Pencarian

Body Mengalahkan Wajah 5

Body Mengalahkan Wajah Karya Kaskuser Bagian 5


"Lho bapak ibumu kemana Lan " " tanya ane sambil masuk rumah dengan membawa belanjaannya Wulan.
"Baru ke tempat budhe, mungkin pulangnya malem. " jawab Wulan. "Belanjaanmu ditaruh dimana " " tanya ane.
"Di dapur aja, Vin. " jawab Wulan.
"Oh ya kamu mau makan apa " Aku bikinkan deh, sop, soto, nasi goreng " " tanya Wulan. "Aku belum lapar sih. Aku tiduran di kamarmu boleh kan " Capek banget soalnya. " pinta ane. "Boleh, sekalian titip nih, taruh diatas springbed aja. " kata Wulan sambil menyodorkan HP, dompet sama tas-nya ke ane.
"Kamu mau ngapain " " tanya ane.
"Aku mau beres-beres bawah dulu, ngrebus air sama masak nasi. " jawab Wulan. "Oooh " " jawab ane singkat.
Setelah menaruh semua barang-barangnya Wulan ke springbed, ane lalu tiduran di karpet. Udah jam setengah dua lebih, tidur sebentar aja ah, pulang jam tiga-an. Tapi anehnya nggak kayak kemaren, mata ane susah banget terpejam. Ane celingukan ke kanan kiri siapa tahu ada majalah yang bisa ane baca biar bikin ngantuk. Pandangan ane lalu tertuju pada HP-nya Wulan. Ah iya, mending ane hapus aja kontaknya Shela dari HP-nya Wulan, biar besok-besok nggak ada masalah lagi.
Karena bete, ane akhirnya keluar kamar menuju ke ruang tamu. Ane lihat Wulan lagi asyik mengelap meja ruang tamu. Lho Wulan kok udah ganti baju " Kini dia pake kaos oblong agak ketat, dengan celana pendek yang tingginya beberapa senti diatas lutut. Mungkin dia ganti baju di kamar ibunya, batin ane. Tapi...wih, Wulan terlihat seksi pakai baju kayak gitu, heheh ane langsung piktor.
"Lho kamu nggak tidur " " tanya Wulan saat melihat ane turun dari tangga.
"Nggak tahu ya, kok aku susah banget memejamkan mata. " jawab ane sambil garuk-garuk kepala.
"Tumben biasanya kamu kan langsung tidur pules. "
"Bapak ibumu nggak ada " Berarti cuma ada kita berdua dong. " kata ane.
"Lho emang kenapa " Aku tahu, hayooo pikiranmu langsung jorok yah " " tanya Wulan sambil menunjuk ke ane.
Ane nggak menjawab kata-kata Wulan. Saat dia membelakangi ane, ane kemudian menutup pintu ruang tamu, dan langsung aja peluk Wulan dari belakang, persis seperti yang sering ane lakukan pada Shela.
"Kenapa " Masa sama calon istri gak boleh berpikir jorok " " tanya ane sambil memeluk pinggang Wulan. Widih... pinggang Wulan ternyata kenceng banget, gak kalah sama pinggangnya Shela. "Vin kamu apa-apaan sih " " kata Wulan dengan nada terkejut.
"Kenapa " Kamu kan calon istriku " " tanya ane sambil tangan ane bergerilya ke pinggang Wulan ke bawah.
"Iya, tapi kita kan belum nikah dan... Vin !! Tanganmu ini ngapain sih " " protes Wulan saat tangan ane mulai mendarat di pahanya.
"Bukannya kamu cinta sama aku Lan " Masa gini aja nolak " " tanya ane dan langsung aja ane cium leher Wulan.
"Aduh Vin, geli !! " teriak Wulan meronta-ronta.
"Kamu kenapa sih " Nggak biasanya kamu bersikap mesum seperti ini " " tanya Wulan, sepertinya dia terkejut melihat perubahan sikap ane.
"Mesum gimana " Aku kan cuma ingin bermesraan dengan calon istriku. " kata ane sambil mendekati Wulan yang mulai ketakutan.
Wulan berusaha menghindar dari ane tapi ane berhasil mencegatnya lalu memojokannya sehingga Wulan terduduk di sofa pojokan.
"Vin, kamu sebenarnya mau apa sih " " tanya Wulan dengan nada ketakutan. "Masa kamu nggak tahu " " tanya ane seraya mendekati Wulan. "Aku kan cuma ingin kamu melayani aku selayaknya seorang istri. " kata ane lagi. "Apa "! Kamu udah gila ya "! Aku nggak mau Vin !! "
"Awas ya, kalau kamu macem-macem, aku bakalan teriak biar tetangga pada denger !! " kata Wulan dengan nada mengancam.
"Teriak aja, toh aku udah kenal semua tetanggamu, paling-paling kamu yang bakal malu sendiri. " kata ane.
"Ayolah, kita toh akan menikah, kenapa harus dipersulit " " tanya ane.
"Vin, please.. jangan lakuin ini ke aku, aku nggak mau. " kata Wulan sambil mendekap dadanya erat, soalnya tangan ane udah mulai gerayangan ke area situ.
"Oh iya !! Aku akan aduin semua ini ke Shela... " ancam Wulan.
"Silahkan, emang Shela bakal percaya sama omonganmu " Dia kan benci juga sama kamu. " jawab ane.
"Lagipula nomornya udah aku hapus dari HP-mu. " jawab ane tersenyum sinis.
Sadar semua ancamannya nggak mempan, Wulan cuma menatap ane dengan wajah ketakutan. Heheh gampang banget menggertak Wulan, padahal ane juga sempet kuatir kalo dia teriak beneran. Wulan bener-bener mati kutu, dia bersandar di pojokan sofa dengan wajah pucat. Ane pun memegang dagunya Wulan, dan dia langsung membuang wajah ke samping dengan mata terpejam. Entah beneran ketakutan atau emang udah pasrah.
Tiba-tiba pintu ruang tamu terbuka, spontan ane dan Wulan langsung menoleh ke arah pintu, ternyata oh ternyata...
"Yovie "! " teriak Wulan.
"VINO !! DASAR B*J*NGAN KAMU !! "
Yovie langsung mendekati dan mencengkeram kerah belakang baju ane lalu sekuat tenaga melempar ane. Gubrakkk!!! Ane pun terjatuh menimpa meja ruang tamu sampai meja tersebut terguling dan vas bunga diatasnya pecah berantakan.
"Aku serahin Wulan ke kamu !!! Tapi bukan begini caranya !! " teriak Yovie sembari mencengkeram kerah baju ane.
"Heh kamu nggak usah ikut campur. Wulan itu milikku, terserah kan mau aku apain. " jawab ane dengan senyum sinis.
"Lagipula ngapain kamu kesini " Mau jadi pahlawan " Biar Wulan cinta lagi sama kamu "! " sambung ane dengan nada mengejek.
BUAKKK...!!! Sebuah pukulan telak mengenai pipi kanan ane yang langsung membuat ane terjengkang. Wulan yang sejak tadi terduduk menjerit ketakutan. Rupanya Yovie belum puas, DUKKK !!! Dia menendang perut ane yang masih terbaring di lantai dengan sekuat tenaga sampai ane terdorong mundur beberapa puluh senti. Perut ane terasa remuk redam, dan ane pun terbatukbatuk.
"Udah, udah Yov... !! " teriak Wulan sembari memegangi lengan Yovie. "Aku kecewa sama kamu Vin !! Aku nggak nyangka kamu sebejat ini !! " teriak Yovie sambil menunjuk ke ane. Ane pun cuma terbaring diem sambil menyeka darah yang menetes dari sudut bibir ane.
"Lan, kamu nggak apa-apa kan " " tanya Yovie ke Wulan.
"Aku nggak papa, untung aja kamu datang. " jawab Wulan sambil menatap Yovie. "Wah wah... romantis sekali kalian berdua. Ternyata sang Romeo masih suka stalking Juliet-nya. " kata ane dengan ketawa mengejek.
"Diam kamu Vin !! " bentak Yovie ke ane.
"Mending kamu sekarang pergi, dan jangan pernah dekati Wulan lagi !! " timpal Yovie. "Ayo cepat !! Atau aku panggil polisi biar kamu dipenjara !! "
Ane diem aja, sambil perlahan-lahan bangkit berdiri sambil memegangi perut ane yang masih sakit gara2 ditendang Yovie tadi. Ane meraih jaket yang ane taruh di sofa lalu tertatih-tatih menuju pintu, dan nggak lupa ane melihat ke Wulan, tapi dia langsung membuang muka.
Ane lalu menuju ke motor ane, tapi ane sempatkan melihat ke arah Yovie dan Wulan, dan ane lihat mereka berdua berpelukan. Lalu dengan pelan-pelan cuma pake gigi 3 ane menjalankan motor menuju rumah ane. Jelas ane nggak berani kenceng-kenceng soalnya badan ane masih sakit semua. Sampai rumah ane langsung diinterogasi sama ibu ane gara-gara pipi kanan ane yang bonyok dan baju yang berantakan.
"Lho " Muka kamu kenapa Vin kok biru-biru gitu " " tanya ibu terkejut sambil memegangi dagu ane. "Tadi di kampus berantem sama temen bu. " jawab ane ngasal.
"Astaga Viiin, kamu ini udah gede kok masih aja berantem. Kenapa sih " " tanya ibu. "Aaahh bohong, kakak pasti habis dipukul sama Kak Shela, iya kan " " kata Dina yang entah datang darimana langsung nimbrung.
"Kamu anak kecil nggak usah ikutan !! " kata ane ke Dina dengan ketus.
"Makanya kak, jangan macem-macem sama Kak Shela, jadinya bonyok kan " " jawab Dina ketawa. "Sok tahu kamu !! " teriak ane sambil bersiap menjitak Dina tapi Dina malah lari sambil cekikikan. "Udah udah Vin, adikmu nggak usah diladeni. Mending kamu bersihkan tuh luka kamu terus dikompress pake air hangat biar nggak bengkak. " kata ibu.
"Kamu udah makan belum " " tanya ibu. "Belum. " jawab ane.
"Nah setelah itu kamu makan. "
"Baik bu. " jawab ane lalu menuju ke kamar mandi. "Oh ya jangan lupa jam setengah empat kamu antar Dina les ya. " "Iya, baik bu. " jawab ane.
Part 69 Jam empat kurang seperempat ane bersama Dina tiba di sasana Karate. Seperti biasanya saat kami tiba di parkiran, udah banyak anak-anak yang datang diantar sama orang tuanya. Hanya saja kali ini ane jadi sedikit pusat perhatian, karena pipi kanan ane yang lebam dan dihiasi tempelan Hansaplast. Entah gimana reaksi Shela ntar saat melihat muka ane kayak gini. Saat di depan aula, ternyata Shela udah ada di sana, lengkap dengan seragam Karate-nya.
Kak Shelaaa& teriak Dina dengan ceria seraya berlari mendekati guru les kesayangannya itu.
Halo Dina. sambut Shela dengan tersenyum ramah.
Lho muka kamu kenapa Vin " tanya Shela dengan nada terkejut saat melihat ane.
Oh ini, anu& ane bingung mau jawab apa.
Kak Vino berantem sama temennya kak. kata Dina tiba-tiba.
Ane pun diem aja, gak mungkin lah ane bentak Dina di depan Shela, mengingat Dina itu merupakan salah satu murid kesayangan Shela. Bisa hilang reputasi ane sebagai kakak yang sayang sama adik.
Ya udah Din, kamu kumpul dulu sama temen-temen yah. Kakak mau bicara sama Kak Vino. kata Shela ke Dina.
Baik kak. jawab Dina lalu ngeloyor masuk aula.
Kok bisa kayak gini sih " Kamu dikeroyok " tanya Shela sambil mengamati muka ane. Eh nggak kok, duel satu lawan satu, yaa karena salah paham tapi sekarang udah selesai kok. Biasa cowok kan gampang panas jadi ya gitu deh hehe.. jawab ane sambil duduk di bangku depan aula. Yakin " Siapa tahu besok kamu dicari sama temen-temennya yang nggak terima lho. kata Shela seraya duduk di sebelah ane.
Nggak, nggak, masalahnya udah selesai kok, kami tadi udah salaman saling minta maaf. jawab ane nyengir.
Beneran udah selesai " Kalo ada apa-apa aku siap bantu lho. kata Shela sambil mengepalkan tangan.
Huuu & kalo kamu ikutan bisa-bisa temenku masuk rumah sakit, ntar malah tambah runyam. jawab ane.
Bisa aja kamu. jawab Shela ketawa sambil mencablek punggung ane.
Aduh !! spontan ane berteriak sambil memegangi perut, soalnya perut ane masih senut-senut gara2 ditendang Yovie tadi.
Haah sorry, sorry !! kata Shela gelagapan melihat ane kesakitan. Nggak, nggak papa. jawab ane sambil meringis.
Perut kamu dipukul juga " tanya Shela.
Iya tadi sempet kena tendang, tapi nggak papa kok. jawab ane sambil mengacungkan angka lima. Tapi kamu& kata Shela bernada kuatir.
Masih sedikit sakit tapi ntar juga sembuh. Udah, kamu nggak usah kuatir. jawab ane tersenyum. Gimana kalau ntar kita ke dokter. Aku takut kamu kenapa-kenapa. kata Shela. Nggak usah Shel, ini cuma luka kecil. jawab ane.
Tapi kalau boleh aku ingin minta sesuatu darimu. kata ane. Minta apaan " tanya Shela.
Kiss dong, ntar sakitnya pasti ilang. pinta ane sambil mendekatkan wajah ane ke Shela. Iihh apaan sih "! Udah bonyok masih aja nyosor. kata Shela sewot sambil mendorong badan ane. Eeehh, sama orang sakit nggak boleh pelit. jawab ane.
Bodo !! kata Shela ketus sambil beranjak berdiri.
Udah ya, aku ke aula dulu. Mending sekarang kamu pulang istirahat, ntar kesini lagi jemput Dina. kata Shela.
Terus jemput kamu jam tujuh kan " tanya ane.
Ngg.. kamu kesini lagi jam setengah delapan aja. jawab Shela. Tumben setengah delapan. Biasanya jam tujuh.
Nggak, setengah delapan aja kamu kesini, lebih juga nggak apa, biar kamunya nyantai. kata Shela seperti menyembunyikan sesuatu.
Oke deh kalau begitu. jawab ane sambil beranjak berdiri.
Sambil melambaikan tangan Shela lalu masuk aula bergabung dengan murid-muridnya yang udah berkumpul menunggunya. Udah jam empat lebih lima, ane kemudian pulang. Sampai rumah ane langsung rebahan di springbed. Wih rasanya nyaman sekali, mengingat badan ane masih senutsenut. Nggak terasa ane terlelap ke dunia mimpi.
Untungnya ane sempet ngeset jam weker di angka 17.30 sehingga pas setengah enam ane bangun. Ane pun lalu cuci muka tapi hati-hati banget soalnya luka ane di pipi langsung semriwing jika kena air. Untungnya perut ane udah nggak begitu sakit lagi. Jam enam kurang sepuluh ane udah nyampai di depan aula, ternyata ane datang pas kelasnya Shela selesai. Banyak orang tua yang udah menunggu di depan aula menjemput anaknya masing-masing.
