Cincin Maut 12
Cincin Maut Karya Tjan Id Bagian 12
Sementara itu si gadis dusun tersebut hanya mengawasi
semua jalannya peristiwa dengan pandang sinis, tiba-tiba ia
berkata dengan suara dingin.
"Gelisahpun tak ada gunanya, lebih baik tunggulah sampai
bertemu dengan pamanku baru mengusahakan pencarian atas
jenasah toakomu itu, apa yang diucapkan si tukang perahu itu
betul, sungai ini mengalir sangat deras, tiada orang yang bisa
melawan kekuatan tersebut."
Liong Tian im berpaling dan memandang sekejap kearah
permukaan sungai, memang betul baik bayangan tubuh dari
Bok Ci maupun bayangan tubuh dari si tukang perahu itu
sudah lenyap tak berbekas, sekalipun hendak dicari pun sulit
rasanya, apa lagi diapun tak pandai ilmu dalam air, apa yang
bisa dilakukan oleh nya "
Sementara itu perahu kecil itu masih berputar diatas air
sungai, cepat cepat gadis dusun itu memegang kemudi dan
mendayung perahu tersebut menuju kepantai seberang.
Kembali gadis dusun itu berkata dingin.
"Pamanku berdiam didepan sana, mari ikut aku menjumpai
dia." Sekali Liong Tian im menengok sekejap ke arah pantai
sungai, suasana disitu sangat hening sementara tulang
911 manusia berserakan dimana mana, keadaannya mengerikan
sekali. Dengan perasaan tercekat dia lantas berpikir.
"Besar amat nyali gadis ini, mengapa dia bisa berdiam
ditempat yang begini menyeramkan " Masa dia tidak takut
menghadapi pemandangan yang begini menyeramkan . . ."
Mendadak timbul kecurigaan didalam hatinya, dia heran,
mengapa gadis itu tak mencuci pakaian ditepi sungai yang
dekat rumahnya, sebaliknya justeru menyeberangi sungai dulu
dan mencuci pakaian ditepi jalan raya "
Setelah dipikirkan bolak balik, dia merasa gadis ini makin
lama semakin mencurigakan keadaannya.
Melangkah diatas pantai berpasir yang lembut, perasaan
hatinya makin lama semakin bertambah berat, sesudah
menembusi sebuah hutan, didepan situ tampak sebuah rumah
gubuk, dua orang lelaki berbaju hitam berdiri kekar disisi pintu
rumah gubuk tersebut. Sambil menuding kedepan gadis dusun itu berseru:
"Nah, masuklah kedalam !"
Liong Tian im tertegun, mendadak ia merasa nada
pembicaraan orang sangat tidak bersahabat ia lantas teringat
lagi kalau tiada suara itu adalah suara dari Yu leng kui li,
kontan saja hatinya tercekat bercampur tegang.
Setelah tertawa dingin serunya:
"Hmm, sungguh hebat sekali ilmu penyaruanmu."
912 "Kalau sekarang baru tahu, itu namanya terlambat sekali,,."
kata gadis dusun itu dingin "Seaudainya aku tidak
menceburkan Bok Ci ke dalam sungai mungkin kau akan
mengetahui rahasia penyamaranku semenjak tadi, kini rahasia
kami sudah ketahuan kaupun tak usah bersikap sungkan
sungkan lagi, pamanku berada didalam rumah sana masuk
saja dan temui dia urutan kita selesaikan secepatnya?"
"Kalau begitu kau yang mendorong toakoku kedalam
sungai?" tegur Liong Tian im dengan wajah sedingin es.
"Hmm, sepasang matamu toh belum buta, masa tak dapat
kau lihat akan hal itu." ucap Yu leng kui li dingin.
Hawa amarah yang membara tiba-tiba saja menyelinap
keluar dari dalam hati Liong Tian im, dengan kening berkerut,
sorot mata setajam sembilu segera memancar keluar dari balik
matanya. hawa pembunuhan yeng tebal pun ikut menyelimuti
seluruh wajahnya, setelah mendengus dingin, serunya:
"Nona, kau benar benar seorang perempuan yang berhati
kejam seperti ular berbisa."
Yu leng kui li tertegun, rupanya dia tak tahu apa sebabnya
Liong Tian im mengumpatnya dengan kata kata tersebut,
setelah tertegun sesaat lamanya, tanyanya dengan nada tak
habis mengerti : "Apa maksudmu berkata demikian ?" Dengan hawa
pembunuhan menyelimuti seluruh wajahnya, Liong Tian im
berkata: 913 "Seorang perempuan jika hatinya sudah jahat maka
jahatnya akan melebihi kaum pria, yang disebut orang sebagai
hati paling kejam adalah hati perempuan, mungkin dalam hal
inilah yang mereka maksudkan. Toakoku tak punya dendam
sakit hati apa apa denganmu, mengapa kau bersikap begim
kejam kepadanya . ."
"Tutup mulutmu. .. " tiba tiba Yu leng kui li membentak
penuh kemarahan. "kau tahu apa" Liong Tian im, kau hanya
tahu aku mencelakainya, dan perbuatanku ini merupakan
perbuatan yang tak layak, tapi tahukah kau bahwa dia telah
membabat mati ibuku tanpa perasaan " Bahkan akupun
hampir saja mati dengan membawa dendam, coba kalau ayah
angkatku Kwan Lok khi tidak menyelamatkan jiwaku mungkin
sekarang kesempatan untuk membalas dendam pun tidak
kumiliki !" Ucapah mana segera membuat Liong Tian im menjadi
tertegun, katanya kemudian:
"Jadi toako pernah membunuh ibumu ?"
Air mata telah jatuh bercucuran membasahi seluruh wajah
Yu leng kui li ujarnya pedih:
"Peristiwa ini telah berlangsung beberapa tahun berselang,
karena suatu kesalahan paham ibuku telah salah memasuki
daerah terlarang dari si pedang langit, dimana ia bertarung
melawan jago pedang buta, dalam pertempuran itulah ibuku
dibacok olehnya sampai tubuhnya terbelah menjadi dua
bagian." Dengan cepat Liong Tian im menggelengkan kepalanya
berulang kali, serunya cepat:
914 "Tidak mungkin, toako ku tidak mungkin membunuh ibumu
kalau hanya disebabkan persoalan sekecil ini, dibaIik
kesemuanya itu sudah pasti terdapat alasan lain, mungkin kau
sendiripun tidak mengetahui akan alasan tersebut."
Yu leng kui li tertawa dingin ,
"Heehh . . . heeh. . . kau tak usah membantu membelai dia
tujuanku adalah hendak membunuhnya, sekarang dia sudah
tercebur ke dalam sungai dia tak akan mampu melawan
derasnya arus dan gelombang disana, akhirnya dendam sakit
hatiku berhasil juga "kutuntut balas, dan sekarang masih ada
kau, aku tak bakal melepaskan setiap orang yang mempunyai
hubungan dengannya dengan begitu saja."
"Hehh . . heeh . . . mendadak dari dalam rumah gubuk itu
muncul suara deheman rendah, seorang kakek berambut putih
dengan sepasang kaki yang cacad telah berjalan keluar di
payang dua orang lelaki kekar, sorot mata kakek itu dingin
tanpa perasaan barang sedikit-pun jua setelah tertawa seram
tiba tiba ia menegur: "Siaubo sudah kau bereskan manusia yang bersama Bok Ci
itu?" "Ayah!" seru Yu leng kui li sambil menyeka air matanya,
"akhirnya aku berhasil juga membalaskan dendam bagi
kematian ibu, kini Bok Ci sudah dibereskan oleh ombak
sungai, yang masih tertinggal kini hanya Liong Tian im
seorang. . ." "Heeeh. . heeh, . heeh. . bagus, bagus sekali nak, ayah
angkatmu Kwan lo enghiong memang seorang jagoan lihay,
dia bisa tertarik kepadamu karena kau cerdik, kini dendam
sakit hati ibumu sudah terbalas, sedang bocah keparat inipun
915 terhitung musuh besar ayah angkatmu, bagaimana kau
hendak menghukumnya, terserah pada keputusanmu sendiri.
." Mencorong sinar buas dari balik mata Yu-leng kui li,
katanya: "Aku hendak memunahkan dia dari muka bumi, tempat
yang sangat rahasia letaknya ini tak boleh sampai mereka
bocorkan keluar, . bisa berbahaya untuk kita semua.."
Tak terlukiskan rasa gusar Liong Tian-im setelah
menyaksikan kekejaman serta kebusukan hati ayah anak
berdua itu, sekujur tubuhnya sampai gemetar keras karena
menahan amarah, dia berpaling memandang sekejap ke
sungai yang terpentang dibelakangnya kemudian gumamnya:
"Toako, siaute akan membalaskan dendam untukmu,
legakan hatimu, aku dapat menyelesaikan keinginanmu dan
menolong ayahmu di bukit Jit-gwat san."
Dari antara biji mata yang dalam bagaikan samudera,
mendadak terlintas cahaya air mata dalam kelopak matanya,
pikirnya yang kosong seolah olah dibayangi kembali oleh
wajah Bok Ci yang memelas, hatinya segera merasa kecut dan
hawa pembunuhan cepat menyelimuti wajahnya sekuluman
dingin pun menghiasi ujung bibirnya.
"Kau. .. " Yu leag kui li berseru tertahan dengan perasaan
terkesiap: "Aku hendak membalaskan dendam untuk toako." bentak
Liong Tian im gusar. 916 "Hn, kau benar benar ibaratnya orang buta menggendong
anak," seru si kaket berambut putih itu dengan gusar,
"kematian sudah berada di depan pintu, tapi mulutmu masih
tajam" Ketika tangannya diayunkan kedepan, sebuah pukulan yang
maha dahsyat secepat kilat meluncur kemuka dan menyambar
tubuh lawannya dengan ganas.
Liong Tian im terkesiap, cepat cepat dia bergeser ke
samping lalu mengayunkan tangannya untuk menyongsong
datangnya ancaman itu. "Blaaaaam !" Liong Tian im tidak mengira kalau musuh mempunyai
kemampuan yang begitu hebat, dalam bentrokan tersebut,
ternyata ia kena digetarkan oleh kekuatan lawan sehingga
badannya bergoncang keras sekali.
Berada dalam keadaan demikian, dia segera meraung
keras, kemudian secepat kilat melepaskan tiga buah pukulan
berantai, walaupun sepasang kakinya sudah cacad, tetapi
gerak serangannya yang dimiliki kakek berambut putih itu
tidak berbeda jauh dengan jeritan serangan dari seorang
jagoan lihay. Dengan suatu gerakan yang aneh sekali, dia berhasil
menghindarkan diri dari ketiga buah serangan lawan yang
berat, lalu sambil tertawa geram dia sempat melancarkan
kembali sebuah serangan belasan.
917 Liong Tian im mengetahui kalau tenaga dalam yang dimiliki
lawan tak berada dibawah kemampuan sendiri, dia tak berani
menyambut datangnya serangan tersebut dengan kekerasan.
Tubuhnya segera bergeser kesamping dengan cekatan, lalu
senjata Kim mo sin jin di cabut keluar dan dipersiapkan
ditangan, sorat mata yang tajam mengawasi musuhnya tanpa
berkedip! Mencorong sinar tajam dari balik matanya kakek berambut
putih itu serunya tiba-tiba:
"Jadi kaulah pemiliknya dari senjata patung Kim mosin jin
tersebut?" "Betul." jawab Liong Tian im dengan suara dingin, "bila
patung emas muncul dunia akan tercekam ketakutan, tentu
kau sudah mengetahui akan kehebatannya bukan?"
Baru selesai dia berkata, mendadak dari arah tepi sungai
sana berkumandang suara jeritan ngeri yang menyayatkan
hati, kemudian tampak seseorang sedang kabur mendekat
sambil lari pontang panting, dibelakangnya mengikuti
seseorang dengan senjata terhunus, ternyata orang itu tak
lain adalah jago pedang buta Bok Ci.
Mendadak Jago pedang buta Bok Ci melompat ke depan,
padang kayunya kemudian menciptakan selapis cahaya tajam,
kemudian ditusuknya orang yang sedang kabur pontang
panting itu. "Buuuuu !" Jeritan ngeri orang memilukan hati kembali berkumandang
memecahkan keheningan, orang itu tertusuk telak oteh
918 sambaran pedang lawan dan tergeletak ditanah dengan tubuh
terpisah menjadi dua bagian.
Liong Tian im menjadi amat terharu sekali, segera
teriaknya dengan suara tertahan:
"Toako, kau belum mati ?"
Jago pedang buta Bok Ci menghembuskan napas panjang,
kemudian melompat mendekat, katanya cepat:
"Kalau cuma air mah masih belum bisa menyusahkan
toako." Begitu dilihat Yu ling kui li berada disitu, hawa amarah yang
terpendam dadanya kontan saja meledak keluar dengan tak
terbendung lagi, serunya:
"Sungguh tak kusangka, kau adalah seorang jagoan dunia
persilatan yang sangat lihay."
"Hmm, untung saja lolos dari kematian diujung jari
tanganku sekarang berani betul bicara besar . . ." dengus Yu
leng kui li dengan suara dingin.
Jago pedang buta Bek Ci menarik napas dalam-dalam,
kemudian katanya lebih jauh:
"Dimana Ci seng si hwesio gundul itu" Mengapa dia belum
jago menampakkan diri ?"
"Heehhmm . . . kakek berambut putih itu mendesis rendah,
"rupanya kaulah jago pedang buta yang telah membunuh
istriku." 919 "Siapakah kau ?" tanya jago pedang buta Bok Ci dengan
wajah tertegun. Kakek berambut putih itu tertawa seram, "Heehh . heehh .
. heehh . . .lohu adalah Kim Tin ka, mungkin kau sudah
pernah mendengar nama lohu bukan ?"
"Oooh. . ." Jago pedang buta Bok Ci hanya mendesah
dengan suara dalam, kemudian berkata dengan suara dingin:
"Bukan aku sengaja membela diri, tapi berbicara
sebenarnya saja, siapa yang suruh kalian berdua
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menggunakan obat racun yang keji untuk mencelakai ayahku"
Yaa, hingga kini persoalan mana belum mendapatkan
penyelesaian dengan cara baik baik, kini kita
menyelesaikannya secara tuntas."
"Betul !" seru Kim Tin ka sambil tertawa seram, karena
keteledoran isteriku, ia mati karena bacokan pedangmu, dalam
hal ini hanya bisa dikalahkan karena kepandaian silatnya
kurang tinggi, tapi sepasang kaki lohu ini harus kutuntut
kembali dari si Pedang langit telur busuk tua itu telah
mengutungi sepasang kakiku, dia anggap dengan perbuatan
itu urusan dapat diselesaikan hanya dengan begitu saja?"
Secara keji dan menyeramkan dia tertawa tergelak,
tangannya segera diulapkan memberi kode, Ci seng hwesio
bersama tiga orang lelaki berbaju hitam segera berlompatan
keluar dari balik hutan belukar, sementara salah seorang
diantara lelaki berbaju hitam itu telah menyerahkan sebilah
pedang pada majikannya. Kim Tin ka segera mencabut keluar pedangnya lalu
berseru: 920 "Hari ini, aku orang she Kim hendak mencoba sampai
dimanakah kelihayan ilmu pedang Thian yang kiam hoat (ilmu
pedang ujung langit) dari keluarga kalian, akan kucoba
buktikan atas dasar apakah Thian yang kiam hoat ingin
menjagoi persilatan."
"Atas dosa dosa yang telah kau lakukan, kematian adalan
jalan yang cocok untukmu, kali ini aku tak akan berbelas
kasihan lagi terhadap manusia macam kau!" kata jago pedang
buta sambil mengangkat pedang kayunya dengan wajah
serius lalu sambil maju kemuka menciptakan selapis bayangan
pedang yang menyilaukan mata, dia langsung menusuk
kedada lawan dengan kecepatan luar biasa.
Walaupun Kim Tin ka sedang duduk diatas lantai, ternyata
gerak geriknya lincah sekali tubuhnya melambung keudara,
kemudian pedangnya digetarkan menciptakan serentetan
cahaya bintang yang menggidikan hati.
Kini, kedua belah pihak sama sama menggerakkan
tubuhnya dengan kecepatan luar biasa, mereka saling
mendesak saling menekan dalam waktu singkat bayangan
pedang tampak berlapis lapis, untuk sementara waktu sulit
untuk membedakan mana tubuh kawan mana tubuh lawan.
"Aduuuh..." Berhubung sepasang kaki Kim Tin ka sudah cacad, akhirnya
dia tak mampu menghindarkan diri dari sebuah serangan kilat
dari jago pedang buta Bok Ci yang menyerang dengan jurus
Mong mong thiau yang (ujung Jangil aankosong)
Sebuah bacokan telak menghantam diatas perut lawan, Kim
Tin ka mengeluh lalu roboh terjengkang ke atas tanah.
921 Dengan perasaan bergetar keras, Yu leng kui li segera
menjerit lengking: "Ayah. ." Ketika dia menubruk ke tubuh Kim Tin ka, dan tangannya
penuh percikan darah, rasa sedih yang terpendam dalam
hatinya tak terbendung lagi, perempuan itu menubruk keatas
tubuh ayahnya dan menangis tersedu sedu.
Isak tangis yang memilukan hati itu terhembus angin dan
tersebar sampai dikejauhan sana.
Betapa gusarnya Ci seng hwesio menyaksikan jago pedang
buta Bok Ci telah membunuh Kim Tin ka, sambil membentak
nyaring, dia memimpin tiga orang anak buahnya menerjang
bersama ke muka. "Bocah keparat, aku akan beradu jiwa denganmu. ."
jeritnya penuh kegusaran.
Dia memutar senjata toya kepala naganya dan secara
beruntun melancarkan tiga buah serangan dshsyat, ketiga
jurus serangan itu semuanya dilepaskan dengan kekuatan
yang luar biasa, bahkan secara lamat lamat terdengar suara
desingan angin dan guntur yang menggidikkan hati.
Jago pedang buta Bok Ci tak berani memandang enteng
serangan musuh yang nekad itu, pedangnya segera diputar
menciptakan sebuah gerakan busur yang amat besar,
kemudian membabat pergelangan tangan lawan.
922 Sementara Ci seng hwesio baru bergerak melancarkan
serangan, tiga orang lelaki itu pui mengayunkan pedangnya
sambil melakukan terjangan.
Liong Tian im tidak ambil diam saja, dia segera memutar
senjata patung Kim mo sin jin nya sambil membentak keras:
"Sobat, mari kita bermain main disini saja," Dia taho, ketiga
orang lelaki berbaju hitam itu bukan jago sembarangan sambil
melompat kemuka, senjata patung Kim mo sia jin nya segera
diputar untuk menghadang jelas pergi ketiga lelaki tersebut.
Menjumpai hadangan tersebut ketiga orang lelaki itu
mendengus rendah, lalu tiga bilah pedangnya berputar
kencang melepaskan serangkaian serangan dahsyat.
Liong Tian ini tertawa dingin, ejeknya.
"Heeeh. heeeh, heeeh, sobat, lebih baik ku hantar kau
untuk pulang dulu ke rumah nenek moyangmu."
Pergelangan tangannya digetarkan, senjata patung Kim mo
sin jin itu dengan berubah menjadi serentetan cahaya emas
langsung menyergap tubuh salah seorang lelaki berbaju hitam
itu. Tindakan mana bukan saja dilancarkan sangat tiba tiba,
bahkan sama sekali diluar dugaan, membuat orang itu tak
sempat lagi untuk menghindarkan diri.
"Aduuuuh !" suatu jeritan ngeri yang menyayatkan hati
bergema memecah keheningan.
Batok kepala lelaki itu segera terhajar sampai hancur
berantakan, tubuhnya segera tergeletak dan mampus diatas
genangan darah kental. 923 Dua orang lelaki sisanya menjadi keder sendiri setelah
menyaksikan peristiwa tersebut.
Seakan sukma mereka sudah melayang meninggalkan
raganya, masing masing orang segera mundur selangkah
kebelakang. Sambil tertawa dingin Liong Tian im segera mengejek:
"Sahabat karib kalian berdua sudah berangkat kealam
baka, apalagi yang kalian nantikan sekarang ?"
Dengan mengerahkan tenaga dalamnya yang amat
sempurna, dia lepaskan lertmeran serangan dahsyat, sekilas
cahaya emas yang menyilaukan mata dengan cepat
menyambar ke muka. Dua orang lelaki tersebut hanya merasakan pandangan
matanya menjadi amat silau hingga sukar untuk dibuka
kembali, tak terlukiskan rasa ngeri mereka menghadapi
ancaman tersebut. Mendadak terdengar salah seorang diantara mereka
menjerit keras: "Lebih baik kita kabur saja . . "
Siapa tahu belum sempat tubuh mereka berdua sempat
melompat bangun, sekilas cahaya keemas-emasan dengan
membawa segulung tenaga tekanan yang maha dahsyat telah
menekan datang. Dua orang itu segera merasakan tubuhnya bergetar keras,
lalu tak sempit uaeadssan lebih jauh, mereka berdua
memuntahkan darah tegar dan tergeletak mati.
924 "Aduuuh. .. ." Baru saja Liong Tian im berhasil membinasakan tiga orang
jago lihay, mendadak dia mendengar lagi suara jeritan ngeri
yang alami lukai hati, ketika dia berpaling tampak Ci seng
hweesio sedang roboh ketanah sambil memegangi perut
sendiri, sepasang matanya melotot amat besar, wajahnya pun
diliputi oleh rasa ngeri dan takut yang luar biasa.
Sebaliknya jago pedang buta Bok Ci hanya berdiri kaku
ditempat sambil mengawasi pedang kayu sendiri dia seperti
merasa agak menyesal, sementara mulutnya tetap
membungkam dalam seribu bahasa.
Sebaliknya Yu leng kui li bersikap seolah olah tidak melihat
apa yang terjadi dihadapannya, seorang diri dia mendekam
diatas tubuh Kim Tin ka sambil menangis tersedu-sedu.
Liong Tian im yang menjumpai kejadian mana hanya bisa
menghela napas panjang, didekatinya Bok Ci lalu berbisik:
"Toako, mari kita pergi. ."
Bok Ci segera menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Aku pikir, apa yang telah kita lakukan sekarang tampaknya
sedikit agak keterlaluan."
Dengan mata kepala sendiri dia menyaksikan kesengsaraan
orang menjelang saat kematiannya, tiba tiba saja timbul
perasaan iba dan kasihan dari dalam hati kecilnya, padahal
dulu dia sama sekali tidak mempunyai perasaai demikian, hal
ini dikarenakan dia tak pernah menyaksikan sendiri
penderitaan seseorang menjelang saat ajalnya tiba.
925 Disinilah terletak perbedaan antara orang buta dengan
orang yang dapat melihat, dengan sedih Bok Ci
menggelengkan kepalanya berulang kali sambil menghela
napas panjang, pelan pelan dia berjalan menuju kedepan
sana. "Berhenti. ." Mendadak Yu leng kui li membalikkan tubuhnya sambil
membentak penuh amarah dan perasaan dendam.
"Setelah membunuh begini banyak orang, apakah kau ingin
pergi dengan begitu saja."
"Mau apa kau sekarang?" tanya Liong Tian-Im sambil
tertawa dingin. "Siapa membunuh orang dia berhutang uang, Siapa
berhutang barang dia harus bayar dengan jiwa, kalian telah
membunuh ibuku, membunuh ayahku dendam kesumat ini
lebih dalam daripada samudra. sebelum memberi keadilan
apakah kalian hendak pergi dengan begitu saja."
Setelah menyeka air matanya dengan ujung pakaian,
wajahnya yang dingin kaku itu segera dilapisi hawa membeku
yang menggidikkan hati, dari balik biji matanya yang jeli
terpancar keluar api dendam yang menyala nyala.
Sekali Iagi Jago pedang buta Bok Ci menghela napas
panjang 926 "Nona, kuburlah ayahmu baik baik, aku memang berbuat
tidak benar, maka kau jangan mengejar terus diriku, anggap
stl persoalan kita selesai sampai disini."
"Haaah, haaah haaah." mendadak Yu leng kui li tertawa
terbahak bahak dengan sedihnya "sudah membunuh orang
masih ingin urusannya dihapus, sungguh merupakan suatu
kejadian yang lucu, bila aku telah membunuh ayah ibumu,
dapatkah kau menyelesaikan masalah dengan begitu saja ?"
Ditatapnya jago pedang buta Bok Ci dengan penuh
perasaan dendam, lalu katanya:
"Bok Ci aku benar benar tidak habis mengerti mengapa
ayahku yang cacad pun tidak kau lepaskan, sebenarnya
dendam sakit hati sampai sedalam apakan yang terikat antara
dirimu dengannya ?" "Aku sendiripun tak tahu karena apa." jawab Bok Ci sedih,
"ketika aku berjumpa dengan ayahmu, tiba tiba saja timbul
niatku untuk membunuhnya, mungkin hal ini ada
hubungannya dengan usaha ayahmu hendak mencelakai
ayahku dimasa lalu."
Setelah menyodorkan pedang kayunya kedepan ia berkata
lagi: "Nona, bila kau ingin membalas dendam padaku, silahkan
saja kau pergunakan pedangnya ini untuk membunuhku aku
tidak akan mendendam dirimu sebab memang sudah
terlampau banyak hutangku kepadamu."
"Cuh." Yu leng kui li meludah dengan sinis, "sekaraog
percuma saja kau mengucapkan kata kata semacam ltu, Bok
Ci dengan cara apa membunuh ayahku, dengan cara itu pula
927 aku akan membunuhmu, hanya dalam suatu pertarungan
yang adil baru bisa melenyapkan rasa dendam yang membara
dalam hatiku." Bok Ci menggelengkan kepalanya berulang kali katanya
kemudian sambil menghela napas. "Baiklah aku menantikan
kedatanganmu." Mendadak saja dia merasakan dirinya jauh lebih tua,
seakan akan dia membutuhkan tenaga yang lebih besar untuk
menggerakkan langkahnya menuju ketepi sungai, terhadap
isak tangis dan sumpah serapah yang muncul dibelakang
tubuhnya, ia tak bersedia mendengarkan lebih jauh, dia hanya
memandang ombak yang menggulung dihadapannya, dia ingin
tahu apakah sungai dengan arus yang deras itu dapat
membersihkan noda darah ditangannya....
oocOooo SENJA TELAH TIBA, beberapa sisa-sisa cahaya matahari
masih sempat menongolkan diri dari bajik bukit Jit gwu san
yang berlapis lapis, angin lembut berhembus semilir
menyebarkan bau bunga yang semerbak, dia memberikan
suatu perasaan mabuk bagi siapapun yang merasakannya ....
Diatas punggung bukit Jit gwat san berdiri sebuah
bangunan rumah yang di bangun menetap punggung bukit,
sebuah jalan kecil terbentuk didepannya terlapis daun daun
kering yang mulai berguguran, beberapa orang lelaki berbaju
hitam sedang berjalan menelusuri jalanan kecil tersebut .. ..
"Traaaang. . . ." Bunyi genta yang nyaring berkumandarg
dari balik bukit, menggetarkan angkasa merontokkan
dedaunan, suara yang mengalun hingga menggema sampai
ditempat yang jauh. 928 Pada saat itulah, dari balik bangunan rumah yang besar itu
muncul dua belas orang lelaki berbaju hitam, mereka dipimpin
oleh Hu Tojin. "Dengan sorot mata yamg dingin Hu To jin memandang
sekejap sekeliling tempat itu, lalu berkata:
"Dalam kegelapan malam, kalian harus bersikap lebih
berhati hati, bila menemukan suatu gerakan yang
mencurigakan, segera laporkan kepada Sancu, selama
beberapa hari ini situasi kita amat ketat dan tegang, konon
putra si Pedang langit telah sampai disini . "
Sambil berjalan dia memberi peringatan dan berpesan
kepada beberapa orang lelaki itu, langkah kaki yang berat
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menimbulkan suara pelan pelan menelusuri hutan lebat yang
siap itu. Sementara ketika menelusuri hutan yang lebat, makin lama
semakin menjauh. . . Ternyata peronda peronda itu tak seorang pun yang
mengetahui bahwa jejak mereka di ikuti orang.
Tak lama setelah rombongan peronda itu menjauh, dari kiri
dan kanan pohon siong melompat keluar dua orang manusia,
masing-masing memberi tanda kemudian menguntit
rombongan peronda tersebut dari tempat kejauhan.
Terdengar Bok Ci berbisik lirih:
"Sungguh berbahaya, hampir saja ketahuan mereka..."
929 "Toako" bisik Liong Tan im dengan suara rendah,
"penjagaan ditempat ini sangat ketat, aku lihat sulit juga
untuk menemukan tempat tersebut."
Dia melompat kesamping jago pedang buta Bok Ci dengan
gesit kejadian menantikan pendapat dari saudaranya ini.
"Heran" demikian Bok Ci berkata setelah termenung
sebentar "apa sebabnya Ho to jin membawa para lelaki itu
masuk kedalam !" tapi Mungkinkah dalam hutan tersebut
terdapat suatu tempat yang btfoatfa utitofc yang
keamanannya. Baru selesai dia berkata, mendadak dari arah belakang
terdengar suara langkah kaki manusia, dengan perasaan
tercekat kedua orang itu segera menyelinap kesamping dan
menyembunyikan diri dibelakang dua batang pohon besar
kemudian dengan ke empat buah matanya yang tajam
bagaikan sembilu mereka mengawasi ujung hutan tersebut
lekat lekat. Tampak dua sosok bayangan manusia yang bergerak
mendekat, begitu mengetahui siapa yang datang Liong Tian
im dan Bok Ci sama sama merasa terkesiap, hampir saja dia
tak percaya apa yang sedang dilihatnya . . ..
Ternyata kedua orang itu adalah Leng Ning ciu serta Kwan
Hong. "Masa dia " Kalau benar, mengapa dia bisa berada sama
Kwan Hong . . ." hampir pada saat yang bersamaan itu
berpikir. 930 Paras muka Leng Ning ciu dingin asa seperti tiada
perasaan, seolah olah mereka tidak bersama, sementara
wajahnya yang dingin tidak menunjukkan sikap apapun.
Sebaliknya Kwan Hong mengikuti dibelakang tubuhnya
dengan ketat, tingkah lakunya sangat memuakkan.
Kwan Hong menarik napas panjang panjang kemudian
berkata : "Ning ciu, mengapa kau bersikeras hendak ke sana ?"
