Bara Maharani 17
Bara Maharani Karya Khu Lung Bagian 17
tangannya, setelah itu telapak tangannya yang lain
didorong dan mengirim tubuh Pek Soh-gie kehadapan
Cukat racun Yau Sut.
Setelah berhasil meloloskan diri dari cengkeraman
musuh, air mata jatuh berlinang membasahi pipi Pek
Soh-gie, dia putar badan dan berjalan kembali ke arah
malaikat kedua Sim Ciu.
Dengan cepat Cukat racun Yau Sut menghalangi jalan
perginya. "Titli, engkau tak usah cemas atau gelisah" serunya,
"sebentar lagi pangcu pasti akan tiba disini dan sega1a
persoalan dengan cepat dapat diselesaikan!"
Sementara pembicaraan masih berlangsung, kembali
serombongan jago dari perkumpulan Sin-kie-pang telah
tiba di tempat itu karena melihat tanda bahaya yang
meledak di udara tadi.
Sekarang jumlah para jago dari perkumpulan Sin-kiepang
telah mencapai tiga puluh orang banyaknya,
diantaranya tentu saja terdapat para jago yang
berkepandaian agak rendah, meskipun kalau mereka
disuruh bertarung satu lawan satu dengan Liong bun
siang sat atau Yan-san It-koay masih belum mampu
untuk mengatasinya, akan tetapi kalau sampai terjadi
pertarungan secara massal maka kemungkinan besar
pihak perkumpulan Sin-kie-pang masih mampu untuk
merebut kemenangan.
Walaupun begitu berhubung Pek Kun-gie sudah
terjatuh ke tangan lawan, dan dalam sebuah gerakan
yang gampang sekali malaikat kedua Sim Ciu sudah
dapat membereskan nyawa gadis tadi, maka Yau Sut
serta anak buahnya tak berani bertindak secara gegabah.
Tiba-tiba terdengar Jin Hian berkata, "Hoa Thianhong,
bagaimanakah keadaan-nya sewaktu putraku
dibunuh orang apakah engkau dapat memberikan
keterangan yang jelas dan terang" Kalau tidak.... aku
takut jiwamu akan segera berakhir pada hari ini juga"
Tertegun hati Hoa Thian-hong mendengar ucapan
tersebut, sambil tertawa ia segera berkata, "Jien Tangkee,
secara tiba-tiba engkau mencari gara-gara dengan
diriku, entah apakah alasan-nya?"
"Hmm! ombak belakang mendorong ombak di depan,
manusia baru akan menggantikan manusia lama, jika ini
hari aku orang she Jin tak mampu membinasakan dirimu,
setelah lewat beberapa hari lagi mungkin usahaku untuk
menyingkirkan engkau akan tetap tinggal sebagai
keinginan belaka"
Haaahh.... haaahh.... haaahh.... kalau memang begitu,
aku tak akan berbicara apa-apa lagi"
"Hmm! rupanya engkaupun mengalami kesulitan
untuk menerangkan duduknya perkara kepadaku,
ketahuilah bagaimanapun juga engkau tetap tersangkut
dalam peristiwa terbunuhnya puteraku, pepatah kuno
mengatakan, meskipun aku tidak membunuh Pak jin,
akan tetapi Pak jin mati lantaran aku, aku orang she Jin
mempunyai alasan yang kuat untuk membereskan
jiwamu" Makin berbicara nada suaranya berubah semakin
dingin, secara tiba-tiba Hoa Thian-hong merasa bahwa
situasi yang dihadapi pada sa st ini jauh berbeda dengan
keadaan dimasa lain.
Apa yang diucapkan Jin Hian sebenarnya merupakan
ucapan yang sejujurnya, pertarungannya melawan Yau
Sut belum lama berselang meskipun tidak menimbulkan
perasaan apa-apa bagi dirinya, akan tetapi para
penonton yang bersda di samping lapangan rata-rata
telah mempunyai satu pandangan yang sama.
Bisa dibayangkan dengan kepandaian silat yang
dimiliki Yau Sut serta kedudukannya yang tinggi sekali
dalam dunia persilatan, ternyata walaupun sudah
bertarung sebanyak lima enam puluh jurus melawan Hoa
Thian-hong ternyata memang kalah masih susah di
tentukan, apabila mulut lukanya tidak pecah entah
sampai kapan pertarungan itu baru akan berakhir.
Jin Hian yang menyaksikan kelihayan ilmu silat
pemuda itu, tentu saja tercekat hatinya dan segera
timbul niat jahat untuk secepatnya menyingkirkan
pemuda itu mumpung ilmu silatnya belum keburu
bertambah lihay.
Terdengar Jin Hian dengan nada yang dingin
menyeramkan berkata lebih jauh.
"Rencana atau rejeki datang tanpa pintu melainkan
manusialah yang mancarinya, aku orang she Jin pun
dapat menyadari bahwa kematian dari puteraku adalah
akibat terpengaruhnya oleh rasa cinta asmara, akan
tetapi dunia jagad begini luas, kemana aku harus pergi
menemukan jejak dari gadis pembunuh tersebut" Asal
engkau dapat memberikan penjelasan atau keterangan
yang bisa dipertanggung jawabkan, aku orang she Jin
pasti akan memberi satu jalan hidup bagimu"
Hoa Thian-hong tidak langsung menjawab, diam-diam
ia berpikir kembali dalam hati kecil nya, "Nama yang
sebenarnya dari Giok Teng Hujin adalah Siang Hoa,
dialah putri dari It kiam kay tionggoan Siang Tang Lay,
menurut pengakuannya Pedang emas terdiri dari pedang
jantan dan pedang betina, yang jantan berada di tangan
Giok Teng Hujin sedang yang betina katanya berada di
dalam pedang mustika milik Thong-thian Kaucu , jelas
semua rahasia ini ada sangkut pautnya dengan kematian
dari Jing Bon, dan kalau aku tinjau lebih jauh maka
kematian dari Jin Bong besar sekali kemungkinannya
punya kaitan yang erat cengan Giok Teng Hujin, atau
dengan perkataan lain gadis yang diutus untuk
melaksanakan pembunuhan ini tentulah anak buah dari
Giok Teng Hujin, bukankah Pui Che-giok adalah anak
buahnya" Tapi.... haruskah kuungkapkan rahasia
tersebut dihadapan mereka?"
Untuk beberapa saat lamanya pemuda itu jadi
bimbang dan tak tahu apa yang musti dilakukan olehnya.
"Hoa Thian-hong!" bentak Jin Hian secara tibaTibatiba.
"Apa yang hendak kau katakan?"
"Pada saat ini aku tiada perkataan lain yang bisa
diutarakan keluar" jawab Hoa Thian liong dengan alis
berkernyit. Dari balik mata Jin Hian tiba-tiba terpencar keluar
nafsu membunuh yang amat tebal, ia melirikan matanya
sekejap ke arah Liong bun siang sat, Yan-san It-koay,
kemudian ujarnya, "Persoalan telah jadi begini,
bagaimana menurut pendapat kalian bertiga....?"
"Jika Jien Tang-kee menurunkan perintah, kami semua
siap menyerbu ke arah depan!" jawab malaikat pertama
Sim Kian. Sorot mata tajam memancar keluar dari balik mata Jin
Hian, dia memandang sekejap ke arah dalam gua, lalu
sambil ulapkan tangannya ke arah pengawal pribadi
golok emas yang berkumpul di belakang tubuhnya ia
membentak, "Serbu!"
Tidak menunggu yang lain, ia menerjang maju lebih
dahulu ke depan.
Jilid 29 DALAM keadaan dicekam hawa amarah ketua dari
perkumpulan Hong Im Hwee ini segera memimpin para
jago lihaynya untuk menyerbu masuk kedalam gua
dimana Hoa hujin ibu dari Hoa Thian Hong sedang
berlatih ilmu silat.
Hoa Thian Hong jadi terkejut bercampur gusar
menyaksikan datangnya serbuan tersebut. pedang
bajanya dengan cepat diayun ke muka mengirim satu
bacokan kearah tubuh lawan.
Tio Sam koh yang berada disisinya, sege ra
membentak pula dengan nada nyaring: "Seng-ji, cepat
mundur kebelakang!'".
Ditengah bentrokan nyaring dentingan tajam
menggema memecahkan kesunyian, tahu2 toya bajanya
telah bentrok dengan beberapa batang golok besar
berwarna emas yang mengakibatkan timbulnya percikan
bunga api memenuhi seluruh angkasa.
Dalam waktu singkat malaikat pertama Sim Kian serta
Yan-san It-koay telah turun tangan pula, mereka berdua
masing2 menyerang Tio Sam toh serta Hoa In.
Seketika itu pula pertempuran sengit yang
menegangkan hati berkobar diluar mulut gua, Jin Hian,
Sim kian serta Yan-san It-koay tiga orang gembong iblis
yang namanya pernah menggemparkan sungai telaga di
tambah belasan orang pengawal golok emas ber-sama2
mengerubuti Hoa Thian Hong, bertiga.
Pertempuran ini berlangsungnya mendadak sekali,
datangnya ancamanpun cepat serta ganas bagaikan air
bah yang menyapu daratan baru saja para jago dibikin
kaget bencana telah berada didepan pintu.
Dari pihak perkumpulan Hons Tm Hwee, hanya
malaikat kedua SimCiu seorang yang tidak turun tangan,
siluman tua yang banyak pengalaman ini mencekal
lengan Pek Kun Gie erat2, sementara sorot matanya
yang bengis dengan tajam menatap mulut gua tanpa
berkedip. Dalam pada itu para jago lihay dari perkumpulan Sin
Kie Pang dibawah pimpinan Cu-kat racun Yau Sut hanya
berdiri sambil berpeluk tangan disisi kalangan, tak
seorangpun diantara mereka menunjukkan tanda tanda
hendak turun tangan.
Pek Soh Gie yang berdiri disamping Yau Sut seketika
merasakan badannya gemetar keras dan air mukanya
berobah jadi pucat pias bagaikan mayat, dengan air mata
jatuh bercucuran pintanya,
"Paman Yau, Hoa toako pernah menyelamatkan
jiwaku... cepatlah turunkan perintah dan..."
"Persoalan ini menyangkut masalah yang amat
besar"tukas "cukat racun" Yau Sut dengan cepat,
"maafkanlah pamanmu kalau didalam peristiwa ini tak
dapat mengambil tindakan secara gegabah"
"Oh Sam... !" tiba tiba terdengar Pek Kun Gie
membentak dengan nada yang menyeramkan.
Oh Sam terperanjat dan seketika merasakan sekujur
tubuhnya gemetar keras, dan buru-buru ia berseru:
"Aku segera akan turun tangan! "tanpa banyak bicara
ia menerjang kesamping tubuh Hoa Thian Hong dan
segera melancar kan sebuah pukulan dahsyat kearah Jin
Hian. Dalam waktu singkat pertarungan yang berlangsung
dengan seru dan tiba2 itu sudah mencapai pada babak
yang menegangkan hati, pedang baja ditangan Hoa
Thian Hong bergetar silih berganti keempat penjuru
untuk membendung datangnya serangan gencar dari
pihak musuh. Hoa In serta Tio Sam koh tanpa memperdulikan
keselamatan sendiri, berusaha mati2an melindungi sianak
muda itu, setelah terjunkan Oh Sam kedalam gelanggang
situasipun segera berubah agak mendingan.
Kendatipun begitu, sayang sekali pihak lawan bukan
saja terdiri dari tiga orang tokoh sakti bahkan ditambah
pula dengan delapan orang mengawal golok emas yang
berilmu silat sangat lihay, berada dalam keadaan yang
sama sekali tak seimbang ini lama kelamaan Hoa Thian
Hong mulai tak kuat menahan diri.
Ditengah berlangsungnya pertarungan sengit, darah
segar mengalir dengan derasnya dari mulut luka diatas
dada Hoa Thian Hong. tusukan pedang dari Ang Vap
toojin ini meskipun tidak berhasil membinasakan dirinya,
tapi mulut luka yang ditinggalkan olehnya telah menyeret
sianak muda itu terjurumus kedalam situasi yang amat
berbahaya. Diam2 Hoa Thian Hong mengeluh, kepungan dari
pihak lawan kian lama kian bertambah ketat sementara
pihaknya sudah mulai terancam dalam bahaya, namun
tak ada sesuatu usahapun yang bisa dilakukan untuk,
menyelamatkan diri.
Dipihak liar air muka Pek Kun Gie telah berubah jadi
pucat pias bagaikan mayat, hatinya hancur luluh
sementara pandangan matanya jadi ber-kunarg2,
meskipun ia saksikan Hoa Thian Hong berjuang untuk
mempertahankan hidupnya, akan tetapi ia sama sekali
tak berdaya untuk menyelamatkan jiwa kekasih hatinya.
Dalam waktu singkat rasa benci, mendongkol, gusar
dan dendam bercampur aduk didalam benaknya, dia
amat membenci orang2 dari perkumpulan Hong Im
Hwee. ia lebib2 benci terhadap "Cukat racun "Yau Sut.
Malaikat kedua Sim Ciu yang selama ini menonton
jalannya pertarungan dari sisi kalangan. tiba2 se-olah2
telah memahami akan sesuatu, ia berseru tertahan.
Dengan cepat pikirnya didalam hati: "Kenapa sampai
sekarang perempuan didalam gua itu belum juga
munculkan diri " ia bisa berbuat demikian tentu
disebabkan oleh keadaan yang terpaksa atau terluka
atau sakit, kalau tidak ia tentu sudah mengalami jalan api
menuju neraka sehingga tak mampu bergerak lagi dari
dalam gua tersebut..."
Begitu ingatan tadi berkelebat dalam benaknya,
dengan wajah berseri2 ia segera berteriak keras.
"Loo-toa, perketat seranganmu, aku lihat perempuan
she Hok itu pasti sudah menderita sesuatu penyakit,
boleh jadi ia sudah cacad sehingga sepasang kakinya tak
dapat dipergunakan lagi"
Sementara itu darah segar sudah banyak terbuang
dari tubuh Hoa Thian Hong, badannya mulai terasa lemas
dan tak bertenaga, Ketika mendengar suara teriakan
tersebut, hati nya jadi terperanjat sehingga tanpa terasa
gerakan tangannya jadi agak terlambat.
Didalam menghadapi pertarungan semacam ini, yang
paling penting adalah pusatkan perhatiannya untuk
Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menghadapi lawan, ketika dilihatnya pemuda itu agak
terlambat gerakannya, malaikat pertama Sim Kian jadi
kegirangan setengah mati, laksana kilat tangannya
berkelebat kedepan sambil melancarkan serangan.
"Roboh kau! "bentaknya.
Sebuah pukulan yang keras dengan telak bersarang
diatas pinggang Hoa Thian Hong, terdengar pemuda itu
berseru tertahan dan tubuhnya bersama pedang segera
mencelat kehadapan malaikat kedua Sim Ciu.
Bayangan manusia berkelebat lewat, Cukat racun Yau
Sut meloncat beberapa tombak ketengah udara, lima jari
tangannya bagaikan cakar burung elang tiba2
mencengkeram tubuh Hoa Thian Hong.
Malaikat kedua Sim Ciu yang menyaksikan kejadian itu
jadi gusar sekali sehingga memperdengarkan suitan
nyaring, dengan ilmu cakar "Tay-im-sin jiau" yang maha
dahsyat ia lancarkan sebuah serangan maut kearah juru
pikir diri perkumpulan Sin Kie Pang itu.
Dengan sebuah tangan melancarkan serangan, tangan
lain mencengkeram lengan Pek Kun Gie, tampaklah dari
balik kelima jari tangan kanannya memancar keluar
kabut putih yang amat tebal.
Tercekat hati Cu kat racun Yau Sut menyaksikan
kelihayan musuhnya, buru-buru ia
meloncat mundur sejauh dua depa ke belakang,
setelah berhasil meloloskan diri dari ancaman tersebut,
tiba2 tangan kanannya di ayun kedepan mengirim satu
pukulan pula kearah Sim Ciu.
Jarak diantara kedua orang tokoh sakti itu hanya
terpaut dua tiga depa belaka, malaikat kedua Sim Ciu
seketika merasakan datangnya segulung angin pukulan
yang sangat dingin menyerang kearah tubuhnya, ia tahu
serangan tersebut hebat sekali, hatinya seketika
terperanjat. Setelah kedua orang itu sama2 mengeluarkan ilmu
simpanannya, kedua belah pihak sama2 merasa tercekat
hatinya Sim Ciu yang harus ter-buru2 untuk
menghindarkan diri dari ancaman tersebut tidak sempat
untuk mengurusi Hoa Thian Hong lagi.
Sejak pinggangnya terkena sebuah pukulan tadi. Hoa
Thian Hong merasakan tulang punggungnya jadi amat
sakit seperti patah, isi perutnya goncang dan badannya
segera roboh keatas tanah, menggunakan kesempatan
yang sangat baik itulah dengan cepat ia menggelinding
kearah samping.
Bentakan keras berkumandang memecahkan
kesunyian, pada saat hampir yang bersamaan Hoa In,
Tio Sam-koh, Yan san It-koay serta malaikat pertama
Sim Kian bersama2 menerjang maju kedepan, tubuh
masih berada diudara pertarungan sengit telah
berlangsung. Sambil menahan rasa sakit yang merasuk ketulang
sumsum, Hoa Thian Hong berusaha untuk merangkak
bangunan dari atas tanah, tetapi sebelum tubuhnya
sempat bangkit berdiri, tiba2 cahaya tajam yang
menyilaukan mata telah meluncur datang didepan mata
disusul munculnya segulung desiran angin golok
membacok keatas batok kepalanya.
Hoa Thian Hong amat terperanjat, pedang bajanya
segera diangkat keatas untuk menangkis datangnya
ancaman tersebut.
"Traaang....! " bentrokan nyaring menggema
memecahkan kesunyian disusul percikan bunga api
menyebar keempat penjuru, empat orang pengawal
golok emas yang menyergap dan belakang segera
terpukul mental kearah belakang.
Pedang baja amat kuat dan tajam, sepasang golok
emas milik lawan mampu dihajar sampai patah didalam
bentrokan tadi, sayang Hoa Thian Hong sudah terlalu
banyak kehilangan darah, tenaga serangannya jadi makin
merosot sehingga tak dapat digunakan sebagaimana
mestinya, ditambah pula pinggangnya baru saja
termakan oleh sebuah pukulan dari Sim Kian, hal ini
membuat tangkisan pedang tidak memenuhi syarat.
Bentakan keras berkumandang memecahkan
kesunyian, anak buah perkumpulan Sim Kie Pang yang
selama ini hanya berpeluk tangan belaka, setelah
menyaksikan Cu-kat racun Yan Sut telah turun tangan,
merekapun bersama sama turun tangan berbareng
menerjang kearah malaikat kedua Sim Ciu.
Dalam waktu singkat cahaya senjata bayangan telapak
beterbangan memenuhi seluruh angkasa, jalannya
pertarunganpun semangkin seru.
Diam-diam tercekat hati Sim Ciu menjumpai
datangnya kerubutan yang begitu banyak, dalam
gugupnya dia segera angkat tubuh Pek Kun Gie dan di
putar kedepan untuk menangkis datangnya ancaman
senjata yang muncul dari empat arah delapan penjuru
itu. Anak buah perkumpulan Sim Kie Pang takut kalau
senjata mereka melukai Pek Kun Gie, melihat datangnya
babatan itu dengan cepat mereka menarik diri sambil
meloncat mundur kebelakang, dengan kejadian itu para
jago jadi semangkin gusar bercampur penasaran, setelah
mundur untuk kedua kalinya mereka maju lagi
melancarkan serangan.
Hoa Thian Hong kegirangan setengah mati setelah
menyaksikan siiuasi dalam kalangan pertempuran telah
berubah jad i tiga buah medan pertempuran, sambil
menahan rasa sakit pada pinggangnya dia mengempos
napas dan segera menyerang kembali kearah para
pengawal golok emas dari perkumpulan Hong Im Hwee.
