Asmara Pedang Dan Golok 5
Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng Bagian 5
digambarkan. Tapi yang lebih hebat masih ada di belakang.
Karena pedang Hui-kong-kui-li dijepit, dengan
sendirinya tubuh dia bergerak ke kanan ingin melepaskan
pedang, namun gerakannya malah menyambut serangan
golok sabitnya Sang-cian-kui-li.
Perawakan Sang-cian-kui-li paling pendek dan kecil di
antara semua orang, namun golok sabit di tangannya malah
berat dan panjang, suara goloknya membelah angin,
suaranya sangat mengerikan.
Serangan goloknya terlihat penuh tenaga, sangat
dahsyat. Hui-kong-kui-li melihat sinar golok yang menghampiri
dan mendengar suara golok yang begitu dahsyat, dia jadi
terkejut dan berteriak:
"Hati hati, ini aku......"
Suaranya masih berkumandang, dadanya sudah terkena
golok. Meminjam tenaga lawan mencabut pedang, tubuh Kumu
melayang ke samping, dengan posisi tetap masih
terlentang di udara.
Pada saat ini dia masih dengan entang tertawa dan
berkata: "Orang sendiri pun dibunuh tanpa kasihan, perbuatan ini
sungguh tidak bisa diterima......"
Dia mengolok Hui-kong-kui-li yang dibacok oleh golok
sabit itu. Tapi tawanya mendadak terhenti di tengah-tangah, sebab
dia melihat Hui-kong-kui-li bukan saja dadanya tidak
berlumuran dada, malah dengan kecepatan yang sulit
dipercaya menghadang jalan dia.
Dalam desingan ujung pedang, membentuk tujuh titik
bintang dingin, dengan cepat menyerang tujuh jalan darah
besar di sebelah kanan tubuhnya.
Pu-couw-siancu yang berada di luar kalangan, bisa
melihat ketika golok sabit akan mengenai Hui-kong-kui-li,
golok sabit itu dengan cepat berputar, maka yang mengenai
adalah punggung golok bukan mata goloknya.
Sehingga Hui-kong-kui-Ii bukan saja tidak terluka atau
mati, malah bisa lebih cepatmenghadang musuhnya.
Semua tidak di luar dugaan, walaupun Giam-lo-kangpat-
kui-li menggemparkan seluruh pesilat tinggi di dunia,
tapi mereka tetap saja manusia bukan setan!
Ilmu silat mereka walaupun harus diakui sangat tinggi
dan menakutkan, tapi bagaimana pun tenaganya tidak bisa
melebihi kekuatan seorang manusia, maka pasti ada cara
mengatasinya! Pu-couw-siancu tersenyum, terlihat tubuh tuan Ku-mu
mendadak jatuh ke lantai.
Hal ini membuat tujuh serangan pedang Hui-kong-kui-li
semua tidak mengenai sasaran.
Tubuh tuan Ku-mu seperti kapas, menyentuh lantai
tanpa bersuara.
Sekali meluncur maka berubah jadi posisi berdiri.
Semua serangan Kui-li mendadak berhenti, setiap orang
seperti kesurupan, semua orang tampak* terasa seperti
patung pahatan. *
Satu tangan Ku-mu menunjuk langit, satu tangan lagi
menunjuk bumi. Jurus ini adalah Wie-go-tok-cun (Hanya aku satu yang
terhormat) laksana alam semesta. Sejak dulu sampai yang
akan datang hanya ada 'aku' seorang!
Gin-sie-kui-li bersiul keras tiga kali, tapi siulannya
semakin ke belakang semakin lemah.
Pancaran hawa yang tadinya amat keji, dahsyat, laksana
singa es bertemu dengan matahari, dengan cepat menjadi
cair. Pu-couw-siancu tertawa dan berkata: "Sudah, sudahlah!
Sandiwara kalian tidak akan bisa menipuku. Kenapa kedua
belah pihak tidak mengerahkan jurus mematikan yang
sebenarnya" Apakah takut aku mencuri ilmu kalian?"
Mata tuan Ku-mu menatap tajam pada Gin-sie-kui-li,
mulurnya menjawab:
"Buat apa kita bertarung mati-matian, kita melakukan
ini, siapa yang untung?"
Gin-sie-kui-li menatap tajam Ku-mu, matanya berkedip
pun tidak, dengan keras berkata:
"Betul, jika kita bertarung sampai ada yang menang dan
ada yang mati, siapa yang paling beruntung?"
Kata Pu-couw-siancu:
"Siapa yang paling beruntung sekarang masih belum
tahu. Tapi orang yang paling tidak beruntung anak kecil
juga tahu, orang itu adalah aku!"
Dia mengatakan ini dengan wajah dan suara yang seperti
terhina dan disalahkan.
Membuat kecantikan dia bertambah menarik.
Tuan Ku-mu berkata:
Dalam desingan ujung pedang, membentuk tujuh titik
bintang dingin, dengan cepat menyerang tujuh jalan darah
besar di sebelah kanan tubuhnya.
Pu-couw-siancu yang berada di luar kalangan, bisa
melihat ketika golok sabit akan mengenai Hui-kong-kui-li,
golok sabit itu dengan cepat berputar, maka yang mengenai
adalah punggung golok bukan mata goloknya.
Sehingga Hui-kong-kui-li bukan saja tidak terluka atau
mati, malah bisa lebih cepat menghadang musuhnya.
Semua tidak di luar dugaan, walaupun Giam-lo-kangpat-
kui-li menggemparkan seluruh pesilat tinggi di dunia,
tapi mereka tetap saja manusia bukan setan!
Ilmu silat mereka walaupun harus diakui sangat tinggi
dan menakutkan, tapi bagaimana pun tenaganya tidak bisa
melebihi kekuatan seorang manusia, maka pasti ada cara
mengatasinya! Pu-couw-siancu tersenyum, terlihat tubuh tuan Ku-mu
mendadak jatuh ke lantai.
Hal ini membuat tujuh serangan pedang Hui-kong-kui-li
semua tidak mengenai sasaran.
Tubuh tuan Ku-mu seperti kapas, menyentuh lantai
tanpa bersuara.
Sekali meluncur maka berubah jadi posisi berdiri.
Semua serangan Kui-li mendadak berhenti, setiap orang
seperti kesurupan, semua orang tampak; terasa seperti
patung pahatan.
Satu tangan Ku-mu menunjuk langit, satu tangan lagi
menunjuk bumi. Jurus ini adalah Wie-go-tok-cun (Hanya aku satu yang
terhormat) laksana alam semesta. Sejak dulu sampai yang
akan datang hanya ada 'aku' seorang!
Gin-sie-kui-li bersiul keras tiga kali, tapi siulannya
semakin ke belakang semakin lemah.
Pancaran hawa yang tadinya amat keji, dahsyat, laksana
singa es bertemu dengan matahari, dengan cepat menjadi
cair. Pu-couw-siancu tertawa dan berkata: "Sudah, sudahlah!
Sandiwara kalian tidak akan bisa menipuku. Kenapa kedua
belah pihak tidak mengerahkan jurus mematikan yang
sebenarnya" Apakah takut aku mencuri ilmu kalian?"
Mata tuan Ku-mu menatap tajam pada Gin-sie-kui-li,
mulutnya menjawab:
"Buat apa kita bertarung mati-matian, kita melakukan
ini, siapa yang untung?"
Gin-sie-kui-li menatap tajam Ku-mu, matanya berkedip
pun tidak, dengan keras berkata:
"Betul, jika kita bertarung sampai ada yang menang dan
ada yang mati, siapa yang paling beruntung?"
Kata Pu-couw-siancu:
"Siapa yang paling beruntung sekarang masih belum
tahu. Tapi orang yang paling tidak beruntung anak kecil
juga tahu, orang itu adalah aku!"
Dia mengatakan ini dengan wajah dan suara yang seperti
terhina dan disalahkan.
Membuat kecantikan dia bertambah menarik.
Tuan Ku-mu berkata:
Dalam desingan ujung pedang, membentuk tujuh titik
bintang dingin, dengan cepat menyerang tujuh jalan darah
besar di sebelah kanan tubuhnya.
Pu-couw-siancu yang berada di luar kalangan, bisa
melihat ketika golok sabit akan mengenai Hui-kong-kui-li,
golok sabit itu dengan cepat berputar, maka yang mengenai
adalah punggung golok bukan mata goloknya.
Sehingga Hui-kong-kui-li bukan saja tidak terluka atau
mati, malah bisa lebih cepat menghadang musuhnya.
Semua tidak di luar dugaan, walaupun Giam-lo-kangpat-
kui-li menggemparkan seluruh pesilat tinggi di dunia,
tapi mereka tetap saja manusia bukan setan!
Ilmu silat mereka walaupun harus diakui sangat tinggi
dan menakutkan, tapi bagaimana pun tenaganya tidak bisa
melebihi kekuatan seorang manusia, maka pasti ada cara
mengatasinya! Pu-couw-siancu tersenyum, terlihat tubuh tuan Ku-mu
mendadak jatuh ke lantai.
Hal ini membuat tujuh serangan pedang Hui-kong-kui-li
semua tidak mengenai sasaran.
Tubuh tuan Ku-mu seperti kapas, menyentuh lantai
tanpa bersuara.
Sekali meluncur maka berubah jadi posisi berdiri.
Semua serangan Kui-li mendadak berhenti, setiap orang
seperti kesurupan, semua orang tampak terasa seperti
patung pahatan. '
Satu tangan Ku-mu menunjuk langit, satu tangan lagi
menunjuk bumi. Jurus ini adalah Wie-go-tok-cun (Hanya aku satu yang
terhormat) laksana alam semesta. Sejak dulu sampai yang
akan datang hanya ada 'aku' seorang!
Gin-sie-kui-li bersiul keras tiga kali, tapi siulannya
semakin ke belakang semakin lemah.
Pancaran hawa yang tadinya amat keji, dahsyat, laksana
singa es bertemu dengan matahari, dengan cepat menjadi
cair. Pu-couw-siancu tertawa dan berkata: "Sudah, sudahlah!
Sandiwara kalian tidak akan bisa menipuku. Kenapa kedua
belah pihak tidak mengerahkan jurus mematikan yang
sebenarnya" Apakah takut aku mencuri ilmu kalian?"
Mata tuan Ku-mu menatap tajam pada Gin-sie-kui-li,
mulutnya menjawab:
"Buat apa kita bertarung mati-matian, kita melakukan
ini, siapa yang untung?"
Gin-sie-kui-li menatap tajam Ku-mu, matanya berkedip
pun tidak, dengan keras berkata:
"Betul, jika kita bertarung sampai ada yang menang dan
ada yang mati, siapa yang paling beruntung?"
Kata Pu-couw-siancu:
"Siapa yang paling beruntung sekarang masih belum
tahu. Tapi orang yang paling tidak beruntung anak kecil
juga tahu, orang itu adalah aku!"
Dia mengatakan ini dengan wajah dan suara yang seperti
terhina dan disalahkan.
Membuat kecantikan dia bertambah menarik.
Tuan Ku-mu berkata:
"Gin-sie, kalian betul-betul tergiur kecantikannya"
Sampai rela kehilangan kepercayaan?"
"Tidak seluruhnya demi kecantikan, Sen Hai-kun juga
satu sebab yang sangat penting.'
"Ceek ceek!" tuan Ku-mu berkata, "Keberanian kalian
sungguh tidak kecil, malah bermimpi melawan Sen Haikun......"
"Orang yang sampai kau pun tidak berani
menyentuhnya, tentu saja kami pantas mencobanya."
Tuan Ku-mu menggelengkan kepala:
"Kalian salah! Apakah kalian tahu aku puluhan tahun
berbisnis memperkenalkan pembunuh bayaran, kenapa
sampai sekarang masih bisa hidup?"
Dia berhenti sejenak, tapi tidak lawan menduga nya. Dia
sendiri melanjutkan:
"Aku masih bisa hidup sekarang, bukan mengandalkan
ilmu silat, tapi mengandalkan otak. Setiap kali aku
menerima bisnis, pasti aku menyelidiki dulu dengan jelas,
sehingga aku tahu harus mengutus siapa menjalankan
tugasnya."
Gin-sie-kui-li berkata:
"Kami tidak berniat merebut usahamu, maka cara kau ini
tidak ada gunanya pada kami!"
"Tapi besar hubungannya dengan hidup mati, terhina
atau terhormatnya kalian, kalian selain tidak tahu siapa Sen
Hai-kun sebenarnya, dan juga tidak tahu dia memiliki ilmu
apa saja, kalian sembarangan mencari dia, jika memang
menggembirakan, tapi jika kalah akibatnya tidak
terbayangkan!"
Wajah tampan Touw-tiok-kui-li tampak tawa keji.
Dia menyela: "Kami bersaudara sejak menginjakan kaki di dunia
persilatan, tidak terhitung banyaknya orang yang sudah
kami bunuh, pesilat tinggi mana pun sulit menghindar nasib
sialnya jika bertemu dengan kami. Hal-hal begini kau yang
paling tahu, kulihat tidak perlu lagi satu persatu
mengingatkanmu?"
"Tentu saja tidak perlu, tentu saja tidak perlu!" Ku-mu
berkata, "malah sebaliknya aku harus memperingatkan
dirimu. Dalam begitu banyak tugas, sasarannya sudah aku
selidiki dengan teliti sekali, juga aku yang memutuskan
paling cocok bisnisnya diserah-kan pada kalian, maka baru
aku mencari kalian. Sehingga kalian bisa sukses melakukan
tugas." Teori ini sebenarnya sangat mudah dan jelas, Pat-kui-li
tidak bersuara.
Pu-couw-siancu tertawa, lalu berkata:
"Lalu bagaimana dengan aku" Kau menyewa mereka
menjadi pengawal, apakah sudah menyelidikinya dengan
jelas, tahu mereka pasti bisa mengalahkan aku?"
Ku-mu tertawa pahit berkata:
Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Tadinya bermaksud begitu. Tapi aku terlewatkan satu
macam, yaitu kecantikanmu. Sebenarnya tidak seharusnya
aku terlewatkan ini. Sebab aku yang sebatang balok kayu
pun bisa tergerak, apalagi orang lain tentu saja juga bisa."
Pu-couw-siancu mengangkat bahu dan berkata: "Ini yang
disebut orang pintar memikirkan seribu hal pasti
terlewatkan satu. Walaupun kau telah beribu-ribu kali
menghitungnya, juga tidak bisa menjamin ada beberapa hal
yang tidak terhitung!"
"Gin-sie, kalian betul-betul tergiur kecantikannya"
Sampai rela kehilangan kepercayaan?"
"Tidak seluruhnya demi kecantikan, Sen Plai-kun juga
satu sebab yang sangat penting.'
"Ceek ceek!" tuan Ku-mu berkata, "Keberanian kalian
sungguh tidak kecil, malah bermimpi melawan Sen Haikun......"
"Orang yang sampai kau pun tidak berani
menyentuhnya, tentu saja kami pantas mencobanya."
Tuan Ku-mu menggelengkan kepala:
"Kalian salah! Apakah kalian tahu aku puluhan tahun
berbisnis memperkenalkan pembunuh bayaran, kenapa
sampai sekarang masih bisa hidup?"
Dia berhenti sejenak, tapi tidak lawan menduga nya. Dia
sendiri melanjutkan:
"Aku masih bisa hidup sekarang, bukan mengandalkan
ilmu silat, tapi mengandalkan otak. Setiap kali aku
menerima bisnis, pasti aku menyelidiki dulu dengan jelas,
sehingga aku tahu harus mengutus siapa menjalankan
tugasnya."
Gin-sie-kui-li berkata:
"Kami tidak berniat merebut usahamu, maka cara kau ini
tidak ada gunanya pada kami!"
"Tapi besar hubungannya dengan hidup mati, terhina
atau terhormatnya kalian, kalian selain tidak tahu siapa Sen
Hai-kun sebenarnya, dan juga tidak taViu dia memiliki ilmu
apa saja, kalian sembarangan mencari dia, jika memang
menggembirakan, tapi jika kalah akibatnya tidak
terbayangkan!"
Wajah tampan Touw-tiok-kui-li tampak tawa keji.
Dia menyela: "Kami bersaudara sejak menginjakan kaki di dunia
persilatan, tidak terhitung banyaknya orang yang sudah
kami bunuh, pesilat tinggi mana pun sulit menghindar nasib
sialnya jika bertemu dengan kami. Hal-hal begini kau yang
paling tahu, kulihat tidak perlu lagi satu persatu
mengingatkanmu?"
"Tentu saja tidak perlu, tentu saja tidak perlu!" Ku-mu
berkata, "malah sebaliknya aku harus memperingatkan
dirimu. Dalam begitu banyak tugas, sasarannya sudah aku
selidiki dengan teliti sekali, juga aku yang memutuskan
paling cocok bisnisnya diserah-kan pada kalian, maka baru
aku mencari kalian. Sehingga kalian bisa sukses melakukan
tugas." Teori ini sebenarnya sangat mudah dan jelas, Pat-kui-li
tidak bersuara.
Pu-couw-siancu tertawa, lalu berkata:
"Lalu bagaimana dengan aku" Kau menyewa mereka
menjadi pengawal, apakah sudah menyelidikinya dengan
jelas, tahu mereka pasti bisa mengalahkan aku?"
Ku-mu tertawa pahit berkata:
"Tadinya bermaksud begitu. Tapi aku terlewatkan satu
macam, yaitu kecantikanmu. Sebenarnya tidak seharusnya
aku terlewatkan ini. Sebab aku yang sebatang balok kayu
pun bisa tergerak, apalagi orang lain tentu saja juga bisa."
Pu-couw-siancu mengangkat bahu dan berkata: "Ini yang
disebut orang pintar memikirkan seribu hal pasti
terlewatkan satu. Walaupun kau telah beribu-ribu kali
menghitungnya, juga tidak bisa menjamin ada beberapa hal
yang tidak terhitung!"
Sorot matanya berpindah pada Gin-sie dan kawankawannya,
sambil tersenyum manis berkata:
"Bunuhlah dia, sebenarnya kalian tidak usah merasa
takut, sebab aku pasti tidak bisa lolos dari cengkraman
kalian, semua ini sudah diperhitungkan oleh Ku-mu!"
Wajah Gin-sie-kui-li jadi serius dan tampak semakin
dingin. Lalu mengangkat kepala, bersiul panjang keras dan
dingin. Siulannya mula-mula hanya menusuk telinga dan
menakutkan, tapi karena tujuh Kui-li lainnya juga
mendadak bersama-sama bersiul dan berteriak, maka
suaranya segera menjadi seperti suara neraka, mem-buat
hati orang seperti melayang, juga berdebar-debar.
Di dunia, suara merupakan sebuah tenaga yang
misterius. Banyak aliran, tidak peduli yang lurus atau yang sesat,
pasti memiliki cara menggunakan tenaga misterius melalui
suara. Seluruh sajak yang memuja keindahan, atau doa sesat
semuanya tergolong ini.
Suara gabungan dari Pat-kui-li, dalam sekejap sudah
penuh oleh rasa dingin dan angker, membuat bulu kuduk
orang berdiri, di dalam kepala terbayang bermacam-macam
pemandangan mengerikan.
Pu-couw-siancu pun merasa ketakutan sampai tubuhnya
mengerut, malah sepasang tangannya juga dilipatkan.
Tuan Ku-mu masih tetap seperti batang kayu yang tidak
bernyawa, masih tetap berposisi satu tangan menunjuk
langit satu tangan menunjuk bumi yaitu jurus Wie-go-tokcun.
Pisau salju yang menonjol keluar dari sepasang lengan
bajunya mengeluarkan sinar berkilauan.
Dia sepertinya tidak terpengaruh oleh 'suara' itu, rupanya
dia sangat mengerti tentang kemampuan-nya Pat-kui-li,
maka dia pun punya cara menahannya.
Tidak seperti Pu-couw-siancu tampak segera
terpengaruh. Tiba-tiba sepasang tangan Gin-sie-kui-li mengadukan
sepasang gembrengannya, mengeluarkan suara yang
menggetarkan bumi.
Pu-couw-siancu terkejut dan meloncat ke atas setinggi
dua kaki, sebenarnya dia jelas-jelas melihat orang ini
membunyikan gembrengannya, tahu pasti akan timbul
suara keras, tapi tetap saja tidak tahan dan meloncat ke
atas. Memang tuan Ku-mu tidak membohong, dia benar-benar
tahu paling bagus mencari siapa untuk menghadapi Pucouw-
siancu. Tapi alis Tuan Ku-mu sendiri sedikitpun tidak bergerak.
Jika ilmu dia sudah sampai ke tingkat seperti batang
kayu kering, maka suara dan keadaan apa pun di luar tentu
saja tidak bisa melukai dia.
Tapi jika dia sudah jadi batang kayu kering, lalu
bagaimana mungkin bisa timbul pikiran yang bukan bukan
pada Pu-couw-siancu"
Gin-sie-kui-li mengangkat tinggi-tinggi sepa-sang
gembrengannya, siulan kerasnya tidak terputus.
Tujuh Kui-li lainnya masing-masing mengambil posisi,
siulan dan teriakan bekerja sama dengan gerakannya, sesaat
di sekeliling seperti angin dingin bertiup, cuaca menjadi
gelap. Membuat orang seperti jatuh ke dalam neraka.
Pu-couw-siancu mundur dan mundur lagi, sampai
punggungnya menempel ke dinding, baru berhenti karena
tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
Tampang ketakutannya, membuat orang yang
melihatnya jadi timbul rasa kasihan.
Saat ini Sam-ciat-kun Yu-poan-kui-li, pedang panjangnya
Hui-kong-kui-li, golok sabitnya Sang-cian-kui-li, kapak
bajanya Kui-can-kui-li, empat macam senjata bersama-sama
menyerang. Sesaat hawa membunuh terasa dingin sekali, angin
bergulung-gulung.
Dan kali ini kedahsyatan serangan bersama-samanya,
lebih lihay satu kali lipat lebih dari yang tadi.
Sekarang mereka baru mengerahkan kemampuan
aslinya, wajah masing-masing terlihat seperti setan jahat,
gerakannya juga secepat setan, dalam sekejap setiap orang
telah menyerang tiga jurus lebih.
Sinar golok hawa pedang, angin tongkat bayangan
kapak, bergerak dalam keadaan malang melintang.
Tuan Ku-mu itu malah masih tetap seperti kayu kering,
tetap masih dalam posisi jurus Wie-go-tok-cun.
Malah sampai bola matanya pun tidak bergerak.
Jurus pertama kapak baja dari Kui-can-kui-li membacok
kepala, tapi serangan kapaknya hanya maju satu depa,
karena menemukan arah dan tempatnya salah, maka dia
segera merubah menjadi jurus Heng-sau-cian-kun
(Menyapu melintang ribuan tentara).
Tapi gerakannya tetap masih kurang tepat. Kelihatannya
serangan kapak ini bukan saja tidak bisa mengancam
musuh, malah sebaliknya menghalangi serangan golok
Sang-cian-kui-li, membuat salah salah dari mereka malah
bisa melukainya.
Maka dalam sekali teriakannya berubah menjadi gerakan
'pukul' dan 'tabrak'.
Pukul adalah memukul pisau yang menonjol di lengan
baju musuh, yang ditabrak adalah menotok titik penting di
dada dan perut musuh.
Namun baru saja menggerakan kapak, pedang
panjangnya Hui-kong-kui-li tepat menghadang di depan
kapak. Tentu saja Kui-can-kui-li sendiri tahu Hui-kong-kui-li
tidak sengaja, seperti dirinya sendiri, setiap jurus dirasakan
salah dan terpaksa merubahnya.
Walaupun dia tahu, juga memaafkan kesalahan Huikong-
kui-li, tapi kenyataan adalah kenyataan, memaafkan
tidak bisa merubahnya.
Terlihat kapak baja "Traang!" memukul miring pedang
panjang, tubuh Hui-kong-kui-li tergetar ber-putar ke
samping, tapi tepat menabrak Sam-ciat-kun "Buuk!" tepat
mengenai dada dia.
Tenaga dalam Hui-kong-kui-li pecah terpukul Sam-ciatkun,
dadanya sakit sekali, berturut-turut memuntahkan
darah segar, orangnya pun terlontar mundur sepuluh
langkah lebih baru jatuh ke bawah.
OOoodeooOO BAB 13 Yu-poan-kui-li yang menggunakan senjata Sam-ciat-kun
dengan keras berteriak:
"Aku kesal sekali......" dia menggetarkan sepasang
tangannya, Sam-ciat-kun menyerang laksana angin, terbang
berputar datang menyapu.
Tadi karena dia tidak bisa memecahkan pertahanan Kumu,
maka buru-buru merubahjurus-nya.
Siapa tahu di tengah jalan Hui-kong-kui-li datang
menabrak, tenaga serangan tongkat ini amat luar biasa, juga
bukan jurus hebat meminjam tenaga lawan, jurus keahlian
mereka biasanya, maka dia tahu luka Hui-kong-kui-li pasti
parah sekali. Semua masalah ditimbulkan oleh Ku-mu, maka
amarahnya pun tentu dilampiaskan pada Ku-mu.
Tapi ketika dia sekuat tenaga menyerang, telinganya
malah mendengar perintah mundur dari Gin-sie-kui-li.
Perintah itu dikeluarkan dari perubahan suara siulan,
orang luar sama sekali tidak mengerti juga tidak bisa
menduga. Yu-poan-kui-li mendengar perintah ini, sekali berteriak,
dia mengerahkan tenaga sepasang tangan, memaksa
menghentikan serangan tongkatnya yang dahsyat itu.
Kui-can-kui-li dan Sang-cian-kui-li telah lebih dulu
mundur dari pada dia, dengan lancar meloncat ke pinggir
sejauh tujuh delapan kaki.
Tapi Yu-poan-kui-li tidak bisa leluasa.
Walaupun dia menggunakan tenaga dalamnya yang
tinggi memaksa menarik kembali serangannya, tapi tidak
menyerang orang lain, bukan berarti lawan pasti tidak akan
menyerang. Ku-mu yang tadinya tidak bergerak, mendadak kakinya
menendang. Yu-poan-kui-li berteriak, tubuhnya terpental, jika tidak
ada dinding menahannya, siapa pun tidak dapat menduga
tendangan Ku-mu bisa menendang dia seberapa jauhnya.
Tapi setelah Yu-poan-kui-li menabrak dinding lalu jatuh
ke lantai, wajahnya menjadi pucat, sepasang matanya tidak
bersinar, sekali melihat sudah tahu lukanya sangat parah.
Gin-sie-kui-li menghentikan siulannya, semua suara juga
berhenti. Maka suara rintihan yang baru keluar jadi terdengar.
Yang merintih tidak hanya satu orang, tapi dua orang,
Yu-poan-kui-li dan Hui-kong-kui-li.
Tapi tidak peduli pihak musuh atau pihak sendiri, atau
Pu-couw-siancu, semua tidak melihat pada orang yang
terluka. Sepasang mata Gin-sie-kui-li menatap pada Ku-mu dan
berkata: "Kami akan pergi dari sini, kau mau apa?"
Tuan Ku-mu menggeleng gelengkan kepala:
"Tidak baik."
"Kenapa tidak baik?"
"Karena pertama kalian tidak akan pergi, kedua aku pun
tidak mengizinkan kalian pergi. Alasan kalian tidak mau
pergi aku tidak peduli. Tapi aku tidak mengizinkan kalian
pergi, tentu ada alasannya."
"Alasanmu kami juga bisa tidak mempeduli-kannya."
"Jika demikian, kalian pergi saja, kenapa harus bertanya
padaku?" kata Ku-mu.
"Kau punya alasan apa" Kau mau apa?"
"Jika kau tanya aku, maka aku akan menjawab. Karena
kalian diundang olehku sehingga datang kesini jadi
pengawalku, tugas ini masih belum selesai, maka tidak
boleh pergi. Jika kalian tidak menepati janji dan tidak bisa
Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dipercaya, hari ini aku tidak bisa membunuh kalian, itu
bukan berarti selamanya tidak bisa mem-bunuh kalian."
Usaha khusus seumur hidup dia adalah memperkenalkan
pembunuh bayaran pada pelanggan.
Maka saat dia masih memerlukan, tentu saja tidak ada
masalah sama sekali.
Orang seperti dia yang berilmu tinggi, dan khusus
berusaha di bidang ini, mungkin bisa dianggap orang yang
paling tidak boleh membuat dia marah.
Gin-sie-kui-li tidak berani tidak memikirkannya dengan
serius, sejenak baru berkata: '
"Tidak bisa, kami tetap akan pergi. Tapi aku juga
beritahu padamu, hari ini walau tidak bisa membunuhmu,
bukan berarti selamanya tidak bisa membunuhmu!"
Dia mengangkat sepasang gembrengannya, melangkah
mundur satu langkah.
Lima orang Kui-li lainnya yang tidak terluka pun
melakukan hal yang sama gerakan mengundurkan diri.
Tapi "Weeng weeng!" dua suara terdengar, dua
gembrengan baja di tangan Gin-sie-kui-li secepat kilat
terbang menyerang, yang satu menyerang dari depan.
Yang saru lagi terbang berputar, terbang dari belakang
tubuh Ku-mu, pinggiran gembrengan tajam yang berkilatkilat
memotong titik penting di punggung Ku-mu.
Jika satu serangan gembrengan dari depan, Ku-mu
mungkin tidak sulit menghadapinya.
Tapi Kim-keng-kui-li, Kui-can-kui-li, Cu-tai-kui-li, Sangcian-
kui-li, Touw-tiok-kui-li juga bersama-sama menyerang,
maka keadaannya tentu sangatberbeda.
Tombak emas Touw-tiok-kui-li membelah angin datang
menusuk, membobol kekuatan lawan, ketajamannya tidak
bisa ditahan. Senjata yang digunakan Kim-keng-kui-li adalah pedang
dan tameng emas, menerobos menimbulkan angin yang
dahsyat. Ceng-lim-liok-soh nya Cu-tai-kui-li berputar di udara,
membuatribuan kilatan hijau.
Dan masih ada kapak bajanya Kui-can-kui-li dan golok
sabitnya Sang-cian-kui-li, juga dengan dahsyat mengancam.
Tuan Ku-mu masih tetap berdiam dengan jurus Wie-gotok-
cun. Kenyataannya dia terus berposisi seperti ini, saat berkata
dengan lawannya, juga dia tidak pernah berubah.
"Kenapa tidak baik?"
"Karena pertama kalian tidak akan pergi, kedua aku pun
tidak mengizinkan kalian pergi. Alasan kalian tidak mau
pergi aku tidak peduli. Tapi aku tidak mengizinkan kalian
pergi, tentu ada alasannya."
"Alasanmu kami juga bisa tidak mempeduli-kannya."
"Jika demikian, kalian pergi saja, kenapa harus bertanya
padaku?" kata Ku-mu.
"Kau punya alasan apa" Kau mau apa?"
