Pencarian

Pendekar Guntur 25

Pendekar Guntur Lanjutan Seruling Naga Karya Sin Liong Bagian 25


ingin mengadakan pemberontakan dan merebut kekuasaan Bengkauw Persia, hal itu
sebenarnya adalah urusan yang tidak benar !
Yang menjadi persoalan sebenarnya adalah Cu Goan Ciang bermaksud untuk
meminjam tangan Bengkauw Persia, untuk menghancurkan Bengkauw Tionggoan!"
Mendengar keterangan Bu Kie seperti itu, Cholok Binar memandang ragu2, tapi Bu
Kie tidak memperdulikan sikap
dari Cholok Binar, ia meneruskan keterangannya: "Sesungguhnya... kalau saja bisa terjalin suatu
perundingan antara Bengkauw Tionggoan dengan Bengkauw Persia, bisa diadakan
pembicaraan, maka kedok Cu Goan Ciang akan terbuka karena itu, Siauwte harap
saudara Cholok Binar mau mendengarkan keterangan dari Siauwte tanpa di sertai
dengan kecurigaan apapun juga !"
terdiam sejenak, namun akhirnya ia Cholok Binar mengangguk.
"Baiklah, coba Thio Kauwcu menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi "!" kata
Cholok Binar kemudian. Bu Kie menghela napas, barulah kemudian dia berkata lagi:
"Untuk menjelaskan apa yang terjadi, sesungguhnya sangat panjang sekali ! Karena
itu Siauwte akan menjelaskan secara singkat saja !"
Kemudian Bu Kie telah menceritakan pergolakan yang selama ini terjadi di daratan
Tionggoan. Pertama-tama Cu Goan Ciang sebagai anggota Bengkauw, kemudian dengan
kelicikannya ia merebut takhta kerajaan, setelah menipu Bu Kie dan tokoh2
Bengkauw lainnya. Waktu duduk di singgasana sebagai Kaisar, justeru Cu Goan Ciang memusuhi
Bengkauw, karena kuatir Bengkauw
akan bergerak untuk merebut takhta kerajaan lagi.
Sehingga semua orang2 Bengkauw dikejar dan dibinasakan, dinyatakan juga Bengkauw
dilarang hidup di Tionggoan.
Maka boleh dibilang Bengkauw di daratan Tionggoan nyaris musnah, Namun akhirnya
karena Cu Goan Ciang tetap mempergunakan tangan besi terhadap sisa anggota
Bengkauw yang tetap dikejarnya, sehingga telah membuat orang-orang mengangkat
mengadakan Bengkauw akhirnya
Bu Kie pula sebagai bergabung dan Kauwcunya dan perjuangan dan perlawanan. Memang
berhasil. Karena kini Bengkauw telah berhasil merebut beberapa kota.
Cuma saja yang membuat Bu Kie berkuatir justeru Cu Goan Ciang telah mengundang
para Lhama dari Tibet dan juga mempengaruhi pula orang2 Bengkauw Persia, dengan
menjual cerita bohongnya.
Karena itu Bu Kie memutuskan untuk berangkat ke Persia, agar Bengkauw Persia
tidak dapat dihasut oleh Cu
Goan Ciang, sehingga bisa
bentrok dengan Bengkauw Tionggoan.
Mendengar semua penjelasan Bu Kie, tampak Cholok Binar menghela napas dalam2.
Sedangkan pada waktu itu terdengar pula Bu Kie meneruskan ceritanya, di mana ia
membuka rahasia dari Hauw Thian Pang, yang bekerja untuk Cu Goan Ciang, sehingga
Bu Kie dihadang dan misi yang dipimpin Bu Kie
hendak digagalkan, agar tidak dapat pergi ke Persia.
"Karena itu, jika memang Siauwte tidak bisa memberikan penjelasan kepada Kauwcu
Beng kauw Persia, bukankah hal ini hanya akan membuat bentroknya Bengkauw Persia
dengan Beng kauw Tionggoan"!"
Cholok Binar termenung sejenak, ia memang telah diperintahkan oleh Kauwcu
Bengkauw Persia, agar pergi menangkap Bu Kie dan tokoh2 Bengkauw lainnya, untuk
disidangkan di Persia. Tapi sekarang ia mendengar penjelasan seperti itu,
ternyata persoalannya malah terbalik
dari apa yang diketahui Bengkauw Persia sebelumnya, membuatnya jadi ragu2.
"Jika demikian, baiklah ! Aku tidak dapat mengambil keputusan, bagaimana jika
memang Kauwcu ikut bersama kami, agar dapat bertemu Kauwcu kami di Persia "!" Bu
Kie mengangguk segera. "Memang itulah tujuan dari keberangkatan kami ini !" menyahuti Bu Kie. "Jika
memang kami memiliki maksud buruk terhadap Bengkauw pusat di Persia, mengapa
kami harus berangkat hanya berlima belaka ?"
Penegasan yang diberikan oleh Bu Kie memang masuk dalam akal sehat, Cholok Binar
telah mengangguk. "Baiklah! Jika demikian kita berlayar lagi menuju ke Persia !" katanya mengambil
keputusan. "Tunggu dulu !" Tiba-tiba terdengar suara yang nyaring, memutuskan perkataan
Cholok Binar. Waktu semua orang menoleh, ternyata orang yang berseru itu tidak
lain dari seorang Han berpakaian sebagai seorang pembesar kerajaan Cu Goan
Ciang. Usia orang itu mungkin baru lima puluh tahun, mukanya tampak merah padam, dia
pun telah berkata: "Cholok Binar, kau telah menerima
Kauwcu, mengapa sekarang keputusan seenak hatimu ?"
tugas yang diberikan oleh
justeru engkau mengambil Waktu menegur seperti itu, wajahnya tampak merah padam karena marah, dia pun
memandang kepada Bu Kie dengan tajam.
Cholok Binar terkejut, dia segera menoleh kepada Bu Kie: "Thio
Kauwcu, berita tentang maksud memberontaknya Bengkauw di Tionggoan kami terima
dari dia,Thio Taijin..."
Bu Kie tertawa dingin. "Hemmm, dialah utusan dari Cu Goan Ciang tentunya !" menggumam Bu Kie dengan
suara yang dingin "Pantas ! Pantas ! jadi dia yang telah datang ke Persia buat
memutar balikkan kenyataan yang ada dengan memberikan laporan palsu kepada
Kauwcu Bengkauw di Persia, sungguh manusia tidak tahu malu !" setelah berkata
begitu, Bu Kie tampak berdiri, dia bermaksud akan menghajar Thia Taijin itu.
Tapi Cholok Binar telah mencegahnya, di mana Cholok Binar bilang: "Tidak bisa
Thio Kauwcu melakukan sesuatu di kapal kami ini karena keselamatan Thia Tai jin
berada dalam lindungan kami."