Tiba tiba punggungnya terasa dingin, menggunakan
kesempatan dikala situasi berubah jadi amat kalut dan
tak karuan itu, secepat kilat Cu kat racun Yau Sut
menerjang kebelakang punggungnya dan menempelkan
telapak tangannya diatas tubuh.
Tio Sam koh serta Hoa ln yang selama ini masih
terlibat dalam pertempuran sengit, walaupun bertempur
sorot mata mereka tak pernah berpisah dari tubuh Hoa
Thian Hong, sekarang telah tahu bahwa pemuda tersebut
terancam bahaya mereka terkejut bercampur cemas,
buru2 mereka tinggalkan lawannya dan berbalik
menerjang kearah Cu kat racun Yau Sut.
Pantangan paling besar bagi para jago lihay yang
dedang bertempur adalah pecah pikiran, dengan
mundurnya kedua orang itu, Yan san It-koay. Sim Kian
serta Jin Hian segera mempergunakan kesempatan baik
ini untuk menerjang kedepan, telapak dan jari
dilancarkan secara berbareng menyergap punggung dua
orang jago itu.
Thio Sam koh amat gusar merasakan datangnya
ancaman itu, dalam keadaan yang amat kritis toya
bajanya ditekan kebawah lalu sekuat tenaga dibabat
kebelakang, hal ini memaksa Yan-san It-koay harus
melompat mundur kebelakang.
Hoa ln lebih mementingkan keselamatan majikan
mudanya dari pada keselamatan sendiri, ia telah
melupakan marabahaya yang bakal mengancam datang
dari sekeliling tubuhnya, menanti ujung jari Sim kian
serta angin pukulan dan Jin Hian sudah hampir mengenai
sasarannya dia baru merasa,
Untuk menangkis atau menghindar sudah tak sempat
lagi, dalam bahaya terpaksa ia meloncat setengah depa
kesamping, setelah berhasil menghindarkan diri dari
serangan Tay-im-sin-jiau dari Sim Kian, hawa murni nya
segera disalurkan keatas punggung untuk menerima
datangnya serangan tersebut dengan keras lawan keras.
"Braaaak...l" serangan berat dari Jin Hian bersarang
telak diatas punggung Hoa In. membuat nelayan tua itu
mendengus berat dai badannya terlempar sejauh
beberapa tombak dari tempat semula.
Semua peristiwa itu berlangsung dalam sekejap mata,
terdengar Cu-kat racun Yau Sut dengan suara lantang
berteriak : "Semua anggota perkumpulan Sin Kie Pang mundur
...!" Mendengar perintah mundur dari juru pikir
perkumpulannya, semua jago dari perkumpulan Sin Kie
Pang segera menarik diri dari gelanggang pertarungan
dan segera mengundurkan diri kesektor sebelah kanan
dari jembatan batu itu rupanva mereka berusaha
menutup jalan mundur dari para jago perkumpulan Hong
Im Hwee. Jin Hian sendiripun segera memerintahkan seluruh
jagonya untuk berhenti bertarung.
Tio Sam koh untuk kesekian kalinya siap menerkam
kearah Cu-kat racun, akan tetapi dengan suara dingin
Yau Sut segera mengancam :
"Barang siapa berani bergerak secara sembarangan,
jangan salahkan kalau aku segera akan habisi dahulu
nyawa Hoa Thian Hong."
Hoa In rneloncat bangun dari atas tanah, dengan
langkah lebar dia maju kedepan dan berhenti kurang
lebih delapan depa dihadapan Cu kat racun, serunya
dengan suara dalam :
"Yau Sut.. andaikata engkau berani melukai siau-koan
jin dari keluarga kami, sekalipun sudah mati aku akan
jadi setan untuk makan dagingmu serta menyeset
kulitmu, agar engkau tiada tempat untuk dikubur!"
Cu-kat racun Yau Sut menempelkan telapak kanannya
diatas punggung Hoa Thian Hong, lalu sambil tertawa
dingin katanya:
"Kita lihat saja bagaimana akhirnya nanti, jika
keadaan, memang memaksa....apa boleh buat kalau
terpaksa aku harus bertindak menuruti suara hatiku
sendiri" Per-lahan2 Hoa Thian Hong angkat kepalanya, ia lihat
Hoa In serta Tbio Sam-koh berdiri tidak jauh
dihadapannya, rambut mereka telah beruban semua,
diatas wajahnya yang penuh keriput terlintas hawa gusar
dan murung yang amat tebal, diam2 ia menghela napas
panjang, pikirnya :
"Sekarang sudah mendekati tengah hari, entah
bagaimanakah keadaan dari ibu" kedua orang tua ini.."
Tiba2 terdengar Pek Soh Gie bertanya dengan suara
gugup : "Paman Yau. apa yang hendak kau lakukan terhadap
Hoa toako....?"
Cu kat racun Yau Sut tertawa ter-bahak2
"Haaah....haaah....paman sendiripun tidak dapat
mengambil keputusan, akan kulihat bagaimanakah
keputusan dari keponakan Kun Gie...." jawabnya.
Begitu ucapan tersebut diutarakan keluar sinar mata
semua orang sama2 dialihkan ke atas wajah Pek Kun
Gie. Malaikat kedua Sim Ciu setelah menotok jalan darah
kaku disepanjang lengan Pek Kun Gie, sebelah
tangannya ditekan diatas bahunya, pada saat itu sambil
tertawa ujar nya :
"Pek Kun Gie! bagaimana pendapatmu jikalau aku
hendak menggunakan dirimu untuk ditukar dengan Hoa
Thian Hong?""
Pek Kun Gie pura2 tidak mendengar, sepasang biji
matanya yang bening bagaikan air menatap tajam wajah
Hoa Thian Hong tanpa berkedip, diam2 pikirnya dalam
hati: "Sepanjang hidupnya tak mungkin dia akan mengawini
diriku, aaai.... hal ini harus disalahkan pada sikapku
sendiri dimasa yang lampau, andaikata sikapku
kepadanya tidak jahat sekali, tak mungkin dia akan
menaruh kesan yang amat buruk kepadaku" Diluaran ia
tetap bersikap angkuh dan keras hati, padahal hatinya
merasa sedih sekali sehingga terasa hancur lebur dan
ingin ma ti saja.
"Kun Gie...." tiba2 Cu kat racun Yau Sut berseru.
Pek Kun Gie melotot besar, dengan suara yang kasar
dia menukas : "Aku dibesarkan dihadapan paman, masa paman
masih belum jelas dengan watakku?"
Yau Sut tertawa lebar.
"Seandainya paman tidak menolong engkau maka aku
akan merasa bersalah terhadap pangcu, sebaliknya
kutolong dirimu bukan saja engkau berterima kasih
sebaliknya malah mendendam terhadap paman, aaai..,!
engkau benar2 membuat paman susah hidup sebagai
orang" "Kalau paman hendak menyelamatkan diriku maka
sudah sepantasnya kalau menempuh jalan yang lain,
siasat tukar kuda ganti panglima seperti ini lebih baik
jangan kau usulkan lagi kepadaku"
Maksud dari perkataan itu jelas sekali, ia lebih rela
jatuh ditangan musuh dari pada ditukar oleh Yau Sut
dengan selembar nyawa Hoa Thian Hong.
Cu kat racun Yau Sut tertawa ewa, diluaran ia tetap
bersikap tenang sementara dalam hati kecilnya ia
memaki. "Hmmm.. budak ingusan yang tak tahu diri, enak
benar kalau bicara...menggunakan cara lain"
dianggapnya Liong-bun siang-sat adalah manusia yang
gampang dihadapi?"
Hoa Thian Hong dapat menyaksikan pula kekakuan
yang terjadi diantara kedua orang itu, dalam hati ia
segera berpikir.
"Mati atau hidup telah ditentukan oleh takdir, rejeki
atau bencana Thian lah yang berkuasa, lebih baik aku tak
akan menerima maksud baik dari Pek Kun Gie"
Berpikir demikian, ia lantas berpaling dan serunya:
"Cu-kat racun, mau bunuh mau cingcang cepatlah
mengambil keputusan, kalau tidak sekali putar badan
kubacok tubuhmu..."
Yau Sut segera menekan telapaknya kedepan,
Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
seketika itu pula terasalah hawa dingin yang amat
menusuk tulang menembus urat nadi pentingnya,
terdengar ia mengancam.
"Kalau engkau berani bergerak, maka sekali hajar
akan kuhancur lumatkan isi perutmu!"
Hoa Thian Hong tertawa dingin.
"Heeehh....heeeehh....heeeeh... kalau aku orang she-
Hoa mati, maka engkau akan gunakan apa untuk barter
Sim Ciu. dan bagaimana pula pertanggungan jawabmu
terhadap pangcu kalian?""
Cu-kat Yau Sut tersenyum, tiba2 ia berbisik lirih :
"Katakanlah kepadaku, siapa sebenarnya yang telah
membinasakan putranya Jin Hian?""
"Maksudmu, pedang emas tersebut kini terjatuh
ketangan siapa ?" seru Hoa Thian Hong sengaja
mempertinggi suaranya.
Yau Sut tertawa kering.
"Terserah bagaimana jawabanmu, aku hanya ingin
tahu siapakah pembunuh yang sebenarnya?""
"Hmm! bukankah sedari tadi sudah kukatakan bahwa
pedang emas kini berada ditangan Thian Ek-cu, siapakah
pembunuh yang sebenarnya asal kau tanyakan kepada
imam tua itu masa dia tak akan memberikannya
kepadamu... ?""
"Yau Sut !" tiba tiba malaikat kedua Sim Ciu berseru,
"cepat bawa kemari keparat cilik itu, kalau tidak aku akan
suruh budak ingusan ini untuk merasakan sedikit siksaan
lebih dahulu"
"Lepaskan dahulu tawananmu, setelah itu aku orang
she-Yau baru akan serahkan keparat cilik ini
ketanganmu"
"Kurangajar! " maki Slm Ciu dengan alis mata
berkenyit, "masa engkau tidak percaya dengan diriku?""
Sambil berkata telapaknya yang menekan diatas bahu
Pek Kun Gie diperberat, gadis tersebut dengan cepat
merasakan bahunya jadi berat sekali bagaikan ditindih
oleh bukit gunung yang sangat berat, akan tetapi ia tak
sudi menyerahkan diri sambil menggertak gigi ia tetap
mempertahankan diri untuk berdiri tegak, dalam sekejap
mata rasa sakit yang dirasakan olehnya sudah tak tahan
lagi, keringat sebesar kacang kedelai mengucur keluar
membasahi seluruh tubuhnya.
Semua jago dari perkumpulan Sin Kie Pang jadi amat
gusar, mereka bersiap siap untuk meloncat maju
kedepan, tetapi teringat bahwasanya kesalamatan jiwa
gadis itu masih berada ditangan lawan, maka tak
seorangpun berani bertindak secara gegabah.
Jin Hian adalah seorang pemimpin dari suatu
perkumpulan besar, tentu saja kedudukannya jauh
berbeda dari malaikat kedua Sim Ciu. tatkala dilihatnya
suasana jadi tegang dan setiap saat bentrokan secara
kekerasan bakal terjadi, buru2 ia maju kedepan dan
berkata dengan suara dalam :
"Yau heng, serahkan saja keparat cilik itu kepadaku,
aku tanggung nona Pek pasti akan dilepaskan pula,
engkau tak usah kualir aku tak akan mengingkari janji"
Hoa Thian Hong selama ini bersikeras mengatakan
bahwa pedang emas berada ditangan Thian Ek cu,
namun siapapun tak berani mempercayai ucapan yang
tiada ujung pangkalnya itu dengan begitu saja, sebab
urusan menyangkut pula kematian Jin Bong, tetapi justru
karena itu pula Jin Hian semangkin bernapsu untuk
menangkap Hoa Thian Hong serta mencari keterangan
dari mulutnya. Diam diam Cu-kat racun Yau Sut berpikir didalam
hatinya, ia merasa lebih baik menyalahi yang kecil dari
pada menanggung resiko besai, bagaimanapun juga Pek
Kun Gie sudah seharusnya ditukar lebih dahulu.
Karenanya ia segera mendorong tubuh Hoa Thian
Hong untuk bergerak maju kedepan.
Sejak semula Hoa Thian Hong sudah tidak memikirkan
tentang keselamatan jiwanya lagi, sekarang sambil
menahan sakit dengan gagahnya ia berjalan kehadapin
Jin Hian. dia ingin tahu apa yang hendak dilakukan oleh
pemimpin perkumpulan Hong im Hwee ini.
Terdengar Pek Kun Gie dengan penuh ke gusaran
berteriak. "Paman Yau, selamanya engkau selalu cantik dan tak
pernah bertindak bodoh, mengapa sekarang kau lakukan
perbuatan yang sama sekali tidak pintar seperti ini?"
"Atas kebaikan serta kepercayaan dari ayahmu, aku
berhasil menduduki posisi yang tinggi serta memperoleh
kehormatan yang besar dari semua orang, budi kebaikan
yang kuterima sudah terlalu banyak, sekarang melihat
engkau terjatuh ketangan musuh, apa kah tidak pantas
kalau aku berusaha untuk menolong dirimu lebih
dahulu?" aaaai.. ,..!
siapa tidak mengalami sendiri, dia tak akan tahu
keadaan yang sebenarnya, dari mana engkau bisa tahu
kesulitan yang sedang paman hadapi saat ini?"
Pek Kud Gie tertawa dingin.
"Heeeh...heeeh.. .heeeh....sekalipun paman akan
berbicara sampai langit ambruk dunia terbalik, tit-li tak
akan melupakan peristiwa yang terjadi pada saat ini"
Cu-kat racun Yau Sut tertawa ewa, ketika berjalan
sampai dibadapan Tio Sam-koh serta Hoa In, dia
berhenti dan berkata :
"Tenaga pukulanku belum berhasil kulatih hingga
mencapai taraf yang bisa mengendalikan tenaga
serangan dan tenaga bertahan jika kalian berdua ada
maksud menolong o-rang sehingga memaksa aku
terpaksa harus turun tangan, kalau sampai jiwa Hoa
kong-cu terluka, janganlah menyalahkan diriku!"
Tio Sam-koh serta Hoa In memandang kearah Cu-kat
racun itu dengan sorot mata ber-api2 dan memancarkan
cahaya penuh kegusaran, darah panas dalam dada
mereka bergelora keras setelah mendengar perkataan itu
sehingga rambutnya yang telah beruban pada bergetar
keras, hal itu menunjukkan bahwa kegusaran yang
berkobar dalam dada mereka sudah mencapai pada taraf
yang tak terkendalikan lagi.
Hoa Thian Hong merasa terharu bercampur berterima
kasih, dia menghela napas panjang dan berkata.
"Sam Popo, engkau tak usah gusar! andai kata
boanpwee menemui nasib yang kurang mujur harap
engkau orang tua suka membalaskan dendam sakit
hatiku ini"
"Engkau tak usah kuatir!" jawab Tio Sam koh sambil
mendepakkan tongkatnya keatas tanah dengan penuh
kebencian, "sekalipun aku harus mempertaruhkan jiwa
tuaku, dendam sakit hati ini pasti akan kutuntut balas!"
Hoa Thian Hong tersenyum, sambil memandang
kearah Hoa In ujarnya kembali dengan suara lantang.
"Pergilah ber-jaga2 dimulut gua, jangan biarkan
seorang manusiapun pergi mengganggu Cubo!"
Hoa In tidak menjawab, kakinya perlahan-lahan
bergeser dan mundur kebelakang ditinjau dari
keadaannya pelayan tua itu merasa tak rela
mengundurkan diri dengan begitu saja, bahkan berusaha
mencari kesempatan untuk menyergap lawannya.
Hoa Thian Hong menggerakkan bibirnya ingin
mengucapkan sesuatu untuk memperingatkan pelayan
tuanya itu, tiba2 satu ingatan berkelebat dalam
benaknya, ia segera teringat kembali akan peristiwa yang
pernah dilihatnya dalam kuil It-goan koan diluar kota
Leng-an, dimana Chin Pek Cuan serta seorang pria
berkerudung yang berpotongan badan seperti kunyuk
pernah menyampaikan Surat rahasia dari Cu-kat racun
Yau Sut. Teringat akan peristiwa ini, dengan cepatnya ia
berseru : "Hoa In, masih ingatkah engkau akan peristiwa yang
terjadi didalam kuil It-goan-koan diluar kota Leng-an?""
Tertegun hati Hoa ln mendengar ucapan itu, balik
tanyanya : "Apa yang siau-koanjin maksudkan?""
"Persoalan tentang dua orang manusia berkerudung
yang menyampaikan surat rahasia!'
Hoa In segera teringat kembali akan peristiwa itu,
dimana Thian Seng cu telah menerima dua orang
manusia berkerudung yang menyampaikan surat rahasia
dimalam buta dengan nada tercengang tanyanya lagi.
"Siau-koanjin, apa maksudnya mengajukan kembali
persoalan tersebut?"
Hoa Thian Hong tertawa.
"Perbuatan bagus yang tilah dilakukan Yau kun su,
apa salahnya kalau kau beberkan keluar agar semua
orang bisa ikut mengetahuinya?"
Air muka Cu kat racun Yau Sut agak berubah
mendengar ucapan itu. dengan alis berkenyit ia segera
berseru: "Jadi orang tak pernah merugikan orang, ketukan
ditengah malam buta tak akan mengejutkan hati, kalau
aku orang she-Yau pernah melakukan sesuatu perbuatan
baik, dari mana kalian bisa mengetahuinya"
"Benar juga!" pikir Hoa In didalam hati, "tempo hari
gara gara anjing keparat she-Yau ini hampir saja siaukoan-
jin menemui ajalnya, bahkan sampai sekarangpun
racun teratai empedu api masih bersarang dalam
tubuhnya dan tak berhasil dipunahkan, ditambah pula ia
berani mencari satroni dengan Siau koan-jin pada saat
ini, kalau aku tidak mengungkapkan rahasia hatinya ini
panas rasanya hatiku... Hmmm! akan kulihat jabatan
Kunsumu itu bisa dipertahan kan sampai kapan?""
Apa yang ditulis dalam surat rahasia yang disampaikan
Cbin Pek Cuan kepihak Tong-Thian kau sama sekali tak
diketahui oleh Hoa In, akan tetapi berhubung rasa
bencinya terhadap Cu-kat racun Yau Sut sudah keliwat
batas maka sesudah berpikir sebentar dia lantas
berteriak keras.
"Orang orang dari perkumpulan Sin Kie Pang
dengarkanlah baik2, Cu-kat racun Yau Sut menghianati
ketuanya mencari pahala, secara diam-diam ia
mengadakan hubungan dengan pihak Tong Thian kau
untuk berkomplotan menggulingkan kekuasaan pangcu
yang sekarang...."
Teriakan yang diutarakan dengan sekenanya ini
dengan cepat menggemparkan para jago dari pihak
perkumpulan Sin Kie Pang, puluhan pasang sorot mata
bersama sama dialihkan keatas wajah Yau Sut.
Cu kat racun Yau Sut sebenarnya adalah seorang jago
yang paling pandai membawa diri serta tenang dalam
menghadapi segala persoalan, akan tetapi setelah
dilihatnya sorot mata semua orang dialihkan kearahnya
membuat ia jadi kikuk dan tak dapat menyembunyikan
diri dari rahasia hatinya itu, dari malu dia jadi gusar,
bentaknya: "Keledai tua, rupanya engkau sudah bosan hidup!"
Tangan kirinya bagaikan senjata tombak laksana kilat
berkelebat kedepan melancarkan serangan maut.
Tiba tiba Hoa Thian Hong membentak keras, sambil
memutar badan pedangnya dengan dahsyat dibacok
kearah bawah. Kiranya menggunakah kesempatan dikala Cu-kat racun
Yau Sut merasa terkejut bercampur gusar dan pikirannya
goncang karena rahasianya ketahuan, tiba2 ia
melepaskan diri dari cengkeraman lawan lalu
melancarkan sebuah bacokan dengan kekuatan yang
maha dahsyat. Serangan tersebut ganas dan luar biasa dahsyatnya,
diiringi hawa pedang serta pekikan tajam yang menusuk
pendengaran pedang baja itu menggeletar diangkasa
mengancam batok kepala orang she Yau itu, begitu
hebat serangannya membuat jago dalam kalangan lama"
bergidik. Keringat dingin segera membasahi seluruh tubuh Cu
kat racun Yau Sut, sepasang kakinya segera menjejak
tanah dan tubuhnya melompat lima depa jauh dari
tempat semula, nyaris sekali ia termakan oleh bacokan
pedang yang sangat bebat itu.
