Pencarian

Pendekar Muka Buruk 2

Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id Bagian 2


itupun tak ada gunanya, maka setelah saling berpandangan sekejap, sambil memutar
senjata masing-masing, kedua orang pengemis itu
turut pula terjun kedalam arena.
Giam In kok bersuit nyaring, suaranya tinggi melengking
bagaikan pekikkan naga ditengah angkasa, membuat seluruh udara
bergetar keras. Dengan mempergunakan tongkat hasil rampasannya, dia
keluarkan semua jurus-jurus toya yang pernah dikenal olehnya....
"Traaaaang...! Traaang...! Traaang....!
Beberapa kali bentrokan nyaring bergema memecahkan
keheningan, akibat dari bentrokan tersebut, ke tiga orang pengemis itu segera
terdorong mundur sejauh tiga langkah kebelakang.
Kendatipun begita Giam In kok sendiripun merasakan
pergelangan tangannya menjadi linu dan kaku, tanpa terasa pikirnya di dalam
hati: "Waaah... tampaknya aku memang tak becus, kalau cuma
seorang pengemis pun tak mampu kuhajar sampai keok, bagaimana
mungkin aku dapat membalaskan dendam sakit hati orang tuaku?"
Sementara itu ketiga orang pengemis pun merasa terperanjat
sekali atas kesempurnaan ilmu silat lawannya.
Tiba-tiba pengemis she Huan itu membentak keras dan
menerjang lagi kedepan, empat orang pengemis lainnya tak ambil diam, serentak
mereka memutar toya masing-masing dan ikut
menerjang pula kedepan. Lima orang jago lihay dengan mengerahkan segenap kekuatan
kangzusi.com yang dimilikinya segera mengepung bocah cilik itu secara ketat, cahaya tajam
berkilauan diangkasa, daerah sekitar sepulah kaki
disekitar arena dengan cepat terkurung ditengah deruan angin
puyuh itu. Makin lama bertarung Giam In kok merasa makin bersemangat,
tiba-tiba muncul satu ingatan untuk menggoda lawan-lawan-nya.
Dengan senjata telapak tangan baja untuk melindungi
keselamatan tubuhnya, pedang pendek ditangan yang lain
mendesak musuhnya dengan serangkaian serangan yang jitu dan
hebat. Jangan dilihat si bocah itu terkurung di tengah kepungan empat
orang dewasa yang mendesaknya habis-habisan, dalam kenyataan
Giam In kok sama sekali tak tampak terdesak, jangankan terluka, dibuat kerepotan
pun tidak. Sebagai seorang bocah yang pernah mempelajari ilmu silat dari
empat orang jago lihay sekaligus, tentu saja Giam In kok menjadi sangat ampuh
dan hebat apalagi hanya untuk melawan empat
orang jago belaka. Dengan cepat serangkaian serangan berantainya berhasil
memaksa ke lima orang pengemis tua itu menjadi kelabakan dan
terdesak hebat, sekalipun begitu Giam In kok sendiripun tak pernah melancarkan
serangan-serangan yang mematikan, sebab tujuan
utama dari bocah ini adalah mendesak kawanan pengemis itu agar
bersedia meninggalkan tempat itu untuk sementara waktu.
Ditengah berlangsungnya pertaruagan yang seru dan ramai
dihiasi oleh bentakan-bentakan nyaring itu, mendadak dari luar
lembah muncul kembali sesosok bayangan manusia.
Begitu tiba disisi gelanggang pertarungan, orang itu segera
membentak keras dengan suaranya yang nyaring bagaikan guntur
membelah bumi: "Tahan...!" Serentak ke lima orang pengemis tua itu menarik kembali
kangzusi.com serangannya dan masing-masing mundur sejauh berapa kaki ke
belakang. Giam In kok sendiripun mengetahui bahwa orang yang baru saja
munculkan diri itu memiliki tenaga dalam yang amat tinggi, dengan cepat ia
berpaling. Terlihatlah seorang kakek berpakaian compang-camping dengan
sepasang mata yang tajam berwarna biru serta pada punggungnya
menggendong tujuh buah karung telah berdiri angker dihadapannya.
Sekilas pandangan saja dapat diketahui bahwa pengemis ini
mempunyai kedudukan yang amat tinggi didalam perkumpulan Kay
pang. Dengan pandangan mata yang dingin bagaikan es pengemis tua
itu melirik sekejap kearah Giam In kok, kemudian sambil berpaling kearah
pengemis Thi, dia menegur dengan suara lantang:
"Thi huhoat, sesungguhnya dikarenakan urusan apakah sehingga kalian saling
bertarung satu sama lainnya?"
Buru-buru pengemis yang dipanggil Thi huhoat itu maju kedepan
dan memberi hormat, kemudian secara ringkas dia menuturkan hal
ikhwal sampai terjadinya pertarungan itu.
Selesai mendengar laporan tersebut, pengemis tua itu mangggut -
manggut berulang kali, ujarnya kemudian seraya berpaling kearah Giam In kok:
"Mengingat kau masih kecil dan tak tahu urusan kumaafkan
kesalahanmu kali ini, nah! Cepat pergilah meninggalkan tempat
ini...." Giam In kok segera menyimpan kembali senjatanya lalu memberi
hormat. "Selamat tinggal!"
Tanpa berpaling lagi dia segera berlalu dari situ dengan langkah cepat.
kangzusi.com Baru saja ia berjalan berapa langkah meninggalkan tempat itu,
mendadak pengemis tua itu berseru lagi:
"Tunggu sebentar!"
Terpaksa Giam In kok menghentikan langkahnya, kemudian
sambil berpaling omelnya:
"Waaaah.... cerewet benar kau si kakek ceking, sebentar
menyuruh aku pergi, sebentar menyuruh aku berhenti, sebetulnya
masih ada urusan apa sih kau memanggilku lagi" Hmm, aku jadi
gemas rasanya melihat tampangmu itu"
Pengemis tua itu mendengus dingin:
"Hmm! Aku hanya ingin memberi peringatan kepadamu, jangan
mencoba sekali-kali datang lagi ketempat ini, bila kau berani
menyelundup masuk lagi kesini..... Hmm! Akan kubacok kaki
anjingmu itu biar buntung!"
Giam In kok tertawa dingin, tanpa banyak berbicara lagi dia
segera berlalu dari situ.
Sudah barang tentu bocah itu tak akan menyudahi persoalan
tersebut sampai disitu saja, dalam hati kecilnya dia berjanji akan kembali lagi
kesitu pada malam berikutnya. Sebab ia merasa kitab pusaka Cin khu hun pit
mempunyai arti yang penting sekali baginya, dengan mempelajari isi kitab
tersebut berarti kepandaian silatnya akan bertambah hebat, hanya dengan ilmu
silat yang tinggi saja dendam sakit hatinya baru bisa dituntut balas.....
Oleh sebab itu, kendatipun mencari kitab pusaka itu bukan suatu pekerjaan yang
gampang dan dia harus menghadapi pelbagai
rintanan yaag datang secara bertubi-tubi, namun bocah itu tidak menjadi putus
asa atau gentar dibuatnya.
Pada umumnya benda mestika atau benda pusaka kebanyakan
disimpan ditengah gunung yang terpencil atau dalam lembah
bahkan didasar air, tapi kitab pusaka Cing khu hun pit itu justru disembunyikan
di bawah batu peringatan raksasa, apa lacur batu
kangzusi.com peringatan raksasa itupun merupakan markas besar perkumpulan
Kay-pang. Boleh jadi pihak Kay pang sendiripun tidak mengetahui kalau
dibawah tanah markas besar mereka sesungguhnya terdapat kitap
pusaka itu. Sedangkan bagi Giam In kok, biarpun dia tahu disitu terdapat
kitab pusaka, tapi diapun tidak tahu benda pusaka itu di
sembunyikan dibagian yang mana, dengan kemampuannya
seorang bagaimana mungkin ia bisa menghalau pergi orang-orang
Kay-pang serta melakukan pencarian dengan seksama"
Dengan termanggu-manggu Giam In kok segera mencari rumah
penginapan untuk beristirahat, tiba didalam kamar, sambil
memandangi cahaya lilin yang menerangi seluruh ruangan, ia duduk bertopang dagu,
sementara otaknya berputar mencari akal untuk
memecahkan persoalan itu.
Entah berapa saat sudah lewat, tiba-tiba satu ingatan melintas
didalam benaknya, tanpa terasa bocah itu tertawa tergelak sambil berteriak
keras: "Horee.... aku sudah mendapat akal bagus.... horee..... aku pasti akan berhasil....."
Teriaknya ditengah malam buta ini sudah tentu mengejutkan
para tamu di kamar tetangganya, kontan saja dari samping kiri
kanan kamarnya bergema suara makian:
"Bocah edan, malam buta begini masih berteriak-teriak seperti orang sinting.....
Hmmm! Kalau berani berteriak lagi, awas kamu bisa kujewer telingamu sampai
berdarah....." Giam In kok menjulurkan lidahnya sambil meringis, buru-buru
sahutnya: "Maaf.... empek.... maaf.... bibi, kalian jangan marah, aku tak akan berteriak lagi....
maaf, sekali lagi maaf... sekarang aku aku sudah mengantuk dan berjanji tentu
tidur dengan mulut tertutup
kangzusi.com rapat..." Ditengah omelan para tamu di kamar tersebut, Giam In kok
segera memadamkan lentera dan naik keatas pembaringan.
Keesokan harinya, secara diam-diam ia membeli dua perangkat
pakaian bekas yang sudah kumal, sebuah kantung kain serta alat
sembayangan, kemudian berangkatlah dia meninggalkan kota Kim
leng menuju ke sebuah bukit yang sepi.
Disebuah hutan yang sepi dia segera merubah warna kulit badannya dengan beberapa
pil perubah wajah yang diperoleh dari Kang
Yong tempo hari. Setelah itu mukanya dirubah pula dengan obat dan dibubuhi
dengan lumpur disana sini sehingga kelihatannya dekil sekali, habis berganti
pakaian dan menelan obat yang dapat membuat suaranya
berubah menjadi paruh, pagi-pagi sekali dia mengunjungi sebuah
kuburan baru yang berada disekitar situ.
Senjata pedang, telapak tangan baja, buli-buli emas dan uangnya dibungkus dalam
sebuah kantung lalu disembunyikan didalam tanah dekat kuburan tadi, untuk
menghindari kecurigaan orang, dia
pasang hio dan lilin didepan kuburan tadi kemadian pura-pura
menangis. Setelah itu dengan muka yang pura-pura lesu bercampur sedih,
selangkah demi selangkah dia meninggalkan bukit tadi.
Tengah hari telah tiba, inilah saat buat semua orang untuk
bersantap, Giam In kok yang menyaru sebagai seorang pengemis
dengan membawa sebuah mangkuk yang sudah gumpil sisinya,
berdiri disamping sebuah rumah sambil berseru minta sedekah dan sisa sayur....
"Setan cilik! Siapa yang menyuruh kau datang kemari untuk
minta sedekah?" tiba-tiba terdengar seseorang menegur dengan suara keras.
Giam In kok segera berpaling, ternyata seorang pengemis
setengah baya telah berdiri dibelakangnya dengan mata melotot.
kangzusi.com Biarpun bocah ini segera mengerti apa yang telah terjadi, namun dia tetap
berlagak bloon, sahutnya:
"Oooh..... rumahku ketimpa bencana, aku merasa lapar sekali dan tak punya uang
untuk mambeli nasi, terpaksa.... akupun minta sedekah dan belas kasihan dari
orang?"Sudah masuk menjadi anggota?"
"Masuk menjadi anggota" Anggota apa" Aku.... aku tidak
mengerti maksudmu...."
"Kalau belum masuk menjadi anggota perkumpulan pengemis,
kau tak boleh minta sedekah disini, mengerti?"
"Kurang ajar! Lantas aku mesti makan apa?"
"Ploookkk......!"
Tahu-tahu sebuah tempeleng keras-keras mendarat diatas pipi
Giam In kok. Sambil berpura-pura menangis karena kesakitan, bocah itu
segera berteriak keras: "Adduuuh mak.... sakit....! Aduuh mak... aku dipukuli orang.....!
Aduuuh hidung..... pipiku sakit sekali.... hey pengemis bau aku toh minta makan
untuk mengisi perutku sendiri, mengapa kau malah
menghajarku....." Adauuh.... huuhh.... huuuh.... huuhh.... sakit....
pipiku sakit sekali..... Ooooh mama, tolonglah aku.... tolong
mama....." Pengemis berusia pertengahan itu semakin mendongkol setelah
melihat ulah bocah itu, ia segera menyepak dan menendang tubuh
Giam In kok berulang kali sampai bocah itu roboh terguling diatas tanah,
umpatnya dengan gemas: "Setan alas.... Sebelum kuhajar diri mu sampai modar, rasanya aku belum merasa
puas....." Perkelahian diantara pengemis tua dengan seorang pengemis
kecil ini dengan cepat mengundang perhatian orang banyak,
terutama sekali penduduk yang berada disekeliling tempat itu.
kangzusi.com Serentak mereka berlari mendekat dan mengerubungi sekitar
tempat kejadian itu untuk melihat keramaian.
Pengemis berusia pertengahan itu benar-benar dibuat amat
gusar, dengan mata melotot besar bentaknya berulang kali:
"Hey bajingan cilik.... mau apa kau berguling-gulingan diatas tanah macam anjing
kelaparan saja...." Ayoh cepat bangkit berdiri dan turut aku menghadap ketua
pengemis!" Tapi Giam In kok berteriak ?agi sambil menangis tersedu-sedu,
serunya pula dengan lantang:
"Buat apa ikut denganmu..." Kau.... kau pengemis jelek... kalau ikut bersama mu paling
banter badanku akan digebuk setiap hari....
kau... kau.... pengemis monyet yang jelek.... moncongmu persis
seperti congor babi... oooh, polisi... mana polisi" Aku akan
mengadukan dirimu didepan pengadilan...."
"Duuuuukk.....!"
Satu tendangan yang amat keras kembali berselang ditubuh
Giam In kok. Kendatipun bocah itu rela dirinya digebuki agar siasat menyiksa
diri yang sedang dimainkan olehnya berhasilmengenai
sasaran, akan tetapi keganasan serta kebengisan pengemis berusia pertengahan itu
menggusarkan hatinya, terutama sekali kalau
sesudah digebuki teruspun sama sekali tak berarti lagi.
Maka sambil berpura-pura menangis karena kesakitan, diapun
segera merangkak bangun lalu melotot kearah pengemis itu dengan sinar mata penuh
amarah. "Hmmm! Kurang ajar, mau apa kau melotot kearahku?" bentak pengemis itu dengan
perasaan mendongkol. "Kenapa" Apakah aku tak boleh melotot kepadamu" Kalau berani ayoh pukullah aku
lagi....?" "Sialan....! Tampaknya kau memang ingin digebuki lagi ...."
Sembari mencaci maki kalang kabut pengemis itu segera
kangzusi.com melompat kedepan dan langsung menempeleng bocah tersebut.