Bu Kie tersadar, dia duduk kembali ditempatnya, cuma saja dia mengawasi Thia
Tai-jin itu, seorang yang memiliki raut wajah seperti potongan muka tikus,
lancip pada bagian dagunya, matanya juga memancarkan sinar yang licik sekali.
Waktu itu Thia Taijin telah melangkah kepada sebuah kursi dan duduk disitu
dengan sikapnya yang angkuh. "Hemmm, Cholok Binar, apakah engkau tidak mau
melaksanakan perintah dihadapanmu telah ada Kauwcu" Bukankah sekarang orang yang kau tengah cari,
mengapa tidak turun tangan buat menangkapnya?"
Cholok Binar memandang sambil tersenyum, sikapnya sangat tenang sekali, dia pun
telah bilang: "Jika memang itu yang dikehendaki oleh Taijin, memang telah
tercapai apa yang diinginkan oleh Taijin, karena Thio Kauwcu bersedia untuk ikut
ke Persia !" Muka Thia Taijin berobah. "Ingatlah Cholok Binar, bahwa Kauwcu mu memberikan
perintahnya, agar kau menawan Thio Bu Kie dan orang2nya, bukan mengundangnya
untuk datang ke Persia!"
"Kami mengerti! Tapi didalam urusan ini terselip sesuatu yang tidak jelas, yang
perlu kami selidiki dulu . !" kata Cholok Binar dengan tenang. "Karena itu,
harap Thia Taijin bersabar! Kami akan berangkat pulang ke-Persia!"
Muka Thia Taijin berobah. "Aku tidak bisa ikut serta, karena Kaisar ku
membutuhkan sekali tenagaku! Telah cukup lama aku meninggalkan negeriku, dan aku
harus segera pula pulang..!"
Cholok Binar tersenyum. "Sabarlah, tidak akan terlalu lama, agar persoalan ini menjadi jelas! Kami
mengetahui pemberontakan Thio Bu Kie, yang tentang maksud menjadi Kauwcu
Bengkauw di Tionggoan, yang bermaksud untuk merebut kekuasaan Bengkauw di Persia
dari Thia Taijin, karenanya,
disebabkan tidak ada bukti yang lebih nyata selain mendengar pendapat dari Bu
Kie Kauwcu, aku bermaksud mengajak Thio Kauwcu pulang kembali ke Persia.
Disana akan dilihat siapakah yang benar, apakah Thio Kauwcu atau memang Thia
Taijin, tentu saja urusan ini tidak bisa disepelekan, karena justeru urusan
besar yang menyangkut dengan persoalan perkumpulan kami, yaitu Bengkauw yang
agung..!" Mendengar perkataan Cholok Binar, membuat muka Thia Taijin berobah
pucat, dan kemudian berobah memerah, lalu pucat lagi. Tapi dia tidak berdaya
untuk bersikeras, agar Cholok Binar menawan Bu Kie. Dan malah sekarang hatinya
diliputi oleh perasaan takut yang tidak terkira, karena walaupun bagaimana, ia
yakin, bahwa jika sampai mereka telah kembali di Persia, dan
kedoknya terbuka, berarti ia akan memperoleh hukuman yang tidak ringan dari
Kauwcu Bengkauw di Persia...
Bu Kie yang melihat kelakuan Thia Taijin hanya berulang kali memperdengarkan
suara tertawa dingin. Waktu itu Cholok Binar telah perintahkan anak buahnya agar merobah haluan,
karena akan berangkat kembali ke Persia, Semua anak buah Bengkauw Persia yang
terdapat didalam kapal itu berjumlah lebih dari dua ratus orang, dan Bu Kie
bersyukur bahwa Cholok Binar mau juga mengerti akan keterangan tersebut, dengan
demikian tidak perlu terjadi bentrokan lagi.
Sedangkan tampak Thia Taijin telah mendengus beberapa kali, tampaknya ia tidak
puas. "Tring !" Waktu itu terdengar suara yang sangat halus namun nyaring menusuk
telinga. Bu Kie dan yang lainnya terkejut, karena mereka segera mengenalnya bahwa itulah
suara beradunya Seng Hwe Leng.
Segera Bu Kie memandang kepada Cholok Binar, sehingga ia seperti juga ingin
bertanya apa artinya dengan terdengarnya suara dentingan Seng Hwe Leng tersebut.
Muka Cholok Binar berobah diwaktu itu terlihat sikapnya seakan juga ia sangat
menghormati, ia memandang kepada tirai yang menutupi ke ruangan lainnya di
sebelah ruangan itu. "Tringgg!" Terdengar lagi suara yang halus. Menyusul dengan itu, tampak tirai
tersingkap dan muncul seorang gadis berusia antara dua puluh tahun, wajahnya
cantik, hidungnya mancung, dengan mata yang kebiru-biruan, melangkah gemulai
dengan senyum terkulum dan ditangannya tergenggam dua batang Seng Hwe Leng.
Bu Kie memandang tertegun, siapakah gadis itu.
"Wisakti, kami menghunjuk hormat !?" Terdengar Cholok Binar membungkuk memberi
hormat. Gadis itu telah memandang dengan senyum yang manis, "jangan banyak peradatan !"
katanya. Dan ia memukulkan Seng Hwe lengnya, terdengar suara "Tinggg." lagi.
Bu Kie dan yang lainnya telah bangun berdiri, Bu Kie menduga-duga, tentunya
gadis ini merupakan utusan dari Bengkauw Persia, yang mendampingi Cholok Binar.
Melihat sikap Cholok Binar yang sangat menghormat seperti itu, segera juga Bu
Kie menyadari, tentunya Wisakti tersebut merupakan seorang yang memiliki
kedudukan tinggi di Bengkauw Persia.
Segera juga Bu Kie menghadapinya dengan sikap menghormat.
Kemudian gadis itu telah menoleh memandang dengan sikap yang lembut dan bibir
tetap tersungging seulas senyuman, seperti juga sikap seorang gadis yang lemah
lembut. Namun dengan adanya Seng Hwee Leng ditangannya membuktikan bahwa gadis ini
merupakan gadis yang memiliki sinkang atau tenaga dalam yang tinggi sekali,
disamping tentu ilmu silatnya yang sangat lihay.
"Taijin, apakah yang telah terjadi?" Tanyanya, dan pertanyaan itu bukan diajukan
kepada Cholok Binar, melainkan kepada pembesar yang dikirim Cu Goan Ciang.
Thia Taijin justeru tampak jadi girang bukan main, segera ia merangkapkan kedua
tangannya, katanya: "Sianli (Dewi) sesungguhnya terjadi sesuatu perobahan dari
apa yang telah diperintahkan oleh Kauwcu !!"
