Pencarian

Pusaka Gua Siluman 9

Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo Bagian 9


panjang cerita, masih belum kenyang hidup di dunia, sayang
kalau sampai tewas. Auwyang Tek tertawa mengejek, "Ha-ha-ha, Kwee Cun Gan.
Masa begitu saja kau masih bertanya lagi" Kalau orang sudah
memasuki pibu, apa artinya darah mengalir dan nyawa
melayang?" "Betul katamu, akan tetapi harus diingat bahwa pibu ini sekedar
hendak menentukan siapa yang menang siapa kalah dan di
samping itu ada pertaruhannya. Kalau sifatnya mau bunuhmembunuh, mengapa kau tadi bicara
lunak dan menginginkan habisnya permusuhan?" Kwee Cun Gan balas mengejek.
Auwyang Tek menengok ke arah Tok-ong Kai Song Cinjin, akan
tetapi hwesio itu diam saja. Auwyang-taijin menggerakkan tangan
ke arah puteranya. Auwyang Tek menghampiri dan pembesar itu
berbisik sesuatu. "Kwee Cun Gan, kalau menurut kehendakmu bagaimana?" tanya
pemuda itu setelah mendengar bisikan ayahnya.
662 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Siapa yang terlempar ke bawah panggung, dia yang kalah. Tentu
saja kalau terlempar sampai mati atau tewas di atas panggung,
18 itu bukan soal. Hanya siapa yang sudah terlempar ke bawah
panggung, dianggap kalah dan yang menang tidak sekali-kali
boleh menyerang terus untuk membunuh."
Auwyang-taijin mengangguk-angguk dan Auwyang Tek
menjawab, "Baik, kami terima usulmu itu. Memang biasanya
dalam pibu demikian aturannya. Mengapa kau mengajukan usul
yang sudah tidak asing lagi bagi kita semua?"
"Dalam segala hal lebih baik dijanji dulu dan orang-orang yang
merasa diri gagah biasanya tidak mau melanggar janji," jawab
Kwee Cun Gan dengan suara dingin menyindir, membuat
Auwyang Tek menjadi merah. Kwee Cun Gan lalu melompat
turun, kembali ke tempat duduknya.
Sementara itu, Kwee Tiong sudah mencabut senjatanya, yaitu
sepasang pedang. Memang oleh Pek Mao Lojin pemuda ini diberi
pelajaran ilmu siang-kiam yang lihai. Kwee Tiong sengaja
mencabut pedangnya karena ia melihat gurunya berkedip
kepadanya dan memandang ke arah punggungnya, tanda bahwa
gurunya menghendaki ia mempergunakan senjata.
663 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Yokuto, keluarkan senjatamu, mari kita main-main dengan
pedang," tantang Kwee Tiong yang tentu saja tidak mau bersikap
curang dan mempersilahkan lawannya mengambil senjata.
"He-he-he, kiranya orang muda juga pandai main pedang" Aku
sih selamanya mengandalkan sepuluh jari tangan dan dua kaki,
akan tetapi kalau kau ingin main-main dengan senjata tajam,
boleh kita coba-coba." Tubuhnya yang gemuk pendek itu
menoleh, ke arah Manimoko yang melemparkan sebuah pedang
kepada kawannya itu. Pedang ini berbeda dengan pedang yang
dipegang oleh Kwee Tiong, jauh lebih panjang dan lebih besar,
bahkan tidak lurus melainkan agak bengkok.
"Pedangku lebih panjang dan besar, akan tetapi hanya sebatang,
sedangkan pedangmu yang kecil ada dua batang, jadi sudah adil.
Mulailah, orang muda!" kata Yokuto sambil memegang pedang itu
dengan cara yang lucu, yaitu dipegang dengan kedua tangannya!
Kwee Tiong melihat ujung pedang lawan yang dilonjorkan ke
depan itu bergerak-gerak menjadi beberapa buah, tanda bahwa
pegangan lawannya kuat dan menggelar penuh tenaga dalam. Ia
lalu mendahului dengan serangannya, menusuk sambil
menggeser kaki ke kanan sehingga tusukannya ?tu masuk dari
samping. 19 664 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Heeeiitt!" Yokuto berteriak dan pedangnya melayang ke kiri,
menangkis pedang lawan dengan kuat sekali. Akan tetapi Kwee
Tiong tidak mau mengadu senjatanya yang kecil. Cepat ia
menarik kembali pedangnya dan pedang kirinya kini menyambar
dengan babatan ke arah pinggang.
Hebatnya, pedang Yokuto yang tadi diayun untuk menangkis,
dengan gerakan melayang dan memutar sudah muncul dari kiri
melalui belakang kepala dan dapat menangkis pedang kiri Kwee
Tiong dengan baiknya. Pemuda itu kaget karena hampir saja
pedangnya terlepas. Demikian berat dan kuat pedang lawan itu.
Ia mulai berlaku hati-hati sekali, lalu mempergunakan ginkangnya
untuk mengurung lawan dengan sinar pedangnya. Ilmu
pedangnya memang hebat dan ia mempergunakan dua buah
pedang yang jauh lebih kecil dan ringan dari pada pedang lawan,
maka tentu saja gerakannya jauh lebih cepat. Bagi para penonton
yang kurang pandai ilmu silat tinggi, tentu kagum sekali melihat
tubuh pemuda itu lenyap digelung sinar pedangnya sendiri dan
kelihatan dua gulung sinar pedangnya menyerang dan
mengurung Yokuto yang menjadi mandi keringat!
"Permainan pedang bagus!" berkali-kali Yokuto berseru memuji.
Ia terpaksa harus memutar-mutar pedangnya yang besar dan
berat untuk melindungi dirinya dari ancaman sepasang pedang
lawan. Akan tetapi, hal ini membuat ia lelah sekali, bermandi
keringat dan tak dapat membalas serangan lawan. Seluruh
665 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
tubuhnya sudah basah kuyup, akan tetapi ia benar boleh dipuji
karena sudah lima puluh jurus lamanya dikurung, tetap saja
sepasang pedang Kwee Tiong belum dapat menembus
pertahanannya yang kuat. Terang sudah bahwa dalam ilmu
pedang, jago Jepang itu tidak nempil melawan Kwee Tiong, murid
Pek Mao Lojin yang lihai itu.
Yokuto sendiri maklum bahwa kalau dilanjutkan pertempuran
pedang ini, ia pasti akan kalah. Demikian pula kawan-kawannya
sudah menjadi gelisah. Tok-ong Kai Song Cinjin mengerutkah
kening sedangkan Auwyang Tek membanting-banting kakinya.
Oleh karena tahu bahwa bertanding pedang ia takkan menang,
Yokuto lalu mempergunakan siasat yang nekat. Ketika sepasang
pedang lawannya yang muda datang menyambar, yaitu yang kiri
menusuk dada dan yang kanan menabas leher, ia cepat
menerjang pedang yang menusuk dada itu dengan tangkisan
yang amat kuat. Ini ia lakukan dengan tangan kanan saja yang
memegang pedang, sedangkan tangan kiri ia pergunakan untuk
20 menyambar pedang yang membacok lehernya sambil
merendahkan tubuh mengelak.
"Traanggg...!" Sabetan pedang besar itu hebat bukan main dan
seluruh tenaga Yokuto dikerahkan, berbeda dengan Kwee Tiong
yang membagi tenaga di antara kedua lengannya. Tidak heran
apa bila pedang kiri pemuda itu tak dapat dipertahankan lagi,
terlepas dari pegangan dan meluncur ke bawah panggung. Akan
tetapi, pedang kanannya terus menyabet dan biarpun Yokuto
666 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
sudah mengelak tetap saja pedang itu mengenai pundak,
menyerempet dan melukai kulit daging. Biarpun luka ini tidak
berbahaya, namun cukup hebat sehingga Yokuto juga
melepaskan pedang besarnya. Akan tetapi, orang Jepang ini
hebat sekali. Cepat tangannya menyambar ke depan dan di lain
saat ia sudah menangkap tangan Kwee Tiong untuk merampas
pedang. Dalam pergulatan berebut sebatang pedang ini, keduanya
mengerahkan tenaga dan... pedang itu terlepas jatuh. Kwee
Tiong mengirim pukulan ke depan. Yokuto mengelak ke samping.
Saat ini dipergunakan oleh Kwee Tiong untuk mengambil
pedangnya yang tinggal sebatang itu, akan tetapi ia didahului
oleh Yokuto yang menggunakan kaki menyepak pedang itu ke
bawah panggung. Dengan demikian sekarang semua pedang
telah hilang dan dua orang jago ini saling berhadapan dengan
tangan kosong lagi! Darah mengalir dari pundak Yokuto,
membasahi jubahnya bercampur dengan keringat. Juga Kwee
Tiong nampak lelah, mukanya sudah basah oleh keringat.
Dari fihak Tiong-gi-pai terdengar tepuk tangan gembira ketika tadi
Kwee Tiong berhasil melukai pundak Yokuto. Akan tetapi oleh
karena Yokuto tidak roboh dan masih berada di atas panggung,
pula masih mengadakan perlawanan maka belum boleh dianggap
dia kalah. Jago Jepang ini marah sekali, mukanya yang bundar
menjadi pucat kehijauan dan matanya yang sipit mengeluarkan
sinar berapi, penuh dendam.
667 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Akan tetapi pada saat itu Kwee Tiong sudah datang lagi
mendesak dengan serangan hebat. Pukulan-pukulan keras dan
cepat dilakukan pemuda ini bertubi-tubi dengan kedua tangan
untuk mendesak lawannya yang sudah terluka pundaknya.
Yokuto mencoba untuk mengelak dan menangkis, namun sebuah
pukulan mengenai pangkal lengannya, membuat ia terlempar ke
sudut panggung. Kembali fihak Tiong-gi-pai bersorak. Akan tetapi
21 Yokuto ternyata kuat sekali.
Ia berdiri lagi dan dengan terhuyung-huyung maju menerjang
lawannya. Mukanya menjadi mengerikan karena dari mulutnya
mengalir darah, tanda bahwa pukulan tadi telah mendatangkan
luka hebat di sebelah dalam. Karena ia belum roboh atau
menyerah atau terlempar ke bawah panggung, ia masih belum
dapat dianggap kalah. Rupanya Yokuto sudah nekat betul.
Biarpun ia sudah terhuyung-huyung, akan tetapi sambil
mengeluarkan pekik yang mengerikan, bukan seperti suara
manusia lagi, tubuhnya menubruk maju dengan serangan hebat
ke arah Kwee Tiong. Pemuda ini menggeser kaki ke samping dan
membalas dengan puku)an tangan kanan.
Yokuto menggerakkan tangan dan menangkap tangan Kwee
Tiong secara istimewa. Pemuda itu kaget, mencoba menarik
tangannya, akan tetapi tidak dapat. Pegangan Yokuto itu luar
biasa sekali dan dalam ilmu yang menyerupai Sin-na-jiu ini orang
Jepang itu ternyata lihai sekali. Pegangannya kuat dan sukar
668 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
dilepaskan lagi. Kwee Tiong memukul lagi, kembali tangan kirinya
kena dipegang! Dengan kaget Kwee Tiong mengirim tendangan sampai dua kali
yang mengenai lambung lawan biarpun tidak amat telak, namun
cukup membuat Yokuto mengaduh kesakitan. Pegangannya
masih tetap kuat dan tiba-tiba sekali dengan gerakan aneh
Yokuto berhasil mengangkat tubuh Kwee Tiong ke atas dan
sekali lempar tubuh Kwee Tiong melayang ke luar panggung dan
jatuh di bawah. Kwee Tiong mempergunakan ginkangnya
berpoksai sehingga jatuhnya berdiri. Dengan gemas dan marah ia
melompat lagi ke atas panggung untuk menghadapi lawannya,
akan tetapi Auwyang Tek sudah berada di situ dan bertolak
pinggang sambil menyindir.
"Kau sudah kalah dan menjadi pecundang, mau apa masuk
panggung lagi?" "Siapa kalah" Aku tidak merasa kalah!" Kwee Tiong membentak
marah sambil memandang kepada Yokuto yang berdiri di sudut
dengan muka pucat dan lemas tubuhnya, sedangkan mulut dan
hidungnya mengucurkan darah.
669 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Jahanam, melawan macammupun aku masih berani, bagaimana
dibilang kalah?" Kwee Tiong menerjang maju dan menyerang
Auwyang Tek yang cepat menangkisnya.
22 "Tiong-ji, tahan!" Tiba-tiba Kwee Cun Gan berteriak dari bawah
panggung. Terpaksa Kwee Tiong menahan serangannya dan
menoleh kepada pamannya itu.
"Turunlah, kau memang kalah oleh lawan," kata Kwee Cun Gan.
Kwee Tiong tadi memang sudah mendengar akan syarat-syarat
pertandingan dan dia bukan seorang yang hendak berlaku
curang. Akan tetapi oleh karena menurut kenyataan, lawannya
menderita luka-luka berat sedangkan dia sendiri belum terluka,
tentu saja ia merasa amat penasaran kalau dinyatakan kalah
hanya karena lawannya kebetulan memiliki ilmu tangkap dan ilmu
gulat aneh sehingga ia dapat dilempar ke bawah panggung. Ia
menengok ke arah Pek Mao Lojin, akan tetapi orang tua inipun
mengangguk-angguk kepadanya.
Kwee Tiong merasa kecewa sekali. Wajahnya menjadi merah
sekali ketika ia melompat turun dengan tubuh lemas. Tepuk
tangan dan sorak gemuruh kini terdengar di fihak Auwyang Tek
menyambut kemenangan pertama. Yokuto yang sudah payah itu
dibimbing turun dari gelanggang.
670 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"pihakmu sudah kalah satu kali, Kwee Cun Gan!" kata Auwyang
Tek gembira. "Masih ada empat kali lagi. Majukan jagomu, Auwyang Tek,"
jawab Kwee Cun Gan tenang.
Jago ke dua dari fihak Auwyang Tek adalah Ma-thouw Koai-tung
Kui Ek! Tokoh ini melompat ke atas panggung dengan mulut
menyeringai dan mukanya yang seperti muka burung itu
memandang ke kanan kiri dengan lagak sombong. Tongkatnya
yang terkenal berada di tangan, karena tongkat ini memang tidak
pernah terpisah dari tangannya.
"Aku, orang she Kui ingin main-main sebentar dengan orang
Tiong-gi-pai. Siapa suka temani aku?" katanya memandang ke
arah Kwee Cun Gan dan kawan-kawannya.
Im-Yang Thian Cu berdiri dari bangkunya, la memang sudah
mengambil keputusan untuk membela muridnya yang telah
terluka hebat. Tentu saja ia merasa malu kalau harus
menghadapi seorang muda seperti Auwyang Tek, dan ia merasa
berat kalau harus menghadapi Tok-ong, guru Auwyang Tek.
Sekarang melihat Kui Ek maju, ia cepat berdiri karena sudah
671 23 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
lama ia mendengar akan kejahatan orang ini dan ingin ia
mencoba lihainya tongkat burung itu.
"Muka burung, pinto-lah lawanmu!" katanya dan tubuhnya
melayang ke atas panggung. Melihat tosu kurus tinggi yang
mukanya muram memegang kipas dan alat tulis ini, Kui Ek
memperlebar senyumnya untuk menutupi hatinya yang menjadi
agak jerih. "Eh-eh-eh, kiranya Im-Yang Thian-Cu si tosu cengeng! Bagus


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sekali kalau kau yang mengawaniku, cocok.... cocok...!"
Memang di dunia kang-ouw, Im-Yan Thian-Cu dijuluki tosu
cengeng, karena mukanya selalu muram seperti orang mau
menangis. Mendengar ucapan ini, Im-Yang Thiian-Cu yang tidak
suka banyak cakap lalu menggerakkan pit-nya di tangan kanan
untuk menotok dada lawan. Kui Ek tentu saja tidak berani
memandang ringan kepada senjata pendek ini, cepat ia mengelak
dan tongkatnya bergerak menyapu.