Giam In kok tak mau mengalah, seperi banteng yang sedang
mengemuk, ia tubruk dada lawan dengan kepalanya.
Kedua orang itu segera saling bergumul dan bergulat diatas
tanah, kedua belah pihak tak mau saling mengalah, mereka saling pukul memukul


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dengan serunya. Namua agaknya pengemis itu jauh lebih kuat, setiap gebukan -
nya segera bersarang di atas punggung Giam In kok secara telak.
Tiba-tiba terdengar suara bentakan keras berkumandang datang
memecahkan keheningan, ketika mendengar bentakan tersebut,
pengemis itu kelihatan terkejut sekali sehingga tanpa terasa
mengendorkan jotosan-nya.
Menggunkan kesempatan inilah Giam In kok segera menyeruduk
tubuh pengemis itu sampai roboh terjengkang keatas tanah,
kemudian ia membalikkan badan dan melarikan diri dari situ.
Agaknya pengemis berusia pertengahan sama sekali tidak
menyangka kalau dirinya bakal ditubruk sampai roboh terjengkang oleh bocah itu,
dengan wajah meringis menahan rasa sakit, ia
segera bangkit berdiri, lalu ujarnya kepada pengemis yang baru saja munculkan
diri disana: "Bukan tecu yang menganiaya dirinya lebih dahulu, setan cilik itulah yang
kelewat binal dan kurang ajar..... lihatlah! Tecu kena dihajar olehnya sampai
babak belur macam begini!"
Pengemis tua itu mendengus dingin.
"Hmmm! Kau tak perlu beralasan lagi yang bukan-bukan, aku
tahu dimana-mana kau Ang sam selalu saja membuat gara-gara dan
keonaran, ayoh cepat enyah dari sini!"
Setelah mengusir Ang sam pergi dari situ, pengemis tua tadi
segera menyusul Giam In kok sambil teriaknya:
"Eeeei.....! Bocah cilik, jangan pergi dulu!"
Sambil berhenti berlari, Giam In kok segera berteriak dengan
kangzusi.com nada mendongkol: "Mau apa kau mengejar diriku?"
"Bolehkah aku tahu siapa namamu?"
"A Hu!" "Bersediakah kau menjadi muridku?"
"Tapi.... siapakah kau?"
"Aku adalah Huan Kay sian, salah seorang diantara tiga sesepuh dari kota Kim
leng, bila kau bersedia mengangkat diriku menjadi guru, maka aku akan memberi
pelajaran ilmu silat kepadamu, dan
tak akan ada orang yang berani menganiaya dirimu lagi!"
"Baik, sekarang juga aku akan mengangkat dirimu sebagai
guruku....!" Dari dalam sakunya Huan Kay sian mengambil keluar beberapa
biji bakpao dan di bagikan kepada Giam In kok untuk mengisi perut, kemudian ia
baru menanyakan asal-usulnya.
Sambil melahap bakpao yang diberikan kepadanya, Giam In kok
segera mengarang sebuah cerita bohong yang mengisahkan asal
usulnya, bahkan dibumbuhi dengan isak tangis yang amat
memedihkan hati. Sudah barang tentu pengemis tua itu semakin mempercayai
perkataannya berangkatlah mereka kemudian menuju kemarkas
besar mereka yang terletak di lembah tugu peringatan.
Tatkala ketua cabang perkumpulan Kay pang untuk kota Kim
leng, Tay Kim serta keempat orang pengemis tua lainnya meli hat Huan Kay-sian
membawa pulang seorang pengemis kecil masuk
kedalam markas, mereka pun segera menanyai asal usulnya dengan
teliti, kemudian baru memuji tiada hentinya atas bakat sang bocah yang amat
bagus. Oleh ketua cabang, seorang pengemis berusia pertengahan yang
kangzusi.com bernama Nyoo Ji diperintahkan untuk memberi petunjuk kepada
Giam In kok mengenai peraturan perrkumpulan serta dasar-dasar
ilmu silat, kemudian mencarikan pula tempat tinggal bagi dirinya.
Menggunakan kesempatan disaat Nyoo Ji memperkenalkan
dirinya kepada para anggota perkumpulan lainnya, secara diam-diam Giam In kok
memperhatikan setiap jengkal tanah yang berada dibawah tugu peringatan itu
dengan seksama. Namun sepanjang pengamatannya, tugu peringatan yang
didirikan dari batu bukit itu sama sekali tak ada celah ataupun lubang barang
sedikitpun juga, semuanya rata dan terdiri dari
batuan cadas yang sangat keras, sudah barang tentu tak mungkin
tempat semacam ini bila digunakan untuk menyimpan benda
pusaka. Tapi dia merasa yakin kalau kitab pusaka Cing khu hun pit pasti berada di bawah
batu besar itu, kalau tidak, tak mungkin kertas berisi yang petunjuk rahasia itu
disimpan secara begitu rahasia dan terselip ditempat yang tak terduga.
Hari ini, seharian penuh dia belajar dasar ilmu silat dari Nyoo Ji, dan selama
itu pula dia selalu berlagak bodoh dan pelupa, baru saja belajar satu macam
pelajaran, yang lain sudah terlupakan
kembali..... Tentu saja kejadian ini sangat menjengkelkan hati Nyoo Ji,
sehingga akhirnya tak tahan lagi dia mengomel:
"Aaaah... aku lihat Huan tianglo pasti menyesal setengah mati setelah mengetahui
kegoblokanmu itu, hey setan cilik. Biarpun kau mempunyai bakat yang bagus,
sayang memiliki daya ingatan yang
amat bebal.... buat apa belajar silat" Lebih baik kau pelajari kentut anjing
saja...." Tanpa terasa malampun menjelang tiba, mendadak seluruh
anggota pengemis yang berada didalam lembah itu dikumpulkan
kemudian menyebarkan diri disekitar tugu peringatan tersebut.
kangzusi.com Giam In kok menjadi keheranan setelah menyaksikan kejadian
tersebut, dengan perasaan tak habis mengerti segera tanyanya:
"Paman Nyoo Ji, kenapa sih mereka pada pergi dimalam buta
begini" Masa dimalam haripun kita harus pergi mengemis?"
"Aaaaah.... si bocah cilik tahu apa" Kami memasang perangkap disekitar tempat ini
untuk menangkap seorang bajingan cilik yang bernama In Kok hui!"
Mendengar perkataan tersebut, diam-diam Giam In kok berpikir
didalam hati: "Ehmmm.... akal itu sih bagus sekali, tapi sayangnya kecerdasan sauya mu justru
jauh lebih hebat daripada kalian semua...."
Menanti Nyoo ji sudah pergi, bocah itu pun menggunakan sebuah
selimut yang dekil untuk menutupi badannya, kemudian ia
melingkar di pojok gua dan berpura-pura tidur.
Malam semakin kelam, awan hitam sudah menyelimuti seluruh
angkasa, suasana gelap gulita membuat pemandangan disekitar
tempat itu menjadi kabur dan lamat-lamat.
Diam-diam Giam In kok merangkak bangun dari balik selimutnya,
lalu dengan jalan mengidap-idap dia menyelinap keluar dari gua
tersebut.... Ia mencoba untuk memeriksa keadaan disekelilingnya dengan
ketajaman mata yang dimiliki, namun suasana disitu begitu gelap dan tidak jelas
sehingga pada ke lima jari tangan sendiripun
sudahnya bukan main. Dalam keadaan apa boleh buat, terpaksa dia mencari sebuah
batu lalu mempergunakan benda itu untuk mulai mengikuti dinding serta permukaan
tanah dengan harapan di mememukan ruangan
yang kosong. Ketika sebuah ruangan sudah selesai diperiksa dengan seksama, dia
pun segera pindah ke ruangan lain dsangat berhati-hati, pencarian dilakukan
dengan lebih teliti lagi. Tapi dari semua tempat yang telah diperiksa olehnya,
ternyata sama sekali tidak kangzusi.com
menunjukkan kalau dibalik ruangan tersebut merupakan sebuah
ruangan yang kosong. Akhirnya terpaksa dia kembali ketempat semula dan pura-pura
tidur, padahal otaknya berputar terus berusaha mencari jalan lain....
Tiba-tiba.... Ia teringat kembali dengan sebuah gua besar yang berada
ditengah tugu peringatan tersebut, dia masih ingat, diatas dinding gua tersebut
tergantung sebuah lukisan dinding yang amat besar, lukisan itu menggambarkan
seorang kakek yang sedang duduk
sambil memandang rembulan yang sedang purnama, segera
pikirnya: "Yaa, jangan-jangan kitab pusaka Cing khu hun pit yang sedang kucari-cari
tersimpan dibalik dinding yang melukiskan bulan
purnama itu .... yaa benar, kenapa aku tidak mencoba untuk
melakukan pemeriksaan disana....?"
Begitu ingatan tersebut melintas lewat di dalam benaknya, ia
segera bangkit berdiri lalu menyelinap kedalam gua diruang tengah tugu
peringatan tadi. Pada bagian dinding yang melukiskan bulan purnama itu, dia
mencoba mengetuk dindingnya dengan batu dengan harapan di situ
bisa ditemukan ruangan kosong, namun untuk sekian kalinya bocah itu dibuat amat
kecewa. Tiba-tiba..... Dari balik gua berkumandang datang suara dingin yang
menyeramkan, diikuti kemudian segulung desingan angin tajam
menyapu datang. Giam In kok merasa amat terperanjat, buru-buru tubuhnya
meluncur kedepan dan nyelonong keluar dari balik gua, ujung
kakinya menjejak tanah lalu sekali lagi dia melompat naik keatas sebuah batu
cadas yang jauh lebih kecil bentuknya.
"Setan cilik, hendak kabur kemana kau?"
kangzusi.com Bersamaan dengan suara bentakan itu, kembali terasa datangnya
sesulung desingan angin tajam yang mengancam tubuhnya.
Sekuat tenaga Giam In kok memutar telapak tangannya untuk
menangkis.... "Braaaaaakk.....!"
Termakan oleh getaran angin pukulan yang maha dahsyat tadi, si
penyerang yang tak lain adalah Thi huhoat itu segera mencelat
mundur sejauh dua langkah kebelakang, kakinya tahu-tahu
menginjak ditempat yang kosong sehingga tak ampun lagi tubuhnya terpeleset jatuh
dari atas batu pijakan. Baru-buru Giam In kok melarikan diru dari tempat kejadian,
sewaktu dia berpaling kembali, tampaklah beberapa sosok bayangan manusia sedang
melakukan pengejaran yang ketat dari belakang.
Berada dalam keadaan begini, dia segera menjejakkan kakinya
keatas tanah dan sambil mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya
yang amat sempurna, bocah itu kabur menuju bukit sebelah
belakang. "Setan cilik! Berhenti kau!" bentakan keras bergema lagi dari arah depan.
Sesosok bayangan manusia munculkan diri dengan cepatnya dari
balik batu cadas, angin pukulan yang kencang dilancarkan ke depan tanpa mengenal
ampun. "Huuh....! Dengan mengandalkan kepandian silat semacam ini pun berani amat kau
menghadang jalan pergiku, mampus kau
sekarang .....!" teriak Giam In kok keras-keras.
Sembari berkata, dia segera mengirim sebuah tinjunya ke depan
sambil melancarkan sebuah sodokan yang amat keras.....
"Duuukk.....!" Orang itu menjerit kaget, tubuhnya segera mencelat sejauh
bebebera kaki kebelakang.
kangzusi.com Giam In kok sadar, semut yang kecil pun bila berada dalam
jumlah besar bisa mengerubuti seekor gajah sampai mati, apalagi musuhnya bukan
semut melainkan manusia, sudah barang tentu
kelihayan-nya luar biasa.
Begitu menyadari bahwa dia tak akan memperoleh keuntungan
apa-apa dari pertarungan ini, dengan mengerahkan segenap
kekuatan yang dimilikinya dia menerjang keluar dari kepungan
beberapa orang pengemis yang menghadang jalan perginya itu,
kemudian melarikan diri ke tepi sungai yang amat lebar.
Ketika ia berpaling kebelakang, tampaklah ada lima sosok
bayangan manusia yang sedang melakukan pengejaran secara ketat
bagaikan menghembusnya angin payuh.
Dengan suatu gerakan yang amat tiba-tiba, bocah itu segera
membelokkan badannya dan menyelinap ke belakang sebuah batu
karang, sementara tangannya yang lain dengan cepat menyambar
sebuah batu besar dan dilemparkan ke dalam sungai.
Tan Kim, ketua perkumpulan Kay pang cabang kota Kim leng
yang tiba lebih dahulu di tepi sungai segera berseru dengan nada gegetun setelah
dilihatnya sesosok bayangan hitam telah
menceburkan diri kedalam sungai.
"Aaaaah....! Setan cilik itu itu benar-benar kelewat licik, dia telah meloloskan
diri dengan menceburkan diri ke dalam sungai"
Pengemis kadasan yang menyusul kemudian dari belakang,
sempat pula menyaksikan semburan benda hitam kedalam sungai
yang menyebabkan bunga air memancar setinggi beberapa kaki itu, buru-buru dia
berteriak lantang: "Kita jangan mau tertipu, yang tercebur ke dalam sungai bukan setan cilik itu
melainkan sebuah batu besar, dia pasti masih
menyembunyikan diri disekeliling tempat ini.... mari kita geledah!"
Mendengar perkataan itu Giam In kok segera munculkan diri dari
tempat persembunyiannya sambil tertawa cekikan karena geli,
setelah itu ia membalikkan badan dan kabur dari tempat tersebut dengan kecapatan
luar biasa, dalam waktu singkat tubuhnya sudah kangzusi.com
sejauh sepuluh kaki lebih dari posisi semula.
Tan Kim teramat gusar, ia membentak keras dan bersamasama
kawanan jago lainnya mereka serentak melakukan pengejaran dari belakang.....
Giam In kok melarikan diri dengan menelusuri tepi sungai yang
membujur jauh di depan sana, tanpa terasa sampailah mereka di
Yan ca ki. Tan Kim yang menyusul tiba dari belakang, segera berseru
sambil tertawa tergelak: "Haaaahh.... haaah... haaahh... setan cilik, sekarang kau telah berada di jalan buntu,
akan kulihat kau mau kabur kemana lagi
dirimu?" Dengan sorot matanya yang tajam bagaikan sembilu, Giam In
kok memperhatikan sekejap sekeliling tempat itu, ditemuinya
tempat dimana dia berada sekarang merupakan sebuah tanah
daratan yang menjorok jauh ketengah sungai, kecuali jalanan yang baru saja
dilewati, tiga bagian yang lain merupakan bentangan air sungai yang berombak
deras, sama sekali tiada jalan lain lagi yang dapat dilalui lagi.
Padahal satu-satunya jalan yang dapat lewati telah dihadang oleh lima orang
pengemis yang berkepandian tinggi, andaikata dia
berniat untuk melarikan diri dari situ, ini berarti dia harus bersiap sedia
untuk melangsungkan pertarungan melawan orang-orang itu.
