuk kelas begitu aja tanpa permisi atau apa. Gayanya belagu banget!
Hei! Kamu! seru Nasha emosi. Kamu telat! Cowok itu menengok menatap Nasha. Wajahnya lumayan, kulitnya bersih, dan rambutnya bergaya spike. Ia mengangkat alis, lalu meneruskan berjalan menuju bangku yang kosong dengan gaya yang benar-benar bikin Nasha kepengin menyambit kepala cowok itu dengan penghapus papan saking kesalnya. Hei, saya sedang bicara sama kamu!
Gue tau, jawab cowok itu. Suaranya serak, khas suara cowok yang sedang dalam masa puber.
Terus kenapa kamu melengos gitu aja" Kamu itu telat masuk kelas!
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
So what" tanyanya sambil menahan tawa. Seluruh orang di dunia juga tau kalau orang Indonesia suka ngaret.
Nasha bengong. Seisi kelas itu juga ikutan bengong menatap mereka berdua. Akhirnya Nasha kembali ke depan kelas, dan mengambil kertas absensi yang tadi diletakkannya di meja guru.
Siapa nama kamu" tanya Nasha galak.
Anehnya, cowok itu malah cengengesan. Kok lucu, tadi marah-marah sama gue, ehh& sekarang ngajak kenalan!
Wajah Nasha langsung merah padam, campuran antara marah dan malu. Kurang ajar anak ini, batin Nasha geram. Berani-beraninya dia mempermalukan gue di depan seisi kelas!
Oke& Oke& Gue mau kasih tau nama gue, kalau lo kasih tau nama lo juga, gimana" tanya cowok itu dengan gaya sok, seolah-olah dialah yang pegang kendali sekarang. Well, he is, secara Nasha nggak mungkin bisa tau siapa nama anak tengil itu kalau bukan dari orangnya sendiri, kan" Anak-anak sekelas ini juga pasti pada belum tau siapa nama cowok itu. Mereka kan belum saling kenal, mungkin bahkan baru sekali ini tau tampang satu sama lain!
Lho" Kok malah diam" Nggak mau kasih tau nama" Ya udah, gue juga nggak mau kasih tau nama gue& Nasha, jawab Nasha singkat dan tajam.
Tasha" Ohhh& Kayak nama tetangga gue! Masih kecil sih tetangga gue itu, masih umur lima tahun, udah gitu anaknya agak-agak jorok, apalagi kalau lagi pilek, di bawah hidungnya tuh suka ada& Yah, lo tau kan maksud gue" Cowok itu tersenyum puas, sementara Nasha kayaknya sudah hampir meledak.
Nama saya Nasha, bukan Tasha! Sekarang kasih tau siapa nama kamu!
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Dave, jawabnya santai. Nasha langsung meneliti kertas absensi yang dipegangnya. Dia mencari di deretan huruf D. Danny... Darryl... Dessy... Devin... Nggak ada nama Dave sama sekali.
Nama kamu nggak ada di sini. Mungkin kamu salah masuk kelas, kata Nasha kasar. Dia bener-bener berharap anak supernyolot ini nggak masuk di kelas bimbingannya selama MOS.
Oya" Gue yakin banget gue ada di kelas yang benar. Tadi gue lihat daftar nama yang ada di depan kelas ini, dan nama gue ada tuh.
Dave itu nama depan, nama panggilan, atau kamu sengaja mengerjai saya"
Ah! Lo pasti nyari nama gue di deretan huruf D, ya" Salah besar, harusnya lo cari di huruf R, karena nama depan gue berawalan R.
Nasha mati-matian menahan diri supaya dia nggak menonjok cowok itu. Bilang kek dari tadi kalau nama depannya pakai huruf R!
Reynaldo Dave Candra" desis Nasha begitu dia selesai meneliti absensinya. Cowok itu mengangguk sambil cengengesan, sama sekali nggak terlihat merasa bersalah.
Baik, kali ini kamu saya maafkan, tapi jangan terlambat lagi besok.
Nasha hampir saja berbalik untuk berjalan ke depan kelas, waktu si nyolot Dave memanggilnya. Eh, Nasha, gue cuma mau kasih nasihat aja, lebih baik lo jangan galak-galak, ntar cepat tua! Di bawah mata lo udah mulai ada keriputnya tuh!
Nasha cuma bisa berdoa dalam hati supaya dia bisa menahan diri untuk nggak menendang Dave keluar dari kelas.
Panggil saya Kak Nasha, saya senior kamu, dan kamu harus menghormati saya.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Dave nggak menjawab lagi. Dia malah senyam-senyum nggak jelas.
* * * Gimana kelas 10A" tanya Jennifer ketika melihat tampang suntuk Nasha muncul di kantin sekolah.
Parah. Parah apanya" Banyak yang nakal"
Nasha menggeleng. Yang nakal cuma satu, tapi gue benerbener kehilangan akal ngadepin dia. Anaknya nyolot banget! Oya" Cowok"
He-eh. Namanya Dave. Udah telat masuk, nyolot, manggil gue langsung manggil nama, lagi! Nasha membeberkan semua aib Dave.
Sabar, Sha, sabar& Anak yang baru masuk SMA kan memang lagi bengal-bengalnya. Lo ingat kan dulu Kevin kayak apa waktu MOS" Dia sampai bikin Kak Wina kewalahan saking susahnya diatur.
Nasha melengos mendengar nama Kevin. Jennifer langsung sadar dia barusan salah ngomong.
Eh, sori, Sha& Gue keceplosan nyebut nama Kevin, sori ya&
Nggak pa-pa, jawab Nasha capek.
Jennifer dan Nasha sudah bersahabat dari mereka pertama kali masuk SMA Pancasila. Di hari pertama MOS saja mereka langsung akrab, dan Nasha senang banget dapat sobat kayak Jennifer. Nggak cuma baik, sabar, dan pengertian, tapi Jennifer juga pinter banget! Benar-benar seperti duplikat Nadya yang seumuran dengan Nasha deh! Dan keuntungan lainnya juga adalah karena mereka selalu sekelas dan sebangku sejak kelas satu, Nasha selalu bisa minta sontekan dari
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Jennifer kalau dia nggak bisa waktu ulangan, hihihi... Kalau gini sih enak di Nasha, nggak enak di Jennifer, ya"
Selain Jennifer, Nasha juga punya dua sobat lagi, namanya Tyrza dan Elsa. Tapi memang Nasha paling akrabnya sama Jennifer sih.
Lo dapat kelas berapa" tanya Nasha setelah memesan seporsi nasi goreng Jawa.
10B. Lumayan sih, anaknya alim-alim.
Beruntung banget lo. Seandainya aja di kelas 10A itu nggak ada anak yang namanya Dave itu, pasti gue juga nggak bakal&
Hai, Nasha! Kasih tau dong apa makanan yang enak di kantin ini"
Nasha melotot memandang orang yang tiba-tiba sudah duduk di bangku sebelahnya. Dave!
Jennifer menatap Nasha dengan pandangan bingung, tapi melihat ekspresi Nasha yang langsung kecut, Jennifer sudah bisa menebak siapa cowok yang ada di hadapannya itu. Ngapain kamu ke sini" tanya Nasha kesal.
Lho, bukannya tadi gue udah bilang kalau gue minta info makanan apa aja yang enak di kantin ini" Gue kan anak baru di sini, mana gue tau makanan yang enak apa aja.
Saya nggak tau! jawab Nasha sewot. Kamu cobain aja semua makanan di kantin ini satu-satu!
Boleh, tapi lo yang bayarin, gimana"
Nasha memejamkan mata. Kepalanya serasa udah mau meledak menghadapi cowok bengal satu ini. Kenapa sih dia nggak bisa berhenti mengganggunya"!
Ehh& makanan yang enak di sini tuh nasi goreng Jawa, terus siomai yang di kantin sana itu, terus nasi ayam Hainam kantin nomor dua, Jennifer mengambil alih karena dia sudah bisa melihat tampang kecut Nasha.
Dave menoleh ke arah Jennifer dan tersenyum. Nah, Na-
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
sha, senior tuh harusnya baik dan sabar kayak temen lo ini, bukannya sensi dan gampang emosi kayak lo. Gue jamin, sepuluh tahun yang akan datang, temen lo bakal tetep kelihatan muda, sementara keriput lo pasti udah tambah banyak, celoteh Dave.
Nasha kehilangan kata-kata. Jennifer juga kelihatannya kaget banget mendengar semua kalimat Dave barusan.
Udah dulu ya, gue mau makan dulu. Bye, Nasha! Dave memiringkan wajahnya sampai tepat berada di depan wajah Nasha selama beberapa detik, lalu dia ngeloyor pergi begitu aja.
Itu& ya yang lo bilang namanya Dave" tanya Jennifer setelah Dave menghilang ke kantin nomor dua.
Kalau menurut lo, dilihat dari nyolotnya dia, apa ada anak yang bisa lebih nyolot lagi untuk gue sebut sebagai Dave"
Oh& I see. Jennifer membetulkan kacamatanya yang melorot di hidung. Memang sih anak itu nyolot banget, tapi kayaknya dia sengaja ya godain lo"
Maksud lo" tanya Nasha nggak ngerti. Eh& mungkin nggak sih anak itu caper sama lo" Hah"! Yang bener aja! Nasha kontan menoyor Jennifer. Anak itu tuh emang nyebelin! Dan karena gue yang kebetulan lagi apes jadi senior pembimbingnya, ya gue yang jadi korban keisengannya! Coba lo yang jadi senior pembimbingnya, pasti lo bakal diisengin juga!
Iya deh& jangan marah dong, gue kan cuma berasumsi aja&
Tapi asumsi lo tuh salah. Dan lo kan harusnya belain gue, Jen, bukannya belain anak tengil itu!
Jennifer terkikik. Iya, iya& gue belain lo kok. Gue cuma geli aja ngeliat anak satu itu.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Geli"! Gue ngeliat dia jadi punya nafsu ingin membunuh, tau nggak"!
* * * Nasha mengomel sepanjang koridor sekolah yang dilewatinya. Kayaknya seharian ini tenaga dan emosinya udah terkuras habis. Tahun lalu dia juga jadi senior pembimbing MOS, tapi rasanya dia nggak sampai secapek ini. Semua gara-gara Dave yang supernyolot dan susah diatur itu! Nasha benar-benar kewalahan menghadapi anak satu itu!
Tadi aja, waktu Nasha membagi anak-anak 10A dalam empat kelompok untuk game, Dave dengan seenaknya pindah kelompok, bikin jumlah anggota antarkelompok jadi nggak seimbang. Waktu disuruh kembali ke kelompok asalnya, cowok itu menolak, dan malah dengan santainya bilang, Bukannya semua orang itu sama" Kenapa kami semua malah dikotak-kotakkan dalam kelompok gini" Gue kan pengin membaur sama semua anak kelas ini, bukan sama anak-anak di kelompok gue yang lo tunjuk aja.
Grrrrrrr& ! Nasha sampai merasa pengin mengundurkan diri aja jadi panitia MOS kali ini! Baru hari pertama saja, Dave sudah membuatnya jadi beban mental! Jangan-jangan, nanti di hari terakhir MOS, Nasha sudah jadi gila saking stresnya dia karena semua ulah Dave!
Sha! Pulang naik apa" Gue antar, mau"
Tiba-tiba motor Dave sudah menjajari Nasha yang tengah menyeberangi lapangan basket. Cowok itu tersenyum melihat Nasha yang berusaha secepat mungkin menjauhinya.
Aduuuhhh& kenapa dia lagi sih" gerutu Nasha dalam hati. Apa belum cukup dia ngerjain gue seharian ini"!
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Nasha, kok pertanyaan gue nggak dijawab" Gue antar lo pulang, ya"
Nggak usah! Saya bawa mobil! bentak Nasha, dan terus melangkah menjauhi Dave. Anehnya, cowok itu menghentikan motornya di tengah lapangan. Beberapa langkah sesudahnya baru Nasha sadar, dan dia menoleh bingung. Kenapa kamu" teriak Nasha.
Dave menggeleng. Mau nggak mau terpaksa Nasha kembali ke tengah lapangan lagi. Dia memang jengkel sama Dave, tapi dia takut juga kalau-kalau Dave jadi sakit hati gara-gara bentakannya barusan. Nasha kan nggak mau punya musuh, biarpun itu orang yang disebalinya setengah mati. Kamu kenapa sih"
Gue tau gue cuma naik motor, makanya lo nggak mau pulang sama gue.
Hah" Nasha bengong.
Naik motor kan nggak enak, udah kena debu, kepanasan, capek, belum lagi bakal kehujanan kalau nggak bawa jas hujan. Naik mobil sih nggak bakal mengalami semua itu, kata Dave dengan wajah murung.
Nasha mulai bisa menangkap arah pembicaraan Dave. Hei, kamu salah sangka! Saya bukannya nggak sudi naik motor atau apa, tapi kalau saya pulang sama kamu, mobil saya bagaimana" Masa harus ditinggal di sekolah semalaman"
Dave mendongak, dan mendadak dia tertawa terbahak-bahak!
Hahahaha& ketipu! serunya senang. Gue cuma akting sedih sedikit aja, dan lo percaya sama akting gue" Aduh Nasha, lo polos banget deh! Masa gue yang baru masuk SMA aja punya lebih banyak pengalaman dibanding lo" Nasha nggak tahan lagi, kali ini dia benar-benar marah.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Dia baru saja dikadali! Sama anak kecil yang baru masuk SMA, lagi! Kurang ajar!
Tanpa babibu lagi, Nasha langsung berlari menuju parkiran mobil. Di sana, dia berpapasan dengan Kevin, tapi Nasha nggak bereaksi sama sekali. Pikirannya sudah penuh dengan kekesalan pada Dave, nggak ada lagi ruang untuk memikirkan Kevin!
* * * Besoknya, Nasha bangun dengan malas-malasan lagi. Dia benar-benar nggak ada niat ke sekolah. Gimana nggak, kemarin dia malas karena nggak mau ketemu satu orang, ehh... sekarang bertambah lagi satu orang yang nggak mau dilihatnya! Semakin panjang deh daftar alasan Nasha untuk bolos. Dan apalagi dampaknya kalau bukan Mama yang muncul di kamarnya dan langsung mengomel panjang-pendek melihat Nasha yang susah banget diseret turun dari tempat tidur.
Akhirnya Nasha mau juga bangun lalu mandi, dan setengah jam berikutnya dia sudah sampai di parkiran mobil SMA Pancasila.
Nasha menghela napas melihat bangunan sekolahnya, dan tiba-tiba dia terpikir satu hal. Dia kan senior, dia sudah lebih lama berada di gedung sekolah ini, kenapa dia bisa kalah sama Dave" Bukannya dia yang harusnya pegang kendali"
Oke, pikir Nasha, gue nggak bakal membiarkan anak tengil itu ngerjain gue lagi hari ini! Udah cukup gue dipermalukan seharian kemarin, pokoknya hari ini gue harus pegang kendali!
