Pusaka Gua Siluman 11
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo Bagian 11
sekarang belum punya anak, berjanjilah kalau kelak isterimu
melahirkan anak, anak itu harus diserahkan kepadaku mulai
berusia sepuluh tahun sampai lima belas tahun."
14 Hampir tidak kedengaran saking perlahannya jawaban Han Sin,
"Locianpwe, aku tak berani berjanji karena..... karena aku belum
mempunyai isteri." "Eh, begitukah" Sayang sekali! Tapi tentu sudah bertunangan
dan sebentar lagi akan menikah....."
"Juga belum!" jawab Han Sin cepat-cepat. Wajahnya tidak
membayangkan sesuatu, namun di dalam hatinya kakek she Bu
ini girang sekali. Syaratnya tadi hanya merupakan "jalan
memutar" untuk mengetahui apakah pemuda mi sudah ber-isteri
ataukah bertunangan. Ternyata sekarang bahwa pemuda ini
masih belum ada ikatan Kalau saja ia dapat menarik pemuda ini
sebagai mantunya, akan puas dia dan perkara memberi cbat
kepada keluarga Ciong merupakan hal yang tak penting lagi.
"Kalau begitu sukar," katanya mengerutkan kening. "Akan tetapi
melihat kesungguhanmu hendak menolong mereka, juga
mengingat bahwa kau adalah murid Im-yang Thian-cu yang
828 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
kukenal baik, mengingat lagi bahwa kau adalah utusan Tiong-gipai yang berarti kawan
seperjuangan, biarlah aku mengalah dan
boleh kau membawa obatku untuk diberikan kepada mereka
Adapun tentang balas jasa, aku hanya akan minta tolong darimu
setelah kau memberikan obat itu kepada mereka. Berjanjilah
untuk datang kembali ke sini dan akan memenuhi permintaanku
dengan suka hati." Dapat dibayangkan betapa girangnya hati Han Sin. Saking girang
dan terima kasih, ia lalu menyimpan senjatanya dan menjatuhkan
diri berlutut di depan kakek itu. "Locianpwe berpemandangan
luas, dan sudi mengalah, benar-benar menjadi bukti bahwa
locianpwe seorang gagah yang berbudi luhur. Tentu saja saya
akan memenuhi undangan locianpwe dan akan memenuhi segala
permintaan locianpwe, suatu hal yang dapat saya lakukan
mengingat kebodohan saya."
"Akupun takkan minta yang bukan-bukan atau yang tak dapat kau
lakukan," kata Bu Kam Ki. Kemudian iapun memberikan tiga
bungkus obat bubuk kepada Han Sin. Pemuda ini menerimanya
dengan girang, lalu berpamit mengundurkan diri. Lee Ing diam
saja, hanya mengikuti pemuda itu dan sekarang mereka terpaksa
harus berjalan kaki karena kuda mereka sudah tewas oleh Bu
Lee Siang. 829 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
15 "Nona Souw. semua ini adalah rejekimu. Tak kusangka akan
semudah itu kesudahannya," kata Han Sin girang sekali.
"Kau tolol....!" Han Sin sampai meloncat karena ujung kakinya
tertumbuk batu saking kagectnva mendengar ucapan ini.
"Apa...." Mengapa?" Ia bertanya gagap, memandang wajah nona
itu dengan muka merah. Lee Ing cemberut, benar-benar marah.
"Kau terlalu baik hati, karenanya tolol. Orang yang lemah dari
terlalu baik hatinya suka melakukan perbuatan tolol. Baru satu
kali bertemu dengan kakek tua bangka she Bu itu. begitu saja kau
berjanji akan memenuhi sebala permintaannya. Hemm...!"
Han Sin tersenyum lega. Tadinya ia sudah khawatir sekali kalau
kalau terjadi sesuatu yang hebat sampai nona itu perlu
memakinya tolol. Kiranya hanya urusan itu saja.
"Nona Souw yang baik. Bukankah menolong sesama hidup
adalah tugas utama orang gagah" Kau sendiri hanya pada
lahirnya saja seperti yang tidak acuh akan tetapi bukankah kau
sudah menolong nyawaku beberapa kali tanpa kuminta." Ciongenghiong minta tolong kepadaku
maka aku berusaha 830 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
menolongnya, sedangkan Bu-locianpwe juga minta tolong, tentu
saja aku bersedia menolong. Jangankan diminta, kau yang tidak
pernah dimintai tolong selalu bersiap sedia menolong
sesamanya. Nona Souw, bukankah kaupun setali tiga uang,
sama saja dengan aku dalam hal ini, malah lebih hebat lagi?"
"Tentu saja aku suka menolong orang. mengapa tidak" Akan
tetapi tidak membina seperti kau! Aku menolong orang setelah
melihat apa macam orangnya dan bagaimana duduk perkaranya.
Tidak seperti kau. belum tahu apa yang akan diminta oleh tua
bangka Bu. lebih dulu sudah berjanji memenuhinya."
"Jangan khawatir, nona. Bu locianpwe adalah seorang gagah
perkasa yang ternama, tentu ia tak kan minta yang bukan-bukan."
"Hemm... kita sama lihat saja, hmmm, dia punya anak gadis..."
"Apa maksudmu, nona?" Han Sin memandang heran.
Akan tetapi Lee Ing sudah melanjutkan perjalanannya, malah
menggunakan ilmu lari cepat sehingga Han Sin terpaksa
mengerahkan tenaga untuk mengimbangi kecepatan nona yang
luar biasa itu. 831 16 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Dia punya anak gadis...." kembali Lee Ing bersungut-sungut
"...anak gadis yang sudah menjadi janda kembang sebelum
kawin... hemmm...!" Han Sin merasa heran mengapa gadis ini membawa-bawa puteri
Bu Kam Ki. Akan tetapi melihat gadis itu cemberut dan
kelihatannya tak senang hati, ia tidak berani bertanya-tanya lagi,
tahu bahwa toh ia takkan mendapat penjelasan yang
memuaskan. Belum lama berdekatan dengan gadis ini, ia seperti
telah mengenal baik wataknya yang aneh dan sulit dimengerti.
Ketika mereka tiba di rumah keluarga Ciong yang letaknya
terpencil di tengah-tengah daerah berhutan, hari telah mulai gelap
dan mereka mempercepat lari mereka ketika baru saja memasuki
hutan pertama. Untung mereka dapat sampai di rumah keluarga
itu, karena tadinya dua orang muda-mudi ini kehilangan jalan di
dalam hutan dan tidak tahu ke mana jurusan rumah Ciong Thai.
Sampai lama mereka berputar-putar di dalam hutan dan
beberapa kali melompat naik ke atas pohon besar, namun tidak
kelihatan sinar api dari rumah yang mereka pergunakan sebagai
penunjuk jalan. Tiba-tiba kelihatan api bernyala sebentar di
jurusan kanan. Mereka memburu ke arah tempat itu, akan tetapi
kembali ada sinar api di depan, agak jauh.
832 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Barangkali kalau benar di dunia ini ada setan, itulah agaknya,"
Han Sin mengomel, mendongkol juga karena merasa
dipermainkan oleh api itu.
"Hanya orang-orang sial bertemu dengan setan dan kalau benar
itu setan, memang kita ini sedang sial!" kata Lee Ing dan di dalam
suara gadis itu Han Sin mendengar suara hati gadis itu yang
menimpakan kesalahannya kepadanya seakan-akan ia mendengar bisikan hati gadis itu mencelanya. "Kau yang
membawa sial, tahu?"
Diam-diam ia mengakui hal ini dan memang sudah sepatutnya
gadis ini marah dan mendongkol kepadanya. Kalau tidak karena
dia. tentu Lee Ing tidak akan bertemu dengan keluarga Ciong,
takkan ikut ke rumah Bu Kam Ki dan tidak akan kehilangan jalan
malam-malam di dalam hutan yang gelap lagi dingin Semuanya
karena dia. Karena dia?"
17 "Nona Souw....."
"Eh, saudara Han Sin, kau kenapakah?" Lee Ing terkejut dan
heran mendengar suara pemuda itu tergetar. Sayang ia tidak
dapat melihat wajah pemuda itu yang memandang ke arah dia
dengan muka sebentar merah sebentar pucat.
833 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Nona Souw yang mulia, entah bagaimana aku kelak dapat
membalas budimu. Biarlah di dalam penghidupan yang akan
datang kelak aku menjelma menjadi kuda atau anjing untuk dapat
melayanimu." Pada masa itu, ucapan seperti kalimat terakhir ini memang sering
digunakan orang di Tiongkok. Orang-orang semua percaya akan
kelak akan kembali (reincarnation) maka untuk menyatakan
terima kasih atas hutang budi, orang berjanji kelak akan
menjelma menjadi kuda atau anjing untuk membalas budi.
"Aku.... aku tidak butuh kuda, biar di lain penjelmaan sekalipun.
Apa lagi di dalam hutan malam-malam gelap seperti ini. kuda
untuk apa sih?" Lee Ing berjenaka, sama sekali tidak tahu bahwa
pemuda di depannya itu bicara dengan sepenuh hatinya dan
dengan sungguh-sungguh sekali.
"Anjing juga tidak butuh?" tanya Han Sin penuh harap.
"Aku biasanya tidak suka anjing, biar di lain penjelmaan juga tidak
suka, akan tetapi sekarang aku akan lebih merasa girang kalau
kau berobah menjadi anjing karena binatang itu biasanya pandai
sekali mencari jalan kalau kita kehilangan jalan. Eh, Liem twako,
834 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
kau ini apa sudah kemasukan siluman di hutan ini" Kok bicara
tentang anjing dan kuda segala macam. Lebih baik lekas kita
berusaha mencari jalan keluar kalau tidak kita akan terpaksa
bermalam di dalam hutan bergelap-gelap!"
"Nona Souw, kau mengganggap aku main-main. Biarlah aku
bersumpah, dalam penghidupan sekarang aku akan bersetia
kepadamu sampai mati, setia melebihi anjing atau kuda."
"Sudahlah, gelap-geap kau bicara aneh-aneh, membikin bulu
tengkukku meremang semua. Lihat, tuh di sana nyala api yang
nampak lagi." 18 Han Sin memandang ke depan dan benar saja, nyala api yang
aneh itu nampak lagi. Cepat mereka menuju ke tempat itu, nyala
api itu maju terus dan mereka menjadi amat girang ketika
mendapat kenyataan bahwa nyala api itu membawa mereka ke
jalan atau lorong di hutan itu yang mereka lalui tadi ketika ke
rumah Bu Kam Ki! Setelah mengikuti nyala api itu beberapa lama, tiba-tiba apinya
padam dan mereka mendapatkan kenyataan bahwa mereka telah
berada di depan rumah keluarga Ciong. Terhyata api tadi sengaja
menjadi petunjuk jalan bagi mereka.
835 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Agaknya Ciong-enghiong sudah tahu bahwa kita berhasil maka
dia sengaja memberi petunjuk jalan kepada kita," kata Han Sin.
Lee Ing diam saja dan mengikuti pemuda itu memasuki halaman
rumah. Akan tetapi Han Sin menjadi ragu-ragu ketika di depan
pintu ia disambut oleh Ciong Thai, Giam Loan, dan Ciong Sek
yang berdiri dengan muka pucat dan lesu. Dengan penuh gairah
Ciong Thai bertanya. "Bagaimana, Liem-hiante"
menolong kami?" Berhasilkah" Maukah Bu-lohiap "Bu lohiap telah demikian baik hati untuk menolong nyawa sam-wi
(saudara bertiga) dan telah memberikan obat itu kepadaku."
jawab Han Sin, agaknya tak senang hatinya karena orang yang
ditolongnya itu datang-datang menanyakan kepentingan dan
kebutuhan sendiri dan sama sekali tidak perduli orang lain yang
setengah mati mencari obat.
"Bagus sekali! Aku sudah menduga kalau kau yang pergi pasti
berhasil! Mana obat itu, Liem-hiante?" Ciong Thai segera
menghampiri Han Sin dengan wajah girang, juga Giam Loan
melompat dekat sambil tersenyum senyum manis, sedangkan
Ciong Sek tertawa lebar. Ketiga orang yang tadinya muram
836 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
seperti lampu kehabisan minyak sekarang berseri-seri mendapat
tambahan minyak baru. 19 "lni obatnya." Han Sin menyerahkan bungkusan tiga buah itu
yang cepat diterima oleh Ciong Thai dan langsung dibagikan
kepada isteri dan adiknya, seorang sebungkus. Bukan main
girangnya hati Ciong Thai, la merangkul Han Sin dan pemuda ini
merasa betapa lehernya menjadi basah oleh air mata jago
Lembah Yang ce ini. Hati pemuda yang baik ini seketika menjadi
lemas dan lenyaplah rasa mendongkolnya tadi, terganti rasa
terharu. "Thio Sam! Kai Beng, Lekas siapkan pesta penghormatan bagi
Liecm-taihiap dan lihiap!" Secara mendadak Ciong Thai
menyebut taihiap (pendekar besar) kepada Han Sin dan lihiap
(pendekar wanita) kepada Lee Ing, Kemudian ia menarik lengan
Han Sin sedangkan Giam Loan menarik lengan Lee Ing. diajak ke
ruangan dalam yang lebih lebar dan diterangi oleh banyak lilin
besar yang penuh hidangan! Orang telah menanti kedatangan
mereka dan siap menyambut dengan pesta!
Akan tetapi Lee Ing masih bersikap kaku, dengan sekali renggut
saja ia telah melepaskan lengannya dari tarikan Giam Loan Akan
tetapi nyonya muda itu tidak menjadi tak senang, malah sambil
tersenyum ramah ia membungkuk-bungkuk mempersilahkan Lee
Ing jalan dulu ke ruang dalam. Karena melihat Han Sin telah
837 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
berjalan masuk, terpaksa Lee Ing juga mengikutinya. Kalau
menurutkan perasaan hatinya, ia lebih suka segera meninggalkan
rumah orang-orang ini pada malam itu juga, biar malam dingin
gelap. Entah mengapa, di dalam hatinya Lee Ing amat tidak suka
kepada tiga orang ini, terutama sekali Giam Loan. Akan tetapi,
kejengkelannya berkurang ketika ia melihat Ciong Swi Kiat, bocah
gundul mata gede itu sudah menanti di dalam ruangan itu, berdiri
di sudut dengan sikap seperti seorang pelayan. Kebalikan dari
orang tuanya, bocah ini mendatangkan rasa kasihan dalam hati
Lee Ing. "Taihiap dan lihiap tentu lelah dan lapar setelah melakukan
perjalanan jauh dan tugas berat, silahkan makan sekedarnya dan
minum arak sebagai penghormatan dan ucapan terima kasih
kami," kata Ciong Thai mempersilahkan dua orang muda-mudi itu
yang kini diperlakukan seperti dua orang tamu agung.
Sibuklah tuan rumah melayani dua orang itu dibantu oleh Thio
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sam dan Ho Kai Beng yang sudah agak sembuh dari lukalukanya. Juga Ciong Swi Kiat tadinya
bantu melayani, akan tetapi
melihat anak itu kadang-kadang memandang ke arah masakan
dengan mata melotot dan mulut komat kamit kadang-kadang
20 menelan ludah, Lee Ing lalu menarik tangannya disuruh duduk
ikut makan minum. 838 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Ciong Thai hanya tersenyum saja melihat ini, akan tetapi mata
Lee Ing yang tajam dapat melihat kilat mata kemarahan terpancar
keluar dari sepasang mata Giam Loan yang biasanya genit
dikerling ke arah Han Sin itu. Dengan secara terbuka sekali
nyonya muda yang genit itu melempar senyum dan kerling tajam,
mengajak main mata kepada Han Sin. Hal ini saja sudah
mempertebal rasa tak suka dalam hati Lee Ing.
Dengan gaya dibuat-buat Ciong Sek menuangkan arak dari guci
ke dalam cawan Han Sin dan Lee Ing, lalu berdiri menjura dan
mengangkat cawannya sendiri setelah ia dengan sikap hormat
memberikan cawan-cawan yang diisinya tadi kepada Han Sin dan
Lee Ing. "Ji-wi yang sudah menolong nyawa siauwte dari bahaya maut,
harap sudi menerima penghormatan siauwte dengan secawan
arak ini!" Matanya menatap wajah Lee Ing dengan penuh
kekaguman dan senyumnya senyum memikat, akan tetapi
biarpun wajah pemuda ini tampan juga, dalam pandang mata Lee
Ing yang membencinya nampak seperti muka monyet cengarcengir.
"Sudah terlalu banyak aku minum," katanya mencela dan hendak
menolak akan tetapi melihat Han Sin tanpa ragu-ragu minum
839 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
araknya, iapun lalu meneguknya habis. Arak yang disuguhkan
oleh tuan rumah memang enak, manis dan harum.
"Akupun tidak mau ketinggalan. Ji-wi yang mulia harap sudi
minum secawan arak penghormatanku!" kata Giam Loan sambil
tersenyum- senyum, lalu cepat-cepat ia menuangkan arak dari
sebuah guci putih ke dalam cawan Lee Ing dengan cepat,
kemudian iapun menuangkan arak ke dalam cawan di depan Han
Sin. la mengambil cawan-cawan itu dan menyodorkan kepada
Lee Ing dan Han Sin. matanya basah memandang Han Sin dan
bibirnya yang merah itu tersenyum memikat.
Ingin Lee Ing menampar cawan itu, akan tetapi sebagai tamu
tentu saja ia dapat menahan hatinya, hanya menolak dan
berkata, "Sudah cukup, aku tidak mau minum lagi. Sekarang kau yang
menawarkan arak, nanti tentu suamimu lagi! Apa orang kira kami
21 ini gentong arak yang bisa begitu saja diisi arak sampai
sepenuhnya?" kata Lee Ing setengah marah setengah berkelakar,
dan tidak mau menerima cawan yang disodorkan oleh Giam
Loan. 840 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Lihiap apakah tidak sudi menerima penghormatan sebagai tanda
terima kasih dari seorang yang telah lihiap tolong nyawanya?"
Kata-kata ini dikeluarkan oleh Giam Loan dengan suara sedih
dan mata nyonya muda ini telah pula menitikkan air mata. Namun
Lee Ing tetap tidak mau menerima.
"Nona Souw, tak baik menolak penghormatan orang. Lagi pula,
tambah satu dua cawan saja sih apa artinya" Hitung-hitung kita
ikut merayakan keluarga Ciong yang hari ini terbebas dari
kematian berkat kebaikan hati Bu-locianpwe." kata Han Sin yang
sudah menerima cawannya. Lee Ing mengerutkan kening, lalu menyambar cawan itu dari
tangan Giam Loan dan berkata kepada Han Sin, "Biarlah aku
sekali lagi menurut, akan tetapi setelah minum-minum arak
sampai mabok kita harus segera melanjutkan perjalanan
meninggalkan tempat ini. Kalau kau tidak mau kau boleh tinggal
selamanya di sini, aku akan pergi sendiri!"
Han Sin terkejut. Tidak mengira bahwa gadis itu akan marah
sekali seperti itu. Ia -tidak tahu betapa hati Lee Ing sudah panas
melihat lagak Giam Loan yang genit dan melirik-lirik Han Sin
sambil tersenyum tak tahu malu.
841 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Cici. mengapa memaksa nona ini minum Pek-in-ciu" Kalau dia
tidak mau, sudahlah jangan dipaksa!" tiba-tiba terdengar Ciong
Swi Kiat berkata. "Tutup mulutmu!" Giam Loan membentak.
"Swi Kiat, jangan mencampuri urusan orang tua!" Ciong Thai juga
menegur puteranya. "Pek-in-ciu" Arak apakah ini?" tanya Lee Ing sambil bergantian
memandang wajah tiga orang di depannya. Lee Ing memang
belum pernah mendengar tentang arak Pek-in-ciu (Arak Awan
Putih). Hatinya yang penuh kecurigaan merasa tidak enak,
menyangka arak itu dicampuri racun. Cepat tangan kirinya
mencabut sebuah peniti perak dan dicelupkannya ke dalam
22 cawan. Akan tetapi peniti itu tidak berubah hitam, tanda bahwa di
dalam arak tidak ada racunnya, juga arak itu baunya harum biasa
saja. Ciong Thai tertawa. "Harap lihiap jangan curiga. Disebut Pek-inciu oleh karena kesempurnaan arak
istimewa ini terdapat dari
hawa awan putih. Membuatnya adalah menjemur arak ini di
waktu udara terang dan awan putih memenuhi angkasa raya.
842 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Arak ini baik sekali dan sudah puluhan tahun usianya! Mari kita
minum!" Han Sin sudah mengangkat cawannya ke mulut, dan Lee Ing
menjadi merah mukanya karena ia merasa malu juga sudah
memperlihatkan keraguan dan kecurigaan. Diapun sudah
mengangkat cawannya. akan tetapi tiba-tiba ia menunda lagi dan
menoleh karena mendengar suara di jurusan jendela.
"Tahan, jangan diminum arak itu!" terdengar suara dari luar
jendela dan muncullah kepala.... Bu kam Ki dari balik jendela.
Wajah kakek itu nampak sungguh sungguh dan marah. "Arak
Pek-in-ciu akan membikin kalian mabok. Dasar orang-orang
muda hijau mana bisa menghadapi bangsat-bangsat seperti
keluarga Ciong?" "Bu-locianpwe... arak ini tidak apa-apa..." kata Han Sin karena dia
sendiri tadi melihat Lee Ing telah memeriksa arak itu.
"Bodoh, coba suruh Ciong Thai dan bininya minum arak iiu.
Hayo!" 843 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Akan tetapi di luar dugaan, ketika melihat munculnya orang tua
ini. Ciong Thai, Giam Loan, dan Ciong Sek sudah menuangkan
bungkusan obat yang dibawa Han Sin tadi ke dalam cawan arak
mereka lalu meminumnya sekali teguk. Melihat ini, Lee Ing
hendak menghalangi, kalau betul mereka hendak meracuninya
tak pantas mereka diberi obat, pikirnya.
"Biarkan saja mereka minum obat!" Bu Kam Ki mencegah melihat
Lee Ing bergerak. Setelah minum obat, Ciong Thai tersenyum
menghadapi Bu Kam Ki. "Bu-lohiap benar-benar hendak membusukkan nama kami. Arak
Pek-in-ciu memang arak keras dan mungkin sekali jiwi taihiap ini
23 akan mabuk meminumnya. Akan tetapi apa salahnya itu" Mereka
tidak akan binasa!" Lee Ing sudah menaruh lagi cawan araknya ke atas meja. Juga
Han Sin mulai curiga, karena kalau hanya memberi hormat untuk
pernyataan terima kasih, mengapa harus menggunakan arak
yang dapat memabokkan orang" la lalu teringat akan sinar mata
Ciong Sek yang penuh gairah dan kecabulan kalau pemuda itu
memandang kepada Lee Ing, dan diam-diam Han Sin
mengeluarkan keringat dingin. Benar-benarkah dia telah
dikhianati oleh orang-orang yang telah ditolong nyawanya ini"
Betulkah ucapan Bu Kam Ki bahwa tiga orang ini bukanlah
manusia-manusia yang patut ditolong dan dijadikan sekutu"
844 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Sementara itu, mendengar omongan Ciong Thai, Bu Kam Ki
tertawa bergelak. Tubuhnya bergerak dan dengan ringannya ia
telah melompat ke dalam ruangan itu.
"Ha-ha-ha, orang she Ciong! Puteramu yang kau sia-siakan ini
jauh lebih berharga dari pada kau, maka dia tadi mencegah
binimu menyuguhkan Pek in-ciu. Memang betul arak ini hanya
memabokkan, akan tetapi apa kau kira aku tidak pernah
mendengar bagaimana kalian menggunakannya" Berapa
banyaknya gadis-gadis tak berdosa yang menjadi korban arakmu
ini di tangan adikmu Ciong Sek" Dan berapa banyak pula
pemuda-pemuda vang jatuh oleh binimu karena arak ini"
Hemmm. Ciong Thai. kau ini mengaku gagah akan tetapi tak lain
hanya seekor kura-kura yang bodoh, membiarkan adik dan bini
rnencoreng arang di mukamu, melumuri kotoran pada namamu.
Dengan menyuguhkan arak kepada dua orang muda ini, kalian
hanya hendak menghormati" Ha-ha-ha, anak kecil seperti
anakmu inipun sudah dapat mengerti maksud-maksud jahat adik
dan binimu!" Lee Ing marah bukan main. Ia menyambar cawan itu dan sekali
tangannya, bergerak, isinya telah muncrat menyerang muka tiga
orang keluarga Ciong. Hanya Ciong Thai yang dapal mengelak,
sedangkan Giam Loan dan Ciong Sek yang tadi merasa terkejut
dan takut, merasa muka mereka ditusuk-tusuk jarum ketika
tetesan-tetesan arak itu nengenai kulit muka. Mereka bertiga
terkejut dan seperti mendapat komando. mereka melompat dan
845 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
melarikan diri dari pintu belakang. Menghadapi seorang Bu Kam
Ki atau seorang Souw Lee Ing saja mereka takkan menang. apa
lagi kalau kakek dan gadis ini maju bersama! Lee Ing hendak
mengejar, akan tetapi Bu Kam Ki mencegah.
24 "Tak perlu dikejar, nona. Merekapun akan mampus dalam tiga
han lagi oleh pukulanku kemarin dulu. Obat yang dibawa dan
diminum mereka tadi hanya bubuk gandum vang tidak ada
artinya. Aku sudah dapat menduga bahwa mereka akan berlaku
khianat maka aku sengaja diam-diam datang pula ke sini."
"Jadi tadipun kau orang tua vang memberi petunjuk jalan dengan
nyala api?" tanya Lee Ing sambil tersenyum.
"Kau cerdik, lebih cerdik dari pada Liem-sicu ini." Kakek itu
tertawa bergelak. "Bu-locianpwe, saya melakukan kewajiban dengan sungguh hati,
datang menghadap locianpwe dengan penuh kejujuran hati,
mengapa locianpwe menipu saya dengan memberikan obal
palsu?" Han Sin memprotes dengan kening berkerut. Pemuda ini
wataknya gagah dan jujur, tentu saja tidak suka akan segala
perbuatan yang tidak terus terang dan segala macam tipu-tipuan.
846 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Orang muda, hatimu terlalu baik, karenanya kadang-kadang
lemah. Terhadap orang orang macam mereka, bagaimana kau
suka memberi obat" Kecuali kalau mereka mau memenuhi
syaratku. Sekarang, tinggal kau yang memenuhi janjimu untuk
datang ke rumahku dan memenuhi permintaanku."
"Yang locianpwe maksudkan, datang ke rumah locianpwe?"
"Tentu, apa kau sudah melupakan janjimu?"
Han Sin diam saja, melirik ke arah Lee Ing. Bagi dia sendiri, tentu
saja ia tidak menaruh keberatan untuk mengunjungi rumah kakek
itu, apa lagi dia memang sudah berjanji hendak mengunjunginya.
Akan tetapi mengajak Lee Ing sekali lagi keluyuran melalui hutan
di tengah malam, benar-benar membuat hatinya tidak enak
sekali. "Kakek tua, kau cerewet benar, bawel seperti nenek-nenek!" Lee
Ing mencela, hatinya mendongkol. "Masa sudah malam lagi gelap
kau menyuruh kami melalui hutan belukar itu" Biarpun rumahmu
tidak berapa jauh, setidaknya pada tengah malam baru akan
sampai di sana. Kalau kau ada perlu dengan Liem-twako, katakan
saja di sini apa sih salahnya?"
847 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
25 "Kau ini masih ada hubungan apakah dengan orang muda ini
maka turut-turut mencampuri urusan?" Kakek Bu itu membentak
tak senang. Ditegur begini, muka Lee Ing menjadi merah dan ia gelagapan,
tak tahu bagaimana harus menjawab. Memang kalau dipikir-pikir,
ia sih tidak mempunyai hubungan apa-apa dengan Liem Han Sin
kecuali sebagai teman seperjalanan! Melihat keadaan gadis ini
serba salah dan gelagapan, Han Sin cepat menjawab pertanyaan
ini. "Bu-locianpwe, nona Souw hanyalah teman baik dan penolongku,
tidak ada hubungan apa-apa. Akan tetapi karena nona Souw
sudah banyak menolongku, tidak berani aku membikin dia repot
lagi. Maka yang diusulkannya tadi memang betul, harap
locianpwe suka menyampaikan di sini saja apa yang dapat saya
lakukan untuk locianpwe."
Bu Kam Ki adalah seorang tokoh kang-ouw yang berwatak aneh,
juga ia terlalu perduli akan aturan-aturan yang mengikat
kebebasan seseorang. Oleh karena itu, iapun tidak ragu-ragu dan
tidak sungkan-sungkan lagi untuk menyampaikan niatnya dengan
kata-kata. 848 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Liem Han Sin, kau murid Im-Yang Thian-Cu dan anggauta Tionggi pai, benar amat cocok dengan
keluargaku. Oleh karena itu,
mengingat akan pengutaraanmu tadi bahwa kau belum beristeri
dan belum bertunangan, maka aku mengambil keputusan untuk
menarik kau sebagai jodoh anak perempuanku. Bu Lee Siang."
Saking kaget dan bingungnya mendengar usul yang sama sekali
tidak disangkanya ini, Han Sin sampai berdiri bengong tak dapat
menjawab, hanya memandang bengong kepada kakek itu.
Tiba-tiba Lee Ing tertawa cekikikan, menutupi mulutnya dengan
tangan akan tetapi tetap saja suara ketawanya membanjir keluar
tak dapat dicegah lagi. Han Sin menoleh dan kini memandang
kepada Lee Ing, tidak bengong lagi melainkan penuh
permohonan tolong dalam pandang matanya. Juga Pek-kong-sinciang Bu Kam Ki menoleh dan
memandang kepada gadis itu,
akan tetapi dengan pandang mata marah.
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Hi-hi-hi, sudah kuduga... sudah kuduga...!" kata Lee Ing
menahan ketawanya sambil memandang pemuda itu.
"Apa yang kau duga" Apa yang kau ketawai?" Bu Kam Ki
membentak marah kepada Lee Ing.
26 849 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Sejak tadi Lee Ing selalu bersikap dan bicara kasar kepadanya,
akan tetapi sebagai seorang tokoh besar dunia kang-ouw, ia
sudah biasa dengan sikap yang aneh-aneh, maka ia tidak
mengambil perduli. Akan tetapi sekarang, ia berada dalam
keadaan sungguh-sungguh dan ia merasa tidak senang kalau
ada orang mentertawainya. Kalau Bu Kam Ki tidak mengerti
mengapa gadis itu tertawa. adalah Han Sin yang sekarang
teringat akan kata-kata yang keluar dari mulut gadis itu di dalam
hutan, dalam gelap-gulita tadi tentang gadis dan janda kembang!