"Perobahan apa?" tanya Wisakti, tetap suaranya halus. "Cholok Binar telah
memutuskan untuk berlayar kembali ke Persia, dengan membawa Thio Bu Kie !"
"Thio Bu Kie"!"
"Ya, Thio Bu Kie, Kauwcu Bengkauw di Tionggoan, yang ingin mengadakan
pemberontak itu!" "Hemmm, benarkah itu, Cholok Binar"!" tanya Wasakti sambil menoleh kepada Cholok
Binar. Cholok Binar membenarkan. "Terjadi suatu segera menjura memberi hormat dan
perobahan karena mendengar akan keterangan Thio Kauwcu, yang sangat berlawanan
dengan apa yang telah diberitahukan Thia Taijin!"
"Hemm, perobahan apa dan keterangan apa yang telah diberikan Thio Bu Kie "!"
Segera juga Cholok Binar memberitahukan perihal keterangan Bu Kie.
Muka Wisakti berobah . "Benarkah begitu "!" tanyanya setelah Cholok Binar bercerita, ia bertanya kepada
Bu Kie. Bu Kie cepat2 mengiakan. "Benar2kah kau ini Thio Bu Kie, kauwcu dari Bengkauw
Tionggoan "!" tanya Wisakti, tampaknya dia ragu-ragu, melihat usia Bu Kie yang
belum begitu tua. "Ya.... Siauwte memang Kauwcu Bengkauw Tionggoan." menyahuti Bu Kie.
Jika dalam keadaan biasa, apapun pangkat dari Wisakti maka dia harus menghormati
Bu Kie, sebagai Kauwcu dari cabang Bengkauw. Tapi pada waktu itu justeru keadaan
berlainan sekali, karena diwaktu itu justeru orang-orang Bengkauw Persia ini
telah menerima perintah dari Kauwcu
mereka di Persia, buat menangkap Bu Kie, dengan sendirinya Wisakti sama sekali tidak
memperlihatkan sikap menghormat kepada Bu Kie. "Menyesal sekali, kami harus
menawanmu !" kata Wisakti. "Tentang benar atau tidaknya kau adalah Thio Bu Kie
yang menjadi Kauwcu Bengkauw di Tionggoan, dapat
kita lihat saja nanti hasil pemeriksaan Kauwcu kami di Persia. Juga, memang kami
tidak bisa mempercayai begitu saja bahwa kau adalah Thio Bu Kie yang menjadi
Kauwcu Bengkauw Tionggoan.
Untuk membuktikannya, kau harus bertempur denganku, karena aku akan mengujimu
menurut keterangan Kauwcu di Persia, bahwa Thio Bu Kie memiliki ilmu Seng
Hwe Leng, karena itu, aku ingin mengajakmu main main beberapa jurus, untuk
melihat apakah engkau memiliki kepandaian itu.?"
Setelah berkata begitu, tanpa menggerakkan tubuhnya sedikitpun juga, tahu-tahu
ia telah berada dihadapan Bu Kie.
Bu Kie kagum melihat ginkang wanita tersebut, yang dapat bergerak dengan tubuh
yang begitu ringan, dan tahu2 telah berada di hadapannya.
Cholok Binar pun tampaknya tidak berani membantah kata2 dari Wisakti, rupanya
didalam Bengkauw Persia, kedudukan Wisakti lebih tinggi dari Cholok Binar.
Thio Bu Kie pun berpikir, memang untuk membuktikan bahwa dirinya adalah Kauwcu
dari Bengkauw Tionggoan, perlu ia membuktikannya, karenanya ia mengangguk sambil tersenyum dia merogoh
sakunya, mengeluarkan sepasang Seng Hwe Lengnya.
Cepat sekali sepasang Seng Hwe Leng itu digerakkan, dibenturkan dan
memperdengarkan suara "Tingg .!" yang
nyaring tapi halus sekali, sehingga Wisakti memandangnya sejenak sambil
mengangguk-angguk. "Ya, memang benar, dengan memiliki Seng Hwe Leng yang tulen seperti itu, engkau
adalah Thio Bu Kie yang sebenarnya! Tapi aku perlu untuk mengajakmu main2
beberapa jurus ..." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Sehabis berkata begitu, tubuhnya telah
berkelebat-kelebat dengan gerakan yang lincah dan ia telah menyerang kesana
kemari dengan Seng Hwe Lengnya secara aneh, karena kedua Seng Hwe Lengnya itu
sama sekali tidak dipergunakan menyerang langsung kepada Bu Kie.
Bu Kie mengerti, walaupun Wisakti menyerang bukan langsung kepada dirinya, namun
justeru itulah serangan yang berbahaya, yang sewaktu-waktu bisa menyerang ke
tempat yang mematikan di tubuhnya.
Segera juga Bu Kie bergerak dengan lincah ia melayaninya. Karena memang Bu Kie
memiliki ilmu Seng Hwe Leng, ia tidak menghadapi kesulitan dalam menghadapi
serangan-serangan yang dilakukan oleh Wisakti.
Di kala itu Wisakti rupanya semakin penasaran karena telah enam kali beruntun ia
menyerang dengan Seng Hwe Lengnya, namun sejauh itu tetap saja ia tidak berhasil
mendesak Bu Kie. Bu Kie malah bersilat gesit sekali. Seng Hwe Leng pun menyambar kearah bagian
tubuh dari Wisakti dengan gerakan yang menakjubkan, sehingga setiap kali Wisakti
menangkisnya, selalu terdengar benturan Seng Hwe Leng yang nyaring tapi halus:
"tringgg...." berulang kali.
"Hemm, aku harus menundukkannya, agar mereka tahu bahwa Bengkauw Tionggoanpun
bukanlah perkumpulan yang selalu harus tunduk begitu saja dengan Bengkauw Persia sehingga tidak dapat
angkat kepala sama tinggi dan sama derajat." Pikir Bu Kie didalam hatinya. Dan
karena berpikir seperti itu, segera juga Seng Hwe Leng dikedua tangannya tampak
bergerak sangat lincah. Tubuh Bu Kie dan Wisakti seperti telah lenyap bagaikan gulungan bayangan belaka.
Semua orang menyaksikan hal itu jadi kagum sekali. Terlebih lagi mereka
menyaksikan ilmu Seng Hwe Leng merupakan ilmu yang memiliki jurus2 sangat aneh


Pendekar Guntur Lanjutan Seruling Naga Karya Sin Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sekali, setiap serangan yang dipergunakannya merupakan gerakan yang sulit sekali
untuk diterka, kearah mana sasaran yang sebenarnya.