"Jika kau tanya aku, maka aku akan menjawab. Karena
kalian diundang olehku sehingga datang kesini jadi
pengawalku, tugas ini masih belum selesai, maka tidak
boleh pergi. Jika kalian tidak menepati janji dan tidak bisa
dipercaya, hari ini aku tidak bisa membunuh kalian, itu
bukan berarti selamanya tidak bisa mem-bunuh kalian."
Usaha khusus seumur hidup dia adalah memperkenalkan
pembunuh bayaran pada pelanggan.
Maka saat dia masih memerlukan, tentu saja tidak ada
masalah sama sekali.
Orang seperti dia yang berilmu tinggi, dan khusus
berusaha di bidang ini, mungkin bisa dianggap orang yang
paling tidak boleh membuat dia marah.
Gin-sie-kui-li tidak berani tidak memikirkannya dengan
serius, sejenak baru berkata: '
"Tidak bisa, kami tetap akan pergi. Tapi aku juga
beritahu padamu, hari ini walau tidak bisa membunuhmu,
bukan berarti selamanya tidak bisa membunuhmu!"
Dia mengangkat sepasang gembrengannya, melangkah
mundur satu langkah.
Lima orang Kui-li lainnya yang tidak terluka pun
melakukan hal yang sama gerakan mengundurkan diri.
Tapi "Weeng weeng!" dua suara terdengar, dua
gembrengan baja di tangan Gin-sie-kui-li secepat kilat
terbang menyerang, yang satu menyerang dari depan.
Yang satu lagi terbang berputar, terbang dari belakang
tubuh Ku-mu, pinggiran gembrengan tajam yang berkilatkilat
memotong titik penting di punggung Ku-mu.
Jika satu serangan gembrengan dari depan, Ku-mu
mungkin tidak sulit menghadapinya.
Tapi Kim-keng-kui-li, Kui-can-kui-li, Cu-tai-kui-li, Sangcian-
kui-li, Touw-tiok-kui-li juga bersama-sama menyerang,
maka keadaannya tentu sangat berbeda.
Tombak emas Touw-tiok-kui-li membelah angin datang
menusuk, membobol kekuatan lawan, ketajamannya tidak
bisa ditahan. Senjata yang digunakan Kim-keng-kui-li adalah pedang
dan tameng emas, menerobos menimbulkan angin yang
dahsyat. Ceng-lim-liok-soh nya Cu-tai-kui-li berputar di udara,
membuat ribuan kilatan hijau.
Dan masih ada kapak bajanya Kui-can-kui-li dan golok
sabitnya Sang-cian-kui-li, juga dengan dahsyat mengancam.
Tuan Ku-mu masih tetap berdiam dengan jurus Wie-gotok-
cun. Kenyataannya dia terus berposisi seperti ini, saat berkata
dengan lawannya, juga dia tidak pernah berubah.
Posisi dia ini kelihatannya sangat sederhana, tapi seluruh
tubuhnya dari atas ke bawah seperti ada semacam tenaga
yang tidak terlihat melindunginya.
Keadaan itu bagi Gin-sie-kui-li yang punya dua puluh
tujuh macam serangan gembrengan terbang jadi tidak bisa
mengancamnya, akhirnya dengan mengguna kan jurus
Coan-thian-siau-seng, Siang-hui-toh-beng (Langit berputar
memotong bintang, sepasang gembrengan terbang merebut
nyawa), dia melemparkan sepasang gembrenga melakukan
serangan menyeluruh.
Dua buah gembrengan baja itu dengan cepat terbang
berputar di udara mengeluarkan suara "Weng weng!", tibatiba
berada di depan lalu ke belakang, tiba-tiba di kiri lalu di
kanan menyerang Ku-mu.
Tapi setiap kali gembrengan baja hampir menyentuh Kumu,
selalu di saat terakhir itu terbang miring keluar.
Ku-mu tidak bergerak malah seperti tidak terjadi apaapa.
Jika tubuh dia bergerak menghindar, mungkin malah
menjadi tidak baik.
Lima macam senjata lain, keadaannya juga hampir
sama, setiap kali mendekati tubuh Ku-mu, selalu meleset
berubah arah. Tiga jurus baru saja lewat, tiba-tiba Ku-mu tidak berdiam
lagi seperti patung ayam.
Pisau salju di tangan kanannya mendadak menyabet ke
bawah, serangan ini terbagi dua, menyabet depan dan
menyabet belakang.
"Breng breng!" dua buah gembrengan baja menyapu.
Dia merasakan tenaga dalam yang disalurkan dari
gembrengan sangat kuat dan tidak putus-putus-nya, hampir
membuat kakinya bergerak, hatinya jadi tergetar.
Tubuh Gin-sie-kui-li menembus bayangan bermacammacam
senjata, di udara menangkap dua buah gembrengan
baja itu. Dia merasa gembrengannya sudah tidak bertenaga,
hatinya juga tergetar, dia tahu jika tidak tepat waktu
menangkapnya, kedua gembrengannya pasti jatuh ke lantai.
Saat ini pisau salju di tangan kiri Ku-mu menotok ke
timur memukul ke barat, satu jurus dengan delapan
gerakan, pertama memukul miring tombak emas, lalu
bersamaan menotok kapak baja, golok sabit di sebelah kiri,
sekali menyikut ujung pedang di angkat keatas.
Sikutnya mengenai tameng Kim-keng-kui-li, ujung
pedang memukul keluar Ceng-lim-liok-soh.
Dia menggunakan jurus Pat-kun-hiong-hui (Delapan
kuda perkasa terbang) gerakan seperti air mengalir, lancar
dan bertenaga kuat pula.
Jika yang menggunakan jurus ini adalah Li Poh-hoan
atau Hoyan Tiang-souw, Pu-couw-siancu pasti tidak merasa
aneh. Jurus hebat yang bertenaga kuat ini, malah muncul dari
seorang kakek tua berwajah kering, sungguh membuat
orang merasa tidak serasi.
Pisau salju Ku-mu hanya mengeluarkan lima gerakan
untuk menahan serangan lima orang Kui-li, masih ada tiga
gerakan digunakannya untuk balas menyerang.
Serangan yang ke barat secepat kilat, tapi di tahan oleh
Ceng-lim-liok-soh nya Cu-tai Kui-li.
Tapi serangan yang mengarah ke utara, telah mendesak
Sang-cian-kui-li hingga terpaksa mundur ke belakang sejauh
beberapa depa. Satu serangan lagi, begitu sinar berkelebat, mendesak
Touw-tiok-kui-li berturut-turut mundur delapan langkah,
tombak emas di tangannya sudah putus menjadi dua, dan
jatuh ke lantai.
Walaupun Touw-tiok-kui-li tidak terluka, tapi sakit di
hatinya sulit digambarkan.
Dengan kata lain, semangat juang dia sudah jatuh.
Hawa keberingasan juga sudah menghilang.
Gin-sie-kui-li segera bersiul pendek tiga kali.
Semua orang yang masih bisa berdiri segera berkumpul
di dalam radius satu tombak.
Mereka menyusun barisan yang perubahannya tidak
menentu. Orang yang masih bisa berdiri hanya ada enam orang,
termasuk tombak emas di tangan Touw-tiok-kui-li yang
tinggal setengah potong lagi.
Mereka tidak pernah mengalami kejadian sial yang
memalukan seperti ini, sehingga wajah setiap orang selain
kusut juga berat dan konsentrasi penuh.
Gin-sie-kui-li berdiri ditengah-tengah. .
Lima orang lainnya bergerak-gerak di sekeliling nya,
barisannya bergerak tidak menentu, sulit bisa melihat di
mana penyerang utamanya!
Sepasang tangan Tuan Ku-mu turun ke bawah, kepala
sedikit miring, punggungnya membungkuk seperti udang.
Sekali melihat seperti seorang pemalas dan seorang yang
telah kalah. Satu-satunya yang masih membuat orang tidak berani
menganggap dia telah kalah, adalah sepasang matanya yang
bersinar-sinar, sebab bagaimana pun orang yang kalah pasti
tidak mungkin bersorot mata yang menakutkan orang
seperti ini. Pu-couw-siancu berkata dengan suara merdu: "Jurus Sejin-
to-kiau-cui adalah jurus hebat (Tinggal sendiri kurus
kering dan sengsara), aku ingat jurus ini adalah salah satu
dari tiga jurus pedang Khu-hweesio dari Ceng-seng. 'Langit
di atas bumi di bawah hanya aku sendiri terhormat,' adalah
jurus Pedang dewa yang paling rahasia dari Bu-tong.
Sebenarnya kau sudah mempelajari berapa banyak jurus
hebat dari berbagai aliran!"
Ku-mu menjawab:
"Walaupun kau bisa menyebutkan asal-usul jurus
pedangku, tapi mereka tetap saja tidak bisa
memecahkannya."
Pu-couw-siancu sambil tertawa berkata:
"Ku lihat belum tentu......"
Perkataannya belum habis, dia sudah melayang ke
samping barisan para Kui-li itu, mengangkat lengan
mulusnya dan jarinya menotok.
Kim-keng-kui-li sangat terkejut dan mengang-kat
tamengnya, dalam sekejap tameng emas sudah berubah
lima kali. Tapi dalam Coan-sen-pian-cie ada It-cie-cian-pian, jika
dibandingkan kecepatan dan banyaknya perubahan,
mungkin jika dia menganggap dirinya nomor dua, maka
tidak ada orang yang menganggap dirinya nomor satu.
Pu-couw-siancu bergerak pulang dan pergi, kecepatan
geraknya seperti setengah langkah pun tidak pernah
bergerak. Tapi setelah melihat Kim-keng-kui-li roboh,
membuktikan dia bukan saja sudah bergerak dan
menyerang, malah telah menjatuhkan Kim-keng-kui-li.
Dia tertawa dan berkata:
"Walaupun aku seorang wanita, tapi seumur hidup tidak
pernah diam-diam menyerang. Aku harap kalian jangan
marah sebab kali ini aku melanggarnya."
Gin-sie-kui-li marah dan berkata:
"Apakah kami harus menjadi senang?"
"Tentu saja! Lei-liu-ho-bi-tin ( Barisan di dalam enam
berkumpul satu rahasia) kalian sudah dipecah-kan, kalian
pasti mencari jalan untuk mundur. Sehingga kalian
mungkin masih bisa hidup, kau pikir pantas tidak untuk
kalian merasa senang?"
Gin-sie-kui-li sangat marah dan berteriak, meng adukan
kedua gembrengannya hingga mengeluarkan suara keras.
Lalu sepasang gembrengan terbang keluar dari dalam
barisan. Sepasang gembrengan dia bisa terbang dan dikendalikan
sekehendak hatinya, semua orang tahu.
Maka Ku-mu dan Pu-couw-siancu berdua segera
mengawasinya. Dua gembrengan itu benar saja berbelok di udara, sambil
mengeluarkan suara "Wceng weeng!", malah bukan
menyerang salah satu di antara mereka, tapi terbang keluar
pintu. Saat ini seluruh Kui-li juga bersama-sama bergerak,
dengan kecepatan yang sulit dibayangkan, masing-masing
membopong seorang yang terluka, dalam sekejap
menghilang di luar pintu.
Dua gembrengan baja itu memang berhasil mengalihkan
Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
perhatian. Artinya berhasil mengalihkan perhatiannya Ku-mu dan
Pu-couw-siancu, sehingga mereka bisa dengan aman
melarikan diri, malah masih bisa membawa temannya yang
terluka. Ku-mu menegakan tubuhnya kembali, berkata:
"Kenapa Siancu membantu aku mengusir mereka?"
Pu-couw-siancu tersenyum dan berkata: "Bukan aku
lebih suka padamu dari pada mereka, tapi Lei-liu-ho-bi-tin
mereka membuat aku pusing. Tadi jika aku adalah kau,
pasti tidak tahu bagaimana harus menghadapi mereka,
maka jika aku ada kesempatan, lebih baik segera
menghancurkan barisan ini." Ku-mu berkata:
"Tidak peduli apa penjelasannya, kau tetap saja telah
membantu aku! Tentu saja aku harus berterima kasih
padamu." Pu-couw-siancu menganggukan kepala:
"Tentu saja harus begitu!"
"Aku akan menyewa dua orang pembunuh bayaran
nomor satu yang pasti mampu membunuh Li Poh-hoan dan
Hoyan Tiang-souw, gratis untuk Siancu, sebagai tanda
terima kasihku!"
"Kau lakukan ini bukankah itu bisnismu rugi" Aku tidak
bisa terimanya!"
"Siancu sudah menanam budi padaku, buat apa
membicarakan masalah untung atau rugi?" Pu-couw-siancu
berkata: "Kita bicarakan dulu. Mmm......bagaimana kalau begini
saja" Jika hari ini aku tidak bisa mem-bunuhmu, baru kau
berterima kasih padaku dengan cara tadi, setuju?"
"Jika kau berhasil membunuhku, di dunia ini masih ada
siapa lagi yang sanggup menyewa pesilat tinggi yang bisa
membunuh Li Poh-hoan dan Hoyan Tiang-souw"
usulanmu sangat tidak bagus!"
Pu-couw-siancu sambil tersenyum berjalan menghampiri
dia, sampai jaraknya kurang lebih lima kaki baru berhenti
dan berkata: "Tapi aku tahu usulanku ini tidak ada yang lebih bagus
lagi, sebab kau sudah bisa menundukan Giam-lo-kang-patkui-
li, sedangkan mereka bisa pun dikalahkan aku,
makanya aku terpaksa menggunakan cara menyerang
secara diam-diam membantumu mengalahkan mereka.
Sekarang tinggal kita berdua, dan aku jadi bisa
menghadapimu, kenapa aku tidak menggunakan
kesempatan ini" Apakah aku akan membiarkan kau
mencari pembunuh bayaran lain untuk menundukkan aku?"
Kata Ku-mu: "Aku bersumpah selanjutnya dan selamanya tidak akan
bermusuhan denganmu, juga tidak berani tidak sopan
padamu." "Kata-kata ini sedikit terlalu berlebihan. Tidak, kau
jangan harap ada kesempatan menghadapi aku lagi.
Kecuali......"
Dia berpikir kata-kata selanjurnya. Dalam mata Ku-mu
menyorot harapan, hatinya berpikir, tidak peduli sesulit
apapun syaratnya atau sangat menakutkan, dia akan
menyanggupi saja dulu!
Ternyata tuan Ku-mu selalu sangat berhati-hati, maka
terhadap ilmu silatnya Pu-couw-siancu sudah
menyelidikinya dengan jelas sekali.
Diam tahu benar dia adalah orang yang mampu
mengalahkan dirinya.
Jika dia adalah penakluk dirinya, tentu saja dia tidak
berani bersepekulasi!
Maka orang yang berkedudukan seperti tuan Ku-mu pun
terpaksa harus mencari jalan keluar!
Wajah Pu-couw-siancu tersenyum-senyum,
kecantikannya membuat orang mabuk, tapi perasaan sesat
seperti ada juga seperti tidak ada, membuat hati orang
berdebar-debar.
Dia berkata: "Kecuali kau sudah mati, aku baru bisa tidur
nyenyak......"
Setelah berkata seluruh tubuhnya menjelma jadi asap
ringan, menerjang ke arah tuan Ku-mu.
Dalam sekejap di sekeliling malah di atas langit dan di
bawah bumi bisa melihat jari cantiknya.
It-cie-cian-pian benar-benar jurus jari yang tiada duanya
di dunia, Ku-mu jadi mengeluh karenanya......
Keluhan terhenti dan kesepian di luar jendela. Orang
yang mengeluh adalah Hoyan Tiang-souw.
Di sebuah gang di kota Nan-king. Dari benteng belakang
rumah dia melihat ke dalam, tepat melihat bayangan
sesosok bertubuh cantik di dalam jendela.
Lalu melihat wajah dia yang sedikit bingung.
Hoyan Tiang-souw sendiripun tidak bisa membedakan
keadaan hatinya benci atau rindu.
Hay... Cui Lian-hoa, kau kelihatan begitu cantik begitu
lembut. Kau pernah membuat aku yang tidak pernah
melarikan diri, malah terburu-buru melarikan diri, tapi
kenapa kau mengutus orang diam-diam ingin membunuh
aku" Apa salahku sehingga timbul rasa ingin membunuh"
Selain saat di tepi See-ouw aku buru-buru melarikan diri,
aku tidak pernah satu kali pun berdosa padamu. Dan
apakah melarikan diri dosanya harus mati"
Di bawah sinar lilin yang tidak begitu terang, Cui Lianhoa
tetap saja cantik dan bercahaya.
Tentu saja dia tidak mendengar suara hati Hoyan Tiangsouw.
Kenyataannya dia tidak tahu, dia mengintip diluar
benteng. Begitu Biauw Cia-sa pergi, perginya lama sekali,
membuat Cui Lian-hoa jadi merindukan dan sangat
mengharapkan dia kembali. "
Karena dua anak buah yang diutus dia, selain diberi
tugas untuk mengawasinya dengan ketat, saat ini perlahan
seperti sudah berubah. Mata dan tawa mereka sudah
terlihat niat yang tidak baik.
Jika Biauw Cia-sa kembali, mereka tentu tidak berani
sembarangan bertindak, tapi jika dia masih belum kembali,
masalahnya jadi sulit dikatakan.
Pintu kamar pelan-pelan dibuka.
Seorang muda bertubuh tegap sambil meme-gang
pegangan pedang, melihat-lihat ke dalam kamar.
Akhirnya sorot matanya tidak berpindah lagi, setelah
menatap pada wajah cantik Cui Lian-hoa.
Cui Lian-hoa menundukan kepala, juga diam diam
duduk di kursi sebelah jendela.
Hati dia gelisah dan khawatir, siapa pun bisa melihat
dari wajahnya. Jika dia tahu Hoyan Tiang-souw baru saja mau pergi,
mungkin dia tidak bisa lagi berpura-pura atas keadaan
hatinya! Dengan kata lain, dia pasti lebih gelisah dan
khawatir. Laki-laki muda itu akhirnya masuk ke dalam kamar,
berdiri di depan Cui Lian-hoa tiga kaki.
Cui Lian-hoa terpaksa mengangkat kepala melihat dia.
Di dalam hatinya mendadak dia merasakan
keserakahan dan keegoisan laki-laki ini.
Dia memikirkan namanya dan memanggilnya: "Li
Liong, kau punya julukan tidak?" Suara laki-laki muda itu
sangat kuat, jawabnya: "Ada, julukanku Tui-hong-kiamkhek
(Jago pedang pengejar angin), begitu aku mencabut
pedang dan menyerang, banyak orang tidak bisa melihat
bayangan pedangku."
"Julukan ini sangat enak didengar. Tapi dengan
kemampuanmu, kenapa mau diperintah oleh seorang
wanita, apa dia memberi banyak uang padamu?"
Li Liong teringat Biauw Cia-sa, wajahnya segera menjadi
dingin. Amarah dan ketakutan di dalam hatinya tampak di
wajahnya. Cui Lian-hoa dengan lembut berkata:
"Tindakan wanita ini selalu sulit diduga, bisa saja dia
mendadak masuk ke dalam. Kulihat jika kau sudah
menerima bayaran dari orang, paling bagus menuruti katakata
dia, jangan masuk ke dalam kamar ini, juga jangan
bicara denganku."
Li Liong dengan keras mendengus dua kali, mendadak
dengan lesu berjalan keluar.
Tapi Cui Lian-hoa tidak lega terlalu lama.
Seorang laki-laki kurus kecil berwajah licik sudah masuk
ke dalam kamar.
Wajahnya yang licik, membuat hatinya jadi sangat
tegang. Tentu saja dia tahu asal-usul orang luar biasa ini, dia
adalah pesilat tinggi dari perguruan Cakar Elang marga Lu
namanya Tong. Ilmu Cakar Elang dia sudah dipelajari sampai tingkat ke
tujuh, tinggal satu tingkat lagi maka sampai pad a tingkat
paling atas. Bicara ilmu Cakar Elang di masa sekarang, orang ini
memang bukan pesilat tinggi nomor satu, tapi paling sedikit
bisa dianggap nomor dua.
Tui-hong-kiam-khek Li Liong mungkin seorang pesilat
tinggi dalam ilmu pedang.
Jurus pedang pengejar angin dan ilmu Cakai Elang dari
Bu-tong, Cui Lian-hoa pernah melihatnya.
Di dalam hati dia berpikir, walaupun dia belurr
kehilangan ilmu silatnya, dengan ketenaran Tuo-cengsiau,
tetap saja lebih baik dia jangan berurusan dengannya.
Oleh karena itu dia ingin sekali tahu, orang yang seperti
Li Liong dan Lu Tong pesilat tinggi yang memiliki ilmu
silat aliran lurus, walaupun julukannya belum tenar, tapi
kenapa memilih bekerja pada Biauw Cia-sa bukannya pada
orang lain"
Tentu saja dia juga sadar kenapa dirinya bisa ketakutan
dan tegang. Semua itu karena mereka adalah 'laki laki', dan dia
sendiri justru memiliki wajah yang disukai laki laki.
Tadinya mereka orang jahat atau bukan, dia tidak tahu.
Tapi walaupun orang baik-baik, jika mereka tidak tahan
dari godaan kecantikan sehingga menjadi lupa diri dan
memaksa, orang baik-baik juga menjadi orang jahat!
Senyum licik Lu Tong, membuat dia tidak tampak
seperti seorang ahli ilmu silat luar. Dia berkata: "Ku lihat Li
Liong keluar dari sini!" Cui Lian-hoa sambil menundukan
kepala: "Benar! Dia tadi ingin berbincang-bincang dengan
aku, tapi begitu dia menyebutkan Biauw Cia-sa, gairahnya
langsung hilang, sampai berkata pun tidak, langsung pergi
keluar." Benar saja, wajah Lu Tong pun menjadi gelap karena
nama Biauw Cia-sa.
Dia seperti ingin pergi juga, tapi setelah mata-nya
berkedip-kedip sejenak, mendadak dia tertawa bengis dan
berkata: "Biauw Lo-pan-nio sudah lama pergi, walau pun aku
berharap dia pulang dengan selamat, tapi rada khawatir dia
tidak bisa pulang!"
Cui Lian-hoa sengaja menyebut nama Biauw Cia-sa, tapi
kelihatannya tidak bisa membuat Lu Tong takut, di dalam
hati dia menjadi semakin tegang.
Perasaannya memberitahu dia, malam ini dia bakal
kesulitan menghadapi Lu Tong.
Mendadak dia teringat dua gedung tinggi 'Chun-hong'
dan 'Hoa-goat' di Yang-ciu, dua gedung tinggi yang megah
dan berwibawa. Yang disebut di depan adalah keluarga dunia persilatan
Kiam-liu (Pedang Liu).
Yang disebut dibelakang adalah rumah dia, juga satu
keluarga dunia persilatan, dengan ilmu Tuo-ceng-siau telah
menggemparkan dunia persilatan ratusan tahun.
Dua keluarga besar dunia persilatan ini bersama-sama
disebut Chun-hong-hoa-goat-lou.
Waktu itu mereka sangat disegani dan damai, sekarang
zaman sudah berubah sangat jauh, kejadian di masa lalu
seperti di planet lain......
Tidak tahan dengan pelan dia mengeluh.
Lu Tong mengerutkan alis dan berkata:
"Yang harus mengeluh bukan kau tapi aku. Kau tahu
tidak, separah apa aku melatih sepasang tanganku ini" Aku
beritahu, mulai usia dua belas tahun aku berlatih ilmu silat,
sampai sekarang sudah berusia tiga puluh dua tahun, sudah
dua puluh tahun penuh aku dengan susah payah
melatihnya!"
Cui Lian-hoa keheranan dan berkata:
"Kau bersusah payah berlatih, tentu saja itu sangat
bagus, kenapa kau bukan merasa senang malah mengeluh?"
Lu Tong dengan kesal berkata:
"Aku sendiri merasa akhirnya sedikit berhasil, tapi aku
belum ternama, juga belum kaya, tapi malah bertemu
dengan Biauw Cia-sa pelacur ini!"
Cui Lian-hoa berkata:
"Dia kenapa" Bukankah dia majikan kalian?"
"Hemm, majikan" Dia itu brengsek. Jika dia tidak
menggunakan racun ulat, aneh jika aku tidak merobeknya
hidup-hidup!"
Saat ini Cui Lian-hoa baru sadar.
Tapi hati Lu Tong tampak tidak jujur juga, mengalami
karma ini tidak perlu dikasihani.
Lu Tong kembali berkata:
"Aku pernah mencari beberapa tabib ternama, mereka
juga telah mengetahui aku terkena racun aneh, tapi tidak
mampu mengobatinya. Maka aku terpaksa jadi
bawahannya. Aku terpaksa setiap hari mendoakan dia sehat dan
selamat, jika tidak, aku tidak bisa mendapatkan obat
penawarnya setiap bulan."
Cui Lian-hoa berkata:
"Kali ini dia sudah pergi selama dua puluh hari, sampai
Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sekarang masih belum pulang, tidak mengherankan hatimu
jadi risau!"
"Dia mungkin tidak akan kembali lagi, jadi aku terpaksa
harus berpikir-pikir. Aku bertanya pada diriku sendiri, jika
nyawaku tinggal tiga hari lagi, apa yang harus aku lakukan"
Bagaimana aku menghabis-kan waktu yang tinggal tiga hari
lagi?" Cui Lian-hoa dengan lembut berkata: "Jangan terlalu
pesimis, aku percaya Biauw Cia-sa bisa pulang tepat
waktu." Lu Tong berkata:
"Jika dia bersembunyi, sengaja menunggu racunku
kambuh dan mati, baru dia pulang, kalau begitu bukankah
hidupku sia sia?"
Cui Lian-hoa bertanya hati-hati:
"Kalau begitu tiga hari ini kau ingin bagaimana
melewatinya?"
"Harapan aku tidak besar." Lu Tong kata, "jika tidak ada
kesempatan bertarung dengan Biauw Cia-sa, tiga hari ini
aku hanya berharap bisa selalu memeluk mu, terus
bersenang-senang denganmu."
Mata cantik Cui Lian-hoa terkejutnya sampai membeku.
Setelah beberapa saat, mendadak dia berkata: "Di
benteng belakang seperti ada suara aneh, kau dengar tidak?"
Lu Tong dengan tajam menatapnya, dalam matanya
semakin menyorot sinar yang panas.
Dia berkata: "Kau tidak perlu berusaha mengalihkan perhatianku, jika
nyawaku tinggal tiga hari, kenapa aku tidak menikmati
dirimu sepuasnya?"
Cui Lian-hoa tertawa pahit dan berkata: "Nasibmu
kurang beruntung, sia-sia saja memiliki kemampuan tinggi
tapi tidak bisa tersohor, walaupun sangat menyedihkan.
Tapi nasibku juga tidak beruntung, selalu kesepian dan
menyedihkan, tidak lebih baik dari padamu!"
Dia mengeluh dalam-dalam dan berkata lagi:
"Kalian laki-laki kenapa begitu menganggap penting
masalah ini" Kenapa harus menghina kaum perempuan
seperti itu?"
Lu Tong sedikit tertegun, lalu tertawa bengis. Dia
berkata: "Tidak perlu dibicarakan lagi. Laki-laki adalah laki-laki,
di seluruh dunia sama, mungkin setelah usiaku lewat lima
enam puluh tahun, baru memikirkan hal ini. Tapi sekarang
masih tidak bisa!"
Siapa pun orangnya jika merasa nyawanya hanya tinggal
tiga hari lagi, pikirannya pasti sedikit tidak normal, itu
kejadian alami yang masuk akal.
Di dalam keadaan begini, beberapa orang bisa sangat
terpukul, tidak ada gairah pada segala hal. Selain orang
macam begini, mungkin pilihan masing masing orang
berbeda. Lu Tong berharap dalam tiga hari, sepuasnya
melampiaskan kesenangan di atas tubuh wanita ini.
Pikiran ini sebenarnya juga tidak ada yang aneh.
Hanya saja jika sasarannya bukan Cui Lian-hoa yang
cantik seperti dewi, apakah gairah dia masih bisa sebesar
ini" Cui Lian-hoa mengerutkan tubuhnya dan
mengerutkannya lagi, sepertinya sekarang hawanya akan
menurun, makanya tubuh dia merasa sangat dingin. Di
dalam hati merasa kesepian dan tidak ada yang menolong!
Lu Tong mengadukan giginya dengan kuat dan
mengeluarkan suara yang amat serius. Dia berkata:
"Kau katakan, mau atau tidak mau, satu kata sudah
cukup!" Cui Lian-hoa menggelengkan kepala dan mengeluh
sedih: "Aku tidak mau. Tapi aku tidak mau pun tidak bisa
merubah nasib......"
Lu Tong tertawa bengis dan berkata: "Betul,
perkataanmu malah betul sekali!"
Tiba-tiba pintu kamar terdengar suara ketukan,
"Took took!".
Di dalam mata Lu Tong menyorot sinar ganas, sepasang
lengan pelan-pelan dibentangkan seperti kepiting, ke dua
telapak tangannya juga mendadak mengembang besar.
Ilmu pukulan orang ini sungguh luar biasa.
Cui Lian-hoa sedikit terkejut karenanya, walau pun
tenaga dalamnya sudah hilang, tapi ketajaman matanya
masih ada, makanya pasti tidak salah lihat.
"Siapa diluar?" kata Lu Tong dingin.
Pintu kamar "Kreek!" dibuka.
Di depan pintu muncul pemuda berperawakan tegap
beralis tebal, matanya seperti mata macan.
Di bawah ketek kirinya mengempit sebilah golok, sarung
goloknya sangat kuno.
Lu Tong dengan dingin kembali bertanya:
"Siapa kau?"
Suara si pemuda itu seperti geledek: "Aku adalah Hoyan
Tiang-souw."
Lu Tong membelalakan sepasang matanya, dengan teliti
memperhatikan pesilat tinggi yang baru saja terjun ke dunia
persilatan tapi namanya sudah tersohor di seluruh dunia
persilatan. Dia melihat dengan teliti, Hoyan Tiang-souw sedikit pun
tidak bergerak membiarkan dia memperhatikannya.
Tapi perasaan Cui Lian-hoa berbeda, dia merasa pemuda
ini sangat percaya diri, dia tidak takut musuh mencari
kelemahannya, kapan pun waktunya tetap sama.
Namun tidak peduli dia jagoan bagaimana, dia pernah
buru-buru melarikan diri di depannya.
Laki laki benar-benar hewan yang aneh!
Dia mulai tersenyum, berpikir mesra di dalam hati.
Terdengar Lu Tong berkata:
"Aku pernah mendengar nama besarmu, aku tahu Mo-to
mu sangat hebat, tapi kau lebih beruntung dari padaku, kau
tidak bertemu dengan Biauw Cia-sa."
Senyum Hoyan Tiang-souw juga ganas dan menakutkan.