Berada dalam keadaan seperti ini, tiada jalan lain baginya kecuali mengambil
keputusan untuk melangsungkan pertarungan.
Demikianlah, setelah keputusan diambil, bocah itupun segera
tertawa nyaring sembari berkata:
"Hey, pengemis-pengemis tua bangkotan yang sudah hampir
keok dari dunia, sebenarnya apa yang hendak kalian lakukan
terhadap sauya mu....?"
Dibawah pancaran sinar matahari yang baru menyingsing dari
kangzusi.com ufuk timur, Huan Kay sian yang turut hadir pula dalam kelompok
pengemis lainnya segera mengenali bocah yang berada dihadapannya sebagai
pengemis cilik yang telah membohonginya sehingga
diajak masuk menjadi anggota Kay pang.
Sekarang dia sudah mengetahui siapakah sebenarnya pengemis
cilik itu, maka dengan wajah merah jengah lantaran malu, segera bentaknya keras-
keras:

Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Hey setan cilik, berani amat kau bohongi diriku dengan siasat menyiksa diri.....
Hmmm! Sebenarnya apa maksud dan tujuanmu
berulang kali berusaha menyusup masuk ke dalam lembah tugu
peringatan ini...?" "Hiiiih... hiiih... hiiiih ... jangan marah-marah begitu.... aku tahu, bila lagi sewot
tampangmu persis seperti monyet yang kena terasi!"
jengek Giam In kok sambil tertawa cengar-cengir, "tentang maksud tujuanku... tak
usah yaa...! Kau toh sudah rapuh dan hampir keok dari dunia ini, buat apa kau
mencari tahu soal ini.....?"
Pengemis botak menjadi naik pitam setelah mendengar ejekan
itu, dengan penuh kegusaran dia segera membentak pula:
"Bajingan cilik, setan busuk yang tak kenal budi, kau setan sial!
Terima dulu sebuah seranganku ini!"
Giam In kok mendengus dingin.
"Hmmm! Dengan mengandalkan kepandaian yang kau miliki itu, kalian masih belum
pantas untuk beradu tenaga dalam dengan
sauya! Sedang tentang teguranmu barusan bahwa aku adalah
seorang manusia yang tak tahu diri....! Huuuh, sauya pun hendak menjelaskan
sesuatu hal kepada kalian semua, ketahuilah bahwa
kalian segenap anggota pengemis dari kota Kim leng telah
menerima budi kebaikan dari sauyamu, tapi nyatanya kalian tidak merasakan hal
ini malahan sebaliknya memaki akulah yang tak tahu diri..... hmmm! Dasar kalian
semua memang goblok seperti kerbau dungu"
Tan Kim sekalian menjadi amat tercengang setelah mendengar
perkataan itu, dengan cepat dia menghalangi niat para anak
kangzusi.com buahnya untuk bertindak gegabah, kemudian setelah maju
selangkah kedepan, tanyanya cepat:
"Coba kau terangkan dulu kepada kami, budi kebaikan macam
apakah yang telah kau berikan kepada kami semua, segenap
anggota Kay-pang yang berada di kota Kim leng?"
"Terus terang saja aku bilang, andaikata persoalan ini kejelaskan secara blak-
blakan, aku kuatir bencana-bencana besar itu justru akan menimpa segenap anggota
Kay-pang yang berada di kota Kim-leng ini, oleh karena itu aku pikir lebih baik
tak usah ku katakan saja.... sebab hal ini jauh lebih menguntungkan buat kalian
semua" "Coba kau terangkan....! desak Tan Kim lebih jauh.?"Apakah kalian benar-benar tidak takut mampus" Kalian mesti ingat, orang sudah
mampus tak bisa hidup lagi!"
"Aaaaah, kau tak usah mengaco-belo terus, ayoh cepat utarakan kepada kami, kalau
kau tak mau berbicara, jangan salahkan kalau kamipun tak akan bertindak sungkan-
sungkan lagi terhadap dirimu!"
"Haaahh... haaaah... haaaaah... mau bersikap sungkan atau
bersikap tidak sungkan, sauya sih tak bakal ambil pusing, aku rasa lebih baik
kau tak usah bermain bentak sambal belaka dengan
omongan sebesar gajah....! Baiklah, kalau memang kalian tidak
kuatir kerepotan dan tak kuatir segenap anggota perkumpulanmu
tertimpa bencana.... sudah barang tentu sauya pun bersedia saja meengungkapkan
masalah yang sebenarnya kepada kalian
semua.....! tapi ingat, resiko ditanggung sendiri...!"
Menyaksikan bocah kecil itu berbicara dengan wajah serius dan
sungguh-sungguh, tanpa terasa Tan Kim menjadi sangsi dan tak
tahu apa yang mesti dilakukan.
Tanpa terasa ia berpaling kebelakang dan memandang sekejap
kearah empat orang anak buahnya.
Sambil tertawa dingin pengsmis kadasan segera berseru:
kangzusi.com "Bocah keparat ini banyak akal muslihatnya dan licik sekali, harap ketua cabang
jangan mempercayai obrolan setan-nya!"
Giam In kok menjadi sangat mendongkol, segera serunya pula
sambil tertawa dingin: "Heeeh... heeeh... heeeh... baiklah! Kalau toh kau si pengemis kadasan berani
mempertanggung jawabkn diri terhadap
kemungkinan munculnya bencana besar bagi perkumpulanmu,
sauya pun akan mengatakan secara berterus terang!"
Tan Kim sebagai ketua cabang dari suatu perkumpulan besar
macam Kay pang, sudah barang tentu tak ingin membiarkan si
pengemis kadasan itu memikul tanggung jawab sebesar itu, maka
segera ujarnya sambil tertawa:
"Engkoh cilik, kau tak usah kuatir, katakan saja berterus terang, seandainya
sampai terjadi suatu peristiwa yang tidak diinginkan, biar akulah yang akan
bertanggung jawab!" "Bagus sekali!" seru Giam In kok dengan suara lantang.
Kemudian setelah berhenti sejenak, kembali katanya dengan
suara keras: "Dibawah tugu peringatan yang menjadi markas kalian ini
terdapat kitab pusaka Cing khu hun pit!"
Begitu ucapan tersebut diteriakkan, kelima orang pengemis yang
hadir dalam arena menjadi amat terperanjat.
-ooo0dw0ooo- Jilid : 4 Haruslah diketahui, kitab pusaka Cing khu hun pit merupakan
benda mestika yang menjadi incaran dan diidam-idamkan oleh
setiap jago persilatan di dunia ini, sesungguhnya apa yang
dikatakan Giam In kok benar, kitab pusaka tersebut betul-betul
tersimpan di daerah penting miiik kantor cabang Kay pang untuk
kangzusi.com kota Kim-leng, sudah dapat dipastikan kawanan jago lihay dari
berbagai aliran dan golongan tentu akan berbondong-bondong
mendatangi tempat tersebut.
Padahal kekuatan yang dimiliki pihak Kay pang di kantor cabang
kota Kim leng ini terbatas sekali, tak disangkal lagi, peristiwa ini sudah pasti
akan mendatangkan banyak kerepotan dan kesulitan
bagi kaum pengemis tersebut.
Tan Kim sadar bahwa persoalan yang mereka hadapi merupakan
suatu peristiwa besar yang gawat dan berakibat besar bagi
perkumpulan-nya, cepat-cepat dia bertanya lagi:
"Engkoh cilik, darimana kau bisa tahu kalau kitab pusaka Cing khu hun pit
tersebut berada ditempat kami?"
"Sebelum kujawab pertanyaanmu itu, pertama-tama aku ingin
bertanya lebih dulu, berapa banyakkah tugu peringatan yang berada dikolong
langit dewasa ini yang berbentuk sebesar batu peringatan disini?"
"Hanya ada satu!"
"Nah, itulah dia! Aku rasa kalian pasti sudah mendengar bukan bahwa dalam
setahun belakangan ini seringkali di temukan ada
orang sedang membongkar tugu peringatan kuno yang tinggi besar
terutama di wilayah utara maupun selatan sungai Tiang-hung serta di kedua belah
sisi sungai Huang-hoo! Nah, sesungguhnya mereka
semua sedang mencari jejak kitab pusaka yang tak ternilai harganya itu!"
"Jadi kau yang telah melakukan semua perbuatan aneh itu....?"
seru Tan Kim keheranan. "Tepat sekali! Dari sini, tentunya kau dapat membuktikan bukan bahwa apa yang
telah kukatakan barusan sama sekali bukan
bermaksud untuk kalian semua... lebih baik lagi sebelum mati,
kalian tidur dulu didalam peti mati itu, jadi kalau sudah mampus nanti tak perlu
menyusahkan orang lain untuk menggotongkan
kangzusi.com tubuh kalian masuk peti...."
Tan Kim tidak meladeni ejekan bocah tersebut, setelah menghela
napas panjang katanya: "Aaaaai.... siapa yang menyimpan barang mestika, dia akan
mendatangkan bencana bagi dirinya..... apa yang mesti kulakukan sekarang?"
Dengan wajah penuh amarah si pengemis kadasan maju ke
muka, lalu sembari mengayunkan tongkat menggebuk anjingnya dia
berteriak keras: "Hmmmm, nampaknya kau si bajingan cilik sengaja hendak
mendatangkan bencana buat kami..... sudah puluhan tahun
lamanya kami berdiam di lembah tugu peringatan ini, tapi belum
pernah kujumpai kitab pusaka macam itupun muncul di tempat ini!"
"Naaah....! Kalau begitu, bisa jadi kitab pusaka tersebut telah diambil oleh
kalian kawanan pengemis sialan yang jelek seperti
kunyuk.... kalau begini, usaha sauya jadi sia-sia belaka...."
Pengemis kudisan tertawa dingin, dia tahu, demi keselamatan
markas besar ini, terpaksa bocah itu harus selekasnya disingkirkan dari muka
bumi, sebab kalau berita itu sampai keburu kesiar luas di dalam dunia
persilatan, bencana besar tentu akan mengancam
mereka semua. Diiringi suara bentakan yang amat keras, dia memutar toya
penggebuk anjingnya sambil menerjang maju ke muka.
Sesungguhnya diantara beberapa orang pengemis itu, Huan Kay
sian merupakan pengemis tua yang berhati paling ramah dan penuh welas kasih,
namun berhubung ketua cabangnya sudah turun
tangan, sudah barang tentu dia tak berani berpeluk tangan belaka.
Dikerubuti oleh beberapa orang jago tua itu, lambat laun Glam In kok menjadi
naik darah juga, dengan amarah yang berkobar dia
segera membentak nyaring, kemudian secara beruntun dia
kangzusi.com lancarkan serangan balasan secara bertubi-tubi, setiap serangan yang dilepaskan
disertai juga dengan deruan angin pukulan yang
tajam dan kuat. Sebagaimana diketahui, ilmu tongkat penggebuk anjing yang
dimiliki perkumpulan Kay pang dewasa ini merupakan ilmu warisan dari cousu
perguruannya yakni Ang cit kong, bukan saja jurus-jurus serangannya amat
tangguh, bahkan memiliki pula banyak
perubahan yang sama sekali tak terduga.
Apalagi ilmu toya tersebut dimainkan sendiri olah Tan Kim
sebagai seorang ketua cabang, bisa dibayangkan betapa dahsyatnya serangan
tersebut. Giam In kok yang harus menghadapi serangan-serangan lawannya hanya mengandalkan
tangan kosong belaka, sudah barang
tentu bukan tandingan. Selangkah demi selangkah ia terdesak mundur terus ke belakang,
makin lama dia terdesak semakin mendekati ujung kanal berbatu
karang itu, andaikata bocah itu tak mampu membetulkan posisinya dalam waktu
singkat, niscaya dia akan tercebur kedalam sungai
dengan ombak yang sedang menggulung dengan derasnya itu.
Mendadak, disaat yang amat kritis inilah.....
Dari tepi kanal meluncur datang sesosok bayangan manusia,
menyusul kemudian bergema suara bentakan keras yang
memecahkan keheningan.....
"Tahan!" Segulung angin pukulan yang berhawa dingin dan amat menusuk
tulang telah menggulung kearah lima orang pengemis itu dengan
dahsyatnya. Begitu mengetahui siapa yang datang, kelima orang pengemis
tua itu berseru tertahan kemudian cepat-cepat melarikan diri
meningalkan tempat itu. kangzusi.com Giam In kok menjadi tercengang, dia tak mengira kalau
pengemis-pengemis lihay yang sedang mengerubutinya itu serentak kebur terbirit-
birit setelah bertemu dengan pendatang itu.
Tanpa terasa dia berpaling ke arah orang itu, ternyata orang
yang baru saja munculkan diri itu adalah seorang lelaki berjubah panjang yang
kurus kering hingga tinggal kulit pembungkus tulang, biarpun begitu, dia justru
memiliki sepasang mata yang
memancarkan cahaya tajam, begitu tajamnya sampai menggidikkan
hati siapa pun yang melihatnya.
Kendatipun bocah itu tahu bahwa dia telah diselamatkan oleh
orang itu, tak urung hatinya tercekat juga selelah menyaksikan raut wajahnya
yang begitu menyeramkan, tanpa terasa bulu kuduknya
pada bangun berdiri. Orang itu melirik sekejap ke arah Giam In kok dengan pandangan
dingin, kemudian katanya dengan suara yang menyeramkan:
"Nah anak kecil, katakan sejujurnya, benarkah apa yang barusan yang telah kau
utarakan tadi?" Semenjak kemunculan orang itu, Giam In kok telah menduga
kalau kedatangannya sudah pasti ada hubungannya dengan
masalah kitab pusaka. Padahal dia telah menduga bahwa kemungkinan besar kitab
pusaka yang sedang dicari-cari berada diatas dinding yang
berlukiskan pemandangan alam dalam ruang gua, namun dia tak
ingin mengatakan rahasia tersebut kepada orang itu.
Karenanya setelah memberi hormat, katanya:
"Empek yang gagah, terima kasih banyak atas bantuan yang
telah kau berikan kepada ku, apa yang telah kukatakan tadi, setiap patah kata
adalah kejadian yang sesungguhnya!"
"Bagus sekali, kalau begitu mari sekarang juga kita pergi mencari kitab pusaka
itu" "Tapi... tempat itu merupakan pusat kekuatan dari perkumpulan kangzusi.com
Kay pang cabang kota Kim leng...."
Orang itu tertawa dingin, tanpa mengucapkan sepatah kata pun
dia cengkeram panggung Giam In kok kemudian dibawa lari
meninggalkan tempat tersebut.
Waktu itu, ke lima orang pengemis tua dari perkumpulan Kay
pang cabang kota Kim leng sedang melarikan diri sejauh setengah li, ketua secara
tiba-tiba terasa datangnya sambaran desingan angin tajam dari arah belakang,
serentak mereka berpaling kebelakang, dengan cepat mereka jumpai orang yang
ditakuti itu sudah berada hanya sepuluh kaki dibelakang mereka sambil membopong
tubuh bocah tersebut. Tan Kim segera memutar tongkat penggebuk anjingnya sambil
bersiap sedia menghadapi segala kemungkinan yang tak diinginkan, begitu juga
dengan ke empat pengemis lainnya, kemudian ia baru menegur dengan lantang:
"Kwoe ciaapwoe, apakah kau sedang mengejar kami
berlima.....?" "Hmmm, masa tujuanku tidak kalian ketahui?"
