Pencarian

Unforgettable Moment 2

Unforgettable Moment Karya Glitch Bagian 2


Gw ambil sapu tangan dari tangannya, lalu meunyeuka lagi pipinya yang basah, baru saja gw usap dua kali pipinya itu, tangannya menahan tangan gw. Kedua mata kami saling menatap. Lama, cukup lama hingga wajah kami saling mendekat. Gw gak munafik, kecantikan wajahnya membuat gw terbuai. Dan lagi-lagi ketika bibir kami sudah sangat dekat, tangan kiri gw langsung bereaksi menahan pundak kanannya.
Unforgettable Moment by : Glitch.7 "Maaf Lun, gak seharusnya kit.." Cupp..
Luna dengan cepat mengecup bibir gw. "Maafin aku sekali ini Za.."
Luna kembali mendekatkan wajahnya, kali ini perlahan, matanya sudah terpejam dengan kepala yang dimiringkan kekanan. Gw sama sekali tidak memejamkan mata ataupun hendak menyambut dirinya, mata gw hanya menatap bibirnya yang semakin mendekat ke bibir gw.
Bibir kami kembali bersentuhan, kali ini bukan sebuah kecupan kilat seperti tadi. Luna masih menempelkan bibirnya dibibir gw. Tidak ada pergerakan sama sekali dari kedua bibir yang saling bertemu. Mata gw masih terbuka untuk menatapnya. Dan...
Bibirnya mulai terbuka sedikit, gw bisa merasakannya, perlahan tapi pasti, bibirnya mulai memagut bibir gw. Bohong kalo gw gak terbawa suasana dan permainannya. Bagaimanapun gw mengakui pesona kecantikan dan kemolekan tubuhnya. Dan saat ini gw terbuai dan larut dengan permainannya.
Gw memejamkan mata, merasakan degup kencang didalam dada, adrenalin gw semakin meningkat ketika bibirnya benar-benar memagut bibir gw hingga basah. Gw buka sedikit bibir ini lalu... Lidahnya langsung menerobos masuk kedalam mulut gw, seketika itu juga bibir dan mulut yang pasif ini berubah menjadi aktif. Gw balas pagutan bibirnya dan kami pun saling bermain lidah.
Gw pindahkan kedua tangan gw kepinggangnya, lalu tangan kiri gw melingkar kebelakang pinggangnya. Gw tarik kedepan agar kami semakin erat bercumbu. Tangan kirinya merespon dengan melingkar kebelakang tengkuk gw, kemudian tangannya itu mengelus rambut belakang gw dan lama-kelamaan, dia mencengkram rambut belakang gw itu.
Gw yang memang dasarnya menyukai, mendambakan dan menginginkan seorang gadis yang aktif daripada pasif, semakin menggila. Tangan kiri gw menelusup masuk dari bawah belakang kedalam bajunya, gw usap lembut punggungnya dari dalam bajunya itu, gw rasakan tali cupnya, tapi tidak gw buka sama sekali. Ya, gw hanya mengusap punggungnya dari balik bajunya.
Dan reaksinya semakin menggila. Dia menarik leher gw, dan kami pun berjalan sambil tetap saling mencumbu. Sekarang dirinya sudah terlentang diatas kasur dan dibawah tubuh ini. Tangan kiri gw yang sudah keluar dari balik baju belakangnya itu kini menopang tubuh gw yang berada diatasnya. Kami masih saling memagut. Basah, sangat basah bibir kami berdua, mungkin kalau tidak ada suara petir dan hujan yang deras diluar sana, bunyi kedua bibir yang sedang berperang ini akan lebih terdengar nyaring. Dan karena suara hujan deras ditambah petir itulah kami berdua terbuai. Lupa akan keadaan sekitar.
Unforgettable Moment by : Glitch.7 BRAAKKK!!! Bunyi bantingan suara pintu kamar terdengar nyaring dan mengagetkan kami berdua. Suara keras dari pintu kayu yang bertabrakan dengan dinding kamar gw. Gw kaget sekaget-kagetnya, jantung gw rasanya mau copot dan mata gw pun terbelalak ketika...
Ketika gw melihat dirinya berdiri diambang pintu kamar gw.
Matanya melotot memerah, bahunya naik turun pertanda emosinya sudah memuncak, tangannya... Gilaaa... Kedua tangannya terkepal. Tatapannya itu benar-benar tatapan membunuh kepada gw dan gadis yang masih berada dibawah gw ini.
Gw bangkit dan berjalan kearahnya yang dengan sangarnya menatap gw penuh amarah. "Mba.. Aku mohon maaf... aku bis..."
DUAAKKK!!! Bruk! "Aaahh... aaduuuh.. ssshh.. aaarrghhh.." Gw jatuh kelantai kamar, didepannya. Dengan sekali hantaman. Ya, sekali hantaman tangan kanannya tepat mengenai tulangg pipi gw yang berada dibawah sisi mata dan langsung membuat gw tersungkur
Gw masih memegangi wajah, lebih tepatnya tulang pipi gw yang berasa sakit dan perih. "DASAR BRENGS*K!!! ANJIII*G LO YA BERDUA!!!"
BUUGH!!! "Uaaahhh... uhuuk.. uhuk.. uhuuk... Aahh.. ssshh.. uhuuuk... uhuukk..."
Gw kembali meringis kesakitan dan mengaduh dilantai kamar, kaki kanannya tepat menyepak perut gw. Kemudian dengan posisi masih merasakan sakit diwajah dan perut. Gw mendengar suara kaki yang berlari kearah gw dan berhenti tepat disamping.
"Sher, tolong ja..." Duak!!
Unforgettable Moment by : Glitch.7 Bruukk.. Gw membuka sebelah mata dengan posisi masih terkapar menahan sakit dilantai depan pintu, gw sempat melihat tubuh Luna yang terhempas kekasur, dirinya bergerak-gerak diatas sana, dengan tangan yang memegangi wajah dan mengaduh kesakitan. Entahlah, Luna terkena pukulan atau terkena tendangan memutar, tapi gw yakin, dia terkena tendangan karena tubuhnya yang terhempas cukup jauh ke atas kasur tadi.
"LO EMANG BANGS*T ZA! GW BENCI SAMA LO!! GW BENCI SAMA KALIAN BERDUA!! MULAI SEKARANG, LO GAK USAH NEMUIN GW LAGI!!!"
Sher... jangan tinggalin gw. Keinginan dan ucapan gw itu tidak sempat terlontar dari mulut ini, gw hanya mampu melihat dirinya yang berlari keluar, masuk kedalam hujan deras yang langsung membasahi tubuhnya. Tidak lama, samar-samar gw mendengar suara ban yang sedikit berdecit, lalu deru mesin mobilnya tidak terdengar lagi ketika si Leno membawanya pergi dari halaman rumah ini.
Gw masih terkapar dilantai kamar. Masih juga memegangi perut dan menahan sakit. Kemudian gw merasakan tangan yang mencoba memegangi dan mengangkat lengan ini. Luna sudah berhasil membantu gw bangun dengan memegangi tangan gw. Dia memapah gw keatas kasur lalu tubuh gw direbahkan. Gw lihat wajahnya, pipinya memerah dan sedikit memar.
Gw mengatur nafas perlahan agar sakit diperut karena tendangan Sherlin tadi cepat hilang. Setelah dirasa sudah tidak mual dan sakitnya berkurang, gw bangun dan duduk diatas kasur, menyenderkan punggung dan kepala ke dinding kamar. Gw lihat Luna baru saja keluar dari kamar mandi kamar gw ini dengan sapu tangan yang sudah dibasahi.
Luna duduk disamping gw, meunyeuka perlahan bagian tulang pipi gw yang berdarah. Ya, tinju Sherlin sampai menggoreskan luka hingga pipi ini berdarah.
"Za, sampai berdarah gini sih ?" tanya Luna sambil tetap meunyeuka darah dan luka diwajah ini
"Kayaknya kena cincin yang ada dijari manisnya, cincinnya berbentuk love gitu, agak menonjol, aku yakin sih karena cincinnya itu, sampai luka dan kegores gini.." jawab gw yang mengingat jari manis Sherlin ditangan kanan berbalut cincin emas putih
"Maafin aku ya Za... Aku.."
"Udah gak usah minta maaf Lun, aku yang salah. Semuanya salah aku.. Aku juga gak munafik, kejadian tadi juga ngedorong hasrat aku, bukan kamu aja... Suasanya juga begini..." ucap gw lirih. "Sekarang lebih baik kamu pulang dan obatin memar dipipi kamu itu... Maaf.." ucap gw lagi mengakhiri pembicaraan ini.
Skip... Dua jam sudah gw duduk disofa teras sendirian, setelah Luna pulang, gw mengobati sendiri luka goresan dipipi
Unforgettable Moment by : Glitch.7 dengan menutupnya pakai hansaplast. Kemudian gw mencoba dan terus mencoba menelpon juga sms Sherlin, walaupun gw tau no.hpnya sudah tidak aktif. Gw juga sudah menelpon Desi, tapi Desi berpesan kepada gw untuk tidak menemui Mba nya dulu.
Ya, apa yang dikatakan Desi benar, percuma kalo gw berharap bisa bertemu dan menjelaskan baik-baik kepada Sherlin hari ini juga. Emosinya masih tinggi dan rasa kecewanya juga terlalu besar kepada gw. Tidak mungkin dia mau mendengarkan penjelasan apapun dari gw sekarang.
Gw hanya bisa menatap foto-foto kami berdua, foto kenangan yang tersimpan di galeri hp 7650 pemberiannya ini. Hati gw sakit ketika melihat senyuman manisnya, hati gw teriris ketika melihat wajahnya yang terlelap. Sekarang semua itu hanya menjadi kenangan buat gw. Semuanya sudah berakhir " Belum, semoga belum. Kesalahan gw memamng fatal, bercumbu dengan gadis yang paling dibenci olehnya. Lalu apa yang bisa gw lakukan " Gw hanya berharap beberapa hari kedepan bisa meminta maaf dan bertemu dengannya. Ya, gw harus meminta maaf langsung kepadanya.
Hari-hari gw setelah kejadian itu gw jalani dengan terus mencoba menghubungi Sherlin, walaupun hasilnya nihil. Desi yang gw harapkan bisa membantu pun sepertinya sudah muak dengan kelakuan gw. Gw tidak bisa memaksakan, bagaimanapun dia adalah adiknya Mba Yu. Kecil harapan gw dibantu oleh dirinya.
Sampai gw mulai mempunyai kegiatan baru, seminggu dua kali setiap pulang sekolah gw berangkat ke ibu kota menuju kos-kosan Sherlin bersama si Kiddo. Hanya hari-hari tertentu saja memang, tapi harapan gw besar bisa bertemu dengannya. Sayang sekali, sudah minggu kedua dan ini keempat kalinya gw berada di kosannya tapi belum juga bisa bertemu dengannya. Bukan karena dia tidak mau bertemu, tapi memang gw belum bisa menemukan dirinya. Setiap Gw ke kosannya, selalu sampai sore hari, sekitar jam 3, dan rata-rata penghuni kos disitu sudah bekerja, jadi tetangga kamar kanan-kirinya pun kosong, alias belum pulang jika gw kesitu. Dan terlebih gw belum kenal dengan penghuni kosan yang lain.
Setiap malam minggu gw sempatkan kerumah Sherlin, tapi Desi selalu mengusir gw secara halus. Dua kali malam minggu gw kerumahnya, yang pertama gw melihat ada si Leno dihalaman parkir, tapi Desi mengatakan Sherlin sedang pergi bersama kedua orangtua mereka. Gw berniat untuk menunggu, dan lagi-lagi Desi bilang, kalau dirinya juga akan pergi, itu sama saja membuat gw tidak bisa menunggu dirumahnya. Malam minggu selanjutnya gw datang lagi kerumahnya, tapi kali ini si Leno tidak ada dihalaman rumahnya. Otomatis Desi mengatakan kalo Mba nya itu tidak pulang.
Tanpa berpikir panjang, gw langsung kebut si Kiddo ke ibu kota malam itu juga. Harapan gw cuma satu, ingin meminta maaf langsung kepadanya. Jika memang hubungan ini berakhir dan gak ada kesempatan untuk kembali, ya sudah, tapi satu harapan gw, dia mau mendengarkan permintaan maaf gw secara langsung.
Gw sadar diri, gak mudah untuknya memaafkan kesalahan gw. Dan gw juga tau, dia pasti sangat benci kepada gw. Maka dari itu, silahkan dirinya benci dan tidak memaafkan gw saat ini. Tapi satu hal saja, gw hanya ingin mengucapkan Maaf kepadanya, bukan meminta dia untuk memaafkan gw. Beda bukan ". Gw terima apapun resiko dan konsekuensinya.
Unforgettable Moment by : Glitch.7 Ketika dimalam minggu itu gw sudah berada dikosannya, gw cukup kecewa, karena si Leno tidak ada dihalaman parkir kosan ini. Gw berpikir, jangan-jangan ketika gw menuju ibu kota, dia juga berangkat dari kosan untuk pulang kerumah. Ah sial banget kalo gitu. Tapi otak gw masih cukup cerdas, gw telpon Rekti saat itu juga. Intinya gw meminta tolong Rekti untuk mengorek informasi soal Kakak pacaranya itu, cuma satu sebenarnya yang gw ingin tau, dimana keberadaan Sherlin sekarang. Gw tidak bodoh, gw tidak meminta Rekti untuk menanyakan no.hp Sherlin kepada Desi, jika seperti itu, Desi pasti curiga kepada Rekti, bagaimanapun Desi tau kalo Rekti sahabat gw.
Singkat cerita, gw menerima sms dari Rekti 15 menit kemudian. Isinya mengatakan bahwa Sherlin sudah pindah kosan sejak 1 minggu yang lalu, dan Rekti tidak mendapatkan info dimana Sherlin sekarang, karena Desi sudah mulai curiga dengan pertanyaan Rekti.
Walaupun info yang gw dapatkan sedikit, setidaknya sekarang gw tau kalau Sherlin sudah tidak tinggal di kosan ini. Gw memang tidak kenal teman kampus Sherlin. Karena kami bertemu jika Sherlin pulang ke kota kami, kalopun gw sedang main ke kosan ini, gw belum pernah dikenalkan dengan teman-teman kampusnya, dimana ketika gw berada di kosan ini, kami hanya berdua, Sherlin belum pernah membawa satupun teman kampusnya ketika gw datang kesini.
Harapan gw tinggal satu, gw harus nekat datang ke kampusnya di cikini. Ya gw harus cari tau gedung fakultas seni pertunjukkan.
Dua hari kemudian, gw yang harusnya berada ditengah lapangan sekolah bersama teman lainnya menikmati panasnya matahari pagi, sekarang malah sedang memacu si Kiddo membelah jalanan ibu kota. Ya, gw cabut sekolah, gw sudah berniat untuk datang ke kampusnya pagi ini.
Singkat cerita gw sudah berada di area kampus gedung fakultas seni pertunjukkan, setelah beralibi kepada satpam menanyakan letak gedung fakultas tersebut, gw berpura-pura sebagai calon mahasiswa yang ingin melihat-lihat fasilitas kampus.
Gw jalankan si Kiddo pelan-pelan, mata gw tajamkan untuk memperhatikan mobil-mobil yang berada di area parkiran ini. Yes, ketemu, itu dia si Leno, tunggangannya Mba Yu. Gw parkirkan Kiddo didekat pohon agak jauh dari si Leno. Lalu gw berjalan kearah Leno, sekitar beberapa meter gw duduk dan merokok disebrang si Leno. Gw berharap Sherlin pulang atau keluar kampus lebih cepat.
Setengah jam sudah gw menunggu dan 3 batang racun sudah gw hisap, tapi nampaknya belum ada tanda-tanda mahasiswa/i yang keluar fakultas ini. Mungkin jam pelajaran mereka belum selesai. Ketika jam di hp menunjukkan pukul 10.00 wib, gw kepikiran untuk mencari kantin disini, ya siapa tau dia sedang istirahat disana, tapi kembali gw urungkan niat itu. Karena pikiran gw pun mengingatkan, bagaimana kalau Sherlin kembali mengamuk, dan lokasinya ditempat ramai seperti kantin itu. Bukan gw takut dihajar lagi olehnya, gw akui, gw pantas menerima itu semua, tapi ini lingkungan kampus, bisa-bisa nanti Sherlin juga yang terkena imbasnya. Dan menunggu adalah pilihan terbaik saat ini.
Penantian gw tidak percuma sekarang, sekitar pukul 11.30 wib gw melihat dirinya dari kejauhan berjalan kearah area parkiran mobil, ini adalah kesempatan gw untuk meminta maaf kepadanya. Bisa jadi lain waktu gw tidak bertemu lagi
Unforgettable Moment by : Glitch.7 dengannya, ya gw takut hal seperti itu terjadi. Sekarang gw berdiri, menunggu dirinya sampai ke mobilnya, tapi... . . .