Nasha melangkah menuju koridor sekolah yang sudah lumayan ramai dengan murid-murid. Dia mampir sebentar di
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
lokernya untuk mengambil bahan-bahan yang bakal dipakai untuk game hari ini, lalu berjalan lagi menuju kelas 10A. Kelas itu baru separuh terisi waktu Nasha sampai di sana. Selamat pagi, sapa Nasha pada anak-anak yang berada di kelas itu.
Pagi, Kak Nasha, balas mereka serempak.
Nasha duduk di kursi di belakang meja guru dan melirik jam di layar HP-nya. Masih jam setengah tujuh, baru lima belas menit lagi bel masuk berbunyi, pantas kelas ini baru setengah terisi.
Mau ngapain ya, pikir Nasha. Masa gue cuma mau duduk diam aja di sini kayak orang bego" Oh, main game aja deh di HP!
Nasha memencet keypad HP-nya beberapa kali, dan mulai bermain Snake. Ada banyak game lainnya sih, tapi Nasha benar-benar gaptek sama semua game itu. Satu-satunya yang dikuasainya hanya Snake.
Ular hijau di monitor HP Nasha mulai bergerak mencari makanan, menghindari tembok-tembok maze yang mengelilinginya. Ular itu semakin lama semakin panjang, dan Nasha kerepotan sendiri mengarahkan ular itu supaya nggak menabrak tembok.
Cuma anak kecil yang masih suka main Snake, kata sebuah suara, persis di sebelah telinga Nasha. Cewek itu kontan terlonjak, dan langsung merutuk dalam hati begitu melihat siapa yang baru saja mengeluarkan komentar sok itu.
Nggak usah gangguin saya deh, gumam Nasha sinis. Yang anak kecil itu siapa, kamu atau saya"
Lo, jawab Dave sambil tertawa. Kan lo yang masih main game.
Nasha mengertakkan giginya. Memangnya kamu umur
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
berapa" Yang jelas, kamu pasti lebih kecil dari saya, jadi yang anak kecil itu kamu!
Enam belas. Eh... enam belas setengah!
Nah, saya delapan belas, jadi kamu yang anak kecil, kata Nasha jengkel, lalu bangun dari kursi yang didudukinya. Tepat ketika itu bel masuk berbunyi.
Sudah bel. Silakan kamu duduk di bangkumu. Kalau gue mau duduk di bangku gue, lo bakal ngasih gue apa" tantang Dave.
Nasha nggak bisa pura-pura tuli. Kenapa sih kamu selalu menentang saya" Saya punya salah apa sama kamu, atau kamu memang jenis orang yang nggak bisa diatur" tanya Nasha tajam.
Dave mengangkat bahu. Oke, oke& Gue duduk. Anak itu lalu berjalan menuju bangkunya.
Nasha baru mau menjelaskan game apa yang sudah direncanakannya untuk bimbingan MOS hari ini, tapi kata-katanya menghilang dalam perjalanan menuju bibir sewaktu dia melihat siapa yang sudah berdiri di pintu kelas.
Kevin. Sha, aku mau bicara sama kamu, katanya cukup keras. Nasha yakin anak-anak 10A semuanya bisa mendengar.
Gue nggak mau. Nasha mengalihkan tatapannya dari Kevin.
Ayolah, sebentar aja. Gue bilang, gue nggak mau!
Nasha& Kevin sekarang sudah mulai memasuki kelas 10A, dan berdiri tepat di samping Nasha.
Lo keluar deh, Vin, gue harus mulai game buat sesi satu nih. Nanti waktu gue nggak cukup.
Nasha berjalan menuju meja guru, tempat dia meletakkan tasnya, dan pura-pura mencari sesuatu di dalam tas itu.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Nasha, ayo! Kevin mencengkeram tangan Nasha dan menariknya keluar kelas. Percuma Nasha melawan, soalnya cengkeraman Kevin kuat banget, dan kali ini Nasha berpikir lebih baik mereka bicara di luar kelas daripada ribut-ribut di depan seluruh murid junior ini. Bisa hilang harga diri Nasha nanti.
Apa sih mau lo" desis Nasha emosi begitu mereka sudah di luar kelas.
Kok kamu ngomongnya pakai gue-lo sih"
Emangnya kenapa, biasanya gue juga ngomongnya kayak gitu kok ke temen-temen gue yang lain. Kecuali lo punya saran sebutan apa yang bisa gue pakai untuk memanggil musuh baru gue.
Kevin bengong. Kamu masih marah sama aku" Marah" Harusnya lo tanya ke diri lo sendiri, cewek mana yang nggak marah ditinggalin di kafe gitu aja" Apalagi dia habis dipermalukan gara-gara ada orang bego nggak tau diri yang menggebrak meja! repet Nasha. Menurut lo, apa gue nggak pantas marah"
Ya tapi kan waktu itu aku lepas kendali, Sha& Oh! Iya! Lo memang lepas kendali waktu itu, juga waktu lo lihat gue pergi ke rumah Nuno sama Jennifer untuk kerja kelompok, dan di Sushi Tei waktu lo kira gue ada apa-apa sama mantan gue yang gue sapa karena dia kebetulan lewat! Lo kan selalu lepas kendali, dan gue harus selalu maafin lo, iya kan" jerit Nasha emosi.
Nasha, kamu& Kalau lo mau ngaca, Vin, lo harusnya tau kenapa gue sampai minta putus sama lo! Lo posesif, pengekang, cemburuan, dan nggak pernah pernah percaya sama gue! Lo kira gue seneng digituin" Enggak! Nasha menatap Kevin tajam. Selama tiga bulan kita pacaran, gue nggak pernah tuh yang namanya merasa dipercaya dan dikasih kebebasan sama lo.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Yang ada gue suntuk mulu karena lo selalu nuduh gue yang nggak-nggak. Yang gue selingkuh lah, yang gue flirting sama cowok-cowok lah! Daripada gue makan hati terus, mending gue putus sama lo!
Tapi, kalau aku berubah&
Jangan ngomong soal berubah deh, potong Nasha. Tadi barusan di dalam aja, lo sama sekali nggak nunjukin tandatanda kalau lo udah berubah. Lo malah menyeret gue keluar dari kelas, padahal gue nggak mau! Dan lo ngelakuin itu semua di depan junior-junior yang seharusnya menjadikan gue panutan! Lo udah bikin gue malu di depan mereka semua, tau"!
Itu nggak akan terjadi kalau kamu mau nurutin aku untuk keluar dari kelas dan ngomong baik-baik! bentak Kevin.
Nah! Nah! Itu dia yang gue nggak suka! Kenapa sih lo nggak bisa terima kata nggak dari gue" Kenapa lo harus selalu terima jawaban iya " Ingat ya, waktu jadi cewek lo aja, gue bukan robot lo! Apalagi sekarang waktu lo bukan siapa-siapa gue, lo sama sekali nggak berhak memaksa gue melakukan apa yang gue nggak mau!
Nasha! Kevin mencengkeram tangan Nasha keras. Lepasin! Nasha memberontak. Dia benar-benar muak sama Kevin.
Nggak akan, sebelum kamu mau balik sama aku! Mimpi sana lo! geram Nasha. Ini udah termasuk penganiayaan, tau nggak"!
Bener, dan gue yang bakal nemenin Nasha melapor sebagai saksi mata, kalau lo nggak ngelepasin dia sekarang, kata satu suara di belakang Kevin.
Nasha menoleh dengan cepat, lalu melotot. Itu Dave! Ngapain dia di sini" Apa dia menguping pertengkaran Nasha dan Kevin"
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Heh, lo nggak usah ikut campur deh, kata Kevin marah. Ini urusan gue sama Nasha, dan lo cuma anak kecil yang nggak tau apa-apa!
Oh ya" tantang Dave dengan gayanya yang supernyolot itu. Buktinya gue tau kalau lo tipe orang maniak kurang perhatian yang suka memaksakan keinginan lo sama orang lain tuh.
Nasha melongo, dan dengan ngeri dia menyadari bahwa Kevin sudah melepaskan cengkeraman pada tangannya, dan sekarang sedang berjalan menuju Dave.
Apa" Mau main kasar" tanya Dave santai. Silakan. Dan Nasha bakal jadi saksi mata untuk gue kalau lo benerbener mukul gue di tempat ini.
Kevin kayaknya nyaris meledak saking emosinya, dan kali ini Nasha bersyukur karena Dave itu anak yang nyolot, biarpun dalam hatinya dia ngeri juga kalau sampai dua cowok itu tonjok-tonjokan di depan matanya. Untunglah, sedetik kemudian Kevin pergi dan menghilang di belokan koridor sekolah. Walaupun seperti ada asap yang muncul dari kepalanya saking marahnya dia.
Mantan cowok lo, ya" tanya Dave.
Nasha mengangguk. Seharusnya kamu tadi nggak usah ikut campur. Kevin itu orangnya keras, dan dia nggak suka dilawan.
Itu alasan lo putus sama dia"
Nasha mengerling Dave keki. Saya rasa itu bukan urusan kamu.
Lho" Kenapa" Gue kan harus meyakinkan diri kalau gue ngebela orang yang bener. Kalau ternyata mantan cowok lo itu marah sama lo karena lo selingkuh sama cowok lain, ya gue nggak jadi deh ngebelain lo.
Nasha nyengir kayak orang bego mendengar semua omongan Dave barusan. Saya nggak mau kamu ikut campur dalam
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
masalah saya, nanti kamu sendiri yang rugi. Tapi kamu boleh percaya kalau saya bukan tipe cewek yang seperti kamu bilang tadi.
Oh. Baguslah. Alis Dave terangkat sedikit, dan dia berbalik menuju pintu kelas. Tapi baru selangkah, dia menoleh pada Nasha lagi. Boleh gue minta satu hal"
Apa lagi" tanya Nasha capek. Bukannya tadi saya sudah kasih jawaban sama kamu"
Bukan itu. Gue cuma mau minta, lo kalau ngomong sama gue nggak usah pakai saya-kamu deh. Gue jadi ngerasa tua tiga puluh tahun kalau denger gaya bicara lo. Nasha speechless.
* * * Gara-gara Dave menolongnya dari Kevin, Nasha mulai berpikir bahwa Dave mungkin nggak senyolot dan semenyebalkan yang dibayangkannya. Tapi ternyata dia salah besar, soalnya setelah kejadian itu Dave bukannya jadi seperti apa yang Nasha bayangkan, tapi justru semakin nyolot!
Gue nggak mau main game itu, itu kan game-nya anakanak! Apa nggak ada game yang lebih bagus" protes Dave waktu Nasha menjelaskan aturan game pesan berantai di depan anak-anak kelas 10A.
Kalau kamu nggak mau main game ini, silakan tunggu di luar kelas! kata Nasha galak. Dia sudah pusing banget sama ulah Dave, dan emosinya sudah di ubun-ubun. Hilang sudah rasa terima kasihnya karena Dave sudah menolongnya dari Kevin, yang ada sekarang Nasha pengin menendang cowok itu keluar dari kelas!
Oke. Gue tunggu di luar. Kalo game childish ini udah selesai, jangan lupa panggil gue ya! Dadah!
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Dave keluar dari kelas dengan gaya yang santai banget, pakai melambaikan tangan segala, lagi! Nasha seperti baru mendapat tamparan di pipinya!
Gue juga nggak mau ikutan ah, kata Sucipto, yang mendadak berdiri dari bangkunya, dan mengikuti Dave berjalan keluar kelas.
Hebatnya, dua cowok lagi, yang bernama Danny dan Halim, mengekor di belakang Sucipto. Nasha melotot, dan matanya mulai terasa panas. Niatnya buat jadi senior yang baik gagal total, dan semua ini karena Dave jadi provokator!
Kak Nasha, panggil murid cewek bernama Andina yang duduk di depan Nasha, jangan sedih ya, Kak. Kita semua mau kok main pesan berantai. Cowok-cowok itu emang belagu, jadi kata-kata mereka jangan Kak Nasha masukin ke hati, ya"
Nasha mendongak dan tersenyum kecil menatap Andina. Anak ini memang juniornya yang paling baik di kelas 10A. Dari kemarin aja dia kelihatannya udah ikut sebal sama Dave dan teman-temannya gara-gara para cowok itu kurang ajar pada Nasha.
Makasih, ya, Dina. Nasha tersenyum, lalu menatap seisi kelas 10A. Kalau ada yang beranggapan game ini childish juga, kalian boleh ikut keluar bersama teman-teman kalian yang tadi.
Jantung Nasha berdegup kencang. Dia harus mengakui dirinya sebagai senior yang gagal kalau setelah ini ada yang keluar kelas lagi mengikuti geng provokator tadi. Untunglah nggak ada.
Oke, sekarang kita mulai ya game-nya. Tolong yang lahir bulan Januari sampai Maret masuk kelompok A, bulan April sampai Juni kelompok B, Juli sampai September kelompok C, Oktober sampai Desember kelompok D.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
* * * Mau pulang" Nasha pura-pura nggak mendengar pertanyaan itu, dan terus saja memasukkan buku-bukunya ke tas.
Gue tau lo marah sama gue.
Lagi-lagi Nasha nggak menggubris. Biar aja Dave mengoceh di situ sampai dia jadi kakek-kakek, emangnya gue pikirin" batin Nasha jengkel.
Lo kan bukan orang paling sempurna di dunia, kata Dave lagi.
Kali ini dia berhasil, karena Nasha mendongak dan menatapnya marah.
Apa maksud kamu" Karena lo bukan orang paling sempurna itu, makanya lo harus mau terima saran dan kritik dari orang lain. Kalau gue bilang game lo itu childish, itu karena gue nggak mau game lo dianggap membosankan sama anak-anak lain. Asal lo tau aja, gue orangnya nggak munafik, jadi kalau gue merasa sesuatu itu membosankan, gue pasti bakal langsung bilang, dan bukannya ngatain lo di belakang.
Terserah deh! Nasha sudah selesai membereskan barang-barangnya, dan langsung keluar dari ruang kelas itu. Dia kesaaaaalll banget sama Dave!
* * * Huuuuhhhhh... dasar anak nyebelin! Udah nyolot, bawel, sok nasehatin, provokator pula! Kenapa sih anak kayak gitu ada di dunia" Sebeeeellll!!! omel Nasha. Dia masuk rumah dan menendang sepatunya sampai lepas.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Aduh! Nasha mendongak, dan dengan ngeri melihat seorang cowok ganteng berdiri di ruang tamu rumahnya sambil mengusap-usap dahi dan meringis kesakitan. Di depan cowok itu, sepatu Nasha tergeletak dengan bangganya, seolah-olah puas sudah berhasil menimpuk dahi cowok seganteng itu.
Aduh... Aduh maaf, ya! Ya ampun... tadi aku nggak sengaja... Maaf... Nasha berjalan mendekati cowok itu dengan tampang nggak enak.
Gawat, cowok ini pasti tamu, dan gue sudah menimpuknya! keluh Nasha dalam hati.
Nggak pa-pa kok, kata cowok itu, tapi dia masih meringis kesakitan. Mmm... sepatu kamu berat juga.
