Pencarian

Pusaka Gua Siluman 10

Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo Bagian 10


743 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Dengan muka sungguh-sungguh Han Sin memberi penjelasan
kepada nona yang agaknya tidak mengerti sama sekali tentang
keadaan pemerintahan. "Begini nona. Biarpun tadinya Kaisar Thai Cu adalah pahlawan
rakyat Cu Goan Ciang yang berjuang mengusir Bangsa Mongol
bersama dengan ayahmu, akan tetapi setelah menjadi kaisar
menjadi amat lemah, Kekuasaan di istana boleh dibilang berada
dalam tangan menteri durna seperti bangsa Auwyang-taijin itu.
32 Oleh karena itu sudah dapat diramalkan bahwa rakyat yang
tertindas takkan mau menerima begitu saja. Dulu rakyat berjuang
mati-matian mengusir penjajah untuk membasmi kaum penindas
dan penghisap, sekarang biarpun yang memegang kekuasaan
bangsa sendiri, namun se (http://cerita-silat.mywapblog.com)
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
gala macam penindas harus pula
dibunuh tanpa memilih bulu! Coba saja bayangkan, siapa yang
takkan marah melihat pahlawan besar seperti ayahmu itu dikejarkejar seperti seorang pengkhianat"
Coba kau tengok keadaan rakyat tani, lalu bandingkan dengan kedudukan para pembesar
macam Auwyang-taijin. Padahal dahulu yang berjuang matimatian melawan penjajah Mongol
adalah anak-anak para petani
itu, bukan orang-orang macam Auwyang-taijin! Sekarang sinar
terang kelihatan memancar dari utara. Pangeran atau Raja Muda
Yung Lo adalah seorang pemimpin besar yang selalu
mengangkat penghidupan rakyat kecil. Kepada beliau kita
menyerahkan nasib, juga kepada beliau kita hendak
menyerahkan tenaga membantu usaha merobohkan musuh
rakyat. Oleh karena perjuangan kita selalu berdasarkan
kerakyatan, maka sekarang pun aku diberi tugas untuk
744 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
menghubungi orang-orang gagah di dunia kang-ouw untuk
membantu kalau kelak tenaga mereka dibutuhkan."
Lee Ing inengangguk-angguk biarpun ia hanya mengerti
setengah-setengah saja. Persoalan yang dikemukakan oleh Han
Sin tadi terlampau sulit dan ruwet baginya. Akan tetapi ia amat
kagum dan menganggap pemuda itu. benar-benar seorang gagah
yang jarang keduanya. "Apa kau sudah yakin bahwa orang-orang gagah di dunia kangouw mau membantu?" tanyanya.
Han Sin mengerutkan keningnya. "Hal itu masih amat diragukan.
Orang-orang berkepandaian tinggi seperti Tok-ong Kai Song
Cinjin, Toat-beng-pian Mo Hun, Ma-thouw Koai-tung Kui Ek dan
sebangsanya, biarpun mereka itu tokoh-tokoh kang-ouw yang
terkenal, masih mau menjual diri kepada menteri-menteri durna.
Tentu saja segala sesuatu itu ada yang membantu ada yang
menentang." Tiba-tiba terdengar suara keras dan dari depan nampak debu
mengepul. Ketika Lee Ing dan Han Sin memandang penuh
perhatian, ternyata Ma-thouw Koai-tung Kui Ek nampak berlarilari seperti orang ketakutan, menyeret
tongkatnya dan lewat di 745 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
dekat mereka tanpa menoleh. Di belakangnya kelihatan debu
mengepul tinggi, akan tetapi debu ini bergerak cepat ke depan,
mengejar Kui Ek! 1 "Bocah aneh.....!" kata Lee Ing perlahan.
Han Sin yang pandang matanya masih tertutup debu tidak
melihat apa-apa, menjadi heran. Akan tetapi setelah gulungan
debu yang bergerak itu datang dekat, iapun melihat bahwa di
dalam gulungan debu itu memang terdapat orangnya, seorang
bocah laki-laki paling banyak dua belas tahun. Bocah ini memakai
pakaian aneh berwarna merah, kepalanya gundul, matanya
benar-benar seperti gundu.
Tangannya memegang sebuah gelindingan surung yang patah
sebelah rodanya. Karena ia menyurung gelindingan yang rodanya
sudah patah sebelah, maka mainan nu menimbulkan debu yang
bergulung tinggi. Tentu saja hal ini sudah aneh sekali, kalau
bocah biasa paling-paling membuat debu mengepul sedikit, tidak
seperti ini. Bocah itu berlari cepat dengan kedua kakinya yang
telanjang, sambil bersungut-sungut.
"Kalau tidak kau ganti gelindinganku, biar lari ke laut akan kukejar
kau!" 746 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Adik kecil, kalau roda gelindinganmu rusak, mana kubikin betul!"
Han Sin berkata. Pemuda ini merasa kasihan melihat bocah itu
dan entah mengapa, ia ingin menghibur dan menolongnya. Tentu
saja ia sama sekali tidak mengira bahwa Kui Ek tadi lari ketakutan
karena bocah ini! Lee Ing yang lebih tajam pandangan matanya, hanya tersenyum
dan menoleh kepada Han Sin. "Kau memang berhati mulia."
Bocah itu berhenti berlari, menatap wajah Han Sin dengan alis
berkerut. Setelah berhadapan muka baru Han Sin tercengang
melihat sinar mata yang amat tajam dan luar biasa dari bocah itu,
sama sekali tidak seperti pandang mata kanak-kanak.
"Kau bisa membikin betul" Nih!" Anak itu memberikan
gelindingannya kepada Han Sin. Han Sin menerima gelindingan
itu dan menahan seruan kaget dan heran, la tadinya mcngira
bahwa gelindingan itu tentu gelindingan kayu seperti biasa
barang permainan kanak-kanak, akan tetapi gelindingan ini
ternyata terbuat seluruhnya dari pada besi! Roda besi patahpatah mana bisa ia membikin betul"
Sementara bocah itu, seakan akan tidak melihat sinar kebingungan di mata Han Sin,
terus berkata sambil merengut,
747 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
2 "Kakek muka ayam itu menyebalkan sekali Gelindinganku dia
injak. Kumaki dia, dia memukul dengan tongkat. Aku menangkis
dan gelindinganku rusak terpukul oleh tongkatnya. Baiknya ada
kau orang baik yang bisa membikin betul gelindinganku, kalau
tidak tentu aku tak mau sudah dan terus mengejarnya sampai
dapat." Dari bingung. Han Sin menjadi kaget sekali mendengar omongan
itu. Tidak bohongkah anak ini" Mungkinkah anak yang masih
belum dewasa ini mampu menangkis pukulan tongkat Ma-thouw
Koai-tung Kui Ek" "Lekas bikin betul! Katanya mau membikin betul, kok hanya
ditimang-timang saja?" anak itu menegur Han Sin yang menjadi
makin bingung. Akhirnya dengan muka merah Han Sin mengembalikan
gelindingan itu sambil berkata, "Menyesal sekali, aku tidak bisa.
Kukira tadi gelindingan kayu, tidak tahunya gelindingan besi. Aku
tidak bisa bikin betul."
748 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Kalau tidak becus, kenapa tidak dari tadi-tadi bilang?" anak itu
menegur dengan mulut merengut. "Kau juga menyebalkan seperti
si muka burung!" Karena merasa sudah salah janji, biarpun hatinya mendongkol
kena dimaki oleh seorang bocah, Han Sin diam saja. Akan tetapi
bocah itu agaknya tidak puas kalau hanya memaki. Diangkatnya
gelindingan yang bergagang panjang itu, lalu disodokkan ke perut
Han Sin! "Eh. adik kecil, jangan kau kurang ajar!" seru Han Sin yang
menjadi gemas juga. Akan tetapi karena yang menyerang hanya
anak kecil, tentu saja ia merasa enggan untuk melawan, maka ia
hanya menggeser kaki ke pinggir, mengelak sambil tangannya
menyampok gagang gelindingan.
Tak dinyana tak dikira, gagang gelindingan itu ditarik kembali dan
dari samping mendorong lagi mengenai paha Han Sin yang tibatiba merasa pahanya kaku dan sakit
sekali. Kagetlah ia, cepatcepat ia mengerahkan Iweekang ke arah paha untuk menahan
dorongan keras itu dan menarik kakinya. Tetap saja ia terdorong
sampai terhuyung huyung ke belakang! Dengan mata terbelalak
heran, terkejut, dan kagum tercampur marah Han Sin
memandang bocah itu setelah dapat berdiri tegak.
749 3 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Bocah kepala besar, kau ini anak siapa begini tidak tahu
aturan?" Lee Ing membentak sambil melangkah maju mendekati
anak itu, Anak laki-laki itu menengok, gerakannya cepat sekali.
Melihat yang menegurnya seorang gadis jelita yang mengerutkan
kening, dia mengeluarkan suara ketawa aneh.
"Aduh cantiknya! Paman tentu senang melihatmu. Hayo kau ikut
aku bertemu dengan paman, biar aku diberi hadiah!" katanya
menyeringai, matanya yang besar itu berputaran.
Merah wajah Lee Ing. "Bocah gelandangan, kotor sekali pikiran
dan mulutmu!" bentaknya dan tangannya digerakkan untuk
menjewer telinga anak itu.
Akan tetapi Lee Ing juga kecele seperti Han Sin tadi karena
memandang rendah. Jewerannya biarpun dilakukan dengan
gerakan tangan cepat sehingga tahu-tahu jari tangannya sudah
dekat dengan telinga anak itu, namun dengan gerakan aneh anak
itu masih dapat menyelamatkan telinganya dan jari tangan Lee
Ing hanya menyentuh kulit daun telinga sedikit saja.
"Eh, kau melawan" Nona manis kalau melawan ditawan saja,
kata paman!" kata bocah nakal itu. Gagang gelindingannya
750 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
digerakkan dan tiga serangan beruntun merupakan totokantotokan lihai mengancam jalan darah di
tubuh Lee Ing! "Anak iblis, jangan main gila!" Kini Lee Ing benar-benar marah.
Sekali tangannya bergerak. gelindingan itu dapat dirampasnya
dan ditekuk patah lalu dilempar ke atas tanah.
"Cialat (celaka)! Kiranya lihai amat....l" Bocah itu berseru sambil
mengambil langkah seribu, lari secepatnya ke barat.
"Anak setan, sebelum minta ampun, jangan harap dapat lari
pergi!" Lee Ing mengejar. Juga Han Sin ikut mengejar dengan hati
tertarik sekali. Belum pernah selama hidupnya ia melihat seorang
bocah berusia dua belas tahun selihai bocah ini. Bocah yang
aneh sekali dan berkepandaian tinggi. Tentu orang tuanya
memiliki kepandaian luar biasa, atau mungkin juga gurunya, pikir
Han Sin. Dia sedang melakukan tugas menghubungi orang-orang
pandai di selatan untuk kelak diajak membantu meruntuhkan
kekuasaan yang menindas rakyat. Siapa tahu kalau dari bocah
ini, ia bertemu dengan tokoh-tokoh sakti yang akan dapat
membantu kelak. 4 "Bocah setan, ini terima kembali gelindinganmu!" teriak Lee Ing
sambil melemparkan gagang gelindingan yang tadi dipungutnya
751 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
ketika melakukan pengejaran. Gagang gelindingan itu meluncur
seperti anak panah melayang di atas kepala yang gundul
pelontos itu dan menunjam ke bawah menancap di atas tanah
depan anak itu! Lee Ing melakukan perbuatan ini untuk menakutnakuti bocah itu agar tidak berlari
terus. Akan tetapi anak itu
benar-benar luar biasa. "Benar-benar gouwsu (berbahaya)!" terdengar ia berseru. Lain
orang akan jatuh tersungkur kalau berlari terus menumbuk
gagang gelindingan yang sudah tertancap seperti batang pohon
di depannya. Akan tetapi tubuh anak itu mencelat ke atas dan
jauh ke depan seperti seekor kijang melompat, setibanya di tanah
kembali ia mengenjot tubuhnya melompat-lompat jauh ke depan.
Dengan cara begini ia dapat melompat seperti kijang, meloncati
semak-semak dan jurang dan sebentar saja lenyap dari
pandangan mata! "Nona Souw....., jangan lukai dia....!" Han Sin mencegah ketika
melihat Lee Ing menyambar sebuah batu kecil dengan maksud
hendak menimpuk bocah itu dengan batu. Lee Ing menunda
niatnya dan memandang heran.
"Bocah setan masih kecil sudah jahat, apa lagi kelak kalau sudah
dewasa, kalau tidak sekarang diberi hajaran supaya takut, kelak
sudah terlambat," omel gadis ini yang merasa tidak puas akan
cegahan Han Sin tadi. 752 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Anak itu masih begitu kecil sudah lihai sekali, tentu dia anak atau
murni orang sakti. Aku sedang bertugas menghubungi orangorang pandai, bukankah ini
kesempatan baik sekali?"
Lee Ing mengangguk-angguk. "Betul juga katamu itu. Mari kita
susul dia!" Han Sin menoleh ke kanan kiri, akan tetapi anak tadi
sudah tidak kelihaian bayangannya.
"Dia cepat sekali, sudah menghilang..." katanya kecewa.
"Biarpun cepat, masa kita tak dapat mengejarnya" Dia tadi lari ke
sana," kata Lee Ing sambil menudingkan telunjuk kirinya. Han Sin
memandang dan melihat bahwa di luar hutan terdapat lembah
hijau Sungai Yang-ce kiang terbentang luas dan kelihatan segar
5 kehijauan. Di sana-sini terdapat rawa tertutup gerombolan pohon
yang merupakan hutan-hutan, ada yang kecil dan banyak pula
yang lebat. Lembah hijau penuh rumput itu terletak di tengahtengah, dan di beberapa bagian
kelihatan air Sungai Yang-cekiang yang mengalir tenang dan megah.
"Dia tadi lari ke jurusan hutan di sebelah kiri lembah rumput hijau
itu, mari kita lekas susul, akupun ingin berkenalan dengan guru
atau orang tuanya," kata Lee Ing.
753 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Dua orang muda ini lalu berlari cepat menuju ke tempat itu. Akan
tetapi ilmu lari cepat Lee Ing jauh lebih menang dari pada Han
Sin. Biarpun Han Sin mengerahkan semua tenaganya, tetap saja
tertinggal. Lee Ing menoleh ke belakang dan sengaja
memperlambat larinya agar Han Sin dapat menyusulnya, akan
tetapi Han Sin yang merasa khawatir takkan dapat mengejar anak
itu, berkata, "Nona Souw, kau teruslah. Kejar dia dulu jangan sampai
kehilangan jejaknya. Aku menyusul di belakangmu!"
Lee ing mengangguk dan sekali tubuhnya melesat, ia telah
berada jauh di depan dan sebentar lagi ia sudah menghilang di
dalam hutan lebat itu. Han Sin kagum bukan main, menggelenggeleng kepala dan menarik napas
panjang. "Hebat.... hebat sekali dia... mana aku patut di sampingnya?"
