Pencarian

Cincin Maut 18

Cincin Maut Karya Tjan Id Bagian 18


berangkatlah mereka menuju ke sungai say cu hoo.
"Sudah sampai belum" "
jago pedang buta Bok Ci menegur pelan
"sebenarnya permainan setan apa yang sedang kau
lakukan?" seluruh badan lelaki itu gemetar keras karena ketakutan,
cepat-cepat dia berseru 1387 "Ooooh ., tuanku, dalam keadaan seperti ini buat apa aku
mesti membohongimu- sejak kematian majikan muda, aku
kembali ke markas juga mati, tidak kembali pun tetap mati.
masa aku berani bermain gila di hadapanmu?"
Dengan sangat berhati-hati dia berjalan menelusuri sungai,
mendadak didepan sana muncul sebuah bendungan, suasana
disekitar bendungan amat sepi dan tak nampak sesosok
bayangan manusiapun. "itu dia, disana" kata si laki itu kemudian sambil menuding
ke arah depan. Dia maju beberapa langkah ke depan dan berdiri diatas
papan kayu diatas bendungan lalu dengan menggunakan
ujung kakinya dia menjejak papa n tadi tiga kali. Dari dalam
ruangan segera terdengar seseorang menegur:
"Bunga merah daun hijau."
Lelaki itu memandang sekejap ke arahjago pedang buta
Bok Ci, kemudian sahutnya:
"Sekuntum bunga kuning."
Pelan-pelan papan itu dibuka orang suasana dalam lorong
rahasia gelap gulita tak nampak sedikit benda pun.
Jago pedang buta Bok ci segera menuding ke dalam
memberi tanda kepada lelaki itu agar masuk ke dalam lebih
dulu Lelaki itu tertawa getir, dengan berat hati dia berjalan
masuk ke dalam menyusuri anak tangga batu dan menuju ke
dasar lorong. Hanya anehnya sepanjang jalan, ternyata mereka tidak
menjumpai seorang manusiapun. Jago pedang buta Bok Ci
segera menegur lagi: "jika kau berani bermain gila dihadapanku, sekali tusuk
akan kukirim kau ke akherat "
1388 "Bila kau tak percaya denganku, tusuklah aku sekarang
juga ..." sahut lelaki itu dengan suara gemetar.
Dengan sangat berhati-hati dia melongok sekejap kedalam,
tampak diujung lorong yang amat panjang itu tampak muncul
setitik cahaya lentera, kepada jago pedang buta Bok Ci segera
bisiknya: "Disitulah sahabatmu di kurung, tapi aku tidak tahu apakah
kata sandi yang berlaku didalam sana, maka aku tak dapat
masuk kedalam, kau harus tahu peraturan dalam perkumpulan
kami sangat keras dan ketat."
"Kau benar-benar tidak mengetahui kata sandi yang
berlaku disana.?" tegur jago pedang buta Bok ci dingin. Lelaki
itu berkata dengan sungguh-sungguh.
"sekarang aku perlu meloloskan diri dari maut, masa harus
membohongi dirimu" Tuanku percuma kau memaksa aku, aku
benar-benar tidak tahu." Dipandangnya Bu siau huan sekejap,
kemudian katanya. "Bila nona ini disuruh menyamar sebagai petugas mengirim
makanan, mungkin kalian masih mampu untuk menyelundup
masuk ke dalam." "Kalau begitu, enyahlah dari sini," seru sagat pedang buta
Bok ci dingin. "aku harap kau jangan meng,cjj," harus kau ketahui, biar
kau kabur ke ujung langitpun aku sanggup untuk mengejarmu
dan bila sampai hal ini terjadi, bagaimanakah akibatnya tentu
sudah kau ketahui denganjelas bukan.."
Gemetar keras seluruh badan lelaki itu, dia membalikkan
badan dan segera angkat kaki dari situ.
"Hamba tahu..."
Jago pedang buta Bok Ci dan Bu siau huan tidak
memperdulikan orang itu lagi, mereka segera melanjutkan
1389 perjalanannya menuju kearah mana munculnya sinar lentera
itu.. Belum sampai di tempat tujuan, mereka berdua sudah
mendengar suara bentakan dan teriakan yang gaduh.
serentetan sinar lentera menyusup keluar lewat celah-celah
pintu, begitu lemah cahanyanya bagikan seorang kakek yang
hampir mendekati ajalnya.
Bu siau huan memandang sekejap ke arah jago pedang
buta Bok Ci, kemudian menatap penuh tanda tanya,
maksudnya dia harus turun tangan dengan cara bagaimana"
Jago pedang buta Bok ci segera berbisik:
"Lakukan saja seperti apa yang dikatakan oleh keparat tadi,
mungkin cara tersebut merupakan suatu cara yang baik"
Bu siau huan mengangguki ia lantas merubah suaranya dan
berteriak dengan rendah: "Buka pintu, buka pintu..."
suara gaduh dalam ruangan itu segera berhenti, agaknya
mereka tertarik oleh suara panggilan perempuan yang merdu
itu?" Terdengar seorang lelaki tertawa terbahak-bahak kemudian
berseru: "Betul-betul maknya, mau apa ongji so datang kemari
lagi..?" suara yang lain segera menyambung:
"Apa lagi" Paling-paling datang untuk mencari Lo Lau
bersenang-senang, semalam Lau tua tidak mampu bertahan
sampai babak terakhir, malam ini dia pasti akan mencarinya
untuk melanjutkan permainan, sialan, tengah malam datang
mencari kesenangan..." "Duuuk"
1390 Terdengar suara benturan keras, agaknya seseorang
sedang menjotos tubuh seseorang keras-keras, kemudian
bergema suara gelak tertawa yang sangat keras. Terdengar
seseorang berseru dengan gusar:
"Bila kau Lojit berani bergurau lagi dengan aku Lau tu,
heeehh, hhecehh..heeeeh.. hati-hati kalau aku akan mengetuk
pecah batok kepalamu yang botak itu, bila kau tidak terima,
aku akan menyerahkan kepadamu "
Bu siau huan merasakan pipinya berubah menjadi merah,
hampir saja meledak hawa amarahnya.
Berapa saat kemudian terdengar suara pintu dibuka orang
dan kedua belah pintu kecil tadi terpentang sedikit.
"Aaah, tidak benar"
Baru saja dari ruangan bergema suara jeritan kaget secepat
sambaran petir jago pedang buta Bok Ci telah menerobos
masuk kedalam ruangan itu.
semua orang hanya merasakan ada bayangan manusia
berkelebat lewat, tahu-tahu jago pedang buta Bok Ci dengan
pedang terhunus sudah muncul didepan mata, bahkan ketika
pedangnya digetarkan ke udara seketika itu juga ada dua
lelaki yang roboh terjungkal keatas tanah.
Dengan suara dingin dia lantas berseru:
"Jangan berisik, siapapun yang berani sembarangan
bergerak akan kubelah batok kepalanya seperti membelah
buah semangka.." Dalam runngan tertebut, kecuali dua lelaki yang dirobohkan
oleh jago pedang buta Bok Ci tadi, kini masih ada lima orang
lelaki lain yang berdiri dengan wajah kaget dan gugup.
Ke lima lelaki itu dengan sepuluh mata mereka bersamasama
mengawasi jago pedang buta Bok Ci penuh ketakutan,
1391 mereka tidak tahu siapa gerangan musuh yang muncul itu
secara mendadak. Pelan-pelan Bu siau huan meloloskan pedangnya kemudian
merapatkan pintu ruangan tersebut, setelah itu tanyanya:
"Bok toako, mana orangnya?"
Jago pedang buta Bok Ci memperhatikan orang-orang
tersebut, kemudian berkata:
"Aku bernama jago pedang buta Bok Ci, sekarang kami
datang untuk meminta orang kepada kalian.."
Pepatah bilang. Pohon punya bayangan, manusia punya
nama. Pengungkapan nama besar itu segera menggetarkan
perasaan orang yang berada dalam ruangan tersebut, paras
muka mereka berubah hebat, sedang dalam hatinya lantas
berpekik: "Aduh maki hari ini benar-benar ketemu batunya, dengan
kepandaian orang, bukan pekerjaan yang sulit baginya untuk
membereskan kami semua, hehmmm... agaknya habis sudah
riwayat kami hari ini..."
Tak seorang manu5iapun yang berani menjawabnya
pertanyaan dari jago pedang buta buta Bok Ci.
Mereka saling berpandangan sekejap kemudian bersamasama
menundukkan kepalanya rendah-rendah, agaknya
mereka sedang mohon ampun dari lawannya.
" Lebih baik kau saja yang menjawab" kata Jago pedang
buta Bok Ci secara tiba-tiba,
"hal ini sudah termasuk sikap paling sungkan bagimu. ."
Tiba-tiba pedang kayunya dipakai untuk menunjuk si lelaki
berkepala botak itu. Cepat-cepat lelaki botak itu
menggelengkan kepalanya berulang kali, serunya sambil
tertawa getir: 1392 "Kau jangan bertanya kepadaku, hanya seorang yang tahu
dimanakah sahabatmu itu d i-kurung, kami tak lebih hanya
bertugas menjaga pintu belaka, orang itulah yang seharusnya
kau cari .." "siapa " Dia berada dimana ?" tanya jago pedang Buia Bok
ci dengan suara dingin...
"Dia lagi masuk ke dalam untuk mengambil barang,
mungkin sebentar lagi akan keluar," bisik lelaki botak itu lirih...