Memang benar gadis ini telah dapat menduga bahwa Bu Kam Ki
tentu akan minta dia menerima pinangannya menjadi jodoh
anaknya, gadis yang belum menikah akan tetapi sudah janda
kembang itu karena ditinggal mati oleh tunangannya. Bagaimana
Lee Ing bisa tahu" Benar-benar ajaib sekali gadis pujaannya,
gadis yang sekaligus merampas hatinya, yang tiada keduanya di
dunia ini. Kawin dengan puteri Bu Kam Ki" Tidak, biarpun dengan
seorang bidadari dari kahyangan sekali, ia tak mau menikah
setelah dalam hidupnya ia bertemu dengan seorang dara seperti
Lee Ing! Bukankah tadi di dalam gelap ia telah bersumpah akan
bersetia sampai mati kepada Lee Ing" Bagai mana dia bisa
menikah dengan orang lain"
"Maaf, Bu-lecianpwe. Bukannya saya tidak menghargai budi
kecintaan dan kepercayaan locianpwe kepada saya, akan tetapi
tentang perjodohan..."
850 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Angin malam yang menerobos masuk dari jendela membuat lilinlilin di dalam ruangan itu
bergerak-gerak apinya sehingga wajah
Bu Kam Ki sukar dilihat, tertutup bayangan yang bergerak-gerak.
Akan tetapi mendengar suaranya mudah diduga bahwa ia marah
sekali. Tadi ia sudah marah karena merasa ditertawai oleh Lee
Ing, sebelum ia mendapat jawaban dari Lee Ing tentang apa yang
diketawainya. sekarang Han Sin secara terang-terangan menolak
mentah-mentah pinangannya!
"Ingat janjimu, orang muda.."
"Saya masih ingat baik-baik locianpwe. Saya bersedia memenuhi
permintaan locianpwe untuk urusan yang dapat saya lakukan,
bukankah demikian" Dan perkara perjodohan, betul-betul saya
tidak sanggup melakukan. Kalau urusan lain yang locianpwe
minta, biar kerja keras dan jalan jauh kiranya masih akan dapat
27 saya lakukan." "Jangan plintat-plintut bicara di hadapanku, tahu" Bukankah tadi
kau bilang bahwa kau belum punya isteri atau tunangan, berarti
kau masih bebas" Sekarang, aku hendak menjodohkan kau
dengan anakku, apa halangannya maka kau menolak" Hayo
katakan apakah anakku kurang cantik" Kurang pandai?" Benarbenar kakek itu sudah marah.
851 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Mendengar ucapan ini, kembali Lee Ing tertawa kecil. Sekali lagi
naik darah dalam kepala Bu Kam Ki. Kalau gadis itu tertawa di
saat lain, masih tidak mengapa, akan tetapi pada saat itu benarbenar suara ketawa ini merupakan
minyak bakar dalam api menyala. "Kau ketawa lagi ada apakah, monyet betina?"
"Lutung tua. ketawa atau menangis tidak dikenakan pajak, siapa
melarang" Kau yang ditolak pinanganmu boleh menangis
sepuasmu, aku yang melihat kelucuan ini boleh ketawa sesukaku,
kau mau apa" Orang lain yang menolak pinanganmu kok kau
marah-marah kepadaku, apa kau sudah sinting?"
"Bocah sinting! Apa kau tidak tahu bicara dengan siapa, berani
kurang ajar seperti itu?" Bu Kam Ki melangkah maju, kedua
lengannya sudah gemetar karena ia menahan-nahan nafsunya
hendak memukul. Kalau tidak ingat bahwa Lee Ing hanya
seorang gadis muda yang sebaya dengan anaknya, tentu taditadi ia sudah menjatuhkan tangan
besi. "Tua bangka!" Suara Lee Ing sekarang juga terdengar sungguhsungguh dan ketus sekali. "Aku
bicara dengan Pek-kong-sin852
Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
ciang Bu Kam Ki, seorang tua bangka yang mengaku-aku
sebagai bekas pahlawan, bekas patriot bangsa pembela rakyat
yang gagah perkasa dan budiman, akan tetapi ternyata setelah
tua menjadi seorang yang tak tahu malu, mengandalkan
kepandaian untuk menindas orang lain dan tidak saja
menjatuhkan tangan maut kepada keluarga Ciong yang belum
diketahui kesalahannya, akan tetapi juga memaksa seorang
pemuda menjadi mantunya. Cih, tak tahu malu betul!"
Kemarahan hati Bu Kam Ki tak dapat ditahannya lagi. Kalau yang
memakinya itu seorang yang sederajat atau setingkat, kiranya ia
yang biasanya berwatak jujur tentu akan mempertimbangkan
ucapan itu. Akan tetapi yang menegur dan memakinya sekarang
hanya seorang gadis muda, ini penghinaan sebesar-besarnya!
28 "Bocah tak tahu aturan, kau agaknya sudah bosan hidup!" Bu
Kam Ki melompat maju hendak menyerang.
"Jangan, Bu locianpwe.....!" Han Sin juga melompat, menghadang
dan mencegah kakek itu turun tangan.
"Mengapa pula kau menahanku" Dia apamu?"
853 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Bu....bukan apa apa, dia... dia penolongku."
"Kalau begitu minggir! Dia boleh menolongmu, akan tetapi telah
menghinaku!" Secepat kilat Bu Kam Ki menerobos ke samping
tubuh Han Sin, menerjang Lee Ing. Akan tetapi gadis itu sudah
melompat mundur mencari tempat lega karena tempatnya tadi di
dekat meja, sempit sekali.
"Jangan, locianpwe...!" Han Sin mencegah lagi. "Kau akan
kalah...!" Pemuda ini yang sudah menyaksikan kepandaian Lee
Ing, tidak merasa ragu-ragu lagi bahwa gadis sakti ini tentu akan
menang kalau sampai terjadi pertempuran, sungguhpun ia juga
sudah dapat menduga akan kelihaian kakek ini. Kata-kata terakhir
ini begitu saja terloncat dari mulutnya seperti ketika Lee Ing
hendak bertanding melawan Ciong Thai. Di dalam hatinya sudah
terdapat kepercayaan penuh bahwa gadis pujaannya ini memiliki
kesaktian seperti Kwan Im Posat dan karenanya tidak
terkalahkan! Mendengar ini, mana Bu Kain Ki mau percaya" Ia mengeluarkan
suara ketawa dingin, lalu menerjang terus sambil memukul
dengan Pek-kong-siu-ciang. Diterangi cahaya api lilin, pukulan itu
mendatangkan sinar putih yang menyilaukan ketika tangan itu
meluncur seperti kilat menyambar ke arah tubuh Lee Ing. Biarpun
mewarisi kepandaian sangat tinggi. Lee Ing hanya seorang gadis
muda yang belum banyak pengalaman. Apa lagi dia masih muda,
854 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
darahnya masih panas dan keberaniannya berlebih-lebihan
sampai ia kurang berhati-hati.
Biarpun dari nama julukan kakek ini ia dapat menduga bahwa
lawannya adalah ahli dalam ilmu Iweekang dan memiliki ilmu
pukulan yang berbahaya, namun menghadapi pukulan Pek-kongsin-ciang ini ia tidak menjadi gentar
sama sekali, malah iapun menggerakkan tangan kanan mendorong ke arah pukulan
lawannya itu, sedangkan tangan kirinya dibengkokkan dengan
aneh ke atas seperti bukan gerakan ilmu silat. Padahal menurut
29 ilmu silat yang ia pelajari dari Gua Siluman, gerakan ini adalah
gerakan serangan yang amat lihai, disebut Si Gila Memuja Bulan!
"Werrr! Werrr!" Dua macam hawa pukulan dari dua orang itu
menyambar dan saling bertemu dengan kekuatan yang dahsyat
sekali. Pek-kong-sin-ciang Bu Kam Ki melongo setelah ia dapat
mengerahkan tenaga dalamnya untuk menahan keseimbangan
tubuhnya yang menjadi terguncang oleh pertemuan tenaga yang
hebat Sebagai seorang kang ouw yang ulung dan sudah banyak
sekali pengalamannya, tentu saja sudah pernah ia bertemu
dengan lawan tangguh, akan tetapi selama hidupnya baru sekali
inilah ia bertemu dengan seorang gadis muda sebaya anaknya
yang tidak saja dapat menahan pukulan jarak jauhnya Pek-kongsin-ciang. malah dapat membuat
kedudukan kakinya terguncang!
Dan yang terutama sekali membuat ia melongo adalah melihat
gerakan pukulan gadis itu yang amat aneh dan lucu, selama
hidupnya belum pernah ia menyaksikannya. Inilah yang hebat
dan membuatnya tercengang, oleh karena Bu Kam Ki adalah
seorang tokoh di dunia persilatan serba bisa. Semenjak mudanya
855 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
kakek ini tiada hentinya mempelajari ilmu silat maka boleh
dibilang segala macam ilmu silat dan cabang yang manapun juga
ia mahir, atau sedikitnya tentu ia dapat mengenalnya. Akan tetapi
ilmu pukulan yang diperlihatkan gadis tadi, dengan tangan kiri
membengkok aneh ke atas, benar benar belum pernah ia
melihatnya. "Hemmm, kau boleh juga. Siapa namamu?"
"Namaku souw Lee Ing, kau kakek tua tanya-tanya nama ada apa
sih?" "Hush, kurang ajar kau! Apa kau kira dengan sedikit
kepandaianmu kau bisa membikin aku takut" Lihat serangan!"
Kembali Bu Kam Ki menyerang, karena penasaran kini ia
melakukan pukulan-pukulan berat, berganti-ganti dari jarak jauh
dan dekat sehingga angin menyambar-nyambar dan terputarputar ke arah gadis itu. Setidaknya
jauh lebih lihai dari pada
tokoh-tokoh seperti Mo Hun atau Kui Ek kalau tak boleh dibilang
setingkat dengan kepandaian Tok-ong Kai Song Cinjin. Pukulan
Pek-kong-sin-ciang benar-benar mengandung angin pukulan
yang dahsyat. 856 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Kalau di fihak Lee Ing kagum, di fihak Bu Kam Ki tak dapat
30 dilukiskan lagi kekagetannya ketika melihat gadis itupun membuat
beberapa gerakan aneh, terhuyung-huyung dan meloncat ke
sana ke mari sambil menggerakkan kedua tangannya dengan
kacau-balau. Akan tetapi dari sepasang lengan gadis itu
menyambar hawa pukulan yang demikian hebat sehingga semua
pukulan, baik dari jarak jauh maupun jarak dekat, terpental
kembali! Lima pukulannya yang dilepas secara bertubi-tubi
seperti menubruk benteng baja dan terpental kembali Inilah
hebat! Orang yang dapat menghadapi pukulan-pukulannya tadi
seperti yang dilakukan oleh gadis ini, demikian mudah dan
sederhana, kiranya jumlahnya dapat dihitung dengan jari tangan.
"Lihai juga! Bocah, kau murid siapakah?" tanya Bu Kam Ki
dengan muka berobah merah karena pertanyaannya ini
merupakan pengakuan bahwa ia tidak dapat mengenal
permainan silat gadis itu.
Sambil bertolak pinggang Lee Ing menjawab, "Kakek ompong!
Mau tahu guruku" Namanya Bu Beng (Tiada Nama), bertahta di
Yu-beng-te-hu (Istana Akhirat) di kota Kui-bun-koan (Kota Iblis).
Puas?" Wajah Bu Kam Ki makin menjadi pucat saking marahnya. Jelas
gadis ini mempermainkannya dan terlalu memandang rendah
kepadanya. Tentu saja ia tidak tahu bahwa biarpun secara main857
Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
main, gadis itu telah membuat pengakuan, karena gurunya
memang bernama Bu-Beng Sin-Kun dan tempat tinggalnya di
dalam Gua Siluman. "Yau-hu (siluman betina)! Kau benar-benar tidak memandang
mata kepada Pek-kong-sin-ciang Bu Kam Ki. Kau jaga baik-baik
pukulanku ini!" Setelah berkata demikian, kakek itu menggerakgerakkan kedua tangannya,
diputar-putar di depan dada sampai
semua pergelangan lengan mengeluarkan bunyi "kretek... kretek!"
dan kulit lengannya nampak putih berminyak.
Setelah itu ia lalu membanting kedua kakinya di atas lantai sambil
berseru "aaahhhh!" dan..... sepasang kakinya itu amblas ke
dalam lantai sampai dua dim lebih. Kemudian ia memandang
tajam ke depan, siap melakukan pukulannya. Inilah ilmu pukulan
yang disebut Pek-in-ki-san (Awan Putih Naik Gunung) yang
merupakan inti dari Ilmu Silat Pek-kong-sin-ciang ciptaannya
sendiri. Pek-in-ki-san ini merupakan serangan yang terdiri dari
dua pukulan, pertama menghantam bagian bawah tubuh lawan
sedemikian rupa sehingga jalan satu-satunya bagian lawan untuk
menghindarkan diri hanya melompat ke atas. Kemudian pukulan
susulan, yaitu bagian "ki-san" atau naik gunung dilakukan dengan
memukul ke arah lawan yang sedang meloncat. Dalam keadaah
31 meloncat tentu saja kedudukan lawan tidak kuat, sedangkan dua
pukulan ini dilakukan dengan tenaga Pek-kong-sin-ciang maka
dapat dibayangkan betapa dahsyat dan berbahayanya.
858 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Namun reaksi yang diperlihatkan oleh Lee Ing di luar dugaan dan
tidak kalah anehnya. Melihat orang mengerahkan tenaga
Iweekang sepenuhnya sampai lantai tempat kaki berpijak menjadi
amblas ke bawah. Lee Ing mengeluarkan suara ketawa aneh
sekali dan.. gadis itu mendadak menjatuhkan diri, duduk di atas
lantai dengan kedua kaki dilonjorkan ke depan, kemudian kedua
tangannya ia sodorkan dalam sikap menyembah.
Kelihatannya memang aneh dan menggelikan, akan tetapi inilah
gerakan yang disebut Si Gila Menyembah Matahari, suatu
pecahan dari Ilmu Silat Si Gila Merindu peninggalan Bu-Beng SinKun. Dalam gerakan ini
terkandung tenaga Iweekang yang
dahsyat dan gaib. Pek-kong-sin-ciang Bu Kam Ki ketika melakukan pukulan
pertama tertumbuk kepada tenaga tak terlihat yang meniup dari
gerakan dua tangan gadis yang menyembah itu sampai terpental
kedua kepalan tangannya yang melakukan gerakan mendorong.
Ia kaget setengah mati bercampur rasa heran, akan tetapi melihat
gadis itu kini berjungkir balik dengan kepala di bawah dan kaki di
atas, kembali ia melakukan pukulan sebagai lanjutan pukulan
pertama. Kali ini pukulannya dilakukan agak ke atas, sedianya
untuk memukul lawan yang melakukan pembelaan diri secara
melompat. 859 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Akan tetapi oleh karena pembelaan diri Lee Ing tadi lain dari pada
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
yang lain, malah sekarang gadis itu berjungkir-balik, tentu saja
pukulan ini menuju ke arah kedua kaki gadis itu yang menjulang
ke atas seperti dua batang rebung (bambu muda). Pukulan ini
hebatnya bukan kepalang tidak kalah oleh yang pertama dan kaki
orang lain pasti akan patah-patah atau remuk terkena hawa
pukulan ini. Lee Ing menggerak-gerakkan kedua kakinya seperti orang
menendang bola, atau seperti anak bayi bermain-main dengan
kaki. Akan tetapi inipun bukan gerakan biasa karena dari kedua
kakinya menyambar tendangan yang hebat. Sekali lagi Bu Kam
Ki terkejut dan pukulannya terpental, bahkan tubuhnya sampai
doyong ke belakang hampir terpental! la cepat melompat dan
kiranya lantai yang tadi amblas sekarang makin dalam lubangnya
32 sampai kakinya tadi amblas sebatas lutut.
Terdengar Lee Ing tertawa aneh sekali lagi dan gadis inipun
melompat dan berdiri seperti biasa. Bekas kedua tangannya
menabok lantai tadi juga kelihatan berlubang kurang lebih satu
dim dalamnya. Ternyata hebat juga pengaruh pukulan Bu Kam Ki,
akan tetapi kalau dilihat betapa lubang yang dibuat oleh kedua
kaki kakek itu jauh lebih dalam, dapat dinilai bahwa dalam
mengadu tenaga lweekang yang sakti tadi, ternyata gadis itu
masih menang setingkat. 860 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Kau siluman wanita! Katakan dulu siapa gurumu, dari partai
mana kau sebelum aku melanjutkan mengadu nyawa denganmu!
Aku tidak akan malu-malu lagi untuk mengeluarkan seluruh
kepandaianku melihat bahwa kau adalah seorang lawan
setingkat." Sejak tadi Han Sin berdiri bengong melihat pertandingan yang
dalam pandangannya amat aneh itu, akan tetapi yang ia tahu
merupakan pergulatan mati-matian maka dapat dibayangkan
betapa gelisah hatinya. Ingin ia mencegah pertandingan ini, kalau
bisa ia akan menolong Lee Ing dan kalau perlu mengorbankan
nyawanya untuk nona yang dicintainya ini, akan tetapi tentu saja
ia merasa berat kalau syarat pertolongan itu dia harus menikah
dengan gadis lain! "Bu lo-enghiong, nona Souw adalah puteri tunggal Souw Teng Wi
Taihiap! Harap maafkan dan sudahi pertempuran ini!" akhirnya ia
berteriak dengan hati gelisah sekali. Bu Kam Ki nampak kaget
sekali mendengar ini seperti disengat kalajengking. Matanya
terbelalak lebar kemudian tertawa terbahak-bahak.
"Ha-ha-ha-ha! Titian Maha Adil! Souw Teng Wi mempunyai puteri
seperti ini, benar-benar ini kurnia Thian. Memang seorang
pahlawan besar seperti dia patut sekali di anugerahi puteri
segagah ini. Ha-ha-ha, nona muda, kalau belum bertempur belum
saling mengenal, ini memang kebiasaan orang- orang gagah.
861 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Kenyataan bahwa kau meman
(http://cerita-silat.mywapblog.com)
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
g bersalah dalam hal ini. Ayahmu
seorang pahlawan bangsa yang tiada keduanya. Dan kau
seorang gadis muda yang tiada keduanya pula di dunia ini.
Kepandaianmu benar-benar hebat dan mengagumkan. Sudahlah,
aku si tua bangka memang terlalu memikirkan kepentingan
sendiri, terlalu ingin melihat anakku mendapat jodoh seorang
pemuda gagah. Lamunan kosong belaka, tidak melihat
kebodohan dan keburukan rupa anak sendiri. Sudah, Liem-sicu,
maafkan saja aku orang tua yang sudah pikun. Soal perjodohan
kucabut kembali, namun aku tetap kelak dapat kau harapkan
bantuanku dalam perjuangan membantu Tiong-gi-pai, tentu saja
kalau aku masih hidup pada waktu itu." Setelah berkata demikian,
sekali berkelebat Bu Kam Ki menghilang keluar dari rumah,
lenyap ditelan gelap malam.
Lee Ing menarik napas panjang, "Hebat.... Bu-lohiap itu
kepandaiannya tinggi dan lihai sekali. belum tentu kalah oleh Tokong Kai Song Cinjin."
"Menurut suhu, Pek-kong-sin-ciang memang merupakan seorang
di antara tokoh besar yang sekarang sudah jarang sekali muncul.
Malah suhu pernah berkata bahwa sekarang setelah Tok-ong
memperlihatkan diri, ada harapan tokoh yang lain juga
memperlihatkan diri. Masih ada dua orang tokoh lain yang
tingkatnya kelas satu akan tetapi suhu sendiri belum pernah
berjumpa, yang satu bernama Tok-pi Sin kai (Pengemis Sakti
Tangan Satu) dan seorang lagi berjuluk Im-kau Hek-mo (Iblis
862 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Hitam dari Akhirat)! Mereka ini kata suhu adalah orang orang
aneh yang sukar sekali diajak urusan."
Lee Ing tertarik sekali "Hemm, tak kusangka di dunia begitu
banyak orang sakti." "Betapapun saktinya, tiada yangm dapat mcelawanmu, nona
Souw" "Bisa saja kau memuji. Aku ini apa, sih" Eh, Liem twako, kau tadi
mengapa menolak" Bukankah enak sekali ditarik mantu,
gadisnya cantik dan lihai, mertuanya sakti. Mau pilih yang
bagaimana lagi?" Han Sin menghela nafas dan berkata sungguh-sungguh, "Kau
tahu, nona, jangankan baru puteri Bu lohiap, biar bidadari dari
kahyangan sekalipun aku tetap akan menolak. Hati, cinta
kasih....... bahkan jiwa ragaku sudah bukan milikku lagi, sudah
1 kuserahkan untuk bersetia sampai mati... Lupakah kau akan
sumpah dan janjiku di dalam hutan gelap tadi?"
Lee Ing meniup dengan mulutnya dan semua lilin di ruangan itu
padam, keadaan menjadi gelap sekali, gelap gulita tidak kelihatan
863 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
apa-apa. "Hayo kita pergi, jangan mengacau yang bukan-bukan.
Kita lanjutkan perjalanan, aku tidak senang di tempat ini."
"Malam-malam begini?"
"Biar malam! Sekarang sudah lewat tengah malam, sebentar lagi
juga datang pagi yang terang."
"Baiklah, hanya aku khawatir kita akan kehilangan jalan lagi."
"Lebih baik aku bermalam di hutan dari pada di rumah ini. Hayo!"
Keluarlah dua muda-mudi itu dari rumah keluarga Ciong dan hal
ini mudah dilakukan karena di luar rumah dipasangi lampu
gantung. Hati Han Sin makin melekat kepada gadis yang luar
biasa itu, akan tetapi makin dipikir makin sedihlah dia karena
tidak ada harapan. Gadis ini demikian lihai dan sakti, dia mana
ada harga menjadi sisihannya" Paling-paling menjadi
pengagumnya selama hidup. Akan tetapi, mendapat kesempatan
bersama menghadapi segala pengalaman berhaya, sudah
merupakan hal yang amat membahagiakan hatinya.
864 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Menjelang pagi mereka masih berada di dalam hutan. Lembah
Sungai Yang-ce di wilayah ini ternyata banyak hutannya, hutan
yang besar dan liar. Pagi itu hawanya dingin sekali menusuk
tulang, namun bagi muda-mudi seperti Han Sin dan Lee Ing yang
memiliki kepandaian tinggi, tentu saja serangan hawa dingin ini
bukan apa-apa. Dengan gembira mereka berjalan terus melalui
sebuah lorong kecil yang jarang sekali dilalui manusia.
"Ada orang menggantung diri di sana!" tiba-tiba Han Sin berseru
sambil menuding ke kiri. Lee Ing menoleh dan benar saja, di
sebelah kiri kelihatan seorang gadis menggantung lehernya
sendiri dengan sehelai ikat pinggang sutera yang diikatkan pada
dahan pohon besar yang tinggi.
"Hemmmm, seperti pernah kulihat mukanya," kata Lee Ing sambil
mengikuti Han Sin yang sudah melangkah maju ke jurusan itu.
2 "Benar, dia Bu Lee Siang!" Kaget hati Han Sin. Benar saja gadis
yang mengambil keputusan pendek itu adalah Lee Siang, puteri
Bu Kam Ki. "Dia masih hidup, mari kita tolong!" kata Han Sin.
865 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Lee Ing mengerutkan keningnya.
keputusan sendiri, ditolong juga apa
"Dia sudah mengambil (Lanjut ke Jilid 20) Pusaka Gua Siluman (Cerita Lepas)
Karya : Asmaraman S. Kho Ping Hoo
Jilid 20 artinya" Kecuali kalau kau menikah dengan dia dan selalu berada
di sampingnya, baru dia tidak ada kesempatan menggantung diri.
Kalau tidak, sekarang ditolong besok bisa menggantung leher
sendiri lagi." Akan tetapi Han Sin yang besar perikemanusiaannya itu tidak
memperdulikan kata-kata Lee Ing dan cepat melompat ke atas,
memutuskan ikat pinggang yang mengikat leher Lee Siang,
kemudian tanpa sungkan-sungkan lagi ia memondong tubuh
gadis itu ke bawah dan membaringkannya di atas rumput. Pada
kulit leher yang putih bersih itu nampak tanda merah bergurat
bekas ikatan tali sutera. Baiknya belum lama gadis ini
menggantung diri, sebentar saja napasnya sudah mulai berjalan
lagi. Akan tetapi ketika Han Sin menengok, ternyata Lee Ing
sudah pergi darin situ! Lee Siang membuka matanya perlahan,
nampak terheran lalu menoleh ke kanan kiri. Ketika ia melihat
Han Sin berjongkok di dekatnya, ia kaget sekali.
866 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Di....di mana aku....?" tanyanya lemah.
"Engkau masih hidup, nona. Harap tenang dan sabar, segala hal
dapat diurus beres, mengapa mesti mengambil jalan gelap?"
Akan tetapi Lee Siang melompat kaget mendengar ini. "Jadi kau..
3 kau yang menolongku" Setelah apa yang kau lakukan kepadaku..
setelah kau menghinaku, menghancurkan hatiku, mendatangkan
malu besar sampai aku tak sanggup hidup lagi, sekarang kau
masih hendak merintangi aku mengambil jalan gelap" Aku
mampus kau perduli apa?" Nona itu kelihatan marah sekali.
Han Sin gelagapan disSrang dengan kata-kata ini. "Eh-heii. nanti
dulu, nona. Apakah kesalahanku" Aku menghina bagaimana dan
mengapa membikin malu" Apa kau tidak keliru?"
"Orang berhati kejam! Kau masih berpura-pura lagi" Kau menolak
pinangan ayah, berarti kau, menolak aku! Tanpa alasan pula! Dan
ayah tidak berdaya memaksamu karena... karena siluman wanita
itu....! Untuk apa aku hidup setelah menerima penghinaanmu ini
tanpa dapat membalas?"
867 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Ah, kau keliru, nona. Aku sama sekali tidak menolak karena aku
benci kepadamu atau kupandang rendah. Sama sekali bukan
tidak ada alasan.: "Kau belum beristeri belum bertunangan, namun kau menolak!"
"Betul, akan tetapi jiwa ragaku sudah ada yang punya!
Sungguhpun orang ini belum tentu mencintaiku, namun selama
hidupku aku hanya mencinta seorang wanita saja."
Bu Lee Siang nampak tercengang. "Eh, kenapa kau tidak
memberi tahu ayah secara terus terang untuk mencegah ayah
menggunakan paksaan yang memalukan" Apakah..... apakah
wanita itu siluman betina yang datang bersamamu?"
Han Sin hanya mengangguk. Tiba-tiba Lee Siang mengeluarkan
suara aneh, setengah tertawa setengah menangis, lalu pergi dari
situ. "Kalau begitu kau tidak menghinaku, aku tak perlu mati.
Bukan kau saja laki-laki di dunia ini!"
Han Sin menarik napas panjang. Untung gadis itu dapat sadar
dan membatalkan niatnya yang buruk, la menoleh ke sana ke
mari tetapi tetap saja tidak nampak Lee Ing. Memang ada baiknya
868 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Lee Ing tidak berada di situ, pikirnya karena kalau tadi ada Lee
Ing, kiranya tak semudah itu ia mengaku di depan puteri Bu Kam
Ki bahwa ia hanya meminta Lee Ing seorang.
"Nona Souw....!" teriaknya memanggil. Tiada jawaban.
4 "Adik Lee Ing..!" ia memanggil lagi.
Tetap sunyi, tiada jawaban gadis itu, hanya kicau burung hutan
yang menjawabnya. Apa boleh buat, ia berjalan terus melanjutkan
perjalanannya tadi, keluar dari hutan. Setelah keluar dari hutan
itu, ia melihat Lee Ing, berdiri menghadapi matahari pagi sambil
bersilang tangan seperti sedang mandi cahaya matahari. Gadis
itu berdiri tegak dan membelakangi Han Sin.
"Nona Souw.....!*' Han Sin berseru girang.
"Kusangka kau sudah pergi jauh dari sini."
Lee Ing memutar tubuhnya dan Han Sin melihat sepasang mata
yang kemerahan, agaknya karena terlalu lama menghadapi
matahari pagi, pikirnya. 869 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Bagaimana dengan Bu Lee Siang?" tanya Lee Ing dengan suara
perlahan, berbeda dari biasanya. Agak tergetar dan terharu.
"Anak bodoh itu sudah pulang," jawab Han Sin biasa.
Tiba-tiba Lee Ing nampak marah. "Sombong! Kenapa kau
menyebut dia anak bodoh?" Akan tetapi sebelum Han Sin
menjawab, dia sudah berkata lagi cepat-cepat, "Hayo kita
melanjutkan perjalanan. Bukankah kau hendak ke Peking
sekarang" Ataukah masih harus berputar-putar di sini?"
"Aku baru mendapat janji satu orang, yaitu Bu-lohiap, tentu ini
belum berarti tugasku selesai. Aku harus terus ke barat lebih dulu
sampai di Gunung Tai-Iiang-san, baru aku akan ke utara." Di
dalam hatinya Han Sin ingin mengajak nona itu, akan tetapi tentu
saja bibirnya tidak berani mengucapkannya.
"Hemmmmm........." Lee Ing berpikir-pikir, "sebetulnya aku harus
cepat-cepat ke utara mencari ayah. Akan tetapi, bertemu dengan
orang-orang sakti itupun menarik hati sekali. Setelah sampai di
sini, baik aku ikut sampai ke Tai-liang'-san."
870 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Girang hati Han Sin. "Bagus sekali, nona Souw. Aku harap saja
kita akan dapat bertemu dengan seorang di antara dua tokoh
yang kusebutkan tadi karena kata suhu mereka itu dahulu
melenyapkan diri di wilayah Tai-Iiang-san."
5
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Berangkatlah kedua orang ini ke barat, melalui jalan yang amat
sukar dan liar. Namun berkat kepandaian mereka yang tinggi,
tentu saja perjalanan sukar itu mereka lakukan dengan mudah
dan cepat. Hanya Han Sin yang payah, harus selalu
mengerahkan seluruh kepandaian untuk dapat mengimbangi
kecepatan gerakan Lee Ing yang nampaknya berjalan biasa
namun ringan dan cepat sekali majunya.
Mereka makin erat hubungannya. Lee Ing adalah seorang gadis
jenaka yang selalu bergembira, namun agak aneh wataknya dan
kadang-kadang seperti orang sinting! Ini adalah pengaruh yang ia
dapat dari Gua Siluman. Di lain fihak, Han Sin adalah seorang
pemuda yang sifatnya sederhana, ramah-tamah, jujur dan selalu
berpikiran baik dan sopan. Mereka cocok sekali. Yang membuat
Han Sin merasa agak kecewa dan juga heran adalah
pengetahuan Lee Ing tentang ilmu silat. Kalau Han Sin
mengajaknya bicara tentang ilmu silat, keterangan gadis yang
berilmu tinggi itu amat kacau dan malah seperti ngawur kalau
tidak boleh dikata bahwa tingkat pengetahuannya seperti tingkat
seorang yang memiliki kepandaian ilmu silat tidak berapa tinggi.