"Aku hendak melihat, apa benar si Pedang langit ditempat
ini ?" jawab Leng Ning-ciu
oooOooo oooOooo Kwan Hong segera tertawa dingin, katanya kemudian:
"Ning ciu masa kau tidak percaya dengan perkataanku "
Ayahku termasyhur karena pandai menyusun rencana dan
mengatur perangkap, kendatipun si pedang langit mempunyai
tiga kepala enam lengan pun jangan harap bisa lolos dari
cengkeraman ayahku. Kalau si Pedang langit dan keluar Bok
dan Cing shia san sudah disingkirkan maka ayahku akan
menjagoi seluruh dunia, sedang ayahmupun bisa menjadi
seorang jagoan yang tiada tandingannya di kolong langit."
"Hmm, tampaknya kau merasa amat bangga . . ." Leng
Ning ciu mendengus dengan sinis.
Kembali Kwan Hong tertawa terbahak bahak.
"Haahh . . haahh . . .haahh . . tentu saja, siapa yang tidak
merasakan bangga kalau mempunyai ayah seperti ini,
931 sekarang semua partai persilatan yang ada didunia ini telah
tunduk dan takluk semua kepada kami, setiap umat persilatan
akan merasa kagum dan memuji bila membicarakan soal kami
ayah dan anak, sampai waktunya . . . haah haahh . . aku pun
bisa mempersunting seorang isteri cantik seperti kau,
mengapa aku tak boleh merasa bangga"
Liong Tian im maupun Bok Ci yang mendengar perkataan
itu sama sama menjadi terperanjat, tampaknya mereka tidak
menyangka kalau Leng Ning ciu bakal kawin dengan Kwan
Hong dari bukit Jit gwat san. Lioog Tian im segera merasakan
hatinya jadi kecut, suatu perasaan sedih yang tak
terungkapkan dengan kata kata segera menyelimuti seluruh
wajahnya. Diam-diam dia menghela napas panjang, ia berpikir:
"Akhirnya kau berhasil juga mendapatkan pasangan, aku
mendoakan moga-moga saja kau bahagia."
Sementara itu, Leng Ning ciu telah menghentikan tubuhnya
tiada senyuman yang menghiasi mukanya, tubuhnya seakan
akan mendapatkan suatu pukulan martil yang amat keras
membuat sekujur badannya bergetar keras :
"Mengapa kau mengucapkan perkataan itu?" pekiknya
penuh penderitaan. "Apa salahnya ?" sahut Kwan Hong sambil melangkah ke
depan dan memeluk, pinggangnya "ayahku telah
membicarakan perkawinan ini dengan ayahmu, bahkan
ayahmu sudah setuju dengan perkawinan ini, itulah sebabnya
kau dikirim ke bukit Jit gwat san ini dengan harapan kita
berdua bisa berhubungan lebih akrab dan semakin memahami
watak masing masing."
932 Dengan cepat Leng Ning ciu mengebaskan tangannya yang
hendak merangkul, kemudian mendengur ketus:
"Lebih baik jangan bertindak sembarangan." Kwan Hong
tertawa terkekeh kekeh, "kita berdua sudah hampir kawin,
mengapa masing masing pihak mesti saling menjaga jarak
begitu jauh ?" "Aku bukan perempuan rendah yang suka kau rayu,
ketahuilah jika kau berani bersikap kurang ajar lagi, jangan
salahkan kalau aku akan bertindak tidak sungkan sungkan lagi
kepadamu, Hm, jangan kau anggap dirimu itu hebat, aku
sama sekali tidak memandang sebelah matapun terhadap
dirimu !" Ucapan tersebut mungkin kelewat kasar, ternyata Kwan
Hong dibikin tertegun untuk beberapa saat lamanya dan
gelagapan tak tahu apa yang mesti dilakukan.
Rasa tertegun, marah, malu dan gemas bercampur aduk
menjadi satu dalam benaknya, ia menjadi seperti kalap dan
ingin melampiaskan semua perasaannya itu.
Lama kemudian, dia baru menegur dengan marah. "Apa
maksudmu ?" Leng Ning ciu menyahut dingin:
"Aku masih tetap dengan ucapanku semula sebelum kawin,
jangan harap kau bisa memperoleh keuntungan apa-apa, lagi
pula perkawinan ini akan berhasil atau tidak masih merupakan
tanda tanya besar, lebih baik diputuskan setelah menjadi
kenyataan nanti." 933 "Hehmm," Kwan hong tertawa rendah, "soal itu mah
gampang sekali, setelah kembali nanti aku akan suruh ayah
mengirim barang pinangan kepada ayahmu lalu hari
perkawinan di tentukan, bukankah urusan akan beres" Aku
percaya ayahmu pasti akan senang sekali menjadi besan diri
keluarga Kwan kami."
"Hmm, jika ayahku yang suka biarkan saja ayahku yang
kawin denganmu," jengek Leng Ning ciu sinis.
Kwan Hong menjadi sangat gelisah. "Masa kau tidak mau."
serunya. "Yaa aku memang tidak mau." Leng Ning ciu menjawab
dengan perasaan yang menderita.
"Ini..." Kwan Hong menjadi termangu mangu untuk
beberapa saat lamanya, selang sejenak kemudian dia baru
melanjutkan: "Ning ciu, kau pandai sekali bergurau, masa aku kau bikin
sampai kebingungan setengah mati, lebih baik persoalan ini
kita bicarakan secara pelan pelan saja. dikemudian hari kau
dapat mengabulkan permintaanku ini . . ."
Kemudian sambil tertawa terbahak bahak, bersama Leng
Ning ciu meneruskan kembali perjalanannya memasuki hutan.
Menyaksikan bayangan punggung mereka lenyap dibalik
kegelapan, tiba tiba saja Liong Tian im merasakan
kemasgulannya dan kemurungannya yang amat sangat.
934 Dia melompat keluar dari tempat persembunyiannya,
kemudian bergumam seorang diri:
"Mengapa" dia tak mencintai Kwan Hong.."
"Adik Liong, tidak usah dipikirkan lagi" ujar Bok Ci sambil
menepuk bahunya, "kita harus segera menyusul mereka
dengan cepat.." Kedua orang itu melejit ke udara dan meluncur kedalam
hutan dengan kecepatan tinggi, setelah menembusi hutan
lebat itu, dari depan situ muncul sebuah air terjun yang
muntahkan airnya dengan sangat deras.
Leng Ning ciu dan Kwan Hong nampak berdiri atas batu
cadas sambil memperhatikan lembah yang terbentang
dihadapannya. Bok Ci dan Liong Tian im segera mengitari dan batu batu
dan melongok pula kearah lembah, ternyata diatas dinding
tebing yang curam terlibat sebuah gua besar, sebuah batu
cadas menyumbat didepan mulut gua itu.
Enam orang lelaki berbaju hitam sedang berjaga jaga
didepan gua dan melakukan penjagaan secara ketat.
Ditengah hembusan angin malam, terdengar Kwan Hong
sedang berkata: "Sipedang langit disekap didalam gua itu." Leng Ning ciu
segera mendengus dingin. "Hmm, pedang langit adalah seorang yang berilmu tinggi.
masa ia dapat disekap dengan sebuah batu cadas saja."
935 Kwan Hong segera tertawa terkekeh kekeh, "kau belum
mengetahui akan kelihayan dari Ifajiatan rahasia yang berada
disini, tentu saja tidak kau ketahui sampai dimanakah
kehebatannya, batu cadas itu beratnya selaksa kati dan
menyumbat persis dimulut gua tentu saja jangan harap orang
dapat menggeserkan batuan tersebut kecuali dia
menggerakkan pat kwi berada diluar itu serentak delapan kali
kesepian kiri. kalau tidak..."
Dia menutup mulut dengan cepat, kemudian dengan penuh
kecurigaan memandang sekejap ke sekeliling tempat itu.
Berapa saat kemudian ia baru berkata dengan suara pelan.
"Hal ini merupakan rahasia paling besar ditempat ini,
bahkan Hu to jin dan Pek li Kit-ka tidak tahu .."
"Kalau toh ditempat ini terdapat banyak tempat rahasia,
mengapa kalian menaruh begitu banyak orang melakukan
penjagaan disini. Dengan bangga Kwan Hong berkata.
"Dinding tersebut letaknya tinggi dan pula berada ditengah
tengah bukit Jit gwat san, asal ada orang berdiri disitu, maka
gerak gerik yang berada diempat arah delapan penjuru dapat
terlihat dengan sangat jelas, jadi andaikata terjadi sesuatu
peristiwa dibukit ini, tempat tersebut merupakan tempat yang
paIing baik untuk melakukan pengintaian.
Tampaknya Leng Ning ciu sama sekali tidak menaruh minat
yang besar terhadap tempat itu, dia tertawa hambar kemudian
membalikkan badan dan berjalan kembali melalui jalanan
semula. 936 Kwan Hong tertawa terbahak bahak, dalam waktu singkat
bayangan tubuh kedua orang itu sudah lenyap dari pandangan
mata. Bok Ci menengok sekejap kearah belakang kemudian
berbisik: "Adik Liong, kita harus berusaha naik ketengah dinding
bukit itu untuk menolong ayahku."
Liong Tian im mengangguk.
"Yaa, mari kita menerjang keatas dan menghabisi nyawa ke
enam orang itu.,." "Jangan." seru Bok Ci dengan wajah serius "tempat itu
tinggi sekali letaknya dan tak mudah untuk diserang, blia jejak
kita berdua sampai ketahuan maka mereka paati akan
menyiarkan peristiwa ini kepada Kwan Lok khi berdua."
Setelah termenung sebentar dia melanjutkan: "Kita harus
menggunakan akal untuk membasmi mereka semua."
Dengan mengitari pepohonan yang lebat di sekitar sana,
dia bersama Liong Tian im bergerak menuju kedalam lembah,
sebelum mencapai bawah dinding batu cadas dengan cepat
mereka berdua menyembunyikan diri dibalik batu besar.
"Sebentar, aku akan memancing kemunculan mereka dan
kau harus membunuh mereka dengan mempergunekan cara
yang tercepat, paling baik lagi kalau menyerang tanpa
memperlihatkan jejak sendiri."
937 Karena hari sudah malam, langit sudah diliputi kegelapan
yang mencekam, dia tahu kalau pihak lawan tidak mudah
menyaksikan wajah sendiri dengan cepat.
Maka dia lantas menampakkan diri dari belakang batu
menggapai kearah dua orang lelaki berbaju hitam yang
sedang melakukan perondaan itu.
Benar juga dua orang lelaki itu memang tidak melihat jelas
wajah lawannya, melihat ada orang menegor ke arah mereka
disangkanya orang sendiri yang memanggil, salah seorang
diantaranya segera bertanya:
"Sau sancu kah disitu ?".
Bok Ci dengan mainkan suara diri Kwan-Hong segera
menjawab: "Aku ada urusan penting yang hendak disampaikan kepada
kalian berdua. Dua orang lelaki berbaju hitam itu sama sekali tidak curiga,
dengan cepat mereka melayang turun kebawah dan
menghampiri Bok Ci. Menanti mereka menyadari bahwa orang yang berada
dihadapannya sama sekali tak dikenal, desingan angin tajam
telah menyambar datang dari belakang tubuh mereka.
Dengan perasaan terkesiap kedua orang itu mencoba untuk
berkelit ke samping, sayang terlambat, diiringi dengusan
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tertahan, jalan darah kematian mereka telah tertotok secara
telak. 938 Dengan cepat Liong Tian im menyeret jenasah mereka
berdua ke belakang batu cadas, kemudian bisiknya:
"Toako, cepat tukar pakaian mereka..."
"Aahaa, . benar benar sebuah akal yang bagus." seru Bok
Ci hampir saja tertawa geli.
Dengan suatu gerakan cepat ke dua orang itu melepaskan
pakaian hitan dari tubuh ke dua sosok jenasah tersebut dan
dikenakan tubuh sendiri, kemudian mengenakan pula topi
berbulu hitamnya rendah-rendah sehingga hampir menutupi
wajah sendiri. Kemudian Bok Ci memberi tanda kepada Liong Tian im dan
bersama sama melompat naik ke atas dinding bukit.
Empat orang lelaki yang sedang melakukan perondaan itu
segera mengendorkan kewaspadaannya begitu melihat
rekannya telah balik kembali dengan selamat.
Dua orang diantara mereka segera berjalan mendekati Bok
Ci dan Liong Tian im, kemudian tanyanya berbareng:
"Ular hijau, bebek darat, ada urusan apa Sau sancu
mengundang kalian berdua. . ."
"Tidak ada apa apa, . " sahut Bok Ci dengan suara dalam.
Hampir pada saat yang bersamaan Liong Tian im turun
tangan dengan kecepatan luar biasa, jari tangannya langsung
melepaskan totokan kilat ke tubuh ke dua orang lelaki
tersebut. 939 Baru saja ke dua orang itu tertegun tahu-tahu tubuhnya
sudah berdiri kaku ditempat.
Kebetulan To ho Jin sedang berjalan keluar dari balik jalan
kecil dibelakang tebing, dengan sorot mata yang penuh
amarah dia menengok ke arah mereka sambil menegur:
"Nomor tiga. nomor empat, siapa yang menyuruh kalian
berdiri disitu. . ." . Meski kedua orang lelaki itu dapat
mendengar pertanyaan itu dengan jelas, tapi berhubung jalan
darahnya tertotok, maka mereka tak mampu menjawab
pertanyaan tersebut. To hu Jin menjadi curiga, mendadak dia menengok kearah
Bok Ci dan Liong Tian Im kemudian hardiknya:
"Siapakah kalian berdua?"
Mengetahui kalau rahasia penyaruannya terbongkar, Bok Cl
segera membentak dengan suara rendah:
"Adik Liong, cepat habisi dua orang yang lain, serahkan
saja tua bangka itu kepadaku."
Dengan suatu gerakan yang cepat sekali dia meloloskan
pedang kayunya, kemudian melepaskan empat buah serangan
berantai ke tubuh To hu Jin. Didalam keempat buah serangan
itu, semuanya terselip inti sari dari ilmu pedang yang lihay,
sedemikian cepatnya ancaman mana menyambar, memaksa
To hu jin terdesak hebat dan harus mundur sejauh tujuh
langkah. Dengan suara keras To hu Jin berteriak:
"Siapa kau" Cepat lepaskan tanda bahaya..."
940 Begitu perintah membunyikan tanda bahaya diturunkan,
dua orang itu meloncat cepat menuju kearah sebuah genta
besar disisi tebing. Tentu saja Liong Tian im tidak membiarkan musuhnya
berbuat demikian, dengan suatu lompatan cepat dia menyusul
ke depan dan menghadang jalan pergi kedua orang itu
dengan senjata patung Kim mo sin jin disilangkan didepan
dada. "Bila tahu diri, cepat lepaskan senjata kalian, kemudian
berdiri disitu dengan tenang, jangan mencoba coba untuk
bergerak semaunya sendiri."
Rupanya kedua orang jago lihay dari Jit gwat san ini
merupakan jago jago yang sudah lama mendapatkan
pendidikan setelah mengetahui kalau Liong Tian ini hanya
seorang pemuda ingusan, timbullah sikap memandang rendah
musuh didalam hati kecilnya, serentak mereka melooskan
pedangnya dan menerjang kemuka.
Terdengar lelaki yang berada disebelah kiri itu membentak
dengan penuh amarah. "Bocah keparat, darimana kau berasal " berani besar
membuat gara gara di bukit Jit gwat san. . ."
Dengan tak tahu diri mereka menerjang ke depan,
kemudian melepaskan bacokan ke tubuh Liong Tian im.
Sebaliknya Liong Tian im bermaksud untuk menyelesaikan
pertempuran itu secepat mungkin, senjata patung Kim mo sin
jin nya segera diputar kencang hingga memancarkan
serentetan cahaya berkilauan berwarna emas, sementara
kedua orang lelaki itu masih terkejut, patung Kim mo sin jin
941 itu bagaikan seekor ular emas telah mengguIung ke atas
tubuh kedua orang itu, selain cepat ganas, dibalik kesemuanya
itu terkandung pula suatu kekuatan yang luar biasa.
"Aduuuh . ." dua orang lelaki itu menjerit ngeri, batok
kepala mereka segera retak dan terbelah menjadi dua, tapi
salah seorang diantaranya tidak manda terbunuh begitu saja
mendadak dia melemparkan pedangnya untuk menyambit
tubuh Liong Tion im. Dengat amat cekatan Liong Tian im berkelit ke samping,
diiring desingan angin tajam pedang itu segera meluncur ke
depan secara lurus dan menghantam diatas genta tersebut.
"Traaang . ." Bunyi genta yang amat nyaring menggema memenuhi
seluruh angkasa dan menggoncangkan semua lembah.
Liong Tian im tertegun, dia segera membalikkan tubuh dan
menerkam pula kearah To hu Jin.
Dalam pada itu, To hu ji telah bermandikan keringat dingin
oleh desakan jago pedang buta yang bertubi tubi, ia sudah
menderita tujuh delapan buah luka diseluruh tubuhnya.
Tak terlukiskan rasa kagetnya setelah mengetahui Liong
Tian im mengejar pula, kontan dengan sukma serasa
melayang meninggalkan raganya dia membalikkan badan dan
malai ke da^ar dingin. "Kau ingin kabur ?" seru Liong Tian im sambil melepaskan
sebuah pukulan ke depan. 942 Waktu itu, Tohu Jin sedang melompat turun ke bawah,
ketika merasakan datangnya pukulan yang amat dahsyat
mengancam tubuhnya, dengan ketakutan dia mundur tiga
langkah, kemudian sambil melepaskan beberapa pukulan,
bentaknya dengan gusar: "Kalian berdua ingin menghadapi aku seorang" Betul betul
bedebah yang tak tahu malu.. ."
Menggunakan kesempatan itu, jago pedang buta Bok Ci
melepaskan sebuah bacokan ke depan serunya:
"Saudara, silahkan turun !"
"Plaaaaak....!"
Hantaman pedang membuat To hu Jin sempoyongan dan
muntahkan darah segar, sebuah garis panjang luka yang
dalam membekas di atas punggungnya yang lebar.
Cepat cepat dia menjatuhkan diri menggelinding diatas
tanah, lalu sambil melancarkan serangan balasan, teriaknya:
"Aku akan beradu jiwa dengan kalian !"
Sebetulnya Liong Tian im ingin maju sambil menambahi
dengan sebuah pukulan lagi, mendadak dari arah belakang
terdengar seseorang memb"ntak deigan suara dalam:
"Saudara To hu, kenapa kau?"
943 Sesosok tubuh manusia bagaikan sekuntum bunga kapas
melayang turun dari atas dinding tebing dan bergerak
mendekat. Dengan sorot mata berapi-api karena dendam Liong Tian
im segera berseru: "Pek li Kit, lagi lagi kau.." Pek li Kit tertegun, kemudian
ujarnya: "Bocah keparat, kau berani menyerbu ke-dalam bukit
Jit gwat san kami." Tapi hatinya segera tercekat sesudah dilihatnya To hu Jm
tergeletak tak berkutik ditanah, rasa gusar bercampur sedih
muncul diatas wajahnya, sambil meraung gusar teriaknya:
"Kau berani membunuh Utusan dari Sancu?"
"Apa artinya membunuh seorang manusia semacam dia?"
jengek Liong Tian im sinis.
"Hmm...", dari kejauhan tiba tiba berkumandang suara
geraman dari seorang. Paras muka jago pedang buta Bok Ci berubah hebat, dia
segera melompat keatas langit-langit gua dan mendekati letak
pat kwa besar diatas dinding tersebut, Pek li Kit segera
melepaskan sebuah pukulan kedepan sambil membentak
keras: "Tampaknya kau kepingin mampus..."
Jago pedang buta Bok Ci tertawa dingin.
"Yang pingin mampus adalah kau sendiri."
944 Dia melejit ke samping menghindarkan diri dari sergapan
yang datang dari belakang, kemudian sambil berpaling
serunya : "Adik Liong, kuserahkan orang ini padamu."
"Bagus sekali! . . " jawab Liong Tian im sambil tertawa
nyaring. Sambil menghimpun tenaganya dia mengeluarkan sebuah
jurus maut yang mengerikan sekali, senjata patung Kim mo
sin jinnya diayunkan kemuka memaksa Pek li Kit harus
mundur sejauh beberapa langkah.
Sambil tertawa dingin Pek li Kit segera mengayunkan
telapak tangannya melepaskan sebuah pukulan, "Tahan!"
Mendadak dari tengah udara berkumandang suara
bentakan yang menggeledek dan menggetarkan seluruh
lembah tersebut. Pek li Kit tak berani membangkang, dengan cepat dia
menyelinap mundur kebelakang.
Jago pedang buta Bok Ci sedikitpun tidak ambil perduli,
dengan suatu gerakan yang cepat sekali dia mematar Pat kwa
besar itu delapan kali ke kiri.
"Kraaakkk. . kraaakk, . " diiringi bunyi getaran yang sangat
nyaring batu besar dimuka gua tersebut segera bergeser pula
ke sisi kiri. Gua tersebut gelap gulita tak nampak setitik cahaya pun,
bau busuk berhembus keluar dari balik gua tadi, sesudah
945 tertegun beberapa saat, jago pedang buta Bok Ci segera
berteriak keras: "Ayah. . ." "Ayahmu sudah mati. . " seseorang mendengus dingin dari
belakang tubuhnya. Dengan suatu gerakan cepat Bok Ci membalikkan
tubuhnya, dijumpainya Kwan Lok khi pasi Jit gwat san dengan
pandangan tak berperassan sedang menatap ke arahnya.
"loitai si ia harinya tefte^iap, segulung hawa dingin dengan
cepat menyusup kedalam tubuhnya.
"Siapa yang bilang begitu?" dia lantas menanya dengan
suara agak gemetar. "Gua mati hidup ku ini penuh dengan alat rahasia, siapa
berani masuk maka tiadi harapan lagi baginya untuk keluar
dalam keadaan hidup, sudah hampir sebulan lamanya ayahnu
disekap disitu, masa dia masih hidup sampai kini. ."
"Bila ayahku mati, maka orang pertama yang akan
kupenggal kepalanya adalah kau " seru Bok Ci dengan gusar.
Kwak Lok khi segera tertawa terbahak bahak.
"Haaaahhhh, haaaaaahh, haaaaah Bok Ci, kalau makan
nasi boleh kau lakukan setiap saat, kaIau ingin berbicara lebih
baik pikir dulu, sejak memasuki bukit Jit gwat san ini, sama
artinya dengan sudah kehilangan separuh nyawamu, yang
tersisa sekarang tak lebih hanya separuh nyawa lagi, itu pun
tergatung aku sedang gembira atau tidak untuk melepaskan
dirimu . . . ." 946 "Bagus sekali." seru Bok Ci sambil tertawa dingin,"kita
buktikan saja nanti siapa yang menginginkan nyawa siapa . ..
" "Buat apa kau mesti gelisah ?" jengek Kwan Lok khi lagi
dingin, "setelah berada di bukit Jit gwat san, tentu saja aku
tak akan membiarkan kau pulang dengan tangan hampa . . ."
Mencorong sinar tajam dari balik matang kemudian
bertanya lagi. "Dari mana kau bisa tahu kalau kunci rahasia untuk
membuka gua mati hidup ini terletak pada pada Pat kwa besar
disisi gelang gua " Aku tidak percaya kalau kau sendiri
sanggup untuk menemukan kunci rahasia tersebut . . ."
Sebagai orang yang banyak curiga sejak megetahui gua
rahasianya berada dalam keadaan terbuka, dia sudah tahu
kalau ada orang telah membocorkan rahasia Jit gwat san nya,
oleh karena itu dia tidak terburu buru untuk menghukum
Liong Tian im dan Bok Ci melainkan menyelidiki lebih dulu
siapa yang telah membocorkan rahasia tersebut.
"Tentu saja ada orang yang telah memberitahukan rahasia
itu kepadaku. . ." jawab Bok Ci dingin.
Kwan Lok khi berpaling dan memandang sekejap ke arah
kawanan jagoan yaag berdiri dibelakangnya, sorot matanya
beralih dari wajah kewajah, kemudian sambil mendengus
dingin tanyanya: "Siapa ?" Bok Ci sengaja merenung sebentar, kemudian baru
menyahut: "Putramu sendiri !"
947 "Putraku sendiri !" Kwan Lok khi kelihatan makin
tercengang dan keheranan, kemudian dengan hawa
pembunuhan menyelimuti seluruh wajahnya, dia berkata
kepada Pek li Kit: "Bawa kemari Sau sancu!"
Dengan cepat Pek li Kit mengiakan dan mengundurkan diri
dari tempat itu. Tak selang berapa saat kemudian, dia telah muncul kembali
bersama Kwan Hong. Dengan wajah bingung dan nada gemetar, Kwan Hong
segera berseru lirih: "Ayah..."
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Mulai sekarang kau tak usah memanggilku lagi, akupan tak
akan mengakui dirimu sebagai anakku, aku tak sudi
mempunyai seorang anak yang begitu tak becus seperti
kau..." (Bersambung jilid: 23) 948 CINCIN MAUT Oleh: Tjan. ID Jilid 23 MENARIK napas panjang, pelan pelan mendongakkan
kepalanya memandang angkasa biru, kemndian tanyanya lebih
jauh: "Apakah kau tidak malu terhadap Jit gwat-san ?"
Kwan Hong merasa terkesiap, cepat cepat serunya.
"Ayah, kesalahan apakah yang telah ananda lakukan
hingga menimbulkan amarah yang begitu besar dari ayah ?"
Kwan Lok khi tidak langsung menjawab pertanyaan
anaknya itu. pelan pelan dia mengangkat tangannya ketengah
udara, kemudian diarahkan keatas ubun ubun Kwan Hong.
Setelah itulah dia baru berkata.
949 "Apa yang telah kau lakukan, masa harus ayah terangkan
kepadamu " Masa kau tidak tahu perbuatan apakah yang telah
kau lakukan ?" Paras muka Kwan Hong berubah hebat, perasaan putus asa
dengan cepat tercermin di atas wajahnya, dia mencoba
memandang ayahnya dengan penuh permohonan ampun.
ANGIN MALAM yang dingin berhembus lewat dari dasar
lembah, beberapa burung gagak terbang melintas
memecahkan keheningan malam yang mulai mencekam,
malam yang panjang kini telah berada didepan mata ..
Kwan Liok khi memandang dingin ke wajah putranya,
telapak tangannya itu menempel diubun ubun Kwan Hong,
saat dia mengerahkan sedikit saja tenaga dalamnya, Kwan
Hong akan mati seketika. Tak heran kalau semua orang yang hadir di arena sama
sana dibikin terkesiap oleh kekejaman dan kebuasan Kwan Lok
khi, mereka hanya memandang ketengah arena dengan
perasaan ngeri. Sekujur badan Kwan Hong telah gemetar keras karena
ketakutan, sorot mata mohon pengampunan terpancar keluar
dari balik matanya, sambil memegangi ujung baju ayahrya, dia
mulai merengek dengan suara gemetar:
"Ayah mengapa kau hendak membunuh ku?"
"Kau telah menghianati ayahmu, dikemudian hari bisa saja
akan menghianati pula bukit Jit gwat san ini kepada musuh,
biar ayah cuma mempunyai seorang putra, tapi, aaaii . . ."
950 Dengan menghela napas dalam dalam, selintas rasa sedih
telah muncul diatas wajahnya, kendatipun dia adalah pentolan
dari kaum iblis, tapi bila sudah dihadapkan saat untuk
membunuh putranya, tak urung rasa kasih sayang seorang
ayah terhadap anaknya akan timbul juga, ia tak tega untuk
melakukan pembunuhan tersebut.
Kwan Hong tertegun untuk beberapa saat, kemudian
serunya: "Ayah, mungkin ananda memang ada kesalahan yang
pantas untuk dibunuh, tapi bagaimanapun juga kau orang tua
harus menerangkannya lebih dulu kepada ananda, sampai
waktunya, kendatipun ananda harus mati, aku akan menjadi
setan yang mengetahui duduknya persoalan."
"Nak. apakah kau benar-benar tidak mengerti apa
sebabnya ayah hendak membunuhmu?" tanya Kwan Lok khi
dengan perasaan sedih. Kwan Hong menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Aku tidak tahu!"
Dengan pandangan dingin Kwaa Lok khi menatap jago
padang buta Bok Ci sekejap, dari balik sorot matanya lalu
terpancar keluar rasa benci dan dendam yang membara,
seolah olah jago pedang buta mempunyai dendam kesumat
sedalam lautan saja dengannya.
Sesudah tertawa seram, dia lantas berseru:
"Bok Ci, aku hendak mengadukan ucapanmu tadi dengan
putraku..." 951 "Aku tidak mempunyai kegembiraan untuk berbuat
demikian, lebih kalau kurangi saja pembicaraanmu." jawab
jago pedang buta Bok Ci dingin.
Kwan Hong semakin tertegun, Iagi dia tidak habis mengerti
persoalan apakah yang sebenarnya telah terjadi, lebih-lebih
tidak mengerti kalau persoalan mana ada hubungannya
dengan jago pedang buta Bok Ci.
Dia berpaling kewajah jago pedang buta Bok Ci, kemudian
menegur: "Bok Ci, sebenarnya apa yang telah terjadi?"
Jago pedang buta Bok Ci mengerutkan dahinya kencang
kencang, lalu menjawab dengan suara dingin:
"Ayahmu akan memberikan penjelasan sendiri kepadamu."
Selintas hawa napsu membunuh dengan cepat menyelimuti
seluruh wajah Kwan Hong, dengan cepat dia memahami apa
gerangan yang telah terjadi, pelan pelan sorot matanya
dialihkan kewajah ayahnya, lalu bertanya: "Ayah, benarkah
kau menghendaki putramu mati dalam keadaan tidak jelas
duduk persoalan." Padahal selama hidupnya Kwan Lok khi sudah banyak
membunuh manusia, tetapi belum pernah dia merasakan
suasana semacam hari ini dimana ia merasa tak tega untuk
turun tangan. Beberapa kali tenaga dalamnya sudah akan dikerahkan
keluar untuk membunuh anaknya, tapi . . . bagaimanapun
juga, hubungan darah antara ayah dan anak memang amat
952 dalam, dia betul betul merasa tak tega untuk melancarkan
serangan keji terseebut. Tadi, dia memang sangat marah sehingga putranya
diperintahkan untuk datang menghadap, tapi sekarang dia
mulai menyesal, menyesal dia tidak menyelidiki masalah itu
sehingga putranya harus tewas di tangan dia sendiri . . .
