Mengungkit Pembunuhan 4
Mengungkit Pembunuhan Five Little Pigs Karya Agatha Christie Bagian 4
Apakah ini betul?" Amyas yang malang. Saya merasa kasihan terhadap"
nya. Lelaki mana pun akan menjadi seperti orang tolol
bila dengan paksa dihadapkan pada keadaan semacam
itu. Wajahnya langsung merah padam. Ia berpaling ke
arah Elsa dan bertanya setan mana yang membuatnya
tidak bisa menahan lidah.
Caroline mendesak, "Jadi memang betul?"
Amyas tidak menjawab. Ia berdiri terpaku di am"
bang pintu. Tanpa sadar tangannya memegang bagian
dalam leher bajunya. Itu merupakan kebiasaannya ke"
tika kanak-kanak, yang dilakukannya setiap kali me"
nemui jalan buntu. Kemudian ia berkata"dan ia
mencoba membuat suaranya terdengar tenang dan
AC-Five Little Pigs.indd 233
233 berwibawa"namun tentu saja ia tidak berhasil, sung"
guh malang memang orang ini, "Aku tidak ingin
membicarakannya." Caroline membantah, "Tapi kita harus membicara"
kannya!" Elsa meramaikan perbantahan itu dengan berkata,
"Kupikir sungguh adil bila Caroline kita beri tahu."
Caroline berkata, lirih sekali, "Betulkah itu Amyas?"
Amyas tampak merasa serba salah. Laki-laki mana
pun pasti demikian bila sedang dipojokkan oleh wa"
nita. Caroline mendesak, "Amyas, jawablah. Aku harus
tahu." Amyas kemudian menegakkan kepalanya"agak se"
perti banteng di arena. Ia membentak, "Itu ada betul"
nya"tapi aku tidak ingin membicarakannya seka"
rang." Dan ia langsung berbalik serta berlalu dari ruangan
itu. Saya menyusulnya. Saya tidak ingin ditinggalkan
bersama wanita-wanita itu. Saya berhasil menyusulnya
di teras. Ia menyumpah-nyumpah. Baru kali itu saya
mendengar orang menyumpah-nyumpah begitu sengit.
Kemudian ia menggerutu, "Mengapa ia tidak bisa me"
nahan lidahnya" Iblis mana yang merasukinya se"
hingga ia secomel itu" Sekarang minyak sudah terlan"
jur terbakar. Padahal aku harus menyelesaikan gambar
itu"kau dengar, Phil" Itulah lukisanku yang terbaik.
Yang terbaik dari semua yang pernah kuhasilkan se"
lama hidupku. Dan perempuan-perempuan dungu
sialan itu bisa mengacaukan semuanya!"
AC-Five Little Pigs.indd 234
234 Setelah agak tenang ia berkata bahwa wanita
umumnya tidak memiliki tenggang rasa.
Saya tidak tahan untuk tidak tersenyum sedikit.
Saya berkata, "Yah, sudahlah, Sobat, kau sendiri yang
telah mengundang segala kesulitan ini."
"Memang," ujarnya dengan geram. Kemudian ia
menambahkan, "Tapi kau harus mengakui, Phil, bah"
wa laki-laki mana pun tidak bisa dipersalahkan bila
menjadi lupa diri karena gadis itu. Bahkan Caroline
pun seharusnya mau mengerti."
Saya bertanya kepadanya tentang bagaimana se"
andainya Caroline tidak ambil pusing dan menolak
permintaannya untuk bercerai.
Teryata saat itu ia telah tenggelam ke dalam alam
lamunannya. Saya mengulang pertanyaan tadi, namun
seperti orang linglung ia menjawab, "Caroline tidak
akan pernah mendendam. Kau tidak mengerti, Sobat."
"Kalian punya anak," sergah saya.
Ia memegang tangan saya. "Phil, sahabatku, kau bermaksud baik"tapi jangan
sibuk tidak keruan begitu. Aku mampu mengurus per"
soalanku sendiri. Segala sesuatunya akan beres lagi.
Kau akan melihat buktinya."
Memang begitulah Amyas"ia selalu optimis. Sesaat
kemudian ia berkata, dengan nada riang, "Persetan
dengan mereka semua!"
Saya tidak ingat apakah waktu kami terus mem"
bicarakan hal itu, tetapi yang jelas, beberapa menit
kemudian Caroline muncul di teras. Ia telah mengena"
AC-Five Little Pigs.indd 235
235 kan topinya, topi cokelat tua dengan pinggiran yang
lebar dan terkulai, unik, tetapi cukup menarik.
Ia berkata dengan nada suara yang betul-betul
biasa, nada suaranya sehari-hari, "Tukarlah pakaian
kerjamu itu, Amyas. Kita akan segera berangkat ke
rumah Meredith untuk acara minum teh"tidak ingat"
kah engkau?" Amyas tertegun menatapnya, kemudian dengan
agak terbata-bata ia menyahut, "Oh ya, a"aku lupa.
Ya, tentu s"saja kita jadi ke sana."
Caroline berkata lagi, "Ayolah kalau begitu, dan
cobalah berusaha agar kau tidak begitu tampak seperti
gelandangan." Kendatipun suaranya betul-betul wajar, pandangan"
nya tidak pernah di arahkan ke Amyas. Ia langsung
menuju ke serumpun dahlia dan mulai memetiki be"
berapa bunganya yang telah mekar.
Dengan perlahan Amyas berbalik dan berlalu ke
dalam rumah. Caroline bercakap-cakap dengan saya. Banyak yang
dipercakapkannya. Tentang kemungkinan cuaca seperti
saat itu terus berlanjut. Dan tentang apakah di laut
akan banyak ikan mackerel-nya, dan kalau memang
demikian, Amyas, Angela, dan saya mungkin bisa per"
gi memancing. Ia sungguh menakjubkan. Saya harus
mengakui kehebatannya. Tetapi saya sendiri kemudian berpikir bahwa itu
menunjukkan tipe wanita yang bagaimana Caroline
sesungguhnya. Kemauannya keras sekali dan ia mam"
pu menguasai diri sepenuhnya. Saya tidak tahu apakah
AC-Five Little Pigs.indd 236
236 waktu itu ia telah membulatkan tekadnya untuk
membunuh suaminya"tetapi saya tidak menjadi he"
ran seandainya itu betul. Dan ia memiliki kemampuan
untuk menyusun rencana-rencananya secara cermat,
tanpa perasaan, dengan kesadaran sepenuhnya serta
tanpa belas kasihan. Caroline Crale adalah wanita yang sungguh ber"
bahaya. Saya semestinya segera menyadari bahwa ia
belum siap menerima kenyataan bahwa suaminya akan
meninggalkannya. Tetapi seperti orang tolol, ketika itu
saya beranggapan bahwa ia telah dengan tabah mene"
rima kenyataan yang tak terhindarkan itu"atau ba"
rangkali ia berpikir bahwa dengan bersikap sewajar
mungkin maka Amyas boleh jadi akan mengubah
niatnya. Tak lama kemudian yang lain-lainnya muncul. Elsa
menampilkan sikap menantang"sekaligus menunjuk"
kan kayakinan akan kemenangannya. Caroline tidak
menggubrisnya. Untunglah ada Angela yang bisa me"
nyelamatkan situasi itu. Ia keluar sambil berdebat
dengan Miss Williams bahwa ia tidak akan mengganti
rok yang telah dikenakannya dengan yang mana pun.
Sesungguhnya itu betul-betul bukan masalah"pa"
kaiannya itu sudah cukup pantas kalau hanya untuk
bertemu dengan Meredith"ia tidak pernah meng"
hiraukan hal semacam itu.
Akhirnya kami berangkat. Caroline berjalan ber"
dampingan dengan Angela. Saya dengan Amyas. Dan
Elsa berjalan sendirian"sambil tersenyum-senyum.
Saya sendiri tidak mengagumi wanita ini"terlalu
AC-Five Little Pigs.indd 237
237 bengis"tetapi saya harus mengakui bahwa ia tampak
luar biasa cantik pada petang itu. Begitulah wanita,
bila telah mendapatkan yang mereka kehendaki.
Saya tidak begitu ingat tentang kejadian-kejadian
sepanjang petang itu. Segalanya terasa kabur. Saya
ingat Merry keluar menyambut kami. Kalau tidak sa"
lah mula-mula kami berjalan di kebun. Yang saya
ingat, waktu itu saya berbincang-bincang lama sekali
dengan Angela tentang cara melatih anjing untuk per"
lombaan. Ia makan apel dalam jumlah yang sulit di"
percaya, dan mencoba membujuk saya agar berbuat
serupa. Ketika kami kembali ke rumah, teh telah di"
hidangkan di bawah pohon cedar yang besar. Merry,
seingat saya, tampak murung sekali waktu itu. Saya
menduga bahwa entah Caroline atau Amyas tentu te"
lah mengeluhkan sesuatu kepadanya. Dengan sangsi ia
memandangi Caroline, dan kemudian dengan tajam ia
menatap Elsa. Kakak saya itu kelihatannya betul-betul
sedang masygul. Tentu saja Caroline memiliki kecen"
derungan untuk membujuk Meredith agar berpihak
kepadanya, karena kurang-lebih ia menganggap kakak
saya sebagai sahabatnya yang setia, yang tetap menya"
yanginya, yang tidak akan pernah meninggalkannya
terlalu jauh. Seusai acara minum teh, dengan tergesa-gesa Mere"
dith mengajak saya berbicara. Ia berkata, "Begini, Phil,
Amyas tidak pantas melaksanakan niatnya!"
Saya menjawab, "Jangan salah, Merry, ia akan me"
laksanakannya." AC-Five Little Pigs.indd 238
238 "Tidak pantas ia meninggalkan istri dan anaknya
lalu kawin dengan gadis ini. Ia jauh lebih tua dari ga"
dis ini, yang usianya pasti tidak lebih dari delapan
belas tahun." Saya berkata kepadanya bahwa Miss Greer telah
berusia dua puluh tahun dan sudah matang.
Ia berkilah, "Bagaimanapun, ia masih di bawah
umur. Ia belum menyadari segala tindakannya."
Kasihan Meredith. Cara berpikirnya selalu seperti
orang pertapa. Saya menjawab, "Jangan khawatir. Ga"
dis ini tahu apa yang diperbuatnya, dan ia menyukai"
nya!" Hanya sekianlah pembicaraan kami petang itu. Da"
lam hati saya berkata bahwa mungkin Merry tergang"
gu oleh pikiran bahwa Caroline akan segera menjadi
janda. Begitu perceraian dibereskan mungkin saja Ca"
roline berharap bahwa "anjing penunggu"-nya yang
setia akan mengawininya. Saya mempunyai dugaan
bahwa kesetiaan tanpa pamrih itu sungguh terdapat
dalam benak Meredith. Saya harus mengakui bahwa
kenyataan itu menggelikan.
Yang cukup mengherankan, sedikit sekali yang bisa
saya ingat tentang kunjungan kami ke ruang labora"
torium Meredith yang pengap itu. Ia memang gemar
memamerkan hobinya kepada para tamunya. Secara
pribadi saya merasakan bahwa itu sangat membosan"
kan. Saya kira saya pun ikut berada di sana bersama
yang lain-lainnya ketika ia menyampaikan ceramahnya
mengenai kemujaraban coniine, namun saya tidak
mengingatnya. Dan saya tidak melihat Caroline meng"
AC-Five Little Pigs.indd 239
239 ambil larutan itu. Sebagaimana yang telah saya kata"
kan, ia wanita yang sangat cerdik dan cekatan. Yang
saya ingat hanyalah bahwa Meredith waktu itu dengan
cukup keras membacakan kutipan naskah kuno Plato
yang menggambarkan peristiwa kematian Socrates.
Saya sama sekali tidak tertarik. Segala sesuatu yang
klasik bagi saya selalu menjemukan.
Tak seberapa banyak lagi yang dapat saya ingat ten"
tang hari itu. Amyas dan Angela bertengkar dengan
seru sekali, itu yang saya ingat, dan kami, yang lainlainnya, malahan mensyukuri kejadian itu. Sebab de"
ngan demikian kesulitan yang lain untuk sementara
terlupakan. Malam itu Angela pergi tidur setelah ter"
lebih dahulu menghamburkan sisa makiannya yang
paling dahsyat. Yang dikatakannya adalah A, bahwa ia
akan membalas perlakuan Amyas terhadapnya. B, bah"
wa ia akan mendoakan kematiannya. C, bahwa ia
mengharapkan Amyas mati akibat sakit lepra, bahwa
itu ganjaran yang setimpal baginya. D, bahwa semoga
sepotong sosis menempel di hidung Amyas, seperti
dalam dongeng, dan tidak pernah berhasil dilepas lagi.
Segera setelah Angela berlalu kami semua tertawa,
kami tidak mampu menahan geli, sungguh suatu ade"
gan yang bukan main lucunya. Tak lama kemudian
Caroline pergi tidur. Miss Williams menyusul murid
asuhannya. Amyas dan Elsa pergi ke kebun berduaan.
Jelas sekali bahwa mereka berdua tidak menghendaki
kehadiran saya. Sebab itu saya berjalan-jalan sendirian.
Malam itu sungguh indah. Keesokan paginya saya bangun kesiangan. Tak se"
AC-Five Little Pigs.indd 240
240 orang pun yang saya temui di ruang makan. Lucu
sekali Karena saat sarapan itulah yang sekarang paling
saya ingat. Saya masih ingat dengan baik sekali rasa
limpa dan daging asap yang saya makan ketika itu.
Sungguh limpa yang sangat lezat.
Seusai sarapan saya pergi mencari yang lain. Saya
pergi ke luar, tak seorang pun di sana, saya menyulut
rokok, berpapasan dengan Miss Williams yang sibuk
ke sana kemari mencari Angela. Seperti biasa Angela
telah mangkir dari kewajibannya memperbaiki sendiri
roknya yang koyak. Saya kembali ke ruang depan dan
Mengungkit Pembunuhan Five Little Pigs Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menyadari bahwa Amyas tengah bertengkar hebat de"
ngan Caroline di perpustakaan. Perbantahan mereka
keras sekali. Saya mendengar Caroline berkata, "Kau
dan perempuan-perempuanmu! Aku ingin membu"
nuhmu. Suatu hari aku akan membunuhmu." Amyas
menyahut, "Jangan bodoh, Caroline." Dan Caroline
membalas, "Aku tidak main-main, Amyas."
Yah, saya tidak bermaksud mencuri dengar perban"
tahan mereka. Sebab itu saya keluar lagi. Saya berjalan
menyusuri teras yang mengitari rumah itu hingga ber"
temu dengan Elsa. Ia sedang duduk di salah sebuah bangku panjang.
Bangku itu terletak tepat di sebelah bawah jendela
perpustakaan, dan jendela itu sedang terbuka. Saya
bisa membayangkan bahwa pasti tidak banyak dari
kejadian yang berlangsung dalam perpustakaan yang
luput dari pendengarannya. Ketika melihat saya, de"
ngan sikap dingin ia bangkit dan menghampiri saya.
AC-Five Little Pigs.indd 241
241 Ia tersenyum, lalu menggandeng saya dan berkata,
"Bukankah ini pagi yang indah?"
Pagi itu sungguh merupakan pagi yang indah bagi"
nya! Agak kejam dia. Tidak, saya kira ia hanya jujur
dan kurang daya khayal. Ia hanya mampu melihat se"
suatu yang diingininya sendiri.
Kami telah berdiri sambil mengobrol di teras se"
lama kurang lebih lima menit, ketika saya mendengar
pintu ruang perpustakaan dibanting dan Amyas Crale
keluar. Wajahnya merah sekali.
Tanpa banyak bicara ia merengkuh pundak Elsa.
Ia berkata, "Ayolah, sudah waktunya kau berpose.
Aku ingin segera membereskan lukisan itu."
Elsa menyahut, "Baiklah. Tapi aku mau ke kamar
dulu untuk mengambil baju hangat. Rasanya angin
pagi ini agak dingin."
Ia masuk ke dalam rumah. Saya berharap Amyas mengajak saya berbincang,
ternyata tidak banyak yang dikatakannya. Ia hanya
menggerutu, "Huh, dasar perempuan!"
Saya berkata, "Sudahlah, Sobat."
Setelah itu tak seorang pun dari kami berbicara
sampai Elsa keluar lagi dari rumah.
Mereka bersama-sama pergi ke Taman Benteng.
Saya sendiri masuk ke dalam rumah. Caroline tengah
berdiri di ruang depan. Saya yakin bahwa ia sama se"
kali tidak melihat saya. Memang, kadang kala ia
demikian. Itu merupakan kebiasaannya. Ia seolah-olah
menyusup ke dalam dirinya sendiri dan melupakan
sekelilingnya"seperti waktu itu. Saya mendengar ia
AC-Five Little Pigs.indd 242
242 bergumam. Bukan kepada saya"melainkan kepada
dirinya sendiri. Kata"katanya yang bisa saya tangkap
hanyalah, "Terlalu kejam..."
Itulah yang digumamkannya. Kemudian ia berjalan,
lewat di depan saya, langsung ke atas, masih dengan
sikap seolah-olah tidak menyadari kehadiran saya"
persis seperti orang yang kerasukan. Saya mempunyai
dugaan (saya tidak berhak memastikan, Anda tentu
maklum) bahwa ia naik ke kamarnya untuk mengam"
bil racun itu, dan bahwa pada saat itulah ia memutus"
kan untuk melaksanakan niat buruknya.
Dan tepat pada saat itulah telepon berdering. Se"
andainya di rumah orang lain saya akan membiarkan
pelayan menjawabnya, tetapi karena saya sudah sering
berada di Alderbury maka sedikit banyak saya bisa
bertindak sebagai salah satu anggota-keluarga di situ.
Jadi saya langsung mengangkat telepon.
Ternyata yang menelepon kakak saya, Meredith. Ia
sedang bingung sekali. Diterangkannya bahwa ia telah
masuk ke laboratoriumnya dan melihat botol coniine
dalam keadaan separuh kosong.
Saya tidak perlu mengulang cerita saya tentang apa
pun yang semestinya saya lakukan sebagaimana yang
sekarang saya sadari. Berita dari Meredith begitu me"
ngagetkan dan saya cukup tolol karena membiarkan
diri larut dalam kebingungan Meredith. Melalui tele"
pon suara Meredith terdengar cukup gemetar. Saya
mendengar seseorang di tangga, dan saya dengan tegas
menyuruhnya segera datang ke Alderbury.
Saya sendiri langsung menyongsongnya ke pantai.
AC-Five Little Pigs.indd 243
243 Dan seandainya Anda belum mengetahui tata letak
daerah itu, jalan terpendek dari tanah pertanian ke"
luarga kami ke tanah keluarga Crale bisa ditempuh
dengan berperahu melintasi sebuah teluk sempit. Saya
berjalan melalui jalan setapak yang menurun menuju
ke semacam dermaga kecil. Jalan setapak itu agak me"
lingkar melalui sebelah bawah dinding Taman Ben"
teng. Dengan demikian saya bisa mendengar Amyas
yang sambil melukis bercakap-cakap dengan Elsa. Me"
reka kedengaran riang sekali, seakan-akan tak ada ma"
salah yang mereka hadapi. Amyas mengeluh bahwa
hari itu panasnya luar biasa (untuk bulan September
hari itu memang panas sekali), namun Elsa menyahut
bahwa di tempat ia duduk, di salah satu lekukan tem"
bok benteng, angin dingin menerpa dari arah laut.
Dan selanjutnya gadis itu merajuk, "Rasanya badanku
sudah kaku sekali. Tidak bolehkah aku beristirahat,
Sayang?" dan saya mendengar Amyas berseru, "Tidak,
selama kau masih bernyawa, tetaplah kau di situ. Kau
anak yang ulet. Dan lukisan ini pasti bagus, percaya"
lah." Saya mendengar Elsa menyahut, "Setan!" lalu
tertawa, sementara saya semakin jauh dari mereka.
Meredith tampak sedang berkayuh sendirian dari
seberang. Saya menunggunya di dermaga. Begitu
sampai ia segera menambatkan perahunya dan ber"
gegas naik. Ia kelihatan pucat sekali dan kebingungan.
Dengan cemas ia berkata kepada saya, "Otakmu lebih
cerdas ketimbang otakku, Philip. Apa yang mesti ku"
perbuat" Ramuan itu berbahaya."
Saya bertanya, "Apakah kau yakin betul?" Perlu
AC-Five Little Pigs.indd 244
244 Anda ketahui bahwa Meredith adalah orang yang
hampir tidak pernah mampu meyakinkan orang lain.
Barangkali itulah sebabnya saya tidak menanggapi ma"
salah itu dengan sepenuh hati. Dan katanya ia betulbetul yakin. Sore hari sebelumnya botol itu masih
penuh. Saya berkata, "Dan tak terpikir sama sekali olehmu
siapa pengambilnya?"
Ia berkata bahwa ia belum bisa mencurigai siapa
pun, ia malahan menanyakan pendapat saya. Mung"
kinkah salah seorang pelayan mencurigainya" Saya
berkata bahwa itu mungkin saja, tetapi bagi saya
tampaknya itu mustahil. Bukankah ia selalu mengunci
laboratoriumnya" Selalu, tegasnya, lalu ia mulai ber"
omong kosong tentang jendela yang ditemuinya ter"
buka beberapa inci pada bagian bawahnya. Mungkin
ada orang yang telah masuk melalui jendela itu.
"Maling biasa?" tanya saya ragu-ragu. "Kupikir,
Meredith, ada beberapa kemungkinan lain, tapi sangat
tidak kita harapkan."
Ia bertanya apa sesungguhnya yang terpikir oleh
saya. Dan saya menjawab, seandainya ia yakin betul
tentang kehilangan itu, bahwa mungkin Caroline yang
telah mengambilnya untuk meracuni Elsa"atau ke"
balikannya, Elsa yang telah mengambilnya untuk me"
nyingkirkan Caroline sekaligus meluruskan jalan un"
tuk memiliki Amyas. Meredith bergidik menahan ngeri. Menurut penda"
patnya itu mustahil, sensasional, dan tidak mungkin
AC-Five Little Pigs.indd 245
245 benar. Saya berkata, "Yang jelas, ramuan itu hilang.
Sekarang, apa yang bisa kaukatakan?" Tentu saja tidak
ada, ujarnya. Padahal sebetulnya ia juga sependapat
dengan saya, hanya saja ia takut menghadapi ke"
nyataan yang sesungguhnya.
Ia bertanya lagi, "Apa yang akan kita perbuat?"
Saya berkata, alangkah dungu saya waktu itu, "Kita
pikirkan dulu secara seksama. Apakah akan lebih baik
seandainya kau mengumumkan kehilangan itu, lang"
sung kepada semua orang yang ada, atau barangkali
akan lebih baik seandainya kau menjumpai Caroline
sendirian dan menanyainya tentang itu. Apabila kemu"
dian kau yakin bahwa ia tidak ada hubungannya de"
ngan kehilangan itu, gunakan taktik yang sama ter"
hadap Elsa." Meredith menyatakan keberatannya,
"Gadis seperti itu" Ia tidak mungkin mengambilnya."
Saya katakan kepadanya bahwa itu mungkin saja.
Sambil berunding kami berjalan melalui jalan se"
tapak menuju ke rumah. Sehabis kata-kata saya yang
terakhir, selama beberapa saat tak seorang pun dari
kami berbicara. Ketika mengitari Taman Benteng saya
mendengar suara Caroline.
Semula saya menduga mereka berselisih lagi me"
ngenai masalah yang sama, namun ternyata Angela-lah
yang sedang mereka percakapkan. Saya mendengar
Caroline memprotes. "Kupikir itu terlalu keras bagi
anak itu," katanya. Dan Amyas menyahutinya dengan
kasar. Kemudian pintu gerbang taman itu membuka
tepat ketika kami hampir tiba di situ. Amyas tampak
AC-Five Little Pigs.indd 246
246 agak tertegun waktu melihat kami. Caroline baru saja
akan keluar. Ia berkata, "Halo, Meredith. Kami baru
saja membicarakan rencana keberangkatan Angela ke
sekolah. Saya belum yakin betul bahwa kebijakan ini
sungguh tepat baginya." Amyas berkata, "Jangan ribut
lagi tentang anak itu. Ia akan segera terbiasa."
Tepat pada saat itulah Elsa tampak berlari-lari me"
lalui jalan setapak dari rumah. Ia membawa sehelai
baju hangat berwarna merah tua. Amyas berseru, "Ce"
pat. Kembalilah kau duduk di situ. Aku tidak mau
buang-buang waktu." Ia kembali ke tempat kanvasnya terpasang. Saya me"
lihat bahwa ia agak limbung namun hanya menduga
bahwa ia sedang mabuk. Tak terlalu mengherankan
bila orang yang hidup sehari-harinya selalu diwarnai
dengan pertengkaran menjadi seorang peminum.
Ia menggerutu, "Bir di sini terasa panas seperti api.
Mengapa kita tidak menyediakan sedikit es di sini?"
Dan Caroline Crale berkata, "Akan kuambilkan bir
yang baru didinginkan untukmu."
Amyas bergumam, "Baiklah."
Kemudian Caroline menutup pintu Taman Benteng
itu dan bersama-sama dengan kami menuju ke rumah.
Kami duduk-duduk di teras, sementara Caroline lang"
sung masuk ke dalam rumah. Baru kira-kira lima me"
nit Angela muncul sambil membawa dua botol bir
dan beberapa buah gelas. Udara hari itu memang pa"
nas sehingga kami senang sekali disuguhi bir. Ketika
kami sedang minum Caroline lewat di depan kami. Ia
AC-Five Little Pigs.indd 247
247 membawa sebotol bir dan berkata bahwa ia mengam"
bilkannya untuk Amyas. Meredith menawarkan diri"
nya untuk menemani, tetapi Caroline berkeras bahwa
ia ingin mengantar bir itu sendiri saja. Saya me"
nyangka"alangkah dungu saya waktu itu"bahwa ia
hanya cemburu. Ia tidak ingin Amyas dan Elsa hanya
berdua di Taman Benteng. Itu pula tujuannya ketika
sebelumnya ia pergi ke sana, dengan alasan untuk me"
rundingkan rencana keberangkatan Angela.
Caroline pergi menuruni jalan setapak yang berlikuliku itu"sementara Meredith dan saya hanya meman"
danginya. Kami belum memutuskan apa pun ketika
dengan manja Angela mendesak saya agar menemani"
nya berenang. Apa boleh buat. Perbincangan dengan
Meredith terpaksa ditunda dahulu. Saya hanya ber"
pesan kepadanya, "Sesudah makan siang." Dan ia
mengangguk. Maka pergilah saya ke laut bersama Angela. Kami
berenang-renang sepuas hati kami. Di teluk sempit
itu, kami berenang dari sisi yang satu ke sisi yang lain
dan kembali lagi, dan setelah itu kami berbaring-ba"
ring di atas batu cadas untuk mandi sinar matahari.
Untunglah Angela sedang tidak banyak bicara sehing"
ga saya bisa tenggelam dalam pikiran saya sendiri.
Waktu itu saya memutuskan bahwa segera setelah ma"
kan siang saya akan mengajak Caroline sendirian dan
memaksanya mengakui telah mencuri racun itu.
Meredith terlalu lemah untuk itu"ia takkan berhasil.
Tidak, saya akan memaksanya sendiri. Caroline harus
AC-Five Little Pigs.indd 248
248 mengembalikan racun itu, atau paling tidak ia takkan
berani menggunakannya. Saya merasa yakin sekali
bahwa Caroline-lah yang telah mencuri dan berniat
menggunakan racun itu. Meskipun masih muda Elsa
cukup matang dan cukup sehat akal budinya sehingga
tidak akan mengambil risiko untuk bermain-main de"
ngan racun. Ia wanita yang berani dan takkan ber"
tindak sedemikian pengecut. Caroline lebih berba"
haya"emosinya tidak menentu, sering bertindak
sekadar memenuhi dorongan hatinya dan dapat di"
pastikan neurotik. Namun demikian, perlu Anda ke"
tahui, dalam hati kecil saya masih menyimpan dugaan
Mengungkit Pembunuhan Five Little Pigs Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bahwa Meredith mungkin salah. Dan bukan tidak
mungkin ada pelayan yang masuk ke laboratoriumnya,
menumpahkan larutan itu namun tidak berani me"
lapor. Anda tentu maklum, racun adalah sesuatu yang
sensasional"sulit untuk dipercaya bahwa racun itu
hilang begitu saja. Sampai peristiwa itu terjadi.
Hari sudah betul-betul siang ketika saya melihat ke
arloji saya, sebab itu Angela dan saya seperti berlomba
bergegas pulang ke rumah untuk santap siang. Me"
reka, yang lain-lainnya, baru saja duduk di sekeliling
meja makan"semua, kecuali Amyas, yang tetap ting"
gal di Taman Benteng, meneruskan lukisannya. Itu
betul-betul bukan sesuatu hal yang aneh baginya"dan
saya sendiri berpendapat bahwa tindakannya itu sangat
bijaksana. Suasana santap siang hari itu pasti akan
membuatnya serba kikuk. AC-Five Little Pigs.indd 249
249 Sesudah itu kami menikmati kopi sambil dudukduduk di teras. Seandainya saja saya bisa mengingat
dengan lebih baik begaimana sikap dan perilaku Caro"
line waktu itu. Namun yang mampu saya ingat agak"
nya adalah bahwa ia sama sekali tidak menunjukkan
sikap yang mencurigakan. Saya bahkan memperoleh kesan bahwa ia saat itu
banyak berdiam diri dan agak sedih. Sungguh iblis
wanita itu! Sebab hanya iblislah yang mampu berbuat sekeji
itu. Betul-betul pembunuh berdarah dingin. Kalau saja
ada sepucuk pistol di dekatnya ketika mereka berteng"
kar hebat sehingga tanpa sadar ia meraihnya dan me"
nembak suaminya"yah, itu mungkin masih bisa di"
maklumi. Tetapi pembunuhan ini menggunakan
racun, dengan kepala dingin, dengan sadar, dengan
nafsu balas dendam... Dan ia begitu tenang lagi sabar.
