Pencarian

Pendekar Muka Buruk 20

Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id Bagian 20


bawahnya yang telanjang, lalu serunya kepada Giam In Kok :
Siauhiap, banyak terima kasih atas bantuanmu. Gara gara ulah
?kakak seperguruanku yang bejat moralnya itu aku dibuatnya amat
menderita . ?kangzusi.com Seng Bo, kau?.. . ?Tapi sebelum perkataan itu selesai diucapkan, perempuan tadi
telah menukas dengan cepat :
Apakah kau telah lupa " .
? ? Aaaahhhh, cici jangan berkata begitu, tapi
?..apa yang telah diperbuat oleh bajingan tua Tang Lo Seng Kong pada dirimu " .
? Rupanya dia mempelajari ilmu Tiong Giok Khikang " .
? ? Aku kurang begitu tahu ilmu apakah yang dipelajarinya. Tapi
?yang jelas dia sudah lama menaruh perasaan dengki kepadaku
karena aku bisa menjaga diri agar tetap awet muda. Karenanya
setiap saat dia ingin selalu berupaya mencari obat mustika,
mempelajari ilmu sesat untuk membuat kehidupanku bagaikan
dialam mimpi saja . ?Giam In Kok segera menuding kearah setumpukan benda kotor
yang berserakan diatas pembaringan, lalu tanyanya :
Apa yang meski kita perbuat dengan benda benda itu " .
? ? Biar adik Li Ji yang membantuku untuk membuangnya
?. ? Aku. Sim Li Ji segera mengerutkan dahinya kencang kencang
? ?dan menunjukkan sikap serba salah.
Giam In Kok yang menyaksikan kejadian tersebut segera berseru
sambil tertawa geli : Biar aku saja yang membuangnya
?adik Ji, coba kau ambilkan
Kipas Emasku ini dan coba dikipaskan kian kemari agar bau busuk dalam ruangan
bisa hilang sama sekali .
? Itu sih mudah "! sahut Sim Li Ji tertawa.
? ?Dengan cepat Giam In Kok membereskan sebuah benda yang
kotor itu serta membungkusnya menjadi satu lalu dibawa keluar
goa. kangzusi.com Ketika didengarnya suara pertarungan masih berlangsung
dengan sengit diluar goa. Mendadak satu ingatan melintas
dibenaknya. Hampir saja ia tertawa terbahak bahak.
Ketika dia menuju ketepi hutan, terlihatlah empat pasang laki laki dan perempuan
sedang terlibat dalam suatu pertarungan yang amat sengit. Sementara beberapa
gadis lainnya kelihatan berdiri berjajar ditepi arena sambil berteriak memberi
semangat. Terdengan Ciau Li Leng berseru dengan suara dingin :
Lim Pek, hubungan diantara kita sudah berakhir. Putus sampai?disini. Bila kau masih saja tak tahu diri dan tidak segera
menggelinding pergi, maka jangan salahkan kalau ujung pedangku
tak dapat mengenali dirimu lagi .
? Heehhhh ?.heehhh .heehhh .aku justru akan membawamu
pergi dari sini . " . ? Hemmmmm, kentut busuk. ! .
? ?Tiba tiba.. Tahan ! . ? ?Sebuah bentakan nyaring bergema dari sisi hutan. Begitu
kerasnya suara bentakan itu membuat kedua belah pihak yang
sedang bertempur segera menghentikan pertarungannya itu.
Menyusul bentakan tadi, terlihatlah sebuah gumpalan bola merah
meluncur dengan gerakan cepat. Bau busuk yang menusuk
penciuman membuat kawanan perempuan itu cepat cepat menutup
hidungnya dan melompat kesamping.
Lim Pek turut mengangkat kepalanya memandang keatah tepi
hutan sana. Begitu melihat kehadiran pemuda yang menyebut
dirinya sebagai si Bocah Ajaib Bermuka Seribu itu, kontan saja api amarah yang
berkobar didalam dadanya menggelora. Bentaknya
dengan keras : Bajingan cilik, hendak kemana kau " .? ?Dengan gerakan cepat dia melejit keudara dan menyambar
kangzusi.com kearah musuhnya. Siapa tahu belum lagi tubuhnya mencapai ditengah udara,
gumpalan darah tadi sudah membelok dari sasaran semula dan
.. Plokkkk ?! persis menghantam pipinya.
?Bau busuk, lengket dan dingin kontan saja mengotori seluruh
badannya hingga membuat pemuda itu cepat cepat melayang turun
kembali keatas tanah. Bersamaan waktunya terdengar jeritan kaget bergema dari
belakang tubuhnya. Rupanya ketiga pemuda lainnya telah terguyur pula oleh air
darah tadi, bahkan terlilit beberapa ekor ular kecil diatas badannya. Hal ini
membuat paras muka mereka berubah
hebat. Rupanya Giam In Kok yang begitu sampai ditepi hutan dan
melihat pertarungan masih berlangsung dengan sengit, segera ia
mengambil keputusan untuk mempermainkan keempat pemuda itu.
Ia mengirimkan peringatan lebih dulu kepada para gadis itu agar menyingkir dari
sana, kemudian ia baru menyebarkan bola darah
tadi ketubuh keempat orang pemuda tersebut.
Kini setelah menyaksikan keempat pemuda tadi menderita
kerugian besar. Ia baru berseru dambil tertawa terbahak bahak :
Haaahhhh ?.haaahhh .haaahhhh orang she Lim, cepat ambil
bungkusan itu dan serahkan kepada suhumu yang bedebah itu.
Katakan kepadanya agar sebelum matahari tenggelam hari ini untuk menghantar
kembali Tiong Giok Kisu tersebut kemari. Kalau tidak, setiap saat Chin In Kok
akan merenggut nyawanya ! .
?Betapa malu dan bencinya Lim Pek setelah menyaksikan benda
yang menghantam wajahnya barusan tak lain adalah sesosok mayat
bayi yang belum cukup umur. Kontan saja umpatnya dengan keras :
Bajingan cilik, kau berani kemari !" .? ?Giam In Kok segera menyelinap maju kedepan dan sahutnya
dengan dingin : kangzusi.com Kalau sudah kemari kau mau apa " .
? ?Lim Pek hanya merasakan cahaya tajam berkelebat lewat. Tahu
tahu pihak lawannya telah berdiri dihadapannya. Cepat cepat ia
menggetarkan pedangnya membentuk selapis cahaya pedang yang
menyilaukan mata dengan maksud untuk melindungi dirinya dari
ancaman lawan. Giam In Kok tersenyum. Ia segera menggerakkan badannya
menerobos masuk kebalik cahaya pedang tersebut, kemudian
dengan sekali gerakan tangan, tahu tahu dia telah merampas
pedang tersebut dan jengeknya sambil tertawa dingin :
Sebenarnya kau mau pergi dari sini atau tidak " .
? ?Tak terlukisnya rasa terkejut Lim Pek. Murid pertama dari Tang
Lo Seng Kong ketika melihat pedangnya dapat dirampas musuh
hanya dalam satu gebrakan saja. Begitu kagetnya dia hingga
menjerit tertahan. Bukan hanya dia saja bahkan ketiga orang pemuda lainnya saling
berpandangan tanpa mengucapkan sepatah katanya.
Sambil mendengus, kembali Giam In Kok berkata :
Hei, siapa yang suruh kau kerkaok kaok ". Ayo cepat ambil
?bangkai orok itu dan segera enyah dari sini ! .
? Hemmmm, kau jangan memojokkan orang kelewat batas.
?Ketahuilah Lim Pek bukan manusia yang gampang dipermalukan
. ? Plookkk ?.. . ?Tahu tahu sebuah tamparan yang amat keras telah bersarang
dipipi kiri Lim Pek sehingga membuatnya mundur beberapa langkah dengan
sempoyongan. Giam In Kok kembali menggenggam ujung pedang hasil
rampasannya. Setelah itu tangannya digetarkan dan
.. Trak. Tahu tahu pedang itu telah patah menjadi tiga bagian.
Selesai dengan perbuatan ini dia maju lebih kedepan dan berseru kangzusi.com
dengan suara yang menyeramkan :
Kalau memang tak gampang dipermainkan lalu apa yang?hendak kau perbuat ". Ingin membangkang perintahku " .
?Lim Pek tidak menjawab apa apa, dia hanya mendengus dingin.
Seorang pemuda rekannya segera berseru dengan gelisah :
Toa Suko, selama gunung nan hijau, membalas dendan sepuluh
?tahun kemudianpun belum terlambat
.. ! . ?Dengan penuh kebencian Lim Pek melotot sekejap kearah Giam
In Kok, lalu serunya dengan suara mengandung dendam :
Keparat busuk she Chin, ingat baik baik, sepuluh tahun
?kemudian siauya akan menuntut balas atas kejadian ini beserta
bunganya yang berlipat ganda
. ? Boleh saja. Seratus tahun kemudianpun tidak menjadi soal. Tapi sekarang kau
?harus membawa benda ini pulang kerumah .
?Dengan sebuah gapaian tangan Giam In Kok menghisap
seonggok benda yang menggeletak beberapa kaki dari hadapannya
dan melemparkannya kedalam pelukan Lim Pek.
Berada dalam keadaan begini, Lim Pek tidak berani banyak
bicara. Kemudian ia merobek pakaiannya untuk membungkus benda
tersebut. Kemudian dengan langkah cepat berkelebat pergi
meninggalkan tempat itu. Giam In Kok segera tertawa terbahak bahak, suaranya yang
begitu keras seakan akan angkasa bergetar keras..
Tapi saat itulah terdengar ada orang yang menangis tersedu
sedu dari belakang tubuhnya. Cepat ia berpaling, maka nampaklah bukan hanya Ciau
Li Leng seorang yang menangis, bahkan Chin Li
Gi serta dua orang gadis lain yang terlibat dalam pertarungan
tadipun ikut mengucurkan air mata dengan sedih. Kotan saja dia
dibuat tertegun. Mendadak Sim Li Ji melompat keluar dari balik hutan. Setelah
memperhatikan sekejap keempat gadis itu, serunya sambil
kangzusi.com menjenget dingin : Apa artinya kalian mengobral air mata dengan percuma ".?Hemmmm, ayo cepat menjumpai suhu ! .
?Biarpun para nona itu melihat kehadiran seorang perempuan
setengah umur dibelakang Sim Li Ji, namun berhubung wajahnya
terasa amat asing maka dengan wajah tertegun serunya :
Suhu ada dimana " .
? ?Dengan sedih perempuan setengah umur itu berkata :
Kalau orang lain yang tidak mengenali diriku masih bisa
?dipercaya. Kalau Li Leng yang sudah mengikutiku banyak tahunpun tidak
mengenaliku, aaaiiii .ini baru aneh. Coba perhatikan wajahku dengan seksama. Luhatlah siapakah diriku
ini " . ?Ciau Li Leng memperhatikan wajah perempuan tersebut
beberapa saat. Tiba tiba dia menjatuhkan diri berlutut sambil
serunya : Suhu mengapa kau berubah menjadi begini rupa " .
? ?Walaupun para gadis lainnya dibuat terperanjat dan keheranan
atas peristiwa ini, namun berhubung Toa Sucinya telah berlutut
otomatis merekapun ikut menjatuhkan diri berlutut keatas tanah.
Bo Li Bo segera mengibaskan ujung bajunya untuk
membangunkan kawanan nona itu. Setelah itu ia berkata sambil
menghela nafas sedih : Kalian tak usah banyak adat. Sekarang berterima kasihlah dulu kepada In Kong
?kita itu ! . ?Melihat dia yang dimaksud. Buru buru Giam In Kok melompat
mundur sejauh beberapa kaki sambil berseru :
Seng Bo, kau jangan bergurau ! .
? ? kangzusi.com Bo Li Bo menghela nafas panjang, katanya lagi :
Rupanya siauhiap telah melupakannya kembali. Mulai hari ini?aku tak lebih hanya seorang perempuan biasa. Aku bukan lagi
seorang Seng Bo. Dulu aku memang selalu ingin melebihi orang
dalam setiap pekerjaan dan perbuatan. Tapi sekarang aku telah
menjadi sadar kembali. Bila segalanya melebihi orang lain berarti aku bukan
manusia lagi. Percuma aku merawat wajahku agar tetap
awet muda kalau nasibnya amat jelek. Aaaaiii
aku tidak menyangka kakak seperguruanku itu selain keji, licik juga amat jahat.
Sampai beberapa orang muridku lari kepadanya
..hari ini bukan saja kau telah menolongku dari kehancuran, karenanya apa
salahnya bila kau menerima sebuah penghormatan " .
?Tapi Giam In Kok tetap menampik, katanya cemas :
Bila kau menyuruh Enci sekalian memberi hormat lagi
?kepadaku, aku akan pergi dari sini ! .
?Dengan perasaan apa boleh buat terpaksa Bo Li Bo berkata :
Kalau memang siauhiap bersikeras menampik untuk menerima
?penghormatan ini yahhhh sudahlah. Mari kita rundingkah
persoalan yang pokok sekarang
.. . ?Giam In Kok segera melayang maju kehadapan perempuan itu.
Lalu katanya sambil tertawa :
Satu satunya persoalan penting bagiku sekarang adalah
?mengejar Tiong Giok Kisu si siluman tua itu serta membunuhnya.
Aku tak ingin meninggalkan bibit bencana bagi umat persilatan.
Tapi . Aku tidak tahu Tang Lo Seng Kong telah
menyembunyikannya dimana " .
? Orang cacat yang berhasil kau bekuk tadi masih diperlukan
?atau tidak " tiba tiba Ciau Li Leng menyela.
? Ohhhh?dia adalah si setan tua bermuka gadungan, tentu saja
aku membutuhkannya . ? Kalau begitu biar kubawanya kemari ! .
? ?Tak lama kemudian Ciau Li Leng telah menyeret Kho Yong dari kangzusi.com
balik pohon. Setelah itu membantingnya dihadapan Giam In Kok.
Mungkin karena bantingan itu amat keras Kho Yong segera menjerit kesakitan.
Melihat hal ini Giam In Kok segera berseru sambil tertawa geli :
Siluman tua Kho, kemana larinya tenaga dalam hasil latihanmu
?seratus tahun " . ? Bajingan cilik ! umpat Kho Yong dengan penuh kebencian.
? ? ?Sekalipun sudah menjadi iblispun aku tetap akan mencabut
nyawamu itu . ? Heeehhhh ?.heeehhh .heeehhhh

Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

. bagus sekali. Tapi siauya
perlu memberitahukan sesuatu kepadamu, yaitu kuminta kau
menjawab setiap pertanyaan yang kuajukan. Kuharap kau jangan
berbohong, sebab kalau tidak, aku takut untuk menjadi setanpun
mungkin susah . ? Kau berani !" . ? ? Mengapa tidak " .
? ?Mendadap Kho Yong tertawa seram. Giginya segera dikatupkan
keras keras, dan diiringi jerit kesakitan yang memilukan hati ia segera jatuh
tak sadarkan diri. Giam In Kok tertawa dingin, dari kejauhan dia melepaskan
sebuah pukulan untuk menyadarkan kembali Kho Yong dari
pingsannya. Kemudian serunya dengan suara yang menyeramkan :
Kalau siauya sudah bilang satu tetap satu. Bilang dua tetap
?dua. Sekali aku bilang tak akan membuatmu mati. Sekalipun kau
menggigit putus lidahmu juga tak bakal mati !. Pokoknya bila kau tidak bersedia
mengaku, aku akan memberi kenikmatan yang lebih
luar biasa lagi kepadamu .?Kini ujung lidah Kho Yong sudah putus. Mulutnya penuh dengan
darah. Apa yang bisa diperbuat sekarang hanya merintih kesakitan.
Melihat keadaan itu Bo Li Bo segera berkata :
Siauhiap, lebih baik berilah kematian yang cepat baginya. Toh kangzusi.com
?dalam keadaan demikian dia tak akan mampu berbicara lagi .
? Sekalipun tak mampu berbicara, aku rasa menganggukkan
?kepala atau menggeleng toh masih bisa dilakukannya .
?Kemudian setelah berhenti sejenak. Bentaknya lagi kepada Kho
Yong dengan amat keras : Kau sudah mendengarnya dengan jelas ". Apa benar Sepasang
?Iblis Langit dan Bumi telah kalian tawan ".
Siapa bilang kami kami telah tertawan " tiba tiba terdengar seseorang
? ?menyambung perkataan tersebut.
Ketika Giam In Kok berpaling dan mengetahui siapa yang datang.
Tak tahan lagi dia bersorak gembira :
Kukong ?.. ! . ?Ditengah gelak tawa yang keras, dari balik hutan telah muncul
tiga orang manusia. Sebagai orang pertama adalah seorang kakek berambut panjang
yang rambutnya kaku seperti landak. Orang kedua adalah seorang
perempuan cantik setengah baya, sedang orang ketiga adalah
seorang nenek bermuka ramah yang rambutnya telah beruban
semua. Mereka tak lain adalah si Iblis Langit Suto Liong, Iblis Bumi Suto Hong dan si
Burung Nuri Suto Eng. Melihat kemunculan ketiga orang tua tersebut, Giam In Kok
segera melompat dan menubruk kedalam pelukan Suto Eng.
Serunya dengan wajah berseri seri :
Nenek rupanya kaupun ikut datang ! .
? ? Anak manis, akupun gembira sekali karena dapat menemukan
?dirimu kembali . Kata Suto Eng sedih sambil membelai bahunya.?Dalam perkiraan Giam In Kok, nenek serta Kukongnya benar
benar sudah ditangkap oleh musuh seperti yang didengar, dia tak akan bertemu
lagi dengan mereka berdua, siapa tahu tiba tiba
kangzusi.com mereka munculkan diri dihadapannya. Sudah barang tentu rasa
gembiranya tak terlukiskan dengan kata kata.
Siluman tua itu benar benar terkutuk dan harus dibunuh
? ?serunya dengan nada gemas dan benci. Dia membohongi aku
?dengan mengatakan nenek tertangkap lagi. Hemmmm
. Nanti anak Kok meski memberi pelajaran yang setimpal untuk kebohongannya
itu . ?Suto Eng segera tertawa getir.
Setelah terjebak satu kali, masak kami mau dijebak untuk
?kedua kali ". Bagaimanapun juga kita harus berterima kasih
kepadanya. Sebab bila dia tidak menunjukkan jalan, mungkin sulit bagi kami untuk
menemukan dirimu . ?Sementara itu Suto Hong telah memperhatikan sekejap sekeliling
tempat itu, melihat para nona lainnya sedang mengawasi mereka
dengan wajah tercengang, maka segera ujarnya sambil tertawa :
Hei kita jangan asyik berbicara sendiri. Kok-ji, ayo cepat
?perkenalkan kami dengan sahabat sahabatmu itu .
?Giam In Kok segera berseru tertahan, katanya smbil tertawa :
Ya hampir saja Kok-ji melupakan hal ini .
? ?Maka dengan cepat dia memperkenalkan kedua belah pihak satu
persatu . Ketika nama Suto Liong disebutkan. Tiba tiba terdengar Say Lo
Seng Bo berseru pedih : Ternyata memang kau ?.. . ?Sementara semua orang masih tertegun dibuatnya, sambil
menutupi wajahnya, Bo Li Bo telah melompat masuk kedalam hutan
dan berlalu dari situ dengan cepat.
Adik Li Bo ! terdengan Suto Liong berseru dengan suara? ?sedih. Dia turut mengejarnya dengan kecepatan tinggi.
Menyaksikan adegan itu, sambil menghela nafas panjang Suto
kangzusi.com Hong berkata : Sudah banyak tahun kami mendengar nama besar Say Lo Seng
?Bo yang menggetarkan dunia persilatan, tapi tak mengira ternyata adalah dia.
Aaaaiii .. setelah berpisah sekian lama, mengapa
mereka harus bersua kembali sehingga berbagai kesulitan muncul
kembali menyelimuti perasaan mereka
.. . "Giam In Kok sendiripun bergumam lirih :
Tak nyana Seng Bo adalah sahabat lama Ku Kong .
? ?Dengan sedih Suto Hong berkata :
Bukan hanya sahabat lama lagi. Dulu mereka adalah sepasang
?kekasih yang amat berbahagia. Cuma belum sampai meningkat
kejenjang perkawinan . "Mendengar perkataan itu dengan terkejut Giam In Kok berseru :
Kini mereka berdua telah berlalu dari sini, bagaimana mungkin persoalannya
?bisa diselesaikan " .
?Sambil mencibirkan bibirnya Sim Li Ji turut menimbrung :
Huhhh, gara gara kalian menyebabkan guru kami pergi dari
?sini. Ayo cepat dikejar sampai ketemu " .
?Suto Hong termenung dan berpikir sejenak, kemudian katanya :
Guru kalian tak mungkin akan meninggalkan kamu sekalian
?dengan begitu saja. Paling baik kita menyusul ketempat tinggalnya dulu .
?Giam In Kok segera mengayunkan telapak tangannya
membinasakan Kho Yong, setelah itu mengajak para gadis lainnya
kembali kelorong bawah tanah.
Mendadak dikejauhan sana tampak sesosok bayangan manusia
berkelebat lewat. Buru buru pemuda itu berseru :
Enci Seng Bo ! sambil berteriak dia segera mengejar? ?kangzusi.com
kedepan. Ternyata orang itu adalah Bo Li Bo, meskipun dia sangat
menguasai jalanan dalam lorong, namun Giam In Kok mengejarnya
terus dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat. Karena itu belum sempat
perempuan itu mencapai mulut goa dia sudah terkejar.
Enci Seng Bo, jangan pergi dulu ! teriaknya lantang.
?Bo Li Bo sama sekali tidak berpaling, dia meneruskan larinya
dengan cepat. Setelah mengetahui kalau perempuan itu adalah kekasih Ku
Kongnya, tentu saja Giam In Kok tidak berani menarik tangannya
atau menghadang jalan perginya. Terpaksa sambil lari mendampingi perempuan itu,
dia memohon dengan penuh ketulusan.
Bo Li Bo baru sembuh dari sakit, meskipun telah menelan obat
perguruannya, namun setelah menempuh perjalanan sekian lama,
nafasnya mulai kedengaran tersengal sengal, serunya mendadak
dengan suara gemas : Sekalipun kali mengikutiku hingga sampai diujung langit
"sekalipun, aku tak bakal kembali kesana .
?Sambil tertawa Giam In Kok berkata :
Dengan susah payah Ku Kongku berhasil menemukan kau,
?mengapa kau malah pergi meninggalkannya ". Apakah kau sudah
tidak maui lagi murid muridmu
.. ". Aku telah meninggalkan surat buat Suto Hong untuk mewakili
?diriku mengurusi mereka semua .
? Maksudmu menggantikan kedudukan Seng Bo " .
? ? Soal itu urusannya sendiri ! .
? ? Lantas kau suruh aku pergi kemana untuk mendapatkan
?seorang Engkim lagi " .
? Huhhh, jangan menggoda aku. Siapa sih yang hendak menjadi?kangzusi.com
Engkimmu . " . ? Aaaiii, sebenarnya semua kesalahan terletak pada dirimu .
? ? Dimana letak kesalahanku " .
? ? Seharusnya kau menerima lamaran dari Ku Kongku dan kawin
?dengannya. Mengapa justru kau pengin menjadi seorang manusia
yang luar biasa ". Menjadi seorang Seng Bo ". Bukankah kesalahan ini terletak
padamu " . ?Terungkap kembali masalah lain, Bo Li Bo menjadi amat sedih
sehingga tanpa terasa air mata jatuh bercucuran. Tiba tiba dia
menghentikan langkahnya kemudian berseru dengan gemas :
Aku tak ambil perduli perkataaan apapun yang hendak kau
?katakan. Pokoknya aku tak akan kembali ! .
? Apakah kau tidak merasa sayang " .
? ? Apa yang mesti disayangkan " .
? ? Kau pernah berkata kepadaku bahwa kau ingin menjadi
?manusia biasa. Bukankah demikian " .
? Kalau benar kenapa " .
? ? Apa yang harus diperbuat oleh seorang perempuan biasa " .
? ? Aku tidak tahu " .
? ? Tak mungkin kau tidak tahu ! .
? ? Aku kalau mengatakan tidak tahu tetap tidak tahu. Kalau
?memang kau mengetahui, coba katakan ! .
? Baiklah, akan kuberitahukan kepadamu. Untuk menjadi
?seorang perempuan yang biasa maka dia harus melakukan dua hal,
menikah dan punya anak .
? Aaaahhhh, kau cuma mengaco belo saja seru Bo Lo Bo gusar.
? ? Haaahhh ?.haahhhh .haaahhhh . aku tidak mengada ada, kecuali perempuan itu mempunyai cacat pembawaan sehingga dia
enggan kawin dan tak bisa mempunyai anak. Aku rasa kecuali orang kangzusi.com
orang seperti ini, setiap wanita pasti ingin cepat kawin dan cepat membopong
anak. Disamping itu masih ada tugas yang lebih
sederhana lagi, pergi kedapur untuk memasak dan pergi kepasar
untuk berbelanja. Bukankah begitu " .? Aku tak mau mendengarkan pendapat semacam itu .
? ? Nah, lagi lagi kau keliru besar. Bila pendapatku ini dianggap sebagai
?pendapat yang keliru maka kau sama artinya bukan
perempuan biasa. Seharusnya kau kembali ke goamu untuk menjadi
Say Lo Seng Bo ! . ? Tidak. Aku tak ingin menjadi perempuan suci ! .
? ? Bila kau berkeras kepala terus menerus bukan saja orang lain
?akan dirugikan, diri sendiripun akan menjadi korban .
? Mengapa " . ? ? Mengapa kau tidak berpikir sendiri dengan lebih seksama " .
? ?Ketika masih menjadi Say Lo Seng Bo, dia memang mempunyai
wajah yang cantik dan tetap awet muda, disamping itupun
mempunyai murid murid perempuan yang cantik dan muda.
Kesemuanya itu segera mendatangkan perasaan dengki dihati kakak seperguruannya.
Berbagai pengalaman pahit yang dialaminya
sendiri, tentu saja dia mengetahui dengan jeas.
Setelah termenung sampai lama sekali, akhirnya dia berkata
sambil menghela nafas sedih :
Aaaiii ?. Kau memang tak malu disebut Bocah Ajaib. Aku akui
bahwa aku tidak mampu memenangkan perdebatan denganmu.
Tapi kalau menginginkan aku kembali kebukit Ngo Kui San maka
kau harus memenuhi dua tuntutanku
. . ? Apa tuntutanmu " .
? ? Kesatu kau harus membawa serta Sim Li Ji dalam setiap
?perjalananmu . .? Baik !" . ? ?kangzusi.com Kau tak boleh mempermainkan atau menyia nyiakan dirinya
?. . ? Tentu saja, aku akan menganggapnya sebagai adik kecilku
?. ? Ngaco belo. Aku minta kau menganggapnya sebagai istrimu,
?bahkan membantunya untuk menuntut balas .
? Membantunya untuk membalas dendam sih boleh saja. Tapi
?kalau disuruh memperistri dirinya jelas tidak mungkin. Sebab
kesatu, aku sudah mempunyai beberapa istri. Kedua umurnya masih terlalu kecil,
selisihnya dengan usiaku terlalu banyak .
?Say Lo Seng Bo nampak agak tertegun. Tapi segera katanya
sambil tertawa : Apalagi kau sudah beristri banyak. Ditambah seorangpun
?rasanya tidak menjadi soal. Apalagi usianya meski kecil namun
banyak selisih tak banyak dengan usiamu, dia hanya suka bergaya sok dewasa saja.
Pokoknya kalau kau menolak maka akupun tidak
akan pulang . ?Karena harus memikirkan untuk Ku Kongnya, dengan perasaan
apa boleh buat Giam In Kok segera mengangguk :
Baiklah, aku akan menyuruh nenekku untuk mengambilkan
?keputusan dan membuatkan ikatan untukku ! .
? Baiklah, kita tetapkan dengan sepatah kata ini, apalagi akupun sudah
?memberitahukan kepadanya. Bila kau menolak berarti akan
mencelakai pula selembar jiwanya. Tentang soal kedua, kau harus menjamin Ku
Kongmu tak akan merecoki diriku terus menerus .
? Waaahhh,,, kalau soal ini sih aku tidak bisa menjamin .
? ? Kalau kau tidak bisa menjamin maka akupun tak akan kembali.
?Coba bayangkan sendiri dengan keadaanku sekarang mana mungkin
bisa kawin dengan orang lain
. " . " Kawin dengan orang lain memang tak boleh, tapi untuk?menjadi Engkimku aku rasa masih bisa ! .
?kangzusi.com Tak tahan lagi Say Lo Seng Bo tertawa terbahak bahak, serunya
cepat : Setan cilik. Coba utarakan alasannya .
? ? Biar aku saja yang mengutarakan alasannya ! tiba tiba