Meskipun jago pedang buta Bok Ci rada tidak percaya,
namun diapun dibikin apa boleh buat, maka setelah
memperhatikan sekejap sekeliling tempat itu dia perintahkan
ke lima orang itu untuk duduk menjadi satu.
"si bocah cantik, kau amat menarik, aku harus mencium
pipimu dengan mesra."
Pada saat inilah dari dalam lorong rahasia berkumandang
suara senandung yang tak karuan, lalu tampak seseorang
muncul dengan sempoyongan.
Buru buru jago pedang buta Bok Ci memadamkan lentera
yang berada di atas meja lalu menotok jalan darah ke lima
lelaki itu pedangnya digetarkan dan bersama Bu siau huan
berjaga-jaga disisi kiri dan kanan menunggu munculnya lelaki
tadi. "Hmm" kedengaran lelaki itu berseru dengan tak senang
hati, "neneknya, baru saja aku Tay im jiau pergi sebentar,
beberapa setan sialan itu sudah memadamkan lampu dan
tidur, h mm... toaya membawa arak tapi kalian tak
seorangpun boleh turut minum."
Mendadak sebuah benda dingin yang tajam menusuk di
atas punggungnya, membuat sekujur tubuhnya gemetar
keras, seketika itu juga dia telah mendusin dari pengaruh
araknya. sambil melompat karena teperanjat serunya. "Siapa
yang sedang bergurau dengan toaya?"
1393 "Jangan berisik, hati-hati kalau ketusuk dirimu. ." ancam Bu
siau huan dingin. sinar lentera mencorong ke empat penjara dan ruangan itu
menjadi terang benderang kembali.
Tay im jiau seperti ayam terbuat dari kayu berdiri kaku
ditempatnya, dibuat terkesiapnya pemandangan yang
terbentang didepan matanya sekarang., setelah
memperhatikan sekejap wajah si jago pedang buta Bok cikemudian
tegurnya: "Mau apa kalian ?"
"Minta orang-orang yang hari ini kalian tangkap itu" sahut
jago pedang buta Bok Ci dengan suara dingin-Tay Im jiau
segera tertawa seram... "Heeeh ... heeeh...buat apa" hendak menolong orangpun
tidak begini caranya."
"Tak usah bermain setan dihadapanku, bahkan berani
berbicara yang tak karuan lagi pedang yang berada
dipunggungku itu akan menusuk ke depan tanpa perasaan
kasihan, cukup maju lima inci saja, sudah pasti nyawamu akan
melayang, aku lihat ada baiknya kau bersikap lebih jujur lagi "
Bu siau tuan segera mendorong tangannya ke depan,
kontan Tay im jiao berkaok kaok karena kesakitan, darah
segar memancar ke luar dari punggung Tay im jiau.
Berubah hebat selembar wajah Tay im jiau, sekarang dia
baru mengetahui betapa lihaynya pihak lawan, bahkan mampu
turun tangan secara tidak mengenal ampun... Maka dengan
suara gemetar dia berseru:
"Aku akan mengajakmu aku akan mengajukan..."
Dia lantas beranjak menuju ke depan. setelah melewati dua
tikungan, dia berhenti di bawah sebuah batu besar yang
menempel di atas sebuah dinding berwarna putih, sepasang
1394 tangannya memutar batu besar itu pelan sehingga muncullah
sebuah mulut gua yang bisa di lewati hanya seorang.
suara afiran air berkumandang datang dari balik gua tadi,
bau lembab pun menusuk hidung, bahkan udara disitu terasa
dingin menusuk tulang ...
jika pedang buta Bok Ci agak tertegun, dia tak mengira
kalau ditempat tersebut terdapat sebuah penjara air yang
begitu rahasia letaknya, karena gusar seluruh tubuhnya
sampai gemetar keras dengan gemas digetarkannya pedang
kayu itu kemudian berseru.
"Cara kalian mencelakai orang benar-benar luar biasa
sekali. " "Dia berada didalam sana..." bisik Tay imjiau dengan suara
gemetar. Jago pedang buta Bok ci sebera berteriak ke arah
dalam gua. "Keluarlah, saudaraku, masih banyak persoalan yang
menunggu mu untuk diselesaikan.
"Toako " pelan-pelan Liong Tian im menampilkan diri dari
balik gua, " rupanya kau telah datang..."


Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Jago pedang buta Bok Ci tertawa getir.
"Bagaimana rasanya didalam gua sana?"
Dengan tubuh basah kuyup Liong Tian im muncul dari
dalam gua. kemudian sahutnya.
"Masih mendingan, cuma saja terlalu sumpek maka hutang
yang mereka buat hari ini berikut dengan bunganya harus kita
tuntut kembali, coba kau lihat, aku harus menahan rasa
mendongkol semenjak tadi-.."
sambil menepuk bahunya, jago pedang buta Bok Ci
berkata, 1395 "saudaraku, kau masih belum melihat siapa yang telah
datang..?" "siau huan" Liong Tian im begitu berpaling, tiba-tiba saja
dia menyaksikan Bu siau huan sedang berdiri disisinya dengan
air mata bercucuran sungguh terharu dibuatnya.
"Mengapa kau pun datang kemari?" kembali dia bertanya.
"hm.." bisik Bu siau huan lirih.
Ditengah panggilan itu, hati mereka berdua seolah-olah
terpadu menjadi satu, serentak perasaan cinta nya ikut
terungkapkan pula. Meski dalam situasi semacam ini tidak cocok untuk
mengungkapkan perasaan begini, namun dari sorot mata
kedua belah pihak mereka dapat menangkap setitik
pengharapan, sambil tertawa ringan jago pedang buta Bok Ci
segera berseru: "Kali ini, seandainya bukan dia yang memberitahukan
kejadian tersebut kepadaku, mungkin kau tak akan bisa keluar
lagi untuk selamanya..."
"siau huan, terima kasih banyak" seru Liong Tian im
kemudian dengan perasaan terharu.
sementara itu, Tay imjiau yang menyaksikan ke tiga orang
lawannya sedang terbuai dalam mengungkapkan perasaan,
dengan cepat dia merasa memperoleh peluang baik untuk
meloloskan diri, biji matanya segera berputar, kemudian
menggunakan kesempatan dikala musuhnya tidak
memperhatikan mendadak dia melejit ke udara dan kabur
keluar, sedemikian cepat gerakan tubuhnya sehinggi sama
sekali diluar dugaan siapa pun.,. Liong Tian im seaera
membentak keras: "sobat, kau anggap bisa kabur dari sini?"
1396 Waktu itu Liong Tian im sedang dicekam oleh perasaan
gusar bercampur mendongkol yang tak mampu dilampiaskan,
melihat lelaki yang pernah menyiksanya hendak melarikan diri,
hawa napsu membunuhnya segera timbul kembali, sambil
meraung gusar dia mengejar dari belakang dengan tak kalah
cepatnya. Bagitu mendengar suara desingan tajam bergema dari
belakang tubuhnya, Tay im jiu segera sadar kalau kepandaian
silat yang dimiliki lawannya jauh melebihi dirinya, bila dia
sampai terjatuh ke tangan lawan, sudah dapat dipastikan
jiwanya akan melayang. Maka dengan menghimpun tenaga
dalamnya dia berteriak keras keras:
"Tolong... tolong... ada orang membongkar penjara."
" Aduuuduuuh " Baru selesai teriakan yang penuh perasaan cemas itu
punggungnya sudah termakan oleh sebuah bacokan Liong
Tian im yang sangat keras, dia menjerit kesakitan, kemudian
tubuhnya roboh terjungkal keatas tanah.
"Kau tak akan bisa lolos," dia masih sempat berteriak keras.
"Hmmm lihat saja nanti, bila aku tak mampu memusnahkan
tempat ini, aku tak akan keluar dan tempat ini." jengek Liong
Tian im dingin. Belum lama setelah perkataan itu tersiar dalam ruangan,
mendadak dari empat arah delapan penjuru ruangan telah
bermunculan puluh a n orang laki kekar yang bersenjata
lengkap. Dengan suara dingin Liong Tian im segera berseru:
"Undang kemari Ho say kun..."
Dengan sorot mata dingin bagaikan es, dia memandang
sekejap sekeliling ruangan, mendadak dia menyaksikan
senjata adalannya terletak diatas meja besar, sambil tertawa
1397 dingin tubuhnya segera melejit kedepan, dia menyambar
senjata andalannya yang berat luar biasa.
Kawanan manusia berbaju hitam itu cukup mengetahui
akan kesempurnaan tenaga dalamnya, ternyata tidak seorang
manusia pun berani menghadang atau melancarkan sergapan
kearahnya, mereka hanya mengawasi ketiga orang musuhnya
dengan pandangan ketakutan.
"Ningg, ..ningg niigg."
Dari dalam lorong bawah tanah yang amat luas itu
mendadak berkumandang serentetan suara keleningan yang
amat nyaring. seketika itu juga semua orang yang sedang melakukan
pengepungan dalam lorong rahasia tersekat merasakan
semangatnya bangkit kembali, mereka tidak nampak setegang
tadi, jelas mereka tahu setelah berkumandangnya suara
keleningan tersebut, siapakah yang akan munculkan diri
oleh sebab itu mereka menggenggam pedangnya masingmasing
dengan kencang, kemudian semakin ketat mengurung
ketiga orang lawan nya itu.
"Hmnm" Dari belakang kerumunan orang yang banyak bergema
suara deheman berat, kemudian terdengar seseorang
berteriak keras dengan suara yang parau seperti gembrengan
bobrok. "Hocu tiba." Bayangan manusia tiba tiba berpisah kesamping dan
terbukalah sebuah jalan lewat tampak Ho Say kun diiringi dua
orang kakek kurus kering berjalan masuk ke dalam arena.
