Pencarian

Asmara Pedang Dan Golok 4

Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng Bagian 4


pamit." 00-00 Walau jurus pedang Li Poh-hoan sangat hebat dan
orangnya cerdas, tapi dia tidak tahu harus berbuat
bagaimana! Karena Li Poh-hoan tidak tahu mala petaka apa yang
disebutkan oleh si hweesio tua, maka tidak mungkin dalam
sekejap mata dia mendapatkan cara untuk menghadapinya.
Yang dia punya hanyalah semangat dan ambisi, maka
dia berani menghadapi lawan sekuat apa pun, tanpa terkejut
dan tidak takut.
Tapi di dunia inipun banyak orang hebat, orang
pemberani, mereka pun pernah mengalami kekalahan,
maka keberanian dan semangat bukanlah cara untuk
menguraikan masalah dan mengalahkan mala petaka.
Aturan ini sangat jelas dan mudah dimengerti.
? * ? * ? Di lapangan di depan kuil Han-san.
Biauw Cia-sa yang penampilannya bungkuk berambut
putih duduk di atas batu di sisi benteng.
Jembatan kuno yang berada di sisi kiri pintu kuil dengan
mantap melintang di atas sungai.
Tidak ada pucuk baru yang tumbuh diranting pohon
Hong, juga tidak terlihat pohon Liu melambai lambai.
Biauw Cia-sa sedikit pun tidak tertarik pada
pemandangan di depan matanya, yang dia inginkan adalah
mengedipkan matanya, seperti main sulap, lalii pergi jauh
dari kota Soh-ciu.
Karena Pek-jiu-cian-kiam To Sam-nio berada di sekitar
ini. Dia bisa saja setiap saat mendadak muncul.
Walaupun Biauw Cia-sa adalah pesilat tinggi dalam ilmu
pedang, di dunia persilatan jarang menemui tandingan.
Tapi To Sam-nio adalah orang khusus yang bisa
mengalahkan dia, orang yang pasti dapat mengambil
nyawanya, maka To Sam-nio benar-benar diutus Can-biantok-
kiam-bun untuk menangkap dia.
Benar saja ketakutannya Biauw Cia-sa tidak sia sia, dia
tas perahu di sisi sungai ada dua orang naik ke darat.
Yang berjalan di depan adalah To Sam-nio, wajahnya
yang cantik terlihat dingin sekali.
Sorot mata dia juga dingin.
Mendadak udara seperti berhenti berjalan, di ikuti
langkah kakinya juga bersamaan terhenti.
Di lapangan yang kosong, dia sudah melihat Biauw Ciasa.
Tapi orang ini mana mungkin orang perguruan nya"
Jika dia bukan orang perguruannya, lalu kenapa bisa
membuat dia timbul tiga macam perasaan yang hanya ada
di perguruannya"
Dia berkata: "Siau-cian, pergi kesana suruh orang tua itu menyingkir,
aku mau duduk di atas batu itu."
Di belakang dia adalah pelayannya.
Setelah menyahut pelayannya lalu pergi melaksanakan
perintahnya, tapi di dalam hati dia bingung tidak mengerti.
Sebab menurut yang dia tahu, To Sam-nio suka kebersihan,
sampai kursi yang baru di duduki orang pun dia tidak mau
menempatinya, maka sekarang begitu dia mau duduk di
atas batu itu, sungguh sangat mengherankan.
Melihat Siau-cian datang menghampirinya, hati Biauw
Cia-sa berdebar-debar seperti mau meloncat keluar, kepala
seperti mau pecah.
Habislah, pembalasan dari perguruan sungguh sangat
mengesalkan, sangat menakutkan, walaupun masih berjarak
beberapa tombak, dia sudah merasakannya.
Siau-cian dengan dingin berkata: "Pergilah, jangan
duduk di sini, tempat ini akan kami gunakan."
Biauw Cia-sa hampir saja berteriak: "Terima kasih
Tuhan." Saat itu buru-buru dia bangkit berdiri, dan cepat-cepat
pergi jauh. Tapi sayang tiga puluh enam jalan darah di rubuhnya
tidak mau menuruti keinginan dirinya, dia ingin berjalan
lebih cepat sedikit pun tidak bisa.
Saat dia berjalan, sorot mata To Sam-nio dari atas turun
ke bawah melihatnya.
Saat itu tidak tahan dia mengerutkan alisnya, di dalam
hati berpikir, jelas orang tua itu gerakannya sangat kaku,
tentu saja sedikit pun tidak punya ilmu silat dan tenaga
dalam! Jika orang ini orang yang mempelajari jurus hebat Canbian-
tok-kiam dari Lam-kang, maka seperti matahari terbit
dari barat, tidak mungkin.
Dia lama berdiri dan berpikir, dari dalam kuil berjalan
keluar empat orang laki-laki berbaju perak bercelana hitam,
dua orang itu membawa golok, dua orang lainnya
membawa pedang, wajahnya serius dan beringas.
Di belakang empat orang ini adalah Pu-couw-siancu
yang wajahnya seperti bunga di musim semi.
Saat Pu-couw-siancu berada di depan To Sam-nio, empat
orang laki-laki itu sudah berdiri di empat sudut terpisah,
membentuk saru kepungan.
Saat ini To Sam-nio sudah melupakan hal lainnya. Dia
melirik sekali keadaan sekeliling, sambil tersenyum berkata:
"Siancu memanggil pelaksana hukum baju perak yang
sulit ditemui, malah sebanyak empat orang, kelihatannya
bermaksud melaksanakan hukuman pada aku?"
Suaranya lembut, tingkahnya tenang.
Sepertinya yang mau dihadapi oleh Pu-couw-siancu
adalah orang lain, bukan dia.
Pu-couw-siancu sedikit tercengang, katanya:
"Kau seperti tidak mengerti, apakah kau mengira empat
orang pelaksana hukum berbaju perak juga tidak bisa
berbuat apa-apa pada dirimu?"
Kata To Sam-nio:
"Tidak, empat pesilat tinggi yang tidak takut mati, di
tambah sangat mengetahui jurus pedangku, itu sudah
cukup, aku hanya menyesal, kemarin siasat secara diamdiam
membunuh, yang telah dengan susah payah diatur,
ternyata tidak berhasil membunuhmu.
Apa lagi kemarin Li Poh-hoan telah membantu aku,
melukai dua orang pembantumu, membuat kau terjerumus
dalam kesendirian, kenapa aku masih tidak berhasil" Aku
sungguh tidak mengerti!"
Wajah Pu-couw-siancu sangat tidak enak di pandang,
berkata: "Ternyata kau juga ingin mendapatkan posisi-ku,
baiklah, serahkan plat emas pengampun nyawa, maka aku
juga akan melupakan hal ini."
To Sam-nio mengeluarkan sebuah plat emas kecil,
sesudah menghormat dengan sepasang tangan
menyerahkannya, sambil menghela nafas berkata:
"Siancu kedudukanmu yang di bawah satu orang di atas
ribuan orang, membuatku semakin ber-pikir semakin takut.
Walaupun aturan ketua memaksa kau tidak berani
sombong dan lengah, tapi dengan dunia yang luas ini, dan
selalu muncul orang yang berbakat, sungguh sulit bisa
menghindarnya!"
Keluhannya sudah menjawab semua pertanyaannya.
Ternyata setiap orang yang dianggap pantas oleh ketua
Tong-to-bun Sen Hai-kun, akan di beri kekuasaan khusus
boleh membunuh Pu-couw-siancu, jika berhasil maka dia
akan menggantikan kedudukan Pu-couw-siancu.
Jika gagal, asalkan menyerahkan plat emas pengampun
nyawa, maka dia akan diampuni.
Tapi setelah menyerahkan plat emas ini, maka
selamanya dia tidak pantas lagi memperebutkan kedudukan
ini. Wajah To Sam-nio yang dalam sekejap sudah berubah
menjadi sangat hormat bukan tidak ada alasannya.
Pu-couw-siancu mengangkat kepala berpikir sejenak lalu
berkata: "Bagaimana dengan Biauw Cia-sa" Ilmu silat-nya' cukup
bagus bukan?"
To Sam-nio sangat terkejut dan berkata:
"Dia adalah pengkhianat perguruan, ilmu silatnya
tergolong tujuh pesilat tinggi di perguruan, dia bukan orang
yang mudah dihadapi.
Jika Siancu ingin menghadapi dia, selain mengutus aku
seorang, jika mengutus orang lain, paling sedikit harus
mengutus dua orang pelaksana hukum secara bersamasama
baru bisa menangkap-nya." Pu-couw-siancu berkata:
"Aku tidak ingin menghadapi dia, kau juga paling baik
melupakan dia, ini adalah perintahku."
Baru saja To Sam-nio menundukan kepala mengiyakan,
Pu-couw-siancu sudah berkata lagi:
"Perintah keduaku adalah segera berangkat dan bunuh
Hoyan Tiang-souw, tapi jangan berharap aku mengutus
orang membantumu. Jika kau berhasil melaksanakan tugas
ini, maka kedudukanmu akan bertambah teguh, dan bisa
mendapatkan rahasia ilmu awet muda!"
Setelah perkataannya habis dia menggoyang goyangkan
tangannya. To sam-nio tidak berani bertanya apapun, buru-buru
pergi meninggalkan tempat itu.
Pu-couw-siancu merubah gerakan tangannya jadi
mengapai. Biauw Cia-sa melihat di belakang tidak ada orang, baru
berani memastikan gerakan dia adalah memanggil dirinya,
maka buru-buru dia menghampiri.
Tapi sayang tubuh dia tidak mau mendengar perintahnya
karena tidak ada tenaga.
Makanya gerakan dia malah lebih lambat dari pada
orangbiasa berjalan cepat.
Pu-couw-siancu berkata pada dia: "Sekarang walaupun
To Sam-nio sudah tidak berani lagi mengejar dan
membunuhmu, tapi aku tetap masih bisa memerintahkan
dia merubah pikirannya." "Iya, iya, aku tahu," kata Biauw
Cia-sa gugup. "Kau cari akal bunuh Li Poh-hoan, jika dalam saru
bulan, dia masih belum mati, maka kaulah yang mati."
Biauw Cia-sa segera menjawab, tapi balik bertanya:
"Siancu, ilmu silat yang kupelajari dengan susah payah
selama dua puluh tahun telah ditotok oleh hweesio tua itu,
untuk berjalan pun tidak bisa cepat, bagaimana bisa
menghadapi Li Poh-hoan?"
Tapi Pu-couw-siancu sudah berjalan meninggal kan
tempat itu, dia hanya berpesan satu kata:
"Kau cari akal sendiri."
Bagaimana mungkin Biauw Cia-sa punya akal" Satusatunya
cara hanya memohon pada hweesio tua yang aneh
itu. Tong-leng-siang-jin seperti dewa yang tergugah oleh
ketulusan hatinya, mendadak muncul di dalam
pandangannya. Dia sepertinya tidak tahu apa yang telah terjadi, sambil
menganggukkan kepala berkata:
"Bagus, Sicu sangat penurut, masih menunggu Pinceng
disini." Biauw Cia-sa tertawa pahit berkata:
"Mana mungkin aku tidak menuruti kata-kata anda" tiga
puluh enam jalan darah di tubuhku di totok, jika anda tidak
berbaik hati membukanya, aku bisa hidup lewat tiga hari,
bisa dianggap ajaib."
Tong-leng-siang-jin berkata:
"Jangan memandang seorang hweesio begitu krji,
sebenarnya Pinceng hanya menotok satu jalan darahmu,
hanya saja salah menggunakan tenaga, hingga membual
Sicu merasa tiga puluh enam jalan darahmu sudah tertotok.
Pergilah, setelah lewat tiga hari Sicu akan sembuh kembali."
Setelah mendengar hal itu, Biauw Cia-sa menjadi
bengong tidak bisa bicara.
Di dunia sekarang ini, apakah betul ada ilmu silat
sehebat ini! Tentu saja dia tahu hweesio tua ini pasti bukan salah
menggunakan tenaganya, kata-katanya hanya berkelakar
saja. Hweesio tua itu malah menemani dia berjalan.
Lalu dia sambil berkata:
"Terus terang, jika To Sam-nio tidak melihat keadaan
tubuhmu bermasalah, tidak berilmu silat dan tenaga dalam,
mana dia mau melepaskan dirimu, Pinceng duga Sicu pasti
sudah bertemu dengan dia?"
Hweesio tua yang aneh dan pantas mati, apakah di dunia
ini masih ada hal yang tidak dia ketahui"
Biauw Cia-sa menghela nafas, berkata:
"Untung di dalam kuil Siauw-lim-si, setiap hweesio yang
seperti kau ini tidak banyak, jika sebalik-nya orang yang
melakukan kejahatan pasti setiap malam tidak bisa tidur."
00 - ? - 00 Di hari ke delapan Biauw Cia-sa sudah menemu kan Li
Poh-hoan. Cara penemuannya sangat mudah.
Dia menggunakan nama Li Poh-hoan mem-bunuh tiga
orang dunia persilatan yang ternama, dan dia masih tetap
berdandan jadi seorang tua bungkuk berambut putih,
menginap di penginapan Hong-pin di luar gerbang Congkin.
Berita tentang Li Poh-hoan membunuh orang,
seluruhnya dia beri tahukan pada setiap orang yang duduk
di sisinya saat dia makan dan minum arak.
Maka di hari ke delapan Li Poh-hoan sudah menemukan
dia. Pertemuannya di Liu-lang-bun-eng di pinggir See-ouw.
Di sana ada lapangan rumput hijau yang sangat luas,
luasnya sampai untuk pertempuran lima ratus orang juga
tidak akan terasa sempit.
Bulan ketiga di Kang-lam, burung Eng terbang
melayang-layang dan rumput tumbuh tinggi.
Tapi sekarang bulan terang dilangit, burung Ying sudah
tidur. Di lain pihak siapa pun sudah tidak ada gairah


Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menikmati keindahan pantai dan bulan.
Li Poh-hoan masih tetap berpakaian putih, tangan
kirinya menggenggam pedang panjang berikut sarungnya.
Wajah dia walahpun tampak santai, tapi jika di teliti
langsung mengerti, dia sedikit pun tidak berani' ceroboh,
pedang di tangan kirinya, tangan kanan dapat mencabutnya
setiap saat. Sebaliknya kedua tangan Biauw Cia-sa kosong tidak
memegang apa-apa, sepertinya lebih berani dari pada Li
Poh-hoan, tiba-tiba dia membuka topi nelayan wanitanya,
maka tampak wajah seorang wanita.
Usia tiga puluh tahun lebih, tidak cantik juga tidak
buruk. Li Poh-hoan kebingungan sambil mengerutkan alis
berkata: "Tadi kau berdandan seorang laki-laki tua, sekarang
berubah menjadi seorang wanita, aku benar-benar harus
mengenalimu?"
"Bertemu kenapa harus berkenalan!" Biauw Cia-sa malah
mengeluarkan sebuah sajak ternama! Lalu dia melanjutkan
berkata: "Malam ini tidak peduli aku mati atau hidup, menang
atau kalah, pokoknya aku akan membiarkan kau melihat
wajah asliku, juga membiarkan kau tahu namaku, nama
aku adalah Biauw Cia-sa, begitu cukuplah."