Dia berkata: "Aku pernah bertemu dengan dia, malah pernah bertemu
dengan orang yang lebih lihay dari dia, orang itu adalah
pesilat tinggi yang lebih tinggi dari dia di Lam-kang Tokkiam-
bun, orang menyebutnya Pek-jiu-cian-kiam To Samnio."
"Apakah To Sam-nio lebih lihay dari Biauw Cia-sa"
Bagaimana akhirnya dia?"
Hoyan Tiang-souw berkata:
"Dia tidak apa-apa, akhirnya aku tidak memper sulit
dia." Jika kau bisa mempersulit seseorang, tentu saja ilmu silat
mu lebih tinggi dari pada lawan, baru bisa. Tiba-tiba Lu
Tong merasa senang katanya:
"Kau tidak takut pada racun ulat dia" Apakah kau bisa
membebaskan orang yang terkena racun ulat mereka?"
"Aku tidak bisa!"
Lu Tong segera menundukan kepala:
"Jika kau tidak bisa. Terpaksa aku bertanya, apa
tujuanmu datang kemari! Tapi aku perkirakan kau pasti
datang untuk Cui Lian-hoa, perkiraan aku salah, tidak?"
Sekarang Hoyan Tiang-souw baru bisa melihat pada Cui
Lian-hoa dengan jelas, saat dua orang saling pandang, hati
dia tanpa ada sebab merasa sedih.
Sorot matanya kembali pada Lu Tong, berkata:
"Tidak salah, aku datang demi dia."
"Apakah kau mau membawa dia pergi?"
Mata macan Hoyan Tiang-souw melotot, sinar berkilat
terpancar. Dia berkata:
"Sebenarnya apa yang ingin kau katakan" Jika kau
seorang Enghiong, jika kau ingin tersohor di dunia
persilatan, bagaimana bisa tidak berbicara dan hatinya
sempit?" Lu Tong tertegun sejenak, mendadak dia jadi
bersemangat, dengan keras berkata:
"Betul, baik, aku akan berkata jujur, aku tidak akan
biarkan kau membawa pergi Cui Lian-hoa.
Aku beritahu satu hal di depan, yaitu nyawa aku
mungkin hanya tinggal tiga hari, maka aku tidak takut
kalah, juga tidak takut mati. Jika aku tidak memberitahu,
maka itu bukan kelakuan seorang laki-laki sejati."
Hoyan Tiang-souw seperti tidak mendengar, dia
berpaling melihat pada Cui Lian-hoa.
Pantaskah bertarung nyawa demi wanita ini"
Nyawaku tidak sehina debu, tidak seharusnya
mempertaruhkan nyawa pada wanita yang mengutus orang
untuk membunuhku. Tapi kelihatannya dia telah
kehilangan ilmu silatnya, dia pasti tidak mau dihina oleh Lu
Tong...... Lu Tong berkata dengan marah:
"Apa kau mendengar kata-kataku?"
"Ssst," Pek-mo-ci-to keluar dari sarung golok-nya tiga
inci. Hoyan Tiang-souw menepak-nepak sarung goloknya,
sorot matanya kembali melihat wajah Lu Tong, hawa
amarah keluar dari ujung alisnya, tampang nya sangat
ganas. Dengan suara seperti geledek berkata: "Nyawamu hanya
tinggal tiga hari bagus, tinggal tiga jam juga bagus, aku
tidak peduli. Pokoknya kau tidak berhak menghina orang.
Kau berhak men-cabut pedang bunuh diri sendiri, tapi tidak
boleh menghina Cui Lian-hoa."
Wajah Lu Tong dari sedikit merah menjadi merah
padam, sorot matanya mengikuti perubahan, wajahnya
bertambah tajam.
Lalu dia menganggukan kepala:
"Bagus, kau hebat, orang lain takut pada Mo-to mu, tapi
aku tidak takut. Sebab pada suatu hari nanti aku pasti
mencarimu, jika nyawaku tidak tinggal tiga hari lagi!"
Tiba-tiba Hoyan Tiang-souw mencabut golok-nya, bukan
saja sinar berkelebat memenuhi ruangan, dan tubuh dia juga
sudah berada di depan Cui Lian-hoa.
Dengan demikian Lu Tong harus menjatuhkan dia dulu,
baru bisa menghadapi Cui Lian-hoa.
Dia tahu. Lu Tong berkali-kali menekankan nyawanya
tinggal tiga hari, tujuannya untuk melemahkan semangat
tempur dia. Sebab siapa pun orangnya jika menghadapi seorang
musuh yang kuat dan menjelang ajalnya, pasti akan
berpengaruh besar pada semangat tempurnya.
Menghadapi musuh seperti itu, tentu saja tidak bisa
dengan bebas melawannya.
Inilah siasat Lu Tong.
Walaupun kata-katanya jujur tapi itupun salah satu cara
menggempur hati lawan.
Amarah Hoyan Tiang-souw bertambah karena ini, maka
dia tidak tahan mencabut Mo-to nya.
Jarang sekali dia melakukan hal ini.
Biasanya dia mencabut golok setannya saat musuh sudah
menyerangnya, dengan semangat tinggi dalam satu jurus
membunuh musuh.
Justru karena dia sudah terbiasa bertarung dengan cara
bergerak belakangan tapi mencapai tujuan lebih dulu, maka
sekali marah dia telah mencabut goloknya keluar, setelah
itu dia malah jadi tidak tahu harus bagaimana
menyerangnya. Tentu saja dia tidak bisa mengayunkan golok-nya
memenggal kepala lawan, sebab hal itu sangat tidak biasa.
Apalagi jika dia sampai tidak bisa menentukan hasilnya
dalam satu jurus, di dalam hati dia sedikit banyak ada
perasaan terhina.
Kebetulan begitu Mo-to keluar dari sarung goloknya,
hawa di dalam ruangan mendadak turun, hawa membunuh
dingin menusuk tulang.
Maka Lu Tong tidak sabar lagi, mendadak dia
mengangkat kedua sikutnya, dua telapak tangan dibuka
lebar, sepuluh jari tangan sudah mengembang seperti lobak.
Dalam teriakannya tangan kiri mengeluarkan jurus Sengih-
tou-hoan (Bintang berpindah berubah mengecil), sedang
tangan kanan mengeluarkan jurus Ku-kiam-ceng-sim
(Pedang kuno dengan perasaan dalam).
Dua jurus ini membuat hawa sampai cara dan tenaganya
sama sekali berbeda.
Seng-ih-tou-hoan di tangan kiri, bukan saja seperti waktu
berlalu, selain tidak ada perasaan juga bergerak sangat
cepat, siapa pun jangan harap bisa menghadangnya, jangan
harap menariknya.
Ku-kiam-ceng-sim di tangan kanan, seperti ingin
mengutarakan isi hati tapi tidak jadi, mau berjalan tapi
tidak melangkah, bolak balik tidak henti-hentinya.
Cui Lian-hoa melihat dengan jelas, dalam hatinya
terkejut sampai tidak tahan memujinya.
Dia sadar jurus yang digunakan Lu Tong adalah jurus
hebat yang sudah menggemparkan dunia dari perguruan
Cakar Elang, yang satu keras yang satu lembut, penuh
perasaan tapi juga berhati dingin......
Tapi hati dia yang penuh perasaan dan sensitif segera
sadar, tidak seharusnya dia memuji, tidak peduli ilmu silat
Lu Tong sehebat sebagus apa, juga tidak seharusnya dipuji.
Maka dia segera terkejut, berteriak:
"Hati-hati, Hoyan Tiang-souw, kau hati hati..."
Di bawah ancaman bayangan sepuluh jari yang datang
dari segala arah, Hoyan Tiang-souw berturut turut mundur
delapan langkah.
Karena pujian wanita cantik seperti dewi itu, semangat
Hoyan Tiang-souw jadi menurun, dia merasa dirinya tidak
berguna. Kenapa dia mau membelanya"
Jika dia sedikit pun tidak menaruh hati pada-ku"
Untung teriakan terkejut dan peringatannya kembali
membalikan keadaan.
Jika dia sedikit pun tidak ada perhatian, buat apa
mengatakan dia hati-hati"
Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Semangat Hoyan Tiang-souw yang turun jadi naik lagi,
semangatnya tambah membara, semangat tempurnya jadi
seperti gelombang pasang menggelora.
"Traang!" seperti naga bersiul macan meng-gaum, sinar
Mo-to menyilaukan mata, seperti sorot sinar matahari,
membuat orang tidak bisa membuka mata.
Mo-to tidak menyerang tidak apa-apa, tapi begitu
menyerang langsung terlihat hasilnya, artinya memastikan
siapa yang mati siapa yang hidup.
Terlihat Mo-tonya bergerak seperti kilat, pertama
menahan dulu jurus Seng-ih-tou-hoan nya Lu Tong.
Lalu mengeluarkan ledakan keras, sinar golok melesat
kemana-mana, laksana ribuan aliran air berkumpul di
lembah, salah satu sinar menyabet ke arah lima jari kanan
Lu Tong. Dalam sekejap Lu Tong sudah merubah dua belas
macam cara mencengkram.
Wajah dia juga mengikuti serangan golok itu jadi dingin
dan ketakutan. Di dalam ribuan mimpinya sepanjang hidup, tidak
pernah dia bertemu dengan musuh sekuat dan semantap ini.
Musuhnya jelas tidak peduli kalah atau menang, juga
tidak peduli mati atau hidup, selalu hanya satu jurus, hanya
satu jurus sudah menentukan nasib selanjutnya.
Musuh yang berperilaku seperti ini, kenapa masih bisa
hidup sampai hari ini" Kenapa bisa melanjutkan hidup
dalam beribu-ribu pertempuran"
Lu Tong hanya bisa berpikir sampai disini, mendadak
telapak tangan kanannya terasa dingin. Walaupun masih
belum terasa sakit, tapi dia sudah tahu lima jari tangan
kanannya...... O)))oodwoo(((O BAB 14 Kepala boleh meninggalkan leher, tubuh boleh dibagi
menjadi dua. Kedengarannya walaupun kejam, tapi karena dalam
sekejap sudah masuk ke dalam kematian, hal yang paling
kejam pun hanya sampai disitu, tidak ada lagi perubahan
lainnya atau bahaya tersembunyi.
Tapi ketika seorang yang mengandalkan tangan untuk
membesarkan nama, dan tangannya adalah
kebanggaannya, sekarang mendadak kehilangan tangannya,
tidak perlu dijelaskan lagi kesedihannya di kemudian hari.
Sakitnya sampai menusuk tulang bagi Lu Tong, bukan
datang dari tubuhnya, tapi ketika dia melihat tangan
kanannya hanya tinggal setengah, dia segera menjadi
bengong sejenak.
Dia segera tahu apa yang terjadi, juga tahu dirinya
setelah kehilangan tangan kanan, di dalam nasib dan
hidupnya akan terjadi perubahan.
Tapi tidak peduli dia menyesal atau sakit.
Pokoknya tangan kanan (paling utama) dia sudah cacad
dan tidak berguna. Laksana siripnya ikan atau sayapnya
burung, setelah hilang, bisakah disebut ikan apa" Disebut
burung apa" *.
Tangan kiri dia masih utuh seperti semula, dan tenaga
dalam dia juga sepertinya tidak ada yang hilang.
Tapi jika musuh yang dengan kekuatan penuh pun tidak
bisa dikalahkan, sekarang mendadak kekuatannya tinggal
setengahnya, apa akibatnya seorang idiot pun tahu.
Tangan kiri Lu Tong menghantam tiga kali, pukulan
pertama kekuatannya seperti sebuah gunung runtuh,
pukulan kedua seperti dua buah gunung, dan pukulan
ketiga seperti tiga buah gunung......
Kilatan sinar Mo-to di tangan Hoyan Tiang-souw terlihat
meredup, dia terpaksa menghentikan serangannya,
melayang mundur ke belakang sejauh tiga tombak.
Tubuh dia belum menyentuh lantai, terlihat Lu Tong
yang berwajah licik itu, telapak tangannya berbalik
menghantam ke atas kepalanya sendiri.
"Praak!" darah merah dan cairan putih otak muncrat
kemana-mana. Orang muda yang belum ternama dan hasrat-nya belum
terkabul, kepalanya sudah menjadi bentuk yang sulit
digambarkan dan roboh ke bawah.
Hoyan Tiang-souw menenangkan diri, Mo-to kembali
kesarungnya, masih tetap dikepit diketek kirinya.
Saat ini, dia baru ada waktu melihat pada Cui laan-hoa.
Mata cantik dia penuh dengan kabut, seperti segera akan
ada air mata yang jatuh.
Bersamaan itu dengan garis bibirnya yang iin'lengkung
ke bawah, orang yang sekali melihat sudah t* h u hatinya
sedang hancur. Karena pemandangan yang begitu menakutkan dan
kejam itu, membuat dia lupa posisi kawan dan lawan, dia
hanya tahu satu nyawa yang hidup tiba-tiba menghilang......
Tentu kesedihan dia bukan demi satu nyawa saja, jika
hanya demi seseorang, maka itu bodoh dan sempit seperti
nasionalisme berjiwa sempit yang tidak bisa menerima
orang luar. Kesedihan dia datang dari kejadian yang sepanjang
sejarah tidak berubah sampai sekarang.... yang kuat makan
yang lemah, yang bisa menyesuaikan diri baru bisa hidup.
Coba pikir bukankah hukum alam sangat menakutkan
dan sangat kejam"
Apa lagi ketika kau termasuk dalam golongan lemah
atau tidak bisa menyesuaikan diri.
Di dalam ruangan sedikit pun tidak ada suara.
Mo-to Hoyan Tiang-souw bukan saja sinarnya sudah
menghilang, tetes air mata yang pertanda kematian juga
sudah hilang, sampai mata golok pun sudah menghilang di
dalam sarungnya.
Tapi dia masih merasakan kesedihan dan pilu seberat
gunung...... Dia tidak begitu mengerti, juga tidak merasakan dirinya
ada yang salah.
Tapi dia sangat menghormati dan menikmati udara yang
serius dan misteri seperti ini, maka dia tidak bicara juga
tidak bergerak.
Bagaimana sebenarnya wanita yang cantik ini"
Saat melihat dia, bukan saja dia terpikat oleh
kecantikannya yang tiada duanya itu, juga jelas sekali dia
adalah wanita yang berhati lembut dan halus!
Tapi kenapa dia mengutus orang ingin membunuhku"
Pek-jiu-cian-kiam To Sam-nio bukanlah orang biasa, dia
ingin membunuh ribuan orang, mungkin hanya satu orang
yang tidak bisa dia bunuh.
Jika dari seperseribu orang yang tidak bisa mati itu,
bukan aku Hoyan Tiang-souw, sekarang aku sudah berada
diakhirat, dan tidak berdiri disini.
Tentu lebih-lebih dia tidak akan membunuh Lu Tong.
Jika dia boleh mengutus pembunuh bayaran, buat apa
dia menjadi sedih"
Kenapa dia masih bisa membuat orang merasa dia
adalah orang yang sangat penuh kasih sayang dan lucu"
Dan yang paling penting adalah kenapa dia malah
disandera dan dihina orang"
Benarkah dia telah kehilangan ilmu silatnya"
Masalah ini dia tidak boleh ceroboh sama sekali, maka
Hoyan Tiang-souw menggunakan seluruh kemampuannya
di tambah kepintarannya, dengan teliti memperhatikannya.
Jawabannya, dia benar-benar sedikit pun tidak bisa
bersilat. Walaupun orang tidak bisa bersilat, tetap masih bisa
memerintah pembunuh bayaran, tapi dia sendiri tidak
mungkin dihina orang, dia sendiri pasti sangat pintar,
banyak akalnya.
Tapi kelihatannya dia tidak mirip.
Dia tidak seperti orang yang memiliki kepintar-an,
berkuasa danbanyak siasatnya.
Dia jelas gadis yang sangat cantik penuh kasih sayang
dan sederhana......
Kebiasaan Hoyan Tiang-souw menepuk-nepuk Mo-to di
bawah keteknya dengan dingin berkata: "Apakah kau
sangat kecewa?" Cui Lian-hoa menggelengkan kepala:
"Tidak!"
"Kau berkata tidak, apa maksudnya?"
Pertanyaan aneh seperti ini, hanya Cui Lian-hoa yang
bisa menjawabnya.
"Sebenarnya aku sangat senang, walaupun aku sudah
mendengar di benteng belakang ada suara, tapi aku sama
sekali tidak tahu itu adalah kau, tentu saja juga tidak
terpikirkan kau mau menolongku."
"Punya alasan apa aku tidak menolong wanita yang
dihina orang?"
"Tidak ada." Cui Lian-hoa mulai tersenyum, tiba-tiba dia
seperti kembali lagi kekehidupan manusia, malah
kehidupan manusia di musim semi yang ber-sinar terang, di
kebun bunga yang indah.
Dia kembali berkata:
"Aku bersyukur kali ini kau mau bertindak menolong
jika seperti dulu langsung pergi, maka nasibku sulit
dibayangkan!"
Suara dia dan ekspresi dia, membuat orang yang paling
suka curiga di dunia, jadi tidak akan dan tidak tega
mencurigainya lagi.
Hoyan Tiang-souw mengerutkan alisj tebalnya, seperti
orang yang menelan logam bunuh diri, di dalam perut
terasa berat dan sakit.
Jika menyuruh dia harus menganggap wanita cantik ini
orang yang menyuruh pembunuh bayaran membunuhnya,
dia memberi tahu pada dirinya, sulit dibayangkan juga sulit
bisa dipercaya.
Tapi kenyataannya To Sam-nio pernah muncul, dia pasti
bukan setan dalam mimpi, dia itu sungguhan!
Maka dia mengangkat kepala bersiul panjang, dengan
siulannya dia melepaskan perasaannya yang sulit
dijelaskan. Lalu mendadak meloncat keluar kamar, dalam
sekejap menghilang.....
00 - dw--00 Hoyan Tiang-souw sudah bertekad, harus menyelidiki
masalah ini. Yaitu apakah Cui Lian-hoa penuh kasih sayang seperti
Kwan-im" Atau orang kejam seperti Mo-li" Begitu dia sudah
memutuskan, masalahnya malah menjadi ringan.
Sebab masalah di dunia, sering karena bingung dan tidak
ada tujuan, terasa menjadi sulit.
Jika kau punya tujuan yang jelas, malah mudah
melakukannya. Sekarang Hoyan Tiang-souw juga begitu. Dia
memutuskan diam-diam menyelidiki Cui Lian-hoa, sampai
dia merasa bisa mengambil suatu keputusan.
Maka dia mengerahkan seluruh kemampuan-nya,
pertama menyelidiki di dalam rumah, laki-laki yang hanya
tinggal seorang, Tui-hong-kiam-khek Li Liong.
Sedang yang wanita masih ada seorang pembantu wanita
dan satu gadis pelayan.
Tampang Li Liong dibandingkan Lu Tong jauh lebih
tampan. Walaupun kecurigaan dan tegang di wajahny tidak bisa
ditutupi, tapi dia masih menampilkan dii seorang laki-laki.
Tubuhnya yang tegap, ditambah wajahnya yan; muda
penuh percaya diri, bisa membuat hati wanit. setelah
melihatnya jadi "Dek dek!" an.
Dia mendengar bermacam-macam suara, misal nya
siulan Hoyan Tiang-souw hingga cepat-cepat datanj kesini.
Tapi dia hanya melihat mayat Lu Tong yanj kepalanya
pecah, selain itu hanya ada Cui Lian-hoa yanj cantik.
"Apa yang terjadi?" katanya.
Sorot mata Cui Lian-hoa sama sekali tidak meliha pada
Lu Tong, tapi melihat keluar jendela jawabnya:
"Dia bunuh diri, apa kau tidak bisa melihat-nya?"
"Aku melihatnya." Li Liong berkata, suaranyc sangat
lembut, "tapi dia tidak akan mendadak menjad gila tanpa
sebab bunuh diri! Apa lagi aku masil mendengar siulan
orang lain......"
Cui Lian-hoa berkata:
"Bisakah kau menggambarkan siulan itu?"
"Bisa!" Li Liong berkata, "bagaimana keadaan har. siulan
ini tidak perlu sembarangan menduganya, tapi kekuatan
suaranya bisa membelah batu menembus langit, tenaga
dalamnya kuat sekali. Aku berani jamin burung terbang pun
yang mendengarnya bisa langsung jatuh ke tanah, jika tidak
terluka pasti mati."
"Kau duga siapa orang ini?"
"Aku tidak mau menduganya, katakan saja."
"Jika aku juga tidak tahu?"
"Bagaimana mungkin kau tidak tahu?" suara-nya
mendadak berubah menjadi dingin dan terasa sangat
marah, "walaupun kau melindungi dia, takut dia dikejar
dan dibunuh oleh saudara seperguruanku dari aliran Butong.
Tapi aku beritahu, dia pasti tidak bisa lolos, jika dia
bisa membunuhku."
"Kau bicara apa?" kata Cui Lian-hoa heran. "Aku jujur
memberitahu, aku sudah menyebarkan berita yang amat
jelas, paman guruku pasti bisa tahu seluruh kejadian dan
keadaannya. Jika aku mati, tidak peduli mati di bawah racun ulat
Biauw Cia-sa, atau mati di tangan orang yang ingin kau
lindungi itu, pokoknya mereka jangan harap bisa hidup lagi
satu tahun."
Dia tertawa dingin, tidak sadar membocorkan
kenyataannya. Cui Lian-hoa terkejut dan berkata:
"Apakah begitu kau mendengar siulannya, segera
mengatur ini semua" Tapi siapa orang yang mengeluarkan
si ulan itu" Apakah kau sudah tahu lebih dulu?"
Li Liong menggelengkan kepala:
"Aku tidak tahu, aku hanya melaporkan segala
Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kejadiannya. Aku yakin pada mereka, yaitu saudara
seperguruanku dari aliran Bu-tong, pasti bisa mengandalkan
laporan ini, menyelidiki siapa orang itu!"
Cui Lian-hoa menganggukan kepala dengan lembut
berkata: "Penjelasanmu sangat masuk akal. Tapi jika orang itu
sama sekali tidak ingin membunuhmu, sedangkan kau
sudah menanamkan mala petaka pada dia, apakah kau
tidak merasa bersalah?"
Li Liong tertawa dingin lalu berkata:
"Bagaimana pun aku sudah mau mati, walau pun mati
oleh racun ulatnya Biauw Cia-sa, tapi ada orang
menemaniku mati, itu tidak apa-apa bukan?"
Wajah Cui Lian-hoa segera menjadi pucat, dengan pelan
berkata: "Sungguh tidak disangka kau orang yang begitu egois!"
Sorot mata Li Liong berkilat-kilat, dengan suara yang
amat benci berkata:
"Apakah orang itu tidak egois" dia telah mengalahkan
aku?" "Benar, di dalam hatiku tanpa sebab mendadak jadi
bertambah berat, sebenarnya dia hanya bertemu sekali
denganku, sehalusnya bisa dikatakan orang asing.
Tapi sekarang jadi tidak sama lagi, dia jelas seorang
pendekar, dia tidak minta balasan, bertindak karena sudah
seharusnya, di dalam hati dia mungkin aku orang yang
pantas dibela. Tapi garis besarnya dia tetap memandang aku sebagai
salah satu manusia. Terhadap orang lain, tidak peduli lakilaki
atau perempuan, jika berada dalam kondisi seperti aku,
dia pun akan mengulurkan tangan menolong!"
Li Liong tertawa dingin, berkata:
"Sebenarnya siapa dia" aku seperti jadi idiot, malah
mendesakmu masuk ke dalam pelukannya?"
"Siapa dia tidak penting," jawabnya, wajahnya tampak
kebingungan. Bagaimana dia tidak bingung" Bagaimana dia tidak
bengong" Laki-laki yang gagah perkasa itu, mendadak muncul
mendadak menghilang.
Sepanjang hidupnya hatinya seperti air tenang, tapi
sekarang keadaan hatinya beriak, bergelombang!
"Buat apa kau tahu siapa dia?" Cui Lian-hoa balik
bertanya, "apa kau sungguh-sungguh ingin mencari dia"
Atau kau ingin mengantarkan bahan yang lebih jelas pada
saudara seperguranmu, supaya mereka yang masih hidup di
dunia ini saling bunuh mem-bunuh"'
Tapi Li Liong bersikeras:
"Terserah aku bisa melakukan apa saja, kau hanya perlu
memberitahu padaku saja!"
Cui Lian-hoa menghela nafas:
"Kau sungguh bodoh. Kau berusaha mencari seseorang
musuh yang tadinya bukan musuh, apa untungnya bagimu
atau orang lain?"
Li Liong mengadukan giginya berkata:
"Dia sudah lama jadi musuhku, karena aku tidak bisa
menerima dia hidup di dunia ini. Dan jika setelah orang
mati bakal menjadi setan, aku pun pasti akan mencari dia
untuk bertarung!"
Walaupun orang yang paling tidak berotak, tentu tahu
kenapa Li Liong tidak mau melepaskan musuhnya... I
loyan Tiang-souw.
Tentu saja Cui Lian-hoa tahu, saat itu tidak tahar dia
tersenyum kasihan padanya, bersamaan di" menggelengkan
kepala dan berkata:
"Tidak, aku tidak bisa beritahukan padamu, sebab dia
sama sekali tidak tahu ada musuh yang seperti dirimu ini,
apalagi jika kau menyuruh orang lain diam-diam
membunuh dia, buat dia itu sangat tidak adil!"
"Bagus, tapi kau terpaksa harus berkorban, maksudku
adalah aku bisa melepaskan dia, asal kau mau melakukan
keinginanku! Apakah kau mau melakukannya?"
Sejak zaman dahulu, wanita cantik mana pun tahu
maksud di dalam hati laki-laki.
Juga tahu harus bagaimana melakukannya baru tepat.
Maka Cui Lian-hoa pun tahu maksud di dalam hati dia.
Tapi dia tidak ingin melakukannya.
Masalah antara laki-laki dengan perempuan, asalkan ada
sedikit saja rasa terpaksa, itu jadi tidak berarti.
Tapi kenapa semua laki laki tidak berpikiran demikian"
Jika dia setiap kali harus melakukannya demi sebab
sesuatu, maka apa bedanya dia dengan pelacur yang
dibayar" Li Liong memasang telinga dengan! teliti mendengarkan
keadaan di sekeliling, setelah memastikan tidak ada yang
aneh. Sorot matanya mendadak jadi membara, menatap
pada tubuhnya Cui Lian-hoa, sambil membusungkan dada
berjalan mendekatinya.
Tubuhnya yang tinggi, kakinya panjang, hanya dua
langkah sudah berada di hadapannya, lalu menjulurkan
tangan menarik.
Baju atas Cui Lian-hoa sudah dirobeknya, terlihat tubuh
atasnya yang putih bersih, jika tidak ada kain penutup dada,
maka buah dadanya pasti terlihat jelas.
Cui Lian-hoa tidak menjerit, juga tidak mundur ke
belakang menghindar.
Dia dengan lembut berkata:
"Li Liong, tolong dengarkan satu nasihatku?"
"Nasihat" Jika nyawaku tinggal tiga hari lagi, siapa yang
memerlukan nasihat?"
"Aku mendengar di luar ada suara aneh, ketika Lu Tong
mau memperkosa aku, aku juga pernah memberitahukan
padanya!" Tangan Li Liong menekan pedang sambil tertawa il ingin
berkata: "Jika kau bukan ingin menakut-nakuti, itu paling bagus,
sayang aku tahu di dalam radius sepuluh tombak ini satu
tikus pun tidak ada......"
Tiba-tiba di jendela terlihat satu wajah yang matanya
besar alisnya tebal.
Sepasang matanya yang seperti mata macan itu,
menyorot sinar dingin yang menakutkan.
Li Liong tidak melihatnya, malah masih terus tertawa
dingin dan berkata:
"Biar pun Biauw Cia-sa mendadak pulang, aku
bersumpah akan membunuh dia lebih dulu lalu memakan
kau hidup-hidup."
Cui Lian-hoa pun tidak melihat wajah orang di luar
jendela itu. Satu-satunya yang dia bisa lakukan sekarang, adalah
memejamkan matanya dengan sedih.
Tingkah laki-laki selalu seperti ini, ketika dia
menyukaimu, maka tidak ada apa pun yang bisa
menghalangi dia!
Saat telapak tangan Li Liong yang besar itu hampir
menyentuh leher putihnya Cui Lian-hoa, mendadak
gerakannya berhenti.
Itu karena tiba-tiba di seluruh ruangan terasa penuh oleh
hawa membunuh yang dingin yang sulit digambarkan.
Dinginnya membuat orang tidak tahan sampai
menggigil. Tangan yang dijulurkannya diam tidak ber-gerak, telinga
mata dan otak bersama-sama digunakan. Inilah hasil dia
belatih dengan susah payah selama bertahun-tahun,
sekarang tampak hasilnya.
Dia tahu ada orang yang meloncat masuk ke dalam
melalui jendela, walaupun arahnya di belakang dia,
sehingga tidak terlihat. Tapi gerakannya memberi tahu,
orang itu kira-kira berdiri di belakang dia sejauh delapan
kaki. Siapa pun jika berniat diam-diam menyerang tentu
sebisanya tidak menimbulkan suara. Tapi orang di belakang
ini tidak, malah dengan jelas sengaja mengeluarkan suara.
Di tambah hawa membunuh dingin yang memenuhi
seluruh ruangan.
Orang yang datang ini tentu saja bukan orang biasa.
Begitu Li Liong memutar otaknya, dia sudah berani
bertaruh orang ini adalah orang yang bertarung dengan Lu
Tong. Pedangnya di dalam sarung samar-samar meng gema, ini
hal yang tidak pernah terjadi.
Juga gelagat yang amat berbahaya dan menakutkan.
Jurus pedang, tenaga dalam aliran lurus karena
latihannya sangat dalam di bidang kejiwaannya, maka
orang pesilat tinggi yang bisa mencapai taraf ini, sering
mendapatkan gejala sebelum kejadian terjadi.
Ini termasuk dalam keberhasilan khusus di bidang
kejiwaan. Pesilat pedang biasa tentu tidak bisa melakukan hal ini,
dan dari sini bisa dilihat Tui-hong-kiam-khek adalah orang
yang benar-benar memiliki ilmu tinggi.
Kepala Li Liong tidak menoleh, dia berdiri tegak seperti
patung batu, dengan dingin berkata:
"Siapa kau?"
Orang yang di belakang itu suaranya seperti geledek:
"Hoyan Tiang-souw."
"Ooo, ternyata kau adalah Mo-to itu." Setiap otot setiap
syaraf di seluruh tubuh Li Liong semakin mengencang.
Mo-to Hoyan Tiang-souw pembunuh khusus pesilat
tinggi, goloknya tidak pernah memberi ampun, ini adalah
peristiwa besar di dunia persilatan beberapa bulan ini hal
yang diketahui oleh semua orang. Dengan kata lain, Hoyan
Tiang-souw sudah menjadi orang terkenal.