Kata-kata terakhir ini keluar dari bibirnya ketika pemuda ini


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

teringat akan kata-kata ayahnya yang ingin sekali mengambil Lee
Ing sebagai mantunya. "Dia cantik jelita seperti bidadari, dia sakti seperti dewi... Han
Sin... Han Sin.... kau tolol sekali merindukan dia. Seperti si gila
754 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
merindukan bulan...." Tiba-tiba hati pemuda ini menjadi sedih
sekali. Akan tetapi ia segera teringat akan tugasnya dan cepat ia
lari mengejar. Sementara itu, dengan kepandaiannya yang luar biasa serta
keringanan tubuhnya, cepat sekali Lee Ing melakukan pengejaran
memasuki hutan lebat itu. Akan tetapi ia tidak melihat bayangan
bocah aneh itu, juga tidak melihat jejaknya. Hutan yang liar dan
luas itu penuh pohon-pohon besar dan kelihatannya sunyi
menyeramkan, tidak kelihatan tanda-tanda ada manusia pernah
menginjaknya. Lee Ing penasaran, Tidak mungkin matanya
menipunya. 6 Biarpun tadi ia tidak mengejar dan berhenti untuk bicara dengan
Han Sin, namun jelas betul ia melihat bocah gundul itu berlari
masuk ke hutan ini. la terus maju dan mencari-cari. Kemudian
Lee Ing yang cerdik itu melompat naik ke atas pohon, terus
merayap ke puncaknya dan berdiri di atas cabang yang paling
tinggi. Bagaikan seekor burung besar ia berdiri tegak, kepalanya
menonjol keluar antara daun-daun hijau dan ia memandang ke
sana ke mari. Usahanya berhasil. Dari puncak pohon ini ia melihat samar-samar
genteng rumah di depan, di pinggir hutan ini sebelah barat Tentu
di sana rumah si gundul kurang ajar tadi, pikirnya. Ketika ia
hendak melompat turun, tiba-tiba pandang matanya tertarik oleh
755 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
empat bayangan orang yang bergerak cepat sekali dari belakang.
Lee Ing menanti sampai bayangan-bayangan itu datang dekat.
Dari jauh sukar mengenal muka mereka.
Hanya seorang yang berlari di tengah nampaknya berpotongan
tubuh yang sudah dikenalnya. Ketika mereka sudah datang
dekat, dengan heran sekali Lee Ing melihat bahwa orang yang
berlari di tengah itu bukan lain adalah Liem Han Sin. Akan tetapi
keheranannya berkurang bahkan terganti kemarahan ketika ia
melihat betapa kedua tangan Han Sin dipegangi oleh dua orang
yang berlari di kiri kanannya. Jelas bahwa Han Sin merupakan
seorang tawanan. Lee Ing sudah gatal-gatal tangannya hendak menerjang dan
menolong Han Sin, akan tetapi melihat cara tiga orang itu berlari,
Lee Ing tidak berani berlaku sembrono. Mereka itu ternyata
adalah orang-orang berilmu tinggi dan andaikata dia turun
tangan, bagaimana kalau mereka menyerang Han Sin"
Kenyataan bahwa mereka menawan Han Sin dan tidak
melukainya menjadi bukti bahwa mereka itu tidak bermaksud
buruk, la memandang dengan penuh perhatian kepada tiga orang
yang menawan Han Sin dengan hati agak lega karena mereka itu
ketiganya bukanlah anggauta kaki tangan Auwyang-taijin.
Orang pertama yang berlari di depan adalah seorang perempuan
muda, berwajah manis dan berpakaian indah, usianya paling
756 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
banyak dua puluh lima tahun, tangan kanan memegang pedang
dan tangan kiri memegang gendewa kecil. Gerak-gerik dan cara
ia berdandan menandakan bahwa wanita ini adalah seorang
pesolek dan genit. Dua orang yang memegangi lengan Han Sin di
7 kanan kiri adalah dua orang laki-laki berusia tiga puluhan,
bertubuh tinggi besar dan sikapnya kasar. Seorang memegang
ruyung dan seorang lagi di pinggangnya tergantung sepasang
senjata gembolan yang kelihatannya berat.
Melihat cara mereka berlari, Lee Ing dapat mengetahui bahwa
wanita itu kepandaiannya paling tinggi di antara mereka,
sedangkan dua orang laki-laki kasar itu juga bukan orang
sembarangan, cara mempergunakan ilmu lari cepat tidak kalah
oleh Han Sin. Setelah tiga orang itu lewat, Lee Ing cepat
melayang turun dari atas pohon dan diam-diam melakukan
pengejaran. Tepat seperti dugaannya, tiga orang itu membawa
Han Sin menuju ke rumah yang tadi terlihat gentengnya dari atas
pohon. Setelah dekat Lee Ing menjadi makin terheran-heran Rumah itu
terletak di pinggir hutan dan dikelilingi tembok tebal, akan tetapi
tidak terlalu tinggi Dari luar tembok kelihatan bangunan yang
indah dan di tengah-tengah kelompok rumah itu terlihat bangunan
loteng yang bentuknya seperti menara. Pohon-pohon berbuah
tumbuh di belakang tembok dan tempat itu benar-benar
menyenangkan dan enak ditempati.
757 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
la melihat mereka membawa Han Sin memasuki pintu gerbang
yang segera ditutup kembali. Pintu gerbang merah terbuat dari
pada besi yang amat kuat. Lee Ing menanti sebentar lalu
menyelinap ke samping, berdiri di luar tembok dan berpikir-pikir
apa yang harus dilakukannya.
Di atas tembok yang mengelilingi bangunan itu terdapat gambargambar orang yang lucu dan sudah
jelas bahwa penggambarnya
tentu seorang bocah. Tentu bocah gundul kurang ajar itu yang
menggambar, pikir Lee Ing.
Selagi ia berdiri memandangi gambar corat-coret di tembok itu,
tiba-tiba ia mendengar suara orang dari balik tembok. Lee Ing
hendak bersembunyi akan tetapi sudah tidak keburu lagi karena
dari balik tembok melompat dua orang laki-laki dengan senjata di
tangan. Segera ia mengenal dua orang yang tadi memegangi
lengan Han Sin, dua orang laki-laki tinggi besar yang kelihatan
kasar dan kuat. Orang yang pertama memegang ruyung dan
yang ke dua memegang sepasang gembolan.
"Betul tajam pandang mata Ciong-kongcu, gadis ini benar cantik
jelita!" kata si pemegang gembolan sambil tertawa menyeringai
memperlihatkan gigi yang besar-besar dan kuning. Sebal dan jijik
Lee Ing melihatnya, akan tetapi juga ia menjadi geli dan hampir
8 758 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
tak dapat menahan ketawanya. Siapakah yang mereka
maksudkan dengan Ciong-kongcu" Apakah si gundul itu yang
mereka panggil kongcu" Dengan senyum mengejek Lee Ing
memandang pada dua orang itu.
"Kalian ini pringas-pringis (menyeringai kuda) seperti monyet mau
apakah?" tegur Lee Ing yang merasa makin sebal melihat dua
orang itu hanya tersenyum-senyum kurang ajar. sambil memandang kepadanya secara Dua orang itu saling pandang. "Galak, kok?" kata si pemegang
gembolan. "Bunga indah tentu berduri, kuda baik tentu liar, gadis cantik tentu
galak dan sukar didekati. Ini ucapan Ciong-siauw-ya (Tuan Muda
Ciong) dan ternyata cocok sekali. Ha-ha-ha!" kata si pemegang
ruyung. "Loheng (kakak tua), kita mendapat tugas mencobanya. Marilah!"
kata si pemegang ruyung pula dan tiba-tiba ia menggerakkan
senjatanya menyerang Lee Ing sambil berkata, "Awas, nona
manis, jangan sampai kulitmu yang halus lecet oleh ruyungku!"
759 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Lee Ing marah sekali. Cepat ia mengelak, akan tetapi sepasang
gembolan orang ke dua sudah menyambar dari atas dengan
gerakan yang dahsyat dan amat berbahaya. Dalam sekejap mata
saja Lee Ing sudah dikurung dan didesak hebat oleh dua orang
itu yang biarpun sikapnya main-main akan tetapi ternyata
serangannya sungguh-sungguh dan tidak boleh dipandang
ringan. Tentu saja Lee Ing tidak gentar biarpun kepandaian dua
orang itu memang betul-betul lihai sekali dan memiliki ilmu silat
yang sifatnya ganas dan aneh. Akan tetapi ia menjadi marah dan
mengambil keputusan untuk memberi hajaran kepada dua orang
yang sama kurang ajarnya dengan bocah gundul tadi.
9 "Kalian mau coba-coba" Boleh!" Sinar berkilauan membuat dua
orang itu terkesiap dan silau ketika Lee Ing mencabut pedangnya
yang tipis dari pinggangnya.
Dua orang itu mendesak maju lagi dengan serangan-serangan
mereka yang ganas. Lee Ing tertawa perlahan, tubuhnya
mencelat dan berkelebat cepat sekali, disusul dengan gerakangerakannya yang luar biasa. Dua
orang itu mengeluarkan seruan
kaget, senjata mereka diputar cepat dan kacau karena mereka
sudah dibikin bingung oleh gerakan pedang Lee Ing. Alangkah
kaget hati mereka ketika mereka tak dapat lagi menggerakkan
senjata yang telah menempel pada pedang nona itu Ditarik-tarik
760 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
sekuat tenaga, didorong-dorong bagaimanapun juga, senjatasenjata itu tidak dapat terlepas..
"IImu siluman....!" si pemegang gembolan sudah berteriak kaget
dan ketakutan, mukanya sudah berubah pucat. Juga si
pemegang ruyung nampak takut-takut dan ngeri.
Lee Ing tertawa lagi, kaki kanan dan tangan kirinya bergerak
ringan dan... dengan teriakan-teriakan kesakitan dua orang itu
terpental ke belakang sampai menubruk tembok, sedangkan
senjata-senjata mereka tetap menempel pada pedang Lee Ing!
Dengan kepala benjol-benjol dan tubuh sakit semua, dua orang
itu merayap bangun, memandang ke arah Lee Ing dengan mata
terbelalak dan mulut celangap, kemudian seperti mendapat
komando, mereka melompat ke atas tembok.
"Dia siluman....!" terdengar lagi si pemegang ruyung berseru.
Dapat dibayangkan betapa takut hati mereka ketika ruyung dan
gembolan itu terbang mengikuti dan memukul punggung dan
kepala mereka. Si pemegang ruyung terpukul kepalanya oleh
ruyungnya sendiri sampai benjol sebesar telur angsa, sedangkan
si pemegang gembolan terpukul punggung dan kepalanya dari kiri
kanan sampai pipinya bengkak-bengkak sebesar gembolannya
sendiri! Mereka mengaduh-aduh sambil berlari-lari terus ke
dalam. 761 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Tentu saja kalau tadi ia mau, dengan mudah la dapat membunuh
dua orang lawannya itu, akan tetapi Lee Ing tidak menghendaki
hal ini. Pertama karena ia memang tidak mempunyai permusuhan
sesuatu dengan penghuni rumah itu, kedua kalinya dan ini yang
terutama, Han Sin berada di tangan mereka. Dia harus
menyelamatkan dulu pemuda itu.
10 Lee Ing menyimpan kembali pedangnya dan tanpa ragu-ragu ia
melompat ke atas tembok dan terus melompat ke dalam, la
melihat taman yang indah dan melalui sebuah lorong kecil ia
berlari terus menuju ke ruangan depan yang lebar. Rumah itu
amat indah dan mewah, perabot-perabotnya juga serba indah.
Benar amat mengherankan di tempat sesunyi itu terdapat
sekelompok rumah yang indah ini.
Ruangan depan sunyi saja dan Lee Ing dengan berani maju terus
melalui sebuah pintu, memasuki ruangan tengah. Ruang tengah
ini lebih luas dari pada ruang depan, lantainya mengkilap dan
dindingnya dihias lukisan-lukisan indah.
Begitu Lee Ing memasuki ruang ini, ia berdiri terpaku keheranan.
Ia melihat Han Sin berdiri, baru saja bangkit dari bangkunya
melihat ia masuk. Yang duduk berhadapan dengan pemuda ini
ada tiga orang. Seorang laki-laki berusia empat-puluh lima tahun,
762 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
tinggi kurus berjenggot pendek dan matanya yang melotot lebar
serupa benar dengan mata bocah gundul tadi.
Orang ke dua adalah seorang pemuda berusia kurang dari tiga
puluh tahun, mukanya panjang dan matanya liar agak kekuningan
kulit mukanya, sedangkan orang ke tiga adalah wanita yang
menawan Han Sin. Selain tiga orang ini, juga bocah gundul tadi
duduk di pojok, menghadapi meja penuh makanan dan agaknya
tidak memperdulikan kedatangan Lee Ing karena sedang makan
dengan lahapnya. Juga di depan meja Han Sin dan tiga orang itu
terdapat hidangan-hidangan.
"Nona Souw, kita berada di rumah orang-orang segolongan. Tuan
rumah ini adalah Sin-jiu Ciong Thai, orang gagah nomor satu di
lembah Sungai Yang-ce-kiang. Ciong-hujin (Nyonya Ciong) ini
juga seorang wanita gagah yang sudah terkenal dengan julukan
Bu-eng-sin-kiam (Pedang Sakti Tanpa Bayangan) tokoh Go-bipai. Saudara ini adalah adik
Ciong-enghiong bernama Ciong
Sek." Orang yang diperkenalkan itu hanya memadang tajam kepada
Lee Ing, sama sekali tidak berkata apa-apa dan juga tidak berdiri
menyambut. Sikap mereka dingin saja, hanya Ciong Sek
memandang dengan mata liar penuh taksir! Lee Ing yang baru
saja turun di dunia kang-ouw, mana mengenal nama-nama ini"
Berbeda dengan Han Sin yang sudah sering kali menjelajah
763 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
11 dunia kang-ouw bersama suhunya, ia mengenal nama-nama ini
biarpun baru sekarang bertemu muka.
Nama Sin-jiu Ciong Thai adalah nama yang sudah tersohor.
Seperti dapat diduga dari julukannya, yaitu Sin-jiu atau Tangan
Sakti, tokoh kang-ouw ini adalah seorang ahli silat tangan kosong
yang tangguh. Selain ilmu silatnya, juga ia terkenal sebagai
seorang aneh dari golongan hek-to (jalan hitam), seorang yang
tidak berpartai, tidak tunduk kepada siapapun juga dan berwatak
aneh. Ilmu silatnya juga termasuk ilmu silat hitam, atau ilmu silat yang
diwarisi dari golongan Sia-pai (Golongan Jahat) biarpun lihai dan
aneh sekali akan tetapi tidak dihargai oleh orang-orang kang-ouw
partai besar seperti Kun-lun-pai atau Go-bi-pai. Sudah lama Sinjiu Ciong Thai tidak pernah muncul
di dunia kang-ouw dan hal ini
terjadi semenjak ia kehilangan isterinya.
Ciong Thai yang terkenal ganas dan kejam itu hampir gila ketika
isterinya yang ia cinta meninggal dunia, meninggalkan seorang
anak laki-laki yang sudah berusia sepuluh tahun. Akhirnya, atas
bujukan adiknya, Ciong Sek, ia menikah lagi dengan seorang


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

wanita muda cantik dan gagah, yaitu Bu-eng-sin-kiam Giam Loan.
