Hantu Bara Kaliatus 1
Wiro Sableng 103 Hantu Bara Kaliatus Bagian 1
Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
Episode 103 Ebook by : Dewi Tiraikasih
Djvu by : Anggotax2006
Email : 22111122@yahoo.com
103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
1 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
BASTIAN TITO HANTU BARA KALIATUS
SOSOK YANG TEGAK DI ATAS BATU BESAR DI TENGAH
SUNGAI BUKAN LAIN ADALAH LA TANDAI ALIAS HANTU
BARA KALIATUS. SEPASANG MATANYA MASING-MASING
MEMILKI DUA BOLA MATA BERWARNA MERAH SEPERTI BARA MENYALA MENATAP ANGKER KE ARAH
LAKASIPO. SAAT ITU LAKASIPO MASIH DUDUK DI ATAS
PUNGGUNG LAEKAKIENAM KUDA TUNGGANGANNYA YANG BERKAKI ENAM. SEMENTARA WIRO, NAGA
KUNING DAN SETAN NGOMPOL MASIH BERADA DALAM
GENGGAMAN TANGANNYA, BELUM SEMPAT DIMASUKKAN KE DALAM KOCEK JERAMI.
"MAKHLUK APA ITU GERANGAN...." KATA NAGA KUNING.
"KEPALANYA SEPERTI PENDUPAAN! ADA BARA MENYALA!"
"LIHAT MATANYA!" NAGA KUNING BERUCAP.
"SETIAP MATA ADA DUA BOLA MATA!"
"YA, AKU JUGA SUDAH MELIHAT. JANGAN-JANGAN
MAKHLUK INI PUNYA EMPAT BIJI DI KANTONG MENYANNYA!" KATA WIRO PULA SAMBIL
TERTAWA CEKIKIKAN.
"KALIAN JANGAN BERGURAU SAJA!" MEMBENTAK
SETAN NGOMPOL. "AKU PUNYA FIRASAT BAHAYA BESAR MENGANCAM LAKASIPO. BERARTI
MENGANCAM KITA BERTIGA!"
212 SEMUA HAK KARYA CIPTA CERITA INI ADALAH MILIK
ALMARHUM BASTIAN TITO
Wiro Sableng telah terdaftar pada Departemen Kehakiman Republik Indonesia
Diektorat Jenderal Hak Cipta, Paten dan Merek di bawah nomor 004245
Diketik ulang oleh Dewi Tiraikasih
Hanya untuk para pendekar semua pecinta Wiro Sableng
http://cerita-silat.co.cc/
Email : 22111122@yahoo.com
103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
2 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
ANG SURYA MASIH BELUM memperlihatkan
diri. Udara di penghujung malam itu masih diremangi kegelapan. Angin dingin
masih men-cucuk menembus kulit sampai ke tulang. Hampir tak dapat dipercaya,
dalam kegelapan seperti itu, di kawah Gunung Latinggimeru berkelebat satu
bayangan. Gerakannya cepat, sulit ditangkap mata biasa.
Bayangan ini melompat dari satu gundukan batu ke gundukan batu lainnya. Lalu
sesekali kakinya menendang dan "byaaarr!" Gundukan batu hancur berarrtakan!
Batu-batu yang ada dalam kawah Gunung Latinggimeru itu bukan batu biasa. Tapi
adalah batu-batu yang sejak ratusan tahun telah berubah menjadi bara merah
menyala dan tentunya panasnya bukan alang kepalang.
Jangankan untuk dipijak, berada cukup dekat saja panasnya seolah mampu membakar
seseorang. Apalagi di dalam kawah terdapat cairan lahar merah mengepulkan asap
panas dan sesekali mencuatkan lidah api sampai setinggi satu tombak! Namun sosok
yang berkelebat dari satu batu ke batu lainnya itu sama sekali tidak mengalami
cidera kedua kakinya. Kelebatan tubuhnya yang mengeluarkan angin deras membuat
cairan lahar bergetar mengeluarkan riak se-olah mendidih. Kalau sosok yang
berkelebat di dalam kawah itu bukan sebangsa hantu atau setan tetapi manusia
adanya maka pastilah dia memiliki ilmu kenukilan yang luar biasa. .
Tepat ketika cahaya pertama kemunculan sang surya mencuat di ufuk timur, satu
bayangan hitam berkelebat dari lamping kawah sebelah barat. Sesaat kemudian
bayangan ini tahu-tahu telah berdiri di atas satu gundukan batu panas membara,
rangkapkan tangan di atas dada. Wajahnya yang aneh mengerikan sesaat menatap
pada orang yang masih berkelebat dari satu batu ke batu lainnya.
Makhluk yang tegak di atas batu sambil rangkapkan tangan di depan dada itu
memiliki wajah luar biasa aneh dan angkernya. Muka itu seperti muka seekor
burung gagak hitam. Hidung dan mulut jadi satu me-nyerupai paruh. Sepasang mata
kecil tajam memandang tak berkesip ke arah orang yang masih saja melompat dan
menendang seolah tidak menyadari kalau saat itu di dalam kawah dia tidak lagi
sendirian. Ini memberi kejelasan, betapapun tingginya ilmu kepandaian orang pertama namun
masih jauh berada di bawah makhluk yang barusan datang. Buktinya dia 103 Hantu
Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
3 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
tidak tahu kehadiran makhluk yang bermuka burung yang semakin terang sinar sang
surya semakin jelas bentuknya. Dia ternyata adalah seorang nenek aneh mengenakan
pakaian dedaunan kering yang diberi jelaga hitam.
Kesunyian di dalam kawah Gunung Latinggimeru itu tiba-tiba meledak oleh suara
tawa si nenek bermuka burung. Saat itulah bayangan yang sejak tadi berkelebat
kian kemari tiada henti menyadari kalau di dalam kawah ada orang lain. Cepat dia
membalikkan tubuh dan siap menghantam dengan tangan kanannya.
"Seratus hari telah berlalu! Wahai Latandai! Aku datang memenuhi perjanjian!" Si
nenek berseru keras membuat seantero kawah bergeletar.
"Nenek Hantu Santet Laknat!" orang di seberang sana keluarkan ucapan lalu cepat-
cepat berlutut di atas batu panas. "Nenek, terima hormatku!"
SI nenek kembali tertawa mengekeh.
"Berdirilah wahai Latandai!"
Orang di atas batu merah membara segera berdiri tapi cara tegaknya agak
membungkuk pertanda dia masih meneruskan sikap hormatnya pada si nenek angker.
"Kulihat gerakan tubuh serta kekuatan kakimu telah maju pesat Latandai! Aku
senang! Sekarang, hari perjanjian telah datang! Kau akan kuberikan ilmu
kesaktian yang selama ini kau inginkan! Apakah kau telah siap menerimanya wahai
Latandai"!"
"Wahai Nenek Hantu Santet Laknat. Aku Latandai siap menerima ilmu apapun yang
akan kau berikan padaku!"
Si nenek tertawa melengking. "Ilmu Bara Setan Penghancur Jagat akan segera kau
dapatkan! Begitu ilmu itu menjadi milikmu, maka otakmu ada dalam otakku. Kau
menjadi milikku. Artinya kau berada di bawah kekuasaanku. Kau harus melakukan
semua apa yang aku kata dan perintahkan. Sekali kau berani membangkang maka ilmu
Bara Setan Penghancur Jagat akan menghancurkan dirimu sendiri! Kau mengerti dan
paham Latandai"!"
"Aku mengerti. Aku paham wahai Nenek Hantu Santet Laknat!"
Si nenek tertawa panjang. Di timur langit semakin terang. "Berdiri lurus-lurus
Latandai! Kepalkan dua tanganmu dan letakkan di samping!"
Lelaki bernama Latandai lakukan apa yang dikatakan si nenek. Tubuhnya tegak
lurus-lurus di atas batu merah panas. Dua tangan ditempelkan rapat-rapat ke sisi
kiri kanan. "Kau sudah siap Latandai"!"
"Aku sudah siap Nek!"
"Sungguh"!"
"Sungguh Nek!"
103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
4 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
"Ceburkan dirimu ke dalam laharl"
Latandai tersentak kaget mendengar perintah yang tidak disangkanya itu.
"Nek...."
"Sekali lagi kau dirasuk ragu dan bimbangi Sekali lagi kau berucap dan menolak
berbuat! Maka wahai!
Cukup sampai di sini aku melihatmu! Kalau aku masih sempat melihatmu maka aku
hanya akan melihat roh-mu gentayangan antara langit dan bumi!"
Dinginlah tengkuk Latandai. Dia tahu si nenek tidak bicara kosong. Dia sadar
perempuan tua bermuka burung gagak itu memiliki kemampuan untuk menghabisinya
semudah dia membalikkan telapak tangan!
Maka tanpa menunggu lebih lama Latandai melompat, ceburkan diri ke dalam cairan
lahar yang mendidih panas di puncak Gunung Latinggimeru itu!
Sosok Latandai lenyap tenggelam di bawah permukaan lahar. Di sebelah atas lahar
mencuat me-mercikkan lidah api. Sepasang mata Hantu Santet Laknat memperhatikan
dengan tajam. Mulutnya komat-kamit seperti merapal sesuatu. Lalu dia berteriak.
"Kau boleh keluar sekarang Latandai!"
Aneh! Walau berada di bawah permukaan lahar panas dan tebal namun si nenek mampu
mengiangkan perintahnya ke telinga Latandai hingga lelaki itu mendengar lalu
serta meria melesat keluar dari dalam lahar dan tegak kembali di atas batu panas
membara. Sekujur tubuhnya mengepulkan asap panas dan berwarna merah seolah udang direbus.
Latandai merasakan sesuatu di atas kepalanya. Dia meraba ke atas. Dia juga
merasa ada kelainan pada sepasang matanya, dia mengedip-ngedipkan beberapa kali.
Lalu ketika dia memandang ke dada dan perutnya terkejutlah lelaki ini.
"Nekl Apa yang terjadi dengan diriku!"
Hantu Santet Laknat mendongak lalu tertawa panjang.
"Wahai Latandai! Mengapa kau harus terkejut apalagi takut" ujar si nenek.
Tubuh Latandai bergeletar. Untuk beberapa saat lamanya dia tidak bisa membuka
mulut. Dia melihat ada tumpukan batu-batu merah membara sebesar ujung ibu jari
kaki di dada dan di perutnya. Namun dia tidak dapat melihat bagaimana saat itu
telah terjadi kelainan pada sepasang matanya. Bola matanya yang sebelumnya hanya
ada satu pada masing-masing mata kini berubah menjadi dua dan berwarna merah
seolah terbuat dari bara! Dia bisa meraba tapi tidak melihat bagaimana kepalanya
seolah telah dibabat sebatas kening lalu di atas kepala yang sebelumnya ada
otak, batok kepala dan rambut itu kini dipenuhi oleh tumpukan batu-batu merah
menyala! "Latandai!" seru Hantu Santet Laknat! "Sekarang 103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro
Sableng 212 5 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
kau telah memiliki ilmu kesaktian yang disebut Bara Setan Penghancur Jagat!"
"Nek!" kejut Latandai sampai keluarkan seruan tertahan saking tidak percayanya.
Hantu Santet Laknat kembali mengekeh. "Di tubuhmu, mulai dari kepala sampai ke
pusar kini terdapat dua ratus bara api! Itu sebabnya mulai saat ini kau kuberi
nama Hantu Bara Kaliatus! Batu-batu bara itu akan menjadi senjata yang ikut
kemana kau pergi! Kau akan melihat wahai Latandai! Sekali kau mencabut bara itu
dan menghantam lawan, sulit bagi musuh untuk selamatkan diri dari Kematian! Di
masing-masing matamu kini ada dua bola mata berbentuk bara api.
Jika kau pentang dua matamu lebar-lebar dan hentakkan rahangmu maka empat larik
sinar merah sepanas api neraka akan menebar maut! Kalau kau tidak percaya
silahkan coba. Palingkan matamu ke arah batu besar di sebelah sana! Kau sanggup
menghancurkan batu itu dengan sinar bara setan yang ada pada dua matamu!"
Latandai putar tubuhnya. Palingkan muka dan sepasang matanya ke arah batu besar
menyembul di permukaan kawah yang barusan ditunjuk si nenek.
Dalam keadaan tak berkedip Latandai katupkan rahangnya. Gigi-giginya
bergemeletukan. Saat itu juga empat larik sinar semerah bara menyala berkiblat!
Melesat dan menyambar ke arah batu besar di permukaan kawah.
"Byaaarrl"
Batu merah menyala itu hancur berantakan, lenyap dari permukaan lahar. Yang
kelihatan kini hanyalah kepulan asap! Melihat hal itu Latandai segera berpaling
dan jatuhkan diri berlutut. "Nenek Hantu Santet Laknati Aku menghatur ribuan
terima kasih. Kau...."
Si nenek potong ucapan Latandai dengan tawa bergelak lalu berkata. "Kau sudah
kuberikan ilmu Bara Setan Penghancur Jagatt Sekarang mari kita mengatur
perjanjian dan perintah! Harap kau dengar baik-baik wahai Hantu Bara Kaliatus!
Setiap aku memberi perintah aku bisa langsung muncul di hadapanmu atau hanya
mengirimkan dari kejauhan melalui angin dengan ilmu yang disebut Ilmu Menyadap
Suara Batin. Sekarang aku mulai dengan perintah-perintahku Latandai! Setiap perintah harus
kau lakukan tanpa per-nyataan karena otakmu ada dalam otakku! Kau berada dalam
kekuasaanku! Pertama kau harus mencari seorang manusia bernama Lakasipol Aku tak
perlu menerangkan siapa adanya manusia itu. Kau kenal dia karena dia dulunya
adalah Kepala Negeri Latanahsilam."
"Aku tahu dan aku kenal Lakasipo. Perintah akan kujalankan Nenek Hantu Santet
Laknat!" kata Latandai yung kini telah diberi nama Hantu Bara Kaliatus!
103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
6 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
"Perintah ke dua! Kau harus membunuh Luhsantini Istrimu sendiri...."
"Nek!" Latandai terkejut dan sampai keluarkan teman.
"Jahanam! Aku sudah katakan tak ada pertanyaan"
Bentakan si nenek menggetarkan Seantero kawah Gunung Latinggimeru.
"Maafkan aku Nek..." ujar Latandai yang jadi kecut melihat tampang si nenek dan
mendengar bentakannya yang dahsyat.
"Aku mempunyai alasan mengapa menyuruhmu membunuh Luhsantini. Karena dia seorang
istri tidak berbudi dan tidak setia! Luhsantini pernah berhubungan badan dengan
seorang pemuda bernama Lasingar, kerabatmu di Latanahsilam. Selain itu dia juga
bermain cinta dengan Hantu Muka Dua! Apa perlunya kau mempunyai seorang istri
seperti itu!"
Latandai merasakan tubuhnya bergetar dan mukanya mendadak jadi panassampai ke
telinga. Dia hendak bertanya dari mana atau bagaimana Nenek Hantu Santet Laknat
mengetahui hal itu tapi tidak berani membuka mulut. Apa yang ada dalam pikiran
Latandai sudah terbaca oleh si nenek. Maka dia pun berkata.
"Waktu kau meninggalkan istrimu di kala dia hamil muda kau sebenarnya telah
mengambil satu keputusan tepat! Berbulan-bulan kau mengelana mencari ilmu!
Kau telah menjadi budak hawa nafsu ingin menguasai berbagai ilmu kesaktian! Kau
hampir jadi orang gila dan kerasukan roh-roh jahat! Syukur kau bertemu denganku
wahai Hantu Bara Kaliatus! Satu ilmu yang kuberikan tidak bisa menandingi
seratus ilmu kesaktian yang bisa kau peroleh dari orang lain!"
"Aku mengerti dan aku berterima kasih Nek," kata Latandai pula.
"Satu hal lagi harus kau ketahui wahai Hantu Bara Kaliatus! Kalau istrimu dan
Lasingar tidak dihabisi maka mereka kelak akan melanjutkan hubungan tidak
senonoh itu I Berarti akan lahir lagi anak ke dua, anak ketiga yang bukan darah
dagingmu!"
Bergetar sekujur tubuh Latandai mendengar ucapan Hantu Santet Laknat itu. Walau
di lubuk hatinya ada rasa kebimbangan namun saat itu otaknya telah dikuasai oleh
si nenek hingga dia tidak bisa berpikir secara jernih, sekurang-kurangnya tekad
untuk menyelidik yang dikatakan si nenek apa benar adanya.
"Kau sudah dengar penjelasan! Kau sudah tahu kewajiban harus menyingkirkan
istrimu! Membunuh Lasingar! Kau juga patut menghabisi Hantu Muka Dua.
Tapi manusia satu itu adalah bagianku! Jangan kau berani menyentuhnya! Aku
sendiri yang akan membunuhnya!"
"Aku mendengar dan perintahmu akan kujalankan wahai Nenek Hantu Santet
Laknat..." kata Latandai 103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
7 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
pula. "Wahai Hantu Bara Kaliatus! Tugasmu di hari pertama memiliki ilmu kesaktian Bara
Setan Penghancur Jagat cukup sekian dulu! Laksanakan segera! Jika kau sampai
gagal aku akan muncul untuk menjatuhkan hukuman!"
Hantu Bara Kaliatus alias Latandai membungkuk dan berkata. "Tugas perintah akan
kujalankan! Aku tidak akan menemui kegagalan. Cuma mohon maafmu.