871 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Hal ini memang demikian, karena kepandaian silat dari Lee Ing
adalah berkat pendidikan kong-kongnya, Haminto Losu, yang
biarpun lihai namun dibandingkan dengan Han Sin masih
terhitung rendah. Adapun ilmu kesaktian yang kini dimiliki gadis
itu adalah ilmu silat yang aneh, yang ia warisi dari manusia aneh
pula sehingga dasar-dasarnya sudah jauh berlainan dengan ilmu
silat-ilmu silat dari partai-partai seperti Kun-lun, Bu-tong, Go-bi,
dan lain-lain yang mempunyai dasar yang sama, atau setidaknya
hampir sealiran. Yang berbeda hanya ilmu silat-ilmu silat dari golongan sia-pai
atau penganut-penganut Mo-kauw yang merobah ilmu silat menjadi
setengah ilmu sihir, merobah-ilmu seni penjagaan diri menjadi
ilmu setan alat pembunuh!
Akan tetapi, ilmu silat yang dimiliki Lee Ing ini berbeda dari
kedua-duanya! Dikata seni penjagaan diri yang biasanya selain
keteguhan juga diperlihatkan keindahan gerak tubuh, sama sekali
bukan karena gerakan-gerakan yang diperlihatkan Lee Ing sama
sekali tidak indah, kacau balau dan lucu seperti seorang gila
menari-nari. Dikatakan ilmu setan alat pembunuh dari Mo-kauw
juga bukan, karena pukulan-pukulannya bersih 6 tidak memperlihatkan segi-segi curang dan tidak mengandung hawa
beracun. Hati Han Sin sudah seratus prosen tunduk, ia mencinta Lee Ing
sepenuh hati dan perasaannya. Ini bukan rahasia lagi, malah
872 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
biarpun ia selalu bersikap sopan dan tidak berani sembarangan
menyatakan cinta, namun gerak-gerik dan sikap serta pandang
matanya membuat Lee Ing siang-siang sudah tahu apa gerangan
yang terjadi di dalam hati pemuda tampan itu.
Bagaimana dengan Lee Ing sendiri" Sukar dijawab, malah Lee
Ing sendiri juga tidak tahu. Ia tertarik dan suka kepada Oei Siok
Ho, pemuda y?ng amat ganteng dan memikat hatinya. Hatinya
berbisik bahwa ia mencinta Siok Ho. Ia suka sekali kepada Han
Sin, ini tidak dapat disangkal pula, akan tetapi di sana ada Siok
Ho yang lebih dulu sudah merebut hatinya dan cintanya.
Andaikata tidak ada Siok Ho, mungkin sekali hatinya akan
condong kepada Han Sin. Tiga pekan telah lewat semenjak Han Sin dan Lee Ing
melanjutkan perjalanan mereka ke barat. Sikap dua orang muda
ini satu kepada yang lain sudah tidak asing lagi, malah kini Lee
Ing selalu menyebut pemuda itu Sin-ko (kakak Sin) sedangkan
Han Sin menyebut pemudi itu Ing-moi (adik Ing). Tentu saja
sebutan ini adalah usul Lee Ing karena kalau tidak, Han sin masih
selalu ragu-ragu dan tidak berani Untuk berlancang menyebut
Ing-moi. Biarpun di dalam sebutan ini tidak ada artinya apa-apa namun
Han Sin sudah menjadi amat girang dan berbesar hati. Memang
tolol sekali orang yang sudah terpengaruh oleh cinta. Diberi
873 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
senyum sedikit, dikerling sekilas, sudah bukan main besar
hatinya! Mudah merasa bahagia, mudah pula merasa berduka,
inilah sifat orang bercinta kasih.
Pada suatu malam bulan purnama, dua orang muda-mudi ini
melanjutkan perjalanan mereka yang kini sudah jauh
meninggalkan tanah datar lembah sungai dan sudah mulai
memasuki daerah tinggi berbukit. Malam itu memang indah.
Bulan penuh tidak ada angin, terang sejuk dan pemandangan
amat indahnya. Usul Lee Ing pula untuk melanjutkan perjalanan
di waktu malam. Han Sin sudah biasa sekarang dengan watak
gadis yang kadang-kadang aneh ini. la tidak banyak membantah,
7 hanya menyatakan setuju dan melanjutkan perjalanan, tidak
bermalam di dusun yang mereka lalui.
"Malam indah seperti ini aku tidak mau dikurung dalam rumah
apek di bawah atap penuh tikus," kata Lee Ing. "Kalau kita lelah
mengantuk, biar kita bermalam saja di atas rumput bawah pohon
sambil menikmati cahaya bulan untuk memperkuat Im-kang
dalam tubuh. Kepandaian Han Sin belum mencapai tingkat begitu tinggi
sehingga dari cahaya bulan ia dapat memperkuat Im-kang. Hanya
orang-orang yang sudah tinggi saja tingkat lweekangnya akan
dapat melatih diri dan memperkuat Yang-kang dengan sinar
matahari dan memperkuat lm-kang dengan cahaya bulan.
874 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Lihat, di sana itu ada asap, dan baunya sedap sampai ke sini.!"
tiba-tiba Lee Ing berkata sambil menudingkan telunjuknya yang
kecil runcing itu ke arah puncak sebuah bukit kecil.
"Heran," kata Han Sin setelah menoleh. "Terang di sana tidak ada
dusunnya, tidak ada rumah orang. Bagaimana bisa ada asap
dupa" Tentu dupa yang dibakar oleh pertapa."
"Mari kita melihat ke sana." ajak Lee Ing.
"Untuk apa kita mengganggu pertapa yang sedang menikmati
cahaya bulan sambil membakar dupa dan berdoa" Itu dosa
namanya, mengganggu pendeta yang mensucikan diri."
Lee Ing tersenyum dan Han Sin tertegun, kesima kagum. Sering
kali ia melihat gadis itu tersenyum, bahkan setiap gadis itu
tersenyum ia selalu memperhatikan, akan tetapi belum pernah ia
melihat Lee Ing tersenyum di bawah sinar bulan purnama.
Memang hebat sekali senyum gadis di bawah sinar bulan
purnama, mempunyai pengaruh dan wibawa yang ajaib sekali.
Han Sin menjadi terpesona dan berdiri bengong seperti orang
terkena hikmah. 875 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"He, kau kenapa, Sin-ko....?" tanya Lee ing sambil menepuk
pundaknya. Baru Han Sin sadar kembali dengan kaget lalu menjawab gugupgagap. "Aku, aku... tidak apa-apa...
hanya melihat engkau..."
8 "Lain kali kalau memandang orang jangan seperti itu, mengerikan
sekali." Gadis itu mengomel, "Kau tadi bilang yang di atas itu
pendeta suci" Aku tidak percaya. Andaikata betul pendeta, dia
tak bisa dibilang suci karena masih mempunyai keinginan besar
untuk bersenang hati. Buktinya, hendak menikmati cahaya bulan
dan harumnya dupa, dan semua itu dinikmatinya sendiri!"
"Lho, mengapa perbuatan itu kau jadikan ukuran bahwa dia tidak
suci?" tanya Han Sin tak mengerti.
"Sudahlah, jangan-jangan kita nanti cekcok tentang pendeta suci
atau tidak Jangan merusak suasana seindah ini dengan
perdebatan," kata Lee Ing yang segera membelok dan mulai
mendaki bukit kecil itu. Terpaksa Han Sin mengikuti dari
belakang. Memang dua orang muda-mudi ini seringkali berdebat
mengukuhi kebenaran pendirian sendiri-sendiri. Han Sin
orangnya jujur, tentu saja ia tidak suka pura-pura yang
876 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
dianggapnya keliru. Akan tetapi kerap kali ia dibikin bingung dan
tak mengerti oleh pendapat-pendapat Lee Ing yang aneh dan
sukar dimengerti. Makin dekat dengan puncak bukit itu. makin keras baunya asap
dupa menusuk hidung. Lee Ing mempercepat pendakiannya dan
Han Sin terpaksa juga mengikutinya terus. Akhirnya sampai juga
mereka di puncak dan terlihat oleh mereka tiga orang laki-laki
setengah tua duduk bersila di atas tanah mengitari sebuah batu
yang dipergunakan seperti meja, sedangkan di dekat mereka
mengebul asap dupa itu yang ternyata amat keras dan harum
baunya. Seorang di antara mereka adalah seorang setengah tua
yang bertopi batok (topinya berbentuk batok), seorang lagi tosu
setengah tua yang memegang pedang dan orang ke tiga adalah
seorang gemuk dengan muka bundar seperti muka kodok,
memegang sebatang pedang bengkak-bengkok seperti tubuh
ular. "Dia Pek-kong-sin-kau Siok Beng Hui....!" Han Sin berbisik sambil
menudingkan jan telunjuknya.
"Yang bertopi batok itu?" bisik Lee Ing kembali. Mereka berdua
mengintai dari balik pohon dan mereka bersembunyi di balik
pohon berhimpitan dan tanpa disengaja pundak Lee Ing
mendesak dada Han Sin sedangkan rambutnya melambai
877 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
mengusap hidung pemuda itu, membuat Han Sin untuk sejenak
hampir kehilangan kesadarannya!
9 "Dialah pembantu dan utusan raja muda di utara," kata Han Sin,
suaranya agak gemetar karena hatinya masih dak-dik-duk dapat
mencium rambut gadis itu tanpa disengaja. "Heran mengapa dia
berada di sini?" Tentu saja Lee Ing sudah mengenal nama Siok Beng Hui.
Bukankah orang tua ini ayah pemuda Siok Bun, merah pipi Lee
Ing. Pemuda bertopi batok yang tampan itu juga amat baik
kepadanya. Ada tiga orang yang ketiganya baik sekali, pertama
Siok Ho, ke dua Han Sin, dan ke tiga Siok Bun! Tiga orang yang
duduk seperti patung tak bergerak itu kini mulai bicara. Yang
bicara adalah si tosu yang memegang pedang, suaranya tegas
dan penuh desakan, ditujukan kepada Siok Beng Hui,
"Siok Beng Hui, kita bertiga bertemu dan bicara secara laki-laki,
disaksikan oleh cahaya bulan. Harum dupa sudah menjernihkan
pikiran kita, maka pinto harap saja kau akan dapat
mempertimbangkan permintaan kami secara mendalam."
"Sudah kupertimbangkan baik-baik, Gak Seng Cu. Dan
jawabanku tetap tidak! Keselamatan Souw-taihiap menyangkut
878 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
keadaan negara dan jangan dibandingkan dengan hubungan
keluarga atau sahabat, bahkan dibandingkan dengan
keselamatan nyawa lebih penting lagi."
"Siok Beng Hui, kauil ternyata masih keras kepala seperti di
waktu muda, tidak dapat berpikir panjang. Kau tentu tahu bahwa
kami tidak akan mengganggu keselamatan Souw Teng Wi.
"Tetap saja aku tak dapat memenuhi permintaanmu, Gak Seng
Cu, terserah kepadamu!" jawab pula Siok Beng Hui, suaranya
juga tetap. Tosu itu menarik napas panjang, sedangkan
kawannya, si muka kodok, hanya mesam-mesem lucu.
"Siok Beng Hui, guru-guru kita bertiga adalah tokoh-tokoh besar
di dunia puluhan tahun yang lalu dan selama itu tidak pernah ada
permusuhan, Siapa yang tidak kenal gurumu, Pek-kong-sin-ciang
Bu Kam Ki" Siapa tidak mengenal guru Pek Ke Cui ini, Im-kan
Hek-mo" Juga guruku tidak kalah terkenalnya, semua orang
kang-ouw pernah mendengar nama Tok-pi Sin-kai! Mereka
bertiga itu dahulu menjagoi dan tak pernah dikalahkan orang
kecuali untuk satu kali! Bukan rahasia lagi bagi kita bertiga bahwa
guru-guru kita itu dahulu, di waktu mereka masih muda belia dan
kuat perkasa, mereka bertiga secara mengeroyok telah
dikalahkan oleh seorang gila yang sudah tua bangka bernama
Bu-beng Sin-kun! Ilmu silat Bu-beng Sin-kun tidak ada yang
10 menyamai keanehannya dan kita semua sudah mendengar dari
879 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
guru-guru kita. Sekarang tak dapat disangkal lagi bahwa Souw
Teng Wi mempelajari ilmu silat Bu-beng Sin-kun! Kita masih
berpikiran waras, tidak akan menganggap Souw Teng Wi sebagai
musuh, akan tetapi pinto dan Pek Ke Cui ini berhak mengetahui
di mana Souw Teng Wi mempelajari ilmu silat musuh lama itu."
"Kau sudah menceritakan semua itu, Gak Seng Cu, dan aku
sudah mengerti betul apa yang kalian kehendaki. Selain hendak
mengetahui di mana Souw-taihiap mempelajari ilmu itu, juga
kalian ingin sekali dapat mewarisi ilmu yang dulu pernah
mengalahkan guru-guru kita, bukan" Akan tetapi, menyesal
sekali, Souw-taihiap adalah seorang pahlawan besar, dia banyak
diincar oleh para penghianat maka tempat tinggalnya
dirahasiakan. Bahkan kepada kalian sendiripun terpaksa aku tak
dapat membuka rahasia."
"Siok Beng Hui, kau terlalu! Guru-guru kita yang menjadi jagoanjagoan kelas satu di dunia, saling
tolong dan akur. Masa di antara
kita harus melenyapkan tradisi baik itu" Apakah kami harus
menggunakan kekerasan?"
Siok Beng Hui berdiri, sikapnya tenang namun tegas dan gagah.
"Kalian ini orang-orang tak tahu diri yang lupa akan keadaan.
Memiliki kepandaian tidak dipergunakan untuk membela rakyat
memperbaiki keadaan negara, masih mencari kepandaian terus,
880 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
untuk apa" Rakyat sedang prihatin, kalian tidak membantu malah
memikirkan kesenangan diri sendiri."
"Orang she Siok, kepandaianmu seberapakah, bicaramu begitu
sombong" Kau menghina kami sama dengan menghina guru
kami karena mencari tempat tinggal Bu-beng Sin-kun bukan
hanya kehendak kami, melainkan kehendak guru-guru kami!" kata
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
si muka kodok yang bernama Pek Ke Cui itu.
"Aha, begitukah" Jadi guru-guru kalian yang menyuruh"
Betapapun juga, aku tetap menolak, tidak saja karena
kedudukanku, juga mengingat bahwa suhu sendiri tentu takkan
membiarkan aku berlaku khianat terhadap seorang pahlawan
seperti Souw-taihiap!"
"Pek Ke Cui, manusia ini sudah terlalu mabok akan pangkat. Kita
tangkap dan seret ke depan suhu-suhu kita, beres!" kata Gak
Seng Cu, tosu yang memegang pedang itu.
11 "Jangan kira aku takuti" bentak Siok Beng Hui yang mencabut
keluar sepasang senjatanya, yaitu kaitan yang berwarna putih.
881 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Tosu bau dan siluman kodok benar-benar tak tahu diri!" tiba-tiba
terdengar bentakan nyaring dan tahu-tahu Lee Ing sudah berdiri
di hadapan mereka. Jangankan Gak Seng Cu, Pek Ke Cui, dan Siok Beng Hui.
bahkan Han Sin sendiri yang berdiri dekat sekali dengan Lee Ing,
tidak melihat kapan gadis itu bergerak, sekali berkelebat tahutahu sudah pindah tempat. Tentu saja
ketiga orang jago itu menjadi kaget dan terheran-heran sampai mereka melongo dan
tidak melanjutkan pertempuran yang tadinya akan berlangsung.
Akan tetapi Gak Seng Cu dan Pek Ke Cui marah sekali karena
mereka maklum sepenuhnya bahwa makian tadi ditujukan
kepada mereka. "Dari mana munculnya bocah perempuan siluman?" bentak Gak
Seng Cu marah. Akan tetapi Lee Ing tidak memperdulikan
mereka, sebaliknya ia menghadapi Siok Beng Hui, mengangkat
kedua tangan memberi hormat dan berkata,
"Siok-lopek (uwa Siok), terimalah hormatku. Kau seorang gagah
yang amat mengagumkan. Kau betul sekali, jangan hiraukan dua
ekor kadal ini!" Mau tak mau Siok Beng Hui tersenyum
mendengar ucapan dan melihat sikap Lee Ing yang jenaka,
namun tak dapat disangkal lagi cantik menarik dan penuh
keberanian yang mengagumkan.
882 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Nona cilik, jangan kau main-main. Dua orang gagah ini tidak
boleh kau permainkan begitu saja. Mereka lihai sekali dan
mundurlah kau, biar aku menghadapi mereka untuk membereskan urusanku," kata Siok
Beng Hui halus. Akan tetapi kini Lee Ing sudah menghadapi dua
orang lawan Siok Beng Hui itu, lalu menudingkan jari telunjuknya
yang kecil sambil memaki,
"Eh, kadal-kadal kelaparan, dengarkan baik-baik. Kau hendak
memaksa Pek-kong-sin-kauw Siok Beng Hui untuk menjadi
pengkhianat. Mana dia mau" Seorang pahlawan atau ksatria
tidak macam kalian ini, kadal dan kodok busuk. Kalian mencaricari pahlawan Souw Teng Wi mau
apa sih" Tak usah jauh-jauh
kalian mencari, ini puterinya, Souw Lee Ing kalian hadapi. Hayo,
kalian mau apa" Apa kau kira manusia-manusia tiada guna
12 macam kalian ini bisa menggertak ayah" Cih, tidak tahu diri
benar!" Gak Seng Cu dan Pek Ke Cui menjadi bengong, tidak saja
tertegun menyaksikan gadis ini bersikap sedemikian rupa
terhadap mereka yang selama hidup belum pernah dihina orang
seperti ini, juga karena kaget mendengar pengakuan bahwa gadis
ini adalah puteri Souw Teng Wi. Siok Beng Hui juga tak kurangkurang kagetnya. Baru satu kali ia
melihat puteri sahabatnya itu,
yakni ketika Lee Ing diculik oleh Toat-beng-pian Mo Hun. Akan
tetapi ketika itu belum jelas benar ia melihat Lee Ing maka
883 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
sekarang ia menjadi pangling (lupa akan wajah seseorang yang
dikenal). "Kau puteri Souw-taihiap" Bagus! Minggirlah anak baik, biar aku
menghadapi dua orang yang menyeleweng ini," kata Siok Beng
Hui, gembira bahwa ternyata puteri pahlawan itu masih hidup. Hal
ini tentu akan banyak membantu kemajuan pikiran Souw Teng Wi
yang selama ini hidup tidak karuan jalan pikirannya, tetap seperti
orang gila. Dan ia merasa girang sekali bahwa puteri Souwtaihiap ternyata cantik jelita dan
pemberani, sungguhpun agak
terlalu berlebihan dalam menghadapi Gak Seng Cu dan Pek Ke
Cui, kalau ia teringat betapa puteranya, Siok Bun agaknya cinta
kepada gadis ini. Sikap binal dan jenaka dari gadis ini mudah
dirobah kelak, pikirnya. Akan tetapi mana Lee Ing mau mundur atau minggir" Dua orang
ini sudah memandang rendah ayahnya hendak memaksa
mengetahui tempat ayahnya untuk diculik kiranya, atau dipaksa
menunjukkan tempat tinggal Bu-beng Sin-kun. Mana ia bisa diam
saja" Mencari tempat Bu-beng sin-kun berarti mencari Gua
Siluman dan memusuhi Bu-Beng Sin-kun sama halnya dengan
memusuhi gurunya, dan karenanya juga memusuhi dia sendiri
sebagai murid tunggal Bu beng sin-kun!
"Tidak, Siok-lopek. Mereka telah berani menghina ayah, biar aku
yang memberi hajaran kepada mereka." Lee Ing mencabut
884 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
pedangnya yang ia beri nama Li-lian-kiam untuk memperingati
nama kekasih suhunya yang mati di dalam Gua Tengkorak
Seperti main sulap saja ia melakukan ini karena tahu-tahu
sebatang pedang tipis ringan telah berada di tangannya..
Bahkan tiga orang jago itu yang masing-masing memiliki
kepandaian tinggi juga tidak dapat melihat dengan jelas
13 bagaimana gadis itu mencabut pedangnya. Han Sin saja yang
tahu karena gadis itu pernah memperlihatkan Li-lian-kiam yang
selalu digulung sebagai sabuk di pinggang gadis itu. Tentu saja
kalau diambil secara cepat membuat orang bingung karena
tadinya tidak kelihatan. Melihat betapa Siok Beng Hui masih raguragu untuk membiarkan gadis
semuda itu menghadapi dua orang
lihai sepert Gak Seng Cu dan Pek Ke Cui, Han Sin berseru,
"Siok lo-enghiong harap jangan khawatir. Kepandaian nona Souw
boleh diandalkan!" Beng Hui menengok dan sekarang ia melihat Liem Han Sin
muncul dari balik pohon. Ia menjadi girang dan cepat mendekati
pemuda itu, lalu bersama Han Sin memandang ke arah Lee Ing
yang sudah menghadapi dua lawannya.
885 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Siok Beng Hui, tak malukah engkau, mengundurkan diri dan
membiarkan seorang bocah perempuan mewakilimu merasakan
kelihaian kami" Kalau kau takut penuhi saja permintaan kami dari
pada harus lari bersembunyi di balik punggung wanita. Kami
segan bertanding dengan bocah perempuan!" kata Gak Seng Cu,
sedangkan Pek Ke Cui hanya menyeringai.
"Eh, tosu bau dan muka kodok, jangan banyak tingkah. Kalian
sudah berani menghina ayah, mana tidak berani menghadapi
tantangan puterinya" Ha-yo, aku menantang kalian mengadu
kepandaian, kalau kalian takut, suruh guru-guru kalian kakekkakek tak tahu diri yang mau mampus
itu ke sini!" "Nona Souw, harap jangan bicara seperti itu!" Siok Beng Hui
menegur, gelisah sekali mendengar nona itu lancang memakimaki nama dua orang tokoh besar,
guru dari Gak Seng Cu dan
Pek Ke Cui. "Guru-guru mereka adalah tokoh-tokoh besar di
dunia kang-ouw...." "Tak perduli. Mereka mencelakai ayah boleh maju kalau sudah
bosan hidup!" Sementara itu, Gak Seng Cu dan Pek Ke Cui tak dapat menahan
marahnya lagi. Akan tetapi untuk maju berbareng, mereka
886 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
merasa malu. Bahkan maju sendiri saja melawan seorang gadis
muda sudah merupakan keganjilan memalukan. Akan tetapi sikap
dan kata-kata gadis itu benar-benar menyakiti hati dan tak boleh
didiamkan begitu saja. 14 "Bocah bermulut lancang. Lekas pergi dari sini jangan banyak
ribut!" bentak Gak Seng Cu sambil mengarahkan pedangnya ke
arah Lee Ing untuk mengancam, sedangkan lengan baju tangan kirinya menyambar
untuk mendorong roboh gadis itu dari samping.
Akan tetapi akibatnya aneh sekali. Pedang Gak Seng Cu itu
dengan kerasnya memukul pedang di tangan Lee Ing dengan
maksud membuat pedang gadis itu terlepas, akan tetapi begitu
bertemu, dua pedang itu saling tempel tak dapat dipisahkan lagi.
Gak Seng Cu merasa betapa semacam kekuatan penarik yang
dahsyat keluar dari pedang lawan, membuat pedangnya melekat
tak dapat dibetot kembali. Sedangkan tangan kirinya yang
mendorong tadi, tiba-tiba terpental oleh semacam hawa pukulan
aneh sampai menjadi kaku rasanya dan ujung lengan bajunya
pecah dan sobek-sobek! "He, muka kodok. Apa kau tidak berani" Hayo kau maju sekalian
kalau memang gurumu yang bernama Iblis Hitam Neraka
Jahanam itu berkepandaian."
887 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Ditantang begini dan melihat betapa kawannya bengong saja
dengan pedang masih menempel pada pedang gadis cilik itu, Pek
Ke Cui menjadi tak sabar lagi. Disangkanya kawannya itu tidak
bersungguh-sungguh. "To-yu, mengapa kau sungkan-sungkan?" katanya dan
pedangnya yang bentuknya seperti ular itu menyambar ke depan,
sinarnya berkilauan terkena cahaya bulan, gerakannya cepat dan
bertenaga. Pedang ini tidak menyerang tubuh Lee Ing, melainkan
menyambar ke arah pedang gadis itu pula untuk melepaskan
pedang dari pegangan nona itu. Seperti Gak Seng Cu, si muka
kodok ini sebetulnya sungkan untuk bertanding dengan Lee Ing.
Mereka adalah tokoh-tokoh kang-ouw yang berkepandaian tinggi,
masa disuruh bertanding melawan seorang nona muda" Dan
karena mereka memang bukan orang-orang jahat, maka mereka
tidak mau melukai Lee Ing dan hanya berusaha mengusir dan
menakuti gadis muda itu saja supaya pergi dari situ jangan
menganggu lagi. "Tak!" Begitu pedang berbentuk ular itu bertemu dengan pedang
Li-lian-kiam, kembali pedang itu menempel tak dapat terlepas
lagi. Pek Ke Cui mengerahkan tenaga untuk membetotnya, juga
888 15 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Gak Seng Cu berusaha keras dan mengerahkan Iweekang
namun tetap saja pedang mereka tak dapat terlepas dari pedang
Lee Ing! Hal ini bukan hanya karena pedang gadis ini memang
terbuat dari bahan yang mengandung besi semberani, melainkah
terutama sekali oleh karena gadis itu memang sengaja
menggunakan tenaga menyedot sehingga kekuatan semberani
dari pedangnya menjadi berlipat ganda besarnya.
Hanya dua orang itu yang dapat mengalami betapa anehnya
pertandingan ini, sedangkan Siok Beng Hui yang tidak
mengalaminya, menjadi bengong dan tidak mengerti mengapa
dua orang yang kepandaiannya setingkat dengan dia sendiri itu
hanya berdiri dan berkutetan untuk membetot pedang Masingmasing.
Lee Ing juga bukan seorang gadis yang bodoh dan tak dapat
membedakan orang. Melihat bagaimana dua orang lawannya tadi
tidak mau melakukan serangan hebat ke arah tubuhnya saja
sudah Membuktikan bahwa dua orang itu sebetulnya bukan
orang-orang jahat yang kejam maka iapun tidak mau berlaku
kejam. Selagi dua orang di kanan kirinya itu berusaha
Melepaskan pedang masing-masing, Lee Ing mengerahkan
tenaga pada pedangnya dan menarik. Tak dapat ditahan lagi dua
orang itu tertarik maju dan pada saat itu Lee Ing berseru keras,
"Lepas!" dan... dua orang yang tiba-tiba pedangnya terlepas dari
pedang Lee Ing itu tak dapat dicegah lagi terhuyung ke depan
889 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
saling tabrak dengan kawan sendiri. Baiknya mereka berlaku
cepat, dua tangan kiri didorongkan maju. Dada Gak Seng Cu
terdorong oleh tangan kiri Pek Ke Cui sedangkan tangan kiri tosu
itu mendorong kepala si muka kodok. Keduanya terjengkang ke
belakang namun tidak sampai jatuh!
"Ilmu siluman..." Pek Ke Cui berkata perlahan -sambil mengeluselus kepalanya yang terdorong oleh
kawan sendiri tadi. "Pek Ke Cui, lihat ilmunya yang aseli, agaknya dia belul anak
Souw Teng Wi! Kebetulan sekali, kita tawan saja dia dan bawa
kepada suhu!" kata Cak Seng Cu.
"Kau betul, toyu..." jawab kawannya dan pedang mereka
berkelebat cepat sekali melakukan serangan dari dua jurusan.
Lee Ing tertawa gembira "Kalian mau menawan aku" Hemmm.
diberi rasa sedikit masih belum kapok. Lihat pedang!"
Di lain saat dua orang itu menjadi bingung dan Siok Beng Hui
16 yang tadinva khawatir menjadi kagum sekali. Gadis itu mainkan
pedang seperti orang mabok, gerakannya tidak karuan dan lucu
serta aneh sekali. Akan tetapi dua orang lawannya menjadi
890 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
bingung dan tidak tahu bagaimana harus menyerang dan
menjaga diri. Ke manapun juga mereka menyerang, pedang
mereka selalu terpental kembali, sebaliknya setiap saat ujung
pedang gadis itu mencari lowongan dan mengancam mereka dari
semua jurusan! Benar-benar ilmu pedang yang aneh bukan main,
sinarnya mengisi yang lowong membuyarkan yang penuh.
"Hebat sekali puteri Souw taihiap..." kata Siok Beng Hui perlahan.
Han Sin memandang bangga. Dia sudah tahu bahwa Lee Ing,
seperti biasa, tentu akan menang. Kepercayaannya terhadap
gadis itu sudah penuh. "lng-moi pasti menang..." katanya perlahan, tanpa melepaskan
pandang matanya dari pertempuran. la tidak tahu betapa Siok
Beng Hui menoleh kepadanya dengan kening berkerut, akan
tetapi hanya sebentar karena jago tua inipun segera menonton
jalannya penandingan lagi.
Pertandingan itu tidak memakan waktu lama. Belum sampai dua
puluh lima jurus, tiba-tiba terdengar seruan Lee Ing, "Lepaskan
pedang!!" Pedangnya sendiri berubah menjadi sinar memanjang yang
bergerak cepat sekali seperti cahaya kilat beterbangan dan tahu891
Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tahu terdengar suar "traang-traangl" disusul terlemparnya pedang
dari tangan Gak Seng Cu dan Pek Ke Cui.
Dua orang jago tua ini berdiri pucat. Mereka maklum,
sungguhpun dengan heran dan hampir tak dapat percaya, bahwa
mereka bukanlah lawan gadis ini. Kekalahan mereka bukan
karena kebetulan saja, melainkan kekalahan mutlak yang tak
dapat dibantah lagi. Andaikata mereka kalah oleh Siok Beng Hui, hal ini masih tidak
mengapa karena memang kalau dibandingkan dengan Siok Beng
Hui kepandaian mereka seimbang, menang kalah bukan hal
aneh. Akan tetapi kalah oleh gadis semuda itu dengan secara
begitu mudah lagi, benar-benar merupakan hal yang tak masuk di
akal, karenanya benar-benar merendahkan sekali. Dengan
perasaan malu yang hampir tak tertahankan lagi, membuat
mukanya sebentar pucat sebentar merah, Gak Seng Cu
memungut pedangnya dan berkata,
17 "Nona kecil benar-benar lihai, telah mewarisi ilmu tinggi. Pinto
Gak Seng Cu mengaku kalah." la menjura lalu pergi diikuti oleh
Pek Ke Cui yang juga sudah mengambil pedangnya dan tidak
mengeluarkan perkataan apa-apa.
"Kalau masih penasaran, boleh mencari Souw Lee Ing jangan
mencari ayah yang sudah tua!" Lee Ing mengejek.
892 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Gadis ini sebetulnya sembarangan mengejek, memang sengaja
menantang menggunakan nama sendiri karena tadi ia mendapat
kenyataan bahwa kepandaian mereka memang tinggi. Andaikata
ayahnya tak usah kalah terhadap mereka ini, akan tetapi kalau
guru mereka yang datang, yang tingkahnya tentu sebanding
dengan kepandaian Pek-kong-sin-ciang Bu Kam Ki, padahal
ayahnya selain sudah tua, juga sudah cacad, sepasang matanya
sudah buta, oleh karena inilah maka ia hendak mewakili ayahnya
menghadapi mereka semua. "Akan kami ingat nama itu...!" terdengar jawaban Gak Seng Cu
dari tempat jauh. Ternyata mereka sudah hampir sampai di kaki
buku. Demikian cepatnya ilmu lari mereka.