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

? ?seseorang menyambung dengan cepat.
Menyusul seruan itu nampak Suto Liong melompat keluar dari
tempat persembunyiannya. Ketika melihat Giam In Kok sudah
menggengam tangan Bo Lo Bo, cepat cepat dia maju menjura
seraya berkata : Adikku. Sudah sepantasnya bila kau memaklumi kerinduanku
?selama banyak tahun, bahwa mendapat sikap bermusuhan dari
perbagai perguruan besar didaratan Tionggoan .
? Hemmmm, tak usah mengutarakan kemampuanmu dihadapan
?orang. Aku paling tak suka dengan gayamu seperti ini .
? Adikku. Aku pasti akan merubah sikapku ini, aku berjanji pasti akan kurubah
?.. . ?Giam In Kok yang mendengar pembicaraan tersebut menjadi
kegelian dan tak tahan lagi segera tertawa terbahak bahak. Say Lo Seng Bopun
turut tertawa pula. Suto Liong berpaling kearah Giam In Kok dan berseru dengan
mata melotot : Setan cilik. Apakah kau menganggap aku sedang bermain
?sandiwara " . ?Belum habis perkataan itu diucapkan Giam In Kok telah tertawa
nyaring dan berlalu dari situ dengan kecepatan tinggi.
Sementara itu suasana didalam goa Say Lo Seng Bo sedang
dirundung kesedihan . Ciau Li Leng sekalian para gadis sedang berkumpul
mendengarkan isi surat gurunya yang ditulis untuk mereka, mata
mereka nampak merah sementara air mata jatuh bercucuran.
kangzusi.com Suto Hong berkata kepada Suto Eng dengan sedih :
Moga moga saja anak Kok berhasil menyusul kembali dan?membujuk agar mengurungkan niatnya semula .
? Yaaa, biarpun aku sudah lama tak pernah bertemu anak Kok,
?namun berdasarkan gerakan tubuhnya tadi, dimana kehebatannya
beberapa kali lipat ketimbang aku, aku yakin dia pasti berhasil mengejar saudara
Bo. Yang kukuatirkan justru wataknya yang keras kepala dan enggan menuruti
bujukan orang itu . ? Aku rasa anak Kok pandai bersilat lidah, ia pasti berhasil
?mengejarnya dan Enci Bo tak bakal dapat mengusirnya pergi .
? Ik-po telah salah duga mendadak terdengar seseorang
? ?berseru sambil tertawa. Karena buktinya aku telah diusirnya pergi
?. ?Menyusul perkataan tersebut Giam In Kok telah melayang turun
kedalam goa tersebut. Para gadis segera memburu kedepan dan mengurungnya rapat
rapat. Sedangkan Suto Hongpun segera saling tukar pandangan sekejap
dengan adiknya Suto Eng ketika melihat anak muda ini kembali
seorang diri. Tapi setelah melihat senyuman yang menghiasi wajah Giam In
Kok, segera bentaknya keras :
Setan cilik, mengapa kau tidak mengatakan saja keadaan yang
?sebenarnya " . ? Ik-po menyuruh aku mengatakan apa " .
? ? Setan cilik, apakah kau ingin dipukul " .
? ?Giam In Kok segera terawa. Melihat ini para gadispun turut
tertawa. Dengan senyuman menghiasi ujung bibirnya Suto Eng
kangzusi.com segera berkata serius : Anak Kok, kau harus menjelaskan keadaan yang sebenarnya
? agar semua orang dapat mendengarnya dengan lega .?Giam In Kok tak ingin mempermainkan orang tua tersebut lebih
jauh, maka ujarnya sambil tertawa :
Kalian tak usak kuatir lagi sebab anak Kok telah mengajarkan
?kepadanya bagaimana cara untuk menjadi perempuan suci yang
sesungguhnya . . ? Apa maksud perkataanmu itu " tanya Suto Hong dengan
? ?wajah tertegun dan tidak habis mengerti.
Untuk menjadi seorang perempuan sejati maka dia harus bisa
?melahirkan anak. Kalau tidak kawin lantas darimana datangnya anak
". Padahal dia ingin menjadi seorang perempuan yang sejati. Itulah sebabnya
terpaksa aku membujuknya untuk kawin .
? Kau membujuknya untuk kawin dengan siapa " kembali Suto
? ?Hong bertanya dengan cemas.
Tentu saja kawin dengan Ku Kong ! .
? ?Begitu perkataan tersebut diutarakan para gadis segera
membentak bersama : Kau jangan mengaco belo ! .
? ?Sambil tertawa Giam In Kok menyahut :
Aku mengaco belo ". Coba tolong Toa Suci menjelaskan atas
?dasar apa kau berkata demikian " .
? Hemmmm ?siapa tahu kau tidak berhasil menyusul guruku "
?seru Ciau Li Leng sambil mendengus dingin.
Atas dasar apa kau berkata begitu " .
? ? Apakah Suhu telah menyerahkan suatu tanda kepercayaan
?kepadamu " . ? Tanda pengenal sih tidak ada, tapi bukti yang hidup ada
?. . ?kangzusi.com Kepada Sim Li Ji segera ujarnya lebih jauh :
Adik cilik, sejak aku pergi dari sini tentunya kau tahu bukan kalau aku belum?sempat aku bersua dengan gurumu. Ini berarti apa yang dikatakan suhu kepadamu
pasti tak akan kuketahui. Tapi bila aku dapat mengatakannya dengan benar tentu
kau percaya bukan kalau aku telah bersua dengan dirinya " .
?Belum habis perkataan tersebut diutarakan, paras muka Sim Li Ji telah berubah
menjadi merah padam bagaikan kepiting rebus.
Segera teriaknya : Jangan kau katakan ! . ? ?Meski begitu tak urung dia mempermainkan Kipas Emas yang
berada ditangannya. Dengan keheranan Ciau Li Leng segera bertanya :
Pat Sumoay, persoalan apa sih yang tak boleh diketahui orang
?lain . " . ? Kau jangan percaya dengan perkataannya, yang pasti dia telah
?bertemu dengan suhu. . ? Aneh benar sikap sibudak hari ini, persoalan apa yang tak
?boleh diketahui orang lain ". Sungguh membikin hati orang tak
habis mengerti, memangnya ada sangkut pautnya dengan dirimu "
. ?Tiba tiba Sim Li Ji berseru gemas dan cepat cepat pergi
meninggalkan ruangan. Dengan cepat Ciau Li Leng sekalian mengerti apa yang terjadi.
Gelak tertawapun segera bergema memecah keheningan.
Budak Ji jangan pergi ! teriak Ciau Li Leng cepat.
? "Dengan langkah cepatpun dia mengejar dari belakang.
Malam itu dalam goa diselenggarakan perjamuan yang amat
kangzusi.com meriah. Semua orang bersantap dan minum arak dengan riang
gembira. Ketika perjamuan telah usai dan semua orang telah kembali
kekamarnya untuk beristirahat Giam In Kok baru mencari Suto Hong berdua serta
menanyakan sekitar masalah Chin To Han yang
dikatakan Tiangsun Beng sebagai ayah kandungnya itu.
Ternyata Suto Eng sendiripun tidak mengetahui persoalan itu
secara pasti, malah sambil menggertakkan gigi serunya dengan
gemas : ? Apapun yang terjadi, yang pasti keluargamu telah hancur
?berantakan. Anak Kok yang penting kau harus membinasakan
kawanan siluman tua itu dari muka bumi .
? Hemmmm, sungguh besar omongan itu. Apakah akupun
?termasuk salah seorang diantaranya " mendadak terdengar
?seseorang berseru keras.
Tak terlukiskan rasa kaget Suto Hong sekalian setelah
mendengar perkataaan itu. Mereka tak mengira kalau ada orang
berhasil menyusup ketempat itu tanpa diketahui jejaknya sama
sekali. Ditinjau dari nada suaranya, sudah jelas orang itu memiliki
tenaga dalam yang sempurna.
Siapa kau " Suto Eng segera membentak keras.
? ?Bersamaan dengan selesainya perkataan, dia melesat kedepan
bersama Suto Hong untuk melakukan pemeriksaan.
Giam In Kok takut kedua orang tua itu dibokong musuh, cepat
cepat dia melompat keluar dari goa dan memeriksa keadaan
disekitar sana, namun tak nampak sesosok bayangan manusia.
Tanpa terasa dia berseru sambil tertawa dingin :
Hemmmm, manusia cecunguk dari manakah yang telah datang
?". Apakah kau hanya pandai menyembunyikan diri " .
?Baru selesai perkataan itu diutarakan, segera terdengar
kangzusi.com seseorang menjawab dengan nyaring :
Siapa bilang aku main sembunyi ". Hem bila kau
?mengharapkan nyawa Chin To Han tetap hidup, dalam sebulan
mendatang kau harus datang ke Hway Im dan menebusnya dengan
cairan mustika . ? Sebenarnya siapakah kau " bentak Suto Eng lagi dengan
? ? penuh amarah. Gelak tawa yang amat nyaring segera bergema memenuhi
seluruh angkasa. Begitu kerasnya suara tersebut sehingga menusuk pendengaran
siapapun. Dengan perasaan gelisah Giam In Kok segera berteriak lantang :
Bajingan keparat, bila kau berani menganggu seujung rambut?dari ayahku, siauya akan menghancur lumatkan tubuhmu lebih
dahulu ! . ? Siapa sih orang ini " Suto Eng segera bertanya kepada Giam In Kok dengan
?keheranan. Raja Akherat Pencabut Nyawa .
? ? Seingatku Raja Akherat Pencabut Nyawa tidak memiliki
?kepandaian silat yang begitu hebat. Tapi kalau didengar dari ilmu menyampaikan
suara yang didemontrasikan tadi nampaknya dia
memiliki tenaga dalam yang jauh lebih hebat daripada kepandaianku
" . ? Ya nasibnya memang mujur. Ketika baru belajar ilmu Cing Khi
?Pit Kip, ia pernah kalah ditanganku, aku rasa dia pasti mempunyai dukungan
dibelakangnya sehingga berani menantangku untuk
bertarung. Aaaiiii yang kuherankan sekarang adalah kenapa ayah
bisa terjatuh ketangannya ". Belum lagi kuselamatkan ibuku,
sekarang bertambah lagi dengan masalah ayah, aaaa
aku jadi tak tahu apa yang harus kuperbuat " .
?Sekalipun dia berotak cerdik namun menghadapi masalah sepelik
ini tak urung keningnya berkerut juga.
kangzusi.com Setelah termenung sejenak, Suto Eng segera berkata :
Aku rasa ibumu sudah terlalu lama hidup dalam alam siksaan,
?apalagi diapun sudah disekap dalam lembah Giam Ong Kok,
sekalipun tidak ditolong secepatnya tak mungkin jiwanya akan
terancam. Berbeda dengan sekali ayahmu, dia telah terjatuh
ditangan Raja Akherat Pencabut Nyawa yang termasyur
kekejamannya, apalagi diapun sudah memberi batas waktu sebulan
kepadamu. Aku rasa paling tepat bila kau menyelamatkan jiwa
ayahmu lebih dahulu .? Tapi bagaimana dengan keadaan disini " tanya Giam In Kok.
? ? Karena bakal Engkimmu sudah serahkan masalahnya kepadaku
?tentu saja aku yang akan mengurusnya .
? Tapi siluman tua Tiong Giok Kisu belum mampus, seandainya
?dia datang kembali bersama Tang Lo Seng Kong, bukankah keadaan
akan menjadi berabe " .
?Suto Hong berdua segera bungkam seribu bahasa. Setelah
termenung beberapa saat Suto Engpun berkata pula :
Sebenarnya akupun bermaksud ikut bersamamu, tapi kalau
?memang Tiong Giok Kisu belum mampus, bisa saja aku tetap tinggal disini untuk
membantu nenekmu, tapi kau
. . ?Belum selesai perkataan itu diucapkan Giam In Kok telah
menukas dengan cepat : Aku belum memandang sebelah mata terhadap kemampuan si
?Raja Akherat Pencabut Nyawa. Aku rasa dalam soal menolong ayah, lebih baik Kok-
ji laksanakan sendiri, Cuma
.. . ?Belum habis perkataan itu diutarakan mendadak dia berseru
tertahan dan katanya lagi :
Aku dengar ada orang sedang saling memaki, coba biar Kok-ji
?memeriksanya dulu. Aku takut Ku Kong telah bertarung melawan
Iblis tersebut . ?Ditengah keheningan malam, lamat lamat memang terdengar
kangzusi.com suara caci maki yang amat ramai.
Dengan kecepatan tinggi Giam In Kok segera melesat kearah
sumber suara tersebut. Tak sampai dua puluh li kemudian ia telah mendengar suara
si Raja Akherat Pencabut Nyawa sedang
membentak : Jika peristiwa ini berlangsung pada tiga tahun yang lalu,?mungkin aku si si Raja Akherat Pencabut Nyawa akan mengalah tiga bagian kepada
kau si Iblis Langit. Tapi hari ini aku sudah
mempunyai ilmu simpanan yang cukup hebat, biarpun kau maju
bersamapun mungkin keadaan kita hanya seimbang. Karena itu
kuanjurkan kepadamu jangan maju seorang diri, karena hal itu bisa menyebabkan
kau akan kehilangan nyawa .
?Mendengar suara itu si Raja Akherat Pencabut Nyawa Giam In
Kok segera berpikir : Rupanya bajingan tua itu sudah bertemu dengan Ku Kong, tapi
?siapakah orang yang satunya " .
?Sementara itu Giam In Kok masih berpikir, terdengar Say Lo
Seng Bo telah berseru keras :
Engkoh Liong suruh dia merasakan dulu beberapa buah
?pukulan, sebab bila si setan cilik itu sudah datang kau tak bakal mendapatkan
bagian lagi . ? Haahhh ?.haaahhhh .haahhhh . rupanya Seng Bo telah berpasangan dengan Iblis Langit. Sungguh lucu, sungguh lucu
. ?terdengar si si Raja Akherat Pencabut Nyawa mengejek sambil
tertawa dingin. Sementara itu Giam In Kokpun merasa gembira sekali, pikirnya
sambil tertawa geli ? Rupanya Enci Bo kuatir aku datang sehingga membuatnya
?malu. Baik aku akan segera munculkan diri. Akan kulihat bagaimana sikapmu nanti
. ?kangzusi.com

Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Berpikir demikian Giam In Kok segera melintas dengan kecepatan
tinggi lalu diiringi gelak tertawa keras ia sudah melintas diatas kepala si Raja
Akherat Pencabut Nyawa dan melayang turun
dibelakang tubuhnya. Dengan demikian maka si Raja Akherat Pencabut Nyawa segera
terkepung ditengah arena.
Siapa tahu si Raja Akherat Pencabut Nyawa segera melejit
keudara begitu melihat kedatangan Giam In Kok, malah sebelum
kabur dia sempat berseru sambil tertawa :
Karena Sute telah datang, terpaksa aku harus pergi dari sini .? ?Tak terlukiskan rasa jengkel Giam In Kok melihat kejadian itu,
segera bentaknya keras : Bangsat kau hendak kabur kemana " .
? ?Tapi setelah kejar mengejar berlangsung sejauh beberapa li,
anak muda itu baru teringat kembali akan keselamatan Suto Hong
sekalian, maka teriaknya dengan keras :
Engkim, cepat kau pulang dulu ke goa, suasana disana
?mungkin sudah kacau balau .
?Pemuda itu berpendapat asal Say Lo Seng Bo serta Suto Liong
mau kembali kedalam goa untuk bergabung dengan Suto Hong
sekalian maka mereka tak usah takut lagi untuk menghadapi Tiong Giok Kisu dan
Tang Lo Seng Kong, apalagi kalau yang datang cuma pemuda sebangsa Lim Pek.
Berpikir begitu maka dengan perasaan tenang Giam In Kok
melanjutkan pengejarannya terhadap Raja Akherat Pencabut
Nyawa. Tanpa terasa fajar telah menyingsing diufuk timur.
Berbicara soal ilmu silat, kemampuan si Raja Akherat Pencabut
Nyawa masih kalah setingkat, tapi berhubung dia mempunyai
kangzusi.com maksud memancing musuhnya dan perjalanan mereka sengaja
melewati jalan bukit yang berliku liku, maka betapapun lihainya ilmu silat yang
dimiliki Giam In Kok, untuk sesaat sulit juga untuk
mengejarnya. Padahal Giam In Kok sendiri mengetahui niat musuhnya. Tapi
sebagai pemuda yang bernyali, dia justru mengejar terus dengan
ketat karena ingin mengetahui apa maksud musuhnya yang
sebenarnya. Ketika mentari semakin tinggi dan orang yang berlalu lalangpun
semakin banyak, mendadak satu ingatan melintas dalam benak
Giam In Kok, dengan suara keras ia segera berseru :
Hei Raja Akherat Pencabut Nyawa bila kau tidak berhenti lagi, jangan salahkan?bila siauya akan merobek kulit mukamu agar kau
tak bisa bertemu muka lagi dengan umat persilatan .
?Tanpa menghentikan gerak tubuhnya, si Raja Akherat Pencabut
Nyawa menjengek sambil tertawa seram :
Seorang Sute mengejar Kakak seperguruannya. Kejadian
?seperti ini sudah merupakan suatu kejadian yang luar biasa. Siapa yang sudi
mencampuri urusan ini ". Apalagi nama besar Bocah Ajaib Bermuka Seribu sangat
tersohor seantero jagat. Aku memang
berniat mengundangmu pulang agar bisa membangun perguruan
Cing Khu Pay kita. Ahh,,, silahkan berteriak keras keras menyebut namaku, karena
dengan begitu akupun akan turut dikenal
orang . . ?Giam In Kok betul betul dibuat kehabisan akal, terpaksa
bentaknya keras keras : Sebetulnya kentut apa yang sedang kau keluarkan ". Beranikah
?kau berhenti berlari untuk bertarung melawanku " .
? Tak usah tergesa gesa. Tak lama lagi kita akan tiba di istana partai kita.
?Kedatanganmu pasti akan disambut meriah oleh segenap anak murid partai kita .
?Memanfaatkan kesempatan pihak lawan berbicara, Giam In Kok
segera mempercepat larinya dengan memperpendek selisih jarak
kangzusi.com diantara mereka hingga tinggal sepuluh kaki.
Tapi sekarang dia tidak membawa senjata rahasia, padahal ia
butuh untuk menimpuk musuhnya dengan senjata rahasia agar
musuhnya menghentikan larinya. Apa yang mesti diperbuatnya ".
Mendadak ia teringat akan sesuatu, diambilnya sekeping uang
perak dan diremasnya hingga menjadi bubuk, lalu sambil diayunkan kedepan ia
membentak keras : Lihat senjata rahasia ! .
? ?Cahaya perak segera menyebar diangkasa denganmembawa
desingan suara yang amat tajam.
Begitu hebatnya serangan ini sehingga andaikata terkena
sambaran tersebut niscaya lawannya akan roboh terjungkal.
Mimpipun si Raja Akherat Pencabut Nyawa tidak mengira kalau
Giam In Kok bakal menyerangnya dengan menggunakan senjata
rahasia. Dari desingan suaranya saja yang begitu tajam ia sudah merasa ngeri,
apalagi menghadapi ancaman tersebut secara
langsung. Buru buru Raja Akherat Pencabut Nyawa merendahkan badannya
sambil melesat kedepan. Namun tak urung badannya tersambar
juga hingga berlubang. Darah segar bercucuran keluar dengan
derasnya. Dalam keadaan begini dia melarikan diri semakin cepat lagi. Tak lama kemudian
dia sudah memasuki sebuah selat yang sempit
sambil berpekik nyaring. Giam In Kok sendiri meski ia berhasil melukai musuh dengan
hancuran uang perak, namun akibatnya dia sendiripun terhadang
jalan perginya oleh serangan tersebut.
Menanti dia berhasil menyusup kedepan, si Raja Akherat
Pencabut Nyawa sudah keburu memasuki selat sempit itu.
Tanpa terasa diapun berpikir dengan keheranan :
kangzusi.com Entah permainan busuk apa yang sedang dikerjakan bangsat?itu ". Mengapa dia berkaok kaok seperti setan kelaparan " .
?Sekalipun timbul kecurigaan dalam hatinya, namun dia
mempercepat langkahnya untuk memasuki selat sempit itu.
Diujung selat tersebut dia saksikan sebuah dinding batu yang
bertiang besar. Pada dinding tadi tertera empat huruf dari warna emas yang
menyolok sekali. Tulisan itu berbunyi :
CING KHI HENG KIONG ? ?Biarpun Giam In Kok merasa keheranan terhadap tingkah laku si
Raja Akherat Pencabut Nyawa. Walaupunn merasa sangsi setelah
melihat keempat huruf besar yang berarti Istana Cing Khu itu,
namun dari tulisan tersebut dapat ditarik kesimpulan kalau si Raja Akherat
Pencabut Nyawa bermaksud menggunakan nama besar
Cing Khu Sianjin untuk mengambil simpati umat persilatan
kepadanya hingga dia dapat melakukan perbuatan keji yang tak
terbayangkan sekarang. Pikir punya pikir, hawa amarah yang berkobar didalam dada
Giam In Kok terasa makin membara. Segera bentaknya keras keras
: Manusia keparat, serahkan nyawa anjingmu ! .? ?Bentakan itu begitu keras dan dipancarkan dengan tenaga
dalamnya yang sempurna sehingga suara tadi menggema diseluruh
lembah dan menggetarkan ranting dan pepohonan yang tumbuh
disekelilingnya. Mendadak Dari balik hutan lebat bergema suara genta yang berbunyi
nyaring. Kemudian tampak sebuah panji kain yang memanjang
kebawah dinaikkan pelan pelan ketengah udara, ketika terhembus
angin maka berkibarlah panji tersebut dengan gagahnya.
Ketika Giam In Kok memperhatikan tulisan yang tercantum dalam
kangzusi.com panji tadi, maka terbacalah sebagai berikut :
Selamat Datang Paman Guru Chin In Kok Yang Kembali Ke
?Istana Untuk Menurunkan Ilmu Silat .
?Membaca tulisan tersebut, Giam In Kok menjadi mendongkol
bercampur geli, sambil berpekik nyaring Giam In Kok melejit
ketengah udara dan melayang turun kearah panji tersebut.
Dalam waktu singkat tempik sorak yang gegap gembitapun
bergema memecahkan keheningan. Tampak puluhan manusia sama
sama berlutut dan menyembah kearahnya.
Sebetulnya Giam In Kok berniat untuk menghancurkan panji
tersebut. Ia tak mengira bakal bertemu dengan begitu banyak orang yang mau
dibodohi si Raja Akherat Pencabut Nyawa. Untuk sesaat
ia melenggong. (Oo-dwkz-oO) Jilid : 45 Ketika sorot matanya mencoba untuk memandang sekejap
sekitar situ, ia tak berhasil menjumpai si Raja akhirat pencabut nyawa, terpaksa
sambil melayang turun kembali ke tanah bentaknya keras-keras:
Ayoh cepat kalian bangkit berdiri!? "Terima perintah!
? "Kembali kawanan manusia itu berteriak dengan gegap gempita
dan bersamasama bangkit berdiri.
Seorang lelaki setengah umur segera tampil kedepan dan berseru
sambil menjura: Silakan susiok semua masuk kedalam istana!
? "Giam In Kok benar-benar merasa gusar melihat sekali tapi
kangzusi.com berhubung pihak lawan berbuat demikian karena dilolosi orang,
tentu saja dengan tak bisa mengumbar hawa amarahnya terpaksa
dengan suara dingin dia berkata:
Siapa namamu" Kemana kaburnya di Raja akhirat pengejar
?nyawa" "Tecu dari marga Kim bernama Seng Sui, orang persilatan
?menyebutku sebagai siluman setan gantung, siapa sih si Raja
akhirat pencabut nyawa yang susiok maksudkan tadi" Tecu belum
"pernah melihatnya "Giam In Kok tidak menyangka kalau orang-orang itu bukan saja
telah terjebak dalam perangkap si Raja akhirat pencabut nyawa,
bahkan siapakah si Raja akhirat pencabut nyawa pun tidak tahu,
kejadian seperti ini benar-benar amat tragis.
Terpaksa dia mencoba mengawasi sekeliling tempat itu dengan
pandangan tajam, tiba-tiba dia menemukan selembar wajah yang
telah dikenalnya, tak kuasa lagi dia berseru tertahan:
Hey, bukankah orang yang berada disitu adalah Koan Ki"
? "Benar! jawab Kim Seng Sui cepat, lalu sambil berpaling serunya dengan suara
? "lantang: Koan suheng, susiok mencarimu!
? " Koan Ki segera membantu datang, lalu serunya sambil menjura
dalam-dalam: Tak disangka memang Chin siau..susiok, semula Koan Ki?mengira cerita yang mengatakan susiok telah mendirikan perguruan Cing Khu Pay
hanya berita isapan jempol belaka, tak disangka kabar ini memang benar, susiok,
seandainya kau tidak memanggilku lebih dulu, dengan wajah yang sekarang ini
hampir saja Koan Ki tak mengenalnya kembali!
"Menyaksikan murid Bu tong pay ini pun kena dibodohi oleh si
Raja akhirat pencabut nyawa, Giam In Kok merasa amat kegelian,
tapi sebelum ia sempat mengucapkan sesuatu, tiba-tiba dari balik pepohonan di
sisi arena telah muncul kembali sepasukan gadis-kangzusi.com
gadis muda, Terdengar pimpinan dari rombongan tersebut segera berseru
nyaring: Engkoh In, ternyata kau benar-benar telah datang!
? "Ketika mengenali gadis itu sebagai Sim Soh-sim, cepat-cepat
Giam In Kok berseru: Enci Sim, mengapa kau menyebutku dengan panggilan begitu"
? "Sepasang mata Sim Soh-sim segera berubah menjadi merah,
serunya dengan gemas: Kau ingin mungkir" ? "Giam In Kok memandang sekejap tempat itu, melihat berpuluh
pasang mata bersamasama ditujukan kearahnya dengan
pandangan tercengang, pemuda ini segera mengetahui bahwa
persoalan tak akan bisa dijelaskan dalam dua tiga patah kata saja, terpaksa
ujarnya dengan serius: Nanti saja kita bicarakan lagi persoalan tersebut!
? "Ketika mendengar perkataan itu, Sim Soh-sim menjadi begitu
gembira seakan-akan menang lotre, serunya sambil tertawa:
Aku tahu kau pasti akan berubah pikiran, sebentar datanglah ke pesanggrahan,
?aku akan persiapkan hidangan dulu untuk menjamu
kedatanganmu... "Selesai berkata dalam dua tiga lompatan saja dia telah berlalu
dari situ dengan mengajak serta anak buahnya.
Diam-diam Giam In Kok menghela napas panjang, ia tak tahu
bagaimana gadis itu tertipu sehingga menunjukkan sikap yang
begitu kegirangan kepadanya, kepada Koan Ki dan Kim Seng Sui
katanya kemudian: Baiklah, sekarang tunjukkan dahulu tempat beristirahat bagiku.? "kangzusi.com
Kim Seng Sui kembali menjura dalam-dalam katanya dengan
hormat: Susio baru saja datang dari jauh, sudah sepantasnya kalau
?beristirahat dulu, tempat telah disediakan, silakan Koan suheng mengajak susiok
untuk beristirahat, nanti tecu akan mengatur
rekan-rekan seperguruan untuk bersamasama datang
menyambang.. "Terutama atas perkataan yang terakhir ini, Giam In Kok menduga
dibalik kesemuanya itu pasti terselip rencana busuk lainnya.
Tapi sebagai seorang pemuda yang bernyali serta berilmu tinggi, dia tidak
memandang sebelah mata pun terhadap si Raja akhirat
pencabut nyawa serta komplotannya, maka setelah mengulapkan
tangannya mengundurkan Kim Seng Sui lagi ke hadapannya
bersama Koan Ki dia masuk ke balik pintu gerbang.
Gedung itu sangat besar dan megah, sementara pada pelataran
dihiasi dengan aneka tetumbuhan serta gunung-gunungan sekilas
pandangan semuanya itu seperti dekorasi saja, tapi seorang yang ahli dalam
sekilas pandangan saja telah diketahui bahwa dibalik kesemuanya itu sesungguhnya
mengandung perubahan yang hebat.
Giam In Kok sebagai pewaris ilmu silat Cing khu pit kip, tentu
saja dia dapat melihat bahwa si Raja akhirat pencabut nyawa telah mengatur
dekorasi taman dengan ilmu barisan Lak jie ngo tian yang hebat, diam-diam
pikirnya kemudian: Biarpun bajingan itu menggemaskan, tampaknya tidak sedikit
?tenaga dan biaya yang telah dihamburkan untuk menyiapkan
kesemuanya ini. "Dengan mulai membusungkan dada dia berjalan mengikuti di
belakang Koan Ki, sementara sepanjang perjalanan dia awasi setiap dekorasi dalam
ruangan itu dengan seksama, atas petunjuk serta
penjelasan dari Koan Ki pun dia hanya manggut-manggut belaka.
Akhirnya sampailah mereka di gedung lapisan keempat dengan
merupakan sebuah gedung yang terpencil.
kangzusi.com Tiba-tiba Koan Ki menghentikan langkahnya kemudian berkata
sambil tertawa: Tempat ini khusus disiapkan untuk susiok, kamar ini adalah?tempat beristirahat, sedang tempat itu adalah ruang semadi, suhu pernah berkata
bahwa perguruan kami mempunyai peraturan yang
ketat sekali, setiap anggota perguruan tidak diperbolehkan
memasuki gedung ini sehingga tidak mengganggu konsentrasi
susiok dalam melatih ilmu silatnya.
"Tiba-tiba Giam In Kok mendengus dingin seraya menegur:
Hmmmm, mengapa sih kau begitu bodoh dan pikun"
? "Teguran yang datangnya sama sekali tak berujung pangkal ini
segera membikin Koan Ki tertegun, cepat-cepat dia bertanya:


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Susiok, kesalahan apakah yang telah tecu lakukan"
? "Tahukah kau siapa nama gurumu itu"
? "Tentu saja tahu, suhu berasal dari marga Ong dan bernama Wi-wa!
? "Ong Wi-wa" Sejak kapan dia berganti nama ini" Siapa pula
?nama julukannya" "Tecu tidak tahu! ? "Kau benar-benar sangat tolol dan pikun, sudah bolak-balik
?menjadi anak murid Bu tong pay mengapa kau justru memilih
seorang pembunuh keji tak berkedip yang disebut orang sebagai
Raja akhirat pencabut nyawa sebagai guru...
"Begitu mendengar nama Raja akhirat pencabut nyawa, seketika
itu juga Koan Ki dibuat terperanjat setengah takut.
Bagaimana" Sekarang kau baru tahu" tegur Giam In Kok lagi
? "sambil tertawa geli.
Merah padam selembar wajah Koan Ki serunya kemudian sambil
tergagap: kangzusi.com Koan Ki percaya siauhiap tak akan membohongi aku, tapi Ong
?suhu benar-benar memiliki kotak kemala penyimpan kitab pusaka,
enso Sim pun mengakui bahwa dia adalah abang seperguruan
siauhiap bahkan nona itu mengakui sebagai istri siauhiap, coba
bayangkan saja apakah hal ini masih perlu ditegaskan lagi?"Sejak kapan nona Sim...
? "Sebetulnya dia hendak membantah kalau Sim Soh siu adalah
istrinya, tetapi begitu teringat bagaimana gadis itu telah memanggil sebagai
engkoh In dihadapan Koan Ki ia menjadi tak tega untuk memungkiri hal
? "tersebut. Karenanya setelah berpikir sejenak, diapun segera berkata:
Sejak kapan kau kenal dengan nona Sim dan Ong Wi-wa"
? "Sudah sejak lama nona Sim dikenal umat persilatan sebagai
?sepasang pedang terbang diapun mempunyai hubungan yang akrab
dengan pihak Bu-tong pay, karenanya tecu cukup mengenalinya.
Bulan berselang aku melihat dia melakukan perjalanan bersama Ong suhu, katanya
hendak ke selatan untuk melacak jejakmu, bahkan
memperkenalkan Ong suhu sebagai abang seperguruannya
siauhiap. Waktu itu akupun tak percaya, tapi setelah Ong suhu
mendemonstrasikan ilmu It goan khikang dan menunjukkan kotak
kemala Cing-khu, akupun percaya semua perkataannya. Disamping
itu akupun berpendapat bahwa aku tak lebih hanya murid preman
dari Bu tong pay dan bagaimanapun juga tak mungkin bisa mewarisi seluruh
kepandaian perguruan tersebut, sedangkan ilmu silat Cing-khu terhitung ilmu
lurus, ditambah lagi hidupku berhutang budi
kepada siauhiap akhirnya tecu pun memutuska untuk menjadi
anggota perguruang Cing-khu bun dan mengangkat Ong suhu
sebagai guru, kini tecu mendapat kepercayaan untuk mengurusi
gedung ini. "Dari semua penuturan ini dengan cepat Giam In Kok dapat
meraba sebagian besar dari duduknya persoalan, sambil manggut-manggut ujarnya
kemudian: Kalau begitu aku telah salah menegurmu tapi bagaimana pula
?kangzusi.com dengan asal-usul anggota perguruan lainnya"
"Aku belum lama tiba disini, kurang leluasa bagiku untuk
?melakukan penyelidikan yang mendalam, aku hanya tahu ketua dari pada tiga gedung
lainnya bernama Thio Kim, Huan Kiat dan Khu Sau cian, nama mereka dalam dunia
persilatan tidak begitu jelek,
misalnya Kim Seng sui bertugas sebgai kepala gedung bagian
belakang, selain hatinya agak keji, orangnya sih terhitung jujur dan beroikiran
lurus, sikapnya terhadap Ong suhu amat menghormat!"Kalau toh di tempat ini merupakan istana cabang, apakah di
?Hway im masih terdapat istana Ching khu kiong yang lain"
"YA! Ada. Jumlah orang yang berada disana jauh lebih banyak
?lagi.. "Apakah ada yang disuap ditempat itu"
? "Soal ini mah kurang tahu, bila persoalan ini ditanyakan secara langsung kepada
?nona Sim, mungkin dia akan mengetahui lebih
jelas lagi! "Ehmmm Giam In Kok segera manggut-manggut, setelah
? "berpesan dengan beberapa patah titah, tiba-tiba katanya lantang:
Saat ini gurumu bersembunyi dimana"
? "Ia berada di gedung belakang, setelah pulang dari penyambutan
?kedatangan susiok tadi tergesa-gesa dia kembali ke gedung
belakang, tampaknya sedang melatih diri lagi di ruang rahasia!
"Baik, kalau begitu ajaklah aku pergi mencarinya!
? "Belum lagi mereka beranjak pergi, tiba-tiba terdengar seseorang berseru:
Tak usah dicari lagi, abang seperguruanmu sudah lama
?menyadap pembicaraan kalian.
"Bersama dengan selesainya perkataan itu, tiba-tiba si Raja
akhirat pencabut nyawa telah melejit keluar dari bawah kolong
kangzusi.com ranjang, tentu saja kemunculannya yang tiba-tiba ini sangat
mengejutkan mereka berdua.
Sambil tertawa dingin Giam In Kok segera mengejek:
Ooh..rupanya kau si Raja akhirat lagi bersembunyi di kolong
?ranjang menjadi cucu kura-kura, mari kita keluar dari ruangan dan berduel di
depan situ! "Si Raja akhirat pencanbut nyawa segera tertawa, katanya dengan
wajah serius: Walau pun secara beruntun aku telah menderita kerugian
? karena terkena bokonganmu, namun saat ini masih belum berminat
untuk berkelahi denganmu...!"Kapan sih aku pernah membokongmu"
? "Heeeh..heeehh..heeh..kau masih ingat dengan pengalaman kita
?sewaktu berada di sumber hawa dingin gua Gi-hiat"
"Dulu, disaat Giam In Kok secara tak sengaja terjerumus di gua
hawa dingin, pemuda tersebut telah bertemu dengan si Raja akhirat pencabut nyawa
yang menyambung hidup dengan mendahar daging
manusia, karena takut dia sendiripun akan disantap lawan, dengan menggunakan
kesempatan disaat iblis tersebut tak siap, ia telah menceburkannya kedalam
sumber air dingin. Peristiwa tersebut memang dialaminya, tentu saja pemuda
tersebut masih teringat dengan jelas.
Maka dengan tertawa dingin ia berkata:
Kalau masih ingat kenapa" Waktu itu aku toh bertindak demi
? "menyelamatkan diri sendiri.
"Untuk membela diri memang benar, tapi kejadian semacam itu
?khan merupakan suati tindak pembokongan"
"Waktu itu aku takut tak mampu mengungguli dirimu dan
?dimakan olehmu, jadi aku rasa meski kudorong tubuhmu secara
mendadak, kejadian ini masih terhitung lumrah
"kangzusi.com Baiklah anggap saja kau memang yang benar tapi setelah
?kupelajari ilmu Cing khu hun pit dan berniat kembali ke jalan yang benar,
mengapa kau masih tetap membokongku"
"Kau berniat kembali ke jalan yang benar" Hmmm, apakah
?matahari sudah mulai terbit dari langit barat"
"Coba kau dengarkan dulu keteranganku, apa gunanya aku
?membohongimu.. "Tentu saja kau harus berbohong, karena kau takut kubunuh
?dirimu sekarang juga! "Mendengar perkataan tersebut, tiba-tiba saja si Raja akhirat
pencabut nyawa mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak, kemudian
dengan serius dia berkata:
Jangan lagi setelah peristiwa tempo hari aku telah memperoleh?penemuan aneh sekalipun sebelum meninggalkan gua Giat hiat pun
belum tentu kau dapat membunuhku dengan sekali pukulan. Aku
bilang aku sudah bertobat dan kembali ke jalan yang benar, tapi kalau
kenyataannya kau tak mau percaya ya sudahlah, hanya
kuminta demi tegaknya kembali kejayaan serta kebesaran nama
partai Cing khu pay serta demi menegakkan keadilan serta
kebenaran didalam dunia persilatan, aku berharap kau sudi
menjabat sebagai ketua istana ini!
"Hmm, sayang sekali aku tidak berminat dengan jabatan seperti
?ini.. "Bila kau enggan berdiam di istana cabang ini, silahkan saja
?menjabat sebagai ketua Cing khun kiong!
"Kau tak usah mencampurbaurkan duduknya persoalan, sekarang
?jawab dulu, ayahku telah kau sembunyikan dimana"
"Kau tak usah kuatir, aku telah mengangkat ayahmu sebagai Tay
?sang ciang-kun dan ketua kehormatan dari perguruan kita..
"Ngaco belo, kau hendak menyandera dirinya untuk
?mengancamku" "kangzusi.com Tidak berani, dia... ? "Mendadak dari kejauhan sana berkumandang datang suara
gembrengan yang dibunyikan nyaring, si Raja akhirat pencabut
nyawa kelihatan tertegun, lalu serunya cepat:
Koan Ki, coba kau periksa siapa yang datang!
? "Tapi baru selesai perkataan tersebut diutarakan, suara
gembrengan telah dibunyikan lagi dari luar gedung disusul
terdengar seseorang berseru keras:
Lapor ciangbun suhu, musuh telah menyerang masuk dari mulut
?lembah...! "Khu Soe-cuan, cepat masuk, macam apakah musuh yang datang
?menyerang" tanya Raja akhirat pencabut nyawa.
"Seorang lelaki kekar berusia tiga puluh tahunan segera muncul
didalam ruangan, setelah memberi hormat kepada si Raja akhirat
pencabut nyawa serta Giam In Kok, sahutnya segera:
Mereka terdiri dari enam tujuh orang yang dipimpin oleh Bu?liang siu hud..
"Belum selesai laporan itu diucapkan, suara gembrengan telah
dibunyikan semakin gencar.
Dengan hawa amarah meluap di wajah, Raja akhirat pencabut
nyawa segera berseru: Tak usah dilanjutkan, aku segera akan pergi memberi pelajaran
?kepadanya. "Lalu sambil berpaling ke arah Giam In Kok katanya pula:
Sute, bila kau berniat, silahkan turut aku menjumpai mereka.
? "Giam In Kok memang kuatir si Raja akhirat pencabut nyawa
memanfaatkan kesempatan tersebut untuk melarikan diri, tentu saja kangzusi.com
dia segera menyusul dibelakangnya.
Sementara berjalan di belakang Raja akhirat pencabut nyawa,
dalam hati kecil dia berpikir keras, benarkah pihak lawan telah bertobat serta
telah kembali ke jalan yang benar"
Sejak dulu hingga kini, tidak sedikit orang yang melepaskan golok pembunuh untuk
kembali ke jalan yang benar, tapi hal tersebut
hanya bisa dilakukan apabila didorong oleh suatu tekad yang besar.
Dalam setengah kehidupan si Raja akhirat pencabut nyawa,
boleh dibilang ia sudah banyak melakukan kejahatan, apalagi
dimasa tuanya ia berhasil pula mempelajari ilmu silat dari Cing khu sangjin,
benarkah dia sudah bertobat dari segala perbuatannya
dulu" Siapa yang mau percaya dengan kenyataan tersebut"
Terutama sekali setelah bertemu dengan Giam In Kok dia bukan
saja tidak menunjukkan sikap menyesal bahkan berniat hendak
memperkosa Sim Soh-sim, terutama bila ditinjau dari sikapnya yang memancing
kedatangannya semalam, tak sedikit rasa bertobat yang diperlihatkan olehnya.
Tapi kini teringat sikap Biau koh seng hui yang bertobat pula
setelah berlangsung pertarungan sengit belum lama berselang,
Giam In Kok menjadi ragu-ragu.
Sementara otaknya berputar memikirkan masalah ini, tanpa
terasa sampailah mereka di depan lembah.
Dari kejauhan sudah terdengar suara Bu liang siu hud yang
sedang berkata sambil tertawa seram:
Heeehh...heeehh...heehhh kukira Cing khu pay memiliki?kekuatan yang luar biasa, ternyata tak lebih cuma sekawanan
gentong nasi yang tak ada gunanya!
"Belum tentu begitu! bentak si Raja akhirat pencabut nyawa
? "keras-keras. Tampak tubuhnya meluncur kedepan bagaikan anak panah yang
terlepas dari busurnya kemudian melesat ke ujung hutan sana.
kangzusi.com Walau pun Giam In Kok tidak menaruh simpatik terhadap si Raja
akhirat pencabut nyawa, namun hatinya merasa tak senang juga
setelah mendengar pihak lawan memandang hina kemampuan ilmu
silat Cing khu sin kang, maka dengan cepat dia menyusul
dibelakang si Raja akhirat pencabut nyawa dan melayang turun di tengah arena.
Dalam sekilas pandangan ia segera mengenali orang itu sebagai
Bu liang siu hud, Hwesio setan serta beberapa orang kakek yang
asing wajahnya. Sebaliknya dari pihak Cing khu pay tampak banyak orang yang
bergelimpangan diatas tanah sambil merintih kesakitan, yang masih bertahan
tinggal Kim Seng Sui serta belasan orang jago yang
berkumpul dengan wajah sedih bercampur gusar.
Si Raja akhirat pencabut nyawa memandang sekejap murid -
muridnya, lalu dengan gemas dia berkata:
Kim Seng sui, coba tolonglah dahulu rekan-rekan yang terluka?itu..
"Apa gunanya mesti repot-repot.. tiba-tiba Bu liang siu hud
? "sambil tertawa dingin, Sebentar lagi pun tak seorang manusia yang bisa hidup
?terus disini! "Raja akhirat pencabut nyawa segera tertawa dingin, jengeknya
pula: Aku dengar dalam perkumpulan Bu liang kauw terdapat seorang
?manusia rongsokan, kaukah orangnya"
"Hwesio setan yang berdiri disisi arena segera menukas:
Tua bangka Ku, semula kukira siapakah Ong Wi wa itu, ternyata
?tak lain adalah kau si rongsokan tua, kuanjurkan kepadamu agar
berhati-hati kalau berbicara, disisiku ini adalah Bu liang siu hud!
"Haaahh..haaah..haah..Bu liang siu, usia yang tidak terhingga"
?Hmm aku takut usianya bakal berakhir disini!
"kangzusi.com Ooooh..rupanya kau adalah Raja akhirat pencabut nyawa, tapi
?sayang kemampuanmu masih belum berada dalam sebelah
mataku! "Haaah...haaah...haaah..kita tak usah banyak berdebat lagi,
?pokoknya pertarungan ini adalah pertarungan yang akan
menentukan nasib kita selanjutnya, tapi sebelum itu aku ingin
bertanya apa sebabnya kau mencari gara-gara di istana cabang Cing khu kiong ku
ini" "Haaaa...haaah...haaah..apa istana cabang Cing khu kiong" Kau
?tahu istana Cing khu kiong mu sudah berubah menjadi seonggok
puing-puing yang berserakan..
" Apa"? "Kasihan kelima enam puluh orang anak muridmu yang kau taruh
?disini, mereka.. "Raja akhirat pencabut nyawa tak mampu menahan diri lagi, dia
segera membentak keras dan melepaskan sebuah pukulan yang
maha dahsyat ke depan... Tunggu sebentar! tiba-tiba Giam In Kok melepaskan pukulan
? "untuk mendorong serangan dari Raja akhirat pencabut nyawa
kesamping, setelah itu katanya dengan suara lantang:
Bu liang siu hud, kau mengatakan semua orang yang berada di
?istana Cing khu kiong di Hway im telah kau bantai habis"
"Bu liang siu hud tidak langsung menjawab segera tegurnya:
Bocah keparat, siapa kau"
? "Chin In Kok! ? "Hmmmm, Chin In Kok" jengek Bu liang siu hud sinis, Aku


