Pencarian

Sang Penjaga Hati 8

Sang Penjaga Hati Karya Gembel Sakti Bagian 8


"Aku tahu kok Met...selama ini Sari suka sms sama aku tentang kamu...dan aku memang menunggu saat seperti ini...aku ingin denger langsung dari mulut kamu sendiri Met..." jawab Adhis
"Hah " kenapa Sari ndak pernah ngomong sama aku ya Dhis " " ucapku
"Hehehehe jadi kamu ga usah khawatir Met....aku setuju dan ikhlas kok kalo kamu memang serius sama Sari..." ucap Adhis
"Tapi Dhis...." ucapku
"Aku juga akan mencoba untuk membuka lembaran baru Met...karena ga mungkin juga aku tetap seperti ini...Capek Met...Capek..." jawab Adhis yang perlahan terlihat air matanya mengalir membasahi pipinya
Reflek aku langsung memeluk Adhis yang masih terdengar isak tangis di dalam dekapanku....
"Dhis....Maafin aku...." ucapku sambil membelai lembut rambutnya
"Aku capek Met...Kenapa harus seperti ini...." ucap Adhis yang masih terus saja menangis di pelukanku
"Sabar Dhis...Sabar...." hanya itu yang bisa keluar dari mulutku
"Tapi aku seneng banget kamu masih mau ke sini Met...meski kamu datang bukan untuk aku...." ucap Adhis sambil menyeka air matanya
"Paling ga aku tau bahwa aku di sini ga sendirian...ada kamu Met...." lanjut Adhis
"Kapanpun kamu butuh bantuanku bilang aja Dhis..." jawabku sambil melepas pelukanku dan memegang bahunya Adhis
"Iya Met...makasih udah mampir ke sini ya...Sari di mana " " tanya Adhis
"Sari lagi di salon sama kakaknya...di benhil situ..." jawabku
"Emang ga papa kamu ke sini Met " " tanya Adhis
"Sari udah tau kok klo aku ke sini Dhis...." jawabku
"Oh iya kata Sari kamu udah ajak Sari ke kampung kamu ya Met " " tanya Adhis
"Iya Dhis...aku kenalin Sari ke Simbok sama Bapak..." jawabku
"Padahal dulu aku pengen banget ke rumah kamu lho...sampai sekarang belum kesampaian...hehehehe..." jawab Adhis dengan senyuman yang mungkin di paksakan atau giman aku ndak tau
"Maaf Dhis....tapi kalo kamu mau kapan kapan aku ajak ke sana sama Sari..." jawabku
"Hehehehe ga usah jadi merasa bersalah gitu Met...santai aja..." ucap Adhis sambil menepuk bahuku
"Hehehehe ya emang ndak enak Dhis...aku kenal kamu udah bertahun tahun tapi ndak pernah ke rumahku..." ucapku
"Ya paling nggak aku pernah ketemu simbok dan bapak kamu Met...buatku itu sudah lebih dari cukup..." jawab Adhis
"Gimana kabar orang tua kamu Dhis " " tanyaku
"Mereka di sana baik baik aja Met..." jawab Adhis
"Oh iya apa yang terjadi setelah aku pulang Dhis...maaf klo aku lancang tanya..." ucapku
"Ya ga banyak yang terjadi setelah kamu pulang hari itu Met...cuma 3 hari 3 malam aku menangis dan mengurung diri di dalam kamar..." ucap Adhis
"Hah " serius kamu Dhis " " tanyaku
"Iya Met...perasaanku saat itu desperated banget..." jawab Adhis
"Tapi setelah aku berpikir mau sampai kapan aku terus menyiksa diriku sendiri akhirnya aku mulai belajar menerima bahwa udah ga ada kamu di sampingku lagi Met....Dan akupun tau kamu juga sama kan Met " " lanjut Adhis
"Iya Dhis...perasaanku kacau dan berimbas ke kerjaan dan kuliahku..." jawabku
"Tapi kamu sekarang ada Sari Met...kamu harus jaga dia seperti kamu jaga aku dulu..." ucap Adhis
"Iya Dhis...trus kamu gimana " " tanyaku pelan
"Ya ga tau Met...mungkin jodohku belum ketemu aja...dan jujur aja.....aku masih belum bisa 100% lupain kamu Met...maaf ya..." ucap Adhis
"Semoga kamu dapat jodoh yang lebih baik dari aku dan yang pasti di setujui sama keluargamu ya Dhis...aamiin..." ucapku
"Aamiin....makasih ya Met..." ucap Adhis
"Sama sama Dhis..." jawabku sambil tersenyum
"Oh iya sampe lupa...mau minum apa Met " " tanya Adhis sambil merapikan rambut sebahunya
"Apa aja Dhis..." jawabku
"Bentar ya Met..." ucap Adhis sambil masuk ke dalam rumah
Tak lama kemudian Adhis kembali dengan sebuah mug berwarna putih di tangan kanan nya....
"Minum Met...maaf belum beli kopi dan adanya cuma teh manis..." ucap Adhis sambil menaruh mug di meja kecil dan duduk di sebelahku
"Ndak usah repot repot Dhis...yang ada aja..." jawabku sambil meneguk teh manis yang hangat
"Met..." ucap Adhis
"Iya Dhis.." jawabku sambil menaruh mug ke meja
"Sari baik ya orangnya..." tanya Adhis
"Ya gitu Dhis...baik ke semua orang..." jawabku
"Beruntung ya Sari bisa dapetin kamu Met..." ucap Adhis
"Aku ndak sesempurna itu Dhis...aku hanya manusia biasa yang banyak berbuat salah..." ucapku
"Semua manusia pasti punya salah...tapi kamu baik Met di mataku..." jawab Adhis
"Kamu juga baik kok Dhis...cantik lagi..." ucapku
"Hehehehe aku kangen gombalanmu lho Met..." ucap Adhis
"Orangnya ndak ya " " tanyaku sambil tersenyum
"Nggak......." ucap Adhis
"Salah lagi....meski mungkin sekarang aku nggak boleh lagi...karena ada Sari..." lanjut Adhis
"Oh iya Dhis...aku lupa kalo janji mau jemput Sari sama kakaknya...kapan kapan aku maen ke sini lagi ya..." ucapku sambil menghabiskan teh manis di mug
"Iya Met...jangan sampai buat Sari kelamaan menunggu...makasih udah maen ke sini...salam buat Sari ya..." ucap Adhis sambil berdiri
"Iya Dhis...aku pulang ya...Makasih juga udah mau cerita sama aku..." ucapku
"Kamu jangan pernah lupain aku ya Met...kamu bersikaplah layaknya teman dan sahabatku...akupun akan demikian..." ucap Adhis sambil memelukku
"Iya Dhis...selamanya akan jadi teman dan sahabat..." ucapku
Episode 88 SEMAKIN YAKIN _________________________
Entah kenapa perasaanku saat ini berubah sedikit lebih baik, setelah sekian lama ndak ketemu Adhis dan ndak tau kabarnya akhirnya aku bisa ketemu dan tau kabar adhis seperti apa...masih tidak banyak perubahan dari Adhis...hanya rambutnya saja yang lebih panjang dari saat terakhir berpisah di bandara kota nya....tetapi justru aku yang berubah, karena saat ini aku sudah ndak sendiri lagi...ada Sari yang selalu ada di setiap hela nafasku dan di setiap detak jantungku...
Aku lajukan mobil ini menuju sebuah salon di daerah bendungan hilir yang memang khusus untuk wanita...tiba di depannya sengaja aku duduk di parkiran dan berjalan menuju sebuah warung kopi yang berada tak jauh dari salon...
"Sari, aku dah di parkiran depan ya...ndak enak klo nunggu di dalam...cewek semua..."
sebuah pesan yang aku ketik dan aku kirimkan melalui ponselku kepada Sari, aku nikmati segelas kopi hitam yang masih panas di temani sebungkus kerupuk tepung sebagai camilan...
Zrrttt....Zrrttt....Zrrrttt.... ponsel yang aku taruh di atas meja kecil bergetar bahwa ada tanda sebuah pesan masuk...Aku baca di kotak masuk ponselku berupa sms balasan dari Sari
"Okey Sayang...tunggu bentar ya...aku masih di lulur...bentar lagi juga kelar kok... :-* "
Ponsel aku taruh lagi di atas meja dan kembali berkutat dengan sebungkus kerupuk sambil melihat lalu lalang kehidupan sebuah sisi ibukota yang mulai menggeliat ramai seiring gelapnya langit...ya malam minggu di ibukota sudah bisa di katakan selalu ramai apalagi di daerah yang banyak mall atau tempat tujuan wisata kuliner....
"Met..." panggil Sari yang sudah berdiri tak jauh dari warung kopi
"Udahan " " tanyaku
"Iya...yuk pulang..." jawab Sari
"Bentar aku bayar kopi nya dulu...tunggu di mobil aja nih..." jawabku sambil memberikan kunci mobil kepada Sari
"Klo ada minuman dingin boleh Met hehehehe..." ucap Sari sesaat sebelum berjalan ke arah mobil
"Okey...." jawabku
"Bang...kopi item satu, krupuk ini dua sama air mineral yang dingin tiga ya...berapa " " ucapku kepada penjaga warung
"Ganepin ini jadi 20 ribu ya mas..." jawab penjaga sambil menyerahkan tiga botol air mineral dingin dan sebungkus kerupuk kepadaku
"Ini Bang...makasih ya..." ucapku sambil memberikan selembar uang berwarna hijau
"Sama sama Mas..." jawab penjaga warung
Aku segera menuju ke mobil yang aku parkiran di depan salon dimana Sari dan Kak Sinta sudah menunggu...
"Sari...adanya air mineral yang dingin...ini juga ndak begitu dingin..." ucapku sambil memberikan bungkusan plastik kepada Sari
"Ga papa Met...asal dingin doang kok..." jawab Sari sambil membuka tutup botol air mineral di tangannya
"Kak Sinta...ini..." lanjut Sari sambil memberikan air mineral lain kepada Kak Sinta yang berada di bangku tengah
"Makasih ya...oh iya ke rumahku aja ya Met...Saddam udah nungguin tuh...katanya mau maen game bola..." jawab Kak Sinta
"Iya Kak...langsung aja kan " atau mau mampir kemana dulu " " jawabku sambil menjalankan mobil keluar dari parkiran
"Ntar aja beli pecel ayam di deket rumah buat Saddam..." jawab Kak Sinta
"Kamu udah makan Met " " tanya Sari
"Tadi sore udah nyemil di kampus...barusan juga udah ngopi...kamu mau makan apa Sari " " jawabku sambil fokus menyetir
"Aku juga masih kenyang kok...tadi beli camilan pas nunggu di lulur..." jawab Sari sambil memainkan ponsel di tangannya
"Ya udah, berarti langsung aja ke rumah Kak Sinta..." ucapku
Sepanjang jalanan ini tak banyak obrolan karena Kak Sinta terlelap di bangku tengah sedangkan Sari masih sibuk memainkan ponselnya...entah apa yang Sari lakukan tetapi sekilas aku melihat garis senyuman di wajahnya...
"Sms sama siapa Sari " kok senyum senyum gitu..." tanyaku pelan
"Sama Adhis Met...katanya kamu udah ke sana ya..." jawab Sari sambil melihat ke arahku
"Lah...kan kamu yang suruh ke sana...gimana sih..." ucapku
"Hehehehe gimana kabarnya Adhis Met " " tanya Sari
"Kan kamu lagi sms an sama Adhis...kenapa ndak tanya langsung aja..." jawabku
"Aku pengen denger dari kamu aja Met...." ucap Sari
"Adhis baik..." jawabku singkat
"Trus " " ucap Sari
"Ya udah gitu aja...hehehehe...." jawabku
"Tambah cantik ga Adhis " " tanya Sari
"Masih sama kok...cuma rambutnya agak panjang dikit..." jawabku
"Cantikan mana sama aku Met " " tanya Sari
"Semua perempuan itu cantik Sari...ndak ada yang jelek..." jawabku berusaha netral
"Kamu udah yakin pilih aku Met " ga nyesel " " tanya Sari
"Ya yakin lah..." jawabku
"Tapi kan aku bukan type kamu banget...coba kamu inget inget...Adhis sama Via rambutnya panjang hitam lurus dan cenderung berbadan kurus...sedangkan rambutku agak berombak dan sedikit merah...badanku agak gede karena keturunan dari Papah..." ucap Sari
"Cuma kebetulan saja mirip kok...lagian aku suka dan cinta kamu bukan karena fisik kamu Sari...tetapi dari hati kamu...meski ndak di pungkiri fisik juga mendukung hehehehe..." jawabku ngasal
"Hahahaha gombal banget..." jawab Sari sambil memukul bahuku
"Lah kamu sendiri kenapa mau sama aku yang notabene ndak ganteng, item, bulukan, anak kampung dan norak..." tanyaku
"Nggak tau juga Met...aku cuma berdasarkan feeling aja kalo kamu tuh baik dan nggak neko neko...itu buat aku udah lebih dari cukup..." jawab Sari
"Kan temen kamu banyak yang lebih ganteng...yang lebih kaya banyak...yang lebih segalanya banyak..." godaku
"Lah emang banyak yang jauh lebih ganteng, lebih kaya dan lebih wangi dari kamu Met...aku sih jujur aja...tapi entah kenapa aku yakin kalo kamu satu satunya jodohku Met..." jawab Sari
"Hahahaha...bisa aja kamu Sari..." jawabku
Hampir 1 jam akhirnya sampai juga di rumahnya Kak Sinta, aku parkirkan mobil ini di depan rumahnya dan menyusul Kak Sinta dan Sari yang sudah turun dari tadi...
"Assalamu'alaikum..." ucapku sambil membuka pagar rumah Kak Sinta
"Wa'alaikumsalam...asyik Om Met datang...ayo maen PS ama abang..." jawab Saddam yang berlari ke arahku
"Eh Abang...salim dulu dong..." ucapku sambil berjongkok
"Maaf lupa hehehehe...." ucap Saddam sambil menyalami tanganku
"Masuk Met..." ucap Sari
"Iya Sari..." jawabku sambil memasuki ruang tamu
Hampir pukul 10 malam aku dan Sari berpamitan pulang kepada Kak Sinta dan suaminya...Aku kemudikan mobil ini perlahan lahan menuju rumahnya Sari...