Saat melihat ane datang, Dina langsung berlari mendekat dengan senyum ceria. Sedangkan Shela ane lihat masih bercanda ria dengan beberapa murid-muridnya.
Din, tunggu bentar yah, kakak mau ngomong sama Kak Shela. kata ane.
Mau janjian jemput yah " tanya Dina dengan nada meledek.
Aiss dasar bocah sok tahu !! jawab ane bersungut-sungut.
Ane pun menghampiri Shela yang masih asyik ngobrol sama beberapa murid-muridnya. Melihat ane datang dia nampak terkejut, sepertinya dia sejak tadi nggak melihat kedatangan ane.
Shel, aku antar Dina dulu ya, ntar jadi jemput setengah delapan " tanya ane. Iya, setengah delapan, kamu santai aja nggak usah buru-buru. jawab Shela sambil tersenyum. Cieee, Kak Shela dijemput sama pacarnya. ledek salah satu muridnya Shela yang kemudian disambung sama cieee murid-murid lainnya.
Lho kak, itu pipinya kenapa " tanya salah satu muridnya Shela.
Oh ini tadi kakak jatuh, iya jatuh. jawab ane ngasal. Duh dasar anak-anak kecil udah pada kepo, gerutu ane dalam hati.
Aku duluan ya Shel. kata ane.
Oke, hati-hati ya. jawab Shela, yang kemudian melambaikan tangan ke Dina berdiri di depan pintu aula.
Ane kemudian mengantar Dina pulang. Masih jam enam lebih seperempat, ane kemudian memutuskan mandi tentu saja dengan penuh penderitaan soalnya lebam di perut dan pipi ane langsung senut-senut saat kena guyuran air. Emang sih Shela nyuruh ane jemput jam setengah delapan, tapi karena daripada di rumah bengong nggak ada kerjaan, mau maen game juga nanggung, sekitar jam setengah tujuh lebih sepuluh ane putuskan menuju ke sasana.
Sampai di sana sasana sudah sepi, tapi kok ada mobil Honda Civic tahun 90-an warna merah terparkir di depan sasana " Punya siapa ini " Apa punya salah satu orang tua muridnya Shela " Tapi perasaan pas tadi ane jemput Dina nggak ada mobil kayak gini. Karena penasaran ane lalu bergegas menuju aula. Sampai di dekat pintu aula ane denger seperti ada suara cowok sedang bicara. Perasaan ane langsung nggak enak. Dengan hati-hati ane mengintip ke dalam dan& siapa itu " Shela terlihat duduk di bangku yang ada di pinggir aula bersama seorang cowok yang usianya sepantaran sama ane. Mereka terlihat akrab banget, bahkan sang cowok beberapa kali merangkul pundak Shela.
Sedangkan Shela terlihat tersenyum senang sambil sesekali mentowel pinggang cowok tersebut. Melihat pemandangan tersebut, darah ane langsung naik sampai ubun-ubun. Astagaaaa& !!! Ternyata ini ya alasan Shela minta dijemput jam setengah delapan.
Ane kemudian berjalan masuk aula menghampiri mereka berdua yang lagi asyik bercanda. Shela dan si cowok kampret itu terlihat kaget banget melihat kedatangan ane. Ane pun menatap keduanya dengan muka masam.
Part 70 Ane kemudian berjalan masuk aula mendekati Shela dan cowok kutu kupret itu yang lagi asyik bercanda. Mereka berdua terlihat kaget banget melihat kedatangan ane.
Vino "! Shela nggak bisa menyembunyikan keterkejutannya melihat ane.
Siapa dia Shel " tanya si kupret itu ke Shela.
Ngg.. dia& Shela keliatan ragu-ragu menjawabnya.
Siapa "! tanya cowok itu mencecar Shela.
Jangan bilang kalo dia pacar kamu ya "! kata cowok itu lagi dengan nada marah.
Ane pun cuma diem sambil menatap mereka berdua dengan perasaan gak karuan. Tapi ane tetep berusaha menahan diri. Semua pasti ada penjelasannya.
Jawab Shel !! bentak cowok itu pada Shela yang tertunduk diem.
Iya bang. jawab Shela dengan wajah menunduk. Lho kok Shela manggil abang " tanya ane dalam hati.
Duuuhh, kamu ini kapaaaan mau dengerin kata-kataku hah "! tanya cowok itu ke Shela dengan nada tinggi.
Gini bang, aku bisa jelasin& jawab Shela.
Diem kamu !! Kamu bener-bener bikin aku kecewa !! bentak cowok itu ke Shela.
Shela nggak menjawab dan cuma tertunduk diem. Wih siapa nih cowok kok sepertinya Shela takut banget sama dia. Padahal perawakannya kecil gak lebih tinggi dari Shel a, kalo Shela mau pasti sekali hantam udah terbang melayang entah kemana.
Maaf ini ada apa sebenarnya " tanya ane memberanikan diri.
Oh iya maaf mas, dicuekin ya hehe, kenalin& kata cowok itu sambil berdiri menyalami ane. Bramantyo, tapi panggil aja Tio. kata cowok itu, eh Tio.
Alvino. jawab ane sambil balas menyalaminya.
Dia kakakku Vin. kata Shela tiba-tiba. Oooh ternyata kakaknya Shela. Kamu pacarnya Shela kan " tanya Tio penuh selidik.
Iya mas. Emang kenapa " tanya ane.
Apa nggak ada cewek lain sampai kamu mau sama cewek metal kayak dia " tanya Tio sambil menunjuk ke Shela.
Kok kamu nanya gitu sih bang " tanya Shela lirih.
Weeiii.. aku nggak ngomong sama kamu !! kata Tio dengan ketus ke Shela, yang langsung tertunduk diem.
Lho memang kenapa mas sama Shela " tanya ane penasaran.
Kok kamu malah nanya " Coba lihat muka kamu, udah babak belur seperti ini. Ini cuma masalah waktu aja sebelum kamu masuk rumah sakit. kata Tio.
Kamu salah bang, itu bukan aku yang ngelakuin. kata Shela dengan nada protes. Iya mas, ini bonyok gara-gara siang tadi berantem sama temen di kampus. Shela nggak salah kok. timpal ane.
Yang bener " Jangan-jangan kamu diancam Shela biar nggak ngaku. kata Tio dengan sinis. Aku nggak kayak gitu bang. Shela lagi-lagi menyela.
Aku bilang diem !! Bisa diem nggak "! bentak Tio sambil menunjuk ke Shela. Iya bang. jawab Shela pelan.
Ane nggak tahu apa yang terjadi, tapi kayaknya sang kakak ini nggak suka kalo Shela punya pacar. Kenapa ya " Kayaknya ada sesuatu yang nggak beres. Tapi hebat juga nih Tio, Shela yang selama ini galak bagai singa langsung berubah jadi kucing manis di depannya.
Maaf mas Tio, selama ini Shela nggak pernah menyakiti saya. Dia cewek yang baik kok. kata ane membela bebeb ane.
Udah berapa lama kalian pacaran " tanya Tio. Baru seminggu. jawab ane.
Seminggu " Baru seminggu bisa-bisanya kamu bilang dia baik. kata Tio tersenyum sinis. Emang kamu tahu apa yang udah terjadi sama mantan-mantannya " tanya Tio. Nggak mas, memang ada apa sama mantan-mantan Shela " tanya ane penasaran. Aduh bang, tolong jangan bilang ke Vino. pinta Shela dengan nada memelas. Oke, aku nggak akan cerita, tapi kamu yang cerita sendiri ke pacar kamu. Ayo !! kata Tio ke Shela. Kok harus cerita ke Vino sih " tanya Shela.
Ayo cepet !! Kalo nggak aku yang cerita. kata Tio dengan nada membentak. Udah nggak papa say, cerita aja. Toh itu kan udah jadi masa lalu. bujuk ane sambil berjongkok di depan Shela.
Tapi janji ya kamu nggak akan marah. pinta Shela seraya menatap ane. Nggak kok, aku janji. jawab ane tersenyum.
Jadi gini, sebelum kamu aku udah dua kali pacaran sama cowok temen kampusku. kata Shela, dan Tio duduk di sebelah Shela sambil menguping.
Lho bukannya pacarmu sebelum aku itu Erik " tanya ane. I..iya itu setelahnya. jawab Shela dengan tergagap. Erik " Siapa Erik " tanya Tio
Mantan kamu juga " tanya Tio lagi ke Shela. Jawab Shel !! bentak Tio.
Iya bang. jawab Shela lirih. Duh, Shela bener-bener takut sama kakaknya. Dia salah satu instruktur di sini mas, seniornya Shela. jawab ane.
Kok kamu juga nggak cerita soal Erik "! Selain dia, siapa aja mantan-mantan kamu yang aku nggak tahu "! tanya Tio.
Nggak ada kok bang, sungguh. jawab Shela ketakutan.
Senior ya, pantas aja dia bisa selamat nggak masuk rumah sakit. gerutu Tio. Udah lanjutkan ceritamu !! kata Tio lagi.
Jadi setelah aku putus sama Erik, aku dua kali pacaran, yang pertama sama kakak kelas, yang kedua sama kenalan dari FB. kata Shela.
Lho emang kamu nggak ajak mereka test sparring dulu " tanya ane penasaran. Nggak, soalnya aku bener-bener suka sama mereka. jawab Shela. Apa pula test sparring itu " tanya Tio.
Kalo ada yang PDKT selalu aku ajak test sparring, bang. jawab Shela. Kayak sayembara gitu. Yang menang kamu terima jadi pacar " tanya Tio. Shela cuma mengangguk pelan.
Dasar sinting. Trus pacarmu ini berhasil ngalahin kamu " tanya Tio. Iya bang.
Udahlah aku nggak paham, ayo teruskan !! Gimana " tanya ane penasaran.
Kakak kelasku, baru dua bulan udah minta putus, alasannya dia nggak tahan sama sikapku yang katanya kekanak-kanakan, cemburuan dan suka melarang-larang. kata Shela.
Emang kok, batin ane. Erik juga minta putus karena alasan yang sama, dan ane juga udah mengalaminya sendiri. Cemburuannya Shela emang udah overdosis. Kalo alkohol dalam darah mungkin kadarnya udah diatas 1000 mg.
Masalahnya, kakak kelasmu itu kamu apain. kata Tio dengan nada ketus.
Aku nggak terima diputus sepihak sama dia Vin, dan yang bikin aku malu, dia permalukan aku di depan temen-temen sekelas, jadi langsung aku tonjok dia dan dia jatuh kepalanya terbentur meja. kata Shela.
Dia sempet dirawat beberapa hari di rumah sakit gara-gara gegar otak ringan. kata Shela.
Hahaahhh& . udah ane duga, batin ane. Terus yang kedua " tanya ane.
Aku kenalan sama cowok dari FB. Karena kupikir dia orang baik, ya langsung aku terima jadi pacar dan ternyata dia punya cewek lain. Jadi&
Hei cerita yang bener !! kata Tio sambil menarik kuncir Shela.
Duh, sorry bang, aku agak lupa soalnya. kata Shela sambil memegangi rambutnya. Alesan !! gerutu Tio.
Jadi aku nggak sengaja ngegep dia lagi berjalan berdua sama cewek, trus aku ikuti sampai ke tempat sepi, lalu& Shela kelihatan agak ragu-ragu.
Dia menghajar habis si cowok sampai patah beberapa tulang rusuk, sedangkan yang cewek sempet dia jotos hingga bibirnya sobek dan gigi depannya pada rompal. Padahal si cewek itu adik kandung si cowok. timpal Tio.
Dan dua-duanya juga masuk rumah sakit. Itu belum termasuk beberapa temennya pas SMU yang udah dia perlakukan serupa. kata Tio lagi.
Kalo yang itu Shela udah cerita kok mas. jawab ane.
Ane pun ngeliatin Shela, yang cuma tertunduk. Kayaknya keselamatan ane pun juga nggak terjamin. Oh my& ane bener-bener pacaran sama cewek monster, eh nggak, & cewek psikopat
Tapi aku yakin suatu hari kamu akan menyesal dan sadar kalau ternyata pilihanmu itu salah. Ane tiba-tiba teringat kata-kata Wulan tempo hari.
Part 71 Dan dua-duanya juga masuk rumah sakit. Itu belum termasuk para temennya pas SMU yang udah dia perlakukan serupa. kata Tio lagi.
Kalo yang pas SMU Shela kemaren udah cerita kok mas. kata ane.
Kalo gitu kamu udah tahu kan gimana sebenarnya pacar kamu ini " "tanya Tio.
Ane nggak menjawab, lalu duduk di sebelah kiri Shela, yang sejak tadi cuma diem tertunduk. Ane sebenarnya nggak tega lihat dia dimarahi sama Tio, tapi ya apa daya, ane nggak berani membela Shela secara frontal di depan kakaknya, apalagi semua yang dikatakan Tio sepertinya benar.
Dia itu kecentilan, gampang banget dideketin sama cowok. jawab Tio dengan ketus. Sebenarnya aku nggak apa-apa dia mau pacaran berapa kali, cuma masalahnya tiap dia dapet cowok ujung-ujungnya selalu jadi musibah. lanjut Tio.
Udah nggak terhitung berapa puluh juta yang udah dikeluarkan buat biaya rumah sakit semua korban-korban dia. Bahkan yang terakhir dia nyaris dipenjara kalo saja aku nggak turun tangan membujuk keluarga si cowok buat mencabut laporan. kata Tio lagi.
Tapi tetep aja aku harus jual motorku buat biaya rumah sakit si cowok dan adiknya yang dia jotos. Maafkan aku bang& kata Shela lirih.
Aku janji nggak akan ngulanginya lagi. kata Shela sambil terisak. Waduh Shela sampai nangis. Halah selalu aja gitu, pake nangis, bilang nyesel& jawab Tio ketus.
Udahlah mas, Shela sepertinya udah bener-bener nyesel, jangan dimarahi lagi. kata ane pelanpelan, berusaha membela Shela.
Aku sebenarnya nggak mau marah-marah, tapi dia udah keterlaluan. Dia udah berjanji nggak akan pacaran lagi minimal sampai skripsi, tapi kamu lihat kan " Dia ternyata udah bohongi aku. kata Tio sambil mengadahkan tangan ke samping.
Shela nggak menjawab, malah menangis tersedu-sedu di pelukan ane. Ane hanya bisa mengeluselus rambutnya, ya meskipun rada metal, Shela kan cewek, perasaannya lebih halus, pasti dia sedih kalau dimarahi terus menerus. Tapi emang wajar kalo Tio sampai marah besar, rupanya selama ini dia juga kena imbas masalah yang ditimbulkan akibat kelakuan Shela.
Mungkin Shela dulunya kelakuannya seperti itu mas, tapi dia sebenarnya baik kok, buktinya dia bisa jadi guru les disini. Semua murid-muridnya suka sama dia, termasuk adik saya. kata ane.
Iya aku juga tahu, Shela sebenarnya anaknya ramah pada siapa aja, dan gampang bergaul. Di
rumah dia juga akrab sama anak-anak tetangga. Dia termasuk cewek yang sayang sama anak kecil, tapi ya itu& kalau udah menyangkut urusan asmara, heehhhhh& jawab Tio sambil menggelengkan kepala.