Apalagi ini " Haruskah gw mundur dan mencari waktu lain lagi "
Ada seorang lelaki yang menyapanya dari belakang, Sherlin menengok dan mereka terlibat obrolan sebentar, tidak lama kemudian mereka berdua jalan berdampingan kearah si Leno. Senyumannya itu.. Senyum bahagia ketika diajak bicara dengan seorang lelaki tadi. Mereka masih beberapa langkah sampai ke mobil Sherlin. Pikiran gw jadi bimbang, antara tetap menemuinya atau tidak, gw gak mau sampai merusak momen mereka berdua. Salah " Enggak, gw bukan sok kuat dan gak cemburu. Gw akui, gw cemburu ketika senyum yang biasa diberikan kepada gw kini dia berikan kepada lelaki lain. Tapi gw sadar diri, kesalahan gw terlalu berat, dan jika memang lelaki itu bisa membuatnya bahagia saat ini, gw rela. Maka dari itu, gw bimbang, haruskah gw merusak momen mereka " Gw gak perduli itu lelaki pacar barunya atau hanya seseorang yang sedang mendekatinya. Yang jelas, Sherlin nyaman dengan keberadaan lelaki itu, seenggaknya itu yang gw lihat saat ini, didepan mata gw.
Si lelaki sudah berada disamping pintu kemudi, mencoba membukanya setelah diberikan kunci mobil oleh Sherlin saat berjalan berdua tadi, sedangkan Sherlin berdiri dipintu mobil samping kemudi.
Maaf, ya maafkanlah aku Mba, tolong jangan anggap aku sebagai perusak momen kamu bersamanya saat ini. Gw memilih untuk maju menghampirinya. Gw langkahkan kaki lebih cepat ketika Sherlin sudah berhasil membuka pintu mobil dan masuk kedalam. Dan sebelum tangannya menutup pintu mobil dari dalam, tangan gw menahan pintunya dengan cepat.
"Mba..." ucap gw sambil membungkukkan badan, melihat dirinya yang sudah duduk dibangku sebelah kemudi mobil. Sherlin kaget. Jelas dia kaget melihat gw bisa berada di depannya saat ini. Dikampusnya pula.
Dia masih menatap gw dengan ekspresi tak percaya, bercampur dengan rasa terkejutnya. Gw yang menyadari semua ini akan jadi hal yang runyam jika dia sampai tersadar, buru-buru gw utarakan maksud dan tujuan gw kepadanya.
[Nih, gw kasih tau satu hal sama kalian semua gais... Kalo kalian sedang marahan, berselisih paham, dan membuat kesalahan kepada pasangan, jangan pernah mengawali pembicaraan dengan kalimat "Yang, aku mau ngomong. Yang dengerin aku dulu. Yang tolong denger penjelasan aku. Yang tunggu dulu... Dan Yang Bla... Bla... Bla..."
Kenapa " Karena percuma Gais, Lu mau ngomong apa kek, kalo kalimat awalannya kayak gitu, gak bakal mereka denger dan gubris. Mau nunggu ampe teori Evolusi Darwin jadi kenyataan juga gak bakalan Lu didengerin!
Terus gimana supaya mereka mau menanggapi kita ", gampang, Lu seduhin kopi dulu buat gw, baru gw kasih tau, huahahahaha...
Unforgettable Moment by : Glitch.7 Nah, berdasarkan data yang diperoleh BSIKB (masih ingetkan bsikb itu apaan "), mereka (perempuan) gak akan mau dengerin kita para lelaki jika kondisinya masih emosi, terus kudu nunggu emosinya reda dulu " Kalo gitu sama aja dong Za kayak saran secara umum diluar sana, gak ada bedanya. Weeesss... gegabah Lu, tunggu dulu coy, itu cuma salah satu faktor aja.
Faktor utamanya adalah penyampaian Lu kepada dia setelah emosinya reda. Gak perlu Lu bacot "aku mau ngomong dulu, aku mau jelasin dulu, tolong dengerin dulu sini, tolong kasih aku waktu untuk ngomong..", Basi men, asli basi, yang ada dia jengah duluan.]
Sambil tetap menahan pintu mobil, dengan cekatan gw langsung mengucapkan maksud gw.
"Mba, aku kesini sengaja untuk nemuin kamu, aku tau, aku udah salah, dan kesalahanku itu fatal, maksud aku kesini untuk mengucapkan kata maaf secara langsung ke kamu Mba. Aku juga tau, kamu belum bisa terima semuanya, aku yakin kamu juga belum bisa maafin aku..."
[Paham gak " Kalo belum paham, seruput dulu kopinya, dan terusin bacanya.]
Gw lepaskan tangan yang menahan pintu mobil ini, gw menunduk seperti memberi hormat seraya berucap lagi, "Sekali lagi, aku minta maaf Mba..." setelah itu gw berbalik, dan melangkah perlahan pergi menjauhi mobilnya. Sudah, selesai sudah maksud dan tujuan gw tersampaikan kepada Sherlin.
[Lah " Kok gitu Za " Apaan tuh ", Hey coy, Lu baca nih, Lu udah buat kesalahan, dan kategorinya fatal. Lu berharap dia mau maafin kan " Sama gw juga. Terus kenapa Lu cuma minta maaf, dan cabut Za "
Lah, sadar diri dikitlah, mana ada yang bisa terima maaf secara langsung setelah kesalahan fatal yang udah dibuat. Dan ini trik gw, bukan trik untuk dimaafkan, inget tuh. Bukan untuk dimaafkan. Tapi untuk didengarkan, ditanggapi dan terjadilah komunikasi lagi.]
Gw sudah cukup jauh berjalan ketika suara itu memanggil gw dengan panggilan khas-nya, panggilan untuk gw yang dua minggu kebelakang tidak lagi gw dengar. Tapi hari ini, gw mendengarnya lagi, Mba Yu mengeluarkan panggilan itu langsung dari mulutnya.
"Maasss..." Gw berhenti berjalan, menunduk sedikit, tersenyum simpul dan tsaaahhh... Gw membalikkan badan. Melihat Sherlin sudah keluar dari mobilnya berdiri menatap gw. Gw berjalan lagi kearahnya, karena dia pun sedang melakukan hal yang sama.
"Mas... Maksud kamu apa datang nemuin aku, terus cuma ngomong kayak gitu ?" ucapnya setelah kami sudah saling berhadapan
Unforgettable Moment by : Glitch.7 "Apa yang aku omongin tadi adalah tujuan aku ketemu kamu hari ini Mba..."
"Cuma itu " Cuma bilang maaf dan langsung pergi " Enak banget kamu Mas! Kamu sadar gak sih kesalahan kamu itu gimana " Kamu pikir aku bisa apa langsung terima maaf kamu!" nada bicaranya mulai meninggi
[This is it! Ini dia yang gw tunggu-tunggu, dia meminta, meminta lebih, menuntut, menuntut lebih. Apa yang dia minta dan dia tuntut "!!
P-E-N-J-E-L-A-S-A-N Kalo menyangkut kata diatas, Lu semua paham dong artinya apa " Bakal ada yang namanya suatu obrolan! Dan itu dia, terjalinlah sebuah komunikasi lagi. Dan apa yang Lu semua mau malah dia pinta duluan, iya kan " Iya dong! Kan Lu semua mau ngejelasin, eh syukur dianya sendiri yang menuntut itu. Yang awalnya dia gak mau dengerin semua alesan Lu-Lu padee...]
"Aku bukan nyerah, aku bukan pesimis, aku bukan gak mau lagi mertahanin hubungan kita. Tapi aku sadar diri Mba! Aku sadar, kesalahan fatal yang udah aku buat membuat kamu sakit hati dan ngebuat kamu gak bisa maafin aku sekarang. Bajingan banget aku kalo sampe gak berharap kamu maafin aku Mba! Aku berharap, berharap banget kamu maafin aku! Tapi balik lagi, aku sadar luka yang udah aku goreskan dihati kamu itu masih basah, masih terasa, mungkin akan lama sakitnya berada disana dan entah kapan kamu bisa sembuh. Makanya, aku nemuin kamu untuk mengucapkan kata maaf secara langsung. Dan gak bisa berharap lebih..." ucap gw sambil menatap lekat-lekat matanya
"Aku sungguh-sungguh meminta maaf ke kamu... Walaupun ini semua percuma dan gak akan ngembaliin apa yang udah kita laluin, tapi seenggaknya, kata maaf untuk kamu ini tulus dan dipenuhi rasa penyesalan yang sangat dalam dari hatiku Mba. Sekali lagi maaf Mba"
Sherlin akhirnya menumpahkan airmatanya, dia menangis sambil menutupi mulutnya dengan satu tangannya. Hanya gw biarkan beberapa saat, karena gw juga masih berpikir, apakah bisa gw memeluknya lagi " Apakah dia masih mau gw peluk " Bodo ah, gw tetap maju untuk memeluknya, kalopun dia menolak, seenggaknya gw udah mencoba. "Hiks... Hiks..." Sherlin masih menangis tapi... Kali ini dalam pelukkan gw
Gw usap lembut rambutnya hingga kepunggung, berulang kali sampai tangisnya reda dan kembali dirinya memundurkan tubuhnya untuk saling menatap lagi.
"Mas, aku memang belum bisa maafin kesalahan kamu, mungkin... Ini hanya kemungkinan aja Mas. Andai saat itu bukan perempuan itu yang ada bersama kamu, aku gak akan sampai seperti ini dan memukul kamu waktu itu... Kamu taulah aku sebenci apa sama dia. Jadi memang sekarang lebih baik kita masing-masing Mas..."
"Enggak Mba, enggak begitu..." ucap gw sambil menggelengkan kepala
Unforgettable Moment by : Glitch.7 "Hah " Maksud kamu ?" Sherlin bingung dengan perkataan gw
"Apa yang udah kamu lakuin ke aku kemarin adalah tindakan yang tepat. Denger baik-baik Mba, siapapun, siapapun perempuan yang bersama aku saat itu, kamu harus melakukan hal yang sama. Ya, kamu harus marah, benci, bahkan mukul aku seperti kemarin. Karena apa " Karena aku tau, sakit yang aku terima gak sebanding dengan sakit yang ada didalam hati kamu Mba...
Dan maaf, bukan aku bahagia kamu mutusin aku. Tapi aku sadar diri, perempuan sebaik kamu memang gak pantas untuk laki-laki gak tau diri kayak aku. Kamu pantas mendapatkan yang juah lebih baik dari aku Mba. Aku ini brengsek, belum bisa ngejaga kepercayaan yang kamu kasih. Kalo kamu tanya kenapa aku gak mau berusaha untuk mencoba memperbaiki semuanya, jawabannya tadi, akunya yang belum pantas milikin kamu saat ini.. Daripada aku mencoba-coba bersama kamu lagi dengan keadaan aku yang masih labil, lebih baik sekarang aku relain kamu, dan benar kata kamu, saat ini kita masing-masing dulu, bukan untuk saling intropeksi diri, tapi aku yang harus bisa memantaskan diri untuk mendapatkan hati kamu lagi" ucap gw sambil tersenyum diakhir kalimat
Sherlin tersenyum menatap gw, tangannya membelai lembut sisi pipi kiri gw.
"Mas, aku seneng kamu udah semakin dewasa dalam berpikir dan menyikapi setiap masalah dengan tenang... Maafin aku ya Mas, aku tetap sayang sama kamu.. Gak akan berubah..."
[Lu liat Gais " Gw gak mengarang, dia sendiri yang mengucapkan kata maaf, padahal dia gak salah, dan masih sayang, gak berubah... Kesimpulannya sekarang. Lu lagi bermasalah dengan pasangan Lu, dan Lu pingin dia ngedenger penjelasan Lu, caranya cobalah langsung to the point meminta maaf sambil menjelaskan, gak perlu pakai basa-basi, akui kesalahan, gak perlu cari pembenaran, yah wong da salah mau apa Lu cari pembelaan " Kalo masih cari pembelaan ya gak usah Lu minta maaf. Jangan lupa kasih waktu agar dia tenang terlebih dahulu, penting itu, baru Lu bicara langsung keintinya. Kalo kasusnya kayak gw dan Sherlin sampai putus, ya gw sih gak bisa maksain Lu sama kayak gw juga, gw terima diputusin karena sadar diri. Perempuan mana yang rela liat pacarnya bercumbu dengan perempuan lain " Apalagi perempuan itu adalah orang yang paling dibenci pacar Lu, Mau ngarep balikan langsung " Mau dapet kata maaf langsung " Mending tuh kopi Lu campur sianida, siapa tau otak Lu jadi waras, ngoahahahaha.]
"Mba, kamu gak salah, kamu gak perlu minta maaf. Udah ya, aku tenang dan lega sekarang, karena kamu mau denger isi hati aku. Maafin aku ya Mba, terima kasih banyak untuk semuanya..."
"Iya Mas, sama-sama, berusaha jadi lebih baik terus ya Mas..." ucapanya tetap tersenyum "Pasti... Karena, lelaki yang sekarang ada dibangku kemudi mobil kamu, harus hati-hati sama aku..." "Eh " Maksud kamu " Kok ?" ucapnya waswas
Gw tertawa kecil, dan tersenyum.
Unforgettable Moment by : Glitch.7 "Karenaaa.... Suatu saat nanti aku bakal rebut hati kamu lagi dari dia, dan..." Gw pegang tangan kanannya, lalu jari gw mengelus jari manisnya, "Dan ketika saat itu tiba, cincin love milik kamu ini bakal aku ganti dengan cincin emas yang aku beli dengan hasil jerih payah aku sendiri..."
Merona sudah wajahnya, tersenyum lebar bibirnya, matanya berkaca-kaca. Dan seketika itu juga dirinya langsung memeluk tubuh gw dengan erat.
"Aku tunggu saat itu tiba Mas, aku bakal nungguin kamu..." ucapnya sambil terisak dibahu gw.
Gais, saat itu gw gak ngegombal, pantang bagi gw ngegombal kepada perempuan yang benar-benar gw cintai. Sherlin adalah salah satu wanita luar biasa bagi gw. Niat gw tulus untuk merebut hatinya kembali suatu saat nanti, dan niat gw juga tulus untuk menjadikannya wanita yang akan duduk bersama gw kelak di pelaminan.
So, merelakan sesuatu yang kita sayangi bukan berarti melepaskannya begitu saja. Gak usah munafik, siapa yang benarbenar bisa melepaskan hal yang sangat kita sayangi "
Sekecil apapun, perasaan menyesal pasti ada, maka dari itu, relakan sekarang, dan rebut kembali ketika kalian sudah bisa memantaskan diri untuknya.
Ini bukan akhir dari segalanya, saat inilah kita harus mulai bisa memperbaiki diri, menyiapkan hal-hal kecil dan besar untuk diberikan kepadanya nanti, baik hati maupun materi.
Dan, inilah perpisahan terbaik gw dengan seorang wanita. ...MY SWEETEST GOODBYE...
I'll never leave you behind Or treat you unkind
I know you understand And with a tear in my eye Give me the sweetest goodbye That I ever, ever, ever did receive
*** December 2005. Liburan semester 1 dikelas 3, gw sedang berbicara ditelpon rumah dengan seorang perempuan yang gw tidak ingat suaranya sama sekali.
Unforgettable Moment by : Glitch.7 === Percakapan via line : Tanda tanya : "Halloo... Assalamualaikum, Reza nya ada ?"
Gw : "Walaikumsalam, iya ini saya sendiri... Maaf dengan siapa ya ini ?"
Tanda tanya : "Oh ini Eza, suaranya makin seksi aja... Hihihi... Apa kabar Za ?"
Gw : "Alhamdulilah baik... Maaf ini siapa ya ?"
Tanda tanya : "iih, jahaat banget siih udah lupa sama dirikuuu... Huuu parah deeeh..."
Gw : "Duuh, sorry banget nih, gw gak tau beneran ini suara siapa, dan lagi, gw males nebak-nebak... Jadi ini siapa ?"
Tanda tanya : "Ah tebak dulu doong... Masa lupa sih sama akuu Zaa..."
Gw : "Mmm... Gladis " Kinan " Dian ?"
Tanda tanya : " Heum " Itu semua siapa Za " Mantan-mantan kamu yaa " Ayooo ngakuu " Hihihi..."
Gw : "Laah bukan... Duh gw nyerah deh, beneran gak tau ini suara siapa..."
Tanda tanya : "Ya udah gini aja, gw minta no.hp lo ya, sebutin aja, nanti gw sms biar inget siapa gw... hihihi"
Unforgettable Moment by : Glitch.7 124. BEAUTIFUL DAY with BEAUTIFUL GIRL
Sekarang sudah hampir tahun baru 2006, 3 hari sebelum tanggal 31 desember 2005 ini gw sedang berjalan di salah satu mall, menuju salah satu cafe untuk bertemu sahabat lama.
Sambil terus melangkah masuk kedalam cafe, gw sempat melirik ke arloji yang terpasang dipergelangan tangan kiri gw. Pukul 15.30 wib. Senyum dari pelayan cafe yang menawan dan kalimat sambutan yang baik langsung menyapa gw.
"Selamat sore, selamat datang di cafe xxxx, sudah reservasi atau belum Kak ?" tanya sang pelayanan dengan nada suara yang sangat ramah
"Sore Mba, saya sudah ada janji dengan teman saya, dia bilang sudah reservasi dimeja 7 smoking area..." jawab gw
"Oke, sebentar Kak, saya cek dulu ya..." ucapnya lagi, kemudian membuka buku yang berada dipelukkannya daritadi, tidak lama si pelayan langsung tersenyum kembali menatap gw
"Reservasi meja no. 7 pukul setengah 4 sore untuk 5 orang ya Kak, atas nama Shinta..." "Ya betul Mba, atas nama Shinta..."