Karena itu, semua orang memandang dengan mata terpentang lebar2. sedangkan Bu
Kie setelah lewat beberapa jurus lagi, segera juga berseru nyaring sekali:
"Lepas!" Ternyata Bu Kie telah menggerakkan Seng Hwe Leng di tangan kanannya buat
menangkis Seng Hwe Leng ditangan Wisakti, sedangkan Seng Hwe Leng yang satunya
lagi buat menindih, dengan cara menggencet seperti itu, Bu Kie telah menjepit
Seng Hwe Leng lawan dan menariknya dengan kuat.
Seng Hwe Leng lawannya berhasil direbut dan Bu Kie melompat ke belakang dengan
Seng Hwe Leng Wisakti berada ditangannya.
Muka Wisakti berobah memandang merah dan pucat bergantian kepada Bu kie.
Bu Kie cepat2 menghampiri sambil mengangsurkan Seng Hwe Leng yang boleh
dirampasnya itu, katanya: "Maafkan, Siauwte tidak sengaja, harap menerima
kembali." Wisakti tidak segera menyambuti Seng Hwe Leng itu, karena ia telah merangkapkan
kedua tangannya sambil katanya: "Thio Kauw cu, kiranya benar-benar kau..!" Dia memberi hormat sampai
tiga kali tubuhnya, barulah dia mengulurkan menyambuti Seng Hwe Lengnya.
Sedangkan pada saat itu, Bu Kie segera meminta Wisakti jangan memakai peradatan
kepadanya. membungkukkan tangannya buat Dikala itu terlihat Bu Kie telah berkata kepada
Cholok Binar, dengan disertai senyumnya: "Maafkanlah peristiwa tadi yang Siauwte
tidak sengaja...!"Cholok Binar justeru memberi hormat.
"Kiranya memang benar
demikian telah melenyapkan
Cholok Binar. Thio Kauwcu, dengan kebimbangan kami !" kata Sedangkan Thia Taijin telah
memandang dengan hati yang tergoncang, dia tahu bahwa topengnya tidak lama lagi
akan segera dilucuti Bu Kie, jika memang mereka telah tiba kembali di Persia.
"Tunggu dulu !" tiba-tiba Thia Taijin telah berkata dengan suara yang nyaring.
"Apa lagi yang ingin Thia Taijin katakan!" tanya Cholok Binar. "Kalian boleh
kembali ke Persia, tapi maafkan, bahwa aku tidak dapat ikut serta pula ke
Persia, karena itu, berikanlah aku sebuah perahu, karena aku ingin segera
berangkat pulang ke Tionggoan !"
Cholok Binar tersenyum. "Mana mungkin kami membiarkan Thia Taijin menempuh bahaya seperti itu" Bukankah
jika memang kami membiarkan Thia Taijin pergi dengan hanya sebuah perahu biasa,
akan membuat jiwa Thia Taijin terancam
bahaya yang tidak kecil" jika memang Thia Taijin menerima bencana dilaut, bagaimana kami bisa
mempertanggung jawabkannya nanti kepada Kaisar Cu Goan Ciang ?"
Sambil berkata begitu, Cholok Binar telah memberikan isyarat kepada beberapa
orangnya agar mengantarkan Thia Taijin kembali kekamarnya.
Tapi Thia Taijin menggeleng.
"Maafkan, walaupun bagaimana kami tidak bisa ikut serta dengan kalian...dan kami
akan kembali ke Tionggoan. Kalau memang kalian tidak dapat mengantarkan kami
sampai ke Tionggoan, memang tidak menjadi soal buat kami dan biarlah aku akan
pergi dengan memakai sebuah perahu, jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan,
maka itu menjadi tanggung jawabku..."
Setelah berkata begitu, tampak Thia Taijin yang memang telah tetap dengan
keputusannya itu, berpikir didalam hatinya: "Hem hmm, terlebih aman jika aku
ikut bersama dengan rombongan Hauw Thian Pang, bukankah mereka bekerja untuk
Hongsiang?" Segera juga ia menambahkannya: "Atau jika memang kalian menguatirkan aku
memperoleh bencana di laut, maka serahkan saja aku kepada orang2 Hauw Thian
Pang, mereka yang akan membawaku kembali kedaratan Tionggoan..."
Tapi Cholok Binar menggeleng. "Mana mungkin kami mengambil tindakan seperti
itu." katanya. "Taijin harus ikut kami ke Persia, untuk dilihat
apakah laporan Taijin Yang
benar atau memang Thio Kauw-cu yang benar. Jika memang urusan telah selesai,
Thia Taijin akan kami antarkan sampai di depan istana dari Kaisar Cu Goan
Ciang.!" Mendengar perkataan Cholok Binar seperti itu, segera juga Thia Taijin
menyadarinya, bahwa itulah suatu
keputusan yang sudah tidak bisa ditawar menawar lagi.
Dia menghela napas dan tidak membantah lagi ketika beberapa orang anak buah dari
Cholok Binar membawa kembali kekamarnya sedangkan Cholok Binar telah perintahkan
agar kapal mereka merobah haluan, untuk kembali ke Persia.
Dikala itu, diatas geladak tiba-tiba terdengar suara ributribut.
Seorang anak buah Cholok Binar melaporkan bahwa orang-orang dari pihak Hauw
Thian Pang melepaskan panah api kekapal mereka, kapal mereka pun dikepung oleh
belasan kapal Hauw Thian Pang yang semuanya berukuran besar. Cholok Binar dan
yang lainnya segera ke luar.
Benar saja, di bawah pimpinan langsung dari Pangcu Hauw Thian Pang yaitu Thang
Bu Ciu, kapal Bengkauw Persia tersebut terkepung rapat. Malah dari pihak Hauw
Thian Pang telah dilepaskan anak panah berapi.
Cholok Binar segera juga perintahkan anak buahnya melakukan tindakan sesuatu
untuk mengatasi keadaan. Orang2 Bengkauw Persia semuanya terdiri dari jago2
pilihan, karena memang mereka semula hendak diperintahkan untuk pergi ke-Tionggoan guna
menghadapi Bu Kie, dan juga orang2 Bengkauw Tionggoan, yang kepandaiannya tentu
saja sangat tinggi. Karena itu, begitu menerima perintah dari Cholok Binar, segera juga ratusan
orang2 Bengkauw Persia bekerja. Tubuh
mereka ringan sekali menyerbu kapal-kapal orang-orang Hauw Thian Pang,
pertempuran terjadi. Tapi dengan mudah pasukan Hauw Thian Pang telah dihancurkan, banyak anak buah
dari Hauw Thian Pang yang dilemparkan orang Bengkauw Persia ke laut.
Sedangkan Thang Bu Ciu yang melihat keadaan tidak menguntungkan bagi pihaknya
segera perintahkan agar pasukannya mengundurkan diri.