Apakah keadaan diriku yang seperti ini tidak bisa dirubah kembali seperti sedia
kala?" Nenek Hantu Santet Laknat tertawa panjang lalu berkata. "Sudah kukatakan otakmu
ada dalam otakku!
Dirimu berada dalam kekuasaanku. Berarti hanya aku yang bisa mengembalikan
dirimu pada keadaan semula! Setiap ilmu ada syaratnya wahai Latandai. Dan kini
Mnh menerima syarat itu dalam bentuk keadaanmu seperti saat inil Bila kau memang
menginginkan perubahan bisa saja aku lakukan! Tapi kau harus menjalankan semua
perintahku lebih dulul Kau mengerti Hantu Bara Kaliatus"!"
"Aku... aku mengerti Nek," jawab Latandai walau dengan suara setengah tertahan
dan dada sesak.
Wiro Sableng 103 Hantu Bara Kaliatus di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Hantu Santet Laknat menyeringai lalu tertawa panjang. Ketika tawanya lenyap
sosoknya tak ada lagi di lompat Ku. Latandai palingkan kepala. Si nenek tahu-
tahu sudah berada di lamping kawah sebelah timur.
Berkelebat cepat sekali seolah menyongsong matahari lalu pupus dari pemandangan.
103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
8 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
ELALANG HIJAU RAKSASA ITU TERBANG
menembus kabut pagi disaat udara masih dingin menusuk sampai ke tulang sumsum.
Di satu tempat ketinggian binatang ini melayang turun lalu hinggap di atas
sebuah batu besar. Dua matanya memandang liar kian kemari seolah meneliti
keadaan. Sepasang misainya bergerak-gerak tiada henti.
"Wahai Laehijau, apakah sanggup kau membawa kami ke puncak Latinggimeru"
Seharian sudah kau melompat dan melayang menerbangkan kami. Aku khawatir kau
keletihan di tengah jalan dan jatuh!" Satu suara memecah kesunyian di tempat
itu. Yang bicara adalah seorang perempuan muda mengenakan pakaian kulit kayu
halus. Kepala dan wajahnya tertutup selendang terbuat dari rumput hijau
dikeringkan. Perempuan ini duduk di punggung belalang hijau, men-jadikan
binatang raksasa itu sebagai tunggangannya.
Belalang raksasa tundukkan kepala ke bawah lalu menggeleng pertanda dia mengerti
dan menjawab ucapan tuan penunggangnya.
"Kau sahabatku yang setia wahai Laehijau. Mudah-mudahan para Dewa dan Peri
menolong kita hingga kita bisa selamat sampai ke puncak Latinggimeru...."
Baru saja perempuan ini selesai berucap tiba-tiba terdengar suara tangisan bayi.
Astaga. Ternyata dalam bungkusan yang didukungnya di tangan kiri, ada sosok
seorang orok yang masih merah karena baru berusia 40 hari. Perempuan ini cepat
menimang-nimang bayi daam bedungan.
"Anakku Lamatahati, berhentilah menangis. Sebentar lagl kau akan bertemu dengan
bapakmu. Sebentar lagi kau akan menjadi anak yang syah. Punya Ibu dan punya
ayah!" Perempuan itu terus menimang-nimang si bayi hingga akhirnya berhenti
menangis. Sesaat dia mendongak ke atas, berusaha menembus tebaran kabut yang
menutupi pemandangan. Jauh di atas sana men-julang tinggi puncak Gunung
Latinggimeru yang dari kawahnya selalu mengepul asap panas berwarna kemerahan
sedang dari perutnya ada suara tiada henti menggemuruh menggidikkan dan
menggetarkan seantero tempat.
"Laehijau kalau letihmu lenyap bisakah kita melanjutkan perjalanan?"
Belalang raksasa bernama Laehijau seperti tadi rundukkan kepalanya dan goyang-
goyangkan misainya. Kaki-kakinya diregang pertanda dia siap melompat. Perempuan
di atas belalang peluk erat-erat bayi 103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
9 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
dalam bedungan. Sesaat kemudian Laehijau telah melesat ke udara, terbang ke arah
ketinggian puncak Gunung Latinggimeru.
Untuk beberapa saat bayi dalam bedungan tertidur pulas. Begitu mulai mendekati
puncak gunung, udara yang tadinya sangat dingin kini berubah menjadi panas.
Tubuh Laehijau bergetar menahan panas. Begitu juga perempuan di atas punggungnya
sementara bayi yang tadi tertidur pulas tersentak bangun lalu menangis
kepanasan. "Tenang anakku, jangan menangis...." Sang ibu pergunakan ujung bedungan untuk
mengipasi bayinya.
Namun Lamatahati terus saja menangis. Semakin jauh ke atas mendekati puncak
Gunung Latinggimeru hawa bertambah panas tapi kabut mulai menipis.
Setelah terbang berputar-putar dan mulai sempoyong-an, Laehijau turun di suatu
pedataran sempit di tepi timur puncak Latinggimeru. Dua tombak di depan mereka
terbentang kawah yang permukaannya berupa lahar mendidih dan mengepulkan asap.
Selain itu ada kabut tebal menebar di sana-sini menutupi pemandangan.
Perempuan di atas punggung belalang hijau memandang berkeliling lalu menatap
lekat-lekat ke arah kawah gunung batu itu. Cukup lama dia menunggu dan mencari-
cari. Hatinya mulai risau. Orang yang dicari tidak terlihat sama sekali. Bayi
dalam bedungan terus menangis, tak tahan oleh hawa panas yang keluar dari kawah.
"Mimpiku memberi petunjuk dia ada di sini. Dua orang penduduk Latanahsilam
memberi kesaksian melihat dia dalam perjalanan menuju puncak Latinggimeru ini
empat purnama yang lalu. Namun di mana dia gerangan?" Perempuan di atas belalang
hijau membatin.
Pada saat tebaran kabut yang menutupi kawah itu tertiup angin, berarak ke
jurusan selatan maka barulah dia dapat melihat seantero kawah dengan jelas.
Sesaat perempuan di atas punggung belalang hijau terkesiap ngeri menyaksikan
pemandangan di hadapannya. Namun rasa ngeri ini berubah menjadi kegembiraan
ketika dia melihat sosok seorang lelaki tegak tak bergerak di atas sebuah batu
besar merah menyala. Dari dua kakinya hanya yang sebelah kiri menginjak batu.
Yang kanan diangkat dan dilipat ke atas sedang kedua matanya dipejamkan. Jelas
orang ini tengah bersamadi dengan cara yang aneh.
"Dia mampu berdiri di atas batu api itu! Wahai, berarti Latandai telah berhasil
mendapatkan ilmu yang dicarinya..." berucap dalam hati perempuan di atas
belalang raksasa. Tapi tiba-tiba hatinya mendadak tercekat. "Aneh, mengapa ada
kelainan kulit pada dirinya. Kepalanya... tubuhnya.... Kalau saja aku bisa 103
Hantu Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
10 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
mendekat ke sana...."
Spasang mata perempuan di atas belalang raksasa menatap tak berkedip pada lelaki
di atas batu. "Wahai Lamatahati, apapun yang terjadi dengan ayahmu,, akhirnya dia kita temui
juga...." Perempuan itu berucap setengah berbisik seraya membelai kepala bayi
dalam bedungan yang sampai saat itu masih terus menangis. Suara tangisan orok
ini tadi sempat membuat lelaki yang bersamadi di atas batu dalam kawah menjadi
terganggu. Daun telinganya bergerak-gerak.
Pelipis dan rahangnya menggembung. Urat lehernya tampak mengencang sedang dua
kelopak matanya yang tertutup mengeluarkan getaran-getaran halus.
Hanya dengan menabahkan hati, menutup jalan pen-dengaran, lelaki yang di puncak
batu tinggi akhirnya mampu meneruskan samadinya. Namun itupun tidak bertahan
lama karena tiba-tiba dari puncak timur Gunung Latinggimeru ada suara seman
keras, melengking ke langit, mencuat ke dasar kawah.
"Wahai Latandai suamiku! Puluhan hari aku habisi!
Berbagai negeri aku datangi! Akhirnya kutemui juga kau ditempat ini! Latandai,
buka matamu! Lihat siapa yang kubawa!"
Hantu Bara Kaliatus yang tegak bersamadi di atas batu menyala tidak bergerak,
juga tidak membuka sepasang matanya yang terpejam.
"Wahai Latandai! Jangan berpura tidak mendengar ucapanku! Berhentilah bersamadi
barang seketika.
Melompat dan datanglah ke tempat ini! Aku datang membawa anakmu! Anak kita yang
kuberi nama Lamatahati. Seorang bayi laki-laki bertubuh gemuk sehat.
Pertanda di masa besarnya dia akan menjadi seorang pemuda gagah kuat berotot
seperti ayahnya!" Bersamaan dengan berhentinya ucapan sang ibu, bayi dalam
bedungan menangis keras.
Di atas batu Latandai merasakan tubuhnya bergetar.
Lehernya menjadi kaku dan telinganya mengiang.
Bagaimanapun dia mencoba, getaran pada matanya tak dapat dikuasainya. Dia sadar
bahwa samadinya tak mungkin diteruskan. Didahului teriakan menggeledek sosok
Latandai melesat ke atas. Dilain kejap dia telah berdiri dua tombak di hadapan
Laehijau si belalang raksasa di atas mana duduk perempuan yang membawa bayi.
Belalang raksasa tersurut mundur. Misainya bergerak-gerak sementara perempuan
yang mendukung bayi berubah pucat wajahnya dan ketakutan setengah mati. Tadi
sewaktu Latandai masih berada di dalam kawah dia memang sudah melihat ada
kelainan atas diri suaminya itu. Namun setelah dekat dia tidak me-ngira kelainan
itu adalah satu kengerian yang dahsyat!
Sepasang mata yang memiliki empat bola mata laksana
103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
11 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
kobaran api memandang padanya.
"Luhsantini! Perempuan celaka! Beraninya kau datang kemari! Berani kau
mengganggu samadiku!"
Perempuan yang disebut dengan nama Luhsantini itu sesaat jadi terkesiap.
Keningnya berkerut. Dadanya berdebar dan mulutnya bergetar. Walau takut tapi
dicobanya juga menjawab.
"Wahai Latandai suamiku! Bukan diriku bermaksud mengganggu samadimu! Aku tidak
dapat menahan diri. Ini adalah hari ke empat puluh sejak bayi ini lahir.
Ini adalah hari terakhir kau harus melihat puteramu dan puteramu melihat dirimu!
Ini adalah hari terakhir kau harus mengusap ubun-ubun di kepalanya pertanda kau
mengakui bahwa Lamatahati adalah anak dari darah yang keluar dari tulang
sumsummu! Jika itu tidak terjadi, sesuai aturan dan adat Negeri Latanahsilam
maka seumur hidupnya anak ini tidak akan mempunyai ayah yang syah! Jika dia
tidak punya ayah ayah syah berarti aku bukan pula ibunya yang syahl Ialu apa
akan jadinya anak kita ini kelak" Jika hidup dia akan menjadi anak setan! Tak
layak tinggal di Negeri Latanahsilam! Jika mati rohnya akan terkatung-katung
antara langit dan bumi! Wahai suamiku Latandai. Datanglah ke sini. Lihat anakmu!
Usap kepala dan tubuhnya. Cium kening dan pipinya!" Sehabis berucap seperti itu
Luhsantini jadi ngeri sendiri. Dalam keadaan kepala dan sosok Latandai seperti
itu jangan-jnngan bayinya akan celaka jika bersentuhan dengan ayahnya!
Lelaki di atas batu merah menyala menatap dengan tampang menggidikkan pada
perempuan di atas belalang raksasa itu. Sepasang matanya menyala-nyala.
Terlebih ketika dia melihat bagaimana Luhsantini membuka kain pembedung bayi
lalu mengangkat tinggi-tinggi bayi lelaki itu dan bergerak hendak disodorkan
kepadanya. "Tidaaakk!" Tiba-tiba meledak teriakan dahsyat dari mulut Latandai. Suara
teriakan ini menggema menggidikkan di dalam kawah Gunung Latinggimeru,
menggeletar sampai ke permukaan puncak gunung, membuat darah Luhsantini tersirap
dan seolah berhenti mengalir.
"Tidak" Tidak apa maksudmu wahai suamiku Latandai?" bertanya Luhsantini.
"Bayi itu bukan anakku! Tapi anak haram hasil hubunganmu dengan Lasingar, jauh
sebelum aku mengawinimu!"
Luhsantini merasa seolah berdiri di atas bara api yang kemudian runtuh dan
menghunjam memuruk-kannya ke dasar sebuah lobang api!
"Wahai Latandai.... Bagaimana bisa dan teganya kau berkata seperti itu"! Kita
kawin sepuluh bulan purnama yang lalu. Malam pertama kita berhubungan 103 Hantu
Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
12 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
di Bukit Batu Kawin disaksikan orang tua, para sesepuh Negeri, disaksikan oleh
nenek Lamahila dan disaksikan serta direstui oleh para Dewa dan Peri...."
"Apa yang kau katakan semua benar! Tapi pada saat aku mengawinimu kau telah
berbadan dua akibat hubunganmu dengan Lasingar! Aku tertipu!"
Luhsantini sampai terpekik mendengar ucapan Latandai itu. Wajahnya seputih kain
kafan. "Wahai Latandai, demi anak ini aku ikhlas menerima keadaanmu seperti ini. Demi
segala roh yang baik penjaga langit dan bumi! Demi semua para Dewa dan Peri
penguasa jagat raya! Aku bersumpah tidak pernah melakukan hubungan hina terkutuk
yang tidak terpuji dengan Lasingar! Pemuda itu hanyalah kerabat sahabat biasa
saja...." "Kerabat sahabat biasa saja"!" Latandai meludah.
Ludahnya berwarna merah dan mengepulkan asapl Lalu manusia yang telah berubah
menjadi makhluk mengerikan ini tertawa bergelak.
"Banyak saksi di Latanahsilam yang mengatakan bahwa dia sering menyelinap ke
rumahmu dikala dua orang tuamu berburu ke hutan atau mencari ikan di sungai!"
"Latandai.... Sungguh tidak dapat kupercaya semua ucapanmu! Lasingar sering
berada di rumahku karena dia berobat pada orang tuaku atas penyakit yang telah
lama diidapnya! Jika kau tahu aku ini sudah bernoda mengapa kau mengawini
diriku...?"
"Itu karena aku tertipu! Karena kau menipuku!
Keluargamu menipuku!"
"Wahai Latandai, agaknya Kau yang menipu diri sendiri! Jika bayi ini sudah
kukandung jauh sebelum kawin denganmu, mengapa dia kulahirkan setelah sembilan
bulan" Jika aku memang punya hubungan keji dengan Lasingar dan hamil sebelumnya
seharus-nya dia lahir lebih cepat dari itu!"
"Luhsantini! Apapun cakapmu! Apapun dalih yang Iwndak kau ucapkan aku tetap
tidak akan mengakui anak Itu adalah anakku! Dan dirimu yang kotor ini tidak
layak hidup lebih lama! Kau dan anakmu lebih baik kulempar ke dalam kawah Gunung
Latinggimeru!"
Menggigil sekujur tubuh Luhsantini mendengar kata-kata Latandai itu. Dengan
tubuh bergeletar dan dada menggemuruh dia turun dari punggung Laehijau si
belalang raksasa lalu melangkah ke tepi kawah. Bayi dalam bedungan terus
menangis tiada henti.
"Latandai...!"
"Diam! Namaku bukan Latandai lagi. Aku sekarang adalah Hantu Bara Kaliatus!"
"Tidak perduli siapapun kau punya nama! Tidak kusangka sejahat ini hati dan
pekertimu! Dengar manusia keji! Pembalasan dan karma akan jatuh atas dirimu!"
Luhsantini angkat bayi dalam bedungan tinggi-103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro
Sableng 212 13 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
tinggi. Lalu berserulah perempuan malang ini. "Wahai para Dewa dan para Peri!
Wahai semua roh yang ada di antara langit dan bumi! Bayi ini bayi suci! Tiada
dosa atas dirinya! Bayi ini keluar dari rahimku! Hasil hu-bunganku dengan
seorang suami bernama Latandai!
Namun hari ini Latandai tidak mengakui kalau Lamatahati adalah anak darah
dagingnya! Para Dewa dan para Peri serta semua roh! Jatuhkan hukuman atas diri
Latandai! Sengsarakan dia sebelum bayi ini sendiri menderita karena
perbuatannya! Biarkan tubuhnya seperti itu sepanjang usia! Biarkan dia menderita
seumur-umur dalam keangkuhan dan kesesatannya! Wahai anakku Lamatahati. Malang
nasibmu! Kau tak akan berayah seumur hidupmu! Aku tak akan diakui adat sebagai
ibumu! Aku memohon kepala ke atas kaki ke bawah. Kaki ke atas kepala ke bawahi
Kalau kelak kau sudah dewasa para Dewa dan para Peri akan memberi kekuatan
padamul Balaskan sakit hati ibumu! Balaskan sakit hati dirimu!"
Bayi dalam bedungan menangis keras.
Belum habis gaung suara Luhsantini di puncak Gunung Latinggimeru, seolah alam
mendengar jerit hati sang ibu yang malang ini tiba-tiba lumpur merah di dasar
kepundan menggelegak keras lalu mencuat tinggi ke udara. Lidah api membumbung
mengerikan. Lalu seolah jatuh dari langit didahului suara gelegar dahsyat berkiblat satu
cahaya biru, langsung menghantam sosok Latandai alias Hantu Bara Kaliatus.
