Pencarian

Unforgettable Moment 3

Unforgettable Moment Karya Glitch Bagian 3


"Ah enggak, gw juga udah yakin Mas Danu pasti masih ada hubungan kerabat dengan keluarga Mba Yu..." jawab gw bekilah dengan wajah menahan malu
"Enggak apa Mas " Katanya tadi cemburuu... Hi hi hi..." ledek Mba Yu sambil melirik gw jahil "Tenang aja Bro, Gw juga lagi pdkt sama seorang gadis, kebetulan gadis itu teman kampusnya si Ndo, ha ha ha..."
Ooh pantesan aja mungkin waktu gw ke kampusnya Mba Yu dia nungguin Mba Yu juga, selain untuk kerja di jawa barat, ternyata lagi deketin teman kampusnya Mba Yu juga.
"Yowes, aku pulang dulu ya Ndo..." ucap si Beubeugig sawah lagi "Loch gak nginap toh Mas " Pulang naik kereta ke jakarta nih ?" tanya Mba Yu
"Enggak, aku udah dikasih pinjam mobil Pade nih..."
"Sekalian besok mau ajak jalan-jalan teman mu Ndo.. He he he" jawabnya "Oalaah.. Dasar modus.. Yowes, udah pamit toh sama Papah ?"
"Sudah, ya udah aku pulang dulu ya Ndo..."
"Mas Eza, saya pulang dulu ya, selamat bermalam mingguan, ha ha ha.."
"Oh iya Mas, hati-hati dijalan.." ucap gw rada keki mendengar bahasa sopannya itu namun tetap meledek gw. (gak usah balik lagi Lu sono). timpal gw lagi dalam hati.
Tidak lama, Mobil tipe mini-bus pun sudah meninggalkan rumah Mba Yu bersama si Beubeugig sawah. "Huufftt... masih cemburu ?" tanya Mba Yu dengan nada biasa saja
"Heum " Enggak" jawab gw datar
"Kalau aku yang cemburu dengan Wulan wajar gak ?" tambahnya
"Eu.. Wajarlah.. Berarti kamu masih suka sama aku.." jawab gw lagi sambil tersenyum jahil kepadanya
Unforgettable Moment by : Glitch.7 "Bahkan aku masih sayang sama kamu Mas..." ucapnya kali ini dengan nada suara yang pelan. Argh, salah gw. Ternyata dia lagi enggak bercanda. Baperkan jadinya.
"Mba.. Aku minta maaf, aku memang..."
"Memang masih sayang juga dengan Wulan, makanya aku balikkan sama dia, cuma aku juga gak bisa bohongin hati aku, aku juga sayang banget sama kamu Mba..." ucap gw meyakinkan dirinya
"Aku tau kok Mas, kamu masih sayang sama aku.. Aku percaya..."
"Karena selama kita pacaran dulu, belum pernah kamu kesal dan secemburuan kayak tadi..." "Aku seneng kamu cemburu kayak tadi.."
"Tapi sayang, itu semua terjadi disaat kamu udah bukan milik aku lagi Mas...".
Gw hanya bisa menghela napas sambil tertunduk. Apa yang diucapkan Mba Yu benar, gw memang belum pernah cemburuan kepada teman lelakinya selama ini. Karena gw percaya dengannya. Tapi sekali lagi, seperti kata Mba Yu, saat ini gw bukan siapa-siapa lagi untuknya, mau cemburu dan sekesal apapun gw kepada Mba Yu dan teman lelakinya nanti, gw sudah tidak punya hak untuk marah, apalagi melarangnya.
"Mba, aku akan berusaha nepatin janjiku Mba, kamu harus tau.."
"Kamu harus tau kalo niat aku untuk merebut hati kamu lagi itu sungguh-sungguh..."
"Dan sekarang, sekalipun aku bersama Wulan, bukan berarti gak ada kesempatan untuk kita bersama kembalikan suatu saat nanti ?" jelas gw kepada Mba Yu
Mba Yu tersenyum menatap gw, lalu menggelengkan kepala pelan.
"Mas, aku percaya kok kata kamu, aku percaya mungkin suatu saat nanti kita bisa bersama lagi.." "Tapi..."
"Kamu bilang mau menjadi lebih baik kan " Dan sekarang, sebelum bersama aku, kamu dengan Wulan..." "Apa nanti ketika kamu ngerasa udah jadi lebih baik akan kembali ke aku Mas ?"
"Iya, aku akan kembali ke kamu Mba.." jawab gw cepat
"Berarti Wulan akan kamu sakiti cepat atau lambat.." ucapnya "Maksud kamu ?"
"Mas..." "Sebenarnya, dengan kamu memacari Wulan lagi, dia udah mulai kamu sakiti.." "Karena niat dan tujuan kamu itu jadi lebih baik hanya untuk aku kan ?"
"Oh bukan, bukan gitu Mba.."
"Malah bersama Wulan sekarang ini aku mulai berniat merubah semuanya, mencoba untuk menjadi lebih baik, aku akan
Unforgettable Moment by : Glitch.7 sayangi dia sepenuhnya, aku akan mencoba setia untuk Wulan.."
"Mas, kalau kamu ingkar setia dan kembali ke aku, Wulan yang akan tersakiti, tapi kalau kamu setia ke Wulan, kamu yang ingkar janji ke aku.." ucapnya lirih
Degh! Sebodoh itukah gw, sejahat itukah gw, setega itukah gw. Gw jadi serba salah sekarang, gw menyayangi Wulan tulus, begitupun kepada mba Yu. Gw memang ingin memenuhi janji itu, tapi ternyata semua ini salah. Apa yang diucapkan Mba Yu benar. Gw malah menyakiti keduanya sekarang.
"Mas, sekarang..."
"Kamu jangan mikirin janji kamu ke aku lagi ya.." ucapnya membuyarkan lamunan gw "Heum " Kok gitu Mba ?" tanya gw
"Pokoknya lupain semua janji kamu ke aku Mas.. Kamu harus bisa bahagiain Wulan tanpa berniat kembali kepadaku lagi Mas, kasihan Wulan..."
"Aku yakin kamu ngerti maksud aku Mas.." ucapnya lagi "Tapi Mba..."
"Mas..." "Kalau memang kita jodoh, pasti ada jalannya...".
Dan begitulah akhir pembicaraan gw dengan Mba Yu di malam minggu yang kelabu ini. Baginya dan juga bagi gw.
Unforgettable Moment by : Glitch.7 127. SEKELUMIT CERITA SMA I February 2006.
Sekarang adalah bulan kedua di tahun 2006, bulan dimana gw dan Wulan akan genap menjalin hubungan selama 2 bulan juga sejak akhir 2005 lalu.
Hari ini gw baru selesai istirahat, gw ke warung nasi uduk seperti biasa di luar sekolah. Disana sudah ada Gusmen dan Shandi yang sedang melahap nasi uduk langganan kami sejak 2.5 tahun lalu kami bersekolah disini.
"Cepet amat lu berdua da makan aja, gak ada gurunya ?" tanya gw ketika baru duduk disamping Gusmen "Gw ma gak ada gurunya tadi di kelas Za, tau tuh kalo si Gusmen..." jawab Shandi "Kalo gw ma males ama gurunya, makanya gw cabut duluan he he he.." ucap Gusmen
"Wooh hebat, udah pinter nih temen kita satu San.. ha ha ha... Udah pake acara cabut pelajaran mulu kelas 3 juga..." ucap gw kepada Shandi
"Yoi, dia ma nilai di rapot juga ngisi sendiri nanti, ha ha ha..." timpal Shandi.
Gusmen tidak memperdulikan obrolan gw dan Shandi, dia hanya fokus ke ayam goreng yang ada di genggamannya sambil cengar-cengir. Entah kenapa, gw malas makan di istirahat kali ini. Gw hanya menghisap rokok dan memesan es teh manis. Kemudian gw memperhatikan orang-orang yang hilir-mudik di warung ini, mereka adalah angkatan gw, sama-sama anak kelas tiga, hanya beda kelas. Ada yang dari IPA ataupun IPS. Rata-rata gw kenal mereka walaupun tidak dekat.
Kemudian gw kembali menatap Shandi dan Gusmen, sambil menghisap si racun nikotin dan menghembuskannya lewat hidung, gw tersenyum.
"Wiih, napa Lu " Udah gila ?" tanya Gusmen yang ternyata melirik kearah gw
"Ha ha ha ha... Enggak..."
"Cuma..." ucapan gw tertahan, lalu wajah gw tertunduk "Cuma apa Za ?" kali ini Shandi yang bertanya
Gw hisap lagi racun nikotin disela jemari gw ini, lalu gw menengadahkan kepala, gw tatap langit-langit warung makan ini, gw hembuskan asap rokok keatas, mata gw kini menatap jendela warung, melihat langit biru diluar sana. "Cuma lagi kangen sama Topan" ucap gw
Entah apa yang dilakukan kedua sahabat gw dengan makanan dipiring mereka yang belum habis itu, yang jelas tiba-tiba Gusmen sudah mengajak gw keluar dari warung ini bersama Shandi juga. Lalu kami sekarang sudah berada diluar warung, duduk dipinggir jalan bertiga.
Unforgettable Moment by : Glitch.7 "Za.. Gw juga kangen sama dia, lagi apa dia ya... Apa kira-kira dia masih berani candain bidadari di alam sana..." ucap Gusmen sambil tersenyum
"Kita do'a kan yang terbaik untuk dia sob, kita harap dia bahagia di alamnya... Kalo memang kangen, yang kita bisa lakuin cuma berdo'a untuknya.." timpal Shandi kali ini.
Memang tidak menyangka rasanya bisa kehilangan salah satu sahabat kami itu. Sudah sembilan bulan dia berpulang, tapi rasanya hari ini gw benar-benar merindukan sahabat sebangku gw itu. Sahabat yang menemani gw dari awal mos, sahabat sebangku gw di kelas satu dan juga kelas dua.
Lalu, alasan gw bisa rindu akan kehadiran Topan karena tahun ini gw dan angkatan kelas tiga lainnya akan lulus. Di akhir bulan mei nanti kami akan menghadapi UN kelulusan sma. Memang masih tiga bulan kedepan, tapi rasanya semua cepat berlalu.
Sepertinya baru kemarin gw mengenal Topan di lapangan basket saat Mos. Sapaannya, gelak tawanya, dan kejahilannya saat menaruh permen karet dibangku gw masih sangat membekas di hati.
Alm. Topan sukses mengukirkan namanya di hati gw sebagai salah satu sahabat terbaik yang pernah gw kenal di sekolah ini.
Sekarang, sahabat gw disini hanyalah Shandi dan Gusmen, kami bertiga pun tidak bisa lagi tertawa bersama disatu kelas yang sama. Kami bertiga sudah berbeda kelas sekarang. Layaknya sebuah perpisahan, seolah-olah kepergian Alm. Topan mengawali akhir dari kebersamaan kami berempat di satu kelas yang sama seperti dulu.
Di kelas tiga ini sebenarnya gw tidak terlalu dekat dengan teman sekelas. Hanya kenal biasa, dan akhirnya jelas, ikatan batin sebagai sahabat pun berbeda dengan teman-teman kelas saat gw kelas satu dan dua dulu.
Tapi inilah hidup, inilah cerita di masa sma gw. Selalu ada yang datang dan pergi, baik keluarga, sahabat maupun kekasih. Disini gw mengenal teman, sahabat, guru, dan orang-orang yang masih gw ingat sampai sekarang. ***
Another's Day, 14th February 2006.
Setelah menerima sms di saat pelajaran terakhir tadi, pulang sekolah ini gw sudah berada di depan Lab. Komputer sekolah, tepatnya di beranda, menunggu seorang gadis yang meminta gw untuk bertemu disini.
Gw menengok kebelakang ketika suara hentakan sepatu kets nya berdentum dilantai gedung sekolah ini terdengar nyaring, lalu gw melihatnya berlari kecil kearah gw.
"Za, maaf ya aku lama, tadi abis praktek kimia dulu... huuftt.." ucapnya ketika sudah berada tepat di depan gw
"Enggak apa-apa, aku juga baru nunggu disini.."
"Eumm.. Ada apa Ve " Tumben pingin ketemu aja harus sms, disini pula, hehehe..." tanya gw kepada Vera
Unforgettable Moment by : Glitch.7 "Mmm.. Aku ada perlu sama kamu.. Tapi kok jadi ragu ya mau ngomongnya.." jawabnya sambil sedikit tertunduk
"Heum " Perlu apa ?"
"Gak apa-apa Ve, ngomong aja, kalo aku bisa bantu, pasti aku bantu kok.." ucap gw serius, bermaksud menghilangkan rasa ragunya itu
"Aku.. Aku sayang kamu Za.."
"Heum ?" "Ma.. Maksud kamu ?" tanya gw cukup kaget mendengar ucapannya tadi "Aku masih sayang sama kamu, aku masih berharap dari dulu kita bisa pacaran.." lanjutnya
"Ve, maaf ya.. Tapi bukannya kamu masih jadian sama Artur ?" tanya gw yang memang mengetahui Vera dan Artur (Artur ini teman sekelas Shandi dikelas tiga) berpacaran dari awal kelas tiga lalu
"Aku udah putus sama dia dari bulan lalu Za.. Aku mutusin dia karena aku liat dia selingkuh sama anak kelas dua.." jawab Vera menjelaskan
"Artur selingkuh ?"
"Mm, maaf Ve.. Aku kira kalian baik-baik aja, apalagi aku liat Artur sayang banget sama kamu Ve.."
"Aku emang ngerasa gak nyaman dari awal sama dia Za.. Enggak tau kenapa, dan setelah lama pacaran sama dia, akhirnya aku tau kalo dia selingkuh.." jelas Vera kepada gw
Gw bingung sebenarnya harus menanggapi hubungan Vera dan Artur, ya karena gw merasa gw pun pernah menjadi Artur. Selingkuh dengan adik kelas di sekolah ini, dengan siswi yang masih kelas satu saat itu, dan siswi itu bernama Tissa. Dan gw kelas dua waktu itu. Yang gw selingkuhi " Mba Yu. Ya saat itu gw masih berpacaran dengan Mba Yu
Itulah salah satu dosa gw ketika di kelas dua sma dulu. Dan sekarang kembali ke bulan februari 2006, dimana gw dan Vera sedang berada di beranda depan Lab. Komputer.
"Ve, aku masih belum bisa nerima kamu dihatiku Ve... Maafin aku ya.." ucap gw dengan nada suara yang pelan
"Kenapa Za " Bukannya kamu udah putus sama Sherlin ?" "Apalagi yang buat kamu gak bisa terima aku Za ?" tanyanya penuh emosi
"Maafin aku.." "Aku belum cerita ke kamu, kalo aku dan Wulan udah balikkan dari Akhir tahun lalu..." "Maaf Ve..."
"Hah ?" "Wulan " Wulan yang kamu duain sama Olla di kelas satu dulu ?" tanyanya kaget
Unforgettable Moment by : Glitch.7 Gw hanya bisa mengangguk sambil tertunduk.
Unforgettable Moment by : Glitch.7 "Za, kenapa sih kamu gak mau kasih aku waktu, kasih aku kesempatan, dan kasih aku tempat dihati kamu ?" ucapannya kali ini terdengar bergetar dari suaranya
Gw menatap wajahnya, ternyata benar, Vera sudah menangis.
"Ve..", gw pegang pergelengan tangan kanannya, "Aku minta maaf, aku gak bisa. Kalau aku paksakan nerima kamu, apa bedanya aku dengan Artur ?", lalu gw usap airmatanya,
"Ve, aku sayang sama kamu..." lanjut gw.
"Kalau kamu sayang aku, kenapa kamu gak bisa terima aku Za ?" ucapnya lagi sambil beradu dengan tangisnya
"Justru karena aku sayang kamu, aku gak bisa terima kamu Ve.."
"Kalau aku gak sayang sama kamu, aku udah mainin kamu dari dulu Ve, aku terima kamu walaupun ada yang lain..." jelas gw, berharap Vera mengerti
"Za.." "Kenapa sih setiap penolakkan kamu ke aku dari dulu kita kelas satu, sampai sekarang.."
"Selalu ngebuat aku makin sayang sama kamu, semakin gak bisa aku lupain kamu, dan... Butuh berapa lama lagi aku bisa diterima hati kamu tanpa ada yang lain Za " Sekarang kita udah kelas tiga, sebentar lagi lulus, belum tentu aku bisa ketemu kamu lagi" tanyanya lirih.
Gw tidak langsung menjawab pertanyaan terakhir Vera. Gw langsung memeluknya, gw usap punggungnya.
"Maafin aku Ve..."
"Aku gak tau kapan kita bisa benar-benar ngejalin hubungan lebih dari sekedar sahabat.." "Dan.. Kalau kita jodoh, pasti ada jalannya nanti..".