Waktu kapal Hauw Thian Pang telah memisahkan diri agak jauh, kapal Bengkauw
Persia tidak mengejarnya. Tidak ada korban yang jatuh dipihak Bengkauw Persia,
sedangkan di pihak Hauw Thian Pang telah jatuh korban yang banyak sekali
jumlahnya. Bu Kie telah ikut dengan rombongan Bengkauw Persia tersebut, Dengan demikian,
malah mereka tidak perlu sulit2
menentukan arah mana yang perlu mereka ambil untuk mencapai tempat tujuan
mereka, yaitu Persia. Kwang Tan, Jie Lian Cu, Tio Beng dan juga Sian Lu, mereka girang melihat akhir
dari semua itu. Dan mereka pun mengharapkan kelak di Persia, Kauwcu dari Bengkauw pusat itu bisa
di berikan pengertian, sehingga tidak terjadi salah paham. Hasutan dan berita
dusta dari Cu Goan Ciang bisa dibuktikan sehingga Bengkauw Persia tidak akan di
adu-dombakan dengan Bengkauw di Tionggoan.
Malah, mereka mengharapkan jago-jago Bengkauw Persia akan membantu pihak mereka.
-ooooOoooo BENGKAUW Persia merupakan sebuah perkumpulan yang resmi dan diakui oleh
pemerintahan Persia sebagai perkumpulan yang menghimpun jago2 Persia di jaman
itu. Ketika Bu Kie tiba di Persia, ia bersama rombongannya telah di sambut dengan
meriah. Karena waktu kapal Cholok Binar belum lagi merapat ke pantai daratan
Persia, justeru telah dikirim utusan untuk melaporkan segala persoalan kepada
Kauwcu Bengkauw Persia. Disebabkan yang berkunjung adalah Kauwcu Bengkauw Tionggoan, dengan demikian
penyambutan yang diadakanpun sangat besar dan
menghormatinya. Terlebih lagi
juga meriah sekali, buat telah dilaporkan perihal
duduk persoalan yang sebenarnya. Waktu itu yang duduk sebagai Kauwcu Bengkauw
Persia adalah Kuhannang, sebagai ganti A Cauw (Kisah Membunuh Naga telah
mengemukakan keberangkatan A
Cauw, yang duduk sebagai Kauwcu Bengkauw Persia, namun justeru jadi perebutan kekuasaan, oleh pemerintah
Persia telah ditunjuk Kuhannang sebagai Kauw cu yang baru).
Kuhannang adalah seorang Kauwcu yang memerintah dan memimpin Bengkauw tetap
dengan disiplin yang tinggi. Jika tokh terjadi penggantian Kauwcu, hal itu
disebabkan memang anggota anggota Bengkauw di Persia menuntut agar Kauwcu mereka
bukan seorang wanita. Dan A Cauw telah ditempatkan pada kedudukan yang terhormat, sebagai Kauwcu
pensiunan dan memperoleh perlakuan yang istimewa. Pertemuan Bu Kie dengan A Cauw pun sangat menggembirakan sekali Dan Kuhannang
telah mengadakan pesta yang sangat meriah.
Pada hari kedua, segera diadakan perundingan antara Bu Kie dengan Kuhannang.
Hasil perundingan tersebut, telah bisa menyingkap maksud buruk Cu Goan Ciang.
Bukan main murkanya Kuhannang, sesungguhnya Thia Taijin yang merupakan utusan
Kaisar Cu Goan Ciang akan dijatuhi hukuman mati, tapi atas pembelaan dan saran
dari Bu Kie, ia dibebaskan dan diantar pulang ke Tionggoan, dengan diantar tiga
orang Bengkauw Persia. Demikian Bu Kie berdiam selama dua minggu di Persia, di mana merekapun
merundingkan perihal kemajuan buat Bengkauw Persia maupun Bengkauw Tionggoan.
Dalam suatu kesempatan perundingan yang ada, Bu Kie justeru telah menyampaikan
kepada Kuhannang, bahwa ia bermaksud ingin membubarkan saja Bengkauw Tionggoan,
jika memang perjuangannya dalam menghadapi Cu Goan Ciang tidak berhasil.
"Apakah anda telah memikirkan semua itu dengan masak-masak "!" Tanya Kuhannang
dengan prihatin. Bu Kie mengangguk. "Ya, jika memang perjuangan kali ini tidak membawa hasil, Bengkauw Tionggoan
lebih baik dibubarkan, jika tidak niscaya yang akan menjadi korban ditangan Cu
Goan Ciang sangat banyak sekali ! Malah yang kami dengar dia telah mengadakan
hubungan dengan pihak Korea dan beberapa kerajaan kecil di sekeliling Tionggoan.
Kalau sampai terjadi hal itu, Tionggoan menghadapi malapetaka yang tidak kecil
ditangan Cu Goan Ciang, pasukan asing bisa saja membantunya dalam menghadapi
"harimau" akan pasukan asing itu kami belum berarti mengundang
menguntungkan Tionggoan, karena belum berarti akan bersedia untuk meninggalkan Tionggoan .. .!"
Kuhannang mengangguk2 beberapa kali. "Ya, memang apa yang kuketahui akan hal itu
benar adanya, telah disampaikan oleh Thia Taijin.... memberitahukan kepada kami
bahwa tentara asing dari berbagai kerajaan kecil bersedia memenuhi permintaan Cu
Goan Ciang untuk membantunya menumpas Bengkauw bahkan, dengan turun tangannya
tentara asing, yang jelas di Tionggoan niscaya akan terjadi pertumpahan darah
yang tidak bisa di cegah lagi."
"Ya, yang menjadi korban akhirnya adalah rakyat juga...!" mengangguk Bu Kie.
"Dan kami kira, anda tentu telah memikirkan suatu jalan untuk menghindarkan hal
itu "!" Tanya Kuhannang sambit menatap Bu Kie dalam-dalam.
Bu Kie menghela napas. "Persoalan itu memang pernah kami rundingkan diantara sesama tokoh Bengkauw.
Jika Cu Goan Ciang bermaksud memakai tentara asing, berarti kami yang harus
mengalah! Kami harus membiarkan ia yang meraih
kemenangan, karena jika ia terdesak dan mengundang tentara asing, malah rakyat
kami yang menderita ! itulah sebabnya telah terpikirkan oleh kami untuk
membubarkan saja Bengkauw dan membiarkan Cu Goan Ciang yang berkuasa di daratan
Tionggoan, dengan demikian kami bisa menghindarkan tanah air kami dan negeri
kami dari jajahan tangan asing, semua itu tentu saja mencegah jangan sampai Cu Goan Ciang nekad
dan bermaksud serta tidak memperdulikan lagi akan keadaan negeri dan
rakyatnya !" Kuhannang menghela napas.