"Baiklah, kau sangat terbuka, aku ucapkan terima kasih
terlebih dulu." Li Poh-hoan bukan saja orangnya tampan,
tingkah lakunya juga seperti putra bangsawan, dia berkata
lagi, "Apakah Li Poh-hoan dulu pernah melakukan
kesalahan padamu"
"Tidak ada, sedikit pun tidak ada." Saat Biauw Cia-sa
menjawab, dalam hatinya mendadak jadi mengerti, kenapa
Pu-couw-siancu menyuruh dia membunuh Li Poh-hoan.
Orang yang romantis seperti dia, jika ber-dekatan
dengannya, dia akan tidak mampu mengen-dalikan dirinya,
lebih baik cepat-cepat membunuhnya, supaya tidak ada
pikiran di kemudian hari.
Dia kembali berkata:
"Pokoknya aku mau membunuhmu, urusan lain tidak
perlu dibicarakan."
Li Poh-hoan tersenyum dan berkata:
"Ternyata kau pun seperti pembunuh bayaran, ku lihat
kau cukup bengis tapi kurang licik, kau pasti bukan
pembunuh bayaran profesional kelas satu."
"Aku memang bukan pembunuh bayaran
profesional......" dia hanya mengatakan tujuh kata, tapi
Li Poh-hoan sudah memperhitungkan gerakan dia
selanjutnya. Yang dimaksud gerakannya, khusus ditujukan pada
Biauw Cia-sa. Pertama-tama dia melepaskan sabuk yang di ikat di
pinggangnya, bentuknya seperti sabuk kulit yang digunakan
orang zaman sekarang.
Karena sabuk yang tipis dan kecil ini dibelitkan dua kali
lingkaran dipinggangnya, dan jika lingkaran pinggang dia
dihitung dua puluh empat inci, maka panjang dua kali
lingkaran itu adalah empat puluh delapan inci.
Tentu saja sabuk itu bukan untuk mengikat pinggang dan
celana. Tapi sebenarnya adalah sebilah pedang yang tipis, lentur,
dan kecil. Sarung pedang yang membungkusnya mung-kin kulit
ular yang sulit didapat.
Dan gerakan kedua Biauw Cia-sa adalah melepaskan
sarung pedang itu, pedang lentur itu mendadak menjadi
tegang lurus, juga mengeluarkan sinar biru perak.
Bersamaan waktu itu, sarung pedang di tangan kirinya
juga sudah dibelitkan di telapak tangannya, sehingga hanya
ujung jarinya masih terlihat, seluruh telapak tangannya
seperti memakai sanmg tangan.
Gerakan selanjutnya adalah menyerang.
Walaupun serangannya cepal d"n berujung gulung,
setiap serangannya hampir tidak celahnya, tapi Lj Poh-hoan
tetap masih bisa menghitung serangan dia seluruhnya enam
belas kali. Karena serangannya tidak terputus, jadi tidak terlihat ada
sambungannya, orang yang melihat seperti seekor ular
datang membelit.
Li Poh-hoan menunggu sampai gerakannya habis,
kakinya sudah bergeser mundur delapan langkah, tentu saja
pedang panjangnya pun sudah dikeluarkan, menggunakan
tangan kanan dengan mantap menggenggamnya.
Sekarang dia benar-benar merasakan kelihayan Canbian-
tok-kiam, salah satu jurus pedang ternama masa kini.
Sejak dia turun gunung, dia sudah bertarung dengan
pesilat-pesilat masa kini, banyaknya tidak terhitung, tapi
tidak pernah dia mengalami keadaan seperti sekarang,
setelah mundur delapan langkah, dia masih belum mampu
membalas menyerang.
Jurus pedang Biauw Cia-sa tidak ada putusnya, setiap
jurus terus bersambungan.
Laksana jarum dan benang yang bersambung-an, rotan
dan pohon yang berbelitan.
Pedangnya pun mungkin beracun. Tapi Li Poh-hoan
berani bertaruh huruf racun di dalam kata-kata Can-biantok-
kiam, racunnya pasti bukan ditunjukan pada racun
obat, tapi semacam racun asal sekali tersentuh pasti akan
membunuh musuhnya.
Tentu saja racun ini sebuah racun yang sangal
menakutkan, jauh lebih berbisa dari pada racun obat.
Setelah Li Poh-hoan mundur delapan langkah dia masih
tetap harus mundur terus, untung saja Liu-lang-bun-eng
adalah sebuah tempat datar yang cukup luas, salah satu dari
delapan pemandangan indah.
Jadi walaupun Li Poh-hoan terpaksa harus mundur,
mundur sebanyak dua ratus langkah pun tidak akan
tercebur ke dalam danau.
Tapi Li Poh-hoan tidak mundur sejauh itu.
Di hitung mulai dari kedua kalinya, saat langkah ke
tujuh tiba-tiba pedang dia secepat kilat menusuk.
"Traang tiaang tiaang" tiga tusukan pedang-nya,
mengenai pedang tipis lawan, dan ujung pedang-nya tepat
mengenai kurang lebih empat inci dari ujung pedang Biauw
Cia-sa. Serangan pedang yang rapat seperti ular ber-bisa dan
tidak ada putusnya sekarang menjadi pecah dan kacau.
Apa lagi setelah Li Poh-hoan menambahkan tiga
serangan susulan, walaupun Biauw Cia-sa dapat
menangkisnya, tapi jurus pedangnya menjadi kehilang-an
daya isapnya. Malah jadi seperti sepiring pasir yang
berantakan. Tiba-tiba ujung pedang Li Poh-hoan berubah arah,
langsung menusuk telapak tangan kiri Biauw Cia-sa.
Biauw Cia-sa tidak mau mundur, telapdk tangannya
bergerak memukul ujung pedangnya.
Dari angin keras yang timbul akibat pukulan tangannya
bisa diketahui Biauw Cia-sa sudah mengerahkan seluruh
tenaga dalam dan kecepatannya.
Walaupun telapak tangannya telah dibelit kulit ular dari
sarung pedang, tapi kecepatan dan kekuatan pedang lawan
mungkin bisa menembus telapaknya walaupun telapak
tangannya dibungkus plat besi.
Bentrokan terjadi antara telapak tangan dan ujung
pedang dengan kecepatan yang sulit digambar-kan.
Biauw Cia-sa mengeluarkan jeritan kesakitan. Tubuhnya
mengikuti datangnya pedang lawan berguling setengah
lingkaran, jatuh di atas tanah.
Terlihat tangan kiri dia menjulur keluar, pedang Li Pohhoan
sudah menembus pergelangan tangan dia, menancap
dalam sekali ke dalam tanah berumput.
Selain itu sebelah kaki Li Poh-hoan sudah menginjak
pedang lentur berwarna biru peraknya, begitu mengerahkan
tenaga dalam, pedang lentur itu melengkung masuk ke
dalam tanah, dalamnya sampai satu kaki.
Saking sakitnya Biauw Cia-sa sampai mencucur kan
keringat dingin. Dia mengadukan giginya berkata:
"Bunuhlah aku, jika kau berani bunuhlah aku."
Wajah Li Poh-hoan dingin dan bengis. Tampangnya
bukan seorang yang welas asih, yang tidak tega membunuh
orang. Dia berkata:
"Ku dengar Can-bian-tok-kiam dari Lam-kang,
mempunyai jurus hebat lain dan tenaga dalam Cie-kiam-cihiat
(Jari pedang menusuk jalan darah), tapi kau pun jangan
lupa, orang lainpun bisa menusuk jalan darah. Walaupun
harus menggunakan pedang bukan menggunakan jari, tapi
hasilnya tidak ada perbedaan, sekarang jalan darahmu
sudah kutotok, sudah tidak mampu melawan, menurut
pandanganku asalkan hasilnya begini, menggunakan
pedang atau menggunakan jari pun bisa saja, bagaimana
menurutmu?"
Biauw Cia-sa memang heran, kenapa dia merasakan
sangat sakit"
Apakah tusukan pedang yang menotok jalan darah, bisa
membuat sakitnya berkali lipat"
Dalam waktu singkat dia sudah tidak tahan lagi, sorot
matanya yang bengis sudah berabah menjadi lemah. Dan
akhirnya sampai teriak:
"Aduh., aduh".
Sekarang dia mana bisa berpikir dan punya semangat
membicarakan masalah lainnya. Sekarang yang paling
penting adalah bagai-mana mengurangi rasa sakitnya.
Dia sendiri sadar rasa sakitnya sangat menakut kan,
dalam keadaan biasa, walaupun lawan mematah-kan
beberapa tulangnya, dia masih mampu bertahan.
Tapi sekarang pedang lawan hanya menembus
pergelangan tangan, tapi sakitnya tidak tertahankan.
Setiap gumpal daging, setiap ototnya seperti mengerut
dan sakit. Keadaan aneh ini tentu saja datangnya dari jalan
darah yang ditembus oleh pedang panjang. Karena dia
berkonsentrasi untuk meringankan sakitnya, makanya otak
dia mendadak menjadi lincah.
Sambil merintih dengan keras berkata:
"Li-pangcu, aku ada hal yang mau dilaporkan."
Dia sudah menggunakan kata terhormat 'lapor', tidak
berani berteriak-teriak tidak karuan.
oo)))dw(((oo BAB 10 "Mulutmu tidak disumbat, mau berkata apa katakan
saja," kata Li Poh-hoan.
Sambil merintih Biauw Cia-sa berkata:
"Karena kesakitan otakku jadi tidak bisa ber-pikir,
mungkin melupakan kata-kata penting, apa lagi yang ada
hubungannya dengan Pu-couw-siancu......"
Li Poh-hoan tertawa dingin dan berkata:
"Rasa sakit kadang bisa membuat otak orang lebih sadar.
Apa lagi aku, sebenarnya tidak ingin mendengar katakata......"
Tapi begitu muncul wajah cantik Pu-couw-siancu yang
bisa menggetarkan hati orang, dia tidak tahan langsung
menendang sekali pada Biauw Cia-sa.
Biauw Cia-sa yang ditendang seharusnya semakin
merasa sakit, tapi yang terjadi malah sebalik-nya, dia
menghela nafas panjang, rintihannya segera berhenti.
"Katakanlah." Li Poh-hoan mendesak dia, "Aku tidak
punya banyak waktu, kau telah menimbulkan banyak
kerepotan untukku, walaupun aku tidak takut pada murid
dan teman-orang orang itu jika datang membalas dendam
padaku. Tapi kulihat lebih bagus sebisanya menjelaskan pada
mereka, mengenai dirimu, mungkin kau masih belum lupa,
rasa sakit tadi bukan?"
Biauw Cia-sa tidak berani membuang-buang waktu.
Pertama, khawatir membuat Li Poh-hoan jadi marah.
Kedua, pergelangan tangannya yang ditembus oleh
pedang, harus cepat-cepat diobatinya, jika terlalu banyak
mengeluarkan darah, walau ilmu silatnya tinggi juga akan
mati. Di dunia tidak terhitung banyaknya orang bunuh diri
dengan memotong pergelangan tangannya, tempat yang
dipotong adalah tempatnya ini.
Dia berkata: "Aku adalah pengkhianat Can-bian-tok-kiam-bun dari
Lam-kang......"
Li Poh-hoan menggoyang-goyangkan tangan-nya tidak
sabar dan berkata:
"Aku tahu, begitu kau menyebutkan namamu aku sudah
ingat, jaringan perkumpulanku tidak akan membuat berita
yang aku tidak tahu."
Biauw Cia-sa buru-buru berkata: "Makanya aku takut
bertemu dengan orang dari perkumpulan kami, apa lagi
orang yang mampu membunuh aku."
Li Poh-hoan menganggukan kepala, katanya: "Jika aku
adalah kau, mungkin juga akan begitu, tapi sebenarnya apa
yang ingin kau katakan?"
"Di sisi Pu-couw-siancu ada seorang wanita, dia sangat
cantik, mungkin kau sudah bertemu dengan dia, dia adalah
To Sam-nio, julukannya Pek-jiu-cian-kiam." *"
"Aku pernah melihat dia, juga pernah melihat dia
menggunakan pedangnya, tapi walaupun jurus pedang dan
tenaga dalamnya lebih bagus darimu, tapi aku percaya
perbedaannya tidak terlalu jauh, apa sebab kau begitu
ketakutan ketika menyebut dia, hingga suaramu juga jadi
gemetar?" Kata Biauw Cia-sa:
"Jika dia diperintah oleh ketua untuk mengejar dan
membunuh aku, di dalam tiga jurus, dia pasti bisa
mengalahkan aku, dalam tiga bulan aku pun pasti akan
mati. Hanya saja tiga bulan ini sebelum aku mati, aku akan
menderita siksaan yang mengerikan sekali, tidak lebih
ringan dari kesakitan yang tadi kualami, coba kau pikir, jika


Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menderita siksaan seperti itu selama tiga bulan baru bisa
mati, siapa yang bisa tahan?"
Li Poh-hoan tersenyum dan menjawab:
"Maka aku sarankan padamu, saat kau melihat dia,
segera cabut pedang bunuh diri."
Biauw Cia-sa sedikit pun tidak merasa lawan berkelakar,
wajah dan nadanya pun sangat serius. Dia berkata:
"Benar, sejak lama aku sudah memutuskan melakukan
hal itu, tapi jika ada cara lain, atau ada kesempatan
menghindar, tentu saja aku tidak mau melepaskan peluang
ini." Dia berhenti sejenak lalu melanjutkan: "Aku telah
menangkap kakak kembarnya Pu-couw-siancu, memaksa
dia memerintahkan To Sam-nio supaya jangan membunuh
aku, tapi Pu-couw-siancu mau aku lakukan satu hal, yaitu
kau!" Karena darah terus mengalir dari pergelangan
tangannya, makanya Biauw Cia-sa yakin lebih baik segara
menyelesaikan kata-katanya, jika tidak dia yang akan mati
segera dan pasti bukan Li Poh-hoan.
Li Poh-hoan tertegun beberapa saat, kepalanya berbunyi
terus. Pu-couw-siancu mau membunuhku"
Kenapa" Kenapa dia mau membunuh aku"
Apakah kata-kata yang lembut hangat di bawah pohon
Hong di pinggir sungai, cium dan peluk yang manis dan
memabukan, semuanya palsu"
Laki-laki mana pun pasti tidak akan percaya bisa ada
kejadian yang demikian.
Mula-mula Li Poh-hoan pun demikian, tapi setelah
berpikir lama, tidak demikian.
Sebab dia tahu jika wanita berubah menjadi kejam,
kekejamannya jauh berlipat ganda lebih lihay dari pada lakilaki.
Lebih-lebih wanita cantik.
Apa lagi Biauw Cia-sa tidak ada alasan membohongi dia.
Siapa yang mau berkelakar seperti ini, mempertaruhkan
nyawanya sendiri"
Dia mengambil keputusan dengan bertekad membuang
jauh asmara pribadinya, juga membuang jauh-jauh
kepahitan di dalam dadanya.
Maka sorot matanya kembali menyorotkan keperkasaan
seekor bunmg elang melayang ribuan li untuk menguasai
dunia. Dia berkata: "Siapa nama kakaknya Pu-couw-siancu" Di manb dia
sekarang" Bagaimana aku bisa menemuinya" Dan sudah
berapa banyak orang yang mengetahui persembunyiannya?"
Benar saja, kepintarannya diatas rata-rata orang, dalam
pandangannya dia mempunyai rencana yang jauh ke depan.
Dalam sekejap saja dia sudah tahu apa yang harus
dilakukan. Juga sudah terpikir Biauw Cia-sa pasti pernah
membocorkan rahasia ini.