Bentakan keras bergema memecahkan kesunyian,
telapak kanan Hoa In diayun kearah depan, hawa
pukulan Sau-yang ceng-khi yang sangat tajam dengan
cepatnya menggulung kearah tubuh Yau Sut.
Cu kat racun Yau Sut segera menggerakkan telapak
kanannya untuk menyambut datangnya serangan dari
Hoa In dengan keras lawan keras, ditengah bentrokan
nyaring lengannya seketika terasa menjadi kaku dan linu,
tanpa dicegah tubuhnya tergetar mundur sejauh tiga
langkah dari tempat semula.
Tiba tiba Tio Sarn-koh membentak keras:
"Bajingan bau dari perkumpulan Sin Kie Pang, kenapa
kalian belum juga turun tangan bersama untuk
membekuk penghianat dari perkumpulan kalian ini....?""
Toya bajanya diputar dan ia menerjang lebih dahulu
kearah Yau Sut.
Bayangan manusia berkelebat lewat. Teng Kong Li
serta kakek bermuka kurus ditambah pula seorang pria
kurus baju hitam segera melompat masuk kedalam
gelanggang dan masing-masing menyongsong
kedatangan dari Tio Sam koh. sementara sisanya yang
lain tetap berdiri tegak ditempat semula, rupanya setelah
mendengar seruan dari Hoa ln tadi, timbullah rasa curiga
dalam hati kecil mereka.
"Pada saat ini kepercayaan semua orang terhadap
diriku sudah goyah." Pikir cu-kat racun Yau Sut didalam
hati, " pertarungan harus diselesaikan dengan cepat,
sebelum terjadi pembangkangan atas perintahku, ketiga
orang bajingan itu harus berusaha dibekuk lebih dahulu !
"
Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Berpikir demikian, dia segera mengempos tenaga
dalamnya dan membentak keras :
"Pelindung hukum panji kuning maju semua, dan
tangkap tiga orang siluman yang berusaha memecah
belah persatuan diantara kita ini ! "
"Oooh.. ..! rupanya dalam tingkat pelindung hukum
pun terbagi-bagi menjadi beberapa kelas..... " pikir Hoa
Thian Hong didalam hati.
Pedang bajanya disapu secara mendatar ke arah
depan dan langsung mengancam pinggang orang she-
Yau tersebut. Bayangan manusia berkelebat lewat, dari kalangan
perkumpulan Sin Kie Pang kembali loncat keluar lima
orang kakek tua yang mana secara terpisah segera
menyerang Hoa Thian Hong bertiga.
Darah segar yang mengalir keluar dari mulut luka
diatas dada Hoa Thian Hong masih mengucur keluar
tiada hentinya,
Sepasang kakinya terasa lemas tak bertena ditambah
pula pinggangnya terkena sebuah pukulan dari malaikat
pertama Sim-Kian, setiap kali dibuat bergerak rasanya
sakit hingga merasuk ketulang sumsum, baru saja
bergebrak beberapa jurus tubuhnya sudah gontai dan tak
dapat berdiri tegak, keadaannya sangat berbahaya dan
setiap saat jiwanya terancam oleh maut.
Pek Kun Gie yang menyaksikan Hoa Thian Hong harus
bertempur sengit dengan mempertaruhkan selembar
jiwanya, dalam hati terasa sedih dan sakit bagaikan
diiris-iris dengan pisau tajam, dalam hati segera pikirnya:
"Peristiwa tentang penghianatan dari Yau Sut entah
benar entah tidak.....Aaaai! demi
Thian Hong aku tak dapat berpikir terlalu banyak
lagi...." Tiba-tiba terdengar Hoa Thian Hong membentak keras
Sreet! Sreet! secara beruntun dia melepaskan dua buah
babatan kearah depan
0000oo0000 40 KAKEK bermuka kurus itu mendengus dingin. ia pura2
mundur kebelakang kernudian menerjang maju kemuka,
senjata kaitan beracunnya berputar kencang dan tiba2
menyergap dari belakang punggung Hoa Thian Hong,
cahaya biru berkilauan memenuhi angkasa, desiran tajam
sangat menggidik hati setiap orang.
Pek Kun Gie merasa gelisah sekali, meski pun ia tahu
delapan bagian adalah palsu, namun teriaknya juga
dengan suara lantang:
"Yau Sut! ayahku bersikap baik terhadapmu, kenapa
engkau membalas air susu dengan air tuba" kenapa
engkau berhianat dari ayahku dan bersekongkol dengan
musuh untuk mengincar kedudukan pangcu?"
Air muka Cu kal racun Yau Sut berubah sangat hebat,
segera bentaknya dengan penuh kemarahan :
"Kun Gie, engkau berani bersikap kurang ajar
terhadap pamanmu ?" dengan berdasarkan apa ergkau
menuduh paman dengan kata kata seperti itu " "
"Hmml engkau telah melakukan perbuatan yang
sangat memalukan sekali, hubungan antara paman dan
keponakan sudah putus sampai disini saja, kenapa aku
musti mengurusi soal kurangajar atau tidak ?" "
Peristiwa tentang bersekongkolnya Yau Sut dengan
pihak Tnong Thian Kau serta berhianatnya dia dari
perkumpulan Sin Kie Pang, sebenarnya sangat
mencurigakan hati para jago lainnya dari perkumpulan
itu apa lagi ucapan tersebut muncul dari mulut Hoa In
yang be'um dapat dipercayai seratus persen katakatanya,
akan tetapi sekarang setelah mendengar nona
mereka menuduh dengan begitu pasti, seakan akan dia
sudah lama mengetahui akan rahasia ini, rasa sangsi
dalam tubuh para jagopun makin bertambah tebal dan
hati mereka pun mulai goncang.
Lima orang pelindung hukum dari barisan panji kuning
yang sedang bertempur ditengah kalangan, sesudah
mendengar perkataan itu hati merekapun segera
goncang dan dengan sendirinya permainan jurus
serangan merekapun jadi lambat, hawa pukulan yang
semula sudah menguasahi keadaan dalam waktu singkat
lenyap tak berbekas.
Tio Sam-koh serta Hoa In bukan manusia yang bodoh,
begitu daya tekanan yang mengurung tubuh mereka
lenyap tak berbekas dengan cepat mereka merebut posisi
baik, dari bertahan kini menjadi pihak penyerang, dalam
beberapa jurus saja kedua orang itu sudah berhasil
menggeserkan diri kesamping tubuh Hoa Thian Hong dan
melindunginya dari samping kiri dan kanan.
Air mata Cu-kat racun Yau Sut berubah jadi dingin
menyeramkan, biji matanya berputar dan tiba tiba ia
membisikan suatu kepada para jago yang berada
dibelakang tubuhnya .
Terlihatlah bayangan manusia berkelebat lewat, dari
pihak perkumpulan Sin Kie Pang kembali meloncat keluar
tiga sosok bayangan yang langsung menyerang kearah
belakang, tubuh Hoa Thian Hong.
Gerakan tubuh yang dimiliki ketiga orang itu cepat
bagaikan sambaran kilat dan enteng sekali, beberapa
orang jago lihay dari pihak perkumpulan Hong Im Hwee
yang menyaksikan hal ini. wajah mereka nampak agak
bergerak. "Thian Hong...." jerit Pek Kun Gie dengan keras.
Baru saja gadis itu berteriak, seorang kakek baju
hitam yang kurus kering dan berwajah menyeramkan
tahu2 sudah tiba dibelakang punggung Hoa Thian Hong.
telapaknya segera berkelebat kedepan menghantam
pinggang si anak muda itu.
Gerakan tubuh orang itu cepat bagaikan hembusan
angin, sewaktu melancarkan serangan sedikitpun tidak
menimbulkan suara menanti Thian Hong menyadari akan
datang nya serangan tersebut keadaan sudah terlambat
membuat hatinya terkesiap, buru2 dia bersiap diri untuk
meloncat kearah depan.
Terdengar Tio Sam koh dan Hoa In membentak
bersama, kedua orang itu berputar setengah lingkaran,
serangan toya dan telapak hampir bersamaan waktunya
dilancarkan secara bersamaan kedepan.
Dalam waktu singkat Hoa Thian Hong bertiga terpaksa
harus saling membelakangi satu sama lainnya untuk
membendung datangnya serangan dari pihak lawan.
Sementara itu dari perkumpulan pihak Sin Kie Pang
sudah ada delapan orang yang menerjunkan diri kedalam
pertarungan, terutama sekali tiga orang kakek tua yang
muncul belakangan, ilmu silat yang mereka miliki benar2
luar biasa sekali, gerakan tubuh mereka ringan bagaikan
sukma gentayangan sedang jurus serangannya ampuh
dan maha aneh, ditambah pula dengan kekuatan dari
Teng Kong Li sekalian lima orang pelindung hukum dari
barisan panji kuning, dalam waktu singkat siapa kuat
siapa lemah tertera dengan jelasnya, memaksa Hoa
Thian Hong sekalian hanya mampu bertahan dan tak
mampu melancarkan serangan kembali, posisi mereka
terdesak dibawah angin.
Malaikat pertama Sim Kian yang selama ini mengikuti
jalannya pertarungan dari sisi kalangan, tiba tiba dengan
ilmu menyampaikan suara berbisik kepada Jin Hian:
"Aku rasa ketiga orang tua bangka itu sudah lama
sekali mengasingkan diri dan baru saja muncul kembali
dari dalam tanah, bila perkumpulan Sin Kie Pang
mendapat bantuan dari manusia-manusia macam ini,
posisinya pasti akan bertambah kuat"
Air muka Jin Hian berubah jadi menyeramkan, ujarnya
lambat2: "Sewaktu diadakannya pertemuan besar Pak Beng
Hwee, aku tak pernah menyaksikan kehadiran ketiga
orang ini. rasanya....."
Belum habis ia berbicara, tiba2 terdengar Pek Kun Gie
berteriak dengan suara lantang:
"Chi locianpwe, ayahku mengundang kalian berempat
masuk menjadi anggota perkumpulan kami apakah
dimaksudkan agar kalian mendengarkan perintah dari
pengbianat serta jual tenaga untuk dirinya?""
Kakek kurus berwajah menyeramkan itu selalu
berkelebat disekeliling tubuh Hoa
Thian Hong dan setiap kali melancarkan serangan
gencar kearah tubuh sianak muda itu, ketika mendengar
teguran dari Pek Kun Gie dia segera menjawab :
"Nona masih muda dan tak tahu urusan, engkau
masih belum memahami enteng beratnya masalah,
tindakanku ini justru demi kepentingan serta
keselamatan dari nona"
Walaupun sedang bertempur sengit akan tetapi
ucapan yang diutarakan keluar sama sekali tidak kacau
dan jurus-jurus serangan yang dilancarkan pun tetap
berjalan dengan lancar dan mantap, dari sini bisa ditarik
kesimpulan bahwa ilmu silat yang dimiliki orang, ini
benar benar sudah mencapai puncak kesempurnaan,
tidak aneh kalau beberapa orang gembong dari
perkumpulan Hong Im Hwee sama-sama menaruh
perhatian terhadap dirinya.
Sementara itu Pek Kun Gie telah berpikir kembali :
"Nenek she-Tio serta Hoa In sudah terlalu lama
bertempur, badan mereka tentu penat dan tenaganya
sudah terkuras babis, jika pertempuran ini berlangsung
lebih jauh maka cepat atau lambat mereka tentu akan
menderita kerugian berat.... tapi kenapa ibunya sampai
sekarang belum juga munculkan diri ?" jangan jangan ia
memang tak mampu bergerak sehingga selama ini tetap
membungkam diri ?" "
Makin dipikir dia merasa semakin gelisah bercampur
cemas, tapi apa daya jalan darah tertotok dan tak bisa
berkutik, lagipula Sim Ciu setiap saat mengawasi gerak
gerik nya, membuat gadis itu dalam keadaan apa boleh
buat terpaksa berteriak kembali :
"Chi loocianpwee, kalau engkau menghormati ayahku
maka pertama-tama Yau Sut harus ditangkap lebih
dahulu untuk menyelidiki dengan jelas dasar dasar dari
penghianatannya "
Cu-kat racun Yau Sut benar-benar merasa gusar sekali
sehingga tak tahan lagi dia tertawa seram.
"Haaaahhh...haaaahhh... haaaahhh....orang bilang
anak perempuan selamanya lebih condong keluar,
ergkau sibudak ingusan benar-benar gilanya sampai
keterlaluan ! "
Gerakan tubuh kakek she Chi itu cepat bagaikan
hembusan angin, serangannya cepat bagaikan sambaran
kilat dan khusus hanya menyerang Hoa Thian Hong
seorang, terdengar ia berkata kembali dengan suara
hambar : "Perkataan dari pihak musuh tak boleh dipercayai
dengan begitu saja, sesudah bertemu dengan pangcu
nanti, duduknya perkara ini dengan cepat dapat dibikin
sejelas jelasnya"
"Chi-locianpwee, kalau engkau tidak membekuk Cu-kat
racun lebih dahulu, maka ia bisa menggunakan siasat
licik lainnya untuk membebaskan diri dari segala tuduhan
ini." "Sebelum melakukan tindakan gerakan, pangcu telah
menerangkan bahwa aku harus mendengarkan perintah
dari Yau kunsu. karena itu maafkanlah jika aku tak dapat
memenuhi apa yang nona harapkan"
Mendengar jawaban tersebut, diam-diam Pek Kun Gie
segera berpikir didalam hatinya:
"Kalau ditinjau dan situasi yang terbentang didepan
mata pada saat ini, nampaknya ia bakal mati dalam
pertarungan ini. Aaaai..sungguh tak nyana, perjuanganku
selama ini hanya sia2 oelaka, toh akhirnya dia menemui
ajalnya pula ditangan orang2 dari perkumpulan Sin Kie
Pang ..." Berpikir sampai disini, dengan wajah murung
bercampur sedih ia alihkan sorot matanya yang
memancarkan rasa cinta itu keatas wajah Hoa Thian
Hong pikirnya kembali:
"Baiklah kalau memang ia mengalami nasib yang
kurang mujur, biarlah akupun akan mengorbankan jiwa
untuk mengiringi kematiannya, dengan kematianku ini
maka sedikit banyak semua kesalahan yang pernah
kulakukan terhadap dirinya dimasa lalu bisa kutebus
semua, jadi kalau sampai berjumpa kembali dialain baka,
diapun tidak akan membenci diriku lagi"
Dalam pada itu Hoa Thian Hong yang bertempur
sengit dengan membawa luka dibadan keadaannya
payah sekali, Pek Kun Gie yang menyaksikan keadaan
kekasih hatinya jadi merasa amat pedih dan sakit hati,
batinnya tersiksa dan gadis itu merasa dirinya seolaholah
sedang berjalan dalam neraka, ingin sekali dia
bunuh diri untuk membebaskan diri dari penderitan
tersebut, tapi secara tiba2 ia teringat kembali bahwa Hoa
Thian Hong adalah seorang kesatria gagah yang lebih
mementingkan perjuangannya untuk menegakkan
keadilan serta kebenaran di kolong langit dari pada
urusan2 lain. Gadis itupun berpikir kembali: "Suatu kematian ada
yang ringan bagaikan bulu ada pula yang berat bagaikan
gunung Thay-san usianya masih begitu muda dan
cita2nya belum tercapai, seandainya dia harus mati
dalam keadaan begini, tentu dia akan mati dengan mata
tak meram! "
Berpikir sampai disini, dengan suara keras ia segera
membentak dengan keras:
"Paman Yau! kalau engkau tidak memerintahkan
semua orang untuk berhenti bertempur, selama Kun Gie
masih hidup aku bersumpah tak akan berdiri bersama
Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dengan dirimu! "
Pada saat itu Hoa Thian Hong sedang mengerahakan
segenap kekuatan yang dimiliknya untuk memutar
pedang baja serta bertahan atas serangan yang
dilancarkan oleh kakek tua she Chi, ketika ia mendengar
ditengah Pek Kun Gie bukan saja disertai nada yang
amat gusar bahkan terselip pula kepedihan yang tiada
taranya. se-akan2 semua kesedihan telah berkumpul
diatas tubuhnya, hatinya langsuns dibikin terharu, secara
tiba-tiba muncullah rasa iba dan kasihan dalam hati
kecilnya, pemuda itu ingin sekali mengucapkan beberapa
patah kata untuk menghibur hatinya.
Sementara itu Cu-kat racun telah berkata dengan nada
dingin . "Budak ingusan, engkau jangan terlalu memburu
napsu lebih dahulu, Chi Lo-Hu-hoat tidak akan
mencelakai jiwa Hoa Thian Hong, dia hanya akan
menangkap dirinya untuk ditukar dengan dirimu, setelah
itu perkumpulan Sin Kie Pang akan bikin perhitungan
dengan perkumpulan Hong Im Hwee paman tanggung
Hoa Thian Hong pasti akan berhasil ditolong kembali"
Malaikat kedua Sim Ciu yang mendengar ucapan
tersebut segera tertawa terbahak.
"Haaahh ..haaahh...haaahhh...bagus sekati siasat dari
Cukat racun selamanya memang jitu dan tepat!" ejeknya.
"Hmmm! aku orang she-Yau telah mendapat
kepercayaan dari pargcu sehingga diberi tanggung jawab
yang begini beratnya, budi kebaikan itu membuat hatiku
merasa amat berterima kasih sekali, pada saat ini kaum
kurcaci sudah malang melintang dikolong langit, apabila
aku tidak mampu untuk mencuci bersih semua
penghinaan yang kuterima pada saat ini, aku orang she-
Yau merasa malu untuk munculkan diri kembali dida lam
dunia persilatan"
Pek Kun Gie segera tertawa dingin.
"Paman Yau, buat apa engkau melakukan tindakan
ibaratnya mau curi genta menutupi telinga sendiri, dan
berusaha untuk membohongi orang lain?" aku pertama
tak pernah bunuh orang kedua tak pernah mencuri
pedang sekalipun Jin tongkee bermaksud menangkap
diriku, belum tentu dia akan menghabiskan jiwaku,
persoalan ini gampang sekali dilihat paman sebagai
seorang yang cerdik masa tidak mengetahui......"
Hoa Thian Hong yang sedang bertempur dengan
membawa luka dibadan sebenarnya tiada kesempatan
untuk mengurusi persoalan lain, akan telapi selelah
mendengar perkataan itu secara tiba2 dia merasakan
pikiran nya kalut sekali, akhirnya saking tak tahan ia
segera membentak dengan penuh kegusaran:
"Kun Gie, jangan banyak bicara!"
Tertegun hati Pek Kun Gie mendengar bentakan itu,
tiba tiba ia merasakan suatu rasa manis dan hangat yang
sangat aneh muncul dari dalam hati kecilnya, sepasang
mata nya jadi merah dan tak dapat ditahan lagi air mata
jatuh bercucuran.
Seorang diri ia bergumam dengan lirih:
"Dia tidak membenci diriku lagi, aku tahu dia...."
Sejak pertemuan dikota Cho ciu, watak serta
perangainya sama sekali telah berubah secara diam2 ia
mencintai diri Hoa Thian Hong, akan tetapi walaupun ia
bersikap selalu mesrah dan manis namun sambutan dari
Hoa Thian Hong sendiri selalu dingin, hambar sungkan
dan sedikitpun tidak mempunyai rasa mesrah ataupun
hangat. Dahulu sianak muda itu menyebut dia sebagai nona,
kemudian memanggil dia sebagai nona Pek dan
selamanya tak pernah menyebut namanya secara
langsung, tetapi sungguh tak nyana ditengah
berlangsungnya pertempuran sengit yang mempengaruhi
antara hidup dan mati secara tiba2 ia memanggil
namanya secara langsung, meskipun perubahan yang
kecil ini sama sekali tidak dirasakan oleh orang lain,
namun bagi gadis yang sedang dimabuk oleh cinta ini
perubahan tersebut sangat mengena dihatinya.