"Jika kami Bengkauw berjuang bagaimana pendapat mengirimkan pasukan untuk membantu
menghadapi Cu Goan Ciang, Kauwcu "!" Tanya Kuhannang kemudian.
"Terima kasih, Kauwcu !" menyahuti Bu Kie. "Tapi kami kira, semua itu hanya akan
menelan korban yang banyak sekali. Dan urusan dalam negeri kami, kelak akan kami
rundingkan pula dengan para tokoh Bengkauw yang ada, dan barulah kami mengambil
keputusanku." Kuhannang mengangguk. "Sayang sekali ! Bengkauw di Tionggoan sesungguhnya merupakan Bengkauw yang
telah dapat mengembangkan kekuasaan dan kebesarannya yang sangat menakjubkan,
mengingat Tionggoan merupakan kerajaan yang memiliki rakyat sangat besar, dan
jika anggota Bengkauw di Tionggoan dibubarkan, bukankah itu suatu hal yang
sangat menyedihkan...."
Bu Kie menghela napas. "Tentu saja Siauwte akan berusaha untuk mencegah
terjadinya hal seperti itu ! Jika memang sekarang Siauwte membicarakan
kemungkinan-kemungkinan seperti itu,
karena Siauwte telah melihat gejala-gejala yang tidak baik buat rakyat kami,
dimana mereka terancam akan menjadi korban dan peperangan.
Terlebih lagi setelah mendengar keterangan Kauwcu, bahwa kemungkinan besar Cu
Goan Ciang telah meminta bantuan tentara asing, dari Korea dan negeri negeri
lainnya, dengan demikian, berarti negeri kami terancam kemusnahan...!"
Kuhannang mengangguk "Baiklah Kauwcu, jika memang Thio Kauw cu sewaktu-waktu
merobah keputusan dan juga butuh bantuan Bengkauw Persia, mengingat Bengkauw
Persia merupakan Bengkauw Pusat, maka kami akan segera mengirimkan bala bantuan
begitu Thio Kauwcu mengutus orang buat menyampaikannya...!"
Bu Kie mengangguk. "Ya, terima kasih Ku Kauwcu." kata Bu Kie.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Begitulah, mereka telah mengadakan pembicaraan panjang lebar, yang menyangkut
dengan segala bidang dan persoalan serta masalah yang dihadapi Bengkauw
Tionggoan. Malam itu diadakan pesta yang ramai, dan Bu Kie telah dijamu dengan meriah
sekali, dengan tarian-tarian dan juga acara2 lainnya.
Dua hari Bu Kie mengelilingi kota-kota besar di Persia, untuk melihat keadaan
negeri itu. Setelah berada di Persia dua minggu lamanya, dan merundingkan juga ilmu
Seng Hwee Leng dengan Kuhannang, Bu Kie dengan rombongannya pamitan untuk
kembali ke Tionggoan. Kuhannang telah mengeluarkan sebuah surat perintah, yang
diberikan kepada Bu Kie jika di Tionggoan bertemu
dengan anggota Bengkauw Persia agar diperlihatkan surat perintah tersebut, agar
mereka segera kembali ke Persia.
Didalam surat perintah itu juga ditegaskan, semua anggota Bengkauw yang berada
di Tionggoan, jika Bu Kie perintahkan mereka melakukan sesuatu, maka mereka
harus mematuhinya dan melaksanakan perintah itu, karena Kuhannang dalam surat
perintahnya itu menegaskan bahwa Thio Bu Kie sebagai Kauwcu Bengkauw Tionggoan,
merupakan wakil Kauwcu dari Persia, yang memiliki kekuasaan penuh.
Dengan diberikannya surat perintah tersebut, karena Kuhannang kuatir orang2
Bengkauw Persia yang berada di Tionggoan, berhasil dipengaruhi oleh Cu Goan
Ciang, sehingga memusuhi Bengkauw Tionggoan.
Begitulah dengan disertai upacara besar dan meriah, rombongan Bu Kie telah
diantar keberangkatannya buat kembali ke daratan Tionggoan.
Kuhannang sendiri yang telah memimpin untuk mengantarkan tamu agung ini,
meninggalkan Persia. Bu Kie dan rombongannya pun didalam hati memuji, bahwa Bengkau Persia benar2
merupakan perkumpulan yang hebat sekali didalam Bengkauw Persia terdapat banyak
sekali jago2 yang memiliki kepandaian sangat tinggi dan manusia2 aneh.
Karena itu Bu Kie juga bersyukur bahwa telah dapat diselesaikannya persoalan dan
salah paham yang terjadi antara Bengkauw Tionggoan dengan Bengkauw Persia.
Demikianlah, kapal yang di hadiahkan oleh Kuhannang buat Bu Kie dan
rombongannya, telah berlayar mengarungi
lautan bebas menuju ke Tionggoan kembali, perjalanan itu di perkirakan mungkin
akan memakan waktu kurang lebih dua minggu atau lebih atau mungkin juga tiga
minggu lebih jika udara dan cuaca kurang baik.
ooooo)O(ooooo ROMBONGAN Bu Kie ketika tiba di Tionggoan kembali dan telah berada
ditengah2 orang Bengkauw. Tapi juga, oleh Hoan Yauw dan yang lainnya,
dilaporkan, terjadi suatu perobahan yang cukup menyedihkan.
Karena Cu Goan Ciang telah menyewa tentara asing, seperti tentara Korea maupun
Jepang dan tentara asing lainnya, yang semuanya dikerahkan buat menghadapi
pasukan bengkauw. Kekalahan yang diderita oleh Bengkauw selama Bu Kie meninggalkan Tionggoan,


Pendekar Guntur Lanjutan Seruling Naga Karya Sin Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyebabkan dua buah kota yang sebelumnya telah jatuh ke dalam tangan Bengkauw,
telah kena dirampas pula.
"Kini kami menantikan perintah selanjutnya dari Kauwcu !" berseru tokoh Bengkauw
tersebut. Bu Kie menghela napas. Apa yang diramalkannya waktu merundingkan urusan Bengkauw
dengan Kauwcu Kuhannang, ternyata memang telah terjadi. Cu Goan Ciang telah
meminjam tenaga tentara asing buat menghadapi Beng-kauw.
Yang dikuatirkan oleh Bu Kie, justeru jika tentara asing itu berhasil memperoleh
kemenangan dengan menghancurkan Bengkauw, mereka akan segan meninggalkan
Tionggoan buat kembali ke negeri mereka yang semula, di mana mereka tentu malah
akan berusaha untuk menduduki terus daratan Tionggoan, itulah yang ditakuti Bu Kie.
Cu Goan Ciang sendiri rupanya memang telah memiliki perhitungan yang sangat
matang, ia sengaja meminjam tentara asing buat menghadapi Bengkauw, karena ia
menyadari betapa Bu Kie dan tokoh2 bengkauw lainnya, semuanya memang sangat
mencintai tanah air dan negeri mereka melebihi jiwa mereka sendiri.