Dia harus segera mendahului lawan, seperti misalnya
Tong-to-bun nya Pu-couw-siancu, dia adalah musuh
terkuatnya, maka dia jangan sampai kalah cepat.
Setelah kakak Pu-couw-siancu berada ditangan-nya,
keadaannya akan lebih menguntungkan.
Apa lagi jika mereka adalah saudara kembar!
Maka wajah mereka pasti sangat mirip sekali"
Oooo oooO Air yang mengalir di sungai tidaklah begitu jernih,
alirannya juga tidak deras.
Tertanam berbagai macam pohon di kedua sisinya, apa
lagi pohon Liu, selalu membuat dada dipenuhi oleh
lembutnya asmara.
Pokoknya, tidak berbeda dengan pemandangan yang
menenangkan setiap kali sungai mengalir jauh, sepanjang
mata memandang terlihat padi hijau di sawah.
Tapi jika setiap kali melihatnya, selalu dipenuhi oleh
perasaan yang sulit digambarkan, masuk ke dalam hati dan
tulang, malah ke dalam mimpi......
Hoyan Tiang-souw berdiri di atas pelabuhan sederhana
di pinggir sungai, malah sedikit kesal sambil mengerutkan
alis tebalnya. Mo-to yang dibungkus oleh kain, dikepit di ketek kirinya.
Walaupun tidak setiap orang tahu itu adalah sebilah
golok, tapi siapa pun tidak begitu berani banyak melihat
pada orang yang berwajah gagah dan dingin.
Tentu saja, di dunia ini banyak pemuda yang bersifat
kasar dan mudah gusar.
Atau mengira dirinya yang paling hebat. Tidak punya
masalah juga sering mencari masalah pada orang lain.
Jika ada orang yang menatapnya, maka dia akan
mengira itu adalah hinaan hingga dia mencak mencak.
Tentu saja dia tidak mau membiarkan begitu saja pada
orang yang menatap dirinya.
Sehingga banyak orang yang jujur dan baik, jika bertemu
dengan orang semacam ini, terpaksa sebisanya tidak
melihat dia, supaya tidak menimbulkan masalah.
Alasan Hoyan Tiang-souw merasa kesal, bukan lah
pemandangannya kurang bagus.
Tapi karena sungai di Kang-lam ini sungguh terlalu
banyak. Sungai-sungai ini walaupun tidak terlalu besar, tapi harus
ada jembatan yang menghubungkan baru bisa
menyeberanginya, jika tidak ada, maka harus memakai
perahu penyeberangan.
Buat Hoyan Tiang-souw, sebenarnya dia bisa saja
meloncat menyeberanginya, namun dia menemu-kan
manusia di Kang-lam terlihat lebih banyak dari pada semut,
paling tidak jauh lebih banyak dari pada manusia di utara.
Makanya di setiap pelabuhan sungai, pasti ada banyak
orang sedang menunggu perahu penyeberangan, sehingga
dia tidak begitu leluasa menyeberangi sungai dengan cara
meloncatinya. Itulah satu-satunya alasan yang membuat dia menjadi
kesal terhadap sungai.
Perihal pemandangannya, sebenarnya dia juga sangat
menikmatinya, sangat menyukainya.
Matahari pagi tidak begitu terik, angin musim semi
bertiup di wajahnya masih ada sedikit rasa dingin.
Tapi Hoyan Tiang-souw sudah membuka lebar baju di
dadanya, menampakan ototnya yang menonjol kuat, dan
bulu dada yang hitam.
Tiba-tiba tanpa sadar tangannya menutup bajunya yang
terbuka itu. Maka dia terlihat jadi tidak terlalu kasar. Dia melakukan
ini karena melihat ada seorang wanita cantik datang
mendekat, sehingga tanpa sadar melakukan reflek ini.
Wanita cantik ini bukan saja sudah dikenal, juga tahu
dirinya pasti tidak mudah melupakannya.
Hari itu ketika di kuil Han-san di luar kota Soh-ciu,
wanita setengah baya ini mengikuti Cui Lian-hoa
(sebenarnya adalah Pu-couw-siancu Cui Lian-gwat).
Saat itu wajah dan sorot mata dia dingin sekali. Sekarang
pun tidak berubah, tetap dingin cantik menekan orang.
Dia sekali pun tidak melihat pada Hoyan Tiang-souw.
Tapi jelas dia dengan teliti memperhatikan tujuh delapan
orang kampung yang berada di pelabuhan penyeberangan.
Setelah semuanya di awasi, lalu berpaling melihat pada
pohon Liu yang berada agak jauh di sebelah kiri.
Hoyan Tiang-souw merasakan Mo-to nya seperti ingin
meloncat keluar, di dalam hati menjadi keheranan, kenapa
pada saat ini ada gejala bahaya dan pertempuran" Apakah
semua ini datang dari wanita cantik yang dingin ini"
Perahu penyeberangan lama tidak datang, para orang
kampung mulai ribut, tapi sedikit pun tidak berguna, karena
orang tua yang mengemudikan perahu penyeberangan itu,
mendadak melepaskan tali perahunya dan meninggalkan
pantai. Lalu melaju mengikuti arus air, malah mendayung
menambah kecepatan, hingga dalam waktu tidak lama
sudah jauh sekali.
Orang-orang yang mau menyeberang menggunakan
bahasa Oh yang tidak dimengerti oleh Hoyan Tiang-souw,
setelah ribut-ribut sejenak, tiba-tiba semuanya berjalan pergi
ke hilir sungai.
Mungkinkah disana masih ada pelabuhan
penyeberangan atau sejenisnya"
Dalam hati Hoyan Tiang-souw hanya ter-senyum dingin,
tapi dia tidak pergi mengikuti orang-orang itu.
Tidak berapa lama, di pelabuhan hanya tinggal lima
orang saja. Hoyan Tiang-souw salah satu diantaranya.
Dia melihat di belakang wanita dingin itu adi seorang
gadis pelayan yang cantik.
Dan lebih jauh lagi ada dua orang laki-laki besar berbaju
hijau, pinggangnya diikat oleh kain warna perak.
Jelas semuanya membawa senjata tajam.
Tadinya Hoyan Tiang-souw tidak mempeduli-k^n orang
lain membawa senjata apa, tapi perasaannya yang tajam
sejak lahir memberitahukan, satu orang membawa golok
panjang, yang satu lagi membawa pedang panjang.
Jika perasaannya sudah memberitahu, dia ingin tidak
mau tahu juga tidak bisa.
Di depan sudah dikatakan orang-orang Kang-lam
banyaknya seperti semut, jadi seharusnya muncul lagi orang
baru, tapi kenyataannya tidak, sudah begitu lama tidak ada
orang yang datang lagi.
Kenapa bisa timbul keadaan yang aneh dan tidak masuk
akal ini. Hoyan Tiang-souw sama sekali tidak berminat
memikirkannya, dia sama sekali tidak ingin tahu.
Sudah satu jam lewat, Hoyan Tiang-souw hanya
memandangi air sungai, sampai hidung pun tidak pernah
bergerak. Wanita dingin dengan suara merdu seperti kicauan
burung berkata:
"Hoyan Tiang-souw, aku adalah To Sam-nio dari Lamkang."
Saat ini baru Hoyan Tiang-souw memalingkan kepala
melihat pada dia. Alis tebalnya sedikit berdiri, matanya
menyorot sinar sebengis macan tutul. Suara-nya yang
seperti berteriak, dengan keras berkata:
"Jika kau ingin membunuh aku, maka cepatlah lakukan,
tidak perlu banyak omong kosong."
Wajah To Sam-nio tampak warna keheranan dan
berkata: "Apakah kau sedikit pun tidak ingin tahu alasan aku
berbuat begini padamu?"
Hidung Hoyan Tiang-souw mengeluarkan dengusan
sekali dan berkata:
"Kenapa aku harus tahu" Kau kan bukan orang
yangpertama ingin membunuhku."
Kata-katanya masuk akal juga.
Dengan sebutan dan keadaan Mo-to Hoyan Tiang-souw
saat ini, mengalami penghadangan macam apa pun, itu
adalah hal yang sangat wajar sekali.
Jika tidak ada orang yang berusaha membunuh dia, itu
bani hal yang mengherankan.
Alasannya tentu saja asalnya dari dia, tanpa alasan yang
jelas telah banyak membunuh pesilat tinggi dunia
persilatan. Kata To Sam-nio:
"Kau sangat aneh, setiap laki-laki selalu hidup demi
kebesaran nama, demi wanita, atau tidak demi apa-apa, tapi
kau tidak sama, sama sekali tidak sama."
Hoyan Tiang-souw menatap tajam. Sorot matanya
seperti Mo-to dia yang sangat ternama itu, mengeluarkan
sinar gaib yang aneh. Dia berkata:
"Aku pun hanya seorang laki-laki, hanya begitu saja!"
Suara To Sam-nio berubah jadi sepuluh kali lipat lebih
lembut, sampai dia sendiri pun merasa keheranan, sebab
selama hidupnya suara dia tidak pernah selembut, semerdu
sekarang ini. Apa lagi lawan adalah seorang laki-laki. Dia berkata:
"Kau tidak sama, kau sepertinya hidup demi membunuh
orang, apa sebabnya" Apakah di dalam hatimu ada begitu
banyaknya dendam dan kebencian?"
"Tidak ada, jangan sembarangan omong," 1 loyan Tiangsouw
tanpa sungkan membantahnya, "Sekarang ini kau lah
yang ingin membunuhku dulu, bukan aku ingin membunuh
kau dulu."
To Sam-nio tertegun sejenakbam berkata: "Betul, betul,
tapi kenapa kita bisa begini?" Jangan kata Hoyan Tiangsouw
tidak bisa menjawab, walaupun bisa dia malas
mengucapkannya.
Mata dia hanya menatap tubulinya yang seksi, dari atas
keba wah dan dari bawah keatas.
Sorot mata seperti ini, sangat mudah membuat orang
salah menafsirkan, dia adalah hidung belang yang sangat
suka wanita. To Sam-nio dengan hati hati dan teliti memperhatikan
dia beberapa saat. Bam dia berkata:
"Kau tidak memandang aku seorang wanita yang
cantikbukan?"
Hoyan Tiang-souw tidak menjawab malah balik
bertanya: "Kenapa kalau cantik" Apakah jika aku mengatakan kau
cantik, lalu kau tidak jadi menyerang dan membunuhku?"
To Sam-nio berpikir sebentar baru berkata: "Aku tidak
tahu, aku sungguh tidak tahu, usia aku sudah tiga puluh
dua tahun, sebelum ini, aku tidak pernah demi memikiran
laki laki sehingga pikiranku berubah, aku pun tidak peduli
apa pikiranmu, aku tetap akan membunuhmu."
Tanpa alasan yang jelas, Hoyan Tiang-souw berkata:
"Apa yang dikatakanmu semuanya kosong, buat apa
dibicarakan?"
To Sam-nio menggelengkan kepala tidak setuju:
"Tidak semuanya kosong, paling sedikit aku telah


Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mempertimbangkan buatmu, kau adalah laki laki pertama
yang membuat aku mempertimbangkan."
Hoyan Tiang-souw sedikit pun tidak merasa bangga atau
tergerak hatinya, suaranya masih tetap sekasar semula. Dia
berkata: "Aku merasa tetap saja omong kosong."
Lalu dia menutup mulutnya rapat-rapat, membuat orang
yang melihat, tahu dia sudah bertekad tidak membuka
mulut lagi. Bagaimana pun To Sam-nio adalah seorang wanita,
sedikit banyak pasti ada rasa ingin tahu terhadap laki-laki.
Apa lagi laki-laki aneh seperti Hoyan Tiang-souw,
tingkahnya sulit diduga, membuat rasa ingin tahunya tidak
tertahan jadi bergejolak dalam hatinya.
"Aku tahu kau tidak ingin bicara lagi, tapi paling sedikit
jika mendengarkan tidak akan meng-ganggu bukan" Aku
diperintah oleh Pu-couw-siancu, nona Cui untuk mengejar
dan membunuhmu.
Mungkin kau ada perhatian, atau juga mungkin tidak
ada perhatian, tapi aku sangat perhatian, sebab jika aku
tidak bisa membunuhmu, aku pasti balik mati dibunuhmu."
Tapi ini adalah keputusan dia, sama sekali tidak ada
hubungan dengan Hoyan Tiang-souw, maka dia tetap
menutup mulurnya, hanya melihat dia dengan dingin.
To Sam-nio berkata lagi:
"Mohon tanya, apakah aku ada cara tanpa bertarangbisa
membunuhmu?"
Perkataannya sampai sekarang, tetap masih omong
kosong. Hoyan Tiang-souw ingin sekali memberitahu, 'aku
dengan kau barang apa pun tidak tahu, juga tidak ada minat
mengetahuinya. Maka bagaimana aku bisa tahu, apa
upayamu tidak mau mendengar perintah tapi bisa
membunuh aku"'
Apa lagi wanita ini walaupun cantik juga dingin, sampai
dia sendiri pun harus mengakuinya bahwa dia cantik sekali,
tapi dia tidak punya cara supaya bisa menyukai dirinya.
Itu karena Mo-to yang dikepit di kereknya......
Tapi akhirnya dia bicara juga: "To Sam-nio, kembalilah
ke Lam-kang, selamanya jangan datang lagi kemari."
"Cara ini tidak bisa dilakukan." To Sam-nio berkata
sambil menggelengkan kepala, "walaupun aku datang dari
Lam-kang, tapi sekarang sudah menjadi orang elitnya Tongto-
bun. Aku harus melakukan tugas penggempur elit, salah
satu contohnya adalah membunuhmu, ketua kami adalah
Sen Hai-kun, apakah kau pernah mendengar nama
besarnya?"
"Tidak pernah, aku pun tidak ingin tahu." "Kau mau
bicara, itu membuktikan aku cukup bagus." To Sam-nio
sepertinya pandai memuji diri sendiri, dia berkata lagi,
"maka aku pun akan mem-balas kebaikanmu."
"Tidak perlu, sungguh tidak perlu." Hoyan Tiang-souw
tidak tahan jadi tertawa dingin, tapi orang lain melihat tawa
dinginnya, malah seperti tawa bengis.
Tidak perlu membahas tertawanya terlihat seperti apa,
tapi dia tidak akan tertawa tanpa ada alasan.
Itu karena dia tahu yang dimaksud To Sam-nio
'membalas kebaikan', sebenarnya adalah mau mengambil
nyawanya. Hanya ingin dia mati saja!
To Sam-nio malah sangat jujur, mengakunya:
"Aku terpaksa membunuhmu, aku harus melakukannya,
aku membocorkan rahasia ini, anggap saja sebagai
pembalas kebaikanmu."
Hoyan Tiang-souw menganggukan kepala.
Suara To Sam-nio berubah menjadi dingin sekali,
katanya lagi: "Bagaimana keadaan di dalam sebenarnya, di katakan
pun tidak akan jelas, tapi ada satu benda setelah kau
melihatnya maka kau akan tahu."
Dia mengangkat tangan dan menggerakan jarinya, gadis
pelayan cantik yang ada di belakangnya seperti boneka
ditarik benang pengendalinya, meloncat ke depan,
mengeluarkan satu bungkusan kecil warna merah.
Dengan sepasang tangan disodorkan ke depan Hoyan
Tiang-souw supaya dilihatnya.