Tatkala didengarnya Hoa Thian Hong menyebut
namanya secara langsung, tahulah gadis itu bahwa
pikiran kekasih hatinya ini sudah terbuka, itu berarti
besar peluangnya bagi dia untuk mengembangkan rasa
cinta selanjutnya di masa mendatang.
Sementara dia sedang kegirangan dan kelopak
matanya dibasahi oleh air mata, tiba tiba Hoa Thian
Hong membabatkan pedang nya kearah depan memaksa
kakek she-Chi itu mundur satu langkah kebelakang,
sedangkan sianak muda itu sendiri tiba2 tersungkur
keatas tanah. Kebetulan sekali Teng Kong Li berada di samping
kirinya, menyaksikan kesempatan yang sangat baik itu
dia jadi kegirangan setengah mati, senjata penotok jalan
darahnya laksana kilat segera berkelebat kemuka
melancarkan sebuah totokan.
"Bajingan busuki" bentak Tio Sam koh dengan gusar.
Tubuhnya sama sekali tidak bergerak, sedangkan toya
bajanya diputar dan dikemplangkan kedepan.
"Criiing....!" benturan nyaring yang mengakibatkan
percikan bunga api menyebar keempat penjuru, jurus
serangan yang dipergunakan perempuan itu mirip sekali
dengan gerakan naga sakti mengibaskan ekornya,
dengan cepat toyanya berhasil menangkis totokan
senjata dari Teng Kong Li itu membuat lengannya terasa
jadi kaku dan senjatanya terlepas dari genggaman
tangan. Pantangan dari jago lihay yang sedang bertempur
adalah sikap ragu2 dan sangsi, pada saat yang
bersamaan kait racun dari kakek bermuka kurus telah
berputar menyerang tubuh sebelah kanan Hoa Thian
Hong, sedangkan sikakek she-Chi itu dengan gerakan
yang cepat sekali menerobos masuk kebalik pert hanan
lawan, ujung jarinya yang keras bagaikan baja langsung
menotok jalan darah "Sang-ci-hiat" ditubuh pemuda
tersebut. Baik Hoa In maupun Tio Sam koh walaupun harus
bertempur sengit melawan musuh musuh yang lihay.
pikiran mereka sama sekali tertuju pada diri Hoa Thian
Hong, melihat ancaman bahaya yang menyelimuti
sekeliling sianak muda itu, mereka segera mengerahkan
segenap kekuatan tubuh yang dimilikinya melancarkan
sebuah serangan dahsyat kearah kakek bermuka kurus
serta kakek she Chi tadi,
Baru saja kakek bermuka kurus melancarkan serangan
dengan senjata kaitannya, tiba tiba terasalah segulung
angin pukulan yang maha dahsyat bagaikan
menggulungnya ombak ditengah samudera menghantam
tiba, ia jadi terkesiap dan buru2 menjejakan kakinya
loncat muLdur kebelakang.
Kakek tua she Chi itu sendiripun mengerti sampai
dimanakah kelihayan dari hawa pukulan Sau-yang ceng
ki lawan, akan tetapi diapun segan membuang
kesempatan baik untuk merebut kemenangan ini dengan
percuma, sementara tubuhnya menyingkir kesam-ping,
jari tangannya masih tetap menerobos kemuka menotok
jalan darah Sang-ci hiat di tubuh Hoa Thian Hong.
Kelihatan pemuda itu segera akan termakan oleh
totokan kilat tersebut, pada saat yang amat keritis itulah
tiba2 pemuda she Hoa itu tadi tertawa keras, tangan
kirinya diangkat keatas dan segera mencengkeram ke
arah perrgelangan tangan kakek she Cbi tersebut.
Cengkeraman ini sama sekali tidak pakai aturan,
hanya saja daya serangannya tajam, liar dan luar biasa
dahsyatnya, kakek tua she Chi itu terkejut bercampur
gusar, buru2 ia tarik kembali serangannya kebelakang.
"Breet...!" diiringi suara robekan yang amat keras,
ujung baju dari kakek tua she Chi itu tetarik oleh
sambaran Hoa Thian Hong sehingga robek, mulai dari
batas sikunya. Berhasil dengan serangan pertamanya Hoa Thian
Hong membentak keras, sambil maju kedepan
pedangnya langsung dibacok dari atas kepala.
Sungguh dahsyat daya serangan dari bacokan itu,
angin serangan mendesir memekikkan telinga, kakek tua
she Chi itu kaget bercampur gusar, namun tak berani
menyambut se srangan itu dengan kekerasan, terpaksa
dengan hati mendongkol ia meloncat mundur pula
kebelakang; Malaikat pertama Sim Kian yang selama ini mengikuti
jalannya pertarungan segera mengerutkan dahinya
menyaksikan kejadian itu, dengan suara rendah bisiknya
: "Jangan-jangan keparat cilik ini sudah sinting, kenapa
secara tiba tiba ia seperti menjadi kalap ?""
Jin Hian menengadah memandang cuaca, lalu
menjawab : "Tengah hari sudah tiba, racun teratai empedu api
yang bersarang didatam tubuh bocah itu sudah mulai
kambuh ! "
Tiba tiba dari tengah gelanggang berkumandang
datang suara bentrokan senjata yang amat nyaring,
sebuah ayunan toya dari Tio Sam koh berhasil menghajar
senjata kaitan seorang pelindung hukum dari barisan
panji kuning sehingga patah jadi dua bagian, bagian
yang patah itu mencelat sampai ditengah udara.
Yan san It koay segera tertawa dan berkata:
"Nenek tua itu benar benar seorang panglima perang
yang gagah perkasa ......... aku
merasa kagum sekali oleh ketangguhannya!"
Jin Hian tertawa ewa, tiba tiba ia berseru :
"Aaah...! sekarang aku teringat sudah, tua bangka
she-Chi itu bernama Chi It Hun, sedangkan dua orang
yang sedang bertarung melawan Hoa In itu, yang
bercambang bernama Lim Kui sedang manusia yang
bermuka hijau itu bernama Ko Teng Pok. semuanya
merupakan anak murid dari perkumpulan Kiu-im kau
dimasa lalu, karena nama mereka berbau setan maka
orang persilatan memberi julukan Kiu-im sam-kui tiga
setan diri kiu im kau kepada mereka bertiga"
"Tapi perkumpulan Kiu im-kau sudah musnah sejak
dua tiga puluh tahun berselang" seru malaikat peitama Si
m kian. Dalam pada itu Hoa Thian Hong yang berada ditengah
gelanggang tiba2 membentak keras:
"Enyah kau dari sini! "
"Sreeet...." sebuah babatan pedang yang amat
dahsyat memaksa Chi It Hun harus menyingkir satu
langkah kesamping.
Chi It Hun mendengus berat, ia berkelebat kesamping
dan secara tiba2 menyusup kebelakang punggung Hoa
Thian Hong, telapak tangannya bergerak kedepan dan
tanpa menimbulkan sedikit suarapun menghantam
kedepan. Siapa sangka pada saat itu Hoa Thian Hong sudah
melangkah maju beberapa depa jauhnya dari tempat
semula sambil putar pedang melancarkan sebuah
bacokan kearah Cu kat racun Yau Sut. dengan sendirinya
pukulan yang datang dari arah belakangpun berhasil
dihindari olehnya.
Napsu membunuh melintas diatas wajah Cu kat racun
Yau Sut, diam-diarn pikirnya didalam hati :
"Bajingan Cilik yang tak tahu tingginya langit tebalnya
bumi, kau anggap aku Cu-kat racun adalah lentera
kekurangan minyak yang bisa dipermainkan dengan
seenaknya "
Sambil miringkan badan tubuhnya menerjang
kedepan, tangan kiri menangkap gagang pedang dari
Hoa Thian Hona sedangkan tangan Kanannya dengan
jurus " Soat yong-lan kwan " atau salju menggumpal
kota membiru ia lancarkan sebuah serangan balasan.
"Chi Lo-hu hoat" tiba tiba Pek Kun Gie rrembentak
dengan suara keras.
Pada waktu itu Chi It Hun dengan gerakan tubuh
bagaikan sukma gentayangan sedang menerjang
kedepan, telapaknya menghantam tulang punggung
sianak muda itu, ketika secara tiba2 mendengar suara
bentakan keras dari Pek Kun Gie yang mengandung nada
kebencian itu, hatinya terkesiap dan serangan telapaknya
segera berubah jadi serangan totokan yang menyodok
kebadan lawan. Hoa Thian Hong sudah amat lama bergebrak melawan
Chi It Hun, terhadap gerak badannya yang cepat dan
aneh itu sudah lebih dari hapal, karenanya meskipun ia
sedang menyerang Yau Sut didepan dan serangan yang
datang dari arah belakang sama sekali tidak
menimbulkan sedikit suarapun, namun ia tahu bahwa
musuh sudah berada dibelakangnya.
Tanpa berpikir panjang lagi, kaki kanan nya menjejak
tanah dan tubuhnya segera melangkah maju kedepan.
Terdengar Cu kat tacun Yau Sut tertawa keras,
menggunakan kesempatan dikala pikiran Hoa Thian Hong
bercabang, tubuhnya segera bergerak maju kedepan,
tangan kanan nya laksana kilat mencengkeram kearah
pedang baja ditangan Hoa Thian Hong.
Semua kejadian ini berlangsung dalam sekejap mata,
Tio Sam-koh serta Hoa In yang melihat Hoa Thian Hong
secara tiba tiba meninggalkan mereka dan bertarung
melawan Cu-kat racun, hati mereka berdua merasa
gelisah sekali, sekuat tenaga kedua orang itu berusaha
menyusul kedepan, tetapi Lim Kui serta Ko Teng Pok dari
tiga setan Kiu im serta lima orang pelindung hukum dari
barisan panji kuning mempunyai kepandaian silat yang
tinggi serta pengalaman yang luas meskipun Tio Samkoh
dan Hoa In menerjang terus secara dahsyat namun
usaha mereka selalu menemui kegagalan.
Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Hoa Thian Hong merasakan munculnya segulung
tenaga betotan yang amat keras berusaha merampas
pedang baja itu dari tangannya, telapak tangan jadi kaku
dan pedang baja tadi hampir terlepas dari genggaman
nya. Tetapi sianak muda itu tak mau menyerah dengan
begitu saja, dalam gugupnya hawa
murni yang ada ditubuh segera dihimpun ke dalam
telapak kanan, gagang pedangnya dicekal keras dan
sekuat tenaga dibetot kebelakang.
Dengan demikian kedua orang itu masing masing
memegang salah satu ujung dari pedang baja itu, bagian
depan berada ditangan Yau Sut sedang bagian belakang
berada ditangan Hoa Thian Hong. kaki mereka berdua
terpantek diatas tanah, tubuhnya bergoyang maju
mundur tiada hentinya.
Hoa In berhasil melepaskan diri dari ke pungangan
memburu kedepan, akan tetapi Chi It Hun bertindak
cepat dan segera membendung datangnya terjangan itu.
laksana kilat kedua orang itu saling bergebrak satu jurus,
dan karena keterlambatnya ini Lim Kui serta Ko Teng Pok
telah maju kembali kedepan. dengan cepatnya Hoa In
serta Tio Sam koh terkepung lagi ditengah kerubutan
para jago. Dalam keadaan seperti ini, yang paling gelisah adalah
kakak beradik dari keluarga Pek, sebenarnya Pek Soh Gie
berdiri disamping tubuh Yau Sut. akan tetapi setelah
menyaksikan kedua orang itu saling memperebutkan
pedang baja dan melakukan pertarungan jarak dekat,
saking cemas dan gelisahnya ia jadi gugup dan
kelabakan setengah mati, akhirnya karena tak tahu apa
yang musti dilakukan air mata jatuh berlinang
membasahi pipinya.
Padang baja itu luasnya dua cun dan tebalnya dua
mili, meskipun berbentuk pedang akan tetapi tiada
bagian yang tajam, Cu-kat racun Yau Sut yang
mencengkeram ujung pedang itu namun tak mampu
untuk merampas nya, diam diam merasa amat
terperanjat pikirnya:
"Baik nenek tua she Tio maupun Hoa In sudah
kehabisan tenaga karena sejak tadi harus bertempur
terus, sebaliknya keparat cilik ini bukan saja tenaganya
tidak semakin berkurang malahan kian lama kian
bertambah ganas dan kuat, rupanya maksudku
mencelakai jiwanya dengan memaksa dia makan Teratai
racun empedu api, sebaliknya malah mendatangkan
banyak manfaat bagi keparat ini "
Berpikir demikian segenap kekuatan tubuh yang
dimiliki segera dihimpun jadi satu, bukannya menarik
kebelakang secara tiba2 ia dorong pedang itu kearah
depan. Diam-diam Hoa Thian Hong merasa amat pusar, iapun
menghimpun segenap tenaganya untuk mendcong pula
pedang bajanya kedepan.
Sreeet....Sreeet... langkah kaki dua orang itu
menghancurkan batuan gunung yang terpijak diatas
tanah, pada permukan bumi segera munculah bekas
telapak kaki yang dalam sekali hingga mencapai
beberapa cun lebih.
Pergulatan berlangsung beberapa saat lamanya dalam
keadaan seimbang, air muka Cu kat racun Yau Sut
berubah jadi hijau membesi, sambil menggertak gigi ia
tetap mempertahankan diri.
Sebaliknya racun teratai dalam tubuh Hoa Tbian Hong
sedang kambuh, tenaga dahsyat yang tersalur keluar dari
dalam tubuhnya membuat sepasang mata sianak muda
itu berubah jadi merah darah, otot2 hijau pada menonjol
keluar semuanya, raut wajah pemuda itu kelihatan
bengis dan mengerikan.
Pada waktu itu sorot mata semua jago yang menonton
jalannya pertarungan tersebut telah dicurahkan keatas
pedang baja yang diperebutkan itu, Pek Kun Gie
menguatirkan keselamatan jiwa kekasihnya, ia merasa
cemas dan gelisah sekali, sedangkan para jago dari pihak
perkumpulan Sin Kie Pacg yang tidak bertempur
merasakan pula hatinya amat tegang, hanya para jago
dari perkumpulan Hong lm Hwee tetap bersikap tenang
saja sambil menonton jalannya pertarungan itu.
Hoa In serta Tio Sam koh berusaha memburu kedepan
untuk menolomg majikan muda mereka, tapi pihak lawan
selalu menghadang dan menghalang halangi
kepergiannya membuat mereka terlibat pula dalam suatu
pertempuran yang amat seru.
Tiba tiba terdengar Yan san It koay menghela napas
panjang, lalu berkata dengan suara lirih :
"Aaaai.... pedang baja tersebut benar benar sebilah
pedang mustika yang jempolan, kendatipun termakan
oleh daya tekanan yang amat dahsyat, sama sekali tidak
bengkok ataupun putus, bahkan bentuknya sama sekali
tak berubah... benar benar luar biasa sekali "
"Entah pedang ini dibuat oleh Hoa Goan Siu atau
buatan orang lain....?" " sela Jin Hian.
"Seandainya enam belas juius ilmu pedang yang
dimiliki bocah itu adalah hasil ciptaan dari Hoa Goan Sio,
aku rasa pedang baja itu tentu pula merupakan hasil
buatannya sendiri" jawab Sim kian.
Sementara itu Cu kat racun Yau Sut yang harus saling
bertahan dengan Hoa Thian Hong tanpa berhasil
merobohkan lawannya lama kelamaan jadi mendongkol
juga, pikirnya :
"Bangsat bangsat tua itu ber-bisik2 entah apa yang
sedang dibicarakan oleh mereka, Hmm! rupanya mereka
sama sekait tak pandang sebelah matapun terhadap aku
orang she Yau ..heeeh...heeeh...aku harus
mendemonstrasikan sedikit kepandaian, agar bangsat2
tua itu terbuka matanya"
Berpikir demikian ia segera ber-siap2 untuk adu
tenaga dalam guna merebut kemenangan, tiba2 ingatan
lain berkelebat pula didalam benaknya, ia membatin lebih
jauh lagi. "Pertempuran besar Kian ciau Tay-hwee tidak lama
kemudian akan diselenggarakan, pada waktu itu para
jago pada berkumpul semua untuk memperlihatkan
keampuhannya masing2, pada saat itulah melupakan
saat yang paling tepat bagiku untuk mendemontrasikan
kebebatanku serta mencari nama besar....jika kubuang
tenaga dalamku pada saat ini dengan percuma sehingga
hawa murniku rusak, kejadian ini benar2 suatu kejadian
yang sama sekali tak ada harganya.. .."
Berpikir sampai disini, hawa murni yang disalurkan
kedalam telapak kanannya tiba2 ditarik kembali,
sementara tangan kirinya diayun kedepan melancarkan
sebuah pukulan dahsyat.
Pada waktu itu Hoa Thian Hong sedang mengerahkan
tenaganya untuk mendorong pedangnya kedepan, ketika
secara tiba2 pihak lawan menarik kembali tenaga
dalamnya, tak dapat dihindar lagi tubuhnya bersama
pedang segera tertelungkup kedepan dan jatuh kedalam
pelukan Cu-kat racun.
Ketika secara tiba tiba dilihatnya serangan telapak
lawan hampir menghajar tubuhnya, ia jadi gugup dan
kaget, dalam repotnya telapak kiri segera diayun
kedepan menyongsong datangnya serangan tersebut.
Sepasang telapak saling beradu satu sama lainnya
menimbulkan suara benturan yang amat keras, tubuh
Hoa Thian Hong bergetar keras dan jatuh terbanting
keatas tanah, akan tetapi tangan kanannya dengan
kencang sekali masih tetap memegangi ujung pedang
tersebut, Cu-kal racun Yau Sut tertawa dingin dengan suara
yang menyeramkan, pedang baja ditangan kanannya
disentak keatas berusaha merebut senjata tersebut,
sementara tangan kirinya bagaikan ular racun keluar dari
sarang tiba2 membabat keluar.
Tiba2....Cu-kat racun Yau Sut merasakan pandangan
matanya jadi kabur.
Tampaklah sebuah lengan yang putih dan halus
menyelinap masuk dari arah samping dan
mencengkeram bagian tengah dari pedang baja itu,
kemudian merampasnya dari cekalan kedua orang jago
itu. Hoa Thian Hong segera merasakan pergelangan
tangannya bergetar keras dan tahu2 pedang baja itu
sudah dirampas dari cekatannya.
"Aaaah....!" ia menjerit kaget tubuhnya segera
beruntung mundur beberapa langkah kebelakang.
Cu-kat racun Yau Sut jauh lebih terperanjat lagi
menghadapi kejadian yang sama sekali tak terduga itu,
bagaikan disambar guntur ditengah hari bolong tubuh
nya bergetar keras, sekujur badan menjadi panas dan
dengan hati tercekat buru2 ia loncat mundur sejauh lima
depa kebelakang.
Peristiwa ini benar2 merupakan suatu kejadian yang
amat mengejutkan bati setiap orang, jago lihay dikolong
langit yang mampu merampas sesuatu benda yang
sedarg diperebutkan oleh Cu-kat racun Yau Sut dengan
Hoa Tbian Hong boleh dibilang jarang sekali.
Dalam waktu singkat suasana hening dan sepi
menyelimuti seluruh bagian diluar gua tersebut,
pertempuran sengit yang sudah ber langsung selama
setengah harianpun dalam waktu singkat terhenti dengan
sendirinya. TAMAT Bagaimanakah kisah selanjutnya pertempuran antara
Cu-kat racun Yau Sut melawan Hoa Thian Hong"
Siapakah yang merampas pedang baja pada waktu
terjadi perebutan antara Cu-kat racun melawan Hoa
Thian Hong"
Peristiwa apa yang bakal terjadi dalam pertemuan
besar Kiao Ciau Tay-hwee?"
Untuk mengetahui jawabannya, silahkan anda
mengikuti lanjutan dari cerita ini dalam judul barunya:
TIGA MAHA SAKTI
Tengkorak Maut 25 Pendekar Rajawali Sakti 124 Penghuni Telaga Iblis Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 18
tangannya, setelah itu telapak tangannya yang lain
didorong dan mengirim tubuh Pek Soh-gie kehadapan
Cukat racun Yau Sut.