Wajah ke tiga orang itu diliputi hawa pembunuhan yang
mengerikan, mereka nampak buas dan sama sekali tidak
1398 dihiasi oleh senyuman barang sedikitpun. sesudah tertawa
terbahak-bahak Liong Tian im berseru dengan suara kereng:
"sobat, lagi lagi kita bersua kembali "
Ho Say kun memandang sekejap ke arah Liong Tian im
dengan pandangan dingin, kemudian katanya:
"Persoalan diantara kita lebih baik dibicarakan nanti saja -."
sorot matanya yang buas dan mengerikan pelan pelan
dialihkan ke wajah jago pedang buta Bok Ci, kemudian
tegurnya dengan suara sedingin es:
cepat Ho say kun berkata lebih jauh:
"selamat bersua, selamat bersua, sobat Bok aku Ho say kun
sama sekali tiada ikatan dendam ataupun perselisihan dengan
dirimu mengapa kau begitu kejam dengan membinasakan
putraku "oob rupanya kau sudah tahu"
Dengan penuh kesedihan Ho Say kun berseru:
"Disaat kau belum masuk kemari aku sudah mendapat
tahu, sobat Bok, kesalahan apakah yang telah dilakukan
putraku atas dirimu" Mengapa kau bunub dirinya secara
kejam?" "Hmm, dosa-dosanya pantas untuk menerima hukuman
mati, apalagi kematian manusia semacam ini tidak perlu
disayangkan." jawaban dari sijago pedang buta Bok Ci amat dingin,
hambar dan tak sedap didengar.
" omong kosong."
saking gusarnya Ho say kun maju selangkah ke depan,
kemudian berkata lebih jauh.
1399 "Dia tak lebih hanya seorang bocah, siapa bilang kalau
dosa-dosanya pantas ditebus dengan kematian" sekarang aku
telah mengirim jenasahnya pulang, sebelum aku dapat
membunuhmu, jenasahnya tak akan kumasukan ke dalam
liang kubur." Jago pedang buta Bok Ci merasakan hatinya bergetar
sangat keras, serunya tanpa sadar:
"Jadi kau telah berkunjung ke rutan petani tua itu?"
"Tentu saja aku berkunjung kesitu" jawab Ho Say kun
dengan perasaan benci. Hawa napsu membunuh mulai menyelimuti seluruh wajah
jago pedang buta Bok Ci, dia berkata lebih jauh:
"Kalau begitu kau telah turun tangan keji terhadap keluarga
petani tua itu. Terus terang saja-"
Mendadak Hosiy kun menyaksikan paras muka anak muda
itu penuh diliputi hawa napsu membunuh yang amat
mengerikan, hatinya bergetar keras- diam-diam dia
menghimpun tenaga dalamnya ke dalam sepasang lengan, ke
mudian setelah tertawa dan manggut manggut sahutnya:
"Apakah artinya kematian dari beberapa orang macam
mereka itu?" "Aaah ?" jago pedang buta Bok Ci berseru lagi dengan suara
gemetar keras- "kau telah berhati keji dengan membantai mereka
sekeluarga?" Ho say kun segera tertawa seram-
" Heeeh, heeeh, heeeh, aaah cuma permainan kecil, cuma
permainan kecil, putraku tewas dirumah mereka, sudah
sepantasnya kalau mereka pun mengorbankan selembar
jiwanya untuk ongkos jalan, sebetulnya kejadian ini lumrah
dan sangat adil- apa gunanya mesti bersungguh hati ?"
1400 Jago pedang buta Bok Ci merasakan hatinya sangat sakit,
pandangan matanya menjadi berkunang-kunang dan
tubuhnya terasa gontai- Suatu perasaan sedih yang amat sangat muncul secara tiba
tiba dari hati kecilnya, dia teringat akan kebaikan keluarga
petani itu, terutama sepasang bocah yang polos dan lucu itu,
mereka tidak seharusnya tewasseandainya
dia bisa menahan diri dan tidak melancarkan
serangan dirumah itu- tak mungkin keluarga petani itu akan
terkena getahnya- Dengan pedih kesedian dia menghela napas panjang,
kemudian gumamnya: "Aaaai, meski aku tidak membunuh Pak jin. Pak jin mati
lantaran aku. ." sepasang matanya yang cekung itu berubah menjadi merah
darah, serentetan sinar mata yang tajam bagaikan sembilu
mencorong ke luar dari bilik matanya dan menatap wajah Ho
say kun dalam-dalam, sorot mata itu begitu dalam, begitu
tajam dan penuh disertai dengan rasa benci yang meluapluap.
Tanpa terasa Ho say kun mundur selangkah, ditatapnya
musuh yang menyeramkan ini dengan penuh ketakutan
Jago pedang buta Bok Ci maju selangkah lebih kedepan,
lalu serunya penuh kebencian:
"Tahukah kau hutang darah ini harus kau sendiri yang
membayarnya ?" Ho say kun tertawa getir.
"Tidak menjadi soal" katanya,
"toh dendam kesumat diantara kita tak pernah akan
berakhir, sekalipun ditambah lagi dengan beberapa macam
1401 persoalan juga tak mengapa, yang jelas hari ini ada kau tak
ada aku, kita berdua tak boleh hidup bersama-sama."
"sreeet- - " serentetan bunga pedang meleset ke tengah udara. Tahu
tahu pedang kayu tadi sudah bergetar diangkasa sambil
memancarkan sinar yang berkilauan.
Pelan-pelan jago pedang buta Bok Ci menggerakkan
pedangnya lalu berkata. "lo hocu, aku hendak mencabut nyawamu sekarang juga."
"Boleh" sahut Ho say kun sambil menggetarkan pula
pedangnya " nyawa putraku toh mesti dituntut kembali."
"Tidak" tiba-tiba Liong Tian im menggetarkan senjata patung Kim
mo sinjin nya lalu berseru
"tua bangka celaka ini sudah kelewat parah menyiksaku,
lebih baik serahkan saja dia padaku untuk dibereskan"
Tidak" tolak jago pedang buta Bok Ci kukuh
"aku hendak membalaskan dendam bagi keluarga petani
yang baik hati itu."
Dia menarik napas panjang-panjang, kemudian
melanjutkan: "To hocu, agak anak buah mu sudah boleh membubarkan
diri, toh kehadiran mereka disini tak akan banyak membantu,
malah bisa jadi akan membuat urusan makin terbengkalai, aku
berharap ditempat ini cuma ada kita beberapa orang, mati
atau hidup biar kita berdua yang menentukan sendiri"
"Baik," 1402 Ho Say kun pelan-pelan berkata,
"lohu akan mendengarkan perkataanmu itu."
Dia mengulapkan tangannya dengan pelan, serentak
kawanan jago pedang berbaju hitam yang berada di sekeliling
tempat itu mundur dengan wajan tercengang, jelas mereka
dibuat kaget dan keheranan oleh tindakkan dari Ho-Say kun
tersebut. Padahal darimana mereka tahu kalau musuh yang mereka
hadapi sekarang sesungguhnya adalah manusia yang berilmu
tangguh" sekalipun ada mereka yang membantu juga
percuma saja, kalau tidak mana mungkin Ho say kun akan
menyanggupi sekarang, yang hadir dalam arena kecuali Ho
say kun masih ada dua orang kakek kurus kering itu, dengan
demikian posisi mereka ada tiga melawan tiga, jadi boleh
dibilang cukup adil- Belum lagi Ho say kun turun tangan, kakek kurus kering
yang berada disisinya telah berkata:
"Hocu, serahkan saja orang ini kepada aku siau jiu giam lo.
- " Jago pedang buta Bok Ci memperhatikan kakek itu
beberapa saat lamanya, sementara hawa napsu membunuh
dengan cepat menyelimuti seluruh wajahnya, dia mengangkat
pedang kayunya dan membuat satu lingkaran busur ditengah
udara, setelah itu katanya:


Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"siu jiu giam lo, hati hati kau, aku akan sebera turun
tangan..." Ditengah gelak tertawa yang amat nyaring, siujiu giam lo
menggetarkan pedangnya seperti gulungan air, diiringi suara
bentakan nyaring, cahaya pedang yang berlapis lapis itu
segera meluncur ke muka dan membacok tubuh si jago
pedang buta Bok Ci. 1403 Jago pedang buta Bok Ci miringkan tubuhnya sambil
memutar pedang kayunya melepaskan bacokan, jurus
serangan ini merupakan j urus tercepat dari ilmu Thian kiam
kiam hoat dalam menyerang tubuh.
Untuk menghadapi musuh biasajagopedang buta Bok Cita k
pernah menggunakan jurus itu secara sembarangan,
alasannya karena jurus itu terlampau lihay, bila dipakai
niscaya musuh akan terluka atau mampus.
ini dia sudah diliputi oleh hawa napsu membunuh yang
berkobar, sebab itu tanpa sangsi dipakainya jurus serangan
mana tanpa kenal kasihan.
"Aduuuh .." Tubuh siujiu giam lo tiba-tiba roboh ke atas tanah sambil
memperdengarkan jerit kesakitan yang rendah dan berat
dengan wajah meringis karena sakit dia memegang perut
sendiri yang berlumuran darah, tetesan darah meleleh dan lalu
keluar melalui celah-celah jari tangannya dan menodai
permukaan tanah- Dengan sempoyongan dia maju beberapa
langkah kemudian serunya tertahan.