"Met...capek ga " " tanya Sari yang duduk bersandar di lenganku
"Lumayan Sari...kenapa " " ucapku
"Nggak kepikiran aja sama kamu...ntar balik ke bekasi dan besok pagi harus kuliah lagi..." jawab Sari
"Ya ndak papa...kan udah biasa kerja malam dan ga teratur hehehehe..." jawabku
"Ntar kalo udah nikah gimana dong " " tanya Sari
"Iya juga yah...ntar kamu kerja aku di rumah...kamu pulang kerja aku malah baru mau kerja....kapan ketemunya ya hehehehe..." jawabku
"Ya udah, kamu selesein dulu kuliahnya, abis itu coba cari posisi yang bisa office hour lah...kalo bisa yang deketan jadi kamu ga bolak balik..." ucap Sari
"Iya...step by step aja dulu..." jawabku
"Masuk Met..." ucap Sari setelah sampai di depan rumahnya
"Iya Sari..." jawabku sambil mematikan mesin mobil
"Mau aku buatin apa " mie mau " " tanya Sari
"Ndak deh...udah kenyang tadi makan mendoan di rumah Kak Sinta..." jawabku
"Oh ya udah...aku buatin minum aja yah..." ucap Sari sambil masuk ke dalam rumah
Tak lama Papahnya Sari datang dari dalam rumahnya dan duduk di depanku...segera aku menyalami dan mencium punggung tangannya...
"Nak Slamet...boleh ngomong dikit ?" tanya Papahnya Sari
"Boleh Om..." jawabku ragu
"Kan kemarin Sari sudah kenal sama orang tuanya Nak Slamet, dan Nak Slamet juga sudah kenal sama keluarga di sini...." ucap Papahnya Sari
"Iya Om..." jawabku pelan
"Nah...kira kira kapan orang tuanya Nak Slamet datang ke sini untuk silaturahmi sekalian membahas rencana kedepan " " lanjut Papahnya Sari
Episode 89 RENCANA KELUARGA _________________________
Allahu Akbar...Allahu Akbar...Allahu Akbar....La ilaha illallah wallahu Akbar....Allahu Akbar walillaahilhamdu.... gema takbir terdengar di sepanjang jalan menuju kampung ku...setelah menempuh perjalanan hampir 17 jam akhirnya sampai juga di rumah masa kecilku ini...aku parkirkan mobil kantor ini di depan rumah simbok, dan segera aku memasuki rumah yang selalu membawa kenangan masa kecilku ini...
"Assalamu'alaikum...Mbok...Pak...." ucapku sambil membuka pintu dapur
"Wa'alaikumsalam....eh anak lanang udah sampe...piye le " sehat to " " jawab simbokku yang sedang sibuk memarut daging kelapa untuk santan
"Alhamdulillah Mbok...Bapak mana " " tanyaku setelah menyalami dan menciup pipi simbok
"Bapak kan di masjid...bentar lagi juga pulang...kamu sendirian Met " " tanya simbok sambil membuatkan teh manis hangat untukku
"Ndak Mbok...tadi ada temen sekolah STM yang barengan...cuma ada yang turun di brebes sama purworejo..." jawabku
"Owalah...ya Alhamdulillah klo ada temennya, jadi bisa gantian nyetir nya..." jawab simbok sambil menaruh segelas teh panas yang masih mengepul
"Iya Mbok....oh iya udah masak apa aja mbok buat besok " " tanyaku sambil membuka tudung saji di datas meja dapur
"Simbok bikin sambel goreng ampela ati buat kamu, tongseng kambing buat bapak sama ini mau bikin opor buat kakakmu..." jawab simbok sambil memeras santan untuk opor
"Wah simbok emang mantep...slamet emang pengen sambel goreng ampela ati...Krupuk kulitnya Slamet buka ya Mbok...." ucapku sambil mengambil piring untuk mencicipi
"Buka aja Met...wong buat kriuk kriuk kok itu rambak sapi nya...oh iya Sari gimana kabarnya Met " " tanya simbok
"Alhamdulillah Sari baik Mbok...makin cantik malah...." jawabku sambil tersenyum
"Simbok tuh terkadang suka pengen ketawa lho Met..." ucap simbok sambil meringis
"Lah kenapa Mbok " " tanyaku sambil mengunyah krupuk kulit sapi
"Sari kok mau sama kamu ya Met...padahal kan kamu ndak ganteng, item kayak anak kampung yang ndak keurus..." ucap Simbok
"Lha itu dia mbok yang aku ndak tau alasannya...rejeki kali mbok...hehehehe..." jawabku sambil meneguk teh panas buatan simbok
"Lha terus rencanamu gimana " " tanya Simbok
"Ya kalo bisa sih abis lebaran ini kita ke jakarta Mbok...biar simbok sama bapak ketemu sama orang tuanya Sari..." ucapku lirih
"Yo wis, nanti klo bapakmu pulang kita ngomong lagi...dah sana mandi dulu...trus sekalian telpon Mas Joko udah nyampe mana kok ndak sampe sampe udah jam segini..." jawab simbok
"Iya Mbok....Mbak Tutik pulang kan Mbok " " jawabku sambil menaruh piring bekas ke tempat piring kotor
"Pulang tapi abis sholat ied...katanya mau lebaran di klaten dulu...." jawab simbok sambil memasak opor kesukaan mas joko
Selesai mandi aku segera menuju dapur untuk makan malam bersama dengan simbok dan bapak sambil menunggu Mas Joko yang masih dalam perjalanan dari semarang
"Met....duduk sini..." ucap Bapak sambil menepuk sisi sebelah kanannya
"Nggih Pak..." jawabku sambil duduk bersila di atas tikar pandan
"Kata simbok kamu mau bawa simbok sama bapak ke jakarta " " tanya Bapak
"Nggih Pak...rencana Slamet mau melamar Sari Pak..." jawabku lirih
"Ya bagus itu....klo kamu udah memang niat serius mau berumah tangga...trus mau kapan " " tanya Bapak "
"Rencana abis lebaran ini Pak....Slamet nurut aja klo bapak ada masukan lain..." jawabku
"Lha Bapak sama simbok sih bisa kapan aja...gini aja Met...kamu tanya Sari dulu, kira kira di sana bisanya kapan " klo udah ada tanggalnya kita ngikutin sana..." ucap Bapak pelan
"Nggih Pak...abis ini Slamet telpon Sari..." jawabku
"Yo wis kita makan dulu aja...mumpung masih anget masakan simbok...." jawab Bapak sambil mengambil nasi ke dalam piring
"Iyo Met...udah simbok angetin tongsengnya..." ucap simbok yang datang dari dapur sambil membawa tongseng kambing kesukaan bapak
Selesai makan aku berjalan menuju samping rumahku dimana biasanya aku duduk melihat hamparan sawah dan lalu lalang petani yang bercocok tanam dan memelihara ternaknya...aku ambil ponselku dan aku cari nama sari di daftar kontakku...
"Assalamu'alaikum....udah nyampe rumah Met " " jawab Sari setelah menerima panggilan ini
"Wa'alaikumsalam...udah Sari, maaf baru kasih kabar...hp nya low batt tadi..." jawabku
"Ga papa Met...yang penting kamu sehat dan selamat sampai situ...seneng ya bisa pulang kampung hehehehe..." ucap Sari
"Kan kamu tiap hari pulang kampung..hehehehehe..." jawabku
"Hehehehe makanya ga seru lagi....oh iya rame ga di situ Met " " jawab Sari
"Ya di bilang rame ya gini gini aja dari dulu....namanya lebaran ya pada pulang kampung yang kerja di luar kota..." jawabku
"Mas Joko sama Mbak Tutik pulang juga Met " " tanya Sari
"Mas Joko pulang malam ini, Mbak tutik besok setelah sholat Ied...soalnya mau lebaran di rumah mertuanya dulu..." jawabku
"Owh gitu...ntar klo kamu nikah sama aku ganti gantian dong lebarannya..." ucap Sari
"Ya iya...tahun ini di sini tahun depan di sana...secara jauh kan jaraknya..." jawabku
"Oh iya, tadi aku udah tanya bapak sama simbok...tentang lamaran, enaknya aku kapan ke sananya " " tanyaku
"Hmm....aku sih ngikut aja Met...tapi mendingan H+5 aja gimana " soalnya biasanya kan masih banyak tamu di sini kalo masih awal awal... " ucap Sari
"Iya sih...klo gitu ntar H+4 pagi aku berangkat..." jawabku
"Iya Met...kamu sama siapa aja " " tanya Sari
"Ya paling keluarga inti aja....lagian nanti baliknya kan naek kereta..." jawabku
"Owh iya ya...ya udah kalo gitu...ntar aku bilang sama Papah sama Mamah biar di siap siapin di sini..." ucap Sari
"Ndak usah rame rame lho ya..." ucapku
"Iya Met...paling keluarga di sini aja..." jawab Sari
"Sari...." ucapku
"Iya Met " " jawab Sari
"I love you...." jawabku lirih
"Hahahahaha kirain apaan Met....love you too...." jawab Sari
"Hehehehe..." hanya tawa yang keluar dari mulutku
"Udah dulu ya Met...aku mau bantuin Mamah bikin sayur godog ama opor...." ucap Sari
"Iya Sari...salam buat semuanya ya..." jawabku
"Insyaallah Met...Assalamu'alaikum..." ucap Sari
"Wa'laikumsalam..." jawabku beberapa saat sebelum panggilan ini berakhir
Tak lama setelah aku diam terduduk sendirian menikmati gemerlap kota kecil ini sebuah mobil sedan berhenti tak jauh dari tempatku duduk...terlihat seorang anak kecil berlarian ke arahku setelah turun dari mobil...
"Om Met...." teriaknya
"Eh Mbak Rafa....udah gede aja...." tanyaku kepada Rafa keponakanku
"Om Met lagi ngapain " " tanya Rafa
"Om Met abis telpon...Papah kamu mana " " tanyaku
"Papah lagi bawa adek ke dalam...bobo soalnya...." jawab Rafa
"Ya udah yuk masuk...dingin di sini..." ajakku kepada Rafa
Aku masuk ke ruangan tengah di mana ada mas Joko kakak tertuaku yang sedang duduk sambil mengambil kue kering dari toples yang sudah tertata rapi untuk tamu besok pagi...
"Mas...kok lama nyampenya " katanya tadi udah di Bawen " " tanyaku
"Iyo...isi bensin sekalian...antri..." jawabnya sambil mengunyah kue kering
"Oh iya Mas...besok H+4 bisa kan ikut ke jakarta " " tanyaku
"Sik sik...jadi mau lamaran Met " " tanya Mas Joko terkejut
"Lha iyo jadi to Mas....bisa ndak " " jawabku
"Bisa lah....tapi anak anak di sini aja kan " " tanya Mas Joko
"Ya kalo Mas Joko mau nyetir sendiri pulangnya ya di ajak aja..." jawabku
"Wah capek lah...naek kreta aja...Tutik ikut " " jawab Mas Joko
"Belum tau Mas...besok kalo pulang aku tanya lagi..." jawabku
"Yo wis...aku tak nemenin Rafa bobo dulu ya..." ucap Mas Joko
"Bilang aja Bapake Rafa yang ngantuk...hahahaha..." jawabku
"Iyo hehehehehe..." jawab Mas Joko sambil masuk ke dalam kamarnya di samping kanan ruang tengah
Aku berjalan menuju dapur di mana simbok masih sibuk berkutat dengan masakan yang akan di sajikan besok setelah sholat Ied...tradisi di sini setiap tamu harus makan hasil masakan tuan rumah meski sedikit...ndak tau kenapa alasannya tapi mungkin salah satu cara menghormati yang sudah susah payah dan capek memasak kayak simbokku ini...
"Mbok...." ucapku sambil duduk di kursi bambu
"Piye Le " " tanya Simbok yang masih mengaduk aduk masakannya
"Barusan aku udah telpon Sari...katanya H+5 aja acaranya...jadi H+4 pagi jalan ke sananya...biar bisa istirahat dulu..." terangku
"Yoh...trus simbok suruh bawa apa aja " " tanya Simbok
"Bawa oleh oleh secukupnya aja Mbok...kan acaranya sederhana aja kok..." jawabku
"Okey...besok cari aja di pusat oleh oleh...apa yang Sari suka ya di bawain..." ucap Simbok
"Mas Joko udah bilang bisa, tinggal Mbak Tutik..." ucapku
"Tutik bisa...udah ngomong kok klo mau lamaran mau ikut sekalian jalan jalan ke jakarta...." ucap Simbok
"Owh gitu...alhamdulillah klo rame..." jawabku
"Buat kamu apa sih yang ndak Met...anak paling bontot...anak paling jelek....tapi alhamdulillah udah mau laku sama orang jakarta....hehehehe..." ucap Simbok mengusap keningku
"Hahahaha simbok bisa aja....tapi emang ya Mbok...aku jelek sendiri...item sendiri..." ucapku
"Lha kamu dari kecil maen ke sawah, ladang, mandi di sungai mulu ya item...mas sama mbak mu kan ndak...jadi mereka ndak item kayak kamu..." jawab Simbok
"Hahahahaha iya sih mbok...nyesel aku ndak nurut sama simbok dulu..." jawabku
"Yo wis ndak udah nyesel toh udah laku dan mau nikah to...dapet orang kota lagi..." ucap Simbok yang kembali mengaduk masakannya
"Hehehe iya Mbok..." jawabku tersenyum sambil membayangkan aku dan Sari berdiri berdua di atas pelaminan
Episode 90 RESTU KELUARGA BESAR _________________________
Selesai Sholat Ied di masjid depan rumah aku masih berdiri sambil menyalami beberapa teman masa kecilku yang memang jarang bertemu, ada juga beberapa orang tua yang dulu suka membantuku atau terkadang memarahiku karena kebandelanku...seperti dulu sering aku mengambil singkong, jagung atau pepaya di ladang yang sedang di panen...