Akan tetapi bagaimanapun juga peraturan yang berlaku
dalam bukit Jit gwat san tak bisa dilanggar hanya disebabkan
putranya, apabila dia tidak menghukum mati Kwan Hong pada
hari ini maka dikemudian hari dapat kehabisan daya untuk
mengurusi anak buahnya yang begitu banyak dalam bukit Jit
gwat san. Bahkan bisa jadi seluruh golongan iblis tak tunduk lagi
dibawah perintahnya. Berbicara sejujurnya, Kwan Lok khi amat menyukai nama,
kedudukan serta keberhasilan yang berhasil dicapai sekarang,
dia menyukai kesuksesan yana berhasil dicapai bukit Jit gwat
san selama ini, akan tetapi dia pun menyayangi jiwa putranya
. . . Dengan cepat dia terjerumus dalam suatu keadaan yang
serba salah, dia dihadapkan pada pilihan antara nama,
kedudukan serta kasih sayang.
Keputusan yang diambil itulah yang akan mempengaruhi
perkembangan selanjutnya dari usaha Jit gwat san menguasai
dunia, bila dia lebih memberatkan pada kasih sayang dan
tidak membunuh putranya, bisa hancur berantakan
perjuangannya selama ini.
953 Tapi sebaliknya lagi, bila dia lebih memberatkan kedudukan
dan keberhasilannya selama ini, maka satu satunya putra
kesayangannya itu harus di binasakan diujung telapak tangan
sendiri. Setelah termenung beberapa saat, dia pun berkata lagi:
"Alat rahasia dari gua mati hidup ini hanya diketahui ayah
dan kau seorang, bahkan anak buah kepercayaanku
sendiripun tidak tahu, kini bukan saja jago pedang buta Bok Ci
mengetahui cara untuk membuka patkwa besi tersebut,
bahkan . .." "Ayah, ananda tidak mengatakan rahasia ini kepadanya !"
dengan gelisah dan suara gemetar Kwan Hong berseru.
Kwan Lok-khi secara menarik wajahnya kemudian menegur
"Kalau tidak kau katakan dari mana dia bisa tahu."
Pertanyaan ini amat sukar untuk dijawab sehingga untuk
beberapa saat lamanya Kwan Hong menjadi tertegun, sepatah
katapun di tak sanggup ucapkan keluar, sebab peristiwa ini
benar benar kelewat aneh dan di luar dugaan.
Biia ayahnya tidak membocorkan rahasia tersebut, sudah
pasti dialah yang membocorkan rahasia itu.
"Aah, betul .. bukankah aku pernah memberitahukan
rahasia ini kepada Leng Ning cu?" 1 satu ingatan mendadak
berkelebat lewat didalam benaknya.
Berpikir sampai disini, dia pun mulai menaruh curiga atas
duduknya persoalan tersebut. Dia curiga Leng Ning ciu telah
menghianatinya, tapi kejadian inipun bukan sesuatu yang bisa
terjadi, karena hingga saat terakhir, Leng Ning-ciu belum
954 pernah berpisah dari sisinya, dan dia tak akan mempunyai
kesempatan untuk memberitahukan rahasia tersebut kepada
jago pedang buta Bok Ci, dia tidak percaya kalau Leng Ningciu
kenal dengan dua orang musuhnya ini. . .
"Ayah tentang persoalan ini aku belum dapat memberikan
jawaban yang secara pasti kepadamu" kata Kwan Hong cepat,
"beri aku sedikit waktu untukku agar aku dapat menyingkap
duduk persoalan yang sebenarnya dari peristiwa ini . .."
Kwan Lok khi segera menggelengkan kepalanya berulang
kali: "Aku tak bisa menunggu sampai kau dapat menyelesaikan
persoalan ini, sebab kau harus tahu bagaimanakah peraturan
yang berlaku dalam bukit Jit gwat san ini, aku tak bisa
dikarenakan kau adalah putraku maka peraturan yang sudah
turun temurun itu harus kuhapuskan dengan begitu saja nak,
ayah harus minta maaf kepadamu."
"Ayah ! Aku akan membenci dirimu." kata Kwan Hong
sedih. "orang berambut putih memberi orang berambut hitam,
ananda kalau bisa mati ditanganmu pasti tak akan
mengucapkan sepatah kata menyesalpun, cuma keturunan
dari keluarga Kwan kita..."
Waktu itu, sebenarnya Kwan Lok kbi sudah mengeraskan
hatinya siap turun tangan, mendadak hatinya merasa bergetar
sangat keras, ucapan orang berambut putih memberi orang
berambut hitam itu sangat menyayat hati kecilnya terutama
ucapan tentang keturunan dari keluarga Kwan, dia merasa
seolah olah ada awan gelap yang menyelimuti seluruh
perasaannya." 955 Peristiwa ini memang merupakan suatu persoalan serius,
keluarga Kwan hanya mempunyai Kwan Hong seorang,
apabila Kwan Hong terbunuh sekarang maka keturunan
keluarga Kwan pun akan musnah hingga disini saja.
Masalah tersebut dengan cepat ::crress Kwan Lok khi
sehingga sukar untuk bernapas, telapak tangannya hampir
saja akan ditarik kembali dari atas ubun ubun Kwan Hong, tapi
ingatan lain dengan cepat melintas lewat didalam benaknya.
"Anak murid golongan iblis tersebut luas sampai dimana
mana, bila kau membebaskan seorang yang membocorkan
rahasia dengan begitu saja, bagaimanakah pertanggungan
jawabmu terhadap anggota golongan iblis lainnya.
Ingatan mana kembali berputar dan berkecamuk di dalam
benaknya. "Hanya dikarenakan Kwan Hong adalah putramu maka kau
lepaskan dia dengan begitu saja, sedang kami anggota
golongan iblis, oleh karena tak punya hubungan sanak
saudara denganmu, bila kami telah membocorkan rahasia Jit
gwat san, maka kau tak akan melepaskan kami."
Dia seolah olah menyaksikan ada banyak sekali anggota
golongan iblis yang sedang menegurnya, maka sorot mata
makin lama mencorong keluar semakin tajam, dibalik
pandangan matanya yang dingin lambat laun muncuI setitik
cahaya merah yang menggidikkan hati.
"Ayah..." Kwan Hong menjerit kaget.
"Nak, ayah tak dapat melepaskan kau." seru Kwan Lok-khi
dengan wajah yang keji. 956 Di dalam benak pikirannya kembali terlintas suatu
penandangan yang sangat indah. Dia seakan akan
menyaksikan dirinya sudah merajai dunia persilatan, seolah
olah utusan dari pelbagai perguruan datang menyembahnya,
di mana ia lewat orang orang bersama memandang sambil
bersujud menghormat. Kegagahan dan keangkerannya waktu itu sudah pasti akan
mentereng sekali, jauh melebihi seorang kaisar, oleh sebab itu
dia harus berusaha untuk mencapai keadaan seperti itu
sekalipun kini dia halus mengorbankan jiwa putranya.
Telapak tangannya yang menekan ke bawah makin lama
semakin bertambah berat, hawa pukulan yang dahsyat pun
sudah terpusatkan dalam telapak tangan, asal pukulan itu
dilancarkan maka Kwan Hong akan tewas seketika itu juga. . .
Agaknya Kwan Hong merasakan datangnya ancaman
bahaya maut, mendadak serunya dengan suara gemetar:
"Ayah. . ." Panggilan "ayah" yang begitu mengibakan hati tersebut,
dengan cepat menyadarkan kesadarannya kembali Kwan Lok
khi dari impiannya yang indah, lamunannya segera lenyap tak
berbekas, dengan perasaan hati yang dingin mendadak dia
berpikir: "Dia adalah putra kandungku, apakah aku harus
membunuh anakku sendiri" Oooh . . sungguh keji kenyataan
ini, walaupun aku bisa mengt:e.arican seluruh kolong langit,
tapi aku pun akan kehilangan satu-satunya putra yang
kumiliki. . ." 957 Dia menghela napas panjang, tanpa terasa semua
kemarahan dan kekalahannya ditimpakan ke tubuh jago
pedang buta Bok Ci di tatapnya orang itu dengan sepasang
mata melotot besar, kemudian serunya penuh kebencian:
"Bok Ci, setelah putraku mati nanti, menurut dugaanmu
siapakah orang pertama yang akan kubunuh?"
"Apa yang mesti ditanya, tentu saja kau sendiri!" jawab
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Jago pedang buta Bok Ci hambar.
Kwan Lok khi menjadi tertegun.
"Mengapa kau tidak mengatakan dirimu sendiri. ." dia
berseru keras. Jago pedang buta Bok Ci tertawa terbahak.
"Haaah. . haaaaah. . haaah. . alasannya sangat sederhana
ketika kau menyaksikan Kwan Hong sudah tergeletak tewas
diatas tanah, maka kau akan menyesali sepasang telapak
tangan sendiri dan mungkin kau akan memapas kutung
telapak tanganmu, maka aku bilang kau tak akan mampu
mengurusi aku lagi, orang yang hendak kau buuh paling dulu
sudah pasti adalah dirimu sendiri."
Tiba tiba Kwan Hong berkata:
"Ayah, berilah kesempatan kepada ananda untuk
membunuh bajingan ini, kemudian baru kau menghukum aku.
Semua persoalan ini bisa timbul gara gara mereka berdua,
seandainya mereka tidak datang, bukit Jit gwat san pun tak
akan terjadi peristiwa yang begini banyak.".
958 Sebenarnya Kwan Lok khi berminat untuk melepaskan diri
dari persoalan ini, tapi dengan demikian hal tersebut sama
artinya dengan mengakui bahwa dia telah memaafkan Kwan-
Hong. Padahal menurut peraturan yang berlaku dalam bukit Jit
gwat san, bila ada anggota yang melanggar kesalahan, entah
berada dalam keadaan apapun, maka pertama tama yang
harus dihukum adalah orang sendiri lebih dulu, terutama
orang yang telah menghianati Jit gwat-san.
Sudah barang tentu sekarang, dia tak bisa mengampuni
putranya dengan begitu seja, apalagi sengaja mengulur
waktu. "Ayah !" teriak Kwan Hong dengan cemas, "kalau tidak,
bunuhlah aku sekarang juga."
"Baik!" kata Kwan Lok khi kemudian sambil mengeraskan
hatinya, "kau tak akan merasakan penderitaan apapun."
Sambil memejamkan matanya rapat rapat, diam diam dia
mulai mengerahkan tenaganya siap membunuh anaknya.
Disaat yang amat kritis itulah, mendadak dari tengah udara
berkumandang datang suara bentakan gusar yang amat keras,
kemudian terdengar seseorang berteriak penuh kemarahan.
"Kau berani mencabut nyawa Hong ji. ."
Ditengan keremangan senja, tampak seorang perempuan
cantik berbaju biru dengan dibimbing oleh empat orang
dayang berbaju hijau berjalan masuk ke dalam gua.
959 Perempuan itu bertubuh putih bersih, meski usianya sudah
banyak namun kecantikannya sama sekali belum meluntur,
bahkan keanggunannya masih terpancar keluar dari wajahnya.
"Hujin!" Perempuan itu mendengus dingin, selapis hawa dingin yang
menyeramkan menghiasi wajahnya, dengan suatu gerakan
indah dia melompat turun disisi Kwan Hong, kemudian sambil
menariknya kesamping, dia berseru:
"Nak, kemarilah kau..."
"Ibu!" seru Kwan Hoig dengan napas terengah.
Dari balik biji mata perempuan itu, terpancar keluar sinar
kasih sayang yang amat tebal dipandangnya Kwan Hong
sekejap, ketika tidak menjumpai luka apapun ditubuhnya, ia
baru menghembuskan napas panjang.
"Pergilah menemani nona Leng" katanya kemudian, "dia
sedang menantikan kedatanganmu dalam kebun bunga..."
Liong Tian Im yang mendengar perkataan itu, segera
merasakan hatinya bergetar keras, seakan akan disambar
geledek saja, ia merasa sedih sekali.
Walaupun dia tidak merasa kalau dirinya mencintai Leng
Ning ciu, akan tetapi dia merasa kalau gadis tersebut
merupakan gadis pertama yang dikenal olehnya, bayangan
tubuhnya telah membekas amat dalam dihati kecilnya,
terutama sekali sepasang biji matanya yang jeli dan pandai
berbicara itu, seolah olah membekas selalu didalam hatinya.
960 Kwan Hong memang ingin sekali meninggalkan tempat itu
secepatnya, dia segera mengiakan:
"Baik. . " Baru saja akan beranjak pergi, meadadak dari arah
belakang berkumandang suara bentakan nyaring dari Kwan
Lok khi: "Berhenti !" Dengan perasaan bergetar keras, buru buru Kwan Hong
menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuh dengan
perasaan ngeri bercampur takut tanyanya dengan suara
gemetar: "Ayah, masih ada urusan apa lagi?"
"Aku tidak mengijinkan kau pergi." kata Kwan Lok khi
dengan suara sedingin es, "ayah tak bisa melepaskan kau
hanya dikarenakan kau adalah putraku, disini hadir musuh
maupun orang kita sendiri, seandainya berita ini sampai
tersiar, bagaimanakah tanggung jawabku terhadap orang
orang di dunia ini" Apa lagi masih ada sepatah kata yang
lebih-lebih lagi bakal disebar luaskan orang."
"Perkataan apakah yang lebih penting dari pada nyawa
putramu sendiri." seru perempuan cantik tersebut dengan
kening berkerut dan perasaan tak senang.
Kwan Lok khi tertawa dingin.
"Aku tak ingin orang lain memduhku sebagai seorang yang
takut bini, hujin kau adalah istriku ada banyak masalah yang
sebenarnya tidak pantas kau campuri."
961 "Hm!" perempuan itu mendengus, "Ada orang biIang,
orang yang paling akrab hubungannya ialah antara suami dan
istri, meski kita sebagai suami istri sungguh tidak disangka
sedikit perasaan pun tak tercermin diantara kita berdua, anak
itu milikku sekali pun hendak kau bunuh juga paling tidak
harus memperoleh persetujuanku, bila kau ingin menunjukkan
yayamu sebagai seorang sancu, aku Kiau Ngo nio yang
pertama tama menunjukkan sikap menolak . . ."
Paras muka Kwan Lok khi berubah hebat, dia nampak
merasa gusar sekali, berada di bukit Jit gwat san boleh
dibilang ia adalah pemimpin tertinggi, tiada orang yang berani
mengusik atau membantah ucapannya.
Tapi isterinya yang cantik inilah merupakan satu satunya
orang yang membuat kepalanya pusing, entah berada dalam
keadaan bagaimanapun, dia selalu akan membentak dirinya
secara kasar, oleh sebab itu banyak orang yang mengatakan
bahwa Jit gwat Sancu adalah seorang yang takut bini.
Sudah sering perkataan itu terdengar olehnya, ada kalanya
justru amat menyiksa perasaan hatinya.
"Yaa, sampai dimanakah penderitaan dan siksaan batin
yang di alami, mungkin hanya mereka yang pernah merasakan
baru bisa melukiskan secara tepat, sebab orang yang takut
bini seringkali tidak memperoleh kedudukan dalam rumah
tangga, akibatnya sang suami akan merasakan suatu perasaan
rendah diri, dia jiwa nya menjadi tertekan.
Sementara itu Kwan Lok khi telah berbicara dengan penuh
amarah: "Urusanku pun hendak kau campuri?"
962 "Begitulah sifat Lo nio!" sahut Kiau Ngo nio dengan suara
dingin, "bila kau si tua bangka berani berbuat apa apa
terhadap si bocah, sama artinya dengan kau ingin berbuat apa
apa terhadap lonio. Bila ada urusan, cari saja dengan diri
lonio. ." Ucapan mana benar benar membuat Kwan Lok khi merasa
serba salah, selama hidup dia tidak takut langit tidak takut
bumi, walaupun berada didepan orang berlagak sebagai lelaki
sejati, tapi bila benar benar mesti bentrok dengan Kian Ngo
nio dia menjadi ragu sekali, sebab dia cukup memahami
bagaimanakah watak yang sebenarnya dari Kiau Ngo nio...
Sambil tertawa getir akhirnya dia berseru:
"Hujin, buat apa kau mesti berbuat demikian ?"
Kiau Ngo nio segera tertawa dingin.
"Mengapa tidak ?" sahutnya "anak Lo nio sudah menjadi
hak Lo nio untuk mengurusinya, barang siapa berani
mengganggu seujung rambutnya pun, aku akan beradu jiwa
dengannya, tua bangka celaka, sudah kau dengar belum
ucapanku ini." Kwan Lok khi sungguh merasa kehilangan muka, keningnya
kontan saja berkerut kencang.
"Hujin pulanglah dahulu sebentar akan ku bicarakan lagi
masalah tersebut denganmu."
"Apa " Kau hendak menasehati lonio " teriak Kiau Ngo nio
sambil bertolak pinggang, sepasang matanya melotot besar
sekali. 963 Perempuan memang sumber dari bencana, seringkali
mereka ribut ribut hanya disebabkan masalah sepele, apa lagi
kalau sudah menantang didepan sang suami, bisa pusing
kepala dibuatnya. Kwan Lok khi menghela napas sedih dihatinya, akhirnya dia
mengalah, katanya: "Hujin, beri ini mengapa kau mencari gara gara terus
denganku ?" Sebelum menikah dengan Kwan Lok khi, Kiau Ngo nio
memang sudah termashur karena wataknya yang berangasan,
sejak kecil ia sudah memiliki watak menang sendiri bukan saja
Kwan Lok khi tak sanggup menghadapinya, bahkan setiap
orang dari bukit Jit gwat san dibikin pusing kepalanya oleh
perempuan ini, tapi siapa pun tak berani melotot atau
menunjukkan wajah tak senang hati dihadapannya, sebab
ilmu silat yang dimiliki perempuan itu boleh dibilang nomor
satu disitu. Kwan Lok khi bisa selihay hari inipun sebagian besar karena
bantuan dari Kiau Ngo nio, seandainya Kiau Ngo nio tidak
jatuh hati kepadanya dulu, mungkin sampai sekarang orang
she Kwan masih seorang bocah rudin jangankan menjadi
pentolan kaum iblis, untuk membuka perguruan di bukit Jit
gwat san pun mungkin tak mampu.
"Hm . .." perempuan itu menjengek dingin, "aku lihat makin
lama ucapanmu semakin tak genak, tempo dulu kalau bukan
Io nio sudah buta matanya sehingga memilih dirimu, sekarang
mana mungkin kau bisa menjadi tenar seperti ini " Hmm.
964 kalau sampai Lo nio dibikin marah, jangan harap kau bisa
menjadi pentolan dunia persilatan lagi."
Ucapan tersebut benar benar kelewat batas, Kwan Lok khi
tak dapat menahan rasa marahnya lagi, dia segera
membentak nyaring: "Hujin, bila saja kau masih tak tahu diri, jangan salahkan
kalau aku tak akan sungkan sungkan lagi terhadap dirimu."
Sebenarnya dia hanya bermaksud untuk menaikkan
gengsinya sebagai seorang lelaki saja, terutama dlhadapan
orang lain, tapi setelah ucapan mana diutarakan dia menjadi
menyesal sekali. Sampai dimanakah watak perempuan itu, ia mengetahui
dengan jelas, semangkin kau mengusiknya maka auman yang
berkobar dalam dada Harimau betina itu akan semakin
menjadi, bisa jadi urusan akan makin ruwet dibuatnya.
Menyadari akan akibat yang timbuI, Kwan Lok khi segera
mengalihkan sorot matanya ke arah Kiau Ngo nio tidak
memahami maksud tatapan tersebut itu. melihat Kwan Lok khi
mendampratnya, hawa amarah yang masih berkobar didalam
dadanya semakin menjadi-jadi, matanya segera melotot besar,
sambil melancarkan bacokan dia berteriak:
"Tua bangka celaka, kalau lo nio pun tidak mampu
mengusirmu dari bukit ini, selanjutnya aku tak akan she Kiau
lagi." Berbareng dengan diayunkan telapak tangan tersebut,
segulung angin pukulan yang maha dahsyat segera meluncur
kedepan dan menghantam tubuh lelaki tersebut.
965 Kwan Lok khi cukup mengetahui sampai dimanakah taraf
kepandaian silat yang dimiliki istrinya, dengan wajah beruban
hebat, cepat-cepat dia melompat mundur sejauh lima enam
langkah. Kepada Kwan Hong segera teriaknya "Nak, cepat kau suruh
ibumu pergi. ." Nada ucapannya sekarang jauh lebih lembut
daripada semula, karena dalam keadaan tak mampu untuk
membujuk istrinya pergi meninggalkan tempat itu, terpaksa
dia harus mohon bantuan dari putranya dengan harapan
putranya yang menghilangkan suasana serba rikuh tersebut,
sehingga dia dapat lebih mengkonsentrasikan pikirannya untuk
menghadapi ancaman dua orang musuh tangguhnya.
Kwan Hong tak berani membangkang buru buru dia
menarik tangan Kiau Ngo nio sambil berseru:
"lbu ! Mari kita kembali ke kamar saja . ."
Sambil melemaskan diri dari teriakan anaknya Kiau Ngo nio
berseru dengan suara lantang:
"Aaaai kau si bocah benar benar tak lalui diri, si tua bangka
celaka itu hendak membunuh dirimu tapi kau malah
membantunya, bangsat tua ini tak tahu diberi keenakan bila
memberi angin sedikit saja kepadanya, ia akan menjadi lupa
daratan. ." Sesabar sabarnya Kwan Lok khi, titik kesabaran orang toh
ada batasnya juga, ketika dilihatnya perkataan dari Kiau Ngo
nio makin lama semakin tak genah, mukanya kontan saja
berobah menjadi hijau membesi, seperti hati babi yang baru
dipotong saja, betul betul amat tak sedap dipandang.
966 "Sialan. . lebih baik aku tak usah menjadi anggota Jit gwat
san dari pada harus menahan hati akibat ulah perempuan
busuk itu." demikian dia berpikir.
Dengan kemarahan yang membara, ia segera membentak:
"Hujin, aku perintahkan kepadamu segera enyah dari sini.
." "Enyah?" Kiau Nno nio segera tertawa terbahak-bahak,
"haaaah, haaaaah. haaaaah, tak akan segampang itu, Jit gwat
san adalah harta peninggalan dari keluarga Kiau, bukan
tempat tinggal kau manusia she Kwan belum lagi aku
menyuruhmu enyah, kau sudah ingin mengenyahkan lonio"
Hratita xratsku dulu memang sial delapan keturunan sehingga
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bisa kawin dengan tua bangka celaka macam kau. Boleh saja
kalau kau menginginkan kami enyah, tapi kau harus
menyembah dulu didepan kaki lo nio sambil menyebut nenek
moyangmu." Ucapan mana kontan saja membuat Kwan Lok khi makin
mengenaskan, dia seperti kehilangan harga dirinya sebagai
seorang lelaki, nama dan kedudukan yang diperolehnya
selama inipun seolah-olah turut punah tak berbekas.
Tentu saja dia tak bisa menelan perkataan mana dengan
begitu saja. Dalam keadaan tak bisa di tahan lagi, dia segera
membentak keras, kemudian telapak tangannya diayunkan
kedepan menampar wajah Kiau Ngo nio keras keras.
"Plaaak" sebuah bekas telapak tangan yang merah
membengkak segera tertera nyata diatas wajab Kiau Ngo nio
967 yang putih, wajah yang semula cantik jelitapun kini berubah
menjadi merah membara dan bengkak seperti bakpao.
Tamparan tersebut masih mendingan yang lebih celaka lagi
akan amarahnya dari Harimau betina tersebut.
Menangis, ribut, mau bunuh diri merupakan senjata
andalan kaum wanita, tampaknya semua senjata itu telah
dikeluarkan semua bila kaum lelaki sudah dihadapkan senjata
mana, pasti tak akan tahan dibuatnya.
Kiau Ngo nio menjadi tertegun, kemudian menangis
tersedu sedu, dia segera menarik rambut sendiri hingga
terurai tak karuan, kemudian mengeluarkan sapu tangan dan
menyeka air matanya yang menganak sungai.
"Tua bangka keparat, kau berani menghantam nyonya
mudamu ?" teriaknya sambil lengah "baik, baik, kau boleh
ambil semua harta kekayaanku dibukit Jit gwat san ini, aku
akan segera mencari engku, biar dia orang tua yang
menghadapimu, akan kulihat apa yang bisa kau lakukan
terhadapnya." Kwan Lok khi menjadi panik sekali, walaupun dia
mempunyai nyali untuk menampar istrinya, tepi tak berani
mengusik engkonya yang tak pakai aturan itu.
Ia lebih suka melakukan pekerjaan yang lain daripada
bertemu dengan engkunya itu, kalau cuma melotot atau
mengumpat masih mendingan bila dia sampai mengeluarkan
ilmu simpanannya yang justru merupakan ilmu tandingan dari
Toa biong jiu keluarga Kwan, dia bisa keok dibuatnya.
968 Oleh karena itu, dalam cemasnya Kwan Lok khi seakan
akan sudah lupa akan harga dirinya sebagai seorang lelaki
lagi, dengan gugup dan gelagapan ia segera berseru:
"Hujin, kalau ada persoalan mari kita bicarakan secara baik
baik . ." "Kentut! Kiau Ngo nio tak akan perduli apa pun, pokoknya
kita bikin bubar hubungan kita selama ini. ." Kemudian setelah
berhenti sejenak serunya.
"Tulang miskin, tua bangka celaka, kau anggap setelah
menampar nyonya besarmu, maka urusan bisa dibereskan
dengan beberapa patah katamu itu" Tunggu saja nanti, bila
lonio tidak menyuruh kau berlutut sambil minta ampun di
hadapanku, aku tak akan menjadi putrinya Kiau Ceng moi,
kami punya putra putri keluarga Kiau bukan manusia
sembarangan, bayangkan sendiri bagaimanakah sikapmu
ketika mengejar aku dulu."
Kenangan masa lalu segera melintas kembali didepan mata
Kwan Lok-khi, tiap kali teringat akan hal itu, hatinya pasti
merasa sedih sekali, terutama ketika ia kehilangan harga
dirinya dulu, sampai sekarang peristiwa mana masih
membekas dihatinya. Seandainya ia tak berjumpa dengan Kiau Ngo-nio mustahil
dia menjadi tenar seperti sekarang, bahkan bisa jadi ia masih
menjadi seorang rudin. Dengan perasaan yang amat pedih, Kwan Lok khi menghela
napas panjang, pintanya kemudian:
"Hujin, janganlah kau korek korek luka didalam hatiku."
969 "Oooh, kau takut aku ungkapkan keadaanmu yang
sebenarnya?" jengek Kiau Ngo nio sambil tertawa dingin, "tua
bangka celaka, manusia sialan, lo nio suka bicara mau apa
kau" ... Siapa suruh kau kawin denganku dulu ..."
Sambil berkata sambil menangis, dia seperti merasakan
hatinya benar-benar amat tersiksa, apa lagi sewaktu dia
melirik sekejap ke sekeliling tempat itu dan menyaksikan
setiap orang sedang memperhatikannya, rasa benci dan
marahnya makin berkobar kobar dia ingin sekali membalas
tamparan tersebut agar Kwan Lok-khi pun turut mendapat aib.
Mendadak dia mengayunkan telapak tangannya sambil
membentak: "Orang she Kwan, hari ini lo nio akan beradu jiwa dengan
mu." Tampaknya Kwan Lok khi sama sekali tidak menyangka
kalau dia bakal turun tangan secara mendadak, "Plak!" sebuah
tamparan keras membuat tubuhnya menjadi sempoyongan
dan hampir saja jatuh terduduk diatas tanah.
Kontan saja sepasang matanya berubah menjadi merah
berapi api dan memancarkan sinar kebuasan yang
mengerikan, teriaknya dengan nyaring.
Harga diri seorang lelaki membuatnya menjadi kalap, kalau
dihari hari biasa ia tak berani mengusik harimau betina
tersebut, maka sekarang ia tak ambil perduli lagi, dengan
kemarahan yang tak terbendung lagi dia maju ke depan,
membentak nyaring dan melepaskan sebuah pukulan dahsyat
ke depan. 970 Melihat datangnya serangan yang begitu dahsyat, Kiau Ngo
nio mengegos kesamping, kemudian kelima jari tangannya
dipentangkan siap mencengkeram sikut Kwan Lok Khi.
Kwan Hong yang menyaksikan ke dua orang tuanya siap
bertarung sendiri didepan orang banyak segera merasa malu
sekali, dengan cepat dia melompat menghadang didepan
kedua orang itu, lalu berseru dengan hati yang amat gelisah.
"Ayah, ibu, kalian berdua jangan berkelahi terus disini!"
Kwan Lok khi memang tidak berhasrat untuk menyerang
secara sungguhan, melihat putranya sudah melerai diapun
segera manfaatkan kesempatan tersebut untuk mengundurkan
diri, dengan cepat dia melayang mundar lalu serunya dengan
wajah dingin: "Anak Hong, kau. ."
Waktu itu, sebetulnya Kiau Ngo nio pun sedang bersiap
sedia untuk turun tangan, melihat putranya Kwan Hong
menghadang didepan tubuhnya, terpaksa dia harus
menghentikan langkahnya dan berseru pada Kwan Hong
sambil menangis terisak: "Nak, Lo nio sudah memeliharamu hingga dewasa, masa
kau tidak membelai diriku" Sekarang ibu dianiaya orang,
mengapa kau hanya berpeluk tangan belaka" Jika kau adalah
seorang anak yang berbakti, sekarang juga kau harus
mengusir tua bangka itu dari sini."
"Ibu, dia adalah ayahku. . . ." seru Kwan Hong agak
tergagap. Dengan mata melotot Kiau Ngo nio berseru lagi:
971 "Kalau ayahmu lantas kenapa " Lo nio kalau sudah marah,
siapa pun tak akan kenal Iagi, bila orang orang dari keluarga
Kiau kita jengkel dan tidak berperasaan, siapa pun tak akan
menganggap Jit gwat san kita sebagai pentolannya kaum iblis,
jikalau kau ingin menjadi Jit gwat sancu yang akan datang,
maka kau harus tidak kenal siapa pun, bila terbelenggu oleh
perasaan, siapa pun didunia ini tak akan tunduk kepadamu."
Kwan Hong tak berani menjawab, terpaksa dia menarik
lengan Kiau Ngo nio dan diajak berlalu dari situ.
Kini amarah yang membara dalam dada Kiau Ngo nio sudah
jauh lebih berkurang tapi masih tidak terima dengan begitu
saja, sambil berpaling kembali serunya:
"Tua bangsa celaka, hari ini kau berhasil duduk diatas
angin dan boleh berbangga hati sementara waktu, tapi hati
hati mulai saat ini, kalau lo nio tak dapat sedikit memberi
pelajaran kepadamu, percuma aku menjadi putrinya Kiau, Bila
tak punya keberanian, jangan pulang kerumah malam nanti.