"Hocu.." Ho say kun sangat sedih, katanya cepat-
"Katakanlah aku tak akan membuatmu kecewa,-"
Dengan penuh kebencian siu jiu giam lo memandang
sekejap kearah jago pedang buta Bok Ci, kemudian bisiknya.
"Balaskan dendam, balaskan dendam bagiku."
"Blaamm" Dengan benturan keras, tubuh siu jiu giam lo segera roboh
terjungkal diatas tanah, setelah berguling beberapa kali,
dengan putus asa dia muntahkan darah segar, lalu bisiknya
gemetar: 1404 "Aku, aku akan mati-.."
Napasnya yang terakhir seakan-akan berat sekali untuk di
hembuskan, sepasang matanya terbelalak lebar-lebar dengan
amat seram, mata itu melototi butiran air di atas dinding gua
lekat-lekat, kematian macam begini benar-benar membuat
hati setiap orang merasa bergidik dan seram.
" orang she Bok kau sangat kejam " teriak Ho say kun
sambil berteriak keras. "Tapi ketimbang kau, aku masih selisih jauh sekali" sahut
jago pedang buta Bok Ci dingin,
"toa hocu, kau telah menjajah wilayah say-cu ho,
memperkosa banyak istri orang dan anak gadis orang,
tidakkah perbuatanmu itu kejam dan buas ?"
Ho say kun tertawa rawan:
" Aku tahu apa maksudmu datang kemari, Bok Ci, kita tak
perlu banyak berbicara lagi. Thian telah menakdirkan satu
diantara kita berdua untuk mati hari ini juga..."
"yang mati mungkin adalah kau sendiri..." kata Jago
pedang buta hambar. Ho say kun tampak agak tertegun.
"Atas dasar apa kau berkata demikian ?"
"Tentunya kau sudah menyaksikan serangan pedangku tadi
bukan?" kata jago pedang buta Bok Ci dingin,
"toa hocu, apakah kau yakin dapat menghindarkan diri dari
tusukanku tadi" Aku rasa sepanjang hidup kau tak akan
mampu untuk melakukannya."
sekujur badan Ho SRy kun gemetar keras, tiba-tiba suatu
bayangan hitam melintas dalam benaknya.
serangan pedang yang dilancarkan tadi memang benarbenar
kelewat cepat, sedemikian cepatnya sehingga hampir
1405 tiada seorang manusia pun yang dapat melihat dengan jelas
bagaimana cara serangan itu dilepaskan. Dia pun cukup
mengetahui akan kemampuan tenaga dalam yang dimilikinya,
kendatipun terhitung kelas satu, namun bila dibandingkan
dengan lawannya, ia masih ketinggalan jauh sekali.
Maka setelah mendengus dingin serunya:
"Kau tak usah mengibul, aku tak pernah mempercayai
segala macam tahayul..."
oooooooo Tahu kalau musuhnya sangat hebat, dia tak berani
bertindak secara gegabah, pedangnya segera diangkat keatas
dan pelan-pelan ditunjukkan ke udara, kemudian dengan
serius ditatapnya jago pedang buta lekat-lekat.
"ooh, rupanya kau adalah anak murid perguruan Tay seng
bun?" kata Jago pedang buta Bok Ci kemudian.
Ho say kun berseru tertahan, "Aaaah, darimana kau bisa
tahu?" Jago pedang buta Bok Ci segera tertawa terbahak-bahak.
"Haaah, haah haaah, sekarang aku baru mengetahui asal
usulmu yang sebenarnya, jadi murid yang menghianati
perguruan dan peraturan perguruan Tay seng bun melama ini
adalah kau. demi keberhasilanmu untuk menempeli Kwan lok
khi, kau tak segan-segan membunuh kakak dan adik
perguruanmu sebanyak lima orang dengan cara yang paling
keji. Heeeeh... heeeh... sungguh tak nyana kalau kau adalah
murid murtad yang berhati buas itu. Ho tua hari ini kau lebihlebih
jangan berharap bisa hidup-"
"sebenarnya siapakah kau?" suara Ho say kun kedengaran
agak gemetar- "mengapa bisa mengetahui banyak persoalan dari
perguruan kami-" 1406 "Kau jangan lupa kalau aku adalah putra Thian Kiam, juga
merupakan ahli warisnya" kata jago pedang buta Bok Ci
dengan suara dingin, "sewaktu suhengmu hendak menemui ajalnya dengan
membawa luka ia datang mencariku dan menyerahkan
tanggung jawab membunuhmu kepadaku."
"Apa?" seru Ho Say kun gemetar,
"suhengku tidak mampus ?"
Kembali Bok Ci tertawa dingin.
"Matinya sih sudah mati, cuma matinya tidak denga mata
meram, dia telah melukiskan wajah maupun nada suaramu
kepadaku, tadi aku hanya melupakan saja akan hal tersebut."
"Sekalipun kau teringatnya kembali, lantas apa pula yang
bisa kau lakukan?" jengek Ho say kun dengan gusar,
"aku Ho say kun bukan manusia yang gampang minta
ampun kepada orang lain tak usah kuatir, sekalipun kau tak
berhasil menemukan aku. toh aku tetap akan mencarimu?"
Kembali jago pedang butaBok Ci tertawa dingin
"Minta ampun" Haaaah... haaah... haaah.. kalau manusia
macam kaupun bisa diampuni, mungkin Thian akan marahmarah,
lebih baik simpan kembali impian indahmu itu..."
"Ehmmmm. " Ho say kun meraung keras-keras, lalu dengan gusarnya
memutar pedang saktinya. Dengan satu gerakan yang cepat
bagaikan-sambaran kilat secara beruntun dia melancarkan
tujuh delapan buah serangan berantai, serangkaian serangan
tersebut benar benar amat cepat dan beruntun, juga dia
bermaksud tidak memberi kesempatan kepada jago pedang
buta Bok Ci untuk meloloskan pedangnya.
Sayang sekali bajingan tua ini kelewat rendah menilai
musuhnya, kalau tidak mungkin dia tak akan sampai menemui
1407 ajalnya secepat ini, atau paling tidak masih dapat
menyelamatkan selembar jiwa kerdilnya. Terhadap ilmu
pedang aliran Tay seng bun boleh dibilang meski memejam
matapun jago pedang buta Bok Ci dapat menguasai tiap jurus
serangannya dengan tepat.
oleh sebab itu, ia menunggu sampai gerak serangan musuh
agak melamban, kemudian dengan suatu gerakan yang
enteng mendorong pedang itu ke muka. Tusukan mana
dilancarkan tepat pada waktunya danpersis berhasil menahan
serangan gencar dari Ho say kun.
Dalam kagetnya Ho Say kun segera mempergencar
serangan pedangnya dengan suatu tusukan sepenuh tenaga.
Jago pedang buta Bok Ci segera memutar pergelangan
tangannya, lalu membentak, "Roboh kau, Toa hocu "
Perubahan yang terjadi amat mendadak ini membuat Ho
say kun sama sekali tidak ada ingatan untuk merubah
gerakannya, tahu-tahu dadanya terasa sakit sekali dan
sebatang pedang sudah pelan-pelan menembusi perutnya.
"Aduuh...." Dengan wajah berubah hebat Ho say kun menjerit
kesakitan dengan suara yang sekeras-kerasnya, begitu
kesakitannya dia sehingga gemetar keras sekujur tubuhnya.
Dia membuang pedang yang berada dalam gengamannya,
lalu dengan mempergunakan sepasang tangannya dia
mencengkeram pedang kayu milik jago pedang buta Bok Ci.
Dalam keadaan seperti ini, dia tak mampu untuk
mengucapkan sepatah katapun.
"Hmmm, kematianmu sekarang masih terhitung cukup
memuaskan..."jengek Bok Ci dingin. Dia mencabut keluar
pedang kayunya dari tubuh lawan.
1408 Tiba-tiba saja Ho say kun berlutut ketanah lalu roboh
terkapar diatas tanah, habis sudah riwayat hidupnya yang
penuh dengan dosa. Kakek kurus yang berada disisi arena menjadi panik, dia
tahu kalau keadaan tidak menguntungkan, tanpa mengucap
sepatah katapun dia membalikkan badan dan segera
melarikan diri terbirit-birit meninggalkan tempat itu.
"Kembali..." Dengan suara dalam dan berat jago pedang buta Bok Ci
membentak nyaring, kemudian lanjutnya:
"Bila kau berani kabur, maka keadaan macam itulah yang
bakal kau alami" Kakek itu berpaling dengan ketakutan, dengan wajah pucat
pas i dan tubuhnya gemetar serunya:
"Kau hendak melakukan pembunuhan keji" Bok Ci tertawa
dingin. "Kubur mereka baik baik dan semoga kau dapat hidup
melewati sisa umur mu secara baik-baik..."
Kakek itu nampak agak tertegun, kemudian tanpa
mengucapk"n sepatah katapun dia mencengkeram jenazah
dari Ho say kun dan di bawa lari meninggalkan tempat itu.
Memandang bayangan punggung dari kakek tersebut.
Liong Tian im dan Bu siau huan sama-sama menghela napas
panjang. Untuk beberapa saat lamanya mereka bertiga
membungkam dalam seribu bahasa.
