Pencarian

Pendekar Muka Buruk 4

Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id Bagian 4


berlutut, akan kuhajar lututmu hingga hancur!"
Giam In kok menjengek dingin, sambil mendengus dingin kembali
ia berseru: "Aku tidak sudi berlutut dihadapan orang yang sama sekali tidak kuketahui
hubungannya dengan diriku, kalau kau bisa
kangzusi.com membuktikan bahwa aku adalah putra kandungmu, sekarang juga
aku akan bunuh diri di hadapanmu!"
Giam Ong hui dengan cepat melompat bangun dari kursi
kebesaran-nya, mukanya merah padam dan matanya melotot
karena gusar, tapi sebentar kemudian ia sudah duduk kembali,
dengan gemas kakinya didepakkan keatas tanah, sambil serunya:
"Engkau memang anak durhaka, anak terkutuk! semakin besar
semakin kurang ajar dan tak tahu aturan, siapapun tahu kalau
ibumu melahirkan kau setelah kawin dengan aku, mulai kecil
kupelihara dirimu hingga dewasa, bukti apa lagi yang hendak kau cari?"
"Hehee... hehee... hehee... memang benar ibuku kawin dengan kau, juga benar kalau
kalianlah yang membesarkan aku, tetapi aku merasa yakin bahwa aku bukan putra
kandungmu.....!" "Omong kosong! bentak Giam Ong hui keras-keras."-ooo0dw0ooo-
Jilid : 8 "AKU sama sakali tidak omong kosong! diantara saudara-saudaraku, akulah yang tak
pernah kau perhatikan, aku kau anak
tirikan, kau tak pernah memberi pelajaran silat kepadaku, akupun tak pernah kau
sayang seperti saudara-saudara yan lain, beranikah kau menetes darah dihadapan
orang banyak untuk memastikan
bahwa kita berasal dari satu darah?"
Mendengar tantangan untuk menetes darah dihadapan umum
guna membuktikan hubungan, air muka Giam Ong hui seketika
berubah hebat. Dengan penuh kegusaran ia loncat dari kursinya,
lalu sambil menuding kearah pemuda itu dia memaki:
"Bocah keparat, anak durhaka! rupanya kau benar-benar hendak memberontak
sehingga menantang untuk menetes darah guna
membuktikan hubungan! Su Nio! anak durhaka yang kau lahirkan itu kangzusi.com
benar-benar menjengkelkan sekali, kau harus turun tangan untuk
membekuk dirinya!" Perempuan itu jadi kaget, air mukanya berubah jadi pucat pias,
dengan sedih katanya: "Kok ji! cepatlah menyerah dan menbiarkan aku membelenggu
tanganmu, apakah kau hendak paksa diriku untuk turun tangan
sendiri?" "Sebelum duduk perkaranya dibuat beres, aku tak sudi
membiarkan diriku dibekuk dan dijagal orang!"
Tiba-tiba Giam Ong hui tertawa dingin.
"Baik, aku mau membuktikan, setelah di buktikan aku ingin
melihat apa yang hendak ia katakan lagi?"
Kepada seorang pelayan yang berdiri dibelakangnya ia berseru:
"Siapkan semangkuk air jernih!"
Beberapa saat kemudian pelayan itu telah muncul kembali
dengan membawa semangkuk air benih.
Giam Ong Hui segera berteriak:
"Su Nio! kau teteskan dahulu darahmu kedalam mangkuk!"
Perempuan itu tak berani bicara, perlahan-lahan ia mendekati
meja dan mencabut pisau belati, pada ujung jarinya ia membuat
sebuah luka, beberapa tetes darah segar segera mengalir keluar dan menetes
kedalam mangkuk berisi air tadi.
Giam Ong Hui segera menerima pula belati itu dan membuat
sebuah mulut luka pada diujung jarinya, beberapa tetes darah
kedalam mangkuk dan bercampar baur dengan darah perempuan
tersebut, kemudian sambil berpaling kearah Giam In kok bentaknya:
"Binatang! ayoh cepat maju kemari untuk menetes darah!"
Giam In kok mendengus dingin, dari dalam sakunya ia
mengambil keluar senjata telapak tangan bajanya, sementara serot matanya melirik
sekejap kearah ibunya serta Giam Ong Hui, dia
kangzusi.com berharap dari perubahan wajah kedua orang tua itu berhasil
menemukan beberapa tanda yang mencurigakan.
Tetapi ibunya menundukkan kepalanya memandang darah yang
sedang bercampur dalam mangkuk, terhadap tingkah lakunya sama
sekali tidak menaruh perhatian, sedangkan Giam Ong hui pun sama sekali tidak
memperhatikan senjata itu, hal ini membuat ia berhasil membuktikan bahwa ibunya
memang rela dikawini oleh Giam Ong
hui. Tiba-tiba terdengar kepala kampung dari perkampungan Ang sim
san ceng itu membentak keras:
"Binatang, ayo cepat maju!"
"Hmm! sepasang laki perempuan yang tak tahu malu , umpat?Giam In kok dalam hati.
Setelah mengetahui bahwa ibunya bersedia kawin lagi dengan
Giam Ong hui tanpa paksaan, timbullah rasa muak didalam hati
pemuda tersebut terhadap ibunya.
Tanpa banyak bicara lagi ia segera melukai jarinya dengan
senjata telapak tangan bajanya, kemudian meneteskan darahnya
kedalam mangkuk. Ketika darah segar menetes masuk ke dalam mangkuk tersebut,
darah kental yang mengalir keluar dari ujung jari Giam In kok yang terluka tadi
segera menggumpal menjadi satu dengan darah segar
dari Giam Ong hui suami istri dan kemudian menyebar luas
keseluruh permukaan mangkuk.
Hal ini membuktikan bahwa diantara Giam In kok dengan Giam
Ong Hui memang mempunyai hubungan darah.
Untuk sesaat lamanya Giam In kok berdiri menjublak dan tak
mampu mengucapkan sepatah katapun, air mukanya berubah
menjadi pucat pias bagaikan mayat.
kangzusi.com Sebaliknya Giam Ong hui kelihatan bangga sekali, dengan
senyum mengejek menghiasi ujung bibirnya ia membentak keras:
"Binatang, anak durhaka! sekarang apa yang hendak kau
ucapkan lagi....?" Habis berkata telapak tangannya segera dilancarkan kedepan
melancarkan sebuah tamparan keras.
Jarak diantara kedua orang itu boleh dibilang sangat dekat sekali, lagi pula
Giam In kok sama sekali tidak menduga kalau pihak musuh bakal melakukan serangan
terhadap dirinya, tak dapat dihindari lagi tabokan tersebut dengan telak
bersarang diatas pipinya.
"Plooook....!" Ditengah benturan yang sangat keras, Giam In kok mundur
kebelakang dengan sempoyongan, diatas pipinya yang tampan
muncullah sebuah bekas telapak tangan yang merah dan
membengkak besar. Melihat pemuda itu ditampar, perempuan yang berada disamping
Giam Ong hui segera berteriak keras:
"Jangan pukul anakku..... jangan kau hajar anakku.....!"
Sambil berteriak, sepasang tangannya memeluk pinggang Giam
Ong Hui erat-erat. Giam Ong Hui jadi semakin naik pitam, kembali ia membentak
keras: "Kalau binatang ini tidak dihajar sampai mampus, rasa
mendongkol didalam hati kecilku rasanya sudah dihilangkan, kau tak usah
menghalangi diriku lagi, hendak kuhajar bocah durhaka itu
sampai babak-belur!"
Sementara Giam In kok yang kena ditampar pipinya merasakan
pipinya panas, linu, dan sakit, akan tetapi ia tetap berdiri tertegun sambil
memikirkan untuk dapat memecahkan persoalan ini.
Tiba-tiba bayangan manusia berkelebat lewat didepan mata,
dengan amat gesit ia segera berkelit kesamping.
kangzusi.com Segera tampak olehnya paras muka ibunya yang kelima pucat
pias bagaikan mayat, tubuhnya bergetar keras, dan sambil melirik adik keenamnya,
Giam In kian, ia memandang kearahnya dengan
sikap yang begitu sedih. Lagi-lagi suatu kejadian yang sangat aneh! Apa hubungannya
persoalan ini dengan "ngo Nio" ibunya yang kelima" apa sebabnya perempuan itu
menunjukkan wajah yang begitu sedih dan
sengsara" Walanpun Giam In kok merasa bahwa peristiwa ini sangat
mencengangkan hatinya dan nampaknya aneh, akan tetapi tiada
waktu baginya untuk berpikir lebih jauh, ia hanya merasa bahwa
peristiwa tersebut amat mencurigakan hatinya.
Sementara itu Giam Ong Hui telah mendorong tubuh ibunya
kesamping, lalu maju kedepan sambil melancarkan kembali sebuah
serangan, serangannya kali ini dengan mudah sekali berhasil
dihindari olehnya. Giam Ong Hui jadi semakin gusar sehingga air mukanya berubah
jadi hijau membesi, hardiknya dengan penuh kemarahan:
"Binatang! kau masih belum juga berlutut untuk menerima
kematian" Kau hendak menunggu apa lagi?"
Giam In kok menjejakkan kakinya dan melayang keluar dari
ruang pengadilan melewati atas kepala para jago yang memenuhi
ruangan tersebut, setelah berada di halaman, sambil bertolak
pinggang makinya: "Bajingan tua she Giam! Kalau kau berani keluar ruangan, sauya pasti akan
menghajar dirimu sampai mampus.... ayo! Kalau kau
bukan cucu kura-kura janganlah bersembunyi terus....!"
Dua sosok bayangan manusia bersamasama melayang keluar
dari dalam ruangan, mereka adalah dua orang kakek tua yang tadi duduk disebelah
barat. kangzusi.com Terdengar salah seorang dari kakek tua yang tampangnya
macam orang tolol itu tertawa dingin dengan suara yang amat
menyeramkan, serunya: "Bangsat cilik, kau betul-betul kurangajar dan tak tahu diri, kau anggap aku tak
mampu untuk mengobati kebejatan moralmu?"
"Huuh....! jangan dianggap dengan kekuatan yang kau miliki itu maka kamu sudah
mampu untuk mengurusi diriku" aku nasehati
kau, lebih baik jangan mencampuri urusan ini, daripada
mendatangkan celaka bagi dirimu sendiri.....!"
"Meneteskan darah untuk membuktikan hubungan keluarga telah dilakukan, dan hasil
dari pemeriksaan tadi membuktikan bahwa
kalian memang mempunyai hubungan darah antara satu dengan
yang lainnya, kalau kau masih tak tahu diri dan berusaha
memberontak lagi, maka hal ini menunjukkan bahwa kau adalah
seorang bajingan, seorang bajingan yang mendurhakai ayah sendiri, manusia macam
kau ini memang pantas untuk dibunuh oleh siapa
pun juga, aku pun tak akan berpeluk tangan belaka membiarkan
kau jual lagak terus ditempat ini!"
"Tahukah kau bahwa pembuktian hubungan tadi sudah terjadi
suatu kecurangan....?"
Pada waktu itu kebetulan Giam Ong Hui diiringi semua orang
yang lain sedang berjalan keluar dari dalam ruangan, mendengar
perdebatan antara Giam In kok dengan kakek berwajah tolol itu, ia segera
menyambung dengan suara setengah membentak:
"Semua orang yang hadir dalam ruangan menyaksikan
pembuktian tersebut dengan mata kepala sendiri, kecurangan apa
lagi yang kau maksudkan" Kurang ajar, rupanya kau memang
sengaja hendak mencari urusan dengan kami....."
Giam In kok tertawa dingin, katanya:
"Heeeh... heeehh... heeehh... ibuku melahirkan aku, tentu saja darahku dapat bercampur
dengan darah ibuku, padahal dengan
ibuku, kau adalah suami istri, tentu saja darah kalian dapat
kangzusi.com bercampur pula, tetapi aku yakin seyakin-yakin-nya bahwa aku
bukanlah anak kandung dari seorang bajingan tua macam kau....
kalau kau memang jantan, beranikah kau membuktikan hubungan
darah satu lawan satu dengan diriku?"
Giam Ong hui tidak menyangka kalau pemuda itu bisa
mengajukan usul untuk membuktikan darah antara dia dengan
dirinya, air mukanya kembali berubah jadi merah padam,
bentaknya: "Berani benar kau memaki aku sebagai bajingan tua, engkau
memang anak durhaka yang pantas mendapat hukuman mati, bukti
apa lagi yang kau inginkan" kalau mau bukti lebih baik pulang saja keakherat!"
Sebagai penutup kata, ia menerjang maju kedepan dan
melancarkan sebuah babatan kearah anak muda itu.
Rupanya tindakan dari Giam Ong hui ini sudah berada dalam
dugaan Giam In kok, namun ia tak sudi menyambut datangnya
serangan tersebut dengan keras lawan keras, dengan lincah badannya berkelit
kesamping ibunya, ia berteriak keras:
"Ibu, ikutlah dengan aku kabur dari sini.... buat apa kau hidup menanggung derita
ditempat yang terkutuk ini?"
Sepasang tangannya dipentangkan dan segera memeluk
pinggang ibunya. Perempuan ini jadi amat terperanjat, sehingga badannya mundur
selangkah kebelakang, sembari goyangkan tangannya berulang
kali, serunya dengan nada gelisah:
"Kau pergilah seorang diri.... cepatlah kau berlalu dari sini....
jangan kau gubris diriku lagi....!"
Dengan cepat Giam Ong Hui menyusul kedepan, telapak
tangannya diayunkan berulang kali serta melancarkan beberapa
pukulan dahsyat, makinya dengan hati jengkel bercampur marah:
"Binatang! kalau kau tak kubunuh dengan tanganku sendiri, aku betul-betul merasa
sangat tak puas, hmm! kau hendak kabur
kangzusi.com kemana?" Giam In kok tidak menjadi gentar menghadapi serangan yang
dilancarkan secara bertubi-tubi itu, dengan mengeluarkan ilmu
gerakan tubuh ajaran dari manusia rakus dari kolong langit,
badannya berputar bagaikan roda kereta, kendatipun Giam Ong Hui melancarkan
pukulan-pukulan dengan gencar dan sepenuh tenaga,
akan tetapi tak sebuah pukulanpun yang berhasil mampir diatas
tubuhnya. Pemuda itu segera tertawa dingin, serunya:
"Heeeeeh... hehee... heeeh... bajingan tua, kalau sauya ingin membereskan jiwa
anjingmu maka sekali tepuk jiwa anjingmu sudah akan melayang meninggalkan raga,
tapi aku tidak akan berbuat
demikian lebih dahulu, karena aku hendak menyelidiki persoalan ini sampai jelas,
kemudian baru akan membuat perhitungan dengan
dirimu.....! huh! belum apa-apa kau sudah jadi gusar karena malu, manusia macam
apakah dirimu itu...." sungguh memuakkan"
"Bangsat.... terkutuk... binatang rendah! bukan saja kau sudah tak maui ayahmu lagi
bahkan memaki-maki dengan seenakmu
sendiri.... kau memang bangsat cilik, kalau bukan aku yang menjadi ayahmu, lalu
siapakah ayahmu?" bentak Giam Ong hui semakin gusar, sehingga air mukanya
berubah menjadi merah padam dan
matanya melotot besar bagaikan gundu.