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

? " ?hanya mengetahui seorang bocah liar yang bernama Giam In Kok
dengan julukan bocah ajaibi berwajah seribu, dari mana munculnya Chin In Kok"
"kangzusi.com Bangsat tua, kau tak usah banyak cingcong lagi, cepat jawab
?pertanyaan siauya mu tadi.
"Haaahhh..haaahhh..haah...kalau sudah kubantai habis lantas
?kenapa" "Mendongkol dan gelisah segera mencekam perasaan Giam In
Kok, kembali dia berpaling kearah Raja akhirat pencabut nyawa
sembari menegur: Benarkah ayahku berada di Hway im"
? "Benar! ? "Hmmm, akan kubunuh kau si pembuat gara-gara lebih dulu
?sebelum membantai kawanan manusia laknat ini.
"Eei..tunggu dulu, bagaimana mungkin kau menuduh aku sebagai
?pencelaka ayahmu" "Kalau kau tidak membawanya ke Hway im, bagaimana mungkin
? dia bisa mati dibunuh orang?"Dia adalah murid buangan dari Bu liang kau yang berusaha
?melacak jejakmu dimana-mana, aku kuatir dia ditangkap oleh pihak Bu liang kau
dan ditahan, maka kuundang dia untuk berdiam di
Hway im. Hmm..pikirlah sendiri apakah tindakanku ini keliru"
"Mendengar perkataan dari Raja akhirat pencabut nyawa ini,
untuk sesaat lamanya Giam In Kok jadi tertegun dan tak mampu
mengucapkan sepatah kata pun.
Bu liang siu hud yang selama ini membungkam, tiba-tiba
menjengek sambil tertawa dingin:
Rupanya cucu murid Hud-ya yang sedang dicari-cari memang
?telah kau tampung, baiklah sekarang kau tentu sudah tahu bukan
mengapa Hud ya berniat untuk membasmi semua anggota Cing khu
pay" "Tiba-tiba Giam In Kok menemukan titik kelemahan dibalik
kangzusi.com perkataan itu, dengan gusar dia berseru:
Bajingan tua, kau berniat membohongi siauya mu" Hmm..jawab
?saja kau pingin hidup atau mampus..
"Bocah keparat, kau tidak usah berjualan lagak dihadapan Hud
?ya mu, bagaimana pun juga kau harus membuat
pertanggungjawaban atas hilangnya butiran obat yang kuberi dulu.
"Apa yang hendak kau lakukan"
? "Akan kuhisap hawa murnimu kemudian melebur tulang dan
?dagingmu untuk kujadikan obat mestika.
"Berbicara soal menghisap darah murni, hawa amarah segera
berkobar didalam dada Giam In Kok, teriaknya keras-keras:
Raja akhirat, coba kau hadapi beberapa orang tua bangka itu,
?serahkan bajingan tua ini kepadaku.
"Baik, tapi kau jangan biarkan ia pergi, aku harus membalaskan
?dendam bagi anak buah kita yang mati terbunuh.
"Hmm, apakah kau kuatir dia bisa kabur dari sini"
? " Bersama denganselesainya perkataan tersebut, ia segera maju?tiga langkah kedepan dan berkata dengan suara dingin:
Siluman Bu liang, mengingat aku pernah makan obat obatanmu,
?hari ini siauya sengaja akan mengalah lima jurus kepadamu, ayoh cepat maju
kedepan untuk menerima kematianmu!
"Sombong benar kau ini, akan kusuruh kau rasakan ilmu pukulan
?penembus hatiku! teriak seseorang secara tiba-tiba.
"Orang itu bernama si Pukulan penembus hati Oh Kiong, sejak
tiga puluh tahunan berselang namanya sudah termashur di tiga
propinsi di barat laut, walaupun usianya sekarang telah mencapai tujuh puluh
tahunan namun ilmu silat yang dimiliki justru bertambah maju lebih pesat.
Sementara itu seusai berkata dia segera tampilkan diri ke tengah kangzusi.com
arena dengan langkah lebar.
Dengan cepat si Raja akhirat pencabut nyawa melompat kedepan
serta menghadang jalan perginya, ujarnya sambil tertawa:
Tua bangka Oh, nyawamu telah digadaikan oleh sute kepadaku,
?tolong tanya sampai kapan nyawamu hendak kau serahkan
kepadaku.." "Rupanya si Pukulan penembus hati Oh Kiong cukup dibuat jeri
oleh nama busuk si Raja akhirat pencabut nyawa yang termashur
itu, tanpa terasa dia mundur selangkah ke belakang, lalu sambil menarik muka
bentaknya keras-keras: Lihat serangan! ? "Sebuah babatan kilat segera dilontarkan ke depan.
Enyah kau dari sini! Raja akhirat pencabut nyawa membentak
? "pula sambil mengayunkan tangannya.
Segulung tenaga pukulan It goan khi kang yang maha dahsyat
pun segera menggulung kemuka dengan cepatnya.
Blaaammm...! ? "Ditengah benturan nyaring, tubuh Oh Kiong terpental kebelakang
sejauh beberapa depa dan... Duuuk! jatuh terduduk diatas tanah, lalu setelah
? "berkelejetan sebentar, ia tak pernah bergerak lagi.
Si pukulan penembus hati yang sudah lama termashur di wilayah
barat laut dalam kenyataan telah kehilangan nyawanya hanya dalam satu gebrakan
saja di tangan si raja akhirat pencabut nyawa, kontan saja peristiwa tersebut
membuat paras muka Bu liang siu hud
berubah hebat. Giam In Kok yang menyaksikan peristiwa tersebut diam-diam
berpikir: Tampaknya tenaga dalam yang dimiliki bangsat ini telah?memperoleh kemajuan yang amat pesat, tapi...haruskah kubunuh
orang ini" kangzusi.com
"Sementara dia masih berpikir kembali ada seorang kakek tampil
kedepan seraya membentak:
Bajingan tua Ong, mengapa kau membunuh rekanku dengan
?begitu keji" Kepandaian silat apa yang kau andalkan"
"Haahh..haah..haaah...aku hanya mengandalkan ilmu It goan khi
?kang! "Apa kesalahan Oh Kiong terhadapmu"
? "Apa pula kesalahan dari murid-murid Cing khu pay kami" Kalian
?dapat membunuh delapan puluh sembilan orang murid Cing khu
pay, mengapa aku orang she Ong tak boleh mencabut seratus tujuh puluh delapan
lembar nyawa kalian"
"Sebagai seseorang yang sudah termashur karena kekejamannya,
apa yang dikatakan Raja akhirat pencabut nyawa besar
kemungkinan akan dilakukan pula sampai ke arah itu.
Kakek itu kelihatan agak gemetar hatinya, tapi sambil
memancarkan sinar matanya yang berwarna biru, dia membentak
keras-keras: Baiklah, aku akan menggunakan dua ratus lembar jiwa dari Hiat
?gin kok untuk bertaruh denganmu.
"Haaah...haaah...haahh bagus sekali, kuterima taruhan ini, tapi aku lihat masih ada
?berapa orang lagi hadir disini, apakah kau tidak masukkan sekalian didalamn
daftar" "Hmmm..kau tak usah banyak ngebacot lagi, aku akan
?mengirimmu pulang ke rumah kakek.
"Bagus sekali, aku memang sudah lama bosan hidup, makin
?cepat kau turun tangan aku semakin gembira!
"Melihat keadaan bertambah tegang, tak tahan lagi Giam In Kok
merentangkan tangannya untuk menghalangi mereka, lalu katanya:
Tunggu sebentar, benarkah orang-orang dari lembah dewa?darah harus dibantai semua"
"kangzusi.com Bukan cuma dibantai, bahkan harus dicincang hingga hancur
?berkeping-keping sahut Raja akhirat pencabut nyawa sambil
"tertawa. Sementara itu kakek tadi sudah membentak keras, sebuah
pukulan dahsyat segera dilancarkan kemuka.
Tampak cahaya darah menggulung bagaikan air pasang, dengan
membawa desingan hawa dingin dan bau busuk yang menusuk
penciuman langsung menyambar ke depan.
Agaknya orang itu sudah cukup mengetahui akan kekejaman
Raja akhirat pencabut nyawa
Sehingga begitu turun tangan ia menggunakan tenaga dalam
yang sebesar sepuluh bagian, bahkan disertai pula pukulan yang
amat beracun. Hanya didalam sekilas pandangan Giam In Kok telah mengenali
ilmu pukulan yang dipergunakan lawan adalah pukulan bayangan
berdarah, cepat-cepat dia membendung serangan tersebut seraya
berteriak: Tunggu sebentar! ? "Waktu itu si Raja akhirat pencabut nyawa telah menghimpun
tenaga dalamnya untuk membendung serangan tersebut, bahkan
kalau bisa ingin membinasakan musuhnya dalam satu gebrakan
saja. Ia menjadi tertegun setelah menyaksikan Giam In Kok bertindak
lebih dulu dengan mementahkan serangan dahsyat dari kakek
tersebut, sambil tertawa paksa segera ujarnya:
Bajingan tua ini pantas dibunuh, sute mengapa kau
?menghalangi kesempatannya untuk berangkat ke alam baka"
"Walau pun Giam In Kok merasa kurang senang hati karena selain
dipanggil sebagai sute , namun berhubung dia ingin cepat-cepat kangzusi.com? "menyelidiki persoalan tersebut maka tukasnya cepat:
Kau jangan menimbrung dulu!
? "Lalu kepada si kakek bentaknya keras-keras:
Siapa namamu, dimanakah letak lembah dewa darah. Dari siapa
?kau pelajari ilmu pukulan bayangan berdarah itu" Hayo cepat beri pengakuan
sejelasnya. "Hmm, kau si bocah keparat masih belum berhak untuk
?menyelidiki diriku! "Kau tak bersedia menjawab" seru Giam In Kok dengan penuh
? "amarah, ia segera mencelat maju kedepan kakek tersebut.
Bu liang siu hud segera membentak nyaring, pada saat yang
bersamaan dia melepaskan lagi sebuah pukulan dari sisi arena.
Giam In Kok segera mundur setengah langkah, kemudian
menyongsong datangnya serangan tadi dengan ayunan tangan
kirinya. Blaaammmmm...! ? "Benturan keras terjadi menimbulkan pusaran angin berpusing,
akibat dari benturan tersebut kuda-kuda Bu liang siu hud menjadi gempur dan
secara beruntun mundur sejauh lima langkah dari posisi semula.
Sambil tersenyum Giam In Kok segera mengejek:
Hey, sekali pun kau tergesa-gesa ingin mampus, sekarang
?belum sampai giliranmu, apalagi akupun masih membutuhkan
keterangan darimu nanti! "Sute tak usah berbelas kasihan lagi tukas Raja akhirat pencabut nyawa tiba-
? "tiba, Apa yang ingin kau ketahui sudah kuketahui
?sebagian besar.. "Tidak, bagaimanapun jua aku harus membekuk mereka dalam
?kangzusi.com keadaan hidup-hidup! "Baik, aku akan menuruti perkataanmu!
? "Tampaknya Raja akhirat pencabut nyawa menurut sekali dengan
setiap perkataan adik seperguruan nya ini, sambil berpaling kembali ke arah
? "kakek dari lembah dewa darah itu serunya sambil tertawa dingin:
Siau Ciau, sudah kau dengar jelas" Sekarang kau sudah?mendapat kesempatan untuk hidup, ingat kesempatan seperti ini
susah dijumapi. "Kakek Siau berpekik keras, sekali lagi pukulan bayangan
berdarah dilontarkan dengan hebatnya, diantara desir angin pukulan tampak
bayangan darah menggulung bagaikan roda dan langsung
menyambar kehadapan si Raja akhirat pencabut nyawa.
Raja akhirat pencabut nyawa tak berani mengerahkan tenaga
dalamnya kelewat batas karena ia berkeinginan menangkap
lawannya hidup-hidup, dengan cepat sepasang tangannya
diayunkan sambil kemuka untuk menyambut datangnya ancaman
tersebut.. Blaaamm...blaam...blammm...
? "Serentetan benturan nyaring bergema dengan kerasnya, tampak
tubuh kakek Siau terhajar hingga mundur dengan sempoyongan,
paras mukanya berubah sangat hebat.
Melihat keadaan tersebut si hwesio setan segera berteriak:
Siau tua,,jangan gugup! ? "Dengan sekali lintasan ia telah menerjang maju kemuka.
Sebagai salah satu diantara pentolan lima manusia aneh,
kepandaian seilat yang dimilikinya tak jauh berbeda dengan
kemampuan si Raja akhirat, maka dengan terjunnya iblis tersebut ke arena
pertarungan, maka suasana pun segera mengalami
perubahan. kangzusi.com Diantara getaran telapak tangannya terasa angin pukulan
menderu-deru, jangan dilihat dia hanya mengandalkan tangan kiri saja, namun
dibawah pancaran hawa murninya kekuatan yang
dihasilkan tak kalah dengan menggunakan dua belah tangan.
Gulungan angin pukulan dahsyat segera mendorong bayangan
berdarah yang dihasilkan Siau Ciau tadi dan menggulung kedepan.
Raja akhirat pencabut nyawa tak berani berayal, sambil berpekik nyaring tubuhnya
melejit setinggi sepuluh kaki ketengah udara, dari situ dia mengeluarkan pukulan
Cing khu ciang hoat yang dahsyat.
Dalam waktu singkat seluruh angkasa telah diliputi bayangan
tangan yang berlapis-lapis seakan-akan muncul selapis kabut hitam yang
menyelimuti seluruh angkasa.
Bersamaan dengan bergemanya serentetan suara nyaring, tiga
sosok bayangan manusia pun segera muncul menjadi satu.
Giam In Kok tahu, gara-gara ingin membekuk musuhnya dalam
keadaan hidup maka posisi Raja akhirat pencabut nyawa menjadi
kurang menguntungkan, dia manggut-manggut diam-diam dan
berpikir: Tampaknya manusia laknat ini sudah berubah tingkah lakunya,?kalau begitu aku tak usah terlalu memojokkan posisinya lagi!
"Sementara dia mulai berpikir untuk mengampuni jiwa Raja
akhirat, di pihak lain Bu liang siu hud yang kena dipaksa mundur oleh serangan
lawan telah menjadi naik darah, sambil menghimpun tenaga dalamnya secara tiba-
tiba ia membentak keras dan segera
menerjang kemuka. Di dalam serangannya kali ini, Bu liang siu hud telah
mengerahkan segenap tenaga dalam yang dimilikinya, hawa
pukulan Jit goat ceng khi yang mengandung dua unsur yang
berbeda, yaitu unsur panas dan dingin segera menyapu dan
mengurung seluruh badan Giam In Kok.
Giam In Kok yang sedang melamun tidak menyangka kalau
kangzusi.com musuhnya akan melancarkan serangan secara mendadak, dalam
kagetnya ia jadi lupa dengan maksudnya yang semula yaitu
menangkap musuhnya hidup-hidup.
Sambil tertawa dingin, hawa pukulan Cing khu hoat khi segera
dilontarkan keluar. Blaaammm..! ? "Menyusul benturan dahsyat yang menggetarkan seluruh arena,
tampak tubuh Bu liang siu hud ke belakang bagaikan layang-layang yang putus
benang. Aduh celaka! ? "Jeritan kaget bergema dari kubu musuh, menyusul kemudian
tampak sesosok bayangan manusia berkelebat kedepan mengejar
tubuh Bu liang siu hud serta menyambar badannya kemudian
melayang turun kembali keatas tanah, orang itu segera membentak:
Bocah keparat, kau amat keji!? "Apakah dia telah mampus" tanya Giam In Kok ragu-ragu.