Sambil menjawab dengan suara yang menyeramkan, orang itu
langsung melancarkan sebuah pukulan dahsyat kedepan.
Kelima orang pengemis itu serentak membentak bersamasama,
lima batang tongkat bersamasama diayunkan kemuka membentuk
serangkaian cahaya tajam yang melapisi seluruh angkasa, diantara gerakan ini
terasa desingan angin tajam membuat pasir dan debu
beterbangan memenuhi seluruh angkasa. Mendadak orang itu
mendengus dingin, tenaga serangannya ditambah dengan dua
bagian lebih hebat dan.....
"Blaaaammmm....!"
Ditengah suara benturan yang maha dahyat, ke lima orang
pengemis itu terpental jauh kebelakang dan mundur sejauh tiga
langkah lebih dengan sempoyongan.
kangzusi.com Tan Kim membentak keras, dengan mengerahkan segenap
kekuatan yang dimiiikinya bersamasama ke empat rekan pengemis
lainnya, mereka sekali lagi melancarkan seuah serangan yang maha dahsyat.
"Hmmm....! Tampaknya kalian memang sudah bosan hidup..."
jengek orang ini sambil tertawa seram.
Ia segera menurunkan tubuh Giam In kok keatas tanah,
kemudian sepasang telapak tangannya diayunkan bersamasama
kedepan. Ditengah benturan yang amat keras, tubuh ke lima orang
pengemis tua itu bagikan layang-layang yang putus benang
langsung terpental kebelakang dan roboh terkapar diatas tanah


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

untuk tidak bangkit kembali.
"Hmmmmm! Nyata kalau nama besar si Raja akhirat pencabut
nyawa memang bukan nama kosong belaka!"
Suara pujian yang bernada mengejek itu tiba-tiba berkumandang
datang dari arah belakang.
Ketika Giam In kok berpaling kebelakang, nampaklah dibelakang
mereka entah sejak kapan telah muncul dua orang jago lihay, yang satu bertubuh
pendek sedangkan yang lain berperawakan sedang,
dengan wajah menyeringai seram kedua orang itu berdiri kaku
disana. Giam In kok menjadi sangat ketakutan, dia kuatir kalau dua
orang jago yang baru datang itu akan menyerobot dirinya, cepat-cepat dia
melompat kesamping untuk menyelamatan diri.
Dalam pada itu, jagoan yang dipanggil Raja akhirat pencabut
nyawa itu telah tertawa dingin tiada hentinya, kemudian berkata:
"Sam cun eng! Apakah kaupun bermaksud mencampuri
urusanku.....?" "Haaahhh... Haabhh.... haaahh..." si kate tertawa tergelak, "kitab pusaka Cing khu hun
pit merupakan kitab pusaka yang di idam-kangzusi.com
idamkan dan diincar oloh setiap jago yang berada didalam dunia
persilatan, jangan lagi aku memang ingin memperolehnya, bahkan
orang lainpun hampir semuanya berminat sekali dengan kitab
itu....." "Betul" sambung pula si jago berperawakan sedang dengan cepat, "jangan lupa, aku
si Ku tua pun berhasrat juga dengan benda mestika itu....."
Raja akhirat pencabut nyawa segera menarik wajahnya dan
berubah membesi, lalu sambil tertawa seram katanya:
"Heeehhh..... heeehhh.... heeehhh.... tua bangka she Ku, aku kuatir apa yang kau
dambakan itu hanya akan menjadi sia-sia
belaka" "Hey si Raja akhirat pencabut nyawa, jangan kau anggap ilmu silatmu telah
berhasil mencapai tingkatan yang sangat hebat, maka kau tak memandang sebelah
matapun terhadap diriku, kalau kau
berani pentang bacot lagi disini, jangan salahkan bila hari ini aku serta si
kate she Ting akan bekerja sama lebih dulu untuk
mengantar kau pulang ke rumah nenekmu!!"
Raja akhirat pencabut nyawa merasa terperanjat juga setelah
mendengar ancaman itu, ia sadar apabila kedua orang lawannya itu sampai bekerja
sama, niscaya dia bakal menderitaa kekalahan total ditangan mereka.
Oleh sebab itu tanpa banyak berbicara lagi dia melompat
kesamping Giam In kok dan segera menyambar tubuhnya.
Kakek she Ku itu membentak keras, tubuhnya menerjang maju
ke muka dengan cepat, telapak tangannya langsung dihantamkan
ke dada lawan.... Raja akherat pencabut nyawa menarik napas panjang-panjang,
mendadak tubuhnya menyusut mundur sejauh berapa kaki
kebelakang, kemudian serunya dengan mata melotot besar:
"Tua kangka she Ku, jadi kau benar-benar bermaksud menantang aku untuk berduel?"
kangzusi.com "Kalau sudah tahu, buat apa mesti banyak bertanya lagi....?"
jawab lawannya ketus. "Benar sobat Ku, perkataanmu memang tepat sekali."
Si kate Sam cun teng segera menimpali, "aku memang merasa
ada baiknya untuk membereskan si manusia jahanan ini lebih
dahulu!" Giam In kok yaag mengikuti jalannya peristiwa itu, diam-diam
merasa kegelian pikirnya:
"Bagus.... bagus sekali, andaikata kawanan jago-jago lihay ini saling gontok-
gontokan sendiri sehingga berkobar pertarungan yang seru, maka akulah yaag akan
menjadi nelayan yang beruntung.
Haaah... haaahh.... haaaah... orang-orang itu memang amat lucu, masa kitab pusaka itu
belum lagi ditemukan, mereka telah saling baku hantam sendiri, nah inilah
kesempatan yang paling baik bagiku untuk Bmelarikan diri, kalau sekarang tidak
kabur, apa lagi yang mesti kutunggu....?"
Memanfaatkan kesempatan disaat situasi sedang diliputi
ketegangan sementara ketiga orang jago lihay itu sudah saling
berhadapan untuk melangsungkan pertarungan, tiba-tiba saja bocah itu membalikkan
badan kemudian melarikan diri secepatnya
meninggalkan tempat kejadian....
Melihat Giam In kok melarikan diri dari tempat itu, Si Raja
akherat pencabut nyawa segera membentak keras dan siap
melakukan pengejaran. Tapi Sam cun teng telah menghardik keras:
"Berhenti! Mau kabur kemana kau?"
Sebuah pukulan yang amat keras segera dilancarkan kedepan.
Dengan tibanya ancaman tersebut, otomatis jalan pergi Raja
akherat pencabut nyawa pun menjadi terhadang, dalam keadaan
begini terpaksa dia harus menyelamatkan diri terlebih dulu.
kangzusi.com Kemudian dengan penuh amarah Raja akherat pencabut nyawa
membentak keras: "Sebetulnya apa yang hendak kau lakukan?"
"Hmmm! Kau anngap kami tak tahu apa yang hendak kau
lakukan" Bukankah kau hendak pergi mencari kitab pusaka itu
bersama si bocah ciiik tadi?"
"Hey..... lucu amat kau ini, siapa bilang dia sedang mencari kitab pusaka" Kau
anggap kitab tersebut tersimpan di mana?"
"Bukankah berada di bawah batu tugu peringatan?" jengek Sam cun teng dengan
cepat. "Betul," sambung pula si kakek she Ku, aku juga mendengar kitab pusaka itu "berada di bawah batu tugu peringatan, apa
salahnya bila kita bersamasama mencari dan mengambii keluar
kitab pusaka itu lebih dulu, kemudian baru kita tentukan siapa
diantara kita yang lebih berhak memiliki kitab itu?"
"Akuuuur....! Suatu usul yang sangat bagus....."
"Justru karena itulah kita harus membekuk setan cilik tadi lebih dulu" seru Raja
akherat pencabut nyawa dengan suara mendongkol,
"kalau kita gagal membekuk si setan cilik itu, bagaimana mungkin bisa kita
ketahui pusaka itu berada dimana?"
"Kalau memang begitu, mari kita kejar bocah itu bersamasama....."
Dalam pada itu Giam In kok telah melarikan diri sejauh empat -
lima puluh kaki lebih dari tempat semula, ketika dia berpaling dan menyaksikan
ada tiga sosok bayangan manusia sedang meluncur ke
arahnya dengan gerakan yang begitu cepat, dia menjadi amat
terperanjat.... Walaupun dia tahu bahwa maksud tujuan ketiga orang itu tak
lebih hanya menyuruh dia menunjukkan tempat disimpannya kitab
kangzusi.com pusaka itu, tapi andaikata kitab pusaka itu benar-benar berhasil ditemukan, apa
yang dapat diperbuat olehnya"
Berada dalam keadaan begini, ia segera mempercepat larinya
untuk melarikan diri menuju ke dalam hutan lebat yang terbentang tak jauh di
depan sana. Dalam waktu singkat Raja akhirat pencabut nyawa telah
menyusul pula sampai di tepi hutan itu, sambil tertawa dingin
terdengar ia mengejek: Hey setan cilik, kalau kau tidak segera menunjukkan diri dari
"dalam hutan, jangan salahkan kubakar hutan ini sampai rata dengan tanah...."
Tapi sebelum perkataan itu habis diutarakan keluar, tiba-tiba
terdengar suara ujung baju yang terhembus angin berkelebat lewat dari sisi
tubuhnya. Ketika dia berpaling dengan cepat, tampaklah Sam cun teng, si
manusia kate itu sedang bergerak cepat menuju ke depan tanpa
berpaling barang sekejap pun.
Menyaksikan hal ini, satu ingatan segera melintas lewat didalam benaknya, segera
pikirnya: "Aaaah, bukankah dia sudah tahu kalau kitab pusaka Cing khu hun pit tersimpan di
bawah batu tugu peringatan" Rasanya tidak
terlalu sulit baginya untuk membongkar daerah disekitar sana"
Berpikir sampai disitu, dia menjadi kuatir sekali apabila lawannya berhasil
mendapatkan kitab pusaka itu lebih dulu, tanpa menggubris Giam In kok lagi yang
bersembunyi di balik hutan, dia memutar
badan lalu menyusul dibelakangnya sambil tertawa dingin tiada
hentinya. Menanti bayangan tubuh beberapa orang itu sudah lenyap dari
pandangan mata, Giam In kok baru berani munculkan diri dari
tempat persembunyiannya, gumamnya kemudian sambil menepuk
menepuk dada: kangzusi.com "Oooooh.... sungguh berbahaya... betul-betul mendebarkan
hatiku...." Sekali pun selembar jiwanya berhasil ditemukan kembali, akan
tetapi Giam In kok merasa sangat murung, apalagi setelah
dilihatnya orang-orang yang mengincar kitab pusaka itu hampir
semuanya memiliki kepandaian silat yang jauh lebih hebat dari pada dirinya.
"Kalau mereka semua begitu lihay, lantas apa yang bisa
kuharapkan dalam pencarian ini....?" demikian dia berpikir didalam hati.
Membayangkan kembali jerih payahnya selama satu tahun
terakhir ini, dengan susah payah ia berhasil menemukan letak batu peringatan
besar, siapa tahu belum lagi kitab tersebut sempat dicari, sekarang telah
kedahuluan orang lain. Bisa dibayangkan betapa putus asa dan kecewanya bocah she
Giam itu sekarang. Seandainya bisa menangis, dia ingin menangis sejadi-jadinya
untuk melampiaskan semua rasa sedih dan kecewa yang mencekam
perasaannya saat ini. Mendadak ia teringat kembali dengan kelima orang pengemis
yang terhajar oleh si Raja akherat pencabut nyawa sehingga roboh terkapar di
atas tanah itu. "Bagaimana nasib mereka sekarang?" ingatan tersebut segera melintas didalam
benaknya. Kemudian dia pun berpikir lebih jauh:
"Apa salahnya kalau kuperiksa keadaan dari ke lima orang
pengemis tua itu" Siapa tahu kalau mereka sudah mati dan dalam
tubuh mereka tertinggal kitab pusaka ilmu silat seperti apa yang kutemukan dari
saku dua orang jago lihay beberapa waktu
berselang?" kangzusi.com
Kemudian setelah tarik napas, pikirnya lagi:
"Yaa, biarpun ilmu toya penggebuk anjing dari Kay-pang tidak termasuk ilmu silat
yang maha dahsyat dalam dunia persilatan, tapi andaikata setiap pelajaran silat
yang ada di dunia ini berhasil kupelajari satu-persatu, lama kelamaan kepandaian
silatku tentu akan menjadi hebat dengan sendirinya?"
Berpikir sampai disitu, Giam In kok segera membalikkan badan
dan berjalan kembali ke tempat kejadian.
Ketika kelima orang pengemis tua itu di periksa keadaannya
dengan seksama, maka segara ditemuinya Huan Kay sian yang baik
hati itu masih hangat tubuhnya dan belum putus nyawa, kendatipun keadaannya
sudah payah sekali. Dengan cepat dia mengeluarkan ilmu pertabiban ajaran Gak Pun
leng untuk memeriksa keadaan lukanya, kemudian menurut bagian -
bagian penting ditubuh pengemis tua itu dengan seksama.
Sepertanak nasi kemudian, pernapasan Huan Kay sian mulai
berjalan lancar kembali, pelan-pelan dia membuka matanya dan
melirik sekejap ke arah orang yang telah menolong jiwanya itu.
Setelah mengetahui siapakah orang itu, dengan napas terengah-engah pengemis tua
itu berkata: "Engkoh cilik, tolong ambilkan obat didalam saku ku...."
Giam In kok tidak menampik permintaan itu, dia merogoh ke
dalam saku pengemis tua itu dan mengeluarkan berapa macam obat
dari kantongnya, kemudian dibawa kehadapan Huan Kay sian dan
membiarkan pengem?s itu memilih sendiri. Menanti obat itu sudah ditelan, Giam In
kok baru membantunya lagi untuk mengurut urat
penting ditubuhnya. Beberapa saat kemudian Huan Kay sian sudah dapat
memaksakan diri untuk duduk, ketika menyaksikan rekan-rekan-nya sudah mati
semua, dengan airmata bercucuran ia segera berkata:
"Engkoh cilik, perkataanmu memang benar, perkumpulan kami
kangzusi.com benar-benar sudah diancam kemusnahan gara-gara peristiwa ini,
dimanakah gembong iblis itu sekarang?"
"Mereka telah berangkat menuju ke tugu batu peringatan itu.....!"
Huan Kay sian segara menghela napas sedih:
"Aaaaai... habis sudah.... habis sudah riwayat kami...... gembong iblis itu akan
melakukan pembunuhan massal terhadap segenap
anggota perkumpulan kami...."
Mendadak ia seperti teringat akan sesuatu, segera tanyanya
kembali: "Barusan kau mengatakan "mereka?" Apakah masih ada gembong iblis lainnya lagi
selaiu iblis tersebut?"