764 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Karena Giam Loan memang cantik dan genit, dahulunya sebelum
menjadi isteri Ciong Thai sudah merupakan seorang perempuan
liar, maka sebentar saja Ciong Thai terjatuh di bawah
pengaruhnya. Apa lagi memang isteri barunya ini jauh lebih muda
dari padanya. Celakanya, adiknya Ciong Sek juga seorang
pemuda yang tidak sehat jiwanya sehingga pemuda ini tidak
malu-malu dan tidak sungkan-sungkan lagi untuk mengkhianati
kakaknya dan melakukan perhubungan yang tidak senonoh
dengan Giam Loan, iparnya sendiri! Hal ini terjadi hampir secara
berterang, dan Ciong Thai tidak bisa berbuat apa-apa! Ia terlalu
takut dan terlalu sayang kepada isterinya yang muda, takut kalau
ditinggal pergi. Yang paling buruk nasibnya adalah Ciong Swi Kiat, putera Ciong
Thai, bocah gundul itu. Ia tidak diperhatikan lagi, tidak mendapat
pendidikan yang baik, dan ayahnya hanya memperhatikan makan
pakaiannya saja, asal cukup makan cukup pakaian, sudah! Tidak
mengherankan apa bila anak itu tumbuh besar dan menjadi
rusak. Tidak saja amat nakal, juga kurang ajar dan meniru segala
perbuatan dan sikap tidak baik dari ayah dan pamannya, juga dari
dua orang anak buah atau murid pamannya yang bernama Thio
San dan Ho Kai Reng yaitu dua orang yang tadi mengeroyok Lee
Ing. 12 Demikianlah keadaan penghuni rumah mewah itu secara singkat
telah dituturkan dan sekarang kembali kita menengok keadaan
Lee Ing yang menghadapi mereka. Melihat sikap dingin pemilik
765 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
rumah, apa lagi mengingat sambutan tuan rumah yang menyuruh
orang mengeroyoknya, Lee Ing tersenyum mengejek mendengar
Han Sin memperkenalkan mereka.
"Liem-twako (kakak Liem). kau bilang tuan rumah sekeluarga
adalah orang-orang segolongan dan orang-orang gagah, akan
tetapi jelas mereka itu tidak pandai menyambut tamu. Masa
begitu datang mengerahkan dua ekor anjingnya untuk menggigit
tamunya. Laginya, kau datang dengan tangan dicengkeram, apa
kau masih bisa bilang mereka itu pandai menerima tamu?"
Dengan matanya Han Sin memberi tanda supaya Lee Ing
menghentikan bicaranya dan jangan bersikap demikian, namun
mana gadis ini mau menurut" Tadi melihat Han Sin diseret orang,
hatinya sudah panas, lalu ditambah lagi dengan pengeroyokan
dua orang terhadap dia, sekarang melihat sikap tuan rumah yang
dingin itu membuat ia cukup mendongkol.
"Liem twako, aku tidak ingin berkenalan dengan mereka dan
kalau kau sudah selesai dengan. urusanmu, mari kita
melanjutkan perjalanan!" kata pula Lee Ing sambil memandang ke
arah Han Sin. Aneh sekali, mendengar ucapan Lee Ing itu Han
Sin cepat-cepat berdiri menghadapi tuan rumah sambil menjura
dan berkata penuh hormat,
766 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Ciong-enghiong, harap kau sudi memaafkan, nona Souw masih
terlalu muda dan terburu nafsu. Kalau dianggap bersalah, biarlah
siauwte yang akan menanggung hukumannya...."
Akan tetapi kata-katanya tidak diperdulikan orang karena tiba-tiba
tuan rumah, yaitu Ciong Thai, menggerakkan tubuhnya dan
"brakkkk!" bangku yang ia duduki amblas ke dalam tanah sampai
dua dim lebih! Hebat sekali pengerahan Iweekang untuk
memberatkan tubuh ini. Lantai itu keras, akan tetapi kaki bangku
dari kayu toh dapat amblas sebegitu dalamnya! Di lain saat Ciong
Thai sudah melompat dan berdiri di depan Lee Ing, matanya yang
besar-besar itu melotot dan sinarnya seperti sepasang mata
lembu tersorot lampu. "Bocah sombong! Apakah setelah mengalahkan dua
13 kau anggap tidak ada orang berani melawanmu" Mari,
coba-coba, Kau boleh membunuh aku kalau kau
Setelah berkata demikian, Ciong Thai berdiri dengan
dipentang dan tubuh sedikit membongkok.
orang itu mari, kita mampu!" dua kaki "Ciong-enghiong, jangan! Nona Souw bukan lawanmu, dia lihai
sekali, kau akan celaka....!" kembali Han Sin mencegah dan Lee
Ing yang mendengar ini menjadi terheran-heran dan juga tidak
puas. Mengapa dalam kata kata ini agaknya Han Sin
mengkhawatirkan keselamatan Ciong Thai"
767 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Nanti mati, sekarang juga mati, apa bedanya" Nona, aku sudah
mendengar bahwa kepandaianmu tinggi sekali, coba kau terima
doronganku hendak kulihat sampai di mana tingginya ilmumu!"
kata Ciong Thai sambil melangkah maju dan mendorongkan
kedua lengannya dengan telapak tangan di depan.
Lee Ing tersenyum mengejek. "Siapa sih takut menghadapi Sin jiu
(Tangan Sakti)?" Dengan secara sembarangan iapun
mendorongkan kedua lengannya menyambut dorongan lawan.
Terjadilah adu kepandaian yang hebat dan yang membuat semua
orang memandang dengan bengong, kagum dan tegang. Bagi
orang yang belum tinggi Iweekangnya, kalau mengadu tenaga
saling mendorong dengan dua pasang tangan yang menempel.
Akan tetapi ketika Lee Ing mendorongkan kedua lengannya ke
depan, tenaganya yang merupakan hawa murni dari dalam
tubuhnya telah menjadi hawa pukulan yang menyambar ke depan
dan bertemu dengan hawa pukulan yang timbul dari dorongan
Ciong Thai. Dalam jarak setengah meter, dua pasang lengan itu
terhenti dan keduanya mengerahkan tenaga untuk mengalahkan
lawan dengan hawa pukulan dari jauh.
Begitu merasa benturan tenaga pukulan yang kuat dari depan.
Lee Ing sudah maklum bahwa lawannya ini benar-benar tangguh
768 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
sekali, jauh lebih tangguh dari pada orang-orang yang pernah ia
hadapi seperti Mo Hun, Kui Ek, atau Lui Siu Nio-nio! Sebaliknya,
begitu bertemu dengan hawa pukulan tangan gadis itu, diamdiam Ciong Thai terkejut bukan main.
Belum pernah selama 14 hidupnya ia menghadapi seorang lawan yang masih begini muda
namun sudah memiliki tenaga sehebat ini, hampir tak mungkin
dapat dipercaya. "Hebat....!" terdengar ia berseru sambil melompat mundur cepat
sekali dan jauh. Mukanya penuh peluh namun ada sinar gembira.
"Betul hebat dan aku mengaku kalah tenaga, akan tetapi mari kita
coba coba mengadu ilmu silat!" kata Ciong Thai sambil
menerjang maju, kini gerakannya cepat bukan rnain, tahu tahu ia
telah mengirim serangkai pukulan secara bertubi-tubi dan
sambung-menyambung! "Nona Souw, dia tidak bermaksud jahat...!" kembali Han Sin
berseru, merasa khawatir kalau nona itu akan mencelakai tuan
rumah. Mendengar ini, Lee Ing mendongkol. Sudah jelas tuan rumah ini
yang tiada hujan tiada angin menyerang dan mendesak dia,
mengapa Han Sin malah hendak mencegahnya memberi
hajaran" Padahal pemuda itu sudah ditawan oleh fihak tuan
rumah. Benar-benar Lee Ing tidak mengerti dan ia cepat
mempergunakan kepandaiannya menghadapi rangkaian 769 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
serangan yang sungguh tak boleh dipandang ringan itu. ilmu silat
tangan kosong dari Ciong Thai benar-benar aneh gerakannya,
dan tidak mengecewakan kalau dia dijuluki Sin-jiu (Si Tangan
Sakti). Akan tetapi kali ini ia ketemu batunya. Ilmu silat yang dimainkan
oleh Lee Ing lebih aneh lagi, mirip gerakan-gerakan orang mabuk
atau orang gila! Benar benar Ciong Thai belum pernah bertemu
dengan ilmu silat seperti ini.
"Hemmm, kau menderita luka hebat, kematian sudah di depan
mata masih banyak lagak?" tiba-tiba terdengar Lee Ing berseru
sambil melompat mundur. Ciong Thai berdiri dan kelihatann lemas, menarik napas panjang
lalu kembali ke tempat duduknya semula dan tiba-tiba saja
isterinya menangis terisak-isak! Ciong Thai menggeleng geleng
kepala, juga Ciong Sek kelihaian berduka sekali. Tentu saja Lee
Jng menjadi terheran-heran.
"Ciong-enghiong, sudah siauwte katakan tadi bahwa kepandaian
nona Souw tinggi bukan main. Kiranya kalau nona Souw sudi
15 membantu, urusanmu ini dalam sekejap mata saja dapat dibikin
beres." 770 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Mendengar ucapan ini, Ciong Thai berdiri menatap wajah Lee Ing
dengan sinar mata penuh pertanyaan dan harapan di balik
linangan air mata, kemudian dengan menundukkan muka ia
berjalan masuk tanpa berkata apa-apa. Isterinya juga sudah
menyusut air mata dan tanpa berkata apa-apa mengikuti
suaminya masuk pula ke dalam.
Ciong Sek juga berdiri, memandang kepada Lee Ing penuh
kekaguman juga penuh harapan, akan tetapi mulutnya juga tidak
berkata apa-apa, lalu dia masuk ke dalam menyusul kakak dan
iparnya. Tinggal Ciong Swi Kiat bocah gundul itu yang duduk
bengong, la tadi menyaksikan penandingan antara ayahnya dan
nona itu dan kini ia memandang kagum bukan main.
Tadinya bocah ini mengira bahwa di dunia hanya ayahnya yang
paling hebat dan tidak ada yang akan dapat menangkan ayahnya.
Baru sekarang ia melihat orang yang dapat menandingi ayahnya
dan orang itu hanya seorang gadis muda! Memang Ciong Thai
amat mengabaikan anaknya ini sehingga boleh dibilang-bocah ini
tidak pernah tahu apa-apa, tidak diberi tahu tentang segala
sesuatu. Pendidikan satu-satunya dari Ciong Thai hanyalah ilmu silat yang
ia ajarkan kepada puteranya itu sewaktu-waktu. Kalau saja ia
771 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
lebih memperhatikan nasib anaknya, tentu ia akan melihat bahwa
sebetulnya bocah ini memiliki bakat yang besar sekali.
"Nona selain cantik juga lihai, cocok sekali dengan paman...."
bocah gundul itu berkata sambil matanya terbelalak memandang
Lee Ing. "Swi Kiat, masuk kau...!" terdengar seruan nyonya Ciong. Swi Kiat
bocah gundul itu meleletkan lidah memandang ke arah dalam,
akan tetapi agaknya ia sudah biasa dengan perintah dan teguran
ibu tirinya yang tidak boleh dibantah, maka ia-pun bangkit berdiri
dan masuk setelah melempar kerling dan senyum main-main ke
arah Lee Ing. Melihat ini timbul rasa kasihan dalam hati Lee Ing terhadap bocah
itu. la sudah dapat menduga sebagian besar dari keadaan anak
ini. Akan tetapi pada saat itu ia lebih memperhatikan Han Sin
16 yang dianggapnya bersikap aneh sekali. Begitu melihat di situ
tidak ada orang lain lagi, Lee Ing segera membuka mulut
menegur, "Liem-twako, kau ini bagaimana sih...?" Tanpa disadari, sekarang
Lee Ing tidak lagi menyebut saudara Liem, melainkan menyebut
772 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
twako (kakak), sebutan yang membuat hati Han Sin berdebar
bangga dan girang. "Dan kulihat orang she Ciong itu menderita luka dalam atau racun
yang amat hebat, mengapa sikapnya begitu aneh dan apa pula
artinya segala tangis-tangisan tadi?"
"Duduklah, nona Souw. Memang amat membingungkan kalau
kau belum mendengar duduk perkaranya. Tadipun aku sendiripun
bingung sebelum mendengar penuturan mereka."
Lee Ing duduk menghadapi Han Sin dan pemuda itu mulai
menuturkan pengalamannya semenjak tadi berpisah dengan
nona ini. Ketika mereka berdua mengejar Ciong Swi Kiat si bocah
gundul. Han Sin sudah mempunyai dugaan bahwa bocah itu
tentulah anak atau murid orang sakti. Oleh karena ia sedang
bertugas menghubungi dan menarik bantuan orang-orang sakti di
daerah selatan, maka ia mencegah Lee Ing melukai bocah itu,
kemudian ia mengejar Lee Ing yang jauh meninggalkannya.
Ketika ia memasuki hutan lebat, tiba-tiba muncul Bu-eng-sin-kiam
Giam Loan dan dua orang pembantunya, yaitu Thio Sam dan Ho
Kai Beng. Tiga orang ini mengambil sikap mengancam, akan
tetapi Han Sin tenang-tenang saja.
773 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Siapa kau dan mengapa kau berani sekali menghina Ciongkongcu?" bentak Ho Kai Beng yang
memegang gembolan dengan muka galak. Han Sin dapat menduga bahwa mereka ini
tentulah kawan-kawan bocah gundul tadi, maka ia menjura sambil
menjawab, "Kalau sam-wi (tuan bertiga) maksudkan anak kecil gundul tadi,
siauwte mengharap banyak maaf. Justeru siauwte hendak
menemui sam-wi untuk menghaturkan maaf dan memberi
penjelasan agar jangan timbul salah mengerti. Siauwte Liem Han
Sin murid Im-yang Thian-cu dan siauwte datang ke daerah ini
sengaja hendak mencari persahabatan dengan orang-orang
gagah di daerah selatan."
17 "Siapa mau bersahabat dengari kau?" Ho Kai Beng yang
berangasan membentak dan sepasang gembolannya bekerja,
menyerang dada dan kepala Han Sin dengan hebat!
(Lanjut ke Jilid 18) Pusaka Gua Siluman (Cerita Lepas)
Karya : Asmaraman S. Kho Ping Hoo
Jilid 18 774 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Han Sin kaget sekali. Serangan itu hebat benar. Baiknya ia sudah
siap dengan kipasnya, maka cepat ia mengelak sambil
mengebutkan kipas menangkis. Serangan Ho Kai Beng gagal,


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

cara baik-baik," kata Han Sin karena memang sesungguhnya ia
tidak menghendaki pertempuran dan permusuhan.
Akan tetapi tanpa menjawab, saking penasaran, Ho Kai Beng
menyerang terus secara bertubi-tubi, mendesak Han Sin. Dua
orang temannya hanya berdiri menonton saja. Karena seranganserangan orang kasar ini memang
berbahaya dan tidak boleh
dipandang ringan, Han Sin terpaksa melakukan perlawanan
dengan sepasang senjatanya. Dia juga masih muda, tentu saja
dia tidak bisa mengalah terus-terusan, apa lagi terhadap lawan
yang memiliki kepandaian tinggi. Di lain saat mereka sudah
bertempur seru. "Kai Beng, berhenti!" tiba-tiba Bu-eng sin-kiam Giam Loan
berseru keras dan benar-benar suaranya berpengaruh sekali
karena si pemegang gembolan itu cepat melompat mundur dan
menahan sepasang senjatanya Han Sin juga tidak mau
mendesak, hanya bersiap sedia sambil memandang tajam
kepada wanita muda berwajah manis yang kini melangkah maju
menghadapinya. "Kau murid Im-yang Thian-cu?" tanya wanita itu, suaranya halus
akan tetapi sikapnya keren. "Mau apa kau memasuki daerah ini?"
775 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Han Sin menjura dan berkata, "Aku adalah utusan Tiong-gi-pai
untuk mencari hubungan dengan orang-orang gagah di daerah
selatan yang tidak sudi menyaksikan rakyat ditindas oleh menterimenteri durna."