Yap, gw kutip ucapan dari mantan terindah gw dulu kepada Vera. Apa yang Mba Yu bilang dulu memang benar. Klise memang, but that's the truth. Begitupun untuk Vera.
Sampai nanti kelak gw baru menyadari kalo ternyata jodoh itu jorok ceuk urang sunda ma. Teu jauh, teu disangka... Heuh teu Bun " Bun " Sare sugan .
Hais malah begadang si Bunbun, ngerjain proyek apalagi sih Sayang, akunya cape ngetik dan revisi loch ini... Bisa kali pijitin bentar.
Spoiler for Talking with Bunbun March 13, 2017 22.27 wib.
"Eh Bun, liat deh tuh komen-komen di trit aku..." "Heum ?"
Unforgettable Moment by : Glitch.7 "Sinii, liat dulu nih, baca dulu deh.." "Kenapa Yah ?"
"Nih baca yang ini, terus yang ini.."
"Hmm... hmmm..." "Kasihan..."
"Heum " Kasihan gimana Bun ?"
"Ya kasihan, kamu lempar cerita ke mereka part yang indah waktu pacaran sama si A, B, C, D dan yang lainnya... Tapi mereka malah berharap dikenalin segala..."
"Iya sih... Kasihan.."
"Tapi itu candaan aja, biasalah netizen..." "Kata siapa candaan ?"
"Maksud kamu Bun ?"
"Itu..." "Komen-komen pembaca kamu yang minta dikenalin perempuan, adalah suara hati mereka..." "Aku gak ngerti Bun..."
Bunbun menghela napas dan tersenyum.
"Kasarnya..." "Komen mereka adalah Jeritan suara hati Jones..." "Hi hi hi hi..."
Ucapnya diakhiri dengan tawa renyah ditelinga gw. Gw pun mau gak mau ikut tertawa.
Gais, Bunbun loch yang ngomong sendiri tadi. Bukan gw. *10 minute later :
"Ayaaaaah!!" "Kenapa-kenapa ?"
"Kamu tuh udah revisi belum sih part 127 ini "!"
Unforgettable Moment by : Glitch.7 "Udah, ada apa lagi ?" "Ini apa maksudnya "!" "Yang mana sih ?"
"Iniiii...! Hiiiii...! SIAPA LAGI TISSA "!!" Dia datang gak ke nikahan kita dulu "! Coba ambil album foto wedding! Tunjukkin yang mana yang kamu sebut gadis tercantik di angkatan kelas satu itu!, aku penasaran! Cantikkan aku apa dia!!" "Eh "!"
"Ayaaahh...!!" "Hiiisssh... Malah kabur lagi!!" ...
... ... Gw sudah menghembuskan asap rokok di beranda kamar lantai dua sambil siap-siap nge-post part ini. He he he he... Maafkeun aku Bun. Suruh siapa revisi sendiri, bablas lagi deh aku.
Btw, buruan bacanya, nanti gw edit paragraf si Tissa diatas daripada Bunbun sampe minta tas baru lagi
Unforgettable Moment by : Glitch.7 128. SEKELUMIT CERITA SMA II April 2005.
Kelas dua SMA, dimana ketiga sahabat gw masih lengkap dalam satu kelas. Echa dan Kinan masih berada dikelas tiga sekolah ini. Hubungan gw dan Mba Yu masih berjalan mulus tanpa hambatan.
Pulang sekolah hari ini gw sedang bersama Echa, ada keperluan yang mengharuskan gw mengantarnya, lebih tepatnya diminta tolong oleh Mamahnya.
"Za, mau langsung ke toko kue nya atau pulang dulu ?" tanya Echa sambil berjalan disamping gw kearah parkiran mobil "Langsung aja gak apa-apa Teh.." jawab gw
"Motor kamu gimana ?"
"Udah dibawa sama Rekti kok, kebetulan temen sekelas Rekti mau main kerumahnya juga... Jadi temennya yang bawa motor Rekti.." jawab gw lagi.
Singkat cerita kami berdua sudah berada di dalam mobilnya, gw yang mengemudikan mobil. Sesuai arahannya, gw pacu mobil kearah bekakang balai kota. Sampai disana, kami berdua turun di depan sebuah toko yang menjual berbagai macam bahan kue dan peralatan dapur.
Echa memilih barang sesuai kebutuhan Mamahnya. Gw hanya mengekor dibelakang sambil sesekali memperhatikan barangbarang yang dijual di toko ini. Selesai beres memasukkan barang ke keranjang, kami pun menuju kasir. Tidak lupa juga Echa memberikan kwitansi pesanan kue yang sudah di order dari dua hari lalu. Selesai membereskan pembayaran dan menerima kue, kami pun keluar toko dan...
"Eh... Eza.., Elsa..." ucap Kinan
"Loch, Kinan... Mau kemana ?" tanya Echa
"Ini mau beli bahan kue untuk dirumah... Belanja bahan juga Sa ?" tanya Kinan balik "Iya, ini Mamah ada keperluan untuk acara hari minggu..." jawab Echa lagi
"Ooh.." "Eza juga suka bikin kue ?" kali ini Kinan bertanya ke gw sambil tersenyum
"Eh, enggak ha ha ha..."
"Nemenin Teh Echa aja nih..." jawab gw rada canggung
"Kirain mau bikin kue juga..."
"Mau langsung pulang Za ?" tanya Kinan lagi
Unforgettable Moment by : Glitch.7 "Iya, maaf ya, kita buru-buru mau langsung pulang..." "Ayo Zaa..."
Pertanyaan untuk gw dari Kinan malah dijawab oleh Echa, setelah itu Echa langsung merangkul lengan kanan gw yang membawa plastik belanjaan. Gw sempat melihat sekilas wajah Kinan tersenyum sambil menggelengkan kepala pelan.
Skip, sekarang gw sudah berada dirumah Echa. Papahnya belum pulang kerja, hanya ada gw, Echa, Mamahnya dan dua asisten rumah tangga (art) keluarganya disini.
"Nah, Eza mau ikut nyobain bikin kue ?" tanya Mamah Echa ketika gw menyerahkan kantung belanjaan "Oh enggak Mah, makasih... he he he..." jawab gw sambil terkekeh
Btw, gw memang memanggil kedua orangtua Echa, Papah dan Mamah, karena sudah sangat dekat dan dianggap keluarga sendiri dari sejak kecil.
"Kamu mau minum apa Za ?" tanya Echa
"Es teh manis aja Teh.." jawab gw sambil menyenderkan punggung ke sofa ruang tamu rumahnya ini.
Echa pun berjalan kearah dapur untuk membuatkan gw segelas es teh manis. Ada satu hal yang selalu spesial dari Echa. Setiap gw kerumahnya, lebih sering Echa sendiri yang membuatkan gw minuman ataupun menyuguhkan kue dan makanan lainnya. Sangat jarang art keluarganya yang melayani gw jika sedang bertamu di sini.
"Cobain dulu Za, kalo kurang manis bilang ya.." ucapnya ketika menaruh segelas es teh manis diatas meja ruang tamu "Makasih Teh...", srruppp..., "Hmm, pas kok manisnya Teh..." ucap gw lagi ketika sudah meneguk sedikit es teh itu
Kemudian Echa duduk disebelah gw, Mamahnya dan kedua art nya berada di dapur untuk membuat kue. Setelah itu, kami berdua hanya mengobrol biasa, sampai akhirnya Echa menceritakan keinginannya untuk melanjutkan pendidikan disalah satu universitas negeri setelah lulus nanti. Yang gw ingat, ketika itu dia akan memilih bidang arsitektur. "Kamu sendiri kelas tiga nanti mau pilih jurusan ipa atau ips Za ?" tanyanya setelah percakapan soal minatnya tadi selesai "Ips Teh..." jawab gw
"Kenapa gak Ipa ?"
"Lebih suka ekonomi dan sejarah aja... Daripada kimia, fisika dan pelajaran ipa lainnya..." terang gw lagi.
Begitulah obrolan kami hari itu, tidak ada yang begitu serius selain soal pendidikan. Echa pun tau kalo gw masih berpacaran dengan Mba Yu. Sedangkan Echa dan Heri " Sudah putus. Entah kapan putusnya gw lupa, yang jelas dia udah single waktu itu.
Unforgettable Moment by : Glitch.7 Btw, hubungan gw dan Echa sudah kembali normal. Ya, semenjak dia beranikan diri untuk menyatakan perasaannya saat ulang tahun gw di tahun 2004 lalu, dan gw malah menolaknya, ditambah lagi gw lebih memilih Mba Yu daripada dirinya, jadilah kami berdua sempat renggang sebagai sahabat maupun sebagai kakak-adik. Dan penyebab hubungan kami kembali membaik karena satu kejadian yang sangat sensitif bagi keluarga gw dan beberapa orang.
Intinya, saat itu (di tahun 2004). Papahnya Echa yang memang memiliki pangkat berbintang menolong gw keluar dari jeruji besi. Kalau bukan Om gw yang cerita kepada Papahnya, gw gak tau harus berapa lama lagi mendekam di dalam sana.
Dan entahlah pendidikan gw pun bisa hancur berantakan, untung saja saat itu masih ada Bernat di kelas tiga, jadi secara tidak langsung, karena gw pernah 'membantu' sepupunya waktu dulu, yang juga mantan gw. Gw meminta pertolongan Bernat dan Papahnya (kepala sekolah kami). So, sekolah gw pun kembali lancar.
Kemudian yang gw dengar dari Nenek, selama gw ditahan, Echa menangis setiap hari, lalu jatuh sakit hingga harus dirawat di rumah sakit selama tiga hari.
Hingga kelak nanti, hutang budi itupun akan gw tebus dengan pengorbanan yang besar.
*** Di lain hari tahun 2005, bersama Kinan. Gw belum pernah sekalipun kerumahnya sampai ketika gw harus mengantarnya pulang.
"Loch Kak " Gak bawa mobil ?" tanya gw kepada Kinan yang berdiri di pinggir jalan dekat sekolah menunggu angkot
"Eh Eza.." "Enggak Za, lagi dipinjam Kakak mobilnya..." "Eza gak pulang bareng Vera ?" tanyanya
Oh ya, kadang gw suka pulang bareng Vera, kalo dia lagi gak bawa mobil ke sekolah. Mba Yu dan teman sekolah lainnya tau akan hal ini. Tapi mereka juga tau, kalo gw dan Vera hanya sebatas sahabat dekat, gak ada lagi hal seperti kejadian di kelas satu dulu.
Ada satu hal yang buat gw agak bingung. Dulu awal gw jujur kepada Mba Yu, saat gw dekat dengan Vera dan Echa. Mba Yu jelas cemburu, apalagi saat tau gw satu kelas dengan Vera. Tapi semenjak gw kenalkan Vera kepada Mba Yu, Mba Yu biasa aja, walaupun tau di kelas dua ini gw dan Vera masih satu kelas. Seolah-olah kecemburuannya terhadap Vera menguap. Entah hal apa yang melatarbelakangi menguapnya rasa cemburu Mba Yu kepada Vera.
"Kalo gitu pulang bareng aja Kak, aku antar yoo..." tawar gw
"Enggak apa-apa Za ?" ucapnya ragu
Unforgettable Moment by : Glitch.7 "Enggak kok, abis aku antar kamu pulang, aku mau ke stasiun sih, jemput Sherlin..." jawab gw "Sherlin ?" tanyanya bingung
"Oh iya... Sherlin itu pacarku Kak, dia kuliah di jakarta.." jawab gw "Ooh.. Kamu gak telat nanti jemput Sherlin ?"
"Enggak kok, dia sampe jam 3 di stasiun.." "Mmm.. Ya udah deh kalo gak ngerepotin...". Akhirnya Kinan pun naik ke jok belakang kiddo.
Sepanjang perjalanan, Kinan menunjukkan arah jalan menuju rumahnya. Ternyata rumahnya tidak terlalu jauh dari sekolahan. Malah komplek perumahannya bersebrangan dengan komplek perumahan Olla.
Sampai di depan rumahnya gw diajak masuk dulu. Diminta bertamu. Karena gw pikir masih jam setengah 2 siang, dan menjemput Mba Yu di stasiun masi lama juga, akhirnya gw pun menerima tawarannya.
Rumah keluarga Kinan cukup luas dan besar, sepertinya dua bangunan atau dua rumah yang bersebalahan digabung menjadi satu. Sampai diruang tamunya, gw bertemu dengan Ibunda Kinan. Seperti budaya kita, seperti biasa, gw mencium tangan Ibundanya lalu dipersilahkan duduk.
"Teman satu sekolah Kinanti ya Mas ?" tanya Ibunda Kinan lembut "Iya Tante, saya satu sekolah dengan Kak Kinan.." jawab gw sopan "Kak " Kak Kinan ?" Ibundanya bingung atas panggilan gw kepada anak keduanya itu "Oh, saya adik kelasnya Kak Kinan Tan.." ucap gw menjelaskan
"Oh adik kelasnya Kinanti.. Kamu kelas satu atau dua Mas ?" tanyanya lagi "Saya kelas dua Tan... beda satu tingkat sama Kak Kinan..."
"Oh begitu.." "Nama kamu siapa Mas, maaf. Sapmpai lupa Tante nanya nama kamu..." "Reza, nama saya Reza, tapi biasa dipanggil Eza..." jawab gw
"Eza " Hmm.."
"Jadi kamu adik kelas Kinanti yang sering diceritain..."
Unforgettable Moment by : Glitch.7 Lah " Diceritain " Diceritain sama siapa " Kinan ", duh Kinan cerita apa aja ke Ibundanya nih.
"Kinanti suka cerita ke Tante, kalo dia dekat dengan adik kelasnya.. Itu pun Tante yang nanya, karena tumben loch, dia selalu minta Tante buatkan roti setiap hari untuk adik kelasnya yang bernama Eza.."
"Dulu, waktu Kinan kelas satu, dia hanya bawa roti biasa, dan jarang bawa dua bungkus roti..." "Begitu dia kelas dua, dia malah minta Tante buatkan roti spesial dua buah.." "Sampai-sampai dia mau belajar buat roti sendiri... Hi hi hi...".
Gw cukup kaget mendengar pernyataan Ibundanya itu. Sampai begitunya Kinan. Dan ternyata, apa yang pernah Echa ucapkan dulu ke gw, benar adanya. Kinan memang gak pernah memberikan roti buatan keluarganya kepada teman sekolahnya. Kecuali ke gw.
Tidak lama Kinan pun kembali ke ruang tamu setelah berganti pakaian, dengan nampan yang berisi secangkir teh manis hangat diatasnya dan dua buah roti tentunya.
"Dicobain Za suguhannya, maaf ya roti lagi yang disuguhin, gak beda sama yang aku kasih kalo di sekolah" ucapnya ketika sudah duduk disamping gw
"Iya Kak, makasih banyak..."
"Enggak apa-apa kok, roti buatan kamu selalu enak..." jawab gw sambil tersenyum
Tidak lama, Ibundanya pun pamit kedalam rumah. Sepertinya sih ke bagian rumah lainnya, entah tempat pembuatan roti atau dapur pastry gitu. Karena seperti yang gw bilang dulu, keluarga Kinan pengusaha roti rumahan. Dan sudah cukup sukses. "Kamu sama Sherlin sudah berapa lama jadian Za ?" tanyanya tiba-tiba membahas hubungan gw
"Heum ?" "Oh, Sherlin... Mmm.. setahun lebih Kak.." "Oh, udah lama juga ya.." ucapnya datar.
Setelah percakapan itu, kami pun hanya terdiam, momen seperti inilah yang gak gw suka. Gw pun bingung mau ngomongin apalagi dengan Kinan. Raut wajahnya seperti malas setelah dia menanyakan soal Mba Yu tadi.
Gw bukannya enggak mengetahui perasaan Kinan yang sebenarnya kepada gw. Bukan soal kepede-an atau apa, tapi dari apa yang gw ketahui dari ucapan Echa, juga Ibundanya Kinan soal roti itu, gw bisa ambil kesimpulan, dan gw semakin yakin, kalo Kinan menaruh perasaan suka kepada gw.
Sebelum semuanya terlambat, dan gw mengulang kesalahan lagi saat bersama Olla maupun Tissa. Lebih baik gw sedikit memberi jarak kepadanya.
Saat gw lirik jam ditangan kiri gw sudah menunjukkan pukul 2 siang, gw pun undur diri dari rumah Kinan. Awalnya Kinan
Unforgettable Moment by : Glitch.7 meminta gw untuk tetap tinggal barang sejenak lagi di rumahnya ini, tapi gw tolak secara halus. Bukan apa-apa, ruang tamunya sepi, Ibundanya entah berada didalam rumah bagian yang mana, otomatis kami hanya berduaan disini. Suasanya pun sepi, gw gak mau sampai kejadian di malam terakhir mos dulu terulang lagi dengan Kinan di ruang tamunya ini. Dulu, dia minta jangan 'dimerahin', eh gw khilaf malah bikin 'coretan' merah disisi bawah lehernya. Pfffftt...