Lama, lama kemudian akhirnya mereka berjalan keluar dari
lorong rahasia bawah tanah itu dan berangkat menuju kebukit
jit gwat san. 1409 Mereka berniat untuk mencari Kwan Lok-khi dan menuntut
pertanggungan jawab darinya. Bukit yang tinggi, puncak yang
sepi, sejak fajar hingga petang selalu diliputi oleh selapis
kabut yang amat tebal, tebal sekali sshingga sukar ditembus
oleh pandangan mata. Lapisan kabut putih yang tebal dan rapat itu seperti selapis
kain putih yang menyelubungi tubuh sesosok mayat,
selamanya tak mampu memperdengarkan gelak tertawa yang
riang, sebaliknya malah menunjukkan wajah yang seram dan
memuakkan... Diatas puncak bukit jit gwat san, di depan sebuah gua yang
sangat besar, menggunakan kesempatan disaat kabut tebal
sedang menyusup, Leng Hong ya bersembunyi seorang diri di
tempat tersebut sambil berlatih ilmu pernapasannya.
Dia hampir saja melupakan waktu, berlatih dan berlatih
terus dengan tekunnya seorang diri
Mendadak dari ujung pandangan matanya dia menyaksikan
kemunculan tiga titik bayangan hitam dari kejauhan sana..
Menyaksikan hal itu, hatinya segera tertegun kemudian
pikirnya dengan cepat: "entah siapa yang bernyali begitu besar, ternyata berani
menyusup naik ke bukit jit gwat san ini melalui belakang bukit
" Hmm sudah pasti mereka adalah manusia manusia yang
sudah makan nyali macan atau empedu beruang."
Kini dia sedang mertamu dalam keluarga Kwan di bukti Jit
gwat san dan membantu Kwan Lok khi untuk merencanakan
segala persoalan yang sedang dihadapi rekannya itu.
Menyaksikan munculnya manusia-manusia tak di kenal
dalam suasana begini, sudah barang tentu dia merasa terkejut
sekali. Dengan tidak menimbulkan sedikit suara berisik pun, pelanpelan
dia melesat kedepan lalu dengan tubuh yang lincah
1410 seolah-olah menumpangi kabut pekat, dia menyongsong
kedatangan bayangan-bayangan tersebut.
"Berhenti" Dengan suara yang keras seperti geledek yang membelah
bumi disiang hari bolong dia membentak nyaring.
sedemikian nyaringnya suara bentakan tersebut sehingga
membuat seluruh ruangan di sekitar bukit tersebut
mendengung tiada hentinya.
Atas bentakan yang menggeledek itu, ketiga sosok
bayangan manusia yang sedang meluncur keatas bukit itu
serentak merubah haluan mereka dan menyongsong
kedatangan Leng Hong ya. Dalam waktu singkat mereka sudah menghentikan gerakan
tubuh masing-masing dan memandang kearah tokoh dari
kaum sesat ini dengan wajah penuh amarah-
Leng Hong ya tak kalah terperanjatnya setelah mengetahui
siapakah gerangan ke tiga orang tamu yang tak dikenal itu,
sebab tamu-tamu ini sangat dikenal olehnya dan cukup
ditakuti selama ini meski hanya perasaan takut sesaat.
Ternyata mereka adalah Liong Tian im dan jago pedang buta
Bok Ci. Dia cukup mengetahui sampai dimanakah taraf kepandaian


Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

silat yang dimiliki dua orang pemuda tersebut, bila
dibandingkan dengan kepandaian silat yang dimilikinya
sekarang, pada hakekatnya masih ada selisihnya.
Dalam keadaan begini, ia benar-benar tak berani menduga
siapakah yang bakal mengungguli pertarungan tersebut
seandainya sampai benar-benar terjadi pertarungan.
yang membuatnya lebih terperanjat lagi adalah kehadiran si
nona yang belum di ketahui namanya itu.
1411 Gadis tersebut memiliki ilmu meringankan tubuh yang amat
sempurna dengan sorot mata yang tajam bagaikan sembilu,
siapa saja dapat melihat dalam pandangan mata pertama
bahwa nona itu merupakan seorang tokoh silat yang
berkepandaian silat sangat hebat.
Maka setelah tertawa terkekeh-kekeh dengan suara yang
menggidikkan hati dia berkata:
" Heeeh. heeeeh, heeh, orang she Liong, kita bersua lagi"
Liong Tian im mendengus dingin.
"Hmmm Leng sian seng, semenjak kapan sih kau telah
menjadi anjing penjaga pintunya keluarga Kwan" Hmm
nampaknya aku mesti mengucapkan selamat kepadamu atas
keberhasilanmu menjadi anjing penjaga pintu yang baik"
Merah padam selembar wajah Leng Hong ya karena jengah
sesudah mendengar perkataan itu, tiba-tiba bentaknya dengan
penuh kegusaran, " omong kosong aku Hong ya hanya secara kebetulan saja
bertemu dengan kalian bertiga ditempat ini."
sekali lagi Liong Tian im mendengus dingin.
"Hmm Kalau memang Leng sian seng tidak bermaksud
untuk membuat gara-gara dengan kami, silahkan minggir dan
memberi jalan lewat buat kami bertiga, aku akan mencari
Kwan Lok khi dan membuat perhitungan dengannya atas
dendam sakit hati terbunuhnya ayahku di tangannya.."
Agak tertegun Leng Hong ya setelah mendengar perkataan
tersebut dia agak termenung sebentar, kemudian serunya:
"Dari mana kau bisa tahu akan kejadian tersebut ?"
Dia cukup mengetahui tentang "asal usul dari Liong Tian
im" maka dikala pihak lawan dapat mengungkapkan kalau
musuh besar pembunuh ayahnya adalah Kwan Lok khi hampir
saja dia tidak percaya dengan hal tersebut.
1412 Dia tak percaya kalau Liong Tian im mampu untuk
menyelidiki persoalan tersebut serta mengetahui kejadian
yang sesungguhnya, oleh karenanya dengan wajah
tercengang dan penuh perasaan heran diawasinya pihak
lawan tanpa berkedip. Dengan suara sedingin es Liong Tian im
berkata: "Tentang masalah tersebut, lebih baik kau tak usah turut
campur, pokoknya kau hanya tahu bahwa usahaku
membalaskan dendam bagi kematian ayahku adalah suatu
perbuatan yang lumrah dan sudah sepantasnya, barang siapa
berani menghalangi niatku ini maka dia akan kuanggap pula
sebagai musuhku, nah saudara harap kau memberijalan lewat
sekarang." "Hmmm " Leng Hong ya mendengus dalam-dalam, kemudian
sambungnya lebih jauh: "Kurasa persoalan tak akan sedemikian gampangnya
seperti apa yang kau bayangkan, sekarang, aku lihat, heeh,
heeh, heeeh, aku lihat kau sudah bosan hidup lebih lanjut di
dunia ini" Hmm, baiklah bila kau memang ingin mampus, aku
akan segera memenuhi kehendak hatimu itu."
Paras muka Liong Tian im seaera berubah menjadi dingin
membeku bagaikan es. "Leng sian seng"
pelan-pelan dia berkata dengan suara kaku dan sinis,
" rupanya kau berniat sekali untuk mencapuri urusan
pribadiku ini.." Leng Hong-ya tidak mengalah dengan begitu saja, diapun
berkata dengan suara sedingin es:
"Kwan Lok Khi telah memberikan janjinya kepadamu bahwa
dalam setahun mendatang ia tak akan keluar dari bukit jit
1413 gwat san ini barang setengah langkahpun dan janjinya
tersebut telah dipegang baik-baik olehnya selama ini. Tapi
sekarang... heeeh h. heeeh, kau tidak tahu tingginya langit
dan tebalnya bumi, kau manusia yang tak tahu diri, sudah
diberi hati masih merogoh rempela, sekarang kau menyerbu
kemari dengan membawa konco-koncomu. Hmm. bukankah
jelas sudah kalau perbuatanmu ini bermaksud untuk mencari
keuntungan diair keruh" Memangnya kau anggap dia hanya
manusia lemah yang tak berkemampuan untuk menghajarmu
sampai dibawah gunung." Kau jangan salah perhitungan
kawan." Liong Tian im menjengek sinis, kemudian tertawa dingin
tiada hentinya. "Dari mana kau bisa tahu kalau dia tak pernah turun
gunung lagi selama ini?" jengeknya.
"soal ini..." Leng Hong ya tertegun untuk beberapa saat lamanya,
seakan-akan tidak menduga kalau akan muncul pertanyaan
semacam ini, setelah termenung beberapa saat lamanya, dia
baru berkata kembali dengan cepat:
"selama ini hampir tiap hari aku selalu mendampinginya,
tentu saja aku tahu kalau selama ini dia tak pernah turun dari
bukit ini walau hanya satu langkah pun... apakah bukti ini
kurang jelas " Liong Tian im menarik napas panjang-panjang, kemudian
berkata dengan penuh kebencian:
"Hmmm Kendatipun dia tak pernah terjun sendiri ke dalam
dunia persilatan barang selangkah pun, tapi secara diam-diam
ia telah menurunkan perintahnya kepada segenap anak murid
bukit jit gwat san serta konco-konconya dalam dunia
persilatan untuk mencegat, menghadang dan berusaha
membunuhku di mana-mana."
1414 "Akibat dari kejadian ini, hampir saja aku dikirim secara
rahasia oleh Ho say kun ke bukit jit gwat san ini. Hm Dengan
berbuat demikian, apalah bedanya dengan kehadirannya
sendiri kedalam dunia persilatan?"