Caroline tiba-tiba bangkit dan berkata dengan sikap
yang betul-betul wajar bahwa ia akan mengantarkan
kopi bagi Amyas. Namun demikian ia tahu"ia pasti
sudah tahu"bahwa ia akan menemukan suaminya
dalam keadaan tak bernyawa. Miss Williams pergi ber"
samanya. Saya tidak ingat apakah itu karena Caroline
mengajaknya atau bukan. Tetapi dugaan saya lebih
kuat bahwa memang demikianlah sesungguhnya.
Kedua wanita itu berlalu. Tak lama sesudah itu
Meredith pun pergi. Saya baru saja bermaksud me"
nyusulnya ketika tiba-tiba saya melihat ia kembali
sambil berlari. Mukanya pucat. Dengan terengah-
AC-Five Little Pigs.indd 250
250 engah ia berkata, "Kita harus memanggil dokter"
cepat"Amyas?" Saya melonjak, kaget. "Sakitkah ia"sakit keras?"
Meredith menyahut, "Aku takut ia sudah mati..."
Untuk sesaat kami lupa bahwa Elsa juga di situ.
Tiba-tiba ia menjerit keras sekali.
Ia menangis melolong-lolong, "Mati" Mati"..." Dan
setelah itu ia berlari. Belum pernah sebelumnya saya
menyaksikan orang berlari secepat itu"seperti rusa"
seperti anak panah yang meluncur dari busurnya. De"
ngan dendam yang mendalam ia lari seperti orang
kesetanan. Dengan cemas Meredith berseru, "Kejar dia. Aku
yang menelepon. Kejar dia. Kau tak tahu apa yang
akan diperbuatnya." Saya sungguh mengejarnya"dan saya memang ha"
rus mengejarnya. Dengan sangat mudah ia mungkin
bisa membunuh Caroline. Baru kali itu saya me"
nyaksikan kesedihan dan kebencian yang begitu men"
dalam. Segala macam polesan hasil paradaban dan
pendidikan yang sejak semula hanya menempel di
permukaan tanggal semua. Anda tentu tahu bahwa
ayah dan kakek-kakeknya baik dari pihak ayah mau"
pun dari pihak ibunya semula adalah pekerja-pekerja
kasar. Sehingga dalam keadaan terpukul akibat di"
renggutkan dari kekasihnya, ia kembali menjadi pe"
rempuan kampungan. Ia sudah pasti akan mencakari
muka Caroline, menjambak rambutnya, dan mencam"
AC-Five Little Pigs.indd 251
251 pakkannya keluar benteng kalau bisa. Ia mempunyai
alasan-alasannya sendiri untuk yakin bahwa Caroline
telah menikam kekasihnya dengan pisau. Dugaannya
salah"tentu saja. Saya berhasil menahannya, dan kemudian Miss
Williams bertindak. Alangkah hebatnya wanita itu,
saya harus mengakui. Dalam tempo kurang dari satu
me"nit ia berhasil membuat Elsa mampu mengendali"
kan diri"ia menyuruhnya tenang dan mengatakan
bahwa tidak sepatutnya kami ribut-ribut seperti itu,
apalagi membiarkan kekerasan terus berlanjut. Tegas
seperi orang tartar memang, wanita itu. Namun ia
sungguh berhasil. Elsa menjadi tenang"ia berdiri ter"
paku di tempatnya dengan napas terengah-engah. Se"
kujur tubuhnya bergetar. Adapun Caroline sejauh yang saya perhatikan, se"
perti orang yang topeng kebusukannya terlucuti. Ia
berdiri mematung"orang mungkin akan menyangka
bahwa ia kehilangan kesadarannya. Tetapi ia tidak
linglung. Pandangan matanya tidak bisa menipu. Pan"
dangan matanya mencerminkan kewaspadaannya"ke"
waspadaan yang penuh. Namun demikian, saya kira,
ia mulai takut... Saya menghampirinya dan berkata kepadanya, lirih
sekali. Saya kira, kedua wanita lain yang ada di situ
tidak mungkin turut mendengar.
Saya berkata, "Kau pembunuh keji, kau telah mem"
bunuh sahabatku." Ia terhenyak dan surut ke belakang. Ia tergagap,
"Tidak"oh, tidak"ia melakukannya sendiri..."
AC-Five Little Pigs.indd 252
252 Saya menatapnya dalam-dalam, lalu berkata, "Kau
boleh saja mengocehkan cerita seperti itu"kepada
polisi." Ia sungguh melakukannya"dan mereka tidak
mempercayainya. AC-Five Little Pigs.indd 253
Hingga di sinilah pernyataan Philip Blake.
253 PENUTURAN MEREDITH BLAKE M. Poirot yang terhormat,
Sebagaimana yang telah saya janjikan, kini Anda
dapat membaca laporan tertulis tentang semua yang
masih dapat saya ingat mengenai segala sesuatu yang
berkaitan dengan peristiwa tragis enam belas tahun
yang lalu itu. Terlebih dahulu saya ingin menyampai"
kan bahwa saya telah merenungkan dengan seksama
segala sesuatu yang Anda kemukakan kepada saya
pada perjumpaan kita baru-baru ini. Dan berkat re"
nungan itu saya menjadi lebih yakin dari sebelumnya
bahwa sungguh tidak mungkin Caroline Crale telah
meracuni suaminya. Pendapat yang lain dari yang lain
ini sesungguhnya senantiasa tertanam dalam lubuk
hati saya, namun karena ketiadaan penjelasan lain dan
karena perilaku Caroline sendiri, bak kerbau dicocok
hidung, di depan umum saya menyatakan sependapat
AC-Five Little Pigs.indd 254
254 dengan yang lain-lainnya"bahwa kalau bukan dia
yang melakukannya, penjelasan apa lagi yang masih
mungkin diajukan" Sejak bertemu dengan Anda saya telah merenung"
kan kembali dengan sangat seksama solusi alternatif
yang pernah dikemukakan waktu itu dan pernah di"
ajukan pada pembelaan di pengadilan. Yakni, bahwa
Amyas Crale telah mencabut nyawanya sendiri. Meski"
pun dari yang saya ketahui tentang dia, solusi atau
teori itu dahulu tampak terlalu fanatik. Sekarang saya
merasa perlu mengubah pandangan saya. Yang per"
tama, dan yang paling jelas, kita harus mengakui ke"
nyataan bahwa Caroline meyakini solusi tersebut.
Kalau kita sekarang mengandaikan bahwa wanita yang
lembut dan menarik itu sesungguhnya tidak bersalah,
maka keyakinan yang berulang kali dikemukakannya
itu pasti mempunyai bobot yang sangat berarti. Bila
dibandingkan dengan yang lain-lainnya, dialah orang
yang paling mengenal Amyas. Kalau ia berpendapat
bahwa Amyas mungkin saja bunuh diri, maka kita
pun harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa
Amyas memang bunuh diri, terlepas dari pandangan
skeptis sahabat-sahabat Amyas.
Sehubungan dengan itu saya akan mengedepankan
teori bahwa Amyas masih mempunyai hati nurani,
bahwa ia masih bisa merasakan penyesalan"meskipun
tidak sampai muncul ke permukaan, bahwa keputus"
asaan karena tidak mampu mengatasi perangainya
yang kasar, dan hanya istrinya yang bisa menyadari
semua ini. Ini, saya kira, bukan pengandaian yang ti"
AC-Five Little Pigs.indd 255
255 dak mungkin. Mungkin ia telah memperlihatkan sisi
dirinya yang satu itu hanya kepada istrinya. Kendati
tidak selaras dengan apa pun yang pernah saya dengar
dari dia, setidak-tidaknya saya yakin akan kebenaran
bahwa pada kebanyakan orang terdapat sifat-sifat atau
kecenderungan-kecenderungan tertentu yang tersem"
bunyi atau disembunyikan sedemikian rapi sehingga
sering mengejutkan siapa pun yang telah mengenalnya
dengan akrab. Ada kalanya orang yang terhormat dan
terpandang ternyata ketahuan memiliki sisi kehidupan
terselubung yang bobrok. Seorang pengusaha yang ka"
sar tindak-tanduknya bukan tidak mungkin memiliki
perasaan peka terhadap karya-karya seni yang lembut.
Orang yang sehari-harinya kejam dan bengis tidak
mustahil bila sesungguhnya bermaksud baik. Sebalik"
nya, orang yang kelihatannya ramah dan murah hati
belakangan terbukti menyimpan maksud-maksud ja"
hat. Maka dari itu tidak mustahil bila dalam diri Amyas
Crale tersembunyi suatu kecenderungan untuk menya"
lahkan diri sendiri secara tidak wajar. Dan semakin
hebat dia memaksakan egoisme serta hasratnya untuk
berbuat sesuka hatinya, semakin dahsyat pula pendak"
waan diri oleh hati nuraninya yang tersembunyi.
Dahulu saya merasa bahwa itu tidak mungkin, tetapi
sekarang saya percaya bahwa pasti demikianlah se"
sungguhnya. Dan saya ulangi lagi, Caroline sendiri
dengan kukuh berpegang pada pandangan itu. Ke"
nyataan ini, perlu saya tegaskan, jelas sekali!
AC-Five Little Pigs.indd 256
256 Dan sekarang saya akan mengkaji kembali semua
fakta, atau lebih tepat fakta-fakta yang saya ingat,
menggunakan keyakinan baru ini sebagai acuan.
Saya kira tak ada salahnya bila di sini saya menyer"
takan percakapan antara saya dengan Caroline yang
berlangsung beberapa minggu sebelum tragedi itu. Ini
bertepatan dengan saat kunjungan Elsa Greer yang
pertama ke Alderbury. Caroline, seperti yang pernah saya ceritakan kepada
Anda, sadar akan kasih sayang serta rasa persahabatan
saya yang mendalam terhadapnya. Karena itu sayalah
orang yang paling bisa dipercayainya. Waktu itu ia
memang tampak agak murung. Namun demikian saya
cukup terkejut ketika pada suatu hari ia bertanya ten"
tang apakah menurut perkiraan saya Amyas sungguh
sangat mencintai gadis yang dibawanya itu.
Saya berkata, "Ia hanya tertarik untuk melukisnya.
Kau tentu tahu sifat Amyas."
Caroline menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu ber"
kata, "Tidak, Amyas jatuh cinta kepadanya."
"Ya"sedikit, mungkin."
"Kupikir, ia sangat mencintainya."
Saya menjawab, "Gadis itu memang luar biasa me"
narik, itu saya akui. Dan kita tahu bahwa Amyas mu"
dah tergoda. Tetapi sekarang kau harus tahu, Sayang,
bahwa sesungguhnya hanya ada seorang yang dicintai
oleh Amyas"dan orang itu adalah engkau sendiri.
Bukan sekali ini ia tergila-gila kepada wanita lain"
tapi semua itu tak lama. Engkaulah satu-satunya wa"
AC-Five Little Pigs.indd 257
257 nita baginya, dan meskipun kelakuannya sedemikian
buruk, itu sama sekali tidak mempengaruhi perasaan"
nya terhadapmu." Caroline berkata, "Semula aku memang selalu ber"
pikir begitu." "Percayalah kepadaku, Caro," sahut saya. "Memang
begitulah sesungguhnya."
Ia berkata, "Tapi kali ini, Merry, aku takut. Gadis
itu begitu"begitu polos. Ia masih muda sekali"dan
begitu menggebu-gebu. Aku mempunyai firasat bahwa
kali ini"hubungan mereka serius."
Saya berkata, "Justru kenyataan bahwa ia begitu
muda dan, seperti kaukatakan, begitu polos itulah
yang akan melindunginya. Secara sepintas, bagi Amyas
wanita semata-mata adalah makhluk yang bisa diper"
lakukan sekehendak hatinya, tapi dalam hal gadis se"
Mengungkit Pembunuhan Five Little Pigs Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
perti ini tentu akan berbeda."
Caroline menanggapi, "Ya, itulah yang kutakut"
kan"bahwa itu akan berbeda."
Dan ia melanjutkan dengan, "Kini usiaku tiga pu"
luh empat tahun, Merry, kau tentu tahu. Dan kami
telah menikah selama sepuluh tahun. Dalam hal ke"
cantikan kini aku bukan apa-apa bila dibandingkan
dengan si Elsa ini, dan aku menyadarinya."
"Tapi kau tahu, Caroline, kau tahu"bahwa Amyas
sesungguhnya setia kepadamu?" ujar saya.
Ia langsung membantah, "Apakah laki-laki selalu
bisa dipercaya?" Dan kemudian ia tertawa-tertawa se"
dih, lalu berkata, "Aku wanita yang sangat primitif,
Merry. Rasanya ingin aku membunuh gadis itu."
AC-Five Little Pigs.indd 258
258 Saya berpendapat kepadanya bahwa anak itu ba"
rangkali sama sekali tidak menyadari akibat dari per"
buatannya. Ia semata-mata hanya menganggap Amyas
sebagai pahlawan yang patut dikagumi serta dipujanya,
dan ia barangkali tidak menyadari sama sekali bahwa
Amyas jatuh cinta kepadanya.
Caroline hanya menanggapi dengan, "Kau memang
baik, Merry!" dan mulai berbicara tentang kebun. Ke"
tika itu saya berharap bahwa ia tidak akan mencemas"
kan lagi masalah itu. Tak lama setelah itu, Elsa kembali ke London.
Amyas pun pergi selama beberapa minggu. Saya sen"
diri boleh dikatakan telah melupakan masalah itu,
sampai ketika saya mendengar bahwa Elsa kembali ke
Alderbury, mungkin karena Amyas ingin menyelesai"
kan lukisannya. Saya agak prihatin sewaktu mendengar kabar itu.
Tetapi Caroline, ketita saya berjumpa dengannya, ti"
dak begitu banyak bicara. Agaknya ia betul-betul telah
menemukan dirinya kembali"tidak kelihatan cemas
atau bingung sedikit pun. Saat itu saya membayang"
kan bahwa segala sesuatu telah beres.
Itulah sebabnya saya begitu terkejut ketika bela"
kangan mengetahui persoalannya telah berkembang
sedemikian jauh. Saya telah bercerita kepada Anda tentang perca"
kapan saya dengan Crale dan dengan Elsa. Dengan
Caroline sendiri saya boleh dikatakan tidak sempat
bercakap-cakap, kecuali percakapan pendek sebagai"
AC-Five Little Pigs.indd 259
259 mana yang sudah saya ceritakan kepada Anda tempo
hari. Saya bisa membayangkan wajahnya sekarang, mata"
nya yang lebar dan berwarna gelap, wajah dengan
emosi yang terkekang. Saya seolah-olah masih dapat
mendengar suaranya ketika ia berkata, "Habislah se"
muanya..." Saya tidak mampu menjelaskan kepada Anda kese"
dihan tak terhingga yang diungkapkannya melalui
kata-kata itu. Kata-kata yang secara nyata mengung"
kapkan kebenaran. Dengan berkhianatnya Amyas,
berarti habislah segala-galanya baginya. Saya yakin,
itulah sebabnya ia nekat mengambil coniine. Itulah
jalan keluar yang dipilihnya. Jalan yang ditemukannya
akibat ketakaburan saya ketika mengoceh tentang obat
itu. Dan kutipan yang saya bacakan dari kitab Phadeo
memang memberikan gambaran yang menyenangkan
tentang kematian. Beginilah keyakinan saya yang sekarang. Ia meng"
ambil coniine, setelah membulatkan tekadnya untuk
mengakhiri hidupnya begitu Amyas jadi meninggal"
kannya. Amyas mungkin telah melihatnya mengambil
racun itu"atau belakangan ia mungkin telah me"
nemukan istrinya menyimpan racun itu.
Penemuan itu merupakan suatu pukulan yang dah"
syat baginya. Ia ngeri sendiri karena tindakannya telah
menyebabkan istrinya berputus asa. Di samping itu,
kendati diliputi kengerian dan penyesalan, ia pun me"
rasa tidak mampu melepaskan Elsa. Saya bisa mema"
hami hal itu. Siapa pun yang telah jatuh cinta kepada
AC-Five Little Pigs.indd 260
260 gadis itu hampir tidak mungkin bisa melepaskan diri
lagi. Amyas tidak tahan membayangkan hidup tanpa
Elsa. Padahal ia juga menyadari bahwa Caroline tidak
bisa hidup tanpa dia. Akibatnya ia memutuskan bah"
wa satu-satunya jalan keluar dari kemelut itu"adalah
menggunakan coniine itu sendiri.
Dan saat yang dipilihnya untuk mengakhiri hidup"
nya, saya pikir, mungkin sesuai dengan karakteristik"
nya. Melukis adalah sesuatu yang paling disukainya
dalam hidupnya. Karena itulah ia memilih mati de"
ngan kuas dalam genggamannya, dan ini bukan se"
kadar kiasan. Dan yang terakhir ingin dipandangnya
adalah wajah gadis yang dicintainya setengah mati. Ia
pun mungkin telah berpikir bahwa kematiannya ada"
lah yang paling baik bagi gadis itu...
Saya mengakui bahwa dengan teori ini beberapa
fakta tertentu yang cukup mengundang pertanyaan
tetap tidak terjelaskan. Sebagai contoh adalah menga"
pa hanya sidik jari Caroline yang ditemukan pada
botol kosong yang telah digunakannya untuk menyim"
pan coniine. Dalam hal ini saya menduga bahwa se"
telah memegangnya, Amyas langsung menghapus se"
mua sidik jarinya dengan kaus-kaus kaki yang banyak
terdapat di tempat penyembunyian botol itu dan bah"
wa, setelah suaminya ditemukan tewas, Caroline me"
megang botol tadi guna memeriksa apakah ada orang
yang telah mengambil isinya. Bukankah itu mungkin
dan masuk akal" Adapun mengenai bukti sidik jari
pada botol bir, pihak pembela berpendapat bahwa ta"
AC-Five Little Pigs.indd 261
261 ngan seseorang mungkin saja berubah bentuk akibat
kekejangan sesudah yang bersangkutan meminum ra"
cun sehingga ia memegang botol bir itu dengan cara
yang betul-betul tidak wajar.
Ada satu hal lain yang masih harus dijelaskan, yak"
ni sikap Caroline sendiri selama sidang di pengadilan.
Tetapi saya kira, sekarang saya sudah bisa menemukan
alasannya. Memang ia sendirilah yang telah mengambil
racun itu dari laboratorium saya. Ketetapan hatinya
untuk bunuh diri itulah yang mendorong suaminya
mendahului merenggut nyawanya sendiri. Sungguh
masuk akal pula bila kita berteori bahwa karena rasa
tanggung jawabnya yang berlebihan secara tidak wajar
maka Caroline sendiri merasa berdosa atas kematian
suaminya"sehingga ia meyakinkan dirinya sendiri
bahwa ia sungguh bersalah dalam pembunuhan itu"
walaupun bukan pembunuhan seperti yang dimaksud"
kan dalam dakwaan terhadapnya.
Saya pikir semua itu mungkin. Dan kalau memang
demikian, dengan sendirinya akan lebih mudah bagi
Anda untuk menyampaikannya kepada Carla. Dan ia
bisa menikah dengan pemuda idamannya dan hidup
tenang dengan keyakinan bahwa satu-satunya kesa"
lahan yang bisa ditimpakan kepada ibunya adalah
karena ia pernah berniat mencabut nyawanya sendiri
(tak lebih dari itu). Semua ini, tentu saja, bukan yang Anda kehendaki
dari saya"karena Anda hanya meminta saya men"
ceritakan seluruh kejadian sebagaimana yang saya
AC-Five Little Pigs.indd 262
262 ingat. Kalau begitu, baikah! Tadi saya telah bercerita
secara panjang lebar tentang kejadian pada hari-hari
sebelum kematian Amyas. Sekarang sampailah kita
pada hari yang naas itu sendiri.
Malam hari sebelumnya saya hampir tidak bisa ti"
dur"prihatin dengan kemelut yang melanda kehi"
dupan kawan-kawan dekat saya itu. Setelah sekian
lama tidak bisa tidur karena terus memikirkan cara
agar mereka terhindar dari bencana meskipun sia-sia,
akhirnya saya terlelap juga, kurang lebih mulai pukul
enam pagi. Begitu nyenyak saya tertidur sehingga
tidak mendengar pelayan mengantarkan teh ke kamar
saya. Setelah kemudian saya terbangun dengan kepala
yang terasa berat serta otot-otot yang terasa kaku, jam
telah menunjukkan pukul setengah sepuluh. Tak lama
setelah itulah saya mendengar sesuatu di ruangan di
bawah kamar tidur saya, yakni ruangan yang saya
gunakan sebagai laboratorium.
Boleh saya katakan di sini bahwa sesungguhnya
suara itu mungkin saja ditimbulkan oleh kucing, ka"
rena kemudian saya menemukan daun jendela di situ
sedikit terangkat. Agaknya sehari sebelumnya saya te"
lah lupa menutupnya. Dan bukaannya ternyata cukup
lebar untuk dilewati seekor kucing. Saya dengan se"
ngaja menyebut-nyebut soal suara itu untuk mene"
rangkan bagaimana saya sampai masuk ke laborato"
rium. Segera setelah berpakaian saya menuju ke labora"
torium, dan ketika memeriksa rak-rak yang ada si situ
saya melihat bahwa botol yang berisi coniine terletak
AC-Five Little Pigs.indd 263
263 agak menonjol dari barisan botol-botol lainnya. Ka"
rena perhatian saya menjadi tertuju ke situ, maka
betapa terkejut saya tatkala melihat sebagian besar isi"
nya telah tiada. Sehari sebelumnya botol itu terisi
penuh"sekarang hampir-hampir kosong.
Saya menutup dan mengunci jendela itu lalu keluar,
serta tidak lupa mengunci pintunya. Saya betul-betul
gugup, sekaligus bingung. Dan dalam keadaan terke"
jut, proses berpikir saya, saya akui, menjadi agak lam"
bat. Mula-mula saya hanya merasa kesal, kemudian kha"
watir, dan akhirnya betul-betul takut. Saya menanyai
semua orang yang ada di rumah itu, dan mereka se"
mua menyangkal telah masuk ke laboratorium. Agak
lama saya memikirkan sendiri kemungkinan yang lain,
namun kemudian memutuskan menelepon adik saya
guna mendapatkan nasihatnya.
Philip lebih cerdas daripada saya. Ia segera melihat
betapa gawatnya keadaan, dan mendesak saya untuk
bergegas ke Alderbury dan membandingkannya di
sana. Saya berangkat dan bertemu dengan Miss Williams
yang baru tiba dari seberang untuk mencari murid
asuhannya yang mangkir. Saya meyakinkan bahwa
saya tidak melihat Angela di rumah saya.
Saya kira Miss Williams merasa bahwa saya tengah
menghadapi suatu persoalan pelik. Ia memandangi
saya dengan penuh perhatian. Namun demikian, saya
tidak bermaksud menceritakan yang telah terjadi itu
AC-Five Little Pigs.indd 264
264 kepadanya. Saya menyarankan agar mencoba mencari
Angela di sekitar pondok di kebun"ada pohon apel
kesukaannya di sana"dan saya sendiri lekas-lekas ke
pantai, lalu berdayung ke tepian Alderbury.
Adik saya telah berada di sana, menantikan saya.
Kami berjalan bersama-sama menuju ke rumah me"
lalui jalan yang pernah kita tempuh tempo hari. Ka"
rena pernah menyaksikan sendiri topografi daerah itu
maka Anda tentu mengerti bahwa sewaktu melalui
jalan setapak di sebelah bawah tebing Taman Benteng
kita dapat mendengar apa pun yang tengah diper"
cakapkan di dalamnya. Karena tahu bahwa Caroline dan Amyas ketika itu
sedang dalam suasana perselisihan, maka saya tidak
menaruh perhatian terhadap percakapan mereka.
Namun dapat dipastikan bahwa saya tidak mende"
ngar makian atau ancaman yang keluar dari mulut
Caroline. Pokok perbincangan mereka adalah Angela,
dan kalau tidak salah waktu itu Caroline memohon
agar keputusan untuk mengirim adiknya ke asrama
ditinjau kembali. Amyas, bagaimanapun, tetap berke"
ras, dan dengan cara yang menyakitkan hati memben"
tak bahwa semua itu sudah beres, bahwa ia sendiri
akan mengawasinya berkemas.
Pintu Taman Benteng terbuka tepat ketika kami
tiba di situ, dan yang keluar adalah Caroline. Ia tam"
pak kesal"tetapi tidak berlebihan. Senyumnya kepada
saya terasa agak hambar, dan ia mengemukakan bahwa
mereka baru saja membicarakan Angela. Pada detik itu
AC-Five Little Pigs.indd 265
265 juga Elsa tampak sedang menuruni jalan setapak dari
arah rumah, dan karena Amyas jelas sekali ingin terus
melukis tanpa gangguan dari kami, maka kami pun
segera menanjaki jalan setapak itu.
Belakangan Philip mempersalahkan dirinya dengan
hebat karena waktu itu kami tidak segera mengambil
tindakan. Tetapi saya sendiri tidak sependapat. Kami
sama sekali tidak mempunyai hak untuk mengandai"
kan bahwa pembunuhan itu telah direncanakan. (Ter"
lebih lagi sekarang saya percaya bahwa Caroline tidak
membunuhnya.). Tentu saja jelas bahwa kami harus
mengambil beberapa tindakan, tetapi waktu itu saya
tetap berpendapat bahwa masalah itu perlu dipelajari
dahulu baik-baik. Tindakan yang akan diambil harus
Mengungkit Pembunuhan Five Little Pigs Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
yang paling tepat"dan kadang-kadang masih terlintas
keraguan dalam benak saya tentang apakah saya betulbetul tidak salah. Apakah botol itu sehari sebelumnya
sungguh masih penuh. Sebagaimana yang saya duga"
Saya bukan tipe orang (seperti adik saya, Philip) yang
bisa yakin betul tentang segala sesuatu. Adakalanya
seseorang tidak bisa mempercayai ingatannya. Betapa
sering, misalnya, orang yakin bahwa ia telah menaruh
barang di tempat tertentu, namun kemudian ternyata
barang itu ditaruh di tempat lain. Semakin keras saya
mencoba mengingat-ingat botol itu pada petang sebe"
lumnya, saya malahan semakin bingung dan semakin
ragu. Ini membuat Philip jengkel sekali, sehingga ia
betul-betul mulai kehilangan kesabarannya.
Kami tidak dapat melanjutkan perbincangan kami
AC-Five Little Pigs.indd 266
266 pada waktu itu, dan tanpa ribut-ribut bersepakat un"
tuk menundanya sampai sesudah makan siang. (Boleh
saya sebutkan bahwa saya selalu bebas untuk makan
siang di Alderbury kalau saya mau).
Selanjutnya, Angela dan Caroline menyuguhi kami
bir. Saya bertanya kepada Angela mengapa ia telah
mangkir dari kewajibannya, dan memberi tahu bahwa
Miss Williams sedang marah-marah. Angela menjawab
bahwa ia baru saja mandi-mandi di pantai"dan me"
nambahkan bahwa ia tidak bisa mengerti mengapa ia
harus menjahit gaun lamanya yang koyak karena su"
dah tua, padahal bukankah pakaiannya nanti baru
semua kalau ia bersekolah.
Karena agaknya tak ada kesempatan lagi untuk ber"
bicara empat mata dengan Philip, dan karena sesung"
guhnya saya berniat memecahkan masalah itu sen"
dirian, maka saya berjalan-jalan menuruni jalan
setapak ke arah Taman Benteng. Tepat di sebelah atas
Taman Benteng, seperti yang pernah saya tunjukkan
kepada Anda, terdapat suatu dataran yang tidak begitu
rapat pepohonannya. Saya duduk di sebuah bangku
tua di situ sambil merokok dan berpikir, dan memper"
hatikan Elsa yang sedang duduk berpose bagi Amyas.
Sampai sekarang kalau saya membayangkan Elsa,
maka selalu muncul di benak saya adalah Elsa seperti
yang saya lihat pada hari itu. Elsa yang duduk kaku
ketika berpose, dengan kemeja kuning, celana panjang
biru gelap, dan baju hangat merah yang diselempang"
kannya di pundak guna melindungi punggungnya dari
terpaan angin laut. AC-Five Little Pigs.indd 267
267 Wajahnya yang begitu berseri-seri mencerminkan
daya hidupnya yang tinggi serta kesehatan yang prima.
Dan suaranya yang ceria menyenandungkan impianimpian masa mendatangnya.
Anda mungkin menyangka bahwa saya bermaksud
mencuri dengar percakapan mereka, namun sesung"
guhnya tidak demikian. Saya jelas kelihatan sekali oleh
Elsa. Baik ia maupun Amyas tahu bahwa saya di situ.
Ia melambaikan tangannya kepada saya dan berseru
bahwa Amyas betul-betul kejam pagi itu"Amyas ti"
dak memberinya kesempatan untuk beristirahat. Elsa
mengeluh bahwa sekujur tubuhnya terasa kaku dan
ngilu. Amyas membalas berseru dengan geram bahwa ke"
kakuan yang dirasakan oleh Elsa tidak separah yang
dirasakannya. Ia merasa sekujur tubuhnya kaku se"
kali"reumatik otot, ujarnya. Dengan seloroh Elsa
berkata, "Kasihan kau, Pak Tua!" dan Amyas menya"
hut bahwa Elsa akan mendapatkan teman hidup yang
invalid lagi rapuh. Anda tentu maklum, itu mencengangkan saya. De"
ngan santai mereka membicarakan masa depan mereka
berdua, padahal untuk itu mereka membuat orang lain
begitu menderita. Namun demikian saya juga mena"
ruh kasihan terhadap Elsa. Ia begitu muda, begitu
percaya diri, begitu membara cintanya. Dan ia sung"
guh tidak tahu apa yang sedang diperbuatnya. Ia tidak
memahami arti penderitaan. Ia hanya mengandaikan
dengan jalan pikiran kekanak-kanakan yang bersahaja
AC-Five Little Pigs.indd 268
268 bahwa Caroline tidak akan "apa-apa", bahwa "Caroline
akan segera mengatasi kesedihannya". Yang terlintas
dalam benaknya hanyalah kepentingan dirinya sendiri
dan Amyas"kebahagiaan mereka berdua. Ia telah
mengungkapkan kepada saya bahwa cara berpikir saya
ketinggalan zaman. Dalam kamusnya, tak ada ke"
raguan, penyesalan"ataupun rasa kasihan. Tetapi da"
patkah kita mengharapkan rasa kasihan dari kaum
muda yang menggebu-gebu" Itu hanya terdapat di ka"
langan orang dewasa yang bijak.