Giam In kok manggut-manggut, secara ringkas dia pun
menceritakan kembali apa yang telah terjadi barusan.
Huan Kay sian menjadi berseri-seri karena gembira setelah
mendengar penuturan itu, segegera serunya:
"Moga-moga saja ke tiga orang gembong iblis itu saling gontok-gontokan dan
bunuh-membunuh sendiri.... engkoh cilik! Di didalam saku ketua cabang kami
terdapat kitab catatan ilmu Hang liong sip pat ciang serta Tah sau pang hoat,
biarlah kuhadiahkan semuanya itu untukmu, semoga kau dapat membalaskan dendam
sakit hati kami semua dikemudian hari. Ingatlah dengan kejadian tragis yang menimpa Kay
pang hari ini...." Tapi.... tapi... aku toh bukan anggota perkumpulanmu, mana?boleh kuterima ilmu silat yang amat hebat itu dengan begitu saja?"
"Kau tak usah merendah dan tak perlu berpikir yang bukan-bukan, ketahuilah aku
sudah terkena ilmu pukulan beracun dari Raja akherat pencabut ayawa, sekalipun
aku telah menelan obat penawar racun, itu pun hanya memungkinkan jiwaku bertahan
selama dua-tiga hari lagi...."
Mendengar hal ini, kembali satu ingatan melintas dalam benak
kangzusi.com Giam In kok, cepat-cepat dia mendekati mayat Tan Kim seraya
menggeledah sakunya, dari situ dia berhasil mendapatkan kitab
catatan ilmu silat serta tanda kekuasaan seorang ketua.
Kemudian sambil kembali ke sisi Huan Kay sian, katanya lagi
sambil tertawa: "Asal ada waktu dua sampai tiga hari, hal ini sudah lebih dari cukup, cianpwee
tidak bakal mati karena luka yang baru kau derita itu..... percayalah!"
"Apakah kau mempunyai Lengci berusia seribu tahun atau cairan mestika lainnya?"
tanya pengemis tua itu tercengang.
"Tidak, tapi aku mempunyai mutiara penolak racun yang sangat mujarab"
Berkilat sepasang mata Huan Kay sian setelah mendengar
perkataan itu, segera serunya:
"Sekarang, benda itu berada dimana?"
"Mari boanpwee gendong dirimu berangkat kesana....!"
Giam In kok tidak membuang waktu lagi, sambil membopong
tubuh pengemis she Huan itu berangkatlah mereka menuju ke
kuburan baru dimana dia menyimpan barang-barang mestika
miliknya. Siapa tahu ketika kuburan itu dibongkar, ternyata benda-benda
miliknya telah hilang lenyap tak berbekas.
Bocah itu menjadi amat terperanjat, dengan gemas bercampur
kheki dia mencaci maki kalang kabut:
"Entah bajingan cilik darimana yang telah mencuri barang-barangku..." Hmmm, kalau
sampai berhasil kubekuk batang


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lehernya, pasti akan kujotos dia sampai hancur lebur semua tulang belulang
tubuhnya...." Baru saja perkataan itu diucapkan, tiba tiba dari atas dahan
sebuah pohon yang rindang telah melompat turun seorang nona
kangzusi.com cilik berbaju hijau yang berusia sebelas-dua belas tahunan.
Dengan tangan kiri memegang buntalan kecil dan tangan kanan
dipakai untuk menuding ke arah bocah itu, dia balas mengumpat:
"Hey tuyul kecil! Kalau lagi pentang mulut jangan seenaknya saja, huuuuh....!
Siapa sih yang sudih merampok barang rongsokan milikmu itu, hmmm! Tadi, bukankah
kau bilang mau meremukkan
tulang badanku" Ayoh, kalau memang punya keberanian, remukkan
badanku sekarang juga!"
Ketika melihat orang yang barusan munculkan diri sambil
memegangi bungkusan miliknya itu adalah seorang nona cilik, Giam In kok segera
tertawa cengar-cengir, katanya kemudian:
"Ooooh....rupanya enci yang baik hati dan berwajah cantik yang telah mengambil
buntalan milikku..... hiiiihh.... hiiihh.... hiiih.... cici, kembalikan mutiaraku itu,
sebab aku perlu untuk menolong jiwa
seseorang, maaf deh kalau aku sudah salah menganggap cici
sebagai pencuri, tentunya kau tidak keberatan bukan.....?"
Termakan olah sebutan "cici" yang begitu hangat, si nona cilik itu segera
mencibirkan bibirnya. "Ciiis....! Mungkin hanya setan tuyul yang mau mengambil
barangmu itu, nih! Ambillah kembali barang milikmu, aku tak punya waktu lagi
untuk ribut denganmu. Selamat tinggal, aku harus segera berangkat untuk menonton
orang yang lagi berkelahi!"
Setelah melemparkan bungkusan kecil itu di dekat kaki Giam In
kok, ia segera menggebaskan kuncirnya lalu beranjak pergi
meninggalkan tempat itu. Giam In kok lalu berdiri melongo, lama sekali dia baru bisa
mengucapkan terima kasih, tapi sayang si nona telah berlalu dari situ dan tidak
mendengar perkataannya lagi.
Dengan cepat bocah itu mengambil keluar mutiara penolak
racunnya dan ditempelkan diatas jalan darah sim kan hiat di tubuh kangzusi.com
Huan Kay sian dengan maksud memunahkan racun yang mengeram
dalam tubuh pengemis tua itu.
Lebih kurang setengah perminum teh kemudian, Huan Kay sian
telah merasakan tubuhnya menjadi segar kembali, dia tahu racun
yang mengeram di dalam tubuhnya telah dipunahkan, maka sambil
menggembalikan mutiaranya itu, katanya:
"Engkoh cilik, kalau toh kau memang memiliki mutiara yang
demikian berharga itu, mengapa tidak kau bawa serta didalam saku mu?"
Mendengar pertanyaan tersebut, maka secara ringkas Giam In
kok menceritakan rencananya untuk mencari kitab pusaka dalam
markas Kay pang, lalu dijelaskan pula karena takut jejaknya
ketahuan maka semua benda miliknya telah ditanam kedalam
kuburan tersebut agar selamat....
Huan Kay sian menjadi sangat kagum atas kecerdikan bocah itu,
dia memuji tiada hentinya atas kehebatannya.
Cepat-cepat Giam In kok bertukar pakaian dan merubah kembali
raut wajahnya menjadi bentuk lain, kemudian selesai berdandan dia baru berkata
sambil tertawa: "Bocah perempuan tadi mengatakan hendak pergi menonton
orang berkelahi, arah yang dituju pun tanah lembah tugu
peringatan, bisa jadi mereka benar-benar telah bertarung, mari kita segera
berangkat kesitu!" Setelah selembar jiwanya berhasil diselamatkan oleh bocah itu,
Huan Kay sian sadar bahwa semua tanggung jawab dan
keselamatan segenap anggota kaum pengemis yang berada di kota
Kim leng telah terjatuh diatas pundaknya.
Karena itulah setelah mendengar ajakan tersebut, sudah barang
tentu ia tak dapat menampik.
Dengan mengerahkan ilmu meringankan tubuh yang dimilikinya,
berangkatlah mereka menuju ke lembah tugu peringatan.
Dalam pada itu, daerah disekisar markas besar perkumpulan Kay
kangzusi.com pang telah berubah menjadi sangat mengerikan, banyak sekali
kawanan pengemis yang terkapar di atas tanah dalam keadaan tak
bernyawa lagi. Darah kental dan ceceran isi perut serta benak
berceceran memenuhi seluruh permukaan tanah, sedangkan mereka
yang menderita luka merintih kesakitan tiada hentinya.
Huan Kay sian menjadi sibuk sekali, dengan obat luka yang
tersedia dia harus bekerja keras untuk menyelamatkan jiwa anak
buahnya yang terluka. Setelah berusaha dengan sepenuh tenaga, akhirnya ada dua-tiga
puluh orang pengemis yang berhasil diselamatkan jiwanya dari
cengkeraman malaikat elmaut.
Ketika persoalan ini ditanyakan, mereka baru tahu bahwa
sebagian besar anggota Kay pang telah mati terbunuh atau terluka ditangan si
Raja akhirat pencabat nyawa serta dua orang gembong iblis lainnya, kemudian
setelah ketiga gembong iblis itu saling bertarung dan gontok-gontokan satu sama
lainnya, akhirnya ketiga orang gembong iblis itu berhasil diusir oleh seorang
nenek. Dengan perasaan sangat gelisah cepat-cepat Giam In kok
bertanya: "Apakah mereka berhasil membawa kabur sesuatu benda yang
berhasil diperolehnya dari bawah tugu ini?"
Para anggota Kay pang yang selamat samasama termenung
sebentar, kemudian menggelengkan kepalanya berulang kali.
Ketika urusan yang dihadapi Huan Kay sian telah selesai
dikerjakan, diapun segera menemani Giam In kok untuk melakukan
pencarian disekitar tugu peringatan itu, akan tetapi usaha pencarian yang mereka
lakukan tidak berhasil mendapatkan apa-apa, tiada
sesuatu benda apapun yang berhasil mereka dapatkan.
Akhirnya sorot mata Giam In kok yang tajam itu tertarik oleh
beberapa baris syair yangg tertera diatas dinding batu itu.
Ketika dibaca, ternyata syair tersebut berbunyi demikian:
kangzusi.com "Kentongan ketiga disaat bulan purnama, bayangan pagoda jauh memanjang.
Tepi sungai Cin ci hoo tersisa puing tugu yang berserakan.
Benda mungil indah menawan.
Bulan purnama jangan sampai terlambat."Bocah itu mengulangi kembali syair tersebut sampai beberapa
kali, tiba-tiba ia berguman seorang diri:
"Mungkinkah didalam dunia persilatan terdapat sebuah sungai yang bernama Cin ci
hoo?" "Yaa, betul, memang terdapat sebuah sungai yang bernama Cin ci hoo....!" sahut
Huan Kay sian dengan cepat, "sungai tersebut terletak disebelah selatan kota
Siau hun shia, menurut cerita kuno yang tersiar di kalangan rakyat jelata,
katanya wanita paling cantik didaratan Tionggoan tempo dulu, See-si, pernah
membuang air bekas air mandinya kedalam sungai dan akibatnya sejak kejadian
tersebut air sungai itu menyiarkan bau harum yang semerbak,
karena itulah sejak saat itu sungai tadi dinamakan sungai Cin ci hoo.
Pemandangan yang terukir diatas dinding ini tak lain melukiskan pemandangan alam
di sungai Cin ci hoo. Dimana pada tepi sungai
terdapat sebuah pagoda yang indah menawan, tapi.... mungkinkah
syair tersebut berkaitan dengan kitab pusaka itu?"
Giam In kok termenung sambil berpikir beberapa saat lamanya,
kemudian sahutnya sambil manggut-manggut:
"Yaa, kalau dipikir-pikir dan diselami kembali dengan seksama, rasanya syair
tersebut memang berkaitan dengan rahasia kitab
pusaka Cing khu hun pit tersebut. Apakah locianpwee mau ikut
pergi ke sungai Cin ci hoo untuk mencari kitab pusaka itu?"
Dengan cepat Huan Kay sian menggelengkan kepalanya berulang
kali, sahutnya: "Tidak, aku sama sekali tidak berhasrat untuk mencari kitab pusaka itu, akan
tetapi andaikata engkoh cilik membutuhkan
kangzusi.com bantuanku, biar badan mesti hancur dan nyawa mesti melayang,
aku pasti akan membantu dalam pencarianmu itu."
"Gara-gara sejilid kitab pusaka Cing khu hun pit, sudah begitu banyak jago yang
mati atau terluka secara mengenaskan, kalau toh cianpwee tidak berhasrat untuk
ikut kesitu hal ini memang lebih bagus lagi, biar ku musnahkan juga pemandangan
alam serta syair yang tertera diatas dinding itu!"
Tanpa membuang waktu lagi, Giam In kok segera mencabut
keluar pedang pendek serta senjata telapak tangan bajanya, lalu membacok lukisan
dan tulisan itu kalang kabut....
Batu karang segera berguguran keatas tanah, dalam waktu
singkat semua lukisan dan tulisan yang tertera disana sudah hancur berantakan
dan musnah dari pandangan.
Pada saat itulah, tiba-tiba dari arah depan sana bergema datang suara bentakan
yang amat keras: "Besar amat nyali mu!"
Giam In kok merasa amat terkejut dan segera menghentikan
bacokan-nya, ternyata Raja akherat pencabut nyawa telah berdiri di didinya entah
sejak kapan, dengan perasaan hati yang keder, cepat-cepat bocah itu mundur
selangkah kebelakang. Raja akhirat pencabut ayawa melirik sekejap ke arah lukisan
diatas dinding yang sebagian besar sudah ancur dan punah itu,
kemudian sambil berpaling kembali ke arah Giam In kok, serunya
sambil tertawa dingin: "Bajingan cilik, kebetulan sekali kau pun berada disini, ayoh cepat jawab,
sebetulnya kitab pusaka itu di simpan di mana?"
"Eeeeei, lucu amat perkataanmu tadi, dari mana aku tahu kitab pusaka itu berada
dimana?" "Hmmmm, aku memang tahu kalau kau pun belum berhasil
mengetahui secara pasti dimanakah kitab pusaka Cing khu hun pit itu dipendam,
tapi apa pula maksudmu merusak lukisan yang tertera kangzusi.com
diatas dinding batu itu?"
"Sauya senang berbuat demikian, mau apa kau?"
"Hmmm....! Dihadapan si Raja akhirat pencabut nyawa pun kau berani berkepala batu"
Lihatlah, akan ku ringkus dirimu lalu
kurenggangkan seluruh otot-otot yang berada di dalam badanmu,
akan kulihat apakah kau akan tetap membungkam atau tidak.....?"
Giam In kok mendengus dingin, serunya pula:
"Hmmmm! Kau tahu, siapakah aku sebenarnya" Mengapa kau
justru bertanya tentang kitab pusaka itu dariku?"
"Huuuuh, biarpun kau si setan ciiik sudah hancur dan berubah menjadi apapun,
suara mu saat ini sama sekali tidak berbeda
dengan suaramu sewaktu berada di kanal Yan ci ki tadi.... hmmmm!
Hayo cepat berbicara, sebetulnya kau bersedia mengaku atau
tidak?" Suara bentakan nyaring tiba-tiba berkumandang datang dari luar
pintu, disusul kemudian tampak meluncur datang sebatang anak
panah pendek yang menyambar tiba diiringi desingan angin tajam
yang amat memekikkan telinga.
Serangan tersebut langsung mengancam iga dari Raja akhirat
pencabut nyawa. Mendengar suara desingan tersebut, Giam In kok segera
memanfaatkan kesempatan yang sangat baik itu, telapak tangan
bajanya didorong ke depan, menghajar dada lawan, sementara
pedang pendeknya langsung membacok ke arah pinggang.