Di lain saat, terjadilah pertandingan yang amat seru dan menarik
antara dua orang tokoh besar ini, membuat kagum kepada
mereka yang menyaksikannya. Dipandang sepintas lalu, agaknya
Kui Ek lebih kuat dan untung dengan senjatanya yang panjang
672 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
dan berat, serangannya ganas dan cepat sekali. Akan tetapi bagi
mata ahli tidak demikian keadaannya. Biarpun lm-Yang Thian-Cu
hanya memegang sepasang senjata yang pendek dan ringan
yaitu sebuah kipas dan sebuah pit, namun dua senjatanya ini
hebat sekali. Tongkat lawannya dapat ditahan oleh kipas, bahkan senjata pit
selalu mencari sasaran di antara jalan darah dli tubuh lawan. Kui
Ek berusaha melebarkan jarak antara mereka dan mengajak
bertempur dalam jarak jauh agar ia dapat menyerang dengan
ujung tongkatnya yang panjang tanpa dapat didekati lawan. Akan
tetapi Im-Yang Thian-Cu mana mau membiarkan dirinya diakali"
Tokoh ini mendesak dan merangsek terus mengajak lawan
bertempur jarak dekat. Oleh karena usaha kedua fihak ini, sekarang kelihatan seakanakan Kui Ek berusaha menjauh kan
diri, sebaliknya lm-Yang Thian-Cu mendekat, sehingga Kui Ek seperti terdesak terus oleh
lawannya. Pertempuran yang dilakukan oleh dua orang ahli ilmu
silat tinggi memang sukar diramalkan siapa akan kalah siapa pula
yang akan menang. Setiap serangan tentu merupakan tangan
maut yang amat berbahaya. Biarpun sudah terdesak, seorang
24 ahli silat tinggi dapat menewaskan pendesaknya dengan sekali
pukul saja. Oleh karena itu, sukar pula meramalkan siapa yang
akan keluar sebagai pemenang dalam pertandingan seru antara
Ma-thouw Koai-tung Kui Ek dan Im-Yang Thian-Cu ini. Tingkat
673 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
mereka hampir seimbang, hanya dalam tenaga Iweekang
agaknya Im-Yang Thian-Cu lebih matang.
Pertempuran ini sungguh hebat. Seratus jurus telah lewat tanpa
ada tanda-tanda siapa yang akan kalah dan keduanya masih
kelihatan segar dan sungguh-sungguh dalam usaha mereka
mencari kemenangan. Hanya untung bagi Im-Yang Thian-Cu.
bahwa selama berpuluh tahun ia hidup sebagai seorang yang
menjauhkan segala nafsu keduniawian, tubuhnya bersih hatinya
jernih, maka daya tahannya juga lebih kuat dari pada Kui Ek yang
menjadi hamba nafsu dan pengejar kesenangan sesat. Gerakan
tongkat burung makin menjadi lemah sedangkan gerakan kipas
dan pit makin kuat saja. Pada suatu saat Kui Ek mendapat kesempatan, tongkatnya
menyambar ganas dan keras sekali. Im-Yang Thian-Cu sudah
memperhitungkan bahwa tanpa spekulasi ia sukar memperoleh
kemenangan dari lawan yang ulet dan tangguh ini. Melihat
tongkat menyambar dengan pengerahan tenaga sekuatnya itu.
Im-yang Thian-Cu mengangkat kipasnya menerima pukulan itu.
"Brakkk!" Kipasnya pecah, akan tetapi berhasil "menangkap"
tongkat itu di antara tulang-tulang kipas sehingga tidak mudah
ditarik kembali. Saat inilah yang dinanti oleh Im-Yang Thian-Cu
karena secepat kilat pit-nya menyambar ke depan, digunakan
674 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
sebagai senjata rahasia yang disambitkan ke arah jalan darah di
pundak lawan. "Takkl" Tepat sekait pit itu menghantam jalan darah dan memang
oleh Im-Yang Thian-Cu disambitkan dengan tenaga menotok
maka pit itu tidak terlalu keras hingga tidak menembus daging,
akan tetapi cukup kuat untuk menotok jalan darah!
Kui Ek mengeluh, tongkatnya terlepas dari tangan dan tubuhnya
sempoyongan. Im-Yang Thian-Cu maklum bahwa seorang lawan
setangguh Kui Ek, tentu tidak akan lama terpengaruh oleh
totokan tadi yang membuat semua urat seperti kejang, dan tentu
akan dapat mengatasi dirinya lagi. Maka ia tidak mau membuang
waktu, sekali tendang tubuh Ma-thouw Koai-tung Kui Ek
terlempar ke arah rombongan lawan dan tentu akan menimpa
25 Auwyang-Taijin kalau saja Auwyang Tek tidak lekas-lekas maju
ke depan dan menyambar tubuh itu.
"Satu-satu..!" terdengar teriakan dan sorak-sorai rombongan
Tiong-gi-pai untuk menyatakan kegembiraan mereka bahwa
keadaan kini menjadi satu-satu.
"Tai! Tar! Tar!" Pecut kelabang Toat-beng-pian Mo Hun berbunyi
nyaring ketika kakek iblis ini naik ke atas panggung atas perintah
675 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Tok-ong Kai Song Cinjin. Sementara itu Im Yang Thian-Cu sudah
turun dari panggung, disambut oleh Kwee Cun Can dan yang lain
dengan wajah berseri. Melihat munculnya manusia iblis pemakan
otak manusia itu, kening Im Yang Thian-Cu berkerut, dan ia
kelihatan menyesal sekali.
"Sayang aku sudah maju menghadapi Kui Ek. Kalau boleh aku
ingin sekali melawan manusia siluman ini," katanya seperti
kepada diri sendiri. "Ha-ha ha, Im Yang Thian-Cu, jangan begitu tamak kau! Mana
boleh diborong sendiri?" kata Pek Mau Lojiu yang sudah berdiri
dari bangkunya dan berkata kepada Kwee Cun Gan, "Kweeenghiong, kali ini biarkan lohu Si Botak
mempergunakan kesempatan ini menawarkan isi kepala botakku kepada pemakan
otak itu." Tentu saja Kwee Cun Gan setuju, karena memang selain Pek
Mao Lojin, siapa lagi yang sanggup melawan Mo Hun" la
mengangguk dan mengharapkan kemenangan bagi jago tua itu.
Dengan lenggang dan lagak seorang pelawak, Pek Mao Lojin
menaiki panggung, la tidak berkata apa-apa, begitu tiba di depan
Mo Hun, ia menurunkan guci araknya dari atas punggung dan
minum arak itu, dituangkan ke dalam mulut begitu saja dan
kelihatan amat enaknya. Setelah ia menggelogok arak dan
membiarkan Mo Hun memandangnya dengan tidak sabaran, ia
676 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
baru menurunkan gucinya lagi, mengusap bibir dengan lengan
baju. memandang kepada Mo Hun lalu berkata, menyodorkan
guci araknya. "Kau tukang makan otak perlu banyak minum arak untuk
mencegah keracunan. Kau mau minum arak?"
Mo Hun mendongkol, merasa dipermainkan tiba-tiba tangan
kirinya menyampok guci arak yang diangsurkan Akan tetapi
26 kakek botak itu sudah menariknya kembali sehingga tamparan
atau sampokan Mo Hun itu hanya mengenai angin.
"Waah, kau benar-benar tamak sekali. Mau minta ya minta, masa
ingin ambil semua dengan guci-gucinya" Nih, kalau kau sudah
terlalu haus, minumlah!" Sambil berkata demikian, kakek botak
yang lucu dan lihai sekali itu melakukan gerakan memencet
gucinya dan.... arak memancur keluar dari mullut guci ke arah
muka Mo Hun! Tentu saja Mo Hun cepat mengelak, akan tetapi
ke manapun juga ia pergi, pancuran arak itu mengejarnya terus
sampai kepalanya akhirnya kecipratan arak. Pemandangan yang
lucu ini disambut gelak oleh banyak orang, terutama oleh fihak
Tiong-gi-pai. 677 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Tar! Tar! Tar!" Pian kelabang di tangan Mo Hun menyambarnyambar dengan ganasnya ke arah
kepala Pek Mao Lojin, menyatakan betapa marahnya Mo Hun yang sudah dipermainkan
orang. Bau amis menyambar-nyambar dan diam-diam Pek Mao
Lojin terkejut, cepat ia melangkah mundur sambil mengayun guci
araknya ke kanan kiri untuk menangkis.
"Lihai sekali senjata mautmu.....!" katanya sambil mengeluarkan
sebuah guci lain lagi, dipegang di tangan kiri Dua buah guci arak
yang beraada di tangan Pek Mao Lojin itu bukanlah guci biasa.
Guci itu terbuat daripada logam istimewa, berukirkan gambar
naga dan guci ini dahulu berada di dalam gudang pusaka Kaisar
Jengis Khan di jaman Dinasti Goan berkuasa. Ketika Jengis Khan
memimpin pasukannya br barat, di dunia barat ia mendapatkan
banyak sekali barang rampasan yang ameh-aneh dan sepasang
guci ini adalah di antara pusaka-pusaka rampasan itu.
Setelah melihat indah dan kuatnya guci, Jengis Khan lalu
menyuruh tukang ukir menghias guci ini dengan gambar naga,
kemudian sepasang guci ini menjadi tempat arak di waktu kaisar
besar ini makan. Setelah melalui jalan berliku-liku, akhirnya
sepasang guci Ini terjatuh ke dalam tangan Pek Mao Lojin dan.
tidak hanya menjadi tempat arak, malah oleh kakek botak ini
disulap menjadi sepasang senjata yang ampuh! Logam guci itu
amat kuat, tidak rusak oleh senjata tajam yang manapun juga.
678 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Mo Hun yang sudah bangkit kemarahannya, terus menggerakkan
piannya yang mengerikan, tidak memberi kesempatan kepada
lawan, menyerang terus dengan cepat dan kuat. Piannya yang
berbentuk kelabang itu menyambar-nyambar menimbulkan angin
27 dan bunyi keras dan celakalah kalau sampai kepala yang botak
itu terkena pukulan, pian! Akan tetapi Pek Mao Lojin lihai sekali.
Sambil berloncatan ke sana ke mari dan menangkis dengan
sepasang guci araknya, semua pukulan pian dapat ia hindarkan.
Dihujani pukulan itu, kakek botak ini masih sempat mengejek dan
menggoda lawannya. "He, siluman kelabang! Apa kau sudah mengilar untuk makan
otakku" Otakku lebih enak dari pada otak lain, lebih matang,
gurih dan manis. Akan tetapi tidak gampang mengambilnya,
harus ditukar dengan kepalamu yang buruk itu!"
Digoda begini, makin naik darah Mo Hun, membuat mukanya
merah sekali. Ia membabat kaki Pek Mao Lojin, akan tetapi kakek
ini melompat ke atas sambil tertawa-tawa, kemudian ia
menggerakkan guci araknya balas menyerang. Ketika gucinya
bergerak menyambar, terdengar bunyi "ngguuunggg...!" yang
ditimbulkan oleh angin yang memasuki mulut guci. Mo Hun yang
melihat serangan ini dengan senyum mengejek lalu
menggerakkan piannya. sengaja menangkis dan menghantamkan
senjata itu sekuatnya ke arah guci lawan.
679 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Traanggg....!" Guci dan pian bertemu keras sekali, akibatnya Mo
Hun tergetar telapak tangannya dan melangkah mundur satu
tindak, sedangkan dari guci arak itu muncrat sedikit araknya ke
atas yang cepat diterima oleh kakek botak itu dengan mulutnya.
"Heh-heh, sayang kalau arak baik dihambur-hamburkan...."
katanya tertawa-tawa, lalu maju lagi menyerang makin hebat!
Pertandingan dilanjutkan lebih seru, dan pertandingan ini biarpun
tidak sehebat dan seramai pertandingan antara Im-Yang ThiainCu dan Kui Ek tadi, namun amat
menarik karena aneh dan lucunya. Kalau tadi, pertandingan antara Im-Yang Thian-Cu dan
Kui Ek dilakukan dengan sengit, dengan penuh semangat dan
kesungguhan hati, adalah sekarang Mo Hun menghadapi lawan
yang bertempur sambil tertawa-tawa dan mengejek, nampaknya
Pek Mao Lojin tidak bertanding dengan sungguh-sungguh. Ini
hanya kelihatannya saja, karena sesungguhnya kakek botak ini
sudah mengerahkan seluruh kepandaian dan tenaganya untuk
dapat mengimbangi Toat-being-pian Mo Hun yang lihai dan amat
ganas gerakan senjatanya itu.
Seperti juga dengan pertandingan tadi, tingkat kepandaian dua
orang tokoh inipun seimbang dan amat sukarlah bagi masingmasing fihak untuk dapat merobohkan
lawan cepat-cepat. Mo Hun amat penasaran. Masa ia tidak dapat mengalahkan kakek
28 botak yang tertawa-tawa, dan senjatanya hanya sepasang guci
680 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
arak ini" Ia mendesak terus, penuh semangat dan marah sampai
lubang hidungnya kembang kempis dan seakan-akan keluar uap
putih dari lubang hidungnya itu.
Sebaliknya, Pek Mao Lojin mengganda ketawa saja sambil
kadang-kadang menggoda mempermainkan. Semua ini
kelihatannya seakan-akan Pek Mao Lojin memandang rendah
dan tidak berkelahi sungguh, padahal kakek botak ini sudah
"ngepiah" (berusaha keras) betul! Dia cuma menang batin dalam
pertandingan ilmu silat dicampur pertandingan urat syaraf ini.
Mo Hun makin lama makin panas dan penasaran sampai menjadi
setengah nekat gerakannya. Dan inilah kemenangan Pek Mao
Lojin. Melihat lawannya sudah marah sekali, ia mulai
menjalankan siasat dan mengejek,
"Eh, setan pemakan otak! Apa kau suddh bosan otak manusia
maka tidak segera merobohkan aku" Kalau begitu ganti saja
doyananmu itu dengan otak anjing, lebih mudah carinya. Tinggal
tangkap anjing tetangga dan kau sembelih!" Kakek botak itu
tertawa bergelak sambil melompat ke samping untuk mengelak
sambaran pian yang makip ganas itu. Ejekan itu membuat hati
Mo Hun makin panas dan ia sama sekali tidak sadar bahwa
memang kakek botak itu hendak membuat ia menjadi marah
sekali. Sebab kemarahan mengurangi kewaspadaan.
681 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Pek Mao Lojin setelah menghadapi Mo Hun selama lima puluh
jurus lebih, maklum bahwa kalau dia hendak mengalahkan
siluman itu, sedikitnya ia membutuhkan dua tiga ratus jurus,
inipun belum dapat dipastikan karena memang permainan pian
dari Mo Hun luar biasa kuatnya. Oleh karena itu ia hendak
mencari kemenangan mempergunakan akal dan sengaja ia
"mengobori" terus biar hati lawan makin panas. Benar saja, Mo
Hun makin panas dan makin hebat serangan piannya. Akan
tetapi, kehebatan ini hanya kelihatannya saja, padahal kalau
dilihat oleh seorang ahli, makin hebat makin ngawurlah seranganserangannya, lebih banyak
menurutkan nafsu marah dari pada
menurutkan jalannya ilmu silat.
Pada saat yang telah diperhitungkan masak-masak, ketika pian
menyambar, Pek Mao Lojin menerima pian itu dengan guci kiri


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang diputar sehingga ujung pian melihat leher guci. Mo Hun
girang sekali dan mengerahkan tenaga menarik untuk merampas
29 guci itu, akan tetapi guci kanan Pek Mao Lojin sudah menyusul
dan menjepit pian itu. Kemudian, selagi Mo Hun berkutetan
hendak menarik kembali piannya yang melibat dan terjepit,
Lek Mao Lojin tertawa dan........ menyemburkan arak dari
mulutnya secara bertubi-tubi ke arah muka lawannya!