Maka dari itu, lebih baik gw buru-buru pamit.
*** Gladis... Nama yang baru menjadi salah satu teman gw dan kedua sahabat gw saat alm. Topan berpulang. Posisi drummer di band abal-abal ala anak sma dulu diisi oleh Gladis saat itu.
Kedekatan gw dan Gladis hanyalah sebatas rekan satu band amatir, di sekolah pun kami tidak sering berkomunikasi, karena saat Gladis menjadi bagian dari band amatir itu terjadi di saat gw kelas dua dan dirinya sudah lulus. Kalau bukan karena rumahnya dengan Shandi tetanggaan, mungkin kami tidak akan sedekat ini dengan Gladis.
Sejujurnya, nama dan karakter Gladis dengan gw sebagai tokoh utama cerita ini hanyalah pengalihan isu disaat gw dekat dengan karakter perempuan lainnya. Tidak banyak yang gw bisa ceritakan antara kisah gw dan Gladis selain pertemuan pertama kami didepan kelasnya dulu, hingga lari pagi di part-part sebelumnya.
Gladis itu sebenarnya sudah memiliki kekasih saat kami lari pagi. Kalau tidak salah, pacarnya itu seorang mahasiswa di salah satu kampus terkenal di kota gw. Hubungan kami tidak lebih dari sekedar teman. Perasaan kami masing-masing biasa aja, tidak ada perasaan khusus diantara kami.
*** Siapa lagi sekarang " Vera " Sudah. Nindi " Hmm... Nindi.. Nindi... Nindi...
Nindi, kakak kelas di sekolah gw, sekaligus kakak tiri gw itu tidak banyak perannya selain ada di part katsumi hikari. Setelah kejadian delete part 114. Gw dan dirinya tidak banyak bertemu lagi, sekalipun kami satu sekolah. Dan ketika dia lulus dipertengahan 2004, Nindi dan keluarganya pindah ke ibu kota. Sampai akhirnya nanti kami bertemu lagi seperti cerita di part 'end of fix you'. Lalu setelah itu " Nanti aja ya gw ceritakan lagi soal hubungan gw dan Nindi, karena perannya lebih banyak di masa gw after highschool. Itu pun kalo gw bisa lanjutin cerita, ha ha ha ha ha...
*** Mba Siska " Hmmm... Banyak gak sih fans seorang perempuan yang usianya terpaut tiga tahun diatas gw itu disini " Gw cuma baca beberapa kaskuser yang suka nanyain keberadaannya aja.
Unforgettable Moment by : Glitch.7

Unforgettable Moment Karya Glitch di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mba Siska lebih pas gw ceritakan nanti, karena merunut kepada time-line cerita. Tungguin aja part selanjutnya ya.
*** Lalu Airin, seorang gadis yang menjadi cinta pertama gw saat di sekolah dasar dulu itu ternyata satu kelas lagi dengan gw di sma ini saat kelas satu dan kelas dua. Beberapa kebersamaan gw dengan Airin sudah gw ceritakan dipertengahan part Bab II. Sejujurnya, Airin dan gw hanya having fun aja. Gak ada lagi perasaan suka atau cinta didalam hati gw ketika di sma ini. Dia tau gw memiliki kekasih, begitupun gw yang mengetahui dirinya sudah dimiliki lelaki lain. So " Ya, seperti ttm-an aja hubungan kami, gak ada perasaan yang bermain diantara kami selain have fun go mad.
Dan disaat kami kelas dua sma, ketika itu alm. Topan masih ada, gw menjauhi Airin. Why " Coz' my best friend fallin' in love with her. Topan tau gw dan Airin dekat. Tapi dia tidak tau dibalik kedekatan gw itu, Gw dan Airin pernah 'having fun'. Saat Topan curhat kalau dirinya suka dengan Airin, gw pun menceritakan hal itu kepada Airin, lalu apa tanggapan Airin " Entahlah. Gw gak tau dan gak mau tau. Yang jelas, ketika Topan 'berpulang', Airin menangis dan larut dalam kesedihan disepanjang waktu di kelas dua dulu. Karena memang Topan dan Airin tidak sempat saling mengungkapkan perasaan.
Hubungan gw dan Airin baik, dalam artian setelah gw menjauhinya. Kami berteman seperti normalnya kawan sma. Tidak ada lagi having fun ataupun ttm-an. Sampai kelulusan pun, gw, Shandi dan Gusmen berteman baik dengan Airin. Oh ya, fakta lainnya, Vera sangat teramat lebay cemburunya kepada Airin jika gw dan Airin terlihat bersama di sekolah. Mungkin karena Vera mengetahui kalau Airin adalah cinta pertama gw waktu sd. Salah gw juga sih malah cerita ke Vera. Jadinya lebay deh si Vera, layaknya Mba Yu kepada Luna.
*** Lunatic, adalah sebuah kegilaan atau rasa fanatik. Seenggaknya itu yang gw baca dari beberapa situs yang menerangkan arti kata tersebut.
Hubungannya dengan Luna " Apa maksudnya Luna gila atau fanatik akan sesuatu " Hmm... Bagi gw pribadi seperti itu. Tapi kehidupannya normal, kalaupun diatas normal mungkin soal status strata sosialnya saja, karena Luna itu menganut paham hedonisme. Kebahagiaan, kesenangan dan kenikmatan, adalah tujuan hidup manusia. Begitulah pandangannya, dan tidak ada yang salah dengan itu.
Kehidupan Luna itu high-class, ditunjang dengan paras cantiknya yang blesteran dan kemewahan yang dimiliki orangtuanya membuatnya mudah menempatkan diri dalam golongan sosialita. Soal kecerdasan, she's so fakin' smart guys! Really really smart, maybe genius. Status sarjananya ditempuh hanya dalam jangka waktu 3.5 tahun dengan... Dengan predikat summa cum laude.
Dan Lunatic dalam dirinya adalah ungkapan gw secara pribadi kepada Luna. Like a bird, she can bring me to the sky and like a
Unforgettable Moment by : Glitch.7 wolf, she can gave me a scar, so deep and so cruel till i dying. With her, my stories will be different.
*** Inilah sekelumit rangkuman soal karakter yang gw berikan di part 128. Beberapa karakter seperti Mba Siska dan Nindi tidak banyak gw ceritakan secara gamblang. Maybe i will tell you next part. So waiting till the end of MyPI ya Gais.
*** Unforgettable Moment by : Glitch.7 129. MENTARI PAGI June 2006.
Gw terbangun di senin pagi, hari ini gw memulai aktifitas dengan mandi dan mengambil air wudhu untuk melaksanakan ibadah subuh. Setelah itu, dengan pakaian yang masih santai, gw menuju ruang makan. Lalu menyantap menu masakan Nenek bersama-sama. Singkat cerita gw dan Nenek sudah selesai menghabiskan sarapan, kemudian masih di meja makan. Kami pun sedikit terlibat obrolan pagi hari.
"Za, kamu tuh kok gak bilang-bilang kalau sudah selesai Ujian " Nenek khawatir loch...", ucap Nenek mengawali obrolan kami "Hehehe... Maaf Nek, Eza sengaja aja, biar bikin kejutan buat Nenek...", jawab gw santai
"Bukan gitu, kamu selama ujian kemarin Nenek lihat gak pernah belajar sama sekali. Pulang sekolah main PS, kalau enggak langsung pulang, pasti sore baru pulang...",
"Terus lanjut main sepak bola sama teman-temanmu di lapangan depan..", "Malamnya kamu asik nongkrong keluar rumah sama temanmu, begadang lagi!",
"Kamu tuh gimana sih Za..." Kalau enggak lulus gimana coba ?", ucap Nenek gw menjelaskan kekhawatirannya. Gw masih tersenyum dan kemudian menghela napas pelan.
"Nek, insha Alloh Eza lulus hari ini, pulang dari sekolah nanti pasti Eza bawa surat keterangan Lulusnya kok...", jawab gw masih santai
"Nenek pasti do'a kan kamu yang terbaik, semoga lulus hari ini ya Za...", ucap Nenek gw lagi
"Aamiin.." "Makasih Nek, sekarag Eza mau ganti baju dulu ya...".
Begitulah obrolan gw dan Nenek di pagi hari ini, di hari yang mana gw akan berangkat ke sekolah untuk terakhir kalinya tanpa mengikuti pelajaran, ujian ataupun kegiatan akademis lainnya.
Sebelumnya, gw memang sama sekali tidak memberitahukan Nenek selama gw mengikuti UN kemarin. Dan karena Nenek sudah cukup tua, dirinya pun tidak tau perkembangan sekolah gw, jadi info soal sekolah ataupun ulangan dan ujian, Nenek tidak pernah tau, kecuali gw yang menceritakannya.
Gw sudah rapih memakai seragam sma. Baju gw masukkan, tidak seperti beberapa tahun kebelakang, saat masih urakan dan mengesampingkan kerapihan seorang siswa sma. Entah kenapa hari ini gw ingin menjadi siswa yang baik dan rapih, padahal hari ini gw tidak akan kena tegur sama sekali oleh guru BP jika baju seragam gw keluarkan.
Tas selempang yang gw kenakan bukan lagi berisi buku pelajaran, didalamnya hanya berisi bolpoin satu biji, kamera pocket digital, kaos oblong polos berwarna hitam dan sandal. Gw pun memakai jaket bomber pemberian dari seorang gadis saat ultah gw di tahun 2004 lalu. Sepatu adds rabbit (sekarang namanya adds superstar ya) putih dengan three strips emas pemberian sang kekasih di ultah yang ke-17, awal januari 2006 lalu sudah dikenakan pada kaki gw. Hm.. Tidak lupa jam tangan dari Teteh kesayangan gw sudah melingkar dipergelangan tangan kiri.
Unforgettable Moment by : Glitch.7 Baru saja gw akan menutup pintu kamar, gw ingat ada satu hal penting yang gw lupakan. Gw kembali masuk kedalam kamar, mengambil sebuah amplop coklat seukuran surat biasa yang berada diatas monitor pc. Gw tersenyum melihat amplop coklat yang kini berada ditangan gw. Lalu gw masukkan amplop tersebut kedalam tas.
Sekarang gw sudah berada di halaman rumah, disini sudah ada Nenek yang sedang menyapu halaman, dedauan kering yang beguguran dari pohon alpukat dikumpulkan dibawah batang pohon yang cukup besar itu. Gw hampiri Nenek untuk pamit, tidak lupa gw meminta do'a nya dan mencium tangannya, yang dibalas dengan kecupan lembut dikening gw. Dengan senyuman yang hangat darinya, gw meninggalkan rumah bersama si Kiddo menuju sekolah.
Private Tour Kurang lebih 5 menit gw sudah sampai di lapangan gedung dua, karena jalan raya masih teramat lenggang tanpa kendaraan lain, gw parkirkan si Kiddo ditempat biasa. Gw turun dari motor dan menaruh helm fullface yang masih awet dari tahun 2004 lalu, pemberian seorang perempuan yang memiliki bapak seorang aparat penegak hukum sekaligus ketua RW di perumahan Nenek. Gw sapukan mata ke gedung sekolah ini, dari sudut kanan ke kiri. Gw tersenyum, sepertinya sempurna sudah rencana gw.
Sepertinya subuh, atau pagi buta ", bagi gw sama sajalah, yang penting matahari saat ini belum meninggi. Yap, gw datang pukul 5.30 wib ke sekolah ini. Belum ada satupun siswa/i yang datang ke sekolah.
Gw langkahkan kaki menuju gerbang depan, dimana sebelumnya Opung dengan tergopoh-gopoh membuka kan pintu gerbang sekolah untuk gw. Gw lihat sekarang dirinya sudah mandi dan memakai seragam dinasnya. Sebuah seragam putih dengan celana bahan biru dongker, dengan peluit di kantung baju kanannya, juga sebuah baton hitam digantung ke sisi sabuk celananya.
"Ckckckck... Aku kira kau tidak akan datang pagi buta begini..",
"Eh ternyata benar-benar datang kau Za...", ucapnya ketika gw sudah berada dihadapannya
"Ha ha ha ha... Beneranlah Opung, makanya kemarin saya kasih samket dua bungkus, hehe...", "Oh nih, satu lagi deh, gak enak udah kebangun pagi buta gini... ha ha..", ucap gw sambil menyerahkan sebungkus samket kepada Opung
"Wah, yang kemarin saja belum habis Za, sekarang kau berikan aku sebungkus lagi..", "Terima kasih banyak Za, jadi enak lah aku, ha ha ha ha...", jawabnya sambil menerima samket tadi "Ya udah, saya mau tur dulu ya..", ucap gw lagi sembari berbalik kearah dalam sekolah lagi "Hokay Za, makasih sekali lagi, hati-hati turnya ketemu nona tanpa kaki, ha ha ha...", ucapnya meledek gw
"Ha ha ha... Kalo ketemu nanti saya suruh cium Opung aja di Pos yaa...", teriak gw yang sudah beberapa meter jauhnya dari Pos si Opung.
Unforgettable Moment by : Glitch.7 Okey. Tur pribadi di sekolah ini memang sudah gw rencanakan sebelumnya. Tanpa gangguan manusia lainnya ataupun mahluk halus. Yang terakhir gak penting.
Gw memulai dari lapangan, gw mencari satu bagian lapangan, memperkirakan diri ini saat mos dulu berdiri dibagian mana. Setelah gw pikir bagian ini adalah dimana gw pernah berdiri disamping alm. Topan dulu, gw pun mengeluarkan kamera pocket, dan menyalakan flashnya ketika meng-capture bagian lapangan itu.
Kemudian gw melangkah lagi menuju satu kelas, kelas dimana gw pertama kali duduk dibangkunya, dan ketika gw sudah memasukinya, gw nyalakan lampu kelas. Kembali gw capture kondisi ruang kelas yang kosong ini dengan kamera. Lalu gw berjalan ke barisan meja paling belakang, dua meja dari belakang, barisan kedua dari pintu, adalah bangku dan meja yang gw duduki bersama Alm. Topan. Kemudian satu meja terakhir tepat dibelakang meja gw adalah tempat Gusmen dan Shandi. Sudah tentu gw abadikan lagi dengan kamera ditangan ini.
Selesai dari ruangan kelas dimana gw dulu masih anak baru, sekarang gw menuju sisi lain gedung sekolah ini, menuju ruangan kelas dua. Lalu hal yang gw lakukan sebelumnya pun gw ulangi, mengabadikan kondisi ruangan kelas dua ini. Lalu sampailah ke gedung dua, dimana letak ruangan kelas 3 ips 1 yang selama setahun terakhir di kelas tiga ini adalah kelas terakhir bagi seorang siswa bernama Agatha.
Selesai gw mengabadikan tiap ruang kelas yang pernah gw diami di sekolah ini, gw lanjutkan ke aula sekolah, mengabadikan tempat dimana gw sering menghabiskan racun nikotin bersama ketiga sahabat gw selama ini, kadang juga menjadi tempat untuk gw, Bernat dan Jefri menghabiskan minuman campur yang rasanya membakar tenggorokan. Oh ya, gw hanya minum sesekali, karena gw gak pernah suka dengan rasa pletokkan. Mungkin lain cerita jika gw sudah kuliah nanti. Lalu gw tidak lupa meng-capture beranda aula, tempat dimana gw dengan seorang Kakak kelas yang ternyata Kaka tiri gw juga itu untuk pertama kalinya mengobrol dan curhat kepadanya.
Gw turun dari lantai tiga, gw berjalan di lantai dua gedung ini menuju satu ruang kelas, lalu gw baca papan kecil diatas pintu masuknya, 3 IPA 1. Gw masuki kelas tersebut. Gw capture kembali dengan mode landscape dari arah depan ke arah meja dan bangku yang berjejer rapih. Gw lihat hasilnya lalu sedikit terkekeh. Sambil tetap melihat hasil foto, gw pun menggaruk pelipis yang tidak gatal. Pikiran gw melayang jauh mundur ke tahun awal gw sekolah. Tepatnya malam mos terakhir. Terbesitlah satu nama gadis yang sekarang sudah bahagia bersama pasangannya. Sang ketua osis 2003.
Kemudian gw melanjutkan lagi tur pribadi ini ke lantai satu, tepatnya ke ruangan disamping kelas 3 ips 4, toilet sekolah. Gw kembali mengabadikan ruang toilet itu, ruang toilet khusus wanita. Kali ini, ah dosa gw kepada sang Kakak kelas yang baik hati, yang hanya memberikan roti buatan keluarganya khusus untuk gw, selama gw kelas satu dan kelas dua dahulu. Gw menggelengkan kepala sambil tersenyum mengingatnya, dimana gw dalam keadaan kacau, habis mengeksekusi Ketua Osis, meminum alkohol, menghisap pocong, lalu mencumbu kasar seorang gadis yang dicemburui oleh Teteh gw, sampai batas lehernya dan tertinggallah jejak yang memerah. Dasar bocah sialan, bisa-bisanya belum selesai mos sudah jadi bajing*n.