Wajahnya nampak mengerikan sekali.
"Kau tak usah tahu siapakah ayahku yang sebenarnya, pokoknya yang jelas aku
bukan anakmu, kau adalah bajingan tua yang akan
mampus!" Giam In si putra sulung dari Giam Ong hui tak kuat menahan diri lagi, sedari


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tadi ia sudah marah karena sikap adiknya yang
kelimanya ini, sekarang ia sudah tak kuat membendung lagi,
sehingga meloncat keluar dari kerumunan orang.
"Ngo te! Kau berani menghina dan mencaci maki ayah sendiri"
Kurang ajar, akan kuhajar dirimu sebagai pelajaran atas kekurang ajaran mu itu!"
kangzusi.com Ketika masih berada dalam perkampungan Ang sim san ceng
tempo dulu, Giam In kok sudah kenyang dianiaya dan disiksa oleh kakak sulungnya
ini, melihat pemuda itu tampil kedepan, rasa
dendam lamanya segera timbul kembali, dengan nada dingin, ia
segera mengejek: "Mau apa kau ikut campur didalam urusan ini" hmm, aku lihat ibumu pun sama juga
nasibnya seperti ibuku, ibumu pasti dirampas oleh bajingan tua itu dan dipaksa
dijadikan istrinya, apakah kau masih punya muka ribut dengan aku" aku anjurkan
kepadamu lebih baik urusi dahulu keadaan ibumu.... dari pada dipakai terus oleh bajingan tua itu,
lebih baik berontak saja.....!"
"Omong kosong!" bentak Giam In si dengan gusar, ia maju kedepan dan segera
melepaskan satu pukulan. "Huh! cuma punya kepandaian kaki kucing pun berani main
kasar" kau masih belum pantas untuk beradu tenaga denganku!"
Sambil berkata, dengan suatu gerakan yang amat cepat, Giam In
kok mencengkeram pergelanggan tangan pemuda itu, kemudian
dalam sekali ayunan tubuhnya bagaikan sebuah bola saja segera
mencelat ke udara dan melayang sejauh sepuluh tombak lebih dari tempat semula.
Haruslah diketahui, meskipun usia Giam In kok masih muda,
akan tetapi ia sudah menguasahi seluruh ilmu silat keluarganya, di samping itu
diapun telah belajar silat dari sepuluh manusia bengis, dan sembilan manasia
jelek, kepandaian silat yang dimilikinya saat ini boleh dibilang sangat tinggi
dan merupakan jago terlihay diantara seangkatan-nya.
Siapa tahu satu jurus belum sempat dilalui, ia sudah terjatuh
pecundang di tangan lawan, bahkan tubuhnya dilemparkan keudara
bagaikan sebuah bola, kejadian ini kontan saja mengejutkan hati semua hadirin,
sehingga untuk beberapa saat lamanya tak seorang manusiapun bersuara.
Beberapa saat kemudian, dari samping kalangan baru muncul
kangzusi.com kembali seorang perempuan tua yang berusia lima puluhan, dengan wajah penuh
kegusaran ia membentak: "Sin Nio! Kalau kau tak mampu untuk mendidik anakmu, maka
aku akan segera...."
"Kau mau apa?" bentak Giam In kok sambil tertawa dingin sebelum nenek itu
menyelesaikan kata-katanya.
Sambil berseru keras tubuhnya menerjang nenak itu dengan
suatu serangan gencar, tentu saja perempuan tua itu bukan
tandingannya, hanya dalam satu gebrakan saja tubuhnya kembali
terlempar keluar dari gelanggang pertarungan.
Menghina orang tua, menganiaya saudara, mengejek ibu adalah
dosa yang paling tak terampunkan di kolong langit, dan semua itu dosa.
Kakek totol yang berwajah bodoh seperti tak pernah sekolah itu
tiba-tiba membentak keras, suaranya begitu nyaring sehingga
seruangan bergetar keras, dengan gerakan yang enteng bagaikan
sehelai kapas ia meloncat kehadapan Giam In kok, kemudian
menatap wajah pemuda itu dengan sinar matanya yang berwarna
hijau. "Kalau kau berani bermain kasar lagi, jangan salahkan kalau aku akan mewakili
ayahmu untuk memberi pelajaran serta pendidikan
yang keras kepadamu!" katanya membentak.
"Locianpwee! Kau tak perlu turun tangan sendiri," sela Giam Ong Hui dengan
cepat, "untuk menghadapi bangsat ini, biarlah anak buahku saja yang melayani
dirinya....." Bersamaan dengan selesainya perkataan itu, sepuluh manusia
bengis sembilan manusia jelek segera munculkan diri ditengah
gelanggang dan mengepung pemuda itu dengan ketat.
Giam In kok sendiri menyadari jika hari ini ia tidak mengeluarkan seluruh
kepandaian silatnya yang ampuh, maka akan sulit baginya untuk meloloskan diri
dari sini dalam keadaan selamat, lagipula demi keselamatan jiwa ibunya dimasa
mendatang, dia harus kangzusi.com mendemontrasikan kelihayan-nya.
Karena punya pemikiran demikian, maka iapun bersikap gagah
dan sedikitpun tak gentar menghadapi kerubutan itu, kendatipun
para jago lihay sudah mengepung di sekeliling tubuhnya, akan
tetapi ia masih tampak tenang dan tertawa dingin tiada hentinya.
Jago berwajah tolol segera maju kedepan, ia sudah melihat
bahwa ilmu silat yang dimiliki Giam In kok sangat lihay, sekalipun dikeroyok
belum tentu pemuda itu dapat dibekuk, buru-buru
teriaknya: "Kalian jangan turun tangan lebih dahulu, biarlah aku yang menghadapi bocah
ini!" Setelah mengundurkan jago-jago itu, ia berpaling kearah Giam In kok dan berkata:
"Bocah cilik, bukankah kau ahli waris dari setan rakus tua...."
sekarang berada dimanakah si setan rakus tua itu?"
"Hmm! kedatangan sauya hari ini adalah untuk menyelidiki asal usulku serta
menuntut keadilan dari bajingan tua itu, aku tak ada waktu untuk ribut-ribut
dengan bangkai tua seperti tampangmu itu, aku anjurkan kepadamu lebih baik
janganlah mencari penyakit buat diri sendiri!"
"Besar amat nyalimu bangsat.... tahukah kau siapakah aku ini?"
"Bangkai tua!" jawab pemuda itu dengan cepat.
Si kakek berwajah merah cerah yang berada disisi kalangan
segera tertawa terbahak-bahak sambil menjawab:
"Hahaa... haaahh... hahaa... tepat, tepat sekali perkataanmu itu, dia memang bangkai
tua!" Paras muka Kakek berwajah tolol itu seketika berubah jadi merah darah, ia segera
membentak: "Bangsat cilik! Kau terlalu kurang ajar, terimalah sebuah
pukulanku.....!" kangzusi.com Mendadak dari kerumunan orang banyak disisi kalangan,
terdengar seseorang menjerit keras dan lari ketengah kalangan
sambil memohon: "Locianpwee, aku harap sudilah kau memandang wajahku dan
janganlah kau lukai dirinya!"
Giam Ong Hui naik pitam, apalagi setelah dilihatnya bahwa
perempuan yang menjerit itu merupakan selirnya yang ke lima, ia segera menyusul
maju kedepan sambil menghardik keras:
"Enyah kau perempuan sialan!"
Sebuah tendangan dengan cepat di lancarkan kearah depan.
Giam In kok pun menjadi naik pitam sewaktu menyaksikan Giam
Ong hui bersikap begitu kasar terhadap wanita, sambil membentak dia melancarkan
sebuah babatan yang tajam.....
"Braaaak.....!"
Ditengah benturan nyaring, terdengar Giam Ong Hui menjerit
nyeri karena kesakitan, kaki kirinya segera terhajar sampai patah oleh serangan
itu, tubuhnyapun segera jatuh terkapar diatas tanah.
Semua orang jadi kaget bercampur gempar, mereka pada
memburu maju kedepan sambil melindungi keselamatan Giam Ong
hui serta berjaga-jaga terhadap segala kemungkinan yang tak
diinginkan. Sebenarnya pada waktu itu si kakek berwajah tolol berdiri
diantara Giam In kok dengan Giam Ong-Hui, tetapi berhubung
serangan yang dilancarkan bocah itu sangat oepat bagaikan
sambaran kilat, maka tak sempat baginya untuk menahan ataupun
menangkis ancaman tersebut, tanpa terasa wajahnya berubah jadi
merah karena malu, tanpa pikir panjang lagi sebuah pukulan segera dilancarkan
kedepan. Meskipun serangan ini dilancarkan dalam keadaan tergesa-gesa,
tapi angin pukulan yang dihasilkan ternyata cukup ampuh, debu dan pasir segera
menyelimuti seluruh kalangan.
kangzusi.com Giam In kok sendiripun tak berani bertindak gegabah
menghadapi serangan lawan apalagi setelah ia tahu, bahwa kakek
berwajah tolol itu berasal satu tingkatan dengan manusia rakus dari kolong
langit, menyaksikan datangnya serangan tersebut ia segera menghimpun tujuh
bagian tenaga dalamnya dan segera menangkis
dengan keras lawan keras.
"Blaaaaammm.....!"
Ditengah bentrokan yang mengelegar memenuhi seluruh
angkasa, muncullah sebuah liang besar yang dalamnya mencapai
tiga depa diatas permukaan tanah.
Tangan kakek tolol itu segera tergetar keras dan mundur
beberapa tombak kebelakang dengan sempoyongan..
Ia segera melompat maju ketempat semula, lalu bentaknya
kembali: "Bocah keparat! Kau menang lihay! sambutlah lagi sebuah
serangan dahsyatku ini!"
Tampaknya didalam melancarkan serangan yang kedua ini dia
telah menggunakan segenap kemampuan yang dimilikinya, tampak
angin pukulan segera menyapu seluruh permukaan bumi, pada batu
hijau diatas alas tanahpun muncullah sebuah celah panjang yang
sangat dalam. Didalam bentrokan yang berlangsung belum lama berselang,
Giam In kok tahu bahwa tenaga dalam yang dimiliki pihak lawan
tidak jauh lebih sempurna dari kepunyaan-nya, ia tak ingin
melakukan pembunuhan yang tak berguna disitu, maka terhadap
datangnya serangan kedua ini pemuda tersebut sama sekali tak
berniat membendungnya dengan keras lawan keras.
Tubuhnya segera meloncat ketengah udara dan melewati diatas
kepala kakek tua itu, sambil teriaknya:
"Ibu...." kangzusi.com
Pemuda itu bermaksud membawa lari ibunya dari sana,
kemudian setelah menanyai duduk perkara yang sebenarnya, ia
baru akan melakukan pembalasan dendam.
Siapa tahu ketika ia berpaling kearah samping, terlihatlah bukan saja Giam Ong
hui telah ditolong orang bahkan ibunya serta para selir lainnyapun sudah pada
melarikan diri dari sana.
Satu ingatan dengsn cepat berkelebat dalam benaknya, ia
menganggap ibunya pasti sudah ditangkap oleh anak buah Giam
Ong hui serta dibawa kabur dari sana.
Buru-buru ia meloncat kedepan dan menangkap seorang dayang
yang tak sempat melarikan diri, lalu bentaknya keras-keras:
"Ibuku berada dimana?"
Rupanya cekalannya terlalu kuat sehingga dayang itu kesakitan, sebelum sempat
menjawab, sambil menjerit kesakitan dayang itu
sudah jatuh tak sadarkan diri.
Terpaksa ia lepaskan dayang tadi dan berusaha menangkap
dayang yang lain, tetapi pada saat itulah sembilan manusia ganas telah menerjang
maju secara berbareng, delapan belas buah telapak tangan samasama melancarkan
sebuah pukulan dahsyat kearah
depan. Merasakan datangnya ancaman yang kuat, pemuda itu segera
mengenjotkan badannya dan melayang keangkasa lalu meluncur
kearah depan dengan cepatnya.
Tapi.... baru saja ia melayang turun kebawah, dua angin pukulan yang tajam kembali
meluncur datang. Giam In kok mengenali serangan tersebut dilancarkan oleh kakek
berwajah tolol serta kakek bermuka merah, ia segera membentak
gusar: "Bajingan tua yang tak tahu malu, hmm, beraninya cuma main bopong dari
belakang....!" Sepasang telapak tangannya segera diluruskan kedepan dan
kangzusi.com menyambut ancaman tersebut dengan keras lawan keras.
"Blaaaam....!" Tiga gulung angin pukulan saling membentur satu sama lainnya
hingga menimbulkan suara ledakan keras, tubuh kedua orang kakek itu segera
terpental kebelakang dan terduduk, sebaliknya Giam In kok sendiri tak mampu
berdiri tegak dan terjatuh diluar dinding pekarangan.
Sepuluh manusia bengis serta sembilan manusia jelek bersamasama membentak keras,
masing-masing berebut maju kedepan
dengan senjata terhunus, pukulan dahsyat pun dilancarkan dari
tempat kejauhan. Giam In kok mendengus dingin menyaksikan tindakan lawan,
serunya dengan suara menyeramkan:
"Kalian manusia-masusia jahanam yang membantu bajingan tua berbuat kejahatan,
hati-hatilah dengan batok kepala kalian itu....!
Hmmm! hari ini kalian tak usah kuatir, sauya tak akan
membinasakan jiwa anjing kalian..... katakanlah pada bajingan tua she Giam
tersebut, seandainya ibuku sampai mengalami hal-hal
yang tidak beres atau cedera karena siksaan yang paling berat
sehingga mati tak bisa hiduppun tak dapat.... heeeh.... heeeh.....
heeeh.... sekarang sauya akan pergi menyelidiki asal usulku lebih dahulu. Suatu
ketika aku pasti akan kembali untuk membuat
perhitungan.....!" Selesai berkata, telapak tangannya segera disapu kearah depan
dengan disertai angin pukulan yang kencang....
Giam In kok bersuit nyaring, diantara seruan tertahan para jago yang termakan
oleh serangannya itu, laksana sambaran kilat
tubuhnya meloncat ke udara kemudian berlalu dari sana dengan
cepatnya. Ia merasa mendongkol bercampur gemas, untuk melampiaskan
perasaan hatinya itu, ia berlari sekencang kencangnya menuju
kedepan. kangzusi.com Entah berapa jauh ia sudah lari, gerakan tubuhnya baru berhenti setelah
dirasakan dadanya sesak serta kakinya lemas.
Dengan pandangan termangu-mangu, sorot mataya menyapu
sekejap kearah sekeliling tempat itu, kemudian menghela napas dan berguman
seorang diri: "Aku harus pergi kemana?"