Dia berkata lagi:
"Rasanya aku tidak kenal denganmu."
"Betul, kita tidak saling kenal. Tapi karena ada Cu Lianhoa
di tengah-tengah, maka masalahnya jad berbeda!"
"Aku mengerti maksudmu!" Li Liong berkata, dar juga
tidak merubah posisinya membelakangi lawan, "Aku selalu
berharap bisa bertemu dengan lawan yang seperti kau ini.
Kau mau percaya atau tidak, pokoknya sekarang
semangatku lebih bergairah padamu dari pada terhadap Cui
Lian-hoa!"
"Mmm, kedengarannya bisa dipercaya.," Hoyan Tiangsouw
berkata, sambil menggoyangkan tangan supaya Cui
Lian-hoa mundur.
Menunggu dia mundur sampai ke sudut, dia baru
melanjutkan perkataannya:
"Sekarang walaupun kau bergairah terhadap dia,
mungkin harus menanyakan dulu pada Mo-to ku!"
Li Liong bersikeras katanya:
"Aku sekarang hanya bergairah padamu."
Suara Hoyan Tiang-souw sangat kasar dan sangat tidak
sungkan: "Jangan banyak omong kosong, kau cabut pedangmu,
maka akupun akan cabut golokku begitu saja, tidak perlu
bicara lagi!" ,
Dia seperti memandang lawannya seorang penakut.
Dalam nada bicaranya seperti memandang lawannya
takutmati sehingga mengulur-ulur waktu.
Li Liong menjadi marah besar, dia merasa penghinaan
ini tidak bisa diterima, sinar berkilau dari pedang panjang
yang dingin sudah keluar dari sarungnya.
Saat ini Mo-to nya Hoyan Tiang-souw pun sudah
bergerak, sarung antik di keteknya pun sudah dilemparkan
ke samping. Begitu goloknya keluar, hawa dingin di ruangan terasa
semakin dingin.
Tubuh Li Liong hanya sedikit tergetar, lalu biasa lagi.
Hoyan Tiang-souw berkata marah: "Jika kau keluaran
dari perguruan besar ternama Bu-tong-pai, kenapa tidak
berani membalikan tubuh berhadapan dengan aku?"
Tadinya Hoyan Tiang-souw tidak tahu jati diri Li Liong,
setelah mendengarkan pembicaraannya dengan Cui Lianhoa
baru dia mengetahuinya.
Di lain pihak, dia juga tahu setiap orang yang takut pada
kekuatan misterius Mo-to (yaitu orang orang yang pernah
melakukan kejahatan), hanya dengan membelakangi Mo-to,
jadi tidak akan sampai di kalahkan.
Li Liong jelas menggunakan cara ini, jadi bisa dilihat dia
pasti orang yang jahat.
Itulah sebabnya Hoyan Tiang-souw segera naik pitam,
amarahnya seperti benda yang berbentuk, menembak keluar
dari ujung alis tebalnya.
Setelah Cui Lian-hoa melihatnya, tidak tahan dia terkejut
dan berkata, suaranya tetap sangat enak di dengar dan
lembut: "Hoyan Tiang-souw, kau jangan terlalu marah, begitu
marah maka jurus golokmu akan timbul kelemahannya!"
Kenyataannya dia malah salah melihat permasalahan.
Hanya Li Liong yang bisa, karena marah ilmu silatnya
jadi timbul kelemahannya.
Tapi buat Hoyan Tiang-souw malah semakin marah
semakin hebat, orang yang tadinya tidak bisa dibunuh, saat
amarahnya mencapai puncak maka dia baru bisa
membunuhnya! "Tutup mulutmu!" bentak Hoyan Tiang-souw
Di dalam hati dia kesal karena Cui Lian-hoa banyak
mulut, begitu amarahnya bertambah, kekuatan Mo-to nya
jadi semakin dahsyat!
Li Liong berturut-turut menarik nafas tiga kali, tapi tetap
tidak bisa menghilangkan rasa takut di dalam hatinya, saat
itu diam-diam dia sangat terkejut, matanya melirik beberapa
kali, memperhitungkan bisa tidak menangkap Cui Lian-hoa
sebagai sandera.
Lalu muncul sebuah siasat, sorot matanya beralih kepada
Cui Lian-hoa dan berkata:
"Cui Lian-hoa, keluarlah dari kamar, hari ini walaupun
aku kalah sampai mati, tapi aku tidak mau dilihat olehmu!"
Cui Lian-hoa berpikir sebentar, merasa kata-katanya
Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
masuk akal, maka dia mau melangkah.
Tapi Hoyan Tiang-souw dengan suara seperti' geledek
menggema: "Jangan bergerak!"
Cui Lian-hoa menurut, dia berdiri tegak seperti ayam
kayu. Hoyan Tiang-souw berkata lagi:
"Begitu kau bergerak maka dia punya kesempatan
menangkapmu. Jika aku salah menduga, aku akan minta
maaf pada dia, sekarang kau hanya perlu memejamkan
mata saja sudah cukup, buat apa kau pergi keluar?"
Cui Lian-hoa mendengar perkataannya lebih masuk akal,
maka dia memejamkan sepasang matanya dan berkata:
"Betul, buat apa aku keluar, asal aku tidak melihatnya
sudah cukup!"
Orang cantik, tidak peduli rupanya bagaimana, wajahnya
bagaimana, semuanya tetap enak dipandang. Tindakan
memejamkan matanya juga demikian. Begitu Hoyan Tiangsouw
tidak konsentrasi, hawa amarahnya jadi menurun.
Li Liong memutar tubuhnya yang tegap, pertama kali
berhadapan muka dengan Mo-to yang menggemparkan
dunia itu. Jika bukan kekuatan golok lawan mendadak turun,
tubuh dia tidak akan bisa dibalikan. Dia menganggukkan
kepala: "Aku sudah bisa melihatmu! Menurut pandang
anku, golokmu sangat bagus, dan jurus goloknya mungkin
lebih bagus dari pada goloknya!"
Hoyan Tiang-souw mengerutkan alis tebalnya, alisnya
hampir menjadi satu, dia berkata: "Kau pergilah!" "Kenapa
aku harus pergi?"
"Golokku dan pedangmu asal sekali bergerak, maka
hanya kau yang mati atau aku yang mati, tidak ada jalan
lain." Li Liong sedikit tertegun.
Walaupun dalam beberapa detik bisa menentukan
kematian, di dalam hati juga tidak tahan terbayang
beberapa kejadian masa lalu.
Salah satunya adalah saat disisi sebuah air terjun,
tubuhnya bergerak seperti walet terbang, di kedua sisi
baliho, menggulung keluar sinar pedang menyabet air
terjun. Di dalam air terjun tidak ada satu benda pun untuk
dijadikan sasaran, yang dia tusuk bukan nyawa, tapi adalah
air yang terjun ke bawah.
Air pasti mengalir ke bawah, air di seluruh dunia juga
begitu. Dengan kata lain, begitu musuh bergerak aku akan
bergerak lebih cepat, walaupun tenaga dalamnya, di dalam
aliran elang di Bu-tong masih belum tinggi, dia harus lebih
cepat dari pikiran lawannya.
Yaitu 'pikiran lawan baru bergerak, aku sudah bergerak
lebih dulu' baru lulus.
Pesilat tinggi dari aliran Elang bisa membunuh musuh
kuat dalam jarak ribuan Li, semudah mem-balikan tangan,
tentu saja ada jurus rahasianya.
Hay... apa yang dikatakan Hoyan Tiang-souw memang
benar, tidak peduli golok yang bergerak atau pedang yang
bergerak, pasti ada satu pihak tumbang, tidak ada jalan lain!
Pikiran dia berputar terus, malah terbenam dalam
kenangan saat latihan pedang di masa lalu, sedikit pun tidak
mengendur. Asal golok lawan bergerak, maka pedang dia bisa dengan
lebih cepat menyerang.
Hoyan Tiang-souw tidak bergerak, maka Li Liong pun
berdiri laksana gunung. souw.
Sekuat tenaga dia ingin membangkitkan semangat
bertarungnya untuk melakukan duel hidup mati, tapi dia
sudah tidak mampu lagi, bukan saja seluruh otot di
tubuhnya sudah kaku, sampai tenaga dalam pun terasa
tersumbat. Akhirnya dia menghela nafas dalam-dalam dan berkata:
"Nama besar Mo-to memang bukan di dapat karena
keberuntungan, seumur hidup aku berlatih ilmu pedang,
tapi satu jurus pedang pun tidak bisa dikeluarkan."
Saat ini Cui Lian-hoa baru membuka matanya, dengan
riang berkata: "Apa kalian tidak bertarung lagi" Bagus sekali!" Hoyan
Tiang-souw berkata:
Tapi kenapa Mo-to lawan yang tidak bergerak, masih
bisa mengeluarkan hawa membunuh dan menekan,
membuat orang semakin merasa tidak berdaya
melawannya"
Apakah dia tanpa menggerakan golok mampu
membunuh musuhnya"
Dua orang itu berdiri saling berhadapan, seperminuman
satu cangkir teh sudah berlalu.
Tiba-tiba Hoyan Tiang-souw menurunkan goloknya ke
bawah, melihat ke sekeliling satu kali, lalu berjalan dengan
langkah besar, memungut sarung goloknya yang ditaburi
dengan permata.
Setelah goloknya masuk ke dalam sarung, hawa di dalam
ruangan segera kembali normal.
Li Liong masih tetap tidak bergerak, sepasang matanya
melotot mengawasi setiap gerakan Hoyan Tiang-
"Tidak bagus, jika kau takut melihat ada oranj yang
mati!" Mata Cui Lian-hoa yang hitam jernili bolak ImIiI
melihat wajah kedua orang itu, lalu s.nuhi menganggukan
kepala berkata:
"Kalian tetap telah menentukan kalali dan menang!
Walau itu bukan harapanku, tapi kej.ulian di dunia selalu
begitu, selalu tidak bisa berbua t apa -apa'"
Dia menghela nafas perlahan, menundukan kepala
membiarkan rambut panjangnya menutupi pemandangan di
depan matanya. Li Liong tersenyum dan berkata:
"Saudara Hoyan, walaupun hari ini aku kilah, walaupun
sulit bisa selamat, tapi di dalam haliku lelap sangat senang!
Paling sedikit aku telah menyaksikan seorang wanita cantik
berbela sungkawa demi aku, sedih demi aku......"
Itulah anehnya laki-laki, sebenarnya jika kalah sampai
mati, apa hubungannya dengan ada tidak adanya wanita
cantik berbela sungkawa dan sedih demi dia"
((OOO>dw Lapangan liar yang hijau membentang tidak terbatas,
bau harum tanah dan pepohonan, masuk ke dalam kelopak
mata, menerpa ke dalam hidung, membuat orang
terlena...... Di bawah ketek kiri Hoyan Tiang-souw masih
mengempit Mo-to, tangan kanan menopang pada satu
pohon besar, dengan kebingungan berkata:
"Kau tidak lelah?"
"Tidak, tidak lelah!" kata Cui Lian-hoa tersenyum.
"Walaupun aku telah melakukan beberapa hal untukmu,
tapi juga sudah membuat hatimu jadi tidak tenang, karena
aku telah membunuh dua orang!"
"Aku sudah melihat semuanya, apakah aku tidak tahu?"
Hoyan Tiang-souw menggaruk-garuk kepala dan berkata:
"Tentu saja kau tahu, maksudku bukankah kau tadinya
merasa sedih?"
"Aku memang sangat sedih......" dia melihat wajah
pemuda itu sedikit berubah, maka berkata lagi, "tapi kau
tidak bisa melihat rasa senangnya aku, karena kau selamat
wal afiat dan gagah perkasa!"
Mulut Hoyan Tiang-souw yang biasanya sulit melongo
sekarang tidak sadar melongo besar. Sesaat baru dia
berkata: "Kau pernah senang seperti ini?"
"Sebenarnya sidit mengatakannya, pernahkah aku
senang demi dirimu" Sekarang aku sendiri pun tidak tahu,
tapi jika kau bisa berjanji padaku, pasti tidak tiba-tiba
melarikan diri, maka aku bisa mendapatkan jawabannya!"
Bau harum yang seperti bunga anggrek, senyum yang
amat cantik, dan perbincangan yang penuh mesra dan
kelicikan......
Sesaat Hoyan Tiang-souw jadi tertegun, seperti mabuk,
seperti idiot. Setelah beberapa saat, baru dengan tingkah dan suara
seperti bersumpah dia mengatakan:
"Aku berjanji, pasti tidak akan mendadak melarikan
diri." "Bagus sekali." Tubuh Cui Lian-hoa menyandar ke atas
pohon besar, sehingga dengan sendirinya menyentuh lengan
dia yang kuat berotot. Dia berkata lagi, "aku benar-benar
sangat takut kau tiba-tiba melari kan diri, entah apa
sebabnya aku bisa takut" Aku sudah melewati beberapa
tahun kehidupan yang susah, masih takut apa lagi?"
Ketakutan yang tidak bisa disebutkan di lubuk hatinya
itu, tampak sekali dari kaki, tangan, seluruh tubuh dan
wajah cantiknya!
Hati Hoyan Tiang-souw jadi lemah, sampai kedua
lengannya yang paling kuat itupun jadi ikut lemah.
Sampai-sampai Mo-to yang dikepit di keteknya juga
hampir jatuh ke bawah.
Tubuh dia yang hangat lembut, bau harum menerpa
hidung, dan perasaan aneh dari sentuhannya, membuat
orang seperti berada di dalam mimpi......
Dia sekuatnya mengadukan giginya supaya dirinya
berdiri tegak dan mantap, supaya bisa meno-pang berat
tubuhnya (sebenarnya dengan berat tubuhnya, dia bisa
sekali tangkap dan melemparkan sejauh dua puluh tombak
jauhnya). Rasa sentuhan itu, seumur hidup dia belum pernah
merasakannya. Darah di dalam tubuhnya terasa mengalir cepat,
perasaannya panas bergelora.
Namun sedikit pun dia tidak mengerti kenapa bisa
begini" Kenapa hanya disentuh dia saja sudah bisa jadi begini"
Apakah seorang laki-laki kalau di sentuh wanita maka
akan terjadi perasaan aneh seperti ini dan mengesankan"
Apakah dia juga sama seperti ini" Jika dia tidak, maka
dia bukankah laki-laki, sama seperti idiot dibohongi"
Walau yang membohongi dia hanya perasaan-nya yang
keterlaluan, tapi pikiran yang dibohongi dipastikan ada.
Tiba-tiba tubuh Cui Lian-hoa bersandar ke dalam
lengannya. Jika saat ini dia melepaskan tangannya, dia tidak
diragukan lagi akan jatuh ke bawah.
Dengan pelan Cui Lian-hoa berkata:
"Tubuhku sedikit pun tidak lelah, tapi hatiku sangat lelah
dan tidak bertenaga. Tapi ini hanya kemarin-kemarin,
sekarang tidak sama, saat ini jiwaku mendadak seperti
menjadi kuat, apakah ini disebabkan olehmu?"
"Aku" Kenapa olehku?" kata Hoyan Tiang-souw
keheranan. "Ku lihat pasti karenamu. Tidak ada orang lain yang bisa
membuat hati dan tubuhku bersemangat seperti sekarang!
Coba kau beritahu, apakah semua karena kekuatan Mo-to?"
"Mo-to?" Hoyan Tiang-souw berpikir dan merasa
kebingungan katanya lagi, "Mo-to sepertinya tidak
mengurusi hal begini, dia hanya mengurus orang jahat yang
tidak bisa diampuni saja!
Jika lawan semakin jahat, maka dia semakin kuat
mungkin karena kau bukan orang jahat" Maka bagaimam
mungkin dia berpengaruh padamu?"
Cui Lian-hoa tertawa dan berkata:
"Bodoh, jika berpengaruh pada yang jahat, mana bisa
kita bicara baik-baik" Tapi jika berpengamh pada yang
baik......apakah dia ada kemungkinan seperti ini?"
Hoyan Tiang-souw dengan tegas berkata: "Tidak ada.
Dia bukan dewa, tidak mungkin memiliki kegunaan hebat
seperti itu."
Cui Lian-hoa sejenak terkejut dan berkata:
"Lalu kenapa saat aku menyandar padamu, hatiku jadi
merasa mantap dan bertenaga" Apakah itu tenagamu
sendiri?" Mulut Hoyan Tiang-souw menganga besar: "Diriku" aku
punya tenaga apa" selain membunuh orang, yang lainnya
aku tidak bisa!"
Dia berhenti sejanak lalu melanjutkan: "Apakah seluruh
wanita cantik memang seperti kau" Khusus membuat orang
jadi bingung, tidak bisa dengan jelas melihat segala hal?"
Cui Lian-hoa menganggukkan kepala: "Tidak salah, ku
dengar sejak zaman dahulu sampai sekarang juga sama
begini! Itulah maksudnya wanita cantik adalah
malapetaka." i
Hoyan Tiang-souw terlolong-lolong beberapa saat baru
berkata: "Maaf, aku masih tidak begitu mengerti maksudmu!"
"Aku juga tidak mengerti. Tapi kita bisa ber-sama-sama
mencari jawabannya, baik tidak?"
Tubuhnya harum hangat, senyumannya seperti bunga,
suaranya seperti kicauan burung.
Sesaat Hoyan Tiang-souw jadi tertegun:
"Kita bersama-sama" Kau berencana bersama sama
berjalan denganku?"
"Tentu saja aku berharap ikut denganmu. Tapi jika kau
merasa tidak leluasa, maka aku masih bisa diam-diam pergi
meninggalkanmu!"
Hay! Tuan langit tua! Dia berkata dia diam-diam akan
pergi meninggalkan, tapi gadis secantik dia ini, kemana bisa
'diam diam' pergi"
Bagaimana dia bisa melanjutkan hidupnya"
Jika dia tidak mau apa-apa" 'apa-apa' ini sebenarnya
'laki-laki'. Hoyan Tiang-souw kembali mengerutkan alis tebalnya,
wajahnya penuh dengan hawa membunuh berkata:
"Jika ada orang berani menghinamu, walaupun terjadi
darah mengalir seperti anak sungai, suara tangisan sampai
Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ribuan Li, itupun karena kelakuan mereka sendiri."
Cui Lian-hoa merasa senang katanya:
"Bagus sekali. Tapi kau belum menyelesaikan katakatamu,
jika masih ada keadaan lain bagaimana?"
Hoyan Tiang-souw membalikan tubuh, mata macannya
melihat jauh ke gunung yang hijau, dan awan putih yang
berubah-rubah, berkata dingin:
"Jika kau adalah bara api, para laki-laki itu hanyalah
serangga terbang yang menerkam api. Maka aku mau
berpikir, sebenarnya penting bara api" Atau lebih penting
serangga terbang!"
Suara dia dinginnya seperti saat Mo-to keluar dar
sarungnya, dia sepertinya sudah tidak bertubuh, tidal
berperasaan, lebih-lebih tidak berhasil atau gagal, terhormat
atau terhina......
Cui Lian-hoa terdiam sejenak, lalu dengan tegas berkata:
"Kau balikan tubuhmu lagi boleh tidak" Aku ingin
melihat matamu, alismu, aku tidak ingin kau melupakan
aku ini siapa! Dan yang paling penting adalah aku ingin kau
tahu siapa aku sebenarnya......"
Bagaimana mungkin dia tidak tahu siapa dia"
Tapi kenapa dia berkata begini"
Siapa sebenarnya dia"
0o@o0 BAB 15 Di dalam rumah selain gelap, sedikit pun tidak ada
suara, sampai nafas dan suara batuk pun lama tidak
terdengar, sepertinya orang-orang di dalam rumah ini sudah
mati semua! Li Poh-hoan sudah cukup lama berdiri di luar rumah, dia
tetap tidak bergerak. Wajah dia yang tampan dan tubuhnya
yang tegap lurus dan tinggi, juga tidak terlihat di dalam
kegelapan malam.
Mendadak dia mendorong membuka pintu rumah,
masuk dengan langkah besar, dan mengeluar-kan batu api
menyalakan lampu dengan sinar redup, tapi cukup
menerangi seluruh rumah.
Di dalam rumah memang tidak ada orang hidup, di atas
lantai walaupun ada dua sosok manusia, tapi semuanya
sudah mati, maka tidak bisa disebut orang, hanya bisa
disebut mayat. Li Poh-hoan dengan teliti memeriksa sejenak, mendadak
dari dalam kantongnya mengeluarkan sebuah benda
berserat warna abu-abu yang dilipat persegi. Sekali
mengayunkan tangannya sudah berubah menjadi jaring
serat selebar dua kaki panjang tiga kaki, lalu memasang
telinga mendengarkan.
Sinar lemahnya seperti malam bintang tidak bersinar,
lima orang diam-diam berjalan mendekati ramah itu.
Di dalam rumah menembus keluar sinar lampu yang
kekuning-kuningan, mungkin masih ada orang belum tidur
di tengah malam ini.
Lima orang itu dibagi menjadi dua kelompok, dua orang
di depan, satu laki-laki satu perempuan, yang di belakang
adalah dua laki laki satu perempuan.
Begitu dua orang yang di depan menghentikan
langkahnya, tiga orang di belakang juga mendekat, berdiri
diam tidak bersuara. Kelihatan dua orang yang di depan
kedudukannya lebih tinggi dari tiga orang yang ada di
belakang. Lemahnya sinar bintang membuat orang tidak bisa
melihat dengan jelas wajah semua orang.
Tapi yang perempuan itu sudah membuka suara, lembut
dan merdunya suaranya, orang yang pernah mendengarnya
pasti tidak bisa lupa dia adalah Pu-couw-siancu.
Wajah yang laki laki itu walaupun sulit bisa dilihat
dengan jelas, tapi suaranya menjelaskan masih sangat
muda, ucapannya cepat dan jelas, rasanya wajah nya tidak
akan buruk. Laki-laki muda itu berkata:
Sebenarnya di luar sedikit suara pun tidak adaj tapi dia
seperti orang lemah syawat penuh curiga, matanya dengan
cepat melihat ke atas tiang atap......
"Siancu, kita sudah memeriksanya, di dalam rumah
sedikit pun tidak ada suara, lebih baik kita masuk saja
melihatnya, bagaimana?"
Suara Pu-couw-siancu manis membuat hati orang
menjadi segar, sambil tertawa lembut dia berkata:
"Baiklah, yang lain berpencar, jika ada orang keluar,
kecuali ada perintah, semua dihadang dan dibunuh!"
Perintah ini sangat tidak berperasaan dan kejam, tapi
diucapkan oleh suara yang manis, sungguh sangat tidak
serasi. Dua laki-laki satu perempuan yang berdiri hormat
menyahut sekali, lalu berpencar bersembunyi di kegelapan
malam. Pu-couw-siancu dan laki-laki muda itu berjalan pelanpelan,
lalu mendorong membuka pintu dan masuk ke dalam
rumah. Di bawah sinar lampu terlihat mata cantik Pu-couwsiancu
seperti air jernih, wajah yang secantik bunga
bersinar-sinar, cantik sekali.
Tapi yang laki-laki muda itupun tampan dan bisa
menarikperhatian semua orang.
Terlihat wajah dia seperti memakai bedak, bibir seperti
memakai lipstik, matanya hitam putih sangat jelas dan juga
lincah, rasanya lebih cantik dari pada wanita cantik, apa
lagi tingkahnya sedikit genit, jadi tampak sedikit lebih
menonjol. Mereka melihat dua mayat di dalam rumah,
memeriksanya dengan teliti, lalu melihat-lihat ke sekeliling,
baru kembali ke sisi meja.
Pu-couw-siancu duduk di kursi, laki-laki tampan itu
berdiri disisinya.
Pu-couw-siancu berkata: "Liong Siang-yang, kau ingin
berkata apa?" Laki-laki tampan itu dengan lembu t berkata:
"Siancu, jika bicaraku salah, tolong jangan salahkan aku!"
Pu-couw-siancu menganggukan kepala, lalu mengangkat
kepala melihat-lihat ke atas ke setiap tiang atap.
Tapi gerakan dia ini selain tidak ada penjelasan, juga
tidak ada ekspresi.
Maka pikiran dan perasaan apa yang ada di dalam
hatinya, siapa pun tidak bisa tahu.
Sambil tertawa Liong Siang-yang berkata menjilat:
"Siancu, dua orang ini pesilat tinggi. Yang satu mati karena
memukul kepalanya sendiri, yang satunya lagi di bunuh
oleh hawa pedang. Jika mereka bukan pesilat tinggi, maka
yang satu sulit bisa meng-hancurkan kepala sendiri, yang
satunya lagi juga tidak pantas dibunuh oleh 'hawa pedang'
ilmu silatyang sangat tinggi ini!" Pu-couw-siancu berkata:
"Betul sekali, tapi siapa yang membunuh mereka"
Sudah berapa lama dia pergi" Kita bisa mengejarnya
tidak" Bagaimana keadaan kakakku?" ,
Sederetan pertanyaan yang sulit dijawab.
Liong Siang-yang berpikir sejenak lalu berkata: "Aku
tidak tahu siapa yang membunuh mereka, tapi mayatnya
sudah dingin, itu bisa dilihat orangnya sudah lama pergi.
Tapi......"
Mendadak dia mengangkat kepala melihat-lihat pada
tiang atap, baru berkata:
"Tapi pembunuhnya mungkin sudah pergi jauh, juga
mungkin masih ada disini, terhadap hal ini aku tidak
yakin!" Pu-couw-siancu terdiam menundukan kepala, menutupi
matanya yang mendadak menyorot sinar tajam dan dingin.
Dia terkejut oleh kehebatan ilmu silat Liong Siang-yang
dan kemampuan penyelidikannya yang sangat teliti.
Sebenarnya siapa pun ingin anak buahnya
berkemampuan tinggi, tapi Liong Siang-yang adalah
wakilnya, kedudukannya sama dengan To Sam-nio dulu.
Maka keadaannya jadi berbeda!
Dia mengangkat kepalanya sedikit, ekspresinya selain
khawatir juga kesepian.
Liong Siang-yang melihat sampai matanya berkedipkedip,
baru berkata: "Siancu kau kenapa" Kau merasa keadaannya sangat
tidak menyenangkan?"
Terdengar suara Pu-couw-siancu yang sangat sedih dan
berkata: "Benar, aku merasa keadaannya sangat tidak
menyenangkan, kukira ini siasatnya Biauw Cia-sa. sampai
To Sam-nio pun sudah celaka."
Liong Siang-yang keheranan:
"Ternyata kau mengutus dia kesini untuk melindungi
kakakmu. Tapi kenapa dia tidak ada disini" Walaupun dia
sudah dicelakai oleh Biauw Cia-sa, seharusnya ada jejaknya
walaupun sedikit!"
"Justru karena sedikit jejak pun tidak ada, aku jadi
khawatir." Pu-couw-siancu berkata, "yang paling aku
khawatirkan adalah di kemudian hari aku bertemu dengan
dia, tapi dia terluka, dengan demikian jadi menjelaskan
kenapa dia datangnya lebih telat dari pada kita."
Liong Siang-yang berguman:
"Betul, betul! Sebenarnya dia sudah datang kesini,
sebelum kejadian juga sudah bicara dengan Biauw Cia-sa,
sehingga kakakmu hilang misterius, anak buahnya Biauw
Cia-sa juga tewas. Kita bukan saja sia-sia kemari, mungkin
masih ada musuh yang tidak diketahui......"
"Muncul musuh yang tidak diketahui, walau pun tidak
bagus. Tapi saat ini yang paling aku khawatir kan adalah
kakakku!" Liong Siang-yang melihat dia sangat depresi, dan
tidak pura-pura, dia jadi merasa keheranan:
"Kau masih memikirkan kakakmu" Aku ingat pada suatu
kali guru pernah mengatakan, pikiran di antara kalian
kakak beradik sudah tidak nyambung lagi, kau tidak akan
merindukan dia lagi, malah di dalam mimpi pun kau tidak
akan bertemu dengan dia. Tapi sekarang kau......"
Pu-couw-siancu menghelah nafas pelan:
"Jika dia tidak dalam keadaan bahaya, tentu aku
tidak akan memikirkan dia......" ^
Hemm, aku memang tidak memikirkan dia. Tapi buat
apa kau tahu" Pikiran di dalam hatinya Pu-couw-siancu,
sedikit pun tidak mempengaruhi ekspresi kesedihan di
wajahnya. Ketua Tong-to-bun Sen Hai-kun tentu merawat mu
seperti merawat aku dulu bukan" Kau mungkin akan
mengambil alih kedudukanku, maka guru memberitahukan
rahasiaku, apakah begitu"
Tapi mengenai mengambil alih kedudukan dia masih ada
waktu untuk mengatasinya, hal terpenting sekarang adalah
hawa membunuh yang datang dari atas itu.
Orang yang mampu menimbulkan hawa membunuh
yang dingin ini, di dunia sangat sedikit.
Hoyan Tiang-souw dan Li Poh-hoan bisa termasuk ke
dalam hitungan ini.
Jika dia Li Poh-hoan, maka masalah akan lebih sulit dan
akan menghabiskan banyak pikiran untuk menghadapinya!
Dengan sebelah tangan menopang dagunya, bayangan
sikutnya di atas meja hitam sangat putih dan licin.
Bibir dia tidak bergerak, mata pun tidak bergerak. Tapi
dari pusarnya berkumpul segulung arus panas, seperti bola
api. Jika itu bola api betulan, mungkin perut siapa pun tidak
bisa menampungnya.
Ketika bola api ini panasnya sampai pada taraf yang
paling tinggi, tiba-tiba penglihatannya berubah seperti ada
seperti tidak ada.
Dengan kata lain, bola api ilu memang nyata ada, tapi
juga seperti bayangan yang tidak nyata.
Saat ini otak Pu-couw-siancu sedikit pun tidak berpikir
pada hal lain, ketika tubuhnya mulai bergerak,
bayangannya muncul lagi, lalu dia seperti berkata pada
orang lain dengan pikirannya, dia berkata:
"Aku ingin kau menempuh bahaya!"
Dalam pikirannya, dia tidak tahu, bagian yang mana
mengeluarkan jawaban. Jawabannya adalah:
"Siancu silahkan katakan, tentu aku harus menuru
tperintah menempuh bahaya i tu!'
'Pikiran' dia berkata lagi:
"Aku ingin kau memancing keluar musuh yang tidak
terlihatitu. Kau mungkin sudah tahu maksudku!" "Aku
tahu!" kata suara misterius itu. "Bagus, lakukanlah. Kau
boleh menggunakan cara yang paling lihay, tapi ingat kau
harus bisa ber-tahan sampai lima jurus. Jika kurang dari
lima jurus mungkin aku tidak akan sempat
datangmembantu!"
"Jika aku sampai tidak mampu bertahan lima jurus, aku
Rahasia Peti Wasiat 10 Rajawali Lembah Huai Karya Kho Ping Hoo Memburu Iblis 5
digambarkan. Tapi yang lebih hebat masih ada di belakang.