Yah mau gimana lagi, kalian udah berpacaran kan " Nggak mungkin aku nyuruh kalian putus. Cuma kalo sampai bapak sama ibu tahu, kamu pasti bakal dapet masalah besar, Shel. lanjut Tio.
Mendengar ancaman Tio, Shela semakin kenceng nangisnya di pelukan ane. Waduh, sepertinya masalahnya jauh lebih besar dibanding perkiraan ane.
Udahlah nggak usah nangis, kayak anak kecil aja. kata Tio.
Tolong bang, jangan bilang ke bapak sama ibu, aku mohon bang& pinta Shela sambil sesenggukan. Tio cuma menghela napas mendengar rengekan Shela.
Baik, tapi inget, kalau kamu bikin masalah lagi, aku nggak akan membantu. kata Tio ke Shela. Makasih bang. jawab Shela terisak sambil menyeka air matanya.
Mas, lama banget sih " Udah hampir setengah delapan lho !! tiba-tiba seorang cewek memakai baju terusan panjang berjalan menghampiri kami bertiga.
Oh iya, sorry sorry. jawab Tio sambil melihat jam tangannya.
Dia istriku. Tadi aku suruh menunggu di fried chicken depan. kata Tio sambil tersenyum. Lhooo& ternyata Tio udah kimpoi eh.. nikah "
Sini Ta, kenalin ini Vino, pacarnya adik ipar kamu. kata Tio memanggil cewek tersebut, yang langsung tersenyum ramah melihat ane.
Anita. kata cewek tersebut sambil mengulurkan tangan ke ane. Alvino. jawab ane membalas menjabat tangan cewek itu, eh Anita.
Kalo dilihat-lihat sih istrinya Tio lumayan cakep, bodynya juga, tapi kalo dibandingin sama Shela, jelas masih kalah telak, apalagi sama Wulan, widih, jauh banget men..!! Yah elah malah inget Wulan.
Lho kok kamu nangis " Kenapa Shel " tanya Anita ke Shela yang masih sesenggukan. Alaa udah biarin aja, paling ntar juga ketawa-ketawi lagi. kata Tio. Pasti habis kamu marahi ya mas " Kasihan kan sampai nangis gini. jawab Anita. Udahlah, nggak papa. Yuk kita berangkat. kata Tio sambil beranjak berdiri. Ada acara kemana mas " tanya ane sok basa basi.
Biasalah. Mau kontrol si jabang bayi. jawab Tio tersenyum sambil mengelus perutnya Anita. Waduh, tokcer juga si Tio, batin ane.
"Lho udah berapa bulan " " tanya ane.
"Yaa sekitar empat minggu. Iya kan Ta " " tanya Tio ke Anita yang mengangguk pelan. "Wah selamat ya mas, semoga bayinya sehat. " kata ane.
"Makasih. " jawab Tio tersenyum senang.
Shel, aku pergi dulu ya. kata Tio sembari mencium kening Shela yang masih menangis. Maafkan aku ya bang. jawab Shela sesenggukan.
Iya iya. jawab Tio sambil mengusap-usap rambut Shela.
Duluan ya Shel, Vino. kata Anita sembari melambaikan tangan yang diikuti oleh Tio yang berjalan di belakangnya.
Ane berdiri menatap mereka berdua pergi keluar aula, sedangkan Shela masih duduk di bangku dan masih sesenggukan. Karena suasana aula yang sepi, samar-samar ane bisa mendengar suara deru mobilnya Tio meninggalkan parkiran. Setelah suara mobil Tio benar-benar menghilang, tiba-tiba & .. DUKKK !!! seperti ada benda keras yang membentur betis ane keras sekali.
Duhh !!! Apaan sih kok kamu nendang aku "! tanya ane sewot ke Shela yang udah berdiri di samping ane dengan muka cemberut dan mata masih sembab.
Gara-gara kamu aku jadi dimarahi sama Mas Tio !! kata Shela dengan nada marah. Kok aku yang disalahin "! protes ane.
Pake ngeles lagi !! Aku kan udah suruh kamu datang jam setengah delapan, kenapa malah kesini jam tujuh "!! tanya Shela makin marah.
"Ya mana aku tahu kakakmu kesini Shel, dan aku kan juga nggak tahu kalo dia nggak suka kamu pacaran. " jawab ane membela diri.
"Aku tuh rencananya mau pelan-pelan kasih tau Mas Tio kalau kita pacaran biar dia nggak marah, tapi kamunya malah duluan kesini, kan kesannya aku yang udah bohongin dia. " jawab Shela ketus. "Iya iyaa, maafkan aku ya say. " kata ane seraya merangkul pundak Shela, yang cuma diem aja sambil memandang ke luar aula.
"Say, maafkan aku ya " " tanya ane, tapi Shela lagi-lagi cuma diem.
"Kamu jangan ngambek gini dong, iya aku ngaku salah. Kamu mau kan maafkan aku " " ane nggak menyerah membujuk sang tuan putri yang masih ngambek.
"Aku nggak peduli seperti apa masa lalu kamu, yang jelas aku tetep sayang sama kamu. " kata ane sembari memegang tangan Shela dan lalu menciumnya.
Shela lagi-lagi nggak menjawab, tapi dia memandang ane sambil tersenyum manis. Oh my.. Shela cantik banget kalau tersenyum, ya cuma kalo dibanding senyumnya Wulan ya masih kalah satu tingkat. Yaaah Wulan lagi.
"Kamu mau ngapain Vin " " tanya Shela melihat ane mendekatkan wajah.
"Masa nggak tahu " " kata ane.
"Yee ternyata kamu menghibur ada maunya ya. " kata Shela tersenyum kecut.
"Lho ini juga termasuk menghibur kok. " kata ane sembari memegang dagunya Shela dan mendekatkan bibir ane ke bibirnya, dan Shela sepertinya udah pasrah.
Hahah.. pasti kali ini berhasil... pasti... heheheheheeee...
Part 72 "Kamu mau ngapain Vin " " tanya Shela melihat ane mendekatkan wajah.
"Masa kamu nggak tau " " kata ane.
"Yee ternyata kamu menghibur ada maunya ya. " kata Shela tersenyum kecut.
"Lho kenapa " Ini termasuk menghibur juga kok. " kata ane sembari memegang dagunya Shela dan mendekatkan bibir ane ke bibirnya, dan Shela sepertinya udah pasrah.
Dan nggak lama kemudian bibir kami langsung beradu, ane bener-bener menikmati first kiss dengan Shela. Entah berapa lama ane melumat bibir Shela, mungkin bisa nyampai 10 detik, atau lebih, dan Shela terlihat juga menikmatinya.
Belum puas, ane lalu merebahkan Shela ke matras yang masih digelar di lantai, dan entah kenapa Shela sepertinya emang udah pasrah mau ane perlakukan seperti apa. Tentu saja sikap pasrahnya bikin darah ane langsung turun, dan ane pun melanjutkan melumat bibir Shela di matras. Setelah puas, ane lanjutkan menciumi leher Shela yang langsung membuatnya meronta -ronta kegelian. Tetapi itu nggak menyurutkan aksi ane...
Vin& ane mendengar suara Shela memanggil ane. Vino& woii..!! lengan ane terasa ada yang menggoyang-goyang. Eh..oh.. iya gimana Shel " jawab ane tergagap.
Kok kamu malah melamun sih " tanya Shela yang berdiri di samping ane. Nggak kok, aku cuma.. cuma&
Iiih aku tahu, kamu barusan mikir ngeres kan " Keliatan kok dari ekspresimu. kata Shela sambil menunjuk ke muka ane.
Nggak kok, aku cuma& kepikiran Mas Tio, dia serasi banget sama Mbak Anita , hehe. jawab ane sambil nyengir.
Ah bohong !! jawab Shela ketus sembari mengemasi sportbag-nya yang ada di bangku. Iya bener, mereka berdua serasi kok, kayak kita kan " kata ane sembari memeluk pinggang Shela dari belakang.
Tuh kan mulai gerayangan. jawab Shela.
Napa " Sama pacar sendiri masa nggak boleh " kata ane semakin erat memeluk Shela. Lepasin Vin, ntar ada yang liat lho. kata Shela sembari berusaha melepaskan pelukan ane. Ah nggak ada orang kok. jawab ane.
Kamu ini& aku nggak mau, Vin !! protes Shela.
Ane nggak memperdulikan protes Shela dan mulai menciumi lehernya yang putih mulus dari belakang, dan tangan ane yang memeluk pinggang Shela juga mulai bergerilya ke area sekitar, persis seperti yang ane lakukan ke Wulan tadi siang. Dan anehnya meskipun protes, nyatanya Shela nggak meronta-ronta. Yaa seperti biasa, dia malu-malu mau.
Tiba-tiba.. DUKK!! Aduh..!! ane mengaduh setelah sesuatu yang keras bagai balok kayu mengenai perut ane, yang masih sakit akibat ditendang Yovie.
Sorry.. sorry Vin !! kata Shela tergagap melihat ane yang membungkuk kesakitan sembari memegang perut.
Sadis banget sih !! Perut masih sakit malah disikut !! kata ane sewot. Iya sorry, aku lupa kalo perutmu masih sakit. jawab Shela ketawa. Tadi sih udah mendingan, tapi sekarang jadi sakit lagi. kata ane rada memelas. Iya..iya.. sorry banget. kata Shela yang jongkok di depan ane dengan wajah menyesal. Kalo cuma bilang sorry itu percuma Shel. jawab ane sambil mengacungkan telunjuk lalu mengayunkan ke kiri dan kanan.
Terus aku harus gimana dong " tanya Shela.
Kiss lah, biar nggak sakit. kata ane sembari memegang kedua lengan Shela lalu mendekatkan wajah ane.
Kiss aja sama ini !! jawab Shela dengan ketus lalu.. BRUKK!! sebuah benda berukuran besar terbuat dari polyester menimpa muka ane dan nyaris membuat ane terjengkang. Apa-apaan sih "! kata ane dengan sewot.
Bawain lah !! jawab Shela dengan cuek sembari bangkit berdiri. Sama orang sakit kok gitu " protes ane sambil menenteng sportbag Shela. Sakit yaaa ?" Tapi nyosor sama gerayangan jalan terus !! jawab Shela nggak kalah sengit sambil berkacak pinggang.
Apaan dikasih aja kagak pernah. kata ane ngedumel.
Halah bawel banget sih !! Ayo !! kata Shela sembari menarik lengan ane. Ayo kemana " tanya ane.
Pulang lah, emang kamu mau nginep di sini "
Daripada disini mending kita nginep di hotel aja yuk hehe. jawab ane sambil nyengir. Aku temani nginep di rumah sakit mau " jawab Shela dengan ketus sambil menempelka n kepalan mautnya ke dagu ane.
Nggak kok say, makasih. jawab ane ketawa, padahal gak pengen ketawa. Dasar !! kata Shela bersungut-sungut.
Saat kami berjalan menuju parkiran motor, tiba-tiba HP ane yang ada di saku celana berbunyi.
Wulan " hahahaa mustahil. Dengan pede ane lalu mengambil HP ane dan melihat layar. Ah bener bukan dari Wulan, melainkan dari ibu. Tapi tentu saja Shela tetep menatap ane penuh curiga.
Dari siapa " Jangan bilang kalo dari Wulan yah. tanya Shela penuh selidik. Parno banget sih. Nih dari calon mertua kamu. jawab ane ketawa sambil menunjukkan layar HP ane yang ada tulisan my mother memanggil&
Ih siapa tahu kontaknya Wulan kamu ganti. jawab Shela nggak percaya.
Gak percaya banget, nih kamu jawab sendiri. kata ane sembari menyodorkan HP ane ke Shela. Tapi& Shela keliatan ragu-ragu.
Ayo jawab aja, nggak papa. kata ane tetep memaksa.
Ha.. halo& jawab Shela sambil menempelkan HP ane ke telinganya. & & & & & & & & & & .
Saya Shela bu. Vino ada di sebelah saya. jawab Shela sambil melirik ane, dan ane pun cuma tersenyum mengejek.
& & & & & & & & & & .
Iya, baik bu. Nih.. jawab Shela sembari menyodorkan HP ane.
Yee makanya jangan parno. kata ane seraya menerima HP ane, dan Shela cuma tersenyum simpul. Ya gimana bu " tanya ane.
Kamu pulang jam berapa Vin " tanya ibu.
Wah aku nggak bisa mastiin, mungkin jam sepuluh, sebelas. Emang kenapa bu " tanya ane. Ini ada temenmu disini nyari kamu. kata ibu.
Siapa " tanya ane penasaran.
Bilangnya sih temen kuliah kamu, perempuan. Emang siapa bu "


Body Mengalahkan Wajah Karya Kaskuser di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Namanya Wulan. jawab ibu.
BLEDER !!! Ane bagai kesamber petir mendengar kata-kata terakhir ibu ane. Yah elah ngapain Wulan ke rumah ane " Tapi ane cepet-cepet menguasai diri dan bersikap biasa di depan Shela, soalnya kalo tahu sekarang Wulan ada di rumah ane, bisa-bisa& aduh ane nggak sanggup bayangin.
Aduh bu, mending disuruh pulang aja, soalnya kan aku masih lama. jawab ane. Tadi ibu udah bilang begitu tapi dia ngeyel mau nunggu kamu, katanya dia mau bicara penting sekali. kata ibu.
Suruh telpon aku aja bu, daripada kelamaan dia nunggu. jawab ane. Udah, tapi dia tetep pengen ngomong empat mata sama kamu. kata ibu.
Vin, kamu nggak berbuat macem-macem kan " tanya ibu. Ya nggak lah bu, emang dia ngomong apa aja " tanya ane.
Dia nggak bilang apa-apa. Gimana, atau kamu mau aku sambungin " Dia ada di ruang tamu. kata ibu.
Nggak, nggak usah bu, biar aku nanti telpon dia. jawab ane ngasal.
Ya udah, kalau kamu sama Shela udah selesai, lebih baik cepat pulang, kasihan temenmu kalo nunggunya kelamaan. kata ibu.
Iya, baik bu. jawab ane. ***tutt..tut..tut..**
Kenapa Vin " Emang siapa yang nyari kamu sampai kamu pucet gitu " tanya Shela yang melihat ane berkeringat dingin.
Oh nggak kok.. ini& ini& jawab ane kebingungan.
Ah elah& bener-bener momen cocolatos kampretos
Part 73 Lho kenapa Vin " Emang siapa yang nyari kamu sampai kamu pucet gitu " tanya Shela yang melihat ane pucat pasi.
Oh nggak & itu tadi& .
Siapa " tanya Shela penuh selidik sambil menatap ane.
Temen aku, dia kerumah mau ngambil DVD game yang aku pinjem. jawab ane mengarang sebisanya.
Masa cuma pinjem game kamunya sampai panik gitu " tanya Shela lagi. Soalnya DVD-nya hilang entah kemana dan sampai sekarang belum ketemu. jawab ane mulai mengeluarkan jurus ngeles level 100.
Emang berapa harganya " tanya Shela. Kalo baru ya sekitar lima ratus ribu. jawab ane.
Mahal banget " Game apaan sampai semahal itu " tanya Shela. Yee kalo DVD ori ya emang segitu, harganya pake dolar. Ori " Ori itu apa "
Original alias bukan bajakan.. ah elah. jawab ane ketawa.