Dalam dugaan anak muda itu, asal perkampungan Ang sim san
ceng sudah dikunjungi dan Giam Ong Hui berhasil dibekuk maka
dengan mudah sekali dia akan berhasil menyelidiki asal usulnya
serta menuntut balas bagi sakit hatinya, atau seandainya hal
tersebut tak dapat dilaksanakan, maka paling tidak ibunya akan
berhasil ditolongnya. Siapa tahu bukan saja dalam perkampungan Ang sim san ceng
terdapat dua orang jago persilatan yang sangat lihay, bahkan Giam Ong Hui dengan
membawa serta ibunya telah kabur kedalam ruang
rahasia, hal ini membuat pemuda itu jadi pusing tujuh keliling.
Sudah tentu ia tidak takut untuk menyerbu masuk kedalam ruang
rahasia, tetapi diapun tahu bahwa perkampungan Ang sim san ceng merupakan salah
satu diantara empat perkampungan yang paling
berbahaya dikolong langit, bukan saja alat rahasianya amat lihay, bahkan banyak
alat jebakan terpasang disekitar kampung.
Pemuda itu kuatir apabila dirinya terperosok kedalam perangkap
lawan sehingga bukan saja dendam ayahnya tak dapat terbalaskan, penghinaan
terhadap ibunyapun tak dapat dituntut.
Dalam keadaan demikian ia segera mengambil keputusan untuk
mengundurkan diri lebih dahulu dari sana, untuk kemudian mencari kesempatan lain
guna melakukan pembalasan.


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sambil melanjutkan perjalanannya pemuda itu berpikir terus
guna memecahkan persoalan itu.... tiba-tiba dihadapan matanya
berkelebat lewat sesosok bayangan manusia.
kangzusi.com Buru-buru ia menengadah keatas, tampaklah bayangan manusia
itu bagaikan segulung hembusan angin berkelebat lewat di
hadapannya. "Sungguh aneh sekali!" pikir pemuda itu kemudian dengan perasaan heran, "kenapa
orang itu melakukan dengan begitu
tergesa-gesa?" Sebenarnya pemuda itu bukanlah merupakan seorang manusia
yang suka mencampuri urusan orang lain, akan tetapi berhubung
gerakan tubuh orang itu terasa amat dikenal olehnya, maka
timbullah kecurigaan dalam hati kecilnya.
"Saudara, harap tunggu sebentar!" buru-buru serunya.
Orang itu sama sekali tidak berhenti, bahkan berpalingpun tidak, hanya ujarnya:
"Ayahku sedang menjumpai kesulitan, maaf aku tak dapat
membuang waktu terlalu lama..."
Sambil berseru ia tetap melanjutkan perjalanannya menuju
kedepan. Giam In kok semakin curiga, ia segera mengenjotkan badannya
mengejar dari belakang, setetah berhasil menyusul dibelakang
tubuh orang itu buru-buru katanya lagi:
"Saudara, tolong tanya apa hubunganmu dengan si tabib sakti dari gunung Lam
san?" Orang itu mengelak, kemudian balik bertanya:
"Bolehkah aku mengetahui dahulu siapakah nama siauhiap?"
"Siau te bernama Kok In Hui!"
"Oooh..... rupanya kau! aku yang bodoh bernama Gak Beng!"
"Gak Beng, bolehkah aka tahu kesulitan apakah yang sedang
dihadapi oleh Gak cianpwee?"
"Persoalan ini timbul gara-gara sebuah cangkul obat yang dicuri Kang Yong pada
tujuh tahun berselang, rupanya Kang Yong sadar
kangzusi.com bahwa dia bukan tandingan ayahku serta empat bersaudara she Kim dari
perkampungan Cian liong san ceng, maka selama beberapa
tahun setelah peristiwa itu dia bersembunyi terus, kemudian ketika ia berhasil
mendapat tahu kalau ayahku telah bentrok dengan
sastrawan selaksa racun sewaktu berada ditepi sungai Cin ci ho
tempo hari ia segera mendatangi sastrawan selaksa racun dia
mengangkat dirinya sebagai gurunya...."
Giam In kok segara tertawa dingin setelah mendengar penuturan
tersebut, selanya: "Huuuh....! sastrawan selaksa racunpun belum tentu bisa
menangkan Gak Pun leng cianpwee, apalagi muridnya....."
"Loo-te kau tak tahu! Kang Yong bersedia menjadi muridnya
sastrawan selaksa racun karena ia ingin belajar ilmu beracunnya"
Bahkan selama lima tahun terakhir ini diapun telah mengangkat?seorang gembong iblis yang disegani orang sejak lima puluh tahun terakhir ini
sebagai gurunya, orang itu bernama Cian jiu jin mo manusia iblis bertangan
seribu, aku dengar katanya ia mempunyai kepandaian silat yang amat tinggi
"Dalam melakukan pembalasan dendamnya kali ini Iblis
?bertangan seribu ikut serta didalam gerakan tersebut!"
"Bagaimanakah ilmu silat yang dimiliki iblis bertangan seribu itu kalau
dibandingkan dengan lima manusia aneh dari kolong langit?"
"Sulit dikatakan, meskipun lima manusia aneh sangat lihai namun kejadian itu
sudah berlangsung lima puluh tahun berselang, bila dihitung-hitung aku rasa
iblis bertangan seribu jauh lebih cepat punya nama ketimbang mereka"
Giam In kok termenung sebentar, setelah itu katanya:
"Baiklah, kebetulan siaute memang ingin menjumpai ayahmu
untuk menanyakan kabar berita seseorang, mari kita berangkat
bersama!" Gak Beng jadi kegirangan....
kangzusi.com "Kalau kau si bocah ajaib bermuka seribu bersedia ikut berangkat kesitu
bersamasama aku, aku yakin iblis bertangan seribu tentu akan menemukan
tandingannya, bukannya aku sedang
menyombongkan diri, kecuali lima manusia dari kolong langit
rasanya memang sulit untuk menemukan seorang jago yang mampu
menyusul diriku dalam jarak setengah li, hal ini membuktikan pula kalau
kepandaian silat yang dimiliki loo te sudah mencapai puncak kesempurnaan, apa
sih yang hendak kau tanyakan pada ayahku?"
"Siaute headak mencari tahu tentang jejak seorang yang
bernama Thian Bu, apakah Gak Beng pernah mendengar tentang
nama orang ini?" Gak Beng termenung dan berpikir beberapa saat lamanya,
kemudian menggeleng kepalanya.
"Belum pernah kudengar nama orang itu, tapi loo te tak usah putus asa,
kemungkinan besar ayahku mengetahui jejak orang itu!"
Dua orang japo muda itupan segera melanjutkan perjalanannya
siang malam tak henti-hentinya, kecuali membeli ransum kering dan berhenti
sebentar untuk melepaskan lelah, hampir tak sedikltpun berhenti.
Pada malam hari ketiga, akhirnya Lam san muncul juga didepan
mata, dari kejauhan terlihatlah di kaki bukit cahaya api menggulung membumbung
tinggi ke angkasa. Melihat gulungan cahaya api di tempat kejauhan ini Gak Bung
berseru kaget, tiba-tiba teriaknya:
"Aduuuh celaka....!"
"Gak heng, jangan gugup atau kaget lebih dahulu" buru-baru Giam In kok
menghibur, "meskipun keadaan lebih banyak bahaya dari pada rejeki, tetapi belum
tentu ayanmu mendapat celaka
ditangan lawan, lanjutkan perjalanan perlahan-lahan, biar siaute memburu kesana
lebih dahulu...." Setelah memberi pesan wanti-wanti, pemuda itu segera
kangzusi.com mengerahkan kepandaiannya dan berlalu lebih dahulu, dalam
beberapa kali loncatan saja ia telah meninggalkan Gak Beng jauh dibelakang.
Malam telah kelam, bintang bertebaran di angkasa.... angin
malam berhembus sepoi-sepoi membuat udara terasa unyaman.
Dengan gerakan tubuh yang cepat Giam In kok memburu kearah
tempat kebakaran yang sedang berkobar ditempat kejauhan,
diantara jilatan api yang membara terselip pula bau daging yang hangus.
Suasana disekeliling tempat itu sunyi senyap, tak nampak
sesosok bayangan manusiapun, agaknya setelah berhasil membakar
rumah tinggal Gak Pun leng, kawanan penjahat itu lantas kabur
meninggalkan tempat tersebut.
Dengan sedih Giam In kok berdiri termangu-mangu memandang
puing-puing yang berserakan, tanpa terasa ia teringat kembali akan budi kebaikan
yang pernah diberikan tabib sakti dari gunung Lam-san kepadanya.
Dengan sebatang ranting pohon pemuda itu memasuki puing-puing bekas kebakaran
tadi, dengan hati-hati ia singkirkan arang yang telah hangus ditanah itu, ia
hendak mencari kerangka tubuh dari keluarga Gak Pun leng agar bisa dikebumikan
sebagaimana mestinya. Tetapi dari balik puing-puing yang berserakan itu kecuali
beberapa ekor bangkai ayam yang hangus terbakar, tidak tampak
ada kerangka manusia yang berada disana.
Kemana perginya tabib sakti dari gunung Lam san sekeluarga"
mungkinkah mereka telah menyingkir lebih dahulu sebelum kejadian itu, ataukah
mereka telah diculik oleh para penjahat"
Beberapa waktu sudah lewat tanpa terasa Gak Beng yang
menyusul dari belakangpun belum juga tiba disana, suasana tetap sunyi senyap
bagaikan ditengah kuburan.
kangzusi.com Ditengah keheningan yang mencekam seluruh jagad itulah, tiba-tiba dari tempat
kejauhan berkumandang datang suara aneh yang
amat keras dan mencekatkan hati siapapun yang meadengar.
Pemuda itu segera menduga bahwa gelak tertawa tersebut bisa
jadi berasal dari kaum penjahat yaag datang mencari gara-gara, itu berarti jika
pihak lawan baru tiba pada saat ini, sedikit banyak membuat hatinya agak tenang.
Dengan bersikap acuh tak acuh pemuda itu menengadah keatas
memandang bintang yang bertaburan diangkasa, terhadap
datangnya gelak tertawa itu dia sama sekali tidak menggubris.
Gelak tertawa aneh itu makin lama berkumandang semakin
dekat, akhirnya terdengarlah desiran angin tajam meluncur datang lewat disisi
tubuhnya. "Hey, kawan setelah datang kemari kenapa tidak segera unjukan dirimu" buat apa
main sembunyi segala?" tegur Giam In kok
kemudian sambil tertawa nyaring.
Dengan gerakan yaag sangat enteng orang itu meloncati puing-puing bekas
kebakaran itu dan tiba dibelakang pemuda tersebut,
lalu terdengar orang itu berseru tertahan sambil menegur:
"Siapakah kau" kemana perginya orang-orang yang berdiam
ditempat ini?" Mulanya Giam In kok menyangka bahwa orang yang munculkan
diri itu kalau bukan golok kilat dibalik senyuman Kang yong,
tentulah sastrawan selaksa racun Lin Liang, siapa sangka ketika ia putar
badannya maka tampaklah olehnya orang yang barusan
munculkan diri itu berwajah asing sekali baginya, sehingga tanpa terasa diapun
menegur: "Siapa pula dirimu" cepat katakan!"
Orang itu tidak menjawab, sebaliknya malah bertanya pula:
"Apakah kau termasuk salah seorang anggota dari keluarga Gak Loo-ji?"
"Boleh dibilang begitu, tapi boleh dibilang juga tidak!"
kangzusi.com "Lalu kemana perginya Gak Loo-jie?"
"Aku justru hendak menanyakan soal ini kepadamu!"
"Bangsat! ketahuilah bahwa aku sedang bertanya kepadamu,
bukannya menjawab baik-baik malah balik bertanya seenaknya,
hmmm! apakah kau sudah bosan hidup?"
"Bosan hidup atau tidak, itu bukan urusanmu dan kaupun belum tentu mampu untuk
mengatur soal mati hidupku! sebelum itu aku
ingin bertanya lebih dahulu, siapakah kau" dan berhargakah untuk bertarung
melawan aku" Kalau kau merasa kau memang pantas
untuk melawan diriku, pasti akan kubuktikan dihadapanmu bahwa
aku bosan hidup atau tidak!"
Orang itu segera tertawa seram.....
"Hehea.... kurangajar, dihadapan Sin mo iblis sakti pun kau berani bicara
seenaknya....." Giam In kok tidak menggubris orang itu, lalu tegurnya:
"Ada urusan apa kau datang kemari?"
Sebelum iblis sakti sempat menegur, tiba-tiba telinganya yang
tajam sempat menangkap suara gemerisik lirih dari atas pohon,
maka segera ujarnya: "Siapa itu yang berada diatas pohon?"
Giam In kok mengira Gak Beng yang datang, buru-buru
teriaknya: "Apakah Gak heng yang di pohon?"
"Hehee.... hehee.... hehee.... siapa itu Gak Beng?" ejek seseorang dari atas pohon
sambil tertawa dingin, sesosok bayangan manusia dengan cepat melayang turun
keatas tanah. Giam In kok segera berpaling, ia lihat orang yang barusan saja
melayang turun dari atas pohon bukan lain adalah golok kilat di balik senyaman
Kang Yong, dibawah ketiaknya mengempit tubuh
kangzusi.com seseorang yang ternyata bukan lain adalah Gak Beng yang
ketinggalan tadi. Melihat rekannya tertangkap, pemuda itu jadi gusar dan segera
bentaknya keras-keras: "Kang-loo ji! Lepaskan saudara Gak dari cekalanmu!"
"Siapa kau?" tanya Kang Yong tertegun.
"Siapakah aku tak usah kau campuri, ayo cepat lepaskan saudara Gak dari
cekalanmu!" "Heeeeh...heheee... heheee... bangsat cilik, enak benar kau kalau ngomong, pentang
dulu matamu lebar-lebar siapa yang kau hadapi
ini....!" Giam In kok mendengus dingin, laksana kilat tubuhnya
menerjang kedepan dan mengirim satu babatan ketubuh lawan,
sementara tangan kirinya menangkap tubuh Gak Beng yang berada
di ketiak orang serta dirampasnya dan kemudian cepat-cepat
melompat mundur kebelakang.
Gerakan ini dilakukan dengan amat cepat, baru saja Kang Yong
hendak menangkis datangnya ancaman, tahu-tahu tawanan-nya
sudah di rampas orang, ia jadi mendongkol sekali, sehingga
mencak-mencak seperti monyet kena terasi, sambil membentak ia
menerjang maju kedepan dan telapak tangannya diayunkan
kembali siap mengirim pukulan.
Manusia aneh yaag menyebut dirinya sebagai iblis sakti segera
maju menyambut datangnya ancaman tersebut, kemudian
bentaknya: "Tunggu sebentar!"
Sebenarnya kepandaian silat yang dimiliki Kang Yong termasuk
tidak lemah, akan tetapi setelah tertangkis oleh orang itu tubuhnya segera
mundur selangkah kebelakang dengan sempoyongan,
dengan kaget ia bertanya:
kangzusi.com "Siapakah kau" mengapa kau campuri urusan aku orang tua?"