Siok Beng Hui menghela napas panjang sambil menghampiri Lee
Ing. "Melihat gerakan mereka. dua orang tadi tak boleh dibilang
mundur kepandaiannya. Akan tetapi dalam beberapa jurus saja
kalah olehmu benar-benar membuat aku orang tua tak berguna,
kagum sekali, nona Souw. Sungguh besar hatiku melihat bahwa
Souw-taihiap mempunyai keturunan pandai seperti kau."
"Siok-lopek. di mana ayahku?" tanya Lee Ing cepat-cepat, la tahu
bahwa jago tua she Siok mi tentu tahu di mana ayahnya berada.
893 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Siok Beng Hui nampak ragu, memandang ke kanan kiri, lalu
berkata perlahan, "Souw-taihiap berada di utara, kalau nona hendak mencarinya,
pergilah ke Peking dan tanyakan kepada Bun-ji, dia akan
membawa nona kepada Souw-taihiap."
"Bagus! Aku hendak menyusul ke sana!" Lee Ing menoleh kepada
Han Sin, tersenyum dan berkata, "Sin-ko, terpaksa kita berpisah
di sini. Aku tak dapat lagi menemani mencari jago-jago karena
aku sudah tidak sabar lagi menanti, hendak buru-buru bertemu
dengan ayah. Selamat berpisah, Sin-ko."
Setelah berkata demikian gadis itu memberi hormat kepada Siok
18 Beng Hui dan Han Sin, kemudian sekali berkelebat ia lenyap, lari
ke bawah bukit. Han Sin kecewa sekali, akan tetapi apa yang dapat ia perbuat" la
merasa seakan-akan semangatnya copot dan meninggalkan
raganya, ikut terbang melayang di samping gadis itu. Tentu saja
ia tidak berani sembarangan mencegah, apa lagi di situ ada Siok
Beng Hui menjadi saksi, la hanya dapat mengangkat tangan
kanannya melambai dengan hati perih dan muka pucat yang tidak
kentara di bawah cahaya bulan itu.
894 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Siok Beng Hui sengaja tidak memberitahukan tempat
persembunyian Souw Teng Wi kepada Lee Ing oleh karena
sebetulnya ia masih ragu-ragu apakah benar gadis ini puteri
Souw Teng Wi. Menurut cerita puteranya, puteri Souw Teng Wi
yang bernama Souw Lee Ing tidak begitu tinggi ilmunya,
mengapa sekarang tahu-tahu telah begini lihai" Maka ia sengaja
menyuruh gadis itu menjumpai Siok Bun di kota raja utara, karena
Siok Bun yang akan mengenalnya sebagai puteri Souw Teng Wi
atau bukan. Kalau bukan dan ternyata palsu, tentu Siok Bun
takkan mau menunjukkannya.
"Siok-Io-enghiong, bagaimana bisa sampai ke sini?" tanya Han
Sin kepada Pek-kong-sin-kauw Siok Beng Hui yang baru
sekarang ia ketahui adalah murid Bu Kam Ki.
"Hendak mencari suhu yang kabarnya berada di wilayah ini. Kau
sendiri mengapa berada di sini" Aku sudah mendengar bahwa
kawan-kawan Tiong-gi-pai mengungsi ke utara, malah ada
beberapa orang sudah kujumpai, mengapa kau sendiri
menyendiri di sini?"
"Aku justeru memenuhi tugas yang diserahkan kepadaku untuk
menghubungi orang-orang gagah, minta bantuan mereka kelak
untuk menjatuhkan boneka-boneka pemeras rakyat. Suhu loenghiong bukankah Pek-kong-sin-ciang
Bu Kam Ki Locian-pwe?"
895 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Betul, kau tahu tempatnya?"
"Baru beberapa hari yang lalu aku pernah bertemu dengan
beliau." Han Sin lalu bercerita tentang keluarga Ciong dan
keluarga Bu Kam Ki. Tentu saja ia tidak mau bicara tentang
maksud perjodohan yang menimbulkan heboh itu.
Girang sekali hati Siolk Beng Hui.
19 "Bagus, kalau begitu mari kau antar aku menemui suhu.
Persiapan sudah dekat dan tadinya aku hendak minta bantuan
kedua susiok, Tok-pi sin-kai dan Im-kan Hek-mo. Siapa kira
mereka mempunyai pikiran yang bengkok, menyuruh murid
mencari Souw-tai-hiap. Benar-benar menjengkelkan sekali! Fihak
musuh sudah lama selalu berusaha mencari Souw-taihiap
sekarang ditambah dua orang kakek itu, benar-benar sukar
diurus. Baiknya ada nona Souw yang begitu lihai."
Karena maklum bahwa Siok Beng Hui adalah orang kepercayaan
Raja Muda Yung Lo dan menjadi seorang yang dijunjung tinggi
oleh Tiong-gi-pai, tentu saja Han Sin tidak berani menolak. Pula
apa alasannya kalau menolak" Terpaksa ia berangkat dengan
jago tua itu, ke timur kembali dan hatinya dak-dik-duk tidak enak
896 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
kalau ia bayangkan bahwa ia harus bertemu muka lagi dengan
Bu Kam Ki, terutama sekali dengan Bu Lee Siang!
Hatinya berat sekali karena baru tadi ia masih menikmati cahaya
bulan purnama di samping Lee Ing sambil bersenda-gurau,
sekarang ia harus berjalan di samping Siok Beng Hui, seorang
setengah tua yang pendiam dan keren. Benar-benar perobahan
mendadak yang tidak menyenangkan hati sekali.
Lee Ing melakukan perjalanan secepat mungkin, mengerahkan
semua kepandaian untuk berlari cepat dan hanya mengaso apa
bila sudah lelah benar untuk tidur atau makan. Biarpun hari sudah
jauh malam, kalau fa belum lelah dan mengantuk benar, ia
berjalan terus, la belum pernah melakukan perjalanan di daerah
ini, akan tetapi maklum bahwa letak kota raja utara adalah di
utara. Akan tetapi, betapapun lihainya ilmu lari cepat Lee Ing, jarak yang
ditempuhnya amat jauh. Ia berada di daerah Propinsi Hu-nan dan
untuk mencapai tempat tujuannva, ia harus melalui empat
propinsi besar lagi, yaitu Ho-pek, Ho-nan, dan Ho-pei. Ribuan mil
ia harus tempuh dan banyak daerah yang masih liar dan sukar
dilalui. Hanya berkat kepandaian yang tinggi saja ia dapat maju
terus dengan cepat. 897 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Setelah melakukan perjalanan berpekan-pekan tanpa mengenal
lelah saking rindunya hendak cepat-cepat bertemu dengan
ayahnya, pada suatu pagi Lee Ing sudah tiba di tepi Sungai
Huang-ho, sebelah utara kota Lok-yang. Ketika ia tadi pagi-pagi
20 sekali berangkat dari Lok-yang, ia lebih dulu makan bubur di
sebuah warung kecil. Pelayan warung itu menyatakan herannya
bahwa sepagi itu ada seorang gadis membeli dan makan bubur.
"Kemarin juga pagi-pagi sekali ada serombongan orang makan
bubur. Mereka itu orang-orang aneh, tetapi lihai. Nona lihat saja.
Yang seorang dapat merayap tembok seperti cecak lalu
mengecapkan tangannya di pian itu untuk main-main dengan
kawan-kawannya yang jumlahnya lima orang. Orang-orang aneh
akan tetapi mereka memberi hadiah secara royal sekali!"
Lee Ing tidak begitu memperhatikan dongeng pelayan ini, akan
tetapi ketika matanya melirik ke arah pian yang ditunjuk, hampir
saja ia berteriak, la melihat tanda tapak tangan hitam di atas pian
itu. Itulah tanda Hek-tok-ciang!
"Hemm. siapakah badut yang main-main dengan cap buruk itu?"
tanyanya memancing, pura-pura heran.
898 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Bukan badut, nona. Memang dia aneh, akan tetapi dia seorang
kongcu (tuan muda) yang tampan dan berpakaian gagah sekali.
Kawan-kawannya amat menghormatnya dan sikapnya seperti
seorang berpangkat."
Lee Ing dapat menduga bahwa yang dimaksudkan itu tentulah
Auwyang Tek. Siapa lagi selain Auwyang Tek atau Tok-ong Kai
Song Cinjin yang memberi tanda Hek-tok-ciang" Hemm, pemuda
itu sudah keluyuran sampai di sini, apa maksudnya" Dan tanda
itu, apakah bukan sengaja dipasang supaya orang melihatnya"
Tentu itulah tanda-tanda rahasia bagi crang-orang tertentu,
ataukah untuk menakut-nakuti fihak lawan"
"Ke mana mereka pergi?" tanyanya sambil lalu seakan-akan
untuk sekedar mengisi waktu sambil makan bubur.
"Mereka bicara tentang menggunakan perahu, tentu hendak
menyeberangi Huang-ho, ke mana entah, mana aku-bisa tahu,
nona?" Demikianlah, setelah membayar tukang warung, Lee Ing
melanjutkan perjalanannya dan dari Lok-yang ke sungai itu tidak
berapa jauh maka sebentar saja ia sudah sampai di tepi sungai
yang amat lebar itu. Baiknya musim hujan belum tiba, kalau
899 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
sudah, sukarlah menyeberangi Huang-ho yang sedang meluap
21 dan mengamuk. Para nelayan yang biasa menyewakan perahu
segera merubungnya dan menawarkan perahu sendiri. Hanya
seorang nelayan tua yang menarik perhatian Lee Ing karena
pujiannya, "Perahuku sangat kuat dan boleh dipercaya, nona. Kalau tidak
masa kemarin ada pembesar-pembesar menyewanya" Lima
orang kuseberangkan sekaligus, apa lagi hanya seorang gadis
seperti nona yang tentu ringan sekali. Percayalah, nona. Naik
perahuku sama amannya dengan duduk di kursi dalam rumah
nona sendiri." Lee ing mengambil keputusan menyewa perahu
nelayan tua ini. "Jangan terima penumpang lain, biar kuborong saja. Kubayar
biaya untuk lima orang." Tentu saja kakek itu girang sekali dan
cepat menyiapkan perahunya yang biarpun sudah tua namun
masih kelihatan kuat seperti dia sendiri. Dan dalam
penyeberangan ini Lee Ing mendapat keterangan bahwa lima
orang yang diduganya adalah Auwyang Tek dan kawankawannya itu telah menyeberang kemarin
pagi dan terus menuju ke utara. Setelah mendarat di sebelah utara sungai, Lee Ing melanjutkan
perjalanannya dengan cepat untuk menyusul rombongan
900 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Auwyang Tek itu ke utara. Di sepanjang perjalanan ia melihat
tapak-tapak tangan hitam pada batang-batang pohon yang tinggi,
pada batu-batu karang. Ia tidak tahu apa maksud rombongan itu
meninggalkan tanda-tanda Hek-tok-ciang ini, akan tetapi melihat
gambar-gambar itu Lee Ing merasa sebal sekali dan untuk
memuaskan hatinya, setiap kali melihat tanda itu, ia tentu
menggunakan telunjuknya untuk mencoretnya dua kali kanan kiri
sebagai tanda "mematikan" gambar tangan Hek-tok-ciang itu.
Dengan perjalanan cepat akhirnya dalam tiga hari ia sudah dapat
menyusul rombongan itu. Mereka sedang berdiri di puncak
sebuah bukit yang bernama Bukit Tiga Menara Bukit itu bernama
demikian oleh karena di puncaknya terdapat tiga buah batu
karang yang amat tinggi, menjulang ke angkasa seperti tiga buah
menara buatan alam. Dari tempat pengintaiannya, Lee Ing melihat bahwa dugaannya
memang tepat. Auwyang Tek berada di tempat itu bersama
empat orang kawannya. Yang tiga orang adalah tiga orang
hwesio tinggi kurus yang bentuk wajah dan badannya hampir
sama, hanya warna kulit muka mereka saja yang berlainan.
Seorang bermuka hitam, ke dua bermuka kuning dan yang ke tiga
mukanya merah sekali! Benar-benar tiga orang hwesio aneh. Dari
22 pandangan mata mereka yang berkilat-kilat, Lee Ing dapat
menduga bahwa mereka ini memang orang-orang pandai.
Adapun orang ke empat adalah seorang hwesio pula yang
901 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
dikenal baik oleh Lee Ing, karena hwesio ini bukan lain adalah Bu
Lek Hwesio yang dulu merampasnya dari kakeknya Haminto
Losu kemudian "menjualnya" kepada Tiong-gi-pai dengan
penukaran ilmu pedang dari Kwee Cun Gan!
Bagaimana Auwyang Tek bisa berada di tempat itu" Ternyata
kaki tangan Auwyang-taijin segera mengetahui bahwa para
anggauta Tiong-gi-pai melarikan diri ke utara dan berusaha untuk
mengadakan hubungan dengan orang-orang pandai untuk
memusuhi fihak Auwyang-taijin. Oleh karena ini, Tok-ong Kai
Song Cinjin juga tidak tinggal diam. Kawan-kawannya dibagi
tugas, ada yang harus membasmi semua anggauta Tiong-gi-pai
dan mengejar mereka ke utara, ada yang disuruh memanggil
orang-orang pandai untuk dijadikan pembantu. Tok-ong sendiri
pergi ke Tibet untuk mencari saudara-saudaranya. Sedangkan
Auwyang Tek mendapat tugas pula mengamat-amati perbatasan
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
utara dan selatan serta gerak-gerik Raja Muda Yung Lo, sekalian
mencari kawan-kawan sehaluan.
Auwyang Tek adalah seorang pemuda sombong yang merasa diri
sendiri terpandai, maka ke manapun ia pergi, ia mengobral dan
meninggalkan tanda-tanda tapak tangan Hek-tok-ciang, tidak saja
untuk memberi tanda kepada kawan-kawannya yang banyak
disebar di daerah perbatasan, juga untuk menakuti para anggauta
Tiong-gi-pai. 902 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Maklum bahwa Souw Teng Wi merupakan pujaan kaum
pemberontak dan mempunyai pengaruh besar, Auwyang Tek
berusaha mencari tempat persembunyian ini. Ia pikir bahwa
sekali Souw Teng Wi dapat ditangkap, kiranya orang-orang yang
mempunyai pikiran untuk memberontak akan menjadi kecil
hatinya. Maka ia sering kali muncul di Peking dan baginya mudah
saja karena ia adalah putera Menteri Auwyang, selain itu tidak
berani Raja Muda Yung Lo mengganggunya karena Auwyang
Tek, dengan perantaraan ayahnya telah dapat memiliki sebuah
tek pai (bambu bertulis tanda kuasa) dengan tugas kaisar:
Memeriksa dan meneliti tentang keamanan di dalam negeri!
Di dalam perjalanannya, ia bertemu dengan Bu Lek Hwesio.
Semenjak dulu, hwesio ini terkenal curang dan cerdik. Tahu
bahwa Auwyang Tek mencari Souw Teng Wi, hwesio licik ini
23 menemuinya dan menyatakan bahwa ia dapat membantu
Auwyang Tek mencari Souw Teng Wi, asal pemuda itu suka
mengajak tiga orang kawan baiknya dan suka memberi hadiah
besar dan janji pangkat apa bila usaha itu berhasil kelak.
Tentu saja Auwyang Tek menerimanya dengan gembira. Adapun
tiga orang kawan baik Bu Lek Hwesio ini adalah tiga orang
hwesio yang sekarang bersama mereka melakukan perjalanan ke
utara. Mereka ini adalah tiga orang hwesio yang selama ini tidak
terkenal karena mereka tak pernah muncul di dunia kang-ouw
Akan tetapi sesungguhnya mereka memiliki ilmu kepandaian
yang tinggi dan biarpun usia mereka sebaya dengan Bu Lek
903 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Hwesio, namun dalam hal tingkat mereka masih terhitung susiok
(paman guru) dari Bu Lek Hwesio. Ini saja sudah membuktikan
bahwa tingkat kepandaian mereka memang sudah tinggi.
Demikianlah, bersama Bu Lek Hwesio dan tiga orang hwesio
yang menyebut diri Hu-niu Sam-lojin (Tiga kakek dari Bukit Huniu) itu, Auwyang Tek segera
berangkat lagi ke utara untuk
mencari Souw Teng Wi sebagaimana telah dijanjikan oleh Bu Lek
Hwesio yang sanggup mencarikan tempat persembunyian
pahlawan yang dikejar-kejar dan dianggap pemberontak oleh
Kerajaan Beng di Nan-king. Dan pada hari itu mereka tiba di Bukit
Tiga Menara tanpa mengetahui bahwa gerak-gerik mereka
diawasi oleh sepasang mata bening tajam dari seorang gadis
jelita, puteri dari Souw Teng Wi!
Melihat tiga batu karang yang berbentuk menara tinggi sekali itu,
timbul kegembiraan hati Auwyang Tek dan ia ingin menguji
kepandaian tiga orang susiok dari Bu Lek Hwesio yang
mendengung-dengungkan kelihaian tiga orang hwesio itu.
Auwyang Tek mengeluarkan sehelai saputangan putih, lalu
berkata, "Aku ingin sekali memancangkan saputangan ini dengan tandaku
di puncak menara batu karang ini. Apakah di antiara losuhu ada
yang dapat memberi petunjuk kepadaku?"
904 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Hwesio muka merah yang berjuluk Ang Bin Hosiang menjawab
sambil berdongak ke atas, "Dapat dilakukan dengan melompat
tinggi." Ia memang seorang ahli ginkang yang lihai. Ilmunya
meringankan tubuh dan melompat sukar ditandingi dan hal ini
sudah didengar oleh Auwyang Tek dari Bu Lek Hwesio, maka ia
ingin sekali mengujinya. 24 "Akan tetapi mana bisa aku melompat setinggi itu! Apa losuhu
bisa menolongku memancangkan saputangan ini di atas sana"
Tak perlu di puncaknya sekali karena terlalu tinggi, takkan
kelihatan orang dari bawah. Cukup di tempat sedikit di bawah
puncak." Auwyamg Tek bicara seolah-olah ia tidak sengaja
menguji kepandaian orang, padahal tempat yang ia kehendaki,
yaitu di bawah pncak, sudah merupakain tempat tinggi yang
kiranya tak mungkin dicapai orang dengan melompat saja.
"Pinceng (aku) bisa melompat sedikit, akan tetapi entah bisa
mencapai tempat setinggi itu atau tidak, baik dicoba saja.." jawab
Ang Bin Hosiang. Auwyang Tek girang sekali, cepat ia menempelkan telapak
tangannya yang terbungkus sarung tangan itu ke tengah
saputangan yang segera meninggalkan tanda tapak tangan
menghitam. Kain itu telah menjadi hangus di bagian gambar ini.
Benar-benar menunjukkan betapa hebat dan berbahaya adanya
Hek-tok-ciang! 905 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Hek-tok-ciang memang hebat dan lihai sekali," kata Ang Bin
Hosiang memuji serta mengangguk-anggukkan kepalanya yang
gundul kelimis. Kemudian ia menerima saputangan itu dan
memasang kuda-kuda, kemudian sambil berseru keras kedua
kakinya mengenjot tanah dan tubuhnya melayang ke atas,
berjungkir-balik lalu melayang lagi ke atas, demikian sampai tiga
kali sehingga ia tiba di depan menara di bagian atas sekali dekat
puncak. Tangannya yang memegang saputangan itu bergerak ke depan
secepat kilat dan saputangan itu telah menempel pada batu
karang, pinggirnya amblas tertekan oleh tangan hwesio itu yang
tubuhnya kini sudah melayang turun kembali seperti seekor
burung besar tanpa sayap. Auwyang Tek dan hwesio-hwesio
yang lain bertepuk tangan memuji, dan di lereng bukit itu
bergema suara tepuk tangan mereka. Lee Ing sendiri
bersembunyi sambil mengintai, diam-diam memuji karena
perbuatan hwesio itu memang sukar sekali dilakukan dan tak
sembarang orang dapat menirunya.
"Di puncak ini ada tiga batu karang seperti menara, baiknya
ketiganya diberi tanda. Aku ingin, mengukir telapak tanganku di
puncak menara ke dua, entah apakah Oei Bin Losuhu suka
menolongku" Aku sendiri melompat takkan sampai, merayap naik
aku sanggup sampai ke puncak, akan tetapi sambil merayap
906 25 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
tentu saja tak mungkin aku dapat mengerahkan tenaga
mengecap pada batu karang."
Hwesio muka kuning tersenyum dan tahulah dia bahwa pemuda
putera menteri ini sebetulnya hendak menguji kepandaian dia dan
saudara-saudaranya. Ia mengangguk dan hwesio yang tidak
biasa banyak bicara ini menjawab singkat,
"Mari kongcu pinceng bawa naik" Setelah berkata demikian, ia
berdiri di dekat batu karang ke dua dan memberi isyarat kepada
Auwyang Tek untuk berdiri di atas pundaknya. Auwyang Tek
agak ragu-ragu karena mana mungkin orang merayap di atas
batu karang itu sambil di pundaknya ditumpangi orang lain"
Membawa diri sendiri saja sudah amat payah dan harus memiliki
Ilmu Pek-houw-yu-cong secara mahir. Ilmu Pek-houw-yu-cong
adalah ilmu merayap seperti cecak bermain-main di atas tembok.
Akan tetapi karena memang hendak menguji, tanpa berkata apaapa ia lalu melompat ke atas
pundak hwesio bermuka kuning itu.
Seperti juga saudaranya tadi, si muka kuning ini mengeluarkan
seruan keras yang menggetarkan bukit, bahkan Auwyang Tek
sendiri sampai merasa tubuhnya tergetar oleh seruan ini,
kemudian hwesio itu mulai merayap naik dengan kedua kaki
tangannya seperti cecak besar, dengan cepat sekali! Hebat
tenaga lweekang hwesio muka kuning ini. Tanpa berkurang
907 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
tenaganya, ia terus merayap naik ke atas sampai mencapai
puncak menara ke dua itu.
"Berhenti di sini, losuhu!" kata Auwyang Tek yang cepat
memukulkan telapak tangannya pada batu karang dengan
menggunakan Hek-tok-ciang sampai batu karang itu berlubang
dan tangannya meninggalkan bekas di situ.
"Turun ke bawah!" kata lagi Auwyang Tek dan hwesio muka
kuning itu lalu merayap turun, lebih cepat dari pada tadi ketika
naik. Padahal dalam mempergunakan Ilmu Pek-houw-yu-cong ini,
turunnya malah lebih sukar dari pada naiknya.
Karena merasa tidak enak dipanggul terus, sepuluh kaki sebelum
mencapai tanah, Auwyang Tek sudah melompat turun, diikuti oleh
hwesio muka kuning itu yang tiba di atas tanah kembali dalam
keadaan biasa, hanya jidatnya berpeluh sedikit. Kembali tepuk
sorak menyambut demonstrasi kepandaian yang memang hebat
ini. Sekali lagi Lee Ing memuji dalam hati.
"Kepala-kepala gundul ini benat-benar tak boleh dipandang
26 ringan," pikirnya dalam hati dan ia mengeluh bahwa fihak
Auwyang-taijin betul-betul mempunyai banyak tenaga kuat.
908 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Hwesio ke tiga yang bermuka hitam, berjuluk Ouw Bin Hosiang,
juga memperlihatkan kepandaiannya. Kali ini ia mendemonstrasikan kemahirannya bermain piauw (senjata yang
ditimpukkan). Sehelai saputangan bercap jari tangan Hek-tokciang dilempar oleh Auwyang Tek ke
udara, dan selagi saputangan itu melayang, Ouw Bin Hosiang menyusul dengan
empat batang piauwnya berturut-turut. Saputangan itu kena
disambar piauw, melayang ke atas puncak batu karang ke tiga
dan terpantek di puncak itu dengan rapinya. Piauw itu telah
menancap di empat ujung saputangan seperti dipasangkan
orang. Setelah demonstrasi ini disambut tempik-sorak pula, Auwyang
Tek tertawa bergelak, "Kepandaian sam-wi-losuhu (tiga bapak
pendeta) benar mengagumkan. Dengan bantuan sam-wi-losuhu,
pemberontak-pemberontak itu tentu lebih mudah dihancurkan I
Ha-ha-ha-ha!" Lima orang itu lalu melanjutkan perjalanan menuruni bukit sambil
ketawa ketawa Hampir saja Lee Ing tak dapat menahan
kesabarannya dan ingin ia melompat keluar memberi hajaran
kepada Auwyang Tek yang amat dibencinya itu. Akan tetapi ia
dapat menahan perasaannya. Tak perlu" mencari permusuhan
untuk urusan pribadi yang tidak ada artinya, demikian sering kali
Han Sin memberi nasihat. 909 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Boleh kita mengorbankan jiwa raga, akan tetapi itu hanya demi
membela negara, rakyat, atau nama dan kehormatan. Musuh
besar yang telah menganiaya ayahnya adalah Tok-ong Kai Song
Cinjin seorang. Biarpun Auwyang Tek itu murid Tok-ong, namun
pemuda ini tak pernah berurusan dengan ayahnya. Lee Ing
tersenyum seorang diri dan merasa heran mengapa ia sekarang
bisa berpikir panjang seperti ini. Gara-gara Han Sin, pikirnya.
Pemuda yang jujur dan berhati terlampau baik sehingga kadangkadang amat lemahnya. Apakah
akupun ketularan menjadi lemah
27 hati" Lee Ing melompat keluar dari tempat pengintaiannya tadi,
menghampiri batu karang pertama yang tinggi seperti menara itu.
Dari bawah nampak saputangan putih yang ada bekas jari tangan
atau telapak tangan Auwyang Tek. Hatinya panas.
"Hemmm, menempel benda itu sambil melompat ke atas bagiku
apa sukarnya" Masa aku tidak bisa?" Ia mengerahkan tenaga,
kedua kakinya menotol tanah dan tubuhnya melayang ke atas.
Berbeda dengan gaya Ang Bin Hosiang yang tadi berpoksai
(membuat salto) sampai tiga kali untuk mencapai puncak batu
karang menara, kini Lee Ing menggerak-gerakkan kaki tangannya
seperti orang berenang. Aneh dan hebat, tiap kali kedua kakinya
menjejak udara, tubuhnya mumbul makin tinggi.
Akhirnya gadis yang luar biasa mi dapat mencapai saputangan
dengan tangannya. Ia mengulur lengan kanan, menggunakan jari910
Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
jari tangannya menggurat dua kali dan.... di atas saputangan itu,
tepat di atas cap tapak tangan, terdapat garis silang yang
"mematikan" tapak tangan itu. Lee Ing melayang turun lagi ke
bawah dengan cara terjun, kepala di bawah kaki di atas. Sebelum
membentur tanah, ia membalik dan dapat berdiri tegak bagaikan
seekor burung dara melayang turun saja ringannya.
Menghadapi batu karang ke dua, diapun meniru perbuatan Ouw
Bin Hosiang, merayap naik dengan enak dan cepat sekali ke
atas, setelah sampai di puncak, ia memukulkan tangannya pada
permukaan batu karang di mana terdapat tapak tangan Auwyang
Tek. Permukaan batu karang itu hancur dan gambar tapak tangan
itupun lenyap! Puas hatinya lalu merayap turun lagi dengan
kecepatan luar biasa. Saputangan bergambar tapak tangan di puncak batu karang
menara ke tiga ia pukul robek-robek
(Lanjut ke Jilid 21) Pusaka Gua Siluman (Cerita Lepas)
Karya : Asmaraman S. Kho Ping Hoo
Jilid 21 911 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
dengan sebuah batu dari bawah. Juga dalam menimpuk, gadis ini
menandingi kepandaian Ouw Bin Hosiang! Setelah melakukan
tiga perbuatan ini, Lee Ing tertawa girang, lalu berlari-lari turun
gunung seperti seorang anak yang nakal. Hatinya riang karena ia
telah dapat merusak hasil kesombongan pemuda Auwyang Tek
yang amat dibencinya itu. Karena ia ingin cepat-cepat mencari
28 ayahnya, maka ia tidak inemperdulikan lagi kepada rombongan
ini, malah ia menyusul dan mendahului mereka tanpa terjadi
bentrokan yang hanya akan menghambat perjalanan.
Karena selalu menghindarkan diri
dengan fihak lawan, malah tidak
gangguan orang jahat di perjalanan
gadis lemah atau makanan empuk,
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
perjalanan cepat sekali. dari bentrokan-bentrokan mau melayani gangguanyang mengira dia seorang
Lee Ing dapat melakukan Setelah melakukan perjalanan lama sampai berpekan-pekan,
akhirnya gadis ini sampai juga di kota raja utara, Peking. Girang
hatinya melihat daerahnya ini, bertemu muka dengan orangorang utara, merasa berada di kampung
halaman sendiri. Hatinya berdebar kalau ia ingat bahwa ia telah dekat dengan ayahnya
yang tercinta. Memang jauh berbeda keadaan di selatan dan di utara. Di utara,
rakyat nampak hidup tenang, kaum tani yang bekerja di sawah
nampak gembira. Di setiap dusun yang dilalui Lee Ing nampak
912 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
aman tenteram, dan wajah orang-orang kelihatan terang dan
ramah, tanda bahwa mereka merasa puas dengan keadaan hidup
mereka. Keadaan di kota raja sendiri amat ramai, penuh dengan para
pedagang yang datang dari luar daerah membawa dagangan
mereka yang beraneka warna. Kalau negara kuat rakyat hidup
aman dan dapat mencurahkan seluruh perhatian kepada
pekerjaan mereka dan perdagangan menjadi maju dan ramai,
mendatangkan hasil berlimpah-limpah bagi semua orang,
mendatangkan kemakmuran dan karena tidak ada yang
kekurangan sandang pangan jarang muncul kejahatan.
Akan tetapi, sungguhpun di kota raja utara ini nampaknya ramai
dan tenteram, bagi yang mengetahui, tempat ini penuh dengan
mata-mata, baik mata-mata pemerintah Raja Muda Vung Lo,
maupun mata-mata dari selatan yang dikirim oleh pemerintah
Kerajaan Beng. Lee Ing memasuki kota raja dengan wajah gembira dan kagum.
Bangunan-bangunan yang besar dan megah membuat ia
bengong karena di selatan tidak ada ia melihat bangunanbangunan seperti ini. Memang mengenai
bangunan, kota raja 29 selatan kalah oleh bekas kota raja Bangsa Mongol ini. Megah dan
hebat. Apa lagi sekarang, setelah Raja Muda Yung Lo yang
berkuasa di situ, kota raja ini nampak makin makmur.