Setelah berhasil meloloskan diri dari cengkeraman
musuh, air mata jatuh berlinang membasahi pipi Pek
Soh-gie, dia putar badan dan berjalan kembali ke arah
malaikat kedua Sim Ciu.
Dengan cepat Cukat racun Yau Sut menghalangi jalan
perginya. "Titli, engkau tak usah cemas atau gelisah" serunya,
"sebentar lagi pangcu pasti akan tiba disini dan sega1a
persoalan dengan cepat dapat diselesaikan!"
Sementara pembicaraan masih berlangsung, kembali
serombongan jago dari perkumpulan Sin-kie-pang telah
tiba di tempat itu karena melihat tanda bahaya yang
meledak di udara tadi.
Sekarang jumlah para jago dari perkumpulan Sin-kiepang
telah mencapai tiga puluh orang banyaknya,
diantaranya tentu saja terdapat para jago yang
berkepandaian agak rendah, meskipun kalau mereka
disuruh bertarung satu lawan satu dengan Liong bun
siang sat atau Yan-san It-koay masih belum mampu
untuk mengatasinya, akan tetapi kalau sampai terjadi
pertarungan secara massal maka kemungkinan besar
pihak perkumpulan Sin-kie-pang masih mampu untuk
merebut kemenangan.
Walaupun begitu berhubung Pek Kun-gie sudah
terjatuh ke tangan lawan, dan dalam sebuah gerakan
yang gampang sekali malaikat kedua Sim Ciu sudah
dapat membereskan nyawa gadis tadi, maka Yau Sut
serta anak buahnya tak berani bertindak secara gegabah.
Tiba-tiba terdengar Jin Hian berkata, "Hoa Thianhong,
bagaimanakah keadaan-nya sewaktu putraku
dibunuh orang apakah engkau dapat memberikan
keterangan yang jelas dan terang" Kalau tidak.... aku
takut jiwamu akan segera berakhir pada hari ini juga"
Tertegun hati Hoa Thian-hong mendengar ucapan
tersebut, sambil tertawa ia segera berkata, "Jien Tangkee,
secara tiba-tiba engkau mencari gara-gara dengan
diriku, entah apakah alasan-nya?"
"Hmm! ombak belakang mendorong ombak di depan,
manusia baru akan menggantikan manusia lama, jika ini
hari aku orang she Jin tak mampu membinasakan dirimu,
setelah lewat beberapa hari lagi mungkin usahaku untuk
menyingkirkan engkau akan tetap tinggal sebagai
keinginan belaka"
Haaahh.... haaahh.... haaahh.... kalau memang begitu,
aku tak akan berbicara apa-apa lagi"
"Hmm! rupanya engkaupun mengalami kesulitan
untuk menerangkan duduknya perkara kepadaku,
ketahuilah bagaimanapun juga engkau tetap tersangkut
dalam peristiwa terbunuhnya puteraku, pepatah kuno
mengatakan, meskipun aku tidak membunuh Pak jin,
akan tetapi Pak jin mati lantaran aku, aku orang she Jin
mempunyai alasan yang kuat untuk membereskan
jiwamu" Makin berbicara nada suaranya berubah semakin
dingin, secara tiba-tiba Hoa Thian-hong merasa bahwa
situasi yang dihadapi pada sa st ini jauh berbeda dengan
keadaan dimasa lain.
Apa yang diucapkan Jin Hian sebenarnya merupakan
ucapan yang sejujurnya, pertarungannya melawan Yau
Sut belum lama berselang meskipun tidak menimbulkan
perasaan apa-apa bagi dirinya, akan tetapi para
penonton yang bersda di samping lapangan rata-rata
telah mempunyai satu pandangan yang sama.
Bisa dibayangkan dengan kepandaian silat yang
dimiliki Yau Sut serta kedudukannya yang tinggi sekali
dalam dunia persilatan, ternyata walaupun sudah
bertarung sebanyak lima enam puluh jurus melawan Hoa
Thian-hong ternyata memang kalah masih susah di
tentukan, apabila mulut lukanya tidak pecah entah
sampai kapan pertarungan itu baru akan berakhir.
Jin Hian yang menyaksikan kelihayan ilmu silat
pemuda itu, tentu saja tercekat hatinya dan segera
timbul niat jahat untuk secepatnya menyingkirkan
pemuda itu mumpung ilmu silatnya belum keburu
bertambah lihay.
Terdengar Jin Hian dengan nada yang dingin
menyeramkan berkata lebih jauh.
"Rencana atau rejeki datang tanpa pintu melainkan
manusialah yang mancarinya, aku orang she Jin pun
dapat menyadari bahwa kematian dari puteraku adalah
akibat terpengaruhnya oleh rasa cinta asmara, akan
tetapi dunia jagad begini luas, kemana aku harus pergi
menemukan jejak dari gadis pembunuh tersebut" Asal
engkau dapat memberikan penjelasan atau keterangan
yang bisa dipertanggung jawabkan, aku orang she Jin
pasti akan memberi satu jalan hidup bagimu"
Hoa Thian-hong tidak langsung menjawab, diam-diam
ia berpikir kembali dalam hati kecil nya, "Nama yang
sebenarnya dari Giok Teng Hujin adalah Siang Hoa,
dialah putri dari It kiam kay tionggoan Siang Tang Lay,
menurut pengakuannya Pedang emas terdiri dari pedang
jantan dan pedang betina, yang jantan berada di tangan
Giok Teng Hujin sedang yang betina katanya berada di
dalam pedang mustika milik Thong-thian Kaucu , jelas
semua rahasia ini ada sangkut pautnya dengan kematian
dari Jing Bon, dan kalau aku tinjau lebih jauh maka
kematian dari Jin Bong besar sekali kemungkinannya
punya kaitan yang erat cengan Giok Teng Hujin, atau
dengan perkataan lain gadis yang diutus untuk
melaksanakan pembunuhan ini tentulah anak buah dari
Giok Teng Hujin, bukankah Pui Che-giok adalah anak
buahnya" Tapi.... haruskah kuungkapkan rahasia
tersebut dihadapan mereka?"
Untuk beberapa saat lamanya pemuda itu jadi
bimbang dan tak tahu apa yang musti dilakukan olehnya.
"Hoa Thian-hong!" bentak Jin Hian secara tibaTibatiba.
"Apa yang hendak kau katakan?"
"Pada saat ini aku tiada perkataan lain yang bisa
diutarakan keluar" jawab Hoa Thian liong dengan alis
berkernyit. Dari balik mata Jin Hian tiba-tiba terpencar keluar
nafsu membunuh yang amat tebal, ia melirikan matanya
sekejap ke arah Liong bun siang sat, Yan-san It-koay,
kemudian ujarnya, "Persoalan telah jadi begini,
bagaimana menurut pendapat kalian bertiga....?"
"Jika Jien Tang-kee menurunkan perintah, kami semua
siap menyerbu ke arah depan!" jawab malaikat pertama
Sim Kian. Sorot mata tajam memancar keluar dari balik mata Jin
Hian, dia memandang sekejap ke arah dalam gua, lalu
sambil ulapkan tangannya ke arah pengawal pribadi
golok emas yang berkumpul di belakang tubuhnya ia
membentak, "Serbu!"
Tidak menunggu yang lain, ia menerjang maju lebih
dahulu ke depan.
Jilid 29 DALAM keadaan dicekam hawa amarah ketua dari
perkumpulan Hong Im Hwee ini segera memimpin para
jago lihaynya untuk menyerbu masuk kedalam gua
dimana Hoa hujin ibu dari Hoa Thian Hong sedang
berlatih ilmu silat.
Hoa Thian Hong jadi terkejut bercampur gusar
menyaksikan datangnya serbuan tersebut. pedang
bajanya dengan cepat diayun ke muka mengirim satu
bacokan kearah tubuh lawan.
Tio Sam koh yang berada disisinya, sege ra
membentak pula dengan nada nyaring: "Seng-ji, cepat
mundur kebelakang!'".
Ditengah bentrokan nyaring dentingan tajam
menggema memecahkan kesunyian, tahu2 toya bajanya
telah bentrok dengan beberapa batang golok besar
berwarna emas yang mengakibatkan timbulnya percikan
bunga api memenuhi seluruh angkasa.
Dalam waktu singkat malaikat pertama Sim Kian serta
Yan-san It-koay telah turun tangan pula, mereka berdua
masing2 menyerang Tio Sam toh serta Hoa In.
Seketika itu pula pertempuran sengit yang
menegangkan hati berkobar diluar mulut gua, Jin Hian,
Sim kian serta Yan-san It-koay tiga orang gembong iblis
yang namanya pernah menggemparkan sungai telaga di
tambah belasan orang pengawal golok emas ber-sama2
mengerubuti Hoa Thian Hong, bertiga.
Pertempuran ini berlangsungnya mendadak sekali,
datangnya ancamanpun cepat serta ganas bagaikan air
bah yang menyapu daratan baru saja para jago dibikin
kaget bencana telah berada didepan pintu.
Dari pihak perkumpulan Hons Tm Hwee, hanya
malaikat kedua SimCiu seorang yang tidak turun tangan,
siluman tua yang banyak pengalaman ini mencekal
lengan Pek Kun Gie erat2, sementara sorot matanya
yang bengis dengan tajam menatap mulut gua tanpa
berkedip. Dalam pada itu para jago lihay dari perkumpulan Sin
Kie Pang dibawah pimpinan Cu-kat racun Yau Sut hanya
berdiri sambil berpeluk tangan disisi kalangan, tak
seorangpun diantara mereka menunjukkan tanda tanda
hendak turun tangan.
Pek Soh Gie yang berdiri disamping Yau Sut seketika
merasakan badannya gemetar keras dan air mukanya
berobah jadi pucat pias bagaikan mayat, dengan air mata
jatuh bercucuran pintanya,
"Paman Yau, Hoa toako pernah menyelamatkan
jiwaku... cepatlah turunkan perintah dan..."
"Persoalan ini menyangkut masalah yang amat
besar"tukas "cukat racun" Yau Sut dengan cepat,
"maafkanlah pamanmu kalau didalam peristiwa ini tak
dapat mengambil tindakan secara gegabah"
"Oh Sam... !" tiba tiba terdengar Pek Kun Gie
membentak dengan nada yang menyeramkan.
Oh Sam terperanjat dan seketika merasakan sekujur
tubuhnya gemetar keras, dan buru-buru ia berseru:
"Aku segera akan turun tangan! "tanpa banyak bicara
ia menerjang kesamping tubuh Hoa Thian Hong dan
segera melancar kan sebuah pukulan dahsyat kearah Jin
Hian. Dalam waktu singkat pertarungan yang berlangsung
dengan seru dan tiba2 itu sudah mencapai pada babak
yang menegangkan hati, pedang baja ditangan Hoa
Thian Hong bergetar silih berganti keempat penjuru
untuk membendung datangnya serangan gencar dari
pihak musuh. Hoa In serta Tio Sam koh tanpa memperdulikan
keselamatan sendiri, berusaha mati2an melindungi sianak
muda itu, setelah terjunkan Oh Sam kedalam gelanggang
situasipun segera berubah agak mendingan.
Kendatipun begitu, sayang sekali pihak lawan bukan
saja terdiri dari tiga orang tokoh sakti bahkan ditambah
pula dengan delapan orang mengawal golok emas yang
berilmu silat sangat lihay, berada dalam keadaan yang
sama sekali tak seimbang ini lama kelamaan Hoa Thian
Hong mulai tak kuat menahan diri.
Ditengah berlangsungnya pertarungan sengit, darah
segar mengalir dengan derasnya dari mulut luka diatas
dada Hoa Thian Hong. tusukan pedang dari Ang Vap
toojin ini meskipun tidak berhasil membinasakan dirinya,
tapi mulut luka yang ditinggalkan olehnya telah menyeret
sianak muda itu terjurumus kedalam situasi yang amat
berbahaya. Diam2 Hoa Thian Hong mengeluh, kepungan dari
pihak lawan kian lama kian bertambah ketat sementara
pihaknya sudah mulai terancam dalam bahaya, namun
tak ada sesuatu usahapun yang bisa dilakukan untuk,
menyelamatkan diri.
Dipihak liar air muka Pek Kun Gie telah berubah jadi
pucat pias bagaikan mayat, hatinya hancur luluh
sementara pandangan matanya jadi ber-kunarg2,
meskipun ia saksikan Hoa Thian Hong berjuang untuk
mempertahankan hidupnya, akan tetapi ia sama sekali
tak berdaya untuk menyelamatkan jiwa kekasih hatinya.
Dalam waktu singkat rasa benci, mendongkol, gusar
dan dendam bercampur aduk didalam benaknya, dia
amat membenci orang2 dari perkumpulan Hong Im
Hwee. ia lebib2 benci terhadap "Cukat racun "Yau Sut.
Malaikat kedua Sim Ciu yang selama ini menonton
jalannya pertarungan dari sisi kalangan. tiba2 se-olah2
telah memahami akan sesuatu, ia berseru tertahan.
Dengan cepat pikirnya didalam hati: "Kenapa sampai
sekarang perempuan didalam gua itu belum juga
munculkan diri " ia bisa berbuat demikian tentu
disebabkan oleh keadaan yang terpaksa atau terluka
atau sakit, kalau tidak ia tentu sudah mengalami jalan api
menuju neraka sehingga tak mampu bergerak lagi dari
dalam gua tersebut..."
Begitu ingatan tadi berkelebat dalam benaknya,
dengan wajah berseri2 ia segera berteriak keras.
"Loo-toa, perketat seranganmu, aku lihat perempuan
she Hok itu pasti sudah menderita sesuatu penyakit,
boleh jadi ia sudah cacad sehingga sepasang kakinya tak
dapat dipergunakan lagi"
Sementara itu darah segar sudah banyak terbuang
dari tubuh Hoa Thian Hong, badannya mulai terasa lemas
dan tak bertenaga, Ketika mendengar suara teriakan
tersebut, hati nya jadi terperanjat sehingga tanpa terasa
gerakan tangannya jadi agak terlambat.
Didalam menghadapi pertarungan semacam ini, yang
paling penting adalah pusatkan perhatiannya untuk
Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menghadapi lawan, ketika dilihatnya pemuda itu agak
terlambat gerakannya, malaikat pertama Sim Kian jadi
kegirangan setengah mati, laksana kilat tangannya
berkelebat kedepan sambil melancarkan serangan.
"Roboh kau! "bentaknya.
Sebuah pukulan yang keras dengan telak bersarang
diatas pinggang Hoa Thian Hong, terdengar pemuda itu
berseru tertahan dan tubuhnya bersama pedang segera
mencelat kehadapan malaikat kedua Sim Ciu.
Bayangan manusia berkelebat lewat, Cukat racun Yau
Sut meloncat beberapa tombak ketengah udara, lima jari
tangannya bagaikan cakar burung elang tiba2
mencengkeram tubuh Hoa Thian Hong.
Malaikat kedua Sim Ciu yang menyaksikan kejadian itu
jadi gusar sekali sehingga memperdengarkan suitan
nyaring, dengan ilmu cakar "Tay-im-sin jiau" yang maha
dahsyat ia lancarkan sebuah serangan maut kearah juru
pikir diri perkumpulan Sin Kie Pang itu.
Dengan sebuah tangan melancarkan serangan, tangan
lain mencengkeram lengan Pek Kun Gie, tampaklah dari
balik kelima jari tangan kanannya memancar keluar
kabut putih yang amat tebal.
Tercekat hati Cu kat racun Yau Sut menyaksikan
kelihayan musuhnya, buru-buru ia
meloncat mundur sejauh dua depa ke belakang,
setelah berhasil meloloskan diri dari ancaman tersebut,
tiba2 tangan kanannya di ayun kedepan mengirim satu
pukulan pula kearah Sim Ciu.
Jarak diantara kedua orang tokoh sakti itu hanya
terpaut dua tiga depa belaka, malaikat kedua Sim Ciu
seketika merasakan datangnya segulung angin pukulan
yang sangat dingin menyerang kearah tubuhnya, ia tahu
serangan tersebut hebat sekali, hatinya seketika
terperanjat. Setelah kedua orang itu sama2 mengeluarkan ilmu
simpanannya, kedua belah pihak sama2 merasa tercekat
hatinya Sim Ciu yang harus ter-buru2 untuk
menghindarkan diri dari ancaman tersebut tidak sempat
untuk mengurusi Hoa Thian Hong lagi.
Sejak pinggangnya terkena sebuah pukulan tadi. Hoa
Thian Hong merasakan tulang punggungnya jadi amat
sakit seperti patah, isi perutnya goncang dan badannya
segera roboh keatas tanah, menggunakan kesempatan
yang sangat baik itulah dengan cepat ia menggelinding
kearah samping.
Bentakan keras berkumandang memecahkan
kesunyian, pada saat hampir yang bersamaan Hoa In,
Tio Sam-koh, Yan san It-koay serta malaikat pertama
Sim Kian bersama2 menerjang maju kedepan, tubuh
masih berada diudara pertarungan sengit telah
berlangsung. Sambil menahan rasa sakit yang merasuk ketulang
sumsum, Hoa Thian Hong berusaha untuk merangkak
bangunan dari atas tanah, tetapi sebelum tubuhnya
sempat bangkit berdiri, tiba2 cahaya tajam yang
menyilaukan mata telah meluncur datang didepan mata
disusul munculnya segulung desiran angin golok
membacok keatas batok kepalanya.
Hoa Thian Hong amat terperanjat, pedang bajanya
segera diangkat keatas untuk menangkis datangnya
ancaman tersebut.
"Traaang....! " bentrokan nyaring menggema
memecahkan kesunyian disusul percikan bunga api
menyebar keempat penjuru, empat orang pengawal
golok emas yang menyergap dan belakang segera
terpukul mental kearah belakang.
Pedang baja amat kuat dan tajam, sepasang golok
emas milik lawan mampu dihajar sampai patah didalam
bentrokan tadi, sayang Hoa Thian Hong sudah terlalu
banyak kehilangan darah, tenaga serangannya jadi makin
merosot sehingga tak dapat digunakan sebagaimana
mestinya, ditambah pula pinggangnya baru saja
termakan oleh sebuah pukulan dari Sim Kian, hal ini
membuat tangkisan pedang tidak memenuhi syarat.
Bentakan keras berkumandang memecahkan
kesunyian, anak buah perkumpulan Sim Kie Pang yang
selama ini hanya berpeluk tangan belaka, setelah
menyaksikan Cu-kat racun Yan Sut telah turun tangan,
merekapun bersama sama turun tangan berbareng
menerjang kearah malaikat kedua Sim Ciu.
Dalam waktu singkat cahaya senjata bayangan telapak
beterbangan memenuhi seluruh angkasa, jalannya
pertarunganpun semangkin seru.
Diam-diam tercekat hati Sim Ciu menjumpai
datangnya kerubutan yang begitu banyak, dalam
gugupnya dia segera angkat tubuh Pek Kun Gie dan di
putar kedepan untuk menangkis datangnya ancaman
senjata yang muncul dari empat arah delapan penjuru
itu. Anak buah perkumpulan Sim Kie Pang takut kalau
senjata mereka melukai Pek Kun Gie, melihat datangnya
babatan itu dengan cepat mereka menarik diri sambil
meloncat mundur kebelakang, dengan kejadian itu para
jago jadi semangkin gusar bercampur penasaran, setelah
mundur untuk kedua kalinya mereka maju lagi
melancarkan serangan.
Hoa Thian Hong kegirangan setengah mati setelah
menyaksikan siiuasi dalam kalangan pertempuran telah
berubah jad i tiga buah medan pertempuran, sambil
menahan rasa sakit pada pinggangnya dia mengempos
napas dan segera menyerang kembali kearah para
pengawal golok emas dari perkumpulan Hong Im Hwee.
Tiba tiba punggungnya terasa dingin, menggunakan
kesempatan dikala situasi berubah jadi amat kalut dan
tak karuan itu, secepat kilat Cu kat racun Yau Sut
menerjang kebelakang punggungnya dan menempelkan
telapak tangannya diatas tubuh.