Di "hujani" arak dari mulut Pek Mao Lojin, Mo Hun menjadi repot
sekali. Untuk melompat menghindari semburan arak, piannya
682 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
masih terjepit. Untuk menerima begitu saja, berarti ia menerima
hinaan ditambah rasa celekat-celekit pada mukanya seperti
ditusuki jarum. Terpaksa ia melangkah mundur sambil membetot
piannya. Pek Mao Lojin menurutkan lawannya dan melangkah
maju dua tindak menahan lagi, menyerang dengan semburan
arak, lalu maju lagi. Akhirnya tanpa disadari Mo Hun sudah
sampai di pojok dan di pinggir panggung, tidak ada jalan mundur
lagi.! Mo Hun melihat hal ini akan tetapi sudah terlambat, karena tibatiba Pek Mao Lojin menghentikan
godaannya dan mengirim serangan serentak sambil melepaskan jepitan pian, menyerang
dengan (Lanjut ke Jilid 16) Pusaka Gua Siluman (Cerita Lepas)
Karya : Asmaraman S. Kho Ping Hoo
Jilid 16 guci araknya yang dipukulkan dari kanan kiri lalu digerakkan dari
atas dan bawah! Empat penjuru tempat mengelak sudah ditutup,
jalan satu-satunya hanya melompat mundur! Apa boleh buat, dari
pada kepalanya remuk dihantam guci, terpaksa Mo Hun
melompat mundur! Turun dari panggung!
683 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Ha-ha-ha, tak kusangka pemakan otak manusia masih
mempunyai hati murah, mau mengalah terhadapku. Terima kasih,
terima kasih!" Sambil berkata demikian, Pek Mao Lojin turun dari
panggung disambut oleh para anggauta Tiong-gi-pai dengan
sorak sorai. "Dua satu untuk kemenangan kita!" orang-orang Tiong-gi-pai
bersorak gembira. Mo Hun yang melompat turun dari panggung
memandang ke arah fihak Tiong-gi-pai dengan mata melotot.
Ingin sekali ia mengamuk dan menyerang orang-orang itu. akan
tetapi Tok-ong memberi isyarat kepadanya supaya mundur.
30 Kemudian Tok-ong kai Song Cinjin sendiri melompat ke atas
panggung dan berkata, suaranya besar berpengaruh,
"Sungguh tidak pinceng nyana orang Tiong-gi-pai, terutama tua
bangka seperti Pek Mao Lojin, tidak malu menggunakan akal
yang curang untuk memperoleh kemenangan."
"Lho, curang bagaimana" Pemakan otak anjing itu melompat
turun dari panggung dan menurut perjanjian itu berarti kalah, apa
yang curang?" kata Pek Mao Lojin tertawa tawa.
684 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Aku belum kalah, botak jahat! Lihat aku masih segar belum
terluka, aku melompat turun karena kena kau tipu. Siapa bilang
aku kalah?" Mo Hun dari tempat duduknya membentak dengan
mata merah. "Ha-ha-ha, dasar di situ yang licik. Apa kalian tidak ingat
bagaimana tadi Kwee Tiong tidak terluka, malah bajak pendek itu
yang empas-empis mau mampus. Akan tetapi karena Kwee Tiong
kena diakali dengan terpaksa turun dari panggung, tetap saja
dianggap kalah. Kemenanganku sekali ini hanya membalas
kekalahan pertama tadi, siapa yang curang dan siapa yang
tidak?" Tok-ong Kai Song Cinjin tak dapat berkata apa-apa lagi. Sukarlah
untuk berbantahan dengan Pek Mao Lojin yang pandai bicara,
dan memang sudah ditentukan sebelumnya bahwa siapa
meninggalkan panggung dinyatakan kalah, maka Mo Hun tidak
bisa lain harus dianggap kalah juga. Dengan demikian fihaknya
telah menderita kekalahan dua kali. Sekali lagi kalah berarti
keseluruhannya akan dianggap kalah. Oleh karena itu Tok-ong
maju sendiri untuk menentukan kemenangan dan menebus
kekalahan tadi. "Pinceng sekarang yang maju, hayo siapa yang mau mencoba
pinceng"'' tantangnya dengan lagak sombong. Tak seorangpun di
fihak Tiong-gi-pai yang merasa kuat menghadapi Raja Racun
685 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
yang berilmu tinggi ini. Liem Han Sin melompat ke atas
panggung, sikapnya tenang biarpun wajahnya agak pucat, la
telah mengambil keputusan untuk mengorbankan diri. Biarlah
kalau sampai ia binasa di tangan Tok-ong, asal kawan-kawannya
yang lain dapat memperoleh kemenangan.
31 "Kai Song Cinjin, biarkan aku yang muda melawanmu!" kata
pemuda yang tabah ini dengan sikap gagah.
Kai Song Cinjin mengerutkan keningnya dan merasa tertipu oleh
fihak lawan. Ia maklum bahwa lawan mempergunakan siasat
"menghadapi yang terpandai dengan yang terlemah" untuk
memperoleh kemenangan. Akan tetapi ia tak dapat mundur Iagi,
selain itu iapun sudah mempunyai siasat untuk akhirnya
memperoleh kemenangan terakhir. Kalau sekarang, dan ini sudah
pasti, ia menangkan pertandingan ini, berarti keadaan menjadi
dua-dua dan pertandingan terakhir nanti yang memutuskan, la
melihat fihak lawan sudah tidak ada jagonya lagi yang boleh
diandalkan, maka kiranya kalau ia mengajukan muridnya saja, ia
yakin pasti akan menang. Pertandingan ke empat ini memang
harus menang, berbahaya kalau bukan dia sendiri yang maju.
Soal yang terakhir nanti, mudah diatur belakangan.
"Orang muda, kau yang melawan murid pinceng saja sudah mau
mati, bagaimana sekarang berani menghadapi pinceng" Apa ini
bukan berarti mengantar nyawa dengan sia-sia?"
686 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Tidak ada perjuangan dan pengorbanan yang sia-sia, Tok-ong,"
jawab Han Sin gagah. "Dan orang gagah tidak sayang nyawa
untuk membela kebenaran, nama dan kehormatan."
"Kau memang sudah bosan hidup. Nah,terimalah!" Dengan
secara sembarangan saja Kai Song Cinjin menampar, akan tetapi
angin tamparannya sudah cukup membuat Han Sin yang
mengelak itu terhuyung huyung!
"Ha ha, kau bersikap seperti orang gagah. Hendak pinceng lihat
sampat di mana kau mempertahankan kegagahanmu dan tidak
melompat turun panggung menerima kalah!" Hwesio ini memang
pandai sekali mempermainkan perasaan orang, la maklum bahwa
pemuda di depannya ini memiliki kegagahan dan keberanian luar
biasa, akan tetapi karena tak mungkin dapat melawan dia,
kiranya nanti akan menyerah. Oleh karena itu, ia sengaja
mendahului dengan ucapan itu yang tentu saja membuat Han Sin
merasa malu kalau harus menyerah dan turun panggung! Ucapan
ini sama saja dengan keputusan hukum mati bagi Han Sin.
"Jangan percaya padanya, Han Sin. Kalau kau tidak kuat, kau
boleh lompat turun dan mengalah," kata Im-Yang Thian-Cu yang
amat mengkhawatirkan keselamatan muridnya, la maklum akan
watak Han Sin yang gagah dan berani, dan maklum pula bahwa
687 32 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
ucapan Tok-ong itu dapat membuat Han Sin menjadi nekat dan
pantang mundur. Memang betul seperti yang dikehendaki
(http://cerita-silat.mywapblog.com)
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
oleh Tok-ong. Mendengar ucapan itu, Han Sin mencabut Yang-pit Imsan, yaitu sepasang senjata pit dan
kipas. "Tok-ong, kau kira aku takut mati" MajuIah" Pemuda ini
menerjang dengan kipas dan pitnya, melakukan serangan hebat
sekali. Akan tetapi hanya dengan sampokan ujung lengan
bajunya, kembali Tok-ong dapat membuat pemuda itu terhuyung
ke samping. Semua orang fihak Tiong-gi-pai mengerutkan kening.
Pemuda gagah itu benar-benar bukan lawan Tok-ong Kai Song
Cinjin yang lihai. Sampai tiga kali Han Sin menyerang dan selalu
ia disampok sampai hampir roboh oleh Kai Song Cinjin.
Hwesio Tibet ini sengaja hendak menghina Han Sin. Kalau ia
mau, sebentar saja ia bisa merobohkan pemuda itu, akan tetapi ia
ingin memaksa Han Sin melarikan diri untuk kemudian dipukul
sebelum turun. Ia ingin fihak Tiong-gi-pai mendapat malu. Kalau
ia bisa membikin pemuda ini ketakutan dan melarikan diri! la tidak
khawatir pemuda itu akan terlepas dan tangan mautnya, karena
andaikata pemuda itu melompat turun, sebelum kakinya
menginjak tanah ia dapat menyusulkan pukulan jarak jauh untuk
menewaskannya. Akan tetapi, biarpun sampai terhuyung-huyung tiga kali, Han Sin
masih tetap bersemangat. la maju dan melakukan serangan lebih
688 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
hebat pula. Kai Song Cinjin kini tidak mengebutkan lengan
bajunya, melainkan menangkis dengan tangannya. "Krakkkl"
Kipas di tangan Han Sin hancur berantakan.
"Ha-ha, pemuda mengejek. gagah. Kau tidak menyerah?" Tok-ong Namun ia belum mengenal watak Han sin kalau ia mengira
pemuda itu akan menjadi gentar. Pemuda itu menyerang lagi
dengan pitnya, melakukan totokan yang bukan tidak berbahaya.
1 Karena totokan itu benar lihai, terpaksa Tok-ong mengelak ke
samping dan ujung lengan bajunya yang kiri menyambar, tepat
mengenai pundak Han Sin, membuat pemuda itu roboh
bergulingan di atas panggung. Akan tetapi secepat kilat Han Sin
melompat bangun lagi dan mengirim tusukan pitnya, lagi sama
sekali tidak memperdulikan rasa nyeri pada pundaknya.
"Kau bandel!" Tok-ong berseru dan sekali tangannya bergerak, pit
yang dipegang pemuda itu sudah kena dirampasnya, lalu ditekuk
patah dan dilempar ke bawah panggung.
Kini Han Sin berdiri dengan tangan kosong, menghadapi kakek
itu dengan mata beringas, sedikitpun tidak kelihatan takut atau
689 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
jerih. Tok-ong meringis mentertawakan. "Bocah cilik, kau masih
belum menyerah?" "Liem Han Sin hanya sudi menyerah kepadamu kalau sudah
putus nyawa!" jawab pemuda itu dengan sikap gagah. Keadaan
menjadi tegang sekali dan hampir semua orang di fihak Tiong-gipai memandang dengan muka
pucat. Im-Yang Thian-Cu kelihatan lebih merengut dari pada biasanya,
hatinya penuh kemarahan dan kedukaan melihat muridnya
berada di pinggir jurang kematian tanpa ia sanggup menolong.
Sedangkan Liem Hoan duduk dengan muka pucat dan dua titik
air mata menetes di atas pipinya. Dapat dibayangkan betapa
pilunya hati bapak ini melihat puteranya, anak yang tinggal satusatunya, menghadapi maut dengan
sikap demikian jantan, rasa
duka dan bangga bercampur aduk menimbulkan keharuan yang
luar biasa. Jiwanya menjerit, menangis melihat puteranya sudah
tidak ada harapan lagi. Tok-ong menjadi merah mukanya. Ia mulai marah dan ingin ia
sekali pukul menewaskan pemuda di depannya itu. Sementara
itu. Han Sin sudah menyerang lagi dengan pukulan tangan kanan
ke arah dada Tok-ong Kai Song Cinjin.
"Plak! Plak!" Tok-ong menangkis dan berbareng menampar,
hanya merupakan dorongan ke arah pundak Han Sin, namun
690 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
cukup membuat pemuda itu mengeluarkan suara "uuuhhh......!"
dan tubuhnya terguling di atas lantai panggung. Akan tetapi
pemuda itu bangkit lagi biarpun dengan merangkak, dan
mengerahkan kekuatan lagi untuk memasang kuda-kuda!
2 "Han Sin, kau menyerahlah!" Liem Hoan berseru keras, tidak kuat
lagi menyaksikan puteranya disiksa. "Im-Yang Thian-Cu, kalau
Han Sin menyerah kalah, dia kan bukan pengecut dan kau takkan
marah, bukan?" pertanyaan ini diajukan oleh Liem Hoan dengan
suara keras dengan maksud supaya terdengar oleh anaknya.
"Tentu saja tidak, karena memang dia bukan lawan Tok-ong,"
jawab lm-Yang Thian-cu yang juga merasa kasihan kepada
muridnya. Akan tetapi Han Sin adalah seorang pemuda yang berhati baja.
Selama ia masih kuat bergerak, tidak nanti ia sudi menyerah
kepada musuh jahatnya, musuh besarnya, guru Auwyang Tek
yang telah membunuh dua orang saudaranya itu. la harus
melawan urus, biarpun ia harus berkorban nyawa!
Tiba-tiba ia teringat akan "dewi" yang telah datang mengobatinya,
la mendapatkan pikiran aneh. Dewi yang sakti itu betul-betul
muncul dalam hidupnya, bukan dongeng bukan pula mimpi. Kalau
dewi ini sudah berhasil menolongnya dan menyembuhkan
lukanya, apa anehnya kalau sekarang juga datang menolongnya
691 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
dengan kesaktiannya" Mengingat akan hal ini Han Sin berbisik,
"Dewi yang mulia, bantulah hamba..!"
Tok-ong yang mendengar suara ini, tertawa bergelak. la merasa
sudah cukup menyiksa karena sekarang ternyata olehnya bahwa
sampai matipun pemuda bandel ini kiranya takkan suka lari, maka
ia lalu mengerahkan tenaga di tangan kanannya dan mengirim
pukulan jarak jauh sambil berseru, "Mampuslah!"
Pukulan yang dahsyat ini menghantam Han Sin dari depan dan
Im-Yang Thian Cu sebagai ahli silat tinggi yang melihat ini sudah
menahan napas dan meramkan mata, la maklum bahwa pukulan
lweekang dari seorang Raja Racun seperti Tok-ong itu tentu
sekaligus akan menewaskan muridnya itu. Juga Pek Mao Lojin
berkata perlahan, "Habislah riwayat seorang pemuda perkasa!"
Han Sin sendiri merasa dadanya disambar angin dahsyat, akan


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tetapi pada saat itu juga, dari punggungnya juga menyambar
angin yang tidak kalah dahsyatnya, hanya bedanya, kalau
sambaran angin dari depan itu berhawa panas, adalah sambaran
angin dari belakangnya berhawa dingin. Ia merasa betapa dua
tenaga raksasa itu bergulat dan bertemu di sekitar tubuhnya,
akhirnya tenaga dari depan itu mundur kembali dan Tok-ong Kai
Song Cinjin mengeluarkan seruan kaget sambil mundur satu
tindak ke belakang. 692 3 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Bagaimana kakek ini tidak akan merasa kaget kalau melihat
pemuda yang dipukulnya tidak bergeming sedikitpun juga,
bahkan tenaga pukulannya mental kembali! Anehnya, pemuda
yang sudah dapat menahan pukulannya itu biarpun tidak
bergeming, namun kelihatan lemas menahan sakit pada pundak
yang terluka. Bagaimana mungkin pemuda yang sudah terluka
dan lemah ini dapat menahan pukulannya" Dengan marah sekali
Tok-ong lalu melangkah maju dan kali ini ia mengeiahkan seluruh
tenaga, mengirim pukulan Hek-iok-ciang!