"Hahaa.... haaaa... hahaa.... dihadapan ku kau berani menyabut dirimu sebagai orang
tua" coba lihat dahulu berapa usiamu"
Hmm....! benar-benar manusia tak tahu diri!"
Setelah berhasil merebut Ga Beng dari cengkeraman musuh,
Giam In kok segera menepuk jalan darahnya yang tertotok,
kemudian menggunakan kesempatan dikala dua orang lawannya
sedang berbicara ia berlalu dari sana sambil membopong tubuh
rekannya. Dari depan tiba-tiba meluncur keluar sesosok bayangan hitam
menghadang jalan pergi pemuda itu, sebuah pukulan yang gencar
dan tajam telah dilepaskan kearah dadannya.
Dengan gesit Giam In kok meloncar ketengah udara, begitu lolos
dari ancaman tersebut diapun segera mengirim satu pukulan
dahsyat kearah lawannya. "Blaaaamm...!" Ledakan keras menggelegar di udara menimbulkan pusingan
angin berputar, debu dan pasir seketika beterbangan memenuhi
seluruh udara. Walaupun terhindar dari ancaman mara bahaya, akan tetapi
dengan terjadinya bentrokan tersebut maka tubuh Giam In kok pun dipaksa untuk
melayang kembali keatas tanah.
"Keparat cilik!" terdengar orang itu menegur sambil tertawa dingin.
"Jangan coba-coba untuk meloloskan diri dari cengkramanku....
hmm! kau anggap kami semua tak mampu untuk menahan dan
membekuk manusia seperti dirimu?"
Melihat orang yang menghadang jalan perginya adalah sastrawan
selaksa racun Lie Liang, hawa amarah yang berkobar dadam dada
Giam In kok seketika memuncak, ia turunkan Gak Beng keatas
tanah lalu teriaknya keras-keras:
kangzusi.com "Tua bangka she Lie, jangan takabur dulu! janganlah kau anggap ilmu pukulan
beracun yang kau miliki itu lihay, sambut dulu pukulan dahsyat dari sauya mu
ini!" Sembari berkata bayangan telapak tangan berkelebat kedepan,


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

segulung desiran angin tajam segera menyapu tubuh sastrawan
tersebut. Merasakan datangnya pukulan tersebut, sastrawan selaksa racun
merasa hatinya tercekat, ia segera meloncat muadur beberapa
tombak kebelakang, lalu tegurnya:
"Siapa kau?" "Bocah ajaib bermuka seribu!"
"Aaah! kiranya kau....." jerit satrawan selaksa racun Lie Liang dengan
terperanjat. Sebelum ucapannya selesai diutarakan, angin pukulan yang
dilancarkan pemnda itu sudah meluncur datang....
"Blaaammm.....!"
Dengan telak dadanya terhajar sehingga badannya mencelat
sejauh sepuluh tombak kebelakang dan muntah darah segar.
Giam In kok tertawa terbahak-bahak, serunya lantang:
"Haaah... hahaa.... hahaa.... tua bangka she Lie, kau tak pernah menyangka bukan kalau
pada suatu hari tubuhmu bakal kuhajar
sampai muntah darah?"
"Hmmm! bocah keparat, kalau bicara jangan terlalu takabur dan sama sekali tak
pandang sebelah matapun terhadap orang lain,
ketahuilah, akupun mampu merobohkan dirimu!"
Ucapan tersebut muncul secara tiba-tiba dengan suara yang
amat menyeramkan, disusul munculnya seorang manusia berbadan
tinggi dengan muka mengerikan berdiri di tepi kalangan, sejak
kapan orang itu munculkan diri ternyata tak seorang manusiapun
kangzusi.com yang mengetahui. Setelah tiba diarena, dengan sorot mata yang tajam orang itu
menyapu kembali sekeliling tempat itu lalu ujarnya:
"Diantara jago-jago angkatan muda yang banyak berkeliaran
didalam dunia persilatan hanya engkaulah yang pantas untuk
menerima pukulan, nah! bersiap sedialah untuk menerima tiga buah pukulanku!"
Giam In kok tertawa. "Kalau kutinjau dari sikapmu yang berlagak sok tua, bila
tebakanku tidak salah maka semestinya engkau adalah manusia
yang disebut Cian jiu jin mo iblis manusia bertangan seribu,
bukankah begitu" tapi.... aku harap engkau suka berpikir lebih
dahulu secara masak-masak, mampukah kau menghadapi tiga buah
serangan yang sauya lancarkan?"
Rupanya orang yang barusan munculkan diri itu memang iblis
manusia bertangan seribu, ketika asal usulnya berhasil ditebak, ia nampak
tertegun, kemudian sambil tertawa terbahak-bahak
serunya: "Hahaa... hahaa... hahaa... sungguh tidak malu engkau disebut sebagai bocah ajaib
bermuka seribu, mampukah aku menghadapi
ketiga buah seranganmu itu rasanya tak usah kita persoalkan
sekarang, aku pun ingin bertanya kepadamu berapa sih berat
pukulanmu itu sehingga berani bicara sembarangan?"
Sebelum Giam In kok sempat menjawab, manusia yang
menyebut dirinya sebagai iblis sakti itu tiba-tiba melayang ketengah gelanggang,
kemudian sambil memandang kearah iblis manusia
bertangan seribu tegurnya sambil tertawa:
"Ah....! rupanya saudara Suma telah datang, selamat berjumpa selamat berjumpa....."
"Ini namanya berjodoh" sambang Giam In kok dari samping sambil tertawa tergelak,
"yang satu menyebut-nyebut dirinya sebagai iblis sakti, sedang yang lainnya
menyebut dirinya sebagai iblis manusia, bagaimana kalau kalian berdua coba-coba
bergebrak kangzusi.com lebih dahulu" aku ingin tahu iblis sakti yang jauh lebih unggul ataukah manusia
iblis yang lebih ampuh!"
Dalam pada itu Gak Beng yang ikut mendengarkan pembicaraan
tersebut jadi ketakutan setengah mati, dengan suara berbisik ia segera berkata:
"Loo-te! carilah akal untuk segera melarikan diri dari sini, engkau tak usah
memikirkan keselamatanku lagi, aku rela menyusul ayahku untuk kembali kealam
baka!" "Kau benar-benar tolol sekali" ujar Giam In kok sambil tertawa geli, "ayahmu toh
belum mati, kenapa kau hendak menyusul ke alam baka" apakah kau sudah bosan
hidup?" "Tapi.... ta... pi... rumahku sudah terbakar habis!"
"Benar, dan beberapa ekor ayam pun ikut terbakar sampai
hangus!" sambung Giam In Kok cepat.
"Kalau memang begitu kita harus cepat-cepat melarikan diri dari sini.....!"
"Tidak! kita tak boleh melarikan diri lebih dahulu, sampai sekarang kita masih
belum tahu apa sebabnya ayahmu melakukan
siasat bakar rumah, siapa tahu dari pembicaraan pihak lawan kita akan berhasil
mendapatkan sedikit petunjuk yaag berharga!"
Sebenarnya Giam In kok mengharapkan kedua orang iblis itu
saling bertarung satu sama lainnya, sehingga Gak Beng mendapat kesempatan untuk
melarikan dari tempat itu, akan tetapi rupanya kedua orang iblis itupun saling
jeri satu sama lainnya, buktinya setelah mengucapkan kata-kata merendah
merekapun bercakap-cakap diiringi gelak tertawa.
Terdengar manusia iblis bertangan seribu berkata sambil tertawa:
"Oooh...! rupanya Su Gong loo ji juga berada disini, tapi tentunya kau bukan
berasal satu rombongan dengan becah cilik itu bukan?"
Iblis sakti melirik sekejap ke arah Giam In kok serta Gak Beng
kangzusi.com lalu menggeleng. "Kedatanganku kemari adalah untuk mencari Gak Pun Leng,
sama sekali tak ada sangkut pautnya dengan orang itu."
"Ada urusan apa kau mencari si tua bangka itu?"
"Seorang sahabatku yang bernama Song Cin Poo mengidap suatu penyakit yang aneh
sekali, aku sengaja datang kemari untuk
mengundang Gak loo ji agar menyembuhkan penyakit dari
sahabatku ini!" Setelah berhenti sebentar, ia menengadah memandang manusia
iblis tajam-tajam, lalu sambungnya:
"Dan kau" ada urusan apa kau datang kemari?"
Manusia iblis bertangan seribu agak tertegun sebentar,
kemudiam sambil menuding kearah golok kilat dibalik senyuman
Kang Yong jawabnya: "Sungguh memalukan kalau dibicarakan, kedatanganku disini
justru hendak membuat perhitungan dengan Gak Pun Leng atas
tingkah-lakunya tempo dulu terhadap muridku serta keponakan Lie Liang, kami
datang kemari adalah untuk mencabut jiwa
anjingnya...." "Waaaah.... bagaimana baiknya?" seru Iblis sakti dengan cepat.
"Sejak tiga hari berselang aku telah mengutus orang untuk
datang kemari mengirim barang hadiah, itu berarti mulai saat itu Gak Pun Leng
telah menjadi tamu terhormatku, Suma Looko!
bagaimana kalau kau suka memandang diatas wajahku dan lepas
tangan untuk beberapa hari lamanya?"
"Benar!" teriak Giam In kok dari samping sambil bertepuk tangan. "Selamanya
memang manusia sudah sepantasnya mengalah untuk malaikat sakti.... manusia iblis
harus mengalah untuk iblis sakti...."
"Hmmm! boceh cilik, lebih baik kau tak usah mencampuri urusan orang lain...."
tukas manusia iblis bertangan seribu dengan ketus.
kangzusi.com Kepada iblis sakti ia lantas menyambung lebih jauh:
"Tadi aka masih merasa keheranan, kenapa Gak Pun Leng
membakar rumahnya sendiri dan kabur dari sini, rupanya Suheng
loo ko yang telah menakut-nskuti dirinya sehingga dia jeri, tapi tak usah
kuatir, bukankah putra tunggalnya Gak Beng masih berada
disini" Ia tak mungkin berani melarikan diri keujung langit."
-ooo0dw0ooo- Jilid : 9 "Siapakah Gak Beng itu?" tanya iblis sakti dengan cepat.
"Itu....... manusia yang berada dibelakang bocah cilik tersebut!"
Iblis sakti segera berpaling, ia jumpai Gak Beng adalah seorang lelaki yang
berusia tiga puluhan, dengan girang segera katanya:
"Oooh... rupanya dialah yang bersama Gak Beng, aai.... orang she Gak, kemarilah!"
Gak Beng hendak maju kedepan, tapi Giam In kok segera
menarik tangannya sambil berbisik lirih:
"Jangan kesana!"
Kebetulan sekali pada waktu itupun manusia iblis bertangan
seribu sedang berseru: "Tunggu sebentar! untuk sementara waktu aku bisa saja
menyerahkan Gak Beng ketangan loo ko, agar Gak Pun Leng bisa
dipancing kemunculannya untuk menyembuhkan sahabatmu itu,
tapi engkau harus berjanji pula, jika urusan telah selesai maka ia tak boleh
dibiarkan pergi, tapi harus diserahkan padaku!"
Iblis sakti termenung beberapa saat lamanya, kemudian
mengangguk. "Baiklah! begitupun tak ada ruginya bagiku, kita tetapkan
demikian saja...." kangzusi.com Gak Beng jadi ketakutan setengah mati, air mukanya berubah
jadi pucat pias bagaikan mayat, sedang tubuhnya gemetar keras.
Sebaliknya Giam In kok segera berseru sambil tertawa tergelak:
"Hahaa....haaah... haaah.... suatu penawaran yang bagus sekali, sayang sauya tidak
bersedia menerima penawaran tersebut, kalian mau apa.....?"
Iblis sakti tertawa panjang, dengan biji matanya yaag jeli ia
memperhatikan diri Giam In kok beberapa saat lamanya, kemudian
ujarnya: "Bocah cilik, sungguh hebat sekali kau! aku kagum dengan
keberanianmu.... tapi sayang kau agak terlambat dilahirkan di
kolong langit, tentunya kau belum pernah mendengar tentang jago-jago lihay
dikolong langit yang disebut orang sebagai It sian satu dewa, Ji hud dua Buddha,
Sam te tiga imam, Su mo empat Iblis,
Ngo ki lima manusia serta lak yau enam siluman bukan" Ketahuilah sekarang, It
sian si dewa sakti sudah mengasingkan diri, dua
Buddha tak diketahui jejaknya, Sam to tiga imam tak kedengaran
beritanya sedang empat iblis ada dua diantaranya hadir disini,
apakah kau merasa mampu untuk menghadapi serangan kami?"
Diam-diam Giam In kok terkejut pula setelah mendengar bahwa
Ngo ki lima manusia aneh hanya berada dalam urutan yang kelima, sekalipun begitu
rasa kagetnya sama sekali tidak diutarakan keluar, ia tertawa keras dan
menyambung dengan cepat: "Eei....! perkataanmu masih ada kekurangannya, kenapa kau
tidak sertakan namaku si bocah ajaib bermuka seribu diantara
deretan nama jago jago lihay itu....?"
Iblis sakti termenung dan berpikir beberapa saat lamanya,
kemudian ia menjawab: "Belum pernah kudengar tentang julukan seperti itu... sejak kapan julukanmu itu
tersiar didalam dunia persilatan?"
Dalam pada itu sastrawan selaksa racun yang dihantam oleh
kangzusi.com Giam In kok sehingga darah bergolak didalam dadanya, harus
duduk bersemedi beberapa saat lamanya untuk pulihkan kesehatan
badannya, tapi semua pembicaraan yang sedang berlangsnng
dalam gelanggang dapat didengar semua olehnya dengan jelas.
Pada saat itulah dia berseru dengan lantang:
"Setan cilik itu merupakan anak murid dari Gak loo ji, dia merupakan anak angkat
dari manusia rakus dari kolong langit,
namanya yang sebenarnya adalah Giam In kok dengan julukan
bocah ajaib bermuka seribu!"
"Heeeh... heeeh... heeeh... kalau dia memang anak murid dari Gak Pun Leng, manusia ini
tak boleh dibiarkan berlalu dari sini...."
seru iblis sakti sambil tertawa seram.
Giam In kok memutar sepasang biji mata nya, lalu tertawa dan
berkata: "Kalau sauya mau pergi maka setiap saat aku bisa berlalu dari sini, namun Gak
suhengku masih berada disini, aku tak tega
membiarkan ia diganggu oleh kalian semua, biarkan kuantar dia
pergi dahulu dari tempat ini!"
"Kalian berdua tak usah pergi lagi dari sini, tinggal saja bersama aku.....!" seru
iblis sakti dengan suara keras.
Giam In kok tersenyum....