Nasha jadi tambah nggak enak. Aduh, maaf bangeeeettt... Tadi soalnya aku&
Lho, lo kenapa, Lang"
Nasha menoleh, dan melihat Nadya berdiri di belakangnya dengan wajah bingung.
Mampus gue, tamunya Kak Nadya! Nasha semakin mengutuki dirinya sendiri dalam hati.
Ehh... Itu... Tadi aku baru pulang, Kak, terus aku lepas sepatu... terus sepatuku terbang... terus... Nasha berusaha menjelaskan dengan terpatah-patah.
Sepatumu... terbang" Nadya melongo. Terbang gimana"
Oh... Ya aku... Aku ngelepas sepatunya agak keras, jadinya... kena kepala temannya Kakak...
Nadya melotot, lalu dia menoleh menatap temannya. Bener gitu, Lang"
Cowok itu mengangguk. Iya, tapi salah gue juga sih, soalnya gue berdiri di depan pintu, jadi ini bukan sepenuhnya salah& mmm... Cowok itu menatap Nadya, seolah meminta
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Nadya menjelaskan siapa pemilik sepatu yang mengenai dahinya.
Ini adik gue, Nasha, jelas Nadya.
Ya, itu bukan salah Nasha juga sih, soalnya gue juga salah. Lagian, sekarang sakitnya udah nggak kerasa lagi kok.
Gila, pikir Nasha, cowok ini nggak cuma bertampang malaikat, tapi hatinya juga malaikat! Dia nggak nyalahin gue, padahal jidatnya sekarang benjol gitu!


Brondong Lover Karya Stephanie Zen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tapi lo bener nggak pa-pa" tanya Nadya ke temannya itu lagi.
Iya, nggak pa-pa kok. Tenang aja, Nad.
Mmm... Sekali lagi maaf, ya, Kak..., kata Nasha nggak enak.
Iya nggak pa-pa. Sekarang kamu ganti baju dulu deh, Sha, terus makan ya, Kakak masak rendang tuh, jawab Nadya sabar. Oya, kenalin dulu, ini temen kuliah Kakak, namanya Elang. Lang, ini adik gue, Nasha, seperti yang udah gue bilang tadi.
Hai, Nasha, sapa Elang sambil menyalami Nasha yang tersenyum kikuk.
Hai, Kak Elang. Maaf ya tadi. Sekarang aku mau ganti baju dulu. Dahhh...
Dan Nasha langsung ngacir ke kamarnya. Dia merasa nggak enak banget, udah bikin Nadya malu sama temannya gara-gara ulahnya tadi.
Ini semua gara-gara Dave! Coba kalau anak itu nggak bikin Nasha ngamuk tadi, pastinya...
Nashaaaa...! panggil Nadya dari ruang tamu. Ini sepatumu masih ketinggalan di sini!
Ya ampun. * * * p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Hari ini Nasha nggak tau kemasukan malaikat apa. Mendadak dia bisa bangun pagi dan sampai di sekolah saat gedung itu masih kosong melompong. Nasha sendiri bingung, kenapa hari ini dia bisa absen diseret mamanya turun dari tempat tidur, tapi sekali-sekali jadi anak rajin boleh juga lah.
Nasha melangkah memasuki kelas 10A sambil bersiul riang. Hari ini mood-nya lumayan bagus, mungkin karena semalam dia bisa tidur nyenyak, jadi pagi ini matanya nggak sepet seperti biasanya. Asal hari ini nggak&
Hei, masih marah" Nasha nyaris terlonjak begitu dia tahu kalau ternyata kelas 10A nggak kosong seperti yang dikiranya. Dan parahnya lagi, selain dia orang yang ada di kelas itu adalah orang yang paling nggak pengin dilihatnya sekarang!
Heran ya, kenapa sih orang yang paling nggak pengin kita lihat, justru yang paling sering menongolkan batang hidungnya di depan kita"
Lho, ditanya kok diam aja" tanya Dave lagi. Nasha melengos. Kamu harusnya nggak perlu tanya. Kemarin kamu sudah mempermalukan saya di depan seluruh teman sekelasmu, reaksi apa lagi yang kamu harapkan dari saya selain marah, hah"!
Ya tapi kan gue udah jelasin alasan gue kemarin! Lebih baik gue jujur kan kalau gue nggak suka sama susunan acara yang udah lo buat untuk MOS kali ini"
Oh ya" tanya Nasha sinis. Dan apakah kamu tau apa batasan antara bicara jujur dengan mempermalukan orang lain di depan umum"
Hei, lo itu keras kepala! bentak Dave marah. Kenapa sih lo nggak pernah mau dengar masukan dari orang lain"
Saya cuma akan menerima masukan dari orang-orang yang bisa menghargai saya.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Terserah! Dave berbalik dan keluar dari kelas. Kalau lo emang mau keras kepala dan nggak mau dengar masukan dari orang lain, itu suka-suka lo!
Iya, itu memang suka-suka gue! teriak Nasha keras, sengaja biar teriakannya masuk radius pendengaran Dave. Huh! Jadi orang kok rese banget!
* * * Anehnya, sesudah itu, Dave sama sekali nggak mengganggu Nasha lagi. Mendadak dia jadi berlagak cuek dan masa bodo sama semua omongan Nasha selama MOS. Di beberapa game yang dirancang Nasha, Dave tetap menunjukkan rasa nggak sukanya dengan menampilkan tampang cemberut, tapi selain itu dia nggak melakukan apa-apa lagi.
Sebenarnya bagus juga sih, soalnya Nasha jadi nggak perlu marah-marah lagi, tapi dia tiba-tiba jadi merasa aneh. Biasanya Dave kan selalu menginterupsi kalau dia lagi ngomong, eh... sekarang nggak ada lagi yang suka protes. Tapi Nasha akhirnya juga ambil jalan tengah, memilih masa bodo juga sama perubahan sikap anak nyolot itu.
* * * Tanpa terasa, MOS sudah memasuki hari kelima. Sekarang sudah hari Jumat, saat seluruh anak kelas 10 berangkat ke Cibubur untuk kemping penutupan MOS. Karena Nasha senior pembimbing, mau nggak mau dia ikut acara itu. Dia semangat banget karena sudah lama nggak ikutan yang namanya kemping sekolah.
Hai! seru Jennifer riang tangannya menepuk pundak Nasha. Dikit amat barang bawaan lo"
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Nasha melirik ransel yang tergeletak dekat kakinya, dan tersenyum bangga. Iya dong, kan cuma pergi tiga hari, buat apa gue bawa barang banyak-banyak"
Ya kali aja lo pengin tampil keren selama di Cibubur, dan bawa baju-baju yang match sama sepatu dan tas sepuluh stel, who knows"
Yeee... itu sih si Lika! bisik Nasha pelan seraya cekikikan dan mengedikkan kepala ke arah Lika yang berdiri nggak jauh dari mereka. Cewek itu seangkatan dengan Nasha dan Jennifer, dan salah satu senior pembimbing juga untuk MOS kali ini, hanya beda kelas. Biarpun begitu, Nasha dan Jennifer sudah tahu betul kebiasaan Lika sebagai Miss Matching yang kalau pakai baju selalu match sama tas dan sepatu. Buktinya sudah kelihatan di depan mata, bawaan Lika bertumpuk, dan semua tasnya ukuran besar, seolah dia mau pindah rumah!
Jennifer berusaha menahan tawa. Gue cuma penasaran aja, kira-kira Lika bawa high heels nggak ya ke Cibubur"
Nasha kontan menoyor kepala sobatnya itu, tapi masih sambil tertawa. Jahat lo!
Ya kan gue cuma penasaran aja... Orang yang rasa ingin taunya besar itu biasanya orang yang cerdas lho! Hehe...
Iya deh percayaaaa... Yang wakil sekolah untuk Olimpiade Fisika se-DKI Jakarta gitu yang ngomong, goda Nasha. Jennifer nyengir.
Anak-anak, mohon tenang sebentar, sebentar lagi kita akan berangkat, jadi kita akan berdoa dulu menurut agama dan keyakinan kita masing-masing, seru Pak Wahyu, si Kepsek, di depan sana.
Jennifer dan Nasha langsung berhenti cekikikan, lalu mengangkuti barang-barang bawaan mereka untuk dikumpulkan jadi satu dengan barang-barang senior pembimbing lainnya di pinggir lapangan.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Nah, berdoa dimulai! seru Pak Wahyu lagi. Selama semenit, lapangan basket SMA Pancasila yang penuh peserta kemping, yang tadinya berisik ngalah-ngalahin pasar itu, menjadi sunyi karena mereka semua berdoa di dalam hati.
Berdoa selesai! Dengung bising mulai terdengar lagi di seluruh penjuru lapangan. Semua senior pembimbing langsung berjalan menuju barisan kelas bimbingan mereka masing-masing, dan memimpin para junior itu masuk ke bus yang sudah ditentukan. Ada delapan kelas 10, dan bus yang berangkat ada empat, jadi satu bus diisi oleh dua kelas dan dua pembimbing. Karena Nasha pembimbing kelas 10A, dia ada di bus yang sama dengan Jennifer yang pembimbing kelas 10B. Nasha senang banget, dan tambah semangat buat kemping kali ini.
Kak Nasha, nanti di Cibubur tidurnya satu tenda sama kita-kita aja, ya" kata Andina sambil menunjuk dirinya dan tiga temannya yang lain, Cristin, Diza, dan Dessy. Nasha mengangguk. Dia sih oke-oke aja, soalnya kan keempat junior cewek itu yang paling alim selama MOS ini.
Iya, nanti kita satu tenda deh. Nasha tersenyum, lalu mulai menaikkan barang-barangnya ke bus 1.
Sha, kita duduk paling depan aja, seru Jennifer yang mengekor di belakang Nasha.
Nasha hampir menjawab ya waktu matanya melihat tempat duduk yang diincarnya sudah diembat orang.
Sori, gue duluan, kata Dave dengan lagaknya yang menyebalkan. Sedetik kemudian Sucipto nongol dari pintu belakang bus, dan langsung duduk di sebelah Dave.
Nasha merengut, tapi akhirnya dia menahan mulutnya untuk ngomel dan mulai mencari tempat duduk lain. Nggak
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
penting deh ribut sama Dave cuma gara-gara rebutan tempat duduk di bus. Kayak anak kecil aja.
Yah... sayang banget ya kursi paling depan udah ditempatin, keluh Jennifer setelah mengempaskan dirinya di sebelah Nasha. Jennifer sudah melihat sendiri tempat duduk yang diincarnya diduduki Dave dan Sucipto.
Nggak pa-pa kan kalau kita di sini aja"
Nggak pa-pa. Gue sih oke-oke aja. Jennifer mengedip, lalu mulai mengeluarkan sekantong potato chips dari tas ranselnya. Mau"
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
N ASHA mengusap keringat yang membanjir di dahinya,
dan dengan susah payah menarik tali tenda dalam genggamannya, tapi gagal total. Untuk kesejuta kalinya, tenda di hadapannya roboh lagi, dan Nasha cuma bisa mengembuskan napas kesal.
Makanya, kalau nggak bisa bikin tenda, minta tolong sama yang bisa dong, nggak perlu sok jual mahal segala.
Nasha memutar bola matanya. Lagi-lagi Dave! Kenapa sih anak ini SELALU muncul untuk mengganggunya"
Tapi ternyata tanpa banyak bicara, Dave langsung mengambil alih tugas mendirikan tenda, dan sim salabim...! Dalam waktu kurang dari lima menit, tenda itu sudah berdiri tegak di depan hidung Nasha.
Dengan hati dongkol, Nasha mengetuk-ngetuk salah satu tiang tenda dengan ujung jarinya, berharap tenda itu roboh lagi dan dia bisa tertawa karena Dave ternyata cuma omdo alias omong doang karena tenda yang didirikannya langsung roboh cuma karena disentuh jari.
Tapi memang yang namanya niat jahat, biasanya nggak berhasil. Sekali lagi Nasha harus menahan kedongkolannya, karena tenda itu ternyata kuat banget! Bahkan walaupun Na-
Do I Smell Love" p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
sha sudah mengguncang-guncang tiangnya, tenda itu nggak goyah sedikit pun!
Gini deh kalau anak mami yang sok senior ikutan kemping, ejek Dave. Ngakunya sih senior, tapi nyatanya... bikin tenda aja harus ditolong sama juniornya sendiri. Senior apaan tuh"
Dada Nasha sudah naik-turun menahan marah. Kalau aja Pak Wahyu nggak berada dekat mereka, mungkin Nasha sudah menonjok Dave! Rupanya cowok ini sudah kembali jadi cowok nyolot! Mungkin tenggorokan Dave udah gatal, selama beberapa hari belakangan nggak menyela Nasha, dan sekarang dia pengin memuaskan jatah menyela selama beberapa hari itu.
Anak ini ganggu kamu, ya, Sha"
Nasha menoleh ke belakang, dan langsung bengong melihat Kevin. Kenapa Nasha bisa lupa bahwa Kevin juga ikut kemping ini" Pasti gara-gara tadi mereka nggak satu bus, karena Kevin kan pembimbing kelas 10F, jadi dia naik bus tiga. Waduh! Kayaknya bakal ada ribut-ribut nih habis ini!
Ehh... enggak. Dia... Nasha mengerling Dave khawatir, setengah memberi isyarat dengan matanya supaya Dave segera cabut dari depan mereka.
Cih, pahlawan kesiangan, gumam Dave sambil melengos. Biarpun itu cuma gumaman, tapi Nasha yakin Kevin pasti bisa mendengarnya, karena wajah Kevin sekarang berkerut bak tomat busuk.
Heh! Maksud lo apa, hah" Lo nantangin gue" bentaknya pada Dave.
Ah, enggak. Emangnya lo ngerasa jadi pahlawan kesiangan, ya" Gue kan tadi nggak sebut nama, nah kalau lo ngerasa tersinggung, berarti yah& Dave cengengesan.
Nasha menelan ludah. Gila, ini namanya Dave bener-bener
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
udah cari mati! Padahal Nasha udah bersyukur banget karena Kevin ternyata nggak menggebuki Dave setelah anak tengil ini cari masalah dengannya dulu. Tapi kok sekarang anak ini...
Lo jangan gangguin Nasha lagi deh!
Gue" Gangguin Nasha" Dave tertawa dengan bunyi seperti dengusan geli. Bukannya lo yang gangguin Nasha" Lo yang maksa dia bicara sama lo padahal dia nggak mau. Dan gue" Gue malah bantuin dia bikin tenda. Anak TK aja udah bisa membedakan, siapa yang sebenernya jadi pengganggu Nasha.
Lo bener-bener kurang ajar ya! Kevin merangsek maju, mencengkeram leher baju Dave. Nasha kontan menyela di antara dua cowok itu, sampai-sampai kepalanya terbentur ujung dagu Dave, yang memang lebih tinggi sekepala daripada Nasha.
Auuuwww...! Nasha mengaduh sambil memegangi ubunubunnya.
Minggir, Sha! Kevin berusaha menyingkirkan Nasha dengan kasar.