"Celaka...!" teriak Pek Mao Lojin yang tadi pun duduk bengong
terlongong. Tiba-tiba tubuh Han Sin kelihatan melayang di udara seperti
terbawa angin keras dan pukulan Hek-tok-ciang itu tidak
mengenai sasaran. Agaknya tubuh Hau Sin akan terlempar jauh
ke bawah, maka cepat Tok-ong yang menyangka pemuda itu
melarikan diri, mengirim susulan dengan pukulannya paling
hebat, yaitu Ngo-tok-ciang. Pukulan ini ditujukan kepada tubuh
Han Sin yang masih melayang di udara.
Terjadi hal yang aneh lagi. Han Sin yang tidak merasa melompat
tahu-tahu merasa dirinya terlempar, tadinya mengira bahwa itu
adalah akibat hawa pukulan lawan. Kini ketika Ngo-tok-ciang
dipukulkan, kembali tubuh Han Sin yang sudah di udara itu
terpental lagi, sekarang melayang ke arah tempat duduk
rombongan Tiong-gi-pai dan kembali pukulan Ngo-tok-ciang
693 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
mengenai angin. Sementara itu, tubuh Han Sin sudah disambar
oleh lm-Yang Thian-Cu dalam keadaan pingsan. Akan tetapi ImYang Thian-Cu terheran-heran juga
girang sekali mendapat kenyataan bahwa pemuda ini sama sekali tidak menderita luka
hebat dan nyawanya tidak terancam bahaya. Benar-benar amat
mengherankan. Tentu saja Liem Hoan juga girang sekali
mendengar keterangan ini dan segera Han Sin dirawat baik-baik.
Sementara itu, Tok-ong sampai lama berdiri bengong di atas
panggung, tidak ada habisnya ia memikirkan keganjilan tadi.
Akhirnya, tak sanggup memecahkan teka-teki itu, ia berpikir,
"Kalau tidak pemuda itu mahir ilmu sihir, tentu ada orang pandai
menolongnya." Untuk dugaan terakhir ini ia merasa khawatir
sekali, akan tetapi melihat kenyataan bahwa kalau ada orang
pandai membantu orang itu sembunyi-sembunyi, tentu takkan
muncul dan bukan orang fihak Tiong-gi-pai. la lalu turun dari
panggung, disambut sorak-sorai kawan-kawannya yang
kegirangan karena sekarang keadaan pertandingan menjadi duadua. Pertandingan terakhir akan
menentukan fihak mana yang
kalah atau menang. 4 Auwyang Tek maju sebagai jago ke lima. "Hayo mana jago muda
Tiong-gi-pai yang belum maju. Mari lawan aku!" katanya tertawatawa sambil mengenakan sepasang
sarung tangannya yang terkenal ampuh. Siok Ho berdiri dan setelah menjura kepada
Kwee Cun Gan, ia lalu melompat ke atas panggung, sikapnya
tenang dan mukanya yang tampan sekali itu tersenyum-senyum.
694 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Melihat pemuda ini, Kui Ek terkejut dan cepat ia berseru kepada
Auwyang Tek. "Auwyang-Kongcu, hati-hatilah.
kepandaiannya boleh juga!"
Dia itu murid Kun-lun-pai, Auwyang Tek mengerutkan kening, tidak senang karena Kui Ek
memuji musuh berdepan. Ia mengeluarkan senyum menghina,
lalu berkata, "Kaya apa sih lihainya murid Kun-lun" Bocah masih
ingusan, kau siapa dan sejak kapan kau menjadi anggauta Tionggi-pai?"
Siok Ho tetap tersenyum dan menjawab tenang, "Auwyang Tek,
sudah lama sekali aku mendengar nama busukmu dan kebetulan
sekali sekarang kita berhadapan sebagai lawan terakhir dari pibu
ini. Aku Oei Siok Ho, murid Kun-lun-pai dan sebagai seorang
yang menjunjung kebenaran, tentu saja aku membantu Tiong-gipai."
Sejak tadi Auwyang Tek sibuk menggosok-gosok kedua
tangannya dengan bubuk hitam yang ia keluarkan dari selampai
hitam di saku bajunya, dan Siok Ho mencium bau yang keras
sekali. 695 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Oei-sicu, hati hati dia menambah bubuk racun pada sarung
tangannya!" seru Pek Mao Lojin kepada Siok Ho.
Auwyang Tek tertawa bergelak. "Kalau bocah ingusan ini takut,
boleh pulang dan ganti lain orang saja!"
Diam-diam Siok Ho merasa menyesal sekali mengapa ia tidak
5 membawa pedang, karena menghadapi lawan ini dengan tangan
kosong merupakan bahaya juga.
"Saudara Oei, kau boleh memakai siang-kiam-ku ini!" Kwee Tiong
berseru dari bawah panggung. Akan tetapi Siok Ho tidak bisa
menggunakan siang-kiam, maka pemuda ini ragu-ragu.
Tiba-tiba, entah dan mana datangnya, muncul seorang gadis
cantik yang berlari-lari seperti lagak seorang bocah ke arah
panggung dan berkata, "Saudara Siok Ho, kau pakailah
pedangku ini, pasti menang!"
Siok Ho menoleh dan pemuda ini tertawa gembira. Pedang di
tangan gadis itu kelihatan cocok sekali kalau ia pakai, pendek dan
tipis ringan. 696 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Kau" Di sini" Sejak kapan, mengapa aku tadi tidak melihatmu?"
tanyanya. Gadis itu adalah Lee Ing yang tertawa kecil "Aku sembunyi dan
mengintai saja, takut melihat pertandingan-pertandingan yang
begitu hebat." "Baik, kupinjam pedangmu, terima kasih. Kau duduklah menonton
dengan kawan-kawan di sana," kata pemuda itu menuding ke
arah rombongan Tiong-gi-pai.
Lee Ing mengangguk, lalu berjalan menuju ke arah Kwee Cun
Gan dan kawan-kawannya yang memandang kepada gadis ini
dengan curiga dan heran. Lee Ing hanya tersenyum-senyum, lalu
berdiri di pinggiran, tidak begitu dekat dengan rombongan Tionggi-pai, akan tetapi jauh dari
rombongan Auwyang -taijin. Kwee
Tiong berdiri dan membawa sebuah bangku, menghampiri Lee
Ing dan berkata sopan, "Nona, silahkan duduk di bangku ini.
Sebagai kawan saudara Oei, kaupun sahabat kami."
Pemuda ini menjura dan wajahnya yang jujur tidak
memperlihatkan perasaan apa-apa yang tidak baik. Lee Ing
menjura dan menghaturkan terima kasih, lalu menduduki bangku
itu. Orang-orang di fihak Auwyang-taijin juga memandang, akan
697 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
tetapi tak seorangpun mengenal Lee Ing, maka mereka hanya
menganggap bahwa gadis itu tentu kawan baik pemuda yang
menghadapi Auwyang Tek. 6 Sementara itu, Auwyang Tek tertawa bergelak. "Aduh, sedang
dimabok asmara berani naik panggung luitai" Orang she Oei,
kalau kau nanti mampus dalam pibu ini, apa kau tidak kasihan
kepada kekasihmu yang jelita itu" Siapa yang akan
menghiburnya kelak....?"
"Jangan menghina dia ...!" Siok Ho membentak, mukanya
menjadi merah sekali. "Saudara Siok Ho, biarkan saja dia mengoceh. Sebangsa
binatang kalau mau mampus selalu ocehannya paling merdu. He,
lutung tangan hitam, kau mengocehlah lagi yang baik!" kata Lee
Ing sambil tersenyum-senyum dan wajahnya memperlihatkan
watak yang jenaka sekali.
Ditantang begitu, Auwyang Tek bungkam. "Orang she Oei, kalau
mampus, jandamu itu kuoperi"
698 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Siok Ho mengayun pedangnya dan membentak, "Tutup mulut dan
lihat pedang!" Dengan gerakan Hun-in-toan-san (Awan Melintang
Putuskan Bukit) ia mulai menyerang, pedangnya menyambar ke arah kepala
lawan sedangkan tangan kirinya lurus ke belakang.
"Bagus!" Auwyang Tek berseru dan menggunakan tangan kirinya
menangkis ujung pedang lawan.
"Trangg!" bunga api berpijar ketika ujung pedang bertemu dengan
sarung tangan yang melindungi tangan kiri Auwyang Tek. Bukan
main hebatnya sarung tangan itu, tahan menerima senjata tajam
dan runcing sampai mengeluarkan bunga api! Akan tetapi
alangkah kagetnya hati Auwyang Tek ketika pedang itu seakanakan menempel di tangannya, la
terheran heran dan kaget sampai mengeluarkan seruan dan melompat ke belakang.
Juga diam-diam Siok Ho kaget sekali, mengira lawannya
menggunakan tenaga istimewa untuk menempel pedangnya.
Akan tetapi melihat lawannya terkejut dan melompat ke belakang,
pemuda yang cerdik ini dapat menduga bahwa memang pedang
ini yang aneh, dapat menempel sarung tangan. Ia menggunakan
keuntungan ini untuk mendesak terus. Auwyang Tek terdesak
mundur sampai tujuh jurus, ia betul-betul repot sekali mengelak
ke sana ke mari, tidak berani menangkis lagi.
699 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
7 Tentu saja Auwyang Tek, juga Siok Ho sendiri, tidak tahu bahwa
pedang pusaka yang jarang ke duanya di dunia ini. pedang
pusaka peninggalan Bu-Beng Sin-Kun. Bahkan Lee Ing sendiri
belum tahu betul akan kehebatan pedang ini yang sebetulnya
mengandung tenaga semberani. Inilah sebabnya sarung tangan
yang dipakai Auwyang Tek selalu menempel apa bila dipakai
menangkis, karena sarung tangan itu terbuat dari pada bahan
yang mengandung besi pula. Hebatnya lagi, tanpa disadari oleh
dua orang yang sedang bertanding itu, bubuk hitam atau bubuk
racun yang tadi digosok-gosokkan kepada sepasang sarung
tangan itu, sedikit demi sedikit mulai menempel pada pedang
setiap kali pedang dan sarung tangan bertemu. Oleh karena itu,
makin lama pedang itu berubah hitam!
Setelah mengelak dan mundur terus sampai belasan jurus,
akhirnya Auwyang Tek dapat menguasai kekagetannya dan mulai
menyerang sekali-kali dengan pukulan Hek-tok-ciang. Akan
tetapi, dapat dibayangkan betapa kaget hatinya ketika setiap
pukulannya itu dilawan oleh dorongan pukulan tangan kiri Siok
Ho. Makin lama tangan kiri Siok lio juga berubah menjadi merah!
"Dia mempunvai Ang-sin-jiu........!" terdengar Tok-ong Kai Song
Cinjin berseru kaget, sengaja berseru keras-keras.
700 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Dikiranya orang sana saja yang bisa mengecat tangan?" Lee Ing
menyindir. "L.aginya, jauh lebih bagus bertangan merah dari pada bertangan
hitam!" Tiba-tiba terdengar seorang berseru, "Kwan Im Pouwsat ......
betul dia...!" Yang berseru ini adalah Liem Han Sin yang baru siuman dari
pingsannya. Ketika ia siuman, iia masih lemas dan pundaknya
terasa sakit, la hanya melirik ke arah panggung dan melihat
pertandingan antara Siok Ho dan Auwyang Tek, diam-diam
kagum melihat Siok Ho mendesak lawannya. Akan tetapi betapa
kaget dan girangnya ketika ia melihat gadis yang selalu terbayang
di depan matanya itu duduk menongkrong dengan enaknya di
situ, menonton pertempuran sambil memberi komentar-komentar
bahkan berani menyindir untuk menjawab kata-kata Tok ong Kai
Song Cinjin.! Kaget, girang, dan terheran-heran membuatnya,
tanpa ia sadari, berseru tadi, bahkan ia lalu turun dari bangku
panjang di mana ia direbahkan tadi, menghampiri L ee Ing dan
berlutut di depannya! Tadinya Im-Yang Thian-Cu dan Pek Mao Lojin yang menyaksikan
8 tangan merah dari Siok Ho, saling pandang. "Kiranya kakek tua
Kun-lun menurunkan kepandaiannya kepada bocah itu," kata Im701
Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Yang Thian-Cu kagum. Mereka tidak memperhatikan Han Sin.
Akan tetapi, setelah melihat kelakuan aneh dari Han Sin, Im-Yang
Thian-Cu lalu menarik muridnya dan menyuruh Kwee Cun Gan
mencari orang untuk mengantar pulang pemuda ini lebih dulu.
Liem Hoan lalu menarik tangan anaknya diajak pergi dari situ
untuk dirawat. Semua orang mengira Han Sin sudah bersikap
aneh itu karena luka-lukanya mendatangkan demam. Tak
seorangpun, kecuali Lee Ing, yang tahu bahwa Han Sin
sedikitpun tidak demam dan bahwa ia tadi bersikap demikian
dengan sungguh-sungguh dan sewajarnya!
"Dia.... dewiku... betul berada di sini.!" Han Sin masih berkata
seperti orang mengigau ketika Liem Hoan menarik anaknya ini
keluar dari Lian-bu-koan.
Memang hanya Han Sin saja yang tahu bahwa dia tadi telah
ditolong lagi oleh gadis cantik seperti dewi kahyangan yang
pernah mengobatinya itu. Ketika ia tadi menghadapi Tok-ong Kai
Song Cinjin dengan tangan kosong dan nyawanya seolah-olah
berada di telapak tangan Tok-ong, ia berdoa kepada "dewinya"
untuk membantunya, dan memang telah terjadi hal yang amat
aneh. Tadinya ia terlempar dari atas panggung, mengira bahwa ia
terkena pukulan Tok-ong. Akan tetapi kemudian ia tahu bahwa ia
terlempar dari panggung sama sekali bukan oleh pukulan
lawannya, melainkan ada tenaga ajaib yang memang menolong
dan menyeretnya sehingga ia terluput dari pukulan Raja Racun
702 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
itu. Setelah tadi ia melihat munculnya gadis itu, baru Han Sin
merasa yakin bahwa tadi ia telah dibantu secara ajaib oleh


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kesaktian "dewi" itu!
Akan tetapi lain orang tidak tahu dan mereka sudah mencurahkan
perhatian kepada pertandingan terakhir yang menentukan ini,
sudah melupakan sikap aneh dari Han Sin. Hanya seorang saja
yang menaruh perhatian khusus akan sikap itu dan kini orang itu
memandang ke arah Lee Ing dengan penuh selidik. Orang ini
adalah Tok-ong Kai Song Cinjin. Sebagai seorang sakti, Tok-ong
sudah menaruh dugaan bahwa tadi ketika ia hendak membunuh
Han Sin, rencananya gagal karena mungkin sekali Han Sin
ditolong orang sakti. Gadis inikah orang sakti itu" Teringat pula Tok-ong akan tokoh
aneh yang mengacau gedung Auwyang-Taijin, menyaru sebagai
patung setan. Ini pulakah orangnya" Tak masuk di akal sekali.
9 Masa seorang gadis semuda ini dapat memiliki kepandaian
setinggi itu" Oleh karena bantahan hatinya sendiri ini, Tok-ong
mengalihkan perhatiannya dan kini ia memperhatikan jalannya
pertempuran antara muridnya dan murid Kun-lun-pai itu. Ia
mengerutkan keningnya. Benar-benar Auwyang Tek terdesak
hebat, terkurung oleh sinar pedang yang berkilauan seperti
gulungan sinar perak itu. Pedang itu memang hebat sekali, lemas
ringan dan ampuh. Siok Ho sendiri girang bukan main, juga
kagum mempergunakan pedang pusaka yang ia pinjam dari gadis
muda jenaka itu. 703 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Bagus! Hantam terus! Ganyang terus sampai mampus!" Lee Ing
berteriak-teriak sambil tertawa-tawa dan bertepuk tangan,
nampaknya gembira sekali melihat Siok Ho mendesak Auwyang
Tek yang menjadi sibuk setengah mati. Kegembiraan gadis ini
menulari orang-orang Tiong-gi-pai yang juga menjadi girang
melihat jago mereka mendesak musuh. Sorak-sorai bergemuruh
membesarkan semangat Siok Ho.