"Boleh saja tinggal disini," katanya, "tapi aku hendak menerangkan lebih dahulu,
Gak suhengku sama sekali tak pernah
belajar ilmu pertabiban apa-apa dari ayahnya, ia tidak banyak
gunanya untukmu karenanya selama dia berada disisi kalangan, aku harap tak
seorang manusiapun yang coba-coba mengganggu
dirinya!" "Hahaa.... hahaa... hahaa... kau tak usah kuatir, tentang soal ini, barang siapa
berani mengganggu dirinya maka aku akan
memberikan pelajaran yang setimpal kepadanya"
kangzusi.com "Baiklah kalau begitu! seru Giam In kok."Kemudiam sambil berpaling kearah Gak Beng ia segera berbisik
lirih: "Bersiap-siaplah Gah Beng! dalam melancarkan pukulan nanti, aku akan menghantar
kau menuju kedalam hutan, berusahalah
melarikan diri dari tempat ini dan tak usah menggubris diriku lagi, karena aku
mempunyai kemampuan untuk melarikan diri dari sini!"
Gak Bang mengangguk tanda mengerti.
Begitulah, sementara kawanan jago lihay itu sedang menduga -
duga rahasia apa yang sedang dirundingkan Giam In kok dengan
Gak Beng, tiba-tiba pemuda itu membentak keras:
"Pergi!" Dengan menyalurkan hawa murninya yang kuat sepasang telapak
tangannya segera mendorong tubuh Gak Beng sehingga mencelat
sejauh beberapa tombak dari tempat semula, dan dengan lincah
sekali lelaki itu segera melarikan diri masuk kedalam hutan.
Iblis sakti jadi teramat gusar ketika menyaksikan peristiwa itu, dengan muka
merah padam hardiknya: "Bangsat kau berani membohongi aku?"
Diiringi deruan angin tajam, telapak tangannya segera
diayunkan kedepan. Giam In kok tertawa panjang, sepasang telapak tangannya
segera mendayung kebelakang, dengan meminjam tenaga pukulan
yang dipancarkan oleh iblis sakti itu, ibaratnya perahu layar yang terhembus
angin, dengan enteng sekali badannya meluncur ke
arah hutan dimana Gak Beng sedang melarikan diri.
Begitu mencapai tepi hutan, tangannya bergerak cepat
menyambar tubuh Gak Beng yang sedang lari itu dan segera kabur
kedalam hutan. Tertegun hati iblis sakti menyaksikan angin pukulan yang
kangzusi.com dilancarkan olehnya telah dimanfaatkan oleh pemuda itu untuk
kabur, beberapa saat kemudian ia baru berseru:
"Aaah.... ! sungguh tak kunyana kalau bajingan cilik itu adalah anak murid dari
Cing Khu sangjin, mataku benar-benar sudah
melamur!" "Ayo Mari kita kejar!" teriak manusia iblis bertangan seribu cepat, ia segera
mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya dan melakukan
pengejaran. Sesungguhnya Giam In kok memiliki ilmu meringankan tubuh
yang amat sempurna, tetapi berhubung ia harus membopong tubuh
seorang lelaki seperti Gak Beng maka dengan sendirinya gerakan
tubuhnya jadi melamban. Belum jauh ia melarikan diri, desiran angin tajam sudah datang
dari belakang, ia segera berpaling kebelakang, tatkala menyaksikan iblis sakti


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dan manusia iblis sudah hampir mendekati, buru-buru ia berseru:
"Gak-heng kau tak usah menguatirkan keselamatanku, cepatlah melarikan diri dari
sini!" Setelah melepaskan Gak Bang dari gendongannya, si anak muda
itu segera membalikkan badan dan menghadang jalan pergi
gembong iblis sambil ujarnya:
"Mengapa sih kalian berdua mengejar diriku" apakah badan
kalian sudah merasa gatal dan kepingin digebuki?"
"Kau adalah anak murid dari Cing Khu sangjin," seru manusia bertangan seribu
dengan suara keras. "Karenanya, pada malam ini jiwamu harus ditinggalkan
disini!" "Bocah keparat! kau berani membohongi diriku," teriak iblis sakti pula dengan
suara keras, "aku tak akan mengampuni jiwamu lagi, kau harus merasakan bagaimana
menderitanya seseorang yang
berani membohongi diriku....!"
kangzusi.com "Hahaa.... hahaa.... hahaa.... kalian tak usah jual lagak dan omong besar lagi, hari
ini justru sauya lah yang hendak membasmi kaum iblis dari muka bumi, ayo siapa
kah diantara kalian berdua yang ingin mampus lebih dahulu?"
Dua buah telapak tangannya segera diayunkan kedepan
melancarkan serangan. Kalau angin pukulan si iblis sakti berhawa panas dan bersifat
keras sedangkan hawa pukulan dari manusia iblis lunak serta
berhawa dingin, hampir bersamaan waktunya dua angin pukulan
yang amat dahsyat itu bersamasama menumbuk diatas dada Giam
In kok. Menghadapi datangnya ancaman itu, pemuda tersebut tak berani
bertindak gegabah, tubuhnya meloncat satu tombak kesamping lalu serunya:
"Mari...mari.... kesini saja kalau mau bertempur, tempat disitu terlalu sempit...."
Tubuhnya segera berkelebat secepatnya kabur kearah yang
berlawanan dengan arah yang ditempuh oleh Gak Beng.
Setelah hawa kegusaran-nya dikobarkan oleh Giam In kok, dalam
keadaan begitu kedua orang iblis tersebut sudah tidak mem
perdulikan tentang diri Gak Beng lagi, dengan kencang mereka
membuntuti dibelakang Giam In kok.
Meskipun dua orang Iblis mempunyai urutan nama diatas lima
orang manusia aneh, tetapi gerukan tubuh mereka masih belum
berhasil menandingi kelihayan anak muda itu, kendatipun kejar -
mengejar telah berlangsung hampir mencapai satu kentongan
lamanya, namun kedua orang itu masih belum mampu menyusul
Giam In kok sehingga berada pada jarak setengah tembok.
Dalam pada itu fajar telah menyingsing diufuk sebelah timur,
sang surya memancarkan sinarnya yang keemas-emasan keseluruh
jagad, pada saat itulah dibalik pepohonan yang lebat meluncur
kangzusi.com datang dua sosok bayangan tubuh yang tinggi besar.
Jubah lebar yang dikenakan dua orang itu panjang sekali,
sehingga hampir menutupi kaki mereka, namun gerakan tubuhnya
cepat dan aneh sekali, dalam waktu singkat mereka sudah berhasil mencapai jarak
sepuluh tombak dibelakang pemuda itu.
Sejak kemunculannya tadi, Giam In kok sudah mengetahui
bahwa gerakan kedua orang itu luar biasa sekali, ia takut pihak lawan merupakan
jago-jago kalangan sesat yang berpihak pada dua orang iblis itu, untuk
menghindarkan hal-hal yang tak diinginkan, tubuhnya segera melayang kesamping
dengan maksud kabur lewat
jalan kecil yang berada disisi hutan.
Siapa tahu orang yang berada disebelah kiri itu rupanya telah
menebak maksud hatinya, baru saja pemuda itu berbelok
kesamping, dengan langkah yang sigap ia sudah meloncat kedepan
sana menghadang jalan perginya.
"Eeei.... tunggu sebentar" tegurnya, "mengapa kau lari terbirit-birit?"
Dari pertanyaan itu dapat ditarik kesimpulan bahwa orang itu
tidak bermaksud jelek terhadap dirinya, tetapi dengan adanya
penghadangan tersebut dengan cepat pasti iblis sakti serta manusia iblis
bertangan seribu berhasil menyusul dibelakangnya.
Iblis sakti segera mengenjotkan badannya melayang keudara
setelah melewati tubuh Giam In kok ia menghadang dihadapannya
sambil berkata diiringi gelak tertawanya:
"Hahaa.... hahaa.... hahaa....bocah keparat, sekarang kau sudah tak mampu lagi untuk
kabur dari sini!" Sementara orang yang menghadang jalan pergi Giam In kok tadi
pun sempat agak tercengang setelah menyaksikan kemunculan
manusia iblis bertangan seribu, serunya tertahan:
"Oooo...! rupanya saudara Suma juga berada disini...."
Giam In kok jadi kaget ketika mengetahui bahwa kedua belah
kangzusi.com pihak saling mengenal satu sama lainnya, tanpa banyak bicara ia kirim satu
pukulan gencar kearah orang yang berada dihadapannya dengan harapan bisa merebut
jalan untuk melarikan diri.
Orang itu mendengus dingin, telapak tangannya segera
disilangkan didepan dada untuk menangkis datangnya ancaman
tersebut. Tapi sayang orang itu terlalu memandang enteng diri Giam In
kok, dianggapnya musuh hanya merupakan seorang pemuda
ingusan, maka ilmu silatnya tentu belum luar biasa, kerana itu
dalam tangkisan itupun tidak semua tenaga yang dimilikinya
dipergunakan. "Blammmm...... !!"
Ditengah benturan yang sangat keras, tubuhnya yang tinggi
besar segera tergetar mundur sejauh lima langkah kebelakang
dengan sempopongan. Rekannya yang lain jadi amat gusar, menyaksikan sahabatnya
dihajar orang, dengan air muka berubah bentaknya:
"Kurang ajar, kau berani bermain kasar dengan kami?"
Lengannya menyambar kedepan dan langsung mencengkeram
bahu si anak muda itu. Giam In kok berkelit kesamping menghindarkan diri dari ancaman
itu, tapi manusia iblis yang kebetulan berada disampingnya segera melancarkan
sebuah pukulan kedepan. Meskipun dikerubuti oleh dua orang jago lihay, Giam In kok sama sekali tidak
gentar, sepasang lengannya segera disapu keluar
sambil berseru: "Rasakan jurus sakti membasmi iblis milikku ini!"
Ilmu silat dari Cing Khu sangjin benar-benar luar biasa sekali, sekalipun tenaga
dalam yang dipergunakan Giam In kok tidak penuh namun sapuan tersebut cukup
mengetarkan seluruh permukaan
bumi. kangzusi.com Diantara benturan yang nyaring, dua orang jago lihay yang
sedang melancarkan serangan itu segera terdesak mundur satu
langkah kebelakang. Kemudian dengan sorot mata yang tajam Giam In kok menyapu
sekejap sekeliling tubuhnya, ia temukan dirinya sudah terkepung rapat-rapat oleh
jago-jago tersebut, jelas suatu pertarungan sengit tak dapat dihindarinya lagi.
Dalam keadaan begini, ia segera mengempos tenaga dan tertawa
nyaring, serunya: "Hahaa.... haha.... bagus, bagus sekali! rupanya kalian memang merupakan kawasan
iblis dan siluman, tapi sebelum bertempur
sebutkan dulu siapa nama kalian, agar sauya bisa tahu siapa saja yang sudah
kubunuh dari muka bumi....!"
Manusia iblis bertangan seribu Suma-heng segera tertawa dingin.
"Hehee.... hehee.... hehee.... apa lagi yang ingin kau ketahui"
kami adalah dua dari empat iblis serta dua siluman, cukup jelas bukan keterangan
ini" hmmm! siapa suruh kau menjadi anak murid
Cing Khu Sangjin" kalau sudah berani menjadi muridnya, maka
kaupun sudah sepantasnya berani membereskan persengketaan
yang sudah terjadi antara kami dengan setan gurumu itu sebelum ia menemui
ajalnya....!" "Tapi kau tak usah kuatir, sekali aku she Suma telah berjanji untuk mengalah
tiga jurus kepadamu, aku tetap akan mengalah
kepadamu, nah! lancarkanlah seranganmu!"
"Hmm! siapa yang suruh kau mengalah tiga jurus kepadaku?"
dengus Giam In kok dengan nada dingin, "Sauya adalah ahli waris dari mendiang
guruku, sudah sepantasnya kalau akulah yang akan
mengalah tiga jurus untukmu....!"
Manusia iblis bertangan seribu Suma Heng amat gusar sekali, ia
merasa ucapan itu merupakan suatu penghinaan baginya, dengan
sorot mata yang tajam ia menatap pemuda itu tanpa berkedip,
kangzusi.com sementara napsu membunuh menyelimuti seluruh wajahnya.
Ia bersuit nyaring... secara tiba-tiba tubuhnya melambung tinggi keangkasa,
kemudian diantara berkembangnya bayangan telapak
tangan diudara, desiran tajam meluncur kebawah laksana petir yang menyambar
kebumi. Rupanya iblis ini ingin menunjukkan kelihayan-nya dihadapan
iblis sakti serta dua siluman lainnya, dalam pemikirannya asal dalam satu jurus
gebrakan saja ia mampu membikin keok ahli waris dari Cing Khu sangjin ini, maka
pamornya akan semakin meningkat, maka begitu turun tabgab ia segera mengeluarkan
jurus serangan yang paling ampuh. "Blaamm! blaamm!"
Beberapa benturan keras menggeletar diudara, pada daerah
seluas lima tombak disekeliling gelanggang muncullah belasan buah liang kecil
yang terletak tak beraturan, pusaran angin yang
membawa terbang pasir dan debu mencapai ketinggian lima tombak
lebih. Giam In kok yang berada didalam kurungan angin puyuh itu
tertawa terbahak-bahak: "Haaah... haaah.... hahaa... julukannya memang hebat, katanya manusia iblis bertangan
seribu, tapi mana buktinya" kenapa liang yang dibuat dalam tanah banya tujuh
puluh buah saja" wah.... kalau dibandingkan dengan angka seribu, masih selisih
jauh sekali...." Kelihayan manusia iblis bertangan seribu justru terletak pada
keampuhan permainan ilmu telapak tangannya, bila serangannya
dilancarkan maka seolah-olah terdapat seribu tangan yang berubah menjadi
jaringan telapak tangan yang mengurung tubuh lawannya
dibawah serangan tersebut, disamping itu diapun pandai
melepaskan senjata rahasia beracun yang tak terduga oleh lawan, atas keampuhan-
nya inilah ia diberi julukan si tangan seribu.
Siapa tahu, meskipun Giam In kok berhasil terkurung dibawah
jaringan telapak tangannya yang sangat ketat, bukan saja pemuda kangzusi.com
situ gagal dilukai oleh serangan ampuhnya, bahkan pihak lawan
malah mampu menghitung ketujuh puluh dua buah liang kecil yang
dihasilkan oleh serangannya, hal itu membuat iblis itu jadi jengah sekali hingga
air mukanya berubah jadi merah padam, dengan
penuh kegusaran kembali hardiknya:
"Bangsat cliik, kau jangan keburu bangga dulu!"
Sekarang telapak tangannya berputar kencang dan menari
kembali diangkasa, berpuluh-puluh buah cahaya tajam yang
menyilaukan mata dan diiringi desiran angin tajam serentak
menyerang sekujur tubuh Giam In kok.