Sebelum gw beranjak meninggalkan gedung dua, gw capture bangku panjang yang terbuat dari kayu, yang berada tepat didepan toilet ini. Untuk bangku ini, memiliki cerita antara gw dan si gadis yang gw cumbu didalam toilet tadi. Setelah kejadian didalam toilet itulah gw curhat kepadanya dibangku itu.
Kini gw berada di beranda Lab. Komputer, disinilah seorang siswi yang juga teman sekelas gw saat di kelas satu dan dua,
Unforgettable Moment by : Glitch.7 pernah mengungkapkan perasaannya sebanyak dua kali kepada gw. Dan untuk itu, maafkanlah untuk rasa yang belum sempat aku balas.
Lanjut lagi ke gudang. Gudang tempat menaruh peralatan olahraga di sekolah ini tersimpan. Karena pastinya terkunci saat ini, gw mau gak mau harus menjemput Opung dan memintanya membuka gudang tersebut. Gw kembali capture dalam ruangan itu, kali ini ada Opung dibelakang gw.
"Wah, kau mau foto semua ruangan sekolah ini Za ?", tanya Opung dari belakang gw
"Enggak Kok Pung, habis ini paling minta tolong bukain ruang BP aja...", jawab gw sambil membidik satu spot didalam gudang ini
"Kalo di gudang ini punya kisah apa kau heum ?",
"Aaah... Jangan-jangan kau pernah berbuat asusila disini ya "!", tanyanya pura-pura marah
"Aha ha ha ha ha...",
"Udah yuk Pung keluar, beres disini...", jawab gw setelah beres mengabadikan ruangan gudang ini sambil berbalik lalu berjalan keluar gudang
"Heeii... Tunggullah..",
"Kau belum jawab aku punya pertanyaan tadi Za...", ucap Opung sambil mengikuti gw dari belakang untuk keluar gudang
Pintu gudang sudah dikunci lagi oleh Opung setelah kami berada diluar. Lalu sambil berjalan berdampingan kearah ruang BP, gw dan Opung kembali terlibat obrolan, tepatnya hasrat keponya Opung kepada apa yang pernah gw lakukan di gudang tadi.
"Ayolah Za, aku ingin taulah.."
"Ada cerita apa Kau di gudang itu..", tanyanya lagi
"Seperti yang Opung bilang tadi..."
"Tapi atas dasar mau sama mau, bukan pemaksaan loch ya..", jawab gw sambil tersenyum
"Baahh!!... Bodat kau Za!!" "Serius kau "!"
"Dengan siapa " Pacar mu ?"
"Tapi siapa pacarmu Za " Aku bingung ini! Kau banyak dekat dengan wanita disekolah ini!" "Namanya " Selang...", jawab gw
"Eh " Selang " Memang ada siswi yang namanya selang disekolah ini kah ?", tanyanya dengan kebingungan "Bukain dulu dong pintu ruang BP nya nih...", jawab gw ketika kami sudah berada di depan ruangan BP. Opung membuka kan pintu ruang BP, lalu gw masuk duluan. Gw nyalakan lampu ruangan dan sebelum gw membidikkan
Unforgettable Moment by : Glitch.7 kamera, Opung kembali cerewet.
"Hei, jawablah, siapa siswi yang kau ajak berbuat tidak baik itu..", tanya Opung menganggu gw
"Hm...", "Namanya Selang..", ucap gw
"Selang siapa " Selang yang mana sih "!", "Ah bingung aku ini!", ucap Opung
"S-E-L-A-N-G-K-A-N-G-A-N", ucap gw dengan mengeja kata tersebut, lalu gw dan Opung pun tertawa bersama.
Gudang " Ya itu tempat gw dan si cinta pertama gw pernah berolahraga. Hebat, dirinya tepat memilih gudang itu, gudang peralatan olahraga, kami pun berolahraga di gudang itu ketika masih satu kelas dulu. Too many stories about IYKWIM with Her in that's room.
Dan ruangan BP ini, bukan karena gw memiliki cerita buruk seperti bolos, berkelahi, atau kenakalan lainnya yang menyebabkan gw masuk ke ruangan ini. Tapi sebaliknya, kekonyolan yang indah. Gara-gara Sang Ketua Osis tahun 2004, sekaligus Teteh gw itu, kami berdua harus masuk ke ruangan ini, hingga gw habis dicap sebagai pleiboi. Kelakuannya yang menekan klakson mobil tanpa henti, agar gw pergi dari depan mobil yang menghalangi jalannya itulah yang membuat kami berhadapan dengan Guru BP.
Tinggal satu ruangan lagi yang harus gw abadikan, ruangan kelas dua. Dimana pendengaran gw tertutup akibat pikiran gw fokus kepada gadis lain, hingga gw tidak bisa mendengar pernyataan cinta dari seorang gadis disebelah gw ketika itu.
Gw pun melanjutkan tur ini ke kelasnya, kelas si Teteh dan si Gadis roti, kelas mereka berdua saat masih di kelas dua. Gw capture meja paling depan baris ketiga dari pintu, disitulah saat kelas dua si Teteh duduk. Lalu gw capture lagi meja tengahtengah dibaris kedua dari pintu, disitulah si gadis roti pernah menyatakan perasaannya kepada gw. Tapi ya gimana lagi, fokus gw malah kepada si Teteh, dan pernyataan si gadis roti pun berlalu bagai desir angin di siang bolong, tanpa bisa gw lihat, tanpa bisa gw dengar dengan seksama, lalu menghilang begitu saja.
Selesai sudah tur pribadi gw bersamaan dengan matahari yang telah semakin nampak dilangit itu. Gw tersenyum simpul ketika jemari gw menekan tombol panah kanan dari kamera pocket ini, memperlihatkan deretan hasil foto amatir yang gw abadikan tadi.
Rasanya mulut gw asam ingin menghisap sebatang nikotin. Lalu gw pun keluar sekolah, menuju warung nasi uduk. Sampai disana, gw lihat Ibu warung yang baru saja membereskan masakannya ke etalase, menatanya agar rapih dan kepulan asap dari nasi uduk yang berada di tungku, malah membuat gw ingin segra memesan kopi hitam.
"Pagi Bu...", sapa gw kepada Ibu Warung
"Pagii..", "Eh si kasep geus aya didieu..",
Unforgettable Moment by : Glitch.7 "Tumben, aya naon datang meuni isuk pisan Za..", ucapnya sambil melirik kearah gw [Eh si ganteng udah ada disini, tumben, ada apa datang pagi banget Za.]
"Muhun Bu, pan ayeuna te pengumuman kelulusan..", jawab gw [Iya Bu, kan sekarang pengumuman kelulusan.]
"Oh eunya.." "Di do'a keun sing Lulusnya Za, sing meunang nilai nu alus...", ucapnya lagi [Oh iya, di do'a kan supaya lulus ya Za, biar dapet nilai yang bagus.]
"Aamiin, Aamiin, Aamiin..",
"Hatur nuhun Ibu do'a na, he he he...", [Makasih Ibu do'a nya.]
Setelah itu gw pun memesan kopi hitam manis. Tidak lama kemudian Ibu warung sudah menyuguhkan pesanan gw. Pikiran gw tiba-tiba memunculkan ide. Warung ini, adalah warung langganan gw dan ketiga sahabat gw selama bersekolah. Bahkan, Mmm... Tissa jadi satu-satunya siswi tercantik yang menjadi langganan Ibu warung nasi uduk disini. Siapa lagi kalau bukan gw yang memperkenalkan nasi uduk ini dengan Tissa. Dan tepat rasanya kalau gw sebut Tissa menjadi the one and only langganan teracantik si Ibu, karena apa " Karena 90% pelanggan Ibu warung adalah kaum laki-laki, siswa kelas satu sampai kelas tiga. Sekalipun ada siswi yang beli makanan disini, sudah dapat dipastikan, makanannya pasti dibungkus atau kalau sampai berani makan di warung ini juga, pasti bersama pacarnya. Lain hal dengan Tissa, dirinya cuek makan disini bersama geng sekelasnya. Dan evolusi pelanggan itupun merubah pandangan siswi lainnya akan warung nasi uduk yang diisi oleh kaum berandalan sejak jaman firaun masih jualan cendol.
Balik lagi ke ide gw, kamera pocket sudah siap gw gunakan, dengan objek warung nasi uduk beserta si Ibu warung yang sedang memegang gelas kopi gw. Dengan senyuman menawan, gw abadikan si ibu warung beserta tempat usahanya itu.
Selesai ngopi pagi, ngudut racun, kini gw beranjak ke area depan sekolah lagi, gw menuju ruko, tepatnya fotocopyan. Sampai disana gw melihat Kang Dodo sedang mengelap kaca etalase, sepertinya baru saja buka. Gw sapa Kang Dodo ketika sudah berada didepannya.
"Pagi Kang... Hehehe.."
"Eh Za... Pagi, pagi..."
"Tumben euy, isuk amat datang na ?", tanyanya [Tumben nih, pagi amat datangnya]
"Kan mau pengumuman kelulusan, biar semangatnya nambah", jawab gw
"Ooh, di Do'a keun beh lulus deh nya... He he he...", ucap Kang Dodo lagi [Di do'a kan biar lulus ya.]
"Aamiin, atur nuhun Kang..."
Unforgettable Moment by : Glitch.7 "Ngomong-ngomong, urang rek menta izin yeuh...", ucap gw [Ngomong2, saya mau minta izin nih.]
"Sagala Izin, kos ka guru wae maneh ma Za... ha ha ha...", "Rek naon yeuh ?", tanyanya lagi
[Segala izin, kayak ke guru aja elu ma Za... Ada apa nih "].
Lalu setelah mendengar dengan jelas keinginan gw itu Kang pun langsung mengiyakan dan menyetujuinya. Lalu dirinya memanggil orang, yang entah siapa, gw lupa. Anggaplah tukang gorengan depan ruko fotocopyan. Kemudian gw meminta tukang gorengan itu untuk mengabadikan foto gw dan Kang Dodo juga Kang Ucup, berlatar ruko fotocopyannya. Setelah dua kali capture, gw cek hasilnya, dan satu foto ternyata goyang sehingga berbayang gambarnya. Tapi bagus untuk satu foto lainnya. Gw rasa cukup sudah mengabadikan ruko fotocopyan Kang Dodo ini.
Ada satu cerita antara gw dengan ruko fotocopyan ini. Kejadiannya satu bulan setelah gw dan Tissa menjalin hubungan gelap. Saat itu, Tissa yang marah kepada gw karena mengetahui isi sms gw dengan salah satu teman satu gengnya. Otomatis Tissa ngambeuk dan gw harus merayunya. Karena saat itu gw harus mengejar Tissa yang akan pulang naik angkot, gw pun bergegas berlari mengejarnya ke depan sekolah, tanpa si Kiddo yang masih berada di parkiran. Sampai di pangkalan angkot depan sekolah, tepatnya sebrang fotocopyan Kang Dodo, gw pun melihat sosok Mia yang keluar dari rental komputer dekat pangkalan angkot. Karena saat itu Tissa dan gw berdampingan, gw pun buru-buru mengajak Tissa ke sebrang jalan, ke ruko fotocopy. Tissa jelas heran dengan tingkah gw, lalu dirinya yang sudah kesal pun menanyakan sebeanarnya ada apa. Dengan rasa waswas karena Mia sepertinya berjalan menuju fotocopyan juga, gw meninggalkan Tissa sebentar, gw beralasan ingin kencing, gw masuk kedalam ruko fotocopy, tentunya setelah izin kepada Kang Dodo, gw masuk kebagian dalam ruko, dan bersembunyi di sekat antara mesin fotocopy dan toilet. Gw hanya sempat mendengar suara Mia yang meminta jasa fotocopy aja. Sedangkan Tissa sempat ngobrol dengan Mia, gw tidak bisa mengintip keluar dari posisi gw waktu itu. Dan akhirnya, setelah gw rasa kondisi dan situasi aman terkendali, gw keluar dari persembuyian.
Mia " Dedek gemesh sebelah kelasnya Tissa.
Itulah salah satu cerita gw dengan Kang Dodo, ruko fotocopyan yang gw anggap sebagai the real hidden place kadal bunting. Karena masih ada beberapa cerita yang gak perlu gw jabarkan disini soal hidden place itu, bisa ketauan daftar nama dedek gemesh selain Tissa dan Mia nanti, bahahahah, karena 3 gadis dari 4 gadis di gengnya Tissa pernah kenalan sama JoTha.
"Za, ente meunang salam ti si Astrit, ditanyakeun oge ku si Devi...", ucapnya kepada gw [Za, Lu dapet salam dari si Astrit, ditanyain juga ama si Devi..]
"Nu mana teh ?", tanya gw balik [Yang mana ya "]
"Euleuh-euleuh... meni kaci poho si kadal hiji te...",
"Eta si Astrit, adi kelas ente bareto pas kelas dua, maneh na kelas hiji, baturan na si Tissa nu bohay...", terang Kang Dodo kepada gw
[Ya elah... sampe pake acara lupa segala si Kadal satu nih...
Itu si Astrit, adik kelas lu dulu pas kelas dua, dia nya kelas satu, temennya si Tissa yang bohay...]
Unforgettable Moment by : Glitch.7 "Ooh, heuh inget-inget",
"Ari si Devi nu eta tea lain " Hehehe", jawab gw sambil terkekeh mengingat nama Devi kali ini [Kalo si Devi yang itu tea bukan "]
"Ari maneh ka si Devi we apal"
"Heuh, nu eta tea, nu maneh sosor di tukang tuh.. geubleuk dasar, ha ha ha....", jelas kang Dodo lagi [Dasar Lu, ke si Devi aja inget
Iya, yang itu tea, yang Lu sosor dibelakang tuh (menunjuk belakang ruko), dasar gila.].
Devi, si kecil mungil angkatan gw, tapi beda kelas. Seruputannya, terhadap Jotha selevel ama Olla, khanmaen dah, pusing pala bebi kalo inget masa kelas dua, hancur lebur.
GRADUATED Dua jam kemudian, satu persatu teman-teman sekolah gw mulai berdatangan, lalu gw pun bertemu sahabat gw, Gusmen dan Shandi. Kami saling menyapa seperti biasa, melancarkan aksi ledekkan satu sama lain. Hingga empat orang Guru menempelkan lembaran kertas pengumuman di mading sekolah. Otomatis semua siswa/i mengerubuti mading itu, yang awalnya selama kelas satu hingga kelas tiga, gak pernah sekalipun gw baca dan gw lirik, kali ini berbeda, daya tarik mading sekolah membuat gw ingin ikut berdesakkan bersama teman-teman seangkatan lainnya. Lama kelamaan semakin riuh saja mading ini, suara sorak sorai siswa/i berteriak kegirangan mengetahui nama mereka tercantum di lembar pengumuman kelulusan itu. Gw yang masih jauh dari antrian akhirnya menyerah, duduk disalah satu bangku kayu panjang dekat mading. Gusmen dan Shandi masih berdesakkan dengan teman lainnya, mencari nama mereka masing-masing.
Gw keluarkan hp n-gage classic gw yang berdering tanda ada panggilan masuk, gw lihat layarnya, muncul sebuah nama dari kontak hp gw yang gw simpan dengan nama "Neng Manis",
Percakapan via line : Wulan : Hallo, Assalamualaikum A'a..
Gw : Walaikumsalam Neng...
Wulan : Gimana A, udah dapat info kelulusannya "
Gw : Belum Neng, A'a belum sempet liat mading, males, masih penuh dikerubutin anak-anak tuh.. Kamu sendiri gimana "
Wulan : Alhamdulilah, aku udah liat, namaku ada A di daftar siswa/i yang lulus, nilaiku juga lebih dari cukup untuk masuk ke kedokteran di xxx Bandung... Seneng deh rasanya A... Hi hi hi...
Unforgettable Moment by : Glitch.7 Gw : Wah, Alhamdulilah ya Neng, Aku seneng dengernya, selamat ya sayangku... Semoga nanti lancar ya kuliahnya.. Oh ya, Neng kal...
ucapan gw terpotong oleh Wulan
Wulan : Eh A'a maaf ya, ini temen-temenku ngajak foto-foto bareng dulu, nanti kabarin aku lagi ya A.. Bye.. Tuuuttt... End of Call.
Gw menghela napas, tersenyum kecut dan menggelengkan kepala pelan. Why we can't close enough like old-time Lan ". Bandung ya " Sebuah kota dimana saat gw akan lulus smp akan melanjutkan sma disana, tapi batal dan tidak pernah terjadi. Sekarang " Again " Haruskah gw kesana juga karena Wulan " I don't think so...