913 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Kalau toh kelihatan pengemis-pengemis di kota raja ini, mereka
Pendekar Sakti Suling Pualam 15 Pendekar Naga Putih 49 Tumbal Perkawinan Kembang Kecubung 5
sekarang belum punya anak, berjanjilah kalau kelak isterimu
melahirkan anak, anak itu harus diserahkan kepadaku mulai
berusia sepuluh tahun sampai lima belas tahun."
14 Hampir tidak kedengaran saking perlahannya jawaban Han Sin,
"Locianpwe, aku tak berani berjanji karena..... karena aku belum
mempunyai isteri." "Eh, begitukah" Sayang sekali! Tapi tentu sudah bertunangan
dan sebentar lagi akan menikah....."
"Juga belum!" jawab Han Sin cepat-cepat. Wajahnya tidak
membayangkan sesuatu, namun di dalam hatinya kakek she Bu
ini girang sekali. Syaratnya tadi hanya merupakan "jalan
memutar" untuk mengetahui apakah pemuda mi sudah ber-isteri
ataukah bertunangan. Ternyata sekarang bahwa pemuda ini
masih belum ada ikatan Kalau saja ia dapat menarik pemuda ini
sebagai mantunya, akan puas dia dan perkara memberi cbat
kepada keluarga Ciong merupakan hal yang tak penting lagi.
"Kalau begitu sukar," katanya mengerutkan kening. "Akan tetapi
melihat kesungguhanmu hendak menolong mereka, juga
mengingat bahwa kau adalah murid Im-yang Thian-cu yang
828 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
kukenal baik, mengingat lagi bahwa kau adalah utusan Tiong-gipai yang berarti kawan
seperjuangan, biarlah aku mengalah dan
boleh kau membawa obatku untuk diberikan kepada mereka
Adapun tentang balas jasa, aku hanya akan minta tolong darimu
setelah kau memberikan obat itu kepada mereka. Berjanjilah
untuk datang kembali ke sini dan akan memenuhi permintaanku
dengan suka hati." Dapat dibayangkan betapa girangnya hati Han Sin. Saking girang
dan terima kasih, ia lalu menyimpan senjatanya dan menjatuhkan
diri berlutut di depan kakek itu. "Locianpwe berpemandangan
luas, dan sudi mengalah, benar-benar menjadi bukti bahwa
locianpwe seorang gagah yang berbudi luhur. Tentu saja saya
akan memenuhi undangan locianpwe dan akan memenuhi segala
permintaan locianpwe, suatu hal yang dapat saya lakukan
mengingat kebodohan saya."
"Akupun takkan minta yang bukan-bukan atau yang tak dapat kau
lakukan," kata Bu Kam Ki. Kemudian iapun memberikan tiga
bungkus obat bubuk kepada Han Sin. Pemuda ini menerimanya
dengan girang, lalu berpamit mengundurkan diri. Lee Ing diam
saja, hanya mengikuti pemuda itu dan sekarang mereka terpaksa
harus berjalan kaki karena kuda mereka sudah tewas oleh Bu
Lee Siang. 829 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
15 "Nona Souw. semua ini adalah rejekimu. Tak kusangka akan
semudah itu kesudahannya," kata Han Sin girang sekali.
"Kau tolol....!" Han Sin sampai meloncat karena ujung kakinya
tertumbuk batu saking kagectnva mendengar ucapan ini.
"Apa...." Mengapa?" Ia bertanya gagap, memandang wajah nona
itu dengan muka merah. Lee Ing cemberut, benar-benar marah.
"Kau terlalu baik hati, karenanya tolol. Orang yang lemah dari
terlalu baik hatinya suka melakukan perbuatan tolol. Baru satu
kali bertemu dengan kakek tua bangka she Bu itu. begitu saja kau
berjanji akan memenuhi sebala permintaannya. Hemm...!"
Han Sin tersenyum lega. Tadinya ia sudah khawatir sekali kalau
kalau terjadi sesuatu yang hebat sampai nona itu perlu
memakinya tolol. Kiranya hanya urusan itu saja.
"Nona Souw yang baik. Bukankah menolong sesama hidup
adalah tugas utama orang gagah" Kau sendiri hanya pada
lahirnya saja seperti yang tidak acuh akan tetapi bukankah kau
sudah menolong nyawaku beberapa kali tanpa kuminta." Ciongenghiong minta tolong kepadaku
maka aku berusaha 830 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
menolongnya, sedangkan Bu-locianpwe juga minta tolong, tentu
saja aku bersedia menolong. Jangankan diminta, kau yang tidak
pernah dimintai tolong selalu bersiap sedia menolong
sesamanya. Nona Souw, bukankah kaupun setali tiga uang,
sama saja dengan aku dalam hal ini, malah lebih hebat lagi?"
"Tentu saja aku suka menolong orang. mengapa tidak" Akan
tetapi tidak membina seperti kau! Aku menolong orang setelah
melihat apa macam orangnya dan bagaimana duduk perkaranya.
Tidak seperti kau. belum tahu apa yang akan diminta oleh tua
bangka Bu. lebih dulu sudah berjanji memenuhinya."
"Jangan khawatir, nona. Bu locianpwe adalah seorang gagah
perkasa yang ternama, tentu ia tak kan minta yang bukan-bukan."
"Hemm... kita sama lihat saja, hmmm, dia punya anak gadis..."
"Apa maksudmu, nona?" Han Sin memandang heran.
Akan tetapi Lee Ing sudah melanjutkan perjalanannya, malah
menggunakan ilmu lari cepat sehingga Han Sin terpaksa
mengerahkan tenaga untuk mengimbangi kecepatan nona yang
luar biasa itu. 831 16 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Dia punya anak gadis...." kembali Lee Ing bersungut-sungut
"...anak gadis yang sudah menjadi janda kembang sebelum
kawin... hemmm...!" Han Sin merasa heran mengapa gadis ini membawa-bawa puteri
Bu Kam Ki. Akan tetapi melihat gadis itu cemberut dan
kelihatannya tak senang hati, ia tidak berani bertanya-tanya lagi,
tahu bahwa toh ia takkan mendapat penjelasan yang
memuaskan. Belum lama berdekatan dengan gadis ini, ia seperti
telah mengenal baik wataknya yang aneh dan sulit dimengerti.
Ketika mereka tiba di rumah keluarga Ciong yang letaknya
terpencil di tengah-tengah daerah berhutan, hari telah mulai gelap
dan mereka mempercepat lari mereka ketika baru saja memasuki
hutan pertama. Untung mereka dapat sampai di rumah keluarga
itu, karena tadinya dua orang muda-mudi ini kehilangan jalan di
dalam hutan dan tidak tahu ke mana jurusan rumah Ciong Thai.
Sampai lama mereka berputar-putar di dalam hutan dan
beberapa kali melompat naik ke atas pohon besar, namun tidak
kelihatan sinar api dari rumah yang mereka pergunakan sebagai
penunjuk jalan. Tiba-tiba kelihatan api bernyala sebentar di
jurusan kanan. Mereka memburu ke arah tempat itu, akan tetapi
kembali ada sinar api di depan, agak jauh.
832 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Barangkali kalau benar di dunia ini ada setan, itulah agaknya,"
Han Sin mengomel, mendongkol juga karena merasa
dipermainkan oleh api itu.
"Hanya orang-orang sial bertemu dengan setan dan kalau benar
itu setan, memang kita ini sedang sial!" kata Lee Ing dan di dalam
suara gadis itu Han Sin mendengar suara hati gadis itu yang
menimpakan kesalahannya kepadanya seakan-akan ia mendengar bisikan hati gadis itu mencelanya. "Kau yang
membawa sial, tahu?"
Diam-diam ia mengakui hal ini dan memang sudah sepatutnya
gadis ini marah dan mendongkol kepadanya. Kalau tidak karena
dia. tentu Lee Ing tidak akan bertemu dengan keluarga Ciong,
takkan ikut ke rumah Bu Kam Ki dan tidak akan kehilangan jalan
malam-malam di dalam hutan yang gelap lagi dingin Semuanya
karena dia. Karena dia?"
17 "Nona Souw....."
"Eh, saudara Han Sin, kau kenapakah?" Lee Ing terkejut dan
heran mendengar suara pemuda itu tergetar. Sayang ia tidak
dapat melihat wajah pemuda itu yang memandang ke arah dia
dengan muka sebentar merah sebentar pucat.
833 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Nona Souw yang mulia, entah bagaimana aku kelak dapat
membalas budimu. Biarlah di dalam penghidupan yang akan
datang kelak aku menjelma menjadi kuda atau anjing untuk dapat
melayanimu." Pada masa itu, ucapan seperti kalimat terakhir ini memang sering
digunakan orang di Tiongkok. Orang-orang semua percaya akan
kelak akan kembali (reincarnation) maka untuk menyatakan
terima kasih atas hutang budi, orang berjanji kelak akan
menjelma menjadi kuda atau anjing untuk membalas budi.
"Aku.... aku tidak butuh kuda, biar di lain penjelmaan sekalipun.
Apa lagi di dalam hutan malam-malam gelap seperti ini. kuda
untuk apa sih?" Lee Ing berjenaka, sama sekali tidak tahu bahwa
pemuda di depannya itu bicara dengan sepenuh hatinya dan
dengan sungguh-sungguh sekali.
"Anjing juga tidak butuh?" tanya Han Sin penuh harap.
"Aku biasanya tidak suka anjing, biar di lain penjelmaan juga tidak
suka, akan tetapi sekarang aku akan lebih merasa girang kalau
kau berobah menjadi anjing karena binatang itu biasanya pandai
sekali mencari jalan kalau kita kehilangan jalan. Eh, Liem twako,
834 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
kau ini apa sudah kemasukan siluman di hutan ini" Kok bicara
tentang anjing dan kuda segala macam. Lebih baik lekas kita
berusaha mencari jalan keluar kalau tidak kita akan terpaksa
bermalam di dalam hutan bergelap-gelap!"
"Nona Souw, kau mengganggap aku main-main. Biarlah aku
bersumpah, dalam penghidupan sekarang aku akan bersetia
kepadamu sampai mati, setia melebihi anjing atau kuda."
"Sudahlah, gelap-geap kau bicara aneh-aneh, membikin bulu
tengkukku meremang semua. Lihat, tuh di sana nyala api yang
nampak lagi." 18 Han Sin memandang ke depan dan benar saja, nyala api yang
aneh itu nampak lagi. Cepat mereka menuju ke tempat itu, nyala
api itu maju terus dan mereka menjadi amat girang ketika
mendapat kenyataan bahwa nyala api itu membawa mereka ke
jalan atau lorong di hutan itu yang mereka lalui tadi ketika ke
rumah Bu Kam Ki! Setelah mengikuti nyala api itu beberapa lama, tiba-tiba apinya
padam dan mereka mendapatkan kenyataan bahwa mereka telah
berada di depan rumah keluarga Ciong. Terhyata api tadi sengaja
menjadi petunjuk jalan bagi mereka.
835 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Agaknya Ciong-enghiong sudah tahu bahwa kita berhasil maka
dia sengaja memberi petunjuk jalan kepada kita," kata Han Sin.
Lee Ing diam saja dan mengikuti pemuda itu memasuki halaman
rumah. Akan tetapi Han Sin menjadi ragu-ragu ketika di depan
pintu ia disambut oleh Ciong Thai, Giam Loan, dan Ciong Sek
yang berdiri dengan muka pucat dan lesu. Dengan penuh gairah
Ciong Thai bertanya. "Bagaimana, Liem-hiante"
menolong kami?" Berhasilkah" Maukah Bu-lohiap "Bu lohiap telah demikian baik hati untuk menolong nyawa sam-wi
(saudara bertiga) dan telah memberikan obat itu kepadaku."
jawab Han Sin, agaknya tak senang hatinya karena orang yang
ditolongnya itu datang-datang menanyakan kepentingan dan
kebutuhan sendiri dan sama sekali tidak perduli orang lain yang
setengah mati mencari obat.
"Bagus sekali! Aku sudah menduga kalau kau yang pergi pasti
berhasil! Mana obat itu, Liem-hiante?" Ciong Thai segera
menghampiri Han Sin dengan wajah girang, juga Giam Loan
melompat dekat sambil tersenyum senyum manis, sedangkan
Ciong Sek tertawa lebar. Ketiga orang yang tadinya muram
836 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
seperti lampu kehabisan minyak sekarang berseri-seri mendapat
tambahan minyak baru. 19 "lni obatnya." Han Sin menyerahkan bungkusan tiga buah itu
yang cepat diterima oleh Ciong Thai dan langsung dibagikan
kepada isteri dan adiknya, seorang sebungkus. Bukan main
girangnya hati Ciong Thai, la merangkul Han Sin dan pemuda ini
merasa betapa lehernya menjadi basah oleh air mata jago
Lembah Yang ce ini. Hati pemuda yang baik ini seketika menjadi
lemas dan lenyaplah rasa mendongkolnya tadi, terganti rasa
terharu. "Thio Sam! Kai Beng, Lekas siapkan pesta penghormatan bagi
Liecm-taihiap dan lihiap!" Secara mendadak Ciong Thai
menyebut taihiap (pendekar besar) kepada Han Sin dan lihiap
(pendekar wanita) kepada Lee Ing, Kemudian ia menarik lengan
Han Sin sedangkan Giam Loan menarik lengan Lee Ing. diajak ke
ruangan dalam yang lebih lebar dan diterangi oleh banyak lilin
besar yang penuh hidangan! Orang telah menanti kedatangan
mereka dan siap menyambut dengan pesta!
Akan tetapi Lee Ing masih bersikap kaku, dengan sekali renggut
saja ia telah melepaskan lengannya dari tarikan Giam Loan Akan
tetapi nyonya muda itu tidak menjadi tak senang, malah sambil
tersenyum ramah ia membungkuk-bungkuk mempersilahkan Lee
Ing jalan dulu ke ruang dalam. Karena melihat Han Sin telah
837 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
berjalan masuk, terpaksa Lee Ing juga mengikutinya. Kalau
menurutkan perasaan hatinya, ia lebih suka segera meninggalkan
rumah orang-orang ini pada malam itu juga, biar malam dingin
gelap. Entah mengapa, di dalam hatinya Lee Ing amat tidak suka
kepada tiga orang ini, terutama sekali Giam Loan. Akan tetapi,
kejengkelannya berkurang ketika ia melihat Ciong Swi Kiat, bocah
gundul mata gede itu sudah menanti di dalam ruangan itu, berdiri
di sudut dengan sikap seperti seorang pelayan. Kebalikan dari
orang tuanya, bocah ini mendatangkan rasa kasihan dalam hati
Lee Ing. "Taihiap dan lihiap tentu lelah dan lapar setelah melakukan
perjalanan jauh dan tugas berat, silahkan makan sekedarnya dan
minum arak sebagai penghormatan dan ucapan terima kasih
kami," kata Ciong Thai mempersilahkan dua orang muda-mudi itu
yang kini diperlakukan seperti dua orang tamu agung.
Sibuklah tuan rumah melayani dua orang itu dibantu oleh Thio
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sam dan Ho Kai Beng yang sudah agak sembuh dari lukalukanya. Juga Ciong Swi Kiat tadinya
bantu melayani, akan tetapi
melihat anak itu kadang-kadang memandang ke arah masakan
dengan mata melotot dan mulut komat kamit kadang-kadang
20 menelan ludah, Lee Ing lalu menarik tangannya disuruh duduk
ikut makan minum. 838 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Ciong Thai hanya tersenyum saja melihat ini, akan tetapi mata
Lee Ing yang tajam dapat melihat kilat mata kemarahan terpancar
keluar dari sepasang mata Giam Loan yang biasanya genit
dikerling ke arah Han Sin itu. Dengan secara terbuka sekali
nyonya muda yang genit itu melempar senyum dan kerling tajam,
mengajak main mata kepada Han Sin. Hal ini saja sudah
mempertebal rasa tak suka dalam hati Lee Ing.
Dengan gaya dibuat-buat Ciong Sek menuangkan arak dari guci
ke dalam cawan Han Sin dan Lee Ing, lalu berdiri menjura dan
mengangkat cawannya sendiri setelah ia dengan sikap hormat
memberikan cawan-cawan yang diisinya tadi kepada Han Sin dan
Lee Ing. "Ji-wi yang sudah menolong nyawa siauwte dari bahaya maut,
harap sudi menerima penghormatan siauwte dengan secawan
arak ini!" Matanya menatap wajah Lee Ing dengan penuh
kekaguman dan senyumnya senyum memikat, akan tetapi
biarpun wajah pemuda ini tampan juga, dalam pandang mata Lee
Ing yang membencinya nampak seperti muka monyet cengarcengir.
"Sudah terlalu banyak aku minum," katanya mencela dan hendak
menolak akan tetapi melihat Han Sin tanpa ragu-ragu minum
839 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
araknya, iapun lalu meneguknya habis. Arak yang disuguhkan
oleh tuan rumah memang enak, manis dan harum.
"Akupun tidak mau ketinggalan. Ji-wi yang mulia harap sudi
minum secawan arak penghormatanku!" kata Giam Loan sambil
tersenyum- senyum, lalu cepat-cepat ia menuangkan arak dari
sebuah guci putih ke dalam cawan Lee Ing dengan cepat,
kemudian iapun menuangkan arak ke dalam cawan di depan Han
Sin. la mengambil cawan-cawan itu dan menyodorkan kepada
Lee Ing dan Han Sin. matanya basah memandang Han Sin dan
bibirnya yang merah itu tersenyum memikat.
Ingin Lee Ing menampar cawan itu, akan tetapi sebagai tamu
tentu saja ia dapat menahan hatinya, hanya menolak dan
berkata, "Sudah cukup, aku tidak mau minum lagi. Sekarang kau yang
menawarkan arak, nanti tentu suamimu lagi! Apa orang kira kami
21 ini gentong arak yang bisa begitu saja diisi arak sampai
sepenuhnya?" kata Lee Ing setengah marah setengah berkelakar,
dan tidak mau menerima cawan yang disodorkan oleh Giam
Loan. 840 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Lihiap apakah tidak sudi menerima penghormatan sebagai tanda
terima kasih dari seorang yang telah lihiap tolong nyawanya?"
Kata-kata ini dikeluarkan oleh Giam Loan dengan suara sedih
dan mata nyonya muda ini telah pula menitikkan air mata. Namun
Lee Ing tetap tidak mau menerima.
"Nona Souw, tak baik menolak penghormatan orang. Lagi pula,
tambah satu dua cawan saja sih apa artinya" Hitung-hitung kita
ikut merayakan keluarga Ciong yang hari ini terbebas dari
kematian berkat kebaikan hati Bu-locianpwe." kata Han Sin yang
sudah menerima cawannya. Lee Ing mengerutkan kening, lalu menyambar cawan itu dari
tangan Giam Loan dan berkata kepada Han Sin, "Biarlah aku
sekali lagi menurut, akan tetapi setelah minum-minum arak
sampai mabok kita harus segera melanjutkan perjalanan
meninggalkan tempat ini. Kalau kau tidak mau kau boleh tinggal
selamanya di sini, aku akan pergi sendiri!"
Han Sin terkejut. Tidak mengira bahwa gadis itu akan marah
sekali seperti itu. Ia -tidak tahu betapa hati Lee Ing sudah panas
melihat lagak Giam Loan yang genit dan melirik-lirik Han Sin
sambil tersenyum tak tahu malu.
841 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Cici. mengapa memaksa nona ini minum Pek-in-ciu" Kalau dia
tidak mau, sudahlah jangan dipaksa!" tiba-tiba terdengar Ciong
Swi Kiat berkata. "Tutup mulutmu!" Giam Loan membentak.
"Swi Kiat, jangan mencampuri urusan orang tua!" Ciong Thai juga
menegur puteranya. "Pek-in-ciu" Arak apakah ini?" tanya Lee Ing sambil bergantian
memandang wajah tiga orang di depannya. Lee Ing memang
belum pernah mendengar tentang arak Pek-in-ciu (Arak Awan
Putih). Hatinya yang penuh kecurigaan merasa tidak enak,
menyangka arak itu dicampuri racun. Cepat tangan kirinya
mencabut sebuah peniti perak dan dicelupkannya ke dalam
22 cawan. Akan tetapi peniti itu tidak berubah hitam, tanda bahwa di
dalam arak tidak ada racunnya, juga arak itu baunya harum biasa
saja. Ciong Thai tertawa. "Harap lihiap jangan curiga. Disebut Pek-inciu oleh karena kesempurnaan arak
istimewa ini terdapat dari
hawa awan putih. Membuatnya adalah menjemur arak ini di
waktu udara terang dan awan putih memenuhi angkasa raya.
842 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Arak ini baik sekali dan sudah puluhan tahun usianya! Mari kita
minum!" Han Sin sudah mengangkat cawannya ke mulut, dan Lee Ing
menjadi merah mukanya karena ia merasa malu juga sudah
memperlihatkan keraguan dan kecurigaan. Diapun sudah
mengangkat cawannya. akan tetapi tiba-tiba ia menunda lagi dan
menoleh karena mendengar suara di jurusan jendela.
"Tahan, jangan diminum arak itu!" terdengar suara dari luar
jendela dan muncullah kepala.... Bu kam Ki dari balik jendela.
Wajah kakek itu nampak sungguh sungguh dan marah. "Arak
Pek-in-ciu akan membikin kalian mabok. Dasar orang-orang
muda hijau mana bisa menghadapi bangsat-bangsat seperti
keluarga Ciong?" "Bu-locianpwe... arak ini tidak apa-apa..." kata Han Sin karena dia
sendiri tadi melihat Lee Ing telah memeriksa arak itu.
"Bodoh, coba suruh Ciong Thai dan bininya minum arak iiu.
Hayo!" 843 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Akan tetapi di luar dugaan, ketika melihat munculnya orang tua
ini. Ciong Thai, Giam Loan, dan Ciong Sek sudah menuangkan
bungkusan obat yang dibawa Han Sin tadi ke dalam cawan arak
mereka lalu meminumnya sekali teguk. Melihat ini, Lee Ing
hendak menghalangi, kalau betul mereka hendak meracuninya
tak pantas mereka diberi obat, pikirnya.
"Biarkan saja mereka minum obat!" Bu Kam Ki mencegah melihat
Lee Ing bergerak. Setelah minum obat, Ciong Thai tersenyum
menghadapi Bu Kam Ki. "Bu-lohiap benar-benar hendak membusukkan nama kami. Arak
Pek-in-ciu memang arak keras dan mungkin sekali jiwi taihiap ini
23 akan mabuk meminumnya. Akan tetapi apa salahnya itu" Mereka
tidak akan binasa!" Lee Ing sudah menaruh lagi cawan araknya ke atas meja. Juga
Han Sin mulai curiga, karena kalau hanya memberi hormat untuk
pernyataan terima kasih, mengapa harus menggunakan arak
yang dapat memabokkan orang" la lalu teringat akan sinar mata
Ciong Sek yang penuh gairah dan kecabulan kalau pemuda itu
memandang kepada Lee Ing, dan diam-diam Han Sin
mengeluarkan keringat dingin. Benar-benarkah dia telah
dikhianati oleh orang-orang yang telah ditolong nyawanya ini"
Betulkah ucapan Bu Kam Ki bahwa tiga orang ini bukanlah
manusia-manusia yang patut ditolong dan dijadikan sekutu"
844 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Sementara itu, mendengar omongan Ciong Thai, Bu Kam Ki
tertawa bergelak. Tubuhnya bergerak dan dengan ringannya ia
telah melompat ke dalam ruangan itu.
"Ha-ha-ha, orang she Ciong! Puteramu yang kau sia-siakan ini
jauh lebih berharga dari pada kau, maka dia tadi mencegah
binimu menyuguhkan Pek in-ciu. Memang betul arak ini hanya
memabokkan, akan tetapi apa kau kira aku tidak pernah
mendengar bagaimana kalian menggunakannya" Berapa
banyaknya gadis-gadis tak berdosa yang menjadi korban arakmu
ini di tangan adikmu Ciong Sek" Dan berapa banyak pula
pemuda-pemuda vang jatuh oleh binimu karena arak ini"
Hemmm. Ciong Thai. kau ini mengaku gagah akan tetapi tak lain
hanya seekor kura-kura yang bodoh, membiarkan adik dan bini
rnencoreng arang di mukamu, melumuri kotoran pada namamu.
Dengan menyuguhkan arak kepada dua orang muda ini, kalian
hanya hendak menghormati" Ha-ha-ha, anak kecil seperti
anakmu inipun sudah dapat mengerti maksud-maksud jahat adik
dan binimu!" Lee Ing marah bukan main. Ia menyambar cawan itu dan sekali
tangannya, bergerak, isinya telah muncrat menyerang muka tiga
orang keluarga Ciong. Hanya Ciong Thai yang dapal mengelak,
sedangkan Giam Loan dan Ciong Sek yang tadi merasa terkejut
dan takut, merasa muka mereka ditusuk-tusuk jarum ketika
tetesan-tetesan arak itu nengenai kulit muka. Mereka bertiga
terkejut dan seperti mendapat komando. mereka melompat dan
845 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
melarikan diri dari pintu belakang. Menghadapi seorang Bu Kam
Ki atau seorang Souw Lee Ing saja mereka takkan menang. apa
lagi kalau kakek dan gadis ini maju bersama! Lee Ing hendak
mengejar, akan tetapi Bu Kam Ki mencegah.
24 "Tak perlu dikejar, nona. Merekapun akan mampus dalam tiga
han lagi oleh pukulanku kemarin dulu. Obat yang dibawa dan
diminum mereka tadi hanya bubuk gandum vang tidak ada
artinya. Aku sudah dapat menduga bahwa mereka akan berlaku
khianat maka aku sengaja diam-diam datang pula ke sini."
"Jadi tadipun kau orang tua vang memberi petunjuk jalan dengan
nyala api?" tanya Lee Ing sambil tersenyum.
"Kau cerdik, lebih cerdik dari pada Liem-sicu ini." Kakek itu
tertawa bergelak. "Bu-locianpwe, saya melakukan kewajiban dengan sungguh hati,
datang menghadap locianpwe dengan penuh kejujuran hati,
mengapa locianpwe menipu saya dengan memberikan obal
palsu?" Han Sin memprotes dengan kening berkerut. Pemuda ini
wataknya gagah dan jujur, tentu saja tidak suka akan segala
perbuatan yang tidak terus terang dan segala macam tipu-tipuan.
846 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Orang muda, hatimu terlalu baik, karenanya kadang-kadang
lemah. Terhadap orang orang macam mereka, bagaimana kau
suka memberi obat" Kecuali kalau mereka mau memenuhi
syaratku. Sekarang, tinggal kau yang memenuhi janjimu untuk
datang ke rumahku dan memenuhi permintaanku."
"Yang locianpwe maksudkan, datang ke rumah locianpwe?"
"Tentu, apa kau sudah melupakan janjimu?"
Han Sin diam saja, melirik ke arah Lee Ing. Bagi dia sendiri, tentu
saja ia tidak menaruh keberatan untuk mengunjungi rumah kakek
itu, apa lagi dia memang sudah berjanji hendak mengunjunginya.
Akan tetapi mengajak Lee Ing sekali lagi keluyuran melalui hutan
di tengah malam, benar-benar membuat hatinya tidak enak
sekali. "Kakek tua, kau cerewet benar, bawel seperti nenek-nenek!" Lee
Ing mencela, hatinya mendongkol. "Masa sudah malam lagi gelap
kau menyuruh kami melalui hutan belukar itu" Biarpun rumahmu
tidak berapa jauh, setidaknya pada tengah malam baru akan
sampai di sana. Kalau kau ada perlu dengan Liem-twako, katakan
saja di sini apa sih salahnya?"
847 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
25 "Kau ini masih ada hubungan apakah dengan orang muda ini
maka turut-turut mencampuri urusan?" Kakek Bu itu membentak
tak senang. Ditegur begini, muka Lee Ing menjadi merah dan ia gelagapan,
tak tahu bagaimana harus menjawab. Memang kalau dipikir-pikir,
ia sih tidak mempunyai hubungan apa-apa dengan Liem Han Sin
kecuali sebagai teman seperjalanan! Melihat keadaan gadis ini
serba salah dan gelagapan, Han Sin cepat menjawab pertanyaan
ini. "Bu-locianpwe, nona Souw hanyalah teman baik dan penolongku,
tidak ada hubungan apa-apa. Akan tetapi karena nona Souw
sudah banyak menolongku, tidak berani aku membikin dia repot
lagi. Maka yang diusulkannya tadi memang betul, harap
locianpwe suka menyampaikan di sini saja apa yang dapat saya
lakukan untuk locianpwe."
Bu Kam Ki adalah seorang tokoh kang-ouw yang berwatak aneh,
juga ia terlalu perduli akan aturan-aturan yang mengikat
kebebasan seseorang. Oleh karena itu, iapun tidak ragu-ragu dan
tidak sungkan-sungkan lagi untuk menyampaikan niatnya dengan
kata-kata. 848 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Liem Han Sin, kau murid Im-Yang Thian-Cu dan anggauta Tionggi pai, benar amat cocok dengan
keluargaku. Oleh karena itu,
mengingat akan pengutaraanmu tadi bahwa kau belum beristeri
dan belum bertunangan, maka aku mengambil keputusan untuk
menarik kau sebagai jodoh anak perempuanku. Bu Lee Siang."
Saking kaget dan bingungnya mendengar usul yang sama sekali
tidak disangkanya ini, Han Sin sampai berdiri bengong tak dapat
menjawab, hanya memandang bengong kepada kakek itu.
Tiba-tiba Lee Ing tertawa cekikikan, menutupi mulutnya dengan
tangan akan tetapi tetap saja suara ketawanya membanjir keluar
tak dapat dicegah lagi. Han Sin menoleh dan kini memandang
kepada Lee Ing, tidak bengong lagi melainkan penuh
permohonan tolong dalam pandang matanya. Juga Pek-kong-sinciang Bu Kam Ki menoleh dan
memandang kepada gadis itu,
akan tetapi dengan pandang mata marah.
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Hi-hi-hi, sudah kuduga... sudah kuduga...!" kata Lee Ing
menahan ketawanya sambil memandang pemuda itu.
"Apa yang kau duga" Apa yang kau ketawai?" Bu Kam Ki
membentak marah kepada Lee Ing.
26 849 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Sejak tadi Lee Ing selalu bersikap dan bicara kasar kepadanya,
akan tetapi sebagai seorang tokoh besar dunia kang-ouw, ia
sudah biasa dengan sikap yang aneh-aneh, maka ia tidak
mengambil perduli. Akan tetapi sekarang, ia berada dalam
keadaan sungguh-sungguh dan ia merasa tidak senang kalau
ada orang mentertawainya. Kalau Bu Kam Ki tidak mengerti
mengapa gadis itu tertawa. adalah Han Sin yang sekarang
teringat akan kata-kata yang keluar dari mulut gadis itu di dalam
hutan, dalam gelap-gulita tadi tentang gadis dan janda kembang!