Hmmm, jika berani pulang. aku pasti akan memberikan suatu
ganjaran yang setimpal untukmu."
Kwan Lok khi pun sadar bahwa malam ini jangan harap dia
bisa melewatkannya dengan aman tentram.
Dihari biasa tanpa persoalan pun dia sudah mengomel
terus, apa lagi setelah menyakiti hatinya sekarang, sudah pasti
dia tak akan memberikan sedikit ketenanganpun baginya.
Kwan Lok khi adalah orang yang sudah berpengalaman, dia
tahu rasa benci Kiau Ngo nio sekarang belum hilang, bila dia
berbicara baik baik sekarang justru hal tersebut akan
972 menimbulkan kemarahan yang semakin menjadi dari
perempuan tersebut. Maka dengan wajah yang tetap dingin seperti es dan wajah
tetap diliputi amarah, dia berteriak:
"Hm. silahkan saja berlagak buas silahkan bersikap galak,
aku memang sudah tahu akan kelihayanmu, Kau anggap aku
takut menghadapi kebuasan dan kegalakanmu itu."
oooOooo oocOooo Bayangan tubuh dari Kiau Ngo-nio dan Kwan Hong sudah
semakin menjauh, dimana akhirnya lenyap dibalik remangremangnya
suasana. Kegelapan malam sudah menyelimuti
angkasa dan mengurung seluruh jagat.
Cahaya lampu mulai dipasang dan bergemerlapan diseluruh
bukit Ji gwat san. Dari balik gua mati hidup terpancar keluar cahaya api obor
yang menjilat-jilat di tengah udara, serta memancarkan
gulungan asap berwarna hitam pekat. Paras muka Kwan Lok
khi berwarna merah membara, persis seperti orang yang
sedang mabok oleh arak, dibalik warna merah membara itu
melintas pula hawa pembunuhan yang mengerikan.
Saat itu dia dapat menghembuskan napas lega, perasaan
hatinya jauh lebih ringan.
Sorot mata yang tajam berkilauan, di balik kegelapan dan
pelan-pelan mencari dua orang pemuda lawannya, ia bertekad
hendak melenyapkan kedua orang pemuda tersebut dari muka
bumi. 973 Akan tetapi ketika sorot matanya berhenti ditengah arena,
dengan cepat ia jadi tertegun.
Rupanya kecuali Liong Tian-im yang masih berdiri dimulut
gua, Jago pedang buta Bok Ci sudah lenyap tak berbekas,
kemanakah di telah pergi"
Pelbagai ingatan dengan cepat menyelimuti benak Kwan
Lok-khi, sambil tertawa dingin tegurnya:
"Orang she Liong, mana sahabatmu itu ?"
Sekarang, kawanan jago lihay yang begitu banyak dalam
gua baru merasakan sesuatu yang tak beres, mereka semua
hanya tertarik untuk menyaksikan perselisihan keluarga dan
melupakan dua orang musuh yang hadir disitu.
Kini, pihak lawan tahu tahu sudah berkurang seorang, sejak
kapan perginya pun tidak diketahui mereka, andaikata
Sancunya sampai menegor, siapapun tak akan tahan memikul
tanggung jawab tersebut. Oleh sebab itu dengan ketakutan paras muka mereka
berubah hebat, ditatapnya wajah Kwan Lok-khi dengan
perasaan ngeri. Liong Tian im berdiri tegak di depan pintu gua mati hidup,
sorot matanya yang tajam menatap wajah Kwan Lok khi tanpa
berkedip setelah hawa murninya diripun ke seluruh badan, dia
menarik napas panjang panjang, lalu berkata dengan hambar:
"Toako ku sedang memasuki gua mati hidup mu untuk
melihat lihat keadaan."
974 Mendengar perkataan tersebut, Kwan Lok-khi merasa
terperanjat kini semua alat rahasia di dalam goa mati hidup
sudah dimatikan, dengan kepandaian silat yang dimiliki Jago
pedang buta Bok Ci, asal dia sempat berjalan sekali didalam
gua, maka semua rahasia disitu akan teringat olehnya, hal
tersebut sama halnya dengan membongkar semua rahasia alat
jebakan di sana. Bila hal ini sampai terjadi, berarti gua mati hidup tak akan
mampu menghalangi ke kurungan dari si pedang langit lagi.
Setelah berpikir sejenak, akhirnya dii mengambil sebuah
keputusan didalam hati pikirnya:
"Aku harus menggerakkan kembali semua peralatan rahasia
dari gua mati hidup tersebut dan mengurung jago pedang
buta Bok Ci di dalam sana, dengan tersisa Liong Tian im
seorang, maka dia akan lebih mudah untuk dij hadapi..."
Akan tetapi setelah dilihatnya Liong Tian im berdiri persis di
bawah patkwa besar tersebut, dengan cepat dia pun
menyadari kalau benda yang hendak dilindungi pihak lawan
adalah Pat kwa tersebut, sudah pasti dia tak akan memberi
kesempatan kepadanya untuk menggerakkan alat rahasia dari
tersebut. Setelah tertawa seram katanya:
"Keparat she Liong, saudaramu tidak mungkin bisa keluar
lagi dengan selamat, bila kun punya minat, tak ada salahnya
untuk turut masuk kedalam, coba lihatlah apakah ucapan
lohu..." Liong Tian im segera mendengus tukasnya:
975 "Tak akan segampang itu, toako sudah mengetahui jelas
akan keadaan dalam gua tersebut, mesti peralatan rahasiamu
sangat lihay hal itu cuma bisa menakut nakuti orang orang
biasa, kalau berganti dengan kami huuh masih belum
terhitung seberapa."
Kwan Lok khi sama sekali tidak menyangka kalau pemuda
tersebut amat sombong ternyata sama sekali tak memandang
sebelah mata pun terhadap gua mati hidupnya.
Sambil tertawa seram, diapun berseru:
"Bocah keparat, beranikah kau untuk maju selangkah lagi?"
Tujuan Liong Tian im sekarang adalah mengulur waktu
selama mungkin dengan gembong iblis tersebut, agar
toakonya Bok Ci mempunyai cukup waktu untuk menolong si
pedang langit Bok Keng jin dari dalam kurungan.
Dengan kemantapan yang tersedia, dia menyahut lagi
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dingin: "Bila toako ku sudah keluar nanti, akan ku masuki gua
tersebut untuk kubuktikan sampai dimanakah kelihayan dari
gua mati hidupmi itu, aku ingin tahu apakah tempat tersebut
benar benar terdiri dari dinding baja. . ."
Kwan Lok khi bukan seorang yang bodoh, tentu saja dia
dapat memahami jalan pemikiran Liong Tian im, satu ingatan
segera melintas dalam benaknya, sambil mengulapkan
tangannya diiringi jarinya segera menuding ke depan, itulah
kode rahasia dari bukit Jit gwat san:
976 Kepada ke empat orang lelaki yang berada dibelakangnya,
dia lantas berseru: "Bekuk bocah keparat itu. ."
"Baik!" jawab ke empat orang lelaki itu sambil serentak
mencabut keluar pedangnya.
Kemudian dengan gerakan tubuh secepat sambaran kilat
mereka melompat kedepan, dari tengah udara masing masing
melancarkan empat buah serangan berantai yang semuanya
berjumlah enam belas buah serangan, semua ancaman itu
merupakan ancaman mematikan, tak sebuah pun yang jauh
dari tempat mematikan ditubuh Liong Tian-im.
Dari gerak jurus serangan yang dilancar kan ke empat
orang lelaki berbaju hitam itu, Liong Tian im telah membuat
suatu keputusan yang jelas, ia mengerti bahwa posisinya
sangat tidak mengurungkan maka pikirnya kemudian:
"Aku harus berhasil membunuh ke empat bajingan ini
dalam sekali gebrakan, dengan begitu musuh baru bisa dibikin
keder atau paling tidak akan mengurangi kekuatan musuh
yang hadir disini, demi keselamatan toako aku tak boleh
membiarkan Kwan Lok khi menggerakkan pat-kwa besar
tersebut, sehingga alat rahasia yang ada mulai bekerja
kembali..." Senjata patung Kim mo sin jin nya segera digetarkan lalu
secepat kilat disodokkan sebanyak empat kali ke tengah
udara, gerak mana dilakukan dalam waktu singkat dengan
kecepatan tinggi. 977 Empat kali jeritan ngeri yang menyayatkan hati segera
bergema memecahkan keheningan malam, tahu tahu empat
orang lelaki itu sudah tewas dalam keadaan mengerikan.
Percikan darah kental berhamburan keempat penjuru,
hancuran kepala berserakan di mana-mana dan tercerai berai
ditubuh orang orang yang berada diseputar arena.
Peristiwa ini dengan cepat membuat orang menjadi kaget,
paras muka mereka berubah hebat, siapa pun tidak
menyangka musuh yang masih muda beliau itu ternyata
memiliki kepandaian silat yang sangat luar biasa dan dalam
sekali gebrakan saja, empat orang itu telah dihabisi nyawanya.
Ditinjau dari sini, bisa diketahui kalau tingkat ilmu silat yang
dimiliki pemuda tersebut pada hakekatnya tidak berada
dibawah kemampuan pemimpin mereka sendiri.
Kwan Lok khi merasa amat sedih, dia merasa hatinya amat
pedih karena kehilangan empat orang kepercayaanrya, tapi
timbul juga perasaan ngeri bercampur takut dihati kecilnya,
hampir saja dia tak percaya kalau dalam beberapa hari saja
Liong Tian im telah memperoleh kemajuan yang begitu pesat.
"Bocah keparat, kau bakal mampus karena uIahmu itu. ."
teriaknya penuh amarah. "Hmmm, bila kau tidak kuatir orang orang Jit gwat san mu
tewas semua dalam keadaan begini, kirimlah lebih banyak
gentong gentong nasi tersebut untuk menerima kematiannya,
meski toaya senang membunuh, tapi ada kalanya memang
perlu untuk menghabisi beberapa orang kurcaci dari dunia
persilatan .. ." 978 "Hmmm . . ." suatu dengusan keras menggema
memecahkan keheningan, lalu seorang lelaki berjubah abu
abu dengan membawa sebuah tongkat tembaga, telah
menampilkan diri ke tengah arena.
Setelah menjura kepada ketuanya, dia berkata.
"Sancu, serahkan saja bajingan keparat ini kepadaku. . ."
Kwan Lok khi segera mengenali orang tersebut sebagai
pengurus rumah tangga Ciong, ilmu silat yang dimiliki orang
ini tidak kalah bila dibandingkan To hu jin maupun Pek li kit,
dia memang termasuk salah seorang jagoan yang tangguh
dari bukit Jit gwat san. Sambil manggut manggut ujarnya kemudian "Ciong si, kau
hanya boleh menang tak boleh kalah didalam pertarungan ini,
aku Kwan Lok khi tak boleh membiarkan bocah keparat ini
bercokol terus disini, kalau orang orang sampai mengatakan
kita orang orang Jit gwat san tak becus hingga untuk
melenyapkan seorang angkatan muda pun tak mampu, aku
orang she Kwan bisa tak punya muka untuk berdiri lagi dalam
dunia persilatan." Ciong Ki tertawa seram. "Sancu, kau tak usah merisaukan
hal ini, aku Ciong Ki tak akan membuatmu merasa kecewa !"
Setelah maju beberapa langkah, sambil mempersiapkan
senjata toya tembaganya, dia membentak keras:
"Liong Tian im, kalau kau punya kepandaian, mari kita
bergebrak..." Liong Tian im berkerut kening, lalu katanya:
979 "Bila aku ingin menghantar kematianmu, aku orang she
Liong pasti tak akan menyia-nyiakan keinginanmu..."
Kedudukan Ciong Ki dibukit Jit gwat san sangat tinggi,
Kwan Lok khi dapat menyerahkan urusan rumah tangga
kepadanya, dari sini bisa diketahui kalau kemampuannya
memang hebat. Dia berasal dari Khong tong pay, bukan saja mulutnya
pandai mengumpak dan mencari muka, kepandaian silatnya
pun boleh dibilang luar biasa sekali...
Ketika dilihatnya Liong Tian im memandang rendah dirinya,
kontan saja amarahnya berkobar, sambil tertawa seram
serunya: "Bocah keparat, kemampuanmu itu bila kutimbang dengan
ujung jariku, kalau di bilang paling banter cuma separuh botol
cuka, digoncangkan dikocok ke sana kemari sama sekali tak
bisa dianggap sebagai sebiji jih3.
Liong Tian im segera tertawa terbahak bahak.
"Haaahhh....hhhaaaahhh, kemampuanmu juga tidak begitu
hebat mfilim biii ti^a kucing tentu mencuri ikan, apalagi kalau
sudah mengendus bau amis, aku lihat setelah senja tiba, kau
baru muncul di tengah malam."
"Sialan bocah keparat ini, mulutnya benar benar tidak
bersih, apalagi kalau sudah buka suara, benar benar tak sedap
didengar." gerutu Ciong Ki dihati, "dari sini bisa diketahui
kalau bocah keparat ini mempunyai asal usul yang luar biasa
dengan kepandaian yang hebat, cukup dilihat dari
kemampuannya bersiat lidah, orang biasa sudah jelas tak akan
mampu untuk menandinginya."
980 Berpikir demikian dia lantas tertawa terbahak bahak.
"Haaah, haaah, haaah, kau adalah si bocah busuk dari
dalam janwv mitn keras latnya bukan kepalang, aku Ciong Ki
bisa bertemu dengan seseorang macam sobit, toe airbem.r gnl
sepanjang masa hubungan km merupakan sahabat mati hidup
makanya bila kau tidak mampus akupun tak akan hidup."
Dia mengeetarkan tongkat tembaganya dan diputar
membentuk beberapa jalur bayangan tajam yang beruntun,
kemudian dengan kecepatan yang menggetarkan sukma, dia
hantam kepala Liong Tian im dengan jurus nang-tah bu-cinglong
(mengemplang kekasih tak setia).
Hakekatnya keadaan sekarang ibaratnya emas murni
bersemu spt dahsyat yang sam lo Wh keras dari pada yang
lain. Liong Tian im tertawa dingin, senjata patung emas Kim-mo
sin jin nya segera diayunkan ke atas untuk menyongsong
datangnya ancaman tersebut.
"Traaaang !" Ditengah udara berkumandang suara bentrokan yang amat
nyaring sekali. disusul kemudian percikan bunga api
memancar ke empat penjuru.
Sekujur tubuh Ciong Ki gemetar keras, bagaikan ranting
pohon terhembus angin, hampir saja dia terjerembab ke atas
tanah. 981 Kontan saja dia melotot besar besar lalu berteriak dengan
suara menggeledek: "Kau benar benar keparat sialan, ayo kenapa tidak
keluarkan saja semua simpananmu " Hei sahabat i L'on e hal
ini jangan kau sama kan dengan sehari maka tigan kali kau
ringkas menjadi sehari makan satu kali, nantikan saja bs laga
aku nanti :" "Nasib dunia persilatan tak sedap dicrakan-kita lebih baik
menangkap pun harus menangkap, tapi kau harus mengerti,
bila air dilain gentong sampai bocor, sekali pun sang ikan tak
sampai mati juga akan cedera, bila tahu diri, lebih baik
suruhlah Tang keh kalian maju sendiri Vau tnetfcl menge." i
trs^s panit \n\ jirafc gm"ang ui uk dihadapi i, Ciong Ki
berjseiut kuntog lalu neciesis revi jhb, tangannya digetarkan
dan seha-.b ayunan tongkat kembali meluncur ke depan.
Walaupun hal ini bukan suatu hal yang mempertaruhkan
jiwa, namun jelas merupakan suatu nn dikan menjual tenaga,
mungkin dia sendiri jauh lebih jelas dari pada orang lain,
bekerja untuk keluarga Kwan memang bukan suatu pekerjaan
gampang. Jangan dilihat dihari hari biasa Kwan Lok khi yang selalu
menganggapmu sebagai orang kepercayaan, bila wajahmu
sampai celomotan abu seperti kau sedang mencari jalan
kematian sendiri. Sementara itu, Kwan Lok khi juga sudah mendongkolkan
sekali setelah dilihatnya pertarungan antara Ciong Ki melawan
musuhnya belum berhasil juga meraih keuntungan, keningnya
berkerut kencang, lalu sepasang matanya berapi api.
982 "Ciong Ki!" mendadak dia menegor, "sudah jurus beberapa
ini" Apakah kau memerlukan bantuanku. ."
Mendengar pemimpinnya sudah membuka suara, seluruh
tubuh Ciong Ki gemetar keras karena ngeri, kalau semula dia
masih bisa meneter musuh, maka sekarang dia sendiri yang
dibuat gelagapan sampai tak mampu untuk mempertahankan
diri lagi. Ia tahu nada suara majikannya sudah tak baik, bisa
jadi dia akan memperoleh kesulitan sendiri nanti.
Maka dengan ketakutan setengah mati katanya.
"Sancu, ini adalah jurus kedua puIuh delapan"
"Aku yakin kau pasti mengetahui tentang peraturan
keluarga Kwan kami jauh lebih jelas daripada siapapun, bila
bertarung merawat musuh maka tak boleh kelewat tiga puluh
gebrakan, bila tiga puluh gebrakan sudah lewat terpaksa aku
akan mempersilahkan kau minum arak!" kata Kwan Lok khi
dingin. Arak tersebut tentu bukan arak kesenangan, tiada arak
yang enak untuk orang yang tak mampu, itu berarti hanya ada
arak getir pencabut nyawa baginya.
Kwan Lok-khi memang sudah termashur karena kebuasan
dan kekejamannya, bila anggota Jit gwat san sampai
menderita kekalahan ditangan orang, sekalipun selembar
jiwanya tidak lenyap ditangan orang, dia pun tak akan lolos
dari tangan Kwan Lok khi.
Ciong Ki adalah seorang jagoan yang sudah lama
mengendon disitu, sudah barang tentu dia cukup memahami
arti perkataan tersebut, ini berarti bila dalam dua gebrakan
983 lagi ia tak sanggup merobohkan lawan, berarti selembar
jiwanya pun tak dapat dipertahankan lagi.
Ciong Ki menjadi merinding sendiri karena ketakutan, buruburu
teriaknya keras-keras: "Sancu, tuanku . . selembar nyawa Ciong Ki masih berharga
untuk hidup .. . " Ini namanya si muka bengkak mengaku gemuk, sudah tahu
tak mampu untuk bertahan lebih jauh, namun berlagak sok
jagoan, jangankan ke dua jurus serangan dilepaskan dengan
menggunakan jurus yang tangguh, dilihatnya dari gerakan
toyanya yang berputar ditengah udara pun dapat diketahui
kalau dia sedang mempertaruhkan jiwanya.
"Heehhmm..." Dia mendesis untuk memperbesar keberanian sendiri, lalu
toya tembaganya diayunkan ke muka dengan sekuat tenaga.
Segulung desingan angin tajam menembusi diantara
pertahanan senjata lawan dan menyongsong tubuh si anak
muda tersebut dengan sasaran yang jitu.
Dalam anggapan Ciong Ki, dengan serangannya kali ini dia
pasti akan berhasil untuk meraih kembali nama baiknya,
sehingga tanpa terasa dia berseru:
"Sobat, hadiah balasanku ini harap kau terima."
Liong Tian im berkelebat sambil memutar senjata paturg
Kim mo sin jinnya, lalu menyahut dengan senyuman dikulum:
984 "Lotiang jangan kelewat sungkan, hadiahmu ini tak nanti
akan kau kirim dengan sia sia, cuma aku orang she Liong tak
berani untuk menerimanya, lebih baik kan simpan saja untuk
majikanmu !" Ia berkelit dengan cepat, melancarkan serangan lebih cepat
lagi, tahu tahu Ciong Ki hanya merasakan tangannya menjadi
ringan dan tongkat tembaganya itu sudah hancur berantakan
menjadi berkeping-keping.
Menyaksikan keadaan tersebut, keadaan Ciong Ki segera
berubah bagaikan tertuduh yang divonis mati, mukanya
menjadi layu dan murung, setelah menghembuskan napas
sedih ia menghela napas panjang, katanya:
"Sobat. dengan begini, maka selembar naywaku tak bisa
dipertahankan lagi !"
Mendadak terdengar serentetan suara dingin
berkumandang: "Bagaimana Ciong Ki, kau hendak turun tangan sendiri
ataukah mengharuskan aku yang turun tangan !"
Suara yang dingin dan kaku itu seperti sambaran guntur di
langit nan biru, kontan saja membuat Ciong Ki terbelalak
dengan wajah ketakutan, seluruh tubuhnya terasa dingin
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
seperti es, dia tahu kematian sudah berada di depan mata.
"Sancu." katanya kemudian dengan sedih, "kebuasanmu
sungguh telah merasuk sampai ke tulang sumsum, baiklah aku
Ciong Ki akan menggorok leher sendiri untuk pulang kerumah
leluhur, kita jumpa lagi dalam penitisan mendatang."
985 Sambil menghela napas panjang, dia mengangkat telapak
tangannya dan diayunkan keatas ubun-ubun sendiri.
Di saat tangannya diayunkan ke bawah, wajahnya tak
urung menampilkan juga perasaan ngeri dan takut yang amat
tebal. "Plaakk..!" diiringi bunyi keras, ayunan telapak tangan itu
persis bersarang diatas batok kepalanya, membuat darah
segar segera memercik keempat penjuru.
Secara beruntun sudah ada lima sosok mayat yang
tergelepar diatas tanah, darah yang anyir meleleh dimanamana
membuat suasana amat memerihkan hati.
Semua yang hadir nampak menundukkan kepala dengan
sedih, hanya Kwan Lok khi seorang tetap berdiri ditempat
tanpa perubahan emosi, seolah-olah kejadian ini sama sekali
tidak ada hubungannya dengan dia.
Dia bukanya tidak acuh terhadap kematian beberapa orang
itu, justru ia sedang gusar karena dari sekian banyak jagoan
golongan hitam yang dipeliharanya selama ini, ternyata tak
seorang angkatan muda, sayangnya mesti dia marah dan
mangkel, marah tersebut tak bisa dilampiaskan sendiri,
bagaimanapun juga, sebagai cikal bakalnya kaum iblis, tentu
saja dia segan untuk ribut sendiri dengan seorang bocah cilik."
Maka dari itu, sorot matanya kembali memandang sekejap
ke arah kawanan jago yang berada dibelakangnya dengan
cepat, dia berniat untuk mencari seorang jagoan lihay yang
pantas untuk mewakili dirinya.
Sorot mata yang merah membara telah memandang
sekejap seluruh wajah orang-orang itu, namun nyatanya tak
986 seorang manusia pun diantara mereka yang bersedia
menampilkan diri untuk melangsungkan pertarungan, sekali
lagi dia menatap mereka dengan sorot mata, menanya:
"Siapakah yang bersedia mewakiliku untuk membekuk
keparat ini . . ." Namun nyatanya tak seorangpun yang menanggapi,
mereka semua seakan akan telah berubah menjadi setansetan
bernyali kecil, semuanya membungkam dalam seribu
bahasa. Jangan dilihat sikap mereka dihari hari biasa yang begitu
gagah perkasa, bila benar-benar bertemu dengan pertarungan
maka kegagahan mereka entah sudah kabur ke mana. Ciong
Ki merupakan seorang contoh yang baik, hingga kini darahnya
belum mengering, dan darah tersebut menunjukkan betapa
kerasnya peraturan yang ditetapkan Kwan-ya mereka.
Bila tiga puluh gebrakan sudah lewat dan ia masih belum
mampu merobohkan lawan, berarti selembar nyawa sendiri
akan turut digadaikan, bayangkan saja siapakah yang bersedia
melakukan perbuatan yang sebodoh ini"
Melihat anak buahnya membungkam semua, dengan gusar
Kwan Lok khi menegur: "Hei, apakah kalian sudah pada mampus?"
"Sancu apakah batas tiga puluh jurusmu bisa
diperlonggar?" tanya Hu to Jin dengan suara gemetar.
"Diperlonggar?" teriak Kwan Lok khi sambil melototkan
sepasang matanya bulat-bulat, "nenek keparat! Sudah lama
aku orang she Kwan mengendon dalam dunia persilatan dan
987 selama ini peraturanku tak pernah berubah, kau ingin merusak
nama baikku..." Hu to jin berdiri bodoh, pada hakekatnya sikap majikannya
tidak memberi kesempatan sama sekali baginya untuk
mengatur napas apalagi setelah mendengar teriakannya ibarat
hembusan angin dingin dari arah barat laut, ia jadi ketakutan
setengah mati dan tak berani berbicara lebih jauh.
"Kembali!" Kwan Lok khi membentak dengan keras
menggeledek: "Bekuk bocah keparat itu, kalau tidak, aku akan
membunuh dirimu . ."
Dengan terperanjat Hu to Jin mendongakkan kepalanya,
lalu memandang wajah Kwan Lok khi termangu, ia tak percaya
kalau majikannya akan menghantar dirinya kedepan pintu
akhirat. Akan tetapi sebagai seorang jagoan ternama, dia pun
enggan memperlihatkan kelemahan dihadapan umum,
kendatipun harus mati. dia harus mati secara terhormat.
Maka dengan langkah lebar dia maju ke depan, kemudian
serunya: "Hei, lohu datang untuk menjumpaimu"
Liong Tian im tertawa dingin.
"Heeh . . heeeh. . . keadaanmu ibaratnya dt uo fc'jaii diatas
lobak. bagus dilihat tak enak dimakan. kau harus tahu rumput
muda dimakan, kuda diatas tembok tidak gampang
ditunggangi, aku lihat lebih baik kau tahulah diri, apalagi kalau
sudah saling berhadapan muka dengan raja akhirat, sekalipun
kau punya nyawa rangkap sepuluh pun, sembilan diantaranya
akan kena direnggut.."
988 "Hmm, kau si setan gantung keparat tak usah banyak
ngebacot." tukas Hu to jin sambil membalikkan telapak
tangannya "lihat seranganku ini dan serahkan saja nyawa
anjingmu.." Begitu telapak tangannya diayunkan kedepan, gulungan
angin pukulan yang maha dahsyatpun segera menggulung ke
arah depan, tampaknya Hu to jin telah mengerahkan segenap
tenaga dalam yang dimilikinya untuk merobohkan lawan.
Liong Tian im tak berani gegabah, dia cukup mengetahui
mutunya suatu serangan, dalam sekilas pandangan saja ia
sudah tahu kalau musuhnya bukan seorang manusia
sembarangan. Sambil tertawa dingin, dengan suatu gerakan yang lincah
dan enteng dia berkelit kearah samping, kemudian tahu-tahu
sudah menyelinap kebelakang tubuh Hu to jin.
Menyusul kemudian, serentetan bayangan emas yang amat
menyilaukan mata menyambar kebelakang punggung Hu to
Jin dengan kecepatan luar biasa.
Hu to Jin tertegun, cepat cepat dia memutar badan sambil
melakukan suatu gerakan untuk mencengkeram senjata
patung Kim mo sin jin tersebut.
"Aduuuh..." ( Bersambung jilid 24) 989 CINCIN MAUT Oleh: Tjan. ID Jilid 24 JERITAN NGERI yang menyayatkan hati berkumandang
memecahkan keheningan, selembar nyawapun melesat
kembali dari dalam jasad kasar Hu to Jin dan lenyap dibalik
kegeIapan malan. Menyaksikan kematian yang datangnya beruntun terhadap
anak buahnya, lama kelamaan Kwan Lok-khi habis juga
kesabarannya, terutama sekali terhadap kematian dari Ciong
Ki yang sial dan Hu to Jin yang apes.
Tiba-tiba saja muncul perasaan iba dalam hati kecilnya,
sementara itu Liong Tian im telah menyimpan patung Kim mo
sin jinnya dan berkata dengan suara hambar:
"Kwan tongkeh, agaknya kita berdua harus menyelesaikan
sendiri persoalan ini."
990 Kwan Lok-khi tertawa seram.
"Heehh, heeeeh, heeeeh, saudara, malam ini kau telah
unjuk gigi dihadapanku, selama berkelana dalam dunia
persilatan, belum pernah aku orang she Kwan dipecundangi
orang seperti ini. Baik! Memandang pada kepandaian silat
yang kau miliki ini, rasanya kurang baik bila aku berpeluk
tangan belaka." Kemudian setelah tertawa tergelak dengan suara nyaring,
ia menambahkan lebih jauh:
"Kita ibaratnya perahu di laut, sampan di sungai, sebelum
tenggelam tak pernah berakhir, namun kau pun harus
mengerti selamanya aku Kwan Lok khi cukup bersetia kawan,
menyaksikan keberanianmu untuk berkunjung ke bukit Jit
gwat san ini, aku bersedia memberikan sesosok jenasah yang
utuh bagimu." "Setelah mendengar ucapanmu itu, bila aku Liong Tian im
masih tak tahu diri, ini berarti kurang tahu diri namanya."
jengek sang pemuda dingin, "Kwan ya, asal kau mampu
lakukan, silahkan saja segera dilaksanakan."
"Hmm. sebetulnya aku orang she Kwan berniat untuk
menghadiahkan tujuh delapan lembar nyawa itu untukmu,
sayang sekali anak buahku tak ada yang setuju meski kita
berdua pernah punya hubungan, namun nyawa-nyawa yang
hilang itu tiada hubungan denganmu, maka aku kira lebih baik
kita selesaikan saja persoalan ini dengan adu kekerasan."
"Sudahlah Kwan ya, lebih baik tak usah ngebacot terus
yang bukan-bukan, apa yang kau inginkan pasti akan kulayani
!" 991 Keadaan Kwan Lok khi sekarang ibaratnya perahu naga
yang terjungkal dalam pecomberan, seluruh kemangkelan
hatinya tak terlampiaskan rasanya, apalagi menghadapi Liong
Tian im yang "Bun bu cuan cay" (menguasai ilmu sastra
maupun ilmu silat) ini, ia benar-benar tidak berkutik.
Dengan wajah dingin dan tubuh tergetar keras karena
marah ia membuat suatu gerakan melingkar ditengah udara
dengan telapak tangan kanannya, kemudian sambil tertawa
terbahak bahak serunya lantang:
"Haahahaaha berhati-hatilah saudara, telapak tanganku ini
lebih keras dari pada baja."
Begitu selesai berkata, mendadak dia melejit ke udara lalu
menyerobot maju ke depan, telapak tangannya yang besar
secepat sambaran petir mencengkeram ke depan. terutama
sekali kelima jari tangannya yang tajam bagai pisau, benar
benar mengerikan sekali. Akan tetapi Liong Tian im bukan lentera yang kehabisan
minyak, menyaksikan serangan lawan yang meluncur tiba,
Jodoh Sang Pendekar 2 Dewa Arak 29 Ilmu Halimun Pendekar Jembel 18
Sementara itu si gadis dusun tersebut hanya mengawasi
semua jalannya peristiwa dengan pandang sinis, tiba-tiba ia
berkata dengan suara dingin.