Tio Sam koh serta Hoa ln yang selama ini masih
terlibat dalam pertempuran sengit, walaupun bertempur
sorot mata mereka tak pernah berpisah dari tubuh Hoa
Thian Hong, sekarang telah tahu bahwa pemuda tersebut
terancam bahaya mereka terkejut bercampur cemas,
buru2 mereka tinggalkan lawannya dan berbalik
menerjang kearah Cu kat racun Yau Sut.
Pantangan paling besar bagi para jago lihay yang
dedang bertempur adalah pecah pikiran, dengan
mundurnya kedua orang itu, Yan san It-koay. Sim Kian
serta Jin Hian segera mempergunakan kesempatan baik
ini untuk menerjang kedepan, telapak dan jari
dilancarkan secara berbareng menyergap punggung dua
orang jago itu.
Thio Sam koh amat gusar merasakan datangnya
ancaman itu, dalam keadaan yang amat kritis toya
bajanya ditekan kebawah lalu sekuat tenaga dibabat
kebelakang, hal ini memaksa Yan-san It-koay harus
melompat mundur kebelakang.
Hoa ln lebih mementingkan keselamatan majikan
mudanya dari pada keselamatan sendiri, ia telah
melupakan marabahaya yang bakal mengancam datang
dari sekeliling tubuhnya, menanti ujung jari Sim kian
serta angin pukulan dan Jin Hian sudah hampir mengenai
sasarannya dia baru merasa,
Untuk menangkis atau menghindar sudah tak sempat
lagi, dalam bahaya terpaksa ia meloncat setengah depa
kesamping, setelah berhasil menghindarkan diri dari
serangan Tay-im-sin-jiau dari Sim Kian, hawa murni nya
segera disalurkan keatas punggung untuk menerima
datangnya serangan tersebut dengan keras lawan keras.
"Braaaak...l" serangan berat dari Jin Hian bersarang
telak diatas punggung Hoa In. membuat nelayan tua itu
mendengus berat dai badannya terlempar sejauh
beberapa tombak dari tempat semula.
Semua peristiwa itu berlangsung dalam sekejap mata,
terdengar Cu-kat racun Yau Sut dengan suara lantang
berteriak : "Semua anggota perkumpulan Sin Kie Pang mundur
...!" Mendengar perintah mundur dari juru pikir
perkumpulannya, semua jago dari perkumpulan Sin Kie
Pang segera menarik diri dari gelanggang pertarungan
dan segera mengundurkan diri kesektor sebelah kanan
dari jembatan batu itu rupanva mereka berusaha
menutup jalan mundur dari para jago perkumpulan Hong
Im Hwee. Jin Hian sendiripun segera memerintahkan seluruh
jagonya untuk berhenti bertarung.
Tio Sam koh untuk kesekian kalinya siap menerkam
kearah Cu-kat racun, akan tetapi dengan suara dingin
Yau Sut segera mengancam :
"Barang siapa berani bergerak secara sembarangan,
jangan salahkan kalau aku segera akan habisi dahulu
nyawa Hoa Thian Hong."
Hoa In rneloncat bangun dari atas tanah, dengan
langkah lebar dia maju kedepan dan berhenti kurang
lebih delapan depa dihadapan Cu kat racun, serunya
dengan suara dalam :
"Yau Sut.. andaikata engkau berani melukai siau-koan
jin dari keluarga kami, sekalipun sudah mati aku akan
jadi setan untuk makan dagingmu serta menyeset
kulitmu, agar engkau tiada tempat untuk dikubur!"
Cu-kat racun Yau Sut menempelkan telapak kanannya
diatas punggung Hoa Thian Hong, lalu sambil tertawa
dingin katanya:
"Kita lihat saja bagaimana akhirnya nanti, jika
keadaan, memang memaksa....apa boleh buat kalau
terpaksa aku harus bertindak menuruti suara hatiku
sendiri" Per-lahan2 Hoa Thian Hong angkat kepalanya, ia lihat
Hoa In serta Tbio Sam-koh berdiri tidak jauh
dihadapannya, rambut mereka telah beruban semua,
diatas wajahnya yang penuh keriput terlintas hawa gusar
dan murung yang amat tebal, diam2 ia menghela napas
panjang, pikirnya :
"Sekarang sudah mendekati tengah hari, entah
bagaimanakah keadaan dari ibu" kedua orang tua ini.."
Tiba2 terdengar Pek Soh Gie bertanya dengan suara
gugup : "Paman Yau. apa yang hendak kau lakukan terhadap
Hoa toako....?"
Cu kat racun Yau Sut tertawa ter-bahak2
"Haaah....haaah....paman sendiripun tidak dapat
mengambil keputusan, akan kulihat bagaimanakah
keputusan dari keponakan Kun Gie...." jawabnya.
Begitu ucapan tersebut diutarakan keluar sinar mata
semua orang sama2 dialihkan ke atas wajah Pek Kun
Gie. Malaikat kedua Sim Ciu setelah menotok jalan darah
kaku disepanjang lengan Pek Kun Gie, sebelah
tangannya ditekan diatas bahunya, pada saat itu sambil
tertawa ujar nya :
"Pek Kun Gie! bagaimana pendapatmu jikalau aku
hendak menggunakan dirimu untuk ditukar dengan Hoa
Thian Hong?""
Pek Kun Gie pura2 tidak mendengar, sepasang biji
matanya yang bening bagaikan air menatap tajam wajah
Hoa Thian Hong tanpa berkedip, diam2 pikirnya dalam
hati: "Sepanjang hidupnya tak mungkin dia akan mengawini
diriku, aaai.... hal ini harus disalahkan pada sikapku
sendiri dimasa yang lampau, andaikata sikapku
kepadanya tidak jahat sekali, tak mungkin dia akan
menaruh kesan yang amat buruk kepadaku" Diluaran ia
tetap bersikap angkuh dan keras hati, padahal hatinya
merasa sedih sekali sehingga terasa hancur lebur dan
ingin ma ti saja.
"Kun Gie...." tiba2 Cu kat racun Yau Sut berseru.
Pek Kun Gie melotot besar, dengan suara yang kasar
dia menukas : "Aku dibesarkan dihadapan paman, masa paman
masih belum jelas dengan watakku?"
Yau Sut tertawa lebar.
"Seandainya paman tidak menolong engkau maka aku
akan merasa bersalah terhadap pangcu, sebaliknya
kutolong dirimu bukan saja engkau berterima kasih
sebaliknya malah mendendam terhadap paman, aaai..,!
engkau benar2 membuat paman susah hidup sebagai
orang" "Kalau paman hendak menyelamatkan diriku maka
sudah sepantasnya kalau menempuh jalan yang lain,
siasat tukar kuda ganti panglima seperti ini lebih baik
jangan kau usulkan lagi kepadaku"
Maksud dari perkataan itu jelas sekali, ia lebih rela
jatuh ditangan musuh dari pada ditukar oleh Yau Sut
dengan selembar nyawa Hoa Thian Hong.
Cu kat racun Yau Sut tertawa ewa, diluaran ia tetap
bersikap tenang sementara dalam hati kecilnya ia
memaki. "Hmmm.. budak ingusan yang tak tahu diri, enak
benar kalau bicara...menggunakan cara lain"
dianggapnya Liong-bun siang-sat adalah manusia yang
gampang dihadapi?"
Hoa Thian Hong dapat menyaksikan pula kekakuan
yang terjadi diantara kedua orang itu, dalam hati ia
segera berpikir.
"Mati atau hidup telah ditentukan oleh takdir, rejeki
atau bencana Thian lah yang berkuasa, lebih baik aku tak
akan menerima maksud baik dari Pek Kun Gie"
Berpikir demikian, ia lantas berpaling dan serunya:
"Cu-kat racun, mau bunuh mau cingcang cepatlah
mengambil keputusan, kalau tidak sekali putar badan
kubacok tubuhmu..."
Yau Sut segera menekan telapaknya kedepan,
Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
seketika itu pula terasalah hawa dingin yang amat
menusuk tulang menembus urat nadi pentingnya,
terdengar ia mengancam.
"Kalau engkau berani bergerak, maka sekali hajar
akan kuhancur lumatkan isi perutmu!"
Hoa Thian Hong tertawa dingin.
"Heeehh....heeeehh....heeeeh... kalau aku orang she-
Hoa mati, maka engkau akan gunakan apa untuk barter
Sim Ciu. dan bagaimana pula pertanggungan jawabmu
terhadap pangcu kalian?""
Cu-kat Yau Sut tersenyum, tiba2 ia berbisik lirih :
"Katakanlah kepadaku, siapa sebenarnya yang telah
membinasakan putranya Jin Hian?""
"Maksudmu, pedang emas tersebut kini terjatuh
ketangan siapa ?" seru Hoa Thian Hong sengaja
mempertinggi suaranya.
Yau Sut tertawa kering.
"Terserah bagaimana jawabanmu, aku hanya ingin
tahu siapakah pembunuh yang sebenarnya?""
"Hmm! bukankah sedari tadi sudah kukatakan bahwa
pedang emas kini berada ditangan Thian Ek-cu, siapakah
pembunuh yang sebenarnya asal kau tanyakan kepada
imam tua itu masa dia tak akan memberikannya
kepadamu... ?""
"Yau Sut !" tiba tiba malaikat kedua Sim Ciu berseru,
"cepat bawa kemari keparat cilik itu, kalau tidak aku akan
suruh budak ingusan ini untuk merasakan sedikit siksaan
lebih dahulu"
"Lepaskan dahulu tawananmu, setelah itu aku orang
she-Yau baru akan serahkan keparat cilik ini
ketanganmu"
"Kurangajar! " maki Slm Ciu dengan alis mata
berkenyit, "masa engkau tidak percaya dengan diriku?""
Sambil berkata telapaknya yang menekan diatas bahu
Pek Kun Gie diperberat, gadis tersebut dengan cepat
merasakan bahunya jadi berat sekali bagaikan ditindih
oleh bukit gunung yang sangat berat, akan tetapi ia tak
sudi menyerahkan diri sambil menggertak gigi ia tetap
mempertahankan diri untuk berdiri tegak, dalam sekejap
mata rasa sakit yang dirasakan olehnya sudah tak tahan
lagi, keringat sebesar kacang kedelai mengucur keluar
membasahi seluruh tubuhnya.
Semua jago dari perkumpulan Sin Kie Pang jadi amat
gusar, mereka bersiap siap untuk meloncat maju
kedepan, tetapi teringat bahwasanya kesalamatan jiwa
gadis itu masih berada ditangan lawan, maka tak
seorangpun berani bertindak secara gegabah.
Jin Hian adalah seorang pemimpin dari suatu
perkumpulan besar, tentu saja kedudukannya jauh
berbeda dari malaikat kedua Sim Ciu. tatkala dilihatnya
suasana jadi tegang dan setiap saat bentrokan secara
kekerasan bakal terjadi, buru2 ia maju kedepan dan
berkata dengan suara dalam :
"Yau heng, serahkan saja keparat cilik itu kepadaku,
aku tanggung nona Pek pasti akan dilepaskan pula,
engkau tak usah kualir aku tak akan mengingkari janji"
Hoa Thian Hong selama ini bersikeras mengatakan
bahwa pedang emas berada ditangan Thian Ek cu,
namun siapapun tak berani mempercayai ucapan yang
tiada ujung pangkalnya itu dengan begitu saja, sebab
urusan menyangkut pula kematian Jin Bong, tetapi justru
karena itu pula Jin Hian semangkin bernapsu untuk
menangkap Hoa Thian Hong serta mencari keterangan
dari mulutnya. Diam diam Cu-kat racun Yau Sut berpikir didalam
hatinya, ia merasa lebih baik menyalahi yang kecil dari
pada menanggung resiko besai, bagaimanapun juga Pek
Kun Gie sudah seharusnya ditukar lebih dahulu.
Karenanya ia segera mendorong tubuh Hoa Thian
Hong untuk bergerak maju kedepan.
Sejak semula Hoa Thian Hong sudah tidak memikirkan
tentang keselamatan jiwanya lagi, sekarang sambil
menahan sakit dengan gagahnya ia berjalan kehadapin
Jin Hian. dia ingin tahu apa yang hendak dilakukan oleh
pemimpin perkumpulan Hong im Hwee ini.
Terdengar Pek Kun Gie dengan penuh ke gusaran
berteriak. "Paman Yau, selamanya engkau selalu cantik dan tak
pernah bertindak bodoh, mengapa sekarang kau lakukan
perbuatan yang sama sekali tidak pintar seperti ini?"
"Atas kebaikan serta kepercayaan dari ayahmu, aku
berhasil menduduki posisi yang tinggi serta memperoleh
kehormatan yang besar dari semua orang, budi kebaikan
yang kuterima sudah terlalu banyak, sekarang melihat
engkau terjatuh ketangan musuh, apa kah tidak pantas
kalau aku berusaha untuk menolong dirimu lebih
dahulu?" aaaai.. ,..!
siapa tidak mengalami sendiri, dia tak akan tahu
keadaan yang sebenarnya, dari mana engkau bisa tahu
kesulitan yang sedang paman hadapi saat ini?"
Pek Kud Gie tertawa dingin.
"Heeeh...heeeh.. .heeeh....sekalipun paman akan
berbicara sampai langit ambruk dunia terbalik, tit-li tak
akan melupakan peristiwa yang terjadi pada saat ini"
Cu-kat racun Yau Sut tertawa ewa, ketika berjalan
sampai dibadapan Tio Sam-koh serta Hoa In, dia
berhenti dan berkata :
"Tenaga pukulanku belum berhasil kulatih hingga
mencapai taraf yang bisa mengendalikan tenaga
serangan dan tenaga bertahan jika kalian berdua ada
maksud menolong o-rang sehingga memaksa aku
terpaksa harus turun tangan, kalau sampai jiwa Hoa
kong-cu terluka, janganlah menyalahkan diriku!"
Tio Sam-koh serta Hoa In memandang kearah Cu-kat
racun itu dengan sorot mata ber-api2 dan memancarkan
cahaya penuh kegusaran, darah panas dalam dada
mereka bergelora keras setelah mendengar perkataan itu
sehingga rambutnya yang telah beruban pada bergetar
keras, hal itu menunjukkan bahwa kegusaran yang
berkobar dalam dada mereka sudah mencapai pada taraf
yang tak terkendalikan lagi.
Hoa Thian Hong merasa terharu bercampur berterima
kasih, dia menghela napas panjang dan berkata.
"Sam Popo, engkau tak usah gusar! andai kata
boanpwee menemui nasib yang kurang mujur harap
engkau orang tua suka membalaskan dendam sakit
hatiku ini"
"Engkau tak usah kuatir!" jawab Tio Sam koh sambil
mendepakkan tongkatnya keatas tanah dengan penuh
kebencian, "sekalipun aku harus mempertaruhkan jiwa
tuaku, dendam sakit hati ini pasti akan kutuntut balas!"
Hoa Thian Hong tersenyum, sambil memandang
kearah Hoa In ujarnya kembali dengan suara lantang.
"Pergilah ber-jaga2 dimulut gua, jangan biarkan
seorang manusiapun pergi mengganggu Cubo!"
Hoa In tidak menjawab, kakinya perlahan-lahan
bergeser dan mundur kebelakang ditinjau dari
keadaannya pelayan tua itu merasa tak rela
mengundurkan diri dengan begitu saja, bahkan berusaha
mencari kesempatan untuk menyergap lawannya.
Hoa Thian Hong menggerakkan bibirnya ingin
mengucapkan sesuatu untuk memperingatkan pelayan
tuanya itu, tiba2 satu ingatan berkelebat dalam
benaknya, ia segera teringat kembali akan peristiwa yang
pernah dilihatnya dalam kuil It-goan koan diluar kota
Leng-an, dimana Chin Pek Cuan serta seorang pria
berkerudung yang berpotongan badan seperti kunyuk
pernah menyampaikan Surat rahasia dari Cu-kat racun
Yau Sut. Teringat akan peristiwa ini, dengan cepatnya ia
berseru : "Hoa In, masih ingatkah engkau akan peristiwa yang
terjadi didalam kuil It-goan-koan diluar kota Leng-an?""
Tertegun hati Hoa ln mendengar ucapan itu, balik
tanyanya : "Apa yang siau-koanjin maksudkan?""
"Persoalan tentang dua orang manusia berkerudung
yang menyampaikan surat rahasia!'
Hoa In segera teringat kembali akan peristiwa itu,
dimana Thian Seng cu telah menerima dua orang
manusia berkerudung yang menyampaikan surat rahasia
dimalam buta dengan nada tercengang tanyanya lagi.
"Siau-koanjin, apa maksudnya mengajukan kembali
persoalan tersebut?"
Hoa Thian Hong tertawa.
"Perbuatan bagus yang tilah dilakukan Yau kun su,
apa salahnya kalau kau beberkan keluar agar semua
orang bisa ikut mengetahuinya?"
Air muka Cu kat racun Yau Sut agak berubah
mendengar ucapan itu. dengan alis berkenyit ia segera
berseru: "Jadi orang tak pernah merugikan orang, ketukan
ditengah malam buta tak akan mengejutkan hati, kalau
aku orang she-Yau pernah melakukan sesuatu perbuatan
baik, dari mana kalian bisa mengetahuinya"
"Benar juga!" pikir Hoa In didalam hati, "tempo hari
gara gara anjing keparat she-Yau ini hampir saja siaukoan-
jin menemui ajalnya, bahkan sampai sekarangpun
racun teratai empedu api masih bersarang dalam
tubuhnya dan tak berhasil dipunahkan, ditambah pula ia
berani mencari satroni dengan Siau koan-jin pada saat
ini, kalau aku tidak mengungkapkan rahasia hatinya ini
panas rasanya hatiku... Hmmm! akan kulihat jabatan
Kunsumu itu bisa dipertahan kan sampai kapan?""
Apa yang ditulis dalam surat rahasia yang disampaikan
Cbin Pek Cuan kepihak Tong-Thian kau sama sekali tak
diketahui oleh Hoa In, akan tetapi berhubung rasa
bencinya terhadap Cu-kat racun Yau Sut sudah keliwat
batas maka sesudah berpikir sebentar dia lantas
berteriak keras.
"Orang orang dari perkumpulan Sin Kie Pang
dengarkanlah baik2, Cu-kat racun Yau Sut menghianati
ketuanya mencari pahala, secara diam-diam ia
mengadakan hubungan dengan pihak Tong Thian kau
untuk berkomplotan menggulingkan kekuasaan pangcu
yang sekarang...."
Teriakan yang diutarakan dengan sekenanya ini
dengan cepat menggemparkan para jago dari pihak
perkumpulan Sin Kie Pang, puluhan pasang sorot mata
bersama sama dialihkan keatas wajah Yau Sut.
Cu kat racun Yau Sut sebenarnya adalah seorang jago
yang paling pandai membawa diri serta tenang dalam
menghadapi segala persoalan, akan tetapi setelah
dilihatnya sorot mata semua orang dialihkan kearahnya
membuat ia jadi kikuk dan tak dapat menyembunyikan
diri dari rahasia hatinya itu, dari malu dia jadi gusar,
bentaknya: "Keledai tua, rupanya engkau sudah bosan hidup!"
Tangan kirinya bagaikan senjata tombak laksana kilat
berkelebat kedepan melancarkan serangan maut.
Tiba tiba Hoa Thian Hong membentak keras, sambil
memutar badan pedangnya dengan dahsyat dibacok
kearah bawah. Kiranya menggunakah kesempatan dikala Cu-kat racun
Yau Sut merasa terkejut bercampur gusar dan pikirannya
goncang karena rahasianya ketahuan, tiba2 ia
melepaskan diri dari cengkeraman lawan lalu
melancarkan sebuah bacokan dengan kekuatan yang
maha dahsyat. Serangan tersebut ganas dan luar biasa dahsyatnya,
diiringi hawa pedang serta pekikan tajam yang menusuk
pendengaran pedang baja itu menggeletar diangkasa
mengancam batok kepala orang she Yau itu, begitu
hebat serangannya membuat jago dalam kalangan lama"
bergidik. Keringat dingin segera membasahi seluruh tubuh Cu
kat racun Yau Sut, sepasang kakinya segera menjejak
tanah dan tubuhnya melompat lima depa jauh dari
tempat semula, nyaris sekali ia termakan oleh bacokan
pedang yang sangat bebat itu.