"Baik, Mari Kak saya antar ke meja no. 7 smoking area".
Gw pun mengikuti si pelayan cafe dari belakang. Tapi ada yang sedikit mengganjal dipikiran gw. Untuk lima orang " Kok jadi lima orang " Bukannya bertiga seperti yang dia bilang disms satu minggu lalu ".
"Silahkan, Kak itu meja no. 7, sudah ada temannya juga yang datang duluan..." ucap si pelayan yang berhenti 2 meja sebelum meja no. 7
"Oh oke, terimakasih banyak ya Mba.."
"Sama-sama Kak... Jika ada yang ingin dipesan atau diperlukan, silahkan tekan bel berwarna biru yang ada dimeja..." ucapnya lagi sambil tersenyum
"Okey..." Kemudian si pelayan pun berlalu setelah pamit meninggalkan gw yang masih berdiri 2 meja dari dua orang sahabat lama gw itu. Mereka sedang mengobrol santai, membelakangi gw. Langkah kaki pun kembali berjalan mendekati mereka berdua, hingga akhirnya gw berhenti melangkah dan berdiri disamping seorang perempuan yang memiliki rambut pirang bergelombang sepunggung, disebelahnya ada seorang lelaki tinggi, sikap duduk yang tegap, dengan model rambut ceupak ala pembela negara, seolah-olah sedang menggoda perempuan disebelahnya itu.
"Permisi, maaf mengganggu acara gombalannya..." sapa gw sambil menahan tawa
"Heum " EH "! EEZAA " INI EZAAA " YAAA AAMPPUUNNN... EZAA..." okey, mabok kopi sepertinya nih perempuan. Ngapain
Unforgettable Moment by : Glitch.7 pake heboh segala, ampun deh. Malu juga jadi pusat perhatian pengunjung lain.
Dia langsung berdiri setelah sebelumnya menengok dan mendongakkan kepala kearah gw yang masih berdiri. Lalu memeluk gw tanpa ragu, tidak ada rasa sungkan terhadap lekaki yang masih duduk sambil tersenyum disebelahnya itu. Gw balas pelukkannya lembut.
"Ezaa... Iihhh kangeen tauu..." gw lihat butiran airmata sudah menggenang dipelupuk matanya setelah kami melepas pelukkan
"Aha ha ha ha ha... Sama Shin, gw juga kangen sama Lo, kabar Lo sehatkan ?" ucap gw sambil menyeuka airmatanya dengan jemari tangan gw
"Alhamdulilah sehat Za, eh duduk dong... hi hi hi".
Akhirya gw pun duduk didepannya, didepan mereka berdua. Gw tersenyum melihat lelaki disebelahnya. Gw tau, dia pun menahan tawa, senyumnya mengembang tapi rasa ingin tertawanya ditahan kuat-kuat. Keisengan gw pun muncul.
"Bro, kenalin nama gw Eza, bakal calon suaminya Shinta..." ucap gw sambil mengajak berjabat tangan kepada lelaki disebelah Shinta
Pakkk... tangan gw ditepis kasar olehnya "Tae! Rese juga lo!" ucapnya
"Kenapa lo " Gak terima ?" jawab gw
"Enak aja Lo mau maen embat calon ibu dari anak-anak gw kelak..." jawabnya kali ini benar-benar nampak menahan tawanya sekuat tenaga
"Woo.. Sebelum janur kuning melengkung semuanya bisa terjadi, Hati-hati makanya..." ucap gw sambil menaik turunkan alis
"HUA HA HA HA.... sial banget nih anak satu, resenya gak ilang-ilang dari duluuu... Hadeuuh.. Eza Eza... Apa kabarr lah brooo!!" ucapnya tidak kuat melepas tawanya sambil mengangkat telapak tangan mengajak high-five diakhir kalimat
Pookk... High-five "Ha ha... Baik alhamdulilah, Lo lagi pesiar ?" tanya gw balik
"Iya nih, biasa dapet liburan kalo mau tahun baru gini, alhamdulilah bangetlah..." jawabnya
"Za, bete tau gw, ditinggal pendidikan sama dia..." ucap Shinta sambil menunjuk kekasih hatinya itu dengan wajah bete
Unforgettable Moment by : Glitch.7 "Ya ampun sayang, kan aku begini demi melamar kamu juga nanti... He he he..." ucap si lelaki calon pembela negara itu
"Iya Shin, pastikan Lo mau lanjut kuliah dulu abis lulus sma 6 bulan lagi nih. Nah nanti, begitu Lo lulus kuliah, taunya si W ildan udah dilempar ke daerah konflik, jadi mending nikah aja dulu abis lulus sma, hua ha ha ha ha..." ucap gw iseng "Iih si Eza ngeselin, malah do'a in dia jauh dari gw... Huuu" ucap Shinta sambi memanyunkan bibirnya Triiing... Triiing... Dering hp nukie 6600 yang berada diatas meja berbunyi nyaring. ===
: "Hallo Na... Udah dimana ?", ucap Shinta setelah mengangkat telpon
: Ooh, ini udah ada Eza... heum " Iya baru datang dia... Ooh oke, ya udah gw tunggu depan pintu masuk cafenya kalo gitu".
=== Shinta mematikan telpon lalu pamit sebentar untuk menuju pintu depan cafe ini. Sementara itu , tinggallah gw dan kekasihnya di meja ini berdua.
"Wil, sorry ya... Gw gak maksud bikin Shinta jadi waswas tadi..." ucap gw "Ahahaha slow aja Za, ah kaku amat Lo kayak kesiapa aja... Ha ha ha...." jawabnya Gw hanya tersenyum melihat ekspresi Wildan itu.
"Heum " Ohh... Oke oke Za, gw akuilah, gw juga sedikit khawatir sebenernya.. Lo taulah, profesi ini banyak resikonya. Lo juga taukan berapa lama gw jalin hubungan ini sama Shinta " Gw sayang sama dia, gw emang udah niat mau nikahin dia Za. Tapi emang gak segampang itu. Disaat nanti 6 bulan kedepan Shinta lulus sma, gw pun baru selesai pendidikan mungkin. Dan aturannya jelas, prajurit yang baru lulus gak bisa langsung menikah. Gw cuma berharap dia mau menunggu dan bersabar lagi untuk gw. Sekalipun gw diluar daerah nanti, gw bakal tetap nikahin dia, gw bakal bawa dia..." ucapnya penuh harapan
"Gw pasti dukung dan mendo'a kan yang terbaik buat kalian berdua. Semoga memang kalian berjodoh Wil... Dan harapan gw, dengan masa pacaran yang udah kalian lewati selama 5 tahun ini berakhir disebuah pelaminan... Tentunya gw juga menunggu selembar undangan yang berisi nama Wildan dan Shinta kelak.." ucap gw menyemangati dan mendukung penuh hubungan kedua sahabat masa smp gw ini.
Gw salut dengan hubungan Wildan dan Shinta. Saat smp dulu, Wildan si wakil ketua osis yang juga kakak kelas satu tingkat diatas gw dan Shinta memang sosok yang bertanggungjawab, perkenalan Wildan dan Shinta berbuah hubungan cinta monyet, dan tidak disangka bisa bertahan selama ini. Gw sebagai salah satu sahabat mereka tentunya bahagia jika bisa sampai melihat
Unforgettable Moment by : Glitch.7 kedua insan ini berada di pelaminan kelak. Dan semoga itu semua dapat terwujud bagi kedua sahabat gw. "Eh ngomong-ngomong, kok reservasinya buat lima orang Wil " Gw pikir untuk kita bertiga aja..." tanya gw kepada Wildan "Hahaha... Emang Shinta waktu itu sms apa Za " Hehehe..."
Gw pun langsung mengingat kembali obrolan di sms seminggu lalu.
Saat itu, setelah gw menerima telpon rumah dari seorang perempuan yang gw tidak hapal dengan suaranya, gw berihatukan dia no.hp gw, sesuai persyaratan yang dia berikan jika gw ingin tau siapa dirinya.
Perempuan yang ternyata sahabat smp gw itu akhirnya sms setelah selang 2 jam dari waktu dia menelpon ke rumah. ===
Isi percakapan via sms : Unknown : Hai cowok, nih gw yang tadi nelpon kerumah Lo hihihi. Eh minggu depan ada acara enggak "
Gw : Ini siapa " acara udah padet buat yang jelas2 aja. Kalo yang gak jelas males.
Unknown : Ahahaha.. Teungilnya gak berubah ya dari dulu. Nih gw sahabat di smp Lo dulu, tebak dong siapanya.
Gw : Sahabat smp gw banyak. Udahlah sebutin aja ini siapa "
Unknown : Banyak " Halaah.. Lo ma cuma punya Sahabat gak lebih dari lima waktu smp kan " Dari kelima itu cuma ada tiga perempuan, dan salah satunya malah jadi mantan, ha ha ha...
Gw : Ini Wulan " Unknown : Cieeee, masih inget nih ya sama mantan, haahaa.. Kangen yaaa " Ngaku aja Za, gak apa-apa kalii, hehehe. ===
Saat itu gw gak yakin bahwa yang sms Wulan. Gak mungkin juga kalo Wulan sms dengan gaya dan berbicara telponnya segenit itu. Dan satu-satunya sahabat perempuan di smp dulu yang memang agak genit dan suka jail kepada sahabat lainnya cuma satu, pacarnya Wildan.
Unforgettable Moment by : Glitch.7 === Gw : Apa kabar Eunduut " Hahaha...
Unknown : Hahaha... Akhirnya inget juga Lo, huh dasar! sama sahabat sendiri lupa! Alhamdulilah gw baik, Oh ya Za, gw sama Wildan mau ngajakin Lo ketemuan, bertiga aja, minggu depan bisa gak kira-kira "
Gw : Males gw kalo cuma jadi kambing conge ma Ndut. Emang si Arya dan Erna gak bisa diajakinkah "
Unknown : Arya masih di Bandung, Erna lagi liburan ke Jakarta. Eh, Lo kok jahat sih Za..
Gw : Jahat gimana maksud Lo Ndut "
Unknown : Kitakan sahabatan berenam, masa yang satu lagi gak Lo sebut... Gak Lo tanyain... Ciieee.... Ahahaha... ===
Ya kurang-lebih seperti itulah percakapan disms antara gw dan Ndut alias Shinta. Sebenarnya, untuk panggilan gw kepadanya hanyalah ledekkan saja, postur tubuh Shinta tidak gendut, hanya padat berisi. Bedalah dengan gemuk dan gendut. Diibaratkan bodinya seperti aktris Wiwid Gunawan.
Sms-an gw dan Shinta pun berlanjut dengan membahas temu kangen. Temu kangen " Iya, Shinta menyebutnya temu kangen, entahlah, pikiran dia memang agak "luar biasa" dari dulu. Akhirnya gw pun sepakat, dan disinilah kami sekarang. Disebuah cafe dalam salah satu mall dikota ini.
. . . "Ha ha ha... Emang sengaja gw yang suruh, biar surprise buat Lo..." ucap Wildan setelah mendengar cerita gw soal sms kekasihnya itu
"Ooh... Dan dua orang lagi yang buat gw surprise mereka ternyata..." ucap gw tersenyum kearah dua orang yang sedang berjalan dibelakang Shinta
Wildan pun menengok kebelakang laku tersenyum dan terkekeh. Shinta kembali duduk didepan gw dan sebelah Wildan.
"Hallo Ezaa... Apa kabar " Iiih makin ganteng aja nih sahabat gw satu hihi..." ucap Erna yang sudah berdiri disamping kanan Shinta
"Ha ha ha... Lo juga makin cantik aja Na.. Alhamdulilah baik, tuh bokin Lo kok makin jelek aja, He he he..." jawab gw kepada Erna lalu melirik kearah samping kanan Erna
Unforgettable Moment by : Glitch.7 "Siaaalaann... Ngeunyee mulu nih anak dari dulu, Ha ha ha..." akhirnya, sahabat pertama gw yang gw kenal di smp dulu pun langsung memukul pelan bahu ini. Arya. Ya, dialah lelaki yang berada disamping Erna
"Apa kabar Sob " Keliatannya Lo berdua masih langgeung nih..." tanya gw sambil menjabat tangan Erna dan Arya bergantian
"Alhamdulilah baik Za... Alhamdulilah kita berdua juga masih awet, sama lah kayak Shinta dan Wildan tuuh... Emangnya Elo amaa... duuk... Aduuh.. duh"
Gw sepak kaki Arya pelan, lalu Arya pura-pura mengaduh.
"Ha ha ha ha.... Ada yang gak bisa melupakan mantan kayaknya ya..." tawa Erna dan meledek gw
Ucapan Erna pun disambut tawa kami berlima. Momen ini, entahlah kapan terakhir kali bisa merasakan tertawa bersama dengan mereka. Oh, mungkin ketika dulu disaat kami liburan ke pulau seribu, 2.5 tahun lalu. Tapi sekarang semuanya berbeda.
Arya, sahabat pertama gw itu sudah menjadi lelaki yang cukup tinggi, walaupun masih lebih pendek dari gw, tapi tubuhnya berisi, seolah-olah selama ini dia ikut fitnes, otot lengannya yang dulu kurus kecil, sekarang sudah berisi. Kulitnya semakin cokelat, padahal dia selama sma tinggal di Bandung, yang notabene kota yang cukup sejuk. Atau mungkin sudah berbeda sengatan panasnya matahari di kota itu. Perjalanan cintanya bersama Erna setali tiga uang dengan Wildan dan Shinta. Awet, langgeung dan bertahan sampai sekarang (waktu itu).
Erna kekasih Arya, dia awalnya bukanlah sahabat kami, serupa dengan Wildan, bukan berawal dari teman sekelas, bukan berawal dari perkenalan saat mos. Tapi karena memacari sahabat gw. Yang akhirnya menjadi bagian dari sebuah hubungan bernama persahabatan diantara kami. Lebih spesifik dan detail lagi, Erna adalah sahabat mantan pacar pertama gw, alm. Dini.
Wildan, kakak kelas kami berempat inilah kekasih hati Shinta dari dulu. Dan akhirnya bertambahlah nama seseorang yang menjadi sahabat laki-laki gw selain Arya di smp dulu.
Berbeda, saat ini sangat berbeda bagi gw dan yang lainnya. Satu orang sahabat, seorang perempuan yang seharusnya juga berada diantara kami saat ini tidak ada. Sahabat sekaligus mantan kedua gw. Ah.. Apa kabar kamu "
Erna dan Arya duduk bersebelahan disamping gw, di dua bangku kayu yang masih kosong. Arya berada ditengah, Erna diujung kanannya, dan gw disebelah Arya diujung kirinya. Didepan gw ada Shinta yang masih sama posisinya sejak awal datang, dan Wildan disampingnya, didepan Arya.
Arya pun menjelaskan soal kedatangannya dari Bandung tadi malam. Sampai di terminal kota ini, dia sudah ditunggu oleh Wildan, lalu menginap dirumah Wildan. Gw sempat menanyakan kenapa tidak menghubungi gw dan menginap dirumah gw, ternyata jawabannya sama seperti Wildan, untuk membuat kejutan.
Kemudian Arya melanjutkan, sebenarnya dia sudah datang bersama Shinta dan Wildan menggunakan mobil Wildan ke mall ini. Tapi hanya Wildan dan Shinta yang duluan menunggu gw di cafe, sedangkan Arya langsung meminjam mobil Wildan untuk menjemput Erna dirumahnya, yang memang baru pulang dari Jakarta.
Unforgettable Moment by : Glitch.7 "Bisaan ya Lo pada, jadi ini semua udah direncanain toh, ha ha ha..." ucap gw setelah Arya menjelaskan "Hehehehe... Lumayanlah kejutan kecil ini, jadi reuni kecil untuk kita semua kan..." ucap Arya
"Tapi, sorry ya... Mungkin gara-gara gw, satu sahabat kita gak bisa ikut kumpul sekarang" ucap gw merasa tidak enak kepada mereka
"Sahabat sekaligus mantan buat Lo ma Za, ha ha ha..." ledek Wildan kali ini kepada gw "Tapi gw sebenernya sempet sebel sama Lo Za, sahabat sebangku gw Lo khianatin" Degh!
Ucapan Shinta itu membuat gw cukup terkejut dan langsung menusuk hati gw. Jadi dia tau apa yang sebenarnya terjadi antara gw dengan Sahabat sebangkunya waktu di kelas 1 smp dulu.
"Ya, kecewa sih ada, walaupun itu urusan Lo dan dia dulu. Cuma yang gw sayangkan itu kita awalnya berempat sahabatan dikelas 1 dulukan, sampai akhirnya Lo jadian. Gw dan Shinta gak masalah Lo jadian sama dia, malah kita dukung. Tapi apa yang diomongin Shinta tadi ada benernya Za..." kali ini Arya yang berani memojokkan gw
"Hey, gw mau nanya ama Lo berdua, gw diajak kesini sama kalian untuk reuni atau menghakimi gw " Gw tau udah buat kesalahan sama dia, dan itu urusan gw dan dia, bukan kalian. Kalo memang sekarang dia gak bisa datang, apa alasannya " Karena benci sama gw " Gak mau ketemu gw " Terus kalo emang itu alasannya, ngapain Lo semua undang gw kesini "! Kenapa gak undang dia aja tanpa gw "!" Sejujurnya gw gak terima dengan ucapan Shinta dan Arya. Tau apa mereka soal hubungan gw dengan salah satu sahabat kami itu "!