"Gelisahpun tak ada gunanya, lebih baik tunggulah sampai
bertemu dengan pamanku baru mengusahakan pencarian atas
jenasah toakomu itu, apa yang diucapkan si tukang perahu itu
betul, sungai ini mengalir sangat deras, tiada orang yang bisa
melawan kekuatan tersebut."
Liong Tian im berpaling dan memandang sekejap kearah
permukaan sungai, memang betul baik bayangan tubuh dari
Bok Ci maupun bayangan tubuh dari si tukang perahu itu
sudah lenyap tak berbekas, sekalipun hendak dicari pun sulit
rasanya, apa lagi diapun tak pandai ilmu dalam air, apa yang
bisa dilakukan oleh nya "
Sementara itu perahu kecil itu masih berputar diatas air
sungai, cepat cepat gadis dusun itu memegang kemudi dan
mendayung perahu tersebut menuju kepantai seberang.
Kembali gadis dusun itu berkata dingin.
"Pamanku berdiam didepan sana, mari ikut aku menjumpai
dia." Sekali Liong Tian im menengok sekejap ke arah pantai
sungai, suasana disitu sangat hening sementara tulang
911 manusia berserakan dimana mana, keadaannya mengerikan
sekali. Dengan perasaan tercekat dia lantas berpikir.
"Besar amat nyali gadis ini, mengapa dia bisa berdiam
ditempat yang begini menyeramkan " Masa dia tidak takut
menghadapi pemandangan yang begini menyeramkan . . ."
Mendadak timbul kecurigaan didalam hatinya, dia heran,
mengapa gadis itu tak mencuci pakaian ditepi sungai yang
dekat rumahnya, sebaliknya justeru menyeberangi sungai dulu
dan mencuci pakaian ditepi jalan raya "
Setelah dipikirkan bolak balik, dia merasa gadis ini makin
lama semakin mencurigakan keadaannya.
Melangkah diatas pantai berpasir yang lembut, perasaan
hatinya makin lama semakin bertambah berat, sesudah
menembusi sebuah hutan, didepan situ tampak sebuah rumah
gubuk, dua orang lelaki berbaju hitam berdiri kekar disisi pintu
rumah gubuk tersebut. Sambil menuding kedepan gadis dusun itu berseru:
"Nah, masuklah kedalam !"
Liong Tian im tertegun, mendadak ia merasa nada
pembicaraan orang sangat tidak bersahabat ia lantas teringat
lagi kalau tiada suara itu adalah suara dari Yu leng kui li,
kontan saja hatinya tercekat bercampur tegang.
Setelah tertawa dingin serunya:
"Hmm, sungguh hebat sekali ilmu penyaruanmu."
912 "Kalau sekarang baru tahu, itu namanya terlambat sekali,,."
kata gadis dusun itu dingin "Seaudainya aku tidak
menceburkan Bok Ci ke dalam sungai mungkin kau akan
mengetahui rahasia penyamaranku semenjak tadi, kini rahasia
kami sudah ketahuan kaupun tak usah bersikap sungkan
sungkan lagi, pamanku berada didalam rumah sana masuk
saja dan temui dia urutan kita selesaikan secepatnya?"
"Kalau begitu kau yang mendorong toakoku kedalam
sungai?" tegur Liong Tian im dengan wajah sedingin es.
"Hmm, sepasang matamu toh belum buta, masa tak dapat
kau lihat akan hal itu." ucap Yu leng kui li dingin.
Hawa amarah yang membara tiba-tiba saja menyelinap
keluar dari dalam hati Liong Tian im, dengan kening berkerut,
sorot mata setajam sembilu segera memancar keluar dari balik
matanya. hawa pembunuhan yeng tebal pun ikut menyelimuti
seluruh wajahnya, setelah mendengus dingin, serunya:
"Nona, kau benar benar seorang perempuan yang berhati
kejam seperti ular berbisa."
Yu leng kui li tertegun, rupanya dia tak tahu apa sebabnya
Liong Tian im mengumpatnya dengan kata kata tersebut,
setelah tertegun sesaat lamanya, tanyanya dengan nada tak
habis mengerti : "Apa maksudmu berkata demikian ?" Dengan hawa
pembunuhan menyelimuti seluruh wajahnya, Liong Tian im
berkata: 913 "Seorang perempuan jika hatinya sudah jahat maka
jahatnya akan melebihi kaum pria, yang disebut orang sebagai
hati paling kejam adalah hati perempuan, mungkin dalam hal
inilah yang mereka maksudkan. Toakoku tak punya dendam
sakit hati apa apa denganmu, mengapa kau bersikap begim
kejam kepadanya . ."
"Tutup mulutmu. .. " tiba tiba Yu leng kui li membentak
penuh kemarahan. "kau tahu apa" Liong Tian im, kau hanya
tahu aku mencelakainya, dan perbuatanku ini merupakan
perbuatan yang tak layak, tapi tahukah kau bahwa dia telah
membabat mati ibuku tanpa perasaan " Bahkan akupun
hampir saja mati dengan membawa dendam, coba kalau ayah
angkatku Kwan Lok khi tidak menyelamatkan jiwaku mungkin
sekarang kesempatan untuk membalas dendam pun tidak
kumiliki !" Ucapah mana segera membuat Liong Tian im menjadi
tertegun, katanya kemudian:
"Jadi toako pernah membunuh ibumu ?"
Air mata telah jatuh bercucuran membasahi seluruh wajah
Yu leng kui li ujarnya pedih:
"Peristiwa ini telah berlangsung beberapa tahun berselang,
karena suatu kesalahan paham ibuku telah salah memasuki
daerah terlarang dari si pedang langit, dimana ia bertarung
melawan jago pedang buta, dalam pertempuran itulah ibuku
dibacok olehnya sampai tubuhnya terbelah menjadi dua
bagian." Dengan cepat Liong Tian im menggelengkan kepalanya
berulang kali, serunya cepat:
914 "Tidak mungkin, toako ku tidak mungkin membunuh ibumu
kalau hanya disebabkan persoalan sekecil ini, dibaIik
kesemuanya itu sudah pasti terdapat alasan lain, mungkin kau
sendiripun tidak mengetahui akan alasan tersebut."
Yu leng kui li tertawa dingin ,
"Heehh . . . heeh. . . kau tak usah membantu membelai dia
tujuanku adalah hendak membunuhnya, sekarang dia sudah
tercebur ke dalam sungai dia tak akan mampu melawan
derasnya arus dan gelombang disana, akhirnya dendam sakit
hatiku berhasil juga "kutuntut balas, dan sekarang masih ada
kau, aku tak bakal melepaskan setiap orang yang mempunyai
hubungan dengannya dengan begitu saja."
"Hehh . . heeh . . . mendadak dari dalam rumah gubuk itu
muncul suara deheman rendah, seorang kakek berambut putih
dengan sepasang kaki yang cacad telah berjalan keluar di
payang dua orang lelaki kekar, sorot mata kakek itu dingin
tanpa perasaan barang sedikit-pun jua setelah tertawa seram
tiba tiba ia menegur: "Siaubo sudah kau bereskan manusia yang bersama Bok Ci
itu?" "Ayah!" seru Yu leng kui li sambil menyeka air matanya,
"akhirnya aku berhasil juga membalaskan dendam bagi
kematian ibu, kini Bok Ci sudah dibereskan oleh ombak
sungai, yang masih tertinggal kini hanya Liong Tian im
seorang. . ." "Heeeh. . heeh, . heeh. . bagus, bagus sekali nak, ayah
angkatmu Kwan lo enghiong memang seorang jagoan lihay,
dia bisa tertarik kepadamu karena kau cerdik, kini dendam
sakit hati ibumu sudah terbalas, sedang bocah keparat inipun
915 terhitung musuh besar ayah angkatmu, bagaimana kau
hendak menghukumnya, terserah pada keputusanmu sendiri.
." Mencorong sinar buas dari balik mata Yu-leng kui li,
katanya: "Aku hendak memunahkan dia dari muka bumi, tempat
yang sangat rahasia letaknya ini tak boleh sampai mereka
bocorkan keluar, . bisa berbahaya untuk kita semua.."
Tak terlukiskan rasa gusar Liong Tian-im setelah
menyaksikan kekejaman serta kebusukan hati ayah anak
berdua itu, sekujur tubuhnya sampai gemetar keras karena
menahan amarah, dia berpaling memandang sekejap ke
sungai yang terpentang dibelakangnya kemudian gumamnya:
"Toako, siaute akan membalaskan dendam untukmu,
legakan hatimu, aku dapat menyelesaikan keinginanmu dan
menolong ayahmu di bukit Jit-gwat san."
Dari antara biji mata yang dalam bagaikan samudera,
mendadak terlintas cahaya air mata dalam kelopak matanya,
pikirnya yang kosong seolah olah dibayangi kembali oleh
wajah Bok Ci yang memelas, hatinya segera merasa kecut dan
hawa pembunuhan cepat menyelimuti wajahnya sekuluman
dingin pun menghiasi ujung bibirnya.
"Kau. .. " Yu leag kui li berseru tertahan dengan perasaan
terkesiap: "Aku hendak membalaskan dendam untuk toako." bentak
Liong Tian im gusar. 916 "Hn, kau benar benar ibaratnya orang buta menggendong
anak," seru si kaket berambut putih itu dengan gusar,
"kematian sudah berada di depan pintu, tapi mulutmu masih
tajam" Ketika tangannya diayunkan kedepan, sebuah pukulan yang
maha dahsyat secepat kilat meluncur kemuka dan menyambar
tubuh lawannya dengan ganas.
Liong Tian im terkesiap, cepat cepat dia bergeser ke
samping lalu mengayunkan tangannya untuk menyongsong
datangnya ancaman itu. "Blaaaaam !" Liong Tian im tidak mengira kalau musuh mempunyai
kemampuan yang begitu hebat, dalam bentrokan tersebut,
ternyata ia kena digetarkan oleh kekuatan lawan sehingga
badannya bergoncang keras sekali.
Berada dalam keadaan demikian, dia segera meraung
keras, kemudian secepat kilat melepaskan tiga buah pukulan
berantai, walaupun sepasang kakinya sudah cacad, tetapi
gerak serangannya yang dimiliki kakek berambut putih itu
tidak berbeda jauh dengan jeritan serangan dari seorang
jagoan lihay. Dengan suatu gerakan yang aneh sekali, dia berhasil
menghindarkan diri dari ketiga buah serangan lawan yang
berat, lalu sambil tertawa geram dia sempat melancarkan
kembali sebuah serangan belasan.
917 Liong Tian im mengetahui kalau tenaga dalam yang dimiliki
lawan tak berada dibawah kemampuan sendiri, dia tak berani
menyambut datangnya serangan tersebut dengan kekerasan.
Tubuhnya segera bergeser kesamping dengan cekatan, lalu
senjata Kim mo sin jin di cabut keluar dan dipersiapkan
ditangan, sorat mata yang tajam mengawasi musuhnya tanpa
berkedip! Mencorong sinar tajam dari balik matanya kakek berambut
putih itu serunya tiba-tiba:
"Jadi kaulah pemiliknya dari senjata patung Kim mosin jin
tersebut?" "Betul." jawab Liong Tian im dengan suara dingin, "bila
patung emas muncul dunia akan tercekam ketakutan, tentu
kau sudah mengetahui akan kehebatannya bukan?"
Baru selesai dia berkata, mendadak dari arah tepi sungai
sana berkumandang suara jeritan ngeri yang menyayatkan
hati, kemudian tampak seseorang sedang kabur mendekat
sambil lari pontang panting, dibelakangnya mengikuti
seseorang dengan senjata terhunus, ternyata orang itu tak
lain adalah jago pedang buta Bok Ci.
Mendadak Jago pedang buta Bok Ci melompat ke depan,
padang kayunya kemudian menciptakan selapis cahaya tajam,
kemudian ditusuknya orang yang sedang kabur pontang
panting itu. "Buuuuu !" Jeritan ngeri orang memilukan hati kembali berkumandang
memecahkan keheningan, orang itu tertusuk telak oteh
918 sambaran pedang lawan dan tergeletak ditanah dengan tubuh
terpisah menjadi dua bagian.
Liong Tian im menjadi amat terharu sekali, segera
teriaknya dengan suara tertahan:
"Toako, kau belum mati ?"
Jago pedang buta Bok Ci menghembuskan napas panjang,
kemudian melompat mendekat, katanya cepat:
"Kalau cuma air mah masih belum bisa menyusahkan
toako." Begitu dilihat Yu ling kui li berada disitu, hawa amarah yang
terpendam dadanya kontan saja meledak keluar dengan tak
terbendung lagi, serunya:
"Sungguh tak kusangka, kau adalah seorang jagoan dunia
persilatan yang sangat lihay."
"Hmm, untung saja lolos dari kematian diujung jari
tanganku sekarang berani betul bicara besar . . ." dengus Yu
leng kui li dengan suara dingin.
Jago pedang buta Bek Ci menarik napas dalam-dalam,
kemudian katanya lebih jauh:
"Dimana Ci seng si hwesio gundul itu" Mengapa dia belum
jago menampakkan diri ?"
"Heehhmm . . . kakek berambut putih itu mendesis rendah,
"rupanya kaulah jago pedang buta yang telah membunuh
istriku." 919 "Siapakah kau ?" tanya jago pedang buta Bok Ci dengan
wajah tertegun. Kakek berambut putih itu tertawa seram, "Heehh . heehh .
. heehh . . .lohu adalah Kim Tin ka, mungkin kau sudah
pernah mendengar nama lohu bukan ?"
"Oooh. . ." Jago pedang buta Bok Ci hanya mendesah
dengan suara dalam, kemudian berkata dengan suara dingin:
"Bukan aku sengaja membela diri, tapi berbicara
sebenarnya saja, siapa yang suruh kalian berdua
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menggunakan obat racun yang keji untuk mencelakai ayahku"
Yaa, hingga kini persoalan mana belum mendapatkan
penyelesaian dengan cara baik baik, kini kita
menyelesaikannya secara tuntas."
"Betul !" seru Kim Tin ka sambil tertawa seram, karena
keteledoran isteriku, ia mati karena bacokan pedangmu, dalam
hal ini hanya bisa dikalahkan karena kepandaian silatnya
kurang tinggi, tapi sepasang kaki lohu ini harus kutuntut
kembali dari si Pedang langit telur busuk tua itu telah
mengutungi sepasang kakiku, dia anggap dengan perbuatan
itu urusan dapat diselesaikan hanya dengan begitu saja?"
Secara keji dan menyeramkan dia tertawa tergelak,
tangannya segera diulapkan memberi kode, Ci seng hwesio
bersama tiga orang lelaki berbaju hitam segera berlompatan
keluar dari balik hutan belukar, sementara salah seorang
diantara lelaki berbaju hitam itu telah menyerahkan sebilah
pedang pada majikannya. Kim Tin ka segera mencabut keluar pedangnya lalu
berseru: 920 "Hari ini, aku orang she Kim hendak mencoba sampai
dimanakah kelihayan ilmu pedang Thian yang kiam hoat (ilmu
pedang ujung langit) dari keluarga kalian, akan kucoba
buktikan atas dasar apakah Thian yang kiam hoat ingin
menjagoi persilatan."
"Atas dosa dosa yang telah kau lakukan, kematian adalan
jalan yang cocok untukmu, kali ini aku tak akan berbelas
kasihan lagi terhadap manusia macam kau!" kata jago pedang
buta sambil mengangkat pedang kayunya dengan wajah
serius lalu sambil maju kemuka menciptakan selapis bayangan
pedang yang menyilaukan mata, dia langsung menusuk
kedada lawan dengan kecepatan luar biasa.
Walaupun Kim Tin ka sedang duduk diatas lantai, ternyata
gerak geriknya lincah sekali tubuhnya melambung keudara,
kemudian pedangnya digetarkan menciptakan serentetan
cahaya bintang yang menggidikan hati.
Kini, kedua belah pihak sama sama menggerakkan
tubuhnya dengan kecepatan luar biasa, mereka saling
mendesak saling menekan dalam waktu singkat bayangan
pedang tampak berlapis lapis, untuk sementara waktu sulit
untuk membedakan mana tubuh kawan mana tubuh lawan.
"Aduuuh..." Berhubung sepasang kaki Kim Tin ka sudah cacad, akhirnya
dia tak mampu menghindarkan diri dari sebuah serangan kilat
dari jago pedang buta Bok Ci yang menyerang dengan jurus
Mong mong thiau yang (ujung Jangil aankosong)
Sebuah bacokan telak menghantam diatas perut lawan, Kim
Tin ka mengeluh lalu roboh terjengkang ke atas tanah.
921 Dengan perasaan bergetar keras, Yu leng kui li segera
menjerit lengking: "Ayah. ." Ketika dia menubruk ke tubuh Kim Tin ka, dan tangannya
penuh percikan darah, rasa sedih yang terpendam dalam
hatinya tak terbendung lagi, perempuan itu menubruk keatas
tubuh ayahnya dan menangis tersedu sedu.
Isak tangis yang memilukan hati itu terhembus angin dan
tersebar sampai dikejauhan sana.
Betapa gusarnya Ci seng hwesio menyaksikan jago pedang
buta Bok Ci telah membunuh Kim Tin ka, sambil membentak
nyaring, dia memimpin tiga orang anak buahnya menerjang
bersama ke muka. "Bocah keparat, aku akan beradu jiwa denganmu. ."
jeritnya penuh kegusaran.
Dia memutar senjata toya kepala naganya dan secara
beruntun melancarkan tiga buah serangan dshsyat, ketiga
jurus serangan itu semuanya dilepaskan dengan kekuatan
yang luar biasa, bahkan secara lamat lamat terdengar suara
desingan angin dan guntur yang menggidikkan hati.
Jago pedang buta Bok Ci tak berani memandang enteng
serangan musuh yang nekad itu, pedangnya segera diputar
menciptakan sebuah gerakan busur yang amat besar,
kemudian membabat pergelangan tangan lawan.
922 Sementara Ci seng hwesio baru bergerak melancarkan
serangan, tiga orang lelaki itu pui mengayunkan pedangnya
sambil melakukan terjangan.
Liong Tian im tidak ambil diam saja, dia segera memutar
senjata patung Kim mo sin jin nya sambil membentak keras:
"Sobat, mari kita bermain main disini saja," Dia taho, ketiga
orang lelaki berbaju hitam itu bukan jago sembarangan sambil
melompat kemuka, senjata patung Kim mo sia jin nya segera
diputar untuk menghadang jelas pergi ketiga lelaki tersebut.
Menjumpai hadangan tersebut ketiga orang lelaki itu
mendengus rendah, lalu tiga bilah pedangnya berputar
kencang melepaskan serangkaian serangan dahsyat.
Liong Tian ini tertawa dingin, ejeknya.
"Heeeh. heeeh, heeeh, sobat, lebih baik ku hantar kau
untuk pulang dulu ke rumah nenek moyangmu."
Pergelangan tangannya digetarkan, senjata patung Kim mo
sin jin itu dengan berubah menjadi serentetan cahaya emas
langsung menyergap tubuh salah seorang lelaki berbaju hitam
itu. Tindakan mana bukan saja dilancarkan sangat tiba tiba,
bahkan sama sekali diluar dugaan, membuat orang itu tak
sempat lagi untuk menghindarkan diri.
"Aduuuuh !" suatu jeritan ngeri yang menyayatkan hati
bergema memecah keheningan.
Batok kepala lelaki itu segera terhajar sampai hancur
berantakan, tubuhnya segera tergeletak dan mampus diatas
genangan darah kental. 923 Dua orang lelaki sisanya menjadi keder sendiri setelah
menyaksikan peristiwa tersebut.
Seakan sukma mereka sudah melayang meninggalkan
raganya, masing masing orang segera mundur selangkah
kebelakang. Sambil tertawa dingin Liong Tian im segera mengejek:
"Sahabat karib kalian berdua sudah berangkat kealam
baka, apalagi yang kalian nantikan sekarang ?"
Dengan mengerahkan tenaga dalamnya yang amat
sempurna, dia lepaskan lertmeran serangan dahsyat, sekilas
cahaya emas yang menyilaukan mata dengan cepat
menyambar ke muka. Dua orang lelaki tersebut hanya merasakan pandangan
matanya menjadi amat silau hingga sukar untuk dibuka
kembali, tak terlukiskan rasa ngeri mereka menghadapi
ancaman tersebut. Mendadak terdengar salah seorang diantara mereka
menjerit keras: "Lebih baik kita kabur saja . . "
Siapa tahu belum sempat tubuh mereka berdua sempat
melompat bangun, sekilas cahaya keemas-emasan dengan
membawa segulung tenaga tekanan yang maha dahsyat telah
menekan datang. Dua orang itu segera merasakan tubuhnya bergetar keras,
lalu tak sempit uaeadssan lebih jauh, mereka berdua
memuntahkan darah tegar dan tergeletak mati.
924 "Aduuuh. .. ." Baru saja Liong Tian im berhasil membinasakan tiga orang
jago lihay, mendadak dia mendengar lagi suara jeritan ngeri
yang alami lukai hati, ketika dia berpaling tampak Ci seng
hweesio sedang roboh ketanah sambil memegangi perut
sendiri, sepasang matanya melotot amat besar, wajahnya pun
diliputi oleh rasa ngeri dan takut yang luar biasa.
Sebaliknya jago pedang buta Bok Ci hanya berdiri kaku
ditempat sambil mengawasi pedang kayu sendiri dia seperti
merasa agak menyesal, sementara mulutnya tetap
membungkam dalam seribu bahasa.
Sebaliknya Yu leng kui li bersikap seolah olah tidak melihat
apa yang terjadi dihadapannya, seorang diri dia mendekam
diatas tubuh Kim Tin ka sambil menangis tersedu-sedu.
Liong Tian im yang menjumpai kejadian mana hanya bisa
menghela napas panjang, didekatinya Bok Ci lalu berbisik:
"Toako, mari kita pergi. ."
Bok Ci segera menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Aku pikir, apa yang telah kita lakukan sekarang tampaknya
sedikit agak keterlaluan."
Dengan mata kepala sendiri dia menyaksikan kesengsaraan
orang menjelang saat kematiannya, tiba tiba saja timbul
perasaan iba dan kasihan dari dalam hati kecilnya, padahal
dulu dia sama sekali tidak mempunyai perasaai demikian, hal
ini dikarenakan dia tak pernah menyaksikan sendiri
penderitaan seseorang menjelang saat ajalnya tiba.
925 Disinilah terletak perbedaan antara orang buta dengan
orang yang dapat melihat, dengan sedih Bok Ci
menggelengkan kepalanya berulang kali sambil menghela
napas panjang, pelan pelan dia berjalan menuju kedepan
sana. "Berhenti. ." Mendadak Yu leng kui li membalikkan tubuhnya sambil
membentak penuh amarah dan perasaan dendam.
"Setelah membunuh begini banyak orang, apakah kau ingin
pergi dengan begitu saja."
"Mau apa kau sekarang?" tanya Liong Tian-Im sambil
tertawa dingin. "Siapa membunuh orang dia berhutang uang, Siapa
berhutang barang dia harus bayar dengan jiwa, kalian telah
membunuh ibuku, membunuh ayahku dendam kesumat ini
lebih dalam daripada samudra. sebelum memberi keadilan
apakah kalian hendak pergi dengan begitu saja."
Setelah menyeka air matanya dengan ujung pakaian,
wajahnya yang dingin kaku itu segera dilapisi hawa membeku
yang menggidikkan hati, dari balik biji matanya yang jeli
terpancar keluar api dendam yang menyala nyala.
Sekali Iagi Jago pedang buta Bok Ci menghela napas
panjang 926 "Nona, kuburlah ayahmu baik baik, aku memang berbuat
tidak benar, maka kau jangan mengejar terus diriku, anggap
stl persoalan kita selesai sampai disini."
"Haaah, haaah haaah." mendadak Yu leng kui li tertawa
terbahak bahak dengan sedihnya "sudah membunuh orang
masih ingin urusannya dihapus, sungguh merupakan suatu
kejadian yang lucu, bila aku telah membunuh ayah ibumu,
dapatkah kau menyelesaikan masalah dengan begitu saja ?"
Ditatapnya jago pedang buta Bok Ci dengan penuh
perasaan dendam, lalu katanya:
"Bok Ci aku benar benar tidak habis mengerti mengapa
ayahku yang cacad pun tidak kau lepaskan, sebenarnya
dendam sakit hati sampai sedalam apakan yang terikat antara
dirimu dengannya ?" "Aku sendiripun tak tahu karena apa." jawab Bok Ci sedih,
"ketika aku berjumpa dengan ayahmu, tiba tiba saja timbul
niatku untuk membunuhnya, mungkin hal ini ada
hubungannya dengan usaha ayahmu hendak mencelakai
ayahku dimasa lalu."
Setelah menyodorkan pedang kayunya kedepan ia berkata
lagi: "Nona, bila kau ingin membalas dendam padaku, silahkan
saja kau pergunakan pedangnya ini untuk membunuhku aku
tidak akan mendendam dirimu sebab memang sudah
terlampau banyak hutangku kepadamu."
"Cuh." Yu leng kui li meludah dengan sinis, "sekaraog
percuma saja kau mengucapkan kata kata semacam ltu, Bok
Ci dengan cara apa membunuh ayahku, dengan cara itu pula
927 aku akan membunuhmu, hanya dalam suatu pertarungan
yang adil baru bisa melenyapkan rasa dendam yang membara
dalam hatiku." Bok Ci menggelengkan kepalanya berulang kali katanya
kemudian sambil menghela napas. "Baiklah aku menantikan
kedatanganmu." Mendadak saja dia merasakan dirinya jauh lebih tua,
seakan akan dia membutuhkan tenaga yang lebih besar untuk
menggerakkan langkahnya menuju ketepi sungai, terhadap
isak tangis dan sumpah serapah yang muncul dibelakang
tubuhnya, ia tak bersedia mendengarkan lebih jauh, dia hanya
memandang ombak yang menggulung dihadapannya, dia ingin
tahu apakah sungai dengan arus yang deras itu dapat
membersihkan noda darah ditangannya....
oocOooo SENJA TELAH TIBA, beberapa sisa-sisa cahaya matahari
masih sempat menongolkan diri dari bajik bukit Jit gwu san
yang berlapis lapis, angin lembut berhembus semilir
menyebarkan bau bunga yang semerbak, dia memberikan
suatu perasaan mabuk bagi siapapun yang merasakannya ....
Diatas punggung bukit Jit gwat san berdiri sebuah
bangunan rumah yang di bangun menetap punggung bukit,
sebuah jalan kecil terbentuk didepannya terlapis daun daun
kering yang mulai berguguran, beberapa orang lelaki berbaju
hitam sedang berjalan menelusuri jalanan kecil tersebut .. ..
"Traaaang. . . ." Bunyi genta yang nyaring berkumandarg
dari balik bukit, menggetarkan angkasa merontokkan
dedaunan, suara yang mengalun hingga menggema sampai
ditempat yang jauh. 928 Pada saat itulah, dari balik bangunan rumah yang besar itu
muncul dua belas orang lelaki berbaju hitam, mereka dipimpin
oleh Hu Tojin. "Dengan sorot mata yamg dingin Hu To jin memandang
sekejap sekeliling tempat itu, lalu berkata:
"Dalam kegelapan malam, kalian harus bersikap lebih
berhati hati, bila menemukan suatu gerakan yang
mencurigakan, segera laporkan kepada Sancu, selama
beberapa hari ini situasi kita amat ketat dan tegang, konon
putra si Pedang langit telah sampai disini . "
Sambil berjalan dia memberi peringatan dan berpesan
kepada beberapa orang lelaki itu, langkah kaki yang berat
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menimbulkan suara pelan pelan menelusuri hutan lebat yang
siap itu. Sementara ketika menelusuri hutan yang lebat, makin lama
semakin menjauh. . . Ternyata peronda peronda itu tak seorang pun yang
mengetahui bahwa jejak mereka di ikuti orang.
Tak lama setelah rombongan peronda itu menjauh, dari kiri
dan kanan pohon siong melompat keluar dua orang manusia,
masing-masing memberi tanda kemudian menguntit
rombongan peronda tersebut dari tempat kejauhan.
Terdengar Bok Ci berbisik lirih:
"Sungguh berbahaya, hampir saja ketahuan mereka..."
929 "Toako" bisik Liong Tan im dengan suara rendah,
"penjagaan ditempat ini sangat ketat, aku lihat sulit juga
untuk menemukan tempat tersebut."
Dia melompat kesamping jago pedang buta Bok Ci dengan
gesit kejadian menantikan pendapat dari saudaranya ini.
"Heran" demikian Bok Ci berkata setelah termenung
sebentar "apa sebabnya Ho to jin membawa para lelaki itu
masuk kedalam !" tapi Mungkinkah dalam hutan tersebut
terdapat suatu tempat yang btfoatfa utitofc yang
keamanannya. Baru selesai dia berkata, mendadak dari arah belakang
terdengar suara langkah kaki manusia, dengan perasaan
tercekat kedua orang itu segera menyelinap kesamping dan
menyembunyikan diri dibelakang dua batang pohon besar
kemudian dengan ke empat buah matanya yang tajam
bagaikan sembilu mereka mengawasi ujung hutan tersebut
lekat lekat. Tampak dua sosok bayangan manusia yang bergerak
mendekat, begitu mengetahui siapa yang datang Liong Tian
im dan Bok Ci sama sama merasa terkesiap, hampir saja dia
tak percaya apa yang sedang dilihatnya . . ..
Ternyata kedua orang itu adalah Leng Ning ciu serta Kwan
Hong. "Masa dia " Kalau benar, mengapa dia bisa berada sama
Kwan Hong . . ." hampir pada saat yang bersamaan itu
berpikir. 930 Paras muka Leng Ning ciu dingin asa seperti tiada
perasaan, seolah olah mereka tidak bersama, sementara
wajahnya yang dingin tidak menunjukkan sikap apapun.
Sebaliknya Kwan Hong mengikuti dibelakang tubuhnya
dengan ketat, tingkah lakunya sangat memuakkan.
Kwan Hong menarik napas panjang panjang kemudian
berkata : "Ning ciu, mengapa kau bersikeras hendak ke sana ?"