Sekujur tubuh lelaki ini seolah dialiri satu sinar biru, menggeletar hebat dan
mengepulkan asap. Hantu Bara Kaliatus menjerit keras lalu tergelimpang roboh di
tepi kawah. Luhsantini memeluk bayinya erat-erat. Belalang raksasa menghentak-hentakkan
kakinya seolah memberi isyarat agar perempuan itu lekas naik ke punggungnya.
Luhsantini cepat balikkan tubuh. Sambil mendukung bayinya dia lari ke arah
Laehijau. Namun sebelum dia sempat mencapai belalang raksasa itu, di belakang
sana sosok Hantu Bara Kaliatus buka sepasang matanya lalu bergerak bangkit!
Mulutnya sunggingkan seringai maut. Lalu dia menggembor keras.
"Luhsantini! Jahat nian kutuk sumpahmu! Tak bisa aku menerima!" teriak Latandai.
"Bukan aku yang jahat! Hatimu yang bejat!" teriak Luhsantini. "Kutuk Dewa dan
Peri hanya jatuh pada manusia durjanai"
"Perempuan jahanam! Kau dan bayimu tak layak Hidup." Latandai angkat tangan
kanannya lalu dipukul-kan ke depan. Dua belas sinar hitam halus berkelebat
ganas. Dalam keadaan marah luar biasa seperti itu Hantu Bara Kaliatus bukan keluarkan
ilmu yang baru dimilikinya yakni Bara Setan Penghancur Jagat, melain-103 Hantu
Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
14 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
kan dia menghantam dengan ilmu kesaktian yang telah didapatnya lebih dahulu.
"Selusin Bianglala Hitam." jerit Luhsantini begitu dia mengenali pukulan sakti
yang dilancarkan Latandai.
Perempuan ini menjerit sekali lagi. Dia berusaha menyelamatkan diri dengan
melompat ke kiri. Tapi salah lumpat. Arah yang ditujunya ternyata adalah kawah
Gunung Latinggimeru! Sementara itu dua belas sinar hitam yang menyerangnya
demikian cepat membeset udara hingga tidak mungkin dielakkan! Sudah dapat
dibayangkan bagaimana dua belas cahaya ganas Itu akan menembus sosok Luhsantini.
Lalu tubuh itu sendiri akan terjungkal masuk kedalam kawah gunung I Hanya dua
Wiro Sableng 103 Hantu Bara Kaliatus di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
jengkal lagi selusin sinar hitam akan menghantam tubuh Luhsantini, tiba-tiba
dari arah selatan pinggiran kawah berkiblat selarik cahaya berwarna Jingga.
Laksana tameng cahaya Jingga ini melindungi Luhsantini dari hantaman Selusin
Bianglala Hitam. Perempuan ini selamat karena begitu beradu dengari cahaya
Jingga, selusin sinar hitam terpental ke kiri. Namun pentalan dua belas sinar
ini melesat ke arah bayi dalam bedungan pelukan sang ibu!
Bayi dalam bedungan terpekik keras.
"Anakku!" jerit Luhsantini. Tubuhnya terhuyung. Dia hampir jatuh pingsan ketika
melihat wajah bayinya!
Sama sekali tidak menyadari bagaimana Latandai melompat ke hadapannya dan
tendangkan kaki kanan.
"Plaaakkk!"
Satu benda hijau menghantam bahu kiri Latandai hingga orang ini terpental dan
terguling di tanah bebatuan. Benda yang barusan menghantamnya ternyata adalah
sayap belalang raksasa. Sehabis menghantam Laehijau merangkul tubuh Luhsantini
dengan kaki kiri sebelah depan lalu dengan cepat binatang ini melompat ke udara,
terbang meninggalkan puncak Gunung Latinggimeru.
"Binatang jahanam!" teriak Latandai marah. Ge-rahamnya bergemeletakan. Dengan
mengerahkan seluruh tenaga dalam yang dimilikinya dia menghantam ke atas.
Lepaskan pukulan sakti Selusin Bianglala Hitam Dua belas larik sinar hitam
menderu. Di udara belalang raksasa Laehijau keluarkan suara menggerung keras ketika
tubuhnya bagian belakang hancur dihantam pukulan sakti yang dilepaskan Latandai.
Dalam keadaan seperti itu belalang raksasa ini masih sanggup terbang
menyelamatkan diri serta menyelamatkan ibu dan anak yang ada di punggungnya.
Tapi berapa lama dia bisa bertahan dengan tubuh yang setengah hancur seperti
itu. Latandai menggembor marah melihat Luhsantini dan anaknya berhasil menyelamatkan
diri. Berkali-kali kepalan tangan kanannya dihantamkan ke telapak tangan kiri.
Tiba-tiba ada suara mengiang masuk ke 103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
15 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
dalam telinga orang ini. Itu adalah suara Hantu Santet Laknat yang disampaikan
lewat ilmu Menyadap Suara Batin.
"Hantu Bara Kaliatus. Kau telah membuat kesalahan besar! Sudah kukatakan seratus
ilmu yang sudah kau punya tidak bakal bisa menandingi ilmu Bara Setan Penghancur
Jagat! Mengapa kau tidak menghantam perempuan itu dengan ilmu yang kuberikan"!
Malah kau mempergunakan ilmu keropos Selusin Bianglala Hitam! Kau manusia tidak
berguna. Sekali ini aku memberi pengampunan! Lain kali jika kau masih berlaku teledor kau
akan rasakan hukuman dariku."
Latandai sadar, segera jatuhkan diri berlutut "Nenek Hantu Santet Laknat. Aku
mohon maafmu! Aku mengaku telah berlaku salah! Lain kali aku tidak akan berbuat
tolol lagi!"
Jauh di kaki Gunung Latinggimeru, si nenek yang di uluk Hantu Santet Laknat
banting-banting kaki saking marahnya. "Hantu Bara Kaliatus tolol keparat!
Dia memberi kesempatan pada Hantu Muka Dua untuk mencari dan menemukan
Luhsantini kembali.
Ahl.Bagairnana caraku agar membuat Hantu Muka Dua berpaling padaku. Padahal
dulu-dulu dia seolah bisa gila jika sehari tidak bertemu denganku! Tapi
sekarang.... banyak bermunculan perempuan cantik yang menjadi sainganku. Luhsantini,
Luhjelita.... Entah siapa lagi!
Kalau saja aku bisa mengguna-guna Hantu Muka Dua.
tapi dia terlalu sakti.... Mungkin saatnya aku kembali mempergunakan Ilmu
Bersalin Wajah. Tapi Hantu Muka Dua sudah pernah tahu ilmuku itu Memang, tak ada
jalan lain. Dua perempuan itu harus cepat-cepat dibunuh. Selain itu aku harus
cepat menyirap kabar siapa-siapa saja mereka yang bercinta dengan Hantu Muka
Dua!" * * * 103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
16 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
ANTU BARA KALIATUS INGAT. Tadi ada selarik sinar Jingga berkelebat menamengi dan
menyelamatkan Luhsantini dari pukulan Selusin Bianglala Hitam yang
dilepaskannya. Serta meria dia memutar tubuh ke arah selatan. Empat buah bola
mata merah menyala lelaki itu membesar berkilat-kilat ketika dia melihat satu
pemandangan yang membuat darahnya menjadi panas dan tubuh menggeletar oleh
rangsangan. Sejarak lima tombak di hadapannya, di tepi kawah Gunung Latinggimeru tegak
seorang gadis berwajah cantik. Tubuhnya yang berkulit putih mulus terbungkus
oleh pakaian terbuat dari kulit kayu yang diberi jelaga berwarna ungu. Belum
pernah Latandai melihat gadis mengenakan pakaian sebagus dan sangat mempesona
seperti yang satu ini. Bagian punggung, ketiak, dada dan pinggul tersibak lebar
hingga empat bola mata Latandai menjadi silau.
Di tempat itu tidak ada orang lain. Jangan-jangan gadis berpakaian Jingga inilah
yang telah melepaskan pukulan sakti menangkis pukulan Selusin Bianglala Hitam
yang tadi dilepaskannya untuk membunuh Luhsantini. Tadinya Latandai hendak
mendamprat marah bahkan siap menyerang. Namun melihat wajah begitu cantik, tubuh
putih mulus dan molek, hatinya langsung menjadi dingin. Terlebih ketika si
cantik itu menyapa-nya.
"Wahai orang gagah di tepi kawahl Gerangan apakah yang membuat dirimu begitu
marah hingga unjukkan wajah membesi dan memukulkan satu tangan ke tangan
lainnya!" Latandai segera mendekati gadis berpakaian kulit kayu warna Jingga itu. Tiga
langkah di hadapan si gadis dia berhenti. Matanya semakin membesar. Perlahan-
lahan muncul senyum di wajahnya yang garang. "Sungguh para Dewa memberikan
berkah sangat indah padaku. Di tempat seperti ini bagaimana mungkin aku bertemu
dengan seorang gadis secantikmu?"
"Kau bukan saja gagah, ternyata sopan dan lembut dalam bertutur sapa...."
"Ah, suaramu semerdu bebunyian yang dimainkan para Peri di langit ke tujuhl Aku
bernama Latandai.
Berjuluk Hantu Bara Kaliatus. Wahai siapa kiranya engkau gerangan?"
"Namamu menunjukkan kejantanan. Julukanmu menandakan kedahsyatan! Tidak
menyangka kiranya aku akan berhadapan dengan seorang gagah dan pasti 103 Hantu
Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
17 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
sakti mandraguna...."
Cuping hidung Latandai bergerak-gerak mende-ngar pujian yang diucapkan suara
merdu dan keluar dari mulut berbibir merah mempesona.
"Luar biasa, kau memiliki empat bola mata, menjunjung bara api di atas kepala,
melekatkan bara api ke dada dan perut! kalau saja tidak takut hangus, ingin
rasanya aku berada lebih dekat denganmu...." Sambil berkata gadis itu lemparkan
senyum serta kerlingan mata yang membuat Hantu Bara Kaliatus semakin merasa
seperti d i kahyangan sehingga dia terlupa untuk menanyakan siapa adanya gadis
itu. "Datanglah mendekat, aku tidak akan menciderai wajah cantik dan tubuh
sebagusmu...."
Si gadis benar-benar melangkah mendekat. Tapi dua langkah dari hadapan Hantu
Bara Kaliatus dia hentikan tindakannya dan tertawa berderai.
"Orang sakti memang sering menampilkan diri secara aneh dan berada di tempat
aneh! Tapi wahai Hantu Bara Kaliatus, jika aku boleh bertanya gerangan apa yang
membuat kau berada di pinggiran kawah Gunung Latinggimeru ini?"
"Kawah ini memang jadi tempat kediamanku sejak beberapa bulan purnama. Tapi hari
ini adalah hari terakhir aku berada di sini...."
"Hemmm.... Aku bisa menduga!" kata si gadis seraya kembali kerlingkan matanya.
"Tempat ini adalah tempatmu melakukan samadi atau tempat menggem-bleng diri.
Jika hari ini kau selesai melakukan semua itu berarti kau akan kembali pulang
menemui anak istrimu...." Kata-kata terakhir diucapkan dengan nada perlahan dan
wajah membayangkan kesedihan.
"Aku tidak punya istri, tidak punya anak!" jawab Hantu Bara Kaliatus.
"Wahai! Harap maafkan diriku yang lancang menduga!" kata si gadis seraya
mengusap lengan Latandai yang penuh ditumbuhi bulu. Membuat lelaki ini jadi
tambah tenggelam dalam rangsangan hasrat yang berkobar-kobar. "Hai! Lenganmu
terasa panas...." Si gadis terpekik kecil.
"Aku.... Darahku menjadi panas melihat kecantikan-mu!" kata Latandai tanpa malu-
malu. "Maukah kau ikut bersamaku...?"
"Ajakan seorang gagah siapa berani menampik.
Tapi kemanakah kau hendak membawaku...?"
Latandai jadi bingung sendiri. Lalu dia tertawa gelak-geiak. "Aku jadi bodoh!
Tidak tahu mau mengajakmu kemana...."
"Kemana saja asal kau yang mengajak tentu aku suka..." kata si gadis pula dan
tak lupa dengan kerlingan mata genit yang membuat La tandai tambah terambung-
ambung seperti di awan! Tangan kanannya meluncur memegang lengan si gadis lalu
setengah 103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
18 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
berbisik dia berkata." Di lamping kawah sebelah sana ada sebuah goa Di dalamnya
ada satu telaga kecil.
Hawa di sana sangat sejuk dan bersih. Aku akan membawamu kesana...."
"Ah, senang hatiku. Tapi aku ingin sedikit berlama-lama di bawah sinar sang
surya yang baru terbit ini.
Kuharap kau tidak marah. Sinar mentari sangat bagus Ituat kulit perempuan
sepertiku...."
"Apapun yang kau katakan aku akan menurut. Tapi ada satu hal yang ingin
kutanyakan...."
"Kata orang bertanyalah sebelum sesat dijalan. Hik...
hik... hik!" Si gadis tertawa hingga terlihat barisan gigi-giginya yang putih
berkilat serta lidahnya yang merah dan basah, membuat Latandai tambah geregetan
dan saat itu ingin memeluk serta menciumnya.
"Mengapa kau datang ke kawah ini...."
"Wahai Hantu Bara Kaliatus, jangan kau bercuriga pada diriku. Tadi aku berada di
pinggiran kawah sebelah sana. Tiba-tiba kulihat ada sinar hitam dan sinar Jingga
bertabur di udara. Cepat-cepat aku ke sini.
Sampai di sini sinar hitam dan cahaya Jingga itu tidak kutemukan. Yang kulihat
adalah seorang gagah bernama Latandai berjuluk Hantu Bara Kaliatus!" Gadis itu
kembali tertawa merdu. Latandai ikutan tertawa senang. Lalu lelaki ini berbisik.
"Kita ke goa sekarang?"
"Hari masih panjang, mengapa terburu-buru" Tapi jika kau memaksa biar aku
mengalah! Aku tak mau kau menjadi marah!"
Mendengar ucapan si gadis segera saja Hantu Bara Kaliatus menarik tangannya.
"Tunggu dulu!" si gadis berseru.
"Ada apa...?" tanya Latandai.
"Apapun yang akan kita perbuat di dalam goa itu kau harus berjanji! Jangan
sampai bara menyala di kepala, dada dan perutmu menyentuh diriku...."
"Aku berjanji!" jawab Hantu Bara Kaliatus dengan suara keras. Hasratnya tambah
menggila dan dia benar-benar senang luar biasa karena tidak menduga akan bertemu
dengan seorang gadis jelita yang saat itu mau saja diajaknya masuk ke dalam goa.
Sambil memegang lengan si gadis Latandai mengajaknya berlari sepanjang tepi
kawah. Lelaki ini berlari kencang sekali dan bukan merupakan lari biasa. Dia
sama sekali tidak menyadari walau dia lari secepat itu tetapi si gadis di
sebelahnya mampu mengikuti!
"Wahai! Goa ini benar sejuk dan indah bersih seperti yang kau katakan!" ujar si
gadis begitu mereka masuk ke dalam goa. Langsung saja dia dudukkan diri di
lantai goa dekat sebuah telaga kecil berair jernih kebiruan.
"Kalau kita bisa sering-sering berada di tempat ini, hemmm.... Senang sekali
hatiku...."
Latandai tertawa lebar lalu ikutan duduk di lantai.
Dia sengaja merapatkan tubuhnya ke pinggul si gadis.
103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
19 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
"Sekarang apa yang akan kita lakukan"!" bertanya gadis itu seolah-olah
menantang. Latandai rangkulkan tangan kirinya di pinggang sang dara.
"Awas bara menyala di kepala, dada dan perutmu!
Hik... hik... hik!" memperingatkan si gadis sambil tertawa genit.
"Jangan khawatir, aku akan berhati-hati..." bisik Latandai.
"Astaga...!" si gadis terpekik kecil.
"Ada apa?" tanya Latandai.
Gadis itu masukkan tangan kanannya ke balik dada pakaian kulit kayunya yang
membuat Latandai membeliak. Dari balik pakaiannya si gadis keluarkan dua buah
benda bulat sebesar kepalan berbulu halus.
"Aku membawa dua buah kecapi hutan. Aku pernah memakannya! Rasanya manis sekali.
Satu untukmu, satu untukku! Ini kuberikan padamu yang besar karena kau orangnya
besar. Aku biar yang kecil. Ayo sama-Mina makan!"
Gadis itu bantingkan buah kecapinya kelantai hingga terbelah dua. Lalu sambil
senyum-senyum memandang pada Latandai dia segera menyantap buah kecapi yang
lombut putih dan manis itu. Latandai segera pula membuka buah yang dibelahnya
dengan remasan tangan.
"Kecapimu manis...?" tanya si gadis.
"Hemmm..."gumam Latandai sambil mengangguk.
Dia cepat-cepat menghabiskan buah kecapi itu karena hasratnya tidak tertahankan
lagi. Begitu buah kecapi dimakan habis kembali dia merangkul tubuh si gadis.
Tapi belum sempat tersentuh tiba-tiba Latandai merasakan dadanya sesak,
pemandangannya gelap meng-hitam. Nafasnya tersendat. "Aku...." Dia hanya sanggup
mengeluarkan satu patah ucapan itu lalu tubuhnya terguling tertelentang di
lantai goa. Gadis berpakaian jingga tertawa panjang. Dengan cepat dia memeriksa keadaan
Latandai. Setelah me-mastikan lelaki itu benar-benar pingsan maka tangan dan
matanya bekerja memeriksa bagian tubuh di sebelah bawah pusar Latandai. Sesaat
kemudian gadis itu menarik nafas panjang. Wajahnya menunjukkan kekecewaan.