Enggak! Minggir! Kenapa kamu ngebelain anak ini"! Ya karena dia benar! Memang lo yang gangguin gue! Dia sama sekali nggak ganggu, tau nggak"! Dia malah nolongin gue!
Beberapa anak sudah mulai berkerumun di sekitar mereka karena mendengar ribut-ribut. Beberapa di antaranya datang karena sedang butuh tontonan gratis.
Kamu bener-bener ngebelain dia, ya" tanya Kevin nggak percaya. Kamu suka sama dia" Sama brondong ini" Kevin menuding Dave.
Nasha tercekat. Kata-kata Kevin barusan berdengung di
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
dalam telinganya, dan dia benar-benar marah, apalagi sekarang mereka sudah jadi tontonan.
Heh! Jaga mulut lo! geram Nasha. Nggak usah nuduh gue yang macem-macem deh! Mending lo ngaca dulu sana!
Alrite... alrite... Kevin mengedikkan bahu dan berlalu dari hadapan Nasha. Terserah kalau kamu mau ngebelain dia. Aku nggak nyangka aja sekarang kamu doyan brondong!
Nasha mengembuskan napasnya kuat-kuat. Kerumunan orang yang berkumpul di sekeliling mereka mulai menipis, dan perlahan saraf-saraf di kepala Nasha yang terbentur dagu Dave tadi mulai berdemo menunjukkan rasa sakitnya yang sempat tertunda.
Awww..., Nasha mengaduh dan mengusap kepalanya, tapi dia langsung terlonjak karena yang tersentuh tangannya bukan kulit kepalanya, tapi malah tangan orang lain!
Tangan Dave! Tangan Dave yang sedang berusaha mengusap-usap kepala Nasha!
Kepala lo masih sakit" tanya cowok itu, entah benarbenar prihatin atau malah mau ngeledek.
Nggak! Kepala saya nggak pa-pa! Udah, mendingan kamu pergi aja dari sini!
Lho" Udah ditolongin kok malah ngusir" Nggak sopan! Dave menatap Nasha lurus-lurus. Udahlah, jangan sok jual mahal gitu. Atau& apa yang dibilang mantan lo itu bener" Jangan-jangan... lo naksir gue, lagi.
Nasha merasa seluruh pembuluh darahnya baru saja salah menyemprotkan darah ke wajah. Wajahnya terasa panas, dan asli malu banget! Gila apa dia sampai mau naksir sama Dave" Amit-amit deh!
Itu cuma omongan ngaconya Kevin. Nggak usah dimasukin hati.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Dave diam, lalu tanpa mengatakan apa-apa lagi, dia pergi dari situ. Nasha jadi bengong sendiri, nggak habis pikir atas sikap Dave barusan.
* * * Hari kedua kemping, Nasha mulai enjoy berada di Cibubur. Setelah insiden Kevin dan Dave berantem kemarin itu, semuanya berjalan lancar. Acara games juga sukses semua, dan Nasha lega banget karena Dave ternyata nggak menyinggung-nyinggung omongan ngaco Kevin itu lagi. Hoi! Ngelamun! teriak Jennifer persis di telinga Nasha. Nasha yang sedang berdiri di depan dapur kamp langsung terlonjak kaget. Eh lo. Bikin kaget aja. Ada apa sih"
Harusnya gue yang nanya ada apa. Lo kayaknya ngelamun terus dari kemarin.
Ah, gue nggak pa-pa, kilah Nasha.
Jennifer tersenyum dan duduk di depan Nasha. Lo mikirin omongan Kevin kemarin"
Omongan yang mana" C mon Nasha, you know what I mean.
Maksud lo, omongan ngaco Kevin yang bilang gue suka sama Dave"
Yep. Ya ampuuunn, Jen, kok lo bisa mikir gitu sih" Gue kemarin tuh ngebelain Dave karena emang dia benar! Kevin itu emosi gara-gara dia nggak terima disalahkan, makanya dia jadi ngomong yang nggak-nggak.
Jennifer tersenyum kecil, membuat Nasha tambah bingung. Nah, sekarang kenapa lo senyam-senyum gitu" Lo masih nggak percaya sama omongan gue"
Bukan gitu. Gue cuma senyum aja kok, nggak boleh"
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Ahhh! Jen! Lo nggak percaya, kan" Nih, gue tegasin lagi deh ya, gue nggak suka sama Dave. Dan gue nggak mungkin juga suka sama dia. Plis deh, he s younger than me! Gue kan bukan brondong lover! Apa kata orang nanti" Dan bisa-bisa nanti si Dave itu kege-eran! cerocos Nasha.
Gue nggak ge-er. Tiba-tiba terdengar suara lain di balik punggung Nasha. Jennifer juga mendadak berhenti cekikikan. Jantung Nasha seperti melompat ke sana kemari. Itu kan suara...
Nasha berbalik, dan langsung merasa kepengin mati aja, karena ternyata yang berdiri di depannya adalah Dave.
Eh, gue& gue nggak& Nasha berusaha menjelaskan dengan suaranya yang tergagap-gagap.
Lupain aja. Gue nggak pernah ngerasa ge-er kok. Begonya, Nasha malah cuma bisa bengong melihat Dave beranjak dari dapur kamp. Sepertinya ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokan Nasha, yang membuatnya nggak bisa bersuara sedikit pun.
You have a big problem, Dear, kata Jennifer sambil menepuk bahu Nasha.
Jen& aduuuuhhh... gue harus gimana" Gue nggak ada maksud menjelekkan dia atau apa& ! Gue cuma...
Gue ngerti. Tapi kata-kata lo tadi& Kalau lo jadi dia, gimana perasaan lo"
Nasha menggigit-gigit bibirnya dengan gelisah. Kenapa sih dia sampai bisa mengucapkan hal tolol seperti tadi" * * *
Dave& ! Hei! Tunggu dulu! Saya harus bicara sama kamu! Nasha setengah berlari mengejar Dave, tapi cowok itu malah
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
mempercepat langkahnya, kelihatannya dia sengaja menulikan telinganya dari teriakan Nasha.
Nasha berhenti dengan napas terengah-engah. Mengejar orang di jalanan menanjak ternyata capeknya dua kali lipat. Dan mungkin Dave punya tenaga kuda, soalnya sekarang dia sudah berada jauh di depan Nasha, dan masih terus mempercepat langkahnya.
Hei! Dave! teriak Nasha lagi, tapi reaksi Dave masih tetap sama. Akhirnya Nasha menghela napas dalam-dalam, lalu beranjak menuju pohon terdekat.
Saat ini dua jam setelah insiden di dapur kamp itu, dan Nasha sedang susah payah mengejar Dave supaya cowok itu mau mendengar penjelasannya. Biar gimana juga kan Nasha merasa nggak enak sama Dave. Dan Jennifer memang benar, Nasha sadar kata-katanya tadi benar-benar menyakitkan hati. Tapi dua jam Nasha mengejar, dua jam juga Dave menghindar, bahkan sampai kegiatan dimulai lagi, yang pagi ini diawali dengan lintas alam di sekitar bumi perkemahan mereka.
Tadi Nasha sengaja berjalan paling belakang, supaya dia bisa bicara berdua saja dengan Dave tanpa didengar yang lain. Dia kan malu, apalagi kalau orang-orang sampai tahu mereka ada masalah apa. Tapi sepertinya Dave memang sudah nggak mau mendengar omongan Nasha lagi.
Nasha berjalan sambil menyeret langkah. Hatinya dongkol banget dicuekin sama Dave. Kalau nggak mau dengerin penjelasan ya udah, nggak usah pake sok jual mahal segala gitu dong! omel Nasha dalam hati.
Saking sibuknya mengomel, Nasha nggak sadar dataran di depannya menurun dengan curam.
Ahhhhh& ! jerit Nasha kaget. Kakinya terperosok dataran curam, tangannya tergores ranting-ranting tumbuhan liar di
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
turunan itu, dan dia jatuh dengan posisi tubuh menindih kaki kanannya.
Auuww& Aduh& Sakit& Nasha meniup-niup telapak tangannya yang lecet-lecet karena berusaha menahan jatuhnya tadi. Siku kirinya, yang tadi tergores ranting-ranting tumbuhan, sekarang mulai mengucurkan darah. Perihnya minta ampun. Nasha sampai menggigit bibirnya menahan sakit.
Tapi semua itu belum apa-apa dibanding perih yang menghantam kaki kanannya. Mulai dari mata kaki sampai telapak kakinya, Nasha merasakan nyeri yang luar biasa. Saat Nasha membuka kaus kaki dan sepatu dari kaki kanannya, ia mendapati telapak kakinya berdenyut dan mulai membengkak. Kakinya masih bisa digerakkan, tapi nyerinya benarbenar menusuk.
Damn! Nasha memaki, lalu berusaha menjangkau HPnya yang ada di kantong celana. Dia harus telepon Jennifer, atau siapa saja, yang bisa menolongnya keluar dari sini. Dia jelas nggak bisa kembali ke jalur lintas alam yang mendaki tadi. Menggerakkan kakinya aja dia nggak bisa!
Nasha mencari nama Jennifer di HP-nya dengan cepat, dan langsung menelepon sobatnya itu. Tapi waktu Nasha menempelkan HP-nya di telinga, satu-satunya yang dia dengar adalah nada tulalit yang panjang. Dengan kesal Nasha melirik monitor HP-nya, dan semua persendiannya langsung lemas begitu melihat signal bar-nya yang kosong melompong. Nggak ada sinyal di tempatnya sekarang, yang berarti dia nggak bisa menghubungi siapa-siapa untuk minta tolong!
Kaki kanan Nasha sama sekali nggak bisa diajak kompromi, malah sekarang denyutannya semakin sering, dan Nasha cuma bisa meringis. Pikirannya mulai membayangkan hal-hal seram yang bakal terjadi kalau benar-benar nggak ada yang datang menolongnya. Jangan-jangan... dia terpaksa tinggal
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
di sini sampai malam, lalu banyak serangga, dan binatang buas...
Ah, nggak! Nggak! Nasha menggeleng, berusaha mengusir imajinasinya yang semakin ngaco. Pasti ada yang menolongnya nanti. Jennifer pasti sadar kalau nanti gue nggak ada di perkemahan, dan dia bakal nyari gue, Nasha mencoba optimis.
Menit demi menit berlalu, dan Nasha menyadari optimismenya meluntur sedikit demi sedikit. Matahari mulai bersinar terik di tas kepala, dan sama sekali belum ada tanda-tanda akan ada yang datang menolong Nasha.
Ya ampun, pikir Nasha kalut, apa nggak ada yang bakal nolong gue" Apa gue harus diam di sini semalaman" Atau... malah selamanya"
Dan kaki kanan Nasha juga sama sekali nggak membantu, sakitnya malah semakin merasuk. Nasha menggigit bibirnya keras-keras, berusaha menahan tangisnya yang sudah menggenang di pelupuk mata.
Wah, baru kali ini gue lihat lo nangis. Biasanya juga ngomel mulu.
Nasha tercekat. Suara yang sudah sangat dikenalnya seminggu belakangan ini terdengar jelas di telinganya. Dengan harap-harap cemas Nasha mendongak, dan... itu dia, dia melihat Dave berdiri di dekat tempatnya terperosok tadi!
Terima kasih, Tuhan, akhirnya ada yang datang menolong, batin Nasha.
Lo ngapain di situ" Istirahat" tanya Dave lagi, dengan gaya nyolotnya yang biasa.
Nasha langsung keki, mendadak jengkel kenapa bukan orang lain yang muncul untuk menolongnya" Kenapa justru Dave.
Tapi, memangnya Nasha punya pilihan" Ditolong oleh
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
junior nyolot macam Dave jelas lebih baik daripada dia harus semalaman mendekam di ceruk curam dengan kaki yang berdenyut sakit.
Gue jatuh, kata Nasha sambil menahan kedongkolannya. Kaki gue kayaknya terkilir, makanya gue nggak bisa keluar sendiri dari sini.
Mata Dave menyipit, dan satu ujung bibirnya naik. Nasha nggak bisa mengartikan apakah itu senyuman geli, kasihan, atau justru senyuman meledek. Lagi pula, nggak penting yang mana, asal Dave mau menolongnya.
Tumben lo ngomongnya nggak pakai saya-kamu. Dave nyengir.
Nasha melengos. Apa Dave nggak punya mata, ya" Di saat-saat begini, kok sempat-sempatnya dia meledek!
Lo mau gue tolongin nggak" tanya Dave lagi, dan Nasha jengkel banget mendengarnya. Ya iyalah mau ditolong!
Mmm... Nasha sebisa mungkin memasang senyumnya yang paling manis. Ini bukan saat yang tepat untuk berkonfrontasi dengan Dave, bisa-bisa Dave nanti malah meninggalkannya sendirian! Kalau lo nggak keberatan, lo mau kan nolong gue"
Selama beberapa detik kelihatannya Dave bakal cabut dari situ, dan Nasha jadi waswas sendiri mengingat betapa dia dan cowok itu kan nggak pernah akur, kok bisa-bisanya dia berharap cowok itu mau menolongnya" Apalagi, mereka kan sekarang sebenarnya lagi bertengkar! Dan itu karena Nasha yang nggak bisa mengontorol kata-katanya hingga membuat Dave tersinggung!
Yaaa& kayaknya Nasha nggak akan menyalahkan Dave seandainya cowok itu memutuskan pergi dari situ dan nggak menolongnya.
Tapi Nasha cuma bisa bengong ketika melihat Dave menu-
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
runi ceruk tempatnya terperosok itu dengan lincah. Dalam beberapa detik saja, Dave sudah berdiri di depannya dan mengulurkan tangan.
Ayo berdiri. Nasha meraih tangan Dave yang terulur itu, dan Dave langsung menariknya. Untuk sesaat Nasha bisa berdiri tegak di atas kakinya, tapi rasa nyeri langsung menyerbu.
Aduh! Nasha memekik ketika keseimbangannya hilang. Dia limbung ke depan, dan langsung ditangkap kedua tangan Dave!
Lo nggak bisa jalan" tanya Dave dengan nada suara yang membuat Nasha bingung. Nggak terselip sedikit pun nada meledek dalam pertanyaan tadi.
Nasha mengangguk, masih dengan tampang heran. Dave diam sesaat, kelihatannya dia berpikir keras.
Berapa berat lo" tanya Dave akhirnya.
Nasha mendelik, nggak percaya dengan apa yang didengarnya barusan. Ngapain Dave tanya-tanya tentang berat badannya" Apa dia nggak tau kalau menanyakan berat badan pada seorang cewek itu amat sangat super duper nggak sopan sama sekali"!
Wah, jangan salah paham dulu, kata Dave begitu melihat perubahan ekspresi di wajah Nasha. Gue nanya kayak gitu tuh cuma karena gue mau memperkirakan gue kuat gendong lo apa enggak.
Gendong gue" Mata Nasha semakin melebar. Apa maksud lo mau gendong gue"
Yah, lo kan terkilir, nggak bisa jalan. Gimana caranya lo mau keluar dari ceruk ini kalau bukan dengan gue gendong"
Nasha mengerut. Membayangkan bakal digendong Dave membuatnya keki setengah mati.