Huan Kay sian sendiri pun berniat membalas dendam bagi rekan-rekannya yang tewas
ditangan gembong iblis itu, pada saat yang
bersamaan dia mengirim juga dua buah pukulan yang amat gencar
ke arah depan. Sekali pun ilmu silat yang dimiliki si Raja akhirat pencabut nyawa sangat lihay,
namun setelah menghadapi serangan gabungan yang
datang dari segala penjuru itu, dia pun tak berani bertindak secara kangzusi.com
gegabah, cepat-cepat dia menggerakkan bahunya lalu menerobos
mundur kebelakang. Dengan gerakannya ini, otomatis bidikan anak panah yang
sedang mengincar tubuhnya itu segera bertumbukan dengan
senjata telapak tangan baja dari Giam In kok sehingga mencelat
kesamping. "Traaangg....!"
Suara banturan nyaring yang memekikkan telinga segera
berkumandang memecahkan keheningan,
Giam In kok kuatir bila pihak lawan menggunakan kesempatan
yang sangat baik ini untuk melukai Huan Kay sian, karenanya
walaupun serangannya mengenai sasaran yang kosong, namun dia
tidak berani melakukan pengejaran lebih jauh.
Dengan cepat tubuhnya bergerak maju selangkah kedepan serta
menghadang dihadapan tubuh pengemis tua itu, pedang pendeknya
segera diputar membentuk segumpal cahaya tajam dan secara
langsung ditusukan ke tubuh si Raja akherat pencabut nyawa yang berada dihadapan
tubuhnya. Si Raja akhirat pencabut nyawa menjadi gusar sekali, sambil
menahan rasa geram di hatinya, ia segera membentak keras-keras:
"Bocah keparat, kau benar-benar seorang manusia yang tak tahu diri, hmmmmm!
Tunggu saja tanggal main-nya, akan kubereskan
sibudak cilik itu lebih dahulu, kemudian baru giliran mu untuk
pulang kerumah nenekmu!"
Sejak mendengar suara bentakan nyaring yang berkumandang
datang dari luar gua tadi, Giam In kok sudah tahu kalau orang yang membidikkan
anak panah pendek kearah gembong iblis tadi, tak lain adalah si nona cilik yang
pernah mencuri bantalan-nya tadi.
Ia pun sadar betapa berbahayanya membiarkan gadis itu
menghadapi lawan seorang diri, sebab walaupun ilmu silat yang
dimilikinya terhitung cukup hebat, namun tanpa memiliki mutiara penolak racun,
mustahil bagi gadis itu untuk menghadapi pukulan kangzusi.com
beracun lawannya..... Maka dengan perasaan yang amat gelisah, dia berteriak keras-keras:
"Hey iblis tua, iblis bangkotan yang hampir mampus, jangan lari dulu!"
Dengan menghimpun tenaga dalamnya sebesar sepuluh bagian,
dia mengirim sebuah pukulan dengan jurus harimau ganas
menerkam mangsa, angin serangan segera menderu-deru, diiringi
debu dan pasir yang beterbangan, serangan itu langsung
menyelonong kedepan. Raja akhirat pencabut nyawa sudah pernah menyaksikan bocah
itu bertarung melawan lima orang pengemis tua ketika berada
dikanal Yan ci ki tadi, tapi ia tak menyangka kalau bocah itu
memiliki daya serangan yang lebih tangguh setelah bersenjatakan telapak tangan
baja, terpaksa dengan perasaan apa boleh buat dia segera mengirim pala sebuah
pukulan yang tak kalah dahsyatnya
untuk membenduug datangnya ancaman tersebut.
Setelah terjadi benturan yang amat keras tubuh si Raja akhirat
pencabut nyawa tergetar amat keras, sedang tubuh Giam In kok
tergetar mundur sejauh tiga langkah lebih.
Dengan cepat bocah itu menghimpun kembali tenaganya dan
sekali lagi melancarkan sebuah serangan dahsyat kedepan.
Ditengah beterbangan-nya debu, pasir dan batuan kerikil
sehingga membuat kaburnya suasana disekeliling tempat itu, sulit rasanya bagi si
Raja akhirat pencabut nyawa untuk melihat jelas jejak musuhnya.
Mendadak segulung angin pukulan yang maha dahsyat
menyambar kearah badannya, hal ini membuat hatinya amat
terperanjat, buru-buru sepasang telapak tangannya didorong
kedepan melepaskan sebuah pukulan dahsyst, sementara tubuhnya
segera mundur ke belakang.


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kangzusi.com Siapa tahu, baru saja tubuhnya mundur kebalik sebuah celah
yang sempit terletak dibalik batu tugu itu, mendadak dari atas
kepalanya berkumandang datang suara bentakan nyaring, menyusul
kemudian terasa segulung desingan angin tajam menyambar datang
dari atas kepalanya..... Tak terlukiskan rasa gusar dan gemas si Raja akherat pencabut
nyawa menghadapi keadaan seperti ini, dengan cepat dia
menggerakkan bahunya untuk menghindarkan diri dari ancaman
yang baru datang, kemudian kakinya menjejak keatas tanah dan
tubuhnya melambung keudara serta hinggap diates sebuah batu
cadas. Dari situ ia saksikan sesosok bayangan tubuh yang berpotongan
mungil sedang menyelinap kebelakang sebuah batu cadas yang
amat besar, hal ini membuat hati si gembong iblis ini menjadi
semakin gusar. Ia segara membentak kemudian sambil melakukan pengejaran
kearah bayangan kecil itu, sebuah pukulan gencar dilontarkan.
Ternyata bayangan tubuh yang kecil itu amat lincah dan gesit
sekali, dengan suatu gerakan tubuh yang enteng, ia sudah
melayang kearah batu cadas lain sambil melepaskan kembali sebuah bacokan keras
kearah lawannya. Dalam dugaan si Raja akhirat pencabut nyawa, tubrukan-nya itu
pasti akan berhasil mengenai sasaran.
Siapa tahu pada saat terakhir bocah perempuan itu memutar
tubuhnya ditengah udara sambil melancarkan sebuah serangan
gencar kearahnya, ia jadi sangat terperanjat, cepat-cepat ia
berjumpalitan ditengah udara untuk melepaskan diri dari datangnya ancaman
tersebut, lalu badannya meloncat sejauh lima tombak
kebelakang. Sebagai seorang jago lihay yang berhati kejam dan tak
berperikemanusiaan, setelah berulang kali di permainkan dan
disergap secara bertubi-tubi, hawa amarahnya segera terkobar dan kangzusi.com
sukar dikendalikan lagi, hawa napsu membunuh segera menyelimuti seluruh
wajahnya. Dengan sorot matanya yang tajam menyapu sekeliling tempat itu
tapi bayang dari tubuh gadis cilik itu sudah tak tampak lagi, tanpa terasa
pikirnya dalam hati: "Aaaah! kemana perginya bocah perempuan tadi" Masa dalam
sekejap mata saja bisa hilang, aku tak percaya kalau budak ingusan itu dapat
menyusup ke dalam tanah!"
Dengan sorot mata yang tajam, ia segera melakukan pencarian
disekitar tempat itu, tiba-tiba dari ujung tikungan sana berkelebat lewat
sesosok bayangan kecil, ia segera menerjang ke arah tempat itu, tapi baru saja
tubuhnya mencapai tikungan tadi, segulung angin pukulan yang tajam tahu-tahu
sudah menerjang keluar dan
langsung menghajar dadanya.
Gembong iblis itu jadi kaget dan buru-buru meloncat mundur
kebelakang. Sekarang ia baru melihat bahwa orang yang menyergap dirinya
barusan tak lain adalah si bocah lelaki yang mengetahui tentang rahasia kitab
pusaka tersebut. Tentu saja iblis ini tak sudi melepaskan korbannya dengan
begitu saja..... Sambil tertawa seram ia berkelebat kemuka dan menghadang
jalan mundar Giam In kok, kemudian tegurnya dengan suara dingin:
"Hey bocah keparat, hayo cepat mengaku, kau simpan dimana
kitab pusaka itu?" Giam In kok tidak menjawab, ia segera mendengus dingin.
Raja akherat pencabut nyawa merasa amat gemas, kalau bisa dia
ingin membinasakan bocah lelaki itu dalam sekali pukulan, tetapi diapun ingin
mengetahui rahasia tentang kitab pusaka tersebut,
maka dengan sorot mata yang bengis, selangkah demi selangkah
kangzusi.com dia maju menghampiri lawannya, lalu sambil menyilangkan telapak tangannya
didepan dada guna menghadapi segala kemungkinan, ia
membentak: "Hei setan cilik! Jangan kau anggap dengan sebuah telapak
tangan baja serta sebilah pedang pendek, kau lantas dapat
melawan tenaga pukulan hasil latihanku selama puluhan tahun,
terus terang kukatakakan kepada mu, jika serangan ini kuteruskan, tanggung
engkau akan mampus secara mengenaskan, tapi
seandainya engkau bersedia mengatakan dimana kitab pusaka itu
disimpan, bahkan jika kitab pusaka itu berhasil kudapatkan, engkau pun pasti
akan mendapat bagian....."
Belum habis perkataan itu diucapkan, tiba-tiba tubuh Giam In kok telah disambar
oleh seseorang dan segera dibawa kabur dari situ.
Cepat-cepat Raja akherat pencabut nyawa menyusul ke depan,
ternyata orang yang melarikan bocah itu tak lain adalah si manusia kate Sam Cung
Teng, saking mendongkolnya iblis itu membentak
keras dan segera mengejar dari belakang.
Sesungguhnya ilmu silat yang dimiliki manusia kate Sam Ceng
Teng amat tinggi, tapi karena ia harus membawa beban yang berat secara otomatis
tubuhnya jadi tidak selincah biasa.
Baru saja tubuhnya keluar dari mulut selat, Raja akherat
pencabut nyawa telah berhasil menyusul serta menghadang jalan
pergi si manusia kate itu, serunya kemudian sambil menyeringai
seram: "Hmmm....! manusia cebol, ingin kulihat, kau masih hendak
kabur kemana lagi" haha... hahaa....kalau bocah itu tidak kau
serahkan padaku, jangan salahkan kalau aku akan bertindak keji
terhadap dirimu!" Rupanya si manusia kate Sam cun teng tahu akan bahaya yang
sedang mengancam keselamatannya, cepat-cepat ia mundur
ksebelakang seraya mengancam:
kangzusi.com "Rsja akhirat pencabut nyawa! kalau engkau berani maju
kedepan selangkah lagi, aku segera akan mencekik setan cilik ini sampai mati!"
Mendengar ancaman tersebut Raja akhirat pencabut nyawa
nampak tertegun, kemudian dia tertawa seram.
"Haaahh.... haaaahh.... haaahh.... kalau mau kau bunuh silahkan, paling-paling kita
bubar dan siapapun jangan harap bisa
mendapatkan kitab pusaka itu.... ayo cepat cekik sampai mati kalau berani!"
Mendadak dari belakang sebuah batu besar berkumandang suara
gelak tertawa yang amat keras, lalu tampak kakek she Ku berjalan keluar dari
tempat persembunyiannya sambil berseru:
"Kalian dua orang bajingan tengik benar-benar licik, dan berhati busuk, dengan
bersusah payah aku harus bertarung melawan nenek
tua sialan itu, sebaliknya kalian disini malah saling memperebutkan sandera....
Tindakan kalian ini benar-benar kurang adil.... aku dengar, kitab pusaka Cing khu
hun pit terbagi menjadi tiga bagian yang terdiri dari bagian atas, tengah dan
bawah. Bagaimana kalau kita bagi saja secara adil dengan seorang mendapatkan
satu bagian?" Rupanya Raja akherat pencabut nyawa sadar bahwa kitab pusaka
itu tak mungkin diperolehnya seorang diri, terpaksa jawabnya:
"Baiklah! aku setuju kalau kitab pusaka itu dibagi secara adil....
Sam cun teng! bebaskan dulu jalan darah darah setan cilik itu agar kita bisa
bertanya padanya!" -ooo0dw0ooo- Jilid : 5 "TENTU saja jalan darahnya harus dibebaskan!" sahut Sam cun teng sambil menepuk
pinggang Giam In kok yang tertotok.
Giam In kok benar-benar seorang bocah yang nekad, begitu jalan
kangzusi.com darahnya dibebaskan, dengan suatu gerakan yang mendadak tapi
cepat bagaikan kilat, senjata telapak tangan baja ditangannya
langsung dihantamkan keatas dada manusia cebol Sam cun teng,
sedangkan pedang pendek ditangan kirinya diayunkan dengan
gerakan "gunting kumala memotong bunga", membacok pinggang Raja akherat pencabut
nyawa. Mimpipun manusia kate Sam cun teng tak pernah menyangka
kalau bocah cilik itu bakal menyerang dirinya, setelah jalan darah lemas yang
ditotok olehnya, karena jaraknya demikian dekat, maka tak mungkin lagi baginya
untuk menghindarkan diri, tak ampun
bahu kirinya segara terhajar telak oleh serangan itu sehingga
tubuhnya tergetar dengan sempoyongan.
Raja akherat pencabut ayawa sendiripun tak pernah menyangka
kalau Giam In kok bakal melancarkan serangan kearahnya, melihat datangnya cahaya
berkilauan mengancam tubuhnya, ia segera
berusaha menghindar serta secepatnya meloncat kebelakang.
Sekalipun gerakan menghindar itu dilakukan dengan cepat sekali, namun tak urung
juga pedang lawan masih sempat menyambar
jubah luar bagian dadanya sehingga tali kolorpun ikut terbabat
kutung, dengan cepat iblis itu memegang celana sendiri dan
menghindar kebelakang. Setelah serangannya berhasil mengenai sasaran, Giam In kok
tak berani bertempur lebih jauh, pedangnya diputar kencang
sehingga membentuk kuntum bunga, sementara tubuhnya buru-buru mengundurkan diri
dari situ. Bayangan manusia berkelebat lewat, tiba-tiba kakek tua she Ku
itu menghadang jalan perginya sambil melancarkan sebuah pukulan yang memaksa
Giam In kok mundur ketempat semula, setelah itu
serunya sambil tertawa terbahak-bahak:
"Haaah... haaah... haha.... bocah cilik, kau jangan mencoba melarikan diri lagi, kita
toh tak pernah terikat oleh dendam atau sakit hatipun atau kau bersedia
mengatakan dimana kitab pusaka
itu disembunyikan, aku pasti akan melindungi keselamatanmu!"
kangzusi.com "Sauya tidak tahu!" teriak Giam In kok dengan marah.
Pedangnya segera dikebaskan kemuka sambil menerjang keluar
dari tempat itu. Napsu membunuh segera menyelimuti wajah kakek tua she Ku
itu, ia tertawa seram, laksana sambaran kilat telapak tangannya melancarkan
sebuah bacokan kearah depan.
Dari mimik wajah lawannya yang menyeringai seram, Giam In
kok sudah menduga bahwa pihak lawan akan melancarkan serangan
yang mematikan, buru-buru telapak tangan bajanya disilangkan
didepan dada untuk menangkis datangnya ancaman tersebut.