Kasihan temenmu Vin, mending kita sekarang ke rumahmu terus jelasin sama dia kalo barangnya belum ketemu. Kan rumah kamu deket. kata Shela.
Udah nggak usah, lagipula tadi udah aku titip pesan sama ibu kalo aku pulangnya lama. Paling sekarang dia udah pulang. jawab ane.
Mending sekarang kita makan dulu aja deh. Kamu laper kan " Mau makan apa " Fried chicken di depan " Atau lainnya " tanya ane berusaha mengalihkan pembicaraan.
Di depan aja lah. Habis itu kita langsung pulang ya, soalnya besok aku ada ujian. pinta Shela. Waduh, yaahhh " & keluh ane dalam hati.
Sayang ya, padahal aku masih pengen jalan sama kamu say. kata ane.
Iya sorry, soalnya besok aku beneran ada ujian, lagipula aku capek banget tadi siang habis pergi sama temen-temen. Trus kamu juga lagi sakit kan, mending kamu juga pulang istirahat juga. jawab Shela.
Oke deh. jawab ane. Duh, kok Shela malah ngajak pulang cepet sih, padahal ane ngarepnya Shela ngajak ke mall atau kemana kek, sehingga ane bisa berlama-lama diluar, soalnya ane bener-bener males pulang karena ane yakin pasti Wulan sekarang masih di rumah ane. Dan ane juga sebenarnya juga pengen cepet pulang lalu istirahat karena badan ane masih sakit gara-gara kejadian tadi siang. Tapi& aah udahlah itu dipikir nanti, yang penting sekarang nemenin Shela makan ayam goreng dulu.
Say& . panggil ane.
Hmmmm ?" jawab Shela sembari mengunyah kentang goreng kesukaaannya. Mas Tio itu kuliah di mana " tanya ane sambil membuka botol YouC1000 Orange Water yang ane ambil dari lemari pendingin.
Oh dia udah nggak kuliah Vin, dia sekarang buka usaha rumah makan sama Mbak Anita. jawab Shela tersenyum.
Aku baru tahu kalo kamu punya kakak disini. Kok kamu nggak tinggal sama kakakmu aja " tanya ane sambil minum botol YouC1000 Orange Water.
Nggak ah, aku nggak mau ngerepotin Mas Tio. Lagipula dia kan tinggal di rumah punya mertuanya, kan nggak enak juga kalo aku juga numpang disana. jawab Shela. Tapi kamu kayaknya takut banget sama Mas Tio. kata ane. Shela nggak menjawab dan cuma memandang keluar ke jalanan.
Aku udah sering banget nyusahin Mas Tio, Vin. Bahkan sejak kecil, dia selalu membelaku di depan bapak sama ibu, padahal aku jelas-jelas salah. kata Shela.
Aku inget saat aku masih kecil, aku pernah berantem sama anak tetangga sampai jidat anak itu bocor gara-gara aku pukul pake batu, untung aja Mas Tio mati-matian membelaku, kalo nggak pasti aku udah dihajar sama bapak. lanjut Shela lagi.
Waduh " Kamu umur berapa tuh kok udah berantem " tanya ane.
Berapa ya " Aku lupa sih, tapi aku masih kelas satu kalo nggak kelas dua SD, dan Mas Tio udah SMP. jawab Shela.
Kalo diinget-inget sih lucu juga, padahal aku yang mukul duluan gara-gara kalah main congklak. kata Shela lagi sambil ketawa.
Waduh duh duh duh duuuhhh... nih cewek ternyata pas kecil ternyata udah brutal, Pantes aja gedenya demen banget ngirim orang ke rumah sakit . Astaga Shel, jangan-jangan kamu kerasukan arwahnya Jason Voorhes. Hiiii.. ane malah jadi takut sendiri . Moga-moga aja dia beneran udah belajar kontrol emosi seperti yang dia bilang kemaren.
Dan seperti yang udah Mas Tio bilang tadi, kalo nggak ada dia mungkin aku sekarang udah dipenjara. kata Shela sambil menyeruput segelas Pepsi pake sedotan.
Aku juga nggak tega kalau kamu sampai masuk penjara, say. Soalnya aku kasihan sama tahanan lainnya ntar pada masuk rumah sakit semua. jawab ane bercanda. Ups, oh..oh.. ane keceplosan& Kamu bilang apa barusan "! kata Shela sewot seraya melempar segenggam kentang goreng ke muka ane. Duuhh Shela beneran marah, keluh ane dalam hati.
Ah.. sorry say, aku cuma bercanda kok. jawab ane tergagap sambil membersihkan muka sama rambut ane yang penuh potongan kentang goreng.
Bercandamu selalu bikin emosi !! kata Shela masih sewot.
Iya say, sorry aku beneran cuma bercanda, sungguh. duh, kok ane bisa keceplosan sih.
Kamu ngatain aku lagi, mending aku pulang naik taksi !!
Sorry say, sorry, iya aku janji nggak akan bercanda lagi. ane susah payah membujuk Shela biar nggak marah.
Dasar !! gerutu Shela sambil menyedot Pepsinya.
Tuh kan gara-gara kamu kentang gorengku jadi habis !! kata Shela saat melihat kentang gorengnya yang tinggal dua potong.
Pesenin lagi !! Lho kan kamu sendiri yang& ane berusaha membela diri.
CEPET !! bentak Shela. Dan seperti biasa, semua pengunjung pada menoleh ke arah kami. Iya iya, aku pesenin lagi. Tapi kamu marahnya udahan dong. bujuk ane. Bodo !! jawab Shela ketus sembari membuang muka.
Ane pun menuju ke meja pelayan memesan seporsi kentang goreng lagi, dan nggak lupa ane pesen juga es krim cone sebagai sogokan buat sang tuan putri.
Ini tuan putri, kentang gorengnya dan es krimnya silahkan dinikmati. kata ane sembari memberikan kedua pesenan tersebut ke Shela yang masih cemberut.
Yeeee, makasih !! Wah ada es krim. kata Shela tertawa riang sambil menerima kentang goreng dan es krim kesukaannya.
Ane cuma tersenyum geli melihat tingkah Shela. Ternyata emang bener dugaan ane, kalo Shela marah tapi bukan karena cemburu, cepet redanya. Tapi kalo sekali aja dia merasa diduain, marahnya bisa lama banget seperti di mall kemaren, bahkan Rara yang nggak tahu apa -apa juga kena imbasnya. Ah udahlah, mungkin emang bawaan dia emang seperti itu. Yang penting ane udah tahu dan sekarang gimana caranya yang penting jangan bikin sang tuan putri cemburu.
Setelah makan, sesuai permintaan Shela, ane kemudian langsung mengantarnya pulang ke kosannya. Ane lihat jam menunjukkan pukul 20.35, duh, Wulan udah pulang belum yah " Ane pengen ngebel HP-nya ibu buat mastiin, tapi pasti ntar ditanya macem-macem. Ngebel Hp-nya Wulan " Wih ogaahh !! Saat meninggalkan kosan Shela, nggak sengaja ane melihat ada rental PS2 di pinggir jalan. Ah, mending mampir ke rental aja sampai jam sepuluhan lebih, nggak mungkin Wulan bakal nunggu ane sampai jam segitu.
Ane lalu mampir ke rental tersebut dan langsung booking dua jam. Ane lihat daftar game, ahaa... ada game kesukaan ane yaitu The King of Fighters 2002 Unlimited Match. Nggak berapa lama ane asyik menatap layar sembari jari-jemari ane dengan lincah memainkan joystick melancarkan combocombo maut ke lawan, dan sambil sesekali menyeruput sebotol Pocari Sweat yang ane ambil dari lemari pendingin deket meja abang penjaga rental. Dan selama ane main sampai sekitar jam sepuluh, HP ane nggak berbunyi sama sekali, ane lega, pasti Wulan udah pulang.
Setelah membayar ke abang penjaga, ane lalu menggeber motor dengan mantab menuju rumah. Udara malam yang dingin menusuk langsung bikin perut ane yang sakit kembali senut-senut. Nggak papa, ntar sampai di rumah langsung tidur pake selimut, begitu pikir ane. Sampai rumah, sekitar jam setengah sebelas ane disambut ibu dengan muka masam. Ane celingukan di ruang tamu, ah yess, Wulan udah nggak ada.
"Kamu dari mana aja Vin, kok sampai jam segini " " tanya ibu. "Tadi Shela minta diantar ke tempat temennya bu. " jawab ane bohong. "Kamu nggak kasihan sama temen kamu itu, dia lama banget nunggu kamu. " kata ibu. "Ya itu kan salah dia sendiri bu, kan aku nggak ada janjian sama dia. Lagipula aku udah bilang kalo perginya bakal lama. " jawab ane.
"Dia tadi kesini naik apa bu " " tanya ane sambil membuka tudung saji di meja dan mencomot sepotong dendeng goreng.
"Naik taksi. " jawab ibu singkat sambil berjalan ke dapur. "Trus pulangnya naik taksi juga " " tanya ane sambil asyik mengunyah. "Dia belum pulang kok. Dia sekarang lagi tidur di kamarmu. " jawab ibu.
JEGLERRR!!! Kata-kata ibu barusan seperti suara petir di siang bolong. Wulan sekarang tidur di kamar ane " oh no.. ini mah namanya bener-bener momen yang super duper cheetos kampretos ..
Part 74 Dia tadi kesini naik apa bu " " tanya ane sambil membuka tudung saji di meja makan dan mencomot sepotong dendeng goreng.
"Naik taksi. " jawab ibu singkat sambil berjalan menuju dapur.
"Trus pulangnya naik apa " Taksi juga " " tanya ane sambil asyik mengunyah dendeng goreng. "Dia belum pulang kok. Dia sekarang lagi tidur di kamarmu. " jawab ibu.
Guulp& uhuk..uhuk !! ane yang lagi asyik mengunyah nyaris tersedak mendengar kata -kata ibu barusan.
Lhaahh "!! Kok dia tidur di kamarku sih, bu "! protes ane sambil mengelap mulut pake tangan. Terus mau gimana lagi Vin " Dia tetep nggak mau pulang sebelum ketemu kamu sampai ketiduran di sofa. Ibu kasihan ngeliatnya, makanya ibu minta dia tidur di kamarmu. jawab ibu. Mending biarin aja malam ini dia nginep disini. lanjut ibu ane.
Ya tapi& kenapa harus tidur di kamarku bu " Sekarang aku tidur dimana coba " protes ane. Kalo nggak di kamarmu terus dimana " Masa ibu suruh tidur di kamarnya Dina " ibu balik bertanya. Ane nggak menjawab, lalu minum segelas air es dari kulkas.
Vin, sebenarnya dia itu apanya kamu sih " Kok sampai segitunya dia nungguin kamu " tanya ibu lagi.
Eh.. nggak kok bu, aku nggak ada hubungan apa-apa sama dia. Kami cuma temenan. jawab ane. Jangan bohong kamu !! Jangan-jangan kamu udah berbuat nggak senonoh& tanya ibu bernada menuduh.
Nggak lah bu !! jawab ane cepat.
Emang tadi dia cerita apa aja sama ibu " tanya ane.
Yaaa.. nggak ada sih. Makanya ibu nanya ke kamu, dan sekarang ibu minta kamu jawab yang jujur. kata ibu sambil menatap tajam ke ane.
Gini bu, sebenarnya ini masih ada hubungannya sama aku berantem tadi siang. kata ane pelanpelan sambil berusaha mikir kata-kata selanjutnya.
Oke, terus " tanya ibu.
Siang tadi aku maen ke rumahnya Wulan, dan disana aku ketemu sama mantan pacarnya bu, dan dia cemburu melihat aku sama Wulan. kata ane.
Terus kamu berantem sama mantan pacarnya itu " tanya ibu.
Ya begitulah bu, dan mantannya Wulan badannya lebih gede sehingga aku dipukuli sampai babak belur gini. jawab ane berusaha nggak bohong-bohong banget.
Mungkin dia kesini mau minta maaf atau gimana ya aku nggak tahu bu. jawab ane. Tuh kamu bohong sama ibu kan " Kamu tadi bilang berantem di kampus& kata ibu sambil menunjuk ke ane.
Lagian kamu ini ya, udah punya pacar masih aja kelayapan ke rumah cewek lain. Ini akibatnya, kamu kuwalat kan " timpal ibu bernada marah. Iya bu. ane nggak berani membantah ibu.
Udah sekarang kamu mandi, atau kamu mau makan dulu " Udah makan belum " tanya ibu. Aku masih kenyang kok bu. jawab ane.
Kalo gitu aku ke atas dulu. kata ane sembari buru-buru meninggalkan ibu, biar nggak ditanyatanya lagi.
Eh Vin, kamu mau kemana " tanya ibu tiba-tiba. Ke kamarku lah bu. jawab ane.
Eit.. kamu malam ini tidur di sofa lho, ibu nggak mau kalian tidur sekamar. kata ibu bernada serius.
Iya iya bu, aku cuma mau ngambil baju ganti habis itu turun kok. jawab ane.
Dengan langkah berat ane menuju kamar, duh kenapa sih Wulan pake acara nginep segala. Soalnya ane bener-bener males ketemu Wulan. Moga-moga aja dia udah tidur sehingga ane bisa ngambil baju tanpa ketemu. Dengan hati-hati dan perasaan yang dag dig dug ane membuka pintu kamar, dan ane lihat Wulan tertidur pulas di springbed ane. Lho kok Wulan pake piyama " Eh rupanya ibu minjemin piyamanya ke Wulan, pantes aja corak piyama tersebut nggak asing bagi ane. Nggak lupa ane pandangi wajah Wulan yang lagi terlelap. Duh, Wulan cantik banget kalo pas tidur, bener-bener makhluk yang tercipta sempurna. Apalagi ternyata dua kancing piyama bagian atas terbuka sehingga& ah sudahlah..
Lho apa ini " Waduuhh, ane lihat ada salah satu majalah Penthouse tergeletak di lantai dengan posisi terbuka. Yaa elah, kok bisa-bisanya Wulan nemuin salah satu koleksi ane, keluh ane dalam hati. Tapi ya wajar sih, soalnya majalah tersebut cuma ane selipkan di rak buku, nggak ane simpen di lemari. Dengan hati-hati dan nyaris tanpa suara ane membuka pintu lemari baju dan mengambil baju ganti. Lalu dengan sedikit berjingkat ane berjalan keluar kamar. Yess, sukses !!
Vino& tiba-tiba ane mendengar suara Wulan memanggil. Yaaahhh& ane langsung tertunduk lesu. Lho kamu kok udah bangun Lan " tanya ane ke Wulan yang udah terduduk di springbed. Kamu mau kemana " tanya Wulan dengan wajah muram.
Aku ..eh& mau mandi. jawab ane dengan perasaan grogi banget. Mandinya nanti aja. Aku mau bicara. kata Wulan serius. Bicaranya nanti aja deh, aku soalnya keringetan kan, nggak enak kalo& Enggak !! Sini !! jawab Wulan dengan nada ketus.
Dengan ragu-ragu ane mendekati Wulan, yang menatap ane dengan wajah cemberut, nggak hanya cemberut sih tapi sepertinya Wulan menahan marah yang amat sangat dan siap meledak.