"Sssst," Mo-to keluar dari sarungnya tiga inci, suara
nyaring dingin dan keras terdengar di pinggir sungai yang
sepi, malah seperti bunyi lonceng besar-menggetarkan hati
orang-orang. Kulit mata Hoyan Tiang-souw tidak pernah berkedip,
tangan kanannya yang kuat dan mantap sudah mencabut
keluar Mo-to, dan juga sudah disabet-kan.
Di udara berkelebat sinar yang menyilaukan mata, tapi
setiap orang bisa melihat muncul dua tetes air mata,
jelasnya seperti lukisan.
Kepala gadis pelayan yang cantik mendadak
meninggalkan tubuhnya, "Huut!" terbang sejauh dua
tombak lebih, bersamaan bungkusan kecil warna merah di
tangannya juga terbang lebih jauh lagi. Benda apa itu
sebenarnya" Hoyan Tiang-souw sama sekali tidak tahu.
Golok dia menggulung kembali, tepat menge-nai Tok-kiam
yang bisa melengkung, berwarna biru perak, tipis kecil, dan
juga bisa berubah kadang keras kadang lentur!
Tangan mulus To Sam-nio memegang Tok-kiam, dia
meloncat miring ke samping beberapa kaki.
Dia malah masih bisa tertawa dan berkata:
"Jurus golok yang sangat tidak ada perasaan, nama Moto
memang tidak salah."
Dua orang laki-laki besar berbaju hijau dengan ikat
pinggang perak yang berdiri agak jauh sudah meloncat
menghampiri, mereka masing-masing berdiri di kedua sisi
di belakang Hoyan Tiang-souw, sehingga membentuk segi
tiga, dengan To Sam-nio mengurung Hoyan Tiang-souw.
To Sam-nio berkata lagi:
"Kau sudah membunuh pelayanku Siau-cian, kau
membunuh seorang gadis muda yang begitu cantik, hatimu
sedikit pun tidak tergerak" Sedikit pun tidak sedih?"
Jawaban Hoyan Tiang-souw malah menggunakan Mo-to
yang dingin tidak berperasaan.
Tiba tiba Pek-mo-ci-to menyambar seperti kilat, terbang
melintang membacok ke arah laki-laki besar berbaju hijau di
sebelah kanan belakang.
Bukan karena orang ini melintangkan goloknya, maka
sengaja mencari kesialannya (orang yang menggunakan
golok, sering khusus mencari musuh yang menggunakan
golok). Tapi jika ingin memecahkan kurungan musuh,
orang ini adalah titik kelemahan yang paling tepat juga
paling mudah diserang.
Laki-laki besar berbaju hijau itu segera menyabetkan
golok panjangnya, maka diantara dua orang yang
menyerang dan yang bertahan itu timbul kilatan ratusan
sinar. Jurus golok dia dan tenaga dalam yang dikerahkannya
memang cukup mengejutkan orang.
Tapi ini adalah masalah kedua, yang paling aneh adalah
dalam kilatan ratusan sinar itu, dalam sekejap mata, Hoyan
Tiang-souw bisa melihat dirinya.
Masih tidak aneh jika bisa melihat pantulan bayangan
dirinya, yang lebih aneh adalah dia malah bisa melihat
tampang dirinya yang alis tebalnya berdiri miring ke atas
dan matanya yang beringas seperti harimau.
Dalam waktu yang singkat ini, dalam tabir golok yang
bukan cermin itu, bagaimana mungkin bisa melihat dirinya
begitu banyak dan begitu jelas" *
Untung saja hawa amarah yang keluar dari ujung alisnya
Hoyan Tiang-souw tidak muncul di dalam tabir sinar
goloknya, maka dia tetap mampu mempertahankan
semangat keberingasannya.
Dia sangat percaya bahwa hawa amarahnya juga bisa
dilihat (hawa amarah dia memilik sifat khusus yang bisa
membeku seperti benda padat).
Mungkin sabetan golok ini akan jauh berkurang
tenaganya, sehingga tidak bisa melanjutkan tujuan asalnya.
Artinya tidak bisa meneruskan sabetannya.
Begitu dia berteriak laksana petir, hawa amarah nya
mendesak masuk ke dalam telinga dan hati orang.
Di dalam teriakannya, setiap orang kembali melihat dua
tetes besar air mata yang jernih, air mata ini mendadak
muncul di Mo-to itu.
oo)))-dw-(((oo Bersambung Jilid 2
AAssmaarraa PPeeddaanngg ddaann Goollookk
Karangan : Suma Leng
Terjemahan : Liang J Z
Di edit / sadur : Adhi H
JILID KE DUA BAB 11 Laki-laki besar berbaju hijau dengan sabuk warna perak
itu jelas menggunakan sebuah jurus Kim-kong-hoan-eng-sut
(Bayangan Kim-kong bertukar tempat) menutup dengan
kuat bagian atas, tengah dan bawah, bersamaan itu
pergelangan tangannya yang kuat sedikit menekan ke
bawah setengah inci, mengeluarkan jurus Sin-kong-kui-ku
(Bayangan setan menangis) untuk membunuh lawannya.
Siapa duga belum lagi jurus Sin-kong-kui-ku dikeluarkan,
entah bagaimana Mo-to musuh tahu-tahu sudah menusuk
di depan dada. Saat Mo-to menembus ke dalam tabir jurus Kim-kong
hoan-eng-sut, laksana memotong tahu saja, juga laksana
memotong air. Dua tetes besar air mata yang mengerikan itu sudah
berada di depan mata, dan sekali mata golok Mo-to
berputar dan sudah kembali lagi ke empunya.
Semua orang bisa melihat dengan jelas, tubuh tegar lakilaki
besar berbaju hijau dan sabuk warna perak itu sudah
terpotong jadi dua bagian, juga terbang kedua arah.
Sebenarnya yang bisa melihat kejadian yang mengerikan
ini, hanya To Sam-nio dan seorang laki-laki besar berbaju
hijau sabuk warna perak lainnya.
Tapi mereka sama sekali tidak sempat terkejut dan
merasa sebal hati. Karena dua bagian tubuh manusia yang
berlumuran darah itu sudah terbang menerjang kearah
mereka. Kekuatan yang dikeluarkan Mo-to itu selain bisa
memotong tubuh manusia menjadi dua, masih bisa
menggunakan dua potongan mayat itu masing-masing
menerjang ke arah dua orang yang berdiri di dua tempat.
Jurus golok seperti ini dan tenaga dalam yang hebat ini,
sangat sulit dipercayai siapapun.
To Sam-nio menggoyangkan pinggangnya, dan bergeser
beberapa kaki, menghindar.
Tapi laki-laki besar berbaju hijau sabuk warna perak
lainnya tidak seberuntung dia.
Di langit yang terang benderang, di atas air yang hijau,
berkilau-kilau sebuah sinar golok, dan di dalam sinar golok
mendadak muncul lagi dua tetes air mata yang jernih yang
membuat orang takut melihat-nya.
Baru saja Laki-laki besar itu menghindar dari serangan
potongan mayat, pedangnya disabetkan dari bawah ke atas,
kelebatan sinar pedangnya laksana jaring yang rapat,
sejenak melihatnya seperti jurus pedang heb,at dari Bu-tong
Ta-mo-ku-yan (Di padang pasir mengeluarkan asap).
Jurus ini harus menggunakan tenaga dalam yang besar
untuk mendukungnya, tentu saja kehebatan nya bisa
memukul mundur ribuan tentara.
Bacokan miring golok Hoyan Tiang-souw sedikit pun
tidak berhenti, dan mulutnya tidak tahan berteriak: "Jurus
pedang yang bagus."
Tapi sabetan golok dia ini masuk dari celah yang sekecil
rambut, malah seperti kereta yang melaju di atas jalan raya,
sama sekali tidak ada hambatan.
Laki-laki besar itupun segera terbelah menjadi dua
bagian mayat yang berlumuran darah, jeritan
mengerikannya juga hanya keluar setengahnya.
Hoyan Tiang-souw hanya menyabetkan goloknya tiga
kali, tapi sudah membunuh tiga orang.
Setiap orang yang mati itu semuanya berilmu tinggi dan
pembunuh bayaran yang memiliki kepandai an khusus.
Tapi sebuah sabetan dari dia tetap tidak bisa
menahannya. Siapa pun yang melihat keadaan ini, akan timbul satu
pertanyaan besar, selain kengeriannya juga sangat besar....
benarkah jurus golok dan tenaga dalam Hoyan Tiang-souw
tiada lawannya di dunia"
Atau Mo-to memang ada "tenaga gaib' yang tidak bisa
ditahan orang"
Di tepi pelabuhan penyeberangan angin meniup baju,
hawa dingin musim semi semakin dingin menusuk tulang.
To Sam-nio melihat ke sekeliling, kesedihan tampak jelas
di wajahnya. Dia menghela nafas sekali dengan pelan berkata:
"Pelaksana hukum berbaju hijau yang terpilih oleh Sen
Hai-kun, tidak satu pun yang bukan pesilat tinggi masa kini,
tapi di bawah golokmu, hay......"
Hoyan Tiang-souw seperti seekor macan tutul yang amat
ganas dan penuh kecurigaan, selain itu seperti patung batu
yang tidak ada perasaan melihat perubahan berbagai benda
di alam semesta, juga tidak ada perasaan kemanusiaan.
Mo-tonya dilintangkan di depan dadanya, sepasang
lututnya sedikit ditekuk.
Sorot matanya seperti panah tajam, menatap satusatunya
sasaran yang tersisa, To Sam-nio.
Kelihatannya walaupun To Sam-nio berlidah seperti Sukin,
pintar seperti Cen-pin, di tambah keberaniannya seperti
Ba-ong, mungkin tetap sulit menghindar sebuah serangan
Mo-to. Wajah To Sam-nio berubah-rubah, menandakan hati dia
sedang berontak, sulit dibayangkan.
Tapi akhirnya dia membulatkan tekadnya, suaranya


Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terdengar lembut dan berkata:
"Hoyan Tiang-souw, akhirnya aku tetap memutuskan
untuk bertarung dengan mu."
Dari celah gigi Hoyan Tiang-souw mengeluar-kan suara
yang sangat dingin:
"Bagus sekali, sangat bagus sekali!"
To Sam-nio berkata:
"Seharusnya kau sedikit lembut, dan ada sedikit
penyesalan, itu baru betul, kecuali kau, dari mula-mula
bertemu sampai sekarang, kau tetap tidak memandang aku
sebagai wanita."
Hoyan Tiang-souw menutup rapat mulutnya, artinya dia
sama sekali tidak perlu menjawab.
Siapa pun tidak tahu pikiran di dalam hatinya" Siapa
yang tahu sebenarnya dia memandang tidak musuh di
depan mata ini, wanita atau bukan"
Orang lain tentu tidak tahu, malah sampai dia sendiri
juga tidak tahu.
Dia hanya tahu keadaan seperti ini bukan saja
menakutkan, malah sebuah siasat bertempur untuk
mempengaruhi pikiran, asal sedikit terpeleset ke dalamnya,
maka maut akan menjemput.
Maka dia pun tidak mau memikirkan. Tapi buat To Samnio
jika lawan tidak bergerak menyerang, dia juga tidak
mau bergerak duluan.
Selain baju Hoyan Tiang-souw melayang-layang di tiup
angin, dia seperti sebuah patung batu manusia, tidak ada
perasaan juga tidak ada darah daging. Ini adalah Tai-goanboan-
si-sim-su (Dengan diam mengendalikan pikiran secara
penuh) dari ilmu golok Pek-mo-ci-to. Dalam keadaan
begini, semua perasaan kepusingan dan lain lain, malah
tabiat sejak lahir, semuanya tidak akan timbul. Sebab Mo-to
adalah segalanya, segalanya juga hanya Mo-to saja.
Jika dia bisa bertahan diam terus dalam waktu dua puluh
empat jam (siang dan malam), maka dia seperti seorang
dewa atau disebut Thian-cong (setan juga termasuk dalam
Thian-cong). Walaupun dia tidak bisa terus menerus dalam keadaan
seperti ini. Tapi jika dalam keadaan seperti ini seperti dewa
atau Thian-cong, bagaimana orang biasa dengan segala
kekuatannya yang ada di dunia bisa membunuhnya"
Siapa yang bisa membunuh dewa atau setan"
To Sam-nio mengangkat tangan kirinya, lengan baju
melayang-layang mencolok mata.
Bersamaan ini Tok-kiam di tangan kanannya seperti ular
pintar mencari lubang mendadak datang menusuk.
Mata pedang berwarna biru perak menjelma jadi lima,
mengarah mulai dari wajah dada sampai ke bagian perut,
lima titik jalan darah mematikan semua diarahnya.
Kecepatan serangan pedangnya sulit digambarkan, dan
ketepatan mencari sasaran dan hawa pedang yang
dikeluarkan, juga membuat orang menjadi ngeri.
Tapi apa tujuan lengan baju kiri dia melayang-layang"
Hoyan Tiang-souw tidak bisa secara khusus
menganalisanya.
Di dalam keadaan hening dan jelas seperti itu, dia tidak
perlu banyak perhatian tidak perlu banyak berpikir, dengan
sendirinya dia tahu di dalam lengan bajunya ada jari, dan di
ujung jarinya ada tenaga yang melesat keluar, walaupun
sekecil rambut, tapi lawan pasti bisa merasakannya.
Tidak aneh jika bisa mengetahui jari To Sam-nio
menyerang dari dalam lengan bajunya, bisa dikatakan
semua orang juga bisa tahu, tentu saja semua disebab-kan
oleh angin jari yang membelah udara dan datang
menyerang. . Tapi orang tidak akan bisa mengetahui dalam saat
sekejap ini, sebenarnya mana yang menyerang, Tok-kiam
dan jurus jarinya seperti asli tapi palsu, seperti palsu tapi
asli. Sebenarnya tidak peduli menggunakan pedang atau jari,
keduanya dalam sekejap mata bisa terlihat jelas, bisa
menyerang dan membunuh, juga bisa berubah menjadi
jurus umpan memecah konsentrasi lawan.
Sebenarnya apa yang di gunakan To Sam-nio untuk
menyerang dan membunuh lawannya, pedang atau jarinya"
Semua harus ditentukan dalam waktu yang sangat
singkat. Buat dia memang bukan hal mudah, tapi walau
keputusannya salah, paling-paling tidak bisa mem-bunuh
mati musuhnya. Tapi menghadapi dia tidak boleh ada kesalahan sama
sekali, sekali keputusannya salah, maka harus dibayar
dengan nyawa, tentu saja harga ini siapa pun tidak mampu
membayarnya. Kecuali dia sendiri sudah berminat bunuh
diri. Tidak usah di katakan, jika seseorang ingin meminjam
jari pedannya untuk bunuh diri pasti sangat sedikit sekali.
Dalam sekejap mata atau beberapa sekejap mata, untuk
Hoyan Tiang-souw hanya menggunakan setengah sekejap
mata saja, sudah tahu pedang dia yang benar-benar
menyerang, jari hanya jurus kosong.
Dengan dahsyat dia mengayunkan Mo-tonya, sinar
golok yang berkilauan memenuhi langit, membuat orang
sulit membuka mata.
Dua tetes besar air mata jernih malah sulit bagi orang
tidak bisa melihatnya.
To Sam-nio berturut-turut mundur tiga langkah,
menghela nafas dalam-dalam.
Tubuh sebelah kanannya menyembur darah segar, sebab
seluruh lengan kanan bersama dengan Tok-kiamnya sudah
terlepas dari tubuhnya.
Walaupun dia menghela nafas, walaupun wajahnya
pucat seperti salju, tapi masih tetap hidup.