Giam Loan menatap tajam dan penuh perhatian kepada wajah
pemuda yang gagah dan tampan itu. Mata bersinar-sinar dan
alisnya berkerut, akhirnya ia berkata, "Bagus, kalau begitu mari
18 kau bertemu dengan suamiku, Sin-jiu Ciong Thai. Sudah pernah
mendengar namanya?" Han Sin terkejut. Tentu saja ia sudah pernah mendengar nama
ini, yang pernah disebut-sebut oleh gurunya sebagai seorang
tokoh Hek-to yang berilmu tinggi, tokoh Ching-pai (Partai Bersih)
maupun Sia-pai (Partai Kotor) yang berilmu tinggi, sebaiknya
jangan sampai terpengaruh oleh Tok-ong Kai Song Cinjin dan
mengabdi kepada durna-durna, pikir Han Sin. Biarpun dalam
faham kepartaian berbeda faham, namun dalam mengabdi
bangsa dan rakyat harus satu hati.
"Kebetulan sekali," jawabnya, "sudah lama siauwte mendengar
nama besar Ciong-enghiong disebut-sebut oleh suhu. Tentu saja
siauwte suka sekali menghadap untuk memberi hormat."
776 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Demikianlah, Han Sin lalu diajak masuk ke dalam hutan. Thio
Sam dan Ho Kai Beng memegang kedua lengannya di kanan kiri
atas perintah Giam Loan. Diperlakukan begini, Han Sin tidak
membantah karena selain maklum bahwa ia menghadapi orangorang yang memiliki kepandaian
tinggi, juga ia percaya bahwa
andaikata terjadi apa-apa dengan dirinya. tentu "Dewi
Pelindungnya." yaitu Souw Le Ing, tidak akan berpeluk tangan.
Di sepanjang jalan ia telah mendengar sedikit tentang keadaan
lokoh besar lembah Yang-ce-kiang itu dan ketika ia bertemu
dengan Ciong Thai sendiri, ia segera memberi hormat dan
berkata, "Siauwte Liem Han Sin menghaturkan hormat kepada Ciongenghiong dan membawa salam dan
hormat para sahabat dari Tiong-gi-pai." Ciong Thai mengangguk dan mempersilahkan duduk tamunya itu
sambil mendengar bisikan-bisikan isterinya yang bicara di
dekatnya perlahan sekali. Mereka berdua memandang kepada
Han Sin penuh perhatian, kemudian Ciong Thai berkata, "Liemhiante dari Tiong-gi-pai datang ke
sini ada keperluan apakah"
Sepanjang ingatanku, kami belum pernah berhubungan dengan
Tiong-gi-pai." 777 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Han Sin lalu menceritakan bahwa setelah menjadi kaisar di Nanking, pahlawan dan pejuang rakyat
Cu Goan Ciang lalu menjadi
lemah dan mudah dipengaruhi para menteri durna sehingga nasib
19 rakyat tidak lebih baik dari pada ketika dijajah oleh pemerintah
Mongol. Juga menteri-menteri durna itu memusuhi orang-orang
gagah bekas pejuang, malah pahlawan besar Souw Teng Wi juga
diperlakukan secara keji dan tidak adil.
"Oleh karena itu, demi penderitaan rakyat, Tiong-gi-pai dibentuk
dan didirikan untuk membasmi para durna. Sayang sekali para
menteri durna itu kedudukannya amat kuat, malah sekarang
dibantu oleh orang-orang seperti Tok-ong Kai Song Cinjin, Toatbeng-pian Mo Hun, Ma-thouw
Koai-tung Kui Ek, dan lain lain.
Siauwte mendapat tugas dari Tiong-gi-pai untuk menghubungi
orang-orang gagah termasuk Ciong-enghiong, mohon bantuan
semangat, kalau mungkin tenaga apa bila kelak tiba masanya
kekuasaan yang menindas rakyat itu ditentang." Selanjutnya Han
Sin lalu menceritakan apa yang lelah terjadi, tentang bentrokanbentrokan antara orang-orang
menteri durna dan Tiong-gi-pai.
"Malah sekarang siauwte datang bersama puteri pahlawan besar
Souw Teng Wi, sayangnya tadi terpisah dari siauwte (saya yang
muda)," demikian kata-kata penutup Han Sin.
778 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Ciong Thai memberi isyarat kepada kedua orang pembantunya.
Thio Sam dan Ho Kai Beng. "Keluarlah kalian, sambut
kedatangan puteri Souw Teng Wi dan coba sarnpai di mana
kelihaiannya." Setelah dua orang itu pergi keluar, ia berkata kepada Han Sin,
"Tidak ringan apa yang kau minta itu, apa lagi di sana ada Tokong Kai Song Cinjin yang bukan tidak
berkepandaian dan berpengaruh. Akan tetapi kami tidak akan keberatan memenuhi
permintaanmu asalkan ada imbangannya. Kamipun sekarang ini
sengaja mengundangmu ke sini dari dalam hutan untuk minta
pertolonganmu. Apakah kau suka membantu kami?"
"Tentu saja siauwte suka membantu asal siauw-te dapat dan
urusannya tidak berlawanan dengan kebenaran," jawab Han Sin
dengan suara tetap. "Akan tetapi siauwte yang muda dan dangkal
kepandaian, bagaimana bisa menolong Ciong-enghiong yang
memiliki ilmu kepandaian tinggi?"
Ciong Thai menarik napas panjang "Kau ndak tahu, Liem-hiante.
Sebetulnya aku, isteriku dan adikku, semua menderita luka hebat
sekali akibat pukulan Pek-kong-sin-ciang. Kalau tidak mendapat
obatnya, dalam waktu lima hari lagi kami takkan tertolong lagi...."
779 20 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Han Sin terkejut bukan main, apa lagi ketika melihat wajah tuan
rumah, adiknya, dan isterinya nampak berduka sekali. Bukan
hanya ia kaget mendengar hal hebat ini, terutama sekali kaget
dan heran mengapa orang-orang berkepandaian tinggi seperti
mereka ini sampai bisa dilukai orang dan kalau mereka saja
kalah, dia sendiri bisa berbuat apakah"
"Dalam suatu pertengkaran, kami telah kesalahan tangan
membunuh seorang pemuda yang kami sama sekali tidak sangka
adalah calon mantu Pek-kong-sin-ciang Bu-lohiap. Setelah hal ini
terjadi baru kami tahu. Kami menyesal dan pergi minta maaf
kepada Bu-lohiap, akan tetapi anak perempuannya itu tidak mau
memberi maaf. Terjadi pertempuran dan kami akhirnya dilukai
oleh pukulan Pek-kong-sin-ciang yang lihai Sekarang Liem-hiante
lewat di sini, benar-benar ini kehendak Thian bahwa kami tidak
harus mati sekarang "
"Ciong-enghiong, siauwte memang pernah mempelajari sedikit
ilmu silat dari suhu, akan tetapi siauwte sama sekali tidak pernah
belajar ilmu pengobatan. Bagaimana siauwLe bisa tolong?"
"Pek-kong-sin-ciang adalah pukulan mengandung racun yang
amat berbahaya dan kiranya selain Bu-lohiap sendiri, tidak dapat
diobati lagi. Bu-lohiap adalah seorang yang menjunjung tinggi
patriot rakyat, oleh karena ini Liem-hiante sebagai anggauta
780 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Tiong-gi-pai kalau suka pergi kepadanya dan mintakan obat untuk
kami, tentu akan dapat menolong nyawa kami.
Han Sin mengangguk-agguk. Sekarang ia mengerti maksud tuan
rumah ini. Dia disuruh menghadap Bu-lohiap (pendekar tua she
Bu) untuk mintakan obat tiga orang ini! Pekerjaan yang mudah,
pikirnya dan pula, setelah di sini terdapat pendekar tua she Bu
yang jauh lebih lihai dari pada tiga orang ini, sungguh kebetulan
sekali. Tanpa mereka mintapun ia ingin pergi menemui pendekar
tua itu untuk menyampaikan pesan Tiong-gi-pai! Cepat ia
menyanggupi permintaan Ciong Thai.
Pada saat itu muncullah Souw Lee Ing seperti telah diceritakan di
bagian depan. Mendengar penuturan Han Sin ini, Lee Ing
mengangguk-angguk dan tahulah ia kini mengapa Han Sin
bersikap demikian aneh. "Ah, kiranya begitukah" Orang-orang itu memang menderita luka
hebat dan tinggal menunggu mati, akan tetapi mengapa sikap
mereka masih begitu angkuh dan aneh" Benar-benar memualkan
perut!" akhirnya Lee Ing berkata.
21 "Nona Souw, memang demikianlah sikap orang orang kang-ouw,
selalu aneh. Kalau mereka ini sudah demikian aneh, apa lagi
781 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
orang tua she Bu itu. Oleh karena itu, aku yang bodoh merasa
khawatir juga menghadapinya dan kalau seandainya kau sudi,
aku sangat mengharapkan bantuanmu untuk menyertaiku
mendatangi orang tua she Bu itu." Suara Han Sinn terdengar
penuh permohonan dan sinar matanya memandang penuh harap.
Lee Ing tersenyum, lalu menarik napas panjang. "Aku sendiri sih,
tidak tertarik oleh urusan perang segala macam. Akan tetapi
karena Tiong-gi-pai amat membela nama baik ayahku, pula
mengingat persahabatan kita, biarlah kali ini aku menemanimu ke
rumah orang she Bu itu. Apa. kau sudah tahu di mana
rumahnya?" Pada saat itu, Thio Sam dan Ho Kai Beng muncul membawa
senjata masing-masing. Mereka datang dan berdiri tegak di
depan Han Sin dan Lee Ing. Melihat mereka. Lee Ing tertawa
mengejek dan berkata, "Apa kalian muncul untuk menerima gebukan-gebukan lagi?"
"Tidak, nona. Kami diperintah untuk mengantar ji-wi ke rumah Bulohiap," jawab Ho Kai Beng penuh
hormat sambil menjura di depan Lee Ing. 782 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Lenyap sikapnya yang keras tadi dan kini ia takluk betul-betul
kepada Lee Ing. Han Sin sendiri sampai heran melihat hal ini,
karena ia tahu betul bahwa dua orang pembantu keluarga Ciong
itu berkepandaian tinggi dan berwatak galak. Akan tetapi
mendengar kata-kata sindiran Lee Ing, ia dapat menduga bahwa
mereka tentu sudah menerima hajaran dari nona ini. Makin
kagumlah ia terhadap Lee Ing yang belum ia ketahui sampai di
mana kehebatan ilmu kepandaiannya.
"Mari kita pergi agar urusan lekas beres!" kata Lee Ing berdiri dari
bangkunya.. Berangkatlah mereka keluar dari rumah itu dan
dapat dibayangkan keanehan watak tuan rumah yang sama
sekali tidak muncul untuk mengantar orang-orang yang hendak
mencari obat guna menolong mereka!
Siapakah sebetulnya yang disebut Pck-kong-sin-ciang Bu-lohiap
dan mengapa terjadi permusuhan antara dia dengan keluarga
22 Ciong" Mari kita melihat keadaan pendekar tua ini yang
sebetulnya adalah seorang tokoh besar yang sangat terkenal di
daerah selatan, merupakan seorang di antara tokoh-tokoh nomor
satu di selatan. Kurang lebih dua puluh lima li jauhnya dari Lembah Yang-cekiang itu, di sebelah utara Telaga
Tung-ting, terdapat sebuah
dusun nelayan dan di sinilah tempat tinggal Pek-kong-sin-ciang
yang bernama Bu Kam Ki. Tokoh ini memang seorang nelayan,
783 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
hidup sebagai nelayan miskin, akan tetapi terkenal sebagai
seorang sakti yang berwatak aneh. Dia hidup di dusun itu
bersama seorang anak gadisnya bernama Bu Lee Siang yang
sudah berusia tujuhbelas tahun, seorang gadis remaja yang
biarpun tidak berapa cantik, bertubuh langsing dan
berkepandaian tinggi. Selain anak perempuannya, juga di situ terdapat beberapa orang
nelayan kasar yang menjadi pembantu dan pelayan. Melihat
keadaan mereka yang amat sederhana, orang takkan mengira
bahwa kakek itu, juga anaknya, malah pelayan-pelayannya pula,
adalah orang-orang berilmu silat tinggi yang sukar dicari
bandingannya di wilayah itu.
Bu Kam Ki memang sengaja hidup sederhana setelah dahulu,
belasan tahun yang lalu, ia gagal dalam usahanya
mengguncangkan pemerintah Mongol yang ketika itu masih amat
kuat. Oleh karena memang ia berjiwa patriot, biarpun ia
bersembunyi dari kejaran pemerintah Mongol, diam-diam ia selalu
memperhatikan dan ketika pemerintah Mongol roboh, kakek ini
mengadakan pesta besar di rumahnya, mengundang semua
tetangganya! Bu Lee Siang gadis berkepandaian tinggi yang semenjak kecilnya
hidup sebagai seorang gadis nelayan, berjiwa sederhana dan
tidak banyak tingkah. Oleh karena itu ia menerima dengan
784 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
senang hati ketika ayahnya mencalonkan ia sebagai isteri
seorang pemuda nelayan pula bernama Lai Seng, seorang
pemuda yang jujur dan cukup tampan. Setelah hidup sederhana
sebagai nelayan miskin. Bu Kam Ki yang dahulunya amat
terkenal di dunia kang-ouw, melihat betapa penghidupan rakyat
kecil jauh lebih bersih dan murni dari pada penghidupan orangorang kota dan
bangsawan-bangsawan berikut pembesarpembesarnya.
la maklum bahwa kalau puteri tunggalnya menjadi isteri seorang
23 nelayan sederhana, puterinya itu akan mengalami hidup
sederhana namun tenteram, damai, dan penuh kebahagiaan
sejati. Tidak seperti kehidupan wanita-wanita bangsawan dan
kaya raya di kota-kota yang hidupnya tidak sewajarnya lagi,
penuh kepalsuan dan nafsu duniawi. Agaknya memang sudah
takdirnya akan terjadi keributan, pada suatu hari nelayan muda
Lai Seng yang sedang membetulkan jala di pinggir Telaga Tungling, tiba-tiba ditegur oleh suara
halus seorang wanita.

Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Aku mau menyewa perahumu berkeliling di telaga, bisakah kau
mengantarkan dan sewanya berapa?"
Lai Seng mengangkat muka dan melihat seorang wanita cantik
manis berpakaian indah berdiri tegak memandangnya dengan
senyum dikulum dan kerling mata menyambar tajam. Sekali
pandang Lai Seng tahu bahwa wanita ini tentu orang kota, dapat
785 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
dilihat dari bibirnya yang diberi cat merah dan alisnya yang
ditambahi warna hitam, mungkin dengan angus dari pantat kwali.
"lni perahu nelayan untuk mencari ikan, nona, tidak disewakan.
Bukan perahu pesiar," jawab Lai Seng tidak acuh lagi sambil
melanjutkan pekerjaannya menambal jala yang pecah.
"Apa salahnya" Mencari ikan berarti mencari uang, menyewakan
perahu juga mendapat uang. Aku berani membayar lima tail untuk
berputar-putar selama dua tiga jam. Setelah kau mengantarkan
aku putar-putar, kau masih banyak waktu mencari ikan, bukan"
Malah, kalau kau mau. kau boleh sekalian menjala ikan, aku ingin
menonton. Wanita itu mengeluarkan uang lima tail dan
melemparkannya di depan Lai Seng.