"Dan gw heran sama Lo berdua, kejadian itu udah 2 tahun lalu, sekarang Lo semua baru nanya dan mempermasalahkannya sekarang. Terus kemana aja kalian berdua selama ini ", oke gw bikin simpel sekarang, Arya mungkin jauh di Bandung, tapi Lo Shinta! Lo taukan gw gak pindah, Lo tau kita masih satu kota. Lantas apa maksudnya Lo masalahin hubungan gw dan dia sekarang " Jujur aja, gw kaget Lo bisa tau masalah putusnya gw, berarti selama ini Lo berdua masih komunikasikan " Berarti dia cerita sama Lo Shin. Tapi apa-apaan baru sekarang Lo masalahin "! Maksudnya apa ?" lanjut gw dengan cukup emosi
"Cukup-cukup... Gw kaget juga nih Lo berlebihan nanggapinnya Za, udah ya, kita gak usah bahas soal itu. Kita niatnya emang reuni aja kok, gak ada maksud buat ngehakimin Lo. Maaf ya Za kalo Shinta dan Arya berlebihan... Udah sekarang kita pesen menu aja, daritadi gak enak nih belum mesen apa-apa... Ha ha ha ha..." Wildan berusaha jadi penengah, tapi tetap aja gw masih gondok dan kesal
"Iya, maafin ya Za.. udah lupain soal omongan Arya dan Shinta. Sekarang pada mau pesen apa nih " biar gw yang catet..." timpal Erna
Ngehe bener, kenapa dua sahabat gw malah memojokkan gw " Dikira gw gak peduli apa sama dia, kalo gw bisa temuin juga pasti gw temuin. Dan lagipula, mana gw tau kenapa dia gak datang. Gw aja gak tau bakal ada acara reuni ini. Urusan siapa pula
Unforgettable Moment by : Glitch.7 ngundang yang lainnya kan bukan gw. Enteng banget itu mulut langsung asal jeblak.
Erna selesai mencatat menu minuman berbagai macam kopi yang sudah disebutkan oleh kami satu persatu. Setelah menu dibawa oleh pelayan, kami berlima pun kembali membicarakan satu topik, topiknya kali ini masa depan. Ya, 6 bulan lagi kami akan lulus sma kecuali Wildan yang memang sudah lulus dari bulan juni 2005 lalu.


Unforgettable Moment Karya Glitch di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dari topik kali ini, gw tau kalo Arya dan Erna bersepakat ingin melanjutkan kuliah di kota istimewanya Sri Sultan Hamengkubowono. Lalu Shinta akan melanjutkan ke Ibu kota Jakarta.
"Nah, Lo sendiri mau lanjut kemana Za ?" tanya Shinta
"Hm.... Belum kepikiran, masih 6 bulan lagi kita lulus, masih ada waktu... Lulus UAN aja dululah yang dipikirin ha ha..." jawab gw
Ya begitulah, memang gw belum kepikiran akan melanjutkan kemana setelah lulus sma nanti. Belum ada bayangan sama sekali, kalopun mau kuliah, mau ambil jurusan apa " Kuliah jurusan manajemen percintaan kalo gw sih maunya. Gak ada ya " Ada dong, gw nanti yang bikin kampusnya dan buka jurusan baru itu. Ngekhayal ma jangan tanggung-tanggung, gratis ini. Ngoahahaha...
Minuman pun akhirnya datang, diantar oleh pramusaji cafe ini. Masing-masing dari kami sudah mengambil pesanannya. Gw terakhir mengangkat secangkir hot coffee latte. Tapi, ternyata masih ada satu cup minuman lagi, rasa choco ice blend diatas nampan tersebut.
"Na, siapa yang pesen double nih ?" tanya gw kepada Erna karena tadi dia yang menulis menu pesanan "Itu Lu Za..." yang jawab malah Shinta didepan gw sambil tersenyum
"Gw " Gw enggak mesen ini, gw pesen hot coffee latte doang ah.." jawab gw
"Bukan Ezaa... Maksud gw tuuuuuh... itu minuman tolong anterin tuh buat yang mesen..." ucap Shinta lagi "He " Yang mesen " Siapa ?" tanya gw kebingungan
Shinta dan keempat sahabat gw lainnya terlihat terkekeh dan tersenyum kepada gw, gw pun semakin bingung. Kenapa dengan mereka sebenarnya " Lalu Shinta pun kembali mengatakan sesuatu yang akan membuat gw tidak percaya. "Za, anterin ke meja no. 10 dibelakang lu tuh... ke perempuan yang pakai cardigans hitam itu yaa... Hi hi hi..."
Otomatis ucapan Shinta tadi membuat gw langsung menengok kebelakang, mata gw langsung melihat meja no. 10 yang berjarak 3 meja lagi dari tempat gw duduk.
Disana, dimeja kayu bernomor 10. Ada seseorang yang sedang duduk dibangku kayu menghadap kearah kami berlima. Seorang perempuan yang sempat dekat dari masa gw smp, seorang sahabat perempuan gw, sekaligus seorang perempuan yang pernah mengisi hati ini ketika Dini berpulang untuk selamanya.
Unforgettable Moment by : Glitch.7 Gw bawa segelas cup choco ice blend ditangan kanan lalu secangkir hot coffee latte ditangan kiri. Gw berjalan menghampirinya.
"Permisi Nona, boleh duduk disini ?" tanya gw ramah dengan senyum terbaik yang pernah gw tunjukkan dulu kepadanya Sebelum dirinya menjawab, ternyata dia pun memberikan senyuman terbaiknya juga untuk gw, lalu...
"Silahkan, kosong kok..." jawabnya manis sekali, nada suara yang pernah menyapa pendengaran gw dulu, sangat khas selalu tersimpan dalam memori kenangan
Gw duduk berhadapan dengannya, gw taruh choco ice blend didepannya, dan secangkir hot coffee latte didepan gw.
Gw tatap wajahnya yang semakin mempesona, benar-benar mempesona, hati gw bergetar ketika mengetahui dirinya kini semakin cantik dan semakin manis. Rambutnya yang dulu hanya seleher, sekarang dibiarkan tergerai panjang sebahu lebih sedikit. Bola matanya indah, sangat indah. Bahkan bulu matanya sangat lentik sekarang, lalu kulitnya yang memang putih alami terasa semakin terang bercahaya. Lesung pipinya sangat gw kangenin. Lesung pipi yang selalu gw lihat ketika dulu dia tersenyum, kini benar-benar nampak dihadapan gw. Inikah dirinya sekarang " Yang sudah menjadi gadis dewasa " Oh Thanks GOD, YOU gave me a chance to met her again rite now...
"Hai Za... Apa kabar ?"
"Alhamdulilah baik, kabarmu sendiri gimana ?" "Alhamdulilah baik juga..."
"Kamu sengaja sekongkol sama mereka untuk buat kejutan ?" tanya gw kali ini sambil menatapnya jahil
"Hihihi... Iya, maaf ya.. Awalnya memang aku yang minta kita semua kumpul lagi, ya reuni kecil gitu. Terus Wildan dan Shinta malah punya ide untuk isengin kamu... Hi hi hi..."
Ya ALLAH gusti, tawa renyahnya itu, lesung pipinya itu, membuat hati berdegup lebih kencang seperti genderang mau perang aja. Memori dan perasaan gw terhempas, terbawa dan tertarik ke masa lalu. Ke masa dimana dulu kami berdua menikmati indahnya momen berpacaran.
Inikah yang disebut baper " Atau Inikah pribahasa jaman sekarang yang ngawur tapi ada benarnya " "Gara-gara senyum setitik, hilang move-on sebelangga". Kan kampret...
Atau jangan-jangan gw terserang Digimon yang lebih kuat dari pasukan Royal Knights " Digimon terkuat sepanjang masa, spesies baru yang bernama... Gamon (Gagal Move-On).
Gw rela kalo harus baper, gw rela gagal move-on kalo sosok dirinya yang membuat hati gw terus berdegup kencang, biarlah dag dig dug der terus hati Aa, kalo Neng yang sekarang, bisa buat Aa sumringah deui... (tersenyum kembali).
Unforgettable Moment by : Glitch.7 "Za " Kok bengong sih " Ada apa ?"
Pertanyaan itu langsung membuat gw tersadar dari pesona dan aura yang terpancar dalam dirinya. Gokiiiiill... bisa-bisanya seorang Agatha teraniaya baper gara-gara seorang perempuan masa lalu. Gak bisa dibiarin ini. Gak bisa..! "Eh eeu.. enggak kok, enggak apa-apa... Oh ya, kamu kapan datang ?"
"Daritadi kok, kamunya aja gak sadar aku duduk disini, kan kamu ngebelakangin aku pas duduk sama mereka, hi hi hi..." Wooh beneran gw dikibulin. . . Tapi oye juga, huhaahaahaa...
"Ooh, sama siapa kesini ?"
"Sendirian... Gak bareng sama mereka... Kamu kesini sendiri juga ?"
"Iya, aku kesini sendiri... Ngomong-ngomong kenapa kamu gak bareng aja dari awal sama Shinta dan yang lainnya " Apa karena bener-bener niat bikin surprise ?"
"Mm... Kamu mau tau alesan sebanarnya " Kenapa aku gak duduk bareng Shinta dan Wildan dari awal ?" Gw mengangguk dan tersenyum.
"Kalo gitu, sebelum aku jawab, aku mau tanya dulu sama kamu..." Lah kok malah dia yang mau nanya, gimana sih.
"Kamu... sama Olla masih ?"
Duaarr!! bunyi granat didalam hati gw.. Jiirrr.. Gw korek-korek serpihan hati, gw bersihin, gw sapu, gw lap, gw bikin kinclong lagi dan sekarang " Meledak lagi itu hati... Butuh kesabaran tingkat tinggi untuk bersihin "serpihannya" lagi sekarang. Hasyuuuuhh... "Masih apa ?" tanya gw balik sambil tersenyum (maksa, asli maksa senyum gw).
"Masih pacaran sama dia ?"
"Enggak.. Tapi dia udah bahagia dibulan Desember 2003 lalu..." "Maksudnya ?" tanyanya lagi dengan raut muka yamg kebingungan
Gw menghela napas, lalu menatapnya sambil tersenyum, senyum yang tidak dipaksakan seperti sebelumnya. "Kamu ingat permintaan kamu ke aku dulu " Waktu itu kamu bilang, saat kamu mengalah untuk Olla, merelakan aku
Unforgettable Moment by : Glitch.7 bersamanya. Amanat kamu itu selalu aku jaga... Amanat yang aku perjuangkan saat sama Olla... Dan aku penuhi keinginan kamu itu Lan..."
Wulan semakin bingung, jelas raut mukanya sangat tidak paham dengan apa yang gw maksud. "Dia udah bahagia, bahagia bersama mantan keduanya.. " lanjut gw dengan senyum diakhir kalimat Wulan membelalakkan mata, sekarang ekspresinya tidak percaya dengan ucapan gw barusan.
"Kamu... Kamu serius " Dia balikkan sama mantannya " Ya ampuun Zaaa..." airmatanya mulai nampak disudut matanya, satu tangannya masih menutupi mulutnya
Gw pegang satu tangannya yang berada diatas meja. Gw menghembuskan napas perlahan. Gw tatap matanya lekat-lekat lalu tersenyum lagi.
"Lan... Dia gak salah, mantannya pun gak salah, dan akulah yang salah dalam hubungan kami waktu itu. Mungkin penjelasan ini akan terdengar gak masuk akal untuk kamu... Tapi aku harap kamu bisa mengerti dan memahami semuanya... Tersenyum lagi please.... Baru nanti aku jelasin.." ucap gw
Wulan pun menyeuka airmatanya lalu berusaha tersenyum. Dan inilah penjelasanku untuk kamu dan untuk mereka berdua.
"Lan, apa yang kamu pinta adalah kebahagian Olla bukan " Jika memang Olla enggak bahagia dengan aku, maka aku udah gagal untuk itu. Tapi jika memang Olla bahagia dengan orang lain, dengan pilihan hatinya, maka aku relakan dia untuk kembali pada Indra, mantannya." gw lepas pengangan tangan gw diatas tangannya, lalu meminum seteguk coffee latte yang sudah tidak hangat.
Lalu kembali gw ceritakan lagi kedua orang yang mengukir indah cerita cinta mereka diantara kepingan kehidupan gw ini.
"Olla, adalah orang yang baik, dia sayang sama aku... Aku yakin itu. Dan melepaskannya untuk Indra, orang yang dia sayangi dan bisa buat dia bahagia adalah pilihan tepat untuk aku saat itu. Olla gak akan pernah bahagia sama aku Lan... Gak akan pernah..."
"Kenapa Za " Kenapa kamu bisa berpikir gak akan bisa bahagian dia ?" tanya Wulan
"Alasan utamanya adalah aku gak pernah mencintai Olla. Aku gak pernah cinta dia..." jawab gw dengan tertunduk, rasa bersalah langsung menelusup kedalam hati gw
Ya, inilah alasan utama gw yang sebenarnya kenapa gw bisa melepaskan Olla, karena jauh didalam hati gw, Olla gak pernah bisa gw cintai. Apa yang sudah kami lalui dari awal adalah suatu kesalahan waktu itu. Gw dan dia benar-benar out of control ketika itu. Dan saat Wulan benar-benar melepaskan gw untuk Olla, gw mencoba, ya gw mencoba untuk menumbuhkan rasa cinta untuk Olla. Tapi kenyataannya gw gagal, rasa cinta itu tidak pernah tumbuh untuknya didalam hati ini. Lalu kenapa gw bisa bertahan sebelum Indra hadir "
Unforgettable Moment by : Glitch.7 "Lan, aku bertahan dengan Olla karena kamu... karena amanat dan permintaan kamu, bagaimana pun, kebahagian Olla adalah tujuan aku. Apapun caranya akan aku lakuin.. Untuk kamu, untuk janji aku kepada kamu... Sampai saat itu tiba, dimana Olla bertemu lagi dengan Indra. Dan aku gak pernah diputusin Olla Lan, aku tau dia seperti itu, kembali kepada Indra. Tapi aku juga gak mau mutusin Olla..."
"Jadi dia duain kamu " Dibelakang kamu " Kenapa kamu gak putusin dia Za " Kenapa "!" tanya Wulan lagi dengan nada yang sudah meninggi
"Enggak Lan, kalo aku putusin dia, berarti tujuan aku gagal, Olla yang kamu minta agar bahagia dengan aku gak akan bisa aku penuhi jika aku yang mutusin dia..."
"Jadi, maksud kamu, kamu lebih rela diduakan " Agar dia bahagia " Dan ketika dia tau kamu udah di duain sama dia, kamu lebih milih diputusin ?" Wulan memang sudah menahan emosi daritadi, jadi gw tidak terlalu terkejut melihat tangan kanannya meremas erat hp nya itu
Lalu, gw pegang kembali tangannya yang menunjukkan emosinya itu, gw usap perlahan, mencoba menenangkannya lagi.
"Lan, aku gak menyalahkan kamu, tapi kamu harus tau, kerelaan dan kebesaran hati kamu saat melepas akulah yang membuat aku bisa melepaskan Olla juga untuk Indra.. Jangan marah dan benci Olla ya Lan, dia gak salah... Aku yang salah, yang udah gak bisa mencintainya dari awal"
Wulan menghembuskan napas perlahan, genggaman erat ke hpnya telah mengendur. Lalu tangan kirinya memegang tangan gw, saling bertumpuk.
"Za, kenapa kamu gak bilang ke aku waktu itu " Aku ngerti, aku udah ganti no. Hp waktu itu. Tapi kenapa kamu gak balas sms aku saat aku ucapin birthday ke kamu " Dan disitu kamu bisa jelasinkan ke aku ?" tanyanya lembut
"Jujur, waktu itu aku belum sanggup ceritain soal ini ke kamu. Aku ngerasa bersalah ke kamu... Karena aku ngerasa aku udah gagal bahagiain Olla dimata kamu.."
"Enggak Za, kamu gak gagal, kamu gak salah sama Olla.. Dia yang harusnya disalahkan! Kamu tau Za, harusnya dia mikir! Dia harusnya tau ketika aku mengalah ngelepas kamu untuk dia, ketika itu juga dia harusnya bisa buat kamu bahagia!" "Iya aku ngerti, tapi maks..."
"Za denger ya...", Wulan memotong ucapan gw. "Dalam hubungan cinta, yang aku tau keduanya harus saling melengkapi. Dan bagi aku pribadi, hubungan cinta itu ibarat dua pilar yang menopang sebuah bangunan.. Jika salah satunya rusak, rapuh dan hancur, maka gak ada lagi yang bisa menopangnya Za... Dan aku lihat Olla adalah satu pilar yang rapuh dan hancur..."