Menyaksikan manusia iblis bertangan sakti Suma Heng telah
mengeluarkan ilmu silat andalan-nya untuk merobohkan musuh,
iblis sakti serta kedua orang siluman itn saling berpandangan
sekejap dengan mulut membungkam, sementara dalam hati kecilnya
mereka berpikir: "Sungguh hebat serangannya ini, dari empat penjuru muncul cahaya tajam yang
disertai desiran angin tajam, waah.... bagaimana caranya untuk menghindarkan
diri?" Ketika berpuluh-puluh cahaya tajam yang membawa desiran
angin tajam itu menembusi lingkaran tubuh pemuda itu, tiba-tiba berhembuslah
segulung angin puyuh yang maha dahsyat, seketika
itu juga kilatan cahaya tersebut tersapu lenyap semua ditengah
udara. Terdengar Giam In kok tertawa terbahak-bahak sambil
mengejek: "Hahaa.... hahaa.... hahaa.... manusia iblis bertangan seribu masih belum pantas
menggunakan julukan itu, tangan seribu"....
hahaa.... hahaha.... senjata rahasia yang kau lancarkan belum
mencapai angka seribu, baru tujuh ratus batang belaka.... aku lihat lebih baik
julukanmu dirubah jadi iblis manusia bertangan tujuh ratus saja...."
Semua orang jadi melongo dan termangu-mangu mendengar
kangzusi.com ejekan tersebut, dari sini semakin bisa dibuktikan bahwa kepandaian silat yang
dimiliki pemuda itu benar-benar luar biasa sekali.
Dua orang manusia siluman saling bertukar pandangan sekejap,
kemudian mereka merogoh kedalam sakunya dan mencabut keluar
senjata tajam masing-masing.
Sementara itu manusia iblis bertangan seribu Sama Heng telah
membentak kembali, setelah serangan keduanya gagal, tangannya
kembali diayunkan kedepan melepaskan jarum-jarum berbisa,
bersamaan itu pula badannya maju kedepan dan berusaha
menghantam tubuh pemuda itu.
Dua orang manusia siluman yang berada disisi kalanganpun tak
ambil diam belaka, tangan mereka diayunkan berbareng, sebuah
cahaya emas dan sebuah cahaya hijau dengan membawa desiran
angin tajam dengan cepatnya meluncur kedalam gelangang.
Manusia bertangan seribu Suma Heng terkesiap hatinya, dengan
ketakutan ia menjejakkan kakinya keatas tanah, kemudian meloncat mundur sejauh
tujuh tombak kebelakang. Debu dan pasir memenuhi angkasa, ditengah kilatan cahaya yang
menyilaukan mata tiba-tiba berkumandang suara suitan panjang.
Giam In kok bagaikan sebatang anak panah yang terlepas dari
busurnya meluncur sepuluh tombak ketengah udara, dibawah
kilauan cahaya terang segulung tenaga tekanan yang maha dahsyat menggencet tubuh
iblis manusia bertangan seribu yang sedang
menerjang masuk kedalam gelanggang itu.
Giam In kok segara melayang turun keatas tanah, lalu sambil
tertawa haaa haaaa kembali ejeknya:
"Hey iblis bertangan tujuh ratus, bagaimana sih" bukankah Sauya sudah mengalah
tiga jurus kepadamu" kenapa kau begitu tak becus sehingga digebuk satu kali saja
sudah ketakutan?" Si iblis sakti yang selama ini membungkam terus disisi kalangan, kangzusi.com
diam-diam memutar otak dan berupaya untuk menghadapi pemuda
yang bergelar bocah ajaib bermuka seribu ini.
Ia tahu Cing Khu sangjin pernah meninggalkan cairan kumala
didalam buli-buli emas yang bisa menambah tenaga dalam seorang
sebesar enam puluh tahun hasil latihan, tetapi ia merasa tak usah jeri
menghadapi bocah tersebut, sebab ia yakin dengan tenaga
dalamnya sebesar seratus tahun hasil latihan masih lebih dari cukup untuk
mengatasinya. Ia segera meloncat maju kedepan dan menghadang dihadapan
manusia iblis bertangan seribu sambil serunya:
"Bocah cilik sambutlah seranganku!" Giam In kok tertawa dingin, dia memutar
telapak tangannya siap menyambut datangnya
ancaman tersebut. Tetapi sebelum ia sempat turun tangan, tiba-tiba dari atas pohon melayang turun
dua sosok bayangan manusia, salah satu
diantaranya yakni seorang dara berbaju hijau dengan alis berkenyit telah
membentak dengan nyaring:


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Hmm! mengandalkan jumlah banyak mengerubuti seorang
bocah cilik.... mentang-mentang sudah tua lantas berani
menganiaya orang muda.... huuh! tak kusangka kalau kalian
manusia-mauusia yang punya nama besar dikolong langit
sebenarnya tak lain hanya manusia-manusia bermuka tebal yang tak tahu malu!"
Waktu itu manusia iblis bertangan seribu Suma Heng sedang
merasa gusar dan mendongkol sekali, iapun sedang gelisah karena rasa
mendongkolnya tidak tersalurkan, melihat dihadapan mereka
tiba-tiba muncul dua orang dara muda yang akan mencampuri
urusannya, dengan penuh kegusaran segera teriaknya keras-keras:
"Budak sialan, darimana kalian datang" siapa suruh kalian berdua meacampuri
urusanku?" Giam In kok sendiripun diam-diam melirik sekejap kearah dua
orang itu, ia jumpai kedua orang gadis itu berusia antara enam
kangzusi.com belas tahunan, yang satu mengenakan pakaian ringkas berwarna
hijau sedang yang lain memakai pakaian ringkas berwarna merah,
sebilah pedang panjang nampak tersoren diatas bahunya.
Kalau dilihat dari tampangnya, pamuda itu merasa kagum karena
dua orang dara itu kelihatan gagah sekali, tapi ditinjau dari gerakan tubuhnya,
ia tahu bahwa ilmu silat mereka tidak terlalu lihay, dalam hati segera pikirnya:
"Dua orang ini benar-benar mencari penyakit buat diri sendiri, suka mencampuri
urusan orang lain, Hm! jika mereka tidak datang keadaanku masih mendingan,
justru dengan kedatangan mereka
aku malah tak sanggup melarikan diri....."
Berpikir sampai disini buru-buru ia berseru:
"Cici berdua, harap mundur saja kebelakang, beberapa gembong iblis itu lihay
sekali, belum tentu kalian berdua merupakan tandingan mereka....!"
Dara yang berbaju merah itu segera mencibirkan bibirnya setelah mendengar
perkataan itu, lalu serunya:
"Aaah....! apa sih lihaynya mereka, kau tak usah kuatir lihatlah kami berdua akan
menghajar beberapa orang cecunguk itu sehingga babak belur.....!"
Habis berkata ia segera menggerakkan sepasang telapak tangannya yang putih
bagaikan salju itu dan menyerobot kehadapan
manusia iblis bertangan seribu, sebuah pukulan gencar segera
dilancarkan. Melihat gerakan tangan yang digunakan dara cantik berbaju
merah itu, manusia iblis bertangan seribu buru-buru menyingkir
kesamping lalu hardiknya secara lantang:
"Eeeei.... eeei.... tunggu sebentar, bukankah jurus serangan yang kau gunakan itu
merupakan ilmu silat dari iblis bumi Suto heng, siapakah kau" jangan salah
paham..... kami ini merupakan sahabat dari iblis bumi......"
kangzusi.com Kontan saja Giam In kok berpikir keras didalam hati kecilnya:
"Bagus sekali.... rupanya mereka memang terdiri dari golongan tikus serta
ular....wah ! kalau sampai terjadi pertarungan tentu ramai sekali keadaannya...."
Pemuda itu jadi kegirangan, dia ingin menyaksikan jago-jago dari kalangan hitam
itu saling bertarung sendiri.
Siapa tahu dara berbaju merah itu segera mendengus dingin dan
mencaci maki: "Tua bangka celaka, mungkin matamu sudah melamur dan tak
bisa melihat dengan jelas gerakan ilmu silat orang.... coba lihat dulu dengan
jelas apakah jurus serangan yang kami gunakan merupakan
ilmu silat dari iblis bumi" apakah hanya suto Hong saja yang dapat mempergunakan
kepandaian seperti itu....?"
Haruslah diketahui Suto Hong serta Suto Liong adalah kakak
beradik yang masing-masing menduduki posisi sebagai iblis langit serta iblis
bumi, setelah kedua orang dara itu menyangkal bahwa mereka mempunyai hugungan
dengan Suto Hong, itu berarti bahwa
merekapun tak ada hubungannya dengan Suto Liong.
Salah satu diantara siluman yang bermuka putih bersih, dengan
gaya seorang banci segera melangkah maju kedepan, lalu berkata
sambil tertawa cengar-cengir:
"Kalau memang nona cilik berdua tak ada hubungannya dengan suto loo ko dari
iblis langit, bagaimana kalau serahkan saja
kepadaku untuk mengurusinya?"
Dara berbaju hijau itu menjadi amat gusar setelah melihat
tingkah laku orang itu, sambil membentak keras katanya:
"Eeeii... banci! kau tidak mirip laki, tidak mirip juga perempuan, sebenarnya
manusia apakah dirimu itu?"
"Hiiiih... hiiih... hiiiih... aku yang muda bernama Koan Ki! indah bukan namaku?"
jawab siluman banci itu sambil tetap cengar-cengir seperti kuda. kangzusi.com
Giam In kok jadi geli juga menyaksikan tingkah laku siluman
banci yang telah ditaksir berusia lima puluh itu, tak tahan lagi pemuda itu
segera tertawa terbahak-bahak.
Sebaliknya paras muka dara berbaju hijau, itu mula-mula jadi
merah padam setelah mendengar lawannya menyebutkan namanya
tapi kemudian dengan wajah pucat pias bagaikan mayat dia
mencabut keluar pedang panjangnya yang tersoren di atas
punggung. Lalu sambil memutar senjatanya membentuk sekilas cahaya
keperak-perakan, ia menerjang maju kedepan.
Koan Ki mengegos kesamping, pada kesempatan itu tangannya
meraba pinggul dara baju hijau itu sambil berseru memuji:
"Aduuh.... mak.... lunak ....empuk....sedap!"
Dara berbaju hijau itu merasa malu bercampur gusar, air
mukanya berubah jadi merah bagaikan kepiting direbus, dengan
gemas ia meludah diatas tanah, kemadian hawa murninya
disalurkan kedalam senjata, sehingga ujung pedang itu
memancarkan cahaya berkilat dan berubah menjadi warna hijau
tua.... Koan Ki sangat terperanjat ketika menyaksikan hal itu, tanpa
sadar ia berteriak keras:
"Ah! ilmu pedang dari keluarga Thian"
Sesudah mengetahui asal usul dari ilmu pedang yang
dipergunakan lawannya, siluman banci Koan Ki tak berani bertindak gegabah,
sepasang tangannya segera mengepal kencang-kencang,
dalam waktu singkat kepalan itupun berubah jadi putih berkilaun.
Sementara itu si dara berbaju hijau tadi telah merubah
permainan pedangnya, terlihatlah segumpal cahaya hijau kehitam -
hitaman yang amat menyilaukan mata mengurung tubuhnya
ditengah kalangan, kian lama cahaya itu berubah semakin tajam,
sehingga akhirnya cahaya hijau yang mengitari sekeliling tubuh
Koan Ki berubah jadi hijau muda yang tajam.
kangzusi.com Berulang kali Koan Ki melancarkan serangannya untuk
mendesak mundur gadis berbaju hijau itu, tapi setiap kali angin pukulannya gagal
untuk menembusi kurungan hawa pedang lawan,
sebaliknya ia malah memancing kegusaran lawan, akibatnya
serangan yang dilancarkan dara itu semakin gencar.
Ketika mendengar tentang ilmu pedang keluarga Thian
disinggung orang, Giam In kok merasakan hatinya tergerak, tanpa sadar ia
berteriak keras: "Cici baju merah, apakah kalian benar-benar she Thian?"
"Kalau kami she Thian lantas mau apa kau?" jawab gadis berbaju merah itu dengan
ketus. "Kalau memang she Thian, hal ini kebetulan sekali! siaute akan membantu kalian
untuk menghajar gembong iblis tersebut!"
Oleh karena kedua orang gadis ini she Thian, pemuda tersebut
segera menduga kalau mereka pasti ada hubungannya dengan
Thian Bu, sebab Thian Bu kalau bukan seorang jago lihay yang
punya nama benar di kolong langit, tidak mungkin telapak tangan sakti dari Giam
tok menyuruh ia mencari jago lihay tersebut.
Oleh sebab itulah dia lantas mengambil keputusan untuk
membantu dua orang gadis itu dalam keadaan apapun juga, agar
dengan demikian kabar berita mengenai Thian Bu berhasil
didapatkan. Sementara ita gadis berbaju merah itu segera mencibirkan
bibirnya setelah mendengar perkataan itu, segera serunya:
"Ciiis! tak tahu malu, kami berdua yang datang membantu
dirimu, ataukah kau yang datang membantu kami berdua?"
Giam In kok jadi geli juga, sambil tertawa ujarnya kembali:
"Baiklah, perduli siapa membantu siapa, pokoknya yang penting kita semua adalah
satu nyawa!" kangzusi.com "Ciiis......! siapa yang kesudian menjadi satu nyawa dengan tampangmu itu?" kembali
dara berbaja merah itu berseru dingin.
Iblis sakti yang mengikuti semua pembicaraan tersebut tak dapat menahan rasa
gelinya lagi, ia menengadah dan tertawa terbahak-bahak.
"Hahaa.... haaaah.... haaaah.... kepaat cilik! sayang sekali kau ingin menjilat pantat
kuda yang kau jilat justru kakinya, siapa suruh kau bertindak kurang hati-
hati...." aku lihat lebih baik kalian tak usah bergurau terus-menerus, ketahuilah
bahwa aku sedang membutuhkan tenagamu untuk menyembuhkan penyakit aneh yang
diderita oleh sahabatku, aku sama sekali tidak bermaksud untuk
membinasakan dirimu!"
"Kurang ajar, siapa yang jadi kuda" kau samakan diriku seperti kuda.....?" bentak
dara berbaju merah itu dengan gusar.
Bersamaan dengan selesainya perkataan itu ia segera menerjang
kedepan sambil melancarkan sebuah serangan kilat.
Iblis sakti sama sekali tidak memandang sebelah matapun
terhadap serangan dara berbaju merah itu, menanti angin pukulan itu tadi hampir
mengenai tubuhnya, tiba-tiba ia mengegos
kesamping, lalu menerjang kedepan mendekati Giam In kok.
Dalam pada itu, si anak muda itu sendiripun sedang
menguatirkan keselamatan dara berbaju merah itu, dia takut dara tersebut bukan
tandingan dari iblis sakti dan akan menderita luka ditangannya, tidak menunggu
lawannya melancarkan serangan
lagi, begitu iblis sakti mendekati tubuhnya, ia segera menerjang maju sambil
mengirim satu pukulan gencar.