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

? "Belum diperoleh jawaban, terdengar kembali suara jeritan ngeri
yang memilukan hati bergema dari arah arena.
Rupanya si Raja akhirat pencabut nyawa tidak mengetahui kalau
Giam In Kok telah menyerang, dia menyangka hanya perlu satu dua orang saja untuk
dikorek keterangannya. Karenanya dengan
mengerahkan segenap kekuatannya dia menghajar si Hwesio setan
hingga isi perutnya hancur.
Satu pukulan menghasilkan satu, dua pukulan menghasilkan
sepasang, seketika itu juga peristiwa mana membuat kawanan
musuh menjadi terperanjat dan berubah hebat paras mukanya.
Berhenti! buru-buru Giam In Kok berteriak.
? "Waktu itu si Raja akhirat sudah bersiap-siap membunuh Siau
Ciau, ketika mendengar seruan itu dia segera menarik kembali
tenaga pukulannya sambil melompat mundur ke belakang, katanya
kangzusi.com sambil tertawa: Mengapa pertarungan dihentikan lagi"
? "Aku hendak bertanya pula kepada mereka sahut Giam In Kok
? "kemudian sambil berpaling kearah pihak musuh, katanya lagi
dengan wajah bersungguh-sungguh:
Apa yang telah terjadi hari ini tentu sudah kalian saksikan
?sendiri, nah apakah masih ada diantara kalian yang ingin
menghantar kematian" Ketahuilah, siauya hanya ingin menangkap
dalan dari kesemuanya ini yaitu Bu liang siu hud serta hwesio setan, tapi beri
tahu aku asal usul dari pukulan bayangan berdarah
mempunyai arti penting buat siauya, aku harap Siau loji
menerangkan dulu kepadaku sebelum pergi dari sini.
"Siau Ciau mendengus dingin, serunya:
Bajingan kecil, kau tak usah berlagak sok berbelas kasihan
? kepada kami, hari ini kita tak akan buyar sebelum salah satu
mampus!"Orang yang menyambar tubuh Bu liang siu hud pun turut
berteriak: Bocah ajaib bermuka seribu, tak nyana kau berhati begitu keji
?dan buas, sekalipun It goan khikang mu sudah termashur dalam
dunia persilatan, jangan harap kau bisa lolos dari tuntutan keadilan hari ini!
"Dengan kening berkerut Giam In Kok segera menegur:
Jadi kalian benar-benar ingin mampus"
? "Mendadak dari arah mulut lembah berkumandang datang suara
seruan seseorang yang diiringi gelak tertawa keras:
Haaah...haahh...hahhh..masih ada rombongan yang pingin
?mampus baru datang... "kangzusi.com Di tengah seruan, tampak belasan sosok bayangan manusia
meluncur datang dengan kecepatan tinggi.
Giam In Kok segera mengenali orang yang berjalan di paling
depan adalah Khong Beng-yu sedang lainnya berwajah asing. Tak
tahan lagi ia berseru sambil tertawa dingin:
Khong Beng-yu, kau lagi-lagi datang dengan membawa setan-setan pengganti
?nyawamu, tapi hari ini, siauya justru akan
mengambil nyawamu paling dulu.
"Khong Beng-yu kelihatan agak terperanjat, tapi segera ujarnya
sambil tertawa seram: Setiap saat batok kepalaku boleh kau ambil tetapi dengan
?kehadiran pangcu tianglo dan rekan-rekan persilatan lainnya aku kuatir
keinginanmu itu susah terkabul.
"Giam In Kok mendengus dingin:
Sudah seharusnya perkumpulan Su-hay pang dilenyapkan dari
?urutan nama partai persilatan, tapi karena siauya belum punya
waktu untuk mencarimu selama ini aku masih berdiam diri saja, tak disangka kau
telah datang menghantar diri, bagus sekali, dengan begitu akupun tak usah repot-
repot lagi... "Tampaknya Siau Ciau makin berani setelah melihat kedatangan
rekan-rekannya, mendadakl ia tampil kedepan dan membentak:
Bajingan cilik, kau hendak bertarung melawan siapa lebih dulu"? "Melihat kebengisan lawan, Giam In Kok segera menyahut:
Tentu saja siapa datang lebih dulu dia yang bakal mampus
?nomor satu.. "Sute, serahkan saja rombongan yang baru datang ini
?kepadaku! mendadak Raja akhirat pencabut nyawa berseru.
"Baik, setiap lelaki dari Su hay pang memang pantas dibunuh
?sampai habis... "kangzusi.com Tiba-tiba seorang kakek berjubah tinggi besar yang memlihara
jenggot sepanjang dada tertawa tergelak lalu berkata:
Haah...haaah...haahhh..semula aku masih sangsi ketika
?diberitahu orang kalau si bocah ajaib bermuka seribu adalah
penjahat cabul, sekarang baru kuketahui bahwa berita itu memang benar, kalau tak
berniat cabul, mengapa hanya kaum wanita yang
dibiarkan hidup terus"
"Giam In Kok tertawa dingin.
Siapa suruh kalian mempelajari ilmu Tiong giok sam keng!
? "Apa itu ilmu Tiong giok sam-keng" Aku tidak mengerti!
? "Hmm, kalau kalian tidak mempelajari Tiong giok sam-keng
?mengapa mendirikan gedung Liong hou wan serta Koan wa kiong"
"Ketua Su hay pang segera menarik muka dan membentak:
Kau menuduh perkumpulan kami mendirikan Liong yang wan
?serta Koan wa kiong mana buktinya"
"Giam In Kok segera mendongakkan kepalanya dan tertawa
terbahak-bahak: Haahh..haah..haahhh..Liong yan wan serta Koan wa kiong yang
?didirikan perkumpulan Su hay pang kalian telah siauya ringkus dan bersihkan dari
tanah, masih ada sebuah gedung lagi Tay goan tian pun sebentar lagi akan
mengalami kehancuran total!
"Sebetulnya dia tidak mengetahui di tempat manakah orang-orang
Su hay pang melakukan perbuatan mesumnya, tapi setelah
perkataan tersebut diucapkan keluar, paras muka ketua Su hay
pang ini langsung beubah hebat, bahkan sempat berpaling dan
memandang sekejap kearah Khong Beng-yu.
Kembali Giam In Kok berkata lebih jauh:
Buat apa kau mesti memperhatikan paras muka dari Tongcu?bagian hukuman dari perkumpulan anda" Apakah kau kenal dengan
kangzusi.com benda ini" "Teringat dengan lencana emas dari Tiong giok sam tiong yang
pernah diperolehnya dia segera merogoh kedalam saku dan
memperlihatkan kehadapan mereka.
Mendadak ketua dari Su hay pang membentak keras:
Lihat serangan! ? "Selapis bubuk beracun yang menyebar bagaikan asap kabut
segera memancar kemuka dan menyerang tubuh Giam In Kok.
Melihat serangan mana, buru-buru si Raja akhirat pencabut
nyawa berteriak keras: Hati-hati dengan bubuk racun merobah niat mengenai hati
?miliknya..: Sembari berkata ia melepaskan beberapa pukulan secara
beruntun membuat bubuk beracun tersebut terpental setinggi
berapa kaki dari atas permukaan tanah.
Namun bubuk beracun itu tidak menjadi buyar lantaran angin
serangannya, meskipun telah melambung tinggi ke udara namun
pelan-pelan melayang turun kembali.
Raja akhirat pencabut nyawa kuatir Giam In Kok dan anak
muridnya termakan oleh bubuk racun tersebut hingga keracunan,
pukulan demi pukulan segera dilontarkan secara beruntun keatas
untuk membuyarkannya tetapi dengan begitu diapun tidak mampu
menghadapi serangan musuh.
Khong Beng-yu yang melihat kesempatan baik ini segera
membentak keras: Hayo kita turun tangan lebih dulu jangan buat dia akan
? tangguh..!"Kawanan musuh yang baru datang serentak meraung keras,
kangzusi.com bayangan manusia pun saling membabat dan menerjang maju
kemuka. Koan Ki membentak nyaring, bersama Kho Soh siau mereka
menerjang kedepan menyambut serbuan musuh.
Tapi tindakan Giam In Kok jauh lebih cepat lagi, sepasang
tangannya dipentangkan dan selapis hawa pun terbentuk untuk
mendesak kedua orang tersbut hingga mundur setindak.
Bersamaan waktunya segulung hawa pukulan yang lembut tapi
tajam dengan cepatnya menyebar luas kemana-mana dan
menyelimuti seluruh angkasa.
Tatkala bubuk beracun yang menyebar bagaikan kabut itu
terbentur oleh udara yang lembut dan harum ini, seketika itu juga hilang lenyap
tak berbekas. Dalam serangannya barusan, si bocah ajaib bermuka seribu telah
mengerahkan tenaga Cing goan hiat ki nya untuk mendesak keluar
sari cairan mustika, sari buah Tho ko, sari obat mustika api, mutiara Giok hiat
li cu serta empedu ular bunga, dengan begitu hawa harum yang memancar keluar
bukan saja berhasil memunahkan pengaruh
racun bubuk lawan, bahkan membuat anak buahnya merasakan
tubuhnya makin segar. Begitu usahanya dengan bubuk beracun mengalami kegagalan,
ketua Su hay pang segera sadar kalau keadaan tidak
menguntungkan pihaknya, dengan cepat dia turunkan perintah
untuk mempersiapkan senjata tajam.
Dalam waktu singkat semua orang telah meloloskan senjata
masing-masing, cahaya tajam pun berkilauan menusuk pandangan
mata. Siau Ciau sekalian tak berpeluk tangan belaka, sambil
membentak keras serentak mereka pun ikut maju kedepan.
Raja akhirat pencabut nyawa segera berpekik nyaring, suaranya
melengking tinggi bagaikan pekikan naga, sambil merogoh
kepinggangnya mencabut keluar sepasang senjata swastika yang
kangzusi.com terbuat dari emas, dia menggerakannya kencang-kencang
membentuk selapis cahaya emas dan berseru sambil tertawa:
Sudah banyak tahun aku tak pernah menggunakan senjata?swastika pencabut nyawa ini, tampaknya hari ini aku cukup
menghormati orang Su hay pang sehingga mempergunakannya
kembali. Nah, siapakah diantara kalian yang ingin menghantar
kematiannya lebih dulu"
"Sementara itu Giam In Kok telah memandang sekejap kearah
rombongan pihak Su-hay pang, diantara mereka semua ada lima
orang bersenjatakan panji Ban siu toh kui ki, empat orang yang lain meski tidak
membawa panji Ban siu toh kui ki namun senjata
mereka pun berbentuk sebuah panji sedangkan sisanya
menggunakan pelbagai macam senjata yang tidak tentu.
Melihat hal ini, dia segera berseru keras:
Semua yang bersenjatakan panji harus dibunuh!
? "Tak usah kuatir, sahut Raja akhirat pencabut nyawa sambil
? "tertawa, Aku tak bakal salah membunuh!
? "Sementara itu ketua Su hay pang telah membentak keras,
panjinya digetarkan keatas menyusul kesembilan buah panji lainnya turut
digerakkan. Dalam waktu singkat tampaklah cahaya terang berkilatan
menusuk pandangan dengan tajam menderu-deru bagaikan suara
guntur masing-masing mengurung raja akhirat pencabut nyawa dari tiga arah yang
berlawanan. Si Raja akhirat pencabut nyawa memang berharap Giam In Kok
memberi ijin menawan orang kepadanya, maka begitu ijin diberikan, dia segera
tertawa seram, senjata-senjata mestika pencabut
nyawanya diputar membentuk gerak satu lingkaran busur, lalu
menerjangnya ke kesimbilan buah panji tersebut.
Traaannnggg...! ? "Di tengah benturan nyaring, ada dua diantara kesembilan buah
kangzusi.com panji itu yang mencelat ketengah udara.
Khong Beng-yu segera berteriak keras:
Locianpwee sekalian tak usah berbelas kasihan lagi!? "Dengan teriakan itu dia berniat untuk mengajak segenap anak
buahnya untuk mati bersama.
Siapa tahu baru selesai dia berseru, terasa pandangan mata
menjadi kabur dan tahu-tahu Giam In Kok telah melayang turun ke hadapannya
sambil menegur: Khong tongcu, silahkan kemari!
? "Betapa terkejutnya Khong Beng-yu hingga paras mukanya
berubah hebat, ia tak sempat lagi menggerakkan senjatanya untuk melancarkan
serangan, tahu-tahu segulung desingan angin tajam
telah menyambar jalan darah kakunya.
Begitu dia roboh, Giam In Kok segera menyambar tubuhnya serta
dilemparkan kehadapan Koan Ki.
Ketua Su hay pang menjadi berang ketika melihat seorang anak
buahnya tertawan, dia membentak keras dan menerjang ke depan
Giam In Kok sambil memutar senjata mestikanya membentuk
selapis cahaya emas. Sambil tertawa Raja akhirat pencabut nyawa berkata:
Kau telah mencari sasaran yang keliru!
? "Sepasang senjata swastika pencabut nyawanya segera
membentuk dua kilatan cahaya emas yang menyilaukan mata dan
menggunting kearah panji Ban siu toh kui ki lawan.
Traaaang...! ? "Di tengah suara dentingan nyaring terdengar satu jeritan ngeri
yang memilukan hati, tahu-tahu ketua dari perkumpulan Su hay
pang itu sudah roboh binasa.
kangzusi.com Dengan terbunuhnya sang ketua dan tertawannya sang tongcu,
beberapa orang kakek dari Su hay pang lainnya menjadi terkesiap sehingga tanpa
terasa mundur selangkah kebelakang.
Mendadak muncul seorang kakek bersenjata kipas maju ke
hadapan Giam In Kok, katanya Bocah ajaib bermuka seribu, kau?sungguh jumawa, sekarang tuanmu Ciu Ki ingin minta pelajaran
darimu "Tidak terbaca..... (Oo-dwkz-oO) Jilid : 46 Djvu : Masrizki convert & edit : Lovecan
dikirim dgn format doc ke :
http://kangzusi.com/ atau http://dewi-kz.info/
http://kangzusi.info/ Ketika Giam In Kok mengetahui orang yang menyebut diri
sebagai Ciu Ki ini, dia mengenali sebagai ketua perkumpulan pelajar rudin, satu
ingatan segera melintas dalam benaknya, buru-buru
katanya: Aku menghendaki orang ini dalam keadaan hidup!
? "Raja akhirat pencabut nyawa segera mengiakan, kepada Ciu Ki
katanya kemudian: Sudah kau dengar perkataannya"
? "Ciu Ki tertawa dingin, pergelangan tangannya segera digerakkan
mengeluarkan ilmu kuntum bunga pedang, kemudian dengan
membawa desingan tajam yang menyayat badan, sebuah serangan
maut dilontarkan kehadapan musuhnya.
kangzusi.com Raja akhirat pencabut nyawa berseru tertahan, sambil melayang