Gw menghela napas, lalu menatapnya lekat-lekat. Ini semua begitu cepat terjadi, belum sampai 2 jam gw bertemu lagi dengannya, tapi rasa kangen akan hubungan yang dulu pernah terjalin langsung meyeruak dari dalam hati ini. Gw memang sangat terpesona dengan paras dan fisiknya.
Unforgettable Moment by : Glitch.7 Tapi sekarang, setelah gw mendengar apa yang dia utarakan soal filosofi cinta menurut dirinya, malah semakin membuat gw ingin mendapatkan kembali hati dan cintanya lagi.
Ya, gw sudah gagal, gagal move-on. Rela gw gagal move-on, rela banget Lan.
"Lan, aku tau kamu gak suka dengan Olla, mungkin benar, apa yang kamu tadi ucapkan. Olla adalah salah satu pilar yang sudah rapuh dan akhirnya hancur... Tapi kamu juga harus tau, pilar satunya masih kokoh, masih berusaha menopang, dan jika pilar itu harus disandingkan lagi dengan pilar lainnya, pilar yang baru atau mungkiiinn...", gw tahan ucapan gw "Za " Mungkin apa ?"
Gw tersenyum lalu memegang lembut pipi kirinya.
"Mungkin 'pilar yang lama', lebih kokoh dan lebih PAS menopang bangunannya bersama pilar yang masih bertahan itu.."
Wulan, duuh.. wajahnya langsung tersipu merona merah, senyumnya tersungging indah, kembali lagi lesung pipinya menghiasi wajahnya lagi.
Hobaahhh... Gw gak gombal! Enggak!
Gw benar-benar sayang dan cinta sama Wulan, hanya tertunda saja saat itu
Istilahnya di 'pause'. Aa masih sayang ama Neng, beneran, serius. Tuh liat tulisannya aja baku, gak alay cem 'enelan, ciyus.'
"Kamu... Kamu masih sayang sama aku Za ?" tanyanya meragu
"Lan, aku masih sayang sama kamu, dan akan selalu begitu sampai kapanpun.. Aku minta maaf atas semua yang pernah terjadi diantara kita. Dan.. izinkanlah aku sekali lagi untuk membuat kamu bahagia, jadilah pilar untuk menopang bangunan itu lagi bersama aku..." ucap gw sungguh-sungguh kepadanya
Wulan tersenyum menatap gw, sepertinya gw bisa merasakan kebahagian terpancar dari raut wajahnya. Ya, sepertinya...
"Za, aku juga masih sayang sama kamu, gak pernah berubah. kenapa aku gak hubungi kamu selama ini, itu semua karena aku takut ganggu hubungan kamu dengan Olla. Tapi sekarang..." Wulan menghentikan omongannya
"Tapi sekarang ?" tanya gw mengulangi kalimat terakhirnya
"Tapi sekarang aku gak bisa Za... Maaf.."
DEGH...! Jantung gw serasa berhenti, langsung berbeda dengan sebelumnya. Apa ini " Kemana degupan kencang tadi " Ucapan Wulan itu sukses membuat harapan gw sirna seketika. inikah rasanya ditolak "
Unforgettable Moment by : Glitch.7 'FAAAAAKKKKKK!!!' Gw gak percaya, benar-benar gak percaya! Dari gw lahir sampai menginjak kelas 3 sma ini, seorang Reza 'oda' Agatha belum pernah menyatakan cinta kepada seorang gadis manapun, hasilnya " track record gw jelas jauh dari catatan yang namanya penolakan!
Tapi sekarang " Madafakaaa!!! Gw bener-bener ditolak, dan itu pun oleh gadis yang pernah mencintai gw dulu. Nyeuseuk anjiirr rasanya ditolak! Huuuffttt.... Gini toh rasanya ditolak oleh orang yang masih kita cintai.
Gw menghela napas, memejamkan mata sebentar, lalu berusaha, ya berusaha tersenyum lagi kepadanya. Sambil mengatur nafas pelan-pelan, gw coba menerima jawabannya.
"Aku paham, mungkin kamu belum bisa maafin aku atau mungkin udah ada hati lain dihati kamu saat ini Lan, salah aku juga kalo sampai ternyata kamu udah ada yang memiliki, aku gak tanya dulu ke kamu.. Tapi apapun alasannya, aku terima, aku coba ikhlas... Dan aku harap mulai detik ini kita bisa seperti dulu, sebelum kita pacaran... Menjadi sahabat lagi, bisakan ?" tanya gw dengan hati yang masih perih karena sudah tersayat
Anjir lebay " Bodo amat! Pertama kalinya gw ditolak perempuan! Dan kenapa harus Wulan "! Oh GOD pleaseee..! Wake me up when December End!!!
"Maaf aku juga gak bisa Za..." ucapnya dengan raut wajah sedih
Gw cape, asli gw cape... Ngajakin balikkan jadi pacar ditolak, ngajakin balikkan jadi sahabat ditolak juga! Gila ini ma, parah! Gak ada yang begini kayaknya, ya ampun nasib gw gini amat Ya ALLAH!!!
Gw memang belum bisa terima, gw memang kecewa dengannya ketika menolak cinta gw lagi, tapi lebih sakit lagi ternyata rasanya ketika hanya ingin bersahabat pun ditepisnya. Oke, i'm enough here!.
"Oke, maaf kalo gitu.." ucap gw mengakhiri obrolan yang percuma ini, pertemuan yang percuma dan kejutan yang percuma! (bagi gw).
Gw bangkit dari bangku cafe ini, lalu hendak bergegas pergi. Tapi...
"Tunggu A..." Wulan menahan tangan gw ketika sudah berdiri dan hendak meninggalkannya
Wulan melangkah kesamping, keluar dari bangku dan meja didepan gw. Saat ini dirinya sudah langsung berhadapan lagi dengan gw tanpa ada pembatas diantara kita seperti sebelumnya. Wulan memegang kedua tangan gw dan menatap gw lekatlekat.
"A, kamu belum dengar semua apa yang aku mau ucapkan..."
"Apalagi " Kamu nolak diajak balikkan, kamu nolak diajak jadi sahabat juga.. Terus mau apalagi ?" Wulan tersenyum simpul.
Unforgettable Moment by : Glitch.7 "Maafin aku ya, aku memang gak bisa lagi jadi sahabat kamu.. Tapi siapa yang bilang aku nolak kamu ajak balikkan lagi ?" tanyanya tersenyum, enggak-enggak, dia menahan tawa
"Maksud kamu apa sih " Kamu sendiri yang ngomong ke aku tadi, waktu diminta balikkan, kamu bilang, 'maaf sekarang gak bisa', gitukan "!" gw mulai emosi
"Iya emang... Tapikan maksud aku tuuuuh... 'Maaf sekarang gak bisa nolak kamuuuu...' Aku sayang dan masih cinta sama kamu A'a... hi hi hi..." terpancar jelas dari wajahnya raut kebahagian juga kejahilan, kek gimana tuh " Enggak taulah gw juga, pokoknya ma gitu
"Serius " Eh, enggak-enggak.. Kamu harus lebih ngejelasin lagi! Aku gak paham!' ucap gw gregetan "Hi hi hi... Iya sayaaang, aku mau kita balikkan lagi... Aku mau kita kayak dulu, pacaran lagi.." ucapnya dengan tersenyum indah "Duuh, gimana ya Neng... Aa sebenernya mau tadi, tapi kok sekarang jadi berubah pikiran ya..."
"Hah "! Maksud kamu apa ?" tanyanya kaget
"Iya berubah pikiran, Aa jadi males balik deh... Maaf"
"Eh! Eza denger ya, aku tuh beneran mau balikkan sama kamu! Kamu kok malah mainin perasaan aku sih "! Tau gitu beneran aku tolak tadi! Ya udahlah! Males aku sama kamu!"
Wulan bergegas menuju ke meja cafe dimana keempat sahabat kami berada, tapi sebelum langkahnya semakin menjauh dari gw, gw berhasil menangkap tangannya, lalu gw balik badannya lembut, ketika sudah kembali berhadapan lagi. Gw pegang kedua pinggangnya dan menatap matanya lekat-lekat.
"Aku males balik kerumah, aku maunya balik kehatimu aja. Karena aku rasa rumahku ada dihati kamu sayang.." ***
Mau main-main ama kadal bunting " gak bisa la yaw!
Emang enak dibales cengin Neng " Dikira level Aa masih noob kalii aah... Kena deh! Ngoahahahahaha... ***
NEW YEAR EVE 2006 someplace in Cottage bedroom
Sebuah kecupan dipipi gw mengusik diri ini yang masih terlelap, lama kelamaan gw rasakan ciumannya tidak hanya dipipi saja, hampir merata keseluruh wajah gw. Gw membuka mata perlahan.
"Aa, bangun doong..." ucap sang kekasih hati gw
Unforgettable Moment by : Glitch.7 "Heum " Jam berapa ini ?" tanya gw yang masih mengerjapkan mata "Jam setengah 4..." jawabnya
"Pagi ?" "Heu'eum..." "Duh Neng, masih pagi buta banget, emang mau ngapain ?" Tanya gw sambil kembali memejamkan mata
Kemudian gw rasakan tubuhnya bergeser, pindah keatas tubuh ini, duduk tepat diatas perut gw. Lalu gw rasakan tubuh kami yang memang dari semalam sudah tanpa penutup ini bertemu, hingga duo dribblenya menempel erat ke dada gw. Lalu wajahnya ditempelkan kesisi wajah gw hingga bisa gw rasakan deru nafasnya.
"Aku masih kangen sama jojo..."
Seketika itu juga, entah darimana kesadaran gw timbul, mata gw langsung terbuka tanpa peduli cahaya lampu tidur disamping kasur. Jantung gw berdegup kencang, nafsu gw membuncah! Gw bangun, bangkit! Sambil memeluk dirinya yang masih diatas tubuh ini.
Hawa dingin angin pantai yang masuk dari ventilasi cottage ini seolah-olah tidak dapat menembus kedalam kulit gw.
Sekarang posisi gw sudah terduduk, Neng Wulan dalam pangkuan dan menghadap gw. Gw masih memeluknya. Kedua tangannya merangkul leher gw. Tanpa banyak kata lagi, bibirnya langsung menyerbu bibir gw. French kiss... cukup lama hingga bibir kami basah. Pinggulnya mulai bergoyang walaupun jojo masih 'diluar rumah jeje'. Lalu dirinya melepaskan pagutan dibibir ini.
"Foreplay Honey..." ucapnya lirih
. . . . . . . . . . "Wait honey..." jawab gw
Wulan memundurkan wajahnya sedikit dan menatap gw dengan ekspresi bertanya...
Unforgettable Moment by : Glitch.7 As You Wish... 21 February 2017
Home Sweet Home... Evening
"Yah, kamu udah pertimbangin apa yang aku bilang tadi pagi ?" "Ehm... Iya Bun... Kalo itu mau kamu, ya udah gak apa-apa.."
"Bukan mau aku Yah, tapi demi kebaikkan bersama, bukan untuk kita aja, tapi semua orang yang ada dalam cerita masa lalu kamu..."
"Iya, iya aku paham, maaf ya... Aku gak akan lanjutin soal masa balas dendam itu kok... Maaf..."
"Iya, kamukan tau pasti akan ada yang terusik, apalagi sampai harus ceritain yang... Euh.. Aku gak bisa bayangin lagi waktu kamu harus ceritain nginap hotel prodeo...."
"Heum " Hehehehe... Iya-iya, itu juga gak lamakan... Cuma seminggu, lagian udah gak akan di share kok... Kan aku udah deleted juga part 114, jadi gak akan dilanjut lagi kejadian setelahnya.. Aku skip aja sesuai permintaan kamu, langsung ke 2006..."
"Tapi aku jadi kepikiran lagi..."
"Kepikiran gimana " Kan udah aku turutin mau kamu sama 'dia', aku juga udah Posting permohonan maaf kan " Terus delete juga part terupdate (114) sesuai maunya waktu nelpon kan ?"
"Iya maksud aku itu, aku udah baca draft cerita kelas 2 sma kamu sampai kelas 3 sma.." "Terus kenapa ?"
Wanita yang selalu bisa membuat gw tersenyum dan telah menemani diri ini dalam beberapa tahun terakhir kini tertunduk.
Selama kami menikah sudah pasti gw hapal dengan sifatnya, bahkan ketika masih masa pacaran... Kalau sudah begini, pasti ada beban pikiran yang sangat mengganggunya.
Gw mendekatinya yang duduk diujung kasur. Gw duduk dibawah, dilantai kamar, mencoba melihat wajahnya yang tertutup rambut panjangnya.
Gw tersenyum, lalu memegang pipinya dengan kedua tangan ini. Gw usap kedua alisnya dengan jempol tangan. "Kenapa sayang " Apa yang kamu pikirin ?" ucap gw lembut sambil tersenyum
"Yah... Kalo aku minta satu hal lagi untuk cerita kamu... Apa kamu akan penuhi ?" ucapnya dengan suara yang sangat pelan
Unforgettable Moment by : Glitch.7 "Apapun... Apapun itu akan aku penuhi... Kamu mau minta aku delete MyPI pun pasti aku penuhin.." jawab gw dengan yakin
Bunda... alias Bunbun, adalah wanita yang sudah mencurahkan kasih sayangnya untuk seorang laki-laki rapuh dan penuh dosa bernama Agatha. Selalu memaafkan kesalahan gw, selalu menerima gw apa adanya, dan telah memberikan gw seorang bayi dibeberapa tahun lalu, hasil dari buah cinta kami, tentunya atas izin Sang Maha Pencipta.
Lantas apakah permintaannya nanti akan memberatkan untuk gw " Enggak, enggak sama sekali, apalah arti karya cerita masa lalu gw yang buruk dan gak akan bisa dibandingkan dengan pengorbanannya selama ini.
Asal bukan satu hal terpenting aja Bun...
=== Aku bakal delete ceritaku di kaskus, asal jangan kamu minta delete 'namanya' dihatiku aja Bun - ===
Setelah menunggu beberapa menit, kemudian Bunbun menatap gw dan tersenyum.
"Aku gak minta kamu delete cerita kamu... Aku cuma minta di stop. Bisa ?" ucapnya sambil tetap tersenyum dan membelai pipi gw lembut.
Unforgettable Moment by : Glitch.7 125. BACK to YOU 2 minggu setelah putus dari Mba Yu, sekaligus 2 minggu sebelum reuni 6 sahabat. "Mungkin karena itu Za dia datang kerumah kamu..."
"Ya ampuun... Aku gak ngerti.. Apa maksud kamu sms ke dia sebelum kesini waktu itu ?" "Maaf.. Niat aku minta izin ke dia, agar gak ada salah paham"
"Dan sekarang " Bukan salah paham lagi, tapi benar-benar Salah tanpa paham... Apa yang dia liat udah cukup untuk... Ah udahlah!"
"Kamu pasti tau hubungan aku sama dia sekarang jadi gimana!" "Kamu " Kamu putus sama Sherlin ?"
"Hey! Punya pikiran gak sih " Apa yang udah kita lakuin didepan matanya "! Kurang cukup itu semua buat dia ngakhirin hubungan kami "! C'mon Lun... Don't be stupid! You so fakin' heartless Lun!..."
Luna tersentak dengan ucapan gw.
"I'm so sorry Za, really-really-really sorry... I don't know she coming that's evening... I'm not so heartless like what you said... Don't hate me please...."
"Aku harap kita gak ketemu lagi..." ucap gw tanpa menatap wajahnya lagi "Za " Please.."
Dari sudut matanya mulai nampak butiran air. Sekarang gw sudah gak peduli, walaupun gw akui waktu itu gw pun menikmatinya. Tapi sebodoh itukah Luna " Memberitahukan Mba Yu terlebih dahulu sebelum kerumah gw " Apa maksudnya " Jelas-jelas dia tau kalo Mba Yu benci dengannya. Atau mungkin... Luna sengaja " Sengaja agar Mba Yu terpancing dan datang kerumah gw juga.
"Kamu itu sengaja sms dia dulu " Karena kamu ingin dia lihat kita berduaan " Iya ?" tanya gw
"Enggak, enggak gitu Za, aku gak berniat atau berharap dia lihat kita berudaan... Please ngertiin maksud aku. Aku cuma bilang kalo aku mau ketemu kamu, izin ke dia, itu aja..."
"Apapun alasan kamu, yang jelas kamu udan sukses buat aku dan Sherlin putus... Makasih Lun... Makasih atas 'kebaikkan' kamu"
"Za, please tunggu..." Luna menahan tangan gw ketika gw hendak meninggalkannya.
Gw tepis tangannya secara halus, dan tetap meninggalkannya di resto ini. Gw berjalan kearah pintu keluar resto, gw sempat
Unforgettable Moment by : Glitch.7 melihatnya sekilas sedang terburu-buru membayar makanan di kasir. Lalu setelah itu, gw menuju parkiran motor. ***
1 minggu sebelum reunian.
Gw sedang berada dirumah Mba Yu, baru saja gw akan mengetuk pintu rumahnya, Desi sudah membuka pintu rumah duluan. "Eh Mas Eza, cari Mba ya ?" ucapnya setelah melihat gw
"Eh iya Des, Mba Yu nya ada ?"