Leng Hong ya sebera tertawa seram, "Heeeh h... heeeh h...
memandang diatas perjanjian yang telah dibuat oleh kita
selama ini, kuanjurkan pada kalian agar lebih baik
menggelinding turun saja dari bukit ini, daripada sebagai
akibatnya kedua belah pihak sama-sama bentrok muka dan
berakibat tak enak bagi semua pihaki sedangkan mengenal
masalah hubungan dendam pribadimu dengan Kwan sancu,
aku pasti akan menyampaikan hal mana kepada Kwan sancu,
coba kita tanyakan kepadanya apakah dia benar-benar pernah
melakukan perbuatan semacam ini atau tidak-"
sementara itu. Liong Tian im sudah dibuat teramat gusar
bercampur mendongkol, saking gemasnya dia sampai
mengangkat senjata Kim mo sin jinnya tinggi-tinggi.
"Heeeh?. heeh... bagus sekali." serunya kemudia sambil
tertawa dingin- "rupanya kau memang sengaja hendak mengacau dan
mencari gara-gara denganku"
Leng Hong-ya sama sekali tidak bermaksud untuk
mengalah, malahan sikapnya makin lama semakin bertambah
ketus, ketika mendengar ucapan dari anak muda itu, dia
malahan tertawa seram dengan kerasnya-
"Hmmm, selamanya aku bilang satu tetap satu, tak seorang
manusia pun yang dapat merubah maksud hatiku ini dengan
begitu saja" "Haaah... haaah... haaaah..."
Gelak tawa yang amat keras, nyaring dan menjalar hingga
menembusi lapisan awan ini berkumandang keluar dari mulut
Liong Tian-im. 1415 Di hadapan matanya seakan-akan terlintas kembali adegan
kematian ayahnya sedang di bunuh secara licik dan keji oleh
Kwan Lok khi. Tak ampun lagi, sepasang matanya segera berubah
menjadi merah membara seperti semburan api yang menyalanyala,
sambil memutar senjata Kim mo sio jinnya, dia
berteriak keras-keras: "Barang siapa hendak bermaksud menghalangi niatku
untuk membalaskan dendam bagi kematian ayahku, maka aku
akan menganggap dirinya sebagai musuh besarku nomor satu,
Leng Hong-ya Meskipun kau tidak mempunyai dendam
ataupun sakit hati dengan diriku, namun apabila kau ingin
mencoba-coba untuk menghalangi usahaku untuk membalas
dendam maka... heeeh heeeh heeeh akupun tidak akan
melepaskan kau dengan begitu saja."
"Haah haaah haah"
saking gusarnya Leng Hong ya sampai mendongakkan
kepalanya dan tertawa seram,
"Bocah keparat, kau betul-betul amat sombong dan tekebur
sekali." Liong Tian im tidak bertindak sungkan-sungkan lagi,
dengan cepat tubuhnya mencelat ke tengah udara kemudian
melesat kedepan dengan kecepatan luar biasa.
senjata Kim mo sinjin (patung sakti iblis emas) yang berada
dalam genggamannya segera diputar kencang menciptakan
serentetan cahaya berkilauan yang dengan cepat menyebar ke
angkasa dan menyambut datangnya tubuh lawan.
secara ganas dan buas sekali, cahaya tajam yang dihasilkan
oleh serangan patung Kim mo sin-jin tadi meluncur ke depan
dan menerkam tubuh Leng Hong ya.
serangan ini benar-benar dahsyat dan mengerikan apabila
sampai terkena pada sasarannya, sudah dapat dipastikan
1416 musuh tentu akan mampus dengan tubuh yang remuk dan
hancur tak karuan lagi bentuknya.
Leng Hong ya sama sekali tidak menyangka kalau pemuda
yang berada dihadapannya ini bisa turun tangan dengan
kecepatan yang begitu hebat, ternyata dalam sekali lompatan
saja dia mampu melancarkan sebuah serangan yang tajam,
hebat, dahsyat dan sangat mematikan lawan.
Tak terlukiskan rasa kaget, ngeri dan seramnya dia setelah
menghadapi kejadian tersebut.
Buru-buru tubuhnya melejit ke tengah udara, lalu telapak
tangan kanannya dibacokkan miring ke samping dengan
melepaskan sebuah pukulan kilat yang benar-benar luar biasa
sekali. Ancaman inipun sangat lihay dengan pengaruh yang luas,
terutama sekali tenaga serangannya, pada hakekatnya benarbenar
mengerikan hati. Tapi pada saat itujuga suatu ingatan
dengan cepat melintas dalam benaknya.
"Tenaga dalam yang dimiliki pemuda ini sungguh sangat
sempurna dan sama sekali di luar dugaan siapapun"
demikian dia berpikir sebentar,
"tampaknya aku mesti menghadapinya secara berhati-hati
sekali, bila hari ini aku bersikap terlalu gegabah atau kurang
berhati-hati, sudah pasti nana baik serta pamorku di hadapan
umat persilatan lainnya akan hancur tak karuan, aku tak boleh
bertindak terlalu gegabah lagi, bila perlu harus kuhadapi dia
dengan sepenuh tenaga dan kemampuan yang kumiliki."
Angin pukulan yang menderu-deru dan menggulung
kedepan laksana sebuah lapisan dinding tembaga yang tebal
sekali. Tiba-tiba saja Liong Tian im menyelinap lewat melalui sisi
angin pukulan yang sangat dahsyat tersebut, kemudian
tangannya digetarkan keras-keras dan senjata patung Kim
1417 mo-sin jinnya didorong ke muka, langsung menghantam
punggung Leng Hong ya yang sedang maju.
Tindakan ini sama sekali dlluar dugaan setiap orang yang
hadir dalam arena, tapi mereka pun merasa kuatir bagi
keselamatan Leng Hong ya dalam menghadapi ancaman
tersebut- Berada didalam keadaan seperti ini, Leng Hong ya berniat
untuk memperlihatkan kekuatan tenaga dalamnya yang amat
sempurna, dia tahu kalau serangan tersebut memang tidak
mudah untuk dihindari dengan begitu saja.
Maka tubuhnya segera dimiringkan kesamping, mendadak
direndahkan pula ke bawah dengan menempel dibawah iga
Liong Tian im, dia berusaha untuk meneter musuhnya terus
menerus. Jelaslah sudah, dia telah mengeluarkan sebuah jurus
serangan beradu jiwa. Padahal ke dua belah pihak sama sama tidak berniat untuk
membuyarkan serangan atau mengalah dengan melompat
mundur kebelakang, tampaknya kedua belah pihak sama
sama akan terluka dan tewas.
Disaat yang amat kritis itulah mendadak terdengar
seseorang menjerit keras.
"Ayah... lepaskan dia"
Jeritan itu datangnya sangat mendadak dan sama sekali
diluar dugaan, akibatnya Leng Hong ya menjadi tertegun
untuk beberapa saat lamanya.
Disaat dia tertegun itulah Liong Tian im telah memperoleh
kesempatan yang sangat baik untuk dimanfaatkan.
Dengan menggunakan peluang yang sedikit itu, cepat
tubuhnya setengah berjongkok lalu senjata cincin maut yang
1418 dipakai dalam jari tangannya itu dilepaskan ke muka dan
persis menghajar dada Leng Hong ya keras-keras,
"sreett- - ." Waktu sudah tidak sempat lagi, tiba-tiba saja terdengar
Leng Hong ya mendengus tertahan, telapak tangan kanannya
memang masih sempat menekan ke muka, hanya sayang
tenaganya sudah tidak memadahi lagi..
"Aduuhh..." jerit kesakitan yang begitu rendah dan dalam ini hampir
saja tak terdengar oleh telinga manusia.
Dengan sempoyongan Liong Tian im mundur selangkah ke
belakang, kemudian muntahkan darab segar-
Untuk beberapa saat dia berdiri termangu-mang u ditempat
sambil memandang ke arah Leng Ning ciu yang diliputi


Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

perasaan kaget dan gugup itu dengan pandangan termangu,
sekujur badan Leng Hong ya gemetar keras.
"ooh-" dengan gemas bercampur mendongkol ia mencabut keluar
cincin maut tersebut dari atas dadanya, segulung darah kental
segera menyembur keluar dan membasahi tangannya.
Dengan memegang cincin kecil yang berlumuran darah,
pelan-pelan ia serahkan benda tersebut ke tangan Leng ning
ciu, katanya dengan perasaan gemas dan benci:
"lnilah pelajaran yang kau berikan kepada ayahmu, kau...
kau anak perempuan yang tidak berbakti, kau berani
membantu orang luar untuk melukai ayahmu sampai begini
rupa, hubungan kita... hubungan kita sebagai ayah dan anak
putus sampai disini saja, mulai hari ini kita berdua sudah tidak
mempunyai hubungan apa-apa lagi..."
sambil memegangi luka di atas dadanya yang parah, dia
menghela napas panjang, dengan sempoyongan dan menahan
1419 derita- selangkah demi selangkah ia berjalan meninggalkan
bukit itu. Darah kental menetes tiada hentinya sepanjang jalan,
menodai permukaan tanah yang tidak merata. "Ning ciu "
Dengan penuh penderitaan Liong Tian im memanggil gadis
itu, kemudian setelah terhenti sejenak terusnya:
"Kau... kau... kau... kau telah menyelamatkan jiwaku."