Sebuah tepakkan pelan di bahu gw membuyarkan lamunan, gw tengok sesosok gadis manis berkacamata berdiri tepat disamping gw.
"Za, kita semua lulus loch...", ucapnya sambil tersenyum "Oh ya " Alhamdulilah kalo gitu...", jawab gw mencoba tersenyum juga "Hey, why so sad Za ?", tanyanya lagi
"Heum " Enggak El, gak apa-apa.."
"Za, kamu belum liat nama kamu dan nilai kamu kan ?", "Nih surat kelulusannya..",
"Aku minta sekalian ke wali kelas kita, aku bilang untuk teman sebangku ku yang baik dan pintar... Hi hi hi..", ucapnya sambil menyodorkan sebuah amplop putih kepada gw
"Heum " Makasih banyak ya El..", jawab gw "Buka dulu dong..", pinta Elvi
Gw buka amplop itu, lalu gw baca isi selembar kertasnya. Gw lupa tulisannya, intinya gw dinyatakan lulus, karena ada dua kalimat, 'Lulus / Tidak Lulus', dan kalimat kedua itu dicoret, sedangkan kalimat pertama bersih tanpa noda tinta. Ya alhamdulilah gw sudah menyelesaikan tahap masa sma di sekolah ini. Gw tersenyum kepada Elvi, teman sebangku gw di masa kelas tiga selama setahun kebelakang.
"Za, kamu liat papan mading deh, nilai UN kamu kedua tertinggi di sekolah ini loch..", ucap Elvi
"Masa sih ?", "Wah salah liat kali kamu El..",
Unforgettable Moment by : Glitch.7 "Hahaha... bisa aku masa yang dapet nilai tinggi kedua sih...", ucap gw tidak percaya
"Beneran, liat aja makanya sana sendiri..",
"Oh ya, abis ini ke kelas ya, ada acara do'a bersama khusus kelas kita bareng wali kelas...", ucapnya lagi.
Setelah itu, Elvi pun beranjak pergi menuju gedung dua sekolah, gedung dimana ruang kelas tiga kami berada. Gw berdiri dari duduk, lalu menuju mading yang sudah mulai sepi dari teman-teman lain. Gw cek nama gw ada disana, dan apa yang dikatakan Elvi benar, nilai tertinggi kedua atas nama gw di sekolah ini. Lalu gw cek nama pemilik nilai tertinggi ketiga, ada nama Airin, dan terakhir nama Vera lah yang menjadi juara, ya, dia lah yang menyabet nilai tertinggi UN satu sekolah kami ini.
Gw kembali mengucapkan syukur di dalam hati. Lalu gw menuju ke kelas gw setelah sebelumnya saling mengucapkan selamat kepada Airin, Vera, Gusmen dan Shandi. Tidak lupa gw meminta mereka untuk mengumpulkan semua teman sekelas kami saat masih dikelas satu dan dua dahulu setengah jam lagi.
Gw sudah berada di ruangan kelas 3 IPS 1, duduk bersama Elvi. Kemudian setelah teman kelas tiga gw sudah lengkap, wali kelas gw mulai memberikan pesan untuk kami semua, pesan yang intinya agar kami tidak larut dalam kebahagian, karena setelah lulus dari sma, tantangan sebenarnya baru akan dimulai, jika kami melanjutkan kuliah, maka tidaklah kami bisa seperti saat masa sma ini. Salah satu contohnya adalah kebersamaan, di masa kuliah nanti, kata wali kelas kami, yang namanya teman tidak seperti saat sekolah disini. Semuanya akan individual, kerja kelompok dan sebagainya hanyalah tugas bersama semata, karena ketika nanti akan memasuki semester akhir perkuliahan, belum tentu kalian bisa lulus bersama-sama seperti sekarang di sma.
Kemudian, selesai wali kelas gw memberikan pesan, beliau memberikan selamat kepada kami semua karena sudah lulus tanpa ada yang tertinggal. Oh ya, 100% siswa/i diangkatan gw lulus semua. Lalu dilanjutkan do'a bersama yang dipimpin oleh beliau, do'a agar kami semua menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa, terutama bagi keluarga kami juga lingkungan sekitar, menjadi pribadi yang baik serta berbudi pekerti luhur.
Beres " Belum, acara pembagian buku tahunan pun dibagikan kepada kami, sebagai kenang-kenangan masa sma di kelas tiga ini. Isi buku tahunan pun sama seperti kebanyakan buku tahunan sekolah lainnya, berisikan foto dan info data diri satu angkatan, bukan hanya kelas gw saja. Dan terakhir, Elvi memberikan bingkisan kepada Wali kelas kami. Sebuah tanda terimakasih dari kami semua murid-murid mu di 3 IPS 1 ini.
Usai sudah perpisahan di kelas tiga gw bersama teman sekelas. Lalu kami saling bersalaman layaknya halal bi halal saat lebaran. Gw pun bergegas menuju gedung satu, ke ruangan kelas satu terdahulu.
MEMOAR of US Sampai disini, gw sudah melihat semua teman-teman gw yang berada di kelas satu dan dua dahulu. Ditambah dua orang guru yang menjadi wali kelas kami mulai dari kelas satu dan dua. Gw berdiri di depan teman-teman sekelas gw selama dua tahun lalu. Dua guru kami memperhatikan gw dari sudut kelas, semua mata tertuju kepada gw di kelas ini. "Selamat pagi teman-teman...", ucap gw memulai pembicaraan
"Pagiiii....", jawab mereka semua serempak
Unforgettable Moment by : Glitch.7 "Terima kasih untuk kalian yang sudah mau hadir dan berkumpul lagi dikelas ini...", "Terima kasih juga untuk bapak dan ibu guru yang turut hadir disini sekarang...", ucap gw lagi. Gw lihat senyum dari semua teman sekelas gw, tak terkecuali dua guru yang berada disini.
"Seperti yang sudah kita sepakati setelah UN kemarin selesai, kita semua yang ada disini, hari ini, akan memberikan tandatangannya di kertas yang saya bawa ini...", gw keluarkan amplop cokelat yang gw bawa dari rumah sebelumnya
"Saya tau, kalian pasti bertanya-tanya, untuk apa saya mengumpulkan tanda-tangan kita semua, termasuk kedua wali kelas kita di kelas satu dan dua dulu pasti ikut bertanya...",
"Semuanya akan terjawab ketika saya akan memberikan kertas ini kepada kalian...",
"Tentunya saya akan berikan dari ujung kiri saya dulu, lalu mulai di tanda tangani di balik kertas yang bagiannya masih bersih ini, dan kemudian dioper kebelakang, sampai semua teman-teman termasuk bapak dan ibu guru menanda tangani kertas ini..", gw angkat kertas ditangan gw dan membalikkannya
"Mohon maaf jika isi surat ini berbeda dengan keluaran dari dinas pendidikan yang asli, yang seperti kita semua terima hari ini..", ucap gw lagi sambil tersenyum.
Lalu gw berikan selembar kertas itu kepada teman kelas gw yang duduk diujung kiri gw, paling depan. Dia membaca surat itu sejenak bersama teman sebangkunya, ekspresi wajah kedua teman gw itu terkejut tak percaya, lalu setelah selesai membaca isinya, dia bakikkan kertasnya dan menanda tangani bagian kosong kertas itu. Setelah itu kertas pun dioper kebelakang, sama seperti sebelumnya, ekspresi terkejut tampak jelas terlihat dari semua teman gw yang membaca dan menanda tangani kertas itu, tak terkecuali Ibu wali kelas kami, malah beliau sempat menitikkan airmatanya. Hingga gw lihat, yang menitikan airmata dari teman-teman gw adalah, Gusmen, Shandi, Vera, Rara, Yudha dan Airin. Sudah pasti, Airin lah yang paling banyak menumpahkan airmatanya.
Selesai semuanya menanda tangani surat itu. Giliran gw yang paling terakhir menggoreskan tanda tangan gw. Lalu gw baca dengan lantang isi surat yang kalimatnya gw rangkai sendiri satu minggu lalu itu.
"Pemerintah Kotamadya xxxx, Departemen pendidikan nasional, SMA negeri xxx.
Kami, yang bertanda tangan dibelakang kertas ini, menerangkan bahwa, siswa yang bernama 'Topan Afriandi', dengan nomor induk siswa 1988, telah mengikuti ujian nasional tahun ajaran 2005/2006, berdasarkan hasil penilaian dan kriteria dari kami semua, bahwa nama yang disebut diatas dinyatakan LULUS.
Dari kami, Guru, Sahabat dan Keluarga mu di Sekolah ini."
Lalu, setelah gw membaca isi surat kelulusan itu, gw menerangkan maksud dan tujuan gw.
"Saya, secara pribadi sudah ikhlas dengan berpulangnya sahabat kita semua itu tahun lalu..", "Tapi bukan berarti saya bisa meninggalkannya di sekolah ini seorang diri...", "Konyol memang apa yang sudah saya lakukan ini...",
Unforgettable Moment by : Glitch.7 "Dan hanya kekonyolan inilah yang bisa saya dan kalian semua berikan kepada salah satu anggota keluarga kita itu, tentunya selain do'a..",
"Kertas ini, akan saya berikan kepadanya, akan saya antarkan kerumahnya yang baru, agar dia tau, agar dia juga bisa merasakan apa yang kita rasakan saat membaca surat kelulusan itu...".
Kemudian semua teman sekelas gw pun berdiri, sejenak mengheningkan cipta dan mendo'a kan almarhum. Selesai sudah apa yang gw ingin sampaikan kepada keluarga gw di sekolah ini. Kami saling berjabat tangan dan berpelukkan.
Acara selanjutnya corat-coret baju sma " Belum. Gw menahan teman sekelas untuk menahan euforia itu. Karena rasanya tidak layak bertamu kerumah Topan yang baru ditempatinya setahun ini dengan pakaian penuh warna-warni.
Satu kelas kami pun berangkat menuju rumah baru Topan, beberapa motor dan lima mobil membawa kami semua ke rumahnya. Sampai disana, kami pun membeli beberapa kantung plastik berisi macam bunga dan air beberapa botol dari penjual di depan gerbang.
Sekarang, gw dan yang lainnya sudah mengelilingi rumah baru Topan. Yudha yang menjadi ketua kelas kami saat di kelas satu dulu itu memimpin do'a. Setelah selesai berdo'a, tiap teman-teman secara bergantian menaburkan bunga dan menyiramkan air ke rumah Topan itu. Selesai semuanya menabur bunga dan menyiram air. Kini giliran Airin yang terakhir membakar kertas kelulusan Topan disisi rumah baru sahabat kami itu.
"Pan, kita semua lulus..",
"Lu juga lulus kok bareng kita semua...", ucap Airin setelah selesai membakar surat "Sob, semoga Lu juga lulus ya di alam sana..", ucap Gusmen kali ini "Hanya Do'a yang bisa kami berikan untuk Lu Sob..", timpal Shandi.
"Pan... Apa kabar lu ?",
"Sorry ya, gw dan teman-teman baru jenguk lagi..", ucap gw sambil memegang nisannya, "Ngomong-ngomong Airin jomblo Sob, masih demen gak ma doi Sob ?",
"Kalo masih, tembak ya tar malem, tapi Lu jangan pake kafan datanganya, pingsan doi nanti Sob.. He he he..", "Aaww..", teriak gw karena cubitan dipinggang terasa sakit
"Sembarangan kamu kalo ngomong Za..", semprot Airin kepada gw sambil melotot
"Ehm, permisi...",
"Geser dikit ya Rin!! Maaf!!", ucap Vera yang tiba-tiba merangsek jongkok diantara gw dan Airin. Ampun deh, ini dikuburan, masih sempet-sempetnya kamu cemburu Ve.
Akhirnya, setelah segala urusan selesai di rumah barunya Topan, kami pun satu-persatu kembali ke parkiran. Gw yang teringat akan seseorang, langsung melangkahkan kaki ke arah blok lain komplek pemakaman ini.
Unforgettable Moment by : Glitch.7 "Oii, mau kemana Lu ?", tanya Shandi yang melihat gw keluar dari rombongan
"Bentar, ngunjungin yang lain dulu...",
"Lu duluan aja Shan, nanti gw susul ke parkiran", ucap gw lagi sambil menengok kearah Shandi yang berjalan di depan Vera.
Gw menghela napas ketika sudah sampai di rumah 'dia'. Lalu berjongkok dekat nisannya. Gw cabuti rerumputan yang mulai tinggi itu, sambil tetap membersihkan rumahnya, dalam hati do'a gw lantunkan. Beres bersih-bersih, gw usap nisannya sambil tersenyum.
"Apa kabar sayang " Semoga selalu baik ya disana...
Hmm... Maafin aku ya udah lama gak kesini... Eummm... Kapan ya aku terakhir kesini " Oh, sebelum puasa 2004 lalu ya ", lama juga aku gak nengokin kamu... Maafin ya sayang.. Aku gak mau janji, cuma akan aku usahakan minimal setahun sekali aku jengukin kamu. Banyak cerita yang aku lalu selama di sma loch.. Sekarang aku udah lulus.. Tepat hari ini aku lulus... Lulus dari sekolah yang kamu impikan dulu.
Aku belum tau mau lanjutin kemana setelah ini Yank, cuma kalo Om dan Nenek nyaranin aku jadi plokis, tapi aku gak berminat sama sekali.. Entahlah.. Aku lebih suka langsung kerja sebenarnya, kumpulin uang lalu bangun usaha... Tapi kayaknya aku bakal tetap kuliah dulu.. Jurusan sejuta umat, manajemen ekonomi cocok gak sama aku Yank " Hahaha....
Yank... empat tahun sudah kamu pulang, empat tahun lalu juga kamu meninggalkan aku.. Dan selama itu pula hati ini silih berganti diisi nama-nama perempuan lain... Dan enggak perlu aku sebutkan kamu pasti tau kan, siapa yang selalu berkesan dihati aku sampai kapanpun... heum " Nama kamu.
Ya, nama kamu lah yang akan selalu terukir indah dihati ini... Ehm... aku balikkan sama Wulan Yank... Tapii... Ah aku yakin kamu juga tau gimana perasaan keraguan aku sama dia sekarang, ya kan ?".
Gw masih berjongkok dirumahnya ketika tangan lembut menyapa pundak gw. "Za...", ucap Vera sambil tersenyum yang berdiri disamping gw
"Eh ?" "Ve " Kamu kok balik kesini ?"
"Aku kira udah diparkiran sama anak-anak...", ucap gw kaget meilhatnya ada disini
"Iya tadi udah kedepan, tapi anak-anak sebagian udah langsung pergi ke atas, mau rayain kelulusan seangkatan bareng-bareng katanya...",
"Aku tanya Shandi, katanya kamu masih disini...", ucapnya tersenyum "Oh ya, ini Za...", lanjut Vera sambil memberikan sebungkus bunga dan sebotol air
"Eh iya, aku lupa gak sempat beli di depan tadi...", "Makasih Ve...", ucap gw
"Iya sama-sama Za...",
"Boleh aku ikut taburin bunga dan airnya ?", tanyanya lembut.
Unforgettable Moment by : Glitch.7 Tanpa perlu gw jawab, Vera pun sudah bersimpuh disamping gw dengan kedua lututnya menyentuh sisi rumah 'dia'. Lalu kami berdua bersama-sama menaburkan bunga juga air dari botol yang dibelinya tadi. Setelah selesai, Vera membaca do'a. Lalu... "Namanya bagus ya Za...", ucap Vera sambil menatap nisan
Gw hanya tersenyum membalas ucapannya.
"Pasti orangnya cantik ya ?", "Baik hati juga kan ?", tanya Vera
"Begitulah Ve.. Gadis yang baik hati dan pengertian...", jawab gw. "Dia tau kamu sama Wulan ?", tanya Vera lagi
"Tau.. Kita bertiga satu smp dulu...", jawab gw lagi
"Oke..", "Hai Din, kenalin aku Vera, maaf ya kalo aku lancang...", ucap Vera Gw bingung, Vera mau menyampaikan apa kepada Dini ".
"Hmm.. Eza ini teman sekelas aku dari kelas satu dan dua di sma Din..", "Dan sekarang Wulan balikkan lagi sama dia..",
"Kira-kira kalo Eza sama aku, kamu setuju gak Din ?",
"Kenapa aku berani nanya gitu, karena aku yakin, kamu pasti tau kan keraguan Eza ke Wulan sekarang ?", "Walaupun aku belum tau Eza mau pilih kampus yang mana, tapi seenggaknya kita berdua masih bisa satu kota, karena aku pasti ikut ke kota manapun Eza mau kuliah...",
"Enggak kayak pacarnya yang sekarang, dari sma sampai mau kuliah kabur-kaburan terus Din...".