Tentu saya tidak banyak yang mereka percakapkan.
Tak ada pelukis yang banyak bicara ketika sedang
asyik bekerja. Barangkali sekitar sepuluh menit sekali
Elsa memeriksa lukisan itu dan Amyas menanggapinya
seperlunya saja. Suatu kali Elsa berkata, "Kupikir pen"
dapatmu tentang Spanyol itu betul. Itulah tempat
pertama yang akan kita kunjungi. Dan kau harus
mengajakku menyaksikan pertarungan antara matador
dengan banteng. Tontonan itu pasti mengasyikkan.
Hanya aku lebih suka seandainya si banteng yang
membunuh sang matador"bukan sebaliknya. Aku
mengerti apa yang dirasakan oleh wanita-wanita Ro"
mawi ketika menyaksikan tewasnya seorang gladiator.
Aku mengagumi hewan yang perkasa."
Saya kira ia sendiri memang agak mirip hewan"
muda, mentah, primitif, dan sama sekali belum per"
nah merasakan kesedihan sebagaimana yang lazimnya
dirasakan oleh manusia. Tak ada gunanya pula kita
mengharapkan kebijaksanaan darinya. Saya tidak yakin
AC-Five Little Pigs.indd 269
269 bahwa Elsa mulai berpikir"ia baru mampu merasa.
Tetapi ia begitu sarat dengan daya hidup"lebih hi"
dup, lebih lincah, lebih periang dari siapa pun yang
pernah saya kenal... Itulah kali terakhir saya melihatnya berseri-seri dan
penuh percaya diri. Kerasukan?"agaknya itulah istilah
yang tepat untuk penampilannya pada saat itu.
Lonceng tanda tiba saat santap siang berdentang.
Saya bangkit dan turun melalui jalan setapak menuju
gerbang Taman Benteng. Di situ Elsa sudah menung"
gu. Karena baru keluar dari kerimbunan pepohonan,
pandangan ke bagian dalam taman itu menjadi terlalu
menyilaukan bagi saya. Saya hampir tak dapat meli"
hat. Samar-samar tampak oleh saya Amyas memba"
ringkan tubuhnya di bangku, tangannya terentang.
Matanya menatap lukisan. Saya sudah sering melihat"
nya demikian. Bagaimana mungkin saya menyangka
bahwa saat itu racun telah bekerja di dalam tubuhnya,
menjadikannya kaku" Ia begitu membenci penyakit. Ia tidak akan pernah
mau mengaku sakit. Saya berani mengatakan bahwa
seandainya semua orang terserang penyakit yang sama,
maka dialah orang terakhir yang akan mengeluh ten"
tang penyakit yang dideritanya.
Elsa berkata, "Ia tidak ingin turut makan."
Saya pikir dalam hal itu Amyas berlaku bijak. Saya
berkata kepadanya, "Sampai jumpa, kalau begitu."
Perlahan-lahan ia mengalihkan pandangannya dari
lukisan itu sampai tertuju kepada saya. Ada sesuatu
AC-Five Little Pigs.indd 270
270 yang ganjil"bagaimana saya akan menjelaskannya"
pandangannya seolah-olah membersitkan suatu ke"
dengkian. Kesengitan. Dengan sendirinya waktu itu saya tidak mengerti"
apabila lukisannya tidak seperti yang diharapkannya,
ia memang sering tampak betul-betul sengit. Waktu
itu pun saya beranggapan bahwa itulah penyebabnya.
Kemudian ia mengerang. Baik Elsa maupun saya tidak melihat sesuatu yang
luar biasa dalam dirinya"semua itu tak terlepas dari
wataknya sebagai seorang seniman.
Jadi kami meninggalkannya di sana. Saya dan Elsa
bersama-sama menuju ke rumah sambil bercakapcakap dan tertawa-tawa. Anak yang malang, kalau saja
waktu itu ia tahu bahwa ia takkan lagi melihat Amyas
dalam keadaan hidup... Syukurlah, ia belum tahu. De"
ngan demikian ia masih bisa menikmati sisa-sisa ke"
bahagiannya. Caroline betul-betul tampak seperti biasanya selama
santap siang itu"memang ia agak pendiam; namun
tidak lebih dari itu. Dan bukankah itu menunjukkan
bahwa ia tak ada hubungannya dengan pembunuhan
itu" Ia tidak mungkin bisa bersikap seperti seorang
aktris. Ia dan guru pengasuh Angela tak lama kemudian
pergi ke Taman Benteng dan menemukan Amyas telah
terbujur kaku. Saya berpapasan dengan Miss Williams
ketika saya menyusul mereka. Wanita itu meminta
saya menelepon dokter, sementara ia sendirian kembali
menemani Caroline. AC-Five Little Pigs.indd 271
271 Kasihan anak itu"Elsa, maksud saya! Kesedihan
yang baru kali itu dialaminya sungguh tak tertahan"
kan. Ia tak berbeda dengan kanak-kanak lain yang
tidak bisa percaya bahwa hidup ini bisa begitu kejam
terhadap mereka. Sebaliknya, Caroline begitu tenang.
Ya, ia betul-betul tenang. Tentu saja, tidak seperti Elsa,
ia mampu mengendalikan dirinya sendiri. Ia tidak
tampak merasa menyesal"saat itu. Ia hanya berkata
bahwa Amyas pasti telah bunuh diri. Dan kami tidak
bisa mempercayai hal itu. Elsa meronta-ronta dan te"
rus mencoba menyerang Caroline.
Tentu saja Caroline mungkin telah menyadari bah"
wa ia sendiri yang akan dicurigai. Ya, itulah agaknya
yang menyebabkannya bersikap sedemikian rupa di
pengadilan. Philip betul-betul yakin bahwa Caroline-lah yang
telah membunuh Amyas. Untunglah waktu itu ada Miss Wiliams. Ia berhasil
menaklukkan Elsa dan menenangkannya. Dan ia ber"
hasil menjauhkan Angela, membujuknya pergi, ketika
polisi datang. Ya, ia memang perkasa, wanita itu.
Secara keseluruhan peristiwa itu menjadi suatu
mimpi buruk. Polisi menggeledah seluruh rumah dan
mengajukan berbagai pertanyaan, dan kemudian para
wartawan berkeliaran seperti lalat, memotret dan men"
coba mewawancarai semua yang tinggal di situ.
Sungguh suatu mimpi buruk, semuanya...
Dan tetap merupakan mimpi buruk, meskipun se"
kian tahun telah berlalu. Ya Tuhan, semoga setelah
AC-Five Little Pigs.indd 272
272 Anda berhasil meyakinkan si kecil Carla tentang segala
sesuatu yang sesungguhnya telah terjadi, kami dapat
melupakannya dan tidak akan pernah mengingatnya
lagi. Amyas pasti telah bunuh diri"betapapun mustahil"
nya kemungkinan itu. AC-Five Little Pigs.indd 273
Hingga di sinilah penuturan Meredith Blake.
273 PENUTURAN LADY DITTISHAM DALAM tulisan berikut ini saya mencoba merangkum"
kan selengkapnya kisah perjumpaan saya dengan
Amyas Crale, hingga saat kematiannya yang tragis.
Saya pertama kali berjumpa dengan Amyas pada
sebuah pesta. Waktu itu ia berdiri, saya ingat, dekat
sebuah jendela, dan saya langsung melihatnya begitu
saya masuk. Saya bertanya, siapa laki-laki itu. Sese"
orang menjawab, "Itu Crale, si pelukis." Saya segera
menyatakan ingin berkenalan dengannya.
Pada pesta itu kami sempat mengobrol selama kirakira sepuluh menit. Seandainya Anda memperoleh
kesan tentang seseorang seperti kesan yang saya rasa"
kan tentang Amyas Crale, maka mustahil Anda bisa
menjabarkan kesan tersebut. Kalau saya berkata bahwa
ketika saya melihat Amyas Crale, semua orang yang
ada di sekeliling kami seakan-akan makin kecil, makin
AC-Five Little Pigs.indd 274
274 samar, dan kemudian menghilang, maka hanya begitu"
lah kesan yang bisa saya ungkapkan tentang diri
Amyas Crale. Segera sesudah pertemuan itu saya berusaha melihat
semua lukisannya, sebanyak-banyaknya. Waktu itu ia
sedang mengadakan pameran di Bond Street. Salah
satu lukisannya ada di Manchester, satu lagi di Leeds,
dan dua lainnya saya lihat di museum seni di London.
Saya pergi melihat semua lukisan itu. Kemudian saya
menemuinya lagi. Saya berkata, "Saya telah melihat
semua lukisan Anda. Saya kira semua itu sangat mem"
pesona." Ia kelihatan senang, namun tidak berlebihan. Ia
menyahut, "Tak mungkin kau mampu menilai lukisan!
Aku bahkan yakin kau tak mengerti sedikit pun ten"
tang lukisan." Saya berkata, "Barangkali memang tidak. Tapi lu"
kisan-lukisan itu mengagumkan, semuanya."
Ia menyeringai dan berkata, "Jangan mengoceh ti"
dak keruan."
Mengungkit Pembunuhan Five Little Pigs Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Saya berkata, "Saya tidak mengoceh. Saya ingin
Anda melukis saya." Crale berkata, "Kalau kau berakal sehat, kau akan
tahu aku tidak melukis potret perempuan-perempuan
cantik." "Lukisan itu tidak perlu berupa potret, lagi pula
saya bukan wanita cantik, " kilah saya.
Ia memandangi saya, kemudian seolah-olah ia baru
melihat saya. Ia berkata, "Tidak, kau mungkin tidak
cantik." AC-Five Little Pigs.indd 275
275 Saya mendesaknya, "Kalau begitu, maukah Anda
melukis saya?" Untuk beberapa saat ia mengamati saya sambil
menggelengkan kepalanya. Kemudian ia berkata, "Kau
memang aneh, Nak." Saya berkata lagi, "Saya betul-betul kaya, Anda per"
lu tahu. Saya mampu membayar Anda, berapa pun
harga lukisan itu." Ia bertanya, "Mengapa kau begitu berhasrat untuk
kulukis?" "Sebab saya menghendakinya!" jawab saya.
"Itukah alasanmu?" tanyanya.
Dan saya menjawab, "Ya. Saya selalu mendapatkan
yang saya inginkan."
Ia kemudian berkata, "Oh, Anak yang malang, kau
masih begitu muda!" Saya mendesak lagi, "Maukah Anda melukis saya?"
Ia memegang pundak saya, memutar saya agar
menghadap cahaya dan memandangi saya dengan sak"
sama. Sesudah itu ia agak menjauh dari saya. Saya
berdiri mematung, menunggu.
Ia berkata, "Kadang-kadang timbul keinginanku
untuk melukis burung-burung Maccaw Australia yang
tengah hinggap di menara Katedral St. Paulus, karena
warna-warni mereka yang begitu unik. Kalau aku me"
lukismu dengan latar belakang pemandangan alam
yang dipadukan dengan peninggalan tradisional yang
indah, aku yakin bahwa aku akan mendapatkan hasil
yang betul-betul serupa."
"Kalau begitu Anda akan melukis saya?" sergah saya.
AC-Five Little Pigs.indd 276
276 Ia berkata, "Kau termasuk makhluk paling jelita,
paling semarak, paling eksotik, sekaligus paling pri"
mitif yang pernah kutemui. Aku akan melukismu!"
Saya berkata, "Kalau begitu bereslah sudah."
Ia berkata lagi, "Tapi kau harus kuperingatkan, Elsa
Greer. Bila nanti aku melukismu, mungkin aku akan
mengajakmu bercinta."
Saya menjawab, "Saya harap demikian..."
Walaupun lirih, saya menjawabnya dengan mantap.
Saya mendengar napasnya tertahan, dari pandangan
matanya saya bisa membaca seluruh isi hatinya.
Begitulah, dalam waktu yang sangat singkat kami
telah menjadi akrab. Sehari atau dua hari kemudian kami bertemu lagi.
Ia memberi tahu saya bahwa ia bermaksud mengajak
saya ke Devonshire"ia telah menemukan tempat yang
sungguh-sungguh sesuai dengan keinginannya untuk
latar belakang. Namun ia berkata, "Kau tentu tahu,
aku sudah berkeluarga. Dan aku sangat mencintai
istriku." Saya berkata bahwa kalau ia mencintainya tentu
istrinya itu sangat baik.
Ia berkata bahwa istrinya betul-betul sangat baik,
"Sesungguhnyalah," ujarnya, "ia betul-betul patut di"
puja"dan aku memang memujanya. Jadi camkanlah
itu, Elsa." Saya katakan kepadanya bahwa saya betul-betul me"
ngerti. Seminggu kemudian ia sudah mulai melukis. Caro"
line Crale menyambut saya dengan ramah sekali. Saya
AC-Five Little Pigs.indd 277
277 tahu, sesungguhnya ia tidak begitu menyukai saya"
tetapi, mengapa ia harus demikian" Amyas sangat
berhati-hati. Ia tidak pernah mengucapkan sepatah
kata pun yang dapat mengundang kecurigaan istrinya,
lagi pula saya betul-betul berlaku sopan dan formal
terhadapnya. Meskipun di belakang, kami tahu sama
tahu. Setelah sepuluh hari berlalu Amyas menyuruh saya
agar kembali ke London. Saya membantah, "Bukankah lukisan itu belum se"
lesai?" Ia berkata, "Boleh dikatakan, dimulai pun belum.
Sebetulnya, aku tidak sanggup melukismu, Elsa."
Saya bertanya, "Mengapa?"
Ia berkata, "Kau cukup tahu sebabnya, Elsa. Dan
itulah sebabnya, Elsa. Dan itulah sebabnya mengapa
sebaiknya engkau pulang saja. Aku tidak sanggup me"
musatkan pikiranku pada lukisan itu"engkau begitu
menyita perhatianku."
Waktu itu kami sedang di dalam Taman Benteng.
Hari panas sekali, dengan matahari yang bersinar te"
rik. Burung-burung beterbangan, kumbang-kumbang
berdengung berkitaran. Semestinya hari itu sarat de"
ngan kedamaian dan kebahagiaan. Tetapi bukan itu
yang terasa. Sebaliknya, hari itu terasa"tragis. Seolaholah"seolah-olah segala sesuatu yang akan terjadi te"
lah tercermin di situ. Saya tahu bahwa sebaiknya saya tidak usah pulang
ke London, namun demikian saya berkata, "Baiklah,
aku akan pergi bila itu yang kaukehendaki."
AC-Five Little Pigs.indd 278
278 Amyas berkata, "Kau anak baik."
Jadi pulanglah saya ke London. Saya sengaja tidak
menyuratinya. Agaknya ia hanya mampu bertahan selama sepuluh
hari, karena kemudian ia datang. Ia begitu kurus, ce"
kung, dan tampak sangat memelas. Itu sungguh di
luar sangkaan saya. Ia berkata, "Aku sudah memperingatkanmu, Elsa.
Jangan berkilah bahwa aku belum memperingatkan"
mu." Tetapi saya menyahut, "Aku telah menunggumu.
Aku tahu kau akan datang."
Ia mengeluarkan semacam erangan dan mengeluh,
"Ada beberapa hal tertentu yang tak mungkin ter"
tahankan oleh laki-laki mana pun. Makan atau tidur
pun aku tak enak karena selalu ingin dekat dengan"
mu." Saya menjawab bahwa saya sudah tahu dan bahwa
itu pula yang saya rasakan, bahkan sejak pertama kali
bertemu dengannya. Itu takdir dan tak ada gunanya
kita menentangnya. Ia berkata, "Kau tak berusaha menentangnya, Elsa?"
Dan saya menjawab bahwa saya tidak menentangnya
sama sekali. Kalau saja saya tidak terlalu muda, ujarnya, dan
saya menyahut bahwa itu tidak menjadi masalah. Saya
kira, boleh saya katakan bahwa selama beberapa ming"
gu berikutnya kami sungguh berbahagia. Namun ba"
hagia sama sekali bukan istilah yang tepat untuk itu.
AC-Five Little Pigs.indd 279
279 Yang kami rasakan waktu itu adalah sesuatu yang le"
bih mendalam, tetapi juga lebih menakutkan.
Kami masing-masing diciptakan untuk yang lainnya
dan kami telah saling menemukan"kami pun samasama tahu bahwa kami senantiasa harus berdua.
Tetapi, lagi-lagi sesuatu yang lain terjadi. Lukisan
yang belum selesai itu mulai menghantui Amyas. Ia
berkata kepada saya, "Alangkah lucunya, waktu aku
menyatakan tak sanggup melukismu, kau sendiri me"
relakannya. Tapi kini aku ingin melukismu, Elsa. Aku
ingin melukismu sehingga gambar itu akan menjadi
yang paling baik dari yang pernah kubuat. Aku sudah
gatal dan pegal untuk segera mengayunkan kuasku
dan melihatmu berpose di sana, duduk di lekukan
tembok benteng yang tua lagi kuno itu dengan laut"
nya yang biru serta pepohonannya yang anggun mem"
pesona"dan engkau"engkau"duduk di sana dengan
pekik kemenanganmu yang riuh rendah."
Ia meneruskan, "Dan aku harus melukismu sedemi"
kian! Dan aku tidak mau ribut-ribut atau diganggu
selama aku bekerja. Bila lukisan itu telah selesai aku
akan memberitahukan hal yang sebenarnya kepada
Caroline sehingga kemelut ini bisa dibereskan."
Saya berkata, "Apakah Caroline tidak meributkan
soal perceraian?" Ia pikir tidak, katanya. Tetapi siapa mampu me"
nebak isi hati wanita"
Saya berkata bahwa saya sungguh menyesal kalau
Caroline akan menjadi sedih, namun demikian, kata
saya, hal-hal begini memang terjadi.
AC-Five Little Pigs.indd 280
280 Amyas berkata, "Kau baik sekali dan pikiranmu
cukup dewasa, Elsa. Tapi Caroline tidak bisa meng"
gunakan pikirannya, ia tidak pernah menggunakan
akal sehatnya, dan ia pasti tidak akan merasa perlu
menggunakan pikirannya. Ia mencintaiku, kau tentu
tahu." Saya menyatakan paham akan hal itu, tetapi kalau
Caroline memang mencintai Amyas, ia semestinya
mendahulukan kebahagiaan orang yang dicintainya
itu, dan bagaimanapun juga ia tidak akan menahan
Amyas apabila Amyas ingin bebas.
Ia berkata, "Masalah-masalah dalam hidup ini tidak
semuanya bisa dipecahkan dengan teori-teori yang
modern dan muluk. Ingat, hidup ini bisa bengis, bisa
kejam." Saya menanggapinya dengan, "Bukankah sekarang
semua orang sudah beradab?" dan mendengar itu
Amyas terbahak. Ia berkata, "Persetan dengan per"
adaban! Caroline mungkin saja ingin membunuhmu
dengan kampak. Ia mungkin pula melaksanakannya.
Tapi tidakkah engkau menyadari, Elsa, bahwa ia akan
menderita"menderita" Tidak tahukah engkau arti
penderitaan?" Saya berkata, "Kalau begitu, jangan kau beri tahu
dia." Ia berkata, "Tidak. Perpisahan itu akan datang. Kau
harus menjadi milikku sepenuhnya, Elsa. Seluruh du"
nia harus tahu, bahwa kau memang milikku."
Saya berkata, "Bagaimana seandainya ia tidak mau
bercerai?" AC-Five Little Pigs.indd 281
281 Ia berkata, "Aku tidak takut akan hal itu."
Saya berkata, "Apa yang kautakutkan, kalau begi"
tu?" Dan ia menjawab lirih, "Aku tidak tahu..."
Anda tentu maklum, ia mengenal Caroline. Sedang"
kan saya tidak. Seandainya saja saya bisa membantunya dengan ga"
gasan... Kami kembali ke Alderbury. Kali ini masalahnya
betul-betul rumit. Caroline telah menaruh kecurigaan.
Saya tidak menyukai kenyataan itu"saya tidak me"
nyukainya"saya tidak menyukainya sedikitpun. Saya
senantiasa membenci kepalsuan dan ketidakjujuran.
Saya kira kami semestinya berterus terang kepada
Caroline. Tetapi Amyas tidak mau menghiraukan usul
saya. Yang lucu, Amyas sama sekali tidak peduli. Kendati
katanya ia sayang kepada Caroline dan tidak ingin
menyakiti hatinya, ia sama sekali tidak peduli tentang
kejujuran atau ketidakjujuran. Ia melukis seperti orang
kesurupan, seolah tak ada masalah lain baginya. Be"
lum pernah saya melihatnya bekerja seperti itu. Saya
segera menyadari betapa seorang jenius besar ia se"
sungguhnya. Alangkah wajar bila ia begitu tenggelam
dalam keasyikkannya sehingga semua masalah lain di"
sepelekannya. Tetapi saya berbeda dengan dia. Saya
dalam posisi yang mengerikan. Caroline membenci
saya"dan betul-betul merendahkan saya. Satu-satunya
jalan yang harus ditempuh guna mengembalikan ke"
hormatan saya adalah dengan bersikap jujur dan ber"
AC-Five Little Pigs.indd 282
282 terus terang tentang keadaan yang sebenarnya kepada"
nya. Tetapi Amyas selalu hanya menanggapi dengan me"
nyatakan bahwa ia tidak mau diganggu dengan segala
macam keributan dan percekcokan sampai lukisan itu
selesai. Saya berkata bahwa pertengkaran terbuka
mungkin tidak akan terjadi. Caroline terlalu angkuh
dan gengsian untuk itu. Saya berkata, "Aku ingin berterus terang tentang
hubungan kita. Kita harus jujur!"
Amyas berkata dengan geram, "Persetan dengan ke"
jujuran. Aku sedang melukis, diamlah dahulu."
Saya mengerti betul jalan pikirannya, namun tidak
demikian sebaliknya. Dan akhirnya saya tidak tahan lagi. Waktu itu
Caroline bercerita tentang beberapa rencana kepergian"
nya dengan Amyas pada musim gugur tahun berikut"
Mengungkit Pembunuhan Five Little Pigs Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
nya. Ia mengoceh dengan gaya yang betul-betul
meyakinkan. Dan tiba-tiba rasa muak saya tak terta"
hankan, apa yang ditunggu?"Mengapa ia dibiar"
kan?"Dan barangkali juga, saya marah, karena se"
sungguhnya dengan cara itu ia bertindak sangat tidak
menyenangkan terhadap saya. Sindiran itu begitu da"
lam menusuk hati saya, dan siapa pun yang berada
dalam posisi seperti saya pasti tidak akan tahan.
Maka saya ungkapkanlah hal yang sebenarnya.
Agaknya, sekarang pun saya masih merasa bahwa tin"
dakan saya waktu itu tepat. Meskipun, tentu saja, saya
tidak akan melakukannya seandainya saya saya bisa
tahu akibat yang ditimbulkannya.
AC-Five Little Pigs.indd 283
283 Perselisihan terbuka langsung terjadi. Amyas marah
sekali kepada saya, namun ia terpaksa mengakui bah"
wa yang telah saya katakan itu benar.
Saya sama sekali tidak memahami Caroline. Hari
itu juga kami semua pergi ke acara minum teh di ru"
mah Meredith, dan Caroline begitu lihai bermain
sandiwara"ia bercakap-cakap dan tertawa-tawa. Se"
perti orang dungu, waktu itu saya menduga bahwa ia
bersedia menerima nasibnya dengan rela. Saya sendiri
merasa kikuk karena tidak dapat meninggalkan rumah
itu, tetapi Amyas akan sangat kehilangan andaikata
saya pergi. Namun demikian saya mempunyai dugaan
bahwa Caroline mungkin akan mengaku kalah dan
pergi. Dan beban kami akan menjadi lebih ringan se"
andainya itu dilakukannya.
Saya tidak melihatnya mengambil coniine. Saya
ingin berlaku jujur dengan menerima anggapan bahwa
mungkin saja Caroline memang telah mengambil ra"
cun itu sebagaimana yang diakuinya, karena ia berniat
bunuh diri. Tetapi saya sesungguhnya tidak mempercayai kilah"
nya yang belakangan itu. Saya yakin bahwa ia tergo"
long wanita yang sangat pencemburu serta kikir, yang
tidak akan melepaskan atau merelakan apa pun yang
dianggap milik mereka. Caroline menganggap Amyas
miliknya pribadi. Saya pikir ia betul-betul siap mem"
bunuh suaminya daripada akhirnya ia harus memberi"
kannya"secara sepenuhnya"kepada wanita lain. Saya
yakin ia telah membulatkan tekadnya, pada saat itu
juga, untuk membunuh suaminya. Dan saya kira, ke"
AC-Five Little Pigs.indd 284
284 betulan sekali waktu itu Meredith bercerita secara
panjang lebar tentang coniine, sehingga ia langsung
menemukan cara untuk melaksanakan niatnya. Ia wa"
nita yang sangat pendengki"dan pendendam. Amyas
sejak semula tahu bahwa istrinya wanita yang ber"
bahaya. Saya tidak demikian.
Keesokan paginya, untuk penghabisan kalinya ia
bertengkar dengan Amyas. Saya mendengar hampir
seluruh perbantahan mereka karena saya sedang berada
di luar, di teras. Amyas begitu mengagumkan"tenang
dan sabar sekali. Ia membujuk Caroline agar meng"
gunakan pikiran sehatnya. Ia berkata bahwa ia sangat
menyayangi istri serta anaknya dan akan selalu demi"
kian. Apa pun akan diperbuatnya agar kesejahteraan
masa mendatang mereka tetap terjamin. Kendatipun
begitu kemudian ia bersikap keras dan dengan tegas
berkata, "Tapi pahamilah yang ini. Aku sungguh-sung"
guh akan mengawini Elsa"tak ada yang bisa meng"
halangi aku. Bukankah kau dan aku telah bersepakat
untuk menjunjung tinggi kebebasan masing-masing"
Nah, sekarang kau harus membuktikannya."
Caroline berkata kepadanya, "Berbuatlah semaumu.
Tapi aku sudah memperingatkanmu."
Suaranya lirih sekali, tetapi nadanya aneh.
Amyas berkata, "Apa maksudmu, Caroline?"
Caroline menyahut, "Kau kepunyaanku dan aku tak
berniat melepaskan engkau. Daripada harus memberi"
kan engkau kepada gadis itu lebih baik aku membu"
nuhmu..." Tepat pada saat itu, Philip Blake muncul di teras.
AC-Five Little Pigs.indd 285
285 Saya segera bangkit dan menghampirinya. Saya tidak
ingin ia turut mendengar perbantahan itu.
Tak lama kemudian Amyas keluar dan berkata bah"
wa tiba saatnya untuk meneruskan lukisannya. Ber"
sama-sama kami menuju ke Taman Benteng. Ia tidak
banyak bicara. Ia hanya mengeluh bahwa Caroline
kasar sekali terhadapnya"tetapi demi Tuhan, katanya,
ia tidak ingin membicarakannya. Ia ingin memusatkan
pikirannya pada pekerjaannya. Beberapa hari sebelum
itu ia pernah berkata bahwa lukisannya hampir selesai.
Ia berkata, "Dan ini akan merupakan yang terbaik
dari yang pernah kuhasilkan, Elsa, bahkan meskipun
untuk ini aku harus membayar dengan darah dan air
mata." Agak lama setelah itu saya kembali ke rumah guna
mengambil baju hangat. Angin yang berhembus waktu
itu cukup dingin. Ketika saya tiba di taman lagi Caro"
line sudah di situ. Saya yakin bahwa ia datang ke situ
untuk sekali lagi mencoba mengubah tekad Amyas.
Philip dan Meredith Blake juga ada di situ.
Pada saat itulah Amyas mengeluh kehausan dan
meminta minum. Ia menggerutu bahwa di situ bir
memang sudah tersedia, tetapi tidak dingin.
Caroline menyahut bahwa ia akan membawakan
baginya bir yang sudah didinginkan. Lagak bicaranya
betul-betul wajar dan nadanya boleh dikatakan cukup
bersahabat. Betul-betul seorang aktris, perempuan itu.
Waktu itu ia pasti sudah tahu yang harus dikerjakan"
nya. Ia membawa bir itu kurang lebih sepuluh menit
AC-Five Little Pigs.indd 286
286 kemudian. Amyas tengah asyik melukis. Caroline me"
nuangkannya ke dalam sebuah gelas dan meletakkan
gelas itu di dekat suaminya. Tak seorang pun dari
kami memperhatikannya. Amyas begitu asyik dengan
lukisannya, sedangkan saya harus menjaga agar pose
saya tidak berubah. Amyas meminum bir itu dengan cara yang senan"
tiasa dilakukannya bila minum bir, yakni cukup de"
ngan sekali teguk. Kemudian ia menyeringai dan
berkata bahwa bir itu terasa pahit sekali.
Namun demikian, ketika ia mengeluh begitu, tak
ada kecurigaan yang terlintas dalam kepala saya. Saya
bahkan tertawa dan berkata, "Kau sakit liver mung"
kin." Setelah menyaksikan suaminya minum bir itu,
Caroline langsung berlalu.
Kalau tak salah, baru kira-kira empat puluh menit
kemudian Amyas mengeluh bahwa sekujur tubuhnya
kaku serta ngilu. Ia berkata bahwa ia mungkin men"
derita reumatik otot. Biasanya Amyas tidak pernah
mengeluh atau mengaku sakit. Sesudah mengeluh
begitu ia berkata dengan riang dan santai, "Agaknya
aku sudah beranjak tua. Kau telah memilih seorang
tua yang ringkih, Elsa." Saya menanggapi selorohnya
dengan tertawa. Tetapi saya melihat bahwa gerakangerakan kakinya kaku dan limbung dan sesekali ia
mengernyit menahan nyeri. Saya tidak pernah ber"
mimpi bahwa itu bukan gejala reumatik. Segera se"
sudah itu ia menarik bangku panjang di dekat kanvas
dan berbaring menelentang di atasnya, kadang-kadang
AC-Five Little Pigs.indd 287
287 mengulurkan tangannya dan memoleskan kuasnya di
sana sini pada kanvas. Ia biasa berbuat demikian bila
sedang melukis. Dalam posisi seperti itu ia menatap
saya, kemudian menatap kanvasnya. Kadang-kadang
setengah jam atau lebih dilewatkannya secara demi"
kian. Maka dari itu saya tidak menganggap kelakuan"
nya saat itu ganjil. Kami mendengar bunyi lonceng tanda saat santap
siang dibunyikan, dan Amyas berkata bahwa ia tidak
akan turut makan. Ia akan tetap di situ dan tidak
menginginkan apa pun. Itu pun tidak luar biasa, dan
itu jelas lebih baik baginya daripada harus bertemu
dengan Caroline di meja makan.