Gimana Lan " tanya ane sembari duduk di depan Wulan.
"Eh kancing kamu kebuka tuh. " kata ane sembari menunjuk ke piyama Wulan. "Emang kenapa " Mau kebuka semua pun toh kamu gak bakal tertarik. " jawab Wulan dengan nada ketus.
"Haha kok kamu ngomong gitu sih " " jawab ane ketawa padahal gak ada yang lucu. Majalah ini punya kamu " tanya Wulan sambil memungut majalah Penthouse yang ada di lantai. Iya, tapi aku cuma iseng aja kok, pas aku liat ada yang jual di lapak online& Aku kan cuma nanya punya kamu apa bukan !! jawab Wulan dengan ketus sembari menggulung majalah tersebut
Iya itu punya aku, eh ngapain kamu gulung " tanya ane.
PLAKKK!!! Tiba-tiba aja Wulan memukul kepala ane pake gulungan majalah tersebut.
Apa-apaan sih "! Sakit tahu !! jawab ane sewot sambil memegangi kepala ane. Tentu saja sakit soalnya majalah Penthouse kan lumayan tebal.
Itu karena kamu tadi siang udah bikin sandiwara gak lucu di rumahku !! " jawab Wulan dengan nada marah.
"Kamu ngomong apa sih kok aku nggak ngerti. " jawab ane sambil ngelus-ngelus kepala. "Nggak usah pura-pura !! Tadi siang sebelum kamu turun ke ruang tamu, kamu ngirim WA minta tolong ke Yovie pake HP aku kan "! " tanya Wulan setengah membentak.
"Pantes aja aku merasa aneh tiba-tiba Yovie bisa datang. Rupanya semua itu kamu yang ngatur. " kata Wulan lagi.
"Apaan sih " WA apa aku gak ngerti deh. " jawab ane sambil melihat keluar jendela. "Masih mau ngebantah lagi. " kata Wulan sambil mengambil HP-nya yang ada di dekat bantal. "Ini apaan "! Aku nggak pernah ngirim ke Yovie chattingan kayak gini !! " timpal Wulan sembari menunjukkan layar HP-nya ke ane.
"Oh itu... aku... " ane bingung menjawab.
"Lagipula selama pacaran aku nggak pernah chatting pake WA. Kami selalu pake BBM. " kata Wulan. "Gini Lan, kan aku liat Yovie masih suka sama kamu, dan kalian pernah pacaran jadi... " duh, ane kok ya pake lupa nge-delete chattingan WA itu, keluh ane dalam hati.
"Jadi niat kamu agar aku balikan lagi sama Yovie " " tanya Wulan menatap tajam. Ane cuma bisa terdiam.
"Kan udah kubilang berkali-kali aku udah nggak ada perasaan apa-apa sama Yovie !! Kami udah putus dan nggak mungkin balikan lagi, kamu ngerti nggak sih "! " tanya Wulan dengan nada tinggi. "Aku ngerti Lan, tapi... "
"Yovie bilang kalo dia mau nyerahin aku ke kamu, kamu malah mau balikin aku ke Yovie, emang kalian pikir aku ini barang apa, bisa seenaknya dioper sana sini "! "
"Bukan gitu Lan, aku kan cuma... "
Tiba-tiba PLAKKK!!! Lagi-lagi Wulan memukul kepala ane pake gulungan majalah dan kali ini lebih keras dari pukulan pertama.
"Aduuhh sakit Lan !! Kok kamu pukul aku lagi sih "! " teriak ane sambil memegangi kepala. "Itu karena kamu hari ini pergi sama cewek urakan itu lama banget dan bikin aku nunggu sampai malam !! " bentak Wulan.
"Ta.. tapi kan emang sore ini aku udah janjian jemput Shela, Lan, lagipula aku kan nggak tahu kalo kamu kesini... "
"Bohong !! Bilang aja kamu sengaja pulang malam biar nggak ketemu aku kan "! " tanya Wulan dengan nada tinggi.
"Bukan gitu, soalnya tadi... "
"Terserah !! " teriak Wulan penuh emosi melemparkan gulungan majalah Penthouse ke ane lalu berbaring sambil memeluk bantal. Samar-samar ane denger suara dia terisak. "Lan... " panggil ane sambil menyentuh lengannya Wulan. Yah, Wulan malah nangis lagi, keluh ane dalam hati.
"Nggak usah pegang-pegang !! Keluar sana !! " jawab Wulan ketus sembari mengibaskan tangan ane. Ane lihat air matanya udah mulai membasahi pipi.
"Lan, dengerin aku dulu... "
"Keluar !! Kamu tadi mau keluar kan "! Ya udah sana keluar !! " bentak Wulan seraya menunjuk ke pintu kamar yang masih kebuka.
"Keluar nggak "! " bentak Wulan lagi sambil mengambil jam weker dan siap dilemparkan ke ane. "Iya iya... " jawab ane sambil buru-buru berjalan keluar kamar lalu menutup pintunya.
Dengan lesu ane berjalan menuju kamar mandi sambil meratapi malam ini yang kacau balau. Udah badan sakit semua, sekarang malah diusir dari kamar sendiri. Setelah mandi, ane lalu merebahkan diri di sofa ruang tamu. Perut ane pun kembali senut-senut gara-gara diguyur air dingin malammalam. Situasi udah sepi cuma ada suara jangkrik, soalnya semua udah pada tidur. Sebetulnya sih ane udah sering tidur di sofa sampai pagi terutama kalo habis nonton siaran sepak bola Liga Champions atau Piala Dunia. Tapi kalo karena diusir, ini baru pertama kalinya dalam sejarah. Kalo dipikir-pikir sih emang lucu, cuma gak bikin ketawa.
Meskipun sambil menahan sakit di perut, tapi karena badan udah capek banget ane akhirnya bisa terlelap. Entah jam berapa, tiba-tiba ane terbangun soalnya ane merasa ada tangan yang mengusap-usap kening ane. Dengan setengah sadar ane membuka mata dan ane melihat ternyata Wulan udah duduk di lantai sebelah ane. Dia tersenyum manis ke ane, duh cantik banget. Entah sejak kapan ane melihat dia tersenyum seperti itu mengingat selama ini dia ngomel -ngomel mulu tiap ketemu ane.
"Kamu kok belum tidur " " tanya ane yang masih belum sepenuhnya sadar.
"Tadi aku haus jadi aku ke bawah ngambil minum di kulkas. " jawab Wulan. "Kamu haus nggak " " tanya Wulan sembari menyodorkan gelas berisi air es.
"Haus juga sih. " jawab ane lalu menghabiskan air es pemberian Wulan.
"Makasih ya. " kata ane sambil mengelap bibir pake tangan seraya menyodorkan gelas yang udah kosong.
Wulan lalu menaruh gelas yang kosong tersebut di meja tamu dan kami pun kemudian saling berpandangan. Sepertinya Wulan udah nggak marah sama ane. Tapi ya nggak tau juga sih.
"Lan... " panggil ane ke Wulan yang masih duduk di sebelah ane.
"Ya " " jawab Wulan.
"Maafkan aku ya.. " " kata ane pelan.
"Maafkan kejadian tadi siang dan malem ini yang udah bikin kamu nunggu lama. " lanjut ane dengan wajah menyesal.
Wulan nggak menjawab dan lagi-lagi memandang ane, kemudian dia tersenyum penuh arti. Tibatiba tanpa ane duga dia mendekatkan wajahnya ke ane, dan nggak perlu waktu lama, bibir kami udah beradu seperti yang udah beberapa kali kami lakukan. Entah kenapa, ane semakin menikmatinya dari waktu ke waktu. Ane pun balas memegang pipi Wulan dan sofa ruang tamu menjadi ajang kami bercumbu ria malam itu.
Part 75 Setelah puas bercumbu ria, kami pun saling berpandangan. Cuma sekarang posisinya kebalik, Wulan berbaring di atas sofa, sedangkan ane ada diatasnya. Wulan menatap ane dengan mesra, dan ane juga begitu. Dia bener-bener kelihatan mempesona malam ini, emang sih dia selalu terlihat cantik setiap saat, cuma sepertinya kali ini ane merasa dia begitu lain.
Kenapa " tanya ane ketawa saat Wulan terus aja tersenyum memandangi ane. Lho emangnya kenapa " Wulan bertanya balik sambil ketawa. Nggak ada apa-apa kok. jawab ane salah tingkah. Nggak papa kok ketawa sendiri. kata Wulan.
Eh itu & kancing piyama kamu masih kebuka tuh. jawab ane sekenanya. Lhaa kok malah ngomongin itu sih "
Sejak tadi kamu kok ngomongin kancing piyamaku terus " tanya Wulan. Nggak kok.. haha. jawab ane sambil nyengir.
Kamu boleh kok buka kancing lainnya kalo kamu mau. kata Wulan. Haahh " ane kaget dengan kata-kata Wulan barusan. Kenapa " Kok malah bengong " tanya Wulan sambil tersenyum nakal. Ka.. kamu serius, Lan " tanya ane.
Wulan kemudian memegang tangan ane lalu menempelkannya ke arah kancing piyamanya yang masih menutup. Ane cuma memandangi dengan gugup dan berkeringat dingin. Wulan apa -apaan sih "
Ayo lepas aja kancingnya kalau kamu emang pengen. kata Wulan sambil menatap ane.
Ayo, nggak apa-apa kok. Aku nggak bakalan marah. kata Wulan lagi dengan tersenyum melihat ane yang ragu-ragu.
Dengan hati dag dig dug ane pun menuruti permintaan Wulan. Astagaa, ini bener-bener udah kelewatan, tapi lagi-lagi ane seperti terhipnotis dan mulai melepas kancing piyama Wulan satu persatu. Karena dua kancing atas udah kebuka, maka ane mulai dari kancing urutan tiga, ah lepas& lalu kancing keempat.. oh my.. sepertinya Wulan sama sekali nggak pakai daleman. Apakah lupa atau sengaja, ah ane nggak tahu, tapi dia cuma menatap ane sambil tersenyum penuh arti dan sama sekali nggak canggung atau malu. Ups& kancing keempat udah lepas, oke sekarang menuju kancing kelima dan & yaah elah, ternyata kancing kelima alias terakhir udah dalam posisi lepas.
U..udah Lan, udah aku lepas semua. kata ane dengan gugup.
Masa cuma ngelepas kancing doang " Ayo lanjutin dong. kata Wulan lagi -lagi tersenyum nakal.
Lanjutin gimana " tanya ane pura-pura gak paham.
Apa harus dijelasin " tanya Wulan.
Wulan lalu bangkit duduk, dan tentu saja dengan posisi semua kancing piyama udah terlepas semua. Duh duuhh, pemandangan yang bikin darah ane langsung mengalir semua ke bawah, soalnya terlihat jelas& .ah sudahlah.
Tapi& Kenapa " Aku nggak sanggup Lan. kata ane dengan hati-hati.
Ih& tadi siang aja kamu bisa peluk-peluk aku, sekarang cuma segini aja kok nggak sanggup " tanya Wulan. Ane cuma terdiam sambil menatap Wulan.
Apa perlu aku sendiri yang ngelakuin " tanya Wulan sambil kedua tangan memegang kerah piyamanya lalu pelan-pelan menariknya ke samping.
Jangan !! spontan ane memegang kedua tangan Wulan biar dia nggak bertindak lebih jauh lagi. Kamu kenapa sih " Aku kan udah jadi milikmu, jadi kamu bebas mau ngelakuin apapun. Lagipula kita toh akan menikah, jadi wajar dong aku melayanimu selayaknya seorang istri. kata Wulan yang sepertinya menyindir kata-kata ane tadi siang.
Aduh, Lan, kamu tahu kan kalo tadi siang aku cuma bersandiwara. Kita kan udah membahasnya. jawab ane.
"Kamu ini aneh deh, bilang nggak sanggup tapi nyatanya kancing piyamaku udah lepas semua. " kata Wulan seraya menatap ane.
"Hah itu kan... "
"Jadi gimana " Kamu beneran nggak mau " " tanya Wulan seraya kembali menarik kerah piyamanya sehingga kelihatan...
"Udah, udah, Lan !! " kata ane sembari buru-buru memegang tangan Wulan lagi, soalnya sepertinya Wulan bener-bener nekat mau melepas piyamanya, padahal dia gak pakai daleman. "Tolong, kancingkan lagi piyamamu, please. " pinta ane.
"Gimana sih " " kata Wulan sewot.
Tadi dibuka, sekarang malah disuruh nutup lagi... gerutu Wulan sambil mengancingkan piyamanya satu per satu.
Kamu tau nggak " Tadi siang aku ngarepnya kamu itu serius lho, bukan sandiwara. kata Wulan lagi.
Ah yang bener, orang kamu aja bilang nggak, nggak gitu kok. jawab ane.
Aku kan juga bisa bersandiwara, Vin. kata Wulan sambil mentowel hidung ane. Lagipula aktingmu itu jelek banget. Aku pun sempet merasa aneh soalnya sebel um Yovie datang, aku kan sengaja diem soalnya pengen ngetes kamu ini serius apa nggak, dan ternyata kamunya juga ikut-ikut diem seolah-olah menunggu sesuatu. timpal Wulan seraya menatap ane. Ah masa sih " tanya ane pura-pura nggak tahu. Wih, ternyata nggak gampang mengelabuhi Wulan.
Yaa udahlah. kata Wulan sembari beranjak berdiri. Kamu mau kemana " tanya ane.
Balik ke kamar lah, daripada disini nggak kamu apa-apain. jawab Wulan sambil berjalan menuju tangga lantai 2.
Ane cuma menatap calon istri.. eh Wulan yang berjalan meninggalkan ruang tamu. Ane lihat ke jam dinding, ternyata masih jam dua lebih lima. Besok kuliah jam tujuh, ane lalu meraba -raba perut ane dan muka ane. Duh masih perih, apa iya ane harus kuliah dalam kondisi muka babak belur gini, pasti bakalan jadi omongan sekelas. Ah udahlah, mending tidur aja, semoga besok udah baikan.
Setelah tertidur beberapa lama, lagi-lagi ane merasa ada sesuatu yang dingin menempel di kening ane. Ane pun membuka mata, dan ternyata&
Selamat pagi, sayang. sapa Wulan sembari tersenyum riang, yang ditangannya mengenggam sebotol air es.
Lho kamu kok udah bangun, eh jam berapa ini " tanya ane setengah sadar. Udah jam enam kurang lima lho. Kita kuliah jam tujuh kan " kata Wulan.
Oh iya Lan !! Aku lupa, kamu udah pamit belum sama orang tua kamu kalo nginep disini " tanya ane.
Wee ya nggak lah. Aku pamitnya main ke rumah Putri. jawab Wulan.
Oh iya nih udah aku bikinkan Coffemix. Diminum mumpung masih hangat. kata Wulan lagi sembari menunjuk secangkir kopi di meja tamu.
"Itu bukan Coffemix ya, tapi Good Day Cappucino, dari baunya aja keliatan. " kata ane. "Eh iya ya, aku nggak memperhatikan soalnya. " jawab Wulan ketawa.
Makasih ya. jawab ane seraya menatap Wulan, dan dia lagi-lagi tersenyum, duh cantiknya cewek satu ini.