"Lho ini Slamet to...wah udah gede sekarang....di jakarta ya " " ucap Mbah Sahuri sambil menepuk bahuku
"Nggih Mbah...Mbah Sahuri sehat " " tanyaku
"Alhamdulillah...ya kaya gini aja...udah tua, batuk, meriang udah makanan sehari hari..." ucapnya
"Masih nanem jagung mbah " dulu suka minta klo panen buat di bakar hehehehe..." tanyaku kepada Mbah Sahuri yang aku lihat semakin renta
"Udah nggak, badan Mbah udah ga sekuat dulu lagi...biar Lik Trubus saja yang nerusin...." jawab Mbah Sahuri sambil memperlihatkan tangannya yang kurus kering


Sang Penjaga Hati Karya Gembel Sakti di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Lha nggih Mbah...fokus ibadah saja...menikmati masa tua..." jawabku sambil tersenyum
"Lha ini sendirian aja " Mana istrinya " " tanya Mbah Sahuri
"Wah belum Mbah...nyuwun doa nya saja biar segera..." jawabku
"Yoh...mudah mudahan di berikan jodoh yang baik, yang sholehah..bakti sama suami dan bisa jadi teladan buat anak anakmu kelak...aamiin" jawab Mbah Sahuri
"Aamiin Mbah....Pinarak Mbah...simbok udah masak banyak..." ucapku sambil meminta Mbah Sahuri singgah di rumah simbok
"Terima Kasih...nanti mbah ke sana klo tamu udah sepi...maklum udah banyak anak cucu...." jawab Mbah Sahuri
"Nggih Mbah...saya nanti yang ke sana saja...kangen nasi jagung buatan simbah hehehe..." ucapku
"Oalah...mbah memang bikin nasi jagung sama opor...tak tunggu yo Le...putuku yang paling bandel hehehehe...." ucapnya sesaat sebelum berjalan pergi menuju rumahnya yang terletak tak jauh dari rumahku
Masih teringat jaman aku kecil dulu sering aku membantu memetik jagung jika panen dan sering di buatkan nasi jagung untuk bekal ke sekolah...
"Bengong aja Met...." terdengar suara yang mengagetkanku
"Eh simbok...abis ngobrol sama mbah sahuri Mbok...udah kelihatan tua banget ya mbok...." jawabku sambil memeluk tangan simbok
"Iya..udah sering sakit sakitan...nanti kalo simbok sama bapak udah tua dan sakit sakitan kamu yang ikhlas buat ngerawatnya ya Met...." ucap simbok sambil mengelus keningku
"Iya Mbok..." jawabku sambil berjalan masuk ke dalam rumah
Aku duduk lesehan di atas tikar pandan sambil mengambil ponsel yang sedari tadi aku charge...tampak beberapa sms yang masuk di ponselku...aku coba baca satu persatu dan membalasnya...sekilas ada nama Sari dan Adhis diantara beberapa sms yang masuk...
"Met....makan dulu aja...ntar baru sungkeman..." ucap Simbok sambil menaruh sepiring nasi berserta lauknya di depanku
"Bapak masih di masjid Mbok " " tanyaku
"Iya...kamu makan dulu aja..." jawab simbok
"Mas Joko kemana " kok Rafa ndak kelihatan " " tanyaku sambil mengunyah makanan
"Udah jalan setelah sholat tadi...Rafa minta bakso katanya...ntar juga balik..." jawab simbok sambil merapikan susunan toples berisi kue kering dan beberapa makanan ringan
Selesai makan, aku masuk ke dalam kamar untuk menelepon Sari...
"Assalamu'alaikum....." ucapku
"Wa'alaikumsalam Met..." jawab Sari dengan suara yang khas nya
"Taqabbalallahu minna wa minkum ya Sari...mohon maaf lahir dan batin...." ucapku
"Taqabbalallahu minna wa minkum juga ya Met...mohon maaf lahir batin juga...maafin klo udah bikin kamu suka sebel sama marah marah hehehehe..." jawab Sari
"lagi apa Sari " " tanyaku
"Abis salam salaman sama keluarga dan saudara di sini Met...kamu lagi apa " " jawab Sari
"Aku di kamar...nunggu Bapak pulang dari masjid..." jawabku
"Kamu abis ini kemana aja Met " " tanya Sari
"Ya muter ke kampung sini, trus biasanya sore kumpul di rumah simbah uti...kamu udah muter kemana aja " " jawabku
"Owh gitu...klo di sini ya paling sekitaran sini aja...siang dikit udah sepi..." ucap Sari
"Di sini sampe malem juga masih rame...." jawabku
"Wah seru dong....ntar kamu foto foto ya Met..." pinta Sari
"Siap Sari...besok aku bawain pas ke sana..." jawabku
"Oh iya nanti salam buat Simbok sama Bapak ya Met...sama keluarga kamu semua..." ucap Sari
"Insyallah...sampaikan juga permintaan maafku buat Papah sama Mamah kamu, Kak Sinta, Reza dan ke semua ya...insyallah H+4 aku berangkat dari sini..." jawabku
"Berangkat Pagi atau malam " Ke Bekasi dulu atau mau langsung ke sini Met " " tanya Sari
"Berangkat pagi dari sini...nginep semalem di bekasi dulu..." jawabku
"Iya lah...istirahat dulu...kan lumayan perjalanan jauh..." ucap Sari
"Udah dulu ya Sari...Bapak udah datang kayaknya di depan...aku sungkeman dulu ya...love you..." ucapku
"Okey Met...love you too...." jawab Sari
Selesai sungkeman dengan kedua orang tua dan kakakku, aku berkeliling kampung ini, hampir setiap rumah aku kunjungi untuk meminta maaf sekalian silaturahmi...banyak juga bertemu orang orang baru yang belum pernah aku lihat karena memang sudah lama aku tinggalkan kampung ini semenjak lulus SMP...meski capek tetapi hati ini senang bisa bertemu dengan teman teman kecil dulu....
Sore itu pula aku dan keluargaku mengunjungi simbahku yang letak rumahnya sekitar 20 menit perjalanan dari rumahku...hanya ada simbah putri dari bapak yang tersisa karena simbah kakung sudah meninggal...sedangkan simbah dari simbok sudah meninggal semua semenjak aku kecil...
"Jadi kamu udah yakin Met " " tanya mbah Uti setelah mengetahui rencanaku melamar Sari beberapa hari lagi
"Nggih Mbah...minta doa restunya dari mbah Uti aja......" jawabku
"Coba liat yang mana to orangnya " mbah kok lupa lupa ingat wajahnya...." pinta Mbah Uti
"Bentar Mbah...ada kok fotonya...." jawabku sambil mencari foto Sari yang aku simpan di ponselku
"Ini Mbah...Sari namanya..." ucapku sambil memperlihatkan foto Sari kepada mbah Uti
"Owalah ayu tenan....Alhamdulillah...mudah mudahan lancar yo Met...mbah ndak bisa ikut ke sana...kaki mbah udah ndak kuat klo naek mobil kelamaan..." jawab mbah Uti sambil menitik air matanya
"Aamiin Mbah...." jawabku sambil memeluk simbahku satu satunya yang masih ada
Matahari terbit dan tenggelam serasa begitu cepat waktu berlalu...Pagi ini aku, simbok, bapak, mas joko dan mbak tutik sudah siap berangkat menuju jakarta...semenjak semalam sudah di siapkan bekal dan beberapa kotak oleh oleh yang sudah di kemas rapi oleh mbak tutik bersama simbok...
"Udah ndak ada yang ketinggalan lagi " " tanya Bapak kepada simbok
"Udah masuk semua Pak...kunci serep juga udah aku bawa..." ucap simbok sambil membetulkan jilbabnya
"Yo wis ayo jalan klo gitu...Bismillah...." ucap Bapak
Setelah menempuh lebih dari 15 jam perjalanan akhirnya kami sampai juga di rumah bekasi, aku rebahkan badanku ke karpet ruang tengah yang biasa aku pakai untuk menonton tv karena lumayan capek setelah sendirian aku menyetir dari kampung menuju jakarta meski beberapa kali berhenti untuk makan dan istirahat....
"Besok jam berapa ke sana Met " " tanya bapak yang bersandar tak jauh dari aku rebahan
"Menjelang makan siang katanya Pak...jam jam 10an udah sampai sana..." jawabku
"Owh ya udah...bapak ngikut aja..." jawab bapak
"Bapak mau kopi " " tanya simbok yang sibuk merapikan barang bawaan dari bagasi
"Boleh...ada kopi tubruk Bu " " tanya Bapak kepada simbok
"Itu masih ada kopi toraja Pak di rak piring..." jawabku
"Wah itu enak Met...bikinin sekalian buat joko sama slamet Bu..." ucap Bapak
"Iya Pak...bentar masak air dulu..." jawab Simbok sambil berjalan ke arah dapur
"Mas Joko sama Mbak Tutik mana Pak " " tanyaku pelan
"Katanya mau beli makanan...laper katanya..." jawab Bapak
"Ada banyak yang dagang kok di gerbang perumahan..." jawabku
Tak lama Mas Joko sama Mbak Tutik datang membawa beberapa plastik di tangannya...
"Ambil piring sana Tik...." ucap Mas Joko sambil duduk di sebelahku
"Beli apa Mas " " tanyaku dan beranjak duduk
"Beli Martabak telor sama nasi goreng...adanya itu doang yang di depan gerbang..." jawab Mas Joko
"Ya masih mudik kali yang dagang Mas...biasanya juga ada penyetan di sebelah nasi goreng..." jawabku
"Yuk makan dulu...ini kopinya mau taruh mana " " tanya Mbak Tutik yang datang membawa 3 gelas kopi dan beberapa piring makan
"Sini aja...takut kesenggol..." ucapku sambil mengambil meja kecil dari kamar yang biasa aku pake untuk menaruh ponsel
"Simbok mana " sekalian makan trus istirahat..." ucap Bapak
"Mau mandi dulu katanya Pak...gerah..." jawab Mbak Tutik
"Ya udah makan dulu aja..." jawab Bapak
Selesai makan Bapak duduk di depan rumah sambil menyalakan rokok kreteknya....Mas Joko sibuk telpon anaknya di ruang tengah dan Mbak Tutik sibuk menyiapkan baju buat besok bersama simbok di dalam kamarku...
"Duduk sini Met...." ucap Bapak sambil menghembuskan asap rokoknya
"Iya Pak..." jawabku sambil membawa kopi yang belum habis aku minum tadi
"Pacar kamu yang dulu di kenalin bapak sekarang di mana " " tanya Bapak pelan
"Adhis maksudnya Pak " " jawabku
"Iya itu..." jawab bapak singkat
"Ada di Jakarta...kenapa Pak " " tanyaku pelan
"Masih sering kontak " " tanya Bapak
"Masih Pak...Emang kenapa Pak " " tanyaku
"Ya nanti kalo kamu udah tunangan sama Sari ya di kurangin kontaknya...jaga perasaannya Sari...besok kalian kan udah di iket..." ucap Bapak
"Iya Pak..." jawabku
Zrrrttt....Zrrrttt....Zrrrtttt.... terdengar getaran tanda sebuah pesan masuk dari ponselku...aku ambil ponselku yang sedari tadi aku taruh di lantai dekat gelas kopi...perlahan aku baca sebuah pesan yang masuk ke dalam inbox ponselku
Met...kamu lagi apa " masih di kampung atau udah balik jakarta " Jujur aku kangen sama kamu...kangen perhatian kamu, kangen canda tawa kamu, kangen senyuman manis kamu...
Salah ya kalo aku masih menyimpan rasa ini buat kamu " Aku ga tau harus sedih atau bahagia mendengar kamu akan menikah meski aku tau apapun pilihanku akan sama saja membuat hati ini semakin menderita...
Episode 91 LAMARAN _________________________
Sinar lembut sang surya perlahan mulai menampakkan sengatan panasnya, desir sang bayu seakan berbisik bisik di daun telingaku menambah riuhnya suasana jakarta di pagi ini...hatiku juga hampir sama riuhnya di mana sampai saat ini aku hanya bisa membaca sms dari Adhis entah untuk kesekian kalinya tetapi sampai saat ini pula aku ndak sanggup untuk membalasnya...
"Met...masuk toll dalam kota atau lewat cawang aja " " ucap Mas Joko mengagetkanku
"Masuk toll dalam kota aja mas...ntar ambil yang wiyoto wiyono, jangan yang arah semanggi..." jawabku sambil bersandar di kursi tengah
"Aku kan ndak apal jalan jakarta Met...wah parah malah aku yang di suruh nyetir..." jawab Mas Joko dengan wajah manyun
"Yo sekali kali Jok...mosok calon pengantin yang nyetir sendiri...kasihan lah hehehehehe..." ucap Bapak sambil tersenyum melihatku
"Kamu kok diem aja to Met...kenapa " masih ragu ragu atau takut di tolak " " tanya Simbok yang duduk di sebelahku
"Ndak papa Mbok...cuma grogi aja hehehehe..." jawabku sedikit berbohong
"Bismillah aja Met...insyallah lancar semua...aamiin..." ucap Simbok
"Aamiin..." jawabku singkat
Setelah hampir 30 menit lebih akhirnya kami sekeluarga sampai di depan rumahnya Sari yang ternyata sudah banyak yang menunggu kedatangan kami...beberapa wajah yang aku kenal dan ada juga belum pernah aku lihat pun ada di kursi depan...entah siapa tapi yang pasti mungkin masih keluarganya Sari...
"Assalamu'alaikum...." ucapku hampir bersamaan dengan Bapak dan Mas Joko
"Wa'alaikumsalam...silahkan masuk...sudah di tunggu di ruang tamu..." jawab Reza yang duduk di dekat gerbang
"Rame bener Za..." ucapku sambil bersalaman dengan Reza
"Iya Mas...maklum keluarga besar hehehe..." jawab Reza
"Pak, Mbok...ini Reza...adiknya Sari..." ucapku mengenalkan Reza kepada Bapak dan Simbok
"Owh ini Mas Reza ya...saya Bapaknya Slamet, dan ini Simbok dan Kakak kakak nya...." ucap Bapak sambil bersalaman
"Silahkan Pak, langsung masuk saja..." jawab Reza sambil mengantarkan kami masuk ke ruang tengah
"Iya, mari sekalian..." jawab Bapak sambil menyalami beberapa orang yang duduk tak jauh dari pintu masuk
"Ini semua masih keluarga semua, lumayan banyak..." ucap Reza menerangkan beberapa orang yang bersalaman tadi
Kami duduk lesehan di ruang tamu yang memang di setting lesehan dengan menggunakan permadani berwarna warni dan beberapa hiasan vas bunga di setiap ujung ruangan...