Udahlah, nggak usah pakai malu segala. Sekarang juga lo
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
nyandar ke gue, lo nggak malu, kan" Digendong nggak jauh beda kok rasanya, asal lo jangan ambil kesempatan untuk peluk-peluk gue aja ya.
Spontan Nasha berusaha melepaskan dirinya dari tangan Dave, tapi kakinya yang nggak mau diajak kompromi malah membuatnya terpaksa dibantu berdiri oleh junior nyolot itu lagi.
Hmm... gini nih kalau masih sok gengsi di saat sebenernya butuh pertolongan, ledek Dave. Dan kalau gue perkirakan nih... berat lo paling nggak lima puluh kilo...
Sembarangan! Nasha mengomel. Gue nggak seberat itu, tau! Gue cuma& empat puluh delapan! kata Nasha dengan wajah memerah. Sebenarnya, waktu terakhir menimbang berat badannya tiga hari lalu, Nasha tahu dia 53 kilo, dan dia sekarang senang juga karena Dave menebak dia lima puluh kilo. Berarti dia kelihatan langsing! Dan nggak ada peraturan yang mengharuskanmu mengakui berat badanmu yang sebenarnya ke seorang cowok, kan"
Yahh... whatever lah. Kalau segitu sih gue masih kuat. Lo sekarang pegangan di pohon ini dulu, biar gue bisa atur posisi dan lo bisa naik ke punggung gue.
Nasha menurut, dia berpegangan pada salah satu batang pohon yang ada di dekatnya, sementara Dave berputar membelakangi Nasha.
Ayo naik. Pelan-pelan Nasha menggerakkan kakinya, sampai akhirnya dia sudah berada di atas punggung Dave.
Pegangan kuat-kuat, kata Dave, dan cowok itu mulai menaiki tanjakan di depan mereka sambil berpegangan pada sulur-sulur tanaman di sekitarnya. Nasha memejamkan mata, dan berjanji dalam hati kalau nanti dia selamat, dia bakal menghadapi kenyolotan cowok ini dengan lebih sabar.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
* * * Ya ampun, Sha... kok bisa kayak gini sih" tanya Jennifer khawatir begitu dia melihat kaki Nasha yang membengkak. Jennifer dan rombongannya baru tiba dari lintas alam, dan dia benar-benar terperangah waktu melihat Nasha duduk di depan tenda mereka dengan kaki kanan yang sudah membesar dari ukuran aslinya itu.
Gue jatuh, tadi terperosok waktu lintas alam. Heh" Jennifer mengernyit. Terperosok di mananya" Kan jalur lintas alam itu aman, gue sama anak-anak cowok udah survei kemarin begitu kita datang ke sini.
Mmm... sebenernya gue... Ada sesuatu yang bikin lo keluar dari jalur, ya" Ada apa" Dan Nasha menceritakan semuanya pada Jennifer, mulai dari dia mengejar Dave, Dave mengabaikannya, dia terperosok ke dalam ceruk, sampai akhirnya Dave datang menolongnya, dan menggendongnya sampai bumi perkemahan.
Wow, kata Jennifer setelah Nasha menyelesaikan ceritanya. Cewek itu mengerjap dengan ekspresi bercampur antara kagum dan geli, membuat Nasha nggak tahan untuk nggak meninju lengan sobatnya itu pelan.
Aduh! Kenapa lo nonjok gue"
Ya karena gue tau apa yang ada dalam pikiran lo! Apa" tantang Jennifer.
Lo pasti& Nasha celingak-celinguk ke sekelilingnya, memastikan kalau nggak ada yang menguping pembicaraan mereka. Dia kan nggak mau insiden di dapur kamp pagi tadi terulang. Bisa gawat kalau Dave tiba-tiba nongol dan mendapati dirinya, lagi-lagi, sedang dibicarakan. Untunglah, cuma ada Nasha dan Jennifer di tenda itu.
Gue pasti apa" p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Hmm& lo jangan berpraduga lagi deh tentang gue sama Dave.
O o& Dugaan yang sama seperti tadi pagi, ya" Jennifer nyengir. Jujur aja, kayaknya tingkah Dave sore ini semakin memperkuat dugaan gue. Maksud gue... mana ada sih cowok yang mau nolongin cewek yang lagi bertengkar sama dia, kalau bukan karena dia suka sama cewek itu"
Heiii& bisa aja kan alasannya cuma karena Dave nggak tega ngeliat gue sendirian dengan kaki keseleo begini"
Iya, tapi kalau sampai rela menggendong lo dari jalur lintas alam ke bumi perkemahan& Wah, jaraknya jauh banget lho, Sha&
Nasha nyaris mengatakan sesuatu untuk menyanggah ocehan Jennifer lagi, tapi dia akhirnya diam. Kalau dipikir-pikir, tindakan Dave memang di luar batas pikiran Nasha. Dia nggak menyangka cowok yang baru saja dia singgung perasaannya, dan selalu dibencinya selama ini, ternyata justru mau menolongnya. Itu kan sesuatu yang nggak biasa...
Wah, kayaknya gue bikin lo pusing, ya" Jennifer terkikik. Udah, jangan dipikirin deh omongan gue. Oya, lo mau ikutan api unggun, nggak ntar malam"
Tapi kaki gue& Nasha menuding kakinya.
Tenang aja, kan bisa diperban. Lagian, tempatnya kan cuma di tanah lapang depan situ, gue bisa bantu papah lo kalau cuma sampai di situ.
Ohh& oke. Jennifer tersenyum lagi, lalu mulai mengambil persediaan perban di kotak P3K yang ada di dalam tenda dan mulai membalut kaki Nasha yang keseleo, sementara Nasha mengaduh kesakitan. Beberapa menit kemudian, kaki Nasha sudah terasa lebih baik. Ternyata memang nggak percuma
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
punya sobat kayak Jennifer, yang pernah ikut ekskul PMR waktu SMP dulu.
*** Jennifer berhasil memapah Nasha sampai ke arena api unggun, lalu mereka duduk bersisian dengan para junior cewek yang sibuk berdebat tentang siapa senior pembimbing mereka yang paling ganteng. Beberapa cewek menyebutkan nama Kevin, dan Nasha cuma tersenyum kecut mendengarnya. Memang Kevin ganteng, tapi kalau aja mereka tau gimana sengsaranya jadi pacar Kevin, hah! Dijamin mereka nggak akan memuji cowok itu lagi! Tapi Nasha nggak mau ambil pusing dengan segala yang menyangkut Kevin lagi. Mereka toh udah putus, dan kalaupun sekarang ada yang memuji-muji Kevin, Nasha tau dia nggak berhak merusak image mantannya itu di depan para pemujanya.
Dalam beberapa menit, arena api unggun mulai dipenuhi suara bising para junior yang berkumpul, juga senior-senior pembimbing dan beberapa guru yang ikut di acara kemping itu. Suara celotehan memenuhi udara, dan angin dari gunung pun mulai berembus kencang. Nasha merapatkan jaketnya, dan langsung sumringah begitu melihat Jennifer datang membawakannya segelas besar teh manis hangat dari tenda makanan.
Trims, kata Nasha, dan langsung meneguk tehnya. Jennifer duduk bersila di sebelah Nasha, dan meminum tehnya juga.
Halo teman-teman, selamat malam, sebuah suara terdengar dari speaker di arena api unggun, diikuti suara berisik yang mereda sedikit demi sedikit.
Nasha menoleh dan melihat Julian, salah satu senior se-
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
pertinya yang menjadi pembimbing kelas 10D, berdiri di salah satu sisi api unggun.
Senang banget akhirnya kita bisa sampai di acara api unggun, puncak dari acara kemping penutupan MOS kali ini. Setelah seminggu kita semua saling kenal, dan mungkin ada yang saling naksir..., Julian berhenti sebentar, dan terdengar gumaman, cekikikan, dan celotehan di mana-mana, akhirnya kita harus memulai kegiatan sekolah lagi sepulangnya dari sini nanti. Gue harap, semua yang kalian dapat selama MOS ini bisa dijadikan kenangan yang indah dan nggak akan terlupakan.
Semua orang bertepuk tangan mendengar pidato singkat Julian. Ternyata nggak salah memilih cowok ini sebagai pembawa acara. Apalagi, Julian juga seorang penyiar part-time di sebuah stasiun radio remaja, jadi memang kemampuannya bercuap-cuap nggak perlu diragukan lagi.
Nah, kalian pasti udah nggak sabar pengin mulai menampilkan atraksi, kan" Kita mulai aja ya... Gue mau milih gilirannya in a random order aja deh, biar seru... Julian melirik kertas yang ada dalam genggamannya, Yang pertama& drama dari kelas 10C!
Beberapa orang anak yang sudah memakai kostum yang aneh-aneh maju ke depan, dan menampilkan drama superkonyol berjudul Capeee... Deh! Nasha nggak bisa berhenti terbahak-bahak sepanjang drama itu. Di akhir drama, dia malah tertawa sampai meneteskan air mata saking gelinya. Rasa sakit dan berdenyut di kaki kanannya seakan hilang sepanjang drama itu.
Setelah itu dilanjutkan dua anak dari kelas 10E yang breakdance, dan beberapa anak 10F yang membentuk vokal grup. Sampai akhirnya...
Nah, yang ini benar-benar dadakan, gue sampai kaget
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
waktu dua jam yang lalu cowok ini menghadap gue dan bilang kalau dia mau menampilkan atraksi solo! Tepuk tangan buat teman kalian, Reynaldo Dave Candra dari kelas 10A! seru Julian bersemangat.
Beberapa sorakan menyambut, dan Nasha merasakan Jennifer menyikut rusuknya.
Heh, lo tau tentang ini" bisik Jennifer. Nasha menggeleng. Kagak.
Kok perasaan gue nggak enak, ya"
Lo jangan ngomong gitu dong! Emangnya lo kira dia mau ngapain"
Nembak lo di depan puluhan orang di sini" Hush! Nasha mencubit lengan Jennifer kuat-kuat. Jangan ngaco!
Sementara Jennifer meringis kesakitan, Nasha melihat Dave maju ke tengah arena api unggun sambil membawa sebuah gitar. Salah satu panitia mengambilkan kursi untuk cowok itu.
Lagu ini gue persembahkan buat orang yang sudah sering gue bikin kesal beberapa hari ini. Gue mau minta maaf atas semua tingkah gue yang buat lo marah, kata Dave setelah dia duduk di kursinya.
Senyap. Nasha bisa merasakan beberapa pasang mata tertuju ke arahnya. Dia menduga, sebagian besar di antaranya pastilah anak-anak kelas 10A, kelas yang dibimbingnya selama MOS. Anak-anak kelas itu tahu sekali betapa Dave benar-benar membuat Nasha keki selama MOS. Dan sekarang mereka semua juga pasti bisa menebak Dave menyanyikan lagu untuk siapa! Haduuuh& malunya jadi tujuh kali lipat!
Dave mulai memetik gitarnya. Sebuah intro lagu yang sangat Nasha kenal& lagu favoritnya! Nasha nggak mengerti
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
kenapa Dave bisa membawakan lagu itu. Bagaimana dia bisa tahu lagu favorit Nasha"!
Hapuskan air mata& basuh luka Lupakan dia s lamanya
Ku masih tetap di sini& bersama cinta Sejuta harap terpendam
Buka pintu hati, genggam tangan ini Rasakanlah cinta& yang t lah lama ada Tersimpan di hati, untukmu& hanya untukmu&
Sayang& berikanlah satu kesempatan Wujudkan mimpi bersamamu
Manis... kan kutuangkan s luruh cinta ini Hanya padamu...
Biarkan rasa ini& menghampirimu Suguhkan indahnya cinta, ooo& Beri sebuah senyummu&
S bagai tanda& Kau sambut cinta sepenuhnya&
Nasha tercekat. Ternyata memang benar lagu favoritnya, Sayang milik ADA Band! Selama menyanyikan lagu itu, Dave terus menatap ke arahnya! Hebatnya lagi, Nasha nggak pernah menyangka cowok sebengal Dave bisa punya suara sebegitu merdu! Jago gitar, pula!
Gila tu anak, bisik Jennifer di telinga Nasha. Dia mau nembak lo secara nggak langsung kali ya"


Brondong Lover Karya Stephanie Zen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Jangan ngaco lagi deh... Gue nggak ngaco. Tuh lihat aja matanya. Dari tadi dia ngeliatin lo terus, udah gitu nyanyiin lagunya penuh peng-
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
hayatan pula. Sayang& berikanlah satu kesempatan& Jennifer mulai menyanyikan sepotong refrein lagu itu di telinga Nasha, bikin Nasha semakin salting.
Simpan s mua keraguan, Satukanlah hati
Suatu saat nanti, Mungkin kau sadari bersama cintaku&
Dave sampai di bagian bridge-nya, dan Nasha menghela napas dalam-dalam. Dia nggak tau apa maksud cowok itu...
Di balik bahunya, Nasha nggak menyadari bahwa Kevin sedang menatapnya tajam, berusaha mencari tahu bagaimana ekspresi mantan pacarnya itu.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
N ASHA masuk ke rumah dengan kecapekan setengah mati.
Kemping MOS selama tiga hari dua malam itu benar-benar menguras tenaganya. Belum lagi tingkah laku Dave yang juga menguras otaknya alias bikin pusing, semuanya bikin Nasha jadi semakin kehilangan tenaga.
Hai, Sha, baru pulang" tegur Nadya yang muncul dari arah dapur.
Iya, Kak... Capek banget nih... Nasha meletakkan barang-barang bawaannya di lantai. Eh, Kakak nggak kuliah"
Nadya nyengir. Kamu ini gimana, ini kan hari Minggu, mana ada kuliah"
Ohh... iya juga ya, aku lupa, hehe... Nasha menggarukgaruk kepalanya yang nggak gatal, bingung sendiri kenapa mendadak dia jadi pilon begitu. Dia lalu beranjak menuju kulkas untuk mengambil minuman.
Lho, itu kaki kamu kenapa" Nadya langsung mendekat begitu dia menyadari Nasha berjalan terpincang-pincang.
Nasha melirik kakinya sendiri. Mmm, ini... kemarin jatuh waktu lintas alam. Keseleo dikit, tapi udah nggak pa-pa kok... Udah diurut juga tadi pagi, jelas Nasha.
Memang tadi pagi sebelum pulang, kakinya sempat diurut oleh Bu Endang, guru BP yang kayaknya punya bakat jadi
Curhatan Nadya p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
tukang urut juga, soalnya kaki Nasha langsung sehat walafiat setelah selesai diurut. Cuma memang masih agak sakit aja kalau dipakai jalan, makanya dia jalan terpincang-pincang gitu.
Lain kali hati-hati, Sha, kata Nadya khawatir. Nasha cuma bisa mengangguk dan cengengesan. Oya, kamu udah makan siang"
Nasha melirik jam dinding di ruang keluarganya. Jam setengah dua belas siang, pantas perutnya sudah mulai menciap-ciap kelaparan. Terakhir kali dia makan kan waktu sarapan di Cibubur tadi, sebelum bus membawa mereka kembali ke Jakarta.