"Aku mandi dulu, habis itu gantian kamu ya " kata Wulan sembari beranjak berdiri. Atau mau mandi bareng " tanya Wulan lagi-lagi tersenyum nakal, yang entah bercanda atau tidak.
Heh apaan sih kamu ini. jawab ane sok-sokan nolak, padahal mau banget.
Mendengar jawaban ane Wulan cuma ketawa, lalu bergegeas menuju ke belakang. Ane lalu
menyeruput kopi buatan calon... ah elah maksud ane Wulan, Wah ini pertama kalinya dalam sejarah, ada yang bikinin secangkir kopi buat ane.
Part 76 Sambil menunggu Wulan selesai mandi, ane lalu menghidupkan TV, yang langsung disambut acara kartun Spongebob. Ah nggak apa lah, mending daripada acara berita politik. Lagi asyik-asyiknya nonton TV sambil sesekali menyeruput kopi buatan Wulan, tiba-tiba Dina keluar kamar sambil membawa boneka Winnie The Pooh kesayangannya.
Lho tumben dah bangun Din. sapa ane.
Kakak ini yang tumben jam segini udah di depan TV. jawab Dina. Oh ya semalam kakak dicari temennya lho. Namanya Kak Wulan. lanjut Dina lagi. Iya dah tau. Kakak semalam dah ketemu kok. jawab ane cuek sambil menyeruput kopi. Say, gantian kamu mandi sana. " tiba-tiba Wulan nongol sambil ngelap rambutnya pake handuk. Dia masih pake piyama yang semalam.
"Lho Kak Wulan kok disini " " tanya Dina dengan nada terkejut. "Iya, semalam kakak nginep. " jawab Wulan sambil tersenyum ke Dina. "Dina, kamu mandi sana, udah siang lho. " tiba-tiba aja ibu nongol di ruang tamu. "Iya bu. " jawab Dina sambil beranjak berdiri.
"Mbak Wulan, kamu sarapan dulu, nanti biar Vino nyusul setelah mandi. " lanjut ibu. "Baik bu. " jawab Wulan.
"Aku tunggu di meja makan ya, say. " kata Wulan dengan nada mesra.
Ane pun cuma mengangguk sambil berjalan menuju kamar mandi lantai 2.Sampai di depan kamar mandi, tiba-tiba ibu memanggil ane. Ternyata beliau menyusul ane ke lantai 2.
"Vin, kamu beneran nggak ada hubungan apa-apa sama Wulan " " tanya ibu benada serius. "Ya nggak lah, bu. Kok ibu nanya kayak gitu " " ane bertanya balik.
"Kamu jangan bohong ya, ibu liat tadi kalian mesra sekali. Dia manggil kamu sayang, sayang gitu. " kata ibu.
"Sebenarnya pacar kamu yang mana sih " Wulan atau Shela " " tanya ibu lagi. "Ya jelas Shela bu, Wulan cuma temen biasa kok. " jawab ane berkilah.
"Bener ya " Inget Vin, ibu nggak suka kalo kamu kebablasan main cewek, nanti bisa menganggu kuliahmu. " kata ibu sambil menatap ane.
"Iya bu, jangan kuatir. " jawab ane sambil masuk ke kamar mandi.
Selesai mandi ane langsung pake kemeja dan celana panjang sekalian bawa tas ane ke bawah. Kemudian ane menuju meja makan. Ternyata disana udah ada ibu, Dina dan Wulan. Ibu sedang meracik bumbu buat menu makan siang sedangkan Dina yang udah pake seragam lengkap, asyik menyantap sarapan roti tawar pake keju Kraft Singles. Dan calon istri..... eh ma ksud ane Wulan sedang menuang sesuatu dari panci ke mangkuk. Apaan tuh " Kalo dari baunya sih sepertinya Indomie.
"Kamu bikin apa, Lan " " sapa ane sambil duduk di sebelah Wulan yang lagi asyik mengaduk Indomie. Wah enak nian baunya.
"Ini, kesukaanmu kan " Silahkan. " tanya Wulan seraya menyodorkan semangkuk Indomie tadi. "Lho ini buat aku " " tanya ane.
"Iya, buat siapa lagi kalo bukan kamu. " jawab Wulan.
"Tadi Mbak Wulan nanya sarapan kesukaan kamu apa, ya ibu jawab kalo nggak Indomie ya roti tawar. " kata ibu sembari tersenyum. Sedangkan Dina cuma diem sambil mengunyah rotinya.
Ane pun menatap semangkuk Indomie di depan ane dengan menelan ludah, soalnya isinya komplit banget. Ada telur, sayuran, bawang goreng bahkan irisan daging ayam. Dengan nggak sabar, ane mencicipinya dan hmmmm... enaaaak banget, bahkan mie-nya pun terasa kenyal, beda banget sama kalo ane yang bikin, sering mie-nya terlalu lunak alias kematengan.
"Gimana " Enak nggak " " tanya Wulan sambil memandangi ane. "Enak banget, Lan. " jawab ane sambil mengunyah mie. Lho kamu nggak sarapan " tanya ane.
Tadi udah pake roti sama keju. jawab Wulan. Kak Wulan. panggil Dina tiba-tiba. Iya gimana Din " tanya Wulan.
"Kak Wulan ini temennya Kak Shela juga " " tanya Dina tiba-tiba dengan polosnya.
Mendengar nama musuh bebuyutannya disebut, sontak raut muka Wulan yang tadinya ceria langsung berubah menjadi masam. Duh mulai deh si Dina ember pake nyebut-nyebut Shela segala, bisa-bisa ane yang kena omelannya Wulan.
"Iya Din, kakak temennya Kak Shela. Kami berteman baik kok. " jawab Wulan tersenyum kecut. "Kak Wulan pacarnya Kak Vino kan " Terus Kak Shela juga, berarti pacarnya Kak Vino ada dua dong. " kata Dina lagi.
"Husss, kamu ngomong apa sih " Dasar bocah sok tahu !! " jawab ane dengan ketus. Sedangkan ibu cuma tersenyum mendengar celotehan Dina.
"Udah Vin, gak papa namanya juga anak kecil. " kata Wulan membela Dina. "Oh ya Din, kamu kapan les Karatenya " " tanya Wulan ke Dina.
"Kemaren, sama hari Sabtu. Emang kenapa kak " " tanya Dina sambil menggigit rotinya. "Yah kalo besok kamu ketemu sama Kak Shela, bilang kalau Kak Wulan titip salam. kata Wulan. Jangan kuatir kak, besok pasti aku sampaikan deh. jawab Dina sambil menghabiskan rotinya lalu minum segelas susu.
Bu, Dina berangkat dulu ya. kata Dina menyalami ibu.
Setelah menyalami ibu, Dina nggak lupa melambaikan tangan ke ane dan Wulan lalu bergegas mengambil tas ranselnya yang ada di sofa ruang tamu, lalu berjalan keluar. Bah, Wulan emang sukanya aneh-aneh, pake titip salam ke Shela segala. Berhubung Dina mulutnya ember, pasti akan disampaikan, dan Shela pasti bakal sewot dapet salam dari musuhnya. Terus dia nanya ke Dina, kamu ketemu Wulan dimana, dan Dina bakalan jawab...... ANJRIIITTTT !!!!
DINAA !! ane spontan langsung panik lalu berteriak memanggil si bocah ember tersebut. Din, tunggu Din !!! ane berlari keluar mengejar Dina, yang untungnya masih ada di halaman rumah lagi bersiap naik sepedanya.
Kenapa kak " tanya Dina keheranan melihat ane yang berlarian.
Din, tolong besok jangan bilang ke Kak Shela kalo Kak Wulan nginep disini ya " pinta ane. Ah elah... Wulan pasti sengaja tuh biar Dina keceplosan ngomong ke Shela kalo dia nginep disini. Nggak kok, kan tadi Kak Wulan cuma titip salam& jawab Dina.
Duuuhh, jangaaan !! Kamu jangan bilang salam atau apa aja dari Kak Wulan. Pokoknya jangan nyebut-nyebut nama Kak Wulan di depan Kak Shela, kamu ngerti kan " tanya ane. Emang kenapa kak " tanya Dina nggak paham.
Yaa pokoknya jangan lah !! jawab ane. Dina cuma memandang ane dengan tatapan bingung. Ato gini aja, kalo kamu nurut kata-kata kakak barusan, ntar tiap pulang les, kakak akan beliin kamu SilverQueen. janji ane.
Beneran kak "! tanya Dina dengan semangat. Iya bener. jawab ane sambil mengacungkan jari kelingking.
Asyiiikkk, beliin yang item ya kak. pinta Dina merujuk pada SilverQueen Dark Chocolates. Beres !! Mau yang item, putih, biru, merah kakak beliin. Dah sekarang kamu berangkat sana. kata ane sambil mengelus kepala Dina.
Ocreee !! Berangkat dulu ya kak, daaaa& kata Dina sambil melambaikan tangan, lalu mengayuh sepedanya meninggalkan rumah.
Kenapa Vin, kok kamu sampai panik gitu " tanya ibu ane yang udah berdiri di teras sambil membawa sapu lidi.
Ah nggak papa kok bu, cuma mau ngasih tambahan uang saku ke Dina hehe. jawab ane ngasal. Lho tadi Dina udah ibu kasih uang saku kok. kata ibu ane.
Oh iya ya, aku kira belum. jawab ane pura-pura gak tahu.
Vin, kamu beneran nggak ada hubungan apa-apa sama Wulan " lagi-lagi ibu bertanya dengan mimik serius.
Aduh bu, kan udah kubilang tadi kalo kami cuma temenan. Kok ibu nanya terus sih " jawab ane. Gimana ibu nggak nanya " Tadi jam enam dia bikinin kamu kopi, lalu sarapan, sama terus-terusan manggil kamu sayang. kata ibu.
Dan kamu tau nggak, dia tadi bangun jam lima lho, dan langsung cuci piring, habis bantu ibu nyapu sama beres-beres dapur. kata ibu lagi.
Lho emang kenapa bu " Harusnya ibu seneng kan ada yang bantu ibu di dapur. jawab ane ketawa.
Bukan gitu. Masalahnya, dia itu lebih mirip istri kamu dibanding sekedar temen, Vin. kata ibu. Haaaaa "! Ahahahahahaaa& ane lagi-lagi cuma bisa ketawa, padahal gak pengen ketawa. Kamu ini diajak bicara serius kok malah cengengesan sih "! kata ibu dengan nada marah. Lha, ya ibu sih, mikirnya jauh banget. Wulan kan emang orangnya rajin bersih-bersih bu, ya wajar kan kalo dia pengen bantu ibu. jawab ane sebisanya.
Oh ya, dia masih di meja makan bu " tanya ane berusaha mengalihkan pembicaraan. Dia tadi ke kamarmu, mungkin ganti baju. jawab ibu.
Ane lalu buru-buru menuju kamar ane, soalnya sekarang udah jam setengah tujuh lebih lima. Sampai di depan kamar, ternyata pintunya tertutup, jadi langsung ane ketuk aja.
Lan, udah selesai belum " Buruan ntar telat lho. kata ane sembari mengetuk pintu berkali-kali.
Iya bentar. Masuk aja ga papa, say. kata Wulan dari dalam.
Ane lalu membuka pintu kamar, ternyata Wulan lagi sisiran dan udah pakai kemeja dan celana panjang, yang sepertinya dia pakai semalam sebelum ganti piyama.
Ayo, lama banget sih. Udah setengah tujuh lebih nih. kata ane. Iya ini udah selesai kok. jawab Wulan sembari menaruh sisir.
Eeeh.. sini aku betulin bajumu, bisa pake baju nggak sih " tanya Wulan saat melihat ane. Lho kenapa " Ini udah rapi kok. jawab ane bernada protes lalu melihat ke cermin. Yee yang menilai rapi nggak itu orang lain, say, bukan kamu. kata Wulan sambil mendekati ane. Lihat nih kerah kamu kusut gini. timpal Wulan sembari memegang kerah kemeja ane. Agak membungkuk dong. pinta Wulan.
Dan ane pun sedikit membungkukkan badan menuruti permintaan Wulan, tiba-tiba Wulan merangkul leher ane sembari mendekatkan bibirnya ke bibir ane dan kejadian semalam pun terulang kembali. Tentu saja ane nggak menyia-nyiakan kesempatan ini. Ane pun melumat bibir mungil Wulan sembari tangan ane memeluk pinggangnya. Lima detik, enam detik, bahkan mungkin mencapai sepuluh, dua puluh detik kami berciuman. Setelah puas kami pun saling berpandangan. Wulan tersenyum mesra memandang ane, dan ane pun balas menatap wajah cantiknya yang bagai bidadari.
Kamu lagi-lagi curang Lan. kata ane tersenyum simpul.
Curang apanya, baju kamu emang kusut kok. jawab Wulan balas tersenyum nakal.
Sekarang masih kusut nggak " tanya ane sambil nyengir.
Ah bodo amat. jawab Wulan ketawa.
Tuh kan, kamu ini bener-bener bikin aku gemes deh. kata ane sembari menjepit pelan hidung Wulan pake jari.
Wulan cuma ketawa saat hidungnya ane jepit, dan dia pun membalas menjepit hidung ane. Lalu kami berdua pun ketawa bareng.
Part 77 Jam tujuh kurang sepuluh ane sama Wulan akhirnya tiba di kampus. Pagi ini emang terasa lain, kalo nggak mau dibilang spesial, penyebabnya ya apa lagi kalo bukan karena Wulan yang semalem nginep di rumah, dan memar di pipi yang pasti bikin ane jadi gunjingan temen-temen, apalagi sekelas udah pada tahu kalo ane punya pacar yang jago Karate.
Ah udahlah, cuek aja, paling juga cuma bentar. Emang udah terlanjur gini terus mau diapain, dan ane berjalan dengan santai menuju lobby kampus, sedangkan Wulan sengaja berjalan agak jauh dibelakang. Ya kami emang sengaja berjalan terpisah biar nggak ketahuan kalo berangkat bareng, apalagi kami berdua kemaren sempet ngilang. Dan untungnya di halaman kampus ane nggak liat seorangpun temen sekelas. Wajarlah, kuliah pagi emang paling banyak yang bolos.
Mas Vino. tiba-tiba terdengar suara cewek menyapa ane dengan ramah dari belakang. Ane pun menoleh, ternyata ane disapa sama cewek berseragam SMU.
Eh, halo Ra. balas ane sambil tersenyum.
Lho mas, pipi kamu kenapa "! tanya Rara dengan nada terkejut seraya menunjuk ke muka ane. Oh ini, kemaren habis berantem sama temen hehe& jawab ane sambil nyengir. Ya ampun mas, coba aku lihat. kata Rara sembari mengamati muka ane. Nggak papa udah kering kok, asal jangan sering kena air mas, ntar gak sembuh-sembuh. kata Rara lagi.
Iya. jawab ane singkat.
Emang gimana ceritanya kok kamu bisa berantem mas " tanya Rara. Ya cuma masalah sepele&
EHEM !!! tiba tiba terdengar suara cewek berdehem dengan keras di belakang kami berdua. Eh.. p..pagi Mbak Wulan. sapa Rara dengan tergagap ke Wulan yang udah berdiri di dekatnya dengan wajah cemberut.