"Mm.. Enggak ada mas.." jawab Desi ragu,
"Tapi... Mba titip pesan kalo Mas Eza kesini..." lanjutnya sebelum gw melanjutkan pertanyaan,
"Kata Mba, 'Mas dan Mba masing-masing dulu sekarang, Mba butuh waktu untuk sendiri dulu... Dan jangan hubungin Mba dulu', terus katanya lagi, Desi gak boleh kasih kontak Mba yang sekarang, maaf ya mas, Desi cuma dipesen gitu aja kalo ketemu Mas Eza", ucap Desi menjelaskan.
Gw hanya bisa menghela napas.
"Ya udah gak apa-apa Des, sampaiin aja salam Mas buat Mba Yu ya... Mmm.. Maaf juga ya Des..." ucap gw
"Iya Mas, nanti Desi sampein.."
"Enggak apa-apa Mas, Desi sih ngerti Mba kayak gitu, dan maaf juga, wajar kayaknya Mba belum mau komunikasi dulu sama Mas Eza.."
"Iya Des... Sekali lagi maaf udah buat Mba mu kecewa.. Makasih ya. Mas Eza pulang dulu..."
"Iya Mas, sama-sama..." "Hati-hati dijalan Mas..".
Gw pun kembali pulang, menaiki si Kiddo. Sepanjang perjalanan otak gw memikirkan kejadian di area parkiran kampus Mba Yu beberapa minggu yang lalu. Gw sudah terima dengan keputusannya, kami pun sudah berbaikkan, seenggaknya itu yang gw tangkap ketika gw berhasil menjelaskan maksud hati gw kepada Mba Yu. Tapi setelah obrolan terakhir kami itu, Mba Yu tetap tidak bisa gw hubungi. Sampai akhirnya tadi Desi menyampaikan pesan Mba Yu untuk gw. Apakah Mba Yu benar-benar ingin rehat dulu dengan gw " Gw tau, kami memang tidak balikkan langsung, ditambah gw masih belum tau siapa gerangan lelaki yang saat itu bersama Mba Yu di kampusnya.
Masalahnya bukan seperti ini yang gw inginkan, gw hanya ingin kami berhubungan baik sebagai sahabat. Toh gw juga sadar, dia pasti lebih memilih lelaki itu saat ini. Tapi apakah dengan dia mempunyai pacar atau gebetan baru membuat gw tidak bisa dekat dengannya lagi " Apakah seperti itu keinginannya " Ah.. Gw gak paham dengan pikirannya. Gw pikir kami bisa menjadi sekedar sahabat saja dulu, sebelum gw merebut hatinya kembali nanti.
Unforgettable Moment by : Glitch.7 *** 31 December 2005. Mobil yang sedang gw kemudikan hanya bisa gw pacu kecepatannya di angka 20km/jam. Ya, terlalu lambat dan pelan, tapi inilah resikonya jika keluar di hari pergantian tahun. Jalanan raya dimana-mana sudah dijejali berbagai macam kendaraan darat, mungkin hanya tank baja saja yang tidak ada. Syitt! Gw emang tidak suka kemacetan, btw memang ada yang suka dengan kemacetan ya " Mungkin, ya mungkin aja ada. Dan akhrinya gw benar-benar menarik rem tangan karena terjebak macet di jalan raya ini.
Gw menghela napas kasar, lalu menoleh ke kanan, melihat kendaraan lainnya yang sama-sama terjebak macet. Lalu usapan lembut dikepala gw membuat gw menoleh kembali ke kiri.
Disitu, dibangku samping kemudi, perempuan yang baru saja tiga hari lalu kembali ke pelukkan gw, sedang tersenyum sambil tetap mengelus rambut gw.
"Bete ya sayang ?" tanyanya lembut
Gw menghela napas pelan dan tersenyum, "Ya, namanya macet kadang bikin keselkan..", ucap gw
"Sabar ya, aku jamin pantainya indah kok, apalagi acara kembang apinya, bakal meriah katanya.." "Jadi nanti cape dan kekesalan kamu kebayar deh dengan malam tahun baru yang menakjubkan..." ucap Wulan meyakinkan, sambil mengelus kening gw dengan ibu jarinya.
Ya begitulah, Wulan memaksa gw ikut dengannya untuk menikmati malam pergantian tahun baru hari ini di sebuah lokasi wisata alam. Memang ini dadakan, tapi hanya bagi gw saja. Karena awalnya, Papahnya Wulan memang sudah mendapatkan 2 voucher penginapan ditambah free pass untuk acara tahun baru di salah satu pantai yang terletak di jawa tengah.
Akhirnya bisa ditebak, gw dan dirinya lah kini yang berangkat. Sedangkan kedua orangtuanya lebih memilih menghabiskan tahun baru di Bandung bersama keluarga kakaknya Wulan. Oh ya, kakaknya itu yang dulu waktu gw masih smp sedangkan dia sudah kuliah, kini telah menikah. Baru menikah satu bulan lalu.
Satu hari sebelum berangkat, gw sempat mendapatkan pesan, atau bisa disebut sebuah keinginan, yang cukup membuat pikiran gw pusing. Kemarin itu Mamahnya bertanya,
"Aa setelah lulus nanti mau lanjut kuliah dimana ?" tanya Mamahnya Wulan ketika gw sedang bertamu
"Kalo saat ini saya belum tau akan melanjutkan kemana Mah.. Tapi kalo minat sih kayaknya antara kuliah di Jakarta atau Bandung, ambil bidang ekonomi..."
"Hmm... Di Bandung aja, bisa sama Wulan nanti, dia kan mau kuliah disana.. Ya syukur-syukur Aa bisa ambil jurusan dan bidang yang sama dengan Wulan.."
Unforgettable Moment by : Glitch.7 Hm " Sama " Kedokteran ", gak mungkinlah, gw anak ips, emangnya bisa apa ambil fakultas kedokteran dengan dasar jurusan ips " Kayaknya gak bisa deh. Begitulah pikir gw waktu itu.
"Soalnya, Mamah sih berharap punya mantu dokter juga, ya itu sih harapan Mamah saja, bukan berarti kamu wajib jadi dokter, kan namanya jodoh gak ada yang tau ya A..."
"Yang penting baik untuk Wulan dan bertanggung jawab, profesi dokter hanya nilai plus aja..." ucapnya menjelaskan, eh bukan, bukan menjelaskan, lebih kepada harapan, harapan yang besar sungguh tersirat ketika beliau menginginkan mantu seorang dokter.
Kembali di dalam mobil, berdua dengan Wulan. Kami sudah menempuh perjalanan 12 jam total dengan kemacetan dari jawa barat menuju jawa tengah. Jujur saja, gw gantian mengemudikan mobil bersama Wulan dan kami pun sempat beberapa kali istirahat dibeberapa spbu jalan raya.
"Ini pantainya ?" tanya gw sambil mengendurkan pijakan pedal gas "Iya bagus kan " Hehehe..." jawab Wulan sambil melihat tepian pantai disisi kiri
"Bagus sih, cuma rame gini Neng, kayak mau abis lebaran aja.. Padahal liburan untuk orang kerja kan cuma satu hari..."
"Iih, inikan liburan sekolah A, jadi ramenya bukan sama orang kerja aja, anak-anaknya.. Abg... tuh liat kebanyakan abg kan..." ucap Wulan sambil menunjuk sekelompok remaja sepantaran kami yang sedang bermain volley pantai.
Singkat cerita kami berdua sudah parkirkan mobil VW milik Papahnya Wulan ini di area parkir khusus mobil. Tentunya setelah Wulan memberikan voucher dan free pass kepada pengelola beach cottage ini. Cottage disini berjejer sepanjang kawasan pantai, jarak satu cottage dengan cottage lain mungkin sekitar 25 meter jauhnya.
Kami berdua sudah masuk kedalam cottage yang memiliki 2 kamar tidur, satu ruang tamu sekaligus ruang tv, dan kamar mandi berada didalam kamar.
Kemudian gw taruh dua tas ransel dikursi kayu dekat jendela. Wulan membuka jendela dan pemandangan pantai didepan sana langsung terlihat jelas.
Malam pun tiba setelah kami cukup beristirahat. Sekarang di pantai ini sudah ada panggung mini dan beberapa meja untuk acara menyambut pergantian tahun 30 menit kedepan.
Kami berdua bergabung dengan beberapa wisatawan lokal lainnya, menikmati hidangan yang di sediakan oleh resort. Cukup banyak wisatawan yang ada. Dan beberapa kembang api pun sudah dipersiapkan.
Hembusan angin laut yang cukup kencang tidak menyurutkan kegembiraan dan hiruk-pikuk acara malam ini. Malah semakin banyak pengunjung yang datang walaupun bukan wisatawan yang menginap di cottage, tentunya mereka harus membayar tiket terlebih dahulu jika ingin menikmati hidangan juga acara yang diselenggarakan oleh resort.
Gw sedang memeluk pinggang Wulan dari samping, kepalanya disandarkan ke bahu kanan gw. Segelas cocktail berada digenggaman tangan kami masing-masing. Kami masih menikmati tontonan acara musik unplugged yang dipertunjukkan khusus
Unforgettable Moment by : Glitch.7 untuk pengunjung acara. "Sayang, kamu nyesel gak balikkan sama aku ?" ucap Wulan tiba-tiba ketika gw masih fokus dengan pertunjukkan sebuah home-band di panggung depan sana
"Heum ?" "Kok nanya gitu " Kenapa aku harus nyesel balikkan sama kamu ?" tanya gw balik sambil melirik kepadanya yang masih menyandarkan kepala dibahu ini
"Eummm... Enggak apa-apa sih, cuma aku takut kamu mikir aku jadi perempuan yang jahat aja.."
Gw kecup rambut kepalanya, lalu melepaskan tangan yang melingkar dipinggangnya. Sekarang gw tatap wajahnya, kami sudah saling berhadapan. Dan gw pegang pipi kirinya dengan tangan kanan.
"Hey, kamu masih mikirin soal kejadian tiga hari yang lalu ?" ucap gw lembut,
"Kitakan udah bahas ini... Aku gak berpikir begitu, malah aku rasa, aku yang udah jahat sama hubungan kamu dengan mantanmu itu..." lanjut gw dengan tetap menatap wajahnya dan mengusap pipinya
"Aku takut kamu mikir kalo aku gampang berpaling Za.. Tapi jujur, aku gak seperti itu.. Maafin aku.." ucapnya dengan suara yang parau, butiran air sudah terlihat dipelupuk matanya walaupun hanya sedikit
"Aku yang harusnya minta maaf, kalo perlu aku minta maaf langsung ke mantanmu itu..", "Ehm.. Aku gak enak udah 'rebut' kamu dari dia.. hehehe..." ucap gw sambil terkekeh
Yap, gw secara tidak langsung memang merebut Wulan yang seharusnya masih menjalin hubungan dengan pacarnya di ibu kota. Ketika gw mengajaknya balikkan 3 hari yang lalu, gw belum tau statusnya, bahkan dia sempat berbohong ke gw, kalo dirinya ternyata masih pacaran saat itu.
Wulan baru cerita setelah kami berdua pulang dari acara 'mini-reuni' kemarin. Dia meminta maaf kepada gw, dan gw yang menyadari ternyata ini semua adalah sebuah kesalahan langsung memintanya bertahan untuk pacaranya. Ya gw secara langsung menyarankan dirinya untuk lebih memilih pacarnya itu.
Tapi keputusan Wulan malah sebaliknya, dia lebih memilih memutuskan pacarnya yang baru dia terima 2 hari sebelum kami reuni. Ehm.. Kebayang " Pacarnya itu baru nembak Wulan 2 hari sebelum kami bertemu, dan Wulan memutuskan hubungan mereka via telpon didepan gw, telpon pun di loudspeaker agar gw lebih yakin katanya.
Gw bukannya menyetujui pilihannya, gw enggak setega itu juga ke pacarnya. Tapi itu udah pilihan Wulan, dan setiap orang berhak memilihkan " Lalu, alasan rasional apa yang buat Wulan tega " Dia bilang, kalo sejujurnya dia hanya kasihan kepada mantannya itu. Wulan tidak punya perasaan lebih terhadap mantannya. Kenapa gak ditolak " Wulan jawab ke gw, sudah ditolak empat kali. Dan penembakkan terakhir itu adalah yang kelima kalinya, karena kasihan diterimalah dia.
Tapi pada akhirnya, ehm... Maaf ya bro, maaf banget, cinta lama memang beda.
Cukup 2 hari bagi dirimu untuk masuk daftar mantan Neng Wulan. Karena namaku yang berada di urutan pertama daftar
Unforgettable Moment by : Glitch.7 tersebut sudah pindah ke hatinya lagi.
Gw pingin ketawa tapi kok kesan jahat gw terlalu berlebihan. Hehehe ?"?". Gw cuma bisa bilang maaf dan sabar ya bro


Unforgettable Moment Karya Glitch di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kami berdua sekarang sedang melihat indahnya kerlap-kerlip kembang api yang ditembakkan oleh panitia acara resort dari pantai ini. Memandang dengan penuh rasa bahagia. Suara terompet, tepuk tangan dan juga teriakkan 'happy new year' terdengar saling bersautan di malam ini.
"Sayang... I Love You..." ucap Wulan sambil menatap gw "I Love You Too Sayang..." balas gw
cuppp.. Wulan mengecup bibir gw lalu tersenyum.
Riuhnya suasana di malam ini akhirnya mulai mereda. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 00.35 pagi. Wulan mengajak gw kembali ke cottage karena acara sudah selesai dan udara yang sangat dingin semakin menusuk tulang kami. ***
Gw membuka jaket lalu bergegas ke kamar mandi untuk mencuci muka dan kaki, lalu gantian Wulan yang bersih-bersih sambil membawa pakaian tidurnya kedalam kamar mandi. Gw rebahkan diri didalam kamar. Sayangnya, televisi hanya ada di ruang tamu, tidak ada didalam kamar ini. Gw pun hanya memainkan hp, mengecek sms-sms ucapan selamat tahun baru 2006 dari beberapa sahabat gw.
Ceklek.. Pintu kamar mandi dibuka.
Wulan keluar dari kamar mandi dan menuju ke kasur. Gw masih asyik mengetik balasan untuk sahabat gw. brukk...
"Adaaaww..." "Sshh.. aaw... asal banget oii maen lompat aja kam.." "Eh ?"
Ucapan gw terpotong setelah melihat dirinya duduk diatas perut gw dengan pakaian.. Mmm.. pakaian itu namanya kemeja, ya kemeja putih polos yang kebesaran ditubuhnya dengan 3 kancing bagian atas terbuka. Dan... kulit perut gw bisa merasakan dirinya hanya memakai string-Ji untuk menutupi sang JeLan.
"Sayang... Miss you so much..." ucapnya lirih tepat ditelinga kanan gw.
. . Unforgettable Moment by : Glitch.7 . . . . . . *** January 2006 "Jadi untuk apa semua ucapan dan janji kamu waktu itu Hah "!" "Aku beneran niat tulus, aku gak ada niatan untuk bohong dan ngelupain kamu..." "Bullshit! Sekarang nyatanya apa "! Kamu balikkan lagi sama dia kan "! Tega kamu Mas!" Gw menahan tangannya agar dia tidak pergi.
"Mba..." "Please, Show me the way to get you're forgiveness..."
Unforgettable Moment by : Glitch.7 126. BUAH SIMALAKAMA January 2006.
=== Percakapan via : Wulan : Maaf ya A, akunya gak bisa pulang
Gw : Iya gak apa-apa, tugas prakteknya kan penting, santai aja
Wulan : Iya, tapi aku besok pulang pagi dari sini
Gw : Oke, ya udah nanti kabarin lagi ya, aku mau pulang dulu
Wulan : Iya Aa, Hati-hati dijalan ya, miss you
Gw : Iya sayang, miss you too ===
Gw pun berjalan menuju parkiran motor di lapangan basket gedung dua, masih berjalan ditengah lapangan, Gusmen dan Shandi menghampiri gw sambil berjalan cepat.
"Ooii Sob... Tunggulah.. Hehehe..." ucap Gusmen ketika sudah beberapa meter dari gw "Eh udah keluar kelas juga Lu Men ?"
"Iya baru aja, hehe... hari ini makan-makan yak " Huehehe..." ucapnya lagi sambil terkekeh "Jangan yang mahal-mahal, restoran di deket F.O aja enak tuuh hehehe...." timpal Sandhi
"Wooo minta traktiran rupanya..."
"Gile resto deket F.O, matamuu.. Bangkrut gw langsung Coy.." jawab gw
Kami pun masih bernegosiasi untuk memilih tempat makan yang murah tapi enak. Gw pribadi sih lebih baik neraktir mereka di warung nasi uduk belakang sekolah. Sayanganya mereka langsung menolak, alasannya bosen dan katanya, kapan lagi bisa memperbaiki gizi di restoran.
Unforgettable Moment by : Glitch.7 "EZAAA..."
suara teriakkan dari seorang gadis yang sedang berjalan dari arah kelasnya di lantai 1 kearah kami itu membuat kami bertiga menengok kearahnya.