Auwyang Tek betul-betul kewalahan menghadapi terjanganterjangan jago muda Kun-lun-pai ini.
Semua pukulan Hek-tokciaug yang ia lakukan sebagai pembalasan, dapat dipunahkan
oleh Siok Ho dengan pukulan-pukulan Ang-sin-jiu Sementara itu,
pedang pusaka yang menyambar-nyambar laksana seekor naga
benar-benar membuat Auwyang Tek mati kutu. Ia mulai main
mundur, mengandalkan dua sarung tangannya untuk menangkis
atau mengelak. Semua bubuk hitam yang tadi ia ulas-ulaskan ke
sarung tangan itu sudah "pindah" ke ujung pedang, disedot oleh
besi sembrani. Sama sekali Auwyang Tek tak dapat membalas
serangan lawan dan agaknya kekalahan baginya hanya tinggal
soal waktu saja. Tiba-tiba terjadi perobahan yang aneh. Kalau tadi Auwyang Tek
bergerak cepat untuk menghindarkan diri dari kurungan sinar
pedang Siok Ho yang bergulung-gulung, sekarang putera menteri
itu bergerak lambat-lambat saja, akan tetapi anehnya, setiap
704 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
gerakannya merupakan kunci yang mematikan serangan lawan.
Malah lebih dari itu, hanya dengan gerakan kaki mundur maju
saja Auwyang Tek sudah berhasil mulai melakukan seranganserangan balasan yang ampuh.
Seolah-olah Auwyang Tek telah
menemukan cara baru untuk menghadapi Siok Ho, atau seolaholah pemuda itu mengeluarkan ilmu
simpanannya yang lihai. Semua orang terkejut dan terheran-heran. Bahkan Pek Mao Lojin
dan Im-Yang Thian-Cu yang berilmu tinggi, hanya bisa mendugaduga saja sambil nemandang ke
10 arah Tok-ong Kai Song Cinjin.
Pendeta Tibet itu kelihatan anteng, duduk tenang dan tekun
seperti orang bersamadhi sambil matanya tajam menatap ke atas
panggung. Dua orang tokoh itu hanya bisa menduga bahwa Tokong yang mempergunakan ilmunya
membantu Auwyang Tek. Akan tetapi oleh karena andaikata membantu, bantuan itu tidak
kelihatan dan tidak terbukti, mereka tak dapat berbual sesuatu,
hanya memandang ke arah pertempuran dengan hati khawatir.
Memang tidak salah dugaan Pek Mao Lojin dan Int-Yang ThianCu. Ketika melihat keadaan
muridnya terdesak dan berbahaya,
Tok-ong Kai Song Cinjin tentu saja tidak mau tinggal diam.
Beberapa kali Auwyang-taijin melirik ke arahnya dengan wajah
khawatir, akan tetapi Raja Racun itu hanya mengangguk sambil
tersenyum. Lalu ia mengeluarkan ilmunya yang hebat.
Biarpun ia duduk diam tidak bergerak dari tempatnya, biarpun
bibirnya tidak kelihatan bicara, hanya bergerak sedikit saja,
705 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
namun ia telah membantu muridnya. Hal ini hanya terasa oleh
Auwyang Tek sendiri yang dalam kesibukannya mendengar suara
gurunya, berbisik-bisik di dekat telinganya menyuruh ia tenang
dan selanjutnya memberi petunjuk-petunjuk untuk menghadapi
pedang lawan. Tok-ong Kai Song Cinjin adalah seorang tokoh ilmu silat yang
memiliki kepandaian tinggi dan pengetahuan luas sekali. Boleh
dibilang semua cabang ilmu silat ia kenal baik, di antaranya Kunlun Kiam-hoat (Ilmu Pedang
Kun-lun) pernah ia selidiki dan
pelajari sehingga ia dapat mengetahui dasarnya. Maka sekarang
melihat permainan pedang Siok Ho, setelah lewat puluhan jurus
ia dapat mengenal pula dasar-dasar dan rahasianya. Maka
dengan Ilmu Hoan-im-sin-kang (Tenaga Sakti Pindahkan Suara)
ia membisikkan ke telinga muridnya semua gerakan-gerakan
yang perlu dilakukan untuk mengimbangi permainan Siok Ho.
Inilah sebabnya mengapa tiba-tiba keadaan menjadi berobah,
sekarang malah makin lama gerakan-gerakan Auwyang Tek
makin mantap dan teratur, mendesak Siok Ho dengan pukulanpukulan Hek-tok-ciang! Biarpun Siok
Ho selalu dapat menangkis
dengan Ang sin-jiu dan menangkis dengan pedang, namun
gerakan Siok Ho sekarang terbatas karena langkah-langkah dan
gerakannya selalu tertutup seakan-akan Auwyang Tek sudah
mengetahui ke mana ia hendak bergerak! Kini fihak AuwyangTaijin bernapas lega, malah ada yang
bersorak-sorak, sedangkan
706 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
fihak Tiong-gi-pai memandang dengan muka pias dan bingung
11 penuh kegelisahan. Tiba-tiba terdengar Auwyang Tek berseru bingung, "Bagaimana,
suhu....?" Gerakannya tidak karuan dan sebentar lagi putera
menteri ini bergerak-gerak seperti orang menari bingung, ilmu
silatnya kacau balau tidak karuan! Apa yang terjadi" Ternyata
bahwa telinga Auwyang Tek mendengar dua macam suara, kalau
tadi suara Tok-ong Kai Song Cinjin berbisik-bisik di telinga kirinya,
adalah sekarang pada saat yang Sama ada suara lain berbisikbisik di telinga kanannya! Celakanya,
suara yang terdengar di telinga kanannya itu bicara berbisik bisik tidak karuan, memberi
petunjuk-petunjuk yang sama sekali berlawanan dengan petunjuk
suara Tok-ong di telinga kirinya. Tentu saja Auwyang Tek menjadi
bingung. Bagaimana ia tidak akan menjadi bingung kalau mendengar
suara di telinga kiri, "Melangkah mundur dua tindak!" lalu pada
saat itu juga mendengar suara di telinga kanan, "Maju terus dua
tindak!" dengan suara yang keras" Mendengar dua suara yang
berlainan, keduanya dekat benar dengan telinganya. membuat
Auwyang Tek bingung dan pening kepala, apa lagi setelah suara
di telinga kanannya itu tiba-tiba dengan nada mengejek
menyakitkan hati! Dalam keadaan kacau balau itu. Auwyang Tek
tak dapat mengelak lagi ketika ujung pedang Siok Ho membabat
dan "brett...!" bajunya di bagian punggung sobek sampai lebar.
707 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Untung tadi ia masih ingat untuk menyampok pedang itu, kalau
tidak tentu kulit dagingnya ikut robek!
Yang paling kaget melihat perobahan ini adalah Tok-ong Kai
Song Cinjin. la maklum bahwa ada orang mengacaukan
bantuannya pada Auwyang Tek. Cepat ia menengok ke arah
rombongan Tiong-gi-pai. Di antara rombongan itu, orang-orang
yang paling pandai hanyalah Pek Mao Lojin dan lm-Yang ThianCu. Akan tetapi dua orang ini duduk
dengan muka tak bergerak,
hanya memandang ke atas panggung dengan wajah berseri akan
tetapi mata membayangkan keheranan besar. Juga mereka ini
tidak mengerti mengapa terjadi hal-hal aneh dalam pertandingan
itu. Akhirnya seperti orang diingatkan, Tok-ong menengok ke arah
gadis muda yang duduk menyendiri. Wajah Kaja Racun ini tibatiba menjadi pucat, matanya
berapi-api ketika ia melihat Lee Ing
tertawa-tawa sambil bibirnya berkemak-kemik! Tak salah lagi,
gadis itulah yang mengirim suara dari jauh mengacaukan
Auwyang Tek dengan Ilmu Mengirim Suara Dan Jauh (Coan-inijim-bit)!
"Orang-orang Tiong-gi-pai berlaku curang! Serang dan bunuh
12 semua pemberontak ini!" Tiba-tiba Kai Song Cinjin memberi tanda
dengan seruan keras. Memang sebelum pertandingan pibu
dimulai, Auwyang-Taijin sudah mengatur siasat yang amat curang
708 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
dan busuk. Kalau fihaknya menang dalam pibu, tidak akan terjadi
apa-apa, akan tetapi kalau kalah, sudah diatur untuk menangkap
atau membunuh semua orang Tiong-gi-pai! Tok-ong begitu
melihat ada orang pandai membantu Siok Ho, dapat menduga
bahwa muridnya akan kalah, maka ia mendahului dan memberi
aba-aba menyerang. Mendengar teriakannya itu tidak hanya semua orang yang duduk
di rombongan Auwyang-Taijin yang bangkit menghunus senjata,
bahkan dari luar lian-bu-koan berbondong-bondong masuk
banyak perwira dengan senjata di tangan, siap untuk mengeroyok
dan menggempur musuh! Adapun Tok-ong Kai Song Cinjin
sendiri melompat ke depan Lee Ing. terus menyerang sambil
membentak. "Pengacau cilik, kau mengandalkan apamu berani main gila di
depan pinceng?" Lee Ing tertawa, "Setan gundul, siapa sih takut padamu maka kau
membuka mulut besar?"
Pukulan atau lebih tepat hawa pukulan Tok-ong tiba dan Lee Ing
dengan enaknya menggerakkan tubuh yang sekaligus melayang
709 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
ke kiri. "Brakk!" bangku yang tadi diduduki gadis itu hancur
berkeping-keping bagaikan dihantam palu besar!
"Memukul bangku, cucuku pun bisa!" Lee Ing mengejek sambil
membuat gerakan menari di depan kakek gundul itu.
Kai Song Cinjin menjadi makin marah, la menyerang terus sambil
mengerahkan tenaga Iweekangnya. Kini ia dapat menduga siapa
yang tadi membantu Liem Han Sin meluputkan diri dari pukulanpukulan. Tentu gadis yang aneh dan
lihai ini. Sungguhpun hal itu
nampaknya tidak masuk di akal, namun menjadi kenyataan.
Buktinya sekarang dengari tarian-tarian aneh gadis ini
mempermainkannya dan mengelak dari semua pukulannya,
seakan-akan pukulan-pukulan seperti Hek-tok-ciang, Coa-tok-sinciang dan Ngo-tok-kun yang serba
beracun itu dianggap ringan
dan main-main saja. 13 Akan tetapi, Tok-ong Kai Song Cinjin adalah seorang sakti yang
tingkat kepandaiannya sukar diukur lagi sampai bagaimana
tingginya. Dia bukan seorang yang boleh dibuat main-main.
Melihat gerakan-gerakan aneh dari Lee Ing, gerakan yang ia tidak
mengenal sama sekali, ia mengeluarkan geraman keras
menggetar untuk -melumpuhkan tenaga dalam gadis itu dan
berbareng ia melakukan dorongan keras dengan kedua tangan
menggunakan pukulan jarak jauh.
710 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Lee Ing biarpun belum banyak pengalamannya kalau
dibandingkan dengan Tok-ong, namun berkat kepandaian sakti
yang ia warisi, dapat berlaku waspada dan maklum bahwa
serangan ini tak boleh dibuat main-main. Terhadap gerengan
kakek itu ia mengeluarkan suara ketawa nyaring untuk
melawannya, kemudian karena ingin coba-coba iapun mendorong
dengan kedua tangannya ke arah Kai Song Cinjin.
Hebat sekali pertemuan dua tenaga raksasa itu. Tenaga Kai Song
Cinjin hebat bukan main, Iweekangnya sudah matang dan untuk
masa itu kiranya tidak banyak orang dapat, melawan tenaganya.
Akan tetapi Lee Ing telah mewarisi ilmu aneh yang luar biasa,
pula ia telah makan tiga buah sian-li yang telah ratusan tahun
umurnya. Di dalam tubuhnya mengalir hawa lm-Yang murni yang
amat kuat, apa lagi ditambah oleh latihan-latihan ilmu silatnya
yang aneh. Menghadapi dorongan tenaga Tok-ong Kai Song Cinjin, tubuhnya
terpental ke belakang seperti daun kering tertiup angin. Akan
tetapi ia masih tertawa-tawa dan turun ke atas tanah kurang lebih
empat tombak di belakangnya. Sebaliknya, biarpun ia hanya
mundur dua langkah, Tok-ong Kai Song Cinjin merasa dadanya
sesak seakan-akan dorongannya tadi bertemu dengan bukit baja
dan tenaganya membalik. 711 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Akan tetapi Lee Ing tidak memperdulikannya lagi. Gadis ini
melihat betapa orang-orang Tiong-gi-pai dikeroyok dan maklum
bahwa biarpun di situ ada Pek Mao Lojin dan Im-Yang Thian-Cu
yang lihai dan sukar didekati oleh para perwira, akan tetapi kalau
pertempuran diteruskan, orang-orang Tiong-gi-pai akhirnya akan
kalah, la menggunakan kesempatan ketika tubuhnya terlempar
jauh karena gelombang tenaga hawa pukulan Tok-ong Kai Song
Cinjin tadi, terus saja ia menyerbu dan merobohkan empat orang
pengeroyok Kwee Cun Gan, sambil berseru.
14 "Paman Kwee, kau dan kawan-kawanmu larilah, biarkan aku
menahan mereka!" Kwee Cun Gan kagum bukan main melihat
ketangkasan gadis ini. "Kawan-kawan, mundur semua!" teriaknya
mengajak kawan-kawannya melarikan diri.
dengan keras, Akan tetapi desakan fihak Auwyang-Taijin membuat perintah ini
sukar dilaksanakan. Auwyang-Taijin sendiri, sesuai dengan
rencana siasat, secara diam-diam telah pergi menyelamatkan diri
ke dalam begitu mendengar aba-aba Tok-ong tadi. Pertempuran
antara Auwyang Tek dan Siok Ho sudah selesai. Dengan sebuah
tendangan kilat Siok Ho membuat Auwyang Tek terlempar ke
bawah panggung di mana ia segera ditolong dan dibawa masuk
oleh anak buahnya. Siok Ho lalu mengamuk ketika melihat


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kawan-kawannya dikeroyok. Pedang pinjamannya berkelebatan
712 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
menimbulkan sinar bergulung-gulung yang merobohkan banyak
orang. Pek Mao Lojin dan Im-Yang Thian-Cu sudah dikeroyok pula oleh
Yokuto dan Manimoko, dibantu pula oleh beberapa orang
perwira. Orang-orang Tiong-gi-pai lainnya sudah terseret dalam
pertempuran hebat dan mati-matian. Terdengar teriakan-teriakan
dan pekik kesakitan, orang-orang terjungkal mandi darah.
"Saudara-saudara Tiong-gi-pai, larilah sebelum terlambat!"
terdengar pula Lee Ing berseru keras. Tubuhnya berkelebat
lenyap mendekati Siok Ho. Pemuda ini yang sedang enak
membabat dengan pedang pinjamannya, tahu-tahu merasa
dirinya ditarik ke tempat aman, pedangnya sudah pindah tangan
dan terdengar suara halus,
"Saudara Siok Ho yang baik, sudah terlalu banyak kau
membunuh orang. Keselamatanmu sendiri terancam, lekas kau
lari!" Siok Ho menoleh dan melihat Lee Ing sudah memegang
pedang pusaka itu, kemudian terlihat gadis itu menggerakkan
pedangnya. Sekali bergerak saja enam orang pengeroyok roboh
dan luka-luka sehingga yang lain menjadi kaget dan gentar.