Sebuah hal yang paling nyata dan paling penting,
padahal sudah lama dia mendengar Mo-to nya Hoyan
Tiang-souw tidak berperasaan, tapi kenapa dia malah masih
hidup" Dan kenapa keinginannya tidak menjadi kenyataan,
kenapa Sin-ie-tay-hoat (Ilmu bayangan gaib) yang
digabungkan dengan Coan-sen-pian-cie (Dewa berubah jari
berputar), ternyata tidak bisa membuat pikiran lawannya
menjadi kacau"
Membuat keputusannya menjadi salah"
Dia ingat saat ketua Tong-to-bun Sen Hai-kun
mengajarkan rumus ilmu itu, dia pernah mempe-ragakan
sembilan puluh sembilan kali, satu kali pun tidak pernah
meleset, siapa pun tidak pernah menduga mana yang tipuan
mana yang sebenarnya.
Entah jika Hoyan Tiang-souw bertemu dengan Sen Haikun,
apakah dia masih bisa menduga dengan tepat"
Dia merasa pusing dan lemah, hay... Can-bian-tok-kiam
dari Lam-kang, Sin-ie-tay-hoat yang diajarkan sendiri oleh
Sen Hai-kun, malah tidak mampu menahan satu serangan
Mo-to. Hay... aku sudah kehilangan sebelah lengan kanan,
apakah masih ingin melanjutkan hidup ini" Lalu untuk apa
melanjutkan hidup"
Wajah luar Hoyan Tiang-souw tidak terlihat ada yang
aneh, sebenarnya rasa terkejut dalam hatinya seperti ombak
besar menerpa pantai.
Di saat dia menebas putus sebelah lengan To Sam-nio,
dia seperti melihat langit turun hujan es, dan di dalam hujan
es itu entah ada berapa banyaknya tulang tengkorak
melayang-layang seperti mau menerkamnya.
Tapi ketika sinar merah darah menghilang, tulang-tulang
tengkorak itu pun ikut menghilang, ini berarti dia pasti telah
berlatih satu macam ilmu silat aneh atau sihir.
Jika ilmu silat dia atau sihir dia lebih kuat sedikit, tidak
diragukan bisa menggunakan semburan darah segar tibatiba
balas menyerang dan membunuh lawannya.
Selain itu dia juga mengetahui, sebenarnya Can-bian-tokkiam
nya To Sam-nio tidak selemah ini, hanya karena dia
membagi pikirannya pada ilmu sihirnya, maka jurus
pedangnya relatif menjadi lemah.
Mengenai serangan jari dari dalam lengan bajunya, itu
bukanlah ilmu sihir, tapi benar-benar semacam ilmu silat
yang paling hebat di dunia.
Maka jika To Sam-nio ada kesempatan berlatih lagi,
bukan seperti hari ini, kalah dan menjadi cacad, jelas bakal
muncul seorang pesilat tinggi yang paling ditakuti, paling
sulit dihadapi.
Walaupun To Sam-nio sudah kalah, keluar dari
gelanggang. Tapi dia pernah menyebut Sen Hai-kun, siapa orang ini"
Bagaimana kelihayannya"
Inilah sebabnya Hoyan Tiang-souw yang biasanya tidak
punya perasaan itu, goloknya tidak mengambil nyawanya.
Hal yang dia ketahui sungguh terlalu sedikit. Maka dia
harus hati-hati, dia berharap lebih tahu lebih mendalam.
Dari sini bisa diketahui dipandang dari luar dia seperti
ceroboh dan kasar, sebenarnya sangat teliti dan hati-hati.
Tentu saja penunjukan ilmu silat sebenarnya dari To
Sam-nio juga yang menjadi alasan dia, tidak berani
menganggap enteng orang.
"Siapa sebenarnya Sen Hai-kun?" dia bertanya,
"Pengetahuanku tentang berbagai macam ilmu silat dan
orang-orang aneh sangat sedikit, maka kau jangan
mentertawakan aku, aku sungguh-sungguh tidak pernah
mendengar nama besar dia."
Tubuh To Sam-nio sedikit oleng, tampak luka-nya tidak
ringan, dia sudah hampir tidak bisa bertahan.
Tapi dia tetap masih bisa menjawab:
"Dia adalah ketua Tong-to-bun, berbicara mengenai ilmu
silatnya, tanpa disangkal dia adalah master ilmu silat yang
tiada duanya, walaupun kau cukup hebat, tapi jikabertemu
dengan dia, mungkin..."
Hoyan Tiang-souw mengalihkan arah pembicaraan:
"Apakah kau tidak ingin menghentikan darah-nya dulu"
Hal lain bisa dibicarakan nanti."
To Sam-nio ragu-ragu sejenak, lalu dengan cepat
menggerakan lengan kirinya, menotok tujuh jalan darah di
sebelah kanan tubuhnya, darah yang mengalir dari lukanya
segera terhenti.
Lalu dia tertawa pahit berkata:
"Lihat, aku masih bisa merawat diri sendiri, malah masih
bisa menggunakan luka, mendadak menyerangmu saat kau
lengah." Kata Hoyan Tiang-souw:
"Sebenarnya aku sudah tahu dan diam-diam
mengawasimu, tapi kenapa kau memberitahukan?"
"Aku tidak tahu, di kemudian hari jika aku menemukan
sebabnya, aku akan berusaha memberitahumu." "
"Siapa sebenarnya Sen Hai-kun" Selain ilmu silat,
apakah dia masih punya kepandaian aneh lainnya?"
To Sam-nio menganggukan kepala:
"Ilmu silat dia memang sangat menakutkan, selain itu dia
punya beberapa ilmu aneh, seperti mendirikan altar
sembahyang lalu memanggil hujan dan angin atau meraga
sukma dan lain-lainnya, semua sangat menakutkan, dua
macam ilmu ini saja bisa membuat ketakutan kita jadi
berlipat ganda."
Hoyan Tiang-souw berkata:
"Orang semacam ini aku tidak berharap ber-temu, tapi
jika sampai bertemu, aku akan berusaha melarikan diri,
tapi... apakah dia ada kelemahannya?"
To Sam-nio menggelengkan kepala dan dengan yakin
menjawab: "Tidak ada, musuh mana pun jika bertemu dengannya
terpaksa mengaku dirinya sedang sial, jika memaksa
mencari kelemahannya, mungkin hanya usia yang menjadi
kelemahannya"
Usia dia tahun ini sudah delapan puluh tahun, dia sudah
kehilangan banyak gairahnya, seperti wanita dia tidak suka,
tapi melihat ilmu silatnya yang aneh dan misterius, tenaga
dalamnya yang tinggi dan hebat, kulihat dia tidak masalah
hidup puluhan tahun lagi."
"Jika dia sudah berusia delapan puluh tahun, dan begitu
menakutkan, seharusnya sejak dulu sudah menguasai dunia
persilatan, bahkan anak kecil pun akan tahu nama
besarnya, itu baru benar." Hoyan Tiang-souw berguman,
"tapi sepertinya tidak ada orang yang tahu mengenai dia,
kenapa?" To Sam-nio berkata:
"Sebab dia datang ke Tong-to (Tanah timur) hanya
beberapa tahun, dulu dia tinggal di pedalaman, di lembah
gunung tinggi di perbatasan Tibet dan India, mungkin
beberapa tahun yang lalu, dia baru berhasil
menyempurnakan ilmunya sehingga baru turun gunung"
Hal ini aku tidak jelas, dan juga aku tidak tahu apakah dia
orang Han atau bukan!"
Dia tersenyum, lalu menceritakan dua macam ilmu
rahasia Sin-ie-tay-hoat dan Coan-sen-pian-cie.
Yang satu adalah kekuatan aneh di bidang kebatinan.
Yang lainnya adalah ilmu dalam kebendaan.
Di dalam teorinya, siapa pun bisa mengguna-kan
kekuatan aneh di bidang kebatinan.
Tapi kenyataannya, tidak demikian.
Kekuatan aneh dibidang kebatinan disebut Sin-tong
(Menembus dewa) atau sihir. ,
Sin-tong dan sihir tidak semua orang bisa berhasil
melatihnya, hal ini semua orang pun mengerti dan juga
tahu. Bicara mengenai ilmu silat, tidak diragukan lagi adalah
kemampuan hebat di bidang kebendaan.
Tentu saja inipun hanya sedikit orang yang bisa sukses,
bukan sembarangan orang yang bisa menjadi pesilat tinggi.
Jika ada orang bisa berhasil berlatih di bidang kebatinan
dan bidang kebendaan, kita menggunakan kata-kata 'jika
bukan dewa pasti setan' untuk menggambarkannya,
mungkin tidak akan salah.


Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kedengarannya Sen Hai-kun sudah termasuk di dalam
'jika bukan dewa pasti setan'.
Bertemu dengan orang semacam ini, paling baik menjadi
kawan bukan menjadi lawan.
Jika tidak beruntung menjadi lawannya, paling baik
segera melarikan diri jauh-jauh, dijamin itu adalah cara
yang paling bagus.
Tapi jika sampai tidak beruntung dan bertemu muka,
apakah ada kemungkinan melarikan diri"
Mungkin To Sam-nio menginginkan Hoyan Tiang-souw
bisa memikirkan sendiri masalah ini"
Atau supaya dia tahu, alasannya kenapa dia sudah tahu
sulit melawan Pek-mo-ci-to, tapi tetap saja tidak berani
menolak tidak harus bertarung"
Tiba-tiba To Sam-nio melihat alis tebal Hoyan Tiangsouw
menyorot hawa amarah yang menakutkan, tidak
sadar dia terkejut sampai mundur dua langkah ke belakang;.
Dia berkata: "Kau mau membunuh aku?"
Hoyan Tiang-souw menggelengkan kepala, hawa amarah
di ujung alisnya menghilang seketika, dia berkata:
"Bukan kau, tapi Sen Hai-kun, jika dia sudah mati, maka
kau bisa pulang kembali ke Lam-kang."
To Sam-nio sangat keheranan:
"Kau mau melakukan ini demi aku?"
Hoyan Tiang-souw tidak mau mengakuinya, suaranya
sengaja menjadi kesal dan berkata:
"Masalah lain jangan dibicarakan, beritahu saja dimana
Cui Lian-hoa berada?"
To Sam-nio terkejut dan berkata:
"Kau mencari Cui Lian-hoa" Bukan Cui Lian-gwat?"
Pu-couw-siancu Cui Lian-gwat menyuruh dia jangan
mengejar dan membunuh Biauw Cia-sa, di dalam hati dia
sangat tidak mengerti, maka segera diam-diam dia
menyelidikinya, dan mengetahui Biauw Cia-sa telah
menangkap Cui Lian-hoa sebagai sandara.
Karena itu, sekarang dia bisa menjawab pertanyaan
Hoyan Tiang-souw.
Hoyan Tiang-souw bertingkah seperti menepuk bahu
teman lamanya, dia menepuk-nepuk Mo-to, tubuhnya yang
tinggi tegap mendadak melayang ke udara melintasi sungai.
Tubuh masih di udara, mendadak dia teringat To Samnio,
segera memutar tubuhnya menghadap pada To Samnio
tapi rubuhnya masih tetap terbang ke belakang.
Dia tidak menundukan kepala melihat air sungai yang
berkilauan di bawah kakinya, hanya dari jauh melihat ke To
Sam-nio, suaranya yang seperti geledek berkata:
"Kau pasti bisa kembali pulang ke kampung halamanmu
di Lam-kang, aku berjanji padamu."
Kampung halaman dua kata ini mengandung perasaan
yang tidak terlukiskan, rindu yang tiada taranya.
Tentu saja To Sam-nio merindukan kampung
halamannya, siapa yang tidak"
Tubuh Hoyan Tiang-souw berputar kembali ke asal,
ketika ujung kaki dia akan menyentuh daratan di seberang
sana, dia mendadak menyadari banyak hal.
Misalnya To Sam-nio yang dingin dan menarik, memang
tidak bisa tidak harus memandang dia sebagai wanita.
Kedua, walaupun dia sendiri sudah meninggalkan
kampung halaman, tapi dia bukan tidak rindu.
Ketiga, namun dia tidak tahu di dunia ini masih ada
banyak masalah, bisa mengikat kaki, bisa mengunci hati,
supaya orang tidak bisa pulang kekampung halaman......
Wajah Cui Lian-hoa yang cantik seperti bunga di musim
semi mendadak terbayang di dalam hati, itu satu contoh
yang paling bagus.
Orang seperti dia, ditambah hal lainnya, sudah cukup
membuat orang dengan suka rela berkelana di dunia
persilatan, rela mengucurkan darah di bawah golok...
& $ 3 Musim semi di Kang-lam, pemandangan dan hawanya
dimana-mana sama.
Setelah Tuan Ku-mu melihat ke cermin, lalu melihat lagi
pakaian dan topi yang dipakainya sudah rapi, tidak usah
dirapikan lagi, samar-samar tercium bau harum segar dan
bersih, hingga dia sangat puas.
Satu-satunya kekurangan adalah keriput di wajah dan
uban di pelipisnya, dia tidak bisa menutupnutupinya,
hingga orang menduga usia dia tidak kurang dari enam
puluh tahun. Sebenarnya usia dia sudah tujuh puluh tahun.
Mulai dari usia lima puluh tahun, dia sudah mengganti
sebutannya menjadi tuan Ku-mu, selama sepuluh tahun
lebih, nama dan marga aslinya sudah tidak ada orang yang
tahu lagi. Orang yang disebut disini adalah orang yang hidupnya
sudh sukses dan sedikit ternama di dunia persilatan.
Terhadap orang-orang di dunia persilatan yang tidak
ternama, tuan Ku-mu tidak mau berkenalan.
Di dalam pekarangan yang amat dalam itu semua
terlihathening dan tenang.
Tapi hati tuan Ku-mu yang biasanya tidak pernah
berdenyut cepat, sekarang selalu berdenyut cepat dan
gelisah. Kenapa setiap kali melihat dia, keadaannya selalu begini"
Malah di lubuk hatinya selalu ada pikiran yang bukanbukan"
Tuan Ku-mu mengeluh karena itu, terus-menerus
memperingati pada bayangannya di dalam cermin:
"Kau adalah orang yang sudah berusia tujuh puluh
tahun, buat apa hatimu berdebar-debar demi seorang wanita
muda" Buat apa masih berpikir yang bukan-bukan"
Walaupun dia menyetujuinya, walaupun dia rela, tapi
dengan wajah dia yang begitu cantik, yang membuat orangorang
tergila-gila, tentu saja kau tidak serasi"
Buat apa kau masih ingin berpikir yang bukan-bukan"
Sebenarnya usiamu sudah berada diujung, terhadap
hubungan antara laki-laki dan perempuan sudah lama
menjadi tawar......
Tapi bukan begitu masalahnya, walaupun seorang tua
tidak bisa menikah dengan seorang wanita yang sangat
cantik, malah tidak mampu menikmati hubungan suami
istri/ tapi masih dapat menikmati kebahagian melalui jalur
lainnya. Misalnya bisa memeluknya, bisa mencium dia......
Betul, kenapa tidak" Memeluk, mencium, kenapa tidak
boleh" >>---odwo---<<
Angin harum membuat ruangan belakang yang tenang
dan bersih itu, sesaat jadi penuh oleh hawa muda yang
lembut. Satu di depan dua dibelakang, tiga orang gadis cantik
berjalan masuk ke dalam.