Dengan cara demikian Cu Goan Ciang mengharapkan Bu Kie akan menarik mundur
pasukan bengkauw dan tidak berusaha untuk mendesak Cu Goan Ciang.
Dan dugaan Cu Goan Ciang memang benar, Taktiknya itu berhasil, pasukannya
berikutnya, penyerangan sebulan kemudian Bu Kie telah menarik mundur
meninggalkan dua buah kota
waktu Jepang dan Korea melakukan karena Bu Kie sama sekali tidak mau memberikan
perlawanan yang hanya akan menyebabkan jatuhnya korban belaka dalam jumlah tidak
sedikit. Begitulah, setelah lewat tiga bulan Beng-kauw memberikan perlawanan lagi, lalu
diadakan perundingan, banyak tokoh Bengkauw yang menentang keputusan Bu Kie, agar menyudahi saja
perlawanan mereka terhadap Cu Goan Ciang, karena untuk melindungi rakyat.
Jika peperangan itu diteruskan berarti Cu Goan Ciang akan mendatangkan tentara
asing dalam jumlah yang semakin besar, dan ini justeru membahayakan buat tanah
mereka. Tapi justeru tokoh2 Bengkauw yang lainnya berpendapat, bahwa mereka sambil
mendesak Cu Goan Ciang, pun mereka harus berusaha mengusir tentara asing itu,
memusnahkannya. Maka akhirnya timbul kesalah pahaman dan dua kekuatan saling bertentangan dengan
gigih didalam tubuh Bengkauw, berakhir Bu Kie mengundurkan diri, karena ia tidak
mau kalau harus menyaksikan Bengkauw hancur dan jatuh korban yang besar di bawah
pimpinannya. Demikianlah pimpinan Bengkauw telah diserahkan kepada tokoh2 Bengkauw yang
memimpinnya untuk mengadakan perlawanan dengan pihak Cu Goan Ciang, yang dibantu
oleh tentara asing. Pertempuran yang mirip2 dengan peperangan antara pasukan Bengkauw dengan pihak
kerajaan Cu Goan Ciang berlangsung hampir dua puluh tahun.
Waktu itu di Tionggoan, entah berapa banyak korban jiwa akibat peperangan
tersebut dan juga rakyat yang telah kehilangan rumah keluarga maupun juga harta,
sudah tidak Goan Ciang terus juga bisa dihitung lagi. Namun Cu berusaha menumpas Bengkauw.
Perlahan-lahan, namun pasti, Tionggoan semakin menyusut.
Bu Kie yang telah mengajak Tio Beng dan beberapa orang tokoh Bengkauw yang setia
padanya hidup menyendiri disebuah tempat yang tenang, sudah tidak mau mengetahui
lagi tentang perkembangan yang ada dengan Bengkauw, dan mereka juga memang sudah
tidak mau mencampuri lagi persoalan politik.
Karena mereka tidak perduli apakah yang berkuasa itu Cu Goan Ciang atau bukan,
ataukah Bengkauw yang memperoleh kemenangan karena itu benar2 bukan hanya
merupakan perjuangan dan peperangan dengan maksud yang murni seperti sebelumnya,
melainkan justeru didalam Bengkauw telah menyelusup orang2 yang hendak
memanfaatkan Bengkauw untuk memperebutkan takhta kerajaan.
Mereka bercita2 jika dapat meruntuhkan Cu Goan Ciang dari takhtanya, ada harapan
buat mereka naik takhta sebagai seorang Kaisar.
Bu Kie yang mengetahui akan hal itu, ambisi-ambisi dari orang2 yang kemaruk akan
pangkat dan kekuasaan itu, telah siang2 muak dan juga meninggalkan Bengkauw
hidup mengasingkan diri. Begitulah, peperangan antara sesama rakyat, yang juga dapat disebut "perang
saudara" terjadi di Tionggoan, di jamannya pemerintahan Cu Goan Ciang, malah
lebih dari dua puluh tahun peperangan itu berkobar terus tanpa dapat di
padamkan. kekuatan Bengkauw di Namun, akhirnya yang mengalami kerusakan hebat adalah pihak Bengkauw, Cu Goan
Ciang telah berhasil untuk menumpas Beng-kauw sampai ke-akar2nya, sehingga
Bengkauw mutlak sudah dapat dimusnahkan sama sekali. Sisa anggotanya telah
mencar ke berbagai tempat dan merekapun tidak terdengar kabar beritanya lagi.
Untuk menghadapi tentara asing Cu Goan Ciang pun memiliki taktik tersendiri.
Dalam suatu kesempatan pesta perayaan Tahun Baru Imlek yang diselenggarakan
dengan meriah sekali. Cu Goan Ciang telah mengatur rencana yang keji sekali,
yaitu semua tentara asing itu diberikan minuman yang telah dicampur racun.
Sebagian besar dari tentara asing itu telah terbunuh dengan keji, karena
keracunan. Dan juga sisanya telah dibinasakan dengan caranya yang kejam.
Peristiwa tersebut di jamannya Cu Goan Ciang terkenal sebagai "Peristiwa Hitam"
yang terus juga tercatat didalam sejarah Tionggoan, dan juga Korea maupun Jepang
yang murka karena mengetahui tentara mereka di kerjakan demikian keji oleh Cu
Goan Ciang telah mengirimkan
pasukannya buat menyerbu ke Tionggoan.
Tapi Cu Goan Ciang menghadapi mereka dengan mengerahkan pasukannya secara
besar2. Dengan demikian, tidak pernah terjadi Jepang berhasil untuk memasuki Tionggoan
lagi, demikian juga Korea, apa lagi Cu Goan Ciang pun telah memupuk kekuatan
yang berlimpah, mewajibkan semua rakyatnya, tua dan muda, harus wajib masuk
militer, dimana mereka dilatih untuk berperang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lewat dua puluh tahun, barulah di Tiong goan pulih keadaan seperti semula. Dan
Cu Goan Ciang yang ingin menarik simpati rakyat yang pernah menjadi korban
peperangan itu, dengan menghilangkan pajak apapun juga di negaranya, dengan
demikian rakyat berangsur2 mulai melupakan kepahitan yang beberapa waktu mereka
rasakan. Perekonomian di kerajaan Cu Goan Ciang berangsur2 pulih kembali.
Mungkin Cu Goan Ciang satu2nya Kaisar Tionggoan yang waktu itu mengijinkan
pedagang2 asing masuk ke daratan Tionggoan, untuk menanam modal dan melakukan
perdagangan dengan rakyatnya sehingga perekonomian kerajaan tersebut pada waktu
itu dapat berangsur-angsur membaik kembali. Dan juga banyak barang dari negeri
lain, yang membanjir datang memasuki kerajaan di Tionggoan tersebut.