Belum. Ohh... kalau gitu kamu mandi dulu aja sana, biar segeran. Habis itu, kita makan sama-sama, ya" Ini Kakak juga belum selesai masak kok. Nanti kalau kamu udah mandi, pasti masakan Kakak juga udah siap, gimana"
Oke. Nasha mengangguk dan berjalan menuju kamarnya. Hampir saja dia masuk kamar, waktu dia mendengar Nadya memanggil.
Ehh... Nasha, Nasha! Ya, Kak"
Ntar habis mandi, pakai bajunya yang bagusan dikit, ya" Lho, emang kenapa"
Mmm... mau ada tamu yang makan siang bareng kita... Siapa"
Ehh... Elang..., jawab Nadya tersipu.
Alis Nasha terangkat melihat ekspresi kakaknya yang mendadak berubah itu, tapi dia akhirnya mengangguk dan menunda niatnya untuk menggoda Nadya. Tubuhnya yang lengket sudah menuntut minta mandi secepatnya. Nanti toh dia masih bisa menggoda kakaknya itu.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
*** Hidung Nasha kembang-kempis menghirup aroma harum masakan begitu memasuki ruang makan. Dicium dari aromanya, sepertinya Nadya memasak tumis kangkung pedas dan ikan goreng siang ini.
Dugaan Nasha benar, dia melihat dua makanan favoritnya itu sudah tertata rapi di atas meja makan. Perutnya semakin berdemo.
Hei, tunggu dulu! Tamunya kan belum datang! tegur Nadya yang melihat ekspresi mupeng Nasha terhadap masakannya.
Sedikiittt... aja, Kak. Satu potong deh, rayu Nasha. Ah, jangan ah. Tunggu bentar lagi aja ya, Elang sih janjinya mau datang jam dua belas, bentar lagi juga pasti dia... Ting tong...
Kata-kata Nadya terputus oleh bunyi bel.
Wah, panjang umur Kak Elang, goda Nasha sambil nyengir kuda.
Nadya nggak menggubris omongan adiknya, malah langsung mengaca di kaca besar di ruang makan, dan secepatnya lari ke pintu depan.
Waow, gumam Nasha pelan, kayaknya ada yang lagi jatuh cinta setengah mati nih. Mau bukain pintu aja pakai ngaca segala, hihi...
Semenit kemudian, Nadya muncul kembali di ruang makan, dengan Elang mengekor di belakangnya. Cowok itu kelihatan charming banget dengan polo shirt hijau terang dan washed jeans birunya.
Hai, Nasha, sapa Elang begitu melihat Nasha. Nasha kontan nyengir melihat cowok itu, tapi akhirnya malah menunduk malu begitu tatapannya terhenti di dahi
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Elang, teringat insiden sepatu terbang -nya waktu itu. Tengsin berat!
Kita mulai makan aja yuk, tawar Nadya.
Nasha orang yang pertama mengangguk. Selain karena perutnya keroncongan, dia juga nggak enak berlama-lama memandangi dahi Elang. Bisa malu kuadrat nanti!
Akhirnya mereka makan siang bertiga. Sepanjang acara makan, Nasha terus-terusan berceloteh tentang acara kemping MOS yang baru diikutinya sebagai pembimbing. Dia juga cerita tentang kenapa dia bisa sampai jatuh dan terkilir, tapi tentu saja menyensor bagian bahwa saat itu dia lagi bertengkar sama Dave, dan sedang berusaha mengejar cowok itu untuk minta maaf sebelum akhirnya dia terperosok di turunan curam. Nasha juga menyamarkan identitas penolongnya sebagai salah satu guru pembimbingnya, bukannya cowokjunior-nyolot-yang-nyanyiin-gue-lagu-di-acara-api-unggun. Nasha tau, kalau dia cerita yang sebenarnya tentang Dave, Nadya pasti bakal menggodanya habis-habisan. Ih... tak usah ya! Dia udah begah digodain Jennifer!
Nadya beberapa kali tertawa geli melihat ekspresi Nasha yang semangat banget bercerita, tapi dia nggak berkomentar apa-apa. Malah Elang yang banyak tanya-tanya. Jadi, kakimu sekarang udah nggak pa-pa"
Hmm... ya masih agak sakit, tapi udah baikan lah. Kemarin itu malah sampai bengkak terus biru gitu. Berdenyutdenyut pula.
Wah, kalau gitu, mendingan kamu ke dokter aja, Sha. Daripada nanti ada apa-apa. Memang sekarang mungkin rasanya baikan, tapi siapa yang tau apa yang terjadi di uraturat kakimu di dalam sana"
Nasha cengengesan. Ahh& nggak usah, Kak Elang. Beneran udah nggak pa-pa kok. Cuma keseleo gini aja.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Jangan gitu, Sha. Kali ini Nadya ikut-ikutan bicara. Elang bener, sebaiknya kamu ke dokter aja, siapa tau kamu bukan cuma keseleo&
Nasha menggeleng. Kok malah jadi ngomongin kaki aku sih" Aku bener baik-baik aja kok. Tapi supaya Kak Nadya sama Kak Elang tenang nih, aku janji bakal ke dokter kalau kakiku sakit lagi.
Nadya menatap Nasha lurus-lurus, lalu ganti menatap Elang, seakan minta persetujuan. Elang mengangguk, jadi Nadya tersenyum dan nggak mendesak Nasha lagi.
Sebenarnya, kalau mulut Nasha nggak lagi mengunyah, dia pengin banget ngakak sekeras-kerasnya. Habisnya, wajah Nadya dan Elang itu lho& lucu banget! Persis orangtua yang mengkhawatirkan anaknya! Hihi&
* * * Kayaknya ada cerita kemping yang kamu sembunyiin dari Kakak nih, goda Nadya setelah dia kembali ke ruang keluarga. Elang baru saja pulang, tadi Nadya mengantarnya sampai pintu depan, dan sekarang dia menggoda Nasha yang sedang nonton TV.
Cerita apa" Aku nggak nyembunyiin cerita apa-apa kok& Nasha sok pasang tampang cuek, padahal pipinya memerah.
Ahh& jangan bohong ahh& Dari wajahmu aja ketahuan, kalau ada sesuatu yang terjadi pas kemping. Hayoo& cerita sama Kakak dong!
Nasha nyengir. Bukannya aku yang seharusnya nanya kayak gitu" Kakak nyembunyiin apa hayo dari aku" Maksud kamu"
Hehe& Kakak kura-kura dalam perahu deh! Itu lhooo&
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Kak Elang! Kakak naksir sama dia, ya" Atau jangan-jangan& udah jadian"
Semburat merah dengan cepat menjalar di pipi Nadya (mengalahkan kecepatan semburat yang menjalar di pipi Nasha tadi!) dan Nasha tersenyum penuh kemenangan. Ha! Tadi dia yang terpojok, tapi sekarang dia bisa menyerang balik! Hayooo... ngaku!
Apa siiiiih" tanya Nadya salah tingkah.
Hehe... Kakak ini! Kayak aku ini orang asing aja! Ayo ngaku, Kak, ngakuuu...
Nadya terdiam, tapi akhirnya dia mengangguk juga. Iya, iya, Kakak memang naksir Elang.
Nasha langsung nyengir puas. Nah, kaaannn! Hehehe... Tapi, kayaknya Elang nggak punya perasaan yang sama ke Kakak deh, desah Nadya putus asa.
Nasha melongo. Maksud Kakak, Kak Elang nggak suka juga sama Kak Nadya, gitu"
Iya. Dia nggak pernah punya perhatian khusus ke Kakak...
Ah, yang bener aja! Aku lihat Kak Elang baiiikkk banget kok sama Kakak.
Itulah masalahnya, dia memang orangnya baik banget ke semua orang, jadi Kakak nggak bisa menebak apa maksud semua kebaikannya ke Kakak, apa itu karena dia suka atau cuma kebaikan biasa aja...
Ohh... gitu. Nasha memutar bola matanya. Yah, tenang aja, Kak, nanti lama-lama juga bakal ketahuan kok gimana sebenernya perasaan Kak Elang. Yang penting sekarang Kakak usaha terus, jangan nyerah. Kasih perhatian yang banyak sama dia, biar dia sadar kalau Kakak suka, oke" Aku dukung seratus satu persen deh!
Nadya tersenyum manis. Makasih ya, Sha... Untung ada
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
kamu, jadi ada yang men-support Kakak, kalau nggak pasti Kakak nyerah deh, habisnya Elang tuh banyak banget yang ngejar-ngejar sih...
Nasha nyengir kesenangan dipuji begitu.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
N ASHA melangkah memasuki gerbang sekolahnya dengan
senyum lebar. Akhirnya, setelah seminggu penuh cuma melihat anak-anak kelas 10 dan teman-teman seangkatannya yang sesama senior pembimbing, hari ini Nasha bisa melihat lagi seluruh temannya!
Yup, hari ini memang hari pertama masuk untuk anakanak kelas 11 dan 12, tepat setelah MOS anak junior selesai. Dan Nasha senang banget, karena akhirnya dia bisa melihat wajah-wajah yang dikenalnya lagi di koridor-koridor sekolah. Mood Nasha juga lagi bagus, karena dia yakin di hari pertama sekolah yang resmi begini, pasti jam-jam pelajaran masih diisi dengan santai-santai.
Hai! Udah baikan kakinya"
Nasha menoleh, dan wajahnya langsung pias melihat Dave berdiri di hadapannya. Perasaan Nasha ke cowok ini sedang sulit dijelaskan, dan kalau boleh milih, dia kepengiiin& banget nggak usah ketemu Dave dulu.
Lho" Kok malah bengong" Gue kan tanya, kaki lo udah baikan belum"
Nasha menelan ludah. Udah. Lo lihat sendiri kan, gue udah bisa jalan.
The Confession p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Hmm& iya sih. Tapi masih agak pincang-pincang gitu. Kok perbannya dilepas"
Gue males ditanyain sama anak-anak kalau mereka ngeliat kaki gue diperban. Ntar gue harus ngejelasin lagi kenapa kaki gue sampai kayak gitu.
Ya tapi kan kalau mereka lihat lo jalan terpincang-pincang gitu, lo juga bakal ditanyain, apa bedanya dong"
Kali ini Nasha kehabisan alasan. Dave benar, tanpa diperban pun, kalau teman-teman sekelasnya melihat cara berjalannya, mereka juga pasti bakal bertanya.
Udahlah, kata Nasha ketus, itu juga bukan urusan lo. Ya ampun, jahatnya& Tau gitu nggak gue tolong deh pas di Cibubur, tukas Dave sambil melengos pergi.
Kata-kata Dave bener-bener membuat Nasha seperti baru menelan biji kedondong. Cowok itu menyindirnya! Dan Nasha langsung sadar dia memang belum bilang terima kasih sama Dave!
Tunggu! Apa" Makasih ya, lo udah nolong gue waktu gue jatuh& Ohh& Sama-sama. Bye.
Dan Dave berlalu lagi. Padahal Nasha belum sempat menanyakan juga apa maksud cowok itu menyanyikannya lagu Sayang di acara api unggun dua hari lalu.
* * * Nasha melotot melihat daftar nama yang terpampang di depan pintu kelas barunya.
WHAT"! Gue sekelas sama KEVIN?""
Dia memelototi daftar nama itu sekali lagi, seakan dengan begitu dia bisa menghapus nama Kevin atau namanya sendiri
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
dari daftar, dan memindahkannya ke daftar nama kelas lain. Tapi jelas saja itu nggak terjadi.
Nasha menghela napas. Hebat sekali, bagaimana hal yang paling nggak dia inginkan justru terjadi. Bayangkan, dia bakal menghabiskan satu tahun ajaran ke depan, sekelas dengan mantannya yang posesif dan tukang maksa!
Damn, ada segini banyak kelas 12, kenapa gue harus sekelas sama dia?" Nasha masih memaki-maki sambil menggerutu. Memang dia pantas mengomel, karena dari lima kelas 12 yang ada, nasib buruk justru membawanya sekelas dengan Kevin.
Untunglah, Nasha masih sekelas dengan Jennifer. Meskipun beda kelas, Tyrza dan Elsa juga selalu mendukungnya. At least tiga sahabatnya itu bisa menjadi penetralisir dari perasaan muaknya pada Kevin, sampai mereka lulus tahun depan. * * *
Sha, kok kayaknya anak itu ngelihatin lo terus, ya" Lo kenal dia" Tyrza menyikut Nasha yang sedang asyik makan siomai di kantin. Nasha spontan mengikuti arah pandangan Tyrza, dan kaget setengah mati begitu mendapati Dave sedang menatapnya dari ujung kantin.
Yang mana" Yang mana" tanya Elsa yang duduk semeja dengan mereka, dia juga mengikuti arah pandangan Tyrza dan Nasha. Jennifer yang duduk di sebelah Nasha juga ikut mencari-cari orang yang dimaksud Tyrza.
Ohh... itu anak kelas sepuluh yang waktu itu kelasnya gue bimbing, jawab Nasha salah tingkah, dan langsung beralih memandangi piring siomainya lagi. Dia nggak mau menatap Dave lama-lama, apalagi cowok itu bukannya malu dan sadar sudah ketahuan memandangi Nasha lalu membuang
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
muka, tapi malah menatap Nasha dalam-dalam! Siapa yang nggak risih coba dilihatin begitu"
Ooo... makanya dia ngelihatin lo terus dari tadi. Gue kira dia siapa, taunya anak bimbingan lo ya... Eh, tapi dia ganteng banget lho, sayang masih kelas sepuluh...
Iya ya... ganteng banget, tambah Elsa. Coba dia kelas sebelas, mungkin masih gue gebet, tapi ini masih baru lepas seragam SMP bo, enggak dehhh... Gue nggak siap mental kalo dikatain brondong lover, hehe...
Nasha mendongak dan merasa pipinya panas mendengar omongan Elsa barusan. Kenapa gue ini" rutuknya dalam hati. Harusnya gue bisa ikutan tertawa, tapi kok gue jadi malu sendiri gini"
Ah, ganteng mah di tampang aja, kalau kalian ngadepin dia, dijamin bukannya mupeng, tapi jadi punya nafsu ingin membunuh, tau! kata Nasha setelah berhasil menormalkan fungsi lidahnya yang sedari tadi kelu. Ha! Lebih baik dia sekarang mengatai Dave saja di depan teman-temannya, daripada dia jadi salting nggak jelas kayak tadi! Nanti bisa-bisa ketiga temannya itu malah berasumsi yang nggak-nggak kalau melihatnya begitu!
Emang kenapa dia" Bandel"
Haha... dia agak bikin Nasha kelimpungan pas MOS kemarin, sahut Jennifer sebelum Nasha sempat menjawab.
Agak" Dia tuh nyolot banget! Udah gitu, sok pula! Nggak bisa dinasihatin... Kalau nggak ingat gue ini senior yang harus ngasih contoh yang baik, udah gue cekik tu anak! tambah Nasha berapi-api.