"Hanya ada satu tahi lalat di bawah pusarnya..." katanya perlahan. Sesaat dia
duduk ter-menung. Dalam hati kembali dia berkata. "Mendapatkan satu saja begini
sulitnya. Bagaimana mungkin aku sanggup mencari sampai tujuh orang" Wahai diriku
yang bernama Luhjelita, sulit sekali tugas yang kau pikul. Untuk mendapatkan
satu ilmu kau harus menempuh perjalanan berliku, menantang seribu bahaya...."
Gadis yang menyebut dirinya Luhjelita ini menarik nafas panjang. Sesaat dia
perhatikan sosok Hantu Bara Kaliatus lalu mencibir. Dia bangkit berdiri. Sebelum
keluar dari goa dia tendang lebih dulu kaki kiri Latandai.
103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
20 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
Lalu berkelebat pergi sambil tertawa cekikikkan. Di satu tempat gadis itu
menyelinap ke balik pohon-pohon besar tumbuh rapat berjejeran. Di balik
pepohonan mendekam seekor kura-kura raksasa berwarna cokl .
Tidak seperti kura-kura biasa, binatang yang satu in memiliki dua buah sayap
yang bisa dilipat dan diren-tangkan. Si gadis melompat naik ke atas kura-kuf;a
raksasa lalu mengetuk punggung binatang ini tiga kati.
Kura-kura keluarkan kepalanya, sayap di kiri kanan direntang lebar. Sesaat
kemudian binatang aneh ini melayang terbang di udara meninggalkan puncak Gunung
Latinggimeru. Sementara itu di dalam goa, tak lama setelah gadis berpakaian jingga berlalu
Hantu Bara Kaliatus mulai siuman. Dia keluarkan keluhan pendek. Tubuhnya
menggeliat. Sesaat kemudian dia bangun dan langsung melompat bangkit. Empat bola
matanya menyorot memandang berkeliling. Dia lari ke mulut goa. Memandang ke
seantero kawah Gunung Latinggimeru.
"Aku tertipul" ucap Hantu Bara Kaliatus sadar. "Gadis jahanam! Aku ingat
sekarang! Gadis itu berpakaian warna jingga! Cahaya sakti yang tadi melesat di
udara menyelamatkan Luhsantini juga berwarna jingga!
Jangan-jangan dia yang punya perbuatan menolong Luhsantini! Kurang ajar! Aku
tertipu oleh kecantikan dan keelokan tubuh serta tutur bicaranya yang pandai
merayu! Waktu lari tadi.... Gila! Mengapa sekarang aku baru sadari Aku berlari
sekencang angin! Dan dia mampu mengikuti aku!" Hantu Bara Kaliatus banting-
banting kakinya. "Kalau bertemu akan kukuliti sekujur tubuhnya!"
Saking marahnya Hantu Bara Kaliatus tendang batu di mulut goa hingga hancur
berantakan. *
Wiro Sableng 103 Hantu Bara Kaliatus di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
* * 103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
21 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
EMURUHNYA ARUS SUNGAI TERASA menyeram-
kan di telinga Wiro. Naga Kuning dan Setan Ngompol yang berada di atas telapak
tangan kanan Lakasipo. Lakasipo sendiri saat itu duduk di atas sebuah batu besar
sambil merendam sepasang kakinya yang terbungkus dua batu besar berbentuk bola
yang di seantero Negeri Latanahsilam kini telah dikenal dengan sebutan Bola Bola
Iblis. Bahkan banyak pula yang menjuluki Lakasipo sebagai Hantu Kaki Batu. Sejak
dia membunuh Lahopeng, pemuda jahat yang hendak mencelakai dirinya, penyebab
kematian istrinya Luhrinjani serta perampas kedudukannya sebagai Kepala Negeri
Latanahsilam, hampir seluruh penduduk menginginkan-nya kembali menjadi Kepala
Negeri. Namun Lakasipo telah kepalang kecewa. Walau kini dia telah meninggalkan
Latanahsilam dia belum tahu kemana dia hendak pergi. Sementara itu rasa suka dan
persahabatannya terhadap Wiro dan dua kawannya semakin terasa erat.
(Baca serial Wiro Sableng berjudul "Bola Bola Iblis") Lakasipo memetik selembar
daun di tepi sungai.
Ketiga orang itu diletakkannya di atas daun, lalu daun itu diturunkannya ke air.
Dengan ukuran tubuh mereka yang kecil maka bagi Wiro dan dua temannya daun itu
sama besarnya dengan sebuah rakit. Begitu berada di atas air daun segera
dihanyutkan arus.
"Hai! Hendak kau apakan kami"!" teriak Wiro. Naga Kuning mencengkeram daun
sekuat-kuatnya sementara Setan Ngompol Jatuhkan diri tertelentang sambil menahan
kencing. Lakasipo tertawa lalu mencebur masuk ke dalam sungai hingga daun di mana Wiro
dan kawan-kawan berada terlempar ke atas bersama muncratan air tak ampun lagi
ketiganya amblas masuk ke dalam air.
Sambil tertawa-tawa Lakasipo selidupkan tangan kirinya ke dalam air, menangkap
ketiga orang yang sudah megap-megap itu.
" "Dia hendak membunuh kital" teriak IMiagia Kuning dengan muka pucat."
"Bagaimana kau bisa berbuat sejahat ini Lakasipo"!"
ujar Setan Ngoropol seraya mengusap wajah yang basah dengan* jangan kanan
sementara tangan kiri menekan bagian bawah perutnya yang tak dapat lagi menahan
kencing. "Lakasipo apa maksudmu rnembenamkan kami ke dalam air?" Wiro akhirnya ikut
bertanya. Lakasipo dekatkan telapa tangan kiri ke mukanya.
"Selama beberapa hari ini kita berempat tak pernah mandi-mandi. Kebetulan
bertemu sungai airnya jernih.
103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
22 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
bersih dan sejuk. Apa salahnya pergunakan kesempatan untuk mandi wahai tiga
kawanku" Apalalagi ka-wanmu kakek bermata jereng berkuping lebar ini. Bau
Pesingnya sudah tidak ketelengan!"
"Kalau kau memang mau memandikan kami bukan begini caranya! Kami bertiga bisa
mati tenggelam!"
ujar Setan Ngornpol lalu mengomel panjang pendek.
"Air sungai bagimu sejuk tapi bagi kami sama saja tenggelam dalam es! Kami
bertiga bisa mati kedinginan!" teriak. Naga Kuning'.
"Kalian bertiga memang makhluk seperti kutu cebol.
Tapi aku tahu kalian memiliki ilmu kepandaian tinggi!
Anggap saja kalian sedang mendapat gemblengan!"
kata Lakasipo lalu tertawa gelak-gelak hingga ketiga orang itu terbanting di
atas telapak tangannya dan dekap, telinga masing-rnasing agar tidak kesakitan.
"Saatnya, kita melanjutkan perjalanan kata Laka- sipo kernudian. Lalu dia
bersuit keras.. Laekakienam, kuda hitam raksasa berkaki enam yang jadi
tunggangan Lakisipo dan saat itu! tengah mahdi di sebelah hilir.
segera melompat dan berenang rnendapatkan tuannya.
Suara binatang ini merancah air sungai membuat Wiro dan kawan-kawannya menahan
nafas karena ngeri sementara air..sungai bermuncratan kian kemari laksana
sambaran- ombak.
"Tunggu dulu Lakasipo!" berkata Wiro. "Kau mau bawa,kami kemana?"
" Wahai Wiro, bukankah aku sudah mengatakan Padamu dan Naga Kuning serta Setan
Ngornpol bahwa akan membawamu ke Bukit Latinggihijau untuk melihat makam
istriku"!"
Pendekar 212 garuk-garuk kepalanya. "Kami memang senang kau bawa ke sana,"
katanya menyahuti walau dalam hati dia berkata, "kenal saja aku tidak pernah.
Lagipula pada akhir hayatnya perempuan itu mengkhianati Lakasipo. Perlu apa
pergi ke sana?" Wiro lalu berkata lagi "Tapi Lakasipo! Sebelum pergi ke Bukit
Latinggihijau bagaimana kalau kita mencari dulu Batu Sakti Pembalik Waktu yang
hilang itu?"
"Ah, kau tidak kerasan lama-lama di Latanahsilam
"Bukan begitu. Kami suka tinggal di sini. Tapi alam sini sangat berbeda dengan
alam kami di tanah Jawa.
Marabahaya senantiasa membayangi kami dan muncul tidak terduga. Bukan.karena
orang-orang di sini ingin mencelakai karni, tapi karena keadaan tubuh kami kecil
begini yang menjadi sumber malapetaka! Bayangkan kalau kami sampai dipatuk
burung atau ayam raksasa, atau dirubung semut atau disengat tawon. Bayangkan
kalau kami sampai terinjak anjing atau kambing atau jadi permainan kucing,
dicakar dan digigiti"
"Kalian bertiga tak perlu khawatir wahai para kutu Cebol sobat-sobatku! Bukankah
aku akan melindungi dan membawa kalian bertiga kemana aku pergi?"
103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
23 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
"Aku percaya pada dirimu Lakasipo. Tapi kami lebih suka jika bisa kembali ke
alam kami..." kata Naga Kuning pula. "Antarkan kami ke kawasan rerumputan itu
mencari. Batu Sakti Pembalik Waktu." -
"Kita sudah pernah ke sana. Kalian sendiri dan juga aku telah menyelidik. Tapi
batu tujuh warna itu tidak ditemukan...."
"Batu itu pasti ada di sana. Kita mencarinya terburu-buru saat itu. Karena,
hampir malam!" kata Setan Ngompol.
Lakasipo gelengkan kepala. "Betapapun kecilnya benda itu, walau hari hampir
gelap tapi mataku tak bisa ditipu. Aku pasti akan menemukannya jika batu itu
benar-benar ada di sana...."
"Kalau kau memang bersahabat dengan kami, kau harus mau mengantarkan kami ke
sana. sekali lagi.
Kita habiskan satu hari penuh untuk mencari batu itu!"
kata Pendekar 212 Wiro Sableng.
Lakasipo menyeringai. "Persahabatan bukan berarti harus melakukan sesuatu yang
mustahil wahai sobatku Wiro Sableng. Kita pergi ke Bukit Latinggihijau dulu.
Soal batu itu kita urus kemudian...."
Lakasipo mengusap kepala kuda hitam berkaki enam yang kini tegakdi sampingnya.
Ketika dia hendak, naik ke punggung binatang ini Wiro berkata. "Lakasipo,
tunggu! Kalau kau tidak mau mengantarkan kami ke kawasan rerumputan itu, apa kau
juga tidak mau menolong kami mencari Hantu Tangan Empat?"
"Makhluk satu ini.... Dia sulit sekali dicarinya, wahai Wiro."
"Seluas-luasnya Negeri Latanahsilam ini Hantu Tangan Empat pasti punya tempat
kediaman. Kalau kita pergi ke sana masakan tidak bertemu"!" berkata Naga Kuning.
"Kalian bertiga tidak tahu siapa adanya Hantu Tangan Empat. Dia jarang berada di
tempat kediaman-nya. Selain itu dia berada di bawah pengaruh Hantu Muka Dua yang
selalu memberinya perintah ini itu.
Kalau dia pergi bisa satu dua tahun. Apa yang bisa kalian harapkan?" I Wiro
garuk-garuk kepalanya. Setan Ngornpol.berbisik. "Aku yakin satu tahun di negeri
celaka ini tidak sama dengan satu tahun di negeri kita. Mungkin satu atau dua
tahun di sini hanya satu atau dua bulan saja di alam kita. Buktinya orang di
sini bisa berusia sampai tiga ratus tahun!"
Saat rtu Lakasipo telah melompat naik ke punggung kuda hitam kaki enam. Sebelum
dia memasukkan ketiga orang itu ke dalam kocek jerami di pinggang kanannya Naga
Kuning berseru.
"Lakasipo! Bagaimana kalau aku tidak ikut kau tapi antarkan saja mencari seorang
anak perempuan...."
"Seorang anak perempuan?" Lakasipo mengulang 103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro
Sableng 212 24 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
heran. Sementara Wiro dan Setan Ngornpol memandang lekat-lekat penuh tanda tanya
pada si bocah. "Memangnya kau ada kenalan anak perempuan di Latanahsilam ini" Aku tidak tahu.
Tidak aku mengerti!
Anak siapa, anak yang mana?"
"Aku melihat anak itu di tepi tanah lapang luas.
Sewaktu terjadi perkelahian antara kau dengan Lahopeng," menerangkan Naga
Kuning. "Kau ini aneh Naga Kuning. Ada puluhan bahkan ratusan anak perempuan di negeri
yang luas ini. Kau tahu nama anak itu" Kau ini ada-ada saja Naga Kuning.
Bocah sebesarmu sudah tahu perempuan!" Wiro hendak mengatakan sesuatu tapi Naga
Kuning cepat kedipkan mata sambil berbisik. "Jangan kau berani membuka rahasia
sobat sendiri Wiro!" ucapan itu membuat murid Sinto Gendeng jadi garuk-garuk
kepala. Naga Kuning pencongkan mulut lalu berkata menjawab pertanyaan Lakasipo tadi.
"Aku hanya kenal muka, tapi tidak kenai nama anak itu...."
"Mungkin aku bisa membantui" tiba-tiba Setan Ngompol berkata. "Aku juga memang
tidak tahu nama anak perempuan itu. Tapi aku ingat betul ciri-cirinya!"
"Hemm.... Coba kau beri tahu aku ciri-ciri anak itu wahai kakek mata jereng
kuping lebar!" kata Lakasipo pula.
Setan Ngompol menyeringai. Dia mengerling dulu pada Naga Kuning baru menjawab.
"Anak perempuan itu seingatku hanya mengenakan pakaian dari kulit kayu di
sebelah bawah. Di sebelah atas polos. Dadanya lumayan montok. Sekujur tubuhnya
penuh koreng. Lalu di atas bibirnya ada dua jalur ingus yang meng-ambang terus menerus. Naik
kalau disedot, turun lagi kalau dibiarkan...."
"Tua bangka bermulut jahat!" teriak Naga Kuning seraya menarik kolor si kakek ke
bawah hingga auratnya menongol! "Bukan gadis itu yang aku maksudkan!"
"Bocah kurang ajari Kau boleh marah! Tapi jangan main tarik kolorku! Lihat!
Terong peot dan kantong menyanku berojolan kemana-mana!" Setan Ngompol marah
sekali dan cepat-cepat tarik kolor bututnya ke atas.
Sambil menahan tawa Lakasipo berkata. "Naga Kuning, kalau kau masih ingat ciri-
ciri gadis itu, katakan padaku."
"Anaknya putih. Rambutnya dikuncir kepirang-pirangan. Dia memiliki sepasang kaki
yang bagus. Pahanya putih sekali. Pakaiannya agak tersingkap di bagian dada. Aku benar-benar
tidak bisa melupakan-nya! Aku ingin sekali bertemu lagi dengan dia. Ah...."
"Bocah ini sudah ketiban sakit mala rindu tak tahu juntrungan!" Setan Ngornpol
mengejek. 'Tapi sebagai sahabat yang nyasar ke negeri asing, aku tidak keberatan
menemaninya...."
103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
25 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
"Apa maksudmu kakek cebol"' tanya Lakasipo.
"Kalau bocah ini melihat anak perempuan itu, aku juga melihat sorang nenek
berbadan molek. Dia mengenakan pakaian kulit kayu yang dililit sepanjang badan.
Di sebelah atas pakaiannya itu seperti kemben.
Kulihat ternyata dadanya putih dan masih kencang.
Hik... hik... hik!"
"Di Latanahsilam hanya ada satu nenek seperti yang kau sebutkan itu. Namanya
Luhlampiri. Dia sudah kawin sembilan kali. Setiap kawin suaminya menemui ajal
dalam waktu tiga puluh hari!"
Setan Ngornpol terkejut dan langsung terkencing mendengar keterangan Lakasipo
itu sementara Wiro senyum-senyum dan Naga Kuning tertawa haha-hihi sambil
cibirkan bibir.
"Kau masih ingin mengincar nenek itu, wahai sobatku Setan Ngompol"!" bertanya
Lakasipo. "Aku terpaksa berpikir dulu sampai tujuh kali. Tapi kalau cuma sekadar bertemu
saja apa salahnya! Bermain cinta tapi tak perlu kawin! Apa ada aturan yang
melarang perbuatan seperti itu di Negeri Latanahsilam ini, wahai sobatku
Lakasipo?" bertanya Setan Ngornpol.
"Tidak, memang tidak ada aturan yang melarang wahai Setan Ngornpol. Juga tidak
ada aturan yang melarang kalau satu ketika, akibat kelakuanmu itu terong peot
dan kantong menyanmu tahu-tahu pindah ke jidat!" Lakasipo tertawa gelak-gelak
yang membuat tangan kanannya berguncang-guncang hingga Wiro, Naga Kuning dan
Setan Ngornpol yang ada di atas telapak tangan itu berjatuhan tumpang tindih.