"Assalamu'alaikum...." Ucap Papahnya Sari yang datang dari dalam rumah yang di susul Mamahnya Sari di belakangnya
"Wa'alaikumsalam..." jawabku serempak dengan yang lain
"Perkenalkan saya orang tuanya Sari...." ucap Papahnya Sari
"Sama sama Pak...saya bapaknya Slamet, ini ibunya, dan ini kakak kakaknya..." jawab Bapak sambil mengenalkan keluarga dari jawa
"Bagaimana Pak perjalanan kemarin...lancar kan ya..." tanya Papahnya Sari sambil duduk di hadapan kami
"Alhamdulillah lancar Pak...cuma beberapa kali berhenti karena sopirnya istirahat saja hehehehe..." jawab Bapak
"Setir sendirian Nak Slamet " " tanya Papahnya Sari
"Iya Om...lumayan capek hehehe..." jawabku sambil tersenyum
"Kan Nak Slamet udah biasa jadi supir pantura hehehehe..." ledek Papahnya Sari
"Hehehe iya sih Om..." jawabku
"Mau langsung di mulai saja acaranya " " tanya Papahnya Sari
"Owh silahkan...lebih cepat lebih baik sepertinya...sudah grogi soalnya anak saya hehehe..." jawab Bapak sambil tersenyum
"Reza...panggilin Sari suruh kesini..." ucap Papahnya Sari kepada Reza
"Iya Pah, sebentar..." jawab Reza langsung berdiri dan berjalan ke arah dalam rumah
Tak lama kemudian Sari datang di temani Reza dari dalam rumahnya, Sari nampak cantik dengan setelan baju muslim berwarna coklat muda lengkap dengan hijabnya...pesona wajah cantiknya mengalihkan perhatian seluruh tamu yang ada di ruangan ini...terutama aku....
"Nah ini Sari anak saya..." ucap Papahnya Sari setelah Sari duduk di sebelahnya
"Udah ketemu kok Pah..." jawab Sari sambil tersenyum
"Hehehehe iya juga sih..." jawab Papahnya Sari
Sari melihatku dengan senyuman yang mengembang, tatapan matanya seakan berkata bahwa sudah saatnya kita membuka lembaran baru bersama sama dan membuang semua masa lalu kita Met....aku balas dengan senyuman yang paling manis yang aku bisa....
"Sari cantik ya Met...." bisik Mbak Tutik yang duduk di sebelahku
"Lha calon suaminya aja ganteng gini Mbak..." jawabku pelan
"Paijo....nyesel aku dengernya...." ucap Mbak Tutik sambil mencubit pelan lenganku
"Lah...tapi Sari emang cantik kan Mbak ?" tanyaku
"Iyo...ndak salah kamu cari calon istri...perbaikan keturunan namanya..." jawab Mbak Tutik
"Lah...cewek cantik gitu cocoknya ama yang ganteng kayak gini mbak...." jawabku sambil tersenyum
"Ganteng " ...duh amit amit..." jawab Mbak Tutik sambil di ketok jidatnya pake tangan
Setelah beberapa menit sekedar obrolan ringan dan basa basi akhirnya Bapak mulai serius membicarakan tentang inti acara hari ini dan niatan kedatangan keluarga dari jawa ke jakarta
"Jadi begini Bapak Bapak dan Ibu Ibu sekalian...maksud kedatangan kami ini ke Jakarta, yang pertama adalah kami ingin silaturahmi dengan keluarga dari Nak Sari agar saling kenal dan bisa terus berkomunikasi layaknya saudara...." ucap Bapak
"Dan yang kedua adalah, saya sebagai wakil dari anak lelaki saya yang paling kecil sendiri...si bungsu di keluarga kecil ini yaitu Slamet untuk berniat untuk menyanyakan apakah Nak Sari sedang ada proses atau ada ikatan dengan pihak keluarga lain atau tidak...Apabila memang tidak ada keterikatan dengan orang lain , maka kami meminta untuk di beri kesempatan untuk menyambung silaturahmi lebih dekat lagi antara anak saya Slamet dengan Nak Sari " lanjut Bapak
"Baik Pak, Saya selaku Bapak dan Wakil dari anak saya Sari akan mencoba menjawab pertanyaan dari pihak keluarga Nak Slamet..." ucap Papahnya Sari
"Yang pertama kami ucapkan selamat datang di gubuk kami ini, dan saya haturkan banyak terima kasih sudah datang jauh jauh dari jawa untuk bersilaturahmi dengan keluarga kami..." lanjut Papahnya Sari
"Iya Pak..." jawab Bapak
"Untuk yang kedua, alhamdulillah anak saya Sari sampai saat ini belum dan tidak sedang menjalani ikatan dengan orang lain...bisa di katakan available jika ada pihak yang akan mengikatnya..." ucap Papahnya Sari
"Alhamdulillah kalo begitu..." jawab Bapak
"Setelah mendengar jawaban bahwa Nak Sari sedang tidak terikat maka kami dari pihak keluarga Slamet berniat untuk melamar Nak Sari untuk anak kami yang bernama Slamet...apakah niat baik kami ini di terima atau tidak " mohon informasinya..." lanjut Bapak
"Alhamdulillah jika memang ada niat baik dari Nak Slamet dan keluarga terkait tentang lamaran kepada anak saya Sari...secara pribadi saya dan keluarga di sini sudah mengenal Nak Slamet beberapa waktu ini dan alhamdulillah kami sudah bisa di katakan cocok dan ikhlas jika memang anak kami akan di persunting dengan Nak Slamet...tetapi semua jawaban ini tergantung dari anak saya sendiri, karena prinsipnya kami sekeluarga tidak akan memaksakan kehendak dan keputusan ini...jadi segala keputusan iya atau tidaknya saya kembalikan ke anak saya Sari....gimana Sari " " jawab Papahnya Sari
"Baik Pak...alhamdulillah jika memang dari pihak keluarga menerima niat baik kami untuk melamar Nak Sari...sekarang dari Nak Sari sendiri bagaimana " karena seperti yang di jelaskan tadi bahwa segala keputusan ada di Nak Sari sendiri..." jawab Bapak
"Ehhm....bagaimana ya Pak jawabnya... sebenarnya.... sebenarnya... saya.... ehmmm.... mau..." jawab Sari malu malu sambil menunduk
"Alhamdulillah..." jawabku dan beberapa orang hampir serempak
"Alhamdulillah...jika memang Nak Sari mau dan menerima lamaran kami maka sebagai tanda bahwa Nak Sari dan anak saya Slamet sudah terikat maka silahkan berdiri nak Sari...Met...sini..." jawab Bapak
"Iya Pak..." jawabku sambil mengeluarkan kotak perhiasan kecil berwarna merah yang berisi sepasang cincin berwarna putih
"Nah sekarang kamu pasangkan cincin itu ke jari manisnya Sari...dan Nak Sari tolong pasangkan cincin satunya ke jari manisnya Slamet...jangan lupa bismillah dulu..." ucap Bapak
"Bismillah..." ucapku sambil memasangkan cincin yang di belakangnya tergoreskan namaku di jari manisnya Sari
"Bismillah..." ucap Sari sambil memasangkan cincin yang juga bertuliskan nama Sari di jari manisku
"Alhamdulillah...jadi mulai hari ini sudah dikatakan sah bahwa sudah ada ikatan antara anak saya Slamet dan Nak Sari...untuk pembicaraan perihal kedepannya akan di bahas selanjutnya...oh iya silahkan jika mau foto foto dulu sebelum di tutup dengan doa bersama..." ucap Bapak sambil menjabat tangan Papahnya Sari
Setelah di tutup doa bersama oleh pihak keluarga Sari, acara dilanjut ramah tamah dan makan siang...sedangkan aku berdiri di ujung ruang tengah tak jauh dari Sari karena ada beberapa saudara dari pihak keluarga Sari yang datang menemui kami untuk bersalaman dan memberikan ucapan selamat kepadaku dan Sari
"Sari...kamu ndak nyesel kan tunangan sama aku " " tanyaku lirih
"Ndak Met...justru aku bahagia sekali hari ini...akhirnya kita tinggal selangkah lagi ya Met..." jawab Sari
"Iya Alhamdulillah....mulai hari ini kita bersama sama persiapkan segala sesuatu untuk pernikahan kita ya Sari..." ucapku
"Iya Met...kita siapkan untuk hari bahagia kita..." jawab Sari
"Love you calon istriku....." ucapku sambil mencium kening Sari
"Love you too calon suamiku...." jawab Sari dengan senyuman manisnya
Episode 92 MIMPI BURUK _________________________
Jeg..Jeg...Jeg...Jeg... Bunyi derit gemeretak batang besi rel kereta yang beradu dengan roda besi terdengar lumayan keras meski terdapat bantalan kayu di bagian bawahnya membuat suasana stasiun gambir pagi ini terdengar sangat ramai...aku sibuk membawa dan menata kardus dan travell bag milik Simbok dan Mbak Tutik yang berisi penuh oleh oleh untuk saudara saudara di kampung...
Kemarin setelah acara lamaran dan di lanjutkan makan siang mbak Tutik langsung mengajakku jalan jalan keliling Jakarta, melihat dan berfoto monas, bundaran HI dan berakhir belanja di pasar tanah abang...
"Met...ntar muter muter jakarta ya...mumpung ke sini..." ucap Mbak Tutik yang masih memegang piring makan siangnya
"Iya Mbak...abisin dulu tuh makannya..." jawabku
"Asyik...mau foto foto buat bukti kalo udah nyampe jakarta...hehehehe..." ucap Mbak Tutik sambil mengunyah makanannya
"Iya Met...kasihan mbakyu mu itu...kan baru sekali ini ke Jakarta..." ucap Bapak yang datang membawa segelas kopi
"Iya Pak...klo gitu pamitan dari sekarang aja biar ga kesorean..." jawabku
"Ya bentar lagi...ndak enak abis makan langsung pamitan..." jawab Bapak
"Nggak papa kok Pak...udah selesai kok acaranya...ntar Sari temenin juga jalan jalannya..." jawab Sari yang duduk di sampingku
"Wah jadi ngrepotin aja..." jawab Mbak Tutik
"Nggak kok Mbak, ntar Sari anterin ke toko langganan Sari di tanah abang biar dapet yang bagus bagus dan murah..." jawab Sari dengan senyuman yang mengembang
"Kamu capek ndak Sari " " tanyaku
"Nggak kok Met...santai aja...lagian kan mumpung ke sini..." jawab Sari
"Ya udah kalo gitu...makasih sebelumnya ya Sari..." jawabku sambil mengengam erat tangannya
Setelah beberapa saat yang berisi oborlan ringan sambil menikmati santapan makan siang akhirnya kami berpamitan...Sari ikutan rombongan karena ingin mengantarkan Simbok dan Mbak Tutik belanja di pasar tanah abang...
"Kita ke Monas dulu aja yang deket ya..." ucapku setelah mobil ini berjalan perlahan meninggalkan rumahnya Sari
"Iya manut aja...kan ndak tau jalannya..." jawab Mbak Tutik
"Kamu pancen ndeso banget kok Tik..." ucap Mas Joko yang sudah bersiap ingin tiduran di jok belakang
"Yo biarin to...namanya memang dari kampung ya emang ndeso hehehehe...." jawab Mbak Tutik
"Maaf ya Nak Sari, kakak adik klo ketemu ya berantem kayak gini...klo udah pada bubar ntar juga saling nyariin..." ucap Simbok yang duduk di sebelah Sari
"Hehehe nggak papa kok Mbok..." jawab Sari
"Nah itu Monas nya..mau foto dari kejauhan atau mau masuk " " tanyaku
"Lah kok cepet..." jawab Mbak Tutik
"Lah kan udah dibilangin tadi..." jawabku
"Masuk lah Met...mau foto foto..." jawab Mbak Tutik
"Ya udah, aku parkirin di gambir aja...ntar jalan kaki ke dalemnya..." jawabku sambil memasuki area parkir sekita stasiun gambir
"Lha ini besok kita pulang naik dari ini kan Met " " tanya Bapak
"Iya Pak, besok pagi jam 8 keretanya...di sini naeknya..." jawabku
"Tiket udah di pegang kan Jok " " tanya Bapak
"Udah Pak, ada di dompet kok..." jawab Mas Joko
"Dah...ayo turun...ntar lewat gerbang situ masuknya..." ucapku sambil menunjuk ke arah gerbang masuk monas
"Yuk Sari...sama aku aja jalannya..." jawab Mbak Tutik sambil menggandeng Sari
"Iya Mbak..." jawab Sari sambil mengikuti langkah Mbak Tutik
Setelah sampai di monas, langsung Mbak Tutik sibuk meminta foto dari berbagai sudut, membeli kaos dan souvenir yang di jual di sekitar monas...sayangnya hari itu sedang perbaikan lift ke atas jadi kita tidak bisa naik ke atas melihat kota jakarta dari ketinggian...
"Abis ini kemana lagi " " tanyaku yang sedari tadi duduk karena kecapekan
"Bapak sama simbok manut aja..." jawab Bapak sambil meminum air mineral dingin
"Liat bunderan HI met...penasaran sama kayak di TV itu apa ndak..." ucap Mbak Tutik dengan wajah penasaran
"Lewat aja ya...soalnya ndak boleh berhenti di situ..." jawabku
"Woh ndak boleh parkir situ to " klo yang demo demo gitu gimana " " tanya Simbok
"Ndak boleh mbok...kalo demo kan ijin dulu jadi boleh parkir bus di deket deket situ..." jelasku
"Ya udah klo gitu...trus ke tanah abangnya gimana " " tanya Mbak Tutik
"Deket kok Mbak...muter HI trus belok kanan udah arah tanah abang..." jawab Sari
"Ya udah kalo gitu...udah ndak sabar buat belanja...hehehehe..." jawab Mbak Tutik
"Ealah...emak emak klo belanja aja semangat bener..." ucap Mas Joko
"Hahaha...ntar beli buat Rafa sekalian Mas Jok..." timpal Mbak Tutik
"Ya udah yuk jalan, keburu sore...ntar banyak yang tutup..." jawabku
Kami menyusuri jalan MH Thamrin menuju bundaran Hotel Indonesia yang terkenal sebagai jalan utama di jakarta yang sering di gunakan untuk ajang demonstrasi...