Gw tersenyum geli mendegar curhatan Ve itu. Bisa-bisannya Vera mengadu kepada Alm. Dini. Ada-ada aja bener nih gadis satu. Selesai kunjungan gw kerumah Dini, Vera berdiri duluan, berjalan duluan dari gw. Gw baru berdiri dan kembali tersenyum menatap nisannya.
"Din, gimana menurut kamu ", Wulan atau Ve ?". ...
Tidak lama kemudian gw menyusul Vera, kami berdua berjalan berdampingan. Gw lihat Vera tersenyum melirik kearah gw. "Ve.."
"Ya ?" Unforgettable Moment by : Glitch.7 "Jakarta ?"
Vera semakin tersenyum lebar dan sorot matanya jelas memancarkan kebahagian. Pertanyaan gw itu tidak dijawab, Ve langsung mengaitkan tangan kirinya ke lengan kanan gw, lalu disandarkan kepalanya ke bahu kanan ini. Sambil terus berjalan meninggalkan komplek pemakaman dibelakang sana, langkah kami berdua dan kaitan tangannya seolah-olah menjadi jawaban darinya, bahwa dia selalu siap menemani setiap langkah gw sekarang.
*** TERIMA KASIH BANYAK UNTUK GURU-GURU KU, TEMAN-TEMAN KU, SAHABAT-SAHABAT KU, KELUARGA KU DI MASA SEKOLAH INI, PUTIH-BIRU ATAU PUN ABU-ABU.
SEMOGA KITA SEMUA SELALU DALAM DEKAPAN SANG KEBAHAGIAAN.
*** Spoiler for Mentari Pagi:


Unforgettable Moment Karya Glitch di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Layaknya mentari pagi, ini adalah sebuah kisah masa sekolah yang yang selalu menghangatkan tubuh dan hati ini. Layaknya mentari pagi, akhir cerita sma ini bukanlah suatu titik dimana kita mengakhiri sebuah cerita hidup. Layaknya mentari pagi, masa sma ini adalah terbitnya cahaya kehidupan kita menuju masa pendewasaan. Layaknya mentari pagi, akhir cerita sma ini adalah awal bagi setiap orang untuk menyambut tantangan hidup yang sebenarnya.
Dan mentari pagiku... janganlah kau redup meninggalkan bias cahaya kehidupan ini, aku tak ingin menyambut malam yang gelap tanpamu. Karena aku tau, disana hanyalah ada duka untuk diriku.
Unforgettable Moment by : Glitch.7 CREDIT Sebuah cerita di masa sekolah ini akhirnya harus gw akhiri. Diawali dengan masa sekolah yang putih-biru, hingga putih-abu. Walaupun tidak bisa tersampaikan dengan baik, gw harap cerita ini bisa sedikit memberikan pelajaran bagi kita semua, agar nanti, entah kalian yang masih sekolah, ataupun kalian yang sudah berkeluarga bisa menghindari keburukan dan kenakalan masa remaja yang sudah mendarah-daging di jaman modern ini.
Kisah cerita ini sebenarnya jelas banyak hal buruknya dibanding hal baiknya, apalagi si tokoh utama.
Gw sebagai sang tokoh utama tersebut, mengucapkan maaf yang sedalam-dalamnya kepada orang-orang yang pernah gw sakiti dulu hingga sekarang di cerita ini. Maafkan setiap kesalahan gw ya Gais. Begitupun gw secara pribadi sudah memaafkan kalian-kalian yang pernah menyakiti hati ini juga.
Kepada Alm. Ibunda gw, Nyonya Katsumi, semoga Ibu termaafkan oleh Sang Pencipta, semoga amal ibadah Ibu diterima disisi- Nya. Teriring Do'a dari Putra mu, Ananda **oda Agathadera, semoga arwah mu tenang di alam sana.
Terimakasih banyak untuk curahan kasih sayang Nenek selama ini, yang selalu menemani ku dengan do'a-do'a yang kau ucapkan dari dulu hingga sekarang. Semoga Nenek selalu dalam lindungan-Nya.
Terima kasih untuk Ayahanda tercinta, Bapak. Gibraltar *********, semoga Ayah selalu dalam dekapan kasih sayang Sang Pencipta.
Terima kasih banyak untuk Om dan Tante gw, yang sudah mau dimasukkan perannya di cerita keponakan kalian yang paling nakal ini. Semoga keluarga Om dan Tante selalu dalam kebahagian. Salam hangat untuk Rini, Gibran dan Leisa. Semoga kalian bisa membahagiakan Papah dan Mamah mu yaa.
*** Terimakasih banyak untuk semua karakter yang sudah mau mengijinkan gw menceritakan kisah MyPI ini. Tanpa ijin kalian semua, cerita ini tak akan pernah ada dan tak akan pernah bisa dibagikan di forum kaskus ini.
Love you all, Arya, Wildan, Rekti, Dewa, Icol, Robi dan Unang. Ben, Ucok, Farid dan Agil.
Mba Siska, Keluarga Alm. Dini, Wulan, Shinta, Erna, Echa, Sherlin, Nindi, Dian, Desi, Meli, Vera, Olla, Indra, Yudha, Gusmen, Shandi, Keluarga Alm. Topan, Airin, Gladis, Kinanti, Luna, Helen, Elvi, Tissa, Mia, Astrit, Devi, Rara, Suci dan Dewi.
Semua keluarga besar karakter MyPI, Guru-guru ku, Kepala Sekolah ku, sahabat-sahabat ku di masa sekolah dari smp hingga sma, Bang Rojak, Kang Dodo, Kang Ucup, Ibu Warung, Opung dan kalian yang tidak sempat aku sebutkan, terima kasih banyak.
Unforgettable Moment by : Glitch.7 *** Thanks a lot for Admin dan Moderator Forum Kaskus, terutama Sub Forum ini. Stories From The Heart, yang sudah menyediakan wadah gratis bagi penulis dunia maya seperti gw.
Terima kasih juga untuk para readers yang sudah menyempatkan waktunya membaca trit gw ini. Terima kasih atas komenkomen kalian selama ini.
Mohon maaf apabila ada komen balasan gw yang kasar dan tidak enak di hati kalian. Percayalah, sekuat dan setegar apapun gw, gw tetaplah manusia biasa yang sering khilaf dan emosi. Jadi maafkan untuk komen-komen gw yang buruk. ***
*Credit from MyPI to your contributed :
Rahmahidayat Om Bang Mamat yang sudah mendukung trit ini dari awal, komen diawal, menyemangati gw dari awal. Dan cendol pertamanya diberikan untuk id gw ketika usahanya menjadi 'Kejang' membuahkan hasil untuk idnya, ISO.
Perkenalan gw dengan Om Bang Mat pertama kali di trit ini. Awal gw pernah teriak di komen karena trit ini sepi komeners dan viewers, Beliau lah yang menyemangati gw.
Sampai pada akhirnya Om Bang Mat membantu gw untuk membuat indeks di Bab I. Hingga kami saling chitt-chatt membahas hal-hal gak penting, obrolan warung kopi, namun apapun itu, beliau adalah kaskuser yang berjasa besar bagi trit MyPI.
Tanpa dirinya, gw gak akan kenal dengan kaskuser lain. Beliau juga yang menarik 'pembaca' lainnya ke trit ini, sampai salah satu kaskuser cerita kalau dia dibujuk setiap hari hingga mau bertamu ke trit ini.
Semoga kebaikan dan jasa mu dibalas oleh ALLAH SWT ya Om Bang Mat, a.k.a Mat Pelo a.k.a Master PHP a.k.a The Good Kaskuser on SFTH a.k.a Junker Bermartabak... eh Martabat.
Lebay " Enggak. Gw adalah orang yang tau berterimakasih kepada orang lain. Gw cenderung gak suka dengan orang yang enggak tau berterima kasih. Sekecil apapun bentuk pertolongan orang lain kepada gw, seminimal mungkin namanya akan gw kenang dan mengucapkan terima kasih. Kalau gw gak bisa membantu dirinya lewat bantuan yang nyata, maka semoga do'a yang gw panjatkan dikabulkan oleh ALLAH SWT untuknya.
rock.7 Nah agan satu ini juga salah satu yang semangatin gw diawal part. Komen pertamanya ada di page 1. Sering komen waktu MyPI baru rilis, tapi entah kemana dirinya sekarang. Makasih Gan.
E601st Unforgettable Moment by : Glitch.7 Kemudian ada E601st, kaskuser sekaligus TS dari cerita menarik di SFTH ini, dengan judul yang anti-maenstim, Bumi dan Langit sebelum Daun Tumbuh. Terima kasih untuk Kang Yul yang udah mau kena bujuk rayu Om bang Mat mampir kesini. Atas komen-komennya dan chitt-chatt kita beberapa waktu lalu. Oh ya, makasih untuk saran kemarin yang menunjukkan seperti siapa karakter Eza Agatha. Mulustrasinya akan di publish nanti Kang. Hehehe.. Thanks a lot.
AbiEyzaArra Lalu ada Agan Pa'e AbiEyzaArra, seinget gw dia enggak percaya kalo segel naruto dibuka pada saat jaman smp di kisah ini ha ha ha... But now, thanks Bie sudah memberikan Saran dan kritiknya secara personal kepada gw. Saling bertukar pendapat bahkan sampai adu argumen kadang-kadang, ha ha ha... Thanks a lot Bie.
Kemble182 Untuk Kaskuser satu ini, gw mengucapkan terima kasih karena paling sering menanyakan kabar Orenz anak gw. Hahaha... Thanks dude for you're kindness.
Bruce999 Nah ini kaskuser sekaligus komeners yang suka main tebakkan macem si Kemble, kadang suka offside imajinasinya . But i really love they comments. Thanks bray.
IchsanXzero Hai, apa kabarnya Lara " Eh salah. Jangan baper lagi ya.. Ahahaha.. Thanks untuk writer of DSR ini, apa yang gw mau ceritain soal ente ya, hmm.. Yang jelas makasih untuk beberapa tebak-tebakkan buah manggis ente Shan dan Deduksi-deduksi mu itu. Jangan lupa nulis kisah sendiri ya. Ahaha..
Pecinta Es Jeruk Kenal lah pasti kalian siapa kaskuser ini. The Real of Crocoman in da worlds. Kadang gw suka tertawa geli kalau baca-baca tritnya lagi. Beberapa cerita ada kemiripan dengan kisah gw. Dan inilah hidup, kadang satu hal dan hal lainnya bisa sama terjadi dengan orang lain dibelahan bumi yang entah dimana.
Satu-satunya Kaskuser yang komennya di Quote selain Gw tentunya, oleh Bunbun. Gara-gara imajinasinya yang berlebihan. Ada juga gw yang berguru padamu Boy.
And thanks, gara-gara itu kemaren malam gw harus huhujanan beli Tempura untuk Bunbun. Ha ha ha ha...
VictimMax Kang Obat kuat, kang ngider sfth, kang junker bermartabat, kang nyendolin gw dan Bunbun. Dan inilah si Setipen, kang Rujak yang gw tendang gerobaknya di GOR saat adu mulut dengan Mba Yu.
Makasih yo untuk ijo-ijo nya.
guesiapayah17 Thanks untuk sista satu ini, kalau gw gak salah ingat, dia id sista yang pertama kali main ke trit MyPI. Makasih Sist sampe baper baca Part Fix You. Hehehe...
Unforgettable Moment by : Glitch.7 mayangdt Sista lainnya, dia menjadi secret admirer seorang Pecinta Es Jeruk dan juga Kadal Bunting, hmmm.. Gombal Jutsu nya bahaya, bisa bikin Oleng para lelaki penyamun. Ah pokoknya 50% warasnya. Thanks May for your support.
Fanzangela Huuuftttt.... Sabaar..... Sabaar.... Gw menghela napas panjang untuk ketik ucapan kepada id satu ini. Vatang Enthusiast, tukang kejang, tukang gemvok, yang katanya sih tampan, entahlah, no pic = hoax Ji.
Betewe dia pecinta berat Jojo tapi denger2 juga lebih punya rasa yang intim terhadap Gatot, tau kan siapa Gatot ha ha ha.... But i'm normal dude.. Please be normal too to love your wife Ji. Ha ha ha... Makasih pokoknya untuk ente Ji.
andry067 Tukang soto yang suka mangkal di trit ane, rasa kuahnya mantab jivva ha ha ha... Sempet jadi anak band kemaren ya " Ah ah aha... But gw suka ama ni kaskuser, ngikutin cerita gw sampai detail. Makasih atas komen mu bray.
deodolit Thank you so much untuk pendiri Paguyuban Echa Lovers satu ini. Jasa mu akan gw balas dengan sebuah kisah tentangnya nanti. Thanks bro.
monyong1111 Nuhun pisan untuk ente yang selalu nyediain kopi di trit ini ha ha ha... Jika berkenan, siapkan ratusan gelas kopi lagi untuk cerita lainnya nanti ya. Thanks dude.
sicadelllll khusus untuk kaskuser ini bukan terimakasih yang gw ingin ucapkan, tapi kata maaf, biarlah para komeners dan readers yang pernah gw semprot diwakilkan oleh id ini. Sempet ngambeuk gara2 gw semprot hahahaha... Sorry dude, we still friend rite " Ha ha ha ha....
myechaen Gw lupa tepatnya kapan ini kaskuser muncul, cuma kayaknya saat pertengahan bab II dia komen dan ngebut trit ini. Dan sampai sekarang selalu setia komen disini. Makasih bro.
yusrilllll Kalo ini paling panjang deh isi 1 postingannya utk ngomenin trit gw, ngelebihin myechaen, dan paling demen ngebahas tiap part secara rinci. Gw anggap sebagai keseriusannya ngikutin trit gw. Makasih banyak gan.
NOTES : Jangan ada kecemburuan sosial diantara kita Gais, karena gw gak mungkin masukkin semua id kalian yang udah komen dimari ataupun viewers dimari. Lelah jari abang dek. Maaf untuk yang belum kesebut. Tapi gw jamin, ucapan makasih gw sama rata untuk semuanya.
*** Terimakasih yang sebesar-besarnya untuk kalian yang sudah sempat membaca cerita ini, mohon maaf jika ada kaskuser yang
Unforgettable Moment by : Glitch.7 tidak sempat disebutkan, tapi ucapan terimakasih gw dan penghormatan gw sama besarnya untuk kalian semua yang tak sempat disebutkan diatas.
*** Terimakasih banyak Yaa ALLAH SWT, untuk kehidupan yang Engkau berikan kepada Hamba, atas keluarga yang Engkau berikan juga untuk hamba, dan Hamba berharap, dekapan kasih sayang-Mu akan selalu mengiringi setiap langkah hamba dan keluarga hamba selamanya. Aamiin.
*** My Life My Everything Hai Wanita yang selalu tersenyum dan menjawab salam ku ketika aku membuka pintu rumah ini.
Untukmu, aku rasa ucapan sayang dan cinta tidak cukup menggambarkan rasa bersyukur ku akan nikmat Tuhan yang diberikan kepada ku lewat dirimu sayang.
Andaikan aku bisa memutar waktu, aku pasti memilih kamu sejak awal, dan kebahagiaan ini pasti juga aku rasakan dari dulu. Tapi apa yang kamu katakan benar, belum tentu juga jika dari awal aku memilih kamu, kita akan bahagia seperti sekarang. Bisa jadi yang lainnya. Who knows "
Dan Orenz adalah salah satu hadiah sekaligus kejutan terbesar dalam hidupku Bun. Really Love Her. My Chubby Daughter. My Mood-Booster. My Half-Life.
Bun, give me a shot to remember, and you can take all the pain away from me. A kiss and i will surrender. You're the last woman standing for me. Nothing else. Love you so Much. Never give up. Always forgiveness. ***
From me : KKB a.k.a The Prego Lizards a.k.a Eza Agatha a.k.a Glitch.7 a.k.a The Man Who Love Write a Sins a.k.a Lucky Bastarddd.
Unforgettable Moment by : Glitch.7 FACT about MyPI Beberapa fakta tentang trit ini.
Dari awal gw buat trit ini, Bunbun enggak pernah kasih izin untuk ceritain kisah gw sampai menikah. Maka Memang dari awalpun MyPI hanya akan berakhir di masa SMA.
Alasannya : Bunbun menjaga perasaan gw.
Bunbun selalu skip cerita bagian IYKWIM dari awal Bab I hingga masuk ke Part Olla. Baru dia sengaja baca. Emosi " Ada pasti. Bagaimanapun dia istri gw. Perempuan mana yang rela mendengar cerita pasangannya pernah tidur dengan perempuan lain walaupun di saat belum menikah " Tapi dari saat gw mau menikahinya, gw ceritakan dulu semua keburukan gw di masa lalu. So Alhamdulilah dia masih bisa terima.