Karena pedang Hui-kong-kui-li dijepit, dengan
sendirinya tubuh dia bergerak ke kanan ingin melepaskan
pedang, namun gerakannya malah menyambut serangan
golok sabitnya Sang-cian-kui-li.
Perawakan Sang-cian-kui-li paling pendek dan kecil di
antara semua orang, namun golok sabit di tangannya malah
berat dan panjang, suara goloknya membelah angin,
suaranya sangat mengerikan.
Serangan goloknya terlihat penuh tenaga, sangat
dahsyat. Hui-kong-kui-li melihat sinar golok yang menghampiri
dan mendengar suara golok yang begitu dahsyat, dia jadi
terkejut dan berteriak:
"Hati hati, ini aku......"
Suaranya masih berkumandang, dadanya sudah terkena
golok. Meminjam tenaga lawan mencabut pedang, tubuh Kumu
melayang ke samping, dengan posisi tetap masih
terlentang di udara.
Pada saat ini dia masih dengan entang tertawa dan
berkata: "Orang sendiri pun dibunuh tanpa kasihan, perbuatan ini
sungguh tidak bisa diterima......"
Dia mengolok Hui-kong-kui-li yang dibacok oleh golok
sabit itu. Tapi tawanya mendadak terhenti di tengah-tangah, sebab
dia melihat Hui-kong-kui-li bukan saja dadanya tidak
berlumuran dada, malah dengan kecepatan yang sulit
dipercaya menghadang jalan dia.
Dalam desingan ujung pedang, membentuk tujuh titik
bintang dingin, dengan cepat menyerang tujuh jalan darah
besar di sebelah kanan tubuhnya.
Pu-couw-siancu yang berada di luar kalangan, bisa
melihat ketika golok sabit akan mengenai Hui-kong-kui-li,
golok sabit itu dengan cepat berputar, maka yang mengenai
adalah punggung golok bukan mata goloknya.
Sehingga Hui-kong-kui-Ii bukan saja tidak terluka atau
mati, malah bisa lebih cepatmenghadang musuhnya.
Semua tidak di luar dugaan, walaupun Giam-lo-kangpat-
kui-li menggemparkan seluruh pesilat tinggi di dunia,
tapi mereka tetap saja manusia bukan setan!
Ilmu silat mereka walaupun harus diakui sangat tinggi
dan menakutkan, tapi bagaimana pun tenaganya tidak bisa
melebihi kekuatan seorang manusia, maka pasti ada cara
mengatasinya! Pu-couw-siancu tersenyum, terlihat tubuh tuan Ku-mu
mendadak jatuh ke lantai.
Hal ini membuat tujuh serangan pedang Hui-kong-kui-li
semua tidak mengenai sasaran.
Tubuh tuan Ku-mu seperti kapas, menyentuh lantai
tanpa bersuara.
Sekali meluncur maka berubah jadi posisi berdiri.
Semua serangan Kui-li mendadak berhenti, setiap orang
seperti kesurupan, semua orang tampak* terasa seperti
patung pahatan. *
Satu tangan Ku-mu menunjuk langit, satu tangan lagi
menunjuk bumi. Jurus ini adalah Wie-go-tok-cun (Hanya aku satu yang
terhormat) laksana alam semesta. Sejak dulu sampai yang
akan datang hanya ada 'aku' seorang!
Gin-sie-kui-li bersiul keras tiga kali, tapi siulannya
semakin ke belakang semakin lemah.
Pancaran hawa yang tadinya amat keji, dahsyat, laksana
singa es bertemu dengan matahari, dengan cepat menjadi
cair. Pu-couw-siancu tertawa dan berkata: "Sudah, sudahlah!
Sandiwara kalian tidak akan bisa menipuku. Kenapa kedua
belah pihak tidak mengerahkan jurus mematikan yang
sebenarnya" Apakah takut aku mencuri ilmu kalian?"
Mata tuan Ku-mu menatap tajam pada Gin-sie-kui-li,
mulurnya menjawab:
"Buat apa kita bertarung mati-matian, kita melakukan
ini, siapa yang untung?"
Gin-sie-kui-li menatap tajam Ku-mu, matanya berkedip
pun tidak, dengan keras berkata:
"Betul, jika kita bertarung sampai ada yang menang dan
ada yang mati, siapa yang paling beruntung?"
Kata Pu-couw-siancu:
"Siapa yang paling beruntung sekarang masih belum
tahu. Tapi orang yang paling tidak beruntung anak kecil
juga tahu, orang itu adalah aku!"
Dia mengatakan ini dengan wajah dan suara yang seperti
terhina dan disalahkan.
Membuat kecantikan dia bertambah menarik.
Tuan Ku-mu berkata:
Dalam desingan ujung pedang, membentuk tujuh titik
bintang dingin, dengan cepat menyerang tujuh jalan darah
besar di sebelah kanan tubuhnya.
Pu-couw-siancu yang berada di luar kalangan, bisa
melihat ketika golok sabit akan mengenai Hui-kong-kui-li,
golok sabit itu dengan cepat berputar, maka yang mengenai
adalah punggung golok bukan mata goloknya.
Sehingga Hui-kong-kui-li bukan saja tidak terluka atau
mati, malah bisa lebih cepat menghadang musuhnya.
Semua tidak di luar dugaan, walaupun Giam-lo-kangpat-
kui-li menggemparkan seluruh pesilat tinggi di dunia,
tapi mereka tetap saja manusia bukan setan!
Ilmu silat mereka walaupun harus diakui sangat tinggi
dan menakutkan, tapi bagaimana pun tenaganya tidak bisa
melebihi kekuatan seorang manusia, maka pasti ada cara
mengatasinya! Pu-couw-siancu tersenyum, terlihat tubuh tuan Ku-mu
mendadak jatuh ke lantai.
Hal ini membuat tujuh serangan pedang Hui-kong-kui-li
semua tidak mengenai sasaran.
Tubuh tuan Ku-mu seperti kapas, menyentuh lantai
tanpa bersuara.
Sekali meluncur maka berubah jadi posisi berdiri.
Semua serangan Kui-li mendadak berhenti, setiap orang
seperti kesurupan, semua orang tampak; terasa seperti
patung pahatan.
Satu tangan Ku-mu menunjuk langit, satu tangan lagi
menunjuk bumi. Jurus ini adalah Wie-go-tok-cun (Hanya aku satu yang
terhormat) laksana alam semesta. Sejak dulu sampai yang
akan datang hanya ada 'aku' seorang!
Gin-sie-kui-li bersiul keras tiga kali, tapi siulannya
semakin ke belakang semakin lemah.
Pancaran hawa yang tadinya amat keji, dahsyat, laksana
singa es bertemu dengan matahari, dengan cepat menjadi
cair. Pu-couw-siancu tertawa dan berkata: "Sudah, sudahlah!
Sandiwara kalian tidak akan bisa menipuku. Kenapa kedua
belah pihak tidak mengerahkan jurus mematikan yang
sebenarnya" Apakah takut aku mencuri ilmu kalian?"
Mata tuan Ku-mu menatap tajam pada Gin-sie-kui-li,
mulutnya menjawab:
"Buat apa kita bertarung mati-matian, kita melakukan
ini, siapa yang untung?"
Gin-sie-kui-li menatap tajam Ku-mu, matanya berkedip
pun tidak, dengan keras berkata:
"Betul, jika kita bertarung sampai ada yang menang dan
ada yang mati, siapa yang paling beruntung?"
Kata Pu-couw-siancu:
"Siapa yang paling beruntung sekarang masih belum
tahu. Tapi orang yang paling tidak beruntung anak kecil
juga tahu, orang itu adalah aku!"
Dia mengatakan ini dengan wajah dan suara yang seperti
terhina dan disalahkan.
Membuat kecantikan dia bertambah menarik.
Tuan Ku-mu berkata:
Dalam desingan ujung pedang, membentuk tujuh titik
bintang dingin, dengan cepat menyerang tujuh jalan darah
besar di sebelah kanan tubuhnya.
Pu-couw-siancu yang berada di luar kalangan, bisa
melihat ketika golok sabit akan mengenai Hui-kong-kui-li,
golok sabit itu dengan cepat berputar, maka yang mengenai
adalah punggung golok bukan mata goloknya.
Sehingga Hui-kong-kui-li bukan saja tidak terluka atau
mati, malah bisa lebih cepat menghadang musuhnya.
Semua tidak di luar dugaan, walaupun Giam-lo-kangpat-
kui-li menggemparkan seluruh pesilat tinggi di dunia,
tapi mereka tetap saja manusia bukan setan!
Ilmu silat mereka walaupun harus diakui sangat tinggi
dan menakutkan, tapi bagaimana pun tenaganya tidak bisa
melebihi kekuatan seorang manusia, maka pasti ada cara
mengatasinya! Pu-couw-siancu tersenyum, terlihat tubuh tuan Ku-mu
mendadak jatuh ke lantai.
Hal ini membuat tujuh serangan pedang Hui-kong-kui-li
semua tidak mengenai sasaran.
Tubuh tuan Ku-mu seperti kapas, menyentuh lantai
tanpa bersuara.
Sekali meluncur maka berubah jadi posisi berdiri.
Semua serangan Kui-li mendadak berhenti, setiap orang
seperti kesurupan, semua orang tampak terasa seperti
patung pahatan. '
Satu tangan Ku-mu menunjuk langit, satu tangan lagi
menunjuk bumi. Jurus ini adalah Wie-go-tok-cun (Hanya aku satu yang
terhormat) laksana alam semesta. Sejak dulu sampai yang
akan datang hanya ada 'aku' seorang!
Gin-sie-kui-li bersiul keras tiga kali, tapi siulannya
semakin ke belakang semakin lemah.
Pancaran hawa yang tadinya amat keji, dahsyat, laksana
singa es bertemu dengan matahari, dengan cepat menjadi
cair. Pu-couw-siancu tertawa dan berkata: "Sudah, sudahlah!
Sandiwara kalian tidak akan bisa menipuku. Kenapa kedua
belah pihak tidak mengerahkan jurus mematikan yang
sebenarnya" Apakah takut aku mencuri ilmu kalian?"
Mata tuan Ku-mu menatap tajam pada Gin-sie-kui-li,
mulutnya menjawab:
"Buat apa kita bertarung mati-matian, kita melakukan
ini, siapa yang untung?"
Gin-sie-kui-li menatap tajam Ku-mu, matanya berkedip
pun tidak, dengan keras berkata:
"Betul, jika kita bertarung sampai ada yang menang dan
ada yang mati, siapa yang paling beruntung?"
Kata Pu-couw-siancu:
"Siapa yang paling beruntung sekarang masih belum
tahu. Tapi orang yang paling tidak beruntung anak kecil
juga tahu, orang itu adalah aku!"
Dia mengatakan ini dengan wajah dan suara yang seperti
terhina dan disalahkan.
Membuat kecantikan dia bertambah menarik.
Tuan Ku-mu berkata:
"Gin-sie, kalian betul-betul tergiur kecantikannya"
Sampai rela kehilangan kepercayaan?"
"Tidak seluruhnya demi kecantikan, Sen Hai-kun juga
satu sebab yang sangat penting.'
"Ceek ceek!" tuan Ku-mu berkata, "Keberanian kalian
sungguh tidak kecil, malah bermimpi melawan Sen Haikun......"
"Orang yang sampai kau pun tidak berani
menyentuhnya, tentu saja kami pantas mencobanya."
Tuan Ku-mu menggelengkan kepala:
"Kalian salah! Apakah kalian tahu aku puluhan tahun
berbisnis memperkenalkan pembunuh bayaran, kenapa
sampai sekarang masih bisa hidup?"
Dia berhenti sejenak, tapi tidak lawan menduga nya. Dia
sendiri melanjutkan:
"Aku masih bisa hidup sekarang, bukan mengandalkan
ilmu silat, tapi mengandalkan otak. Setiap kali aku
menerima bisnis, pasti aku menyelidiki dulu dengan jelas,
sehingga aku tahu harus mengutus siapa menjalankan
tugasnya."
Gin-sie-kui-li berkata:
"Kami tidak berniat merebut usahamu, maka cara kau ini
tidak ada gunanya pada kami!"
"Tapi besar hubungannya dengan hidup mati, terhina
atau terhormatnya kalian, kalian selain tidak tahu siapa Sen
Hai-kun sebenarnya, dan juga tidak tahu dia memiliki ilmu
apa saja, kalian sembarangan mencari dia, jika memang
menggembirakan, tapi jika kalah akibatnya tidak
terbayangkan!"
Wajah tampan Touw-tiok-kui-li tampak tawa keji.
Dia menyela: "Kami bersaudara sejak menginjakan kaki di dunia
persilatan, tidak terhitung banyaknya orang yang sudah
kami bunuh, pesilat tinggi mana pun sulit menghindar nasib
sialnya jika bertemu dengan kami. Hal-hal begini kau yang
paling tahu, kulihat tidak perlu lagi satu persatu
mengingatkanmu?"
"Tentu saja tidak perlu, tentu saja tidak perlu!" Ku-mu
berkata, "malah sebaliknya aku harus memperingatkan
dirimu. Dalam begitu banyak tugas, sasarannya sudah aku
selidiki dengan teliti sekali, juga aku yang memutuskan
paling cocok bisnisnya diserah-kan pada kalian, maka baru
aku mencari kalian. Sehingga kalian bisa sukses melakukan
tugas." Teori ini sebenarnya sangat mudah dan jelas, Pat-kui-li
tidak bersuara.
Pu-couw-siancu tertawa, lalu berkata:
"Lalu bagaimana dengan aku" Kau menyewa mereka
menjadi pengawal, apakah sudah menyelidikinya dengan
jelas, tahu mereka pasti bisa mengalahkan aku?"
Ku-mu tertawa pahit berkata:
Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Tadinya bermaksud begitu. Tapi aku terlewatkan satu
macam, yaitu kecantikanmu. Sebenarnya tidak seharusnya
aku terlewatkan ini. Sebab aku yang sebatang balok kayu
pun bisa tergerak, apalagi orang lain tentu saja juga bisa."
Pu-couw-siancu mengangkat bahu dan berkata: "Ini yang
disebut orang pintar memikirkan seribu hal pasti
terlewatkan satu. Walaupun kau telah beribu-ribu kali
menghitungnya, juga tidak bisa menjamin ada beberapa hal
yang tidak terhitung!"
"Gin-sie, kalian betul-betul tergiur kecantikannya"
Sampai rela kehilangan kepercayaan?"
"Tidak seluruhnya demi kecantikan, Sen Plai-kun juga
satu sebab yang sangat penting.'
"Ceek ceek!" tuan Ku-mu berkata, "Keberanian kalian
sungguh tidak kecil, malah bermimpi melawan Sen Haikun......"
"Orang yang sampai kau pun tidak berani
menyentuhnya, tentu saja kami pantas mencobanya."
Tuan Ku-mu menggelengkan kepala:
"Kalian salah! Apakah kalian tahu aku puluhan tahun
berbisnis memperkenalkan pembunuh bayaran, kenapa
sampai sekarang masih bisa hidup?"
Dia berhenti sejenak, tapi tidak lawan menduga nya. Dia
sendiri melanjutkan:
"Aku masih bisa hidup sekarang, bukan mengandalkan
ilmu silat, tapi mengandalkan otak. Setiap kali aku
menerima bisnis, pasti aku menyelidiki dulu dengan jelas,
sehingga aku tahu harus mengutus siapa menjalankan
tugasnya."
Gin-sie-kui-li berkata:
"Kami tidak berniat merebut usahamu, maka cara kau ini
tidak ada gunanya pada kami!"
"Tapi besar hubungannya dengan hidup mati, terhina
atau terhormatnya kalian, kalian selain tidak tahu siapa Sen
Hai-kun sebenarnya, dan juga tidak taViu dia memiliki ilmu
apa saja, kalian sembarangan mencari dia, jika memang
menggembirakan, tapi jika kalah akibatnya tidak
terbayangkan!"
Wajah tampan Touw-tiok-kui-li tampak tawa keji.
Dia menyela: "Kami bersaudara sejak menginjakan kaki di dunia
persilatan, tidak terhitung banyaknya orang yang sudah
kami bunuh, pesilat tinggi mana pun sulit menghindar nasib
sialnya jika bertemu dengan kami. Hal-hal begini kau yang
paling tahu, kulihat tidak perlu lagi satu persatu
mengingatkanmu?"
"Tentu saja tidak perlu, tentu saja tidak perlu!" Ku-mu
berkata, "malah sebaliknya aku harus memperingatkan
dirimu. Dalam begitu banyak tugas, sasarannya sudah aku
selidiki dengan teliti sekali, juga aku yang memutuskan
paling cocok bisnisnya diserah-kan pada kalian, maka baru
aku mencari kalian. Sehingga kalian bisa sukses melakukan
tugas." Teori ini sebenarnya sangat mudah dan jelas, Pat-kui-li
tidak bersuara.
Pu-couw-siancu tertawa, lalu berkata:
"Lalu bagaimana dengan aku" Kau menyewa mereka
menjadi pengawal, apakah sudah menyelidikinya dengan
jelas, tahu mereka pasti bisa mengalahkan aku?"
Ku-mu tertawa pahit berkata:
"Tadinya bermaksud begitu. Tapi aku terlewatkan satu
macam, yaitu kecantikanmu. Sebenarnya tidak seharusnya
aku terlewatkan ini. Sebab aku yang sebatang balok kayu
pun bisa tergerak, apalagi orang lain tentu saja juga bisa."
Pu-couw-siancu mengangkat bahu dan berkata: "Ini yang
disebut orang pintar memikirkan seribu hal pasti
terlewatkan satu. Walaupun kau telah beribu-ribu kali
menghitungnya, juga tidak bisa menjamin ada beberapa hal
yang tidak terhitung!"
Sorot matanya berpindah pada Gin-sie dan kawankawannya,
sambil tersenyum manis berkata:
"Bunuhlah dia, sebenarnya kalian tidak usah merasa
takut, sebab aku pasti tidak bisa lolos dari cengkraman
kalian, semua ini sudah diperhitungkan oleh Ku-mu!"
Wajah Gin-sie-kui-li jadi serius dan tampak semakin
dingin. Lalu mengangkat kepala, bersiul panjang keras dan
dingin. Siulannya mula-mula hanya menusuk telinga dan
menakutkan, tapi karena tujuh Kui-li lainnya juga
mendadak bersama-sama bersiul dan berteriak, maka
suaranya segera menjadi seperti suara neraka, mem-buat
hati orang seperti melayang, juga berdebar-debar.
Di dunia, suara merupakan sebuah tenaga yang
misterius. Banyak aliran, tidak peduli yang lurus atau yang sesat,
pasti memiliki cara menggunakan tenaga misterius melalui
suara. Seluruh sajak yang memuja keindahan, atau doa sesat
semuanya tergolong ini.
Suara gabungan dari Pat-kui-li, dalam sekejap sudah
penuh oleh rasa dingin dan angker, membuat bulu kuduk
orang berdiri, di dalam kepala terbayang bermacam-macam
pemandangan mengerikan.
Pu-couw-siancu pun merasa ketakutan sampai tubuhnya
mengerut, malah sepasang tangannya juga dilipatkan.
Tuan Ku-mu masih tetap seperti batang kayu yang tidak
bernyawa, masih tetap berposisi satu tangan menunjuk
langit satu tangan menunjuk bumi yaitu jurus Wie-go-tokcun.
Pisau salju yang menonjol keluar dari sepasang lengan
bajunya mengeluarkan sinar berkilauan.
Dia sepertinya tidak terpengaruh oleh 'suara' itu, rupanya
dia sangat mengerti tentang kemampuan-nya Pat-kui-li,
maka dia pun punya cara menahannya.
Tidak seperti Pu-couw-siancu tampak segera
terpengaruh. Tiba-tiba sepasang tangan Gin-sie-kui-li mengadukan
sepasang gembrengannya, mengeluarkan suara yang
menggetarkan bumi.
Pu-couw-siancu terkejut dan meloncat ke atas setinggi
dua kaki, sebenarnya dia jelas-jelas melihat orang ini
membunyikan gembrengannya, tahu pasti akan timbul
suara keras, tapi tetap saja tidak tahan dan meloncat ke
atas. Memang tuan Ku-mu tidak membohong, dia benar-benar
tahu paling bagus mencari siapa untuk menghadapi Pucouw-
siancu. Tapi alis Tuan Ku-mu sendiri sedikitpun tidak bergerak.
Jika ilmu dia sudah sampai ke tingkat seperti batang
kayu kering, maka suara dan keadaan apa pun di luar tentu
saja tidak bisa melukai dia.
Tapi jika dia sudah jadi batang kayu kering, lalu
bagaimana mungkin bisa timbul pikiran yang bukan bukan
pada Pu-couw-siancu"
Gin-sie-kui-li mengangkat tinggi-tinggi sepa-sang
gembrengannya, siulan kerasnya tidak terputus.
Tujuh Kui-li lainnya masing-masing mengambil posisi,
siulan dan teriakan bekerja sama dengan gerakannya, sesaat
di sekeliling seperti angin dingin bertiup, cuaca menjadi
gelap. Membuat orang seperti jatuh ke dalam neraka.
Pu-couw-siancu mundur dan mundur lagi, sampai
punggungnya menempel ke dinding, baru berhenti karena
tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
Tampang ketakutannya, membuat orang yang
melihatnya jadi timbul rasa kasihan.
Saat ini Sam-ciat-kun Yu-poan-kui-li, pedang panjangnya
Hui-kong-kui-li, golok sabitnya Sang-cian-kui-li, kapak
bajanya Kui-can-kui-li, empat macam senjata bersama-sama
menyerang. Sesaat hawa membunuh terasa dingin sekali, angin
bergulung-gulung.
Dan kali ini kedahsyatan serangan bersama-samanya,
lebih lihay satu kali lipat lebih dari yang tadi.
Sekarang mereka baru mengerahkan kemampuan
aslinya, wajah masing-masing terlihat seperti setan jahat,
gerakannya juga secepat setan, dalam sekejap setiap orang
telah menyerang tiga jurus lebih.
Sinar golok hawa pedang, angin tongkat bayangan
kapak, bergerak dalam keadaan malang melintang.
Tuan Ku-mu itu malah masih tetap seperti kayu kering,
tetap masih dalam posisi jurus Wie-go-tok-cun.
Malah sampai bola matanya pun tidak bergerak.
Jurus pertama kapak baja dari Kui-can-kui-li membacok
kepala, tapi serangan kapaknya hanya maju satu depa,
karena menemukan arah dan tempatnya salah, maka dia
segera merubah menjadi jurus Heng-sau-cian-kun
(Menyapu melintang ribuan tentara).
Tapi gerakannya tetap masih kurang tepat. Kelihatannya
serangan kapak ini bukan saja tidak bisa mengancam
musuh, malah sebaliknya menghalangi serangan golok
Sang-cian-kui-li, membuat salah salah dari mereka malah
bisa melukainya.
Maka dalam sekali teriakannya berubah menjadi gerakan
'pukul' dan 'tabrak'.
Pukul adalah memukul pisau yang menonjol di lengan
baju musuh, yang ditabrak adalah menotok titik penting di
dada dan perut musuh.
Namun baru saja menggerakan kapak, pedang
panjangnya Hui-kong-kui-li tepat menghadang di depan
kapak. Tentu saja Kui-can-kui-li sendiri tahu Hui-kong-kui-li
tidak sengaja, seperti dirinya sendiri, setiap jurus dirasakan
salah dan terpaksa merubahnya.
Walaupun dia tahu, juga memaafkan kesalahan Huikong-
kui-li, tapi kenyataan adalah kenyataan, memaafkan
tidak bisa merubahnya.
Terlihat kapak baja "Traang!" memukul miring pedang
panjang, tubuh Hui-kong-kui-li tergetar ber-putar ke
samping, tapi tepat menabrak Sam-ciat-kun "Buuk!" tepat
mengenai dada dia.
Tenaga dalam Hui-kong-kui-li pecah terpukul Sam-ciatkun,
dadanya sakit sekali, berturut-turut memuntahkan
darah segar, orangnya pun terlontar mundur sepuluh
langkah lebih baru jatuh ke bawah.
OOoodeooOO BAB 13 Yu-poan-kui-li yang menggunakan senjata Sam-ciat-kun
dengan keras berteriak:
"Aku kesal sekali......" dia menggetarkan sepasang
tangannya, Sam-ciat-kun menyerang laksana angin, terbang
berputar datang menyapu.
Tadi karena dia tidak bisa memecahkan pertahanan Kumu,
maka buru-buru merubahjurus-nya.
Siapa tahu di tengah jalan Hui-kong-kui-li datang
menabrak, tenaga serangan tongkat ini amat luar biasa, juga
bukan jurus hebat meminjam tenaga lawan, jurus keahlian
mereka biasanya, maka dia tahu luka Hui-kong-kui-li pasti
parah sekali. Semua masalah ditimbulkan oleh Ku-mu, maka
amarahnya pun tentu dilampiaskan pada Ku-mu.
Tapi ketika dia sekuat tenaga menyerang, telinganya
malah mendengar perintah mundur dari Gin-sie-kui-li.
Perintah itu dikeluarkan dari perubahan suara siulan,
orang luar sama sekali tidak mengerti juga tidak bisa
menduga. Yu-poan-kui-li mendengar perintah ini, sekali berteriak,
dia mengerahkan tenaga sepasang tangan, memaksa
menghentikan serangan tongkatnya yang dahsyat itu.
Kui-can-kui-li dan Sang-cian-kui-li telah lebih dulu
mundur dari pada dia, dengan lancar meloncat ke pinggir
sejauh tujuh delapan kaki.
Tapi Yu-poan-kui-li tidak bisa leluasa.
Walaupun dia menggunakan tenaga dalamnya yang
tinggi memaksa menarik kembali serangannya, tapi tidak
menyerang orang lain, bukan berarti lawan pasti tidak akan
menyerang. Ku-mu yang tadinya tidak bergerak, mendadak kakinya
menendang. Yu-poan-kui-li berteriak, tubuhnya terpental, jika tidak
ada dinding menahannya, siapa pun tidak dapat menduga
tendangan Ku-mu bisa menendang dia seberapa jauhnya.
Tapi setelah Yu-poan-kui-li menabrak dinding lalu jatuh
ke lantai, wajahnya menjadi pucat, sepasang matanya tidak
bersinar, sekali melihat sudah tahu lukanya sangat parah.
Gin-sie-kui-li menghentikan siulannya, semua suara juga
berhenti. Maka suara rintihan yang baru keluar jadi terdengar.
Yang merintih tidak hanya satu orang, tapi dua orang,
Yu-poan-kui-li dan Hui-kong-kui-li.
Tapi tidak peduli pihak musuh atau pihak sendiri, atau
Pu-couw-siancu, semua tidak melihat pada orang yang
terluka. Sepasang mata Gin-sie-kui-li menatap pada Ku-mu dan
berkata: "Kami akan pergi dari sini, kau mau apa?"
Tuan Ku-mu menggeleng gelengkan kepala:
"Tidak baik."
"Kenapa tidak baik?"
"Karena pertama kalian tidak akan pergi, kedua aku pun
tidak mengizinkan kalian pergi. Alasan kalian tidak mau
pergi aku tidak peduli. Tapi aku tidak mengizinkan kalian
pergi, tentu ada alasannya."
"Alasanmu kami juga bisa tidak mempeduli-kannya."
"Jika demikian, kalian pergi saja, kenapa harus bertanya
padaku?" kata Ku-mu.
"Kau punya alasan apa" Kau mau apa?"
"Jika kau tanya aku, maka aku akan menjawab. Karena
kalian diundang olehku sehingga datang kesini jadi
pengawalku, tugas ini masih belum selesai, maka tidak
boleh pergi. Jika kalian tidak menepati janji dan tidak bisa
Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dipercaya, hari ini aku tidak bisa membunuh kalian, itu
bukan berarti selamanya tidak bisa mem-bunuh kalian."
Usaha khusus seumur hidup dia adalah memperkenalkan
pembunuh bayaran pada pelanggan.
Maka saat dia masih memerlukan, tentu saja tidak ada
masalah sama sekali.
Orang seperti dia yang berilmu tinggi, dan khusus
berusaha di bidang ini, mungkin bisa dianggap orang yang
paling tidak boleh membuat dia marah.
Gin-sie-kui-li tidak berani tidak memikirkannya dengan
serius, sejenak baru berkata: '
"Tidak bisa, kami tetap akan pergi. Tapi aku juga
beritahu padamu, hari ini walau tidak bisa membunuhmu,
bukan berarti selamanya tidak bisa membunuhmu!"
Dia mengangkat sepasang gembrengannya, melangkah
mundur satu langkah.
Lima orang Kui-li lainnya yang tidak terluka pun
melakukan hal yang sama gerakan mengundurkan diri.
Tapi "Weeng weeng!" dua suara terdengar, dua
gembrengan baja di tangan Gin-sie-kui-li secepat kilat
terbang menyerang, yang satu menyerang dari depan.
Yang saru lagi terbang berputar, terbang dari belakang
tubuh Ku-mu, pinggiran gembrengan tajam yang berkilatkilat
memotong titik penting di punggung Ku-mu.
Jika satu serangan gembrengan dari depan, Ku-mu
mungkin tidak sulit menghadapinya.
Tapi Kim-keng-kui-li, Kui-can-kui-li, Cu-tai-kui-li, Sangcian-
kui-li, Touw-tiok-kui-li juga bersama-sama menyerang,
maka keadaannya tentu sangatberbeda.
Tombak emas Touw-tiok-kui-li membelah angin datang
menusuk, membobol kekuatan lawan, ketajamannya tidak
bisa ditahan. Senjata yang digunakan Kim-keng-kui-li adalah pedang
dan tameng emas, menerobos menimbulkan angin yang
dahsyat. Ceng-lim-liok-soh nya Cu-tai-kui-li berputar di udara,
membuatribuan kilatan hijau.
Dan masih ada kapak bajanya Kui-can-kui-li dan golok
sabitnya Sang-cian-kui-li, juga dengan dahsyat mengancam.
Tuan Ku-mu masih tetap berdiam dengan jurus Wie-gotok-
cun. Kenyataannya dia terus berposisi seperti ini, saat berkata
dengan lawannya, juga dia tidak pernah berubah.
"Kenapa tidak baik?"
"Karena pertama kalian tidak akan pergi, kedua aku pun
tidak mengizinkan kalian pergi. Alasan kalian tidak mau
pergi aku tidak peduli. Tapi aku tidak mengizinkan kalian
pergi, tentu ada alasannya."
"Alasanmu kami juga bisa tidak mempeduli-kannya."
"Jika demikian, kalian pergi saja, kenapa harus bertanya
padaku?" kata Ku-mu.
"Kau punya alasan apa" Kau mau apa?"