"Owh sama aja kayak yang di TV ya..." ucap Mbak Tutik
"Ya sama lah Tik...kamu ini jangan ndeso banget to...malu sama Nak Sari..." jawab Simbok
"Hahahaha yang sabar ya Sari...calon Mbakyu mu itu emang kampungan..." ledek Mas Joko
"Hehehehe sama aja kok, pas saya ke sana juga kayak orang udik...jarang jarang di Jakarta liat sapi, kambing, kerbau, bebek berkeliaran..." jawab Sari
"Tuh Sari aja ndak malu kok ya..." ucap Mbak Tutik
"Hehehehe....iya mbak nggak papa kok..." jawab Sari sambil tersenyum
Aku parkirkan mobil ini di parkiran pasar tanah abang yang memang terlihat masih saja ramai meski sudah hampir sore...Simbok, Mbak Tutik dan Sari sudah berjalan duluan mencari oleh oleh untuk keluarga di kampung dan untuk di pakai sendiri...sedangkan Aku, Bapak dan Mas Joko menunggu di warung sambil memesan kopi hitam dan indomie rebus
Setelah hampir 1 jam lamanya, dari kejauhan aku melihat Mbak Tutik dan Sari menenteng plastik yang berukuran cukup besar di kedua tangannya...
"Wah mborong beneran...." ucap Bapak setelah melihat 3 plastik berukuran besar di taruh di dekatnya
"Tutik itu kalap Pak...Simbok cuma beli daster sama jarik..." jawab simbok
"Hahahaha...ntar dibagi bagiin tetangga sekalian...lagian murah murah kok..." jawab Mbak Tutik semangat
"Ya udah pulang aja...kasihan Nak Sari udah kecapekan..." jawab Bapak
Menjelang maghrib sampai di rumahnya Sari yang terlihat beberapa orang sedang merapikan peralatan yang dipakai acara lamaran tadi...
"Aku pulang ya Sari...makasih buat semuanya...aku bahagia banget hari ini...." ucapku saat mengantar Sari sampai di depan rumahnya
"Sama sama Met...aku juga bahagia banget hari ini...akhirnya kita tinggal selangkah lagi menuju pelaminan..." jawab Sari
"Iya Sari...mudah mudahan di lancarkan ya niat baik kita..." jawabku sambil mencium keningnya
"Besok sebelum ke gambir ke sini dulu ya...aku ikut anterin..." ucap Sari
"Iya Sari...besok aku kabarin ya kalo udah jalan dari bekasi..." jawabku
"Ati ati ya Met...kabar kabarin ya kalo udah sampe bekasi..." ucap Sari sambil memegang tanganku
"Iya Sari...aku pulang ya...Assalamu'alaikum..." ucapku sesaat sebelum meninggalkan rumahnya Sari
"Wa'alaikumsalam...." jawab Sari
Sampainya di Bekasi hampir semua sudah tertidur di dalam mobil, hanya tersisa mas Joko yang sedang menelepon Rafa sambil tiduran di jok belakang....Malam itu tidak banyak kegiatan selain merapikan baju dan oleh oleh ke dalam kardus yang akan dibawa pulang ke kampung...
Pagi ini Aku dan Sari hanya bisa melihat dan membalas lambaian tangan Bapak, Simbok, Mas Joko dan Mbak Tutik yang melambaikan tangannya dari dalam gerbong kereta Taksaka Pagi yang akan membawa keluargaku pulang ke kampung...setelah beberapa saat akhirnya kereta api itu menghilang dari pandangan...
"Mau langsung pulang Sari " " tanyaku kepada Sari yang masih melihat ke arah jalur kereta tadi
"Jalan jalan dulu yuk Met..." jawab Sari
"Mau kemana sayang " " tanyaku sambil menggandeng tangannya Sari
"Kemana aja sayang, aku mau deket deket kamu aja..." jawab Sari
"Ya udah yuk kita cari sarapan...tadi pagi aku ndak sempet makan soalnya..." jawabku
"Boleh Met..." jawab Sari yang memeluk lenganku erat
Aku nyalakan mobil ini dan perlahan meninggalkan area parkiran stasiun gambir...Sari mendekap erat tangan kiriku sambil menyenderkan kepalanya di lenganku...perlahan tetes air matanya membasahi lengan kiriku...
"Sari...kamu nangis " kenapa sayang " " tanyaku panik
"Nggak papa kok Met..." jawab Sari lirih
"Cerita dong sayang kalo ada apa apa...aku kan calon suami kamu, bukan orang lain...." jawabku
"Semalem aku mimpiin kamu Met...." jawab Sari terbata bata
"Kan cuma mimpi sayang...kenapa di pikirin " " jawabku
"Di mimpi itu kamu tinggalin aku menjelang hari pernikahan kita....aku takut kalo jadi kenyataan..." jawab Sari
"Udah lah Sari...aku ndak akan tinggalin kamu sayang...kamu satu satunya wanita yang aku cintai..." jawabku sambil membelai rambutnya


Sang Penjaga Hati Karya Gembel Sakti di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Janji ya Met..." ucap Sari dengan wajah sedih
"Iya aku janji Sari...udah jangan mikir yang ndak ndak ya..." ucapku sambil tersenyum
"Cium dong..." rengek Sari malu malu
"Hehehehe sini sini sayang...cuup..." ucapku sambil mencium tipis bibir Sari
"Makasih ya Met..." ucap Sari
"Buat ciuman barusan " " tanyaku
"Bukan...buat janji kamu untuk nggak tinggalin aku dalam kondisi apapun nanti..." ucap Sari
"Iya Sari...aku akan selalu ada untuk kamu...dan aku minta kamu jangan pernah ragu untuk share jika kamu sedang ada masalah ya..." jawabku sambil mengenggam erat tangan Sari
"Iya Sayang..." jawab Sari sambil meyenderkan kepalanya di lenganku
Episode 93 WAKTUNYA SEMAKIN DEKAT ________________________
Detik demi detik jarum jam terus bergerak memutar seakan berpacu tanpa lelah layaknya matahari yang terus berusaha menyinari bumi yang sibuk berputar sendiri mengelilingi sumbu porosnya...demikian juga rasa cintaku kepada Sari, perlahan perlahan menumpuk dan terus subur meski intensitas pertemuan tidak sebanyak orang lain pada umumnya...yang pertama karena aku mencari uang tambahan untuk biaya pernikahan dan mengejar mata kuliah yang harus aku selesaikan agar cepat lulus...
Tetapi di setiap ada kesempatan bertemu, aku dan Sari gunakan kesempatan untuk mulai menyicil barang barang yang akan dipakai untuk seserahan entah itu baju, sepatu atau perlengkapan yang lain, seperti hal nya hari ini ini aku dan Sari sudah berada di parkiran sebuah mall di dekat Bundaran Hotel Indonesia untuk mencari perlengkapan yang belum terbeli....
"Met...daftarnya udah aku bawa " " tanya Sari sambil merapikan make up nya
"Udah sayang, nih aku bawa list nya...." jawabku sambil menunjukkan kertas daftar seserahan
"Sini coba aku tandai apa yang udah di beli dan belum...biar sekalian kita cari kalo ada di sini..." ucap Sari sambil mencari pencil di dashboard mobil
"Ini sayang...seinget aku sih baru gamis, sendal, jilbab sama baju yang udah....coba di liat lagi apa aja yang udah aku kasih tanya centrang di sebelah kanannya..." jawabku sambil memberikan kertas daftar seserahan yang sudah aku tulis
"Mmmm...di sini ada kayaknya kosmetik sama sepatu...ya udah yuk turun sayang..." ucap Sari sambil membuka pintu mobil
"Yuk sayang..." jawabku sambil mengunci mobil dan berjalan di sisinya Sari
Kami berjalan berdampingan menuju sebuah lobby mall yang terlihat sangat luas dan bagus, lengan kiriku di peluk erat oleh Sari seakan ndak ingin jauh dariku...
"Met...." ucap Sari lirih
"Iya Sayang...ada apa " " jawabku
"Seserahan yang udah di beli kamu simpan di mana " " tanya Sari
"Di kamar depan Sari, sekarang aku pake buat gudang dan simpen keperluan buat nikah kita..." jawabku
"Karena masih tahun depan berarti aku harus spare ukuran - ukurannya yah...takut badanku melar hehehehe..." ucap Sari
"Hehehehe ya terserah aja, maksud aku prepare mulai sekarang sih pertama biar ga terlalu berat keuangan nantinya klo sekalian belinya menjelang nikah...yang kedua biar kamu bisa pilih dan kamu suka entah bentuk atau motifnya...karena aku ndak mau jadi barang barang mubadzir...mahal mahal aku beli tetapi ndak mau kamu pake...." jelasku
"Iya..aku paham kok Met...toh aku juga seneng kok kamu libatin aku dlam pemilihan ini, jadi aku bisa pilih yang aku mau hehehehe..." jawab Sari
"Oh iya mau cari sepatu dulu atu kosmetik dulu " " tanyaku
"Kosmetik dulu aja yang pasti ada di Sogo..." jawab Sari sambil mengajakku menaiki eskalator
"Okey..." jawabku sambil mengikuti langkah Sari
Sampai di Sogo terlihat beberapa merk kosmetik ada di sana, kami berkeliling sambil melihat lihat model dan harga peralatan make up yang ada...
"Kamu pilih yang mana sayang " " tanyaku
"Boleh yang itu ndak " " jawab Sari sambil menunjuk salah satu merk kosmetik
"Ya lihat aja dulu...budgetnya segini doang lho..." ucapku sambil memberikan kode jari tangan
"Iya, aku juga pilih yang ga mahal kok...aku ga mau bebanin kamu kok sayang..." ucap Sari
Setelah melihat dan memilih beberapa merk akhirnya Sari menjatuhkan pilihan pada sebuah full set make up yang sudah ada bos nya jadi akan mudah saat menghias seserahan nanti...
"Sekarang mau langsung cari sepatu " " tanyaku setelah membayar di kasir
"Mau makan dulu ga sayang " kamu kan belum sarapan tadi..." ucap Sari
"Boleh deh...kamu mau makan apa sayang " " jawabku
"Aku apa aja asalkan sama kamu Met..." jawab Sari sambil memeluk lenganku
"Hahahaha...ya udah yuk cari aja yang di sekitar sini..." jawabku sambil mencium kepala Sari
Akhirnya setelah memutar beberapa tempat akhirnya aku terduduk di meja paling ujung sebuah resto yang menyediakan masakan indonesia, kami memesan beberapa makanan yang menurut kami beum pernah di coba atau memang enak rasanya
"Sari..." ucapku lirih
"Iya Met...mau pesen apa lagi " " tanya Sari
"Bukan...aku cuma mau nanya dikit sama kamu..." ucapku
"Mau nanya apa sayang " " jawab Sari sambil menggeser kursinya mendekatiku
"Kamu yakin siap nikah sama aku " kamu tau kondisi keluargaku seperti apa...dan kamu juga tau kerjaanku seperti apa..." tanyaku
"Aku 100% yakin Met...aku nggak peduli asal usul kamu siapa dan dari mana, masalah kerjaan juga apapun kerjaan kamu selama kamu cari rejeki yang halal ya nggak masalah...karena..." jawab Sari
"Karena apa Sari ?" tanyaku
"Karena memang aku suka dan sayang kamu apa adanya, bukan karena fisik kamu, bukan karena background kamu...tapi aku suka dan cinta kamu dari sikap dan sifat kamu...." ucap Sari
"Kamu siap hidup sederhana kelak setelah menikah " karena aku bukan keturunan orang berada.." tanyaku
"Kan kamu kerja, aku juga kerja, jadi aku nggak pernah lihat cinta secara materi atau fisik...karena semua itu hanya titipan..." jawab Sari
"Alhamdulillah kalo memang kamu sepemikiran sama aku...tapi secara fisik kamu memang cantik Sari...beda sama aku..hiks...hiks..." ucapku sambil memeasang wajah sedih
"Hahahaha kamu juga ganteng kok, cuma kadarnya nggak sampai 70%....." ucap Sari
"Nah kan...nah kan..." jawabku lirih
"Hahahaha becanda aah...buat aku kamu tuh udah paling segalanya...aku nggak pernah lihat kekurangan kamu tapi aku melihat semua kelebihan kamu...dan buat aku kamu nggak tergantikan..." jawab Sari
"Love you...." ucapku sambil mencium kening Sari setelah mendengar jawaban Sari
"Love you too..." jawab Sari
Selesai makan kami kembali menyusuri mall ini untuk mencari sepatu untuk seserahan...setelah beberapa kali mencoba ternyata belum ada yang cocok baik ukuran atau modelnya...ada juga cocok modelnya tetapi ukurannya ndak ada atau sebaliknya ukurannya ada tetapi modelnya kurang cocok...sampai akhirnya kami memutuskan untuk pulang karena hari sudah menjelang sore...
"Pulang aja yuk Met...capek juga ya ngider ngider..." ucap Sari
"Oh iya, kita kan ada janji sama pihak WO sore ini...kesana aja yuk...sekalian kamu bisa pilih pilih gedung buat resepsi...mumpung aku ndak kuliah...di manfaatin waktunya..." jawabku
"Oh iya malah lupa klo ada janji sama mbak Rini...ya udah ke sana aja yuk Met..." ucap Sari semangat
"Kamu kalo capek ntar tidur aja di mobil, kan lumayan jauh dari sini..." jawabku
"Iya sayang..." jawab Sari
Hampir 1 jam perjalanan akhirnya sampai juga di depan sebuah kantor wedding organizer yang menyatu dengan sebuah salon kecantikan di daerah sekitar rawamangun...Sari tampak masih tertidur sambil memeluk lengan kiriku...aku pun sengaja ndak membangunkan Sari karena sepertinya Sari terlihat capek...aku sms mbak Rini bahwa sore ini aku jadi ke kantornya agar mbak Rini bersedia menunggu di kantornya...