Ilmu sakti ajaran dari Cing Khu sangjin benar-benar lihay sekali, dalam waktu
singkatt pohon dan tumbuh-tumbuhan tumbang
terhembus angin puyuh, pasir dan debu berterbangan memenuhi
seluruh angkasa, begitu kalut suasananya sehingga hampir saja
susah untuk melihat bayangan manusia yang berkelebat didepan
kangzusi.com mata. Air muka iblis sakit berubah hebat karena kagetdan saking
tercekatnya, buru-buru dia mundur tujuh-delapan tombak jauhnya
dari tempat semula, setelah berhasil menenangkan hatinya, segenap kepandaian
segera dikeluarkan untuk membendung datangnya
ancaman tersebut. Dara berbaja merah itupun terkejut bercampur tercengang,
setelah menyaksikan jalannya pertarungan antara iblis sakti
melawan Giam In kok. Beberapa saat lamanya, ia memutar biji matanya dan
mengalihkan pandangannya untuk menyaksikan pertarungan yang
sedang berlangsung antara dara berbaju hijau melawan Koan Ki
banci tersebut. Siapa tahu ketika ia berpaling, hampir saja dara berbaju merah
itu tertawa cekikikan saking gelinya.
Ternyata dara berbaju hijau dan siluman banci Koan Ki telah
menghentikan pertarungannya, seperti pula para jago lain, pada saat itu dengan
mata melotot dan mulut melongo, kedua orang itu sedang menyaksikan jalannya
pertarungan antara Giam In kok
melawan iblis sakti. Pertarungan yang sedang berlangsung itu rupanya merupakan
pertarungan paling sengit yang pernah berlansung di kolong langit, sehingga
semua orang begitu terpesonanya untuk mengikuti jalannya pertarungan itu.
Diam-diam dara berbaju merah itu mendekati sisi dara berbaju
hijau, kemudian menepuk bahunya.
Dara berbaju hijau itu terlonjak kaget dan segera berpaling
kebelakang, tetapi setelah mengetahui siapakah yang telah
menepuk bahunya itu, sambil mencibirkan bibirnya ia mengomel:
"Cici, kau benar benar jahat sekali, sampai kaget setengah mati aku!"
kangzusi.com "Hmm! coba lihat keadaanmu yang termangu-mangu seperti
orang yang kehilangan sukma, kalau bajingan tua she Koan itu
menghajar badanmu, bukankah sejak tadi kau sudah tergeletak tak bernyawa lagi?"
Koan Ki berada kurang lebih satu tombak dari mereka, dengan
sendirinya perkataan tersebut dapat didengar olehnya, ia segera tersenyum:
"Hihiii.... hihiii.... hihiii... kalian tak perlu kuatir, sebelum pertarungan ini
selesai berlangsung dan menang kalah belum
ditentukan, aku tidak akan membukakan pakaian untuk kalian
berdua!" "Anjing biadab!" maki dara berbaju merah itu dengan jengah sehingga air mukanya
berubah jadi merah padam.
Ia segera mencabut keluar pedangnya, kemudian diputar
sedemikian rupa sehingga menimbulkan suara desiran tajam, sambil menerjang maju
kedepan, sebuah tusukan kilat segera dilancarkan.
Pada saat itu siluman banci Koan Ki sama sekali tidak menaruh
perhatian terhadap kedua nona tersebut, menyaksikan datangnya
tusukan kilat dari lawannya, dia menjadi gugup setengah mati,
dalam waktu singkat tubuhnya sudah terdesak mundur beberapa
langkah kebelakang. Mendadak...... Suara pekikan nyaring berkumandang memenuhi angkasa, suara
itu tinggi melengking dan amat memekikkan telinga.
Belum habis suara pekikan tersebut menggema diudara, kembali
terjadi ledekan dahsyat menggeletar di seluruh permukaan bumi,
dalam waktu singkat kembali terjadi gumpalan debu yang menyebar keangkasa. dua
saaok bayangan manusia nampak saling meluncur
keluar dari gelanggang. Dara berbaju marah itu amat terperanjat, rupanya pertarungan
yang sedang berlangsung telah berhenti.
Di tengah jeritan kaget yang memecahkan kesunyian, terlihatlah
kangzusi.com lima sosok manusia secara terpisah masing-masing menyerbu
kearah Giam In kok serta iblis sakti.
Meskipun didalam serangan mautnya tadi Giam In kok berbasil
memukul mundur iblis sakti, akan tetapi dia sendiripun tak mampu mempertahankan
dirinya, dengan sempoyongan badannya tergetar
mundur beberapa langkah kebelakang.
Hampir pada saat yang bersamaan nona berbaju merah serta
nona berbaju hijau itu tiba disisi anak muda tersebut, dengan nada penuh
perhatian mereka segera menegur melirih:
"Bagaimana keadaanmu" apakah kau menderita luka?"
Giam In kok hanya merasa kaget saja oleh sentakan keras akibat
benturan keras tadi. Setelah mengepos tenaga dan berhasil berdiri tegak ia
menghembuskan napas panjang, kemudian menggeleng
dan tertawa getir. "Cici! berilah sebutir obat Sian huan wan kepadanya!" kata sinona berbaju hijau
itu tiba-tiba. Nona berbaju merah itu mengiakan dan segera mengambil keluar
sebuah botol porselen kecil dari dalam sakunya.
Dalam pada itu Giam In kok telah mengatur pernapasannya satu
kali, ia merasa golakan darah panas dalam rongga dadanya telah
berhasil ditenangkan kembali, karena merasa tidak terluka buru-buru ia berseru:
"Terima kasih untuk perhatian cici berdua, tak usah kau
membuang obat mujarab milikmu dengan sia-sia"


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Huuh...! obat ini toh sudah kuambil keluar, masa kau suruh aku menyimpan-nya
kembali?" omel nona berbaju merah itu sembari mencibirkan bibirnya yang kecil,
"ayo cepat terima!"
Giam In kok merasa senang sekali menyaksikan kelincahan serta
kemanjaan nona berbaju merah itu, dia merasa tak enak hati untuk menolak
kebaikan orang, maka sambil tersenyum ia segera
kangzusi.com menerima pemberian obat mujarab tersebut dan kemudian
dimasukkan kedalam sakunya.
"Eeei...! kenapa tidak kau telan?" tegur nona berbaju hijau itu dengan nada
tercengang. "Aaah.... biar kusimpan dulu obat ini, nanti saja kalau aku benar-benar menderita
luka, obat ini pasti akan kutelan"
Debu dan pasir yang beterbangan diangkasa perlahan-lahan sirap
dan pemandangan disekeliling tempat itupun dapat terlihat kembali dengan nyata,
tampaklah diatas permukaan tanah muncul sebuah
celah sebesar tiga depa dengan panjang lima depa, inilah akibat benturan angin
pukulan yang dilancarkan oleh pemuda tersebut.
Iblis sakti duduk bersila diatas tanah, agaknya ia telah menderita luka dalam
yang cukup parah dan pada saat ini sedang mengatur
pernapasannya untuk menyembuhkan luka tadi, disisi tubuhnya
berdirilah manusia iblis bertangan sakti Suma Heng serta dua
siluman lainnya. Terdengar nona berbaju hijau itu tertawa ringan kemudian
menegur: "Eei... siapa sih yang barusan bergebrak melawan dirimu" apakah kau kenal?"
"Aku dengar ia berjulukan Iblis sakti, orang-orang itu menyebut dia sebagai tua
bangka Su Gong, entah siapa namanya?"
"Aaah....! jadi dia adalah Su Gong Wan?"
"Mungkin saja begitu," sahut pemuda itu sambil tersenyum, "cici rupanya
pengetahuan mu jauh lebih luas ketimbang aku!"
"Huuuh....! mereka toh Iblis-iblis kenamaan yang terderet
namanya diantara jago-jago kenamaan dunia persilatan, siapa saja kenal siapakah
iblis langit, iblis bumi, manusia iblis serta iblis sakti!"
"Eeeiii cici, aku dengar tadi kalian she Thian, kenalkah kalian dengan seorang
jago tua yang bernama Thlan Bu?"
"Oooh... dia" dia adalah kakekku!" jawab nona berbaju hijau itu kangzusi.com
setelah ragu-ragu sejenak.
Rupanya si nona berbaju merah tidak senang hatinya karena
adiknya terlalu ceroboh dan menjawab pertanyaan orang tanpa
dipikir dahulu beberapa kali, ia mengerling kearah nona tersebut.
Buru-buru Giam In kok berseru kembali:
"Cici, kau tak usah menaruh curiga terhadapku, siaute sama sekali tidak
bermaksud jahat terhadap dia orang tua, justru aku hendak menyambangi dirinya?"Lalu siapakah engkau?"
"Aku she In bernama Kok Hui!"
"Aaah....! jadi engkaulah si bocah ajaib bermuka seribu itu?"
"Julukan itu hanya pemberian orang-orang kepadaku, padahal muka siaute kan cuma
satu" coba lihat, masa aku punya muka
seribu?" Baru saja perkataan itu selesai diucapkan keluar, tiba-tiba dari tengah udara
telah berkumandang datang suara pekikan nyaring,
disusul terlihatlah serentetan cahaya kuning keemas-emasan dan
cahaya kehijau-hijauan yang amat menyilaukan mata meluncur
datang pada saat yang bersamaan, desiran tajam langsung
mengancam batok kepalanya.
Ternyata dua orang siluman yang selama ini berdiri disisi iblis sakti itu telah
manfaatkan kesempatan yang sangat baik dikala
pemuda itu sedang bercakap-cakap untuk melancarkan serangan
yang mematikan. Giam In kok sendiri sama sekali tidak menyangka kalau pada saat itu manusia
iblis bertangan seribu serta dua orang siluman tersebut akan melancarkan
serangan berbareng kearahnya, baru saja ingatan berkelebat dalam benaknya,
serangan yang maha dahsyat itu sudah tiba diatas batok kepalanya.
"Cepat mundur!" buru-buru dia membentak keras.
Segenap hawa murni yang dimilikinya segera dihimpan kedalam
kangzusi.com sepasang telapak tangannya, lalu dengan pukulan In goan ceng
khi, sepasang tangannya segera mendorong ke atas untuk
membendung datangnya serangan gabungan tersebut.
"Blaaaaammm.....! Blaaaammm....!"
Ledakan dahyat yang menggelegar diudara segera menimbulkan
goccangan yang amat keras diseluruh permukaan bumi.
Manusia iblis bertangan seribu, dua orang manusia siluman serta dua orang gadis
muda itu segera terpental sejauh beberapa tombak dari gelanggang pertarungan,
kemudian jatuh terkapar diatas tanah.
Iblis sakti yang sedang duduk bersemedi pada jarak kurang lebih belasan tombak
dari sisi kalangan pun rupanya terpengaruh juga
oleh gelombang angin tekanan akibat serangan dahsyat dari It goan ceng khi
tersebut. Tak dapat diampuni lagi, tubuhnya segera menggelinding sejauh
lima tombak lebih dari tempat semula.
Giam In kok sendiripun tidak berhasil mendapatkan keuntungan
apa-apa dari bentrokan tersebut, karena ia harus mengerahkan
pukalan It goan ceng khi tersebut dalam keadaan tergesa-gesa
guna membendung datangnya angin pukulan serta serangan
senjata rahasia yang dilancarkan manusia iblis serta ke dua orang manusia
siluman tersebut. Darah segar didalam rongga dadanya segera bergolak keras, dan
tak dapat dicegah lagi, dia memuntahkan darah segar dan tak bisa berkutik lagi.
Kendatipun pada saat terjadinya bentrokan tersebut, kedua
orang dara manis itu berada di belakang tubuh sang pemuda itu,
namun tubuh mereka ikut terpental juga kebelakang dengan cukup
keras sehingga terbanting keras keras diatas tanah, mereka harus menunggu
beberapa saat kemudian hingga rasa pusing mereka
hilang baru dapat merangkak bangun kembali dari atas tanah
dengan bersusah payah. "Sreeeet....! sreeeet....!"
kangzusi.com Tiba-tiba terdenger suara langkah kaki manusia berkumandang
datang dari tempat kejauhan, makin lama suara itu kedengaran
semakin mendekat. Ketika si dara berbaju merah itu membuka sedikit matanya untuk
mengintip, maka tampaklah dua orang lelaki sedang berjalan
mendekati kearah mereka semua.
Ke dua orang itu adalah seorang lelaki bertubuh kurus dan
bertubuh gemuk, usia mereka berdua diantara tiga-empat puluh
tahunan, tak nampak senjata tajam yang tergantung ditubuh kedua orang itu, namun
kalau ditinjau dari gerak langkah mereka yang
begitu enteng, bisa diduga bahwa mereka berdua mengerti akan
kepandaian silat..... Begitu tiba di tempat kejadian, lelaki bertubuh gemuk itu segera memandang
sekejap ke sekeliling gelanggang, kemudian berseru
tertahan: "Aaaaah....! Apa yang telah terjadi?" teriaknya keheranan,
"mengapa di tempat ini terdapat empat orang kakek, seorang pemuda dan dua orang
bocah perempuan yang tergeletak di atas
tanah?" Lelaki yang bertubuh kurus kering itu segera tertawa seram,
suaranya tajam dan dingin sehingga tidak enak didengar.
"Heeeeh....hehee.... hehee... itu namanya nasib kita berdua sedang beruntung, bukankah
kebetulan sekali kitapun berdua" dua orang gadis itu bisa kita pakai seorang
satu....?" "Perkataan Gou heng sedikitpun tidak salah, rupanya mereka semua telah menderita
luka yang cukup parah, lebih baik kiya
bereskan dulu tua-tua bangka serta bocah lelaki itu, dengan
demikian kita pun bisa menikmati kelezatan tubuh ke dua bocah
perempuan itu dengan hati tenang!"
"Aaaah! itu gampang sekali!" jawab lelaki kurus yang dipanggil sebagai Goa heng
tadi, "untuk membereskan manusia-manusia itu kita cukup menggebrak batok kepala
mereka! ayo kita segera turun kangzusi.com
tangan bersamasama...."
Nona berbaju merah itu dapat mengikuti semua pembicaraan itu,
kontan saja menjadi naik pitam, saking gusarnya hampir saja
dadanya terasa mau meledak.
Tetapi ia tahu tenaga dalamnya belum pulih kembali seperti sedia kala dan tak
boleh bergerak secara sembarangan, dalam hati iapun mengambil keputusan asal
salah seorang diantaranya berani
mendekati dirinya maka ia akan memencarkan serangan yang
mematikan. Terdengar lelaki gemuk itu berkata kembali:
"Sejak dulu sampai sekarang kaum gadis muda hanya menyukai kaum pemuda, disini
ada seorang lelaki muda yang terkapar
ditanah, mungkin dia merupakan satu rombongan dengan dua
orang gadis itu, lebih baik kita punahkan dulu jiwanya, agar gadis itupun tak
usah menguatirkan kekasihnya marah lagi kalau badan
mereka kita pakai!" Sambil berkata selangkah demi selangkah ia mendekati Giam In
kok dan siap melakukan pukulan yang mematikan.
Nona berbaju merah itu jadi amat terperanjat sekali, setelah
mengetahui bahwa orang itu hendak turun tangan membinasakan
Giam In kok, tanpa perduli kekuatan badannya apakah sudah pulih apa belum, ia
segera mengenjotkan badannya meloncat bangun dan
membentak keras: "Bajingan tengik, serahkan jiwa anjingmu!"
Sambil menerjang maju kedepan, pedangnya dengan cepat
dibabat kearah tubuh lelaki gemuk itu.