Memang benar gadis ini telah dapat menduga bahwa Bu Kam Ki
tentu akan minta dia menerima pinangannya menjadi jodoh
anaknya, gadis yang belum menikah akan tetapi sudah janda
kembang itu karena ditinggal mati oleh tunangannya. Bagaimana
Lee Ing bisa tahu" Benar-benar ajaib sekali gadis pujaannya,
gadis yang sekaligus merampas hatinya, yang tiada keduanya di
dunia ini. Kawin dengan puteri Bu Kam Ki" Tidak, biarpun dengan
seorang bidadari dari kahyangan sekali, ia tak mau menikah
setelah dalam hidupnya ia bertemu dengan seorang dara seperti
Lee Ing! Bukankah tadi di dalam gelap ia telah bersumpah akan
bersetia sampai mati kepada Lee Ing" Bagai mana dia bisa
menikah dengan orang lain"
"Maaf, Bu-lecianpwe. Bukannya saya tidak menghargai budi
kecintaan dan kepercayaan locianpwe kepada saya, akan tetapi
tentang perjodohan..."
850 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Angin malam yang menerobos masuk dari jendela membuat lilinlilin di dalam ruangan itu
bergerak-gerak apinya sehingga wajah
Bu Kam Ki sukar dilihat, tertutup bayangan yang bergerak-gerak.
Akan tetapi mendengar suaranya mudah diduga bahwa ia marah
sekali. Tadi ia sudah marah karena merasa ditertawai oleh Lee
Ing, sebelum ia mendapat jawaban dari Lee Ing tentang apa yang
diketawainya. sekarang Han Sin secara terang-terangan menolak
mentah-mentah pinangannya!
"Ingat janjimu, orang muda.."
"Saya masih ingat baik-baik locianpwe. Saya bersedia memenuhi
permintaan locianpwe untuk urusan yang dapat saya lakukan,
bukankah demikian" Dan perkara perjodohan, betul-betul saya
tidak sanggup melakukan. Kalau urusan lain yang locianpwe
minta, biar kerja keras dan jalan jauh kiranya masih akan dapat
27 saya lakukan." "Jangan plintat-plintut bicara di hadapanku, tahu" Bukankah tadi
kau bilang bahwa kau belum punya isteri atau tunangan, berarti
kau masih bebas" Sekarang, aku hendak menjodohkan kau
dengan anakku, apa halangannya maka kau menolak" Hayo
katakan apakah anakku kurang cantik" Kurang pandai?" Benarbenar kakek itu sudah marah.
851 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Mendengar ucapan ini, kembali Lee Ing tertawa kecil. Sekali lagi
naik darah dalam kepala Bu Kam Ki. Kalau gadis itu tertawa di
saat lain, masih tidak mengapa, akan tetapi pada saat itu benarbenar suara ketawa ini merupakan
minyak bakar dalam api menyala. "Kau ketawa lagi ada apakah, monyet betina?"
"Lutung tua. ketawa atau menangis tidak dikenakan pajak, siapa
melarang" Kau yang ditolak pinanganmu boleh menangis
sepuasmu, aku yang melihat kelucuan ini boleh ketawa sesukaku,
kau mau apa" Orang lain yang menolak pinanganmu kok kau
marah-marah kepadaku, apa kau sudah sinting?"
"Bocah sinting! Apa kau tidak tahu bicara dengan siapa, berani
kurang ajar seperti itu?" Bu Kam Ki melangkah maju, kedua
lengannya sudah gemetar karena ia menahan-nahan nafsunya
hendak memukul. Kalau tidak ingat bahwa Lee Ing hanya
seorang gadis muda yang sebaya dengan anaknya, tentu taditadi ia sudah menjatuhkan tangan
besi. "Tua bangka!" Suara Lee Ing sekarang juga terdengar sungguhsungguh dan ketus sekali. "Aku
bicara dengan Pek-kong-sin852
Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
ciang Bu Kam Ki, seorang tua bangka yang mengaku-aku
sebagai bekas pahlawan, bekas patriot bangsa pembela rakyat
yang gagah perkasa dan budiman, akan tetapi ternyata setelah
tua menjadi seorang yang tak tahu malu, mengandalkan
kepandaian untuk menindas orang lain dan tidak saja
menjatuhkan tangan maut kepada keluarga Ciong yang belum
diketahui kesalahannya, akan tetapi juga memaksa seorang
pemuda menjadi mantunya. Cih, tak tahu malu betul!"
Kemarahan hati Bu Kam Ki tak dapat ditahannya lagi. Kalau yang
memakinya itu seorang yang sederajat atau setingkat, kiranya ia
yang biasanya berwatak jujur tentu akan mempertimbangkan
ucapan itu. Akan tetapi yang menegur dan memakinya sekarang
hanya seorang gadis muda, ini penghinaan sebesar-besarnya!
28 "Bocah tak tahu aturan, kau agaknya sudah bosan hidup!" Bu
Kam Ki melompat maju hendak menyerang.
"Jangan, Bu locianpwe.....!" Han Sin juga melompat, menghadang
dan mencegah kakek itu turun tangan.
"Mengapa pula kau menahanku" Dia apamu?"
853 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Bu....bukan apa apa, dia... dia penolongku."
"Kalau begitu minggir! Dia boleh menolongmu, akan tetapi telah
menghinaku!" Secepat kilat Bu Kam Ki menerobos ke samping
tubuh Han Sin, menerjang Lee Ing. Akan tetapi gadis itu sudah
melompat mundur mencari tempat lega karena tempatnya tadi di
dekat meja, sempit sekali.
"Jangan, locianpwe...!" Han Sin mencegah lagi. "Kau akan
kalah...!" Pemuda ini yang sudah menyaksikan kepandaian Lee
Ing, tidak merasa ragu-ragu lagi bahwa gadis sakti ini tentu akan
menang kalau sampai terjadi pertempuran, sungguhpun ia juga
sudah dapat menduga akan kelihaian kakek ini. Kata-kata terakhir
ini begitu saja terloncat dari mulutnya seperti ketika Lee Ing
hendak bertanding melawan Ciong Thai. Di dalam hatinya sudah
terdapat kepercayaan penuh bahwa gadis pujaannya ini memiliki
kesaktian seperti Kwan Im Posat dan karenanya tidak
terkalahkan! Mendengar ini, mana Bu Kain Ki mau percaya" Ia mengeluarkan
suara ketawa dingin, lalu menerjang terus sambil memukul
dengan Pek-kong-siu-ciang. Diterangi cahaya api lilin, pukulan itu
mendatangkan sinar putih yang menyilaukan ketika tangan itu
meluncur seperti kilat menyambar ke arah tubuh Lee Ing. Biarpun
mewarisi kepandaian sangat tinggi. Lee Ing hanya seorang gadis
muda yang belum banyak pengalaman. Apa lagi dia masih muda,
854 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
darahnya masih panas dan keberaniannya berlebih-lebihan
sampai ia kurang berhati-hati.
Biarpun dari nama julukan kakek ini ia dapat menduga bahwa
lawannya adalah ahli dalam ilmu Iweekang dan memiliki ilmu
pukulan yang berbahaya, namun menghadapi pukulan Pek-kongsin-ciang ini ia tidak menjadi gentar
sama sekali, malah iapun menggerakkan tangan kanan mendorong ke arah pukulan
lawannya itu, sedangkan tangan kirinya dibengkokkan dengan
aneh ke atas seperti bukan gerakan ilmu silat. Padahal menurut
29 ilmu silat yang ia pelajari dari Gua Siluman, gerakan ini adalah
gerakan serangan yang amat lihai, disebut Si Gila Memuja Bulan!
"Werrr! Werrr!" Dua macam hawa pukulan dari dua orang itu
menyambar dan saling bertemu dengan kekuatan yang dahsyat
sekali. Pek-kong-sin-ciang Bu Kam Ki melongo setelah ia dapat
mengerahkan tenaga dalamnya untuk menahan keseimbangan
tubuhnya yang menjadi terguncang oleh pertemuan tenaga yang
hebat Sebagai seorang kang ouw yang ulung dan sudah banyak
sekali pengalamannya, tentu saja sudah pernah ia bertemu
dengan lawan tangguh, akan tetapi selama hidupnya baru sekali
inilah ia bertemu dengan seorang gadis muda sebaya anaknya
yang tidak saja dapat menahan pukulan jarak jauhnya Pek-kongsin-ciang. malah dapat membuat
kedudukan kakinya terguncang!
Dan yang terutama sekali membuat ia melongo adalah melihat
gerakan pukulan gadis itu yang amat aneh dan lucu, selama
hidupnya belum pernah ia menyaksikannya. Inilah yang hebat
dan membuatnya tercengang, oleh karena Bu Kam Ki adalah
seorang tokoh di dunia persilatan serba bisa. Semenjak mudanya
855 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
kakek ini tiada hentinya mempelajari ilmu silat maka boleh
dibilang segala macam ilmu silat dan cabang yang manapun juga
ia mahir, atau sedikitnya tentu ia dapat mengenalnya. Akan tetapi
ilmu pukulan yang diperlihatkan gadis tadi, dengan tangan kiri
membengkok aneh ke atas, benar benar belum pernah ia
melihatnya. "Hemmm, kau boleh juga. Siapa namamu?"
"Namaku souw Lee Ing, kau kakek tua tanya-tanya nama ada apa
sih?" "Hush, kurang ajar kau! Apa kau kira dengan sedikit
kepandaianmu kau bisa membikin aku takut" Lihat serangan!"
Kembali Bu Kam Ki menyerang, karena penasaran kini ia
melakukan pukulan-pukulan berat, berganti-ganti dari jarak jauh
dan dekat sehingga angin menyambar-nyambar dan terputarputar ke arah gadis itu. Setidaknya
jauh lebih lihai dari pada
tokoh-tokoh seperti Mo Hun atau Kui Ek kalau tak boleh dibilang
setingkat dengan kepandaian Tok-ong Kai Song Cinjin. Pukulan
Pek-kong-sin-ciang benar-benar mengandung angin pukulan
yang dahsyat. 856 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Kalau di fihak Lee Ing kagum, di fihak Bu Kam Ki tak dapat
30 dilukiskan lagi kekagetannya ketika melihat gadis itupun membuat
beberapa gerakan aneh, terhuyung-huyung dan meloncat ke
sana ke mari sambil menggerakkan kedua tangannya dengan
kacau-balau. Akan tetapi dari sepasang lengan gadis itu
menyambar hawa pukulan yang demikian hebat sehingga semua
pukulan, baik dari jarak jauh maupun jarak dekat, terpental
kembali! Lima pukulannya yang dilepas secara bertubi-tubi
seperti menubruk benteng baja dan terpental kembali Inilah
hebat! Orang yang dapat menghadapi pukulan-pukulannya tadi
seperti yang dilakukan oleh gadis ini, demikian mudah dan
sederhana, kiranya jumlahnya dapat dihitung dengan jari tangan.
"Lihai juga! Bocah, kau murid siapakah?" tanya Bu Kam Ki
dengan muka berobah merah karena pertanyaannya ini
merupakan pengakuan bahwa ia tidak dapat mengenal
permainan silat gadis itu.
Sambil bertolak pinggang Lee Ing menjawab, "Kakek ompong!
Mau tahu guruku" Namanya Bu Beng (Tiada Nama), bertahta di
Yu-beng-te-hu (Istana Akhirat) di kota Kui-bun-koan (Kota Iblis).
Puas?" Wajah Bu Kam Ki makin menjadi pucat saking marahnya. Jelas
gadis ini mempermainkannya dan terlalu memandang rendah
kepadanya. Tentu saja ia tidak tahu bahwa biarpun secara main857
Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
main, gadis itu telah membuat pengakuan, karena gurunya
memang bernama Bu-Beng Sin-Kun dan tempat tinggalnya di
dalam Gua Siluman. "Yau-hu (siluman betina)! Kau benar-benar tidak memandang
mata kepada Pek-kong-sin-ciang Bu Kam Ki. Kau jaga baik-baik
pukulanku ini!" Setelah berkata demikian, kakek itu menggerakgerakkan kedua tangannya,
diputar-putar di depan dada sampai
semua pergelangan lengan mengeluarkan bunyi "kretek... kretek!"
dan kulit lengannya nampak putih berminyak.
Setelah itu ia lalu membanting kedua kakinya di atas lantai sambil
berseru "aaahhhh!" dan..... sepasang kakinya itu amblas ke
dalam lantai sampai dua dim lebih. Kemudian ia memandang
tajam ke depan, siap melakukan pukulannya. Inilah ilmu pukulan
yang disebut Pek-in-ki-san (Awan Putih Naik Gunung) yang
merupakan inti dari Ilmu Silat Pek-kong-sin-ciang ciptaannya
sendiri. Pek-in-ki-san ini merupakan serangan yang terdiri dari
dua pukulan, pertama menghantam bagian bawah tubuh lawan
sedemikian rupa sehingga jalan satu-satunya bagian lawan untuk
menghindarkan diri hanya melompat ke atas. Kemudian pukulan
susulan, yaitu bagian "ki-san" atau naik gunung dilakukan dengan
memukul ke arah lawan yang sedang meloncat. Dalam keadaah
31 meloncat tentu saja kedudukan lawan tidak kuat, sedangkan dua
pukulan ini dilakukan dengan tenaga Pek-kong-sin-ciang maka
dapat dibayangkan betapa dahsyat dan berbahayanya.
858 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Namun reaksi yang diperlihatkan oleh Lee Ing di luar dugaan dan
tidak kalah anehnya. Melihat orang mengerahkan tenaga
Iweekang sepenuhnya sampai lantai tempat kaki berpijak menjadi
amblas ke bawah. Lee Ing mengeluarkan suara ketawa aneh
sekali dan.. gadis itu mendadak menjatuhkan diri, duduk di atas
lantai dengan kedua kaki dilonjorkan ke depan, kemudian kedua
tangannya ia sodorkan dalam sikap menyembah.
Kelihatannya memang aneh dan menggelikan, akan tetapi inilah
gerakan yang disebut Si Gila Menyembah Matahari, suatu
pecahan dari Ilmu Silat Si Gila Merindu peninggalan Bu-Beng SinKun. Dalam gerakan ini
terkandung tenaga Iweekang yang
dahsyat dan gaib. Pek-kong-sin-ciang Bu Kam Ki ketika melakukan pukulan
pertama tertumbuk kepada tenaga tak terlihat yang meniup dari
gerakan dua tangan gadis yang menyembah itu sampai terpental
kedua kepalan tangannya yang melakukan gerakan mendorong.
Ia kaget setengah mati bercampur rasa heran, akan tetapi melihat
gadis itu kini berjungkir balik dengan kepala di bawah dan kaki di
atas, kembali ia melakukan pukulan sebagai lanjutan pukulan
pertama. Kali ini pukulannya dilakukan agak ke atas, sedianya
untuk memukul lawan yang melakukan pembelaan diri secara
melompat. 859 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Akan tetapi oleh karena pembelaan diri Lee Ing tadi lain dari pada
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
yang lain, malah sekarang gadis itu berjungkir-balik, tentu saja
pukulan ini menuju ke arah kedua kaki gadis itu yang menjulang
ke atas seperti dua batang rebung (bambu muda). Pukulan ini
hebatnya bukan kepalang tidak kalah oleh yang pertama dan kaki
orang lain pasti akan patah-patah atau remuk terkena hawa
pukulan ini. Lee Ing menggerak-gerakkan kedua kakinya seperti orang
menendang bola, atau seperti anak bayi bermain-main dengan
kaki. Akan tetapi inipun bukan gerakan biasa karena dari kedua
kakinya menyambar tendangan yang hebat. Sekali lagi Bu Kam
Ki terkejut dan pukulannya terpental, bahkan tubuhnya sampai
doyong ke belakang hampir terpental! la cepat melompat dan
kiranya lantai yang tadi amblas sekarang makin dalam lubangnya
32 sampai kakinya tadi amblas sebatas lutut.
Terdengar Lee Ing tertawa aneh sekali lagi dan gadis inipun
melompat dan berdiri seperti biasa. Bekas kedua tangannya
menabok lantai tadi juga kelihatan berlubang kurang lebih satu
dim dalamnya. Ternyata hebat juga pengaruh pukulan Bu Kam Ki,
akan tetapi kalau dilihat betapa lubang yang dibuat oleh kedua
kaki kakek itu jauh lebih dalam, dapat dinilai bahwa dalam
mengadu tenaga lweekang yang sakti tadi, ternyata gadis itu
masih menang setingkat. 860 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Kau siluman wanita! Katakan dulu siapa gurumu, dari partai
mana kau sebelum aku melanjutkan mengadu nyawa denganmu!
Aku tidak akan malu-malu lagi untuk mengeluarkan seluruh
kepandaianku melihat bahwa kau adalah seorang lawan
setingkat." Sejak tadi Han Sin berdiri bengong melihat pertandingan yang
dalam pandangannya amat aneh itu, akan tetapi yang ia tahu
merupakan pergulatan mati-matian maka dapat dibayangkan
betapa gelisah hatinya. Ingin ia mencegah pertandingan ini, kalau
bisa ia akan menolong Lee Ing dan kalau perlu mengorbankan
nyawanya untuk nona yang dicintainya ini, akan tetapi tentu saja
ia merasa berat kalau syarat pertolongan itu dia harus menikah
dengan gadis lain! "Bu lo-enghiong, nona Souw adalah puteri tunggal Souw Teng Wi
Taihiap! Harap maafkan dan sudahi pertempuran ini!" akhirnya ia
berteriak dengan hati gelisah sekali. Bu Kam Ki nampak kaget
sekali mendengar ini seperti disengat kalajengking. Matanya
terbelalak lebar kemudian tertawa terbahak-bahak.
"Ha-ha-ha-ha! Titian Maha Adil! Souw Teng Wi mempunyai puteri
seperti ini, benar-benar ini kurnia Thian. Memang seorang
pahlawan besar seperti dia patut sekali di anugerahi puteri
segagah ini. Ha-ha-ha, nona muda, kalau belum bertempur belum
saling mengenal, ini memang kebiasaan orang- orang gagah.
861 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Kenyataan bahwa kau meman
(http://cerita-silat.mywapblog.com)
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
g bersalah dalam hal ini. Ayahmu
seorang pahlawan bangsa yang tiada keduanya. Dan kau
seorang gadis muda yang tiada keduanya pula di dunia ini.
Kepandaianmu benar-benar hebat dan mengagumkan. Sudahlah,
aku si tua bangka memang terlalu memikirkan kepentingan
sendiri, terlalu ingin melihat anakku mendapat jodoh seorang
pemuda gagah. Lamunan kosong belaka, tidak melihat
kebodohan dan keburukan rupa anak sendiri. Sudah, Liem-sicu,
maafkan saja aku orang tua yang sudah pikun. Soal perjodohan
kucabut kembali, namun aku tetap kelak dapat kau harapkan
bantuanku dalam perjuangan membantu Tiong-gi-pai, tentu saja
kalau aku masih hidup pada waktu itu." Setelah berkata demikian,
sekali berkelebat Bu Kam Ki menghilang keluar dari rumah,
lenyap ditelan gelap malam.
Lee Ing menarik napas panjang, "Hebat.... Bu-lohiap itu
kepandaiannya tinggi dan lihai sekali. belum tentu kalah oleh Tokong Kai Song Cinjin."
"Menurut suhu, Pek-kong-sin-ciang memang merupakan seorang
di antara tokoh besar yang sekarang sudah jarang sekali muncul.
Malah suhu pernah berkata bahwa sekarang setelah Tok-ong
memperlihatkan diri, ada harapan tokoh yang lain juga
memperlihatkan diri. Masih ada dua orang tokoh lain yang
tingkatnya kelas satu akan tetapi suhu sendiri belum pernah
berjumpa, yang satu bernama Tok-pi Sin kai (Pengemis Sakti
Tangan Satu) dan seorang lagi berjuluk Im-kau Hek-mo (Iblis
862 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Hitam dari Akhirat)! Mereka ini kata suhu adalah orang orang
aneh yang sukar sekali diajak urusan."
Lee Ing tertarik sekali "Hemm, tak kusangka di dunia begitu
banyak orang sakti." "Betapapun saktinya, tiada yangm dapat mcelawanmu, nona
Souw" "Bisa saja kau memuji. Aku ini apa, sih" Eh, Liem twako, kau tadi
mengapa menolak" Bukankah enak sekali ditarik mantu,
gadisnya cantik dan lihai, mertuanya sakti. Mau pilih yang
bagaimana lagi?" Han Sin menghela nafas dan berkata sungguh-sungguh, "Kau
tahu, nona, jangankan baru puteri Bu lohiap, biar bidadari dari
kahyangan sekalipun aku tetap akan menolak. Hati, cinta
kasih....... bahkan jiwa ragaku sudah bukan milikku lagi, sudah
1 kuserahkan untuk bersetia sampai mati... Lupakah kau akan
sumpah dan janjiku di dalam hutan gelap tadi?"
Lee Ing meniup dengan mulutnya dan semua lilin di ruangan itu
padam, keadaan menjadi gelap sekali, gelap gulita tidak kelihatan
863 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
apa-apa. "Hayo kita pergi, jangan mengacau yang bukan-bukan.
Kita lanjutkan perjalanan, aku tidak senang di tempat ini."
"Malam-malam begini?"
"Biar malam! Sekarang sudah lewat tengah malam, sebentar lagi
juga datang pagi yang terang."
"Baiklah, hanya aku khawatir kita akan kehilangan jalan lagi."
"Lebih baik aku bermalam di hutan dari pada di rumah ini. Hayo!"
Keluarlah dua muda-mudi itu dari rumah keluarga Ciong dan hal
ini mudah dilakukan karena di luar rumah dipasangi lampu
gantung. Hati Han Sin makin melekat kepada gadis yang luar
biasa itu, akan tetapi makin dipikir makin sedihlah dia karena
tidak ada harapan. Gadis ini demikian lihai dan sakti, dia mana
ada harga menjadi sisihannya" Paling-paling menjadi
pengagumnya selama hidup. Akan tetapi, mendapat kesempatan
bersama menghadapi segala pengalaman berhaya, sudah
merupakan hal yang amat membahagiakan hatinya.
864 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Menjelang pagi mereka masih berada di dalam hutan. Lembah
Sungai Yang-ce di wilayah ini ternyata banyak hutannya, hutan
yang besar dan liar. Pagi itu hawanya dingin sekali menusuk
tulang, namun bagi muda-mudi seperti Han Sin dan Lee Ing yang
memiliki kepandaian tinggi, tentu saja serangan hawa dingin ini
bukan apa-apa. Dengan gembira mereka berjalan terus melalui
sebuah lorong kecil yang jarang sekali dilalui manusia.
"Ada orang menggantung diri di sana!" tiba-tiba Han Sin berseru
sambil menuding ke kiri. Lee Ing menoleh dan benar saja, di
sebelah kiri kelihatan seorang gadis menggantung lehernya
sendiri dengan sehelai ikat pinggang sutera yang diikatkan pada
dahan pohon besar yang tinggi.
"Hemmmm, seperti pernah kulihat mukanya," kata Lee Ing sambil
mengikuti Han Sin yang sudah melangkah maju ke jurusan itu.
2 "Benar, dia Bu Lee Siang!" Kaget hati Han Sin. Benar saja gadis
yang mengambil keputusan pendek itu adalah Lee Siang, puteri
Bu Kam Ki. "Dia masih hidup, mari kita tolong!" kata Han Sin.
865 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Lee Ing mengerutkan keningnya.
keputusan sendiri, ditolong juga apa
"Dia sudah mengambil (Lanjut ke Jilid 20) Pusaka Gua Siluman (Cerita Lepas)
Karya : Asmaraman S. Kho Ping Hoo
Jilid 20 artinya" Kecuali kalau kau menikah dengan dia dan selalu berada
di sampingnya, baru dia tidak ada kesempatan menggantung diri.
Kalau tidak, sekarang ditolong besok bisa menggantung leher
sendiri lagi." Akan tetapi Han Sin yang besar perikemanusiaannya itu tidak
memperdulikan kata-kata Lee Ing dan cepat melompat ke atas,
memutuskan ikat pinggang yang mengikat leher Lee Siang,
kemudian tanpa sungkan-sungkan lagi ia memondong tubuh
gadis itu ke bawah dan membaringkannya di atas rumput. Pada
kulit leher yang putih bersih itu nampak tanda merah bergurat
bekas ikatan tali sutera. Baiknya belum lama gadis ini
menggantung diri, sebentar saja napasnya sudah mulai berjalan
lagi. Akan tetapi ketika Han Sin menengok, ternyata Lee Ing
sudah pergi darin situ! Lee Siang membuka matanya perlahan,
nampak terheran lalu menoleh ke kanan kiri. Ketika ia melihat
Han Sin berjongkok di dekatnya, ia kaget sekali.
866 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Di....di mana aku....?" tanyanya lemah.
"Engkau masih hidup, nona. Harap tenang dan sabar, segala hal
dapat diurus beres, mengapa mesti mengambil jalan gelap?"
Akan tetapi Lee Siang melompat kaget mendengar ini. "Jadi kau..
3 kau yang menolongku" Setelah apa yang kau lakukan kepadaku..
setelah kau menghinaku, menghancurkan hatiku, mendatangkan
malu besar sampai aku tak sanggup hidup lagi, sekarang kau
masih hendak merintangi aku mengambil jalan gelap" Aku
mampus kau perduli apa?" Nona itu kelihatan marah sekali.
Han Sin gelagapan disSrang dengan kata-kata ini. "Eh-heii. nanti
dulu, nona. Apakah kesalahanku" Aku menghina bagaimana dan
mengapa membikin malu" Apa kau tidak keliru?"
"Orang berhati kejam! Kau masih berpura-pura lagi" Kau menolak
pinangan ayah, berarti kau, menolak aku! Tanpa alasan pula! Dan
ayah tidak berdaya memaksamu karena... karena siluman wanita
itu....! Untuk apa aku hidup setelah menerima penghinaanmu ini
tanpa dapat membalas?"
867 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Ah, kau keliru, nona. Aku sama sekali tidak menolak karena aku
benci kepadamu atau kupandang rendah. Sama sekali bukan
tidak ada alasan.: "Kau belum beristeri belum bertunangan, namun kau menolak!"
"Betul, akan tetapi jiwa ragaku sudah ada yang punya!
Sungguhpun orang ini belum tentu mencintaiku, namun selama
hidupku aku hanya mencinta seorang wanita saja."
Bu Lee Siang nampak tercengang. "Eh, kenapa kau tidak
memberi tahu ayah secara terus terang untuk mencegah ayah
menggunakan paksaan yang memalukan" Apakah..... apakah
wanita itu siluman betina yang datang bersamamu?"
Han Sin hanya mengangguk. Tiba-tiba Lee Siang mengeluarkan
suara aneh, setengah tertawa setengah menangis, lalu pergi dari
situ. "Kalau begitu kau tidak menghinaku, aku tak perlu mati.
Bukan kau saja laki-laki di dunia ini!"
Han Sin menarik napas panjang. Untung gadis itu dapat sadar
dan membatalkan niatnya yang buruk, la menoleh ke sana ke
mari tetapi tetap saja tidak nampak Lee Ing. Memang ada baiknya
868 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Lee Ing tidak berada di situ, pikirnya karena kalau tadi ada Lee
Ing, kiranya tak semudah itu ia mengaku di depan puteri Bu Kam
Ki bahwa ia hanya meminta Lee Ing seorang.
"Nona Souw....!" teriaknya memanggil. Tiada jawaban.
4 "Adik Lee Ing..!" ia memanggil lagi.
Tetap sunyi, tiada jawaban gadis itu, hanya kicau burung hutan
yang menjawabnya. Apa boleh buat, ia berjalan terus melanjutkan
perjalanannya tadi, keluar dari hutan. Setelah keluar dari hutan
itu, ia melihat Lee Ing, berdiri menghadapi matahari pagi sambil
bersilang tangan seperti sedang mandi cahaya matahari. Gadis
itu berdiri tegak dan membelakangi Han Sin.
"Nona Souw.....!*' Han Sin berseru girang.
"Kusangka kau sudah pergi jauh dari sini."
Lee Ing memutar tubuhnya dan Han Sin melihat sepasang mata
yang kemerahan, agaknya karena terlalu lama menghadapi
matahari pagi, pikirnya. 869 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Bagaimana dengan Bu Lee Siang?" tanya Lee Ing dengan suara
perlahan, berbeda dari biasanya. Agak tergetar dan terharu.
"Anak bodoh itu sudah pulang," jawab Han Sin biasa.
Tiba-tiba Lee Ing nampak marah. "Sombong! Kenapa kau
menyebut dia anak bodoh?" Akan tetapi sebelum Han Sin
menjawab, dia sudah berkata lagi cepat-cepat, "Hayo kita
melanjutkan perjalanan. Bukankah kau hendak ke Peking
sekarang" Ataukah masih harus berputar-putar di sini?"
"Aku baru mendapat janji satu orang, yaitu Bu-lohiap, tentu ini
belum berarti tugasku selesai. Aku harus terus ke barat lebih dulu
sampai di Gunung Tai-Iiang-san, baru aku akan ke utara." Di
dalam hatinya Han Sin ingin mengajak nona itu, akan tetapi tentu
saja bibirnya tidak berani mengucapkannya.
"Hemmmmm........." Lee Ing berpikir-pikir, "sebetulnya aku harus
cepat-cepat ke utara mencari ayah. Akan tetapi, bertemu dengan
orang-orang sakti itupun menarik hati sekali. Setelah sampai di
sini, baik aku ikut sampai ke Tai-liang'-san."
870 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Girang hati Han Sin. "Bagus sekali, nona Souw. Aku harap saja
kita akan dapat bertemu dengan seorang di antara dua tokoh
yang kusebutkan tadi karena kata suhu mereka itu dahulu
melenyapkan diri di wilayah Tai-Iiang-san."
5
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Berangkatlah kedua orang ini ke barat, melalui jalan yang amat
sukar dan liar. Namun berkat kepandaian mereka yang tinggi,
tentu saja perjalanan sukar itu mereka lakukan dengan mudah
dan cepat. Hanya Han Sin yang payah, harus selalu
mengerahkan seluruh kepandaian untuk dapat mengimbangi
kecepatan gerakan Lee Ing yang nampaknya berjalan biasa
namun ringan dan cepat sekali majunya.
Mereka makin erat hubungannya. Lee Ing adalah seorang gadis
jenaka yang selalu bergembira, namun agak aneh wataknya dan
kadang-kadang seperti orang sinting! Ini adalah pengaruh yang ia
dapat dari Gua Siluman. Di lain fihak, Han Sin adalah seorang
pemuda yang sifatnya sederhana, ramah-tamah, jujur dan selalu
berpikiran baik dan sopan. Mereka cocok sekali. Yang membuat
Han Sin merasa agak kecewa dan juga heran adalah
pengetahuan Lee Ing tentang ilmu silat. Kalau Han Sin
mengajaknya bicara tentang ilmu silat, keterangan gadis yang
berilmu tinggi itu amat kacau dan malah seperti ngawur kalau
tidak boleh dikata bahwa tingkat pengetahuannya seperti tingkat
seorang yang memiliki kepandaian ilmu silat tidak berapa tinggi.