"Met...udah nyampe mana " " tanya Sari setelah hampir 15 menit berhenti di pinggir jalan
"Eeh.. udah bangun...udah nyampe dari tadi sih...cuma ndak tega mau bangunin kamu...hehehehe..." jawabku sambil tersenyum dan mengusap kepalanya Sari
"Maaf ya...ngantuk banget hehehehe..." jawab Sari
"Ndak papa kok Sari...yuk mbak Rini udah nunggu di dalem soalnya..." jawabku
"Kamu udah telp mbak Rini " " tanya Sari
"Tadi udah aku sms dan udah di bales juga kalo nungguin..." jawabku
"Tapi nggak bilang kalo karena aku tidur kan " " tanya Sari panik
"Ndak Sayang...aku bilang masih di jalan...bener kan di jalan tapi berhenti..." ucapku
"Heheheh syukurlah...kan nggak enak sama Mbak Rini...gitu dong jadi suami bisa lindungin istrinya..." jawab Sari tersenyum
"Ya udah yuk masuk..." ucapku
Sampai di dalam kantor WO ini aku menunggu di ruang tamu, tak lama datanglah Mbak Rini bersama dengan suaminya yang sama sama akan membantu rencana pernikahan kami tahun depan...
"Hai selamat Sore...macet ya " " Sapa Mbak Rini
"Iya lumayan Mbak..." jawab Sari
"Oh iya kenalin ini Dani suamiku yang nanti akan bantu bantu saat resepsi..." ucap Mbak Rini sambil mengenalkan suaminya kepada kami
"Salam kenal ya...oh iya kalian udah tentuin tanggalnya belum " " ucap Mas Dani
"Tanggal sih belum cuma bulannya sekitar pertengahan tahun..." jawabku
"Kalo gitu tunggu sebentar ya..aku cariin data gedung yang available sekitar tengah tahun depan..." ucap Mas Dani sambil membuka laptopnya
"Di sekitar jakarta selatan ya Mas...klo bisa sih malem biar nggak terlalu macet..." ucap Sari
"Ini ada sih gedung yang di depkes, di mampang, ada juga di sekitar kuningan...semua available malam tapi adanya akhir bulan...gimana " " terang Mas Dani
"Maaf Mas, kalo soal harga sewanya gimana yah " " tanyaku
"Harga nya selisih sedikit sih mas...average sekitar 5-10 jutaan untuk 3 jam resepsi..." jawab Mas Dani
"Owh segitu ya...nanti di DP dulu atau langsung di lunasi " " tanyaku
"Biasanya DP dulu untuk book tanggal, dan di lunasi ya seminggu menjelang hari H bisa juga..." jawab Mas Dani
"Owh gitu Mas...boleh lihat sampel dekorasinya kah " " tanyaku
"Boleh, ini ada sample untuk dekorasi yang pernah kita buat, nanti tinggal pilih tema nya mau apa...jadi bisa di sesuaikan lah..." jawab Mas Dani
Cukup lama juga aku dan Sari berdiskusi dengan Mbak Rini dan Mas Dani mengenai gedung dan tema yang akan dipakai untuk hari pernikahan kami kelak...sampai akhirnya kami sepakat untuk memilih salah satu gedung pertemuan sebagai altar pernikahan kami tahun depan...sebuah gedung yang letaknya ndak jauh dari jalan tol dalam kota dan bertemakan adat daerah tetapi modern dengan nuansa merah maroon yang di padu dengan warna emas...
Episode 94 RASA YANG TETAP SAMA _________________________
Hiruk pikuk di sebuah pasar di daerah tebet siang ini cukup ramai...sebenarnya cukup kecil jika disebut pasar tetapi cukup ramai juga para pedagang yang di bagian basement banyak terdapat tempat usaha semacam adverstising atau lebih seringnya di sebut percetakan buku atau undangan...
"Sari, mau pilih yang mana sayang design nya " " tanyaku sambil melihat lihat beberapa sample undangan
"Modelnya yang bagus mana yah " " ucap Sari sambil menimang nimang beberapa model undangan pernikahan
"Dipilih pilih dulu saja ya Kak...masalah warna atau tulisan bisa di sesuaikan..." ucap Mas penjaga toko
"Owh jadi bisa di modif ya tulisan sama warnanya " " tanyaku
"Iya Kak, cuma bentuknya aja yang kayak gitu aja..." jawabnya
"Ndak kena tambahan lagi kan kalo misalnya tintanya warna emas " " tanyaku
"Nggak Kak...selama nggak nambah motif lagi..." jawabnya
"Ada price list nya nggak mas " trus ada diskon ga hehehehe " " tanya Sari
"Price list ada di katalognya Kak...kalo diskon nanti saya tanya dulu sama yang punya ya kak..." jawabnya sambil menyerahkan katalog kepada kami
"Baik Mas...kami lihat lihat dulu ya..." jawab Sari sambil membuka katalog satu per satu
Setelah melihat dan membandingkan beberapa contoh undangan yang ada di katalog akhirnya sepakat memilih salah satu bentuk undangan yang berbentuk persegi dengan hiasan pita berwarna emas di depannya...
"Mas, kalo yang ini bisa kan warnanya di ganti merah maroon sama tulisannya pake tinta warna emas " " tanya Sari ke mas penjaga
"Bisa kak, untuk format nanti kita bantu asalkan sudah ada tulisan nama pengantin, tanggal, waktu sama tempat pernikahan..." jawabnya
"Wah belum sempat nulis detail jam akad nya mas...soalnya masih menunggu dari pihak KUA..." jawabku
"Owh kalo gitu di pastikan dulu mas biar kita ga cetak berkali kali..." jawabnya
"Kalo harganya sama dengan yang tertera atau diskon " soalnya mau pesen lumayan banyak..." tanya Sari
"Bentar ya Kak, saya panggilkan yang punya saja ya...sebentar..." ucap Mas penjaga sambil mengambil ponsel dan mulai menelepon yang punya usaha percetakan ini
"Met, kamu coba telpon Mbak Rini deh buat make sure jam akad nya..." pinta Sari
"Okey...bentar ya..." jawabku sambil mengambil ponsel dari dalam saku celana jeans ku
Setelah beberapa kali nada panggil ini berbunyi akhirnya Mbak Rini mengangkat panggilanku
"Siang Mbak Rini..." ucapku
"Siang Mas...ada yang bisa Rini bantu " " jawab Mbak Rini
"Saya sedang di tebet nih mbak, di tempat percetakan undangan...mau tanya kalo untuk akadnya abis dzuhur atau ashar ya " soalnya mau di tulis di undagan..." tanyaku
"Owh sebentar ya Mas...kemarin sudah ada kok konfirmasi dari pihak KUA nya..." jawab Mbak Rini
"Baik Mbak saya tunggu..." ucapku
"Sore Mas, sehabis ashar sekitar jam 15.00 -15.30 an...biar ga kejauhan sama resepsi...soalnya di tempat yang sama..." jawab Mbak Rini
"Baik Mbak...aku tulis jam 15.00 aja ya..." ucapku
"Boleh Mas...tepatnya Masjid At Taqwa ya...sekomplek sama gedungnya..." jawab Mbak Rini
"Siyap Mbak...makasih ya infonya..." ucapku
"Sama sama Mas...ada yang bisa Rini bantu lagi " " tanya Mbak Rini
"Ndak Mbak...makasih ya...selamat siang..." jawabku
"Baik Mas...selamat siang juga...nitip salam buat Mbak Sari ya Mas..." ucap Mbak Rini
"Iya Mbak...." jawabku sebelum menutup panggilan ini
"Gimana Met " " tanya Sari yang sedang mencatat di dalam form yang akan di tulis di undangan
"Ba'da Ashar sayang...tulis aja jam 15.00...masid At Taqwa ya..." jawabku
"Okey...bentar aku tulis dulu biar ga lupa...." jawab Sari
"Oh iya dapet salam dari Mbak Rini..." ucapku
"Di terima salamnya.....Mbak Rini bilang apa lagi " " jawab Sari
"Ndak bilang apa apa lagi kok..." ucapku
Tak lama kemudian datang seorang pria setengah baya yang terlihat seperti yang punya usaha menghampiri kami...
"Kak, ini Mas Yadi yang punya usaha ini...silahkan kalo mau diskusi masalah diskon..." ucap Mas penjaga tadi
"Saya Yadi, ada yang bisa saya bantu " " ucap pria paruh baya tadi
"Jadi begini Pak, saya sudah pesen undangan model yang seperti ini, sebanyak 500 buah...apakah ada diskonnya " " tanyaku
"Boleh Mas...sebentar saya hitung dulu ya...." ucap Pak Yadi sambil meraih kalkulator yang berada tak jauh dari meja di depannya
"500 pcs ya...untuk bulan ini atau bulan depan " " lanjut Pak Yadi
"Untuk bulan depan Pak..." jawabku
"Saya diskon per pcs nya 500 rupiah ya..." ucapnya sambil menaruh kalkulator
"Ga bisa tambah lagi Pak " " tanya Sari
"Wah itu sudah mepet Mbak untungnya...hehehehe..." jawab Pak Yadi
"Ya udah jadi pas nya berapa Pak ?" tanyaku
"Ya segitu aja Mas...saya diskon 500 rupaih per pcs nya..." jawab Pak Yadi
"Ya udah Pak, saya DP aja dulu ya...bisa kan " " tanya Sari
"Bisa Mbak...berapa aja DP nya...cuma sebagai tanda jadi saja...nanti di lunasin kalo mau di ambil..." jawab Pak Yadi
"Saya DP 300 ribu ya Pak..." jawabku sambil mengeluarkan 3 lembar uang kertas berwarna merah dari dalam dompetku
"Baik Mas...atas nama siapa " sama sekalian nomer hp nya ya...biar saya buatkan kwitansinya..." jawab Pak Yadi
"Atas nama Slamet saja Pak..." jawabku
"Baik Mas Slamet, ini kwitansinya ya...nanti kalo sudah jadi saya kabarin lagi...formatnya sudah di isi kan ya " " tanya Pak Yadi
"Sudah Pak, ini form nya..." jawab Sari sambil memberikan selembar kertas yang sedari tadi di pegangnya
"Okey jadi sudah komplit semua ya...nanti saya kabarin ya Mas, Mbak...Terima kasih sudah mempercayai jasa dari kami..." ucap Pak Yadi
"Sama sama Pak...mudah- mudahan hasilnya sesuai ekspekatasi kami...Mari Pak kami pamit dulu..." jawabku sambil berpamitan
"Insyallah Pak...kami berusaha sebaik mungkin..." jawab Pak Yadi
Kami berjalan menuju parkiran pasar ini di mana mobil kantor aku parkirkan...sepanjang perjalanan menuju parkiran Sari menggelayut manja di sisiku sambil sesekali tersenyum sendiri...
"Kamu kenapa senyum senyum sendiri Sari " " tanyaku heran
"Nggak papa kok Met...cuma deg deg an aja...sebentar lagi kita nikah...hehehehe..." jawab Sari
"Hehehehe iya ya...cepet juga..." ucapku
"Oh iya kapan kamu sidang skripsinya Met " " tanya Sari
"Minggu depan sayang..." jawabku sambil membuka pintu mobil untuk Sari
"Makasih sayang...udah belajar belum " " ucap Sari sambil masuk ke dalam mobil
"Udah lah cuma ya gitu...sebisa bisanya aja hehehehe..." jawabku setelah masuk ke dalam jok supir
"Trus mau kemana kita " " lanjutku
"Lha katanya kamu ada reuni SMA...jadi ikutan ga " " jawab Sari
"Owh iya...lupa aku..." jawabku
"Jadinya di mana emang acaranya " " tanya Sari
"Di Bakul Tukul Cikini situ sayang....kamu ikut ya...temenin aku..." jawabku
"Nggak ah...nggak kenal juga...anter aku pulang dulu aja ya..." pinta Sari
"Ya udah kalo gitu..." jawabku sambil mengarahkan jalur mobil menuju rumahnya Sari
"Sampe malem acaranya " " tanya Sari
"Nggak kok...paling sebelum maghrib udah bubar...cuma kumpul kumpul doang kok...itu juga yang domisili jakarta dan sekitarnya aja..." jawabku
"Adhis datang ga " " tanya Sari
"Ndak tau deh...mungkin datang kali..." jawabku
"Kalo nanti ketemu salam ya...bilang aja kapan mau jalan bareng lagi sambil belanja..." ucap Sari
"Iya nanti aku kasih tau kamu Adhis datang atau ndak..." jawabku
Sampai di depan rumahnya Sari, aku tidak ikut turun mengantar Sari karena sudah di tunggu teman - teman di lokasi reuni...