Bentakan keras bergema memecahkan kesunyian,
telapak kanan Hoa In diayun kearah depan, hawa
pukulan Sau-yang ceng-khi yang sangat tajam dengan
cepatnya menggulung kearah tubuh Yau Sut.
Cu kat racun Yau Sut segera menggerakkan telapak
kanannya untuk menyambut datangnya serangan dari
Hoa In dengan keras lawan keras, ditengah bentrokan
nyaring lengannya seketika terasa menjadi kaku dan linu,
tanpa dicegah tubuhnya tergetar mundur sejauh tiga
langkah dari tempat semula.
Tiba tiba Tio Sarn-koh membentak keras:
"Bajingan bau dari perkumpulan Sin Kie Pang, kenapa
kalian belum juga turun tangan bersama untuk
membekuk penghianat dari perkumpulan kalian ini....?""
Toya bajanya diputar dan ia menerjang lebih dahulu
kearah Yau Sut.
Bayangan manusia berkelebat lewat. Teng Kong Li
serta kakek bermuka kurus ditambah pula seorang pria
kurus baju hitam segera melompat masuk kedalam
gelanggang dan masing-masing menyongsong
kedatangan dari Tio Sam koh. sementara sisanya yang
lain tetap berdiri tegak ditempat semula, rupanya setelah
mendengar seruan dari Hoa ln tadi, timbullah rasa curiga
dalam hati kecil mereka.
"Pada saat ini kepercayaan semua orang terhadap
diriku sudah goyah." Pikir cu-kat racun Yau Sut didalam
hati, " pertarungan harus diselesaikan dengan cepat,
sebelum terjadi pembangkangan atas perintahku, ketiga
orang bajingan itu harus berusaha dibekuk lebih dahulu !
"
Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Berpikir demikian, dia segera mengempos tenaga
dalamnya dan membentak keras :
"Pelindung hukum panji kuning maju semua, dan
tangkap tiga orang siluman yang berusaha memecah
belah persatuan diantara kita ini ! "
"Oooh.. ..! rupanya dalam tingkat pelindung hukum
pun terbagi-bagi menjadi beberapa kelas..... " pikir Hoa
Thian Hong didalam hati.
Pedang bajanya disapu secara mendatar ke arah
depan dan langsung mengancam pinggang orang she-
Yau tersebut. Bayangan manusia berkelebat lewat, dari kalangan
perkumpulan Sin Kie Pang kembali loncat keluar lima
orang kakek tua yang mana secara terpisah segera
menyerang Hoa Thian Hong bertiga.
Darah segar yang mengalir keluar dari mulut luka
diatas dada Hoa Thian Hong masih mengucur keluar
tiada hentinya,
Sepasang kakinya terasa lemas tak bertena ditambah
pula pinggangnya terkena sebuah pukulan dari malaikat
pertama Sim-Kian, setiap kali dibuat bergerak rasanya
sakit hingga merasuk ketulang sumsum, baru saja
bergebrak beberapa jurus tubuhnya sudah gontai dan tak
dapat berdiri tegak, keadaannya sangat berbahaya dan
setiap saat jiwanya terancam oleh maut.
Pek Kun Gie yang menyaksikan Hoa Thian Hong harus
bertempur sengit dengan mempertaruhkan selembar
jiwanya, dalam hati terasa sedih dan sakit bagaikan
diiris-iris dengan pisau tajam, dalam hati segera pikirnya:
"Peristiwa tentang penghianatan dari Yau Sut entah
benar entah tidak.....Aaaai! demi
Thian Hong aku tak dapat berpikir terlalu banyak
lagi...." Tiba-tiba terdengar Hoa Thian Hong membentak keras
Sreet! Sreet! secara beruntun dia melepaskan dua buah
babatan kearah depan
0000oo0000 40 KAKEK bermuka kurus itu mendengus dingin. ia pura2
mundur kebelakang kernudian menerjang maju kemuka,
senjata kaitan beracunnya berputar kencang dan tiba2
menyergap dari belakang punggung Hoa Thian Hong,
cahaya biru berkilauan memenuhi angkasa, desiran tajam
sangat menggidik hati setiap orang.
Pek Kun Gie merasa gelisah sekali, meski pun ia tahu
delapan bagian adalah palsu, namun teriaknya juga
dengan suara lantang:
"Yau Sut! ayahku bersikap baik terhadapmu, kenapa
engkau membalas air susu dengan air tuba" kenapa
engkau berhianat dari ayahku dan bersekongkol dengan
musuh untuk mengincar kedudukan pangcu?"
Air muka Cu kal racun Yau Sut berubah sangat hebat,
segera bentaknya dengan penuh kemarahan :
"Kun Gie, engkau berani bersikap kurang ajar
terhadap pamanmu ?" dengan berdasarkan apa ergkau
menuduh paman dengan kata kata seperti itu " "
"Hmml engkau telah melakukan perbuatan yang
sangat memalukan sekali, hubungan antara paman dan
keponakan sudah putus sampai disini saja, kenapa aku
musti mengurusi soal kurangajar atau tidak ?" "
Peristiwa tentang bersekongkolnya Yau Sut dengan
pihak Tnong Thian Kau serta berhianatnya dia dari
perkumpulan Sin Kie Pang, sebenarnya sangat
mencurigakan hati para jago lainnya dari perkumpulan
itu apa lagi ucapan tersebut muncul dari mulut Hoa In
yang be'um dapat dipercayai seratus persen katakatanya,
akan tetapi sekarang setelah mendengar nona
mereka menuduh dengan begitu pasti, seakan akan dia
sudah lama mengetahui akan rahasia ini, rasa sangsi
dalam tubuh para jagopun makin bertambah tebal dan
hati mereka pun mulai goncang.
Lima orang pelindung hukum dari barisan panji kuning
yang sedang bertempur ditengah kalangan, sesudah
mendengar perkataan itu hati merekapun segera
goncang dan dengan sendirinya permainan jurus
serangan merekapun jadi lambat, hawa pukulan yang
semula sudah menguasahi keadaan dalam waktu singkat
lenyap tak berbekas.
Tio Sam-koh serta Hoa In bukan manusia yang bodoh,
begitu daya tekanan yang mengurung tubuh mereka
lenyap tak berbekas dengan cepat mereka merebut posisi
baik, dari bertahan kini menjadi pihak penyerang, dalam
beberapa jurus saja kedua orang itu sudah berhasil
menggeserkan diri kesamping tubuh Hoa Thian Hong dan
melindunginya dari samping kiri dan kanan.
Air mata Cu-kat racun Yau Sut berubah jadi dingin
menyeramkan, biji matanya berputar dan tiba tiba ia
membisikan suatu kepada para jago yang berada
dibelakang tubuhnya .
Terlihatlah bayangan manusia berkelebat lewat, dari
pihak perkumpulan Sin Kie Pang kembali meloncat keluar
tiga sosok bayangan yang langsung menyerang kearah
belakang, tubuh Hoa Thian Hong.
Gerakan tubuh yang dimiliki ketiga orang itu cepat
bagaikan sambaran kilat dan enteng sekali, beberapa
orang jago lihay dari pihak perkumpulan Hong Im Hwee
yang menyaksikan hal ini. wajah mereka nampak agak
bergerak. "Thian Hong...." jerit Pek Kun Gie dengan keras.
Baru saja gadis itu berteriak, seorang kakek baju
hitam yang kurus kering dan berwajah menyeramkan
tahu2 sudah tiba dibelakang punggung Hoa Thian Hong.
telapaknya segera berkelebat kedepan menghantam
pinggang si anak muda itu.
Gerakan tubuh orang itu cepat bagaikan hembusan
angin, sewaktu melancarkan serangan sedikitpun tidak
menimbulkan suara menanti Thian Hong menyadari akan
datang nya serangan tersebut keadaan sudah terlambat
membuat hatinya terkesiap, buru2 dia bersiap diri untuk
meloncat kearah depan.
Terdengar Tio Sam koh dan Hoa In membentak
bersama, kedua orang itu berputar setengah lingkaran,
serangan toya dan telapak hampir bersamaan waktunya
dilancarkan secara bersamaan kedepan.
Dalam waktu singkat Hoa Thian Hong bertiga terpaksa
harus saling membelakangi satu sama lainnya untuk
membendung datangnya serangan dari pihak lawan.
Sementara itu dari perkumpulan pihak Sin Kie Pang
sudah ada delapan orang yang menerjunkan diri kedalam
pertarungan, terutama sekali tiga orang kakek tua yang
muncul belakangan, ilmu silat yang mereka miliki benar2
luar biasa sekali, gerakan tubuh mereka ringan bagaikan
sukma gentayangan sedang jurus serangannya ampuh
dan maha aneh, ditambah pula dengan kekuatan dari
Teng Kong Li sekalian lima orang pelindung hukum dari
barisan panji kuning, dalam waktu singkat siapa kuat
siapa lemah tertera dengan jelasnya, memaksa Hoa
Thian Hong sekalian hanya mampu bertahan dan tak
mampu melancarkan serangan kembali, posisi mereka
terdesak dibawah angin.
Malaikat pertama Sim Kian yang selama ini mengikuti
jalannya pertarungan dari sisi kalangan, tiba tiba dengan
ilmu menyampaikan suara berbisik kepada Jin Hian:
"Aku rasa ketiga orang tua bangka itu sudah lama
sekali mengasingkan diri dan baru saja muncul kembali
dari dalam tanah, bila perkumpulan Sin Kie Pang
mendapat bantuan dari manusia-manusia macam ini,
posisinya pasti akan bertambah kuat"
Air muka Jin Hian berubah jadi menyeramkan, ujarnya
lambat2: "Sewaktu diadakannya pertemuan besar Pak Beng
Hwee, aku tak pernah menyaksikan kehadiran ketiga
orang ini. rasanya....."
Belum habis ia berbicara, tiba2 terdengar Pek Kun Gie
berteriak dengan suara lantang:
"Chi locianpwe, ayahku mengundang kalian berempat
masuk menjadi anggota perkumpulan kami apakah
dimaksudkan agar kalian mendengarkan perintah dari
pengbianat serta jual tenaga untuk dirinya?""
Kakek kurus berwajah menyeramkan itu selalu
berkelebat disekeliling tubuh Hoa
Thian Hong dan setiap kali melancarkan serangan
gencar kearah tubuh sianak muda itu, ketika mendengar
teguran dari Pek Kun Gie dia segera menjawab :
"Nona masih muda dan tak tahu urusan, engkau
masih belum memahami enteng beratnya masalah,
tindakanku ini justru demi kepentingan serta
keselamatan dari nona"
Walaupun sedang bertempur sengit akan tetapi
ucapan yang diutarakan keluar sama sekali tidak kacau
dan jurus-jurus serangan yang dilancarkan pun tetap
berjalan dengan lancar dan mantap, dari sini bisa ditarik
kesimpulan bahwa ilmu silat yang dimiliki orang, ini
benar benar sudah mencapai puncak kesempurnaan,
tidak aneh kalau beberapa orang gembong dari
perkumpulan Hong Im Hwee sama-sama menaruh
perhatian terhadap dirinya.
Sementara itu Pek Kun Gie telah berpikir kembali :
"Nenek she-Tio serta Hoa In sudah terlalu lama
bertempur, badan mereka tentu penat dan tenaganya
sudah terkuras babis, jika pertempuran ini berlangsung
lebih jauh maka cepat atau lambat mereka tentu akan
menderita kerugian berat.... tapi kenapa ibunya sampai
sekarang belum juga munculkan diri ?" jangan jangan ia
memang tak mampu bergerak sehingga selama ini tetap
membungkam diri ?" "
Makin dipikir dia merasa semakin gelisah bercampur
cemas, tapi apa daya jalan darah tertotok dan tak bisa
berkutik, lagipula Sim Ciu setiap saat mengawasi gerak
gerik nya, membuat gadis itu dalam keadaan apa boleh
buat terpaksa berteriak kembali :
"Chi loocianpwee, kalau engkau menghormati ayahku
maka pertama-tama Yau Sut harus ditangkap lebih
dahulu untuk menyelidiki dengan jelas dasar dasar dari
penghianatannya "
Cu-kat racun Yau Sut benar-benar merasa gusar sekali
sehingga tak tahan lagi dia tertawa seram.
"Haaaahhh...haaaahhh... haaaahhh....orang bilang
anak perempuan selamanya lebih condong keluar,
ergkau sibudak ingusan benar-benar gilanya sampai
keterlaluan ! "
Gerakan tubuh kakek she Chi itu cepat bagaikan
hembusan angin, serangannya cepat bagaikan sambaran
kilat dan khusus hanya menyerang Hoa Thian Hong
seorang, terdengar ia berkata kembali dengan suara
hambar : "Perkataan dari pihak musuh tak boleh dipercayai
dengan begitu saja, sesudah bertemu dengan pangcu
nanti, duduknya perkara ini dengan cepat dapat dibikin
sejelas jelasnya"
"Chi-locianpwee, kalau engkau tidak membekuk Cu-kat
racun lebih dahulu, maka ia bisa menggunakan siasat
licik lainnya untuk membebaskan diri dari segala tuduhan
ini." "Sebelum melakukan tindakan gerakan, pangcu telah
menerangkan bahwa aku harus mendengarkan perintah
dari Yau kunsu. karena itu maafkanlah jika aku tak dapat
memenuhi apa yang nona harapkan"
Mendengar jawaban tersebut, diam-diam Pek Kun Gie
segera berpikir didalam hatinya:
"Kalau ditinjau dan situasi yang terbentang didepan
mata pada saat ini, nampaknya ia bakal mati dalam
pertarungan ini. Aaaai..sungguh tak nyana, perjuanganku
selama ini hanya sia2 oelaka, toh akhirnya dia menemui
ajalnya pula ditangan orang2 dari perkumpulan Sin Kie
Pang ..." Berpikir sampai disini, dengan wajah murung
bercampur sedih ia alihkan sorot matanya yang
memancarkan rasa cinta itu keatas wajah Hoa Thian
Hong pikirnya kembali:
"Baiklah kalau memang ia mengalami nasib yang
kurang mujur, biarlah akupun akan mengorbankan jiwa
untuk mengiringi kematiannya, dengan kematianku ini
maka sedikit banyak semua kesalahan yang pernah
kulakukan terhadap dirinya dimasa lalu bisa kutebus
semua, jadi kalau sampai berjumpa kembali dialain baka,
diapun tidak akan membenci diriku lagi"
Dalam pada itu Hoa Thian Hong yang bertempur
sengit dengan membawa luka dibadan keadaannya
payah sekali, Pek Kun Gie yang menyaksikan keadaan
kekasih hatinya jadi merasa amat pedih dan sakit hati,
batinnya tersiksa dan gadis itu merasa dirinya seolaholah
sedang berjalan dalam neraka, ingin sekali dia
bunuh diri untuk membebaskan diri dari penderitan
tersebut, tapi secara tiba2 ia teringat kembali bahwa Hoa
Thian Hong adalah seorang kesatria gagah yang lebih
mementingkan perjuangannya untuk menegakkan
keadilan serta kebenaran di kolong langit dari pada
urusan2 lain. Gadis itupun berpikir kembali: "Suatu kematian ada
yang ringan bagaikan bulu ada pula yang berat bagaikan
gunung Thay-san usianya masih begitu muda dan
cita2nya belum tercapai, seandainya dia harus mati
dalam keadaan begini, tentu dia akan mati dengan mata
tak meram! "
Berpikir sampai disini, dengan suara keras ia segera
membentak dengan keras:
"Paman Yau! kalau engkau tidak memerintahkan
semua orang untuk berhenti bertempur, selama Kun Gie
masih hidup aku bersumpah tak akan berdiri bersama
Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dengan dirimu! "
Pada saat itu Hoa Thian Hong sedang mengerahakan
segenap kekuatan yang dimiliknya untuk memutar
pedang baja serta bertahan atas serangan yang
dilancarkan oleh kakek tua she Chi, ketika ia mendengar
ditengah Pek Kun Gie bukan saja disertai nada yang
amat gusar bahkan terselip pula kepedihan yang tiada
taranya. se-akan2 semua kesedihan telah berkumpul
diatas tubuhnya, hatinya langsuns dibikin terharu, secara
tiba-tiba muncullah rasa iba dan kasihan dalam hati
kecilnya, pemuda itu ingin sekali mengucapkan beberapa
patah kata untuk menghibur hatinya.
Sementara itu Cu-kat racun telah berkata dengan nada
dingin . "Budak ingusan, engkau jangan terlalu memburu
napsu lebih dahulu, Chi Lo-Hu-hoat tidak akan
mencelakai jiwa Hoa Thian Hong, dia hanya akan
menangkap dirinya untuk ditukar dengan dirimu, setelah
itu perkumpulan Sin Kie Pang akan bikin perhitungan
dengan perkumpulan Hong Im Hwee paman tanggung
Hoa Thian Hong pasti akan berhasil ditolong kembali"
Malaikat kedua Sim Ciu yang mendengar ucapan
tersebut segera tertawa terbahak.
"Haaahh ..haaahh...haaahhh...bagus sekati siasat dari
Cukat racun selamanya memang jitu dan tepat!" ejeknya.
"Hmmm! aku orang she-Yau telah mendapat
kepercayaan dari pargcu sehingga diberi tanggung jawab
yang begini beratnya, budi kebaikan itu membuat hatiku
merasa amat berterima kasih sekali, pada saat ini kaum
kurcaci sudah malang melintang dikolong langit, apabila
aku tidak mampu untuk mencuci bersih semua
penghinaan yang kuterima pada saat ini, aku orang she-
Yau merasa malu untuk munculkan diri kembali dida lam
dunia persilatan"
Pek Kun Gie segera tertawa dingin.
"Paman Yau, buat apa engkau melakukan tindakan
ibaratnya mau curi genta menutupi telinga sendiri, dan
berusaha untuk membohongi orang lain?" aku pertama
tak pernah bunuh orang kedua tak pernah mencuri
pedang sekalipun Jin tongkee bermaksud menangkap
diriku, belum tentu dia akan menghabiskan jiwaku,
persoalan ini gampang sekali dilihat paman sebagai
seorang yang cerdik masa tidak mengetahui......"
Hoa Thian Hong yang sedang bertempur dengan
membawa luka dibadan sebenarnya tiada kesempatan
untuk mengurusi persoalan lain, akan telapi selelah
mendengar perkataan itu secara tiba2 dia merasakan
pikiran nya kalut sekali, akhirnya saking tak tahan ia
segera membentak dengan penuh kegusaran:
"Kun Gie, jangan banyak bicara!"
Tertegun hati Pek Kun Gie mendengar bentakan itu,
tiba tiba ia merasakan suatu rasa manis dan hangat yang
sangat aneh muncul dari dalam hati kecilnya, sepasang
mata nya jadi merah dan tak dapat ditahan lagi air mata
jatuh bercucuran.
Seorang diri ia bergumam dengan lirih:
"Dia tidak membenci diriku lagi, aku tahu dia...."
Sejak pertemuan dikota Cho ciu, watak serta
perangainya sama sekali telah berubah secara diam2 ia
mencintai diri Hoa Thian Hong, akan tetapi walaupun ia
bersikap selalu mesrah dan manis namun sambutan dari
Hoa Thian Hong sendiri selalu dingin, hambar sungkan
dan sedikitpun tidak mempunyai rasa mesrah ataupun
hangat. Dahulu sianak muda itu menyebut dia sebagai nona,
kemudian memanggil dia sebagai nona Pek dan
selamanya tak pernah menyebut namanya secara
langsung, tetapi sungguh tak nyana ditengah
berlangsungnya pertempuran sengit yang mempengaruhi
antara hidup dan mati secara tiba2 ia memanggil
namanya secara langsung, meskipun perubahan yang
kecil ini sama sekali tidak dirasakan oleh orang lain,
namun bagi gadis yang sedang dimabuk oleh cinta ini
perubahan tersebut sangat mengena dihatinya.