Tangan Berbisa 13 Hong Lui Bun Karya Khu Lung Tembang Tantangan 22
Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
Episode 103 Ebook by : Dewi Tiraikasih
Djvu by : Anggotax2006
Email : 22111122@yahoo.com
103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
1 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
BASTIAN TITO HANTU BARA KALIATUS
SOSOK YANG TEGAK DI ATAS BATU BESAR DI TENGAH
SUNGAI BUKAN LAIN ADALAH LA TANDAI ALIAS HANTU
BARA KALIATUS. SEPASANG MATANYA MASING-MASING
MEMILKI DUA BOLA MATA BERWARNA MERAH SEPERTI BARA MENYALA MENATAP ANGKER KE ARAH
LAKASIPO. SAAT ITU LAKASIPO MASIH DUDUK DI ATAS
PUNGGUNG LAEKAKIENAM KUDA TUNGGANGANNYA YANG BERKAKI ENAM. SEMENTARA WIRO, NAGA
KUNING DAN SETAN NGOMPOL MASIH BERADA DALAM
GENGGAMAN TANGANNYA, BELUM SEMPAT DIMASUKKAN KE DALAM KOCEK JERAMI.
"MAKHLUK APA ITU GERANGAN...." KATA NAGA KUNING.
"KEPALANYA SEPERTI PENDUPAAN! ADA BARA MENYALA!"
"LIHAT MATANYA!" NAGA KUNING BERUCAP.
"SETIAP MATA ADA DUA BOLA MATA!"
"YA, AKU JUGA SUDAH MELIHAT. JANGAN-JANGAN
MAKHLUK INI PUNYA EMPAT BIJI DI KANTONG MENYANNYA!" KATA WIRO PULA SAMBIL
TERTAWA CEKIKIKAN.
"KALIAN JANGAN BERGURAU SAJA!" MEMBENTAK
SETAN NGOMPOL. "AKU PUNYA FIRASAT BAHAYA BESAR MENGANCAM LAKASIPO. BERARTI
MENGANCAM KITA BERTIGA!"
212 SEMUA HAK KARYA CIPTA CERITA INI ADALAH MILIK
ALMARHUM BASTIAN TITO
Wiro Sableng telah terdaftar pada Departemen Kehakiman Republik Indonesia
Diektorat Jenderal Hak Cipta, Paten dan Merek di bawah nomor 004245
Diketik ulang oleh Dewi Tiraikasih
Hanya untuk para pendekar semua pecinta Wiro Sableng
http://cerita-silat.co.cc/
Email : 22111122@yahoo.com
103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
2 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
ANG SURYA MASIH BELUM memperlihatkan
diri. Udara di penghujung malam itu masih diremangi kegelapan. Angin dingin
masih men-cucuk menembus kulit sampai ke tulang. Hampir tak dapat dipercaya,
dalam kegelapan seperti itu, di kawah Gunung Latinggimeru berkelebat satu
bayangan. Gerakannya cepat, sulit ditangkap mata biasa.
Bayangan ini melompat dari satu gundukan batu ke gundukan batu lainnya. Lalu
sesekali kakinya menendang dan "byaaarr!" Gundukan batu hancur berarrtakan!
Batu-batu yang ada dalam kawah Gunung Latinggimeru itu bukan batu biasa. Tapi
adalah batu-batu yang sejak ratusan tahun telah berubah menjadi bara merah
menyala dan tentunya panasnya bukan alang kepalang.
Jangankan untuk dipijak, berada cukup dekat saja panasnya seolah mampu membakar
seseorang. Apalagi di dalam kawah terdapat cairan lahar merah mengepulkan asap
panas dan sesekali mencuatkan lidah api sampai setinggi satu tombak! Namun sosok
yang berkelebat dari satu batu ke batu lainnya itu sama sekali tidak mengalami
cidera kedua kakinya. Kelebatan tubuhnya yang mengeluarkan angin deras membuat
cairan lahar bergetar mengeluarkan riak se-olah mendidih. Kalau sosok yang
berkelebat di dalam kawah itu bukan sebangsa hantu atau setan tetapi manusia
adanya maka pastilah dia memiliki ilmu kenukilan yang luar biasa. .
Tepat ketika cahaya pertama kemunculan sang surya mencuat di ufuk timur, satu
bayangan hitam berkelebat dari lamping kawah sebelah barat. Sesaat kemudian
bayangan ini tahu-tahu telah berdiri di atas satu gundukan batu panas membara,
rangkapkan tangan di atas dada. Wajahnya yang aneh mengerikan sesaat menatap
pada orang yang masih berkelebat dari satu batu ke batu lainnya.
Makhluk yang tegak di atas batu sambil rangkapkan tangan di depan dada itu
memiliki wajah luar biasa aneh dan angkernya. Muka itu seperti muka seekor
burung gagak hitam. Hidung dan mulut jadi satu me-nyerupai paruh. Sepasang mata
kecil tajam memandang tak berkesip ke arah orang yang masih saja melompat dan
menendang seolah tidak menyadari kalau saat itu di dalam kawah dia tidak lagi
sendirian. Ini memberi kejelasan, betapapun tingginya ilmu kepandaian orang pertama namun
masih jauh berada di bawah makhluk yang barusan datang. Buktinya dia 103 Hantu
Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
3 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
tidak tahu kehadiran makhluk yang bermuka burung yang semakin terang sinar sang
surya semakin jelas bentuknya. Dia ternyata adalah seorang nenek aneh mengenakan
pakaian dedaunan kering yang diberi jelaga hitam.
Kesunyian di dalam kawah Gunung Latinggimeru itu tiba-tiba meledak oleh suara
tawa si nenek bermuka burung. Saat itulah bayangan yang sejak tadi berkelebat
kian kemari tiada henti menyadari kalau di dalam kawah ada orang lain. Cepat dia
membalikkan tubuh dan siap menghantam dengan tangan kanannya.
"Seratus hari telah berlalu! Wahai Latandai! Aku datang memenuhi perjanjian!" Si
nenek berseru keras membuat seantero kawah bergeletar.
"Nenek Hantu Santet Laknat!" orang di seberang sana keluarkan ucapan lalu cepat-
cepat berlutut di atas batu panas. "Nenek, terima hormatku!"
SI nenek kembali tertawa mengekeh.
"Berdirilah wahai Latandai!"
Orang di atas batu merah membara segera berdiri tapi cara tegaknya agak
membungkuk pertanda dia masih meneruskan sikap hormatnya pada si nenek angker.
"Kulihat gerakan tubuh serta kekuatan kakimu telah maju pesat Latandai! Aku
senang! Sekarang, hari perjanjian telah datang! Kau akan kuberikan ilmu
kesaktian yang selama ini kau inginkan! Apakah kau telah siap menerimanya wahai
Latandai"!"
"Wahai Nenek Hantu Santet Laknat. Aku Latandai siap menerima ilmu apapun yang
akan kau berikan padaku!"
Si nenek tertawa melengking. "Ilmu Bara Setan Penghancur Jagat akan segera kau
dapatkan! Begitu ilmu itu menjadi milikmu, maka otakmu ada dalam otakku. Kau
menjadi milikku. Artinya kau berada di bawah kekuasaanku. Kau harus melakukan
semua apa yang aku kata dan perintahkan. Sekali kau berani membangkang maka ilmu
Bara Setan Penghancur Jagat akan menghancurkan dirimu sendiri! Kau mengerti dan
paham Latandai"!"
"Aku mengerti. Aku paham wahai Nenek Hantu Santet Laknat!"
Si nenek tertawa panjang. Di timur langit semakin terang. "Berdiri lurus-lurus
Latandai! Kepalkan dua tanganmu dan letakkan di samping!"
Lelaki bernama Latandai lakukan apa yang dikatakan si nenek. Tubuhnya tegak
lurus-lurus di atas batu merah panas. Dua tangan ditempelkan rapat-rapat ke sisi
kiri kanan. "Kau sudah siap Latandai"!"
"Aku sudah siap Nek!"
"Sungguh"!"
"Sungguh Nek!"
103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
4 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
"Ceburkan dirimu ke dalam laharl"
Latandai tersentak kaget mendengar perintah yang tidak disangkanya itu.
"Nek...."
"Sekali lagi kau dirasuk ragu dan bimbangi Sekali lagi kau berucap dan menolak
berbuat! Maka wahai!
Cukup sampai di sini aku melihatmu! Kalau aku masih sempat melihatmu maka aku
hanya akan melihat roh-mu gentayangan antara langit dan bumi!"
Dinginlah tengkuk Latandai. Dia tahu si nenek tidak bicara kosong. Dia sadar
perempuan tua bermuka burung gagak itu memiliki kemampuan untuk menghabisinya
semudah dia membalikkan telapak tangan!
Maka tanpa menunggu lebih lama Latandai melompat, ceburkan diri ke dalam cairan
lahar yang mendidih panas di puncak Gunung Latinggimeru itu!
Sosok Latandai lenyap tenggelam di bawah permukaan lahar. Di sebelah atas lahar
mencuat me-mercikkan lidah api. Sepasang mata Hantu Santet Laknat memperhatikan
dengan tajam. Mulutnya komat-kamit seperti merapal sesuatu. Lalu dia berteriak.
"Kau boleh keluar sekarang Latandai!"
Aneh! Walau berada di bawah permukaan lahar panas dan tebal namun si nenek mampu
mengiangkan perintahnya ke telinga Latandai hingga lelaki itu mendengar lalu
serta meria melesat keluar dari dalam lahar dan tegak kembali di atas batu panas
membara. Sekujur tubuhnya mengepulkan asap panas dan berwarna merah seolah udang direbus.
Latandai merasakan sesuatu di atas kepalanya. Dia meraba ke atas. Dia juga
merasa ada kelainan pada sepasang matanya, dia mengedip-ngedipkan beberapa kali.
Lalu ketika dia memandang ke dada dan perutnya terkejutlah lelaki ini.
"Nekl Apa yang terjadi dengan diriku!"
Hantu Santet Laknat mendongak lalu tertawa panjang.
"Wahai Latandai! Mengapa kau harus terkejut apalagi takut" ujar si nenek.
Tubuh Latandai bergeletar. Untuk beberapa saat lamanya dia tidak bisa membuka
mulut. Dia melihat ada tumpukan batu-batu merah membara sebesar ujung ibu jari
kaki di dada dan di perutnya. Namun dia tidak dapat melihat bagaimana saat itu
telah terjadi kelainan pada sepasang matanya. Bola matanya yang sebelumnya hanya
ada satu pada masing-masing mata kini berubah menjadi dua dan berwarna merah
seolah terbuat dari bara! Dia bisa meraba tapi tidak melihat bagaimana kepalanya
seolah telah dibabat sebatas kening lalu di atas kepala yang sebelumnya ada
otak, batok kepala dan rambut itu kini dipenuhi oleh tumpukan batu-batu merah
menyala! "Latandai!" seru Hantu Santet Laknat! "Sekarang 103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro
Sableng 212 5 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
kau telah memiliki ilmu kesaktian yang disebut Bara Setan Penghancur Jagat!"
"Nek!" kejut Latandai sampai keluarkan seruan tertahan saking tidak percayanya.
Hantu Santet Laknat kembali mengekeh. "Di tubuhmu, mulai dari kepala sampai ke
pusar kini terdapat dua ratus bara api! Itu sebabnya mulai saat ini kau kuberi
nama Hantu Bara Kaliatus! Batu-batu bara itu akan menjadi senjata yang ikut
kemana kau pergi! Kau akan melihat wahai Latandai! Sekali kau mencabut bara itu
dan menghantam lawan, sulit bagi musuh untuk selamatkan diri dari Kematian! Di
masing-masing matamu kini ada dua bola mata berbentuk bara api.
Jika kau pentang dua matamu lebar-lebar dan hentakkan rahangmu maka empat larik
sinar merah sepanas api neraka akan menebar maut! Kalau kau tidak percaya
silahkan coba. Palingkan matamu ke arah batu besar di sebelah sana! Kau sanggup
menghancurkan batu itu dengan sinar bara setan yang ada pada dua matamu!"
Latandai putar tubuhnya. Palingkan muka dan sepasang matanya ke arah batu besar
menyembul di permukaan kawah yang barusan ditunjuk si nenek.
Dalam keadaan tak berkedip Latandai katupkan rahangnya. Gigi-giginya
bergemeletukan. Saat itu juga empat larik sinar semerah bara menyala berkiblat!
Melesat dan menyambar ke arah batu besar di permukaan kawah.
"Byaaarrl"
Batu merah menyala itu hancur berantakan, lenyap dari permukaan lahar. Yang
kelihatan kini hanyalah kepulan asap! Melihat hal itu Latandai segera berpaling
dan jatuhkan diri berlutut. "Nenek Hantu Santet Laknati Aku menghatur ribuan
terima kasih. Kau...."
Si nenek potong ucapan Latandai dengan tawa bergelak lalu berkata. "Kau sudah
kuberikan ilmu Bara Setan Penghancur Jagatt Sekarang mari kita mengatur
perjanjian dan perintah! Harap kau dengar baik-baik wahai Hantu Bara Kaliatus!
Setiap aku memberi perintah aku bisa langsung muncul di hadapanmu atau hanya
mengirimkan dari kejauhan melalui angin dengan ilmu yang disebut Ilmu Menyadap
Suara Batin. Sekarang aku mulai dengan perintah-perintahku Latandai! Setiap perintah harus
kau lakukan tanpa per-nyataan karena otakmu ada dalam otakku! Kau berada dalam
kekuasaanku! Pertama kau harus mencari seorang manusia bernama Lakasipol Aku tak
perlu menerangkan siapa adanya manusia itu. Kau kenal dia karena dia dulunya
adalah Kepala Negeri Latanahsilam."
"Aku tahu dan aku kenal Lakasipo. Perintah akan kujalankan Nenek Hantu Santet
Laknat!" kata Latandai yung kini telah diberi nama Hantu Bara Kaliatus!
103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
6 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
"Perintah ke dua! Kau harus membunuh Luhsantini Istrimu sendiri...."
"Nek!" Latandai terkejut dan sampai keluarkan teman.
"Jahanam! Aku sudah katakan tak ada pertanyaan"
Bentakan si nenek menggetarkan Seantero kawah Gunung Latinggimeru.
"Maafkan aku Nek..." ujar Latandai yang jadi kecut melihat tampang si nenek dan
mendengar bentakannya yang dahsyat.
"Aku mempunyai alasan mengapa menyuruhmu membunuh Luhsantini. Karena dia seorang
istri tidak berbudi dan tidak setia! Luhsantini pernah berhubungan badan dengan
seorang pemuda bernama Lasingar, kerabatmu di Latanahsilam. Selain itu dia juga
bermain cinta dengan Hantu Muka Dua! Apa perlunya kau mempunyai seorang istri
seperti itu!"
Latandai merasakan tubuhnya bergetar dan mukanya mendadak jadi panassampai ke
telinga. Dia hendak bertanya dari mana atau bagaimana Nenek Hantu Santet Laknat
mengetahui hal itu tapi tidak berani membuka mulut. Apa yang ada dalam pikiran
Latandai sudah terbaca oleh si nenek. Maka dia pun berkata.
"Waktu kau meninggalkan istrimu di kala dia hamil muda kau sebenarnya telah
mengambil satu keputusan tepat! Berbulan-bulan kau mengelana mencari ilmu!
Kau telah menjadi budak hawa nafsu ingin menguasai berbagai ilmu kesaktian! Kau
hampir jadi orang gila dan kerasukan roh-roh jahat! Syukur kau bertemu denganku
wahai Hantu Bara Kaliatus! Satu ilmu yang kuberikan tidak bisa menandingi
seratus ilmu kesaktian yang bisa kau peroleh dari orang lain!"
"Aku mengerti dan aku berterima kasih Nek," kata Latandai pula.
"Satu hal lagi harus kau ketahui wahai Hantu Bara Kaliatus! Kalau istrimu dan
Lasingar tidak dihabisi maka mereka kelak akan melanjutkan hubungan tidak
senonoh itu I Berarti akan lahir lagi anak ke dua, anak ketiga yang bukan darah
dagingmu!"
Bergetar sekujur tubuh Latandai mendengar ucapan Hantu Santet Laknat itu. Walau
di lubuk hatinya ada rasa kebimbangan namun saat itu otaknya telah dikuasai oleh
si nenek hingga dia tidak bisa berpikir secara jernih, sekurang-kurangnya tekad
untuk menyelidik yang dikatakan si nenek apa benar adanya.
"Kau sudah dengar penjelasan! Kau sudah tahu kewajiban harus menyingkirkan
istrimu! Membunuh Lasingar! Kau juga patut menghabisi Hantu Muka Dua.
Tapi manusia satu itu adalah bagianku! Jangan kau berani menyentuhnya! Aku
sendiri yang akan membunuhnya!"
"Aku mendengar dan perintahmu akan kujalankan wahai Nenek Hantu Santet
Laknat..." kata Latandai 103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
7 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
pula. "Wahai Hantu Bara Kaliatus! Tugasmu di hari pertama memiliki ilmu kesaktian Bara
Setan Penghancur Jagat cukup sekian dulu! Laksanakan segera! Jika kau sampai
gagal aku akan muncul untuk menjatuhkan hukuman!"
Hantu Bara Kaliatus alias Latandai membungkuk dan berkata. "Tugas perintah akan
kujalankan! Aku tidak akan menemui kegagalan. Cuma mohon maafmu.
Apakah keadaan diriku yang seperti ini tidak bisa dirubah kembali seperti sedia
kala?" Nenek Hantu Santet Laknat tertawa panjang lalu berkata. "Sudah kukatakan otakmu
ada dalam otakku!