Kecantikan dua orang gadis yang di belakang sudah
cukup memadai! Tapi gadis cantik di depannya memang luar biasa,
kecantikannya sungguh tidak ada duanya, kecantikannya
bisa membuat orang sekali melihat jadi tergila-gila.
Tuan Ku-mu menggunakan penampilan yang paling
santai, suara yang paling merdu menghormat
membungkuk, sambil tersenyum berkata:
"Pu-couw-siancu datang berkunjung, sungguh membuat
rumahku menjadi bersinar, juga membuat usahaku
mendadak jadi ramai.'
Kepekaan yang khusus dimiliki wanita, membuat Pucouw-
siancu sedikit mengerutkan alis, diam tidak bersuara,
sampai setelah duduk di kursi baru berkata:
"Bukankah kau tuan Ku-mu yang beberapa kali pernah
ku lihat?"
"Benar aku," kata tuan Ku-mu segera
"Kurang mirip." Pu-couw-siancu berkata, "Kau dulu
selalu menyebut dirimu orang tua, tidak pernah
menggunakan kata-kata aku, dan kelihatannya kali ini kau
sepertinya lebih muda, apa kau sungguh-sungguh benar
adalah dia?"
Sambil tertawa Tuan Ku-mu berkata:
"Kalau aku bukan Ku-mu, lalu siapa yang Ku-mu?"
"Lalu kau tahu tidak kenapa aku mencarimu?"
"Tentu saja tahu." Ku-mu berkata, "akhir-akhir ini aku
mendengar dua kali dari To Sam-nio dan Biauw Cia-sa,
yang lebih lama lagi adalah kelompoknya Tong-hai-kongjin,
mereka semua sudah kalah."
Pu-couw-siancu mengerutkan alis, berpikir sejenak baru
berkata: "Perihal Tong-hai-kong-jin, tentu saja kau sudah tahu,
karena kau adalah orang yang mengenal-kannya.
Tapi tentang To Sam-nio dan Biauw Cia-sa, kau pun
malah sudah tahu, jujur saja aku sungguh tidak bisa tidak
kagum padamu! Tapi apakah kau tidak terlalu tidak ada
pekerjaan" sampai hal yang tidak ada hubungannya
denganmu juga kau urus?"
Tuan Ku-mu berkata:
"Sudahlah, jangan bicara lagi, aku ingin bicara empat
mata denganmu." Dia melihat-lihat pada dua gadis pelayan
dan berkata lagi, "Bisakah mereka menyingkir dulu,
sekalian mengawasi jangan sampai ada orang yang mencuri
dengar." Pu-couw-siancu keheranan dan berkata:
"Di tempatmu ini apa juga tidak aman" Siapa yang mau
mencuri dengar" Karena kau" Atau karena aku?"
Ku-mu berkata lembut:
"Bolehkah mereka melakukan ini?"
Pu-couw-siancu menggoyangkan tangan.
Dua gadis pelayan segera meninggalkan ruangan,
dengan serius mengawasi kesekeliling.
Kata Ku-mu: "Bagus, sekarang aku bertanya. Pesilat tinggi yang diutus
oleh perkumpulan Tong-hai-kong-jin juga tidak bisa
membunuh Li Poh-hoan dan Hoyan Tiang-souw, buat apa
kau masih mengutus To Sam-nio dan Biauw Cia-sa?"
"Jangan bertanya masalah ini, tentu saja aku ada
perhitungannya." Kata Pu-couw-siancu.
"Baik, aku tidak akan tanya masalah ini." Ku-mu
berkata, "tapi aku masih mau bertanya padamu, apakah kau
sungguh-sungguh ingin membunuh Li Poh-hoan?"
Pu-couw-siancu menghela nafas pelan, berkata:
"Benar!"
"Bagaimana dengan Hoyan Tiang-souw?"
"Sebenarnya dia tidak perlu mati, tapi jika To Sam-nio
gagal, dia akan tahu aku ingin membunuh dia, maka
walaupun aku ingin melepaskannya, juga tidak bisa."
"Betul, karena kau sudah punya dua orang yang amat
sulit dibunuh." Ku-mu berkata, "maka aku lebih pusing dari
padamu, jika ini tujuanmu datang kesini hari ini!'
Dia menggunakan kalimat kebalikannya. Benar saja
kata-kata dia sepertinya lebih kuat, sepertinya lebih
memusingkan. Pu-couw-siancu memperlembut suaranya: "Sebenarnya
apa yang ingin kau katakan" Apakah aku orang yang pelit?"
"Kau selalu sangat royal, tapi kadang harta pun tidak
berguna, apakah kau mengerti maksudku?"
Pu-couw-siancu menganggukan kepala.
Ku-mu segera berkata lagi:
"Apakah kau sudah bertekad mau membunuh mereka?"
Dia kembali menganggukan kepala, walaupun dia
pernah ragu-ragu sejenak.
Mata Ku-mu mendadak menyempit jadi satu garis,
berkata: "Jika kau benar-benar sudah bertekad begitu, selain kau
harus membayar dengan uang, kau masih harus membayar
dengan benda lainnya." i
Pu-couw-siancu berkata:
"Katakanlah, aku bukan orang yang pelit."
Tuan Ku-mu tertawa seperti seekor anjing kampung,
katanya: "Kau harus membayar dengan ciuman, dan pelukan,
harus hot, bukan dingin terpaksa."
"Siapa yang ingin memeluk aku dan mencium aku?"
Dia tidak marah, malah sambil tertawa menanyakannya.
Tapi dia juga tidak menduga jawaban tuan Ku-mu. Kumu
tidak bicara, hanya menunjuk hidung-nya sendiri.
Gerakan ini di dunia ini tidak ada orang yang tidak tahu.
Pu-couw-siancu terkejutnya sampai mulutnya menganga
besar. Untung dia cantik, tidak peduli berekspresi apapun tetap
saja enak dipandang, sehingga tidak bisa menggunakan kata
'ikan mati' untuk menggambarkan dia.
Sambil tersenyum tuan Ku-mu berkata:
"Jangan ketakutan begini. Aku bukan mayat kaku, hanya
usiaku saja lebih tua sedikit. Tapi walau pun usianya lebih
tua sedikit, apa tidak boleh menikmati ciuman dan
kehangatan wanita cantik?"
Pu-couw-siancu dengan teliti mengawasi dia.
Semakin teliti melihatnya, rasa ingin muntah-nya jadi
semakin kuat. Jika berdasarkan hati nurani dia ingin ingin sekali
memenggal kepala dia, lalu menginjak-injak sampai hancur
kepalanya. Tapi dia tidak boleh, karena emosi melakukannya, paling
sedikit pun bukan sekarang.
Karena ingin mendapatkan pembunuh bayaran yang
paling hebat, di dunia masa kini hanya si tua yang tidak
mau mati ini yang bisa!
Akhirnya Pu-couw-siancu bisa menahan rasa ingin
muntah dan amarahnya, malah sambil tertawa berkata:
"Siapa yang mampu membunuh Li Poh-hoan dan Hoyan
Tiang-souw, kedua orang ini?"
"Di dunia jika ada orang yang tidak bisa di bunuh, maka
pasti ada cara yang bisa diusahakan, lagi pula satu kali
gagal, masih ada kedua kali, ketiga kali malah sepuluh kali,


Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

satu kali pasti akan berhasil."
Kata-kata ini jika bukan dikatakan oleh Ku-mu, siapa
pun tidak akan percaya.
Tapi tuan Ku-mu bukanlah orang biasa, dia memang
mampu mencari semua pembunuh bayaran terbaik di dunia
ini, maka hal yang tidak mungkin, juga bisa berubah
menjadi mungkin.
Pu-couw-siancu tahu syarat yang dikeluarkan lawan pasti
tidak bisa ditawar-tawar, emas dan perhiasan pusaka juga
tidakbisa menggantikannya.
Maka dia benar-benar dengan serius
mempertimbangkannya.
... kedua orang laki-laki itu apakah benar-benar harus
dibunuh" ,
... jika menyanggupi syarat yang diajukan Ku-mu, lalu
apakah dia mampu bertahan dalam pelukan-nya" Bisa tidak
bertahan dari bibir dan lidahnya"
... hay, dua orang laki-laki itu, walaupun banyak
bagusnya, tapi tetap saja hams mati, karena ini adalah
perintah dari ketua Sen Hai-kun yang baru diterimanya!
... hay, hay, bibir lidah dan air liurnya tuan Ku-mu, juga
mau tidak mau harus bisa bertahan, walaupun tidak bisa
bertahan, juga tidak bisa berbuat apa-apa padanya. Karena
perintah rahasia dari ketua malah dengan tegas harus
melindungi tua bangka ini.
... namun jika melakukan ini, bagaimana hati ku bisa
menerimanya" Bagaimana bisa menerimanya"
0+ *dw* +0 Penghinaan atas tubuhnya sebenarnya bisa diterimanya,
siapa pun sama.
Tapi penghinaan di dalam hati tidak sama.
Kesedihan Pu-couw-siancu, sebab utamanya datang dari
perasaan terhina di dalam hati.
Sebabnya dia sangat bingung dan sedih, tubuh dan hati
seperti dipanggang di atas bara api.
Jika diteliti dengan seksama, dijelaskan keluar mungkin
banyak orang merasa sulit mempercayainya.
Perasaan terhina di dalam hati malah tidak nyata.
Dengan kata lain itu hanyalah pikiran yang tidak nyata
dan kacau. Di dalam hati setiap orang sudah didirikan bermacammacam
pandangan. Ada orang yang makannya tidak bosan-bosan harus
enak, warna wangi dan rasanya semua harus yang terbaik.
Ada orang yang sedikit pun tidak ada perhati-an, hanya
perlu mengisi perut saja.
Ada orang terhadap pandangan baru sex bebas, selain
menikmati juga mendukungnya.
Ada orang yang dengan tegas menolaknya, malah
bersumpah mati untuk menolaknya.
Dari sini bisa diketahui, tidak peduli makan enak atau
makan kasar, tidak peduli sex bebas atau sex konservatif,
semua tergantung pandangan masing masing orang.
Pandangan-pandangan ini sendiri tidak ada yang pasti
benar atau pasti salah, kebenaranyangpasti.
Di lain pihak, jika ada orang yang suka makan kasar, ada
orang yang senang dengan sex bebas. Maka orang-orang
yang menganut makanan enak dan konservatif, karena
menghadapi keadaan makanan kasar dan sex bebas
sehingga timbul kesedihan.
Kesedihan semacam ini jelas dasarnya tidak nyata.
Apa lagi ahli makanan enak bisa berubah jadi makan
kasar isme, orang konservatif bisa berubah jadi orang yang
lebih modem lebih terbuka, jika pandangan bisa berubah,
maka itu membuktikan bukan kepastian.
Tapi pandangan dan kesedihan bukanlah tidak ada,
hanya saja hal-hal ini pada dasarnya tidak pasti dan juga
tidak nyata. Pu-couw-siancu akhirnya menahan perasaan ingin
muntah dan penghinaan dan kesedihannya.
Saat dia bicara suaranya sudah kembali normal seperti
biasa, berkata:
"Baik, aku setuju dengan syarat yang kau ajukan,
walaupun aku masih gadis, tapi aku malah mau menemani
kau semalaman."
Tanpa sadar Tuan Ku-mu mengangkat tangan
memegang daun telinga yang sedikit kering keriput, malah
dengan tenaga besar memegangnya, membuat orang
khawatir dia bisa merobek daun telinganya. Dia berkata:
"Menemani aku semalaman" Apa aku tidak salah
dengar?" Suaranya kering serak, seperti bukan suara manusia.
Pu-couw-siancu tersenyum manis dan berkata:
"Kau tidak salah dengar. Tapi kau adalah orang yang
pintar,- tentu ingin tahu aku pun ada beberapa syarat,
kenapa aku mau melakukan hal ini?"
Dalam kegembiraan tuan Ku-mu ada rasa khawatir dan
berkata: "Tentu, tentu. Tapi kau hanya mengatakan menemani
aku satu malam saja, jika tidur di atas dua ranjang tidur,
atau sampai menyentuh pun tidak boleh. Cara tidur seperti
ini pasti bukan yang diharapkan oleh laki-laki."
Kata Pu-couw-siancu:
"Macam yang aku katakan itu adalah yang diharapkan
oleh laki laki."
Ku-mu masih tetap sulit mempercayainya, sehingga dia
menjewer telinga mengusap pipi, berusaha mengerti.
Setelah beberapa lama, dia baru berguman sendiri: "Di
dunia ini bisa terjadi hal yang sedemikian mengherankan"
Dan malah terjadi pada diriku?"
))))>>de<<((((
BAB 12 Pu-couw-siancu berkata: "Kau mau mendengar syaratku,
tidak?" Hati Ku-mu tergetar, sambil mengeluh berkata:
"Lihat, beginilah laki-laki, bertemu dengan wanita yang
dicintainya, selalu berubah menjadi bodoh. Seharusnya
terpikir olehku dari semula masalah nya timbul dari
persyaratanmu itu."
"Terpikir sekarang juga tidak terlambat." Dia bukan saja
tertawa, malah mengedipkan mata berkata, "Sebenarnya
aku tidak ada permintaan khusus, hanya menginginkan kau
menjamin pasti membunuh Li Poh-hoan dan Hoyan Tiangsouw.
Jika salah satu tidak mati, tidak akan berhenti."
Tuan Ku-mu bingung dan tidak mengerti: "Kita memang
sudah membicarakan begitu, buat apa mengulangnya lagi?"
Kata Pu-couw-siancu:
"Uang bisa dibayar dulu, tapi mengenai bagian ku, harus
menunggu setelah kedua orang itu mati, baru bisa
dilaksanakan."
"Aku tidak bisa mengatakan tidak adil." Ku-mu berkata,
"Tapi aku pun berhak mengusulkan. Aku usulkan uangnya
diterima setelah tugasnya berhasil^ tapi bagianmu lebih baik
sebagai uang muka."
Pu-couw-siancu menganggukan kepala dan berkata:
"Boleh, kau takut aku tidak menepati janji, tapi aku tidak
takut kau tidak menepati janji."
Ku-mu sangat senang, setiap keriput di wajah-nya
mendadak bersinar.
Pu-couw-siancu dengan tenang berkata:
"Aku akan melaksanakan keinginanmu, kau hanya perlu
membunuh satu orang ini dulu."
Sinar di keriput wajah tuan Ku-mu mendadak
menghilang lagi, wajah dan suaranya menjadi berat,
berkata: "Siapa satu orang ini?"
Pu-couw-siancu berkata:
"Sen Hai-kun. Kau tanya pada dirimu sendiri apa
mampu tidak menerima bisnis ini, kalau mampu tubuhku
sekarang juga menjadi milikmu!"
Jika tuan Ku-mu tidak mempedulikan segala akibatnya,
dia bisa mendapatkan dulu tubuhnya, masalah lain di
kemudian hari bisa dipikirkan belakangan saja.
Biar mati bertarung pun tidak ada ruginya, dan Pu-couwsiancu
tetap yang akan mendapat rugi.
Terdengar Ku-mu dengan pelan berkata:
"Tubuhmu bukan uang, uang masih bisa di kembalikan,
paling-paling bisa di kembalikan berlipat, kau tidak rugi.