"Jika kau tanya aku, maka aku akan menjawab. Karena
kalian diundang olehku sehingga datang kesini jadi
pengawalku, tugas ini masih belum selesai, maka tidak
boleh pergi. Jika kalian tidak menepati janji dan tidak bisa
dipercaya, hari ini aku tidak bisa membunuh kalian, itu
bukan berarti selamanya tidak bisa mem-bunuh kalian."
Usaha khusus seumur hidup dia adalah memperkenalkan
pembunuh bayaran pada pelanggan.
Maka saat dia masih memerlukan, tentu saja tidak ada
masalah sama sekali.
Orang seperti dia yang berilmu tinggi, dan khusus
berusaha di bidang ini, mungkin bisa dianggap orang yang
paling tidak boleh membuat dia marah.
Gin-sie-kui-li tidak berani tidak memikirkannya dengan
serius, sejenak baru berkata: '
"Tidak bisa, kami tetap akan pergi. Tapi aku juga
beritahu padamu, hari ini walau tidak bisa membunuhmu,
bukan berarti selamanya tidak bisa membunuhmu!"
Dia mengangkat sepasang gembrengannya, melangkah
mundur satu langkah.
Lima orang Kui-li lainnya yang tidak terluka pun
melakukan hal yang sama gerakan mengundurkan diri.
Tapi "Weeng weeng!" dua suara terdengar, dua
gembrengan baja di tangan Gin-sie-kui-li secepat kilat
terbang menyerang, yang satu menyerang dari depan.
Yang satu lagi terbang berputar, terbang dari belakang
tubuh Ku-mu, pinggiran gembrengan tajam yang berkilatkilat
memotong titik penting di punggung Ku-mu.
Jika satu serangan gembrengan dari depan, Ku-mu
mungkin tidak sulit menghadapinya.
Tapi Kim-keng-kui-li, Kui-can-kui-li, Cu-tai-kui-li, Sangcian-
kui-li, Touw-tiok-kui-li juga bersama-sama menyerang,
maka keadaannya tentu sangat berbeda.
Tombak emas Touw-tiok-kui-li membelah angin datang
menusuk, membobol kekuatan lawan, ketajamannya tidak
bisa ditahan. Senjata yang digunakan Kim-keng-kui-li adalah pedang
dan tameng emas, menerobos menimbulkan angin yang
dahsyat. Ceng-lim-liok-soh nya Cu-tai-kui-li berputar di udara,
membuat ribuan kilatan hijau.
Dan masih ada kapak bajanya Kui-can-kui-li dan golok
sabitnya Sang-cian-kui-li, juga dengan dahsyat mengancam.
Tuan Ku-mu masih tetap berdiam dengan jurus Wie-gotok-
cun. Kenyataannya dia terus berposisi seperti ini, saat berkata
dengan lawannya, juga dia tidak pernah berubah.
Posisi dia ini kelihatannya sangat sederhana, tapi seluruh
tubuhnya dari atas ke bawah seperti ada semacam tenaga
yang tidak terlihat melindunginya.
Keadaan itu bagi Gin-sie-kui-li yang punya dua puluh
tujuh macam serangan gembrengan terbang jadi tidak bisa
mengancamnya, akhirnya dengan mengguna kan jurus
Coan-thian-siau-seng, Siang-hui-toh-beng (Langit berputar
memotong bintang, sepasang gembrengan terbang merebut
nyawa), dia melemparkan sepasang gembrenga melakukan
serangan menyeluruh.
Dua buah gembrengan baja itu dengan cepat terbang
berputar di udara mengeluarkan suara "Weng weng!", tibatiba
berada di depan lalu ke belakang, tiba-tiba di kiri lalu di
kanan menyerang Ku-mu.
Tapi setiap kali gembrengan baja hampir menyentuh Kumu,
selalu di saat terakhir itu terbang miring keluar.
Ku-mu tidak bergerak malah seperti tidak terjadi apaapa.
Jika tubuh dia bergerak menghindar, mungkin malah
menjadi tidak baik.
Lima macam senjata lain, keadaannya juga hampir
sama, setiap kali mendekati tubuh Ku-mu, selalu meleset
berubah arah. Tiga jurus baru saja lewat, tiba-tiba Ku-mu tidak berdiam
lagi seperti patung ayam.
Pisau salju di tangan kanannya mendadak menyabet ke
bawah, serangan ini terbagi dua, menyabet depan dan
menyabet belakang.
"Breng breng!" dua buah gembrengan baja menyapu.
Dia merasakan tenaga dalam yang disalurkan dari
gembrengan sangat kuat dan tidak putus-putus-nya, hampir
membuat kakinya bergerak, hatinya jadi tergetar.
Tubuh Gin-sie-kui-li menembus bayangan bermacammacam
senjata, di udara menangkap dua buah gembrengan
baja itu. Dia merasa gembrengannya sudah tidak bertenaga,
hatinya juga tergetar, dia tahu jika tidak tepat waktu
menangkapnya, kedua gembrengannya pasti jatuh ke lantai.
Saat ini pisau salju di tangan kiri Ku-mu menotok ke
timur memukul ke barat, satu jurus dengan delapan
gerakan, pertama memukul miring tombak emas, lalu
bersamaan menotok kapak baja, golok sabit di sebelah kiri,
sekali menyikut ujung pedang di angkat keatas.
Sikutnya mengenai tameng Kim-keng-kui-li, ujung
pedang memukul keluar Ceng-lim-liok-soh.
Dia menggunakan jurus Pat-kun-hiong-hui (Delapan
kuda perkasa terbang) gerakan seperti air mengalir, lancar
dan bertenaga kuat pula.
Jika yang menggunakan jurus ini adalah Li Poh-hoan
atau Hoyan Tiang-souw, Pu-couw-siancu pasti tidak merasa
aneh. Jurus hebat yang bertenaga kuat ini, malah muncul dari
seorang kakek tua berwajah kering, sungguh membuat
orang merasa tidak serasi.
Pisau salju Ku-mu hanya mengeluarkan lima gerakan
untuk menahan serangan lima orang Kui-li, masih ada tiga
gerakan digunakannya untuk balas menyerang.
Serangan yang ke barat secepat kilat, tapi di tahan oleh
Ceng-lim-liok-soh nya Cu-tai Kui-li.
Tapi serangan yang mengarah ke utara, telah mendesak
Sang-cian-kui-li hingga terpaksa mundur ke belakang sejauh
beberapa depa. Satu serangan lagi, begitu sinar berkelebat, mendesak
Touw-tiok-kui-li berturut-turut mundur delapan langkah,
tombak emas di tangannya sudah putus menjadi dua, dan
jatuh ke lantai.
Walaupun Touw-tiok-kui-li tidak terluka, tapi sakit di
hatinya sulit digambarkan.
Dengan kata lain, semangat juang dia sudah jatuh.
Hawa keberingasan juga sudah menghilang.
Gin-sie-kui-li segera bersiul pendek tiga kali.
Semua orang yang masih bisa berdiri segera berkumpul
di dalam radius satu tombak.
Mereka menyusun barisan yang perubahannya tidak
menentu. Orang yang masih bisa berdiri hanya ada enam orang,
termasuk tombak emas di tangan Touw-tiok-kui-li yang
tinggal setengah potong lagi.
Mereka tidak pernah mengalami kejadian sial yang
memalukan seperti ini, sehingga wajah setiap orang selain
kusut juga berat dan konsentrasi penuh.
Gin-sie-kui-li berdiri ditengah-tengah. .
Lima orang lainnya bergerak-gerak di sekeliling nya,
barisannya bergerak tidak menentu, sulit bisa melihat di
mana penyerang utamanya!
Sepasang tangan Tuan Ku-mu turun ke bawah, kepala
sedikit miring, punggungnya membungkuk seperti udang.
Sekali melihat seperti seorang pemalas dan seorang yang
telah kalah. Satu-satunya yang masih membuat orang tidak berani
menganggap dia telah kalah, adalah sepasang matanya yang
bersinar-sinar, sebab bagaimana pun orang yang kalah pasti
tidak mungkin bersorot mata yang menakutkan orang
seperti ini. Pu-couw-siancu berkata dengan suara merdu: "Jurus Sejin-
to-kiau-cui adalah jurus hebat (Tinggal sendiri kurus
kering dan sengsara), aku ingat jurus ini adalah salah satu
dari tiga jurus pedang Khu-hweesio dari Ceng-seng. 'Langit
di atas bumi di bawah hanya aku sendiri terhormat,' adalah
jurus Pedang dewa yang paling rahasia dari Bu-tong.
Sebenarnya kau sudah mempelajari berapa banyak jurus
hebat dari berbagai aliran!"
Ku-mu menjawab:
"Walaupun kau bisa menyebutkan asal-usul jurus
pedangku, tapi mereka tetap saja tidak bisa
memecahkannya."
Pu-couw-siancu sambil tertawa berkata:
"Ku lihat belum tentu......"
Perkataannya belum habis, dia sudah melayang ke
samping barisan para Kui-li itu, mengangkat lengan
mulusnya dan jarinya menotok.
Kim-keng-kui-li sangat terkejut dan mengang-kat
tamengnya, dalam sekejap tameng emas sudah berubah
lima kali. Tapi dalam Coan-sen-pian-cie ada It-cie-cian-pian, jika
dibandingkan kecepatan dan banyaknya perubahan,
mungkin jika dia menganggap dirinya nomor dua, maka
tidak ada orang yang menganggap dirinya nomor satu.
Pu-couw-siancu bergerak pulang dan pergi, kecepatan
geraknya seperti setengah langkah pun tidak pernah
bergerak. Tapi setelah melihat Kim-keng-kui-li roboh,
membuktikan dia bukan saja sudah bergerak dan
menyerang, malah telah menjatuhkan Kim-keng-kui-li.
Dia tertawa dan berkata:
"Walaupun aku seorang wanita, tapi seumur hidup tidak
pernah diam-diam menyerang. Aku harap kalian jangan
marah sebab kali ini aku melanggarnya."
Gin-sie-kui-li marah dan berkata:
"Apakah kami harus menjadi senang?"
"Tentu saja! Lei-liu-ho-bi-tin ( Barisan di dalam enam
berkumpul satu rahasia) kalian sudah dipecah-kan, kalian
pasti mencari jalan untuk mundur. Sehingga kalian
mungkin masih bisa hidup, kau pikir pantas tidak untuk
kalian merasa senang?"
Gin-sie-kui-li sangat marah dan berteriak, meng adukan
kedua gembrengannya hingga mengeluarkan suara keras.
Lalu sepasang gembrengan terbang keluar dari dalam
barisan. Sepasang gembrengan dia bisa terbang dan dikendalikan
sekehendak hatinya, semua orang tahu.
Maka Ku-mu dan Pu-couw-siancu berdua segera
mengawasinya. Dua gembrengan itu benar saja berbelok di udara, sambil
mengeluarkan suara "Wceng weeng!", malah bukan
menyerang salah satu di antara mereka, tapi terbang keluar
pintu. Saat ini seluruh Kui-li juga bersama-sama bergerak,
dengan kecepatan yang sulit dibayangkan, masing-masing
membopong seorang yang terluka, dalam sekejap
menghilang di luar pintu.
Dua gembrengan baja itu memang berhasil mengalihkan
Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
perhatian. Artinya berhasil mengalihkan perhatiannya Ku-mu dan
Pu-couw-siancu, sehingga mereka bisa dengan aman
melarikan diri, malah masih bisa membawa temannya yang
terluka. Ku-mu menegakan tubuhnya kembali, berkata:
"Kenapa Siancu membantu aku mengusir mereka?"
Pu-couw-siancu tersenyum dan berkata: "Bukan aku
lebih suka padamu dari pada mereka, tapi Lei-liu-ho-bi-tin
mereka membuat aku pusing. Tadi jika aku adalah kau,
pasti tidak tahu bagaimana harus menghadapi mereka,
maka jika aku ada kesempatan, lebih baik segera
menghancurkan barisan ini." Ku-mu berkata:
"Tidak peduli apa penjelasannya, kau tetap saja telah
membantu aku! Tentu saja aku harus berterima kasih
padamu." Pu-couw-siancu menganggukan kepala:
"Tentu saja harus begitu!"
"Aku akan menyewa dua orang pembunuh bayaran
nomor satu yang pasti mampu membunuh Li Poh-hoan dan
Hoyan Tiang-souw, gratis untuk Siancu, sebagai tanda
terima kasihku!"
"Kau lakukan ini bukankah itu bisnismu rugi" Aku tidak
bisa terimanya!"
"Siancu sudah menanam budi padaku, buat apa
membicarakan masalah untung atau rugi?" Pu-couw-siancu
berkata: "Kita bicarakan dulu. Mmm......bagaimana kalau begini
saja" Jika hari ini aku tidak bisa mem-bunuhmu, baru kau
berterima kasih padaku dengan cara tadi, setuju?"
"Jika kau berhasil membunuhku, di dunia ini masih ada
siapa lagi yang sanggup menyewa pesilat tinggi yang bisa
membunuh Li Poh-hoan dan Hoyan Tiang-souw"
usulanmu sangat tidak bagus!"
Pu-couw-siancu sambil tersenyum berjalan menghampiri
dia, sampai jaraknya kurang lebih lima kaki baru berhenti
dan berkata: "Tapi aku tahu usulanku ini tidak ada yang lebih bagus
lagi, sebab kau sudah bisa menundukan Giam-lo-kang-patkui-
li, sedangkan mereka bisa pun dikalahkan aku,
makanya aku terpaksa menggunakan cara menyerang
secara diam-diam membantumu mengalahkan mereka.
Sekarang tinggal kita berdua, dan aku jadi bisa
menghadapimu, kenapa aku tidak menggunakan
kesempatan ini" Apakah aku akan membiarkan kau
mencari pembunuh bayaran lain untuk menundukkan aku?"
Kata Ku-mu: "Aku bersumpah selanjutnya dan selamanya tidak akan
bermusuhan denganmu, juga tidak berani tidak sopan
padamu." "Kata-kata ini sedikit terlalu berlebihan. Tidak, kau
jangan harap ada kesempatan menghadapi aku lagi.
Kecuali......"
Dia berpikir kata-kata selanjurnya. Dalam mata Ku-mu
menyorot harapan, hatinya berpikir, tidak peduli sesulit
apapun syaratnya atau sangat menakutkan, dia akan
menyanggupi saja dulu!
Ternyata tuan Ku-mu selalu sangat berhati-hati, maka
terhadap ilmu silatnya Pu-couw-siancu sudah
menyelidikinya dengan jelas sekali.
Diam tahu benar dia adalah orang yang mampu
mengalahkan dirinya.
Jika dia adalah penakluk dirinya, tentu saja dia tidak
berani bersepekulasi!
Maka orang yang berkedudukan seperti tuan Ku-mu pun
terpaksa harus mencari jalan keluar!
Wajah Pu-couw-siancu tersenyum-senyum,
kecantikannya membuat orang mabuk, tapi perasaan sesat
seperti ada juga seperti tidak ada, membuat hati orang
berdebar-debar.
Dia berkata: "Kecuali kau sudah mati, aku baru bisa tidur
nyenyak......"
Setelah berkata seluruh tubuhnya menjelma jadi asap
ringan, menerjang ke arah tuan Ku-mu.
Dalam sekejap di sekeliling malah di atas langit dan di
bawah bumi bisa melihat jari cantiknya.
It-cie-cian-pian benar-benar jurus jari yang tiada duanya
di dunia, Ku-mu jadi mengeluh karenanya......
Keluhan terhenti dan kesepian di luar jendela. Orang
yang mengeluh adalah Hoyan Tiang-souw.
Di sebuah gang di kota Nan-king. Dari benteng belakang
rumah dia melihat ke dalam, tepat melihat bayangan
sesosok bertubuh cantik di dalam jendela.
Lalu melihat wajah dia yang sedikit bingung.
Hoyan Tiang-souw sendiripun tidak bisa membedakan
keadaan hatinya benci atau rindu.
Hay... Cui Lian-hoa, kau kelihatan begitu cantik begitu
lembut. Kau pernah membuat aku yang tidak pernah
melarikan diri, malah terburu-buru melarikan diri, tapi
kenapa kau mengutus orang diam-diam ingin membunuh
aku" Apa salahku sehingga timbul rasa ingin membunuh"
Selain saat di tepi See-ouw aku buru-buru melarikan diri,
aku tidak pernah satu kali pun berdosa padamu. Dan
apakah melarikan diri dosanya harus mati"
Di bawah sinar lilin yang tidak begitu terang, Cui Lianhoa
tetap saja cantik dan bercahaya.
Tentu saja dia tidak mendengar suara hati Hoyan Tiangsouw.
Kenyataannya dia tidak tahu, dia mengintip diluar
benteng. Begitu Biauw Cia-sa pergi, perginya lama sekali,
membuat Cui Lian-hoa jadi merindukan dan sangat
mengharapkan dia kembali. "
Karena dua anak buah yang diutus dia, selain diberi
tugas untuk mengawasinya dengan ketat, saat ini perlahan
seperti sudah berubah. Mata dan tawa mereka sudah
terlihat niat yang tidak baik.
Jika Biauw Cia-sa kembali, mereka tentu tidak berani
sembarangan bertindak, tapi jika dia masih belum kembali,
masalahnya jadi sulit dikatakan.
Pintu kamar pelan-pelan dibuka.
Seorang muda bertubuh tegap sambil meme-gang
pegangan pedang, melihat-lihat ke dalam kamar.
Akhirnya sorot matanya tidak berpindah lagi, setelah
menatap pada wajah cantik Cui Lian-hoa.
Cui Lian-hoa menundukan kepala, juga diam diam
duduk di kursi sebelah jendela.
Hati dia gelisah dan khawatir, siapa pun bisa melihat
dari wajahnya. Jika dia tahu Hoyan Tiang-souw baru saja mau pergi,
mungkin dia tidak bisa lagi berpura-pura atas keadaan
hatinya! Dengan kata lain, dia pasti lebih gelisah dan
khawatir. Laki-laki muda itu akhirnya masuk ke dalam kamar,
berdiri di depan Cui Lian-hoa tiga kaki.
Cui Lian-hoa terpaksa mengangkat kepala melihat dia.
Di dalam hatinya mendadak dia merasakan
keserakahan dan keegoisan laki-laki ini.
Dia memikirkan namanya dan memanggilnya: "Li
Liong, kau punya julukan tidak?" Suara laki-laki muda itu
sangat kuat, jawabnya: "Ada, julukanku Tui-hong-kiamkhek
(Jago pedang pengejar angin), begitu aku mencabut
pedang dan menyerang, banyak orang tidak bisa melihat
bayangan pedangku."
"Julukan ini sangat enak didengar. Tapi dengan
kemampuanmu, kenapa mau diperintah oleh seorang
wanita, apa dia memberi banyak uang padamu?"
Li Liong teringat Biauw Cia-sa, wajahnya segera menjadi
dingin. Amarah dan ketakutan di dalam hatinya tampak di
wajahnya. Cui Lian-hoa dengan lembut berkata:
"Tindakan wanita ini selalu sulit diduga, bisa saja dia
mendadak masuk ke dalam. Kulihat jika kau sudah
menerima bayaran dari orang, paling bagus menuruti katakata
dia, jangan masuk ke dalam kamar ini, juga jangan
bicara denganku."
Li Liong dengan keras mendengus dua kali, mendadak
dengan lesu berjalan keluar.
Tapi Cui Lian-hoa tidak lega terlalu lama.
Seorang laki-laki kurus kecil berwajah licik sudah masuk
ke dalam kamar.
Wajahnya yang licik, membuat hatinya jadi sangat
tegang. Tentu saja dia tahu asal-usul orang luar biasa ini, dia
adalah pesilat tinggi dari perguruan Cakar Elang marga Lu
namanya Tong. Ilmu Cakar Elang dia sudah dipelajari sampai tingkat ke
tujuh, tinggal satu tingkat lagi maka sampai pad a tingkat
paling atas. Bicara ilmu Cakar Elang di masa sekarang, orang ini
memang bukan pesilat tinggi nomor satu, tapi paling sedikit
bisa dianggap nomor dua.
Tui-hong-kiam-khek Li Liong mungkin seorang pesilat
tinggi dalam ilmu pedang.
Jurus pedang pengejar angin dan ilmu Cakai Elang dari
Bu-tong, Cui Lian-hoa pernah melihatnya.
Di dalam hati dia berpikir, walaupun dia belurr
kehilangan ilmu silatnya, dengan ketenaran Tuo-cengsiau,
tetap saja lebih baik dia jangan berurusan dengannya.
Oleh karena itu dia ingin sekali tahu, orang yang seperti
Li Liong dan Lu Tong pesilat tinggi yang memiliki ilmu
silat aliran lurus, walaupun julukannya belum tenar, tapi
kenapa memilih bekerja pada Biauw Cia-sa bukannya pada
orang lain"
Tentu saja dia juga sadar kenapa dirinya bisa ketakutan
dan tegang. Semua itu karena mereka adalah 'laki laki', dan dia
sendiri justru memiliki wajah yang disukai laki laki.
Tadinya mereka orang jahat atau bukan, dia tidak tahu.
Tapi walaupun orang baik-baik, jika mereka tidak tahan
dari godaan kecantikan sehingga menjadi lupa diri dan
memaksa, orang baik-baik juga menjadi orang jahat!
Senyum licik Lu Tong, membuat dia tidak tampak
seperti seorang ahli ilmu silat luar. Dia berkata: "Ku lihat Li
Liong keluar dari sini!" Cui Lian-hoa sambil menundukan
kepala: "Benar! Dia tadi ingin berbincang-bincang dengan
aku, tapi begitu dia menyebutkan Biauw Cia-sa, gairahnya
langsung hilang, sampai berkata pun tidak, langsung pergi
keluar." Benar saja, wajah Lu Tong pun menjadi gelap karena
nama Biauw Cia-sa.
Dia seperti ingin pergi juga, tapi setelah mata-nya
berkedip-kedip sejenak, mendadak dia tertawa bengis dan
berkata: "Biauw Lo-pan-nio sudah lama pergi, walau pun aku
berharap dia pulang dengan selamat, tapi rada khawatir dia
tidak bisa pulang!"
Cui Lian-hoa sengaja menyebut nama Biauw Cia-sa, tapi
kelihatannya tidak bisa membuat Lu Tong takut, di dalam
hati dia menjadi semakin tegang.
Perasaannya memberitahu dia, malam ini dia bakal
kesulitan menghadapi Lu Tong.
Mendadak dia teringat dua gedung tinggi 'Chun-hong'
dan 'Hoa-goat' di Yang-ciu, dua gedung tinggi yang megah
dan berwibawa. Yang disebut di depan adalah keluarga dunia persilatan
Kiam-liu (Pedang Liu).
Yang disebut dibelakang adalah rumah dia, juga satu
keluarga dunia persilatan, dengan ilmu Tuo-ceng-siau telah
menggemparkan dunia persilatan ratusan tahun.
Dua keluarga besar dunia persilatan ini bersama-sama
disebut Chun-hong-hoa-goat-lou.
Waktu itu mereka sangat disegani dan damai, sekarang
zaman sudah berubah sangat jauh, kejadian di masa lalu
seperti di planet lain......
Tidak tahan dengan pelan dia mengeluh.
Lu Tong mengerutkan alis dan berkata:
"Yang harus mengeluh bukan kau tapi aku. Kau tahu
tidak, separah apa aku melatih sepasang tanganku ini" Aku
beritahu, mulai usia dua belas tahun aku berlatih ilmu silat,
sampai sekarang sudah berusia tiga puluh dua tahun, sudah
dua puluh tahun penuh aku dengan susah payah
melatihnya!"
Cui Lian-hoa keheranan dan berkata:
"Kau bersusah payah berlatih, tentu saja itu sangat
bagus, kenapa kau bukan merasa senang malah mengeluh?"
Lu Tong dengan kesal berkata:
"Aku sendiri merasa akhirnya sedikit berhasil, tapi aku
belum ternama, juga belum kaya, tapi malah bertemu
dengan Biauw Cia-sa pelacur ini!"
Cui Lian-hoa berkata:
"Dia kenapa" Bukankah dia majikan kalian?"
"Hemm, majikan" Dia itu brengsek. Jika dia tidak
menggunakan racun ulat, aneh jika aku tidak merobeknya
hidup-hidup!"
Saat ini Cui Lian-hoa baru sadar.
Tapi hati Lu Tong tampak tidak jujur juga, mengalami
karma ini tidak perlu dikasihani.
Lu Tong kembali berkata:
"Aku pernah mencari beberapa tabib ternama, mereka
juga telah mengetahui aku terkena racun aneh, tapi tidak
mampu mengobatinya. Maka aku terpaksa jadi
bawahannya. Aku terpaksa setiap hari mendoakan dia sehat dan
selamat, jika tidak, aku tidak bisa mendapatkan obat
penawarnya setiap bulan."
Cui Lian-hoa berkata:
"Kali ini dia sudah pergi selama dua puluh hari, sampai
Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sekarang masih belum pulang, tidak mengherankan hatimu
jadi risau!"
"Dia mungkin tidak akan kembali lagi, jadi aku terpaksa
harus berpikir-pikir. Aku bertanya pada diriku sendiri, jika
nyawaku tinggal tiga hari lagi, apa yang harus aku lakukan"
Bagaimana aku menghabis-kan waktu yang tinggal tiga hari
lagi?" Cui Lian-hoa dengan lembut berkata: "Jangan terlalu
pesimis, aku percaya Biauw Cia-sa bisa pulang tepat
waktu." Lu Tong berkata:
"Jika dia bersembunyi, sengaja menunggu racunku
kambuh dan mati, baru dia pulang, kalau begitu bukankah
hidupku sia sia?"
Cui Lian-hoa bertanya hati-hati:
"Kalau begitu tiga hari ini kau ingin bagaimana
melewatinya?"
"Harapan aku tidak besar." Lu Tong kata, "jika tidak ada
kesempatan bertarung dengan Biauw Cia-sa, tiga hari ini
aku hanya berharap bisa selalu memeluk mu, terus
bersenang-senang denganmu."
Mata cantik Cui Lian-hoa terkejutnya sampai membeku.
Setelah beberapa saat, mendadak dia berkata: "Di
benteng belakang seperti ada suara aneh, kau dengar tidak?"
Lu Tong dengan tajam menatapnya, dalam matanya
semakin menyorot sinar yang panas.
Dia berkata: "Kau tidak perlu berusaha mengalihkan perhatianku, jika
nyawaku tinggal tiga hari, kenapa aku tidak menikmati
dirimu sepuasnya?"
Cui Lian-hoa tertawa pahit dan berkata: "Nasibmu
kurang beruntung, sia-sia saja memiliki kemampuan tinggi
tapi tidak bisa tersohor, walaupun sangat menyedihkan.
Tapi nasibku juga tidak beruntung, selalu kesepian dan
menyedihkan, tidak lebih baik dari padamu!"
Dia mengeluh dalam-dalam dan berkata lagi:
"Kalian laki-laki kenapa begitu menganggap penting
masalah ini" Kenapa harus menghina kaum perempuan
seperti itu?"
Lu Tong sedikit tertegun, lalu tertawa bengis. Dia
berkata: "Tidak perlu dibicarakan lagi. Laki-laki adalah laki-laki,
di seluruh dunia sama, mungkin setelah usiaku lewat lima
enam puluh tahun, baru memikirkan hal ini. Tapi sekarang
masih tidak bisa!"
Siapa pun orangnya jika merasa nyawanya hanya tinggal
tiga hari lagi, pikirannya pasti sedikit tidak normal, itu
kejadian alami yang masuk akal.
Di dalam keadaan begini, beberapa orang bisa sangat
terpukul, tidak ada gairah pada segala hal. Selain orang
macam begini, mungkin pilihan masing masing orang
berbeda. Lu Tong berharap dalam tiga hari, sepuasnya
melampiaskan kesenangan di atas tubuh wanita ini.
Pikiran ini sebenarnya juga tidak ada yang aneh.
Hanya saja jika sasarannya bukan Cui Lian-hoa yang
cantik seperti dewi, apakah gairah dia masih bisa sebesar
ini" Cui Lian-hoa mengerutkan tubuhnya dan
mengerutkannya lagi, sepertinya sekarang hawanya akan
menurun, makanya tubuh dia merasa sangat dingin. Di
dalam hati merasa kesepian dan tidak ada yang menolong!
Lu Tong mengadukan giginya dengan kuat dan
mengeluarkan suara yang amat serius. Dia berkata:
"Kau katakan, mau atau tidak mau, satu kata sudah
cukup!" Cui Lian-hoa menggelengkan kepala dan mengeluh
sedih: "Aku tidak mau. Tapi aku tidak mau pun tidak bisa
merubah nasib......"
Lu Tong tertawa bengis dan berkata: "Betul,
perkataanmu malah betul sekali!"
Tiba-tiba pintu kamar terdengar suara ketukan,
"Took took!".
Di dalam mata Lu Tong menyorot sinar ganas, sepasang
lengan pelan-pelan dibentangkan seperti kepiting, ke dua
telapak tangannya juga mendadak mengembang besar.
Ilmu pukulan orang ini sungguh luar biasa.
Cui Lian-hoa sedikit terkejut karenanya, walau pun
tenaga dalamnya sudah hilang, tapi ketajaman matanya
masih ada, makanya pasti tidak salah lihat.
"Siapa diluar?" kata Lu Tong dingin.
Pintu kamar "Kreek!" dibuka.
Di depan pintu muncul pemuda berperawakan tegap
beralis tebal, matanya seperti mata macan.
Di bawah ketek kirinya mengempit sebilah golok, sarung
goloknya sangat kuno.
Lu Tong dengan dingin kembali bertanya:
"Siapa kau?"
Suara si pemuda itu seperti geledek: "Aku adalah Hoyan
Tiang-souw."
Lu Tong membelalakan sepasang matanya, dengan teliti
memperhatikan pesilat tinggi yang baru saja terjun ke dunia
persilatan tapi namanya sudah tersohor di seluruh dunia
persilatan. Dia melihat dengan teliti, Hoyan Tiang-souw sedikit pun
tidak bergerak membiarkan dia memperhatikannya.
Tapi perasaan Cui Lian-hoa berbeda, dia merasa pemuda
ini sangat percaya diri, dia tidak takut musuh mencari
kelemahannya, kapan pun waktunya tetap sama.
Namun tidak peduli dia jagoan bagaimana, dia pernah
buru-buru melarikan diri di depannya.
Laki laki benar-benar hewan yang aneh!
Dia mulai tersenyum, berpikir mesra di dalam hati.
Terdengar Lu Tong berkata:
"Aku pernah mendengar nama besarmu, aku tahu Mo-to
mu sangat hebat, tapi kau lebih beruntung dari padaku, kau
tidak bertemu dengan Biauw Cia-sa."
Senyum Hoyan Tiang-souw juga ganas dan menakutkan.