713 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Pek Mao Lojin dan Im-Yang Thian-Cu, harap mundur dan
15 melindungi saudara-saudara Tiong-gi-pai melarikan diri!" kata
pula Lee Ing sambil melompat mendekati tempat dua orang tokoh
ini bertempur. Dua kali tubuhnya berkelebat dan terdengar suara
nyaring sampai dua kali ketika pian kelabang di tangan Mo Hun
dan tongkat burung di tangan Kui Ek terpental kena tangkisan
pedang Lee Ing. Pek Mao Lojin tertawa. "Mataku yang tua sudah lamur, tidak
melihat seorang muda yang sakti. Setelah orang seperti kau di
sini, apa lagi gunanya kakek-kakek lemah seperti kami" Im-Yang
Thian-cu, mari pergi!"
Selain merasa tidak ada gunanya untuk melanjutkan pertempuran
dengan orang-orang kerajaan karena salah-salah oleh kaisar
mereka bisa dicap pemberontak-pemberontak, juga dua orang
kakek ini melihat betapa pentingnya mereka melindungi orangorang Tiong-gi-pai pergi dari situ. Di
antara tiga puluh orang lebih
anggauta Tiong-gi-pai sudah ada delapan orang yang roboh
tewas dan di antaranya malah Kwee Tiong sudah menggeletak
mandi darah. Pemuda yang amat marah ini sudah mengamuk
hebat dan sudah merobohkan banyak lawan. Akan tetapi
akhirnya ia harus mengakui keunggulan dua orang pengeroyok
utamanya, yaitu Manimoko dan Yokuto. la roboh terkena bacokan
pedang panjang dari jago-jago Jepang itu!
714 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Celaka..!" Pek Mao Lojin berseru ketika melihat muridnya roboh
terguling! Dengan gerakan cepat sekali ia melompat dan sekali
menggerakkan kedua tangan ia berhasil membuat Manimoko dan
Yokuto mundur terhuyung, lalu ia menyambar tubuh muridnya.
Bersama Im-Yang Thian-Cu, kakek botak ini lalu membuka jalan
darah dan melindungi Kwee Cun Cian dan kawan-kawannya
keluar dari kepungan. "Tok-ong Kai Song Cinjin tak tahu malu!" teriak Lee Ing. "Kalah
pibu lalu mengeroyok, apa ini namanya orang gagah" Benarbenar pengecut hina dina! Kalau benar
laki-laki, keroyoklah aku,
jangan orang-orang Tiong-gi-pai!"
Akan tetapi sambil berkala demikian, Lee Ing selalu melindungi
orang-orang Tiong-gi-pai dari belakang, merobohkan setiap orang
yang hendak mengejar. "Tar-tar-tar!" Mo Hun menyambarkan pian kelabangnya ke arah
leher Lee Ing. "Oho, ini si pemakan bangkai muncul lagi!" kata Lee Ing sambil
menangkis dengan pedangnya dan.... pian itu lengket saja di situ!
Mo Hun membetot keras dan tiba-tiba Lee Ing menggerakkan
16 pedangnya dan sinar hitam menyambar ke arah Mo Hun
berbareng dengan terlepasnya pian.
715 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Sinar hitam itu adalah bubuk beracun yang tadi melengket pada
ujung pedang, dari sarung tangan Auwyang Tek ketika bertempur
melawan Siok Ho tadi. Mo Hun gelagapan, tidak saja ia diserang
sinar hitam, juga ia diserang oleh piannya sendiri. Ia pikir lebih
berbahaya sinar hitam yang tidak diketahui apa itu, maka ia
mengelak sambil merobohkan diri, dan tak dapat mencegah lagi
ujung cambuk kelabangnya sendiri yang menyambar mukanya. Ia
masih dapat miringkan kepalanya dan ini baik sekali karena
hanya telinga kirinya saja yang robek, bukan mukanya! Darah
mengalir dan daun telinganya terasa perih sekali. Tok-ong Kai
Song Cinjin dan Ma-thouw Koai-tung Kui Ek, juga jago-jago lain
segera menyerbu untuk mengeroyok Lee Ing.
"Tangkap.....!" Mo Hun berteriak, mulutnya menyeringai
kesakitan. "Dia itu puteri Souw Teng Wi....! Tangkap dia...!"
Seruan ini menyelamatkan Kwee Cun Gan dan kawan-kawannya,
karena mendengar bahwa gadis muda itu adalah puteri Souw
Teng Wi, semua orang membalik dan beramai mengepung Lee
Ing, dan orang-orang Tiong-gi-pai mendapat kesempatan untuk
menyelamatkan diri. Beberapa orang penjaga yang berusaha
menghadang mereka, mana bisa melawan orang-orang gagah ini,
apa lagi di situ terdapat Pek Mao Lojin dan Im-Yang Thian-Cu"
716 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Lee Ing sendiri yang tadi sudah merasai kehebatan pukulan Tokong Kai Song Cinjin, tidak berani
memandang rendah kepada musuh besar ini. Apa lagi sekarang di samping Tok-ong, masih
terdapat banyak sekali orang-orang pandai seperti Mo Hun, Kui
Lk, dan lain-lain. Pula, perwira-perwira dan pengawal-pengawal
istana mulai berdatangan. Tidak akan ada gunanya melawan,
pikirnya. la hanya menghendaki dapat bertempur satu lawan satu
dengan musuh besarnya, Tok-ong Kai Song Cinjin. Akan tetapi
pada saat seperti itu tak mungkin ia dapat berhasil membalas
dendam ayahnya kepada Raja Racun itu.
Karena tidak ingin membunuh banyak orang yaug tak dikenalnya,
Lee Ing hanya menggunakan kelincahannya untuk mengelak ke
sana ke mari di antara keroyokan banyak lawan itu sambil
menabas putus banyak senjata dengan pedangnya, la maklum
bahwa kalau ia dekat dengan Tok-ong, sukar untuk lolos, apa lagi
sekarang Tok-ong menyerukan pengepungan yang lebih rapat, la
17 selalu menjauhkan diri dari Tok-ong dan hal ini mudah baginya
setelah Lian-bu-koan itu penuh orang. Setelah Lee Ing
memperhitungkan bahwa orang-orang Tiong-gi pai sudah lari
jauh, ia berseru, "Tok-ong, biar aku titip kepalamu itu di lehermu dulu. Lain kali aku
datang mengambilnya!"
717 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Tok-ong Kai Song Cinjin marah sekali karena tidak berhasil
mendekati gadis itu. "Hadang dia! Jangan boleh lari! Serbu,
kepung.!" Akan tetapi siapa dapat mencegah gadis itu pergi" Setiap orang
yang berani mencoba-coba untuk menghadang, segera roboh
dengan tulang kaki patah-patah! Dengan kecepatan yang
mengagumkan, gadis itu sudah dapat menyelinap di antara para
pengeroyoknya dan melarikan diri ke luar, la terus dikejar, namun
tanpa kesukaran apa-apa Lee Ing dapat meninggalkan para
pengejarnya dan lari ke luar kota. Tok-ong membanting-banting
kaki dan menyumpah-nyumpah.
"Tolol semua!" makinya. "Kalau tidak terhalang oleh kalian babibabi tiada guna, pinceng sendiri bisa
mengejar dan menangkapnya!" Kalau Tok-ong memaki-maki marah merasa kecewa dan juga
malu sekali terhadap Auwyang-Taijin bahwa dia tidak bahasil
membasmi semua orang Tiong-gi-pai maka di lain fihak Kwee
Cun Gan dan kawan-kawannya yang sudah berhasil melarikan
diri ke hutan, juga menderita kesedihan besar. Ternyata ada
sembilan orang anggauta Tiong-gi-pai tewas, di antaranya Kwee
Tiong! Pemuda gagah ini biarpun sudah tertolong oleh Pek Mao
Lojin dan dibawa lari, namun luka-lukanya amat parah dan ia tak
tertolong lagi. Dapat dibayangkan betapa sedihnya hati Kwee
718 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Cun Gan. Perkumpulannya terancam, banyak kawan tewas dan
kini tidak aman lagi berada di tempat itu.
"Tidak ada lain jalan. Kita harus ke utara dan menggabungkan diri
dengan Raja Muda Yung Lo. menanti saat baik untuk
menghancurkan durna-durna jahat itu," kata Kwee Cun Gan
setelah pemakaman jenazah Kwee Tiong diurus beres,
disaksikan oleh semua anggauta Tiong-gi-pai, juga Pek Mao Lojin
dan lin-Yaug Thian-Cu hadir dalam upacara pemakaman.
18 "Sudahlah, sudah cukup kiranya pinto mengotorkan tangan,
mencampuri urusan dunia. Pinto minta permisi Kwee sicu dan
betapapun juga, pinto tidak menyesal telah membantu
pergerakanmu yang memang mulia," kata lm-Yang Thian-Cu
sambil menarik napas panjang.
Kwee Cun Gan menjura dalam ke arah Im-Yang Thian-Cu.
"Totiang telah banyak menolong karni, dan tanpa bantuan totiang,
kiranya Tiong-gi-pai telah terbasmi di Lian-bu-koan. Terima kasih
dan selamat jalan, totiang, mudah-mudahan kelak kita saling
bertemu pula." "Han Sin, apakah kau masih belum ingin ikut dengan pinto
mencari perdamaian abadi?" Im-Yang-Thian-cu menengok ke
719 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
arah muridnya. Han Sin sudah sembuh dari lukanya, kini
kelihatan sehat dan segar, la berlutut di depan gurunya dan
berkata dengan suara dan wajah bersungguh-sungguh,
"Suhu, harap maafkan kalau teecu terpaksa belum dapat ikut.
Pula, teecu merasa bahwa perdamaian abadi tidak ada gunanya
kalau hanya dapat dirasakan oleh diri sendiri saja, seperti halnya
kebahagiaan takkan ada artinya kalau hanya dimiliki oleh
beberapa gelintir orang saja. Perdamaian abadi baru timbul kalau
pengacau dan perusuh, penindas manusia dan pemeras rakyat
kecil sudah terganyang habis! Bagaimana hati ini bisa damai
kalau mata melihat rakyat diperas habis-habisan oleh kaum
durna" Tidak, suhu. Teecu hendak melanjutkan perjuangan,
membantu Tiong-gi-pai, membantu Raja Muda Yung Lo, dan
kelak kalau perdamaian dan kebahagiaan sudah dimiliki oleh
semua orang, terutama rakyat kecil bukan orang-orang besar
seperti Menteri Auwyang dan kaki tangannya, baru teecu suka
ikut dengan suhu." Im-Yang Thian-Cu mengerutkan kening. "Agaknya kaulah yang
betul, muridku. Sesukamulah, lanjutkan perjuanganmu. Adapun
aku sendiri... ah, untuk apa semua itu...." Untuk apa.....?" Tosu itu
menggeleng-geleng kepalanya dengan muka sedih, lalu pergi dari
situ tanpa bicara apa-apa lagi, kepalanya masih digelenggelengkan dan elahan napasnya
terdengar. 720 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Pek Mao Lojin juga minta diri. "Lohu juga mau melanjutkan
perantauan," katanya kepada Kwee Cun Gan, "senang sekali
dapat membantu kalian dan biarpun aku kehilangan murid,
namun dia tewas sebagai seorang gagah, seorang pahlawan
19 yang berjuang demi kebenaran dan untuk memusuhi pengaruhpengaruh jahat yang menindas
rakyat. Yang baik-baik saja
menjaga diri agar kalian dapat sampai di utara dengan selamat.
Kelak apa bila tiba saatnya, pasti lohu tidak segan-segan untuk
membantu lagi." Kakek botak ini dengan mulut tersenyumsenyum seperti biasa lalu pergi dari situ
tanpa menghiraukan ucapan terima kasih dari Kwee Cun Gan.
"Kalau kita semua ke utara untuk membantu Raja Muda Yung Lo,
sebaiknya kita jangan datang dengan tangan kosong. Menurut
keterangan Pek-kong-Sin-kauw Siok-taihiap dahulu, raja muda di
Peking sudah membuat persiapan-persiapan untuk memperkuat
kedudukan berhubung dengan makin meluasnya pengaruh para
dunia. Kaisar Thai Cu agaknya tidak menghiraukan puteranya itu
karena hasutan para durna, maka menurut dugaanku, kelak akan
terjadi perebutan kedudukan. Sudah tentu kalau terjadi hal itu,
kita akan memihak utara, karena kita tahu bahwa Raja Muda
Yung Lo yang paling bijaksana dan tepat untuk memimpin rakyat,
ke arah kemakmuran. Oleh karena itu, kita harus bekerja,
sebelum ke utara, kita harus menghubungi orang-orang kang-ouw
di selatan ini, memberi dorongan semangat kepada mereka agar
jangan sampai masuk perangkap Auwyang Kansin (Menteri
Korup Auwyang). Dengan demikian, mereka tidak akan dapat
dibujuk oleh Tok-ong dan kelak dapat diharapkan bantuan
721 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
mereka." Semua orang memuji buah pikiran Kwee Cun Gan ini.
Memang Kwee Cun Gan mempunyai bakat menjadi pemimpin
serta memiliki kecerdikan dan pemandangan luas.
"Siauwte bersiap sedia melakukan petunjuk suheng." kata Siok
Ho kepada Kwee Cun Gan yang ia anggap suheng (kakek
seperguruan). "Juga saya bersiap menanti perintah paman Kwee." kata Liem
Han Sin dengan penuh semangat. Yang lain-lain juga meniru
kesanggupan dua orang muda itu. Kwee Cun Gan mengangkat
tangan menyuruh semua orang diam.
"Kita semua sekarang telah menjadi orang-orang buronan, tentu
fihak Auwyang Kansin tidak mau tinggal diam saja dan sekali kita
dilihat, tentu akan ditangkap sebagai pemberontak-pemberontak.
Oleh karena itu, di selatan ini kita sudah tidak dapat bergerak
bebas lagi. Berbahaya sekali kalau kita masih berkeliaran di sini.
Oleh karena itu hanya sute Oei Siok Ho dan Han Sin yang tepat
untuk menemui tokoh tokoh kang-ouw di selatan dan mengajak
mereka bersama-sama membantu gerak an Raja Muda Yung Lo
kalau saatnya sudah tiba. Dua orang ini selain muda, juga
berkepandaian tinggi dan kiranya lebih mudah menjaga diri. Yang
20 lain-lain secara berpencaran, mengajak kawan-kawan. sehaluan
untuk bersama mengadakan persiapan. Akan tetapi yang kemarin
722 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ikut ke Lian-bu-koan, harus mengungsi ke utara." Demikianlah
Kwee Cun Gan mengatur kawan-kawannya.
Siok Ho dan Han Sin diberi tugas menghubungi orang-orang
kang-ouw. Dua orang muda ini akan Melakukan perjalanan ke
selatan, kemudian mengambil jalan memulai, seorang melalui
barat dan seorang timur, untuk menyusul ke utara.
"Jangan lebih dari enam bulan melakukan perjalanan ini," kata
Kwee Cun Gan. "dan di dalam waktu itu apa bila kalian
mendengar tentang pergerakan dari utara sudah dimulai, jangan
membuang waktu, terus kalian menyusul kami untuk bersamasama membantu Raja Muda Yung
Lo." Agak berat hati Liem Hoan melepas puteranya, akan tetapi oleh
karena puteranya pergi melakukan tugas mulia ia merelakan
harinya, hanya memesan agar puteranya dapat menjaga diri baikbaik dan berhati-hati.