Tergerak hati pemuda nelayan ini. Uang lima tail sungguh tidak
mudah ia dapatkan. Dan lagi, kalau sambil mengantar wanita
pesolek ini putar telaga ia masih boleh menjala ikan, lumayan
juga, la perlu mendapatkan hasil lebih banyak, perlu
mengumpulkan uang setelah hari pernikahannya makin
mendekat, kurang lima bulan lagi.
786 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Jadilah, akan tetapi perahuku buruk, harap nona jangan
menyesal dan mencela nanti." Ia mengantongi uang itu lalu
membersihkan perahunya. Ketika ia mempersilahkan nona itu menaiki perahunya, ia melihat
nona itu melompat dengan gerakan seperti burung walet saja
ringannya. Mengertilah ia sekarang mengapa nona ini melakukan
24 perjalanan seorang diri. Kiranya seorang wanita kang-ouw, yang
memiliki kepandaian. Ia tidak heran sama sekali karena dia
sendiri juga banyak mendapat petunjuk tentang ilmu silat dari
calon mertuanya, bahkan tunangannya adalah seorang gadis
yang memiliki ilmu silat luar biasa tingginya.
Betul saja dugaannya ketika nona itu duduk di atas perahunya, ia
melihat pedang tergantung di bawah baju. Akan tetapi Lai Seng
tidak curiga atau takut, karena biarpun ia seorang nelayan miskin,
melihat pedang dan ilmu silat bukan hal baru baginya.
Siapakah wanita ini" Bukan lain dia adalah Bu-eng-sin-kiam Giam
Loan, isteri Ciong Thai yang amat genit dan cabul. Wanita ini
memang sering kali berpelesir ke tempat-tempat indah dan
kadang-kadang ditemani oleh adik iparnya, Ciong Sek yang
selain menjadi adik ipar juga menjadi kekasihnya. Giam Loan dan
Ciong Sek memang cocok sekali, seperti keranjang dengan
sampahnya. Mereka berpesiar dan kalau sudah merasa bosan
satu kepada yang lain, lalu mencari jalan masing-masing, mencari
hiburan sendiri-sendiri. 787 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Demikianlah, selelah kenyang berpesiar berdua di Telaga Tung
ting, kmi Ciong Sek pelesir di dalam sebuah perahu bersama dua
orang wanita penyanyi, sedangkan Giam Loan keluyuran mencari
korban baru. Akhirnya ia melihat Lai Seng, pemuda nelayan yang
beriubuh sehat kuat, kulitnya agak kecoklatan karena setiap hari
terbakar matahari, pemuda sederhana yang cukup tampan
sehingga menggerakkan hari Giam Loan yang kotor.
Tadinya perahu Lai Seng yang ditumpangi dan disewa oleh Giam
Loan itu nampak bergerak tenang dan biasa saja, ke sana ke
mari di antara perahu-perahu yang berada di telaga itu. Akan
tetapi, kurang lebih satu jam kemudian, terdengar ribut-ribut dari
perahu itu. Lai Seng berdiri di kepala perahu dan mengeluarkan
suara keras. "Tak tahu malu! Siapa sudi menurutkan kehendakmu yang kotor"
Kau mau memaksa saja mengandalkan apa sih" Kau kira aku
takut" Hayo kuantar kau mendarat dan minggat dari perahuku,
uang kotormu boleh kau bawa lagi!"
Ternyata bahwa setelah berada di perahu, Giam Loan mencoba
untuk membujuk pemuda nelayan itu, merayu dan memikatnya.
Akan tetapi kali ini ia bertemu dengan batu karang yang kuat. Lai
Seng menolak keras, mula-mula dengan halus dan bersifat
788 25 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
mengingatkan agar wanita cabul itu tidak melanjutkan usahanya
yang menjijikkan. Akan tetapi ketika Giam Loan dengan tak tahu
malu malah mengeluarkan ancaman bahwa kalau Lai Seng
menolak akan dibunuhnya, Lai Seng tak dapat menahan
kemarahannya lagi, la lalu memaki-maki dan cepat mendayung
perahunya ke pinggir. Dapat dibayangkan betapa malunya hati Giam Loan. Akan tetapi
ia menahan sabar karena maklum bahwa kalau bertempur di
perahu, sekali pemuda itu melompat ke air dan menggulingkan
perahu ia akan celaka. Di darat ia boleh garang dan ganas, akan
tetapi di dalam air tanpa diapa-apakan ia akan mati sendiri.
Lebih-lebih malunya ketika perahu sudah mendekati daratan,
Giam Loan melihat Ciong Sek sudah berada disitu, tertawa-tawa
gembira menunggunya setelah puas berpelesir dengan
perempuan-perempuan tukang menyanyi di dalam perahu pesiar.
Giam Loan takut kalau-kalau Lai Seng pemuda nelayan itu akan
membikin malu padanya di daratan maka begitu ia melompat
turun setelah Lai Seng keluar lebih dulu, ia segera menyerang
pemuda itu dengan pukulan keras.
Lai Seng pernah menerima sedikil pelajaran ilmu silat dari calon
mertuanya, maka pukulan ini dapat ia hindarkan dengan elakan
cepat, lalu ia memaki, "Perempuan tak tahu malu...!"
789 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Cong Sek yang melihat kekasihnya atau kakak iparnya berkelahi
dengan tukang perahu, cepat menghampiri dengan lompatanlompatan jauh.
"Anjing ini mencoba berlaku kurang ajar kepadaku!" kata Giam
Loan mendahului. Tentu saja Ciong Sek marah bukan main dan
cepat menyerang. Biarpun pernah dapat petunjuk dari seorang jago tua kang-ouw
yang lihai, namun Lai Seng semenjak kecilnya tidak belajar silat,
hanya setelah menjadi tunangan Bu Lee Siang saja ia belajar
sedikit ilmu silat, itupun belum ada satu tahun. Mana ia mampu
menghadapi lawan pandai seperti Giam Loan atau Ciong Sek"
Dalam beberapa gebrakan saja ia sudah menjadi bulan-bulan
pukulan Ciong Sek dan tendangan Giam Loan!
"Lekas berlutut dan minta ampun tujuh kali, baru aku takkan
membunuhmu!" bentak Giam Loan yang sebetulnya tidak
bermaksud membunuh pemuda ini, hanya ingin membalas dan
membikin malu. Akan tetapi Lai Seng adalah seorang pemuda
jujur kasar yang berhati keras dan tak kenal takut. Biarpun ia
disiksa dan seluruh tubuhnya sakit-sakit, ia tidak sudi minta
26 ampun, malah memaki-maki.
790 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Anjing buduk! Kau memang sudah bosan hidup!" bentak Ciong
Sek yang mengirim pukulan dengan keras yang tepat mengenai
kepala Lai Seng. Pemuda nelayan ini terlempar lalu terpelanting
dan roboh tak berkutik lagi, tewas!
Pada saat itu terdengar jeritan keras dan marah. Seorang gadis
muda berpakaian sederhana, agaknya gadis nelayan, bertubuh
langsing dan gerakannya ringan sekali, datang berlari-lari. Inilah
Bu Lee Siang, gadis berusia tujuh belas tahun yang menjadi
tunangan Lai Seng. Inilah puteri tunggal Pek-kong-sin-ciang Bu
Kam Ki. Melihat tunangannya menggeletak dengan kepala pecah.
Bu Lee Siang marah bukan main.
"Jahanam laki perempuan dari manakah berani membunuh dia?"
teriaknya dengan muka pucat saking marahnya.
Ciong Sek si mata keranjang melihat gadis muda ini marahmarah, tersenyum sambil melangkah
maju. "Eh. nona, jangan
galak-galak kau, kalau galak hilang manismu! Mari ikut saja
dengan aku orang she Ciong untuk bersenang-senang!"
Sementara itu, Giam Loan yang tadi dihina dan dibikin malu,
masih panas hatinya. Kini melihat ada seorang gadis nelayan
datang-datang memaki, ia lalu bertolak pinggang dan berkata,
791 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Aku Bu-eng-sin-kiam Giam Loan yang membunuh anjing lakilaki, kau anjing betina apakah sudah
bosan hidup pula?" Dapat dibayangkan betapa marahnya hati Bu Lee Siang. Ia
menjerit nyaring dan maju menyerang sambil mencabut sebuah
pisau pemotong ikan di tangan kiri. Kepandaian Lee Siang hebat
sekali dan ayahnya telah sengaja menciptakan semacam ilmu
silat senjata yang luar biasa, yaitu dengan sebatang pembelek
perut ikan dan sebuah jala kecil, sesuai dengan pekerjaan
puterinya kelak sebagai isteri nelayan.
Tadinya Gam Loan dan Ciong Sek memandang ringan. Apa sih
yang perlu ditakuti dari seorang gadis nelayan saja" Akan tetapi
begitu gadis itu bergerak, pisaunya menyambar ke arah lambung
Giam Loan dan jalanya terbuka menyambar kepala Ciong Sek,
dua orang ini terkejut bukan main. Dua senjata ini datangnya
cepat dan kuat sekali, mendatangkan angin pukulan yang
dahsyat. 27 Tak berani lagi Ciong Sek dan Giam Loan memandang rendah
Mereka cepat melompat mundur agak jauh sambil mengeluarkan
senjata masing-masing. Giam Loan mencabut keluar sebatang
pedang yang sinarnya kehijauan menandakan bahwa itu adalah
sebatang pedang pusaka, sedangkan Ciong Sek mencabul keluar
siang-kiam (pedang sepasang). Namun Lee Siang sama sekali
tidak menjadi gentar dan menyerbu terus dengan sepasang
792 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
senjatanya yang dapat digerakkan secara istimewa. Segera
terjadi pertempuran yang hebat dan kembali dua orang itu terkejut
karena mendapat kenyataan bahwa gadis nelayan ini benar
benar hebat kepandaiannya. Mereka mulai khawatir dan
menduga-duga. "Lekas beritahukan Bu-taihiap! Bu-lihiap bertempur dengan dua
orang kota!" terdengar suara beberapa orang nelayan yang
menonton pertempuran itu.
Mendengar seruan ini, semangat Ciong Sek dan Giam Loan
seperti terbang meninggalkan raga. Mereka menjadi pucat.
"Tahah dulu!" kata Ciong Sek. "Apakah nona ini puteri Bulohiap?"
"Jahanam keparat! Aku Be Lee Siang, kau tunggulah nonamu
membalas dendam ini!" bentak Lee Siang menyerang lagi.
"Akan tetapi kami tidak bermusuhan dengan keluarga Bu-lohiap!
Maafkan, kami tidak mau melawan lebih lama lagi," kata pula
Ciong Sek sambil memberi isyarat kepada Giam Loan untuk
menyimpan senjata. 793 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Kalian sudah membunuh dia, masih bilang tidak ada
permusuhan?" bentak Lee Siang, hampir tak dapat menahan
kemarahannya. "Siapa.. siapakah dia.....?" Giam Loan bertanya perlahan sambil
memandang ke arah mayat Lai Seng.
Lee Siang tidak menjawab, sepasang senjatanya bergerak-gerak
di tangannya, wajahnya pucat matanya bersinar-sinar. Seorang
nelayan tua mewakilinya menjawab pertanyaan Giam Loan itu,
"Dia Lai Seng, calon mantu Bu-lohiap!"
Kalau ada halilintar menyambar mereka, kiranya dua orang itu
takkan begitu kaget seperti ketika mendengar jawaban ini.
28 "Celaka, kita kesalahan membunuh orang. Bu-siocia, perkara ini
harus dibicarakan secara damai, kita... kita tidak bersalah..." kata
Ciong Sek gugup. Akan tetapi Lee Siang sudah menyerang lagi. Ciong Sek
melompat mundur dan berkata kepada Giam Loan, "Kita pulang
dulu, kelak damaikan urusan ini...!"
794 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Dua orang itu cepat lari, dikejar oleh lee Siang. Akan tetapi Ciong
Sek dan Giam Loan sudah sampai di tempat kuda mereka yang
segera mereka tunggangi dan kaburkan dari tempat berbahaya
itu Lee Siang yang tidak mempunyai kuda tidak berdaya
mengejar, lalu kembali dan menangisi mayat tunangnannya.
Sepasang alis putih itu bergerak-gerak naik turun, sepasang
matanya mengeluarkan cahaya menakutkan. Pek-kong-sin-ciang
Bu Kam Ki mengangkat bangun puterinya dan berkata,
"Sudahlah, orang yang sudah mati takkan hidup lagi biar kau
tangisi dengan air mata darah Mati hidup sudah ditentukan oleh
Yang Maha Kuasa Aku tahu siapa Bu eng Sin-kiam itu, dia isteri
Ciong Thai yang tinggalnya tidak jauh dari sini Iaki-laki muda itu
mungkin adiknya. Aku akan menyusul ke sana."
"Aku ikut, ayah. Biar kuhancurkan kepala mereka!" Lee Siang
berkala penuh geram. "Tak usah, jangan kau mengotorkan tanganmu dengan
permusuhan. Percayalah, ayahmu akan membereskan urusan
ini." 795 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Pek-kong-sin-cang Bu Kam Ki yang sudah tua itu dapat menahan
kesabarannya dan ia lalu pergi menyusul dua orang tadi pergi ke
tempat tinggal jago lembah Sungai Yang-ce bagian barat, yaitu
Sin-jiu Ciong Thai. la pergi seorang diri tanpa membawa senjata.
Kedatangannya disambut oleh Ciong Thai sendiri bersama isteri
dan adiknya. Ciong Thai sudah diceritai oleh isterinya, tentu saja
dengan bohong. Giam Loan bercerita bagaimana Lai Seng
mencoba untuk berlaku kurang ajar kepadanya, maka ia menegur
dan mendampratnya, lalu Lai Seng malah marah memaki-maki
sampai terjadi pertempuran.
29 "Kalian tentu sudah maklum apa keperluanku datang ke tempat
ini," kata Bu Kam Ki dengan suara perlahan namun membuat
jantung tiga orang itu berdebar gelisah. "Hayo ceritakan terus
terang mengapa calon mantuku yang bodoh itu dibunuh."
"Bu-lohiap, aku... aku hanya membantu soso (kakak ipar). Melihat
so-so dihina orang, tentu saja aku turun tangan, sama sekali tidak


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengira bahwa dia itu calon mantumu.." kata Ciong Sek
mendahului untuk membebaskan diri, karena sesungguhnya
dialah yang memukul pemuda Lai Seng sampai mati.
796 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Bu Kam Ki menatap wajah Giam Loan dan berkata keren,
"Ceritakan yang jelas."
"Bu-lohiap, sesungguhnya pemuda itu yang bersalah. Aku
menyewa perahunya dan minta dia mengantarku berpesiar di
Telaga Tung-ting. Eh, tidak tahunya pemuda itu hendak berlaku
kurang ajar padaku di tengah telaga.
Tentu saja aku marah dan memakinya. Ia lalu marah pula, dan
hendak menggunakan kekerasan. Kami bertengkar dan aku minta
dia mendaratkan perahu. Sesampai di daratan, baru aku berani
memukul dan memakinya. Dia melawan, lalu terjadi pertempuran
sampai dia menemui ajalnya. Sungguh aku tidak pernah
menyangka dia itu masih ada hubungan keluarga dengan kau
orang tua, kalau aku tahu pasti takkan terjadi perkara itu. Malah
aku tentu takkan menyewa perahunya.