871 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Hal ini memang demikian, karena kepandaian silat dari Lee Ing
adalah berkat pendidikan kong-kongnya, Haminto Losu, yang
biarpun lihai namun dibandingkan dengan Han Sin masih
terhitung rendah. Adapun ilmu kesaktian yang kini dimiliki gadis
itu adalah ilmu silat yang aneh, yang ia warisi dari manusia aneh
pula sehingga dasar-dasarnya sudah jauh berlainan dengan ilmu
silat-ilmu silat dari partai-partai seperti Kun-lun, Bu-tong, Go-bi,
dan lain-lain yang mempunyai dasar yang sama, atau setidaknya
hampir sealiran. Yang berbeda hanya ilmu silat-ilmu silat dari golongan sia-pai
atau penganut-penganut Mo-kauw yang merobah ilmu silat menjadi
setengah ilmu sihir, merobah-ilmu seni penjagaan diri menjadi
ilmu setan alat pembunuh!
Akan tetapi, ilmu silat yang dimiliki Lee Ing ini berbeda dari
kedua-duanya! Dikata seni penjagaan diri yang biasanya selain
keteguhan juga diperlihatkan keindahan gerak tubuh, sama sekali
bukan karena gerakan-gerakan yang diperlihatkan Lee Ing sama
sekali tidak indah, kacau balau dan lucu seperti seorang gila
menari-nari. Dikatakan ilmu setan alat pembunuh dari Mo-kauw
juga bukan, karena pukulan-pukulannya bersih 6 tidak memperlihatkan segi-segi curang dan tidak mengandung hawa
beracun. Hati Han Sin sudah seratus prosen tunduk, ia mencinta Lee Ing
sepenuh hati dan perasaannya. Ini bukan rahasia lagi, malah
872 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
biarpun ia selalu bersikap sopan dan tidak berani sembarangan
menyatakan cinta, namun gerak-gerik dan sikap serta pandang
matanya membuat Lee Ing siang-siang sudah tahu apa gerangan
yang terjadi di dalam hati pemuda tampan itu.
Bagaimana dengan Lee Ing sendiri" Sukar dijawab, malah Lee
Ing sendiri juga tidak tahu. Ia tertarik dan suka kepada Oei Siok
Ho, pemuda y?ng amat ganteng dan memikat hatinya. Hatinya
berbisik bahwa ia mencinta Siok Ho. Ia suka sekali kepada Han
Sin, ini tidak dapat disangkal pula, akan tetapi di sana ada Siok
Ho yang lebih dulu sudah merebut hatinya dan cintanya.
Andaikata tidak ada Siok Ho, mungkin sekali hatinya akan
condong kepada Han Sin. Tiga pekan telah lewat semenjak Han Sin dan Lee Ing
melanjutkan perjalanan mereka ke barat. Sikap dua orang muda
ini satu kepada yang lain sudah tidak asing lagi, malah kini Lee
Ing selalu menyebut pemuda itu Sin-ko (kakak Sin) sedangkan
Han Sin menyebut pemudi itu Ing-moi (adik Ing). Tentu saja
sebutan ini adalah usul Lee Ing karena kalau tidak, Han sin masih
selalu ragu-ragu dan tidak berani Untuk berlancang menyebut
Ing-moi. Biarpun di dalam sebutan ini tidak ada artinya apa-apa namun
Han Sin sudah menjadi amat girang dan berbesar hati. Memang
tolol sekali orang yang sudah terpengaruh oleh cinta. Diberi
873 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
senyum sedikit, dikerling sekilas, sudah bukan main besar
hatinya! Mudah merasa bahagia, mudah pula merasa berduka,
inilah sifat orang bercinta kasih.
Pada suatu malam bulan purnama, dua orang muda-mudi ini
melanjutkan perjalanan mereka yang kini sudah jauh
meninggalkan tanah datar lembah sungai dan sudah mulai
memasuki daerah tinggi berbukit. Malam itu memang indah.
Bulan penuh tidak ada angin, terang sejuk dan pemandangan
amat indahnya. Usul Lee Ing pula untuk melanjutkan perjalanan
di waktu malam. Han Sin sudah biasa sekarang dengan watak
gadis yang kadang-kadang aneh ini. la tidak banyak membantah,
7 hanya menyatakan setuju dan melanjutkan perjalanan, tidak
bermalam di dusun yang mereka lalui.
"Malam indah seperti ini aku tidak mau dikurung dalam rumah
apek di bawah atap penuh tikus," kata Lee Ing. "Kalau kita lelah
mengantuk, biar kita bermalam saja di atas rumput bawah pohon
sambil menikmati cahaya bulan untuk memperkuat Im-kang
dalam tubuh. Kepandaian Han Sin belum mencapai tingkat begitu tinggi
sehingga dari cahaya bulan ia dapat memperkuat Im-kang. Hanya
orang-orang yang sudah tinggi saja tingkat lweekangnya akan
dapat melatih diri dan memperkuat Yang-kang dengan sinar
matahari dan memperkuat lm-kang dengan cahaya bulan.
874 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Lihat, di sana itu ada asap, dan baunya sedap sampai ke sini.!"
tiba-tiba Lee Ing berkata sambil menudingkan telunjuknya yang
kecil runcing itu ke arah puncak sebuah bukit kecil.
"Heran," kata Han Sin setelah menoleh. "Terang di sana tidak ada
dusunnya, tidak ada rumah orang. Bagaimana bisa ada asap
dupa" Tentu dupa yang dibakar oleh pertapa."
"Mari kita melihat ke sana." ajak Lee Ing.
"Untuk apa kita mengganggu pertapa yang sedang menikmati
cahaya bulan sambil membakar dupa dan berdoa" Itu dosa
namanya, mengganggu pendeta yang mensucikan diri."
Lee Ing tersenyum dan Han Sin tertegun, kesima kagum. Sering
kali ia melihat gadis itu tersenyum, bahkan setiap gadis itu
tersenyum ia selalu memperhatikan, akan tetapi belum pernah ia
melihat Lee Ing tersenyum di bawah sinar bulan purnama.
Memang hebat sekali senyum gadis di bawah sinar bulan
purnama, mempunyai pengaruh dan wibawa yang ajaib sekali.
Han Sin menjadi terpesona dan berdiri bengong seperti orang
terkena hikmah. 875 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"He, kau kenapa, Sin-ko....?" tanya Lee ing sambil menepuk
pundaknya. Baru Han Sin sadar kembali dengan kaget lalu menjawab gugupgagap. "Aku, aku... tidak apa-apa...
hanya melihat engkau..."
8 "Lain kali kalau memandang orang jangan seperti itu, mengerikan
sekali." Gadis itu mengomel, "Kau tadi bilang yang di atas itu
pendeta suci" Aku tidak percaya. Andaikata betul pendeta, dia
tak bisa dibilang suci karena masih mempunyai keinginan besar
untuk bersenang hati. Buktinya, hendak menikmati cahaya bulan
dan harumnya dupa, dan semua itu dinikmatinya sendiri!"
"Lho, mengapa perbuatan itu kau jadikan ukuran bahwa dia tidak
suci?" tanya Han Sin tak mengerti.
"Sudahlah, jangan-jangan kita nanti cekcok tentang pendeta suci
atau tidak Jangan merusak suasana seindah ini dengan
perdebatan," kata Lee Ing yang segera membelok dan mulai
mendaki bukit kecil itu. Terpaksa Han Sin mengikuti dari
belakang. Memang dua orang muda-mudi ini seringkali berdebat
mengukuhi kebenaran pendirian sendiri-sendiri. Han Sin
orangnya jujur, tentu saja ia tidak suka pura-pura yang
876 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
dianggapnya keliru. Akan tetapi kerap kali ia dibikin bingung dan
tak mengerti oleh pendapat-pendapat Lee Ing yang aneh dan
sukar dimengerti. Makin dekat dengan puncak bukit itu. makin keras baunya asap
dupa menusuk hidung. Lee Ing mempercepat pendakiannya dan
Han Sin terpaksa juga mengikutinya terus. Akhirnya sampai juga
mereka di puncak dan terlihat oleh mereka tiga orang laki-laki
setengah tua duduk bersila di atas tanah mengitari sebuah batu
yang dipergunakan seperti meja, sedangkan di dekat mereka
mengebul asap dupa itu yang ternyata amat keras dan harum
baunya. Seorang di antara mereka adalah seorang setengah tua
yang bertopi batok (topinya berbentuk batok), seorang lagi tosu
setengah tua yang memegang pedang dan orang ke tiga adalah
seorang gemuk dengan muka bundar seperti muka kodok,
memegang sebatang pedang bengkak-bengkok seperti tubuh
ular. "Dia Pek-kong-sin-kau Siok Beng Hui....!" Han Sin berbisik sambil
menudingkan jan telunjuknya.
"Yang bertopi batok itu?" bisik Lee Ing kembali. Mereka berdua
mengintai dari balik pohon dan mereka bersembunyi di balik
pohon berhimpitan dan tanpa disengaja pundak Lee Ing
mendesak dada Han Sin sedangkan rambutnya melambai
877 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
mengusap hidung pemuda itu, membuat Han Sin untuk sejenak
hampir kehilangan kesadarannya!
9 "Dialah pembantu dan utusan raja muda di utara," kata Han Sin,
suaranya agak gemetar karena hatinya masih dak-dik-duk dapat
mencium rambut gadis itu tanpa disengaja. "Heran mengapa dia
berada di sini?" Tentu saja Lee Ing sudah mengenal nama Siok Beng Hui.
Bukankah orang tua ini ayah pemuda Siok Bun, merah pipi Lee
Ing. Pemuda bertopi batok yang tampan itu juga amat baik
kepadanya. Ada tiga orang yang ketiganya baik sekali, pertama
Siok Ho, ke dua Han Sin, dan ke tiga Siok Bun! Tiga orang yang
duduk seperti patung tak bergerak itu kini mulai bicara. Yang
bicara adalah si tosu yang memegang pedang, suaranya tegas
dan penuh desakan, ditujukan kepada Siok Beng Hui,
"Siok Beng Hui, kita bertiga bertemu dan bicara secara laki-laki,
disaksikan oleh cahaya bulan. Harum dupa sudah menjernihkan
pikiran kita, maka pinto harap saja kau akan dapat
mempertimbangkan permintaan kami secara mendalam."
"Sudah kupertimbangkan baik-baik, Gak Seng Cu. Dan
jawabanku tetap tidak! Keselamatan Souw-taihiap menyangkut
878 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
keadaan negara dan jangan dibandingkan dengan hubungan
keluarga atau sahabat, bahkan dibandingkan dengan
keselamatan nyawa lebih penting lagi."
"Siok Beng Hui, kauil ternyata masih keras kepala seperti di
waktu muda, tidak dapat berpikir panjang. Kau tentu tahu bahwa
kami tidak akan mengganggu keselamatan Souw Teng Wi.
"Tetap saja aku tak dapat memenuhi permintaanmu, Gak Seng
Cu, terserah kepadamu!" jawab pula Siok Beng Hui, suaranya
juga tetap. Tosu itu menarik napas panjang, sedangkan
kawannya, si muka kodok, hanya mesam-mesem lucu.
"Siok Beng Hui, guru-guru kita bertiga adalah tokoh-tokoh besar
di dunia puluhan tahun yang lalu dan selama itu tidak pernah ada
permusuhan, Siapa yang tidak kenal gurumu, Pek-kong-sin-ciang
Bu Kam Ki" Siapa tidak mengenal guru Pek Ke Cui ini, Im-kan
Hek-mo" Juga guruku tidak kalah terkenalnya, semua orang
kang-ouw pernah mendengar nama Tok-pi Sin-kai! Mereka
bertiga itu dahulu menjagoi dan tak pernah dikalahkan orang
kecuali untuk satu kali! Bukan rahasia lagi bagi kita bertiga bahwa
guru-guru kita itu dahulu, di waktu mereka masih muda belia dan
kuat perkasa, mereka bertiga secara mengeroyok telah
dikalahkan oleh seorang gila yang sudah tua bangka bernama
Bu-beng Sin-kun! Ilmu silat Bu-beng Sin-kun tidak ada yang
10 menyamai keanehannya dan kita semua sudah mendengar dari
879 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
guru-guru kita. Sekarang tak dapat disangkal lagi bahwa Souw
Teng Wi mempelajari ilmu silat Bu-beng Sin-kun! Kita masih
berpikiran waras, tidak akan menganggap Souw Teng Wi sebagai
musuh, akan tetapi pinto dan Pek Ke Cui ini berhak mengetahui
di mana Souw Teng Wi mempelajari ilmu silat musuh lama itu."
"Kau sudah menceritakan semua itu, Gak Seng Cu, dan aku
sudah mengerti betul apa yang kalian kehendaki. Selain hendak
mengetahui di mana Souw-taihiap mempelajari ilmu itu, juga
kalian ingin sekali dapat mewarisi ilmu yang dulu pernah
mengalahkan guru-guru kita, bukan" Akan tetapi, menyesal
sekali, Souw-taihiap adalah seorang pahlawan besar, dia banyak
diincar oleh para penghianat maka tempat tinggalnya
dirahasiakan. Bahkan kepada kalian sendiripun terpaksa aku tak
dapat membuka rahasia."
"Siok Beng Hui, kau terlalu! Guru-guru kita yang menjadi jagoanjagoan kelas satu di dunia, saling
tolong dan akur. Masa di antara
kita harus melenyapkan tradisi baik itu" Apakah kami harus
menggunakan kekerasan?"
Siok Beng Hui berdiri, sikapnya tenang namun tegas dan gagah.
"Kalian ini orang-orang tak tahu diri yang lupa akan keadaan.
Memiliki kepandaian tidak dipergunakan untuk membela rakyat
memperbaiki keadaan negara, masih mencari kepandaian terus,
880 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
untuk apa" Rakyat sedang prihatin, kalian tidak membantu malah
memikirkan kesenangan diri sendiri."
"Orang she Siok, kepandaianmu seberapakah, bicaramu begitu
sombong" Kau menghina kami sama dengan menghina guru
kami karena mencari tempat tinggal Bu-beng Sin-kun bukan
hanya kehendak kami, melainkan kehendak guru-guru kami!" kata
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
si muka kodok yang bernama Pek Ke Cui itu.
"Aha, begitukah" Jadi guru-guru kalian yang menyuruh"
Betapapun juga, aku tetap menolak, tidak saja karena
kedudukanku, juga mengingat bahwa suhu sendiri tentu takkan
membiarkan aku berlaku khianat terhadap seorang pahlawan
seperti Souw-taihiap!"
"Pek Ke Cui, manusia ini sudah terlalu mabok akan pangkat. Kita
tangkap dan seret ke depan suhu-suhu kita, beres!" kata Gak
Seng Cu, tosu yang memegang pedang itu.
11 "Jangan kira aku takuti" bentak Siok Beng Hui yang mencabut
keluar sepasang senjatanya, yaitu kaitan yang berwarna putih.
881 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Tosu bau dan siluman kodok benar-benar tak tahu diri!" tiba-tiba
terdengar bentakan nyaring dan tahu-tahu Lee Ing sudah berdiri
di hadapan mereka. Jangankan Gak Seng Cu, Pek Ke Cui, dan Siok Beng Hui.
bahkan Han Sin sendiri yang berdiri dekat sekali dengan Lee Ing,
tidak melihat kapan gadis itu bergerak, sekali berkelebat tahutahu sudah pindah tempat. Tentu saja
ketiga orang jago itu menjadi kaget dan terheran-heran sampai mereka melongo dan
tidak melanjutkan pertempuran yang tadinya akan berlangsung.
Akan tetapi Gak Seng Cu dan Pek Ke Cui marah sekali karena
mereka maklum sepenuhnya bahwa makian tadi ditujukan
kepada mereka. "Dari mana munculnya bocah perempuan siluman?" bentak Gak
Seng Cu marah. Akan tetapi Lee Ing tidak memperdulikan
mereka, sebaliknya ia menghadapi Siok Beng Hui, mengangkat
kedua tangan memberi hormat dan berkata,
"Siok-lopek (uwa Siok), terimalah hormatku. Kau seorang gagah
yang amat mengagumkan. Kau betul sekali, jangan hiraukan dua
ekor kadal ini!" Mau tak mau Siok Beng Hui tersenyum
mendengar ucapan dan melihat sikap Lee Ing yang jenaka,
namun tak dapat disangkal lagi cantik menarik dan penuh
keberanian yang mengagumkan.
882 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Nona cilik, jangan kau main-main. Dua orang gagah ini tidak
boleh kau permainkan begitu saja. Mereka lihai sekali dan
mundurlah kau, biar aku menghadapi mereka untuk membereskan urusanku," kata Siok
Beng Hui halus. Akan tetapi kini Lee Ing sudah menghadapi dua
orang lawan Siok Beng Hui itu, lalu menudingkan jari telunjuknya
yang kecil sambil memaki,
"Eh, kadal-kadal kelaparan, dengarkan baik-baik. Kau hendak
memaksa Pek-kong-sin-kauw Siok Beng Hui untuk menjadi
pengkhianat. Mana dia mau" Seorang pahlawan atau ksatria
tidak macam kalian ini, kadal dan kodok busuk. Kalian mencaricari pahlawan Souw Teng Wi mau
apa sih" Tak usah jauh-jauh
kalian mencari, ini puterinya, Souw Lee Ing kalian hadapi. Hayo,
kalian mau apa" Apa kau kira manusia-manusia tiada guna
12 macam kalian ini bisa menggertak ayah" Cih, tidak tahu diri
benar!" Gak Seng Cu dan Pek Ke Cui menjadi bengong, tidak saja
tertegun menyaksikan gadis ini bersikap sedemikian rupa
terhadap mereka yang selama hidup belum pernah dihina orang
seperti ini, juga karena kaget mendengar pengakuan bahwa gadis
ini adalah puteri Souw Teng Wi. Siok Beng Hui juga tak kurangkurang kagetnya. Baru satu kali ia
melihat puteri sahabatnya itu,
yakni ketika Lee Ing diculik oleh Toat-beng-pian Mo Hun. Akan
tetapi ketika itu belum jelas benar ia melihat Lee Ing maka
883 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
sekarang ia menjadi pangling (lupa akan wajah seseorang yang
dikenal). "Kau puteri Souw-taihiap" Bagus! Minggirlah anak baik, biar aku
menghadapi dua orang yang menyeleweng ini," kata Siok Beng
Hui, gembira bahwa ternyata puteri pahlawan itu masih hidup. Hal
ini tentu akan banyak membantu kemajuan pikiran Souw Teng Wi
yang selama ini hidup tidak karuan jalan pikirannya, tetap seperti
orang gila. Dan ia merasa girang sekali bahwa puteri Souwtaihiap ternyata cantik jelita dan
pemberani, sungguhpun agak
terlalu berlebihan dalam menghadapi Gak Seng Cu dan Pek Ke
Cui, kalau ia teringat betapa puteranya, Siok Bun agaknya cinta
kepada gadis ini. Sikap binal dan jenaka dari gadis ini mudah
dirobah kelak, pikirnya. Akan tetapi mana Lee Ing mau mundur atau minggir" Dua orang
ini sudah memandang rendah ayahnya hendak memaksa
mengetahui tempat ayahnya untuk diculik kiranya, atau dipaksa
menunjukkan tempat tinggal Bu-beng Sin-kun. Mana ia bisa diam
saja" Mencari tempat Bu-beng sin-kun berarti mencari Gua
Siluman dan memusuhi Bu-Beng Sin-kun sama halnya dengan
memusuhi gurunya, dan karenanya juga memusuhi dia sendiri
sebagai murid tunggal Bu beng sin-kun!
"Tidak, Siok-lopek. Mereka telah berani menghina ayah, biar aku
yang memberi hajaran kepada mereka." Lee Ing mencabut
884 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
pedangnya yang ia beri nama Li-lian-kiam untuk memperingati
nama kekasih suhunya yang mati di dalam Gua Tengkorak
Seperti main sulap saja ia melakukan ini karena tahu-tahu
sebatang pedang tipis ringan telah berada di tangannya..
Bahkan tiga orang jago itu yang masing-masing memiliki
kepandaian tinggi juga tidak dapat melihat dengan jelas
13 bagaimana gadis itu mencabut pedangnya. Han Sin saja yang
tahu karena gadis itu pernah memperlihatkan Li-lian-kiam yang
selalu digulung sebagai sabuk di pinggang gadis itu. Tentu saja
kalau diambil secara cepat membuat orang bingung karena
tadinya tidak kelihatan. Melihat betapa Siok Beng Hui masih raguragu untuk membiarkan gadis
semuda itu menghadapi dua orang
lihai sepert Gak Seng Cu dan Pek Ke Cui, Han Sin berseru,
"Siok lo-enghiong harap jangan khawatir. Kepandaian nona Souw
boleh diandalkan!" Beng Hui menengok dan sekarang ia melihat Liem Han Sin
muncul dari balik pohon. Ia menjadi girang dan cepat mendekati
pemuda itu, lalu bersama Han Sin memandang ke arah Lee Ing
yang sudah menghadapi dua lawannya.
885 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Siok Beng Hui, tak malukah engkau, mengundurkan diri dan
membiarkan seorang bocah perempuan mewakilimu merasakan
kelihaian kami" Kalau kau takut penuhi saja permintaan kami dari
pada harus lari bersembunyi di balik punggung wanita. Kami
segan bertanding dengan bocah perempuan!" kata Gak Seng Cu,
sedangkan Pek Ke Cui hanya menyeringai.
"Eh, tosu bau dan muka kodok, jangan banyak tingkah. Kalian
sudah berani menghina ayah, mana tidak berani menghadapi
tantangan puterinya" Ha-yo, aku menantang kalian mengadu
kepandaian, kalau kalian takut, suruh guru-guru kalian kakekkakek tak tahu diri yang mau mampus
itu ke sini!" "Nona Souw, harap jangan bicara seperti itu!" Siok Beng Hui
menegur, gelisah sekali mendengar nona itu lancang memakimaki nama dua orang tokoh besar,
guru dari Gak Seng Cu dan
Pek Ke Cui. "Guru-guru mereka adalah tokoh-tokoh besar di
dunia kang-ouw...." "Tak perduli. Mereka mencelakai ayah boleh maju kalau sudah
bosan hidup!" Sementara itu, Gak Seng Cu dan Pek Ke Cui tak dapat menahan
marahnya lagi. Akan tetapi untuk maju berbareng, mereka
886 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
merasa malu. Bahkan maju sendiri saja melawan seorang gadis
muda sudah merupakan keganjilan memalukan. Akan tetapi sikap
dan kata-kata gadis itu benar-benar menyakiti hati dan tak boleh
didiamkan begitu saja. 14 "Bocah bermulut lancang. Lekas pergi dari sini jangan banyak
ribut!" bentak Gak Seng Cu sambil mengarahkan pedangnya ke
arah Lee Ing untuk mengancam, sedangkan lengan baju tangan kirinya menyambar
untuk mendorong roboh gadis itu dari samping.
Akan tetapi akibatnya aneh sekali. Pedang Gak Seng Cu itu
dengan kerasnya memukul pedang di tangan Lee Ing dengan
maksud membuat pedang gadis itu terlepas, akan tetapi begitu
bertemu, dua pedang itu saling tempel tak dapat dipisahkan lagi.
Gak Seng Cu merasa betapa semacam kekuatan penarik yang
dahsyat keluar dari pedang lawan, membuat pedangnya melekat
tak dapat dibetot kembali. Sedangkan tangan kirinya yang
mendorong tadi, tiba-tiba terpental oleh semacam hawa pukulan
aneh sampai menjadi kaku rasanya dan ujung lengan bajunya
pecah dan sobek-sobek! "He, muka kodok. Apa kau tidak berani" Hayo kau maju sekalian
kalau memang gurumu yang bernama Iblis Hitam Neraka
Jahanam itu berkepandaian."
887 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Ditantang begini dan melihat betapa kawannya bengong saja
dengan pedang masih menempel pada pedang gadis cilik itu, Pek
Ke Cui menjadi tak sabar lagi. Disangkanya kawannya itu tidak
bersungguh-sungguh. "To-yu, mengapa kau sungkan-sungkan?" katanya dan
pedangnya yang bentuknya seperti ular itu menyambar ke depan,
sinarnya berkilauan terkena cahaya bulan, gerakannya cepat dan
bertenaga. Pedang ini tidak menyerang tubuh Lee Ing, melainkan
menyambar ke arah pedang gadis itu pula untuk melepaskan
pedang dari pegangan nona itu. Seperti Gak Seng Cu, si muka
kodok ini sebetulnya sungkan untuk bertanding dengan Lee Ing.
Mereka adalah tokoh-tokoh kang-ouw yang berkepandaian tinggi,
masa disuruh bertanding melawan seorang nona muda" Dan
karena mereka memang bukan orang-orang jahat, maka mereka
tidak mau melukai Lee Ing dan hanya berusaha mengusir dan
menakuti gadis muda itu saja supaya pergi dari situ jangan
menganggu lagi. "Tak!" Begitu pedang berbentuk ular itu bertemu dengan pedang
Li-lian-kiam, kembali pedang itu menempel tak dapat terlepas
lagi. Pek Ke Cui mengerahkan tenaga untuk membetotnya, juga
888 15 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Gak Seng Cu berusaha keras dan mengerahkan Iweekang
namun tetap saja pedang mereka tak dapat terlepas dari pedang
Lee Ing! Hal ini bukan hanya karena pedang gadis ini memang
terbuat dari bahan yang mengandung besi semberani, melainkah
terutama sekali oleh karena gadis itu memang sengaja
menggunakan tenaga menyedot sehingga kekuatan semberani
dari pedangnya menjadi berlipat ganda besarnya.
Hanya dua orang itu yang dapat mengalami betapa anehnya
pertandingan ini, sedangkan Siok Beng Hui yang tidak
mengalaminya, menjadi bengong dan tidak mengerti mengapa
dua orang yang kepandaiannya setingkat dengan dia sendiri itu
hanya berdiri dan berkutetan untuk membetot pedang Masingmasing.
Lee Ing juga bukan seorang gadis yang bodoh dan tak dapat
membedakan orang. Melihat bagaimana dua orang lawannya tadi
tidak mau melakukan serangan hebat ke arah tubuhnya saja
sudah Membuktikan bahwa dua orang itu sebetulnya bukan
orang-orang jahat yang kejam maka iapun tidak mau berlaku
kejam. Selagi dua orang di kanan kirinya itu berusaha
Melepaskan pedang masing-masing, Lee Ing mengerahkan
tenaga pada pedangnya dan menarik. Tak dapat ditahan lagi dua
orang itu tertarik maju dan pada saat itu Lee Ing berseru keras,
"Lepas!" dan... dua orang yang tiba-tiba pedangnya terlepas dari
pedang Lee Ing itu tak dapat dicegah lagi terhuyung ke depan
889 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
saling tabrak dengan kawan sendiri. Baiknya mereka berlaku
cepat, dua tangan kiri didorongkan maju. Dada Gak Seng Cu
terdorong oleh tangan kiri Pek Ke Cui sedangkan tangan kiri tosu
itu mendorong kepala si muka kodok. Keduanya terjengkang ke
belakang namun tidak sampai jatuh!
"Ilmu siluman..." Pek Ke Cui berkata perlahan -sambil mengeluselus kepalanya yang terdorong oleh
kawan sendiri tadi. "Pek Ke Cui, lihat ilmunya yang aseli, agaknya dia belul anak
Souw Teng Wi! Kebetulan sekali, kita tawan saja dia dan bawa
kepada suhu!" kata Cak Seng Cu.
"Kau betul, toyu..." jawab kawannya dan pedang mereka
berkelebat cepat sekali melakukan serangan dari dua jurusan.
Lee Ing tertawa gembira "Kalian mau menawan aku" Hemmm.
diberi rasa sedikit masih belum kapok. Lihat pedang!"
Di lain saat dua orang itu menjadi bingung dan Siok Beng Hui
16 yang tadinva khawatir menjadi kagum sekali. Gadis itu mainkan
pedang seperti orang mabok, gerakannya tidak karuan dan lucu
serta aneh sekali. Akan tetapi dua orang lawannya menjadi
890 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
bingung dan tidak tahu bagaimana harus menyerang dan
menjaga diri. Ke manapun juga mereka menyerang, pedang
mereka selalu terpental kembali, sebaliknya setiap saat ujung
pedang gadis itu mencari lowongan dan mengancam mereka dari
semua jurusan! Benar-benar ilmu pedang yang aneh bukan main,
sinarnya mengisi yang lowong membuyarkan yang penuh.
"Hebat sekali puteri Souw taihiap..." kata Siok Beng Hui perlahan.
Han Sin memandang bangga. Dia sudah tahu bahwa Lee Ing,
seperti biasa, tentu akan menang. Kepercayaannya terhadap
gadis itu sudah penuh. "lng-moi pasti menang..." katanya perlahan, tanpa melepaskan
pandang matanya dari pertempuran. la tidak tahu betapa Siok
Beng Hui menoleh kepadanya dengan kening berkerut, akan
tetapi hanya sebentar karena jago tua inipun segera menonton
jalannya penandingan lagi.
Pertandingan itu tidak memakan waktu lama. Belum sampai dua
puluh lima jurus, tiba-tiba terdengar seruan Lee Ing, "Lepaskan
pedang!!" Pedangnya sendiri berubah menjadi sinar memanjang yang
bergerak cepat sekali seperti cahaya kilat beterbangan dan tahu891
Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tahu terdengar suar "traang-traangl" disusul terlemparnya pedang
dari tangan Gak Seng Cu dan Pek Ke Cui.
Dua orang jago tua ini berdiri pucat. Mereka maklum,
sungguhpun dengan heran dan hampir tak dapat percaya, bahwa
mereka bukanlah lawan gadis ini. Kekalahan mereka bukan
karena kebetulan saja, melainkan kekalahan mutlak yang tak
dapat dibantah lagi. Andaikata mereka kalah oleh Siok Beng Hui, hal ini masih tidak
mengapa karena memang kalau dibandingkan dengan Siok Beng
Hui kepandaian mereka seimbang, menang kalah bukan hal
aneh. Akan tetapi kalah oleh gadis semuda itu dengan secara
begitu mudah lagi, benar-benar merupakan hal yang tak masuk di
akal, karenanya benar-benar merendahkan sekali. Dengan
perasaan malu yang hampir tak tertahankan lagi, membuat
mukanya sebentar pucat sebentar merah, Gak Seng Cu
memungut pedangnya dan berkata,
17 "Nona kecil benar-benar lihai, telah mewarisi ilmu tinggi. Pinto
Gak Seng Cu mengaku kalah." la menjura lalu pergi diikuti oleh
Pek Ke Cui yang juga sudah mengambil pedangnya dan tidak
mengeluarkan perkataan apa-apa.
"Kalau masih penasaran, boleh mencari Souw Lee Ing jangan
mencari ayah yang sudah tua!" Lee Ing mengejek.
892 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Gadis ini sebetulnya sembarangan mengejek, memang sengaja
menantang menggunakan nama sendiri karena tadi ia mendapat
kenyataan bahwa kepandaian mereka memang tinggi. Andaikata
ayahnya tak usah kalah terhadap mereka ini, akan tetapi kalau
guru mereka yang datang, yang tingkahnya tentu sebanding
dengan kepandaian Pek-kong-sin-ciang Bu Kam Ki, padahal
ayahnya selain sudah tua, juga sudah cacad, sepasang matanya
sudah buta, oleh karena inilah maka ia hendak mewakili ayahnya
menghadapi mereka semua. "Akan kami ingat nama itu...!" terdengar jawaban Gak Seng Cu
dari tempat jauh. Ternyata mereka sudah hampir sampai di kaki
buku. Demikian cepatnya ilmu lari mereka.