"Gadis puteri Souw-taihap itu hebat, aku akan girang dan bangga
kalau kelak kau bisa berjodoh dengan dia," kata Liem Hoan
sebagai penutup. 723 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Merah wajah Han Sin la juga sudah mendengar tentang puteri
Souw Teng Wi, gadis muda yang tadinya ia kira Kwan lm
Pouwsat, akan tetapi ternyata seorang gadis yang berkepandaian
tinggi itu. Juga mendengar bahwa sekarang Kwee Cun Gan dan
lain lain angganta Tiong-gi-pai lama termasuk ayahnya sendiri,
mengenal gadis itu sebagai Souw Lee lng yang dulu diculik oleh
Toat-beng-pian Mo Hun. Memang tak dapat disangkal Iagi bahwa
hati Liem Han Sin sekaligus jatuh cinta kepada gadis ini. Akan
tetapi ia menjadi ragu-ragu kalau mengingat betapa mesra dain
rukun agaknya hubungan antara Lee Ing dan Siok Ho!
Setelah segalanya dirundingkau masak-masak, rombongan
Tiong-gi-pai dibubarkan dan masing-masing mulai melakukan
perjalanan sendiri-sendiri. Kwee Cun Gan berdua Liem Hoan
langsung menuju ke utara untuk menghadap Raja Muda Yung Lo
dan memberi laporan. Liem Han Sin dan Oei Siok Ho, dua orang
muda gagah perkasa itu bersama dengan yang lain, malah
menuju ke selaian. Mereka sudah bersepakat untuk mengambil
jalan sendiri-sendiri ke selatan. Siok Ho hendak menghubungi
orang-orang gagah di sepanjang Sungai Kan-kian sedangkan
21 Han Sin hendak melakukan perjalanan di sepanjang Sungai
Siang kian terus ke barat. ke Bukit Ta-liang san.
Liem Han Sin berjalan seorang diri keluar dari wilayah Nanking
menuju ke selatan, la berjalan dengan tenang dan sunyi.
pikirannya masih penuh dengan bayangan gadis lincah jenaka
yang telah menguasai hatinya, Souw Lee Ing. Di samping ini, juga
724 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
ia merasa amat penasaran karena sebegitu jauh belum juga ia
dapat membalaskan sakit hati atas kematian dua orang saudara
perempuannya yang dibunuh oleh Auwyang Tek.
"Aku harus belajar lagi," pikirnya, "harus memperdalam ilmu
silatku yang ternyata masih amat rendah. Aku harus berlatih
keras, pertama-tama untuk dapat mengatasi Auwyang Tek, ke
dua kalinya..." Jalan pikirannya berhenti dan terbayanglah ia
kepada Lee Ing yang menurut orang-orang Tiong-gi-pai memiliki
kepandaian yang amat tinggi! Ia harus dapat mengimbangi Lee
Ing! "Siapa tahu," pemuda itu melanjutkan lamunannya, "siapa tahu
dalam perjalanan menghubungi orang-orang kang-ouw ini aku
akan bertemu dengan orang sakti yang suka menurunkan
kepandaiannya kepadaku...."
Akan tetapi hatinya menjadi gelisah kecewa kalau ia teringat akan
Oei Siok Ho. Pemuda itu hebat, tampan sekali dan ilmu silatnya
juga tinggi, lebih tinggi dari padanya. Bagaimana ia mampu
bersaing dengan Siok Ho" Melihat sikap Lee Ing ketika
meminjamkan pedang kepada Siok Ho, sudah dapat dilihat
bahwa gadis itu suka kepada Siok Ho. Dia sendiri tidak melihat
hal ini karena ketika terjadi ia masih pingsan. Akan tetapi kawankawan di Tiong-gi-pai yang tiada
habisnya bicara tentang Lee Ing,
mengatakan demikian. Bagaimana dengan Siok sendiri" Pemuda
725 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
itu hanya tersenyum dengan wajahnya yang ganteng, tidak mau
memberi komentar apa-apa.
Hanya kata Siok Ho kepadanya, "Saudara Han Sin, kita bukan
apa-apa kalau dibandingkan dengan nona Souw. Kepandaiannya
sepuluh kali lebih menang dari kita."
Anehnya, Siok Ho nampaknya tidak begitu memperhatikan Lee
Ing, malah kelihatan jemu dan tidak senang kalau ada orang
bicara penuh pujian terhadap gadis puteri Pendekar Besar Souw
Teng Wi itu! Cemburu ataukah memang tidak ada perhatian"
22 Masih sukar bagi Han Sin untuk menerkanya.
Saking asyiknya melamun sambil berjalan perlahan, pemuda ini
tidak merasa bahwa semenjak tadi ada orang mengejarnya dari
belakang. Baru setelah orang itu dekat, ia mendengar
gerakannya dan menoleh. Berubah wajah Han Sin dan ia cepat
mencabut kipas dan pitnya. Sepasang senjata ini adalah senjata
suhunya. Im-Yang Thian-Cu meninggalkan sepasang senjatanya
kepada muridnya ini untuk bekal dalam perjalanan karena senjata
pemuda ini telah rusak oleh Tok-ong Kai Song Cinjin.
Pengejarnya bukan lain orang, adalah Ma-thouw-Koai-iung Kui
Ek! Kakek bermuka burung ini menyeringai penuh ejekan,
nampaknya girang sekali karena ia berhasil mendapatkan
seorang buronan yang cukup berharga. Memang tidak salah
726 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
dugaan Kwee Cun Gan, Menteri Auwyang menjadi marah sekali
mendengar bahwa orang-orang Tiong-gi-pai dapat meloloskan
diri. Pembesar ini segera memberi perintah kepada orangorangnya untuk melakukan pengejaran
dan mengerahkan sejumlah besar tentara penjaga keamanan. Juga menteri yang
berhati palsu ini melapor kepada kaisar bahwa gerombolan
pemberontak bernama Tiong-gi-pai dipimpin oleh Kwee Cun Gan
telah membunuh banyak perwira. Kaisar yang mendengar
laporan ini tentu saja memberi ijin untuk membasmi gerombolan
itu. Tok-ong Kai Song Cinjin mengerahkan pembantu-pembantunya,
melakukan pengejaran secara berpencar. Dia sendiri segera
mengejar ke utara karena Tok-ong maklum bahwa orang-orang
Tiong-gi-pai mengandalkan pengaruh Raja Muda Yung Lo untuk
memusuhi fihak Menteri Kerajaan Beng.
Akan tetapi Kui Ek dan Mo Hun berpikir lain. Dua orang ini suka
membantu Menteri Auwyang hanya karena mereka ingin
memperoleh kedudukan mulia dan kemewahan hidup belaka,
berlindung di bawah kewibawaan kaisar. Akan tetapi kalau
pemerintah Beng-tiauw akan berperang dengan Raja Muda Yung
Lo misalnya, mereka tentu merasa enggan untuk membantu. Bagi
mereka, tidak ada pikiran sedikitpun tentang tata negara dan tidak
berfihak kepada siapapun. Pokoknya asal dapat hidup senang
dan siapa yang dapat menjamin kesenangan dialah yang akan
mereka bantu. 727 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Akan tetapi kalau sampai harus bermusuhan dengan raja muda di
utara yang kabarnya didukung oleh orang-orang gagah di utara
nanti dulu. Itu terlalu berbahaya! Maka keduanya tidak mengejar
23 ke utara agar jangan sampai berganti musuh dengan tokoh-tokoh
utara. Mo Hun melakukan pengejaran ke timur sedangkan Kui Ek
ke barat. Mereka juga hendak melanjutkan kesenangan mereka
merantau, karena di kota raja sudah tidak ada apa-apa lagi. Kalau
orang-orang Tiong-gi-pai sudah pergi semua, ada apa lagi sih
harus tinggal di kota raja"
Inilah sebabnya maka Kui Ek secara kebetulan dapat bertemu
dengan Han Sin. Tentu saja kakek bermuka burung itu girang
sekali karena terbuka kesempatan baginya utnuk membuat jasa
dan menerima pahala dengan menangkap Liem Han Sin, seorang
tokoh Tiong-gi-pai yang sudah dicap pemberontak-pemberontak,
la sudah melihat sendiri kepandaian pemuda ini ketika melawan
Tok-ong Kai Song Cinjin, karenanya ia memandang rendah.
"Aha, murid lm-Yang Thian-Cu! Kebetulan sekali, agaknya sudah
nasibmu untuk mati dalam usia muda setelah kau terlepas dari
tangan Tok-ong!" kata Kui Ek tertawa-tawa dan menggoyanggoyangkan tongkatnya. Liem Han Sin
sama sekali tidak kelihatan
takut, malah bibirnya menyungging senyum mengejek.
(Lanjut ke Jilid 17) 728 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Pusaka Gua Siluman (Cerita Lepas)
Karya : Asmaraman S. Kho Ping Hoo
Jilid 17 "Kukira siapa, tidak tahunya Ma-thouw Koai-tung Kui Ek yang
kemarin dulu keok dalam pibu oleh suhu." Mendengar kata-kata
ini dan melihat senjata kipas dan pit di tangan pemuda itu. Kui Ek
menjadi marah sekali. Panas hatinya karena diejek tentang
kekalahannya melawan Im-Yang Thian-Cu.
"Bagus, sekarang kau muridnya yang harus membayar hinaan
itu!" serunya dan cepat sekali tongkatnya sudah digerakkan
menyerang kepala Han Sin.
Tentu saja pemuda itu tidak berani berlaku lambat. Cepat ia
mengelak dan balas menyerang dengan pit di tangan kanannya.
Pemuda ini pernah bertanding melawan Tok-ong, sama sekali
tidak gentar biarpun nyawanya terancam bahaya maut, apa lagi
sekarang hanya melawan Kui Ek. Biarpun tingkat kepandaian Kui
Ek memang lebih tinggi darinya, namun pemuda yang gagah
berani ini sama sekali tidak menjadi jerih. Dengan sepenuh
tenaga ia mengerahkan kepandaiannya, mati-matian melawan
Ma-thouw Koai-tung Kui Ek. Ketabahan dan kenekatan pemuda
ini banyak membantunya, membuat gerakan-gerakannya jauh
lebih cepat dan berbahaya sehingga Kui Ek sendiri terpaksa
berlaku hati-hati menghadapi lawan yang tabah ini.
24 729 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Gurumu saja sudah payah melawanku, apa lagi kau!" Kui Ek
sengaja mengejek untuk membuyarkan pencurahan perhatian
(konsentrasi) lawannya yang benar-benar ulet itu. Akan tetapi
Han Sin sama sekali tidak terpengaruh, bahkan la tiba-tiba
mengibaskan kipasnya ke arah muka lawan, tubuhnya
menyelinap di bawah tongkat yang menyambar-nyambar, terus
maju sambil "memasukkan" pitnya mencoba menotok lambung
lawannya. Kui Ek terkejut dan cepat ia membanting tubuhnya ke
belakang, menggunakan tongkatnya yang ditekan pada tanah
untuk melambung lagi dan berjungkir balik ke belakang. Hanya
dengan cara begini ia dapat menyelamatkan diri. Bukan main
marahnya Ma-thouw Koai-tung Kui Ek. Serangan tadi hampir saja
mencelakakannya. Kalau sampai lambungnya terkena totokan
tadi, amat boleh jadi ia akan roboh!
"Bangsat cilik lihat pembalasanku!" teriak Kui Ek dan tongkatnya
menyambar ganas. Tongkat yang ujungnya dipasangi kaitan itu
kini bergerak dengan cepat dan kuat, membuat Han Sin repot
menangkis dan mengelak. Sebentar saja Han Sin yang memang
kalah tinggi tingkatnya, hanya mampu mempertahankan diri saja.
Kui Ek mulai lagi dengan ejekan-ejekannya sambil mendesak
terus dengan pukulan pukulan mautnya.
Han Sin dalam kerepotannya dan Kui Ek dalam kesombongannya
itu tidak dapat melihat adanya seorang gadis yang baru datang
730 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
dengan gerakan yang cepat sekali, Gadis ini adalah Lee Ing.
Setelah menolong orang-orang Tiong-gi -pai melarikan diri dari
kepungan Tok ong Kai Song Cinjin dan kawan-kawannya. Lee Ing
segera meninggalkan Nanking hendak mencari ayahnya di utara.
Akan tetapi kalau ia teringat akan sikap Han Sin, ia menjadi tidak
enak sekali. Pemuda itu menganggapnya seorang dewi,
menganggapnya Kwan lm Pouwsat, benar benai menggelikan
dan juga mengharukan. Ia harus menemui pemuda itu, pemuda yang berjiwa gagah
perkasa, dan membuktikan bahwa dia bukan seorang dewi
kahyangan, melainkan seorang gadis biasa. Sikap yang
diperlihatkan oleh Han Sin ketika menghadapi Tok-ong, benarbenar sikap seorang pemuda gagah
perkasa yang menjamah hati
nurani gadis ini. Lee Ing paling menghargai kegagahan, dan sikap
Han Sin memang sikap seorang ksatria, membuat gadis itu
tertarik sekali dan timbul rasa suka dan simpati. Maka ia merasa
tidak enak kalau pemuda itu mendewi-dewikan dia. Di samping
25 ini, iapun hendak memancing keterangan dari Han Sin tentang
ayahnya. Ketika orang-orang Tiong-gi-pai meninggalkan hutan ternpat
persembunyian mereka, Lee Ing yang bersembunyi di luar hutan
menjadi terheran-heran melihat Siok Ho dan Han Sin menuju ke
selatan, tidak seperti lain-lain kawan yang menuju ke utara. Lee
Ing juga maklum bahwa orang-orang gagah ini tentu akan
menggabungkan diri dengan pemerintah di utara, maka ia merasa
731 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
heran mengapa dua orang pemuda ini malah berangkat ke
selatan, la segan untuk muncul karena setelah apa yang ia
lakukan di Lian-bu-koan, tentu ia menjadi pusat perhatian dan
pujian, dan hal ini Lee Ing paling benci. Ia datang ke Nan-king
hanya untuk mencari ayahnya dan untuk membalas dendam
kepada Tok-ong, yang lain ia tidak perduli. la membantu Tiong-gipai adalah perserikatan yang
membela ayahnya. Ketika ia melihat Siok Ho dan Han Sin berjalan ke selatan, ia
diam-diam mengikuti mereka. Diam-diam gadis remaja ini
membuat perbandingan. Benar-benar dua orang muda yang
hebat, sama-sama gagah perkasa dan keduanya tampan. Akan
tetapi Lee Ing tetap saja lebih terpikat oleh Siok Ho, pemuda yang
gerak-geriknya halus dan ganteng sekali itu. Di luar tahunya dua
orang muda itu, Lee Ing terus mengikuti mereka dengan diamdiam dan gadis ini menjadi merah
mukanya, jengah dan malu kepada diri sendiri yang sebagai seorang gadis membandingbandingkan dua orang pemuda!
Akan tetapi di persimpangan jalan, dua orang pemuda itu
berpisahan, Siok Ho ke timur dan Han Sin ke barat. Lee Ing
menjadi bingung. Hatinya ingin ia mengikuti Siok Ho, akan tetapi
pikirannya menyuruhnya menemui Han Sin. Sampai lama ia
berdiri di persimpangan jalan, sebentar memandang ke timur,
sebentar ke barat. Hatinya bimbang sekali dan ia belum dapat


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengambil keputusan harus menyusul siapa setelah dua orang
muda itu tidak kelihatan bayangannya lagi.
732 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Tiba-tiba gadis itu melompat dan menyelinap di balik rumpun
karena telinganya yang tajam pendengarannya itu mendengar
tindakan orang dari jauh. Benar saja, tak lama kemudian
kelihatan kakek bertongkat burung berlari-lari cepat. Lee Ing
terkejut melihat bahwa kakek ini adalah Ma-thouw Koai-tung Kui
Ek Sampai di persimpangan jalan Kui Ek ragu-ragu sebentar lalu
membelok ke kanan, ke arah barat ke mana Han Sin tadi
melanjutkan perjalanannya.