Dirimu berada dalam kekuasaanku. Berarti hanya aku yang bisa mengembalikan
dirimu pada keadaan semula! Setiap ilmu ada syaratnya wahai Latandai. Dan kini
Mnh menerima syarat itu dalam bentuk keadaanmu seperti saat inil Bila kau memang
menginginkan perubahan bisa saja aku lakukan! Tapi kau harus menjalankan semua
perintahku lebih dulul Kau mengerti Hantu Bara Kaliatus"!"
"Aku... aku mengerti Nek," jawab Latandai walau dengan suara setengah tertahan
dan dada sesak.
Wiro Sableng 103 Hantu Bara Kaliatus di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Hantu Santet Laknat menyeringai lalu tertawa panjang. Ketika tawanya lenyap
sosoknya tak ada lagi di lompat Ku. Latandai palingkan kepala. Si nenek tahu-
tahu sudah berada di lamping kawah sebelah timur.
Berkelebat cepat sekali seolah menyongsong matahari lalu pupus dari pemandangan.
103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
8 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
ELALANG HIJAU RAKSASA ITU TERBANG
menembus kabut pagi disaat udara masih dingin menusuk sampai ke tulang sumsum.
Di satu tempat ketinggian binatang ini melayang turun lalu hinggap di atas
sebuah batu besar. Dua matanya memandang liar kian kemari seolah meneliti
keadaan. Sepasang misainya bergerak-gerak tiada henti.
"Wahai Laehijau, apakah sanggup kau membawa kami ke puncak Latinggimeru"
Seharian sudah kau melompat dan melayang menerbangkan kami. Aku khawatir kau
keletihan di tengah jalan dan jatuh!" Satu suara memecah kesunyian di tempat
itu. Yang bicara adalah seorang perempuan muda mengenakan pakaian kulit kayu
halus. Kepala dan wajahnya tertutup selendang terbuat dari rumput hijau
dikeringkan. Perempuan ini duduk di punggung belalang hijau, men-jadikan
binatang raksasa itu sebagai tunggangannya.
Belalang raksasa tundukkan kepala ke bawah lalu menggeleng pertanda dia mengerti
dan menjawab ucapan tuan penunggangnya.
"Kau sahabatku yang setia wahai Laehijau. Mudah-mudahan para Dewa dan Peri
menolong kita hingga kita bisa selamat sampai ke puncak Latinggimeru...."
Baru saja perempuan ini selesai berucap tiba-tiba terdengar suara tangisan bayi.
Astaga. Ternyata dalam bungkusan yang didukungnya di tangan kiri, ada sosok
seorang orok yang masih merah karena baru berusia 40 hari. Perempuan ini cepat
menimang-nimang bayi daam bedungan.
"Anakku Lamatahati, berhentilah menangis. Sebentar lagl kau akan bertemu dengan
bapakmu. Sebentar lagi kau akan menjadi anak yang syah. Punya Ibu dan punya
ayah!" Perempuan itu terus menimang-nimang si bayi hingga akhirnya berhenti
menangis. Sesaat dia mendongak ke atas, berusaha menembus tebaran kabut yang
menutupi pemandangan. Jauh di atas sana men-julang tinggi puncak Gunung
Latinggimeru yang dari kawahnya selalu mengepul asap panas berwarna kemerahan
sedang dari perutnya ada suara tiada henti menggemuruh menggidikkan dan
menggetarkan seantero tempat.
"Laehijau kalau letihmu lenyap bisakah kita melanjutkan perjalanan?"
Belalang raksasa bernama Laehijau seperti tadi rundukkan kepalanya dan goyang-
goyangkan misainya. Kaki-kakinya diregang pertanda dia siap melompat. Perempuan
di atas belalang peluk erat-erat bayi 103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
9 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
dalam bedungan. Sesaat kemudian Laehijau telah melesat ke udara, terbang ke arah
ketinggian puncak Gunung Latinggimeru.
Untuk beberapa saat bayi dalam bedungan tertidur pulas. Begitu mulai mendekati
puncak gunung, udara yang tadinya sangat dingin kini berubah menjadi panas.
Tubuh Laehijau bergetar menahan panas. Begitu juga perempuan di atas punggungnya
sementara bayi yang tadi tertidur pulas tersentak bangun lalu menangis
kepanasan. "Tenang anakku, jangan menangis...." Sang ibu pergunakan ujung bedungan untuk
mengipasi bayinya.
Namun Lamatahati terus saja menangis. Semakin jauh ke atas mendekati puncak
Gunung Latinggimeru hawa bertambah panas tapi kabut mulai menipis.
Setelah terbang berputar-putar dan mulai sempoyong-an, Laehijau turun di suatu
pedataran sempit di tepi timur puncak Latinggimeru. Dua tombak di depan mereka
terbentang kawah yang permukaannya berupa lahar mendidih dan mengepulkan asap.
Selain itu ada kabut tebal menebar di sana-sini menutupi pemandangan.
Perempuan di atas punggung belalang hijau memandang berkeliling lalu menatap
lekat-lekat ke arah kawah gunung batu itu. Cukup lama dia menunggu dan mencari-
cari. Hatinya mulai risau. Orang yang dicari tidak terlihat sama sekali. Bayi
dalam bedungan terus menangis, tak tahan oleh hawa panas yang keluar dari kawah.
"Mimpiku memberi petunjuk dia ada di sini. Dua orang penduduk Latanahsilam
memberi kesaksian melihat dia dalam perjalanan menuju puncak Latinggimeru ini
empat purnama yang lalu. Namun di mana dia gerangan?" Perempuan di atas belalang
hijau membatin.
Pada saat tebaran kabut yang menutupi kawah itu tertiup angin, berarak ke
jurusan selatan maka barulah dia dapat melihat seantero kawah dengan jelas.
Sesaat perempuan di atas punggung belalang hijau terkesiap ngeri menyaksikan
pemandangan di hadapannya. Namun rasa ngeri ini berubah menjadi kegembiraan
ketika dia melihat sosok seorang lelaki tegak tak bergerak di atas sebuah batu
besar merah menyala. Dari dua kakinya hanya yang sebelah kiri menginjak batu.
Yang kanan diangkat dan dilipat ke atas sedang kedua matanya dipejamkan. Jelas
orang ini tengah bersamadi dengan cara yang aneh.
"Dia mampu berdiri di atas batu api itu! Wahai, berarti Latandai telah berhasil
mendapatkan ilmu yang dicarinya..." berucap dalam hati perempuan di atas
belalang raksasa. Tapi tiba-tiba hatinya mendadak tercekat. "Aneh, mengapa ada
kelainan kulit pada dirinya. Kepalanya... tubuhnya.... Kalau saja aku bisa 103
Hantu Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
10 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
mendekat ke sana...."
Spasang mata perempuan di atas belalang raksasa menatap tak berkedip pada lelaki
di atas batu. "Wahai Lamatahati, apapun yang terjadi dengan ayahmu,, akhirnya dia kita temui
juga...." Perempuan itu berucap setengah berbisik seraya membelai kepala bayi
dalam bedungan yang sampai saat itu masih terus menangis. Suara tangisan orok
ini tadi sempat membuat lelaki yang bersamadi di atas batu dalam kawah menjadi
terganggu. Daun telinganya bergerak-gerak.
Pelipis dan rahangnya menggembung. Urat lehernya tampak mengencang sedang dua
kelopak matanya yang tertutup mengeluarkan getaran-getaran halus.
Hanya dengan menabahkan hati, menutup jalan pen-dengaran, lelaki yang di puncak
batu tinggi akhirnya mampu meneruskan samadinya. Namun itupun tidak bertahan
lama karena tiba-tiba dari puncak timur Gunung Latinggimeru ada suara seman
keras, melengking ke langit, mencuat ke dasar kawah.
"Wahai Latandai suamiku! Puluhan hari aku habisi!
Berbagai negeri aku datangi! Akhirnya kutemui juga kau ditempat ini! Latandai,
buka matamu! Lihat siapa yang kubawa!"
Hantu Bara Kaliatus yang tegak bersamadi di atas batu menyala tidak bergerak,
juga tidak membuka sepasang matanya yang terpejam.
"Wahai Latandai! Jangan berpura tidak mendengar ucapanku! Berhentilah bersamadi
barang seketika.
Melompat dan datanglah ke tempat ini! Aku datang membawa anakmu! Anak kita yang
kuberi nama Lamatahati. Seorang bayi laki-laki bertubuh gemuk sehat.
Pertanda di masa besarnya dia akan menjadi seorang pemuda gagah kuat berotot
seperti ayahnya!" Bersamaan dengan berhentinya ucapan sang ibu, bayi dalam
bedungan menangis keras.
Di atas batu Latandai merasakan tubuhnya bergetar.
Lehernya menjadi kaku dan telinganya mengiang.
Bagaimanapun dia mencoba, getaran pada matanya tak dapat dikuasainya. Dia sadar
bahwa samadinya tak mungkin diteruskan. Didahului teriakan menggeledek sosok
Latandai melesat ke atas. Dilain kejap dia telah berdiri dua tombak di hadapan
Laehijau si belalang raksasa di atas mana duduk perempuan yang membawa bayi.
Belalang raksasa tersurut mundur. Misainya bergerak-gerak sementara perempuan
yang mendukung bayi berubah pucat wajahnya dan ketakutan setengah mati. Tadi
sewaktu Latandai masih berada di dalam kawah dia memang sudah melihat ada
kelainan atas diri suaminya itu. Namun setelah dekat dia tidak me-ngira kelainan
itu adalah satu kengerian yang dahsyat!
Sepasang mata yang memiliki empat bola mata laksana
103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
11 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
kobaran api memandang padanya.
"Luhsantini! Perempuan celaka! Beraninya kau datang kemari! Berani kau
mengganggu samadiku!"
Perempuan yang disebut dengan nama Luhsantini itu sesaat jadi terkesiap.
Keningnya berkerut. Dadanya berdebar dan mulutnya bergetar. Walau takut tapi
dicobanya juga menjawab.
"Wahai Latandai suamiku! Bukan diriku bermaksud mengganggu samadimu! Aku tidak
dapat menahan diri. Ini adalah hari ke empat puluh sejak bayi ini lahir.
Ini adalah hari terakhir kau harus melihat puteramu dan puteramu melihat dirimu!
Ini adalah hari terakhir kau harus mengusap ubun-ubun di kepalanya pertanda kau
mengakui bahwa Lamatahati adalah anak dari darah yang keluar dari tulang
sumsummu! Jika itu tidak terjadi, sesuai aturan dan adat Negeri Latanahsilam
maka seumur hidupnya anak ini tidak akan mempunyai ayah yang syah! Jika dia
tidak punya ayah ayah syah berarti aku bukan pula ibunya yang syahl Ialu apa
akan jadinya anak kita ini kelak" Jika hidup dia akan menjadi anak setan! Tak
layak tinggal di Negeri Latanahsilam! Jika mati rohnya akan terkatung-katung
antara langit dan bumi! Wahai suamiku Latandai. Datanglah ke sini. Lihat anakmu!
Usap kepala dan tubuhnya. Cium kening dan pipinya!" Sehabis berucap seperti itu
Luhsantini jadi ngeri sendiri. Dalam keadaan kepala dan sosok Latandai seperti
itu jangan-jnngan bayinya akan celaka jika bersentuhan dengan ayahnya!
Lelaki di atas batu merah menyala menatap dengan tampang menggidikkan pada
perempuan di atas belalang raksasa itu. Sepasang matanya menyala-nyala.
Terlebih ketika dia melihat bagaimana Luhsantini membuka kain pembedung bayi
lalu mengangkat tinggi-tinggi bayi lelaki itu dan bergerak hendak disodorkan
kepadanya. "Tidaaakk!" Tiba-tiba meledak teriakan dahsyat dari mulut Latandai. Suara
teriakan ini menggema menggidikkan di dalam kawah Gunung Latinggimeru,
menggeletar sampai ke permukaan puncak gunung, membuat darah Luhsantini tersirap
dan seolah berhenti mengalir.
"Tidak" Tidak apa maksudmu wahai suamiku Latandai?" bertanya Luhsantini.
"Bayi itu bukan anakku! Tapi anak haram hasil hubunganmu dengan Lasingar, jauh
sebelum aku mengawinimu!"
Luhsantini merasa seolah berdiri di atas bara api yang kemudian runtuh dan
menghunjam memuruk-kannya ke dasar sebuah lobang api!
"Wahai Latandai.... Bagaimana bisa dan teganya kau berkata seperti itu"! Kita
kawin sepuluh bulan purnama yang lalu. Malam pertama kita berhubungan 103 Hantu
Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
12 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
di Bukit Batu Kawin disaksikan orang tua, para sesepuh Negeri, disaksikan oleh
nenek Lamahila dan disaksikan serta direstui oleh para Dewa dan Peri...."
"Apa yang kau katakan semua benar! Tapi pada saat aku mengawinimu kau telah
berbadan dua akibat hubunganmu dengan Lasingar! Aku tertipu!"
Luhsantini sampai terpekik mendengar ucapan Latandai itu. Wajahnya seputih kain
kafan. "Wahai Latandai, demi anak ini aku ikhlas menerima keadaanmu seperti ini. Demi
segala roh yang baik penjaga langit dan bumi! Demi semua para Dewa dan Peri
penguasa jagat raya! Aku bersumpah tidak pernah melakukan hubungan hina terkutuk
yang tidak terpuji dengan Lasingar! Pemuda itu hanyalah kerabat sahabat biasa
saja...." "Kerabat sahabat biasa saja"!" Latandai meludah.
Ludahnya berwarna merah dan mengepulkan asapl Lalu manusia yang telah berubah
menjadi makhluk mengerikan ini tertawa bergelak.
"Banyak saksi di Latanahsilam yang mengatakan bahwa dia sering menyelinap ke
rumahmu dikala dua orang tuamu berburu ke hutan atau mencari ikan di sungai!"
"Latandai.... Sungguh tidak dapat kupercaya semua ucapanmu! Lasingar sering
berada di rumahku karena dia berobat pada orang tuaku atas penyakit yang telah
lama diidapnya! Jika kau tahu aku ini sudah bernoda mengapa kau mengawini
diriku...?"
"Itu karena aku tertipu! Karena kau menipuku!
Keluargamu menipuku!"
"Wahai Latandai, agaknya Kau yang menipu diri sendiri! Jika bayi ini sudah
kukandung jauh sebelum kawin denganmu, mengapa dia kulahirkan setelah sembilan
bulan" Jika aku memang punya hubungan keji dengan Lasingar dan hamil sebelumnya
seharus-nya dia lahir lebih cepat dari itu!"
"Luhsantini! Apapun cakapmu! Apapun dalih yang Iwndak kau ucapkan aku tetap
tidak akan mengakui anak Itu adalah anakku! Dan dirimu yang kotor ini tidak
layak hidup lebih lama! Kau dan anakmu lebih baik kulempar ke dalam kawah Gunung
Latinggimeru!"
Menggigil sekujur tubuh Luhsantini mendengar kata-kata Latandai itu. Dengan
tubuh bergeletar dan dada menggemuruh dia turun dari punggung Laehijau si
belalang raksasa lalu melangkah ke tepi kawah. Bayi dalam bedungan terus
menangis tiada henti.
"Latandai...!"
"Diam! Namaku bukan Latandai lagi. Aku sekarang adalah Hantu Bara Kaliatus!"
"Tidak perduli siapapun kau punya nama! Tidak kusangka sejahat ini hati dan
pekertimu! Dengar manusia keji! Pembalasan dan karma akan jatuh atas dirimu!"
Luhsantini angkat bayi dalam bedungan tinggi-103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro
Sableng 212 13 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
tinggi. Lalu berserulah perempuan malang ini. "Wahai para Dewa dan para Peri!
Wahai semua roh yang ada di antara langit dan bumi! Bayi ini bayi suci! Tiada
dosa atas dirinya! Bayi ini keluar dari rahimku! Hasil hu-bunganku dengan
seorang suami bernama Latandai!
Namun hari ini Latandai tidak mengakui kalau Lamatahati adalah anak darah
dagingnya! Para Dewa dan para Peri serta semua roh! Jatuhkan hukuman atas diri
Latandai! Sengsarakan dia sebelum bayi ini sendiri menderita karena
perbuatannya! Biarkan tubuhnya seperti itu sepanjang usia! Biarkan dia menderita
seumur-umur dalam keangkuhan dan kesesatannya! Wahai anakku Lamatahati. Malang
nasibmu! Kau tak akan berayah seumur hidupmu! Aku tak akan diakui adat sebagai
ibumu! Aku memohon kepala ke atas kaki ke bawah. Kaki ke atas kepala ke bawahi
Kalau kelak kau sudah dewasa para Dewa dan para Peri akan memberi kekuatan
padamul Balaskan sakit hati ibumu! Balaskan sakit hati dirimu!"
Bayi dalam bedungan menangis keras.
Belum habis gaung suara Luhsantini di puncak Gunung Latinggimeru, seolah alam
mendengar jerit hati sang ibu yang malang ini tiba-tiba lumpur merah di dasar
kepundan menggelegak keras lalu mencuat tinggi ke udara. Lidah api membumbung
mengerikan. Lalu seolah jatuh dari langit didahului suara gelegar dahsyat berkiblat satu
cahaya biru, langsung menghantam sosok Latandai alias Hantu Bara Kaliatus.