Sepasang mata tua itu menatap tajam seperti hendak menembus
wajah Giam Loan dan menjenguk isi hatinya. Diam-diam Giam
Loan berdebar dan mengkirik. Akan tetapi demi keselamatannya
dan menjaga nama baiknya, ia menentang pandang mata kakek
itu dengan berani seperti orang yang betul-betul tidak mempunyai
kesalahan dalam perkara itu.
797 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Harap Bu-lohiap suka mempertimbangkan dengan baik-baik,"
kata Sin-jiu Ciong Thai, "isteriku dihina laki-laki yang tak
dikenalnya menjadi marah sampai terjadi pertempuran dan lakilaki itu tewas. Hal ini sesungguhnya
bukan kesalahan isteriku dan
adikku membantu iparnya adalah kewajibannya untuk menjaga
nama dan kehormatan keluarga. Hanya menyesal sekali yang
terbunuh itu adalah pemuda calon mantumu. Untuk peristiwa ini
benar-benar aku menyatakan menyesal sekali dan bersedia
melakukan apa saja untuk meringankan kedukaan keluargamu."
30 Bu Kam Ki masih memandang tajam kepada Giam Loan,
mengangguk angguk dan berkata, "Hemmm, isterimu ini memang
masih muda, cantik dan genit. Tidak amat mengherankan kalau
ada orang muda tertarik oleh lagaknya. Akan
tetapi.. Lai Seng itupun seorang pemuda yang tampan dan
gagah, masih muda lagi. Kalau dibandingkan, dia menang banyak
dari kau atau adikmu ini. Dalam perkara itu. siapa tahu apa yang
terjadi sesungguhnya di tengah telaga" Hanya telaga bisa
menjadi saksi, Aku sayang sekali tidak mau bertindak tanpa buktibukti terang.
Yang sudah mati takkan kembali, perlu apa ditambah kematian
yang tidak jelas sebab-sebabnya" Ciong Thai, perkara sudah
menjadi begini. Kau sekeluarga menjaga keselamatan dan aku
menjaga nama baik. Kalau kau. isterimu, dan adikmu suka datang
798 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
bersembahyang di depan peti mati jenazah Lai Seng untuk minta
ampun, kemudian berlutut di depan Lee Siang minta
ampun pula, aku orang tua akan menghabiskan urusan sampai di
sini saja." Berat sekali permintaan ini bagi Sin-jiu Ciong Thai. Diapun
meragukan kebenaran cerita isterinya, akan tetapi oleh karena
tidak ada bukti, dan pula memang ia harus pula menjaga nama
baiknya sendiri, ia tentu membela isterinya. Kalau sekarang
kakek itu menyuruh dia sekeluarga minta-minta ampun, bukankah
itu sama artinya dengan mengakui kesalahan di depan orang
banyak" "Permintaanmu terlampau berat, Bu-tohiap. Ini menyangkut soal
nama dan kehormatan, aku orang she Ciong mana bisa
melakukannya?" "Calon mantuku sudah mati, kalian yang membunuhnya. Aku
yang mempunyai hak menuntut sesuatu, Kalau kalian tidak mau
melakukan permintaanku dengan suka rela, terpaksa akan
kulakukan paksaan," jawab Pek-kong-sin-ciang Bu Kam Ki
dengan suara keras dan tegas.
799 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Nama besar Pek-kong-sin-ciang Bu Kam Ki sudah amat terkenal
dan keluarga Ciong ini juga sudah lama mendengar nama ini,
Akan tetapi Sin-jiu Ciong Thai juga bukan seorang biasa saja, ia
sudah membuat nama besar di dunia persilatan, biarpun ia sudah
mendengar tentang Pek-kong-sin-ciang yang hebat, namun ia
31 sendiri juga terkenal akan ilmu silat tangan kosongnya dan
memiliki beberapa pukulan ampuh, di antaranya yang amat ia
andalkan adalah Tok-see-jiu (Tangan Pasir Beracun), semacam
pukulan khusus yang selain mempergunakan tenaga lweekang,
juga mengandung hawa beracun karena ketika melatihnya dulu
tangannya dipakai menampari pasir panas beracun.
Selain dia sendiri, Ciong Thai juga maklum akan kelihaian
isterinya sebagai ahli pedang Go bi-pai dan ketangguhan adiknya
yang memiliki ilmu pedang pasangan yang tak boleh dibilang
lemah. Mengingat akan ini semua, tentu saja jawaban Bu Kam Ki
itu memanaskan perutnya dan membuai ia tiba-tiba bersikap
dingin dan kaku. "Bu-lohiap. kau orang tua benar-benar agak keterlaluan terhadap
kami. Kami tidak merasa bersalah, bagaimana kami mau disuruh
berlutut minta ampun di depan umum" Kami menolak
permintaanmu dengan halus, kau hendak menggunakan
paksaan. Bagaimana kau bisa memaksa kami?"
800 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Bu Kam Ki tertawa bergelak. "Orang she Ciong, manusia seperti
aku mana bisa disamakan dengan engkau" Biarpun aku hidup
miskin seperti nelayan, akan tetapi namaku bersih tak pernah
tercemar seperti namamu, juga nama Bu-eng-sin-kiam bukanlah
nama yang bersih dan harumi Biarpun tidak bisa melihat buktibuktinya, orang yang berurusan
dengan isterimu sudah dapat
disangka siapa yang salah. Kalau aku hendak menggunakan
paksaan, kalian bisa membantah bagaimana lagikah?"
Ciong Thai melompat bangun. "Bagus. Orang she Bu benarbenar sombong. Coba hendak kami lihat
bagaimana kau bisa memaksa kami?" Bu Kam Ki mengeluarkan suara ketawa menyeramkan, kemudian
tubuhnya bergerak maju dan mulutnya membentak, "Mau tahu"
Lihatlah pukulanku!"
Ciong Thai, Giam Loan, dan Ciong Sek melihat sinar putih
menyambar-nyambar ke arah mereka, hawanya panas sekali.
Mereka cepat mencabut senjata masing-masing sambil mengelak
lalu menerjang maju. Akan tetapi mereka disambut oleh hawa
pukulan Pek-kong sin ciang yang amat hebat. Baru melihat
berkelebatnya sinar putih dan merasakan panasnya saja
membuat mereka tak kuat menahan dan kacau gerakan-gerakan
mereka. 801 32 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Hampir bersamaan waktunya, Giam Loan roboh disusul Ciong
Thai kemudian Ciong Sek. Ketiganya telah terluka oleh pukulan
Pek kong-sin ciang yang amat lihai. Pukulan ini tak usah
mengenai kulit lawan, langsung hawa pukulannya menembus
kulit dan mengakibatkan luka mengandung racun yang amat
berbahaya. Bu Kam Ki tersenyum mengejek "Kalian hanya akan hidup lima
hari lagi Dalam lima hari aku menanti kunjungan kalian untuk
memenuhi permintaanku lagi. Aku bukan seorang keji yang bisa
mencabut nyawa orang begitu saja. Kalau kalian suka memenuhi
permintaanku, aku sanggup mengobati luka-luka kalian."
Setelah berkata demikian, kakek yang kosen itu meninggalkan
mereka dalam keadaan luka hebat di sebelah tubuhnya. Dari luar
mereka tidak kelihatan terluka. akan tetapi di sebelah dalam
mereka menderita luka yang tak dapat disembuhkan lagi kecuali
oleh pemukulnya. Demikianlah, tiga orang itu bingung dan gelisah sekali. Ciong
Thai berkeras tidak mau melakukan permintaan Bu-lohiap karena
memang dia tidak merasa bersalah. Seorang tokoh besar seperti
dia, masa untuk membela nyawa saja harus berlutut minta-minta
ampun di depan umum sedangkan dia tidak merasa bersalah
apa-apa" Adapun Ciong Sek dan Giam Loan, tidak berani
mereka melakukan hal ini di luar persetujuan Ciong Thai.
802 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Kebetulan sekali Han Sin datang. Ketika mendengar bahwa Han
Sin itu murid Im-Yang Thian-Cu dan utusan Tiong-gi-pai, Ciong
Thai timbul lagi harapannya dan minta tolong kepada pemuda ini
supaya suka mintakan obat kepada Bu-lohiap, sebagai balasan
janjinya kelak akan membantu gerakan Tiong-gi-pai.
Ia maklum bahwa Bu Kam Ki dahulunya seorang pejuang dan
tentu kakek itu memandang tinggi sekali kepada orang-orang
Tiong-gi-pai. Seperti telah kita ketahui, Han Sin yang maklum
akan beratnya tugas ini, mengingat bahwa kakek she Bu itu
bukan seorang sembarangan, minta tolong kepada Lee Ing untuk
membantunya. Sebetulnya Lee Ing tidak suka kepada keluarga
Ciong itu dan hendak mengajak pergi Han Sin meninggalkan
tempat itu dan membiarkan mereka mampus karena lukalukanya, akan tetapi Han Sin adalah
seorang laki-laki sejati,
selain ia harus memenuhi tugas sebagai utusan Tiong-gi-pai
mencari bantuan. juga ia sudah berjanji untuk coba membantu
keluarga itu. Andaikata Lee Ing tidak mau, tentu pemuda itu akan
nekat pergi sendiri. Mana Lee Ing tega membiarkan dia pergi
sendiri" 33 Thio Sam dan Ho Kai Beng, dua orang murid atau kaki tangan
Ciong Sek, sudah menjemput untuk mengantar Han Sin ke
tempat tinggal Bu Kam Ki. Berangkatlah mereka menunggang
kuda yang sudah disediakan oleh tuan rumah. Karena letak
kampung dekat Telaga Tung-ting
(http://cerita-silat.mywapblog.com)
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
tempat tinggal Bu Kam Ki hanya
803 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
terpisah dua puluh lima li, sebentar saja mereka telah memasuki
kampung itu. "Kita turun di sini dan berjalan kaki," kata Han Sin yang segera
diturut oleh dua orang kaki tangan Ciong Sek.
"Hemm, perlu apa sih pakai banyak peraturan" Seperti
menghadap pembesar tinggi saja!" kata Lee Ing tak puas melihat
sikap pemuda itu yang selalu menghormat Bu-lohiap.
"Bukan begitu, nona Souw. Aku datang untuk mintakan maaf dan
mintakan obat, sudah sepatutnya aku menghormati tuan rumah,
apa lagi keluarga Bu sedang berkabung," jawab Han Sin
merendah. "Hemmm....." Lee Ing tidak puas sekali melihat sikap Han Sin
yang dianggapnya terlampau merendahkan diri dan terlampau
lemah, la merasa heran mengapa pemuda yang menghadapi
Tok-ong Kai Song Cinjin sedikitpun tak merasa gentar yang
menghadapi bahaya maut dengan sikap jantan dan
mengagumkan, sekarang untuk menolong nyawa tiga orang
keluarga Ciong itu rela berlaku begini hormat dan merendah,
sampai-sampai harus turun dari kuda begitu memasuki kampung
tempat tinggal keluarga Bu!
804 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Kau mau berjalan kaki, sesukamulah. Aku tidak mau turun dari
kuda sebelum sampai tempatnya!" katanya singkat dan Han Sin
juga tidak berani menyuruh turun karena pemuda itu mengajak
Lee Ing dengan maksud supaya ia jangan sampai terpisah dari
nona yang telah merampas hatinya ini, sama sekali ia tidak
mengandalkan kelihaian gadis ini untuk memenuhi tugasnya. Ia
diam saja dan berjalan terus, diikuti oleh Thio Sam dan Ho Kai
Beng yang juga berjalan kaki sambil menuntun tiga ekor kuda
mereka. Bu Kam Ki adalah seorang kakek yang amat disegani dan
dihormati di dusunnya. Kematian calon mantunya ternyata
membuat dusun itu nampak sunyi karena semua penduduk ikut
berkabung dan berbelasungkawa. Kedatangan empat orang ini
amat menarik perhatian, apa lagi karena keadaan mereka yang
agak ganjil. Yang wanita muda belia dan berwajah cantik jelita
1 berseri-seri, menunggang kuda lambat-lambat dan di sebelahnya
berjalan seorang pemuda tampan diikuti dua orang tinggi besar yang
menuntun kuda. Bu Kam Ki adalah seorang tokoh kang-ouw yang ternama.
Biarpun ia tidak aktip lagi di dunia kang-ouw dan hidup sederhana
setengah tersembunyi, namun setiap orang kang-ouw yang lewat
di tempat itu sudah tentu memerlukan mengunjunginya. Oleh
805 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
karena itu orang-orang dusun ini sudah biasa melihat tokoh kangouw yang aneh-aneh. Kini
menyaksikan keganjilan empat orang
ini merekapun tidak berani membuka mulut.
Biarpun demikian, pandang mata mereka cukup membuat Lee
Ing turun dari. kudanya, menarik napas panjang lalu menuntun
kudanya berjalan kaki di sebelah Han Sin. Pemuda itu melirik,
melihat gadis ini cemberut ia menjadi geli.
"Kenapa nona turun dari kuda?"
"Dasar kau yang menjadi gara-gara pakai banyak aturan turun
dari kuda segala. Kau turun dan gentong-gentong nasi itupun
turun, aku sendiri naik kuda mana patut" Pandang mata semua
orang mencela dan menegurku!"
Han Sin menahan senyumnya dan diam-diam makin suka melihat
gadis yang memiliki kepandaian yang tak dapat diukur sampai di
mana tingginya akan tetapi yang wataknya masih kekanakkanakan ini.
"Biarkan kami yang menuntun kudamu, nona. Tempatnya sudah
dekat, itu di persimpangan jalan membelok ke kanan sedikit," kata
Ho Kai Beng dengan sikap hormat. Dia dan Thio Sam maklum
bahwa kali ini menghadapi keluarga Bu yang sudah mengalahkan
806 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
guru mereka, mereka sendiri tidak berdaya dan
mengandalkan pemuda dan terutama nona yang lihai ini.
hanya

Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Betul saja, setelah tiba di jalan persimpangan, menoleh ke kanan
sudah terlihat rumah keluarga Bu yang besar sederhana dan di
situ sudah banyak orang yang sudah datang, maka Bu Kam Ki
yang mengurus jenazahnya, malah kini ditaruh di dalam peti mati
di rumahnya pula. Hal ini sengaja ia lakukan, bukan hanya untuk
menolong keluarga Lai yang miskin, juga untuk menanti
kedatangan keluarga Ciong yang ia pastikan tentu akan datang
2 kalau mereka masih ingin hidup. Di depan rumah dipasangi kain
putih dan asap hio mengebut terus keluar dari pintu.
Agaknya penduduk dusun cepat sekali melaporkan kedatangan
empat orang ini kepada Bu-lohiap oleh karena sebelum tiba di
rumah itu, Bu Kam Ki dan puterinya telah muncul dan menyambut
jauh di luar rumah dengan sikap keren sekali.
Melihat Thio Sam dan Ho Kai Beng, Bu-lohiap mengenal mereka
sebagai orang-orang keluarga Ciong maka ia berkata kepada
puterinya, "Dua orang tinggi besar itu orang-orangnya keluarga
Ciong, agaknya mereka ini datang bukan dengan maksud baik."
Dengan kata-kata ini Bu-lohiap hendak memperingatkan
puterinya supaya berhati-hati dan tidak bertindak secara
sembrono. 807 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Akan tetapi, begitu mendengar kata-kata ayahnya ini Bu Lee
Siang sudah melompat maju, memandang kepada dua orang
tinggi besar yang menuntun empat ekor kuda itu dan membentak,
"Kalian ini apakah datang mewakili keluarga Ciong?"