"Aku hendak melihat, apa benar si Pedang langit ditempat
ini ?" jawab Leng Ning-ciu
oooOooo oooOooo Kwan Hong segera tertawa dingin, katanya kemudian:
"Ning ciu masa kau tidak percaya dengan perkataanku "
Ayahku termasyhur karena pandai menyusun rencana dan
mengatur perangkap, kendatipun si pedang langit mempunyai
tiga kepala enam lengan pun jangan harap bisa lolos dari
cengkeraman ayahku. Kalau si Pedang langit dan keluar Bok
dan Cing shia san sudah disingkirkan maka ayahku akan
menjagoi seluruh dunia, sedang ayahmupun bisa menjadi
seorang jagoan yang tiada tandingannya di kolong langit."
"Hmm, tampaknya kau merasa amat bangga . . ." Leng
Ning ciu mendengus dengan sinis.
Kembali Kwan Hong tertawa terbahak bahak.
"Haahh . . haahh . . .haahh . . tentu saja, siapa yang tidak
merasakan bangga kalau mempunyai ayah seperti ini,
931 sekarang semua partai persilatan yang ada didunia ini telah
tunduk dan takluk semua kepada kami, setiap umat persilatan
akan merasa kagum dan memuji bila membicarakan soal kami
ayah dan anak, sampai waktunya . . . haah haahh . . aku pun
bisa mempersunting seorang isteri cantik seperti kau,
mengapa aku tak boleh merasa bangga"
Liong Tian im maupun Bok Ci yang mendengar perkataan
itu sama sama menjadi terperanjat, tampaknya mereka tidak
menyangka kalau Leng Ning ciu bakal kawin dengan Kwan
Hong dari bukit Jit gwat san. Lioog Tian im segera merasakan
hatinya jadi kecut, suatu perasaan sedih yang tak
terungkapkan dengan kata kata segera menyelimuti seluruh
wajahnya. Diam-diam dia menghela napas panjang, ia berpikir:
"Akhirnya kau berhasil juga mendapatkan pasangan, aku
mendoakan moga-moga saja kau bahagia."
Sementara itu, Leng Ning ciu telah menghentikan tubuhnya
tiada senyuman yang menghiasi mukanya, tubuhnya seakan
akan mendapatkan suatu pukulan martil yang amat keras
membuat sekujur badannya bergetar keras :
"Mengapa kau mengucapkan perkataan itu?" pekiknya
penuh penderitaan. "Apa salahnya ?" sahut Kwan Hong sambil melangkah ke
depan dan memeluk, pinggangnya "ayahku telah
membicarakan perkawinan ini dengan ayahmu, bahkan
ayahmu sudah setuju dengan perkawinan ini, itulah sebabnya
kau dikirim ke bukit Jit gwat san ini dengan harapan kita
berdua bisa berhubungan lebih akrab dan semakin memahami
watak masing masing."
932 Dengan cepat Leng Ning ciu mengebaskan tangannya yang
hendak merangkul, kemudian mendengur ketus:
"Lebih baik jangan bertindak sembarangan." Kwan Hong
tertawa terkekeh kekeh, "kita berdua sudah hampir kawin,
mengapa masing masing pihak mesti saling menjaga jarak
begitu jauh ?" "Aku bukan perempuan rendah yang suka kau rayu,
ketahuilah jika kau berani bersikap kurang ajar lagi, jangan
salahkan kalau aku akan bertindak tidak sungkan sungkan lagi
kepadamu, Hm, jangan kau anggap dirimu itu hebat, aku
sama sekali tidak memandang sebelah matapun terhadap
dirimu !" Ucapan tersebut mungkin kelewat kasar, ternyata Kwan
Hong dibikin tertegun untuk beberapa saat lamanya dan
gelagapan tak tahu apa yang mesti dilakukan.
Rasa tertegun, marah, malu dan gemas bercampur aduk
menjadi satu dalam benaknya, ia menjadi seperti kalap dan
ingin melampiaskan semua perasaannya itu.
Lama kemudian, dia baru menegur dengan marah. "Apa
maksudmu ?" Leng Ning ciu menyahut dingin:
"Aku masih tetap dengan ucapanku semula sebelum kawin,
jangan harap kau bisa memperoleh keuntungan apa-apa, lagi
pula perkawinan ini akan berhasil atau tidak masih merupakan
tanda tanya besar, lebih baik diputuskan setelah menjadi
kenyataan nanti." 933 "Hehmm," Kwan hong tertawa rendah, "soal itu mah
gampang sekali, setelah kembali nanti aku akan suruh ayah
mengirim barang pinangan kepada ayahmu lalu hari
perkawinan di tentukan, bukankah urusan akan beres" Aku
percaya ayahmu pasti akan senang sekali menjadi besan diri
keluarga Kwan kami."
"Hmm, jika ayahku yang suka biarkan saja ayahku yang
kawin denganmu," jengek Leng Ning ciu sinis.
Kwan Hong menjadi sangat gelisah. "Masa kau tidak mau."
serunya. "Yaa aku memang tidak mau." Leng Ning ciu menjawab
dengan perasaan yang menderita.
"Ini..." Kwan Hong menjadi termangu mangu untuk
beberapa saat lamanya, selang sejenak kemudian dia baru
melanjutkan: "Ning ciu, kau pandai sekali bergurau, masa aku kau bikin
sampai kebingungan setengah mati, lebih baik persoalan ini
kita bicarakan secara pelan pelan saja. dikemudian hari kau
dapat mengabulkan permintaanku ini . . ."
Kemudian sambil tertawa terbahak bahak, bersama Leng
Ning ciu meneruskan kembali perjalanannya memasuki hutan.
Menyaksikan bayangan punggung mereka lenyap dibalik
kegelapan, tiba tiba saja Liong Tian im merasakan
kemasgulannya dan kemurungannya yang amat sangat.
934 Dia melompat keluar dari tempat persembunyiannya,
kemudian bergumam seorang diri:
"Mengapa" dia tak mencintai Kwan Hong.."
"Adik Liong, tidak usah dipikirkan lagi" ujar Bok Ci sambil
menepuk bahunya, "kita harus segera menyusul mereka
dengan cepat.." Kedua orang itu melejit ke udara dan meluncur kedalam
hutan dengan kecepatan tinggi, setelah menembusi hutan
lebat itu, dari depan situ muncul sebuah air terjun yang
muntahkan airnya dengan sangat deras.
Leng Ning ciu dan Kwan Hong nampak berdiri atas batu
cadas sambil memperhatikan lembah yang terbentang
dihadapannya. Bok Ci dan Liong Tian im segera mengitari dan batu batu
dan melongok pula kearah lembah, ternyata diatas dinding
tebing yang curam terlibat sebuah gua besar, sebuah batu
cadas menyumbat didepan mulut gua itu.
Enam orang lelaki berbaju hitam sedang berjaga jaga
didepan gua dan melakukan penjagaan secara ketat.
Ditengah hembusan angin malam, terdengar Kwan Hong
sedang berkata: "Sipedang langit disekap didalam gua itu." Leng Ning ciu
segera mendengus dingin. "Hmm, pedang langit adalah seorang yang berilmu tinggi.
masa ia dapat disekap dengan sebuah batu cadas saja."
935 Kwan Hong segera tertawa terkekeh kekeh, "kau belum
mengetahui akan kelihayan dari Ifajiatan rahasia yang berada
disini, tentu saja tidak kau ketahui sampai dimanakah
kehebatannya, batu cadas itu beratnya selaksa kati dan
menyumbat persis dimulut gua tentu saja jangan harap orang
dapat menggeserkan batuan tersebut kecuali dia
menggerakkan pat kwi berada diluar itu serentak delapan kali
kesepian kiri. kalau tidak..."
Dia menutup mulut dengan cepat, kemudian dengan penuh
kecurigaan memandang sekejap ke sekeliling tempat itu.
Berapa saat kemudian ia baru berkata dengan suara pelan.
"Hal ini merupakan rahasia paling besar ditempat ini,
bahkan Hu to jin dan Pek li Kit-ka tidak tahu .."
"Kalau toh ditempat ini terdapat banyak tempat rahasia,
mengapa kalian menaruh begitu banyak orang melakukan
penjagaan disini. Dengan bangga Kwan Hong berkata.
"Dinding tersebut letaknya tinggi dan pula berada ditengah
tengah bukit Jit gwat san, asal ada orang berdiri disitu, maka
gerak gerik yang berada diempat arah delapan penjuru dapat
terlihat dengan sangat jelas, jadi andaikata terjadi sesuatu
peristiwa dibukit ini, tempat tersebut merupakan tempat yang
paIing baik untuk melakukan pengintaian.
Tampaknya Leng Ning ciu sama sekali tidak menaruh minat
yang besar terhadap tempat itu, dia tertawa hambar kemudian
membalikkan badan dan berjalan kembali melalui jalanan
semula. 936 Kwan Hong tertawa terbahak bahak, dalam waktu singkat
bayangan tubuh kedua orang itu sudah lenyap dari pandangan
mata. Bok Ci menengok sekejap kearah belakang kemudian
berbisik: "Adik Liong, kita harus berusaha naik ketengah dinding
bukit itu untuk menolong ayahku."
Liong Tian im mengangguk.
"Yaa, mari kita menerjang keatas dan menghabisi nyawa ke
enam orang itu.,." "Jangan." seru Bok Ci dengan wajah serius "tempat itu
tinggi sekali letaknya dan tak mudah untuk diserang, blia jejak
kita berdua sampai ketahuan maka mereka paati akan
menyiarkan peristiwa ini kepada Kwan Lok khi berdua."
Setelah termenung sebentar dia melanjutkan: "Kita harus
menggunakan akal untuk membasmi mereka semua."
Dengan mengitari pepohonan yang lebat di sekitar sana,
dia bersama Liong Tian im bergerak menuju kedalam lembah,
sebelum mencapai bawah dinding batu cadas dengan cepat
mereka berdua menyembunyikan diri dibalik batu besar.
"Sebentar, aku akan memancing kemunculan mereka dan
kau harus membunuh mereka dengan mempergunekan cara
yang tercepat, paling baik lagi kalau menyerang tanpa
memperlihatkan jejak sendiri."
937 Karena hari sudah malam, langit sudah diliputi kegelapan
yang mencekam, dia tahu kalau pihak lawan tidak mudah
menyaksikan wajah sendiri dengan cepat.
Maka dia lantas menampakkan diri dari belakang batu
menggapai kearah dua orang lelaki berbaju hitam yang
sedang melakukan perondaan itu.
Benar juga dua orang lelaki itu memang tidak melihat jelas
wajah lawannya, melihat ada orang menegor ke arah mereka
disangkanya orang sendiri yang memanggil, salah seorang
diantaranya segera bertanya:
"Sau sancu kah disitu ?".
Bok Ci dengan mainkan suara diri Kwan-Hong segera
menjawab: "Aku ada urusan penting yang hendak disampaikan kepada
kalian berdua. Dua orang lelaki berbaju hitam itu sama sekali tidak curiga,
dengan cepat mereka melayang turun kebawah dan
menghampiri Bok Ci. Menanti mereka menyadari bahwa orang yang berada
dihadapannya sama sekali tak dikenal, desingan angin tajam
telah menyambar datang dari belakang tubuh mereka.
Dengan perasaan terkesiap kedua orang itu mencoba untuk
berkelit ke samping, sayang terlambat, diiringi dengusan
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tertahan, jalan darah kematian mereka telah tertotok secara
telak. 938 Dengan cepat Liong Tian im menyeret jenasah mereka
berdua ke belakang batu cadas, kemudian bisiknya:
"Toako, cepat tukar pakaian mereka..."
"Aahaa, . benar benar sebuah akal yang bagus." seru Bok
Ci hampir saja tertawa geli.
Dengan suatu gerakan cepat ke dua orang itu melepaskan
pakaian hitan dari tubuh ke dua sosok jenasah tersebut dan
dikenakan tubuh sendiri, kemudian mengenakan pula topi
berbulu hitamnya rendah-rendah sehingga hampir menutupi
wajah sendiri. Kemudian Bok Ci memberi tanda kepada Liong Tian im dan
bersama sama melompat naik ke atas dinding bukit.
Empat orang lelaki yang sedang melakukan perondaan itu
segera mengendorkan kewaspadaannya begitu melihat
rekannya telah balik kembali dengan selamat.
Dua orang diantara mereka segera berjalan mendekati Bok
Ci dan Liong Tian im, kemudian tanyanya berbareng:
"Ular hijau, bebek darat, ada urusan apa Sau sancu
mengundang kalian berdua. . ."
"Tidak ada apa apa, . " sahut Bok Ci dengan suara dalam.
Hampir pada saat yang bersamaan Liong Tian im turun
tangan dengan kecepatan luar biasa, jari tangannya langsung
melepaskan totokan kilat ke tubuh ke dua orang lelaki
tersebut. 939 Baru saja ke dua orang itu tertegun tahu-tahu tubuhnya
sudah berdiri kaku ditempat.
Kebetulan To ho Jin sedang berjalan keluar dari balik jalan
kecil dibelakang tebing, dengan sorot mata yang penuh
amarah dia menengok ke arah mereka sambil menegur:
"Nomor tiga. nomor empat, siapa yang menyuruh kalian
berdiri disitu. . ." . Meski kedua orang lelaki itu dapat
mendengar pertanyaan itu dengan jelas, tapi berhubung jalan
darahnya tertotok, maka mereka tak mampu menjawab
pertanyaan tersebut. To hu Jin menjadi curiga, mendadak dia menengok kearah
Bok Ci dan Liong Tian Im kemudian hardiknya:
"Siapakah kalian berdua?"
Mengetahui kalau rahasia penyaruannya terbongkar, Bok Cl
segera membentak dengan suara rendah:
"Adik Liong, cepat habisi dua orang yang lain, serahkan
saja tua bangka itu kepadaku."
Dengan suatu gerakan yang cepat sekali dia meloloskan
pedang kayunya, kemudian melepaskan empat buah serangan
berantai ke tubuh To hu Jin. Didalam keempat buah serangan
itu, semuanya terselip inti sari dari ilmu pedang yang lihay,
sedemikian cepatnya ancaman mana menyambar, memaksa
To hu jin terdesak hebat dan harus mundur sejauh tujuh
langkah. Dengan suara keras To hu Jin berteriak:
"Siapa kau" Cepat lepaskan tanda bahaya..."
940 Begitu perintah membunyikan tanda bahaya diturunkan,
dua orang itu meloncat cepat menuju kearah sebuah genta
besar disisi tebing. Tentu saja Liong Tian im tidak membiarkan musuhnya
berbuat demikian, dengan suatu lompatan cepat dia menyusul
ke depan dan menghadang jalan pergi kedua orang itu
dengan senjata patung Kim mo sin jin disilangkan didepan
dada. "Bila tahu diri, cepat lepaskan senjata kalian, kemudian
berdiri disitu dengan tenang, jangan mencoba coba untuk
bergerak semaunya sendiri."
Rupanya kedua orang jago lihay dari Jit gwat san ini
merupakan jago jago yang sudah lama mendapatkan
pendidikan setelah mengetahui kalau Liong Tian ini hanya
seorang pemuda ingusan, timbullah sikap memandang rendah
musuh didalam hati kecilnya, serentak mereka melooskan
pedangnya dan menerjang kemuka.
Terdengar lelaki yang berada disebelah kiri itu membentak
dengan penuh amarah. "Bocah keparat, darimana kau berasal " berani besar
membuat gara gara di bukit Jit gwat san. . ."
Dengan tak tahu diri mereka menerjang ke depan,
kemudian melepaskan bacokan ke tubuh Liong Tian im.
Sebaliknya Liong Tian im bermaksud untuk menyelesaikan
pertempuran itu secepat mungkin, senjata patung Kim mo sin
jin nya segera diputar kencang hingga memancarkan
serentetan cahaya berkilauan berwarna emas, sementara
kedua orang lelaki itu masih terkejut, patung Kim mo sin jin
941 itu bagaikan seekor ular emas telah mengguIung ke atas
tubuh kedua orang itu, selain cepat ganas, dibalik kesemuanya
itu terkandung pula suatu kekuatan yang luar biasa.
"Aduuuh . ." dua orang lelaki itu menjerit ngeri, batok
kepala mereka segera retak dan terbelah menjadi dua, tapi
salah seorang diantaranya tidak manda terbunuh begitu saja
mendadak dia melemparkan pedangnya untuk menyambit
tubuh Liong Tion im. Dengat amat cekatan Liong Tian im berkelit ke samping,
diiring desingan angin tajam pedang itu segera meluncur ke
depan secara lurus dan menghantam diatas genta tersebut.
"Traaang . ." Bunyi genta yang amat nyaring menggema memenuhi
seluruh angkasa dan menggoncangkan semua lembah.
Liong Tian im tertegun, dia segera membalikkan tubuh dan
menerkam pula kearah To hu Jin.
Dalam pada itu, To hu ji telah bermandikan keringat dingin
oleh desakan jago pedang buta yang bertubi tubi, ia sudah
menderita tujuh delapan buah luka diseluruh tubuhnya.
Tak terlukiskan rasa kagetnya setelah mengetahui Liong
Tian im mengejar pula, kontan dengan sukma serasa
melayang meninggalkan raganya dia membalikkan badan dan
malai ke da^ar dingin. "Kau ingin kabur ?" seru Liong Tian im sambil melepaskan
sebuah pukulan ke depan. 942 Waktu itu, Tohu Jin sedang melompat turun ke bawah,
ketika merasakan datangnya pukulan yang amat dahsyat
mengancam tubuhnya, dengan ketakutan dia mundur tiga
langkah, kemudian sambil melepaskan beberapa pukulan,
bentaknya dengan gusar: "Kalian berdua ingin menghadapi aku seorang" Betul betul
bedebah yang tak tahu malu.. ."
Menggunakan kesempatan itu, jago pedang buta Bok Ci
melepaskan sebuah bacokan ke depan serunya:
"Saudara, silahkan turun !"
"Plaaaaak....!"
Hantaman pedang membuat To hu Jin sempoyongan dan
muntahkan darah segar, sebuah garis panjang luka yang
dalam membekas di atas punggungnya yang lebar.
Cepat cepat dia menjatuhkan diri menggelinding diatas
tanah, lalu sambil melancarkan serangan balasan, teriaknya:
"Aku akan beradu jiwa dengan kalian !"
Sebetulnya Liong Tian im ingin maju sambil menambahi
dengan sebuah pukulan lagi, mendadak dari arah belakang
terdengar seseorang memb"ntak deigan suara dalam:
"Saudara To hu, kenapa kau?"
943 Sesosok tubuh manusia bagaikan sekuntum bunga kapas
melayang turun dari atas dinding tebing dan bergerak
mendekat. Dengan sorot mata berapi-api karena dendam Liong Tian
im segera berseru: "Pek li Kit, lagi lagi kau.." Pek li Kit tertegun, kemudian
ujarnya: "Bocah keparat, kau berani menyerbu ke-dalam bukit
Jit gwat san kami." Tapi hatinya segera tercekat sesudah dilihatnya To hu Jm
tergeletak tak berkutik ditanah, rasa gusar bercampur sedih
muncul diatas wajahnya, sambil meraung gusar teriaknya:
"Kau berani membunuh Utusan dari Sancu?"
"Apa artinya membunuh seorang manusia semacam dia?"
jengek Liong Tian im sinis.
"Hmm...", dari kejauhan tiba tiba berkumandang suara
geraman dari seorang. Paras muka jago pedang buta Bok Ci berubah hebat, dia
segera melompat keatas langit-langit gua dan mendekati letak
pat kwa besar diatas dinding tersebut, Pek li Kit segera
melepaskan sebuah pukulan kedepan sambil membentak
keras: "Tampaknya kau kepingin mampus..."
Jago pedang buta Bok Ci tertawa dingin.
"Yang pingin mampus adalah kau sendiri."
944 Dia melejit ke samping menghindarkan diri dari sergapan
yang datang dari belakang, kemudian sambil berpaling
serunya : "Adik Liong, kuserahkan orang ini padamu."
"Bagus sekali! . . " jawab Liong Tian im sambil tertawa
nyaring. Sambil menghimpun tenaganya dia mengeluarkan sebuah
jurus maut yang mengerikan sekali, senjata patung Kim mo
sin jinnya diayunkan kemuka memaksa Pek li Kit harus
mundur sejauh beberapa langkah.
Sambil tertawa dingin Pek li Kit segera mengayunkan
telapak tangannya melepaskan sebuah pukulan, "Tahan!"
Mendadak dari tengah udara berkumandang suara
bentakan yang menggeledek dan menggetarkan seluruh
lembah tersebut. Pek li Kit tak berani membangkang, dengan cepat dia
menyelinap mundur kebelakang.
Jago pedang buta Bok Ci sedikitpun tidak ambil perduli,
dengan suatu gerakan yang cepat sekali dia mematar Pat kwa
besar itu delapan kali ke kiri.
"Kraaakkk. . kraaakk, . " diiringi bunyi getaran yang sangat
nyaring batu besar dimuka gua tersebut segera bergeser pula
ke sisi kiri. Gua tersebut gelap gulita tak nampak setitik cahaya pun,
bau busuk berhembus keluar dari balik gua tadi, sesudah
945 tertegun beberapa saat, jago pedang buta Bok Ci segera
berteriak keras: "Ayah. . ." "Ayahmu sudah mati. . " seseorang mendengus dingin dari
belakang tubuhnya. Dengan suatu gerakan cepat Bok Ci membalikkan
tubuhnya, dijumpainya Kwan Lok khi pasi Jit gwat san dengan
pandangan tak berperassan sedang menatap ke arahnya.
"loitai si ia harinya tefte^iap, segulung hawa dingin dengan
cepat menyusup kedalam tubuhnya.
"Siapa yang bilang begitu?" dia lantas menanya dengan
suara agak gemetar. "Gua mati hidup ku ini penuh dengan alat rahasia, siapa
berani masuk maka tiadi harapan lagi baginya untuk keluar
dalam keadaan hidup, sudah hampir sebulan lamanya ayahnu
disekap disitu, masa dia masih hidup sampai kini. ."
"Bila ayahku mati, maka orang pertama yang akan
kupenggal kepalanya adalah kau " seru Bok Ci dengan gusar.
Kwak Lok khi segera tertawa terbahak bahak.
"Haaaahhhh, haaaaaahh, haaaaah Bok Ci, kalau makan
nasi boleh kau lakukan setiap saat, kaIau ingin berbicara lebih
baik pikir dulu, sejak memasuki bukit Jit gwat san ini, sama
artinya dengan sudah kehilangan separuh nyawamu, yang
tersisa sekarang tak lebih hanya separuh nyawa lagi, itu pun
tergatung aku sedang gembira atau tidak untuk melepaskan
dirimu . . . ." 946 "Bagus sekali." seru Bok Ci sambil tertawa dingin,"kita
buktikan saja nanti siapa yang menginginkan nyawa siapa . ..
" "Buat apa kau mesti gelisah ?" jengek Kwan Lok khi lagi
dingin, "setelah berada di bukit Jit gwat san, tentu saja aku
tak akan membiarkan kau pulang dengan tangan hampa . . ."
Mencorong sinar tajam dari balik matang kemudian
bertanya lagi. "Dari mana kau bisa tahu kalau kunci rahasia untuk
membuka gua mati hidup ini terletak pada pada Pat kwa besar
disisi gelang gua " Aku tidak percaya kalau kau sendiri
sanggup untuk menemukan kunci rahasia tersebut . . ."
Sebagai orang yang banyak curiga sejak megetahui gua
rahasianya berada dalam keadaan terbuka, dia sudah tahu
kalau ada orang telah membocorkan rahasia Jit gwat san nya,
oleh karena itu dia tidak terburu buru untuk menghukum
Liong Tian im dan Bok Ci melainkan menyelidiki lebih dulu
siapa yang telah membocorkan rahasia tersebut.
"Tentu saja ada orang yang telah memberitahukan rahasia
itu kepadaku. . ." jawab Bok Ci dingin.
Kwan Lok khi berpaling dan memandang sekejap ke arah
kawanan jagoan yaag berdiri dibelakangnya, sorot matanya
beralih dari wajah kewajah, kemudian sambil mendengus
dingin tanyanya: "Siapa ?" Bok Ci sengaja merenung sebentar, kemudian baru
menyahut: "Putramu sendiri !"
947 "Putraku sendiri !" Kwan Lok khi kelihatan makin
tercengang dan keheranan, kemudian dengan hawa
pembunuhan menyelimuti seluruh wajahnya, dia berkata
kepada Pek li Kit: "Bawa kemari Sau sancu!"
Dengan cepat Pek li Kit mengiakan dan mengundurkan diri
dari tempat itu. Tak selang berapa saat kemudian, dia telah muncul kembali
bersama Kwan Hong. Dengan wajah bingung dan nada gemetar, Kwan Hong
segera berseru lirih: "Ayah..."
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Mulai sekarang kau tak usah memanggilku lagi, akupan tak
akan mengakui dirimu sebagai anakku, aku tak sudi
mempunyai seorang anak yang begitu tak becus seperti
kau..." (Bersambung jilid: 23) 948 CINCIN MAUT Oleh: Tjan. ID Jilid 23 MENARIK napas panjang, pelan pelan mendongakkan
kepalanya memandang angkasa biru, kemndian tanyanya lebih
jauh: "Apakah kau tidak malu terhadap Jit gwat-san ?"
Kwan Hong merasa terkesiap, cepat cepat serunya.
"Ayah, kesalahan apakah yang telah ananda lakukan
hingga menimbulkan amarah yang begitu besar dari ayah ?"
Kwan Lok khi tidak langsung menjawab pertanyaan
anaknya itu. pelan pelan dia mengangkat tangannya ketengah
udara, kemudian diarahkan keatas ubun ubun Kwan Hong.
Setelah itulah dia baru berkata.
949 "Apa yang telah kau lakukan, masa harus ayah terangkan
kepadamu " Masa kau tidak tahu perbuatan apakah yang telah
kau lakukan ?" Paras muka Kwan Hong berubah hebat, perasaan putus asa
dengan cepat tercermin di atas wajahnya, dia mencoba
memandang ayahnya dengan penuh permohonan ampun.
ANGIN MALAM yang dingin berhembus lewat dari dasar
lembah, beberapa burung gagak terbang melintas
memecahkan keheningan malam yang mulai mencekam,
malam yang panjang kini telah berada didepan mata ..
Kwan Liok khi memandang dingin ke wajah putranya,
telapak tangannya itu menempel diubun ubun Kwan Hong,
saat dia mengerahkan sedikit saja tenaga dalamnya, Kwan
Hong akan mati seketika. Tak heran kalau semua orang yang hadir di arena sama
sana dibikin terkesiap oleh kekejaman dan kebuasan Kwan Lok
khi, mereka hanya memandang ketengah arena dengan
perasaan ngeri. Sekujur badan Kwan Hong telah gemetar keras karena
ketakutan, sorot mata mohon pengampunan terpancar keluar
dari balik matanya, sambil memegangi ujung baju ayahrya, dia
mulai merengek dengan suara gemetar:
"Ayah mengapa kau hendak membunuh ku?"
"Kau telah menghianati ayahmu, dikemudian hari bisa saja
akan menghianati pula bukit Jit gwat san ini kepada musuh,
biar ayah cuma mempunyai seorang putra, tapi, aaaii . . ."
950 Dengan menghela napas dalam dalam, selintas rasa sedih
telah muncul diatas wajahnya, kendatipun dia adalah pentolan
dari kaum iblis, tapi bila sudah dihadapkan saat untuk
membunuh putranya, tak urung rasa kasih sayang seorang
ayah terhadap anaknya akan timbul juga, ia tak tega untuk
melakukan pembunuhan tersebut.
Kwan Hong tertegun untuk beberapa saat, kemudian
serunya: "Ayah, mungkin ananda memang ada kesalahan yang
pantas untuk dibunuh, tapi bagaimanapun juga kau orang tua
harus menerangkannya lebih dulu kepada ananda, sampai
waktunya, kendatipun ananda harus mati, aku akan menjadi
setan yang mengetahui duduknya persoalan."
"Nak. apakah kau benar-benar tidak mengerti apa
sebabnya ayah hendak membunuhmu?" tanya Kwan Lok khi
dengan perasaan sedih. Kwan Hong menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Aku tidak tahu!"
Dengan pandangan dingin Kwaa Lok khi menatap jago
padang buta Bok Ci sekejap, dari balik sorot matanya lalu
terpancar keluar rasa benci dan dendam yang membara,
seolah olah jago pedang buta mempunyai dendam kesumat
sedalam lautan saja dengannya.
Sesudah tertawa seram, dia lantas berseru:
"Bok Ci, aku hendak mengadukan ucapanmu tadi dengan
putraku..." 951 "Aku tidak mempunyai kegembiraan untuk berbuat
demikian, lebih kalau kurangi saja pembicaraanmu." jawab
jago pedang buta Bok Ci dingin.
Kwan Hong semakin tertegun, Iagi dia tidak habis mengerti
persoalan apakah yang sebenarnya telah terjadi, lebih-lebih
tidak mengerti kalau persoalan mana ada hubungannya
dengan jago pedang buta Bok Ci.
Dia berpaling kewajah jago pedang buta Bok Ci, kemudian
menegur: "Bok Ci, sebenarnya apa yang telah terjadi?"
Jago pedang buta Bok Ci mengerutkan dahinya kencang
kencang, lalu menjawab dengan suara dingin:
"Ayahmu akan memberikan penjelasan sendiri kepadamu."
Selintas hawa napsu membunuh dengan cepat menyelimuti
seluruh wajah Kwan Hong, dengan cepat dia memahami apa
gerangan yang telah terjadi, pelan pelan sorot matanya
dialihkan kewajah ayahnya, lalu bertanya: "Ayah, benarkah
kau menghendaki putramu mati dalam keadaan tidak jelas
duduk persoalan." Padahal selama hidupnya Kwan Lok khi sudah banyak
membunuh manusia, tetapi belum pernah dia merasakan
suasana semacam hari ini dimana ia merasa tak tega untuk
turun tangan. Beberapa kali tenaga dalamnya sudah akan dikerahkan
keluar untuk membunuh anaknya, tapi . . . bagaimanapun
juga, hubungan darah antara ayah dan anak memang amat
952 dalam, dia betul betul merasa tak tega untuk melancarkan
serangan keji terseebut. Tadi, dia memang sangat marah sehingga putranya
diperintahkan untuk datang menghadap, tapi sekarang dia
mulai menyesal, menyesal dia tidak menyelidiki masalah itu
sehingga putranya harus tewas di tangan dia sendiri . . .