Dia berkata: "Aku pernah bertemu dengan dia, malah pernah bertemu
dengan orang yang lebih lihay dari dia, orang itu adalah
pesilat tinggi yang lebih tinggi dari dia di Lam-kang Tokkiam-
bun, orang menyebutnya Pek-jiu-cian-kiam To Samnio."
"Apakah To Sam-nio lebih lihay dari Biauw Cia-sa"
Bagaimana akhirnya dia?"
Hoyan Tiang-souw berkata:
"Dia tidak apa-apa, akhirnya aku tidak memper sulit
dia." Jika kau bisa mempersulit seseorang, tentu saja ilmu silat
mu lebih tinggi dari pada lawan, baru bisa. Tiba-tiba Lu
Tong merasa senang katanya:
"Kau tidak takut pada racun ulat dia" Apakah kau bisa
membebaskan orang yang terkena racun ulat mereka?"
"Aku tidak bisa!"
Lu Tong segera menundukan kepala:
"Jika kau tidak bisa. Terpaksa aku bertanya, apa
tujuanmu datang kemari! Tapi aku perkirakan kau pasti
datang untuk Cui Lian-hoa, perkiraan aku salah, tidak?"
Sekarang Hoyan Tiang-souw baru bisa melihat pada Cui
Lian-hoa dengan jelas, saat dua orang saling pandang, hati
dia tanpa ada sebab merasa sedih.
Sorot matanya kembali pada Lu Tong, berkata:
"Tidak salah, aku datang demi dia."
"Apakah kau mau membawa dia pergi?"
Mata macan Hoyan Tiang-souw melotot, sinar berkilat
terpancar. Dia berkata:
"Sebenarnya apa yang ingin kau katakan" Jika kau
seorang Enghiong, jika kau ingin tersohor di dunia
persilatan, bagaimana bisa tidak berbicara dan hatinya
sempit?" Lu Tong tertegun sejenak, mendadak dia jadi
bersemangat, dengan keras berkata:
"Betul, baik, aku akan berkata jujur, aku tidak akan
biarkan kau membawa pergi Cui Lian-hoa.
Aku beritahu satu hal di depan, yaitu nyawa aku
mungkin hanya tinggal tiga hari, maka aku tidak takut
kalah, juga tidak takut mati. Jika aku tidak memberitahu,
maka itu bukan kelakuan seorang laki-laki sejati."
Hoyan Tiang-souw seperti tidak mendengar, dia
berpaling melihat pada Cui Lian-hoa.
Pantaskah bertarung nyawa demi wanita ini"
Nyawaku tidak sehina debu, tidak seharusnya
mempertaruhkan nyawa pada wanita yang mengutus orang
untuk membunuhku. Tapi kelihatannya dia telah
kehilangan ilmu silatnya, dia pasti tidak mau dihina oleh Lu
Tong...... Lu Tong berkata dengan marah:
"Apa kau mendengar kata-kataku?"
"Ssst," Pek-mo-ci-to keluar dari sarung golok-nya tiga
inci. Hoyan Tiang-souw menepak-nepak sarung goloknya,
sorot matanya kembali melihat wajah Lu Tong, hawa
amarah keluar dari ujung alisnya, tampang nya sangat
ganas. Dengan suara seperti geledek berkata: "Nyawamu hanya
tinggal tiga hari bagus, tinggal tiga jam juga bagus, aku
tidak peduli. Pokoknya kau tidak berhak menghina orang.
Kau berhak men-cabut pedang bunuh diri sendiri, tapi tidak
boleh menghina Cui Lian-hoa."
Wajah Lu Tong dari sedikit merah menjadi merah
padam, sorot matanya mengikuti perubahan, wajahnya
bertambah tajam.
Lalu dia menganggukan kepala:
"Bagus, kau hebat, orang lain takut pada Mo-to mu, tapi
aku tidak takut. Sebab pada suatu hari nanti aku pasti
mencarimu, jika nyawaku tidak tinggal tiga hari lagi!"
Tiba-tiba Hoyan Tiang-souw mencabut golok-nya, bukan
saja sinar berkelebat memenuhi ruangan, dan tubuh dia juga
sudah berada di depan Cui Lian-hoa.
Dengan demikian Lu Tong harus menjatuhkan dia dulu,
baru bisa menghadapi Cui Lian-hoa.
Dia tahu. Lu Tong berkali-kali menekankan nyawanya
tinggal tiga hari, tujuannya untuk melemahkan semangat
tempur dia. Sebab siapa pun orangnya jika menghadapi seorang
musuh yang kuat dan menjelang ajalnya, pasti akan
berpengaruh besar pada semangat tempurnya.
Menghadapi musuh seperti itu, tentu saja tidak bisa
dengan bebas melawannya.
Inilah siasat Lu Tong.
Walaupun kata-katanya jujur tapi itupun salah satu cara
menggempur hati lawan.
Amarah Hoyan Tiang-souw bertambah karena ini, maka
dia tidak tahan mencabut Mo-to nya.
Jarang sekali dia melakukan hal ini.
Biasanya dia mencabut golok setannya saat musuh sudah
menyerangnya, dengan semangat tinggi dalam satu jurus
membunuh musuh.
Justru karena dia sudah terbiasa bertarung dengan cara
bergerak belakangan tapi mencapai tujuan lebih dulu, maka
sekali marah dia telah mencabut goloknya keluar, setelah
itu dia malah jadi tidak tahu harus bagaimana
menyerangnya. Tentu saja dia tidak bisa mengayunkan golok-nya
memenggal kepala lawan, sebab hal itu sangat tidak biasa.
Apalagi jika dia sampai tidak bisa menentukan hasilnya
dalam satu jurus, di dalam hati dia sedikit banyak ada
perasaan terhina.
Kebetulan begitu Mo-to keluar dari sarung goloknya,
hawa di dalam ruangan mendadak turun, hawa membunuh
dingin menusuk tulang.
Maka Lu Tong tidak sabar lagi, mendadak dia
mengangkat kedua sikutnya, dua telapak tangan dibuka
lebar, sepuluh jari tangan sudah mengembang seperti lobak.
Dalam teriakannya tangan kiri mengeluarkan jurus Sengih-
tou-hoan (Bintang berpindah berubah mengecil), sedang
tangan kanan mengeluarkan jurus Ku-kiam-ceng-sim
(Pedang kuno dengan perasaan dalam).
Dua jurus ini membuat hawa sampai cara dan tenaganya
sama sekali berbeda.
Seng-ih-tou-hoan di tangan kiri, bukan saja seperti waktu
berlalu, selain tidak ada perasaan juga bergerak sangat
cepat, siapa pun jangan harap bisa menghadangnya, jangan
harap menariknya.
Ku-kiam-ceng-sim di tangan kanan, seperti ingin
mengutarakan isi hati tapi tidak jadi, mau berjalan tapi
tidak melangkah, bolak balik tidak henti-hentinya.
Cui Lian-hoa melihat dengan jelas, dalam hatinya
terkejut sampai tidak tahan memujinya.
Dia sadar jurus yang digunakan Lu Tong adalah jurus
hebat yang sudah menggemparkan dunia dari perguruan
Cakar Elang, yang satu keras yang satu lembut, penuh
perasaan tapi juga berhati dingin......
Tapi hati dia yang penuh perasaan dan sensitif segera
sadar, tidak seharusnya dia memuji, tidak peduli ilmu silat
Lu Tong sehebat sebagus apa, juga tidak seharusnya dipuji.
Maka dia segera terkejut, berteriak:
"Hati-hati, Hoyan Tiang-souw, kau hati hati..."
Di bawah ancaman bayangan sepuluh jari yang datang
dari segala arah, Hoyan Tiang-souw berturut turut mundur
delapan langkah.
Karena pujian wanita cantik seperti dewi itu, semangat
Hoyan Tiang-souw jadi menurun, dia merasa dirinya tidak
berguna. Kenapa dia mau membelanya"
Jika dia sedikit pun tidak menaruh hati pada-ku"
Untung teriakan terkejut dan peringatannya kembali
membalikan keadaan.
Jika dia sedikit pun tidak ada perhatian, buat apa
mengatakan dia hati-hati"
Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Semangat Hoyan Tiang-souw yang turun jadi naik lagi,
semangatnya tambah membara, semangat tempurnya jadi
seperti gelombang pasang menggelora.
"Traang!" seperti naga bersiul macan meng-gaum, sinar
Mo-to menyilaukan mata, seperti sorot sinar matahari,
membuat orang tidak bisa membuka mata.
Mo-to tidak menyerang tidak apa-apa, tapi begitu
menyerang langsung terlihat hasilnya, artinya memastikan
siapa yang mati siapa yang hidup.
Terlihat Mo-tonya bergerak seperti kilat, pertama
menahan dulu jurus Seng-ih-tou-hoan nya Lu Tong.
Lalu mengeluarkan ledakan keras, sinar golok melesat
kemana-mana, laksana ribuan aliran air berkumpul di
lembah, salah satu sinar menyabet ke arah lima jari kanan
Lu Tong. Dalam sekejap Lu Tong sudah merubah dua belas
macam cara mencengkram.
Wajah dia juga mengikuti serangan golok itu jadi dingin
dan ketakutan. Di dalam ribuan mimpinya sepanjang hidup, tidak
pernah dia bertemu dengan musuh sekuat dan semantap ini.
Musuhnya jelas tidak peduli kalah atau menang, juga
tidak peduli mati atau hidup, selalu hanya satu jurus, hanya
satu jurus sudah menentukan nasib selanjutnya.
Musuh yang berperilaku seperti ini, kenapa masih bisa
hidup sampai hari ini" Kenapa bisa melanjutkan hidup
dalam beribu-ribu pertempuran"
Lu Tong hanya bisa berpikir sampai disini, mendadak
telapak tangan kanannya terasa dingin. Walaupun masih
belum terasa sakit, tapi dia sudah tahu lima jari tangan
kanannya...... O)))oodwoo(((O BAB 14 Kepala boleh meninggalkan leher, tubuh boleh dibagi
menjadi dua. Kedengarannya walaupun kejam, tapi karena dalam
sekejap sudah masuk ke dalam kematian, hal yang paling
kejam pun hanya sampai disitu, tidak ada lagi perubahan
lainnya atau bahaya tersembunyi.
Tapi ketika seorang yang mengandalkan tangan untuk
membesarkan nama, dan tangannya adalah
kebanggaannya, sekarang mendadak kehilangan tangannya,
tidak perlu dijelaskan lagi kesedihannya di kemudian hari.
Sakitnya sampai menusuk tulang bagi Lu Tong, bukan
datang dari tubuhnya, tapi ketika dia melihat tangan
kanannya hanya tinggal setengah, dia segera menjadi
bengong sejenak.
Dia segera tahu apa yang terjadi, juga tahu dirinya
setelah kehilangan tangan kanan, di dalam nasib dan
hidupnya akan terjadi perubahan.
Tapi tidak peduli dia menyesal atau sakit.
Pokoknya tangan kanan (paling utama) dia sudah cacad
dan tidak berguna. Laksana siripnya ikan atau sayapnya
burung, setelah hilang, bisakah disebut ikan apa" Disebut
burung apa" *.
Tangan kiri dia masih utuh seperti semula, dan tenaga
dalam dia juga sepertinya tidak ada yang hilang.
Tapi jika musuh yang dengan kekuatan penuh pun tidak
bisa dikalahkan, sekarang mendadak kekuatannya tinggal
setengahnya, apa akibatnya seorang idiot pun tahu.
Tangan kiri Lu Tong menghantam tiga kali, pukulan
pertama kekuatannya seperti sebuah gunung runtuh,
pukulan kedua seperti dua buah gunung, dan pukulan
ketiga seperti tiga buah gunung......
Kilatan sinar Mo-to di tangan Hoyan Tiang-souw terlihat
meredup, dia terpaksa menghentikan serangannya,
melayang mundur ke belakang sejauh tiga tombak.
Tubuh dia belum menyentuh lantai, terlihat Lu Tong
yang berwajah licik itu, telapak tangannya berbalik
menghantam ke atas kepalanya sendiri.
"Praak!" darah merah dan cairan putih otak muncrat
kemana-mana. Orang muda yang belum ternama dan hasrat-nya belum
terkabul, kepalanya sudah menjadi bentuk yang sulit
digambarkan dan roboh ke bawah.
Hoyan Tiang-souw menenangkan diri, Mo-to kembali
kesarungnya, masih tetap dikepit diketek kirinya.
Saat ini, dia baru ada waktu melihat pada Cui laan-hoa.
Mata cantik dia penuh dengan kabut, seperti segera akan
ada air mata yang jatuh.
Bersamaan itu dengan garis bibirnya yang iin'lengkung
ke bawah, orang yang sekali melihat sudah t* h u hatinya
sedang hancur. Karena pemandangan yang begitu menakutkan dan
kejam itu, membuat dia lupa posisi kawan dan lawan, dia
hanya tahu satu nyawa yang hidup tiba-tiba menghilang......
Tentu kesedihan dia bukan demi satu nyawa saja, jika
hanya demi seseorang, maka itu bodoh dan sempit seperti
nasionalisme berjiwa sempit yang tidak bisa menerima
orang luar. Kesedihan dia datang dari kejadian yang sepanjang
sejarah tidak berubah sampai sekarang.... yang kuat makan
yang lemah, yang bisa menyesuaikan diri baru bisa hidup.
Coba pikir bukankah hukum alam sangat menakutkan
dan sangat kejam"
Apa lagi ketika kau termasuk dalam golongan lemah
atau tidak bisa menyesuaikan diri.
Di dalam ruangan sedikit pun tidak ada suara.
Mo-to Hoyan Tiang-souw bukan saja sinarnya sudah
menghilang, tetes air mata yang pertanda kematian juga
sudah hilang, sampai mata golok pun sudah menghilang di
dalam sarungnya.
Tapi dia masih merasakan kesedihan dan pilu seberat
gunung...... Dia tidak begitu mengerti, juga tidak merasakan dirinya
ada yang salah.
Tapi dia sangat menghormati dan menikmati udara yang
serius dan misteri seperti ini, maka dia tidak bicara juga
tidak bergerak.
Bagaimana sebenarnya wanita yang cantik ini"
Saat melihat dia, bukan saja dia terpikat oleh
kecantikannya yang tiada duanya itu, juga jelas sekali dia
adalah wanita yang berhati lembut dan halus!
Tapi kenapa dia mengutus orang ingin membunuhku"
Pek-jiu-cian-kiam To Sam-nio bukanlah orang biasa, dia
ingin membunuh ribuan orang, mungkin hanya satu orang
yang tidak bisa dia bunuh.
Jika dari seperseribu orang yang tidak bisa mati itu,
bukan aku Hoyan Tiang-souw, sekarang aku sudah berada
diakhirat, dan tidak berdiri disini.
Tentu lebih-lebih dia tidak akan membunuh Lu Tong.
Jika dia boleh mengutus pembunuh bayaran, buat apa
dia menjadi sedih"
Kenapa dia masih bisa membuat orang merasa dia
adalah orang yang sangat penuh kasih sayang dan lucu"
Dan yang paling penting adalah kenapa dia malah
disandera dan dihina orang"
Benarkah dia telah kehilangan ilmu silatnya"
Masalah ini dia tidak boleh ceroboh sama sekali, maka
Hoyan Tiang-souw menggunakan seluruh kemampuannya
di tambah kepintarannya, dengan teliti memperhatikannya.
Jawabannya, dia benar-benar sedikit pun tidak bisa
bersilat. Walaupun orang tidak bisa bersilat, tetap masih bisa
memerintah pembunuh bayaran, tapi dia sendiri tidak
mungkin dihina orang, dia sendiri pasti sangat pintar,
banyak akalnya.
Tapi kelihatannya dia tidak mirip.
Dia tidak seperti orang yang memiliki kepintar-an,
berkuasa danbanyak siasatnya.
Dia jelas gadis yang sangat cantik penuh kasih sayang
dan sederhana......
Kebiasaan Hoyan Tiang-souw menepuk-nepuk Mo-to di
bawah keteknya dengan dingin berkata: "Apakah kau
sangat kecewa?" Cui Lian-hoa menggelengkan kepala:
"Tidak!"
"Kau berkata tidak, apa maksudnya?"
Pertanyaan aneh seperti ini, hanya Cui Lian-hoa yang
bisa menjawabnya.
"Sebenarnya aku sangat senang, walaupun aku sudah
mendengar di benteng belakang ada suara, tapi aku sama
sekali tidak tahu itu adalah kau, tentu saja juga tidak
terpikirkan kau mau menolongku."
"Punya alasan apa aku tidak menolong wanita yang
dihina orang?"
"Tidak ada." Cui Lian-hoa mulai tersenyum, tiba-tiba dia
seperti kembali lagi kekehidupan manusia, malah
kehidupan manusia di musim semi yang ber-sinar terang, di
kebun bunga yang indah.
Dia kembali berkata:
"Aku bersyukur kali ini kau mau bertindak menolong
jika seperti dulu langsung pergi, maka nasibku sulit
dibayangkan!"
Suara dia dan ekspresi dia, membuat orang yang paling
suka curiga di dunia, jadi tidak akan dan tidak tega
mencurigainya lagi.
Hoyan Tiang-souw mengerutkan alisj tebalnya, seperti
orang yang menelan logam bunuh diri, di dalam perut
terasa berat dan sakit.
Jika menyuruh dia harus menganggap wanita cantik ini
orang yang menyuruh pembunuh bayaran membunuhnya,
dia memberi tahu pada dirinya, sulit dibayangkan juga sulit
bisa dipercaya.
Tapi kenyataannya To Sam-nio pernah muncul, dia pasti
bukan setan dalam mimpi, dia itu sungguhan!
Maka dia mengangkat kepala bersiul panjang, dengan
siulannya dia melepaskan perasaannya yang sulit
dijelaskan. Lalu mendadak meloncat keluar kamar, dalam
sekejap menghilang.....
00 - dw--00 Hoyan Tiang-souw sudah bertekad, harus menyelidiki
masalah ini. Yaitu apakah Cui Lian-hoa penuh kasih sayang seperti
Kwan-im" Atau orang kejam seperti Mo-li" Begitu dia sudah
memutuskan, masalahnya malah menjadi ringan.
Sebab masalah di dunia, sering karena bingung dan tidak
ada tujuan, terasa menjadi sulit.
Jika kau punya tujuan yang jelas, malah mudah
melakukannya. Sekarang Hoyan Tiang-souw juga begitu. Dia
memutuskan diam-diam menyelidiki Cui Lian-hoa, sampai
dia merasa bisa mengambil suatu keputusan.
Maka dia mengerahkan seluruh kemampuan-nya,
pertama menyelidiki di dalam rumah, laki-laki yang hanya
tinggal seorang, Tui-hong-kiam-khek Li Liong.
Sedang yang wanita masih ada seorang pembantu wanita
dan satu gadis pelayan.
Tampang Li Liong dibandingkan Lu Tong jauh lebih
tampan. Walaupun kecurigaan dan tegang di wajahny tidak bisa
ditutupi, tapi dia masih menampilkan dii seorang laki-laki.
Tubuhnya yang tegap, ditambah wajahnya yan; muda
penuh percaya diri, bisa membuat hati wanit. setelah
melihatnya jadi "Dek dek!" an.
Dia mendengar bermacam-macam suara, misal nya
siulan Hoyan Tiang-souw hingga cepat-cepat datanj kesini.
Tapi dia hanya melihat mayat Lu Tong yanj kepalanya
pecah, selain itu hanya ada Cui Lian-hoa yanj cantik.
"Apa yang terjadi?" katanya.
Sorot mata Cui Lian-hoa sama sekali tidak meliha pada
Lu Tong, tapi melihat keluar jendela jawabnya:
"Dia bunuh diri, apa kau tidak bisa melihat-nya?"
"Aku melihatnya." Li Liong berkata, suaranyc sangat
lembut, "tapi dia tidak akan mendadak menjad gila tanpa
sebab bunuh diri! Apa lagi aku masil mendengar siulan
orang lain......"
Cui Lian-hoa berkata:
"Bisakah kau menggambarkan siulan itu?"
"Bisa!" Li Liong berkata, "bagaimana keadaan har. siulan
ini tidak perlu sembarangan menduganya, tapi kekuatan
suaranya bisa membelah batu menembus langit, tenaga
dalamnya kuat sekali. Aku berani jamin burung terbang pun
yang mendengarnya bisa langsung jatuh ke tanah, jika tidak
terluka pasti mati."
"Kau duga siapa orang ini?"
"Aku tidak mau menduganya, katakan saja."
"Jika aku juga tidak tahu?"
"Bagaimana mungkin kau tidak tahu?" suara-nya
mendadak berubah menjadi dingin dan terasa sangat
marah, "walaupun kau melindungi dia, takut dia dikejar
dan dibunuh oleh saudara seperguruanku dari aliran Butong.
Tapi aku beritahu, dia pasti tidak bisa lolos, jika dia
bisa membunuhku."
"Kau bicara apa?" kata Cui Lian-hoa heran. "Aku jujur
memberitahu, aku sudah menyebarkan berita yang amat
jelas, paman guruku pasti bisa tahu seluruh kejadian dan
keadaannya. Jika aku mati, tidak peduli mati di bawah racun ulat
Biauw Cia-sa, atau mati di tangan orang yang ingin kau
lindungi itu, pokoknya mereka jangan harap bisa hidup lagi
satu tahun."
Dia tertawa dingin, tidak sadar membocorkan
kenyataannya. Cui Lian-hoa terkejut dan berkata:
"Apakah begitu kau mendengar siulannya, segera
mengatur ini semua" Tapi siapa orang yang mengeluarkan
si ulan itu" Apakah kau sudah tahu lebih dulu?"
Li Liong menggelengkan kepala:
"Aku tidak tahu, aku hanya melaporkan segala
Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kejadiannya. Aku yakin pada mereka, yaitu saudara
seperguruanku dari aliran Bu-tong, pasti bisa mengandalkan
laporan ini, menyelidiki siapa orang itu!"
Cui Lian-hoa menganggukan kepala dengan lembut
berkata: "Penjelasanmu sangat masuk akal. Tapi jika orang itu
sama sekali tidak ingin membunuhmu, sedangkan kau
sudah menanamkan mala petaka pada dia, apakah kau
tidak merasa bersalah?"
Li Liong tertawa dingin lalu berkata:
"Bagaimana pun aku sudah mau mati, walau pun mati
oleh racun ulatnya Biauw Cia-sa, tapi ada orang
menemaniku mati, itu tidak apa-apa bukan?"
Wajah Cui Lian-hoa segera menjadi pucat, dengan pelan
berkata: "Sungguh tidak disangka kau orang yang begitu egois!"
Sorot mata Li Liong berkilat-kilat, dengan suara yang
amat benci berkata:
"Apakah orang itu tidak egois" dia telah mengalahkan
aku?" "Benar, di dalam hatiku tanpa sebab mendadak jadi
bertambah berat, sebenarnya dia hanya bertemu sekali
denganku, sehalusnya bisa dikatakan orang asing.
Tapi sekarang jadi tidak sama lagi, dia jelas seorang
pendekar, dia tidak minta balasan, bertindak karena sudah
seharusnya, di dalam hati dia mungkin aku orang yang
pantas dibela. Tapi garis besarnya dia tetap memandang aku sebagai
salah satu manusia. Terhadap orang lain, tidak peduli lakilaki
atau perempuan, jika berada dalam kondisi seperti aku,
dia pun akan mengulurkan tangan menolong!"
Li Liong tertawa dingin, berkata:
"Sebenarnya siapa dia" aku seperti jadi idiot, malah
mendesakmu masuk ke dalam pelukannya?"
"Siapa dia tidak penting," jawabnya, wajahnya tampak
kebingungan. Bagaimana dia tidak bingung" Bagaimana dia tidak
bengong" Laki-laki yang gagah perkasa itu, mendadak muncul
mendadak menghilang.
Sepanjang hidupnya hatinya seperti air tenang, tapi
sekarang keadaan hatinya beriak, bergelombang!
"Buat apa kau tahu siapa dia?" Cui Lian-hoa balik
bertanya, "apa kau sungguh-sungguh ingin mencari dia"
Atau kau ingin mengantarkan bahan yang lebih jelas pada
saudara seperguranmu, supaya mereka yang masih hidup di
dunia ini saling bunuh mem-bunuh"'
Tapi Li Liong bersikeras:
"Terserah aku bisa melakukan apa saja, kau hanya perlu
memberitahu padaku saja!"
Cui Lian-hoa menghela nafas:
"Kau sungguh bodoh. Kau berusaha mencari seseorang
musuh yang tadinya bukan musuh, apa untungnya bagimu
atau orang lain?"
Li Liong mengadukan giginya berkata:
"Dia sudah lama jadi musuhku, karena aku tidak bisa
menerima dia hidup di dunia ini. Dan jika setelah orang
mati bakal menjadi setan, aku pun pasti akan mencari dia
untuk bertarung!"
Walaupun orang yang paling tidak berotak, tentu tahu
kenapa Li Liong tidak mau melepaskan musuhnya... I
loyan Tiang-souw.
Tentu saja Cui Lian-hoa tahu, saat itu tidak tahar dia
tersenyum kasihan padanya, bersamaan di" menggelengkan
kepala dan berkata:
"Tidak, aku tidak bisa beritahukan padamu, sebab dia
sama sekali tidak tahu ada musuh yang seperti dirimu ini,
apalagi jika kau menyuruh orang lain diam-diam
membunuh dia, buat dia itu sangat tidak adil!"
"Bagus, tapi kau terpaksa harus berkorban, maksudku
adalah aku bisa melepaskan dia, asal kau mau melakukan
keinginanku! Apakah kau mau melakukannya?"
Sejak zaman dahulu, wanita cantik mana pun tahu
maksud di dalam hati laki-laki.
Juga tahu harus bagaimana melakukannya baru tepat.
Maka Cui Lian-hoa pun tahu maksud di dalam hati dia.
Tapi dia tidak ingin melakukannya.
Masalah antara laki-laki dengan perempuan, asalkan ada
sedikit saja rasa terpaksa, itu jadi tidak berarti.
Tapi kenapa semua laki laki tidak berpikiran demikian"
Jika dia setiap kali harus melakukannya demi sebab
sesuatu, maka apa bedanya dia dengan pelacur yang
dibayar" Li Liong memasang telinga dengan! teliti mendengarkan
keadaan di sekeliling, setelah memastikan tidak ada yang
aneh. Sorot matanya mendadak jadi membara, menatap
pada tubuhnya Cui Lian-hoa, sambil membusungkan dada
berjalan mendekatinya.
Tubuhnya yang tinggi, kakinya panjang, hanya dua
langkah sudah berada di hadapannya, lalu menjulurkan
tangan menarik.
Baju atas Cui Lian-hoa sudah dirobeknya, terlihat tubuh
atasnya yang putih bersih, jika tidak ada kain penutup dada,
maka buah dadanya pasti terlihat jelas.
Cui Lian-hoa tidak menjerit, juga tidak mundur ke
belakang menghindar.
Dia dengan lembut berkata:
"Li Liong, tolong dengarkan satu nasihatku?"
"Nasihat" Jika nyawaku tinggal tiga hari lagi, siapa yang
memerlukan nasihat?"
"Aku mendengar di luar ada suara aneh, ketika Lu Tong
mau memperkosa aku, aku juga pernah memberitahukan
padanya!" Tangan Li Liong menekan pedang sambil tertawa il ingin
berkata: "Jika kau bukan ingin menakut-nakuti, itu paling bagus,
sayang aku tahu di dalam radius sepuluh tombak ini satu
tikus pun tidak ada......"
Tiba-tiba di jendela terlihat satu wajah yang matanya
besar alisnya tebal.
Sepasang matanya yang seperti mata macan itu,
menyorot sinar dingin yang menakutkan.
Li Liong tidak melihatnya, malah masih terus tertawa
dingin dan berkata:
"Biar pun Biauw Cia-sa mendadak pulang, aku
bersumpah akan membunuh dia lebih dulu lalu memakan
kau hidup-hidup."
Cui Lian-hoa pun tidak melihat wajah orang di luar
jendela itu. Satu-satunya yang dia bisa lakukan sekarang, adalah
memejamkan matanya dengan sedih.
Tingkah laki-laki selalu seperti ini, ketika dia
menyukaimu, maka tidak ada apa pun yang bisa
menghalangi dia!
Saat telapak tangan Li Liong yang besar itu hampir
menyentuh leher putihnya Cui Lian-hoa, mendadak
gerakannya berhenti.
Itu karena tiba-tiba di seluruh ruangan terasa penuh oleh
hawa membunuh yang dingin yang sulit digambarkan.
Dinginnya membuat orang tidak tahan sampai
menggigil. Tangan yang dijulurkannya diam tidak ber-gerak, telinga
mata dan otak bersama-sama digunakan. Inilah hasil dia
belatih dengan susah payah selama bertahun-tahun,
sekarang tampak hasilnya.
Dia tahu ada orang yang meloncat masuk ke dalam
melalui jendela, walaupun arahnya di belakang dia,
sehingga tidak terlihat. Tapi gerakannya memberi tahu,
orang itu kira-kira berdiri di belakang dia sejauh delapan
kaki. Siapa pun jika berniat diam-diam menyerang tentu
sebisanya tidak menimbulkan suara. Tapi orang di belakang
ini tidak, malah dengan jelas sengaja mengeluarkan suara.
Di tambah hawa membunuh dingin yang memenuhi
seluruh ruangan.
Orang yang datang ini tentu saja bukan orang biasa.
Begitu Li Liong memutar otaknya, dia sudah berani
bertaruh orang ini adalah orang yang bertarung dengan Lu
Tong. Pedangnya di dalam sarung samar-samar meng gema, ini
hal yang tidak pernah terjadi.
Juga gelagat yang amat berbahaya dan menakutkan.
Jurus pedang, tenaga dalam aliran lurus karena
latihannya sangat dalam di bidang kejiwaannya, maka
orang pesilat tinggi yang bisa mencapai taraf ini, sering
mendapatkan gejala sebelum kejadian terjadi.
Ini termasuk dalam keberhasilan khusus di bidang
kejiwaan. Pesilat pedang biasa tentu tidak bisa melakukan hal ini,
dan dari sini bisa dilihat Tui-hong-kiam-khek adalah orang
yang benar-benar memiliki ilmu tinggi.
Kepala Li Liong tidak menoleh, dia berdiri tegak seperti
patung batu, dengan dingin berkata:
"Siapa kau?"
Orang yang di belakang itu suaranya seperti geledek:
"Hoyan Tiang-souw."
"Ooo, ternyata kau adalah Mo-to itu." Setiap otot setiap
syaraf di seluruh tubuh Li Liong semakin mengencang.
Mo-to Hoyan Tiang-souw pembunuh khusus pesilat
tinggi, goloknya tidak pernah memberi ampun, ini adalah
peristiwa besar di dunia persilatan beberapa bulan ini hal
yang diketahui oleh semua orang. Dengan kata lain, Hoyan
Tiang-souw sudah menjadi orang terkenal.