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mundur sejauh setengah kaki lebih serunya:
Ciu Ki, darimana kau berhasil mencuri belajar jurus bunga bwee menyebar di
?angkasa ini" "Heeeeh ?heeeh..heeehh tajam amat pandangan matamu, tapi
sayang otakmu bebal, buat apa aku mencuri belajar jurus serangan tersebut"
"Si manusia latah dari alam semesta tak nanti memiliki seorang
? murid seperti kau!"Tak usah banyak bacot, lihat serangan!
? "Menyusul getaran pedangnya secepat kilat dia menerjang maju
kemuka. Serentak kawanan manusia lainnya membentak nyaring dan
menggerakkan senjata masing-masing untuk menerjang maju
kemuka. Rupanya mereka yang bersenjata aneka ragam itu merupakan
anak buah dari ketua perkumpulan pelajar rudin, seakan-akan dari si manusia
latah dari alam semesta, kekuatannya beberapa kali lipat lebih hebat daripada
anak buah Su hay-pang. Sementara itu pihak Su hay pang yang telah kehilangan ketuanya
mulai menjadi panik karena tanpa pemimpin, namun setelah melihat kawanan jago
lainnya melancarkan serangan, dipimpin oleh seorang kakek bersenjata panji Toh
hun ki, serentak mereka turut
menyerang dari samping. Raja akhirat pencabut nyawa segera berpekik nyaring sambil
memutar senjata pusaka pencabut nyawanya dan terjang kedalam
barisan musuh. Ditengah suara benturan senjata yang amat nyaring, tampak
beberapa orang musuh yang berkepandaian silat agak lemah segera kangzusi.com
kehilangan senjatanya yang terpental ke tengah udara.
Namun kekuatan musuh tidak menjadi lemah karena
berkurangnya beberapa orang malah sebaliknya karena
berkurangnya beberapa orang maka lingkungan gerak mereka
menjadi bertambah luas, otomatis daya serang yang dipancarkan
pun semakin tangguh dan kuat.
Giam In Kok melirik sekejap ke arena pertarungan, dia tahu si
Raja akhirat pencabut nyawa masih mempunyai sisa kekuatan
namun untuk membekuk Ciu Ki dalam keadaan hidup dan sekarang
tinggal menunggu saatnya saja maka dengan perasaan lega ia
berpaling lagi kearah Siau Ciau dan serunya lantang:
Siauya telah mengatakan akan mengalah tiga jurus untukmu,
?apabila kau tak segera turun tangan, siauya akan segera member
pelajaran kepadamu.."Hmmm, Siau Ciau tak pernah melancarkan serangan lebih dulu!
? "Huuuuh..tua Bangka Siau, kau tak usah membual lagi
?dihadapanku, tolong Tanya serangan yang kau lancarkan terhadap
si Raja akhirat tadi dibilang masuk hitungan atau tidak" Lebih baik kalian maju
saja secara bersamasama! "Merah padam selembar wajah Siau Ciau setelah mendengar
perkataan ini, tiba-tiba dia berpaling dan serunya:
Kalau toh bocah keparat ini begitu latah dan takabur, aku rasa kita pun tak
?perlu sungkan-sungkan lagi!
"Nah, begitu baru betul! kata Giam In Kok sambil tertawa,
? "Sebab dengan maju bersamasama akupun lebih gampang
?untuk " Baru selesai ia berkata, Siau Ciau tiba-tiba membentak keras dan bersama kelima
orang kakek lainnya menyerbu kedepan.
Gulungan angin pukulan yang menderu-deru bagaikan amukan
ombak di samudera dengan diselipi roda berdarah yang berwarna
tajam dan berbau amis menusuk penciuman segera memancar
kangzusi.com keempat penjuru dan meluncur kemuka dengan amat cepatnya.
Mencorong sinar tajam dari balik mata Giam In Kok menghadapi
keadaan tersebut, hawa murni Ceng Goan Hiat Khi segera
dikerahkan keluar, diantara ayunan sepasang telapak tangannya
segulung kabut berwarna hijau dan putih segera meluncur kemuka
menyongsong datangnya roda darah tersebut.
Blaaaammmm..! ? "Ditengah benturan nyaring, bayangan roda darah yang
dilancarkan Siau Ciau tahu-tahu sudah digetarkan oleh hawa sakti Ceng Goan Hiat
khi sehingga membuyar dan lenyap tak berbekas.
Giam In Kok segera mendesak maju sambil melepaskan pukulan
bentaknya keras-keras: Hayo, kemari kau! ? "Belum habis perkataan tersebut diutarakan kelima jari tangannya telah
disentilkan kedepan, beberapa desingan tajam pun segera
mengurung seluruh badan Siau Ciau.
Siapa tahu pada saat itulah mendadak Bu liang siu-hud melompat
bangun dari atas tanah, sepasang tangannya diayunkan kedepan,
segulung hawa dingin dan segulung hawa panas yang tercipta dari ilmu Ji gi ceng
khi-nya seperti amukan topan menyerang tubuh
Giam In Kok dari sisi arena.
Seandainya Giam In Kok tidak memiliki kepandaian silat yanbg
luar biasa, dia tentu akan mati atau paling tidak menderita luka dalam oleh
sergapan tiba-tiba yang dilancarkan tenaga sebesar itu.
Sayang musuh yang dihadapi adalah Giam In Kok yang berilmu
silat sangat lihay, disaat yang amat kritis inilah mendadak sepasang tangannya
menekan keatas permukaan tanah.
Blaaaaaammmmmmmm?.! "Di tengah suara ledakan keras, sebuah liang yang cukup dalam
kangzusi.com segera terbentuk diatas permukaan tanah, menggunakan tenaga
pantulan tersebut tubuhnya segera berjumpalitan dan
mengundurkan diri dibelakang barisan musuh.
Dengan begitu maka serangan dari Bu liang siu hud yang
dilepaskan dengan bersusah payah itu pun mengenai sasaran yang
kosong, bahkan pusaran angin yang memancar keempat penjuru
sampai menyambar kawanan iblis yang sedang bertarung melawan
Raja akhirat pencabut nyawa.
Betapa terperanjatnya para jago dari perkumpulan pelajar rudin
serta Su hay pang menghadapi serangan balik pukulan dari Bu liang siu hud itu,
tatkala angin pukulan sudah hamper menyentuh badan, mereka segera menjerit kaget
dan bersamasama melompat mundur kebelakang. Raja akhirat pencabut nyawa membentak nyaring, sepasang
senjata mestikanya dengan membentuk selapis bianglala berwarna
emas langsung mengurung tubuh musuh-musuhnya.
Dalam waktu singkat jeritan ngeri yang memilukan hati pun
segera bergema memecahkan keheningan, kembali ada beberapa
orang kakek yang tewas diujung senjata swastika pencabut
nyawanya. Sementara itu Giam In Kok meski berhasil menghindarkan diri
dari serangan maut yang dilancarkan Bu Liang siu hud, namun
dengan kehilangan kesempatan baik untuk membekuk Siau Ciau
tanpa terasa serunya sambil tertawa dingin.
Heeehhh?heehehh heeeehh..tak disangka kau siluman tua
cuma berlagak mampus untuk membohongi orang, hampir saja
siauya termakan oleh tipu muslihatmu itu, baiklah hutang tersebut lebih baik
sekalian kita perhitungkan!
"Sejak mengangkat nama didalam dunia persilatan selama
puluhan tahun belakangan ini Bu liang siu hud telah berhasil melatih ilmu
silatnya hingga ke tingkatan yang luar biasa, tapi dia tak mengira kalau
serangan yang dilancarkan secara mendadak tadi tak berhasil membinasakan
musuhnya. kangzusi.com Sudah beberapa kali dia pernah bertarung melawan Giam In Kok,
diapun sadar bahwa kepandaian silatnya bukan tandingan lawan,
berada dalam keadaan begini maka dia mengambil keputusan untuk
berlagak mati sambil menunggu kesempatan baik.
Menurut perhitungannya, asal Giam In Kok sudah berhasil
dibunuh maka dengan bekerjasama dengan dua perkumpulan yang
lain maka tak susah untuk menyingkirkan si Raja akhirat pencabut nyawa dan
membasmi seluruh anak murid dari Cing khu pay.
Diluar dugaan ternyata serangannya mengenai sasaran yang
kosong, malah sebaliknya dia termakan oleh ejekan Giam In Kok
yang tajam sekali, sebaliknya jago-jago dari dua perkumpulan yang harus
menyingkir dari sisa tenaga serangannya justru berhasil
dibunuh oleh si Raja akhirat pencabut nyawa, didalam malu dan
gusarnya ia segera membentak nyaring:
Tutup bacotmu, lihat serangan!
? "Kembali sepasang telapak tangannya diayunkan kedepan, dua
gulung tenaga pukulan yang dilancarkan dengan Ig ki ceng khi
segera menggulung kemuka dengan hebatnya.
Siau Ciau yang nyaris tertawan seandainya Bu liang siu hud tidak melepaskan
serangan maut untuk menolongnya, kini tak ambil diam saja, secara beruntun
diapun melancarkan berpuluh-puluh gulung
bayangan merah yang menyelimuti angkasa.
Sementara itu musuh-musuh yang hadir di arena telah
menyaksikan akan kelihayan musuhnya, menggunakan kesempatan
yang baik untuk turun tangan bersama ini, masing-masing segera
mengeluarkan segenap kepandaian yang dimilikinya untuk
melakukan pengeroyokan. Berapa puluh gulung tenaga pukulan yang maha dahsyat segera
bergabung menjadi satu tercipta segulung gulungan suatu pukulan yang memekikkan
telinga dalam waktu singkat tenaga serangan
gabungan itu sudah mengancam di hadapan pemuda itu.
Akan tetapi pada saat itu pula Giam In Kok telah menghimpun
kangzusi.com segenap kekuatan yang dimilikinya untuk menghadapi ancaman
tersebut. Tampak dia sudah mempunyai perhitungan yang masak, dengan
senyuman dikulum ditunggunya sampai tenaga serangan lawan
hamper menyentuh bandannya, disaat yang terakhir inilah tiba-tiba dia melejit
ketengah udara dan melompat keluar dari arena
pertarungan. Blaaaaammmm?..! "Suatu ledakan dahsyat yang memekikkan telinga bergema
memecahkan keheningan, tenaga pukulan itu menjulang tinggi
belasan kaki ke tengah udara sementara beberapa sosok bayangan
manusia terpental keluar dari arena.
Pada saat itulah terdengar seseorang berteriak keras:
Sambut orang ini! ? "Kembali tampak sesosok bayangan manusia dilemparkan
kehadapan Koan Ki. Dengan menggunakan kesempatan disaat pihak musuh
melancarkan serangan gabungan tadi Giam In Kok telah melejit
kesamping dan membekuk Siau Ciau dalam keadaan hidup-hidup
kemudian dilemparkan kearah Koan Ki untuk dibelenggu.
Padahal ketua lembah dewa darah Siau Ciau memiliki kepandaian
silat yang sangat tangguh dan sama sekali tidak berada dibawah
kepandaian empat iblis lima manusia ..yang merupakan datuk dunia persilatan.
Tapi dalam kenyataannya, sekalipun sekalipun ia berada dibawah
lindungan beberapa orang jago persilatan serta Bu liang siu hud, akhirnya
berhasil ditangkap juga oleh si Bocah ajaib bermuka seribu secara mudah.
Melihat kejadian ini, merah padam selembar wajah Bu liang siu
hud karena malu bercampur marah, rambutnya pada berdiri keras
seperti landak, bentaknya keras-keras:
kangzusi.com Bajingan cilik, kalau berani ayoh kita beradu kepandaian?senjata
" Siluman dungu, besi rongsokan apalagi yang kau miliki" Silahkan saja
?dikeluarkan semua, siauya akan melayanimu dengan sepasang
tangan kosong " Sute, jangan gegabah! teriak Raja akhirat pencabut nyawa tiba-tiba.
? "Kemudian tampak ia melayang turun mendekati pemuda kita, lalu
katanya lebih lanjut: Hati-hati dengan senjata Ji gi pematah nyawanya, jangan kuatir, aku telah
?membawa kemari senjatamu!
"Berubah hebat paras muka Giam In Kok setelah menyaksikan
senjata tersebut, segera bentaknya:
Ternyata kaulah yang telah menyamar sebagai diriku untuk
?mencuri kitab pusaka di ruang Tat mo wan kuil Siau lim-si"
"Sute jangan menuduh orang secara sembarangan, coba kau
?periksa dulu apakah cakar elang ini cakar yang asli atau bukan"
"Giam In Kok segera menerima cakar tersebut dan diperiksa
sekejap, betul juga ternyata cakar itu memang senjata cakar elang yang
tertinggal di lidah ular bunga dibalik kabut, tanpa terasa serunya tercengang:
Kau berhasil mendapatkannya dimana"? "Sambil tertawa si Raja akhirat pencabut nyawa berkata :
Sekalipun aku mengetahui kalau sute telah datang ke selatan,
?namun tidak kuketahui jejakmu yang sebenarnya, kebetulan aku
bersua dengan Ban keh seng hud yang berhasil mengambil cakar
elang tersebut, dari lidah ular bunga, ketika kutanya baru keketahui bahwa dia
baru saja bertarung sengit melawanmu dan sekarang
telah melepaskan golok pembunuh serta kembali ke jalan yang
kangzusi.com benar. Menggunakan kesempatan mana dia titipkan cakar tersebut
kepadaku agar disampaikan kembali kepadamu, malah dalam
kesempatan mana atas bantuan dari Ban keh seng hud lah aku
berhasil mendapatkan sari tenaga yang dihasilkan ular bunga itu, coba kalau
bukan demikian, bagaimana aku bisa peroleh
kemampuan seperti sekarang ini" Dari situlah aku baru sadar bahwa orang yang
berbuat baik akan banyak mendatangkan rejeki
" Meski hanya beberapa patah kata yang singkat, namun Giam In
Kok sudah mengetahui akan kesungguhan hati si Raja akhirat
pencabut nyawa untuk kembali ke jalan yang benar. Dengan
perasaan terharu dia segera berseru:
Baiklah, persoalan diantara kita berdua dibicarakan nanti saja, sekarang kita
?harus menghabisi kawanan iblis ini lebih dulu.
"Raja akhirat pencabut nyawa menjadi kegirangan setengah mati,
sahutnya sambil tertawa: Sute tak usah kuatir, serahkan saja semuanya kepadaku!
? "Tidak, aku hendak membekuk siluman Bu liang siu hud itu untuk
?dikorek keterangannya! "Mendadak Bu liang siu hud tertawa terbahak-bahak:
Haaah ?haaa..haaa bocah keparat, kau telah kehilangan
kesempatan yang baik! "Ketika Giam In Kok mengalihkan sorot matanya ke arena, tampak
para iblis dari kedua perkumpulan telah bergabung menjadi satu
dengan rombongan Bu liang siu hud, bahkan sekarang dia serta
Raja akhirat pencabut nyawa telah dikepung dalam arena.
Selain itu terlihat pula ada dua orang kakek sedang bergerak
mendekati Koan Kid dan Khu See-cuan yang sedang menjaga
tawanan, buru-buru dia membentak keras dan melejit ke udara,
dengan jurus angin semi berubah hujan dia serang kedua orang? "kakek tersebut dengan hebatnya.
Waktu itu kedua orang kakek tadi baru saja akan bergerak


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mendekati Koan Ki berdua ketika secara tiba-tiba merasakan
kangzusi.com datangnya desiran angin tajam yang memekikkan telinga mereka
menjerit kaget dan cepat-cepat menyingkir kesamping untuk
meloloskan diri. Sambil tertawa Giam In Kok segera berseru:
Hendak kabur kemana kalian"
? "Tanpa banyak berbicara lagi sepasang lengannya direntangkan
lebar-lebar, lalu kesepuluh jari tangannya disentilkan bersama
kemuka, tahu-tahu kedua orang kakek itu pun roboh keatas tanah
dalam keadaan tertotok jalan darahnya.
Tapi pada saat itulah mendadak ia mendengar ada suara
pertarungan sedang berlangsung pula di pihak yang lain, tempat
tersebut merupakan sebuah gedung yang terpisah dari situ, maka
dengan keheranan dia bertanya:
Koan Ki, siapakah yang berdiam di gedung itu"
? "Tempat itu merupakan gedung yang didiami oleh susiok-bo!
? "Walau pun kata susiok-bo terasa amat menusuk pendengaran,
? "namun setelah Giam In Kok mengetahui kalau Sim Soh-sim sedang
menghadapi ancaman bahaya, dia tak tak bisa berdiam diri saja
untuk tidak member bantuan.
Mendadak saja dia teringat kembali dengan kerjasama antara
perkumpulan pelajar rudin, perkumpulan kaum pengemis serta
perkumpulan empat samudera, dengan munculnya kedua
perkumpulan itu berarti perkumpulan penegemis pun kemungkinan
Pendekar Pedang Sakti 7 Pendekar Kelana Sakti 9 Dendam Jago Kembar Halilintar Di Singosari 2
^