26 Tentu saja Lee Ing mengkhawatirkan Han Sin yang akan
menghadapi bencana kalau sampai tersusul oleh kakek ini. Akan
tetapi, gadis ini tidak segera mengejar, menanti sampai beberapa
lama untuk melihat apakah selain Kui Ek tidak ada orang lain lagi
yang melakukan pengejaran terhadap dua orang muda itu.
Akhirnya, setelah yakin bahwa tidak ada musuh lain, ia lalu
mengejar ke barat dan melihat betapa Kui Ek seperti dugaannya,
telah mendesak Han Sin dengan tongkat burungnya yang lihai.
Gadis ini dengan marah hendak turun tangan, akan tetapi ia
mendapatkan pikiran lain dan membalikkan tubuh, menyelinap di
belakang batang pohon lalu melompat dengan gerakan seringan
burung walet ke atas pohon di atas tempat dua orang itu
bertempur. Sementara itu, Han Sin makin terdesak, tongkat Kui Ek makin
hebat mengurungnya dan agaknya sebentar lagi pemuda itu tentu
733 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
akan roboh. Wajah Han Sin penuh keringat, demikian pula leher
dan kedua lengannya, akan tetapi biarpun ia sudah lelah sekali,
biarpun napasnya sudah agak terengah-engah, sepasang
matanya masih bersinar penuh keberanian dan gerakan
sepasang senjatanya masih dahsyat dan berbahaya. Mau tidak
mau di dalam hatinya Kui Ek terpaksa memuji kegagahan
pemuda ini. Juga ia merasa penasaran sekali. Masa dia tidak
mampu merobohkan lawan muda ini dalam tiga puluh jurus"
Dengan gemas Kui Ek merobah ilmu silatnya. Sekarang ia
menggunakan tangan kanan saja untuk mainkan tongkatnya
menyerang lawan, sedangkan tangan kirinya melakukan
serangan-serangan pula dengan pukulan dahsyat. Ternyata Kui
Ek telah mengeluarkan ilmu tongkatnya yang paling dahsyat,
seperti yang ia mainkan ketika ia menghadapi Im-yang Thian-cu.
Ia selalu menyerang dengan pukulan maut, mempergunakan
ujung tongkat sehingga pemuda itu tidak sempat membalas, dan
pukulan-pukulan tangan kirinya disertai tenaga Iweekang
sepenuhnya sampai angin pukulannya menyambar-nyambar dan
membuat baju Han Sin berkibar.
"Kalau dalam sepuluh jurus kau tidak jatuh, biar aku orang she
Kui dianggap kalah saja!" kata Kui Ek mengejek sambil
memperhebat serangannya Han Sin sampai terhuyung-huyung ke
belakang karena sambaran angin serangan lawannya benarbenar hebat tak tertahankan.
734 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Celaka," pikir Han Sin. kali ini aku tewas...!
27 Akan tetapi tiba-tiba wajahnya berseri dan matanya bersinar,
terdengar ia menjawab. "Begitukah" Baik, mari kita
menghitungnya!" Kui Ek benar-benar kagum.
Pemuda itu sudah terdesak hebat. Baru terkena sambaran angin
pukulann saja sudah terhuyung ke belakang dan kiranya dalam
satu dua jurus takkan kuat menahan serangannya, namun masih
dapat menjawab dengan nada menantang! la mengirim pukulan
pertama setelah tongkatnya membuat gerakan melingkar tiga kali
di atas kepala sendiri, lalu meluncur ke arah kepala, Han Sin
dengan dahsyat. Pukulan ini disebut Rajawali Menyambar Ular Laut, hebatnya
bukan main. Kalau Han Sin menangkis, tentu kipas atau pitnya
yang dipakai menangkis akan hancur berikut lengan dan
pundaknya karena di dalam pukulan ini tersembunyi tenaga
Iweekang yang dahsyat dan jauh lebih kuat dari pada tenaga
pemuda itu. Kalau hendak mengelak, tidak mungkin karena
semua jalan keluar sudah dihadang oleh tangan kiri Kui Ek yang
siap mengirim pukulan maut!
735 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Akan tetapi hebatnya, Han Sin malah berkata lagi. "Jurus ke
satu...." dan mengibaskan kipasnya ke arah ujung tongkat yang
menyambar sambil mengajukan kaki dan merendahkan tubuh,
menikam dengan pitnya ke arah lutut lawannya, la menangkis
berbareng menyerang! Kui Ek hampir tertawa terbahak melihat kenekatan pemuda yang
dianggapnya amat tolol ini. Menangkis saja tak mungkin kuat,
bagaimana masih dibarengi dengan serangan pula" Sebelum
pemuda itu tahu akan kesalahannya, kepalanya pasti sudah
hancur! Akan tetapi tiba-tiba ia terpaksa menelan kembali
ketawanya, malah hampir ia berseru kaget ketika merasa
tongkatnya itu terpental mundur oleh kibasan kipas Han Sin. Ini
sama sekali tidak disangka-sangkanya dan ia terpaksa mencelat
mundur untuk meluputkan diri dari tusukan pit di lututnya. Hebat
sekali, pikirnya. Bagaimana pemuda ini tiba-tiba jadi sekuat itu" Kibasan kipas
tadi malah lebih kuat dari pada kibasan Im-yang Thian-cu!
Kenapa baru sekarang pemuda itu mengeluarkan ilmunya"
Ataukah hanya kebetulan saja"
Kui Ek penasaran sekali, tak mungkin pemuda ini tiba-tiba saja
berobah menjadi orang yang bertenaga Iweekang kuat sekali.
Tentu ada apa-apa yang tidak beres, la memutar tongkatnya dan
menyerang lagi, lebih dahsyat dari pada tadi. Kini tongkatnya
menghantam ke arah lambung Han Sin dari arah kiri. Batu karang
28 saja akan hancur agaknya oleh pukulan ini, apa lagi lambung
736 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
manusia dari kulit daging! Datangnya saja sudah membawa angin
dingin dan amat mengerikan.
Akan tetapi, pemuda itu memandang dengan mata tidak berkedip,
sedikitpun tidak memperlihatkan rasa takut, malah ia tersenyumsenyum sambil berkata lagi,
"Jurus ke dua.!" Memang hebat pemuda ini. Tidak saja ia tidak
takut, bahkan ia menghitung serangan lawan dan pukulan tongkat
itu ia tangkis dengan pitnya di tangan kiri. Hampir saja Kui Ek
menarik kembali pukulannya saking heran dan gelinya. Agaknya
pemuda ini sudah miring otaknya, pikirnya. Bagaimana pukulan
tongkat sehebat yang ia lakukan itu, hendak ditangkis dengan
sebatang pit kecil" Akan tetapi karena penasaran mengingat
serangannya yang pertama tadi, ia malah melanjutkan
pukulannya dengan pengerahan tenaga sekuatnya.
"Traakkl" Tongkat itu terpental dan Kui Ek melompat mundur
sampai tiga langkah. Mukanya pucat sekalil Ia memandang
kepada Han Sin yang berdiri tersenyum-senyum di depannya
seperti orang melihat setan di tengah hari. Bagaimana mungkin
ini" Tongkatnya yang kuat itu tertangkis oleh pit Han Sin menjadi
terpental seakan-akan bertemu dengan bukit baja! Dari mana
pemuda itu tiba-tiba memperoleh tenaga sehebat itu"
737 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Kalau memiliki tenaga seperti ini, mengapa tadi terdesak dan
baru sekarang mempergunakannya" Kalau memang pemuda itu
memiliki tenaga seperti itu, tentu tadi-tadi ia sudah kalah! Kui Ek
benar-benar tidak mengerti. Ia memandang kepada tongkatnya,
tidak ada apa-apa yang aneh. Apa tiba-tiba ia kehilangan
tenaganya" Merasa ragu-ragu akan diri sendiri, Kui Ek mengayun
tongkatnya ke kiri. Terdengar suara keras dan batu karang pecah
berhamburan. "Eh, Kui Ek, apa kau sudah berubah ingatan" Batu tidak apa-apa
kau pukul?" Han Sin menegur. Kui Ek makin-tidak mengerti.
Tenaganya masih baik, la mengeluarkan suara menggeram lalu
menyerang lagi, kini lebih cepat dan lebih hebat dari pada tadi.
"Jurus ke tiga!" Han Sin menghitung terus sambil menangkis atau
menyampok dengan seenaknya ke arah ujung tongkat, akan
tetapi tiap kali ia menangkis, tongkat Kui Ek pasti terpental
kembali. Kui Ek terus menyerang dan Han Sin terus menangkis
sambil menghitungi jurus dan sepuluh kali Kui Ek dibikin terheranheran karena tongkatnya selatu
29 kena ditangkis, juga karena
sampai telapak tangannya sendiri pecah-pecah kulitnya dan
berdarah sedangkan pemuda itu segar bugar berdiri di depannya
tanpa mengganti langkah atau berpindah tempat. Hal yang ajaib
telah terjadi dan ini terlalu hebat bagi Kui Ek.
738 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Sudah sepuluh jurus dan kau harus mengaku kalah, Kui Ek,"
kata Han Sin. "Aku melihat setan....!" Kui Ek menggerutu, memutar tubuhnya
dan... lari pergi dari tempat itu, dikejar oleh suara ketawa Han Sin.
Kui Ek tidak mendengar kata kata Han Sin perlahan, "Sayang,
kalau dengan tenagaku sendiri, tak mungkin kubiarkan tikus
busuk itu melarikan diri!"
"Kita bukan Giam lo-ong. tak baik mencabut nyawa orang lain!"
terdengar suara halus dan tahu-tahu Lee Ing sudah berdiri di
depan Han Sin. Pemuda ini memandang penuh kekaguman,
kemudian ia menjatuhkan diri berlutut dan berkata,
"Berkali-kali aku menerima pertolongan lihiap hingga aku masih
dapat bernapas sampai saat ini, entah bagaimana aku dapat
membalas budi itu." Lee Ing tersenyum. "Saudara Han Sin, kalau kau tidak
nemandang aku sebagai seorang dewi atau bersikap sungkansungkan seperti ini, aku sudah
senang. Orang-orang segolongan
seperti kita ini, tolong-menolong sudah jadi kebiasaan dan
sewajarnya, mengapa kau membikin aku menjadi malu dan tidak
enak saja. Harap kau suka berdiri, kita bicara seperti kawan
sendiri." 739 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Han Sin bangkit berdiri mengangkat muka menatap wajah gadis
itu penuh kekaguman, juga mukanya menjadi merah, entah
mengapa ia merasa sungkan-sungkan dan malu sekali.
"Nona memiliki kepandaian tinggi seperti Kwan Im Pouwsat,
memiliki kemuliaan seperti seorang dewi, bagaimana aku berani
mengangkat diri sejajar dengan nona dan mengaku
Segolongan?" katanya perlahan sambil menarik napas panjang.
Biarpun mulutnya bilang begitu, di dalam hatinya pemuda itu
merasa sedih dan menyesal sekali mengapa ia tidak dapat
mengimbangi kepandaian nona yang telah menundukkan hatinya
ini! 30 Lee Ing cemberut, pura-pura marah. "Saudara Liem, belum
pernah selama hidupku bertemu dengan orang yang begitu
pandai memuji seperti kau. Kalau aku tidak yakin bahwa kau.
seorang pemuda jujur, tentu kuanggap semua pujianmu ini
bujukan-bujukan belaka! Eh, saudara Han Sin, apa kau tidak suka
menganggap aku seperti orang biasa dan sebagai kawan saja?"
Han Sin menjadi gugup. "Tentu saja..." jawabnya cepat, "tentu
saja aku suka sekali. Agaknya aku yang bodoh dan tidak
berharga ini sedang dikasihani oleh Thian sehingga menemukan
nasib begini baik. Menjadi sahabatmu, nona" Aduh, tentu saja
740 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
aku senang sekali! Kalau saja aku bisa berbuat sesuatu untukmu,
katakan saja, aku siap melakukan perintahmu "
Wajah Lee Ing menjadi merah, apa lagi ketika ia melihat betapa
sepasang mata pemuda itu memandangnya, mata yang
memandang mesra, penuh kasih, penuh kekaguman. Ahh,
mengapa bukan mata Oei Siok Ho yang memandang seperti itu
kepadanya" He, mengapa teringat kepada Siok Ho lagi" Lee Ing
mencela diri sendiri dalam hatinya.
"Saudara Han Sin, aku memang sengaja mencarimu untuk minta
tolong sedikit saja...."
"Katakan lekas, aku siap melakukannya!" Lee Ing tersenyum geli
melihat sikap pemuda ini, betapapun juga sikap ini
menyenangkan hatinya. "Aku tidak minta kau melakukan sesuatu, hanya minta keterangan
tentang ayahku, mungkin kau mengetahui di mana sebetulnya
ayahku dan bagaimana keadaannya?"
"Aku mendengar bahwa kau adalah puteri Souw-taihiap,
pahlawan yang gagah perkasa itu, nona. Semenjak dahulu aku
741 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
sudah merasa kagum sekali kepada Souw-taihiap, seorang
pejuang rakyat perkasa yang rela dimusuhi para menteri dorna,
rela dikejar demi membela rakyat. Pantas saja kau ini puterinya
dan...." "Setop! Kau mulai memuji-muji lagi, bagaimana sih" Aku tanya
tentang dia, dan kau memuji-muji saja!"
Han Sin cepat-cepat menjawab, "Maaf nona. Maafkan aku yang
bicara menurutkan perasaan hati. Sebetulnya aku sendiri juga
31 tidak begitu mengerti jelas apa yang telah terjadi dengan Souwtaihiap. Menurut yang kudengar dari
kawan-kawan di Tiong-gipai, Souw-taihiap telah berhasil diselamatkan dan kini berada di
utara. Akan tetapi, agaknya tempatnya itu tersembunyi karena tak
seorangpun yang mengetahui. Hal inipun tidak aneh karena
banyak orang memusuhi Souw-taihiap, malah banyak orang
kang-ouw yang berusaha mendapatkannya karena pengkhianatpengkhianat macam Auwyang-taijin
menjanjikan hadiah besar sekali bagi siapa yang dapat menangkap Souw-taihiap, hidup
atau mati. Tentu saja tempatnya itu disembunyikan dan
dirahasiakan oleh raja muda di utara."
Lee Ing mendengarkan dengan penuh perhatian, kemudian
mengangguk-angguk. "Terima kasih atas keteranganmu ini,
saudara Han Sin. Bagaimanapun juga, kalau mengetahui bahwa
742 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
ayah tidak berada di tangan musuh, hatiku sudah menjadi lega.
Aku akan menyusul dan mencari ke utara."
"Akupun sedang menuju ke Peking!" seru Han Sin gembira sekali
mendengar gadis itu hendak pergi setujuan dengan dia.
Lee Ing mengerling dan tersenyum mengejek. "Hemm, menurut
pendapatku, kau sekarang ini tidak sedang menuju ke utara,
melainkan ke selatan, saudara Han Sin!"


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Han Sin sadar akan kesalahannya bicara, maka ia cepat-cepat
menyambung, "Aku memang akan menyusul kawan-kawan ke utara, hanya aku
bertugas untuk menghubungi orang-orang gagah di sepanjang
Sungai Hsiang-kang, terus ke Bukit Ta-liang-san untuk mencari
kawan-kawan satu haluan dan memperingatkan orang-orang
gagah agar mereka jangan sampai terbujuk membantu menterimenteri durna di Nan-king."
Lee Ing mengerutkan kening. "Mengapa begitu" Apakah di utara
kekurangan orang gagah?"
Hina Kelana 19 Wiro Sableng 022 Siluman Teluk Gonggo Budi Kesatria 22
^