O0dw0O BU KIE yang telah hidup menyendiri memang sudah tidak ingin lagi mencampuri
urusan duniawi. Betapa kecewanya waktu ia melihat didalam Bengkauw yang ditinggalnya itu terjadi
perebutan kekuasaan, masing2 ingin menunjukkan diri mereka sebagai pemimpin,
sehingga Bengkauw jadi terpecah belah dan akhirnya menjadi puluhan cabang2.
Justeru perpecahan seperti itulah yang telah membawa kehancuran buat Bengkauw,
karena dengan mudah akhirnya Cu Goan Ciang menumpas habis Beng kauw.
Tanpa adanya persatuan, Bengkauw tidak memiliki kekuatan yang berarti lagi.
Terutama sekali pada waktu itu semua pemimpin Bengkauw hanya lebih mementingkan
untuk memperebutkan kekuasan dan juga lebih mementingkan politik, lebih sering melupakan kepentingan
rakyat, sehingga pendekar2 Bengkauw telah mengalami kehancuran yang fatal
sekali. Bu Kie yang telah hidup mengasingkan diri, sudah tidak mau mencampuri lagi.
Orang2 rimba persilatan juga jarang sekali yang mengetahui dimana tempat
mengasingkan diri bekas Kauwcu Bengkauw itu, karena boleh dibilang sudah tidak
pernah terdengar kabar beritanya lagi tentang Bu Kie, Tio Beng maupun yang
lainnya. Kwang Tan telah ikut bersama Bu Kie! Tabib Dewa ini memang telah tawar hatinya.
Walaupun usianya masih muda, namun ia sudah melihat betapa banyak sekali
kepalsuan didalam dunia ini. Sesungguhnya Bu Kie dan Tio Beng memaksa agar Kwang
Tan menikah dengan Lian Kie Lin, tetapi kenyataannya Kwang Tan menolaknya.
Juga tokoh2 Bengkauw lainnya bermaksud mengamproki jodohnya Tabib Dewa yang
masih muda ini. tapi ia tetap menolak. Hanya saja, yang membuat Kwang Tan
akhirnya turun gunung, berkelana pula didalam rimba
persilatan, karena ia mendengar perihal sepak terjang Ban Tok Kui, suhengnya,
yang didengarnya kini banyak melakukan perbuatan2 keji yang benar2 mendirikan
bulu kuduk. Ban Tok Kui ternyata telah mengganas, karena sutenya, Kwang Tan telah menghilang
dari rimba persilatan, membuat dia dapat leluasa untuk malang melintang, di
dalam rimba persilatan. Justeru mendengar keganasan Ban Tok Kui itulah, membuat Kwang Tan akhirnya harus
turun gunung lagi. Sesungguhnya, hatinya telah tawar, ia hendak melewati hari-
harinya untuk menanti sampai menjelang hari tua dan detik-detik akhir hidupnya
bersama-sama dengan para tokoh Bengkauw itu, yaitu Bu Kie dan yang lainnya.
Hanya saja, justeru keganasan Ban Tok Kui telah membuatnya benar-benar tidak
bisa berpeluk tangan belaka. Jika dulu Ban Tok Kui pernah berjanji bahwa ia akan
insyap dan meninggalkan dunia kejahatan. Tapi kenyataannya kini Ban Tok Kui
telah mengganas pula. Ban Tok Kui memang memiliki kepandaian tinggi sekali, dan jika dulu ia tidak
berdaya terhadap Kwang Tan, hanyalah di sebabkan ia tidak berdaya menghadapi
ilmu pukulan Guntur sutenya itu.
Sekarang, setelah mengetahui sutenya itu mengasingkan diri dan tidak pernah
terdengar lagi kabar beritanya,
membuatnya jadi lebih berani untuk malang melintang pula didalam rimba
persilatan, mengganas dengan hebat.
Terlebih lagi memang secara diam-diam Ban Tok Kui telah melatih diri dan juga
telah memperdalam ilmunya. Biarpun tampaknya ia jeri pada sutenya, di hatinya
justeru terkandung maksud suatu saat kelak ia akan mencari sutenya, membinasakannya. Karena itu, dia memerlukan
dan mementingkan latihan ilmu silatnya. Ia berusaha mendatangi beberapa tempat
untuk berusaha mencari ilmu silat yang hebat, pusaka2
terpendam dari para tokoh
rimba persilatan di masa lampau. Malah tidak segan2 Ban Tok Kui telah mendatangi
pintu2 perguruan seperti Siauw Lim Sie, Go Bie Pay, Bu Tong Pay dan lain-
lainnya, untuk mencuri kitab pusaka
ilmu silat pintu perguruan tersebut. Karena memang kepandaiannya yang sangat
tinggi, maka Ban Tok Kui berhasil melakukan apa saja yang dikehendakinya.
Terlebih lagi setelah memiliki beberapa jilid kitab ilmu pusaka dari beberapa
pintu perguruan silat ternama di dalam kalangan Kangouw, membuat ia semakin
sempurna kepandaiannya, dengan berlatih tekun sekali, membuatnya
malang melintang bagaikan didalam rimba persilatan ini cuma dia seorang satu-
satunya yang memiliki ilmu silat tertinggi.
Dan jika Kwang Tan turun gunung pula untuk berkelana didalam rimba persilatan
hanyalah dengan tekad untuk mencari suhengnya itu, untuk dimusnahkan kelak ilmu
silatnya. Sampai disinilah kisah PENDEKAR GUNTUR dan kisah lanjutannya kelak dapat di
ikuti dalam cerita NAGA SILUMAN TERATAI KUMALA, merupakan kisah yang jauh lebih
hebat dan tegang dibandingkan dengan kisah2 yang telah anda baca terlebih dulu.
T A M A T NAGA SlLUMAN TERATAI KUMALA Kisah yang dapat di anggap lanjutan dari kisah
PENDEKAR GUNTUR, tapi dapat pula dibaca terpisah
tersendiri. Didalam kisah ini akan tampil Ban Tok Kui dengan segala kehebatan
yang dimilikinya, karena telah memperoleh bermacam-macam kepandaian yang luar
biasa, juga Kwang Tan yang berusaha untuk membasminya.
Tapi juga, pergelutan antara tokoh-tokoh remaja yang memiliki kehebatan masing-
masing, diselingi dengan roman percintaan yang sangat manis sekali.
Naga siluman Teratai Kumala merupakan kisah baru yang benar-benar menakjubkan,
diolah jauh lebih baik dari yang sebelumnya.
Pedang Berkarat Pena Beraksara 13 Wiro Sableng 028 Petaka Gundik Jelita Dendam Empu Bharada 18
^