Bicaranya memang agak aneh"seolah-olah lidahnya
kelu. Tetapi kadang-kadang demikian bila merasa tidak
puas dengan hasil kerjanya saat itu.
Meredith Blake datang menjemput saya. Ia ber"
bicara kepada Amyas, tetapi Amyas hanya menggu"
mam, atau lebih tepat, ia menggerutu.
Saya dan Meredith bersama-sama menuju ke rumah
dan meninggalkan Amyas di taman. Kami meninggal"
kannya di sana"meninggalkannya mati dalam ke"
sendirian. Saya belum pernah menyaksikan orang yang
sedang sekarat"saya tidak tahu banyak tentang itu"
saya mengira Amyas hanya mengobral tingkah eksen"
triknya. Kalau saja waktu itu saya tahu"kalau saja
waktu itu saya sadar"barangkali dokter bisa menyela"
matkannya... Ya Tuhan, mengapa saya waktu itu tidak
tahu"ah, sesal kemudian memang tak berguna. Wak"
AC-Five Little Pigs.indd 288
288 tu itu saya tidak lain dari orang buta dan dungu.
Orang buta yang dungu dan tolol.
Tidak banyak yang bisa saya ceritakan lagi.
Caroline dan pengasuh Angela kemudian pergi ke
sana seusai santap siang. Meredith menyusul mereka.
Namun sesaat kemudian ia berlari-lari pulang. Ia
memberitahu kami bahwa Amyas sudah mati.
Saya langsung tahu! Langsung tahu bahwa itu pasti
ulah Caroline. Hanya saya belum menyangka bahwa
ia menggunakan racun. Semula saya menyangka bah"
wa kalau tidak telah menembaknya ia tentu telah me"
nikamnya dengan pisau. Saya ingin sekali membalasnya"membunuhya...
Betapa tega Caroline melakukannya" Betapa tega"
Amyas yang begitu periang, begitu sarat dengan daya
hidup, begitu sehat, dengan cara yang keji dibuatnya
menjadi lumpuh, kaku, dingin. Hanya supaya saya
tidak dapat memilikinya. Perempuan sadis... Perempuan sadis, congkak, keji, pendendam...
Saya membencinya. Saya masih membencinya.
Sayang mereka tidak menggantungnya.
Semestinya mereka menggantungnya...
Bahkan hukuman gantung masih terlalu ringan
baginya... Saya benci... Saya benci... Saya benci kepadanya...
AC-Five Little Pigs.indd 289
Akhir penuturan Lady Dittisham.
289 PENUTURAN CECILIA WILLIAMS M. Poirot yang terhormat,
Bersama dengan surat ini saya melampirkan
risalah tentang peristwa-peristiwa yang terjadi
dalam bulan September tahun 19... yang sung"
guh-sungguh sesuai dengan kesaksian saya sen"
diri. Semua itu saya ungkapkan dengan sejujurjujurnya, tanpa ada yang disembunyikan. Anda
boleh memperlihatkannya kepada Carla Crale.
Baginya, kenyataan ini mungkin menyakitkan,
tetapi saya selalu berprinsip bahwa kebenaran
harus diutamakan. Kendatipun tujuannya baik,
kedustaan akan berbahaya. Setiap orang harus
berani menghadapi kenyataan. Tanpa keberanian
itu, hidup tak akan mempunyai arti. Orang yang
AC-Five Little Pigs.indd 290
290 paling merugikan kita justru adalah mereka yang
melindungi kita dari kenyataan.
Percayalah kepada saya. Salam hormat dari saya, Cecilia Williams.
Nama saya Cecilia Williams. Saya bekerja pada Mrs.
Crale sebagai guru dan pengasuh bagi adik tirinya,
Angela Warren, sejak tahun 19... Waktu itu usia saya
empat puluh delapan tahun.
Saya menunaikan tugas saya di Alderbury, sebuah
tanah pertanian yang sangat indah di bagian selatan
Devon yang telah dimiliki oleh keluarga Mr. Crale
sejak sekian generasi. Saya tahu bahwa Mr. Crale se"
orang pelukis terkenal, tetapi saya belum pernah ber"
temu dengannya sampai ketika saya mulai tinggal di
Alderbury. Keluarga itu terdiri dari Mr. dan Mrs. Crale, Angela
Warren (waktu itu berusia tiga belas tahun), Caroline
Crale kecil dan pengasuhnya, serta tiga orang pelayan,
yang semuanya sudah bertahun-tahun turut dengan
keluarga itu. Murid saya memiliki watak yang menarik dan men"
janjikan masa depan yang gemilang. Ia mempunyai
bakat dan kemampuan yang sangat menonjol sehingga
mengajarinya sungguh merupakan kebahagiaan tersen"
diri bagi saya. Ia memang agak liar dan kurang di"
siplin, tetapi ini semata-mata karena semangatnya yang
begitu tinggi, dan saya selalu lebih suka bila murid-
AC-Five Little Pigs.indd 291
291 murid saya mau menunjukkan semangat mereka. Daya
Mengungkit Pembunuhan Five Little Pigs Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
hidup yang berlebih itu pada hakikatnya dapat kita
bina dan kita arahkan ke jalur yang sungguh berman"
faat. Secara keseluruhan, Angela masih bisa dikendalikan.
Ia memang agak terlalu dimanjakan"terutama oleh
Mrs. Crale, yang bersikap terlalu baik karena pertim"
bangan dan alasannya sendiri. Ada pun sikap Mr.
Carle terhadap gadis remaja ini, menurut pendapat
saya, tidak bijaksana. Pada hari yang satu ia bersikap
baik dan ramah secara berlebihan, tetapi pada kesem"
patan lain ia menunjukkan sikap kaku yang tidak
perlu. Mr. Crale memang memiliki watak yang anginanginan"mungkin karena ia seorang seniman.
Saya belum pernah bisa memahami, mengapa ka"
rena bakat seni yang dimilikinya seseorang dihalalkan
untuk berbuat hal-hal yang tidak patut dan tidak wa"
jar. Saya sendiri tidak mengagumi lukisan-lukisan Mr.
Crale. Bagi saya gambar-gambarnya itu buruk dan tata
warnanya terlalu berlebihan, tetapi tentu saja bukan
pandangan tentang masalah ini yang Anda harapkan
dari risalah saya. Saya segera menaruh rasa sayang yang mendalam
terhadap Mrs. Crale. Saya mengagumi watak serta ke"
tabahannya dalam menghadapi kesulitan-kesulitan
dalam hidupnya. Mr. Crale bukan suami yang setia,
dan saya kira itulah yang paling menyakitkan hatinya.
Wanita dengan pribadi yang lebih kuat pasti telah me"
ninggalkan suami seperti itu, tetapi Mrs. Crale agak"
nya tidak pernah mempunyai niat demikian. Ia tetap
AC-Five Little Pigs.indd 292
292 bertahan meskipun suaminya tidak setia dan senan"
tiasa memaafkannya"namun boleh saya katakan bah"
wa itu tidak berarti Mrs. Crale pasrah menerima per"
lakuan seperti itu. Ia berontak"dan itu dilakukannya
dengan sepenuh hati! Di pengadilan ada yang mengatakan bahwa mereka
hidup seperti kucing dan anjing. Tetapi saya tidak se"
pendapat bahwa kehidupan mereka sampai seburuk
itu"Mrs. Crale memiliki martabat dan harga diri
yang cukup tinggi sehingga analogi di atas tidak tepat,
meskipun mereka memang sering bertengkar. Dan saya
kira, dalam situasi demikian pertengkaran mereka
betul-betul wajar. Saya telah bersama Mrs. Crale selama lebih dari
dua tahun ketika Miss Elsa Greer muncul. Ia datang
ke Alderbury dalam musim panas tahun 19... Mrs.
Crale belum pernah berjumpa dengannya sebelum itu.
Gadis itu kawan Mr. Crale, dan katanya ia berada di
sana karena akan dilukiskan potret dirinya.
Langsung tampak dengan jelas bahwa Mr. Crale
sangat tergila-gila terhadap gadis ini dan bahwa si ga"
dis sendiri agaknya malahan meladeninya. Perilakunya,
menurut pandangan saya, betul-betul menyakitkan
hati, kasar, dan tidak patut terhadap Mrs. Crale, dan
ia berani bercumbu dengan Mr. Crale secara terangterangan.
Tentu saja Mrs. Crale tidak mengeluhkan apa pun
kepada saya, tetapi saya bisa melihat bahwa ia tersing"
gung dan sedih. Karena itu dengan segala daya saya
berusaha mengalihkan perhatiannya guna meringankan
AC-Five Little Pigs.indd 293
293 penderitaannya. Miss Greer setiap hari berpose untuk
Mr. Crale, namun saya menemui kenyataan bahwa
lukisannya tak kunjung selesai. Tak usah diragukan
lagi bahwa mereka di situ bukan hanya melukis!
Murid asuhan saya, syukurlah, hampir tidak meng"
hiraukan segala sesuatu yang tengah berlangsung.
Angela, dalam hal-hal tertentu memang masih muda.
Kendatipun kemampuan intelektualnya berkembang
dengan baik, ia tidak seperti yang saya istilahkan de"
ngan matang sebelum waktunya. Agaknya ia tidak
mempunyai keinginan untuk membaca buku-buku
"orang dewasa", dan tidak memperlihatkan minatnya
untuk mengetahui hal-hal yang tidak sehat sebagai"
mana yang lazim dilakukan oleh anak-anak perem"
puan sebayanya. Angela, dengan demikian, tidak merasakan hal-hal
yang tidak wajar dalam pergaulan antara Mr. Crale
dan Miss Greer. Namun demikian ia tidak menyukai
Miss Greer dan menganggapnya perempuan bodoh.
Dalam hal ini ia sepenuhnya benar. Miss Greer, saya
kira, memang pernah mengecap pendidikan di sekolah
yang baik, namun dapat dipastikan bahwa ia tidak
pernah membuka buku lagi sehingga pengetahuan
umumnya dangkal sekali. Terlebih lagi, ia tidak terta"
rik dan tidak mampu mengikuti pembicaraan yang
bersifat ilmiah. Yang terdapat dalam benaknya semata-mata hanya
masalah kecantikan, penampilan, pakaian, dan lakilaki.
Angela, saya kira, bahkan tidak menyadari bahwa
AC-Five Little Pigs.indd 294
294 kakaknya menderita. Saat itu ia memang belum peka
sekali. Ia lebih banyak melewatkan waktunya untuk
bermain seperti kanak-kanak, misalnya memanjat po"
hon atau bermain akrobat dengan sepedanya. Ia pun
sangat gemar membaca dan berani menyatakan sikap"
nya untuk menentukan apa yang disukai atau tidak
disukainya. Mrs. Crale selalu dengan rapi menyembunyikan
tanda-tanda kesedihannya dari Angela, serta berusaha
agar tampak cerah dan ceria di hadapan anak itu.
Miss Greer kembali ke London"ini tentu saja
membuat kami semua sangat senang. Seperti saya,
para nelayan pun tidak menyukainya. Ia perempuan
yang selain cerewet juga tidak pernah mengucapkan
terima kasih. Mr. Crale pergi tak lama setelah itu, dan sudah ba"
rang tentu saya tahu bahwa ia menyusul gadis itu.
Saya merasa kasihan sekali terhadap Mrs. Crale. Ke"
sedihannya semakin mendalam. Saya benci sekali ke"
pada Mr. Crale. Laki-laki yang dikaruniai istri se"
demikian cantik, ramah, lagi cerdas, seharusnya tidak
membalasnya dengan perlakuan seburuk itu.
Betapapun demikian, Mrs. Crale dan saya samasama berharap agar hubungan gelap mereka segera
berakhir. Ini bukan karena kami telah memperbin"
cangkan masalah itu"tetapi kami tidak pernah mem"
bicarakannya"tetapi ia pasti mengetahui perasaan
saya tentang itu. Celakanya, setelah beberapa minggu berlalu, pa"
AC-Five Little Pigs.indd 295
295 sangan keparat itu datang lagi. Agaknya, Mr. Crale
bermaksud menyelesaikan lukisannya.
Kini Mr. Crale melukis seperti orang kesetanan.
Kelihatannya ia lebih mencurahkan perhatian pada
lukisannya ketimbang pada gadis itu. Walaupun begitu
saya menyadari bahwa penyelewengannya kali ini ber"
beda dari yang terdahulu. Gadis ini telah berhasil
mencengkeramkan cakarnya dalam-dalam dan ia tidak
main-main. Di tangannya, Mr. Crale betul-betul se"
perti lilin yang bisa dibentuk semaunya.
Kemelut ini mencapai puncaknya sehari menjelang
kematiannya"yaitu pada tanggal 17 September. Ting"
kah laku Miss Greer sejak beberapa hari sebelumnya
memang sudah betul-betul kurang ajar. Ia merasa ya"
kin sekali tentang dirinya dan berusaha menegaskan
betapa pentingnya peranannya di rumah itu. Mrs.
Crale sendiri bersikap sebagai wanita baik-baik, wanita
terhormat yang sejati. Betapapun hambarnya ia tetap
bersikap sopan terhadap gadis itu, namun dengan jelas
ia mampu menunjukkan, kepada penghuni rumah
yang lain, pandangannya tentang gadis itu.
Pada hari itu, tanggal 17 September, ketika kami
sedang bersantai-santai di ruang duduk seusai santap
siang, dari mulut Miss Greer muncul sebuah per"
nyataan yang mencengangkan tentang bagaimana ia
akan mengubah dekorasi ruangan itu bila ia telah me"
netap di Alderbury. Dengan sendirinya Mrs. Crale tidak bisa membiar"
kannya. Ia menantangnya, dan Miss Greer dengan
lancang mengungkapkan, di depan kami semua, ren"
AC-Five Little Pigs.indd 296
296 cananya untuk menikah dengan Mr. Crale. Tanpa
sungkan-sungkan ia menyatakan hasratnya untuk me"
nikah dengan laki-laki yang telah berkeluarga"dan ia
mengungkapkannya di depan istri laki-laki itu!
Saya marah sekali. Marah sekali kepada Mr. Crale.
Alangkah teganya ia membiarkan gadis ini menghina
istrinya di dalam rumahnya sendiri. Kalau ia ingin
pergi dengan gadis itu, ya pergilah, tapi jangan mem"
bawanya ke rumah istrinya, bahkan membiarkannya
bertingkah biadab. Betapapun tertusuk perasaannya, Mrs. Crale tetap
bersikap sesuai dengan martabatnya. Secara kebetulan
suaminya masuk ke ruangan itu, maka ia langsung
menuntut penegasan dari suaminya.
Amyas Crale, sudah barang tentu, marah kepada
Miss Greer karena tindakannya yang tanpa pertim"
bangan itu. Walau bagaimanapun, kecerobohan ke"
kasihnya itu menempatkannya pada posisi yang tidak
menguntungkan, dan laki-laki mana pun tidak suka
dipojokkan. Kewibawaan mereka menjadi terancam.
Laki-laki itu berdiri terpaku. Laki-laki yang ber"
tubuh tinggi besar seperti raksasa itu kini tampak se"
dungu dan setolol anak sekolah yang ketakutan ber"
buat salah. Istrinyalah yang kemudian menguasai
keadaan. Dengan kikuk Mr. Crale terpaksa bergumam
bahwa itu memang benar, tetapi ia tidak ingin istrinya
mengetahui rencana itu secara demikian.
Baru kali itu saya menyaksikan seorang wanita yang
tanpa menurunkan martabatnya sedikit pun mampu
memperhinakan seorang laki-laki. Mrs. Crale beranjak
AC-Five Little Pigs.indd 297
297 dari ruangan itu dengan dagu tetap terangkat. Ia wa"
nita yang rupawan"jauh lebih cantik ketimbang gadis
yang serba semarak itu"dan ia melenggang seanggun
seorang ratu. Saya mengutuk Amyas Crale dan berharap semoga
ia dihukum karena kekejamannya dan karena per"
lakuannya yang tidak patut terhadap seorang wanita
yang begitu mulia, yang telah dengan rela menang"
gung penderitaan sedemikian lamanya.
Untuk pertama kalinya, saya mencoba mengung"
kapkan sesuatu yang saya rasakan kepada Mrs. Crale,
namun ia langsung menghentikan saya.
Ia berkata, "Kita harus berusaha bersikap sebagai"
mana biasa. Itu cara yang paling baik. Lagi pula kita
semua akan memenuhi undangan Meredith Blake un"
tuk minum teh." Sebab itu saya berkata kepadanya, "Anda menga"
gumkan sekali, Mrs. Crale."
Ia menyahut, "Anda tidak tahu..."
Kemudian, ketika ia hampir keluar dari ruangan
itu, ia kembali dan mengecup saya. Ia berkata, "Anda
sudah cukup menghibur saya."
Ia segera berlalu menuju ke kamarnya dan saya ya"
kin ia menangis. Saya baru melihatnya lagi ketika
kami semua akan berangkat. Ia mengenakan sebuah
topi bertepi lebar yang bisa melindungi wajahnya"
topi yang jarang sekali ia kenakan.
Mr. Crale tampak serba salah, tetapi ia mencoba
berpura-pura tidak peduli. Mr. Philip Blake berusaha
bersikap seperti biasa. Sedangkan Elsa Greer bak ku"
AC-Five Little Pigs.indd 298
298 cing yang baru menikmati es krim. Begitu angkuh dan
manja! Mereka semua akhirnya berangkat. Mereka kembali
kira-kira pukul enam petang. Sepanjang petang itu
Mrs. Crale tidak menyendiri. Ia sangat pendiam dan
sabar selama santap malam, dan ia pergi tidur lebih
awal dari biasanya. Saya kira, kecuali saya tak ada se"
orang pun yang tahu betapa menderita ia.
Malam itu diisi dengan perbantahan yang cukup
seru antara Mr. Crale dan Angela. Mereka mengung"
kit-ungkit masalah sekolah lagi. Saat itu Mr. Crale
sedang pusing dan karena itu mudah sekali naik pi"
tam, namun Angela terus mendesak. Masalah ke"
berangkatannya ke sekolah sudah ditetapkan dan se"
gala perlengkapannya telah dibeli, karena itu tidak ada
alasan untuk memperbantahkannya lagi, namun
Angela terus menyatakan ketidakpuasannya. Saya tidak
ragu bahwa waktu itu Angela telah mencium suasana
yang tegang di rumah itu sebagaimana yang lain-lain"
nya. Agaknya ketika itu saya kurang memperhitung"
kan kemungkinan tersebut. Pertengkaran itu berakhir
dengan pelemparan penindih kertas oleh Angela ke
arah Mr. Crale dan anak itu langsung lari keluar.
Saya mengejarnya, menegurnya dengan keras dan
menyatakan rasa malu saya karena tingkahnya yang
seperti anak kecil, tetapi ia tetap tidak terkontrol,
maka saya lalu berpikir bahwa sebaiknya saya mening"
galkannya sendirian. Sejenak saya ragu-ragu tentang apakah saya perlu
menemani Mrs. Crale di kamarnya, tetapi pada akhir"
AC-Five Little Pigs.indd 299
299
Mengungkit Pembunuhan Five Little Pigs Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
nya saya berpendapat bahwa itu, mungkin, hanya
akan membuatnya jengkel. Seandainya saja waktu itu
saya dapat mengatasi keraguan saya dan membujuknya
mengeluarkan segenap isi hatinya kepada saya"Andai"
kata demikian, mungkin kejadian selanjutnya akan
berbeda. Perlu Anda ketahui, ia tidak memiliki se"
orang pun yang dapat dipercayainya. Walaupun saya
mengagumi kontrol diri, dengan berat hati saya mesti
mengakui bahwa ada kalanya kontrol diri itu bisa ter"
lalu berlebihan. Pelampiasan perasaan secara alami
memang lebih baik. Saya berpapasan dengan Mr. Crale ketika saya te"
ngah menuju ke kamar saya. Ia mengucapkan selamat
malam, tetapi saya sengaja tidak menyahutinya.
Keesokan paginya, saya ingat, adalah pagi yang
indah. Siapa pun pasti akan diliputi kedamaian se"
andainya begitu bangun ia mau menikmati dan me"
resapi keindahan pagi itu.
Saya menengok dahulu ke kamar Angela sebelum
turun untuk sarapan. Ternyata ia sudah bangun dan
sudah keluar. Sehelai gaun koyak yang telah dicam"
pakkannya begitu saja di lantai saya pungut dan saya
bawa dengan maksud akan menyuruh Angela menisik"
nya usai sarapan. Di luar dugaan saya, ternyata ia juga telah meng"
ambil roti serta selai dari dapur dan telah pergi ke luar
rumah. Sesudah sarapan saya langsung mencarinya.
Saya menceritakan ini untuk menjelaskan mengapa
saya tidak mengetahui perkembangan keadaan Mrs.
Crale pada pagi itu, yang mungkin lebih baik kalau
AC-Five Little Pigs.indd 300
300 saja saya mengetahuinya. Pada waktu itu, bagaimana"
pun, saya merasa berkewajiban mencari Angela. Ia
memang bandel sekali dan selalu mangkir kalau di"
suruh memperbaiki bajunya sendiri, dan dalam hal ini
saya harus tegas serta tidak boleh mengalah.
Pakaian renangnya ternyata tak ada di tempatnya,
sebab itu saya segera menyusulnya ke pantai. Saya ti"
dak melihatnya di sana, baik di air maupun di batubatu cadas, sehingga saya menyimpulkan bahwa ia
mungkin telah menyeberang ke rumah Mr. Meredith
Blake. Mereka berdua memang cocok sekali. Maka
berperahulah saya sendirian ke seberang guna melan"
jutkan pencarian saya. Saya tetap tidak menemukan"
nya sehingga akhirnya kembali. Mrs. Crale, Mr. Mere"
dith Blake, dan Mr. Philip Blake sedang duduk-duduk
di teras. Hawa pagi itu panas sekali, kecuali kalau kita bisa
menikmati hembusan angin, dan rumah itu berikut
terasnya kebetulan terlindung dari angin. Sebab itu
Mrs. Crale menawari mereka minum bir dingin.
Di rumah itu terdapat sebuah pentas terbuka kecil
yang dibangun pada zaman Victoria. Mrs. Crale tidak
menyukainya. Ia tidak menggunakannya untuk ta"
naman, tetapi membuatnya menjadi semacam bar,
dengan berbagai minuman gin, vermouth, sari jeruk,
ginger-beer, dan sebagainya, pada rak-rak, dan sebuah
lemari pendingin kecil yang diisi dengan es setiap pagi
dan di dalamnya selalu tersimpan beberapa botol bir
serta ginger-beer. Mrs. Crale menuju ke sana untuk mengambil bir
AC-Five Little Pigs.indd 301
301 dan saya turut besertanya. Ternyata Angela berada di
situ dan baru saja mengeluarkan sebotol bir.
Mrs. Crale tiba lebih dulu daripada saya. Ia berkata,
"Saya mau mengambilkan sebotol bir dingin untuk
Amyas." Sekarang sulit sekali bagi saya untuk memastikan
apakah saya seharusnya mencurigainya. Nada suaranya,
rasanya saya yakin sekali, betul-betul normal. Tetapi
saya harus mengakui bahwa pada saat itu perhatian
saya bukan tertuju kepadanya, melainkan kepada
Angela. Angela berada dekat lemari pendingin dan
saya senang melihat wajahnya merah merona karena
merasa bersalah. Saya cukup keras menegurnya, dan anehnya ia sama
sekali tidak melawan. Saya bertanya kepadanya ten"
tang di mana ia berada selama itu, dan ia menjawab
bahwa ia baru saja mandi-mandi di laut. Saya me"
nukas, "Aku tidak melihatmu di pantai." Dan ia ter"
tawa. Lalu saya menanyakan di mana baju hangatnya,
dan ia menjawab bahwa ia pasti telah meninggalkan"
nya di pantai. Ini saya ceritakan secara terinci untuk menjelaskan
mengapa saya membiarkan Mrs. Crale membawa sen"
diri bir itu ke Taman Benteng.
Peristiwa lainnya pada sisa pagi itu tidak begitu saya
ingat. Angela mengambil buku dan peralatan menja"
hitnya lalu menisik roknya yang koyak tanpa mem"
bantah. Kalau tidak salah saya pun sibuk menjahit.
Mr. Crale tidak pulang untuk bersantap siang. Saya
senang karena setidak-tidaknya ia masih tahu diri.
AC-Five Little Pigs.indd 302
302 Seusai santap siang, Mrs. Crale berkata bahwa ia
akan ke Taman Benteng. Sementara itu saya pun ber"
maksud mengambil baju hangat Angela dari pantai.
Karena itu kami pergi bersama-sama. Ia masuk ke Ta"
man Benteng"sedangkan saya sendiri terus ke pantai,
tetapi saya langsung kembali begitu mendengarnya
menjerit. Sebagaimana yang telah saya ceritakan ketika
Anda mengunjungi saya, ia menyuruh saya pulang dan
menelepon dokter. Di jalan saya berpapasan dengan
Mr. Meredith Blake, kemudian langsung kembali lagi
ke Taman Benteng, barangkali saja Mrs. Crale mem"
butuhkan pertolongan. Itulah yang saya ceritakan baik pada pemeriksaan
pendahuluan maupun ketika di pengadilan.
Sedangkan yang akan saya tuliskan berikut ini ada"
lah sesuatu yang belum pernah saya ceritakan kepada
siapa pun yang masih hidup. Kebetulan waktu itu ke"
pada saya tidak diajukan pertanyaan yang bisa me"
nyingkapkan apa yang masih ingin saya sembunyikan.
Walaupun begitu saat itu pun saya merasa bersalah
karena telah menutup-nutupi suatu fakta"namun
sekarang saya tidak menyesalinya. Saya sadar sepenuh"
nya bahwa dengan menyingkapkan hal ini berarti saya
harus menyediakan diri untuk ditanyai lebih lanjut,
tetapi saya tidak yakin bahwa setelah selang waktu se"
kian lama akan ada orang yang terlalu mempersalah"
kannya"terlebih karena Caroline Crale telah dinyata"
kan bersalah meskipun tanpa kesaksian saya.
Maka, inilah yang waktu itu terjadi.
Saya bertemu dengan Mr. Meredith Blake sebagai"
AC-Five Little Pigs.indd 303
303 mana yang telah saya katakana, lalu kembali secepatcepatnya ke Taman Benteng. Waktu itu saya mengena"
kan sepatu khusus untuk berjalan di pasir dan saya
sendiri kalau berjalan hampir tidak pernah menimbul"
kan suara. Saya tiba di pintu taman yang terbuka, dan
inilah yang saya saksikan.
Mrs. Crale sibuk menyeka botol bir yang terletak di
atas meja dengan sapu tangannya. Sesudah itu, ia me"
megang tangan suaminya yang sudah meninggal dan
menekankan jari jemarinya ke permukaan botol bir
itu. Selama mengerjakan semua itu ia tampak sangat
waspada. Hanya ketakutan yang terbersit dari wajah"
nyalah yang bercerita kepada saya tentang yang se"
sungguhnya telah terjadi.
Karena itu tahulah saya, tanpa keraguan sedikitpun,
bahwa Caroline Crale telah meracuni suaminya. Mes"
kipun begitu, saya sama sekali tidak menyalahkannya.
Suaminya telah mendesaknya sampai ke titik yang tak
mungkin tertahankan oleh manusia mana pun, dan
dengan demikian ia telah menentukan nasibnya sen"
diri. Saya tidak pernah menyebut-nyebut hal ini kepada
Mrs. Crale dan ia tidak pernah tahu bahwa waktu itu
saya telah melihatnya. Putri mendiang Caroline tidak boleh dilindungi
dengan menceritakan suatu kedustaan kepadanya. Be"
tapapun pahitnya suatu kenyataan, itu harus dihadapi
dengan hati yang lapang. Sampaikanlah pesan saya kepadanya, bahwa ibunya
AC-Five Little Pigs.indd 304
304 tidak perlu disesali. Ia telah didesak sampai keluar ba"
tas daya tahan wanita sebaik apa pun. Kini kewajiban
putrinyalah untuk memahami serta memaafkannya.
AC-Five Little Pigs.indd 305
Akhir penuturan Cecilia Williams.
305 PENUTURAN ANGELA WARREN Yang terhormat M. Poirot,
Saya memenuhi janji saya kepada Anda dengan me"
nuliskan semua yang mampu saya ingat tentang saatsaat paling buruk enam belas tahun yang lalu. Tetapi
baru setelah memulainya saya menyadari betapa sangat
sedikit yang sungguh-sungguh saya ingat. Kecuali tra"
gedi yang sangat menyedihkan itu, yang lainnya tidak
dapat saya pastikan. Ingatan yang saya miliki tentang hari-hari di musin
panas itu begitu samar"juga tentang kejadian-ke"
jadian yang seakan saling terpisah dari yang lain, bah"
kan urut-urutan kejadiannya pun tidak bisa saya pasti"
kan! Kematian Amyas seolah-olah seperti petir di siang
bolong. Tanpa firasat sama sekali, dan agaknya saya
tidak mengetahui ataupun memahami segala sesuatu
yang menjurus ke kejadian itu.
AC-Five Little Pigs.indd 306
306 Saya telah mencoba berpikir tentang apakah ke"
jadian itu tak terduga atau tidak. Apakah semua gadis
tanggung sama buta, sama tuli, dan sama bodoh se"
perti pada masa itu" Barangkali memang demikian.