Bunbun tau semua mantan-mantan gw, sampai terakhir part 128 bagian Tissa dia enggak tau, kemarin, saat rilis part itu, dia benar-benar gak terima dan marah. Tapi Alhamdulilah, seperti yang sudah-sudah dia akhirnya mengerti, itu udah jadi masa lalu gw yang kelam. Dan jelas sudah, kecantikan Bunbun secara fisik menang telak dari Tissa. Ini gw bicara fakta. Kalau sampai kalian tau perbandingannya, kalian pun akan setuju, kalau Bunbun lebih good-looking daripada Tissa. Kelebihan Tissa hanya soal bodi nya aja, sama seperti Sherlin.
Bunbun dan 80% karakter lainnya baru tau bahwa kenyataannya si Bandot gw jual untuk siapa... bagaimana... dan kenapa... Jadi part Si Besi Tua adalah jawaban untuk mereka yang sudah gw tutupi kenyataan soal Vespa gw dan Om selama ini.
Masa kelas 2 SMA sampai awal kelas 3 SMA sengaja gw skip, atas permintaan Bunbun... Pilihannya adalah Stop atau Skip masa kelas 2 itu.
Polling di trit ini gw tekankan pada kalimat 'Masa Ini', yang gw artikan sebagai masa MyPI (baca : masa SMA), bukan masa sekarang dengan Bunbun. Jadi Polling disini sudah terjawab, bahwa Wulan adalah pendamping gw sampai gw Lulus SMA.
Kebencian Almarhumah Nyokap kepada gw tidak pernah terungkap sampai detik ini. Gw sampai menanyakan hal tersebut kepada sepupu gw di Hokkaido, tapi mereka (keluarga nyokap) tidak juga bisa memberi keterangan yang benar.
MyPI awalnya tidak akan menceritakan Part Fix You. Namun ditengah cerita, beberapa karakter mendukung gw untuk share Part Fix You.
Gw memang keturunan Nippon, jadi saat gw kelas 2 SMA banyak Rasisme yang gw terima, pembullyan dan intimidasi dari beberapa kakak kelas. Tapi gw bersyukur ada Bernat, Jefri, Gusmen, Alm. Topan, Shandi dan Pak Opung yang selalu pasang badan untuk membela gw. Keributan gw dengan Kakak kelas tidak pernah terjadi di dalam lingkungan sekolah, tapi diluar sekolah. So, gw masih aman dari panggilan guru BP.
Satu RT bahkan mungkin satu RW masyarakat di perumahan Nenek tau kalau gw dan Alm. Nyokap tidak memiliki hubungan yang baik.
Pandangan gw terhadap hidup saat di masa labil itu sangat berbahaya. Gw selalu menilai masalah yang berat (adu fisik dan dendam) harus diselesaikan dengan cara melukai lawan, entah itu perempuan ataupun pria. Yang utama gw incar adalah
Unforgettable Moment by : Glitch.7 psikologinya, barulah fisiknya yang jadi santapan belati milik Om atau kodachi milik Alm. Nyokap. Gw salah satu manusia yang beruntung karena Tuhan masih menyayangi gw. Soal izin Bunbun untuk lanjutan cerita ini ke masa kuliah akan terjawab di One Last Part nanti.
Unforgettable Moment by : Glitch.7 130. The End Juni 2006.
Status gw sebagai siswa sma sudah gw tinggalkan satu minggu lalu. Perpisahan dengan sahabat-sahabat gw cukup mengusik dada ini hingga meneteskan airmata saat malam pelepasan siswa/i angkatan 2006 di sebuah hotel dengan guest star sebuah band yang mengusung musik beraliran reggae.
Hari ini gw bangun cukup telat, sekitar pukul 8 pagi. Gw akan menuju sekolah lagi untuk melegalisir fotocopy ijazah sma gw. Gw berangkat seperti biasa, bersama si Kiddo.
Sampai disekolah, rasanya sangat berbeda, datang pagi hari dengan pakaian casual. Padahal belum satu bulan gw masih menggunakan seragam sekolah disini. Gw parkirkan si Kiddo ditempat biasa, lapangan basket gedung dua. Sepertinya sebentar lagi siswa/i sekolah ini akan istirahat, karena waktu sudah menunjukkan pukul 9 pagi.
Gw bergegas menuju ruang administrasi sekolah, menyelesaikan keperluan gw. Ternyata sampai di ruang administrasi, gw harus menunggu beberapa menit sampai pegawai sekolah ini menyelesaikan urusannya diluar. Setelah pegawai administrasi membantu gw melegalisir fotocopy ijazah, Gw pun kembali keluar ruangan dan hendak bergegas pulang, karena urusan gw masih banyak hari ini, untuk mencoba daftar tes sebuah instansi.
Gw berjalan ke lapangan lagi, dimana si Kiddo berada. Saat baru sampai disamping si Kiddo, ada suara seorang gadis yang memanggil gw dari lantai 2 disisi kanan lapangan.
"Kaakk Eezzaaaa....",
Gw menengok kearah gadis itu, yang sedang berdiri di beranda depan kelasnya. Melambaikan tangan kearah gw sambil tersenyum. Gw hanya tersenyum ketika dirinya memberikan gesture untuk menunggunya turun. Sambil berlari kecil, dia menghampiri gw yang sudah berada di lapangan ini.
"Kak.. Apa kabar ?",
"Maaf ya aku belum sempat ucapin selamat atas kelulusan kamu...", ucapnya
"Alhamdulilah baik..",
"Iya enggak apa-apa, kan waktu kemarin-kemarin kamu libur...", jawab gw
"Iya.. Selamat ya Kak, aku tau Kakak dapet nilai UN tertinggi kedua ya..", "Eh.. Kakak ganti no.hp ya ?",
"Kok aku telpon gak bisa-bisa sih..", tanyanya lagi
Unforgettable Moment by : Glitch.7 "Alhamdulilah iya, dapet nilai yang baik...",
"Oh hp ya, iya, waktu itu Kakak lupa naruh hp 8210 di cafe, jadi deh ilang hahaha..", "Tapi no. Kontak teman-teman pernah Kakak salin ke buku sih, jadi nomor kamu juga masih ada..", jawab gw
"Iiiih.. Makanya jangan teledor",
"Enggak berubah siih..", ucapnya sambil cemberut
"Ha ha ha...", "Iya lupa waktu itu..",
"Lagian Kakak jarang teledor gitu kok... He he he...", ucap gw lagi
"Apaan jarang teledor..",
"Dulu waktu jalan sama aku aja, Kakak pernah ninggalin aku di foodcourt... Huuh, nyebelin..", makin cemberut mukanya
"Duuuh masih inget aja, he he hhe...",
"Maaf deh ya, beneran panik waktu itu soalnya, makanya buru-buru keluar, kirain kamu ngikutin Kakak dari belakang..", "Sekali lagi maaf ya..", ucap gw sambil tersenyum
"Enggak mau..", jawabnya dengan raut muka bete
"Heum ?", "Kok gitu ?",
"Aku gak mau maafin kalo Kakak enggak ajakin aku dinner malam minggu besok...", pintanya sambil menaruh kedua tangan ke pingganya
"Aha ha ha ha....", "Kamu ini ada-ada aja",
"Maaf ya enggak bisa, soalnya.."
"Soalnya Kak Ezanya udah ada janji duluan sama Aku!", ucap suara gadis lainnya dari belakang gw.
Entah datang darimana gadis ini, tiba-tiba saja dirinya sudah berada dibelakang gw dan Mia sambil melipatkan kedua tangan didepan dadanya. Sorot matanya sinis menatap Mia.
"Eh ?", "Mmm... Kaka Eza aku ke kantin dulu ya...", ucap Mia pamit kepada gw, lalu, "Kak maaf ya, aku cuma bercanda...", lanjutnya kepada gadis yang baru datang itu sambil sedikit menundukkan kepala, lalu Mia pun bergegas pergi kearah kantin sekolah.
"Hmm...", "Tega bener kamu jutekin mantan adik kelas...", ucap gw sambil tersenyum
"Mantan adik kelas aku, tapi bagi kamu mantan selingkuhan kamu kan ?", tanyanya sambil tersenyum juga
Unforgettable Moment by : Glitch.7 "Sok tauu..", ucap gw
"Loch, waktu si Mia kelas satu, aku suka liat ada Kakak kelasnya yang wajahnya oriental deketin dia gituu.. suka ngajakkin mojok deket gudang olahraga gituu deeeeh...", jelasnya membuka aib gw ketika dirinya masih kelas tiga dulu
"Ck.. Bahas terus.. udah ah!", "Kamu ngapain kesini Kak ?",
"Jangan bilang mau daftar ulang buat sekolah disini lagi.. He he he", tanya gw mengalihkan pembicaraan
"Iih malah mengalihkan topik kamu tuh Za..", "Oh, aku kesini mau legalisir fotocopy ijazah...", "Mau daftar kuliah..", jawabnya
"Loch ?" "Kok baru mau kuliah ", bukannya tahun kemarin udah mulai kuliah Kak ?", tanya gw kaget
"Enggak, tahun kemarin pas aku lulus itu langsung ambil kursus doang...",
"Sekarang setelah kursus selesai, aku yakin mau ambil bidang yang aku cobain ditempat kursus itu..", terangnya kepada gw "Emangnya kamu kursus apa kemarin ?", tanya gw penasaran
"Pastry & Bakery..", jawabnya singkat.
Heum " Pastry " Apaan tuh " Papais teuri lain " Sim kuring teu apal naon eta pastry. Apalna papais cawu. "Apaan itu ?", tanya gw lagi.
Kinanti tidak menjawab pertanyaan gw, dia malah memberikan brosur yang dia keluarkan dari tasnya. Gw lihat brosur yang dia berikan. Tertulis disana salah satu universitas, sebuah STP tepatnya, yang berada di kota Jakarta. Lalu Kinan malah mengajak gw makan di kantin sekolah, tapi gw tolak, karena gw masih ada urusan. Akhirnya kami pun berpisah di lapangan ini. Gw membawa si Kiddo kembali menuju rumah. Sedangkan Kinan masuk kedalam mobilnya dan entahlah, mungkin pulang juga atau ke ibu kota untuk daftar kuliah.
Setelah gw sampai kembali dirumah, gw pun mengambil beberapa surat-surat yang gw perlukan, fotocopy ktp, fotocopy ijazah sma tadi dan lain sebagainya. Kemudian gw menyambangi rumah Pak RT untuk meminta tandatngan, lalu kerumah Pak RW. Dan...
"Loch Le.. mari masuk Le...", ucap Ibu RW ketika melihat gw sudah berada di depan pintu rumahnya "Iya Budeh...".
Gw pun duduk di ruang tamunya, lalu menjelaskan keperluan gw. Setelah itu beliau pun memberikan apa yang gw perlukan.
Unforgettable Moment by : Glitch.7 Tidak lama keluarlah salah satu anaknya dari bagian dalam rumah ke ruang tamu ini.
"Eza ?", "Apa kabar Za ?", sapanya dengan raut wajah yang cukup kaget setelah melihat gw
"Alhamdulilah baik Mba..",
"Mba kemana aja " Kelihatannya sehat ya...", jawab gw sambil bertanya juga
"Alhamdulilah, Mba juga baik..", lalu dirinya duduk disofa depan gw, "Mba baru pindah lagi kesini Za..", lanjutnya ketika sudah duduk
"Ooh, kemarin ditempatkan di jawa tengah ya Mba ?",
"Aku denger dari Dewa, itu juga Dewa tau dari Meli adik Mba, hehehe...", ucap gw lagi "Iya Za, selesai pendidikan, Mba dinas di Jateng, ini baru satu bulanan pindah ke Jabar lagi...", "Sekarang ditempatkan dimana Mba ?",
"Di Jakarta Za, di xxx..", "Eh, kamu udah luluskan ?", "Mau lanjut kemana sekarang ?",
"Oh Jakarta, Alhamdulilah deketlah ya Mba..", "Iya baru minggu kemarin Lulus Mba",
"Lanjut kemana ya, he he he...", jawab gw sambil terkekeh melihat dokumen yang gw bawa. Mba Siska pun melirik kearah tangan gw yang memegang dokumen itu diatas meja ruang tamu. "Ini, si Eza mau daftar juga sama kayak si Rekti tahun lalu Ndo..", jawab Ibundanya
"Ooh... Baguslah Za..",
"Siapa tau lolos kayak Rekti ya Za...", lanjut Mba Siska.
Gw cuma tersenyum saja mendengar obrolan kali ini. Lalu tidak lama gw pamit lagi untuk pergi ke sebuah toko baju. Dan dewi fortuna sepertinya sedang menaburkan daya magisnya kepada gw. Alasan apapun gw terima, yang penting bisa barenglah sama Mba Siska.
"Yu Za, aku sekalian ada yang mau dibeli juga..", ucapnya "Mau naik motorku atau gimana Mba ?", tanya gw
"Panas ya kayaknya Za, mau tengah hari..", "Kamu udah lancarkan bawa mobil ?", tanyanya
Unforgettable Moment by : Glitch.7 Gw hanya menganggukan kepala dan tersenyum.
Skip. Kami berdua sudah berada di dalam mobilnya, sepertinya baru banget ini mobil dibeli. Beda dengan tiga tahun lalu. Gw kemudikan CRV berwarna silver milik Mba Siska ke pusat kota. Masih dalam perjalanan, kami pun kembali mengobrol.
"Kamu makin tinggi ya Za..",
"Tambah putih, tapi tetep kurus sih..", ucapnya memulai obrolan
"Oh ya " Ha ha...",
"Mungkin faktor turunan Mba..",
jawab gw, lalu, "Makin ganteng juga gak Mba ?", tanya gw jahil pada akhirnya
"Dari dulu juga Mba tau, kalo kamu pasti makin ganteng dan makin banyak perempuan yang deketin kan ?", "Maaf ya tadi gak banyak ngobrol dirumah, gak enak ada Ibu...", ucapnya lagi sambil menengok kearah gw. Eh, kok jawabannya serius gini. Gw pikir bakal jadi obrolan selewat. Nada bicaranya beda dengan tadi di rumahnya.
"Eum.. Ah.. Gak apa-apa Mba...", jawab gw kikuk,
"Eumm.. Mba pulang-pergi sini-Jakarta kah ?", tanya gw mengalihkan pembicaraan
"Iya Za, sekarang masih pulang-pergi, tapi rencananya nanti Mba mau kontrak rumah aja disana...", jawabnya lagi. "Ooh.. Asyik ya bisa mandiri nanti hahaha...",
"Gitulah Za, Mba kan udah biasa sendiri waktu di Jateng, sanak famili juga jauh waktu itu, jadi ya ngekost waktu disana..", "Oh ya, no.hp kamu berapa ?",
"Nomer kamu yang lama gak aktif kan...".
Ya kurang-lebih begitulah obrolan gw dengan Mba Siska. Dan akhirnya kami pun sampai disalah satu pusat perbelanjaan. Kami berdua memasuki Mall ini lalu masuk lagi ke sebuah toko baju. Gw berjalan kearah tempat yang khusus menyediakan pakaian pria, sedangkan Mba Siska kearah pakaian wanita. Satu buah kemeja putih lengan panjang gw ambil dan gw masukkan ke keranjang belanjaan, tidak lupa juga satu celana panjang bahan warna hitam. Beres mendapatkan pakaian yang gw perlukan, gw menuju pakaian wanita, mencari Mba Siska. Ya samalah seperti kebanyakan cerita lainnya, kalau seorang wanita sudah berada disebuah pusat perbelanjaan, si pria bisa berubah jadi apa kan ", komentator serba salah. Gw yang dimintai pendapat soal pakaian yang diminatinya itu harus mengaktifkan mode sabar, bahkan sampai ke level ultra extra kesabaran. Kalo enggak bisa nahan, fiiiuuuuhh.. Rasanya ingin sekali gw acak-acak itu pakaian.
Selesai juga akhirnya belanja pakaian, kami sempat makan disebuah foodcourt di dalam mall ini. Lalu setelah itu barulah kami berdua pulang. Tidak begitu banyak yang kami obrolkan hari ini, hanya membicarakan beberapa tips dan saran dari Mba Siska yang gw dengar soal tes masuk instansi seperti dirinya.
Btw, gw mengikuti tes instansi hanyalah keinginan Om gw semata. Ya, gw dipaksa. Mungkin karena rata-rata teman gw di
Unforgettable Moment by : Glitch.7 lingkungan rumah Nenek ikut mendaftar tes di instansi tersebut, maka gw pun diminta untuk mencoba peruntungan. Beberapa hari sudah gw mengikuti tes tersebut, gw masih lolos. Sampai gw sengaja mengisi jawaban yang ngawur pada tes akademik, tapi anehnya gw masih saja lolos. Dengar-dengar dari Nenek, Om gw menitipkan no. Peserta gw kepada rekannya. Jelas ini bukan hal yang baik, tapi yaaa, kalian tau sendirikan, nepotisme di negara ini sudah seperti kebutuhan pokok.