Akan tetapi bagaimanapun juga peraturan yang berlaku
dalam bukit Jit gwat san tak bisa dilanggar hanya disebabkan
putranya, apabila dia tidak menghukum mati Kwan Hong pada
hari ini maka dikemudian hari dapat kehabisan daya untuk
mengurusi anak buahnya yang begitu banyak dalam bukit Jit
gwat san. Bahkan bisa jadi seluruh golongan iblis tak tunduk lagi
dibawah perintahnya. Berbicara sejujurnya, Kwan Lok khi amat menyukai nama,
kedudukan serta keberhasilan yang berhasil dicapai sekarang,
dia menyukai kesuksesan yana berhasil dicapai bukit Jit gwat
san selama ini, akan tetapi dia pun menyayangi jiwa putranya
. . . Dengan cepat dia terjerumus dalam suatu keadaan yang
serba salah, dia dihadapkan pada pilihan antara nama,
kedudukan serta kasih sayang.
Keputusan yang diambil itulah yang akan mempengaruhi
perkembangan selanjutnya dari usaha Jit gwat san menguasai
dunia, bila dia lebih memberatkan pada kasih sayang dan
tidak membunuh putranya, bisa hancur berantakan
perjuangannya selama ini.
953 Tapi sebaliknya lagi, bila dia lebih memberatkan kedudukan
dan keberhasilannya selama ini, maka satu satunya putra
kesayangannya itu harus di binasakan diujung telapak tangan
sendiri. Setelah termenung beberapa saat, dia pun berkata lagi:
"Alat rahasia dari gua mati hidup ini hanya diketahui ayah
dan kau seorang, bahkan anak buah kepercayaanku
sendiripun tidak tahu, kini bukan saja jago pedang buta Bok Ci
mengetahui cara untuk membuka patkwa besi tersebut,
bahkan . .." "Ayah, ananda tidak mengatakan rahasia ini kepadanya !"
dengan gelisah dan suara gemetar Kwan Hong berseru.
Kwan Lok-khi secara menarik wajahnya kemudian menegur
"Kalau tidak kau katakan dari mana dia bisa tahu."
Pertanyaan ini amat sukar untuk dijawab sehingga untuk
beberapa saat lamanya Kwan Hong menjadi tertegun, sepatah
katapun di tak sanggup ucapkan keluar, sebab peristiwa ini
benar benar kelewat aneh dan di luar dugaan.
Biia ayahnya tidak membocorkan rahasia tersebut, sudah
pasti dialah yang membocorkan rahasia itu.
"Aah, betul .. bukankah aku pernah memberitahukan
rahasia ini kepada Leng Ning cu?" 1 satu ingatan mendadak
berkelebat lewat didalam benaknya.
Berpikir sampai disini, dia pun mulai menaruh curiga atas
duduknya persoalan tersebut. Dia curiga Leng Ning ciu telah
menghianatinya, tapi kejadian inipun bukan sesuatu yang bisa
terjadi, karena hingga saat terakhir, Leng Ning-ciu belum
954 pernah berpisah dari sisinya, dan dia tak akan mempunyai
kesempatan untuk memberitahukan rahasia tersebut kepada
jago pedang buta Bok Ci, dia tidak percaya kalau Leng Ningciu
kenal dengan dua orang musuhnya ini. . .
"Ayah tentang persoalan ini aku belum dapat memberikan
jawaban yang secara pasti kepadamu" kata Kwan Hong cepat,
"beri aku sedikit waktu untukku agar aku dapat menyingkap
duduk persoalan yang sebenarnya dari peristiwa ini . .."
Kwan Lok khi segera menggelengkan kepalanya berulang
kali: "Aku tak bisa menunggu sampai kau dapat menyelesaikan
persoalan ini, sebab kau harus tahu bagaimanakah peraturan
yang berlaku dalam bukit Jit gwat san ini, aku tak bisa
dikarenakan kau adalah putraku maka peraturan yang sudah
turun temurun itu harus kuhapuskan dengan begitu saja nak,
ayah harus minta maaf kepadamu."
"Ayah ! Aku akan membenci dirimu." kata Kwan Hong
sedih. "orang berambut putih memberi orang berambut hitam,
ananda kalau bisa mati ditanganmu pasti tak akan
mengucapkan sepatah kata menyesalpun, cuma keturunan
dari keluarga Kwan kita..."
Waktu itu, sebenarnya Kwan Lok kbi sudah mengeraskan
hatinya siap turun tangan, mendadak hatinya merasa bergetar
sangat keras, ucapan orang berambut putih memberi orang
berambut hitam itu sangat menyayat hati kecilnya terutama
ucapan tentang keturunan dari keluarga Kwan, dia merasa
seolah olah ada awan gelap yang menyelimuti seluruh
perasaannya." 955 Peristiwa ini memang merupakan suatu persoalan serius,
keluarga Kwan hanya mempunyai Kwan Hong seorang,
apabila Kwan Hong terbunuh sekarang maka keturunan
keluarga Kwan pun akan musnah hingga disini saja.
Masalah tersebut dengan cepat ::crress Kwan Lok khi
sehingga sukar untuk bernapas, telapak tangannya hampir
saja akan ditarik kembali dari atas ubun ubun Kwan Hong, tapi
ingatan lain dengan cepat melintas lewat didalam benaknya.
"Anak murid golongan iblis tersebut luas sampai dimana
mana, bila kau membebaskan seorang yang membocorkan
rahasia dengan begitu saja, bagaimanakah pertanggungan
jawabmu terhadap anggota golongan iblis lainnya.
Ingatan mana kembali berputar dan berkecamuk di dalam
benaknya. "Hanya dikarenakan Kwan Hong adalah putramu maka kau
lepaskan dia dengan begitu saja, sedang kami anggota
golongan iblis, oleh karena tak punya hubungan sanak
saudara denganmu, bila kami telah membocorkan rahasia Jit
gwat san, maka kau tak akan melepaskan kami."
Dia seolah olah menyaksikan ada banyak sekali anggota
golongan iblis yang sedang menegurnya, maka sorot mata
makin lama mencorong keluar semakin tajam, dibalik
pandangan matanya yang dingin lambat laun muncuI setitik
cahaya merah yang menggidikkan hati.
"Ayah..." Kwan Hong menjerit kaget.
"Nak, ayah tak dapat melepaskan kau." seru Kwan Lok-khi
dengan wajah yang keji. 956 Di dalam benak pikirannya kembali terlintas suatu
penandangan yang sangat indah. Dia seakan akan
menyaksikan dirinya sudah merajai dunia persilatan, seolah
olah utusan dari pelbagai perguruan datang menyembahnya,
di mana ia lewat orang orang bersama memandang sambil
bersujud menghormat. Kegagahan dan keangkerannya waktu itu sudah pasti akan
mentereng sekali, jauh melebihi seorang kaisar, oleh sebab itu
dia harus berusaha untuk mencapai keadaan seperti itu
sekalipun kini dia halus mengorbankan jiwa putranya.
Telapak tangannya yang menekan ke bawah makin lama
semakin bertambah berat, hawa pukulan yang dahsyat pun
sudah terpusatkan dalam telapak tangan, asal pukulan itu
dilancarkan maka Kwan Hong akan tewas seketika itu juga. . .
Agaknya Kwan Hong merasakan datangnya ancaman
bahaya maut, mendadak serunya dengan suara gemetar:
"Ayah. . ." Panggilan "ayah" yang begitu mengibakan hati tersebut,
dengan cepat menyadarkan kesadarannya kembali Kwan Lok
khi dari impiannya yang indah, lamunannya segera lenyap tak
berbekas, dengan perasaan hati yang dingin mendadak dia
berpikir: "Dia adalah putra kandungku, apakah aku harus
membunuh anakku sendiri" Oooh . . sungguh keji kenyataan
ini, walaupun aku bisa mengt:e.arican seluruh kolong langit,
tapi aku pun akan kehilangan satu-satunya putra yang
kumiliki. . ." 957 Dia menghela napas panjang, tanpa terasa semua
kemarahan dan kekalahannya ditimpakan ke tubuh jago
pedang buta Bok Ci di tatapnya orang itu dengan sepasang
mata melotot besar, kemudian serunya penuh kebencian:
"Bok Ci, setelah putraku mati nanti, menurut dugaanmu
siapakah orang pertama yang akan kubunuh?"
"Apa yang mesti ditanya, tentu saja kau sendiri!" jawab
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Jago pedang buta Bok Ci hambar.
Kwan Lok khi menjadi tertegun.
"Mengapa kau tidak mengatakan dirimu sendiri. ." dia
berseru keras. Jago pedang buta Bok Ci tertawa terbahak.
"Haaah. . haaaaah. . haaah. . alasannya sangat sederhana
ketika kau menyaksikan Kwan Hong sudah tergeletak tewas
diatas tanah, maka kau akan menyesali sepasang telapak
tangan sendiri dan mungkin kau akan memapas kutung
telapak tanganmu, maka aku bilang kau tak akan mampu
mengurusi aku lagi, orang yang hendak kau buuh paling dulu
sudah pasti adalah dirimu sendiri."
Tiba tiba Kwan Hong berkata:
"Ayah, berilah kesempatan kepada ananda untuk
membunuh bajingan ini, kemudian baru kau menghukum aku.
Semua persoalan ini bisa timbul gara gara mereka berdua,
seandainya mereka tidak datang, bukit Jit gwat san pun tak
akan terjadi peristiwa yang begini banyak.".
958 Sebenarnya Kwan Lok khi berminat untuk melepaskan diri
dari persoalan ini, tapi dengan demikian hal tersebut sama
artinya dengan mengakui bahwa dia telah memaafkan Kwan-
Hong. Padahal menurut peraturan yang berlaku dalam bukit Jit
gwat san, bila ada anggota yang melanggar kesalahan, entah
berada dalam keadaan apapun, maka pertama tama yang
harus dihukum adalah orang sendiri lebih dulu, terutama
orang yang telah menghianati Jit gwat-san.
Sudah barang tentu sekarang, dia tak bisa mengampuni
putranya dengan begitu seja, apalagi sengaja mengulur
waktu. "Ayah !" teriak Kwan Hong dengan cemas, "kalau tidak,
bunuhlah aku sekarang juga."
"Baik!" kata Kwan Lok khi kemudian sambil mengeraskan
hatinya, "kau tak akan merasakan penderitaan apapun."
Sambil memejamkan matanya rapat rapat, diam diam dia
mulai mengerahkan tenaganya siap membunuh anaknya.
Disaat yang amat kritis itulah, mendadak dari tengah udara
berkumandang datang suara bentakan gusar yang amat keras,
kemudian terdengar seseorang berteriak penuh kemarahan.
"Kau berani mencabut nyawa Hong ji. ."
Ditengan keremangan senja, tampak seorang perempuan
cantik berbaju biru dengan dibimbing oleh empat orang
dayang berbaju hijau berjalan masuk ke dalam gua.
959 Perempuan itu bertubuh putih bersih, meski usianya sudah
banyak namun kecantikannya sama sekali belum meluntur,
bahkan keanggunannya masih terpancar keluar dari wajahnya.
"Hujin!" Perempuan itu mendengus dingin, selapis hawa dingin yang
menyeramkan menghiasi wajahnya, dengan suatu gerakan
indah dia melompat turun disisi Kwan Hong, kemudian sambil
menariknya kesamping, dia berseru:
"Nak, kemarilah kau..."
"Ibu!" seru Kwan Hoig dengan napas terengah.
Dari balik biji mata perempuan itu, terpancar keluar sinar
kasih sayang yang amat tebal dipandangnya Kwan Hong
sekejap, ketika tidak menjumpai luka apapun ditubuhnya, ia
baru menghembuskan napas panjang.
"Pergilah menemani nona Leng" katanya kemudian, "dia
sedang menantikan kedatanganmu dalam kebun bunga..."
Liong Tian Im yang mendengar perkataan itu, segera
merasakan hatinya bergetar keras, seakan akan disambar
geledek saja, ia merasa sedih sekali.
Walaupun dia tidak merasa kalau dirinya mencintai Leng
Ning ciu, akan tetapi dia merasa kalau gadis tersebut
merupakan gadis pertama yang dikenal olehnya, bayangan
tubuhnya telah membekas amat dalam dihati kecilnya,
terutama sekali sepasang biji matanya yang jeli dan pandai
berbicara itu, seolah olah membekas selalu didalam hatinya.
960 Kwan Hong memang ingin sekali meninggalkan tempat itu
secepatnya, dia segera mengiakan:
"Baik. . " Baru saja akan beranjak pergi, meadadak dari arah
belakang berkumandang suara bentakan nyaring dari Kwan
Lok khi: "Berhenti !" Dengan perasaan bergetar keras, buru buru Kwan Hong
menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuh dengan
perasaan ngeri bercampur takut tanyanya dengan suara
gemetar: "Ayah, masih ada urusan apa lagi?"
"Aku tidak mengijinkan kau pergi." kata Kwan Lok khi
dengan suara sedingin es, "ayah tak bisa melepaskan kau
hanya dikarenakan kau adalah putraku, disini hadir musuh
maupun orang kita sendiri, seandainya berita ini sampai
tersiar, bagaimanakah tanggung jawabku terhadap orang
orang di dunia ini" Apa lagi masih ada sepatah kata yang
lebih-lebih lagi bakal disebar luaskan orang."
"Perkataan apakah yang lebih penting dari pada nyawa
putramu sendiri." seru perempuan cantik tersebut dengan
kening berkerut dan perasaan tak senang.
Kwan Lok khi tertawa dingin.
"Aku tak ingin orang lain memduhku sebagai seorang yang
takut bini, hujin kau adalah istriku ada banyak masalah yang
sebenarnya tidak pantas kau campuri."
961 "Hm!" perempuan itu mendengus, "Ada orang biIang,
orang yang paling akrab hubungannya ialah antara suami dan
istri, meski kita sebagai suami istri sungguh tidak disangka
sedikit perasaan pun tak tercermin diantara kita berdua, anak
itu milikku sekali pun hendak kau bunuh juga paling tidak
harus memperoleh persetujuanku, bila kau ingin menunjukkan
yayamu sebagai seorang sancu, aku Kiau Ngo nio yang
pertama tama menunjukkan sikap menolak . . ."
Paras muka Kwan Lok khi berubah hebat, dia nampak
merasa gusar sekali, berada di bukit Jit gwat san boleh
dibilang ia adalah pemimpin tertinggi, tiada orang yang berani
mengusik atau membantah ucapannya.
Tapi isterinya yang cantik inilah merupakan satu satunya
orang yang membuat kepalanya pusing, entah berada dalam
keadaan bagaimanapun, dia selalu akan membentak dirinya
secara kasar, oleh sebab itu banyak orang yang mengatakan
bahwa Jit gwat Sancu adalah seorang yang takut bini.
Sudah sering perkataan itu terdengar olehnya, ada kalanya
justru amat menyiksa perasaan hatinya.
"Yaa, sampai dimanakah penderitaan dan siksaan batin
yang di alami, mungkin hanya mereka yang pernah merasakan
baru bisa melukiskan secara tepat, sebab orang yang takut
bini seringkali tidak memperoleh kedudukan dalam rumah
tangga, akibatnya sang suami akan merasakan suatu perasaan
rendah diri, dia jiwa nya menjadi tertekan.
Sementara itu Kwan Lok khi telah berbicara dengan penuh
amarah: "Urusanku pun hendak kau campuri?"
962 "Begitulah sifat Lo nio!" sahut Kiau Ngo nio dengan suara
dingin, "bila kau si tua bangka berani berbuat apa apa
terhadap si bocah, sama artinya dengan kau ingin berbuat apa
apa terhadap lonio. Bila ada urusan, cari saja dengan diri
lonio. ." Ucapan mana benar benar membuat Kwan Lok khi merasa
serba salah, selama hidup dia tidak takut langit tidak takut
bumi, walaupun berada didepan orang berlagak sebagai lelaki
sejati, tapi bila benar benar mesti bentrok dengan Kian Ngo
nio dia menjadi ragu sekali, sebab dia cukup memahami
bagaimanakah watak yang sebenarnya dari Kiau Ngo nio...
Sambil tertawa getir akhirnya dia berseru:
"Hujin, buat apa kau mesti berbuat demikian ?"
Kiau Ngo nio segera tertawa dingin.
"Mengapa tidak ?" sahutnya "anak Lo nio sudah menjadi
hak Lo nio untuk mengurusinya, barang siapa berani
mengganggu seujung rambutnya pun, aku akan beradu jiwa
dengannya, tua bangka celaka, sudah kau dengar belum
ucapanku ini." Kwan Lok khi sungguh merasa kehilangan muka, keningnya
kontan saja berkerut kencang.
"Hujin pulanglah dahulu sebentar akan ku bicarakan lagi
masalah tersebut denganmu."
"Apa " Kau hendak menasehati lonio " teriak Kiau Ngo nio
sambil bertolak pinggang, sepasang matanya melotot besar
sekali. 963 Perempuan memang sumber dari bencana, seringkali
mereka ribut ribut hanya disebabkan masalah sepele, apa lagi
kalau sudah menantang didepan sang suami, bisa pusing
kepala dibuatnya. Kwan Lok khi menghela napas sedih dihatinya, akhirnya dia
mengalah, katanya: "Hujin, beri ini mengapa kau mencari gara gara terus
denganku ?" Sebelum menikah dengan Kwan Lok khi, Kiau Ngo nio
memang sudah termashur karena wataknya yang berangasan,
sejak kecil ia sudah memiliki watak menang sendiri bukan saja
Kwan Lok khi tak sanggup menghadapinya, bahkan setiap
orang dari bukit Jit gwat san dibikin pusing kepalanya oleh
perempuan ini, tapi siapa pun tak berani melotot atau
menunjukkan wajah tak senang hati dihadapannya, sebab
ilmu silat yang dimiliki perempuan itu boleh dibilang nomor
satu disitu. Kwan Lok khi bisa selihay hari inipun sebagian besar karena
bantuan dari Kiau Ngo nio, seandainya Kiau Ngo nio tidak
jatuh hati kepadanya dulu, mungkin sampai sekarang orang
she Kwan masih seorang bocah rudin jangankan menjadi
pentolan kaum iblis, untuk membuka perguruan di bukit Jit
gwat san pun mungkin tak mampu.
"Hm . .." perempuan itu menjengek dingin, "aku lihat makin
lama ucapanmu semakin tak genak, tempo dulu kalau bukan
Io nio sudah buta matanya sehingga memilih dirimu, sekarang
mana mungkin kau bisa menjadi tenar seperti ini " Hmm.
964 kalau sampai Lo nio dibikin marah, jangan harap kau bisa
menjadi pentolan dunia persilatan lagi."
Ucapan tersebut benar benar kelewat batas, Kwan Lok khi
tak dapat menahan rasa marahnya lagi, dia segera
membentak nyaring: "Hujin, bila saja kau masih tak tahu diri, jangan salahkan
kalau aku tak akan sungkan sungkan lagi terhadap dirimu."
Sebenarnya dia hanya bermaksud untuk menaikkan
gengsinya sebagai seorang lelaki saja, terutama dlhadapan
orang lain, tapi setelah ucapan mana diutarakan dia menjadi
menyesal sekali. Sampai dimanakah watak perempuan itu, ia mengetahui
dengan jelas, semangkin kau mengusiknya maka auman yang
berkobar dalam dada Harimau betina itu akan semakin
menjadi, bisa jadi urusan akan makin ruwet dibuatnya.
Menyadari akan akibat yang timbuI, Kwan Lok khi segera
mengalihkan sorot matanya ke arah Kiau Ngo nio tidak
memahami maksud tatapan tersebut itu. melihat Kwan Lok khi
mendampratnya, hawa amarah yang masih berkobar didalam
dadanya semakin menjadi-jadi, matanya segera melotot besar,
sambil melancarkan bacokan dia berteriak:
"Tua bangka celaka, kalau lo nio pun tidak mampu
mengusirmu dari bukit ini, selanjutnya aku tak akan she Kiau
lagi." Berbareng dengan diayunkan telapak tangan tersebut,
segulung angin pukulan yang maha dahsyat segera meluncur
kedepan dan menghantam tubuh lelaki tersebut.
965 Kwan Lok khi cukup mengetahui sampai dimanakah taraf
kepandaian silat yang dimiliki istrinya, dengan wajah beruban
hebat, cepat-cepat dia melompat mundur sejauh lima enam
langkah. Kepada Kwan Hong segera teriaknya "Nak, cepat kau suruh
ibumu pergi. ." Nada ucapannya sekarang jauh lebih lembut
daripada semula, karena dalam keadaan tak mampu untuk
membujuk istrinya pergi meninggalkan tempat itu, terpaksa
dia harus mohon bantuan dari putranya dengan harapan
putranya yang menghilangkan suasana serba rikuh tersebut,
sehingga dia dapat lebih mengkonsentrasikan pikirannya untuk
menghadapi ancaman dua orang musuh tangguhnya.
Kwan Hong tak berani membangkang buru buru dia
menarik tangan Kiau Ngo nio sambil berseru:
"lbu ! Mari kita kembali ke kamar saja . ."
Sambil melemaskan diri dari teriakan anaknya Kiau Ngo nio
berseru dengan suara lantang:
"Aaaai kau si bocah benar benar tak lalui diri, si tua bangka
celaka itu hendak membunuh dirimu tapi kau malah
membantunya, bangsat tua ini tak tahu diberi keenakan bila
memberi angin sedikit saja kepadanya, ia akan menjadi lupa
daratan. ." Sesabar sabarnya Kwan Lok khi, titik kesabaran orang toh
ada batasnya juga, ketika dilihatnya perkataan dari Kiau Ngo
nio makin lama semakin tak genah, mukanya kontan saja
berobah menjadi hijau membesi, seperti hati babi yang baru
dipotong saja, betul betul amat tak sedap dipandang.
966 "Sialan. . lebih baik aku tak usah menjadi anggota Jit gwat
san dari pada harus menahan hati akibat ulah perempuan
busuk itu." demikian dia berpikir.
Dengan kemarahan yang membara, ia segera membentak:
"Hujin, aku perintahkan kepadamu segera enyah dari sini.
." "Enyah?" Kiau Nno nio segera tertawa terbahak-bahak,
"haaaah, haaaaah. haaaaah, tak akan segampang itu, Jit gwat
san adalah harta peninggalan dari keluarga Kiau, bukan
tempat tinggal kau manusia she Kwan belum lagi aku
menyuruhmu enyah, kau sudah ingin mengenyahkan lonio"
Hratita xratsku dulu memang sial delapan keturunan sehingga
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bisa kawin dengan tua bangka celaka macam kau. Boleh saja
kalau kau menginginkan kami enyah, tapi kau harus
menyembah dulu didepan kaki lo nio sambil menyebut nenek
moyangmu." Ucapan mana kontan saja membuat Kwan Lok khi makin
mengenaskan, dia seperti kehilangan harga dirinya sebagai
seorang lelaki, nama dan kedudukan yang diperolehnya
selama inipun seolah-olah turut punah tak berbekas.
Tentu saja dia tak bisa menelan perkataan mana dengan
begitu saja. Dalam keadaan tak bisa di tahan lagi, dia segera
membentak keras, kemudian telapak tangannya diayunkan
kedepan menampar wajah Kiau Ngo nio keras keras.
"Plaaak" sebuah bekas telapak tangan yang merah
membengkak segera tertera nyata diatas wajab Kiau Ngo nio
967 yang putih, wajah yang semula cantik jelitapun kini berubah
menjadi merah membara dan bengkak seperti bakpao.
Tamparan tersebut masih mendingan yang lebih celaka lagi
akan amarahnya dari Harimau betina tersebut.
Menangis, ribut, mau bunuh diri merupakan senjata
andalan kaum wanita, tampaknya semua senjata itu telah
dikeluarkan semua bila kaum lelaki sudah dihadapkan senjata
mana, pasti tak akan tahan dibuatnya.
Kiau Ngo nio menjadi tertegun, kemudian menangis
tersedu sedu, dia segera menarik rambut sendiri hingga
terurai tak karuan, kemudian mengeluarkan sapu tangan dan
menyeka air matanya yang menganak sungai.
"Tua bangka keparat, kau berani menghantam nyonya
mudamu ?" teriaknya sambil lengah "baik, baik, kau boleh
ambil semua harta kekayaanku dibukit Jit gwat san ini, aku
akan segera mencari engku, biar dia orang tua yang
menghadapimu, akan kulihat apa yang bisa kau lakukan
terhadapnya." Kwan Lok khi menjadi panik sekali, walaupun dia
mempunyai nyali untuk menampar istrinya, tepi tak berani
mengusik engkonya yang tak pakai aturan itu.
Ia lebih suka melakukan pekerjaan yang lain daripada
bertemu dengan engkunya itu, kalau cuma melotot atau
mengumpat masih mendingan bila dia sampai mengeluarkan
ilmu simpanannya yang justru merupakan ilmu tandingan dari
Toa biong jiu keluarga Kwan, dia bisa keok dibuatnya.
968 Oleh karena itu, dalam cemasnya Kwan Lok khi seakan
akan sudah lupa akan harga dirinya sebagai seorang lelaki
lagi, dengan gugup dan gelagapan ia segera berseru:
"Hujin, kalau ada persoalan mari kita bicarakan secara baik
baik . ." "Kentut! Kiau Ngo nio tak akan perduli apa pun, pokoknya
kita bikin bubar hubungan kita selama ini. ." Kemudian setelah
berhenti sejenak serunya.
"Tulang miskin, tua bangka celaka, kau anggap setelah
menampar nyonya besarmu, maka urusan bisa dibereskan
dengan beberapa patah katamu itu" Tunggu saja nanti, bila
lonio tidak menyuruh kau berlutut sambil minta ampun di
hadapanku, aku tak akan menjadi putrinya Kiau Ceng moi,
kami punya putra putri keluarga Kiau bukan manusia
sembarangan, bayangkan sendiri bagaimanakah sikapmu
ketika mengejar aku dulu."
Kenangan masa lalu segera melintas kembali didepan mata
Kwan Lok-khi, tiap kali teringat akan hal itu, hatinya pasti
merasa sedih sekali, terutama ketika ia kehilangan harga
dirinya dulu, sampai sekarang peristiwa mana masih
membekas dihatinya. Seandainya ia tak berjumpa dengan Kiau Ngo-nio mustahil
dia menjadi tenar seperti sekarang, bahkan bisa jadi ia masih
menjadi seorang rudin. Dengan perasaan yang amat pedih, Kwan Lok khi menghela
napas panjang, pintanya kemudian:
"Hujin, janganlah kau korek korek luka didalam hatiku."
969 "Oooh, kau takut aku ungkapkan keadaanmu yang
sebenarnya?" jengek Kiau Ngo nio sambil tertawa dingin, "tua
bangka celaka, manusia sialan, lo nio suka bicara mau apa
kau" ... Siapa suruh kau kawin denganku dulu ..."
Sambil berkata sambil menangis, dia seperti merasakan
hatinya benar-benar amat tersiksa, apa lagi sewaktu dia
melirik sekejap ke sekeliling tempat itu dan menyaksikan
setiap orang sedang memperhatikannya, rasa benci dan
marahnya makin berkobar kobar dia ingin sekali membalas
tamparan tersebut agar Kwan Lok-khi pun turut mendapat aib.
Mendadak dia mengayunkan telapak tangannya sambil
membentak: "Orang she Kwan, hari ini lo nio akan beradu jiwa dengan
mu." Tampaknya Kwan Lok khi sama sekali tidak menyangka
kalau dia bakal turun tangan secara mendadak, "Plak!" sebuah
tamparan keras membuat tubuhnya menjadi sempoyongan
dan hampir saja jatuh terduduk diatas tanah.
Kontan saja sepasang matanya berubah menjadi merah
berapi api dan memancarkan sinar kebuasan yang
mengerikan, teriaknya dengan nyaring.
Harga diri seorang lelaki membuatnya menjadi kalap, kalau
dihari hari biasa ia tak berani mengusik harimau betina
tersebut, maka sekarang ia tak ambil perduli lagi, dengan
kemarahan yang tak terbendung lagi dia maju ke depan,
membentak nyaring dan melepaskan sebuah pukulan dahsyat
ke depan. 970 Melihat datangnya serangan yang begitu dahsyat, Kiau Ngo
nio mengegos kesamping, kemudian kelima jari tangannya
dipentangkan siap mencengkeram sikut Kwan Lok Khi.
Kwan Hong yang menyaksikan ke dua orang tuanya siap
bertarung sendiri didepan orang banyak segera merasa malu
sekali, dengan cepat dia melompat menghadang didepan
kedua orang itu, lalu berseru dengan hati yang amat gelisah.
"Ayah, ibu, kalian berdua jangan berkelahi terus disini!"
Kwan Lok khi memang tidak berhasrat untuk menyerang
secara sungguhan, melihat putranya sudah melerai diapun
segera manfaatkan kesempatan tersebut untuk mengundurkan
diri, dengan cepat dia melayang mundar lalu serunya dengan
wajah dingin: "Anak Hong, kau. ."
Waktu itu, sebetulnya Kiau Ngo nio pun sedang bersiap
sedia untuk turun tangan, melihat putranya Kwan Hong
menghadang didepan tubuhnya, terpaksa dia harus
menghentikan langkahnya dan berseru pada Kwan Hong
sambil menangis terisak: "Nak, Lo nio sudah memeliharamu hingga dewasa, masa
kau tidak membelai diriku" Sekarang ibu dianiaya orang,
mengapa kau hanya berpeluk tangan belaka" Jika kau adalah
seorang anak yang berbakti, sekarang juga kau harus
mengusir tua bangka itu dari sini."
"Ibu, dia adalah ayahku. . . ." seru Kwan Hong agak
tergagap. Dengan mata melotot Kiau Ngo nio berseru lagi:
971 "Kalau ayahmu lantas kenapa " Lo nio kalau sudah marah,
siapa pun tak akan kenal Iagi, bila orang orang dari keluarga
Kiau kita jengkel dan tidak berperasaan, siapa pun tak akan
menganggap Jit gwat san kita sebagai pentolannya kaum iblis,
jikalau kau ingin menjadi Jit gwat sancu yang akan datang,
maka kau harus tidak kenal siapa pun, bila terbelenggu oleh
perasaan, siapa pun didunia ini tak akan tunduk kepadamu."
Kwan Hong tak berani menjawab, terpaksa dia menarik
lengan Kiau Ngo nio dan diajak berlalu dari situ.
Kini amarah yang membara dalam dada Kiau Ngo nio sudah
jauh lebih berkurang tapi masih tidak terima dengan begitu
saja, sambil berpaling kembali serunya:
"Tua bangsa celaka, hari ini kau berhasil duduk diatas
angin dan boleh berbangga hati sementara waktu, tapi hati
hati mulai saat ini, kalau lo nio tak dapat sedikit memberi
pelajaran kepadamu, percuma aku menjadi putrinya Kiau, Bila
tak punya keberanian, jangan pulang kerumah malam nanti.
Hmmm, jika berani pulang. aku pasti akan memberikan suatu
ganjaran yang setimpal untukmu."