Dia berkata lagi:
"Rasanya aku tidak kenal denganmu."
"Betul, kita tidak saling kenal. Tapi karena ada Cu Lianhoa
di tengah-tengah, maka masalahnya jad berbeda!"
"Aku mengerti maksudmu!" Li Liong berkata, dar juga
tidak merubah posisinya membelakangi lawan, "Aku selalu
berharap bisa bertemu dengan lawan yang seperti kau ini.
Kau mau percaya atau tidak, pokoknya sekarang
semangatku lebih bergairah padamu dari pada terhadap Cui
Lian-hoa!"
"Mmm, kedengarannya bisa dipercaya.," Hoyan Tiangsouw
berkata, sambil menggoyangkan tangan supaya Cui
Lian-hoa mundur.
Menunggu dia mundur sampai ke sudut, dia baru
melanjutkan perkataannya:
"Sekarang walaupun kau bergairah terhadap dia,
mungkin harus menanyakan dulu pada Mo-to ku!"
Li Liong bersikeras katanya:
"Aku sekarang hanya bergairah padamu."
Suara Hoyan Tiang-souw sangat kasar dan sangat tidak
sungkan: "Jangan banyak omong kosong, kau cabut pedangmu,
maka akupun akan cabut golokku begitu saja, tidak perlu
bicara lagi!" ,
Dia seperti memandang lawannya seorang penakut.
Dalam nada bicaranya seperti memandang lawannya
takutmati sehingga mengulur-ulur waktu.
Li Liong menjadi marah besar, dia merasa penghinaan
ini tidak bisa diterima, sinar berkilau dari pedang panjang
yang dingin sudah keluar dari sarungnya.
Saat ini Mo-to nya Hoyan Tiang-souw pun sudah
bergerak, sarung antik di keteknya pun sudah dilemparkan
ke samping. Begitu goloknya keluar, hawa dingin di ruangan terasa
semakin dingin.
Tubuh Li Liong hanya sedikit tergetar, lalu biasa lagi.
Hoyan Tiang-souw berkata marah: "Jika kau keluaran
dari perguruan besar ternama Bu-tong-pai, kenapa tidak
berani membalikan tubuh berhadapan dengan aku?"
Tadinya Hoyan Tiang-souw tidak tahu jati diri Li Liong,
setelah mendengarkan pembicaraannya dengan Cui Lianhoa
baru dia mengetahuinya.
Di lain pihak, dia juga tahu setiap orang yang takut pada
kekuatan misterius Mo-to (yaitu orang orang yang pernah
melakukan kejahatan), hanya dengan membelakangi Mo-to,
jadi tidak akan sampai di kalahkan.
Li Liong jelas menggunakan cara ini, jadi bisa dilihat dia
pasti orang yang jahat.
Itulah sebabnya Hoyan Tiang-souw segera naik pitam,
amarahnya seperti benda yang berbentuk, menembak keluar
dari ujung alis tebalnya.
Setelah Cui Lian-hoa melihatnya, tidak tahan dia terkejut
dan berkata, suaranya tetap sangat enak di dengar dan
lembut: "Hoyan Tiang-souw, kau jangan terlalu marah, begitu
marah maka jurus golokmu akan timbul kelemahannya!"
Kenyataannya dia malah salah melihat permasalahan.
Hanya Li Liong yang bisa, karena marah ilmu silatnya
jadi timbul kelemahannya.
Tapi buat Hoyan Tiang-souw malah semakin marah
semakin hebat, orang yang tadinya tidak bisa dibunuh, saat
amarahnya mencapai puncak maka dia baru bisa
membunuhnya! "Tutup mulutmu!" bentak Hoyan Tiang-souw
Di dalam hati dia kesal karena Cui Lian-hoa banyak
mulut, begitu amarahnya bertambah, kekuatan Mo-to nya
jadi semakin dahsyat!
Li Liong berturut-turut menarik nafas tiga kali, tapi tetap
tidak bisa menghilangkan rasa takut di dalam hatinya, saat
itu diam-diam dia sangat terkejut, matanya melirik beberapa
kali, memperhitungkan bisa tidak menangkap Cui Lian-hoa
sebagai sandera.
Lalu muncul sebuah siasat, sorot matanya beralih kepada
Cui Lian-hoa dan berkata:
"Cui Lian-hoa, keluarlah dari kamar, hari ini walaupun
aku kalah sampai mati, tapi aku tidak mau dilihat olehmu!"
Cui Lian-hoa berpikir sebentar, merasa kata-katanya
Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
masuk akal, maka dia mau melangkah.
Tapi Hoyan Tiang-souw dengan suara seperti' geledek
menggema: "Jangan bergerak!"
Cui Lian-hoa menurut, dia berdiri tegak seperti ayam
kayu. Hoyan Tiang-souw berkata lagi:
"Begitu kau bergerak maka dia punya kesempatan
menangkapmu. Jika aku salah menduga, aku akan minta
maaf pada dia, sekarang kau hanya perlu memejamkan
mata saja sudah cukup, buat apa kau pergi keluar?"
Cui Lian-hoa mendengar perkataannya lebih masuk akal,
maka dia memejamkan sepasang matanya dan berkata:
"Betul, buat apa aku keluar, asal aku tidak melihatnya
sudah cukup!"
Orang cantik, tidak peduli rupanya bagaimana, wajahnya
bagaimana, semuanya tetap enak dipandang. Tindakan
memejamkan matanya juga demikian. Begitu Hoyan Tiangsouw
tidak konsentrasi, hawa amarahnya jadi menurun.
Li Liong memutar tubuhnya yang tegap, pertama kali
berhadapan muka dengan Mo-to yang menggemparkan
dunia itu. Jika bukan kekuatan golok lawan mendadak turun,
tubuh dia tidak akan bisa dibalikan. Dia menganggukkan
kepala: "Aku sudah bisa melihatmu! Menurut pandang
anku, golokmu sangat bagus, dan jurus goloknya mungkin
lebih bagus dari pada goloknya!"
Hoyan Tiang-souw mengerutkan alis tebalnya, alisnya
hampir menjadi satu, dia berkata: "Kau pergilah!" "Kenapa
aku harus pergi?"
"Golokku dan pedangmu asal sekali bergerak, maka
hanya kau yang mati atau aku yang mati, tidak ada jalan
lain." Li Liong sedikit tertegun.
Walaupun dalam beberapa detik bisa menentukan
kematian, di dalam hati juga tidak tahan terbayang
beberapa kejadian masa lalu.
Salah satunya adalah saat disisi sebuah air terjun,
tubuhnya bergerak seperti walet terbang, di kedua sisi
baliho, menggulung keluar sinar pedang menyabet air
terjun. Di dalam air terjun tidak ada satu benda pun untuk
dijadikan sasaran, yang dia tusuk bukan nyawa, tapi adalah
air yang terjun ke bawah.
Air pasti mengalir ke bawah, air di seluruh dunia juga
begitu. Dengan kata lain, begitu musuh bergerak aku akan
bergerak lebih cepat, walaupun tenaga dalamnya, di dalam
aliran elang di Bu-tong masih belum tinggi, dia harus lebih
cepat dari pikiran lawannya.
Yaitu 'pikiran lawan baru bergerak, aku sudah bergerak
lebih dulu' baru lulus.
Pesilat tinggi dari aliran Elang bisa membunuh musuh
kuat dalam jarak ribuan Li, semudah mem-balikan tangan,
tentu saja ada jurus rahasianya.
Hay... apa yang dikatakan Hoyan Tiang-souw memang
benar, tidak peduli golok yang bergerak atau pedang yang
bergerak, pasti ada satu pihak tumbang, tidak ada jalan lain!
Pikiran dia berputar terus, malah terbenam dalam
kenangan saat latihan pedang di masa lalu, sedikit pun tidak
mengendur. Asal golok lawan bergerak, maka pedang dia bisa dengan
lebih cepat menyerang.
Hoyan Tiang-souw tidak bergerak, maka Li Liong pun
berdiri laksana gunung. souw.
Sekuat tenaga dia ingin membangkitkan semangat
bertarungnya untuk melakukan duel hidup mati, tapi dia
sudah tidak mampu lagi, bukan saja seluruh otot di
tubuhnya sudah kaku, sampai tenaga dalam pun terasa
tersumbat. Akhirnya dia menghela nafas dalam-dalam dan berkata:
"Nama besar Mo-to memang bukan di dapat karena
keberuntungan, seumur hidup aku berlatih ilmu pedang,
tapi satu jurus pedang pun tidak bisa dikeluarkan."
Saat ini Cui Lian-hoa baru membuka matanya, dengan
riang berkata: "Apa kalian tidak bertarung lagi" Bagus sekali!" Hoyan
Tiang-souw berkata:
Tapi kenapa Mo-to lawan yang tidak bergerak, masih
bisa mengeluarkan hawa membunuh dan menekan,
membuat orang semakin merasa tidak berdaya
melawannya"
Apakah dia tanpa menggerakan golok mampu
membunuh musuhnya"
Dua orang itu berdiri saling berhadapan, seperminuman
satu cangkir teh sudah berlalu.
Tiba-tiba Hoyan Tiang-souw menurunkan goloknya ke
bawah, melihat ke sekeliling satu kali, lalu berjalan dengan
langkah besar, memungut sarung goloknya yang ditaburi
dengan permata.
Setelah goloknya masuk ke dalam sarung, hawa di dalam
ruangan segera kembali normal.
Li Liong masih tetap tidak bergerak, sepasang matanya
melotot mengawasi setiap gerakan Hoyan Tiang-
"Tidak bagus, jika kau takut melihat ada oranj yang
mati!" Mata Cui Lian-hoa yang hitam jernili bolak ImIiI
melihat wajah kedua orang itu, lalu s.nuhi menganggukan
kepala berkata:
"Kalian tetap telah menentukan kalali dan menang!
Walau itu bukan harapanku, tapi kej.ulian di dunia selalu
begitu, selalu tidak bisa berbua t apa -apa'"
Dia menghela nafas perlahan, menundukan kepala
membiarkan rambut panjangnya menutupi pemandangan di
depan matanya. Li Liong tersenyum dan berkata:
"Saudara Hoyan, walaupun hari ini aku kilah, walaupun
sulit bisa selamat, tapi di dalam haliku lelap sangat senang!
Paling sedikit aku telah menyaksikan seorang wanita cantik
berbela sungkawa demi aku, sedih demi aku......"
Itulah anehnya laki-laki, sebenarnya jika kalah sampai
mati, apa hubungannya dengan ada tidak adanya wanita
cantik berbela sungkawa dan sedih demi dia"
((OOO>dw
bau harum tanah dan pepohonan, masuk ke dalam kelopak
mata, menerpa ke dalam hidung, membuat orang
terlena...... Di bawah ketek kiri Hoyan Tiang-souw masih
mengempit Mo-to, tangan kanan menopang pada satu
pohon besar, dengan kebingungan berkata:
"Kau tidak lelah?"
"Tidak, tidak lelah!" kata Cui Lian-hoa tersenyum.
"Walaupun aku telah melakukan beberapa hal untukmu,
tapi juga sudah membuat hatimu jadi tidak tenang, karena
aku telah membunuh dua orang!"
"Aku sudah melihat semuanya, apakah aku tidak tahu?"
Hoyan Tiang-souw menggaruk-garuk kepala dan berkata:
"Tentu saja kau tahu, maksudku bukankah kau tadinya
merasa sedih?"
"Aku memang sangat sedih......" dia melihat wajah
pemuda itu sedikit berubah, maka berkata lagi, "tapi kau
tidak bisa melihat rasa senangnya aku, karena kau selamat
wal afiat dan gagah perkasa!"
Mulut Hoyan Tiang-souw yang biasanya sulit melongo
sekarang tidak sadar melongo besar. Sesaat baru dia
berkata: "Kau pernah senang seperti ini?"
"Sebenarnya sidit mengatakannya, pernahkah aku
senang demi dirimu" Sekarang aku sendiri pun tidak tahu,
tapi jika kau bisa berjanji padaku, pasti tidak tiba-tiba
melarikan diri, maka aku bisa mendapatkan jawabannya!"
Bau harum yang seperti bunga anggrek, senyum yang
amat cantik, dan perbincangan yang penuh mesra dan
kelicikan......
Sesaat Hoyan Tiang-souw jadi tertegun, seperti mabuk,
seperti idiot. Setelah beberapa saat, baru dengan tingkah dan suara
seperti bersumpah dia mengatakan:
"Aku berjanji, pasti tidak akan mendadak melarikan
diri." "Bagus sekali." Tubuh Cui Lian-hoa menyandar ke atas
pohon besar, sehingga dengan sendirinya menyentuh lengan
dia yang kuat berotot. Dia berkata lagi, "aku benar-benar
sangat takut kau tiba-tiba melari kan diri, entah apa
sebabnya aku bisa takut" Aku sudah melewati beberapa
tahun kehidupan yang susah, masih takut apa lagi?"
Ketakutan yang tidak bisa disebutkan di lubuk hatinya
itu, tampak sekali dari kaki, tangan, seluruh tubuh dan
wajah cantiknya!
Hati Hoyan Tiang-souw jadi lemah, sampai kedua
lengannya yang paling kuat itupun jadi ikut lemah.
Sampai-sampai Mo-to yang dikepit di keteknya juga
hampir jatuh ke bawah.
Tubuh dia yang hangat lembut, bau harum menerpa
hidung, dan perasaan aneh dari sentuhannya, membuat
orang seperti berada di dalam mimpi......
Dia sekuatnya mengadukan giginya supaya dirinya
berdiri tegak dan mantap, supaya bisa meno-pang berat
tubuhnya (sebenarnya dengan berat tubuhnya, dia bisa
sekali tangkap dan melemparkan sejauh dua puluh tombak
jauhnya). Rasa sentuhan itu, seumur hidup dia belum pernah
merasakannya. Darah di dalam tubuhnya terasa mengalir cepat,
perasaannya panas bergelora.
Namun sedikit pun dia tidak mengerti kenapa bisa
begini" Kenapa hanya disentuh dia saja sudah bisa jadi begini"
Apakah seorang laki-laki kalau di sentuh wanita maka
akan terjadi perasaan aneh seperti ini dan mengesankan"
Apakah dia juga sama seperti ini" Jika dia tidak, maka
dia bukankah laki-laki, sama seperti idiot dibohongi"
Walau yang membohongi dia hanya perasaan-nya yang
keterlaluan, tapi pikiran yang dibohongi dipastikan ada.
Tiba-tiba tubuh Cui Lian-hoa bersandar ke dalam
lengannya. Jika saat ini dia melepaskan tangannya, dia tidak
diragukan lagi akan jatuh ke bawah.
Dengan pelan Cui Lian-hoa berkata:
"Tubuhku sedikit pun tidak lelah, tapi hatiku sangat lelah
dan tidak bertenaga. Tapi ini hanya kemarin-kemarin,
sekarang tidak sama, saat ini jiwaku mendadak seperti
menjadi kuat, apakah ini disebabkan olehmu?"
"Aku" Kenapa olehku?" kata Hoyan Tiang-souw
keheranan. "Ku lihat pasti karenamu. Tidak ada orang lain yang bisa
membuat hati dan tubuhku bersemangat seperti sekarang!
Coba kau beritahu, apakah semua karena kekuatan Mo-to?"
"Mo-to?" Hoyan Tiang-souw berpikir dan merasa
kebingungan katanya lagi, "Mo-to sepertinya tidak
mengurusi hal begini, dia hanya mengurus orang jahat yang
tidak bisa diampuni saja!
Jika lawan semakin jahat, maka dia semakin kuat
mungkin karena kau bukan orang jahat" Maka bagaimam
mungkin dia berpengaruh padamu?"
Cui Lian-hoa tertawa dan berkata:
"Bodoh, jika berpengaruh pada yang jahat, mana bisa
kita bicara baik-baik" Tapi jika berpengamh pada yang
baik......apakah dia ada kemungkinan seperti ini?"
Hoyan Tiang-souw dengan tegas berkata: "Tidak ada.
Dia bukan dewa, tidak mungkin memiliki kegunaan hebat
seperti itu."
Cui Lian-hoa sejenak terkejut dan berkata:
"Lalu kenapa saat aku menyandar padamu, hatiku jadi
merasa mantap dan bertenaga" Apakah itu tenagamu
sendiri?" Mulut Hoyan Tiang-souw menganga besar: "Diriku" aku
punya tenaga apa" selain membunuh orang, yang lainnya
aku tidak bisa!"
Dia berhenti sejanak lalu melanjutkan: "Apakah seluruh
wanita cantik memang seperti kau" Khusus membuat orang
jadi bingung, tidak bisa dengan jelas melihat segala hal?"
Cui Lian-hoa menganggukkan kepala: "Tidak salah, ku
dengar sejak zaman dahulu sampai sekarang juga sama
begini! Itulah maksudnya wanita cantik adalah
malapetaka." i
Hoyan Tiang-souw terlolong-lolong beberapa saat baru
berkata: "Maaf, aku masih tidak begitu mengerti maksudmu!"
"Aku juga tidak mengerti. Tapi kita bisa ber-sama-sama
mencari jawabannya, baik tidak?"
Tubuhnya harum hangat, senyumannya seperti bunga,
suaranya seperti kicauan burung.
Sesaat Hoyan Tiang-souw jadi tertegun:
"Kita bersama-sama" Kau berencana bersama sama
berjalan denganku?"
"Tentu saja aku berharap ikut denganmu. Tapi jika kau
merasa tidak leluasa, maka aku masih bisa diam-diam pergi
meninggalkanmu!"
Hay! Tuan langit tua! Dia berkata dia diam-diam akan
pergi meninggalkan, tapi gadis secantik dia ini, kemana bisa
'diam diam' pergi"
Bagaimana dia bisa melanjutkan hidupnya"
Jika dia tidak mau apa-apa" 'apa-apa' ini sebenarnya
'laki-laki'. Hoyan Tiang-souw kembali mengerutkan alis tebalnya,
wajahnya penuh dengan hawa membunuh berkata:
"Jika ada orang berani menghinamu, walaupun terjadi
darah mengalir seperti anak sungai, suara tangisan sampai
Asmara Pedang Dan Golok Karya Suma Leng di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ribuan Li, itupun karena kelakuan mereka sendiri."
Cui Lian-hoa merasa senang katanya:
"Bagus sekali. Tapi kau belum menyelesaikan katakatamu,
jika masih ada keadaan lain bagaimana?"
Hoyan Tiang-souw membalikan tubuh, mata macannya
melihat jauh ke gunung yang hijau, dan awan putih yang
berubah-rubah, berkata dingin:
"Jika kau adalah bara api, para laki-laki itu hanyalah
serangga terbang yang menerkam api. Maka aku mau
berpikir, sebenarnya penting bara api" Atau lebih penting
serangga terbang!"
Suara dia dinginnya seperti saat Mo-to keluar dar
sarungnya, dia sepertinya sudah tidak bertubuh, tidal
berperasaan, lebih-lebih tidak berhasil atau gagal, terhormat
atau terhina......
Cui Lian-hoa terdiam sejenak, lalu dengan tegas berkata:
"Kau balikan tubuhmu lagi boleh tidak" Aku ingin
melihat matamu, alismu, aku tidak ingin kau melupakan
aku ini siapa! Dan yang paling penting adalah aku ingin kau
tahu siapa aku sebenarnya......"
Bagaimana mungkin dia tidak tahu siapa dia"
Tapi kenapa dia berkata begini"
Siapa sebenarnya dia"
0o@o0 BAB 15 Di dalam rumah selain gelap, sedikit pun tidak ada
suara, sampai nafas dan suara batuk pun lama tidak
terdengar, sepertinya orang-orang di dalam rumah ini sudah
mati semua! Li Poh-hoan sudah cukup lama berdiri di luar rumah, dia
tetap tidak bergerak. Wajah dia yang tampan dan tubuhnya
yang tegap lurus dan tinggi, juga tidak terlihat di dalam
kegelapan malam.
Mendadak dia mendorong membuka pintu rumah,
masuk dengan langkah besar, dan mengeluar-kan batu api
menyalakan lampu dengan sinar redup, tapi cukup
menerangi seluruh rumah.
Di dalam rumah memang tidak ada orang hidup, di atas
lantai walaupun ada dua sosok manusia, tapi semuanya
sudah mati, maka tidak bisa disebut orang, hanya bisa
disebut mayat. Li Poh-hoan dengan teliti memeriksa sejenak, mendadak
dari dalam kantongnya mengeluarkan sebuah benda
berserat warna abu-abu yang dilipat persegi. Sekali
mengayunkan tangannya sudah berubah menjadi jaring
serat selebar dua kaki panjang tiga kaki, lalu memasang
telinga mendengarkan.
Sinar lemahnya seperti malam bintang tidak bersinar,
lima orang diam-diam berjalan mendekati ramah itu.
Di dalam rumah menembus keluar sinar lampu yang
kekuning-kuningan, mungkin masih ada orang belum tidur
di tengah malam ini.
Lima orang itu dibagi menjadi dua kelompok, dua orang
di depan, satu laki-laki satu perempuan, yang di belakang
adalah dua laki laki satu perempuan.
Begitu dua orang yang di depan menghentikan
langkahnya, tiga orang di belakang juga mendekat, berdiri
diam tidak bersuara. Kelihatan dua orang yang di depan
kedudukannya lebih tinggi dari tiga orang yang ada di
belakang. Lemahnya sinar bintang membuat orang tidak bisa
melihat dengan jelas wajah semua orang.
Tapi yang perempuan itu sudah membuka suara, lembut
dan merdunya suaranya, orang yang pernah mendengarnya
pasti tidak bisa lupa dia adalah Pu-couw-siancu.
Wajah yang laki laki itu walaupun sulit bisa dilihat
dengan jelas, tapi suaranya menjelaskan masih sangat
muda, ucapannya cepat dan jelas, rasanya wajah nya tidak
akan buruk. Laki-laki muda itu berkata:
Sebenarnya di luar sedikit suara pun tidak adaj tapi dia
seperti orang lemah syawat penuh curiga, matanya dengan
cepat melihat ke atas tiang atap......
"Siancu, kita sudah memeriksanya, di dalam rumah
sedikit pun tidak ada suara, lebih baik kita masuk saja
melihatnya, bagaimana?"
Suara Pu-couw-siancu manis membuat hati orang
menjadi segar, sambil tertawa lembut dia berkata:
"Baiklah, yang lain berpencar, jika ada orang keluar,
kecuali ada perintah, semua dihadang dan dibunuh!"
Perintah ini sangat tidak berperasaan dan kejam, tapi
diucapkan oleh suara yang manis, sungguh sangat tidak
serasi. Dua laki-laki satu perempuan yang berdiri hormat
menyahut sekali, lalu berpencar bersembunyi di kegelapan
malam. Pu-couw-siancu dan laki-laki muda itu berjalan pelanpelan,
lalu mendorong membuka pintu dan masuk ke dalam
rumah. Di bawah sinar lampu terlihat mata cantik Pu-couwsiancu
seperti air jernih, wajah yang secantik bunga
bersinar-sinar, cantik sekali.
Tapi yang laki-laki muda itupun tampan dan bisa
menarikperhatian semua orang.
Terlihat wajah dia seperti memakai bedak, bibir seperti
memakai lipstik, matanya hitam putih sangat jelas dan juga
lincah, rasanya lebih cantik dari pada wanita cantik, apa
lagi tingkahnya sedikit genit, jadi tampak sedikit lebih
menonjol. Mereka melihat dua mayat di dalam rumah,
memeriksanya dengan teliti, lalu melihat-lihat ke sekeliling,
baru kembali ke sisi meja.
Pu-couw-siancu duduk di kursi, laki-laki tampan itu
berdiri disisinya.
Pu-couw-siancu berkata: "Liong Siang-yang, kau ingin
berkata apa?" Laki-laki tampan itu dengan lembu t berkata:
"Siancu, jika bicaraku salah, tolong jangan salahkan aku!"
Pu-couw-siancu menganggukan kepala, lalu mengangkat
kepala melihat-lihat ke atas ke setiap tiang atap.
Tapi gerakan dia ini selain tidak ada penjelasan, juga
tidak ada ekspresi.
Maka pikiran dan perasaan apa yang ada di dalam
hatinya, siapa pun tidak bisa tahu.
Sambil tertawa Liong Siang-yang berkata menjilat:
"Siancu, dua orang ini pesilat tinggi. Yang satu mati karena
memukul kepalanya sendiri, yang satunya lagi di bunuh
oleh hawa pedang. Jika mereka bukan pesilat tinggi, maka
yang satu sulit bisa meng-hancurkan kepala sendiri, yang
satunya lagi juga tidak pantas dibunuh oleh 'hawa pedang'
ilmu silatyang sangat tinggi ini!" Pu-couw-siancu berkata:
"Betul sekali, tapi siapa yang membunuh mereka"
Sudah berapa lama dia pergi" Kita bisa mengejarnya
tidak" Bagaimana keadaan kakakku?" ,
Sederetan pertanyaan yang sulit dijawab.
Liong Siang-yang berpikir sejenak lalu berkata: "Aku
tidak tahu siapa yang membunuh mereka, tapi mayatnya
sudah dingin, itu bisa dilihat orangnya sudah lama pergi.
Tapi......"
Mendadak dia mengangkat kepala melihat-lihat pada
tiang atap, baru berkata:
"Tapi pembunuhnya mungkin sudah pergi jauh, juga
mungkin masih ada disini, terhadap hal ini aku tidak
yakin!" Pu-couw-siancu terdiam menundukan kepala, menutupi
matanya yang mendadak menyorot sinar tajam dan dingin.
Dia terkejut oleh kehebatan ilmu silat Liong Siang-yang
dan kemampuan penyelidikannya yang sangat teliti.
Sebenarnya siapa pun ingin anak buahnya
berkemampuan tinggi, tapi Liong Siang-yang adalah
wakilnya, kedudukannya sama dengan To Sam-nio dulu.
Maka keadaannya jadi berbeda!
Dia mengangkat kepalanya sedikit, ekspresinya selain
khawatir juga kesepian.
Liong Siang-yang melihat sampai matanya berkedipkedip,
baru berkata: "Siancu kau kenapa" Kau merasa keadaannya sangat
tidak menyenangkan?"
Terdengar suara Pu-couw-siancu yang sangat sedih dan
berkata: "Benar, aku merasa keadaannya sangat tidak
menyenangkan, kukira ini siasatnya Biauw Cia-sa. sampai
To Sam-nio pun sudah celaka."
Liong Siang-yang keheranan:
"Ternyata kau mengutus dia kesini untuk melindungi
kakakmu. Tapi kenapa dia tidak ada disini" Walaupun dia
sudah dicelakai oleh Biauw Cia-sa, seharusnya ada jejaknya
walaupun sedikit!"
"Justru karena sedikit jejak pun tidak ada, aku jadi
khawatir." Pu-couw-siancu berkata, "yang paling aku
khawatirkan adalah di kemudian hari aku bertemu dengan
dia, tapi dia terluka, dengan demikian jadi menjelaskan
kenapa dia datangnya lebih telat dari pada kita."
Liong Siang-yang berguman:
"Betul, betul! Sebenarnya dia sudah datang kesini,
sebelum kejadian juga sudah bicara dengan Biauw Cia-sa,
sehingga kakakmu hilang misterius, anak buahnya Biauw
Cia-sa juga tewas. Kita bukan saja sia-sia kemari, mungkin
masih ada musuh yang tidak diketahui......"
"Muncul musuh yang tidak diketahui, walau pun tidak
bagus. Tapi saat ini yang paling aku khawatir kan adalah
kakakku!" Liong Siang-yang melihat dia sangat depresi, dan
tidak pura-pura, dia jadi merasa keheranan:
"Kau masih memikirkan kakakmu" Aku ingat pada suatu
kali guru pernah mengatakan, pikiran di antara kalian
kakak beradik sudah tidak nyambung lagi, kau tidak akan
merindukan dia lagi, malah di dalam mimpi pun kau tidak
akan bertemu dengan dia. Tapi sekarang kau......"
Pu-couw-siancu menghelah nafas pelan:
"Jika dia tidak dalam keadaan bahaya, tentu aku
tidak akan memikirkan dia......" ^
Hemm, aku memang tidak memikirkan dia. Tapi buat
apa kau tahu" Pikiran di dalam hatinya Pu-couw-siancu,
sedikit pun tidak mempengaruhi ekspresi kesedihan di
wajahnya. Ketua Tong-to-bun Sen Hai-kun tentu merawat mu
seperti merawat aku dulu bukan" Kau mungkin akan
mengambil alih kedudukanku, maka guru memberitahukan
rahasiaku, apakah begitu"
Tapi mengenai mengambil alih kedudukan dia masih ada
waktu untuk mengatasinya, hal terpenting sekarang adalah
hawa membunuh yang datang dari atas itu.
Orang yang mampu menimbulkan hawa membunuh
yang dingin ini, di dunia sangat sedikit.
Hoyan Tiang-souw dan Li Poh-hoan bisa termasuk ke
dalam hitungan ini.
Jika dia Li Poh-hoan, maka masalah akan lebih sulit dan
akan menghabiskan banyak pikiran untuk menghadapinya!
Dengan sebelah tangan menopang dagunya, bayangan
sikutnya di atas meja hitam sangat putih dan licin.
Bibir dia tidak bergerak, mata pun tidak bergerak. Tapi
dari pusarnya berkumpul segulung arus panas, seperti bola
api. Jika itu bola api betulan, mungkin perut siapa pun tidak
bisa menampungnya.
Ketika bola api ini panasnya sampai pada taraf yang
paling tinggi, tiba-tiba penglihatannya berubah seperti ada
seperti tidak ada.
Dengan kata lain, bola api ilu memang nyata ada, tapi
juga seperti bayangan yang tidak nyata.
Saat ini otak Pu-couw-siancu sedikit pun tidak berpikir
pada hal lain, ketika tubuhnya mulai bergerak,
bayangannya muncul lagi, lalu dia seperti berkata pada
orang lain dengan pikirannya, dia berkata:
"Aku ingin kau menempuh bahaya!"
Dalam pikirannya, dia tidak tahu, bagian yang mana
mengeluarkan jawaban. Jawabannya adalah:
"Siancu silahkan katakan, tentu aku harus menuru
tperintah menempuh bahaya i tu!'
'Pikiran' dia berkata lagi:
"Aku ingin kau memancing keluar musuh yang tidak
terlihatitu. Kau mungkin sudah tahu maksudku!" "Aku
tahu!" kata suara misterius itu. "Bagus, lakukanlah. Kau
boleh menggunakan cara yang paling lihay, tapi ingat kau
harus bisa ber-tahan sampai lima jurus. Jika kurang dari
lima jurus mungkin aku tidak akan sempat
datangmembantu!"
"Jika aku sampai tidak mampu bertahan lima jurus, aku
Rahasia Peti Wasiat 10 Rajawali Lembah Huai Karya Kho Ping Hoo Memburu Iblis 5