"Wiiih Za, masih aja doi pdkt ma Lu nih.. Huehehe..." ucap Gusmen yang ikut melirik kearah si gadis yang belum sampai kesini "Mana makin ajib itu bodinya Sob, kagak tertarik Lu " Doi setia menunggu dari dulu tuh, ha ha ha...." timpal Shandi lagi
"Hadeuuhh... Ampun deh gw.."
"Gw bukan tipe mantu idaman bokapnya..." jawab gw sambil menggeleng-gelengkan kepala "Ooh, yang lu cerita pas kelas dua dulu itu ?" tanya Gusmen
"Yoii..." "Apalah gw yang cuma motoran doang, Ha ha ha ha..."
Kami pun menghentikan tawa ketika dirinya sudah sampai diantara kami bertiga.
"Za..." "Mmm... Mau langsung pulang ya ?", tanyanya
"Ini mau ajak Gusmen dan Shandi makan dulu... Kamu mau ikut ?" ajak gw karena gak enak juga dengan dirinya "Kalo diajakin aku gak nolak..." ucapnya sambil tersipu
"Ya udah ikut aja..." ucap gw
... Akirnya kami berempat menaiki 3 motor. Shandi dan Gusmen membawa motor masing-masing, gw dan Vera naik si Kiddo.
Singkat cerita kami sudah berada di resto yang khusus menyediakan menu pizza sebagai andalannya. Satu meja untuk empat orang di smoking area yang disarankan oleh pelayan resto langsung membuat kedua sahabat gw mengambil posisi duduk bersebalahan. Dan bisa ditebak, gw harus duduk bersebelahan dengan Ve di depan mereka. "Wiih, enak ya tempat makan dimari..." ucap Gusmen sambil cengar-cenngir melihat ke gw lalu ke Vera "Sama aja kali semua tempat makan ma Men..." jawab gw
"Beda lah Za, kalo tempat makannya biasa aja, berarti yang nemenin makannya yang enak..." "Contohnya, gadis yang ada disebelah lu tuh mesem-mesem mulu... ha ha ha.." timpal Sandhi
Unforgettable Moment by : Glitch.7 Gw baru sadar kalo udah dicengin dan bakal manjang nih selama makan nanti. Sekilas gw melirik ke ke kiri, dimana Vera duduk tepat disebelah gw, dan apa yang dikatakan Shandi benar adanya. Kenapa si Vera jadi tersipu gitu dan malu-malu. Biasanya juga enggak gitu.
... Pizza ukuran besar dan empat minuman dingin sudah dihidangkan diatas meja. Ketika baru saja gw akan mengambil satu potongan pizza, Sandhi langsung menahan tangan gw.
"Santai sob.. make a wish dulu dong... hehehe..." ucap Sandhi "Heum " Make a wish gimane ?" tanya gw
Gusmen langsung mengeluarkan korek gas lalu memberikannya kepada Vera. Setelah itu Vera langsung menyalakan korek di dekat gw.
"Maaf ya Za, gak sempat beli kue ulang tahun..." ucap Vera
"Yoi Za, sederhana aja dulu pake korek gas, anggap aja ini pizza kue ultahnya ha ha ha...." timpal Gusmen "Ah santai aja, gak apa-apa..." jawab gw
"Ya udah.. Ayo make a wish Za..." ucap Vera lagi
Gw pun berdo'a, lalu tidak lama meniup api yang keluar dari korek gas pada genggaman tangan Vera. Tepuk tangan dari kedua sahabat gw cukup membuat pengunjung lain memperhatikan kami berempat. Lalu Vera mengambil sesuatu dari tasnya. "Za, ini ada kado untuk kamu, dibuka dirumah aja nanti ya..." ucap Vera sambil memberikan sekotak kado kepada gw "Wah, makasih banyak ya Ve, jadi ngerepotin..." jawab gw sambil tersenyum
"Semoga kamu suka kadonya dan semoga kamu selalu dilimpahkan rejeki oleh Tuhan, dikabulkan cita-citanya dan lulus UN 5 bulan kedepan..." ucap Vera sembari mendo'a kan gw
"Aamiin, makasih banyak Ve, semoga kita semua bisa lulus semua ya..." balas gw.
Dan akhirnya gantian kedua sahabat gw mengucapkan selamat juga do'a kepada gw lalu kami pun mulai menyantap pizza yang sudah menggoda nafsu makan kami daritadi.
Skip, Gw sudah mengantar Vera pulang kerumahnya, tidak sempat mampir karena langit sudah mendung, bahaya jika bertamu pas tidak ada keluarganya, apalagi kalo cuaca dingin, wah bisa baper kayak jaman kelas 1 dulu...
Pukul 4 sore gw sedang santai memainkan gitar diteras kamar. Dirumah Nenek yang sebesar ini sendirian itu kadang suka
Unforgettable Moment by : Glitch.7 merasakan suasana mencekam, apalagi dulu sempat mengalamai kejadian mistik. Hari ini Nenek memang tidak ada dirumah, mungkin sudah 1 mingguan dari tahun baru kemarin. Beliau berlibur di Bandung, dirumah Om dan Tante gw.
Gw masih asyik memainkan gitar diteras ketika bunyi pesan singkat pada hp 8210 gw berbunyi. Gw cek pesan tersebut yang ternyata berasal dari Rekti, isinya, "Sob, lagi dimana ?".
Hmmm, tumben dia sms, pikir gw. Lalu gw balas yang intinya gw sedang di rumah. Setelah itu tidak ada lagi balasan dari Rekti. Mungkin dia hanya iseng, ya pikir gw begitu.
Pukul 5 sore lewat sedikit datanglah sebuah mobil sedan berwarna putih dan berhenti tepat di depan teras. Gw cukup terkejut karena tadi siang dia bilang gak bisa pulang.
"Assalamualaikum sayaaang... Hihihihi" ucap Wulan ketika sudah menutup pintu mobilnya lalu berjalan kearah gw dengan sebuah bungkusan kado ditangannya
"Walaikumsalam, sore juga Yank... Eh kok kamu kesini ?" tanya gw ketika dia sudah memasuki teras Wulan pun menaruh bungkusan berisi kado bawaannya itu disalah satu sofa lalu memeluk gw erat.
"Hehe, kaget ya " Surprise dong... hihihi... Seneng gak aku datang ?" tanyanya ketika memundurkan kepala setelah memeluk gw
"Bisaan ya, bilangnya pulang besok pagi, taunya sore udah kesini... Ha ha ha.." "Senenglah Yank kamu bisa ada disini sekarang" jawab gw sambil tersenyum "Kalo seneng, cium dong kening aku.." ucapnya sambil tersipu malu Cuuppp... Gw cium keningnya lalu kembali kami tersenyum.
Kemudian kami berdua duduk disofa teras ini bersebelahan. Wulan menceritakan kalo dirinya memang langsung pulang ketika sudah selesai menelpon gw tadi siang. Sempat terjebak macet karena ini weekend, akhirnya bisa juga sampai dirumahnya. Lalu setelah dia mandi dan berganti pakaian di rumahnya, Wulan langsung menuju ke rumah gw. Ya Wulan memang sengaja berpura-pura kalo dirinya tidak bisa pulang hari ini, dan ternyata " Nice surprise lah...
"Eh Nenek masih belum pulang Yank ?" tanyanya setelah selesai bercerita "Belum, katanya sih besok malam diantar sama Om kesini..."
"Oooh... Padahal aku kangen pingin ketemu.. Hmm.." ucapnya dengan raut muka sedikit kecewa "Besok kesini aja malem, jadi bisa ketemu dulu..." ucap gw memberi saran "Jam berapa " Kan aku biasanya berangkat ke jakarta sore dari sini Yank..." jawabnya
Unforgettable Moment by : Glitch.7 Ah iya gw lupa kalo minggu sore atau selepas maghrib, Wulan sudah berangkat lagi ke ibu kota. Sedangkan Nenek sepertinya baru akan sampai rumah besok malam setelah adan isya.
"Kalo gitu minggu depan aja berarti Yank, hehe... Soalnya gak akan keburu..." ucap gw
"Hm... Ya udah deh.."
"Oh iya, ini sayang, aku bawain kamu hadiah..." ucap Wulan sambil mengambil bungkusan kado tadi. Wulan lalu memberikannya kepada gw, "Semoga kamu suka ya..." ucapnya kemudian
Gw menerima bungkusan kado tersebut sambil tersenyum bahagia, "Makasih banyak ya, aku pasti suka kok dengan kado yang kamu kasih..." ucap gw lagi
"Tapi dibukanya nanti aja ya A, kalo aku udah pulang, hi hi hi..." "Heum ", jadi makin penasaran..."
Setelah itu kami pun hanya mengborol santai. kemudian gw meninggalkannya sebentar untuk mengambil minum untuk Wulan. Gw masih di dapur ketika mendengar suara mobil yang sepertinya berhenti di halaman depan rumah.
Gw pun membawa satu cangkir teh manis hangat ke depan kamar. Baru saja gw sampai diambang pintu kamar yang menghubungkan teras dan kamar gw. Gw melihat Mba Yu turun dari pintu kemudi si Leno. Mobilnya tepat berhenti dibelakang mobil milik Wulan.
Mba melangkah berjalan kearah teras ini. Gw taruh secangkit teh untuk Wulan di mwja teras.
"Siapa A yang datang ?" tanya Wulan yang masih duduk disofa teras, dan dengan posisinya itu, dia tidak bisa melihat keluar teras karena tertutup tirai bambu
"Sherlin.." jawab gw tanpa menoleh kearah Wulan
Mba Yu tersenyum kearah gw dengan kedua tangannya menopang satu kardus kotak berisi kue ulang tahun tanpa penutup box atasnya.
"Sore Mas.. Selaa.." ucapan Mba Yu terhenti ketika dirinya melirik kearah Wulan yang berada disisi kanan gw yang masih duduk.
Gw yang masih berdiri, bingung harus jawab apa. Gw melihat kearah Wulan, dan ternyata Wulan pun menunjukkan wajah yang tidak kalah terkjutnya dengan Sherlin.
"Loch, Kak Sherlin ?" ucap Wulan.
Kemudian dengan rasa kebingungan yang masih menyelimuti kami bertiga, sepertinya Wulan lebih sigap dan tanggap.
Unforgettable Moment by : Glitch.7 Entahlah, mungkin karena dirinya belum mengetahui apa yang sudah gw dan Mba Yu lewati sebelumnya, Wulan akhirnya bangkit dari sofa lalu tersenyum sambil mendekati Mba Yu.
"Hai Kak, apa kabar ?" sapa Wulan ketika sudah berada di depan Mba Yu
"Eh.. Eeuu.." "Alhmdulilah baik, kamu sendiri apa kabar Lan ?"
jawaban Mba Yu itu jelas diawali dengan rasa kikuk dan kebingungan yang masih berada dipikirannya.
"Alhamdulilah aku juga baik Kak.."
"Eh iya, ini bawa kue ultah untuk A'a ya ?" tanya Wulan sambil menengok kebelakang, kearah gw yang masih berdiri tanpa bisa berpikir apa yang harus gw lakukan
"A'a ?" tanya Sherlin dengan ekspresi bingung
"Heum " Ooh..."
"Maksud ku A'a, panggilan ku buat Eza... Hi hi hi... Kedengerannya aneh ya Kak ?" ucap Wulan "Oh.. Mm.. Enggak kok.. Eh iya ini untuk kamu Za..." jawab Sherlin kemudian menatap gw sambil tersenyum.
Gw masih bingung sebenarnya, maksudnya gimana ini " Kok Sherlin bisa tiba-tiba datang ke rumah " Surprise " Iya surprise sih, tapi selama ini dia gak ada kabar dan ditemui pun susah. Malah menghindar lebih tepatnya. Sekarang " Dia datang dan memberikan kejutan dihari lahir gw, lalu bertepatan juga dengan kehadiran Wulan disini. Oh apa lagi sekarang. Gw semakin tidak enak hati kepada Mba Yu.
"Eh.. Makasih banyak Mba.." jawab lalu mendekati mereka berdua.
Gw berdiri tepat disamping Neng Wulan dan di depan Mba Yu. Gw terima box berisi kue itu dengan kedua tangan. Rasanya, hati ini benar-benar tidak karuan. Ketika gw tidak secara sengaja bersentuhan tangan dengan Mba Yu saat menerima box kue itu, ditambah senyuman Mba Yu yang sangat terasa berbeda. Senyum yang selama ini bisa membuat gw senang dan hati teduh itu hilang, berganti dengan senyum yang dipaksakan.
"Eh, langsung make a wish aja sekalian, itu kan udah ada lilinnya juga A.." ucap Wulan ketika melihat kue dalam box dengan satu lilin ultah tertancap ditengah.
Kemudian Wulan bergegas mengambil korek gas yang berada diatas meja teras dan kembali lagi, lalu menyalakan lilin kue ultah itu.
"'Happy b'day Mas, Wish you all the best, much love, Mba Yu'", kalimat yang diucapkan Wulan itu langsung membuat gw terkejut.
Ternyata gw baru menyadari, kue brownies yang full dicover oleh cokelat itu ternyata memiliki pesan diatasnya. Ya, diatas kue
Unforgettable Moment by : Glitch.7 itu ada pesan yang bertuliskan apa yang Wulan baca tadi. Wulan pun tersenyum menatap gw setelah membacanya. Lalu kemudian... "A, make a wish dulu ya baru tiup lilinnya..." ucapnya
Gw yang masih diliputi rasa bersalah kepada mereka berdua pun langsung menutup mata, seraya berdo'a kepada-Nya agar diri dan hati ini bisa memberikan yang terbaik kepada kedua perempuan yang berada disamping dan depan gw sekarang. Harapan gw agar mereka berdua tak terluka hati oleh segala kelakuan dan pilihan gw. Dan jika bisa, biarlah gw yang terluka daripada mereka berdua yang merasakannya. Walaupun gw tau, kini sudah terlambat.
. . . 15 menit kemudian, Gw dan Wulan sudah kembali duduk bersebalahan di sofa teras rumah ini. Setelah kejutan yang diberikan oleh Mba Yu tadi, dirinya langsung pamit, tanpa mau duduk dan mengobrol bersama kami berdua disini. Sempat gw melihat ekpresi wajah Mba Yu yang menunjukkan kesedihan sebelum masuk kedalam mobilnya.
Kue yang masih berada didalam box tanpa penutup atas itu berada dimeja teras, gw menatap kue dengan tulisan yang seharusnya bisa membuat gw senang dan bahagia. Tapi sekarang, kenyataannya berbeda. Wulan yang juga menatap tulisan diatas kue itu pun hanya bisa menerka-nerka, apa yang sebenarnya maksud dari tulisan tersebut.
Wulan memang tidak bertanya sama sekali, tapi gw tau, gw bisa melihat wajahnya yang jelas sedang menunggu sebuah penjelasan dari gw.
"Lan, aku mau cerita sesuatu sama kamu.." ucap gw memecahkan keheningan diantara kami "Aku dengerin..." ucapnya dingin
Gw menggeser duduk sedikit menjauh dari Wulan, lalu mengeluarkan sebatang rokok dari bungkusnya. Wulan melirik kearah gw dengan dingin. Gw tau, tindakan gw ini tidak sopan dan tidak ada kesan baik dihadapannya. Tapi rasanya, gw memang perlu menikmati racun yang sudah mulai gw bakar dan menghisapnya dalam-dalam.
"Aku dan Sherlin pernah pacaran.." ucap gw langsung to the point setelah menghembuskan asap racun dari mulut
Wulan menengokkan kepala ke kiri, menatap gw lekat-lekat, gw simpulkan tatapannya itu bukan ekspresi kemarahan, kesal ataupun benci. Tapi gw melihat ekspresinya itu lebih kepada permintaan penjelasan yang lebih detail.
Dan gw ceritakan kepadanya, cerita tentang hubungan gw yang sudah selesai bersama Olla, lalu setelah Olla, gw dekat dengan empat perempuan. Vera, Kinan, Echa dan Mba Yu.
Wulan sempat kaget mendengar nama Echa. Gw ceritakan kepadanya bahwa Echa sudah memendam perasaan kepada gw sejak lama, sejak kami masih jadi bocah sd. Tapi pada akhirnya gw lebih memilih Mba Yu ketimbang ketiga perempuan lainnya.
Unforgettable Moment by : Glitch.7 (FYI : Gw belum menceritakan kalau Olla dan Indra sebenarnya sudah menikah dari akhir tahun 2003 lalu kepada Wulan).
"Dan, hubungan aku dan Sherlin putus sebulan lalu Lan... Karena kesalahan yang aku buat.." ucap gw lagi setelah bercerita panjang lebar
"Terus, kesalahan kamu itu, sama dengan kesalahan yang kamu buat dulu waktu sama aku dan ketemu Olla ?"
Gw kembali menghembuskan asap rokok dari mulut, lalu mematikkannya di asbak. Kemudian gw tatap wajahnya, dan kali ini gw melihat rasa kesal yang jelas terpancar dari kedua matanya itu.
"Maaf, tapi kenyataannya emang gitu, aku..." ucapan gw sedikit tertahan, "aku khianatin Sherlin dengan perempuan yang paling dibencinya..." lanjut gw sambil tertunduk
"A... Sebenarnya apa sih yang kamu cari ?" ucap Wulan penuh penekanan diakhir kalimat. Gw menengok kearahnya, kembali menatap wajahnya, "Maksud kamu ?", tanya gw bingung
Wulan menaruh cangkir setelah meminum seteguk teh manis didalamnya. Lalu kembali menatap gw dengan tersenyum.