Suling Emas 18 Bunga Pedang Embun Hujan Kanglam Kiam Hoa Ie Lioe Kanglam Karya Khu Lung Dendam Berkubang Darah 1
Apakah ini betul?" Amyas yang malang. Saya merasa kasihan terhadap"
nya. Lelaki mana pun akan menjadi seperti orang tolol
bila dengan paksa dihadapkan pada keadaan semacam
itu. Wajahnya langsung merah padam. Ia berpaling ke
arah Elsa dan bertanya setan mana yang membuatnya
tidak bisa menahan lidah.
Caroline mendesak, "Jadi memang betul?"
Amyas tidak menjawab. Ia berdiri terpaku di am"
bang pintu. Tanpa sadar tangannya memegang bagian
dalam leher bajunya. Itu merupakan kebiasaannya ke"
tika kanak-kanak, yang dilakukannya setiap kali me"
nemui jalan buntu. Kemudian ia berkata"dan ia
mencoba membuat suaranya terdengar tenang dan
AC-Five Little Pigs.indd 233
233 berwibawa"namun tentu saja ia tidak berhasil, sung"
guh malang memang orang ini, "Aku tidak ingin
membicarakannya." Caroline membantah, "Tapi kita harus membicara"
kannya!" Elsa meramaikan perbantahan itu dengan berkata,
"Kupikir sungguh adil bila Caroline kita beri tahu."
Caroline berkata, lirih sekali, "Betulkah itu Amyas?"
Amyas tampak merasa serba salah. Laki-laki mana
pun pasti demikian bila sedang dipojokkan oleh wa"
nita. Caroline mendesak, "Amyas, jawablah. Aku harus
tahu." Amyas kemudian menegakkan kepalanya"agak se"
perti banteng di arena. Ia membentak, "Itu ada betul"
nya"tapi aku tidak ingin membicarakannya seka"
rang." Dan ia langsung berbalik serta berlalu dari ruangan
itu. Saya menyusulnya. Saya tidak ingin ditinggalkan
bersama wanita-wanita itu. Saya berhasil menyusulnya
di teras. Ia menyumpah-nyumpah. Baru kali itu saya
mendengar orang menyumpah-nyumpah begitu sengit.
Kemudian ia menggerutu, "Mengapa ia tidak bisa me"
nahan lidahnya" Iblis mana yang merasukinya se"
hingga ia secomel itu" Sekarang minyak sudah terlan"
jur terbakar. Padahal aku harus menyelesaikan gambar
itu"kau dengar, Phil" Itulah lukisanku yang terbaik.
Yang terbaik dari semua yang pernah kuhasilkan se"
lama hidupku. Dan perempuan-perempuan dungu
sialan itu bisa mengacaukan semuanya!"
AC-Five Little Pigs.indd 234
234 Setelah agak tenang ia berkata bahwa wanita
umumnya tidak memiliki tenggang rasa.
Saya tidak tahan untuk tidak tersenyum sedikit.
Saya berkata, "Yah, sudahlah, Sobat, kau sendiri yang
telah mengundang segala kesulitan ini."
"Memang," ujarnya dengan geram. Kemudian ia
menambahkan, "Tapi kau harus mengakui, Phil, bah"
wa laki-laki mana pun tidak bisa dipersalahkan bila
menjadi lupa diri karena gadis itu. Bahkan Caroline
pun seharusnya mau mengerti."
Saya bertanya kepadanya tentang bagaimana se"
andainya Caroline tidak ambil pusing dan menolak
permintaannya untuk bercerai.
Teryata saat itu ia telah tenggelam ke dalam alam
lamunannya. Saya mengulang pertanyaan tadi, namun
seperti orang linglung ia menjawab, "Caroline tidak
akan pernah mendendam. Kau tidak mengerti, Sobat."
"Kalian punya anak," sergah saya.
Ia memegang tangan saya. "Phil, sahabatku, kau bermaksud baik"tapi jangan
sibuk tidak keruan begitu. Aku mampu mengurus per"
soalanku sendiri. Segala sesuatunya akan beres lagi.
Kau akan melihat buktinya."
Memang begitulah Amyas"ia selalu optimis. Sesaat
kemudian ia berkata, dengan nada riang, "Persetan
dengan mereka semua!"
Saya tidak ingat apakah waktu kami terus mem"
bicarakan hal itu, tetapi yang jelas, beberapa menit
kemudian Caroline muncul di teras. Ia telah mengena"
AC-Five Little Pigs.indd 235
235 kan topinya, topi cokelat tua dengan pinggiran yang
lebar dan terkulai, unik, tetapi cukup menarik.
Ia berkata dengan nada suara yang betul-betul
biasa, nada suaranya sehari-hari, "Tukarlah pakaian
kerjamu itu, Amyas. Kita akan segera berangkat ke
rumah Meredith untuk acara minum teh"tidak ingat"
kah engkau?" Amyas tertegun menatapnya, kemudian dengan
agak terbata-bata ia menyahut, "Oh ya, a"aku lupa.
Ya, tentu s"saja kita jadi ke sana."
Caroline berkata lagi, "Ayolah kalau begitu, dan
cobalah berusaha agar kau tidak begitu tampak seperti
gelandangan." Kendatipun suaranya betul-betul wajar, pandangan"
nya tidak pernah di arahkan ke Amyas. Ia langsung
menuju ke serumpun dahlia dan mulai memetiki be"
berapa bunganya yang telah mekar.
Dengan perlahan Amyas berbalik dan berlalu ke
dalam rumah. Caroline bercakap-cakap dengan saya. Banyak yang
dipercakapkannya. Tentang kemungkinan cuaca seperti
saat itu terus berlanjut. Dan tentang apakah di laut
akan banyak ikan mackerel-nya, dan kalau memang
demikian, Amyas, Angela, dan saya mungkin bisa per"
gi memancing. Ia sungguh menakjubkan. Saya harus
mengakui kehebatannya. Tetapi saya sendiri kemudian berpikir bahwa itu
menunjukkan tipe wanita yang bagaimana Caroline
sesungguhnya. Kemauannya keras sekali dan ia mam"
pu menguasai diri sepenuhnya. Saya tidak tahu apakah
AC-Five Little Pigs.indd 236
236 waktu itu ia telah membulatkan tekadnya untuk
membunuh suaminya"tetapi saya tidak menjadi he"
ran seandainya itu betul. Dan ia memiliki kemampuan
untuk menyusun rencana-rencananya secara cermat,
tanpa perasaan, dengan kesadaran sepenuhnya serta
tanpa belas kasihan. Caroline Crale adalah wanita yang sungguh ber"
bahaya. Saya semestinya segera menyadari bahwa ia
belum siap menerima kenyataan bahwa suaminya akan
meninggalkannya. Tetapi seperti orang tolol, ketika itu
saya beranggapan bahwa ia telah dengan tabah mene"
rima kenyataan yang tak terhindarkan itu"atau ba"
rangkali ia berpikir bahwa dengan bersikap sewajar
mungkin maka Amyas boleh jadi akan mengubah
niatnya. Tak lama kemudian yang lain-lainnya muncul. Elsa
menampilkan sikap menantang"sekaligus menunjuk"
kan kayakinan akan kemenangannya. Caroline tidak
menggubrisnya. Untunglah ada Angela yang bisa me"
nyelamatkan situasi itu. Ia keluar sambil berdebat
dengan Miss Williams bahwa ia tidak akan mengganti
rok yang telah dikenakannya dengan yang mana pun.
Sesungguhnya itu betul-betul bukan masalah"pa"
kaiannya itu sudah cukup pantas kalau hanya untuk
bertemu dengan Meredith"ia tidak pernah meng"
hiraukan hal semacam itu.
Akhirnya kami berangkat. Caroline berjalan ber"
dampingan dengan Angela. Saya dengan Amyas. Dan
Elsa berjalan sendirian"sambil tersenyum-senyum.
Saya sendiri tidak mengagumi wanita ini"terlalu
AC-Five Little Pigs.indd 237
237 bengis"tetapi saya harus mengakui bahwa ia tampak
luar biasa cantik pada petang itu. Begitulah wanita,
bila telah mendapatkan yang mereka kehendaki.
Saya tidak begitu ingat tentang kejadian-kejadian
sepanjang petang itu. Segalanya terasa kabur. Saya
ingat Merry keluar menyambut kami. Kalau tidak sa"
lah mula-mula kami berjalan di kebun. Yang saya
ingat, waktu itu saya berbincang-bincang lama sekali
dengan Angela tentang cara melatih anjing untuk per"
lombaan. Ia makan apel dalam jumlah yang sulit di"
percaya, dan mencoba membujuk saya agar berbuat
serupa. Ketika kami kembali ke rumah, teh telah di"
hidangkan di bawah pohon cedar yang besar. Merry,
seingat saya, tampak murung sekali waktu itu. Saya
menduga bahwa entah Caroline atau Amyas tentu te"
lah mengeluhkan sesuatu kepadanya. Dengan sangsi ia
memandangi Caroline, dan kemudian dengan tajam ia
menatap Elsa. Kakak saya itu kelihatannya betul-betul
sedang masygul. Tentu saja Caroline memiliki kecen"
derungan untuk membujuk Meredith agar berpihak
kepadanya, karena kurang-lebih ia menganggap kakak
saya sebagai sahabatnya yang setia, yang tetap menya"
yanginya, yang tidak akan pernah meninggalkannya
terlalu jauh. Seusai acara minum teh, dengan tergesa-gesa Mere"
dith mengajak saya berbicara. Ia berkata, "Begini, Phil,
Amyas tidak pantas melaksanakan niatnya!"
Saya menjawab, "Jangan salah, Merry, ia akan me"
laksanakannya." AC-Five Little Pigs.indd 238
238 "Tidak pantas ia meninggalkan istri dan anaknya
lalu kawin dengan gadis ini. Ia jauh lebih tua dari ga"
dis ini, yang usianya pasti tidak lebih dari delapan
belas tahun." Saya berkata kepadanya bahwa Miss Greer telah
berusia dua puluh tahun dan sudah matang.
Ia berkilah, "Bagaimanapun, ia masih di bawah
umur. Ia belum menyadari segala tindakannya."
Kasihan Meredith. Cara berpikirnya selalu seperti
orang pertapa. Saya menjawab, "Jangan khawatir. Ga"
dis ini tahu apa yang diperbuatnya, dan ia menyukai"
nya!" Hanya sekianlah pembicaraan kami petang itu. Da"
lam hati saya berkata bahwa mungkin Merry tergang"
gu oleh pikiran bahwa Caroline akan segera menjadi
janda. Begitu perceraian dibereskan mungkin saja Ca"
roline berharap bahwa "anjing penunggu"-nya yang
setia akan mengawininya. Saya mempunyai dugaan
bahwa kesetiaan tanpa pamrih itu sungguh terdapat
dalam benak Meredith. Saya harus mengakui bahwa
kenyataan itu menggelikan.
Yang cukup mengherankan, sedikit sekali yang bisa
saya ingat tentang kunjungan kami ke ruang labora"
torium Meredith yang pengap itu. Ia memang gemar
memamerkan hobinya kepada para tamunya. Secara
pribadi saya merasakan bahwa itu sangat membosan"
kan. Saya kira saya pun ikut berada di sana bersama
yang lain-lainnya ketika ia menyampaikan ceramahnya
mengenai kemujaraban coniine, namun saya tidak
mengingatnya. Dan saya tidak melihat Caroline meng"
AC-Five Little Pigs.indd 239
239 ambil larutan itu. Sebagaimana yang telah saya kata"
kan, ia wanita yang sangat cerdik dan cekatan. Yang
saya ingat hanyalah bahwa Meredith waktu itu dengan
cukup keras membacakan kutipan naskah kuno Plato
yang menggambarkan peristiwa kematian Socrates.
Saya sama sekali tidak tertarik. Segala sesuatu yang
klasik bagi saya selalu menjemukan.
Tak seberapa banyak lagi yang dapat saya ingat ten"
tang hari itu. Amyas dan Angela bertengkar dengan
seru sekali, itu yang saya ingat, dan kami, yang lainlainnya, malahan mensyukuri kejadian itu. Sebab de"
ngan demikian kesulitan yang lain untuk sementara
terlupakan. Malam itu Angela pergi tidur setelah ter"
lebih dahulu menghamburkan sisa makiannya yang
paling dahsyat. Yang dikatakannya adalah A, bahwa ia
akan membalas perlakuan Amyas terhadapnya. B, bah"
wa ia akan mendoakan kematiannya. C, bahwa ia
mengharapkan Amyas mati akibat sakit lepra, bahwa
itu ganjaran yang setimpal baginya. D, bahwa semoga
sepotong sosis menempel di hidung Amyas, seperti
dalam dongeng, dan tidak pernah berhasil dilepas lagi.
Segera setelah Angela berlalu kami semua tertawa,
kami tidak mampu menahan geli, sungguh suatu ade"
gan yang bukan main lucunya. Tak lama kemudian
Caroline pergi tidur. Miss Williams menyusul murid
asuhannya. Amyas dan Elsa pergi ke kebun berduaan.
Jelas sekali bahwa mereka berdua tidak menghendaki
kehadiran saya. Sebab itu saya berjalan-jalan sendirian.
Malam itu sungguh indah. Keesokan paginya saya bangun kesiangan. Tak se"
AC-Five Little Pigs.indd 240
240 orang pun yang saya temui di ruang makan. Lucu
sekali Karena saat sarapan itulah yang sekarang paling
saya ingat. Saya masih ingat dengan baik sekali rasa
limpa dan daging asap yang saya makan ketika itu.
Sungguh limpa yang sangat lezat.
Seusai sarapan saya pergi mencari yang lain. Saya
pergi ke luar, tak seorang pun di sana, saya menyulut
rokok, berpapasan dengan Miss Williams yang sibuk
ke sana kemari mencari Angela. Seperti biasa Angela
telah mangkir dari kewajibannya memperbaiki sendiri
roknya yang koyak. Saya kembali ke ruang depan dan
Mengungkit Pembunuhan Five Little Pigs Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menyadari bahwa Amyas tengah bertengkar hebat de"
ngan Caroline di perpustakaan. Perbantahan mereka
keras sekali. Saya mendengar Caroline berkata, "Kau
dan perempuan-perempuanmu! Aku ingin membu"
nuhmu. Suatu hari aku akan membunuhmu." Amyas
menyahut, "Jangan bodoh, Caroline." Dan Caroline
membalas, "Aku tidak main-main, Amyas."
Yah, saya tidak bermaksud mencuri dengar perban"
tahan mereka. Sebab itu saya keluar lagi. Saya berjalan
menyusuri teras yang mengitari rumah itu hingga ber"
temu dengan Elsa. Ia sedang duduk di salah sebuah bangku panjang.
Bangku itu terletak tepat di sebelah bawah jendela
perpustakaan, dan jendela itu sedang terbuka. Saya
bisa membayangkan bahwa pasti tidak banyak dari
kejadian yang berlangsung dalam perpustakaan yang
luput dari pendengarannya. Ketika melihat saya, de"
ngan sikap dingin ia bangkit dan menghampiri saya.
AC-Five Little Pigs.indd 241
241 Ia tersenyum, lalu menggandeng saya dan berkata,
"Bukankah ini pagi yang indah?"
Pagi itu sungguh merupakan pagi yang indah bagi"
nya! Agak kejam dia. Tidak, saya kira ia hanya jujur
dan kurang daya khayal. Ia hanya mampu melihat se"
suatu yang diingininya sendiri.
Kami telah berdiri sambil mengobrol di teras se"
lama kurang lebih lima menit, ketika saya mendengar
pintu ruang perpustakaan dibanting dan Amyas Crale
keluar. Wajahnya merah sekali.
Tanpa banyak bicara ia merengkuh pundak Elsa.
Ia berkata, "Ayolah, sudah waktunya kau berpose.
Aku ingin segera membereskan lukisan itu."
Elsa menyahut, "Baiklah. Tapi aku mau ke kamar
dulu untuk mengambil baju hangat. Rasanya angin
pagi ini agak dingin."
Ia masuk ke dalam rumah. Saya berharap Amyas mengajak saya berbincang,
ternyata tidak banyak yang dikatakannya. Ia hanya
menggerutu, "Huh, dasar perempuan!"
Saya berkata, "Sudahlah, Sobat."
Setelah itu tak seorang pun dari kami berbicara
sampai Elsa keluar lagi dari rumah.
Mereka bersama-sama pergi ke Taman Benteng.
Saya sendiri masuk ke dalam rumah. Caroline tengah
berdiri di ruang depan. Saya yakin bahwa ia sama se"
kali tidak melihat saya. Memang, kadang kala ia
demikian. Itu merupakan kebiasaannya. Ia seolah-olah
menyusup ke dalam dirinya sendiri dan melupakan
sekelilingnya"seperti waktu itu. Saya mendengar ia
AC-Five Little Pigs.indd 242
242 bergumam. Bukan kepada saya"melainkan kepada
dirinya sendiri. Kata"katanya yang bisa saya tangkap
hanyalah, "Terlalu kejam..."
Itulah yang digumamkannya. Kemudian ia berjalan,
lewat di depan saya, langsung ke atas, masih dengan
sikap seolah-olah tidak menyadari kehadiran saya"
persis seperti orang yang kerasukan. Saya mempunyai
dugaan (saya tidak berhak memastikan, Anda tentu
maklum) bahwa ia naik ke kamarnya untuk mengam"
bil racun itu, dan bahwa pada saat itulah ia memutus"
kan untuk melaksanakan niat buruknya.
Dan tepat pada saat itulah telepon berdering. Se"
andainya di rumah orang lain saya akan membiarkan
pelayan menjawabnya, tetapi karena saya sudah sering
berada di Alderbury maka sedikit banyak saya bisa
bertindak sebagai salah satu anggota-keluarga di situ.
Jadi saya langsung mengangkat telepon.
Ternyata yang menelepon kakak saya, Meredith. Ia
sedang bingung sekali. Diterangkannya bahwa ia telah
masuk ke laboratoriumnya dan melihat botol coniine
dalam keadaan separuh kosong.
Saya tidak perlu mengulang cerita saya tentang apa
pun yang semestinya saya lakukan sebagaimana yang
sekarang saya sadari. Berita dari Meredith begitu me"
ngagetkan dan saya cukup tolol karena membiarkan
diri larut dalam kebingungan Meredith. Melalui tele"
pon suara Meredith terdengar cukup gemetar. Saya
mendengar seseorang di tangga, dan saya dengan tegas
menyuruhnya segera datang ke Alderbury.
Saya sendiri langsung menyongsongnya ke pantai.
AC-Five Little Pigs.indd 243
243 Dan seandainya Anda belum mengetahui tata letak
daerah itu, jalan terpendek dari tanah pertanian ke"
luarga kami ke tanah keluarga Crale bisa ditempuh
dengan berperahu melintasi sebuah teluk sempit. Saya
berjalan melalui jalan setapak yang menurun menuju
ke semacam dermaga kecil. Jalan setapak itu agak me"
lingkar melalui sebelah bawah dinding Taman Ben"
teng. Dengan demikian saya bisa mendengar Amyas
yang sambil melukis bercakap-cakap dengan Elsa. Me"
reka kedengaran riang sekali, seakan-akan tak ada ma"
salah yang mereka hadapi. Amyas mengeluh bahwa
hari itu panasnya luar biasa (untuk bulan September
hari itu memang panas sekali), namun Elsa menyahut
bahwa di tempat ia duduk, di salah satu lekukan tem"
bok benteng, angin dingin menerpa dari arah laut.
Dan selanjutnya gadis itu merajuk, "Rasanya badanku
sudah kaku sekali. Tidak bolehkah aku beristirahat,
Sayang?" dan saya mendengar Amyas berseru, "Tidak,
selama kau masih bernyawa, tetaplah kau di situ. Kau
anak yang ulet. Dan lukisan ini pasti bagus, percaya"
lah." Saya mendengar Elsa menyahut, "Setan!" lalu
tertawa, sementara saya semakin jauh dari mereka.
Meredith tampak sedang berkayuh sendirian dari
seberang. Saya menunggunya di dermaga. Begitu
sampai ia segera menambatkan perahunya dan ber"
gegas naik. Ia kelihatan pucat sekali dan kebingungan.
Dengan cemas ia berkata kepada saya, "Otakmu lebih
cerdas ketimbang otakku, Philip. Apa yang mesti ku"
perbuat" Ramuan itu berbahaya."
Saya bertanya, "Apakah kau yakin betul?" Perlu
AC-Five Little Pigs.indd 244
244 Anda ketahui bahwa Meredith adalah orang yang
hampir tidak pernah mampu meyakinkan orang lain.
Barangkali itulah sebabnya saya tidak menanggapi ma"
salah itu dengan sepenuh hati. Dan katanya ia betulbetul yakin. Sore hari sebelumnya botol itu masih
penuh. Saya berkata, "Dan tak terpikir sama sekali olehmu
siapa pengambilnya?"
Ia berkata bahwa ia belum bisa mencurigai siapa
pun, ia malahan menanyakan pendapat saya. Mung"
kinkah salah seorang pelayan mencurigainya" Saya
berkata bahwa itu mungkin saja, tetapi bagi saya
tampaknya itu mustahil. Bukankah ia selalu mengunci
laboratoriumnya" Selalu, tegasnya, lalu ia mulai ber"
omong kosong tentang jendela yang ditemuinya ter"
buka beberapa inci pada bagian bawahnya. Mungkin
ada orang yang telah masuk melalui jendela itu.
"Maling biasa?" tanya saya ragu-ragu. "Kupikir,
Meredith, ada beberapa kemungkinan lain, tapi sangat
tidak kita harapkan."
Ia bertanya apa sesungguhnya yang terpikir oleh
saya. Dan saya menjawab, seandainya ia yakin betul
tentang kehilangan itu, bahwa mungkin Caroline yang
telah mengambilnya untuk meracuni Elsa"atau ke"
balikannya, Elsa yang telah mengambilnya untuk me"
nyingkirkan Caroline sekaligus meluruskan jalan un"
tuk memiliki Amyas. Meredith bergidik menahan ngeri. Menurut penda"
patnya itu mustahil, sensasional, dan tidak mungkin
AC-Five Little Pigs.indd 245
245 benar. Saya berkata, "Yang jelas, ramuan itu hilang.
Sekarang, apa yang bisa kaukatakan?" Tentu saja tidak
ada, ujarnya. Padahal sebetulnya ia juga sependapat
dengan saya, hanya saja ia takut menghadapi ke"
nyataan yang sesungguhnya.
Ia bertanya lagi, "Apa yang akan kita perbuat?"
Saya berkata, alangkah dungu saya waktu itu, "Kita
pikirkan dulu secara seksama. Apakah akan lebih baik
seandainya kau mengumumkan kehilangan itu, lang"
sung kepada semua orang yang ada, atau barangkali
akan lebih baik seandainya kau menjumpai Caroline
sendirian dan menanyainya tentang itu. Apabila kemu"
dian kau yakin bahwa ia tidak ada hubungannya de"
ngan kehilangan itu, gunakan taktik yang sama ter"
hadap Elsa." Meredith menyatakan keberatannya,
"Gadis seperti itu" Ia tidak mungkin mengambilnya."
Saya katakan kepadanya bahwa itu mungkin saja.
Sambil berunding kami berjalan melalui jalan se"
tapak menuju ke rumah. Sehabis kata-kata saya yang
terakhir, selama beberapa saat tak seorang pun dari
kami berbicara. Ketika mengitari Taman Benteng saya
mendengar suara Caroline.
Semula saya menduga mereka berselisih lagi me"
ngenai masalah yang sama, namun ternyata Angela-lah
yang sedang mereka percakapkan. Saya mendengar
Caroline memprotes. "Kupikir itu terlalu keras bagi
anak itu," katanya. Dan Amyas menyahutinya dengan
kasar. Kemudian pintu gerbang taman itu membuka
tepat ketika kami hampir tiba di situ. Amyas tampak
AC-Five Little Pigs.indd 246
246 agak tertegun waktu melihat kami. Caroline baru saja
akan keluar. Ia berkata, "Halo, Meredith. Kami baru
saja membicarakan rencana keberangkatan Angela ke
sekolah. Saya belum yakin betul bahwa kebijakan ini
sungguh tepat baginya." Amyas berkata, "Jangan ribut
lagi tentang anak itu. Ia akan segera terbiasa."
Tepat pada saat itulah Elsa tampak berlari-lari me"
lalui jalan setapak dari rumah. Ia membawa sehelai
baju hangat berwarna merah tua. Amyas berseru, "Ce"
pat. Kembalilah kau duduk di situ. Aku tidak mau
buang-buang waktu." Ia kembali ke tempat kanvasnya terpasang. Saya me"
lihat bahwa ia agak limbung namun hanya menduga
bahwa ia sedang mabuk. Tak terlalu mengherankan
bila orang yang hidup sehari-harinya selalu diwarnai
dengan pertengkaran menjadi seorang peminum.
Ia menggerutu, "Bir di sini terasa panas seperti api.
Mengapa kita tidak menyediakan sedikit es di sini?"
Dan Caroline Crale berkata, "Akan kuambilkan bir
yang baru didinginkan untukmu."
Amyas bergumam, "Baiklah."
Kemudian Caroline menutup pintu Taman Benteng
itu dan bersama-sama dengan kami menuju ke rumah.
Kami duduk-duduk di teras, sementara Caroline lang"
sung masuk ke dalam rumah. Baru kira-kira lima me"
nit Angela muncul sambil membawa dua botol bir
dan beberapa buah gelas. Udara hari itu memang pa"
nas sehingga kami senang sekali disuguhi bir. Ketika
kami sedang minum Caroline lewat di depan kami. Ia
AC-Five Little Pigs.indd 247
247 membawa sebotol bir dan berkata bahwa ia mengam"
bilkannya untuk Amyas. Meredith menawarkan diri"
nya untuk menemani, tetapi Caroline berkeras bahwa
ia ingin mengantar bir itu sendiri saja. Saya me"
nyangka"alangkah dungu saya waktu itu"bahwa ia
hanya cemburu. Ia tidak ingin Amyas dan Elsa hanya
berdua di Taman Benteng. Itu pula tujuannya ketika
sebelumnya ia pergi ke sana, dengan alasan untuk me"
rundingkan rencana keberangkatan Angela.
Caroline pergi menuruni jalan setapak yang berlikuliku itu"sementara Meredith dan saya hanya meman"
danginya. Kami belum memutuskan apa pun ketika
dengan manja Angela mendesak saya agar menemani"
nya berenang. Apa boleh buat. Perbincangan dengan
Meredith terpaksa ditunda dahulu. Saya hanya ber"
pesan kepadanya, "Sesudah makan siang." Dan ia
mengangguk. Maka pergilah saya ke laut bersama Angela. Kami
berenang-renang sepuas hati kami. Di teluk sempit
itu, kami berenang dari sisi yang satu ke sisi yang lain
dan kembali lagi, dan setelah itu kami berbaring-ba"
ring di atas batu cadas untuk mandi sinar matahari.
Untunglah Angela sedang tidak banyak bicara sehing"
ga saya bisa tenggelam dalam pikiran saya sendiri.
Waktu itu saya memutuskan bahwa segera setelah ma"
kan siang saya akan mengajak Caroline sendirian dan
memaksanya mengakui telah mencuri racun itu.
Meredith terlalu lemah untuk itu"ia takkan berhasil.
Tidak, saya akan memaksanya sendiri. Caroline harus
AC-Five Little Pigs.indd 248
248 mengembalikan racun itu, atau paling tidak ia takkan
berani menggunakannya. Saya merasa yakin sekali
bahwa Caroline-lah yang telah mencuri dan berniat
menggunakan racun itu. Meskipun masih muda Elsa
cukup matang dan cukup sehat akal budinya sehingga
tidak akan mengambil risiko untuk bermain-main de"
ngan racun. Ia wanita yang berani dan takkan ber"
tindak sedemikian pengecut. Caroline lebih berba"
haya"emosinya tidak menentu, sering bertindak
sekadar memenuhi dorongan hatinya dan dapat di"
pastikan neurotik. Namun demikian, perlu Anda ke"
tahui, dalam hati kecil saya masih menyimpan dugaan
Mengungkit Pembunuhan Five Little Pigs Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bahwa Meredith mungkin salah. Dan bukan tidak
mungkin ada pelayan yang masuk ke laboratoriumnya,
menumpahkan larutan itu namun tidak berani me"
lapor. Anda tentu maklum, racun adalah sesuatu yang
sensasional"sulit untuk dipercaya bahwa racun itu
hilang begitu saja. Sampai peristiwa itu terjadi.
Hari sudah betul-betul siang ketika saya melihat ke
arloji saya, sebab itu Angela dan saya seperti berlomba
bergegas pulang ke rumah untuk santap siang. Me"
reka, yang lain-lainnya, baru saja duduk di sekeliling
meja makan"semua, kecuali Amyas, yang tetap ting"
gal di Taman Benteng, meneruskan lukisannya. Itu
betul-betul bukan sesuatu hal yang aneh baginya"dan
saya sendiri berpendapat bahwa tindakannya itu sangat
bijaksana. Suasana santap siang hari itu pasti akan
membuatnya serba kikuk. AC-Five Little Pigs.indd 249
249 Sesudah itu kami menikmati kopi sambil dudukduduk di teras. Seandainya saja saya bisa mengingat
dengan lebih baik begaimana sikap dan perilaku Caro"
line waktu itu. Namun yang mampu saya ingat agak"
nya adalah bahwa ia sama sekali tidak menunjukkan
sikap yang mencurigakan. Saya bahkan memperoleh kesan bahwa ia saat itu
banyak berdiam diri dan agak sedih. Sungguh iblis
wanita itu! Sebab hanya iblislah yang mampu berbuat sekeji
itu. Betul-betul pembunuh berdarah dingin. Kalau saja
ada sepucuk pistol di dekatnya ketika mereka berteng"
kar hebat sehingga tanpa sadar ia meraihnya dan me"
nembak suaminya"yah, itu mungkin masih bisa di"
maklumi. Tetapi pembunuhan ini menggunakan
racun, dengan kepala dingin, dengan sadar, dengan
nafsu balas dendam... Dan ia begitu tenang lagi sabar.