Tapi tubuh berbeda, jika tugasku gagal, aku tidak bisa
mengembalikan tubuhmu secara utuh, juga tidak bisa
mengembalikan waktu yang sudah terlewat, supaya bisa
berubah apa yang telah terjadi dikembali-kan jadi tidak
terjadi." Dia berhenti sejenak, lalu berkata lagi: "Paling-paling kau
hanya bisa membunuh aku untuk melampiaskan amarah,
tapi jika aku berpendapat pantas mati demi ini, lalu
bagaimana" Apa kau tidak memikirkan sampai disini?"
Pu-couw-siancu seperti sangatyakin katanya:
"Itu masalahku sendiri, kau tidak perlu repot."
Tuan Ku-mu sudah membeberkan analisa yang paling
tidak menguntungkan bagi dia, itu bisa dilihat dalam
hatinya, dia juga tidak percaya masalah ini bisa diselesaikan
hanya dengan mati bertarung saja.
Dengan kata lain, walaupun dia memutuskan
mengorbankan nyawa untuk mendapatkan dia terlebih
dulu. Cara ini pasti ada persoalan besar.
Namun dimana persoalannya"
Jika dia sudah menyerahkan tubuhnya, masih ada cara
apa bisa mengembalikannya"
Selain membunuh melampiaskan amarahnya, dia bisa
apa lagi" Tuan Ku-mu menyeduhkan tehnya sendiri.
Sebenarnya dia mengambil kesempatan waktu sedikit ini
buru-buru memikirkannya kembali.
Karena hal ini di luar tampak menggairahkan,
kenyataannya adalah main-main dengan nyawa.
Asal ada sedikit kesalahan saja, pasti mati tidak bisa
hidup lagi. Semua wanita di dunia ini kecuali hina sejak lahir, pasti
semuanya tidak mau begitu saja menyei;ah-kan
kegadisannya pada laki-laki yang tidak dia sukai.
Apakah Pu-couw-siancu termasuk golongan wanita hina
sejak lahir"
Tentu saja bukan, dia sendiri segera menjawabnya, dan
dia berani menjamin tidak salah lihat.
Jika dia bukanlah wanita hina, bukan wanita yang sama
sekali tidak mempermasalahkan hubungan antara laki laki
dan perempuan. Maka...... Betul, kecuali dia yakin hal ini pasti tidak akan terjadi!
Hati dia mendadak menjadi terang dan sadar, maka dia
kembali ke tabiat aslinya, sedikit menganggukan kepala, dia
berkata: "Di depanmu aku mungkin seorang yang bodoh, tapi
kadang juga bisa sadar......"
Dia mengambil palu gong, dan memukul gong tiga kali.
Suara gong itu menebar jauh sekali, sangat enak di
dengar. "Tiga suara gong ini, tujuannya adalah mengaktifkan
seluruh perkakas rahasia, di tambah lagi dengan
pengawasan dari Giam-lo-kang-pat-kui-li (Jaring raja neraka
8 budak setan), jika ada orang atau siapa saja yang berani
menerobos, jangan harap bisa hidup."
Suara Ku-mu kering tidak ada rasa, membuat yang
mendengar merasa tidak enak.
Rasa tidak enak sedikit masih tidak masalah, tapi jika
ada rasa khawatir kehilangan nyawa, itu baru sangat
menyedihkan. Tiba-tiba Pu-couw-siancu teringat Li Poh-hoan dan
Hoyan Tiang-souw.
Dia membayangkan, jika salah satu dari mereka berada
disini, setelah mendengar nama Giam-lo-kang-pat-kui-li,
apakah mereka akan ketakutan"
Dalam cerita rahasia di kutub utara, delapan orang Kui-li
(Budak setan) itu seperti bukan manusia, sebab selama
sepuluh tahun ini tidak ada satu pun manusia yang bisa
lolos atau selamat dari keroyokan mereka.
Mereka delapan orang masing-masing telah melatih
semacam ilmu silat aneh yang berbeda, ber tarung
menghadapi salah seorang dari mereka pun tidak ada orang
yang tahu bagaimana kekuatannya.
Tapi jika delapan orang itu bergabung bersama-sama
menyerang, dan setiap orang mengerahkan satu macam
ilmu silat, kekompakannya menjadi jaring yang tidak bisa
ditembus. Tidak peduli ditangkap hidup-hidup, atau mati seketika,
pokoknya tidak ada seorang pun yang lolos dari jaringnya.
Walau Giam-lo-kang-pat-kui-li begitu menakutkan, tapi
Pu-couw-siancu malah tertawa terkekeh-kekeh dan berkata:
"Jangan menakut-nakuti, bagaimana mungkin Giam-lokang-
pat-kui-li mau menjadi pengawalmu" Bagaimana kau
bisa membuat mereka jadi pengawalmu?"
Pertanyaannya belum habis, dia sudah selesai
menyelidiki keadaan ruangan itu untuk kedua kalinya.
Pertama kali ketika dia memasuki ruangan, dia hanya
sekilas melihatnya! '
Sebab saat itu dia masih sebagai pelanggan, sehingga
penelitiannya sekilas saja.
Tapi sekarang keadaannya berbeda.
Setiap pintu jendela di dalam ruangan dan tinggi rendah
besar kecilnya pintu, setiap bentuk besar kecil dan tempat
meubel, tingginya atap rumah dan tiang-tiang, semua harus
dicatat di dalam hati, sedikit pun tidak boleh salah.
Kata Tuan Ku-mu:
"Jika aku tidak bisa mengundang mereka, bagai mana
mungkin kau bisa mencari aku untuk menyewa pembunuh
bayaran" Setiap orang yang bisa ku undang, semuanya bisa
dipercaya, dan kenapa aku tidak mau mengundang mereka
untuk mengawalku?"
Pu-couw-siancu tertawa.


Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mata dia seperti air jernih, wajahnya seperti bunga
teratai, tawanya selain manis juga cantik.
Jika bukan garis di sudut bibirnya menampakan garis
kekejian, maka dia benar-benar adalah dewi di langit. Dia
berkata: "Tidak benar, kudengar Pat-kui-li doyan wanita dan
serakah, hatinya keji, suka membunuh, buatmu wanita
mungkin masih bisa menyediakan, tapi bagaimana kau bisa
menyediakan begitu banyak orang untuk dibunuh, dihisap
darah dan dimakan daging-nya?"
Tuan Ku-mu mengerutkan alis katanya:
"Jangan sembarangan omong, memang tidak salah
mereka doyan wanita dan harta, tapi kapan menghisap
darah dan makan daging manusia?"
"Aku bukan pelanggan seperti pelanggan biasa, aku
punya beberapa berita yang lebih akurat darimu, kau jangan
memandang aku hanya seorang wanita, tapi sudah
melupakan kedudukanku?"
Tuan Ku-mu membentangkan sepasang tangannya tanda
tidak bisa berbuat apa-apa, katanya:
Dalam cerita rahasia di kutub utara, delapan orang Kui-li
(Budak setan) itu seperti bukan manusia, sebab selama
sepuluh tahun ini tidak ada satu pun manusia yang bisa
lolos atau selamat dari keroyokan mereka.
Mereka delapan orang masing-masing telah melatih
semacam ilmu silat aneh yang berbeda, ber tarung
menghadapi salah seorang dari mereka pun tidak ada orang
yang tahu bagaimana kekuatannya.
Tapi jika delapan orang itu bergabung bersama-sama
menyerang, dan setiap orang mengerahkan satu macam
ilmu silat, kekompakannya menjadi jaring yang tidak bisa
ditembus. Tidak peduli ditangkap hidup-hidup, atau mati seketika,
pokoknya tidak ada seorang pun yang lolos dari jaringnya.
Walau Giam-lo-kang-pat-kui-li begitu menakutkan, tapi
Pu-couw-siancu malah tertawa terkekeh-kekeh dan berkata:
"Jangan menakut-nakuti, bagaimana mungkin Giam-lokang-
pat-kui-li mau menjadi pengawalmu" Bagaimana kau
bisa membuat mereka jadi pengawalmu?"
Pertanyaannya belum habis, dia sudah selesai
menyelidiki keadaan ruangan itu untuk kedua kalinya.
Pertama kali ketika dia memasuki ruangan, dia hanya
sekilas melihatnya! *
Sebab saat itu dia masih sebagai pelanggan, sehingga
penelitiannya sekilas saja.
Tapi sekarang keadaannya berbeda.
Setiap pintu jendela di dalam ruangan dan tinggi rendah
besar kecilnya pintu, setiap bentuk besar kecil dan tempat
meubel, tingginya atap rumah dan tiang-tiang, semua harus
dicatat di dalam hati, sedikit pun tidak boleh salah.
Kata Tuan Ku-mu:
"Jika aku tidak bisa mengundang mereka, bagai mana
mungkin kau bisa mencari aku untuk menyewa pembunuh
bayaran" Setiap orang yang bisa ku undang, semuanya bisa
dipercaya, dan kenapa aku tidak mau mengundang mereka
untuk mengawalku?"
Pu-couw-siancu tertawa.
Mata dia seperti air jernih, wajahnya seperti bunga
teratai, tawanya selain manis juga cantik.
Jika bukan garis di sudut bibirnya menampakan garis
kekejian, maka dia benar-benar adalah dewi di langit. Dia
berkata: "Tidak benar, kudengar Pat-kui-li doyan wanita dan
serakah, hatinya keji, suka membunuh, buatmu wanita
mungkin masih bisa menyediakan, tapi bagaimana kau bisa
menyediakan begitu banyak orang untuk dibunuh, dihisap
darah dan dimakan daging-nya?"
Tuan Ku-mu mengerutkan alis katanya:
"Jangan sembarangan omong, memang tidak salah
mereka doyan wanita dan harta, tapi kapan menghisap
darah dan makan daging manusia?"
"Aku bukan pelanggan seperti pelanggan biasa, aku
punya beberapa berita yang lebih akurat darimu, kau jangan
memandang aku hanya seorang wanita, tapi sudah
melupakan kedudukanku?"
Tuan Ku-mu membentangkan sepasang tangannya tanda
tidak bisa berbuat apa-apa, katanya:
"Aku tidak lupa, maka aku khusus meng-undang Giamlo-
kang-pat-kui-li kemari.
Selain mereka, di dunia ini orang yang mampu menahan
jurus Coan-sen-pian-cie milikmu, tidak lebih dari sepuluh
orang, kau telah membuat aku mengeluarkan lebih banyak
uang, kau tentu tidak tahu!"
Pu-couw-siancu keheranan:
"Kau masih tahu apa lagi tentang diriku" tentu tidak
hanya tahu Coan-sen-pian-cie saja bukan?"
"Tentu saja, aku pun tahu anak buahmu ada dua orang
wanita berpedang dan dua puluh satu orang pengawal baju
perak. Mereka pun punya kemampuan hebat, maka aku
tidak berani ceroboh."
Mendengar kata-katanya sekarang, sepertinya sudah
lama menganggap dia orang yang menakutkan.
Jika benar demikian, lalu kenapa mencari masalah
sendiri" Kenapa tidak memikirkan akibatnya, ingin
mendapatkan ciumannya"
Pu-couw-siancu tidak bertanya pada dia tentang hal ini,
sambil menghirup nafas lega berkata:
"Walaupun kau tahu banyak, tapi untungnya masih ada
hal yang lebih penting yang kau tidak tahu."
Dia merasa yakin karena itu dia merasa lega, seluruh
wajahnya tampak mengendur, dan penampilan nya jadi
semakin cantik. "
Ku-mu melihat matanya, dia menekan rasa ketakutan
yang timbul di dalam hatinya, sambil tersenyum berkata:
"Hal yang tidak ingin ku ketahui biasanya aku tidak mau
tahu, tapi hal yang harus ku ketahui pasti akan ku ketahui."
Pu-couw-siancu menggelengkan kepala:
"Tidak, jika kau tidak tahu, maka selamanya tidak akan
tahu......"
Tawa di sudut bibirnya semakin kental, juga semakin
membuat orang merasa dia cantik sesat yang sangat
menarik. Kecantikan wanita sejak dulu bisa dibagi dalam dua garis
besar yaitu kecantikan asli dan kecantikan sesat.
Dalam pandangan mata laki laki, kecantikan yang
disebut belakangan jauh lebih menarik.
Tapi ketika dia benar-benar ingin meminang sebagai istri,
dia akan memilih yang disebutkan di depan, yaitu
kecantikan asli.
Masih tetap tersenyum memikat dia bertanya:
"Dimana Pat-kui-li" Kenapa sampai sekarang belum
muncul" Mereka tidak merasa malu bukan?"
Di sudut kiri atas dalam ruangan besar ada sederetan
lubang angin, "Buum!" sekaligus terbuka.
Satu suara dingin terdengar:
"Nona cantik, kenapa kau begitu terburu-buru ingin
bertemu dengan kami?"
Walaupun Pu-couw-siancu tidak melihat ke-arah suara
itu, tapi dia menjawabnya:
"Tidak, aku sedikitpun tidak terburu-buru, kau pasti
ketuanya Pat-kui-li" Apakah kau Gin-sie-kui-li (Setan perak
dari perbatasan)?"
Dari lubang angin di atas terdengar jawaban:
"Betul, rupanya banyak yang kau ketahui, tapi seorang
gadis yang terlalu banyak tahu, kurang baik buat dirinya."
Perlahan Pu-couw-siancu menggulung lengan baju
kirinya, tampak satu lengan secantik giok seputih minyak
domba. Dia terus menggulung sampai bahunya terlihat.
Di bawah bahunya sedikit adalah buah dada, zaman
dulu tidak ada model baju yang bagian atasnya terbuka.
Jadi asal bagian atasnya kelihatan sedikit saja, maka
akan membuat seluruh laki-laki di jalanan mata nya melotot
besar-besar. Tentu saja siapa pun jangan harap bisa melihat buah
rahasianya Pu-couw-siancu, tapi siapapun yang bisa melihat
kulit putih di dekat buah dadanya, tentu aliran darahnya
akan bergolak, denyut jantung berjalan semakin cepat.
Tapi Pu-couw-siancu seperti tidak ingin menggunakan
kecantikannya untuk memikat mereka.
Tubuh dia berputar setengah lingkaran dengan lembut
berkata: "Di atas bahuku ada satu tanda lahir merah, apa kalian
sudah melihatnya" Apakah itu" Siapa yang bisa
menjawabnya?"
Di sudut kiri ruangan di belakang layar penahan angin
terdengar satu suara muda yang nyaring berkata:
"Itulah tanda merah pertanda gadis suci, kau pasti masih
gadis, aku berani bertaruh dengan siapa sajai."
Bagaimana wajah orang ini tidak ada seorang pun yang
tahu, tapi suaranya sangat enak didengar.
Pu-couw-siancu merasa senang, lalu meng-anggukanggukan
kepala: "Betul, inilah tanda merah pertanda gadis suci, suaramu
begitu enak didengar, apakah kau Touw-tiok (Bambu
tembus), salah satu dari Pat-kui-li?"
Kata-katanya tidak ada yang menjawab.
Maka dia berkata lagi:
"Aku tidak membohongi Ku-mu, aku mengatakan aku
masih gadis, maka pasti masih gadis. Dan sama juga, aku
menyetujui syarat dia, maka pasti menepatinya. Tapi jika
dia tidak berani menerima perdagangan ini, maka aku tidak
akan membiarkan dia mendapatkan diriku."
Terdengar suara Gin-sie-kui-li dari atas lubang angin:
"Adil sekali, karena dia tidak berani menerima, jadi kami
yang menerimanya!"
Pu-couw-siancu tersenyum melihat pada Ku-mu,
katanya: "Kau sudah mendengarnya?"