Pagi !! jawab Wulan singkat namun ketus sambil menatap Rara dengan sinis. Kalo gitu saya duluan ya Mas, Mbak Wulan. kata Rara lalu buru-buru masuk ke lobby. Lan, kamu kok gitu sama Rara "! Dia kan temen aku juga. protes ane.
Alaah temen apa temen "! Jangan dikira ya aku nggak tahu hubungan kalian dulu kayak apa !! kata Wulan dengan nada tinggi. Yahh alamat ribut nih...
Iya emang, tapi itu kan dulu. Sekarang kami cuma temenan biasa kok. jawab ane berkilah. Bodo amat !! Aku udah tiap hari dibikin stress sama nyonya kamu yang urakan itu dan sekarang malah tambah dia lagi !! kata Wulan makin sengit.
Duuh, kamu jangan marah-marah gini dong, tadi kan aku cuma&
Apa hakmu larang-larang aku "! Terserah aku mau marah, mau nangis, mau ketawa, mau jungkir balik !! jawab Wulan makin dan semakin sengit.
Iya, oke oke sorry, tapi tetep aja marah kamu itu tanpa alasan. ane berusaha menenangkan Wulan dan sekaligus menahan kesabaran.


Body Mengalahkan Wajah Karya Kaskuser di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Terserah !! " teriak Wulan.
"Lan, kamu jangan gitu dong... "
Nggak usah deket-deket !! Awas ya kalo berani. jawab Wulan setengah membentak sembari menunjuk ane, lalu ngeloyor masuk ke lobby.
Huuaaaahhhh... ane pun menghela napas panjang, pagi-pagi udah ngajak berantem, keluh ane dalam hati. Ane pun berjalan menuju lobby dengan lesu dan hati yang dongkol. Sampai di depan kelas ternyata udah berkumpul Irfan dan temen-temen satu geng ane. Dan udah bisa ditebak ane langsung jadi bahan ledekan rame-rame gara-gara muka ane yang bonyok.
"Lhah kenapa muka kamu Vin " " tanya Irfan rada kaget.
"Wiiihh sampai bonyok gitu " " sambung Henry.
"Ini... " ane rada bingung jawabnya.
"Pasti dihajar sama pacar kamu ya " " tanya Donny dengan nada meledek.
"Gak papa Vin, resiko punya pacar pinter silat. Yang penting dia mukulnya kan penuh rasa cinta. " kata Irfan sambil ketawa.
Dan gerrrr !! Semua yang disitu langsung ikut ketawa. Tapi untung aja dosen keburu datang sehingga ane nggak terlalu lama jadi bahan ejekan. Sampai di dalampun semua temen-temen juga pada ngeliatin ane, tapi ane cuek aja. Tapi nggak lupa sebelum menuju bangku ane sempatkan melirik ke Wulan seperti biasa udah duduk di depan sama geng-nya juga alias Putri cs. Tapi saat melihat ane dia cuma cemberut kemudian membuang muka. Haha.. tiap hari begini, ane cuma ketawa dalam hati, padahal gak ada yang lucu.
Karena sang dosen kebetulan ada keperluan mendadak, kuliah perta ma cuma sampai jam setengah sembilan kurang. Kuliah kedua dimulai jam sembilan. Seperti biasa, ane kalo pagi -pagi ada jeda kayak gini pasti nongkrong di kantin, sambil menikmati suasana kantin yang masih sepi. Ane lihat Wulan masih duduk di mejanya dan lagi asyik ngobrol sama Putri dan Citra. Tiba-tiba aja Wulan berteriak gembira, "Wah asyik dong, aku mau, aku mau !! " Tapi saat melihat ane lewat di depan mejanya, wajahnya langsung berubah cemberut lalu melengos. Ah elah.
Cleguk..cleguk..cleguk... sampai di kantin ane langsung meneguk sebotol Nu Green Tea yang ane
ambil dari lemari pendingin. Perasaan ane yang sejak tadi dongkol sedikit terasa adem. Ane meraba perut sama muka ane, udah agak mendingan nggak perih lagi. Kayaknya usaha ane kemarin benerbener sia-sia. Kondisi hari ini nggak berubah sama sekali. Wulan tetep aja nggak jadian sama Yovie, dan malah sekarang Yovie yang mungkin malah jadi memusuhi ane. Duuhh.. memikirkan hal itu ane cuma bisa pasrah sambil menyandarkan kepala ane ke meja. Apa yang ha rus ane lakukan "
"Vin, kamu kenapa " " tiba-tiba terdengar suara cewek menyapa ane. "Oh kamu Lan. " jawab ane sambil mengangkat kepala.
"Kenapa kok kayaknya sedih banget " " tanya Wulan sambil duduk di depan ane. "Gak.. gak papa kok. " jawab ane menggeleng pelan.
"Sorry ya sikapku tadi, juga sama temanmu itu.. " kata Wulan dengan wajah menyesal. "Udahlah gak usah dipikirin. " jawab ane singkat.
"Kamu marah ya " " tanya Wulan.
"Nggak kok, cuma aku agak bingung aja. " jawab ane. "Bingung " Bingung kenapa " "
"Lan aku mau ngomong penting. " kata ane seraya menatap Wulan. "Masalah apa " " tanya Wulan penasaran.
"Apa Vin " Katanya mau ngomong penting " " tanya Wulan lagi melihat ane yang kelihatan raguragu.
"Aduuuh gimana ya ngomongnya... " desis ane.
"Apa sih kamu bikin aku deg deg-an aja deh. " kata Wulan ketawa. "Hahaha... " lhaa ... ane malah ikutan ketawa.
"Kenapa sih " Ayo ngomong aja. " kata Wulan sambil menatap ane dengan mesra.
Duuhh, sikap Wulan malah bikin ane makin bingung, dan suasana jadi terasa dejavu, mirip suasana pas ane di rumahnya tepat sehari setelah ane jadian sama Shela. Tapi ane bertekad gak bakal mengulangi kesalahan yang sama.
"Lan... aku... "
"Ya, gimana " " Wulan keliatan nggak sabar.
"Aku tahu kamu selama ini kamu suka sama aku, yang selalu kamu tunjukkan lewat perkataan dan perbuatan. Padahal kamu tahu kalo aku udah punya pacar. " kata ane.
"Iyaa.. terus.. " "
"Untuk itu aku berterima kasih banget Lan. Terima kasih atas semua cinta dan kasih sayang yang kamu tunjukkan ke aku selama ini. " mendengar kata-kata ane Wulan cuma tersenyum simpul. "Tapi aku juga sadar, setiap kamu dekat sama aku, aku selalu bikin kamu sedih dan marah. Kamu pasti udah tahu kan sebabnya. " kata ane.
"Jadi aku mohon sama kamu... " ane nggak sanggup meneruskan kata-kata ane.
"Trus gimana Vin " Ayo terusin dong kata-katanya. " pinta Wulan. "Lebih baik kamu jauhi aku, Lan. " jawab ane pelan.
"Apa " Aku nggak salah denger Vin " " tanya Wulan dengan nada terkejut. Ane cuma diem sambil menatap keluar kantin.
"Tapi kenapa "! Kenapa kamu minta seperti itu "! Jawab Vin !! " tanya Wulan dengan nada tinggi. "Kan udah aku jelasin sebabnya, aku nggak mau kamu sedih lagi, jadi lebih baik kamu jangan dekatdekat lagi sama aku. " jawab ane dengan perasaan nggak karuan.
"Oooh... aku tahu kamu masih marah ya karena kejadian tadi " Iya deh aku minta maaf, aku janji nggak akan mengulanginya lagi. Atau kalau aku juga harus minta maaf ke cewek berkacamata itu, aku mau kok. " kata Wulan.
"Nggak Lan, bukan itu... "
"Atau kamu marah karena selama ini aku selalu ngganggu hubungan kamu sama Shela " Kalo gitu aku janji deh nggak akan ganggu hubungan kalian berdua... "
"Bukan itu !! " jawab ane agak keras. Wulan rada kaget dan terdiam, soalnya ini pertama kalinya ane bentak dia.
"Aku nggak mau bikin kamu sedih, soalnya aku nggak bisa balas cinta kamu Lan... " kata ane pelan. "Jangan bohong ah. Kamu kan sejak dulu suka sama aku, dan aku yakin kok kamu sekarang juga masih masih suka sama aku. " jawab Wulan sambil tersenyum.
"Itu dulu, dan sekarang kamu tahu kan aku udah punya Shela. Dan cuma Shela cewek yang aku sayang, Lan. " jawab ane.
"Ta.. tapi.. selama ini kita kan... "
"Lan, denger ya, sekarang aku nggak ada perasaan apapun ke kamu. Selama ini aku cuma nganggep kamu teman, nggak lebih. " kata ane. Duh.. ane nggak percaya bisa ngomong seperti ini ke Wulan.
"Kalau ada cewek yang aku cintai, itu cuma satu, yaitu Shela, bukan kamu. " kata ane lagi. "Kamu serius sama kata-katamu barusan Vin " " tanya Wulan lirih.
Ane nggak menjawab dan cuma mengangguk pelan dan Wulan menatap ane dengan air mata mulai berlinang. Ane tahu kata-kata ane barusan pasti bikin dia sangat sakit hati.
"Kamu tega banget Vin ngomong kayak gitu ke aku. Padahal cuma deket sama kamu aja aku udah seneng banget. " kata Wulan mulai terisak.
"Dulu sebelum ada Shela kamu selalu kejar-kejar aku, dan sekarang kamu tega membuang aku begitu aja " " tanya Wulan sembari menyeka air matanya.
"Lan, bukan gitu... "
"Baiklah, kalau itu maumu... " kata Wulan sambil beranjak berdiri lalu menatap ane dengan air mata yang kembali berlinang.
"... aku nggak akan ganggu kamu lagi. Semoga kamu bahagia bersama Shela atau siapapun cewek pilihanmu. " kata Wulan lagi seraya tersenyum getir dengan pipi penuh air mata.
"Maafkan aku Lan... " kata ane pelan.
Wulan nggak menjawab dan langsung pergi berlari meninggalkan ane. Ane sempet denger suara isak tangis Wulan. Maafkan aku Lan, semoga ini terakhir kalinya aku bikin kamu sakit hati.
Part 78 "Maafkan aku Lan... " kata ane pelan.
Wulan nggak menjawab dan langsung pergi berlari meninggalkan ane. Ane sempet denger suara isak tangis Wulan. Sekali lagi maafkan aku Lan, semoga aja ini terakhir kalinya... BRAKKK!!! Tiba -tiba seseorang memukul meja ane, nggak keras sih tapi lumayan bikin kaget.
"Pagi-pagi udah ngelamun !! " terdengar suara seorang cewek yang udah ane kenal banget. Ane pun melihat siapa yang datang, dan... ah elah.....
"Nggak pake ngagetin bisa gak sih "! " jawab ane dengan nada sewot.
"Emang sengaja kok. Kamu ini kalau ke kantin nggak pernah ajak-ajak ya "! " jawab Wulan nggak kalah sewot.
"Kan kamu bilang tadi kalo jangan deket-deket. Trus kamu di kelas juga setiap liat aku juga melengos mulu. " kata ane.
"Soalnya kamu nyebelin sih, pagi-pagi udah kegenitan sama mantan kamu itu. " jawab Wulan gak mau kalah.
"Mantan " Maksudmu Rara " " tanya ane. "Pake nanya lagi. "
"Ya elah bahas itu lagi, harus aku jelasin berapa kali sih biar kamu percaya " Lagipula kan dia duluan yang nyapa aku, apa ya harus aku cuekin " " tanya ane.
"Halah alesan !! Bilang aja kalau kamu masih suka sama dia. " jawab Wulan ketus sembari membuang muka.
Emang kenapa " Iya iya aku akui aku masih suka sama Rara, tapi suka sebagai teman nggak papa kan " protes ane.
Teman.. teman& tetep aja kan kalian pernah pacaran. jawab Wulan ketus.
Pacaran cuma bentar aja diungkit-ungkit, itu aja kami bubar gara-gara kamu juga. kata ane pelan tapi bernada ngedumel.
Kok kamu sekarang malah nyalahin aku sih "! Dulu aja bilang nggak papa, nggak papa !! jawab Wulan dengan nada tinggi tinggi sekali.
Iya iya sorry, aku nggak nyalahin kamu kok. hahaa udah ane duga bakalan ngegas. Pake ngeles lagi, udah jelas-jelas tadi bilang gara-gara aku&
"Aduh Lan, please, aku lagi nggak mau ribut. Bisa nggak sih ngomongin yang lain " " "Sapa yang mau ribut "! Kan kamu duluan yang mulai !! " kata Wulan dengan nada masih tinggi.
Ane cuma diem aja, soalnya kalo ane jawab pasti Wulan bakalan ngegas lagi. Baiklah, ini waktunya menyampaikan semua kata-kata yang udah ane persiapkan tadi. Mau nggak mau tetep harus ane omongin, toh demi kebaikan Wulan juga.
"Lan, ada sesuatu yang mau aku omongin. " kata ane. "Apaan " " tanya Wulan seraya melirik ke ane. "Gini, kamu selama ini kan.... "
"Aku selama ini kenapa " " tanya Wulan sembari menatap ane. "Kamu selama ini... " duuh ane malah nggak sanggup meneruskan kalimat ane. "Apaan sih " Ngomong yang jelas dong. " jawab Wulan nggak sabar.
"Gini Lan, kamu selama ini kan suka....ngg.. suka sama aku... " kata ane terbata-bata, duh ane grogi banget.
"Trus kenapa " " tanya Wulan.
"Padahal aku... " ane lagi-lagi nggak sanggup meneruskan kata-kata ane. "Hmmm ?" " Wulan menatap ane sambil tersenyum penuh arti.
"Aku... " ane bener-bener grogi soalnya Wulan terus-terusan menatap ane sambil senyum-senyum penuh harap.
Sejak tadi aku aku mulu, iya aku kenapa " tanya Wulan nggak sabar sembari menunjuk ane.
Ah elah, lagi-lagi ane nggak berani bicara bicara terus terang di depan Wulan. Padahal ane udah menyiapkan kata-kata plus mengantisipasi segala kemungkinan yang bakal terjadi. Wulan yang sejak tadi menatap ane, cuma tersenyum-senyum melihat ane yang grogi banget.
I love you too. kata Wulan tiba-tiba. Hah " Apaan " tanya ane bingung.
Hihihi& soalnya daripada kelamaan nunggu kamu ngomong mending kan aku jawab aja langsung. jawab Wulan sambil cengegesan.
Tapi yang mau aku omongin bukan itu, Lan. kata ane.
Aaah bodo amat, udah sekarang giliran aku yang ngomong, ini lebih penting. kata Wulan. Emang sejak tadi kamu nyanyi " jawab ane cuek.
Vin !! Aku timpuk nih !! kata Wulan emosi sambil mengangkat botol Nu Green Tea punya ane. Iya iya sorry hahaha. jawab ane ketawa ngeliat Wulan uring-uringan. Wulan cuma cemberut sambil menaruh kembali botol Nu Green Tea ke meja.
Mau ngomong apa kok kayaknya serius banget " tanya ane.