Thio Sam dan Ho Kai Beng kaget, lalu Thio Sam yang
mengangkat tangan menjura dan berkata, "Kami berdua hanya
murid atau pesuruh."
"Setan, segala macam kantong nasi dikirim ke sini mau apa"
Hayo lekas minggat dari sini, suruh guru atau majikan kalian
sendiri datang ke sini!"
Thio Sam dan Ho Kai Beng adalah orang-orang kasar yang tidak
bisa diperlakukan kasar, bahkan sudah biasa membentak-bentak
orang. Sekarang mereka dibentak-bentak dan dimaki-maki oleh
seorang gadis yang menurut pandangan mereka amat
sederhana, pakaiannya dari kain kasar putih, matanya
kemerahan karena terlampau banyak menangis. Gadis yang
usianya belasan tahun ini saja berani membentak-bentak dan
memaki mereka" Kalau saja di situ tidak ada Bu-lohiap yang
mereka tahu amat lihai karena sudah mengalahkan guru mereka,
tentu mereka akan memaki gadis muda ini Thio Sam menjawab,
808 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
suaranya kaku, "Biarpun hanya murid, akan tetapi kami orang
kepercayaan Ciong raihiap, dan..."
"Manusia tiada guna!" Lee Siang membentak marah, kedua
tangannya bergerak dan empat sinar putih menyambar seperti
3 kilat ke depan. Thio Sam dan Ho Kai Beng terkena, cepat mereka
melompat ke samping untuk mengelak dari serangan inr. Akan
tetapi mereka kecele karena yang diserang oleh gadis ini bukan
mereka melainkan empat ekor kuda yang segera roboh
berkelojotan dan tewas tak lama kemudian. Sebatang pek kongciam (Jarum sinarn putih)
mengenainya. Bukan main marahnya
Thio Sam dan Ho Kai Beng. Mereka meraba gagang senjata dan
dengan muka merah Ho Kai Beng berkata,
"Nona, kau keterlaluan sekali. Kalau perlu kami dapat menjaga
diri! Biarpun kami hanya murid dan pesuruh, namun telah puluhan
tahun kami belajar ilmu silat, sebelum nona terlahir. Bagaimana
nona berani menghina kami secara begini keterlaluan?"
Bu Lee Siang membanting-banting kakinya. "Keluarga Ciong
benar-benar harus mampus! Tidak saja tak mau datang sendiri
minta ampun, malah menyuruh datang dua ekor babi bau yang
mengoceh tidak karuan! Kalau kalian tidak mempunyai
kepandaian, mengapa tidak lekas-lekas mencabut senjata itu"
Hendak kulihat bagaimana caranya dua ekor monyet mainkan
senjata!" 809 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Dimaki babi dan monyet, dua orang yang biasanya berlaku
sewenang-wenang mengandalkan kepandaiannya itu tentu saja
tak dapat menahan kemarahan yang sudah memuncak. Mereka
melirik ke arah Bu-lohiap yang berdiri sambil memeluk kedua
lengan dan sama sekali malah tidak memandang kepada mereka,
melainkan memandang ke arah Han Sin dan Lee Ing yang berdiri
di pinggiran. Lee Ing tersenyum geli melihat pertunjukan itu, akan
tetapi Han Sin mengerutkan kening tidak senang akan sikap dua
orang kasar itu yang tak mau mengalah sebagai utusan yang
membutuhkan pertolongan. "Nona, kami hanya utusan dan tidak ingin mencari perkara. Akan
tetapi kalau nona hendak menguji kami, silahkan," jawab Thio
Sam yang sudah mencabut sepasang gembolannya.
Dua orang ini tentu tidak akan bersikap demikian galak kalau saja
mereka tidak yakin akan kelihaian Lee Ing yang datang bersama
mereka. Mereka ini memang tergolong orang-orang licik yang
sudah memperhitungkan semua tindakan secara licik pula.
Menghadapi gadis nelayan dusun ini saja tentu mereka tidak
takut dan andaikata kakek she Bu itu turun tangan, bukankah di
situ ada pemuda dan gadis yang sudah sanggup hendak
menolong majikan mereka" Memang mereka ini menghendaki
supaya obat untuk majikan mereka itu didapatkan dengan
bertempur, bukan dengan jalan mengemis. Sedikit banyak
4 810 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
mereka juga merasa panas perut karena majikan mereka telah
dilukai. Di lain fihak, Bu Lee Siang berada dalam keadaan berkabung,
hatinya sakit dan sedih kehilangan tunangannya secara demikian
menyedihkan. Tentu saja keadaan seperti itu. Bu Lee Siang yang
pada dasarnya sudah memiliki watak jujur dan keras hati itu,
mudah sekali terbakar hatinya dan lebih-lebih lagi menghadapi
dua orang utusan musuh-musuhnya. ia menjadi berang dan tak
dapat menahannya. "Tikus-tikus busuk, jadi kalian minta dihajar" Pergunakan senjata
itu baik-baik dan awas, lihat pukulanku!" Setelah berkata
demikian, Lee Siang lalu menerjang maju dengan serangannya,
dua tangannya bergerak-gerak melakukan pukulan kilat, pertama
ke arah kepala Thio Sam yang kedua kalinya ke arah lambung Ho
Kai Beng. Serangan-serangannya ini dilakukan dengan amat
cepatnya. Melihat puterinya mempergunakan Pek-kong-sin-ciang
untuk menyerang dua orang lawannya. Bu Kain Ki mengerutkan
kening dan memperingatkan.
"Siang-ji, ingat mereka itu hanya pesuruh-pesuruh biasa, jangan
bunuh mereka." 811 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Lee Siang tidak menjawab, hanya melanjutkan serangannya yang
dahsyat, akan tetapi ayahnya melihat bahwa puterinya itu tidak
mempergunakan Pek-kong-sin-ciang lagi maka ia bernapas lega.
Sikap ayah dan anak ini mendatangkan rasa kagum dalam hati
Souw Lee Ing dan Liem Han Sin. Sekaligus memperlihatkan
kegagahan dan watak kakek itu karena dalam peringatan itu
kakek itu agaknya yakin bahwa dua orang itu bukan tandingan
puterinya, padahal dua orang kepercayaan keluarga Ciong itupun
bukannya orang-orang lemah. Pula memperlihatkan bahwa
sebetulnya kakek Bu bukannya orang kejam yang suka
membunuh orang secara sembarangan.
Sementara itu, gadis she Bu itu sudah dikeroyok dua. Ruyung
dan gembolan menyambar-nyambar dahsyat, rupanya dua orang
itu hendak menebus kekalahan majikan mereka dan
"membalaskan dendam" kepada gadis she Bu ini. Di samping itu,
mereka merasa malu kalau sampai kalah. Mengeroyok seorang
gadis bertangan kosong, berdua dengan senjata saja sebetulnya
sudah merupakan , hal yang menjatuhkan nama mereka. Akan
tetapi hal ini bukan kehendak mereka, adalah gadis itu yang
5 sengaja menghina dan menantang. Kalau sampai mereka
berdua, laki-laki tinggi besar, kuat dan berkepandaian tinggi
memegang senjata pula, mengeroyok seorang gadis dusun
bertangan kosong sampai kalah, benar-benar mereka tak tahu
harus ke mana menyimpan muka!
812 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Tadinya dua orang ini hanya menggerakkan senjata secara mainmain saja. Maksud mereka hendak
menakut-nakuti gadis galak ini
dan akhirnya menjatuhkannya tanpa melukai berat apa lagi
menewaskan. Akan tetapi setelah belasan jurus, dua orang ini
kaget bukan kepalang. Untuk kedua kalinya dalam satu hari,
mereka bertemu dengan seorang gadis muda yang hebat!
Jangan bilang mempermainkan atau mendesak, menjaga diri saja
sudah sukar bukan main terhadap serangan-serangan Bu Lee
Siang yang memiliki gerakan cepat seperti burung walet. Yang
hebat, hawa pukulan gadis itu saja sanggup menahan gerakan
senjata mereka. Pada jurus ke dua puluh, tiba-tiba Bu Lee Siang berseru,
"Pergilah!" dan tepat sekali ujung sepatu kirinya menendang
tulang kering kaki kanan Ho Kai Beng. Orang tinggi besar she Ho
ini mengaduh aduh kesakitan. Ia tidak mau melepaskan senjata
gembolannya, akan tetapi rasa nyeri pada tulang kering kakinya
membuat ia berjingkrakan atas kaki kiri, melompat-lompat dan
mulutnya mengaduh-aduh, "Aduh kakiku... kakiku..... aduuuuhhh.....!" Tendangan yang dilakukan oleh Lee Siang tadi bukanlah
tendangan biasa saja, melainkan tendangan lweekang yang telah
mengenai jalan darah dan membikin tulang kering itu retak-retak!
Sungguh kasihan Ho Kai Beng yang berjingkrak-jingkrak karena
sakitnya memang tak dapat ditahan lagi. Selain kasihan juga
kelihatan lucu seperti seekor monyet besar belajar dansa. Hanya
813 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
karena sedang dalam perkabungan saja penduduk dusun yang
menyaksikan pemandangan ini tidak tertawa geli. Akhirnya Ho
Kai Beng tidak dapat menahan sakit lagi, menjatuhkan diri di
pinggir jalan dan memijit-mijit kaki sambil menggigit bibir, air
matanya bercucuran keluar!
Lee Ing merasa kasihan juga. Gadis ini mengambil sebuah batu
6 kecil dan menyambit. "Tak!" Kai Beng roboh tak berkutik, pingsan
seperti orang tertidur, terkena totokan batu kecil itu. Hal ini
menolongnya karena sekarang ia tak usah menderita sakit lagi.
Pada saat itu, Thio Sam juga sudah roboh. Bagian Thio Sam
lebih berat sungguhpun rasa nyerinya tidak sehebat Ho Kai Beng.
Orang she Thio ini yang tadinya nekat memutar ruyungnya,
melakukan serangan dahsyat ke arah kepala nona nelayan itu,
disambut oleh Lee Siang dengan totokan ke arah pundak dan
terdengar bunyi "krekk" ketika tulang pundaknya terlepas
sambungannya! Thio Sam meringis dan ruyung itu terlepas dari
pegangannya. Ia terbungkuk-bungkuk tanda menyerah kalah.
"Hayo minggat dari sini dan beritahukan majikanmu suruh datang
merangkak sendiri ke sini!" Bu Lee Siang membentak sambil
mengancam dengan tangannya. Dengan muka marah Thio Sam
menoleh kepada Han Sin dan Lee Ing yang diam saja, hatinya
mendongkol bukan main. Akan tetapi ia dapat berbuat apakah"
Dengan menanggung rasa malu besar, Thio Sam menghampiri
Ho Kai Beng dan memanggul kawannya yang masih pingsan itu
di atas pundaknya yang tidak terluka lalu pergi meninggalkan
814 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
tempat itu dengan langkah besar sambil menahan rasa sakit pada
pundak yang terluka. Bu Lee Siang kini menghadapi Han Sin dan Lee Ing, sikapnya
masih galak dan setiap saat siap bertempur melawan musuh.
Matanya berapi-api ketika mengajukan pertanyaan,
"Kalau kalian ini siapa yang datang bersama dua ekor monyet
tadi" Apakah kalian datang sebagai utusan keluarga Ciong?"
"Siang-ji, jangan kurang ajar terhadap tamul" Terdengar kakek
she Bu membentak anaknya.
Tidak percuma Bu Kam Ki menjadi seorang tokoh kang-ouw yang
berpengalaman. Sekali pandang saja ia dapat menduga bahwa
pemuda tampan dan bersikap halus yang datang ini tentu bukan
orang biasa, apa lagi tadi ia melihat gerakan tangan Lee Ing yang
menotok pingsan Ho Kai Beng untuk membebaskan orang itu dari
siksaan rasa nyeri. Diam-diam ia kagum dan memuji watak gadis
ini yang tidak tahan melihat orang tersiksa, biarpun bagi dia
totokan menggunakan batu kecil seperti itu bukanlah hal yang
amat mengherankan hatinya.
"Ji-wi siapakah dan keperluan apakah yang hendak disampaikan
kepada kami?" tanya Bu Lohiap dengan sikap hormat akan tetapi
815 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
7 suaranya juga tegas. Bagaimanapun juga, ia menaruh hati curiga
karena kedatangan dua orang muda ini bersama-sama dengan
Thio Sam dan Ho Kai Beng, dua orang utusan keluarga Ciong
yang tidak mau datang sendiri. Han Sin cepat menjura dengan
sikap hormat. "Harap locianpwe sudi memaafkan kelancanganku yang datang
tanpa diundang. Saya bernama Liem Han Sin dan kalau tidak
salah, suhuku Im-yang Thian-cu pernah mengenal locianpwe dan
memang betul saya datang sebagai utusan Ciong lo-enghiong."
Mendengar nama Im-yang Thian-cu tadi, wajah Bu-lohiap berseri
akan tetapi segera menjadi muram kembali ketika mendengar
bahwa murid Im-yang Thian-cu ini datang sebagai utusan Ciong
Thai....! "Im-yang Thian-cu biarpun seorang yang tidak mau perduli
tentang segala macam urusan dunia, sedikitnya ia mampu
membedakan mana orang baik mana buruk dan setiap
perbuatannya tentu ditujukan untuk membantu kebaikan. Akan
tetapi mengapa hari ini muridnya bisa menjadi utusan manusia
jahanam semacam Ciong Thai, adiknya dan isterinya" Benarbenar mengherankan sekali , dan ingin
aku melihat muka Im-yang Thian-cu kalau ia melihat muridnya melakukan hal ini. Kakek itu
menarik napas panjang, kemudian setelah melirik ke arah Lee Ing


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang memandang acuh tak acuh itu, ia melanjutkan kata-katanya,
816 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Betapapun juga, mungkin ada dasar dan sebabnya kalau sampai
kau menjadi utusannya. Kau diutus apa dan mengapa kau murid
Im-yang Thian-cu sampai menjadi utusan mereka?"
"Saya menjadi utusan mereka untuk mohon locianpwe
mengampuni mereka dan memberi obat penyembuh luka-luka
mereka. Adapun dasar atau sebabnya maka saya suka menjadi
utusan adalah dua macam. Pertama-tama oleh karena saya
memang tidak tega melihat mereka terancam bahaya maut oleh
luka-lukanya, padahal tidak usah mereka itu tewas kalau saja
locianpwe sudi memberi obatnya. Ke dua, oleh karena saya
sudah berjanji untuk memberi balasan jasa sebagai imbangan
janji mereka kelak akan membantu pergerakan Tiong-gi-pai."
Bu Kam Ki nampak tertarik sekali. "Apa kau bilang" Apa
hubungan Tiong-gi-pai dengan ini semua" Kau orang muda
menyebut-nyebut Tiong-gi-pai mempunyai hubungan apakah?"
"Saya yang muda dan bodoh sebetulnya diutus deh Tiong-gi-pai
untuk mengadakan hubungan dan minta bantuan orang-orang
gagah di selatan agar kelak apa bila tiba masanya Tiong-gi-pai
8 membantu perjuangan Raja Muda Yung Lo, para orang gagah
sudi turun tangan pula memberi bantuan. Ciong lo- enghiong
sekeluarga sudah memberi kesanggupan untuk membantu asal
saya suka menolong mereka mintakan obat penolong bagi
mereka kepada locianpwe. Oleh karena itu, saya mengharap
817 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
dengan sangat kebaikan hati locianpwe, selain kelak dapat
membantui pula pergerakan kami, juga sudi memandang
persahabatan mengampuni keluarga Ciong."