Wajah Ku-mu tidak ada reaksi, berkata:
"Aku tidak tuli, aku bisa mendengarnya, tapi mereka
tidak bisa menerima bisnis ini, karena mereka sekarang
masih terikat kontrak denganku!"
Pu-couw-siancu tertawa, menunggu sejenak, di sekeliling
sama sekali tidak ada reaksi.
Maka senyum dia menghilang karenanya.
Ku-mu berkata lagi:
"Walaupun Pat-kui-li doyan wanita, tapi dia bisa
dipercaya, kau ingin menggunakan kecantikanmu supaya
mereka berbalik menghadapi aku, cara ini rasa-nya sedikit
kurang bagus."
Pu-couw-siancu sedikit menyesal:
"Kelihatannya kata-katamu tidak membesar besarkan."
Ku-mu tampak bangga, dia mengangkat kepala nya ke
atas tertawa dan berkata: "Aku sudah bilang......"
Kata-katanya mendadak terputus, sebab dari empat
sudut ruangan mendadak melesat empat macam senjata,
secepat kilat menyerang dia.
Pu-couw-siancu mundur dan keluar dari celah senjata
rahasia, dengan keras berkata:
"Aduh, celaka, orang yang menggunakan pisau arit ini
pasti dia adalah Sang-cian-kui-li (Setan golok sabit), yang
menggunakan kapak baja adalah Kui-can-kui-li (Setan
tumbuhan cacat.)......"
Saat ini tubuh tuan Ku-mu mendadak duduk jatuh ke
lantai, tapi bukan mati karena terkena senjata rahasia.
Terlihat dia berguling di lantai, berguling ke kiri tujuh
kaki. Kecepatan gerakannya dan sebarnya meng-hadapi
serangan lawan, membuat orang tidak ter-bayang dia
adalah kakek berusia tujuh puluh tahun.
Kenyataannya setelah dia berguling ke kiri tujuh kaki,
mendadak berguling lagi tujuh kaki, merubah arah
bergulingnya kembali ke tempat asalnya.
Setelah bergulingan, dia telah lolos dari dim belas kali
serangan cepat empat macam senjata yang menyerang dia.
Pu-couw-siancu berteriak tems:
"Yang menggunakan Sam-ciat-kun (Tongkat tiga bagian)
itu apakah Yu-poan-kui-li" Yang melayangkan pedang
apakah H u i - k o n g-k u i -1 i " Hei, kalian ini bagaimana,
empat orang mengeroyok juga tidak bisa membereskan
seorang kakek?"
Empat bayangan orang lainnya mendadak melayang
turun dari empat sudut atas ruangan, semua bergerak ringan
dan lincat, menyentuh lantai tanpa bersuara.
Empat orang ini seperti setan saja kemunculannya,
semua memakai pakaian ringkas, yang membawa tombak
emas bertubuh langsing adalah Touw-tiok-kui-li, suara
dialah yang paling enak didengar.
Yang satu lagi berwajah pucat, kurus kering membawa
dua gembrengan tembaga, dia adalah pemimpin KuiTi,
Gin-sie-kui-li.
Sisa dua lagi yang satu menggunakan senjata
CengTimTiok-soh (Tali berserat hijau), senjata yang jarang
digunakan orang, sangat sulit dipelajari, orang ini adalah
Cu-tai-kui-li (Setan anak mutiara).
Yang kedua adalah Kim-keng-kui-li (Setan cermin emas)
senjatanya adalah pedang pendek dan tameng kecil yang
bersinar emas menyilaukan mata.
Begitu empat orang Kui-li ini muncul, penyerangannya
masih belum berhenti, sehingga tuan Ku-mu seperti
menempel oleh lantai, walaupun masih bisa berguling, tapi
terlihat sudah agak lamban dan susah.
Sorot mata Gin-sie-kui-li yang pemimpin Pat-kui-li,
menatap dingin pada Pu-couw-siancu. Lalu dia berkata:
"Rupanya kau sangat mengenal kami, kenapa" Apakah
orang-orang seperti kami, di dalam hatimu juga ada sedikit
kedudukan?"
Walaupun orang ini sebagai pemimpin, tapi usianya
tidak tua.

Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kira-kira usia hanya tiga puluh tahun, kelihatan nya
paling sedikit masih ada empat orang yang lebih tua dari
pada dia. Pu-couw-siancu tidak menjawab balik bertanya:
"Apakah kalian ingin membunuh Ku-mu?"
Di wajah pucat Gin-sie-kui-li terlihat tawa licik dan
berkata: "Belum tentu, sebab orang ini tidak mudah dibunuh!"
"Jika kalian tidak bisa membunuh dia, dia bisa menyewa
banyak lagi pembunuh bayaran untuk menghadapi kalian,
ini bukankah hal yang merepot-kan dan mengkhawatirkan?"
Gin-sie-kui-li berkata:
"Betul, betul. Maka aku silahkan Siancu
memutuskannya, silahkan kau pilih salah satu di antara
kami berdelapan untuk bertarung dengan tuan Ku-mu."
"Kalian berdelapan termasuk di dalamnya?" Pu-couwsiancu
terkejut sampai alisnya pun terangkat tinggi sekali,
"apakah artinya delapan orang bersama-sama ingin
memiliki satu wanita?"
"Betul, tapi kau tidak perlu terkejut pada masalah kecil,
adat istiadat seperti ini tidak populer di negara kita saja. Di
negara lain, seperti India sana, sering beberapa bersaudara
bersama-sama menikahi seorang wanita. Di negri Jepang
sana, setelah orangnya mati, bukan saja harta, sampai istri
dan selir juga diwariskan pada anaknya."
Pu-couw-siancu melihat pada Ku-mu yang sedang
berguling dengan susah payah.
Ilmu silat kakek ini sungguh hebat sekali, kadang-kadang
kepalannya memukul dan kadang-kadang kakinya
menendang, gerakannya selalu bisa memukul mundur
musuhnya, sehingga walaupun keadaannya repot, tapi
masih belum terluka.
Dia melihat pada delapan orang Kui-li, tapi selain Touwtiok-
kui-li yang masih bisa dibilang tampan, yang lainnya
masing-masing tampangnya ada ciri yang khusus. Wajah
khusus sebenarnya bagus. Karena biasanya, laki-laki tidak
selalu harus tampanbaru bisa menarik hati wanita.
Ada sebagian laki-laki tampangnya tidak tampan, malah
ada cacatnya, seperti ada tahi lalat atau cacat sabetan
senjata tajam, tapi tetap bisa menarik sorot mata wanita,
bisa menaklukan perasaannya.
Di jaman sekarang, laki-laki yang seperti ini di anggap
berkarakter. Tapi dari GiamTo-kang-pat-kuiTi itu selain Touw-tiokkui-
li, tujuh yang lain semuanya buruk rupa dan kasar.
Ada dua orang gigi taringnya menonjol keluar, warna
giginya kuning coklat, jelas tidak biasa sikat gigi.
Tampang mereka walaupun menggunakan kata
'berkarakter' gambarannya, tapi tetap saja membuat orang
sebal ingin muntah.
Apa lagi Pu-couw-siancu begitu membayang-kan dirinya
harus tidur bergiliran dan bermesraan dengan mereka,
hampir saja dia memuntahkan makanan yang dimakan tiga
hari lalu! Untung sampai saat ini dia masih belum menentukan
harus tidur bergiliran dengan mereka.
Maka dia bisa menahan dan bisa tersenyum manis dan
cantik. Suaranya pun merdu enak di dengar, berkata:
"Betul, betul! Di dunia ini ada istiadat seperti ini, maka
orang lain pun pasti bisa menerimanya.
Sebenarnya bisa saja aku segera menyanggupi kalian,
namun setelah kulihat-lihat, malah menemukan walaupun
strategi kalian sudah diatur, kekuatannya hanya
menggunakan lima puluh persen. Ku-mu berguling-guling
juga sama, hanya menggunakan setengah tenaganya.
Sebenarnya kalian sedang bermain apa" Walau pun
kalian mengatakan menunggu keputusanku baru melakukan
pembunuhan, tapi jika aku adalah Ku-mu, aku pasti akan
sekuat tenaga menerobos keluar dari kepungan, baru pelanpelanbernegosiasi."
Dengan dingin Gin-sie-kui-li melototi dia, menunggu dia
melanjutkan bicaranya.
Benar saja, baru habis perkataan Pu-couw-siancu habis
dia melanjutkan lagi:
"Kenapa dia tidak bertindak demikian" Di dunia ini pasti
tidak ada orang yang tidak mau melakukan hal yang
menguntungkan diri sendiri, maka dia masih tetap berada di
dalam kepungan kalian, jelas itu paling menguntungkan
dia." "Belum tentu!" kata Gin-sie-kui-li.
"Pasti!"
"Kau masih belum menyetujui apa pun pada kami."
"Tentu saja! Aku masih belum tahu siapa di antara kalian
yang bisa menang dan masih hidup. Kenapa aku harus
menyetujuinya?"
Mata aneh segi tiga Gin-sie-kui-li berkedip dan berkedip
lagi, lama tidak bersuara.
Jelas dia sedang memikirkan hal yang sulit, juga harus
segera menyimpulkan masalah sulit baru bisa memutuskan
tindakan apa yang diambil.
Saat ini tuan Ku-mu berguling-guling diatas lantai,
walaupun gerakannya lebih lambat dari pada semula, tapi
dia bisa tiba-tiba bisa bergerak ke kiri, ke kanan, tiba-tiba
memukul dan menendang.
Hal ini membuat empat orang Kui-li yang tidak hentihentinya
menyerang merasa kesulitan.
Tapi karena empat Kui-li lain yang dipimpin Gin-sie-kuili
berdiri di empat penjuru, Ku-mu jadi tidak berani
berguling mendekati mereka, maka lingkaran gerakan dia
jadi terbatas! Di dalam keadaan begini, siapa pun akan bertaruh pada
Pat-kui-li bukan pada tuan Ku-mu.
Pu-couw-siancu mendesak:
"Hayo cepat, jika kalian kedua belah pihak tidak ada
jawaban yang bisa memuaskan aku, aku akan segera pergi!"
Gin-sie-kui-li berkata:
"Aku memutuskan begini!......"
Kata-katanya belum selesai, mendadak tuan Ku-mu
bersiul panjang.
Siulannya yang nyaring menutup suara Gin-sie-kui-li.
Terlihat tubuh tuan Ku-mu melesat ke beberapa kaki,
dengan posisi masih berbaring.
Untung sampai saat ini dia masih belum menentukan
harus tidur bergiliran dengan mereka.
Maka dia bisa menahan dan bisa tersenyum manis dan
cantik. Suaranya pun merdu enak di dengar, berkata:
"Betul, betul! Di dunia ini ada istiadat seperti ini, maka
orang lain pun pasti bisa menerimanya.
Sebenarnya bisa saja aku segera menyanggupi kalian,
namun setelah kulihat-lihat, malah menemukan walaupun
strategi kalian sudah diatur, kekuatannya hanya
menggunakan lima puluh persen. Ku-mu berguling-guling
juga sama, hanya menggunakan setengah tenaganya.
Sebenarnya kalian sedang bermain apa" Walau pun
kalian mengatakan menunggu keputusanku baru melakukan
pembunuhan, tapi jika aku adalah Ku-mu, aku pasti akan
sekuat tenaga menerobos keluar dari kepungan, baru pelanpelanbernegosiasi."
Dengan dingin Gin-sie-kui-li melototi dia, menunggu dia
melanjutkan bicaranya.
Benar saja, bam habis perkataan Pu-couw-siancu habis
dia melanjutkan lagi:
"Kenapa dia tidak bertindak demikian" Di dunia ini pasti
tidak ada orang yang tidak mau melakukan hal yang
menguntungkan diri sendiri, maka dia masih tetap berada di
dalam kepungan kalian, jelas itu paling menguntungkan
dia." "Belum tentu!" kata Gin-sie-kui-li.
"Pasti!"
"Kau masih belum menyetujui apa pun pada kami."
"Tentu saja! Aku masih belum tahu siapa di antara kalian
yang bisa menang dan masih hidup. Kenapa aku harus
menyetujuinya?"
Mata aneh segi tiga Gin-sie-kui-li berkedip dan berkedip
lagi, lama tidak bersuara.
Jelas dia sedang memikirkan hal yang sulit, juga harus
segera menyimpulkan masalah sulit baru bisa memutuskan
tindakan apa yang diambil.
Saat ini tuan Ku-mu berguling-guling diatas lantai,
walaupun gerakannya lebih lambat dari pada semula, tapi
dia bisa tiba-tiba bisa bergerak ke kiri, ke kanan, tiba-tiba
memukul dan menendang.
Hal ini membuat empat orang Kui-li yang tidak hentihentinya
menyerang merasa kesulitan.
Tapi karena empat Kui-li lain yang dipimpin Gin-sie-kuili
berdiri di empat penjuru, Ku-mu jadi tidak berani
berguling mendekati mereka, maka lingkaran gerakan dia
jadi terbatas! Di dalam keadaan begini, siapa pun akan bertaruh pada
Pat-kui-li bukan pada tuan Ku-mu. Pu-couw-siancu
mendesak: "Hayo cepat, jika kalian kedua belah pihak tidak ada
jawaban yang bisa memuaskan aku, aku akan segera pergi!"
Gin-sie-kui-li berkata:
"Aku memutuskanbegini!......"
Kata-katanya belum selesai, mendadak tuan Ku-mu
bersiul panjang.
Siulannya yang nyaring menutup suara Gin-sie-kui-li.
Terlihat tubuh tuan Ku-mu melesat ke atas beberapa
kaki, dengan posisi masih berbaring.
Saat ini Sam-ciat-kun Yu-poan-kui-li secepat kilat
menyapu di bawah punggungnya, dan kapak baja Kui-cankui-
li bergerak dari atas ke bawah.
Tiba-tiba tubuh Ku-mu membungkuk seperti udang,
sabetan kampak ini hanya menimbulkan suara membelah
angin, tapi tidak berhasil menyentuh sebuah bulu pun dari
lawannya. Tubuh tuan Ku-mu yang bungkuk mendadak jadi lurus
melesat, laksana tombak terbang menusuk ke Hui-kong-kuili.
Pedang di tangan Hui-kong-kui-li bergerak membentuk
tiga gulungan sinar, siapa pun tidak bisa melihat dengan
jelas, pedang dia mengarah ke mana dari tiga sinar
pedangnya. Tiba-tiba kaki kiri Ku-mu menendang dan lengan
kanannya menyikut, dua gulungan sinar pedang jadi
menghilang tidak berbekas.
Tapi pedang tajam yang berkilauan mendadak muncul
lagi digulungan sinar ketiga, laksana ular menjulurkan
lidahnya. Serangan pedangnya sangat cepat, sangat keji, ujung
pedang mendadak telah menyentuh jalan darah penting di
iga kirinya tuan Ku-mu.
Posisi seluruh tubuh Ku-mu yang masih terlentang di
udara, laksana ikan mendadak berguling ke samping. j
Terlihat ujung pedang sudah merobek baju dan
menembus, saat itu sikut kirinya Ku-mu kebetulan
menutup, maka pedang itupun terjepit.
Terlihat, tidak peduli serangan atau pertahanan, tidak
satu pun yang tidak hebat dan sangat berbahaya, sulit
Pusaka Rimba Hijau 1 Pendekar Pulau Neraka 45 Sengketa Sepasang Pendekar Pendekar Laknat 5
^