Sekujur tubuh lelaki ini seolah dialiri satu sinar biru, menggeletar hebat dan
mengepulkan asap. Hantu Bara Kaliatus menjerit keras lalu tergelimpang roboh di
tepi kawah. Luhsantini memeluk bayinya erat-erat. Belalang raksasa menghentak-hentakkan
kakinya seolah memberi isyarat agar perempuan itu lekas naik ke punggungnya.
Luhsantini cepat balikkan tubuh. Sambil mendukung bayinya dia lari ke arah
Laehijau. Namun sebelum dia sempat mencapai belalang raksasa itu, di belakang
sana sosok Hantu Bara Kaliatus buka sepasang matanya lalu bergerak bangkit!
Mulutnya sunggingkan seringai maut. Lalu dia menggembor keras.
"Luhsantini! Jahat nian kutuk sumpahmu! Tak bisa aku menerima!" teriak Latandai.
"Bukan aku yang jahat! Hatimu yang bejat!" teriak Luhsantini. "Kutuk Dewa dan
Peri hanya jatuh pada manusia durjanai"
"Perempuan jahanam! Kau dan bayimu tak layak Hidup." Latandai angkat tangan
kanannya lalu dipukul-kan ke depan. Dua belas sinar hitam halus berkelebat
ganas. Dalam keadaan marah luar biasa seperti itu Hantu Bara Kaliatus bukan keluarkan
ilmu yang baru dimilikinya yakni Bara Setan Penghancur Jagat, melain-103 Hantu
Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
14 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
kan dia menghantam dengan ilmu kesaktian yang telah didapatnya lebih dahulu.
"Selusin Bianglala Hitam." jerit Luhsantini begitu dia mengenali pukulan sakti
yang dilancarkan Latandai.
Perempuan ini menjerit sekali lagi. Dia berusaha menyelamatkan diri dengan
melompat ke kiri. Tapi salah lumpat. Arah yang ditujunya ternyata adalah kawah
Gunung Latinggimeru! Sementara itu dua belas sinar hitam yang menyerangnya
demikian cepat membeset udara hingga tidak mungkin dielakkan! Sudah dapat
dibayangkan bagaimana dua belas cahaya ganas Itu akan menembus sosok Luhsantini.
Lalu tubuh itu sendiri akan terjungkal masuk kedalam kawah gunung I Hanya dua
Wiro Sableng 103 Hantu Bara Kaliatus di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
jengkal lagi selusin sinar hitam akan menghantam tubuh Luhsantini, tiba-tiba
dari arah selatan pinggiran kawah berkiblat selarik cahaya berwarna Jingga.
Laksana tameng cahaya Jingga ini melindungi Luhsantini dari hantaman Selusin
Bianglala Hitam. Perempuan ini selamat karena begitu beradu dengari cahaya
Jingga, selusin sinar hitam terpental ke kiri. Namun pentalan dua belas sinar
ini melesat ke arah bayi dalam bedungan pelukan sang ibu!
Bayi dalam bedungan terpekik keras.
"Anakku!" jerit Luhsantini. Tubuhnya terhuyung. Dia hampir jatuh pingsan ketika
melihat wajah bayinya!
Sama sekali tidak menyadari bagaimana Latandai melompat ke hadapannya dan
tendangkan kaki kanan.
"Plaaakkk!"
Satu benda hijau menghantam bahu kiri Latandai hingga orang ini terpental dan
terguling di tanah bebatuan. Benda yang barusan menghantamnya ternyata adalah
sayap belalang raksasa. Sehabis menghantam Laehijau merangkul tubuh Luhsantini
dengan kaki kiri sebelah depan lalu dengan cepat binatang ini melompat ke udara,
terbang meninggalkan puncak Gunung Latinggimeru.
"Binatang jahanam!" teriak Latandai marah. Ge-rahamnya bergemeletakan. Dengan
mengerahkan seluruh tenaga dalam yang dimilikinya dia menghantam ke atas.
Lepaskan pukulan sakti Selusin Bianglala Hitam Dua belas larik sinar hitam
menderu. Di udara belalang raksasa Laehijau keluarkan suara menggerung keras ketika
tubuhnya bagian belakang hancur dihantam pukulan sakti yang dilepaskan Latandai.
Dalam keadaan seperti itu belalang raksasa ini masih sanggup terbang
menyelamatkan diri serta menyelamatkan ibu dan anak yang ada di punggungnya.
Tapi berapa lama dia bisa bertahan dengan tubuh yang setengah hancur seperti
itu. Latandai menggembor marah melihat Luhsantini dan anaknya berhasil menyelamatkan
diri. Berkali-kali kepalan tangan kanannya dihantamkan ke telapak tangan kiri.
Tiba-tiba ada suara mengiang masuk ke 103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
15 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
dalam telinga orang ini. Itu adalah suara Hantu Santet Laknat yang disampaikan
lewat ilmu Menyadap Suara Batin.
"Hantu Bara Kaliatus. Kau telah membuat kesalahan besar! Sudah kukatakan seratus
ilmu yang sudah kau punya tidak bakal bisa menandingi ilmu Bara Setan Penghancur
Jagat! Mengapa kau tidak menghantam perempuan itu dengan ilmu yang kuberikan"!
Malah kau mempergunakan ilmu keropos Selusin Bianglala Hitam! Kau manusia tidak
berguna. Sekali ini aku memberi pengampunan! Lain kali jika kau masih berlaku teledor kau
akan rasakan hukuman dariku."
Latandai sadar, segera jatuhkan diri berlutut "Nenek Hantu Santet Laknat. Aku
mohon maafmu! Aku mengaku telah berlaku salah! Lain kali aku tidak akan berbuat
tolol lagi!"
Jauh di kaki Gunung Latinggimeru, si nenek yang di uluk Hantu Santet Laknat
banting-banting kaki saking marahnya. "Hantu Bara Kaliatus tolol keparat!
Dia memberi kesempatan pada Hantu Muka Dua untuk mencari dan menemukan
Luhsantini kembali.
Ahl.Bagairnana caraku agar membuat Hantu Muka Dua berpaling padaku. Padahal
dulu-dulu dia seolah bisa gila jika sehari tidak bertemu denganku! Tapi
sekarang.... banyak bermunculan perempuan cantik yang menjadi sainganku. Luhsantini,
Luhjelita.... Entah siapa lagi!
Kalau saja aku bisa mengguna-guna Hantu Muka Dua.
tapi dia terlalu sakti.... Mungkin saatnya aku kembali mempergunakan Ilmu
Bersalin Wajah. Tapi Hantu Muka Dua sudah pernah tahu ilmuku itu Memang, tak ada
jalan lain. Dua perempuan itu harus cepat-cepat dibunuh. Selain itu aku harus
cepat menyirap kabar siapa-siapa saja mereka yang bercinta dengan Hantu Muka
Dua!" * * * 103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
16 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
ANTU BARA KALIATUS INGAT. Tadi ada selarik sinar Jingga berkelebat menamengi dan
menyelamatkan Luhsantini dari pukulan Selusin Bianglala Hitam yang
dilepaskannya. Serta meria dia memutar tubuh ke arah selatan. Empat buah bola
mata merah menyala lelaki itu membesar berkilat-kilat ketika dia melihat satu
pemandangan yang membuat darahnya menjadi panas dan tubuh menggeletar oleh
rangsangan. Sejarak lima tombak di hadapannya, di tepi kawah Gunung Latinggimeru tegak
seorang gadis berwajah cantik. Tubuhnya yang berkulit putih mulus terbungkus
oleh pakaian terbuat dari kulit kayu yang diberi jelaga berwarna ungu. Belum
pernah Latandai melihat gadis mengenakan pakaian sebagus dan sangat mempesona
seperti yang satu ini. Bagian punggung, ketiak, dada dan pinggul tersibak lebar
hingga empat bola mata Latandai menjadi silau.
Di tempat itu tidak ada orang lain. Jangan-jangan gadis berpakaian Jingga inilah
yang telah melepaskan pukulan sakti menangkis pukulan Selusin Bianglala Hitam
yang tadi dilepaskannya untuk membunuh Luhsantini. Tadinya Latandai hendak
mendamprat marah bahkan siap menyerang. Namun melihat wajah begitu cantik, tubuh
putih mulus dan molek, hatinya langsung menjadi dingin. Terlebih ketika si
cantik itu menyapa-nya.
"Wahai orang gagah di tepi kawahl Gerangan apakah yang membuat dirimu begitu
marah hingga unjukkan wajah membesi dan memukulkan satu tangan ke tangan
lainnya!" Latandai segera mendekati gadis berpakaian kulit kayu warna Jingga itu. Tiga
langkah di hadapan si gadis dia berhenti. Matanya semakin membesar. Perlahan-
lahan muncul senyum di wajahnya yang garang. "Sungguh para Dewa memberikan
berkah sangat indah padaku. Di tempat seperti ini bagaimana mungkin aku bertemu
dengan seorang gadis secantikmu?"
"Kau bukan saja gagah, ternyata sopan dan lembut dalam bertutur sapa...."
"Ah, suaramu semerdu bebunyian yang dimainkan para Peri di langit ke tujuhl Aku
bernama Latandai.
Berjuluk Hantu Bara Kaliatus. Wahai siapa kiranya engkau gerangan?"
"Namamu menunjukkan kejantanan. Julukanmu menandakan kedahsyatan! Tidak
menyangka kiranya aku akan berhadapan dengan seorang gagah dan pasti 103 Hantu
Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
17 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
sakti mandraguna...."
Cuping hidung Latandai bergerak-gerak mende-ngar pujian yang diucapkan suara
merdu dan keluar dari mulut berbibir merah mempesona.
"Luar biasa, kau memiliki empat bola mata, menjunjung bara api di atas kepala,
melekatkan bara api ke dada dan perut! kalau saja tidak takut hangus, ingin
rasanya aku berada lebih dekat denganmu...." Sambil berkata gadis itu lemparkan
senyum serta kerlingan mata yang membuat Hantu Bara Kaliatus semakin merasa
seperti d i kahyangan sehingga dia terlupa untuk menanyakan siapa adanya gadis
itu. "Datanglah mendekat, aku tidak akan menciderai wajah cantik dan tubuh
sebagusmu...."
Si gadis benar-benar melangkah mendekat. Tapi dua langkah dari hadapan Hantu
Bara Kaliatus dia hentikan tindakannya dan tertawa berderai.
"Orang sakti memang sering menampilkan diri secara aneh dan berada di tempat
aneh! Tapi wahai Hantu Bara Kaliatus, jika aku boleh bertanya gerangan apa yang
membuat kau berada di pinggiran kawah Gunung Latinggimeru ini?"
"Kawah ini memang jadi tempat kediamanku sejak beberapa bulan purnama. Tapi hari
ini adalah hari terakhir aku berada di sini...."
"Hemmm.... Aku bisa menduga!" kata si gadis seraya kembali kerlingkan matanya.
"Tempat ini adalah tempatmu melakukan samadi atau tempat menggem-bleng diri.
Jika hari ini kau selesai melakukan semua itu berarti kau akan kembali pulang
menemui anak istrimu...." Kata-kata terakhir diucapkan dengan nada perlahan dan
wajah membayangkan kesedihan.
"Aku tidak punya istri, tidak punya anak!" jawab Hantu Bara Kaliatus.
"Wahai! Harap maafkan diriku yang lancang menduga!" kata si gadis seraya
mengusap lengan Latandai yang penuh ditumbuhi bulu. Membuat lelaki ini jadi
tambah tenggelam dalam rangsangan hasrat yang berkobar-kobar. "Hai! Lenganmu
terasa panas...." Si gadis terpekik kecil.
"Aku.... Darahku menjadi panas melihat kecantikan-mu!" kata Latandai tanpa malu-
malu. "Maukah kau ikut bersamaku...?"
"Ajakan seorang gagah siapa berani menampik.
Tapi kemanakah kau hendak membawaku...?"
Latandai jadi bingung sendiri. Lalu dia tertawa gelak-geiak. "Aku jadi bodoh!
Tidak tahu mau mengajakmu kemana...."
"Kemana saja asal kau yang mengajak tentu aku suka..." kata si gadis pula dan
tak lupa dengan kerlingan mata genit yang membuat La tandai tambah terambung-
ambung seperti di awan! Tangan kanannya meluncur memegang lengan si gadis lalu
setengah 103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
18 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
berbisik dia berkata." Di lamping kawah sebelah sana ada sebuah goa Di dalamnya
ada satu telaga kecil.
Hawa di sana sangat sejuk dan bersih. Aku akan membawamu kesana...."
"Ah, senang hatiku. Tapi aku ingin sedikit berlama-lama di bawah sinar sang
surya yang baru terbit ini.
Kuharap kau tidak marah. Sinar mentari sangat bagus Ituat kulit perempuan
sepertiku...."
"Apapun yang kau katakan aku akan menurut. Tapi ada satu hal yang ingin
kutanyakan...."
"Kata orang bertanyalah sebelum sesat dijalan. Hik...
hik... hik!" Si gadis tertawa hingga terlihat barisan gigi-giginya yang putih
berkilat serta lidahnya yang merah dan basah, membuat Latandai tambah geregetan
dan saat itu ingin memeluk serta menciumnya.
"Mengapa kau datang ke kawah ini...."
"Wahai Hantu Bara Kaliatus, jangan kau bercuriga pada diriku. Tadi aku berada di
pinggiran kawah sebelah sana. Tiba-tiba kulihat ada sinar hitam dan sinar Jingga
bertabur di udara. Cepat-cepat aku ke sini.
Sampai di sini sinar hitam dan cahaya Jingga itu tidak kutemukan. Yang kulihat
adalah seorang gagah bernama Latandai berjuluk Hantu Bara Kaliatus!" Gadis itu
kembali tertawa merdu. Latandai ikutan tertawa senang. Lalu lelaki ini berbisik.
"Kita ke goa sekarang?"
"Hari masih panjang, mengapa terburu-buru" Tapi jika kau memaksa biar aku
mengalah! Aku tak mau kau menjadi marah!"
Mendengar ucapan si gadis segera saja Hantu Bara Kaliatus menarik tangannya.
"Tunggu dulu!" si gadis berseru.
"Ada apa...?" tanya Latandai.
"Apapun yang akan kita perbuat di dalam goa itu kau harus berjanji! Jangan
sampai bara menyala di kepala, dada dan perutmu menyentuh diriku...."
"Aku berjanji!" jawab Hantu Bara Kaliatus dengan suara keras. Hasratnya tambah
menggila dan dia benar-benar senang luar biasa karena tidak menduga akan bertemu
dengan seorang gadis jelita yang saat itu mau saja diajaknya masuk ke dalam goa.
Sambil memegang lengan si gadis Latandai mengajaknya berlari sepanjang tepi
kawah. Lelaki ini berlari kencang sekali dan bukan merupakan lari biasa. Dia
sama sekali tidak menyadari walau dia lari secepat itu tetapi si gadis di
sebelahnya mampu mengikuti!
"Wahai! Goa ini benar sejuk dan indah bersih seperti yang kau katakan!" ujar si
gadis begitu mereka masuk ke dalam goa. Langsung saja dia dudukkan diri di
lantai goa dekat sebuah telaga kecil berair jernih kebiruan.
"Kalau kita bisa sering-sering berada di tempat ini, hemmm.... Senang sekali
hatiku...."
Latandai tertawa lebar lalu ikutan duduk di lantai.
Dia sengaja merapatkan tubuhnya ke pinggul si gadis.
103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
19 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
"Sekarang apa yang akan kita lakukan"!" bertanya gadis itu seolah-olah
menantang. Latandai rangkulkan tangan kirinya di pinggang sang dara.
"Awas bara menyala di kepala, dada dan perutmu!
Hik... hik... hik!" memperingatkan si gadis sambil tertawa genit.
"Jangan khawatir, aku akan berhati-hati..." bisik Latandai.
"Astaga...!" si gadis terpekik kecil.
"Ada apa?" tanya Latandai.
Gadis itu masukkan tangan kanannya ke balik dada pakaian kulit kayunya yang
membuat Latandai membeliak. Dari balik pakaiannya si gadis keluarkan dua buah
benda bulat sebesar kepalan berbulu halus.
"Aku membawa dua buah kecapi hutan. Aku pernah memakannya! Rasanya manis sekali.
Satu untukmu, satu untukku! Ini kuberikan padamu yang besar karena kau orangnya
besar. Aku biar yang kecil. Ayo sama-Mina makan!"
Gadis itu bantingkan buah kecapinya kelantai hingga terbelah dua. Lalu sambil
senyum-senyum memandang pada Latandai dia segera menyantap buah kecapi yang
lombut putih dan manis itu. Latandai segera pula membuka buah yang dibelahnya
dengan remasan tangan.
"Kecapimu manis...?" tanya si gadis.
"Hemmm..."gumam Latandai sambil mengangguk.
Dia cepat-cepat menghabiskan buah kecapi itu karena hasratnya tidak tertahankan
lagi. Begitu buah kecapi dimakan habis kembali dia merangkul tubuh si gadis.
Tapi belum sempat tersentuh tiba-tiba Latandai merasakan dadanya sesak,
pemandangannya gelap meng-hitam. Nafasnya tersendat. "Aku...." Dia hanya sanggup
mengeluarkan satu patah ucapan itu lalu tubuhnya terguling tertelentang di
lantai goa. Gadis berpakaian jingga tertawa panjang. Dengan cepat dia memeriksa keadaan
Latandai. Setelah me-mastikan lelaki itu benar-benar pingsan maka tangan dan
matanya bekerja memeriksa bagian tubuh di sebelah bawah pusar Latandai. Sesaat
kemudian gadis itu menarik nafas panjang. Wajahnya menunjukkan kekecewaan.