Makanya dengerin !! jawab Wulan ketus. Ane nggak jawab, cuma nyengir sambil garuk-garuk kepala, padahal nggak gatal.
Gini, besok Sabtu malam Putri bakal ngadain acara bakar jagung bareng temen-temen, katanya sih masih dalam rangka ngerayain ulang tahunnya. kata Wulan.
Terus " tanya ane.
Dia udah booking villa buat acara itu. Keren kan " kata Wulan dengan antusias. Oooh " Pantes aja kamu tadi teriak-teriak bilang aku mau, aku mau, rupanya itu toh. jawab ane enteng.
Iya, gimana " Asyik kan " tanya Wulan tersenyum gembira. Semua temen diajak " tanya ane.
Ya nggak lah. Dia cuma ngajak beberapa aja, aku, Citra, Firda, Lusi mungkin Indah sama Siska juga ikut, dan cowoknya sih baru kamu yang diajak, mungkin Irfan kalo mau&
Nginep nggak " tanya ane menyela.
Iya nginep, berangkatnya Sabtu, pulangnya Minggu siang. Aaahhh ogah ogah ogah !! jawab ane cepat.
Kok gitu sih " Villanya keren lho, nih lihat. kata Wulan sembari mengeluarkan HP-nya lalu membuka kiriman foto BBM dari Putri.
Mewah banget kan, ada kolam renangnya lagi. Dan bisa lihat pemandangan pantai. kata Wulan sembari scrolling layar HP-nya, dan ane cuma memandang foto-foto villa itu dengan malesmalesan.
Kamu bilang aja deh sama Putri aku gak jadi ikut, aku males sama acara kumpul-kumpul nyanyinyanyi gak jelas gitu. Mending nonton bola di rumah. jawab ane.
"Aduh kamu jangan gitu dong, ini soalnya Putri sendiri yang ngundang kamu. Aku cuma diminta buat nyampein. " kata Wulan.
"Ah bo'ong. Paling juga kamu yang ngusulin ke Putri buat ngundang aku. " kata ane gak percaya. "Ih sapa yang ngusulin kamu " Jangan ge'er ah. " jawab Wulan ketus.
Kalo dipikir-pikir sih bener juga ya. Selama ini cowok di kelas yang akrab sama kelompoknya Putri kan cuma ane sama Irfan, ya itu karena ane deket sama Wulan juga. Jadi kayaknya sih wajar kalo Putri ngundang ane ke acaranya. Tapi sumpah ane males banget acara gituan, tapi pengen nolak jelas nggak enak sama Putri. Eh tapi kalau...
"Gimana " Kamu mau kan say " " tanya Wulan penuh harap sambil menatap ane. "Ya kalo Irfan ikut aku sih mau-mau aja, tapi kalo cuma aku doang cowoknya mah ogah. Masa kalian cewek-cewek pada ngerumpi aku cuma jadi obat nyamuk. " seloroh ane.
"Eh nggak kok, cowoknya juga ada, ntar Putri ngajak pacarnya, mungkin Firda sama Indah juga. Jadi kamu ada temen buat ngobrol. " kata Wulan.
"Widih jadi boleh ngajak pacar nih "!! " tanya ane dengan semangat.
"Ya boleh sih... eh.. eeee nggak nggak nggak !!! " tiba-tiba Wulan berteriak dengan sewot. "Kenapa sih " " tanya ane.
"Awas ya kalo kamu berani ngajak cewek urakan itu. " jawab Wulan dengan nada ketus. "Yee emang kenapa " Itu kan acaranya Putri, kalo Putri boleh kan nggak masalah. " kata ane santai. "Denger say, kamu tahu kan hubungan aku sama nyonya kamu itu gimana. Kalo kamu nekat ajak dia, yang ada kami berdua malah berantem lagi. Kamu nggak mau ngerusak acaranya Putri kan " " tanya Wulan berusaha meyakinkan ane.
"Ya kalo kamu nggak cari gara-gara nggak masalah kan, lagian Shela itu bukan tipe cewek yang suka nyari ribut. " jawab ane.
"Apaan nggak nyari ribut " Inget nggak dia yang nyolot duluan pas aku telpon ke HP-mu "! " kata Wulan sewot.
"Dan aku gak janji bakal diem kalau besok ketemu dia. Kalo aku bakal bilang kalau Rabu malam aku nginep di rumahmu, lalu tengah malam kita.... " kata Wulan sambil menyatukan semua ujung-ujung jarinya, menirukan gerakan kissing.
"Eh awas ya kalo kamu bilang ke Shela... "
"Apa " Kamu ngancem aku " Berani kamu " " tanya Wulan bernada menantang. "Bukan gitu Lan... " jawab ane pelan.
"Makanya Vin, mending kamu nggak usah ngajak nyonya kamu. Oke katakanlah aku bakal diem, tapi kan tetep aja suasananya jadi gak enak. Lagian kayaknya nyonya kamu kan orangnya cemburuan, dan pasti bakalan bikin kamu nggak bebas. " kata Wulan setengah membujuk. "Gimana ya " " guman ane.
Hmmm... kalo dipikir-pikir sih kata-kata Wulan ada benarnya juga. Dan kalo ane keukeuh ngajak Shela, bisa-bisa Wulan nyari gara-gara lagi, dan dijamin bakal terjadi perang nuklir yang ngerusak acaranya Putri.
Part 79 "Makanya, mending kamu nggak usah ngajak nyonya kamu. Oke anggap aja aku bakal diem, tapi kan tetep aja suasananya jadi gak enak. Lagian kayaknya nyonya kamu kan orangnya cemburuan, dia pasti bakal bikin kamu nggak bebas. " kata Wulan setengah membujuk.
"Wah gimana ya " " guman ane.
Ayolah say, demi aku. Kamu mau kan ngerahasiain ini dari nyonya kamu " bujuk Wulan lagi. Ya tapi kalo dia akhirnya tahu nggak diajak, dia bakalan marah Lan, apalagi nginepnya sama kamu juga.
Jangan kuatir, dia gak bakalan tahu. Di kelas yang kenal sama dia kan cuma kamu. Dan kalo kepepetnya dia tahu, bilang aja udah nggak ada tempat, cuma dibatasi dua belas orang. Oke ya "! Oke dong kata Wulan lagi saat melihat ane masih bimbang. Terserah kamu aja deh. jawab ane.
Naah gitu !!. kata Wulan tersenyum riang.
Eh iya, aku beliin minuman kayak gini dong say. pinta Wulan sambil memegang botol Nu Green Tea punya ane.
Oke. jawab ane seraya beranjak berdiri, lalu menuju lemari pendingin.
Ane lalu mengambil lagi sebotol Nu Green Tea di lemari pendingin dan kemudian menuju ke meja ibu pelayan kantin buat membayar, tapi sampai disana ane lihat lagi -lagi ada cewek SMU pake kacamata sedang membayar sambil menenteng kresek isinya bungkusan makanan. Aduh, ane kan sekarang lagi sama Wulan, bisa gawat kalau Wulan liat ane ngobrol sama&
Eh Mas Vino& sapa cewek itu saat nggak sengaja menoleh ke ane.
Kamu beli apa Ra " tanya ane.
Ini Bu Sumi minta tolong dibelikan gado-gado, soalnya beliau gak sempet sarapan. kata Rara sambil tersenyum.
Bu Sumi yang nyuruh " Selama ini kamu selalu disuruh-suruh dong. Kemaren kamu juga disuruh beli minuman kan " tanya ane sambil memberikan selembar sepuluh ribuan ke ibu pelayan.
Nggak mas, aku sendiri yang nawarin. Aku lihat tadi Bu Sumi ngeluh laper karena gak sempet sarapan, mau ke kantin tapi kerjaannya numpuk, jadi ya aku tawarin mau nggak dibeliin gado -gado. jawab Rara.
Ibu-ibu di ruang TU ternyata baik-baik semua mas. Padahal temen-temen banyak yang bilang kalo sering digalakin. timpal Rara lagi sambil ketawa.
Ane menatap Rara yang asyik berceloteh tentang hari-hari awal magangnya di ruang TU. Ah & Rara, selalu aja perhatian sama orang lain seperti biasanya.
Kayaknya kamu seneng ya magang di ruang TU. kata ane sambil berjalan meninggalkan meja pelayan kantin.
Iya mas. Yang bikin aku kagum para staff TU kekeluargaannya erat banget, dan bulan kemaren aja mereka semua ngadain piknik ke& & tiba-tiba aja Rara berhenti ngomong.
Mbak Wulan... siang mbak.
Jreennggg !! Ternyata Wulan udah berdiri di depan kami berdua dengan wajah cemberut. Mungkin kalo diumpamakan bagai langit yang mendung pekat dengan petir yang menyambar-nyambar siap menurunkan jutaan kubik air hujan. Aduh celaka, gara2 asyik ngobrol sama Rara, a ne lupa kalo ada Wulan.
Sini minumannya !! kata Wulan dengan ketus sambil mengadahkan tangan.
SINI !! bentak Wulan saat melihat ane dengan ragu-ragu mengulurkan Nu Green Tea pesanannya.
Wulan dengan cepat mengambil minumannya dari tangan ane lalu ngeloyor pergi meninggalkan ane sama Rara, yang kebingungan dengan sikap Wulan barusan. Duh alamat ribut lagi nih, keluh ane dalam hati.
Mas, Mbak Wulan kenapa sih kok sejak kemaren uring-uringan terus. tanya Rara.
Hahaa biarin aja. Paling juga lagi dapet. jawab ane ngasal.
Oh ya mas, aku balik ke ruang TU dulu ya. Kasihan Bu Sumi kalo kelamaan nunggu sarapannya. kata Rara.
Iya Ra. jawab ane. Ane menatap Rara yang berjalan meninggalkan ane. Emang nggak ada yang berubah dari sosok Rara, dia masih seperti dulu yang selalu baik dan ramah pada semua orang, yang selalu menyempatkan diri tersenyum meski disakiti. Dan& ah elah lagi-lagi Wulan sewot melihat ane sama Rara. Oh iya jangan-jangan Wulan sekarang ada di tempat itu. Dengan buru-buru ane berjalan meninggalkan kantin, kemudian lewat koridor belakang gedung yang ada taman kecilnya.
Dan voilaaa& ternyata benar, Wulan sedang duduk di bangku taman kecil tersebut sambil memegang botol Nu Green Tea yang tadi ane belikan, dan tentu saja dengan raut muka mendung, meski nggak sepekat tadi. Melihat ane datang dia cuma melirik dengan cemberut lalu membuang muka, seperti biasanya.
Hehe udah kuduga kamu disini. kata ane sambil berjalan mendekati Wulan. Ngapain kamu kesini "! Sana urusin aja mantan kamu yang kegatelan itu !! jawab Wulan dengan nada membentak.
"Kamu jangan marah-marah terus dong. Aku sama Rara udah nggak ada hubungan apa-apa kok. " kata ane sambil duduk di sebelah Wulan.
"Nggak usah deket-deket !! Pergi sana !! " teriak Wulan beringsut menjauh. "Lan.... " ane berusaha membujuk Wulan dengan mentowel pundaknya. "Nggak !! Pergi sana !! " bentak Wulan sembari mengibaskan lengannya. "Kamu kenapa sih sejak pagi marah-marah mulu " Ntar kamu cepet tua lho. " bujuk ane. "Pergi nggak "! Mau aku lempar "! " ancam Wulan sembari mengangkat botol Nu Green Tea. "I.. iya iya aku pergi, tapi sekarang udah hampir jam sebelas lho. Kuliah hampir mulai. " ane masih berusaha membujuk Wulan.
"PERGI !!! " teriak Wulan dengan keras.
"Iya iya, aku pergi. Udah ya aku balik ke kelas dulu. " kata ane sembari beranjak berdiri lalu berjalan meninggalkan Wulan.
Tiba-tiba.. bukkk !!! Sesuatu yang keras mengenai punggung ane. Spontan ane menoleh dan ane lihat botol Nu Green Tea yang dipegang Wulan tadi menggelinding di lantai. Sedangkan Wulan udah berdiri dengan muka masam.
"Kok aku tetep dilempar sih "! Kan aku udah pergi "! " protes ane.
"Itu karena aku udah terlanjur sebel !! " teriak Wulan gak mau kalah.
"Tapi kamu nggak bisa seenaknya nimpuk orang dong !! Sakit tahu !! " ane juga nggak mau kalah.
"Bodo amat !! Emang aku pikirin !! Aku lebih sakit hati liat kamu kegenitan sama mantan kamu yang gatel itu !! " jawab Wulan lebih nggak mau kalah lagi. Yaaa elah udah harus dijelasin berapa kali sih, keluh ane dalam hati.
"Minggir !! " teriak Wulan sambil berjalan cepat ke arah ane dan nyari saja menabrak ane kalo ane nggak cepe-cepet minggir.
Duh, tiap hari kalo ribut kayak gini ane bisa gila beneran. Tapi sudahlah ambil positipnya aja, kalo Wulan marah sama ane, setidaknya dia nggak akan dekat-dekat lagi sama ane, jadi ane bisa bebas mau ngapain. Mau ketemu Rara atau nelpon Shela. Eh iya, ane sejak tadi belum BBM sang tuan putri. Sekarang hari Kamis, harusnya jam empat dia ada kelas. Ah sudahlah ntar ane BBM aja pas kuliah berlangsung.
Sampai kelas udah jam sembilan kurang lima. Ane lihat Wulan udah duduk di sebelah Putri, dan sudah tentu dia langsung cemberut sekaligus membuang muka melihat ane datang. Tapi saat melewati mejanya tiba-tiba Putri memanggil ane.
"Vin..Vin.. sini sebentar. " panggil Putri.
"Gimana Put " " tanya ane sambil berjalan mendekat. Sedangkan Wulan cuma diem sambil mainan HP.
"Wulan bilang kamu bisa datang besok acara di villa kan " " tanya Putri. "Yaa bisa aja sih. " jawab ane.
"Nah masalahnya si Irfan kan nggak bisa soalnya dia besok Sabtu mau pulang. Dia bilang ada keperluan mendadak. " kata Putri.
"Waduh ntar aku nggak ada temen satu geng dong. Kalo gitu aku ngajak Henry atau Donny aja ya " " pinta ane.
"Aduh jangan deh, soalnya aku kan nggak begitu akrab sama mereka. " kata Putri. "Trus gimana dong " " tanya ane.
"Lho emang kamu nggak ngajak Shela, pacar kamu " " tanya Putri. "Nggg.... kayaknya dia juga nggak bisa deh. " jawab ane ngasal.
"Nggak bisa gimana, orang kami tadi habis kontek-kontekan dan dia bilang mau ikut kok. " jawab Putri.
Waduh "!!! Beneran Shela udah tahu " Wah bisa gawat nih, dan Wulan juga kelihatan terkejut mendengar musuh bebuyutannya bakalan ikut besok.
"Lho emang kamu punya nomornya Shela, Put " " tanya Wulan ke Putri.
"Nggak. Tadi aku kan posting foto-foto villa itu ke FB, dan kebetulan Shela komen, jadi aku ajak sekalian. Dia kemudian ngasih kontak nomor WA sama BB. " kata Putri.
Arwah Candi Miring 2 Duel Di Butong Pendekar 4 Alis Karya Khu Lung Bunga Di Batu Karang 36
^