Ckckck... segitu reseknya, ya" Nggak nyangka gue... padahal tampangnya cute gitu. Gue kira malah dia tipe cowok kalem, gumam Elsa.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Kalem" Tampang dia tuh tampang kriminal! Nasha nggak terima, tapi Elsa malah cekikikan mendengarnya.
Wah... lo segitu bencinya, Sha, sama dia" Hati-hati lho, benci-benci nanti jadi cinta! Tyrza nimbrung lagi
Nasha mendelik mendengar omongan Tyrza, dan dia langsung merasa pipinya panas lagi. Kenapa sih teman-temannya ini malah menggodanya habis-habisan begini"
Berusaha minta dukungan, Nasha menoleh ke arah Jennifer, tapi cewek berkacamata itu cuma mengangkat bahu. Bukan rahasia memang, kalau Tyrza dan Elsa sudah beraksi dalam hal goda-menggoda, nggak ada yang bisa menghentikan duo usil itu.
* * * Nasha keheranan sendiri melihat sebuah mobil yang diparkir di depan rumahnya. Toyota Rush yang terlihat masih gres, dan samar-samar dia merasa mengenali mobil itu. Siapa ya" batin Nasha.
Setelah memarkir mobilnya di carport, Nasha segera masuk rumah. Di ruang tamu dia melihat Elang, dan barulah dia ingat kalau mobil yang di depan itu memang mobil Elang yang pernah dilihatnya waktu cowok tersebut datang sebelum ini. Kak Elang"
Elang menoleh dan tersenyum melihat Nasha. Hai, Sha, baru pulang sekolah"
Nasha mengangguk, tapi keningnya berkerut begitu menyadari sesuatu. Kok Kak Elang ke sini jam segini" Kan Kak Nadya-nya lagi kuliah, nggak ada di rumah...
Nasha memang hafal betul jadwal kuliah kakaknya. Kalau untuk hari Rabu begini, Nadya memang ada kuliah siang sampai sore.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Aku tau, jawab Elang sambil berjalan mendekati Nasha. Lagian, aku ke sini memang bukan untuk ketemu Nadya kok.
Eh" Aku ke sini mau ketemu kamu.
Hah"! Nasha melongo. Emangnya Kak Elang ada perlu apa sama aku" Nasha bertanya-tanya dalam hati. Jangan-jangan...
Kamu pasti tau dong ultah Nadya udah dekat, kata Elang sebelum pikiran Nasha semakin ngaco. Nah, hari ini aku pengin cari hadiah ultah buat dia, dan karena aku belum ada ide hadiah apa yang cocok, aku berniat ngajak kamu. Kamu kan adiknya, pasti kamu tau apa kesukaan Nadya. Itu juga kalau kamu nggak keberatan sih nemenin aku...
Ohh... Mulut Nasha membulat. Ternyata itu alasannya, gumam Nasha dalam hati. Boleh banget, aku nggak keberatan kok, Kak. Tapi aku ganti baju dulu ya" Lima menit aja kok, Kakak tunggu di sini aja.
Oke. Elang mengangguk. Nasha beranjak ke kamarnya dengan riang.
* * * Jadi kalian emang akrab banget ya dari kecil" tanya Elang sembari menyetir mobilnya dengan kecepatan sedang. Mereka rencananya bakal cari kado ultah untuk Nadya di PIM.
Nasha mengangguk. Iya, kan memang beda umurku sama Kak Nadya cuma dua tahun, makanya kita dekat banget. Dan tau nggak, Kak, Kak Nadya itu orangnya baiiiikkk... banget! I can t ask for a better sister deh! cerocos Nasha setengah berpromosi. Sebenarnya diam-diam dia berniat bikin poin Nadya semakin naik di mata Elang, kan kalau Elang jadi
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
beneran suka sama Nadya dan akhirnya mereka jadian, Nasha bisa minta traktir! Hehehe...
Iya, iya, percayaaaa... Elang memasukkan CD ke dalam CD player mobilnya, dan Nasha langsung terenyak mendengar lagu yang mengalun dari CD player itu. Sayang-nya ADA Band, lagu yang dinyanyikan Dave sewaktu acara api unggun di Cibubur beberapa hari lalu.
Ya ampun lagu ini..., gumam Nasha tanpa sadar. Emangnya lagu ini kenapa"
Emm... enggak, cuma bikin ingat sama seseorang aja... Hayooo... cowok, ya" goda Elang.
Iya cowok, tapi ini nggak seperti yang Kakak sangka lho. Wah, bukan pacarmu" Terus bikin ingat sama siapa dong" Ahh... ada lah, nyebelin orangnya, Nasha setengah menggerutu. Jenis reaksinya memang cuma ada dua macam kalau ada orang yang menyinggung soal Dave di depannya. Kalau Nasha nggak mendadak sewot ya tiba-tiba aja dia jadi tersipu-sipu sendiri dengan muka merah. Nasha sendiri nggak tau kenapa dia bisa gitu, tapi dalam hatinya jengah memikirkan kalau jangan-jangan dia mulai suka sama Dave.
Haha... nyebelin" Awas lho, kelewat sebel nanti malah jadi cinta.
Iiihh... Kak Elang, nggak banget deh!
Nasha cemberut karena omongan Elang barusan persis dengan omongan Tyrza di kantin sekolah tadi siang. Dia jadi salting sendiri, dan untuk menutupi kesaltingannya, dia isengiseng membuka laci dasbor mobil Elang yang memang ada di depannya. Sebuah dompet kartu terjatuh ketika pintu laci itu terbuka. Nasha langsung memungut benda yang jatuh di dekat kakinya itu, dan dia langsung senyam-senyum sendiri
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
begitu menyadari kalau itu ternyata dompet KTP dan SIM Elang.
Hei! Jangan dilihat, fotonya jelek! seru Elang begitu dia tahu Nasha ternyata sedang membuka-buka dompet kartunya.
Nggak ah, bagus gini kok fotonya. Nasha memerhatikan foto-foto Elang di dua kartu itu yang memang tetap charming, sama sekali nggak jelek seperti yang dibilang pemiliknya tadi. Gila, pikir Nasha, padahal biasanya kan foto-foto di kartu identitas begini bikin orang kelihatan sepuluh kali lebih jelek, tapi ternyata memang Elang ganteng banget, sampaisampai foto KTP dan SIM-nya pun masih tetap terlihat bagus.
Mata Nasha beralih dari foto ke tulisan-tulisan di kartu itu. Dia langsung berdecak melihat nama lengkap Elang.
Ckckck... nama lengkapnya Erlangga Putra Mahadewa" Bagus banget, Kak! gumam Nasha kagum. Nama lengkap Elang memang bener-bener bagus, cocok sama orangnya! Makasih. Tapi nama kakakku lebih bagus lagi lho. Oya" Siapa"
Kaisar Putra Mahadewa. Hah" Serius" Nasha melongo, baru kali ini dia tau ada orang bernama Kaisar, ada Putra Mahadewa-nya, lagi! Buset!
Iya, serius. Nggak tau tuh ortuku seneng aja ngasih nama berat kayak gitu buat anak-anaknya, padahal kan beban juga kalau misalnya punya nama bagus tapi ternyata penampilan dan pribadi anaknya nggak sebagus namanya, iya kan" Eh, tapi nama Kakak seimbang kok sama orangnya. Maksudnya"
Ya namanya bagus, orangnya baik, udah gitu ganteng, lagi! Hahaha...
Hahaha, thanks, Sha! Kalau gini, bisa ditraktir sushi nih! Bener" Asyiiiikkkkk... kalau gitu, aku puji Kak Elang
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
lagi aja, ya" tawar Nasha sambil cengengesan gembira. Elang cuma bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Nasha yang jauh berbeda dengan Nadya yang kalem dan lembut itu. * * *
Mereka akhirnya sampai di PIM, dan setelah berputar-putar mal itu, Nasha akhirnya melihat hadiah yang menurutnya cocok untuk kakaknya. Hadiah itu sebuah kalung emas putih dengan bandul bunga yang cantik sekali. Nasha sampai terpesona waktu melihat kalung itu pertama kalinya, tapi mulutnya ternganga lebih lebar sewaktu melihat harga kalung itu. Buset, kalau semahal itu, dia nggak bisa minta Elang belikan untuk Nadya! Bisa-bisa malah nanti Elang mengira Nadya sengaja menyuruh Nasha memilihkan hadiah yang mahal, dan nanti image kakaknya itu jadi drop di mata Elang! Nasha jelas nggak mau hal itu terjadi dong!
Ehh... jangan yang ini deh, Kak. Kita cari yang lain aja yuk...
Lho, kenapa memangnya" tanya Elang heran. Habisnya... mahal banget sih...
Tapi tadi kamu bilang, Nadya pasti suka.
Iya sih, tapi kalau harganya segini, aku jadi nggak enak sama Kak Elang...
Elang tersenyum. Suer, ganteng banget! Nggak pa-pa, kali, Sha. Kan untuk kakak kamu juga. Lagi pula ini kan hadiah ultah kedua puluh. Buat cewek, hadiah ultah kedua puluh itu harus spesial lho, kan pertanda masuk usia bukan belasan lagi.
Nasha terdiam, dalam hatinya membenarkan juga katakata Elang, tapi dia tetap ngerasa nggak enak. Bego banget gue, rutuknya dalam hati. Harusnya tadi gue tau kalau kalung
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
sebagus ini nggak mungkin murah! Kenapa gue pilih kalung yang ini sih"!
Nasha, final question nih: menurutmu, Nadya bakal suka kalung ini nggak"
Nasha diam, tapi akhirnya dia mengangguk juga. Oke, kalau gitu kita ambil kalung ini untuk Nadya. Elang memberi isyarat ke pegawai toko mas itu kalau dia akan membeli kalung yang ada di hadapannya. Si pegawai toko langsung sumringah mengetahui salah satu dagangannya yang paling eksklusif laku terjual.
Pasti untuk pacarnya, ya, Mas" Wah, Mas nggak salah pilih lho! Hadiah ini cocok banget untuk cewek! Pasti nanti pacar Mas tambah cinta deh! cerocos si pegawai toko sambil memasukkan kalung supermahal itu ke wadah beledu merah berbentuk hati. Elang cuma tersenyum mendengar celotehan si pegawai toko.
Nasha speechless. Kok bisa ada cowok sesempurna ini sih di dunia"
* * * Senyum Nasha belum lagi hilang saat dia dan Elang memasuki salah satu resto makanan Jepang di PIM, ketika dia melihat Dave keluar dari restoran itu. Nasha melotot saking kagetnya.
Lo" Ngapain lo di sini" pekiknya.
Dave geleng-geleng kepala. Ya makan lah! Ini kan restoran.
Iya gue tau, tapi kenapa... kenapa lo makannya di sini" Nasha masih nggak habis pikir. Apa ini cuma kebetulan aja" Atau jangan-jangan... Dave sengaja menguntitnya" Hiii...
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Ya suka-suka gue dong, duit-duit gue juga, jawab Dave cuek. Dadah!
Dan cowok itu berlalu pergi dengan gaya nyolotnya yang biasa, sementara Nasha seperti balon kempes, melongo di depan pintu masuk resto itu.
Siapa, Sha" tanya Elang bingung. Barulah Nasha ingat kalau sedari tadi Elang ada di sebelahnya.
Mmm... bukan siapa-siapa kok, Kak, cuma... cuma... anak sekolahku...
Cuma teman sekolah tapi kok kayaknya kamu shock banget ngeliat dia tadi" Apa jangan-jangan dia cowok yang bikin kamu ingat waktu dengar lagu di mobil tadi"
Nasha spontan menggeleng kuat-kuat, tapi jantungnya mendadak hiperaktif. Bukan, bukan dia! Ihh... amit-amit deh sama tu anak!
Elang mengulum senyum, dan mengajak Nasha masuk resto. Lima menit kemudian mereka sudah duduk di sebuah sudut yang cozy sambil mengamati piring-piring sushi yang berjalan di atas rel dan minum ocha dingin. Tatapan Nasha menerawang ke arah piring-piring sushi yang berseliweran di hadapannya itu.
Nasha, kamu kok jadi ngelamun gitu" Hayoo... pasti mikirin cowok tadi.
Hah" Nggak kok, beneran deh aku nggak ngelamun, bantah Nasha. Lagian kalo aku ngelamun, nggak mungkin juga aku ngelamunin si Dave nyebelin itu! Mana suka cari gara-gara pula sama aku!
Ooh, jadi namanya Dave" Elang manggut-manggut. Dan dia suka cari gara-gara sama kamu"
Bener banget! Tau nggak, Kak, dia tuh selaluuuuuu aja bikin aku marah!
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Wah wah wah& kalau gitu dia bener suka sama kamu dong"
Ih, apa sih" Kak Elang mulai lagi deh! Nasha manyun. Bukannya gitu, Sha, aku tuh cuma ambil kesimpulan aja dari cerita-ceritamu tentang Dave. Coba nih ya, kalau dia selalu cari gara-gara sama kamu kan tandanya dia pengin dapat perhatian dari kamu. Nah, untuk apa dia pengin dapat perhatian kalau bukan karena dia suka sama kamu"
Nasha terenyak, dan dia jadi canggung sendiri. Cepatcepat diteguknya ocha yang ada dalam gelas di hadapannya.
Hmm& gini deh, selain dia suka caper, dia pernah nggak ngelakuin sesuatu yang bikin kamu, yahh& terkesan gitu sama dia" Elang mulai menginterogasi lagi.
Hampir saja ocha yang mengalir di tenggorokan Nasha tersembur keluar lagi. Rentetan kejadian Dave menolongnya yang terkilir di Cibubur saat kemping berseliweran di depan matanya. Belum lagi saat Dave menyanyikan lagu Sayang di acara api unggun. Entah mau digambarkan dengan kata apa perasaan Nasha saat itu kalau bukan dengan kata terkesan . Sori kalau aku kesannya jadi terlalu pengin tau, tapi& Nggak pa-pa kok, Kak& Lama-lama aku malah merasa Kak Elang benar& Dia memang nolongin aku waktu aku terperosok sewaktu lintas alam kemarin itu&
Lho, jadi bukan guru pembimbingmu yang nolongin kamu"
Ehh& Nasha tergagap, malu ketahuan kalau dirinya bohong. Sebenernya sih bukan& Ya Dave itu yang nolongin aku. Malah, dia gendong aku sampai bumi perkemahan& Wow. Elang nyengir. Terus, ada lagi, nggak" Mmm& dia juga nyanyiin aku lagu waktu acara api unggun.
Aha! Biar aku tebak, pasti lagu Sayang, iya kan"
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Nasha mengangguk malu-malu. Tapi aku sering nggak ngerti jalan pikirannya dia, Kak. Kalau dia suka sama aku, kenapa coba dia sering bikin aku kesal" Harusnya kalau memang dia suka kan dia nunjukin aja terang-terangan.