Tiba-tiba Bu Kam Ki berdongak dan tertawa bergelak dengan
nyaring sekali. Bu Lee Siang dan semua orang sampai terkejut
dan memandang bengong. Memang aneh sekali kakek ini. Dalam
keadaan berkabung, semenjak kemarin dulu selalu muram dan
tak senang hati, bagaimana sekarang tiba-tiba saja tertawa
terbahak-bahak seperti itu" Han Sin sendiri menjadi bingung dan
gelisah, tidak tahu apa yang menyebabkan kakek ini tertawa
keras, padahal menurut anggapannya, ia bicara cukup sopan dan
cukup cengli (menurut aturan pantas).
"Ha-ha-ha, kau pemuda bodoh barangkali sudah sinting. Aduh
lucunya, dan ini dilakukan oleh murid Im yang Thian-cu pula! Haha-ha, membikin perutku menjadi
kaku dan mulas. Bocah tolol,
mengapa Tiong-gi-pai mengutus seorang muda tolol seperti
engkau" Tugas yang kau kerjakan ini terlalu berat dan sukar bagi
seorang pemuda hijau seperti kau. Tak tahukah kau siapa adanya
Ciong Thai dan manusia macam apa dia itu" Dia seorang tokoh
golongan hek-to (jalan hitam atau jalan sesat)! Bagaimana
dengan orang-orang macam mereka itu kau mengadakan
persekutuan untuk membela nusa bangsa" Ha-ha-ha, benar
lucu!" 818 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Lee Ing tersenyum dan matanya yang menatap wajah Han Sin
seakan-akan berkata menggoda, "Nah, itu! Kena batunya
sekarang!" Akan tetapi Han Sin mengerutkan keningnya, menjura lalu
menjawab, suaranya lantang dan tegas, "Harap locianpwe jangan
berpemandangan seperti itu, karena itu adalah pandangan yang
amat sempit. Rakyat kecil menderita oleh karena yang berkuasa
adalah menteri-menteri durna, boneka-boneka nafsu kemurkaan
yang tidak segan-segan mencekik leher rakyat kecil. Menghadapi
musuh rakyat ini, semua tenaga rakyat harus dihimpun,
dipersatukan untuk melawannya. Dalam keadaan negara dikuasai
oleh boneka-boneka ini, di mana rakyat hidup sengsara, kita
9 harus menjauhkan segala permusuhan antara kita sendiri, tidak
perduli dari golongan mana dan memiliki faham apa, harus
bersatu padu untuk menghancurkan musuh rakyat."
Mendengar pemuda ini bicara penuh semangat berapi-api, Lee
Ing kembali menjadi kagum, sungguhpun apa yang dibicarakan
itu ia hampir tidak mengerti. Bu Kam Ki juga kagum menyaksikan
semangat pemuda tampan ini. Akan tetapi ia menarik napas
panjang dan berkata, "Inilah salah satu sebab dari sekian banyaknya kegagalankegagalan dari perjuangan para patriot
untuk membebaskan rakyat dari cengkeraman pembesar-pembesar lalim. Dulupun
819 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
demikian keadaannya sampai kami gagal mengusir orang-orang
Mongol. Orang muda, kau tahu apa tentang perjuangan maka
berani bicara seperti itu" Ah, kalau saja kau tahu betapa
banyaknya manusia-manusia palsu, kau akan merasa ngeri.
Kalau saja semua berjalan menurut, teorimu tadi, alangkah
mudahnya perjuangan! Akan tetapi sayang sekali tidak semudah
itu, orang muda. Kau boleh mempercayai rakyat kecil
sepenuhnya, kaum tani, nelayan, pekerja-pekerja biasa boleh kau
percaya karena mereka itulah massa rakyat yang tertindas.
Sudah tentu mereka akan bangkit kalau ada yang memimpin,
sudah tentu mereka akan menghancurkan kekuasaan yang
menindas dan sudah dapat dipastikan di dalam dada mereka
berkobar api setia kawan karena senasib sependeritaan!
(Lanjut ke Jilid 19) Pusaka Gua Siluman (Cerita Lepas)
Karya : Asmaraman S. Kho Ping Hoo
Jilid 19 Akan tetapi orang-orang macam Ciong Thai" Lebih selamat kalau
kau tidak bawa-bawa dia! Di mulutnya berkata putih, di hatinya
berkeyakinan hitam! Di mulutnya dia boleh jadi akan membantu
Tiong-gi-pai atau perjuangan rakyat lainnya, akan tetapi yang
begini ini amat berbahaya, suatu waktu akan tampak kepalanya
dua! Manusia semacam dia inilah yang tidak segan-segan untuk
menjual bangsanya asal dia diberi kemuliaan," Bu Kam Ki
berhenti untuk mengambil napas, dia tadi telah bicara penuh
820 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
semangat pula. Baru sekarang kelihatan keasliannya patriot tua
ini, biasanya ia diam saja dan hidup seperti seorang nelayan
miskin yang sederhana. "Saya masih belum yakin betul akan kebenaran keterangan
10 Iocianpwe tadi. Orang boleh jadi berbeda-beda wataknya boleh
jadi berlainan golongannya, boleh jadi berlainan pula jalan
hidupnya dan tak boleh disangkal lagi banyak yang mengambil
jalan sesat. Akan tetapi dalam satu hal ini, yaitu demi kepentingan
nusa bangsa. hanya ada satu tekad, satu kebaktian."
"Ho-ho-ho, lantunan kosong seorang patriot muda! Alangkah
enaknya jalan perjuangan kalau begitu. Ketahuilah, perjuangan
bangsa itu berliku-liku, banyak pula rintangannya. Adalah
kewajiban setiap orang patriot sejati untuk memberantas
rintangan-rintangan ini, apapun juga macamnya, oleh siapapun
juga rintangan ini ditimbulkannya. Biarpun bangsa sendiri, kalau
dia berhati palsu dan merintangi perjuangan, dia itu penghianat,
dia itu musuh dan harus dibasmi habis-habis! Dan kau... kau
percaya akan bantuan orang macam keluarga Ciong itu" Heran!"
"Bu-locianpwe, agaknya dalam hal ini pandangan kita berbeda.
Akan tetapi atas nama Tiong-gi-pai, kami mohon juga dengan
hormat bantuan lo-cianpwe kelak apa bila masanya tiba untuk
meruntuhkan kekuasaan para durna yang mencekik leher rakyat."
821 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Hemm, sekali aku pernah gagal. Akan tetapi sudah lama aku
mendengar tentang kelaliman para menteri durna. Sayang sekali
Ciu-taihiap yang sekarang sudah menjadi kaisar, terjatuh ke
dalam pengaruh mereka. Tanpa kau minta, kalau tenagaku
mengijinkan dan kalau aku masih hidup, tentu aku akan suka
sekali membantu rakyat."
Han Sin berseri wajahnya, menambah tampannya. Ia menjura
sampai dalam menghaturkan terima kasihnya, kemudian berkata,
"Sekarang saya harap locianpwe juga berbaik hati untuk memberi
ampun kepada keluarga Ciong dan memberi obat."
"Suruh mereka datang sendiri, mengapa harus engkau yang
mintakan?" Bu Lee Siang membentak. Matanya melotot tajam
memandang Han Sin. "Puteriku betul, orang muda. Keluarga Ciong harus datang sendiri
dan obat itu hanya dapat ditebus dengan permintaan ampun
sambil berlutut di depan peti mati Lai Seng," kata Bu Kam Ki
dengan suara tegas. "Aku menjadi pesuruh dan aku bersedia untuk berlutut mintakan
ampun bagi mereka," kata Han Sin dengan suara tetap pula.
822 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
11 "Tidak bisa... tidak bisa...!" kata pula kakek itu tegas dan
keningnya mulai berkerut tanda kesabarannya menipis. "Orang
akan memandang kami tak pandai memegang kata-kata sendiri.
Keluarga Ciong sendiri harus datang dan kalau mereka minta
bantuan orang lain, karena kami telah melukai mereka dengan
pukulan, utusan mereka harus pula dapat menundukkan kami
dengan pukulan pula!"
Inilah ucapan tantangan bahwa utusan keluarga Ciong baru bisa
mendapatkan obat yang diminta kalau bisa mengalahkan Bu Kam
Ki dan puterinya! Tentu saja hal ini amat berat bagi Han Sin.
Keluarga Ciong bertiga saja tidak kuat melawan kakek ini seorang
diri, apa lagi dia" Melawan puterinya saja ia masih belum yakin
benar apakah akan dapat menang. Akan tetapi Han Sin, seperti
dapat dilihat dari sikap dan kelakuannya, adalah seorang pemuda
keras hati yang tidak akan mundur selangkah sebelum tugasnya
terpenuhi. Ia sudah berani menjadi utusan, maka ia harus berani
membela tugasnya sampai berhasil.
Kalau perlu nyawanya boleh menjadi korban atau penebus.
Dalam tugas yang ia Hadapi sekarang ini, bukan sekali-kali ia
menjadi pembela keluarga Ciong karena penasaran pribadi,
melainkan ia menganggapnya sebagai kelanjutan tugasnya
terhadap Tiong-gi-pai dan karenanya juga tugas terhadap rakyat,
terhadap cita-cita orang gagah pembela rakyat. Ciong Thai sudah
823 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
menyanggupinya untuk kelak membantu pergerakan Tiong-gi-pai
mengabdi raja muda di utara dan sebagai balas jasa, sudah
sepatutnya kalau ia berjuang mencarikan obat bagi mereka. Han
Sin melangkah maju menghadapi kakek she Bu itu, sikapnya
hormat akan tetapi sepasang mata yang tajam itu menyinarkan
cahaya penuh ketabahan dan kejujuran.
"Bu-locianpwe, modal seorang pejuang adalah kejujuran,
kenekatan dan keyakinan. Jujur dalam membela kewajibannya
dan yakin akan kebenaran apa yang diperjuangkannya. Aku yang
bodoh tidak memiliki kepandaian dan tentu saja tidak mungkin
sekali aku dapat minta obat dari locianpwe mengandalkan ilmu
pukulan. Akan tetapi aku mempunyai tiga syarat itu. maka aku
tidak mundur sebelum locianpwe mempertimbangkan permintaanku untuk menolong nyawa keluarga Ciong."
Bu Kam Ki tersenyum dan ia mulai kagum melihat pemuda itu.
12 "Lihat, Siang-ji, beginilah aku ketika muda! He, orang muda,
memang pendirian orang berbeda-beda. Akan tetapi seorang
gagah memang tidak akan mundur untuk memegang teguh
pendiriannya. Kau gagah dan berani, juga patut menjadi seorang
pejuang. Sayang kau masih terlampau hijau, kurang pandai
membedakan mana hijau mana merah, mana hitam mana putih.
Biarpun sikapmu ini kuanggap gagah, tetap saja kau buta kalau
hendak membela Ciong Thai dan mengajaknya bersekutu. Aku
tetap kepada pendirianku, asal kau atau suruhan Ciong Thai
sanggup mengalahkan aku dengan ilmu pukulan, dengan suka
824 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
rela aku menyerahkan obat dan akan menghabiskan semua
perkara." "Kalau begitu, maafkan aku yang muda berlaku kurang ajar.
Tentu saja aku bukan tandingan iocianpwe, akan tetapi menang
atau kalah adalah hal yang sewajarnya, seperti mati atau hidup.
Bagiku yang terpenting adalah kebenaran!" Sambil berkata
demikian, tanpa ragu-ragu dan sama sekali tidak takut, pemuda
ini mencabut keluar kipas dan pitnya, sepasang senjata yang
amat ia andalkan sebagai warisan gurunya.
Untuk kedua kalinya Lee Ing memandang kagum. Pemuda ini
benar-benar hebat. Gagah berani dan bersemangat baja.
Seorang jantan yang jarang tandingannya. Juga Bu Kam Ki
kagum bukan main. Dia sendiri dahulunya seorang pejuang yang
gigih membela rakyat yang ditindas oleh penjajah, sekarang
melihat seorang pemuda seperti Han Sin, tentu saja hatinya
tergerak dan diam-diam ia membandingkan pemuda ini dengan
Lai Seng yang telah tewas, kalau saja anaknya bisa menjadi isteri
pemuda seperti ini atau lebih tepat lagi, Kalau saja ia bisa
mempunyai seorang mantu seperti Han Sin!
"Orang muda, sebelum aku melayanimu, hendak aku bertanya.
Kalau aku kalah dalam pertandingan ini, sudah tentu obat
kuberikan. Akan tetapi bagaimana kalau kau yang kalah?"
825 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Kalau aku kalah, tiada jalan lain aku akan kembali kepada
keluarga Ciong dan menyatakan terus terang akan kegagalanku.
Betapapun juga, asal tugas sudah kulakukan dan kalau perlu
kubela dengan nyawa, bagiku sudah cukup. Akan tetapi
menyuruh aku kembali sebelum berusaha sedapatku, tak
mungkin aku mau melakukannya," jawab Han Sin.
Tiba-tiba Bu Lee Siang yang sejak tadi mendengarkan saja
13 percakapan antara ayahnya dan pemuda ganteng itu, menjadi tak
sabar dan melompat maju. "Bocah sombong! Kalau mau menjual kepandaian majulah siapa
sih takut padamu?" "Lee Siang, mundurlah," ayahnya menegur, "Liem-sicu ini hatinya
demikian baiknya sampai mau menolong keluarga Ciong. Eh,
orang muda, Ciong Thai menjanjikan untuk kelak membantu


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiong-gi-pai dan kau membalas jasanya dengan mati-matian
minta obat dariku. Kalau sekarang aku dengan suka hati
memberikan obat itu kepadamu, kemudian akupun minta balas
jasa, maukah kau menolongku pula?"
Wajah kakek ini berseri dan sepasang matanya berkilat-kilat
cerdik, agaknya ada pikiran yang amat baik memasuki otaknya.
826 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Liem Han Sin menjura dan menjawab, suaranya sungguhsungguh, "Bu-locianpwe, mengingat dan
membalas budi adalah satu di antara kewajiban-kewajiban seorang kuncu (budiman).
Biarpun aku tidak berani mengaku seorang baik, namun
setidaknya aku selalu berusaha mengikuti jejak orang-orang baik.
Kalau locianpwe sudi mengalah dan menolongku memberikan
obat itu, sudah tentu aku bersedia untuk melakukan apa saja
untuk membalas kebaikan locianpwe."
"Bagus, kulihat kau seorang yang baik, tentu keturunanmu juga
merupakan tunas yang patut dipelihara. Aku akan memberikan
obat itu kepadamu tanpa pertandingan, akan tetapi kau harus
menyerahkan anakmu untuk menjadi muridku selama lima tahun "
Tiba-tiba terdengar suara Lee Ing tertawa geli dan wajah Han Sin
menjadi merah sekali seperti kepiting direbus. "Menyesal sekali,
locianpwe. Aku.... aku tidak punya anak "
"Hi-hi, orang tua she Bu, kau ini benar lucu dan aneh. Dia
seorang laki-laki mana bisa punya anak?" kata Lee Ing yang
nakal sambil tertawa tawa menutupi mulut dengan saputangan.
Melihat sikap Lee Ing yang wajar lucunya, bukan genit atau
dibuat-buat, Bu Kam Ki mau tidak mau terpaksa tersenyum juga.
827 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Kau betul, nona Kumaksudkan isterimu dan anakmu juga. Kalau
Name Of Rose 2 Suro Bodong 12 Geger Pusaka Matsuri Pahlawan Dan Kaisar 1
^