Satu-satunya cara agar gw tidak lolos adalah tidak hadir di hari tes berikutnya. Ya, mau enggak mau gw memilih cara itu. Karena, sekalipun gw mengerjakannya dengan asal, hasilnya masih bisa lolos. Daripada terulang lagi, lebih baik gw kabur sekalian. Saat itu Icol, Robi dan Unang juga mengikuti tes di instansi itu bareng gw. Pada tes kedua, gw lupa tes apa saat itu, Unang gagal, sisanya tinggal gw, Icol dan Robi, lalu saat gw menjawab asal pada tes akademik, malah Icol yang tidak lolos. Tinggal menyisakkan gw dan Robi. Dan pada akhirnya, hanya Robi lah yang bertahan sampai tes ujian terakhir, dan dirinya pun berhasil menjadi anggota baju cokelat sampai sekarang. Gw " Jelas enggak lolos karena gw tidak hadir pada saat tes fisik.
Omelan dan nyaris ditampar oleh Om gw pun harus gw hadapi. Jelaslah Om gw marah-marah karena gw tidak hadir di tes fisik. Tapi akhirnya gw kembali menjelaskan kalo gw sama sekali tidak berniat untuk jadi anggota seperti Rekti dan Robi. Sebenarnya, Om gw dari awal tau kalau gw tidak berminat ikut tes tersebut, tapi ya namanya juga orangtua, ya maksud gw, selama Bokap gak ada dirumah, Om gw lah yang menjadi Bokap gw. Keinginannya agar ada penerus Kakek dan Om gw itulah yang menjadikannya memaksa gw. Untung saat itu Nenek mengerti keinginan gw, beliau yang memberikan masukkan dan pandangan kepada Om gw, agar om gw tidak lagi memaksakan kehendaknya. Karena kalau tidak Nenek yang turun tangan, wah bisa lebih gawat urusannya. Om gw berniat menitipkan gw kepada Papahnya Echa. Kan bahaya kalau sampai kejadian, ya kali gw berani mangkir tes kalau udah dititipin sama orang yang punya pangkat berbentuk, bintang dilangit kerlip engkau disana...
*** Sekarang gw mencoba daftar ke salah satu universitas negeri dikota gw yang cukup dikenal se-indonesia. Gw mendaftar program diploma 3. Kalau gw mengingat kejadian ini, agak lucu sebenarnya. Entah syarat masuknya kenapa harus lulusan IPA, padahal di kampus lain, yang gw tau lulusan IPS pun tidak jadi masalah. Fakultas yang akan gw pilih saat itu adalah Ilkom. Tapi ya balik lagi, persyaratan kampus tersebut mengharuskan calon Maba nya jebolan IPA saat di sma. Yowes, gw belum beruntung.
Gw mau pilih manajamen ekonomi tapi kok hasrat gw sudah luntur. Memang yang namanya anak muda masih suka labil, dulu niat pingin pilih A, sekarang malah pingin B, eh besok-besok C. Waktu pun terus bergulir, akhir bulan Juni sudah di depan mata. Sedangkan gw masih bergelut dengan pilihan apa yang akan gw ambil untuk melanjutkan pendidikan. Unang akhirnya menyarankan gw mengikuti dirinya untuk ikut kursus komputer. Gw pun mengikutinya. Pilihan gw mengikuti Unang yang memilih kursus itu menjadikan gw kembali harus menerima omelan dari Om gw, gimana enggak di omelin, nilai gw tergolong lebih dari cukup untuk masuk ke UI sekalipun, tes disanapun sepertinya masih bisa gw lewati. Tapi balik lagi, keinginan gw untuk mengikuti Unang lebih besar. Dasar anak muda labil.
Gw dan Unang pun akhirnya belajar disebuah lembaga kursus komputer yang berada di kota gw. Satu bulan sudah berlalu, gw dan Unang pun sudah selama itu mengikuti kegiatan kursus komputer. Sedangkan Icol mengikuti tes cpns di kementrian xxx, yang akhirnya dia lolos dan sekarang menjadi pegawai pemerintahan.
Unforgettable Moment by : Glitch.7 *** Juli 2006. Wulan sudah pindah ke Bandung, dirinya diterima disebuah universitas di kota tersebut. Fakultas kedokteran gigi adalah pilihannya. Hubungan kami berdua berjalan apa adanya. Kembali kami harus LDR, dan entahlah, kenapa perasaan gw kepadanya mulai berkurang. Gw bisa saja mengikutinya kesana, tentunya dengan fakultas yang berbeda. Tapi bukankah gw juga punya cita-cita sendiri " Dan jika memilih mengikutinya, gw harus mengorbankan hal lain. Dan alasan lainnya, sang Ibunda selalu meminta gw masuk ke universitas yang sama dengan anaknya itu, syukur-syukur di fakultas yang sama juga. Lah mana mungkin gw ambil fakultas yang sama dengan Wulan, basic gw aja lulusan IPS.
Lain halnya dengan Vera, setelah lulus sma, dirinya memilih kuliah di universitas yang gw inginkan sebelumnya, bedanya dia mengambil S1 jurusan ilmu gizi, kalo enggak salah, fema. Alasan dia memilih universitas ini karena awalnya dia tau kalo gw akan ikut tes sebuah instansi yang gw ceritakan sebelumnya, ditambah ketika gw tidak lulus tes karena mangkir, dirinya langsung membujuk gw untuk ikut daftar ke universitas itu, walaupun berbeda fakultas, tapi seenggaknya masih satu kota. Tapi kenyataannya " Ya seperti gw ceritakan sebelumnya, tidak jadi karena syarat fakultas Ilkom D3 di universitas itu harus memiliki basic anak IPA. Oh ya, Vera sempat marah karena gw malah memilih kursus.
*** Agustus 2006. Hari dimana jasad seorang wanita jepang berada di dalam peti. Yang akan diberangkatkan ke kota kelahirannya, Hokkaido.
"Mas, itu siapa ?", tanya Mba Yu kepada gw sambil melihat seorang lelaki yang gw taksir berumur 40 tahunan, dengan seorang gadis disebelahnya, sepertinya gadis itu sepantaran dengan gw.
"Aku juga belum tau Mba, tapi kayaknya kerabatnya Ibu...", jawab gw yang ikut memperhatikan kedua orang jepang tersebut.
Si lelaki jepang sedang mengobrol dengan Om gw dan Papahnya Nindi, ditemani seorang interpreter diantara mereka. Gw berada cukup jauh beberapa meter dari mereka. Kemudian Nindi mendekati gw dan Mba Yu.
"Za..", "Itu adik iparnya Mamah..",
"Dan yang perempuan disebelahnya itu anaknya..", ucap Nindi menjelaskan "Berarti itu paman dan adik sepupu kamu Mas...", timpal Mba Yu. "Hmm... Mungkin.. Ha ha ha...", jawab gw bingung.
Lalu gw lihat Om gw membalikkan badan, matanya mencari keberadaan gw. Ketika dirinya melihat gw yang berada cukup jauh, beliau melambaikan tangan dan meminta gw mendekatinya.
Unforgettable Moment by : Glitch.7 "Kenapa Om ?", tanya gw ketika sudah berada di dekatnya,
"Ini kenalin. Adik iparnya Ibu mu, dan yang ini anaknya. Sepupu mu Za...", jawab Om gw sambil melirik kearah kedua orang jepang tersebut.
Lalu gw pun berkenalan dengan mereka berdua. Ya, seperti budaya jepang, sebelum kami berjabat tangan, Paman gw yang ternyata adik iparnya ibu itu membungkuk sedikit lalu tersenyum, begitupun ketika gw berkenalan dengan anaknya, sepupu gw.
Dibantu oleh seorang interpreter, gw pun mengetahui nama Paman yang baru pertama kalinya gw temui ini, sebut saja namanya Hiroshi. Gw panggil dia paman (Oji-san) Hiroshi, kemudian adik sepupu (Imouto-san) gw itu bernama Kimiko. Perkenalan yang tidak formal itu membuat gw semakin paham maksud ucapan Bokap tadi subuh di telpon.
Bokap menelpon gw pada saat gw selesai shalat subuh, ketika gw masih di rumah sakit. Beliau memang tidak bisa pulang ke indonesia saat ini, baru akhir agustus beliau bisa pulang. Pembicaraan gw dengan Bokap mengenai pemakaman almh. Ny. Hikari itu membuat Beliau memberitahukan gw bahwa akan ada suadara Ibu yang datang ke indonesia, untuk menjemput jasadnya dan dibawa ke Hokkaido. Gw pun baru mengetahui kalau Bokap ternyata memiliki kontak dengan Paman Hiroshi selama ini. Walaupun tidak sering komunikasi, tapi Bokap dan Paman Hiroshi beberapa kali pernah bertemu. Dan karena itulah Bokap juga menelpon Om gw lalu hari ini pun tiba. Karena tidak mungkin kami, keluarga yang berada di indonesia mengantarkan almarhumah Ibu ke Hokkaido secara dadakan, terkait kendala administrasi seperti paspor dan lain sebagainya, maka keluarga dari Ibu lah yang datang menjemput jasadnya.
Unforgettable Moment by : Glitch.7 ...AFTER CREDIT Akhirnya tibalah waktu dimana peti itu masuk kedalam cabin pesawat, dan kedua kerabat asal jepang pun pamit untuk kembali ke negara asalnya. Om dan Bokapnya Nindi diberikan kartu nama oleh Paman Hiroshi, yang berisi no. Telpon dan juga email pribadinya. Sedangkan gw, mendapatkan alamat email anaknya, Kimiko. Yang ternyata masih sma. Umurnya dua tahun dibawah gw, kalo gak salah ingat itu juga.
... "Za, nanti kamu main kerumah ya, nanti aku smsin alamatnya..", ucap Nindi ketika gw berjalan disampingnya "Hm " Kenapa Kak ?", tanya gw
"Tabungan kamu dari Mamah ada dirumah..",
"Kapan kamu bisa ke rumah kabarin aku aja ya..", ucapnya lagi.
Gw mengiyakan permintaannya. Lalu, sebelum kami sampai ditempat Mba Yu dan Dian menunggu. Nindi menghentikan langkah gw.
"Za..", "Sherlin itu bukannya pacar kamu kan ?", tanyanya
"Iya..", "Tapi Dulu..", "Sekarang udah enggak..", jawab gw
"Kalian putus ?",
"Kenapa " Aku pikir kalian masih pacaran..",
"Hmm...", "Ceritanya panjang Kak..", "Yang jelas salah aku..",
"Dan aku bersyukur tadi malam dia mau antar aku ke rumah sakit..", jawab gw
"Hmmmm... Pantesan kamu sebut dia teman wanita baru kamu..", "Karena kalian baru putus, makanya kamu panggil dia begitu kan ?", tanya Nindi lagi
"Bukan Kak..", "Kita putus tahun lalu kok, udah lama..",


Unforgettable Moment Karya Glitch di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Alasan aku manggil Sherlin teman wanita baru itu karena baru satu minggu ini kami komunikasi lagi sejak terakhir kali aku ketemu dia di januari 2006 lalu..", jelas gw kepada Nindi.
"Hm, jadi kalian sempat renggang ya setelah putus..", "Oh ya maaf ya Za, aku beneran lupa sama wajah Sherlin..",
Unforgettable Moment by : Glitch.7 "Dia udah banyak berubah dari pertama kali aku ketemu dia di tempat billiar dulu..", "Dia makin cantik ya Za..", ucap Nindi lagi
"Makanya aku bilang ke kamu harusnya kamu kenal sama dia kan Kak ", he he he....", "Ternyata kamu lupa juga, ha ha ha..",
"Yap, dia makin cantik, tapi bukan itu yang buat aku ingin balik lagi sama dia Kak...", jawab gw sambil tersenyum memandang Mba Yu dari jarak yang cukup jauh
"Kenapa kamu gak balikkan sama dia Za, malah sama Wulan ?", "Lalu alesan apa yang buat kamu mau balik ke Sherlin ?", tanya Nindi penasaran
"Aku gak bisa sekarang, masih ada Wulan. Lagipula, Sherlin juga udah punya pacar dari bulan Ferbruari lalu", "Dan alasan aku ingin balik lagi sama dia itu, karena hatinya dan janjinya...",
"Hatinya yang cantik, dan janjinya yang dia tepati...", jawab gw lagi
"Kalau hatinya aku yakin dia punya hati yang cantik dan baik Za...", "Soal janji " Janji apa yang Sherlin tepati ke kamu ?", Nindi pun semakin penasaran
"Dia dulu pernah bilang pas kami masih pacaran..",
"Dia bilang, akan selalu ada disaat aku terjatuh, akan berusaha menemani aku juga disaat terpuruk..", "Sekalipun kami bukan lagi sebagai kekasih, tapi dia akan selalu ada untuk aku Kak.." "Dan...", gw masih memandangi Mba Yu,
"Janji itu nyata adanya...".
Ucapan gw yang jaraknya cukup jauh dari Mba Yu ini seolah-olah bukan penghalang bagi dirinya untuk melirik kearah gw, lalu Mba Yu pun tersenyum manis, manis sekali.
*** Setiap masa dalam kehidupan kita, bagi gw selalu dibagi menjadi beberapa bagian. Seperti yang gw rasakan, ada masa kecil yang sangat pedih untuk gw ceritakan, ada pula masa remaja yang membuat hati gw berbunga-bunga karena perempuan. Semua itu terangkum dalam memori ini, apapun ceritanya, masa itu adalah Masa yang Paling Indah untuk gw kenang selamalamanya.
And this is it... The end of my stories in highschool. Thanks a lot for everyone of you Gais.
Unforgettable Moment by : Glitch.7 AFTER CREDIT
Apa yang sudah Engkau lakukan padaku!!
Beginikah cara-Mu membalas semua yang sudah aku perbuat "!!
Hai Sang Pemilik Alam Semesta!!!
Kau pasti tau apa yang aku hadapi sekarang!! Apakah aku harus Menantangmu "!!! JAWAAB!!!
*** Dalam heningnya ruangan ini dan rasa sakit yang menggerogoti hati ini... Aku telah hancur. Hancur sudah iman dalam diri ini.
Berapa jauh jarak diantara kita " Terlalu jauh... Ya, terlalu jauh untuk ku menggapaimu lagi... Dan sekarang... Biarkanlah aku menuntut-Nya atas apa yang sudah aku terima...
Untuk mengaburkan yang tak termaafkan,
Keringkanlah darah ini, dan berikanlah pertunjukkan ini kepada mereka.
Pada lampu jalan dimalam yang gelap ini, Roh pun turun. Ada beberapa hal yang telah aku lakukan, yang tak perlu kau tau.
Siapa yang berjalan diantara mayat hidup terkenal itu " Dia tenggelamkan anakku di dalam ranjangmu.
Dan andai kau bisa bicara padaku,
Beritahukan padaku, apakah memang begitu, Bahwa semua gadis yang baik akan masuk surga " Hanya Tuhan yang tau.
Bisakah kau mendengarku memanggil-manggil namamu " Kalimat yang terpikirkan akan mencekik ku.
Aku sungguh tak lagi bersamamu sayang, Aku hanyalah hantu.
Maka, aku tak lagi bisa menyakitimu Maka, kau pun tak akan tersakiti lagi.
Dan kini, kau ingin lihat seberapa dalam aku bisa tenggelam dalam kehancuran "
Unforgettable Moment by : Glitch.7 Biarkanlah aku pergi, B*ngsat!
Jadi, kau bisa lihat, kini kau bisa lihat kan! Aku teramat jauh darimu,
Sekarang kau bisa, pasti...
Dan tanpamu lah aku lenyap, Karena tanpamu lah aku lenyap.
Dan kini, ku lenyap untuk selama-lamanya pada Cinta dalam Elegi.
* * * Sebuah lorong ku telusuri dengan langkah yang berat, airmata ini sudah mengering, habis tak bersisa. Namun deru nafas ini masih memburu. Tangan kanan ku terkepal.
Sementara itu, seorang Wanita berlari menghampiri ku dari arah depan. Bruk...
"Sabar...", "Sabar...",
"Sabar Zaa..", ucapnya yang kini sudah memeluk ku.
Pandangan ku hanya tertuju kepada seorang lelaki tua yang sedang duduk disebuah bangku besi, kedua tangannya menutupi wajahnya. Disebelahnya ada seorang Ibu-ibu yang baru saja diangkat oleh beberapa orang untuk dibawa ke ruangan lain.
"Za...", "Istigfar...", "Istigfaar Zaaa..", ucap Wanita yang masih memeluk ku
. . . . "Mereka...", "Mereka...", "Mereka...",
"Harus membayar apa yang sudah mereka lakukan pada keluarga kecilku Mba....", "Harus!!!!", balasku sambil mendesis lirih memandang tangan yang kian memutih terkepal.....
Unforgettable Moment by : Glitch.7 Tamat. Suling Emas Dan Naga Siluman 22 Accidentally Love Karya Boni Terbang Harum Pedang Hujan 15
^