Siok Beng Hui menghela napas panjang sambil menghampiri Lee
Ing. "Melihat gerakan mereka. dua orang tadi tak boleh dibilang
mundur kepandaiannya. Akan tetapi dalam beberapa jurus saja
kalah olehmu benar-benar membuat aku orang tua tak berguna,
kagum sekali, nona Souw. Sungguh besar hatiku melihat bahwa
Souw-taihiap mempunyai keturunan pandai seperti kau."
"Siok-lopek. di mana ayahku?" tanya Lee Ing cepat-cepat, la tahu
bahwa jago tua she Siok mi tentu tahu di mana ayahnya berada.
893 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Siok Beng Hui nampak ragu, memandang ke kanan kiri, lalu
berkata perlahan, "Souw-taihiap berada di utara, kalau nona hendak mencarinya,
pergilah ke Peking dan tanyakan kepada Bun-ji, dia akan
membawa nona kepada Souw-taihiap."
"Bagus! Aku hendak menyusul ke sana!" Lee Ing menoleh kepada
Han Sin, tersenyum dan berkata, "Sin-ko, terpaksa kita berpisah
di sini. Aku tak dapat lagi menemani mencari jago-jago karena
aku sudah tidak sabar lagi menanti, hendak buru-buru bertemu
dengan ayah. Selamat berpisah, Sin-ko."
Setelah berkata demikian gadis itu memberi hormat kepada Siok
18 Beng Hui dan Han Sin, kemudian sekali berkelebat ia lenyap, lari
ke bawah bukit. Han Sin kecewa sekali, akan tetapi apa yang dapat ia perbuat" la
merasa seakan-akan semangatnya copot dan meninggalkan
raganya, ikut terbang melayang di samping gadis itu. Tentu saja
ia tidak berani sembarangan mencegah, apa lagi di situ ada Siok
Beng Hui menjadi saksi, la hanya dapat mengangkat tangan
kanannya melambai dengan hati perih dan muka pucat yang tidak
kentara di bawah cahaya bulan itu.
894 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Siok Beng Hui sengaja tidak memberitahukan tempat
persembunyian Souw Teng Wi kepada Lee Ing oleh karena
sebetulnya ia masih ragu-ragu apakah benar gadis ini puteri
Souw Teng Wi. Menurut cerita puteranya, puteri Souw Teng Wi
yang bernama Souw Lee Ing tidak begitu tinggi ilmunya,
mengapa sekarang tahu-tahu telah begini lihai" Maka ia sengaja
menyuruh gadis itu menjumpai Siok Bun di kota raja utara, karena
Siok Bun yang akan mengenalnya sebagai puteri Souw Teng Wi
atau bukan. Kalau bukan dan ternyata palsu, tentu Siok Bun
takkan mau menunjukkannya.
"Siok-Io-enghiong, bagaimana bisa sampai ke sini?" tanya Han
Sin kepada Pek-kong-sin-kauw Siok Beng Hui yang baru
sekarang ia ketahui adalah murid Bu Kam Ki.
"Hendak mencari suhu yang kabarnya berada di wilayah ini. Kau
sendiri mengapa berada di sini" Aku sudah mendengar bahwa
kawan-kawan Tiong-gi-pai mengungsi ke utara, malah ada
beberapa orang sudah kujumpai, mengapa kau sendiri
menyendiri di sini?"
"Aku justeru memenuhi tugas yang diserahkan kepadaku untuk
menghubungi orang-orang gagah, minta bantuan mereka kelak
untuk menjatuhkan boneka-boneka pemeras rakyat. Suhu loenghiong bukankah Pek-kong-sin-ciang
Bu Kam Ki Locian-pwe?"
895 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Betul, kau tahu tempatnya?"
"Baru beberapa hari yang lalu aku pernah bertemu dengan
beliau." Han Sin lalu bercerita tentang keluarga Ciong dan
keluarga Bu Kam Ki. Tentu saja ia tidak mau bicara tentang
maksud perjodohan yang menimbulkan heboh itu.
Girang sekali hati Siolk Beng Hui.
19 "Bagus, kalau begitu mari kau antar aku menemui suhu.
Persiapan sudah dekat dan tadinya aku hendak minta bantuan
kedua susiok, Tok-pi sin-kai dan Im-kan Hek-mo. Siapa kira
mereka mempunyai pikiran yang bengkok, menyuruh murid
mencari Souw-tai-hiap. Benar-benar menjengkelkan sekali! Fihak
musuh sudah lama selalu berusaha mencari Souw-taihiap
sekarang ditambah dua orang kakek itu, benar-benar sukar
diurus. Baiknya ada nona Souw yang begitu lihai."
Karena maklum bahwa Siok Beng Hui adalah orang kepercayaan
Raja Muda Yung Lo dan menjadi seorang yang dijunjung tinggi
oleh Tiong-gi-pai, tentu saja Han Sin tidak berani menolak. Pula
apa alasannya kalau menolak" Terpaksa ia berangkat dengan
jago tua itu, ke timur kembali dan hatinya dak-dik-duk tidak enak
896 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
kalau ia bayangkan bahwa ia harus bertemu muka lagi dengan
Bu Kam Ki, terutama sekali dengan Bu Lee Siang!
Hatinya berat sekali karena baru tadi ia masih menikmati cahaya
bulan purnama di samping Lee Ing sambil bersenda-gurau,
sekarang ia harus berjalan di samping Siok Beng Hui, seorang
setengah tua yang pendiam dan keren. Benar-benar perobahan
mendadak yang tidak menyenangkan hati sekali.
Lee Ing melakukan perjalanan secepat mungkin, mengerahkan
semua kepandaian untuk berlari cepat dan hanya mengaso apa
bila sudah lelah benar untuk tidur atau makan. Biarpun hari sudah
jauh malam, kalau fa belum lelah dan mengantuk benar, ia
berjalan terus, la belum pernah melakukan perjalanan di daerah
ini, akan tetapi maklum bahwa letak kota raja utara adalah di
utara. Akan tetapi, betapapun lihainya ilmu lari cepat Lee Ing, jarak yang
ditempuhnya amat jauh. Ia berada di daerah Propinsi Hu-nan dan
untuk mencapai tempat tujuannva, ia harus melalui empat
propinsi besar lagi, yaitu Ho-pek, Ho-nan, dan Ho-pei. Ribuan mil
ia harus tempuh dan banyak daerah yang masih liar dan sukar
dilalui. Hanya berkat kepandaian yang tinggi saja ia dapat maju
terus dengan cepat. 897 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Setelah melakukan perjalanan berpekan-pekan tanpa mengenal
lelah saking rindunya hendak cepat-cepat bertemu dengan
ayahnya, pada suatu pagi Lee Ing sudah tiba di tepi Sungai
Huang-ho, sebelah utara kota Lok-yang. Ketika ia tadi pagi-pagi
20 sekali berangkat dari Lok-yang, ia lebih dulu makan bubur di
sebuah warung kecil. Pelayan warung itu menyatakan herannya
bahwa sepagi itu ada seorang gadis membeli dan makan bubur.
"Kemarin juga pagi-pagi sekali ada serombongan orang makan
bubur. Mereka itu orang-orang aneh, tetapi lihai. Nona lihat saja.
Yang seorang dapat merayap tembok seperti cecak lalu
mengecapkan tangannya di pian itu untuk main-main dengan
kawan-kawannya yang jumlahnya lima orang. Orang-orang aneh
akan tetapi mereka memberi hadiah secara royal sekali!"
Lee Ing tidak begitu memperhatikan dongeng pelayan ini, akan
tetapi ketika matanya melirik ke arah pian yang ditunjuk, hampir
saja ia berteriak, la melihat tanda tapak tangan hitam di atas pian
itu. Itulah tanda Hek-tok-ciang!
"Hemm. siapakah badut yang main-main dengan cap buruk itu?"
tanyanya memancing, pura-pura heran.
898 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Bukan badut, nona. Memang dia aneh, akan tetapi dia seorang
kongcu (tuan muda) yang tampan dan berpakaian gagah sekali.
Kawan-kawannya amat menghormatnya dan sikapnya seperti
seorang berpangkat."
Lee Ing dapat menduga bahwa yang dimaksudkan itu tentulah
Auwyang Tek. Siapa lagi selain Auwyang Tek atau Tok-ong Kai
Song Cinjin yang memberi tanda Hek-tok-ciang" Hemm, pemuda
itu sudah keluyuran sampai di sini, apa maksudnya" Dan tanda
itu, apakah bukan sengaja dipasang supaya orang melihatnya"
Tentu itulah tanda-tanda rahasia bagi crang-orang tertentu,
ataukah untuk menakut-nakuti fihak lawan"
"Ke mana mereka pergi?" tanyanya sambil lalu seakan-akan
untuk sekedar mengisi waktu sambil makan bubur.
"Mereka bicara tentang menggunakan perahu, tentu hendak
menyeberangi Huang-ho, ke mana entah, mana aku-bisa tahu,
nona?" Demikianlah, setelah membayar tukang warung, Lee Ing
melanjutkan perjalanannya dan dari Lok-yang ke sungai itu tidak
berapa jauh maka sebentar saja ia sudah sampai di tepi sungai
yang amat lebar itu. Baiknya musim hujan belum tiba, kalau
899 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
sudah, sukarlah menyeberangi Huang-ho yang sedang meluap
21 dan mengamuk. Para nelayan yang biasa menyewakan perahu
segera merubungnya dan menawarkan perahu sendiri. Hanya
seorang nelayan tua yang menarik perhatian Lee Ing karena
pujiannya, "Perahuku sangat kuat dan boleh dipercaya, nona. Kalau tidak
masa kemarin ada pembesar-pembesar menyewanya" Lima
orang kuseberangkan sekaligus, apa lagi hanya seorang gadis
seperti nona yang tentu ringan sekali. Percayalah, nona. Naik
perahuku sama amannya dengan duduk di kursi dalam rumah
nona sendiri." Lee ing mengambil keputusan menyewa perahu
nelayan tua ini. "Jangan terima penumpang lain, biar kuborong saja. Kubayar
biaya untuk lima orang." Tentu saja kakek itu girang sekali dan
cepat menyiapkan perahunya yang biarpun sudah tua namun
masih kelihatan kuat seperti dia sendiri. Dan dalam
penyeberangan ini Lee Ing mendapat keterangan bahwa lima
orang yang diduganya adalah Auwyang Tek dan kawankawannya itu telah menyeberang kemarin
pagi dan terus menuju ke utara. Setelah mendarat di sebelah utara sungai, Lee Ing melanjutkan
perjalanannya dengan cepat untuk menyusul rombongan
900 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Auwyang Tek itu ke utara. Di sepanjang perjalanan ia melihat
tapak-tapak tangan hitam pada batang-batang pohon yang tinggi,
pada batu-batu karang. Ia tidak tahu apa maksud rombongan itu
meninggalkan tanda-tanda Hek-tok-ciang ini, akan tetapi melihat
gambar-gambar itu Lee Ing merasa sebal sekali dan untuk
memuaskan hatinya, setiap kali melihat tanda itu, ia tentu
menggunakan telunjuknya untuk mencoretnya dua kali kanan kiri
sebagai tanda "mematikan" gambar tangan Hek-tok-ciang itu.
Dengan perjalanan cepat akhirnya dalam tiga hari ia sudah dapat
menyusul rombongan itu. Mereka sedang berdiri di puncak
sebuah bukit yang bernama Bukit Tiga Menara Bukit itu bernama
demikian oleh karena di puncaknya terdapat tiga buah batu
karang yang amat tinggi, menjulang ke angkasa seperti tiga buah
menara buatan alam. Dari tempat pengintaiannya, Lee Ing melihat bahwa dugaannya
memang tepat. Auwyang Tek berada di tempat itu bersama
empat orang kawannya. Yang tiga orang adalah tiga orang
hwesio tinggi kurus yang bentuk wajah dan badannya hampir
sama, hanya warna kulit muka mereka saja yang berlainan.
Seorang bermuka hitam, ke dua bermuka kuning dan yang ke tiga
mukanya merah sekali! Benar-benar tiga orang hwesio aneh. Dari
22 pandangan mata mereka yang berkilat-kilat, Lee Ing dapat
menduga bahwa mereka ini memang orang-orang pandai.
Adapun orang ke empat adalah seorang hwesio pula yang
901 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
dikenal baik oleh Lee Ing, karena hwesio ini bukan lain adalah Bu
Lek Hwesio yang dulu merampasnya dari kakeknya Haminto
Losu kemudian "menjualnya" kepada Tiong-gi-pai dengan
penukaran ilmu pedang dari Kwee Cun Gan!
Bagaimana Auwyang Tek bisa berada di tempat itu" Ternyata
kaki tangan Auwyang-taijin segera mengetahui bahwa para
anggauta Tiong-gi-pai melarikan diri ke utara dan berusaha untuk
mengadakan hubungan dengan orang-orang pandai untuk
memusuhi fihak Auwyang-taijin. Oleh karena ini, Tok-ong Kai
Song Cinjin juga tidak tinggal diam. Kawan-kawannya dibagi
tugas, ada yang harus membasmi semua anggauta Tiong-gi-pai
dan mengejar mereka ke utara, ada yang disuruh memanggil
orang-orang pandai untuk dijadikan pembantu. Tok-ong sendiri
pergi ke Tibet untuk mencari saudara-saudaranya. Sedangkan
Auwyang Tek mendapat tugas pula mengamat-amati perbatasan
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
utara dan selatan serta gerak-gerik Raja Muda Yung Lo, sekalian
mencari kawan-kawan sehaluan.
Auwyang Tek adalah seorang pemuda sombong yang merasa diri
sendiri terpandai, maka ke manapun ia pergi, ia mengobral dan
meninggalkan tanda-tanda tapak tangan Hek-tok-ciang, tidak saja
untuk memberi tanda kepada kawan-kawannya yang banyak
disebar di daerah perbatasan, juga untuk menakuti para anggauta
Tiong-gi-pai. 902 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Maklum bahwa Souw Teng Wi merupakan pujaan kaum
pemberontak dan mempunyai pengaruh besar, Auwyang Tek
berusaha mencari tempat persembunyian ini. Ia pikir bahwa
sekali Souw Teng Wi dapat ditangkap, kiranya orang-orang yang
mempunyai pikiran untuk memberontak akan menjadi kecil
hatinya. Maka ia sering kali muncul di Peking dan baginya mudah
saja karena ia adalah putera Menteri Auwyang, selain itu tidak
berani Raja Muda Yung Lo mengganggunya karena Auwyang
Tek, dengan perantaraan ayahnya telah dapat memiliki sebuah
tek pai (bambu bertulis tanda kuasa) dengan tugas kaisar:
Memeriksa dan meneliti tentang keamanan di dalam negeri!
Di dalam perjalanannya, ia bertemu dengan Bu Lek Hwesio.
Semenjak dulu, hwesio ini terkenal curang dan cerdik. Tahu
bahwa Auwyang Tek mencari Souw Teng Wi, hwesio licik ini
23 menemuinya dan menyatakan bahwa ia dapat membantu
Auwyang Tek mencari Souw Teng Wi, asal pemuda itu suka
mengajak tiga orang kawan baiknya dan suka memberi hadiah
besar dan janji pangkat apa bila usaha itu berhasil kelak.
Tentu saja Auwyang Tek menerimanya dengan gembira. Adapun
tiga orang kawan baik Bu Lek Hwesio ini adalah tiga orang
hwesio yang sekarang bersama mereka melakukan perjalanan ke
utara. Mereka ini adalah tiga orang hwesio yang selama ini tidak
terkenal karena mereka tak pernah muncul di dunia kang-ouw
Akan tetapi sesungguhnya mereka memiliki ilmu kepandaian
yang tinggi dan biarpun usia mereka sebaya dengan Bu Lek
903 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Hwesio, namun dalam hal tingkat mereka masih terhitung susiok
(paman guru) dari Bu Lek Hwesio. Ini saja sudah membuktikan
bahwa tingkat kepandaian mereka memang sudah tinggi.
Demikianlah, bersama Bu Lek Hwesio dan tiga orang hwesio
yang menyebut diri Hu-niu Sam-lojin (Tiga kakek dari Bukit Huniu) itu, Auwyang Tek segera
berangkat lagi ke utara untuk
mencari Souw Teng Wi sebagaimana telah dijanjikan oleh Bu Lek
Hwesio yang sanggup mencarikan tempat persembunyian
pahlawan yang dikejar-kejar dan dianggap pemberontak oleh
Kerajaan Beng di Nan-king. Dan pada hari itu mereka tiba di Bukit
Tiga Menara tanpa mengetahui bahwa gerak-gerik mereka
diawasi oleh sepasang mata bening tajam dari seorang gadis
jelita, puteri dari Souw Teng Wi!
Melihat tiga batu karang yang berbentuk menara tinggi sekali itu,
timbul kegembiraan hati Auwyang Tek dan ia ingin menguji
kepandaian tiga orang susiok dari Bu Lek Hwesio yang
mendengung-dengungkan kelihaian tiga orang hwesio itu.
Auwyang Tek mengeluarkan sehelai saputangan putih, lalu
berkata, "Aku ingin sekali memancangkan saputangan ini dengan tandaku
di puncak menara batu karang ini. Apakah di antiara losuhu ada
yang dapat memberi petunjuk kepadaku?"
904 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Hwesio muka merah yang berjuluk Ang Bin Hosiang menjawab
sambil berdongak ke atas, "Dapat dilakukan dengan melompat
tinggi." Ia memang seorang ahli ginkang yang lihai. Ilmunya
meringankan tubuh dan melompat sukar ditandingi dan hal ini
sudah didengar oleh Auwyang Tek dari Bu Lek Hwesio, maka ia
ingin sekali mengujinya. 24 "Akan tetapi mana bisa aku melompat setinggi itu! Apa losuhu
bisa menolongku memancangkan saputangan ini di atas sana"
Tak perlu di puncaknya sekali karena terlalu tinggi, takkan
kelihatan orang dari bawah. Cukup di tempat sedikit di bawah
puncak." Auwyamg Tek bicara seolah-olah ia tidak sengaja
menguji kepandaian orang, padahal tempat yang ia kehendaki,
yaitu di bawah pncak, sudah merupakain tempat tinggi yang
kiranya tak mungkin dicapai orang dengan melompat saja.
"Pinceng (aku) bisa melompat sedikit, akan tetapi entah bisa
mencapai tempat setinggi itu atau tidak, baik dicoba saja.." jawab
Ang Bin Hosiang. Auwyang Tek girang sekali, cepat ia menempelkan telapak
tangannya yang terbungkus sarung tangan itu ke tengah
saputangan yang segera meninggalkan tanda tapak tangan
menghitam. Kain itu telah menjadi hangus di bagian gambar ini.
Benar-benar menunjukkan betapa hebat dan berbahaya adanya
Hek-tok-ciang! 905 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Hek-tok-ciang memang hebat dan lihai sekali," kata Ang Bin
Hosiang memuji serta mengangguk-anggukkan kepalanya yang
gundul kelimis. Kemudian ia menerima saputangan itu dan
memasang kuda-kuda, kemudian sambil berseru keras kedua
kakinya mengenjot tanah dan tubuhnya melayang ke atas,
berjungkir-balik lalu melayang lagi ke atas, demikian sampai tiga
kali sehingga ia tiba di depan menara di bagian atas sekali dekat
puncak. Tangannya yang memegang saputangan itu bergerak ke depan
secepat kilat dan saputangan itu telah menempel pada batu
karang, pinggirnya amblas tertekan oleh tangan hwesio itu yang
tubuhnya kini sudah melayang turun kembali seperti seekor
burung besar tanpa sayap. Auwyang Tek dan hwesio-hwesio
yang lain bertepuk tangan memuji, dan di lereng bukit itu
bergema suara tepuk tangan mereka. Lee Ing sendiri
bersembunyi sambil mengintai, diam-diam memuji karena
perbuatan hwesio itu memang sukar sekali dilakukan dan tak
sembarang orang dapat menirunya.
"Di puncak ini ada tiga batu karang seperti menara, baiknya
ketiganya diberi tanda. Aku ingin, mengukir telapak tanganku di
puncak menara ke dua, entah apakah Oei Bin Losuhu suka
menolongku" Aku sendiri melompat takkan sampai, merayap naik
aku sanggup sampai ke puncak, akan tetapi sambil merayap
906 25 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
tentu saja tak mungkin aku dapat mengerahkan tenaga
mengecap pada batu karang."
Hwesio muka kuning tersenyum dan tahulah dia bahwa pemuda
putera menteri ini sebetulnya hendak menguji kepandaian dia dan
saudara-saudaranya. Ia mengangguk dan hwesio yang tidak
biasa banyak bicara ini menjawab singkat,
"Mari kongcu pinceng bawa naik" Setelah berkata demikian, ia
berdiri di dekat batu karang ke dua dan memberi isyarat kepada
Auwyang Tek untuk berdiri di atas pundaknya. Auwyang Tek
agak ragu-ragu karena mana mungkin orang merayap di atas
batu karang itu sambil di pundaknya ditumpangi orang lain"
Membawa diri sendiri saja sudah amat payah dan harus memiliki
Ilmu Pek-houw-yu-cong secara mahir. Ilmu Pek-houw-yu-cong
adalah ilmu merayap seperti cecak bermain-main di atas tembok.
Akan tetapi karena memang hendak menguji, tanpa berkata apaapa ia lalu melompat ke atas
pundak hwesio bermuka kuning itu.
Seperti juga saudaranya tadi, si muka kuning ini mengeluarkan
seruan keras yang menggetarkan bukit, bahkan Auwyang Tek
sendiri sampai merasa tubuhnya tergetar oleh seruan ini,
kemudian hwesio itu mulai merayap naik dengan kedua kaki
tangannya seperti cecak besar, dengan cepat sekali! Hebat
tenaga lweekang hwesio muka kuning ini. Tanpa berkurang
907 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
tenaganya, ia terus merayap naik ke atas sampai mencapai
puncak menara ke dua itu.
"Berhenti di sini, losuhu!" kata Auwyang Tek yang cepat
memukulkan telapak tangannya pada batu karang dengan
menggunakan Hek-tok-ciang sampai batu karang itu berlubang
dan tangannya meninggalkan bekas di situ.
"Turun ke bawah!" kata lagi Auwyang Tek dan hwesio muka
kuning itu lalu merayap turun, lebih cepat dari pada tadi ketika
naik. Padahal dalam mempergunakan Ilmu Pek-houw-yu-cong ini,
turunnya malah lebih sukar dari pada naiknya.
Karena merasa tidak enak dipanggul terus, sepuluh kaki sebelum
mencapai tanah, Auwyang Tek sudah melompat turun, diikuti oleh
hwesio muka kuning itu yang tiba di atas tanah kembali dalam
keadaan biasa, hanya jidatnya berpeluh sedikit. Kembali tepuk
sorak menyambut demonstrasi kepandaian yang memang hebat
ini. Sekali lagi Lee Ing memuji dalam hati.
"Kepala-kepala gundul ini benat-benar tak boleh dipandang
26 ringan," pikirnya dalam hati dan ia mengeluh bahwa fihak
Auwyang-taijin betul-betul mempunyai banyak tenaga kuat.
908 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Hwesio ke tiga yang bermuka hitam, berjuluk Ouw Bin Hosiang,
juga memperlihatkan kepandaiannya. Kali ini ia mendemonstrasikan kemahirannya bermain piauw (senjata yang
ditimpukkan). Sehelai saputangan bercap jari tangan Hek-tokciang dilempar oleh Auwyang Tek ke
udara, dan selagi saputangan itu melayang, Ouw Bin Hosiang menyusul dengan
empat batang piauwnya berturut-turut. Saputangan itu kena
disambar piauw, melayang ke atas puncak batu karang ke tiga
dan terpantek di puncak itu dengan rapinya. Piauw itu telah
menancap di empat ujung saputangan seperti dipasangkan
orang. Setelah demonstrasi ini disambut tempik-sorak pula, Auwyang
Tek tertawa bergelak, "Kepandaian sam-wi-losuhu (tiga bapak
pendeta) benar mengagumkan. Dengan bantuan sam-wi-losuhu,
pemberontak-pemberontak itu tentu lebih mudah dihancurkan I
Ha-ha-ha-ha!" Lima orang itu lalu melanjutkan perjalanan menuruni bukit sambil
ketawa ketawa Hampir saja Lee Ing tak dapat menahan
kesabarannya dan ingin ia melompat keluar memberi hajaran
kepada Auwyang Tek yang amat dibencinya itu. Akan tetapi ia
dapat menahan perasaannya. Tak perlu" mencari permusuhan
untuk urusan pribadi yang tidak ada artinya, demikian sering kali
Han Sin memberi nasihat. 909 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Boleh kita mengorbankan jiwa raga, akan tetapi itu hanya demi
membela negara, rakyat, atau nama dan kehormatan. Musuh
besar yang telah menganiaya ayahnya adalah Tok-ong Kai Song
Cinjin seorang. Biarpun Auwyang Tek itu murid Tok-ong, namun
pemuda ini tak pernah berurusan dengan ayahnya. Lee Ing
tersenyum seorang diri dan merasa heran mengapa ia sekarang
bisa berpikir panjang seperti ini. Gara-gara Han Sin, pikirnya.
Pemuda yang jujur dan berhati terlampau baik sehingga kadangkadang amat lemahnya. Apakah
akupun ketularan menjadi lemah
27 hati" Lee Ing melompat keluar dari tempat pengintaiannya tadi,
menghampiri batu karang pertama yang tinggi seperti menara itu.
Dari bawah nampak saputangan putih yang ada bekas jari tangan
atau telapak tangan Auwyang Tek. Hatinya panas.
"Hemmm, menempel benda itu sambil melompat ke atas bagiku
apa sukarnya" Masa aku tidak bisa?" Ia mengerahkan tenaga,
kedua kakinya menotol tanah dan tubuhnya melayang ke atas.
Berbeda dengan gaya Ang Bin Hosiang yang tadi berpoksai
(membuat salto) sampai tiga kali untuk mencapai puncak batu
karang menara, kini Lee Ing menggerak-gerakkan kaki tangannya
seperti orang berenang. Aneh dan hebat, tiap kali kedua kakinya
menjejak udara, tubuhnya mumbul makin tinggi.
Akhirnya gadis yang luar biasa mi dapat mencapai saputangan
dengan tangannya. Ia mengulur lengan kanan, menggunakan jari910
Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
jari tangannya menggurat dua kali dan.... di atas saputangan itu,
tepat di atas cap tapak tangan, terdapat garis silang yang
"mematikan" tapak tangan itu. Lee Ing melayang turun lagi ke
bawah dengan cara terjun, kepala di bawah kaki di atas. Sebelum
membentur tanah, ia membalik dan dapat berdiri tegak bagaikan
seekor burung dara melayang turun saja ringannya.
Menghadapi batu karang ke dua, diapun meniru perbuatan Ouw
Bin Hosiang, merayap naik dengan enak dan cepat sekali ke
atas, setelah sampai di puncak, ia memukulkan tangannya pada
permukaan batu karang di mana terdapat tapak tangan Auwyang
Tek. Permukaan batu karang itu hancur dan gambar tapak tangan
itupun lenyap! Puas hatinya lalu merayap turun lagi dengan
kecepatan luar biasa. Saputangan bergambar tapak tangan di puncak batu karang
menara ke tiga ia pukul robek-robek
(Lanjut ke Jilid 21) Pusaka Gua Siluman (Cerita Lepas)
Karya : Asmaraman S. Kho Ping Hoo
Jilid 21 911 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
dengan sebuah batu dari bawah. Juga dalam menimpuk, gadis ini
menandingi kepandaian Ouw Bin Hosiang! Setelah melakukan
tiga perbuatan ini, Lee Ing tertawa girang, lalu berlari-lari turun
gunung seperti seorang anak yang nakal. Hatinya riang karena ia
telah dapat merusak hasil kesombongan pemuda Auwyang Tek
yang amat dibencinya itu. Karena ia ingin cepat-cepat mencari
28 ayahnya, maka ia tidak inemperdulikan lagi kepada rombongan
ini, malah ia menyusul dan mendahului mereka tanpa terjadi
bentrokan yang hanya akan menghambat perjalanan.
Karena selalu menghindarkan diri
dengan fihak lawan, malah tidak
gangguan orang jahat di perjalanan
gadis lemah atau makanan empuk,
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
perjalanan cepat sekali. dari bentrokan-bentrokan mau melayani gangguanyang mengira dia seorang
Lee Ing dapat melakukan Setelah melakukan perjalanan lama sampai berpekan-pekan,
akhirnya gadis ini sampai juga di kota raja utara, Peking. Girang
hatinya melihat daerahnya ini, bertemu muka dengan orangorang utara, merasa berada di kampung
halaman sendiri. Hatinya berdebar kalau ia ingat bahwa ia telah dekat dengan ayahnya
yang tercinta. Memang jauh berbeda keadaan di selatan dan di utara. Di utara,
rakyat nampak hidup tenang, kaum tani yang bekerja di sawah
nampak gembira. Di setiap dusun yang dilalui Lee Ing nampak
912 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
aman tenteram, dan wajah orang-orang kelihatan terang dan
ramah, tanda bahwa mereka merasa puas dengan keadaan hidup
mereka. Keadaan di kota raja sendiri amat ramai, penuh dengan para
pedagang yang datang dari luar daerah membawa dagangan
mereka yang beraneka warna. Kalau negara kuat rakyat hidup
aman dan dapat mencurahkan seluruh perhatian kepada
pekerjaan mereka dan perdagangan menjadi maju dan ramai,
mendatangkan hasil berlimpah-limpah bagi semua orang,
mendatangkan kemakmuran dan karena tidak ada yang
kekurangan sandang pangan jarang muncul kejahatan.
Akan tetapi, sungguhpun di kota raja utara ini nampaknya ramai
dan tenteram, bagi yang mengetahui, tempat ini penuh dengan
mata-mata, baik mata-mata pemerintah Raja Muda Vung Lo,
maupun mata-mata dari selatan yang dikirim oleh pemerintah
Kerajaan Beng. Lee Ing memasuki kota raja dengan wajah gembira dan kagum.
Bangunan-bangunan yang besar dan megah membuat ia
bengong karena di selatan tidak ada ia melihat bangunanbangunan seperti ini. Memang mengenai
bangunan, kota raja 29 selatan kalah oleh bekas kota raja Bangsa Mongol ini. Megah dan
hebat. Apa lagi sekarang, setelah Raja Muda Yung Lo yang
berkuasa di situ, kota raja ini nampak makin makmur.
913 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Kalau toh kelihatan pengemis-pengemis di kota raja ini, mereka
Pendekar Sakti Suling Pualam 15 Pendekar Naga Putih 49 Tumbal Perkawinan Kembang Kecubung 5