"Ati ati ya sayang...have fun di sana ya..." ucap Sari sesaat sebelum keluar dari dalam mobil
"Iya sayang....love you..." jawabku sambil mencium keningnya
"Love you too...makan yang banyak ya nanti di sana...kan belum makan siang tadi..." ucap Sari
"Iya sayang...jalan duluan ya...Assalamu'alaikum..." jawabku
"Wa'alaikumsalam..." jawab Sari
Tak butuh waktu lama untuk menuju sebuah resto bertemakan tradisional masakan indonesia di dekat sebuah rumah sakit ibu dan anak di daerah cikini menteng, langsung saja aku masuk ke dalam resto setelah aku parkirkan mobil di pinggir jalan tak jauh dari resto
"Assalamu'alaikum...." ucapku kepada teman teman sekolahku yang sudah banyak berkumpul
"Wa'alaikumsalam...nah datang juga si Slamet....sini duduk sini..." ucap Nugroho salah satu teman sekolahku
"Gimana kabarnya Met " Wah sukses nih di jakarta..." tanya Anton teman main basketku dulu
"Baik Ton..alhamdulillah udah bisa cari uang sendiri..masih maen basket Ton "." ucapku
"Kadang kadang aja sih...biasa kebentur ama kerjaan sama nih si bontot..." jawab Anton sambil menunjuk anak kecil yang duduk di sebelahnya
"Wah udah punya anak to ternyata...namanya siapa kak " Cantik bener...." ucapku sambil memegang pipinya yang terlihat penuh
"Namanya Zahra Om...Tante mana " gitu kak..." jawab Anton
"Tantenya di rumahnya hehehehe" jawabku sambil menyalami Zahra
"Udah ketemu Adhis Met " tuh ada di meja sebelah..." ucap Anton sambil menunjuk meja sebelah kanan
"Belum Ton...aku ke sana dulu ya..." jawabku sambil berjalan menuju meja di mana Adhis sedang bercanda dengan beberapa teman satu sekolahku dulu
"Hai Dhis....apa kabar ?" ucapku sambil mengulurkan tanganku
"Eh baik Met...gimana kabar kamu " Sari mana " ga di ajakin " " jawab Adhis
"Kabarku baik Dhis...Sari di rumahnya ndak mau pas tadi aku ajakin ke sini...kursinya kosong kan " " jawabku sambil duduk di kursi sebelah Adhis
"Kosong kok..." jawab Adhis
"Udah daritadi Dhis ?" tanyaku pelan
"Belum kok...paling 10 menitan di sini..." jawab Adhis
"Sama siapa ke sini " " tanyaku
"Sendirian Met...tadi naik taxi..." jawab Adhis
"Met...itu cincin tunangan kamu ?" lanjut Adhis
"Iya Dhis..." jawabku singkat
"Boleh aku lihat " " tanya Adhis
"Boleh...ini..." jawabku sambil melepas cincin di jari manis tangan kiriku dan memberikaan kepada Adhis
"Bagus ya...sepasang sama yang dipakai Sari ya " " tanya Adhis
"Iya...beli sepasang " jawabku pelan
"Nih Met pake lagi..." pinta Adhis sambil mengembalikan cincin kepadaku
"Iya Dhis..." jawabku
"Met...kamu masih ingat ini " " ucap Adhis sambil memperlihatkan kalung yang Adhis pakai
"Itu...Itu...kalung yang aku kasih kamu waktu kamu mau pindah ke Sulawesi sebelum kenaikan kelas 2 SMK kan " " jawabku sambil mengingat ingat sebuah kalung dengan gantungan inisial namaku dan Adhis
"Iya...ini kalung pemberian kamu Met...akan aku simpan sampai entah kapan..." ucap Adhis
"Kamu udah punya pacar Dhis ?" tanyaku
"Belum Met...entah kenapa aku belum bisa 100% lepas dari bayang bayang kamu Met..." ucap Adhis
"Mau sampai kapan kamu bertahan seperti ini Dhis " " tanyaku
"Nggak tau Met...terkadang dalam kesendirianku masih berharap ada kamu di sisiku Met..." ucap Adhis pelan
"Maafin aku Dhis..." jawabku lirih
Episode 95 TERIMA KASIH UNTUK SEMUANYA _________________________
"Kamu pulang sama siapa Dhis " " tanyaku mengalihkan pembicaraan
"Sendiri mungkin...kenapa emang Met " Mau di anterin " " jawab Adhis sambil tersenyum
"Ya klo kamu ndak keberatan sih...." ucapku
"Aku sih seneng seneng aja Met...tapi Sari marah ga nanti " " ucap Adhis
"Ya ntar aku sms Sari dulu ya....btw udah pesen makanan " " tanyaku
"Belum Met...ini pesen sendiri sendiri atau udah di pesenin juga nggak ngerti soalnya..." jawab Adhis
"Ya udah kita gabung ama yang lainnya aja...yuk..." ajakku kepada Adhis
"Iya Met..." jawab Adhis mengikutiku bergabung dengan yang lain
Kami bergabung dengan yang lain dan bersenda gurau tentang masa masa sekolah kami dulu...bahkan sampai membahas siapa saja yang akhirnya menikah dengan pacar jaman sekolah...pada intinya aku bisa melihat sunyumannya Adhis setelah sekian lama ndak nampak dari wajah cantiknya...
Aku melihat jam dari sebuah jam dinding ruangan ini menunjukkan pukul 5 sore lebih 12 menit dan sudah ada beberapa teman yang berpamitan karena memang rumah mereka cukup jauh dari sini dan khawatir jika malam menjelang hujan turun...
Zrrrttttt....Zrrrttttt....Zreeettt.... ponselku bergetar dan aku lihat di layarnya sebuah pesan masuk ke dalam inbox, perlahan aku buka dan aku baca...
Sayang...masih di situ " nanti Adhis di anterin pulang aja sekalian yah...di luar mendung soalnya, kasihan klo kehujanan....abis itu ke rumah ya...aku udah buatin makan malam buat kamu...okey " love you...
tak lama pun aku membalas pesan singkat dari Sari
Masih sayang, bentar lagi bubar kok...okey sayang...love you too...
"Yuk pulang Dhis...sebelum hujan..." ucapku pelan
"Kamu udah ijin Sari " " tanya Adhis
"Malah Sari yang nyuruh aku anterin kamu..." jawabku
"Serius Met " " tanya Adhis
"Nih baca aja sms nya Sari..." jawabku sambil memperlihatkan pesan yang di kirim Sari di ponselku
"Owh gitu...ya udah pamit dulu sama yang lain..." ucap Adhis sambil merapikan tas yang ada di pangkuannya
"Okey...." jawabku
"Aku pulang duluan ya...makasih udah sempatin ketemu rame rame gini...next lebih banyak lagi ya yang datang...." ucapku ke beberapa teman yang masih berkumpul di meja depan
"Sama sama Met...makasih udah datang juga...pulang sendirian " " ucap Anton sambil melirik ke arah Adhis
"Ndak Ton...ada tugas negara nih anter ibu pejabat dulu....." jawabku ngasal
"Hahahahaha awas CLBK lho...inget tuh cincin udah melingkar...." goda Anton
"Selama janur kuning belum melengkung masih milik umum Ton...Hehehehehe..." timpal Adhis yang sudah berdiri di belakangku
"Hahahaha ati ati yo Met...biasanya menjelang nikah tuh godaannya banyak..." sahut Nugroho yang masih sibuk menikmati es kelapanya
"Siyap..." jawabku sambil tersenyum
"See ya guys....pacaran dulu ya..." ucap Adhis sambil menarik lenganku menjauh menuju parkiran
Terdengar beberapa sorakan dari meja yang kami tinggalkan...aku bukakan pintu mobil untuk Adhis terlebih dahulu sebelum aku memutari mobil untuk naik dari sisi sebelahnya dan menyalakan mesin mobil...
"Kost mu masih yang lama kan Dhis " " tanyaku sambil memasang safety belt


Sang Penjaga Hati Karya Gembel Sakti di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Masih Met..." jawab Adhis singkat sambil mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya
"Okey...langsung ke sana aja ya..." jawabku sambil menjalankan mobil ini
"Iya Met...pelan pelan aja ya...aku mau menikmati moment moment kayak gini sama kamu...." pinta Adhis dengan wajah sendu
"Iya Dhis..." jawabku pelan
"Oh iya Met...kapan kamu nikahnya " aku di undang nggak " " tanya Adhis
"Akhir bulan depan Dhis...ya di undang lah...tapi undangan aja baru pesen tadi siang...ntar aku kirim ke kantormu aja ya..." jawabku
"Sebulan lagi dong ya....udah beres persiapannya Met ?" tanya Adhis
"Alhamdulillah udah 80% Dhis...masih ada yang kurang dikit dikit..." jawabku sambil fokus menyetir
"Seneng ya udah mau resmi...." ucap Adhis pelan
"Oh iya apa kabar Bapak sama Simbok Met " " lanjut Adhis sesaat sebelum sebuah kata terluncur dari mulutku
"Alhamdulillah Bapak sama Simbok sehat semua Dhis..." jawabku
"Aku kangen masakan Simbokmu Met....apa tuh namanya....mangut ya..." tanya Adhis
"Iya dulu simbok masak mangut lele sama urap pas kamu ke sana...kalo kangen ya maen ke sana aja Dhis...simbok di rumah terus kok..." jawabku
"Emang masih boleh ya aku main ke sana " " tanya Adhis
"Rumahku selalu terbuka untuk semua teman temanku...apalagi buat kamu Dhis..." jawabku
"Iya Met...kapan kapan aku maen ke sana ya...soalnya rencana Papah mau balik ke jawa menjelang pensiun nanti..." jawab Adhis
"Bagus dong jadi kamu ndak jauh klo mudik...." ucapku
"Iya....tapi udah begitu banyak kenangan di tempat itu Met...." jawab Adhis sambil melihat ke arah kaca yang sudah mulai basah karena rintik hujan
"Dhis....." ucapku pelan
"Itu bukan salah kamu kok Met...bukan salah kita juga....entah siapa yang salah..." jawab Adhis dengan suara parau dan sekilas terlihat kerling air matanya jatuh perlahan
"Iya aku tau...dan itu juga udah lumayan lama banget Dhis...hampir 2 tahun ya..." ucapku
"Iya Met...cuma entah kenapa buat aku saat ini cuma ada kamu dan kamu Met....apa aku salah " " ucap Adhis sambil terbata bata
"Aku ndak bisa jawab Dhis..." jawabku sambil memberhentikan mobil di depan kost nya Adhis
"Masuk bentar Met..." pinta Adhis sesaat sebelum keluar dari pintu samping kiri
"Bentar aja ya...soalnya di tungguin Sari..." jawabku sebelum keluar dari mobil
"Iya aku tau kok...kan tadi aku juga baca sms nya Sari...." ucap Adhis tanpa melihatku
Aku pun mengikuti Adhis masuk ke dalam kost kostan yang terlihat sepi dari luar...aku memilih duduk di kursi rotan yang berada di teras depan kost khusus perempuan ini...
"Bentar ya Met...kamu tunggu situ aja...." ucap Adhis sambil berjalan masuk ke dalam kamarnya
"Iya Dhis...." jawabku pelan
Tak lama kemudian Adhis datang membawa 2 buah mug yang langsung di letakkan di meja kecil di sampingku
"Kopi item buat kamu Met..." ucap Adhis
"Makasih Dhis..." jawabku sambil mengambil salah satu mug yang berisi kopi dan masih terlihat asap mengepul
"Kamu ngopi juga sekarang Dhis " " lanjutku sambil menyesap pelan kopi item dari dalam mug bergambar snoopy
"Kadang kadang aja sih...bener juga kata kamu dulu Met...terkadang hanya kopi yang bisa mengerti betapa kesepiannya aku..." ucap Adhis sambil memeluk lututnya
"Kopi sih ndak papa sesekali...asal kamu ndak ikutan ngerokok aja..." jawabku
"Pernah coba tapi batuk hehehehe...." jawab Adhis enteng
"Lah...ngapain coba...aku aja pengen berhenti kok..." jawabku heran
"Aku kan inget kamu Met...dulu kamu suka ngopi item sambil ngerokok di atas genteng kalo lagi kangen aku...nah berhubung di sini ga mungkin di genteng ya aku nyoba di balkon lantai atas...yang buat njemur baju...hehehehe..." jawab Adhis tersenyum
"Maksud kamu Dhis " Kamu kangen sama aku " " tanyaku pelan
"Secara ga langsung sih iya Met...aku kangen kamu..." ucap Adhis sambil menatapku tajam
"Tapi Dhis...Maaf...." ucapku pelan
"Iya aku tau kok Met...santai aja kamu Met...aku cuma pengen liat kamu dari dekat kayak gini..." jawab Adhis sambil tersenyum
"Jangan bikin aku jadi serba salah gini dong...masa di lihatin mulu dari tadi...." ucapku
"Trus maunya di apain " " tanya Adhis sambil menggeser kursinya mendekatiku dan tersenyum nakal
"Au aah...." jawabku ngasal
"Hahahahaha...kamu masih sama kayak dulu Met....ini yang bikin aku makin kangen kamu...kamu ga pernah berubah sampai saat ini...dan mungkin juga kamu ga bisa merubah sikap kamu yang seperti ini..." ucap Adhis yang
"Hahahahaha...sok tau kamu Dhis...." jawabku
Cukup lama juga aku dan Adhis asyik mengobrol di teras rumah sambil menikmati kopi hitam....Selesai aku menumpang untuk sholat maghrib aku berniat berpamitan dengan Adhis karena aku ada janji dengan Sari...
"Dhis...aku pamit pulang dulu ya...Sari udah nungguin di rumahnya..." ucapku
"Yah kok pulang...kan kangenku belum ilang...." jawab Adhis dengan wajah murung
"Ya kan besok besok masih bisa ke sini lagi..." jawabku pelan
"Ya udah kalo gitu....Habisin dulu kopinya...." jawab Adhis
"Iya Dhis...." jawabku kembali duduk di kursi rotan sambil meminum kopi yang masih tersisa sedikit
"Met...aku boleh minta tolong sama kamu satu kali ini saja " " ucap Adhis
"Minta tolong apa Dhis " " tanyaku bingung
"Kamu berdiri dulu Met..." ucap Adhis sambil menarik lenganku untuk berdiri
"Nah sekarang aku minta pelukan kamu yang terakhir kalinya Met...." ucap Adhis sambil memelukku erat
"Dhis....Makasih ya udah pernah jadi bagian dalam hidupku...Makasih untuk semuanya...." ucapku sambil mendekap erat tubuh Adhis
"Aku bakalan kangen kamu Met....Semoga kamu bahagia sama Sari ya Met....aku cuma bisa berdoa yang terbaik untuk kalian...." ucap Adhis sesaat sebelum mencium bibirku pelan
Episode 96 SANG PENJAGA HATI _________________________
Sore ini aku sudah terlihat rapi dengan kemeja berwarna putih cerah dibalut dengan jas warna hitam dan celana panjang kain senada tak lupa sebuah dasi terpasang di kerah kemejaku yang menambah gerah nya udara hari ini...kejadian ini merupakan untuk kedua kalinya aku berdandan rapi setelah beberapa waktu kemarin aku memakai pakaian rapi pada saat ujian akhir di kampus dan alhamdulillah saat ini aku sudah menyandang gelar sarjana dan memenuhi cita cita yang sangat di dambakan oleh kedua orang tua ku terutama simbok...