Tatkala didengarnya Hoa Thian Hong menyebut
namanya secara langsung, tahulah gadis itu bahwa
pikiran kekasih hatinya ini sudah terbuka, itu berarti
besar peluangnya bagi dia untuk mengembangkan rasa
cinta selanjutnya di masa mendatang.
Sementara dia sedang kegirangan dan kelopak
matanya dibasahi oleh air mata, tiba tiba Hoa Thian
Hong membabatkan pedang nya kearah depan memaksa
kakek she-Chi itu mundur satu langkah kebelakang,
sedangkan sianak muda itu sendiri tiba2 tersungkur
keatas tanah. Kebetulan sekali Teng Kong Li berada di samping
kirinya, menyaksikan kesempatan yang sangat baik itu
dia jadi kegirangan setengah mati, senjata penotok jalan
darahnya laksana kilat segera berkelebat kemuka
melancarkan sebuah totokan.
"Bajingan busuki" bentak Tio Sam koh dengan gusar.
Tubuhnya sama sekali tidak bergerak, sedangkan toya
bajanya diputar dan dikemplangkan kedepan.
"Criiing....!" benturan nyaring yang mengakibatkan
percikan bunga api menyebar keempat penjuru, jurus
serangan yang dipergunakan perempuan itu mirip sekali
dengan gerakan naga sakti mengibaskan ekornya,
dengan cepat toyanya berhasil menangkis totokan
senjata dari Teng Kong Li itu membuat lengannya terasa
jadi kaku dan senjatanya terlepas dari genggaman
tangan. Pantangan dari jago lihay yang sedang bertempur
adalah sikap ragu2 dan sangsi, pada saat yang
bersamaan kait racun dari kakek bermuka kurus telah
berputar menyerang tubuh sebelah kanan Hoa Thian
Hong, sedangkan sikakek she-Chi itu dengan gerakan
yang cepat sekali menerobos masuk kebalik pert hanan
lawan, ujung jarinya yang keras bagaikan baja langsung
menotok jalan darah "Sang-ci-hiat" ditubuh pemuda
tersebut. Baik Hoa In maupun Tio Sam koh walaupun harus
bertempur sengit melawan musuh musuh yang lihay.
pikiran mereka sama sekali tertuju pada diri Hoa Thian
Hong, melihat ancaman bahaya yang menyelimuti
sekeliling sianak muda itu, mereka segera mengerahkan
segenap kekuatan tubuh yang dimilikinya melancarkan
sebuah serangan dahsyat kearah kakek bermuka kurus
serta kakek she Chi tadi,
Baru saja kakek bermuka kurus melancarkan serangan
dengan senjata kaitannya, tiba tiba terasalah segulung
angin pukulan yang maha dahsyat bagaikan
menggulungnya ombak ditengah samudera menghantam
tiba, ia jadi terkesiap dan buru2 menjejakan kakinya
loncat muLdur kebelakang.
Kakek tua she Chi itu sendiripun mengerti sampai
dimanakah kelihayan dari hawa pukulan Sau-yang ceng
ki lawan, akan tetapi diapun segan membuang
kesempatan baik untuk merebut kemenangan ini dengan
percuma, sementara tubuhnya menyingkir kesam-ping,
jari tangannya masih tetap menerobos kemuka menotok
jalan darah Sang-ci hiat di tubuh Hoa Thian Hong.
Kelihatan pemuda itu segera akan termakan oleh
totokan kilat tersebut, pada saat yang amat keritis itulah
tiba2 pemuda she Hoa itu tadi tertawa keras, tangan
kirinya diangkat keatas dan segera mencengkeram ke
arah perrgelangan tangan kakek she Cbi tersebut.
Cengkeraman ini sama sekali tidak pakai aturan,
hanya saja daya serangannya tajam, liar dan luar biasa
dahsyatnya, kakek tua she Chi itu terkejut bercampur
gusar, buru2 ia tarik kembali serangannya kebelakang.
"Breet...!" diiringi suara robekan yang amat keras,
ujung baju dari kakek tua she Chi itu tetarik oleh
sambaran Hoa Thian Hong sehingga robek, mulai dari
batas sikunya. Berhasil dengan serangan pertamanya Hoa Thian
Hong membentak keras, sambil maju kedepan
pedangnya langsung dibacok dari atas kepala.
Sungguh dahsyat daya serangan dari bacokan itu,
angin serangan mendesir memekikkan telinga, kakek tua
she Chi itu kaget bercampur gusar, namun tak berani
menyambut se srangan itu dengan kekerasan, terpaksa
dengan hati mendongkol ia meloncat mundur pula
kebelakang; Malaikat pertama Sim Kian yang selama ini mengikuti
jalannya pertarungan segera mengerutkan dahinya
menyaksikan kejadian itu, dengan suara rendah bisiknya
: "Jangan-jangan keparat cilik ini sudah sinting, kenapa
secara tiba tiba ia seperti menjadi kalap ?""
Jin Hian menengadah memandang cuaca, lalu
menjawab : "Tengah hari sudah tiba, racun teratai empedu api
yang bersarang didatam tubuh bocah itu sudah mulai
kambuh ! "
Tiba tiba dari tengah gelanggang berkumandang
datang suara bentrokan senjata yang amat nyaring,
sebuah ayunan toya dari Tio Sam koh berhasil menghajar
senjata kaitan seorang pelindung hukum dari barisan
panji kuning sehingga patah jadi dua bagian, bagian
yang patah itu mencelat sampai ditengah udara.
Yan san It koay segera tertawa dan berkata:
"Nenek tua itu benar benar seorang panglima perang
yang gagah perkasa ......... aku
merasa kagum sekali oleh ketangguhannya!"
Jin Hian tertawa ewa, tiba tiba ia berseru :
"Aaah...! sekarang aku teringat sudah, tua bangka
she-Chi itu bernama Chi It Hun, sedangkan dua orang
yang sedang bertarung melawan Hoa In itu, yang
bercambang bernama Lim Kui sedang manusia yang
bermuka hijau itu bernama Ko Teng Pok. semuanya
merupakan anak murid dari perkumpulan Kiu-im kau
dimasa lalu, karena nama mereka berbau setan maka
orang persilatan memberi julukan Kiu-im sam-kui tiga
setan diri kiu im kau kepada mereka bertiga"
"Tapi perkumpulan Kiu im-kau sudah musnah sejak
dua tiga puluh tahun berselang" seru malaikat peitama Si
m kian. Dalam pada itu Hoa Thian Hong yang berada ditengah
gelanggang tiba2 membentak keras:
"Enyah kau dari sini! "
"Sreeet...." sebuah babatan pedang yang amat
dahsyat memaksa Chi It Hun harus menyingkir satu
langkah kesamping.
Chi It Hun mendengus berat, ia berkelebat kesamping
dan secara tiba2 menyusup kebelakang punggung Hoa
Thian Hong, telapak tangannya bergerak kedepan dan
tanpa menimbulkan sedikit suarapun menghantam
kedepan. Siapa sangka pada saat itu Hoa Thian Hong sudah
melangkah maju beberapa depa jauhnya dari tempat
semula sambil putar pedang melancarkan sebuah
bacokan kearah Cu kat racun Yau Sut. dengan sendirinya
pukulan yang datang dari arah belakangpun berhasil
dihindari olehnya.
Napsu membunuh melintas diatas wajah Cu kat racun
Yau Sut, diam-diarn pikirnya didalam hati :
"Bajingan Cilik yang tak tahu tingginya langit tebalnya
bumi, kau anggap aku Cu-kat racun adalah lentera
kekurangan minyak yang bisa dipermainkan dengan
seenaknya "
Sambil miringkan badan tubuhnya menerjang
kedepan, tangan kiri menangkap gagang pedang dari
Hoa Thian Hona sedangkan tangan Kanannya dengan
jurus " Soat yong-lan kwan " atau salju menggumpal
kota membiru ia lancarkan sebuah serangan balasan.
"Chi Lo-hu hoat" tiba tiba Pek Kun Gie rrembentak
dengan suara keras.
Pada waktu itu Chi It Hun dengan gerakan tubuh
bagaikan sukma gentayangan sedang menerjang
kedepan, telapaknya menghantam tulang punggung
sianak muda itu, ketika secara tiba2 mendengar suara
bentakan keras dari Pek Kun Gie yang mengandung nada
kebencian itu, hatinya terkesiap dan serangan telapaknya
segera berubah jadi serangan totokan yang menyodok
kebadan lawan. Hoa Thian Hong sudah amat lama bergebrak melawan
Chi It Hun, terhadap gerak badannya yang cepat dan
aneh itu sudah lebih dari hapal, karenanya meskipun ia
sedang menyerang Yau Sut didepan dan serangan yang
datang dari arah belakang sama sekali tidak
menimbulkan sedikit suarapun, namun ia tahu bahwa
musuh sudah berada dibelakangnya.
Tanpa berpikir panjang lagi, kaki kanan nya menjejak
tanah dan tubuhnya segera melangkah maju kedepan.
Terdengar Cu kat tacun Yau Sut tertawa keras,
menggunakan kesempatan dikala pikiran Hoa Thian Hong
bercabang, tubuhnya segera bergerak maju kedepan,
tangan kanan nya laksana kilat mencengkeram kearah
pedang baja ditangan Hoa Thian Hong.
Semua kejadian ini berlangsung dalam sekejap mata,
Tio Sam-koh serta Hoa In yang melihat Hoa Thian Hong
secara tiba tiba meninggalkan mereka dan bertarung
melawan Cu-kat racun, hati mereka berdua merasa
gelisah sekali, sekuat tenaga kedua orang itu berusaha
menyusul kedepan, tetapi Lim Kui serta Ko Teng Pok dari
tiga setan Kiu im serta lima orang pelindung hukum dari
barisan panji kuning mempunyai kepandaian silat yang
tinggi serta pengalaman yang luas meskipun Tio Samkoh
dan Hoa In menerjang terus secara dahsyat namun
usaha mereka selalu menemui kegagalan.
Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Hoa Thian Hong merasakan munculnya segulung
tenaga betotan yang amat keras berusaha merampas
pedang baja itu dari tangannya, telapak tangan jadi kaku
dan pedang baja tadi hampir terlepas dari genggaman
nya. Tetapi sianak muda itu tak mau menyerah dengan
begitu saja, dalam gugupnya hawa
murni yang ada ditubuh segera dihimpun ke dalam
telapak kanan, gagang pedangnya dicekal keras dan
sekuat tenaga dibetot kebelakang.
Dengan demikian kedua orang itu masing masing
memegang salah satu ujung dari pedang baja itu, bagian
depan berada ditangan Yau Sut sedang bagian belakang
berada ditangan Hoa Thian Hong. kaki mereka berdua
terpantek diatas tanah, tubuhnya bergoyang maju
mundur tiada hentinya.
Hoa In berhasil melepaskan diri dari ke pungangan
memburu kedepan, akan tetapi Chi It Hun bertindak
cepat dan segera membendung datangnya terjangan itu.
laksana kilat kedua orang itu saling bergebrak satu jurus,
dan karena keterlambatnya ini Lim Kui serta Ko Teng Pok
telah maju kembali kedepan. dengan cepatnya Hoa In
serta Tio Sam koh terkepung lagi ditengah kerubutan
para jago. Dalam keadaan seperti ini, yang paling gelisah adalah
kakak beradik dari keluarga Pek, sebenarnya Pek Soh Gie
berdiri disamping tubuh Yau Sut. akan tetapi setelah
menyaksikan kedua orang itu saling memperebutkan
pedang baja dan melakukan pertarungan jarak dekat,
saking cemas dan gelisahnya ia jadi gugup dan
kelabakan setengah mati, akhirnya karena tak tahu apa
yang musti dilakukan air mata jatuh berlinang
membasahi pipinya.
Padang baja itu luasnya dua cun dan tebalnya dua
mili, meskipun berbentuk pedang akan tetapi tiada
bagian yang tajam, Cu-kat racun Yau Sut yang
mencengkeram ujung pedang itu namun tak mampu
untuk merampas nya, diam diam merasa amat
terperanjat pikirnya:
"Baik nenek tua she Tio maupun Hoa In sudah
kehabisan tenaga karena sejak tadi harus bertempur
terus, sebaliknya keparat cilik ini bukan saja tenaganya
tidak semakin berkurang malahan kian lama kian
bertambah ganas dan kuat, rupanya maksudku
mencelakai jiwanya dengan memaksa dia makan Teratai
racun empedu api, sebaliknya malah mendatangkan
banyak manfaat bagi keparat ini "
Berpikir demikian segenap kekuatan tubuh yang
dimiliki segera dihimpun jadi satu, bukannya menarik
kebelakang secara tiba2 ia dorong pedang itu kearah
depan. Diam-diam Hoa Thian Hong merasa amat pusar, iapun
menghimpun segenap tenaganya untuk mendcong pula
pedang bajanya kedepan.
Sreeet....Sreeet... langkah kaki dua orang itu
menghancurkan batuan gunung yang terpijak diatas
tanah, pada permukan bumi segera munculah bekas
telapak kaki yang dalam sekali hingga mencapai
beberapa cun lebih.
Pergulatan berlangsung beberapa saat lamanya dalam
keadaan seimbang, air muka Cu kat racun Yau Sut
berubah jadi hijau membesi, sambil menggertak gigi ia
tetap mempertahankan diri.
Sebaliknya racun teratai dalam tubuh Hoa Tbian Hong
sedang kambuh, tenaga dahsyat yang tersalur keluar dari
dalam tubuhnya membuat sepasang mata sianak muda
itu berubah jadi merah darah, otot2 hijau pada menonjol
keluar semuanya, raut wajah pemuda itu kelihatan
bengis dan mengerikan.
Pada waktu itu sorot mata semua jago yang menonton
jalannya pertarungan tersebut telah dicurahkan keatas
pedang baja yang diperebutkan itu, Pek Kun Gie
menguatirkan keselamatan jiwa kekasihnya, ia merasa
cemas dan gelisah sekali, sedangkan para jago dari pihak
perkumpulan Sin Kie Pacg yang tidak bertempur
merasakan pula hatinya amat tegang, hanya para jago
dari perkumpulan Hong lm Hwee tetap bersikap tenang
saja sambil menonton jalannya pertarungan itu.
Hoa In serta Tio Sam koh berusaha memburu kedepan
untuk menolomg majikan muda mereka, tapi pihak lawan
selalu menghadang dan menghalang halangi
kepergiannya membuat mereka terlibat pula dalam suatu
pertempuran yang amat seru.
Tiba tiba terdengar Yan san It koay menghela napas
panjang, lalu berkata dengan suara lirih :
"Aaaai.... pedang baja tersebut benar benar sebilah
pedang mustika yang jempolan, kendatipun termakan
oleh daya tekanan yang amat dahsyat, sama sekali tidak
bengkok ataupun putus, bahkan bentuknya sama sekali
tak berubah... benar benar luar biasa sekali "
"Entah pedang ini dibuat oleh Hoa Goan Siu atau
buatan orang lain....?" " sela Jin Hian.
"Seandainya enam belas juius ilmu pedang yang
dimiliki bocah itu adalah hasil ciptaan dari Hoa Goan Sio,
aku rasa pedang baja itu tentu pula merupakan hasil
buatannya sendiri" jawab Sim kian.
Sementara itu Cu kat racun Yau Sut yang harus saling
bertahan dengan Hoa Thian Hong tanpa berhasil
merobohkan lawannya lama kelamaan jadi mendongkol
juga, pikirnya :
"Bangsat bangsat tua itu ber-bisik2 entah apa yang
sedang dibicarakan oleh mereka, Hmm! rupanya mereka
sama sekait tak pandang sebelah matapun terhadap aku
orang she Yau ..heeeh...heeeh...aku harus
mendemonstrasikan sedikit kepandaian, agar bangsat2
tua itu terbuka matanya"
Berpikir demikian ia segera ber-siap2 untuk adu
tenaga dalam guna merebut kemenangan, tiba2 ingatan
lain berkelebat pula didalam benaknya, ia membatin lebih
jauh lagi. "Pertempuran besar Kian ciau Tay-hwee tidak lama
kemudian akan diselenggarakan, pada waktu itu para
jago pada berkumpul semua untuk memperlihatkan
keampuhannya masing2, pada saat itulah melupakan
saat yang paling tepat bagiku untuk mendemontrasikan
kebebatanku serta mencari nama besar....jika kubuang
tenaga dalamku pada saat ini dengan percuma sehingga
hawa murniku rusak, kejadian ini benar2 suatu kejadian
yang sama sekali tak ada harganya.. .."
Berpikir sampai disini, hawa murni yang disalurkan
kedalam telapak kanannya tiba2 ditarik kembali,
sementara tangan kirinya diayun kedepan melancarkan
sebuah pukulan dahsyat.
Pada waktu itu Hoa Thian Hong sedang mengerahkan
tenaganya untuk mendorong pedangnya kedepan, ketika
secara tiba2 pihak lawan menarik kembali tenaga
dalamnya, tak dapat dihindar lagi tubuhnya bersama
pedang segera tertelungkup kedepan dan jatuh kedalam
pelukan Cu-kat racun.
Ketika secara tiba tiba dilihatnya serangan telapak
lawan hampir menghajar tubuhnya, ia jadi gugup dan
kaget, dalam repotnya telapak kiri segera diayun
kedepan menyongsong datangnya serangan tersebut.
Sepasang telapak saling beradu satu sama lainnya
menimbulkan suara benturan yang amat keras, tubuh
Hoa Thian Hong bergetar keras dan jatuh terbanting
keatas tanah, akan tetapi tangan kanannya dengan
kencang sekali masih tetap memegangi ujung pedang
tersebut, Cu-kal racun Yau Sut tertawa dingin dengan suara
yang menyeramkan, pedang baja ditangan kanannya
disentak keatas berusaha merebut senjata tersebut,
sementara tangan kirinya bagaikan ular racun keluar dari
sarang tiba2 membabat keluar.
Tiba2....Cu-kat racun Yau Sut merasakan pandangan
matanya jadi kabur.
Tampaklah sebuah lengan yang putih dan halus
menyelinap masuk dari arah samping dan
mencengkeram bagian tengah dari pedang baja itu,
kemudian merampasnya dari cekalan kedua orang jago
itu. Hoa Thian Hong segera merasakan pergelangan
tangannya bergetar keras dan tahu2 pedang baja itu
sudah dirampas dari cekatannya.
"Aaaah....!" ia menjerit kaget tubuhnya segera
beruntung mundur beberapa langkah kebelakang.
Cu-kat racun Yau Sut jauh lebih terperanjat lagi
menghadapi kejadian yang sama sekali tak terduga itu,
bagaikan disambar guntur ditengah hari bolong tubuh
nya bergetar keras, sekujur badan menjadi panas dan
dengan hati tercekat buru2 ia loncat mundur sejauh lima
depa kebelakang.
Peristiwa ini benar2 merupakan suatu kejadian yang
amat mengejutkan bati setiap orang, jago lihay dikolong
langit yang mampu merampas sesuatu benda yang
sedarg diperebutkan oleh Cu-kat racun Yau Sut dengan
Hoa Tbian Hong boleh dibilang jarang sekali.
Dalam waktu singkat suasana hening dan sepi
menyelimuti seluruh bagian diluar gua tersebut,
pertempuran sengit yang sudah ber langsung selama
setengah harianpun dalam waktu singkat terhenti dengan
sendirinya. TAMAT Bagaimanakah kisah selanjutnya pertempuran antara
Cu-kat racun Yau Sut melawan Hoa Thian Hong"
Siapakah yang merampas pedang baja pada waktu
terjadi perebutan antara Cu-kat racun melawan Hoa
Thian Hong"
Peristiwa apa yang bakal terjadi dalam pertemuan
besar Kiao Ciau Tay-hwee?"
Untuk mengetahui jawabannya, silahkan anda
mengikuti lanjutan dari cerita ini dalam judul barunya:
TIGA MAHA SAKTI
Tengkorak Maut 25 Pendekar Rajawali Sakti 124 Penghuni Telaga Iblis Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 18