Segulung hawa pukulan keras dan kuat menerjang datang
menghantam dadanya, bocah itu segera berteriak:
"Aduuuuh......mati aku!"
Tiba-tiba dari samping meluncur datang pula segulung angin
pukulan yang tajam mendorong tubuh Giam In kok sehingga
mundur beberapa tombak dari tempat semula.
"Blaaaaaaammm......!"
Dari belakang tubuhnya segera terdengar suara benturan keras
yang memekikkan telinga, disusul kemudian terdengar Sam Cun
Teng memaki dengan penuh kemarahan:
"Ku loji, apakah kau sengaja hendak mengacau?"
Sementara itu Giam In kok berhasil menenangkan diri, diam-diam
ia memaki dalam hati: "Huuuuh... rupanya ketiga orang itu samasama merupakan
manusia jahanam...."
Dengan cepat ia menjejakan kakinya keatas tanah lalu kabur dari tempat itu
secepatnya. Raja akherat pencabut nyawa tertawa panjang, bagaikan kuda
kangzusi.com terbang ia melayang diudara melewati atas batok kepala bocah itu, sepasang
lengannya segera melancarkan serangkaian serangan
dashyat yang mengancam sepuluh buah jalan darah penting ditubuh bocah itu.
Sudah hampir setahun lamanya Giam In Kok mempelajari ilmu
kepandaian dari empat orang jago lihay, hasilnya ternyata tidak sia-sia belaka,
dengan gerakan burung manyar
terbang menembusi ombak, dia meloncat sejauh tiga tombak
lebih dari tempat semula, kemudian dengan suatu gerakan yang
manis bocah itu berhasil meloloskan diri dari ancaman sepuluh jari pembetot
sukma dari gembong iblis tersebut.
Pada saat yang amat keritis itulah dari arah depan kembali
muncul sesosok bayangan manusia, terayata orang itu adalah
seorang nenek tua yang rambutnya telah beruban semua, sambil
tertawa seram kedengaran ia berkata:
"Bocah cilik tak usah takut! Lak Jiu Sian Nio akan melindungi keselamatan
jiwamu!" Ketika Giam In Kok merasa suara itu seperti dikenal olehnya, ia segera berpikir
sebentar dan akhirnya menghentikan larinya.....
Dalam pada itu dewi bertangan keji sudah menuding kearah raja
akherat pencabut nyawa sambil memaki:
"Hmmm! kalian tiga orang tua bangkotan benar-benar tak tahu malu, jika usia
kalian digabungkan sudah mencapai dua ratus tahun lebih tapi nyatanya masih
punya muka untuk menganiaya seorang
bocah cilik, hmm, muka kalian benar-benar tebal seperti badak, tak tahu malu!"
Raja akherat pencabut nyawa segera tertawa dingin.
"Heeeehh... heeeeh... heeeehh... nenek Song! jangan kau
anggap kami jeri padamu, tempo hari kau bisa memporoleh untung
lantaran kami bertiga baru saja melangsungkan pertarungan sengit, tapi
sekarang.....hmm! hmm! kalau engkau berani banyak tingkah, kangzusi.com
jangan salahkan kalau aku orang she Kwik tak akan berlaku
sungkan-sungkan!" "Bagus sekali, labrak saja dia sampai mampus" hasut Sam cun teng sambil tertawa,
"yang seorang mengaku sebagai dewi, yang seorang lagi mengaku sebagai raja
akherat, rasanya kalian berdua memang pantas untuk saling mengukur tenaga"
"Aku serta Ku lo ji akan bertindak sebagai saksi untuk kalian berdua!"
Lak Jiu Sian Nio tertawa dingin.
"Engkau tak perlu menghasut aku si nenek dengan ucapan yang memanaskan hati, aku
tak doyan hasutan semacam itu!"
"Song locianpwee!" Giam In kok segera berseru, "jangan terjebak oleh siasat
licik mereka, biarkan aku yang menghadapi raja akherat gadungan ini....!"
"Engkau tidak takut terhadap pukulan telapak beracunnya?"
"Jangan kuatir nek, aku kebal terhadap segala macam pukulan beracun yang
bagaimanapun juga, tanggung monyet tua itu dapat
kuhajar sampai mampus!"
Sementara kedua belah pihak sudah pasang kuda-kuda siap
bertempur, si bocah perempuan tadi telah menyusul tiba disana
bersamasama Huan Kay sian, sambil monyongkan mulutnya bocah
perempuan itu sambil mengejek:
"Idih.....tak tahu malu, pintarnya cuma mengibul! barusan aku lihat engkau lari
terbirit-birit karena ketakutan....."
Tentu saja bocah perempuan itu tak tahu kalau Giam In kok
sengaja kabur keluar dari gua tugu tadi berhubung ia kuatir kalau Raja akherat
melukai para pengemis dari perkumpulan kay pang
dengan pukulan beracunnya.
Mendengar sindiran tersebut, hawa amarahnya segera berkobar,
sambil mendengus serunya:
"Hmmm! kau tak usah menyindir lihat saja kelihayanku nanti!"
kangzusi.com Dengan langkah lebar dia melewati Lak jin Sian nio, kemudian
sambil mempersiapkan senjata telapak tangan bajanya dia bersiap melancarkan
serangan maut kearah Raja akherat.
Sudah berapi kali Raja akherat pencabut nyawa bertempur


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melawan Giam In kok, ia tahu tenaga dalam yang dimiliki bocah cilik dihadapannyi
itu cukup tangguh, namun ia tak sudi beradu
kepandaian dengan seorang bocah cilik dihadapan orang banyak,
maka sambil menghindar serunya seraya tertawa dingin:
"Heeeehh.... heeeehh.... nenek Song! apakah kau akan
membiarkan bocah cilik ini menghantar kematian diujung telapak
tanganku?" "Kalau engkau merasa takut, lebih baik sipat ekor dan enyah saja dari sini....!"
ejek Lak jin Sian nio sambil tertawa dingin. Lalu setelah berhenti sebentar,
sambungaya lebih jauh: "Engkoh cilik! selama aku berada disini, dia tak akan berani mengapa-apakan
dirimu, bertarunglah dengan hati lega!"
Giam In kok mengiakan, pedang dan senjata telapak tangan
bajanya serentak bergerak kedepan melancarkan serangan gencar.
Rupanya bocah ini bermaksud memamerkan kepandaiannya
dihadapan nona cilik itu, begitu turun tangan, segenap kepandaian silat yang
berhasil dipelajarinya dari kitab catatan milik telapak tangan sakti Giam tok
serta monyet sakti dari selat Wu nia segera dikeluarkan semua dengan hebatnya.
Tampak angin pukulan menderu-deru, cahaya pedang berkilauan
memenuhi angkasa, dengan gagah tubuhnya yang kecil menerjang
kehadapan sang lawan. "Bangsat cilik! rupanya kau sudah bosan hidup!" bentak Raja akherat pencabut
nyawa dengan penuh amarah.
Ia tak berani bertindak gegabah, sepasang telapak tangannya
segera disilangkan didepan dada untuk membendung datangnya
kangzusi.com ancaman, kemudian ia menerjang kemuka dan balas mengirim
sebuah serangan. Setelah menyaksikan kehebatan bocah cilik itu, kini nona cilik
tersebut tak berani memandang rendah lagi, dengan pandangan
kagum ia berbisik: "Nek! setahun berselang bocah ini belum memiliki kepandaian sehebat ini, kenapa
tenaga dalamnya bisa secepatnya meningkat
hingga sempurna seperti sekarang?"
"Buli-buli berwarna emas yang pernah kau lihat tempo hari
berisikan cairan kemala yang tak ternilai harganya, seandainya isi cairan itu
sudah diminum olehnya, maka tak usah heran kalau
tenaga dalamnya dapat memperoleh kemajuan yang begitu pesat
dalam waktu yang singkat"
Sementara itu Sam cun teng si manusia kate itu sudah selesai
berunding dengan kakek she Ku, mereka berdua segera maja ke
depan sambil berseru: "Nenek Song! rasanya tidak pantas kalau kita hanya
menganggur, hadapilah kami berdua!"
Air muka Lak Jiu Sian Nio berubah menjadi amat dingin, sambil
mengirim satu sapuan dengan toyanya ia berseru kepada nona cilik itu:
"Anak Yan, cepat mundur kebelakang!"
Rupanya kakek she Ku serta manusia cebol Sam cun teng (paku
tiga senti) sudah menyadari akan kelihayan musuhnya, kedua orang itu segera
mundur kebelakang untuk mempersiapkan senjata
masing-masing. Lak Jiu Sian Nio membentak keras, setelah
mengundurkan nona cilik itu, ia maju kedepan dan menerjang
kearah dua orang itu sambil memutar toyanya.
Dalam waktu singkat bayangan toya yang berlapis-lapis telah
memenuhi angkasa, terjadilah suatu pertarungan sengit antara
ketiga orang itu. Yan ji yang berada disamping arena tidak tinggal diam, ia segera kangzusi.com
mengambii keluar sebuah busur kecil dan memasang sebatang anak
panah diatas gendawanya, lalu diincar nya musuh-musuhnya
dengan harapan biaa membidik salah satu diantaranya dari sisi
kalangan. Tiba-tiba..... "Sreeet!" Anak panah itu telah dibidikan kearah punggung Raja akherat
pencabut nyawa yang sedang bertempur sengit.
Dalam pada itu Raja akherat pencabut nyawa sedang merasa
amat gelisah karena serangannya gagal untuk membekuk bocah
cilik itu, ketika mendengar datangnya suara desiran angin tajam yang mengancam
tiba, ia menjadi kaget dan buru-buru menyingkir
kesamping. Menggunakan kesempatan yang sangat baik ini, Giam In kok
menerjang maju kedepan sambil mengirimkan satu pukulan dengan
senjata telapak tangan bajanya....
"Braak!" Tak ampun lagi serangan itu bersarang diatas bahu kirinya
dengan telak. Gembong iblis itu menjerit kesakitan dan melompat mundur
sejauh beberapa tombak kebelakang, ia sadar jika tidak melawan
dengan menggunakan senjata niscaya dirinya akan kalah.
Dari dalam sakunya dia mengambil keluar sepasang senjata roda
emasnya, lalu sambil membentak keras ia maju kembali kedepan
Dengan memancarkan cahaya emas yang menyilaukan mata,
seketika itu juga senjata roda emas itu mengurung seluruh badan Giam In kok
dengan rapatnya. Giam In kok jadi gugup bercampur kaget tatkala dilihatnya dari
empat penjuru secara tiba-tiba muncul cahaya roda emas yang
kangzusi.com menyilaukan mata, segera jeritnya:
"Aduh.... celaka, aku bisa mati terkena serangan roda emas itu...."
Raja akherat pencabut nyawa tertawa terkekeh-kekeh:
"Heeehhh... heeehhh... heeehhh... setan cilik! kalau kau tidak membuang senjatamu,
jangan salahkan kalau kuhancurkan tubuh
mu dengan roda emas ini hingga hancur lumer seperti perkedel!"
"Monyet jelek, jangan mimpi kalau sauya bersedia menyerah
kalah, kalau kau memang mampu menjadikan aku perkedel..... ayo, silahkan dicoba!
kalau kau mampu, sungguh-sungguh hebat!"
"Heeeh... heeehhh... heeehhh... tak ku nyana kau amat gagah, baiklah! akan kupenuhi
apa yang kau harapkan!"
Sambil berkata ia segera menerjang maju kedepan dan
memperketat serangannya. "Sret.... sreeet.....!"
Tiba-tiba berdesing beberapa batang anak panah yang diiringi
suara desiran tajam datang serta mengancam tubuhnya, menyusul
kemudian suara bentakan nyaring bergema memecahkan kesunyian,
tampak sesosok bayangan tubuh yang kecil mungil menerjang
masuk kedalam gelanggang.
Rupanya Yan-ji menjadi sangat kuatir setelah melihat keadaan
Giam In kok, si bocah lelaki yang sedang bertempur itu terancam jiwanya oleh
serangan roda emas milik iblis tua tersebut, ia merasa dialah yang salah karena
telah memancing gembong iblis itu
menggunakan senjata tajamnya, maka melihat bocah itu terancam,
iapun segera terjun kedalam gelanggang.
Raja akherat pencabut nyawa benar-benar merasa sangat gusar,
hardiknya keras-keras: "Budak sialan, setiap kali kau selain menggagalkan pekerjaanku!"
"Hmmm...... akan kubereskan lebih dahulu kau si budak
kangzusi.com sialan....." Telapak tangannya diayunkan kedepan, dengan cepat dan
menghantam tubuh Yan-ji yang sedang menerjang kedepan.
Lak jiu Sian Nio yang sedang bertarung segera menjerit kaget
ketika menyaksikan nona itu terancam bahaya, toyanya segera
diputar kencang memperkencang serangannya untuk mendesak
mundur kedua musuhnya, kemudian ia meloncat kesamping nona
cilik itu dan berusaha menolong jiwanya.
Gerakan nenek itu sangat cepat, tapi ada orang lain yang jauh
lebih cepat daripada dirinya, disaat yang amat kritis itulah Giam In kok
membentak keras, dengan mengerahkan segenap tenaga, dia
tangkis roda emas lawan dengan sekuat tenaga, kemudian telapak
tangan bajanya langsung disodok kearah ulu hati Raja akherat
pencabut nyawa. "Blaaaaaammm......!"
Benturan keras memecahkan kesunyian, Giam In kok yang harus
beradu tenaga dengan Raja akherat pencabut nyawa seketika
merasakan badannya bergetar keras serta terlempar ketengah
udara. Sebaliknya Raja akherat pencabut nyawa pun tak pernah
menyangka kalau bocah lelaki ini mampu menggagalkan serangan
roda emasnya dan berhasil menyelamatkan nyawa budak itu,
setelah tergetar mundur tiga langkah kebelakang ia berdiri
termangu-mangu. Hanya Yan ji seorang yang sama sekali tidak terluka apa-apa, ia berdiri dengan
wajah tertegun. Lak jiu Sian Nio meloncat ketengah udara serta menyambar
tubuh Giam In kok yang sedang mencelat diudara itu kemudian
serunya: "Yan ji pergilah lebih dahulu dari sini!"
Mendengar seruan tersebut, Raja akherat pencabut nyawa, Sam
kangzusi.com cun teng serta kakek she Ku segera mengerti bahwa lawannya
hendak kabur dari situ, dengan cepat mereka mengepung
disekeliling gelanggang sambil bersiap-siap menghadang lawannya yang akan kabur.
"Kawan-kawan Kay pang, hayo maju!" mendadak Huan Kay sian berteriak dengan
cepat. Beberapa puluh orang jago pengemis yang baru saja sembuh
dari lukanya dengan cepat maju kedepan dan menyebarkan diri
disekeliling gelanggang, dengan cepat tiga orang gembong ibiis itu pun terkurung
rapat. Dengan pandangan menghina, Raja akherat pencabut nyawa
mendengus dingin, kepada Lak jiu Sian Nio ujarnya kemudian
dengan nada dingin: "Nenek Song! bila kau masih ingin hidup beberapa tahun lagi, lepaskan setan
cilik itu, dan bawalah budak setan itu dari sini.....
tapi kalau kau sudah bosan hidup...... hehehe.... kami akan
menghantar dirimu untuk pulang kampung!"