Caroline tiba-tiba bangkit dan berkata dengan sikap
yang betul-betul wajar bahwa ia akan mengantarkan
kopi bagi Amyas. Namun demikian ia tahu"ia pasti
sudah tahu"bahwa ia akan menemukan suaminya
dalam keadaan tak bernyawa. Miss Williams pergi ber"
samanya. Saya tidak ingat apakah itu karena Caroline
mengajaknya atau bukan. Tetapi dugaan saya lebih
kuat bahwa memang demikianlah sesungguhnya.
Kedua wanita itu berlalu. Tak lama sesudah itu
Meredith pun pergi. Saya baru saja bermaksud me"
nyusulnya ketika tiba-tiba saya melihat ia kembali
sambil berlari. Mukanya pucat. Dengan terengah-
AC-Five Little Pigs.indd 250
250 engah ia berkata, "Kita harus memanggil dokter"
cepat"Amyas?" Saya melonjak, kaget. "Sakitkah ia"sakit keras?"
Meredith menyahut, "Aku takut ia sudah mati..."
Untuk sesaat kami lupa bahwa Elsa juga di situ.
Tiba-tiba ia menjerit keras sekali.
Ia menangis melolong-lolong, "Mati" Mati"..." Dan
setelah itu ia berlari. Belum pernah sebelumnya saya
menyaksikan orang berlari secepat itu"seperti rusa"
seperti anak panah yang meluncur dari busurnya. De"
ngan dendam yang mendalam ia lari seperti orang
kesetanan. Dengan cemas Meredith berseru, "Kejar dia. Aku
yang menelepon. Kejar dia. Kau tak tahu apa yang
akan diperbuatnya." Saya sungguh mengejarnya"dan saya memang ha"
rus mengejarnya. Dengan sangat mudah ia mungkin
bisa membunuh Caroline. Baru kali itu saya me"
nyaksikan kesedihan dan kebencian yang begitu men"
dalam. Segala macam polesan hasil paradaban dan
pendidikan yang sejak semula hanya menempel di
permukaan tanggal semua. Anda tentu tahu bahwa
ayah dan kakek-kakeknya baik dari pihak ayah mau"
pun dari pihak ibunya semula adalah pekerja-pekerja
kasar. Sehingga dalam keadaan terpukul akibat di"
renggutkan dari kekasihnya, ia kembali menjadi pe"
rempuan kampungan. Ia sudah pasti akan mencakari
muka Caroline, menjambak rambutnya, dan mencam"
AC-Five Little Pigs.indd 251
251 pakkannya keluar benteng kalau bisa. Ia mempunyai
alasan-alasannya sendiri untuk yakin bahwa Caroline
telah menikam kekasihnya dengan pisau. Dugaannya
salah"tentu saja. Saya berhasil menahannya, dan kemudian Miss
Williams bertindak. Alangkah hebatnya wanita itu,
saya harus mengakui. Dalam tempo kurang dari satu
me"nit ia berhasil membuat Elsa mampu mengendali"
kan diri"ia menyuruhnya tenang dan mengatakan
bahwa tidak sepatutnya kami ribut-ribut seperti itu,
apalagi membiarkan kekerasan terus berlanjut. Tegas
seperi orang tartar memang, wanita itu. Namun ia
sungguh berhasil. Elsa menjadi tenang"ia berdiri ter"
paku di tempatnya dengan napas terengah-engah. Se"
kujur tubuhnya bergetar. Adapun Caroline sejauh yang saya perhatikan, se"
perti orang yang topeng kebusukannya terlucuti. Ia
berdiri mematung"orang mungkin akan menyangka
bahwa ia kehilangan kesadarannya. Tetapi ia tidak
linglung. Pandangan matanya tidak bisa menipu. Pan"
dangan matanya mencerminkan kewaspadaannya"ke"
waspadaan yang penuh. Namun demikian, saya kira,
ia mulai takut... Saya menghampirinya dan berkata kepadanya, lirih
sekali. Saya kira, kedua wanita lain yang ada di situ
tidak mungkin turut mendengar.
Saya berkata, "Kau pembunuh keji, kau telah mem"
bunuh sahabatku." Ia terhenyak dan surut ke belakang. Ia tergagap,
"Tidak"oh, tidak"ia melakukannya sendiri..."
AC-Five Little Pigs.indd 252
252 Saya menatapnya dalam-dalam, lalu berkata, "Kau
boleh saja mengocehkan cerita seperti itu"kepada
polisi." Ia sungguh melakukannya"dan mereka tidak
mempercayainya. AC-Five Little Pigs.indd 253
Hingga di sinilah pernyataan Philip Blake.
253 PENUTURAN MEREDITH BLAKE M. Poirot yang terhormat,
Sebagaimana yang telah saya janjikan, kini Anda
dapat membaca laporan tertulis tentang semua yang
masih dapat saya ingat mengenai segala sesuatu yang
berkaitan dengan peristiwa tragis enam belas tahun
yang lalu itu. Terlebih dahulu saya ingin menyampai"
kan bahwa saya telah merenungkan dengan seksama
segala sesuatu yang Anda kemukakan kepada saya
pada perjumpaan kita baru-baru ini. Dan berkat re"
nungan itu saya menjadi lebih yakin dari sebelumnya
bahwa sungguh tidak mungkin Caroline Crale telah
meracuni suaminya. Pendapat yang lain dari yang lain
ini sesungguhnya senantiasa tertanam dalam lubuk
hati saya, namun karena ketiadaan penjelasan lain dan
karena perilaku Caroline sendiri, bak kerbau dicocok
hidung, di depan umum saya menyatakan sependapat
AC-Five Little Pigs.indd 254
254 dengan yang lain-lainnya"bahwa kalau bukan dia
yang melakukannya, penjelasan apa lagi yang masih
mungkin diajukan" Sejak bertemu dengan Anda saya telah merenung"
kan kembali dengan sangat seksama solusi alternatif
yang pernah dikemukakan waktu itu dan pernah di"
ajukan pada pembelaan di pengadilan. Yakni, bahwa
Amyas Crale telah mencabut nyawanya sendiri. Meski"
pun dari yang saya ketahui tentang dia, solusi atau
teori itu dahulu tampak terlalu fanatik. Sekarang saya
merasa perlu mengubah pandangan saya. Yang per"
tama, dan yang paling jelas, kita harus mengakui ke"
nyataan bahwa Caroline meyakini solusi tersebut.
Kalau kita sekarang mengandaikan bahwa wanita yang
lembut dan menarik itu sesungguhnya tidak bersalah,
maka keyakinan yang berulang kali dikemukakannya
itu pasti mempunyai bobot yang sangat berarti. Bila
dibandingkan dengan yang lain-lainnya, dialah orang
yang paling mengenal Amyas. Kalau ia berpendapat
bahwa Amyas mungkin saja bunuh diri, maka kita
pun harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa
Amyas memang bunuh diri, terlepas dari pandangan
skeptis sahabat-sahabat Amyas.
Sehubungan dengan itu saya akan mengedepankan
teori bahwa Amyas masih mempunyai hati nurani,
bahwa ia masih bisa merasakan penyesalan"meskipun
tidak sampai muncul ke permukaan, bahwa keputus"
asaan karena tidak mampu mengatasi perangainya
yang kasar, dan hanya istrinya yang bisa menyadari
semua ini. Ini, saya kira, bukan pengandaian yang ti"
AC-Five Little Pigs.indd 255
255 dak mungkin. Mungkin ia telah memperlihatkan sisi
dirinya yang satu itu hanya kepada istrinya. Kendati
tidak selaras dengan apa pun yang pernah saya dengar
dari dia, setidak-tidaknya saya yakin akan kebenaran
bahwa pada kebanyakan orang terdapat sifat-sifat atau
kecenderungan-kecenderungan tertentu yang tersem"
bunyi atau disembunyikan sedemikian rapi sehingga
sering mengejutkan siapa pun yang telah mengenalnya
dengan akrab. Ada kalanya orang yang terhormat dan
terpandang ternyata ketahuan memiliki sisi kehidupan
terselubung yang bobrok. Seorang pengusaha yang ka"
sar tindak-tanduknya bukan tidak mungkin memiliki
perasaan peka terhadap karya-karya seni yang lembut.
Orang yang sehari-harinya kejam dan bengis tidak
mustahil bila sesungguhnya bermaksud baik. Sebalik"
nya, orang yang kelihatannya ramah dan murah hati
belakangan terbukti menyimpan maksud-maksud ja"
hat. Maka dari itu tidak mustahil bila dalam diri Amyas
Crale tersembunyi suatu kecenderungan untuk menya"
lahkan diri sendiri secara tidak wajar. Dan semakin
hebat dia memaksakan egoisme serta hasratnya untuk
berbuat sesuka hatinya, semakin dahsyat pula pendak"
waan diri oleh hati nuraninya yang tersembunyi.
Dahulu saya merasa bahwa itu tidak mungkin, tetapi
sekarang saya percaya bahwa pasti demikianlah se"
sungguhnya. Dan saya ulangi lagi, Caroline sendiri
dengan kukuh berpegang pada pandangan itu. Ke"
nyataan ini, perlu saya tegaskan, jelas sekali!
AC-Five Little Pigs.indd 256
256 Dan sekarang saya akan mengkaji kembali semua
fakta, atau lebih tepat fakta-fakta yang saya ingat,
menggunakan keyakinan baru ini sebagai acuan.
Saya kira tak ada salahnya bila di sini saya menyer"
takan percakapan antara saya dengan Caroline yang
berlangsung beberapa minggu sebelum tragedi itu. Ini
bertepatan dengan saat kunjungan Elsa Greer yang
pertama ke Alderbury. Caroline, seperti yang pernah saya ceritakan kepada
Anda, sadar akan kasih sayang serta rasa persahabatan
saya yang mendalam terhadapnya. Karena itu sayalah
orang yang paling bisa dipercayainya. Waktu itu ia
memang tampak agak murung. Namun demikian saya
cukup terkejut ketika pada suatu hari ia bertanya ten"
tang apakah menurut perkiraan saya Amyas sungguh
sangat mencintai gadis yang dibawanya itu.
Saya berkata, "Ia hanya tertarik untuk melukisnya.
Kau tentu tahu sifat Amyas."
Caroline menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu ber"
kata, "Tidak, Amyas jatuh cinta kepadanya."
"Ya"sedikit, mungkin."
"Kupikir, ia sangat mencintainya."
Saya menjawab, "Gadis itu memang luar biasa me"
narik, itu saya akui. Dan kita tahu bahwa Amyas mu"
dah tergoda. Tetapi sekarang kau harus tahu, Sayang,
bahwa sesungguhnya hanya ada seorang yang dicintai
oleh Amyas"dan orang itu adalah engkau sendiri.
Bukan sekali ini ia tergila-gila kepada wanita lain"
tapi semua itu tak lama. Engkaulah satu-satunya wa"
AC-Five Little Pigs.indd 257
257 nita baginya, dan meskipun kelakuannya sedemikian
buruk, itu sama sekali tidak mempengaruhi perasaan"
nya terhadapmu." Caroline berkata, "Semula aku memang selalu ber"
pikir begitu." "Percayalah kepadaku, Caro," sahut saya. "Memang
begitulah sesungguhnya."
Ia berkata, "Tapi kali ini, Merry, aku takut. Gadis
itu begitu"begitu polos. Ia masih muda sekali"dan
begitu menggebu-gebu. Aku mempunyai firasat bahwa
kali ini"hubungan mereka serius."
Saya berkata, "Justru kenyataan bahwa ia begitu
muda dan, seperti kaukatakan, begitu polos itulah
yang akan melindunginya. Secara sepintas, bagi Amyas
wanita semata-mata adalah makhluk yang bisa diper"
lakukan sekehendak hatinya, tapi dalam hal gadis se"
Mengungkit Pembunuhan Five Little Pigs Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
perti ini tentu akan berbeda."
Caroline menanggapi, "Ya, itulah yang kutakut"
kan"bahwa itu akan berbeda."
Dan ia melanjutkan dengan, "Kini usiaku tiga pu"
luh empat tahun, Merry, kau tentu tahu. Dan kami
telah menikah selama sepuluh tahun. Dalam hal ke"
cantikan kini aku bukan apa-apa bila dibandingkan
dengan si Elsa ini, dan aku menyadarinya."
"Tapi kau tahu, Caroline, kau tahu"bahwa Amyas
sesungguhnya setia kepadamu?" ujar saya.
Ia langsung membantah, "Apakah laki-laki selalu
bisa dipercaya?" Dan kemudian ia tertawa-tertawa se"
dih, lalu berkata, "Aku wanita yang sangat primitif,
Merry. Rasanya ingin aku membunuh gadis itu."
AC-Five Little Pigs.indd 258
258 Saya berpendapat kepadanya bahwa anak itu ba"
rangkali sama sekali tidak menyadari akibat dari per"
buatannya. Ia semata-mata hanya menganggap Amyas
sebagai pahlawan yang patut dikagumi serta dipujanya,
dan ia barangkali tidak menyadari sama sekali bahwa
Amyas jatuh cinta kepadanya.
Caroline hanya menanggapi dengan, "Kau memang
baik, Merry!" dan mulai berbicara tentang kebun. Ke"
tika itu saya berharap bahwa ia tidak akan mencemas"
kan lagi masalah itu. Tak lama setelah itu, Elsa kembali ke London.
Amyas pun pergi selama beberapa minggu. Saya sen"
diri boleh dikatakan telah melupakan masalah itu,
sampai ketika saya mendengar bahwa Elsa kembali ke
Alderbury, mungkin karena Amyas ingin menyelesai"
kan lukisannya. Saya agak prihatin sewaktu mendengar kabar itu.
Tetapi Caroline, ketita saya berjumpa dengannya, ti"
dak begitu banyak bicara. Agaknya ia betul-betul telah
menemukan dirinya kembali"tidak kelihatan cemas
atau bingung sedikit pun. Saat itu saya membayang"
kan bahwa segala sesuatu telah beres.
Itulah sebabnya saya begitu terkejut ketika bela"
kangan mengetahui persoalannya telah berkembang
sedemikian jauh. Saya telah bercerita kepada Anda tentang perca"
kapan saya dengan Crale dan dengan Elsa. Dengan
Caroline sendiri saya boleh dikatakan tidak sempat
bercakap-cakap, kecuali percakapan pendek sebagai"
AC-Five Little Pigs.indd 259
259 mana yang sudah saya ceritakan kepada Anda tempo
hari. Saya bisa membayangkan wajahnya sekarang, mata"
nya yang lebar dan berwarna gelap, wajah dengan
emosi yang terkekang. Saya seolah-olah masih dapat
mendengar suaranya ketika ia berkata, "Habislah se"
muanya..." Saya tidak mampu menjelaskan kepada Anda kese"
dihan tak terhingga yang diungkapkannya melalui
kata-kata itu. Kata-kata yang secara nyata mengung"
kapkan kebenaran. Dengan berkhianatnya Amyas,
berarti habislah segala-galanya baginya. Saya yakin,
itulah sebabnya ia nekat mengambil coniine. Itulah
jalan keluar yang dipilihnya. Jalan yang ditemukannya
akibat ketakaburan saya ketika mengoceh tentang obat
itu. Dan kutipan yang saya bacakan dari kitab Phadeo
memang memberikan gambaran yang menyenangkan
tentang kematian. Beginilah keyakinan saya yang sekarang. Ia meng"
ambil coniine, setelah membulatkan tekadnya untuk
mengakhiri hidupnya begitu Amyas jadi meninggal"
kannya. Amyas mungkin telah melihatnya mengambil
racun itu"atau belakangan ia mungkin telah me"
nemukan istrinya menyimpan racun itu.
Penemuan itu merupakan suatu pukulan yang dah"
syat baginya. Ia ngeri sendiri karena tindakannya telah
menyebabkan istrinya berputus asa. Di samping itu,
kendati diliputi kengerian dan penyesalan, ia pun me"
rasa tidak mampu melepaskan Elsa. Saya bisa mema"
hami hal itu. Siapa pun yang telah jatuh cinta kepada
AC-Five Little Pigs.indd 260
260 gadis itu hampir tidak mungkin bisa melepaskan diri
lagi. Amyas tidak tahan membayangkan hidup tanpa
Elsa. Padahal ia juga menyadari bahwa Caroline tidak
bisa hidup tanpa dia. Akibatnya ia memutuskan bah"
wa satu-satunya jalan keluar dari kemelut itu"adalah
menggunakan coniine itu sendiri.
Dan saat yang dipilihnya untuk mengakhiri hidup"
nya, saya pikir, mungkin sesuai dengan karakteristik"
nya. Melukis adalah sesuatu yang paling disukainya
dalam hidupnya. Karena itulah ia memilih mati de"
ngan kuas dalam genggamannya, dan ini bukan se"
kadar kiasan. Dan yang terakhir ingin dipandangnya
adalah wajah gadis yang dicintainya setengah mati. Ia
pun mungkin telah berpikir bahwa kematiannya ada"
lah yang paling baik bagi gadis itu...
Saya mengakui bahwa dengan teori ini beberapa
fakta tertentu yang cukup mengundang pertanyaan
tetap tidak terjelaskan. Sebagai contoh adalah menga"
pa hanya sidik jari Caroline yang ditemukan pada
botol kosong yang telah digunakannya untuk menyim"
pan coniine. Dalam hal ini saya menduga bahwa se"
telah memegangnya, Amyas langsung menghapus se"
mua sidik jarinya dengan kaus-kaus kaki yang banyak
terdapat di tempat penyembunyian botol itu dan bah"
wa, setelah suaminya ditemukan tewas, Caroline me"
megang botol tadi guna memeriksa apakah ada orang
yang telah mengambil isinya. Bukankah itu mungkin
dan masuk akal" Adapun mengenai bukti sidik jari
pada botol bir, pihak pembela berpendapat bahwa ta"
AC-Five Little Pigs.indd 261
261 ngan seseorang mungkin saja berubah bentuk akibat
kekejangan sesudah yang bersangkutan meminum ra"
cun sehingga ia memegang botol bir itu dengan cara
yang betul-betul tidak wajar.
Ada satu hal lain yang masih harus dijelaskan, yak"
ni sikap Caroline sendiri selama sidang di pengadilan.
Tetapi saya kira, sekarang saya sudah bisa menemukan
alasannya. Memang ia sendirilah yang telah mengambil
racun itu dari laboratorium saya. Ketetapan hatinya
untuk bunuh diri itulah yang mendorong suaminya
mendahului merenggut nyawanya sendiri. Sungguh
masuk akal pula bila kita berteori bahwa karena rasa
tanggung jawabnya yang berlebihan secara tidak wajar
maka Caroline sendiri merasa berdosa atas kematian
suaminya"sehingga ia meyakinkan dirinya sendiri
bahwa ia sungguh bersalah dalam pembunuhan itu"
walaupun bukan pembunuhan seperti yang dimaksud"
kan dalam dakwaan terhadapnya.
Saya pikir semua itu mungkin. Dan kalau memang
demikian, dengan sendirinya akan lebih mudah bagi
Anda untuk menyampaikannya kepada Carla. Dan ia
bisa menikah dengan pemuda idamannya dan hidup
tenang dengan keyakinan bahwa satu-satunya kesa"
lahan yang bisa ditimpakan kepada ibunya adalah
karena ia pernah berniat mencabut nyawanya sendiri
(tak lebih dari itu). Semua ini, tentu saja, bukan yang Anda kehendaki
dari saya"karena Anda hanya meminta saya men"
ceritakan seluruh kejadian sebagaimana yang saya
AC-Five Little Pigs.indd 262
262 ingat. Kalau begitu, baikah! Tadi saya telah bercerita
secara panjang lebar tentang kejadian pada hari-hari
sebelum kematian Amyas. Sekarang sampailah kita
pada hari yang naas itu sendiri.
Malam hari sebelumnya saya hampir tidak bisa ti"
dur"prihatin dengan kemelut yang melanda kehi"
dupan kawan-kawan dekat saya itu. Setelah sekian
lama tidak bisa tidur karena terus memikirkan cara
agar mereka terhindar dari bencana meskipun sia-sia,
akhirnya saya terlelap juga, kurang lebih mulai pukul
enam pagi. Begitu nyenyak saya tertidur sehingga
tidak mendengar pelayan mengantarkan teh ke kamar
saya. Setelah kemudian saya terbangun dengan kepala
yang terasa berat serta otot-otot yang terasa kaku, jam
telah menunjukkan pukul setengah sepuluh. Tak lama
setelah itulah saya mendengar sesuatu di ruangan di
bawah kamar tidur saya, yakni ruangan yang saya
gunakan sebagai laboratorium.
Boleh saya katakan di sini bahwa sesungguhnya
suara itu mungkin saja ditimbulkan oleh kucing, ka"
rena kemudian saya menemukan daun jendela di situ
sedikit terangkat. Agaknya sehari sebelumnya saya te"
lah lupa menutupnya. Dan bukaannya ternyata cukup
lebar untuk dilewati seekor kucing. Saya dengan se"
ngaja menyebut-nyebut soal suara itu untuk mene"
rangkan bagaimana saya sampai masuk ke laborato"
rium. Segera setelah berpakaian saya menuju ke labora"
torium, dan ketika memeriksa rak-rak yang ada si situ
saya melihat bahwa botol yang berisi coniine terletak
AC-Five Little Pigs.indd 263
263 agak menonjol dari barisan botol-botol lainnya. Ka"
rena perhatian saya menjadi tertuju ke situ, maka
betapa terkejut saya tatkala melihat sebagian besar isi"
nya telah tiada. Sehari sebelumnya botol itu terisi
penuh"sekarang hampir-hampir kosong.
Saya menutup dan mengunci jendela itu lalu keluar,
serta tidak lupa mengunci pintunya. Saya betul-betul
gugup, sekaligus bingung. Dan dalam keadaan terke"
jut, proses berpikir saya, saya akui, menjadi agak lam"
bat. Mula-mula saya hanya merasa kesal, kemudian kha"
watir, dan akhirnya betul-betul takut. Saya menanyai
semua orang yang ada di rumah itu, dan mereka se"
mua menyangkal telah masuk ke laboratorium. Agak
lama saya memikirkan sendiri kemungkinan yang lain,
namun kemudian memutuskan menelepon adik saya
guna mendapatkan nasihatnya.
Philip lebih cerdas daripada saya. Ia segera melihat
betapa gawatnya keadaan, dan mendesak saya untuk
bergegas ke Alderbury dan membandingkannya di
sana. Saya berangkat dan bertemu dengan Miss Williams
yang baru tiba dari seberang untuk mencari murid
asuhannya yang mangkir. Saya meyakinkan bahwa
saya tidak melihat Angela di rumah saya.
Saya kira Miss Williams merasa bahwa saya tengah
menghadapi suatu persoalan pelik. Ia memandangi
saya dengan penuh perhatian. Namun demikian, saya
tidak bermaksud menceritakan yang telah terjadi itu
AC-Five Little Pigs.indd 264
264 kepadanya. Saya menyarankan agar mencoba mencari
Angela di sekitar pondok di kebun"ada pohon apel
kesukaannya di sana"dan saya sendiri lekas-lekas ke
pantai, lalu berdayung ke tepian Alderbury.
Adik saya telah berada di sana, menantikan saya.
Kami berjalan bersama-sama menuju ke rumah me"
lalui jalan yang pernah kita tempuh tempo hari. Ka"
rena pernah menyaksikan sendiri topografi daerah itu
maka Anda tentu mengerti bahwa sewaktu melalui
jalan setapak di sebelah bawah tebing Taman Benteng
kita dapat mendengar apa pun yang tengah diper"
cakapkan di dalamnya. Karena tahu bahwa Caroline dan Amyas ketika itu
sedang dalam suasana perselisihan, maka saya tidak
menaruh perhatian terhadap percakapan mereka.
Namun dapat dipastikan bahwa saya tidak mende"
ngar makian atau ancaman yang keluar dari mulut
Caroline. Pokok perbincangan mereka adalah Angela,
dan kalau tidak salah waktu itu Caroline memohon
agar keputusan untuk mengirim adiknya ke asrama
ditinjau kembali. Amyas, bagaimanapun, tetap berke"
ras, dan dengan cara yang menyakitkan hati memben"
tak bahwa semua itu sudah beres, bahwa ia sendiri
akan mengawasinya berkemas.
Pintu Taman Benteng terbuka tepat ketika kami
tiba di situ, dan yang keluar adalah Caroline. Ia tam"
pak kesal"tetapi tidak berlebihan. Senyumnya kepada
saya terasa agak hambar, dan ia mengemukakan bahwa
mereka baru saja membicarakan Angela. Pada detik itu
AC-Five Little Pigs.indd 265
265 juga Elsa tampak sedang menuruni jalan setapak dari
arah rumah, dan karena Amyas jelas sekali ingin terus
melukis tanpa gangguan dari kami, maka kami pun
segera menanjaki jalan setapak itu.
Belakangan Philip mempersalahkan dirinya dengan
hebat karena waktu itu kami tidak segera mengambil
tindakan. Tetapi saya sendiri tidak sependapat. Kami
sama sekali tidak mempunyai hak untuk mengandai"
kan bahwa pembunuhan itu telah direncanakan. (Ter"
lebih lagi sekarang saya percaya bahwa Caroline tidak
membunuhnya.). Tentu saja jelas bahwa kami harus
mengambil beberapa tindakan, tetapi waktu itu saya
tetap berpendapat bahwa masalah itu perlu dipelajari
dahulu baik-baik. Tindakan yang akan diambil harus
Mengungkit Pembunuhan Five Little Pigs Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
yang paling tepat"dan kadang-kadang masih terlintas
keraguan dalam benak saya tentang apakah saya betulbetul tidak salah. Apakah botol itu sehari sebelumnya
sungguh masih penuh. Sebagaimana yang saya duga"
Saya bukan tipe orang (seperti adik saya, Philip) yang
bisa yakin betul tentang segala sesuatu. Adakalanya
seseorang tidak bisa mempercayai ingatannya. Betapa
sering, misalnya, orang yakin bahwa ia telah menaruh
barang di tempat tertentu, namun kemudian ternyata
barang itu ditaruh di tempat lain. Semakin keras saya
mencoba mengingat-ingat botol itu pada petang sebe"
lumnya, saya malahan semakin bingung dan semakin
ragu. Ini membuat Philip jengkel sekali, sehingga ia
betul-betul mulai kehilangan kesabarannya.
Kami tidak dapat melanjutkan perbincangan kami
AC-Five Little Pigs.indd 266
266 pada waktu itu, dan tanpa ribut-ribut bersepakat un"
tuk menundanya sampai sesudah makan siang. (Boleh
saya sebutkan bahwa saya selalu bebas untuk makan
siang di Alderbury kalau saya mau).
Selanjutnya, Angela dan Caroline menyuguhi kami
bir. Saya bertanya kepada Angela mengapa ia telah
mangkir dari kewajibannya, dan memberi tahu bahwa
Miss Williams sedang marah-marah. Angela menjawab
bahwa ia baru saja mandi-mandi di pantai"dan me"
nambahkan bahwa ia tidak bisa mengerti mengapa ia
harus menjahit gaun lamanya yang koyak karena su"
dah tua, padahal bukankah pakaiannya nanti baru
semua kalau ia bersekolah.
Karena agaknya tak ada kesempatan lagi untuk ber"
bicara empat mata dengan Philip, dan karena sesung"
guhnya saya berniat memecahkan masalah itu sen"
dirian, maka saya berjalan-jalan menuruni jalan
setapak ke arah Taman Benteng. Tepat di sebelah atas
Taman Benteng, seperti yang pernah saya tunjukkan
kepada Anda, terdapat suatu dataran yang tidak begitu
rapat pepohonannya. Saya duduk di sebuah bangku
tua di situ sambil merokok dan berpikir, dan memper"
hatikan Elsa yang sedang duduk berpose bagi Amyas.
Sampai sekarang kalau saya membayangkan Elsa,
maka selalu muncul di benak saya adalah Elsa seperti
yang saya lihat pada hari itu. Elsa yang duduk kaku
ketika berpose, dengan kemeja kuning, celana panjang
biru gelap, dan baju hangat merah yang diselempang"
kannya di pundak guna melindungi punggungnya dari
terpaan angin laut. AC-Five Little Pigs.indd 267
267 Wajahnya yang begitu berseri-seri mencerminkan
daya hidupnya yang tinggi serta kesehatan yang prima.
Dan suaranya yang ceria menyenandungkan impianimpian masa mendatangnya.
Anda mungkin menyangka bahwa saya bermaksud
mencuri dengar percakapan mereka, namun sesung"
guhnya tidak demikian. Saya jelas kelihatan sekali oleh
Elsa. Baik ia maupun Amyas tahu bahwa saya di situ.
Ia melambaikan tangannya kepada saya dan berseru
bahwa Amyas betul-betul kejam pagi itu"Amyas ti"
dak memberinya kesempatan untuk beristirahat. Elsa
mengeluh bahwa sekujur tubuhnya terasa kaku dan
ngilu. Amyas membalas berseru dengan geram bahwa ke"
kakuan yang dirasakan oleh Elsa tidak separah yang
dirasakannya. Ia merasa sekujur tubuhnya kaku se"
kali"reumatik otot, ujarnya. Dengan seloroh Elsa
berkata, "Kasihan kau, Pak Tua!" dan Amyas menya"
hut bahwa Elsa akan mendapatkan teman hidup yang
invalid lagi rapuh. Anda tentu maklum, itu mencengangkan saya. De"
ngan santai mereka membicarakan masa depan mereka
berdua, padahal untuk itu mereka membuat orang lain
begitu menderita. Namun demikian saya juga mena"
ruh kasihan terhadap Elsa. Ia begitu muda, begitu
percaya diri, begitu membara cintanya. Dan ia sung"
guh tidak tahu apa yang sedang diperbuatnya. Ia tidak
memahami arti penderitaan. Ia hanya mengandaikan
dengan jalan pikiran kekanak-kanakan yang bersahaja
AC-Five Little Pigs.indd 268
268 bahwa Caroline tidak akan "apa-apa", bahwa "Caroline
akan segera mengatasi kesedihannya". Yang terlintas
dalam benaknya hanyalah kepentingan dirinya sendiri
dan Amyas"kebahagiaan mereka berdua. Ia telah
mengungkapkan kepada saya bahwa cara berpikir saya
ketinggalan zaman. Dalam kamusnya, tak ada ke"
raguan, penyesalan"ataupun rasa kasihan. Tetapi da"
patkah kita mengharapkan rasa kasihan dari kaum
muda yang menggebu-gebu" Itu hanya terdapat di ka"
langan orang dewasa yang bijak.