Ilmu silat yang dimiliki pria gemuk itu ternyata tidak lemah,
menyaksikan datangnya ancaman ia segara meloncat beberapa
langkah kesamping untuk meloloskan diri, kemudian sambil tartawa terbahak-bahak
serunya: kangzusi.com "Hahaa.... hahaa .... hahaa .... bocah manis, jangan marah dan jangan sembarangan
menggerakkan tubuhmu, hati-hatilah kalau
sampai tulang Ku-kit mu terluka.... wah! bisa berabe loo... kalau bermain diranjang
nanti kau bisa kehilangan kenikmatan...."
Tulang Ku kit hiat terletak dibawah jalan darah Tiang kek disebut juga tulang
kemanisan dan letaknya diantara kedua belah paha,
mendengar mulut orang itu kotor sekali, karuan saja nona berbaju merah itu
semakin gusar, dengan air muka merah padam karena
jengah, teriaknya keras-keras:
"Bangsat! mulutmu kotor sekali, rupanya kau sudah bosan
hidup!" Ilmu pedangnya segera dikembangkan, maka terlihatlah
berkuntum-kuntum bunga padang yang bersamaan waktunya
meluncur kedepan. Pria gemuk itu mula-mula terperanjat sekali ketika menyaksikan
jurus-jurus serangan yang dilancarkan nona berbaju merah ita
sangat ampuh dan luar biasa sekai, tetapi lama-kelamaan ia dapat merasakan juga
kalau tenaga serangannya sangat lemah dan
belum pulih seperti sedia kala.
Sampil meloncat mundur kebelakang, ia segera merogoh
kedalam sakunya dan mencabut keluar sebuah cambuk kulit ular
yang panjangnya mencapai tujuh depa, teriaknya kemudian:
"Bocah perampuan! kalau kau tak mau mendengarkan
nasehatku, baiklah! rasakan dulu kelihayan cambuk sakti dari Liong toaya!"
Meskipun kepandaian silat yang dimiliki nona berbaju merah itu
sangat lihay, akan tetapi dalam keadaan tenaga dalam yang di miliki belum pulih
kembali kekuatannya, ia hanya bisa bertarung dalam posisi seimbang dengan pria
gemuk itu. Terdengar pria she Goa itu tiba-tiba tertawa sambil berseru!
kangzusi.com "Liong loo toa, ayo kerahkan tenagamu untuk membendung
bocah perempuan tersebut, jangan biarkan dia melarikan diri dari sini, aku
hendak membinasakan bocah lelaki itu lebih dahulu!"
Sambil berkata ia meloncat kehadapan Giam In kok dan
secepatnya mengayunkan telapak tangannya kebawah.
"Bangsat, lihat serangan!" nona berbaju hijau yang menggeletak disempang pemuda
itu tiba-tiba membentak keras.
Bayangan hijau berkelebat didepan mata, sebuah babatan
pedang tahu-tahu sudah mengancam pinggangnya.
Pria kurus she Goa itu sangat terperanjat, ia segera meloncat
mundur kebelakang sambil melancarkan sebuah pukulan kedepan,
bersamaan itu pula dia mencabut keluar sebuah senjata rotan lemas yang
panjangnya bebarapa depa, lalu sambil menegangkan senjata
tersebut, sebuah tusukan kitat dilancarkan mengancam jalan darah Poh long hiat
dibadan sang gadis. Nona berbaju hijau itu keadaannya jauh menguntungkan
daripada nona berbaju merah tadi, karena ia lebih lama mengatur pernapasan maka
tenaga dalam yang berhasil dipulihkan pun sudah mencapai separuh bagian, dalam
keadaan begini ia sama sekali tak pandang sebelah matapun terhadap lawannya.
Ditengah bentakan nyaring, cahaya pedang menggulung kearah
depan.... "Kraak.... kraaak.....!"
Ditengah dentingan nyaring, senjata rotan ditangan pria she Goa itu sudah
terbabat putus jadi dua bagian, menggunakan
kesempatan itulah sebuah tusukan kilat berhasil menembusi ulu
hatinya. -ooo0dw0ooo- Jilid : 10 kangzusi.com PRIA kurus itu menjerit kesakitan, kemudian badannya terkapar
diatas tanah dengan bermandikan darah segar yang mengucur
keluar dari tubuhnya, setelah berkelejitan sebentar akhirnya
binasalah orang itu. Pria gemuk she Liong yang sedang bertempur melawan nona
berbaju merah itu jadi amat terperanjat menyaksikan rekannya
menemui ajalnya diujung pedang lawan, ia jadi ketakutan setengah mati, setelah
melancarkan serangan yang gencar untuk mendesak
lawannya, buru-buru ia memutar badannya dan secepatnya
berusaha melarikan diri dari situ.
Nona berbaju merah itu berdiri tertegun sejenak sebelum ia
sempat berpikir untuk melakukan pengejaran, nona berbaju hijau itu telah
membentak keras dan segera meluncur kedepan.
Tiba-tiba terdengar bentakan keras menggema diudara, sesosok
bayangan manusia meloncat ketengah udara dan melayang ke
dalam gelanggang, dalam sekejap mata orang itu sadah tiba
dihadapan Giam In kok. Nona berbaju merah serta nona berbaju hijau itu jadi amat
terperanjat, mereka mengenali bayangan manusia yang melayang
datang itu bukan lain adalah iblis sakti yang telah selesai semedinya.
Pada saat yaag bersamaan mereka segera meloncat pula
kesamping pemuda itu, lalu sambil membentak keras, sepasang
pedangnya disilangkan didepan dada untuk membendung
datangnya ancaman tersebut.
Iblis sakti Su Gong wan tersenyum, katanya:
"Kalian berdua tak usah kuatir, aku bukanlah manusia yang
senang bermain perempuan, akupun tiada maksud untuk mencabut
jiwa pemuda tersebut, aku anjurkan lebih baik kalian berdua
segeralah berlalu dari sisi, sebab jika manusia she Koan serta she Chee itu
sampai sadar kembali dari pingsannya, mungkin mereka


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

akan menyusahkan kalian berdua, ketahuilah bahwa mereka gemar
sekali bermain perempuan!"
kangzusi.com "Perduli amat apa yang hendak dilakukan orang itu terhadap kami, pokoknya selama
kami berdua masih berada disini aku tidak mengijinkan engkau membawa pemuda
tersebut!" bentak dara
berbaju hijau itu. "Hmm! tahukah kau siapakah aku" berani benar kalian
mengucapkan kata-kata yang begitu kasar terhadap diriku?"
"Perduli amat siapakah dirimu, kalau berani maju selangkah lagi kedepan, nonamu
segera akan menghadiahkan sebuah tusukan
pedang keatas tubuhmu!"
"Kurang ajar, rupanya kau sudah bosan hidup dan hendak
mencari penyakit buat diri sendiri, baiklah! Kalau kau bersikeras terus dengan
pendirianmu itu, jangan salahkan kalau aku tak akan berlaku sungkan-sungkan lagi
terhadap kalian!" Hawa amarah telah berkobar didalam benak iblis sakti Su Gong
Wan, dengan sorot mata yang berkilat perlahan-lahan dia
mengangkat sepasang tangannya ketengah udara.
Suasana menjadi tegang dan kritis sekali, setiap saat pukulan
gencar dari iblis sakti itu bakal mencabik-cabik tubuh dua orang gadis muda
tersebut. Pada saat itulah tiba-tiba Giam In kok yang menggeletak diatas
tanah meloncat bangun, kemudian laksana kilat melancarkan
sebuah pukulan dahsyat keatas tubuh iblis sakti.
"Weeees....!" Angin pukulan menyambar lewat dari bawah pedang kedua orang
nona tersebut, sementara ibiis sakti Su Gong Wan masih berdiri
dengan wajah tertegun, tahu-tahu angin pukulan itu sudah
mengancam bawah lambungnya, dalam keadaan begitu buru-buru
dia menyilangkan tangannya untuk menangkis datangnya ancaman
tersebut. kangzusi.com Kembali terjadi bentrokan keras menggelegar memecahkan
kesunyian ditengah udara terdengar seruan tertahan, kedua belah pihak samasama
roboh terjengkang keatas tanah.
Nona berbaju merah itu jadi amat terperanjat menyaksikan
pemuda itu roboh kembali keatas tanah, buru-buru ia maju kedepan menghampirinya.
Sebaliknya nona berbaju hijau itu jauh lebih kaget lagi terutama sekali ketika
dilihatnya manusia iblis bertangan seribu serta dua orang siluman telah mendusin
kembali dari semedinya, dengan
cepat ia berseru: "Cici cepat bopong dia dan kita secepatnya berlalu dari sini....
lihatlah, beberapa iblis itu telah mendusin dari semedinya....!"
Nona berbaju merah itu sadar, betapa gawatnya situasi yang
terbentang dihadapan mereka pada saat ini, tanpa pikir panjang lagi ia segera
memasukkan kembali pedangnya kedalam sarung,
kemudian sambil membopong tubuh Giam In kok berangkatlah,
mereka meninggalkan tempat itu.
Sepanjang perjalanan kedua orang nona itu kabur secepat-cepatnya. taupa
berhenti, entah berapa lama mereka sudah berlari ketika nona berbaju hijau itu
berpaling dan melihat tak ada orang yang menyusul mereka, hatinya baru merasa
lega, sambil menghembuskan napas panjang serunya:
"Cici! mari kita beristirahat sebentar, aduh.... aku sudah lelah....
sekali....." "Kita menuju kesana saja!" jawab nona berbaju merah itu sambil menuding hutan
lebat yang tidak jauh dari hadapan mereka.
"Aku pun hendak memeriksa dulu luka yang diderita orang ini, jangan-jangan dia
sudah mati?" Setelah berada didalam hutan, kedua orang nona itu segera
membaringkan tubuh Giam In kok keatas tanah ketika pernapasannya diperiksa,
terasalah denyutan nadinya sudah lemah sekali.
kangzusi.com Menyaksikan keadaan tersebut, nona berbaju merah itu
menghela napas panjang, serunya setelah termenung sebentar:
"Sekarang apa yang harus kita lakukan?"
"Bagaimana kalau kita berikan sebutir pil Siau huan wan kedalam mulutnya.....?"
"Baiklah, berikan sebutir pil Siau huan wan, aku lihat luka dalam yang
dideritanya cukup parah"
Kedua orang nona itu segera mengambil keluar obat mujarab
dan masing-masing segera memasukkan kedalam mulut Giam In
kok, kemudian menguruti pula jalan darahnya.
Kurang lebih seperminum teh kemudian, Giam In kok telah sadar
kembali dari pingsannya, setelah membuka matanya ia segera
berseru: "Ooooh...! cici yang baik, untung kalian telah menolong jiwaku, untuk kesemuanya
ini aku merasa sangat berterima kasih..."
"Ciiis! siapa sih yang suruh kau banyak bicara?" seru nona berbaju hijau itu.
Giam In kok tertawa getir.
"A....ku.... aku.... mau...."
"Eeei.... gimana sih kamu ini?" tukas nona berbaju hijau itu lagi dengan nada
mengomel, "aku kan suruh kau jangan banyak bicara dulu, siapa suruh kau bicara
terus?" "Apakah kau hendak duduk bersemedi untuk mengatur
pernapasan?" tanya nona berbaju merah itu dengan halus sekali.
Rupanya tabiat nona berbaju merah ini jauh lebih halus dan
ramah bila dibandingkan dengan nona berbaju hijau yang kasar itu.
Giam In kok dengan mulut terbungkam segera mengangguk:
"Huuuh... kamu ini gimana sih?" kembali nona berbaju hijau itu kangzusi.com
mengomel, "kalau waktunya bicara kau tak mau, kalau tidak disuruh bicara malah
omong terus...." Noca berbaju merah itu jadi geli dan tak tahan ia segera tertawa cekikikan.
Setelah menelan dua butir pil pemberian nona itu dan jalan
darahnya telah diuruti oleh mereka berdua, sebenarnya keadaan
sudah jauh lebih baikan, apalagi sekarang, setelah duduk bersemedi mengatur
pernapasan selama satu jam lebih, maka seluruh
kekuatan tubuhnya boleh dibilang telah pulih kembali seperti sedia kala.
Ketika dilihatnya kedua orang nona muda itu masih berjaga-jaga
disisi tubuhnya, ia merasa amat berterima kasih sekali, buru-buru serunya:
"Cici berdua, kalian memang orang baik, budi kebaikan yang telah cici berikan
kepadaku tak akan kulupakan untuk selamanya"
"Eeeeiii....kau tak usah membicarakan budi atau tidak lagi," tukas nona berbaju
hijau itu tidak sabar, "aku hanya ingin mengetahui, bagaimana sih ceritanya
hingga kau bertempur melawan manusia-manusia iblis itu?"
"Kalau dibicarakan sungguh panjang sekali ceritanya, tapi
sebelum itu bolehkah aku tahu nama cici berdua?"
"Aaaaaa....! pakai segala adat dan tata-cara yang tetek bengek, kalau mau tahu
nama kami tanyakan saja secara langsung, pakai
basa-basi segala....."
"Aku she Thian bernama Lan, dan dia adikku bernama Thian Hui, kami dilahirkan
pada hari yang sama, tangga1 serta tahun yang
sama juga!" Setelah mengetahui nama mereka berdua, Giam In kok pun
segera membicarakan pula masalah mengenai Thian Bu.
Terdengar nona berbaju hijau atau Thian Hui ini segera bertanya dengan nada
tercengang: kangzusi.com "Ada urusan apa sih kau menanyakan tentang dia orang tua?"
"Aku ingin mengajukan beberapa persoalan kepadanya, termasuk juga aku ingin
mengetahui siapa ayahku yang sebenarnya...."
Berbicara sampai disini Giam in kok segera menceritakan semua
kejadian yang menimpa dirinya.
Sebagai penutup kata, dengan sinar mata penuh permohonan ia
berkata: "Cici berdua, karena itu aku harap cici suka memberitahukan kepadaku dimanakah
kakek kalian itu berdiam?"
Thian Lan menghela napas panjang setelah termenung sebentar
katanya: "Aaaiii.....! kalau dibicarakan sesungguhnya, mungkin jawabanku ini akan
mengecewakan mu, tapi apa boleh buat, sebab apa yang
kukatakan ini merupakan keadaan yang sebenarnya, hingga kinipun kami bardua
sedang berusaha menemukan kakek Thian Bu, sebab
sudah banyak tahun kakek tak pernah pulang kerumah!"
Sedikitpun tidak salah, ketika Giam In kok mendengar perkataan
itu ia kelihatan sangat kecewa sekali.
Thian Lan segera berkata kembali:
"Sejak lima puluh tahun berselang, dia orang tua sudah
meninggalkan kampung halaman, dia berkelana didalam dunia
persilatan, selamaa ini ia belum pernah sekalipun pulang kerumah, kami
sendiripun tidak tahu apakah dia orang tua masih hidup atau sudah mati, tapi
Pendekar Gunung Lawu 1 Pendekar Hina Kelana 20 Banjir Darah Di Bukit Siluman Tujuh Pedang Tiga Ruyung 1
^