Kwan Lok khi pun sadar bahwa malam ini jangan harap dia
bisa melewatkannya dengan aman tentram.
Dihari biasa tanpa persoalan pun dia sudah mengomel
terus, apa lagi setelah menyakiti hatinya sekarang, sudah pasti
dia tak akan memberikan sedikit ketenanganpun baginya.
Kwan Lok khi adalah orang yang sudah berpengalaman, dia
tahu rasa benci Kiau Ngo nio sekarang belum hilang, bila dia
berbicara baik baik sekarang justru hal tersebut akan
972 menimbulkan kemarahan yang semakin menjadi dari
perempuan tersebut. Maka dengan wajah yang tetap dingin seperti es dan wajah
tetap diliputi amarah, dia berteriak:
"Hm. silahkan saja berlagak buas silahkan bersikap galak,
aku memang sudah tahu akan kelihayanmu, Kau anggap aku
takut menghadapi kebuasan dan kegalakanmu itu."
oooOooo oocOooo Bayangan tubuh dari Kiau Ngo-nio dan Kwan Hong sudah
semakin menjauh, dimana akhirnya lenyap dibalik remangremangnya
suasana. Kegelapan malam sudah menyelimuti
angkasa dan mengurung seluruh jagat.
Cahaya lampu mulai dipasang dan bergemerlapan diseluruh
bukit Ji gwat san. Dari balik gua mati hidup terpancar keluar cahaya api obor
yang menjilat-jilat di tengah udara, serta memancarkan
gulungan asap berwarna hitam pekat. Paras muka Kwan Lok
khi berwarna merah membara, persis seperti orang yang
sedang mabok oleh arak, dibalik warna merah membara itu
melintas pula hawa pembunuhan yang mengerikan.
Saat itu dia dapat menghembuskan napas lega, perasaan
hatinya jauh lebih ringan.
Sorot mata yang tajam berkilauan, di balik kegelapan dan
pelan-pelan mencari dua orang pemuda lawannya, ia bertekad
hendak melenyapkan kedua orang pemuda tersebut dari muka
bumi. 973 Akan tetapi ketika sorot matanya berhenti ditengah arena,
dengan cepat ia jadi tertegun.
Rupanya kecuali Liong Tian-im yang masih berdiri dimulut
gua, Jago pedang buta Bok Ci sudah lenyap tak berbekas,
kemanakah di telah pergi"
Pelbagai ingatan dengan cepat menyelimuti benak Kwan
Lok-khi, sambil tertawa dingin tegurnya:
"Orang she Liong, mana sahabatmu itu ?"
Sekarang, kawanan jago lihay yang begitu banyak dalam
gua baru merasakan sesuatu yang tak beres, mereka semua
hanya tertarik untuk menyaksikan perselisihan keluarga dan
melupakan dua orang musuh yang hadir disitu.
Kini, pihak lawan tahu tahu sudah berkurang seorang, sejak
kapan perginya pun tidak diketahui mereka, andaikata
Sancunya sampai menegor, siapapun tak akan tahan memikul
tanggung jawab tersebut. Oleh sebab itu dengan ketakutan paras muka mereka
berubah hebat, ditatapnya wajah Kwan Lok-khi dengan
perasaan ngeri. Liong Tian im berdiri tegak di depan pintu gua mati hidup,
sorot matanya yang tajam menatap wajah Kwan Lok khi tanpa
berkedip setelah hawa murninya diripun ke seluruh badan, dia
menarik napas panjang panjang, lalu berkata dengan hambar:
"Toako ku sedang memasuki gua mati hidup mu untuk
melihat lihat keadaan."
974 Mendengar perkataan tersebut, Kwan Lok-khi merasa
terperanjat kini semua alat rahasia di dalam goa mati hidup
sudah dimatikan, dengan kepandaian silat yang dimiliki Jago
pedang buta Bok Ci, asal dia sempat berjalan sekali didalam
gua, maka semua rahasia disitu akan teringat olehnya, hal
tersebut sama halnya dengan membongkar semua rahasia alat
jebakan di sana. Bila hal ini sampai terjadi, berarti gua mati hidup tak akan
mampu menghalangi ke kurungan dari si pedang langit lagi.
Setelah berpikir sejenak, akhirnya dii mengambil sebuah
keputusan didalam hati pikirnya:
"Aku harus menggerakkan kembali semua peralatan rahasia
dari gua mati hidup tersebut dan mengurung jago pedang
buta Bok Ci di dalam sana, dengan tersisa Liong Tian im
seorang, maka dia akan lebih mudah untuk dij hadapi..."
Akan tetapi setelah dilihatnya Liong Tian im berdiri persis di
bawah patkwa besar tersebut, dengan cepat dia pun
menyadari kalau benda yang hendak dilindungi pihak lawan
adalah Pat kwa tersebut, sudah pasti dia tak akan memberi
kesempatan kepadanya untuk menggerakkan alat rahasia dari
tersebut. Setelah tertawa seram katanya:
"Keparat she Liong, saudaramu tidak mungkin bisa keluar
lagi dengan selamat, bila kun punya minat, tak ada salahnya
untuk turut masuk kedalam, coba lihatlah apakah ucapan
lohu..." Liong Tian im segera mendengus tukasnya:
975 "Tak akan segampang itu, toako sudah mengetahui jelas
akan keadaan dalam gua tersebut, mesti peralatan rahasiamu
sangat lihay hal itu cuma bisa menakut nakuti orang orang
biasa, kalau berganti dengan kami huuh masih belum
terhitung seberapa."
Kwan Lok khi sama sekali tidak menyangka kalau pemuda
tersebut amat sombong ternyata sama sekali tak memandang
sebelah mata pun terhadap gua mati hidupnya.
Sambil tertawa seram, diapun berseru:
"Bocah keparat, beranikah kau untuk maju selangkah lagi?"
Tujuan Liong Tian im sekarang adalah mengulur waktu
selama mungkin dengan gembong iblis tersebut, agar
toakonya Bok Ci mempunyai cukup waktu untuk menolong si
pedang langit Bok Keng jin dari dalam kurungan.
Dengan kemantapan yang tersedia, dia menyahut lagi
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dingin: "Bila toako ku sudah keluar nanti, akan ku masuki gua
tersebut untuk kubuktikan sampai dimanakah kelihayan dari
gua mati hidupmi itu, aku ingin tahu apakah tempat tersebut
benar benar terdiri dari dinding baja. . ."
Kwan Lok khi bukan seorang yang bodoh, tentu saja dia
dapat memahami jalan pemikiran Liong Tian im, satu ingatan
segera melintas dalam benaknya, sambil mengulapkan
tangannya diiringi jarinya segera menuding ke depan, itulah
kode rahasia dari bukit Jit gwat san:
976 Kepada ke empat orang lelaki yang berada dibelakangnya,
dia lantas berseru: "Bekuk bocah keparat itu. ."
"Baik!" jawab ke empat orang lelaki itu sambil serentak
mencabut keluar pedangnya.
Kemudian dengan gerakan tubuh secepat sambaran kilat
mereka melompat kedepan, dari tengah udara masing masing
melancarkan empat buah serangan berantai yang semuanya
berjumlah enam belas buah serangan, semua ancaman itu
merupakan ancaman mematikan, tak sebuah pun yang jauh
dari tempat mematikan ditubuh Liong Tian-im.
Dari gerak jurus serangan yang dilancar kan ke empat
orang lelaki berbaju hitam itu, Liong Tian im telah membuat
suatu keputusan yang jelas, ia mengerti bahwa posisinya
sangat tidak mengurungkan maka pikirnya kemudian:
"Aku harus berhasil membunuh ke empat bajingan ini
dalam sekali gebrakan, dengan begitu musuh baru bisa dibikin
keder atau paling tidak akan mengurangi kekuatan musuh
yang hadir disini, demi keselamatan toako aku tak boleh
membiarkan Kwan Lok khi menggerakkan pat-kwa besar
tersebut, sehingga alat rahasia yang ada mulai bekerja
kembali..." Senjata patung Kim mo sin jin nya segera digetarkan lalu
secepat kilat disodokkan sebanyak empat kali ke tengah
udara, gerak mana dilakukan dalam waktu singkat dengan
kecepatan tinggi. 977 Empat kali jeritan ngeri yang menyayatkan hati segera
bergema memecahkan keheningan malam, tahu tahu empat
orang lelaki itu sudah tewas dalam keadaan mengerikan.
Percikan darah kental berhamburan keempat penjuru,
hancuran kepala berserakan di mana-mana dan tercerai berai
ditubuh orang orang yang berada diseputar arena.
Peristiwa ini dengan cepat membuat orang menjadi kaget,
paras muka mereka berubah hebat, siapa pun tidak
menyangka musuh yang masih muda beliau itu ternyata
memiliki kepandaian silat yang sangat luar biasa dan dalam
sekali gebrakan saja, empat orang itu telah dihabisi nyawanya.
Ditinjau dari sini, bisa diketahui kalau tingkat ilmu silat yang
dimiliki pemuda tersebut pada hakekatnya tidak berada
dibawah kemampuan pemimpin mereka sendiri.
Kwan Lok khi merasa amat sedih, dia merasa hatinya amat
pedih karena kehilangan empat orang kepercayaanrya, tapi
timbul juga perasaan ngeri bercampur takut dihati kecilnya,
hampir saja dia tak percaya kalau dalam beberapa hari saja
Liong Tian im telah memperoleh kemajuan yang begitu pesat.
"Bocah keparat, kau bakal mampus karena uIahmu itu. ."
teriaknya penuh amarah. "Hmmm, bila kau tidak kuatir orang orang Jit gwat san mu
tewas semua dalam keadaan begini, kirimlah lebih banyak
gentong gentong nasi tersebut untuk menerima kematiannya,
meski toaya senang membunuh, tapi ada kalanya memang
perlu untuk menghabisi beberapa orang kurcaci dari dunia
persilatan .. ." 978 "Hmmm . . ." suatu dengusan keras menggema
memecahkan keheningan, lalu seorang lelaki berjubah abu
abu dengan membawa sebuah tongkat tembaga, telah
menampilkan diri ke tengah arena.
Setelah menjura kepada ketuanya, dia berkata.
"Sancu, serahkan saja bajingan keparat ini kepadaku. . ."
Kwan Lok khi segera mengenali orang tersebut sebagai
pengurus rumah tangga Ciong, ilmu silat yang dimiliki orang
ini tidak kalah bila dibandingkan To hu jin maupun Pek li kit,
dia memang termasuk salah seorang jagoan yang tangguh
dari bukit Jit gwat san. Sambil manggut manggut ujarnya kemudian "Ciong si, kau
hanya boleh menang tak boleh kalah didalam pertarungan ini,
aku Kwan Lok khi tak boleh membiarkan bocah keparat ini
bercokol terus disini, kalau orang orang sampai mengatakan
kita orang orang Jit gwat san tak becus hingga untuk
melenyapkan seorang angkatan muda pun tak mampu, aku
orang she Kwan bisa tak punya muka untuk berdiri lagi dalam
dunia persilatan." Ciong Ki tertawa seram. "Sancu, kau tak usah merisaukan
hal ini, aku Ciong Ki tak akan membuatmu merasa kecewa !"
Setelah maju beberapa langkah, sambil mempersiapkan
senjata toya tembaganya, dia membentak keras:
"Liong Tian im, kalau kau punya kepandaian, mari kita
bergebrak..." Liong Tian im berkerut kening, lalu katanya:
979 "Bila aku ingin menghantar kematianmu, aku orang she
Liong pasti tak akan menyia-nyiakan keinginanmu..."
Kedudukan Ciong Ki dibukit Jit gwat san sangat tinggi,
Kwan Lok khi dapat menyerahkan urusan rumah tangga
kepadanya, dari sini bisa diketahui kalau kemampuannya
memang hebat. Dia berasal dari Khong tong pay, bukan saja mulutnya
pandai mengumpak dan mencari muka, kepandaian silatnya
pun boleh dibilang luar biasa sekali...
Ketika dilihatnya Liong Tian im memandang rendah dirinya,
kontan saja amarahnya berkobar, sambil tertawa seram
serunya: "Bocah keparat, kemampuanmu itu bila kutimbang dengan
ujung jariku, kalau di bilang paling banter cuma separuh botol
cuka, digoncangkan dikocok ke sana kemari sama sekali tak
bisa dianggap sebagai sebiji jih3.
Liong Tian im segera tertawa terbahak bahak.
"Haaahhh....hhhaaaahhh, kemampuanmu juga tidak begitu
hebat mfilim biii ti^a kucing tentu mencuri ikan, apalagi kalau
sudah mengendus bau amis, aku lihat setelah senja tiba, kau
baru muncul di tengah malam."
"Sialan bocah keparat ini, mulutnya benar benar tidak
bersih, apalagi kalau sudah buka suara, benar benar tak sedap
didengar." gerutu Ciong Ki dihati, "dari sini bisa diketahui
kalau bocah keparat ini mempunyai asal usul yang luar biasa
dengan kepandaian yang hebat, cukup dilihat dari
kemampuannya bersiat lidah, orang biasa sudah jelas tak akan
mampu untuk menandinginya."
980 Berpikir demikian dia lantas tertawa terbahak bahak.
"Haaah, haaah, haaah, kau adalah si bocah busuk dari
dalam janwv mitn keras latnya bukan kepalang, aku Ciong Ki
bisa bertemu dengan seseorang macam sobit, toe airbem.r gnl
sepanjang masa hubungan km merupakan sahabat mati hidup
makanya bila kau tidak mampus akupun tak akan hidup."
Dia mengeetarkan tongkat tembaganya dan diputar
membentuk beberapa jalur bayangan tajam yang beruntun,
kemudian dengan kecepatan yang menggetarkan sukma, dia
hantam kepala Liong Tian im dengan jurus nang-tah bu-cinglong
(mengemplang kekasih tak setia).
Hakekatnya keadaan sekarang ibaratnya emas murni
bersemu spt dahsyat yang sam lo Wh keras dari pada yang
lain. Liong Tian im tertawa dingin, senjata patung emas Kim-mo
sin jin nya segera diayunkan ke atas untuk menyongsong
datangnya ancaman tersebut.
"Traaaang !" Ditengah udara berkumandang suara bentrokan yang amat
nyaring sekali. disusul kemudian percikan bunga api
memancar ke empat penjuru.
Sekujur tubuh Ciong Ki gemetar keras, bagaikan ranting
pohon terhembus angin, hampir saja dia terjerembab ke atas
tanah. 981 Kontan saja dia melotot besar besar lalu berteriak dengan
suara menggeledek: "Kau benar benar keparat sialan, ayo kenapa tidak
keluarkan saja semua simpananmu " Hei sahabat i L'on e hal
ini jangan kau sama kan dengan sehari maka tigan kali kau
ringkas menjadi sehari makan satu kali, nantikan saja bs laga
aku nanti :" "Nasib dunia persilatan tak sedap dicrakan-kita lebih baik
menangkap pun harus menangkap, tapi kau harus mengerti,
bila air dilain gentong sampai bocor, sekali pun sang ikan tak
sampai mati juga akan cedera, bila tahu diri, lebih baik
suruhlah Tang keh kalian maju sendiri Vau tnetfcl menge." i
trs^s panit \n\ jirafc gm"ang ui uk dihadapi i, Ciong Ki
berjseiut kuntog lalu neciesis revi jhb, tangannya digetarkan
dan seha-.b ayunan tongkat kembali meluncur ke depan.
Walaupun hal ini bukan suatu hal yang mempertaruhkan
jiwa, namun jelas merupakan suatu nn dikan menjual tenaga,
mungkin dia sendiri jauh lebih jelas dari pada orang lain,
bekerja untuk keluarga Kwan memang bukan suatu pekerjaan
gampang. Jangan dilihat dihari hari biasa Kwan Lok khi yang selalu
menganggapmu sebagai orang kepercayaan, bila wajahmu
sampai celomotan abu seperti kau sedang mencari jalan
kematian sendiri. Sementara itu, Kwan Lok khi juga sudah mendongkolkan
sekali setelah dilihatnya pertarungan antara Ciong Ki melawan
musuhnya belum berhasil juga meraih keuntungan, keningnya
berkerut kencang, lalu sepasang matanya berapi api.
982 "Ciong Ki!" mendadak dia menegor, "sudah jurus beberapa
ini" Apakah kau memerlukan bantuanku. ."
Mendengar pemimpinnya sudah membuka suara, seluruh
tubuh Ciong Ki gemetar keras karena ngeri, kalau semula dia
masih bisa meneter musuh, maka sekarang dia sendiri yang
dibuat gelagapan sampai tak mampu untuk mempertahankan
diri lagi. Ia tahu nada suara majikannya sudah tak baik, bisa
jadi dia akan memperoleh kesulitan sendiri nanti.
Maka dengan ketakutan setengah mati katanya.
"Sancu, ini adalah jurus kedua puIuh delapan"
"Aku yakin kau pasti mengetahui tentang peraturan
keluarga Kwan kami jauh lebih jelas daripada siapapun, bila
bertarung merawat musuh maka tak boleh kelewat tiga puluh
gebrakan, bila tiga puluh gebrakan sudah lewat terpaksa aku
akan mempersilahkan kau minum arak!" kata Kwan Lok khi
dingin. Arak tersebut tentu bukan arak kesenangan, tiada arak
yang enak untuk orang yang tak mampu, itu berarti hanya ada
arak getir pencabut nyawa baginya.
Kwan Lok-khi memang sudah termashur karena kebuasan
dan kekejamannya, bila anggota Jit gwat san sampai
menderita kekalahan ditangan orang, sekalipun selembar
jiwanya tidak lenyap ditangan orang, dia pun tak akan lolos
dari tangan Kwan Lok khi.
Ciong Ki adalah seorang jagoan yang sudah lama
mengendon disitu, sudah barang tentu dia cukup memahami
arti perkataan tersebut, ini berarti bila dalam dua gebrakan
983 lagi ia tak sanggup merobohkan lawan, berarti selembar
jiwanya pun tak dapat dipertahankan lagi.
Ciong Ki menjadi merinding sendiri karena ketakutan, buruburu
teriaknya keras-keras: "Sancu, tuanku . . selembar nyawa Ciong Ki masih berharga
untuk hidup .. . " Ini namanya si muka bengkak mengaku gemuk, sudah tahu
tak mampu untuk bertahan lebih jauh, namun berlagak sok
jagoan, jangankan ke dua jurus serangan dilepaskan dengan
menggunakan jurus yang tangguh, dilihatnya dari gerakan
toyanya yang berputar ditengah udara pun dapat diketahui
kalau dia sedang mempertaruhkan jiwanya.
"Heehhmm..." Dia mendesis untuk memperbesar keberanian sendiri, lalu
toya tembaganya diayunkan ke muka dengan sekuat tenaga.
Segulung desingan angin tajam menembusi diantara
pertahanan senjata lawan dan menyongsong tubuh si anak
muda tersebut dengan sasaran yang jitu.
Dalam anggapan Ciong Ki, dengan serangannya kali ini dia
pasti akan berhasil untuk meraih kembali nama baiknya,
sehingga tanpa terasa dia berseru:
"Sobat, hadiah balasanku ini harap kau terima."
Liong Tian im berkelebat sambil memutar senjata paturg
Kim mo sin jinnya, lalu menyahut dengan senyuman dikulum:
984 "Lotiang jangan kelewat sungkan, hadiahmu ini tak nanti
akan kau kirim dengan sia sia, cuma aku orang she Liong tak
berani untuk menerimanya, lebih baik kan simpan saja untuk
majikanmu !" Ia berkelit dengan cepat, melancarkan serangan lebih cepat
lagi, tahu tahu Ciong Ki hanya merasakan tangannya menjadi
ringan dan tongkat tembaganya itu sudah hancur berantakan
menjadi berkeping-keping.
Menyaksikan keadaan tersebut, keadaan Ciong Ki segera
berubah bagaikan tertuduh yang divonis mati, mukanya
menjadi layu dan murung, setelah menghembuskan napas
sedih ia menghela napas panjang, katanya:
"Sobat. dengan begini, maka selembar naywaku tak bisa
dipertahankan lagi !"
Mendadak terdengar serentetan suara dingin
berkumandang: "Bagaimana Ciong Ki, kau hendak turun tangan sendiri
ataukah mengharuskan aku yang turun tangan !"
Suara yang dingin dan kaku itu seperti sambaran guntur di
langit nan biru, kontan saja membuat Ciong Ki terbelalak
dengan wajah ketakutan, seluruh tubuhnya terasa dingin
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
seperti es, dia tahu kematian sudah berada di depan mata.
"Sancu." katanya kemudian dengan sedih, "kebuasanmu
sungguh telah merasuk sampai ke tulang sumsum, baiklah aku
Ciong Ki akan menggorok leher sendiri untuk pulang kerumah
leluhur, kita jumpa lagi dalam penitisan mendatang."
985 Sambil menghela napas panjang, dia mengangkat telapak
tangannya dan diayunkan keatas ubun-ubun sendiri.
Di saat tangannya diayunkan ke bawah, wajahnya tak
urung menampilkan juga perasaan ngeri dan takut yang amat
tebal. "Plaakk..!" diiringi bunyi keras, ayunan telapak tangan itu
persis bersarang diatas batok kepalanya, membuat darah
segar segera memercik keempat penjuru.
Secara beruntun sudah ada lima sosok mayat yang
tergelepar diatas tanah, darah yang anyir meleleh dimanamana
membuat suasana amat memerihkan hati.
Semua yang hadir nampak menundukkan kepala dengan
sedih, hanya Kwan Lok khi seorang tetap berdiri ditempat
tanpa perubahan emosi, seolah-olah kejadian ini sama sekali
tidak ada hubungannya dengan dia.
Dia bukanya tidak acuh terhadap kematian beberapa orang
itu, justru ia sedang gusar karena dari sekian banyak jagoan
golongan hitam yang dipeliharanya selama ini, ternyata tak
seorang angkatan muda, sayangnya mesti dia marah dan
mangkel, marah tersebut tak bisa dilampiaskan sendiri,
bagaimanapun juga, sebagai cikal bakalnya kaum iblis, tentu
saja dia segan untuk ribut sendiri dengan seorang bocah cilik."
Maka dari itu, sorot matanya kembali memandang sekejap
ke arah kawanan jago yang berada dibelakangnya dengan
cepat, dia berniat untuk mencari seorang jagoan lihay yang
pantas untuk mewakili dirinya.
Sorot mata yang merah membara telah memandang
sekejap seluruh wajah orang-orang itu, namun nyatanya tak
986 seorang manusia pun diantara mereka yang bersedia
menampilkan diri untuk melangsungkan pertarungan, sekali
lagi dia menatap mereka dengan sorot mata, menanya:
"Siapakah yang bersedia mewakiliku untuk membekuk
keparat ini . . ." Namun nyatanya tak seorangpun yang menanggapi,
mereka semua seakan akan telah berubah menjadi setansetan
bernyali kecil, semuanya membungkam dalam seribu
bahasa. Jangan dilihat sikap mereka dihari hari biasa yang begitu
gagah perkasa, bila benar-benar bertemu dengan pertarungan
maka kegagahan mereka entah sudah kabur ke mana. Ciong
Ki merupakan seorang contoh yang baik, hingga kini darahnya
belum mengering, dan darah tersebut menunjukkan betapa
kerasnya peraturan yang ditetapkan Kwan-ya mereka.
Bila tiga puluh gebrakan sudah lewat dan ia masih belum
mampu merobohkan lawan, berarti selembar nyawa sendiri
akan turut digadaikan, bayangkan saja siapakah yang bersedia
melakukan perbuatan yang sebodoh ini"
Melihat anak buahnya membungkam semua, dengan gusar
Kwan Lok khi menegur: "Hei, apakah kalian sudah pada mampus?"
"Sancu apakah batas tiga puluh jurusmu bisa
diperlonggar?" tanya Hu to Jin dengan suara gemetar.
"Diperlonggar?" teriak Kwan Lok khi sambil melototkan
sepasang matanya bulat-bulat, "nenek keparat! Sudah lama
aku orang she Kwan mengendon dalam dunia persilatan dan
987 selama ini peraturanku tak pernah berubah, kau ingin merusak
nama baikku..." Hu to jin berdiri bodoh, pada hakekatnya sikap majikannya
tidak memberi kesempatan sama sekali baginya untuk
mengatur napas apalagi setelah mendengar teriakannya ibarat
hembusan angin dingin dari arah barat laut, ia jadi ketakutan
setengah mati dan tak berani berbicara lebih jauh.
"Kembali!" Kwan Lok khi membentak dengan keras
menggeledek: "Bekuk bocah keparat itu, kalau tidak, aku akan
membunuh dirimu . ."
Dengan terperanjat Hu to Jin mendongakkan kepalanya,
lalu memandang wajah Kwan Lok khi termangu, ia tak percaya
kalau majikannya akan menghantar dirinya kedepan pintu
akhirat. Akan tetapi sebagai seorang jagoan ternama, dia pun
enggan memperlihatkan kelemahan dihadapan umum,
kendatipun harus mati. dia harus mati secara terhormat.
Maka dengan langkah lebar dia maju ke depan, kemudian
serunya: "Hei, lohu datang untuk menjumpaimu"
Liong Tian im tertawa dingin.
"Heeh . . heeeh. . . keadaanmu ibaratnya dt uo fc'jaii diatas
lobak. bagus dilihat tak enak dimakan. kau harus tahu rumput
muda dimakan, kuda diatas tembok tidak gampang
ditunggangi, aku lihat lebih baik kau tahulah diri, apalagi kalau
sudah saling berhadapan muka dengan raja akhirat, sekalipun
kau punya nyawa rangkap sepuluh pun, sembilan diantaranya
akan kena direnggut.."
988 "Hmm, kau si setan gantung keparat tak usah banyak
ngebacot." tukas Hu to jin sambil membalikkan telapak
tangannya "lihat seranganku ini dan serahkan saja nyawa
anjingmu.." Begitu telapak tangannya diayunkan kedepan, gulungan
angin pukulan yang maha dahsyatpun segera menggulung ke
arah depan, tampaknya Hu to jin telah mengerahkan segenap
tenaga dalam yang dimilikinya untuk merobohkan lawan.
Liong Tian im tak berani gegabah, dia cukup mengetahui
mutunya suatu serangan, dalam sekilas pandangan saja ia
sudah tahu kalau musuhnya bukan seorang manusia
sembarangan. Sambil tertawa dingin, dengan suatu gerakan yang lincah
dan enteng dia berkelit kearah samping, kemudian tahu-tahu
sudah menyelinap kebelakang tubuh Hu to jin.
Menyusul kemudian, serentetan bayangan emas yang amat
menyilaukan mata menyambar kebelakang punggung Hu to
Jin dengan kecepatan luar biasa.
Hu to Jin tertegun, cepat cepat dia memutar badan sambil
melakukan suatu gerakan untuk mencengkeram senjata
patung Kim mo sin jin tersebut.
"Aduuuh..." ( Bersambung jilid 24) 989 CINCIN MAUT Oleh: Tjan. ID Jilid 24 JERITAN NGERI yang menyayatkan hati berkumandang
memecahkan keheningan, selembar nyawapun melesat
kembali dari dalam jasad kasar Hu to Jin dan lenyap dibalik
kegeIapan malan. Menyaksikan kematian yang datangnya beruntun terhadap
anak buahnya, lama kelamaan Kwan Lok-khi habis juga
kesabarannya, terutama sekali terhadap kematian dari Ciong
Ki yang sial dan Hu to Jin yang apes.
Tiba-tiba saja muncul perasaan iba dalam hati kecilnya,
sementara itu Liong Tian im telah menyimpan patung Kim mo
sin jinnya dan berkata dengan suara hambar:
"Kwan tongkeh, agaknya kita berdua harus menyelesaikan
sendiri persoalan ini."
990 Kwan Lok-khi tertawa seram.
"Heehh, heeeeh, heeeeh, saudara, malam ini kau telah
unjuk gigi dihadapanku, selama berkelana dalam dunia
persilatan, belum pernah aku orang she Kwan dipecundangi
orang seperti ini. Baik! Memandang pada kepandaian silat
yang kau miliki ini, rasanya kurang baik bila aku berpeluk
tangan belaka." Kemudian setelah tertawa tergelak dengan suara nyaring,
ia menambahkan lebih jauh:
"Kita ibaratnya perahu di laut, sampan di sungai, sebelum
tenggelam tak pernah berakhir, namun kau pun harus
mengerti selamanya aku Kwan Lok khi cukup bersetia kawan,
menyaksikan keberanianmu untuk berkunjung ke bukit Jit
gwat san ini, aku bersedia memberikan sesosok jenasah yang
utuh bagimu." "Setelah mendengar ucapanmu itu, bila aku Liong Tian im
masih tak tahu diri, ini berarti kurang tahu diri namanya."
jengek sang pemuda dingin, "Kwan ya, asal kau mampu
lakukan, silahkan saja segera dilaksanakan."
"Hmm. sebetulnya aku orang she Kwan berniat untuk
menghadiahkan tujuh delapan lembar nyawa itu untukmu,
sayang sekali anak buahku tak ada yang setuju meski kita
berdua pernah punya hubungan, namun nyawa-nyawa yang
hilang itu tiada hubungan denganmu, maka aku kira lebih baik
kita selesaikan saja persoalan ini dengan adu kekerasan."
"Sudahlah Kwan ya, lebih baik tak usah ngebacot terus
yang bukan-bukan, apa yang kau inginkan pasti akan kulayani
!" 991 Keadaan Kwan Lok khi sekarang ibaratnya perahu naga
yang terjungkal dalam pecomberan, seluruh kemangkelan
hatinya tak terlampiaskan rasanya, apalagi menghadapi Liong
Tian im yang "Bun bu cuan cay" (menguasai ilmu sastra
maupun ilmu silat) ini, ia benar-benar tidak berkutik.
Dengan wajah dingin dan tubuh tergetar keras karena
marah ia membuat suatu gerakan melingkar ditengah udara
dengan telapak tangan kanannya, kemudian sambil tertawa
terbahak bahak serunya lantang:
"Haahahaaha berhati-hatilah saudara, telapak tanganku ini
lebih keras dari pada baja."
Begitu selesai berkata, mendadak dia melejit ke udara lalu
menyerobot maju ke depan, telapak tangannya yang besar
secepat sambaran petir mencengkeram ke depan. terutama
sekali kelima jari tangannya yang tajam bagai pisau, benar
benar mengerikan sekali. Akan tetapi Liong Tian im bukan lentera yang kehabisan
minyak, menyaksikan serangan lawan yang meluncur tiba,
Jodoh Sang Pendekar 2 Dewa Arak 29 Ilmu Halimun Pendekar Jembel 18