Tentu saya tidak banyak yang mereka percakapkan.
Tak ada pelukis yang banyak bicara ketika sedang
asyik bekerja. Barangkali sekitar sepuluh menit sekali
Elsa memeriksa lukisan itu dan Amyas menanggapinya
seperlunya saja. Suatu kali Elsa berkata, "Kupikir pen"
dapatmu tentang Spanyol itu betul. Itulah tempat
pertama yang akan kita kunjungi. Dan kau harus
mengajakku menyaksikan pertarungan antara matador
dengan banteng. Tontonan itu pasti mengasyikkan.
Hanya aku lebih suka seandainya si banteng yang
membunuh sang matador"bukan sebaliknya. Aku
mengerti apa yang dirasakan oleh wanita-wanita Ro"
mawi ketika menyaksikan tewasnya seorang gladiator.
Aku mengagumi hewan yang perkasa."
Saya kira ia sendiri memang agak mirip hewan"
muda, mentah, primitif, dan sama sekali belum per"
nah merasakan kesedihan sebagaimana yang lazimnya
dirasakan oleh manusia. Tak ada gunanya pula kita
mengharapkan kebijaksanaan darinya. Saya tidak yakin
AC-Five Little Pigs.indd 269
269 bahwa Elsa mulai berpikir"ia baru mampu merasa.
Tetapi ia begitu sarat dengan daya hidup"lebih hi"
dup, lebih lincah, lebih periang dari siapa pun yang
pernah saya kenal... Itulah kali terakhir saya melihatnya berseri-seri dan
penuh percaya diri. Kerasukan?"agaknya itulah istilah
yang tepat untuk penampilannya pada saat itu.
Lonceng tanda tiba saat santap siang berdentang.
Saya bangkit dan turun melalui jalan setapak menuju
gerbang Taman Benteng. Di situ Elsa sudah menung"
gu. Karena baru keluar dari kerimbunan pepohonan,
pandangan ke bagian dalam taman itu menjadi terlalu
menyilaukan bagi saya. Saya hampir tak dapat meli"
hat. Samar-samar tampak oleh saya Amyas memba"
ringkan tubuhnya di bangku, tangannya terentang.
Matanya menatap lukisan. Saya sudah sering melihat"
nya demikian. Bagaimana mungkin saya menyangka
bahwa saat itu racun telah bekerja di dalam tubuhnya,
menjadikannya kaku" Ia begitu membenci penyakit. Ia tidak akan pernah
mau mengaku sakit. Saya berani mengatakan bahwa
seandainya semua orang terserang penyakit yang sama,
maka dialah orang terakhir yang akan mengeluh ten"
tang penyakit yang dideritanya.
Elsa berkata, "Ia tidak ingin turut makan."
Saya pikir dalam hal itu Amyas berlaku bijak. Saya
berkata kepadanya, "Sampai jumpa, kalau begitu."
Perlahan-lahan ia mengalihkan pandangannya dari
lukisan itu sampai tertuju kepada saya. Ada sesuatu
AC-Five Little Pigs.indd 270
270 yang ganjil"bagaimana saya akan menjelaskannya"
pandangannya seolah-olah membersitkan suatu ke"
dengkian. Kesengitan. Dengan sendirinya waktu itu saya tidak mengerti"
apabila lukisannya tidak seperti yang diharapkannya,
ia memang sering tampak betul-betul sengit. Waktu
itu pun saya beranggapan bahwa itulah penyebabnya.
Kemudian ia mengerang. Baik Elsa maupun saya tidak melihat sesuatu yang
luar biasa dalam dirinya"semua itu tak terlepas dari
wataknya sebagai seorang seniman.
Jadi kami meninggalkannya di sana. Saya dan Elsa
bersama-sama menuju ke rumah sambil bercakapcakap dan tertawa-tawa. Anak yang malang, kalau saja
waktu itu ia tahu bahwa ia takkan lagi melihat Amyas
dalam keadaan hidup... Syukurlah, ia belum tahu. De"
ngan demikian ia masih bisa menikmati sisa-sisa ke"
bahagiannya. Caroline betul-betul tampak seperti biasanya selama
santap siang itu"memang ia agak pendiam; namun
tidak lebih dari itu. Dan bukankah itu menunjukkan
bahwa ia tak ada hubungannya dengan pembunuhan
itu" Ia tidak mungkin bisa bersikap seperti seorang
aktris. Ia dan guru pengasuh Angela tak lama kemudian
pergi ke Taman Benteng dan menemukan Amyas telah
terbujur kaku. Saya berpapasan dengan Miss Williams
ketika saya menyusul mereka. Wanita itu meminta
saya menelepon dokter, sementara ia sendirian kembali
menemani Caroline. AC-Five Little Pigs.indd 271
271 Kasihan anak itu"Elsa, maksud saya! Kesedihan
yang baru kali itu dialaminya sungguh tak tertahan"
kan. Ia tak berbeda dengan kanak-kanak lain yang
tidak bisa percaya bahwa hidup ini bisa begitu kejam
terhadap mereka. Sebaliknya, Caroline begitu tenang.
Ya, ia betul-betul tenang. Tentu saja, tidak seperti Elsa,
ia mampu mengendalikan dirinya sendiri. Ia tidak
tampak merasa menyesal"saat itu. Ia hanya berkata
bahwa Amyas pasti telah bunuh diri. Dan kami tidak
bisa mempercayai hal itu. Elsa meronta-ronta dan te"
rus mencoba menyerang Caroline.
Tentu saja Caroline mungkin telah menyadari bah"
wa ia sendiri yang akan dicurigai. Ya, itulah agaknya
yang menyebabkannya bersikap sedemikian rupa di
pengadilan. Philip betul-betul yakin bahwa Caroline-lah yang
telah membunuh Amyas. Untunglah waktu itu ada Miss Wiliams. Ia berhasil
menaklukkan Elsa dan menenangkannya. Dan ia ber"
hasil menjauhkan Angela, membujuknya pergi, ketika
polisi datang. Ya, ia memang perkasa, wanita itu.
Secara keseluruhan peristiwa itu menjadi suatu
mimpi buruk. Polisi menggeledah seluruh rumah dan
mengajukan berbagai pertanyaan, dan kemudian para
wartawan berkeliaran seperti lalat, memotret dan men"
coba mewawancarai semua yang tinggal di situ.
Sungguh suatu mimpi buruk, semuanya...
Dan tetap merupakan mimpi buruk, meskipun se"
kian tahun telah berlalu. Ya Tuhan, semoga setelah
AC-Five Little Pigs.indd 272
272 Anda berhasil meyakinkan si kecil Carla tentang segala
sesuatu yang sesungguhnya telah terjadi, kami dapat
melupakannya dan tidak akan pernah mengingatnya
lagi. Amyas pasti telah bunuh diri"betapapun mustahil"
nya kemungkinan itu. AC-Five Little Pigs.indd 273
Hingga di sinilah penuturan Meredith Blake.
273 PENUTURAN LADY DITTISHAM DALAM tulisan berikut ini saya mencoba merangkum"
kan selengkapnya kisah perjumpaan saya dengan
Amyas Crale, hingga saat kematiannya yang tragis.
Saya pertama kali berjumpa dengan Amyas pada
sebuah pesta. Waktu itu ia berdiri, saya ingat, dekat
sebuah jendela, dan saya langsung melihatnya begitu
saya masuk. Saya bertanya, siapa laki-laki itu. Sese"
orang menjawab, "Itu Crale, si pelukis." Saya segera
menyatakan ingin berkenalan dengannya.
Pada pesta itu kami sempat mengobrol selama kirakira sepuluh menit. Seandainya Anda memperoleh
kesan tentang seseorang seperti kesan yang saya rasa"
kan tentang Amyas Crale, maka mustahil Anda bisa
menjabarkan kesan tersebut. Kalau saya berkata bahwa
ketika saya melihat Amyas Crale, semua orang yang
ada di sekeliling kami seakan-akan makin kecil, makin
AC-Five Little Pigs.indd 274
274 samar, dan kemudian menghilang, maka hanya begitu"
lah kesan yang bisa saya ungkapkan tentang diri
Amyas Crale. Segera sesudah pertemuan itu saya berusaha melihat
semua lukisannya, sebanyak-banyaknya. Waktu itu ia
sedang mengadakan pameran di Bond Street. Salah
satu lukisannya ada di Manchester, satu lagi di Leeds,
dan dua lainnya saya lihat di museum seni di London.
Saya pergi melihat semua lukisan itu. Kemudian saya
menemuinya lagi. Saya berkata, "Saya telah melihat
semua lukisan Anda. Saya kira semua itu sangat mem"
pesona." Ia kelihatan senang, namun tidak berlebihan. Ia
menyahut, "Tak mungkin kau mampu menilai lukisan!
Aku bahkan yakin kau tak mengerti sedikit pun ten"
tang lukisan." Saya berkata, "Barangkali memang tidak. Tapi lu"
kisan-lukisan itu mengagumkan, semuanya."
Ia menyeringai dan berkata, "Jangan mengoceh ti"
dak keruan."
Mengungkit Pembunuhan Five Little Pigs Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Saya berkata, "Saya tidak mengoceh. Saya ingin
Anda melukis saya." Crale berkata, "Kalau kau berakal sehat, kau akan
tahu aku tidak melukis potret perempuan-perempuan
cantik." "Lukisan itu tidak perlu berupa potret, lagi pula
saya bukan wanita cantik, " kilah saya.
Ia memandangi saya, kemudian seolah-olah ia baru
melihat saya. Ia berkata, "Tidak, kau mungkin tidak
cantik." AC-Five Little Pigs.indd 275
275 Saya mendesaknya, "Kalau begitu, maukah Anda
melukis saya?" Untuk beberapa saat ia mengamati saya sambil
menggelengkan kepalanya. Kemudian ia berkata, "Kau
memang aneh, Nak." Saya berkata lagi, "Saya betul-betul kaya, Anda per"
lu tahu. Saya mampu membayar Anda, berapa pun
harga lukisan itu." Ia bertanya, "Mengapa kau begitu berhasrat untuk
kulukis?" "Sebab saya menghendakinya!" jawab saya.
"Itukah alasanmu?" tanyanya.
Dan saya menjawab, "Ya. Saya selalu mendapatkan
yang saya inginkan."
Ia kemudian berkata, "Oh, Anak yang malang, kau
masih begitu muda!" Saya mendesak lagi, "Maukah Anda melukis saya?"
Ia memegang pundak saya, memutar saya agar
menghadap cahaya dan memandangi saya dengan sak"
sama. Sesudah itu ia agak menjauh dari saya. Saya
berdiri mematung, menunggu.
Ia berkata, "Kadang-kadang timbul keinginanku
untuk melukis burung-burung Maccaw Australia yang
tengah hinggap di menara Katedral St. Paulus, karena
warna-warni mereka yang begitu unik. Kalau aku me"
lukismu dengan latar belakang pemandangan alam
yang dipadukan dengan peninggalan tradisional yang
indah, aku yakin bahwa aku akan mendapatkan hasil
yang betul-betul serupa."
"Kalau begitu Anda akan melukis saya?" sergah saya.
AC-Five Little Pigs.indd 276
276 Ia berkata, "Kau termasuk makhluk paling jelita,
paling semarak, paling eksotik, sekaligus paling pri"
mitif yang pernah kutemui. Aku akan melukismu!"
Saya berkata, "Kalau begitu bereslah sudah."
Ia berkata lagi, "Tapi kau harus kuperingatkan, Elsa
Greer. Bila nanti aku melukismu, mungkin aku akan
mengajakmu bercinta."
Saya menjawab, "Saya harap demikian..."
Walaupun lirih, saya menjawabnya dengan mantap.
Saya mendengar napasnya tertahan, dari pandangan
matanya saya bisa membaca seluruh isi hatinya.
Begitulah, dalam waktu yang sangat singkat kami
telah menjadi akrab. Sehari atau dua hari kemudian kami bertemu lagi.
Ia memberi tahu saya bahwa ia bermaksud mengajak
saya ke Devonshire"ia telah menemukan tempat yang
sungguh-sungguh sesuai dengan keinginannya untuk
latar belakang. Namun ia berkata, "Kau tentu tahu,
aku sudah berkeluarga. Dan aku sangat mencintai
istriku." Saya berkata bahwa kalau ia mencintainya tentu
istrinya itu sangat baik.
Ia berkata bahwa istrinya betul-betul sangat baik,
"Sesungguhnyalah," ujarnya, "ia betul-betul patut di"
puja"dan aku memang memujanya. Jadi camkanlah
itu, Elsa." Saya katakan kepadanya bahwa saya betul-betul me"
ngerti. Seminggu kemudian ia sudah mulai melukis. Caro"
line Crale menyambut saya dengan ramah sekali. Saya
AC-Five Little Pigs.indd 277
277 tahu, sesungguhnya ia tidak begitu menyukai saya"
tetapi, mengapa ia harus demikian" Amyas sangat
berhati-hati. Ia tidak pernah mengucapkan sepatah
kata pun yang dapat mengundang kecurigaan istrinya,
lagi pula saya betul-betul berlaku sopan dan formal
terhadapnya. Meskipun di belakang, kami tahu sama
tahu. Setelah sepuluh hari berlalu Amyas menyuruh saya
agar kembali ke London. Saya membantah, "Bukankah lukisan itu belum se"
lesai?" Ia berkata, "Boleh dikatakan, dimulai pun belum.
Sebetulnya, aku tidak sanggup melukismu, Elsa."
Saya bertanya, "Mengapa?"
Ia berkata, "Kau cukup tahu sebabnya, Elsa. Dan
itulah sebabnya, Elsa. Dan itulah sebabnya mengapa
sebaiknya engkau pulang saja. Aku tidak sanggup me"
musatkan pikiranku pada lukisan itu"engkau begitu
menyita perhatianku."
Waktu itu kami sedang di dalam Taman Benteng.
Hari panas sekali, dengan matahari yang bersinar te"
rik. Burung-burung beterbangan, kumbang-kumbang
berdengung berkitaran. Semestinya hari itu sarat de"
ngan kedamaian dan kebahagiaan. Tetapi bukan itu
yang terasa. Sebaliknya, hari itu terasa"tragis. Seolaholah"seolah-olah segala sesuatu yang akan terjadi te"
lah tercermin di situ. Saya tahu bahwa sebaiknya saya tidak usah pulang
ke London, namun demikian saya berkata, "Baiklah,
aku akan pergi bila itu yang kaukehendaki."
AC-Five Little Pigs.indd 278
278 Amyas berkata, "Kau anak baik."
Jadi pulanglah saya ke London. Saya sengaja tidak
menyuratinya. Agaknya ia hanya mampu bertahan selama sepuluh
hari, karena kemudian ia datang. Ia begitu kurus, ce"
kung, dan tampak sangat memelas. Itu sungguh di
luar sangkaan saya. Ia berkata, "Aku sudah memperingatkanmu, Elsa.
Jangan berkilah bahwa aku belum memperingatkan"
mu." Tetapi saya menyahut, "Aku telah menunggumu.
Aku tahu kau akan datang."
Ia mengeluarkan semacam erangan dan mengeluh,
"Ada beberapa hal tertentu yang tak mungkin ter"
tahankan oleh laki-laki mana pun. Makan atau tidur
pun aku tak enak karena selalu ingin dekat dengan"
mu." Saya menjawab bahwa saya sudah tahu dan bahwa
itu pula yang saya rasakan, bahkan sejak pertama kali
bertemu dengannya. Itu takdir dan tak ada gunanya
kita menentangnya. Ia berkata, "Kau tak berusaha menentangnya, Elsa?"
Dan saya menjawab bahwa saya tidak menentangnya
sama sekali. Kalau saja saya tidak terlalu muda, ujarnya, dan
saya menyahut bahwa itu tidak menjadi masalah. Saya
kira, boleh saya katakan bahwa selama beberapa ming"
gu berikutnya kami sungguh berbahagia. Namun ba"
hagia sama sekali bukan istilah yang tepat untuk itu.
AC-Five Little Pigs.indd 279
279 Yang kami rasakan waktu itu adalah sesuatu yang le"
bih mendalam, tetapi juga lebih menakutkan.
Kami masing-masing diciptakan untuk yang lainnya
dan kami telah saling menemukan"kami pun samasama tahu bahwa kami senantiasa harus berdua.
Tetapi, lagi-lagi sesuatu yang lain terjadi. Lukisan
yang belum selesai itu mulai menghantui Amyas. Ia
berkata kepada saya, "Alangkah lucunya, waktu aku
menyatakan tak sanggup melukismu, kau sendiri me"
relakannya. Tapi kini aku ingin melukismu, Elsa. Aku
ingin melukismu sehingga gambar itu akan menjadi
yang paling baik dari yang pernah kubuat. Aku sudah
gatal dan pegal untuk segera mengayunkan kuasku
dan melihatmu berpose di sana, duduk di lekukan
tembok benteng yang tua lagi kuno itu dengan laut"
nya yang biru serta pepohonannya yang anggun mem"
pesona"dan engkau"engkau"duduk di sana dengan
pekik kemenanganmu yang riuh rendah."
Ia meneruskan, "Dan aku harus melukismu sedemi"
kian! Dan aku tidak mau ribut-ribut atau diganggu
selama aku bekerja. Bila lukisan itu telah selesai aku
akan memberitahukan hal yang sebenarnya kepada
Caroline sehingga kemelut ini bisa dibereskan."
Saya berkata, "Apakah Caroline tidak meributkan
soal perceraian?" Ia pikir tidak, katanya. Tetapi siapa mampu me"
nebak isi hati wanita"
Saya berkata bahwa saya sungguh menyesal kalau
Caroline akan menjadi sedih, namun demikian, kata
saya, hal-hal begini memang terjadi.
AC-Five Little Pigs.indd 280
280 Amyas berkata, "Kau baik sekali dan pikiranmu
cukup dewasa, Elsa. Tapi Caroline tidak bisa meng"
gunakan pikirannya, ia tidak pernah menggunakan
akal sehatnya, dan ia pasti tidak akan merasa perlu
menggunakan pikirannya. Ia mencintaiku, kau tentu
tahu." Saya menyatakan paham akan hal itu, tetapi kalau
Caroline memang mencintai Amyas, ia semestinya
mendahulukan kebahagiaan orang yang dicintainya
itu, dan bagaimanapun juga ia tidak akan menahan
Amyas apabila Amyas ingin bebas.
Ia berkata, "Masalah-masalah dalam hidup ini tidak
semuanya bisa dipecahkan dengan teori-teori yang
modern dan muluk. Ingat, hidup ini bisa bengis, bisa
kejam." Saya menanggapinya dengan, "Bukankah sekarang
semua orang sudah beradab?" dan mendengar itu
Amyas terbahak. Ia berkata, "Persetan dengan per"
adaban! Caroline mungkin saja ingin membunuhmu
dengan kampak. Ia mungkin pula melaksanakannya.
Tapi tidakkah engkau menyadari, Elsa, bahwa ia akan
menderita"menderita" Tidak tahukah engkau arti
penderitaan?" Saya berkata, "Kalau begitu, jangan kau beri tahu
dia." Ia berkata, "Tidak. Perpisahan itu akan datang. Kau
harus menjadi milikku sepenuhnya, Elsa. Seluruh du"
nia harus tahu, bahwa kau memang milikku."
Saya berkata, "Bagaimana seandainya ia tidak mau
bercerai?" AC-Five Little Pigs.indd 281
281 Ia berkata, "Aku tidak takut akan hal itu."
Saya berkata, "Apa yang kautakutkan, kalau begi"
tu?" Dan ia menjawab lirih, "Aku tidak tahu..."
Anda tentu maklum, ia mengenal Caroline. Sedang"
kan saya tidak. Seandainya saja saya bisa membantunya dengan ga"
gasan... Kami kembali ke Alderbury. Kali ini masalahnya
betul-betul rumit. Caroline telah menaruh kecurigaan.
Saya tidak menyukai kenyataan itu"saya tidak me"
nyukainya"saya tidak menyukainya sedikitpun. Saya
senantiasa membenci kepalsuan dan ketidakjujuran.
Saya kira kami semestinya berterus terang kepada
Caroline. Tetapi Amyas tidak mau menghiraukan usul
saya. Yang lucu, Amyas sama sekali tidak peduli. Kendati
katanya ia sayang kepada Caroline dan tidak ingin
menyakiti hatinya, ia sama sekali tidak peduli tentang
kejujuran atau ketidakjujuran. Ia melukis seperti orang
kesurupan, seolah tak ada masalah lain baginya. Be"
lum pernah saya melihatnya bekerja seperti itu. Saya
segera menyadari betapa seorang jenius besar ia se"
sungguhnya. Alangkah wajar bila ia begitu tenggelam
dalam keasyikkannya sehingga semua masalah lain di"
sepelekannya. Tetapi saya berbeda dengan dia. Saya
dalam posisi yang mengerikan. Caroline membenci
saya"dan betul-betul merendahkan saya. Satu-satunya
jalan yang harus ditempuh guna mengembalikan ke"
hormatan saya adalah dengan bersikap jujur dan ber"
AC-Five Little Pigs.indd 282
282 terus terang tentang keadaan yang sebenarnya kepada"
nya. Tetapi Amyas selalu hanya menanggapi dengan me"
nyatakan bahwa ia tidak mau diganggu dengan segala
macam keributan dan percekcokan sampai lukisan itu
selesai. Saya berkata bahwa pertengkaran terbuka
mungkin tidak akan terjadi. Caroline terlalu angkuh
dan gengsian untuk itu. Saya berkata, "Aku ingin berterus terang tentang
hubungan kita. Kita harus jujur!"
Amyas berkata dengan geram, "Persetan dengan ke"
jujuran. Aku sedang melukis, diamlah dahulu."
Saya mengerti betul jalan pikirannya, namun tidak
demikian sebaliknya. Dan akhirnya saya tidak tahan lagi. Waktu itu
Caroline bercerita tentang beberapa rencana kepergian"
nya dengan Amyas pada musim gugur tahun berikut"
Mengungkit Pembunuhan Five Little Pigs Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
nya. Ia mengoceh dengan gaya yang betul-betul
meyakinkan. Dan tiba-tiba rasa muak saya tak terta"
hankan, apa yang ditunggu?"Mengapa ia dibiar"
kan?"Dan barangkali juga, saya marah, karena se"
sungguhnya dengan cara itu ia bertindak sangat tidak
menyenangkan terhadap saya. Sindiran itu begitu da"
lam menusuk hati saya, dan siapa pun yang berada
dalam posisi seperti saya pasti tidak akan tahan.
Maka saya ungkapkanlah hal yang sebenarnya.
Agaknya, sekarang pun saya masih merasa bahwa tin"
dakan saya waktu itu tepat. Meskipun, tentu saja, saya
tidak akan melakukannya seandainya saya saya bisa
tahu akibat yang ditimbulkannya.
AC-Five Little Pigs.indd 283
283 Perselisihan terbuka langsung terjadi. Amyas marah
sekali kepada saya, namun ia terpaksa mengakui bah"
wa yang telah saya katakan itu benar.
Saya sama sekali tidak memahami Caroline. Hari
itu juga kami semua pergi ke acara minum teh di ru"
mah Meredith, dan Caroline begitu lihai bermain
sandiwara"ia bercakap-cakap dan tertawa-tawa. Se"
perti orang dungu, waktu itu saya menduga bahwa ia
bersedia menerima nasibnya dengan rela. Saya sendiri
merasa kikuk karena tidak dapat meninggalkan rumah
itu, tetapi Amyas akan sangat kehilangan andaikata
saya pergi. Namun demikian saya mempunyai dugaan
bahwa Caroline mungkin akan mengaku kalah dan
pergi. Dan beban kami akan menjadi lebih ringan se"
andainya itu dilakukannya.
Saya tidak melihatnya mengambil coniine. Saya
ingin berlaku jujur dengan menerima anggapan bahwa
mungkin saja Caroline memang telah mengambil ra"
cun itu sebagaimana yang diakuinya, karena ia berniat
bunuh diri. Tetapi saya sesungguhnya tidak mempercayai kilah"
nya yang belakangan itu. Saya yakin bahwa ia tergo"
long wanita yang sangat pencemburu serta kikir, yang
tidak akan melepaskan atau merelakan apa pun yang
dianggap milik mereka. Caroline menganggap Amyas
miliknya pribadi. Saya pikir ia betul-betul siap mem"
bunuh suaminya daripada akhirnya ia harus memberi"
kannya"secara sepenuhnya"kepada wanita lain. Saya
yakin ia telah membulatkan tekadnya, pada saat itu
juga, untuk membunuh suaminya. Dan saya kira, ke"
AC-Five Little Pigs.indd 284
284 betulan sekali waktu itu Meredith bercerita secara
panjang lebar tentang coniine, sehingga ia langsung
menemukan cara untuk melaksanakan niatnya. Ia wa"
nita yang sangat pendengki"dan pendendam. Amyas
sejak semula tahu bahwa istrinya wanita yang ber"
bahaya. Saya tidak demikian.
Keesokan paginya, untuk penghabisan kalinya ia
bertengkar dengan Amyas. Saya mendengar hampir
seluruh perbantahan mereka karena saya sedang berada
di luar, di teras. Amyas begitu mengagumkan"tenang
dan sabar sekali. Ia membujuk Caroline agar meng"
gunakan pikiran sehatnya. Ia berkata bahwa ia sangat
menyayangi istri serta anaknya dan akan selalu demi"
kian. Apa pun akan diperbuatnya agar kesejahteraan
masa mendatang mereka tetap terjamin. Kendatipun
begitu kemudian ia bersikap keras dan dengan tegas
berkata, "Tapi pahamilah yang ini. Aku sungguh-sung"
guh akan mengawini Elsa"tak ada yang bisa meng"
halangi aku. Bukankah kau dan aku telah bersepakat
untuk menjunjung tinggi kebebasan masing-masing"
Nah, sekarang kau harus membuktikannya."
Caroline berkata kepadanya, "Berbuatlah semaumu.
Tapi aku sudah memperingatkanmu."
Suaranya lirih sekali, tetapi nadanya aneh.
Amyas berkata, "Apa maksudmu, Caroline?"
Caroline menyahut, "Kau kepunyaanku dan aku tak
berniat melepaskan engkau. Daripada harus memberi"
kan engkau kepada gadis itu lebih baik aku membu"
nuhmu..." Tepat pada saat itu, Philip Blake muncul di teras.
AC-Five Little Pigs.indd 285
285 Saya segera bangkit dan menghampirinya. Saya tidak
ingin ia turut mendengar perbantahan itu.
Tak lama kemudian Amyas keluar dan berkata bah"
wa tiba saatnya untuk meneruskan lukisannya. Ber"
sama-sama kami menuju ke Taman Benteng. Ia tidak
banyak bicara. Ia hanya mengeluh bahwa Caroline
kasar sekali terhadapnya"tetapi demi Tuhan, katanya,
ia tidak ingin membicarakannya. Ia ingin memusatkan
pikirannya pada pekerjaannya. Beberapa hari sebelum
itu ia pernah berkata bahwa lukisannya hampir selesai.
Ia berkata, "Dan ini akan merupakan yang terbaik
dari yang pernah kuhasilkan, Elsa, bahkan meskipun
untuk ini aku harus membayar dengan darah dan air
mata." Agak lama setelah itu saya kembali ke rumah guna
mengambil baju hangat. Angin yang berhembus waktu
itu cukup dingin. Ketika saya tiba di taman lagi Caro"
line sudah di situ. Saya yakin bahwa ia datang ke situ
untuk sekali lagi mencoba mengubah tekad Amyas.
Philip dan Meredith Blake juga ada di situ.
Pada saat itulah Amyas mengeluh kehausan dan
meminta minum. Ia menggerutu bahwa di situ bir
memang sudah tersedia, tetapi tidak dingin.
Caroline menyahut bahwa ia akan membawakan
baginya bir yang sudah didinginkan. Lagak bicaranya
betul-betul wajar dan nadanya boleh dikatakan cukup
bersahabat. Betul-betul seorang aktris, perempuan itu.
Waktu itu ia pasti sudah tahu yang harus dikerjakan"
nya. Ia membawa bir itu kurang lebih sepuluh menit
AC-Five Little Pigs.indd 286
286 kemudian. Amyas tengah asyik melukis. Caroline me"
nuangkannya ke dalam sebuah gelas dan meletakkan
gelas itu di dekat suaminya. Tak seorang pun dari
kami memperhatikannya. Amyas begitu asyik dengan
lukisannya, sedangkan saya harus menjaga agar pose
saya tidak berubah. Amyas meminum bir itu dengan cara yang senan"
tiasa dilakukannya bila minum bir, yakni cukup de"
ngan sekali teguk. Kemudian ia menyeringai dan
berkata bahwa bir itu terasa pahit sekali.
Namun demikian, ketika ia mengeluh begitu, tak
ada kecurigaan yang terlintas dalam kepala saya. Saya
bahkan tertawa dan berkata, "Kau sakit liver mung"
kin." Setelah menyaksikan suaminya minum bir itu,
Caroline langsung berlalu.
Kalau tak salah, baru kira-kira empat puluh menit
kemudian Amyas mengeluh bahwa sekujur tubuhnya
kaku serta ngilu. Ia berkata bahwa ia mungkin men"
derita reumatik otot. Biasanya Amyas tidak pernah
mengeluh atau mengaku sakit. Sesudah mengeluh
begitu ia berkata dengan riang dan santai, "Agaknya
aku sudah beranjak tua. Kau telah memilih seorang
tua yang ringkih, Elsa." Saya menanggapi selorohnya
dengan tertawa. Tetapi saya melihat bahwa gerakangerakan kakinya kaku dan limbung dan sesekali ia
mengernyit menahan nyeri. Saya tidak pernah ber"
mimpi bahwa itu bukan gejala reumatik. Segera se"
sudah itu ia menarik bangku panjang di dekat kanvas
dan berbaring menelentang di atasnya, kadang-kadang
AC-Five Little Pigs.indd 287
287 mengulurkan tangannya dan memoleskan kuasnya di
sana sini pada kanvas. Ia biasa berbuat demikian bila
sedang melukis. Dalam posisi seperti itu ia menatap
saya, kemudian menatap kanvasnya. Kadang-kadang
setengah jam atau lebih dilewatkannya secara demi"
kian. Maka dari itu saya tidak menganggap kelakuan"
nya saat itu ganjil. Kami mendengar bunyi lonceng tanda saat santap
siang dibunyikan, dan Amyas berkata bahwa ia tidak
akan turut makan. Ia akan tetap di situ dan tidak
menginginkan apa pun. Itu pun tidak luar biasa, dan
itu jelas lebih baik baginya daripada harus bertemu
dengan Caroline di meja makan.