"Hanya ada satu tahi lalat di bawah pusarnya..." katanya perlahan. Sesaat dia
duduk ter-menung. Dalam hati kembali dia berkata. "Mendapatkan satu saja begini
sulitnya. Bagaimana mungkin aku sanggup mencari sampai tujuh orang" Wahai diriku
yang bernama Luhjelita, sulit sekali tugas yang kau pikul. Untuk mendapatkan
satu ilmu kau harus menempuh perjalanan berliku, menantang seribu bahaya...."
Gadis yang menyebut dirinya Luhjelita ini menarik nafas panjang. Sesaat dia
perhatikan sosok Hantu Bara Kaliatus lalu mencibir. Dia bangkit berdiri. Sebelum
keluar dari goa dia tendang lebih dulu kaki kiri Latandai.
103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
20 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
Lalu berkelebat pergi sambil tertawa cekikikkan. Di satu tempat gadis itu
menyelinap ke balik pohon-pohon besar tumbuh rapat berjejeran. Di balik
pepohonan mendekam seekor kura-kura raksasa berwarna cokl .
Tidak seperti kura-kura biasa, binatang yang satu in memiliki dua buah sayap
yang bisa dilipat dan diren-tangkan. Si gadis melompat naik ke atas kura-kuf;a
raksasa lalu mengetuk punggung binatang ini tiga kati.
Kura-kura keluarkan kepalanya, sayap di kiri kanan direntang lebar. Sesaat
kemudian binatang aneh ini melayang terbang di udara meninggalkan puncak Gunung
Latinggimeru. Sementara itu di dalam goa, tak lama setelah gadis berpakaian jingga berlalu
Hantu Bara Kaliatus mulai siuman. Dia keluarkan keluhan pendek. Tubuhnya
menggeliat. Sesaat kemudian dia bangun dan langsung melompat bangkit. Empat bola
matanya menyorot memandang berkeliling. Dia lari ke mulut goa. Memandang ke
seantero kawah Gunung Latinggimeru.
"Aku tertipul" ucap Hantu Bara Kaliatus sadar. "Gadis jahanam! Aku ingat
sekarang! Gadis itu berpakaian warna jingga! Cahaya sakti yang tadi melesat di
udara menyelamatkan Luhsantini juga berwarna jingga!
Jangan-jangan dia yang punya perbuatan menolong Luhsantini! Kurang ajar! Aku
tertipu oleh kecantikan dan keelokan tubuh serta tutur bicaranya yang pandai
merayu! Waktu lari tadi.... Gila! Mengapa sekarang aku baru sadari Aku berlari
sekencang angin! Dan dia mampu mengikuti aku!" Hantu Bara Kaliatus banting-
banting kakinya. "Kalau bertemu akan kukuliti sekujur tubuhnya!"
Saking marahnya Hantu Bara Kaliatus tendang batu di mulut goa hingga hancur
berantakan. *
Wiro Sableng 103 Hantu Bara Kaliatus di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
* * 103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
21 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
EMURUHNYA ARUS SUNGAI TERASA menyeram-
kan di telinga Wiro. Naga Kuning dan Setan Ngompol yang berada di atas telapak
tangan kanan Lakasipo. Lakasipo sendiri saat itu duduk di atas sebuah batu besar
sambil merendam sepasang kakinya yang terbungkus dua batu besar berbentuk bola
yang di seantero Negeri Latanahsilam kini telah dikenal dengan sebutan Bola Bola
Iblis. Bahkan banyak pula yang menjuluki Lakasipo sebagai Hantu Kaki Batu. Sejak
dia membunuh Lahopeng, pemuda jahat yang hendak mencelakai dirinya, penyebab
kematian istrinya Luhrinjani serta perampas kedudukannya sebagai Kepala Negeri
Latanahsilam, hampir seluruh penduduk menginginkan-nya kembali menjadi Kepala
Negeri. Namun Lakasipo telah kepalang kecewa. Walau kini dia telah meninggalkan
Latanahsilam dia belum tahu kemana dia hendak pergi. Sementara itu rasa suka dan
persahabatannya terhadap Wiro dan dua kawannya semakin terasa erat.
(Baca serial Wiro Sableng berjudul "Bola Bola Iblis") Lakasipo memetik selembar
daun di tepi sungai.
Ketiga orang itu diletakkannya di atas daun, lalu daun itu diturunkannya ke air.
Dengan ukuran tubuh mereka yang kecil maka bagi Wiro dan dua temannya daun itu
sama besarnya dengan sebuah rakit. Begitu berada di atas air daun segera
dihanyutkan arus.
"Hai! Hendak kau apakan kami"!" teriak Wiro. Naga Kuning mencengkeram daun
sekuat-kuatnya sementara Setan Ngompol Jatuhkan diri tertelentang sambil menahan
kencing. Lakasipo tertawa lalu mencebur masuk ke dalam sungai hingga daun di mana Wiro
dan kawan-kawan berada terlempar ke atas bersama muncratan air tak ampun lagi
ketiganya amblas masuk ke dalam air.
Sambil tertawa-tawa Lakasipo selidupkan tangan kirinya ke dalam air, menangkap
ketiga orang yang sudah megap-megap itu.
" "Dia hendak membunuh kital" teriak IMiagia Kuning dengan muka pucat."
"Bagaimana kau bisa berbuat sejahat ini Lakasipo"!"
ujar Setan Ngoropol seraya mengusap wajah yang basah dengan* jangan kanan
sementara tangan kiri menekan bagian bawah perutnya yang tak dapat lagi menahan
kencing. "Lakasipo apa maksudmu rnembenamkan kami ke dalam air?" Wiro akhirnya ikut
bertanya. Lakasipo dekatkan telapa tangan kiri ke mukanya.
"Selama beberapa hari ini kita berempat tak pernah mandi-mandi. Kebetulan
bertemu sungai airnya jernih.
103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
22 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
bersih dan sejuk. Apa salahnya pergunakan kesempatan untuk mandi wahai tiga
kawanku" Apalalagi ka-wanmu kakek bermata jereng berkuping lebar ini. Bau
Pesingnya sudah tidak ketelengan!"
"Kalau kau memang mau memandikan kami bukan begini caranya! Kami bertiga bisa
mati tenggelam!"
ujar Setan Ngornpol lalu mengomel panjang pendek.
"Air sungai bagimu sejuk tapi bagi kami sama saja tenggelam dalam es! Kami
bertiga bisa mati kedinginan!" teriak. Naga Kuning'.
"Kalian bertiga memang makhluk seperti kutu cebol.
Tapi aku tahu kalian memiliki ilmu kepandaian tinggi!
Anggap saja kalian sedang mendapat gemblengan!"
kata Lakasipo lalu tertawa gelak-gelak hingga ketiga orang itu terbanting di
atas telapak tangannya dan dekap, telinga masing-rnasing agar tidak kesakitan.
"Saatnya, kita melanjutkan perjalanan kata Laka- sipo kernudian. Lalu dia
bersuit keras.. Laekakienam, kuda hitam raksasa berkaki enam yang jadi
tunggangan Lakisipo dan saat itu! tengah mahdi di sebelah hilir.
segera melompat dan berenang rnendapatkan tuannya.
Suara binatang ini merancah air sungai membuat Wiro dan kawan-kawannya menahan
nafas karena ngeri sementara air..sungai bermuncratan kian kemari laksana
sambaran- ombak.
"Tunggu dulu Lakasipo!" berkata Wiro. "Kau mau bawa,kami kemana?"
" Wahai Wiro, bukankah aku sudah mengatakan Padamu dan Naga Kuning serta Setan
Ngornpol bahwa akan membawamu ke Bukit Latinggihijau untuk melihat makam
istriku"!"
Pendekar 212 garuk-garuk kepalanya. "Kami memang senang kau bawa ke sana,"
katanya menyahuti walau dalam hati dia berkata, "kenal saja aku tidak pernah.
Lagipula pada akhir hayatnya perempuan itu mengkhianati Lakasipo. Perlu apa
pergi ke sana?" Wiro lalu berkata lagi "Tapi Lakasipo! Sebelum pergi ke Bukit
Latinggihijau bagaimana kalau kita mencari dulu Batu Sakti Pembalik Waktu yang
hilang itu?"
"Ah, kau tidak kerasan lama-lama di Latanahsilam
"Bukan begitu. Kami suka tinggal di sini. Tapi alam sini sangat berbeda dengan
alam kami di tanah Jawa.
Marabahaya senantiasa membayangi kami dan muncul tidak terduga. Bukan.karena
orang-orang di sini ingin mencelakai karni, tapi karena keadaan tubuh kami kecil
begini yang menjadi sumber malapetaka! Bayangkan kalau kami sampai dipatuk
burung atau ayam raksasa, atau dirubung semut atau disengat tawon. Bayangkan
kalau kami sampai terinjak anjing atau kambing atau jadi permainan kucing,
dicakar dan digigiti"
"Kalian bertiga tak perlu khawatir wahai para kutu Cebol sobat-sobatku! Bukankah
aku akan melindungi dan membawa kalian bertiga kemana aku pergi?"
103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
23 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
"Aku percaya pada dirimu Lakasipo. Tapi kami lebih suka jika bisa kembali ke
alam kami..." kata Naga Kuning pula. "Antarkan kami ke kawasan rerumputan itu
mencari. Batu Sakti Pembalik Waktu." -
"Kita sudah pernah ke sana. Kalian sendiri dan juga aku telah menyelidik. Tapi
batu tujuh warna itu tidak ditemukan...."
"Batu itu pasti ada di sana. Kita mencarinya terburu-buru saat itu. Karena,
hampir malam!" kata Setan Ngompol.
Lakasipo gelengkan kepala. "Betapapun kecilnya benda itu, walau hari hampir
gelap tapi mataku tak bisa ditipu. Aku pasti akan menemukannya jika batu itu
benar-benar ada di sana...."
"Kalau kau memang bersahabat dengan kami, kau harus mau mengantarkan kami ke
sana. sekali lagi.
Kita habiskan satu hari penuh untuk mencari batu itu!"
kata Pendekar 212 Wiro Sableng.
Lakasipo menyeringai. "Persahabatan bukan berarti harus melakukan sesuatu yang
mustahil wahai sobatku Wiro Sableng. Kita pergi ke Bukit Latinggihijau dulu.
Soal batu itu kita urus kemudian...."
Lakasipo mengusap kepala kuda hitam berkaki enam yang kini tegakdi sampingnya.
Ketika dia hendak, naik ke punggung binatang ini Wiro berkata. "Lakasipo,
tunggu! Kalau kau tidak mau mengantarkan kami ke kawasan rerumputan itu, apa kau
juga tidak mau menolong kami mencari Hantu Tangan Empat?"
"Makhluk satu ini.... Dia sulit sekali dicarinya, wahai Wiro."
"Seluas-luasnya Negeri Latanahsilam ini Hantu Tangan Empat pasti punya tempat
kediaman. Kalau kita pergi ke sana masakan tidak bertemu"!" berkata Naga Kuning.
"Kalian bertiga tidak tahu siapa adanya Hantu Tangan Empat. Dia jarang berada di
tempat kediaman-nya. Selain itu dia berada di bawah pengaruh Hantu Muka Dua yang
selalu memberinya perintah ini itu.
Kalau dia pergi bisa satu dua tahun. Apa yang bisa kalian harapkan?" I Wiro
garuk-garuk kepalanya. Setan Ngornpol.berbisik. "Aku yakin satu tahun di negeri
celaka ini tidak sama dengan satu tahun di negeri kita. Mungkin satu atau dua
tahun di sini hanya satu atau dua bulan saja di alam kita. Buktinya orang di
sini bisa berusia sampai tiga ratus tahun!"
Saat rtu Lakasipo telah melompat naik ke punggung kuda hitam kaki enam. Sebelum
dia memasukkan ketiga orang itu ke dalam kocek jerami di pinggang kanannya Naga
Kuning berseru.
"Lakasipo! Bagaimana kalau aku tidak ikut kau tapi antarkan saja mencari seorang
anak perempuan...."
"Seorang anak perempuan?" Lakasipo mengulang 103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro
Sableng 212 24 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
heran. Sementara Wiro dan Setan Ngornpol memandang lekat-lekat penuh tanda tanya
pada si bocah. "Memangnya kau ada kenalan anak perempuan di Latanahsilam ini" Aku tidak tahu.
Tidak aku mengerti!
Anak siapa, anak yang mana?"
"Aku melihat anak itu di tepi tanah lapang luas.
Sewaktu terjadi perkelahian antara kau dengan Lahopeng," menerangkan Naga
Kuning. "Kau ini aneh Naga Kuning. Ada puluhan bahkan ratusan anak perempuan di negeri
yang luas ini. Kau tahu nama anak itu" Kau ini ada-ada saja Naga Kuning.
Bocah sebesarmu sudah tahu perempuan!" Wiro hendak mengatakan sesuatu tapi Naga
Kuning cepat kedipkan mata sambil berbisik. "Jangan kau berani membuka rahasia
sobat sendiri Wiro!" ucapan itu membuat murid Sinto Gendeng jadi garuk-garuk
kepala. Naga Kuning pencongkan mulut lalu berkata menjawab pertanyaan Lakasipo tadi.
"Aku hanya kenal muka, tapi tidak kenai nama anak itu...."
"Mungkin aku bisa membantui" tiba-tiba Setan Ngompol berkata. "Aku juga memang
tidak tahu nama anak perempuan itu. Tapi aku ingat betul ciri-cirinya!"
"Hemm.... Coba kau beri tahu aku ciri-ciri anak itu wahai kakek mata jereng
kuping lebar!" kata Lakasipo pula.
Setan Ngompol menyeringai. Dia mengerling dulu pada Naga Kuning baru menjawab.
"Anak perempuan itu seingatku hanya mengenakan pakaian dari kulit kayu di
sebelah bawah. Di sebelah atas polos. Dadanya lumayan montok. Sekujur tubuhnya
penuh koreng. Lalu di atas bibirnya ada dua jalur ingus yang meng-ambang terus menerus. Naik
kalau disedot, turun lagi kalau dibiarkan...."
"Tua bangka bermulut jahat!" teriak Naga Kuning seraya menarik kolor si kakek ke
bawah hingga auratnya menongol! "Bukan gadis itu yang aku maksudkan!"
"Bocah kurang ajari Kau boleh marah! Tapi jangan main tarik kolorku! Lihat!
Terong peot dan kantong menyanku berojolan kemana-mana!" Setan Ngompol marah
sekali dan cepat-cepat tarik kolor bututnya ke atas.
Sambil menahan tawa Lakasipo berkata. "Naga Kuning, kalau kau masih ingat ciri-
ciri gadis itu, katakan padaku."
"Anaknya putih. Rambutnya dikuncir kepirang-pirangan. Dia memiliki sepasang kaki
yang bagus. Pahanya putih sekali. Pakaiannya agak tersingkap di bagian dada. Aku benar-benar
tidak bisa melupakan-nya! Aku ingin sekali bertemu lagi dengan dia. Ah...."
"Bocah ini sudah ketiban sakit mala rindu tak tahu juntrungan!" Setan Ngornpol
mengejek. 'Tapi sebagai sahabat yang nyasar ke negeri asing, aku tidak keberatan
menemaninya...."
103 Hantu Bara Kaliatus - Wiro Sableng 212
25 Tiraikasih Http://cerita-silat.co.cc/
"Apa maksudmu kakek cebol"' tanya Lakasipo.
"Kalau bocah ini melihat anak perempuan itu, aku juga melihat sorang nenek
berbadan molek. Dia mengenakan pakaian kulit kayu yang dililit sepanjang badan.
Di sebelah atas pakaiannya itu seperti kemben.
Kulihat ternyata dadanya putih dan masih kencang.
Hik... hik... hik!"
"Di Latanahsilam hanya ada satu nenek seperti yang kau sebutkan itu. Namanya
Luhlampiri. Dia sudah kawin sembilan kali. Setiap kawin suaminya menemui ajal
dalam waktu tiga puluh hari!"
Setan Ngornpol terkejut dan langsung terkencing mendengar keterangan Lakasipo
itu sementara Wiro senyum-senyum dan Naga Kuning tertawa haha-hihi sambil
cibirkan bibir.
"Kau masih ingin mengincar nenek itu, wahai sobatku Setan Ngompol"!" bertanya
Lakasipo. "Aku terpaksa berpikir dulu sampai tujuh kali. Tapi kalau cuma sekadar bertemu
saja apa salahnya! Bermain cinta tapi tak perlu kawin! Apa ada aturan yang
melarang perbuatan seperti itu di Negeri Latanahsilam ini, wahai sobatku
Lakasipo?" bertanya Setan Ngornpol.
"Tidak, memang tidak ada aturan yang melarang wahai Setan Ngornpol. Juga tidak
ada aturan yang melarang kalau satu ketika, akibat kelakuanmu itu terong peot
dan kantong menyanmu tahu-tahu pindah ke jidat!" Lakasipo tertawa gelak-gelak
yang membuat tangan kanannya berguncang-guncang hingga Wiro, Naga Kuning dan
Setan Ngornpol yang ada di atas telapak tangan itu berjatuhan tumpang tindih.
Tangan Berbisa 13 Hong Lui Bun Karya Khu Lung Tembang Tantangan 22