Giam In kok meronta dari cekalan Lak jiu sian nio, kemudian
begitu meloncat turun dari bopongan, serangan-serangan gencar
yang mematikan segera dilancarkan kembali kearah Raja akherat
pencabut nyawa. Melihat bocah itu kembali melancarkan serangan, Lak jiu sian nio tak mau
ketinggalan, ia segera memutar toyanya dan melancarkan
pula serangan-serangannya kearah kakek she Ku serta Sam cun
teng. Yan-ji tak tinggal diam, dia segera menggape kearah Huan Kay
sian seraya katanya: "Kalian bantulah nenekku, biar aku membantu setan cilik itu!"
Selesai berkata, tanpa menunggu jawaban lagi, ujung pedangnya
segera berkelebat menusuk jalan darah Yang Kwau hiat dibelakang tubuh Raja
akherat pencabut nyawa. kangzusi.com Pertarungan yang berlangsung segera terbagi menjadi dua
kelompok, kelompok pertama terdiri dari Giam In Kok serta Yan-ji yang menggencet
Raja akherat pencabut nyawa, sedangkan
rombongan kedua adalah Lak jiu Sian nio yaag bekerja sama
dengan kawanan pengemis mengepung Kakek she Ku serta Sam
cun teng si manusia cebol.
Biarpun Raja akherat pencabut nyawa mempunyai senjata roda
emas yang besar serta berkekuatan luar biasa, akan tetapi dalam menghadapi
tenaga gabungan dari dua orang bocah yang berbadan
kecil tapi lincah itu lama-kelamaan jadi kerepotan juga, banyak jurus-jurus
serangan yang biasanya disegani orang karena
keampuhan-nya kini menjadi sama sekali tak berguna.
Dilain pihak, kakek she Ku serta sam cun teng yang mengerubuti
Lak jui Sian nio sebenarnya sudah berada diatas angin, akan tetapi dengan ikut
sertanya Huan Kay sian serta pengemis lainnya dalam pertarungan itu, dengan
cepat mereka malah terdesak di bawah
angin. Bentakan keras serta bentrokan senjata nyaring memekikan
telinga segera berkumandang hingga sejauh belasan li dari tempat kejadian.
Tiba-tiba terdengar suara bentakan nyaring manggeletar diudara, lalu dari luar
gelanggang muncul kembali seorang tosu tua yang
berwajah gagah dengan memakai jubah iman berlukiskan pat-kwa.
Dengan sorot mata yang tajam imam tua itu menyapu sekejap
kearah pertarungan yang sedang berlangsung, lalu sambil tertawa terbahak-bahak
katanya: "Selamat berjumpa! selamat berjumpa! rupanya perjalanan pinto kali ini tidak
sia-sia belaka, bisakah aku bertanya karena persoalan apa sehingga kalian saling
bergebrak begitu seru?"
Dalam sekilas pandangan saja Lak jiu Sian nio telah mengenali
orang yang barusan datang itu, ia adalah Ngo hong tojin yang
kangzusi.com ditakuti oleh setiap orang sejak tiga puluh tahun berselang, hatinya menjadi
sangat terperanjat.... Raja akherat pencabut nyawa sendiri pun tahu bahwa Ngo Hong
Tojin merupakan seorang imam yang berhati keji, apabila dalam
keadaan seperti ini ia sampai membantu pihak yang manapun maka
pthak yang lain pasti akan menderita kekalahan.
Maka sambil menuding kearah Giam In kok ia segera berseru:
"Kenapa tidak kau tanyakan saja langsung kepada bocah cilik itu?"
Tlba-ttba air muka Ngo Hong tojin berubah hebat, bentaknya:
"Kurang ajar, kenapa kau malah menyuruh pinto menanyakan
persoalan ini kepada seorang bocah cilik" Kau anggap akupun
seorang bocah cilik yang masih ingusan?"
Sam cun teng menjadi amat gelisah, ia kuatir apabila musuh
yang disegani ini salah paham, buru-buru sambungnya:
"Tojin, apa yang diucapkan saudara Kwik memang benar, kalau totiang ingin
memperoleh hasil yang memuaskan, silahkan tanya
kepada setan cilik itu"
"Baiklah! biarlah kali ini pinto melanggar kebiasaan" seru Ngo Hong tojin
kemudian, ia berpaling kearah bocah tersebut sambil
tertawa katanya: "Hei, bocah cilik! rupanya kau memang berjodoh dengan pinto, nah! sekarang
katakan padaku mengapa kau sampai berkelahi
dengan manusia-manusia bangkotan itu" Aka pasti akan memberi
kepatutan serta penyelesaian yang seadil-adilnya!"
Giam In kok tidak tahu siapakah tosu tua tersebut tapi ia segera mengangguk
setelah mendengar ucapan tersebut.
"Beberapa orang tua bangka yang sudah hampir mampus itu
memaksa aku untuk memberitahukan dimanakah kitab pusaka Cing
khu hun pit disimpan, padahal sudah kukatakan bahwa kitab itu
disimpan dibawah batu tugu besar, tapi mereka tak mau percaya,
karenanya kami segera saling bertarung, sedang si nenek tua serta kangzusi.com
pengemis dari Kay pang membantu diriku!"
"Oooooohhh....!"
"Tak aneh dalam setahun belakangan ini banyak sekali tugu
peringatan serta batu nisan dipelbagai tempat yang dicongkel orang, sudah kuduga
kalau persoalan ini pasti ada hubungannya dengan
suatu rahasia besar, ternyata dugaanku tak meleset" seru Ngo Hong tojin seperti
baru memahami sesuatu, "lalu bagaimana sekarang"
Apakah kitab pusaka Cing khu hun pit telah berhasil di dapatkan?"


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tanya Ngo Hong tojin. Raja akherat pencabut nyawa tertawa dingin.
"Hehee... hehee... hehee... andaikata kitab pusaka tersebut benar-benar dibawah tugu
batu tersebut, sejak dulu sudah kami
ambil! Memangnya kami harus menunggu sampai kau datang?"
"Lalu berada di manakah kitab pusaka itu sekarang?"
"Dalam saku setan cilik itu!"
Kontan saja Giam In kok mendengus dingin.
"Hmm! atas dasar apa kau mengatakan kalau kitab pusaka itu berada dalam sakuku?"
teriaknya gusar. "Dengan mata kepala sendiri aku saksikan kau merusak ukiran yang berada pada
dinding batu, seandainya dibalik ukiran tersebut tak ada rahasia apa-apa,
mengapa kau rusak ukiran tadi?"
Seolah-olah telah memahami sesuatu, kembali Ngo Hong tojin
mengangguk seraya berkata:
"Ooh....! kiranya begitu, kalau memang begitu kalianpun tak usah ribut-ribut lagi,
bukankah kitab pusaka itu tidak berada dibawah tugu peringatan" dan berarti
urusan inipun tak ada sangkut pautnya dengan pihak Kay pang, untuk sementara
waktu biarlah bocah ini..."
"Kau hendak membawa kabur bocah cilik itu?" seru Raja akherat pencabut nyawa
sambil maju selangkah kedepan.
kangzusi.com "Kau tak puas?"
Raja akherat pencabut nyawa saling bertukar pandangan sekejap
dengan kakek she Ku serta Sam cun teng, kemudian sambil
membentak keras ketiga orang itu serentak maju bersamasama.
Ngo Hong tojin sama sekali tak gentar menghadapi kerubutan
itu, malah sambil tersenyum ia berpaling kearah Giam In kok seraya serunya:
"Mundurlah beberapa langkah kebelakang lebih dulu, setelah pinto hajar beberapa
cecunguk ini sampai kocar-kacir, kita bersamasama pergi mengambil kitab pusaka
tersebut!" "Jangan mimpi disiang bolong tosu bau!" hardik kakek she Ku dengan marah.
Dengan cepat badannya menerjang kemuka lebih dulu, telapak
tangannya langsung diayunkan kedepan, segulung angin pukulan
yang amat dahsyat pun segera menyapu keluar.
Ngo Hong tojin bersuit nyaring, ia cengkeram tubuh Giam In kok
kemudian meloncat mundur sejauh sepuluh tombak lebih dari
tempat semula. Paku tiga senti atau Sam cun teng buru-buru menerjang maju
kedepan dan dengan sekuat tenaga ia mengirim satu pukulan
dahsyat kedepan, sementara Raja akherat pencabut nyawa serta
kakak she Ku masing-masing melancarkan pula satu pukulan dari
samping kiri dan kanan. Air muka Ngo Hong tojin berubah hebat, telapak tangannya
bekerja cepat menyapu kekiri dan kanan kemudian menyodok pula
kedepan dengan dahsyatnya, dalam waktu yang singkat tiga buah
serangan gencar yang mengancam tubuhnya berhasil dipunahkan
sama sekali hingga lenyap tak berbekas.
Giam In kok yang berdiri kurang lebih lima tombak dibelakang
Ngo Hong tojin diam-diam merasa kagum sekali atas kelihayan ilmu silat yang
dimiliki imam tua itu, pikirnya didalam hati:
"Seandainya aku dapat mengangkat imam tua ini sebagai guruku, kangzusi.com
rasanya tidak sulit untuk memukul roboh bajingan tua yang telah melukai ayahku
dan merampas ibuku......"
Belum habis ingatan tersebut berkelebat lewaty dalam benaknya,
tiba-tia ia melihat Lak Jin Sian nio mengangguk kearahnya sambil tersenyum,
diikuti serentetan suara bisikan yang lembut seperti bisikan nyamuk bergema
disis telinganya. "Bocah cilik, cepatlah kabur dari sini, hidung kerbau itupun bukan manusia baik-
baik, dia berhati kejam dan tak jauh berbeda dengan manusia-manusia durjana
lainnya... ayo cepat kabur!"
Giam In kok merasa sangat terperanjat, ia sadar apabila dirinya kabur dengan
begitu saja niscaya tosu tua itu akan menjadi curiga dan akan menangkap dirinya
kembali. Maka sembari bersorak-sorak memuji kelihayan tosu itu, diam-diam ia pasang mata
dan memperhatikan keadaan di sekeliling
tempat itu, dengan seksama ia menanti gembong-gembong iblis itu sampai terlibat
dalam pertarungan yang sengit, baru ia secara diam-diam pergi dari situ dengan
secepatnya. Ia kabur masuk kedalam hutan dan disuatu tempat yang sepi dan
tarsembunyi, bocah ini segera berdandan serta merubah raut
wajahnya dengan mempergunakan obat pemberian Gak Pun Leng
tempo hari, sebentar kemudian ia sudah berubah menjadi seorang
bocah yang lain. Tanpa membuang waktu lagi berangkatlah ia menuju ke kota
Sian Seng. Sepanjang perjalanan Giam Ia kok tidak menemui kesulitan
apapun juga, beberapa hari kemudian tibalah ia di kota Sian Seng dan langsung
menuju ketepi sungai Cin ci hoo, dimana pada sebuah bukit ditemuinya sebuah
pagoda bertingkat tujuh. Diam-diam bocah ini merasa sangat gembira, pikirnya:
"Aaaah....! Thian maha adil, akhirnya aku berhasil juga
menemukan tempat yang kucari!"
kangzusi.com Belum jauh ia berjalan menuju ke pagoda itu, tiba-tiba dari suatu tempat yang
tak jauh dari sisi tubuhnya terdengar seseorang
berkata dengan suara merdu dan nyaring:
"Mama! bukankah kau pernah berkata bahwa pagoda itu sering memancarkan cahaya
tajam, mungkinkah disitu bersembunyi
siluman rase atau setan?"
"Mana ada setan atau siluman dikolong langit ini" jawab perempuan yang lain
dengan cepat, "biasanya tentu ada manusia-manusia dari kalangan persilatan yang
sedang bermain gila disana!"
Mendengar pembicaraan tersebut, diam-diam Giam In kok
berseru tertahan, pikirnya:
"Aduuuh celaka, jangan-jangan beberapa gembong iblis itu sudah pada berdatangan
kemari?" Dengan cepat ia melirik sekejap ke arah mana berasalnya suara
itu. tampaklah dibalik pepohonan bambu yang rindang, secara
lamat-lamat berdiri dua orang perempuan yang berbadan langsing, rupanya mereka
merupakan ibu dan anaknya yang sedang
mengamati pagoda bertingkat tujuh itu.
Giam In kok ragu-ragu sebentar, akhirnya dia melanjutkan
perjalanannya menuju kearah pagoda tersebut.
Baru saja ia melewati pepohonan bambu itu sejauh beberapa
langkah tiba-tiba terdengar nona cilik itu berseru kembali sambil tertawa:
"Ibu coba lihat ada setan cilik yang sedang berjalan menuju ke pagoda tersebut,
jangan-jangan dia merupakan komplotan dari
siluman rase serta setan itu!"
"Huus! jangan bicara sembarangan" tegur perempuan setengah baya yang berada
disisinya, "dia adalah seorang kongcu-ya, anak seorang kaya, mana mungkin
berkomplot dengan bangsa setan?"
Setelah berhenti sebentar, ia berseru kembali dengan lantang:
"Hey, engkoh cilik, apakah kau datang dari kota" Mengapa tak kangzusi.com
ada orang tua yang menemani dirimu" Tahukah kau bahwa daerah
disekitar sini seringkali terjadi peristiwa yang mengerikan" Disini banyak setan
yang berkeliaran!" Giam In kok segera maju menghampiri perempuan itu sambil
memberi hormat. "Terima kasih atas petunjuk bibi, aku baru pertama kali
berkunjung ke kota Sian Seng, jadi tidak kuketahui kalau disini sering ada setan
yang berkeliaran...."
"Oooh..... rupanya kau bukan penduduk sini, tak heran kalau kau tak mengetahui
kejadian di tempat ini, tapi usiamu masih begitu muda, apakah orang tuamu tidak
kuatir membiarkan kau pergi
seorang diri" Ooh ya, siapakah namamu?"
"Aku she In bernama Kok Hui!"
Nona cilik yang berada disisi ibunya itu berpaling serta
mencibirkan bibirnya sambil berseru:
"Ciiss.......! mengapa kau tidak berterus terang saja" Bukankah kau bernama Giam In
kok?" Giam In kok tertegun, kemudian buru-buru jawabnya:
"Eei...... nama orang masa harus diganti-ganti dengan
seenaknya" namaku ini pemberian orang tuaku loo...!"
Nona cilik itu kembali mendengus.
"Hmm! kalau kau mengatakan nama tak boleh diganti dengan
seenaknya, kenapa justru namamu berulang kali kau ganti-ganti
Pertarungan Digunung Tengkorak 2 Hina Kelana Balada Kaum Kelana Siau-go-kangouw Karya Jin Yong Pedang Hati Suci 8
^