Waktu itu, Leng Hing ciu sedang berada dalam keadaan
kaget bercampur tertegun, sewaktu menyaksikan ayahnya
berlalu sambil membawa luka yang parah, tak terlukiskan rasa
sedih dan pedih hatinya. Mendadak dengan suara yang keras setengah menjerit, dia
memanggil keras-keras: "Ayah " - "
Leng Hong ya seolah-olah tidak mendengar teriakan itu,
selangkah demi selangkah dia melanjutkan perjalanannya
menuruni bukit itu, terhadap teriakan dari putri
kesayangannya itu dia berlagak seakan-akan tidak
mendengar- Leng Ning ciu makin sedih, sambil menutupi wajahnya
dengan ke dua belah tangannya ia berseru lagi dengan suara
gemetar: "ooh ayah- Maafkanlah daku..."
sekarang, dia sangat mendambakan pengampunan dan
pengertian dari ayahnya, tapi apa yang diperolehnya hanya
kekecewaan. sebab yang paling penting baginya sekarang ialah
pengampunan dan pengertian dari ayahnya, dia tidak
membutuhkan hal hal yang lain, karena hal mana sangat
penting dan perlu baginya.
1420 oleh sebab itu dia menangis, menangis sejadi-jadinya,
sampai darah pun ikut jatuh bercucuran.
Pelan-pelan dia mendongakkan kepalanya diatas wajahnya
yang putih bersih, kini basah oleh air mata.
Ditatapnya wajah Liong Tian im dengan perasaan bimbang
lalu dengan suara gemetar dia berbisik,
"Kau. - - kau telah melukai ayahku"
"Aku tidak sengaja berbuat begitu,"
sahut Liong Tian im sambil menahan derita,
"Ning Ciu, maafkanlah aku "
Leng Ning ciu segera mendongakkan kepalanya dan
tertawa terbahak-bahak suaranya amat mengerikan.
"Aku benci kepadamu, aku tak sudi lagi bertemu
denganmu, selamanya tak sudi bertemu lagi denganmu."
saking pedihnya dia tertawa terbahak-bahak seperti orang
gila, kemudian secara tiba-tiba dia melompat kedepan dan
mengejar ke arah mana ayahnya berlalu tadi, sepanjang jalan
dia berteriak-teriak tiada hentinya memanggil ayahnya yang
kini entah sudah pergi ke mana.
Bergetar keras perasaan Liong Tian im menyaksikan
kesemuanya itu, setitik perasaan sedih muncul dalam hati
kecilnya, dia jadi lupa dengan luka yang diderita olehnya,
diapun lupa apa maksudnya datang ke bukit jit gwat san ini.
Dia hanya merasa kedatangannya kali ini tidak terlalu tepat,
dengan amat sedih dan mata berkaca kaca dia berkata:
"Dia - - dia telah pergi "
Jago pedang buta Bok Ci turut merasa sedih, sambungnya
dengan nada lirih: 1421 "yaaa. yang harus pergi kini telah pergi, yang harus datang
segera akan berdatangan beginilah nasib mengatur manusia,
adikku, kau harus bangkitkan kembali semangatmu janganlah
membiarkan kau kehilangan segala sesuatunya, tapi kaulah
yang harus melindungi segala sesuatunya itu."
setelah menghela napas panjang, lanjutnya.
"Mari kita turun gunung, lukamu cukup parah.
"Tidak" Liong Tian im menggelengkan kepalanya berulang kali
"Aku harus membalas dendam, aku harus membalas
dendam." "Im, kesehatanmu lebih penting dari segala-galanya" Bu
siau huan menjerit kaget.
Liong Tian im tertawa getir.
"Apalah artinya kesehatan badan bagiku" yang penting
tidak seharusnya hilang, kini sudah hilang lenyap, apa lagi
yang berharga bagiku untuk dipikirkan" segala sesuatunya
sudah tidak terlalu penting lagi bagiku."
"Im toh masih ada aku" bisik Bu siau huan dengan suara
gemetar karena menahan isak tangis.
"aku dapat menutupi luka dalam hati mu itu."
sesudah tertawa getir Liong Tian im menggelengkan
kepalanya berulang kali- "Kau terlalu terpengaruh oleh perasaanmu, cintamu terlalu
buta, mungkin aku akan menyia-nyiakan harapanmu itu"
Dengan membawa langkah tubuhnya yang berat dan
mantap, dia menyeret senjata patung Kim mo sin jin-nya dan
berjalan menuju ke atas bukit itu.
1422 Bu siau huan maupun jago pedang buta Bok Ci amat
terkejut menyaksikan tindakan mana, dengan cepat mereka
mengejar dari belakangnya-
"Traaanngg-," Tiba-tiba ditengah udara berkumandang suara genta yang
dibunyikan rendah dalam dan parau, suaranya amat keras dan
mendengung, di seluruh lembah bukit itu, seakan-akan suara
genta kematian saja. suaranya yang bergetar gemetar,
mengalun diangkasa dan memancarkan kemana-mana. Liong
Tian im mendaki bukit kemudian berhenti didepan sebuah
bangunan rumah yang luas dan megah, dia menarik napas
panjang-panjang kemudian sambil menghimpun hawa
murninya berteriak keras:
"Kwan Lok khi, keluar kau. Aku Liong Tian im sengaja
datang mencarimu untuk membalas dendam"
"Hmm..." Dengusan rendah bergema memenuhi angkasa, belasan
orang jago pedang berbaju hitam tiba-tiba muncul dari balik
gedung besar itu, Kwan Hong yang memimpin rombongan
tersebut segera melotot ke arah Liong Tian im dengan penuh
kegusaran: " Liong Tian im mau apa kau datang kemari?"
sekulum senyuman dingin yang sadis dan keji menghiasi
ujung bibir Liong Tian im, dengan gemas dan penuh
kebencian dia berseru lantang.
"Aku datang kemari untuk mencari ayahmu?"
Berubah hebat paras muka Kwan Hong, kembali dia
berseru dengan suara gemetar: "Ayahku tidak menerima
tamu." sekali lagi Liong Tian im mendengus berat,
1423 "Hmm Kau anggap aku akan mengurungkan niatku
mencarinya dengan begitu saja ?"
"Kwan Hong, kau harus mengerti, hari ini pokoknya aku
orang she Liong harus mencari dia sampai ketemu kalau tidaki
aku tak nanti akan datang kemari"
"Hmm, atas dasar apa kau berani berbicara semaunya
sendiri." Kwan Hong benar-benar merasa sedih, gusar dan cemas,
perasaan yang bercampur aduk. Kembali Liong Tian im
mendengus dingin, "Hmmm, dengan dasar senjata Kim mo sinjin ditanganku
ini, bila ayahmu enggan menampilkan diri, terpaksa aku Liong
Tian im akan menyerbu sendiri ke dalam, sampai waktunya
nanti, tentu saja yang harus berkorban dari pihak kalian bukan
hanya kalian ayah dan anak saja.."
Kwan Hong benar-benar naik darah, dia meloloskan
pedangnya kemudian berteriak: "Liong Tian im, kau jangan
terlalu memojokkan orang "
Liong Tian im mendengus dengan sinis,
"Hmm, siapa yang merasa berhutang dia harus membayar,
persoalan ini sama sekali tiada sangkut pautnya dengan
dirimu, aku harap kau jangan memaksa aku untuk
membunuhmu sebab hal tersebut akan merupakan suatu
kejadian yang amat memedihkan hati bagi ibumu"
"Ada urusan apa kau datang mencari ayahku ?"
tanya Kwan Hong dengan sekujur badannya gemetar keras.
Liong Tian im meraung gusar.
"Ayahmu memerintahkan orang lain untuk membunuh
ayahku, dendam kesumat itu lebih dalam dari samudra dan
harus ku tuntut balas, hari ini bila aku Liong Tian im tak
mampu membinasakan bajingan tua tersebut dengan
1424 tanganku sendiri, aku bersumpah tidak akan meninggalkan
bukit Jit gwat san ini barang selangkah cun.."
"omong kosong" Kwan Hong berteriak dengan sekeras-kerasnya,
"sejak kapan ayahku pernah mengirim orang untuk
membinasakan ayahmu ?"
Liong Tian ini segera mengangkat senjata patung Kim mo
sinjinnya ke udara kemudian berkata:
"Lebih baik kau menyuruh ayahmu tampilkan diri saja, dia
pasti akan teringat akan hal ini-jauh lebih jelas dari pada
dirimu. Hanya ayahmu yang bisa memberitahukan persoalan
ini, kepadaku aku harap kau jangan membuat kami harus
menunggu dengan tidak sabar lagi."
Kwan Hong berpikir sebentar lalu sambil berpaling
teriaknya keras-keras: "ibu..." Kiau Ngo-nio pelan-pelan muncul dari ruangan dia segera
berkata. "Aku telah mendengar tentang kesemuanya itu. Liong Tian
im betulkah kau hendak mencari Kwan Lok khi ?"
Liong Tian im agak tertegun, kemudian sahutnya.
"Dendam kesumat terbunuhnya ayahku merupakan
dendam sakit hati yang lebih dalam dari samudra, hal ini
sudah merupakan suatu kejadian yang lumrah dan
sewajarnya, aku hendak mencarinya karena aku hendak
membalaskan dendam bagi kematian ayahku, mengapa kau
tidak memperkenankan aku meujumpainya.."
"Aaaaiiii ?" Tiba-tiba Kiau Ngo nio menghela napas panjang, air mata
bercucuran membasahi pipinya ia berkata:
1425 "Kau sudah cukup membuat kami menderita, mengapa
dalam keadaan beginipun kau datang mencarinya lagi "
Apakah tindakan kami keluarga Kwan yang sudah begitu
mengalah kepadamu masih belum cukup ?"
yang membuat orang tidak habis mengerti adalah sikap
perempuan ini yang tiba-tiba nampak gemetar, dia masih
tetap bersandar di tepi pintu, menggeleng dengan pedih,
seakan-akan menunjukkan sikap yang sedih sekali.