Bicaranya memang agak aneh"seolah-olah lidahnya
kelu. Tetapi kadang-kadang demikian bila merasa tidak
puas dengan hasil kerjanya saat itu.
Meredith Blake datang menjemput saya. Ia ber"
bicara kepada Amyas, tetapi Amyas hanya menggu"
mam, atau lebih tepat, ia menggerutu.
Saya dan Meredith bersama-sama menuju ke rumah
dan meninggalkan Amyas di taman. Kami meninggal"
kannya di sana"meninggalkannya mati dalam ke"
sendirian. Saya belum pernah menyaksikan orang yang
sedang sekarat"saya tidak tahu banyak tentang itu"
saya mengira Amyas hanya mengobral tingkah eksen"
triknya. Kalau saja waktu itu saya tahu"kalau saja
waktu itu saya sadar"barangkali dokter bisa menyela"
matkannya... Ya Tuhan, mengapa saya waktu itu tidak
tahu"ah, sesal kemudian memang tak berguna. Wak"
AC-Five Little Pigs.indd 288
288 tu itu saya tidak lain dari orang buta dan dungu.
Orang buta yang dungu dan tolol.
Tidak banyak yang bisa saya ceritakan lagi.
Caroline dan pengasuh Angela kemudian pergi ke
sana seusai santap siang. Meredith menyusul mereka.
Namun sesaat kemudian ia berlari-lari pulang. Ia
memberitahu kami bahwa Amyas sudah mati.
Saya langsung tahu! Langsung tahu bahwa itu pasti
ulah Caroline. Hanya saya belum menyangka bahwa
ia menggunakan racun. Semula saya menyangka bah"
wa kalau tidak telah menembaknya ia tentu telah me"
nikamnya dengan pisau. Saya ingin sekali membalasnya"membunuhya...
Betapa tega Caroline melakukannya" Betapa tega"
Amyas yang begitu periang, begitu sarat dengan daya
hidup, begitu sehat, dengan cara yang keji dibuatnya
menjadi lumpuh, kaku, dingin. Hanya supaya saya
tidak dapat memilikinya. Perempuan sadis... Perempuan sadis, congkak, keji, pendendam...
Saya membencinya. Saya masih membencinya.
Sayang mereka tidak menggantungnya.
Semestinya mereka menggantungnya...
Bahkan hukuman gantung masih terlalu ringan
baginya... Saya benci... Saya benci... Saya benci kepadanya...
AC-Five Little Pigs.indd 289
Akhir penuturan Lady Dittisham.
289 PENUTURAN CECILIA WILLIAMS M. Poirot yang terhormat,
Bersama dengan surat ini saya melampirkan
risalah tentang peristwa-peristiwa yang terjadi
dalam bulan September tahun 19... yang sung"
guh-sungguh sesuai dengan kesaksian saya sen"
diri. Semua itu saya ungkapkan dengan sejujurjujurnya, tanpa ada yang disembunyikan. Anda
boleh memperlihatkannya kepada Carla Crale.
Baginya, kenyataan ini mungkin menyakitkan,
tetapi saya selalu berprinsip bahwa kebenaran
harus diutamakan. Kendatipun tujuannya baik,
kedustaan akan berbahaya. Setiap orang harus
berani menghadapi kenyataan. Tanpa keberanian
itu, hidup tak akan mempunyai arti. Orang yang
AC-Five Little Pigs.indd 290
290 paling merugikan kita justru adalah mereka yang
melindungi kita dari kenyataan.
Percayalah kepada saya. Salam hormat dari saya, Cecilia Williams.
Nama saya Cecilia Williams. Saya bekerja pada Mrs.
Crale sebagai guru dan pengasuh bagi adik tirinya,
Angela Warren, sejak tahun 19... Waktu itu usia saya
empat puluh delapan tahun.
Saya menunaikan tugas saya di Alderbury, sebuah
tanah pertanian yang sangat indah di bagian selatan
Devon yang telah dimiliki oleh keluarga Mr. Crale
sejak sekian generasi. Saya tahu bahwa Mr. Crale se"
orang pelukis terkenal, tetapi saya belum pernah ber"
temu dengannya sampai ketika saya mulai tinggal di
Alderbury. Keluarga itu terdiri dari Mr. dan Mrs. Crale, Angela
Warren (waktu itu berusia tiga belas tahun), Caroline
Crale kecil dan pengasuhnya, serta tiga orang pelayan,
yang semuanya sudah bertahun-tahun turut dengan
keluarga itu. Murid saya memiliki watak yang menarik dan men"
janjikan masa depan yang gemilang. Ia mempunyai
bakat dan kemampuan yang sangat menonjol sehingga
mengajarinya sungguh merupakan kebahagiaan tersen"
diri bagi saya. Ia memang agak liar dan kurang di"
siplin, tetapi ini semata-mata karena semangatnya yang
begitu tinggi, dan saya selalu lebih suka bila murid-
AC-Five Little Pigs.indd 291
291 murid saya mau menunjukkan semangat mereka. Daya
Mengungkit Pembunuhan Five Little Pigs Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
hidup yang berlebih itu pada hakikatnya dapat kita
bina dan kita arahkan ke jalur yang sungguh berman"
faat. Secara keseluruhan, Angela masih bisa dikendalikan.
Ia memang agak terlalu dimanjakan"terutama oleh
Mrs. Crale, yang bersikap terlalu baik karena pertim"
bangan dan alasannya sendiri. Ada pun sikap Mr.
Carle terhadap gadis remaja ini, menurut pendapat
saya, tidak bijaksana. Pada hari yang satu ia bersikap
baik dan ramah secara berlebihan, tetapi pada kesem"
patan lain ia menunjukkan sikap kaku yang tidak
perlu. Mr. Crale memang memiliki watak yang anginanginan"mungkin karena ia seorang seniman.
Saya belum pernah bisa memahami, mengapa ka"
rena bakat seni yang dimilikinya seseorang dihalalkan
untuk berbuat hal-hal yang tidak patut dan tidak wa"
jar. Saya sendiri tidak mengagumi lukisan-lukisan Mr.
Crale. Bagi saya gambar-gambarnya itu buruk dan tata
warnanya terlalu berlebihan, tetapi tentu saja bukan
pandangan tentang masalah ini yang Anda harapkan
dari risalah saya. Saya segera menaruh rasa sayang yang mendalam
terhadap Mrs. Crale. Saya mengagumi watak serta ke"
tabahannya dalam menghadapi kesulitan-kesulitan
dalam hidupnya. Mr. Crale bukan suami yang setia,
dan saya kira itulah yang paling menyakitkan hatinya.
Wanita dengan pribadi yang lebih kuat pasti telah me"
ninggalkan suami seperti itu, tetapi Mrs. Crale agak"
nya tidak pernah mempunyai niat demikian. Ia tetap
AC-Five Little Pigs.indd 292
292 bertahan meskipun suaminya tidak setia dan senan"
tiasa memaafkannya"namun boleh saya katakan bah"
wa itu tidak berarti Mrs. Crale pasrah menerima per"
lakuan seperti itu. Ia berontak"dan itu dilakukannya
dengan sepenuh hati! Di pengadilan ada yang mengatakan bahwa mereka
hidup seperti kucing dan anjing. Tetapi saya tidak se"
pendapat bahwa kehidupan mereka sampai seburuk
itu"Mrs. Crale memiliki martabat dan harga diri
yang cukup tinggi sehingga analogi di atas tidak tepat,
meskipun mereka memang sering bertengkar. Dan saya
kira, dalam situasi demikian pertengkaran mereka
betul-betul wajar. Saya telah bersama Mrs. Crale selama lebih dari
dua tahun ketika Miss Elsa Greer muncul. Ia datang
ke Alderbury dalam musim panas tahun 19... Mrs.
Crale belum pernah berjumpa dengannya sebelum itu.
Gadis itu kawan Mr. Crale, dan katanya ia berada di
sana karena akan dilukiskan potret dirinya.
Langsung tampak dengan jelas bahwa Mr. Crale
sangat tergila-gila terhadap gadis ini dan bahwa si ga"
dis sendiri agaknya malahan meladeninya. Perilakunya,
menurut pandangan saya, betul-betul menyakitkan
hati, kasar, dan tidak patut terhadap Mrs. Crale, dan
ia berani bercumbu dengan Mr. Crale secara terangterangan.
Tentu saja Mrs. Crale tidak mengeluhkan apa pun
kepada saya, tetapi saya bisa melihat bahwa ia tersing"
gung dan sedih. Karena itu dengan segala daya saya
berusaha mengalihkan perhatiannya guna meringankan
AC-Five Little Pigs.indd 293
293 penderitaannya. Miss Greer setiap hari berpose untuk
Mr. Crale, namun saya menemui kenyataan bahwa
lukisannya tak kunjung selesai. Tak usah diragukan
lagi bahwa mereka di situ bukan hanya melukis!
Murid asuhan saya, syukurlah, hampir tidak meng"
hiraukan segala sesuatu yang tengah berlangsung.
Angela, dalam hal-hal tertentu memang masih muda.
Kendatipun kemampuan intelektualnya berkembang
dengan baik, ia tidak seperti yang saya istilahkan de"
ngan matang sebelum waktunya. Agaknya ia tidak
mempunyai keinginan untuk membaca buku-buku
"orang dewasa", dan tidak memperlihatkan minatnya
untuk mengetahui hal-hal yang tidak sehat sebagai"
mana yang lazim dilakukan oleh anak-anak perem"
puan sebayanya. Angela, dengan demikian, tidak merasakan hal-hal
yang tidak wajar dalam pergaulan antara Mr. Crale
dan Miss Greer. Namun demikian ia tidak menyukai
Miss Greer dan menganggapnya perempuan bodoh.
Dalam hal ini ia sepenuhnya benar. Miss Greer, saya
kira, memang pernah mengecap pendidikan di sekolah
yang baik, namun dapat dipastikan bahwa ia tidak
pernah membuka buku lagi sehingga pengetahuan
umumnya dangkal sekali. Terlebih lagi, ia tidak terta"
rik dan tidak mampu mengikuti pembicaraan yang
bersifat ilmiah. Yang terdapat dalam benaknya semata-mata hanya
masalah kecantikan, penampilan, pakaian, dan lakilaki.
Angela, saya kira, bahkan tidak menyadari bahwa
AC-Five Little Pigs.indd 294
294 kakaknya menderita. Saat itu ia memang belum peka
sekali. Ia lebih banyak melewatkan waktunya untuk
bermain seperti kanak-kanak, misalnya memanjat po"
hon atau bermain akrobat dengan sepedanya. Ia pun
sangat gemar membaca dan berani menyatakan sikap"
nya untuk menentukan apa yang disukai atau tidak
disukainya. Mrs. Crale selalu dengan rapi menyembunyikan
tanda-tanda kesedihannya dari Angela, serta berusaha
agar tampak cerah dan ceria di hadapan anak itu.
Miss Greer kembali ke London"ini tentu saja
membuat kami semua sangat senang. Seperti saya,
para nelayan pun tidak menyukainya. Ia perempuan
yang selain cerewet juga tidak pernah mengucapkan
terima kasih. Mr. Crale pergi tak lama setelah itu, dan sudah ba"
rang tentu saya tahu bahwa ia menyusul gadis itu.
Saya merasa kasihan sekali terhadap Mrs. Crale. Ke"
sedihannya semakin mendalam. Saya benci sekali ke"
pada Mr. Crale. Laki-laki yang dikaruniai istri se"
demikian cantik, ramah, lagi cerdas, seharusnya tidak
membalasnya dengan perlakuan seburuk itu.
Betapapun demikian, Mrs. Crale dan saya samasama berharap agar hubungan gelap mereka segera
berakhir. Ini bukan karena kami telah memperbin"
cangkan masalah itu"tetapi kami tidak pernah mem"
bicarakannya"tetapi ia pasti mengetahui perasaan
saya tentang itu. Celakanya, setelah beberapa minggu berlalu, pa"
AC-Five Little Pigs.indd 295
295 sangan keparat itu datang lagi. Agaknya, Mr. Crale
bermaksud menyelesaikan lukisannya.
Kini Mr. Crale melukis seperti orang kesetanan.
Kelihatannya ia lebih mencurahkan perhatian pada
lukisannya ketimbang pada gadis itu. Walaupun begitu
saya menyadari bahwa penyelewengannya kali ini ber"
beda dari yang terdahulu. Gadis ini telah berhasil
mencengkeramkan cakarnya dalam-dalam dan ia tidak
main-main. Di tangannya, Mr. Crale betul-betul se"
perti lilin yang bisa dibentuk semaunya.
Kemelut ini mencapai puncaknya sehari menjelang
kematiannya"yaitu pada tanggal 17 September. Ting"
kah laku Miss Greer sejak beberapa hari sebelumnya
memang sudah betul-betul kurang ajar. Ia merasa ya"
kin sekali tentang dirinya dan berusaha menegaskan
betapa pentingnya peranannya di rumah itu. Mrs.
Crale sendiri bersikap sebagai wanita baik-baik, wanita
terhormat yang sejati. Betapapun hambarnya ia tetap
bersikap sopan terhadap gadis itu, namun dengan jelas
ia mampu menunjukkan, kepada penghuni rumah
yang lain, pandangannya tentang gadis itu.
Pada hari itu, tanggal 17 September, ketika kami
sedang bersantai-santai di ruang duduk seusai santap
siang, dari mulut Miss Greer muncul sebuah per"
nyataan yang mencengangkan tentang bagaimana ia
akan mengubah dekorasi ruangan itu bila ia telah me"
netap di Alderbury. Dengan sendirinya Mrs. Crale tidak bisa membiar"
kannya. Ia menantangnya, dan Miss Greer dengan
lancang mengungkapkan, di depan kami semua, ren"
AC-Five Little Pigs.indd 296
296 cananya untuk menikah dengan Mr. Crale. Tanpa
sungkan-sungkan ia menyatakan hasratnya untuk me"
nikah dengan laki-laki yang telah berkeluarga"dan ia
mengungkapkannya di depan istri laki-laki itu!
Saya marah sekali. Marah sekali kepada Mr. Crale.
Alangkah teganya ia membiarkan gadis ini menghina
istrinya di dalam rumahnya sendiri. Kalau ia ingin
pergi dengan gadis itu, ya pergilah, tapi jangan mem"
bawanya ke rumah istrinya, bahkan membiarkannya
bertingkah biadab. Betapapun tertusuk perasaannya, Mrs. Crale tetap
bersikap sesuai dengan martabatnya. Secara kebetulan
suaminya masuk ke ruangan itu, maka ia langsung
menuntut penegasan dari suaminya.
Amyas Crale, sudah barang tentu, marah kepada
Miss Greer karena tindakannya yang tanpa pertim"
bangan itu. Walau bagaimanapun, kecerobohan ke"
kasihnya itu menempatkannya pada posisi yang tidak
menguntungkan, dan laki-laki mana pun tidak suka
dipojokkan. Kewibawaan mereka menjadi terancam.
Laki-laki itu berdiri terpaku. Laki-laki yang ber"
tubuh tinggi besar seperti raksasa itu kini tampak se"
dungu dan setolol anak sekolah yang ketakutan ber"
buat salah. Istrinyalah yang kemudian menguasai
keadaan. Dengan kikuk Mr. Crale terpaksa bergumam
bahwa itu memang benar, tetapi ia tidak ingin istrinya
mengetahui rencana itu secara demikian.
Baru kali itu saya menyaksikan seorang wanita yang
tanpa menurunkan martabatnya sedikit pun mampu
memperhinakan seorang laki-laki. Mrs. Crale beranjak
AC-Five Little Pigs.indd 297
297 dari ruangan itu dengan dagu tetap terangkat. Ia wa"
nita yang rupawan"jauh lebih cantik ketimbang gadis
yang serba semarak itu"dan ia melenggang seanggun
seorang ratu. Saya mengutuk Amyas Crale dan berharap semoga
ia dihukum karena kekejamannya dan karena per"
lakuannya yang tidak patut terhadap seorang wanita
yang begitu mulia, yang telah dengan rela menang"
gung penderitaan sedemikian lamanya.
Untuk pertama kalinya, saya mencoba mengung"
kapkan sesuatu yang saya rasakan kepada Mrs. Crale,
namun ia langsung menghentikan saya.
Ia berkata, "Kita harus berusaha bersikap sebagai"
mana biasa. Itu cara yang paling baik. Lagi pula kita
semua akan memenuhi undangan Meredith Blake un"
tuk minum teh." Sebab itu saya berkata kepadanya, "Anda menga"
gumkan sekali, Mrs. Crale."
Ia menyahut, "Anda tidak tahu..."
Kemudian, ketika ia hampir keluar dari ruangan
itu, ia kembali dan mengecup saya. Ia berkata, "Anda
sudah cukup menghibur saya."
Ia segera berlalu menuju ke kamarnya dan saya ya"
kin ia menangis. Saya baru melihatnya lagi ketika
kami semua akan berangkat. Ia mengenakan sebuah
topi bertepi lebar yang bisa melindungi wajahnya"
topi yang jarang sekali ia kenakan.
Mr. Crale tampak serba salah, tetapi ia mencoba
berpura-pura tidak peduli. Mr. Philip Blake berusaha
bersikap seperti biasa. Sedangkan Elsa Greer bak ku"
AC-Five Little Pigs.indd 298
298 cing yang baru menikmati es krim. Begitu angkuh dan
manja! Mereka semua akhirnya berangkat. Mereka kembali
kira-kira pukul enam petang. Sepanjang petang itu
Mrs. Crale tidak menyendiri. Ia sangat pendiam dan
sabar selama santap malam, dan ia pergi tidur lebih
awal dari biasanya. Saya kira, kecuali saya tak ada se"
orang pun yang tahu betapa menderita ia.
Malam itu diisi dengan perbantahan yang cukup
seru antara Mr. Crale dan Angela. Mereka mengung"
kit-ungkit masalah sekolah lagi. Saat itu Mr. Crale
sedang pusing dan karena itu mudah sekali naik pi"
tam, namun Angela terus mendesak. Masalah ke"
berangkatannya ke sekolah sudah ditetapkan dan se"
gala perlengkapannya telah dibeli, karena itu tidak ada
alasan untuk memperbantahkannya lagi, namun
Angela terus menyatakan ketidakpuasannya. Saya tidak
ragu bahwa waktu itu Angela telah mencium suasana
yang tegang di rumah itu sebagaimana yang lain-lain"
nya. Agaknya ketika itu saya kurang memperhitung"
kan kemungkinan tersebut. Pertengkaran itu berakhir
dengan pelemparan penindih kertas oleh Angela ke
arah Mr. Crale dan anak itu langsung lari keluar.
Saya mengejarnya, menegurnya dengan keras dan
menyatakan rasa malu saya karena tingkahnya yang
seperti anak kecil, tetapi ia tetap tidak terkontrol,
maka saya lalu berpikir bahwa sebaiknya saya mening"
galkannya sendirian. Sejenak saya ragu-ragu tentang apakah saya perlu
menemani Mrs. Crale di kamarnya, tetapi pada akhir"
AC-Five Little Pigs.indd 299
299
Mengungkit Pembunuhan Five Little Pigs Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
nya saya berpendapat bahwa itu, mungkin, hanya
akan membuatnya jengkel. Seandainya saja waktu itu
saya dapat mengatasi keraguan saya dan membujuknya
mengeluarkan segenap isi hatinya kepada saya"Andai"
kata demikian, mungkin kejadian selanjutnya akan
berbeda. Perlu Anda ketahui, ia tidak memiliki se"
orang pun yang dapat dipercayainya. Walaupun saya
mengagumi kontrol diri, dengan berat hati saya mesti
mengakui bahwa ada kalanya kontrol diri itu bisa ter"
lalu berlebihan. Pelampiasan perasaan secara alami
memang lebih baik. Saya berpapasan dengan Mr. Crale ketika saya te"
ngah menuju ke kamar saya. Ia mengucapkan selamat
malam, tetapi saya sengaja tidak menyahutinya.
Keesokan paginya, saya ingat, adalah pagi yang
indah. Siapa pun pasti akan diliputi kedamaian se"
andainya begitu bangun ia mau menikmati dan me"
resapi keindahan pagi itu.
Saya menengok dahulu ke kamar Angela sebelum
turun untuk sarapan. Ternyata ia sudah bangun dan
sudah keluar. Sehelai gaun koyak yang telah dicam"
pakkannya begitu saja di lantai saya pungut dan saya
bawa dengan maksud akan menyuruh Angela menisik"
nya usai sarapan. Di luar dugaan saya, ternyata ia juga telah meng"
ambil roti serta selai dari dapur dan telah pergi ke luar
rumah. Sesudah sarapan saya langsung mencarinya.
Saya menceritakan ini untuk menjelaskan mengapa
saya tidak mengetahui perkembangan keadaan Mrs.
Crale pada pagi itu, yang mungkin lebih baik kalau
AC-Five Little Pigs.indd 300
300 saja saya mengetahuinya. Pada waktu itu, bagaimana"
pun, saya merasa berkewajiban mencari Angela. Ia
memang bandel sekali dan selalu mangkir kalau di"
suruh memperbaiki bajunya sendiri, dan dalam hal ini
saya harus tegas serta tidak boleh mengalah.
Pakaian renangnya ternyata tak ada di tempatnya,
sebab itu saya segera menyusulnya ke pantai. Saya ti"
dak melihatnya di sana, baik di air maupun di batubatu cadas, sehingga saya menyimpulkan bahwa ia
mungkin telah menyeberang ke rumah Mr. Meredith
Blake. Mereka berdua memang cocok sekali. Maka
berperahulah saya sendirian ke seberang guna melan"
jutkan pencarian saya. Saya tetap tidak menemukan"
nya sehingga akhirnya kembali. Mrs. Crale, Mr. Mere"
dith Blake, dan Mr. Philip Blake sedang duduk-duduk
di teras. Hawa pagi itu panas sekali, kecuali kalau kita bisa
menikmati hembusan angin, dan rumah itu berikut
terasnya kebetulan terlindung dari angin. Sebab itu
Mrs. Crale menawari mereka minum bir dingin.
Di rumah itu terdapat sebuah pentas terbuka kecil
yang dibangun pada zaman Victoria. Mrs. Crale tidak
menyukainya. Ia tidak menggunakannya untuk ta"
naman, tetapi membuatnya menjadi semacam bar,
dengan berbagai minuman gin, vermouth, sari jeruk,
ginger-beer, dan sebagainya, pada rak-rak, dan sebuah
lemari pendingin kecil yang diisi dengan es setiap pagi
dan di dalamnya selalu tersimpan beberapa botol bir
serta ginger-beer. Mrs. Crale menuju ke sana untuk mengambil bir
AC-Five Little Pigs.indd 301
301 dan saya turut besertanya. Ternyata Angela berada di
situ dan baru saja mengeluarkan sebotol bir.
Mrs. Crale tiba lebih dulu daripada saya. Ia berkata,
"Saya mau mengambilkan sebotol bir dingin untuk
Amyas." Sekarang sulit sekali bagi saya untuk memastikan
apakah saya seharusnya mencurigainya. Nada suaranya,
rasanya saya yakin sekali, betul-betul normal. Tetapi
saya harus mengakui bahwa pada saat itu perhatian
saya bukan tertuju kepadanya, melainkan kepada
Angela. Angela berada dekat lemari pendingin dan
saya senang melihat wajahnya merah merona karena
merasa bersalah. Saya cukup keras menegurnya, dan anehnya ia sama
sekali tidak melawan. Saya bertanya kepadanya ten"
tang di mana ia berada selama itu, dan ia menjawab
bahwa ia baru saja mandi-mandi di laut. Saya me"
nukas, "Aku tidak melihatmu di pantai." Dan ia ter"
tawa. Lalu saya menanyakan di mana baju hangatnya,
dan ia menjawab bahwa ia pasti telah meninggalkan"
nya di pantai. Ini saya ceritakan secara terinci untuk menjelaskan
mengapa saya membiarkan Mrs. Crale membawa sen"
diri bir itu ke Taman Benteng.
Peristiwa lainnya pada sisa pagi itu tidak begitu saya
ingat. Angela mengambil buku dan peralatan menja"
hitnya lalu menisik roknya yang koyak tanpa mem"
bantah. Kalau tidak salah saya pun sibuk menjahit.
Mr. Crale tidak pulang untuk bersantap siang. Saya
senang karena setidak-tidaknya ia masih tahu diri.
AC-Five Little Pigs.indd 302
302 Seusai santap siang, Mrs. Crale berkata bahwa ia
akan ke Taman Benteng. Sementara itu saya pun ber"
maksud mengambil baju hangat Angela dari pantai.
Karena itu kami pergi bersama-sama. Ia masuk ke Ta"
man Benteng"sedangkan saya sendiri terus ke pantai,
tetapi saya langsung kembali begitu mendengarnya
menjerit. Sebagaimana yang telah saya ceritakan ketika
Anda mengunjungi saya, ia menyuruh saya pulang dan
menelepon dokter. Di jalan saya berpapasan dengan
Mr. Meredith Blake, kemudian langsung kembali lagi
ke Taman Benteng, barangkali saja Mrs. Crale mem"
butuhkan pertolongan. Itulah yang saya ceritakan baik pada pemeriksaan
pendahuluan maupun ketika di pengadilan.
Sedangkan yang akan saya tuliskan berikut ini ada"
lah sesuatu yang belum pernah saya ceritakan kepada
siapa pun yang masih hidup. Kebetulan waktu itu ke"
pada saya tidak diajukan pertanyaan yang bisa me"
nyingkapkan apa yang masih ingin saya sembunyikan.
Walaupun begitu saat itu pun saya merasa bersalah
karena telah menutup-nutupi suatu fakta"namun
sekarang saya tidak menyesalinya. Saya sadar sepenuh"
nya bahwa dengan menyingkapkan hal ini berarti saya
harus menyediakan diri untuk ditanyai lebih lanjut,
tetapi saya tidak yakin bahwa setelah selang waktu se"
kian lama akan ada orang yang terlalu mempersalah"
kannya"terlebih karena Caroline Crale telah dinyata"
kan bersalah meskipun tanpa kesaksian saya.
Maka, inilah yang waktu itu terjadi.
Saya bertemu dengan Mr. Meredith Blake sebagai"
AC-Five Little Pigs.indd 303
303 mana yang telah saya katakana, lalu kembali secepatcepatnya ke Taman Benteng. Waktu itu saya mengena"
kan sepatu khusus untuk berjalan di pasir dan saya
sendiri kalau berjalan hampir tidak pernah menimbul"
kan suara. Saya tiba di pintu taman yang terbuka, dan
inilah yang saya saksikan.
Mrs. Crale sibuk menyeka botol bir yang terletak di
atas meja dengan sapu tangannya. Sesudah itu, ia me"
megang tangan suaminya yang sudah meninggal dan
menekankan jari jemarinya ke permukaan botol bir
itu. Selama mengerjakan semua itu ia tampak sangat
waspada. Hanya ketakutan yang terbersit dari wajah"
nyalah yang bercerita kepada saya tentang yang se"
sungguhnya telah terjadi.
Karena itu tahulah saya, tanpa keraguan sedikitpun,
bahwa Caroline Crale telah meracuni suaminya. Mes"
kipun begitu, saya sama sekali tidak menyalahkannya.
Suaminya telah mendesaknya sampai ke titik yang tak
mungkin tertahankan oleh manusia mana pun, dan
dengan demikian ia telah menentukan nasibnya sen"
diri. Saya tidak pernah menyebut-nyebut hal ini kepada
Mrs. Crale dan ia tidak pernah tahu bahwa waktu itu
saya telah melihatnya. Putri mendiang Caroline tidak boleh dilindungi
dengan menceritakan suatu kedustaan kepadanya. Be"
tapapun pahitnya suatu kenyataan, itu harus dihadapi
dengan hati yang lapang. Sampaikanlah pesan saya kepadanya, bahwa ibunya
AC-Five Little Pigs.indd 304
304 tidak perlu disesali. Ia telah didesak sampai keluar ba"
tas daya tahan wanita sebaik apa pun. Kini kewajiban
putrinyalah untuk memahami serta memaafkannya.
AC-Five Little Pigs.indd 305
Akhir penuturan Cecilia Williams.
305 PENUTURAN ANGELA WARREN Yang terhormat M. Poirot,
Saya memenuhi janji saya kepada Anda dengan me"
nuliskan semua yang mampu saya ingat tentang saatsaat paling buruk enam belas tahun yang lalu. Tetapi
baru setelah memulainya saya menyadari betapa sangat
sedikit yang sungguh-sungguh saya ingat. Kecuali tra"
gedi yang sangat menyedihkan itu, yang lainnya tidak
dapat saya pastikan. Ingatan yang saya miliki tentang hari-hari di musin
panas itu begitu samar"juga tentang kejadian-ke"
jadian yang seakan saling terpisah dari yang lain, bah"
kan urut-urutan kejadiannya pun tidak bisa saya pasti"
kan! Kematian Amyas seolah-olah seperti petir di siang
bolong. Tanpa firasat sama sekali, dan agaknya saya
tidak mengetahui ataupun memahami segala sesuatu
yang menjurus ke kejadian itu.
AC-Five Little Pigs.indd 306
306 Saya telah mencoba berpikir tentang apakah ke"
jadian itu tak terduga atau tidak. Apakah semua gadis
tanggung sama buta, sama tuli, dan sama bodoh se"
perti pada masa itu" Barangkali memang demikian.
Suling Emas 18 Bunga Pedang Embun Hujan Kanglam Kiam Hoa Ie Lioe Kanglam Karya Khu Lung Dendam Berkubang Darah 1