"Dah siap belum Mas " " ucap salah seorang wanita yang berdandan rapi di sampingku
"Udah Mbak...gini aja kan ya " " jawabku
"Ya nggak lah...sini saya kasih bedak dikit sama lipgloss ya..." jawabnya sambil membuka kotak perlengkapan make up
"Jangan tebel tebel ya mbak...kulit saya item soalnya...takut kayak badut nanti..." ucapku
"Nggak lah...biar pas d foto nanti hasilnya bagus aja...merem matanya mas...bentar aja..." jawabnya sambil menepuk muka ku dengan busa kecil bertabur bedak
"Nah gini lebih baik...coba lihat di kaca..." ucapnya pelan
"Kok ndak tambah ganteng mbak...masih sama mukanya kayak tadi..." jawabku ngasal
"Hahaha saya tukang make up mas bukan dokter bedah muka hehehehe..." jawabnya sambi merapikan kotak make up tadi
"Hehehe kirain jadi kayak artis artis mbak...makasih ya..." ucapku sambil berdiri melihat ke arah kaca
"Sama sama Mas...semoga lancar ya..." jawabnya sambil merapikan jasku yang kurang rapih
Aku langkahkan kakiku menuju sebuah masjid di mana sudah menunggu keluargaku dan calon keluargaku yang baru...sekilas terlihat sesorang memakai topi haji yang tak lain adalah penghulu kan akan mencatat dan mengesahkan akad nikahku...
"Sini duduk sini Met...." ucap Bapakku sambil menepuk sebelah kirinya
"Udah mau di mulai Pak " " tanyaku berbisik
"Belum...katanya nunggu saksi dari mempelai wanitanya..." jawab Bapak pelan
"Owh gitu...udah kesemutan soalnya pak duduk kayak gini..." ucapku sambi menjunjukkan posisi bersimpuh
"Lagian siapa suruh bersimpuh...bersila aja ndak papa..." jawab Bapak
"Hehehehe soalnya meja nya ketinggian klo bersila..." jawabku sambil mengganti posisi duduk menjadi bersila
Tak lama kemudian muncul seorang lelaki paruh baya yang memakai peci hitam datang dan langsung menyalami hampir semua orang yang ada di dalam aula masjid ini dan kemudian duduk di sebelah kanan pak penghulu....
"Jadi bisa di mulai sekarang " " ucap Pak Penghulu
"Bisa Pak...silahkan di lanjut...maaf barusan selesai sholat ashar..." jawab lelaki yang baru saja datang
"Bismillahirohmanirohim....kita mulai ya...semua data dan mas kimpoi sudah lengkap....oh iya pengantin wanitanya bisa di suruh masuk sekarang... " ucap penghulu
"Sebentar Pak...sudah jalan ke arah sini kok..." jawab salah seorang ibu ibu yang duduk tak jauh dari meja penghulu
Dari arah pintu datang seorang perempuan berjalan di iringi beberapa orang di belakangnya, wajah perempuan itu terlihat sangat cantik dengan balutan busana brokat dan kebaya bernuansa kuning keemasan....kemudian duduk di sebelahku...tergambar senyuman indah di wajah cantiknya....ini dia calon istriku....
"Jadi sudah siap semua ya...ada sedikit khotbah nikah dan nanti kita bersama sama membaca istighfar 2 kali kemudian syahadat ya..." ucap penghulu
Setelah khotbah nikah yang intinya adalah kewajiban dan hak kedua mempelai setelah bersatu dalam ikatan suami istri....Penghulu meminta semuanya mengucapkan istighfar dan syahadat bersama sama...
"Astaghfirullahal adzim, alladzi la ilaha illa huwal hayyul qoyyumu wa atubu ilaih...Asyhadu an laa illaaha illallah, wa asyhadu anna muhammadar rasuulullah..." ucapku bersamaan dengan yang hadir di sini
"Wali dari pihak perempuan apakah sudah siap...mau pake bahasa arab atau bahasa indonesia " " tanya Penghulu
"Bisa dua dua nya kan Pak " " jawabnya
"Bisa...biar lebih mantep ya...Pengantin Pria nya juga bisa dua duanya kan " " ucap Penghulu
"Insyallah bisa Pak..." jawabku tegas
"Baik kalo begitu Mas kimpoi nya di berikan dahulu ke pihak wanita...jangan lupa nanti di sebutkan ya pas akad..." jawab Pak Penghulu
"Ini Pak....mas kimpoi saya.." jawabku
"Baik, Wali dari pihak perempuan mohon di terima dan di pegang..." ucap penghulu
"Tangannya bersalaman ya Mas...Pak..." pinta penghulu kepadaku untuk bersalaman dengan Papahmu
Sesaat pikiranku kosong karena sebentar lagi aku akan sah menjadi seorang suami dari seseorang yang sangat aku cintai....
"Ya Slamet bin Suryono uzawwijuka ala ma amarollohu min imsakin bima rufin au tasriihim bi ihsanin, ya Slamet bin Suryono anakahtuka wa zawwaj-tuka makhthubataka Sari binti Muhammad bi mahri mushaf alquran wa alatil ibadah haalan.." ucap Papahmu
"Saudara Slamet bin Suryono....saudara saya nikahkan dan kimpoikan dengan Sari binti Muhammad dengan mahar sebuah mushaf Al Quran dan seperangkat alat sholat secara tunai..." lanjut Papahmu
"Qobiltu nikaahahaa wa tazwiijahaa bil mahril madz-kuur haalan.." ucapku mantap
"Saya terima nikah dan kimpoinya Sari binti Muhammad dengan mahar sebuah mushaf Al Quran dan seperangkat alat sholat tersebut secara tunai " lanjutku
"Saksi Saki bagaimana " Sah " " tanya Penghulu
"Sah..." jawab Pak Lik Pur selaku saksi dari keluargaku
"Sah..." jawab Om Nasir selaku saksi dari keluarganya Sari
"Alhamdulillah....mari kita tutup dengan doa...bismillah....." ucap penghulu yang dilanjut denga doa penutup
Setelah selesai doa Aku dan Sari sama sama menandatangani buku nikah yang berwarna hijau dan merah yang di sahkan oleh KUA Setiabudi...
"Alhamdulillah...selesai sudah proses akad nikah ini...silahkan jika mau foto foto..." ucap Penghulu
"Alhamdulillah...akhirnya kamu jadi istriku ya Sari...." ucapku sambil mencium keningnya
"Alhamdulillah ya Met...kamu juga jadi suamiku..." jawab Sari tersenyum manis
"Foto dulu dong Mas Slamet...Mbak Sari...." pinta juru foto yang kami sewa untuk mengabadikan moment ini
"Iya Mas..." jawabku senada dengan Sari sambil berpose memamerkan buku nikah kami
Malam itu juga resepsi pernikahanku di selengarakan...Alhamdulillah banyak tamu undangan yang hadir di resepsi ini mulai dari teman teman kantorku, teman teman kantornya Sari sampai teman teman kuliahku....terlihat antrian untuk bersalaman mengular panjang...sedangkan aku dan Sari sedari tadi berdiri karena menyalami satu per satu tamu undangan yang datang...
"Selamat ya Met...Sari..." ucap Nugroho teman sekolahku
"Makasih Ho...Makasih udah datang ya...mana yang lain " " jawabku
"Ada di belakang kayaknya..." jawab Nugroho sambil menyalamiku dan Sari
Satu persatu tamu undangan yang mengular tadi meyalamiku dan Sari sampai menjelang pukul 9 malam...
"Met...kamu lihat Adhis " kok dari tadi aku ga liat ya " " tanya Sari
"Ndak tuh...apa ndak mau datang ya " " jawabku
"Tapi tadi pagi sih udah BBM sama aku...janji mau datang pas resepsi..."ucap Sari
"Mungkin masih di jalan kali..." ucapku sambil meneguk air putih yang aku simpan di belakang kursi pengantin
Setelah acara hampir selesai sekilas terlihat Adhis berjalan menuju panggung ini dengan nafas yang tersengal sengal seperti habis berlarian...
"Maaf terlambat...pesawatnya delay....untung masih keburu kesini...." ucap Adhis
"Oh iya...selamat ya Slamet...Sari...akhirnya kalian jadi juga nikahnya.... semoga bahagia ya... cepet diberi momongan ya...." ucap Adhis sambil menyalamiku dan memeluk erat Sari
"Makasih Dhis...btw aku ndak di peluk " " godaku
"Hahahaha ga Met...ntar Sari marah..." jawab Adhis sambil tetap memeluk Sari
"Mana calon nya Dhis " katanya mau di bawa " " tanya Sari
"Apaan sih Sari...nggak ada juga kok..." jawab Adhis pelan
"Bohong ah..." ucap Sari
"Serius dong...oh iya au turun dulu ya...ga enak ama yang antri di belakang..." jawab Adhis sambil sekali lagi mencium pipi Sari dan melambaikan tangan ke arahku
"Jangan pulang dulu ya Dhis...tungguin pokoknya..." ucap Sari kepada Adhis
Setelah acara selesai aku berdua bersama Sari berada di ruang VIP untuk makan malam karena memang selama acara resepsi tak sedikitpun perutku dan Sari terisi oleh makanan...hanya minum karena memang sangat haus dan capek untuk selalu tersenyum ke setiap tamu undangan...
"Sari..." panggil Adhis sambil berjalan mendekati aku dan Sari
"Sini Dhis...udah makan belum " " tanya Sari
"Udah kok...aku mau pinjem Slamet bentar boleh " " Ucap Adhis
"Boleh lah...asal jangan di bawa pulang ya... " jawab Sari
"Siap...bentar ya...." ucap Adhis
Adhis berjalan sambil menarik tanganku ke tempat yang tak jauh dari ruang VIP, aku hanya bisa mengikuti dari belakang....
"Ada apa Dhis " " tanyaku pelan
"Met...maaf ya...aku ga tau harus ngomong apa lagi sama kamu...tapi siap ga siap aku harus lakuin ini sekarang juga...." ucap Adhis dengan wajah serius
"Iya...kenapa Dhis " " tanyaku
"Aku cuma mau ngembaliin ini Met...." ucap Adhis sambil melepaskan kalung yang dipakainya
"Dhis..." jawabku pelan sambil menggengam kalung yang Adhis berikan
"Sudah cukup sampai di sini kalung ini menemaniku...sudah cukup sampai di sini juga aku menjaga hati ini untuk kamu Met...meski ternyata sampai akhirnya hatimu bukan untukku..." ucap Adhis yang terlihat meneteskan air mata di pipinya
"Maafin aku Dhis...aku ndak bisa jadi seperti apa yang kamu inginkan...jalan hidup kita sepertinya ndak bisa bersama..." ucapku pelan
"Aku tau Met...semoga kamu bisa menjaga hatinya Sari seperti aku menjaga hati ini buat kamu ya Met...semoga kamu bahagia selamanya bersama Sari..." jawab Adhis
"Makasih doanya Dhis....aku juga berdoa semoga kamu mendapat lelaki yang jauh lebih baik dari aku dan yang pasti di terima oleh keluarga kamu....aamiin..." ucapku
"Sekali lagi selamat ya Met...aku nggak tau harus bahagia atau bersedih saat ini...jadi mending aku pulang duluan ya Met...salam ya buat Sari.....dari aku Sang Penjaga Hati mu...." ucap Adhis yang perlahan berjalan meninggalkanku
"Makasih Dhis....untuk semuanya..." jawabku pelan yang mungkin ndak terdengar oleh Adhis yang sudah berjalan menjauh PENJAGA HATI
Tak pernah aku impikan Betapa beratnya meruntuhkan hatimu
Lama sudah ku menunggu Seutas harapan tulus cintamu
Tak pernah aku impikan Betapa beratnya meruntuhkan hatimu
Lama sudah ku menunggu Seutas harapan tulus cintamu
Takkan kutemui Wanita sepertimu Takkan kudapatkan Rasa cinta ini
Chorus: Kubayangkan bila engkau datang
Kupeluk bahagia kan aku Kuserahkan seluruh hidupku Menjadi penjaga hatimu
Sering kali kutemukan Mahkota bertabur intan permata Meski aku telah terbiasa
Tambatkan hatiku Pada Wanita..oooo...ooo....
EPILOG _________________________
Day After Yesterday Hari ini tepat 2700 hari setelah pernikahanku dengan Sari dan Alhamdulillah sampai saat ini Aku dan Sari mendapat anugerah dari Allah SWT berupa sepasang anak yang sehat dan lucu sebagai pelengkap indahnya keluarga kecil kami ini....dan seperti yang sudah dibahas di atas bahwa alhamdulillah saya ucapkan atas karunia dari Allah SWT bahwa wajah anak- anak kami ndak ada yang mirip sama sekali dengan wajah bapaknya yang aah sudahlah ini
Berikut sekilas tentang kondisi sekarang beberapa tokoh yang ada di cerita ini :
Mbak Yanti Saat ini Mbak Yanti tinggal di Swedia bersama dengan suaminya dan sudah dikaruniai sepasang anak yang cantik dan ganteng mirip kedua orang tuanya...
Via Via sudah menikah dan tinggal di kota asalnya...dikaruniai seorang anak perempuan yang lucu dan cantik seperti Via..
Adhis Adhis menikah 3 tahun setelah hari pernikahanku dengan Sari, Adhis menikah dengan teman kuliah S2 nya dan saat ini tinggal di Jakarta...Adhis juga sudah di karuniai seorang anak perempuan yang cantik mirip dengan Adhis....dan sampai saat ini kami masih berteman dan berkomunikasi dengan Adhis karena memang kami tinggal di kota yang sama...
Demikian yang bisa kami tulis di chapter ini, terima kasih untuk semua reader yang telah membaca thread ini, mohon maaf jika ada yang ndak berkenan baik secara kentang maupun komentar....
Thanks for your attention and see you
Slamet & Sari Rahasia Kampung Garuda 6 Pendekar Kembar 12 Pemburu Mahkota Dara Setan Gila Lereng Ungaran 2
^