"A, apa yang selalu kamu inginkan dalam sebuah hubungan " Apa yang kamu harapkan dari pasangan kamu " Jika aku dan Kak Sherlin belum juga bisa membuat diri kamu setia...".
Degh! Apa " Apa yang dikatakan Wulan itu " Apa pertanyaan itu bisa gw jawab saat ini ".
Pikiran gw tidak bisa bekerja dengan baik, jawaban seperti apa yang harus gw berikan kepada Wulan " Gw hanya bisa terdiam. Karena memang gw benar-benar tidak tau, hal seperti apa yang mampu membuat gw tidak berpaling kepada perempuan lain. Kesetiaan " Bisakah gw menjadi laki-laki yang setia " Menjadi seseorang yang tulus menyanyangi pasangan gw seorang.
Gw masih saja terdiam dalam kebingungan, kebodohan dan rasa bersalah yang terasa nyata. Kemudian Wulan memegang tangan kanan gw dengan erat.
"Kamu maukan berubah demi menjadi orang yang lebih baik ?" tanyanya
"Iya, aku akan berusaha jadi lebih baik lagi..."
"Maafin aku... Cup..." gw kecup keningnya lalu memeluknya.
Gw hanya bisa mengatakan maaf dan berusaha menjadi lebih baik lagi. Tapi, rasa sesal gw benar-benar menyakitkan di dalam hati ini.
Mba Yu, nama itu... harus gw perjuangakan setelah janji gw kepadanya. Lalu sekarang, Wulan " Apa gw tega menyakiti keduanya lagi " Atau salah satu diantara mereka kelak " What i've done!
Unforgettable Moment by : Glitch.7 Masih dihari yang sama . . .
Gw dan Wulan akan berangkat ke sebuah resto malam ini, tapi sayang, itu hanyalah rencana awal. Dengan hati yang tidak tenang, pikiran yang hanya fokus ke satu nama... Mba Yu. Gw beranikan diri untuk meminta izin kepada Wulan agar bisa bertemu Mba Yu malam ini juga.
Reaksi Wulan jelas kaget dan bingung. Semua rencana makan malam bersamanya harus dibatalkan karena keinginan gw yang tidak bisa ditunda lagi. Wulan sempat curiga, dia curiga kalau gw akan balikkan dengan Mba Yu, tapi gw jelaskan dengan hatihati. Gw mengatakan kalau gw ingin meminta maaf kepada Mba Yu.
Setengah jam kemudian, gw dan Wulan sudah berada di depan rumah Mba Yu, gw parkirkan mobil Wulan di dekat pagar rumah Mba Yu.
"Sayang, maafin aku ya.. Aku minta waktunya sebentar aja..." ucap gw setelah menarik hand-break dan menetralkan persneling "Hm!" wajahnya cemberut dengan bibir yang manyun, tidak lupa kedua tangannya dilipat di depan dadanya.
Gw tidak berani menggodanya saat ini. Dengan diberikan izin untuk bertemu Mba Yu saja gw sudah bersyukur, walaupun waktunya dibatasi, tidak lebih dari setengah jam. Dan... Wulan menunggu di dalam mobil.
Di halaman parkir ada mobil tipe mini-bus milik Papahnya dan ada mobil Mba Yu juga, si Leno. Gw berharap Mba Yu ada di dalam rumah.
Gw ketuk pintu rumahnya yang memang terbuka sambil mengucapkan salam. Gw lirik kedalam, terlihat di ruang tamu rumahnya ini ada seorang lelaki yang duduk membelakangi gw, dan Papahnya Mba Yu duduk di depannya, melihat kearah gw. "Assalamualaikum..."
"Walaikumsalam" jawaban salam berbarengan dari Papahnya Mba Yu dan lelaki yang menengok kearah gw "Oh Mas Eza, mari Mas masuk.." ucap Papahnya Sherlin sambil tersenyum
"Iya, makasih Om..." ucap gw sambil melangkah masuk setelah membuka sepatu.
Gw memang agak sungkan memanggil 'Papah' lagi kepada Papahnya Sherlin setelah sebulan terakhir ini tidak berkunjung, dan alasan lainnya adalah, adanya lelaki yang entah kenapa gw yakini calon pacar Mba Yu atau mungkin sudah pacaran.
Gw melewati dulu lelaki yang sedang bertamu itu, gw mengutamakan mencium tangan tuan rumah yang pernah menjadi calon mertua gw dulu.
"Apa kabar Mas " Kok jarang kesini lagi nih..." tanya Papahnya Sherlin setelah gw mencium tangannya
"Iya maaf Om, kemarin-kemarin saya fokus belajar untuk ujian tengah semester..." jawab gw berkilah dengan tetap berdiri disamping sofa yang Papahnya duduki
Unforgettable Moment by : Glitch.7 "Ooh, iya ya, kemarin kan ujian ya.. Apalagi kamu sekarang sudah kelas 3. Ya Papah Do'a kan kamu mendapatkan nilai yang baik dan Lulus tahun ini ya.." ucapnya lagi sambil tetap tersenyum
Senang rasanya mendengar kata "Papah" masih dilontarkannya, itu sama saja kalo gw masih dianggap sebagai bagian dari "keluaga" ini. Walaupun kenyatannya "
"Oh ya, ini kenalkan Danu.." lanjut Papahnya Sherlin sambil melihat ke arah lelaki yang duduk disebrangnya "Hmm... Kayaknya gw pernah lihat Lu ya.." ucap lelaki yang bernama Danu dengan ekspresi mengingat-ingat "Kampus, kita pernah ketemu di area parkiran kampus Sherlin.." ucap gw yakin.
Ya, lelaki bernama Danu itu adalah orang yang gw lihat bersama Mba Yu ketika gw mencari Mba Yu ke kampusnya dulu.
"Ah, iya iya bener... Gw lihat Lu sekilas dari dalam mobil si Eundo..." ucapnya sambil tersenyum, "Waktu itu kita gak sempat kenalan ya.. Kenalin gw Danu.." lanjutnya sambil mengulurkan tangan kepada gw
"Oh, iya.." "Gw Eza.." jawab gw sambil menyambut tangannya untuk berkenalan secara formal, "Eum... Sorry, Eundo ituu... ?" gw pun langsung menanyakan siapa yang disebut Eundo olehnya
"Oh Eundo itu panggilan sayang gw ke Sherlin, ha ha ha ha......"
Bro, pekarangan depan rumah luas tuh, gelut yuk!!
Anyeng nih! Ngajakin berantem nih beubeugig sawah! (Ask mbah gugel aja yang gak tau beubeugig sawah apaan). What the maksud ngasih tau ke gw soal panggilan sayang dia ke Mba Yu"!. Eh tapi kan gw juga yang nanya siapa Eundo yang dia maksud tadi. Ah tetep aja gw gak terima, walaupun gw sama Mba Yu udah bukan sepasang kekasih. Dan, panggilan sayang gw ke Sherlin lebih keren, lebih berkelas, lebih enak didengar! 'Mba Yu', tuh! Oke kan "! Udah oke aja daripada gw closed tritnya cepet-cepet .
Gak terima Za " Iye!
Kan da mantan " Bodo amat! Bilang aja masih ngarepin " Emang!
Terus 'si Neng' mau dikemanain " Eh bentar gw dipanggil Nenek dulu...
Setelah kami berkenalan, Mba Yu pun keluar dari ruang tv, yang berada dibalik lemari pajangan sebagai penyekat antara ruang tamu dan ruang tv tersebut.
Unforgettable Moment by : Glitch.7 "Mas ?"
"Kok ada disini ?" tanyanya ketika melihat gw
"Eh.. Emm.. Iya, aku ada perlu sama kamu Mba, bisa ngobrol berdua ?" ucap gw kepadanya.
Ekspresi wajah Papahnya Mba Yu awalnya heran lalu tersenyum melihat gw. Ya, sepertinya beliau tau kalau gw dan anak sulungnya itu sedang ada masalah. Dan jujur saja, sebenarnya gw sengaja menekankan kalimat ingin berbicara empat mata dengan Mba Yu agar si beubeugig sawah mendengar dengan jelas dan tau kalau gw terusik dengan kehadirannya itu. Bukan bermaksud tidak sopan dengan Papahnya Sherlin.
Tapi sepertinya ada sedikit keraguan dari wajah Mba Yu, seolah-olah dia malas bertemu dengan gw, apalagi mungkin sekarang dia paham dengan apa yang akan gw bicarakan dengannya nanti. Untungnya, gw masih diberi 'bantuan' oleh Papahnya Sherlin, sebelum Mba Yu menjawab pertanyaan gw.
"Ya sudah, kalian berdua ngobrol dulu, di teras atau di ruang tv silahkan..." ucap Papahnya Sherlin melihat gw sebentar, lalu, "Mba, kamu buatkan minum dulu tuh untuk Mas mu..." lanjutnya yang kali ini menengok kebelakang, melihat kearah anaknya itu.
Gw pun akhirnya memilih duduk dibangku teras. Tidak lama kemudian Mba Yu datang dengan secangkir kopi hitam yang lalu diletakkan dimeja teras ini, sebagai pembatas antara bangku yang gw duduki dengan bangku yang Mba Yu duduki sekarang.
Senang rasanya bisa duduk berdua lagi bersamanya di teras rumah ini. Ya, ini nostalgia bagi gw, walaupun hubungan kami putus baru-baru ini, tapi rasanya nyaris tidak ada yang berbeda. Secangkir kopi hitam + gula selalu disuguhkan tanpa perlu bertanya kepada gw disetiap malam minggu dulu.
"Ada apa Mas..." nada yang keluar dari mulutnya seperti bukan pertanyaan bagi gw, jelas dirinya sedang malas membahas masalah kami berdua, wajahnya pun tertunduk
"Mba, aku mau minta maaf lagi sama kamu.."
"Untuk apa " Maaf untuk apalagi ?" kali ini matanya menatap gw dan nadanya mulai meninggi "Untuk kejadian tadi sore.. Aku mau jelasin ke kamu soal hubungan aku dengan Wulan..."
"Enggak perlu Mas, aku udah cukup jelas lihat keberadaan Wulan dengan kamu, dan aku tau..." ucapnya sambil menengok keatas langit sejenak, "kamu sama dia udah jadian lagikan ?", kali ini wajahnya mengarah ke gw, matanya menatap gw mata gw lekat-lekat, "Jujur Mas, aku tuh memang sengaja datang tadi sore ke rumahmu, gak bilang sama kamu, karena aku mau buat kejutan, makanya aku minta tolong Desi untuk bilang ke Rekti, kamu ada dimana sore itu..",
"Dan nyatanya malah kamu dan Wulan yang sukses bikin aku surprise...".
Apalagi sekarang yang bisa gw ucapkan " Gw langsung merasa bersalah seketika ini juga. Gw merasa telah membodohi dan membohonginya, walaupun maksud gw bukan seperti itu. Dan gw harap dia masih mau mendengarkan penjelasan gw. "Maafin aku Mba..." ucap gw pelan sambil menatap matanya balik dengan lekat-lekat juga
Unforgettable Moment by : Glitch.7 "Kamu gak salah, sekarangkan kamu bebas, enggak terikat oleh aku jugakan " kita udah gak ada hubungan apa-apa lagi kan ?", ucapnya, lalu dilanjutkan setelah jeda sebentar, "Mungkin aku aja yang terlalu bodoh, udah percaya sama semua ucapan kamu dulu waktu di kampus.." kali ini wajahnya tertunduk lagi dan nada suaranya terdengar lirih
"Mba, bukan itu maksud aku, kamu salah paham.." "Aku memang balikkan sama Wulan, tapi.."
"Apa yang aku omongin waktu dikampus kamu itu bener adanya, aku sayang sama kamu dan janji aku ke kamu itu beneran..." "Benerankan " Balikkan kan kamu!, jadi untuk apa semua ucapan dan janji kamu waktu itu Hah "!" "Aku beneran niat tulus, aku gak ada niatan untuk bohong dan ngelupain kamu..." "Bullshit! Sekarang nyatanya apa "! Kamu balikkan lagi sama dia kan "! Tega kamu Mas!" Gw menahan tangannya agar dia tidak pergi dan beranjak dari duduknya.
"Mba..." "Please, Show me the way to get you're forgiveness..." ucap gw dengan rasa bersalah kepadanya.
Sherlin masih duduk, tapi butiran air dari kedua sudut matanya itu sudah nampak jelas terlihat. Gw semakin merasa bersalah dan...
Dan semakin merasa ingin kembali memeluknya, dengan hubungan yang seperti dulu. Bukan seperti sekarang. "Mas, aku pikir kamu mau berubah, berubah dengan didampingi aku lagi... Tapi kamu sekarang malah.. hiks.. hiks..."
"Mba, maafin aku, maafin aku Mba..." "Mba, maaf, aku bukan mau membela diri.."
"Tapi kamu juga harus ingat, waktu itu kamu sendirikan yang ngomong ke aku, kalo kamu belum bisa maafin aku dan kita masing-masing dulu saat ini..."
"Aku paham maksud kamu, aku tau kamu gak mungkin bisa langsung maafin aku saat itu, dan ucapan kamu soal kita masingmasing dulu itu juga aku anggap sebagai proses untuk diriku, agar bisa lebih pantas lagi ketika nanti mendapatkan kamu Mba..." "Dan kamu anggap dengan ucapan aku itu langsung membuat kamu bisa balikkan lagi sama Wulan " Iya "!" "Gini deh Mba, kamu tanya Wulan, aku sama dia balikkan kapan, aku sama dia ketemu kapan..." "Maksud kamu apa ?" tanyanya lagi
"Ya kamu tanya sama Wulan, aku sama dia itu kapan balikkannya, waktunya kapan.." "Karena aku rasa kamu juga bohong kalo gitu..."
"Buktinya ketika aku samperin kamu di kampus, kamu udah sama gebetan kamu.. Atau mungkin pacar kamu kali sekarang statusnya!" ucap gw dengan jelas nada cemburu sudah merasuki hati gw
Unforgettable Moment by : Glitch.7 "Gebetan " Pacar ?" "Maksud kamu siapaaa ?"
"Ck, aah.. Gak usah ngelak lagi. Ini malam minggu, buat apa ada cowok datang ke rumah cewek kalo bukan ada maksud tertentu..."
"Apalagi udah sampai akrab gitu keliatannya sama Papah kamu!" Bisa-bisanya gw gak terima Mba Yu digebet lelaki lain. Cemburu abis nih gw.
"Oooh.. Maksud kamu Mas Danu ?" ucapnya tanpa airmata yang menetes lagi, tapi hidung dan mata yang memerah masih nampak jelas terlihat
"Mas "!! Mas Danu "!", ucap gw sedikit terkejut, "Tuh liat, sekarang cowok barunya udah dipanggil dengan panggilan sayang sama kayak aku dulu!" lanjut gw semakin emosi dan cemburu gak jelas
"Kamu cemburu ?" tanyanya, kali ini dengan tersenyum "IYA!!!" ucap gw mantap penuh semangat
Lalu Mba Yu semakin tersenyum lebar, dan sekarang dia menengokkan kepala kesisi kanannya, dimana letak pintu rumah berada.
"Mass Daanuuuu...!!" teriaknya cukup kencang kearah pintu rumahnya itu Sedikit terdengar ada jawaban dari dalam sana dengan suara yang tidak keras. "Yaaa.." balas suara dari dalam rumah
"Siniii sebentaaarr...." teriak Mba Yu lagi
Sekitar 5 menit, si Beubeugig sawah pun keluar dari dalam rumah dan sudah bergabung bersama kami di teras ini. Gw baru menyadari, ternyata dia membawa tas ransel berukuran sedang, ya seperti tas kantor. Kemeja polo dan celana jeans. "Kenapa Ndo ?" ucapnya sambil tersenyum ketika sudah berdiri di depan Mba Yu
"Kamu udah kenal Mas sama Mas Eza ?" tanya Mba Yu balik
"Heum " Sudah, aku udah kenalan tadi sama dia... Iyo to bro " He he he..." ucapnya sambil terkekeh dan memandang gw Maksudnya apa cengar-cengir nih si Beubeugig sawah ke gw " Beneran rese kayaknya nih.
"Heum.." jawab gw sambil menaikan alis dengan cepat
Unforgettable Moment by : Glitch.7 "Mas Danu itu nge-kost dekat kampus ku, dia kerja di xxx... datang dari Jogja 1 bulan lalu.." "Dia ini Kakak Sepupu ku Mas, anak kakaknya Papahku..." jawab Sherlin sambil melihat kearah gw dengan tersenyum Lah " Kakak Sepupu " Sodaraan toh " Hadeuh ternyata si Beubeugig Sawah masih kerabat toh.
"Ha ha ha ha... Gw tau Lu pasti cemburu ya Bro, hehehe.. Santai bro, Gw dan Eundo cuma sepupuan kok, hehehe..." timpal si Beubeugig sawah semakin terkekeh
Tiga Naga Sakti 23 Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan Hoa San Lun Kiam Karya Chin Yung Lembah Tiga Malaikat 9
^