Pada saat itu pula, Kwan Hong berseru dengan penuh
perasaan benci dan dendam:
"Liong Tian im. terus terang saja kukatakan kepadamu,
sebelum hari ini kami memang masih berusaha keras untuk
berupaya agar bisa membinasakan dirimu tapi selewatnya
tengah hari ini, ayahku telah berubah pikiran, dia melarang
kami untuk menyulitkan dirimu lagi. kami hanya berharap bila
melewati sisa hidup kami di bukit jit gwat san ini dengan aman
dan tenteram " "Omongan setan "
Liong Tian im membentak sinis,
"Kwan Hong, kau tak usah mengaco belo tak keruan, aku
Liong Tian im tidak suka mendengar perkataan semacam itu."
Kwan Hong benar-benar dibuat naik darah saking gusarnya
seluruh badannya sampai gemetar keras.
Mendadak ia menggetarkan pedangnya, seperti bersiap
sedia untuk melangsungkan pertarungan, tapi sebelum niat
tersebut dilakukan Kiau Ngo nio itu sudah mencegah niatnya
itu dengan kerlingan matanya.
Kwan Hong merasa panas hatinya, dengan perasaan tak
puas dan marah dia berteriak lagi:
"lbu sekalipun kita harus bersabarkan diri, toh kesabaran
orang ada batasnya."
1426 "Tutup mulutmu "
Kiau Ngo nio membentak gusar secara tiba-tiba,
" apakah kau sudah lupa dengan pesan dari ayahmu?"
Gemetar keras seluruh tubuh Kwan Hong, buru-buru
serunya agak tergagap: "Soal ini, ini ananda tak berani untuk melupakannya.."
setelah menghela napas panjang Kiau Ngo nio
mengulapkan tangannya kemudian berkata:
"Kalau begitu, ajaklah diu masuki setelah bertemu dengan
ayahmu nanti, dia akan mengerti dengan sendirinya"
Kwan Hong memandang sekejap kearah Liong Tian im
dengan penuh kebencian, kemudian katanya:
"Silahkan ikut aku"
Dia mengajak Liong Tian im memasuki gedung besar
tersebut, jago pedang buta Bok Ci dan Bu Siau buan segera
mengikuti dibelakangnya dengan perasaan tegang, mereka
kuatir Kwan Lok khi mempersiapkan jago-jagonya dalam,


Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

gedung itu untuk menjebak mereka.
Ketika tiba di muka sebuah kamar tidur, mendadak Kwan
Hong menghentikan langkah tubuhnya, kemudian berkata:
"Ayahku berdiam dalam, ruangan ini, silahkan masuk.."
"Aku pun akan ikut masuk" jago pedang buta Bok Ci segera
menyambung dengan suara dingin.
Dengan cepat Kwan Hong menghadang di hadapanj ago
pedang buta Bok Ci. teriaknya:
"Tidak bisa Aku hanya akan mengijinkan Liong Tian im
seorang yang masuk ke dalam, ruangan ini."
Mendengar perkataan mana, jago pedang buta Bok Ci
segera tertawa dingin, katanya.
1427 "Ayahmu toh bukan seorang anak kecil, masa dia akan
ketakutan seperti ini " Bila ayahmu berniat untuk
menyelesaikan hutang daranya ini, mengapa dia tidak segera
menampilkan diri dari dalam ruangan.."
"orang she Bok"
dengan gusar Kwan Hong membentak nyaring,
"aku melarang kau menghina ayahku.."
"Huuuh. Kau dan ayahmu sama-sama menggemaskannya"
jago pedang buta Bok Ci kembali berkata sinis,
"kamu berdua hanya pandainya menyusun rencana keji
untuk mencelakai orang saja, hari ini kalau aku Bok Ci
diperkenankan masuki urusan agak mendingan tapi kalau
tidak. aku pasti akan merubah bukit jit gwat san ini menjadi
lautan darah - " sementara itu. Liong Tian ini merasakan darah panas
mendidih didalam dadanya, rasa gusar dan sedih bercampur
aduk menjadi satu. Mendadak mencorong sinar mata yang amat tajam dan
menggidikkan hati dari balik matanya, selapis hawa
pembunuhan yang amat tebal segera menyelimuti wajahnya,
sesudah mendengus dingin, mendadak tubuhnya menerjang
maju ke muka. "Toako, kau jangan kuatir"
katanya sambil tertawa hambar,
"aku percaya orang she Kwan itu tak nanti bisa melalap
dirku, andai kata aku sampai mengalami sesuatu cedera, saat
itu kau masih ada kesempatan untuk membalaskan dendam
bagiku " "Adikku, kau tak boleh menyerempet bahaya ini." seru si
jago pedang buta Bok Ci dengan parasaan terperanjat
1428 Kembali Liong Tian im tertawa rawan
"Tak usah kuatir, aku toh bukan seorang bocah cilik "
katanya cepat. Pelan-pelan dia mendorong pintu itu dan menyelinap
masuk ke dalam, dengan cepat dia mengawasi sekejap
sekeliling ruangan tersebut sementara senjata patung Kim mo
sin jin nya diangkat di depan dada siap menghadapi segala
sesuatunya. Dengan perasaan hati yang amat tebang ia maju
selangkah demi selangkah.
semua perabot yang berada dalam ruangan itu telah di
singkirkan, di tengah-tengah ruangannya digantung selembar
kain tirai berwarna hitam pekat. Liong Tian im menarik napas
dengan perasaan tegang, kemudian serunya keras-keras:
"Kwan Lok khi. Liong Tian im datang mencari balas - -"
suasana disitu amat sepi, hening dan tak kedengaran
sedikit suara pun, pelan-pelan dia menyingkap tirai hitam itu
sambil melongok ke dalam.
Mendadak ia saksikan selembar wajah manusia yang pucat
pias, selembar wajah yang jelek dan mengerikan hati.
"Traaanng..." senjata patung Kim mo sinjin nya terlepas dari cekalan dan
terjatuh ke tanah sambil menimbulkan suara dentingan yang
amat nyaring. Liong Tian im hanya merasakan hatinya bergetar keras,
pandangan matanya menjadi gelap, tanpa terasa gumamnya:
"Aaah... dia, dia...dia telah mati, ternyata dia telah mati."
Dengan gemas dia menghantam permukaan tanah keraskeras,
lalu serunya dengan sedih.
"Rupanya aku telah datang terlambat, aku datang
terlambat selangkah saja. oooh, aku adalah seorang anak
yang sangat tidak berbakti, ternyata aku tidak berkemampuan
1429 untuk membunuhnya dengan tangan sendiri, ooh ayah
maafkanlah putramu... ampunilah ketidakbecusan putramu
ini." suara isak tangis berkumandang keluar, pelan-pelan lenyap
ditengah ruangan, "ooooh..." Mendadak ia muntah darah segar, tubuhnya mundur ke
belakang dengan sempoyongan kemudian roboh terjengkang
keatas tanah, seketika itu juga ia tak tahu akan segalagalanya.
"Im Bu siau huan segera memburu masuk ke dalam dan
berseru dengan gemetar, "kenapa kau.. ?"
Jago pedang buta Bok Ci ikut memburu ke dalam, sewaktu
menjumpai Liong Tian im yang roboh tak sadarkan diri, dia
mengira anak muda tersebut sudah tewas oleh senjata
rahasia, hatinya menjadi pedih sekali. Tiba-tiba ia berteriak
keras: "ooooh- mataku"
Mendadak pandangan matanya menjadi gelap gulita, air
mata bercampur darah meleleh keluar membasahi wajahnya,
seketika itu juga ia tak dapat melihat apa-apa lagi. sambil
meraba tubuh Liong Tian im dan menangis tersedu-sedu,
katanya kemudian: "Mungkinkah aku telah ditakdirkan sebagai orang buta
kembali,adiku kau tentu tak menyangka bukan kalau sepasang
mata kakakmu akan menjadi buta kembali" Haah haaah... aku
tak dapat menyaksikan dan menikmati kembali dunia yang
indah ini-" sekujur badan Bu siau huan gemetar keras, tiba-tiba dia
berseru dengan gemetarTiraikasih
website http://cerita-silat.co.cc/
1430 "Bok toako, dia belum mati, kita harus selekasnya mengirim
dia pulang kebukit Cing shia"
"Asalkan masih bisa hidup, ini sudah lebih dari cukup, ayo
berangkat, sekarang juga kita berangkat menuju kebukit Cing
shia-" Tak selang berapa lama kemudian, tampaklah seorang
lelaki buta bersama seorang gadis dan sesosok tubuh
setengah mati berjalan menuruni bukitjit gwat sat Mereka tak
lain adalah jago pedang buta Bok Ci, Bu siao huan dan Liong
Tian im. Ketiga orang itu sedang melakukan perjalanan untuk
kembali kebukit Cing shia san.
Kembali kebukit yang terpencil dan jauh dari pertikaian dan
perselisihan dunia persilatan itu.
Sejak saat itu, dalam dunia persilatan tak pernah terlihat
lagi jejak dari mereka bertiga.
Dunia ini seakan-akan tak pernah hadir ketiga tokoh
persilatan tersebut... Dan sampai disini pula kisah cerita "Cincin maut" ini,
sampai berjumpa kembali dilain cerita.
TAMAT 1431 Keris Naga Sakti 1 Pendekar Hina Kelana 18 Geger Di Bukit Seribu Genta Kematian 2
^