Nah, harusnya kamu tanyain itu sendiri ke dia. Elang diam, kali ini ganti dia yang meneguk ocha-nya. Hmm& kalau kamu sendiri, Sha, perasaanmu ke dia gimana"
Aku& Nasha mengalihkan pandangannya ke arah rel sushi lagi, dan dengan cepat menyambar piring berwarna merah dengan ornamen emas yang kebetulan melintas di hadapannya.
Sori, kata Elang, aku nanya terlalu jauh, ya" Kadang-kadang aku juga ngerasa kalau aku suka sama dia, gumam Nasha di sela-sela mengunyah sushi-nya, tapi& ah, aku nggak bisa, Kak. Aku nggak mungkin bisa sama dia, dan nggak boleh juga. Aku nggak mau sakit hati nantinya.
Lho" Kenapa" Kalau kamu takut dia nggak suka sama kamu juga, kayaknya itu nggak mungkin deh, soalnya kalau aku lihat&
Aku udah cerita belum, kalau dia tuh anak bimbingan aku waktu MOS kemarin"
Heh" Jadi dia& Iya, Kak, Dave itu adik kelasku, dan aku nggak mau kalau nanti& kalau nanti teman-temanku tau aku suka sama dia, terus akhirnya malah aku diolok-olok. Lagi pula, aku sama dia itu nggak mungkin bisa jadian juga, jadi aku harus menghilangkan perasaan ini sebelum aku bener-bener suka sama dia&
Elang menatap Nasha dalam-dalam. Nggak tau kenapa, Nasha nggak berani membalas tatapan itu. Dan selanjutnya mereka hanya makan dalam diam.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
* * * Malamnya, Nasha nggak bisa tidur gara-gara kepikiran obrolannya bareng Elang di resto sushi tadi sore. Dia ngomong apa sih sama Elang" Kok bisa-bisanya dia bilang kalau kadang-kadang dia ngerasa suka sama Dave"! Kenapa dia nggak bisa menahan diri untuk nggak curhat" Padahal Elang kan bukan siapa-siapanya& dia kan cowok yang disukai Nadya, kakaknya, tapi Nasha malah menjadikannya tempat curhat"
Tapi di luar semua itu, pikiran lebih campur aduk karena satu hal: apa semua curhatannya ke Elang tadi benar-benar dari hatinya, ya" Apa benar kalau kadang-kadang dia merasa suka sama Dave"
Dengan ngeri Nasha menyadari kalau semua yang diceritakannya pada Elang tadi bukan obrolan melantur. Dia benarbenar curhat pada gebetan kakaknya itu!
Yang berarti dia juga benar-benar suka sama Dave... Nasha memejamkan mata, merasa sedang berada di persimpangan jalan yang sama-sama tak kelihatan ujungnya. Akal sehatnya menolak untuk mengakui bahwa dia ternyata sudah jatuh hati pada junior nyolot itu, tapi Nasha nggak bisa membohongi hati nuraninya sendiri... Nggak peduli sehebat apa pun dia menyangkal, nggak peduli semenyebalkan apa pun Dave, Nasha tahu cowok tengil yang selalu membuatnya kesal itu ternyata sudah berhasil mencuri perhatiannya...
Gue pasti udah sinting, kata Nasha pada dirinya sendiri. Apa kata anak-anak kalau mereka tau gue suka sama Dave" Belum lagi geng sok Sucipto dan kroni-kroninya itu, mereka pasti ngata-ngatain gue di belakang...
HP Nasha mendadak berbunyi, membuat pemiliknya berhenti mengoceh sendiri. Ada SMS masuk.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
From: +628179875 Hei, yg td di PIM sm lo tu sapa" Cowok baru"
Siapa sih" Cowok baru" Di PIM" Nasha menggaruk-garuk kepala, bingung.
Lama Nasha mencoba menebak-nebak siapa pengirim SMS itu, sampai akhirnya dia terkaget-kaget sendiri begitu sadar hanya satu orang yang melihatnya di PIM bareng Elang tadi: Dave!
Hah" Mata Nasha seperti mau melompat keluar begitu dia sadar si pengirim SMS itu pasti Dave, yang entah dari mana berhasil mendapatkan nomor HP-nya. Yang bikin Nasha tambah bingung, kok bisa-bisanya cowok itu SMS di saat otak Nasha lagi penuh dengan tampang cowok itu" Nasha memutuskan untuk membalas SMS Dave.
To: +628179875 Heh! Dave ya ini" Dr mn lo tw no gw" Dan sapa pun yg di PIM sm gw td, itu bkn urusan lo, tw ga"!
Lima menit... sepuluh menit... setengah jam... ternyata Dave nggak membalas SMS Nasha lagi. Akhirnya Nasha berbaring lagi di ranjangnya dengan tampang gondok, karena dalam hati sebenarnya dia mengharap Dave membalas SMSnya. Pikiran Nasha semrawut, dan dia nggak tau harus bertingkah bagaimana kalau dia ketemu Dave di sekolah besok.
Beberapa detik sebelum matanya terpejam, Nasha mengambil keputusan dia bakal bersikap cuek ke Dave, mulai besok dan seterusnya. Apa yang dirasakannya ke cowok itu sekarang pasti cuma efek samping akibat semua kejadian di
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Cibubur, dan kalau dia benar-benar berusaha, perasaan itu nantinya akan hilang dengan sendirinya.
Biar gimana juga, Nasha nggak mau orang sampai tau perasaan semunya ke Dave ini. Nasha kan nggak mau dibilang... apa sih yang dibilang Elsa dulu itu..." Brondong lover"
Ihh... amit-amit! p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
N ASHA, lo akhir-akhir ini jadi suka ngelamun, ya" tegur
Jennifer, setelah entah untuk keberapa kalinya dia menangkap basah Nasha melamun di kelas.
Kali ini Nasha nggak gelagapan, dia cuma menghela napas dalam-dalam. Sudah seminggu berlalu sejak kejadian curhatan PIM , dan Nasha sudah mengerahkan semua kemampuan aktingnya untuk berlagak cuek dan langsung buang muka setiap kali dia berpapasan dengan Dave di sekolah. Sejauh ini cukup berhasil, biarpun Nasha sendiri sadar pipinya otomatis memanas dan jantungnya mendadak hiperaktif setiap kali melihat cowok itu, bahkan kalaupun sosok Dave masih berada di ujung koridor sekolah, sementara Nasha di ujung satunya. Nasha jadi merasa malu sama dirinya sendiri. Coba bayangin, dia kan udah kelas 12, sebentar lagi dia bakal jadi mahasiswi, tapi kok bisa-bisanya dia naksir sama juniornya, yang tingkahnya superbelagu itu" Benar-benar ajaib... Sha..., panggil Jennifer lagi. Sha, ada Kevin tuh... Nasha mendongak, dan dengan kaget menyadari kelasnya kosong melompong. Ternyata sudah jam istirahat, dan sedari tadi Nasha nggak menyadari itu karena keasyikannya ngelamun. Tapi Nasha lebih kaget lagi mendapati Kevin berdiri di depannya. Entah bagaimana caranya cowok itu berjalan dari
Nasha s Denials p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
bangkunya menuju bangku Nasha tanpa disadari oleh Nasha, padahal jelas-jelas itu berada dalam jarak pandangnya.
Yeah, kayak nggak tahu aja, Nasha kan tadi ngelamun. Boro-boro menyadari Kevin berjalan menuju bangkunya, mungkin kalau ada gajah Afrika lewat di depannya pun Nasha nggak bakal sadar karena dia sedang tenggelam dalam lamunan.
Emm... gue tinggal ke kantin dulu deh... Jennifer dengan tahu diri menyingkir dari sisi Nasha. Dia tahu Kevin pasti pengin bicara berdua sama Nasha, dan dia nggak berminat jadi obat nyamuk di situ. Kevin menatap Jennifer penuh terima kasih waktu cewek itu menghilang di balik pintu kelas, sementara Nasha justru melirik Jennifer dengan jenis lirikan yang bernada awas-lo-ya!
Hmm... Sha, aku mau ngomong sama kamu, kata Kevin setelah kelas itu akhirnya hanya benar-benar terisi mereka berdua.
Ngomong aja, sahut Nasha cuek. Dia sama sekali nggak berminat pada apa pun tujuan Kevin mengajaknya bicara kali ini.
Aku cuma mau tanya, apa bener... kita udah nggak punya harapan untuk balikan lagi"
Nggak, jawab Nasha tegas. Apa selama ini sikap gue ke lo masih kurang jelas juga" Udah berapa kali lo bikin malu gue di depan banyak orang, hah" Sekarang lo masih pengin balikan sama gue"


Brondong Lover Karya Stephanie Zen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tapi kan... Udahlah, Kev, gue capek. Lo sendiri tau kalau kita udah nggak cocok lagi. Banyakan berantem daripada rukunnya, dan gue nggak mau ada dalam situasi kayak gitu terus...
Oh ya" tanya Kevin curiga, membuat Nasha mau nggak mau harus menatap mantan pacarnya itu. Bukan karena kamu
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
sekarang udah naksir cowok lain" Si brondong itu, kan" Brondong cupu yang sok ngajak aku berantem di Cibubur"
Isi perut Nasha bergolak, seperti mau tertumpah keluar. Apa dia segitu nggak bakat aktingnya, sampai-sampai Kevin bisa melihat dirinya suka sama Dave"
Jangan ngaco, Vin. Nasha melengos, lalu berjalan keluar dari kelas, meninggalkan Kevin dengan sejuta dugaan di otaknya.
* * * Hei! Baru saja Nasha mau membelok ke kantin, seseorang memanggilnya. Dia menoleh dan mendapati Dave menatapnya sambil tersenyum lucu. Salah satu ujung bibirnya terangkat, ciri senyuman yang hanya dimiliki cowok itu, dan Nasha langsung merasa panas-dingin mendadak.
Kenapa" tanyanya sok galak, padahal dalam hatinya kebat-kebit gara-gara melihat senyum Dave. Nasha yakin, kalau di dekatnya saat ini ada orang yang bisa membaca perasaan orang lain, pasti orang itu bakal berteriak, Huooyy... Nasha Ratu Jaim!
Waduh, galak amat! Udah sering dibilangin jangan galakgalak, nanti cepet tua, eh... kok masih aja galak! Dave berusaha menggoda Nasha, gayanya masih tetap enteng dan belagu seperti biasa. Lo mau ke mana"
Nasha nggak menjawab, tapi jarinya menuding ke atas, ke arah papan penunjuk arah bertuliskan KANTIN .
Ohh... kok sendirian" Dave sok celingak-celinguk. Ah, gue lupa, cowok yang di PIM sama lo minggu lalu itu pasti bukan anak sini ya, makanya dia nggak bisa nemenin lo
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
makan di kantin seperti dia bisa nemenin lo makan sushi minggu lalu"
Kalau Nasha nggak bisa menahan diri, rasanya pengin banget dia mencium sekaligus mencubiti Dave saking gemasnya dia pada cowok itu, tapi dia kan sudah berjanji dalam hati dia bakal setengah mati menahan perasaannya pada Dave! Ehh... bukan hanya menahan, tapi kalau bisa, Nasha pengin banget mengenyahkan perasaan itu! Tapi mana bisa, kalau cowok itu terus-terusan menggodanya begini"!
Oya, kata Dave lagi, seakan-akan dia nggak bisa melihat wajah Nasha yang sekarang sudah mulai mengerut dan berubah warna, jujur aja nih, sampai sekarang gue masih penasaran siapa cowok yang sama lo itu. Dia siapa lo sih"
Gue udah bilang, itu bukan urusan lo, jawab Nasha ketus. Jangan kira karena lo udah berjasa sama gue di Cibubur, lo jadi punya hak untuk ikut campur urusan pribadi gue ya!
Yee..., decak Dave, gue sama sekali nggak menganggap diri gue berjasa tuh. Dan kenapa sih lo nggak pernah jawab baik-baik kalau gue tanya" Kalau tu cowok emang pacar baru lo, ya bilang aja pacar baru. Atau lo naksir sama cowok itu" Grrrr...!!!
Tanpa babibu lagi, Nasha langsung ngibrit ke kantin. Dia takut kalau dia ada di depan Dave lima menit lebih lama, dia sudah bener-bener nggak bisa menahan dirinya untuk mengaku blak-blakan Dave-lah yang dia taksir sekarang ini, bukannya Elang!
* * * Pulang sekolah, Jennifer mengajak Nasha jalan-jalan ke Citos. Nasha mau-mau aja, kebetulan juga dia lagi malas pulang ke rumah. Tyrza dan Elsa nggak ikut karena kebetulan mereka
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
ada les bahasa Inggris, alhasil Nasha dan Jennifer cuma pergi berdua.
Lalu lintas lumayan macet sore itu, tapi untunglah nggak terlalu padat, jadi mereka sudah sampai di Citos sebelum jam lima sore.
Saat duduk-duduk di salah satu kafe di Citos, tiba-tiba Jennifer menginterogasi Nasha.
Sha, ada sesuatu yang lo sembunyiin dari gue ya" Hah" Kok lo bisa ngomong gitu" Nasha sok menyendok-nyendok banana split-nya yang sudah setengah meleleh, padahal dalam hatinya gelisah gara-gara pertanyaan Jennifer barusan.
Haha... gue kan bukan baru kemarin kenal lo, Nek. Kita udah sobatan hampir tiga tahun, dan selama ini lo selalu cerita soal semua masalah lo ke gue, tapi seminggu belakangan ini... nggak tau kenapa lo jadi aneh. Tambah sering ngelamun, dan gue yakin ada sesuatu yang lo sembunyiin dari gue... ...
Mmm.... gue tau, memang nggak semua hal harus kita ceritain ke sobat kita, dan mungkin kali ini lo pengin menyimpan masalah lo sendiri, tapi jujur aja gue jadi agak khawatir kalau lo keseringan ngelamun kayak sekarang ini. Bukannya apa-apa, tapi lo sering ngelamunnya kan di kelas. Gue takut lo jadi nggak merhatiin pelajaran dan nanti nilainilai lo jadi jeblok semua. Yah, kalau lo masih mau cerita masalah lo ke gue, mungkin gue bisa bantu sedikit...
Nasha masih terus memainkan sendok banana split-nya. Dia sadar, sejak pergi bareng Elang dan gebetan kakaknya itu berhasil membuatnyaa mengaku bahwa dirinya suka sama Dave, dia jadi tambah sering melamun, apalagi di sela jam pelajaran. Dan Jennifer yang sahabat sekaligus teman sebangkunya itu nggak mungkin nggak menyadari hal itu. Ma-
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
salahnya, Nasha setengah hati juga mau cerita sama Jennifer. Siapa yang tau bakal seperti apa reaksi Jennifer kalau Nasha mengakui bahwa dugaan sobatnya itu, bahwa dia naksir Dave, ternyata benar" Jangan-jangan Jennifer bakal menertawainya habis-habisan dan bilang, Tuh kaan& gue bilang juga apa, lo naksir sama Dave!
Mustika Putri Terkutuk 2 Pendekar Mabuk 059 Perawan Titisan Peri Pendekar Panji Sakti 3
^